[bali] Penegakan Hukum, Wibawa Pemda dan Pariwisata.

2011-09-20 Terurut Topik nyoman suwela




Penegakan hukum, Wibawa Pemerintah Daerah dan
Pariwisata.

Menarik mengikuti kasus café Zurich di Lovina, Buleleng,
yang mendapat liputan luas di mass media Bali.
Secara kronologis kasusnya adalag sbb :

Zurich, dg brand bar
 dan restoran, terletak di tengah-tengah lingkungan hotel, tepatnya di Desa
 Kalibukbuk, kawasan wisata Lovina, dari awal telah cukup kontroversial.
 Pengeluaran ijinnya oleh Kepala Kepala Kantor Pelayanan Terpadu, telah
 mendapat tanggapan negatip tentang persetujuan penyandingnya. Anggota DPRD
 Buleleng, menyatakan dan dilangsir oleh mass media, bahwa persetujuan
 penyanding adalah fiktif dan reka yasa. Kalau apa yang dikatakan oleh
 anggota Dewan ini tidak benar, mestinya ditanggapi oleh Kepala Kantor
 Pelayanan Terpadu. Ternyata tidak ada tanggapan. Adanya
 bar kemudian beroperasi dg karaoke telah menimbulkan protes keras dari
 tamu-tamu yang menginap disana, dari pemilik hotel dan PHRI sebagai
 organisasi yang menaungi hotel dan restoran, karena suara musik sampai jam
 3 pagi. Pemda
 Buleleng dg Team Justisi mengadakan sidak dan menyegel sementara Zurich 
itu dengan
 dasar telah melanggar Perda tentang Ketertiban Umum, sampai ada keputusan
 lebih lanjut. Tanda segel ditempel dipintu dengan tanda tangan Ketua Tim
 Justisi. Begitu Tin Justisi pergi, Zurich
 telah buka kembali, mengabaikan perintah tutup dari Tim Justisi.Protes
 kembali bermunculan dan ada pendapat bahwa 
 sekarang bukan saja pariwisata yang dipertaruhkan tetapi juga
 Wibawa Pemda karena wibawa Pemda terang-terangan telah dilecehkan. Tim
 Justisi mengadakan sidak kedua kalinya. Menyatakan Zurich telah
 membangkang dan mengambil beberapa peralatan sebagai bukti di Pengadilan
 bahwa Zurich
 telah melakukan pelanggaran. Diperintahkan pemilik Zurich untuk memenuhi 
panggilan
 Pengadilan untuk peradilan pelanggaran tersebut.Dua
 kali panggilan diabaikan dan ketiga diancam jemput paksa.Dimuat
 di koran bahwa panggilan ketiga ybs datang. Hakim memutuskan ybs bersalah
 dan menghukum dg 1 bulan penjara dengan masa percobaan 3 bulan. Artinya
 ybs tidak perlu menjalani hukum itu tetapi tidak boleh melakukan 
pelanggaran
 selama tiga bulan. Kalau dalam waktu 3 bulan ybs melakukan pelanggaran
 maka ybs harus menjalani hukuman 1 bulan tsb. Jangankan  tiga bulan, baru 
satu hari Zurich sudah buka
 kembali dengan suara musik yang lebih keras. Ditulis
 berita di mass media berita yang cukup menarik : Café Zurich menggugat Tim
 Justisi 1,6 milayar karena telah menutup café Zurich. 

Mengikuti kronologis kasus saya jadi
ingat dengan kasus Cicak lawan Budaya. Café, apapun istilahnya, Bar, karaoke,
yang relatif kecil sekarang melawan Tim Justisi yang tidak lain bertindak atas
nama Pemerintah  Daerah. Mari kita lihat
siapa yang menang. Kalau Café Zurich menang, yg bersangkutan mendadak jadi kaya
dan  Pemda yang kalah akan semakin banyak
lampu jalan yang mati karena gak ada uang lagi untuk bayar kepada PLN.

Ada comments dari teman-teman Milis? Itulah
faktanya. 



[bali] Hukum sbg sarang labah2???

2011-08-17 Terurut Topik nyoman suwela




Ada orang secara sinis mengatakan bahwa hukum
seperti sarang labah-labah. Lalat ditangkapnya tetapi burung camar lepas. Yang
maksudnya kurang lebih yang kecil ditangkap yang besar bebas berkeliaran.
Ternyata ini tidak sepenuhnya benar.

Belum lama ini dimuat di harian
NusaBali, Radar Bali dan Bali Post bahwa sebuah café relatif kecil di Lovina
telah “disegel” oleh Tim Justisi Kabupaten Buleleng dibawah pimpinan Asisten 1
Kabupaten Buleleng berdasarkan Perda tentang Ketertiban Umum, dengan alasan
café itu telah mengganggu lingkungannya terutama terhadap hotel-hotel
sekitarnya karena cafe itu telah memutar musik sampai jam 3 pagi yang membuat
tamu-tamu yang menginap disana ngacir. Tentu saja tindakan Pemkab Buleleng ini
disambut antusias oleh para pemilik hotel dan masyarakat pada umumnya.

  
Namun beberapa hari kemudian dimuat pula berita bahwa café itu melawan dan
tidak mengindahkan penyegelan tersebut serta beroperasi sebagai biasa dan
sejauh ini tidak ada tindakan dari Pemkab Buleleng.  Hal ini telah dibuktikan 
oleh Pemkab Buleleng
bahwa di Kabupaten Bulelemg tidak benar hukum hanya menangkap yang kecil tetapi
yang kecilpun bisa bebas dari jeratan hukum. Ha…ha….Laughter is the best
medicine mate!

 



[bali] Re: BAli on Rails

2011-04-24 Terurut Topik nyoman suwela
Pak Ambara dan Ibu Viebeke,
  Saya cendrung sependapat dengan Pak Amabara. Diatas kertas , logika dan 
legalitas, mungkin rencana jaringan kereta api (Bali on rail) dapat diwujudkan 
dengan memecahkan masalah tempat suci, pemilikan tanah oleh masyarakat. Tetapi 
pemecahan masalah tempat suci seperti pura di Bali, pemilikan tanah turun 
temurun dan lain-lainnya bukan hanya menyangkut aspek hukum dan  azas manfaat  
tetapi menyangkut aspek keyakinan, kepercayaan, perasaan, yang sering tidak 
sejalan dengan logika. Bagaimana kasus rebutan kuburan, tanah adat, tanah 
druwen 
pura dan sebagainya tidak jarang menimbulkan konflik. Contoh-contoh seperti itu 
cukup banyak. Oleh karena itu rencana pembangunan Bali on rail, sepertinya 
feasible on paper, bermanfaat jangka panjang sosial dan ekonomi, tetapi kalau 
menyangkut keyakinan berdasarkan agama, penghormatan kepada leluhur, kayakinan 
tidak akan semudah seperti diatas kertas. 

   Harapan saya hal ini supaya dipertimbangkan mateng-mateng supaya renca 
triliunan rupiah justru hasilnya akan menyakiti perasaan masyarakat Bali yang 
mayoritas pemeluk agama Hindu dan konflik berkepanjangan. Apakah tidak ada opsi 
lain yang lebih bisa diterima oleh masyarakat Bali seperti meningkatkan sarana 
jalan yang telah ada di Bali? Pak Jro Wacik semoga bisa membaca diskusi di 
Milis 
ini.
Nyoman Suwela





From: Ambara, Gede Ngurah (KPC) gede.amb...@kpc.co.id
To: bali@lp3b.or.id
Sent: Sun, April 24, 2011 9:20:54 AM
Subject: [bali] Re: BAli on Rails

Kalau pura keluarga mungkin mudah, tapi kalau Kahyangan jagat yg sudah ada di 
Bali seribu tahun lalu, yang mana Maha Reshi jaman dahulu memilih lokasi pura 
tidak sembarangan tapi melalui meditasi dan petunjuk dari Hyang Widhi tentu 
tidak akan ada yg berani memindahkannya...masyarakat juga pasti akan 
menolaknya..

- Original Message -
From: bali-bou...@lp3b.or.id bali-bou...@lp3b.or.id
To: bali@lp3b.or.id bali@lp3b.or.id
Sent: Sat Apr 23 10:44:31 2011
Subject: [bali] Re: BAli on Rails

P Ambara yang baik,

Kalau soal teknis yang berhubungan dengan harus memindahkan Pura, nah itu 
bagaimana pendekatan dengan masyarakat saja; bukankah hakekat dari agama adalah 
demi kepentingan manusia yang lebih besar dan mensejahterakan kehidupan 
masyarakat?

Tanah Adat??? Bukankah tanah adat juga di pergunakan untuk kepentingan umatnya?

Suksma,

Viebeke


-Original Message-
From: bali-bou...@lp3b.or.id [mailto:bali-bou...@lp3b.or.id] On Behalf Of 
Ambara, Gede Ngurah (KPC)
Sent: Wednesday, April 13, 2011 9:51 AM
To: bali@lp3b.or.id
Subject: [bali] Re: BAli on Rails


Om Suastiastu, 

Tiang tidak setuju dengan rencana Jero Wacik terkait pembangunan rell kereta 
api 
mengelilingi Bali..alasan-alasan keberatan titiang sbb:
- berdampak serius terhadap peningkatan polusi di Bali karena kereta api ini
- Apa dampaknya terhadap mandala-spiritual masyarakat Bali terkait bahwa umat 
Hindu bali banyak melakukan kegiatan di pinggir laut : melasti dsb, terbayang 
kalau setiap kegiatan melasti mesti melewati jalur kereta api : potensi bahaya 
kecelakaan akan tinggi, kita tahu sistem pengawasan perkereta-apian di 
Indonesia 
sangat lemah..
- potensi untuk membuat suasana kumuh di-sepanjang rel kereta api..
- konflik masalah pembebasan lahan, konflik dengan tanah adat dsb..

Matur suksme
Ngurah Ambara 


-Original Message-
From: bali-bou...@lp3b.or.id [mailto:bali-bou...@lp3b.or.id] On Behalf Of Made 
Wirata
Sent: Wednesday, April 13, 2011 9:30 AM
To: bali@lp3b.or.id
Subject: [bali] Re: BAli on Rails

Maaf Rekan-rekan, ikutan sedikit komentar :
Menurut saya kurang setuju dibangunnya rel KA di Bali, alasannya:
1) melihat aktualitas di Jawa (yang sudah dikatakan maju), hampir semua stasion 
fasilitasnya kurang memadai terutama toilet/ kamar mandi, ..ya seperti umumnya 
stasiun 

bus, juga seperti diBadung, mana ada yang bersih
2) disekitar rel baik di stasiun, apalagi diluar stasiun spanjang jalan KA rada 
jorok 

juga, karena kereta WC-nya tidak seperti bus atau pesawat..langsung bolong..
3) penumpangnya saya rasa tidak banyak. Belakangan ini (3th terakhir) saya 
hampir tiap 

3 bulan pulang Bandung-Bali naik kereta, ini karena terpaksa, istri tdk berani 
naik 

pesawat maupun bus karena tarauma dg bumpy, dan bus suka ngebut. Dari Bandung 
ke 

Surabaya atau sebaliknya rata-rata full, sedangkan yang ke timur (Surabaya ke 
Banyuwangi) paling banter sampai Jember terisi 80-90% dari 6 s/d 7 gerbong, 
begitu 

naik kapal menuju Denpasar tinggal satu bus kecil (fasilitas bus kayak angkot, 
tempat 

barang aja enggak punya), mana ada tourist yang mau naik kereta. 
Mungkinkalau monorel seperti di Jepang atau semacam trem di Eropa..bisa 
jadi 
lebih 

baik. Trem maupun monorel cuman 2-3 gerbong saja tapi frequency ditingkatkan. 
Atau 

seperti yang sekarang sudah dibangun kearah timur Denpasar yaitu by pass 
lebih 
baik, 

tau ruas tertentu TOL.

Made W



--
Open WebMail Project (http

[bali] Re: BAli on Rails

2011-04-24 Terurut Topik nyoman suwela
Ibu Viebeke,
Saya katakan gagasan Bali on rails, saya katakan on paper it isfeasible. 
Tetapi yang saya maksud implementasinya, tantangan yang harus dihadapi, 
masalah-masalah tanah, keyakinan yang harus dipecahkan. Seperti katanya Pak 
Suija gagasan besar ini harus benar-benar dikaji, public diajak rembug. Saya 
baca bahwa gagasan ini akan rampung sebelum masa jabatan Presiden SBY berachir. 
Saya katakan tertarik mengapa selesainya suatu rencana besar ini dikaitkan 
dengan masa jabatan presiden, sedangkan saya katakan masalah-masalah yang harus 
diselesaikan cukup rumit. Kalau pemerintah yakin seperti ibu Viebeke, gagasan 
ini kedepan akan sangat bermanfaat bagi semua orang yang tinggal di Bali, 
masalah yakin dapat dipecahkan tanpa menimbulkan masalah baru, seperti selogan 
Pegadaian memecahkan masalah tanpa menimbulkan masalah, MONGGO. 

  Seperti akhir tanggapan saya supaya gagasan ini dipertimbangkan 
mateng-mateng. Saya yang tinggal di Buleleng dan mencari makan dari sektor 
pariwisata, melihat banyak proyek dengan brand pariwisata yang mangkrak alias 
mubazir, it is a waste of money. Kalau ibu Viebeke sempat ke Lovina silakan 
mampir, saya ajak ibu jalan-jalan dan melihat sendiri gagasan-gagasan diatas 
kertas amat baik tetapi dalam implementasinya mangkrak atau mubazir. Mungkin 
terlalu banyak mengcopy di negara-negara maju, menerapkan sistem serba komputer 
di daerah yang tidak ada listrik. Kira-kira begitui. Bagaimana komentar pak 
Suja? Masih cagcag-cigcig?
Nyoman Suwela. 





From: Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id
To: bali@lp3b.or.id
Sent: Sun, April 24, 2011 9:16:01 PM
Subject: [bali] Re: BAli on Rails

 
P Nyoman yang baik,
 
“Sesungguhnya, apakah segala yang kita bicarakan tadi, bukannya agama yang 
menjadi inti?
 
Bukankah agama sebenarnya meliputi segenap gagasan dan tindak manusiawi?  
Bahkan 
juga meliputi yang bukan gagasan maupun tindakan, …….
Ah, siapakah yang dapat memisahkan kepercayaan dari tindakannya, Atau 
membedakan 
keyakinan dari pekerjaannya? …..
 
Manusia yang menganggap ibadah sekedar jendela, yang terkadang di tutup, hanya 
kadang-kadang dibuka, Agaknya belum megunjungi rumah jiwanya, Yang terbuka 
selalu sepanjang hari, sepanjang masa.  Kehidupanmu sehari-hari adalah rumah 
ibadat, dan ibadah pula, Masukilah kehidupan itu dengan seluruh pribadi,…..”
 
Ini hanya cuplikan saja.
 
Bukannya kita bicara soal kebutuhan orang Bali atau orang di Bali yang 
menyangkut segala aspek tentunya tanpa kecuali?  Jadi bagaimana mungkin bisa 
menyakiti orang Bali? Bali on Rail ini bukan soal kekuasaan, mengambil alih 
melainkan sebuah fasilitas public saja yang berbeda dengan jalan dan kendaraan 
bermotor lainnya, yang di gagas sebagai jalan keluar dari ketidak nyamanan 
serta 
mungkin dapat membuka kesempatan bagi mereka yang membutuhkan terlebih yang 
kurang akses ke kesempatan (peningkatan qualitas hidup, keluar dari pembodohan 
dll)
 
Pendatang biasanya sudah melengkapi diri dengan transport masing masing, kalau 
susah di satu tempat mereka tinggal pindah saja, tidak ada masalah, saya lebih 
melihat orang orang Bali di daerah terpencil yang cukup banyak yang kurang 
mendapatkan kesempatan karena keterbatasan akses dan mahal. Bisa keluar dari 
rumah dengan aman dan nyaman, sampai di tempat kerja, pulang lagi kerumah….. 
inikan yang menjadi pokok diskusi?
 
Disamping itu tidak mungkin kebijakan pemerintah melampaui kebutuhan 
masyarakatnya (kecuali asas kekuasaan bukan asas public service), contohnya 
kalau Kahyangan Jagat yang di jaga oleh umatnya pastinya tidak bisa di gusur 
begitu saja; kan ada aturannya juga.  Bagaimana jalan jalan yang sudah di buat 
atau sedang dibuat, tidakkah juga sesuai dengan kebutuhan dan pastinya 
memperhatikan asas penghormatan kepada leluhur?  BAgaimana boulevard dan by 
pass 
dan jalan kabupaten dan jalan desa/dusun jaman dahulu sekalipun di buat
 
‘kasus rebutan kuburan, tanah adat, tanah druwen pura dan sebagainya tidak 
jarang menimbulkan konflik’ itu asasnya antar kelompok sendiri, karena iri 
hati, 
kekuasaan, keserakahan dll.
 
Kalau menyangkut pemecahan masalah tempat suci, pemilikan tanah turun temurun 
dan lainnya itu kesepakatan bersama … untuk kepentingan lebih luas, karena yang 
berkepentingan juga sementon sendiri.
 
Candi Borobudur dan Prambanan (1000 tahun jelas ya) itu malahan di pugar bukan 
di lampaui jalan besar; malahan jalan melingkarinya; dan ketika di pugar di 
pindahkan dulu lalu di kembalikan lagi; tapi ber-ratus ratus tahun digunakan 
sebagai jalan sebelum ketahuan kalau ada Candi dibawahnya….???@#$^*
 
Hm, kenapa harus takut dengan pembangunan…..
 
Viebeke
 
 
From:bali-bou...@lp3b.or.id [mailto:bali-bou...@lp3b.or.id] On Behalf Of nyoman 
suwela
Sent: Sunday, April 24, 2011 4:48 PM
To: bali@lp3b.or.id
Subject: [bali] Re: BAli on Rails
 
Pak Ambara dan Ibu Viebeke,
  Saya cendrung sependapat dengan Pak Amabara. Diatas kertas , logika dan 
legalitas, mungkin rencana

[bali] Re: Fwd: [indonesia] Fwd: Dosen-dosen busuk

2011-04-17 Terurut Topik nyoman suwela
Walah.walah..apa bener gitu? Kalau saya sich gak pernah sekolah tinggi. Kalo 
panjat pohon tinggi pernah. Yang menarik saya Pak Wis bukan hanya itu. Banyak 
saya lihat para pejabat dan pegawai pemerintah  pake titel-titel segembok 
seperti MM, MSi, MBA, ST MSci dsb. Gak tahulah kapan kuliahnya, di Perguruan 
Tinggi mana. Kalo para dosen untuk naik pangkat sudah gitu caranya, 
walah...walah... guru kencing berdiri murid kencing dalam celana. 

Nyoman Suwela





From: Gde Wisnaya Wisna gdewisn...@gmail.com
To: bali@lp3b.or.id
Sent: Sun, April 17, 2011 10:02:09 PM
Subject: [bali] Fwd: [indonesia] Fwd: Dosen-dosen busuk

Bukan bermaksud apa2 dari saya , mengapa saya memforward email ini ke milis 
kita.

Tulisan ini sepertinya nyambung dengan tulisan pak Artika tentang Ulat Bulu. 




-- Forwarded message --
From: Mohammad Andri Budiman mand...@gmail.com
Date: 2011/4/16
Subject: [indonesia] Fwd: Dosen-dosen busuk
To: i...@itb.ac.id
Cc: indone...@nextbetter.net, refere...@yahoogroups.com, 
futurol...@yahoogroups.com


FYI

Salam,
CA

-- Forwarded message --
From: Johan Romadhon jromad...@gmail.com
Date: 2011/4/15
Subject: [Alumni STAN] FW: Dosen-dosen busuk
To: alumnis...@yahoogroups.com, jurnali...@yahoogroups.com



Saya gak tahu sumbernya dari milis mana, tapi saya nemuin tulisan ini
di milis CFBE (LSM pendidikan) yang nyalin dari milis para alumni ITB.
Di milis alumni ITB dan CFBE, tulisan ini jadi diskusi rame bangets.
Pesan saya satu: meskipun “kreatif”, tapi jangan sekali-kali dipraktekin ya…..:)
Sugeng midangetaken…. (Tanya  Mahdum or Dedhi artinya…;))

JR STA 87

Ada berita memprihatinkan di milis sebelah berikut ini..

Salam,

INOEL



Dosen-dosen “Busuk”

Kemarin saya mengikuti rapat di Dikti dengan Ditnaga, Pak Supriyadi.
Informasi yang disampaikan Pak Supriyadi tentang kelakukan para dosen
di Indonesia, khususnya yang sedang mengajukan kenaikan pangkat,
sungguh memalukan. Institusi pendidikan yang diharapkan menjadi
benteng terakhir penjaga norma dan kejujuran sudah rusak, bukan oleh
segelintir dosen, tetapi oleh sangat banyak dosen berperilaku “busuk”
dengan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan pribadi.
Beberapa kelakuan dosen tersebut yang disampaikan Pak Supriyadi
adalah:

 - Memalsukan karya ilmiah. Makalah ilmiah orang, khususnya yang
diterbitkan di jurnal ilmiah internasional diganti nama penulis
aslinya menjadi nama yang bersangkutan. Dengan membawa ke tempat
percetakan, maka tidak kentara bahwa makalah tersebut adalah makalah
orang lain yang dipalsukan.

- Membuat jurnal palsu. Satu nomor jurnal internasional dimodifikasi.
Caranya adalah mencabutkan satu makalah yang ada dalam jurnal tersebut
dan diganti dengan makalah dia. Seolah-olah makalah dia sudah
diterbitkan dalam jurnal tersebut. Dosen tersebut kemudian menjilid
ulang jurnal tersebut sehingga tampak sebagai jurnal yang asli.

- Membuat jurnal nasional palsu. Ada kejadian dua dosen dari
universitas yang sama dan jurusan yang sama. Mereka sama-sama
 mengajukan kenaikan pangkat. Ketika diteliti dokumennya, mereka
melampirkan jurnal dengan volum yang sama dan nomor yang sama.
Seharusnya jurnal tersebut memuat paper-paper yang sama. Tetapi
ternyata tidak. - Jurnal dengan volum dan nomor yang sama tersebut
memuat paper-paper yang berbeda. Jurnal yang dilampirkan si A memuat
peper si A, sedangkan jurnal yang dilampirkan si B memuat paper si B.
Ini berarti salah satu atau kedua dosen tersebut telah membuat sendiri
jurnal tersebut dan mamasukkan makalahnya masing-masing ke dalamnya.

- Mengubah nama di ijasah luar negeri. Ijasah luar negeri orang lain
diganti namanya dengan nama dia. Lalu dia datang ke percetakan untuk
membuatkan ijasah yang persis sama dengan aslinya.

 - Menulis paper dengan hanya mencantumkan nama sedndiri pada karya
mahasiswa bimbingan, agar yang bersangkutan dapat menikmati sendiri
 nilai kum paper tersebut.

- Membuat makalah palsu dari hasil copy paste di internet. Makalah
tersebut diterbitkan di jurnal yang dikelola sendiri.


Hancurlah pendidikan bangsaku. Untuk menertibkan para dosen “busuk”
tersebut mungkin beberapa langkah perlu dilakukan:

- Membentuk lembaga yang bernama Professor Watch. Lambaga ini
menyelidiki kesahihan dokumen yang telah digunakan para professor
untuk naik pangkat. Jika ditemukan kecurangan, professor tersebut
diadukan ke polisi karena sudah melakukan tindakan penipuan. Kalau
perlu dipidana, karena dari pekerjaan tersebut dia telah memakan uang
Negara dari tunjangan kehormatannya yang seharusnya bukan hak dia.

- Jabatan professor tidak diberikan secara permanen. Tiap 5 tahun
performance profesor tersebut dinilai. Jika tidak perform dengan baik,
 jabatan profesor dicabut. Beberapat poin yang dinilai adalah: adanya
mahasiswa bimbingan (khususnya mahasiswa doctor), penelitian yang
dilakukan, karya ilmiah yang dihasilkan, pengajaran, dan lain-lain,
yang dia lakukan setelah menjabat sebagai profesor. Kalau semua hal
 itu

[bali] Re: BAli on Rails

2011-04-15 Terurut Topik nyoman suwela
Pak Jro Wacik memang hebat sejak menjadi Menteri Budpar. Kebetulan saya mencari 
nafkah disektor pariwisata jadi perhatian saya lebih banyak fokus kepada sektor 
itu. Di Lovina, khususnya di Lovina beliau melancarkan proyek super canggih 
yaitu diera serba sentuh berupa bangunan yanag didalamnaya ada peranti 
komputer yang maksudnya wisatawan atau umum dapat memperoleh informasi dengan 
hanya menyentuh layar kaca komputer. Dibeberapa negara yang pernah saya 
kunjungi 
memang saya pernah alami. Hebat dan bravo Pan Menteri. Cuma sayang 
sampai sekarang komputernya masih sepanjang wacana alias belum ada. 
Bangunan sementara jadi mubazir. Waste of money?
Saya hadir mewakili PHRI Buleleng di hotel Banyualit mendengar pemaparan 
Direktur Pemasaran Dalam Negeri Kementerian Budpar tentang program Kementerian 
Budpar ingin membantu Daerah mengembangkan kepariwisataan di Daerah dengan 
mengadakan semacam festival budaya daerah dengan menampilkan kebudayaqn daerah 
khususnya keseniaan yang unik untuk menarik wisatawan. Dalam pemaparan ternyata 
program itu sudah dipaket secara mateng, tempatnya sudah ditentukan di Taman 
Kota Singaraja, apa yang akan ditampilkan, acaranya bahkan sampai 
penyelenggaranya. Mungkin semua ini atas hasil konsultasi dengan Pemda 
setempat. 
Dan..dalama pelaksanaannya program ini dikaitkan dengan HUT Kota Singaraja.
Pada waktu pemaparan saya selaku wakil PHRI sudah mengusulkan mengapa tidak 
diadakan di kawasan wisata? Mengapa PHRI tidak dilibatkan sejak awal dari 
perencanaaan?
Dalam pelaksaanaan tidak ada promosi ke hotel-hotel, brosur, leaflet atau 
bahan-bahan promosi lainnya. Hanya sepanduk yang amat sederhana.
Tapi dalam pelaksanaan saya dengar (karena saya tidak hadir) sukses besar. 
Didatangkan artis dari ibu kota. Lapangan dipenuhi oleh wisatawan domestik 
yaitu 
wisatawan yang datang dari kampung-kampung sekitar lapangan seperti Banjar 
Jawa, 
Kampung Bugis, Banjar Tegal dan lain-lainnya. 

Dulu ada proyek pelestaraian tempat-tempat bersejarah antara lain pelabuhan 
Buleleng, jembatan Kampuing Tinggi dsb. Menurut pendapat saya yang picik yang 
namanya pelestarian adalah mengembalikan kepada aslinya, bukan ditambah atau 
dikurangi. Tapi jembatan tua Kampung Tinggi ditambahi atap. Apa ini namanya 
pelestarian? Dan ada kabar justru bangunan lama di pelabuhan Buleleng akan 
dibongkar untuk tempat Festival Topeng Internasional.
Banyak yang kaget. Ya itulah pembangunan sebagai ciri kemajuan, membongkar 
dan membangun. 

Pengalaman  menunjukan bahwa kita pintar membuat rencana, membangun tetapi 
kemudian tidak bisa memeliharanya. Lihat pintu gerbang di Lovina denganan 
tamannya, tempat lampu sepanjang jalan yang tidak pernah ada lampunya. Semuanya 
tidak ada kelanjutan dan tidak terpelihara. Berapa uang terbuang-buang? Kalau 
itu dipergunakan untuk kebersihan wisatawan akan acungkan jempol. Saya 
khawatirkan kalau rencana rel di Bali benar-benar terwujud lalu tidak 
terpelihara, apa jadinya? Only God knows. 

That is life mate?
Bravo pak Menteri. 





From: donny harimurti do...@babadbali.com
To: bali@lp3b.or.id
Sent: Fri, April 15, 2011 11:37:15 PM
Subject: [bali] Re: BAli on Rails

Salam. 
Saya kurang / belum setuju dengan KA perkotaan dlm waktu dekat ini. Semrawutnya 
lalu lintas sekarang ini akibat tidak adanya angkutan umum yang memadai. 
Mestinya pemerintah menerbitkan plat nomor kuning (umum) sudah dengan ijin 
trayek yang mengikat. Untuk tiap daerah pengembangan baru pemerintah membuka 
jalur perintis dengan menggaji pengemudi alih-alih memungut ongkos dari 
penumpang. Sehingga tidak ada rebutan jalur gemuk dan penolakan jalur baru. 
Setiap jalur yang sudah tumbuh sendiri dicabut subsidinya dan diawasi 
volumenya. 
Stasiun estafet ditentukan sehingga trayek yang tumpang tindih dihindari.
Masyarakat Bali ingin memiliki kendaraan pribadi karena kendaraan umum sulit, 
ini masalah umum. Masalah khususnya, rata-rata penduduk kota besar punya 2 
domisili yang harus dihubungkan setiap waktu. Rumah tua dan rumah kota. 
Sehingga 
1 jenis wahana saja tidak cukup untuk tiap rumah. Karena itu masalah jadi 
semakin rumit. Kalau masalah umumnya bisa teratasi dengan baik, yang khusus 
akan 
terakomodasi dengan kelebihan kuantitas kendaraan pribadi. 

Untuk angkutan jarak jauh, saya setuju kereta api. Karena kereta api bisa patas 
(cepat dan terbatas). Tidak berhenti di sembarang tempat  tidak mengusik jalur 
angkutan jarak dekat. Yang terutama adalah menghubungkan kota besar ke kota 
besar dengan sesedikit mungkin perhentian supaya cepat. Tepat untuk angkutan 
sembako, BBM, bahan mentah  cargo dalam volume besar serta penumpang pelintas 
pulau. Lintas pulau ini ada dan pertumbuhannya akan menjungkir balikkan Bali 
kalau kita hanya memikirkan Bali saja. Mereka harus segera dibuatkan urat nadi 
lintasan yang lancar agar tidak bersinggungan langsung  memperparah keruwetan 
lalulintas dalam pulau. Karena itu idealnya buatkan jalur utara dan selatan 

[bali] Re: BAli on Rails

2011-04-12 Terurut Topik nyoman suwela
Kalau kita lihat di Jawa, sepanjang rel berdiri rumah-rumah kumuh, padagang 
acung, segala aktivitas untuk mengais rejeki. Sedangkan rencana rel itu 
sepanjang pantai, sedangkan wisatawan datang karena ingin menikmati pantai yang 
tenang, kalau dah begitu, apakah masih ada wisatawan yang datang? Satu aspek 
mungkin menguntungkan yaitu memudahkan masyarakat berpergian, tapi karena 
lokomotif ekonomi Bali adalah pariwisata, bagaimana dengan aspek pariwisata? 
Apakah masih menguntungkan? Agak menarik juga justru Menteri Budpar yang 
kesannya sangat mendukung proyek ini. 

Nyoman Suwela





From: Made Wirata madew...@indonesian-aerospace.com
To: bali@lp3b.or.id
Sent: Wed, April 13, 2011 8:29:58 AM
Subject: [bali] Re: BAli on Rails

Maaf Rekan-rekan, ikutan sedikit komentar :
Menurut saya kurang setuju dibangunnya rel KA di Bali, alasannya:
1) melihat aktualitas di Jawa (yang sudah dikatakan maju), hampir semua stasion 
fasilitasnya kurang memadai terutama toilet/ kamar mandi, ..ya seperti umumnya 
stasiun 

bus, juga seperti diBadung, mana ada yang bersih
2) disekitar rel baik di stasiun, apalagi diluar stasiun spanjang jalan KA rada 
jorok 

juga, karena kereta WC-nya tidak seperti bus atau pesawat..langsung bolong..
3) penumpangnya saya rasa tidak banyak. Belakangan ini (3th terakhir) saya 
hampir tiap 

3 bulan pulang Bandung-Bali naik kereta, ini karena terpaksa, istri tdk berani 
naik 

pesawat maupun bus karena tarauma dg bumpy, dan bus suka ngebut. Dari Bandung 
ke 

Surabaya atau sebaliknya rata-rata full, sedangkan yang ke timur (Surabaya ke 
Banyuwangi) paling banter sampai Jember terisi 80-90% dari 6 s/d 7 gerbong, 
begitu 

naik kapal menuju Denpasar tinggal satu bus kecil (fasilitas bus kayak angkot, 
tempat 

barang aja enggak punya), mana ada tourist yang mau naik kereta. 
Mungkinkalau monorel seperti di Jepang atau semacam trem di Eropa..bisa 
jadi 
lebih 

baik. Trem maupun monorel cuman 2-3 gerbong saja tapi frequency ditingkatkan. 
Atau 

seperti yang sekarang sudah dibangun kearah timur Denpasar yaitu by pass 
lebih 
baik, 

tau ruas tertentu TOL.

Made W



--
Open WebMail Project (http://openwebmail.org)


-- Original Message ---
From: wayan artika batung...@yahoo.com
To: bali@lp3b.or.id
Sent: Tue, 12 Apr 2011 15:49:21 -0700 (PDT)
Subject: [bali] Re: BAli on Rails

 Ini kabar gembira namanya!
 
 --- On Tue, 4/12/11, Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id wrote:
 
 From: Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id
 Subject: [bali] BAli on Rails
 To: bali@lp3b.or.id, bali-b...@yahoogroups.com
 Date: Tuesday, April 12, 2011, 8:56 AM
 
 Circumnavigating Bali
 on Rails
 
 Posted on 12 April 2011.
 
 Bali Moving Ahead with Plans for a US$ 770
 million Rail System.
 
 (2011-04-11) The Indonesian government is moving
 ahead with plans to construct a 560 kilometer long rail system 
circumnavigating
 Bali at a total cost of Rp. 7 trillion (US$770 million).
 
 The State news agency Antara quoted the Minister
 of Culture and Tourism, Jero Wacik, who said: [UTF-8?]“A survey is now being
 conducted on the feasibility (of the project) by a consultant of PT Kereta Api
 Indonesia (PT KAI). In three [UTF-8?]month’s time, a plan will be published 
,
 including both the grand design and a [UTF-8?]budget.�
 
 (image from embraceadventure.com)
 
 Wacik states that the new Bali rail system will
 redistribute wealth and improve the welfare of the Balinese public. The
 minister said that both foreign and local investors would be invited to take
 part in the creation of the Bali rail system.
 
 [UTF-8?]“While a
 
 number has not been created, PT KAI estimated the round Bali system including
 stations will cost Rp. 7 trillion. There are many private and foreign 
investors
 who want to take part in building the 560 kilometer long [UTF-8?]rail.� 
explained
 Wacik.
 
 A main goal of undertaking the construction of
 the rail system circling Bali is to achieve a more even distribution of 
tourist
 visitors to the now less-visited areas of north Bali.
 
 Explained Wacik: [UTF-8?]“The political will is to
 evenly distribute development, because in south Bali there is an over
 accumulation of hotels, tourists and human population. The airport is already
 small while the number of tourists continues to increase. By building the
 proposed rail system we will achieve a more equitable distribution (of
 tourists) in Bali. This will create new economic opportunities in 
[UTF-8?]Bali’s
 [UTF-8?]north.�
 
 The Minister hopes the round-Bali rail system can
 be operation by 2014, near the end of President [UTF-8?]Yudhoyono’s final 
term of
 office. Adding, [UTF-8?]“if we [UTF-8?]can’t
 
 (finish the project) in 2014, at least half of the rail system in Bali will be
 finished. Then by the end of this administration a part of the rail system can
 [UTF-8?]operate.�
 
   
--- End of Original Message ---


--
Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia

[bali] Re: Bali confronts Its Hellish' Problems

2011-04-09 Terurut Topik nyoman suwela
Menarik juga baca dikoran bahwa Bupati Badung dalam hal ini Dinas Kebersihan 
dikatakan KEPUPUNGAN, kurang lebih bangun kesiangan dan jadi panik berkaitan 
dengan artikel di majalah Time yang mengatakan bahwa Bali bukan lagi pulau 
sorga 
tetapi pulau neraka. Sadis memang.  Ya meskipun terlambat kan masih lebih baik 
daripada TIDAK. It is better being late than NEVER. Dan itu kan biasa. Kalau 
sudah ribut baru semuanya RIBUT. Andaikata tidak ditulis majalah TIME mungkin 
juga tidak akan ribut. Jadi majalah Time ini tukang bikin ribut. Contoh lain 
Rabies. Saya pernah menulis di surat pembaca tentang bahayanya rebies supaya 
cepat di tanggulangi. Tidak ada yang hirau. Business as usual, katanya. 
Tenang-tenang saja, aman terkendali. Sudah banyak yang mati, baru kepupungan. 
Sekarang pantai Kuta bersih dalam semalam. Bravo. Salut. Tetapi..dampaknya 
sudah terlanjur meluas all over the world. Bisakah citra Kuta khususnya dan 
Bali 
umumnya dikembalikan dalam waktu semalam seperti membersihkan pantai Kuta dalam 
waktu semalam? Kecuali kalau kita minta bantuan jin dari ceritera 1001 malam. 
Nothing is impossible. Good. Lets try. Who knows that God is at our side. 

It is better doing nothing than being busy but doing nothing.
Have a nice weekend mate and good luck. 
Astungkara. 
Nyoman Suwela





From: Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id
To: bali@lp3b.or.id; bali-b...@yahoogroups.com
Sent: Thu, April 7, 2011 6:54:35 AM
Subject: [bali] Bali confronts Its Hellish' Problems

 
Bali Confronts Its ‘Hellish’ Problems

Made Arya Kencana  Camelia Pasandaran | April 07, 2011
 
 
Denpasar. While most government officials seem allergic to criticism, Bali 
Governor Made Mangku Pastika said on Wednesday that he had no problem with Time 
labeling the island a hellish holiday destination. 


“We cannot deny it. It is a fact,” Pastika said “If Bali is allowed to continue 
[like this], it will become hell for tourists.” 


In an April 1 article titled “Holidays in Hell: Bali’s Ongoing Woes,” Andrew 
Marshall examined the various problems faced by the resort island, from garbage 
to beach pollution and traffic congestion. 


The magazine article covered similar issues to those uncovered in a Bali 
Tourism 
Office survey that found one of the first complaints tourists made after 
arriving in Bali was that litter was out of control, Pastika said. 


“It is true that we are dirty, much more than other countries,” he said. 

Pastika also said he had received numerous complaints about the island’s 
increasingly congested traffic, including from participants at the annual 
meeting of the Asian Development Bank in May 2009. 


He asked Balinese people not to become offended by the article or send letters 
of protest or rebuttal to the magazine. 


“The facts are there and Time only wrote what it saw,” Pastika said. “It is a 
magazine with a high level of credibility. We should look at this as a chance 
for introspection.” 


He said he hoped the report would open Balinese people’s eyes to the problems 
that urgently needed to be addressed. 


“It should not be like it is now, where the construction of a new toll road is 
held up or the moratorium on the building of new hotels is opposed,” he said. 


Ida Bagus Subhiksu, head of the Bali Tourism Office, said he was not worried of 
the impact of the report. 


“It could even be positive. Tourists who have visited Bali might want to check 
the veracity of the report,” he said, adding he was gathering tourism industry 
professionals to discuss the appropriate response to the report. 


“We will try as best as we can to ensure Bali regains its image as a heavenly 
island,” he said. 


On Wednesday, Kuta’s famous beach saw a massive clean-up operation. “Almost 
every day, Kuta receives the equivalent of 20 to 100 trucks of garbage,” said 
Anak Agung Ngurah Tresna, who heads the Kuta Beach Task Force. 


Tresna said the beach will now be cleaned five times daily, instead of the 
usual 
two to three .

[bali] Re: Perlu di sikapi?????

2011-02-24 Terurut Topik nyoman suwela
Kalau lahan pertanian tidak cukup lagi mengapa kita tidak latih masyarakat Bali 
untuk tidak hanya menggantungkan diri dari  menanam padi? Saya dari keluarga 
petani, tetapi sejak kecil dengan saudara yang banyak, saya sudah menyadari 
bahwa nantinya tanah orang tua saya tidak akan cukup untuk hidup dari 
pertanian. 
Sekarang saya mencari nafkah di sektor pariwisata dan istri jualan 
kecil-kecilan, sehingga minimal bisa makan dan menyekolahkan anak-anak, tanpa 
perlu bertransmigrasi ke daerah lain. 






From: tlengkey tleng...@web.de
To: bali@lp3b.or.id
Sent: Thu, February 24, 2011 3:19:44 PM
Subject: [bali] Re: Perlu di sikapi?

  
Pemikiran yang berbahaya atau mengandung racun  atauapalah motivnya., 
terimalah ini sebagai pernyataan, kritik ataupun  provokasi!
 
Jika kenyataannya dilapangan tidak sedemikian,  berikanlah fakta yang nyata, 
atau mungkin ada kesalahan yang musti  dirubah/diperbaiki.
 
Yang pada akhirnya hanya untuk membantu Petani dan  pelestarian lingkungan. 
Marilah kita koreksi lagi berapa lahan pertanian yang  sudah diubah menjadi 
lahan pariwisata/perumahan?
 
Sampai saat ini saya belum pernah mendengar, jika  ada projek 
pariwisata/perumahan yang dibatalkan untuk melestarikan lahan  pertanian. 

 
Masih banyak lagi yang kita harus perbaiki  ...Ormas peduli Bali musti 
lebih dimasyarakatkan.
 
 
NATO
 
 
- Original Message - 
From: Asana ViebekeLengkong 
To: bali@lp3b.or.id 
Sent: Thursday, February 24, 2011 4:30AM
Subject: [bali] Re: Perlu disikapi?


Saya sudah berbicara denganbeberapa teman dan akan di sikapi secepat 
mungkin…. Pernyataan mengandungracun corporasi…
 
From:bali-bou...@lp3b.or.id [mailto:bali-bou...@lp3b.or.id] On Behalf Of 
Ambara, 
Gede Ngurah(KPC)
Sent: Thursday, February 24, 2011 8:13 AM
To: bali@lp3b.or.id
Subject: [bali]Re: Perlu di sikapi?
 
Pemikiranyg berbahaya sekali, orang Bali disuruh transmigrasi, para 
pendatangmembanjiri Bali, akhirnya budaya dan agama Hindu Bali lenyap.. 
Mimih dewaratu..
 


 
From:bali-bou...@lp3b.or.id bali-bou...@lp3b.or.id 
To:bali@lp3b.or.id bali@lp3b.or.id 
Sent: Wed Feb 23 19:58:152011
Subject: [bali] Perlu di sikapi? 
Industri Pertanian Tak Cocok diBali
Beritabali.com,Denpasar, Tingginya alih fungsi lahan menyebabkan semakin 
terbatasnyalahan pertanian di Bali. Kondisi ini yang menyebabkan Asosiasi 
PengusahaIndonesia (APINDO) menilai Bali sudah tidak cocok sebagai lokasi 
pengembanganindustri pertanian. 


Ketua Apindo Bali Panundiana Khun padaketeranganya di Renon (14/2) 
menegaskan akibat semakin terbatasnyalahan
pertanian maka sudah saatnya pemerintah untuk memberlakukan program
trasmigrasi bagi para petani di Bali. Sebagai salah satu contoh program
trasmigrasi petani ke Kalimantan.

“Kalau hanya petani penggarap itukenapa tidak dibawa trasmigrasi saja ke 
Kalimantan. Di Kalimantan itu satuhektar hutan hanya dua juta. Bisa minta 
gratis. Kaltim, kalteng, Kalbarkebanyakan penduduknya orang Jawa semua. 
Penduduk lokalnya hanya 30 persen,”ujar Panundiana Khun.

Panundiana Khun menambahkan walaupun pertaniandapat tetap dikembangkan di 
Bali, namun pertanian tersebut hanya sebagaipelengkap pariwisata semata. 
Selain itu pertanian hanya akan menjadi bagiandari paket wisata di Bali.  
(mlt)


  

[bali] Pipa PLTGU Pemaron bocor.

2011-01-26 Terurut Topik nyoman suwela
Kita sangat rindu mendengarkan tanggapan atau komentar penguasa di Buleleng dan 
Bali yg dulu mengeluarkan ijin meskipun sudah diprotes oleh PHRI Buleleng dan 
masyarakat kawasan wisata Lovina. In this  situation silence is no longer gold. 
Mr Bupati please speak up.

On Wed Jan 26th, 2011 8:49 PM ICT Gde Wisnaya Wisna wrote:

Supaya lebih mantap diskusi kita, ini ada beberapa gambar yg berhasil
diambil oleh teman kita (lihat attachment).

salam
gw

2011/1/26 Ambara, Gede Ngurah (KPC) gede.amb...@kpc.co.id

  Kenapa PLTGU Pemaron tidak di-demo saja..lakukan clash action, kumpulkan
 data kerugian yang mesti ditanggung oleh pelaku pariwisata akibat limbah
 solar ini?





 Salam
 GNA



 -Original Message-
 *From:* tleng...@web.de [mailto:tleng...@web.de]
 *Sent:* Wednesday, January 26, 2011 3:14 PM
 *To:* bali@lp3b.or.id
 *Subject:* [bali] Re: Pipa PLTGU Pemaron bocor.



 Bupati dan Gubernurnya sekarang bungkam!



 Rakyat.akan berkata...Takdir.



 Dan apa kata ikan-ikan serta habitat laut yang lainnya; *Hey...Tunggu
 sampai kami semua mati, dan*...*uangmupun** **tak dapat kalian makan**.*





 Salam

 Th.Lengkey



  - Original Message -

 *From:* Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id

 *To:* bali@lp3b.or.id

 *Sent:* Wednesday, January 26, 2011 3:47 AM

 *Subject:* [bali] Re: Pipa PLTGU Pemaron bocor.



 Hal seperti ini lebih baik tidak masuk PTUN, tapi dengan kekuatan
 masyarakat saja sebagai pe monitor kebijakan dan pelaksanaan peraturan



 Kalau sudah masuk PTUN ya penguasanya yang menang – sebagai pembuat aturan
 dan pelaksana aturan



 Yang di serang sebenarnya adalah DPRD nya di Buleleng dan Pemerintah
 setempat yang tidak mempertahankan Tata Ruang yang notabene pastinya sudah
 ada SK yang berdasarkan aturan hukum.



 Negara kita ini di kuasai dan tersandera



 *From:* bali-bou...@lp3b.or.id [mailto:bali-bou...@lp3b.or.id] *On Behalf
 Of *wayan artika
 *Sent:* 26 Januari 2011 8:02
 *To:* bali@lp3b.or.id
 *Subject:* [bali] Re: Pipa PLTGU Pemaron bocor.



 ikut berduka cita atas kekalahan phri buleleng. uangnya mungkin tak ada ya?
 untuk menang perlu kongsi dan uang.

 salam
 artika
 di pemaron

 --- On *Tue, 1/25/11, Gde Wisnaya Wisna gdewisn...@gmail.com* wrote:


 From: Gde Wisnaya Wisna gdewisn...@gmail.com
 Subject: [bali] Re: Pipa PLTGU Pemaron bocor.
 To: bali@lp3b.or.id
 Date: Tuesday, January 25, 2011, 7:08 AM

 LP3B juga prihatin pak dan sangat menyesalkan kejadian ini, tadi saya sudah
 survey ke laut.

 Kita harus selalu ingatkan kejadian ini sangat merugikan masyarakat nelayan
 dan kelompok perahu snorkling.

 Men Pak Suwela nu semangat ?

 2011/1/25 nyoman suwela 
 nsuw...@yahoo.comhttp://mc/compose?to=nsuw...@yahoo.com
 

 Baca harian lokal yg memberitakan pipa solar milik Indonesian Power di
 Pemaron kawasan wisata Lovina bocor dan telah mencemari air laut. Kita jadi
 ingat waktu PHRI bersama masyarakat di kawasan wisata LOVINA menentang
 pembangunan PLTGU tsb di Pemaron yg dg Perda Bali telah ditetapkan sbg
 bagian dr kawasan wisata Lovina dan disarankan spy dibangun di Celukan
 Bawang yg telah ditetapkan sbg KAWASAN INDUSTRI. Di kawasan  wisata MESTINYA
 tidak diijinkan pembangunan industri. Fakta berbicara lain. Gubernur Bali
 dan Bupati Buleleng tetap mengijinkan. Persoalaannya sampai ke PTUN dan PHRI
 Buleleng kalah. Apa yg dikhawatirkan PHRI Buleleng terjadi. Pipa bocor dan
 laut tercemar sbg aset pariwisata Buleleng. PHRI benar tapi kalah. Kebenaran
 dapat dikalahkan tetapi tidak bisa disalahkan, kata nenek saya. Nah
 kanggoang nuturang tuak labuh.




 --
 Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia.

 Publikasi : http://www.lp3b.or.id
 Arsip : http://bali.lp3b.or.id
 Moderators: mailto: 
 bali-moderat...@lp3b.or.idhttp://mc/compose?to=bali-moderat...@lp3b.or.id
 
 Berlangganan  : mailto: 
 bali-subscr...@lp3b.or.idhttp://mc/compose?to=bali-subscr...@lp3b.or.id
 
 Henti Langgan : mailto: 
 bali-unsubscr...@lp3b.or.idhttp://mc/compose?to=bali-unsubscr...@lp3b.or.id
 




 --
 Gde Wisnaya Wisna
 Jl.Dewi Sartika Utara 32A
 Singaraja-Bali
 website : www.lp3b.com






-- 
Gde Wisnaya Wisna
Jl.Dewi Sartika Utara 32A
Singaraja-Bali
website : www.lp3b.com




--
Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia.

Publikasi : http://www.lp3b.or.id
Arsip : http://bali.lp3b.or.id
Moderators: mailto: bali-moderat...@lp3b.or.id
Berlangganan  : mailto: bali-subscr...@lp3b.or.id
Henti Langgan : mailto: bali-unsubscr...@lp3b.or.id


[bali] Coin untuk Presiden.

2011-01-26 Terurut Topik nyoman suwela
Pidato Presiden ttg gak naik gaji selama 7 thn telah menjadi komoditi yg laris 
bagi bebera stasiun tv swasta dg ulasan seakan-akan Presiden mengeluh karena 
gajinya gak naik. Ada yg menyebut Presiden curhat. Dlm negara demokrasi setuju 
atau tidak setuju terhadap pernyataan Presiden sah-sah saja. Tetapi demokrasi 
ada tatanannya, aturan, mekanisme dan etika. Tetapi kalau ketidak setujuan itu 
diwujudkan dg mengumpulkan coin untuk menambah gaji Presiden adalah sudah 
sangat menyimpang dari tatanan, aturan, mekanisme dan etika. Lebih-lebih lagi 
kalau tingkah laku seperti itu dilakukan oleh anggota DPR RI yg menyandang 
predikat yg terhormat dan wakil rakyat. Cara seperti itu bisa berkesan 
melecehkan Presiden dan kekanak-kanakan. Kalau wakil rakyat sudah menunjukkan 
sikap seperti itu siapa yg harus kita hormati? Sebagai anggota DPR mereka punya 
hak untuk menyatakan pendapat, hak anggaran, mengapa tidak dipergunakan hak-hak 
tersebut sehingga tetap dalam
 koridor etika sehingga pantas disebut wakil rakyat yg terhormat. 
Semogademocracy kita tidak menjadi demo-crazy.


  

--  
Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia.

Publikasi : http://www.lp3b.or.id
Arsip : http://bali.lp3b.or.id
Moderators: mailto: bali-moderat...@lp3b.or.id
Berlangganan  : mailto: bali-subscr...@lp3b.or.id
Henti Langgan : mailto: bali-unsubscr...@lp3b.or.id


[bali] Re: HENTIKAN EXPLOITASI DAN PERBUDAKAN ANAK - ANAK - ANAK JALANAN DI KUTA LEGIAN DAN SEMINYAK

2009-12-19 Terurut Topik nyoman suwela
Kasus seperti ini terjadi juga di Lovina, kawasan wisata di Bali Utara, 
meskipun dg skala yang lebih kecil. Bahkan ada wisatawan asing yg menyebut 
Lovina is centre of beggars. Saya mengamati betapa buruk citra pariwisata 
Bali Utara bahkan Bali, dengan adanya phenomena seperti ini.Uang yg dikeluarkan 
untuk promosi keluar negeri akan tidak ada hasilnya oleh citra buruk dengan 
adanya phenomena seperti ini. Saya telah berulang-ulang menulis surat kepada 
Bupati dan dinas terkait, tetapi tidak pernah ada tindakan nyata. Saya dukung 
ide hearing dg DPRD. Keep fighting. If you fight, you may lose or win. But if 
you do NOT fight you lost already.
Selamat berjuang.
NS

On Sat Dec 19th, 2009 9:24 PM ICT suardana gede wrote:

dear mbak vieb,
realita yang sangat memperihatinkan, kondisi yang bertolak belakang dengan 
gemerlapnya kuta-bali, exploitasi yang tidak manusiawi ini harus dihentikan 
dengan melibatkan politisi dan penegak hukum serta lembaga perlindungan anak. 
saya sangat mendukung langkah untuk hearing dengan DPRD yang harus ada follow 
up nya sampai exploitasi ini bener-bener bisa dihentikan. saya ada di jogja 
jadi tgl 21 tidak bisa ikut hearing dengan DPRD, tapi saya mohon infonya 
secara continue... dalam kondisi ektra saya siap tinggalkan kerjaan untuk 
bantu mbak vieb...selamat berjuang...BGU.
salam,
Gede Suardana






From: Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id
To: bali@lp3b.or.id; bali-b...@yahoogroups.com
Sent: Sat, December 19, 2009 5:34:12 PM
Subject: [bali] HENTIKAN EXPLOITASI DAN PERBUDAKAN ANAK - ANAK - ANAK JALANAN 
DI KUTA LEGIAN DAN SEMINYAK

 
Teman teman yang saya cintai,
 
Hari Senin tanggal 21 dec 2009 teman teman perempuan akan
mengadakan HEARING dengan DPRD – masalah pelecehan terhadap perempuan dan
anak.  
 
Saya mohon dukungan untuk semua, dan terutama tentang anak
anak GELANG di Kuta Legian Seminyak – Saya dan beberapa teman menelurusi
dan menyelidiki jaringan anak anak ini.
 
Berikut mohon di baca :
 
BERAPA LAMA LAGI PERBUDAKAN ANAK AKAN
DIBIARKAN TERJADI DAN DIJADIKAN LAHAN DI KUTA DAN LEGIAN?
 
Meskipun perbudakan anak ini telah
terjadi di depan mata selama lebih kurang dua abad, tapi masih banyak yang
tidak awas bahwa anak di bawah 5 dan 12 tahun dari wilayah timur Karangasem
yang tandus dipaksa oleh bos mereka yang tidak lain adalah sanak kelaurga
mereka sendiri yang lebih dewasa untuk bekerja di jalanan Kuta dan Legian
setiap malam. Seringkali mereka tidak diperbolehkan tidur sama sekali dan terus
menerus dijerumuskan ke dalam keadaan yang membahayakan.
 
Jadwal kerja yang ditentukan oleh bos
mereka bervariasi. Sebagian besar  dari mereka tinggal di jalan Mataram
dan di luar Jl. Kubu
Anyar di Kuta. Anak-anak lainnya diantar pakai bemo dari rumah kontrakan di
Tegal, Denpasar Barat. Anak-anak itu dibawa ke jalan-jalan di Kuta pada siang
hari atau malam hari dan dijemput pada siang keesokan harinya. Mereka harus
tetap bekerja sepanjang malam di luar bar dan klab malam menjual gelang. Wanita
pengemis dan bayi juga dianatar ke jalan bypass Seminyak dengan bemo dari rumah
kontrakan di Monang-Maning, Denpasar Timur.
 
Mereka semuanya dibiarkan menanggung
resiko bahaya yang sangat tinggi, diantaranya paedofilia dan perdagangan
manusia. Sejumlah anak malah disuruh menjadi pelacur oleh bosnya, yang menunggu
di rumah saja, atau dalam beberapa kasus ada yang bekerja tetapi tetap memaksa
anak-anak itu untuk bekerja. Sekolah bukan menjadi prioritas. Hal ini memang
sengaja dibiarkan sehingga keberadaan anak-anak itu tetap menjadi rahasia dan
tetap bisa berlangsung tanpa terganggu.
 
Berdasarkan sejumlah kesaksian, Ada bukti yang jelas bahwa hal ini sudah
berlangsung selama dua puluh tahun. Sebagian besar bos dan anak-anak tersebut
sudah lama tinggal di Kuta, menyewa rumah kos di daerah-daerah yang disebutkan
di atas, sambil tetap berhubungan dengan kampung halaman mereka. Bukti yang
secara jelas kasat mata adalah bahwa perdagangan anak ini, dibiarkan dan
diteruskan karena adanya  sarat
kepentingan dan uang yang bisa
dihasilkan oleh anak-anak ini.
 
Contoh yang nyata yang menunjuk pada
kesimpulan ini adalah praktek yang sudah berlangsung dua puluh tahun ini adalah
patroli dari pihak kantor lurah (Hansip) yang mengangkutmereka pada malam 
hari, menyakiti mereka dengan berbagai cara, seperti mencukur
rambut mereka, memukul, menyuruh mereka membersihkan toilet, merampas uang dan
pakaian mereka, yang terjadi saat menunggu orang tua/bos mereka yang akan
menjemput mereka setelah pembayaran yang dikenakan berdasarkan kapasitas
(berkisar antara 20.000 – 200.000)
 
 
 
Ini menandakan bahwa campur tangan ini
adalah penyalahgunaan wewenang yang diterapkan pada anak-anak (dan bukan pada
bosnya) dan ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk  memecahkan masalah
atau menolong anak2 ini, melainkan hanya agar dapat mengambil bagian uang yang
dihasilkan oleh anak-anak itu. Perlu dicatat bahwa tidak ada tindakan atau
pernyataan yang ditujukan pada
para bos tersebut, 

[bali] Re: HOTEL SAPTA PETALA

2009-11-02 Terurut Topik nyoman suwela
 This kind of case is no longer a news. When I was a student I was studying about jounalism. What is a news all about? It must be factual, timely, extra ordinary etc. Jokingly it is said that a dog bites a man is a not a news but if a man bites a dog that is a news. Such case as Ibu Viebeke wrote here, it may be no longer a news. Such cases can be found everywhere in Bali. As I wrote in this MIlis commenting about Ibu Viebeke"s article of the development in Changu, there is only a commotion when everything is too late already. When the building has been completed already then a heated debate appear on the mass media over the building that the building has no license, violated the regulation and so on. It is extremely bizarre how such a development is out of sight by those who have the authoriies to supervise the development. After the
 problem arises everybody is trying to wash his hand.
 For me, I never wonder, I get used to it and trying to live with it. I am looking forward of hearing good or bad news from Ibu Vibieke. Do not spit upward madam. 
NS
--- On Tue, 11/3/09, Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id wrote:
From: Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.idSubject: [bali] HOTEL SAPTA PETALATo: bali-b...@yahoogroups.com, bali@lp3b.or.idDate: Tuesday, November 3, 2009, 8:16 AM




Recommended Reading 
Bali Tourism Officials Challenge Claims by Best Western Kuta Resort that Letter is in Hand that Clears the Way for Legal Operations. Showdown Ahead? 

(11/2/2009) The controversial drama over the licensing and basic legitimacy of The Best Western Kuta Resort (Sapta Petala) continues. According to NusaBali, the hotel which has been in operations for more than a month, claims to now have a powerful letter of recommendation from the Bali Tourism Authority (Dinas Pariwisata Provinsi Bali).Bonaventura Cristiani, the General Manager of the Best Western Kuta Resort, made this boast to the press last week. Cristiani said his hotel, located on Jalan Bakung Sari in an area zoned as prohibited for hotel development, now holds a recommendation for the all-important operating license.He told the press that his 111 room hotel is allowed to operate while waiting the necessary three months for the
 formal issuance of an operational licenses from the provincial tourism office (Dispar Provinsi). He told the press: "While we certainly do not have a license, but we do have a letter of recommendation from the provincial tourism office which allows us to operate. This letter was signed by a Batak officer in the office." Batak is the name of a large ethnic group from North Sumatra.However, the General Manager's statement was rebutted by Ketut Naria, the Head of the Planning and Development Division of the Bali provincial tourism office. Naria insists that his department never issued any sort of license or permit for the Best Western Kuta Resort. Naria added: "I have never heard of a request for a permit from that hotel. Every request to the provincial tourism office for a permit for a starred hotel in Bali must first come to me because I head that section."Further underlining the situation of the hotel, Naria said that even if such
 a request for a permit were made by the Hotel it apparently could never be approved. The area in which the hotel stands is zoned for mixed residential purposes, only allowing a local inn with less than 25 rooms. However, in reality, the Best Western Kuta Resort has 111 rooms which automatically places the hotel in the starred hotel category - a type of zoning use specifically prohibited in that area of Kuta. Naria said it would be impossible for the provincial tourism office of Bali to grant a license for the subject hotel. And, as regards the recommendation claimed by the Hotel’s General Manager, Naria dismissed such a claim out of hand. "There is no such thing as a recommendation," Naria insisted. According to Naria, the Best Western Kuta Resort, which is still named the Sapta Petala, held a license issued in 2000 under the rules for autonomy in Bali. At that time the right to issue permits for inns was held by
 the provincial tourism office while permits for starred hotels were issued from Jakarta.Naria said that the permit issued in 2000 was automatically revoked when the hotel changed its building structure (i.e. size) and its name. The polemic revolving around the Best Western Resort Kuta began when the hotel, once known at the Sapta Petala, tried to request a new license that would alter its status from a inn (hotel melati) to a starred-hotel. This request was refused by a number of government agencies. The zoning law for Bali specifically prohibits the establishment of a starred- hotel on Jalan Bakung Sari.


  

[bali] Re: petition to stop illegal construction of bali canggu

2009-10-31 Terurut Topik nyoman suwela
I used to write on Jakarta Post entitled quot;Bali#39;s tourism industries 
destroy itself, which has drawn pros and contras,even I was called 
quot;mekecuh menekquot; (a Balinese saying, literally in Englih quot; to 
spit upwardquot; roughly means to expose our own badsidequot;)several years 
ago. In that time I have observed clearly how regulations,laws, plans, 
regarding tourism development are hardly enforced even ignored. The authorities 
and DPRD are very fond of making regulations but later are never implemented or 
enforced.beach as a public domain has been encroached for construction of hotel 
and beach setback line is extremely ignored. The authories are supposed to warn 
and stop them in fact doing nothing until it is too late. That is what is going 
on now. If this situation continues, it is only a matter of time Bali#39;s 
tourism will be history.

Asana Viebeke Lengkong wrote: 
  PETITION TO STOP ILLEGAL CONSTRUCTION NEXT TO THE SACRED
 PURA BATU BOLONG TEMPLE AND THE PURA BUJANGGA WAISNAWA TEMPLE, ON THE BATU
 BOLONG BEACH IN CANGGU, WITHIN THE 100 METER SETBACK FROM THE BEACH 
 We, the undersigned, call for a stop to the destruction of Bali, NOW! 
 In Canggu, an illegal construction is undergoing next to the sacred Pura Batu
 Bolong Temple and the Pura Bujangga Waisnawa Temple. 
 1) This construction project is clearly being built WITHIN THE 100 METER
 –LEGALLY REQUIRED BEACH SETBACK RESTRICTIONS, AS STATED IN BLACK AND
 WHITE WITHIN THE LAW OF BALI, AND IS THEREFORE 100% ILLEGAL. 
 2) This construction project DOES NOT HAVE ANY BUILDING PERMIT (IMB), AND
 DESPITE REPORTEDLY HAVING BEEN WARNED SEVERAL TIMES BY THE SATPOL PP AND CIPTA
 KARYA, THIS PROJECT CONTINUES BUILDING AT FULL SPEED, AND THEREFORE SHOWS
 DISRESPECT TO THE LAW OF INDONESIA AND IS 100% ILLEGAL. 
 3) This construction project also BREAKS THE SETBACK REGULATION FROM THE 
 SACRED
 HINDU TEMPLES SURROUNDING THIS PROJECT, AND THEREFORE, ONCE AGAIN, IS 100%
 ILLEGAL. 
 We have witnessed enough of the destruction of Bali. Many of us work in 
 tourism
 in Bali, the bread and butter of the people of these islands, and we meet face
 to face with the Island’s international tourists each and everyday. Those
 people who used to rave about our beautiful island, about the magic of Bali,
 now SWEAR THAT THEY WILL NOT EVER RETURN OR STEP FOOT ON THIS ISLAND EVER 
 AGAIN
 – THEY CLAIM THIS IS BECAUSE THERE ARE CONCRETE BLOCKS EVERYWHERE,
 BUILDING AFTER BUILDING BUILT ALL ALONG WHAT USED TO BE THE BEAUTIFUL BEACHES
 OF BALI. LEGIAN, KUTA, AND SEMINYAK ARE ENOUGH FOR THIS KIND OF DEVELOPMENT!
 THIS KIND OF DEVELOPMENT MUST STOP OR THE WHOLE OF BALI’s COASTLINE WILL
 BE DESTROYED. 
 What has happened to the idea of sustainable development?! It is time for us 
 to
 take action and KEEP SOME OF THE MAGICAL BEAUTY OF BALI UNTOUCHED! 
 We, each of the undersigned, call for the public awareness and agreement of 
 ALL
 OF US, the cooperation between THE MEDIA, THE GOVERNMENT, THE CITIZENS, LOCALS
 AND EXPATRIATES, because we all live in and love this island, and because at
 the current development, this island will not be the Bali we all know and love
 for much longer. Our children and grandchildren will only discover a wasteland
 of a once beautiful place, a significantly reduced amount of tourism in the
 future; lack of water in all regions, the increased level of pollution
 everywhere, the non-existence of nature and rice fields and all the culture
 that differentiates Bali from ANY other place in the world, THE Bali that has
 drawn visitors from the whole world to visit and fall in love with the Island 
 throughout
 the last century. 
 IT IS TIME FOR US TO STOP TO BE PASSIVE WITNESSES, IT IS TIME FOR US TO TAKE 
 AN
 ACTIVE ACTION TO SAVE OUR ISLAND! 
 ONCE AGAIN, WE CALL FOR THE ATTENTION AND SUPPORT OF THE MEDIA AND THE
 GOVERNMENT TO JOIN US, AND, AS AN IMMEDIATE ACTION, THE FIRST STEP CAN BE TO
 STOP THIS ILLEGAL CONSTRUCTION ON THE BATU BOLONG BEACH IN CANGGU, 
 IMMEDIATELY. 
 Please sign petition below and cc back to:
 stopillegalconstructionb...@hotmail.com 
 1- Marina Soares 
 2- Alex Cousins 
 3- Daniela Sullivan 
 4- Made de Coney 





--
Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia.

Publikasi : http://www.lp3b.or.id
Arsip : http://bali.lp3b.or.id
Moderators: mailto: bali-moderat...@lp3b.or.id
Berlangganan  : mailto: bali-subscr...@lp3b.or.id
Henti Langgan : mailto: bali-unsubscr...@lp3b.or.id


[bali] Re: Bls: Re: Bls: MASYARAKAT BALI BEROBAT GRATIS CUKUP TUNJUKKAN KTP

2009-09-09 Terurut Topik nyoman suwela
Bang Chepy,   Sekarang saya kirim pake Kon-muter2, tidak pake StrawBerry. Bisa 
terima isinya lengkap? Kapan ke Bali bang? Pak Puja sudah jadi Sekwan. Lapter 
sudah jadi Akademi Penerbangan. Apa masih mungkin ada Buleleng Fly In? Sekarang 
ada Sail Indonesia, sudah 2X, saya tetap diminta kerja rodi sebagai PR. Tanggal 
29 September 2009, itu sebagian peserta Sail Bunaken akan singgah di Lovina. 
Saya pernah diundang dalam rapat membahas rencana penerimaan peserta Sail 
Bunaken itu. Tapi jadi apa, saya tidak tahu, cepetan saya ke Surabaya. 
Bang Chepi ngapa tidak jadi instruktur di sekolah penerbangan tersebut?Angsoka 
always welcomes you. C u soon.NS
--- On Wed, 9/9/09, Chepy R.Nasution ch...@indo.net.id wrote:

From: Chepy R.Nasution ch...@indo.net.id
Subject: [bali] Re: Bls: Re: Bls: MASYARAKAT BALI BEROBAT GRATIS CUKUP 
TUNJUKKAN KTP
To: bali@lp3b.or.id
Date: Wednesday, September 9, 2009, 2:18 PM

Nah isinya hilang lagi Pak Suwella
CN

-Original Message-
From: bali-bou...@lp3b.or.id [mailto:bali-bou...@lp3b.or.id] On Behalf Of Suwela
Sent: 09 September 2009 13:42
To: bali@lp3b.or.id
Subject: [bali] Re: Bls: Re: Bls: MASYARAKAT BALI BEROBAT GRATIS CUKUP 
TUNJUKKAN KTP


No virus found in this incoming message.
Checked by AVG - www.avg.com 
Version: 8.5.409 / Virus Database: 270.13.76/2345 - Release Date: 09/04/09 
05:51:00

No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG - www.avg.com 
Version: 8.5.409 / Virus Database: 270.13.76/2345 - Release Date: 09/04/09 
05:51:00


--
Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia.

Publikasi     : http://www.lp3b.or.id
Arsip         : http://bali.lp3b.or.id
Moderators    : mailto: bali-moderat...@lp3b.or.id
Berlangganan  : mailto: bali-subscr...@lp3b.or.id
Henti Langgan : mailto: bali-unsubscr...@lp3b.or.id



  

[bali] Email dan penjara

2009-06-04 Terurut Topik nyoman suwela
Rekan-rekan,
Hati-hati ngirim Email kalau tidak ingin masuk penjara.
Belajar dari pengalaman Ibu Prita. Oleh karena itu JANGAN MENGELUH. JANGAN 
CURHAT DENGAN TEMAN APALAGI DENGAN EMAIL. Kalau mau mengeluh dikamar mandi saja 
bisa sepuas-puasnya tanpa khawatir masuk penjara. 
NS


  

[bali] Re: FW: Hyatt Bali

2009-04-21 Terurut Topik nyoman suwela
My friends.
   I used to write on the Jakarta Post entitled Bali Tourism Industries 
destroy themselves. There were pros and contras over my article. I wrote that 
article trying to make the tourism industries not only blame the government for 
what we consider not properly preserved. Talking about laws, regulations, 
plannings,etc, Bali has more than enough. The fact is those regulations are 
hardly enforced. On the North Bali, the main tourist attractions are the 
beaches, the natural beaches. And now the beaches have been encroached by 
hotels, restaurants and other buildings. We have killed the goose that lays the 
golden eggs. A setback line on the beach has been set by the Local Government 
50 meters from the highest tide. In fact, many hotels built zero meters from 
the setback line. Nobody cares including the authority of the Local Government. 
So is the setback line of the river. Nobody cares about it. The restaurant has 
built right on the bank of the river and
 the trash just thrown out into the river and eventually into the sea. Who 
cares?
If this situation goes on, it is a matter of time that tourism in Bali will be 
history. 
NS

--- On Tue, 4/21/09, Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id wrote:

From: Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id
Subject: [bali] FW: Hyatt Bali
To: bali@lp3b.or.id, bali-b...@yahoogroups.com
Date: Tuesday, April 21, 2009, 12:14 PM








Ini tanggapan dari Hyatt...
 
Jadi tinggal di monitor saja

From: Monika Szabuniewicz [mailto:demonika...@gmail.com] 
Sent: 21 April 2009 11:13
To: farley.k...@hyatt.com
Cc: Vibeke; Muriel Ydo; Lala Yusna K
Subject: Re: Hyatt Bali
 
Hi,
My only question is when?
BR,
Monika

On Tue, Apr 21, 2009 at 12:37 AM, farley.k...@hyatt.com wrote:

Dear Ms. Szabuniewicz, 

Thank you for expressing your commitment to Bali's environment -- a concern 
Hyatt shares -- in your recent email.  I can assure you that Hyatt is committed 
to sustainable business practices at its managed hotels throughout the world.  
We work diligently to minimize our impact on the environment by conserving 
resources, reducing waste and fostering a culture of environmental 
consciousness among our associates, guests and business partners.   

At Hyatt, we operate in a manner than complies with local regulations and 
aligns with our goals of ethical behavior and sustainability.  We are deeply 
disturbed by your characterization of Hyatt's environmental practices and will 
certainly investigate the matter. 

Best Regards, 

Farley Kern
Director of Brand Public Relations
Hyatt Hotels  Resorts
71 S. Wacker Drive, 16th Floor
Chicago, IL 60606

tel: 312.780.5506
mobile: 312.213.9811
farley.k...@hyatt.com
www.hyatt.com




Monika Szabuniewicz demonika...@gmail.com 
04/19/2009 02:23 AM 





To

farley.k...@hyatt.com, brigitta.w...@hyatt.com 


cc



Subject

Shame on you Hyatt!
 








Dear Hyatt Corporate Management,

We are a group of concerned individuals (residents - Indonesian  expat, 
tourism workers, ngo workers, businesses, tourists, surfers, students and 
children) that are frustrated with the destruction of Bali's environment and 
the lack of environmental law enforcement and corporate social responsibility.

We want to inform you that the Hyatt is in gross violation of not just your own 
Hyatt environmental/sustainability policies and local Indonesian laws, but are 
also putting the health of your own guests at risk.  Hyatt management has over 
the years exploited the lack of local environmental law enforcement and 
knowingly illegally disposed of its wastes and other dangerous residue and 
subjugated the community to this pollution (photos attached).  This should be 
of grave concern to the Hyatt since it not only ultimately harms the future 
prospects of your business but also exposes Hyatt to legal liability and bad 
press back in the home countries of your concerned guests.   It is unbelievable 
in this day in age that Hyatt acts in this manner; it is 2009, not 1809!!  Wake 
up!!

We insist and will continue to insist through letters, emails and other means 
(iReports, Youtube, travel blogs and website reviews, and journalists) that 
Hyatt abide by your own internal environmental/sustainability policy as well as 
local laws.  We hope you take this matter very seriously, as we do.


Respectfully Yours,

Friends of Bali
 


  

[bali] Re: Setelah Pemilu

2009-04-14 Terurut Topik nyoman suwela
Keindahan setelah Pemilu akan dimeriahkan kembali dengan demo-demo, 
protest-protest akibat pelaksanaan Pemilu yang dianggap curang, cacat, tidak 
adil dan sebagainya. Semoga KPU dan KPUD di daerah yang akan menjadi sasaran 
rame-rame ini akan tabah dan kuat jantungnya. 
Dokter spesialis jantung dan syaraf tentu akan sibuk melayani pasiennya. 
Mungkin benar juga kalau ada yang mengatakan Demokrasi itu mahal. Bahkan sudah 
ada korbam nyawa. Jadi caleg IS NOT FREE. You want to win? You can do it with 
do-it. 
Saya sebagai rakyat yang hanya mencontreg hanya bisa tertawa ha..ha..ha... 
wahing. 
NS

--- On Tue, 4/14/09, wayan artika batung...@yahoo.com wrote:

From: wayan artika batung...@yahoo.com
Subject: [bali] Setelah Pemilu
To: bali@lp3b.or.id
Date: Tuesday, April 14, 2009, 6:58 AM

Pagi di desa kita
lebih indah
tentu saja
karena poster pemilu tak ada lagi
berkibas di atap pohon
kita memang masih dengar sisa luka pohon
di sisi jalan
tertusuk paku 7 cm



--- On Mon, 4/13/09, Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id wrote:

 From: Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id
 Subject: [bali] hi
 To: bali-b...@yahoogroups.com, bali@lp3b.or.id
 Date: Monday, April 13, 2009, 9:54 AM
 
 
 
  
  
 
 
 
 
 
 
  
 
 
 
 259 X ( Ur age) X 39
 = ??
   
 
   
 
 HAVE A GOOD WEEK
 EVERYONE 
 

 
 
 
  
 
 
 


  

--  
Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia.

Publikasi : http://www.lp3b.or.id
Arsip : http://bali.lp3b.or.id
Moderators: mailto: bali-moderat...@lp3b.or.id
Berlangganan  : mailto: bali-subscr...@lp3b.or.id
Henti Langgan : mailto: bali-unsubscr...@lp3b.or.id



  

[bali] Pengalaman guru terbaik?

2009-03-31 Terurut Topik nyoman suwela
Pengalaman guru terbaik?
   Orang bijak mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik. Namun, belum 
tentu semua orang menarik pelajaran dari pengalaman.
Terpetik berita di media lokal, lebih dari 100 orang keracunan dan harus 
dirawat di rumah sakit di Singaraja, setelah menyantap nasi bungkus yang 
dibagikan Pemda Buleleng dalam PESTA RAKYAT menyambut HUT Kota Singaraja. 
Dalam Harian NUSA tanggal 1 April 2009. Bupati Buleleng menyatakan itu sebagai 
musibah, naum demikian, beliau tidak akan menghentikan tradisi pesta rakyat 
dengan membagikan nasi bungkus. 
    Bisa dibayangkan, membuat nasi bungkus yang jumlahnya ribuan, tentu akan 
menimbulkan pertanyaan: siapa yang membuat, bagaimana bahannya, cara 
membuatnya, yang terpenting SIAPA DAN BAGAIMANA PENGAWASANNYA sehingga makanan 
yang dibagikan benar-benar layak dikonsumsi? Biasanya, pembagian nasi bungkus 
dilakukan dalam keadaan darurat seperti bencana alam, banjir, gempa bumi, 
sehingga para korban disediakan nasi bungkus untuk bisa bertahan hidup. IT IS A 
MATTER OF SURVIVAL. 
 Disisi lain, terpasang baliho dengan foto pejabat sedang mengikuti 
TOURNAMENT GOLF. Disatu pihak, HUT dirayakan dengan membagikan nasi bungkus ( 
timbul kesan rakyat sedang kurang makan) dan dilain pihak dirayakan dengan 
tournament golf, yang sementara ini masih dianggap oleh rakyat tidak mampu 
sebagai olah raga mahal. Mungkin akan lebih banyak rakyat yang bisa ikut 
merayakan HUT dengan olah raga murah seperti sepak bola antar kecamatan, 
volley, bulu tangkis, catur, bahkan cerdas cermat diantara pelajar dengan 
hadiah yang menarik kepada mereka yang berprestasi, ketimbang membagikan nasi 
bungkus yang membawa musibah. 
    Semoga tulisan di Milis ini menjadi masukan bagi mereka yang memiliki 
wewenang mengambil keputusan dan Dinas Kesehatan Kabupaten tentunya sekarang 
memiliki tanggung jawab  berat. 
 Semoga masyarakat yang terkena musibah nasi bungkus cepat sembuh.
TO ERR IS HUMAN. MULTIPLE ERR IS GOBLOK. 
    See you mate.
NS


  

[bali] Re: BALI - DESTINATION OF YESTERDAY

2008-08-13 Terurut Topik nyoman suwela
Saya pernah menulis di Jakarta Post dan kemudian dilansir di Internet  Bali's 
tourism industries destroy itself , ada yang berpendapat bahwa saya mekecuh 
menek. Ya itu wajar-wajar saja. Saya tidak mau mungain jit kata orang Bali, 
selalu menyanjung-nyanjung diri sendiri. Sebenarnya itu juga yang terjadi 
dengan pariwisata Bali. Pejabat berlomba-lomba keluar negeri dengan bendera 
promosi pariwisata, semua proyek dicap dengan brand pariwisata tetapi 
kenyataannya apa yang diharapkan wisatawan seperti keamanan, keselamatan dan 
kenyamanan sama sekali tidak digubris. 
Perda tata ruang dibuat, ada kawasan pariwisata dan kawasan industri. Dikawasan 
pariwisata pemerintah mengijinkan dibangun PLTGU, nanti dikawasan industri  
dibangun hotel-hotel supaya wisatawan bisa santai.Tembakau dipakai rokok enak. 
Daging sapi dibuat bakso enak. Tembakau dicampur bakso, katanya juga enak.  
Garis sempadan pantai, sungai, jalan diatur dengan Perda. Faktanya pasir habis 
dibanguni hotel, bangunan, sungai jadi got, hutan lindung jadi villa, danau 
jadi kering, air tidak ada lagi. 
Apa lagi? Kita hanya bisa tertawa. Oleh karena itu, rekan-rekan marilah kita 
tertawa: ha...haha..
Laughter is the best medicine.
NS

--- On Thu, 8/14/08, Asana Viebeke Lengkong [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Asana Viebeke Lengkong [EMAIL PROTECTED]
Subject: [bali] BALI - DESTINATION OF YESTERDAY
To: [EMAIL PROTECTED], bali@lp3b.or.id
Date: Thursday, August 14, 2008, 10:32 AM





Aku suka sekali opini ini.  so correct and terperinci..
 




» Opini

Kamis, 14 Agustus 2008

Bali Ternyata hanya ''Destination Of Yesterday

Oleh Berata Ashrama

PARADOKS! Kata ini, mungkin, tepat menggambarkan peringkat Bali dalam indeks 
daya saing pariwisata dunia. Paradoks, karena Bali yang selama ini selalu 
dipuji -- sebagai pulau impian (the island of dreams), sorga terakhir (last 
paradise), pulau damai (the island of peace), pulau dewata (the island of God), 
bahkan the best destination of the world, dan segudang sanjungan memabukkan 
lainnya -- namun kenyataannya hanya destination of yesterday (destinasi 
kemarin). Sebuah predikat yang bisa dipahami sebagai ''DTW basi atau masam'' 
karena sudah mengalami proses pembusukan.

Rakyat dan pecinta Bali tak perlu marah. Sebab, World Travel  Tourism Council 
(WTTC) melalui World Economic Forum (WEF) sudah mengumumkan ke publik posisi 
Indonesia -- Bali ada di situ -- di urutan 60 dalam indeks daya saing 
pariwisata dunia. Swiss, Prancis berada di puncak anak tangga, menyusul 
Austria, Jerman, Irlandia, USA, Hongkong, Kanada, Singapura, Luksemburg dan 
Inggris masuk peringkat 10, Jepang 25, Taiwan 30, Malaysia 31, Korea 42, dan 
Thailand urutan 43.

Dalam penentuan peringkat tersebut, WTTC menggunakan 13 aspek perhitungan 
(indikator) dengan pendekatan kualitas dan keandalan destinasi jangka panjang 
(long-term mainstay): (1) peraturan dan kebijakan pemerintah; (2) kualitas 
lingkungan; (3) keselamatan dan kenyamanan; (4) kebersihan dan kesehatan; (5) 
prioritas sektor pariwisata; (6) infrastruktur transportasi darat; (7) 
infrastruktur transportasi udara; (8) teknologi informasi; (9) infrastruktur 
pariwisata; (10) harga; (11) kualitas sumber daya manusia; (12) persepsi 
pariwisata nasional; (13) sumber daya alam dan kebudayaan.

Di dalam memaknai 13 indikator tersebut, Bali (Indonesia) hanya unggul pada 
kriteria 10 (harga murah). Jadi, bisa dipersepsikan bahwa Bali (Indonesia) 
mampu bertahan di urutan 60 hanya karena ''strategi'' menjual murah Pulau 
Dewata dan kebudayaannya. Ini menguatkan stigmatisasi ''jual-beli kepala'' yang 
heboh belakangan di Bali, atau ''menginap lima kali, bayar dua kali'' atau 
''hanya bayar sewa kamar dapat breakfast, spa, sport, souvenir'' atau dalam 
skala mikro yang menyentuh pelaku budaya ''seniman dipanggil pentas di depan 
wisatawan asing (hotel) dengan bangga menyatakan OK walau diangkut truk dan 
bayarannya di bawah standar''.

tandar, memang, nyaris tak terdengar di Bali. Kalaupun ada, biasanya, 
mentah-mentah mengikuti kemauan pasar (price taker). Jadi, tak salah disebut 
''Bali untuk pariwisata'' dan bukan ''pariwisata untuk Bali''. Perihal 
standardisasi, komponen Bali terutama private sector (pelaku bisnis) dan public 
sector (penguasa) memang jarang bangga dengan kekuatan lokal. Karenanya, pasti 
susah mendukung penguatan standar mengacu ke local genius (kearifan lokal), 
walau sesungguhnya itulah yang dicari turis.

Selain WTTC, Badan Pariwisata Dunia (UN-WTO) mengeluarkan juga ramalan turisme 
masa depan dengan pendekatan jumlah/kuantitas, dan Cina diposisikan paling atas 
karena diperkirakan mampu meraup 130 juta wisman tahun 2020, Prancis (106 
juta), AS (102 juta), Spanyol (73,9 juta), Hongkong (56,6 juta), Italia (53,5 
juta), Inggris (52,8), Meksiko (48,9 juta), Rusia (48 juta), Cheko (44 juta). 
Apa Bali (Indonesia) yang punya ''strategi'' harga murah bisa unggul tahun 
2020? Tidak! Bali (Indonesia) diperkirakan jeblok ke peringkat 100 jika pola 

[bali] Re: Gelar Wicara Udara di RRI singaraja

2008-05-19 Terurut Topik nyoman suwela
KENAIKAN BBM
Pemerintah baru rencana menaikkan BBM sudah ditanggapi dengan demo 
dimana-mana terutama oleh mahasiswa. Tidak ketinggalan para politisi angkat 
bicara, terutama bekas pejabat, tokoh partai yang tidak duduk di pemerintahan, 
anggota DPR, bahkan Bupati, ikut teriak-teriak menentang rencana pemerintah, 
seolah-olah mereka benar-benar memihak kepada rakyat. Mereka menghakimi 
pemerintah sebagai gagal karena tidak berhasil menurunkan harga-harga. 
Pernahkah ada pemerintah dengan sekian kali ganti Presiden, harga-harga turun? 
Dari jaman Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati dan sekarang SBY. 
Justru yang mengatakan pemerintah sekarang gagal adalah beliau yang pernah 
memimpin negara ini. Apakah waktu beliau memimpin, harga turun? Kami  sich 
mendukung banget pemerintah yang bisa menurunkan harga, kalau mungkin SEMBAKO 
GRATIS, BBM gratis. Tapi apa mungkin?
  Mahasiswa demo bakar ban, nutup jalan, menyandera mobil tanki dan 
menyegel pompa bensin. Apa itu akan merubah keadaaan kearah yang lebih baik? 
Bukankah akan memperparah ekonomi, lebih menyusahkan rakyat?
   Tidakkah ada jalan yang lebih baik untuk menyampaikan aspirasi tidak 
setuju ini? Misalnya Pemerintah mengundang BEM semua Universitas, Rektor, 
politisi, mantan pemimpin dan mreka yang menganggap dirinya pakar. Ajak mereka 
berdiskusi, Pemerintah menyampaikan alasan menaikkan BBM. mereka yang menolak 
diminta APA SOLUSI mereka, sehingga diperoleh kesepakatan. Tidak perlu hanya 
bisa menyalahkan tanpa tahu memberikan yang benar itu yang bagaimana. Tidak 
perlu menutup jalan, teriak-teriak, melempari polisi yang hanya melaksanakan 
tugasnya menjaga ketertiban, seperti rakyat Palestina melempari tentara Israel, 
  untuk apa? Hasilnya apa?  Memberi nasihat, menyalahkan adalah keahlian yang 
tidak perlu dipelajari. 
Sampai jumpa lagi rekan-rekan di Milis.
  NS
  

Asana Viebeke Lengkong [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pagi P Wis,
   
  proses demokrasi memang akan berjalan terus ya. dengan beragam dinamika 
masyarakatnya.
   
  Ada yang berkepentingan, ada yang berkuasa, ada yang di korbankan dan ada 
korban semuanya adalah gerakan.  Bergerak adalah kebutuhan dasar hidup, 
kalau kita menahan gerak itu maka akan berdampak kepada berkembangnya otak kita.
   
  Semoga gelar wicara itu berimbang dari segala aspek dan tidak hanya sekedar 
berbicara, berdiskusi saja.  Semoga ini semua perspektif ada dalam wilayah 
Penyuluhan dan Pendidikan Politik dan kebijakan politik serta melihat KENYATAAN 
KONDISI yang ada dan sedang di rasakan oleh masyarakat sekarang ini dan 
terutama masyarakat yang belum berdaya.  
   
  Dengan kenaikan BBM yang menurut pemerintah sangat penting untuk dilakukan; 
untuk mereka yang kaya tidak akan berpengaruh, untuk mereka yang menengah akan 
sangat berpengaruh dan untuk mereka yang miskin sudah biasa... jadi kericuhan 
yang akan datang akan lebih rame 
   
  Program dari pemerintah pusat untuk masyarakat miskin sangat mahal biaya 
mobilisasinya... dan sangat rentan 'calo' ... dan yang paling parah adalah 
tidak menjangkau dan tidak terjangkau oleh kebanyakan masyarkat miskin
   
  Semua ini membutuhkan komitment yang sangat tinggi dan lebih penting lagi 
adalah 'POLA PIKIR'; apabila kita sudah MAU merubah POLA PIKIR maka kita bisa 
merubah DUNIA sekalipun.
   
  Selamat berjuang demi KEBANGKITAN NASIONAL tapi nggak usah naik MOGE ya P 
Wis...
   
  salam, viebeke
- Original Message - 
  From: Pan Bima 
  To: bali@lp3b.or.id 
  Sent: Sunday, May 18, 2008 9:26 PM
  Subject: [bali] Gelar Wicara Udara di RRI singaraja
  

Kepada teman2 member milist LP3B yang tinggal di Bali,

Melalui email ini saya sampaikan, bahwa hari senin, 19 mei 2008, LP3B Buleleng 
akan menyelenggarakan acara Gelar Wicara Udara.
Acara ini akan disiarkan langsung oleh RRI Singaraja mulai jam 9.30 s/d 12.00 
wita. Siaran ini dapat ditangkap di seluruh Bali.
Topik yang akan diangkat : Mengantisipasi dan Mencegah Konflik Akar Rumput di 
Buleleng pada Pilgub 2008.
Narasumber : Prof.Dr.Nengah Bawa Atmaja (Undiksha), Dr. Gede Made Metera 
(Unipas), Wayan Rideng,SH,MH (Ketua KPU Buleleng) danPutu Sugi Ardana , SH,MH ( 
Ketua Panwas Pilgub Buleleng).

Bagi yang punya waktu dan juga berminat dengan topik ini, silakan mendengar dan 
bisa memberikan masukan lewat telpon (interaktif).

Terima kasih.

-- 
Gde Wisnaya Wisna
Jl.Dewi Sartika Utara 32A
Singaraja-Bali
website : www.lp3b.com 

   

[bali] Re: MARI MULAI PROSES DEMOKRASI MELALUI CALON INDEPENDEN?

2008-04-30 Terurut Topik nyoman suwela
Pernah dikatakan bahwa kita belajar sejarah untuk bisa menjadi orang bijak. 
Lalu pernahkah kita mengambil manfaat dari belajar sejarah? Kita masih ingat 
waktu tempo doeloe setelah merdeka, dengan Maklumat No. X Wakil Presiden, 
berdirilah partai-partai politik seperti jamur dimusin hujan, sampai-sampai 
kehabisan cari tanda gambar dan Pemilu pertama dilaksanakan. Hasilnya apa? 
Lembaga yang dibentuk yang diharapkan mampu menetapkan Konstitusi ternyata 
tidak berhasil melaksanakan tugasnya, alias gagal total. Negara dinyatakan 
dalam keadaan bahaya, Parlemen dibubarkan dan lahirlah Dekrit yang isinya 
kembali ke UUD 45.Jaman Orde Baru, partai disederhanakan, Orde Baru tumbang, 
kita memasuki reformasi, semua orang teriak tentang keterbukaan, kebebasan 
semua tercakup dalam slogan reformasi. Hasilnya, berdirilah partai-partai 
politik, seperti jamur dimusim hujan. Partai besar pecah menjadi 
sempalan-sempalan partai kecil. Orang gagal menjadi Ketua Partai, bikin partai 
baru. Tidak
 ubahnya serperti menjamurnya billboard persaingan operator selular, rokok dan 
sepeda motor. Ditingkat daerah, menyambut Pilkada jalan dipenuhi dengan 
foto-foto calon pemimpin yang penuh dengan janji-janji, pendidikan gratis, 
kesehatan gratis (gak tahu duitnya dari mana), demi rakyat, untuk rakyat 
bersaing ketat dengan billboard XL, Honda dan rokok Jarum. Kader partai 
berebutan nomor kecil untuk mendapat jaminan untuk menjadi anggota legislatif 
meskipun tidak memperoleh suara dalam Pemilu. Inilah faktanya. 
  Partai adalah ibarat kendaraan untuk mencapai tujuan yaitu untuk berkuasa. 
Betapapun idealnya seorang calon independen sama dengan berlomba dengan jalan 
kaki melawan saingannya yang naik BMW. Namun demikian saya dukung calon 
independen untuk tidak putus asa. Siapa tahu suatu saat kita akan belajar dari 
sejarah dan menjadi orang bijak. Time is the best judge, kata nenek saya. 
  Sampai jumpa ya.
  NS

suardana gede [EMAIL PROTECTED] wrote:
  dear begawan dwija,
salam kenal, saya gede suardana diperantauan.
apa yang begawan khawatirkan terhadap calon independent adalah logis dijaman 
edan ini, tokoh partai tidak akan tinggal diam, mereka bergrelya dengan segala 
macam cara untuk berusaha mencabik-cabik mental independent, itu pasti. namun 
kalau seorang calon independent punya keteguhan iman, serta selalu berorientasi 
pada kepentingan masyarakat, tanpa menoleh umpan berbagai umpan yang mereka 
lemparkan dengan tetap menjaga kebersihan hati, niscaya si calon independent 
akan tetap bersinar dalam naungan Gusti Ingkang Maha Widdi. yakinilah itu, 
jangan ragu, karena keraguan adalah sumber malapetaka. jalan siapkan dengan 
matang dan penuh percaya diri. saya siap mendukung munculnya calon independent 
yang punya kompetensi dan integritas. selamat berjuang..
salam 
Gede Suardana

Bhagawan Dwija [EMAIL PROTECTED] wrote:  CALON INDEPENDEN ?

Kata yang banyak dipakai : SYAH-SYAH SAJA tetapi nanti
gimana ya, DPR-nya orang-orang Partai.
Bupati/Gubernur-nya independent. Wah nggak punya
temen/pendukung dong, ide-idenya pasti dijegal. Jadi
seperti kerakap tumbuh di batu, hidup enggan mati tak
mau. Atau mungkin ada penjelasan lain yang saya belum
tahu ?


--- ngurah beni setiawan 
wrote:

 Pak Nyoman, Salam kenal dari tyang
 
 Melihat sisi lucu memang sesuatu yang selalu
 mengasyikan. Menyimak cerita Pak Nyoman mengingatkan
 saya pada cerita Ibu. Ketika beliau kecil dan sempat
 tinggal di Tampaksiring persis di pertigaan dekat
 Istana Presiden. Setiap saat Bung Karno lewat,
 Beliau selalu melambaikan tangan mengurangi
 kecepatan kendaraan diantara barisan siswa dan
 masyarakat yang berdiri menyambut kedatangannya.
 
 Kalo sekarang, yah...persis seperti yang Pak Nyoman
 ceritakan.
 
 Tapi kalo dipikir lucu lagi, ada benarnya juga
 mereka ga mau mengalah sama rakyat.
 
 Coba saja Pak Nyoman bayangkan, jadi pembantu/
 pelayan ngurusin satu orang saja sudah sangat repot.
 Lah ini, jadi abdi rakyat, pelayan rakyat yang
 jumlahnya ribuan bahkan jutaan?!
 
 Siapa yang kuat. Enak juga ya, seandainya
 bener-bener melayani rakyat.
 Suatu saat saya ingin dibikinin teh manis sama pak
 presiden. Lah, kan pelayan masyarakat.
 
 *hehe...hanya berusaha melucu.
 
 
 ngurah beni setiawan
 P Save a tree...please don't print this e-mail
 unless you really need to
 
 
 
 - Original Message 
 From: lengkey 
 To: bali@lp3b.or.id
 Sent: Thursday, April 24, 2008 2:58:07 PM
 Subject: [bali] Re: MARI MULAI PROSES DEMOKRASI
 MELALUI CALON INDEPENDEN?
 
 
 Sifat Abdi Rakyat yang begini sih dari dahulu (20-30
 Tahun lalu) tidak berubah, selama UU tidak berlaku
 untuk semua Rakyat tentu yang ada hanya DEMO-CRAZY.
 Sabarang...deen be..pak Nyoman!
 
 MfG
 Th. Lengkey
 - Original Message - 
 From: nyoman suwela 
 To: bali@lp3b.or.id 
 Sent: Thursday, April 24, 2008 4:44 AM
 Subject: [bali] Re: MARI MULAI PROSES DEMOKRASI
 MELALUI CALON INDEPENDEN?
 
 
 Rekan di Milis,
 Maaf kalau saya baru bisa nimbrung. Calon
 independen? Saya sich setuju

[bali] Re: Pengalaman buruk dengan camera digital cyber-shot Sony

2008-04-24 Terurut Topik nyoman suwela
Bang Chepy,
 CD tentang informasi lapter Wisnu dan Buleleng Fly In telah saya kirim 
tanggal 24 April 2008 pagi. Apa akan ada lagi tahun ini Buleleng Fly in? Kalau 
memang akan ada, saya cukup jadi penonton ( itupun kalau tidak bayar). Dua kali 
jadi PR dalam kegiatan Buleleng Fly In, ya cukup mendapat pengalaman. Sayang 
sekarang saya sudah tua, nafsu sich besar, tapi phisik tidak menunjang lagi. 
Meskipun saya sudah dapat embel-embel titel baru : ST Msc (bukan Sarjana Tehnik 
Master of Science) tapi Sudah Tua Masih senang cewek, he..he….
  Di Pemda sekarang sudah banyak orang pinter (tidak tahu apa nereka minum 
Tolak Angin). Buktinya beberapa pejabat dan pegawai mundar mandir keluar negeri 
untuk promosi pariwisata (setidak-tidaknya begitulah kata mereka), baik itu 
Bupati, Sekda, Ketua Bapedda, Ketua, wakil dan anggota Komisi DPRD, rame-rame 
ke Jerman, Jepang, Australia, China, eh tidak tahu negara mana lagi. Kalau 
sudah promosi keluar negeri dengan brand “tourism promotion” pastilah mereka 
‘at least must be fluent in English’ (kan lucu kalau promosi diluar negeri 
pakai bahasa Bali halus) dan paham benar apa itu ‘tourism’. Apalagi di Pemda 
sudah punya Kantor Informasi dan Elektronika, pastilah yang disitu ahli IT. 
Belum lagi sudah ada Humas-nya.
  Yach, kalau sudah gitu, untuk apa orang swasta seperti saya mau dijadikan 
PR? Gak lucu, kan? Oleh karena itu, kalau ada lagi Buleleng Fly In, tunjuk saja 
mereka yang masih digaji dan sudah pinter-pinter menjadi anggota panitia. Saya 
wong swasta, ya nonton saja. 
   Gitu lho Bang Chepy. Flying is cheap, kata Lion. Flying is fun, kata 
Bang Chepy. Flying is bad, kalau yang dipakai fly adalah drug. 
C U then. 
  NS


Chepy R.Nasution [EMAIL PROTECTED] wrote:v\:* 
{behavior:url(#default#VML);}  o\:* {behavior:url(#default#VML);}  w\:* 
{behavior:url(#default#VML);}  .shape {behavior:url(#default#VML);} 
   Sorry to know that Pak Suwella……., beberapa waktu lalu saya ada mampir ke 
Hotel, Bapak sudah pulang.
  Wass,
  CN 
   
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of nyoman suwela
Sent: 12 Maret 2008 10:18
To: bali@lp3b.or.id
Subject: [bali] Pengalaman buruk dengan camera digital cyber-shot Sony

   
PENGALAMAN BURUK DENGAN CAMERA DIGITAL SONY CYBERSHOT

  Baru-baru ini saya membeli camera digital Sony Cyber-shot Type DSC-S700 
7,2 mega fixel di Toko Anugrah Denpasar telp. 0361 – 254333 dengan harga Rp. 
1.750.000,- Camera dicoba dan berfungsi baik, Camera dimasukkan dalam kotak 
dengan aksesorisnya seperti kabel data, software dan buku manualnnya. Saya 
mengira sebagai camera baru pasti ada garansinya,sehingga saja lupa me-cek 
kalau kartu garansi sudah ada didalam kota atau belum. 

   Camera itu saya pakai waktu pawai ogoh-ogoh di kawasan Lovina dan masih 
berfungsi dengan baik. Besoknya foto-foto yang saya ambil saya pindahkan dengan 
kabel data kekomputer. Ternyata camera tidak bisa dihidupkan. Tombol on/off 
sepertinya tidak berfungsi. Saya coba membaca trouble-shooter nya di buku 
manual. Petunjuknya: keluarkan paket battery, masukkan kembali, tunggu satu 
menit, kemudian di’on’kan. Setelah saya ikuti camera bisa hidup kembali 
sehingga berhasil memindahkan foto ke file computer. Kemudian camera saya 
matikan. Pada waktu saya hidupkan kembali, ternyata kembali tidak bisa 
dihidupkan. Saya ulangi lagi seperti yang disarankan. Hasilnya kadang-kadang 
bisa, kadang-kadang tidak dan lebih sering gagalnya. Keadaan seperti ini sangat 
mengecewakan saya sebagai pembeli dan pemakai. 

   Saya  bawa camera ke toko Anugrah, toko yang menjualnya. Diminta 
menunjukkan kartu garansi, ternyata didalam kotak memang tidak ada kartu 
garansi. Saya yakin 100% saya hanya pernah mengeluarkan kartu manualnya, 
sedangkan kartu-kartu lain tidak pernah saya keluarkan dari kotaknya. Ya ini 
memang kesalahan saya karena percaya saja kepada penjual. Oleh penjaga toko 
saya diminta untuk membawa ke agen Sony di Jalan Teku Umar yang akan bisa 
memperbaiki. Ditempat itu, dikatakan yang rusak adalah modulnya dan harganya 
mahal. Dikatakan biaya perbaikan dan alat sekitar Rp. 1.750.000,-. Tidak lucu, 
kan? Saya beli dengan harga segitu. Akhirnya camera saya bawa pulang untuk 
pelajaran sebagai tanda kebodohan saya membeli camera itu ditoko yang 
bersangkutan.

  Barangkali rekan-rekan di Milis ini ada yang punya pengalaman yang sama 
dan bisa memberikan saran kemana saya bisa memperbaiki camera itu dengan biaya 
yang tidak lebih mahal dari harga camera baru itu sendiri. Ternyata jadi orang 
bodoh ada ongkosnya. Benar juga kata nenek saya “PERCAYA ITU BAIK, TAPI TIDAK 
PERCALA AKAN LEBIH BAIK LAGI”.

   Experience is the best teacher but it is very costly. 

 NS

 



-
  
  Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search.



   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all

[bali] Re: Pengalaman buruk dengan camera digital cyber-shot Sony

2008-04-24 Terurut Topik nyoman suwela
Bang Chepy,
 CD tentang informasi lapter Wisnu dan Buleleng Fly In telah saya kirim 
tanggal 24 April 2008 pagi. Apa akan ada lagi tahun ini Buleleng Fly in? Kalau 
memang akan ada, saya cukup jadi penonton ( itupun kalau tidak bayar). Dua kali 
jadi PR dalam kegiatan Buleleng Fly In, ya cukup mendapat pengalaman. Sayang 
sekarang saya sudah tua, nafsu sich besar, tapi phisik tidak menunjang lagi. 
Meskipun saya sudah dapat embel-embel titel baru : ST Msc (bukan Sarjana Tehnik 
Master of Science) tapi Sudah Tua Masih senang cewek, he..he….
  Di Pemda sekarang sudah banyak orang pinter (tidak tahu apa nereka minum 
Tolak Angin). Buktinya beberapa pejabat dan pegawai mundar mandir keluar negeri 
untuk promosi pariwisata (setidak-tidaknya begitulah kata mereka), baik itu 
Bupati, Sekda, Ketua Bapedda, Ketua, wakil dan anggota Komisi DPRD, rame-rame 
ke Jerman, Jepang, Australia, China, eh tidak tahu negara mana lagi. Kalau 
sudah promosi keluar negeri dengan brand “tourism promotion” pastilah mereka 
‘at least must be fluent in English’ (kan lucu kalau promosi diluar negeri 
pakai bahasa Bali halus) dan paham benar apa itu ‘tourism’. Apalagi di Pemda 
sudah punya Kantor Informasi dan Elektronika, pastilah yang disitu ahli IT. 
Belum lagi sudah ada Humas-nya.
  Yach, kalau sudah gitu, untuk apa orang swasta seperti saya mau dijadikan 
PR? Gak lucu, kan? Oleh karena itu, kalau ada lagi Buleleng Fly In, tunjuk saja 
mereka yang masih digaji dan sudah pinter-pinter menjadi anggota panitia. Saya 
wong swasta, ya nonton saja. 
   Gitu lho Bang Chepy. Flying is cheap, kata Lion. Flying is fun, kata 
Bang Chepy. Flying is bad, kalau yang dipakai fly adalah drug. 
C U then. 
  NS


Chepy R.Nasution [EMAIL PROTECTED] wrote: v\:* 
{behavior:url(#default#VML);}  o\:* {behavior:url(#default#VML);}  w\:* 
{behavior:url(#default#VML);}  .shape {behavior:url(#default#VML);} 
   Sorry to know that Pak Suwella……., beberapa waktu lalu saya ada mampir ke 
Hotel, Bapak sudah pulang.
  Wass,
  CN 
   
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of nyoman suwela
Sent: 12 Maret 2008 10:18
To: bali@lp3b.or.id
Subject: [bali] Pengalaman buruk dengan camera digital cyber-shot Sony

   
PENGALAMAN BURUK DENGAN CAMERA DIGITAL SONY CYBERSHOT

  Baru-baru ini saya membeli camera digital Sony Cyber-shot Type DSC-S700 
7,2 mega fixel di Toko Anugrah Denpasar telp. 0361 – 254333 dengan harga Rp. 
1.750.000,- Camera dicoba dan berfungsi baik, Camera dimasukkan dalam kotak 
dengan aksesorisnya seperti kabel data, software dan buku manualnnya. Saya 
mengira sebagai camera baru pasti ada garansinya,sehingga saja lupa me-cek 
kalau kartu garansi sudah ada didalam kota atau belum. 

   Camera itu saya pakai waktu pawai ogoh-ogoh di kawasan Lovina dan masih 
berfungsi dengan baik. Besoknya foto-foto yang saya ambil saya pindahkan dengan 
kabel data kekomputer. Ternyata camera tidak bisa dihidupkan. Tombol on/off 
sepertinya tidak berfungsi. Saya coba membaca trouble-shooter nya di buku 
manual. Petunjuknya: keluarkan paket battery, masukkan kembali, tunggu satu 
menit, kemudian di’on’kan. Setelah saya ikuti camera bisa hidup kembali 
sehingga berhasil memindahkan foto ke file computer. Kemudian camera saya 
matikan. Pada waktu saya hidupkan kembali, ternyata kembali tidak bisa 
dihidupkan. Saya ulangi lagi seperti yang disarankan. Hasilnya kadang-kadang 
bisa, kadang-kadang tidak dan lebih sering gagalnya. Keadaan seperti ini sangat 
mengecewakan saya sebagai pembeli dan pemakai. 

   Saya  bawa camera ke toko Anugrah, toko yang menjualnya. Diminta 
menunjukkan kartu garansi, ternyata didalam kotak memang tidak ada kartu 
garansi. Saya yakin 100% saya hanya pernah mengeluarkan kartu manualnya, 
sedangkan kartu-kartu lain tidak pernah saya keluarkan dari kotaknya. Ya ini 
memang kesalahan saya karena percaya saja kepada penjual. Oleh penjaga toko 
saya diminta untuk membawa ke agen Sony di Jalan Teku Umar yang akan bisa 
memperbaiki. Ditempat itu, dikatakan yang rusak adalah modulnya dan harganya 
mahal. Dikatakan biaya perbaikan dan alat sekitar Rp. 1.750.000,-. Tidak lucu, 
kan? Saya beli dengan harga segitu. Akhirnya camera saya bawa pulang untuk 
pelajaran sebagai tanda kebodohan saya membeli camera itu ditoko yang 
bersangkutan.

  Barangkali rekan-rekan di Milis ini ada yang punya pengalaman yang sama 
dan bisa memberikan saran kemana saya bisa memperbaiki camera itu dengan biaya 
yang tidak lebih mahal dari harga camera baru itu sendiri. Ternyata jadi orang 
bodoh ada ongkosnya. Benar juga kata nenek saya “PERCAYA ITU BAIK, TAPI TIDAK 
PERCALA AKAN LEBIH BAIK LAGI”.

   Experience is the best teacher but it is very costly. 

 NS

 



-
  
  Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search.



   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all

[bali] Re: MARI MULAI PROSES DEMOKRASI MELALUI CALON INDEPENDEN?

2008-04-23 Terurut Topik nyoman suwela
Rekan di Milis,
  Maaf kalau saya baru bisa nimbrung. Calon independen? Saya sich setuju 
banget, tapi nampaknya masih merupakan mimpi. It is still a long way to go. 
Mana mau orang yang sudah susah-susah mendirikan partai, gitu saja calon 
independen bisa melenggang jadi pemimpin, apa itu Bupati kek, Gubernur kek?
  Beberapa hari lalu saya punya pengalaman menarik. Saya dalam perjalanan 
dari Singaraja ke Lovina. Dijembatan Anturan, saya papasan dengan sebuah sedan 
persis ditengah jembatan. Tiba-tiba dari arah berlawanan datang rombongan plat 
merah dengan sirene yang nguing..nguing..nguing, langsung saja menyalip mobil 
sedan yang berpapasan dengan saya. Waduh, ampun mak, hanya nasib baik saja 
masih menyelamatkan saya. Disaat itu saya jadi ingat waktu kampanye Pilkada. 
Calon Bupati dan Wakilnya teriak-teriak bahwa kalau mereka dipilih mereka 
bukanlah kemenangan mereka, tapi kemenangan rakyat karena beliau adalah ABDI 
RAKYAT, PELAYAN RAKYAT. Setelah dipilih dan jadi Bupati, wah...wah... rakyat 
mesti harus mengalah, seperti yang saya alami dijalan itu. Ini DEMOKRASI atau 
DEMOCRAZY (seperti yang disiarkan metro). 
Dengan kejadian itu, mari kita lihat sisi lucunya. Mari kita tertawa. 
He...he...he...
  SELAMAT TERTAWA. LAUGHTER IS THE BEST MEDICINE. 
  NS

R Susanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Semeton sekalian, 
   
  Kali ini mungkin calon independen belum bisa, tapi mari kita persiapkan sejak 
saat ini untuk 5 tahun ke depan, siapkan kriterianya  yang pasti harus 
Muda, minimal S1, Jujur dan Pengusaha (kapitalis yang Pancasilais!), dll., 
syukur-syukur perempuan (memimpin dengan kasih sayang dan maju). Mari 
..kita siapkan!!!
   
  Salam kangen dari Bandung,
   
  R. Susanto
  

  - Original Message 
From: yayasan dbp [EMAIL PROTECTED]
To: bali@lp3b.or.id
Sent: Friday, April 18, 2008 10:18:14 AM
Subject: [bali] Re: MARI MULAI PROSES DEMOKRASI MELALUI CALON INDEPENDEN?

  dear,
  mari kita kubur dulu membicarakan calon independen khususnya u pilkada bali. 
karena kpu dan instansi terkait sudah sepakat u tidak menunda pilkada bali. 
barangkali untuk waktu yang akan datang mungkin forum ini sangat bermafaat. ya 
 kecuali depdagri berubah pikiran . ha ha ... ha ...
   
  salam
  wayan

Asana Viebeke Lengkong [EMAIL PROTECTED] wrote:
Selamat pagi untuk semua,
   
untuk itu mari kita kemas bagaimana proses demokrasi melalui sosialisasi 
tentang peluang calon independen yang sudah memiliki kekuatan hukum.
  Mungkin kita bisa mulai membentuk sebuah forum komunikasi untuk hal ini, apa 
ada yang mau volunteer untuk mulai?  Mulai dengan membuka saluran informasi 
melalui dialog di tv, di koran harian, di media lain, melalui selebaran 
informasi yang luas... sehingga peluang seperti ini menjadi terbaca dan 
dipahami oleh masyarakat sebagai sebuah proses pembelajaran politik; MUDA ATAU 
TUA tidak menjadi masalah, yang penting berkompetensi. ...
   
  Kalau kita terus saja mengeluh atau saling menyalahkan proses berpolitik, 
mungkin sudah waktunya kita melakukan sesuatu yang positif.  Kita bicara 
tentang politik kehidupan lebih dari pada politik praktis yang sekarang ini 
sangat simpang siur, mungkin ini juga merupakan suatu peluang jalan keluar agar 
kita semua tidak terjebak dengan kemelut partai dan calon calon yang ada 
calon independen tidak perlu ada subjek dulu yang penting penguatan dan 
pemberdayaan masyarakat nya bisa berlangsung melalui sosialisasi ini, yang 
kemudian masyarakatlah yang akan menentukan pilihan pemimpin independennya. ... 
saya rasa banyak kok stocknya... cuma belum muncul saja, maka mari kita mulai 
proses nya ada yang bersedia nggak?  Sugi mungkin? Agung Wardana mungkin?
   
  Kecil saja dulu... kemudian menyebar dengan alamiah.
   
  salam semua, viebeke



-
  Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.




  
-
  Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.

   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[bali] Re: Fwd: [IA-ITB] FW: UU PORNO AKSI

2006-03-02 Terurut Topik nyoman suwela
Pak Wis dan rekan2 yang lain,Biasanya yang porno itu selalu menarik. Tapi sebetulnya apa sich yang boleh disebut porno itu? Saya juga bingung. Ada orang bilang, porno segala sesuatu yang menimbulkan gairah atau rangsangan seksual. Itu kan tergantung dari pikiran orang.   Ada orang melihat gadis telanjang bulat dihadapannya, tidak terangsang ( barangkali ia impoten). Tapi ada juga yang baru melihar betis perempuan sudah tak tertahan nafsu seksualnya. Lebih gila lagi ada yang melihatkaki meja saja sudah terangsang. Kalau RUU tentang porno ini disahkan menjadi undang-undang, bagaimana hakim menentukan sesuatu itu porno atau tidak. Wah kalau hakimnya tua, apalagi kencing manis, sehingga lihat paha tidak tertarik lagi, diputuskan tidak porno. Celaka, kalau hakimnya muda, libidonya melebihi batas, kelihatan tumit sudah bernafsu dan palu ketok "porno".Pak Wis, yang penting "pintar2" ajalah.  NSGde
 Wisnaya Wisna [EMAIL PROTECTED] wrote:  -- Forwarded message --From: Andoko [EMAIL PROTECTED]Date: Feb 27, 2006 2:42 PM Subject: [IA-ITB] FW: UU PORNO AKSITo: IA-ITB@yahoogroups.comSaya dapat forward ini dari teman saya, apakah ini salinan
 aslinya? Atau cuma hoax ?   Lalu , kalau ini benar, apakah wedding kiss masih diperbolehkan?   Weleh weleh weleh…Regards,  Andoko   Larangan bagi setiap orang, menari erotis atau bergoyang erotis di depan umum (Pasal 28), Pidana Penjara 18 bulan-7 tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Rp. 150.000.000 (seratus lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 750.000.000 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah) (Pasal 82), Pelarangan Pornoaksi di atas DIKECUALIKAN untuk (Pasal 36): Cara Berbusana dan/atau Tingkah laku yang menjadi kebiasaan menurut Adat Istiadat dan/atau Budaya Kesukuan, SEPANJANG BERKAITAN DENGAN PELAKSANAAN RITUS KEAGAMAAN ATAU
 KEPERCAYAAN, Kegiatan Seni, HANYA dapat dilaksanakan di TEMPAT KHUSUS PERTUNJUKAN SENI- YANG MENDAPATKAN IZIN DARI PEMERINTAH (Pasal 37), Kegiatan Olahraga, HANYA dapat dilaksanakan di TEMPAT KHUSUS OLAHRAGA - YANG MENDAPATKAN IZIN DARI PEMERINTAH (Pasal 37), atau Tujuan Pendidikan dalam Bidang Kesehatan, DALAM BATAS YANG DIPERLUKAN (Pasal 34): SESUAI Tingkat Pendidikan  Bidang Studi pihak yang menjadi sasaran Pendidikan dan/atau Pengembangan Ilmu Pengetahuan (Penjelasan Pasal 34), TERBATAS pada Lembaga Riset/Pendidikan yang bidang keilmuannya bertujuan untuk Pengembangan Pengetahuan. Larangan bagi setiap orang, membuat (diantaranya) Tulisan, Film, yang mengeksploitasi daya tarik aktivitas orang dalam berhubungan seks, atau melakukan aktivitas yang mengarah pada hubungan seks dengan
 Pasangan SEJENIS [Pasal 9 ayat (2)], Pidana Penjara 2-10 tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) (Pasal 63), Larangan bagi setiap orang, berciuman bibir di depan umum (Pasal 27), Pidana Penjara 1-5 tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah) (Pasal 81). Pasal2 di bawah ini adalah PASAL2 YANG DAPAT MEMPIDANA PEKERJA SENI LAINNYA, bila dalam pelaksanaannya Pasal2 RUU ini tidak berusaha ditafsirkan kembali, MOHON INFORMASIKAN SELUAS MUNGKIN KEPADA TEMAN2 KITA YANG MUNGKIN KARENA PEKERJAANNYA MEREKA MENJADI RENTAN DIPIDANA APABILA RUU INI DISAHKAN:
 PORNOGRAFI Larangan bagi setiap orang, untuk membuat Tulisan, Suara atau Rekaman Suara, Film atau yang dapat disamakan dengan Film, Syair Lagu, Puisi, Gambar, Foto, dan/atau Lukisan yang mengeksploitasi daya tarik bagian tubuh tertentu yang sensual dari orang dewasa (Pasal 4), dipidana dengan Pidana Penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahundan/atau Pidana Denda paling sedikit Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 500.000.000,-(lima ratus juta rupiah) (Pasal 58). Larangan bagi setiap orang, untuk membuat Tulisan, Suara atau Rekaman Suara, Film atau yang dapat disamakan dengan Film, Syair Lagu, Puisi, Gambar, Foto, dan/atau Lukisan yang mengeksploitasi daya tarik ketelanjangan tubuh orang
 dewasa (Pasal 5), dipidana dengan Pidana Penjara paling singkat 18 (delapan belas) bulan atau paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau Pidana Denda paling sedikit Rp.150.000.000,- seratus lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 750.000.000,- (tujuh ratus lima puluh juta rupiah) (Pasal 59). Larangan bagi setiap orang, untuk membuat Tulisan, Suara atau Rekaman Suara, Film atau yang dapat disamakan dengan Film, Syair Lagu, Puisi, Gambar, Foto, dan/atau Lukisan yang mengeksploitasi daya tarik tubuh atau bagian-bagian tubuh orang yang menari erotis atau bergoyang erotis (Pasal 6), dipidana dengan Pidana Penjara paling singkat 1(satu) tahun atau paling lama 5 (lima) tahun dan/atau Pidana Denda paling sedikit Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) (Pasal 60). Larangan bagi
 setiap orang, untuk 

[bali] Re: WIDI

2005-10-14 Terurut Topik nyoman suwela
Yth. Ibu Widi,
 Saya sangat kaget membaca di Milis, bahwa suami ibu telah dipanggil oleh Sang Pencipta. Saya masih ingat bahwa ibu Widi pernah bilang kalau suami ibu sedang sakit. Saya tidak membayangkan kalau beliau dipanggil begitu cepat. 
Saya sekeluarga ikut merasa berduka atas berpulangnya suami ibu dan semoga ibu dan anak-anak tabah menghadapi cobaan ini. Kita semuanya hanya bisa berupaya dan akhirnya Sang Hyang Widhi juga yang memutuskan. Saya pernah menyampaikan : man proposes God disposes. 
Nyoman Suwela sekeluarga.INS [EMAIL PROTECTED] wrote:

Yth Ibu Widi,

Saya turut merasa berduka atas berpulangnya suami Ibu. Semoga Ibu dan Putra-putra Ibu dirakhmatiketabahan dan ketegaran olehNya untuk menerima kenyataan ini.

Salam,
I Nengah Suparta
madewira [EMAIL PROTECTED] wrote:
Yth Mbak Widi,Kami Ikut berduka, dan mudah-mudahan Beliau diterima disisiNya dan Ebak Widi sekeluarga yang ditinggalkan tabah menghadapinya.TksMade W--Open WebMail Project (http://openwebmail.org)-- Original Message ---From: Gde Wisnaya Wisna <[EMAIL PROTECTED]>To: [EMAIL PROTECTED]Cc: bali@lp3b.or.idSent: Thu, 13 Oct 2005 10:25:19 -0300Subject: [bali] Re: WIDI Ya Mbak Viebeke, saya menerima langsung sms dari Mbak Widi (Ni Made Widiasari) dan setelah itu langsung menelponnya untuk mencari kepastian. Dia sedang dalam keadaan menangis saat saya telpon tsb, mungkin belum terlalu lama meninggal suaminya saat itu. Kemarin memang dia sempat kirim email, bahwa dia sudah 3 minggu di RS Jantung Harapan Kita Jakarta, dan begitu cepat berita tsb bagi saya,
 bahwa hari ini suaminya telah berpulang.  Tadi siang saya mengirim sms kepada Mbak Widi sebenarnya untuk menanyakan keadaan suaminya apakah sudah membaik dan memberi saran untuk coba Virgin Coconut Oil, tetapi sungguh diluar dugaan bahwa jawaban dari Mbak Widi, ya seperti yang saya sampaikan diatas.  Saya sekeluarga menyampaikan dukacita yang amat dalam kepada Mbak Widi, semoga dia dan 2 anaknya dapat tabah menghadapi situasi ini dan melewati masa-masa sulit ini, dan semoga arwah suaminya dapat tempat yang layak di sisiNYA.  gde wisnaya  On 10/13/05, Asana Viebeke Lengkong <[EMAIL PROTECTED]>wrote:  P Wis,   Apa benar suami nya Widi meninggal dunia hari ini di RS Harapan Kita  Jakarta? Begitu sms yang saya terima.   Turut berduka.   viebeke 
   --  Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia.  Publikasi : http://www.lp3b.or.id Arsip : http://bali.lp3b.or.id Moderators :  Berlangganan :  Henti Langgan : --- End of Original Message - Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia.Publikasi : http://www.lp3b.or.idArsip : http://bali.lp3b.or.idModerators : Berlangganan : Henti Langgan : 


Kepalsuan
Bersumpah Tuhan di hati,Tapi, gelisah dan berlari,Cari Tuhan di lain negeri
Berkotbah Tuhan melindungi, Tapi, gelisah dan berlari, Dengar bah di lain negeri 


Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.
		 Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.

[bali] Fwd: FW: [m-86] Payah nih alumnus M-ITB..:(

2005-06-14 Terurut Topik nyoman suwela









Note: forwarded message attached.
		Discover Yahoo! 
Stay in touch with email, IM, photo sharing & more. Check it out!---BeginMessage---



Buat pengemar SBY 
di milis M-86,
ada berita sedikit menyedihkan. SBY menunjuk Jero Wacik (Pengusaha asal 
Bali) menjadi Menteri Pariwisata  Kebudayaan. FYI, Jero Wacik adalah alumni 
Mesin ITB, yang dulu pernah banyak menulis buku-buku panduan Matematika untuk 
UMPTN (kalau nggak salah).

Penunjukan Jero Wacik jelas berdasarkan jalur politis, karena JW adalah 
kader partai demokrat di Bali. Banyak orang mempertanyakan komitmen SBY 
membentuk kabinet profesional yg dijanjikannya sewaktu kampanye (meskipun di 
Indonesia biasalah, kampanye jadi ajang janji2 melulu), karena anggota KIB 
sebagian besar justru di-isi orang partai yg profesionalismenya boleh dibilang 
rendah.

Nah, ini dari milis sebelah ada berita memprihatinkan soal JW.

==

Sungguh memalukan, Menteri Pariwisata kita 
'gelagapan' berbahasa Inggris
Oleh: Satrya Wibawa
Saya ingin bercerita sesuatu tentang Jero Wacik. 
Saya bersama rekan sekantordi Komunikasi Unair adalah satu-satunya peserta 
regional Tourism Communications Conference di Bali yang berasal dari 
Jawa Timur. DinasPariwisata Jatim pun tak datang, entah kenapa... Padahal, 
materi konferensiini sangat bagus bagi praktisi komunikasi dan pariwisata. 
Ada banyak halmenarik dari konferensi ini, tapi yang ingin saya sampaikan 
ini cuma satuperistiwa lucu sekaligus menyedihkan..
Menteri Pariwisata kita yang terhormat, Bapak Jero 
Wacik, ternyata sangatsulit atau malah tidak bisa berbahasa Inggris! 
Sayabukan orang yang sangat pintar berbahasa Inggris, tapi melihat 
penampilanmenteri kita itu di atas panggung, saya sungguh malu. Betapa 
tidak,konferensi ini memang disajikan dalam Bahasa Inggris, dan memang 
menterikita itu "mencoba" membaca makalah dan "menjawab" diskusi dalam 
bahasaInggris.
Tapi ya ampun, Bahasa Inggrisnya itu lhoparah 
banget. Mahasiswa sayasaja jauh lebih jago kali ya. Malah, saat diskusi, 
Loraine (moderator dariCNN) sampai harus mengingatkan sang menteri dengan 
pertanyaan "Do youunderstand the question, Mr Minister?" Sebab saat satu 
peserta bertanyasesuatu kepada sang menteri, beliau hanya membalas dengan 
cumatersenyum-senyum dan mengangguk-anggukkan kepala. Tapi tidak dijawab! 
Begitujuga saat beberapa penyaji menyampaikan 'joke' dalam Bahasa Inggris, 
sangmenteri hanya mengangguk-anggukkan kepala, padahal yang lain tertawa, 
karenamemang lucu.
Saya sampai heran, kenapa menteri yang strategis 
seperti ini tidak bisaberbahasa asing, minimal Bahasa Inggris? Untung mantan 
menteri Gde Ardikayang tampil esok harinya menunjukkan kefasihannya 
berbahasa Inggris, selainmenampilkan data yang berguna. Masih jauh 
dibandingkan si Jero Wacik yanghanya bisa tersenyum-senyum sambil ngomong 
tanpa ada data. Beberapa kawanwartawan yang duduk bersama saya juga 
'nggrundel' karena penampilan JeroWacik.. Sampai konferensi berakhir, saya 
masih dongkol terhadap "kelemahan"menteri kita itu. Kok bisa ya SBY milih 
dia?


__Tanggapan Sirikit Syah, ketua KPID 
Jawa Timur:Memang banyak orang 'bisa' Bahasa Inggris. Tetapi untuk forum 
resmi,'sekadar bisa' tidak cukup. Menulis makalah, memaparkan 
presentasilalumenjawab pertanyaan dengan aktif dan dinamis dalam Bahasa 
Inggris,memerlukan kemahiran.Saya percaya Jero Wacik mungkin 'bisa' 
omong-omong (streetlanguage?),bahasa conversation yang salah-salah dikit 
gak papa. Tapi mbok ya,kalau di forum resmi, internasional, mewakili negara, 
tidak 'mekso'gitu lho. Tahu diri 
.__
__Do You Yahoo!?Tired 
of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com To Post a message, send it to: 
[EMAIL PROTECTED]To Unsubscribe, send a blank message to: 
[EMAIL PROTECTED] 

Yahoo! Groups Links

  To visit your group on the web, go to:http://groups.yahoo.com/group/m-86/ 

  To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] 

  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


---End Message---


[bali] Fwd: FW: [m-86] Payah nih alumnus M-ITB..:(

2005-06-14 Terurut Topik nyoman suwela








M-86 ITB wrote: 

Subject: FW: [m-86] Payah nih alumnus M-ITB..:(Date: Tue, 14 Jun 2005 14:36:50 +0700From: M-86 ITB
To: "nyoman suwela" [EMAIL PROTECTED]

Buat pengemar SBY di milis M-86,
ada berita sedikit menyedihkan. SBY menunjuk Jero Wacik (Pengusaha asal Bali) menjadi Menteri Pariwisata  Kebudayaan. FYI, Jero Wacik adalah alumni Mesin ITB, yang dulu pernah banyak menulis buku-buku panduan Matematika untuk UMPTN (kalau nggak salah).

Penunjukan Jero Wacik jelas berdasarkan jalur politis, karena JW adalah kader partai demokrat di Bali. Banyak orang mempertanyakan komitmen SBY membentuk kabinet profesional yg dijanjikannya sewaktu kampanye (meskipun di Indonesia biasalah, kampanye jadi ajang janji2 melulu), karena anggota KIB sebagian besar justru di-isi orang partai yg profesionalismenya boleh dibilang rendah.

Nah, ini dari milis sebelah ada berita memprihatinkan soal JW.

==

Sungguh memalukan, Menteri Pariwisata kita 'gelagapan' berbahasa Inggris
Oleh: Satrya Wibawa
Saya ingin bercerita sesuatu tentang Jero Wacik. Saya bersama rekan sekantordi Komunikasi Unair adalah satu-satunya peserta regional Tourism Communications Conference di Bali yang berasal dari Jawa Timur. DinasPariwisata Jatim pun tak datang, entah kenapa... Padahal, materi konferensiini sangat bagus bagi praktisi komunikasi dan pariwisata. Ada banyak halmenarik dari konferensi ini, tapi yang ingin saya sampaikan ini cuma satuperistiwa lucu sekaligus menyedihkan..
Menteri Pariwisata kita yang terhormat, Bapak Jero Wacik, ternyata sangatsulit atau malah tidak bisa berbahasa Inggris! Sayabukan orang yang sangat pintar berbahasa Inggris, tapi melihat penampilanmenteri kita itu di atas panggung, saya sungguh malu. Betapa tidak,konferensi ini memang disajikan dalam Bahasa Inggris, dan memang menterikita itu "mencoba" membaca makalah dan "menjawab" diskusi dalam bahasaInggris.
Tapi ya ampun, Bahasa Inggrisnya itu lhoparah banget. Mahasiswa sayasaja jauh lebih jago kali ya. Malah, saat diskusi, Loraine (moderator dariCNN) sampai harus mengingatkan sang menteri dengan pertanyaan "Do youunderstand the question, Mr Minister?" Sebab saat satu peserta bertanyasesuatu kepada sang menteri, beliau hanya membalas dengan cumatersenyum-senyum dan mengangguk-anggukkan kepala. Tapi tidak dijawab! Begitujuga saat beberapa penyaji menyampaikan 'joke' dalam Bahasa Inggris, sangmenteri hanya mengangguk-anggukkan kepala, padahal yang lain tertawa, karenamemang lucu.
Saya sampai heran, kenapa menteri yang strategis seperti ini tidak bisaberbahasa asing, minimal Bahasa Inggris? Untung mantan menteri Gde Ardikayang tampil esok harinya menunjukkan kefasihannya berbahasa Inggris, selainmenampilkan data yang berguna. Masih jauh dibandingkan si Jero Wacik yanghanya bisa tersenyum-senyum sambil ngomong tanpa ada data. Beberapa kawanwartawan yang duduk bersama saya juga 'nggrundel' karena penampilan JeroWacik.. Sampai konferensi berakhir, saya masih dongkol terhadap "kelemahan"menteri kita itu. Kok bisa ya SBY milih dia?


__Tanggapan Sirikit Syah, ketua KPID Jawa Timur:Memang banyak orang 'bisa' Bahasa Inggris. Tetapi untuk forum resmi,'sekadar bisa' tidak cukup. Menulis makalah, memaparkan presentasilalumenjawab pertanyaan dengan aktif dan dinamis dalam Bahasa Inggris,memerlukan kemahiran.Saya percaya Jero Wacik mungkin 'bisa' omong-omong (streetlanguage?),bahasa conversation yang salah-salah dikit gak papa. Tapi mbok ya,kalau di forum resmi, internasional, mewakili negara, tidak 'mekso'gitu lho. Tahu diri .__
__Do You Yahoo!?Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com To Post a message, send it to: [EMAIL PROTECTED]To Unsubscribe, send a blank message to: [EMAIL PROTECTED] 

Yahoo! Groups Links

To visit your group on the web, go to:http://groups.yahoo.com/group/m-86/ 
To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] 
Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 

		Discover Yahoo! 
Find restaurants, movies, travel & more fun for the weekend. Check it out!

[bali] peluang untuk terkenal

2005-01-25 Terurut Topik nyoman suwela

PELUANG UNTUK TERKENAL
 Ingin terkenal seperti selebriti? Kencingpun akan diberitakan. Tidak bersama istri ke pesta akan jadi berita besar. Tapi masih banyak jalan untuk terkenal, kendatipun tidak berpredikat selebriti.
 Sementara ini sedang rame-ramenya di Bali kasus yang terhormat anggota dewan ( mantan atau yang masih aktif ) menjadi tersangka. Sebelumnya saya sendiri, tidak tahu nama-nama yang mewakili rakyat tersebut. Sebelumnya juga saya tidak tahu kalau ada dari mereka yang cukup dengan izasah Kejar Paket C memperoleh penghasilan 10 kali dari Prof dan Doktor di Universitas. Saya juga tidak tahu kalau ada pakar hukum di Unpad asal Bali yang namanya Pak Panca dan juga tidak tahu pakar hukum di Bali yang namanya Pak Atmadja. Saya baru tahu kalau kedua pakar hukum ini dimuat di mass media yang sepertinya pendapatnya berseberangan. Baru saya tahu semuanya itu karena ada kasus penyimpangan APBD ini atau boleh kita sebut
 APBDGATE.
 Dari phenomena ini, saya meliahat satu peluang. Peluang untuk terkenal. Wahai rekan-rekan di Milis, bagaimana kalau sementara kita tinggalkan dulu issue geothermal, proyek pembuangan air limbah di Kuta, dan kita manfaatkan peluang ini untuk terkenal. Mari kita banyak ngomong, setidak-tidaknya kita berpura-pura pakar hukum, memberikan pendapat, dan it does not matter, jika kita membela terdakwa atau membela Kajati. Pokoknya yang penting kita ngomong yang kontroversi. Take this chance otherwise you will be sorry. Setidak-tidaknya nama kita pernah dimuat di mass media, bukan hanya sekedar di Milis ini.
 Hai friends, speak up, I am looking forward to your comments.
Always cheers up.
NS
__Do You Yahoo!?Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com 

[bali] Re: Fw: Re: Sampah

2004-06-26 Terurut Topik nyoman suwela
Pak Wis dan Bu Widi serta rekan-rekan lain, 
yang saya kasihani, eh maaf maksud saya yang saya kasihi,

 Rupanya "sampah" lagi jadi topik "ngetop" menyaingi SCTV. Saya setuju banget ada sampah jorok dan sampah bersih. Ada sampah masyarakat, biasanya gelandangan dan PSKdisebut sampah masyarakat. PSK ada yang bersih lho, apalagi dikota besar. Parfumnya lebih mahal dari punya BU Widi, naik BMW segala. Tapi mengapa disebut "tuna susila", ditangkapi, dilepas, sedangkan ada yang disebut "yang terhormat" padahal ngaku selama ini bohongi rakyat. Kalau sampah yang bersih ini, baiknya pilih-pilih, yang segar baiknya disimpan yang baik, siapa tahu masih bisadinikmati oleh mereka yang terhormat. Setuju?
Mengikuti diskusi sampah ini, ada yang menarik dalam kaitannya dengan pariwisata. Katanya ada wisatawan yang tidak mau kembali ke Bali karena sampah ini. Soal ini saya pernah ngomong dengan vulgar kepada YANG TERHORMAT Bupati Buleleng, dalam penataan kawasan Lovina, bahwa tidak ada gunanya membuat candi bentar mahal-mahal kalau sampah dibiarkan berserakan. Wisatawan tidak akan melihat candi bentarnya, tapi sampahnya. Saya sih setuju saja dibangun candi bentar jika kawasan itu memang sudah bersih dan tertib. Bu what I said gone unheeded.
 Karena kasus sampah dan pariwisata ini, saya pikir perlu diketahui oleh BOSSnya pariwisata Bali, yaitu Bapak Drs.Gde Nurjaya MM. Beliau itu dulu teman saya waktu sama-sama miskin. Saya tetap miskin beliau jadi BOSS pariwisata. Kebetulan saya bertemu beliau. Syukur beliau masih mengakui saya ini temannya, bahkan dibeliin nasi segala. Saya bilang: "Nur, kantor anda punya Email nggak? Kalau punya mungkin saya forward beberapa pendapat teman di Milis, yang saya anggap perlu anda ketahui, karena menyangkut tugas anda." Beliau kasi saya alamat Emailnya di kantor yaitu : [EMAIL PROTECTED] Saya coba forward salah satu pendapat rekan di Milis, yang saya cc-kan ke Pak dan Bu Widi. Eh, ternyata ada message:failure notice. 
Sebelumnya saya pernah dengar dari Pak Swamba (bagian promosi) kalau alamat itu tidak bisa diakses dan karena tidak ada connectnya ke telpon. Oh, my God Dinas Pariwisata Emailnya tidak bisa dipakai karena tidak ada hubungan telpon. Saya lihat pejabatnya bawa dua mobile phone. Saya juga nggak tahu, apakah Pemprop Bali punya website atau Email yang bisa diakses. Atau sengaja tidak dibuat supaya teriakan teman-teman di Milis tidak didengar? Saya masih belum puas kalau rekan-rekan yang masih punya hati nurani tidak didengar maka beberapa perndapat teman saya print dan print outnya saya kirim ke Dispar Bali, dengan pos. Mungkin beliau tuli, apakah beliau juga buta, saya tidak tahu. Tidak salah kalau teriakan kita, ibarat gonggongan anjing dipadang pasir. Tidak apa-apa minimal unek-unek kita keluar sehingga mengurangi stress.
 Inggih asapunika titiang matur, please accept my sincere apology if you find something offended. To err is human, my grandma once told me. Cheers,
NSR Susanto [EMAIL PROTECTED] wrote:

Ikutan Nimbrung ..
Bicara sampah, dilihat dari katanya, kecenderungan semua orang untuk menghindari, menjauhi  karena memang namanya juga sampah! Padahal, kemana pun, di mana pun, kapan pun, dia setia mengikuti keseharian kita  sangat loyal!!! Karena, dia pada hakekatnya tidak lain adalah bagian dari diri kita, bagian diri kita yang kebetulan kita coba buang, tapi tidak akan pernah bisa,karena melekat dan menyatu dengan kegiatan keseharian kita, mulai bangun tidur, beraktivitas,sampai pulas kembali, beriringan dengan perilaku  sikap hidup yang dianut dan diimplementasikan!

Ada yang jorok, dan tidak sedikit juga yang Bersih!

Bagi yang Bersih, sampah bukanlah dianggap sampah, tapi buangan (betulkan ya, agar tepat!). Karena itu merupakan buangan, tentu ada cara, ke mana, di mana dan kapan dibuang. Contoh, Kentut (maaf!), kalau tidak dibuang, mungkin bisa membuat penyakit, nah ... klau kita lagi asyik ngobrol dengan banyak orang, tiba-tiba kebelet ingin kentut  apa yang terjadi!  tergantung, tergantung siapa yang mau kentut tadi, umumnya  kita coba buang sebisa mungkin (cari amannya) tidak berbunyi (mencoba lepas tanggung jawab, tidak mau menggangu keasyikkan diskusi ... dan umumnya kita akan mentolerir, karena dalam waktu singkat aromanya akan tertelan oleh udara sekitarnya (parfum, bau asap rokok, makanan, dll.).

Singapura, konon, untuk mendisiplinkan warganya menerapkan mekanisme denda yang tinggi bagi mereka yang berperilaku jorok Akhirnya, karena kebersihan telah menjadi perilaku keseharian mereka  kebetulan ada secuil sampah di depan perlintasan yang dilalui, dan terlihat, secara otomatis dipungutnya kemudian ditempatkan semestinya (hebat ya ... sampah saja dihargai!).

Kita memang belum seperti warga Singapura! (untuk urusan sampah), saking hebatnya Singapura sampai-sampai sampah konglomerat yang melarikan uang rakyat Indonesia pun dipungutnya, diakui dan diberi sertifikat kewarganegaraan (kontradiktif ya...), kita maklumi-lah! (?)

Bali 

[bali] who cares

2004-05-26 Terurut Topik nyoman suwela

Dear Pak Wis,
WHO CARES?
 Thanks, saya sudah terima fax Pak Wis, tentang surat kepada Team Independent PLTGU Pemaron. Nampaknya Pak Wis salah menafsirkan arti “independent” dalam Team Independent. Nenek saya pernah ngajari saya, independent, dalam bahasa Bali Kuno adalah “freedom”, dalam bahasa Melayu kira-kira “bebas”, dalam arti bebas campur tangan dari luar. Jadi dalam konteksnya ini, team ini bebas untuk menentukan apa yang akan dilakukan. Jadi team ini bebas apakah hanya mau mendengar dari mereka yang mendukung lokasi PLTGU di Pemaron atau tidak. Tapi kita tidak boleh terlalu apriori Pak Wis. Lihat saja laporan Team Independent ini. 
 Nampaknya, “hati nurani” dewasa ini semakin langka. Baca surat kabar di Bali bahkan diseluruh Indonesia, bagaimana apa yang disebut ‘DANA PURNABHAKTI” atau dana apakah namanya, dicaci maki oleh masyarakat, dari yang paling sopan sampai yang paling kasar, tapi WHO CARES? Sampai-sampai CO ( Cewek Order ) Café demo di rumah wakil rakyat ( DPRD ) dengan mengatakan bahwa wakil kita hidup berfoya-foya diatas penderitaan rakyat. Who cares? 
 Pak Wis, saya usul, baimana kalau LSM Pak Wis buat latihan “APATIS” atau ‘MASA BODOH” semacam latihan meditasi. Singkatnya bagaimana kita latihan tuli sehingga apa yang kita anggap tidak adil, rakus, kita tidak dengar sehingga kita tidak stress. Dan saya usulkan mottonya “ WE DO NOT CARE”. Setuju?
Those who care please reply!
Have a nice day mate and cheers up.
NS

		Do you Yahoo!?Friends.  Fun. Try the all-new Yahoo! Messenger

[bali] Re: berita di bali post

2004-05-13 Terurut Topik nyoman suwela

Dear all,
 Pada setiap kesempatan saya menyampaikan, apakah sejarah akan terulang kembali, dengan mengutip tulisannya Ktut Tantri dalam bukunya “Revolt in Paradise” dengan kalimat “History repeats itself”. 
 Kasus pembangunan PLTGU dengan lokasi di Pemaron, sejak awal telah menimbulkan pro dan kontra. Singkatnya saja, sampai ke gedung dimana wakil rakyat yang terhormat seharusnya menyuarakan hati nurani rakyat ( at least it should be ), yaitu dibawa ke DPRD Bali. Hasilnya : akan dibentuk Team Independent, yang akan mengkaji ulang lokasi pembangunan PLTGU ini. Pembentukan Team Independent ini sebenarnya merupakan kesepakatan antara kelompok yang menolak lokasi PLTGU di Pemaron ( disebut Forum Penolakan Lokasi PLTGU di Pemaron ) dengan Bupati Buleleng ( yang menyetujui pembangunan tsb ), Gubernur Bali ( yang telah mengeluarkan ijin prinsip ), DPRD Buleleng, DPRD Bali, PLN, Indonesia Power, UNUD jurusan Elektro. Apa hasilnya? Team Independent sedang dikonsep, Bupati meletakkan batu pertama tanda dimulainya
 proyek, sedangkan ijinnya saja belum ada. 
 Sekarang ini, nampaknya sejarah akan terulang kembali, hanya saja pada level yang lebih tinggi. Katanya, team yang membidangi lingkungan dan sosial ( barangkali termasuk hukum ), sudah mewancarai mereka yang menolak lokasi ini. Kapan dan dimana? Kami selaku anggota PHRI tidak pernah mendengar seeperti itu. 
 Dalam Milis ini, ada seorang rekan mengatakan apakah semuanya ini hanya basa basi yang benar-benar telah basi? Dari awal kami mengatakan bagaimana suatu kawasan yang oleh Pemprop. Bali dengan Peraturan Daerahnya telah ditetapkan sebagai Kawasan Wisata ( dimana Desa Pedmaron adalah masuk Kawasan Wisata Kalibukbuk/Lovina), kemudian oleh Bupati dan Gubernur Bali mengeluarkan ijin untuk pembangunan indusrti, sedangkan dikawasan lain telah ditetapkan sebagai Kawasan Industri. Kalau yang membuat Perda itu dan seharusnya mengamamankan Perda itu, lalu melanggarnya, kepada siapakah yang kita harapkan untuk mematuhi segala peraturan yang dibuat oleh pemerintah? 
 Oleh karena itu, setelah kalah di PTUN, Forum Penolakan ini telah menyatakan membubarkan diri, dengan pernyataan antara lain sbb :

Forum tidak naik banding bukan berarti menerima kepuitusan PTUN, akan tetapi merasa tidak percaya lagi dengan sistim yang ada ini.
Forum menyatakan menyerahkan kepada hukum alam dan tetap yakin bahwa “waktu adalah hakim yang terbaik ( time is the best judge )”
Oleh karena itu, kepada semua anggota Komisi VIII dan Team Independent, kami mohon untuk merenungkan dan kemudian memberikan jawaban : APAKAH SEJARAH AKAN TERULANG KEMBALI?
Sekian dan saya akhiri dengan keyakinan : ONLY IN GOD WE TRUST
NSGde Wisnaya Wisna [EMAIL PROTECTED] wrote:




Dear Pak Wayan Sengara,
Saya senang bahwa Pak Sengara bisa memberikan banyak penjelasan mengenai Tim Independen (TI), walau sebetulnya masih dibutuhkan beberapa penjelasan tambahan.

Yang pertama dan sudah sangat jelas bagi kita semua adalah bahwa biaya operasional TI diberikan oleh Indonesia Power (IP). Bahwa kenapa biaya tsb harus dimintakan ke IP, juga masih perlu penjelasan. Kenapa bukan DPR atau Menteri Energi dan Sumber Daya Energi (ESDM) yang membiayai ? Lalu, apa saja 'scope of work' dari TI ? Apakah 'scope of work" TI juga harus memperoleh persetujuan dari IP ? Pertanyaan ini penting, sebab, jika "apa yang harus dikerjakan oleh TI" juga perlu dimintakan persetujuan dari IP, maka IP dalam hal ini bukan lagi berperan sebagai kontraktor pembangun pembangkit listrik, yang merupakan anak perusahaan PLN, tetapi sudah menjadi penentu dari boleh tidaknya PLTGU itu dibangun di Pemaron. Kapasitas ini tentu sudah melampaui kewenangan PLN dan bahkan kewenangan Menteri ESDM.

Yang selama ini kita pahami berdasarkan UU no. 20/2002 tentang Ketenagalistrikan adalah, bahwa Menteri ESDM lah yang harus memberikan ijin pembangunan pembangkit atau ijin pengusahaan listrik dan ijin pengoperasian pembangkit, karena jaringan listrik yang melalui Gardu Induk (GI) Pemaron tersambung dengan jaringan listrik Jawa-Madura-Bali (Jamali), yang notabene adalah jaringan listrik nasional. Menteri ESDM selanjutnya meminta PLN merencanakan, dan PLN membutuhkan kontraktor pelaksana untuk merealisasikan pembangunan tersebut. Dalam kapasitas inilah seharusnya IP, sebagai kontraktor pembangunan pembangkit.

Dalam sudut pandang Pak Sengara, seorang profesional, bahwa uang dari IP/PLN adalah uang rakyat juga, sehingga Pak sengara tidak keberatan masuk kedalam TI walau dibiayai oleh IP. Dengan sudut pandang ini, saya masih bisa berharap banyak dari Pak Sengara untuk bekerja secara obyektif dan profesional. Apalagi juga dikatakan bahwa fee yang akan diterimanya akan sangat tidak setimpal bila harus melawan hatinuraninya. Akankah semua anggota TI berfikir seperti itu ? Mudah-mudahan saja, sebab memvonis terlebih dahulu adalah sangat tidak bijak. Saya sangat mendukung sikap profesional Pak Sengara tersebut, dan seperti kata Pak Bangsing, bahwa nama ITB akan sangat dipertaruhkan 

[bali] Re: nasi bungkus

2004-03-28 Terurut Topik nyoman suwela

Unek-unek outlet
Pak Wis dan rekan-rekan yang lain,
Setelah mengikuti Milis ini dengan topik-topik yang menarik, saya merenung, seberapa jauh dampak positip dari diskusi di cyberspace ini. Sayang sekali, nampaknya, para pengambil keputusaan seperti Gubernur dengan jajarannya, Bupati, DPRD Prop maupun Kab tidak ada yang ikut sehingga mereka BONGOL/TULI ( atau sengaja bongol ) apa yang kita bahas. Bahkan saya tidak tahu alamat Emil beliau-beliau itu. Kalau tahu kita bisa cc atau forward. Kendatipun demikian, saya tetap senang nimbrung di Milis ini, minimal dapat menurunkan tekanan darah saya. Sehingga saya anggap Milis ini sebagai: Unek-unek Outlet .
Buleleng lagi dilanda musibah. Nasi bungkus belum dibagi, pasar Banyuasri terbakar. Di Radio Singaraja FM, banyak yang mengungkit kembali soal dana Purna Bakti. Kata mereka, waktu Pasar Seririt terbakar, Bupati Buleleng janji akan menambah mobil kebakaran. Ya yang namanya janji, tetap janji. Tapi beliau kan tidak salah karena beliau tidak pernah menyebuh KAPAN? Katanya lagi, kalau dana Purna Bakti dipakai beli mobil akan menyelamatkan pedagang di pasar. Itu kan katanya rakyat yang menyerahkan haknya kepada wakilnya melalui pemilu. Dan wakil kita, yang berarti mewakili kita, berpendapat lain. Purna Bakti dan Tairtayatra ke India sangat urgen ( baca berita Nusa hari ini ). Ada pula yang ngomong, Pemkab Buleleng tidak pernah belajar dari pengalaman dengan terbakarnya pasar Seririt. Sekolah saja bisa tidak naik kelas alias “LAMA”. Kalau saya jadi Bupati, enak tidak belajar, sehingga
 tidak naik kelas alias lama, yang berarti mengulang lagi jadi Bupati. Demikian pula kalau jadi anggota legislatif, mengulang berarti kembali dapat Purna Bakti dan metirta ke India. Mungkin tirta di Besakih kurang mujarab. 
Oleh karena itu teman-teman sekalian, jangan bosan ikut terus di Milis ini, minimal untuk kesehatan kita, mengurangi stress, tekanan darah tinggi, jangan iri dengan Purna Bakti tapi kita tetap mebakti ke pura atau merajan, tidak bisa me Tirta Yatra ke India, cukup ke Tirta Gangga, tidak usah menempel foto di pohon untuk dipilih cukup dikirim di Milis ini sebagai attachment, tidak perlu jual kecap karena kecap ABC sudah banyak diiklankan di Tv.
Sekian dan laughter is the best medicine.
NSnsudja [EMAIL PROTECTED] wrote:
Semeton sareng sami, nunas lugra,Tertarik ikut memberi sekedar komentar tambahan mengenai tema ulang tahundengan pemberian nasi bungkus. Apa hanya itu caranya merayakan ulang tahunapalagi yang ke- 400 Kota Singaraja? Di negara maju ulang tahun besarseperti ke-400, perayaannya disiapkan/ direncanakan jauh hari sebelumnyadengan baik. Misalnya dengan rencana penggelaran/pertunjukan pesta seni,riwayat kota dengan perkembangan, kemajuan dan permasalahan yang dihadapi,pemberian hadiah bagi kegiatan tertentu,atau perorangan karena jasanya bagikota, pemberian bea-siswa guna kemajuan kota, mulainya pembangunan saranayang penting bagi kenyamanan hidup.Kalau hanya sekedar pemberiaan nasibungkus, ini cermin ke- terbelakang/backward kita?Pemberiaan sekedar nasi bungkus mencerminkan kebodohan dan kemiskinan kita.Kita ini benar jadi miskin karena
 kita tidak punya/pernah mimpi /DREAM,artinya tak mampu berpikir panjang. Karena tak punya mimpi kita lalu tidakpunya harapan/HOPE.Tidak punya harapan berarti tak ada yang ingin dikejaruntuk dicapai / direalisasikan/ ACHIEVEMENT. Perjalanan jauh ke bulandimulai dengan a DREAM. Karena itu jangan heran kita ini sebagai bangsaakan tetap terkebelakang, karena kita tak lagi sadar akan mimpi cita-citatinggi bapak-bapak pendiri bangsa ini.Kini pemilu dilihat dengan tujuan untuk berkuasa, tidak sebagai saranauntuk mengatur pelaksanaan menjalankan pemerintahan yang baik.Apa kita sudah mengerti politik sebagai " A NOBLE GAME AMONG NOBLE PEOPLE".Kenyataannya kini yang diolah permainan kotor-kotor, tentu saja oleh parapolitisi busuk..Jangan heran permainannya terbatas pada pemberian nasibungkus ( kalau mau, mengapa tak dibagi mentah/ uangnya saja bagi orangmiskin???), perkara dana " purnabakti", yang besarnya tanpa malu ditetapkansendiri.
 Jangan tanya untuk jasa apa yang telah diberikannya bagikepentingan masyarakat ? Apa terkait dengan perbaikan sarana, pendidikan,kesehatan? -Yang justeru kini dibayar masyarakat dengan gaji yang tinggibagi birokrasi adalah untuk kegagalan mereka. Rupanya inilah hasil pembinaanbhineka tunggal ika selama ini. Bhineka permainan kotor di mana-mana yangeka di seluruh negeri. Dan BALI juga bagian dari INDONESIA.Matur suksema.Nengah Sudja, Original Message From: "LP3B Buleleng" <[EMAIL PROTECTED]>To: <[EMAIL PROTECTED]>Sent: Sunday, March 28, 2004 3:03 PMSubject: [bali] Re: nasi bungkus Dear All, Setelah lama nggak mengikuti, ternyata banyak topik-topik menarik yang didiskusikan teman-teman disini. Mulai dari luar negeri minded, nasibungkus dan geothermal. Soal rencana membagikan nasi bungkus ini dalam rangka hut kota singaraja, setelah saya cek ke teman yang punya depot
 makanan, ternyata memang 

[bali] Re: Buleleng Cultural Heritage Conservation

2003-07-20 Terurut Topik nyoman suwela

Rekan-rekan di Milis,
 Ide untuk membuat Information Centre di Buleleng, sangat bagus sekali. Melalui Pusat Informasi ini, masyarakat baik asal Buleleng maupun tidak, akan dapat menyumbangkan pikiran dan pengalamannya untuk pembangunan Buleleng pada khususnya dan Bali pada umumnya. Salah satu bentuk kepedulian masyarakat ini adalah adanya Milis ini. Saya sendiri banyak menimba pengetahuan dari Milis ini, meskipun saya arahnya sudah menuju “kelod kauh” yang mungkin sebentar lagi dititipkan “digeni”, diantar warga “maudeng selem”.
 Masalahnya sekarang: apakah para pengambil keputusan mau mendengar dan peduli terhadap masukan masyarakat ini. Saya cukup lama “ngayah” di Pemda, melayani cukup banyak Bupati, sehingga saya sedikit tahu bagaimana kecendrungan mereka yang lagi berkuasa itu. Itu sebabnya saya menulis di Milis ini tentang LAIN JURAGAN LAIN SELERANYA. Kecendrungannya adalah semua ingin membuat sejarah dan meningalkan sesuatu yang bisa dibanggakan waktu beliaunya berkuasa. Belum lagi masuk unsur politik. Lihat patung Banteng di Makam Pahlawan di Singaraja, waktu mulai bangkitnya lambang pohon beringin. Lihat itu patung Singa Ambara Raja yang warna gunta ganti seperti warna “ogoh-ogoh”. 
 Misalkan saja permimpin kita ada keinginan untuk mendengar masukan masyarakat. Buat alamat Email dan masuk di Milis ini. Dengan jaringan maya ini, beliaunya ( maksud saya Bu Pati dan Pak Pati ) bisa mendapat masukan dan mendengar KELUHAN masyarakat. Kalau tidak mau Emailnya dijejali “rubbish” ( kalau masukan dianggap sampah ), bikin dua alamat. Satu alamat masuk di Milis dan satu alamat lagi untuk hanya keperluan dinas. Dan untuk memberikan informasi dijaman IT ini, memang seharusnya Pemkab. sudah punya website. Saya cari-cari di internet, apakah Kab. Buleleng punya alamat Email atau Website, hasilnya nihil. Yang saya ketemukan Cuma gambar telanjang. Contoh Kab. Jermbrana punya website dengan address : Jembrana.go.id
 Saya kira bukan soal biaya. Pemkab. kan bisa bayar seorang web master untuk membuat dan mengelola web site ini. Yang menarik pula di Pemkab. Buleleng ada Dinas Informasi dan Elektronika. Saya pernah kesana, banyak kompouter, branded, KATANYA segera punya web site. 
 Pertanyaan Pak Bangsing, apa Buleleng punya buku panduan. Saya pernah ngayah ( mantan, maan taen ) sebagai Ka Dinas Pariwisata. Waktu itu saya menerbitkan buku panduan “Discover Buleleng, Enjoy the difference”. Buku itu saya susun dengan bantuan teman-teman orang Bule karena saya hanya tahu bahasa Bali kasar. Saya juga menyusun buku kecil ( booklet ) tentang Gedong Kirtya. Saya juga menyusun buku tentang data pariwisata Buleleng hasil survey Dinas kami waktu itu. Begitu saya “lengser” tidak pernah saya lihat ada terbitan baru, buku yang saya susun hanya dicetak ulang, TANPA DIEDIT ISINYA. Sayang sekali, akhirnya buku itu menjadi MISGUIDED BOOK. Barangkali yang perlu MENCETAKNYA, bukan goalnya. Saya pernah protes mengenai hal ini karena dalam buku
 tercantum nama saya sebagai penyusunnya.
 Kembali tentang pelestarian budaya, yang diperlukan dalam Information Centre ini, bukan hanya masukan waktu dibangun, juga PENGAWASAN masyarakat setelah selesai. Maksud saya, jangan sampai ganti Bupati, seleranya lain, dibongjkar lagi. Bicara soal sejarah, kadang-kadang seorang pemimpin tidak menyadari membuat sejarah. Misalnya kalau PLTGU Pemaron go ahead, maka pariwisata Lovina tinggal sejarah dan pemimpin waktu itulah yang membuat Lovina menjadi sejarah. Sampai bertemu lagi Milis ini. Setidak-tidaknya outlet untuk unek-unek. Nyoman Suwela
Nyoman Bangsing [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ysh. Pak Nengah Sudja, Pak Gde Wisnaya, Pak Suwela, Pak Ketut Arthana, Ibu Widiasari, Ibu Dwi dan teman-teman lp3b lainnya.Saya sependapat dengan Pak Sudja. Bila dimungkinkan, nampaknya kita perlu memberdayakan masyarakat kita, dimana masyarakat ikut aktif mengawasi jalannya proyek yang akan dilaksanakan. Kita bisa memulainya dengan membentuk information centre.Pusat informasi yang ada nantinya kita bisa perluas aktifitasnya.Sebagai bentuk servis, lp3b bisa memberikan info tentang pendidikan tinggi pada masyarakat Buleleng. Melalui servis ini, kita berharap masyarakat akan tertarik, dan mulai melirik lp3b.LP3B juga bisa menggandeng PHRI, dan Dinas Pariwisata Buleleng, untuk menggali potensi wisata yang dimiliki Bali Utara. Untuk maksud itu diperlukan survey tentang potensi wisata yang dimiliki Bali Utara. Coba kita lihat, apakah
 kita punya buku panduan tentang pariwisata Buleleng ?Wisatawan yang ada jelas memerlukan informasi yang lengkap tentang obyek pariwisata yang ada di Bali Utara.Kita bisa melakukan survey tentang potensi wilayah beserta SDM yang ada di Buleleng.Satu contoh konkret, bila saya ingin belajar menabuh Gender, siapa yang bisa saya hubungi ?Bila seseorang ingin belajar/kursus melukis, siapa yang bisa dihubungi ?Bila saya ingin punya sunari, siapa yang mahir membuatnya ?Apabila seorang wisatawan ingin menginap di Bali Utara, apakah sudah ada web yang memuat info

[bali] mohon maaf

2003-05-11 Terurut Topik nyoman suwela
YTh. Bapak Ketut Englan, Ketua PHRI Buleleng
 Saya mohon maaf banget, sementara ini tidak bisa aktip bersama teman-teman, karena saya masih harus kerja di Karawang. Meskipun demikian, saya terus mengikuti perkembangan Buleleng melalui internet, Email atau SMS, meskipun berita yang saya peroleh sangat terbatas. Terpaksa saya sering ke Warnet, karena di Karawang saya tidak punya PC.
 Saya sedih mendengar kalau disebut beberapa elit PHRI disebut "maling teriak maling" dan mengenai hal itu telah saya sampaikan tanggapan saya dengan Email dan telah mendapat respons dari beberapa teman. Kepada teman-teman yang telah merespon, saya sampaikan "TERIMA KASIH" segede PLTGU.
 Bagaimana dengan PTUN? Sampai dimana perkembanganya? Maju terus Pak, sejarah akan mencacat kita. Ada orang yang ingin menjadikan Lovina sebagai sejarah dan kita berupaya mnenjadi sejarah menggagalkan upaya itu. Kalau memang PLTGU itu jalan terus, saya telah membuat rencana menjadikan hotel Angsoka sebagai industri kapur. Dan itu akan dibenarkan oleh Pak Pitana, Ka Diparda Bali. Karena menurut beliau, listrik diperlukan pariwisata, maka PLTGU akan menunjang pariwisata. Kapur juga diperlukan pariwisata sehingga industri kapurpun menunjang pariwisata. Menurut saya, Hotel Bali Taman cocok untuk dijadikan PETERNAKAN BABI, karena daging babi sangat diperlukan pariwisata. Kalau Hotel Baruna, cocok untuk pabrik semen, karena semen sangat diperlukan pariwisata. Ini betul-betul sebagai realisasi dari apa yang disebut "KAWASAN WISATA CAMPURAN". Tembakau enak dipakai rokok, soto enak, maka soto dicampur tembakaupun enak. Ide ini kan cuma mengikuti panutan pemimpin kita, yang akan membawa kita kemasa depan ya
ng lain. Yang "lain" itu apakah akan lebih baik atau buruk, saya tidak tahu.
Kembali kepada ide saya untuk membuat industri kaput, bahan bakunya cukup banyak. Terumbu karang di Lovina kita angkuti. Patung lumba-lumba kita rubah jadi tungku pembakaran kapur. Bagaimana pendapat teman-teman? Bagus, kan? MARI KITA TERIAKKAN YELL "HIDUP LOVINA". Hidup Buleleng. Welcome to 'WISATA CAMPURAN Lovina.
 Sekian saja dulu Pal Englan. 
Dan kalau yang buka Email ini Pak Sukamaji. tolomg di print agar bisa dibaca Pak Englan. 
Please keep in touch.
Nyoman Suwela
Do you Yahoo!?
The New Yahoo! Search - Faster. Easier. Bingo.

[bali] PTUN

2003-03-31 Terurut Topik nyoman suwela
Yth. Bapak Ketut Englan, Ketua PHRI Buleleng
 Saya sementara masih berada di Karawang, menjadi mandor bangunan sekedar bisa menikmati gorengannya tahu Karawang. Saya terus mengikuti perkembangan PLTGU Pemaron melalui Milis dan artikel yang difax. oleh Pak Wisnaya. Menyikapi langkah kita selama ini, mulai dari surat kepada Bupati dijaman Tumenggung Wirata Sindhu, sampai Plt. Bupati dan terakhir Yang Mulia Bapak Drs. Putu Bagiada MM, orasi damai yang berhadapan dengan celurit dan pedang terhunus, pintu dialog sudah ditutup oleh yang berkuasa di bumi Panji Sakti ini, saya berpendapat hanya ada satu jalan yang seharusnya ditempuh, yaitu jalur HUKUM, dengan mengajukan PTUN, seperti pernyataan Bapak di mass media.PTUN will be the last resort.
Alasannya : Saya tidak memiliki lagi kepercayaan kepada lembaga yang namanya DPRD baik Kabupaten maupun Propinsi. Bapak ingat kan, ada Surat Ketua DPRD Buleleng yang isinya menolak pembangunan PLTGU di Pemaron, tapi kemudian ada pernyataan anggota DPRD, Bapak Nuaba menyatakan menyerahkan masalah PLTGU kepada Bupati. Sebelumnya Ketua-ketua Komisi dan Wakil Ketua, menanda tangani risalah rapat di Bali Taman menolak PLTGU di Pemaron. Tapi kemudian Wakil Ketua menghadiri peletakan batu pertama PLTGU. How could I trust them? Katanya mereka mewakili rakyat, rakyat yang mana? Forget them mate, we live in a crazy world. DPRD Bali dilecehkan, tapi apa reaksinya? Katanya di era Otda ini, lembaga wakil rakyat ini, bukan main kekuasaannya, bisa menjatuhkan Bupati atau Gubvernur. Lalu mengapa sekarang setelah dilecehkan tidak nampak kewenangan itu? Forget it, friends, this is a crazy world. Kalau usul kita untuk mencari win-win solution telah ditutup oleh Bupati Buleleng, we have no other choice, the last resort
 is : lose or win. Dan, dengan PTUN.
Tunjukkan kalau Forum kita adalah kelompok yang patuh hukum. Dari awal, seperti tulisannya Pak Sudja dan Pak Wisnaya di Bisnis Bali, bahwa pembangunan PLTGU Pemaron ini telah penuh dengan perkosaan hukum. Mulai dari pelanggaran Perda tentang Kawasan Wisata. Logika mana yang bisa membenarkan PLTGU sebagai imdustri dengan segala pencemarannya bisa dibangun di Kawasan Wisata, hanya dengan memplesetkan pengertian kawasan wisata sebagai "KAWASAN CAMPURAN". Yang sangat menyedihkan adalah justru mereka yang seharusnya mengamankan Perda yang dibuatnya justru memberi contoh untuk melanggarnya.
Memang dengan PTUN akan memerlukan biaya. Teman-teman kita seperti Pak Sudja, Pak Wisnaya, Pak Suyatna, Pak Sucipta dari UNIUD dan masih banyak lagi gigih menolak PLTGU ini karena didasari oleh hati nurani mereka, bagaimana dengan teman-teman kita pemilik hotel yang masa depannya paling terancam dengan PLTGU ini? Mengapa kita tidak kumpulkan mereka dan minta apakah mereka bersedia bersama-sama menanggung biaya ini? Kalau mereka tidak mau, ya bubarkan saja Forum Penolakan ini. Kasihan teman-teman yang tidak ada kepentingan langsung disuruh berjuang untuk mereka.
Harapan saya, bahwa HAKIM yang akan mengadili masih punya HATI NURANI, kalau tidak, only in God we trust, dan apa boleh buat : KITA TERIMA MASIB INI.
Demikian dan selamat berjuang.
Nyoman Suwela.
Do you Yahoo!?
Yahoo! Tax Center - File online, calculators, forms, and more

[bali] goyang karawang vs inul

2003-03-26 Terurut Topik nyoman suwela
Pak Wis,
 Maaf, saya baru bisa baca email teman-teman karena saya lagi sibuk menyusun makhalah tentang pengembangan teknik ngebor Inul dalam rangka pengeboran PLTGU di Pemaron. Karena saya sekarang ada di Karawang, saya mencoba membandingkan goyang Karawang dengan goyang Inul baik dari aspek Inulogi, Inuleconomic, socioinul. Di Karawang saya lagi cari nafkah sebagai mandor bangunan senior sehingga kalau diajak demo saya hanya bisa bawa alat-alat bangunan seperti rekan-rekan yang mendukung PLTGU bawa sajam ( senjata tajam ). Kalau diajak dialog maaf saya tidak bisa karena saya termasuk kelompok yang tidak punya otak. Mungkin Bapak Bupati ada benarnya tidak perlu ada dialog karena yang diajak dialog kebanyakan tidak punya otak. Kalau ada yang punya otak mungkin tidak pernah dipakai atau lupa memakainya.
Pak Wis please keep me informed.
Pak Sudja, terima kasih atas tawaran Bapak, saya sementara di Karawang, tapi sering ke Jakarta. Sayang sekali tidak banyak seperti Bapak, sudah pensiun tapi belum pikun, masih bisa membedakan mana yang "BENAR " dan mana yang 'BO-ONG". Untuk Pak Umar Said, sebagai mantan pejabat, yang PERNAH dihormati, hati-hati dengan orang KEPERCAYAAN Bapak.
See you all then.
Nyoman SuwelaDo you Yahoo!?
Yahoo! Platinum - Watch CBS' NCAA March Madness, live on your desktop!