[bali] Penegakan Hukum, Wibawa Pemda dan Pariwisata.
Penegakan hukum, Wibawa Pemerintah Daerah dan Pariwisata. Menarik mengikuti kasus café Zurich di Lovina, Buleleng, yang mendapat liputan luas di mass media Bali. Secara kronologis kasusnya adalag sbb : Zurich, dg brand bar dan restoran, terletak di tengah-tengah lingkungan hotel, tepatnya di Desa Kalibukbuk, kawasan wisata Lovina, dari awal telah cukup kontroversial. Pengeluaran ijinnya oleh Kepala Kepala Kantor Pelayanan Terpadu, telah mendapat tanggapan negatip tentang persetujuan penyandingnya. Anggota DPRD Buleleng, menyatakan dan dilangsir oleh mass media, bahwa persetujuan penyanding adalah fiktif dan reka yasa. Kalau apa yang dikatakan oleh anggota Dewan ini tidak benar, mestinya ditanggapi oleh Kepala Kantor Pelayanan Terpadu. Ternyata tidak ada tanggapan. Adanya bar kemudian beroperasi dg karaoke telah menimbulkan protes keras dari tamu-tamu yang menginap disana, dari pemilik hotel dan PHRI sebagai organisasi yang menaungi hotel dan restoran, karena suara musik sampai jam 3 pagi. Pemda Buleleng dg Team Justisi mengadakan sidak dan menyegel sementara Zurich itu dengan dasar telah melanggar Perda tentang Ketertiban Umum, sampai ada keputusan lebih lanjut. Tanda segel ditempel dipintu dengan tanda tangan Ketua Tim Justisi. Begitu Tin Justisi pergi, Zurich telah buka kembali, mengabaikan perintah tutup dari Tim Justisi.Protes kembali bermunculan dan ada pendapat bahwa sekarang bukan saja pariwisata yang dipertaruhkan tetapi juga Wibawa Pemda karena wibawa Pemda terang-terangan telah dilecehkan. Tim Justisi mengadakan sidak kedua kalinya. Menyatakan Zurich telah membangkang dan mengambil beberapa peralatan sebagai bukti di Pengadilan bahwa Zurich telah melakukan pelanggaran. Diperintahkan pemilik Zurich untuk memenuhi panggilan Pengadilan untuk peradilan pelanggaran tersebut.Dua kali panggilan diabaikan dan ketiga diancam jemput paksa.Dimuat di koran bahwa panggilan ketiga ybs datang. Hakim memutuskan ybs bersalah dan menghukum dg 1 bulan penjara dengan masa percobaan 3 bulan. Artinya ybs tidak perlu menjalani hukum itu tetapi tidak boleh melakukan pelanggaran selama tiga bulan. Kalau dalam waktu 3 bulan ybs melakukan pelanggaran maka ybs harus menjalani hukuman 1 bulan tsb. Jangankan tiga bulan, baru satu hari Zurich sudah buka kembali dengan suara musik yang lebih keras. Ditulis berita di mass media berita yang cukup menarik : Café Zurich menggugat Tim Justisi 1,6 milayar karena telah menutup café Zurich. Mengikuti kronologis kasus saya jadi ingat dengan kasus Cicak lawan Budaya. Café, apapun istilahnya, Bar, karaoke, yang relatif kecil sekarang melawan Tim Justisi yang tidak lain bertindak atas nama Pemerintah Daerah. Mari kita lihat siapa yang menang. Kalau Café Zurich menang, yg bersangkutan mendadak jadi kaya dan Pemda yang kalah akan semakin banyak lampu jalan yang mati karena gak ada uang lagi untuk bayar kepada PLN. Ada comments dari teman-teman Milis? Itulah faktanya.
[bali] Hukum sbg sarang labah2???
Ada orang secara sinis mengatakan bahwa hukum seperti sarang labah-labah. Lalat ditangkapnya tetapi burung camar lepas. Yang maksudnya kurang lebih yang kecil ditangkap yang besar bebas berkeliaran. Ternyata ini tidak sepenuhnya benar. Belum lama ini dimuat di harian NusaBali, Radar Bali dan Bali Post bahwa sebuah café relatif kecil di Lovina telah “disegel” oleh Tim Justisi Kabupaten Buleleng dibawah pimpinan Asisten 1 Kabupaten Buleleng berdasarkan Perda tentang Ketertiban Umum, dengan alasan café itu telah mengganggu lingkungannya terutama terhadap hotel-hotel sekitarnya karena cafe itu telah memutar musik sampai jam 3 pagi yang membuat tamu-tamu yang menginap disana ngacir. Tentu saja tindakan Pemkab Buleleng ini disambut antusias oleh para pemilik hotel dan masyarakat pada umumnya. Namun beberapa hari kemudian dimuat pula berita bahwa café itu melawan dan tidak mengindahkan penyegelan tersebut serta beroperasi sebagai biasa dan sejauh ini tidak ada tindakan dari Pemkab Buleleng. Hal ini telah dibuktikan oleh Pemkab Buleleng bahwa di Kabupaten Bulelemg tidak benar hukum hanya menangkap yang kecil tetapi yang kecilpun bisa bebas dari jeratan hukum. Ha…ha….Laughter is the best medicine mate!
[bali] Re: BAli on Rails
Pak Ambara dan Ibu Viebeke, Saya cendrung sependapat dengan Pak Amabara. Diatas kertas , logika dan legalitas, mungkin rencana jaringan kereta api (Bali on rail) dapat diwujudkan dengan memecahkan masalah tempat suci, pemilikan tanah oleh masyarakat. Tetapi pemecahan masalah tempat suci seperti pura di Bali, pemilikan tanah turun temurun dan lain-lainnya bukan hanya menyangkut aspek hukum dan azas manfaat tetapi menyangkut aspek keyakinan, kepercayaan, perasaan, yang sering tidak sejalan dengan logika. Bagaimana kasus rebutan kuburan, tanah adat, tanah druwen pura dan sebagainya tidak jarang menimbulkan konflik. Contoh-contoh seperti itu cukup banyak. Oleh karena itu rencana pembangunan Bali on rail, sepertinya feasible on paper, bermanfaat jangka panjang sosial dan ekonomi, tetapi kalau menyangkut keyakinan berdasarkan agama, penghormatan kepada leluhur, kayakinan tidak akan semudah seperti diatas kertas. Harapan saya hal ini supaya dipertimbangkan mateng-mateng supaya renca triliunan rupiah justru hasilnya akan menyakiti perasaan masyarakat Bali yang mayoritas pemeluk agama Hindu dan konflik berkepanjangan. Apakah tidak ada opsi lain yang lebih bisa diterima oleh masyarakat Bali seperti meningkatkan sarana jalan yang telah ada di Bali? Pak Jro Wacik semoga bisa membaca diskusi di Milis ini. Nyoman Suwela From: Ambara, Gede Ngurah (KPC) gede.amb...@kpc.co.id To: bali@lp3b.or.id Sent: Sun, April 24, 2011 9:20:54 AM Subject: [bali] Re: BAli on Rails Kalau pura keluarga mungkin mudah, tapi kalau Kahyangan jagat yg sudah ada di Bali seribu tahun lalu, yang mana Maha Reshi jaman dahulu memilih lokasi pura tidak sembarangan tapi melalui meditasi dan petunjuk dari Hyang Widhi tentu tidak akan ada yg berani memindahkannya...masyarakat juga pasti akan menolaknya.. - Original Message - From: bali-bou...@lp3b.or.id bali-bou...@lp3b.or.id To: bali@lp3b.or.id bali@lp3b.or.id Sent: Sat Apr 23 10:44:31 2011 Subject: [bali] Re: BAli on Rails P Ambara yang baik, Kalau soal teknis yang berhubungan dengan harus memindahkan Pura, nah itu bagaimana pendekatan dengan masyarakat saja; bukankah hakekat dari agama adalah demi kepentingan manusia yang lebih besar dan mensejahterakan kehidupan masyarakat? Tanah Adat??? Bukankah tanah adat juga di pergunakan untuk kepentingan umatnya? Suksma, Viebeke -Original Message- From: bali-bou...@lp3b.or.id [mailto:bali-bou...@lp3b.or.id] On Behalf Of Ambara, Gede Ngurah (KPC) Sent: Wednesday, April 13, 2011 9:51 AM To: bali@lp3b.or.id Subject: [bali] Re: BAli on Rails Om Suastiastu, Tiang tidak setuju dengan rencana Jero Wacik terkait pembangunan rell kereta api mengelilingi Bali..alasan-alasan keberatan titiang sbb: - berdampak serius terhadap peningkatan polusi di Bali karena kereta api ini - Apa dampaknya terhadap mandala-spiritual masyarakat Bali terkait bahwa umat Hindu bali banyak melakukan kegiatan di pinggir laut : melasti dsb, terbayang kalau setiap kegiatan melasti mesti melewati jalur kereta api : potensi bahaya kecelakaan akan tinggi, kita tahu sistem pengawasan perkereta-apian di Indonesia sangat lemah.. - potensi untuk membuat suasana kumuh di-sepanjang rel kereta api.. - konflik masalah pembebasan lahan, konflik dengan tanah adat dsb.. Matur suksme Ngurah Ambara -Original Message- From: bali-bou...@lp3b.or.id [mailto:bali-bou...@lp3b.or.id] On Behalf Of Made Wirata Sent: Wednesday, April 13, 2011 9:30 AM To: bali@lp3b.or.id Subject: [bali] Re: BAli on Rails Maaf Rekan-rekan, ikutan sedikit komentar : Menurut saya kurang setuju dibangunnya rel KA di Bali, alasannya: 1) melihat aktualitas di Jawa (yang sudah dikatakan maju), hampir semua stasion fasilitasnya kurang memadai terutama toilet/ kamar mandi, ..ya seperti umumnya stasiun bus, juga seperti diBadung, mana ada yang bersih 2) disekitar rel baik di stasiun, apalagi diluar stasiun spanjang jalan KA rada jorok juga, karena kereta WC-nya tidak seperti bus atau pesawat..langsung bolong.. 3) penumpangnya saya rasa tidak banyak. Belakangan ini (3th terakhir) saya hampir tiap 3 bulan pulang Bandung-Bali naik kereta, ini karena terpaksa, istri tdk berani naik pesawat maupun bus karena tarauma dg bumpy, dan bus suka ngebut. Dari Bandung ke Surabaya atau sebaliknya rata-rata full, sedangkan yang ke timur (Surabaya ke Banyuwangi) paling banter sampai Jember terisi 80-90% dari 6 s/d 7 gerbong, begitu naik kapal menuju Denpasar tinggal satu bus kecil (fasilitas bus kayak angkot, tempat barang aja enggak punya), mana ada tourist yang mau naik kereta. Mungkinkalau monorel seperti di Jepang atau semacam trem di Eropa..bisa jadi lebih baik. Trem maupun monorel cuman 2-3 gerbong saja tapi frequency ditingkatkan. Atau seperti yang sekarang sudah dibangun kearah timur Denpasar yaitu by pass lebih baik, tau ruas tertentu TOL. Made W -- Open WebMail Project (http
[bali] Re: BAli on Rails
Ibu Viebeke, Saya katakan gagasan Bali on rails, saya katakan on paper it isfeasible. Tetapi yang saya maksud implementasinya, tantangan yang harus dihadapi, masalah-masalah tanah, keyakinan yang harus dipecahkan. Seperti katanya Pak Suija gagasan besar ini harus benar-benar dikaji, public diajak rembug. Saya baca bahwa gagasan ini akan rampung sebelum masa jabatan Presiden SBY berachir. Saya katakan tertarik mengapa selesainya suatu rencana besar ini dikaitkan dengan masa jabatan presiden, sedangkan saya katakan masalah-masalah yang harus diselesaikan cukup rumit. Kalau pemerintah yakin seperti ibu Viebeke, gagasan ini kedepan akan sangat bermanfaat bagi semua orang yang tinggal di Bali, masalah yakin dapat dipecahkan tanpa menimbulkan masalah baru, seperti selogan Pegadaian memecahkan masalah tanpa menimbulkan masalah, MONGGO. Seperti akhir tanggapan saya supaya gagasan ini dipertimbangkan mateng-mateng. Saya yang tinggal di Buleleng dan mencari makan dari sektor pariwisata, melihat banyak proyek dengan brand pariwisata yang mangkrak alias mubazir, it is a waste of money. Kalau ibu Viebeke sempat ke Lovina silakan mampir, saya ajak ibu jalan-jalan dan melihat sendiri gagasan-gagasan diatas kertas amat baik tetapi dalam implementasinya mangkrak atau mubazir. Mungkin terlalu banyak mengcopy di negara-negara maju, menerapkan sistem serba komputer di daerah yang tidak ada listrik. Kira-kira begitui. Bagaimana komentar pak Suja? Masih cagcag-cigcig? Nyoman Suwela. From: Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id To: bali@lp3b.or.id Sent: Sun, April 24, 2011 9:16:01 PM Subject: [bali] Re: BAli on Rails P Nyoman yang baik, “Sesungguhnya, apakah segala yang kita bicarakan tadi, bukannya agama yang menjadi inti? Bukankah agama sebenarnya meliputi segenap gagasan dan tindak manusiawi? Bahkan juga meliputi yang bukan gagasan maupun tindakan, ……. Ah, siapakah yang dapat memisahkan kepercayaan dari tindakannya, Atau membedakan keyakinan dari pekerjaannya? ….. Manusia yang menganggap ibadah sekedar jendela, yang terkadang di tutup, hanya kadang-kadang dibuka, Agaknya belum megunjungi rumah jiwanya, Yang terbuka selalu sepanjang hari, sepanjang masa. Kehidupanmu sehari-hari adalah rumah ibadat, dan ibadah pula, Masukilah kehidupan itu dengan seluruh pribadi,…..” Ini hanya cuplikan saja. Bukannya kita bicara soal kebutuhan orang Bali atau orang di Bali yang menyangkut segala aspek tentunya tanpa kecuali? Jadi bagaimana mungkin bisa menyakiti orang Bali? Bali on Rail ini bukan soal kekuasaan, mengambil alih melainkan sebuah fasilitas public saja yang berbeda dengan jalan dan kendaraan bermotor lainnya, yang di gagas sebagai jalan keluar dari ketidak nyamanan serta mungkin dapat membuka kesempatan bagi mereka yang membutuhkan terlebih yang kurang akses ke kesempatan (peningkatan qualitas hidup, keluar dari pembodohan dll) Pendatang biasanya sudah melengkapi diri dengan transport masing masing, kalau susah di satu tempat mereka tinggal pindah saja, tidak ada masalah, saya lebih melihat orang orang Bali di daerah terpencil yang cukup banyak yang kurang mendapatkan kesempatan karena keterbatasan akses dan mahal. Bisa keluar dari rumah dengan aman dan nyaman, sampai di tempat kerja, pulang lagi kerumah….. inikan yang menjadi pokok diskusi? Disamping itu tidak mungkin kebijakan pemerintah melampaui kebutuhan masyarakatnya (kecuali asas kekuasaan bukan asas public service), contohnya kalau Kahyangan Jagat yang di jaga oleh umatnya pastinya tidak bisa di gusur begitu saja; kan ada aturannya juga. Bagaimana jalan jalan yang sudah di buat atau sedang dibuat, tidakkah juga sesuai dengan kebutuhan dan pastinya memperhatikan asas penghormatan kepada leluhur? BAgaimana boulevard dan by pass dan jalan kabupaten dan jalan desa/dusun jaman dahulu sekalipun di buat ‘kasus rebutan kuburan, tanah adat, tanah druwen pura dan sebagainya tidak jarang menimbulkan konflik’ itu asasnya antar kelompok sendiri, karena iri hati, kekuasaan, keserakahan dll. Kalau menyangkut pemecahan masalah tempat suci, pemilikan tanah turun temurun dan lainnya itu kesepakatan bersama … untuk kepentingan lebih luas, karena yang berkepentingan juga sementon sendiri. Candi Borobudur dan Prambanan (1000 tahun jelas ya) itu malahan di pugar bukan di lampaui jalan besar; malahan jalan melingkarinya; dan ketika di pugar di pindahkan dulu lalu di kembalikan lagi; tapi ber-ratus ratus tahun digunakan sebagai jalan sebelum ketahuan kalau ada Candi dibawahnya….???@#$^* Hm, kenapa harus takut dengan pembangunan….. Viebeke From:bali-bou...@lp3b.or.id [mailto:bali-bou...@lp3b.or.id] On Behalf Of nyoman suwela Sent: Sunday, April 24, 2011 4:48 PM To: bali@lp3b.or.id Subject: [bali] Re: BAli on Rails Pak Ambara dan Ibu Viebeke, Saya cendrung sependapat dengan Pak Amabara. Diatas kertas , logika dan legalitas, mungkin rencana
[bali] Re: Fwd: [indonesia] Fwd: Dosen-dosen busuk
Walah.walah..apa bener gitu? Kalau saya sich gak pernah sekolah tinggi. Kalo panjat pohon tinggi pernah. Yang menarik saya Pak Wis bukan hanya itu. Banyak saya lihat para pejabat dan pegawai pemerintah pake titel-titel segembok seperti MM, MSi, MBA, ST MSci dsb. Gak tahulah kapan kuliahnya, di Perguruan Tinggi mana. Kalo para dosen untuk naik pangkat sudah gitu caranya, walah...walah... guru kencing berdiri murid kencing dalam celana. Nyoman Suwela From: Gde Wisnaya Wisna gdewisn...@gmail.com To: bali@lp3b.or.id Sent: Sun, April 17, 2011 10:02:09 PM Subject: [bali] Fwd: [indonesia] Fwd: Dosen-dosen busuk Bukan bermaksud apa2 dari saya , mengapa saya memforward email ini ke milis kita. Tulisan ini sepertinya nyambung dengan tulisan pak Artika tentang Ulat Bulu. -- Forwarded message -- From: Mohammad Andri Budiman mand...@gmail.com Date: 2011/4/16 Subject: [indonesia] Fwd: Dosen-dosen busuk To: i...@itb.ac.id Cc: indone...@nextbetter.net, refere...@yahoogroups.com, futurol...@yahoogroups.com FYI Salam, CA -- Forwarded message -- From: Johan Romadhon jromad...@gmail.com Date: 2011/4/15 Subject: [Alumni STAN] FW: Dosen-dosen busuk To: alumnis...@yahoogroups.com, jurnali...@yahoogroups.com Saya gak tahu sumbernya dari milis mana, tapi saya nemuin tulisan ini di milis CFBE (LSM pendidikan) yang nyalin dari milis para alumni ITB. Di milis alumni ITB dan CFBE, tulisan ini jadi diskusi rame bangets. Pesan saya satu: meskipun “kreatif”, tapi jangan sekali-kali dipraktekin ya…..:) Sugeng midangetaken…. (Tanya Mahdum or Dedhi artinya…;)) JR STA 87 Ada berita memprihatinkan di milis sebelah berikut ini.. Salam, INOEL Dosen-dosen “Busuk” Kemarin saya mengikuti rapat di Dikti dengan Ditnaga, Pak Supriyadi. Informasi yang disampaikan Pak Supriyadi tentang kelakukan para dosen di Indonesia, khususnya yang sedang mengajukan kenaikan pangkat, sungguh memalukan. Institusi pendidikan yang diharapkan menjadi benteng terakhir penjaga norma dan kejujuran sudah rusak, bukan oleh segelintir dosen, tetapi oleh sangat banyak dosen berperilaku “busuk” dengan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan pribadi. Beberapa kelakuan dosen tersebut yang disampaikan Pak Supriyadi adalah: - Memalsukan karya ilmiah. Makalah ilmiah orang, khususnya yang diterbitkan di jurnal ilmiah internasional diganti nama penulis aslinya menjadi nama yang bersangkutan. Dengan membawa ke tempat percetakan, maka tidak kentara bahwa makalah tersebut adalah makalah orang lain yang dipalsukan. - Membuat jurnal palsu. Satu nomor jurnal internasional dimodifikasi. Caranya adalah mencabutkan satu makalah yang ada dalam jurnal tersebut dan diganti dengan makalah dia. Seolah-olah makalah dia sudah diterbitkan dalam jurnal tersebut. Dosen tersebut kemudian menjilid ulang jurnal tersebut sehingga tampak sebagai jurnal yang asli. - Membuat jurnal nasional palsu. Ada kejadian dua dosen dari universitas yang sama dan jurusan yang sama. Mereka sama-sama mengajukan kenaikan pangkat. Ketika diteliti dokumennya, mereka melampirkan jurnal dengan volum yang sama dan nomor yang sama. Seharusnya jurnal tersebut memuat paper-paper yang sama. Tetapi ternyata tidak. - Jurnal dengan volum dan nomor yang sama tersebut memuat paper-paper yang berbeda. Jurnal yang dilampirkan si A memuat peper si A, sedangkan jurnal yang dilampirkan si B memuat paper si B. Ini berarti salah satu atau kedua dosen tersebut telah membuat sendiri jurnal tersebut dan mamasukkan makalahnya masing-masing ke dalamnya. - Mengubah nama di ijasah luar negeri. Ijasah luar negeri orang lain diganti namanya dengan nama dia. Lalu dia datang ke percetakan untuk membuatkan ijasah yang persis sama dengan aslinya. - Menulis paper dengan hanya mencantumkan nama sedndiri pada karya mahasiswa bimbingan, agar yang bersangkutan dapat menikmati sendiri nilai kum paper tersebut. - Membuat makalah palsu dari hasil copy paste di internet. Makalah tersebut diterbitkan di jurnal yang dikelola sendiri. Hancurlah pendidikan bangsaku. Untuk menertibkan para dosen “busuk” tersebut mungkin beberapa langkah perlu dilakukan: - Membentuk lembaga yang bernama Professor Watch. Lambaga ini menyelidiki kesahihan dokumen yang telah digunakan para professor untuk naik pangkat. Jika ditemukan kecurangan, professor tersebut diadukan ke polisi karena sudah melakukan tindakan penipuan. Kalau perlu dipidana, karena dari pekerjaan tersebut dia telah memakan uang Negara dari tunjangan kehormatannya yang seharusnya bukan hak dia. - Jabatan professor tidak diberikan secara permanen. Tiap 5 tahun performance profesor tersebut dinilai. Jika tidak perform dengan baik, jabatan profesor dicabut. Beberapat poin yang dinilai adalah: adanya mahasiswa bimbingan (khususnya mahasiswa doctor), penelitian yang dilakukan, karya ilmiah yang dihasilkan, pengajaran, dan lain-lain, yang dia lakukan setelah menjabat sebagai profesor. Kalau semua hal itu
[bali] Re: BAli on Rails
Pak Jro Wacik memang hebat sejak menjadi Menteri Budpar. Kebetulan saya mencari nafkah disektor pariwisata jadi perhatian saya lebih banyak fokus kepada sektor itu. Di Lovina, khususnya di Lovina beliau melancarkan proyek super canggih yaitu diera serba sentuh berupa bangunan yanag didalamnaya ada peranti komputer yang maksudnya wisatawan atau umum dapat memperoleh informasi dengan hanya menyentuh layar kaca komputer. Dibeberapa negara yang pernah saya kunjungi memang saya pernah alami. Hebat dan bravo Pan Menteri. Cuma sayang sampai sekarang komputernya masih sepanjang wacana alias belum ada. Bangunan sementara jadi mubazir. Waste of money? Saya hadir mewakili PHRI Buleleng di hotel Banyualit mendengar pemaparan Direktur Pemasaran Dalam Negeri Kementerian Budpar tentang program Kementerian Budpar ingin membantu Daerah mengembangkan kepariwisataan di Daerah dengan mengadakan semacam festival budaya daerah dengan menampilkan kebudayaqn daerah khususnya keseniaan yang unik untuk menarik wisatawan. Dalam pemaparan ternyata program itu sudah dipaket secara mateng, tempatnya sudah ditentukan di Taman Kota Singaraja, apa yang akan ditampilkan, acaranya bahkan sampai penyelenggaranya. Mungkin semua ini atas hasil konsultasi dengan Pemda setempat. Dan..dalama pelaksanaannya program ini dikaitkan dengan HUT Kota Singaraja. Pada waktu pemaparan saya selaku wakil PHRI sudah mengusulkan mengapa tidak diadakan di kawasan wisata? Mengapa PHRI tidak dilibatkan sejak awal dari perencanaaan? Dalam pelaksaanaan tidak ada promosi ke hotel-hotel, brosur, leaflet atau bahan-bahan promosi lainnya. Hanya sepanduk yang amat sederhana. Tapi dalam pelaksanaan saya dengar (karena saya tidak hadir) sukses besar. Didatangkan artis dari ibu kota. Lapangan dipenuhi oleh wisatawan domestik yaitu wisatawan yang datang dari kampung-kampung sekitar lapangan seperti Banjar Jawa, Kampung Bugis, Banjar Tegal dan lain-lainnya. Dulu ada proyek pelestaraian tempat-tempat bersejarah antara lain pelabuhan Buleleng, jembatan Kampuing Tinggi dsb. Menurut pendapat saya yang picik yang namanya pelestarian adalah mengembalikan kepada aslinya, bukan ditambah atau dikurangi. Tapi jembatan tua Kampung Tinggi ditambahi atap. Apa ini namanya pelestarian? Dan ada kabar justru bangunan lama di pelabuhan Buleleng akan dibongkar untuk tempat Festival Topeng Internasional. Banyak yang kaget. Ya itulah pembangunan sebagai ciri kemajuan, membongkar dan membangun. Pengalaman menunjukan bahwa kita pintar membuat rencana, membangun tetapi kemudian tidak bisa memeliharanya. Lihat pintu gerbang di Lovina denganan tamannya, tempat lampu sepanjang jalan yang tidak pernah ada lampunya. Semuanya tidak ada kelanjutan dan tidak terpelihara. Berapa uang terbuang-buang? Kalau itu dipergunakan untuk kebersihan wisatawan akan acungkan jempol. Saya khawatirkan kalau rencana rel di Bali benar-benar terwujud lalu tidak terpelihara, apa jadinya? Only God knows. That is life mate? Bravo pak Menteri. From: donny harimurti do...@babadbali.com To: bali@lp3b.or.id Sent: Fri, April 15, 2011 11:37:15 PM Subject: [bali] Re: BAli on Rails Salam. Saya kurang / belum setuju dengan KA perkotaan dlm waktu dekat ini. Semrawutnya lalu lintas sekarang ini akibat tidak adanya angkutan umum yang memadai. Mestinya pemerintah menerbitkan plat nomor kuning (umum) sudah dengan ijin trayek yang mengikat. Untuk tiap daerah pengembangan baru pemerintah membuka jalur perintis dengan menggaji pengemudi alih-alih memungut ongkos dari penumpang. Sehingga tidak ada rebutan jalur gemuk dan penolakan jalur baru. Setiap jalur yang sudah tumbuh sendiri dicabut subsidinya dan diawasi volumenya. Stasiun estafet ditentukan sehingga trayek yang tumpang tindih dihindari. Masyarakat Bali ingin memiliki kendaraan pribadi karena kendaraan umum sulit, ini masalah umum. Masalah khususnya, rata-rata penduduk kota besar punya 2 domisili yang harus dihubungkan setiap waktu. Rumah tua dan rumah kota. Sehingga 1 jenis wahana saja tidak cukup untuk tiap rumah. Karena itu masalah jadi semakin rumit. Kalau masalah umumnya bisa teratasi dengan baik, yang khusus akan terakomodasi dengan kelebihan kuantitas kendaraan pribadi. Untuk angkutan jarak jauh, saya setuju kereta api. Karena kereta api bisa patas (cepat dan terbatas). Tidak berhenti di sembarang tempat tidak mengusik jalur angkutan jarak dekat. Yang terutama adalah menghubungkan kota besar ke kota besar dengan sesedikit mungkin perhentian supaya cepat. Tepat untuk angkutan sembako, BBM, bahan mentah cargo dalam volume besar serta penumpang pelintas pulau. Lintas pulau ini ada dan pertumbuhannya akan menjungkir balikkan Bali kalau kita hanya memikirkan Bali saja. Mereka harus segera dibuatkan urat nadi lintasan yang lancar agar tidak bersinggungan langsung memperparah keruwetan lalulintas dalam pulau. Karena itu idealnya buatkan jalur utara dan selatan
[bali] Re: BAli on Rails
Kalau kita lihat di Jawa, sepanjang rel berdiri rumah-rumah kumuh, padagang acung, segala aktivitas untuk mengais rejeki. Sedangkan rencana rel itu sepanjang pantai, sedangkan wisatawan datang karena ingin menikmati pantai yang tenang, kalau dah begitu, apakah masih ada wisatawan yang datang? Satu aspek mungkin menguntungkan yaitu memudahkan masyarakat berpergian, tapi karena lokomotif ekonomi Bali adalah pariwisata, bagaimana dengan aspek pariwisata? Apakah masih menguntungkan? Agak menarik juga justru Menteri Budpar yang kesannya sangat mendukung proyek ini. Nyoman Suwela From: Made Wirata madew...@indonesian-aerospace.com To: bali@lp3b.or.id Sent: Wed, April 13, 2011 8:29:58 AM Subject: [bali] Re: BAli on Rails Maaf Rekan-rekan, ikutan sedikit komentar : Menurut saya kurang setuju dibangunnya rel KA di Bali, alasannya: 1) melihat aktualitas di Jawa (yang sudah dikatakan maju), hampir semua stasion fasilitasnya kurang memadai terutama toilet/ kamar mandi, ..ya seperti umumnya stasiun bus, juga seperti diBadung, mana ada yang bersih 2) disekitar rel baik di stasiun, apalagi diluar stasiun spanjang jalan KA rada jorok juga, karena kereta WC-nya tidak seperti bus atau pesawat..langsung bolong.. 3) penumpangnya saya rasa tidak banyak. Belakangan ini (3th terakhir) saya hampir tiap 3 bulan pulang Bandung-Bali naik kereta, ini karena terpaksa, istri tdk berani naik pesawat maupun bus karena tarauma dg bumpy, dan bus suka ngebut. Dari Bandung ke Surabaya atau sebaliknya rata-rata full, sedangkan yang ke timur (Surabaya ke Banyuwangi) paling banter sampai Jember terisi 80-90% dari 6 s/d 7 gerbong, begitu naik kapal menuju Denpasar tinggal satu bus kecil (fasilitas bus kayak angkot, tempat barang aja enggak punya), mana ada tourist yang mau naik kereta. Mungkinkalau monorel seperti di Jepang atau semacam trem di Eropa..bisa jadi lebih baik. Trem maupun monorel cuman 2-3 gerbong saja tapi frequency ditingkatkan. Atau seperti yang sekarang sudah dibangun kearah timur Denpasar yaitu by pass lebih baik, tau ruas tertentu TOL. Made W -- Open WebMail Project (http://openwebmail.org) -- Original Message --- From: wayan artika batung...@yahoo.com To: bali@lp3b.or.id Sent: Tue, 12 Apr 2011 15:49:21 -0700 (PDT) Subject: [bali] Re: BAli on Rails Ini kabar gembira namanya! --- On Tue, 4/12/11, Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id wrote: From: Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id Subject: [bali] BAli on Rails To: bali@lp3b.or.id, bali-b...@yahoogroups.com Date: Tuesday, April 12, 2011, 8:56 AM Circumnavigating Bali on Rails Posted on 12 April 2011. Bali Moving Ahead with Plans for a US$ 770 million Rail System. (2011-04-11) The Indonesian government is moving ahead with plans to construct a 560 kilometer long rail system circumnavigating Bali at a total cost of Rp. 7 trillion (US$770 million). The State news agency Antara quoted the Minister of Culture and Tourism, Jero Wacik, who said: [UTF-8?]“A survey is now being conducted on the feasibility (of the project) by a consultant of PT Kereta Api Indonesia (PT KAI). In three [UTF-8?]month’s time, a plan will be published , including both the grand design and a [UTF-8?]budget.� (image from embraceadventure.com) Wacik states that the new Bali rail system will redistribute wealth and improve the welfare of the Balinese public. The minister said that both foreign and local investors would be invited to take part in the creation of the Bali rail system. [UTF-8?]“While a number has not been created, PT KAI estimated the round Bali system including stations will cost Rp. 7 trillion. There are many private and foreign investors who want to take part in building the 560 kilometer long [UTF-8?]rail.� explained Wacik. A main goal of undertaking the construction of the rail system circling Bali is to achieve a more even distribution of tourist visitors to the now less-visited areas of north Bali. Explained Wacik: [UTF-8?]“The political will is to evenly distribute development, because in south Bali there is an over accumulation of hotels, tourists and human population. The airport is already small while the number of tourists continues to increase. By building the proposed rail system we will achieve a more equitable distribution (of tourists) in Bali. This will create new economic opportunities in [UTF-8?]Bali’s [UTF-8?]north.� The Minister hopes the round-Bali rail system can be operation by 2014, near the end of President [UTF-8?]Yudhoyono’s final term of office. Adding, [UTF-8?]“if we [UTF-8?]can’t (finish the project) in 2014, at least half of the rail system in Bali will be finished. Then by the end of this administration a part of the rail system can [UTF-8?]operate.� --- End of Original Message --- -- Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia
[bali] Re: Bali confronts Its Hellish' Problems
Menarik juga baca dikoran bahwa Bupati Badung dalam hal ini Dinas Kebersihan dikatakan KEPUPUNGAN, kurang lebih bangun kesiangan dan jadi panik berkaitan dengan artikel di majalah Time yang mengatakan bahwa Bali bukan lagi pulau sorga tetapi pulau neraka. Sadis memang. Ya meskipun terlambat kan masih lebih baik daripada TIDAK. It is better being late than NEVER. Dan itu kan biasa. Kalau sudah ribut baru semuanya RIBUT. Andaikata tidak ditulis majalah TIME mungkin juga tidak akan ribut. Jadi majalah Time ini tukang bikin ribut. Contoh lain Rabies. Saya pernah menulis di surat pembaca tentang bahayanya rebies supaya cepat di tanggulangi. Tidak ada yang hirau. Business as usual, katanya. Tenang-tenang saja, aman terkendali. Sudah banyak yang mati, baru kepupungan. Sekarang pantai Kuta bersih dalam semalam. Bravo. Salut. Tetapi..dampaknya sudah terlanjur meluas all over the world. Bisakah citra Kuta khususnya dan Bali umumnya dikembalikan dalam waktu semalam seperti membersihkan pantai Kuta dalam waktu semalam? Kecuali kalau kita minta bantuan jin dari ceritera 1001 malam. Nothing is impossible. Good. Lets try. Who knows that God is at our side. It is better doing nothing than being busy but doing nothing. Have a nice weekend mate and good luck. Astungkara. Nyoman Suwela From: Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id To: bali@lp3b.or.id; bali-b...@yahoogroups.com Sent: Thu, April 7, 2011 6:54:35 AM Subject: [bali] Bali confronts Its Hellish' Problems Bali Confronts Its ‘Hellish’ Problems Made Arya Kencana Camelia Pasandaran | April 07, 2011 Denpasar. While most government officials seem allergic to criticism, Bali Governor Made Mangku Pastika said on Wednesday that he had no problem with Time labeling the island a hellish holiday destination. “We cannot deny it. It is a fact,” Pastika said “If Bali is allowed to continue [like this], it will become hell for tourists.” In an April 1 article titled “Holidays in Hell: Bali’s Ongoing Woes,” Andrew Marshall examined the various problems faced by the resort island, from garbage to beach pollution and traffic congestion. The magazine article covered similar issues to those uncovered in a Bali Tourism Office survey that found one of the first complaints tourists made after arriving in Bali was that litter was out of control, Pastika said. “It is true that we are dirty, much more than other countries,” he said. Pastika also said he had received numerous complaints about the island’s increasingly congested traffic, including from participants at the annual meeting of the Asian Development Bank in May 2009. He asked Balinese people not to become offended by the article or send letters of protest or rebuttal to the magazine. “The facts are there and Time only wrote what it saw,” Pastika said. “It is a magazine with a high level of credibility. We should look at this as a chance for introspection.” He said he hoped the report would open Balinese people’s eyes to the problems that urgently needed to be addressed. “It should not be like it is now, where the construction of a new toll road is held up or the moratorium on the building of new hotels is opposed,” he said. Ida Bagus Subhiksu, head of the Bali Tourism Office, said he was not worried of the impact of the report. “It could even be positive. Tourists who have visited Bali might want to check the veracity of the report,” he said, adding he was gathering tourism industry professionals to discuss the appropriate response to the report. “We will try as best as we can to ensure Bali regains its image as a heavenly island,” he said. On Wednesday, Kuta’s famous beach saw a massive clean-up operation. “Almost every day, Kuta receives the equivalent of 20 to 100 trucks of garbage,” said Anak Agung Ngurah Tresna, who heads the Kuta Beach Task Force. Tresna said the beach will now be cleaned five times daily, instead of the usual two to three .
[bali] Re: Perlu di sikapi?????
Kalau lahan pertanian tidak cukup lagi mengapa kita tidak latih masyarakat Bali untuk tidak hanya menggantungkan diri dari menanam padi? Saya dari keluarga petani, tetapi sejak kecil dengan saudara yang banyak, saya sudah menyadari bahwa nantinya tanah orang tua saya tidak akan cukup untuk hidup dari pertanian. Sekarang saya mencari nafkah di sektor pariwisata dan istri jualan kecil-kecilan, sehingga minimal bisa makan dan menyekolahkan anak-anak, tanpa perlu bertransmigrasi ke daerah lain. From: tlengkey tleng...@web.de To: bali@lp3b.or.id Sent: Thu, February 24, 2011 3:19:44 PM Subject: [bali] Re: Perlu di sikapi? Pemikiran yang berbahaya atau mengandung racun atauapalah motivnya., terimalah ini sebagai pernyataan, kritik ataupun provokasi! Jika kenyataannya dilapangan tidak sedemikian, berikanlah fakta yang nyata, atau mungkin ada kesalahan yang musti dirubah/diperbaiki. Yang pada akhirnya hanya untuk membantu Petani dan pelestarian lingkungan. Marilah kita koreksi lagi berapa lahan pertanian yang sudah diubah menjadi lahan pariwisata/perumahan? Sampai saat ini saya belum pernah mendengar, jika ada projek pariwisata/perumahan yang dibatalkan untuk melestarikan lahan pertanian. Masih banyak lagi yang kita harus perbaiki ...Ormas peduli Bali musti lebih dimasyarakatkan. NATO - Original Message - From: Asana ViebekeLengkong To: bali@lp3b.or.id Sent: Thursday, February 24, 2011 4:30AM Subject: [bali] Re: Perlu disikapi? Saya sudah berbicara denganbeberapa teman dan akan di sikapi secepat mungkin…. Pernyataan mengandungracun corporasi… From:bali-bou...@lp3b.or.id [mailto:bali-bou...@lp3b.or.id] On Behalf Of Ambara, Gede Ngurah(KPC) Sent: Thursday, February 24, 2011 8:13 AM To: bali@lp3b.or.id Subject: [bali]Re: Perlu di sikapi? Pemikiranyg berbahaya sekali, orang Bali disuruh transmigrasi, para pendatangmembanjiri Bali, akhirnya budaya dan agama Hindu Bali lenyap.. Mimih dewaratu.. From:bali-bou...@lp3b.or.id bali-bou...@lp3b.or.id To:bali@lp3b.or.id bali@lp3b.or.id Sent: Wed Feb 23 19:58:152011 Subject: [bali] Perlu di sikapi? Industri Pertanian Tak Cocok diBali Beritabali.com,Denpasar, Tingginya alih fungsi lahan menyebabkan semakin terbatasnyalahan pertanian di Bali. Kondisi ini yang menyebabkan Asosiasi PengusahaIndonesia (APINDO) menilai Bali sudah tidak cocok sebagai lokasi pengembanganindustri pertanian. Ketua Apindo Bali Panundiana Khun padaketeranganya di Renon (14/2) menegaskan akibat semakin terbatasnyalahan pertanian maka sudah saatnya pemerintah untuk memberlakukan program trasmigrasi bagi para petani di Bali. Sebagai salah satu contoh program trasmigrasi petani ke Kalimantan. “Kalau hanya petani penggarap itukenapa tidak dibawa trasmigrasi saja ke Kalimantan. Di Kalimantan itu satuhektar hutan hanya dua juta. Bisa minta gratis. Kaltim, kalteng, Kalbarkebanyakan penduduknya orang Jawa semua. Penduduk lokalnya hanya 30 persen,”ujar Panundiana Khun. Panundiana Khun menambahkan walaupun pertaniandapat tetap dikembangkan di Bali, namun pertanian tersebut hanya sebagaipelengkap pariwisata semata. Selain itu pertanian hanya akan menjadi bagiandari paket wisata di Bali. (mlt)
[bali] Pipa PLTGU Pemaron bocor.
Kita sangat rindu mendengarkan tanggapan atau komentar penguasa di Buleleng dan Bali yg dulu mengeluarkan ijin meskipun sudah diprotes oleh PHRI Buleleng dan masyarakat kawasan wisata Lovina. In this situation silence is no longer gold. Mr Bupati please speak up. On Wed Jan 26th, 2011 8:49 PM ICT Gde Wisnaya Wisna wrote: Supaya lebih mantap diskusi kita, ini ada beberapa gambar yg berhasil diambil oleh teman kita (lihat attachment). salam gw 2011/1/26 Ambara, Gede Ngurah (KPC) gede.amb...@kpc.co.id Kenapa PLTGU Pemaron tidak di-demo saja..lakukan clash action, kumpulkan data kerugian yang mesti ditanggung oleh pelaku pariwisata akibat limbah solar ini? Salam GNA -Original Message- *From:* tleng...@web.de [mailto:tleng...@web.de] *Sent:* Wednesday, January 26, 2011 3:14 PM *To:* bali@lp3b.or.id *Subject:* [bali] Re: Pipa PLTGU Pemaron bocor. Bupati dan Gubernurnya sekarang bungkam! Rakyat.akan berkata...Takdir. Dan apa kata ikan-ikan serta habitat laut yang lainnya; *Hey...Tunggu sampai kami semua mati, dan*...*uangmupun** **tak dapat kalian makan**.* Salam Th.Lengkey - Original Message - *From:* Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id *To:* bali@lp3b.or.id *Sent:* Wednesday, January 26, 2011 3:47 AM *Subject:* [bali] Re: Pipa PLTGU Pemaron bocor. Hal seperti ini lebih baik tidak masuk PTUN, tapi dengan kekuatan masyarakat saja sebagai pe monitor kebijakan dan pelaksanaan peraturan Kalau sudah masuk PTUN ya penguasanya yang menang – sebagai pembuat aturan dan pelaksana aturan Yang di serang sebenarnya adalah DPRD nya di Buleleng dan Pemerintah setempat yang tidak mempertahankan Tata Ruang yang notabene pastinya sudah ada SK yang berdasarkan aturan hukum. Negara kita ini di kuasai dan tersandera *From:* bali-bou...@lp3b.or.id [mailto:bali-bou...@lp3b.or.id] *On Behalf Of *wayan artika *Sent:* 26 Januari 2011 8:02 *To:* bali@lp3b.or.id *Subject:* [bali] Re: Pipa PLTGU Pemaron bocor. ikut berduka cita atas kekalahan phri buleleng. uangnya mungkin tak ada ya? untuk menang perlu kongsi dan uang. salam artika di pemaron --- On *Tue, 1/25/11, Gde Wisnaya Wisna gdewisn...@gmail.com* wrote: From: Gde Wisnaya Wisna gdewisn...@gmail.com Subject: [bali] Re: Pipa PLTGU Pemaron bocor. To: bali@lp3b.or.id Date: Tuesday, January 25, 2011, 7:08 AM LP3B juga prihatin pak dan sangat menyesalkan kejadian ini, tadi saya sudah survey ke laut. Kita harus selalu ingatkan kejadian ini sangat merugikan masyarakat nelayan dan kelompok perahu snorkling. Men Pak Suwela nu semangat ? 2011/1/25 nyoman suwela nsuw...@yahoo.comhttp://mc/compose?to=nsuw...@yahoo.com Baca harian lokal yg memberitakan pipa solar milik Indonesian Power di Pemaron kawasan wisata Lovina bocor dan telah mencemari air laut. Kita jadi ingat waktu PHRI bersama masyarakat di kawasan wisata LOVINA menentang pembangunan PLTGU tsb di Pemaron yg dg Perda Bali telah ditetapkan sbg bagian dr kawasan wisata Lovina dan disarankan spy dibangun di Celukan Bawang yg telah ditetapkan sbg KAWASAN INDUSTRI. Di kawasan wisata MESTINYA tidak diijinkan pembangunan industri. Fakta berbicara lain. Gubernur Bali dan Bupati Buleleng tetap mengijinkan. Persoalaannya sampai ke PTUN dan PHRI Buleleng kalah. Apa yg dikhawatirkan PHRI Buleleng terjadi. Pipa bocor dan laut tercemar sbg aset pariwisata Buleleng. PHRI benar tapi kalah. Kebenaran dapat dikalahkan tetapi tidak bisa disalahkan, kata nenek saya. Nah kanggoang nuturang tuak labuh. -- Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia. Publikasi : http://www.lp3b.or.id Arsip : http://bali.lp3b.or.id Moderators: mailto: bali-moderat...@lp3b.or.idhttp://mc/compose?to=bali-moderat...@lp3b.or.id Berlangganan : mailto: bali-subscr...@lp3b.or.idhttp://mc/compose?to=bali-subscr...@lp3b.or.id Henti Langgan : mailto: bali-unsubscr...@lp3b.or.idhttp://mc/compose?to=bali-unsubscr...@lp3b.or.id -- Gde Wisnaya Wisna Jl.Dewi Sartika Utara 32A Singaraja-Bali website : www.lp3b.com -- Gde Wisnaya Wisna Jl.Dewi Sartika Utara 32A Singaraja-Bali website : www.lp3b.com -- Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia. Publikasi : http://www.lp3b.or.id Arsip : http://bali.lp3b.or.id Moderators: mailto: bali-moderat...@lp3b.or.id Berlangganan : mailto: bali-subscr...@lp3b.or.id Henti Langgan : mailto: bali-unsubscr...@lp3b.or.id
[bali] Coin untuk Presiden.
Pidato Presiden ttg gak naik gaji selama 7 thn telah menjadi komoditi yg laris bagi bebera stasiun tv swasta dg ulasan seakan-akan Presiden mengeluh karena gajinya gak naik. Ada yg menyebut Presiden curhat. Dlm negara demokrasi setuju atau tidak setuju terhadap pernyataan Presiden sah-sah saja. Tetapi demokrasi ada tatanannya, aturan, mekanisme dan etika. Tetapi kalau ketidak setujuan itu diwujudkan dg mengumpulkan coin untuk menambah gaji Presiden adalah sudah sangat menyimpang dari tatanan, aturan, mekanisme dan etika. Lebih-lebih lagi kalau tingkah laku seperti itu dilakukan oleh anggota DPR RI yg menyandang predikat yg terhormat dan wakil rakyat. Cara seperti itu bisa berkesan melecehkan Presiden dan kekanak-kanakan. Kalau wakil rakyat sudah menunjukkan sikap seperti itu siapa yg harus kita hormati? Sebagai anggota DPR mereka punya hak untuk menyatakan pendapat, hak anggaran, mengapa tidak dipergunakan hak-hak tersebut sehingga tetap dalam koridor etika sehingga pantas disebut wakil rakyat yg terhormat. Semogademocracy kita tidak menjadi demo-crazy. -- Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia. Publikasi : http://www.lp3b.or.id Arsip : http://bali.lp3b.or.id Moderators: mailto: bali-moderat...@lp3b.or.id Berlangganan : mailto: bali-subscr...@lp3b.or.id Henti Langgan : mailto: bali-unsubscr...@lp3b.or.id
[bali] Re: HENTIKAN EXPLOITASI DAN PERBUDAKAN ANAK - ANAK - ANAK JALANAN DI KUTA LEGIAN DAN SEMINYAK
Kasus seperti ini terjadi juga di Lovina, kawasan wisata di Bali Utara, meskipun dg skala yang lebih kecil. Bahkan ada wisatawan asing yg menyebut Lovina is centre of beggars. Saya mengamati betapa buruk citra pariwisata Bali Utara bahkan Bali, dengan adanya phenomena seperti ini.Uang yg dikeluarkan untuk promosi keluar negeri akan tidak ada hasilnya oleh citra buruk dengan adanya phenomena seperti ini. Saya telah berulang-ulang menulis surat kepada Bupati dan dinas terkait, tetapi tidak pernah ada tindakan nyata. Saya dukung ide hearing dg DPRD. Keep fighting. If you fight, you may lose or win. But if you do NOT fight you lost already. Selamat berjuang. NS On Sat Dec 19th, 2009 9:24 PM ICT suardana gede wrote: dear mbak vieb, realita yang sangat memperihatinkan, kondisi yang bertolak belakang dengan gemerlapnya kuta-bali, exploitasi yang tidak manusiawi ini harus dihentikan dengan melibatkan politisi dan penegak hukum serta lembaga perlindungan anak. saya sangat mendukung langkah untuk hearing dengan DPRD yang harus ada follow up nya sampai exploitasi ini bener-bener bisa dihentikan. saya ada di jogja jadi tgl 21 tidak bisa ikut hearing dengan DPRD, tapi saya mohon infonya secara continue... dalam kondisi ektra saya siap tinggalkan kerjaan untuk bantu mbak vieb...selamat berjuang...BGU. salam, Gede Suardana From: Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id To: bali@lp3b.or.id; bali-b...@yahoogroups.com Sent: Sat, December 19, 2009 5:34:12 PM Subject: [bali] HENTIKAN EXPLOITASI DAN PERBUDAKAN ANAK - ANAK - ANAK JALANAN DI KUTA LEGIAN DAN SEMINYAK Teman teman yang saya cintai, Hari Senin tanggal 21 dec 2009 teman teman perempuan akan mengadakan HEARING dengan DPRD – masalah pelecehan terhadap perempuan dan anak. Saya mohon dukungan untuk semua, dan terutama tentang anak anak GELANG di Kuta Legian Seminyak – Saya dan beberapa teman menelurusi dan menyelidiki jaringan anak anak ini. Berikut mohon di baca : BERAPA LAMA LAGI PERBUDAKAN ANAK AKAN DIBIARKAN TERJADI DAN DIJADIKAN LAHAN DI KUTA DAN LEGIAN? Meskipun perbudakan anak ini telah terjadi di depan mata selama lebih kurang dua abad, tapi masih banyak yang tidak awas bahwa anak di bawah 5 dan 12 tahun dari wilayah timur Karangasem yang tandus dipaksa oleh bos mereka yang tidak lain adalah sanak kelaurga mereka sendiri yang lebih dewasa untuk bekerja di jalanan Kuta dan Legian setiap malam. Seringkali mereka tidak diperbolehkan tidur sama sekali dan terus menerus dijerumuskan ke dalam keadaan yang membahayakan. Jadwal kerja yang ditentukan oleh bos mereka bervariasi. Sebagian besar dari mereka tinggal di jalan Mataram dan di luar Jl. Kubu Anyar di Kuta. Anak-anak lainnya diantar pakai bemo dari rumah kontrakan di Tegal, Denpasar Barat. Anak-anak itu dibawa ke jalan-jalan di Kuta pada siang hari atau malam hari dan dijemput pada siang keesokan harinya. Mereka harus tetap bekerja sepanjang malam di luar bar dan klab malam menjual gelang. Wanita pengemis dan bayi juga dianatar ke jalan bypass Seminyak dengan bemo dari rumah kontrakan di Monang-Maning, Denpasar Timur. Mereka semuanya dibiarkan menanggung resiko bahaya yang sangat tinggi, diantaranya paedofilia dan perdagangan manusia. Sejumlah anak malah disuruh menjadi pelacur oleh bosnya, yang menunggu di rumah saja, atau dalam beberapa kasus ada yang bekerja tetapi tetap memaksa anak-anak itu untuk bekerja. Sekolah bukan menjadi prioritas. Hal ini memang sengaja dibiarkan sehingga keberadaan anak-anak itu tetap menjadi rahasia dan tetap bisa berlangsung tanpa terganggu. Berdasarkan sejumlah kesaksian, Ada bukti yang jelas bahwa hal ini sudah berlangsung selama dua puluh tahun. Sebagian besar bos dan anak-anak tersebut sudah lama tinggal di Kuta, menyewa rumah kos di daerah-daerah yang disebutkan di atas, sambil tetap berhubungan dengan kampung halaman mereka. Bukti yang secara jelas kasat mata adalah bahwa perdagangan anak ini, dibiarkan dan diteruskan karena adanya sarat kepentingan dan uang yang bisa dihasilkan oleh anak-anak ini. Contoh yang nyata yang menunjuk pada kesimpulan ini adalah praktek yang sudah berlangsung dua puluh tahun ini adalah patroli dari pihak kantor lurah (Hansip) yang mengangkutmereka pada malam hari, menyakiti mereka dengan berbagai cara, seperti mencukur rambut mereka, memukul, menyuruh mereka membersihkan toilet, merampas uang dan pakaian mereka, yang terjadi saat menunggu orang tua/bos mereka yang akan menjemput mereka setelah pembayaran yang dikenakan berdasarkan kapasitas (berkisar antara 20.000 – 200.000) Ini menandakan bahwa campur tangan ini adalah penyalahgunaan wewenang yang diterapkan pada anak-anak (dan bukan pada bosnya) dan ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk memecahkan masalah atau menolong anak2 ini, melainkan hanya agar dapat mengambil bagian uang yang dihasilkan oleh anak-anak itu. Perlu dicatat bahwa tidak ada tindakan atau pernyataan yang ditujukan pada para bos tersebut,
[bali] Re: HOTEL SAPTA PETALA
This kind of case is no longer a news. When I was a student I was studying about jounalism. What is a news all about? It must be factual, timely, extra ordinary etc. Jokingly it is said that a dog bites a man is a not a news but if a man bites a dog that is a news. Such case as Ibu Viebeke wrote here, it may be no longer a news. Such cases can be found everywhere in Bali. As I wrote in this MIlis commenting about Ibu Viebeke"s article of the development in Changu, there is only a commotion when everything is too late already. When the building has been completed already then a heated debate appear on the mass media over the building that the building has no license, violated the regulation and so on. It is extremely bizarre how such a development is out of sight by those who have the authoriies to supervise the development. After the problem arises everybody is trying to wash his hand. For me, I never wonder, I get used to it and trying to live with it. I am looking forward of hearing good or bad news from Ibu Vibieke. Do not spit upward madam. NS --- On Tue, 11/3/09, Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id wrote: From: Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.idSubject: [bali] HOTEL SAPTA PETALATo: bali-b...@yahoogroups.com, bali@lp3b.or.idDate: Tuesday, November 3, 2009, 8:16 AM Recommended Reading Bali Tourism Officials Challenge Claims by Best Western Kuta Resort that Letter is in Hand that Clears the Way for Legal Operations. Showdown Ahead? (11/2/2009) The controversial drama over the licensing and basic legitimacy of The Best Western Kuta Resort (Sapta Petala) continues. According to NusaBali, the hotel which has been in operations for more than a month, claims to now have a powerful letter of recommendation from the Bali Tourism Authority (Dinas Pariwisata Provinsi Bali).Bonaventura Cristiani, the General Manager of the Best Western Kuta Resort, made this boast to the press last week. Cristiani said his hotel, located on Jalan Bakung Sari in an area zoned as prohibited for hotel development, now holds a recommendation for the all-important operating license.He told the press that his 111 room hotel is allowed to operate while waiting the necessary three months for the formal issuance of an operational licenses from the provincial tourism office (Dispar Provinsi). He told the press: "While we certainly do not have a license, but we do have a letter of recommendation from the provincial tourism office which allows us to operate. This letter was signed by a Batak officer in the office." Batak is the name of a large ethnic group from North Sumatra.However, the General Manager's statement was rebutted by Ketut Naria, the Head of the Planning and Development Division of the Bali provincial tourism office. Naria insists that his department never issued any sort of license or permit for the Best Western Kuta Resort. Naria added: "I have never heard of a request for a permit from that hotel. Every request to the provincial tourism office for a permit for a starred hotel in Bali must first come to me because I head that section."Further underlining the situation of the hotel, Naria said that even if such a request for a permit were made by the Hotel it apparently could never be approved. The area in which the hotel stands is zoned for mixed residential purposes, only allowing a local inn with less than 25 rooms. However, in reality, the Best Western Kuta Resort has 111 rooms which automatically places the hotel in the starred hotel category - a type of zoning use specifically prohibited in that area of Kuta. Naria said it would be impossible for the provincial tourism office of Bali to grant a license for the subject hotel. And, as regards the recommendation claimed by the Hotel’s General Manager, Naria dismissed such a claim out of hand. "There is no such thing as a recommendation," Naria insisted. According to Naria, the Best Western Kuta Resort, which is still named the Sapta Petala, held a license issued in 2000 under the rules for autonomy in Bali. At that time the right to issue permits for inns was held by the provincial tourism office while permits for starred hotels were issued from Jakarta.Naria said that the permit issued in 2000 was automatically revoked when the hotel changed its building structure (i.e. size) and its name. The polemic revolving around the Best Western Resort Kuta began when the hotel, once known at the Sapta Petala, tried to request a new license that would alter its status from a inn (hotel melati) to a starred-hotel. This request was refused by a number of government agencies. The zoning law for Bali specifically prohibits the establishment of a starred- hotel on Jalan Bakung Sari.
[bali] Re: petition to stop illegal construction of bali canggu
I used to write on Jakarta Post entitled quot;Bali#39;s tourism industries destroy itself, which has drawn pros and contras,even I was called quot;mekecuh menekquot; (a Balinese saying, literally in Englih quot; to spit upwardquot; roughly means to expose our own badsidequot;)several years ago. In that time I have observed clearly how regulations,laws, plans, regarding tourism development are hardly enforced even ignored. The authorities and DPRD are very fond of making regulations but later are never implemented or enforced.beach as a public domain has been encroached for construction of hotel and beach setback line is extremely ignored. The authories are supposed to warn and stop them in fact doing nothing until it is too late. That is what is going on now. If this situation continues, it is only a matter of time Bali#39;s tourism will be history. Asana Viebeke Lengkong wrote: PETITION TO STOP ILLEGAL CONSTRUCTION NEXT TO THE SACRED PURA BATU BOLONG TEMPLE AND THE PURA BUJANGGA WAISNAWA TEMPLE, ON THE BATU BOLONG BEACH IN CANGGU, WITHIN THE 100 METER SETBACK FROM THE BEACH We, the undersigned, call for a stop to the destruction of Bali, NOW! In Canggu, an illegal construction is undergoing next to the sacred Pura Batu Bolong Temple and the Pura Bujangga Waisnawa Temple. 1) This construction project is clearly being built WITHIN THE 100 METER –LEGALLY REQUIRED BEACH SETBACK RESTRICTIONS, AS STATED IN BLACK AND WHITE WITHIN THE LAW OF BALI, AND IS THEREFORE 100% ILLEGAL. 2) This construction project DOES NOT HAVE ANY BUILDING PERMIT (IMB), AND DESPITE REPORTEDLY HAVING BEEN WARNED SEVERAL TIMES BY THE SATPOL PP AND CIPTA KARYA, THIS PROJECT CONTINUES BUILDING AT FULL SPEED, AND THEREFORE SHOWS DISRESPECT TO THE LAW OF INDONESIA AND IS 100% ILLEGAL. 3) This construction project also BREAKS THE SETBACK REGULATION FROM THE SACRED HINDU TEMPLES SURROUNDING THIS PROJECT, AND THEREFORE, ONCE AGAIN, IS 100% ILLEGAL. We have witnessed enough of the destruction of Bali. Many of us work in tourism in Bali, the bread and butter of the people of these islands, and we meet face to face with the Island’s international tourists each and everyday. Those people who used to rave about our beautiful island, about the magic of Bali, now SWEAR THAT THEY WILL NOT EVER RETURN OR STEP FOOT ON THIS ISLAND EVER AGAIN – THEY CLAIM THIS IS BECAUSE THERE ARE CONCRETE BLOCKS EVERYWHERE, BUILDING AFTER BUILDING BUILT ALL ALONG WHAT USED TO BE THE BEAUTIFUL BEACHES OF BALI. LEGIAN, KUTA, AND SEMINYAK ARE ENOUGH FOR THIS KIND OF DEVELOPMENT! THIS KIND OF DEVELOPMENT MUST STOP OR THE WHOLE OF BALI’s COASTLINE WILL BE DESTROYED. What has happened to the idea of sustainable development?! It is time for us to take action and KEEP SOME OF THE MAGICAL BEAUTY OF BALI UNTOUCHED! We, each of the undersigned, call for the public awareness and agreement of ALL OF US, the cooperation between THE MEDIA, THE GOVERNMENT, THE CITIZENS, LOCALS AND EXPATRIATES, because we all live in and love this island, and because at the current development, this island will not be the Bali we all know and love for much longer. Our children and grandchildren will only discover a wasteland of a once beautiful place, a significantly reduced amount of tourism in the future; lack of water in all regions, the increased level of pollution everywhere, the non-existence of nature and rice fields and all the culture that differentiates Bali from ANY other place in the world, THE Bali that has drawn visitors from the whole world to visit and fall in love with the Island throughout the last century. IT IS TIME FOR US TO STOP TO BE PASSIVE WITNESSES, IT IS TIME FOR US TO TAKE AN ACTIVE ACTION TO SAVE OUR ISLAND! ONCE AGAIN, WE CALL FOR THE ATTENTION AND SUPPORT OF THE MEDIA AND THE GOVERNMENT TO JOIN US, AND, AS AN IMMEDIATE ACTION, THE FIRST STEP CAN BE TO STOP THIS ILLEGAL CONSTRUCTION ON THE BATU BOLONG BEACH IN CANGGU, IMMEDIATELY. Please sign petition below and cc back to: stopillegalconstructionb...@hotmail.com 1- Marina Soares 2- Alex Cousins 3- Daniela Sullivan 4- Made de Coney -- Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia. Publikasi : http://www.lp3b.or.id Arsip : http://bali.lp3b.or.id Moderators: mailto: bali-moderat...@lp3b.or.id Berlangganan : mailto: bali-subscr...@lp3b.or.id Henti Langgan : mailto: bali-unsubscr...@lp3b.or.id
[bali] Re: Bls: Re: Bls: MASYARAKAT BALI BEROBAT GRATIS CUKUP TUNJUKKAN KTP
Bang Chepy, Sekarang saya kirim pake Kon-muter2, tidak pake StrawBerry. Bisa terima isinya lengkap? Kapan ke Bali bang? Pak Puja sudah jadi Sekwan. Lapter sudah jadi Akademi Penerbangan. Apa masih mungkin ada Buleleng Fly In? Sekarang ada Sail Indonesia, sudah 2X, saya tetap diminta kerja rodi sebagai PR. Tanggal 29 September 2009, itu sebagian peserta Sail Bunaken akan singgah di Lovina. Saya pernah diundang dalam rapat membahas rencana penerimaan peserta Sail Bunaken itu. Tapi jadi apa, saya tidak tahu, cepetan saya ke Surabaya. Bang Chepi ngapa tidak jadi instruktur di sekolah penerbangan tersebut?Angsoka always welcomes you. C u soon.NS --- On Wed, 9/9/09, Chepy R.Nasution ch...@indo.net.id wrote: From: Chepy R.Nasution ch...@indo.net.id Subject: [bali] Re: Bls: Re: Bls: MASYARAKAT BALI BEROBAT GRATIS CUKUP TUNJUKKAN KTP To: bali@lp3b.or.id Date: Wednesday, September 9, 2009, 2:18 PM Nah isinya hilang lagi Pak Suwella CN -Original Message- From: bali-bou...@lp3b.or.id [mailto:bali-bou...@lp3b.or.id] On Behalf Of Suwela Sent: 09 September 2009 13:42 To: bali@lp3b.or.id Subject: [bali] Re: Bls: Re: Bls: MASYARAKAT BALI BEROBAT GRATIS CUKUP TUNJUKKAN KTP No virus found in this incoming message. Checked by AVG - www.avg.com Version: 8.5.409 / Virus Database: 270.13.76/2345 - Release Date: 09/04/09 05:51:00 No virus found in this outgoing message. Checked by AVG - www.avg.com Version: 8.5.409 / Virus Database: 270.13.76/2345 - Release Date: 09/04/09 05:51:00 -- Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia. Publikasi : http://www.lp3b.or.id Arsip : http://bali.lp3b.or.id Moderators : mailto: bali-moderat...@lp3b.or.id Berlangganan : mailto: bali-subscr...@lp3b.or.id Henti Langgan : mailto: bali-unsubscr...@lp3b.or.id
[bali] Email dan penjara
Rekan-rekan, Hati-hati ngirim Email kalau tidak ingin masuk penjara. Belajar dari pengalaman Ibu Prita. Oleh karena itu JANGAN MENGELUH. JANGAN CURHAT DENGAN TEMAN APALAGI DENGAN EMAIL. Kalau mau mengeluh dikamar mandi saja bisa sepuas-puasnya tanpa khawatir masuk penjara. NS
[bali] Re: FW: Hyatt Bali
My friends. I used to write on the Jakarta Post entitled Bali Tourism Industries destroy themselves. There were pros and contras over my article. I wrote that article trying to make the tourism industries not only blame the government for what we consider not properly preserved. Talking about laws, regulations, plannings,etc, Bali has more than enough. The fact is those regulations are hardly enforced. On the North Bali, the main tourist attractions are the beaches, the natural beaches. And now the beaches have been encroached by hotels, restaurants and other buildings. We have killed the goose that lays the golden eggs. A setback line on the beach has been set by the Local Government 50 meters from the highest tide. In fact, many hotels built zero meters from the setback line. Nobody cares including the authority of the Local Government. So is the setback line of the river. Nobody cares about it. The restaurant has built right on the bank of the river and the trash just thrown out into the river and eventually into the sea. Who cares? If this situation goes on, it is a matter of time that tourism in Bali will be history. NS --- On Tue, 4/21/09, Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id wrote: From: Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id Subject: [bali] FW: Hyatt Bali To: bali@lp3b.or.id, bali-b...@yahoogroups.com Date: Tuesday, April 21, 2009, 12:14 PM Ini tanggapan dari Hyatt... Jadi tinggal di monitor saja From: Monika Szabuniewicz [mailto:demonika...@gmail.com] Sent: 21 April 2009 11:13 To: farley.k...@hyatt.com Cc: Vibeke; Muriel Ydo; Lala Yusna K Subject: Re: Hyatt Bali Hi, My only question is when? BR, Monika On Tue, Apr 21, 2009 at 12:37 AM, farley.k...@hyatt.com wrote: Dear Ms. Szabuniewicz, Thank you for expressing your commitment to Bali's environment -- a concern Hyatt shares -- in your recent email. I can assure you that Hyatt is committed to sustainable business practices at its managed hotels throughout the world. We work diligently to minimize our impact on the environment by conserving resources, reducing waste and fostering a culture of environmental consciousness among our associates, guests and business partners. At Hyatt, we operate in a manner than complies with local regulations and aligns with our goals of ethical behavior and sustainability. We are deeply disturbed by your characterization of Hyatt's environmental practices and will certainly investigate the matter. Best Regards, Farley Kern Director of Brand Public Relations Hyatt Hotels Resorts 71 S. Wacker Drive, 16th Floor Chicago, IL 60606 tel: 312.780.5506 mobile: 312.213.9811 farley.k...@hyatt.com www.hyatt.com Monika Szabuniewicz demonika...@gmail.com 04/19/2009 02:23 AM To farley.k...@hyatt.com, brigitta.w...@hyatt.com cc Subject Shame on you Hyatt! Dear Hyatt Corporate Management, We are a group of concerned individuals (residents - Indonesian expat, tourism workers, ngo workers, businesses, tourists, surfers, students and children) that are frustrated with the destruction of Bali's environment and the lack of environmental law enforcement and corporate social responsibility. We want to inform you that the Hyatt is in gross violation of not just your own Hyatt environmental/sustainability policies and local Indonesian laws, but are also putting the health of your own guests at risk. Hyatt management has over the years exploited the lack of local environmental law enforcement and knowingly illegally disposed of its wastes and other dangerous residue and subjugated the community to this pollution (photos attached). This should be of grave concern to the Hyatt since it not only ultimately harms the future prospects of your business but also exposes Hyatt to legal liability and bad press back in the home countries of your concerned guests. It is unbelievable in this day in age that Hyatt acts in this manner; it is 2009, not 1809!! Wake up!! We insist and will continue to insist through letters, emails and other means (iReports, Youtube, travel blogs and website reviews, and journalists) that Hyatt abide by your own internal environmental/sustainability policy as well as local laws. We hope you take this matter very seriously, as we do. Respectfully Yours, Friends of Bali
[bali] Re: Setelah Pemilu
Keindahan setelah Pemilu akan dimeriahkan kembali dengan demo-demo, protest-protest akibat pelaksanaan Pemilu yang dianggap curang, cacat, tidak adil dan sebagainya. Semoga KPU dan KPUD di daerah yang akan menjadi sasaran rame-rame ini akan tabah dan kuat jantungnya. Dokter spesialis jantung dan syaraf tentu akan sibuk melayani pasiennya. Mungkin benar juga kalau ada yang mengatakan Demokrasi itu mahal. Bahkan sudah ada korbam nyawa. Jadi caleg IS NOT FREE. You want to win? You can do it with do-it. Saya sebagai rakyat yang hanya mencontreg hanya bisa tertawa ha..ha..ha... wahing. NS --- On Tue, 4/14/09, wayan artika batung...@yahoo.com wrote: From: wayan artika batung...@yahoo.com Subject: [bali] Setelah Pemilu To: bali@lp3b.or.id Date: Tuesday, April 14, 2009, 6:58 AM Pagi di desa kita lebih indah tentu saja karena poster pemilu tak ada lagi berkibas di atap pohon kita memang masih dengar sisa luka pohon di sisi jalan tertusuk paku 7 cm --- On Mon, 4/13/09, Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id wrote: From: Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id Subject: [bali] hi To: bali-b...@yahoogroups.com, bali@lp3b.or.id Date: Monday, April 13, 2009, 9:54 AM 259 X ( Ur age) X 39 = ?? HAVE A GOOD WEEK EVERYONE -- Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia. Publikasi : http://www.lp3b.or.id Arsip : http://bali.lp3b.or.id Moderators: mailto: bali-moderat...@lp3b.or.id Berlangganan : mailto: bali-subscr...@lp3b.or.id Henti Langgan : mailto: bali-unsubscr...@lp3b.or.id
[bali] Pengalaman guru terbaik?
Pengalaman guru terbaik? Orang bijak mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik. Namun, belum tentu semua orang menarik pelajaran dari pengalaman. Terpetik berita di media lokal, lebih dari 100 orang keracunan dan harus dirawat di rumah sakit di Singaraja, setelah menyantap nasi bungkus yang dibagikan Pemda Buleleng dalam PESTA RAKYAT menyambut HUT Kota Singaraja. Dalam Harian NUSA tanggal 1 April 2009. Bupati Buleleng menyatakan itu sebagai musibah, naum demikian, beliau tidak akan menghentikan tradisi pesta rakyat dengan membagikan nasi bungkus. Bisa dibayangkan, membuat nasi bungkus yang jumlahnya ribuan, tentu akan menimbulkan pertanyaan: siapa yang membuat, bagaimana bahannya, cara membuatnya, yang terpenting SIAPA DAN BAGAIMANA PENGAWASANNYA sehingga makanan yang dibagikan benar-benar layak dikonsumsi? Biasanya, pembagian nasi bungkus dilakukan dalam keadaan darurat seperti bencana alam, banjir, gempa bumi, sehingga para korban disediakan nasi bungkus untuk bisa bertahan hidup. IT IS A MATTER OF SURVIVAL. Disisi lain, terpasang baliho dengan foto pejabat sedang mengikuti TOURNAMENT GOLF. Disatu pihak, HUT dirayakan dengan membagikan nasi bungkus ( timbul kesan rakyat sedang kurang makan) dan dilain pihak dirayakan dengan tournament golf, yang sementara ini masih dianggap oleh rakyat tidak mampu sebagai olah raga mahal. Mungkin akan lebih banyak rakyat yang bisa ikut merayakan HUT dengan olah raga murah seperti sepak bola antar kecamatan, volley, bulu tangkis, catur, bahkan cerdas cermat diantara pelajar dengan hadiah yang menarik kepada mereka yang berprestasi, ketimbang membagikan nasi bungkus yang membawa musibah. Semoga tulisan di Milis ini menjadi masukan bagi mereka yang memiliki wewenang mengambil keputusan dan Dinas Kesehatan Kabupaten tentunya sekarang memiliki tanggung jawab berat. Semoga masyarakat yang terkena musibah nasi bungkus cepat sembuh. TO ERR IS HUMAN. MULTIPLE ERR IS GOBLOK. See you mate. NS
[bali] Re: BALI - DESTINATION OF YESTERDAY
Saya pernah menulis di Jakarta Post dan kemudian dilansir di Internet Bali's tourism industries destroy itself , ada yang berpendapat bahwa saya mekecuh menek. Ya itu wajar-wajar saja. Saya tidak mau mungain jit kata orang Bali, selalu menyanjung-nyanjung diri sendiri. Sebenarnya itu juga yang terjadi dengan pariwisata Bali. Pejabat berlomba-lomba keluar negeri dengan bendera promosi pariwisata, semua proyek dicap dengan brand pariwisata tetapi kenyataannya apa yang diharapkan wisatawan seperti keamanan, keselamatan dan kenyamanan sama sekali tidak digubris. Perda tata ruang dibuat, ada kawasan pariwisata dan kawasan industri. Dikawasan pariwisata pemerintah mengijinkan dibangun PLTGU, nanti dikawasan industri dibangun hotel-hotel supaya wisatawan bisa santai.Tembakau dipakai rokok enak. Daging sapi dibuat bakso enak. Tembakau dicampur bakso, katanya juga enak. Garis sempadan pantai, sungai, jalan diatur dengan Perda. Faktanya pasir habis dibanguni hotel, bangunan, sungai jadi got, hutan lindung jadi villa, danau jadi kering, air tidak ada lagi. Apa lagi? Kita hanya bisa tertawa. Oleh karena itu, rekan-rekan marilah kita tertawa: ha...haha.. Laughter is the best medicine. NS --- On Thu, 8/14/08, Asana Viebeke Lengkong [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Asana Viebeke Lengkong [EMAIL PROTECTED] Subject: [bali] BALI - DESTINATION OF YESTERDAY To: [EMAIL PROTECTED], bali@lp3b.or.id Date: Thursday, August 14, 2008, 10:32 AM Aku suka sekali opini ini. so correct and terperinci.. » Opini Kamis, 14 Agustus 2008 Bali Ternyata hanya ''Destination Of Yesterday Oleh Berata Ashrama PARADOKS! Kata ini, mungkin, tepat menggambarkan peringkat Bali dalam indeks daya saing pariwisata dunia. Paradoks, karena Bali yang selama ini selalu dipuji -- sebagai pulau impian (the island of dreams), sorga terakhir (last paradise), pulau damai (the island of peace), pulau dewata (the island of God), bahkan the best destination of the world, dan segudang sanjungan memabukkan lainnya -- namun kenyataannya hanya destination of yesterday (destinasi kemarin). Sebuah predikat yang bisa dipahami sebagai ''DTW basi atau masam'' karena sudah mengalami proses pembusukan. Rakyat dan pecinta Bali tak perlu marah. Sebab, World Travel Tourism Council (WTTC) melalui World Economic Forum (WEF) sudah mengumumkan ke publik posisi Indonesia -- Bali ada di situ -- di urutan 60 dalam indeks daya saing pariwisata dunia. Swiss, Prancis berada di puncak anak tangga, menyusul Austria, Jerman, Irlandia, USA, Hongkong, Kanada, Singapura, Luksemburg dan Inggris masuk peringkat 10, Jepang 25, Taiwan 30, Malaysia 31, Korea 42, dan Thailand urutan 43. Dalam penentuan peringkat tersebut, WTTC menggunakan 13 aspek perhitungan (indikator) dengan pendekatan kualitas dan keandalan destinasi jangka panjang (long-term mainstay): (1) peraturan dan kebijakan pemerintah; (2) kualitas lingkungan; (3) keselamatan dan kenyamanan; (4) kebersihan dan kesehatan; (5) prioritas sektor pariwisata; (6) infrastruktur transportasi darat; (7) infrastruktur transportasi udara; (8) teknologi informasi; (9) infrastruktur pariwisata; (10) harga; (11) kualitas sumber daya manusia; (12) persepsi pariwisata nasional; (13) sumber daya alam dan kebudayaan. Di dalam memaknai 13 indikator tersebut, Bali (Indonesia) hanya unggul pada kriteria 10 (harga murah). Jadi, bisa dipersepsikan bahwa Bali (Indonesia) mampu bertahan di urutan 60 hanya karena ''strategi'' menjual murah Pulau Dewata dan kebudayaannya. Ini menguatkan stigmatisasi ''jual-beli kepala'' yang heboh belakangan di Bali, atau ''menginap lima kali, bayar dua kali'' atau ''hanya bayar sewa kamar dapat breakfast, spa, sport, souvenir'' atau dalam skala mikro yang menyentuh pelaku budaya ''seniman dipanggil pentas di depan wisatawan asing (hotel) dengan bangga menyatakan OK walau diangkut truk dan bayarannya di bawah standar''. tandar, memang, nyaris tak terdengar di Bali. Kalaupun ada, biasanya, mentah-mentah mengikuti kemauan pasar (price taker). Jadi, tak salah disebut ''Bali untuk pariwisata'' dan bukan ''pariwisata untuk Bali''. Perihal standardisasi, komponen Bali terutama private sector (pelaku bisnis) dan public sector (penguasa) memang jarang bangga dengan kekuatan lokal. Karenanya, pasti susah mendukung penguatan standar mengacu ke local genius (kearifan lokal), walau sesungguhnya itulah yang dicari turis. Selain WTTC, Badan Pariwisata Dunia (UN-WTO) mengeluarkan juga ramalan turisme masa depan dengan pendekatan jumlah/kuantitas, dan Cina diposisikan paling atas karena diperkirakan mampu meraup 130 juta wisman tahun 2020, Prancis (106 juta), AS (102 juta), Spanyol (73,9 juta), Hongkong (56,6 juta), Italia (53,5 juta), Inggris (52,8), Meksiko (48,9 juta), Rusia (48 juta), Cheko (44 juta). Apa Bali (Indonesia) yang punya ''strategi'' harga murah bisa unggul tahun 2020? Tidak! Bali (Indonesia) diperkirakan jeblok ke peringkat 100 jika pola
[bali] Re: Gelar Wicara Udara di RRI singaraja
KENAIKAN BBM Pemerintah baru rencana menaikkan BBM sudah ditanggapi dengan demo dimana-mana terutama oleh mahasiswa. Tidak ketinggalan para politisi angkat bicara, terutama bekas pejabat, tokoh partai yang tidak duduk di pemerintahan, anggota DPR, bahkan Bupati, ikut teriak-teriak menentang rencana pemerintah, seolah-olah mereka benar-benar memihak kepada rakyat. Mereka menghakimi pemerintah sebagai gagal karena tidak berhasil menurunkan harga-harga. Pernahkah ada pemerintah dengan sekian kali ganti Presiden, harga-harga turun? Dari jaman Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati dan sekarang SBY. Justru yang mengatakan pemerintah sekarang gagal adalah beliau yang pernah memimpin negara ini. Apakah waktu beliau memimpin, harga turun? Kami sich mendukung banget pemerintah yang bisa menurunkan harga, kalau mungkin SEMBAKO GRATIS, BBM gratis. Tapi apa mungkin? Mahasiswa demo bakar ban, nutup jalan, menyandera mobil tanki dan menyegel pompa bensin. Apa itu akan merubah keadaaan kearah yang lebih baik? Bukankah akan memperparah ekonomi, lebih menyusahkan rakyat? Tidakkah ada jalan yang lebih baik untuk menyampaikan aspirasi tidak setuju ini? Misalnya Pemerintah mengundang BEM semua Universitas, Rektor, politisi, mantan pemimpin dan mreka yang menganggap dirinya pakar. Ajak mereka berdiskusi, Pemerintah menyampaikan alasan menaikkan BBM. mereka yang menolak diminta APA SOLUSI mereka, sehingga diperoleh kesepakatan. Tidak perlu hanya bisa menyalahkan tanpa tahu memberikan yang benar itu yang bagaimana. Tidak perlu menutup jalan, teriak-teriak, melempari polisi yang hanya melaksanakan tugasnya menjaga ketertiban, seperti rakyat Palestina melempari tentara Israel, untuk apa? Hasilnya apa? Memberi nasihat, menyalahkan adalah keahlian yang tidak perlu dipelajari. Sampai jumpa lagi rekan-rekan di Milis. NS Asana Viebeke Lengkong [EMAIL PROTECTED] wrote: Pagi P Wis, proses demokrasi memang akan berjalan terus ya. dengan beragam dinamika masyarakatnya. Ada yang berkepentingan, ada yang berkuasa, ada yang di korbankan dan ada korban semuanya adalah gerakan. Bergerak adalah kebutuhan dasar hidup, kalau kita menahan gerak itu maka akan berdampak kepada berkembangnya otak kita. Semoga gelar wicara itu berimbang dari segala aspek dan tidak hanya sekedar berbicara, berdiskusi saja. Semoga ini semua perspektif ada dalam wilayah Penyuluhan dan Pendidikan Politik dan kebijakan politik serta melihat KENYATAAN KONDISI yang ada dan sedang di rasakan oleh masyarakat sekarang ini dan terutama masyarakat yang belum berdaya. Dengan kenaikan BBM yang menurut pemerintah sangat penting untuk dilakukan; untuk mereka yang kaya tidak akan berpengaruh, untuk mereka yang menengah akan sangat berpengaruh dan untuk mereka yang miskin sudah biasa... jadi kericuhan yang akan datang akan lebih rame Program dari pemerintah pusat untuk masyarakat miskin sangat mahal biaya mobilisasinya... dan sangat rentan 'calo' ... dan yang paling parah adalah tidak menjangkau dan tidak terjangkau oleh kebanyakan masyarkat miskin Semua ini membutuhkan komitment yang sangat tinggi dan lebih penting lagi adalah 'POLA PIKIR'; apabila kita sudah MAU merubah POLA PIKIR maka kita bisa merubah DUNIA sekalipun. Selamat berjuang demi KEBANGKITAN NASIONAL tapi nggak usah naik MOGE ya P Wis... salam, viebeke - Original Message - From: Pan Bima To: bali@lp3b.or.id Sent: Sunday, May 18, 2008 9:26 PM Subject: [bali] Gelar Wicara Udara di RRI singaraja Kepada teman2 member milist LP3B yang tinggal di Bali, Melalui email ini saya sampaikan, bahwa hari senin, 19 mei 2008, LP3B Buleleng akan menyelenggarakan acara Gelar Wicara Udara. Acara ini akan disiarkan langsung oleh RRI Singaraja mulai jam 9.30 s/d 12.00 wita. Siaran ini dapat ditangkap di seluruh Bali. Topik yang akan diangkat : Mengantisipasi dan Mencegah Konflik Akar Rumput di Buleleng pada Pilgub 2008. Narasumber : Prof.Dr.Nengah Bawa Atmaja (Undiksha), Dr. Gede Made Metera (Unipas), Wayan Rideng,SH,MH (Ketua KPU Buleleng) danPutu Sugi Ardana , SH,MH ( Ketua Panwas Pilgub Buleleng). Bagi yang punya waktu dan juga berminat dengan topik ini, silakan mendengar dan bisa memberikan masukan lewat telpon (interaktif). Terima kasih. -- Gde Wisnaya Wisna Jl.Dewi Sartika Utara 32A Singaraja-Bali website : www.lp3b.com
[bali] Re: MARI MULAI PROSES DEMOKRASI MELALUI CALON INDEPENDEN?
Pernah dikatakan bahwa kita belajar sejarah untuk bisa menjadi orang bijak. Lalu pernahkah kita mengambil manfaat dari belajar sejarah? Kita masih ingat waktu tempo doeloe setelah merdeka, dengan Maklumat No. X Wakil Presiden, berdirilah partai-partai politik seperti jamur dimusin hujan, sampai-sampai kehabisan cari tanda gambar dan Pemilu pertama dilaksanakan. Hasilnya apa? Lembaga yang dibentuk yang diharapkan mampu menetapkan Konstitusi ternyata tidak berhasil melaksanakan tugasnya, alias gagal total. Negara dinyatakan dalam keadaan bahaya, Parlemen dibubarkan dan lahirlah Dekrit yang isinya kembali ke UUD 45.Jaman Orde Baru, partai disederhanakan, Orde Baru tumbang, kita memasuki reformasi, semua orang teriak tentang keterbukaan, kebebasan semua tercakup dalam slogan reformasi. Hasilnya, berdirilah partai-partai politik, seperti jamur dimusim hujan. Partai besar pecah menjadi sempalan-sempalan partai kecil. Orang gagal menjadi Ketua Partai, bikin partai baru. Tidak ubahnya serperti menjamurnya billboard persaingan operator selular, rokok dan sepeda motor. Ditingkat daerah, menyambut Pilkada jalan dipenuhi dengan foto-foto calon pemimpin yang penuh dengan janji-janji, pendidikan gratis, kesehatan gratis (gak tahu duitnya dari mana), demi rakyat, untuk rakyat bersaing ketat dengan billboard XL, Honda dan rokok Jarum. Kader partai berebutan nomor kecil untuk mendapat jaminan untuk menjadi anggota legislatif meskipun tidak memperoleh suara dalam Pemilu. Inilah faktanya. Partai adalah ibarat kendaraan untuk mencapai tujuan yaitu untuk berkuasa. Betapapun idealnya seorang calon independen sama dengan berlomba dengan jalan kaki melawan saingannya yang naik BMW. Namun demikian saya dukung calon independen untuk tidak putus asa. Siapa tahu suatu saat kita akan belajar dari sejarah dan menjadi orang bijak. Time is the best judge, kata nenek saya. Sampai jumpa ya. NS suardana gede [EMAIL PROTECTED] wrote: dear begawan dwija, salam kenal, saya gede suardana diperantauan. apa yang begawan khawatirkan terhadap calon independent adalah logis dijaman edan ini, tokoh partai tidak akan tinggal diam, mereka bergrelya dengan segala macam cara untuk berusaha mencabik-cabik mental independent, itu pasti. namun kalau seorang calon independent punya keteguhan iman, serta selalu berorientasi pada kepentingan masyarakat, tanpa menoleh umpan berbagai umpan yang mereka lemparkan dengan tetap menjaga kebersihan hati, niscaya si calon independent akan tetap bersinar dalam naungan Gusti Ingkang Maha Widdi. yakinilah itu, jangan ragu, karena keraguan adalah sumber malapetaka. jalan siapkan dengan matang dan penuh percaya diri. saya siap mendukung munculnya calon independent yang punya kompetensi dan integritas. selamat berjuang.. salam Gede Suardana Bhagawan Dwija [EMAIL PROTECTED] wrote: CALON INDEPENDEN ? Kata yang banyak dipakai : SYAH-SYAH SAJA tetapi nanti gimana ya, DPR-nya orang-orang Partai. Bupati/Gubernur-nya independent. Wah nggak punya temen/pendukung dong, ide-idenya pasti dijegal. Jadi seperti kerakap tumbuh di batu, hidup enggan mati tak mau. Atau mungkin ada penjelasan lain yang saya belum tahu ? --- ngurah beni setiawan wrote: Pak Nyoman, Salam kenal dari tyang Melihat sisi lucu memang sesuatu yang selalu mengasyikan. Menyimak cerita Pak Nyoman mengingatkan saya pada cerita Ibu. Ketika beliau kecil dan sempat tinggal di Tampaksiring persis di pertigaan dekat Istana Presiden. Setiap saat Bung Karno lewat, Beliau selalu melambaikan tangan mengurangi kecepatan kendaraan diantara barisan siswa dan masyarakat yang berdiri menyambut kedatangannya. Kalo sekarang, yah...persis seperti yang Pak Nyoman ceritakan. Tapi kalo dipikir lucu lagi, ada benarnya juga mereka ga mau mengalah sama rakyat. Coba saja Pak Nyoman bayangkan, jadi pembantu/ pelayan ngurusin satu orang saja sudah sangat repot. Lah ini, jadi abdi rakyat, pelayan rakyat yang jumlahnya ribuan bahkan jutaan?! Siapa yang kuat. Enak juga ya, seandainya bener-bener melayani rakyat. Suatu saat saya ingin dibikinin teh manis sama pak presiden. Lah, kan pelayan masyarakat. *hehe...hanya berusaha melucu. ngurah beni setiawan P Save a tree...please don't print this e-mail unless you really need to - Original Message From: lengkey To: bali@lp3b.or.id Sent: Thursday, April 24, 2008 2:58:07 PM Subject: [bali] Re: MARI MULAI PROSES DEMOKRASI MELALUI CALON INDEPENDEN? Sifat Abdi Rakyat yang begini sih dari dahulu (20-30 Tahun lalu) tidak berubah, selama UU tidak berlaku untuk semua Rakyat tentu yang ada hanya DEMO-CRAZY. Sabarang...deen be..pak Nyoman! MfG Th. Lengkey - Original Message - From: nyoman suwela To: bali@lp3b.or.id Sent: Thursday, April 24, 2008 4:44 AM Subject: [bali] Re: MARI MULAI PROSES DEMOKRASI MELALUI CALON INDEPENDEN? Rekan di Milis, Maaf kalau saya baru bisa nimbrung. Calon independen? Saya sich setuju
[bali] Re: Pengalaman buruk dengan camera digital cyber-shot Sony
Bang Chepy, CD tentang informasi lapter Wisnu dan Buleleng Fly In telah saya kirim tanggal 24 April 2008 pagi. Apa akan ada lagi tahun ini Buleleng Fly in? Kalau memang akan ada, saya cukup jadi penonton ( itupun kalau tidak bayar). Dua kali jadi PR dalam kegiatan Buleleng Fly In, ya cukup mendapat pengalaman. Sayang sekarang saya sudah tua, nafsu sich besar, tapi phisik tidak menunjang lagi. Meskipun saya sudah dapat embel-embel titel baru : ST Msc (bukan Sarjana Tehnik Master of Science) tapi Sudah Tua Masih senang cewek, he..he . Di Pemda sekarang sudah banyak orang pinter (tidak tahu apa nereka minum Tolak Angin). Buktinya beberapa pejabat dan pegawai mundar mandir keluar negeri untuk promosi pariwisata (setidak-tidaknya begitulah kata mereka), baik itu Bupati, Sekda, Ketua Bapedda, Ketua, wakil dan anggota Komisi DPRD, rame-rame ke Jerman, Jepang, Australia, China, eh tidak tahu negara mana lagi. Kalau sudah promosi keluar negeri dengan brand tourism promotion pastilah mereka at least must be fluent in English (kan lucu kalau promosi diluar negeri pakai bahasa Bali halus) dan paham benar apa itu tourism. Apalagi di Pemda sudah punya Kantor Informasi dan Elektronika, pastilah yang disitu ahli IT. Belum lagi sudah ada Humas-nya. Yach, kalau sudah gitu, untuk apa orang swasta seperti saya mau dijadikan PR? Gak lucu, kan? Oleh karena itu, kalau ada lagi Buleleng Fly In, tunjuk saja mereka yang masih digaji dan sudah pinter-pinter menjadi anggota panitia. Saya wong swasta, ya nonton saja. Gitu lho Bang Chepy. Flying is cheap, kata Lion. Flying is fun, kata Bang Chepy. Flying is bad, kalau yang dipakai fly adalah drug. C U then. NS Chepy R.Nasution [EMAIL PROTECTED] wrote:v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} Sorry to know that Pak Suwella ., beberapa waktu lalu saya ada mampir ke Hotel, Bapak sudah pulang. Wass, CN From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of nyoman suwela Sent: 12 Maret 2008 10:18 To: bali@lp3b.or.id Subject: [bali] Pengalaman buruk dengan camera digital cyber-shot Sony PENGALAMAN BURUK DENGAN CAMERA DIGITAL SONY CYBERSHOT Baru-baru ini saya membeli camera digital Sony Cyber-shot Type DSC-S700 7,2 mega fixel di Toko Anugrah Denpasar telp. 0361 254333 dengan harga Rp. 1.750.000,- Camera dicoba dan berfungsi baik, Camera dimasukkan dalam kotak dengan aksesorisnya seperti kabel data, software dan buku manualnnya. Saya mengira sebagai camera baru pasti ada garansinya,sehingga saja lupa me-cek kalau kartu garansi sudah ada didalam kota atau belum. Camera itu saya pakai waktu pawai ogoh-ogoh di kawasan Lovina dan masih berfungsi dengan baik. Besoknya foto-foto yang saya ambil saya pindahkan dengan kabel data kekomputer. Ternyata camera tidak bisa dihidupkan. Tombol on/off sepertinya tidak berfungsi. Saya coba membaca trouble-shooter nya di buku manual. Petunjuknya: keluarkan paket battery, masukkan kembali, tunggu satu menit, kemudian dionkan. Setelah saya ikuti camera bisa hidup kembali sehingga berhasil memindahkan foto ke file computer. Kemudian camera saya matikan. Pada waktu saya hidupkan kembali, ternyata kembali tidak bisa dihidupkan. Saya ulangi lagi seperti yang disarankan. Hasilnya kadang-kadang bisa, kadang-kadang tidak dan lebih sering gagalnya. Keadaan seperti ini sangat mengecewakan saya sebagai pembeli dan pemakai. Saya bawa camera ke toko Anugrah, toko yang menjualnya. Diminta menunjukkan kartu garansi, ternyata didalam kotak memang tidak ada kartu garansi. Saya yakin 100% saya hanya pernah mengeluarkan kartu manualnya, sedangkan kartu-kartu lain tidak pernah saya keluarkan dari kotaknya. Ya ini memang kesalahan saya karena percaya saja kepada penjual. Oleh penjaga toko saya diminta untuk membawa ke agen Sony di Jalan Teku Umar yang akan bisa memperbaiki. Ditempat itu, dikatakan yang rusak adalah modulnya dan harganya mahal. Dikatakan biaya perbaikan dan alat sekitar Rp. 1.750.000,-. Tidak lucu, kan? Saya beli dengan harga segitu. Akhirnya camera saya bawa pulang untuk pelajaran sebagai tanda kebodohan saya membeli camera itu ditoko yang bersangkutan. Barangkali rekan-rekan di Milis ini ada yang punya pengalaman yang sama dan bisa memberikan saran kemana saya bisa memperbaiki camera itu dengan biaya yang tidak lebih mahal dari harga camera baru itu sendiri. Ternyata jadi orang bodoh ada ongkosnya. Benar juga kata nenek saya PERCAYA ITU BAIK, TAPI TIDAK PERCALA AKAN LEBIH BAIK LAGI. Experience is the best teacher but it is very costly. NS - Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. - Be a better friend, newshound, and know-it-all
[bali] Re: Pengalaman buruk dengan camera digital cyber-shot Sony
Bang Chepy, CD tentang informasi lapter Wisnu dan Buleleng Fly In telah saya kirim tanggal 24 April 2008 pagi. Apa akan ada lagi tahun ini Buleleng Fly in? Kalau memang akan ada, saya cukup jadi penonton ( itupun kalau tidak bayar). Dua kali jadi PR dalam kegiatan Buleleng Fly In, ya cukup mendapat pengalaman. Sayang sekarang saya sudah tua, nafsu sich besar, tapi phisik tidak menunjang lagi. Meskipun saya sudah dapat embel-embel titel baru : ST Msc (bukan Sarjana Tehnik Master of Science) tapi Sudah Tua Masih senang cewek, he..he . Di Pemda sekarang sudah banyak orang pinter (tidak tahu apa nereka minum Tolak Angin). Buktinya beberapa pejabat dan pegawai mundar mandir keluar negeri untuk promosi pariwisata (setidak-tidaknya begitulah kata mereka), baik itu Bupati, Sekda, Ketua Bapedda, Ketua, wakil dan anggota Komisi DPRD, rame-rame ke Jerman, Jepang, Australia, China, eh tidak tahu negara mana lagi. Kalau sudah promosi keluar negeri dengan brand tourism promotion pastilah mereka at least must be fluent in English (kan lucu kalau promosi diluar negeri pakai bahasa Bali halus) dan paham benar apa itu tourism. Apalagi di Pemda sudah punya Kantor Informasi dan Elektronika, pastilah yang disitu ahli IT. Belum lagi sudah ada Humas-nya. Yach, kalau sudah gitu, untuk apa orang swasta seperti saya mau dijadikan PR? Gak lucu, kan? Oleh karena itu, kalau ada lagi Buleleng Fly In, tunjuk saja mereka yang masih digaji dan sudah pinter-pinter menjadi anggota panitia. Saya wong swasta, ya nonton saja. Gitu lho Bang Chepy. Flying is cheap, kata Lion. Flying is fun, kata Bang Chepy. Flying is bad, kalau yang dipakai fly adalah drug. C U then. NS Chepy R.Nasution [EMAIL PROTECTED] wrote: v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} Sorry to know that Pak Suwella ., beberapa waktu lalu saya ada mampir ke Hotel, Bapak sudah pulang. Wass, CN From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of nyoman suwela Sent: 12 Maret 2008 10:18 To: bali@lp3b.or.id Subject: [bali] Pengalaman buruk dengan camera digital cyber-shot Sony PENGALAMAN BURUK DENGAN CAMERA DIGITAL SONY CYBERSHOT Baru-baru ini saya membeli camera digital Sony Cyber-shot Type DSC-S700 7,2 mega fixel di Toko Anugrah Denpasar telp. 0361 254333 dengan harga Rp. 1.750.000,- Camera dicoba dan berfungsi baik, Camera dimasukkan dalam kotak dengan aksesorisnya seperti kabel data, software dan buku manualnnya. Saya mengira sebagai camera baru pasti ada garansinya,sehingga saja lupa me-cek kalau kartu garansi sudah ada didalam kota atau belum. Camera itu saya pakai waktu pawai ogoh-ogoh di kawasan Lovina dan masih berfungsi dengan baik. Besoknya foto-foto yang saya ambil saya pindahkan dengan kabel data kekomputer. Ternyata camera tidak bisa dihidupkan. Tombol on/off sepertinya tidak berfungsi. Saya coba membaca trouble-shooter nya di buku manual. Petunjuknya: keluarkan paket battery, masukkan kembali, tunggu satu menit, kemudian dionkan. Setelah saya ikuti camera bisa hidup kembali sehingga berhasil memindahkan foto ke file computer. Kemudian camera saya matikan. Pada waktu saya hidupkan kembali, ternyata kembali tidak bisa dihidupkan. Saya ulangi lagi seperti yang disarankan. Hasilnya kadang-kadang bisa, kadang-kadang tidak dan lebih sering gagalnya. Keadaan seperti ini sangat mengecewakan saya sebagai pembeli dan pemakai. Saya bawa camera ke toko Anugrah, toko yang menjualnya. Diminta menunjukkan kartu garansi, ternyata didalam kotak memang tidak ada kartu garansi. Saya yakin 100% saya hanya pernah mengeluarkan kartu manualnya, sedangkan kartu-kartu lain tidak pernah saya keluarkan dari kotaknya. Ya ini memang kesalahan saya karena percaya saja kepada penjual. Oleh penjaga toko saya diminta untuk membawa ke agen Sony di Jalan Teku Umar yang akan bisa memperbaiki. Ditempat itu, dikatakan yang rusak adalah modulnya dan harganya mahal. Dikatakan biaya perbaikan dan alat sekitar Rp. 1.750.000,-. Tidak lucu, kan? Saya beli dengan harga segitu. Akhirnya camera saya bawa pulang untuk pelajaran sebagai tanda kebodohan saya membeli camera itu ditoko yang bersangkutan. Barangkali rekan-rekan di Milis ini ada yang punya pengalaman yang sama dan bisa memberikan saran kemana saya bisa memperbaiki camera itu dengan biaya yang tidak lebih mahal dari harga camera baru itu sendiri. Ternyata jadi orang bodoh ada ongkosnya. Benar juga kata nenek saya PERCAYA ITU BAIK, TAPI TIDAK PERCALA AKAN LEBIH BAIK LAGI. Experience is the best teacher but it is very costly. NS - Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. - Be a better friend, newshound, and know-it-all
[bali] Re: MARI MULAI PROSES DEMOKRASI MELALUI CALON INDEPENDEN?
Rekan di Milis, Maaf kalau saya baru bisa nimbrung. Calon independen? Saya sich setuju banget, tapi nampaknya masih merupakan mimpi. It is still a long way to go. Mana mau orang yang sudah susah-susah mendirikan partai, gitu saja calon independen bisa melenggang jadi pemimpin, apa itu Bupati kek, Gubernur kek? Beberapa hari lalu saya punya pengalaman menarik. Saya dalam perjalanan dari Singaraja ke Lovina. Dijembatan Anturan, saya papasan dengan sebuah sedan persis ditengah jembatan. Tiba-tiba dari arah berlawanan datang rombongan plat merah dengan sirene yang nguing..nguing..nguing, langsung saja menyalip mobil sedan yang berpapasan dengan saya. Waduh, ampun mak, hanya nasib baik saja masih menyelamatkan saya. Disaat itu saya jadi ingat waktu kampanye Pilkada. Calon Bupati dan Wakilnya teriak-teriak bahwa kalau mereka dipilih mereka bukanlah kemenangan mereka, tapi kemenangan rakyat karena beliau adalah ABDI RAKYAT, PELAYAN RAKYAT. Setelah dipilih dan jadi Bupati, wah...wah... rakyat mesti harus mengalah, seperti yang saya alami dijalan itu. Ini DEMOKRASI atau DEMOCRAZY (seperti yang disiarkan metro). Dengan kejadian itu, mari kita lihat sisi lucunya. Mari kita tertawa. He...he...he... SELAMAT TERTAWA. LAUGHTER IS THE BEST MEDICINE. NS R Susanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Semeton sekalian, Kali ini mungkin calon independen belum bisa, tapi mari kita persiapkan sejak saat ini untuk 5 tahun ke depan, siapkan kriterianya yang pasti harus Muda, minimal S1, Jujur dan Pengusaha (kapitalis yang Pancasilais!), dll., syukur-syukur perempuan (memimpin dengan kasih sayang dan maju). Mari ..kita siapkan!!! Salam kangen dari Bandung, R. Susanto - Original Message From: yayasan dbp [EMAIL PROTECTED] To: bali@lp3b.or.id Sent: Friday, April 18, 2008 10:18:14 AM Subject: [bali] Re: MARI MULAI PROSES DEMOKRASI MELALUI CALON INDEPENDEN? dear, mari kita kubur dulu membicarakan calon independen khususnya u pilkada bali. karena kpu dan instansi terkait sudah sepakat u tidak menunda pilkada bali. barangkali untuk waktu yang akan datang mungkin forum ini sangat bermafaat. ya kecuali depdagri berubah pikiran . ha ha ... ha ... salam wayan Asana Viebeke Lengkong [EMAIL PROTECTED] wrote: Selamat pagi untuk semua, untuk itu mari kita kemas bagaimana proses demokrasi melalui sosialisasi tentang peluang calon independen yang sudah memiliki kekuatan hukum. Mungkin kita bisa mulai membentuk sebuah forum komunikasi untuk hal ini, apa ada yang mau volunteer untuk mulai? Mulai dengan membuka saluran informasi melalui dialog di tv, di koran harian, di media lain, melalui selebaran informasi yang luas... sehingga peluang seperti ini menjadi terbaca dan dipahami oleh masyarakat sebagai sebuah proses pembelajaran politik; MUDA ATAU TUA tidak menjadi masalah, yang penting berkompetensi. ... Kalau kita terus saja mengeluh atau saling menyalahkan proses berpolitik, mungkin sudah waktunya kita melakukan sesuatu yang positif. Kita bicara tentang politik kehidupan lebih dari pada politik praktis yang sekarang ini sangat simpang siur, mungkin ini juga merupakan suatu peluang jalan keluar agar kita semua tidak terjebak dengan kemelut partai dan calon calon yang ada calon independen tidak perlu ada subjek dulu yang penting penguatan dan pemberdayaan masyarakat nya bisa berlangsung melalui sosialisasi ini, yang kemudian masyarakatlah yang akan menentukan pilihan pemimpin independennya. ... saya rasa banyak kok stocknya... cuma belum muncul saja, maka mari kita mulai proses nya ada yang bersedia nggak? Sugi mungkin? Agung Wardana mungkin? Kecil saja dulu... kemudian menyebar dengan alamiah. salam semua, viebeke - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.
[bali] Re: Fwd: [IA-ITB] FW: UU PORNO AKSI
Pak Wis dan rekan2 yang lain,Biasanya yang porno itu selalu menarik. Tapi sebetulnya apa sich yang boleh disebut porno itu? Saya juga bingung. Ada orang bilang, porno segala sesuatu yang menimbulkan gairah atau rangsangan seksual. Itu kan tergantung dari pikiran orang. Ada orang melihat gadis telanjang bulat dihadapannya, tidak terangsang ( barangkali ia impoten). Tapi ada juga yang baru melihar betis perempuan sudah tak tertahan nafsu seksualnya. Lebih gila lagi ada yang melihatkaki meja saja sudah terangsang. Kalau RUU tentang porno ini disahkan menjadi undang-undang, bagaimana hakim menentukan sesuatu itu porno atau tidak. Wah kalau hakimnya tua, apalagi kencing manis, sehingga lihat paha tidak tertarik lagi, diputuskan tidak porno. Celaka, kalau hakimnya muda, libidonya melebihi batas, kelihatan tumit sudah bernafsu dan palu ketok "porno".Pak Wis, yang penting "pintar2" ajalah. NSGde Wisnaya Wisna [EMAIL PROTECTED] wrote: -- Forwarded message --From: Andoko [EMAIL PROTECTED]Date: Feb 27, 2006 2:42 PM Subject: [IA-ITB] FW: UU PORNO AKSITo: IA-ITB@yahoogroups.comSaya dapat forward ini dari teman saya, apakah ini salinan aslinya? Atau cuma hoax ? Lalu , kalau ini benar, apakah wedding kiss masih diperbolehkan? Weleh weleh weleh Regards, Andoko Larangan bagi setiap orang, menari erotis atau bergoyang erotis di depan umum (Pasal 28), Pidana Penjara 18 bulan-7 tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Rp. 150.000.000 (seratus lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 750.000.000 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah) (Pasal 82), Pelarangan Pornoaksi di atas DIKECUALIKAN untuk (Pasal 36): Cara Berbusana dan/atau Tingkah laku yang menjadi kebiasaan menurut Adat Istiadat dan/atau Budaya Kesukuan, SEPANJANG BERKAITAN DENGAN PELAKSANAAN RITUS KEAGAMAAN ATAU KEPERCAYAAN, Kegiatan Seni, HANYA dapat dilaksanakan di TEMPAT KHUSUS PERTUNJUKAN SENI- YANG MENDAPATKAN IZIN DARI PEMERINTAH (Pasal 37), Kegiatan Olahraga, HANYA dapat dilaksanakan di TEMPAT KHUSUS OLAHRAGA - YANG MENDAPATKAN IZIN DARI PEMERINTAH (Pasal 37), atau Tujuan Pendidikan dalam Bidang Kesehatan, DALAM BATAS YANG DIPERLUKAN (Pasal 34): SESUAI Tingkat Pendidikan Bidang Studi pihak yang menjadi sasaran Pendidikan dan/atau Pengembangan Ilmu Pengetahuan (Penjelasan Pasal 34), TERBATAS pada Lembaga Riset/Pendidikan yang bidang keilmuannya bertujuan untuk Pengembangan Pengetahuan. Larangan bagi setiap orang, membuat (diantaranya) Tulisan, Film, yang mengeksploitasi daya tarik aktivitas orang dalam berhubungan seks, atau melakukan aktivitas yang mengarah pada hubungan seks dengan Pasangan SEJENIS [Pasal 9 ayat (2)], Pidana Penjara 2-10 tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) (Pasal 63), Larangan bagi setiap orang, berciuman bibir di depan umum (Pasal 27), Pidana Penjara 1-5 tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah) (Pasal 81). Pasal2 di bawah ini adalah PASAL2 YANG DAPAT MEMPIDANA PEKERJA SENI LAINNYA, bila dalam pelaksanaannya Pasal2 RUU ini tidak berusaha ditafsirkan kembali, MOHON INFORMASIKAN SELUAS MUNGKIN KEPADA TEMAN2 KITA YANG MUNGKIN KARENA PEKERJAANNYA MEREKA MENJADI RENTAN DIPIDANA APABILA RUU INI DISAHKAN: PORNOGRAFI Larangan bagi setiap orang, untuk membuat Tulisan, Suara atau Rekaman Suara, Film atau yang dapat disamakan dengan Film, Syair Lagu, Puisi, Gambar, Foto, dan/atau Lukisan yang mengeksploitasi daya tarik bagian tubuh tertentu yang sensual dari orang dewasa (Pasal 4), dipidana dengan Pidana Penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahundan/atau Pidana Denda paling sedikit Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 500.000.000,-(lima ratus juta rupiah) (Pasal 58). Larangan bagi setiap orang, untuk membuat Tulisan, Suara atau Rekaman Suara, Film atau yang dapat disamakan dengan Film, Syair Lagu, Puisi, Gambar, Foto, dan/atau Lukisan yang mengeksploitasi daya tarik ketelanjangan tubuh orang dewasa (Pasal 5), dipidana dengan Pidana Penjara paling singkat 18 (delapan belas) bulan atau paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau Pidana Denda paling sedikit Rp.150.000.000,- seratus lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 750.000.000,- (tujuh ratus lima puluh juta rupiah) (Pasal 59). Larangan bagi setiap orang, untuk membuat Tulisan, Suara atau Rekaman Suara, Film atau yang dapat disamakan dengan Film, Syair Lagu, Puisi, Gambar, Foto, dan/atau Lukisan yang mengeksploitasi daya tarik tubuh atau bagian-bagian tubuh orang yang menari erotis atau bergoyang erotis (Pasal 6), dipidana dengan Pidana Penjara paling singkat 1(satu) tahun atau paling lama 5 (lima) tahun dan/atau Pidana Denda paling sedikit Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) (Pasal 60). Larangan bagi setiap orang, untuk
[bali] Re: WIDI
Yth. Ibu Widi, Saya sangat kaget membaca di Milis, bahwa suami ibu telah dipanggil oleh Sang Pencipta. Saya masih ingat bahwa ibu Widi pernah bilang kalau suami ibu sedang sakit. Saya tidak membayangkan kalau beliau dipanggil begitu cepat. Saya sekeluarga ikut merasa berduka atas berpulangnya suami ibu dan semoga ibu dan anak-anak tabah menghadapi cobaan ini. Kita semuanya hanya bisa berupaya dan akhirnya Sang Hyang Widhi juga yang memutuskan. Saya pernah menyampaikan : man proposes God disposes. Nyoman Suwela sekeluarga.INS [EMAIL PROTECTED] wrote: Yth Ibu Widi, Saya turut merasa berduka atas berpulangnya suami Ibu. Semoga Ibu dan Putra-putra Ibu dirakhmatiketabahan dan ketegaran olehNya untuk menerima kenyataan ini. Salam, I Nengah Suparta madewira [EMAIL PROTECTED] wrote: Yth Mbak Widi,Kami Ikut berduka, dan mudah-mudahan Beliau diterima disisiNya dan Ebak Widi sekeluarga yang ditinggalkan tabah menghadapinya.TksMade W--Open WebMail Project (http://openwebmail.org)-- Original Message ---From: Gde Wisnaya Wisna <[EMAIL PROTECTED]>To: [EMAIL PROTECTED]Cc: bali@lp3b.or.idSent: Thu, 13 Oct 2005 10:25:19 -0300Subject: [bali] Re: WIDI Ya Mbak Viebeke, saya menerima langsung sms dari Mbak Widi (Ni Made Widiasari) dan setelah itu langsung menelponnya untuk mencari kepastian. Dia sedang dalam keadaan menangis saat saya telpon tsb, mungkin belum terlalu lama meninggal suaminya saat itu. Kemarin memang dia sempat kirim email, bahwa dia sudah 3 minggu di RS Jantung Harapan Kita Jakarta, dan begitu cepat berita tsb bagi saya, bahwa hari ini suaminya telah berpulang. Tadi siang saya mengirim sms kepada Mbak Widi sebenarnya untuk menanyakan keadaan suaminya apakah sudah membaik dan memberi saran untuk coba Virgin Coconut Oil, tetapi sungguh diluar dugaan bahwa jawaban dari Mbak Widi, ya seperti yang saya sampaikan diatas. Saya sekeluarga menyampaikan dukacita yang amat dalam kepada Mbak Widi, semoga dia dan 2 anaknya dapat tabah menghadapi situasi ini dan melewati masa-masa sulit ini, dan semoga arwah suaminya dapat tempat yang layak di sisiNYA. gde wisnaya On 10/13/05, Asana Viebeke Lengkong <[EMAIL PROTECTED]>wrote: P Wis, Apa benar suami nya Widi meninggal dunia hari ini di RS Harapan Kita Jakarta? Begitu sms yang saya terima. Turut berduka. viebeke -- Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia. Publikasi : http://www.lp3b.or.id Arsip : http://bali.lp3b.or.id Moderators : Berlangganan : Henti Langgan : --- End of Original Message - Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia.Publikasi : http://www.lp3b.or.idArsip : http://bali.lp3b.or.idModerators : Berlangganan : Henti Langgan : Kepalsuan Bersumpah Tuhan di hati,Tapi, gelisah dan berlari,Cari Tuhan di lain negeri Berkotbah Tuhan melindungi, Tapi, gelisah dan berlari, Dengar bah di lain negeri Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free. Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.
[bali] Fwd: FW: [m-86] Payah nih alumnus M-ITB..:(
Note: forwarded message attached. Discover Yahoo! Stay in touch with email, IM, photo sharing & more. Check it out!---BeginMessage--- Buat pengemar SBY di milis M-86, ada berita sedikit menyedihkan. SBY menunjuk Jero Wacik (Pengusaha asal Bali) menjadi Menteri Pariwisata Kebudayaan. FYI, Jero Wacik adalah alumni Mesin ITB, yang dulu pernah banyak menulis buku-buku panduan Matematika untuk UMPTN (kalau nggak salah). Penunjukan Jero Wacik jelas berdasarkan jalur politis, karena JW adalah kader partai demokrat di Bali. Banyak orang mempertanyakan komitmen SBY membentuk kabinet profesional yg dijanjikannya sewaktu kampanye (meskipun di Indonesia biasalah, kampanye jadi ajang janji2 melulu), karena anggota KIB sebagian besar justru di-isi orang partai yg profesionalismenya boleh dibilang rendah. Nah, ini dari milis sebelah ada berita memprihatinkan soal JW. == Sungguh memalukan, Menteri Pariwisata kita 'gelagapan' berbahasa Inggris Oleh: Satrya Wibawa Saya ingin bercerita sesuatu tentang Jero Wacik. Saya bersama rekan sekantordi Komunikasi Unair adalah satu-satunya peserta regional Tourism Communications Conference di Bali yang berasal dari Jawa Timur. DinasPariwisata Jatim pun tak datang, entah kenapa... Padahal, materi konferensiini sangat bagus bagi praktisi komunikasi dan pariwisata. Ada banyak halmenarik dari konferensi ini, tapi yang ingin saya sampaikan ini cuma satuperistiwa lucu sekaligus menyedihkan.. Menteri Pariwisata kita yang terhormat, Bapak Jero Wacik, ternyata sangatsulit atau malah tidak bisa berbahasa Inggris! Sayabukan orang yang sangat pintar berbahasa Inggris, tapi melihat penampilanmenteri kita itu di atas panggung, saya sungguh malu. Betapa tidak,konferensi ini memang disajikan dalam Bahasa Inggris, dan memang menterikita itu "mencoba" membaca makalah dan "menjawab" diskusi dalam bahasaInggris. Tapi ya ampun, Bahasa Inggrisnya itu lhoparah banget. Mahasiswa sayasaja jauh lebih jago kali ya. Malah, saat diskusi, Loraine (moderator dariCNN) sampai harus mengingatkan sang menteri dengan pertanyaan "Do youunderstand the question, Mr Minister?" Sebab saat satu peserta bertanyasesuatu kepada sang menteri, beliau hanya membalas dengan cumatersenyum-senyum dan mengangguk-anggukkan kepala. Tapi tidak dijawab! Begitujuga saat beberapa penyaji menyampaikan 'joke' dalam Bahasa Inggris, sangmenteri hanya mengangguk-anggukkan kepala, padahal yang lain tertawa, karenamemang lucu. Saya sampai heran, kenapa menteri yang strategis seperti ini tidak bisaberbahasa asing, minimal Bahasa Inggris? Untung mantan menteri Gde Ardikayang tampil esok harinya menunjukkan kefasihannya berbahasa Inggris, selainmenampilkan data yang berguna. Masih jauh dibandingkan si Jero Wacik yanghanya bisa tersenyum-senyum sambil ngomong tanpa ada data. Beberapa kawanwartawan yang duduk bersama saya juga 'nggrundel' karena penampilan JeroWacik.. Sampai konferensi berakhir, saya masih dongkol terhadap "kelemahan"menteri kita itu. Kok bisa ya SBY milih dia? __Tanggapan Sirikit Syah, ketua KPID Jawa Timur:Memang banyak orang 'bisa' Bahasa Inggris. Tetapi untuk forum resmi,'sekadar bisa' tidak cukup. Menulis makalah, memaparkan presentasilalumenjawab pertanyaan dengan aktif dan dinamis dalam Bahasa Inggris,memerlukan kemahiran.Saya percaya Jero Wacik mungkin 'bisa' omong-omong (streetlanguage?),bahasa conversation yang salah-salah dikit gak papa. Tapi mbok ya,kalau di forum resmi, internasional, mewakili negara, tidak 'mekso'gitu lho. Tahu diri .__ __Do You Yahoo!?Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com To Post a message, send it to: [EMAIL PROTECTED]To Unsubscribe, send a blank message to: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links To visit your group on the web, go to:http://groups.yahoo.com/group/m-86/ To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. ---End Message---
[bali] Fwd: FW: [m-86] Payah nih alumnus M-ITB..:(
M-86 ITB wrote: Subject: FW: [m-86] Payah nih alumnus M-ITB..:(Date: Tue, 14 Jun 2005 14:36:50 +0700From: M-86 ITB To: "nyoman suwela" [EMAIL PROTECTED] Buat pengemar SBY di milis M-86, ada berita sedikit menyedihkan. SBY menunjuk Jero Wacik (Pengusaha asal Bali) menjadi Menteri Pariwisata Kebudayaan. FYI, Jero Wacik adalah alumni Mesin ITB, yang dulu pernah banyak menulis buku-buku panduan Matematika untuk UMPTN (kalau nggak salah). Penunjukan Jero Wacik jelas berdasarkan jalur politis, karena JW adalah kader partai demokrat di Bali. Banyak orang mempertanyakan komitmen SBY membentuk kabinet profesional yg dijanjikannya sewaktu kampanye (meskipun di Indonesia biasalah, kampanye jadi ajang janji2 melulu), karena anggota KIB sebagian besar justru di-isi orang partai yg profesionalismenya boleh dibilang rendah. Nah, ini dari milis sebelah ada berita memprihatinkan soal JW. == Sungguh memalukan, Menteri Pariwisata kita 'gelagapan' berbahasa Inggris Oleh: Satrya Wibawa Saya ingin bercerita sesuatu tentang Jero Wacik. Saya bersama rekan sekantordi Komunikasi Unair adalah satu-satunya peserta regional Tourism Communications Conference di Bali yang berasal dari Jawa Timur. DinasPariwisata Jatim pun tak datang, entah kenapa... Padahal, materi konferensiini sangat bagus bagi praktisi komunikasi dan pariwisata. Ada banyak halmenarik dari konferensi ini, tapi yang ingin saya sampaikan ini cuma satuperistiwa lucu sekaligus menyedihkan.. Menteri Pariwisata kita yang terhormat, Bapak Jero Wacik, ternyata sangatsulit atau malah tidak bisa berbahasa Inggris! Sayabukan orang yang sangat pintar berbahasa Inggris, tapi melihat penampilanmenteri kita itu di atas panggung, saya sungguh malu. Betapa tidak,konferensi ini memang disajikan dalam Bahasa Inggris, dan memang menterikita itu "mencoba" membaca makalah dan "menjawab" diskusi dalam bahasaInggris. Tapi ya ampun, Bahasa Inggrisnya itu lhoparah banget. Mahasiswa sayasaja jauh lebih jago kali ya. Malah, saat diskusi, Loraine (moderator dariCNN) sampai harus mengingatkan sang menteri dengan pertanyaan "Do youunderstand the question, Mr Minister?" Sebab saat satu peserta bertanyasesuatu kepada sang menteri, beliau hanya membalas dengan cumatersenyum-senyum dan mengangguk-anggukkan kepala. Tapi tidak dijawab! Begitujuga saat beberapa penyaji menyampaikan 'joke' dalam Bahasa Inggris, sangmenteri hanya mengangguk-anggukkan kepala, padahal yang lain tertawa, karenamemang lucu. Saya sampai heran, kenapa menteri yang strategis seperti ini tidak bisaberbahasa asing, minimal Bahasa Inggris? Untung mantan menteri Gde Ardikayang tampil esok harinya menunjukkan kefasihannya berbahasa Inggris, selainmenampilkan data yang berguna. Masih jauh dibandingkan si Jero Wacik yanghanya bisa tersenyum-senyum sambil ngomong tanpa ada data. Beberapa kawanwartawan yang duduk bersama saya juga 'nggrundel' karena penampilan JeroWacik.. Sampai konferensi berakhir, saya masih dongkol terhadap "kelemahan"menteri kita itu. Kok bisa ya SBY milih dia? __Tanggapan Sirikit Syah, ketua KPID Jawa Timur:Memang banyak orang 'bisa' Bahasa Inggris. Tetapi untuk forum resmi,'sekadar bisa' tidak cukup. Menulis makalah, memaparkan presentasilalumenjawab pertanyaan dengan aktif dan dinamis dalam Bahasa Inggris,memerlukan kemahiran.Saya percaya Jero Wacik mungkin 'bisa' omong-omong (streetlanguage?),bahasa conversation yang salah-salah dikit gak papa. Tapi mbok ya,kalau di forum resmi, internasional, mewakili negara, tidak 'mekso'gitu lho. Tahu diri .__ __Do You Yahoo!?Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com To Post a message, send it to: [EMAIL PROTECTED]To Unsubscribe, send a blank message to: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links To visit your group on the web, go to:http://groups.yahoo.com/group/m-86/ To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. Discover Yahoo! Find restaurants, movies, travel & more fun for the weekend. Check it out!
[bali] peluang untuk terkenal
PELUANG UNTUK TERKENAL Ingin terkenal seperti selebriti? Kencingpun akan diberitakan. Tidak bersama istri ke pesta akan jadi berita besar. Tapi masih banyak jalan untuk terkenal, kendatipun tidak berpredikat selebriti. Sementara ini sedang rame-ramenya di Bali kasus yang terhormat anggota dewan ( mantan atau yang masih aktif ) menjadi tersangka. Sebelumnya saya sendiri, tidak tahu nama-nama yang mewakili rakyat tersebut. Sebelumnya juga saya tidak tahu kalau ada dari mereka yang cukup dengan izasah Kejar Paket C memperoleh penghasilan 10 kali dari Prof dan Doktor di Universitas. Saya juga tidak tahu kalau ada pakar hukum di Unpad asal Bali yang namanya Pak Panca dan juga tidak tahu pakar hukum di Bali yang namanya Pak Atmadja. Saya baru tahu kalau kedua pakar hukum ini dimuat di mass media yang sepertinya pendapatnya berseberangan. Baru saya tahu semuanya itu karena ada kasus penyimpangan APBD ini atau boleh kita sebut APBDGATE. Dari phenomena ini, saya meliahat satu peluang. Peluang untuk terkenal. Wahai rekan-rekan di Milis, bagaimana kalau sementara kita tinggalkan dulu issue geothermal, proyek pembuangan air limbah di Kuta, dan kita manfaatkan peluang ini untuk terkenal. Mari kita banyak ngomong, setidak-tidaknya kita berpura-pura pakar hukum, memberikan pendapat, dan it does not matter, jika kita membela terdakwa atau membela Kajati. Pokoknya yang penting kita ngomong yang kontroversi. Take this chance otherwise you will be sorry. Setidak-tidaknya nama kita pernah dimuat di mass media, bukan hanya sekedar di Milis ini. Hai friends, speak up, I am looking forward to your comments. Always cheers up. NS __Do You Yahoo!?Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
[bali] Re: Fw: Re: Sampah
Pak Wis dan Bu Widi serta rekan-rekan lain, yang saya kasihani, eh maaf maksud saya yang saya kasihi, Rupanya "sampah" lagi jadi topik "ngetop" menyaingi SCTV. Saya setuju banget ada sampah jorok dan sampah bersih. Ada sampah masyarakat, biasanya gelandangan dan PSKdisebut sampah masyarakat. PSK ada yang bersih lho, apalagi dikota besar. Parfumnya lebih mahal dari punya BU Widi, naik BMW segala. Tapi mengapa disebut "tuna susila", ditangkapi, dilepas, sedangkan ada yang disebut "yang terhormat" padahal ngaku selama ini bohongi rakyat. Kalau sampah yang bersih ini, baiknya pilih-pilih, yang segar baiknya disimpan yang baik, siapa tahu masih bisadinikmati oleh mereka yang terhormat. Setuju? Mengikuti diskusi sampah ini, ada yang menarik dalam kaitannya dengan pariwisata. Katanya ada wisatawan yang tidak mau kembali ke Bali karena sampah ini. Soal ini saya pernah ngomong dengan vulgar kepada YANG TERHORMAT Bupati Buleleng, dalam penataan kawasan Lovina, bahwa tidak ada gunanya membuat candi bentar mahal-mahal kalau sampah dibiarkan berserakan. Wisatawan tidak akan melihat candi bentarnya, tapi sampahnya. Saya sih setuju saja dibangun candi bentar jika kawasan itu memang sudah bersih dan tertib. Bu what I said gone unheeded. Karena kasus sampah dan pariwisata ini, saya pikir perlu diketahui oleh BOSSnya pariwisata Bali, yaitu Bapak Drs.Gde Nurjaya MM. Beliau itu dulu teman saya waktu sama-sama miskin. Saya tetap miskin beliau jadi BOSS pariwisata. Kebetulan saya bertemu beliau. Syukur beliau masih mengakui saya ini temannya, bahkan dibeliin nasi segala. Saya bilang: "Nur, kantor anda punya Email nggak? Kalau punya mungkin saya forward beberapa pendapat teman di Milis, yang saya anggap perlu anda ketahui, karena menyangkut tugas anda." Beliau kasi saya alamat Emailnya di kantor yaitu : [EMAIL PROTECTED] Saya coba forward salah satu pendapat rekan di Milis, yang saya cc-kan ke Pak dan Bu Widi. Eh, ternyata ada message:failure notice. Sebelumnya saya pernah dengar dari Pak Swamba (bagian promosi) kalau alamat itu tidak bisa diakses dan karena tidak ada connectnya ke telpon. Oh, my God Dinas Pariwisata Emailnya tidak bisa dipakai karena tidak ada hubungan telpon. Saya lihat pejabatnya bawa dua mobile phone. Saya juga nggak tahu, apakah Pemprop Bali punya website atau Email yang bisa diakses. Atau sengaja tidak dibuat supaya teriakan teman-teman di Milis tidak didengar? Saya masih belum puas kalau rekan-rekan yang masih punya hati nurani tidak didengar maka beberapa perndapat teman saya print dan print outnya saya kirim ke Dispar Bali, dengan pos. Mungkin beliau tuli, apakah beliau juga buta, saya tidak tahu. Tidak salah kalau teriakan kita, ibarat gonggongan anjing dipadang pasir. Tidak apa-apa minimal unek-unek kita keluar sehingga mengurangi stress. Inggih asapunika titiang matur, please accept my sincere apology if you find something offended. To err is human, my grandma once told me. Cheers, NSR Susanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Ikutan Nimbrung .. Bicara sampah, dilihat dari katanya, kecenderungan semua orang untuk menghindari, menjauhi karena memang namanya juga sampah! Padahal, kemana pun, di mana pun, kapan pun, dia setia mengikuti keseharian kita sangat loyal!!! Karena, dia pada hakekatnya tidak lain adalah bagian dari diri kita, bagian diri kita yang kebetulan kita coba buang, tapi tidak akan pernah bisa,karena melekat dan menyatu dengan kegiatan keseharian kita, mulai bangun tidur, beraktivitas,sampai pulas kembali, beriringan dengan perilaku sikap hidup yang dianut dan diimplementasikan! Ada yang jorok, dan tidak sedikit juga yang Bersih! Bagi yang Bersih, sampah bukanlah dianggap sampah, tapi buangan (betulkan ya, agar tepat!). Karena itu merupakan buangan, tentu ada cara, ke mana, di mana dan kapan dibuang. Contoh, Kentut (maaf!), kalau tidak dibuang, mungkin bisa membuat penyakit, nah ... klau kita lagi asyik ngobrol dengan banyak orang, tiba-tiba kebelet ingin kentut apa yang terjadi! tergantung, tergantung siapa yang mau kentut tadi, umumnya kita coba buang sebisa mungkin (cari amannya) tidak berbunyi (mencoba lepas tanggung jawab, tidak mau menggangu keasyikkan diskusi ... dan umumnya kita akan mentolerir, karena dalam waktu singkat aromanya akan tertelan oleh udara sekitarnya (parfum, bau asap rokok, makanan, dll.). Singapura, konon, untuk mendisiplinkan warganya menerapkan mekanisme denda yang tinggi bagi mereka yang berperilaku jorok Akhirnya, karena kebersihan telah menjadi perilaku keseharian mereka kebetulan ada secuil sampah di depan perlintasan yang dilalui, dan terlihat, secara otomatis dipungutnya kemudian ditempatkan semestinya (hebat ya ... sampah saja dihargai!). Kita memang belum seperti warga Singapura! (untuk urusan sampah), saking hebatnya Singapura sampai-sampai sampah konglomerat yang melarikan uang rakyat Indonesia pun dipungutnya, diakui dan diberi sertifikat kewarganegaraan (kontradiktif ya...), kita maklumi-lah! (?) Bali
[bali] who cares
Dear Pak Wis, WHO CARES? Thanks, saya sudah terima fax Pak Wis, tentang surat kepada Team Independent PLTGU Pemaron. Nampaknya Pak Wis salah menafsirkan arti independent dalam Team Independent. Nenek saya pernah ngajari saya, independent, dalam bahasa Bali Kuno adalah freedom, dalam bahasa Melayu kira-kira bebas, dalam arti bebas campur tangan dari luar. Jadi dalam konteksnya ini, team ini bebas untuk menentukan apa yang akan dilakukan. Jadi team ini bebas apakah hanya mau mendengar dari mereka yang mendukung lokasi PLTGU di Pemaron atau tidak. Tapi kita tidak boleh terlalu apriori Pak Wis. Lihat saja laporan Team Independent ini. Nampaknya, hati nurani dewasa ini semakin langka. Baca surat kabar di Bali bahkan diseluruh Indonesia, bagaimana apa yang disebut DANA PURNABHAKTI atau dana apakah namanya, dicaci maki oleh masyarakat, dari yang paling sopan sampai yang paling kasar, tapi WHO CARES? Sampai-sampai CO ( Cewek Order ) Café demo di rumah wakil rakyat ( DPRD ) dengan mengatakan bahwa wakil kita hidup berfoya-foya diatas penderitaan rakyat. Who cares? Pak Wis, saya usul, baimana kalau LSM Pak Wis buat latihan APATIS atau MASA BODOH semacam latihan meditasi. Singkatnya bagaimana kita latihan tuli sehingga apa yang kita anggap tidak adil, rakus, kita tidak dengar sehingga kita tidak stress. Dan saya usulkan mottonya WE DO NOT CARE. Setuju? Those who care please reply! Have a nice day mate and cheers up. NS Do you Yahoo!?Friends. Fun. Try the all-new Yahoo! Messenger
[bali] Re: berita di bali post
Dear all, Pada setiap kesempatan saya menyampaikan, apakah sejarah akan terulang kembali, dengan mengutip tulisannya Ktut Tantri dalam bukunya Revolt in Paradise dengan kalimat History repeats itself. Kasus pembangunan PLTGU dengan lokasi di Pemaron, sejak awal telah menimbulkan pro dan kontra. Singkatnya saja, sampai ke gedung dimana wakil rakyat yang terhormat seharusnya menyuarakan hati nurani rakyat ( at least it should be ), yaitu dibawa ke DPRD Bali. Hasilnya : akan dibentuk Team Independent, yang akan mengkaji ulang lokasi pembangunan PLTGU ini. Pembentukan Team Independent ini sebenarnya merupakan kesepakatan antara kelompok yang menolak lokasi PLTGU di Pemaron ( disebut Forum Penolakan Lokasi PLTGU di Pemaron ) dengan Bupati Buleleng ( yang menyetujui pembangunan tsb ), Gubernur Bali ( yang telah mengeluarkan ijin prinsip ), DPRD Buleleng, DPRD Bali, PLN, Indonesia Power, UNUD jurusan Elektro. Apa hasilnya? Team Independent sedang dikonsep, Bupati meletakkan batu pertama tanda dimulainya proyek, sedangkan ijinnya saja belum ada. Sekarang ini, nampaknya sejarah akan terulang kembali, hanya saja pada level yang lebih tinggi. Katanya, team yang membidangi lingkungan dan sosial ( barangkali termasuk hukum ), sudah mewancarai mereka yang menolak lokasi ini. Kapan dan dimana? Kami selaku anggota PHRI tidak pernah mendengar seeperti itu. Dalam Milis ini, ada seorang rekan mengatakan apakah semuanya ini hanya basa basi yang benar-benar telah basi? Dari awal kami mengatakan bagaimana suatu kawasan yang oleh Pemprop. Bali dengan Peraturan Daerahnya telah ditetapkan sebagai Kawasan Wisata ( dimana Desa Pedmaron adalah masuk Kawasan Wisata Kalibukbuk/Lovina), kemudian oleh Bupati dan Gubernur Bali mengeluarkan ijin untuk pembangunan indusrti, sedangkan dikawasan lain telah ditetapkan sebagai Kawasan Industri. Kalau yang membuat Perda itu dan seharusnya mengamamankan Perda itu, lalu melanggarnya, kepada siapakah yang kita harapkan untuk mematuhi segala peraturan yang dibuat oleh pemerintah? Oleh karena itu, setelah kalah di PTUN, Forum Penolakan ini telah menyatakan membubarkan diri, dengan pernyataan antara lain sbb : Forum tidak naik banding bukan berarti menerima kepuitusan PTUN, akan tetapi merasa tidak percaya lagi dengan sistim yang ada ini. Forum menyatakan menyerahkan kepada hukum alam dan tetap yakin bahwa waktu adalah hakim yang terbaik ( time is the best judge ) Oleh karena itu, kepada semua anggota Komisi VIII dan Team Independent, kami mohon untuk merenungkan dan kemudian memberikan jawaban : APAKAH SEJARAH AKAN TERULANG KEMBALI? Sekian dan saya akhiri dengan keyakinan : ONLY IN GOD WE TRUST NSGde Wisnaya Wisna [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear Pak Wayan Sengara, Saya senang bahwa Pak Sengara bisa memberikan banyak penjelasan mengenai Tim Independen (TI), walau sebetulnya masih dibutuhkan beberapa penjelasan tambahan. Yang pertama dan sudah sangat jelas bagi kita semua adalah bahwa biaya operasional TI diberikan oleh Indonesia Power (IP). Bahwa kenapa biaya tsb harus dimintakan ke IP, juga masih perlu penjelasan. Kenapa bukan DPR atau Menteri Energi dan Sumber Daya Energi (ESDM) yang membiayai ? Lalu, apa saja 'scope of work' dari TI ? Apakah 'scope of work" TI juga harus memperoleh persetujuan dari IP ? Pertanyaan ini penting, sebab, jika "apa yang harus dikerjakan oleh TI" juga perlu dimintakan persetujuan dari IP, maka IP dalam hal ini bukan lagi berperan sebagai kontraktor pembangun pembangkit listrik, yang merupakan anak perusahaan PLN, tetapi sudah menjadi penentu dari boleh tidaknya PLTGU itu dibangun di Pemaron. Kapasitas ini tentu sudah melampaui kewenangan PLN dan bahkan kewenangan Menteri ESDM. Yang selama ini kita pahami berdasarkan UU no. 20/2002 tentang Ketenagalistrikan adalah, bahwa Menteri ESDM lah yang harus memberikan ijin pembangunan pembangkit atau ijin pengusahaan listrik dan ijin pengoperasian pembangkit, karena jaringan listrik yang melalui Gardu Induk (GI) Pemaron tersambung dengan jaringan listrik Jawa-Madura-Bali (Jamali), yang notabene adalah jaringan listrik nasional. Menteri ESDM selanjutnya meminta PLN merencanakan, dan PLN membutuhkan kontraktor pelaksana untuk merealisasikan pembangunan tersebut. Dalam kapasitas inilah seharusnya IP, sebagai kontraktor pembangunan pembangkit. Dalam sudut pandang Pak Sengara, seorang profesional, bahwa uang dari IP/PLN adalah uang rakyat juga, sehingga Pak sengara tidak keberatan masuk kedalam TI walau dibiayai oleh IP. Dengan sudut pandang ini, saya masih bisa berharap banyak dari Pak Sengara untuk bekerja secara obyektif dan profesional. Apalagi juga dikatakan bahwa fee yang akan diterimanya akan sangat tidak setimpal bila harus melawan hatinuraninya. Akankah semua anggota TI berfikir seperti itu ? Mudah-mudahan saja, sebab memvonis terlebih dahulu adalah sangat tidak bijak. Saya sangat mendukung sikap profesional Pak Sengara tersebut, dan seperti kata Pak Bangsing, bahwa nama ITB akan sangat dipertaruhkan
[bali] Re: nasi bungkus
Unek-unek outlet Pak Wis dan rekan-rekan yang lain, Setelah mengikuti Milis ini dengan topik-topik yang menarik, saya merenung, seberapa jauh dampak positip dari diskusi di cyberspace ini. Sayang sekali, nampaknya, para pengambil keputusaan seperti Gubernur dengan jajarannya, Bupati, DPRD Prop maupun Kab tidak ada yang ikut sehingga mereka BONGOL/TULI ( atau sengaja bongol ) apa yang kita bahas. Bahkan saya tidak tahu alamat Emil beliau-beliau itu. Kalau tahu kita bisa cc atau forward. Kendatipun demikian, saya tetap senang nimbrung di Milis ini, minimal dapat menurunkan tekanan darah saya. Sehingga saya anggap Milis ini sebagai: Unek-unek Outlet . Buleleng lagi dilanda musibah. Nasi bungkus belum dibagi, pasar Banyuasri terbakar. Di Radio Singaraja FM, banyak yang mengungkit kembali soal dana Purna Bakti. Kata mereka, waktu Pasar Seririt terbakar, Bupati Buleleng janji akan menambah mobil kebakaran. Ya yang namanya janji, tetap janji. Tapi beliau kan tidak salah karena beliau tidak pernah menyebuh KAPAN? Katanya lagi, kalau dana Purna Bakti dipakai beli mobil akan menyelamatkan pedagang di pasar. Itu kan katanya rakyat yang menyerahkan haknya kepada wakilnya melalui pemilu. Dan wakil kita, yang berarti mewakili kita, berpendapat lain. Purna Bakti dan Tairtayatra ke India sangat urgen ( baca berita Nusa hari ini ). Ada pula yang ngomong, Pemkab Buleleng tidak pernah belajar dari pengalaman dengan terbakarnya pasar Seririt. Sekolah saja bisa tidak naik kelas alias LAMA. Kalau saya jadi Bupati, enak tidak belajar, sehingga tidak naik kelas alias lama, yang berarti mengulang lagi jadi Bupati. Demikian pula kalau jadi anggota legislatif, mengulang berarti kembali dapat Purna Bakti dan metirta ke India. Mungkin tirta di Besakih kurang mujarab. Oleh karena itu teman-teman sekalian, jangan bosan ikut terus di Milis ini, minimal untuk kesehatan kita, mengurangi stress, tekanan darah tinggi, jangan iri dengan Purna Bakti tapi kita tetap mebakti ke pura atau merajan, tidak bisa me Tirta Yatra ke India, cukup ke Tirta Gangga, tidak usah menempel foto di pohon untuk dipilih cukup dikirim di Milis ini sebagai attachment, tidak perlu jual kecap karena kecap ABC sudah banyak diiklankan di Tv. Sekian dan laughter is the best medicine. NSnsudja [EMAIL PROTECTED] wrote: Semeton sareng sami, nunas lugra,Tertarik ikut memberi sekedar komentar tambahan mengenai tema ulang tahundengan pemberian nasi bungkus. Apa hanya itu caranya merayakan ulang tahunapalagi yang ke- 400 Kota Singaraja? Di negara maju ulang tahun besarseperti ke-400, perayaannya disiapkan/ direncanakan jauh hari sebelumnyadengan baik. Misalnya dengan rencana penggelaran/pertunjukan pesta seni,riwayat kota dengan perkembangan, kemajuan dan permasalahan yang dihadapi,pemberian hadiah bagi kegiatan tertentu,atau perorangan karena jasanya bagikota, pemberian bea-siswa guna kemajuan kota, mulainya pembangunan saranayang penting bagi kenyamanan hidup.Kalau hanya sekedar pemberiaan nasibungkus, ini cermin ke- terbelakang/backward kita?Pemberiaan sekedar nasi bungkus mencerminkan kebodohan dan kemiskinan kita.Kita ini benar jadi miskin karena kita tidak punya/pernah mimpi /DREAM,artinya tak mampu berpikir panjang. Karena tak punya mimpi kita lalu tidakpunya harapan/HOPE.Tidak punya harapan berarti tak ada yang ingin dikejaruntuk dicapai / direalisasikan/ ACHIEVEMENT. Perjalanan jauh ke bulandimulai dengan a DREAM. Karena itu jangan heran kita ini sebagai bangsaakan tetap terkebelakang, karena kita tak lagi sadar akan mimpi cita-citatinggi bapak-bapak pendiri bangsa ini.Kini pemilu dilihat dengan tujuan untuk berkuasa, tidak sebagai saranauntuk mengatur pelaksanaan menjalankan pemerintahan yang baik.Apa kita sudah mengerti politik sebagai " A NOBLE GAME AMONG NOBLE PEOPLE".Kenyataannya kini yang diolah permainan kotor-kotor, tentu saja oleh parapolitisi busuk..Jangan heran permainannya terbatas pada pemberian nasibungkus ( kalau mau, mengapa tak dibagi mentah/ uangnya saja bagi orangmiskin???), perkara dana " purnabakti", yang besarnya tanpa malu ditetapkansendiri. Jangan tanya untuk jasa apa yang telah diberikannya bagikepentingan masyarakat ? Apa terkait dengan perbaikan sarana, pendidikan,kesehatan? -Yang justeru kini dibayar masyarakat dengan gaji yang tinggibagi birokrasi adalah untuk kegagalan mereka. Rupanya inilah hasil pembinaanbhineka tunggal ika selama ini. Bhineka permainan kotor di mana-mana yangeka di seluruh negeri. Dan BALI juga bagian dari INDONESIA.Matur suksema.Nengah Sudja, Original Message From: "LP3B Buleleng" <[EMAIL PROTECTED]>To: <[EMAIL PROTECTED]>Sent: Sunday, March 28, 2004 3:03 PMSubject: [bali] Re: nasi bungkus Dear All, Setelah lama nggak mengikuti, ternyata banyak topik-topik menarik yang didiskusikan teman-teman disini. Mulai dari luar negeri minded, nasibungkus dan geothermal. Soal rencana membagikan nasi bungkus ini dalam rangka hut kota singaraja, setelah saya cek ke teman yang punya depot makanan, ternyata memang
[bali] Re: Buleleng Cultural Heritage Conservation
Rekan-rekan di Milis, Ide untuk membuat Information Centre di Buleleng, sangat bagus sekali. Melalui Pusat Informasi ini, masyarakat baik asal Buleleng maupun tidak, akan dapat menyumbangkan pikiran dan pengalamannya untuk pembangunan Buleleng pada khususnya dan Bali pada umumnya. Salah satu bentuk kepedulian masyarakat ini adalah adanya Milis ini. Saya sendiri banyak menimba pengetahuan dari Milis ini, meskipun saya arahnya sudah menuju kelod kauh yang mungkin sebentar lagi dititipkan digeni, diantar warga maudeng selem. Masalahnya sekarang: apakah para pengambil keputusan mau mendengar dan peduli terhadap masukan masyarakat ini. Saya cukup lama ngayah di Pemda, melayani cukup banyak Bupati, sehingga saya sedikit tahu bagaimana kecendrungan mereka yang lagi berkuasa itu. Itu sebabnya saya menulis di Milis ini tentang LAIN JURAGAN LAIN SELERANYA. Kecendrungannya adalah semua ingin membuat sejarah dan meningalkan sesuatu yang bisa dibanggakan waktu beliaunya berkuasa. Belum lagi masuk unsur politik. Lihat patung Banteng di Makam Pahlawan di Singaraja, waktu mulai bangkitnya lambang pohon beringin. Lihat itu patung Singa Ambara Raja yang warna gunta ganti seperti warna ogoh-ogoh. Misalkan saja permimpin kita ada keinginan untuk mendengar masukan masyarakat. Buat alamat Email dan masuk di Milis ini. Dengan jaringan maya ini, beliaunya ( maksud saya Bu Pati dan Pak Pati ) bisa mendapat masukan dan mendengar KELUHAN masyarakat. Kalau tidak mau Emailnya dijejali rubbish ( kalau masukan dianggap sampah ), bikin dua alamat. Satu alamat masuk di Milis dan satu alamat lagi untuk hanya keperluan dinas. Dan untuk memberikan informasi dijaman IT ini, memang seharusnya Pemkab. sudah punya website. Saya cari-cari di internet, apakah Kab. Buleleng punya alamat Email atau Website, hasilnya nihil. Yang saya ketemukan Cuma gambar telanjang. Contoh Kab. Jermbrana punya website dengan address : Jembrana.go.id Saya kira bukan soal biaya. Pemkab. kan bisa bayar seorang web master untuk membuat dan mengelola web site ini. Yang menarik pula di Pemkab. Buleleng ada Dinas Informasi dan Elektronika. Saya pernah kesana, banyak kompouter, branded, KATANYA segera punya web site. Pertanyaan Pak Bangsing, apa Buleleng punya buku panduan. Saya pernah ngayah ( mantan, maan taen ) sebagai Ka Dinas Pariwisata. Waktu itu saya menerbitkan buku panduan Discover Buleleng, Enjoy the difference. Buku itu saya susun dengan bantuan teman-teman orang Bule karena saya hanya tahu bahasa Bali kasar. Saya juga menyusun buku kecil ( booklet ) tentang Gedong Kirtya. Saya juga menyusun buku tentang data pariwisata Buleleng hasil survey Dinas kami waktu itu. Begitu saya lengser tidak pernah saya lihat ada terbitan baru, buku yang saya susun hanya dicetak ulang, TANPA DIEDIT ISINYA. Sayang sekali, akhirnya buku itu menjadi MISGUIDED BOOK. Barangkali yang perlu MENCETAKNYA, bukan goalnya. Saya pernah protes mengenai hal ini karena dalam buku tercantum nama saya sebagai penyusunnya. Kembali tentang pelestarian budaya, yang diperlukan dalam Information Centre ini, bukan hanya masukan waktu dibangun, juga PENGAWASAN masyarakat setelah selesai. Maksud saya, jangan sampai ganti Bupati, seleranya lain, dibongjkar lagi. Bicara soal sejarah, kadang-kadang seorang pemimpin tidak menyadari membuat sejarah. Misalnya kalau PLTGU Pemaron go ahead, maka pariwisata Lovina tinggal sejarah dan pemimpin waktu itulah yang membuat Lovina menjadi sejarah. Sampai bertemu lagi Milis ini. Setidak-tidaknya outlet untuk unek-unek. Nyoman Suwela Nyoman Bangsing [EMAIL PROTECTED] wrote: Ysh. Pak Nengah Sudja, Pak Gde Wisnaya, Pak Suwela, Pak Ketut Arthana, Ibu Widiasari, Ibu Dwi dan teman-teman lp3b lainnya.Saya sependapat dengan Pak Sudja. Bila dimungkinkan, nampaknya kita perlu memberdayakan masyarakat kita, dimana masyarakat ikut aktif mengawasi jalannya proyek yang akan dilaksanakan. Kita bisa memulainya dengan membentuk information centre.Pusat informasi yang ada nantinya kita bisa perluas aktifitasnya.Sebagai bentuk servis, lp3b bisa memberikan info tentang pendidikan tinggi pada masyarakat Buleleng. Melalui servis ini, kita berharap masyarakat akan tertarik, dan mulai melirik lp3b.LP3B juga bisa menggandeng PHRI, dan Dinas Pariwisata Buleleng, untuk menggali potensi wisata yang dimiliki Bali Utara. Untuk maksud itu diperlukan survey tentang potensi wisata yang dimiliki Bali Utara. Coba kita lihat, apakah kita punya buku panduan tentang pariwisata Buleleng ?Wisatawan yang ada jelas memerlukan informasi yang lengkap tentang obyek pariwisata yang ada di Bali Utara.Kita bisa melakukan survey tentang potensi wilayah beserta SDM yang ada di Buleleng.Satu contoh konkret, bila saya ingin belajar menabuh Gender, siapa yang bisa saya hubungi ?Bila seseorang ingin belajar/kursus melukis, siapa yang bisa dihubungi ?Bila saya ingin punya sunari, siapa yang mahir membuatnya ?Apabila seorang wisatawan ingin menginap di Bali Utara, apakah sudah ada web yang memuat info
[bali] mohon maaf
YTh. Bapak Ketut Englan, Ketua PHRI Buleleng Saya mohon maaf banget, sementara ini tidak bisa aktip bersama teman-teman, karena saya masih harus kerja di Karawang. Meskipun demikian, saya terus mengikuti perkembangan Buleleng melalui internet, Email atau SMS, meskipun berita yang saya peroleh sangat terbatas. Terpaksa saya sering ke Warnet, karena di Karawang saya tidak punya PC. Saya sedih mendengar kalau disebut beberapa elit PHRI disebut "maling teriak maling" dan mengenai hal itu telah saya sampaikan tanggapan saya dengan Email dan telah mendapat respons dari beberapa teman. Kepada teman-teman yang telah merespon, saya sampaikan "TERIMA KASIH" segede PLTGU. Bagaimana dengan PTUN? Sampai dimana perkembanganya? Maju terus Pak, sejarah akan mencacat kita. Ada orang yang ingin menjadikan Lovina sebagai sejarah dan kita berupaya mnenjadi sejarah menggagalkan upaya itu. Kalau memang PLTGU itu jalan terus, saya telah membuat rencana menjadikan hotel Angsoka sebagai industri kapur. Dan itu akan dibenarkan oleh Pak Pitana, Ka Diparda Bali. Karena menurut beliau, listrik diperlukan pariwisata, maka PLTGU akan menunjang pariwisata. Kapur juga diperlukan pariwisata sehingga industri kapurpun menunjang pariwisata. Menurut saya, Hotel Bali Taman cocok untuk dijadikan PETERNAKAN BABI, karena daging babi sangat diperlukan pariwisata. Kalau Hotel Baruna, cocok untuk pabrik semen, karena semen sangat diperlukan pariwisata. Ini betul-betul sebagai realisasi dari apa yang disebut "KAWASAN WISATA CAMPURAN". Tembakau enak dipakai rokok, soto enak, maka soto dicampur tembakaupun enak. Ide ini kan cuma mengikuti panutan pemimpin kita, yang akan membawa kita kemasa depan ya ng lain. Yang "lain" itu apakah akan lebih baik atau buruk, saya tidak tahu. Kembali kepada ide saya untuk membuat industri kaput, bahan bakunya cukup banyak. Terumbu karang di Lovina kita angkuti. Patung lumba-lumba kita rubah jadi tungku pembakaran kapur. Bagaimana pendapat teman-teman? Bagus, kan? MARI KITA TERIAKKAN YELL "HIDUP LOVINA". Hidup Buleleng. Welcome to 'WISATA CAMPURAN Lovina. Sekian saja dulu Pal Englan. Dan kalau yang buka Email ini Pak Sukamaji. tolomg di print agar bisa dibaca Pak Englan. Please keep in touch. Nyoman Suwela Do you Yahoo!? The New Yahoo! Search - Faster. Easier. Bingo.
[bali] PTUN
Yth. Bapak Ketut Englan, Ketua PHRI Buleleng Saya sementara masih berada di Karawang, menjadi mandor bangunan sekedar bisa menikmati gorengannya tahu Karawang. Saya terus mengikuti perkembangan PLTGU Pemaron melalui Milis dan artikel yang difax. oleh Pak Wisnaya. Menyikapi langkah kita selama ini, mulai dari surat kepada Bupati dijaman Tumenggung Wirata Sindhu, sampai Plt. Bupati dan terakhir Yang Mulia Bapak Drs. Putu Bagiada MM, orasi damai yang berhadapan dengan celurit dan pedang terhunus, pintu dialog sudah ditutup oleh yang berkuasa di bumi Panji Sakti ini, saya berpendapat hanya ada satu jalan yang seharusnya ditempuh, yaitu jalur HUKUM, dengan mengajukan PTUN, seperti pernyataan Bapak di mass media.PTUN will be the last resort. Alasannya : Saya tidak memiliki lagi kepercayaan kepada lembaga yang namanya DPRD baik Kabupaten maupun Propinsi. Bapak ingat kan, ada Surat Ketua DPRD Buleleng yang isinya menolak pembangunan PLTGU di Pemaron, tapi kemudian ada pernyataan anggota DPRD, Bapak Nuaba menyatakan menyerahkan masalah PLTGU kepada Bupati. Sebelumnya Ketua-ketua Komisi dan Wakil Ketua, menanda tangani risalah rapat di Bali Taman menolak PLTGU di Pemaron. Tapi kemudian Wakil Ketua menghadiri peletakan batu pertama PLTGU. How could I trust them? Katanya mereka mewakili rakyat, rakyat yang mana? Forget them mate, we live in a crazy world. DPRD Bali dilecehkan, tapi apa reaksinya? Katanya di era Otda ini, lembaga wakil rakyat ini, bukan main kekuasaannya, bisa menjatuhkan Bupati atau Gubvernur. Lalu mengapa sekarang setelah dilecehkan tidak nampak kewenangan itu? Forget it, friends, this is a crazy world. Kalau usul kita untuk mencari win-win solution telah ditutup oleh Bupati Buleleng, we have no other choice, the last resort is : lose or win. Dan, dengan PTUN. Tunjukkan kalau Forum kita adalah kelompok yang patuh hukum. Dari awal, seperti tulisannya Pak Sudja dan Pak Wisnaya di Bisnis Bali, bahwa pembangunan PLTGU Pemaron ini telah penuh dengan perkosaan hukum. Mulai dari pelanggaran Perda tentang Kawasan Wisata. Logika mana yang bisa membenarkan PLTGU sebagai imdustri dengan segala pencemarannya bisa dibangun di Kawasan Wisata, hanya dengan memplesetkan pengertian kawasan wisata sebagai "KAWASAN CAMPURAN". Yang sangat menyedihkan adalah justru mereka yang seharusnya mengamankan Perda yang dibuatnya justru memberi contoh untuk melanggarnya. Memang dengan PTUN akan memerlukan biaya. Teman-teman kita seperti Pak Sudja, Pak Wisnaya, Pak Suyatna, Pak Sucipta dari UNIUD dan masih banyak lagi gigih menolak PLTGU ini karena didasari oleh hati nurani mereka, bagaimana dengan teman-teman kita pemilik hotel yang masa depannya paling terancam dengan PLTGU ini? Mengapa kita tidak kumpulkan mereka dan minta apakah mereka bersedia bersama-sama menanggung biaya ini? Kalau mereka tidak mau, ya bubarkan saja Forum Penolakan ini. Kasihan teman-teman yang tidak ada kepentingan langsung disuruh berjuang untuk mereka. Harapan saya, bahwa HAKIM yang akan mengadili masih punya HATI NURANI, kalau tidak, only in God we trust, dan apa boleh buat : KITA TERIMA MASIB INI. Demikian dan selamat berjuang. Nyoman Suwela. Do you Yahoo!? Yahoo! Tax Center - File online, calculators, forms, and more
[bali] goyang karawang vs inul
Pak Wis, Maaf, saya baru bisa baca email teman-teman karena saya lagi sibuk menyusun makhalah tentang pengembangan teknik ngebor Inul dalam rangka pengeboran PLTGU di Pemaron. Karena saya sekarang ada di Karawang, saya mencoba membandingkan goyang Karawang dengan goyang Inul baik dari aspek Inulogi, Inuleconomic, socioinul. Di Karawang saya lagi cari nafkah sebagai mandor bangunan senior sehingga kalau diajak demo saya hanya bisa bawa alat-alat bangunan seperti rekan-rekan yang mendukung PLTGU bawa sajam ( senjata tajam ). Kalau diajak dialog maaf saya tidak bisa karena saya termasuk kelompok yang tidak punya otak. Mungkin Bapak Bupati ada benarnya tidak perlu ada dialog karena yang diajak dialog kebanyakan tidak punya otak. Kalau ada yang punya otak mungkin tidak pernah dipakai atau lupa memakainya. Pak Wis please keep me informed. Pak Sudja, terima kasih atas tawaran Bapak, saya sementara di Karawang, tapi sering ke Jakarta. Sayang sekali tidak banyak seperti Bapak, sudah pensiun tapi belum pikun, masih bisa membedakan mana yang "BENAR " dan mana yang 'BO-ONG". Untuk Pak Umar Said, sebagai mantan pejabat, yang PERNAH dihormati, hati-hati dengan orang KEPERCAYAAN Bapak. See you all then. Nyoman SuwelaDo you Yahoo!? Yahoo! Platinum - Watch CBS' NCAA March Madness, live on your desktop!