[teknologia] Get the job done (was: Bangalore, one of the least expensive cities)

2005-11-21 Terurut Topik fade2blac

On Sun, Nov 20, 2005 at 11:15:58PM -, Muhamad Carlos Patriawan wrote:
 
 Tapi ya balik ke hal pertama itu dulu kawan-kawan,kita harus buktikan
 dulu kalau kita  can get the job done.Kalau kualitas dan kredibilitas
 India,cs kan memang sudah tidak dipertanyakan lagi melalui evolusi
 berpuluh-puluh tahun.


Sebetulnya maksud get the job done apa sih? Ada contohnya yang the job done 
dan not done? 
Terus gimana cara kita membuktikannya? Kalau saya bikin aplikasi sampai selesai 
itu dikategorikan get the job done?

--
fade2blac 


[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik Ariya Hidayat

 Di Indonesia ini kita sering mengeluh dan menggunakan resources tidak
 semestinya. Akses Internet di Indonesia ini juga kenceng2 kok.
 Buktinya rekan-rekan kita hobbynya download film2. he he he.
 [No need to name names. ha ha ha. Soalnya saya kecipratan hasilnya.]

Ini saya setuju sekali.
Dulu semasa masih kuliah dan ingin memperlancar bahasa Inggris, saya
komplain ke kawan saya karena nggak punya cukup duit dan majalah yang
bagus harganya mahal semua. Kawan saya itupun membongkar rahasianya:
berpuasa sesering mungkin, uang dihemat, belikan Fortune di tukang
jual majalah bekas di Cikapundung! Langsung terbuka mata saya.

Kerap sekali kita melihat apa yang belum dipunyai dan apa yang ingin
diraih (tentu tidak salah, kalau mau maju memang harus seperti itu).
Tapi, apa yang masih sedang dikerjakan sialnya juga suka tidak
dibereskan alias terlantar begitu saja. Efisiensi pemakaian
resourcenya pun jadinya kecil.


--
Ariya Hidayat


[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik Ariya Hidayat

 Dulu baca berita, katanya pemerintah menyiapkan 300 hektar di cikarang
 untuk microsoft research center. 300 hektar? mau ngapain? nanam
 singkong?

Barangkali angka 300 hektar ini cuman PR-move doang?
Yang penting untuk developer itu kan bukan tempat yang besar atau
lapang, tapi yang nyaman. Bahkan, kalau perlu suruh kerja di rumah
saja biar bisa kumpul keluarga (tapi pekerjaan mesti selesai) dan
ngantor untuk urusan administrasi atau rapat saja.

--
Ariya Hidayat


[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik Ariya Hidayat

 Saya juga sependapat dengan ide ini dan lebih percaya dengan membangun
 komunitas software developer adalah hal yg penting. Saya tidak begitu
 iri melihat glamor GYM (google yahoo microsoft), tapi saya sangat
 ngiler kalo ngeliat gimana ramenya komunitas developer mereka mulai
 dari yg gede seperti OSCON (opensource conference) sampe yg kecil2
 dilokal area mereka masing2.

IMHO yang dilihat mestinya bukan glamornya, tapi filosofi dan
ide-idenya. Google itu kan hanya cap luarnya saja, isi dalamnya itu
yang perlu dipelajari. Contoh yang saya suka dari Google adalah
membiarkan 20% waktu kerja (artinya 1 hari dalam seminggu) digunakan
untuk mengerjakan apa pun, sebebas mungkin. Mendukung proyek sampingan
seperti ini membuat Google berhasil menelurkan produk seperti Google
Mail, dsb.

Komunitas bisa dipancing juga dengan eksistensi perusahaan besar
(tentu saja, cara membangun komunitas dengan membuat forum tidak
salah, tetap harus dikerjakan dan tidak eksklusif dengan pancingan
ini). Bayangkan bila seorang mahasiswa hidup di lingkungan yang penuh
proyek sana-sini, dan kebetulan proyek itu misalnya menggunakan
development tool X dengan bahasa pemrograman Z. Sulit bagi dia untuk
memaksa dirinya misalnya tetapi mendalami C/C++ (ini contoh, bisa
diganti your-favorite-language), bukan karena alasan yang aneh-aneh,
tetapi karena kesempatan untuk ikut mengerjakan proyek itu bisa sangat
menggiurkan.


--
http://www.google.com/search?q=ariya+hidayatbtnI


[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik Budi Rahardjo

On 11/21/05, Ariya Hidayat [EMAIL PROTECTED] wrote:
...
 Kawan saya itupun membongkar rahasianya:
 berpuasa sesering mungkin, uang dihemat, belikan Fortune di tukang
 jual majalah bekas di Cikapundung! Langsung terbuka mata saya.
...

Ketika mahasiswa, itu pun yang saya lakukan: beli majalah bekas
di Cikapundung. Bahkan tugas akhir saya pun bermodal sebuah
artikel dari majalah bekas tersebut (ada artikel tentang membuat
VIA untuk Apple ][ lengkap dengan gambar PCB-nya). :)

Anak-anak sekarang memang kemanjaan. he he he

-- budi


[teknologia] Re: Google (was: Re: Gosip IT :) )

2005-11-21 Terurut Topik David Sudjiman

On Sun, 20 Nov 2005, Muhamad Carlos Patriawan wrote:
 Hehehe..iyalah, makanya growthnya Google menurut kebanyakan analyst
 masih bisa unlimited karena mereka mencoba bisnis model yang gak
 terbayangkan sebelumnya.

Sebelumnya makasih buat pak Carlos yang sudah memberi penjelasan seberapa 
kuatnya Google secara keuangan.

Saya sendiri masih kurang yakin, apalagi dengan historic DotCom Bubble 
yang memang intinya sederhana, 'not to be able to show the money!'. Apakah 
kata mantap secara keuangan itu sama dengan liquiditas?

Google memang ndak ada mati-nye memberi terobosan baru dan ternyata laku. 
Contoh sederhana adalah mp3 player dari mac (ipod). Itu kan sama saja 
ngerubah behaviour orang dari make walkman ke mp3 player dan bukan 
cuman itu saja, Apple kan bukan pemain baru buat mp3 player, tapi, kalo 
ngomong mp3 player orang banyak ngambil contoh kasus ipod. (inget Sony 
mbikin minidisc player tapi nda laku?)

Sekarang Google, saya sekali lagi masi bingung dan setuju sekali kalo 
sebenarnya apa yang Google punya sekarang masih berupa prediksi dan 
expectasi saja dan belum bisa di convert ke duit. Sentimen consumer juga 
masih terlalu tradisional sehingga masih melihat/mengeneralisir kalo 
Google itu 'menjual'. Padahal, yang Google punya dan berhasil dengan cukup 
baik adalah search engine-nya. Yang lain, sementara ini masih nebeng, tapi 
orang langsung percaya. 

Contoh yang rada sederhana yang lain adalah, bukunya Robert T. 
Kiyosaki. Buku pertama bagus, sangat bagus dan inspirasional malah. 
Eh, buku2 berikutnya malah punya kesan mengada-ada (exagerating).

Hanya mencoba melihat dari arah yang berbeda saja.

CMIIW.

thx
.dave

http://www.davidsudjiman.info


[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik fahdi maula
Iya pak, maaf, kami mahasiswa
skrg memang kemanjaan, sampe akhirnya pas lulus kami nyesel, kenapa
dulu waktu jadi mahasiswa gak belajar yang rajin. Akses informasi yang
super hebat saat ini memang memungkinkan mahasiswa untuk berkreasi
lebih luas. 

Tapi dari pengalaman pribadi (sebagai mahasiswa pemalas), keinginan
sangat banyak, cuman gak ada yang ngatur dan gak ada penyaluran
(meskipun ini hanya alasan belaka), sehingga kadang-kadang ide-ide yang
baru aja mulai mengalir jadi hilang. Apalagi untuk projek
FSF/opensource yang membutuhkan dedikasi tingkat tinggi.

Semoga, dengan adanya BHTV, 'pemalas-pemalas' ini jadi tergerak :D =))

Sebelumnya salam kenal, saya Fahdi, ex mahasiswa yang berubah status
jadi job seeker, baru gabung kemarin, dan coba ngikutin thread disini.
Mohon maaf, kalo gak nyambung ato gak sesuai sama aturan disini. 

Mohon bimbingannya
On 11/21/05, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote:
...Ketika mahasiswa, itu pun yang saya lakukan: beli majalah bekasdi Cikapundung. Bahkan tugas akhir saya pun bermodal sebuahartikel dari majalah bekas tersebut (ada artikel tentang membuatVIA untuk Apple ][ lengkap dengan gambar PCB-nya). :)
Anak-anak sekarang memang kemanjaan. he he he-- budi


[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik baskara

On 11/21/05, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 1. Dahulu, saya sering (saya ulangi: SERING) kedatangan
orang yang punya duit (baca: investor) yang mencari
tempat untuk menanam modal.
Hanya, mereka belum menemukan orang IT yang bisa diberi
dana. Range dananya bervariasi antara Rp 500 juta sd
Rp 10 milyar. (Waktu itu kebanyakan Rp 2 milyar, yang
dalam pandangan saya *terlalu besar* untuk skala starup
sehingga para founder yang kebanyakan mahasiswa malah
tidak berani)

Waktu masih menjadi mahasiswa, saya pernah ditawari dana dari 2 calon
investor yang berbeda. Jawaban saya, errr...hmmm.ughh...buat apa
ya? ... bikin itu sudah ada... buat ini juga sudah
banyak... OK, saya punya ide! ...
Lalu, dimintai business plan errr...eeebagaimana cara
membuatnya ya? dikarang saja angka-angkanya? hmmmouchh  :-)


[teknologia] Re: Get the job done (was: Bangalore, one of the least expensive cities)

2005-11-21 Terurut Topik Azil Adi Permana

On 11/21/05, fade2blac [EMAIL PROTECTED] wrote:

 On Sun, Nov 20, 2005 at 11:15:58PM -, Muhamad Carlos Patriawan wrote:
 
  Tapi ya balik ke hal pertama itu dulu kawan-kawan,kita harus buktikan
  dulu kalau kita  can get the job done.Kalau kualitas dan kredibilitas
  India,cs kan memang sudah tidak dipertanyakan lagi melalui evolusi
  berpuluh-puluh tahun.
 

 Sebetulnya maksud get the job done apa sih? Ada contohnya yang the job 
 done dan not done?
 Terus gimana cara kita membuktikannya? Kalau saya bikin aplikasi sampai 
 selesai itu dikategorikan get the job done?


kalau saya mengartikan maksut get the job done dengan melakukan
pekerjaan sesuai dengan sebagaimana pekerjaan tersebut dikerjakan.
jadinya waloupun pekerjaan tsb belum selesai, atau molor dari deadline
selama masih bisa dipertanggung jawabkan, udah bisa dibiliang get the
job done.

:D

--
- - -
**
Azil Adi Permana


[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik Pakcik

2005/11/21, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED]:
  why not? kalau kita punya the best accounting software on planet
  kenapa tidak? Kalau itu yang kita bisa, kenapa bukan itu yang kita
  lakukan? Itu yang realistis.

 Gini deh.
 Anda sudah bisa mengalahkan Zahir Accounting?
 Do we need more Zahir Accounting?
 Berapa banyak software accounting yang kita butuhkan?

 Lihat saja, Zahir Accounting yang sudah sedemikian bagus
 masih belum bisa gede banget.

hehe .. jadi penasaran gue, jadi jenis kerjaan apa yang pak Budi
harapkan buat dikerjain BHTV? Kalau kita hanya punya developer yang
bikin accounting software? mau bikin super-duper rocket science
application?

--
Pakcik
Under Construction


[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik Budi Rahardjo

On 11/21/05, Ronny Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ini udah dipraktekkan ke VC di Indonesia juga dan sukses ya Pak?

Yup. Meskipun kalau di Indonesia, institutionalized VC
itu lebih mirip bank. Tidak seperti di sono. :(
Jadi pada tahap berikutnya, setelah Angel Investor ...
kita masih belum bisa semulus SV.


 Tapi takutnya ada VC yg maunya kita comprehensive(?),

Ini juga ada, sih. (Atau mungkin malah yang umum begini?)
Tapi selama saya membuat start-up di Canada dan Indonesia
belum pernah ketemu yang ginian.
Atau, kalau dia minta macem2 yang komprehensif saya
tinggal lari ke yang lain saja. he he he.
Jadi mungkin pendapat saya ini salah karena pengalaman
saya mungkin bukan pengalaman yang mainstream?


-- budi


[teknologia] Re: Investor IT - was Re: [teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik Ronny Haryanto
On Mon, Nov 21, 2005 at 04:54:21PM +0700, Harry Sufehmi wrote:
 Eh, BP-nya dicolong, trus dia buat perusahaan IT sendiri :-)
 He he.

Weleh.

Lalu apa yg bisa kita lakukan untuk mencegah yg semacam ini?

PS. Dah sembuh Mas Harry?

Ronny


pgpaNIaxjR0gR.pgp
Description: PGP signature


[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik Budi Rahardjo

On 11/21/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote:

 hehe .. jadi penasaran gue, jadi jenis kerjaan apa yang pak Budi
 harapkan buat dikerjain BHTV? Kalau kita hanya punya developer yang
 bikin accounting software? mau bikin super-duper rocket science
 application?

Nope.

Terus terang ... saya juga masih mencari yang jitu.
Hanya jelas, kalau kita kompetisi dengan India dalam membuat
generic applications (kayak accounting, dsb.) kita bakalan
kalah.

Yang sudah terbayang oleh saya (sampai saat ini):

- komponen dari aplikasi, *bukan* aplikasinya sendiri.
  alasan: kita nggak pernah bisa bikin produk.
  (biar bagaimanapun saya masih salut dengan IPTN karena
  mereka bisa bikin produk sampai jadi)
  Jadi, kita hanya mengerjakan bagian dari produk yang
  mungkin produknya  buatan India, Amerika, dll.

- customization.
  Orang Indonesia hobbynya ngoprek.
  Contoh: mobil apapun bisa jalan di Indonesia meskipun
  sudah tidak diproduksi lagi di LN :)
  Tapi... suruh bikin mobil gak jadi-jadi.
  Customization ini satu pekerjaan sendiri yang berat lho.
  Salah satu produk/servis perusahaannya Rusmin (Skysoft?
  di California) adalah internationalization (kalau gak
  salah). Itu pun udah cukup besar.

- Hal-hal yang terkait dengan arts.
  Orang Indonesia biasanya lebih kreatif dan punya sense
  of art yang tinggi. (Hanya sayangnya takut komputer
  he he he.)

- Research.
  (Atau itu kata bagusnya dari: ngoprek!)

Nah kalau dilihat dari daftar di atas ... gak ada produk ya?
Memang saya menghindari produk. He he he ...


-- budi


[teknologia] Re: Investor IT - was Re: [teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik Budi Rahardjo

On 11/21/05, Harry Sufehmi [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Waktu itu saya ditawari funding beberapa milyar untuk perusahaan IT, lalu 
 saya buatkan business plan (BP) nya yang bagus.

 Eh, BP-nya dicolong, trus dia buat perusahaan IT sendiri :-)
 He he.

 Only in Indonesia...

Jangan khawatir. Ini tidak hanya terjadi di Indonesia.
Di tempat lain juga bisa terjadi.

Nah, di sini pentingnya SDM!
Karena saya
(1) yang mengerti bisnis itu (dari filosofinya, dll.)
(2) yang punya passion dalam ide bisnis itu,
siang malem saya pikirin terus ...
...
chances are, hanya saya yang bisa menjelmakannya
menjadi kenyataan dengan baik.
Jadi silahkan saja dicolong.
Pasti gak bakalan berhasil. Dijamin!
Yang invest di sono bakalan gigit jari... he he he.

Contoh lain.
Kalau Ariel dan band Peterpan membuat lagu yang bagus,
biar saya colong pun belum tentu jadi lagu bagus.
he he he. Rugi yang invest di saya kalo itu kejadian.

Yang nyolong ide itu (dan buat PT IT sendiri) bodo banget.
Kalau saya jadi dia, bukan saya colong,
tapi ikutan (ndompleng) invest.

Jadi itulah sebabnya saya jelalatan cari anak2 muda
yang punya mimpi gedhe dan mau mewujudkan mimpinya.
Saya mau ikutan invest. Siapa tahu dia jadi the next
Steve Jobs. he he he ...
Yang susah itu cari orang yang mau eksekusi.
Ide ... banyaaak.
(Saya aja punya segudang. Serius deh.
Ide2 saya mantap2 lho, seperti ide membuat Redhat waktu
Linux baru mulai muncul, dsb.)

So, business plan yang ke saya, nggak bakalan saya curi.
Bodoh banget saya kalau iya.
(Dan bodoh banget orang yang nyuri itu. Rasain deh.)

-- budi


[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik Ariya Hidayat

 - komponen dari aplikasi, *bukan* aplikasinya sendiri.
   alasan: kita nggak pernah bisa bikin produk.

Ini yang saya impikan, dan rasanya cocok untuk dikembangkan di Indonesia.
Lihat ratusan bahkan ribuan komponen yang dijajakan di
www.componentsource.com, harganya bisa ratusan dollar. Jangan
bayangkan semuanya punya kualitas rocket-science, yang sederhana
tetapi menarik pun bisa laku juga. Saya pernah oprek sampai
habis-habisan salah satu komponen untuk spreadsheet. Hasilnya: desain
yang saya buat untuk KOffice rasanya nggak kalah canggih (kalau perlu
konsultasi profesional untuk komponen spreadsheet/table/grid, silakan
hubungi saya hehehe).

Membuat komponen itu menarik karena pastinya perlu resource lebih
sedikit dibandingkan aplikasi lengkap. Fokus pun bisa lebih bagus
karena hanya untuk satu perkara saja, tidak ke mana-mana.
Kelemahannya: saingannya banyak sekali, jadi harus nomor satu di
feature plus marketingnya.

Dan BTW, anggap saja komponen itu sebagai satu produk :-P


--
http://www.google.com/search?q=ariya+hidayatbtnI


[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik Pakcik

2005/11/21, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED]:

 On 11/21/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote:

  hehe .. jadi penasaran gue, jadi jenis kerjaan apa yang pak Budi
  harapkan buat dikerjain BHTV? Kalau kita hanya punya developer yang
  bikin accounting software? mau bikin super-duper rocket science
  application?

 Nope.

 Terus terang ... saya juga masih mencari yang jitu.
 Hanya jelas, kalau kita kompetisi dengan India dalam membuat
 generic applications (kayak accounting, dsb.) kita bakalan
 kalah.

 Yang sudah terbayang oleh saya (sampai saat ini):

 - komponen dari aplikasi, *bukan* aplikasinya sendiri.
   alasan: kita nggak pernah bisa bikin produk.
   (biar bagaimanapun saya masih salut dengan IPTN karena
   mereka bisa bikin produk sampai jadi)
   Jadi, kita hanya mengerjakan bagian dari produk yang
   mungkin produknya  buatan India, Amerika, dll.

apa beda komponen aplikasi dan aplikasi dari sisi Sumber Daya
Manusianya? dan siapa yang ngerjain ini? bukan apa yang kita punya?
yang developer software accounting itu?

 - customization.
   Orang Indonesia hobbynya ngoprek.
   Contoh: mobil apapun bisa jalan di Indonesia meskipun
   sudah tidak diproduksi lagi di LN :)
   Tapi... suruh bikin mobil gak jadi-jadi.
   Customization ini satu pekerjaan sendiri yang berat lho.
   Salah satu produk/servis perusahaannya Rusmin (Skysoft?
   di California) adalah internationalization (kalau gak
   salah). Itu pun udah cukup besar.

internationalisation paling gede itu ke bahasa Jepang dan bahasa
China. siapa yang bakalan ngerjakan ini??

 - Hal-hal yang terkait dengan arts.
   Orang Indonesia biasanya lebih kreatif dan punya sense
   of art yang tinggi. (Hanya sayangnya takut komputer
   he he he.)

in baru ide cool banget. Silicon Valley spesialis ART. :) funny


 - Research.
   (Atau itu kata bagusnya dari: ngoprek!)

ngoprek?? ada riset gak di Indonesia?  Silicon Valley spesialis oprek??


 Nah kalau dilihat dari daftar di atas ... gak ada produk ya?
 Memang saya menghindari produk. He he he ...


semua ide kerjaannya sangat baru. :) mungkin ini yang disebut ide baru.

--
Pakcik
Under Construction


[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik Harry Sufehmi

2005/11/21, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED]:
 Lihat saja, Zahir Accounting yang sudah sedemikian bagus
 masih belum bisa gede banget.

Mungkin karena pasarnya Indonesia, yang memang jauh lebih kecil dibandingkan 
pasar US / global.

Dan masih belum pada menghargai HAKI - barusan beberapa waktu yang lalu saya 
diminta hack sebuah software accounting. Wah, ya emoh :-) wong saya juga sdh 
merasakan sbg developer, he he

Kalau ada yang bisa bikin software accounting bagus versi US, lalu banting 
harganya (dumping? hehe), maka mungkin bisa sukses.

Atau mungkin bikin versi web-based dan gratis.
Pemasukannya dari AdSense, dan iklan-iklan yang relevan (misal: jika terdeteksi 
debt orang ini besar, munculkan iklan debt consolidation, dst)
Ide gila? :)


Salam,
Harry




[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik Budi Rahardjo

On 11/21/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote:
...
 Saya bukan mengecilkan usaha BHTV, Pak. saya sangat mendukung, kok.
 Kadang terasa gak realistis. Kalau kita punya ikan teri, itulah kita
 makan. Kita bikin ikan teri yang enak. who cares about big company.
...

Memang kita harus bedakan mana untuk kepentingan sendiri dan
mana untuk kepentingan yang lebih luas.
Nah, BHTV itu untuk kepentingan yang lebih luas.
Kalau saya mau mikirin diri sendiri, ngapain capek2 mengerjakan
BHTV :) Ya nggak? Kira-kira sama seperti pak Frederick Terman lah.
Kalau dia nggak mikirin daerah California, mungkin sampai sekarang
gak ada yang namanya itu Silicon Valley. Semua mungkin ada di
East Coast.

Tujuan BHTV adalah: menghasilkan devisa bagi negara kita.
Itulah sebabnya fokusnya adalah ekspor. Ini memikirkan
kepentingan negara kita, bukan sekedar membuat perusahan saja
(yang tidak scale well).

Gini deh... nanti saya uploadkan tulisan saya (yang baru dimulai),
baru beberapa halaman saja. Supaya ada gambaran filosofinya.
Ini tadinya mau saya buat buku. Judulnya:

   Dunia Selebar Daun Kelor

he he he ..

-- budi


[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik Pakcik

2005/11/21, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED]:

 On 11/21/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote:
 ...
  Saya bukan mengecilkan usaha BHTV, Pak. saya sangat mendukung, kok.
  Kadang terasa gak realistis. Kalau kita punya ikan teri, itulah kita
  makan. Kita bikin ikan teri yang enak. who cares about big company.
 ...

 Memang kita harus bedakan mana untuk kepentingan sendiri dan
 mana untuk kepentingan yang lebih luas.
 Nah, BHTV itu untuk kepentingan yang lebih luas.
 Kalau saya mau mikirin diri sendiri, ngapain capek2 mengerjakan
 BHTV :) Ya nggak? Kira-kira sama seperti pak Frederick Terman lah.
 Kalau dia nggak mikirin daerah California, mungkin sampai sekarang
 gak ada yang namanya itu Silicon Valley. Semua mungkin ada di
 East Coast.
 Tujuan BHTV adalah: menghasilkan devisa bagi negara kita.
 Itulah sebabnya fokusnya adalah ekspor. Ini memikirkan
 kepentingan negara kita, bukan sekedar membuat perusahan saja
 (yang tidak scale well).

setuju Pak. berjuang terus.


--
Pakcik
Under Construction


[teknologia] Re: Get the job done

2005-11-21 Terurut Topik Ronny Haryanto
On Mon, Nov 21, 2005 at 08:03:49PM +0700, Budi Rahardjo wrote:
 Entah mengapa, tapi pengalaman saya memang demikian.
 Pekerjaannya tidak selesai.

Mungkin karena kurang rasa memiliki.

Not my company,
not my problem,
not my responsibility,
not my lost,
not my risk,
not on my time,
dst.

Paman saya pernah bilang, lebih baik punya staff yg punya rasa
memiliki drpd yg disiplin tepat waktu, hehehe.

Ronny


pgpUpxU7M1iPG.pgp
Description: PGP signature


[teknologia] Re: Get the job done (was: Bangalore, one of the least expensive cities)

2005-11-21 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

fade2blac wrote:
 
  kalau saya mengartikan maksut get the job done dengan melakukan
  pekerjaan sesuai dengan sebagaimana pekerjaan tersebut dikerjakan.
  jadinya waloupun pekerjaan tsb belum selesai, atau molor dari deadline
  selama masih bisa dipertanggung jawabkan, udah bisa dibiliang get the
  job done.
 

 Lalu kenapa jadi isu? Apakah orang-orang 'Indonesia'* job-nya not done? Apa 
 yang menjadi dasarnya?

 * Salah satu fallacy dalam diskusi disini kita sering menggunakan kata-kata 
 'orang indonesia', padahal mungkin yang dimaksud beberapa programmer yang 
 kebetulan dikenal saja..



Itu,refer ke opini pak Budi kalau sebagian developer Indonesia
kebanyakan masih bikin software accounting.

Kapan anda dengar Engineer  Indonesia yang 10+ tahun berpengalaman di
embedded hardware, High-End networking switches, Real Time OS seperti
VxWorks, next-generation/obat generic anti-flu burung(kalau di
biotech), bikin rudal/missile untuk defense systems seperti Lockheed
atau Storage Networks Architecture.

Jangankan di Indonesia,Developer/Engineer Indonesian di LN saja masih
jarang yang menekuni bidang itu,tapi kenapa bidang itu semuanya masih
banyak India-nya ya.
Mungkin karena sewaktu di Indonesia dulu, (sebagian) Engineer belum
paham thd adanya dan potensi industri tersebut.


Carlos



[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

Budi Rahardjo wrote:
 On 11/21/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote:

  hehe .. jadi penasaran gue, jadi jenis kerjaan apa yang pak Budi
  harapkan buat dikerjain BHTV? Kalau kita hanya punya developer yang
  bikin accounting software? mau bikin super-duper rocket science
  application?

 Nope.

 Terus terang ... saya juga masih mencari yang jitu.
 Hanya jelas, kalau kita kompetisi dengan India dalam membuat
 generic applications (kayak accounting, dsb.) kita bakalan
 kalah.

setuju ..


 Yang sudah terbayang oleh saya (sampai saat ini):

 - komponen dari aplikasi, *bukan* aplikasinya sendiri.
   alasan: kita nggak pernah bisa bikin produk.
   (biar bagaimanapun saya masih salut dengan IPTN karena
   mereka bisa bikin produk sampai jadi)
   Jadi, kita hanya mengerjakan bagian dari produk yang
   mungkin produknya  buatan India, Amerika, dll.

Saya beri contoh deh.
Untuk development networking device seperti router,sering kali kita
pakai komponen yang dibuat third-party,seperti routing codenya dibeli
dari perushaan lain,OSnya tentu saja either VxWorks atau BSD(yg orang
linux please dech gak usah dikomentarin karena ini contoh saja),Gigabit
Ethernet chipsnya pakai punya Marvell-nya pak Pantas.

Keuntunganya pakai sistem ini apa ? Ngurangin resources dan development
time !!
Project untuk yang tadinya bikin rel. 1.0 butuh 3 tahun bisa
dipersingkat jadi 1 tahun,jadi bisa deliver produk lebih cepat dan
company bisa lebih fokus pada main competitive areas (misalnya
kehandalan ASIC dalam hal QoS).






 - customization.
   Orang Indonesia hobbynya ngoprek.
   Contoh: mobil apapun bisa jalan di Indonesia meskipun
   sudah tidak diproduksi lagi di LN :)
   Tapi... suruh bikin mobil gak jadi-jadi.
   Customization ini satu pekerjaan sendiri yang berat lho.
   Salah satu produk/servis perusahaannya Rusmin (Skysoft?
   di California) adalah internationalization (kalau gak
   salah). Itu pun udah cukup besar.

Pak Rusmin Dirgantoro (EE-ITB 1984?) - Skysoft enggak kendengaran lagi
kabarnya pak,terakhir pernah ketemu 2002.Websitenya juga gak ada lagi.

Terus Pak Eddy restoran-nya juga gak ada lagi..

 Nah kalau dilihat dari daftar di atas ... gak ada produk ya?
 Memang saya menghindari produk. He he he ...


Jadi untuk orang2 yang kebutuhan biologisnya ingin membuat
produk/appliance
harus di Silicon Valley terus dong ya Sial ... :)

Anyway pak Budi harus trigger juga Pak pentingnya punya SDM yang expert
bikin produk/appliance.


Carlos



[teknologia] Re: Google (was: Re: Gosip IT :) )

2005-11-21 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

David Sudjiman wrote:
 On Sun, 20 Nov 2005, Muhamad Carlos Patriawan wrote:
  Hehehe..iyalah, makanya growthnya Google menurut kebanyakan analyst
  masih bisa unlimited karena mereka mencoba bisnis model yang gak
  terbayangkan sebelumnya.

 Sebelumnya makasih buat pak Carlos yang sudah memberi penjelasan seberapa
 kuatnya Google secara keuangan.

 Saya sendiri masih kurang yakin, apalagi dengan historic DotCom Bubble
 yang memang intinya sederhana, 'not to be able to show the money!'. Apakah
 kata mantap secara keuangan itu sama dengan liquiditas?

Google kan profitable pak.
Dan yang dilihat wall street itu dua:

-Sales per-quarter
-Profit per-quarter dalam hal EPS.

Selama EPS mereka growing dan kemudian flattening,Google akan
konsolidasi harga pada kisan tertentu.

Tapi,misalnya satu kali saja dia announce misalnya quarter ini sales
jeblok,memang gak tertutup kemungkinan Google falling 50% ke level 200
lagi dalm waktu 3 hari.

Kalau mau tahu apakah harga yang sekarang realistis atau
tidak,metodanya adalah menggunakan ratio dari current PE dan forward-PE
dari industri sejenis.Berdasarkan perhitungan analyst yang cukup
logikal,target GOOG adalah 360-390 levels.

Kalau liquiditas itu sebenarnya = jumlah floating shares di market yang
memang untuk GOOG dikit,makanya sebagian orang nunggu kapan dia stock
split,atau bahkan join SP 500.

Carlos



[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

 Komunitas bisa dipancing juga dengan eksistensi perusahaan besar
 (tentu saja, cara membangun komunitas dengan membuat forum tidak
 salah, tetap harus dikerjakan dan tidak eksklusif dengan pancingan
 ini). Bayangkan bila seorang mahasiswa hidup di lingkungan yang penuh
 proyek sana-sini, dan kebetulan proyek itu misalnya menggunakan
 development tool X dengan bahasa pemrograman Z. Sulit bagi dia untuk
 memaksa dirinya misalnya tetapi mendalami C/C++ (ini contoh, bisa
 diganti your-favorite-language), bukan karena alasan yang aneh-aneh,
 tetapi karena kesempatan untuk ikut mengerjakan proyek itu bisa sangat
 menggiurkan.

Itulah kenapa saya sedikit alergi dengan tema
perushaan kecil,perushaan kecil.perushaan kecil yang bikin
software accounting,padahal dari  sisi long-term view,jauh lebih bagus
kalau kita spend 10-15 tahun pertama kita di persh inovatif RD dan
mengerjakan innovation project yang large-scale.

Banyak hal yang bisa dipelajari secara tidak langsung dari persh
inovatif gede tersebut seperti yang diutarakan di email Pak Budi yang
endingnya Saya KarbitanHalo,Sepakat ? itu,misalnya tahu bagaimana
software architecture di large scale environment,software
discipline,project management,komponen dan tools2 yang dipakai dalam
coding  [ ayo...sudah ada yang pakai coverity belum ?] dan third-party
tools untuk data-modelling kondisi user environment sebelum produk
dilempar kepasar.

Lha kalau di perusahaan kecil,memang ini tidak bisa dibuat.

Kalau berminat dan industrinya tidak ada atau belum ada,ya Bersatulah
untuk meng-EXPORTKAN diri ke luar dan jadi bagian dari persh inovatif
nomor satu.Ikuti jejak uncle Vinod Khosla yang keluar dari India tahun
1980an.


Carlos



[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan


 Oh really? banyak juga. ada hasilnya gak? Di US business banyak di
 mulai dari riset di kampus.  rektor stanford bikin MIPS. Rektor kita
 jadi menristek.


Gak usah jauh-jauh,contohnya startup saya yg sekarang juga datang dari
ide foundernya  ex-Stanford  yang riset DNA Pattern Algorithm.Dari
hasil penemuan algoritmanya,dia diskusi dengan abangnya orang Intel
apakah bisa pattern recognizing di biotech field ini di-apply ke
networking data pattern.

http://archives.cnn.com/2001/TECH/internet/09/05/dna.wan.research.idg/index.html

Hasilnya setelah lima tahun,jadi bisnis besar,ini satu contoh aja ya
kalau environment,ide dan sistem bisa berkembang dan jadi kenyataan.Oh
ya,mereka bukan orang Amerika..lagi-lagi India.


Carlos



[teknologia] Re: regulasi telp pra bayar

2005-11-21 Terurut Topik Oskar Syahbana
On 11/21/05, Ronny Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
Dari http://www.thejakartapost.com/detaillatestnews.asp?fileid=20051121184841irec=0Prepaid mobile phone vouchers have come under the spotlight in
Indonesia because anyone can buy a number without giving detailsof their identity and the numbers are often used by militants forcommunications and pranksters for making hoaxes.Shops selling such vouchers are found across the nation of 220
million people, even in small villages. Indonesia has said itplans to regulate their sale.Ada yg punya informasi lebih lanjut tentang rencana regulasi penjualantelp pra bayar ini?


Loh regulasinya ini kalau tidak salah sudah mulai berlaku 22 (eh atau
29?) Oktober yang lalu. Masalahnya, regulasi itu cuma ditentukan
sepihak oleh pemerintah. Sampai sekarang saya tanya ke operator yang
bersangkutan, belum ada follow up lebih lanjut tentang tata cara teknis
pendataan.

Operator sendiri juga bingung, apakah mereka bertanggung jawab terhadap
validitas data yang didaftarkan. Ditambah lagi sebagian besar
kontribusi penjualan kartu perdana itu berada di tangan distributor,
bukan di tangan operator.
-- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/http://blog.permagnus.com/


[teknologia] Re: Get the job done

2005-11-21 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

 Ketika sebuah server client di data center Jakarta gak bisa diremote
 (dan hang, mungkin butuh fsck), maka terpaksa tim kami berangkat ke
 Jakarta (dari Bandung) malam2 naik bis.
 Get the job done!

Kalau untuk kasus ini,solusinya adalah menggunakan KVM-over-IP
atau consol-over---ip :)

Sudah pernah pakai belum pak ? jadi VNC sessionya bukan ke virtual
server,tapi ke consolenya langsung.

Solusi Yang kedua,sewa dong satu orang di Jakarta yang punya otorisasi
dan bisa bantu cepat kalau server atau harddisknya berhenti kerja,kan
kasian juga yang dari Bandung.

Disini,ada satu webhosting terkenal juga di Indonesia yang naro server
di dedicated hosting,untuk maintenancenya satu kenalanya disini diminta
nanganin jika ada masalah.


Carlos



[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik Ariya Hidayat

 Banyak hal yang bisa dipelajari secara tidak langsung dari persh
 inovatif gede tersebut seperti yang diutarakan di email Pak Budi yang
 endingnya Saya KarbitanHalo,Sepakat ? itu,misalnya tahu bagaimana
 software architecture di large scale environment,software
 discipline,project management,komponen dan tools2 yang dipakai dalam
 coding  [ ayo...sudah ada yang pakai coverity belum ?] dan third-party
 tools untuk data-modelling kondisi user environment sebelum produk
 dilempar kepasar.

Barangkali perlu ada buku yang mengupas soalan-soalan seperti ini.
Bisa dibuat model kompilasi essay seperti The Best Software Writing's
si Joel itu. Dicocokkan ke atmosfir kemahasiwaan di Indonesia supaya
pembahasannya nyambung.

Tapi, kalau mau bikin jurnal bareng-bareng aja sulit, apalagi nulis buku.. :-)

BTW, yang nggak mau beli Coverity atau tool semacamnya, bisa latihan
dengan Valgrind dulu. Yang penting kan paham konsepnya.

--
http://www.google.com/search?q=ariya+hidayatbtnI


[teknologia] Re: Infrastruktur e-commerce - was Re: Akuisisi

2005-11-21 Terurut Topik Oskar Syahbana
On 11/21/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote:
   iya nih bang carlos, mo setup opensource donate nya pake paypal jadi susah.. :-(, pake iKOBO transfer ratenya mahal, enak kan kalo bisa di tariknya bulanan :-PNdak apa-apa,bikin aja APInya terus redirect ke saya,atau kalau perlu
bikin acct baru.Japri saja.FYI,dalam hal donation-pun,para online Charity sudah menggunakan Paypalsebagai online payment method.Ini contohnya,sebuah Charity yang dibuat rekan-rekan Muslim di San
Jose/Silicon Valley untuk Pembangunan Fasilitas Rumah Yatim Piatu paraKorban Tsunami di Aceh,kebetulan pernah terlibat awal-awalnya:http://www.givelight.org/index_files/sponsorship.html

Hm, gimana dengan credit card processor lain seperti 2Checkout? Apakah
orang - orang sono emang lebih convenient untuk bertransaksi dengan
Paypal (karena saya denger - denger paypalsucks.com)? 
-- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/http://blog.permagnus.com/


[teknologia] Re: Infrastruktur e-commerce - was Re: Akuisisi

2005-11-21 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan



 Hm, gimana dengan credit card processor lain seperti 2Checkout? Apakah orang
 - orang sono emang lebih convenient untuk bertransaksi dengan Paypal
 (karena saya denger - denger paypalsucks.com http://paypalsucks.com)?

Kalau ini mungkin sudah preference masing-masing ya,tapi Paypal saat
ini memang sudah de-facto metode pembayaran virtual di Internet.Tentu
kalau buat yang kurang senang,mereka sebut sucks.

Saya pikir keuntungan Paypal yang paling utama dan

pertama adalah layer2 security (baik teknis dan sosial) yang sangat
ampuh mereka jalankan

dan kedua,one-stop-shopping,cape kalo apa apa harus buka dompet masukin
no. CC.

dan ketiga ada jaminan barang bisa dikembalikan kalau beli pakai
Paypal.Yang lain belum tentu.


Carlos



[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik Budi Rahardjo

On 11/21/05, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote:
...
 Open source software profit centernya kan memang
 kebanyakan ada di servis.
 Jadi jangan salahkan bisnis modelnya :-).

Yang ini saya setuju, dan memang yang saya lakukan seperti itu :)
Tapi, saya tidak setuju kalau semua lari ke satu model ini saja.
Masih ada peluang untuk proprietary, dan bahkan untuk saat ini
proprietary software masih yang mendominasi.

Kalau didengarkan ceramahnya Richard Stallman, dia mengatakan
bahwa sebagain besar software engineers tidak membuat produk
yang proprietary :) atau bahkan tidak buat produk akan
tetapi customization :)

Nah, kalau kita lari ke servis, bukan produk ...
maka seharusnya kita hentikan membuat accounting software
lagi. Ya nggak?


-- budi


[teknologia] Re: Get the job done

2005-11-21 Terurut Topik Budi Rahardjo

On 11/21/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalau untuk kasus ini,solusinya adalah menggunakan KVM-over-IP
 atau consol-over---ip :)

 Sudah pernah pakai belum pak ? jadi VNC sessionya bukan ke virtual
 server,tapi ke consolenya langsung.

Kalau yang proprietary (bukan via IP) udah pernah dulu.
Tapi yang IP based dan produk2 baru, belum pernah.

Untuk kasus yang kami ini, ternyata itu gak bisa
karena akhirnya harus bongkar server dan ganti HD.

 Solusi Yang kedua,sewa dong satu orang di Jakarta yang punya otorisasi
 dan bisa bantu cepat kalau server atau harddisknya berhenti kerja,kan
 kasian juga yang dari Bandung.

Problemnya adalah untuk masalah yang sifatnya high-end,
engineer yang harus turun tangan. :(
Tadinya juga sebelum nurunin langsung ke sana, kontak
ke salah seorang yang jaga di sana. Tapi kemampuan dia
kan terbatas (dan habis biaya di telepon interlokal).
Kalau taruh engineer on site (24 jam/hari) biayanya
malah lebih mahal. he he he.
Kan kasus HD rusak gak sering.
Yah sekali2 ada masalah, it's ok.
(Biasa, optimasi biaya.)

-- budi


[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik Pakcik

2005/11/22, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED]:
 Kalau didengarkan ceramahnya Richard Stallman, dia mengatakan
 bahwa sebagain besar software engineers tidak membuat produk
 yang proprietary :) atau bahkan tidak buat produk akan
 tetapi customization :)

pak Budi, ini serius banget, pak Budi harus coba develope product.
Bahwa customization is a very very bad idea. Ini pasti pengalaman
yang berarti buat BHTV.  Atau emang BHTV itu pengen diarahkan jad
seperti ide Stallman?  free software? Stallman gak akan setuju
mendatangkan Big Company. You see, BHTV semakin gak jelas dan gak
karuan. Jadi semakin membingungkan, apa itu BHTV.

Bayangkan kalau pak Budi  punya 1000 customer, dan harus customize.
Ini yang gampang aja, berapa document/manual yang harus pak Budi
siapkan? berapa customer service yang harus pak Budi siapkan? berapa
engineer yang harus pak Budi siap kan? berapa banyak dan jenis bug
yang akan muncul? how complicated dagangan pak Budi? Customization
adalah yang harus dihindarkan sebisa mungkin.

Software itu product yang sangat complicated pak Budi. Kalau mau
belajar berapa complicatednya software, belajar dari netscape.
Netscape itu nyerah akhirnya harus nulis from scratch codenya.

Bayangkan kalau windows di customize ke tiap user. mau jadi apa
microsoft. Kalau mereka punya 10 ribu employee, dan tiap customer di
kasih ke 10 employee, mereka cuman bisa handle 1000 customer.

Tantangan develope product itu adalah, bikin supaya gitu fleksibel
banget, jadi harus bisa predict any needs ke depan. Jadi perubahan
jangan di software, tapi di customernya. Dan software yang bagus itu,
harus bisa bikin perubahan di sisi customer seminimal mungkin.


 Nah, kalau kita lari ke servis, bukan produk ...
 maka seharusnya kita hentikan membuat accounting software
 lagi. Ya nggak?

Ini makanya yang saya tanya kemarin. kerjaaan apa dong yang bisa
dikerjakan BHTV. pak Budi bahkan gak ada kasih contoh yang jelas. so
what BHTV gitu loh? hanya mimpi? saya jadi meragukan BHTV nih.

Lagian software accounting itu hanya contoh bahwa yang type SDM begitu
yang kita punya. Kasih ide lain dong, bikin product apa, yang kira2
apa yang bisa dikerjakan mereka yang bikin software accounting itu.

Dulu Tan Malaka ini sangat meng-kritik orang Indonesia tentang gak
realistis dan rasionalnya. Ternyata puluhan tahun udah berlalu, masih
begitu.  Mungkin Ram Punjabi generation? sinetron tetap menawarkan
yang gak realisitis?

Pak, tau berapa lama life cycle nya ide di google? Kalau max levchin,
6 bulan Pak. Kalau ada ide, di test, dan gagal.  bagusnya ide itu
dikubur.  Karena ini itu paling 5 persen dari kerjaan, sisanya
execution. Sudah berapa lama ide BHTV Pak? dan sudah berapa lama ide
tentang mendatangkan Big Company? Ini kelemahan orang kita, sangat
lama untuk memastikan suatu ide itu gagal.

Sorry terlalu banyak saya arguing BHTV. Ini email saya yang terakhir
tentang BHTV, suda terlalu banyak bales email.  Please argumen saya
dianggap sebagai kritik, bukan anti BHTV. Terus berjuang buat BHTV nya
Pak.

--
Pakcik
Under Construction


[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

 pak Budi, ini serius banget, pak Budi harus coba develope product.

Hi,ini masukan yang bagus dan sama dengan yang saya ungkapkan
sebelumnya.

Tapi sebaiknya kawans juga perhatikan limitnya Pak Budi,yang Pak Budi
maksud dengan software customize dan free software itu saya rasa
mungkin sekali bidang bisnis yang pak Budi ingin geluti didalam BHTV
dan BUKAN berarti itu saja isinya BHTV.

Saya yakin,untuk arah content-nya BHTV dst,itu sebaiknya dibantu
rekan-rekan yang **berpengalaman**.Saya menangkap itu waktu Pak Armien
datang dan beri presentasi di Konjen RI di SF yang dihadiri Pak Pantas.

BHTV ini kan very-very long term strategy,gak bisa dicapai dalam
semalam (kecuali kalau sebenarnya diantara anda ada yang punya potensi
seperti Sergey Brin dan enterpreneur seperti Vinod Khosla).

Mungkin sekali,10 atau 15 tahun kedepan,yang mengisi bagian produknya
itu ya
PakCik,saya dan kawan2 Indonesia-ex-SV misalnya,kemudian semua urusan
webhosting diserahkan ke Priyadi cs dan startup Web.2.0 Enda cs berada
disitu juga ;-)

Tapi gimana Pak Budi,dulu tahun 2002an Marvell mau datang,gimana
updatesnya ?
kalau ada cerita buruk diceritakan juga pls.

Cheers,

Carlos



[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik adi

On Tue, Nov 22, 2005 at 08:23:11AM +0900, Pakcik wrote:
 
 2005/11/22, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED]:
  Kalau didengarkan ceramahnya Richard Stallman, dia mengatakan
  bahwa sebagain besar software engineers tidak membuat produk
  yang proprietary :) atau bahkan tidak buat produk akan
  tetapi customization :)
 
 pak Budi, ini serius banget, pak Budi harus coba develope product.
 Bahwa customization is a very very bad idea. Ini pasti pengalaman
 yang berarti buat BHTV.  Atau emang BHTV itu pengen diarahkan jad
 seperti ide Stallman?  free software? Stallman gak akan setuju
 mendatangkan Big Company. You see, BHTV semakin gak jelas dan gak
 karuan. Jadi semakin membingungkan, apa itu BHTV.

btw, kalau toh rms bilang gitu as-is, kemungkinan besar pak budi salah
tangkap. kemungkinan besar maksudnya: pada prinsipnya semua _software_
adalah bersifat customization sahaja. makanya tidak ada alasan untuk
menjadikannya proprietary.

pakcik, kayaknya beda orientasi saja. saya sendiri seperti pakcik kurang
begitu peduli dengan valley lou pay young. seperti jualan beras pakcik.
tentu ada yang bilang: masa cuman jualan beras, bikin pesawat dong!

nah kalau orientasinya sama-sama untuk negara ini, jualan beras untuk
dalam negeri sendiri (swasembada beras) _JAUH_ lebih bermanfaat. tetapi
membuat pesawat terbang itu _JAUH_ lebih hebat.

semua berhak menentukan pilihan masing-masing. it is a free world.

Salam,

P.Y. Adi Prasaja

-- 
Ini signature saya. Pasang iklan anda di sini ... tarif menantang :-)



[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik Budi Rahardjo

On 11/22/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote:
 pak Budi, ini serius banget, pak Budi harus coba develope product.

hi hi hi. Sudah pernah. Waktu di Canada dulu (tahun 88?) saya
pernah mendirikan sebuah software house yang bergerak di
bidang biomedical. Kami gulung tikar pada tahap requirement,
dan karena ternyata bidang yang kami tekuni terlalu maju
(dan mahal, maklum bidang kesehatan).
PS: produk2 yang kami maksudkan baru muncul sekarang2 ini.
We were ahead of our time.

 Bahwa customization is a very very bad idea. Ini pasti pengalaman
 yang berarti buat BHTV.

Wah harus disamakan dulu yang dimaksud dengan customization.
Coba kalau kita lihat produk seperti SAP, Oracle, dsb.
Produk ini membutuhkan customization untuk client2nya.
Sekali customization = US$1 juta cing!

 Atau emang BHTV itu pengen diarahkan jad
 seperti ide Stallman?  free software?

Ingat bahwa BHTV itu *TIDAK* harus software :)
Dia bisa biotech, dsb.
Kan yang namanya teknologi bukan sekedar software atau
bahkan IT. Saya sering dimarahi orang karena kelihatannya
kok BHTV itu sama dengan IT, padahal tidak harus.
Hanya, masalahnya ... saya hanya mengerti IT.
Itupun hanya subset dari IT.
Makanya harus ada banyak orang yang membantu.

 You see, BHTV semakin gak jelas dan gak
 karuan. Jadi semakin membingungkan, apa itu BHTV.

Nah, makanya
1. baca sejarah tentang Silicon Valley
2. atau ... baca tulisan PDF saya yang tadi saya emailkan
   URLnya

 Bayangkan kalau pak Budi  punya 1000 customer, dan harus customize.

Lagi-lagi kita mungkin bicara hal yang berbeda.
Customization itu tidak harus mengoprek untuk setiap user.
Contoh (to simply things, hanya sekedar contoh lho),
ketika membuat program kita harus mempersiapkan hooks
agar software kita bisa digunakan di Uzbekistan, misalnya.
Jangan sampai ketika software mau dipakai di Jerman atau
Uzbekistan ternyata harus rewrite dari scratch karena kata2nya
dihardcoded di dalam software.
(Pengalaman saya mengaudit software, seperti itu.)
Berarti harus memisahkan antara bahasa dengan logika
program.

Contoh lagi. Customization bisa dilakukan dengan membuat
hooks yang memudahkan user melakukan customization.
Ini yang terjadi dengan dynamic web sites / portal / blogs,
dimana user dapat melakukan personalisasi (bukan customization?)
sendiri-sendiri. Namun, ada juga user (misalnya corporate user)
yang tidak punya waktu untuk ngoprek. Nah, ini potensi bisnis.
Misalnya, ada perusahaan yang menggunakan Drupal
(lihat http://drupal.org) sebagai basis dari CMS dan dia minta
konsultan untuk melakukan customization sesuai dengan
kebutuhan mereka.

Contoh lagi. Kira-kira bulan puasa saya dihubungi oleh sebuah
bank yang ingin minta dibuatkan sebuah Linux distribution
yang cocok untuk bank tersebut. Jadi semua clientnya akan
diberikan CD yang berisi Linux yang sudah di-customized
untuk Bank tersebut.

Mudah-mudahan contoh-contoh di atas bisa memberikan gambaran.

 Ini yang gampang aja, berapa document/manual yang harus pak Budi
 siapkan? berapa customer service yang harus pak Budi siapkan? berapa
 engineer yang harus pak Budi siap kan? berapa banyak dan jenis bug
 yang akan muncul? how complicated dagangan pak Budi? Customization
 adalah yang harus dihindarkan sebisa mungkin.

Kalau anda ikuti business model yang ada saat ini, customization
merupakan requirement dari client! Jika program anda tidak dapat
di-customized, maka mereka akan cari yang lain.

 Software itu product yang sangat complicated pak Budi. Kalau mau
 belajar berapa complicatednya software, belajar dari netscape.
 Netscape itu nyerah akhirnya harus nulis from scratch codenya.

Been there, done that. :)
Saya sendiri belum pernah terlibat dalam pengembangan software
kelas raksasa (seperti Oracle dsb.), tapi ikutan2 ngoprek kernel
dan aplikasi Linux, GNU/Hurd, dsb.
Pakai subversion aja saya masih bingung. He he he.
(Pakai valgrind belum pernah euy.)
Nah itu sebabnya saya usul agar kawan2 banyak yang ikut
terlibat di real software (seperti Ariya, MDAMT, Carlos, ...).

Kalau membaca sejarah perusahaan2 sih sering!
banyak buku yang sudah saya lalap.
Sayang sekarang sudah tidak rajin lagi baca Joel On Software.

Jadi, saya mengklaim bahwa saya bukan pakar software eng.
(Meskipun saya mengerti, tapi saya bukan pakarnya.
Harus tahu diri. he he he. Jadi tentu kami2 membutuhkan
bantuan, cerita, pengalaman dari rekan-rekan semua.)


 Bayangkan kalau windows di customize ke tiap user. mau jadi apa
 microsoft.

Inilah yang membuat saya lebih suka Linux :)


 Tantangan develope product itu adalah, bikin supaya gitu fleksibel
 banget, jadi harus bisa predict any needs ke depan. Jadi perubahan
 jangan di software, tapi di customernya. Dan software yang bagus itu,
 harus bisa bikin perubahan di sisi customer seminimal mungkin.

Ini salah besar kalau dilihat dari sisi business model.
Nanti saya cerita rangkuman dari satu buku yang sedang saya
baca, yang intinya adalah   sudah tidak masanya lagi value
di-drive dari perusahaan. Sekarang value merupakan hasil dari

[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik Pakcik

2005/11/22, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED]:

 On 11/22/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote:
  pak Budi, ini serius banget, pak Budi harus coba develope product.

 hi hi hi. Sudah pernah. Waktu di Canada dulu (tahun 88?) saya
 pernah mendirikan sebuah software house yang bergerak di
 bidang biomedical. Kami gulung tikar pada tahap requirement,
 dan karena ternyata bidang yang kami tekuni terlalu maju
 (dan mahal, maklum bidang kesehatan).

tahap requirement udah gagal? dan itu pengalaman develope product?

 PS: produk2 yang kami maksudkan baru muncul sekarang2 ini.
 We were ahead of our time.

pantesan suka gak realistis. sukanya ahead of time.


  Bahwa customization is a very very bad idea. Ini pasti pengalaman
  yang berarti buat BHTV.

 Wah harus disamakan dulu yang dimaksud dengan customization.
 Coba kalau kita lihat produk seperti SAP, Oracle, dsb.
 Produk ini membutuhkan customization untuk client2nya.
 Sekali customization = US$1 juta cing!

Sekarang udah banyak di Jakarta ginian Pak. Gak perlu BHTV. Intinya
mereka reseller. Jualan di Indonesia.

  Atau emang BHTV itu pengen diarahkan jad
  seperti ide Stallman?  free software?

 Ingat bahwa BHTV itu *TIDAK* harus software :)
 Dia bisa biotech, dsb.

ini gak ahead of time juga Pak?

 Kan yang namanya teknologi bukan sekedar software atau
 bahkan IT. Saya sering dimarahi orang karena kelihatannya
 kok BHTV itu sama dengan IT, padahal tidak harus.
 Hanya, masalahnya ... saya hanya mengerti IT.
 Itupun hanya subset dari IT.
 Makanya harus ada banyak orang yang membantu.

  You see, BHTV semakin gak jelas dan gak
  karuan. Jadi semakin membingungkan, apa itu BHTV.

 Nah, makanya
 1. baca sejarah tentang Silicon Valley
 2. atau ... baca tulisan PDF saya yang tadi saya emailkan
URLnya

  Bayangkan kalau pak Budi  punya 1000 customer, dan harus customize.

 Lagi-lagi kita mungkin bicara hal yang berbeda.
 Customization itu tidak harus mengoprek untuk setiap user.
 Contoh (to simply things, hanya sekedar contoh lho),
 ketika membuat program kita harus mempersiapkan hooks
 agar software kita bisa digunakan di Uzbekistan, misalnya.
 Jangan sampai ketika software mau dipakai di Jerman atau
 Uzbekistan ternyata harus rewrite dari scratch karena kata2nya
 dihardcoded di dalam software.
 (Pengalaman saya mengaudit software, seperti itu.)
 Berarti harus memisahkan antara bahasa dengan logika
 program.

 Contoh lagi. Customization bisa dilakukan dengan membuat
 hooks yang memudahkan user melakukan customization.
 Ini yang terjadi dengan dynamic web sites / portal / blogs,
 dimana user dapat melakukan personalisasi (bukan customization?)
 sendiri-sendiri. Namun, ada juga user (misalnya corporate user)
 yang tidak punya waktu untuk ngoprek. Nah, ini potensi bisnis.
 Misalnya, ada perusahaan yang menggunakan Drupal
 (lihat http://drupal.org) sebagai basis dari CMS dan dia minta
 konsultan untuk melakukan customization sesuai dengan
 kebutuhan mereka.

hahahaha .. baru dengar ada customization begini. misalnya product di
develope di US. trus di suruh orang di Indonesia, yang bukan developer
productnya supaya customizable. Ini benar2 cara gila. doomed.


 Contoh lagi. Kira-kira bulan puasa saya dihubungi oleh sebuah
 bank yang ingin minta dibuatkan sebuah Linux distribution
 yang cocok untuk bank tersebut. Jadi semua clientnya akan
 diberikan CD yang berisi Linux yang sudah di-customized
 untuk Bank tersebut.

 Mudah-mudahan contoh-contoh di atas bisa memberikan gambaran.

 Kalau anda ikuti business model yang ada saat ini, customization
 merupakan requirement dari client! Jika program anda tidak dapat
 di-customized, maka mereka akan cari yang lain.

Ini menandakan bahwa pak Budi hanya user. Tidak pernah develope
product.  waduh, benar2 gawat.


 Jadi, saya mengklaim bahwa saya bukan pakar software eng.
 (Meskipun saya mengerti, tapi saya bukan pakarnya.
 Harus tahu diri. he he he. Jadi tentu kami2 membutuhkan
 bantuan, cerita, pengalaman dari rekan-rekan semua.)

Bukannya pak Budi dosen Object Oriented di Elektro? am I incorrect about that?



  Bayangkan kalau windows di customize ke tiap user. mau jadi apa
  microsoft.

 Inilah yang membuat saya lebih suka Linux :)

tapi pak Budi mau mendatangkan Microsoft. :)

  Ini makanya yang saya tanya kemarin. kerjaaan apa dong yang bisa
  dikerjakan BHTV. pak Budi bahkan gak ada kasih contoh yang jelas. so
  what BHTV gitu loh? hanya mimpi? saya jadi meragukan BHTV nih.

 Coba deh ke Silicon Valley. Jalan2... aja.
 Nanti baru kebayang.

hehe .. bayarin ongkosnya dong Pak

 Saya malah memimimpikan adanya biotech di BHTV. :(
 [Life sciences di Singapore maju banget euy!]

ahead to time lagi? :)

 Kritik saya terhadap orang Malaysia atau Singapore adalah
 mereka tidak kreatif.

Dan Indonesia lebih OK dengan mimpi2nya? Don't find something wrong?

 Soal sudah berapa lama BHTV? Saya sendiri baru terlibat sejak
 tahun 1998(?).

 Mau tahu berapa lama berkembangnya Silicon Valley?
 Terman memulai idenya di tahun 1940-an...


[teknologia] Re: regulasi telp pra bayar

2005-11-21 Terurut Topik Ikhlasul Amal

On 11/21/05, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Operator sendiri juga bingung, apakah mereka bertanggung jawab terhadap
 validitas data yang didaftarkan. Ditambah lagi sebagian besar kontribusi
 penjualan kartu perdana itu berada di tangan distributor, bukan di tangan
 operator.


Kabar-kabar yang lain: sistem untuk keperluan registrasi itu sedang
disiapkan, kira-kira Maret/April (?) tahun depan akan dioperasikan.
Tentang kesahihan data yang masuk memang sulit diharapkan segera
terlaksana, yang penting ada dulu. (Lah, siapa yang akan segera
membenahi sistem kependudukan negeri ini?)

--
amal


[teknologia] Re: regulasi telp pra bayar

2005-11-21 Terurut Topik adi

On Tue, Nov 22, 2005 at 08:16:29AM +0700, Ikhlasul Amal wrote:
 Tentang kesahihan data yang masuk memang sulit diharapkan segera
 terlaksana, yang penting ada dulu.

kalau sudah sejak awal datanya tidak valid, tidak perlu dikumpulkan.
ini sudah minimum requirement.

 (Lah, siapa yang akan segera membenahi sistem kependudukan negeri
 ini?)

memangnya kenapa?
bedakan antara: cakupan kurang dan kriminal dengan validitas.

Salam,

P.Y. Adi Prasaja
-- 
Ini signature saya. Pasang iklan anda di sini ... tarif menantang :-)



[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik rofiq

On 11/21/05, Ariya Hidayat [EMAIL PROTECTED] wrote:

  Saya juga sependapat dengan ide ini dan lebih percaya dengan membangun
  komunitas software developer adalah hal yg penting. Saya tidak begitu
  iri melihat glamor GYM (google yahoo microsoft), tapi saya sangat
  ngiler kalo ngeliat gimana ramenya komunitas developer mereka mulai
  dari yg gede seperti OSCON (opensource conference) sampe yg kecil2
  dilokal area mereka masing2.

 IMHO yang dilihat mestinya bukan glamornya, tapi filosofi dan
 ide-idenya. Google itu kan hanya cap luarnya saja, isi dalamnya itu
 yang perlu dipelajari. Contoh yang saya suka dari Google adalah
 membiarkan 20% waktu kerja (artinya 1 hari dalam seminggu) digunakan
 untuk mengerjakan apa pun, sebebas mungkin. Mendukung proyek sampingan
 seperti ini membuat Google berhasil menelurkan produk seperti Google
 Mail, dsb.

Iya kalo yg saya ini juga setuju.
Maksud saya glamor itu bahasan spt saham, akuisisi, dll,


 Komunitas bisa dipancing juga dengan eksistensi perusahaan besar
 (tentu saja, cara membangun komunitas dengan membuat forum tidak
 salah, tetap harus dikerjakan dan tidak eksklusif dengan pancingan
 ini). Bayangkan bila seorang mahasiswa hidup di lingkungan yang penuh
 proyek sana-sini, dan kebetulan proyek itu misalnya menggunakan
 development tool X dengan bahasa pemrograman Z. Sulit bagi dia untuk
 memaksa dirinya misalnya tetapi mendalami C/C++ (ini contoh, bisa
 diganti your-favorite-language), bukan karena alasan yang aneh-aneh,
 tetapi karena kesempatan untuk ikut mengerjakan proyek itu bisa sangat
 menggiurkan.


komunitas yg dipancing dari perusahaan besar IMHO itu labil, kecuali
perush tsb bisa menunjukkan dedikasi penuhnya untuk benar2 membangun
user base bukan cuma menggunakan user2 tersebut untuk kepentingan
mereka.

Contoh kasusnya seperti DeveloperWorks IBM, ini mulai rame sejak IBM
mulai mengadopsi lisensi opensource dan lebih terbuka dengan banyak
memberi donasi proyek mereka ke Apache Foundation dan juga membuat
organisasi Eclipse.

Tapi perlu diingat juga kalo komunitas diatas lahir karena reaksi dari
komunitas opensource yg bergerak dari bottom-up, IBM sadar bahwa
bisnis service mereka juga sangat tergantung pada SDM orang2 tsb.
Kalau memang IBM merasa nggak ada untungnya dengan membentuk komunitas
yg terbuka, maka saya yakin mereka akan tetap lebih memilih mengunci
pasar mereka, well company is about profit after all.


[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik Widi Harsojo

ada tukang cukur teriak ama tukang - tukang becak di pasar.

tukang cukur: loe kalo mau cepet nganter Ibu Sofy, lewat jalan tikus X
dan becaknya di modifikasi kayak becak di thailand biar lebih efisien.
Gue dule pernah juga jadi tukang becak di vietnam, Gua modifikasi
becak Gua dan Gua tau jalan tikus ZZZ di vietnam tapi nggak ada
yang mau naik becak gua karna becak gua kecanggihan dan mahal!

tukang becak di pasar: kayaknya saya lewat yang biasa aja Mas, mas tau
jalan tikus X dan cara modifikasi becaknya?

tukang cukur: loe kan tukang becak pikir dong, masa di suap-in!

nggak brapa lama tukang cukur selesai melayani customernya
customer: brapa Pak!
tukang cukur: 100,000,-

nggak brapa lama ada tukang becak ngantarin penumpangnya ke pasar
penumpang: nih...! bang 5,000,-

Andaikan saya tukang cukur. atau punya sampingan lain :-(... ah.
saya bisa triak-triak ama tukang becak

bukan!,... bidang saya tukang cukur!!!

--
Widi Harsojo

On 11/22/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote:

 2005/11/22, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED]:
 
  On 11/22/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote:
   pak Budi, ini serius banget, pak Budi harus coba develope product.
 
  hi hi hi. Sudah pernah. Waktu di Canada dulu (tahun 88?) saya
  pernah mendirikan sebuah software house yang bergerak di
  bidang biomedical. Kami gulung tikar pada tahap requirement,
  dan karena ternyata bidang yang kami tekuni terlalu maju
  (dan mahal, maklum bidang kesehatan).

 tahap requirement udah gagal? dan itu pengalaman develope product?

  PS: produk2 yang kami maksudkan baru muncul sekarang2 ini.
  We were ahead of our time.

 pantesan suka gak realistis. sukanya ahead of time.


   Bahwa customization is a very very bad idea. Ini pasti pengalaman
   yang berarti buat BHTV.
 
  Wah harus disamakan dulu yang dimaksud dengan customization.
  Coba kalau kita lihat produk seperti SAP, Oracle, dsb.
  Produk ini membutuhkan customization untuk client2nya.
  Sekali customization = US$1 juta cing!

 Sekarang udah banyak di Jakarta ginian Pak. Gak perlu BHTV. Intinya
 mereka reseller. Jualan di Indonesia.

   Atau emang BHTV itu pengen diarahkan jad
   seperti ide Stallman?  free software?
 
  Ingat bahwa BHTV itu *TIDAK* harus software :)
  Dia bisa biotech, dsb.

 ini gak ahead of time juga Pak?

  Kan yang namanya teknologi bukan sekedar software atau
  bahkan IT. Saya sering dimarahi orang karena kelihatannya
  kok BHTV itu sama dengan IT, padahal tidak harus.
  Hanya, masalahnya ... saya hanya mengerti IT.
  Itupun hanya subset dari IT.
  Makanya harus ada banyak orang yang membantu.
 
   You see, BHTV semakin gak jelas dan gak
   karuan. Jadi semakin membingungkan, apa itu BHTV.
 
  Nah, makanya
  1. baca sejarah tentang Silicon Valley
  2. atau ... baca tulisan PDF saya yang tadi saya emailkan
 URLnya
 
   Bayangkan kalau pak Budi  punya 1000 customer, dan harus customize.
 
  Lagi-lagi kita mungkin bicara hal yang berbeda.
  Customization itu tidak harus mengoprek untuk setiap user.
  Contoh (to simply things, hanya sekedar contoh lho),
  ketika membuat program kita harus mempersiapkan hooks
  agar software kita bisa digunakan di Uzbekistan, misalnya.
  Jangan sampai ketika software mau dipakai di Jerman atau
  Uzbekistan ternyata harus rewrite dari scratch karena kata2nya
  dihardcoded di dalam software.
  (Pengalaman saya mengaudit software, seperti itu.)
  Berarti harus memisahkan antara bahasa dengan logika
  program.
 
  Contoh lagi. Customization bisa dilakukan dengan membuat
  hooks yang memudahkan user melakukan customization.
  Ini yang terjadi dengan dynamic web sites / portal / blogs,
  dimana user dapat melakukan personalisasi (bukan customization?)
  sendiri-sendiri. Namun, ada juga user (misalnya corporate user)
  yang tidak punya waktu untuk ngoprek. Nah, ini potensi bisnis.
  Misalnya, ada perusahaan yang menggunakan Drupal
  (lihat http://drupal.org) sebagai basis dari CMS dan dia minta
  konsultan untuk melakukan customization sesuai dengan
  kebutuhan mereka.

 hahahaha .. baru dengar ada customization begini. misalnya product di
 develope di US. trus di suruh orang di Indonesia, yang bukan developer
 productnya supaya customizable. Ini benar2 cara gila. doomed.


  Contoh lagi. Kira-kira bulan puasa saya dihubungi oleh sebuah
  bank yang ingin minta dibuatkan sebuah Linux distribution
  yang cocok untuk bank tersebut. Jadi semua clientnya akan
  diberikan CD yang berisi Linux yang sudah di-customized
  untuk Bank tersebut.
 
  Mudah-mudahan contoh-contoh di atas bisa memberikan gambaran.

  Kalau anda ikuti business model yang ada saat ini, customization
  merupakan requirement dari client! Jika program anda tidak dapat
  di-customized, maka mereka akan cari yang lain.

 Ini menandakan bahwa pak Budi hanya user. Tidak pernah develope
 product.  waduh, benar2 gawat.


  Jadi, saya mengklaim bahwa saya bukan pakar software eng.
  (Meskipun saya mengerti, tapi saya bukan pakarnya.
  Harus tahu diri. he he 

[teknologia] Re: top posting

2005-11-21 Terurut Topik Ronny Haryanto
On Tue, Nov 22, 2005 at 10:09:04AM +0700, Widi Harsojo wrote:
 ma'af  admin, top posting checkmark lupa di buang

Gmail syndrome, hehehe.

Developernya gmail mentang2 search don't sort dan quota storage yg
gede, jadi malah encourage org utk hal2 seperti top posting, dan gak
menghapus quote yg gak relevan, hehe.

Ronny


pgpUGdL0c228M.pgp
Description: PGP signature


[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik didik achmadi
On 11/22/05, Trias Adijaya [EMAIL PROTECTED] wrote:

Wah ini contoh yang bagus hhehe
kebetulan saya lagi bikin untuk membuat CD Linux yg di customized buat
suatu perusahaan pelayaran mungkin bisa bagi pengalaman pak ?
wah.. denger2 temen saya yang di samudera indonesia, company-nya lagi dalam proses buat totally move to linux.. 
jangan2 pak trias yang bikin ya ?? ;)
kok kayaknya kebetulan sekali gitu...
 
idenya persis sama, yaitu membuat client punya standard distro sendiri
yang susah bukan buat remastering saja . tetapi menjaga agar distro tsb bisa updated
saat ini semua software jadi kita masukin pake RPM buat menjadi agar konfigurasi
distro tetap stabil, perlu ada repository dll. 
gimana perkembangannya membuat distro itu ? kali aja bisa digabungin jadi engga perlu buang resource terlalu banyak 


Trias Adijaya

sori kalo agak OOT.. :Dsalam oom trias...-- Best RegardsDidik Achmadihttp://achmadi.blogsome.com


[teknologia] konvergensi jaringan PABX dan data

2005-11-21 Terurut Topik didik achmadi
saat ini saya sedang menangani interkoneksi jaringan salah satu area
dan masalahnya pihak developer menginginkan untuk memasang jaringan
PABX dan data secara terpisah. Setahu saya, sekarang ini sudah ada
perangkat IP telephony yang bisa menggabungkan PABX dan jaringan data. 

FYI, desain jaringan untuk data menggunakan wireless secara keseluruhan
dan diperkirakan menangani sekitar 40-50 lokasi yang tersebar di area
yang cukup luas. Bila misal jaringan PABX dan data tersebut bisa
disatukan [misal dengan teknologi DSL or else] mungkin solusi
wireless-nya lebih baik dihilangkan aja. 

kira2 berapa ya harga sistem PABX+DATA tersebut secara keseluruhan ? 

ps : kalo perlu, japri saya ;)
thx-- Best RegardsDidik Achmadihttp://achmadi.blogsome.com



[teknologia] REDHAT Revenues ...more detail (was: Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities)

2005-11-21 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

Oskar Syahbana wrote:
 OOT dikit ah, top posting dikit juga :-)

Top posting juga

 Open source software profit centernya kan memang kebanyakan ada di servis.
 Jadi jangan salahkan bisnis modelnya :-). Redhat pun akhirnya bisa besar dan
 sumber pemasukan utamanya bukan terletak pada penjualan software (walaupun
 ini juga menyumbangkan fragment keuntungan). Kalaupun akhir - akhir ini
 mereka membayarkan software enterprise mereka (lisensinya make apa sih?),
 toh tetap tidak masalah bagi mereka kalau softwarenya dibajak karena
 kebanyakan customer mereka lebih mementingkan layanan yang dapat mereka
 berikan (dengan membeli software sesuai dengan price-tagnya) daripada harga
 software bajakan yang murah.

Ach yang benar Ach...

Ini hasil Finansial Report RedHAT kuarter ini dari
http://biz.yahoo.com/e/051011/rhat10-q.html :


Subscription and services revenue:
Subscription:
Enterprise technologies $ 53,758
Retail-
Embedded 569
-- - --- -
--- - --- - -
Total subscription revenue54,327


Services:
Enterprise technologies   10,684
Embedded development services707
-- - --- -
--- - --- - -
Total services revenue11,391

...
Subscription revenue
Subscription revenue is comprised of enterprise and embedded revenues.
Retail products are no longer sold. Accounts receivable and deferred
revenue are recorded at the time a customer enters into a binding
agreement for the purchase of a subscription, subscription services are
made available to the customer and the customer is billed


Services Revenue
Services revenue is comprised of enterprise technology services and
embedded development. Enterprise technology services are comprised of
revenue for enterprise consulting and engineering services and customer
training and education.


Kesimpulan: Revenues Redhat dihasilkan primarily dari Enterprise
customer Redhat Subscription,Nilainya 5x lebih besar dari services.Dari
Retail: nihil.

Btw,makanya penting bangeet mengerti membaca finansial report publik
company (10K/10Q) dan akuisisi/merger/stock options.Bukan
glamournya,tapi biar bisa bedakan antara gosip di luaran/blogs  dan
financial fact :)


Carlos



[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik Andriansah
On 11/22/05, didik achmadi [EMAIL PROTECTED] wrote:
On 11/22/05, Trias Adijaya 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

Wah ini contoh yang bagus hhehe
kebetulan saya lagi bikin untuk membuat CD Linux yg di customized buat
suatu perusahaan pelayaran mungkin bisa bagi pengalaman pak ?
wah.. denger2 temen saya yang di samudera indonesia, company-nya lagi dalam proses buat totally move to linux.. Yap, tempat saya kerja (anak perusahaan samudra indonesia ) sudah
pake linux, terutama untuk administrasi sebagian sudah diganti dengan
mandrake/mandriva (kalo gak salah), berhubung kita bidangnya IT, jadi belum semuanya pake linux, beberapa server masih pake windows.

*yang udah lebih dari 6 bulan gak ke kantor karena selalu di client :) 

jangan2 pak trias yang bikin ya ?? ;)
kok kayaknya kebetulan sekali gitu...

idenya persis sama, yaitu membuat client punya standard distro sendiri
yang susah bukan buat remastering saja . tetapi menjaga agar distro tsb bisa updated
saat ini semua software jadi kita masukin pake RPM buat menjadi agar konfigurasi
distro tetap stabil, perlu ada repository dll. 
gimana perkembangannya membuat distro itu ? kali aja bisa digabungin jadi engga perlu buang resource terlalu banyak Bagaimana jika setiap 3 bulan (misal, jika perlu) perusahaan itu merilis distro baru untuk setiap client, nah isinya adalah aplikasi yang uptodate. Jadi seperti de2ui (cek 
kambing.vlsm.org)-- Andriansah 


[teknologia] Re: top posting

2005-11-21 Terurut Topik Oskar Syahbana
On 11/22/05, Ronny Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
On Tue, Nov 22, 2005 at 10:09:04AM +0700, Widi Harsojo wrote: ma'afadmin, top posting checkmark lupa di buangGmail syndrome, hehehe.Developernya gmail mentang2 search don't sort dan quota storage yg
gede, jadi malah encourage org utk hal2 seperti top posting, dan gakmenghapus quote yg gak relevan, hehe.
Sebenarnya pengembang Gmail ini sangat kreatif. Siapa coba yang
kepikiran bikin sistem email model percakapan kayak gini? Makanya,
sangat bagus buat mailing list, 'Re:'-nya ga usah banyak - banyak dan
ga bikin pusing hehehe :)
-- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/http://blog.permagnus.com/


[teknologia] Re: REDHAT Revenues ...more detail (was: Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities)

2005-11-21 Terurut Topik Oskar Syahbana
On 11/22/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote:
--cut--Ach yang benar Ach...Ini hasil Finansial Report RedHAT kuarter ini darihttp://biz.yahoo.com/e/051011/rhat10-q.html :Subscription and services revenue:
Subscription:Enterprise
technologies
$ 53,758Retail-Embedded
569--
- ---  - --- - -Total
subscription
revenue54,327Services:Enterprise
technologies
10,684Embedded development services707--
- ---  - --- - -Total
services
revenue11,391...Subscription revenueSubscription revenue is comprised of enterprise and embedded revenues.Retail products are no longer sold. Accounts receivable and deferred
revenue are recorded at the time a customer enters into a bindingagreement for the purchase of a subscription, subscription services aremade available to the customer and the customer is billed
Services RevenueServices revenue is comprised of enterprise technology services andembedded development. Enterprise technology services are comprised ofrevenue for enterprise consulting and engineering services and customer
training and education.Kesimpulan: Revenues Redhat dihasilkan primarily dari Enterprisecustomer Redhat Subscription,Nilainya 5x lebih besar dari services.DariRetail: nihil.Btw,makanya penting bangeet mengerti membaca finansial report publik
company (10K/10Q) dan akuisisi/merger/stock options.Bukanglamournya,tapi biar bisa bedakan antara gosip di luaran/blogsdanfinancial fact :)

Subscription service-nya Redhat itu seperti apa sih? Asumsi saya adalah
orang (korporasi) yang membeli Redhat asli (maksudnya langsung dari
Redhat) supaya dapat subscibe ke release terbaru mereka termasuk
support.

Ini bukannya termasuk servis juga (walaupun di neraca keuangannya dibedakan)?
-- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/http://blog.permagnus.com/


[teknologia] Re: top posting

2005-11-21 Terurut Topik Arie Reynaldi Z

  Sebenarnya pengembang Gmail ini sangat kreatif. Siapa coba yang kepikiran
 bikin sistem email model percakapan kayak gini? Makanya, sangat bagus buat
 mailing list, 'Re:'-nya ga usah banyak - banyak dan ga bikin pusing hehehe
 :)

Memang sih untuk di webmail, tapi saya pakai Microsoft Outlook 2003
*license :-) *- juga seperti ini, arrange by conversation. Sayang di
kmail belum bisa.. ( OOT )

--
Arie Reynaldi Zanahar
reymanx at gmail.com
http://www.reynaldi.or.id


[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities

2005-11-21 Terurut Topik enda nasution
On 11/22/05, Trias Adijaya [EMAIL PROTECTED] wrote:
On 11/22/05, Budi Rahardjo 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Contoh lagi. Customization bisa dilakukan dengan membuathooks yang memudahkan user melakukan customization.Ini yang terjadi dengan dynamic web sites / portal / blogs,dimana user dapat melakukan personalisasi (bukan customization?)
sendiri-sendiri. Namun, ada juga user (misalnya corporate user)yang tidak punya waktu untuk ngoprek. Nah, ini potensi bisnis.Misalnya, ada perusahaan yang menggunakan Drupal(lihat 

http://drupal.org) sebagai basis dari CMS dan dia mintakonsultan untuk melakukan customization sesuai dengankebutuhan mereka.Contoh lagi. Kira-kira bulan puasa saya dihubungi oleh sebuahbank yang ingin minta dibuatkan sebuah Linux distribution
yang cocok untuk bank tersebut. Jadi semua clientnya akandiberikan CD yang berisi Linux yang sudah di-customizeduntuk Bank tersebut.Mudah-mudahan contoh-contoh di atas bisa memberikan gambaran.


Wah ini contoh yang bagus hhehe
kebetulan saya lagi bikin untuk membuat CD Linux yg di customized buat
suatu perusahaan pelayaran mungkin bisa bagi pengalaman pak ?
idenya persis sama, yaitu membuat client punya standard distro sendiri
yang susah bukan buat remastering saja . tetapi menjaga agar distro tsb bisa updated
saat ini semua software jadi kita masukin pake RPM buat menjadi agar konfigurasi
distro tetap stabil, perlu ada repository dll. 
gimana perkembangannya membuat distro itu ? kali aja bisa digabungin jadi engga perlu buang resource terlalu banyak 

Bikin web based aja yas, kan jadinya selalu update setiap saat dimana-mana [web 2.0 lagi! heuheue]


--enda Visit my blog. Click herehttp://enda.goblogmedia.com


[teknologia] Re: REDHAT Revenues ...more detail (was: Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities)

2005-11-21 Terurut Topik adi

On Tue, Nov 22, 2005 at 05:22:12AM -, Muhamad Carlos Patriawan wrote:
  ini juga menyumbangkan fragment keuntungan). Kalaupun akhir - akhir ini
  mereka membayarkan software enterprise mereka (lisensinya make apa sih?),
  toh tetap tidak masalah bagi mereka kalau softwarenya dibajak karena
  kebanyakan customer mereka lebih mementingkan layanan yang dapat mereka
  berikan (dengan membeli software sesuai dengan price-tagnya) daripada harga
  software bajakan yang murah.
 
 Kesimpulan: Revenues Redhat dihasilkan primarily dari Enterprise
 customer Redhat Subscription,Nilainya 5x lebih besar dari services.Dari
 Retail: nihil.

bedanya dengan yang di atas apa ya. SOL.

Salam,

P.Y. Adi Prasaja

-- 
Ini signature saya. Pasang iklan anda di sini ... tarif menantang :-)



[teknologia] Re: top posting

2005-11-21 Terurut Topik enda nasution
On 11/22/05, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote:

Sebenarnya pengembang Gmail ini sangat kreatif. *Siapa coba yang
kepikiran bikin sistem email model percakapan kayak gini?* Makanya,
sangat bagus buat mailing list, 'Re:'-nya ga usah banyak - banyak dan
ga bikin pusing hehehe :)

...Siapa coba yang
kepikiran bikin sistem email model percakapan kayak gini?

Para insinyur di Google lah.
--enda Visit my blog. Click herehttp://enda.goblogmedia.com


[teknologia] Re: REDHAT Revenues ...more detail (was: Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities)

2005-11-21 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

adi wrote:
 On Tue, Nov 22, 2005 at 05:22:12AM -, Muhamad Carlos Patriawan wrote:
   ini juga menyumbangkan fragment keuntungan). Kalaupun akhir - akhir ini
   mereka membayarkan software enterprise mereka (lisensinya make apa sih?),
   toh tetap tidak masalah bagi mereka kalau softwarenya dibajak karena
   kebanyakan customer mereka lebih mementingkan layanan yang dapat mereka
   berikan (dengan membeli software sesuai dengan price-tagnya) daripada 
   harga
   software bajakan yang murah.
 
  Kesimpulan: Revenues Redhat dihasilkan primarily dari Enterprise
  customer Redhat Subscription,Nilainya 5x lebih besar dari services.Dari
  Retail: nihil.

 bedanya dengan yang di atas apa ya. SOL.


ini email sebelumnya,mungkin kepotong yach:

Dari Bang Oskar -
Open source software profit centernya kan memang kebanyakan ada di
***SERVIS***. Jadi jangan salahkan bisnis modelnya :-). Redhat pun
akhirnya bisa besar dan sumber pemasukan utamanya *BUKAN* terletak pada
penjualan software...

Tapi berdasarkan finansial report redhat,ternyata revenue mereka
primarily justru dari subscribtion alias penjualan software ke
enterprise ,dibanding jasa services.


Carlos



[teknologia] Re: top posting

2005-11-21 Terurut Topik Jay

Pada tanggal 11/22/05, Arie Reynaldi Z [EMAIL PROTECTED] menulis:

 Memang sih untuk di webmail, tapi saya pakai Microsoft Outlook 2003
 *license :-) *- juga seperti ini, arrange by conversation. Sayang di
 kmail belum bisa.. ( OOT )

Ah masa? Software email client itu mengurutkan thread sesuai informasi
header In-Reply-To: dari header ini MUA bisa mengurutkan siapa mereply
siapa. Rasanya aneh jika developer mail client apalagi dari komunitas
OSS mengabaikan hal tersebut.

Banyak orang salah mengartikan thread dilihat dari subyek, sama
seperti Gmail membuat konsep conversation hanya dilihat dari subyek,
subyek diganti --dalam mode reply, bukan new compose email-- jadi
thread baru padahal jika diurut secara teknis tetap satu thread.

Kekacauan tersebut terjadi karena kemalasan, kemalasan membuat new
email melalui tombol compose.

Dalam sebuah thread secara teknikal memang bisa terjadi off topic dan
saya pikir itu sesuatu yang wajar selama konteks masih bisa dijaga
atau tidak berlebihan, sebab itu hanya masalah persepsi, bukan hal
teknis, dan bisa digunakan sebagai refreshing sejenak di dalam sebuah
diskusi.

 Header email adalah metadata, memang ada (banyak) yang tak peduli
soal itu, mungkin saya termasuk orang yang freak terhadap metadata,
salah satu contohnya adalah geregetan jika ada file mp3 tidak ada
id3tag-nya.

Soal top-posting itu hanya kebiasaan, kita membiasakan suatu perilaku
yang diyakini benar, hingga akhirnya perilaku itu menjadi identitas
kita, dan kita menjadi asing ketika perilaku itu dihilangkan, atau
dipaksa dihilangkan atas nama kenyamanan yang disuguhkan Gmail. Memang
nyaman membalas email langsung mengetik di posisi kursor yang sudah
disediakan, lalu kirim tanpa perlu melihat di bawah tulisan kita
adalah sampah digital dalam sebuah mailing list.


--
all that we can do is just survive
all that we can do to help ourself is stay alive


[teknologia] Re: REDHAT Revenues ...more detail (was: Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities)

2005-11-21 Terurut Topik Oskar Syahbana
On 11/22/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote:
--cut--
ini email sebelumnya,mungkin kepotong yach:Dari Bang Oskar -Open source software profit centernya kan memang kebanyakan ada di***SERVIS***. Jadi jangan salahkan bisnis modelnya :-). Redhat pun
akhirnya bisa besar dan sumber pemasukan utamanya *BUKAN* terletak padapenjualan software...Tapi berdasarkan finansial report redhat,ternyata revenue merekaprimarily justru dari subscribtion alias penjualan software ke
enterprise ,dibanding jasa services.

Hm... kayaknya saya ya yang salah menempatkan perbendaharaan bahasanya.
Kayak gini loh maksudnya: Microsoft pemasukan utamanya jelas dari hasil
penjualan software. Update terhadap software mereka dapat kita peroleh
secara gratis. Support yang ditawarkan ke pelanggan rumahan nyaris
nihil (ga tau deh kalau pelanggan korporat... ga pernah make siy
hehehe).

Berbeda dengan Redhat. Kalau ada orang yang mau ngebajak software-nya
yah silahkan saja (sekali lagi, Redhat Enterprise itu lisensinya masih
GPL bukan?), tetapi mereka tidak akan mendapatkan release/update
terbaru. Support juga engga ditawarkan kecuali kita subscribe (dengan
membayar sejumlah uang) kepada mereka. Dan subscription ini masih saya
golongkan kepada servis karena memang, barang tangible-nya kan engga
ada. Kalau memang ternyata subscription service (coba dibaca deh...
namanya subscription *SERVICE*) ini ditaruh di neraca yang berbeda
dengan service, ya itu hak prerogative FM-nya.

Sorry kalau ambigu jadinya.

-- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/http://blog.permagnus.com/


[teknologia] Re: top posting

2005-11-21 Terurut Topik Oskar Syahbana
On 11/22/05, enda nasution [EMAIL PROTECTED] wrote:
On 11/22/05, Oskar Syahbana 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

Sebenarnya pengembang Gmail ini sangat kreatif. *Siapa coba yang
kepikiran bikin sistem email model percakapan kayak gini?* Makanya,
sangat bagus buat mailing list, 'Re:'-nya ga usah banyak - banyak dan
ga bikin pusing hehehe :)

...Siapa coba yang
kepikiran bikin sistem email model percakapan kayak gini?

Para insinyur di Google lah.

OOT: Halah... iki ketularan posting di milis gajah ini...
Informasi yang BASBANG! :-)
-- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/http://blog.permagnus.com/


[teknologia] Re: top posting

2005-11-21 Terurut Topik Mohammad DAMT

Pada hari Selasa, tanggal 22/11/2005 pukul 13:51 +0700, Arie Reynaldi Z
menulis:

 Memang sih untuk di webmail, tapi saya pakai Microsoft Outlook 2003
 *license :-) *- juga seperti ini, arrange by conversation. Sayang di
 kmail belum bisa.. ( OOT )

Ada duit sebesar US$ 4500 untuk yang bisa bikin model percakapan di
Evolution:

http://www.gnome.org/bounties/Features.html#306315

silakan.

 --
 Arie Reynaldi Zanahar
 reymanx at gmail.com
 http://www.reynaldi.or.id