RE: [iagi-net-l] Kendali Geologi atas Biogeografi Sumatra

2008-04-28 Terurut Topik yanto R.Sumantri



>Herman

Atuh bukan penduduk asli nya , itu hasil
transmigrasi.

Si Abah

_


  Abah,
> 
> Sekedar info...
> Di
pulau Kalimantan atau Borneo ada gajah di bagian utara. Tapi ceritanya
> berbeda dengan gajah Sumatra.
> Konon raja Thailand
memberikan gajah sebagai kenang-kenangan kepada
> kerajaan di
Sabah-Brunei. Di Thailand gajah ini dianggap suci. Kerajaan di
>
Sabah, tidak tau apa harus dibuat dengan gajah-gajah ini. Jadi mereka
> lepaskan saja di hutan. Akhirnya mereka berkembang biak di hutan,
tapi
> jumlahnya masih tetap terbatas.
> 
>
Herman
> 
> -Original Message-
>
From: yanto R.Sumantri [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent:
Tuesday, April 29, 2008 8:17 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Kendali Geologi atas Biogeografi
Sumatra
> 
> 
> 
> 
> 
>> Awang
> 
> Pertanyaan kecil dari saya : "

> mengapa di Kalimantan tidak berkembang binatang binatang besar
seperti
> gajah , harimau , badak dan sejenisnya".
>
Di Kompas hari ini
> dimuat berita yang menyebutkan bahwa
"banteng Kalimantan" masih
> ada di kabupaten Lamandau.
Jejak jejaknya serta kotoran-nya sering
> ditemukan dimataair
asin.
> Malahan ditemukan satu induk banteng engan
>
anaknya , sayang induknya dibunuh , anaknya sekarang dipelihara 
>
disalah satu kampung , sudah dicek memang Banteng.
> Kalau brita
ini
> benar , sangat mengembirakan dan merupakan pekerjaan rumah
untuk
> penelitian banteng selanjutnya.
> 
>
Apakah banteng  adanya di
> Jawa dan Kalimantan ? Apakah di
Sumantra tidak ada ?
> Kalau iya ,
> apakah ini bukan
merupakan penyimpangan dari theori yang Awang sebutkan
> ?
> 
> Si Abah
> 
>
_
> 
>Dalam beberapa tulisan terdahulu, saya pernah
> mengulas kontrol geologi
>> atas biogeografi. Berikut
ini saya akan
> mengulas bagaimana Pulau Sumatra
>> dan
seluruh pulau  busur
> luarnya (Simeulue-Enggano) dan pulau-pulau
di
>> sebelah timurnya
> (Riau Kepulauan, Bangka,
Belitung, Anambas-Natuna)
>> memenuhi
> dengan ideal
apa yang disebut dengan “teori biogeografi
>
pulau”
>> (theory of island biogeography). Data
dan
> interpretasi didasarkan kepada
>> publikasi2 di
dalam bidang
> geologi, biologi, botani, zoologi, dan
>> klimatologi.
>>
> 
>>   Teori
Biogeografi Pulau mengatakan bahwa pulau2 kecil dan
> jauh
mendukung
>> lebih sedikit spesies (jenis) daripada pulau2
> besar yang dekat dengan
>> daratan utama. Penghunian
pulau akan
> merupakan kesetimbangan dari dua
>> hal :
kolonisasi pulau oleh
> spesies imigran dan punahnya spesies di
>> pulau itu. Tingkat
> kolonisasi akan tinggi bila pulau
terletak dekat
>> daratan utama.
> Sebaliknya, tingkat
kepunahan akan lebih besar di pulau
>> yang
> jauh dan
kecil karena populasinya terbatas sehingga sekali kena
>>
> penyakit yang pandemik peluang kepunahannya besar. Maka, pulau
besar
> dan
>> dekat akan semakin kaya jenis, pulau
kecil dan jauh akan
> semakin miskin
>> jenis.
>>
>>   Yang mengontrol
> pulau besar-dekat
atau pulau kecil-jauh adalah geologi.
>> Yang
>
mengontrol pulau terhubung dengan daratan utama atau terisolasi
>>
> adalah geologi. Yang mengontrol perkembangan
pulau-pulau dari waktu ke
>> waktu dalam sejarah alam adalah
geologi. Maka, memahami dengan
> baik
>> evolusi
geologi sebuah wilayah kepulauan akan memampukan
> kita membuat
>> prediksi keragaman jenis wilayah itu.
>>
>>   Hubungan antara ukuran pulau dan jumlah jenis/spesies
adalah
> linier dan
>> relatif konstan untuk sekelompok
hewan dan tanaman.
> Whitten et al.
>> (2000)
membuktikan hal ini. Mereka
> mempublikasikan penelitian jumlah
>> jenis burung darat dan air
> tawar 23 pulau terpilih di
Indonesia dan
>> sekitarnya, dan
> menemukan bahwa
jumlah jenis terendah ada di Pulau
>> Christmas
>
(sekitar 10 jenis) dan jumlah jenis terbanyak dimiliki Papua
>>
> (Indonesia dan PNG) sekitar 800 jenis. Tiga besar
pemegang jumlah jenis
>> terbanyak adalah : Papua, Kalimantan,
Sumatra – sesuai dengan
> pemegang
>>
predikat tiga ukuran pulau terbesar. Umumnya, bila
> sebuah
pulau
>> berkurang ukurannya 10 x, maka jumlah jenisnya
> berkurang setengahnya.
>>
>>   Ukuran pulau
pun berhubungan
> dengan ukuran jenis yang ada. Binatang
>> besar yang ada di pulau
> kecil akan punah terlebih
dahulu sebab berbagai
>> faktor dalam
> seleksi alam.
Menariknya, binatang-binatang kecil yang ada
>> di
>
pulau kecil bisa menjadi lebih besar ukurannya dibandingkan dengan
>> saudara sejenisnya yang hidup di pulau besar (tentang ini
pernah
> saya
>> ulas mengapa Homo floresiansis menjadi
kerdil di Flores -
> sementara
>> tikus2nya menjadi
berukuran raksasa –lihat
> lampiran di bawah; theory
of
>> island dwarfism). Maka, bila kita
> melakukan
pekerjaan geologi lapangan
>> ke pulau-pulau di sebelah
> barat Sumatra tidak perlu kuatir akan berjumpa
>> dengan
harimau,
> macan tutul, gajah, banteng, atau badak Sumatra.
>>
>>
> Sekarang kita lihat kasus Sumatra.
Sumatra merupakan salah satu 

RE: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi

2008-04-28 Terurut Topik Doddy Suryanto
Jadi ingat cerita seorang bapak yang menjual solar dari dalam kilang ke
industri di Balikpapan.

Jangan tanya gimana caranya si bapak bisa mengeluarkan solar dari dalam
kilang tapi yang pasti dia bisa mensupply kebutuhan solar di beberapa
industri di Balikpapan.

Alasannya? Mungkin sama dgn email dibawah. Katanya kalo dia bisa beli
harga solar dgn harga subsidi, dan menjualnya ke industri dgn sedikit
untung, apakah salah tindakannya?

H..Memang berbeda-beda cara orang berusaha mencari nafkah. 

Adakah upaya lain yang bisa dilakukan selain menarik subsidi?

Misalnya saja memanfaatkan gas yang ada ("lebih baik dipake di dalam
negeri daripada dijual murah ke luar negeri") dan digunakan untuk
keperluan sehari2 sehingga demand terhadap minyak bisa dikurangi.

Kan dulu ada upaya penggantian minyak tanah dgn gas? Gimana ceritanya?

Di Thailand saja yang jumlah penduduknya jauh di bawah Indonesia
disarankan memanfaatkan gas semaksimal mungkin (ini mungkin juga dipacu
oleh berubahnya Thailand menjadi importer gas dari Burma di tahun 1999).

Mulai dari tuk tuk, taxi, mobil pribadi, orang jualan pinggir jalan
semuanya memakai gas.

Indonesia dgn jumlah produksi gas alam yang hampir 4 kali lipat
dibandingkan produksi gas alam Thailand di tahun 2004 harusnya bisa
lebih memanfaatkan produksi gasnya.

Pencabutan bensin subsidi seperti Pak Kurtubi? Harusnya bisa dilakukan
dan mungkin lebih baik daripada penghematan dgn smart card dgn alasan
spt yang dijelaskan oleh Pak Kurtubi.

Harga bensin di Bangkok yang beroktan 91 saja sudah sekitar 9100 rupiah
per liter sedangkan yang oktan 95 sekitar 9500 rupiah per liter.

Dibandingkan di Indonesia yang 4500 rupiah per liter? Masih mahal
Thailand kan? Jadi apa masih perlu disubsidi?

 

-sekedar perbandingan saja-

 

 

-Original Message-
From: Dwiyatno Rumlan [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, 29 April, 2008 11:27 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan
Pribadi

 

Saya seorang supir angkot, dan oleh pemerintah, diberi jatah subsidi 40

liter sehari. Harga bensin subsidi Rp 4500, sementara bensin yang

non-subsidi adalah Rp 7500, selisih marginnya Rp 3000 rupiah per-liter.

Kalau saya ambil jatah saya yang 40 liter per hari kemudian saya jual
orang

lain seharga Rp 7000 per liter (mustinya mudah, wong kalau beli di POM

Bensin harganya Rp 7500 per liter), untung saya adalah Rp 100,000 per
hari

... Pembaca, beri alasan kepada saya kenapa saya musti repot2 narik

angkot, sementara dari margin perbedaan subsidi dan non-subsidi saja,
saya

bisa memperoleh Rp 100,000 per hari ?!! Apakah saya salah dengan
melakukan

itu semua ?

 

Salam

Sekedar masukan saja buat pembuat kebijakan

 

 

- Original Message - 

From: "Ismail Zaini" <[EMAIL PROTECTED]>

To: 

Sent: Tuesday, April 29, 2008 10:33 AM

Subject: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi

 

 

> Kalau memang untuk kebaikan bersama mengapa tidak , biar tidak kaget
mulai

> sekarang sudah membiasakan beli dg harga non subsidi ( beli Petramax )
.

> masak masih mau disubsidi trus terussan..

> 

> ISM

> =

> BPH Migas: Cabut Subsidi BBM Mobil Pribadi

> Pembatasan konsumsi BBM akan dilakukan bertahap.

> 

> 

> JAKARTA--Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH

Migas)

> mengusulkan pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi kendaraan

> pribadi. Usulan itu merupakan salah satu dari empat skenario yang

disiapkan

> pemerintah terkait program pembatasan konsumsi BBM bersubsidi.

> 

> "Subsidi BBM hanya diberikan untuk kendaraan umum," kata anggota
komite

BPH

> Migas, Adi Subagyo, kepada Republika, Ahad (27/4). Pertimbangannya,
ungkap

> Adi, pengguna kendaraan umum adalah masyarakat yang berpenghasilan

> pas-pasan. Dengan alasan itu, hanya kendaraan umum yang akan ditempel

smart

> card.

> 

> Smart card akan menjadi tanda pengenal bahwa kendaraan tersebut berhak

> membeli BBM bersubsidi yang dijual di SPBU. Kendaraan pribadi, lanjut
Adi,

> masih bisa mengonsumsi premium atau solar yang dijual di SPBU dengan
harga

> nonsubsidi.

> 

> Harga premium dan solar nonsubsidi ini akan ditetapkan tersendiri oleh

> pemerintah. "Harganya mungkin dipatok lebih tinggi sedikit dari harga

> subsidi, tapi masih di bawah harga bahan bakar jenis Pertamax atau

Pertamax

> Plus."

> 

> Saat ini, premium bersubsidi dijual di SPBU pada harga Rp 4.500 per
liter,

> solar bersubsidi Rp 4.300 per liter, dan harga Pertamax serta Pertamax

Plus

> di atas Rp 8.500 per liter.

> 

> Empat skenario pembatasan konsumsi BBM bersubsidi yang tengah digodok

> pemerintah adalah pembatasan konsumsi berdasarkan kapasitas mesin
(CC),

> tahun keluaran kendaraan, berdasarkan peruntukannya (kendaraan umum
atau

> pribadi), dan kelompok kendaraan yang samar-samar.

> 

> BPH Migas mengusulkan prioritas utama pembatasan konsumsi BBM
berdasarkan

> peruntukan atau skenario ketiga. Prioritas be

Re: [iagi-net-l] Sharing: Usulan Revisi Peraturan CBM Per-Men 033 / 2006

2008-04-28 Terurut Topik yanto R.Sumantri



>Agus

Sementara komentar saya , apa yang Anda usulkan
itu memerlukan satu syarat utama yaitu "clean government".
Semoga kita bisa mencapainya .
Anyway , yang menjadikan urusan
sederhana ini jadi pabaliut adalah OTODA yang disalahgunakan.
Memang
kita perlu mengkaji otoda ini , dan pendapat pendapat seperti ini sudah
berkumandang agak keras (al. dari Syamsul Muarif , dan banyak lagi ),
termasuk saya berpendapat bahwa  ujung awal dari persoalan pabaliut
ini adalah "kesalahan" pada amandemen UUD - 1945.Saya kok ndak
yakin bisa diselesikan dalam era SBY sekarang.
Jadi harus sabar
menunggu Sidang MPR yad.

Si Abah

  
Rekans,
> 
> Saya ingin sharing untuk masalah peraturan
CBM di Indonesia, yang sudah
> sejak diterbitkannya peraturan
(Permen) No. 033 / th. 2006, koq sepertinya
> masih jauh untuk
membuahkan satupun PSC, mungkin ada sesuatu yang kurang
> dalam
peraturan perijinan dan pengelolaan yang menjadikan obstacles
>
pengembangan CBM di  republik ini? Dan sampai saat ini, sepengetahuan
saya
> belum ada satu organisasi / asosiasi yang bisa membawa
suara para pelaku
> CBM
> di negeri ini, untuk itu saya
mencoba untuk menulis opini melalui forum
> IAGI, yang saya haqul
yakin bahwa wacana-wacana yang saya tulis ini sudah
>
berputar-putar dan berkembang di kalangan pemerhati atau pelaku CBM di
> Indonesia.
> 
> *Pendahuluan*
> 
>
Industri CBM (coal bed methane) atau Gas Metana Batubara di Indonesia
> memang
> masih sangat baru, bahkan juga di dunia yang baru
belum genap dua dekade
> umur industri ini dikelola, tetapi pada
dasa warsa terakhir menunjukkan
> bahwa industri ini cukup
berkembang dengan pesat, walau baru beberapa
> Negara
>
yang sudah mengembangkan CBM dan terbukti keberhasilannya sampai pada
> tahapan produksi.
> 
> *CBM adalah berbeda dengan
lapangan gas konvensional*
> 
> Sumur gas konvensional
umumnya dalam (lebih dari 1 km) dan viable untuk 5
> sampai 20
tahun. Sedangkan sumur CBM adalah dangkal (kurang dari 1 km) dan
>
mempunyai umur yang pendek, serta diperlukan pengeboran yang banyak
bisa
> sampai ratusan sumur untuk mendapatkan produksi yang
optimum, karena
> cebakannya berada di dalam seam batubara yang
lateral. Dan tentunya masih
> banyak parameter teknis lainnya yang
membedakan antara cadangan gas CBM
> dengan yang konvensional. Dan
lebih-lebih karakteristik gas CBM bisa
> berbeda
> dengan
basin yang berbeda, tentunya juga dengan formasi yang berbeda, di
> lapangan CBM yang berbeda, bahkan produksi gas dari sumur-sumur
dalam satu
> lapangan pun juga bisa berbeda. Yang tentunya hal
tersebut berpengaruh
> terhadap biaya pengembangan dan produksi
gas CBM.
> 
> Dan tabel dibawah ini, adalah unsur-unsur
yang bisa membantu untuk
> menerangkan perbedaan tersebut:
> 
> 
> 
> Exploration cost
> 
> Well completion well
> 
> Treatment cost
>

> Well life
> 
> Turn down
> 
>
Conventional
> 
> High
> 
> High
>

> High
> 
> Long
> 
> High
> 
> CBM
> 
> Low
> 
> Low
> 
> Low
> 
> Short
> 
>
Low
> 
> *Peraturan CBM di Indonesia*
> 
>
Saat ini Indonesia sudah memiliki Peraturan Menteri (Permen) No 033 /
> 2006,
> yang diterbitkan pada* *tanggal 22 Mei 2006, dimana
pengusahaan gas CBM
> sudah diputuskan untuk berlaku sesuai dengan
regim peraturan Migas.
> 
> Tetapi, yang tentunya juga
sudah disadari baik oleh pemerintah (Migas) dan
> ataupun para
pengembang CBM di Indonesia bahwa peraturan tersebut masih
>
banyak kekurangan dan masih perlu disempurnakan.
> 
> Dan
kita mendengar saat ini sedang berlangsung suatu inisiatif
>
penyempurnaan
> peraturan-peraturan di lingkungan Migas termasuk
juga peraturan di bidang
> pengusahaan CBM.
> 
>
*Usulan-usulan untuk revisi Permen No. 033 / 2006 mengenai Pengusahaan
Gas
> Metana Batubara*
> 
> *Yang berkaitan dengan
kegiatan / pelaksanaan pengembangan dan operasional
> /
>
produksi CBM:*
> 
> 1.Dibutuhkan klausal (Pasal-pasal)
pemahaman tentang
> perbedaan-perbedaan
> yang
fundamental/mendasar di dalam  lisensi/ijin pengusahaan (PSC) CBM
> dengan PSC Minyak dan Gas konvensional; maupun dalam kaitannya
dengan BP
> MiGas sebagai regulator dari ketentuan operasional.
> 
> 2.Pengelolaan Hulu Gas Metana B (CBM) harus
ditangani oleh divisi yang
> berbeda, baik didalam organisasi
DitJen MiGas maupun BP MiGas; dan
> seyogyanya tidak bisa berada
di bawah divisi Minyak dan Gas konvensional.
> Hal
> ini
dikarenakan banyaknya poin-poin operasional dalam CBM yang harus
>
diperlakukan berbeda dengan minyak dan gas konvensional.
> 
> Dengan demikian, maka akan memperjelas dalam hal menderivasi
kerangka
> legislasi berikutnya, seperti antara lain: kerangka
kontrak yang disiapkan
> secara khusus untuk CBM, term &
condition reference untuk pengembangan
> CBM,
> regime
pajak dan fiskal yang disiapkan khusus untuk CBM dsb.
> 
>
*Yang berkaitan dengan wilayah kerja CBM, yaitu dengan diberinya
"first
> priority right" kepada pemilik WK Migas dan KP
Batubara / PKP2B,
> diusulkan:*
> 
> 1.   Adanya
klausal (Pasal) mengenai kewenangan Ditjen MIGAS untuk
>
diberikan
> hak dalam mengk

RE: [iagi-net-l] Kendali Geologi atas Biogeografi Sumatra

2008-04-28 Terurut Topik Herman.Darman
Abah,

Sekedar info...
Di pulau Kalimantan atau Borneo ada gajah di bagian utara. Tapi ceritanya 
berbeda dengan gajah Sumatra. 
Konon raja Thailand memberikan gajah sebagai kenang-kenangan kepada kerajaan di 
Sabah-Brunei. Di Thailand gajah ini dianggap suci. Kerajaan di Sabah, tidak tau 
apa harus dibuat dengan gajah-gajah ini. Jadi mereka lepaskan saja di hutan. 
Akhirnya mereka berkembang biak di hutan, tapi jumlahnya masih tetap terbatas.

Herman

-Original Message-
From: yanto R.Sumantri [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, April 29, 2008 8:17 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kendali Geologi atas Biogeografi Sumatra





> Awang

Pertanyaan kecil dari saya : " 
mengapa di Kalimantan tidak berkembang binatang binatang besar seperti
gajah , harimau , badak dan sejenisnya".
Di Kompas hari ini
dimuat berita yang menyebutkan bahwa "banteng Kalimantan" masih
ada di kabupaten Lamandau. Jejak jejaknya serta kotoran-nya sering
ditemukan dimataair asin.
Malahan ditemukan satu induk banteng engan
anaknya , sayang induknya dibunuh , anaknya sekarang dipelihara 
disalah satu kampung , sudah dicek memang Banteng.
Kalau brita ini
benar , sangat mengembirakan dan merupakan pekerjaan rumah untuk
penelitian banteng selanjutnya.

Apakah banteng  adanya di
Jawa dan Kalimantan ? Apakah di Sumantra tidak ada ?
Kalau iya ,
apakah ini bukan merupakan penyimpangan dari theori yang Awang sebutkan
?

Si Abah

_

   Dalam beberapa tulisan terdahulu, saya pernah
mengulas kontrol geologi
> atas biogeografi. Berikut ini saya akan
mengulas bagaimana Pulau Sumatra
> dan seluruh pulau  busur
luarnya (Simeulue-Enggano) dan pulau-pulau di
> sebelah timurnya
(Riau Kepulauan, Bangka, Belitung, Anambas-Natuna)
> memenuhi
dengan ideal apa yang disebut dengan “teori biogeografi
pulau”
> (theory of island biogeography). Data dan
interpretasi didasarkan kepada
> publikasi2 di dalam bidang
geologi, biologi, botani, zoologi, dan
> klimatologi.
>

>   Teori Biogeografi Pulau mengatakan bahwa pulau2 kecil dan
jauh mendukung
> lebih sedikit spesies (jenis) daripada pulau2
besar yang dekat dengan
> daratan utama. Penghunian pulau akan
merupakan kesetimbangan dari dua
> hal : kolonisasi pulau oleh
spesies imigran dan punahnya spesies di
> pulau itu. Tingkat
kolonisasi akan tinggi bila pulau terletak dekat
> daratan utama.
Sebaliknya, tingkat kepunahan akan lebih besar di pulau
> yang
jauh dan kecil karena populasinya terbatas sehingga sekali kena
>
penyakit yang pandemik peluang kepunahannya besar. Maka, pulau besar
dan
> dekat akan semakin kaya jenis, pulau kecil dan jauh akan
semakin miskin
> jenis.
> 
>   Yang mengontrol
pulau besar-dekat atau pulau kecil-jauh adalah geologi.
> Yang
mengontrol pulau terhubung dengan daratan utama atau terisolasi
>
adalah geologi. Yang mengontrol perkembangan pulau-pulau dari waktu ke
> waktu dalam sejarah alam adalah geologi. Maka, memahami dengan
baik
> evolusi geologi sebuah wilayah kepulauan akan memampukan
kita membuat
> prediksi keragaman jenis wilayah itu.
> 
>   Hubungan antara ukuran pulau dan jumlah jenis/spesies adalah
linier dan
> relatif konstan untuk sekelompok hewan dan tanaman.
Whitten et al.
> (2000) membuktikan hal ini. Mereka
mempublikasikan penelitian jumlah
> jenis burung darat dan air
tawar 23 pulau terpilih di Indonesia dan
> sekitarnya, dan
menemukan bahwa jumlah jenis terendah ada di Pulau
> Christmas
(sekitar 10 jenis) dan jumlah jenis terbanyak dimiliki Papua
>
(Indonesia dan PNG) sekitar 800 jenis. Tiga besar pemegang jumlah jenis
> terbanyak adalah : Papua, Kalimantan, Sumatra – sesuai dengan
pemegang
> predikat tiga ukuran pulau terbesar. Umumnya, bila
sebuah pulau
> berkurang ukurannya 10 x, maka jumlah jenisnya
berkurang setengahnya.
> 
>   Ukuran pulau pun berhubungan
dengan ukuran jenis yang ada. Binatang
> besar yang ada di pulau
kecil akan punah terlebih dahulu sebab berbagai
> faktor dalam
seleksi alam. Menariknya, binatang-binatang kecil yang ada
> di
pulau kecil bisa menjadi lebih besar ukurannya dibandingkan dengan
> saudara sejenisnya yang hidup di pulau besar (tentang ini pernah
saya
> ulas mengapa Homo floresiansis menjadi kerdil di Flores -
sementara
> tikus2nya menjadi berukuran raksasa –lihat
lampiran di bawah; theory of
> island dwarfism). Maka, bila kita
melakukan pekerjaan geologi lapangan
> ke pulau-pulau di sebelah
barat Sumatra tidak perlu kuatir akan berjumpa
> dengan harimau,
macan tutul, gajah, banteng, atau badak Sumatra.
> 
>  
Sekarang kita lihat kasus Sumatra. Sumatra merupakan salah satu pulau
> terkaya akan jenis binatang. Jenis mamalia terbanyak di Indonesia
ada di
> Sumatra, jenis burungnya terbanyak kedua setelah Papua.
Kekayaan jenis
> ini karena ukuran pulaunya yang besar, variasi
habitatnya, dan hubungan
> masa lampaunya dengan daratan utama
Asia. Ada 23 spesies endemik (khas,
> hanya ada di tempat itu di
dunia) di Sumatra, 14 di antaranya ada di
> K

Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi

2008-04-28 Terurut Topik Eko Prasetyo
Pengawasan ketat bisa datang dari pemerintah, dan bisa juga datang dari
rakyat.
kalo power by number, ya rakyat harus berteriak2 tiap hari kalo masih belum
beres, jangan main asal terima n logikanya dikebiri sendiri
kalo power by quality, ya pemerintah harus terus-menerus mengevaluasi
jajarannya,
yang gak beres ya ditendang (jangan mentang-mentang anak boss partai, IQ
jongkok n tukang mabok tetep dijadiin manajer),


Re: [iagi-net-l] Banyak Jurnal Tak Ada Penulis--->was: Re: Nilai Majalah Ilmiah...

2008-04-28 Terurut Topik yanto R.Sumantri



>Min 

Asal jangan sewot sewot - an akh

Si
Abah


 
  Mas Syaiful,
> 
> Mohon maap aku terus
terang gak mudeng dengan swot-swotan ini, serius.
> Gimana
bikinnya saja aku gak tahu heheemendingan Mas minta aku
> cari
informasi lain saja Mas :))
> 
> IMHO sebaiknya dibuat
sederhana saja. Sudah ada sebuah contoh dari
> negara tetangga,
yaitu penggabungan jurnal geosains yang sejenis
> antara milik
instansi pemerintah dan organisasi profesi berhasil
> membuat
jurnal itu lebih besar dan menjadikan jurnal itu sebuah jurnal
>
internasional.
> Logikanya, jumlah jurnal menjadi lebih sedikit,
tidak perlu rebutan
> penulis dengan jurnal sejenis, penulis bisa
fokus menulis untuk sebuah
> jurnal. Jumlah artikel mudah-mudahan
lebih banyak, terbit bisa lebih
> rutin.
> 
>
Makin banyak jurnal yang sama, makin terpecah-pecah, sehingga siapa
> yang bisa memberikan nilai atau dinilai paling tinggi yang akan
lebih
> laris. Kalau memang kita bersedia melestarikan situasi
seperti ini,
> berarti kita perlu bersaing dengan benar.
>

> Jika kita memilih yang terakhir, maka saran2 Pak WBS untuk MGI
sangat
> layak untuk dilakukan, poin-poin bagus semua.
>

> Salam
> Minarwan
> 
> 2008/4/28
mohammad syaiful <[EMAIL PROTECTED]>:
>> kang
minarwan,
>>
>>  mungkin mesti dibuat dulu analisis
swot-nya ya: mana keuntungan dan
>>  mana kelemahannya. kamu
aja deh yg bikin, siapa tahu nanti keluar
>>  kesimpulan yg
menguntungkan banyak pihak.
>>
>>  salam,
>>  syaiful
>>
> 
> 
> --
> Minarwan
> -When one teaches, two learn-
>
GeoTUTOR: http://www.geotutor.tk
> Blog:
http://desaguadero.blogspot.com
> 
>

> PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
> * acara utama: 27-28 Agustus
2008
> * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
>
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
> * batas akhir
penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
> * abstrak / makalah
dikirimkan ke:
> www.grdc.esdm.go.id/aplod
> username:
iagi2008
> password: masukdanaplod
> 
>

> PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
> * pendaftaran calon
ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
> * penghitungan suara: waktu PIT
IAGI Ke-37 di Bandung
> AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG
JUGA!!!
> 
>
-
> To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website:
http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123
0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
-
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI
or others. In no event
> shall IAGI and its members be liable for
any, including but not limited to
> direct or indirect damages, or
damages of any kind whatsoever, resulting
> from loss of use, data
or profits, arising out of or in connection with
> the use of any
information posted on IAGI mailing list.
>
-
> 
> 


-- 
___
Nganyerikeun hate
batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada
ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.


Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi

2008-04-28 Terurut Topik Dwiyatno Rumlan
Akur pak Yoga .
Subsidi itu bagus, tapi dalam pelaksanaanya sekarang ini, jelas tidak tepat
sasaran . Bagaimana mungkin orang yang sudah kaya setiap harinya
disubsidi Rp 30,000 per hari, dengan assumsi pemakaian BBMnya 10 liter per
hari dan harga premium non-subsidi Rp 7500 (dengan harga minyak mentah
mendekati US$120 per barrel, rasanya harga premium lebih dari Rp 7500).

Kalau memang mau mbantu rakyat miskin, disubsidi langsung saja dengan
pengawasan yang sangat ketat, yang menyelewengkan subsidi tersebut dihukum
seberat-beratnya. Atau seperti usul anda tadi, uang subsidi yang besarnya
ber-trilyun2 itu digunakan untuk pemberdayaan ekonomi rakyat, membangun
pabrik2, proyek2 yang produktif dll.

Salam
Kepercayaan pada esok dan lusa, aku suka 


- Original Message - 
From: "Suryanegara, Yoga" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Tuesday, April 29, 2008 11:46 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi


Okalo saya berpikir kayak sopir angkotnya mas Dwi berarti bagus
juga yah
(selalu memanfaatkan semua peluang yang ada buat kepentingan sendiri
yang tentu sangat logis dan ekonomis).

Berarti kalo hari ini banyak pejabat kita, politikus kita, tengtara
kita, ponglisi kita, jaksa kita, dlsb berpikiran hampir sama dengan
contohnya mas Dwi, berartinya mereka nggk beda jauh dengan supir
angkot.(he...he...he..., hidup republik angkot)

Logis dan ekonomis apa yang diutarakan sampean mas Dwi, so biar nggk
ada peluang yang itu bisa dimangfaatkan oleh manusia2 nggk bertanggung
jawab, berarti berlakukan aja bbm tak bersubsidi buat semua
rakhyat(tokh dengan subsidi ini pun jadi nggk pas sasaran)

Biar adil, tengtrem, and tepat sasaran

Nah duit dari potongan subsidinya kita alokasikan buat pabrik
sebanyak2nya, buat sekolah sebanyak2nya, buat rumah sakit sebanyak2nya
biar nggk ada lagi rakhyat yang miskin atau susah sekolah, atau susah
kerja

Invest buat power plant sebanyak2nya (wong kita punya batubara
berlimpah) bentang kabelnya, jual listriknya...(wuihh tambah kaya
dech negara kita)

Kalo udah diusut2 ternyata carut marut benang kusut-nya problem negara
kita ujung2nya ada disubsidi yah(sok atuh Pak SBY, cabut segera ini
subsidi, insya Allah 2009 saya pilih lagi deh...)

Salam
Yoga

-Original Message-
From: Eko Prasetyo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, 29 April 2008 2:31 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan
Pribadi

emang gak ketahuan ama bossnya kalo dia gak narik? kan tengah jalan
biasanya ada timernya..ketahuan ama timer kalo dia gak lewat..

ketahuan nih bukan angkot user...

On 4/29/08, Dwiyatno Rumlan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Saya seorang supir angkot, dan oleh pemerintah, diberi jatah subsidi
> 40 liter sehari. Harga bensin subsidi Rp 4500, sementara bensin yang
> non-subsidi adalah Rp 7500, selisih marginnya Rp 3000 rupiah
per-liter.
> Kalau saya ambil jatah saya yang 40 liter per hari kemudian saya jual
> orang lain seharga Rp 7000 per liter (mustinya mudah, wong kalau beli
> di POM Bensin harganya Rp 7500 per liter), untung saya adalah Rp
> 100,000 per hari ... Pembaca, beri alasan kepada saya kenapa saya
> musti repot2 narik angkot, sementara dari margin perbedaan subsidi dan

> non-subsidi saja, saya bisa memperoleh Rp 100,000 per hari ?!! Apakah
> saya salah dengan melakukan itu semua ?
>
> Salam
> Sekedar masukan saja buat pembuat kebijakan
>
>
>
> - Original Message -
> From: "Ismail Zaini" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Tuesday, April 29, 2008 10:33 AM
> Subject: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi
>
>
> > Kalau memang untuk kebaikan bersama mengapa tidak , biar tidak kaget
> mulai
> > sekarang sudah membiasakan beli dg harga non subsidi ( beli Petramax
) .
> > masak masih mau disubsidi trus terussan..
> >
> > ISM
> > =
> > BPH Migas: Cabut Subsidi BBM Mobil Pribadi Pembatasan konsumsi BBM
> > akan dilakukan bertahap.
> >
> >
> > JAKARTA--Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi
> > (BPH
> Migas)
> > mengusulkan pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi
> > kendaraan pribadi. Usulan itu merupakan salah satu dari empat
> > skenario yang
> disiapkan
> > pemerintah terkait program pembatasan konsumsi BBM bersubsidi.
> >
> > "Subsidi BBM hanya diberikan untuk kendaraan umum," kata anggota
> > komite
> BPH
> > Migas, Adi Subagyo, kepada Republika, Ahad (27/4). Pertimbangannya,
> ungkap
> > Adi, pengguna kendaraan umum adalah masyarakat yang berpenghasilan
> > pas-pasan. Dengan alasan itu, hanya kendaraan umum yang akan
> > ditempel
> smart
> > card.
> >
> > Smart card akan menjadi tanda pengenal bahwa kendaraan tersebut
> > berhak membeli BBM bersubsidi yang dijual di SPBU. Kendaraan
> > pribadi, lanjut
> Adi,
> > masih bisa mengonsumsi premium atau solar yang dijual di SPBU dengan
> harga
> > nonsubsidi.
> >
> > Harga premium dan solar nonsu

[iagi-net-l] Sharing: Usulan Revisi Peraturan CBM Per-Men 033 / 2006

2008-04-28 Terurut Topik Agus Budiluhur
Rekans,

Saya ingin sharing untuk masalah peraturan CBM di Indonesia, yang sudah
sejak diterbitkannya peraturan (Permen) No. 033 / th. 2006, koq sepertinya
masih jauh untuk membuahkan satupun PSC, mungkin ada sesuatu yang kurang
dalam peraturan perijinan dan pengelolaan yang menjadikan obstacles
pengembangan CBM di  republik ini? Dan sampai saat ini, sepengetahuan saya
belum ada satu organisasi / asosiasi yang bisa membawa suara para pelaku CBM
di negeri ini, untuk itu saya mencoba untuk menulis opini melalui forum
IAGI, yang saya haqul yakin bahwa wacana-wacana yang saya tulis ini sudah
berputar-putar dan berkembang di kalangan pemerhati atau pelaku CBM di
Indonesia.

*Pendahuluan*

Industri CBM (coal bed methane) atau Gas Metana Batubara di Indonesia memang
masih sangat baru, bahkan juga di dunia yang baru belum genap dua dekade
umur industri ini dikelola, tetapi pada dasa warsa terakhir menunjukkan
bahwa industri ini cukup berkembang dengan pesat, walau baru beberapa Negara
yang sudah mengembangkan CBM dan terbukti keberhasilannya sampai pada
tahapan produksi.

*CBM adalah berbeda dengan lapangan gas konvensional*

Sumur gas konvensional umumnya dalam (lebih dari 1 km) dan viable untuk 5
sampai 20 tahun. Sedangkan sumur CBM adalah dangkal (kurang dari 1 km) dan
mempunyai umur yang pendek, serta diperlukan pengeboran yang banyak bisa
sampai ratusan sumur untuk mendapatkan produksi yang optimum, karena
cebakannya berada di dalam seam batubara yang lateral. Dan tentunya masih
banyak parameter teknis lainnya yang membedakan antara cadangan gas CBM
dengan yang konvensional. Dan lebih-lebih karakteristik gas CBM bisa berbeda
dengan basin yang berbeda, tentunya juga dengan formasi yang berbeda, di
lapangan CBM yang berbeda, bahkan produksi gas dari sumur-sumur dalam satu
lapangan pun juga bisa berbeda. Yang tentunya hal tersebut berpengaruh
terhadap biaya pengembangan dan produksi gas CBM.

Dan tabel dibawah ini, adalah unsur-unsur yang bisa membantu untuk
menerangkan perbedaan tersebut:



Exploration cost

Well completion well

Treatment cost

Well life

Turn down

Conventional

High

High

High

Long

High

CBM

Low

Low

Low

Short

Low

*Peraturan CBM di Indonesia*

Saat ini Indonesia sudah memiliki Peraturan Menteri (Permen) No 033 / 2006,
yang diterbitkan pada* *tanggal 22 Mei 2006, dimana pengusahaan gas CBM
sudah diputuskan untuk berlaku sesuai dengan regim peraturan Migas.

Tetapi, yang tentunya juga sudah disadari baik oleh pemerintah (Migas) dan
ataupun para pengembang CBM di Indonesia bahwa peraturan tersebut masih
banyak kekurangan dan masih perlu disempurnakan.

Dan kita mendengar saat ini sedang berlangsung suatu inisiatif penyempurnaan
peraturan-peraturan di lingkungan Migas termasuk juga peraturan di bidang
pengusahaan CBM.

*Usulan-usulan untuk revisi Permen No. 033 / 2006 mengenai Pengusahaan Gas
Metana Batubara*

*Yang berkaitan dengan kegiatan / pelaksanaan pengembangan dan operasional /
produksi CBM:*

1.Dibutuhkan klausal (Pasal-pasal) pemahaman tentang perbedaan-perbedaan
yang fundamental/mendasar di dalam  lisensi/ijin pengusahaan (PSC) CBM
dengan PSC Minyak dan Gas konvensional; maupun dalam kaitannya dengan BP
MiGas sebagai regulator dari ketentuan operasional.

2.Pengelolaan Hulu Gas Metana B (CBM) harus ditangani oleh divisi yang
berbeda, baik didalam organisasi DitJen MiGas maupun BP MiGas; dan
seyogyanya tidak bisa berada di bawah divisi Minyak dan Gas konvensional. Hal
ini dikarenakan banyaknya poin-poin operasional dalam CBM yang harus
diperlakukan berbeda dengan minyak dan gas konvensional.

Dengan demikian, maka akan memperjelas dalam hal menderivasi kerangka
legislasi berikutnya, seperti antara lain: kerangka kontrak yang disiapkan
secara khusus untuk CBM, term & condition reference untuk pengembangan CBM,
regime pajak dan fiskal yang disiapkan khusus untuk CBM dsb.

*Yang berkaitan dengan wilayah kerja CBM, yaitu dengan diberinya "first
priority right" kepada pemilik WK Migas dan KP Batubara / PKP2B, diusulkan:*

1.   Adanya klausal (Pasal) mengenai kewenangan Ditjen MIGAS untuk diberikan
hak dalam mengklarifikasi dan menelusuri lebih jauh  (*oversight right*)
untuk memastikan bahwa semua pemegang kontrak konsensi pertambangan batubara
benar-benar menjalankan kegiatan yang diharuskan/diwajibkan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan didalam izin pemegang konsensi  pertambangan untuk
dijalankan. Oversight right Ini termasuk hak untuk memberikan penalty atau
bahkan menarik izin/hak konsensi pertambangan batuabara untuk mendapatkan
hak prioritas dalam mengembangnkan Gas Metana – B bilamana terjadi *event
non-performance* (Pemegang KP Batubara tidak melaksanakan
kewajiban-kewajibannya).

Jika terdapat potensi gas metana batubara di dalam suatu area KP Batubara
atau PKP2B, kontraktor KP Batubara atau PKP2B tsb haruslah lebih dulu bisa
meyakinkan / menunjukkan kepada Direktorat Jenderal Pertambangan dan Energi
Cq Ditjen MiGas bahwa area KP Batubara atau PKP2B mereka telah mem

Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi

2008-04-28 Terurut Topik Dwiyatno Rumlan
He ... he ...
Pengamatan yang bagus, tapi timer ama bossnya kan bisa dinegosiasikan pak
..

DR
- Original Message - 
From: "Eko Prasetyo" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Tuesday, April 29, 2008 11:30 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi


> emang gak ketahuan ama bossnya kalo dia gak narik? kan tengah jalan
biasanya
> ada timernya..ketahuan ama timer kalo dia gak lewat..
>
> ketahuan nih bukan angkot user...
>
> On 4/29/08, Dwiyatno Rumlan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Saya seorang supir angkot, dan oleh pemerintah, diberi jatah subsidi 40
> > liter sehari. Harga bensin subsidi Rp 4500, sementara bensin yang
> > non-subsidi adalah Rp 7500, selisih marginnya Rp 3000 rupiah per-liter.
> > Kalau saya ambil jatah saya yang 40 liter per hari kemudian saya jual
> > orang
> > lain seharga Rp 7000 per liter (mustinya mudah, wong kalau beli di POM
> > Bensin harganya Rp 7500 per liter), untung saya adalah Rp 100,000 per
hari
> > ... Pembaca, beri alasan kepada saya kenapa saya musti repot2 narik
> > angkot, sementara dari margin perbedaan subsidi dan non-subsidi saja,
saya
> > bisa memperoleh Rp 100,000 per hari ?!! Apakah saya salah dengan
melakukan
> > itu semua ?
> >
> > Salam
> > Sekedar masukan saja buat pembuat kebijakan
> >
> >
> >
> > - Original Message -
> > From: "Ismail Zaini" <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: 
> > Sent: Tuesday, April 29, 2008 10:33 AM
> > Subject: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi
> >
> >
> > > Kalau memang untuk kebaikan bersama mengapa tidak , biar tidak kaget
> > mulai
> > > sekarang sudah membiasakan beli dg harga non subsidi ( beli Petramax )
.
> > > masak masih mau disubsidi trus terussan..
> > >
> > > ISM
> > > =
> > > BPH Migas: Cabut Subsidi BBM Mobil Pribadi
> > > Pembatasan konsumsi BBM akan dilakukan bertahap.
> > >
> > >
> > > JAKARTA--Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH
> > Migas)
> > > mengusulkan pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi kendaraan
> > > pribadi. Usulan itu merupakan salah satu dari empat skenario yang
> > disiapkan
> > > pemerintah terkait program pembatasan konsumsi BBM bersubsidi.
> > >
> > > "Subsidi BBM hanya diberikan untuk kendaraan umum," kata anggota
komite
> > BPH
> > > Migas, Adi Subagyo, kepada Republika, Ahad (27/4). Pertimbangannya,
> > ungkap
> > > Adi, pengguna kendaraan umum adalah masyarakat yang berpenghasilan
> > > pas-pasan. Dengan alasan itu, hanya kendaraan umum yang akan ditempel
> > smart
> > > card.
> > >
> > > Smart card akan menjadi tanda pengenal bahwa kendaraan tersebut berhak
> > > membeli BBM bersubsidi yang dijual di SPBU. Kendaraan pribadi, lanjut
> > Adi,
> > > masih bisa mengonsumsi premium atau solar yang dijual di SPBU dengan
> > harga
> > > nonsubsidi.
> > >
> > > Harga premium dan solar nonsubsidi ini akan ditetapkan tersendiri oleh
> > > pemerintah. "Harganya mungkin dipatok lebih tinggi sedikit dari harga
> > > subsidi, tapi masih di bawah harga bahan bakar jenis Pertamax atau
> > Pertamax
> > > Plus."
> > >
> > > Saat ini, premium bersubsidi dijual di SPBU pada harga Rp 4.500 per
> > liter,
> > > solar bersubsidi Rp 4.300 per liter, dan harga Pertamax serta Pertamax
> > Plus
> > > di atas Rp 8.500 per liter.
> > >
> > > Empat skenario pembatasan konsumsi BBM bersubsidi yang tengah digodok
> > > pemerintah adalah pembatasan konsumsi berdasarkan kapasitas mesin
(CC),
> > > tahun keluaran kendaraan, berdasarkan peruntukannya (kendaraan umum
atau
> > > pribadi), dan kelompok kendaraan yang samar-samar.
> > >
> > > BPH Migas mengusulkan prioritas utama pembatasan konsumsi BBM
> > berdasarkan
> > > peruntukan atau skenario ketiga. Prioritas berikutnya adalah skenario
> > kedua
> > > atau berdasarkan tahun keluaran kendaraan.
> > >
> > > Untuk skenario ini, BPH Migas mengusulkan kendaraan pribadi roda empat
> > > keluaran lima tahun terakhir tak mendapat subsidi BBM. "Tapi, untuk
> > sepeda
> > > motor keluaran lima tahun terakhir, tetap memperoleh subsidi."
> > >
> > > Di tempat terpisah, Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan,
> > > pemerintah belum memutuskan opsi mana yang akan dipilih. Kendati
> > demikian,
> > > pembatasan konsumsi BBM bersubsidi akan dilakukan secara bertahap.
> > > Pembatasan BBM menggunakan smart card itu tak bisa dilaksanakan
> > sekaligus
> > di
> > > seluruh wilayah Indonesia. "Kita akan cari daerah yang bisa diterapkan
> > smart
> > > card," katanya, kemarin.
> > >
> > > Pengamat perminyakan, Kurtubi, menilai program penghematan BBM melalui
> > smart
> > > card kurang efektif. Dia lebih setuju jika pemerintah memilih
menaikkan
> > > harga BBM bersubsidi.
> > >
> > > Sebabnya, harga minyak mentah dunia bakal terus naik. Dalam kondisi
ini,
> > > jika harga BBM bersubisidi tak dinaikkan, pemerintah akan menanggung
> > biaya
> > > subsidi BBM yang luar biasa besar. "Tidak mustahil harga minyak mentah
> > dunia
> > > pada akhir t

Re: [iagi-net-l] Kendali Geologi atas Biogeografi Sumatra

2008-04-28 Terurut Topik yanto R.Sumantri



> Awang

Pertanyaan kecil dari saya : " 
mengapa di Kalimantan tidak berkembang binatang binatang besar seperti
gajah , harimau , badak dan sejenisnya".
Di Kompas hari ini
dimuat berita yang menyebutkan bahwa "banteng Kalimantan" masih
ada di kabupaten Lamandau. Jejak jejaknya serta kotoran-nya sering
ditemukan dimataair asin.
Malahan ditemukan satu induk banteng engan
anaknya , sayang induknya dibunuh , anaknya sekarang dipelihara 
disalah satu kampung , sudah dicek memang Banteng.
Kalau brita ini
benar , sangat mengembirakan dan merupakan pekerjaan rumah untuk
penelitian banteng selanjutnya.

Apakah banteng  adanya di
Jawa dan Kalimantan ? Apakah di Sumantra tidak ada ?
Kalau iya ,
apakah ini bukan merupakan penyimpangan dari theori yang Awang sebutkan
?

Si Abah

_

   Dalam beberapa tulisan terdahulu, saya pernah
mengulas kontrol geologi
> atas biogeografi. Berikut ini saya akan
mengulas bagaimana Pulau Sumatra
> dan seluruh pulau  busur
luarnya (Simeulue-Enggano) dan pulau-pulau di
> sebelah timurnya
(Riau Kepulauan, Bangka, Belitung, Anambas-Natuna)
> memenuhi
dengan ideal apa yang disebut dengan “teori biogeografi
pulau”
> (theory of island biogeography). Data dan
interpretasi didasarkan kepada
> publikasi2 di dalam bidang
geologi, biologi, botani, zoologi, dan
> klimatologi.
>

>   Teori Biogeografi Pulau mengatakan bahwa pulau2 kecil dan
jauh mendukung
> lebih sedikit spesies (jenis) daripada pulau2
besar yang dekat dengan
> daratan utama. Penghunian pulau akan
merupakan kesetimbangan dari dua
> hal : kolonisasi pulau oleh
spesies imigran dan punahnya spesies di
> pulau itu. Tingkat
kolonisasi akan tinggi bila pulau terletak dekat
> daratan utama.
Sebaliknya, tingkat kepunahan akan lebih besar di pulau
> yang
jauh dan kecil karena populasinya terbatas sehingga sekali kena
>
penyakit yang pandemik peluang kepunahannya besar. Maka, pulau besar
dan
> dekat akan semakin kaya jenis, pulau kecil dan jauh akan
semakin miskin
> jenis.
> 
>   Yang mengontrol
pulau besar-dekat atau pulau kecil-jauh adalah geologi.
> Yang
mengontrol pulau terhubung dengan daratan utama atau terisolasi
>
adalah geologi. Yang mengontrol perkembangan pulau-pulau dari waktu ke
> waktu dalam sejarah alam adalah geologi. Maka, memahami dengan
baik
> evolusi geologi sebuah wilayah kepulauan akan memampukan
kita membuat
> prediksi keragaman jenis wilayah itu.
> 
>   Hubungan antara ukuran pulau dan jumlah jenis/spesies adalah
linier dan
> relatif konstan untuk sekelompok hewan dan tanaman.
Whitten et al.
> (2000) membuktikan hal ini. Mereka
mempublikasikan penelitian jumlah
> jenis burung darat dan air
tawar 23 pulau terpilih di Indonesia dan
> sekitarnya, dan
menemukan bahwa jumlah jenis terendah ada di Pulau
> Christmas
(sekitar 10 jenis) dan jumlah jenis terbanyak dimiliki Papua
>
(Indonesia dan PNG) sekitar 800 jenis. Tiga besar pemegang jumlah jenis
> terbanyak adalah : Papua, Kalimantan, Sumatra – sesuai dengan
pemegang
> predikat tiga ukuran pulau terbesar. Umumnya, bila
sebuah pulau
> berkurang ukurannya 10 x, maka jumlah jenisnya
berkurang setengahnya.
> 
>   Ukuran pulau pun berhubungan
dengan ukuran jenis yang ada. Binatang
> besar yang ada di pulau
kecil akan punah terlebih dahulu sebab berbagai
> faktor dalam
seleksi alam. Menariknya, binatang-binatang kecil yang ada
> di
pulau kecil bisa menjadi lebih besar ukurannya dibandingkan dengan
> saudara sejenisnya yang hidup di pulau besar (tentang ini pernah
saya
> ulas mengapa Homo floresiansis menjadi kerdil di Flores -
sementara
> tikus2nya menjadi berukuran raksasa –lihat
lampiran di bawah; theory of
> island dwarfism). Maka, bila kita
melakukan pekerjaan geologi lapangan
> ke pulau-pulau di sebelah
barat Sumatra tidak perlu kuatir akan berjumpa
> dengan harimau,
macan tutul, gajah, banteng, atau badak Sumatra.
> 
>  
Sekarang kita lihat kasus Sumatra. Sumatra merupakan salah satu pulau
> terkaya akan jenis binatang. Jenis mamalia terbanyak di Indonesia
ada di
> Sumatra, jenis burungnya terbanyak kedua setelah Papua.
Kekayaan jenis
> ini karena ukuran pulaunya yang besar, variasi
habitatnya, dan hubungan
> masa lampaunya dengan daratan utama
Asia. Ada 23 spesies endemik (khas,
> hanya ada di tempat itu di
dunia) di Sumatra, 14 di antaranya ada di
> Kepulauan Mentawai
(Corbert dan Hill, 1992; Ruedi dan Fumagalli, 1996).
> 
> 
 Sementara itu, Pulau Simeulue di posisi paling utara rangkaian
kepulauan
> busur luar ini, dan Pulau Enggano di posisi paling
selatan; sangat
> miskin akan kekayaan spesies. Mengapa Kepulauan
Mentawai memiliki
> kontras tersendiri ? Sejarah geologi
perkembangan pulau-pulau ini akan
> menjadi kunci ke arah
jawaban.
> 
>   Sejarah geologi dan perkembangan
pulau-pulau ini relatif terhadap
> daratan utama Sumatra paling
tidak sejak 1 juta tahun yang lalu sampai
> saat ini menunjukkan
bahwa bagian paling utara (Simeulue) dan bagian
> paling selatan
(Enggano) busur luar ini tidak perna

RE: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi

2008-04-28 Terurut Topik H. Edison Sirodj (XD/PCSB)
Pak Dwi ini bisa aja, untuk dapat jatah itu khan harus bawa angkotnya
dong ke pom bensin.
Nah setoran angkot perhari berapa sekarang, waktu saya dulu Rp75,000/
hari. Sekarang kalo Rp.90,000/hari, yah untung dari sisa subsidi itu
Cuma Rp.10,000 sambil kipas2 di bawah pohon asem..dah.
egs

-Original Message-
From: Dwiyatno Rumlan [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, 29 April, 2008 12:27 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan
Pribadi

Saya seorang supir angkot, dan oleh pemerintah, diberi jatah subsidi 40
liter sehari. Harga bensin subsidi Rp 4500, sementara bensin yang
non-subsidi adalah Rp 7500, selisih marginnya Rp 3000 rupiah per-liter.
Kalau saya ambil jatah saya yang 40 liter per hari kemudian saya jual
orang
lain seharga Rp 7000 per liter (mustinya mudah, wong kalau beli di POM
Bensin harganya Rp 7500 per liter), untung saya adalah Rp 100,000 per
hari
... Pembaca, beri alasan kepada saya kenapa saya musti repot2 narik
angkot, sementara dari margin perbedaan subsidi dan non-subsidi saja,
saya
bisa memperoleh Rp 100,000 per hari ?!! Apakah saya salah dengan
melakukan
itu semua ?

Salam
Sekedar masukan saja buat pembuat kebijakan


- Original Message - 
From: "Ismail Zaini" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Tuesday, April 29, 2008 10:33 AM
Subject: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi


> Kalau memang untuk kebaikan bersama mengapa tidak , biar tidak kaget
mulai
> sekarang sudah membiasakan beli dg harga non subsidi ( beli Petramax )
.
> masak masih mau disubsidi trus terussan..
>
> ISM
> =
> BPH Migas: Cabut Subsidi BBM Mobil Pribadi
> Pembatasan konsumsi BBM akan dilakukan bertahap.
>
>
> JAKARTA--Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH
Migas)
> mengusulkan pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi kendaraan
> pribadi. Usulan itu merupakan salah satu dari empat skenario yang
disiapkan
> pemerintah terkait program pembatasan konsumsi BBM bersubsidi.
>
> "Subsidi BBM hanya diberikan untuk kendaraan umum," kata anggota
komite
BPH
> Migas, Adi Subagyo, kepada Republika, Ahad (27/4). Pertimbangannya,
ungkap
> Adi, pengguna kendaraan umum adalah masyarakat yang berpenghasilan
> pas-pasan. Dengan alasan itu, hanya kendaraan umum yang akan ditempel
smart
> card.
>
> Smart card akan menjadi tanda pengenal bahwa kendaraan tersebut berhak
> membeli BBM bersubsidi yang dijual di SPBU. Kendaraan pribadi, lanjut
Adi,
> masih bisa mengonsumsi premium atau solar yang dijual di SPBU dengan
harga
> nonsubsidi.
>
> Harga premium dan solar nonsubsidi ini akan ditetapkan tersendiri oleh
> pemerintah. "Harganya mungkin dipatok lebih tinggi sedikit dari harga
> subsidi, tapi masih di bawah harga bahan bakar jenis Pertamax atau
Pertamax
> Plus."
>
> Saat ini, premium bersubsidi dijual di SPBU pada harga Rp 4.500 per
liter,
> solar bersubsidi Rp 4.300 per liter, dan harga Pertamax serta Pertamax
Plus
> di atas Rp 8.500 per liter.
>
> Empat skenario pembatasan konsumsi BBM bersubsidi yang tengah digodok
> pemerintah adalah pembatasan konsumsi berdasarkan kapasitas mesin
(CC),
> tahun keluaran kendaraan, berdasarkan peruntukannya (kendaraan umum
atau
> pribadi), dan kelompok kendaraan yang samar-samar.
>
> BPH Migas mengusulkan prioritas utama pembatasan konsumsi BBM
berdasarkan
> peruntukan atau skenario ketiga. Prioritas berikutnya adalah skenario
kedua
> atau berdasarkan tahun keluaran kendaraan.
>
> Untuk skenario ini, BPH Migas mengusulkan kendaraan pribadi roda empat
> keluaran lima tahun terakhir tak mendapat subsidi BBM. "Tapi, untuk
sepeda
> motor keluaran lima tahun terakhir, tetap memperoleh subsidi."
>
> Di tempat terpisah, Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan,
> pemerintah belum memutuskan opsi mana yang akan dipilih. Kendati
demikian,
> pembatasan konsumsi BBM bersubsidi akan dilakukan secara bertahap.
> Pembatasan BBM menggunakan smart card itu tak bisa dilaksanakan
sekaligus
di
> seluruh wilayah Indonesia. "Kita akan cari daerah yang bisa diterapkan
smart
> card," katanya, kemarin.
>
> Pengamat perminyakan, Kurtubi, menilai program penghematan BBM melalui
smart
> card kurang efektif. Dia lebih setuju jika pemerintah memilih
menaikkan
> harga BBM bersubsidi.
>
> Sebabnya, harga minyak mentah dunia bakal terus naik. Dalam kondisi
ini,
> jika harga BBM bersubisidi tak dinaikkan, pemerintah akan menanggung
biaya
> subsidi BBM yang luar biasa besar. "Tidak mustahil harga minyak mentah
dunia
> pada akhir tahun mencapai 150 dolar AS per barel," katanya, akhir
pekan
> lalu.
>
> Ekonom Indef, Aviliani, mengingatkan pemerintah agar segera memutuskan
soal
> harga BBM bersubsidi paling lambat Juni 2008. "Harus ada kesimpulan
dari
> pemerintah," katanya. Meskipun kebijakan tak populis, kenaikan harga
BBM
> dinilai berdampak positif bagi kesinambungan perekonomian nasional.
"Kisaran
> kenaikan 20-30 persen itu sudah paling maksimal."  dia/ant
>
>
>
>
>
>
>
-

RE: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi

2008-04-28 Terurut Topik Suryanegara, Yoga
Okalo saya berpikir kayak sopir angkotnya mas Dwi berarti bagus
juga yah
(selalu memanfaatkan semua peluang yang ada buat kepentingan sendiri
yang tentu sangat logis dan ekonomis).

Berarti kalo hari ini banyak pejabat kita, politikus kita, tengtara
kita, ponglisi kita, jaksa kita, dlsb berpikiran hampir sama dengan
contohnya mas Dwi, berartinya mereka nggk beda jauh dengan supir
angkot.(he...he...he..., hidup republik angkot)

Logis dan ekonomis apa yang diutarakan sampean mas Dwi, so biar nggk
ada peluang yang itu bisa dimangfaatkan oleh manusia2 nggk bertanggung
jawab, berarti berlakukan aja bbm tak bersubsidi buat semua
rakhyat(tokh dengan subsidi ini pun jadi nggk pas sasaran)

Biar adil, tengtrem, and tepat sasaran

Nah duit dari potongan subsidinya kita alokasikan buat pabrik
sebanyak2nya, buat sekolah sebanyak2nya, buat rumah sakit sebanyak2nya
biar nggk ada lagi rakhyat yang miskin atau susah sekolah, atau susah
kerja

Invest buat power plant sebanyak2nya (wong kita punya batubara
berlimpah) bentang kabelnya, jual listriknya...(wuihh tambah kaya
dech negara kita)

Kalo udah diusut2 ternyata carut marut benang kusut-nya problem negara
kita ujung2nya ada disubsidi yah(sok atuh Pak SBY, cabut segera ini
subsidi, insya Allah 2009 saya pilih lagi deh...)

Salam
Yoga

-Original Message-
From: Eko Prasetyo [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, 29 April 2008 2:31 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan
Pribadi

emang gak ketahuan ama bossnya kalo dia gak narik? kan tengah jalan
biasanya ada timernya..ketahuan ama timer kalo dia gak lewat..

ketahuan nih bukan angkot user...

On 4/29/08, Dwiyatno Rumlan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Saya seorang supir angkot, dan oleh pemerintah, diberi jatah subsidi 
> 40 liter sehari. Harga bensin subsidi Rp 4500, sementara bensin yang 
> non-subsidi adalah Rp 7500, selisih marginnya Rp 3000 rupiah
per-liter.
> Kalau saya ambil jatah saya yang 40 liter per hari kemudian saya jual 
> orang lain seharga Rp 7000 per liter (mustinya mudah, wong kalau beli 
> di POM Bensin harganya Rp 7500 per liter), untung saya adalah Rp 
> 100,000 per hari ... Pembaca, beri alasan kepada saya kenapa saya 
> musti repot2 narik angkot, sementara dari margin perbedaan subsidi dan

> non-subsidi saja, saya bisa memperoleh Rp 100,000 per hari ?!! Apakah 
> saya salah dengan melakukan itu semua ?
>
> Salam
> Sekedar masukan saja buat pembuat kebijakan
>
>
>
> - Original Message -
> From: "Ismail Zaini" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Tuesday, April 29, 2008 10:33 AM
> Subject: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi
>
>
> > Kalau memang untuk kebaikan bersama mengapa tidak , biar tidak kaget
> mulai
> > sekarang sudah membiasakan beli dg harga non subsidi ( beli Petramax
) .
> > masak masih mau disubsidi trus terussan..
> >
> > ISM
> > =
> > BPH Migas: Cabut Subsidi BBM Mobil Pribadi Pembatasan konsumsi BBM 
> > akan dilakukan bertahap.
> >
> >
> > JAKARTA--Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi 
> > (BPH
> Migas)
> > mengusulkan pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi 
> > kendaraan pribadi. Usulan itu merupakan salah satu dari empat 
> > skenario yang
> disiapkan
> > pemerintah terkait program pembatasan konsumsi BBM bersubsidi.
> >
> > "Subsidi BBM hanya diberikan untuk kendaraan umum," kata anggota 
> > komite
> BPH
> > Migas, Adi Subagyo, kepada Republika, Ahad (27/4). Pertimbangannya,
> ungkap
> > Adi, pengguna kendaraan umum adalah masyarakat yang berpenghasilan 
> > pas-pasan. Dengan alasan itu, hanya kendaraan umum yang akan 
> > ditempel
> smart
> > card.
> >
> > Smart card akan menjadi tanda pengenal bahwa kendaraan tersebut 
> > berhak membeli BBM bersubsidi yang dijual di SPBU. Kendaraan 
> > pribadi, lanjut
> Adi,
> > masih bisa mengonsumsi premium atau solar yang dijual di SPBU dengan
> harga
> > nonsubsidi.
> >
> > Harga premium dan solar nonsubsidi ini akan ditetapkan tersendiri 
> > oleh pemerintah. "Harganya mungkin dipatok lebih tinggi sedikit dari

> > harga subsidi, tapi masih di bawah harga bahan bakar jenis Pertamax 
> > atau
> Pertamax
> > Plus."
> >
> > Saat ini, premium bersubsidi dijual di SPBU pada harga Rp 4.500 per
> liter,
> > solar bersubsidi Rp 4.300 per liter, dan harga Pertamax serta 
> > Pertamax
> Plus
> > di atas Rp 8.500 per liter.
> >
> > Empat skenario pembatasan konsumsi BBM bersubsidi yang tengah 
> > digodok pemerintah adalah pembatasan konsumsi berdasarkan kapasitas 
> > mesin (CC), tahun keluaran kendaraan, berdasarkan peruntukannya 
> > (kendaraan umum atau pribadi), dan kelompok kendaraan yang
samar-samar.
> >
> > BPH Migas mengusulkan prioritas utama pembatasan konsumsi BBM
> berdasarkan
> > peruntukan atau skenario ketiga. Prioritas berikutnya adalah 
> > skenario
> kedua
> > atau berdasarkan tahun keluaran kendaraan.
> >
> > Untuk skenario ini, BPH Mig

[iagi-net-l] RE: Spam:Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi

2008-04-28 Terurut Topik Tonny P. Sastramihardja
Emangnya ada gitu di Republik Mimpi ini 'yang membuat kebijakan masuk
akal??' So...don't expect too much

Salam: TPS

-Original Message-
From: Dwiyatno Rumlan [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, April 29, 2008 11:27 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Spam:Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan
Pribadi

Saya seorang supir angkot, dan oleh pemerintah, diberi jatah subsidi 40
liter sehari. Harga bensin subsidi Rp 4500, sementara bensin yang
non-subsidi adalah Rp 7500, selisih marginnya Rp 3000 rupiah per-liter.
Kalau saya ambil jatah saya yang 40 liter per hari kemudian saya jual
orang
lain seharga Rp 7000 per liter (mustinya mudah, wong kalau beli di POM
Bensin harganya Rp 7500 per liter), untung saya adalah Rp 100,000 per
hari
... Pembaca, beri alasan kepada saya kenapa saya musti repot2 narik
angkot, sementara dari margin perbedaan subsidi dan non-subsidi saja,
saya
bisa memperoleh Rp 100,000 per hari ?!! Apakah saya salah dengan
melakukan
itu semua ?

Salam
Sekedar masukan saja buat pembuat kebijakan


- Original Message - 
From: "Ismail Zaini" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Tuesday, April 29, 2008 10:33 AM
Subject: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi


> Kalau memang untuk kebaikan bersama mengapa tidak , biar tidak kaget
mulai
> sekarang sudah membiasakan beli dg harga non subsidi ( beli Petramax )
.
> masak masih mau disubsidi trus terussan..
>
> ISM
> =
> BPH Migas: Cabut Subsidi BBM Mobil Pribadi
> Pembatasan konsumsi BBM akan dilakukan bertahap.
>
>
> JAKARTA--Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH
Migas)
> mengusulkan pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi kendaraan
> pribadi. Usulan itu merupakan salah satu dari empat skenario yang
disiapkan
> pemerintah terkait program pembatasan konsumsi BBM bersubsidi.
>
> "Subsidi BBM hanya diberikan untuk kendaraan umum," kata anggota
komite
BPH
> Migas, Adi Subagyo, kepada Republika, Ahad (27/4). Pertimbangannya,
ungkap
> Adi, pengguna kendaraan umum adalah masyarakat yang berpenghasilan
> pas-pasan. Dengan alasan itu, hanya kendaraan umum yang akan ditempel
smart
> card.
>
> Smart card akan menjadi tanda pengenal bahwa kendaraan tersebut berhak
> membeli BBM bersubsidi yang dijual di SPBU. Kendaraan pribadi, lanjut
Adi,
> masih bisa mengonsumsi premium atau solar yang dijual di SPBU dengan
harga
> nonsubsidi.
>
> Harga premium dan solar nonsubsidi ini akan ditetapkan tersendiri oleh
> pemerintah. "Harganya mungkin dipatok lebih tinggi sedikit dari harga
> subsidi, tapi masih di bawah harga bahan bakar jenis Pertamax atau
Pertamax
> Plus."
>
> Saat ini, premium bersubsidi dijual di SPBU pada harga Rp 4.500 per
liter,
> solar bersubsidi Rp 4.300 per liter, dan harga Pertamax serta Pertamax
Plus
> di atas Rp 8.500 per liter.
>
> Empat skenario pembatasan konsumsi BBM bersubsidi yang tengah digodok
> pemerintah adalah pembatasan konsumsi berdasarkan kapasitas mesin
(CC),
> tahun keluaran kendaraan, berdasarkan peruntukannya (kendaraan umum
atau
> pribadi), dan kelompok kendaraan yang samar-samar.
>
> BPH Migas mengusulkan prioritas utama pembatasan konsumsi BBM
berdasarkan
> peruntukan atau skenario ketiga. Prioritas berikutnya adalah skenario
kedua
> atau berdasarkan tahun keluaran kendaraan.
>
> Untuk skenario ini, BPH Migas mengusulkan kendaraan pribadi roda empat
> keluaran lima tahun terakhir tak mendapat subsidi BBM. "Tapi, untuk
sepeda
> motor keluaran lima tahun terakhir, tetap memperoleh subsidi."
>
> Di tempat terpisah, Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan,
> pemerintah belum memutuskan opsi mana yang akan dipilih. Kendati
demikian,
> pembatasan konsumsi BBM bersubsidi akan dilakukan secara bertahap.
> Pembatasan BBM menggunakan smart card itu tak bisa dilaksanakan
sekaligus
di
> seluruh wilayah Indonesia. "Kita akan cari daerah yang bisa diterapkan
smart
> card," katanya, kemarin.
>
> Pengamat perminyakan, Kurtubi, menilai program penghematan BBM melalui
smart
> card kurang efektif. Dia lebih setuju jika pemerintah memilih
menaikkan
> harga BBM bersubsidi.
>
> Sebabnya, harga minyak mentah dunia bakal terus naik. Dalam kondisi
ini,
> jika harga BBM bersubisidi tak dinaikkan, pemerintah akan menanggung
biaya
> subsidi BBM yang luar biasa besar. "Tidak mustahil harga minyak mentah
dunia
> pada akhir tahun mencapai 150 dolar AS per barel," katanya, akhir
pekan
> lalu.
>
> Ekonom Indef, Aviliani, mengingatkan pemerintah agar segera memutuskan
soal
> harga BBM bersubsidi paling lambat Juni 2008. "Harus ada kesimpulan
dari
> pemerintah," katanya. Meskipun kebijakan tak populis, kenaikan harga
BBM
> dinilai berdampak positif bagi kesinambungan perekonomian nasional.
"Kisaran
> kenaikan 20-30 persen itu sudah paling maksimal."  dia/ant
>
>
>
>
>
>
>

--
--
> PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
> * acara utama: 27-28 Agustus 2008
> * penerimaan abstra

Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi

2008-04-28 Terurut Topik M-Adam . CEPI
Sekarang saya juragan angkot punya armada 2000 angkot. Daripada narik
angkot isinya kosong mending yang 1000 di jalankan  yang 1000 lagi (angkot
+ sopir fiktif) untuk bisnis bbm bersubsidi kan kalau ceritanya seperti
dibawah margin perhari bisa dapat untung 100.000.000 (seratus juta) cing
cay sama sopir fiktif dan aparat minimal dapat 25 juta perhari 750 juta
perbulan (wow) . Udara bersih karena setengah angkot tidak dijalankan dan
saling menguntungkan. Hmm.





   
 "Dwiyatno Rumlan" 
 <[EMAIL PROTECTED] 
 china.co.id>   To 
  
 04/29/2008 12:27   cc 
 PM
   Subject 
   Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut  
 Please respond to Subsidi BBM  Kendaraan Pribadi  
 <[EMAIL PROTECTED] 
   .id>
   
   
   
   




Saya seorang supir angkot, dan oleh pemerintah, diberi jatah subsidi 40
liter sehari. Harga bensin subsidi Rp 4500, sementara bensin yang
non-subsidi adalah Rp 7500, selisih marginnya Rp 3000 rupiah per-liter.
Kalau saya ambil jatah saya yang 40 liter per hari kemudian saya jual orang
lain seharga Rp 7000 per liter (mustinya mudah, wong kalau beli di POM
Bensin harganya Rp 7500 per liter), untung saya adalah Rp 100,000 per hari
... Pembaca, beri alasan kepada saya kenapa saya musti repot2 narik
angkot, sementara dari margin perbedaan subsidi dan non-subsidi saja, saya
bisa memperoleh Rp 100,000 per hari ?!! Apakah saya salah dengan melakukan
itu semua ?

Salam
Sekedar masukan saja buat pembuat kebijakan


- Original Message -
From: "Ismail Zaini" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Tuesday, April 29, 2008 10:33 AM
Subject: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi


> Kalau memang untuk kebaikan bersama mengapa tidak , biar tidak kaget
mulai
> sekarang sudah membiasakan beli dg harga non subsidi ( beli Petramax ) .
> masak masih mau disubsidi trus terussan..
>
> ISM
> =
> BPH Migas: Cabut Subsidi BBM Mobil Pribadi
> Pembatasan konsumsi BBM akan dilakukan bertahap.
>
>
> JAKARTA--Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH
Migas)
> mengusulkan pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi kendaraan
> pribadi. Usulan itu merupakan salah satu dari empat skenario yang
disiapkan
> pemerintah terkait program pembatasan konsumsi BBM bersubsidi.
>
> "Subsidi BBM hanya diberikan untuk kendaraan umum," kata anggota komite
BPH
> Migas, Adi Subagyo, kepada Republika, Ahad (27/4). Pertimbangannya,
ungkap
> Adi, pengguna kendaraan umum adalah masyarakat yang berpenghasilan
> pas-pasan. Dengan alasan itu, hanya kendaraan umum yang akan ditempel
smart
> card.
>
> Smart card akan menjadi tanda pengenal bahwa kendaraan tersebut berhak
> membeli BBM bersubsidi yang dijual di SPBU. Kendaraan pribadi, lanjut
Adi,
> masih bisa mengonsumsi premium atau solar yang dijual di SPBU dengan
harga
> nonsubsidi.
>
> Harga premium dan solar nonsubsidi ini akan ditetapkan tersendiri oleh
> pemerintah. "Harganya mungkin dipatok lebih tinggi sedikit dari harga
> subsidi, tapi masih di bawah harga bahan bakar jenis Pertamax atau
Pertamax
> Plus."
>
> Saat ini, premium bersubsidi dijual di SPBU pada harga Rp 4.500 per
liter,
> solar bersubsidi Rp 4.300 per liter, dan harga Pertamax serta Pertamax
Plus
> di atas Rp 8.500 per liter.
>
> Empat skenario pembatasan konsumsi BBM bersubsidi yang tengah digodok
> pemerintah adalah pembatasan konsumsi berdasarkan kapasitas mesin (CC),
> tahun keluaran kendaraan, berdasarkan peruntukannya (kendaraan umum atau
> pribadi), dan kelompok kendaraan yang samar-samar.
>
> BPH Migas mengusulkan prioritas utama pembatasan konsumsi BBM berdasarkan
> peruntukan atau skenario ketiga. Prioritas berikutnya adalah skenario
kedua
> atau berdasarkan tahun keluaran kendaraan.
>
> Untuk skenario ini, BPH Migas mengusulkan kendaraan pribadi roda empat
> keluaran lima tahun terakhir tak mendapat subsidi BBM. "Tapi, untuk
sepeda
> motor keluaran lima tahun terakhir, tetap memperoleh subsidi."
>
> Di tempat terpisah, Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan,
> pemerintah belum memutuskan opsi mana yang 

[iagi-net-l] Tarif Geothermal

2008-04-28 Terurut Topik Ismail Zaini

Permen Tarif Panas Bumi Segera Terbit


JAKARTA - Republika

Pemerintah dalam pekan ini akan segera menerbitkan Peraturan Menteri 
(Permen) Energi dan Sumber Daya Mineral mengenai penetapan tarif panas bumi. 
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan 
Energi (LPE) Departemen ESDM J Purwono kepada wartawan di Jakarta, Senin 
(28/4).


''Kita akan terbitkan Permen tarif panas bumi pada minggu ini. Tarifnya 80 
persen biaya pokok produksi PLN setempat atau sekitar 6 sen dolar AS per kWh 
di Jawa,'' ujar Purwono. Purwono menuturkan, biaya produksi listrik panas 
bumi lebih stabil dibandingkan biaya produksi listrik yang menggunakan bahan 
bakar lainnya seperti batu bara. ''Biaya panas bumi itu hanya terkait dengan 
eskalasi terhadap inflasi serta indeks harga konsumen. Bahkan tarif 80 
persen biaya pokok produksi PLN itu telah disepakati oleh PLN dan asosiasi 
panas bumi,'' ujarnya.


Sementara itu Direktur Utama PT PLN (Persero) Fahmi Mochtar membenarkan 
telah dilakukan pembicaraan dengan pihak PLN. Namun, jelas Fahmi, Permen 
panas bumi tersebut merupakan hak/kewenangan dari pemerintah untuk 
menetapkan, apapun formulanya. ''Kami serahkan Permen tersebut pada 
pemerintah karena itu merupakan hak/kewenangan pemerintah untuk menetapkan, 
apapun formulanya,'' kata Fahmi.


Sebelumnya Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) mengusulkan adanya penetapan 
biaya pokok produksi listrik per wilayah (BPP regional). Dengan penetapan 
seperti ini, harga jual listrik ke PLN untuk setiap pembangkit tidak akan 
berbeda jauh sehingga masuk ke dalam skala keekonomian.


Ketua Umum API Surya Darma menjelaskan dengan pendekatan BPP seperti yang 
diinginkan Ditjen LPE maka harga jual listrik antarsetiap pembangkit akan 
berbeda jauh. ''Setelah dihitung berdasar BPP ternyata ada gap yang sangat 
jauh,'' ujarnya Dia mencontohkan di beberapa tempat, BPP listriknya ada yang 
mencapai 15 sen dolar AS per kilowatt-hour (kWh). Sedangkan di tempat 
lainnya, hanya 5 sen dolar AS per kWh.


Menurut Surya, banyak faktor yang menyebabkan perbedaan BPP pada setiap 
pembangkit. Faktor tersebut diantaranya lokasi pembangkit. ''Kalau dihitung 
dari sisi BPP, maka pendekatan keekonomian akan tidak tercapai untuk 
tempat-tempat tertentu. Tetapi di tempat lainnya melebihi keekonomian bisa 
sampai 14-15 sen dolar AS per kWh,'' jelasnya.


Karena itu, lanjut Surya, para stake holder di sektor panas bumi meminta 
pendekatan BBP regional dalam penghitungan harga jual listrik panas bumi ke 
PLN. Usulan tersebut, sambungnya, sudah disampaikan secara resmi kepada 
pemerintah. ''Misalnya kita kelompokkan Jawa dengan Bali dalam satu 
regional, kemudian kita juga tetapkan BPP untuk region Sumatra, Sulawesi, 
dan Nusa Tenggara.'' dia


( )





PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod


PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi

2008-04-28 Terurut Topik Eko Prasetyo
emang gak ketahuan ama bossnya kalo dia gak narik? kan tengah jalan biasanya
ada timernya..ketahuan ama timer kalo dia gak lewat..

ketahuan nih bukan angkot user...

On 4/29/08, Dwiyatno Rumlan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Saya seorang supir angkot, dan oleh pemerintah, diberi jatah subsidi 40
> liter sehari. Harga bensin subsidi Rp 4500, sementara bensin yang
> non-subsidi adalah Rp 7500, selisih marginnya Rp 3000 rupiah per-liter.
> Kalau saya ambil jatah saya yang 40 liter per hari kemudian saya jual
> orang
> lain seharga Rp 7000 per liter (mustinya mudah, wong kalau beli di POM
> Bensin harganya Rp 7500 per liter), untung saya adalah Rp 100,000 per hari
> ... Pembaca, beri alasan kepada saya kenapa saya musti repot2 narik
> angkot, sementara dari margin perbedaan subsidi dan non-subsidi saja, saya
> bisa memperoleh Rp 100,000 per hari ?!! Apakah saya salah dengan melakukan
> itu semua ?
>
> Salam
> Sekedar masukan saja buat pembuat kebijakan
>
>
>
> - Original Message -
> From: "Ismail Zaini" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Tuesday, April 29, 2008 10:33 AM
> Subject: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi
>
>
> > Kalau memang untuk kebaikan bersama mengapa tidak , biar tidak kaget
> mulai
> > sekarang sudah membiasakan beli dg harga non subsidi ( beli Petramax ) .
> > masak masih mau disubsidi trus terussan..
> >
> > ISM
> > =
> > BPH Migas: Cabut Subsidi BBM Mobil Pribadi
> > Pembatasan konsumsi BBM akan dilakukan bertahap.
> >
> >
> > JAKARTA--Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH
> Migas)
> > mengusulkan pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi kendaraan
> > pribadi. Usulan itu merupakan salah satu dari empat skenario yang
> disiapkan
> > pemerintah terkait program pembatasan konsumsi BBM bersubsidi.
> >
> > "Subsidi BBM hanya diberikan untuk kendaraan umum," kata anggota komite
> BPH
> > Migas, Adi Subagyo, kepada Republika, Ahad (27/4). Pertimbangannya,
> ungkap
> > Adi, pengguna kendaraan umum adalah masyarakat yang berpenghasilan
> > pas-pasan. Dengan alasan itu, hanya kendaraan umum yang akan ditempel
> smart
> > card.
> >
> > Smart card akan menjadi tanda pengenal bahwa kendaraan tersebut berhak
> > membeli BBM bersubsidi yang dijual di SPBU. Kendaraan pribadi, lanjut
> Adi,
> > masih bisa mengonsumsi premium atau solar yang dijual di SPBU dengan
> harga
> > nonsubsidi.
> >
> > Harga premium dan solar nonsubsidi ini akan ditetapkan tersendiri oleh
> > pemerintah. "Harganya mungkin dipatok lebih tinggi sedikit dari harga
> > subsidi, tapi masih di bawah harga bahan bakar jenis Pertamax atau
> Pertamax
> > Plus."
> >
> > Saat ini, premium bersubsidi dijual di SPBU pada harga Rp 4.500 per
> liter,
> > solar bersubsidi Rp 4.300 per liter, dan harga Pertamax serta Pertamax
> Plus
> > di atas Rp 8.500 per liter.
> >
> > Empat skenario pembatasan konsumsi BBM bersubsidi yang tengah digodok
> > pemerintah adalah pembatasan konsumsi berdasarkan kapasitas mesin (CC),
> > tahun keluaran kendaraan, berdasarkan peruntukannya (kendaraan umum atau
> > pribadi), dan kelompok kendaraan yang samar-samar.
> >
> > BPH Migas mengusulkan prioritas utama pembatasan konsumsi BBM
> berdasarkan
> > peruntukan atau skenario ketiga. Prioritas berikutnya adalah skenario
> kedua
> > atau berdasarkan tahun keluaran kendaraan.
> >
> > Untuk skenario ini, BPH Migas mengusulkan kendaraan pribadi roda empat
> > keluaran lima tahun terakhir tak mendapat subsidi BBM. "Tapi, untuk
> sepeda
> > motor keluaran lima tahun terakhir, tetap memperoleh subsidi."
> >
> > Di tempat terpisah, Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan,
> > pemerintah belum memutuskan opsi mana yang akan dipilih. Kendati
> demikian,
> > pembatasan konsumsi BBM bersubsidi akan dilakukan secara bertahap.
> > Pembatasan BBM menggunakan smart card itu tak bisa dilaksanakan
> sekaligus
> di
> > seluruh wilayah Indonesia. "Kita akan cari daerah yang bisa diterapkan
> smart
> > card," katanya, kemarin.
> >
> > Pengamat perminyakan, Kurtubi, menilai program penghematan BBM melalui
> smart
> > card kurang efektif. Dia lebih setuju jika pemerintah memilih menaikkan
> > harga BBM bersubsidi.
> >
> > Sebabnya, harga minyak mentah dunia bakal terus naik. Dalam kondisi ini,
> > jika harga BBM bersubisidi tak dinaikkan, pemerintah akan menanggung
> biaya
> > subsidi BBM yang luar biasa besar. "Tidak mustahil harga minyak mentah
> dunia
> > pada akhir tahun mencapai 150 dolar AS per barel," katanya, akhir pekan
> > lalu.
> >
> > Ekonom Indef, Aviliani, mengingatkan pemerintah agar segera memutuskan
> soal
> > harga BBM bersubsidi paling lambat Juni 2008. "Harus ada kesimpulan dari
> > pemerintah," katanya. Meskipun kebijakan tak populis, kenaikan harga BBM
> > dinilai berdampak positif bagi kesinambungan perekonomian nasional.
> "Kisaran
> > kenaikan 20-30 persen itu sudah paling maksimal."  dia/ant
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> 

Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi

2008-04-28 Terurut Topik Ismail Zaini
Om Nyoto yg di Pertonas ( eh Petronas... ) ayak ayak waek Kapan mau 
lihat Rusunami Kalibata


ISM
- Original Message - 
From: "nyoto - ke-el" <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Monday, April 28, 2008 9:01 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi



Gimana mau beli yg non-subsidi, lha wong nulis namanya yg bener aja nggak
tahu je , namanya kan Pertamax, bukan Petramax ...?





2008/4/29 Ismail Zaini <[EMAIL PROTECTED]>:

Kalau memang untuk kebaikan bersama mengapa tidak , biar tidak kaget 
mulai

sekarang sudah membiasakan beli dg harga non subsidi ( beli Petramax ) .
masak masih mau disubsidi trus terussan..

ISM
=
BPH Migas: Cabut Subsidi BBM Mobil Pribadi
Pembatasan konsumsi BBM akan dilakukan bertahap.


JAKARTA--Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH
Migas) mengusulkan pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi
kendaraan pribadi. Usulan itu merupakan salah satu dari empat skenario 
yang

disiapkan pemerintah terkait program pembatasan konsumsi BBM bersubsidi.

"Subsidi BBM hanya diberikan untuk kendaraan umum," kata anggota komite
BPH Migas, Adi Subagyo, kepada Republika, Ahad (27/4). Pertimbangannya,
ungkap Adi, pengguna kendaraan umum adalah masyarakat yang berpenghasilan
pas-pasan. Dengan alasan itu, hanya kendaraan umum yang akan ditempel 
smart

card.

Smart card akan menjadi tanda pengenal bahwa kendaraan tersebut berhak
membeli BBM bersubsidi yang dijual di SPBU. Kendaraan pribadi, lanjut 
Adi,
masih bisa mengonsumsi premium atau solar yang dijual di SPBU dengan 
harga

nonsubsidi.

Harga premium dan solar nonsubsidi ini akan ditetapkan tersendiri oleh
pemerintah. "Harganya mungkin dipatok lebih tinggi sedikit dari harga
subsidi, tapi masih di bawah harga bahan bakar jenis Pertamax atau 
Pertamax

Plus."

Saat ini, premium bersubsidi dijual di SPBU pada harga Rp 4.500 per 
liter,
solar bersubsidi Rp 4.300 per liter, dan harga Pertamax serta Pertamax 
Plus

di atas Rp 8.500 per liter.

Empat skenario pembatasan konsumsi BBM bersubsidi yang tengah digodok
pemerintah adalah pembatasan konsumsi berdasarkan kapasitas mesin (CC),
tahun keluaran kendaraan, berdasarkan peruntukannya (kendaraan umum atau
pribadi), dan kelompok kendaraan yang samar-samar.

BPH Migas mengusulkan prioritas utama pembatasan konsumsi BBM berdasarkan
peruntukan atau skenario ketiga. Prioritas berikutnya adalah skenario 
kedua

atau berdasarkan tahun keluaran kendaraan.

Untuk skenario ini, BPH Migas mengusulkan kendaraan pribadi roda empat
keluaran lima tahun terakhir tak mendapat subsidi BBM. "Tapi, untuk 
sepeda

motor keluaran lima tahun terakhir, tetap memperoleh subsidi."

Di tempat terpisah, Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan,
pemerintah belum memutuskan opsi mana yang akan dipilih. Kendati 
demikian,

pembatasan konsumsi BBM bersubsidi akan dilakukan secara bertahap.
Pembatasan BBM menggunakan smart card itu tak bisa dilaksanakan sekaligus 
di
seluruh wilayah Indonesia. "Kita akan cari daerah yang bisa diterapkan 
smart

card," katanya, kemarin.

Pengamat perminyakan, Kurtubi, menilai program penghematan BBM melalui
smart card kurang efektif. Dia lebih setuju jika pemerintah memilih
menaikkan harga BBM bersubsidi.

Sebabnya, harga minyak mentah dunia bakal terus naik. Dalam kondisi ini,
jika harga BBM bersubisidi tak dinaikkan, pemerintah akan menanggung 
biaya
subsidi BBM yang luar biasa besar. "Tidak mustahil harga minyak mentah 
dunia

pada akhir tahun mencapai 150 dolar AS per barel," katanya, akhir pekan
lalu.

Ekonom Indef, Aviliani, mengingatkan pemerintah agar segera memutuskan
soal harga BBM bersubsidi paling lambat Juni 2008. "Harus ada kesimpulan
dari pemerintah," katanya. Meskipun kebijakan tak populis, kenaikan harga
BBM dinilai berdampak positif bagi kesinambungan perekonomian nasional.
"Kisaran kenaikan 20-30 persen itu sudah paling maksimal."  dia/ant








PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod



PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Ba

Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi

2008-04-28 Terurut Topik Dwiyatno Rumlan
Saya seorang supir angkot, dan oleh pemerintah, diberi jatah subsidi 40
liter sehari. Harga bensin subsidi Rp 4500, sementara bensin yang
non-subsidi adalah Rp 7500, selisih marginnya Rp 3000 rupiah per-liter.
Kalau saya ambil jatah saya yang 40 liter per hari kemudian saya jual orang
lain seharga Rp 7000 per liter (mustinya mudah, wong kalau beli di POM
Bensin harganya Rp 7500 per liter), untung saya adalah Rp 100,000 per hari
... Pembaca, beri alasan kepada saya kenapa saya musti repot2 narik
angkot, sementara dari margin perbedaan subsidi dan non-subsidi saja, saya
bisa memperoleh Rp 100,000 per hari ?!! Apakah saya salah dengan melakukan
itu semua ?

Salam
Sekedar masukan saja buat pembuat kebijakan


- Original Message - 
From: "Ismail Zaini" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Tuesday, April 29, 2008 10:33 AM
Subject: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi


> Kalau memang untuk kebaikan bersama mengapa tidak , biar tidak kaget mulai
> sekarang sudah membiasakan beli dg harga non subsidi ( beli Petramax ) .
> masak masih mau disubsidi trus terussan..
>
> ISM
> =
> BPH Migas: Cabut Subsidi BBM Mobil Pribadi
> Pembatasan konsumsi BBM akan dilakukan bertahap.
>
>
> JAKARTA--Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH
Migas)
> mengusulkan pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi kendaraan
> pribadi. Usulan itu merupakan salah satu dari empat skenario yang
disiapkan
> pemerintah terkait program pembatasan konsumsi BBM bersubsidi.
>
> "Subsidi BBM hanya diberikan untuk kendaraan umum," kata anggota komite
BPH
> Migas, Adi Subagyo, kepada Republika, Ahad (27/4). Pertimbangannya, ungkap
> Adi, pengguna kendaraan umum adalah masyarakat yang berpenghasilan
> pas-pasan. Dengan alasan itu, hanya kendaraan umum yang akan ditempel
smart
> card.
>
> Smart card akan menjadi tanda pengenal bahwa kendaraan tersebut berhak
> membeli BBM bersubsidi yang dijual di SPBU. Kendaraan pribadi, lanjut Adi,
> masih bisa mengonsumsi premium atau solar yang dijual di SPBU dengan harga
> nonsubsidi.
>
> Harga premium dan solar nonsubsidi ini akan ditetapkan tersendiri oleh
> pemerintah. "Harganya mungkin dipatok lebih tinggi sedikit dari harga
> subsidi, tapi masih di bawah harga bahan bakar jenis Pertamax atau
Pertamax
> Plus."
>
> Saat ini, premium bersubsidi dijual di SPBU pada harga Rp 4.500 per liter,
> solar bersubsidi Rp 4.300 per liter, dan harga Pertamax serta Pertamax
Plus
> di atas Rp 8.500 per liter.
>
> Empat skenario pembatasan konsumsi BBM bersubsidi yang tengah digodok
> pemerintah adalah pembatasan konsumsi berdasarkan kapasitas mesin (CC),
> tahun keluaran kendaraan, berdasarkan peruntukannya (kendaraan umum atau
> pribadi), dan kelompok kendaraan yang samar-samar.
>
> BPH Migas mengusulkan prioritas utama pembatasan konsumsi BBM berdasarkan
> peruntukan atau skenario ketiga. Prioritas berikutnya adalah skenario
kedua
> atau berdasarkan tahun keluaran kendaraan.
>
> Untuk skenario ini, BPH Migas mengusulkan kendaraan pribadi roda empat
> keluaran lima tahun terakhir tak mendapat subsidi BBM. "Tapi, untuk sepeda
> motor keluaran lima tahun terakhir, tetap memperoleh subsidi."
>
> Di tempat terpisah, Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan,
> pemerintah belum memutuskan opsi mana yang akan dipilih. Kendati demikian,
> pembatasan konsumsi BBM bersubsidi akan dilakukan secara bertahap.
> Pembatasan BBM menggunakan smart card itu tak bisa dilaksanakan sekaligus
di
> seluruh wilayah Indonesia. "Kita akan cari daerah yang bisa diterapkan
smart
> card," katanya, kemarin.
>
> Pengamat perminyakan, Kurtubi, menilai program penghematan BBM melalui
smart
> card kurang efektif. Dia lebih setuju jika pemerintah memilih menaikkan
> harga BBM bersubsidi.
>
> Sebabnya, harga minyak mentah dunia bakal terus naik. Dalam kondisi ini,
> jika harga BBM bersubisidi tak dinaikkan, pemerintah akan menanggung biaya
> subsidi BBM yang luar biasa besar. "Tidak mustahil harga minyak mentah
dunia
> pada akhir tahun mencapai 150 dolar AS per barel," katanya, akhir pekan
> lalu.
>
> Ekonom Indef, Aviliani, mengingatkan pemerintah agar segera memutuskan
soal
> harga BBM bersubsidi paling lambat Juni 2008. "Harus ada kesimpulan dari
> pemerintah," katanya. Meskipun kebijakan tak populis, kenaikan harga BBM
> dinilai berdampak positif bagi kesinambungan perekonomian nasional.
"Kisaran
> kenaikan 20-30 persen itu sudah paling maksimal."  dia/ant
>
>
>
>
>
>
> --
--
> PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
> * acara utama: 27-28 Agustus 2008
> * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
> * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
> * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
> * abstrak / makalah dikirimkan ke:
> www.grdc.esdm.go.id/aplod
> username: iagi2008
> password: masukdanaplod
>
> --
--
> PEMILU KETUA

Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi

2008-04-28 Terurut Topik nyoto - ke-el
Gimana mau beli yg non-subsidi, lha wong nulis namanya yg bener aja nggak
tahu je , namanya kan Pertamax, bukan Petramax ...?





2008/4/29 Ismail Zaini <[EMAIL PROTECTED]>:

> Kalau memang untuk kebaikan bersama mengapa tidak , biar tidak kaget mulai
> sekarang sudah membiasakan beli dg harga non subsidi ( beli Petramax ) .
> masak masih mau disubsidi trus terussan..
>
> ISM
> =
> BPH Migas: Cabut Subsidi BBM Mobil Pribadi
> Pembatasan konsumsi BBM akan dilakukan bertahap.
>
>
> JAKARTA--Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH
> Migas) mengusulkan pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi
> kendaraan pribadi. Usulan itu merupakan salah satu dari empat skenario yang
> disiapkan pemerintah terkait program pembatasan konsumsi BBM bersubsidi.
>
> "Subsidi BBM hanya diberikan untuk kendaraan umum," kata anggota komite
> BPH Migas, Adi Subagyo, kepada Republika, Ahad (27/4). Pertimbangannya,
> ungkap Adi, pengguna kendaraan umum adalah masyarakat yang berpenghasilan
> pas-pasan. Dengan alasan itu, hanya kendaraan umum yang akan ditempel smart
> card.
>
> Smart card akan menjadi tanda pengenal bahwa kendaraan tersebut berhak
> membeli BBM bersubsidi yang dijual di SPBU. Kendaraan pribadi, lanjut Adi,
> masih bisa mengonsumsi premium atau solar yang dijual di SPBU dengan harga
> nonsubsidi.
>
> Harga premium dan solar nonsubsidi ini akan ditetapkan tersendiri oleh
> pemerintah. "Harganya mungkin dipatok lebih tinggi sedikit dari harga
> subsidi, tapi masih di bawah harga bahan bakar jenis Pertamax atau Pertamax
> Plus."
>
> Saat ini, premium bersubsidi dijual di SPBU pada harga Rp 4.500 per liter,
> solar bersubsidi Rp 4.300 per liter, dan harga Pertamax serta Pertamax Plus
> di atas Rp 8.500 per liter.
>
> Empat skenario pembatasan konsumsi BBM bersubsidi yang tengah digodok
> pemerintah adalah pembatasan konsumsi berdasarkan kapasitas mesin (CC),
> tahun keluaran kendaraan, berdasarkan peruntukannya (kendaraan umum atau
> pribadi), dan kelompok kendaraan yang samar-samar.
>
> BPH Migas mengusulkan prioritas utama pembatasan konsumsi BBM berdasarkan
> peruntukan atau skenario ketiga. Prioritas berikutnya adalah skenario kedua
> atau berdasarkan tahun keluaran kendaraan.
>
> Untuk skenario ini, BPH Migas mengusulkan kendaraan pribadi roda empat
> keluaran lima tahun terakhir tak mendapat subsidi BBM. "Tapi, untuk sepeda
> motor keluaran lima tahun terakhir, tetap memperoleh subsidi."
>
> Di tempat terpisah, Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan,
> pemerintah belum memutuskan opsi mana yang akan dipilih. Kendati demikian,
> pembatasan konsumsi BBM bersubsidi akan dilakukan secara bertahap.
> Pembatasan BBM menggunakan smart card itu tak bisa dilaksanakan sekaligus di
> seluruh wilayah Indonesia. "Kita akan cari daerah yang bisa diterapkan smart
> card," katanya, kemarin.
>
> Pengamat perminyakan, Kurtubi, menilai program penghematan BBM melalui
> smart card kurang efektif. Dia lebih setuju jika pemerintah memilih
> menaikkan harga BBM bersubsidi.
>
> Sebabnya, harga minyak mentah dunia bakal terus naik. Dalam kondisi ini,
> jika harga BBM bersubisidi tak dinaikkan, pemerintah akan menanggung biaya
> subsidi BBM yang luar biasa besar. "Tidak mustahil harga minyak mentah dunia
> pada akhir tahun mencapai 150 dolar AS per barel," katanya, akhir pekan
> lalu.
>
> Ekonom Indef, Aviliani, mengingatkan pemerintah agar segera memutuskan
> soal harga BBM bersubsidi paling lambat Juni 2008. "Harus ada kesimpulan
> dari pemerintah," katanya. Meskipun kebijakan tak populis, kenaikan harga
> BBM dinilai berdampak positif bagi kesinambungan perekonomian nasional.
> "Kisaran kenaikan 20-30 persen itu sudah paling maksimal."  dia/ant
>
>
>
>
>
>
>
> 
> PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
> * acara utama: 27-28 Agustus 2008
> * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
> * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
> * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
> * abstrak / makalah dikirimkan ke:
> www.grdc.esdm.go.id/aplod
> username: iagi2008
> password: masukdanaplod
>
>
> 
> PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
> * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
> * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
> AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!
>
>
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40ia

Re: [iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi

2008-04-28 Terurut Topik Eko Prasetyo
setuju dah,
biar udara jakarta gak kayak kota-kota di china yang
duh...dikuasai kuasa kegelapan!


[iagi-net-l] BPH Migas : Cabut Subsidi BBM Kendaraan Pribadi

2008-04-28 Terurut Topik Ismail Zaini
Kalau memang untuk kebaikan bersama mengapa tidak , biar tidak kaget mulai 
sekarang sudah membiasakan beli dg harga non subsidi ( beli Petramax ) . 
masak masih mau disubsidi trus terussan..


ISM
=
BPH Migas: Cabut Subsidi BBM Mobil Pribadi
Pembatasan konsumsi BBM akan dilakukan bertahap.


JAKARTA--Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) 
mengusulkan pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi kendaraan 
pribadi. Usulan itu merupakan salah satu dari empat skenario yang disiapkan 
pemerintah terkait program pembatasan konsumsi BBM bersubsidi.


"Subsidi BBM hanya diberikan untuk kendaraan umum," kata anggota komite BPH 
Migas, Adi Subagyo, kepada Republika, Ahad (27/4). Pertimbangannya, ungkap 
Adi, pengguna kendaraan umum adalah masyarakat yang berpenghasilan 
pas-pasan. Dengan alasan itu, hanya kendaraan umum yang akan ditempel smart 
card.


Smart card akan menjadi tanda pengenal bahwa kendaraan tersebut berhak 
membeli BBM bersubsidi yang dijual di SPBU. Kendaraan pribadi, lanjut Adi, 
masih bisa mengonsumsi premium atau solar yang dijual di SPBU dengan harga 
nonsubsidi.


Harga premium dan solar nonsubsidi ini akan ditetapkan tersendiri oleh 
pemerintah. "Harganya mungkin dipatok lebih tinggi sedikit dari harga 
subsidi, tapi masih di bawah harga bahan bakar jenis Pertamax atau Pertamax 
Plus."


Saat ini, premium bersubsidi dijual di SPBU pada harga Rp 4.500 per liter, 
solar bersubsidi Rp 4.300 per liter, dan harga Pertamax serta Pertamax Plus 
di atas Rp 8.500 per liter.


Empat skenario pembatasan konsumsi BBM bersubsidi yang tengah digodok 
pemerintah adalah pembatasan konsumsi berdasarkan kapasitas mesin (CC), 
tahun keluaran kendaraan, berdasarkan peruntukannya (kendaraan umum atau 
pribadi), dan kelompok kendaraan yang samar-samar.


BPH Migas mengusulkan prioritas utama pembatasan konsumsi BBM berdasarkan 
peruntukan atau skenario ketiga. Prioritas berikutnya adalah skenario kedua 
atau berdasarkan tahun keluaran kendaraan.


Untuk skenario ini, BPH Migas mengusulkan kendaraan pribadi roda empat 
keluaran lima tahun terakhir tak mendapat subsidi BBM. "Tapi, untuk sepeda 
motor keluaran lima tahun terakhir, tetap memperoleh subsidi."


Di tempat terpisah, Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan, 
pemerintah belum memutuskan opsi mana yang akan dipilih. Kendati demikian, 
pembatasan konsumsi BBM bersubsidi akan dilakukan secara bertahap. 
Pembatasan BBM menggunakan smart card itu tak bisa dilaksanakan sekaligus di 
seluruh wilayah Indonesia. "Kita akan cari daerah yang bisa diterapkan smart 
card," katanya, kemarin.


Pengamat perminyakan, Kurtubi, menilai program penghematan BBM melalui smart 
card kurang efektif. Dia lebih setuju jika pemerintah memilih menaikkan 
harga BBM bersubsidi.


Sebabnya, harga minyak mentah dunia bakal terus naik. Dalam kondisi ini, 
jika harga BBM bersubisidi tak dinaikkan, pemerintah akan menanggung biaya 
subsidi BBM yang luar biasa besar. "Tidak mustahil harga minyak mentah dunia 
pada akhir tahun mencapai 150 dolar AS per barel," katanya, akhir pekan 
lalu.


Ekonom Indef, Aviliani, mengingatkan pemerintah agar segera memutuskan soal 
harga BBM bersubsidi paling lambat Juni 2008. "Harus ada kesimpulan dari 
pemerintah," katanya. Meskipun kebijakan tak populis, kenaikan harga BBM 
dinilai berdampak positif bagi kesinambungan perekonomian nasional. "Kisaran 
kenaikan 20-30 persen itu sudah paling maksimal."  dia/ant








PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod


PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable 

Re: [iagi-net-l] Banyak Jurnal Tak Ada Penulis--->was: Re: Nilai Majalah Ilmiah...

2008-04-28 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Setelah mengikuti obrolan panjang sepertinya ada beberapa tujuan
mengapa ada sebuah publikasi
- Untuk mendapatkan "Kum" (misalnya terbitan instansi)
- Untuk dokumentasi kegiatan (proceeding, kumpulan makalah)
- Untuk menyebarkan ilmu ke masyarakat ilmiah (misal MGI, AAPG bulletin, )
- Untuk menyebarkan ilmu ke masyarakat awam (misal explorernya AAPG,
Leading edgenya SEG)
- Untuk tujuan ekonomis (ini mungkin beberapa jurnal-jurnal yg
harganya mahal) (Elsevier, dll)
- Untuk hobby (blog, mailist)
- ada lagi ? 

Masing-masing memang dibuat disesuaikan dengan tujuan yang
berbeda-beda. Pasarannya pun berbeda. Tetapi kalau sinyalemennya
"Banyak Jurnal Tak Ada Penulis" ini memang harus diperhatikan ulang.
Jurnal toh tidak harus terbit bulanan. Bagi yang kesulitan penulis
bisa saja membuat setahun dua kali, atau 4 bulan sekali, atau 3 bulan
sekali. Bahkan kalau proceeding PIT IAGI setahun sekali, sedangkan IPA
dulu pernah dua tahun sekali.

Aku sendiri tidak terlalu risau dengan sedikitnya penulis, tetapi aku
justru risau adanya kesulitan mengakses tulisan-tulisan itu. Banyak
tulisan-tulisan bagus seperti yang aku pakai utntuk menulis tentang
kandungan emas di Lusi dalam bahasa dongeng. Tetapi sumbernya jelas
penelitian ilmiah Pak Sabtanto dkk yang ada di Pusat Sumber Daya
Geologi.
Bahkan tulisan ringan yang walaupun sekedar santai seperti tulisan Pak
Awang. Namun tulisan santai itu perlu bisa diakses orang banyak ...
dan maaf Pak Awang (saya ngga selalu minta ijin) sudah banyak tulisan
Pak Awang yang aku koleksi dan di masukkan blog supaya lebih banyak
yang membaca, Saya memasukkan tulisan ringan yang "berbau" geologi
disini http://geoblogi.wordpress.com/
Ini hanya sebagai wadah lain untuk menjaring pembaca serta
"dokumentasi". Ini merupakan bagian dari "capturing knowledge" saja

Salam
RDP

2008/4/29 ipranto wignyowinoto <[EMAIL PROTECTED]>:
> Bagus memang yang diusulkan oleh Mas WBS, tapi tetap saja IAGI yang harus 
> punya gawe karena kalo instansi pemerintah kayaknya tetap tidak bisa bisa 
> berubah karena memang jurnal di instansi itu untuk mengakomodasi para 
> pegawainya yang masuk fungsional peneliti atau apa saja namanya karena memang 
> salah satu tujuan utamanya adalah untuk seperti itu selain untuk sosialisasi.
>
>   Sebagai contoh yang di Badan Geologi ada 2 macem satu ilmiah yang namanya 
> jurnal sebetulnya itu tidak khusus buat pegawai Badan Geologi tapi siapapun 
> boleh dan satu lagi warta geologi yang isinya hanya sekitar berita-berita di 
> lingkungan badan geologi dan beberapa makalah populer yang perlu 
> disosialisakan ke masyarakat umum.
>
>   Sedangkan di unit lain selain masing-masing punya jurnal juga ada beberapa 
> penerbitan publikasi khusus misal, prosiding hasil seminar dan juga masalah 
> khusus hasil kegiatan unitnya.
>
>   Semoga IAGI segera mewujudkan untuk jurnal yang lebih baik dari yang sudah 
> ada yang sangat lebih penting kalau mau kesana IAGI harus punya tim yang 
> ngurus kalau perlu diambil juga dari instansi pemerintah yang berhubungan.
>
>   Sekali lagi semoga segera berhasil.
>
>   Ip
>
>
>  "Minarwan (Min)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Mas Syaiful,
>
>  Mohon maap aku terus terang gak mudeng dengan swot-swotan ini, serius.
>  Gimana bikinnya saja aku gak tahu heheemendingan Mas minta aku
>  cari informasi lain saja Mas :))
>
>  IMHO sebaiknya dibuat sederhana saja. Sudah ada sebuah contoh dari
>  negara tetangga, yaitu penggabungan jurnal geosains yang sejenis
>  antara milik instansi pemerintah dan organisasi profesi berhasil
>  membuat jurnal itu lebih besar dan menjadikan jurnal itu sebuah jurnal
>  internasional.
>  Logikanya, jumlah jurnal menjadi lebih sedikit, tidak perlu rebutan
>  penulis dengan jurnal sejenis, penulis bisa fokus menulis untuk sebuah
>  jurnal. Jumlah artikel mudah-mudahan lebih banyak, terbit bisa lebih
>  rutin.
>
>  Makin banyak jurnal yang sama, makin terpecah-pecah, sehingga siapa
>  yang bisa memberikan nilai atau dinilai paling tinggi yang akan lebih
>  laris. Kalau memang kita bersedia melestarikan situasi seperti ini,
>  berarti kita perlu bersaing dengan benar.
>
>  Jika kita memilih yang terakhir, maka saran2 Pak WBS untuk MGI sangat
>  layak untuk dilakukan, poin-poin bagus semua.
>
>  Salam
>  Minarwan
>
>  2008/4/28 mohammad syaiful :
>
>
> > kang minarwan,
>  >
>  > mungkin mesti dibuat dulu analisis swot-nya ya: mana keuntungan dan
>  > mana kelemahannya. kamu aja deh yg bikin, siapa tahu nanti keluar
>  > kesimpulan yg menguntungkan banyak pihak.
>  >
>  > salam,
>  > syaiful
>  >
>
>
>  --
>  Minarwan
>  -When one teaches, two learn-
>  GeoTUTOR: http://www.geotutor.tk
>  Blog: http://desaguadero.blogspot.com
>
>  
> 
>  PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
>  * acara utama: 27-28 Agustus 2008
>  * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
>  * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
>  * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 20

Re: [iagi-net-l] GEM-LOVERS : MINERAL COKLAT KEMERAHAN YANG MENGECOH

2008-04-28 Terurut Topik miko
Abah Yanto,

Maaf balasnya terlambat. Tanggal 25 - 27 April kami menerima banyak
tamu-tamu ex SMPN Pacar Surabaya dan 5 guru-gurunya ( umur 75 - 82 tahun )
yang re-uni di Bandung ( 80 orangan ). Asyik juga melihat mereka nyanyi dan
mendesain   souvenir batumulia di workshop Pasir Luhur, dan membawa
oleh-oleh liontin, bross, cincin yang mereka rancang sendiri ( kebetulan
bintangnya Pak Basofi Sudirman yang kesohor dengan lagunya Tidak Semua
Laki-Laki - - - - - ! ).

Genesa soapstone ? Seperti umumnya mineral Talc, soapstone adalah mineral
sekunder yang merupakan hasil alterasi  dari batuan yang mengandung unsur
magnesium ( Herbert Smith, 1972 : Gemstones ). Rumus kimianya
H2Mg3(SiO3)4. Yang mempengaruhi warnanya adalah impurities  dari mineral
lain yang menyebabkan  warnanya beragam antara lain hijau, coklat, kuning,
kemerahan dll.

Sekian dulu ya Abah, puas nggak puas terima saja dulu ya, soalnya mang Okim
mendadak rada sibuk dengan persiapan batumulia " eye catcher " yang dipesan
oleh Pak Habibie dan Ibu yang berkunjung ke Pajajaran hari Minggu 27 April
kemaren dulu( ceritanya nyusul ).

Salam batumulia,
Mang Okim

- Original Message -
From: "yanto R.Sumantri" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, April 25, 2008 9:18 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] GEM-LOVERS : MINERAL COKLAT KEMERAHAN YANG
MENGECOH


>
>
> Mas Miko
>
> Kalau boleh tahu genesanya soapstone itu bagaimana
> sih ?
> Dan inklusi apa yang mempengaruhi warna-nya ?
> Mestinya
> saya tahu ya , tapi sudah lupa tuh , ter-erosi oleh minyak heheheh
>
> Si Abah
>
>> ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.
>


PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod


PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Banyak Jurnal Tak Ada Penulis--->was: Re: Nilai Majalah Ilmiah...

2008-04-28 Terurut Topik ipranto wignyowinoto
Bagus memang yang diusulkan oleh Mas WBS, tapi tetap saja IAGI yang harus punya 
gawe karena kalo instansi pemerintah kayaknya tetap tidak bisa bisa berubah 
karena memang jurnal di instansi itu untuk mengakomodasi para pegawainya yang 
masuk fungsional peneliti atau apa saja namanya karena memang salah satu tujuan 
utamanya adalah untuk seperti itu selain untuk sosialisasi. 
   
  Sebagai contoh yang di Badan Geologi ada 2 macem satu ilmiah yang namanya 
jurnal sebetulnya itu tidak khusus buat pegawai Badan Geologi tapi siapapun 
boleh dan satu lagi warta geologi yang isinya hanya sekitar berita-berita di 
lingkungan badan geologi dan beberapa makalah populer yang perlu disosialisakan 
ke masyarakat umum.
   
  Sedangkan di unit lain selain masing-masing punya jurnal juga ada beberapa 
penerbitan publikasi khusus misal, prosiding hasil seminar dan juga masalah 
khusus hasil kegiatan unitnya.
   
  Semoga IAGI segera mewujudkan untuk jurnal yang lebih baik dari yang sudah 
ada yang sangat lebih penting kalau mau kesana IAGI harus punya tim yang ngurus 
kalau perlu diambil juga dari instansi pemerintah yang berhubungan.
   
  Sekali lagi semoga segera berhasil.
   
  Ip

"Minarwan (Min)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Mas Syaiful,

Mohon maap aku terus terang gak mudeng dengan swot-swotan ini, serius.
Gimana bikinnya saja aku gak tahu heheemendingan Mas minta aku
cari informasi lain saja Mas :))

IMHO sebaiknya dibuat sederhana saja. Sudah ada sebuah contoh dari
negara tetangga, yaitu penggabungan jurnal geosains yang sejenis
antara milik instansi pemerintah dan organisasi profesi berhasil
membuat jurnal itu lebih besar dan menjadikan jurnal itu sebuah jurnal
internasional.
Logikanya, jumlah jurnal menjadi lebih sedikit, tidak perlu rebutan
penulis dengan jurnal sejenis, penulis bisa fokus menulis untuk sebuah
jurnal. Jumlah artikel mudah-mudahan lebih banyak, terbit bisa lebih
rutin.

Makin banyak jurnal yang sama, makin terpecah-pecah, sehingga siapa
yang bisa memberikan nilai atau dinilai paling tinggi yang akan lebih
laris. Kalau memang kita bersedia melestarikan situasi seperti ini,
berarti kita perlu bersaing dengan benar.

Jika kita memilih yang terakhir, maka saran2 Pak WBS untuk MGI sangat
layak untuk dilakukan, poin-poin bagus semua.

Salam
Minarwan

2008/4/28 mohammad syaiful :
> kang minarwan,
>
> mungkin mesti dibuat dulu analisis swot-nya ya: mana keuntungan dan
> mana kelemahannya. kamu aja deh yg bikin, siapa tahu nanti keluar
> kesimpulan yg menguntungkan banyak pihak.
>
> salam,
> syaiful
>


-- 
Minarwan
-When one teaches, two learn-
GeoTUTOR: http://www.geotutor.tk
Blog: http://desaguadero.blogspot.com


PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod


PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

Re: [iagi-net-l] Banyak Jurnal Tak Ada Penulis--->was: Re: Nilai Majalah Ilmiah...

2008-04-28 Terurut Topik Ismail Zaini
Tatap saja Jalan , kan masing masing ( jurnal,publikasi,dll ) punya "Tujuan" 
spt dikatakan itu , yang satu  lebih kepada wadah untuk "mefasilitasi" yang 
membutuhkan "Kum" , yang lain  Untuk  menulis bebas  ( yang menulis krn 
Hobby.) , yang penting isinya bisa mencerdaskan tanpa melihat statusnya ( 
akreditasinya ) yah semacam majalah polpuler ilmiah itu..toh semua punya 
segmen pasar sendiri sendiri,  paling tidak untuk semua kalangan anggota 
yang bermacam macam profesi pekerjaanya  itu .


ISM

Sent: Sunday, April 27, 2008 5:07 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Banyak Jurnal Tak Ada Penulis--->was: Re: Nilai 
Majalah Ilmiah...




Minarwan dkk lainnya,

Saya pernah bertemu dg dua orang geolog dari dua perguruan tinggi
berbeda (satu dari Jakarta dan satu lagi dari Bandung) dan satu orang
dari badan pemerintah yg namanya kini sudah berubah dan terletak di
Bandung.

Saya pernah tanyakan kenapa ke-3 lembaga tsb punya 'jurnal' sendiri.
Lagi2, mohon maaf, alasannya adalah tentang kum yg harus diperoleh. Dg
punya jurnal sendiri, ada kepastian dan jaminan, bahwa dalam satu
tahun yg diinginkan, makalahnya dapat dipublikasikan dan diajukan utk
kenaikan pangkat.

Kalau makalahnya dikirimkan ke acara pertemuan ilimiah tahunan
organisasi (IAGI, IPA, HAGI, dll) belum tentu diterima 100%, masih ada
kemungkinan utk ditolak dan hilanglah kesempatan utk menambah nilai
kum tahun tsb.

Jadi bagaimana sebaiknya?

salam,
syaiful

2008/4/27 Minarwan (Min) <[EMAIL PROTECTED]>:

Pak Awang,

Saya lihat ada 2 publikasi Badan Geologi yaitu Warta Geologi dan
Jurnal Geologi Indonesia.
Kelihatannya JGI (bahasa Inggrisnya Indonesian Journal of Geology)
diformat dalam bentuk paper sedangkan Warta Geologi lebih menyerupai
sebuah majalah.
http://www.bgl.esdm.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=225&Itemid=49

JGI dengan demikian menjadi "saingan" langsung MGI yang diterbitkan
oleh IAGI. Atau mungkinkah sekarang JGI sudah dileburkan ke dalam
Warta Geologi?

Saya pikir rencana untuk menyatukan publikasi bidang geosains di
Indonesia harus kita pikirkan Pak. Publikasi bidang geosains kita
saling berantem sendiri. Paling tidak, MGI, Berita Sedimentologi dan
Warta Geologi/JGI bisa dileburkan dan dikelola dengan lebih baik.

Mari kita lihat sebentar tetangga kita, Australia, yang harus diakui
lebih maju dalam publikasi ilmiah. Di bidang geosains mereka punya:

1. AJES (Australian Journal of Earth Sciences)
Dulu ada jurnal bernama AGSO Journal of Geology & Geophysics,
diterbitkan oleh Australian Geological Survey Organisation th
1993-1999. AGSO ini sekarang sudah menjadi Geoscience Australia,
lembaga riset bidang geosains milik pemerintah Australia. AJES sendiri
diterbitkan oleh Geological Society of Australia, semacam IAGI, sejak
th 1953.

Jurnal milik AGSO kemudian bergabung dengan AJES. AJES sekarang adalah
jurnal internasional, tempat orang mencari publikasi mengenai geologi
di Australia. Para peneliti Geoscience Australia sekarang ikut mengisi
AJES, selain geoscientist dari akademik dan industri.

Geoscientist bidang hard rock maupun soft rock juga ikut menulis di AJES.

2. PESA (Petroleum Exploration Society of Australia) tidak memiliki
jurnal sendiri, tetapi mereka bergabung dengan APPEA, semacam IPA di
Indonesia, dan menerbitkan jurnal mereka setahun sekali. Jurnal mereka
ini berisi paper2 yang dipresentasikan di konferensi APPEA.

3. CSIRO yang juga memiliki geoscientist, tidak merasa perlu untuk
menerbitkan jurnal sendiri.

4. ASEG (semacam HAGI) memiliki sebuah jurnal bernama Exploration
Geophysics. BMGnya Australia juga tidak merasa perlu menerbitkan
jurnal mereka sendiri.

Hanya ada 3 jurnal bidang geologi dan geofisika untuk Australia.
Mungkin saya salah menghitung atau masih ada jurnal lain yang saya
tidak sadar, maklumlah agak kuper juga, tapi hanya inilah yang saya
ketahui saat ini. Tolong koreksi jika saya salah.

Indonesia sendiri? Tiap organisasi profesi dan direktorat di ESDM
punya jurnal mereka sendiri. :))

Pindah ke topik lain, tenang artikel yang saya hendak sumbangkan ke
MGI, Pak Awang jangan khawatir, toh hanya sekedar ingin berbagi dan
pula bukan artikel riset, kan cuma literature review Pak. Saya pikir
malah terlalu panjang sehingga tidak pas untuk MGI, jadi saya tidak
tanyakan ke Pak Awang lagi. Terima kasih atas informasinya Pak.

Salam
Minarwan

2008/4/26 Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]>:
> Minarwan,
>
>   Bulan lalu kebetulan saya bertemu dengan pengurus "Warta 
> Geologi" -majalahnya Badan Geologi. Ibu ini berkata bahwa sekarang 
> artikel2 dari para ahli geologi di Badan Geologi barangkali tidak akan 
> banyak dikirimkan untuk MGI sebab mereka disarankan untuk kontribusi ke 
> majalah intern Warta Geologi. Ini contoh barangkali penggabungan jurnal 
> agak sulit.

>
>   Penggabungan semacam itu sulit sebab di samping mempertahankan 
> identitas masing-masing (meskipun sama2 ilmu kebumian), juga memerlukan 
> beberapa pengelolaan; tetapi bukan suatu hal yang mustahil bila 
> dipandang baik.

>
>   Artike

Re: [iagi-net-l] Banyak Jurnal Tak Ada Penulis--->was: Re: Nilai Majalah Ilmiah...

2008-04-28 Terurut Topik Minarwan (Min)
Mas Syaiful,

Mohon maap aku terus terang gak mudeng dengan swot-swotan ini, serius.
Gimana bikinnya saja aku gak tahu heheemendingan Mas minta aku
cari informasi lain saja Mas :))

IMHO sebaiknya dibuat sederhana saja. Sudah ada sebuah contoh dari
negara tetangga, yaitu penggabungan jurnal geosains yang sejenis
antara milik instansi pemerintah dan organisasi profesi berhasil
membuat jurnal itu lebih besar dan menjadikan jurnal itu sebuah jurnal
internasional.
Logikanya, jumlah jurnal menjadi lebih sedikit, tidak perlu rebutan
penulis dengan jurnal sejenis, penulis bisa fokus menulis untuk sebuah
jurnal. Jumlah artikel mudah-mudahan lebih banyak, terbit bisa lebih
rutin.

Makin banyak jurnal yang sama, makin terpecah-pecah, sehingga siapa
yang bisa memberikan nilai atau dinilai paling tinggi yang akan lebih
laris. Kalau memang kita bersedia melestarikan situasi seperti ini,
berarti kita perlu bersaing dengan benar.

Jika kita memilih yang terakhir, maka saran2 Pak WBS untuk MGI sangat
layak untuk dilakukan, poin-poin bagus semua.

Salam
Minarwan

2008/4/28 mohammad syaiful <[EMAIL PROTECTED]>:
> kang minarwan,
>
>  mungkin mesti dibuat dulu analisis swot-nya ya: mana keuntungan dan
>  mana kelemahannya. kamu aja deh yg bikin, siapa tahu nanti keluar
>  kesimpulan yg menguntungkan banyak pihak.
>
>  salam,
>  syaiful
>


-- 
Minarwan
-When one teaches, two learn-
GeoTUTOR: http://www.geotutor.tk
Blog: http://desaguadero.blogspot.com


PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod


PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



[iagi-net-l] Kendali Geologi atas Biogeografi Sumatra

2008-04-28 Terurut Topik Awang Satyana
Dalam beberapa tulisan terdahulu, saya pernah mengulas kontrol geologi atas 
biogeografi. Berikut ini saya akan mengulas bagaimana Pulau Sumatra dan seluruh 
pulau  busur luarnya (Simeulue-Enggano) dan pulau-pulau di sebelah timurnya 
(Riau Kepulauan, Bangka, Belitung, Anambas-Natuna) memenuhi dengan ideal apa 
yang disebut dengan “teori biogeografi pulau” (theory of island biogeography). 
Data dan interpretasi didasarkan kepada publikasi2 di dalam bidang geologi, 
biologi, botani, zoologi, dan klimatologi.
   
  Teori Biogeografi Pulau mengatakan bahwa pulau2 kecil dan jauh mendukung 
lebih sedikit spesies (jenis) daripada pulau2 besar yang dekat dengan daratan 
utama. Penghunian pulau akan merupakan kesetimbangan dari dua hal : kolonisasi 
pulau oleh spesies imigran dan punahnya spesies di pulau itu. Tingkat 
kolonisasi akan tinggi bila pulau terletak dekat daratan utama. Sebaliknya, 
tingkat kepunahan akan lebih besar di pulau yang jauh dan kecil karena 
populasinya terbatas sehingga sekali kena penyakit yang pandemik peluang 
kepunahannya besar. Maka, pulau besar dan dekat akan semakin kaya jenis, pulau 
kecil dan jauh akan semakin miskin jenis.
   
  Yang mengontrol pulau besar-dekat atau pulau kecil-jauh adalah geologi. Yang 
mengontrol pulau terhubung dengan daratan utama atau terisolasi adalah geologi. 
Yang mengontrol perkembangan pulau-pulau dari waktu ke waktu dalam sejarah alam 
adalah geologi. Maka, memahami dengan baik evolusi geologi sebuah wilayah 
kepulauan akan memampukan kita membuat prediksi keragaman jenis wilayah itu.
   
  Hubungan antara ukuran pulau dan jumlah jenis/spesies adalah linier dan 
relatif konstan untuk sekelompok hewan dan tanaman. Whitten et al. (2000) 
membuktikan hal ini. Mereka mempublikasikan penelitian jumlah jenis burung 
darat dan air tawar 23 pulau terpilih di Indonesia dan sekitarnya, dan 
menemukan bahwa jumlah jenis terendah ada di Pulau Christmas (sekitar 10 jenis) 
dan jumlah jenis terbanyak dimiliki Papua (Indonesia dan PNG) sekitar 800 
jenis. Tiga besar pemegang jumlah jenis terbanyak adalah : Papua, Kalimantan, 
Sumatra – sesuai dengan pemegang predikat tiga ukuran pulau terbesar. Umumnya, 
bila sebuah pulau berkurang ukurannya 10 x, maka jumlah jenisnya berkurang 
setengahnya.
   
  Ukuran pulau pun berhubungan dengan ukuran jenis yang ada. Binatang besar 
yang ada di pulau kecil akan punah terlebih dahulu sebab berbagai faktor dalam 
seleksi alam. Menariknya, binatang-binatang kecil yang ada di pulau kecil bisa 
menjadi lebih besar ukurannya dibandingkan dengan saudara sejenisnya yang hidup 
di pulau besar (tentang ini pernah saya ulas mengapa Homo floresiansis menjadi 
kerdil di Flores - sementara tikus2nya menjadi berukuran raksasa –lihat 
lampiran di bawah; theory of island dwarfism). Maka, bila kita melakukan 
pekerjaan geologi lapangan ke pulau-pulau di sebelah barat Sumatra tidak perlu 
kuatir akan berjumpa dengan harimau, macan tutul, gajah, banteng, atau badak 
Sumatra.
   
  Sekarang kita lihat kasus Sumatra. Sumatra merupakan salah satu pulau terkaya 
akan jenis binatang. Jenis mamalia terbanyak di Indonesia ada di Sumatra, jenis 
burungnya terbanyak kedua setelah Papua. Kekayaan jenis ini karena ukuran 
pulaunya yang besar, variasi habitatnya, dan hubungan masa lampaunya dengan 
daratan utama Asia. Ada 23 spesies endemik (khas, hanya ada di tempat itu di 
dunia) di Sumatra, 14 di antaranya ada di Kepulauan Mentawai (Corbert dan Hill, 
1992; Ruedi dan Fumagalli, 1996). 
   
  Sementara itu, Pulau Simeulue di posisi paling utara rangkaian kepulauan 
busur luar ini, dan Pulau Enggano di posisi paling selatan; sangat miskin akan 
kekayaan spesies. Mengapa Kepulauan Mentawai memiliki kontras tersendiri ? 
Sejarah geologi perkembangan pulau-pulau ini akan menjadi kunci ke arah 
jawaban. 
   
  Sejarah geologi dan perkembangan pulau-pulau ini relatif terhadap daratan 
utama Sumatra paling tidak sejak 1 juta tahun yang lalu sampai saat ini 
menunjukkan bahwa bagian paling utara (Simeulue) dan bagian paling selatan 
(Enggano) busur luar ini tidak pernah bersatu dengan Sumatra, sementara bagian 
tengahnya (Mentawai) bersatu dari 1 – 0.5 Ma (juta tahun yang lalu) dan 
terpisah dari Sumatra sejak 500 ribu tahun yang lalu. 
   
  Antara 1-0.5 Ma, Kepulauan Mentawai mengalami kolonisasi oleh spesies2 yang 
bermigrasi dari daratan utama Sumatra, sementara Simeulue dan Enggano tidak 
karena mereka selamanya terisolasi. Kemudian, pada 0.5 Ma hubungan 
Mentawai-Sumatra terputus, sejak itu Mentawai mengalami isolasi. Bentuk-bentuk 
primitif spesies yang mengkolonisasi Mentawai berkembang sendiri melalui 
mekanisme spesiasi dalam evolusi. Spesies2 awal Indo-Malaya yang ”terperangkap” 
di Mentawai kemudian berkembang sendiri dan menjadi endemik saat ini, jauh 
lebih endemik daripada hewan2 di daratan Sumatra yang pernah menjadi sumber 
aliran gen-nya. 
   
  Pulau-pulau di sebelah timur Sumatra (Riau Kepulauan, Bangka-Belitung) hampir 
selalu bersatu secara ge

Re: [iagi-net-l] Questions on Carbonates of Indonesia (was : Workshop on Carbonate...)

2008-04-28 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Sanggam,
   
  Berikut tanya-jawabnya.
   
  salam,
  awang
   
  SGM : Kenapa? Jangan2 heolog pendahulu kita sudah faham bahwa adanya 
kecenderungan wilayah sekitar core reef yang prone (yang kaya unstable 
kalsit/aragonite) untuk larut membentuk porosity namun disemenkan kembali dalam 
sejarah diagenesis karbonat tsb. Jadi daerah ini malah yang dihindari untuk 
di-bor?? Jadi memang nonjol2 belum tentu menarik untuk dieksplorasi! Tapi 
apakah onggokan karbonat ini pure autochthonous? Dulu saya tidak pernah melihat 
pada core/sayatan tipis karbonat yg berupa boundstone/bind/frame/bafflestone; 
kalau ada yang kasar paling2 floatstone/rudstone (sejumlah grainstone memang 
ada mis. samples dari Parigi, Arun NSO, BRF, Kujung offshore tapi tetap umumnya 
terdiri dari pecahan canggang bioklas yg malah ada milliolidnya/back reef 
associations). Ini yang membuat menarik (dgn asumsi: bila populasi yang saya 
periksa cukup representatif), bahwa mayoritas karbonat Paleo/Neo-gen yg saya 
periksa banyak mengandung (depositional) matriks (walaupun komponennya
 bisa saja di-dominasi pecahan koral-algal secara lokal). Karakter ini sangat 
berbeda dengan Holocene/Recent karbonat. ’Fakta’ ini mengindikasi adanya 
perbedaan karakter yg penting karena faktor tertentu (lingkungan, energi dll). 
Kalaupun ”pure biotic, rigid walled reef” ada at subsurface, mungkin tipis atau 
tidak ter-preserved dgn baik karena faktor tertentu; jadi
sekarang kita hanya mendapat kebanyakan onggokan hasil rombakannya saja.

  AHS : koral Resen memang luar biasa (koral banget !), apalagi kalau kita 
pernah menyaksikannya sendiri melalui snorkeling atau diving di Kepulauan 
Seribu atau Taka Bonerate. Tetapi kalau kita melakukan pekerjaan lapangan 
misalnya ke kompleks terumbu koral Miosen Wonosari di Pegunungan Kidul, kita 
pun akan takjub dibuatnya. Saya dulu (2004) ke Wonosari bersama Pak Safei 
Siregar (LIPI) dan Pak Alit Ascaria (saat itu masih di Pertamina). Jelas 
terlihat di banyak fasiesnya bagaimana ganggang dan koral bersimbiosis. 
Apa yang kita lihat dengan branching coral atau brain coral saat sekarang, 
dulu pun nampak jelas jejaknya di batuan. Jadi kalau kita terpapar ke kawasan 
terumbu koral Miosen, bisa dibayangkan bahwa kita tengah berada di suatu taman 
laut penuh koral dan ganggang. Pak Sanggam banyak menggunakan core sehingga 
barangkali gambaran utuh taman koral Miosen itu tak seluas bila kita melihat 
singkapannya yang luas seperti di Wonosari. Dengan eustacy dan gerak2 tektonik 
substrat tempat terumbu tumbuh, yang dulunya core reef bisa di periode 
berikutnya masuk ke backreef yang energinya lebih rendah dan memperlihatkan 
miliolid ada di situ; jadi bisa saja fasies autokton di core reef diduduki 
fasies alokton di back reef facies; maka di core bisa saja miliolid seolah 
tercampur dengan koral di core reef meskipun hubungannya atas-bawah. Saya jelas 
tak sebanyak Pak Sanggam melihat core karbonat, tetapi beberapa kali mengikuti 
fieldtrip 
karbonat ke umur Miosen-Pliosen yang tersebar di Indonesia cukup menanamkan 
kesan dalam diri saya bahwa mereka didominasi koral dan ganggang seperti analog 
moderennya. 
   
  -
  
SGM : Saya percaya fenomena ini mungkin sekali tidak lokal (bila asumsi saya 
’benar’ bahwa reservoar karbonat di Indonesia didominasi oleh mud-dominated 
limestones dgn porositas sekundernya, kecuali Manusela yg punya porositas 
primer)
Sgm: Saya percaya fenomena ini mungkin sekali tidak lokal (bila asumsi saya 
’benar’ bahwa reservoar karbonat di Indonesia didominasi oleh mud-dominated 
limestones dgn porositas sekundernya, kecuali Manusela yg punya porositas 
primer)
   
  AHS : Tetapi kenyataannya kita tak punya banyak resevoir karbonat dengan 
porositas 
hasil chalkyfication; itu menandakan bahwa secara regional ia kurang 
signifikan. 
Mud-dominated limestone yang berkembang di banyak backarc basins Indonesia 
Barat 
pun tetap saja porositasnya berkembang melalui leaching, seperti banyak 
kasus mudmound Kais di lagoon Salawati. 
   
  -
  
SGM : Micrite/microcrystalline/lime mud ini mungkin salah satu enigma dalam 
petrografi batuan! Revival studi serius ttg peranan material2 halus ini mungkin 
perlu dilakukan karena berhubungan dgn rock storage dan deliverablity.
   
  AHS : Setuju melakukan studi serius semacam itu sebab matrix porosity 
bagaimanapun lebih dominan dibandingkan porositas jenis lainnya. 
Dalam banyak kasus memang tite, apalagi lime mud/mikrit. Dalam perhitungan 
reserve pun seringkali matrix porosity ini diabaikan karena pengalaman 
poroperm-nya yang minimal. Tetapi, mempelajarinya kembali tak pernah merugikan.
   
  -
   
  SGM : Menurut Pak Awang mana yang paling dominan memberikan sumbangan kepada 
reservoir quality? Teoritically yang karstik harusnya lebih penting (dimana 
unstable kalsi

RE: [iagi-net-l] Hmmm Pintu neraka ?

2008-04-28 Terurut Topik Herman.Darman
Awang, 

Terima kasih.
Darvaza ini sebenarnya lebih di dominasi Mesozoic (Cretaceous). Tectonic 
trendnya lebih mirip dengan Middle Caspian basin. Lebih detailnya bisa dilihat 
di:
http://pubs.usgs.gov/bul/2201/H/

Salam,

Herman

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, April 28, 2008 3:13 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Hmmm Pintu neraka ?


Herman,
   
  Publikasi AAPG Memoir 74 -2001 (Petroleum Provinces of the 21st Century) pada 
artikel Igor Effimoff (potensi Kazakhstan) ada sedikit membahas wilayah di 
timur Kaspia ini. Lebih detail lagi dibahas pada AAPG Memoir 78 -2003 (Giant 
Oil and Gas Fields of the Decade 1990-1999) pada artikel paling panjang tulisan 
Paul Mann et al.tentang tectonic setting semua lapangan raksasa di dunia 
termasuk yang di Turkmenistan pada sector South Kaspia -Kopet Dag. Silakan 
dicek, terutama yang Paul Mann et al. (2003)
   
  salam,
  awang
  
[EMAIL PROTECTED] wrote:
  Awang,

Publikasi AAPG yang mana?
USGS juga ada report USGS Bulletin 2201-H (bisa di akses online).
Yang di Karakum sebenarnya tidak terlalu banyak gasnya. Lapangannya relatif 
kecil. Yang besar di cretaceous clastic Dauletabad Donmez di selatan 48.7 TCF 
(ini bisa dilihat di AAPG publication).

Herman


-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, April 28, 2008 7:41 AM
To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI
Subject: Re: [iagi-net-l] Hmmm Pintu neraka ?


Kalau kita periksa geologi sektor Turkmenistan di sebelah timur Kaspia ini 
barangkali kita bisa menduga-duga asal Darvaza alias "Pintu ke Neraka" ini. 
Publikasi AAPG untuk wilayah Central Asia bisa menjadi acuan.

Interpretasi data yang diperoleh selama zaman Soviet maupun setelah 
Turkmenistan merdeka memperkirakan bahwa terdapat 11 billion ton minyak dan 5.5 
trillion cubic meter gas di Turkmenistan termasuk di wilayah gurun Karakum ini. 
Wilayah ini kaya migas. 
Potensial migas-nya berasosiasi dengan reservoir karbonat yang berkembang di 
pinggir paparan benua. 

Sejumlah prospeknya seperti Charlak, Garadashlyk dan Ak-Deniz merupakan reef 
structures Miosen yang berkembang pada wilayah laut dangkal di atas Turan 
Plate. 
Di wilayah lebih ke selatan (Khazar-Osman zone) berkembang clayey diapir uplift 
yang dicirikan oleh mulltiple trusts yang berasosiasi dengan re-aktivasi 
ancient normal folds dan clay diaprism. 

Pada zaman Soviet, saat Darvaza belum ada, sebuah sumur (menurut informasi 
tahun 1971)diposisikan di atas sebuah reef (sebut saja struktur Darvaza) yang 
diindikasi dari data seismik. Siapa nyana sumur eksplorasi ini duduk di atas 
sembulan terumbu dengan karstifikasi masif yang menghasilkan perguaan 
(cavernous). Reef ini kaya akan migas. Pemboran tak berhasil, malahan rig-nya 
runtuh ke dalam lubang kawah yang tiba2 terbentuk akibat proses pemboran itu. 
Lubang berdiameter 50-100 meter itu menyemburkan gas yang memang semula ada di 
cavernous porosities reef Darvaza. Takut gasnya beracun, maka gas itu dibakar 
dan terus menyala sampai sekarang. 

Tak jauh dari Darvaza ini kabarnya ditemukan juga beberapa lubang dengan 
semburan gas, baik berhubungan dengan diapirisme maupun tidak.

Maka bisa diperkirakan bahwa Darvaza adalah reservoir gas yang terbuka ke 
permukaan akibat kecelakaan drilling yang duduk di atas terumbu Miosen bergua 
dan runtuh saat dibor.

salam,
awang

Rovicky Dwi Putrohari wrote:
Adakah yang tahu fenomena geologi apakah ini ?
http://johnhbradley.com/pictures2.asp?var=070707darvaza

Thanks

RDP

-- 
http://tempe.wordpress.com/
No one can monopolize the truth !


PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod


PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to 

RE: RE: [iagi-net-l] Re: Poster vs Oral Presentation

2008-04-28 Terurut Topik Awang Satyana
Hm..filosofi yang dalam Abah, terima kasih atas pengingatannya, benar dan saya 
percaya.
   
  Jadi ingat nasihat Sang Guru kepada Almitra :
   
  "Pabila cinta memanggilmu, ikutilah dia, walau jalannya terjal berliku-liku. 
Dan pabila sayapnya merangkummu, pasrahlah serta menyerah, walau pedang 
tersembunyi di sela sayap itu melukaimu."
   
  "Cinta tak memberikan apa-apa, kecuali keseluruhan dirinya,utuh-penuh. Pun 
tidak mengambil apa-apa, kecuali dirinya sendiri." (Kahlil Gibran - Sang Nabi)
   
  salam,
  awang
   
   
   
   
  
"yanto R.Sumantri" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  


> Awang 

Jangan bilang ndak dapat apapun akh , Anda
melakukan sesuatu dengan dasar cinta maka cinta pula yang akan datang pada
Anda .
Apa itu ?
Anda dicintai oleh seluruh rekan ahli kebumian,
PERCAYAl-ah bahwa hal itu telah terjadi.

Si Abah


   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[iagi-net-l] FW: SAGE2009 - Southeast Asian Gateway Evolution Conference

2008-04-28 Terurut Topik Herman.Darman
Sayang diadakannya di UK,...
Apa kita tidak bisa buat acara serupa di Indonesia?

Herman

-Original Message-
From: SAGE2009 [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, March 11, 2008 1:57 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: SAGE2009 - Southeast Asian Gateway Evolution Conference


SAGE2009 - Southeast Asian Gateway Evolution Conference

14-17 September 2009: Royal Holloway University of London

In  September 2009 we are holding an international meeting at Royal
Holloway that will focus on the Indonesian Gateway, the current
connection between the Pacific and Indian Oceans. The meeting is aimed
to bring together Life and Earth Scientists to discuss the history,
development and current state of the region.

We shall run SAGE2009 meeting as two parallel scientific meetings, with
several plenary sessions and keynote speakers who will be encouraged to
explain their subject and give overviews that can be useful to all
scientists who attend.

We welcome contributions on all aspects of the geology, oceanography,
climate, biology and development of this region, particularly those that
cross discipline boundaries, and can explain the relevance of their work
to other scientists including non-specialists in the field.

Please download the 1st Circular at http://sage2009.rhul.ac.uk


To register your interest in attending this meeting, please click on the
following link

http://sage2009.rhul.ac.uk/interest/express_interest_form.html


or mail your name and contact details to

SAGE2009
SE Asia Research Group
Royal Holloway University of London
Egham, Surrey
TW200EX, UK












PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod


PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] Hmmm Pintu neraka ?

2008-04-28 Terurut Topik Awang Satyana
Herman,
   
  Publikasi AAPG Memoir 74 -2001 (Petroleum Provinces of the 21st Century) pada 
artikel Igor Effimoff (potensi Kazakhstan) ada sedikit membahas wilayah di 
timur Kaspia ini. Lebih detail lagi dibahas pada AAPG Memoir 78 -2003 (Giant 
Oil and Gas Fields of the Decade 1990-1999) pada artikel paling panjang tulisan 
Paul Mann et al.tentang tectonic setting semua lapangan raksasa di dunia 
termasuk yang di Turkmenistan pada sector South Kaspia -Kopet Dag. Silakan 
dicek, terutama yang Paul Mann et al. (2003)
   
  salam,
  awang
  
[EMAIL PROTECTED] wrote:
  Awang,

Publikasi AAPG yang mana?
USGS juga ada report USGS Bulletin 2201-H (bisa di akses online).
Yang di Karakum sebenarnya tidak terlalu banyak gasnya. Lapangannya relatif 
kecil. Yang besar di cretaceous clastic Dauletabad Donmez di selatan 48.7 TCF 
(ini bisa dilihat di AAPG publication).

Herman


-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, April 28, 2008 7:41 AM
To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI
Subject: Re: [iagi-net-l] Hmmm Pintu neraka ?


Kalau kita periksa geologi sektor Turkmenistan di sebelah timur Kaspia ini 
barangkali kita bisa menduga-duga asal Darvaza alias "Pintu ke Neraka" ini. 
Publikasi AAPG untuk wilayah Central Asia bisa menjadi acuan.

Interpretasi data yang diperoleh selama zaman Soviet maupun setelah 
Turkmenistan merdeka memperkirakan bahwa terdapat 11 billion ton minyak dan 5.5 
trillion cubic meter gas di Turkmenistan termasuk di wilayah gurun Karakum ini. 
Wilayah ini kaya migas. 
Potensial migas-nya berasosiasi dengan reservoir karbonat yang berkembang di 
pinggir paparan benua. 

Sejumlah prospeknya seperti Charlak, Garadashlyk dan Ak-Deniz merupakan reef 
structures Miosen yang berkembang pada wilayah laut dangkal di atas Turan 
Plate. 
Di wilayah lebih ke selatan (Khazar-Osman zone) berkembang clayey diapir uplift 
yang dicirikan oleh mulltiple trusts yang berasosiasi dengan re-aktivasi 
ancient normal folds dan clay diaprism. 

Pada zaman Soviet, saat Darvaza belum ada, sebuah sumur (menurut informasi 
tahun 1971)diposisikan di atas sebuah reef (sebut saja struktur Darvaza) yang 
diindikasi dari data seismik. Siapa nyana sumur eksplorasi ini duduk di atas 
sembulan terumbu dengan karstifikasi masif yang menghasilkan perguaan 
(cavernous). Reef ini kaya akan migas. Pemboran tak berhasil, malahan rig-nya 
runtuh ke dalam lubang kawah yang tiba2 terbentuk akibat proses pemboran itu. 
Lubang berdiameter 50-100 meter itu menyemburkan gas yang memang semula ada di 
cavernous porosities reef Darvaza. Takut gasnya beracun, maka gas itu dibakar 
dan terus menyala sampai sekarang. 

Tak jauh dari Darvaza ini kabarnya ditemukan juga beberapa lubang dengan 
semburan gas, baik berhubungan dengan diapirisme maupun tidak.

Maka bisa diperkirakan bahwa Darvaza adalah reservoir gas yang terbuka ke 
permukaan akibat kecelakaan drilling yang duduk di atas terumbu Miosen bergua 
dan runtuh saat dibor.

salam,
awang

Rovicky Dwi Putrohari wrote:
Adakah yang tahu fenomena geologi apakah ini ?
http://johnhbradley.com/pictures2.asp?var=070707darvaza

Thanks

RDP

-- 
http://tempe.wordpress.com/
No one can monopolize the truth !


PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod


PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-

Re: [iagi-net-l] Hmmm Pintu neraka ?

2008-04-28 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Rovicky,
   
  Yang di LUSI kita sebut saja mud volcano crater, yang subsidence-nya 
pelan-pelan dan betul karena masalah kesetimbangan pressure serta hilangnya 
daya dukung di subsurface akibat materialnya dikeluarkan lalu membebaninya lagi.
   
  Yang di Darvaza kita sebut collapse crater, yang subsidence-nya terjadi 
seketika dan selesai saat itu juga karena ada gua di bawah drilling site dan 
runtuh saat dilakukan pemboran.
   
  Tapi keduanya mengandung gas atau hidrokarbon yang menemukan jalan keluar ke 
atas akbat differential pressure, sama-sama dari tekanan tinggi ke tempat 
dengan tekanan rendah.
   
  salam,
  awang

Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Aku hanya dapet referensi ini : Earth-Science Reviews 2001
www.elsevier.com "The geology and petroleum potential of the North
Afghan platform and adjacent areas žnorthern Afghanistan, with parts
of southern Turkmenistan, Uzbekistan and Tajikistan"
Michael E. Brookfield), Ajruddin Hashmat- Department of Land Resource
Science, Guelph UniÕersity, Guelph, Ontario N1G 2W1, Canada.

Btw, pertanyaan sederhana dari pembaca-pembaca dongeng adalah "Apakah
hal ini bisa terjadi di Lusi ?"
Ada yang punya pendapat ?
Aku rasa sih yang terjadi di Lusi, justru adanya "high pressure" di
bawah sana akibat pembebanan yang mendorong batuan "lembik" untuk
"mecotot" keluar. Subsidence terjadi karena terjadinya pressure
equilibrium saja. Sedangkan di Darvaz ini yang terjadi adalah batuan
yang lapisan atas runtuh karena adanya rongga dibawah. Bagaimana Pak
Awang ?

Btw warna merah-merah itu bukannya seperti vulcano (lava) tetapi api
dari gas yang senagja dibakar supaya gas terrelease tidak meledak bila
tersulut. Hal ini seperti kalau ada sumur terkena semburan selalu
"sengaja" dibakar, for safety reason.
Silahkan tengok videonya untuk lebih jelas disini :
http://www.youtube.com/watch?v=TEjoga1yrn0


RDP

2008/4/28 :
> Awang,
>
> Publikasi AAPG yang mana?
> USGS juga ada report USGS Bulletin 2201-H (bisa di akses online).
> Yang di Karakum sebenarnya tidak terlalu banyak gasnya. Lapangannya relatif 
> kecil. Yang besar di cretaceous clastic Dauletabad Donmez di selatan 48.7 TCF 
> (ini bisa dilihat di AAPG publication).
>
> Herman
>
>
>
>
>
> -Original Message-
> From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Monday, April 28, 2008 7:41 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI
> Subject: Re: [iagi-net-l] Hmmm Pintu neraka ?
>
>
> Kalau kita periksa geologi sektor Turkmenistan di sebelah timur Kaspia ini 
> barangkali kita bisa menduga-duga asal Darvaza alias "Pintu ke Neraka" ini. 
> Publikasi AAPG untuk wilayah Central Asia bisa menjadi acuan.
>
> Interpretasi data yang diperoleh selama zaman Soviet maupun setelah 
> Turkmenistan merdeka memperkirakan bahwa terdapat 11 billion ton minyak dan 
> 5.5 trillion cubic meter gas di Turkmenistan termasuk di wilayah gurun 
> Karakum ini. Wilayah ini kaya migas.
> Potensial migas-nya berasosiasi dengan reservoir karbonat yang berkembang di 
> pinggir paparan benua.
>
> Sejumlah prospeknya seperti Charlak, Garadashlyk dan Ak-Deniz merupakan reef 
> structures Miosen yang berkembang pada wilayah laut dangkal di atas Turan 
> Plate.
> Di wilayah lebih ke selatan (Khazar-Osman zone) berkembang clayey diapir 
> uplift yang dicirikan oleh mulltiple trusts yang berasosiasi dengan 
> re-aktivasi ancient normal folds dan clay diaprism.
>
> Pada zaman Soviet, saat Darvaza belum ada, sebuah sumur (menurut informasi 
> tahun 1971)diposisikan di atas sebuah reef (sebut saja struktur Darvaza) yang 
> diindikasi dari data seismik. Siapa nyana sumur eksplorasi ini duduk di atas 
> sembulan terumbu dengan karstifikasi masif yang menghasilkan perguaan 
> (cavernous). Reef ini kaya akan migas. Pemboran tak berhasil, malahan rig-nya 
> runtuh ke dalam lubang kawah yang tiba2 terbentuk akibat proses pemboran itu. 
> Lubang berdiameter 50-100 meter itu menyemburkan gas yang memang semula ada 
> di cavernous porosities reef Darvaza. Takut gasnya beracun, maka gas itu 
> dibakar dan terus menyala sampai sekarang.
>
> Tak jauh dari Darvaza ini kabarnya ditemukan juga beberapa lubang dengan 
> semburan gas, baik berhubungan dengan diapirisme maupun tidak.
>
> Maka bisa diperkirakan bahwa Darvaza adalah reservoir gas yang terbuka ke 
> permukaan akibat kecelakaan drilling yang duduk di atas terumbu Miosen bergua 
> dan runtuh saat dibor.
>
> salam,
> awang
>
> Rovicky Dwi Putrohari wrote:
> Adakah yang tahu fenomena geologi apakah ini ?
> http://johnhbradley.com/pictures2.asp?var=070707darvaza
>
> Thanks
>
> RDP
>
> --
> http://tempe.wordpress.com/
> No one can monopolize the truth !
>
> 
> PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
> * acara utama: 27-28 Agustus 2008
> * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
> * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
> * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
> * abstrak / makalah dikirimkan ke:
> www.

[iagi-net-l] RE: Spam:Re: [iagi-net-l] Banyak Jurnal Tak Ada Penulis--->was: Re: Nilai Majalah Ilmiah...

2008-04-28 Terurut Topik Tonny P. Sastramihardja
Dear Geoscientist,
1) Masalah Recognized Scientific Journal dulu (sampai dengan akhir 80an)
kita pernah mempunyainya dan di 'sitasi' oleh para akhli kebumian di
Asia maupun Dunia (misal: NIGM Bulletin diterbitkan oleh LIPI, Jurnal
Terbitan ITB dan terbitan Jl. Diponegoro 57). Masalah kontributor
tulisan, biaya penerbitan dan ketersediaan editor yang 'pas' atau
'langka', biasanya menjadi kendala serius sehingga penerbitan sebuah
Jurnal Ilmiah menjadi 'tersendat'. 
2) Saya heran, kok sekarang masalah ISBN dan ISSN menjadi sedemikian
pentingnya?. Mustinya kan sama saja?. Bedanya yang satu 'terbit rutin'
dan yang lainnya 'terbit sekali-kali' atau yang satu dalam bentuk
'majalah' dan yang lainnya dalam 'bentuk buku'. Atau yang pasti adalah
yang satu otorisasi penomorannya dikeluarkan oleh PDII-LIPI sementara
yang lainnya oleh ARSIP NASIONAL.
3) Buat para 'pejabat fungsional peneliti' maka yang terpenting adalah
'kontinuitas penerbitan' sehingga mereka bisa memprediksi kapan hrs
memasukkan tulisannya ke sebuah jurnal, karena perioda jabatan
fungsional peneliti ada 'masa' nya (dulu 4 tahun, sekarang 5 tahun untuk
1 jenjang jabatan peneliti).
4) IAGI-IATMI-HAGI apakah pernah melakukan 'akreditasi' terhadap
terbitan terbitan Jurnal Ilmiah yang diproduksi oleh related
institution? 

Salam
Abah ANOM (TPS)
Yang (pernah/th 2002) jadi 'Peneliti Madya' 

-Original Message-
From: Minarwan (Min) [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, April 28, 2008 2:57 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Spam:Re: [iagi-net-l] Banyak Jurnal Tak Ada Penulis--->was: Re:
Nilai Majalah Ilmiah...

Mas Syaiful,

Bagaimana yah? *sambil garuk2 kepala*

Jalan paling baik adalah membuat sebuah jurnal yang betul2 super hebat
di level Indonesia sehingga semua akhirnya "memilih", dengan kesadaran
sendiri untuk mengisi jurnal itu. :)

Atau IAGInya yang ngalah hehehe..(gak mungkin kali yah?).

Salam
Minarwan

On 4/28/08, mohammad syaiful <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Minarwan dkk lainnya,
>
> Saya pernah bertemu dg dua orang geolog dari dua perguruan tinggi
> berbeda (satu dari Jakarta dan satu lagi dari Bandung) dan satu orang
> dari badan pemerintah yg namanya kini sudah berubah dan terletak di
> Bandung.
>
> Saya pernah tanyakan kenapa ke-3 lembaga tsb punya 'jurnal' sendiri.
> Lagi2, mohon maaf, alasannya adalah tentang kum yg harus diperoleh. Dg
> punya jurnal sendiri, ada kepastian dan jaminan, bahwa dalam satu
> tahun yg diinginkan, makalahnya dapat dipublikasikan dan diajukan utk
> kenaikan pangkat.
>
> Kalau makalahnya dikirimkan ke acara pertemuan ilimiah tahunan
> organisasi (IAGI, IPA, HAGI, dll) belum tentu diterima 100%, masih ada
> kemungkinan utk ditolak dan hilanglah kesempatan utk menambah nilai
> kum tahun tsb.
>
> Jadi bagaimana sebaiknya?
>
> salam,
> syaiful
>

-- 
Minarwan
-When one teaches, two learn-
GeoTUTOR: http://www.geotutor.tk
Blog: http://desaguadero.blogspot.com



PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod



PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no
event shall IAGI and its members be liable for any, including but not
limited to direct or indirect damages, or damages of any kind
whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of
or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing
list.
-



PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah len

Re: [iagi-net-l] Questions on Carbonates of Indonesia (was : Workshop on Carbonate...)

2008-04-28 Terurut Topik sanggam hutabarat
Terima kasih responnya Pak Awang. Seperti biasanya, ulasan ilmiah Pak Awang 
tetap enak dan perlu sekali. Saya merasa mendapat ringkasan yg bermutu tanpa 
harus membaca beratus-ratus halaman ttg karbonat tanah air. 
   
  Di bawah ada beberapa butir komentar/pertanyaan dari saya,  agar mata saya 
semakin celik mengenai per-karbonatan- dgn bantuan pakar2 G&G seperti Pak 
Awang. 
   
  Kalau tak keberatan kiranya email via japri dong hasil workshop tsb..nuhun 
banget
   
  Salam Hangat dan Optimistik Selalu (untuk 'gajah' kita)
   
  S Hutabarat
  ---

Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  deleted- Contoh yang langsung dalam perminyakan adalah sembulan2 high-relief 
di east Cepu High yang berumur Miosen Awal-Miosen Tengah (Banyu Urip, Sukowati, 
Mudi); Arun, NSO; dan sembulan karbonat Miosen Atas-Pliosen model Parigi di 
Jawa Barat yang high-relief dan didominasi coralgal. 
maka secara ringkas, bila penelitiannya lebih komprehensif, akan diketahui 
bahwa memang karbonat Neogen didominasi oleh coralgal, sementara yang Paleogen 
didominasi oleh foram (contoh khas : Berai, Tonasa, Ngimbang-CD carbonates).
  Sgm: Kenapa? Jangan2 heolog pendahulu kita sudah faham bahwa adanya 
kecenderungan wilayah sekitar core reef yang prone (yang kaya unstable 
kalsit/aragonite) untuk larut membentuk porosity namun disemenkan kembali dalam 
sejarah diagenesis karbonat tsb. Jadi daerah ini malah yang dihindari untuk 
di-bor?? Jadi memang nonjol2 belum tentu menarik untuk dieksplorasi!
  Tapi apakah onggokan karbonat ini pure autochthonous? Dulu saya  tidak pernah 
melihat pada core/sayatan tipis karbonat yg berupa 
boundstone/bind/frame/bafflestone; kalau ada yang kasar paling2 
floatstone/rudstone (sejumlah grainstone memang ada mis. samples dari Parigi, 
Arun NSO, BRF, Kujung offshore tapi tetap umumnya terdiri dari pecahan canggang 
bioklas yg malah ada milliolidnya/back reef associations). Ini yang membuat 
menarik (dgn asumsi: bila populasi yang saya periksa cukup representatif), 
bahwa mayoritas karbonat Paleo/Neo-gen yg saya periksa banyak mengandung 
(depositional) matriks (walaupun komponennya bisa saja di-dominasi pecahan 
koral-algal secara lokal). Karakter ini sangat berbeda dengan Holocene/Recent 
karbonat. ’Fakta’ ini mengindikasi adanya perbedaan karakter yg penting karena 
faktor tertentu (lingkungan, energi dll). Kalaupun ”pure biotic, rigid walled 
reef” ada at subsurface, mungkin tipis atau tidak ter-preserved dgn baik karena 
faktor tertentu; jadi
 sekarang kita hanya mendapat kebanyakan onggokan hasil rombakannya saja.
  deleted--
Mikroporositas terutama kalau mengalami chalkyfication betul sekali dapat 
mengkontribusi porositas yang sekunder. Contoh terkenal dan ideal ada di North 
Sea. Di Indonesia kasus itu ada tetapi sangat lokal tak punya konteks regional 
seperti tema bahasan presentasi saya. Secara regional, sayangnya matrix 
porosities kebanyakan minimal saja. Tetapi betul Pak Sanggam bahwa jenis 
porositas ini bisa menjadi sangat penting, tetapi lokal saja.
  
Sgm: Saya percaya fenomena ini mungkin sekali tidak lokal (bila asumsi saya 
’benar’ bahwa reservoar karbonat di Indonesia didominasi oleh mud-dominated 
limestones dgn porositas sekundernya, kecuali Manusela yg punya porositas 
primer)
  
Micrite dan neomorphism berhubungan timbal balik, sebab akibat, effect and 
result; seperti hubungan chicken and egg, jadi bisa saja bermakna circular. 
Bila tak banyak matriks kalsit (micrite), neomorphism cenderung tak banyak 
terjadi. Bila neomorphism terjadi, bentuknya pun seperti micrite hanya lebih 
kristalin. Bisa dipelajari lebih jauh dari Berry (1976 -IPA carbonate seminar) 
tentang hubungan menarik neomorphism-micrite ini.
   
  Sgm: Micrite/microcrystalline/lime mud ini mungkin salah satu enigma dalam 
petrografi batuan! Revival studi serius ttg peranan material2 halus ini mungkin 
perlu dilakukan karena berhubungan dgn rock storage dan deliverablity.
  
Disolusi burial dan subaerial exposure tak bisa dipungkiri dua kasus penting 
untuk pembentukan porositas sekunder karbonat. Dua2nya sama penting dan secara 
volumetrik sama juga. 
   
  Sgm: Menurut Pak Awang mana yang paling dominan memberikan sumbangan kepada 
reservoir quality? Teoritically yang karstik harusnya lebih penting (dimana 
unstable kalsit/aragonit material termasuk cangkang2 biotik mengalami pelarutan 
terlebih dahulu) walaupun enggak gampang bedaan pori-pori hasil pelarutan 
sub-aerial dengan deep/medium burial pada syt.tipis (karena bisa saja siklus 
larut, sementasi, larut dan sementasi lagi terjadi). Mungkin perlu bantuan 
metoda lain lagi untuk studi rinci cement stratigraphy pada batuan /sayatan 
karbonat pada kasus diagenesis kompleks semacam ini.
   
  Tidak banyaknya paleosol yang muncul pada core yang menandakan subaerial 
exposure barangkali core bukan pada posisi yang pas untuk paleosol berkembang, 
atau kebetulan yang di-core itu memang bukan hasil subaerial exposure, tetapi 
hasil burial dissolution. Penelit

[iagi-net-l] Tolong didaftarkan di Iagi-net

2008-04-28 Terurut Topik H. Edison Sirodj (XD/PCSB)
 Bapak Moderator,
Mau minta daftar ulang teman dibawah ini di IAGI mailing list.
[EMAIL PROTECTED]
 
 
Salam,
Edison sirodj




PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI
ANDA SEKARANG JUGA!!!


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara
Mulia No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no
event shall IAGI and its members be liable for any, including but not
limited to direct or indirect damages, or damages of any kind
whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of
or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing
list.
-



DISCLAIMER : This e-mail and any files transmitted with it ("Message") is 
intended only for the use of the recipient(s) named above and may contain 
confidential information.  You are hereby notified that the taking of any 
action in reliance upon, or any review, retransmission, dissemination, 
distribution, printing or copying of this Message or any part thereof by anyone 
other than the intended recipient(s) is strictly prohibited.  If you have 
received this Message in error, you should delete this Message immediately and 
advise the sender by return e-mail. Opinions, conclusions and other information 
in this Message that do not relate to the official business of PETRONAS or its 
Group of Companies shall be understood as neither given nor endorsed by 
PETRONAS or any of the companies within the Group.


PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod


PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Banyak Jurnal Tak Ada Penulis--->was: Re: Nilai Majalah Ilmiah...

2008-04-28 Terurut Topik wahyu budi
Menarik juga dialog tentang jurnal ini.

Saya pernah berusaha mempelajari bagaimana agar sebuah jurnal dapat terbit dan 
bertahan. Hal itu saya lakukan dengan berkunjung ke Fakultas Biologi 
Universitas Atmajaya Yogyakarta. Berikut ini apa yang dapat saya tangkap dari 
dialog kami dengan pengelola jurnal di sana yang sejauh ini sukses.

1. Ruang sekretariat hrs ada dengan alamat yang jelas - kita sudah punya.
2. Satu orang di sekretariat yang ditugaskan penuh mengelola naskah yang masuk 
dan melakukan komunikasi berkaitan dengan jurnal - Bisa diadakan (atau bisa 
kita manfatkan tenaga di sekretariat IAGI sekarang.
3. Biaya penerbitan - saya kira keuangan IAGI sekarang cukup kuat. Bila sudah 
berjalan, nanti kita bisa minta kontribusi penulis untuk biaya pencetakan. 
Sekarang ini, beberapa jurnal menarik kontribusi dari para penulis yang 
naskahnya diterima sekitar Rp 200.000,- sampai Rp. 250.000,- per naskah. 
Kontribusi dimintakan setelah naskah siap diterbitkan.
4. Editor / Tim editor - Banyak potensi di IAGI.
5. Reviewer - Banyak potensi di IAGI.
6. Sumber makalah - seluruh anggota IAGI. Melihat makalah yang masuk pada 
setiap PIT, rasanya MGI ngak akan kekurangan makalah.

Yang perlu dilakukan adalah:
1. Membentuk organissi pengelola MGI yang mapan dan relatif independen. 
Maksudnya, organisasi itu tidak terpengaruh dengan perubahan kepemimpinan di 
IAGI. - Organisasi pengurus MGI yang mapan dan stabil sangat menjamin 
kelangsungan hidup MGI. Perlu diatur masa aktif yang cukup lama (mungkin 5 
tahun), perlu diatur pergantian yang bertahap dan sebagian-sebagian (maksudnya 
jangan mengganti pengelola secara total pada setiap pergantian pengurus, karena 
hal itu akan menyebabkan tidak ada kesinambungan pola kerja dan irama kerja). 
2. Mengupayakan MGI mendapatkan akreditasi, bisa akreditasi dari DIKNAS atau 
LIPI, atau yang lainnya bila ada. Dengan akreditasi akan membuat makalah yang 
diterbitkan di MGI bernilai tinggi bila diajukan untuk kenaikan pangkat. Perlu 
diingat bahwa banyak diantara kita yang membutuhkan penilaian seperti itu. 
Untuk akreditasi di LIPI diperlukan terbitan selama dua tahun. Jadi, untuk MGI, 
kita sudah dapat mengajukan untuk akreditasi.

Hal lain yang mungkin perlu dilakukan adalah: menjadikan MGI sebagai bagian 
dari aktifitas keanggotaan IAGI. Maksudnya MGI dibagikan kepada semua anggota 
IAGI yang aktif membayar iuran keanggotaan. Dengan cara ini, anggota IAGI akan 
merasakan langsung manfaat menjadi anggota IAGI. Selain itu, cara ini juga 
merupakan cara untuk promosi. Bila MGI tersebar ke sebagian besar anggota IAGI 
di Indonesia dan luar Indonesia, mungkin akan menarik pihak industri untuk 
beriklan melalui MGI.

Hal lain lagi yang perlu diperhitungkan adalah bahwa IAGI adalah organisasi 
profesi. Sekarang ini ada kecenderungan untuk memberi nilai yang lebih tinggi 
kepada jurnal yang dipublikasi oleh organisasi profesi daripada yang 
dipublikasikan oleh suatu institusi. Saya kira ini bisa menjadi keunggulan  MGI 
dibandingkan jurnal dari institusi.

Ini sekedar sumbang saran.

Semoga bermanfaat. 

Salam,
WBS 




--- On Mon, 4/28/08, mohammad syaiful <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> From: mohammad syaiful <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: Re: [iagi-net-l] Banyak Jurnal Tak Ada Penulis--->was: Re: Nilai 
> Majalah Ilmiah...
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Date: Monday, April 28, 2008, 3:11 PM
> kang minarwan,
> 
> mungkin mesti dibuat dulu analisis swot-nya ya: mana
> keuntungan dan
> mana kelemahannya. kamu aja deh yg bikin, siapa tahu nanti
> keluar
> kesimpulan yg menguntungkan banyak pihak.
> 
> salam,
> syaiful
> 
> On 4/28/08, Minarwan (Min) <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> > Mas Syaiful,
> >
> >  Bagaimana yah? *sambil garuk2 kepala*
> >
> >  Jalan paling baik adalah membuat sebuah jurnal yang
> betul2 super hebat
> >  di level Indonesia sehingga semua akhirnya
> "memilih", dengan kesadaran
> >  sendiri untuk mengisi jurnal itu. :)
> >
> >  Atau IAGInya yang ngalah hehehe..(gak mungkin
> kali yah?).
> >
> >  Salam
> >
> > Minarwan
> >
> >
> >  On 4/28/08, mohammad syaiful
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >  > Minarwan dkk lainnya,
> >  >
> >  > Saya pernah bertemu dg dua orang geolog dari dua
> perguruan tinggi
> >  > berbeda (satu dari Jakarta dan satu lagi dari
> Bandung) dan satu orang
> >  > dari badan pemerintah yg namanya kini sudah
> berubah dan terletak di
> >  > Bandung.
> >  >
> >  > Saya pernah tanyakan kenapa ke-3 lembaga tsb
> punya 'jurnal' sendiri.
> >  > Lagi2, mohon maaf, alasannya adalah tentang kum
> yg harus diperoleh. Dg
> >  > punya jurnal sendiri, ada kepastian dan jaminan,
> bahwa dalam satu
> >  > tahun yg diinginkan, makalahnya dapat
> dipublikasikan dan diajukan utk
> >  > kenaikan pangkat.
> >  >
> >  > Kalau makalahnya dikirimkan ke acara pertemuan
> ilimiah tahunan
> >  > organisasi (IAGI, IPA, HAGI, dll) belum tentu
> diterima 100%, masih ada
> >  > kemungkinan utk ditolak dan hilanglah kesempatan
> utk menambah nilai
> >  > kum tahun tsb.
> >  

Re: [iagi-net-l] Banyak Jurnal Tak Ada Penulis--->was: Re: Nilai Majalah Ilmiah...

2008-04-28 Terurut Topik mohammad syaiful
kang minarwan,

mungkin mesti dibuat dulu analisis swot-nya ya: mana keuntungan dan
mana kelemahannya. kamu aja deh yg bikin, siapa tahu nanti keluar
kesimpulan yg menguntungkan banyak pihak.

salam,
syaiful

On 4/28/08, Minarwan (Min) <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Mas Syaiful,
>
>  Bagaimana yah? *sambil garuk2 kepala*
>
>  Jalan paling baik adalah membuat sebuah jurnal yang betul2 super hebat
>  di level Indonesia sehingga semua akhirnya "memilih", dengan kesadaran
>  sendiri untuk mengisi jurnal itu. :)
>
>  Atau IAGInya yang ngalah hehehe..(gak mungkin kali yah?).
>
>  Salam
>
> Minarwan
>
>
>  On 4/28/08, mohammad syaiful <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  > Minarwan dkk lainnya,
>  >
>  > Saya pernah bertemu dg dua orang geolog dari dua perguruan tinggi
>  > berbeda (satu dari Jakarta dan satu lagi dari Bandung) dan satu orang
>  > dari badan pemerintah yg namanya kini sudah berubah dan terletak di
>  > Bandung.
>  >
>  > Saya pernah tanyakan kenapa ke-3 lembaga tsb punya 'jurnal' sendiri.
>  > Lagi2, mohon maaf, alasannya adalah tentang kum yg harus diperoleh. Dg
>  > punya jurnal sendiri, ada kepastian dan jaminan, bahwa dalam satu
>  > tahun yg diinginkan, makalahnya dapat dipublikasikan dan diajukan utk
>  > kenaikan pangkat.
>  >
>  > Kalau makalahnya dikirimkan ke acara pertemuan ilimiah tahunan
>  > organisasi (IAGI, IPA, HAGI, dll) belum tentu diterima 100%, masih ada
>  > kemungkinan utk ditolak dan hilanglah kesempatan utk menambah nilai
>  > kum tahun tsb.
>  >
>  > Jadi bagaimana sebaiknya?
>  >
>  > salam,
>  > syaiful
>  >
>
>
> --
>
> Minarwan
>  -When one teaches, two learn-
>  GeoTUTOR: http://www.geotutor.tk
>  Blog: http://desaguadero.blogspot.com
>
>  
> 
>  PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
>  * acara utama: 27-28 Agustus 2008
>  * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
>  * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
>  * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
>  * abstrak / makalah dikirimkan ke:
>  www.grdc.esdm.go.id/aplod
>  username: iagi2008
>  password: masukdanaplod
>
>  
> 
>  PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
>  * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
>  * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
>  AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!
>
>  -
>  To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>  To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>  Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>  Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>  Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>  No. Rek: 123 0085005314
>  Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>  Bank BCA KCP. Manara Mulia
>  No. Rekening: 255-1088580
>  A/n: Shinta Damayanti
>  IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>  IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>  -
>  DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted 
> on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall 
> IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct 
> or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss 
> of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any 
> information posted on IAGI mailing list.
>  -
>
>


-- 
Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist
Mobile: 62-812-9372808
Email: [EMAIL PROTECTED]

Technical Manager of
Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)


PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod


PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id

[iagi-net-l] FW: IAGI NET -EMAIL NET

2008-04-28 Terurut Topik H. Edison Sirodj (XD/PCSB)
Bapak Moderator,
Mau minta daftar ulang teman dibawah ini di IAGI mailist.
[EMAIL PROTECTED]
 
 
Salam,
Edison sirodj



From: Jarot Parnoto Adi (XD/PCSB) 
Sent: Monday, 28 April, 2008 2:46 PM
To: H. Edison Sirodj (XD/PCSB)
Subject: RE: IAGI NET -EMAIL NET 
Importance: High



Pak Edison

 

My email-address is [EMAIL PROTECTED]

 

JAROT PARNOTO ADI

SENIOR GEOLOGIST

SABAH and MAURITANIA EXPLORATION DIVISION

PETRONAS CARIGALI SDN BHD

PETRONAS TWIN TOWER -KLCC

KUALA LUMPUR MALAYSIA

603 2331 8945

 



From: H. Edison Sirodj (XD/PCSB) 
Sent: Monday, 28 April, 2008 12:39 PM
To: Jarot Parnoto Adi (XD/PCSB)
Subject: RE: IAGI NET -EMAIL NET 

 

 

Pak Jarot,

 

Your email address please.

 

Rgds,

Edison sirodj

 



From: Jarot Parnoto Adi (XD/PCSB) 
Sent: Friday, 25 April, 2008 3:17 PM
To: H. Edison Sirodj (XD/PCSB)
Subject: IAGI NET -EMAIL NET 

 

Dear pak Edison

 

Several times I have tried to access IAGI net (email) but always fail,
and I think you could help me how to get email member IAGI net . 

During 2004 to 2006 I have became email member of IAGI when was in
CNOOC, so please register me to get email member IAGI net 

 

JAROT PARNOTO ADI

SENIOR GEOLOGIST

MAURITANIA-WEST AFRICA 

 EXPLORATION DIVISION

PETRONAS CARIGALI SDN BHD

 

 

 

 

DISCLAIMER: This e-mail and any files transmitted with it ("Message") is
intended only for the use of the recipient(s) named above and may
contain confidential information.  You are hereby notified that the
taking of any action in reliance upon, or any review, retransmission,
dissemination, distribution, printing or copying of this Message or any
part thereof by anyone other than the intended recipient(s) is strictly
prohibited.  If you have received this Message in error, you should
delete this Message immediately and advise the sender by return e-mail.
Opinions, conclusions and other information in this Message that do not
relate to the official business of PETRONAS or its Group of Companies
shall be understood as neither given nor endorsed by PETRONAS or any of
the companies within the Group.



DISCLAIMER : This e-mail and any files transmitted with it ("Message") is 
intended only for the use of the recipient(s) named above and may contain 
confidential information.  You are hereby notified that the taking of any 
action in reliance upon, or any review, retransmission, dissemination, 
distribution, printing or copying of this Message or any part thereof by anyone 
other than the intended recipient(s) is strictly prohibited.  If you have 
received this Message in error, you should delete this Message immediately and 
advise the sender by return e-mail. Opinions, conclusions and other information 
in this Message that do not relate to the official business of PETRONAS or its 
Group of Companies shall be understood as neither given nor endorsed by 
PETRONAS or any of the companies within the Group.


Re: [iagi-net-l] Banyak Jurnal Tak Ada Penulis--->was: Re: Nilai Majalah Ilmiah...

2008-04-28 Terurut Topik Minarwan (Min)
Mas Syaiful,

Bagaimana yah? *sambil garuk2 kepala*

Jalan paling baik adalah membuat sebuah jurnal yang betul2 super hebat
di level Indonesia sehingga semua akhirnya "memilih", dengan kesadaran
sendiri untuk mengisi jurnal itu. :)

Atau IAGInya yang ngalah hehehe..(gak mungkin kali yah?).

Salam
Minarwan

On 4/28/08, mohammad syaiful <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Minarwan dkk lainnya,
>
> Saya pernah bertemu dg dua orang geolog dari dua perguruan tinggi
> berbeda (satu dari Jakarta dan satu lagi dari Bandung) dan satu orang
> dari badan pemerintah yg namanya kini sudah berubah dan terletak di
> Bandung.
>
> Saya pernah tanyakan kenapa ke-3 lembaga tsb punya 'jurnal' sendiri.
> Lagi2, mohon maaf, alasannya adalah tentang kum yg harus diperoleh. Dg
> punya jurnal sendiri, ada kepastian dan jaminan, bahwa dalam satu
> tahun yg diinginkan, makalahnya dapat dipublikasikan dan diajukan utk
> kenaikan pangkat.
>
> Kalau makalahnya dikirimkan ke acara pertemuan ilimiah tahunan
> organisasi (IAGI, IPA, HAGI, dll) belum tentu diterima 100%, masih ada
> kemungkinan utk ditolak dan hilanglah kesempatan utk menambah nilai
> kum tahun tsb.
>
> Jadi bagaimana sebaiknya?
>
> salam,
> syaiful
>

-- 
Minarwan
-When one teaches, two learn-
GeoTUTOR: http://www.geotutor.tk
Blog: http://desaguadero.blogspot.com


PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod


PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Workshop on Carbonate Complexity IATMI Yogyakarta 22-25 April 2008

2008-04-28 Terurut Topik yanto R.Sumantri


Sanggam

Anda ada dimana sekarang ?
Apakah masih di
Slumberger ?\
Salam hangat dan sono.

Si Abah


>
Pak Awaang
> 
> Terimakasih untuk informasi Workshop
Karbonat ini. Saya berharap bahwa
> workshop ini sukses mencapai
tujuannya. Tampaknya workshop ini
> mendiskusikan banyak hal mulai
fasa identifikasi/deskripsi/karakterisasi
> (G&G), drilling,
produksi hingga manajemen reservoir karbonat di
> Indonesia. Saya
‘sedih’ enggak bisa hadir dalam worshop yang menarik
>
ini.
> 
>   Bolehkah saya mendapatkan digital bahan2
presentasi/konklusi workshop
> ini? Kalau enggak bisa dikirim via
email saya akan jemput (ada rencana
> saya di Jkt Juni-Juli).
Membaca email Pak Awang ini, saya menjadi
> bergairah kembali
sejenak ”back to the basic (BATU)” setelah berpuluh
>
tahun secara ”praktis meninggalkan” subjek yang amat penting
ini sebagai
> seorang geologist.
> 
>   Setahu
saya salah-satu workshop sebelumnya yang ‘serius’ membahas
> reservoar karbonat adalah Workshop oleh IPA 16 tahun silam,
walaupun
> penekanannya pada geologi/core. Pada workshop tsb ada
beberapa isu yang
> ‘menggantung’ yg mudah2an pada
Workshop IATMI ini  disinggung dan telah
> ‘terjawab’
(atau sebenarnya bukan isu lagi karena ke-tidak update-an
> saya
saja?). Di bawah ini beberapa komen didasari “kepengen-tauan”
saya.
>  Teman-teman Geoscientists, khususnya Pak Awang yang hadir
dalam
> Workshop ini  mungkin bisa men-share dan meng-update saya.
Komen2 ini
> juga ada relasinya dgn abstrak paper Pak Awang.
Sebelumnya maaf untuk
> panjangnya yang 'keterlaluan'.
>

> 
>Dalam workshop IPA yl dikatakan mayoritas sekuen
karbonat Tersier  di
> Ind. adalah endapan low-relief carbonate
mud bank (contoh cekungan
> Sum-Sel, Sunda, Ngimbang). In situ
coral-dominated framework reservoir
> (coral boundstones) tidak
pernah/amat sangat jarang ditemukan di
> Indonesia. BRF di Sunda
basin hanya satu bukti (masih kemungkinan!)
> adanya typical
coral-reef influence reservoir. Dikemukakan juga dalam
> workshop
tsb bahwa terdapat kecenderungan umum alga merah dan
>
foraminifera bentonik besar adalah unsur biotik utama buildups karbonat
> Miosen di Ind (secara kontras koral dan Halimeda sangat umum pada
reef
> moderen, seperti ditunjukkan studi di P. Seribu oleh
Jordan/Mobil
> Oil??).
> 
>   Dalam abstrak Pak
Awang saya mendapat kesan bahwa “coral-dominated reef”
> mendominasi reservoar karbonat di Indonesia. Mohon di-elaborasi
istilah
> dan model  “reef” yg dipakai Pak Awang
disini, karena bisa memberikan
> konotasi lain dan berbeda,
seismically dan geologically. Catatan, dalam
> IPA Workshop
di-usulkan modifikasi model karbonat Wilson untuk kasus di
> khas
Indonesia yaitu Model ke IV “low-relief carbonate mud-banks”

> dimana matriks lime mud mendominasi batuan karbonat. Apakah
model ini
> cukup valid dan dapat diterima practically?
>

> 
>Bukankah lebih tepat dikatakan bahwa perubahan
relatif muka laut
> (relative sea level) yang disebabkan kombinasi
 fluktuasi eustatik dan
> fluktuasi ‘basin floor’ juga
merupakan faktor penting yang mempengaruhi
> pembentukan dan
pemunahan karbonat?
>Dalam abstrak disinggung ‘karstic
cavities’ sebagai porositas sekunder
> pada karbonat
Paleogen. Lengkapnya: “Secondary porosities developed due
>
to fracturing, chemical dissolution during burial, or as karstic
>
cavities. However, the opportunities for leaching were limited”.
> Kayaknya ada ‘pertentangan’ pernyataan disini. Menurut
saya proses
> ‘dissolution’ dan ‘leaching’
adalah sama; ‘karstic cavities’ pun hasil
>
‘leaching/dissolution’ (karena ekspos ke permukaan/subaerial).
Mohon
> penjelasannya disini.
>Porositas sekunder
berupa mikroporositas tidak disinggung dalam
> abstrak.Menurut
saya (berdasarkan pengalaman bertahun-tahun
> di-laboratorium)
mikroporositas dalam matriks reservoir karbonat
> (chalky) sangat
signifikan, walaupun umumnya permeabilitasnya rendah
> (namun
paling tidak bagus untuk gas, dalam paper IPA dikatakan dapat
>
mencapai 30% dan dapat dilihat pada logs!). Ini memberikan impak pada
> model petrofisik karbonat di Indonesia yang menarik untuk
didiskusikan
> (‘fracture-micropore-vuggy/mouldic
pore-stylolite-clay-dolomite’)!
>Dalam abstrak
dikatakan: “Neomorphism is especially common in micritic
>
carbonates reducing their porosities” Bukankan pernyataan ini
> ‘circular’? ‘Micritic carbonate’
berkonotasi karbonat yang mengandung
> secara significant matrix
berupa ‘lime mud’ (~ micrite) yang
> per-definisi
adalah material yang berbutir halus (berukuran mirons) dan
> padat
(dense); jadi ‘micritic carbonates’ memang seyogyanya
> berporositas rendah. Tapi mungkin ini masalah semantik saja.
>Kembali pada pembentukan porositas sekunder oleh
‘subaerial exposure’.
> Dalam Workshop IPA dikatakan
bahwa proses ini sebenarnya kebanyakan
> dibuat berdasarkan
konklusi logik model diagenesis yang ‘established’,
>
namun tanpa bukti kuat di batuan itu sendiri (kehadiran fitur karstik
> seperti zo

Re: [iagi-net-l] RE: Spam:RE: FW: [iagi-net-l] Lagi : Junghuhn di Bukit Jayagiri

2008-04-28 Terurut Topik yanto R.Sumantri


Mulai suatu acara dengan menyanyikan "Indonesia Raya" , saya
kira idee yang bak dan benar.

Si Abah

___

   Makanya kang ..kalau ada acara2 iagi, iatmi, hagi
atau acara
> apapun.diawali dgn lagu "Indonesia
Raya"  dan "Tanah Pusaka" dimulai
> dari kita2 dulu
aja...gitu tak ye.!? ditambah pembacaan Sapta Marga
> nya
IAGIwong yg terus2an dibaca saja masih sering
> menyimpang apalagi gak pernah sama sekali...!?
> 
> Salam,
> Agus Irianto
> 
> 
> --- On Tue, 4/22/08, mohammad syaiful
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
>>
From: mohammad syaiful <[EMAIL PROTECTED]>
>>
Subject: Re: [iagi-net-l] RE: Spam:RE: FW: [iagi-net-l] Lagi : Junghuhn
>> di Bukit Jayagiri
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Date: Tuesday, April 22, 2008, 5:37 PM
>> ok, abah.
coba kalo ada nanti saya mintakan kepada orang
>> dephan,
anak
>> buah jendral frans yg dulu sempat berseminar bersama
iagi
>> di bidakara
>> dan kebetulan teman serumah
saya di mbogor.
>>
>> salam,
>>
syaiful
>>
>> On Tue, Apr 22, 2008 at 1:14 PM, yanto
R.Sumantri
>> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>
>
>> >
>> >
>> > >Mas
Ipul
>> > Tolong kalau ada soft fle-nya.
>>
>
>> > Si
>> > Abah
>> >
>> >
>> >
>> >
>> >  
wah, abah. kalo soal mall dan
>> > nasionalisme, ada kok
makalah tentang
>> > > hal tsb. kira2 judulnya
>> > seperti ini: dampak pertumbuhan/pembangunan
>>
> > mall-mall dengan
>> > ketahanan nasional.
>> > >
>> > > salam,
>> >
> syaiful
>> > >
>> > > On Mon, Apr
21, 2008 at 9:17 AM, yanto R.Sumantri
>> >
<[EMAIL PROTECTED]>
>> > > wrote:
>>
> >>
>> > >>
>> > >>
>> > >> > Mas Ipul
>> > >>
>> > >> Memang
>> > saya melihatnya begitu
, jadi kalau
>> > >> lebih banyak ya lebih
>> > baik, kita sepakat bahwa memang terdapat "erosi
>> > >>
>> > nasionalisme" ,.
>> > >> Nah kecintaan kepada hal hal yang
>>
> bersifat
>> > >> "mengisi ruang jiwa" ,
seperti
>> mencintai
>> > alam dan segala
>> > >> keindahan dan dnamikanya " , mencintai
>> > sastra baik prosa maupun puisi
>> > >>
akan meningkatkan kecintaa
>> > kepada Alam dan Penciptanya
serta menumbuhkan
>> > >> kecntaan
>> >
kepada Indonesia.
>> > >> Saya kadang kadang berfikir
betapa
>> > >> jahatnya ORTU yang HANYA mengajak
anak2nya ke
>> Mall!!! Apakah
>> > mereka
>> > >> tidak
>> > >> sadar bahwa
mereka  tanpa sadar
>> > mendidik anak anak mereka /putra
>> > >> bangsa menjadi sangat
>> >
konsumtif Dan akan mempunyai jiwa yang sangat
>> >
>>
>> > "materialistis "  pada saat mereka
dewasa
>>  (Bukannya
>> > >> aku anti
mall lho).
>> > >> Akh mungkin ini hanya
>>
> kehawatiran-ku saja ya
>> > >> ??
>>
> >>
>> > >> Si
>> > Abah
>> > >>
>> > >>
>> >
>>
>> > >>
>> > >>
>> > >>abah
>> > >> yanto,
>> > >>
>> > >
>> >
>> > saya kira abah anom juga cukup banyak
>> kok
>> > >> punya kawan2 yg senang pula
>> >
>> > mengajak
>> > keluarga (anak2) ke tempat2
>> > >> yg disebutkan. musium
>> >
geologi,
>> > >> > musium migas (tmii), dll,
sering
>> > >>
>> > kok dikunjungi. coba
ingat2 diskusi
>> > >> > kita sekian bulan
>> > atau tahun
>> > >> lalu, waktu
membahas ttg topik yg mirip
>> > >> > ini.
>> > >> >
>> > >> > semoga
>> > kepesimisan abah bahwa banyak ortu yg enggak mau
>> mengajak
>> > >>
>> >
anak2
>> > >> > ke tempat2 yg 'bernilai lebih'
>> tsb adalah dalam
>> > usaha agar
>>
> >> mereka mau
>> > >> > berkunjung ke
>> > tempat2 tsb.
>> > >> >
>> > >> >
>> > >> salam,
>> > >> > syaiful
>> > >> >
>> > >> > On Fri, Apr
>> > 18, 2008 at
3:48
>> > >> PM, yanto R.Sumantri
>> >
<[EMAIL PROTECTED]>
>> > >> > wrote:
>> > >>
>> > >>
>> >
>> >>
>> > >> >>
>> >
>>
>> > >> >Alhamdulillah
>> >
>> >> Tapi Anda teh minoritas
>> > , itu
pasti
>> > >> >> 
>> >
>> >> Da lebih
>> > pinuh anak anak di - mall
batan di Boscha . hayoh
>> > >>
>> >
>>
>> > >> >> Si Abah
>> >
>> >>
>> > >> >>
>> >
>>
>> >
>>

>>
> >>
>> > >>
>> > >>
>>
>> > >> >>
>> >
>>
>> > >>   Etah Abah Yanto
>> >
>> jangan gegabah dan under
>> > estimate...
>> > >> >> > Abah Anom dari
>> >
>> dulu
>> > sering ngajak anak-anak (sejak mereka
kecil,
>> > >> >>
>> > >>
sekarang
>> > >> >> > berumur 22 dan 16
>> > tahun)jalan-jalan ka gunung,
>> > >>
laut
>> > >> >>
>> > (pantai
selatan Jawa),
>> > >> >> > arung jeram
>> > >> (Citarik, Ayung). Nginepnya
>> >
>> >> lebih sering
>> > bukan di
>>
> >> Hotel/Losmen
>> > >> >> >
(bilangnya
>> > sih biar lebih
>> > >>
>>
>> > >> natural/alami, padahal
>>
> sih 'ngirit') tapi di
>> > >> >> > tenda
atau
>> > >>
>> > di rumah
>>
> >> >> penduduk. Kedua anak saya cukup
>>
familiar
>> > dengan
>> > >> Taman
>> > >> >> > Nasional
>> >
>> >> Gn. Pangrango juga TN Gede
>> > >>
PAHALA
>> > (Pangrango Halimun Salak), TN
>> >
>> >> >
>> > >>
>> >
>>
>> > >> Ujung Kulon. Itulah buah nikmatnya
semasa
>> jadi PNS
>> > Peneliti, banyak
>> > >> >> waktu
>> > >>
>> >
>> > dan gampang minta ijin (sesuai dengan
>> > >> pengahasilannya).
>> > >>
>> >
>> > >> >> > Salam
>> > >>
>> > >

RE: RE: [iagi-net-l] Re: Poster vs Oral Presentation

2008-04-28 Terurut Topik yanto R.Sumantri



> Awang 

Jangan bilang ndak dapat apapun akh , Anda
melakukan sesuatu dengan dasar cinta maka cinta pula yang akan datang pada
Anda .
Apa itu ?
Anda dicintai oleh seluruh rekan ahli kebumian,
PERCAYAl-ah bahwa hal itu telah terjadi.

Si Abah



   Nah, itu juga alasan yang selalu dikemukakan
kebanyakan teman akademisi
> saat saya minta menyumbang tulisan
untuk Majalah Geologi Indonesia (MGI).
> Saat ini MGI punya no.
ISSN 0216-1061. "Wah, kalau hanya ISSN malas-lah,
> coba
naikkan dulu ke status ISBN, baru nanti saya kontribusi tulisan"
> begitu kata seorang teman dari Perguruan Tinggi. Nilai kum jurnal
ber-ISBN
> lebih tinggi daripada nilai kum jurnal ber-ISSN.
Hm...ada maksud lain
> rupanya dengan menyumbang tulisan itu,
tadinya saya hanya berpikir
> "scientist must write"
Maka MGI pun sangat sepi dikontribusi...
> 
> Seorang
kandidat doktor pernah menghubungi saya bertanya bagaimana caranya
> memasukkan paper ke jurnal internasional, bila masuk, maka
predikat
> judicium-nya akan naik. Memang begitulah aturan2 di
akademik kelihatannya,
> semua ada perhitungannya. Berapa paper di
simposium, berapa paper di
> jurnal (jurnal mana dulu nih; jurnal
internasional dengan ISBN, yang
> terkenal, yang ada peer
review-nya tentu akan dinilai tinggi kreditnya);
> semua ada
nilainya (untuk jadi profesor atau menduduki jenjang2 akademik).
>

> Di dunia akademik internasional pun mungkin kelihatannya
begitu. Maka
> Robert Hall yang duduk bersebelahan dengan saya
saat pertemuan IPA 2007
> (kami saat itu sebagai dua pembicara
yang berurutan tentang tektonik Jawa)
> tercenung melihat kartu
nama saya bukan dari afiliasi pusat riset atau
> perguruan tinggi,
tetapi dari BPMIGAS. "You did your research as a hobby
>
?", begitu tanyanya. "Yes, I did", jawab saya. Sebenarnya
bukan hobi,
> tetapi ekspresi cinta. Orang yang jatuh cinta tak
akan pernah berhitung,
> "just do it" (kata Abah),
walaupun dengan nilai kum : 0.
> 
> Siapapun bisa dan
boleh melakukan riset, syaratnya hanya : cinta, tekad,
> tekun,
berani. Cinta menjadi pendorong utamanya. Tekad dan tekun menjadi
> bahan bakar perjalanan risetnya. Berani menjadi pijakannya saat ia
bertemu
> dan berdebat dengan periset lain. Benar atau tidak
risetnya (karena ia
> bukan seorang doktor riset atau bukan doktor
akademik) akan ditentukan
> dengan pertemuan dan perdebatan
melalui forum-forum ilmiah.
> 
> Mari meneliti dan menulis
walaupun tanpa apresiasi apa pun !
> 
> Salam,
>
awang
> 
> -Original Message-
>
From:
[EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent:
Friday, April 25, 2008 2:07 C++
> To: iagi-net@iagi.or.id;
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
> Subject: RE:
[iagi-net-l] Re: Poster vs Oral Presentation
> 
> Saya mau
sharing betapa susahnya untuk meminta akademisi untuk menulis di
>
majalah Berita Sedimentologi dan aktif di Forum Sedimentologi Indonesia
> (FOSI). Saya pernah tanya kenapa tidak menyumbang tulisan,
alasannya
> mula-mula karena tidak ada nomor ISSN / ISBN. Karena
hal ini kami
> mendaftarkan majalah ini ke LIPI. Setelah mendapat
ISSN / ISBN masih juga
> tidak banyak mendapat kontribusi. Tapi
alasannya ganti: FOSI / Berita
> Sedimentologi ini adalah majalah
atau organisasi LOKAL. Jadi sayang kalau
> papernya di publish
secara domestik, lebih baik sekalian INTERNATIONAL.
> 
>
Akhirnya kami cenderung untuk minta kawan-kawan dari industri untuk
> menyumbangkan tulisan. Mungkin karena mereka tidak cari cum /
credit point
> dan mungkin mereka memang 'jatuh cinta' jadi mau
menulis seperti Awang
> sampaikan sebelumnya.
> 
>
Herman
> 
> 
> 
> 
> -Original
Message-
>
From: Awang Satyana
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, April 24, 2008
6:53 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad; Forum HAGI
>
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Poster vs Oral Presentation
> 
> 
> "Perasaan" bahwa poster kelas dua harus
dihapuskan baik dari panitia
> konvensi maupun peserta konvensi,
juga penulisnya. Tidak bisa dinafikan
> bahwa perasaan kelas dua
itu masih ada. IPA dalam lima tahun terakhir ini
> boleh dikatakan
tak menganut pembedaan itu, sekali paper lengkapnya dimuat
> dalam
proceedings, maka hilanglah mana paper oral mana paper poster.
>

>   Menyiapkan poster lebih susah daripada sekedar menyiapkan
presentasi
> oral. Menyiapkan poster lebih makan waktu, tenaga,
dan biaya. Dulu saat
> presentasi oral masih menggunakan slide 35
mm menyiapkan presentasi oral
> sama susahnya dengan menyiapkan
poster. Sekarang, dengan menggunakan
> power point presentation,
10 menit sebelum presentasi pun kita masih
> bisa melakukan
perubahan atas bahan presentasi bila diperlukan.
> 
>  
Presentasi oral hanya 15-20 menit, lalu diskusi 5-10 menit; habis itu
> orang melupakannya. Pembicara hanya cukup membawa flash disk dan
> memberikan bahannya ke panitia untuk di-copy. Nah, poster :
booth-nya
> dijagai pembuatnya bisa setengah hari-sehari. Lalu
ia/mereka juga mesti
> siap sedia menjawab pertanyaan peng

RE: [iagi-net-l] Hmmm Pintu neraka ?

2008-04-28 Terurut Topik Herman.Darman
Vick,

Darvaza terletak di barat Turkmenistan (Amu Darya basin). Paper Brookfield 
membahas bagian timur dari Turkmenistan.
Di Darvaza pressurenya tidak tinggi, very shallow. Jadi bukan mekanisme 
overburden seperti di Lusi.
Api yang dilihat itu permanent. Kalau siang hari tidak terlalu spektakuler, 
kenampakannya seperti tebing saja.

Herman

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, April 28, 2008 9:20 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Hmmm Pintu neraka ?


Aku hanya dapet referensi ini : Earth-Science Reviews 2001
www.elsevier.com "The geology and petroleum potential of the North
Afghan platform and adjacent areas žnorthern Afghanistan, with parts
of southern Turkmenistan, Uzbekistan and Tajikistan"
Michael E. Brookfield), Ajruddin Hashmat- Department of Land Resource
Science, Guelph UniÕersity, Guelph, Ontario N1G 2W1, Canada.

Btw, pertanyaan sederhana dari pembaca-pembaca dongeng adalah "Apakah
hal ini bisa terjadi di Lusi ?"
Ada yang punya pendapat ?
Aku rasa sih yang terjadi di Lusi, justru adanya "high pressure" di
bawah sana akibat pembebanan yang mendorong batuan "lembik" untuk
"mecotot" keluar. Subsidence terjadi karena terjadinya pressure
equilibrium saja. Sedangkan di Darvaz ini yang terjadi adalah batuan
yang lapisan atas runtuh karena adanya rongga dibawah. Bagaimana Pak
Awang ?

Btw warna merah-merah itu bukannya seperti vulcano (lava) tetapi api
dari gas yang senagja dibakar supaya gas terrelease tidak meledak bila
tersulut. Hal ini seperti kalau ada sumur terkena semburan selalu
"sengaja" dibakar, for safety reason.
Silahkan tengok videonya untuk lebih jelas disini :
http://www.youtube.com/watch?v=TEjoga1yrn0


RDP

2008/4/28 <[EMAIL PROTECTED]>:
> Awang,
>
> Publikasi AAPG yang mana?
> USGS juga ada report USGS Bulletin 2201-H (bisa di akses online).
> Yang di Karakum sebenarnya tidak terlalu banyak gasnya. Lapangannya relatif 
> kecil. Yang besar di cretaceous clastic Dauletabad Donmez di selatan 48.7 TCF 
> (ini bisa dilihat di AAPG publication).
>
> Herman
>
>
>
>
>
> -Original Message-
> From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Monday, April 28, 2008 7:41 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI
> Subject: Re: [iagi-net-l] Hmmm Pintu neraka ?
>
>
> Kalau kita periksa geologi sektor Turkmenistan di sebelah timur Kaspia ini 
> barangkali kita bisa menduga-duga asal Darvaza alias "Pintu ke Neraka" ini. 
> Publikasi AAPG untuk wilayah Central Asia bisa menjadi acuan.
>
>  Interpretasi data yang diperoleh selama zaman Soviet maupun setelah 
> Turkmenistan merdeka memperkirakan bahwa terdapat 11 billion ton minyak dan 
> 5.5 trillion cubic meter gas di Turkmenistan termasuk di wilayah gurun 
> Karakum ini. Wilayah ini kaya migas.
>  Potensial migas-nya berasosiasi dengan reservoir karbonat yang berkembang di 
> pinggir paparan benua.
>
>  Sejumlah prospeknya seperti Charlak, Garadashlyk dan Ak-Deniz merupakan reef 
> structures Miosen yang berkembang pada wilayah laut dangkal di atas  Turan 
> Plate.
>  Di wilayah lebih ke selatan (Khazar-Osman zone) berkembang clayey diapir 
> uplift yang dicirikan oleh mulltiple trusts yang berasosiasi dengan 
> re-aktivasi ancient normal folds dan  clay diaprism.
>
>  Pada zaman Soviet, saat Darvaza belum ada, sebuah sumur (menurut informasi 
> tahun 1971)diposisikan di atas sebuah reef (sebut saja struktur Darvaza) yang 
> diindikasi dari data seismik. Siapa nyana sumur eksplorasi ini duduk di atas 
> sembulan terumbu dengan karstifikasi masif yang menghasilkan perguaan 
> (cavernous). Reef ini kaya akan migas. Pemboran tak berhasil, malahan rig-nya 
> runtuh ke dalam lubang kawah yang tiba2 terbentuk akibat proses pemboran itu. 
> Lubang berdiameter 50-100 meter itu menyemburkan gas yang memang semula ada 
> di cavernous porosities reef Darvaza.  Takut gasnya beracun, maka gas itu 
> dibakar dan terus menyala sampai sekarang.
>
>  Tak jauh dari Darvaza ini kabarnya ditemukan juga beberapa lubang dengan 
> semburan gas, baik berhubungan dengan diapirisme maupun tidak.
>
>  Maka bisa diperkirakan bahwa Darvaza adalah reservoir gas yang terbuka ke 
> permukaan akibat kecelakaan drilling yang duduk di atas terumbu Miosen bergua 
> dan runtuh saat dibor.
>
>  salam,
>  awang
>
> Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  Adakah yang tahu fenomena geologi apakah ini ?
> http://johnhbradley.com/pictures2.asp?var=070707darvaza
>
> Thanks
>
> RDP
>
> --
> http://tempe.wordpress.com/
> No one can monopolize the truth !
>
> 
> PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
> * acara utama: 27-28 Agustus 2008
> * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
> * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
> * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
> * abstrak / makalah dikirimkan ke:
> www.grdc.esdm.go.id/aplod
> username: iagi2008
> password: masukdanaplod
>
> --

Re: [iagi-net-l] foke ekh , FOSI , fosi dimanakah dikau ????

2008-04-28 Terurut Topik yanto R.Sumantri


Insya Allah 

Si Abah
___
>

   ya, abah nih kok enggak sabaran sih.
> 
> kebetulan sore nanti (jum'at, 25 april 2008), fuad
ahmadi yg sudah
> memberikan komitmen utk 'membangunkan' FOSI,
akan berapat dengan 2
> atau 3 temannya.
> 
> nah,
ini sekalian saya cc-kan kepadanya, biar bisa dijadikan penambah
>
semangat. abah juga mesti sabar, karena sebenarnya fuad dkk sudah
> menyatakan komitmennya lebih setahun lalu. kita tunggu saja
gebrakan
> FOSI dg semangat muda dan baru. abah jangan kaget dan
mesti tetap
> mendukung kalo FOSI bangun kembali dengan 'wajah
baru'. generasi FOSI
> sebelumnya perlu dijadikan sbg referensi,
tetapi tidak harus dicontoh
> mentah2 (ikan 'kali, he.. he..).
> 
> salam,
> syaiful
> 
> On
4/25/08, yanto R.Sumantri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>
>>
>>  Kang IPUUL, Mas Herma
Darman
>>
>>  Kang Ipul mana janjinya mau
>>  menghidupkan FOSI yang mati suri , jangan kweasyikan sama Mbak
ETTI
>> terus
>>  lupa sama neng FOSI atuh. Ndak
maul sama IAS ?
>>  (Nah rasain saya tagih
>> 
loooh).
>>
>>  Si Abah
>>
>>
>>
>>
>>
>>  --
>>  ___
>> 
Nganyerikeun hate
>>  batur hirupna mo bisa campur,
ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada
>>  ngupama , Elmu
tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.
>>
> 
>

> --
> Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant
Geologist
> Mobile: 62-812-9372808
> Email:
[EMAIL PROTECTED]
> 
> Technical Manager of
> Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
> 
>

> PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
> * acara utama: 27-28 Agustus
2008
> * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
>
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
> * batas akhir
penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
> * abstrak / makalah
dikirimkan ke:
> www.grdc.esdm.go.id/aplod
> username:
iagi2008
> password: masukdanaplod
> 
>

> PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
> * pendaftaran calon
ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
> * penghitungan suara: waktu PIT
IAGI Ke-37 di Bandung
> AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG
JUGA!!!
> 
>
-
> To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website:
http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123
0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
-
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI
or others. In no event
> shall IAGI and its members be liable for
any, including but not limited to
> direct or indirect damages, or
damages of any kind whatsoever, resulting
> from loss of use, data
or profits, arising out of or in connection with
> the use of any
information posted on IAGI mailing list.
>
-
> 
> 


-- 
___
Nganyerikeun hate
batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada
ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.


Re: [iagi-net-l] Hmmm Pintu neraka ?

2008-04-28 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Aku hanya dapet referensi ini : Earth-Science Reviews 2001
www.elsevier.com "The geology and petroleum potential of the North
Afghan platform and adjacent areas žnorthern Afghanistan, with parts
of southern Turkmenistan, Uzbekistan and Tajikistan"
Michael E. Brookfield), Ajruddin Hashmat- Department of Land Resource
Science, Guelph UniÕersity, Guelph, Ontario N1G 2W1, Canada.

Btw, pertanyaan sederhana dari pembaca-pembaca dongeng adalah "Apakah
hal ini bisa terjadi di Lusi ?"
Ada yang punya pendapat ?
Aku rasa sih yang terjadi di Lusi, justru adanya "high pressure" di
bawah sana akibat pembebanan yang mendorong batuan "lembik" untuk
"mecotot" keluar. Subsidence terjadi karena terjadinya pressure
equilibrium saja. Sedangkan di Darvaz ini yang terjadi adalah batuan
yang lapisan atas runtuh karena adanya rongga dibawah. Bagaimana Pak
Awang ?

Btw warna merah-merah itu bukannya seperti vulcano (lava) tetapi api
dari gas yang senagja dibakar supaya gas terrelease tidak meledak bila
tersulut. Hal ini seperti kalau ada sumur terkena semburan selalu
"sengaja" dibakar, for safety reason.
Silahkan tengok videonya untuk lebih jelas disini :
http://www.youtube.com/watch?v=TEjoga1yrn0


RDP

2008/4/28 <[EMAIL PROTECTED]>:
> Awang,
>
> Publikasi AAPG yang mana?
> USGS juga ada report USGS Bulletin 2201-H (bisa di akses online).
> Yang di Karakum sebenarnya tidak terlalu banyak gasnya. Lapangannya relatif 
> kecil. Yang besar di cretaceous clastic Dauletabad Donmez di selatan 48.7 TCF 
> (ini bisa dilihat di AAPG publication).
>
> Herman
>
>
>
>
>
> -Original Message-
> From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Monday, April 28, 2008 7:41 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI
> Subject: Re: [iagi-net-l] Hmmm Pintu neraka ?
>
>
> Kalau kita periksa geologi sektor Turkmenistan di sebelah timur Kaspia ini 
> barangkali kita bisa menduga-duga asal Darvaza alias "Pintu ke Neraka" ini. 
> Publikasi AAPG untuk wilayah Central Asia bisa menjadi acuan.
>
>  Interpretasi data yang diperoleh selama zaman Soviet maupun setelah 
> Turkmenistan merdeka memperkirakan bahwa terdapat 11 billion ton minyak dan 
> 5.5 trillion cubic meter gas di Turkmenistan termasuk di wilayah gurun 
> Karakum ini. Wilayah ini kaya migas.
>  Potensial migas-nya berasosiasi dengan reservoir karbonat yang berkembang di 
> pinggir paparan benua.
>
>  Sejumlah prospeknya seperti Charlak, Garadashlyk dan Ak-Deniz merupakan reef 
> structures Miosen yang berkembang pada wilayah laut dangkal di atas  Turan 
> Plate.
>  Di wilayah lebih ke selatan (Khazar-Osman zone) berkembang clayey diapir 
> uplift yang dicirikan oleh mulltiple trusts yang berasosiasi dengan 
> re-aktivasi ancient normal folds dan  clay diaprism.
>
>  Pada zaman Soviet, saat Darvaza belum ada, sebuah sumur (menurut informasi 
> tahun 1971)diposisikan di atas sebuah reef (sebut saja struktur Darvaza) yang 
> diindikasi dari data seismik. Siapa nyana sumur eksplorasi ini duduk di atas 
> sembulan terumbu dengan karstifikasi masif yang menghasilkan perguaan 
> (cavernous). Reef ini kaya akan migas. Pemboran tak berhasil, malahan rig-nya 
> runtuh ke dalam lubang kawah yang tiba2 terbentuk akibat proses pemboran itu. 
> Lubang berdiameter 50-100 meter itu menyemburkan gas yang memang semula ada 
> di cavernous porosities reef Darvaza.  Takut gasnya beracun, maka gas itu 
> dibakar dan terus menyala sampai sekarang.
>
>  Tak jauh dari Darvaza ini kabarnya ditemukan juga beberapa lubang dengan 
> semburan gas, baik berhubungan dengan diapirisme maupun tidak.
>
>  Maka bisa diperkirakan bahwa Darvaza adalah reservoir gas yang terbuka ke 
> permukaan akibat kecelakaan drilling yang duduk di atas terumbu Miosen bergua 
> dan runtuh saat dibor.
>
>  salam,
>  awang
>
> Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  Adakah yang tahu fenomena geologi apakah ini ?
> http://johnhbradley.com/pictures2.asp?var=070707darvaza
>
> Thanks
>
> RDP
>
> --
> http://tempe.wordpress.com/
> No one can monopolize the truth !
>
> 
> PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
> * acara utama: 27-28 Agustus 2008
> * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
> * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
> * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
> * abstrak / makalah dikirimkan ke:
> www.grdc.esdm.go.id/aplod
> username: iagi2008
> password: masukdanaplod
>
> 
> PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
> * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
> * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
> AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!
>
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

RE: [iagi-net-l] Hmmm Pintu neraka ?

2008-04-28 Terurut Topik Herman.Darman
Awang,

Publikasi AAPG yang mana?
USGS juga ada report USGS Bulletin 2201-H (bisa di akses online).
Yang di Karakum sebenarnya tidak terlalu banyak gasnya. Lapangannya relatif 
kecil. Yang besar di cretaceous clastic Dauletabad Donmez di selatan 48.7 TCF 
(ini bisa dilihat di AAPG publication).

Herman


-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, April 28, 2008 7:41 AM
To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI
Subject: Re: [iagi-net-l] Hmmm Pintu neraka ?


Kalau kita periksa geologi sektor Turkmenistan di sebelah timur Kaspia ini 
barangkali kita bisa menduga-duga asal Darvaza alias "Pintu ke Neraka" ini. 
Publikasi AAPG untuk wilayah Central Asia bisa menjadi acuan.
   
  Interpretasi data yang diperoleh selama zaman Soviet maupun setelah 
Turkmenistan merdeka memperkirakan bahwa terdapat 11 billion ton minyak dan 5.5 
trillion cubic meter gas di Turkmenistan termasuk di wilayah gurun Karakum ini. 
Wilayah ini kaya migas. 
  Potensial migas-nya berasosiasi dengan reservoir karbonat yang berkembang di 
pinggir paparan benua. 
   
  Sejumlah prospeknya seperti Charlak, Garadashlyk dan Ak-Deniz merupakan reef 
structures Miosen yang berkembang pada wilayah laut dangkal di atas  Turan 
Plate. 
  Di wilayah lebih ke selatan (Khazar-Osman zone) berkembang clayey diapir 
uplift yang dicirikan oleh mulltiple trusts yang berasosiasi dengan re-aktivasi 
ancient normal folds dan  clay diaprism. 

  Pada zaman Soviet, saat Darvaza belum ada, sebuah sumur (menurut informasi 
tahun 1971)diposisikan di atas sebuah reef (sebut saja struktur Darvaza) yang 
diindikasi dari data seismik. Siapa nyana sumur eksplorasi ini duduk di atas 
sembulan terumbu dengan karstifikasi masif yang menghasilkan perguaan 
(cavernous). Reef ini kaya akan migas. Pemboran tak berhasil, malahan rig-nya 
runtuh ke dalam lubang kawah yang tiba2 terbentuk akibat proses pemboran itu. 
Lubang berdiameter 50-100 meter itu menyemburkan gas yang memang semula ada di 
cavernous porosities reef Darvaza.  Takut gasnya beracun, maka gas itu dibakar 
dan terus menyala sampai sekarang. 
   
  Tak jauh dari Darvaza ini kabarnya ditemukan juga beberapa lubang dengan 
semburan gas, baik berhubungan dengan diapirisme maupun tidak.
   
  Maka bisa diperkirakan bahwa Darvaza adalah reservoir gas yang terbuka ke 
permukaan akibat kecelakaan drilling yang duduk di atas terumbu Miosen bergua 
dan runtuh saat dibor.
   
  salam,
  awang

Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Adakah yang tahu fenomena geologi apakah ini ?
http://johnhbradley.com/pictures2.asp?var=070707darvaza

Thanks

RDP

-- 
http://tempe.wordpress.com/
No one can monopolize the truth !


PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod


PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.



PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi