RE: [iagi-net-l] Kendali Geologi atas Biogeografi Sumatra
>Herman Atuh bukan penduduk asli nya , itu hasil transmigrasi. Si Abah _ Abah, > > Sekedar info... > Di pulau Kalimantan atau Borneo ada gajah di bagian utara. Tapi ceritanya > berbeda dengan gajah Sumatra. > Konon raja Thailand memberikan gajah sebagai kenang-kenangan kepada > kerajaan di Sabah-Brunei. Di Thailand gajah ini dianggap suci. Kerajaan di > Sabah, tidak tau apa harus dibuat dengan gajah-gajah ini. Jadi mereka > lepaskan saja di hutan. Akhirnya mereka berkembang biak di hutan, tapi > jumlahnya masih tetap terbatas. > > Herman > > -Original Message- > From: yanto R.Sumantri [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Tuesday, April 29, 2008 8:17 AM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net-l] Kendali Geologi atas Biogeografi Sumatra > > > > > >> Awang > > Pertanyaan kecil dari saya : " > mengapa di Kalimantan tidak berkembang binatang binatang besar seperti > gajah , harimau , badak dan sejenisnya". > Di Kompas hari ini > dimuat berita yang menyebutkan bahwa "banteng Kalimantan" masih > ada di kabupaten Lamandau. Jejak jejaknya serta kotoran-nya sering > ditemukan dimataair asin. > Malahan ditemukan satu induk banteng engan > anaknya , sayang induknya dibunuh , anaknya sekarang dipelihara > disalah satu kampung , sudah dicek memang Banteng. > Kalau brita ini > benar , sangat mengembirakan dan merupakan pekerjaan rumah untuk > penelitian banteng selanjutnya. > > Apakah banteng adanya di > Jawa dan Kalimantan ? Apakah di Sumantra tidak ada ? > Kalau iya , > apakah ini bukan merupakan penyimpangan dari theori yang Awang sebutkan > ? > > Si Abah > > _ > >Dalam beberapa tulisan terdahulu, saya pernah > mengulas kontrol geologi >> atas biogeografi. Berikut ini saya akan > mengulas bagaimana Pulau Sumatra >> dan seluruh pulau busur > luarnya (Simeulue-Enggano) dan pulau-pulau di >> sebelah timurnya > (Riau Kepulauan, Bangka, Belitung, Anambas-Natuna) >> memenuhi > dengan ideal apa yang disebut dengan “teori biogeografi > pulau” >> (theory of island biogeography). Data dan > interpretasi didasarkan kepada >> publikasi2 di dalam bidang > geologi, biologi, botani, zoologi, dan >> klimatologi. >> > >> Teori Biogeografi Pulau mengatakan bahwa pulau2 kecil dan > jauh mendukung >> lebih sedikit spesies (jenis) daripada pulau2 > besar yang dekat dengan >> daratan utama. Penghunian pulau akan > merupakan kesetimbangan dari dua >> hal : kolonisasi pulau oleh > spesies imigran dan punahnya spesies di >> pulau itu. Tingkat > kolonisasi akan tinggi bila pulau terletak dekat >> daratan utama. > Sebaliknya, tingkat kepunahan akan lebih besar di pulau >> yang > jauh dan kecil karena populasinya terbatas sehingga sekali kena >> > penyakit yang pandemik peluang kepunahannya besar. Maka, pulau besar > dan >> dekat akan semakin kaya jenis, pulau kecil dan jauh akan > semakin miskin >> jenis. >> >> Yang mengontrol > pulau besar-dekat atau pulau kecil-jauh adalah geologi. >> Yang > mengontrol pulau terhubung dengan daratan utama atau terisolasi >> > adalah geologi. Yang mengontrol perkembangan pulau-pulau dari waktu ke >> waktu dalam sejarah alam adalah geologi. Maka, memahami dengan > baik >> evolusi geologi sebuah wilayah kepulauan akan memampukan > kita membuat >> prediksi keragaman jenis wilayah itu. >> >> Hubungan antara ukuran pulau dan jumlah jenis/spesies adalah > linier dan >> relatif konstan untuk sekelompok hewan dan tanaman. > Whitten et al. >> (2000) membuktikan hal ini. Mereka > mempublikasikan penelitian jumlah >> jenis burung darat dan air > tawar 23 pulau terpilih di Indonesia dan >> sekitarnya, dan > menemukan bahwa jumlah jenis terendah ada di Pulau >> Christmas > (sekitar 10 jenis) dan jumlah jenis terbanyak dimiliki Papua >> > (Indonesia dan PNG) sekitar 800 jenis. Tiga besar pemegang jumlah jenis >> terbanyak adalah : Papua, Kalimantan, Sumatra – sesuai dengan > pemegang >> predikat tiga ukuran pulau terbesar. Umumnya, bila > sebuah pulau >> berkurang ukurannya 10 x, maka jumlah jenisnya > berkurang setengahnya. >> >> Ukuran pulau pun berhubungan > dengan ukuran jenis yang ada. Binatang >> besar yang ada di pulau > kecil akan punah terlebih dahulu sebab berbagai >> faktor dalam > seleksi alam. Menariknya, binatang-binatang kecil yang ada >> di > pulau kecil bisa menjadi lebih besar ukurannya dibandingkan dengan >> saudara sejenisnya yang hidup di pulau besar (tentang ini pernah > saya >> ulas mengapa Homo floresiansis menjadi kerdil di Flores - > sementara >> tikus2nya menjadi berukuran raksasa –lihat > lampiran di bawah; theory of >> island dwarfism). Maka, bila kita > melakukan pekerjaan geologi lapangan >> ke pulau-pulau di sebelah > barat Sumatra tidak perlu kuatir akan berjumpa >> dengan harimau, > macan tutul, gajah, banteng, atau badak Sumatra. >> >> > Sekarang kita lihat kasus Sumatra. Sumatra merupakan salah satu
RE: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi
Jadi ingat cerita seorang bapak yang menjual solar dari dalam kilang ke industri di Balikpapan. Jangan tanya gimana caranya si bapak bisa mengeluarkan solar dari dalam kilang tapi yang pasti dia bisa mensupply kebutuhan solar di beberapa industri di Balikpapan. Alasannya? Mungkin sama dgn email dibawah. Katanya kalo dia bisa beli harga solar dgn harga subsidi, dan menjualnya ke industri dgn sedikit untung, apakah salah tindakannya? H..Memang berbeda-beda cara orang berusaha mencari nafkah. Adakah upaya lain yang bisa dilakukan selain menarik subsidi? Misalnya saja memanfaatkan gas yang ada ("lebih baik dipake di dalam negeri daripada dijual murah ke luar negeri") dan digunakan untuk keperluan sehari2 sehingga demand terhadap minyak bisa dikurangi. Kan dulu ada upaya penggantian minyak tanah dgn gas? Gimana ceritanya? Di Thailand saja yang jumlah penduduknya jauh di bawah Indonesia disarankan memanfaatkan gas semaksimal mungkin (ini mungkin juga dipacu oleh berubahnya Thailand menjadi importer gas dari Burma di tahun 1999). Mulai dari tuk tuk, taxi, mobil pribadi, orang jualan pinggir jalan semuanya memakai gas. Indonesia dgn jumlah produksi gas alam yang hampir 4 kali lipat dibandingkan produksi gas alam Thailand di tahun 2004 harusnya bisa lebih memanfaatkan produksi gasnya. Pencabutan bensin subsidi seperti Pak Kurtubi? Harusnya bisa dilakukan dan mungkin lebih baik daripada penghematan dgn smart card dgn alasan spt yang dijelaskan oleh Pak Kurtubi. Harga bensin di Bangkok yang beroktan 91 saja sudah sekitar 9100 rupiah per liter sedangkan yang oktan 95 sekitar 9500 rupiah per liter. Dibandingkan di Indonesia yang 4500 rupiah per liter? Masih mahal Thailand kan? Jadi apa masih perlu disubsidi? -sekedar perbandingan saja- -Original Message- From: Dwiyatno Rumlan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, 29 April, 2008 11:27 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi Saya seorang supir angkot, dan oleh pemerintah, diberi jatah subsidi 40 liter sehari. Harga bensin subsidi Rp 4500, sementara bensin yang non-subsidi adalah Rp 7500, selisih marginnya Rp 3000 rupiah per-liter. Kalau saya ambil jatah saya yang 40 liter per hari kemudian saya jual orang lain seharga Rp 7000 per liter (mustinya mudah, wong kalau beli di POM Bensin harganya Rp 7500 per liter), untung saya adalah Rp 100,000 per hari ... Pembaca, beri alasan kepada saya kenapa saya musti repot2 narik angkot, sementara dari margin perbedaan subsidi dan non-subsidi saja, saya bisa memperoleh Rp 100,000 per hari ?!! Apakah saya salah dengan melakukan itu semua ? Salam Sekedar masukan saja buat pembuat kebijakan - Original Message - From: "Ismail Zaini" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, April 29, 2008 10:33 AM Subject: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi > Kalau memang untuk kebaikan bersama mengapa tidak , biar tidak kaget mulai > sekarang sudah membiasakan beli dg harga non subsidi ( beli Petramax ) . > masak masih mau disubsidi trus terussan.. > > ISM > = > BPH Migas: Cabut Subsidi BBM Mobil Pribadi > Pembatasan konsumsi BBM akan dilakukan bertahap. > > > JAKARTA--Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) > mengusulkan pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi kendaraan > pribadi. Usulan itu merupakan salah satu dari empat skenario yang disiapkan > pemerintah terkait program pembatasan konsumsi BBM bersubsidi. > > "Subsidi BBM hanya diberikan untuk kendaraan umum," kata anggota komite BPH > Migas, Adi Subagyo, kepada Republika, Ahad (27/4). Pertimbangannya, ungkap > Adi, pengguna kendaraan umum adalah masyarakat yang berpenghasilan > pas-pasan. Dengan alasan itu, hanya kendaraan umum yang akan ditempel smart > card. > > Smart card akan menjadi tanda pengenal bahwa kendaraan tersebut berhak > membeli BBM bersubsidi yang dijual di SPBU. Kendaraan pribadi, lanjut Adi, > masih bisa mengonsumsi premium atau solar yang dijual di SPBU dengan harga > nonsubsidi. > > Harga premium dan solar nonsubsidi ini akan ditetapkan tersendiri oleh > pemerintah. "Harganya mungkin dipatok lebih tinggi sedikit dari harga > subsidi, tapi masih di bawah harga bahan bakar jenis Pertamax atau Pertamax > Plus." > > Saat ini, premium bersubsidi dijual di SPBU pada harga Rp 4.500 per liter, > solar bersubsidi Rp 4.300 per liter, dan harga Pertamax serta Pertamax Plus > di atas Rp 8.500 per liter. > > Empat skenario pembatasan konsumsi BBM bersubsidi yang tengah digodok > pemerintah adalah pembatasan konsumsi berdasarkan kapasitas mesin (CC), > tahun keluaran kendaraan, berdasarkan peruntukannya (kendaraan umum atau > pribadi), dan kelompok kendaraan yang samar-samar. > > BPH Migas mengusulkan prioritas utama pembatasan konsumsi BBM berdasarkan > peruntukan atau skenario ketiga. Prioritas be
Re: [iagi-net-l] Sharing: Usulan Revisi Peraturan CBM Per-Men 033 / 2006
>Agus Sementara komentar saya , apa yang Anda usulkan itu memerlukan satu syarat utama yaitu "clean government". Semoga kita bisa mencapainya . Anyway , yang menjadikan urusan sederhana ini jadi pabaliut adalah OTODA yang disalahgunakan. Memang kita perlu mengkaji otoda ini , dan pendapat pendapat seperti ini sudah berkumandang agak keras (al. dari Syamsul Muarif , dan banyak lagi ), termasuk saya berpendapat bahwa ujung awal dari persoalan pabaliut ini adalah "kesalahan" pada amandemen UUD - 1945.Saya kok ndak yakin bisa diselesikan dalam era SBY sekarang. Jadi harus sabar menunggu Sidang MPR yad. Si Abah Rekans, > > Saya ingin sharing untuk masalah peraturan CBM di Indonesia, yang sudah > sejak diterbitkannya peraturan (Permen) No. 033 / th. 2006, koq sepertinya > masih jauh untuk membuahkan satupun PSC, mungkin ada sesuatu yang kurang > dalam peraturan perijinan dan pengelolaan yang menjadikan obstacles > pengembangan CBM di republik ini? Dan sampai saat ini, sepengetahuan saya > belum ada satu organisasi / asosiasi yang bisa membawa suara para pelaku > CBM > di negeri ini, untuk itu saya mencoba untuk menulis opini melalui forum > IAGI, yang saya haqul yakin bahwa wacana-wacana yang saya tulis ini sudah > berputar-putar dan berkembang di kalangan pemerhati atau pelaku CBM di > Indonesia. > > *Pendahuluan* > > Industri CBM (coal bed methane) atau Gas Metana Batubara di Indonesia > memang > masih sangat baru, bahkan juga di dunia yang baru belum genap dua dekade > umur industri ini dikelola, tetapi pada dasa warsa terakhir menunjukkan > bahwa industri ini cukup berkembang dengan pesat, walau baru beberapa > Negara > yang sudah mengembangkan CBM dan terbukti keberhasilannya sampai pada > tahapan produksi. > > *CBM adalah berbeda dengan lapangan gas konvensional* > > Sumur gas konvensional umumnya dalam (lebih dari 1 km) dan viable untuk 5 > sampai 20 tahun. Sedangkan sumur CBM adalah dangkal (kurang dari 1 km) dan > mempunyai umur yang pendek, serta diperlukan pengeboran yang banyak bisa > sampai ratusan sumur untuk mendapatkan produksi yang optimum, karena > cebakannya berada di dalam seam batubara yang lateral. Dan tentunya masih > banyak parameter teknis lainnya yang membedakan antara cadangan gas CBM > dengan yang konvensional. Dan lebih-lebih karakteristik gas CBM bisa > berbeda > dengan basin yang berbeda, tentunya juga dengan formasi yang berbeda, di > lapangan CBM yang berbeda, bahkan produksi gas dari sumur-sumur dalam satu > lapangan pun juga bisa berbeda. Yang tentunya hal tersebut berpengaruh > terhadap biaya pengembangan dan produksi gas CBM. > > Dan tabel dibawah ini, adalah unsur-unsur yang bisa membantu untuk > menerangkan perbedaan tersebut: > > > > Exploration cost > > Well completion well > > Treatment cost > > Well life > > Turn down > > Conventional > > High > > High > > High > > Long > > High > > CBM > > Low > > Low > > Low > > Short > > Low > > *Peraturan CBM di Indonesia* > > Saat ini Indonesia sudah memiliki Peraturan Menteri (Permen) No 033 / > 2006, > yang diterbitkan pada* *tanggal 22 Mei 2006, dimana pengusahaan gas CBM > sudah diputuskan untuk berlaku sesuai dengan regim peraturan Migas. > > Tetapi, yang tentunya juga sudah disadari baik oleh pemerintah (Migas) dan > ataupun para pengembang CBM di Indonesia bahwa peraturan tersebut masih > banyak kekurangan dan masih perlu disempurnakan. > > Dan kita mendengar saat ini sedang berlangsung suatu inisiatif > penyempurnaan > peraturan-peraturan di lingkungan Migas termasuk juga peraturan di bidang > pengusahaan CBM. > > *Usulan-usulan untuk revisi Permen No. 033 / 2006 mengenai Pengusahaan Gas > Metana Batubara* > > *Yang berkaitan dengan kegiatan / pelaksanaan pengembangan dan operasional > / > produksi CBM:* > > 1.Dibutuhkan klausal (Pasal-pasal) pemahaman tentang > perbedaan-perbedaan > yang fundamental/mendasar di dalam lisensi/ijin pengusahaan (PSC) CBM > dengan PSC Minyak dan Gas konvensional; maupun dalam kaitannya dengan BP > MiGas sebagai regulator dari ketentuan operasional. > > 2.Pengelolaan Hulu Gas Metana B (CBM) harus ditangani oleh divisi yang > berbeda, baik didalam organisasi DitJen MiGas maupun BP MiGas; dan > seyogyanya tidak bisa berada di bawah divisi Minyak dan Gas konvensional. > Hal > ini dikarenakan banyaknya poin-poin operasional dalam CBM yang harus > diperlakukan berbeda dengan minyak dan gas konvensional. > > Dengan demikian, maka akan memperjelas dalam hal menderivasi kerangka > legislasi berikutnya, seperti antara lain: kerangka kontrak yang disiapkan > secara khusus untuk CBM, term & condition reference untuk pengembangan > CBM, > regime pajak dan fiskal yang disiapkan khusus untuk CBM dsb. > > *Yang berkaitan dengan wilayah kerja CBM, yaitu dengan diberinya "first > priority right" kepada pemilik WK Migas dan KP Batubara / PKP2B, > diusulkan:* > > 1. Adanya klausal (Pasal) mengenai kewenangan Ditjen MIGAS untuk > diberikan > hak dalam mengk
RE: [iagi-net-l] Kendali Geologi atas Biogeografi Sumatra
Abah, Sekedar info... Di pulau Kalimantan atau Borneo ada gajah di bagian utara. Tapi ceritanya berbeda dengan gajah Sumatra. Konon raja Thailand memberikan gajah sebagai kenang-kenangan kepada kerajaan di Sabah-Brunei. Di Thailand gajah ini dianggap suci. Kerajaan di Sabah, tidak tau apa harus dibuat dengan gajah-gajah ini. Jadi mereka lepaskan saja di hutan. Akhirnya mereka berkembang biak di hutan, tapi jumlahnya masih tetap terbatas. Herman -Original Message- From: yanto R.Sumantri [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, April 29, 2008 8:17 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Kendali Geologi atas Biogeografi Sumatra > Awang Pertanyaan kecil dari saya : " mengapa di Kalimantan tidak berkembang binatang binatang besar seperti gajah , harimau , badak dan sejenisnya". Di Kompas hari ini dimuat berita yang menyebutkan bahwa "banteng Kalimantan" masih ada di kabupaten Lamandau. Jejak jejaknya serta kotoran-nya sering ditemukan dimataair asin. Malahan ditemukan satu induk banteng engan anaknya , sayang induknya dibunuh , anaknya sekarang dipelihara disalah satu kampung , sudah dicek memang Banteng. Kalau brita ini benar , sangat mengembirakan dan merupakan pekerjaan rumah untuk penelitian banteng selanjutnya. Apakah banteng adanya di Jawa dan Kalimantan ? Apakah di Sumantra tidak ada ? Kalau iya , apakah ini bukan merupakan penyimpangan dari theori yang Awang sebutkan ? Si Abah _ Dalam beberapa tulisan terdahulu, saya pernah mengulas kontrol geologi > atas biogeografi. Berikut ini saya akan mengulas bagaimana Pulau Sumatra > dan seluruh pulau busur luarnya (Simeulue-Enggano) dan pulau-pulau di > sebelah timurnya (Riau Kepulauan, Bangka, Belitung, Anambas-Natuna) > memenuhi dengan ideal apa yang disebut dengan “teori biogeografi pulau” > (theory of island biogeography). Data dan interpretasi didasarkan kepada > publikasi2 di dalam bidang geologi, biologi, botani, zoologi, dan > klimatologi. > > Teori Biogeografi Pulau mengatakan bahwa pulau2 kecil dan jauh mendukung > lebih sedikit spesies (jenis) daripada pulau2 besar yang dekat dengan > daratan utama. Penghunian pulau akan merupakan kesetimbangan dari dua > hal : kolonisasi pulau oleh spesies imigran dan punahnya spesies di > pulau itu. Tingkat kolonisasi akan tinggi bila pulau terletak dekat > daratan utama. Sebaliknya, tingkat kepunahan akan lebih besar di pulau > yang jauh dan kecil karena populasinya terbatas sehingga sekali kena > penyakit yang pandemik peluang kepunahannya besar. Maka, pulau besar dan > dekat akan semakin kaya jenis, pulau kecil dan jauh akan semakin miskin > jenis. > > Yang mengontrol pulau besar-dekat atau pulau kecil-jauh adalah geologi. > Yang mengontrol pulau terhubung dengan daratan utama atau terisolasi > adalah geologi. Yang mengontrol perkembangan pulau-pulau dari waktu ke > waktu dalam sejarah alam adalah geologi. Maka, memahami dengan baik > evolusi geologi sebuah wilayah kepulauan akan memampukan kita membuat > prediksi keragaman jenis wilayah itu. > > Hubungan antara ukuran pulau dan jumlah jenis/spesies adalah linier dan > relatif konstan untuk sekelompok hewan dan tanaman. Whitten et al. > (2000) membuktikan hal ini. Mereka mempublikasikan penelitian jumlah > jenis burung darat dan air tawar 23 pulau terpilih di Indonesia dan > sekitarnya, dan menemukan bahwa jumlah jenis terendah ada di Pulau > Christmas (sekitar 10 jenis) dan jumlah jenis terbanyak dimiliki Papua > (Indonesia dan PNG) sekitar 800 jenis. Tiga besar pemegang jumlah jenis > terbanyak adalah : Papua, Kalimantan, Sumatra – sesuai dengan pemegang > predikat tiga ukuran pulau terbesar. Umumnya, bila sebuah pulau > berkurang ukurannya 10 x, maka jumlah jenisnya berkurang setengahnya. > > Ukuran pulau pun berhubungan dengan ukuran jenis yang ada. Binatang > besar yang ada di pulau kecil akan punah terlebih dahulu sebab berbagai > faktor dalam seleksi alam. Menariknya, binatang-binatang kecil yang ada > di pulau kecil bisa menjadi lebih besar ukurannya dibandingkan dengan > saudara sejenisnya yang hidup di pulau besar (tentang ini pernah saya > ulas mengapa Homo floresiansis menjadi kerdil di Flores - sementara > tikus2nya menjadi berukuran raksasa –lihat lampiran di bawah; theory of > island dwarfism). Maka, bila kita melakukan pekerjaan geologi lapangan > ke pulau-pulau di sebelah barat Sumatra tidak perlu kuatir akan berjumpa > dengan harimau, macan tutul, gajah, banteng, atau badak Sumatra. > > Sekarang kita lihat kasus Sumatra. Sumatra merupakan salah satu pulau > terkaya akan jenis binatang. Jenis mamalia terbanyak di Indonesia ada di > Sumatra, jenis burungnya terbanyak kedua setelah Papua. Kekayaan jenis > ini karena ukuran pulaunya yang besar, variasi habitatnya, dan hubungan > masa lampaunya dengan daratan utama Asia. Ada 23 spesies endemik (khas, > hanya ada di tempat itu di dunia) di Sumatra, 14 di antaranya ada di > K
Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi
Pengawasan ketat bisa datang dari pemerintah, dan bisa juga datang dari rakyat. kalo power by number, ya rakyat harus berteriak2 tiap hari kalo masih belum beres, jangan main asal terima n logikanya dikebiri sendiri kalo power by quality, ya pemerintah harus terus-menerus mengevaluasi jajarannya, yang gak beres ya ditendang (jangan mentang-mentang anak boss partai, IQ jongkok n tukang mabok tetep dijadiin manajer),
Re: [iagi-net-l] Banyak Jurnal Tak Ada Penulis--->was: Re: Nilai Majalah Ilmiah...
>Min Asal jangan sewot sewot - an akh Si Abah Mas Syaiful, > > Mohon maap aku terus terang gak mudeng dengan swot-swotan ini, serius. > Gimana bikinnya saja aku gak tahu heheemendingan Mas minta aku > cari informasi lain saja Mas :)) > > IMHO sebaiknya dibuat sederhana saja. Sudah ada sebuah contoh dari > negara tetangga, yaitu penggabungan jurnal geosains yang sejenis > antara milik instansi pemerintah dan organisasi profesi berhasil > membuat jurnal itu lebih besar dan menjadikan jurnal itu sebuah jurnal > internasional. > Logikanya, jumlah jurnal menjadi lebih sedikit, tidak perlu rebutan > penulis dengan jurnal sejenis, penulis bisa fokus menulis untuk sebuah > jurnal. Jumlah artikel mudah-mudahan lebih banyak, terbit bisa lebih > rutin. > > Makin banyak jurnal yang sama, makin terpecah-pecah, sehingga siapa > yang bisa memberikan nilai atau dinilai paling tinggi yang akan lebih > laris. Kalau memang kita bersedia melestarikan situasi seperti ini, > berarti kita perlu bersaing dengan benar. > > Jika kita memilih yang terakhir, maka saran2 Pak WBS untuk MGI sangat > layak untuk dilakukan, poin-poin bagus semua. > > Salam > Minarwan > > 2008/4/28 mohammad syaiful <[EMAIL PROTECTED]>: >> kang minarwan, >> >> mungkin mesti dibuat dulu analisis swot-nya ya: mana keuntungan dan >> mana kelemahannya. kamu aja deh yg bikin, siapa tahu nanti keluar >> kesimpulan yg menguntungkan banyak pihak. >> >> salam, >> syaiful >> > > > -- > Minarwan > -When one teaches, two learn- > GeoTUTOR: http://www.geotutor.tk > Blog: http://desaguadero.blogspot.com > > > PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) > * acara utama: 27-28 Agustus 2008 > * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 > * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 > * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 > * abstrak / makalah dikirimkan ke: > www.grdc.esdm.go.id/aplod > username: iagi2008 > password: masukdanaplod > > > PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: > * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 > * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung > AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! > > - > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event > shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to > direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting > from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with > the use of any information posted on IAGI mailing list. > - > > -- ___ Nganyerikeun hate batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.
Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi
Akur pak Yoga . Subsidi itu bagus, tapi dalam pelaksanaanya sekarang ini, jelas tidak tepat sasaran . Bagaimana mungkin orang yang sudah kaya setiap harinya disubsidi Rp 30,000 per hari, dengan assumsi pemakaian BBMnya 10 liter per hari dan harga premium non-subsidi Rp 7500 (dengan harga minyak mentah mendekati US$120 per barrel, rasanya harga premium lebih dari Rp 7500). Kalau memang mau mbantu rakyat miskin, disubsidi langsung saja dengan pengawasan yang sangat ketat, yang menyelewengkan subsidi tersebut dihukum seberat-beratnya. Atau seperti usul anda tadi, uang subsidi yang besarnya ber-trilyun2 itu digunakan untuk pemberdayaan ekonomi rakyat, membangun pabrik2, proyek2 yang produktif dll. Salam Kepercayaan pada esok dan lusa, aku suka - Original Message - From: "Suryanegara, Yoga" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, April 29, 2008 11:46 AM Subject: RE: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi Okalo saya berpikir kayak sopir angkotnya mas Dwi berarti bagus juga yah (selalu memanfaatkan semua peluang yang ada buat kepentingan sendiri yang tentu sangat logis dan ekonomis). Berarti kalo hari ini banyak pejabat kita, politikus kita, tengtara kita, ponglisi kita, jaksa kita, dlsb berpikiran hampir sama dengan contohnya mas Dwi, berartinya mereka nggk beda jauh dengan supir angkot.(he...he...he..., hidup republik angkot) Logis dan ekonomis apa yang diutarakan sampean mas Dwi, so biar nggk ada peluang yang itu bisa dimangfaatkan oleh manusia2 nggk bertanggung jawab, berarti berlakukan aja bbm tak bersubsidi buat semua rakhyat(tokh dengan subsidi ini pun jadi nggk pas sasaran) Biar adil, tengtrem, and tepat sasaran Nah duit dari potongan subsidinya kita alokasikan buat pabrik sebanyak2nya, buat sekolah sebanyak2nya, buat rumah sakit sebanyak2nya biar nggk ada lagi rakhyat yang miskin atau susah sekolah, atau susah kerja Invest buat power plant sebanyak2nya (wong kita punya batubara berlimpah) bentang kabelnya, jual listriknya...(wuihh tambah kaya dech negara kita) Kalo udah diusut2 ternyata carut marut benang kusut-nya problem negara kita ujung2nya ada disubsidi yah(sok atuh Pak SBY, cabut segera ini subsidi, insya Allah 2009 saya pilih lagi deh...) Salam Yoga -Original Message- From: Eko Prasetyo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, 29 April 2008 2:31 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi emang gak ketahuan ama bossnya kalo dia gak narik? kan tengah jalan biasanya ada timernya..ketahuan ama timer kalo dia gak lewat.. ketahuan nih bukan angkot user... On 4/29/08, Dwiyatno Rumlan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Saya seorang supir angkot, dan oleh pemerintah, diberi jatah subsidi > 40 liter sehari. Harga bensin subsidi Rp 4500, sementara bensin yang > non-subsidi adalah Rp 7500, selisih marginnya Rp 3000 rupiah per-liter. > Kalau saya ambil jatah saya yang 40 liter per hari kemudian saya jual > orang lain seharga Rp 7000 per liter (mustinya mudah, wong kalau beli > di POM Bensin harganya Rp 7500 per liter), untung saya adalah Rp > 100,000 per hari ... Pembaca, beri alasan kepada saya kenapa saya > musti repot2 narik angkot, sementara dari margin perbedaan subsidi dan > non-subsidi saja, saya bisa memperoleh Rp 100,000 per hari ?!! Apakah > saya salah dengan melakukan itu semua ? > > Salam > Sekedar masukan saja buat pembuat kebijakan > > > > - Original Message - > From: "Ismail Zaini" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Tuesday, April 29, 2008 10:33 AM > Subject: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi > > > > Kalau memang untuk kebaikan bersama mengapa tidak , biar tidak kaget > mulai > > sekarang sudah membiasakan beli dg harga non subsidi ( beli Petramax ) . > > masak masih mau disubsidi trus terussan.. > > > > ISM > > = > > BPH Migas: Cabut Subsidi BBM Mobil Pribadi Pembatasan konsumsi BBM > > akan dilakukan bertahap. > > > > > > JAKARTA--Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi > > (BPH > Migas) > > mengusulkan pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi > > kendaraan pribadi. Usulan itu merupakan salah satu dari empat > > skenario yang > disiapkan > > pemerintah terkait program pembatasan konsumsi BBM bersubsidi. > > > > "Subsidi BBM hanya diberikan untuk kendaraan umum," kata anggota > > komite > BPH > > Migas, Adi Subagyo, kepada Republika, Ahad (27/4). Pertimbangannya, > ungkap > > Adi, pengguna kendaraan umum adalah masyarakat yang berpenghasilan > > pas-pasan. Dengan alasan itu, hanya kendaraan umum yang akan > > ditempel > smart > > card. > > > > Smart card akan menjadi tanda pengenal bahwa kendaraan tersebut > > berhak membeli BBM bersubsidi yang dijual di SPBU. Kendaraan > > pribadi, lanjut > Adi, > > masih bisa mengonsumsi premium atau solar yang dijual di SPBU dengan > harga > > nonsubsidi. > > > > Harga premium dan solar nonsu
[iagi-net-l] Sharing: Usulan Revisi Peraturan CBM Per-Men 033 / 2006
Rekans, Saya ingin sharing untuk masalah peraturan CBM di Indonesia, yang sudah sejak diterbitkannya peraturan (Permen) No. 033 / th. 2006, koq sepertinya masih jauh untuk membuahkan satupun PSC, mungkin ada sesuatu yang kurang dalam peraturan perijinan dan pengelolaan yang menjadikan obstacles pengembangan CBM di republik ini? Dan sampai saat ini, sepengetahuan saya belum ada satu organisasi / asosiasi yang bisa membawa suara para pelaku CBM di negeri ini, untuk itu saya mencoba untuk menulis opini melalui forum IAGI, yang saya haqul yakin bahwa wacana-wacana yang saya tulis ini sudah berputar-putar dan berkembang di kalangan pemerhati atau pelaku CBM di Indonesia. *Pendahuluan* Industri CBM (coal bed methane) atau Gas Metana Batubara di Indonesia memang masih sangat baru, bahkan juga di dunia yang baru belum genap dua dekade umur industri ini dikelola, tetapi pada dasa warsa terakhir menunjukkan bahwa industri ini cukup berkembang dengan pesat, walau baru beberapa Negara yang sudah mengembangkan CBM dan terbukti keberhasilannya sampai pada tahapan produksi. *CBM adalah berbeda dengan lapangan gas konvensional* Sumur gas konvensional umumnya dalam (lebih dari 1 km) dan viable untuk 5 sampai 20 tahun. Sedangkan sumur CBM adalah dangkal (kurang dari 1 km) dan mempunyai umur yang pendek, serta diperlukan pengeboran yang banyak bisa sampai ratusan sumur untuk mendapatkan produksi yang optimum, karena cebakannya berada di dalam seam batubara yang lateral. Dan tentunya masih banyak parameter teknis lainnya yang membedakan antara cadangan gas CBM dengan yang konvensional. Dan lebih-lebih karakteristik gas CBM bisa berbeda dengan basin yang berbeda, tentunya juga dengan formasi yang berbeda, di lapangan CBM yang berbeda, bahkan produksi gas dari sumur-sumur dalam satu lapangan pun juga bisa berbeda. Yang tentunya hal tersebut berpengaruh terhadap biaya pengembangan dan produksi gas CBM. Dan tabel dibawah ini, adalah unsur-unsur yang bisa membantu untuk menerangkan perbedaan tersebut: Exploration cost Well completion well Treatment cost Well life Turn down Conventional High High High Long High CBM Low Low Low Short Low *Peraturan CBM di Indonesia* Saat ini Indonesia sudah memiliki Peraturan Menteri (Permen) No 033 / 2006, yang diterbitkan pada* *tanggal 22 Mei 2006, dimana pengusahaan gas CBM sudah diputuskan untuk berlaku sesuai dengan regim peraturan Migas. Tetapi, yang tentunya juga sudah disadari baik oleh pemerintah (Migas) dan ataupun para pengembang CBM di Indonesia bahwa peraturan tersebut masih banyak kekurangan dan masih perlu disempurnakan. Dan kita mendengar saat ini sedang berlangsung suatu inisiatif penyempurnaan peraturan-peraturan di lingkungan Migas termasuk juga peraturan di bidang pengusahaan CBM. *Usulan-usulan untuk revisi Permen No. 033 / 2006 mengenai Pengusahaan Gas Metana Batubara* *Yang berkaitan dengan kegiatan / pelaksanaan pengembangan dan operasional / produksi CBM:* 1.Dibutuhkan klausal (Pasal-pasal) pemahaman tentang perbedaan-perbedaan yang fundamental/mendasar di dalam lisensi/ijin pengusahaan (PSC) CBM dengan PSC Minyak dan Gas konvensional; maupun dalam kaitannya dengan BP MiGas sebagai regulator dari ketentuan operasional. 2.Pengelolaan Hulu Gas Metana B (CBM) harus ditangani oleh divisi yang berbeda, baik didalam organisasi DitJen MiGas maupun BP MiGas; dan seyogyanya tidak bisa berada di bawah divisi Minyak dan Gas konvensional. Hal ini dikarenakan banyaknya poin-poin operasional dalam CBM yang harus diperlakukan berbeda dengan minyak dan gas konvensional. Dengan demikian, maka akan memperjelas dalam hal menderivasi kerangka legislasi berikutnya, seperti antara lain: kerangka kontrak yang disiapkan secara khusus untuk CBM, term & condition reference untuk pengembangan CBM, regime pajak dan fiskal yang disiapkan khusus untuk CBM dsb. *Yang berkaitan dengan wilayah kerja CBM, yaitu dengan diberinya "first priority right" kepada pemilik WK Migas dan KP Batubara / PKP2B, diusulkan:* 1. Adanya klausal (Pasal) mengenai kewenangan Ditjen MIGAS untuk diberikan hak dalam mengklarifikasi dan menelusuri lebih jauh (*oversight right*) untuk memastikan bahwa semua pemegang kontrak konsensi pertambangan batubara benar-benar menjalankan kegiatan yang diharuskan/diwajibkan sesuai dengan ketentuan-ketentuan didalam izin pemegang konsensi pertambangan untuk dijalankan. Oversight right Ini termasuk hak untuk memberikan penalty atau bahkan menarik izin/hak konsensi pertambangan batuabara untuk mendapatkan hak prioritas dalam mengembangnkan Gas Metana – B bilamana terjadi *event non-performance* (Pemegang KP Batubara tidak melaksanakan kewajiban-kewajibannya). Jika terdapat potensi gas metana batubara di dalam suatu area KP Batubara atau PKP2B, kontraktor KP Batubara atau PKP2B tsb haruslah lebih dulu bisa meyakinkan / menunjukkan kepada Direktorat Jenderal Pertambangan dan Energi Cq Ditjen MiGas bahwa area KP Batubara atau PKP2B mereka telah mem
Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi
He ... he ... Pengamatan yang bagus, tapi timer ama bossnya kan bisa dinegosiasikan pak .. DR - Original Message - From: "Eko Prasetyo" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, April 29, 2008 11:30 AM Subject: Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi > emang gak ketahuan ama bossnya kalo dia gak narik? kan tengah jalan biasanya > ada timernya..ketahuan ama timer kalo dia gak lewat.. > > ketahuan nih bukan angkot user... > > On 4/29/08, Dwiyatno Rumlan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Saya seorang supir angkot, dan oleh pemerintah, diberi jatah subsidi 40 > > liter sehari. Harga bensin subsidi Rp 4500, sementara bensin yang > > non-subsidi adalah Rp 7500, selisih marginnya Rp 3000 rupiah per-liter. > > Kalau saya ambil jatah saya yang 40 liter per hari kemudian saya jual > > orang > > lain seharga Rp 7000 per liter (mustinya mudah, wong kalau beli di POM > > Bensin harganya Rp 7500 per liter), untung saya adalah Rp 100,000 per hari > > ... Pembaca, beri alasan kepada saya kenapa saya musti repot2 narik > > angkot, sementara dari margin perbedaan subsidi dan non-subsidi saja, saya > > bisa memperoleh Rp 100,000 per hari ?!! Apakah saya salah dengan melakukan > > itu semua ? > > > > Salam > > Sekedar masukan saja buat pembuat kebijakan > > > > > > > > - Original Message - > > From: "Ismail Zaini" <[EMAIL PROTECTED]> > > To: > > Sent: Tuesday, April 29, 2008 10:33 AM > > Subject: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi > > > > > > > Kalau memang untuk kebaikan bersama mengapa tidak , biar tidak kaget > > mulai > > > sekarang sudah membiasakan beli dg harga non subsidi ( beli Petramax ) . > > > masak masih mau disubsidi trus terussan.. > > > > > > ISM > > > = > > > BPH Migas: Cabut Subsidi BBM Mobil Pribadi > > > Pembatasan konsumsi BBM akan dilakukan bertahap. > > > > > > > > > JAKARTA--Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH > > Migas) > > > mengusulkan pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi kendaraan > > > pribadi. Usulan itu merupakan salah satu dari empat skenario yang > > disiapkan > > > pemerintah terkait program pembatasan konsumsi BBM bersubsidi. > > > > > > "Subsidi BBM hanya diberikan untuk kendaraan umum," kata anggota komite > > BPH > > > Migas, Adi Subagyo, kepada Republika, Ahad (27/4). Pertimbangannya, > > ungkap > > > Adi, pengguna kendaraan umum adalah masyarakat yang berpenghasilan > > > pas-pasan. Dengan alasan itu, hanya kendaraan umum yang akan ditempel > > smart > > > card. > > > > > > Smart card akan menjadi tanda pengenal bahwa kendaraan tersebut berhak > > > membeli BBM bersubsidi yang dijual di SPBU. Kendaraan pribadi, lanjut > > Adi, > > > masih bisa mengonsumsi premium atau solar yang dijual di SPBU dengan > > harga > > > nonsubsidi. > > > > > > Harga premium dan solar nonsubsidi ini akan ditetapkan tersendiri oleh > > > pemerintah. "Harganya mungkin dipatok lebih tinggi sedikit dari harga > > > subsidi, tapi masih di bawah harga bahan bakar jenis Pertamax atau > > Pertamax > > > Plus." > > > > > > Saat ini, premium bersubsidi dijual di SPBU pada harga Rp 4.500 per > > liter, > > > solar bersubsidi Rp 4.300 per liter, dan harga Pertamax serta Pertamax > > Plus > > > di atas Rp 8.500 per liter. > > > > > > Empat skenario pembatasan konsumsi BBM bersubsidi yang tengah digodok > > > pemerintah adalah pembatasan konsumsi berdasarkan kapasitas mesin (CC), > > > tahun keluaran kendaraan, berdasarkan peruntukannya (kendaraan umum atau > > > pribadi), dan kelompok kendaraan yang samar-samar. > > > > > > BPH Migas mengusulkan prioritas utama pembatasan konsumsi BBM > > berdasarkan > > > peruntukan atau skenario ketiga. Prioritas berikutnya adalah skenario > > kedua > > > atau berdasarkan tahun keluaran kendaraan. > > > > > > Untuk skenario ini, BPH Migas mengusulkan kendaraan pribadi roda empat > > > keluaran lima tahun terakhir tak mendapat subsidi BBM. "Tapi, untuk > > sepeda > > > motor keluaran lima tahun terakhir, tetap memperoleh subsidi." > > > > > > Di tempat terpisah, Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan, > > > pemerintah belum memutuskan opsi mana yang akan dipilih. Kendati > > demikian, > > > pembatasan konsumsi BBM bersubsidi akan dilakukan secara bertahap. > > > Pembatasan BBM menggunakan smart card itu tak bisa dilaksanakan > > sekaligus > > di > > > seluruh wilayah Indonesia. "Kita akan cari daerah yang bisa diterapkan > > smart > > > card," katanya, kemarin. > > > > > > Pengamat perminyakan, Kurtubi, menilai program penghematan BBM melalui > > smart > > > card kurang efektif. Dia lebih setuju jika pemerintah memilih menaikkan > > > harga BBM bersubsidi. > > > > > > Sebabnya, harga minyak mentah dunia bakal terus naik. Dalam kondisi ini, > > > jika harga BBM bersubisidi tak dinaikkan, pemerintah akan menanggung > > biaya > > > subsidi BBM yang luar biasa besar. "Tidak mustahil harga minyak mentah > > dunia > > > pada akhir t
Re: [iagi-net-l] Kendali Geologi atas Biogeografi Sumatra
> Awang Pertanyaan kecil dari saya : " mengapa di Kalimantan tidak berkembang binatang binatang besar seperti gajah , harimau , badak dan sejenisnya". Di Kompas hari ini dimuat berita yang menyebutkan bahwa "banteng Kalimantan" masih ada di kabupaten Lamandau. Jejak jejaknya serta kotoran-nya sering ditemukan dimataair asin. Malahan ditemukan satu induk banteng engan anaknya , sayang induknya dibunuh , anaknya sekarang dipelihara disalah satu kampung , sudah dicek memang Banteng. Kalau brita ini benar , sangat mengembirakan dan merupakan pekerjaan rumah untuk penelitian banteng selanjutnya. Apakah banteng adanya di Jawa dan Kalimantan ? Apakah di Sumantra tidak ada ? Kalau iya , apakah ini bukan merupakan penyimpangan dari theori yang Awang sebutkan ? Si Abah _ Dalam beberapa tulisan terdahulu, saya pernah mengulas kontrol geologi > atas biogeografi. Berikut ini saya akan mengulas bagaimana Pulau Sumatra > dan seluruh pulau busur luarnya (Simeulue-Enggano) dan pulau-pulau di > sebelah timurnya (Riau Kepulauan, Bangka, Belitung, Anambas-Natuna) > memenuhi dengan ideal apa yang disebut dengan “teori biogeografi pulau” > (theory of island biogeography). Data dan interpretasi didasarkan kepada > publikasi2 di dalam bidang geologi, biologi, botani, zoologi, dan > klimatologi. > > Teori Biogeografi Pulau mengatakan bahwa pulau2 kecil dan jauh mendukung > lebih sedikit spesies (jenis) daripada pulau2 besar yang dekat dengan > daratan utama. Penghunian pulau akan merupakan kesetimbangan dari dua > hal : kolonisasi pulau oleh spesies imigran dan punahnya spesies di > pulau itu. Tingkat kolonisasi akan tinggi bila pulau terletak dekat > daratan utama. Sebaliknya, tingkat kepunahan akan lebih besar di pulau > yang jauh dan kecil karena populasinya terbatas sehingga sekali kena > penyakit yang pandemik peluang kepunahannya besar. Maka, pulau besar dan > dekat akan semakin kaya jenis, pulau kecil dan jauh akan semakin miskin > jenis. > > Yang mengontrol pulau besar-dekat atau pulau kecil-jauh adalah geologi. > Yang mengontrol pulau terhubung dengan daratan utama atau terisolasi > adalah geologi. Yang mengontrol perkembangan pulau-pulau dari waktu ke > waktu dalam sejarah alam adalah geologi. Maka, memahami dengan baik > evolusi geologi sebuah wilayah kepulauan akan memampukan kita membuat > prediksi keragaman jenis wilayah itu. > > Hubungan antara ukuran pulau dan jumlah jenis/spesies adalah linier dan > relatif konstan untuk sekelompok hewan dan tanaman. Whitten et al. > (2000) membuktikan hal ini. Mereka mempublikasikan penelitian jumlah > jenis burung darat dan air tawar 23 pulau terpilih di Indonesia dan > sekitarnya, dan menemukan bahwa jumlah jenis terendah ada di Pulau > Christmas (sekitar 10 jenis) dan jumlah jenis terbanyak dimiliki Papua > (Indonesia dan PNG) sekitar 800 jenis. Tiga besar pemegang jumlah jenis > terbanyak adalah : Papua, Kalimantan, Sumatra – sesuai dengan pemegang > predikat tiga ukuran pulau terbesar. Umumnya, bila sebuah pulau > berkurang ukurannya 10 x, maka jumlah jenisnya berkurang setengahnya. > > Ukuran pulau pun berhubungan dengan ukuran jenis yang ada. Binatang > besar yang ada di pulau kecil akan punah terlebih dahulu sebab berbagai > faktor dalam seleksi alam. Menariknya, binatang-binatang kecil yang ada > di pulau kecil bisa menjadi lebih besar ukurannya dibandingkan dengan > saudara sejenisnya yang hidup di pulau besar (tentang ini pernah saya > ulas mengapa Homo floresiansis menjadi kerdil di Flores - sementara > tikus2nya menjadi berukuran raksasa –lihat lampiran di bawah; theory of > island dwarfism). Maka, bila kita melakukan pekerjaan geologi lapangan > ke pulau-pulau di sebelah barat Sumatra tidak perlu kuatir akan berjumpa > dengan harimau, macan tutul, gajah, banteng, atau badak Sumatra. > > Sekarang kita lihat kasus Sumatra. Sumatra merupakan salah satu pulau > terkaya akan jenis binatang. Jenis mamalia terbanyak di Indonesia ada di > Sumatra, jenis burungnya terbanyak kedua setelah Papua. Kekayaan jenis > ini karena ukuran pulaunya yang besar, variasi habitatnya, dan hubungan > masa lampaunya dengan daratan utama Asia. Ada 23 spesies endemik (khas, > hanya ada di tempat itu di dunia) di Sumatra, 14 di antaranya ada di > Kepulauan Mentawai (Corbert dan Hill, 1992; Ruedi dan Fumagalli, 1996). > > Sementara itu, Pulau Simeulue di posisi paling utara rangkaian kepulauan > busur luar ini, dan Pulau Enggano di posisi paling selatan; sangat > miskin akan kekayaan spesies. Mengapa Kepulauan Mentawai memiliki > kontras tersendiri ? Sejarah geologi perkembangan pulau-pulau ini akan > menjadi kunci ke arah jawaban. > > Sejarah geologi dan perkembangan pulau-pulau ini relatif terhadap > daratan utama Sumatra paling tidak sejak 1 juta tahun yang lalu sampai > saat ini menunjukkan bahwa bagian paling utara (Simeulue) dan bagian > paling selatan (Enggano) busur luar ini tidak perna
RE: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi
Pak Dwi ini bisa aja, untuk dapat jatah itu khan harus bawa angkotnya dong ke pom bensin. Nah setoran angkot perhari berapa sekarang, waktu saya dulu Rp75,000/ hari. Sekarang kalo Rp.90,000/hari, yah untung dari sisa subsidi itu Cuma Rp.10,000 sambil kipas2 di bawah pohon asem..dah. egs -Original Message- From: Dwiyatno Rumlan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, 29 April, 2008 12:27 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi Saya seorang supir angkot, dan oleh pemerintah, diberi jatah subsidi 40 liter sehari. Harga bensin subsidi Rp 4500, sementara bensin yang non-subsidi adalah Rp 7500, selisih marginnya Rp 3000 rupiah per-liter. Kalau saya ambil jatah saya yang 40 liter per hari kemudian saya jual orang lain seharga Rp 7000 per liter (mustinya mudah, wong kalau beli di POM Bensin harganya Rp 7500 per liter), untung saya adalah Rp 100,000 per hari ... Pembaca, beri alasan kepada saya kenapa saya musti repot2 narik angkot, sementara dari margin perbedaan subsidi dan non-subsidi saja, saya bisa memperoleh Rp 100,000 per hari ?!! Apakah saya salah dengan melakukan itu semua ? Salam Sekedar masukan saja buat pembuat kebijakan - Original Message - From: "Ismail Zaini" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, April 29, 2008 10:33 AM Subject: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi > Kalau memang untuk kebaikan bersama mengapa tidak , biar tidak kaget mulai > sekarang sudah membiasakan beli dg harga non subsidi ( beli Petramax ) . > masak masih mau disubsidi trus terussan.. > > ISM > = > BPH Migas: Cabut Subsidi BBM Mobil Pribadi > Pembatasan konsumsi BBM akan dilakukan bertahap. > > > JAKARTA--Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) > mengusulkan pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi kendaraan > pribadi. Usulan itu merupakan salah satu dari empat skenario yang disiapkan > pemerintah terkait program pembatasan konsumsi BBM bersubsidi. > > "Subsidi BBM hanya diberikan untuk kendaraan umum," kata anggota komite BPH > Migas, Adi Subagyo, kepada Republika, Ahad (27/4). Pertimbangannya, ungkap > Adi, pengguna kendaraan umum adalah masyarakat yang berpenghasilan > pas-pasan. Dengan alasan itu, hanya kendaraan umum yang akan ditempel smart > card. > > Smart card akan menjadi tanda pengenal bahwa kendaraan tersebut berhak > membeli BBM bersubsidi yang dijual di SPBU. Kendaraan pribadi, lanjut Adi, > masih bisa mengonsumsi premium atau solar yang dijual di SPBU dengan harga > nonsubsidi. > > Harga premium dan solar nonsubsidi ini akan ditetapkan tersendiri oleh > pemerintah. "Harganya mungkin dipatok lebih tinggi sedikit dari harga > subsidi, tapi masih di bawah harga bahan bakar jenis Pertamax atau Pertamax > Plus." > > Saat ini, premium bersubsidi dijual di SPBU pada harga Rp 4.500 per liter, > solar bersubsidi Rp 4.300 per liter, dan harga Pertamax serta Pertamax Plus > di atas Rp 8.500 per liter. > > Empat skenario pembatasan konsumsi BBM bersubsidi yang tengah digodok > pemerintah adalah pembatasan konsumsi berdasarkan kapasitas mesin (CC), > tahun keluaran kendaraan, berdasarkan peruntukannya (kendaraan umum atau > pribadi), dan kelompok kendaraan yang samar-samar. > > BPH Migas mengusulkan prioritas utama pembatasan konsumsi BBM berdasarkan > peruntukan atau skenario ketiga. Prioritas berikutnya adalah skenario kedua > atau berdasarkan tahun keluaran kendaraan. > > Untuk skenario ini, BPH Migas mengusulkan kendaraan pribadi roda empat > keluaran lima tahun terakhir tak mendapat subsidi BBM. "Tapi, untuk sepeda > motor keluaran lima tahun terakhir, tetap memperoleh subsidi." > > Di tempat terpisah, Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan, > pemerintah belum memutuskan opsi mana yang akan dipilih. Kendati demikian, > pembatasan konsumsi BBM bersubsidi akan dilakukan secara bertahap. > Pembatasan BBM menggunakan smart card itu tak bisa dilaksanakan sekaligus di > seluruh wilayah Indonesia. "Kita akan cari daerah yang bisa diterapkan smart > card," katanya, kemarin. > > Pengamat perminyakan, Kurtubi, menilai program penghematan BBM melalui smart > card kurang efektif. Dia lebih setuju jika pemerintah memilih menaikkan > harga BBM bersubsidi. > > Sebabnya, harga minyak mentah dunia bakal terus naik. Dalam kondisi ini, > jika harga BBM bersubisidi tak dinaikkan, pemerintah akan menanggung biaya > subsidi BBM yang luar biasa besar. "Tidak mustahil harga minyak mentah dunia > pada akhir tahun mencapai 150 dolar AS per barel," katanya, akhir pekan > lalu. > > Ekonom Indef, Aviliani, mengingatkan pemerintah agar segera memutuskan soal > harga BBM bersubsidi paling lambat Juni 2008. "Harus ada kesimpulan dari > pemerintah," katanya. Meskipun kebijakan tak populis, kenaikan harga BBM > dinilai berdampak positif bagi kesinambungan perekonomian nasional. "Kisaran > kenaikan 20-30 persen itu sudah paling maksimal." dia/ant > > > > > > > -
RE: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi
Okalo saya berpikir kayak sopir angkotnya mas Dwi berarti bagus juga yah (selalu memanfaatkan semua peluang yang ada buat kepentingan sendiri yang tentu sangat logis dan ekonomis). Berarti kalo hari ini banyak pejabat kita, politikus kita, tengtara kita, ponglisi kita, jaksa kita, dlsb berpikiran hampir sama dengan contohnya mas Dwi, berartinya mereka nggk beda jauh dengan supir angkot.(he...he...he..., hidup republik angkot) Logis dan ekonomis apa yang diutarakan sampean mas Dwi, so biar nggk ada peluang yang itu bisa dimangfaatkan oleh manusia2 nggk bertanggung jawab, berarti berlakukan aja bbm tak bersubsidi buat semua rakhyat(tokh dengan subsidi ini pun jadi nggk pas sasaran) Biar adil, tengtrem, and tepat sasaran Nah duit dari potongan subsidinya kita alokasikan buat pabrik sebanyak2nya, buat sekolah sebanyak2nya, buat rumah sakit sebanyak2nya biar nggk ada lagi rakhyat yang miskin atau susah sekolah, atau susah kerja Invest buat power plant sebanyak2nya (wong kita punya batubara berlimpah) bentang kabelnya, jual listriknya...(wuihh tambah kaya dech negara kita) Kalo udah diusut2 ternyata carut marut benang kusut-nya problem negara kita ujung2nya ada disubsidi yah(sok atuh Pak SBY, cabut segera ini subsidi, insya Allah 2009 saya pilih lagi deh...) Salam Yoga -Original Message- From: Eko Prasetyo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, 29 April 2008 2:31 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi emang gak ketahuan ama bossnya kalo dia gak narik? kan tengah jalan biasanya ada timernya..ketahuan ama timer kalo dia gak lewat.. ketahuan nih bukan angkot user... On 4/29/08, Dwiyatno Rumlan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Saya seorang supir angkot, dan oleh pemerintah, diberi jatah subsidi > 40 liter sehari. Harga bensin subsidi Rp 4500, sementara bensin yang > non-subsidi adalah Rp 7500, selisih marginnya Rp 3000 rupiah per-liter. > Kalau saya ambil jatah saya yang 40 liter per hari kemudian saya jual > orang lain seharga Rp 7000 per liter (mustinya mudah, wong kalau beli > di POM Bensin harganya Rp 7500 per liter), untung saya adalah Rp > 100,000 per hari ... Pembaca, beri alasan kepada saya kenapa saya > musti repot2 narik angkot, sementara dari margin perbedaan subsidi dan > non-subsidi saja, saya bisa memperoleh Rp 100,000 per hari ?!! Apakah > saya salah dengan melakukan itu semua ? > > Salam > Sekedar masukan saja buat pembuat kebijakan > > > > - Original Message - > From: "Ismail Zaini" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Tuesday, April 29, 2008 10:33 AM > Subject: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi > > > > Kalau memang untuk kebaikan bersama mengapa tidak , biar tidak kaget > mulai > > sekarang sudah membiasakan beli dg harga non subsidi ( beli Petramax ) . > > masak masih mau disubsidi trus terussan.. > > > > ISM > > = > > BPH Migas: Cabut Subsidi BBM Mobil Pribadi Pembatasan konsumsi BBM > > akan dilakukan bertahap. > > > > > > JAKARTA--Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi > > (BPH > Migas) > > mengusulkan pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi > > kendaraan pribadi. Usulan itu merupakan salah satu dari empat > > skenario yang > disiapkan > > pemerintah terkait program pembatasan konsumsi BBM bersubsidi. > > > > "Subsidi BBM hanya diberikan untuk kendaraan umum," kata anggota > > komite > BPH > > Migas, Adi Subagyo, kepada Republika, Ahad (27/4). Pertimbangannya, > ungkap > > Adi, pengguna kendaraan umum adalah masyarakat yang berpenghasilan > > pas-pasan. Dengan alasan itu, hanya kendaraan umum yang akan > > ditempel > smart > > card. > > > > Smart card akan menjadi tanda pengenal bahwa kendaraan tersebut > > berhak membeli BBM bersubsidi yang dijual di SPBU. Kendaraan > > pribadi, lanjut > Adi, > > masih bisa mengonsumsi premium atau solar yang dijual di SPBU dengan > harga > > nonsubsidi. > > > > Harga premium dan solar nonsubsidi ini akan ditetapkan tersendiri > > oleh pemerintah. "Harganya mungkin dipatok lebih tinggi sedikit dari > > harga subsidi, tapi masih di bawah harga bahan bakar jenis Pertamax > > atau > Pertamax > > Plus." > > > > Saat ini, premium bersubsidi dijual di SPBU pada harga Rp 4.500 per > liter, > > solar bersubsidi Rp 4.300 per liter, dan harga Pertamax serta > > Pertamax > Plus > > di atas Rp 8.500 per liter. > > > > Empat skenario pembatasan konsumsi BBM bersubsidi yang tengah > > digodok pemerintah adalah pembatasan konsumsi berdasarkan kapasitas > > mesin (CC), tahun keluaran kendaraan, berdasarkan peruntukannya > > (kendaraan umum atau pribadi), dan kelompok kendaraan yang samar-samar. > > > > BPH Migas mengusulkan prioritas utama pembatasan konsumsi BBM > berdasarkan > > peruntukan atau skenario ketiga. Prioritas berikutnya adalah > > skenario > kedua > > atau berdasarkan tahun keluaran kendaraan. > > > > Untuk skenario ini, BPH Mig
[iagi-net-l] RE: Spam:Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi
Emangnya ada gitu di Republik Mimpi ini 'yang membuat kebijakan masuk akal??' So...don't expect too much Salam: TPS -Original Message- From: Dwiyatno Rumlan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, April 29, 2008 11:27 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Spam:Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi Saya seorang supir angkot, dan oleh pemerintah, diberi jatah subsidi 40 liter sehari. Harga bensin subsidi Rp 4500, sementara bensin yang non-subsidi adalah Rp 7500, selisih marginnya Rp 3000 rupiah per-liter. Kalau saya ambil jatah saya yang 40 liter per hari kemudian saya jual orang lain seharga Rp 7000 per liter (mustinya mudah, wong kalau beli di POM Bensin harganya Rp 7500 per liter), untung saya adalah Rp 100,000 per hari ... Pembaca, beri alasan kepada saya kenapa saya musti repot2 narik angkot, sementara dari margin perbedaan subsidi dan non-subsidi saja, saya bisa memperoleh Rp 100,000 per hari ?!! Apakah saya salah dengan melakukan itu semua ? Salam Sekedar masukan saja buat pembuat kebijakan - Original Message - From: "Ismail Zaini" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, April 29, 2008 10:33 AM Subject: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi > Kalau memang untuk kebaikan bersama mengapa tidak , biar tidak kaget mulai > sekarang sudah membiasakan beli dg harga non subsidi ( beli Petramax ) . > masak masih mau disubsidi trus terussan.. > > ISM > = > BPH Migas: Cabut Subsidi BBM Mobil Pribadi > Pembatasan konsumsi BBM akan dilakukan bertahap. > > > JAKARTA--Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) > mengusulkan pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi kendaraan > pribadi. Usulan itu merupakan salah satu dari empat skenario yang disiapkan > pemerintah terkait program pembatasan konsumsi BBM bersubsidi. > > "Subsidi BBM hanya diberikan untuk kendaraan umum," kata anggota komite BPH > Migas, Adi Subagyo, kepada Republika, Ahad (27/4). Pertimbangannya, ungkap > Adi, pengguna kendaraan umum adalah masyarakat yang berpenghasilan > pas-pasan. Dengan alasan itu, hanya kendaraan umum yang akan ditempel smart > card. > > Smart card akan menjadi tanda pengenal bahwa kendaraan tersebut berhak > membeli BBM bersubsidi yang dijual di SPBU. Kendaraan pribadi, lanjut Adi, > masih bisa mengonsumsi premium atau solar yang dijual di SPBU dengan harga > nonsubsidi. > > Harga premium dan solar nonsubsidi ini akan ditetapkan tersendiri oleh > pemerintah. "Harganya mungkin dipatok lebih tinggi sedikit dari harga > subsidi, tapi masih di bawah harga bahan bakar jenis Pertamax atau Pertamax > Plus." > > Saat ini, premium bersubsidi dijual di SPBU pada harga Rp 4.500 per liter, > solar bersubsidi Rp 4.300 per liter, dan harga Pertamax serta Pertamax Plus > di atas Rp 8.500 per liter. > > Empat skenario pembatasan konsumsi BBM bersubsidi yang tengah digodok > pemerintah adalah pembatasan konsumsi berdasarkan kapasitas mesin (CC), > tahun keluaran kendaraan, berdasarkan peruntukannya (kendaraan umum atau > pribadi), dan kelompok kendaraan yang samar-samar. > > BPH Migas mengusulkan prioritas utama pembatasan konsumsi BBM berdasarkan > peruntukan atau skenario ketiga. Prioritas berikutnya adalah skenario kedua > atau berdasarkan tahun keluaran kendaraan. > > Untuk skenario ini, BPH Migas mengusulkan kendaraan pribadi roda empat > keluaran lima tahun terakhir tak mendapat subsidi BBM. "Tapi, untuk sepeda > motor keluaran lima tahun terakhir, tetap memperoleh subsidi." > > Di tempat terpisah, Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan, > pemerintah belum memutuskan opsi mana yang akan dipilih. Kendati demikian, > pembatasan konsumsi BBM bersubsidi akan dilakukan secara bertahap. > Pembatasan BBM menggunakan smart card itu tak bisa dilaksanakan sekaligus di > seluruh wilayah Indonesia. "Kita akan cari daerah yang bisa diterapkan smart > card," katanya, kemarin. > > Pengamat perminyakan, Kurtubi, menilai program penghematan BBM melalui smart > card kurang efektif. Dia lebih setuju jika pemerintah memilih menaikkan > harga BBM bersubsidi. > > Sebabnya, harga minyak mentah dunia bakal terus naik. Dalam kondisi ini, > jika harga BBM bersubisidi tak dinaikkan, pemerintah akan menanggung biaya > subsidi BBM yang luar biasa besar. "Tidak mustahil harga minyak mentah dunia > pada akhir tahun mencapai 150 dolar AS per barel," katanya, akhir pekan > lalu. > > Ekonom Indef, Aviliani, mengingatkan pemerintah agar segera memutuskan soal > harga BBM bersubsidi paling lambat Juni 2008. "Harus ada kesimpulan dari > pemerintah," katanya. Meskipun kebijakan tak populis, kenaikan harga BBM > dinilai berdampak positif bagi kesinambungan perekonomian nasional. "Kisaran > kenaikan 20-30 persen itu sudah paling maksimal." dia/ant > > > > > > > -- -- > PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) > * acara utama: 27-28 Agustus 2008 > * penerimaan abstra
Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi
Sekarang saya juragan angkot punya armada 2000 angkot. Daripada narik angkot isinya kosong mending yang 1000 di jalankan yang 1000 lagi (angkot + sopir fiktif) untuk bisnis bbm bersubsidi kan kalau ceritanya seperti dibawah margin perhari bisa dapat untung 100.000.000 (seratus juta) cing cay sama sopir fiktif dan aparat minimal dapat 25 juta perhari 750 juta perbulan (wow) . Udara bersih karena setengah angkot tidak dijalankan dan saling menguntungkan. Hmm. "Dwiyatno Rumlan" <[EMAIL PROTECTED] china.co.id> To 04/29/2008 12:27 cc PM Subject Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Please respond to Subsidi BBM Kendaraan Pribadi <[EMAIL PROTECTED] .id> Saya seorang supir angkot, dan oleh pemerintah, diberi jatah subsidi 40 liter sehari. Harga bensin subsidi Rp 4500, sementara bensin yang non-subsidi adalah Rp 7500, selisih marginnya Rp 3000 rupiah per-liter. Kalau saya ambil jatah saya yang 40 liter per hari kemudian saya jual orang lain seharga Rp 7000 per liter (mustinya mudah, wong kalau beli di POM Bensin harganya Rp 7500 per liter), untung saya adalah Rp 100,000 per hari ... Pembaca, beri alasan kepada saya kenapa saya musti repot2 narik angkot, sementara dari margin perbedaan subsidi dan non-subsidi saja, saya bisa memperoleh Rp 100,000 per hari ?!! Apakah saya salah dengan melakukan itu semua ? Salam Sekedar masukan saja buat pembuat kebijakan - Original Message - From: "Ismail Zaini" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, April 29, 2008 10:33 AM Subject: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi > Kalau memang untuk kebaikan bersama mengapa tidak , biar tidak kaget mulai > sekarang sudah membiasakan beli dg harga non subsidi ( beli Petramax ) . > masak masih mau disubsidi trus terussan.. > > ISM > = > BPH Migas: Cabut Subsidi BBM Mobil Pribadi > Pembatasan konsumsi BBM akan dilakukan bertahap. > > > JAKARTA--Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) > mengusulkan pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi kendaraan > pribadi. Usulan itu merupakan salah satu dari empat skenario yang disiapkan > pemerintah terkait program pembatasan konsumsi BBM bersubsidi. > > "Subsidi BBM hanya diberikan untuk kendaraan umum," kata anggota komite BPH > Migas, Adi Subagyo, kepada Republika, Ahad (27/4). Pertimbangannya, ungkap > Adi, pengguna kendaraan umum adalah masyarakat yang berpenghasilan > pas-pasan. Dengan alasan itu, hanya kendaraan umum yang akan ditempel smart > card. > > Smart card akan menjadi tanda pengenal bahwa kendaraan tersebut berhak > membeli BBM bersubsidi yang dijual di SPBU. Kendaraan pribadi, lanjut Adi, > masih bisa mengonsumsi premium atau solar yang dijual di SPBU dengan harga > nonsubsidi. > > Harga premium dan solar nonsubsidi ini akan ditetapkan tersendiri oleh > pemerintah. "Harganya mungkin dipatok lebih tinggi sedikit dari harga > subsidi, tapi masih di bawah harga bahan bakar jenis Pertamax atau Pertamax > Plus." > > Saat ini, premium bersubsidi dijual di SPBU pada harga Rp 4.500 per liter, > solar bersubsidi Rp 4.300 per liter, dan harga Pertamax serta Pertamax Plus > di atas Rp 8.500 per liter. > > Empat skenario pembatasan konsumsi BBM bersubsidi yang tengah digodok > pemerintah adalah pembatasan konsumsi berdasarkan kapasitas mesin (CC), > tahun keluaran kendaraan, berdasarkan peruntukannya (kendaraan umum atau > pribadi), dan kelompok kendaraan yang samar-samar. > > BPH Migas mengusulkan prioritas utama pembatasan konsumsi BBM berdasarkan > peruntukan atau skenario ketiga. Prioritas berikutnya adalah skenario kedua > atau berdasarkan tahun keluaran kendaraan. > > Untuk skenario ini, BPH Migas mengusulkan kendaraan pribadi roda empat > keluaran lima tahun terakhir tak mendapat subsidi BBM. "Tapi, untuk sepeda > motor keluaran lima tahun terakhir, tetap memperoleh subsidi." > > Di tempat terpisah, Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan, > pemerintah belum memutuskan opsi mana yang
[iagi-net-l] Tarif Geothermal
Permen Tarif Panas Bumi Segera Terbit JAKARTA - Republika Pemerintah dalam pekan ini akan segera menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) Energi dan Sumber Daya Mineral mengenai penetapan tarif panas bumi. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi (LPE) Departemen ESDM J Purwono kepada wartawan di Jakarta, Senin (28/4). ''Kita akan terbitkan Permen tarif panas bumi pada minggu ini. Tarifnya 80 persen biaya pokok produksi PLN setempat atau sekitar 6 sen dolar AS per kWh di Jawa,'' ujar Purwono. Purwono menuturkan, biaya produksi listrik panas bumi lebih stabil dibandingkan biaya produksi listrik yang menggunakan bahan bakar lainnya seperti batu bara. ''Biaya panas bumi itu hanya terkait dengan eskalasi terhadap inflasi serta indeks harga konsumen. Bahkan tarif 80 persen biaya pokok produksi PLN itu telah disepakati oleh PLN dan asosiasi panas bumi,'' ujarnya. Sementara itu Direktur Utama PT PLN (Persero) Fahmi Mochtar membenarkan telah dilakukan pembicaraan dengan pihak PLN. Namun, jelas Fahmi, Permen panas bumi tersebut merupakan hak/kewenangan dari pemerintah untuk menetapkan, apapun formulanya. ''Kami serahkan Permen tersebut pada pemerintah karena itu merupakan hak/kewenangan pemerintah untuk menetapkan, apapun formulanya,'' kata Fahmi. Sebelumnya Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) mengusulkan adanya penetapan biaya pokok produksi listrik per wilayah (BPP regional). Dengan penetapan seperti ini, harga jual listrik ke PLN untuk setiap pembangkit tidak akan berbeda jauh sehingga masuk ke dalam skala keekonomian. Ketua Umum API Surya Darma menjelaskan dengan pendekatan BPP seperti yang diinginkan Ditjen LPE maka harga jual listrik antarsetiap pembangkit akan berbeda jauh. ''Setelah dihitung berdasar BPP ternyata ada gap yang sangat jauh,'' ujarnya Dia mencontohkan di beberapa tempat, BPP listriknya ada yang mencapai 15 sen dolar AS per kilowatt-hour (kWh). Sedangkan di tempat lainnya, hanya 5 sen dolar AS per kWh. Menurut Surya, banyak faktor yang menyebabkan perbedaan BPP pada setiap pembangkit. Faktor tersebut diantaranya lokasi pembangkit. ''Kalau dihitung dari sisi BPP, maka pendekatan keekonomian akan tidak tercapai untuk tempat-tempat tertentu. Tetapi di tempat lainnya melebihi keekonomian bisa sampai 14-15 sen dolar AS per kWh,'' jelasnya. Karena itu, lanjut Surya, para stake holder di sektor panas bumi meminta pendekatan BBP regional dalam penghitungan harga jual listrik panas bumi ke PLN. Usulan tersebut, sambungnya, sudah disampaikan secara resmi kepada pemerintah. ''Misalnya kita kelompokkan Jawa dengan Bali dalam satu regional, kemudian kita juga tetapkan BPP untuk region Sumatra, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.'' dia ( ) PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi
emang gak ketahuan ama bossnya kalo dia gak narik? kan tengah jalan biasanya ada timernya..ketahuan ama timer kalo dia gak lewat.. ketahuan nih bukan angkot user... On 4/29/08, Dwiyatno Rumlan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Saya seorang supir angkot, dan oleh pemerintah, diberi jatah subsidi 40 > liter sehari. Harga bensin subsidi Rp 4500, sementara bensin yang > non-subsidi adalah Rp 7500, selisih marginnya Rp 3000 rupiah per-liter. > Kalau saya ambil jatah saya yang 40 liter per hari kemudian saya jual > orang > lain seharga Rp 7000 per liter (mustinya mudah, wong kalau beli di POM > Bensin harganya Rp 7500 per liter), untung saya adalah Rp 100,000 per hari > ... Pembaca, beri alasan kepada saya kenapa saya musti repot2 narik > angkot, sementara dari margin perbedaan subsidi dan non-subsidi saja, saya > bisa memperoleh Rp 100,000 per hari ?!! Apakah saya salah dengan melakukan > itu semua ? > > Salam > Sekedar masukan saja buat pembuat kebijakan > > > > - Original Message - > From: "Ismail Zaini" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Tuesday, April 29, 2008 10:33 AM > Subject: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi > > > > Kalau memang untuk kebaikan bersama mengapa tidak , biar tidak kaget > mulai > > sekarang sudah membiasakan beli dg harga non subsidi ( beli Petramax ) . > > masak masih mau disubsidi trus terussan.. > > > > ISM > > = > > BPH Migas: Cabut Subsidi BBM Mobil Pribadi > > Pembatasan konsumsi BBM akan dilakukan bertahap. > > > > > > JAKARTA--Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH > Migas) > > mengusulkan pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi kendaraan > > pribadi. Usulan itu merupakan salah satu dari empat skenario yang > disiapkan > > pemerintah terkait program pembatasan konsumsi BBM bersubsidi. > > > > "Subsidi BBM hanya diberikan untuk kendaraan umum," kata anggota komite > BPH > > Migas, Adi Subagyo, kepada Republika, Ahad (27/4). Pertimbangannya, > ungkap > > Adi, pengguna kendaraan umum adalah masyarakat yang berpenghasilan > > pas-pasan. Dengan alasan itu, hanya kendaraan umum yang akan ditempel > smart > > card. > > > > Smart card akan menjadi tanda pengenal bahwa kendaraan tersebut berhak > > membeli BBM bersubsidi yang dijual di SPBU. Kendaraan pribadi, lanjut > Adi, > > masih bisa mengonsumsi premium atau solar yang dijual di SPBU dengan > harga > > nonsubsidi. > > > > Harga premium dan solar nonsubsidi ini akan ditetapkan tersendiri oleh > > pemerintah. "Harganya mungkin dipatok lebih tinggi sedikit dari harga > > subsidi, tapi masih di bawah harga bahan bakar jenis Pertamax atau > Pertamax > > Plus." > > > > Saat ini, premium bersubsidi dijual di SPBU pada harga Rp 4.500 per > liter, > > solar bersubsidi Rp 4.300 per liter, dan harga Pertamax serta Pertamax > Plus > > di atas Rp 8.500 per liter. > > > > Empat skenario pembatasan konsumsi BBM bersubsidi yang tengah digodok > > pemerintah adalah pembatasan konsumsi berdasarkan kapasitas mesin (CC), > > tahun keluaran kendaraan, berdasarkan peruntukannya (kendaraan umum atau > > pribadi), dan kelompok kendaraan yang samar-samar. > > > > BPH Migas mengusulkan prioritas utama pembatasan konsumsi BBM > berdasarkan > > peruntukan atau skenario ketiga. Prioritas berikutnya adalah skenario > kedua > > atau berdasarkan tahun keluaran kendaraan. > > > > Untuk skenario ini, BPH Migas mengusulkan kendaraan pribadi roda empat > > keluaran lima tahun terakhir tak mendapat subsidi BBM. "Tapi, untuk > sepeda > > motor keluaran lima tahun terakhir, tetap memperoleh subsidi." > > > > Di tempat terpisah, Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan, > > pemerintah belum memutuskan opsi mana yang akan dipilih. Kendati > demikian, > > pembatasan konsumsi BBM bersubsidi akan dilakukan secara bertahap. > > Pembatasan BBM menggunakan smart card itu tak bisa dilaksanakan > sekaligus > di > > seluruh wilayah Indonesia. "Kita akan cari daerah yang bisa diterapkan > smart > > card," katanya, kemarin. > > > > Pengamat perminyakan, Kurtubi, menilai program penghematan BBM melalui > smart > > card kurang efektif. Dia lebih setuju jika pemerintah memilih menaikkan > > harga BBM bersubsidi. > > > > Sebabnya, harga minyak mentah dunia bakal terus naik. Dalam kondisi ini, > > jika harga BBM bersubisidi tak dinaikkan, pemerintah akan menanggung > biaya > > subsidi BBM yang luar biasa besar. "Tidak mustahil harga minyak mentah > dunia > > pada akhir tahun mencapai 150 dolar AS per barel," katanya, akhir pekan > > lalu. > > > > Ekonom Indef, Aviliani, mengingatkan pemerintah agar segera memutuskan > soal > > harga BBM bersubsidi paling lambat Juni 2008. "Harus ada kesimpulan dari > > pemerintah," katanya. Meskipun kebijakan tak populis, kenaikan harga BBM > > dinilai berdampak positif bagi kesinambungan perekonomian nasional. > "Kisaran > > kenaikan 20-30 persen itu sudah paling maksimal." dia/ant > > > > > > > > > > > > > > >
Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi
Om Nyoto yg di Pertonas ( eh Petronas... ) ayak ayak waek Kapan mau lihat Rusunami Kalibata ISM - Original Message - From: "nyoto - ke-el" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Monday, April 28, 2008 9:01 PM Subject: Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi Gimana mau beli yg non-subsidi, lha wong nulis namanya yg bener aja nggak tahu je , namanya kan Pertamax, bukan Petramax ...? 2008/4/29 Ismail Zaini <[EMAIL PROTECTED]>: Kalau memang untuk kebaikan bersama mengapa tidak , biar tidak kaget mulai sekarang sudah membiasakan beli dg harga non subsidi ( beli Petramax ) . masak masih mau disubsidi trus terussan.. ISM = BPH Migas: Cabut Subsidi BBM Mobil Pribadi Pembatasan konsumsi BBM akan dilakukan bertahap. JAKARTA--Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengusulkan pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi kendaraan pribadi. Usulan itu merupakan salah satu dari empat skenario yang disiapkan pemerintah terkait program pembatasan konsumsi BBM bersubsidi. "Subsidi BBM hanya diberikan untuk kendaraan umum," kata anggota komite BPH Migas, Adi Subagyo, kepada Republika, Ahad (27/4). Pertimbangannya, ungkap Adi, pengguna kendaraan umum adalah masyarakat yang berpenghasilan pas-pasan. Dengan alasan itu, hanya kendaraan umum yang akan ditempel smart card. Smart card akan menjadi tanda pengenal bahwa kendaraan tersebut berhak membeli BBM bersubsidi yang dijual di SPBU. Kendaraan pribadi, lanjut Adi, masih bisa mengonsumsi premium atau solar yang dijual di SPBU dengan harga nonsubsidi. Harga premium dan solar nonsubsidi ini akan ditetapkan tersendiri oleh pemerintah. "Harganya mungkin dipatok lebih tinggi sedikit dari harga subsidi, tapi masih di bawah harga bahan bakar jenis Pertamax atau Pertamax Plus." Saat ini, premium bersubsidi dijual di SPBU pada harga Rp 4.500 per liter, solar bersubsidi Rp 4.300 per liter, dan harga Pertamax serta Pertamax Plus di atas Rp 8.500 per liter. Empat skenario pembatasan konsumsi BBM bersubsidi yang tengah digodok pemerintah adalah pembatasan konsumsi berdasarkan kapasitas mesin (CC), tahun keluaran kendaraan, berdasarkan peruntukannya (kendaraan umum atau pribadi), dan kelompok kendaraan yang samar-samar. BPH Migas mengusulkan prioritas utama pembatasan konsumsi BBM berdasarkan peruntukan atau skenario ketiga. Prioritas berikutnya adalah skenario kedua atau berdasarkan tahun keluaran kendaraan. Untuk skenario ini, BPH Migas mengusulkan kendaraan pribadi roda empat keluaran lima tahun terakhir tak mendapat subsidi BBM. "Tapi, untuk sepeda motor keluaran lima tahun terakhir, tetap memperoleh subsidi." Di tempat terpisah, Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan, pemerintah belum memutuskan opsi mana yang akan dipilih. Kendati demikian, pembatasan konsumsi BBM bersubsidi akan dilakukan secara bertahap. Pembatasan BBM menggunakan smart card itu tak bisa dilaksanakan sekaligus di seluruh wilayah Indonesia. "Kita akan cari daerah yang bisa diterapkan smart card," katanya, kemarin. Pengamat perminyakan, Kurtubi, menilai program penghematan BBM melalui smart card kurang efektif. Dia lebih setuju jika pemerintah memilih menaikkan harga BBM bersubsidi. Sebabnya, harga minyak mentah dunia bakal terus naik. Dalam kondisi ini, jika harga BBM bersubisidi tak dinaikkan, pemerintah akan menanggung biaya subsidi BBM yang luar biasa besar. "Tidak mustahil harga minyak mentah dunia pada akhir tahun mencapai 150 dolar AS per barel," katanya, akhir pekan lalu. Ekonom Indef, Aviliani, mengingatkan pemerintah agar segera memutuskan soal harga BBM bersubsidi paling lambat Juni 2008. "Harus ada kesimpulan dari pemerintah," katanya. Meskipun kebijakan tak populis, kenaikan harga BBM dinilai berdampak positif bagi kesinambungan perekonomian nasional. "Kisaran kenaikan 20-30 persen itu sudah paling maksimal." dia/ant PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Ba
Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi
Saya seorang supir angkot, dan oleh pemerintah, diberi jatah subsidi 40 liter sehari. Harga bensin subsidi Rp 4500, sementara bensin yang non-subsidi adalah Rp 7500, selisih marginnya Rp 3000 rupiah per-liter. Kalau saya ambil jatah saya yang 40 liter per hari kemudian saya jual orang lain seharga Rp 7000 per liter (mustinya mudah, wong kalau beli di POM Bensin harganya Rp 7500 per liter), untung saya adalah Rp 100,000 per hari ... Pembaca, beri alasan kepada saya kenapa saya musti repot2 narik angkot, sementara dari margin perbedaan subsidi dan non-subsidi saja, saya bisa memperoleh Rp 100,000 per hari ?!! Apakah saya salah dengan melakukan itu semua ? Salam Sekedar masukan saja buat pembuat kebijakan - Original Message - From: "Ismail Zaini" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, April 29, 2008 10:33 AM Subject: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi > Kalau memang untuk kebaikan bersama mengapa tidak , biar tidak kaget mulai > sekarang sudah membiasakan beli dg harga non subsidi ( beli Petramax ) . > masak masih mau disubsidi trus terussan.. > > ISM > = > BPH Migas: Cabut Subsidi BBM Mobil Pribadi > Pembatasan konsumsi BBM akan dilakukan bertahap. > > > JAKARTA--Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) > mengusulkan pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi kendaraan > pribadi. Usulan itu merupakan salah satu dari empat skenario yang disiapkan > pemerintah terkait program pembatasan konsumsi BBM bersubsidi. > > "Subsidi BBM hanya diberikan untuk kendaraan umum," kata anggota komite BPH > Migas, Adi Subagyo, kepada Republika, Ahad (27/4). Pertimbangannya, ungkap > Adi, pengguna kendaraan umum adalah masyarakat yang berpenghasilan > pas-pasan. Dengan alasan itu, hanya kendaraan umum yang akan ditempel smart > card. > > Smart card akan menjadi tanda pengenal bahwa kendaraan tersebut berhak > membeli BBM bersubsidi yang dijual di SPBU. Kendaraan pribadi, lanjut Adi, > masih bisa mengonsumsi premium atau solar yang dijual di SPBU dengan harga > nonsubsidi. > > Harga premium dan solar nonsubsidi ini akan ditetapkan tersendiri oleh > pemerintah. "Harganya mungkin dipatok lebih tinggi sedikit dari harga > subsidi, tapi masih di bawah harga bahan bakar jenis Pertamax atau Pertamax > Plus." > > Saat ini, premium bersubsidi dijual di SPBU pada harga Rp 4.500 per liter, > solar bersubsidi Rp 4.300 per liter, dan harga Pertamax serta Pertamax Plus > di atas Rp 8.500 per liter. > > Empat skenario pembatasan konsumsi BBM bersubsidi yang tengah digodok > pemerintah adalah pembatasan konsumsi berdasarkan kapasitas mesin (CC), > tahun keluaran kendaraan, berdasarkan peruntukannya (kendaraan umum atau > pribadi), dan kelompok kendaraan yang samar-samar. > > BPH Migas mengusulkan prioritas utama pembatasan konsumsi BBM berdasarkan > peruntukan atau skenario ketiga. Prioritas berikutnya adalah skenario kedua > atau berdasarkan tahun keluaran kendaraan. > > Untuk skenario ini, BPH Migas mengusulkan kendaraan pribadi roda empat > keluaran lima tahun terakhir tak mendapat subsidi BBM. "Tapi, untuk sepeda > motor keluaran lima tahun terakhir, tetap memperoleh subsidi." > > Di tempat terpisah, Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan, > pemerintah belum memutuskan opsi mana yang akan dipilih. Kendati demikian, > pembatasan konsumsi BBM bersubsidi akan dilakukan secara bertahap. > Pembatasan BBM menggunakan smart card itu tak bisa dilaksanakan sekaligus di > seluruh wilayah Indonesia. "Kita akan cari daerah yang bisa diterapkan smart > card," katanya, kemarin. > > Pengamat perminyakan, Kurtubi, menilai program penghematan BBM melalui smart > card kurang efektif. Dia lebih setuju jika pemerintah memilih menaikkan > harga BBM bersubsidi. > > Sebabnya, harga minyak mentah dunia bakal terus naik. Dalam kondisi ini, > jika harga BBM bersubisidi tak dinaikkan, pemerintah akan menanggung biaya > subsidi BBM yang luar biasa besar. "Tidak mustahil harga minyak mentah dunia > pada akhir tahun mencapai 150 dolar AS per barel," katanya, akhir pekan > lalu. > > Ekonom Indef, Aviliani, mengingatkan pemerintah agar segera memutuskan soal > harga BBM bersubsidi paling lambat Juni 2008. "Harus ada kesimpulan dari > pemerintah," katanya. Meskipun kebijakan tak populis, kenaikan harga BBM > dinilai berdampak positif bagi kesinambungan perekonomian nasional. "Kisaran > kenaikan 20-30 persen itu sudah paling maksimal." dia/ant > > > > > > > -- -- > PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) > * acara utama: 27-28 Agustus 2008 > * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 > * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 > * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 > * abstrak / makalah dikirimkan ke: > www.grdc.esdm.go.id/aplod > username: iagi2008 > password: masukdanaplod > > -- -- > PEMILU KETUA
Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi
Gimana mau beli yg non-subsidi, lha wong nulis namanya yg bener aja nggak tahu je , namanya kan Pertamax, bukan Petramax ...? 2008/4/29 Ismail Zaini <[EMAIL PROTECTED]>: > Kalau memang untuk kebaikan bersama mengapa tidak , biar tidak kaget mulai > sekarang sudah membiasakan beli dg harga non subsidi ( beli Petramax ) . > masak masih mau disubsidi trus terussan.. > > ISM > = > BPH Migas: Cabut Subsidi BBM Mobil Pribadi > Pembatasan konsumsi BBM akan dilakukan bertahap. > > > JAKARTA--Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH > Migas) mengusulkan pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi > kendaraan pribadi. Usulan itu merupakan salah satu dari empat skenario yang > disiapkan pemerintah terkait program pembatasan konsumsi BBM bersubsidi. > > "Subsidi BBM hanya diberikan untuk kendaraan umum," kata anggota komite > BPH Migas, Adi Subagyo, kepada Republika, Ahad (27/4). Pertimbangannya, > ungkap Adi, pengguna kendaraan umum adalah masyarakat yang berpenghasilan > pas-pasan. Dengan alasan itu, hanya kendaraan umum yang akan ditempel smart > card. > > Smart card akan menjadi tanda pengenal bahwa kendaraan tersebut berhak > membeli BBM bersubsidi yang dijual di SPBU. Kendaraan pribadi, lanjut Adi, > masih bisa mengonsumsi premium atau solar yang dijual di SPBU dengan harga > nonsubsidi. > > Harga premium dan solar nonsubsidi ini akan ditetapkan tersendiri oleh > pemerintah. "Harganya mungkin dipatok lebih tinggi sedikit dari harga > subsidi, tapi masih di bawah harga bahan bakar jenis Pertamax atau Pertamax > Plus." > > Saat ini, premium bersubsidi dijual di SPBU pada harga Rp 4.500 per liter, > solar bersubsidi Rp 4.300 per liter, dan harga Pertamax serta Pertamax Plus > di atas Rp 8.500 per liter. > > Empat skenario pembatasan konsumsi BBM bersubsidi yang tengah digodok > pemerintah adalah pembatasan konsumsi berdasarkan kapasitas mesin (CC), > tahun keluaran kendaraan, berdasarkan peruntukannya (kendaraan umum atau > pribadi), dan kelompok kendaraan yang samar-samar. > > BPH Migas mengusulkan prioritas utama pembatasan konsumsi BBM berdasarkan > peruntukan atau skenario ketiga. Prioritas berikutnya adalah skenario kedua > atau berdasarkan tahun keluaran kendaraan. > > Untuk skenario ini, BPH Migas mengusulkan kendaraan pribadi roda empat > keluaran lima tahun terakhir tak mendapat subsidi BBM. "Tapi, untuk sepeda > motor keluaran lima tahun terakhir, tetap memperoleh subsidi." > > Di tempat terpisah, Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan, > pemerintah belum memutuskan opsi mana yang akan dipilih. Kendati demikian, > pembatasan konsumsi BBM bersubsidi akan dilakukan secara bertahap. > Pembatasan BBM menggunakan smart card itu tak bisa dilaksanakan sekaligus di > seluruh wilayah Indonesia. "Kita akan cari daerah yang bisa diterapkan smart > card," katanya, kemarin. > > Pengamat perminyakan, Kurtubi, menilai program penghematan BBM melalui > smart card kurang efektif. Dia lebih setuju jika pemerintah memilih > menaikkan harga BBM bersubsidi. > > Sebabnya, harga minyak mentah dunia bakal terus naik. Dalam kondisi ini, > jika harga BBM bersubisidi tak dinaikkan, pemerintah akan menanggung biaya > subsidi BBM yang luar biasa besar. "Tidak mustahil harga minyak mentah dunia > pada akhir tahun mencapai 150 dolar AS per barel," katanya, akhir pekan > lalu. > > Ekonom Indef, Aviliani, mengingatkan pemerintah agar segera memutuskan > soal harga BBM bersubsidi paling lambat Juni 2008. "Harus ada kesimpulan > dari pemerintah," katanya. Meskipun kebijakan tak populis, kenaikan harga > BBM dinilai berdampak positif bagi kesinambungan perekonomian nasional. > "Kisaran kenaikan 20-30 persen itu sudah paling maksimal." dia/ant > > > > > > > > > PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) > * acara utama: 27-28 Agustus 2008 > * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 > * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 > * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 > * abstrak / makalah dikirimkan ke: > www.grdc.esdm.go.id/aplod > username: iagi2008 > password: masukdanaplod > > > > PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: > * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 > * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung > AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! > > > - > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40ia
Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi
setuju dah, biar udara jakarta gak kayak kota-kota di china yang duh...dikuasai kuasa kegelapan!
[iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi
Kalau memang untuk kebaikan bersama mengapa tidak , biar tidak kaget mulai sekarang sudah membiasakan beli dg harga non subsidi ( beli Petramax ) . masak masih mau disubsidi trus terussan.. ISM = BPH Migas: Cabut Subsidi BBM Mobil Pribadi Pembatasan konsumsi BBM akan dilakukan bertahap. JAKARTA--Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengusulkan pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi kendaraan pribadi. Usulan itu merupakan salah satu dari empat skenario yang disiapkan pemerintah terkait program pembatasan konsumsi BBM bersubsidi. "Subsidi BBM hanya diberikan untuk kendaraan umum," kata anggota komite BPH Migas, Adi Subagyo, kepada Republika, Ahad (27/4). Pertimbangannya, ungkap Adi, pengguna kendaraan umum adalah masyarakat yang berpenghasilan pas-pasan. Dengan alasan itu, hanya kendaraan umum yang akan ditempel smart card. Smart card akan menjadi tanda pengenal bahwa kendaraan tersebut berhak membeli BBM bersubsidi yang dijual di SPBU. Kendaraan pribadi, lanjut Adi, masih bisa mengonsumsi premium atau solar yang dijual di SPBU dengan harga nonsubsidi. Harga premium dan solar nonsubsidi ini akan ditetapkan tersendiri oleh pemerintah. "Harganya mungkin dipatok lebih tinggi sedikit dari harga subsidi, tapi masih di bawah harga bahan bakar jenis Pertamax atau Pertamax Plus." Saat ini, premium bersubsidi dijual di SPBU pada harga Rp 4.500 per liter, solar bersubsidi Rp 4.300 per liter, dan harga Pertamax serta Pertamax Plus di atas Rp 8.500 per liter. Empat skenario pembatasan konsumsi BBM bersubsidi yang tengah digodok pemerintah adalah pembatasan konsumsi berdasarkan kapasitas mesin (CC), tahun keluaran kendaraan, berdasarkan peruntukannya (kendaraan umum atau pribadi), dan kelompok kendaraan yang samar-samar. BPH Migas mengusulkan prioritas utama pembatasan konsumsi BBM berdasarkan peruntukan atau skenario ketiga. Prioritas berikutnya adalah skenario kedua atau berdasarkan tahun keluaran kendaraan. Untuk skenario ini, BPH Migas mengusulkan kendaraan pribadi roda empat keluaran lima tahun terakhir tak mendapat subsidi BBM. "Tapi, untuk sepeda motor keluaran lima tahun terakhir, tetap memperoleh subsidi." Di tempat terpisah, Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan, pemerintah belum memutuskan opsi mana yang akan dipilih. Kendati demikian, pembatasan konsumsi BBM bersubsidi akan dilakukan secara bertahap. Pembatasan BBM menggunakan smart card itu tak bisa dilaksanakan sekaligus di seluruh wilayah Indonesia. "Kita akan cari daerah yang bisa diterapkan smart card," katanya, kemarin. Pengamat perminyakan, Kurtubi, menilai program penghematan BBM melalui smart card kurang efektif. Dia lebih setuju jika pemerintah memilih menaikkan harga BBM bersubsidi. Sebabnya, harga minyak mentah dunia bakal terus naik. Dalam kondisi ini, jika harga BBM bersubisidi tak dinaikkan, pemerintah akan menanggung biaya subsidi BBM yang luar biasa besar. "Tidak mustahil harga minyak mentah dunia pada akhir tahun mencapai 150 dolar AS per barel," katanya, akhir pekan lalu. Ekonom Indef, Aviliani, mengingatkan pemerintah agar segera memutuskan soal harga BBM bersubsidi paling lambat Juni 2008. "Harus ada kesimpulan dari pemerintah," katanya. Meskipun kebijakan tak populis, kenaikan harga BBM dinilai berdampak positif bagi kesinambungan perekonomian nasional. "Kisaran kenaikan 20-30 persen itu sudah paling maksimal." dia/ant PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable
Re: [iagi-net-l] Banyak Jurnal Tak Ada Penulis--->was: Re: Nilai Majalah Ilmiah...
Setelah mengikuti obrolan panjang sepertinya ada beberapa tujuan mengapa ada sebuah publikasi - Untuk mendapatkan "Kum" (misalnya terbitan instansi) - Untuk dokumentasi kegiatan (proceeding, kumpulan makalah) - Untuk menyebarkan ilmu ke masyarakat ilmiah (misal MGI, AAPG bulletin, ) - Untuk menyebarkan ilmu ke masyarakat awam (misal explorernya AAPG, Leading edgenya SEG) - Untuk tujuan ekonomis (ini mungkin beberapa jurnal-jurnal yg harganya mahal) (Elsevier, dll) - Untuk hobby (blog, mailist) - ada lagi ? Masing-masing memang dibuat disesuaikan dengan tujuan yang berbeda-beda. Pasarannya pun berbeda. Tetapi kalau sinyalemennya "Banyak Jurnal Tak Ada Penulis" ini memang harus diperhatikan ulang. Jurnal toh tidak harus terbit bulanan. Bagi yang kesulitan penulis bisa saja membuat setahun dua kali, atau 4 bulan sekali, atau 3 bulan sekali. Bahkan kalau proceeding PIT IAGI setahun sekali, sedangkan IPA dulu pernah dua tahun sekali. Aku sendiri tidak terlalu risau dengan sedikitnya penulis, tetapi aku justru risau adanya kesulitan mengakses tulisan-tulisan itu. Banyak tulisan-tulisan bagus seperti yang aku pakai utntuk menulis tentang kandungan emas di Lusi dalam bahasa dongeng. Tetapi sumbernya jelas penelitian ilmiah Pak Sabtanto dkk yang ada di Pusat Sumber Daya Geologi. Bahkan tulisan ringan yang walaupun sekedar santai seperti tulisan Pak Awang. Namun tulisan santai itu perlu bisa diakses orang banyak ... dan maaf Pak Awang (saya ngga selalu minta ijin) sudah banyak tulisan Pak Awang yang aku koleksi dan di masukkan blog supaya lebih banyak yang membaca, Saya memasukkan tulisan ringan yang "berbau" geologi disini http://geoblogi.wordpress.com/ Ini hanya sebagai wadah lain untuk menjaring pembaca serta "dokumentasi". Ini merupakan bagian dari "capturing knowledge" saja Salam RDP 2008/4/29 ipranto wignyowinoto <[EMAIL PROTECTED]>: > Bagus memang yang diusulkan oleh Mas WBS, tapi tetap saja IAGI yang harus > punya gawe karena kalo instansi pemerintah kayaknya tetap tidak bisa bisa > berubah karena memang jurnal di instansi itu untuk mengakomodasi para > pegawainya yang masuk fungsional peneliti atau apa saja namanya karena memang > salah satu tujuan utamanya adalah untuk seperti itu selain untuk sosialisasi. > > Sebagai contoh yang di Badan Geologi ada 2 macem satu ilmiah yang namanya > jurnal sebetulnya itu tidak khusus buat pegawai Badan Geologi tapi siapapun > boleh dan satu lagi warta geologi yang isinya hanya sekitar berita-berita di > lingkungan badan geologi dan beberapa makalah populer yang perlu > disosialisakan ke masyarakat umum. > > Sedangkan di unit lain selain masing-masing punya jurnal juga ada beberapa > penerbitan publikasi khusus misal, prosiding hasil seminar dan juga masalah > khusus hasil kegiatan unitnya. > > Semoga IAGI segera mewujudkan untuk jurnal yang lebih baik dari yang sudah > ada yang sangat lebih penting kalau mau kesana IAGI harus punya tim yang > ngurus kalau perlu diambil juga dari instansi pemerintah yang berhubungan. > > Sekali lagi semoga segera berhasil. > > Ip > > > "Minarwan (Min)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Mas Syaiful, > > Mohon maap aku terus terang gak mudeng dengan swot-swotan ini, serius. > Gimana bikinnya saja aku gak tahu heheemendingan Mas minta aku > cari informasi lain saja Mas :)) > > IMHO sebaiknya dibuat sederhana saja. Sudah ada sebuah contoh dari > negara tetangga, yaitu penggabungan jurnal geosains yang sejenis > antara milik instansi pemerintah dan organisasi profesi berhasil > membuat jurnal itu lebih besar dan menjadikan jurnal itu sebuah jurnal > internasional. > Logikanya, jumlah jurnal menjadi lebih sedikit, tidak perlu rebutan > penulis dengan jurnal sejenis, penulis bisa fokus menulis untuk sebuah > jurnal. Jumlah artikel mudah-mudahan lebih banyak, terbit bisa lebih > rutin. > > Makin banyak jurnal yang sama, makin terpecah-pecah, sehingga siapa > yang bisa memberikan nilai atau dinilai paling tinggi yang akan lebih > laris. Kalau memang kita bersedia melestarikan situasi seperti ini, > berarti kita perlu bersaing dengan benar. > > Jika kita memilih yang terakhir, maka saran2 Pak WBS untuk MGI sangat > layak untuk dilakukan, poin-poin bagus semua. > > Salam > Minarwan > > 2008/4/28 mohammad syaiful : > > > > kang minarwan, > > > > mungkin mesti dibuat dulu analisis swot-nya ya: mana keuntungan dan > > mana kelemahannya. kamu aja deh yg bikin, siapa tahu nanti keluar > > kesimpulan yg menguntungkan banyak pihak. > > > > salam, > > syaiful > > > > > -- > Minarwan > -When one teaches, two learn- > GeoTUTOR: http://www.geotutor.tk > Blog: http://desaguadero.blogspot.com > > > > PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) > * acara utama: 27-28 Agustus 2008 > * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 > * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 > * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 20
Re: [iagi-net-l] GEM-LOVERS : MINERAL COKLAT KEMERAHAN YANG MENGECOH
Abah Yanto, Maaf balasnya terlambat. Tanggal 25 - 27 April kami menerima banyak tamu-tamu ex SMPN Pacar Surabaya dan 5 guru-gurunya ( umur 75 - 82 tahun ) yang re-uni di Bandung ( 80 orangan ). Asyik juga melihat mereka nyanyi dan mendesain souvenir batumulia di workshop Pasir Luhur, dan membawa oleh-oleh liontin, bross, cincin yang mereka rancang sendiri ( kebetulan bintangnya Pak Basofi Sudirman yang kesohor dengan lagunya Tidak Semua Laki-Laki - - - - - ! ). Genesa soapstone ? Seperti umumnya mineral Talc, soapstone adalah mineral sekunder yang merupakan hasil alterasi dari batuan yang mengandung unsur magnesium ( Herbert Smith, 1972 : Gemstones ). Rumus kimianya H2Mg3(SiO3)4. Yang mempengaruhi warnanya adalah impurities dari mineral lain yang menyebabkan warnanya beragam antara lain hijau, coklat, kuning, kemerahan dll. Sekian dulu ya Abah, puas nggak puas terima saja dulu ya, soalnya mang Okim mendadak rada sibuk dengan persiapan batumulia " eye catcher " yang dipesan oleh Pak Habibie dan Ibu yang berkunjung ke Pajajaran hari Minggu 27 April kemaren dulu( ceritanya nyusul ). Salam batumulia, Mang Okim - Original Message - From: "yanto R.Sumantri" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Friday, April 25, 2008 9:18 AM Subject: Re: [iagi-net-l] GEM-LOVERS : MINERAL COKLAT KEMERAHAN YANG MENGECOH > > > Mas Miko > > Kalau boleh tahu genesanya soapstone itu bagaimana > sih ? > Dan inklusi apa yang mempengaruhi warna-nya ? > Mestinya > saya tahu ya , tapi sudah lupa tuh , ter-erosi oleh minyak heheheh > > Si Abah > >> ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan. > PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Banyak Jurnal Tak Ada Penulis--->was: Re: Nilai Majalah Ilmiah...
Bagus memang yang diusulkan oleh Mas WBS, tapi tetap saja IAGI yang harus punya gawe karena kalo instansi pemerintah kayaknya tetap tidak bisa bisa berubah karena memang jurnal di instansi itu untuk mengakomodasi para pegawainya yang masuk fungsional peneliti atau apa saja namanya karena memang salah satu tujuan utamanya adalah untuk seperti itu selain untuk sosialisasi. Sebagai contoh yang di Badan Geologi ada 2 macem satu ilmiah yang namanya jurnal sebetulnya itu tidak khusus buat pegawai Badan Geologi tapi siapapun boleh dan satu lagi warta geologi yang isinya hanya sekitar berita-berita di lingkungan badan geologi dan beberapa makalah populer yang perlu disosialisakan ke masyarakat umum. Sedangkan di unit lain selain masing-masing punya jurnal juga ada beberapa penerbitan publikasi khusus misal, prosiding hasil seminar dan juga masalah khusus hasil kegiatan unitnya. Semoga IAGI segera mewujudkan untuk jurnal yang lebih baik dari yang sudah ada yang sangat lebih penting kalau mau kesana IAGI harus punya tim yang ngurus kalau perlu diambil juga dari instansi pemerintah yang berhubungan. Sekali lagi semoga segera berhasil. Ip "Minarwan (Min)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mas Syaiful, Mohon maap aku terus terang gak mudeng dengan swot-swotan ini, serius. Gimana bikinnya saja aku gak tahu heheemendingan Mas minta aku cari informasi lain saja Mas :)) IMHO sebaiknya dibuat sederhana saja. Sudah ada sebuah contoh dari negara tetangga, yaitu penggabungan jurnal geosains yang sejenis antara milik instansi pemerintah dan organisasi profesi berhasil membuat jurnal itu lebih besar dan menjadikan jurnal itu sebuah jurnal internasional. Logikanya, jumlah jurnal menjadi lebih sedikit, tidak perlu rebutan penulis dengan jurnal sejenis, penulis bisa fokus menulis untuk sebuah jurnal. Jumlah artikel mudah-mudahan lebih banyak, terbit bisa lebih rutin. Makin banyak jurnal yang sama, makin terpecah-pecah, sehingga siapa yang bisa memberikan nilai atau dinilai paling tinggi yang akan lebih laris. Kalau memang kita bersedia melestarikan situasi seperti ini, berarti kita perlu bersaing dengan benar. Jika kita memilih yang terakhir, maka saran2 Pak WBS untuk MGI sangat layak untuk dilakukan, poin-poin bagus semua. Salam Minarwan 2008/4/28 mohammad syaiful : > kang minarwan, > > mungkin mesti dibuat dulu analisis swot-nya ya: mana keuntungan dan > mana kelemahannya. kamu aja deh yg bikin, siapa tahu nanti keluar > kesimpulan yg menguntungkan banyak pihak. > > salam, > syaiful > -- Minarwan -When one teaches, two learn- GeoTUTOR: http://www.geotutor.tk Blog: http://desaguadero.blogspot.com PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.
Re: [iagi-net-l] Banyak Jurnal Tak Ada Penulis--->was: Re: Nilai Majalah Ilmiah...
Tatap saja Jalan , kan masing masing ( jurnal,publikasi,dll ) punya "Tujuan" spt dikatakan itu , yang satu lebih kepada wadah untuk "mefasilitasi" yang membutuhkan "Kum" , yang lain Untuk menulis bebas ( yang menulis krn Hobby.) , yang penting isinya bisa mencerdaskan tanpa melihat statusnya ( akreditasinya ) yah semacam majalah polpuler ilmiah itu..toh semua punya segmen pasar sendiri sendiri, paling tidak untuk semua kalangan anggota yang bermacam macam profesi pekerjaanya itu . ISM Sent: Sunday, April 27, 2008 5:07 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Banyak Jurnal Tak Ada Penulis--->was: Re: Nilai Majalah Ilmiah... Minarwan dkk lainnya, Saya pernah bertemu dg dua orang geolog dari dua perguruan tinggi berbeda (satu dari Jakarta dan satu lagi dari Bandung) dan satu orang dari badan pemerintah yg namanya kini sudah berubah dan terletak di Bandung. Saya pernah tanyakan kenapa ke-3 lembaga tsb punya 'jurnal' sendiri. Lagi2, mohon maaf, alasannya adalah tentang kum yg harus diperoleh. Dg punya jurnal sendiri, ada kepastian dan jaminan, bahwa dalam satu tahun yg diinginkan, makalahnya dapat dipublikasikan dan diajukan utk kenaikan pangkat. Kalau makalahnya dikirimkan ke acara pertemuan ilimiah tahunan organisasi (IAGI, IPA, HAGI, dll) belum tentu diterima 100%, masih ada kemungkinan utk ditolak dan hilanglah kesempatan utk menambah nilai kum tahun tsb. Jadi bagaimana sebaiknya? salam, syaiful 2008/4/27 Minarwan (Min) <[EMAIL PROTECTED]>: Pak Awang, Saya lihat ada 2 publikasi Badan Geologi yaitu Warta Geologi dan Jurnal Geologi Indonesia. Kelihatannya JGI (bahasa Inggrisnya Indonesian Journal of Geology) diformat dalam bentuk paper sedangkan Warta Geologi lebih menyerupai sebuah majalah. http://www.bgl.esdm.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=225&Itemid=49 JGI dengan demikian menjadi "saingan" langsung MGI yang diterbitkan oleh IAGI. Atau mungkinkah sekarang JGI sudah dileburkan ke dalam Warta Geologi? Saya pikir rencana untuk menyatukan publikasi bidang geosains di Indonesia harus kita pikirkan Pak. Publikasi bidang geosains kita saling berantem sendiri. Paling tidak, MGI, Berita Sedimentologi dan Warta Geologi/JGI bisa dileburkan dan dikelola dengan lebih baik. Mari kita lihat sebentar tetangga kita, Australia, yang harus diakui lebih maju dalam publikasi ilmiah. Di bidang geosains mereka punya: 1. AJES (Australian Journal of Earth Sciences) Dulu ada jurnal bernama AGSO Journal of Geology & Geophysics, diterbitkan oleh Australian Geological Survey Organisation th 1993-1999. AGSO ini sekarang sudah menjadi Geoscience Australia, lembaga riset bidang geosains milik pemerintah Australia. AJES sendiri diterbitkan oleh Geological Society of Australia, semacam IAGI, sejak th 1953. Jurnal milik AGSO kemudian bergabung dengan AJES. AJES sekarang adalah jurnal internasional, tempat orang mencari publikasi mengenai geologi di Australia. Para peneliti Geoscience Australia sekarang ikut mengisi AJES, selain geoscientist dari akademik dan industri. Geoscientist bidang hard rock maupun soft rock juga ikut menulis di AJES. 2. PESA (Petroleum Exploration Society of Australia) tidak memiliki jurnal sendiri, tetapi mereka bergabung dengan APPEA, semacam IPA di Indonesia, dan menerbitkan jurnal mereka setahun sekali. Jurnal mereka ini berisi paper2 yang dipresentasikan di konferensi APPEA. 3. CSIRO yang juga memiliki geoscientist, tidak merasa perlu untuk menerbitkan jurnal sendiri. 4. ASEG (semacam HAGI) memiliki sebuah jurnal bernama Exploration Geophysics. BMGnya Australia juga tidak merasa perlu menerbitkan jurnal mereka sendiri. Hanya ada 3 jurnal bidang geologi dan geofisika untuk Australia. Mungkin saya salah menghitung atau masih ada jurnal lain yang saya tidak sadar, maklumlah agak kuper juga, tapi hanya inilah yang saya ketahui saat ini. Tolong koreksi jika saya salah. Indonesia sendiri? Tiap organisasi profesi dan direktorat di ESDM punya jurnal mereka sendiri. :)) Pindah ke topik lain, tenang artikel yang saya hendak sumbangkan ke MGI, Pak Awang jangan khawatir, toh hanya sekedar ingin berbagi dan pula bukan artikel riset, kan cuma literature review Pak. Saya pikir malah terlalu panjang sehingga tidak pas untuk MGI, jadi saya tidak tanyakan ke Pak Awang lagi. Terima kasih atas informasinya Pak. Salam Minarwan 2008/4/26 Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]>: > Minarwan, > > Bulan lalu kebetulan saya bertemu dengan pengurus "Warta > Geologi" -majalahnya Badan Geologi. Ibu ini berkata bahwa sekarang > artikel2 dari para ahli geologi di Badan Geologi barangkali tidak akan > banyak dikirimkan untuk MGI sebab mereka disarankan untuk kontribusi ke > majalah intern Warta Geologi. Ini contoh barangkali penggabungan jurnal > agak sulit. > > Penggabungan semacam itu sulit sebab di samping mempertahankan > identitas masing-masing (meskipun sama2 ilmu kebumian), juga memerlukan > beberapa pengelolaan; tetapi bukan suatu hal yang mustahil bila > dipandang baik. > > Artike
Re: [iagi-net-l] Banyak Jurnal Tak Ada Penulis--->was: Re: Nilai Majalah Ilmiah...
Mas Syaiful, Mohon maap aku terus terang gak mudeng dengan swot-swotan ini, serius. Gimana bikinnya saja aku gak tahu heheemendingan Mas minta aku cari informasi lain saja Mas :)) IMHO sebaiknya dibuat sederhana saja. Sudah ada sebuah contoh dari negara tetangga, yaitu penggabungan jurnal geosains yang sejenis antara milik instansi pemerintah dan organisasi profesi berhasil membuat jurnal itu lebih besar dan menjadikan jurnal itu sebuah jurnal internasional. Logikanya, jumlah jurnal menjadi lebih sedikit, tidak perlu rebutan penulis dengan jurnal sejenis, penulis bisa fokus menulis untuk sebuah jurnal. Jumlah artikel mudah-mudahan lebih banyak, terbit bisa lebih rutin. Makin banyak jurnal yang sama, makin terpecah-pecah, sehingga siapa yang bisa memberikan nilai atau dinilai paling tinggi yang akan lebih laris. Kalau memang kita bersedia melestarikan situasi seperti ini, berarti kita perlu bersaing dengan benar. Jika kita memilih yang terakhir, maka saran2 Pak WBS untuk MGI sangat layak untuk dilakukan, poin-poin bagus semua. Salam Minarwan 2008/4/28 mohammad syaiful <[EMAIL PROTECTED]>: > kang minarwan, > > mungkin mesti dibuat dulu analisis swot-nya ya: mana keuntungan dan > mana kelemahannya. kamu aja deh yg bikin, siapa tahu nanti keluar > kesimpulan yg menguntungkan banyak pihak. > > salam, > syaiful > -- Minarwan -When one teaches, two learn- GeoTUTOR: http://www.geotutor.tk Blog: http://desaguadero.blogspot.com PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
[iagi-net-l] Kendali Geologi atas Biogeografi Sumatra
Dalam beberapa tulisan terdahulu, saya pernah mengulas kontrol geologi atas biogeografi. Berikut ini saya akan mengulas bagaimana Pulau Sumatra dan seluruh pulau busur luarnya (Simeulue-Enggano) dan pulau-pulau di sebelah timurnya (Riau Kepulauan, Bangka, Belitung, Anambas-Natuna) memenuhi dengan ideal apa yang disebut dengan teori biogeografi pulau (theory of island biogeography). Data dan interpretasi didasarkan kepada publikasi2 di dalam bidang geologi, biologi, botani, zoologi, dan klimatologi. Teori Biogeografi Pulau mengatakan bahwa pulau2 kecil dan jauh mendukung lebih sedikit spesies (jenis) daripada pulau2 besar yang dekat dengan daratan utama. Penghunian pulau akan merupakan kesetimbangan dari dua hal : kolonisasi pulau oleh spesies imigran dan punahnya spesies di pulau itu. Tingkat kolonisasi akan tinggi bila pulau terletak dekat daratan utama. Sebaliknya, tingkat kepunahan akan lebih besar di pulau yang jauh dan kecil karena populasinya terbatas sehingga sekali kena penyakit yang pandemik peluang kepunahannya besar. Maka, pulau besar dan dekat akan semakin kaya jenis, pulau kecil dan jauh akan semakin miskin jenis. Yang mengontrol pulau besar-dekat atau pulau kecil-jauh adalah geologi. Yang mengontrol pulau terhubung dengan daratan utama atau terisolasi adalah geologi. Yang mengontrol perkembangan pulau-pulau dari waktu ke waktu dalam sejarah alam adalah geologi. Maka, memahami dengan baik evolusi geologi sebuah wilayah kepulauan akan memampukan kita membuat prediksi keragaman jenis wilayah itu. Hubungan antara ukuran pulau dan jumlah jenis/spesies adalah linier dan relatif konstan untuk sekelompok hewan dan tanaman. Whitten et al. (2000) membuktikan hal ini. Mereka mempublikasikan penelitian jumlah jenis burung darat dan air tawar 23 pulau terpilih di Indonesia dan sekitarnya, dan menemukan bahwa jumlah jenis terendah ada di Pulau Christmas (sekitar 10 jenis) dan jumlah jenis terbanyak dimiliki Papua (Indonesia dan PNG) sekitar 800 jenis. Tiga besar pemegang jumlah jenis terbanyak adalah : Papua, Kalimantan, Sumatra sesuai dengan pemegang predikat tiga ukuran pulau terbesar. Umumnya, bila sebuah pulau berkurang ukurannya 10 x, maka jumlah jenisnya berkurang setengahnya. Ukuran pulau pun berhubungan dengan ukuran jenis yang ada. Binatang besar yang ada di pulau kecil akan punah terlebih dahulu sebab berbagai faktor dalam seleksi alam. Menariknya, binatang-binatang kecil yang ada di pulau kecil bisa menjadi lebih besar ukurannya dibandingkan dengan saudara sejenisnya yang hidup di pulau besar (tentang ini pernah saya ulas mengapa Homo floresiansis menjadi kerdil di Flores - sementara tikus2nya menjadi berukuran raksasa lihat lampiran di bawah; theory of island dwarfism). Maka, bila kita melakukan pekerjaan geologi lapangan ke pulau-pulau di sebelah barat Sumatra tidak perlu kuatir akan berjumpa dengan harimau, macan tutul, gajah, banteng, atau badak Sumatra. Sekarang kita lihat kasus Sumatra. Sumatra merupakan salah satu pulau terkaya akan jenis binatang. Jenis mamalia terbanyak di Indonesia ada di Sumatra, jenis burungnya terbanyak kedua setelah Papua. Kekayaan jenis ini karena ukuran pulaunya yang besar, variasi habitatnya, dan hubungan masa lampaunya dengan daratan utama Asia. Ada 23 spesies endemik (khas, hanya ada di tempat itu di dunia) di Sumatra, 14 di antaranya ada di Kepulauan Mentawai (Corbert dan Hill, 1992; Ruedi dan Fumagalli, 1996). Sementara itu, Pulau Simeulue di posisi paling utara rangkaian kepulauan busur luar ini, dan Pulau Enggano di posisi paling selatan; sangat miskin akan kekayaan spesies. Mengapa Kepulauan Mentawai memiliki kontras tersendiri ? Sejarah geologi perkembangan pulau-pulau ini akan menjadi kunci ke arah jawaban. Sejarah geologi dan perkembangan pulau-pulau ini relatif terhadap daratan utama Sumatra paling tidak sejak 1 juta tahun yang lalu sampai saat ini menunjukkan bahwa bagian paling utara (Simeulue) dan bagian paling selatan (Enggano) busur luar ini tidak pernah bersatu dengan Sumatra, sementara bagian tengahnya (Mentawai) bersatu dari 1 0.5 Ma (juta tahun yang lalu) dan terpisah dari Sumatra sejak 500 ribu tahun yang lalu. Antara 1-0.5 Ma, Kepulauan Mentawai mengalami kolonisasi oleh spesies2 yang bermigrasi dari daratan utama Sumatra, sementara Simeulue dan Enggano tidak karena mereka selamanya terisolasi. Kemudian, pada 0.5 Ma hubungan Mentawai-Sumatra terputus, sejak itu Mentawai mengalami isolasi. Bentuk-bentuk primitif spesies yang mengkolonisasi Mentawai berkembang sendiri melalui mekanisme spesiasi dalam evolusi. Spesies2 awal Indo-Malaya yang terperangkap di Mentawai kemudian berkembang sendiri dan menjadi endemik saat ini, jauh lebih endemik daripada hewan2 di daratan Sumatra yang pernah menjadi sumber aliran gen-nya. Pulau-pulau di sebelah timur Sumatra (Riau Kepulauan, Bangka-Belitung) hampir selalu bersatu secara ge
Re: [iagi-net-l] Questions on Carbonates of Indonesia (was : Workshop on Carbonate...)
Pak Sanggam, Berikut tanya-jawabnya. salam, awang SGM : Kenapa? Jangan2 heolog pendahulu kita sudah faham bahwa adanya kecenderungan wilayah sekitar core reef yang prone (yang kaya unstable kalsit/aragonite) untuk larut membentuk porosity namun disemenkan kembali dalam sejarah diagenesis karbonat tsb. Jadi daerah ini malah yang dihindari untuk di-bor?? Jadi memang nonjol2 belum tentu menarik untuk dieksplorasi! Tapi apakah onggokan karbonat ini pure autochthonous? Dulu saya tidak pernah melihat pada core/sayatan tipis karbonat yg berupa boundstone/bind/frame/bafflestone; kalau ada yang kasar paling2 floatstone/rudstone (sejumlah grainstone memang ada mis. samples dari Parigi, Arun NSO, BRF, Kujung offshore tapi tetap umumnya terdiri dari pecahan canggang bioklas yg malah ada milliolidnya/back reef associations). Ini yang membuat menarik (dgn asumsi: bila populasi yang saya periksa cukup representatif), bahwa mayoritas karbonat Paleo/Neo-gen yg saya periksa banyak mengandung (depositional) matriks (walaupun komponennya bisa saja di-dominasi pecahan koral-algal secara lokal). Karakter ini sangat berbeda dengan Holocene/Recent karbonat. Fakta ini mengindikasi adanya perbedaan karakter yg penting karena faktor tertentu (lingkungan, energi dll). Kalaupun pure biotic, rigid walled reef ada at subsurface, mungkin tipis atau tidak ter-preserved dgn baik karena faktor tertentu; jadi sekarang kita hanya mendapat kebanyakan onggokan hasil rombakannya saja. AHS : koral Resen memang luar biasa (koral banget !), apalagi kalau kita pernah menyaksikannya sendiri melalui snorkeling atau diving di Kepulauan Seribu atau Taka Bonerate. Tetapi kalau kita melakukan pekerjaan lapangan misalnya ke kompleks terumbu koral Miosen Wonosari di Pegunungan Kidul, kita pun akan takjub dibuatnya. Saya dulu (2004) ke Wonosari bersama Pak Safei Siregar (LIPI) dan Pak Alit Ascaria (saat itu masih di Pertamina). Jelas terlihat di banyak fasiesnya bagaimana ganggang dan koral bersimbiosis. Apa yang kita lihat dengan branching coral atau brain coral saat sekarang, dulu pun nampak jelas jejaknya di batuan. Jadi kalau kita terpapar ke kawasan terumbu koral Miosen, bisa dibayangkan bahwa kita tengah berada di suatu taman laut penuh koral dan ganggang. Pak Sanggam banyak menggunakan core sehingga barangkali gambaran utuh taman koral Miosen itu tak seluas bila kita melihat singkapannya yang luas seperti di Wonosari. Dengan eustacy dan gerak2 tektonik substrat tempat terumbu tumbuh, yang dulunya core reef bisa di periode berikutnya masuk ke backreef yang energinya lebih rendah dan memperlihatkan miliolid ada di situ; jadi bisa saja fasies autokton di core reef diduduki fasies alokton di back reef facies; maka di core bisa saja miliolid seolah tercampur dengan koral di core reef meskipun hubungannya atas-bawah. Saya jelas tak sebanyak Pak Sanggam melihat core karbonat, tetapi beberapa kali mengikuti fieldtrip karbonat ke umur Miosen-Pliosen yang tersebar di Indonesia cukup menanamkan kesan dalam diri saya bahwa mereka didominasi koral dan ganggang seperti analog moderennya. - SGM : Saya percaya fenomena ini mungkin sekali tidak lokal (bila asumsi saya benar bahwa reservoar karbonat di Indonesia didominasi oleh mud-dominated limestones dgn porositas sekundernya, kecuali Manusela yg punya porositas primer) Sgm: Saya percaya fenomena ini mungkin sekali tidak lokal (bila asumsi saya benar bahwa reservoar karbonat di Indonesia didominasi oleh mud-dominated limestones dgn porositas sekundernya, kecuali Manusela yg punya porositas primer) AHS : Tetapi kenyataannya kita tak punya banyak resevoir karbonat dengan porositas hasil chalkyfication; itu menandakan bahwa secara regional ia kurang signifikan. Mud-dominated limestone yang berkembang di banyak backarc basins Indonesia Barat pun tetap saja porositasnya berkembang melalui leaching, seperti banyak kasus mudmound Kais di lagoon Salawati. - SGM : Micrite/microcrystalline/lime mud ini mungkin salah satu enigma dalam petrografi batuan! Revival studi serius ttg peranan material2 halus ini mungkin perlu dilakukan karena berhubungan dgn rock storage dan deliverablity. AHS : Setuju melakukan studi serius semacam itu sebab matrix porosity bagaimanapun lebih dominan dibandingkan porositas jenis lainnya. Dalam banyak kasus memang tite, apalagi lime mud/mikrit. Dalam perhitungan reserve pun seringkali matrix porosity ini diabaikan karena pengalaman poroperm-nya yang minimal. Tetapi, mempelajarinya kembali tak pernah merugikan. - SGM : Menurut Pak Awang mana yang paling dominan memberikan sumbangan kepada reservoir quality? Teoritically yang karstik harusnya lebih penting (dimana unstable kalsi
RE: [iagi-net-l] Hmmm Pintu neraka ?
Awang, Terima kasih. Darvaza ini sebenarnya lebih di dominasi Mesozoic (Cretaceous). Tectonic trendnya lebih mirip dengan Middle Caspian basin. Lebih detailnya bisa dilihat di: http://pubs.usgs.gov/bul/2201/H/ Salam, Herman -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, April 28, 2008 3:13 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Hmmm Pintu neraka ? Herman, Publikasi AAPG Memoir 74 -2001 (Petroleum Provinces of the 21st Century) pada artikel Igor Effimoff (potensi Kazakhstan) ada sedikit membahas wilayah di timur Kaspia ini. Lebih detail lagi dibahas pada AAPG Memoir 78 -2003 (Giant Oil and Gas Fields of the Decade 1990-1999) pada artikel paling panjang tulisan Paul Mann et al.tentang tectonic setting semua lapangan raksasa di dunia termasuk yang di Turkmenistan pada sector South Kaspia -Kopet Dag. Silakan dicek, terutama yang Paul Mann et al. (2003) salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Awang, Publikasi AAPG yang mana? USGS juga ada report USGS Bulletin 2201-H (bisa di akses online). Yang di Karakum sebenarnya tidak terlalu banyak gasnya. Lapangannya relatif kecil. Yang besar di cretaceous clastic Dauletabad Donmez di selatan 48.7 TCF (ini bisa dilihat di AAPG publication). Herman -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, April 28, 2008 7:41 AM To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI Subject: Re: [iagi-net-l] Hmmm Pintu neraka ? Kalau kita periksa geologi sektor Turkmenistan di sebelah timur Kaspia ini barangkali kita bisa menduga-duga asal Darvaza alias "Pintu ke Neraka" ini. Publikasi AAPG untuk wilayah Central Asia bisa menjadi acuan. Interpretasi data yang diperoleh selama zaman Soviet maupun setelah Turkmenistan merdeka memperkirakan bahwa terdapat 11 billion ton minyak dan 5.5 trillion cubic meter gas di Turkmenistan termasuk di wilayah gurun Karakum ini. Wilayah ini kaya migas. Potensial migas-nya berasosiasi dengan reservoir karbonat yang berkembang di pinggir paparan benua. Sejumlah prospeknya seperti Charlak, Garadashlyk dan Ak-Deniz merupakan reef structures Miosen yang berkembang pada wilayah laut dangkal di atas Turan Plate. Di wilayah lebih ke selatan (Khazar-Osman zone) berkembang clayey diapir uplift yang dicirikan oleh mulltiple trusts yang berasosiasi dengan re-aktivasi ancient normal folds dan clay diaprism. Pada zaman Soviet, saat Darvaza belum ada, sebuah sumur (menurut informasi tahun 1971)diposisikan di atas sebuah reef (sebut saja struktur Darvaza) yang diindikasi dari data seismik. Siapa nyana sumur eksplorasi ini duduk di atas sembulan terumbu dengan karstifikasi masif yang menghasilkan perguaan (cavernous). Reef ini kaya akan migas. Pemboran tak berhasil, malahan rig-nya runtuh ke dalam lubang kawah yang tiba2 terbentuk akibat proses pemboran itu. Lubang berdiameter 50-100 meter itu menyemburkan gas yang memang semula ada di cavernous porosities reef Darvaza. Takut gasnya beracun, maka gas itu dibakar dan terus menyala sampai sekarang. Tak jauh dari Darvaza ini kabarnya ditemukan juga beberapa lubang dengan semburan gas, baik berhubungan dengan diapirisme maupun tidak. Maka bisa diperkirakan bahwa Darvaza adalah reservoir gas yang terbuka ke permukaan akibat kecelakaan drilling yang duduk di atas terumbu Miosen bergua dan runtuh saat dibor. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari wrote: Adakah yang tahu fenomena geologi apakah ini ? http://johnhbradley.com/pictures2.asp?var=070707darvaza Thanks RDP -- http://tempe.wordpress.com/ No one can monopolize the truth ! PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
RE: RE: [iagi-net-l] Re: Poster vs Oral Presentation
Hm..filosofi yang dalam Abah, terima kasih atas pengingatannya, benar dan saya percaya. Jadi ingat nasihat Sang Guru kepada Almitra : "Pabila cinta memanggilmu, ikutilah dia, walau jalannya terjal berliku-liku. Dan pabila sayapnya merangkummu, pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu." "Cinta tak memberikan apa-apa, kecuali keseluruhan dirinya,utuh-penuh. Pun tidak mengambil apa-apa, kecuali dirinya sendiri." (Kahlil Gibran - Sang Nabi) salam, awang "yanto R.Sumantri" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Awang Jangan bilang ndak dapat apapun akh , Anda melakukan sesuatu dengan dasar cinta maka cinta pula yang akan datang pada Anda . Apa itu ? Anda dicintai oleh seluruh rekan ahli kebumian, PERCAYAl-ah bahwa hal itu telah terjadi. Si Abah - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.
[iagi-net-l] FW: SAGE2009 - Southeast Asian Gateway Evolution Conference
Sayang diadakannya di UK,... Apa kita tidak bisa buat acara serupa di Indonesia? Herman -Original Message- From: SAGE2009 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 11, 2008 1:57 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: SAGE2009 - Southeast Asian Gateway Evolution Conference SAGE2009 - Southeast Asian Gateway Evolution Conference 14-17 September 2009: Royal Holloway University of London In September 2009 we are holding an international meeting at Royal Holloway that will focus on the Indonesian Gateway, the current connection between the Pacific and Indian Oceans. The meeting is aimed to bring together Life and Earth Scientists to discuss the history, development and current state of the region. We shall run SAGE2009 meeting as two parallel scientific meetings, with several plenary sessions and keynote speakers who will be encouraged to explain their subject and give overviews that can be useful to all scientists who attend. We welcome contributions on all aspects of the geology, oceanography, climate, biology and development of this region, particularly those that cross discipline boundaries, and can explain the relevance of their work to other scientists including non-specialists in the field. Please download the 1st Circular at http://sage2009.rhul.ac.uk To register your interest in attending this meeting, please click on the following link http://sage2009.rhul.ac.uk/interest/express_interest_form.html or mail your name and contact details to SAGE2009 SE Asia Research Group Royal Holloway University of London Egham, Surrey TW200EX, UK PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
RE: [iagi-net-l] Hmmm Pintu neraka ?
Herman, Publikasi AAPG Memoir 74 -2001 (Petroleum Provinces of the 21st Century) pada artikel Igor Effimoff (potensi Kazakhstan) ada sedikit membahas wilayah di timur Kaspia ini. Lebih detail lagi dibahas pada AAPG Memoir 78 -2003 (Giant Oil and Gas Fields of the Decade 1990-1999) pada artikel paling panjang tulisan Paul Mann et al.tentang tectonic setting semua lapangan raksasa di dunia termasuk yang di Turkmenistan pada sector South Kaspia -Kopet Dag. Silakan dicek, terutama yang Paul Mann et al. (2003) salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Awang, Publikasi AAPG yang mana? USGS juga ada report USGS Bulletin 2201-H (bisa di akses online). Yang di Karakum sebenarnya tidak terlalu banyak gasnya. Lapangannya relatif kecil. Yang besar di cretaceous clastic Dauletabad Donmez di selatan 48.7 TCF (ini bisa dilihat di AAPG publication). Herman -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, April 28, 2008 7:41 AM To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI Subject: Re: [iagi-net-l] Hmmm Pintu neraka ? Kalau kita periksa geologi sektor Turkmenistan di sebelah timur Kaspia ini barangkali kita bisa menduga-duga asal Darvaza alias "Pintu ke Neraka" ini. Publikasi AAPG untuk wilayah Central Asia bisa menjadi acuan. Interpretasi data yang diperoleh selama zaman Soviet maupun setelah Turkmenistan merdeka memperkirakan bahwa terdapat 11 billion ton minyak dan 5.5 trillion cubic meter gas di Turkmenistan termasuk di wilayah gurun Karakum ini. Wilayah ini kaya migas. Potensial migas-nya berasosiasi dengan reservoir karbonat yang berkembang di pinggir paparan benua. Sejumlah prospeknya seperti Charlak, Garadashlyk dan Ak-Deniz merupakan reef structures Miosen yang berkembang pada wilayah laut dangkal di atas Turan Plate. Di wilayah lebih ke selatan (Khazar-Osman zone) berkembang clayey diapir uplift yang dicirikan oleh mulltiple trusts yang berasosiasi dengan re-aktivasi ancient normal folds dan clay diaprism. Pada zaman Soviet, saat Darvaza belum ada, sebuah sumur (menurut informasi tahun 1971)diposisikan di atas sebuah reef (sebut saja struktur Darvaza) yang diindikasi dari data seismik. Siapa nyana sumur eksplorasi ini duduk di atas sembulan terumbu dengan karstifikasi masif yang menghasilkan perguaan (cavernous). Reef ini kaya akan migas. Pemboran tak berhasil, malahan rig-nya runtuh ke dalam lubang kawah yang tiba2 terbentuk akibat proses pemboran itu. Lubang berdiameter 50-100 meter itu menyemburkan gas yang memang semula ada di cavernous porosities reef Darvaza. Takut gasnya beracun, maka gas itu dibakar dan terus menyala sampai sekarang. Tak jauh dari Darvaza ini kabarnya ditemukan juga beberapa lubang dengan semburan gas, baik berhubungan dengan diapirisme maupun tidak. Maka bisa diperkirakan bahwa Darvaza adalah reservoir gas yang terbuka ke permukaan akibat kecelakaan drilling yang duduk di atas terumbu Miosen bergua dan runtuh saat dibor. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari wrote: Adakah yang tahu fenomena geologi apakah ini ? http://johnhbradley.com/pictures2.asp?var=070707darvaza Thanks RDP -- http://tempe.wordpress.com/ No one can monopolize the truth ! PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Hmmm Pintu neraka ?
Pak Rovicky, Yang di LUSI kita sebut saja mud volcano crater, yang subsidence-nya pelan-pelan dan betul karena masalah kesetimbangan pressure serta hilangnya daya dukung di subsurface akibat materialnya dikeluarkan lalu membebaninya lagi. Yang di Darvaza kita sebut collapse crater, yang subsidence-nya terjadi seketika dan selesai saat itu juga karena ada gua di bawah drilling site dan runtuh saat dilakukan pemboran. Tapi keduanya mengandung gas atau hidrokarbon yang menemukan jalan keluar ke atas akbat differential pressure, sama-sama dari tekanan tinggi ke tempat dengan tekanan rendah. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Aku hanya dapet referensi ini : Earth-Science Reviews 2001 www.elsevier.com "The geology and petroleum potential of the North Afghan platform and adjacent areas northern Afghanistan, with parts of southern Turkmenistan, Uzbekistan and Tajikistan" Michael E. Brookfield), Ajruddin Hashmat- Department of Land Resource Science, Guelph UniÕersity, Guelph, Ontario N1G 2W1, Canada. Btw, pertanyaan sederhana dari pembaca-pembaca dongeng adalah "Apakah hal ini bisa terjadi di Lusi ?" Ada yang punya pendapat ? Aku rasa sih yang terjadi di Lusi, justru adanya "high pressure" di bawah sana akibat pembebanan yang mendorong batuan "lembik" untuk "mecotot" keluar. Subsidence terjadi karena terjadinya pressure equilibrium saja. Sedangkan di Darvaz ini yang terjadi adalah batuan yang lapisan atas runtuh karena adanya rongga dibawah. Bagaimana Pak Awang ? Btw warna merah-merah itu bukannya seperti vulcano (lava) tetapi api dari gas yang senagja dibakar supaya gas terrelease tidak meledak bila tersulut. Hal ini seperti kalau ada sumur terkena semburan selalu "sengaja" dibakar, for safety reason. Silahkan tengok videonya untuk lebih jelas disini : http://www.youtube.com/watch?v=TEjoga1yrn0 RDP 2008/4/28 : > Awang, > > Publikasi AAPG yang mana? > USGS juga ada report USGS Bulletin 2201-H (bisa di akses online). > Yang di Karakum sebenarnya tidak terlalu banyak gasnya. Lapangannya relatif > kecil. Yang besar di cretaceous clastic Dauletabad Donmez di selatan 48.7 TCF > (ini bisa dilihat di AAPG publication). > > Herman > > > > > > -Original Message- > From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Monday, April 28, 2008 7:41 AM > To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI > Subject: Re: [iagi-net-l] Hmmm Pintu neraka ? > > > Kalau kita periksa geologi sektor Turkmenistan di sebelah timur Kaspia ini > barangkali kita bisa menduga-duga asal Darvaza alias "Pintu ke Neraka" ini. > Publikasi AAPG untuk wilayah Central Asia bisa menjadi acuan. > > Interpretasi data yang diperoleh selama zaman Soviet maupun setelah > Turkmenistan merdeka memperkirakan bahwa terdapat 11 billion ton minyak dan > 5.5 trillion cubic meter gas di Turkmenistan termasuk di wilayah gurun > Karakum ini. Wilayah ini kaya migas. > Potensial migas-nya berasosiasi dengan reservoir karbonat yang berkembang di > pinggir paparan benua. > > Sejumlah prospeknya seperti Charlak, Garadashlyk dan Ak-Deniz merupakan reef > structures Miosen yang berkembang pada wilayah laut dangkal di atas Turan > Plate. > Di wilayah lebih ke selatan (Khazar-Osman zone) berkembang clayey diapir > uplift yang dicirikan oleh mulltiple trusts yang berasosiasi dengan > re-aktivasi ancient normal folds dan clay diaprism. > > Pada zaman Soviet, saat Darvaza belum ada, sebuah sumur (menurut informasi > tahun 1971)diposisikan di atas sebuah reef (sebut saja struktur Darvaza) yang > diindikasi dari data seismik. Siapa nyana sumur eksplorasi ini duduk di atas > sembulan terumbu dengan karstifikasi masif yang menghasilkan perguaan > (cavernous). Reef ini kaya akan migas. Pemboran tak berhasil, malahan rig-nya > runtuh ke dalam lubang kawah yang tiba2 terbentuk akibat proses pemboran itu. > Lubang berdiameter 50-100 meter itu menyemburkan gas yang memang semula ada > di cavernous porosities reef Darvaza. Takut gasnya beracun, maka gas itu > dibakar dan terus menyala sampai sekarang. > > Tak jauh dari Darvaza ini kabarnya ditemukan juga beberapa lubang dengan > semburan gas, baik berhubungan dengan diapirisme maupun tidak. > > Maka bisa diperkirakan bahwa Darvaza adalah reservoir gas yang terbuka ke > permukaan akibat kecelakaan drilling yang duduk di atas terumbu Miosen bergua > dan runtuh saat dibor. > > salam, > awang > > Rovicky Dwi Putrohari wrote: > Adakah yang tahu fenomena geologi apakah ini ? > http://johnhbradley.com/pictures2.asp?var=070707darvaza > > Thanks > > RDP > > -- > http://tempe.wordpress.com/ > No one can monopolize the truth ! > > > PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) > * acara utama: 27-28 Agustus 2008 > * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 > * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 > * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 > * abstrak / makalah dikirimkan ke: > www.
[iagi-net-l] RE: Spam:Re: [iagi-net-l] Banyak Jurnal Tak Ada Penulis--->was: Re: Nilai Majalah Ilmiah...
Dear Geoscientist, 1) Masalah Recognized Scientific Journal dulu (sampai dengan akhir 80an) kita pernah mempunyainya dan di 'sitasi' oleh para akhli kebumian di Asia maupun Dunia (misal: NIGM Bulletin diterbitkan oleh LIPI, Jurnal Terbitan ITB dan terbitan Jl. Diponegoro 57). Masalah kontributor tulisan, biaya penerbitan dan ketersediaan editor yang 'pas' atau 'langka', biasanya menjadi kendala serius sehingga penerbitan sebuah Jurnal Ilmiah menjadi 'tersendat'. 2) Saya heran, kok sekarang masalah ISBN dan ISSN menjadi sedemikian pentingnya?. Mustinya kan sama saja?. Bedanya yang satu 'terbit rutin' dan yang lainnya 'terbit sekali-kali' atau yang satu dalam bentuk 'majalah' dan yang lainnya dalam 'bentuk buku'. Atau yang pasti adalah yang satu otorisasi penomorannya dikeluarkan oleh PDII-LIPI sementara yang lainnya oleh ARSIP NASIONAL. 3) Buat para 'pejabat fungsional peneliti' maka yang terpenting adalah 'kontinuitas penerbitan' sehingga mereka bisa memprediksi kapan hrs memasukkan tulisannya ke sebuah jurnal, karena perioda jabatan fungsional peneliti ada 'masa' nya (dulu 4 tahun, sekarang 5 tahun untuk 1 jenjang jabatan peneliti). 4) IAGI-IATMI-HAGI apakah pernah melakukan 'akreditasi' terhadap terbitan terbitan Jurnal Ilmiah yang diproduksi oleh related institution? Salam Abah ANOM (TPS) Yang (pernah/th 2002) jadi 'Peneliti Madya' -Original Message- From: Minarwan (Min) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, April 28, 2008 2:57 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Spam:Re: [iagi-net-l] Banyak Jurnal Tak Ada Penulis--->was: Re: Nilai Majalah Ilmiah... Mas Syaiful, Bagaimana yah? *sambil garuk2 kepala* Jalan paling baik adalah membuat sebuah jurnal yang betul2 super hebat di level Indonesia sehingga semua akhirnya "memilih", dengan kesadaran sendiri untuk mengisi jurnal itu. :) Atau IAGInya yang ngalah hehehe..(gak mungkin kali yah?). Salam Minarwan On 4/28/08, mohammad syaiful <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Minarwan dkk lainnya, > > Saya pernah bertemu dg dua orang geolog dari dua perguruan tinggi > berbeda (satu dari Jakarta dan satu lagi dari Bandung) dan satu orang > dari badan pemerintah yg namanya kini sudah berubah dan terletak di > Bandung. > > Saya pernah tanyakan kenapa ke-3 lembaga tsb punya 'jurnal' sendiri. > Lagi2, mohon maaf, alasannya adalah tentang kum yg harus diperoleh. Dg > punya jurnal sendiri, ada kepastian dan jaminan, bahwa dalam satu > tahun yg diinginkan, makalahnya dapat dipublikasikan dan diajukan utk > kenaikan pangkat. > > Kalau makalahnya dikirimkan ke acara pertemuan ilimiah tahunan > organisasi (IAGI, IPA, HAGI, dll) belum tentu diterima 100%, masih ada > kemungkinan utk ditolak dan hilanglah kesempatan utk menambah nilai > kum tahun tsb. > > Jadi bagaimana sebaiknya? > > salam, > syaiful > -- Minarwan -When one teaches, two learn- GeoTUTOR: http://www.geotutor.tk Blog: http://desaguadero.blogspot.com PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah len
Re: [iagi-net-l] Questions on Carbonates of Indonesia (was : Workshop on Carbonate...)
Terima kasih responnya Pak Awang. Seperti biasanya, ulasan ilmiah Pak Awang tetap enak dan perlu sekali. Saya merasa mendapat ringkasan yg bermutu tanpa harus membaca beratus-ratus halaman ttg karbonat tanah air. Di bawah ada beberapa butir komentar/pertanyaan dari saya, agar mata saya semakin celik mengenai per-karbonatan- dgn bantuan pakar2 G&G seperti Pak Awang. Kalau tak keberatan kiranya email via japri dong hasil workshop tsb..nuhun banget Salam Hangat dan Optimistik Selalu (untuk 'gajah' kita) S Hutabarat --- Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: deleted- Contoh yang langsung dalam perminyakan adalah sembulan2 high-relief di east Cepu High yang berumur Miosen Awal-Miosen Tengah (Banyu Urip, Sukowati, Mudi); Arun, NSO; dan sembulan karbonat Miosen Atas-Pliosen model Parigi di Jawa Barat yang high-relief dan didominasi coralgal. maka secara ringkas, bila penelitiannya lebih komprehensif, akan diketahui bahwa memang karbonat Neogen didominasi oleh coralgal, sementara yang Paleogen didominasi oleh foram (contoh khas : Berai, Tonasa, Ngimbang-CD carbonates). Sgm: Kenapa? Jangan2 heolog pendahulu kita sudah faham bahwa adanya kecenderungan wilayah sekitar core reef yang prone (yang kaya unstable kalsit/aragonite) untuk larut membentuk porosity namun disemenkan kembali dalam sejarah diagenesis karbonat tsb. Jadi daerah ini malah yang dihindari untuk di-bor?? Jadi memang nonjol2 belum tentu menarik untuk dieksplorasi! Tapi apakah onggokan karbonat ini pure autochthonous? Dulu saya tidak pernah melihat pada core/sayatan tipis karbonat yg berupa boundstone/bind/frame/bafflestone; kalau ada yang kasar paling2 floatstone/rudstone (sejumlah grainstone memang ada mis. samples dari Parigi, Arun NSO, BRF, Kujung offshore tapi tetap umumnya terdiri dari pecahan canggang bioklas yg malah ada milliolidnya/back reef associations). Ini yang membuat menarik (dgn asumsi: bila populasi yang saya periksa cukup representatif), bahwa mayoritas karbonat Paleo/Neo-gen yg saya periksa banyak mengandung (depositional) matriks (walaupun komponennya bisa saja di-dominasi pecahan koral-algal secara lokal). Karakter ini sangat berbeda dengan Holocene/Recent karbonat. Fakta ini mengindikasi adanya perbedaan karakter yg penting karena faktor tertentu (lingkungan, energi dll). Kalaupun pure biotic, rigid walled reef ada at subsurface, mungkin tipis atau tidak ter-preserved dgn baik karena faktor tertentu; jadi sekarang kita hanya mendapat kebanyakan onggokan hasil rombakannya saja. deleted-- Mikroporositas terutama kalau mengalami chalkyfication betul sekali dapat mengkontribusi porositas yang sekunder. Contoh terkenal dan ideal ada di North Sea. Di Indonesia kasus itu ada tetapi sangat lokal tak punya konteks regional seperti tema bahasan presentasi saya. Secara regional, sayangnya matrix porosities kebanyakan minimal saja. Tetapi betul Pak Sanggam bahwa jenis porositas ini bisa menjadi sangat penting, tetapi lokal saja. Sgm: Saya percaya fenomena ini mungkin sekali tidak lokal (bila asumsi saya benar bahwa reservoar karbonat di Indonesia didominasi oleh mud-dominated limestones dgn porositas sekundernya, kecuali Manusela yg punya porositas primer) Micrite dan neomorphism berhubungan timbal balik, sebab akibat, effect and result; seperti hubungan chicken and egg, jadi bisa saja bermakna circular. Bila tak banyak matriks kalsit (micrite), neomorphism cenderung tak banyak terjadi. Bila neomorphism terjadi, bentuknya pun seperti micrite hanya lebih kristalin. Bisa dipelajari lebih jauh dari Berry (1976 -IPA carbonate seminar) tentang hubungan menarik neomorphism-micrite ini. Sgm: Micrite/microcrystalline/lime mud ini mungkin salah satu enigma dalam petrografi batuan! Revival studi serius ttg peranan material2 halus ini mungkin perlu dilakukan karena berhubungan dgn rock storage dan deliverablity. Disolusi burial dan subaerial exposure tak bisa dipungkiri dua kasus penting untuk pembentukan porositas sekunder karbonat. Dua2nya sama penting dan secara volumetrik sama juga. Sgm: Menurut Pak Awang mana yang paling dominan memberikan sumbangan kepada reservoir quality? Teoritically yang karstik harusnya lebih penting (dimana unstable kalsit/aragonit material termasuk cangkang2 biotik mengalami pelarutan terlebih dahulu) walaupun enggak gampang bedaan pori-pori hasil pelarutan sub-aerial dengan deep/medium burial pada syt.tipis (karena bisa saja siklus larut, sementasi, larut dan sementasi lagi terjadi). Mungkin perlu bantuan metoda lain lagi untuk studi rinci cement stratigraphy pada batuan /sayatan karbonat pada kasus diagenesis kompleks semacam ini. Tidak banyaknya paleosol yang muncul pada core yang menandakan subaerial exposure barangkali core bukan pada posisi yang pas untuk paleosol berkembang, atau kebetulan yang di-core itu memang bukan hasil subaerial exposure, tetapi hasil burial dissolution. Penelit
[iagi-net-l] Tolong didaftarkan di Iagi-net
Bapak Moderator, Mau minta daftar ulang teman dibawah ini di IAGI mailing list. [EMAIL PROTECTED] Salam, Edison sirodj PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - DISCLAIMER : This e-mail and any files transmitted with it ("Message") is intended only for the use of the recipient(s) named above and may contain confidential information. You are hereby notified that the taking of any action in reliance upon, or any review, retransmission, dissemination, distribution, printing or copying of this Message or any part thereof by anyone other than the intended recipient(s) is strictly prohibited. If you have received this Message in error, you should delete this Message immediately and advise the sender by return e-mail. Opinions, conclusions and other information in this Message that do not relate to the official business of PETRONAS or its Group of Companies shall be understood as neither given nor endorsed by PETRONAS or any of the companies within the Group. PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Banyak Jurnal Tak Ada Penulis--->was: Re: Nilai Majalah Ilmiah...
Menarik juga dialog tentang jurnal ini. Saya pernah berusaha mempelajari bagaimana agar sebuah jurnal dapat terbit dan bertahan. Hal itu saya lakukan dengan berkunjung ke Fakultas Biologi Universitas Atmajaya Yogyakarta. Berikut ini apa yang dapat saya tangkap dari dialog kami dengan pengelola jurnal di sana yang sejauh ini sukses. 1. Ruang sekretariat hrs ada dengan alamat yang jelas - kita sudah punya. 2. Satu orang di sekretariat yang ditugaskan penuh mengelola naskah yang masuk dan melakukan komunikasi berkaitan dengan jurnal - Bisa diadakan (atau bisa kita manfatkan tenaga di sekretariat IAGI sekarang. 3. Biaya penerbitan - saya kira keuangan IAGI sekarang cukup kuat. Bila sudah berjalan, nanti kita bisa minta kontribusi penulis untuk biaya pencetakan. Sekarang ini, beberapa jurnal menarik kontribusi dari para penulis yang naskahnya diterima sekitar Rp 200.000,- sampai Rp. 250.000,- per naskah. Kontribusi dimintakan setelah naskah siap diterbitkan. 4. Editor / Tim editor - Banyak potensi di IAGI. 5. Reviewer - Banyak potensi di IAGI. 6. Sumber makalah - seluruh anggota IAGI. Melihat makalah yang masuk pada setiap PIT, rasanya MGI ngak akan kekurangan makalah. Yang perlu dilakukan adalah: 1. Membentuk organissi pengelola MGI yang mapan dan relatif independen. Maksudnya, organisasi itu tidak terpengaruh dengan perubahan kepemimpinan di IAGI. - Organisasi pengurus MGI yang mapan dan stabil sangat menjamin kelangsungan hidup MGI. Perlu diatur masa aktif yang cukup lama (mungkin 5 tahun), perlu diatur pergantian yang bertahap dan sebagian-sebagian (maksudnya jangan mengganti pengelola secara total pada setiap pergantian pengurus, karena hal itu akan menyebabkan tidak ada kesinambungan pola kerja dan irama kerja). 2. Mengupayakan MGI mendapatkan akreditasi, bisa akreditasi dari DIKNAS atau LIPI, atau yang lainnya bila ada. Dengan akreditasi akan membuat makalah yang diterbitkan di MGI bernilai tinggi bila diajukan untuk kenaikan pangkat. Perlu diingat bahwa banyak diantara kita yang membutuhkan penilaian seperti itu. Untuk akreditasi di LIPI diperlukan terbitan selama dua tahun. Jadi, untuk MGI, kita sudah dapat mengajukan untuk akreditasi. Hal lain yang mungkin perlu dilakukan adalah: menjadikan MGI sebagai bagian dari aktifitas keanggotaan IAGI. Maksudnya MGI dibagikan kepada semua anggota IAGI yang aktif membayar iuran keanggotaan. Dengan cara ini, anggota IAGI akan merasakan langsung manfaat menjadi anggota IAGI. Selain itu, cara ini juga merupakan cara untuk promosi. Bila MGI tersebar ke sebagian besar anggota IAGI di Indonesia dan luar Indonesia, mungkin akan menarik pihak industri untuk beriklan melalui MGI. Hal lain lagi yang perlu diperhitungkan adalah bahwa IAGI adalah organisasi profesi. Sekarang ini ada kecenderungan untuk memberi nilai yang lebih tinggi kepada jurnal yang dipublikasi oleh organisasi profesi daripada yang dipublikasikan oleh suatu institusi. Saya kira ini bisa menjadi keunggulan MGI dibandingkan jurnal dari institusi. Ini sekedar sumbang saran. Semoga bermanfaat. Salam, WBS --- On Mon, 4/28/08, mohammad syaiful <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > From: mohammad syaiful <[EMAIL PROTECTED]> > Subject: Re: [iagi-net-l] Banyak Jurnal Tak Ada Penulis--->was: Re: Nilai > Majalah Ilmiah... > To: iagi-net@iagi.or.id > Date: Monday, April 28, 2008, 3:11 PM > kang minarwan, > > mungkin mesti dibuat dulu analisis swot-nya ya: mana > keuntungan dan > mana kelemahannya. kamu aja deh yg bikin, siapa tahu nanti > keluar > kesimpulan yg menguntungkan banyak pihak. > > salam, > syaiful > > On 4/28/08, Minarwan (Min) <[EMAIL PROTECTED]> > wrote: > > Mas Syaiful, > > > > Bagaimana yah? *sambil garuk2 kepala* > > > > Jalan paling baik adalah membuat sebuah jurnal yang > betul2 super hebat > > di level Indonesia sehingga semua akhirnya > "memilih", dengan kesadaran > > sendiri untuk mengisi jurnal itu. :) > > > > Atau IAGInya yang ngalah hehehe..(gak mungkin > kali yah?). > > > > Salam > > > > Minarwan > > > > > > On 4/28/08, mohammad syaiful > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Minarwan dkk lainnya, > > > > > > Saya pernah bertemu dg dua orang geolog dari dua > perguruan tinggi > > > berbeda (satu dari Jakarta dan satu lagi dari > Bandung) dan satu orang > > > dari badan pemerintah yg namanya kini sudah > berubah dan terletak di > > > Bandung. > > > > > > Saya pernah tanyakan kenapa ke-3 lembaga tsb > punya 'jurnal' sendiri. > > > Lagi2, mohon maaf, alasannya adalah tentang kum > yg harus diperoleh. Dg > > > punya jurnal sendiri, ada kepastian dan jaminan, > bahwa dalam satu > > > tahun yg diinginkan, makalahnya dapat > dipublikasikan dan diajukan utk > > > kenaikan pangkat. > > > > > > Kalau makalahnya dikirimkan ke acara pertemuan > ilimiah tahunan > > > organisasi (IAGI, IPA, HAGI, dll) belum tentu > diterima 100%, masih ada > > > kemungkinan utk ditolak dan hilanglah kesempatan > utk menambah nilai > > > kum tahun tsb. > >
Re: [iagi-net-l] Banyak Jurnal Tak Ada Penulis--->was: Re: Nilai Majalah Ilmiah...
kang minarwan, mungkin mesti dibuat dulu analisis swot-nya ya: mana keuntungan dan mana kelemahannya. kamu aja deh yg bikin, siapa tahu nanti keluar kesimpulan yg menguntungkan banyak pihak. salam, syaiful On 4/28/08, Minarwan (Min) <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Mas Syaiful, > > Bagaimana yah? *sambil garuk2 kepala* > > Jalan paling baik adalah membuat sebuah jurnal yang betul2 super hebat > di level Indonesia sehingga semua akhirnya "memilih", dengan kesadaran > sendiri untuk mengisi jurnal itu. :) > > Atau IAGInya yang ngalah hehehe..(gak mungkin kali yah?). > > Salam > > Minarwan > > > On 4/28/08, mohammad syaiful <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Minarwan dkk lainnya, > > > > Saya pernah bertemu dg dua orang geolog dari dua perguruan tinggi > > berbeda (satu dari Jakarta dan satu lagi dari Bandung) dan satu orang > > dari badan pemerintah yg namanya kini sudah berubah dan terletak di > > Bandung. > > > > Saya pernah tanyakan kenapa ke-3 lembaga tsb punya 'jurnal' sendiri. > > Lagi2, mohon maaf, alasannya adalah tentang kum yg harus diperoleh. Dg > > punya jurnal sendiri, ada kepastian dan jaminan, bahwa dalam satu > > tahun yg diinginkan, makalahnya dapat dipublikasikan dan diajukan utk > > kenaikan pangkat. > > > > Kalau makalahnya dikirimkan ke acara pertemuan ilimiah tahunan > > organisasi (IAGI, IPA, HAGI, dll) belum tentu diterima 100%, masih ada > > kemungkinan utk ditolak dan hilanglah kesempatan utk menambah nilai > > kum tahun tsb. > > > > Jadi bagaimana sebaiknya? > > > > salam, > > syaiful > > > > > -- > > Minarwan > -When one teaches, two learn- > GeoTUTOR: http://www.geotutor.tk > Blog: http://desaguadero.blogspot.com > > > > PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) > * acara utama: 27-28 Agustus 2008 > * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 > * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 > * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 > * abstrak / makalah dikirimkan ke: > www.grdc.esdm.go.id/aplod > username: iagi2008 > password: masukdanaplod > > > > PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: > * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 > * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung > AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! > > - > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted > on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall > IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct > or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss > of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any > information posted on IAGI mailing list. > - > > -- Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist Mobile: 62-812-9372808 Email: [EMAIL PROTECTED] Technical Manager of Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id
[iagi-net-l] FW: IAGI NET -EMAIL NET
Bapak Moderator, Mau minta daftar ulang teman dibawah ini di IAGI mailist. [EMAIL PROTECTED] Salam, Edison sirodj From: Jarot Parnoto Adi (XD/PCSB) Sent: Monday, 28 April, 2008 2:46 PM To: H. Edison Sirodj (XD/PCSB) Subject: RE: IAGI NET -EMAIL NET Importance: High Pak Edison My email-address is [EMAIL PROTECTED] JAROT PARNOTO ADI SENIOR GEOLOGIST SABAH and MAURITANIA EXPLORATION DIVISION PETRONAS CARIGALI SDN BHD PETRONAS TWIN TOWER -KLCC KUALA LUMPUR MALAYSIA 603 2331 8945 From: H. Edison Sirodj (XD/PCSB) Sent: Monday, 28 April, 2008 12:39 PM To: Jarot Parnoto Adi (XD/PCSB) Subject: RE: IAGI NET -EMAIL NET Pak Jarot, Your email address please. Rgds, Edison sirodj From: Jarot Parnoto Adi (XD/PCSB) Sent: Friday, 25 April, 2008 3:17 PM To: H. Edison Sirodj (XD/PCSB) Subject: IAGI NET -EMAIL NET Dear pak Edison Several times I have tried to access IAGI net (email) but always fail, and I think you could help me how to get email member IAGI net . During 2004 to 2006 I have became email member of IAGI when was in CNOOC, so please register me to get email member IAGI net JAROT PARNOTO ADI SENIOR GEOLOGIST MAURITANIA-WEST AFRICA EXPLORATION DIVISION PETRONAS CARIGALI SDN BHD DISCLAIMER: This e-mail and any files transmitted with it ("Message") is intended only for the use of the recipient(s) named above and may contain confidential information. You are hereby notified that the taking of any action in reliance upon, or any review, retransmission, dissemination, distribution, printing or copying of this Message or any part thereof by anyone other than the intended recipient(s) is strictly prohibited. If you have received this Message in error, you should delete this Message immediately and advise the sender by return e-mail. Opinions, conclusions and other information in this Message that do not relate to the official business of PETRONAS or its Group of Companies shall be understood as neither given nor endorsed by PETRONAS or any of the companies within the Group. DISCLAIMER : This e-mail and any files transmitted with it ("Message") is intended only for the use of the recipient(s) named above and may contain confidential information. You are hereby notified that the taking of any action in reliance upon, or any review, retransmission, dissemination, distribution, printing or copying of this Message or any part thereof by anyone other than the intended recipient(s) is strictly prohibited. If you have received this Message in error, you should delete this Message immediately and advise the sender by return e-mail. Opinions, conclusions and other information in this Message that do not relate to the official business of PETRONAS or its Group of Companies shall be understood as neither given nor endorsed by PETRONAS or any of the companies within the Group.
Re: [iagi-net-l] Banyak Jurnal Tak Ada Penulis--->was: Re: Nilai Majalah Ilmiah...
Mas Syaiful, Bagaimana yah? *sambil garuk2 kepala* Jalan paling baik adalah membuat sebuah jurnal yang betul2 super hebat di level Indonesia sehingga semua akhirnya "memilih", dengan kesadaran sendiri untuk mengisi jurnal itu. :) Atau IAGInya yang ngalah hehehe..(gak mungkin kali yah?). Salam Minarwan On 4/28/08, mohammad syaiful <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Minarwan dkk lainnya, > > Saya pernah bertemu dg dua orang geolog dari dua perguruan tinggi > berbeda (satu dari Jakarta dan satu lagi dari Bandung) dan satu orang > dari badan pemerintah yg namanya kini sudah berubah dan terletak di > Bandung. > > Saya pernah tanyakan kenapa ke-3 lembaga tsb punya 'jurnal' sendiri. > Lagi2, mohon maaf, alasannya adalah tentang kum yg harus diperoleh. Dg > punya jurnal sendiri, ada kepastian dan jaminan, bahwa dalam satu > tahun yg diinginkan, makalahnya dapat dipublikasikan dan diajukan utk > kenaikan pangkat. > > Kalau makalahnya dikirimkan ke acara pertemuan ilimiah tahunan > organisasi (IAGI, IPA, HAGI, dll) belum tentu diterima 100%, masih ada > kemungkinan utk ditolak dan hilanglah kesempatan utk menambah nilai > kum tahun tsb. > > Jadi bagaimana sebaiknya? > > salam, > syaiful > -- Minarwan -When one teaches, two learn- GeoTUTOR: http://www.geotutor.tk Blog: http://desaguadero.blogspot.com PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Workshop on Carbonate Complexity IATMI Yogyakarta 22-25 April 2008
Sanggam Anda ada dimana sekarang ? Apakah masih di Slumberger ?\ Salam hangat dan sono. Si Abah > Pak Awaang > > Terimakasih untuk informasi Workshop Karbonat ini. Saya berharap bahwa > workshop ini sukses mencapai tujuannya. Tampaknya workshop ini > mendiskusikan banyak hal mulai fasa identifikasi/deskripsi/karakterisasi > (G&G), drilling, produksi hingga manajemen reservoir karbonat di > Indonesia. Saya ‘sedih’ enggak bisa hadir dalam worshop yang menarik > ini. > > Bolehkah saya mendapatkan digital bahan2 presentasi/konklusi workshop > ini? Kalau enggak bisa dikirim via email saya akan jemput (ada rencana > saya di Jkt Juni-Juli). Membaca email Pak Awang ini, saya menjadi > bergairah kembali sejenak ”back to the basic (BATU)” setelah berpuluh > tahun secara ”praktis meninggalkan” subjek yang amat penting ini sebagai > seorang geologist. > > Setahu saya salah-satu workshop sebelumnya yang ‘serius’ membahas > reservoar karbonat adalah Workshop oleh IPA 16 tahun silam, walaupun > penekanannya pada geologi/core. Pada workshop tsb ada beberapa isu yang > ‘menggantung’ yg mudah2an pada Workshop IATMI ini disinggung dan telah > ‘terjawab’ (atau sebenarnya bukan isu lagi karena ke-tidak update-an > saya saja?). Di bawah ini beberapa komen didasari “kepengen-tauan” saya. > Teman-teman Geoscientists, khususnya Pak Awang yang hadir dalam > Workshop ini mungkin bisa men-share dan meng-update saya. Komen2 ini > juga ada relasinya dgn abstrak paper Pak Awang. Sebelumnya maaf untuk > panjangnya yang 'keterlaluan'. > > >Dalam workshop IPA yl dikatakan mayoritas sekuen karbonat Tersier di > Ind. adalah endapan low-relief carbonate mud bank (contoh cekungan > Sum-Sel, Sunda, Ngimbang). In situ coral-dominated framework reservoir > (coral boundstones) tidak pernah/amat sangat jarang ditemukan di > Indonesia. BRF di Sunda basin hanya satu bukti (masih kemungkinan!) > adanya typical coral-reef influence reservoir. Dikemukakan juga dalam > workshop tsb bahwa terdapat kecenderungan umum alga merah dan > foraminifera bentonik besar adalah unsur biotik utama buildups karbonat > Miosen di Ind (secara kontras koral dan Halimeda sangat umum pada reef > moderen, seperti ditunjukkan studi di P. Seribu oleh Jordan/Mobil > Oil??). > > Dalam abstrak Pak Awang saya mendapat kesan bahwa “coral-dominated reef” > mendominasi reservoar karbonat di Indonesia. Mohon di-elaborasi istilah > dan model “reef” yg dipakai Pak Awang disini, karena bisa memberikan > konotasi lain dan berbeda, seismically dan geologically. Catatan, dalam > IPA Workshop di-usulkan modifikasi model karbonat Wilson untuk kasus di > khas Indonesia yaitu Model ke IV “low-relief carbonate mud-banks” > dimana matriks lime mud mendominasi batuan karbonat. Apakah model ini > cukup valid dan dapat diterima practically? > > >Bukankah lebih tepat dikatakan bahwa perubahan relatif muka laut > (relative sea level) yang disebabkan kombinasi fluktuasi eustatik dan > fluktuasi ‘basin floor’ juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi > pembentukan dan pemunahan karbonat? >Dalam abstrak disinggung ‘karstic cavities’ sebagai porositas sekunder > pada karbonat Paleogen. Lengkapnya: “Secondary porosities developed due > to fracturing, chemical dissolution during burial, or as karstic > cavities. However, the opportunities for leaching were limited”. > Kayaknya ada ‘pertentangan’ pernyataan disini. Menurut saya proses > ‘dissolution’ dan ‘leaching’ adalah sama; ‘karstic cavities’ pun hasil > ‘leaching/dissolution’ (karena ekspos ke permukaan/subaerial). Mohon > penjelasannya disini. >Porositas sekunder berupa mikroporositas tidak disinggung dalam > abstrak.Menurut saya (berdasarkan pengalaman bertahun-tahun > di-laboratorium) mikroporositas dalam matriks reservoir karbonat > (chalky) sangat signifikan, walaupun umumnya permeabilitasnya rendah > (namun paling tidak bagus untuk gas, dalam paper IPA dikatakan dapat > mencapai 30% dan dapat dilihat pada logs!). Ini memberikan impak pada > model petrofisik karbonat di Indonesia yang menarik untuk didiskusikan > (‘fracture-micropore-vuggy/mouldic pore-stylolite-clay-dolomite’)! >Dalam abstrak dikatakan: “Neomorphism is especially common in micritic > carbonates reducing their porosities” Bukankan pernyataan ini > ‘circular’? ‘Micritic carbonate’ berkonotasi karbonat yang mengandung > secara significant matrix berupa ‘lime mud’ (~ micrite) yang > per-definisi adalah material yang berbutir halus (berukuran mirons) dan > padat (dense); jadi ‘micritic carbonates’ memang seyogyanya > berporositas rendah. Tapi mungkin ini masalah semantik saja. >Kembali pada pembentukan porositas sekunder oleh ‘subaerial exposure’. > Dalam Workshop IPA dikatakan bahwa proses ini sebenarnya kebanyakan > dibuat berdasarkan konklusi logik model diagenesis yang ‘established’, > namun tanpa bukti kuat di batuan itu sendiri (kehadiran fitur karstik > seperti zo
Re: [iagi-net-l] RE: Spam:RE: FW: [iagi-net-l] Lagi : Junghuhn di Bukit Jayagiri
Mulai suatu acara dengan menyanyikan "Indonesia Raya" , saya kira idee yang bak dan benar. Si Abah ___ Makanya kang ..kalau ada acara2 iagi, iatmi, hagi atau acara > apapun.diawali dgn lagu "Indonesia Raya" dan "Tanah Pusaka" dimulai > dari kita2 dulu aja...gitu tak ye.!? ditambah pembacaan Sapta Marga > nya IAGIwong yg terus2an dibaca saja masih sering > menyimpang apalagi gak pernah sama sekali...!? > > Salam, > Agus Irianto > > > --- On Tue, 4/22/08, mohammad syaiful <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > >> From: mohammad syaiful <[EMAIL PROTECTED]> >> Subject: Re: [iagi-net-l] RE: Spam:RE: FW: [iagi-net-l] Lagi : Junghuhn >> di Bukit Jayagiri >> To: iagi-net@iagi.or.id >> Date: Tuesday, April 22, 2008, 5:37 PM >> ok, abah. coba kalo ada nanti saya mintakan kepada orang >> dephan, anak >> buah jendral frans yg dulu sempat berseminar bersama iagi >> di bidakara >> dan kebetulan teman serumah saya di mbogor. >> >> salam, >> syaiful >> >> On Tue, Apr 22, 2008 at 1:14 PM, yanto R.Sumantri >> <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >> > >> > >> > >> > >Mas Ipul >> > Tolong kalau ada soft fle-nya. >> > >> > Si >> > Abah >> > >> > >> > >> > >> > wah, abah. kalo soal mall dan >> > nasionalisme, ada kok makalah tentang >> > > hal tsb. kira2 judulnya >> > seperti ini: dampak pertumbuhan/pembangunan >> > > mall-mall dengan >> > ketahanan nasional. >> > > >> > > salam, >> > > syaiful >> > > >> > > On Mon, Apr 21, 2008 at 9:17 AM, yanto R.Sumantri >> > <[EMAIL PROTECTED]> >> > > wrote: >> > >> >> > >> >> > >> >> > >> > Mas Ipul >> > >> >> > >> Memang >> > saya melihatnya begitu , jadi kalau >> > >> lebih banyak ya lebih >> > baik, kita sepakat bahwa memang terdapat "erosi >> > >> >> > nasionalisme" ,. >> > >> Nah kecintaan kepada hal hal yang >> > bersifat >> > >> "mengisi ruang jiwa" , seperti >> mencintai >> > alam dan segala >> > >> keindahan dan dnamikanya " , mencintai >> > sastra baik prosa maupun puisi >> > >> akan meningkatkan kecintaa >> > kepada Alam dan Penciptanya serta menumbuhkan >> > >> kecntaan >> > kepada Indonesia. >> > >> Saya kadang kadang berfikir betapa >> > >> jahatnya ORTU yang HANYA mengajak anak2nya ke >> Mall!!! Apakah >> > mereka >> > >> tidak >> > >> sadar bahwa mereka tanpa sadar >> > mendidik anak anak mereka /putra >> > >> bangsa menjadi sangat >> > konsumtif Dan akan mempunyai jiwa yang sangat >> > >> >> > "materialistis " pada saat mereka dewasa >> (Bukannya >> > >> aku anti mall lho). >> > >> Akh mungkin ini hanya >> > kehawatiran-ku saja ya >> > >> ?? >> > >> >> > >> Si >> > Abah >> > >> >> > >> >> > >> >> > >> >> > >> >> > >>abah >> > >> yanto, >> > >> >> > > >> > >> > saya kira abah anom juga cukup banyak >> kok >> > >> punya kawan2 yg senang pula >> > >> > mengajak >> > keluarga (anak2) ke tempat2 >> > >> yg disebutkan. musium >> > geologi, >> > >> > musium migas (tmii), dll, sering >> > >> >> > kok dikunjungi. coba ingat2 diskusi >> > >> > kita sekian bulan >> > atau tahun >> > >> lalu, waktu membahas ttg topik yg mirip >> > >> > ini. >> > >> > >> > >> > semoga >> > kepesimisan abah bahwa banyak ortu yg enggak mau >> mengajak >> > >> >> > anak2 >> > >> > ke tempat2 yg 'bernilai lebih' >> tsb adalah dalam >> > usaha agar >> > >> mereka mau >> > >> > berkunjung ke >> > tempat2 tsb. >> > >> > >> > >> > >> > >> salam, >> > >> > syaiful >> > >> > >> > >> > On Fri, Apr >> > 18, 2008 at 3:48 >> > >> PM, yanto R.Sumantri >> > <[EMAIL PROTECTED]> >> > >> > wrote: >> > >> >> > >> >> > >> >> >> > >> >> >> > >> >> > >> >Alhamdulillah >> > >> >> Tapi Anda teh minoritas >> > , itu pasti >> > >> >> >> > >> >> Da lebih >> > pinuh anak anak di - mall batan di Boscha . hayoh >> > >> >> > >> >> > >> >> Si Abah >> > >> >> >> > >> >> >> > >> >> > >> >> > >> >> > >> >> > >> >> >> > >> >> >> > >> >> > >> Etah Abah Yanto >> > >> jangan gegabah dan under >> > estimate... >> > >> >> > Abah Anom dari >> > >> dulu >> > sering ngajak anak-anak (sejak mereka kecil, >> > >> >> >> > >> sekarang >> > >> >> > berumur 22 dan 16 >> > tahun)jalan-jalan ka gunung, >> > >> laut >> > >> >> >> > (pantai selatan Jawa), >> > >> >> > arung jeram >> > >> (Citarik, Ayung). Nginepnya >> > >> >> lebih sering >> > bukan di >> > >> Hotel/Losmen >> > >> >> > (bilangnya >> > sih biar lebih >> > >> >> >> > >> natural/alami, padahal >> > sih 'ngirit') tapi di >> > >> >> > tenda atau >> > >> >> > di rumah >> > >> >> penduduk. Kedua anak saya cukup >> familiar >> > dengan >> > >> Taman >> > >> >> > Nasional >> > >> >> Gn. Pangrango juga TN Gede >> > >> PAHALA >> > (Pangrango Halimun Salak), TN >> > >> >> > >> > >> >> > >> >> > >> Ujung Kulon. Itulah buah nikmatnya semasa >> jadi PNS >> > Peneliti, banyak >> > >> >> waktu >> > >> >> > >> > dan gampang minta ijin (sesuai dengan >> > >> pengahasilannya). >> > >> >> > >> > >> >> > Salam >> > >> >> > >
RE: RE: [iagi-net-l] Re: Poster vs Oral Presentation
> Awang Jangan bilang ndak dapat apapun akh , Anda melakukan sesuatu dengan dasar cinta maka cinta pula yang akan datang pada Anda . Apa itu ? Anda dicintai oleh seluruh rekan ahli kebumian, PERCAYAl-ah bahwa hal itu telah terjadi. Si Abah Nah, itu juga alasan yang selalu dikemukakan kebanyakan teman akademisi > saat saya minta menyumbang tulisan untuk Majalah Geologi Indonesia (MGI). > Saat ini MGI punya no. ISSN 0216-1061. "Wah, kalau hanya ISSN malas-lah, > coba naikkan dulu ke status ISBN, baru nanti saya kontribusi tulisan" > begitu kata seorang teman dari Perguruan Tinggi. Nilai kum jurnal ber-ISBN > lebih tinggi daripada nilai kum jurnal ber-ISSN. Hm...ada maksud lain > rupanya dengan menyumbang tulisan itu, tadinya saya hanya berpikir > "scientist must write" Maka MGI pun sangat sepi dikontribusi... > > Seorang kandidat doktor pernah menghubungi saya bertanya bagaimana caranya > memasukkan paper ke jurnal internasional, bila masuk, maka predikat > judicium-nya akan naik. Memang begitulah aturan2 di akademik kelihatannya, > semua ada perhitungannya. Berapa paper di simposium, berapa paper di > jurnal (jurnal mana dulu nih; jurnal internasional dengan ISBN, yang > terkenal, yang ada peer review-nya tentu akan dinilai tinggi kreditnya); > semua ada nilainya (untuk jadi profesor atau menduduki jenjang2 akademik). > > Di dunia akademik internasional pun mungkin kelihatannya begitu. Maka > Robert Hall yang duduk bersebelahan dengan saya saat pertemuan IPA 2007 > (kami saat itu sebagai dua pembicara yang berurutan tentang tektonik Jawa) > tercenung melihat kartu nama saya bukan dari afiliasi pusat riset atau > perguruan tinggi, tetapi dari BPMIGAS. "You did your research as a hobby > ?", begitu tanyanya. "Yes, I did", jawab saya. Sebenarnya bukan hobi, > tetapi ekspresi cinta. Orang yang jatuh cinta tak akan pernah berhitung, > "just do it" (kata Abah), walaupun dengan nilai kum : 0. > > Siapapun bisa dan boleh melakukan riset, syaratnya hanya : cinta, tekad, > tekun, berani. Cinta menjadi pendorong utamanya. Tekad dan tekun menjadi > bahan bakar perjalanan risetnya. Berani menjadi pijakannya saat ia bertemu > dan berdebat dengan periset lain. Benar atau tidak risetnya (karena ia > bukan seorang doktor riset atau bukan doktor akademik) akan ditentukan > dengan pertemuan dan perdebatan melalui forum-forum ilmiah. > > Mari meneliti dan menulis walaupun tanpa apresiasi apa pun ! > > Salam, > awang > > -Original Message- > From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Friday, April 25, 2008 2:07 C++ > To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] > Subject: RE: [iagi-net-l] Re: Poster vs Oral Presentation > > Saya mau sharing betapa susahnya untuk meminta akademisi untuk menulis di > majalah Berita Sedimentologi dan aktif di Forum Sedimentologi Indonesia > (FOSI). Saya pernah tanya kenapa tidak menyumbang tulisan, alasannya > mula-mula karena tidak ada nomor ISSN / ISBN. Karena hal ini kami > mendaftarkan majalah ini ke LIPI. Setelah mendapat ISSN / ISBN masih juga > tidak banyak mendapat kontribusi. Tapi alasannya ganti: FOSI / Berita > Sedimentologi ini adalah majalah atau organisasi LOKAL. Jadi sayang kalau > papernya di publish secara domestik, lebih baik sekalian INTERNATIONAL. > > Akhirnya kami cenderung untuk minta kawan-kawan dari industri untuk > menyumbangkan tulisan. Mungkin karena mereka tidak cari cum / credit point > dan mungkin mereka memang 'jatuh cinta' jadi mau menulis seperti Awang > sampaikan sebelumnya. > > Herman > > > > > -Original Message- > From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Thursday, April 24, 2008 6:53 PM > To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad; Forum HAGI > Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Poster vs Oral Presentation > > > "Perasaan" bahwa poster kelas dua harus dihapuskan baik dari panitia > konvensi maupun peserta konvensi, juga penulisnya. Tidak bisa dinafikan > bahwa perasaan kelas dua itu masih ada. IPA dalam lima tahun terakhir ini > boleh dikatakan tak menganut pembedaan itu, sekali paper lengkapnya dimuat > dalam proceedings, maka hilanglah mana paper oral mana paper poster. > > Menyiapkan poster lebih susah daripada sekedar menyiapkan presentasi > oral. Menyiapkan poster lebih makan waktu, tenaga, dan biaya. Dulu saat > presentasi oral masih menggunakan slide 35 mm menyiapkan presentasi oral > sama susahnya dengan menyiapkan poster. Sekarang, dengan menggunakan > power point presentation, 10 menit sebelum presentasi pun kita masih > bisa melakukan perubahan atas bahan presentasi bila diperlukan. > > Presentasi oral hanya 15-20 menit, lalu diskusi 5-10 menit; habis itu > orang melupakannya. Pembicara hanya cukup membawa flash disk dan > memberikan bahannya ke panitia untuk di-copy. Nah, poster : booth-nya > dijagai pembuatnya bisa setengah hari-sehari. Lalu ia/mereka juga mesti > siap sedia menjawab pertanyaan peng
RE: [iagi-net-l] Hmmm Pintu neraka ?
Vick, Darvaza terletak di barat Turkmenistan (Amu Darya basin). Paper Brookfield membahas bagian timur dari Turkmenistan. Di Darvaza pressurenya tidak tinggi, very shallow. Jadi bukan mekanisme overburden seperti di Lusi. Api yang dilihat itu permanent. Kalau siang hari tidak terlalu spektakuler, kenampakannya seperti tebing saja. Herman -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, April 28, 2008 9:20 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Hmmm Pintu neraka ? Aku hanya dapet referensi ini : Earth-Science Reviews 2001 www.elsevier.com "The geology and petroleum potential of the North Afghan platform and adjacent areas žnorthern Afghanistan, with parts of southern Turkmenistan, Uzbekistan and Tajikistan" Michael E. Brookfield), Ajruddin Hashmat- Department of Land Resource Science, Guelph UniÕersity, Guelph, Ontario N1G 2W1, Canada. Btw, pertanyaan sederhana dari pembaca-pembaca dongeng adalah "Apakah hal ini bisa terjadi di Lusi ?" Ada yang punya pendapat ? Aku rasa sih yang terjadi di Lusi, justru adanya "high pressure" di bawah sana akibat pembebanan yang mendorong batuan "lembik" untuk "mecotot" keluar. Subsidence terjadi karena terjadinya pressure equilibrium saja. Sedangkan di Darvaz ini yang terjadi adalah batuan yang lapisan atas runtuh karena adanya rongga dibawah. Bagaimana Pak Awang ? Btw warna merah-merah itu bukannya seperti vulcano (lava) tetapi api dari gas yang senagja dibakar supaya gas terrelease tidak meledak bila tersulut. Hal ini seperti kalau ada sumur terkena semburan selalu "sengaja" dibakar, for safety reason. Silahkan tengok videonya untuk lebih jelas disini : http://www.youtube.com/watch?v=TEjoga1yrn0 RDP 2008/4/28 <[EMAIL PROTECTED]>: > Awang, > > Publikasi AAPG yang mana? > USGS juga ada report USGS Bulletin 2201-H (bisa di akses online). > Yang di Karakum sebenarnya tidak terlalu banyak gasnya. Lapangannya relatif > kecil. Yang besar di cretaceous clastic Dauletabad Donmez di selatan 48.7 TCF > (ini bisa dilihat di AAPG publication). > > Herman > > > > > > -Original Message- > From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Monday, April 28, 2008 7:41 AM > To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI > Subject: Re: [iagi-net-l] Hmmm Pintu neraka ? > > > Kalau kita periksa geologi sektor Turkmenistan di sebelah timur Kaspia ini > barangkali kita bisa menduga-duga asal Darvaza alias "Pintu ke Neraka" ini. > Publikasi AAPG untuk wilayah Central Asia bisa menjadi acuan. > > Interpretasi data yang diperoleh selama zaman Soviet maupun setelah > Turkmenistan merdeka memperkirakan bahwa terdapat 11 billion ton minyak dan > 5.5 trillion cubic meter gas di Turkmenistan termasuk di wilayah gurun > Karakum ini. Wilayah ini kaya migas. > Potensial migas-nya berasosiasi dengan reservoir karbonat yang berkembang di > pinggir paparan benua. > > Sejumlah prospeknya seperti Charlak, Garadashlyk dan Ak-Deniz merupakan reef > structures Miosen yang berkembang pada wilayah laut dangkal di atas Turan > Plate. > Di wilayah lebih ke selatan (Khazar-Osman zone) berkembang clayey diapir > uplift yang dicirikan oleh mulltiple trusts yang berasosiasi dengan > re-aktivasi ancient normal folds dan clay diaprism. > > Pada zaman Soviet, saat Darvaza belum ada, sebuah sumur (menurut informasi > tahun 1971)diposisikan di atas sebuah reef (sebut saja struktur Darvaza) yang > diindikasi dari data seismik. Siapa nyana sumur eksplorasi ini duduk di atas > sembulan terumbu dengan karstifikasi masif yang menghasilkan perguaan > (cavernous). Reef ini kaya akan migas. Pemboran tak berhasil, malahan rig-nya > runtuh ke dalam lubang kawah yang tiba2 terbentuk akibat proses pemboran itu. > Lubang berdiameter 50-100 meter itu menyemburkan gas yang memang semula ada > di cavernous porosities reef Darvaza. Takut gasnya beracun, maka gas itu > dibakar dan terus menyala sampai sekarang. > > Tak jauh dari Darvaza ini kabarnya ditemukan juga beberapa lubang dengan > semburan gas, baik berhubungan dengan diapirisme maupun tidak. > > Maka bisa diperkirakan bahwa Darvaza adalah reservoir gas yang terbuka ke > permukaan akibat kecelakaan drilling yang duduk di atas terumbu Miosen bergua > dan runtuh saat dibor. > > salam, > awang > > Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Adakah yang tahu fenomena geologi apakah ini ? > http://johnhbradley.com/pictures2.asp?var=070707darvaza > > Thanks > > RDP > > -- > http://tempe.wordpress.com/ > No one can monopolize the truth ! > > > PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) > * acara utama: 27-28 Agustus 2008 > * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 > * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 > * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 > * abstrak / makalah dikirimkan ke: > www.grdc.esdm.go.id/aplod > username: iagi2008 > password: masukdanaplod > > --
Re: [iagi-net-l] foke ekh , FOSI , fosi dimanakah dikau ????
Insya Allah Si Abah ___ > ya, abah nih kok enggak sabaran sih. > > kebetulan sore nanti (jum'at, 25 april 2008), fuad ahmadi yg sudah > memberikan komitmen utk 'membangunkan' FOSI, akan berapat dengan 2 > atau 3 temannya. > > nah, ini sekalian saya cc-kan kepadanya, biar bisa dijadikan penambah > semangat. abah juga mesti sabar, karena sebenarnya fuad dkk sudah > menyatakan komitmennya lebih setahun lalu. kita tunggu saja gebrakan > FOSI dg semangat muda dan baru. abah jangan kaget dan mesti tetap > mendukung kalo FOSI bangun kembali dengan 'wajah baru'. generasi FOSI > sebelumnya perlu dijadikan sbg referensi, tetapi tidak harus dicontoh > mentah2 (ikan 'kali, he.. he..). > > salam, > syaiful > > On 4/25/08, yanto R.Sumantri <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >> >> >> Kang IPUUL, Mas Herma Darman >> >> Kang Ipul mana janjinya mau >> menghidupkan FOSI yang mati suri , jangan kweasyikan sama Mbak ETTI >> terus >> lupa sama neng FOSI atuh. Ndak maul sama IAS ? >> (Nah rasain saya tagih >> loooh). >> >> Si Abah >> >> >> >> >> >> -- >> ___ >> Nganyerikeun hate >> batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada >> ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan. >> > > > -- > Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist > Mobile: 62-812-9372808 > Email: [EMAIL PROTECTED] > > Technical Manager of > Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) > > > PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) > * acara utama: 27-28 Agustus 2008 > * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 > * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 > * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 > * abstrak / makalah dikirimkan ke: > www.grdc.esdm.go.id/aplod > username: iagi2008 > password: masukdanaplod > > > PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: > * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 > * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung > AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! > > - > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event > shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to > direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting > from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with > the use of any information posted on IAGI mailing list. > - > > -- ___ Nganyerikeun hate batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.
Re: [iagi-net-l] Hmmm Pintu neraka ?
Aku hanya dapet referensi ini : Earth-Science Reviews 2001 www.elsevier.com "The geology and petroleum potential of the North Afghan platform and adjacent areas žnorthern Afghanistan, with parts of southern Turkmenistan, Uzbekistan and Tajikistan" Michael E. Brookfield), Ajruddin Hashmat- Department of Land Resource Science, Guelph UniÕersity, Guelph, Ontario N1G 2W1, Canada. Btw, pertanyaan sederhana dari pembaca-pembaca dongeng adalah "Apakah hal ini bisa terjadi di Lusi ?" Ada yang punya pendapat ? Aku rasa sih yang terjadi di Lusi, justru adanya "high pressure" di bawah sana akibat pembebanan yang mendorong batuan "lembik" untuk "mecotot" keluar. Subsidence terjadi karena terjadinya pressure equilibrium saja. Sedangkan di Darvaz ini yang terjadi adalah batuan yang lapisan atas runtuh karena adanya rongga dibawah. Bagaimana Pak Awang ? Btw warna merah-merah itu bukannya seperti vulcano (lava) tetapi api dari gas yang senagja dibakar supaya gas terrelease tidak meledak bila tersulut. Hal ini seperti kalau ada sumur terkena semburan selalu "sengaja" dibakar, for safety reason. Silahkan tengok videonya untuk lebih jelas disini : http://www.youtube.com/watch?v=TEjoga1yrn0 RDP 2008/4/28 <[EMAIL PROTECTED]>: > Awang, > > Publikasi AAPG yang mana? > USGS juga ada report USGS Bulletin 2201-H (bisa di akses online). > Yang di Karakum sebenarnya tidak terlalu banyak gasnya. Lapangannya relatif > kecil. Yang besar di cretaceous clastic Dauletabad Donmez di selatan 48.7 TCF > (ini bisa dilihat di AAPG publication). > > Herman > > > > > > -Original Message- > From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Monday, April 28, 2008 7:41 AM > To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI > Subject: Re: [iagi-net-l] Hmmm Pintu neraka ? > > > Kalau kita periksa geologi sektor Turkmenistan di sebelah timur Kaspia ini > barangkali kita bisa menduga-duga asal Darvaza alias "Pintu ke Neraka" ini. > Publikasi AAPG untuk wilayah Central Asia bisa menjadi acuan. > > Interpretasi data yang diperoleh selama zaman Soviet maupun setelah > Turkmenistan merdeka memperkirakan bahwa terdapat 11 billion ton minyak dan > 5.5 trillion cubic meter gas di Turkmenistan termasuk di wilayah gurun > Karakum ini. Wilayah ini kaya migas. > Potensial migas-nya berasosiasi dengan reservoir karbonat yang berkembang di > pinggir paparan benua. > > Sejumlah prospeknya seperti Charlak, Garadashlyk dan Ak-Deniz merupakan reef > structures Miosen yang berkembang pada wilayah laut dangkal di atas Turan > Plate. > Di wilayah lebih ke selatan (Khazar-Osman zone) berkembang clayey diapir > uplift yang dicirikan oleh mulltiple trusts yang berasosiasi dengan > re-aktivasi ancient normal folds dan clay diaprism. > > Pada zaman Soviet, saat Darvaza belum ada, sebuah sumur (menurut informasi > tahun 1971)diposisikan di atas sebuah reef (sebut saja struktur Darvaza) yang > diindikasi dari data seismik. Siapa nyana sumur eksplorasi ini duduk di atas > sembulan terumbu dengan karstifikasi masif yang menghasilkan perguaan > (cavernous). Reef ini kaya akan migas. Pemboran tak berhasil, malahan rig-nya > runtuh ke dalam lubang kawah yang tiba2 terbentuk akibat proses pemboran itu. > Lubang berdiameter 50-100 meter itu menyemburkan gas yang memang semula ada > di cavernous porosities reef Darvaza. Takut gasnya beracun, maka gas itu > dibakar dan terus menyala sampai sekarang. > > Tak jauh dari Darvaza ini kabarnya ditemukan juga beberapa lubang dengan > semburan gas, baik berhubungan dengan diapirisme maupun tidak. > > Maka bisa diperkirakan bahwa Darvaza adalah reservoir gas yang terbuka ke > permukaan akibat kecelakaan drilling yang duduk di atas terumbu Miosen bergua > dan runtuh saat dibor. > > salam, > awang > > Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Adakah yang tahu fenomena geologi apakah ini ? > http://johnhbradley.com/pictures2.asp?var=070707darvaza > > Thanks > > RDP > > -- > http://tempe.wordpress.com/ > No one can monopolize the truth ! > > > PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) > * acara utama: 27-28 Agustus 2008 > * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 > * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 > * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 > * abstrak / makalah dikirimkan ke: > www.grdc.esdm.go.id/aplod > username: iagi2008 > password: masukdanaplod > > > PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: > * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 > * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung > AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! > > - > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
RE: [iagi-net-l] Hmmm Pintu neraka ?
Awang, Publikasi AAPG yang mana? USGS juga ada report USGS Bulletin 2201-H (bisa di akses online). Yang di Karakum sebenarnya tidak terlalu banyak gasnya. Lapangannya relatif kecil. Yang besar di cretaceous clastic Dauletabad Donmez di selatan 48.7 TCF (ini bisa dilihat di AAPG publication). Herman -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, April 28, 2008 7:41 AM To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI Subject: Re: [iagi-net-l] Hmmm Pintu neraka ? Kalau kita periksa geologi sektor Turkmenistan di sebelah timur Kaspia ini barangkali kita bisa menduga-duga asal Darvaza alias "Pintu ke Neraka" ini. Publikasi AAPG untuk wilayah Central Asia bisa menjadi acuan. Interpretasi data yang diperoleh selama zaman Soviet maupun setelah Turkmenistan merdeka memperkirakan bahwa terdapat 11 billion ton minyak dan 5.5 trillion cubic meter gas di Turkmenistan termasuk di wilayah gurun Karakum ini. Wilayah ini kaya migas. Potensial migas-nya berasosiasi dengan reservoir karbonat yang berkembang di pinggir paparan benua. Sejumlah prospeknya seperti Charlak, Garadashlyk dan Ak-Deniz merupakan reef structures Miosen yang berkembang pada wilayah laut dangkal di atas Turan Plate. Di wilayah lebih ke selatan (Khazar-Osman zone) berkembang clayey diapir uplift yang dicirikan oleh mulltiple trusts yang berasosiasi dengan re-aktivasi ancient normal folds dan clay diaprism. Pada zaman Soviet, saat Darvaza belum ada, sebuah sumur (menurut informasi tahun 1971)diposisikan di atas sebuah reef (sebut saja struktur Darvaza) yang diindikasi dari data seismik. Siapa nyana sumur eksplorasi ini duduk di atas sembulan terumbu dengan karstifikasi masif yang menghasilkan perguaan (cavernous). Reef ini kaya akan migas. Pemboran tak berhasil, malahan rig-nya runtuh ke dalam lubang kawah yang tiba2 terbentuk akibat proses pemboran itu. Lubang berdiameter 50-100 meter itu menyemburkan gas yang memang semula ada di cavernous porosities reef Darvaza. Takut gasnya beracun, maka gas itu dibakar dan terus menyala sampai sekarang. Tak jauh dari Darvaza ini kabarnya ditemukan juga beberapa lubang dengan semburan gas, baik berhubungan dengan diapirisme maupun tidak. Maka bisa diperkirakan bahwa Darvaza adalah reservoir gas yang terbuka ke permukaan akibat kecelakaan drilling yang duduk di atas terumbu Miosen bergua dan runtuh saat dibor. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Adakah yang tahu fenomena geologi apakah ini ? http://johnhbradley.com/pictures2.asp?var=070707darvaza Thanks RDP -- http://tempe.wordpress.com/ No one can monopolize the truth ! PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi