Fw: Buku Bajakan
From: Nasrullah Idris <[EMAIL PROTECTED]> To: Universitas Indonesia<[EMAIL PROTECTED]> Date: Wednesday, April 12, 2000 18:49 Subject: Re : Buku Bajakan Riyodian B Pratikto wrote: Ada yang belum dihitung : Hak Cipta dan Royalti. Pembajak sih nggak peduli akan hal tersebut. = Kita harus mengkaji : apa hubungan korelasi antara pembajakan dengan rasio "Harga buku di pasaran dan ongkos produk di percetakan " -> x : y Kita juga harus mengkaji : apa hubungan korelasi antara rasio tersebut dengan apresiasi tehnik produksi buku di kalangan masyarakat Indonesia ? -> x/y : z Kita juga harus mengkaji : apa dampak dari -> x/y : z terhadap tingkat kecerdasan masyarakat Indonesia? Saya nggak mengerti : mengapa dalam hal buku bajakan, kepada konsumen hanya disampaikan slogan bahwa "buku bajakan" lebih jelek ketimbang "buku asli". Sementara kepada mereka jarang disampaikan berita tentang rasio "Harga buku di pasaran dan ongkos produk di percetakan" pada umumnya di Indonesia. Menurut saya : "buku bajakan" lebih jelek ketimbang "buku asli" itu tidak selalu benar. Bisa saja terbalik. Logikanya begini : anda menerima email naskah dari teman di mana di dalamnya disisipi attachment berupa file "makalah polos" dalam format "*.doc". Lalu anda olah sedemikian rupa sehingga memberikan tampilan cantik. Akhirnya menghasilaan file sama dengan kapasitas lebih rendah. Kalau hasil karya anda itu diperjualbelikan berarti anda kan sudah melakukan pembajakan. Tetapi dari kualitas hasil karya anda lebih baik dari hasil karya teman anda itu. Meskipun anda pun ikut membayar pajak dan royalti, sebagaimana teman anda. Memang maksud kalimat "buku bajakan" lebih jelek ketimbang "buku asli" adalah baik. Namun sebenarnya tidak mempunyai nilai dalam upaya pencerdasan masyarakat di bidang tehnik produksi buku. Malah bisa menjadi mitos bahwa memang demikian. Mendingan menyampaikan apresiasi "pembajakan buku sama saja dengan pencurian hak orang" Salam, Nasrullah Idris -- Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi http://bdg.centrin.net.id/~acu
Re: Serem nian (Gandhi inside)
In a message dated 4/11/00 6:17:09 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: > Hohoho. Anda itu sama saja dengan Datubara dan Moko. Cuma jalannya saja > muter-muter. Sudah ah, makin muter deh:) Silakan puter sendiri sana gih. Pak Jaya, ini adalah (paling tidak) kedua kalinya anda memberi respon seperti di atas yang saya perhatikan bila komentar2 saya tampaknya tidak mampu anda jawab karena memang logikanya sulit anda bantah. Dan cara yang lebih tidak simpatik lagi adalah anda mencoba menarik simpati orang lain dengan mengaitkan saya dengan rekan Datubara dan Moko dengan harapan anda mendapat dukungan atas sikap anda. Sayang sekali, saya kira tadinya anda termasuk golongan orang yg punya nyali dan cukup jantan dalam berdiskusi. Tapi nyatanya dugaan saya tidak memenuhi harapan. Apa mau dikata, namanya orang bisa punya sifat yang jauh dari perkiraan kita semula. Saya harus bisa memaklumi hal ini. Walau demikian, saya tetap berusaha untuk respek terhadap posting anda dengan mengucapkan terima kasih atas komentar yang diberikan. catatan: terkadang, untuk merespon sesuatu, kita membutuhkan waktu yg cukup. bila kita merasa waktu kita belum cukup untuk memberikan respon, akan lebih baik kita menunda memberikan respon sampai kita siap ketimbang kita memberikan respon yang pada akhirnya hanya akan memalukan diri kita sendiri. Semoga hal ini disadari. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: The U.N. INTERNATIONAL COVENANT ON CIVIL AND POLITICAL RIGHTS
In a message dated 4/11/00 6:26:23 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: > Justru sebaliknya komunisme > harus dibasmi karena mereka tidak membolehkan orang lain beragama. > > Sebelum Irwan muter lagi, jawab dulu ini. Kalau ada pihak yg menginginkan > kita tidak boleh beragama dengan cara teror dan bunuh, sedangkan sebagian > besar dari kita ingin beragama, apakah kita akan membiarkan mereka eksis dan > makin besar jumlahnya? Ini dulu dijawab. Pak Jaya, anda tampaknya masih sulit membuka pikiran anda untuk melihat beda antara ideologi atau paham dengan tindakan kriminal. Atas pertanyaan anda di atas, saya akan jawab yang perlu dilarang dan ditindak tegas adalah tindakan kriminal seperti membunuh, membakar (termasuk membakar rumah ibadah), melakukan teror, memaksa orang untuk mengikuti kepercayaan tertentu atau agama tertentu atau keyakinan yang dia yakini. Jadi, yang perlu dilarang adalah tindakannya, bukan ideologi, bukan pikiran, bukan paham, karena dalam article 18 itu jelas tertulis "Everyone shall have the right to freedom of thought, conscience and religion." Ini jawaban saya atas pertanyaan anda. Secara tidak langsung, pertanyaan anda sebenarnya juga mengarah SEKELOMPOK KECIL MASYARAKAT kita yang doyannya main hakim sendiri, main bakar2an rumah ibadah, main bunuh2an orang, main rusak properti orang yang tidak seagama dengannya. PERINGATAN: huruf besar di atas sengaja saya buat agar menjadi perhatian khusus bagi pihak2 yg suka membelokkan tulisan saya. Saya mengacu pada sekelompok kecil dan bukan kepada salah satu penganut agama secara keseluruhan. Demikian saja dari saya dengan harapan mudah2an Pak Jaya semakin lebih mengerti lagi arti dari HAM. catatan: Ketakutan Pak Jaya yang berkata "makin besar jumlahnya" malah jadi pertanyaan tersendiri buat saya, koq bisa makin besar? Kalau makin besar khan itu artinya agama2 yang ada tidak mampu lagi memenuhi harapan orang tersebut. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Calon pengganti Kwik?
In a message dated 4/11/00 7:10:48 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: > http://detik.com/ekbis/2000/04/11/2000411-102704.shtml Pak Priyo, mengenai Kwik Kian Gie (KKG), sebenarnya hal ini adalah salah satu uneg2 yang ingin saya lemparkan ke acara tatap muka di DC hari senin malam lalu. Sayangnya, setelah mengetahui agenda yang lebih mengarah meminta masukan ke masalah2 rancangan TAP MPR yg sedang disusun tersebut, akhirnya saya urungkan niat saya melepaskan uneg2 yg sudah numpuk di kepala. Kembali ke soal KKG, sudah beberapa lama memang saya melihat dia tidak mampu untuk memegang jabatan Menko Ekuin. Saya kurang melihat sikap leadership dalam kepemimpinan dia. Terlalu banyak excuses yg diberikan terhadap masalah2 yang ada padahal seharusnya dia sebagai leader harus bisa menjadi problem solver. Seorang leader juga harus bisa bertindak tegas dan berani mengambil resiko2 untuk mewujudkan target2 yang dibebankan kepadanya. Kalau memang dia merasakan ada hambatan dari dalam selama dia memimpin, seharusnya dia bisa mengatasi masalah itu dengan melakukan pendekatan. Bila pendekatan tidak berhasil, maka seharusnya orang tersebut diganti saja dengan orang lain yg bisa mensupport tugasnya. Melihat latar belakangnya dan juga kegemarannya yang suka memeriksa atau memantau kesalahan2 pihak lain, tampaknya kedudukan yang lebih pas untuk KKG adalah Ketua Bapepam. Saya merasa dunia pasar modal lebih membutuhkan seorang KKG ketimbang bidang ekuin di pemerintahan. Bapepam yang ada sekarang ini saya lihat masih sangat lemah dan perlu seorang pemimpin seperti KKG yang bersih dan gemar sekali "menghantam" pihak2 yang tidak mengikuti aturan main. Mengenai siapa yang pas untuk jabatan Menko Ekuin, saya melihat beberapa alternatif (tentunya orang yg saya kenal). Alternatif tersebut adalah Faisal Basri dan Dorodjatun. Bila disuruh memilih salah satu dari dua di atas, saya lebih memilih Faisal Basri. Hal ini mengingat menurut saya Dorodjatun masih diperlukan peranannya sebagai dubes RI di AS. Sementara, Faisal Basri saya lihat belum dikasih peran yang cukup sesuai dengan kemampuan yang dia miliki. Walau demikian, seperti "bocoran" yang sudah diberikan oleh Pak Matori waktu di DC kemarin, tampaknya GD akan lebih memilih mempertahankan kabinet sekarang dengan cara memberikan kesempatan terakhir untuk memperbaiki kinerjanya masing2. Bila ternyata tidak juga ada perubahan, baru kemudian dilakukan perubahan2 di dalam kabinet. Selain KKG, masih ada lagi menteri2 yang menurut saya prestasinya kurang memuaskan. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Kebijakan Gus Dur merugikan umat Islam??? (was: Re: Elementary....)
In a message dated 4/11/00 7:38:01 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: > Berhubung Gus Dur membuat > beberapa kebijakan yg merugikan umat Islam (di sini tentang TAP MPRS), saya > perlu bertanya siapakah sebenarnya dia. Irwan: Agar diskusi ini bisa berlangsung dengan sehat, bisa anda sebutkan kebijakan2 Gus Dur yang merugikan umat Islam? Kemudian, juga tolong dijelaskan dimana relevansinya antara pencabutan TAP XXV MPRS 1996 dengan merugikan umat Islam? Terima kasih sebelumnya atas jawaban yang diberikan. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Kisah Nyata di Tempat Penjualan Komputer
From: Arya Indrathama <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> Date: Wednesday, April 12, 2000 10:55 Subject: Re: Kisah Nyata di Tempat Penjualan Komputer Kedua: Si penjual bisa saja menganggap bahwa pembeli itu paham dengan barang yang sedang dijual, berdasarkan informasi yang diterima bahwa pembeli itu adalah lulusan ITB. Dengan demikian, si penjual merasa bahwa ia tidak mungkin menetapkan harga pertama dengan calon pembeli, karena calon pembeli itu paham dengan produknya dan bisa saja calon pembeli itu akhirnya pergi karena menganggap barang itu terlalu mahal. === Mas Arya Tolong anda kupas dari ajaran Islam : Bagaimana menawarkan barang kepada seorang konsumen dengan asumsi bahwa konsumen itu lebih bodoh daripada kita tentang seluk-beluk barang tersebut. Salam, Nasrullah Idris -- Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi http://bdg.centrin.net.id/~acu
Re: Laporan Pandangan Mata dari Lapangan Permias-Net
In a message dated 4/11/00 9:12:18 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: > Kita lihat Irwan Ariston Napitupulu melemparkan bola ke depn. > Lalu disambut oleh Nasrullah Idris dengan sigap. Yap > Ah ... Namun tidak begitu lama di kakinya. Entah kenapa Nasrullah > pun melemparkannya kembali Irwan. > Cukup lama bola ada di kaki Irwan dan ... dengan fantastis Irwan > menendang jauh Irwan: Hahahaha.saya tertawa membaca laporan pandangan mata anda. Tapi ngomong2 sebenarnya yang terjadi di lapangan itu ada pemain yang celananya terlepas karena talinya putus, Hal ini mengakibatkan saya sebagai orang yang punya niat baik menawarkan celana baru sebagai penggantinya. Tapi tampaknya pemain tersebut lebih senang pakai celananya yang sudah kedodoran akibat terputus talinya ketimbang menggantinya dengan yang baru. Padahal, celana kedodoran itu adalah celana pinjaman sementara celana pengganti justru celananya sendiri yang dulu biasa dia pakai setiap pertandingan bola. Sudahlah, masa kita ngeributin celana yang kedodoran terus sih. Tapi, memang ngga enak juga sih kalau main bola ada pemain yang celananya kedodoran terus. Jadi kurang asik aja gitu main bolanya.:) Mudah2an pemain yg celananya udah kedodoran itu agak tahu diri lah. Masa sih barangnya diumbar terus ke pemain dan penonton lainnya. Kurang baiklah, bisa masuk angin:) Ngomong2, Pak Nasrullah saya lihat sering lempar bola sembunyi tangan [sering nyikut2 soal agama, tapi disisi lain ketika dimintai penjelasan lebih lanjut, anda ogah menjawabnya karena mengatakan lebih senang bicara matematik. moga2 anda juga mau konsisten untuk kali berikutnya]. Pak Nasrullah yang saya yakin sudah cukup berumur, saya sarankan untuk main bolanya dengan tidak sembarang nendang. Ingat umur Pak, atur napas biar ngga ngos2an setengah main:) jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Calon pengganti Kwik?
Bagaimana dengan isu di beberapa harian/majalah bahwa terjadi tarik ulur (saling sikut) dimana PDIP ingin mempertahankan KKG, dan PKB ingin menggantikannya. Alasannya KKG (konon) ingin memberi perhatian lebih pada kalangan menengah dan bawah, sedangkan Gus Dur dan PKB dengan otaknya Sofyan Wanandi ingin agar arah kebijakan ekuin kembali ke semula (jaman ORBA) dengan memberikan jalan terlebih dahulu kepada konglomerat? Ada komentar? >From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> >Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]> >To: [EMAIL PROTECTED] >Subject: Re: Calon pengganti Kwik? >Date: Wed, 12 Apr 2000 09:03:44 EDT > >In a message dated 4/11/00 7:10:48 AM Eastern Daylight Time, >[EMAIL PROTECTED] >writes: > > > http://detik.com/ekbis/2000/04/11/2000411-102704.shtml > > >Pak Priyo, mengenai Kwik Kian Gie (KKG), sebenarnya hal ini adalah >salah satu uneg2 yang ingin saya lemparkan ke acara tatap >muka di DC hari senin malam lalu. Sayangnya, setelah mengetahui >agenda yang lebih mengarah meminta masukan ke masalah2 >rancangan TAP MPR yg sedang disusun tersebut, akhirnya saya >urungkan niat saya melepaskan uneg2 yg sudah numpuk di kepala. > >Kembali ke soal KKG, sudah beberapa lama memang saya >melihat dia tidak mampu untuk memegang jabatan Menko Ekuin. >Saya kurang melihat sikap leadership dalam kepemimpinan dia. >Terlalu banyak excuses yg diberikan terhadap masalah2 yang >ada padahal seharusnya dia sebagai leader harus bisa menjadi >problem solver. Seorang leader juga harus bisa bertindak tegas >dan berani mengambil resiko2 untuk mewujudkan target2 yang >dibebankan kepadanya. Kalau memang dia merasakan ada >hambatan dari dalam selama dia memimpin, seharusnya dia >bisa mengatasi masalah itu dengan melakukan pendekatan. >Bila pendekatan tidak berhasil, maka seharusnya orang tersebut >diganti saja dengan orang lain yg bisa mensupport tugasnya. > >Melihat latar belakangnya dan juga kegemarannya yang suka >memeriksa atau memantau kesalahan2 pihak lain, tampaknya >kedudukan yang lebih pas untuk KKG adalah Ketua Bapepam. >Saya merasa dunia pasar modal lebih membutuhkan seorang >KKG ketimbang bidang ekuin di pemerintahan. >Bapepam yang ada sekarang ini saya lihat masih sangat lemah >dan perlu seorang pemimpin seperti KKG yang bersih dan gemar >sekali "menghantam" pihak2 yang tidak mengikuti aturan main. > >Mengenai siapa yang pas untuk jabatan Menko Ekuin, saya >melihat beberapa alternatif (tentunya orang yg saya kenal). >Alternatif tersebut adalah Faisal Basri dan Dorodjatun. >Bila disuruh memilih salah satu dari dua di atas, saya lebih memilih >Faisal Basri. Hal ini mengingat menurut saya Dorodjatun masih >diperlukan peranannya sebagai dubes RI di AS. Sementara, >Faisal Basri saya lihat belum dikasih peran yang cukup sesuai >dengan kemampuan yang dia miliki. > >Walau demikian, seperti "bocoran" yang sudah diberikan >oleh Pak Matori waktu di DC kemarin, tampaknya GD akan >lebih memilih mempertahankan kabinet sekarang dengan >cara memberikan kesempatan terakhir untuk memperbaiki >kinerjanya masing2. Bila ternyata tidak juga ada perubahan, >baru kemudian dilakukan perubahan2 di dalam kabinet. > >Selain KKG, masih ada lagi menteri2 yang menurut saya >prestasinya kurang memuaskan. > >jabat erat, >Irwan Ariston Napitupulu __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Calon pengganti Kwik?
Saya hanya ingin mengingatkan bahwa masalah yang dihadapi oleh ekonomi Indonesia saat ini sangat kompleks. Kalau ada pandangan yang mengatakan bahwa dengan menggantikan satu-dua orang pejabat maka persoalan dapat diselesaikan (sekalipun orang-orang itu adalah superman), maka saya menganggap cara pandang seperti itu underestimate terhadap persoalan yang dihadapi. Salam Mahendra -Original Message- From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> Date: Wednesday, April 12, 2000 9:04 AM Subject: Re: Calon pengganti Kwik? >In a message dated 4/11/00 7:10:48 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] >writes: > >> http://detik.com/ekbis/2000/04/11/2000411-102704.shtml > > >Pak Priyo, mengenai Kwik Kian Gie (KKG), sebenarnya hal ini adalah >salah satu uneg2 yang ingin saya lemparkan ke acara tatap >muka di DC hari senin malam lalu. Sayangnya, setelah mengetahui >agenda yang lebih mengarah meminta masukan ke masalah2 >rancangan TAP MPR yg sedang disusun tersebut, akhirnya saya >urungkan niat saya melepaskan uneg2 yg sudah numpuk di kepala. > >Kembali ke soal KKG, sudah beberapa lama memang saya >melihat dia tidak mampu untuk memegang jabatan Menko Ekuin. >Saya kurang melihat sikap leadership dalam kepemimpinan dia. >Terlalu banyak excuses yg diberikan terhadap masalah2 yang >ada padahal seharusnya dia sebagai leader harus bisa menjadi >problem solver. Seorang leader juga harus bisa bertindak tegas >dan berani mengambil resiko2 untuk mewujudkan target2 yang >dibebankan kepadanya. Kalau memang dia merasakan ada >hambatan dari dalam selama dia memimpin, seharusnya dia >bisa mengatasi masalah itu dengan melakukan pendekatan. >Bila pendekatan tidak berhasil, maka seharusnya orang tersebut >diganti saja dengan orang lain yg bisa mensupport tugasnya. > >Melihat latar belakangnya dan juga kegemarannya yang suka >memeriksa atau memantau kesalahan2 pihak lain, tampaknya >kedudukan yang lebih pas untuk KKG adalah Ketua Bapepam. >Saya merasa dunia pasar modal lebih membutuhkan seorang >KKG ketimbang bidang ekuin di pemerintahan. >Bapepam yang ada sekarang ini saya lihat masih sangat lemah >dan perlu seorang pemimpin seperti KKG yang bersih dan gemar >sekali "menghantam" pihak2 yang tidak mengikuti aturan main. > >Mengenai siapa yang pas untuk jabatan Menko Ekuin, saya >melihat beberapa alternatif (tentunya orang yg saya kenal). >Alternatif tersebut adalah Faisal Basri dan Dorodjatun. >Bila disuruh memilih salah satu dari dua di atas, saya lebih memilih >Faisal Basri. Hal ini mengingat menurut saya Dorodjatun masih >diperlukan peranannya sebagai dubes RI di AS. Sementara, >Faisal Basri saya lihat belum dikasih peran yang cukup sesuai >dengan kemampuan yang dia miliki. > >Walau demikian, seperti "bocoran" yang sudah diberikan >oleh Pak Matori waktu di DC kemarin, tampaknya GD akan >lebih memilih mempertahankan kabinet sekarang dengan >cara memberikan kesempatan terakhir untuk memperbaiki >kinerjanya masing2. Bila ternyata tidak juga ada perubahan, >baru kemudian dilakukan perubahan2 di dalam kabinet. > >Selain KKG, masih ada lagi menteri2 yang menurut saya >prestasinya kurang memuaskan. > >jabat erat, >Irwan Ariston Napitupulu >
Re: Calon pengganti Kwik?
In a message dated 4/12/00 9:52:11 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: > Saya hanya ingin mengingatkan bahwa masalah yang dihadapi oleh ekonomi > Indonesia saat ini sangat kompleks. Kalau ada pandangan yang mengatakan > bahwa dengan menggantikan satu-dua orang pejabat maka persoalan dapat > diselesaikan (sekalipun orang-orang itu adalah superman), maka saya > menganggap cara pandang seperti itu underestimate terhadap persoalan yang > dihadapi. Irwan: Pak Mahendra, justru saya merasa persoalan yang ada sekarang ini sangat kompleks, karenanya saya melihat diperlukan orang yang pas dan didukung dengan latar pendidikan yg cukup untuk bisa mengenali permasalahan dan mampu memberikan pemikiran penanggulangannya terhadap masalah yang ada tersebut. Selain persyaratan tersebut, satu lagi persyaratan yg dibutuhkan untuk kondisi Indonesia saat ini adalah ke "bersih" an diri. KKG menurut penilaian saya adalah orang yang bersih tapi keahliannya kurang pas untuk menjabat sebagai Menko Ekuin, paling tidak ini yang saya perhatikan selama hampir 6 bulan menjabat. Walau demikian, memang harus dilihat lebih jauh lagi apakah memang karena KKGnya tidak mampu atau menteri2 yang notabene ada dalam koordinasinya yang maunya jalan sendiri2. Kalau ternyata ini yang terjadi, menjadi kurang pas kalau saya telah menilai KKG kurang mampu dengan tugasnya yang sekarang. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Calon pengganti Kwik?
Pak Jaya, bisa diberikan link dari harian atau majalah yang memuat rumors tersebut? Soalnya saya melihat justru GD punya semangat untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil. Bukan sebaliknya seperti yang anda tuliskan. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
tes, langsung hapus saja.(eom)
lagi nyoba, karena 2 posting terakhir kelihatannya tidak masuk.
Re: Laporan Pandangan Mata dari Lapangan Permias-Net
From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> Date: Wednesday, April 12, 2000 20:37 Subject: Re: Laporan Pandangan Mata dari Lapangan Permias-Net Ngomong2, Pak Nasrullah saya lihat sering lempar bola sembunyi tangan [sering nyikut2 soal agama, tapi disisi lain ketika dimintai penjelasan lebih lanjut, anda ogah menjawabnya karena mengatakan lebih senang bicara matematik. moga2 anda juga mau konsisten untuk kali berikutnya]. == Untuk apa menyembunyikan tangan. Toh orang sudah tahu bahwa yang melemparkan bola itu adalah saya. Bukankah bola yang saya lempar selalu disertai identitas saya. Lihat saja disamping bola yang anda maksud itu. Ada nama saya kan? Sering nyikut soal agama? Jangan nyikut dong istilahnya. Tetapi sentuh atau belai gitu. Lebih sejuk kan terasanya. Untuk memainkan bola kan tidak harus aktif mengolah bola. Cukup sekali tendang saja asal tendangan itu menciptakan efek domino. Duk dak duk dak duk dak duk dak duak gool ! Menciptakan itu tidak mudah. Diperlukan pengamatan terhadap gaya kaki/kemiringan kaki setiap pemain. Mulanya kita tulis dalam sketsa kasar. Lalu digodok dalam dapur "Matematika" sampai menghasilkan solusi. Akhirnya dikembalikan ke posisi awal serta diambillah langkah tendangan. Terus terang pola saya dalam milis ini juga sedikit diilhami juga oleh pernyataan anda <2 tahun yang lalu>. Tetapi maaf saya nggak bisa mengatakan : pernyataan anda yang mana? Cukup saya mengucapkan terima kasih. Oke ? Itulah uniknya sebuah inspirasi. Tul, nggak? Kalau mau masuk ya masuk saja ke otak seseorang. Bagaimana pun hebatnya pertentangan pendapat antara "yang menginspirasikan" dan "yang diinspirasikan". Ngomong2 saudara anda : Erwin P. Napitupulu ajak dong ke milis ini. Supaya rame. Gittu! Siapa tahu dengan kehadirannya... data2 yang anda dapatkan, bisa semakin banyak. Salam, Nasrullah Idris -- Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi http://bdg.centrin.net.id/~acu
Re: The U.N. INTERNATIONAL COVENANT ON CIVIL AND POLITICAL RIGHTS
From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> Date: Wednesday, April 12, 2000 19:40 Subject: Re: The U.N. INTERNATIONAL COVENANT ON CIVIL AND POLITICAL RIGHTS Menarik juga nih perdebatan antara Jeffrey Anjasmara dan Irwan Ariston Napitupulu. Bukan saja karena materinya, juga jumlah pendukungnya yang cukup berimbang. Hanya saja pendukung Irwan lebih tampak ketimbang pendukung Jeffrey.Kenapa bisa begitu ya? Salam, Nasrullah Idris -- Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi http://bdg.centrin.net.id/~acu
Re: Laporan Pandangan Mata dari Lapangan Permias-Net
In a message dated 4/12/00 11:48:14 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: > Untuk apa menyembunyikan tangan. Toh orang sudah tahu bahwa yang > melemparkan bola itu adalah saya. Bukankah bola yang saya lempar selalu > disertai identitas saya. Lihat saja disamping bola yang anda maksud itu. Ada > nama saya kan? > Sering nyikut soal agama? Jangan nyikut dong istilahnya. Tetapi sentuh > atau belai gitu. Lebih sejuk kan terasanya. Irwan: :) Maksudnya lempar bola sembunyi tangan disini adalah anda sering melempar permasalahan yang berkaitan dengan agama, tapi ketika ada respon balik khususnya yang menanyai lebih lanjut soal tersebut, anda suka tidak menjawab atau kalau pun anda menjawab ya seperti yg baru lalu dengan mengatakan anda lebih tertarik dengan masalah matematika. Nasrullah: > Untuk memainkan bola kan tidak harus aktif mengolah bola. Cukup sekali > tendang saja asal tendangan itu menciptakan efek domino. Duk dak duk dak duk > dak duk dak duak gool ! Irwan: Nah loh, jadi anda suka bikin jatuh domino2 di milis ini toh rupanya.hehehehe Hayo ngakut, siapa saja yang sudah jadi korban posting Pak Nasrullah:) Udah ah Pak, sudah tua jangan suka ngompor2in milis ini. Ntar kompornya meleduk, bisa repot dah. Ya kalau cuma domino yang jatuh, nah kalau sampai kristalnya segala ikutan pecah, khan bisa tekor:) Nasrullah: > Menciptakan itu tidak mudah. Diperlukan pengamatan terhadap gaya > kaki/kemiringan kaki setiap pemain. > Mulanya kita tulis dalam sketsa kasar. Lalu digodok dalam dapur > "Matematika" sampai menghasilkan solusi. Akhirnya dikembalikan ke posisi > awal serta diambillah langkah tendangan. Irwan: Baguslah pak. Tapi tolong dong jangan milis ini yang ditendang2:) Nasrullah: > Terus terang pola saya dalam milis ini juga sedikit diilhami juga > oleh pernyataan anda <2 tahun yang lalu>. Tetapi maaf hal> saya nggak bisa mengatakan : pernyataan anda yang mana? Cukup saya > mengucapkan terima kasih. Oke ? Irwan: Ya sudah, kalau ngga mau cerita ngga apa2 Gitu saja koq repot:) jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: The U.N. INTERNATIONAL COVENANT ON CIVIL AND POLITICAL RIGHTS
In a message dated 4/12/00 11:49:48 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: > Menarik juga nih perdebatan antara Jeffrey Anjasmara dan Irwan Ariston > Napitupulu. Bukan saja karena materinya, juga jumlah pendukungnya yang cukup > berimbang. Hanya saja pendukung Irwan lebih tampak ketimbang pendukung > Jeffrey.Kenapa bisa begitu ya? Irwan: Bila dilihat dari ilmu pengetahuan khususnya statistik, maka jumlah pendukung khususnya dalam diskusi di milis ini bisa diketahui dari posting2 yg dilakukan oleh yang bersangkutan. Dengan kata lain, kalau dikatakan jumlah pendukung yang berimbang, itu artinya jumlah yang tampaknya juga harus berimbang karena jumlah pendukung itu didasari tentunya dari jumlah yang tampak (posting) di milis ini. Silahkan Pak Nasrullah lihat kembali logika kalimat di atas yang ngga nyambung satu sama lain:) Saya sendiri ngga terlalu peduli dengan dukung2an tapi lebih kepada konsistensi terhadap kebenaran logika. Bila saya lihat ada logika yang ngga nyambung, jelas perlu dikritik dan diperbaiki. Tapi kalau hanya berupa suatu pandangan yang tidak sejalan dengan kita, saya biasanya ngga mau berargumentasi panjang2. Paling2 juga tanya dasar pemikirannya, setelah itu ya ngga perlu dipusingin. Namanya juga opini/pandangan seseorang, masa hal seperti itu mau didebatin, khan bisa jadi debat kusir. Makanya saya sering tegas2 meminta membedakan hal2 tersebut. Biasanya, kalau suatu pernyataan atau kesimpulan yg tidak didukung dengan dasar logika yang kuat lagi konsisten, akan dengan mudah dijungkirbalikan. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Kisah Nyata di Tempat Penjualan Komputer
Mas Arya Tolong anda kupas dari ajaran Islam : Bagaimana menawarkan barang kepada seorang konsumen dengan asumsi bahwa konsumen itu lebih bodoh daripada kita tentang seluk-beluk barang tersebut. Salam, Nasrullah Idris Sebetulnya kalau boleh tau, apasih yang anda cari dari pertanyaan diatas? Saya bukan seorang yang berhak disebut guru agama, guru ilmu fiqh, guru sejarah Islam dan sebagainya karena kurangnya ilmu yang saya miliki didalam pelajaran agama. Jadi kalau saya memberi jawaban, pastinya kurang lengkap dan sempurna. Tapi bukan berarti saya tidak bisa menjawab, karena Insya Allah rata rata pemeluk agama Islam dapat menjawab pertanyaan diatas. pertanyaan dari: (Tolong anda kupas dari ajaran Islam) Bagaimana menawarkan barang kepada seorang konsumen dengan asumsi bahwa konsumen itu lebih bodoh daripada kita tentang seluk-beluk barang tersebut, adalah sebagai berikut: Menjual barang yang buruk kualitasnya dan menipu pembeli dengan mengatakan bahwa barang itu bagus adalah sesuatu yang terlarang. Itu sudah pasti. Anda pasti tidak suka kalau anda ditipu tukang duren dengan mengatakan kalau duren nya itu matang, padahal sesampai dirumah, anda menemukan bahwa duren itu busuk. Cara penjualan seperti itu tidak dibenarkan oleh agama. Kalau anda pemeluk agama Islam dan belajar agama sejak kecil tentunya anda tahu itu Kang Acu. Saya punya pemikiran bahwa memperlakukan konsumen sebagai orang yang bodoh merupakan tindakan yang kurang pantas dari sudut agama. Karena hal ini mengakibatkan si penjual dapat mempunyai niat untuk membodoh bodohi calon pembeli atau menipunya dengan memberikan informasi yang berlebihan mengenai produk yang dijual. Padahal apa yang dikatakan si penjual belum tentu benar. Yang paling baik adalah menghargai konsumen. Pelanggan adalah raja, itu sudah menjadi pegangan para pedagang pedagang yang berhasil sejak jaman jalur sutra sampai sekarang. Coba lihat cara Nabi Muhammad SAW berdagang. Kalau anda membuka buku buku perdagangan Islam, anda akan menemukan betapa Nabi sangat menghargai pelanggan. Cara penjualannya yang jujur membuat beliau menjadi pedagang yang terkenal waktu itu. Di Jakarta Ayah saya punya buku Ekonomi Islam yang juga menjelaskan tata cara perdagangan yang dilakukan Nabi waktu itu. Sayang saya tidak sempat membawanya kemari. Jadi saya tidak bisa lebih memperinci lagi disini karena kurangnya sumber bacaan. Sekali lagi Kang Acu, pertanyaan anda ini bisa anda dapatkan secara jelas dari buku buku agama di Indonesia. Kalau anda mempunyai teman teman dari IAIN, mereka dapat menjelaskan lebih jelas daripada saya. Makanya agak terkejut juga saya membaca email balasan anda ini. Maaf kalau kurang ilmiah atau tidak lengkap. Karena saya sudah berdiskusi dengan anda, maka saya harus bisa menjawab semampu saya. Arya
Re: The U.N. INTERNATIONAL COVENANT ON CIVIL AND POLITICAL RIGHTS
wah mulai nendang bola lagi ke lapangan tengah nih... >Date: Wed, 12 Apr 2000 22:42:45 +0700 >Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]> >From: Nasrullah Idris <[EMAIL PROTECTED]> >Menarik juga nih perdebatan antara Jeffrey Anjasmara dan Irwan Ariston >Napitupulu. Bukan saja karena materinya, juga jumlah pendukungnya yang cukup >berimbang. Hanya saja pendukung Irwan lebih tampak ketimbang pendukung >Jeffrey.Kenapa bisa begitu ya? > >Salam, > > > >Nasrullah Idris >-- >Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi >http://bdg.centrin.net.id/~acu Happy New Millenium from the staff at DCEmail.com http://www.dcemail.com - FREE Email for the Community
Re: The U.N. INTERNATIONAL COVENANT ON SEPAKBOLA
wah mulai nendang bola lagi ke lapangan tengah nih... Yoi...dan kita kita sih sebetulnya cuma nontonin aja orang orang yang main bola sambil makan bakso dan minum teh kotak. Ngedukung sapa sapa juga ngga...dan gue rasa juga orang yang subscribe milis ini juga enggan dukung siapa siapa. Mendingan nontonin aja sepakbolanya...syukur syukur kalo makin rame... Speaking about bola, kita hari ini baru aja terima email dari permias fresno. Mereka mau bikin acara macam pormisab atau pormias ditempat loe nanti Ran, tapi ini cabang olahraganya cuma Sepakbola. Kita sih masih belom ngasih balasan ke mereka. Ada yang tertarik ngga yee? suruh anak anak fresno lempar idenya di forum@ aja ngkali? Arya
Re: The U.N. INTERNATIONAL COVENANT ON SEPAKBOLA
hehehe.. asal jangan maen sepak bola sabun aja. you know what it means.. :) tentang bola beneran, doi udah email gue japri. udah gue saranin lempar ide ke forum sih. kalo tempat gue minta di tengah2 jadi kagak jauh2 banget. anak2 denver sendiri gimana ? faran >Date: Wed, 12 Apr 2000 13:35:01 EDT >Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]> >From: Arya Indrathama <[EMAIL PROTECTED]> >Subject: Re: The U.N. INTERNATIONAL COVENANT ON SEPAKBOLA >To: [EMAIL PROTECTED] > >wah mulai nendang bola lagi ke lapangan tengah nih... > > > >Yoi...dan kita kita sih sebetulnya cuma nontonin aja orang orang yang main >bola sambil makan bakso dan minum teh kotak. Ngedukung sapa sapa juga >ngga...dan gue rasa juga orang yang subscribe milis ini juga enggan dukung >siapa siapa. Mendingan nontonin aja sepakbolanya...syukur syukur kalo makin >rame... > >Speaking about bola, kita hari ini baru aja terima email dari permias fresno. >Mereka mau bikin acara macam pormisab atau pormias ditempat loe nanti Ran, >tapi ini cabang olahraganya cuma Sepakbola. Kita sih masih belom ngasih >balasan ke mereka. > >Ada yang tertarik ngga yee? suruh anak anak fresno lempar idenya di forum@ >aja ngkali? > >Arya Happy New Millenium from the staff at DCEmail.com http://www.dcemail.com - FREE Email for the Community
Re: Laporan Pandangan Mata dari Lapangan Permias-Net
Sayang, pengamat amatiran permainan bola ini yang semestinya berada di luar lapangan dan di ketinggian (supaya melihatnya bisa jelas) malah ikutan nendang bola. Sehingga pengamatannya menjadi sangat terbatas yang ada di depannya saja. Tidak hanya itu, pengamat ini seringkali membawa bola sendiri dan ditendangkannya juga ke tengah lapangan, sehingga ada pemain yang terpaksa menoleh kanan-kiri karena ada beberapa bola ikut berseliweran. Terlihat bahwa si pengamat juga menjadi sangat sibuk dengan 'bola-bola'nya sendiri. Namun, si pengamat tetap saja memaksakan diri untuk mengomentari jalannya permainan bola. Salam, Budi Nasrullah Idris wrote: > > From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> > To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> > Date: Wednesday, April 12, 2000 20:37 > Subject: Re: Laporan Pandangan Mata dari Lapangan Permias-Net > > Ngomong2, Pak Nasrullah saya lihat sering lempar bola sembunyi tangan > [sering nyikut2 soal agama, tapi disisi lain ketika dimintai penjelasan > lebih lanjut, anda ogah menjawabnya karena mengatakan lebih senang bicara > matematik. moga2 anda juga mau konsisten untuk kali berikutnya]. > == > Untuk apa menyembunyikan tangan. Toh orang sudah tahu bahwa yang > melemparkan bola itu adalah saya. Bukankah bola yang saya lempar selalu > disertai identitas saya. Lihat saja disamping bola yang anda maksud itu. Ada > nama saya kan? > Sering nyikut soal agama? Jangan nyikut dong istilahnya. Tetapi sentuh > atau belai gitu. Lebih sejuk kan terasanya. > Untuk memainkan bola kan tidak harus aktif mengolah bola. Cukup sekali > tendang saja asal tendangan itu menciptakan efek domino. Duk dak duk dak duk > dak duk dak duak gool ! > Menciptakan itu tidak mudah. Diperlukan pengamatan terhadap gaya > kaki/kemiringan kaki setiap pemain. > Mulanya kita tulis dalam sketsa kasar. Lalu digodok dalam dapur > "Matematika" sampai menghasilkan solusi. Akhirnya dikembalikan ke posisi > awal serta diambillah langkah tendangan. > Terus terang pola saya dalam milis ini juga sedikit diilhami juga > oleh pernyataan anda <2 tahun yang lalu>. Tetapi maaf hal> saya nggak bisa mengatakan : pernyataan anda yang mana? Cukup saya > mengucapkan terima kasih. Oke ? > Itulah uniknya sebuah inspirasi. Tul, nggak? Kalau mau masuk ya masuk > saja ke otak seseorang. Bagaimana pun hebatnya pertentangan pendapat antara > "yang menginspirasikan" dan "yang diinspirasikan". > Ngomong2 saudara anda : Erwin P. Napitupulu ajak dong ke milis ini. > Supaya rame. Gittu! > Siapa tahu dengan kehadirannya... data2 yang anda dapatkan, bisa > semakin banyak. > > Salam, > > Nasrullah Idris > -- > Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi > http://bdg.centrin.net.id/~acu
Re: Laporan Pandangan Mata dari Lapangan Permias-Net
mungkin maksudnya mas Budi pengamatnya tidak independen. malah berat sebelah karena ikut bermain bola juga. bukan begitu ? :) faran >Date: Wed, 12 Apr 2000 11:36:47 -0700 >Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]> >From: Budi Haryanto <[EMAIL PROTECTED]> >Subject: Re: Laporan Pandangan Mata dari Lapangan Permias-Net >To: [EMAIL PROTECTED] > >Sayang, pengamat amatiran permainan bola ini yang semestinya berada di >luar lapangan dan di ketinggian (supaya melihatnya bisa jelas) malah >ikutan nendang bola. Sehingga pengamatannya menjadi sangat terbatas yang >ada di depannya saja. Tidak hanya itu, pengamat ini seringkali membawa >bola sendiri dan ditendangkannya juga ke tengah lapangan, sehingga ada >pemain yang terpaksa menoleh kanan-kiri karena ada beberapa bola ikut >berseliweran. Terlihat bahwa si pengamat juga menjadi sangat sibuk >dengan 'bola-bola'nya sendiri. Namun, si pengamat tetap saja memaksakan >diri untuk mengomentari jalannya permainan bola. > > >Salam, >Budi > >Nasrullah Idris wrote: >> >> From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> >> To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> >> Date: Wednesday, April 12, 2000 20:37 >> Subject: Re: Laporan Pandangan Mata dari Lapangan Permias-Net >> >> Ngomong2, Pak Nasrullah saya lihat sering lempar bola sembunyi tangan >> [sering nyikut2 soal agama, tapi disisi lain ketika dimintai penjelasan >> lebih lanjut, anda ogah menjawabnya karena mengatakan lebih senang bicara >> matematik. moga2 anda juga mau konsisten untuk kali berikutnya]. >> == >> Untuk apa menyembunyikan tangan. Toh orang sudah tahu bahwa yang >> melemparkan bola itu adalah saya. Bukankah bola yang saya lempar selalu >> disertai identitas saya. Lihat saja disamping bola yang anda maksud itu. Ada >> nama saya kan? >> Sering nyikut soal agama? Jangan nyikut dong istilahnya. Tetapi sentuh >> atau belai gitu. Lebih sejuk kan terasanya. >> Untuk memainkan bola kan tidak harus aktif mengolah bola. Cukup sekali >> tendang saja asal tendangan itu menciptakan efek domino. Duk dak duk dak duk >> dak duk dak duak gool ! >> Menciptakan itu tidak mudah. Diperlukan pengamatan terhadap gaya >> kaki/kemiringan kaki setiap pemain. >> Mulanya kita tulis dalam sketsa kasar. Lalu digodok dalam dapur >> "Matematika" sampai menghasilkan solusi. Akhirnya dikembalikan ke posisi >> awal serta diambillah langkah tendangan. >> Terus terang pola saya dalam milis ini juga sedikit diilhami juga >> oleh pernyataan anda <2 tahun yang lalu>. Tetapi maaf > hal> saya nggak bisa mengatakan : pernyataan anda yang mana? Cukup saya >> mengucapkan terima kasih. Oke ? >> Itulah uniknya sebuah inspirasi. Tul, nggak? Kalau mau masuk ya masuk >> saja ke otak seseorang. Bagaimana pun hebatnya pertentangan pendapat antara >> "yang menginspirasikan" dan "yang diinspirasikan". >> Ngomong2 saudara anda : Erwin P. Napitupulu ajak dong ke milis ini. >> Supaya rame. Gittu! >> Siapa tahu dengan kehadirannya... data2 yang anda dapatkan, bisa >> semakin banyak. >> >> Salam, >> >> Nasrullah Idris >> -- >> Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi >> http://bdg.centrin.net.id/~acu Happy New Millenium from the staff at DCEmail.com http://www.dcemail.com - FREE Email for the Community
Live from DU, Clinton about gun control
Pengen lihat Denver University seperti apa? lihat saja live sekarang di msnbc, Dialog Presiden Clinton di DU mengenai gun control. Sekedar informasi, panggung tempat Bill Clinton berdialog itu dulu tempat anak anak Denver latihan untuk Indonesian Night. Arya
UNTUK NASRULLAH IDRIS (Re: The U.N. INTERNATIONAL COVENANT...)
Kepada Bapak Nasrullah Idris, Saya pribadi memiliki hormat tersendiri terhadap upaya anda memperkenalkan matematika dan ilmu eksakta di milis ini. Namun rasa hormat saya berubah seketika. Saya merasa jijik dengan sikap anda yang memprovokasi orang-orang di milis ini untuk membuka arena pertarungan satu sama lain. Saya menghormati keterbukaan dan free speech, tetapi saya tidak respek sama sekali dengan politik adu domba anda. Lebih baik gunakan kepintaran anda pada pengembangan ilmu. Tidak usah menggunakan matematika sebagai alasan menjadi provokator, kita sudah punya jutaan provokator di Indonesia. salam, ida >In a message dated 4/12/00 11:49:48 AM Eastern Daylight Time, >[EMAIL PROTECTED] writes: > >Menarik juga nih perdebatan antara Jeffrey Anjasmara dan Irwan >Ariston >Napitupulu. Bukan saja karena materinya, juga jumlah >pendukungnya yang >cukup >berimbang. Hanya saja pendukung Irwan lebih tampak ketimbang >pendukung >Jeffrey.Kenapa bisa begitu ya? __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Live from DU, Clinton about gun control
tapi elo nggak ikuta2n jual senjata kan Arya.. hehehe.. just kidding man.. anyway.. emang kenapa mesti ke Denver om Clinton ini. Disana pabriknya ato pengusaha senjatanya yang tinggal disana sih ? faran >Date: Wed, 12 Apr 2000 15:45:43 EDT >Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]> >From: Arya Indrathama <[EMAIL PROTECTED]> >Subject: Live from DU, Clinton about gun control >To: [EMAIL PROTECTED] > >Pengen lihat Denver University seperti apa? lihat saja live sekarang di >msnbc, Dialog Presiden Clinton di DU mengenai gun control. Sekedar informasi, >panggung tempat Bill Clinton berdialog itu dulu tempat anak anak Denver >latihan untuk Indonesian Night. > >Arya Happy New Millenium from the staff at DCEmail.com http://www.dcemail.com - FREE Email for the Community
Reminder/malam ini/Menteri Pertahanan Juwono/KBRI/Rabu/7 pm
Salam, Prof DR asal Fisip-UI ini merupakan gudang ilmu, informasi yang lumayan komplit. Mau soal militer? Pendidikan? Politik kepartaian? Demokrasi Indonesia? Semua soal itu adalah bidangnya mantan Dekan Fisip-UI, dan juga eks Wagub Lemhanas ini. Soal ICMI dan nasibnya pun dia oke. Sampai ketemu Rabu, malam ini, 7 pm di KBRI. ciao, ramadhan pohan
Re: Live from DU, Clinton about gun control
anyway.. emang kenapa mesti ke Denver om Clinton ini. Disana pabriknya ato pengusaha senjatanya yang tinggal disana sih ? Ngga tau juga sih...gue juga cuma nonton dirumah tadi. Kalau pergi ke daerah DU pasti macet. Mungkin sih dia kesini gara gara masalah gun control yang masih ada kaitannya dengan SMA Negeri 1 Columbine. Tapi gue rasa sih om Clinton pengen main aja kesini gara gara gue sejak kongres permias sampe sekarang udah tiga kali ke DC tapi doi jarang maen ke Denver. Jadi mungkin dia merasa ngga enak aja sama gue gitu..hue he he he Disini pengusaha senjata banyak, gun show juga banyak. Makanya, kapan mo bikin kunjungan resmi ke Denver? entar gue ajak liat liat nyang namanya gun show deh. Mungkin suatu saat permias Denver juga perlu dipersenjatai seperti anggota MPR biar makin sipp...=P Udah ah..kebanyakan ngaco gue hari ini... Arya
Re: Reminder/malam ini/Menteri Pertahanan Juwono/KBRI/Rabu/7 pm
Suruh mampir LA dong pulangnya.. Masyarakat Indonesia di LA terbanyak lho., sampai-sampai kampung Indonesia saja ada. Ditengok-tengoklah rakyatnya ini Salam, Budi Ramadhan Pohan wrote: > > Salam, > Prof DR asal Fisip-UI ini merupakan gudang ilmu, informasi yang lumayan > komplit. Mau soal militer? Pendidikan? Politik kepartaian? Demokrasi > Indonesia? Semua soal itu adalah bidangnya mantan Dekan Fisip-UI, dan juga > eks Wagub Lemhanas ini. Soal ICMI dan nasibnya pun dia oke. > > Sampai ketemu Rabu, malam ini, 7 pm di KBRI. > > ciao, > ramadhan pohan
Bhs. Jerman (minta tolong terjemahin)
Minta tolong dong untuk rekan2 yang ngerti bahasa Jerman untuk menerjemahkan kalimat berikut ini. Wer nicht von dreitausend Jahren sich weiss Rechenschaft zu geben bleibt im Dunkeln unerfahren,mag von Tag zu Tage leben. Terima kasih sebelumnya. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Laporan Pandangan Mata dari Lapangan Permias-Net
From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> Date: Wednesday, April 12, 2000 23:08 Subject: Re: Laporan Pandangan Mata dari Lapangan Permias-Net **Maksudnya lempar bola sembunyi tangan disini adalah anda sering melempar permasalahan yang berkaitan dengan agama, tapi ketika ada respon balik khususnya yang menanyai lebih lanjut soal tersebut, anda suka tidak menjawab atau kalau pun anda menjawab ya seperti yg baru lalu dengan mengatakan anda lebih tertarik dengan masalah matematika. #Wah belum sampai dalam taraf "suka" dong ... tetapi "beberapa kali" gitu! Jadi menurut anda : kalau saya melemparkan masalah agama ke milis Permias-Net ... harus siap dengan kemungkinan adanya pertanyaan lebih lanjut tentang masalah tersebut? Apakah begitu? Kalau tidak bisa ya ...masalah tersebut jangan dilemparkan ke milis ini. Apakah begitu? Sekarang ini di mailbox saya ada empat buah masalah agama. Masing-masing saya peroleh dari teman saya di Belanda, Italia, Jerman, dan USA. Di antaranya berdasarkan pengamatan langsung terhadap objek sesungguhnya. Kalau mengacu pada ketentuan di atas berarti saya nggak usah melemparkannya ke milis Permias Net.. Soalnya saya tidak siap dengan kemungkinan pertanyaan lebih lanjut tentang masalah ini. Kalau memang begitu ...saya endapkan sajalah. Terima kasih atas nasihatnya. *Nah loh, jadi anda suka bikin jatuh domino2 di milis ini toh rupanya.hehehehe Hayo ngaku, siapa saja yang sudah jadi korban posting Pak Nasrullah:) #Itu kan sah-sah saja dalam tehnik diskusi. Efek domino itu bukan masalah baik-buruk. Tetapi bagaimana suatu masalah biasa membawa peserta bisa diskusi. Yang jadi korban tuh nggak ada. Yang ada hanya mereka yang mau merespon masalah dari saya. *Udah ah Pak, sudah tua jangan suka ngompor2in milis ini. Ntar kompornya meleduk, bisa repot dah. Ya kalau cuma domino yang jatuh, nah kalau sampai kristalnya segala ikutan pecah, khan bisa tekor:) #Lae Irwan ! Saya ngeri dengan kalimat seperti oy ... Tolong dong agak disejukkan. Coba ganti dengan kalimat lain. Oke ... ? Kalau nggak salah ... saya dalam mengomentari suatu posting akan menghindari kata2 seperti "goblog", "amburadul", dan "tolol" terhadap netter yang melemparkan posting itu. Soalnya kata2 seperti ini menjadi counter produktif. Tetapi kalau saya sempat mengeluarkan kata2 itu ... dengan rendah hati ... saya mohon maaf seribu maaf. *Baguslah pak. Tapi tolong dong jangan milis ini yang ditendang2:) #Tendang dalam artian apa ya? Apakah tendang dalam artian sebenarnya? Wah kalau ini saya mana mampu. Kalau menendang dalam artian melemparkan posting ya ... bukankah itu tujuan dari mailing list. Yakni posting yang bisa menciptakan diskusi berantai? Saya rasa : anda mendukung saya soal ini. Salam, Nasrullah Idris
Re: The U.N. INTERNATIONAL COVENANT ON CIVIL AND POLITICAL RIGHTS
From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> Date: Wednesday, April 12, 2000 23:20 Subject: Re: The U.N. INTERNATIONAL COVENANT ON CIVIL AND POLITICAL RIGHTS Bila dilihat dari ilmu pengetahuan khususnya statistik, maka jumlah pendukung khususnya dalam diskusi di milis ini bisa diketahui dari posting2 yg dilakukan oleh yang bersangkutan. Dengan kata lain, kalau dikatakan jumlah pendukung yang berimbang, itu artinya jumlah yang tampaknya juga harus berimbang karena jumlah pendukung itu didasari tentunya dari jumlah yang tampak (posting) di milis ini. Silahkan Pak Nasrullah lihat kembali logika kalimat di atas yang ngga nyambung satu sama lain:) === Ya ya ya saya mengerti maksud anda. Tetapi untuk memastikannya ya akan semakin kalau anda melakukan survey melalui jaluran pribadi. Itu juga kalau sempat. Kalau nggak salah kan anggota permias sekitar 250 . Sedangkan komentator tentang masalah anda dengan Jefrrey hanya belasan kok. Yang mungkin harus diperhatikan juga adalah adalah adanya segmen netter di mana mereka "pro sekaligus kontra". Artinya, pro terhadap substansi permasalahan, tetapi kontra terhadap cara penyampaiannya. Misalkan saya menyampaikan posting : "Presiden Republik Indonesia : Irwan Ariston Napitupulu". Terus ada komentar : "Hai Nasrullah Idris ! Otak kamu lagi sinting ya... Main seruduk aja saja. Amburadul lho. Dasar kamu goblog. Baca koran nggak ? Kata siapa Presiden Republik Indonesia itu Irwan Ariston Napitupulu" Di satu sisi anda akan mendukung koreksian komentator itu kan. Di sisi lain nurani anda akan menyayangkan cara penyampaiannya. Salam, Nasrullah Idris
Re: UNTUK NASRULLAH IDRIS (Re: The U.N. INTERNATIONAL COVENANT...)
From: Notrida Mandica <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> Date: Thursday, April 13, 2000 03:07 Subject: UNTUK NASRULLAH IDRIS (Re: The U.N. INTERNATIONAL COVENANT...) Namun rasa hormat saya berubah seketika. Saya merasa jijik dengan sikap anda yang memprovokasi orang-orang di milis ini untuk membuka arena pertarungan satu sama lain. === Hallo Daeng Ida Jangan bicara gitu dong. Saya nggak punya niat sama sekali untuk melakukan provokasi. Wah ... saya ngeri juga tuh kalau setiap posting menghasilkan diskusi berkepanjangan dalam suasana panas... maka si pelempar posting itu dikatakan sebagai provokasi. Saya menggunakan matematika ... hanya sebagai sarana kalkulasi/prediksi saja : apakah posting saya akan memperoleh respon atau tidak? Kalau begitu begini saja : tolong daeng Ida carikan netter sebagai mediator antara saya dengan Permias-Net. Sehingga setiap posting untuk milis ini disensor oleh dia. Jadi dia nanti mengforwardkan setiap posting saya ke permias-net. Nggak apa-apa bagi saya tentang itu. Deang Ida pun nggak apa2 kalau bersedia. Jadi seperti redaktur surat kabar. Soalnya susah bagi saya menentukan : apakah posting dari saya akan menyebabkan suasana panas atau dingin. Ucapan ini saya kemukakan tanpa basa-basi. Sambil menunggu kepastian ini : saya berhenti dulu selama lima hari. Saya biasanya selalu menepati janji. Mohon netter lain nggak usah mengomentari posting saya ini. Salam, 13 April 2000 Nasrullah Idris --- Secepat-cepatnya ketemu lagi tanggal 18 April 2000
Re: MENKO EKUIN?
Saya rasa ada baiknya kalau menteri2 di jajaran EKUIN dicari yang professional & NON-PARTISAN. Kalau partisan, kok cenderung 'saling-jegal' & kurang kompak jadinya. FB memang brilliant, sayangnya orang satu ini -- tampaknya kurang bisa kerja sama (menurut info yang saya terima). Padahal untuk jabatan Menteri EKUIN perlu orang yang 'leadership style'-nya acceptable. Kalau alternatifnya DK & FB saya kira DK lebih pantas menyandang jabatan itu. Yang mungkin perlu dipertajam, justru visi "kerakyatan"-nya...Biasanya (kata orang) orientasi ekonom UI lebih ke arah ekonomi menengah-besar. Alternatif lainnya, Mubyarto (yg juga non-partisan) sangat pas untuk itu. Just my 2 cents. PP --- Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Mengenai siapa yang pas untuk jabatan Menko Ekuin, > saya > melihat beberapa alternatif (tentunya orang yg saya > kenal). > Alternatif tersebut adalah Faisal Basri dan > Dorodjatun. > Bila disuruh memilih salah satu dari dua di atas, > saya lebih memilih > Faisal Basri. Hal ini mengingat menurut saya > Dorodjatun masih > diperlukan peranannya sebagai dubes RI di AS. > Sementara, > Faisal Basri saya lihat belum dikasih peran yang > cukup sesuai > dengan kemampuan yang dia miliki. > Walau demikian, seperti "bocoran" yang sudah > diberikan > oleh Pak Matori waktu di DC kemarin, tampaknya GD > akan > lebih memilih mempertahankan kabinet sekarang dengan > cara memberikan kesempatan terakhir untuk > memperbaiki > kinerjanya masing2. Bila ternyata tidak juga ada > perubahan, > baru kemudian dilakukan perubahan2 di dalam kabinet. > > Selain KKG, masih ada lagi menteri2 yang menurut > saya > prestasinya kurang memuaskan. > > jabat erat, > Irwan Ariston Napitupulu > __ Do You Yahoo!? Send online invitations with Yahoo! Invites. http://invites.yahoo.com
Jubilee 2000: something wrong?
Minggu2 ini di Washington DC lagi banyak demo ("Jubilee 2000). Tujuannya: mendesak IMF & WB untuk menghapus hutang2 di negara ketiga -- supaya "tanpa membayar hutang", alokasi anggaran negara2 ketiga bisa lebih dialokasikan untuk yang kurang beruntung, kelompok miskin. Lihat di TV kok bule2 melulu yang protes? Dimana ya orang Indonesia-nya, Permias?. atau mungkin karena nggak merasa perlu dengan kepentingan penghapusan hutang? Atau kali2 aja saya nih yang ketinggalan berita nih dengan "kegiatan" kawan2 pergerakan akhir2 ini. Ada yang bisa kasih info soal ini? Thanks, PP __ Do You Yahoo!? Send online invitations with Yahoo! Invites. http://invites.yahoo.com
Re Re: ICMI (was: Reminder/malam ini/Menteri Pertahanan Juwono/KBRI/Rabu/7 pm
In a message dated 4/12/00 6:34:18 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: << In a message dated 4/12/00 5:09:52 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: << Soal ICMI dan nasibnya pun dia oke.>> Nah.. ini dia manuver lagi. Emangnya kenapa nasib ICMI Dhan ? Pingin dengar dari penyimak pinggiran. DUmar >> Sejak lengsernya BJ Habibie, peran dan kiprah ICMI langsung raib dari peredaran politik dan media massa. Kemana ICMI? Di mana ICMI? Mau kemana? Apakah cuma bisa 'main' jika bos nya jadi Prez atau orang penting di RI? Tak banyak soal ini disimak orang lagi. Apalagi BJH sendiri pun kini punya mainan baru, The Habibie Center, sehingga makin terbenamlah barang tuh. Juwono, sepanjang yang saya tahu, cukup jernih melihat peta politik ormas-ormas Indonesia saat ini. Orang ICMI lah sebenarnya patut menanyakan itu: Bagaimana menyelamatkan nasib ICMI, sehingga tidak cuma "sandaran nama" politisi (Jakarta lho...;-)) belaka. Akhir kata, hanya orang ICMI dan ICMI itu sendirilah yang bisa menjawab semua soal eksistensinya maupun masa depannya. Sebagai orang non-ICMI, saya hanya menyatakan kesan belaka. Komentar yang lain? salam, penyimak pinggiran
Re: [bincang] Jubilee 2000: something wrong?
In a message dated 4/12/00 10:35:53 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: << Atau kali2 aja saya nih yang ketinggalan berita nih dengan "kegiatan" kawan2 pergerakan akhir2 ini. Ada yang bisa kasih info soal ini? Thanks, PP >> Priyo, Saya sudah meng-email kawan-kawan. Belum ada respon tuh. Bisa jadi, mereka memang sudah menyebar di lapangan. Ada kemungkinan lain. Barangkali media massa AS sendiri saja yang luput atau sengaja meluputkannya. Biar kelihatan, yang peduli itu cuma bule;-) Atau ada hal-hal lain lagi? Soalnya ada dua pentolan kita yang lagi "menggalang" di Indo. Silahkan kawan-kawan lain berbagi info. salam, penyimak pinggiran ##
Re: Bhs. Jerman (minta tolong terjemahin)
heheh... bung irwan, saya masukin di http://world.altavista.com keluarnya begini : "Who remains giving oneself account not from three thousand years white in the dark inexperienced, may from day to day live" note: saya sama sekali ndak ngerti bahasa jerman... :-) e r juni > Minta tolong dong untuk rekan2 yang ngerti bahasa Jerman > untuk menerjemahkan kalimat berikut ini. > > Wer nicht von dreitausend Jahren sich weiss Rechenschaft zu geben > bleibt im Dunkeln unerfahren,mag von Tag zu Tage leben.
Re: Reminder/malam ini/Menteri Pertahanan Juwono/KBRI/Rabu/7 pm
In a message dated 4/13/00 12:25:07 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: << Suruh mampir LA dong pulangnya.. Masyarakat Indonesia di LA terbanyak lho., sampai-sampai kampung Indonesia saja ada. Ditengok-tengoklah rakyatnya ini Salam, Budi >> Cak Budi, Besok pagi Pak Juwono berangkat ke NY, dan mulih via NY. Soal tengok-tengok, kayaknya kalian malah lebih lho. Lha bukannya di LA sering juga disinggahi para pakar, petinggi dan orang-orang penting kita? Juga ada bejibun konglomerat dan para kroni? Minta saja mereka bicara, misalnya "Reformasi: Quo Vadis Fasilitas Kami". Atau apalah. salam, pp
Re: Reminder/malam ini/Menteri Pertahanan Juwono/KBRI/Rabu/7 pm
Kalau dibuat ratio jumlah kedatangan para 'juragan' terhadap jumlah penduduk Indonesianya, maka DC saya yakin punya ratio lebih tinggi dibanding LA. Jadi, kalau dilihat dari kacamata ini, mestinya para juragan kalau ke US ya nyambangi kita-kita yang di LA-lah. Atau mungkin mereka akan lebih tertarik kalau kita iming-imingi bahwa bagi mereka (para juragan) yang ingin berketampil di depan masyarakat Indonesia di LA akan didampingi oleh artis Holywood, Barnie atau Elmo gitu. Salam, Budi
Re: Reminder/malam ini/Menteri Pertahanan Juwono/KBRI/Rabu/7 pm
Iseng nambahin dikit lagi ah =) << Kalau dibuat ratio jumlah kedatangan para 'juragan' terhadap jumlah penduduk Indonesianya, maka DC saya yakin punya ratio lebih tinggi dibanding LA. Jadi, kalau dilihat dari kacamata ini, mestinya para juragan kalau ke US ya nyambangi kita-kita yang di LA-lah. Atau mungkin mereka akan lebih tertarik kalau kita iming-imingi bahwa bagi mereka (para juragan) yang ingin berketampil di depan masyarakat Indonesia di LA akan didampingi oleh artis Holywood, Barnie atau Elmo gitu. Salam, Budi >> DC itu pusat pemerintahan dan pusat kekuasaan. Ngga heran juragan juragan kudu sowan kesana. Tapi jumlah populasi masyarakat Indonesia terbanyak hanya ada di California. Makanya hanya di California ada dua Konjen. Memang paling ngga juragan juragan itu seharusnya stop by di Calie juga. Dan di antara DC dan CA, ada Denver,CO. Kalo ada juragan juragan yang mau stop by juga silahkan. Cuma ngga banyak yang bisa dilihat, kecuali kalau juragan juragan itu orang tentara atau orang lapangan yang senang dengan outdoor, kita sih seneng seneng aja nganterin juragan itu ke gunung. Mungkin ada juragan yang demen snowboarding atau skiing? atau sekedar manjat tebing dan rafting? suka berburu rusa atau mancing trout? kalau diajak sama para juragan itu kita sih oye oye ajee... Arya