[teknologia] Get the job done (was: Bangalore, one of the least expensive cities)
On Sun, Nov 20, 2005 at 11:15:58PM -, Muhamad Carlos Patriawan wrote: Tapi ya balik ke hal pertama itu dulu kawan-kawan,kita harus buktikan dulu kalau kita can get the job done.Kalau kualitas dan kredibilitas India,cs kan memang sudah tidak dipertanyakan lagi melalui evolusi berpuluh-puluh tahun. Sebetulnya maksud get the job done apa sih? Ada contohnya yang the job done dan not done? Terus gimana cara kita membuktikannya? Kalau saya bikin aplikasi sampai selesai itu dikategorikan get the job done? -- fade2blac
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
Di Indonesia ini kita sering mengeluh dan menggunakan resources tidak semestinya. Akses Internet di Indonesia ini juga kenceng2 kok. Buktinya rekan-rekan kita hobbynya download film2. he he he. [No need to name names. ha ha ha. Soalnya saya kecipratan hasilnya.] Ini saya setuju sekali. Dulu semasa masih kuliah dan ingin memperlancar bahasa Inggris, saya komplain ke kawan saya karena nggak punya cukup duit dan majalah yang bagus harganya mahal semua. Kawan saya itupun membongkar rahasianya: berpuasa sesering mungkin, uang dihemat, belikan Fortune di tukang jual majalah bekas di Cikapundung! Langsung terbuka mata saya. Kerap sekali kita melihat apa yang belum dipunyai dan apa yang ingin diraih (tentu tidak salah, kalau mau maju memang harus seperti itu). Tapi, apa yang masih sedang dikerjakan sialnya juga suka tidak dibereskan alias terlantar begitu saja. Efisiensi pemakaian resourcenya pun jadinya kecil. -- Ariya Hidayat
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
Dulu baca berita, katanya pemerintah menyiapkan 300 hektar di cikarang untuk microsoft research center. 300 hektar? mau ngapain? nanam singkong? Barangkali angka 300 hektar ini cuman PR-move doang? Yang penting untuk developer itu kan bukan tempat yang besar atau lapang, tapi yang nyaman. Bahkan, kalau perlu suruh kerja di rumah saja biar bisa kumpul keluarga (tapi pekerjaan mesti selesai) dan ngantor untuk urusan administrasi atau rapat saja. -- Ariya Hidayat
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
Saya juga sependapat dengan ide ini dan lebih percaya dengan membangun komunitas software developer adalah hal yg penting. Saya tidak begitu iri melihat glamor GYM (google yahoo microsoft), tapi saya sangat ngiler kalo ngeliat gimana ramenya komunitas developer mereka mulai dari yg gede seperti OSCON (opensource conference) sampe yg kecil2 dilokal area mereka masing2. IMHO yang dilihat mestinya bukan glamornya, tapi filosofi dan ide-idenya. Google itu kan hanya cap luarnya saja, isi dalamnya itu yang perlu dipelajari. Contoh yang saya suka dari Google adalah membiarkan 20% waktu kerja (artinya 1 hari dalam seminggu) digunakan untuk mengerjakan apa pun, sebebas mungkin. Mendukung proyek sampingan seperti ini membuat Google berhasil menelurkan produk seperti Google Mail, dsb. Komunitas bisa dipancing juga dengan eksistensi perusahaan besar (tentu saja, cara membangun komunitas dengan membuat forum tidak salah, tetap harus dikerjakan dan tidak eksklusif dengan pancingan ini). Bayangkan bila seorang mahasiswa hidup di lingkungan yang penuh proyek sana-sini, dan kebetulan proyek itu misalnya menggunakan development tool X dengan bahasa pemrograman Z. Sulit bagi dia untuk memaksa dirinya misalnya tetapi mendalami C/C++ (ini contoh, bisa diganti your-favorite-language), bukan karena alasan yang aneh-aneh, tetapi karena kesempatan untuk ikut mengerjakan proyek itu bisa sangat menggiurkan. -- http://www.google.com/search?q=ariya+hidayatbtnI
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
On 11/21/05, Ariya Hidayat [EMAIL PROTECTED] wrote: ... Kawan saya itupun membongkar rahasianya: berpuasa sesering mungkin, uang dihemat, belikan Fortune di tukang jual majalah bekas di Cikapundung! Langsung terbuka mata saya. ... Ketika mahasiswa, itu pun yang saya lakukan: beli majalah bekas di Cikapundung. Bahkan tugas akhir saya pun bermodal sebuah artikel dari majalah bekas tersebut (ada artikel tentang membuat VIA untuk Apple ][ lengkap dengan gambar PCB-nya). :) Anak-anak sekarang memang kemanjaan. he he he -- budi
[teknologia] Re: Google (was: Re: Gosip IT :) )
On Sun, 20 Nov 2005, Muhamad Carlos Patriawan wrote: Hehehe..iyalah, makanya growthnya Google menurut kebanyakan analyst masih bisa unlimited karena mereka mencoba bisnis model yang gak terbayangkan sebelumnya. Sebelumnya makasih buat pak Carlos yang sudah memberi penjelasan seberapa kuatnya Google secara keuangan. Saya sendiri masih kurang yakin, apalagi dengan historic DotCom Bubble yang memang intinya sederhana, 'not to be able to show the money!'. Apakah kata mantap secara keuangan itu sama dengan liquiditas? Google memang ndak ada mati-nye memberi terobosan baru dan ternyata laku. Contoh sederhana adalah mp3 player dari mac (ipod). Itu kan sama saja ngerubah behaviour orang dari make walkman ke mp3 player dan bukan cuman itu saja, Apple kan bukan pemain baru buat mp3 player, tapi, kalo ngomong mp3 player orang banyak ngambil contoh kasus ipod. (inget Sony mbikin minidisc player tapi nda laku?) Sekarang Google, saya sekali lagi masi bingung dan setuju sekali kalo sebenarnya apa yang Google punya sekarang masih berupa prediksi dan expectasi saja dan belum bisa di convert ke duit. Sentimen consumer juga masih terlalu tradisional sehingga masih melihat/mengeneralisir kalo Google itu 'menjual'. Padahal, yang Google punya dan berhasil dengan cukup baik adalah search engine-nya. Yang lain, sementara ini masih nebeng, tapi orang langsung percaya. Contoh yang rada sederhana yang lain adalah, bukunya Robert T. Kiyosaki. Buku pertama bagus, sangat bagus dan inspirasional malah. Eh, buku2 berikutnya malah punya kesan mengada-ada (exagerating). Hanya mencoba melihat dari arah yang berbeda saja. CMIIW. thx .dave http://www.davidsudjiman.info
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
Iya pak, maaf, kami mahasiswa skrg memang kemanjaan, sampe akhirnya pas lulus kami nyesel, kenapa dulu waktu jadi mahasiswa gak belajar yang rajin. Akses informasi yang super hebat saat ini memang memungkinkan mahasiswa untuk berkreasi lebih luas. Tapi dari pengalaman pribadi (sebagai mahasiswa pemalas), keinginan sangat banyak, cuman gak ada yang ngatur dan gak ada penyaluran (meskipun ini hanya alasan belaka), sehingga kadang-kadang ide-ide yang baru aja mulai mengalir jadi hilang. Apalagi untuk projek FSF/opensource yang membutuhkan dedikasi tingkat tinggi. Semoga, dengan adanya BHTV, 'pemalas-pemalas' ini jadi tergerak :D =)) Sebelumnya salam kenal, saya Fahdi, ex mahasiswa yang berubah status jadi job seeker, baru gabung kemarin, dan coba ngikutin thread disini. Mohon maaf, kalo gak nyambung ato gak sesuai sama aturan disini. Mohon bimbingannya On 11/21/05, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote: ...Ketika mahasiswa, itu pun yang saya lakukan: beli majalah bekasdi Cikapundung. Bahkan tugas akhir saya pun bermodal sebuahartikel dari majalah bekas tersebut (ada artikel tentang membuatVIA untuk Apple ][ lengkap dengan gambar PCB-nya). :) Anak-anak sekarang memang kemanjaan. he he he-- budi
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
On 11/21/05, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote: 1. Dahulu, saya sering (saya ulangi: SERING) kedatangan orang yang punya duit (baca: investor) yang mencari tempat untuk menanam modal. Hanya, mereka belum menemukan orang IT yang bisa diberi dana. Range dananya bervariasi antara Rp 500 juta sd Rp 10 milyar. (Waktu itu kebanyakan Rp 2 milyar, yang dalam pandangan saya *terlalu besar* untuk skala starup sehingga para founder yang kebanyakan mahasiswa malah tidak berani) Waktu masih menjadi mahasiswa, saya pernah ditawari dana dari 2 calon investor yang berbeda. Jawaban saya, errr...hmmm.ughh...buat apa ya? ... bikin itu sudah ada... buat ini juga sudah banyak... OK, saya punya ide! ... Lalu, dimintai business plan errr...eeebagaimana cara membuatnya ya? dikarang saja angka-angkanya? hmmmouchh :-)
[teknologia] Re: Get the job done (was: Bangalore, one of the least expensive cities)
On 11/21/05, fade2blac [EMAIL PROTECTED] wrote: On Sun, Nov 20, 2005 at 11:15:58PM -, Muhamad Carlos Patriawan wrote: Tapi ya balik ke hal pertama itu dulu kawan-kawan,kita harus buktikan dulu kalau kita can get the job done.Kalau kualitas dan kredibilitas India,cs kan memang sudah tidak dipertanyakan lagi melalui evolusi berpuluh-puluh tahun. Sebetulnya maksud get the job done apa sih? Ada contohnya yang the job done dan not done? Terus gimana cara kita membuktikannya? Kalau saya bikin aplikasi sampai selesai itu dikategorikan get the job done? kalau saya mengartikan maksut get the job done dengan melakukan pekerjaan sesuai dengan sebagaimana pekerjaan tersebut dikerjakan. jadinya waloupun pekerjaan tsb belum selesai, atau molor dari deadline selama masih bisa dipertanggung jawabkan, udah bisa dibiliang get the job done. :D -- - - - ** Azil Adi Permana
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
2005/11/21, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED]: why not? kalau kita punya the best accounting software on planet kenapa tidak? Kalau itu yang kita bisa, kenapa bukan itu yang kita lakukan? Itu yang realistis. Gini deh. Anda sudah bisa mengalahkan Zahir Accounting? Do we need more Zahir Accounting? Berapa banyak software accounting yang kita butuhkan? Lihat saja, Zahir Accounting yang sudah sedemikian bagus masih belum bisa gede banget. hehe .. jadi penasaran gue, jadi jenis kerjaan apa yang pak Budi harapkan buat dikerjain BHTV? Kalau kita hanya punya developer yang bikin accounting software? mau bikin super-duper rocket science application? -- Pakcik Under Construction
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
On 11/21/05, Ronny Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Ini udah dipraktekkan ke VC di Indonesia juga dan sukses ya Pak? Yup. Meskipun kalau di Indonesia, institutionalized VC itu lebih mirip bank. Tidak seperti di sono. :( Jadi pada tahap berikutnya, setelah Angel Investor ... kita masih belum bisa semulus SV. Tapi takutnya ada VC yg maunya kita comprehensive(?), Ini juga ada, sih. (Atau mungkin malah yang umum begini?) Tapi selama saya membuat start-up di Canada dan Indonesia belum pernah ketemu yang ginian. Atau, kalau dia minta macem2 yang komprehensif saya tinggal lari ke yang lain saja. he he he. Jadi mungkin pendapat saya ini salah karena pengalaman saya mungkin bukan pengalaman yang mainstream? -- budi
[teknologia] Re: Investor IT - was Re: [teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
On Mon, Nov 21, 2005 at 04:54:21PM +0700, Harry Sufehmi wrote: Eh, BP-nya dicolong, trus dia buat perusahaan IT sendiri :-) He he. Weleh. Lalu apa yg bisa kita lakukan untuk mencegah yg semacam ini? PS. Dah sembuh Mas Harry? Ronny pgpaNIaxjR0gR.pgp Description: PGP signature
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
On 11/21/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote: hehe .. jadi penasaran gue, jadi jenis kerjaan apa yang pak Budi harapkan buat dikerjain BHTV? Kalau kita hanya punya developer yang bikin accounting software? mau bikin super-duper rocket science application? Nope. Terus terang ... saya juga masih mencari yang jitu. Hanya jelas, kalau kita kompetisi dengan India dalam membuat generic applications (kayak accounting, dsb.) kita bakalan kalah. Yang sudah terbayang oleh saya (sampai saat ini): - komponen dari aplikasi, *bukan* aplikasinya sendiri. alasan: kita nggak pernah bisa bikin produk. (biar bagaimanapun saya masih salut dengan IPTN karena mereka bisa bikin produk sampai jadi) Jadi, kita hanya mengerjakan bagian dari produk yang mungkin produknya buatan India, Amerika, dll. - customization. Orang Indonesia hobbynya ngoprek. Contoh: mobil apapun bisa jalan di Indonesia meskipun sudah tidak diproduksi lagi di LN :) Tapi... suruh bikin mobil gak jadi-jadi. Customization ini satu pekerjaan sendiri yang berat lho. Salah satu produk/servis perusahaannya Rusmin (Skysoft? di California) adalah internationalization (kalau gak salah). Itu pun udah cukup besar. - Hal-hal yang terkait dengan arts. Orang Indonesia biasanya lebih kreatif dan punya sense of art yang tinggi. (Hanya sayangnya takut komputer he he he.) - Research. (Atau itu kata bagusnya dari: ngoprek!) Nah kalau dilihat dari daftar di atas ... gak ada produk ya? Memang saya menghindari produk. He he he ... -- budi
[teknologia] Re: Investor IT - was Re: [teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
On 11/21/05, Harry Sufehmi [EMAIL PROTECTED] wrote: Waktu itu saya ditawari funding beberapa milyar untuk perusahaan IT, lalu saya buatkan business plan (BP) nya yang bagus. Eh, BP-nya dicolong, trus dia buat perusahaan IT sendiri :-) He he. Only in Indonesia... Jangan khawatir. Ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Di tempat lain juga bisa terjadi. Nah, di sini pentingnya SDM! Karena saya (1) yang mengerti bisnis itu (dari filosofinya, dll.) (2) yang punya passion dalam ide bisnis itu, siang malem saya pikirin terus ... ... chances are, hanya saya yang bisa menjelmakannya menjadi kenyataan dengan baik. Jadi silahkan saja dicolong. Pasti gak bakalan berhasil. Dijamin! Yang invest di sono bakalan gigit jari... he he he. Contoh lain. Kalau Ariel dan band Peterpan membuat lagu yang bagus, biar saya colong pun belum tentu jadi lagu bagus. he he he. Rugi yang invest di saya kalo itu kejadian. Yang nyolong ide itu (dan buat PT IT sendiri) bodo banget. Kalau saya jadi dia, bukan saya colong, tapi ikutan (ndompleng) invest. Jadi itulah sebabnya saya jelalatan cari anak2 muda yang punya mimpi gedhe dan mau mewujudkan mimpinya. Saya mau ikutan invest. Siapa tahu dia jadi the next Steve Jobs. he he he ... Yang susah itu cari orang yang mau eksekusi. Ide ... banyaaak. (Saya aja punya segudang. Serius deh. Ide2 saya mantap2 lho, seperti ide membuat Redhat waktu Linux baru mulai muncul, dsb.) So, business plan yang ke saya, nggak bakalan saya curi. Bodoh banget saya kalau iya. (Dan bodoh banget orang yang nyuri itu. Rasain deh.) -- budi
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
- komponen dari aplikasi, *bukan* aplikasinya sendiri. alasan: kita nggak pernah bisa bikin produk. Ini yang saya impikan, dan rasanya cocok untuk dikembangkan di Indonesia. Lihat ratusan bahkan ribuan komponen yang dijajakan di www.componentsource.com, harganya bisa ratusan dollar. Jangan bayangkan semuanya punya kualitas rocket-science, yang sederhana tetapi menarik pun bisa laku juga. Saya pernah oprek sampai habis-habisan salah satu komponen untuk spreadsheet. Hasilnya: desain yang saya buat untuk KOffice rasanya nggak kalah canggih (kalau perlu konsultasi profesional untuk komponen spreadsheet/table/grid, silakan hubungi saya hehehe). Membuat komponen itu menarik karena pastinya perlu resource lebih sedikit dibandingkan aplikasi lengkap. Fokus pun bisa lebih bagus karena hanya untuk satu perkara saja, tidak ke mana-mana. Kelemahannya: saingannya banyak sekali, jadi harus nomor satu di feature plus marketingnya. Dan BTW, anggap saja komponen itu sebagai satu produk :-P -- http://www.google.com/search?q=ariya+hidayatbtnI
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
2005/11/21, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED]: On 11/21/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote: hehe .. jadi penasaran gue, jadi jenis kerjaan apa yang pak Budi harapkan buat dikerjain BHTV? Kalau kita hanya punya developer yang bikin accounting software? mau bikin super-duper rocket science application? Nope. Terus terang ... saya juga masih mencari yang jitu. Hanya jelas, kalau kita kompetisi dengan India dalam membuat generic applications (kayak accounting, dsb.) kita bakalan kalah. Yang sudah terbayang oleh saya (sampai saat ini): - komponen dari aplikasi, *bukan* aplikasinya sendiri. alasan: kita nggak pernah bisa bikin produk. (biar bagaimanapun saya masih salut dengan IPTN karena mereka bisa bikin produk sampai jadi) Jadi, kita hanya mengerjakan bagian dari produk yang mungkin produknya buatan India, Amerika, dll. apa beda komponen aplikasi dan aplikasi dari sisi Sumber Daya Manusianya? dan siapa yang ngerjain ini? bukan apa yang kita punya? yang developer software accounting itu? - customization. Orang Indonesia hobbynya ngoprek. Contoh: mobil apapun bisa jalan di Indonesia meskipun sudah tidak diproduksi lagi di LN :) Tapi... suruh bikin mobil gak jadi-jadi. Customization ini satu pekerjaan sendiri yang berat lho. Salah satu produk/servis perusahaannya Rusmin (Skysoft? di California) adalah internationalization (kalau gak salah). Itu pun udah cukup besar. internationalisation paling gede itu ke bahasa Jepang dan bahasa China. siapa yang bakalan ngerjakan ini?? - Hal-hal yang terkait dengan arts. Orang Indonesia biasanya lebih kreatif dan punya sense of art yang tinggi. (Hanya sayangnya takut komputer he he he.) in baru ide cool banget. Silicon Valley spesialis ART. :) funny - Research. (Atau itu kata bagusnya dari: ngoprek!) ngoprek?? ada riset gak di Indonesia? Silicon Valley spesialis oprek?? Nah kalau dilihat dari daftar di atas ... gak ada produk ya? Memang saya menghindari produk. He he he ... semua ide kerjaannya sangat baru. :) mungkin ini yang disebut ide baru. -- Pakcik Under Construction
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
2005/11/21, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED]: Lihat saja, Zahir Accounting yang sudah sedemikian bagus masih belum bisa gede banget. Mungkin karena pasarnya Indonesia, yang memang jauh lebih kecil dibandingkan pasar US / global. Dan masih belum pada menghargai HAKI - barusan beberapa waktu yang lalu saya diminta hack sebuah software accounting. Wah, ya emoh :-) wong saya juga sdh merasakan sbg developer, he he Kalau ada yang bisa bikin software accounting bagus versi US, lalu banting harganya (dumping? hehe), maka mungkin bisa sukses. Atau mungkin bikin versi web-based dan gratis. Pemasukannya dari AdSense, dan iklan-iklan yang relevan (misal: jika terdeteksi debt orang ini besar, munculkan iklan debt consolidation, dst) Ide gila? :) Salam, Harry
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
On 11/21/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote: ... Saya bukan mengecilkan usaha BHTV, Pak. saya sangat mendukung, kok. Kadang terasa gak realistis. Kalau kita punya ikan teri, itulah kita makan. Kita bikin ikan teri yang enak. who cares about big company. ... Memang kita harus bedakan mana untuk kepentingan sendiri dan mana untuk kepentingan yang lebih luas. Nah, BHTV itu untuk kepentingan yang lebih luas. Kalau saya mau mikirin diri sendiri, ngapain capek2 mengerjakan BHTV :) Ya nggak? Kira-kira sama seperti pak Frederick Terman lah. Kalau dia nggak mikirin daerah California, mungkin sampai sekarang gak ada yang namanya itu Silicon Valley. Semua mungkin ada di East Coast. Tujuan BHTV adalah: menghasilkan devisa bagi negara kita. Itulah sebabnya fokusnya adalah ekspor. Ini memikirkan kepentingan negara kita, bukan sekedar membuat perusahan saja (yang tidak scale well). Gini deh... nanti saya uploadkan tulisan saya (yang baru dimulai), baru beberapa halaman saja. Supaya ada gambaran filosofinya. Ini tadinya mau saya buat buku. Judulnya: Dunia Selebar Daun Kelor he he he .. -- budi
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
2005/11/21, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED]: On 11/21/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote: ... Saya bukan mengecilkan usaha BHTV, Pak. saya sangat mendukung, kok. Kadang terasa gak realistis. Kalau kita punya ikan teri, itulah kita makan. Kita bikin ikan teri yang enak. who cares about big company. ... Memang kita harus bedakan mana untuk kepentingan sendiri dan mana untuk kepentingan yang lebih luas. Nah, BHTV itu untuk kepentingan yang lebih luas. Kalau saya mau mikirin diri sendiri, ngapain capek2 mengerjakan BHTV :) Ya nggak? Kira-kira sama seperti pak Frederick Terman lah. Kalau dia nggak mikirin daerah California, mungkin sampai sekarang gak ada yang namanya itu Silicon Valley. Semua mungkin ada di East Coast. Tujuan BHTV adalah: menghasilkan devisa bagi negara kita. Itulah sebabnya fokusnya adalah ekspor. Ini memikirkan kepentingan negara kita, bukan sekedar membuat perusahan saja (yang tidak scale well). setuju Pak. berjuang terus. -- Pakcik Under Construction
[teknologia] Re: Get the job done
On Mon, Nov 21, 2005 at 08:03:49PM +0700, Budi Rahardjo wrote: Entah mengapa, tapi pengalaman saya memang demikian. Pekerjaannya tidak selesai. Mungkin karena kurang rasa memiliki. Not my company, not my problem, not my responsibility, not my lost, not my risk, not on my time, dst. Paman saya pernah bilang, lebih baik punya staff yg punya rasa memiliki drpd yg disiplin tepat waktu, hehehe. Ronny pgpUpxU7M1iPG.pgp Description: PGP signature
[teknologia] Re: Get the job done (was: Bangalore, one of the least expensive cities)
fade2blac wrote: kalau saya mengartikan maksut get the job done dengan melakukan pekerjaan sesuai dengan sebagaimana pekerjaan tersebut dikerjakan. jadinya waloupun pekerjaan tsb belum selesai, atau molor dari deadline selama masih bisa dipertanggung jawabkan, udah bisa dibiliang get the job done. Lalu kenapa jadi isu? Apakah orang-orang 'Indonesia'* job-nya not done? Apa yang menjadi dasarnya? * Salah satu fallacy dalam diskusi disini kita sering menggunakan kata-kata 'orang indonesia', padahal mungkin yang dimaksud beberapa programmer yang kebetulan dikenal saja.. Itu,refer ke opini pak Budi kalau sebagian developer Indonesia kebanyakan masih bikin software accounting. Kapan anda dengar Engineer Indonesia yang 10+ tahun berpengalaman di embedded hardware, High-End networking switches, Real Time OS seperti VxWorks, next-generation/obat generic anti-flu burung(kalau di biotech), bikin rudal/missile untuk defense systems seperti Lockheed atau Storage Networks Architecture. Jangankan di Indonesia,Developer/Engineer Indonesian di LN saja masih jarang yang menekuni bidang itu,tapi kenapa bidang itu semuanya masih banyak India-nya ya. Mungkin karena sewaktu di Indonesia dulu, (sebagian) Engineer belum paham thd adanya dan potensi industri tersebut. Carlos
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
Budi Rahardjo wrote: On 11/21/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote: hehe .. jadi penasaran gue, jadi jenis kerjaan apa yang pak Budi harapkan buat dikerjain BHTV? Kalau kita hanya punya developer yang bikin accounting software? mau bikin super-duper rocket science application? Nope. Terus terang ... saya juga masih mencari yang jitu. Hanya jelas, kalau kita kompetisi dengan India dalam membuat generic applications (kayak accounting, dsb.) kita bakalan kalah. setuju .. Yang sudah terbayang oleh saya (sampai saat ini): - komponen dari aplikasi, *bukan* aplikasinya sendiri. alasan: kita nggak pernah bisa bikin produk. (biar bagaimanapun saya masih salut dengan IPTN karena mereka bisa bikin produk sampai jadi) Jadi, kita hanya mengerjakan bagian dari produk yang mungkin produknya buatan India, Amerika, dll. Saya beri contoh deh. Untuk development networking device seperti router,sering kali kita pakai komponen yang dibuat third-party,seperti routing codenya dibeli dari perushaan lain,OSnya tentu saja either VxWorks atau BSD(yg orang linux please dech gak usah dikomentarin karena ini contoh saja),Gigabit Ethernet chipsnya pakai punya Marvell-nya pak Pantas. Keuntunganya pakai sistem ini apa ? Ngurangin resources dan development time !! Project untuk yang tadinya bikin rel. 1.0 butuh 3 tahun bisa dipersingkat jadi 1 tahun,jadi bisa deliver produk lebih cepat dan company bisa lebih fokus pada main competitive areas (misalnya kehandalan ASIC dalam hal QoS). - customization. Orang Indonesia hobbynya ngoprek. Contoh: mobil apapun bisa jalan di Indonesia meskipun sudah tidak diproduksi lagi di LN :) Tapi... suruh bikin mobil gak jadi-jadi. Customization ini satu pekerjaan sendiri yang berat lho. Salah satu produk/servis perusahaannya Rusmin (Skysoft? di California) adalah internationalization (kalau gak salah). Itu pun udah cukup besar. Pak Rusmin Dirgantoro (EE-ITB 1984?) - Skysoft enggak kendengaran lagi kabarnya pak,terakhir pernah ketemu 2002.Websitenya juga gak ada lagi. Terus Pak Eddy restoran-nya juga gak ada lagi.. Nah kalau dilihat dari daftar di atas ... gak ada produk ya? Memang saya menghindari produk. He he he ... Jadi untuk orang2 yang kebutuhan biologisnya ingin membuat produk/appliance harus di Silicon Valley terus dong ya Sial ... :) Anyway pak Budi harus trigger juga Pak pentingnya punya SDM yang expert bikin produk/appliance. Carlos
[teknologia] Re: Google (was: Re: Gosip IT :) )
David Sudjiman wrote: On Sun, 20 Nov 2005, Muhamad Carlos Patriawan wrote: Hehehe..iyalah, makanya growthnya Google menurut kebanyakan analyst masih bisa unlimited karena mereka mencoba bisnis model yang gak terbayangkan sebelumnya. Sebelumnya makasih buat pak Carlos yang sudah memberi penjelasan seberapa kuatnya Google secara keuangan. Saya sendiri masih kurang yakin, apalagi dengan historic DotCom Bubble yang memang intinya sederhana, 'not to be able to show the money!'. Apakah kata mantap secara keuangan itu sama dengan liquiditas? Google kan profitable pak. Dan yang dilihat wall street itu dua: -Sales per-quarter -Profit per-quarter dalam hal EPS. Selama EPS mereka growing dan kemudian flattening,Google akan konsolidasi harga pada kisan tertentu. Tapi,misalnya satu kali saja dia announce misalnya quarter ini sales jeblok,memang gak tertutup kemungkinan Google falling 50% ke level 200 lagi dalm waktu 3 hari. Kalau mau tahu apakah harga yang sekarang realistis atau tidak,metodanya adalah menggunakan ratio dari current PE dan forward-PE dari industri sejenis.Berdasarkan perhitungan analyst yang cukup logikal,target GOOG adalah 360-390 levels. Kalau liquiditas itu sebenarnya = jumlah floating shares di market yang memang untuk GOOG dikit,makanya sebagian orang nunggu kapan dia stock split,atau bahkan join SP 500. Carlos
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
Komunitas bisa dipancing juga dengan eksistensi perusahaan besar (tentu saja, cara membangun komunitas dengan membuat forum tidak salah, tetap harus dikerjakan dan tidak eksklusif dengan pancingan ini). Bayangkan bila seorang mahasiswa hidup di lingkungan yang penuh proyek sana-sini, dan kebetulan proyek itu misalnya menggunakan development tool X dengan bahasa pemrograman Z. Sulit bagi dia untuk memaksa dirinya misalnya tetapi mendalami C/C++ (ini contoh, bisa diganti your-favorite-language), bukan karena alasan yang aneh-aneh, tetapi karena kesempatan untuk ikut mengerjakan proyek itu bisa sangat menggiurkan. Itulah kenapa saya sedikit alergi dengan tema perushaan kecil,perushaan kecil.perushaan kecil yang bikin software accounting,padahal dari sisi long-term view,jauh lebih bagus kalau kita spend 10-15 tahun pertama kita di persh inovatif RD dan mengerjakan innovation project yang large-scale. Banyak hal yang bisa dipelajari secara tidak langsung dari persh inovatif gede tersebut seperti yang diutarakan di email Pak Budi yang endingnya Saya KarbitanHalo,Sepakat ? itu,misalnya tahu bagaimana software architecture di large scale environment,software discipline,project management,komponen dan tools2 yang dipakai dalam coding [ ayo...sudah ada yang pakai coverity belum ?] dan third-party tools untuk data-modelling kondisi user environment sebelum produk dilempar kepasar. Lha kalau di perusahaan kecil,memang ini tidak bisa dibuat. Kalau berminat dan industrinya tidak ada atau belum ada,ya Bersatulah untuk meng-EXPORTKAN diri ke luar dan jadi bagian dari persh inovatif nomor satu.Ikuti jejak uncle Vinod Khosla yang keluar dari India tahun 1980an. Carlos
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
Oh really? banyak juga. ada hasilnya gak? Di US business banyak di mulai dari riset di kampus. rektor stanford bikin MIPS. Rektor kita jadi menristek. Gak usah jauh-jauh,contohnya startup saya yg sekarang juga datang dari ide foundernya ex-Stanford yang riset DNA Pattern Algorithm.Dari hasil penemuan algoritmanya,dia diskusi dengan abangnya orang Intel apakah bisa pattern recognizing di biotech field ini di-apply ke networking data pattern. http://archives.cnn.com/2001/TECH/internet/09/05/dna.wan.research.idg/index.html Hasilnya setelah lima tahun,jadi bisnis besar,ini satu contoh aja ya kalau environment,ide dan sistem bisa berkembang dan jadi kenyataan.Oh ya,mereka bukan orang Amerika..lagi-lagi India. Carlos
[teknologia] Re: regulasi telp pra bayar
On 11/21/05, Ronny Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Dari http://www.thejakartapost.com/detaillatestnews.asp?fileid=20051121184841irec=0Prepaid mobile phone vouchers have come under the spotlight in Indonesia because anyone can buy a number without giving detailsof their identity and the numbers are often used by militants forcommunications and pranksters for making hoaxes.Shops selling such vouchers are found across the nation of 220 million people, even in small villages. Indonesia has said itplans to regulate their sale.Ada yg punya informasi lebih lanjut tentang rencana regulasi penjualantelp pra bayar ini? Loh regulasinya ini kalau tidak salah sudah mulai berlaku 22 (eh atau 29?) Oktober yang lalu. Masalahnya, regulasi itu cuma ditentukan sepihak oleh pemerintah. Sampai sekarang saya tanya ke operator yang bersangkutan, belum ada follow up lebih lanjut tentang tata cara teknis pendataan. Operator sendiri juga bingung, apakah mereka bertanggung jawab terhadap validitas data yang didaftarkan. Ditambah lagi sebagian besar kontribusi penjualan kartu perdana itu berada di tangan distributor, bukan di tangan operator. -- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/http://blog.permagnus.com/
[teknologia] Re: Get the job done
Ketika sebuah server client di data center Jakarta gak bisa diremote (dan hang, mungkin butuh fsck), maka terpaksa tim kami berangkat ke Jakarta (dari Bandung) malam2 naik bis. Get the job done! Kalau untuk kasus ini,solusinya adalah menggunakan KVM-over-IP atau consol-over---ip :) Sudah pernah pakai belum pak ? jadi VNC sessionya bukan ke virtual server,tapi ke consolenya langsung. Solusi Yang kedua,sewa dong satu orang di Jakarta yang punya otorisasi dan bisa bantu cepat kalau server atau harddisknya berhenti kerja,kan kasian juga yang dari Bandung. Disini,ada satu webhosting terkenal juga di Indonesia yang naro server di dedicated hosting,untuk maintenancenya satu kenalanya disini diminta nanganin jika ada masalah. Carlos
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
Banyak hal yang bisa dipelajari secara tidak langsung dari persh inovatif gede tersebut seperti yang diutarakan di email Pak Budi yang endingnya Saya KarbitanHalo,Sepakat ? itu,misalnya tahu bagaimana software architecture di large scale environment,software discipline,project management,komponen dan tools2 yang dipakai dalam coding [ ayo...sudah ada yang pakai coverity belum ?] dan third-party tools untuk data-modelling kondisi user environment sebelum produk dilempar kepasar. Barangkali perlu ada buku yang mengupas soalan-soalan seperti ini. Bisa dibuat model kompilasi essay seperti The Best Software Writing's si Joel itu. Dicocokkan ke atmosfir kemahasiwaan di Indonesia supaya pembahasannya nyambung. Tapi, kalau mau bikin jurnal bareng-bareng aja sulit, apalagi nulis buku.. :-) BTW, yang nggak mau beli Coverity atau tool semacamnya, bisa latihan dengan Valgrind dulu. Yang penting kan paham konsepnya. -- http://www.google.com/search?q=ariya+hidayatbtnI
[teknologia] Re: Infrastruktur e-commerce - was Re: Akuisisi
On 11/21/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: iya nih bang carlos, mo setup opensource donate nya pake paypal jadi susah.. :-(, pake iKOBO transfer ratenya mahal, enak kan kalo bisa di tariknya bulanan :-PNdak apa-apa,bikin aja APInya terus redirect ke saya,atau kalau perlu bikin acct baru.Japri saja.FYI,dalam hal donation-pun,para online Charity sudah menggunakan Paypalsebagai online payment method.Ini contohnya,sebuah Charity yang dibuat rekan-rekan Muslim di San Jose/Silicon Valley untuk Pembangunan Fasilitas Rumah Yatim Piatu paraKorban Tsunami di Aceh,kebetulan pernah terlibat awal-awalnya:http://www.givelight.org/index_files/sponsorship.html Hm, gimana dengan credit card processor lain seperti 2Checkout? Apakah orang - orang sono emang lebih convenient untuk bertransaksi dengan Paypal (karena saya denger - denger paypalsucks.com)? -- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/http://blog.permagnus.com/
[teknologia] Re: Infrastruktur e-commerce - was Re: Akuisisi
Hm, gimana dengan credit card processor lain seperti 2Checkout? Apakah orang - orang sono emang lebih convenient untuk bertransaksi dengan Paypal (karena saya denger - denger paypalsucks.com http://paypalsucks.com)? Kalau ini mungkin sudah preference masing-masing ya,tapi Paypal saat ini memang sudah de-facto metode pembayaran virtual di Internet.Tentu kalau buat yang kurang senang,mereka sebut sucks. Saya pikir keuntungan Paypal yang paling utama dan pertama adalah layer2 security (baik teknis dan sosial) yang sangat ampuh mereka jalankan dan kedua,one-stop-shopping,cape kalo apa apa harus buka dompet masukin no. CC. dan ketiga ada jaminan barang bisa dikembalikan kalau beli pakai Paypal.Yang lain belum tentu. Carlos
[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities
On 11/21/05, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote: ... Open source software profit centernya kan memang kebanyakan ada di servis. Jadi jangan salahkan bisnis modelnya :-). Yang ini saya setuju, dan memang yang saya lakukan seperti itu :) Tapi, saya tidak setuju kalau semua lari ke satu model ini saja. Masih ada peluang untuk proprietary, dan bahkan untuk saat ini proprietary software masih yang mendominasi. Kalau didengarkan ceramahnya Richard Stallman, dia mengatakan bahwa sebagain besar software engineers tidak membuat produk yang proprietary :) atau bahkan tidak buat produk akan tetapi customization :) Nah, kalau kita lari ke servis, bukan produk ... maka seharusnya kita hentikan membuat accounting software lagi. Ya nggak? -- budi
[teknologia] Re: Get the job done
On 11/21/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau untuk kasus ini,solusinya adalah menggunakan KVM-over-IP atau consol-over---ip :) Sudah pernah pakai belum pak ? jadi VNC sessionya bukan ke virtual server,tapi ke consolenya langsung. Kalau yang proprietary (bukan via IP) udah pernah dulu. Tapi yang IP based dan produk2 baru, belum pernah. Untuk kasus yang kami ini, ternyata itu gak bisa karena akhirnya harus bongkar server dan ganti HD. Solusi Yang kedua,sewa dong satu orang di Jakarta yang punya otorisasi dan bisa bantu cepat kalau server atau harddisknya berhenti kerja,kan kasian juga yang dari Bandung. Problemnya adalah untuk masalah yang sifatnya high-end, engineer yang harus turun tangan. :( Tadinya juga sebelum nurunin langsung ke sana, kontak ke salah seorang yang jaga di sana. Tapi kemampuan dia kan terbatas (dan habis biaya di telepon interlokal). Kalau taruh engineer on site (24 jam/hari) biayanya malah lebih mahal. he he he. Kan kasus HD rusak gak sering. Yah sekali2 ada masalah, it's ok. (Biasa, optimasi biaya.) -- budi
[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities
2005/11/22, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED]: Kalau didengarkan ceramahnya Richard Stallman, dia mengatakan bahwa sebagain besar software engineers tidak membuat produk yang proprietary :) atau bahkan tidak buat produk akan tetapi customization :) pak Budi, ini serius banget, pak Budi harus coba develope product. Bahwa customization is a very very bad idea. Ini pasti pengalaman yang berarti buat BHTV. Atau emang BHTV itu pengen diarahkan jad seperti ide Stallman? free software? Stallman gak akan setuju mendatangkan Big Company. You see, BHTV semakin gak jelas dan gak karuan. Jadi semakin membingungkan, apa itu BHTV. Bayangkan kalau pak Budi punya 1000 customer, dan harus customize. Ini yang gampang aja, berapa document/manual yang harus pak Budi siapkan? berapa customer service yang harus pak Budi siapkan? berapa engineer yang harus pak Budi siap kan? berapa banyak dan jenis bug yang akan muncul? how complicated dagangan pak Budi? Customization adalah yang harus dihindarkan sebisa mungkin. Software itu product yang sangat complicated pak Budi. Kalau mau belajar berapa complicatednya software, belajar dari netscape. Netscape itu nyerah akhirnya harus nulis from scratch codenya. Bayangkan kalau windows di customize ke tiap user. mau jadi apa microsoft. Kalau mereka punya 10 ribu employee, dan tiap customer di kasih ke 10 employee, mereka cuman bisa handle 1000 customer. Tantangan develope product itu adalah, bikin supaya gitu fleksibel banget, jadi harus bisa predict any needs ke depan. Jadi perubahan jangan di software, tapi di customernya. Dan software yang bagus itu, harus bisa bikin perubahan di sisi customer seminimal mungkin. Nah, kalau kita lari ke servis, bukan produk ... maka seharusnya kita hentikan membuat accounting software lagi. Ya nggak? Ini makanya yang saya tanya kemarin. kerjaaan apa dong yang bisa dikerjakan BHTV. pak Budi bahkan gak ada kasih contoh yang jelas. so what BHTV gitu loh? hanya mimpi? saya jadi meragukan BHTV nih. Lagian software accounting itu hanya contoh bahwa yang type SDM begitu yang kita punya. Kasih ide lain dong, bikin product apa, yang kira2 apa yang bisa dikerjakan mereka yang bikin software accounting itu. Dulu Tan Malaka ini sangat meng-kritik orang Indonesia tentang gak realistis dan rasionalnya. Ternyata puluhan tahun udah berlalu, masih begitu. Mungkin Ram Punjabi generation? sinetron tetap menawarkan yang gak realisitis? Pak, tau berapa lama life cycle nya ide di google? Kalau max levchin, 6 bulan Pak. Kalau ada ide, di test, dan gagal. bagusnya ide itu dikubur. Karena ini itu paling 5 persen dari kerjaan, sisanya execution. Sudah berapa lama ide BHTV Pak? dan sudah berapa lama ide tentang mendatangkan Big Company? Ini kelemahan orang kita, sangat lama untuk memastikan suatu ide itu gagal. Sorry terlalu banyak saya arguing BHTV. Ini email saya yang terakhir tentang BHTV, suda terlalu banyak bales email. Please argumen saya dianggap sebagai kritik, bukan anti BHTV. Terus berjuang buat BHTV nya Pak. -- Pakcik Under Construction
[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities
pak Budi, ini serius banget, pak Budi harus coba develope product. Hi,ini masukan yang bagus dan sama dengan yang saya ungkapkan sebelumnya. Tapi sebaiknya kawans juga perhatikan limitnya Pak Budi,yang Pak Budi maksud dengan software customize dan free software itu saya rasa mungkin sekali bidang bisnis yang pak Budi ingin geluti didalam BHTV dan BUKAN berarti itu saja isinya BHTV. Saya yakin,untuk arah content-nya BHTV dst,itu sebaiknya dibantu rekan-rekan yang **berpengalaman**.Saya menangkap itu waktu Pak Armien datang dan beri presentasi di Konjen RI di SF yang dihadiri Pak Pantas. BHTV ini kan very-very long term strategy,gak bisa dicapai dalam semalam (kecuali kalau sebenarnya diantara anda ada yang punya potensi seperti Sergey Brin dan enterpreneur seperti Vinod Khosla). Mungkin sekali,10 atau 15 tahun kedepan,yang mengisi bagian produknya itu ya PakCik,saya dan kawan2 Indonesia-ex-SV misalnya,kemudian semua urusan webhosting diserahkan ke Priyadi cs dan startup Web.2.0 Enda cs berada disitu juga ;-) Tapi gimana Pak Budi,dulu tahun 2002an Marvell mau datang,gimana updatesnya ? kalau ada cerita buruk diceritakan juga pls. Cheers, Carlos
[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities
On Tue, Nov 22, 2005 at 08:23:11AM +0900, Pakcik wrote: 2005/11/22, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED]: Kalau didengarkan ceramahnya Richard Stallman, dia mengatakan bahwa sebagain besar software engineers tidak membuat produk yang proprietary :) atau bahkan tidak buat produk akan tetapi customization :) pak Budi, ini serius banget, pak Budi harus coba develope product. Bahwa customization is a very very bad idea. Ini pasti pengalaman yang berarti buat BHTV. Atau emang BHTV itu pengen diarahkan jad seperti ide Stallman? free software? Stallman gak akan setuju mendatangkan Big Company. You see, BHTV semakin gak jelas dan gak karuan. Jadi semakin membingungkan, apa itu BHTV. btw, kalau toh rms bilang gitu as-is, kemungkinan besar pak budi salah tangkap. kemungkinan besar maksudnya: pada prinsipnya semua _software_ adalah bersifat customization sahaja. makanya tidak ada alasan untuk menjadikannya proprietary. pakcik, kayaknya beda orientasi saja. saya sendiri seperti pakcik kurang begitu peduli dengan valley lou pay young. seperti jualan beras pakcik. tentu ada yang bilang: masa cuman jualan beras, bikin pesawat dong! nah kalau orientasinya sama-sama untuk negara ini, jualan beras untuk dalam negeri sendiri (swasembada beras) _JAUH_ lebih bermanfaat. tetapi membuat pesawat terbang itu _JAUH_ lebih hebat. semua berhak menentukan pilihan masing-masing. it is a free world. Salam, P.Y. Adi Prasaja -- Ini signature saya. Pasang iklan anda di sini ... tarif menantang :-)
[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities
On 11/22/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote: pak Budi, ini serius banget, pak Budi harus coba develope product. hi hi hi. Sudah pernah. Waktu di Canada dulu (tahun 88?) saya pernah mendirikan sebuah software house yang bergerak di bidang biomedical. Kami gulung tikar pada tahap requirement, dan karena ternyata bidang yang kami tekuni terlalu maju (dan mahal, maklum bidang kesehatan). PS: produk2 yang kami maksudkan baru muncul sekarang2 ini. We were ahead of our time. Bahwa customization is a very very bad idea. Ini pasti pengalaman yang berarti buat BHTV. Wah harus disamakan dulu yang dimaksud dengan customization. Coba kalau kita lihat produk seperti SAP, Oracle, dsb. Produk ini membutuhkan customization untuk client2nya. Sekali customization = US$1 juta cing! Atau emang BHTV itu pengen diarahkan jad seperti ide Stallman? free software? Ingat bahwa BHTV itu *TIDAK* harus software :) Dia bisa biotech, dsb. Kan yang namanya teknologi bukan sekedar software atau bahkan IT. Saya sering dimarahi orang karena kelihatannya kok BHTV itu sama dengan IT, padahal tidak harus. Hanya, masalahnya ... saya hanya mengerti IT. Itupun hanya subset dari IT. Makanya harus ada banyak orang yang membantu. You see, BHTV semakin gak jelas dan gak karuan. Jadi semakin membingungkan, apa itu BHTV. Nah, makanya 1. baca sejarah tentang Silicon Valley 2. atau ... baca tulisan PDF saya yang tadi saya emailkan URLnya Bayangkan kalau pak Budi punya 1000 customer, dan harus customize. Lagi-lagi kita mungkin bicara hal yang berbeda. Customization itu tidak harus mengoprek untuk setiap user. Contoh (to simply things, hanya sekedar contoh lho), ketika membuat program kita harus mempersiapkan hooks agar software kita bisa digunakan di Uzbekistan, misalnya. Jangan sampai ketika software mau dipakai di Jerman atau Uzbekistan ternyata harus rewrite dari scratch karena kata2nya dihardcoded di dalam software. (Pengalaman saya mengaudit software, seperti itu.) Berarti harus memisahkan antara bahasa dengan logika program. Contoh lagi. Customization bisa dilakukan dengan membuat hooks yang memudahkan user melakukan customization. Ini yang terjadi dengan dynamic web sites / portal / blogs, dimana user dapat melakukan personalisasi (bukan customization?) sendiri-sendiri. Namun, ada juga user (misalnya corporate user) yang tidak punya waktu untuk ngoprek. Nah, ini potensi bisnis. Misalnya, ada perusahaan yang menggunakan Drupal (lihat http://drupal.org) sebagai basis dari CMS dan dia minta konsultan untuk melakukan customization sesuai dengan kebutuhan mereka. Contoh lagi. Kira-kira bulan puasa saya dihubungi oleh sebuah bank yang ingin minta dibuatkan sebuah Linux distribution yang cocok untuk bank tersebut. Jadi semua clientnya akan diberikan CD yang berisi Linux yang sudah di-customized untuk Bank tersebut. Mudah-mudahan contoh-contoh di atas bisa memberikan gambaran. Ini yang gampang aja, berapa document/manual yang harus pak Budi siapkan? berapa customer service yang harus pak Budi siapkan? berapa engineer yang harus pak Budi siap kan? berapa banyak dan jenis bug yang akan muncul? how complicated dagangan pak Budi? Customization adalah yang harus dihindarkan sebisa mungkin. Kalau anda ikuti business model yang ada saat ini, customization merupakan requirement dari client! Jika program anda tidak dapat di-customized, maka mereka akan cari yang lain. Software itu product yang sangat complicated pak Budi. Kalau mau belajar berapa complicatednya software, belajar dari netscape. Netscape itu nyerah akhirnya harus nulis from scratch codenya. Been there, done that. :) Saya sendiri belum pernah terlibat dalam pengembangan software kelas raksasa (seperti Oracle dsb.), tapi ikutan2 ngoprek kernel dan aplikasi Linux, GNU/Hurd, dsb. Pakai subversion aja saya masih bingung. He he he. (Pakai valgrind belum pernah euy.) Nah itu sebabnya saya usul agar kawan2 banyak yang ikut terlibat di real software (seperti Ariya, MDAMT, Carlos, ...). Kalau membaca sejarah perusahaan2 sih sering! banyak buku yang sudah saya lalap. Sayang sekarang sudah tidak rajin lagi baca Joel On Software. Jadi, saya mengklaim bahwa saya bukan pakar software eng. (Meskipun saya mengerti, tapi saya bukan pakarnya. Harus tahu diri. he he he. Jadi tentu kami2 membutuhkan bantuan, cerita, pengalaman dari rekan-rekan semua.) Bayangkan kalau windows di customize ke tiap user. mau jadi apa microsoft. Inilah yang membuat saya lebih suka Linux :) Tantangan develope product itu adalah, bikin supaya gitu fleksibel banget, jadi harus bisa predict any needs ke depan. Jadi perubahan jangan di software, tapi di customernya. Dan software yang bagus itu, harus bisa bikin perubahan di sisi customer seminimal mungkin. Ini salah besar kalau dilihat dari sisi business model. Nanti saya cerita rangkuman dari satu buku yang sedang saya baca, yang intinya adalah sudah tidak masanya lagi value di-drive dari perusahaan. Sekarang value merupakan hasil dari
[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities
2005/11/22, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED]: On 11/22/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote: pak Budi, ini serius banget, pak Budi harus coba develope product. hi hi hi. Sudah pernah. Waktu di Canada dulu (tahun 88?) saya pernah mendirikan sebuah software house yang bergerak di bidang biomedical. Kami gulung tikar pada tahap requirement, dan karena ternyata bidang yang kami tekuni terlalu maju (dan mahal, maklum bidang kesehatan). tahap requirement udah gagal? dan itu pengalaman develope product? PS: produk2 yang kami maksudkan baru muncul sekarang2 ini. We were ahead of our time. pantesan suka gak realistis. sukanya ahead of time. Bahwa customization is a very very bad idea. Ini pasti pengalaman yang berarti buat BHTV. Wah harus disamakan dulu yang dimaksud dengan customization. Coba kalau kita lihat produk seperti SAP, Oracle, dsb. Produk ini membutuhkan customization untuk client2nya. Sekali customization = US$1 juta cing! Sekarang udah banyak di Jakarta ginian Pak. Gak perlu BHTV. Intinya mereka reseller. Jualan di Indonesia. Atau emang BHTV itu pengen diarahkan jad seperti ide Stallman? free software? Ingat bahwa BHTV itu *TIDAK* harus software :) Dia bisa biotech, dsb. ini gak ahead of time juga Pak? Kan yang namanya teknologi bukan sekedar software atau bahkan IT. Saya sering dimarahi orang karena kelihatannya kok BHTV itu sama dengan IT, padahal tidak harus. Hanya, masalahnya ... saya hanya mengerti IT. Itupun hanya subset dari IT. Makanya harus ada banyak orang yang membantu. You see, BHTV semakin gak jelas dan gak karuan. Jadi semakin membingungkan, apa itu BHTV. Nah, makanya 1. baca sejarah tentang Silicon Valley 2. atau ... baca tulisan PDF saya yang tadi saya emailkan URLnya Bayangkan kalau pak Budi punya 1000 customer, dan harus customize. Lagi-lagi kita mungkin bicara hal yang berbeda. Customization itu tidak harus mengoprek untuk setiap user. Contoh (to simply things, hanya sekedar contoh lho), ketika membuat program kita harus mempersiapkan hooks agar software kita bisa digunakan di Uzbekistan, misalnya. Jangan sampai ketika software mau dipakai di Jerman atau Uzbekistan ternyata harus rewrite dari scratch karena kata2nya dihardcoded di dalam software. (Pengalaman saya mengaudit software, seperti itu.) Berarti harus memisahkan antara bahasa dengan logika program. Contoh lagi. Customization bisa dilakukan dengan membuat hooks yang memudahkan user melakukan customization. Ini yang terjadi dengan dynamic web sites / portal / blogs, dimana user dapat melakukan personalisasi (bukan customization?) sendiri-sendiri. Namun, ada juga user (misalnya corporate user) yang tidak punya waktu untuk ngoprek. Nah, ini potensi bisnis. Misalnya, ada perusahaan yang menggunakan Drupal (lihat http://drupal.org) sebagai basis dari CMS dan dia minta konsultan untuk melakukan customization sesuai dengan kebutuhan mereka. hahahaha .. baru dengar ada customization begini. misalnya product di develope di US. trus di suruh orang di Indonesia, yang bukan developer productnya supaya customizable. Ini benar2 cara gila. doomed. Contoh lagi. Kira-kira bulan puasa saya dihubungi oleh sebuah bank yang ingin minta dibuatkan sebuah Linux distribution yang cocok untuk bank tersebut. Jadi semua clientnya akan diberikan CD yang berisi Linux yang sudah di-customized untuk Bank tersebut. Mudah-mudahan contoh-contoh di atas bisa memberikan gambaran. Kalau anda ikuti business model yang ada saat ini, customization merupakan requirement dari client! Jika program anda tidak dapat di-customized, maka mereka akan cari yang lain. Ini menandakan bahwa pak Budi hanya user. Tidak pernah develope product. waduh, benar2 gawat. Jadi, saya mengklaim bahwa saya bukan pakar software eng. (Meskipun saya mengerti, tapi saya bukan pakarnya. Harus tahu diri. he he he. Jadi tentu kami2 membutuhkan bantuan, cerita, pengalaman dari rekan-rekan semua.) Bukannya pak Budi dosen Object Oriented di Elektro? am I incorrect about that? Bayangkan kalau windows di customize ke tiap user. mau jadi apa microsoft. Inilah yang membuat saya lebih suka Linux :) tapi pak Budi mau mendatangkan Microsoft. :) Ini makanya yang saya tanya kemarin. kerjaaan apa dong yang bisa dikerjakan BHTV. pak Budi bahkan gak ada kasih contoh yang jelas. so what BHTV gitu loh? hanya mimpi? saya jadi meragukan BHTV nih. Coba deh ke Silicon Valley. Jalan2... aja. Nanti baru kebayang. hehe .. bayarin ongkosnya dong Pak Saya malah memimimpikan adanya biotech di BHTV. :( [Life sciences di Singapore maju banget euy!] ahead to time lagi? :) Kritik saya terhadap orang Malaysia atau Singapore adalah mereka tidak kreatif. Dan Indonesia lebih OK dengan mimpi2nya? Don't find something wrong? Soal sudah berapa lama BHTV? Saya sendiri baru terlibat sejak tahun 1998(?). Mau tahu berapa lama berkembangnya Silicon Valley? Terman memulai idenya di tahun 1940-an...
[teknologia] Re: regulasi telp pra bayar
On 11/21/05, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote: Operator sendiri juga bingung, apakah mereka bertanggung jawab terhadap validitas data yang didaftarkan. Ditambah lagi sebagian besar kontribusi penjualan kartu perdana itu berada di tangan distributor, bukan di tangan operator. Kabar-kabar yang lain: sistem untuk keperluan registrasi itu sedang disiapkan, kira-kira Maret/April (?) tahun depan akan dioperasikan. Tentang kesahihan data yang masuk memang sulit diharapkan segera terlaksana, yang penting ada dulu. (Lah, siapa yang akan segera membenahi sistem kependudukan negeri ini?) -- amal
[teknologia] Re: regulasi telp pra bayar
On Tue, Nov 22, 2005 at 08:16:29AM +0700, Ikhlasul Amal wrote: Tentang kesahihan data yang masuk memang sulit diharapkan segera terlaksana, yang penting ada dulu. kalau sudah sejak awal datanya tidak valid, tidak perlu dikumpulkan. ini sudah minimum requirement. (Lah, siapa yang akan segera membenahi sistem kependudukan negeri ini?) memangnya kenapa? bedakan antara: cakupan kurang dan kriminal dengan validitas. Salam, P.Y. Adi Prasaja -- Ini signature saya. Pasang iklan anda di sini ... tarif menantang :-)
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
On 11/21/05, Ariya Hidayat [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya juga sependapat dengan ide ini dan lebih percaya dengan membangun komunitas software developer adalah hal yg penting. Saya tidak begitu iri melihat glamor GYM (google yahoo microsoft), tapi saya sangat ngiler kalo ngeliat gimana ramenya komunitas developer mereka mulai dari yg gede seperti OSCON (opensource conference) sampe yg kecil2 dilokal area mereka masing2. IMHO yang dilihat mestinya bukan glamornya, tapi filosofi dan ide-idenya. Google itu kan hanya cap luarnya saja, isi dalamnya itu yang perlu dipelajari. Contoh yang saya suka dari Google adalah membiarkan 20% waktu kerja (artinya 1 hari dalam seminggu) digunakan untuk mengerjakan apa pun, sebebas mungkin. Mendukung proyek sampingan seperti ini membuat Google berhasil menelurkan produk seperti Google Mail, dsb. Iya kalo yg saya ini juga setuju. Maksud saya glamor itu bahasan spt saham, akuisisi, dll, Komunitas bisa dipancing juga dengan eksistensi perusahaan besar (tentu saja, cara membangun komunitas dengan membuat forum tidak salah, tetap harus dikerjakan dan tidak eksklusif dengan pancingan ini). Bayangkan bila seorang mahasiswa hidup di lingkungan yang penuh proyek sana-sini, dan kebetulan proyek itu misalnya menggunakan development tool X dengan bahasa pemrograman Z. Sulit bagi dia untuk memaksa dirinya misalnya tetapi mendalami C/C++ (ini contoh, bisa diganti your-favorite-language), bukan karena alasan yang aneh-aneh, tetapi karena kesempatan untuk ikut mengerjakan proyek itu bisa sangat menggiurkan. komunitas yg dipancing dari perusahaan besar IMHO itu labil, kecuali perush tsb bisa menunjukkan dedikasi penuhnya untuk benar2 membangun user base bukan cuma menggunakan user2 tersebut untuk kepentingan mereka. Contoh kasusnya seperti DeveloperWorks IBM, ini mulai rame sejak IBM mulai mengadopsi lisensi opensource dan lebih terbuka dengan banyak memberi donasi proyek mereka ke Apache Foundation dan juga membuat organisasi Eclipse. Tapi perlu diingat juga kalo komunitas diatas lahir karena reaksi dari komunitas opensource yg bergerak dari bottom-up, IBM sadar bahwa bisnis service mereka juga sangat tergantung pada SDM orang2 tsb. Kalau memang IBM merasa nggak ada untungnya dengan membentuk komunitas yg terbuka, maka saya yakin mereka akan tetap lebih memilih mengunci pasar mereka, well company is about profit after all.
[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities
ada tukang cukur teriak ama tukang - tukang becak di pasar. tukang cukur: loe kalo mau cepet nganter Ibu Sofy, lewat jalan tikus X dan becaknya di modifikasi kayak becak di thailand biar lebih efisien. Gue dule pernah juga jadi tukang becak di vietnam, Gua modifikasi becak Gua dan Gua tau jalan tikus ZZZ di vietnam tapi nggak ada yang mau naik becak gua karna becak gua kecanggihan dan mahal! tukang becak di pasar: kayaknya saya lewat yang biasa aja Mas, mas tau jalan tikus X dan cara modifikasi becaknya? tukang cukur: loe kan tukang becak pikir dong, masa di suap-in! nggak brapa lama tukang cukur selesai melayani customernya customer: brapa Pak! tukang cukur: 100,000,- nggak brapa lama ada tukang becak ngantarin penumpangnya ke pasar penumpang: nih...! bang 5,000,- Andaikan saya tukang cukur. atau punya sampingan lain :-(... ah. saya bisa triak-triak ama tukang becak bukan!,... bidang saya tukang cukur!!! -- Widi Harsojo On 11/22/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote: 2005/11/22, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED]: On 11/22/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote: pak Budi, ini serius banget, pak Budi harus coba develope product. hi hi hi. Sudah pernah. Waktu di Canada dulu (tahun 88?) saya pernah mendirikan sebuah software house yang bergerak di bidang biomedical. Kami gulung tikar pada tahap requirement, dan karena ternyata bidang yang kami tekuni terlalu maju (dan mahal, maklum bidang kesehatan). tahap requirement udah gagal? dan itu pengalaman develope product? PS: produk2 yang kami maksudkan baru muncul sekarang2 ini. We were ahead of our time. pantesan suka gak realistis. sukanya ahead of time. Bahwa customization is a very very bad idea. Ini pasti pengalaman yang berarti buat BHTV. Wah harus disamakan dulu yang dimaksud dengan customization. Coba kalau kita lihat produk seperti SAP, Oracle, dsb. Produk ini membutuhkan customization untuk client2nya. Sekali customization = US$1 juta cing! Sekarang udah banyak di Jakarta ginian Pak. Gak perlu BHTV. Intinya mereka reseller. Jualan di Indonesia. Atau emang BHTV itu pengen diarahkan jad seperti ide Stallman? free software? Ingat bahwa BHTV itu *TIDAK* harus software :) Dia bisa biotech, dsb. ini gak ahead of time juga Pak? Kan yang namanya teknologi bukan sekedar software atau bahkan IT. Saya sering dimarahi orang karena kelihatannya kok BHTV itu sama dengan IT, padahal tidak harus. Hanya, masalahnya ... saya hanya mengerti IT. Itupun hanya subset dari IT. Makanya harus ada banyak orang yang membantu. You see, BHTV semakin gak jelas dan gak karuan. Jadi semakin membingungkan, apa itu BHTV. Nah, makanya 1. baca sejarah tentang Silicon Valley 2. atau ... baca tulisan PDF saya yang tadi saya emailkan URLnya Bayangkan kalau pak Budi punya 1000 customer, dan harus customize. Lagi-lagi kita mungkin bicara hal yang berbeda. Customization itu tidak harus mengoprek untuk setiap user. Contoh (to simply things, hanya sekedar contoh lho), ketika membuat program kita harus mempersiapkan hooks agar software kita bisa digunakan di Uzbekistan, misalnya. Jangan sampai ketika software mau dipakai di Jerman atau Uzbekistan ternyata harus rewrite dari scratch karena kata2nya dihardcoded di dalam software. (Pengalaman saya mengaudit software, seperti itu.) Berarti harus memisahkan antara bahasa dengan logika program. Contoh lagi. Customization bisa dilakukan dengan membuat hooks yang memudahkan user melakukan customization. Ini yang terjadi dengan dynamic web sites / portal / blogs, dimana user dapat melakukan personalisasi (bukan customization?) sendiri-sendiri. Namun, ada juga user (misalnya corporate user) yang tidak punya waktu untuk ngoprek. Nah, ini potensi bisnis. Misalnya, ada perusahaan yang menggunakan Drupal (lihat http://drupal.org) sebagai basis dari CMS dan dia minta konsultan untuk melakukan customization sesuai dengan kebutuhan mereka. hahahaha .. baru dengar ada customization begini. misalnya product di develope di US. trus di suruh orang di Indonesia, yang bukan developer productnya supaya customizable. Ini benar2 cara gila. doomed. Contoh lagi. Kira-kira bulan puasa saya dihubungi oleh sebuah bank yang ingin minta dibuatkan sebuah Linux distribution yang cocok untuk bank tersebut. Jadi semua clientnya akan diberikan CD yang berisi Linux yang sudah di-customized untuk Bank tersebut. Mudah-mudahan contoh-contoh di atas bisa memberikan gambaran. Kalau anda ikuti business model yang ada saat ini, customization merupakan requirement dari client! Jika program anda tidak dapat di-customized, maka mereka akan cari yang lain. Ini menandakan bahwa pak Budi hanya user. Tidak pernah develope product. waduh, benar2 gawat. Jadi, saya mengklaim bahwa saya bukan pakar software eng. (Meskipun saya mengerti, tapi saya bukan pakarnya. Harus tahu diri. he he
[teknologia] Re: top posting
On Tue, Nov 22, 2005 at 10:09:04AM +0700, Widi Harsojo wrote: ma'af admin, top posting checkmark lupa di buang Gmail syndrome, hehehe. Developernya gmail mentang2 search don't sort dan quota storage yg gede, jadi malah encourage org utk hal2 seperti top posting, dan gak menghapus quote yg gak relevan, hehe. Ronny pgpUGdL0c228M.pgp Description: PGP signature
[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities
On 11/22/05, Trias Adijaya [EMAIL PROTECTED] wrote: Wah ini contoh yang bagus hhehe kebetulan saya lagi bikin untuk membuat CD Linux yg di customized buat suatu perusahaan pelayaran mungkin bisa bagi pengalaman pak ? wah.. denger2 temen saya yang di samudera indonesia, company-nya lagi dalam proses buat totally move to linux.. jangan2 pak trias yang bikin ya ?? ;) kok kayaknya kebetulan sekali gitu... idenya persis sama, yaitu membuat client punya standard distro sendiri yang susah bukan buat remastering saja . tetapi menjaga agar distro tsb bisa updated saat ini semua software jadi kita masukin pake RPM buat menjadi agar konfigurasi distro tetap stabil, perlu ada repository dll. gimana perkembangannya membuat distro itu ? kali aja bisa digabungin jadi engga perlu buang resource terlalu banyak Trias Adijaya sori kalo agak OOT.. :Dsalam oom trias...-- Best RegardsDidik Achmadihttp://achmadi.blogsome.com
[teknologia] konvergensi jaringan PABX dan data
saat ini saya sedang menangani interkoneksi jaringan salah satu area dan masalahnya pihak developer menginginkan untuk memasang jaringan PABX dan data secara terpisah. Setahu saya, sekarang ini sudah ada perangkat IP telephony yang bisa menggabungkan PABX dan jaringan data. FYI, desain jaringan untuk data menggunakan wireless secara keseluruhan dan diperkirakan menangani sekitar 40-50 lokasi yang tersebar di area yang cukup luas. Bila misal jaringan PABX dan data tersebut bisa disatukan [misal dengan teknologi DSL or else] mungkin solusi wireless-nya lebih baik dihilangkan aja. kira2 berapa ya harga sistem PABX+DATA tersebut secara keseluruhan ? ps : kalo perlu, japri saya ;) thx-- Best RegardsDidik Achmadihttp://achmadi.blogsome.com
[teknologia] REDHAT Revenues ...more detail (was: Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities)
Oskar Syahbana wrote: OOT dikit ah, top posting dikit juga :-) Top posting juga Open source software profit centernya kan memang kebanyakan ada di servis. Jadi jangan salahkan bisnis modelnya :-). Redhat pun akhirnya bisa besar dan sumber pemasukan utamanya bukan terletak pada penjualan software (walaupun ini juga menyumbangkan fragment keuntungan). Kalaupun akhir - akhir ini mereka membayarkan software enterprise mereka (lisensinya make apa sih?), toh tetap tidak masalah bagi mereka kalau softwarenya dibajak karena kebanyakan customer mereka lebih mementingkan layanan yang dapat mereka berikan (dengan membeli software sesuai dengan price-tagnya) daripada harga software bajakan yang murah. Ach yang benar Ach... Ini hasil Finansial Report RedHAT kuarter ini dari http://biz.yahoo.com/e/051011/rhat10-q.html : Subscription and services revenue: Subscription: Enterprise technologies $ 53,758 Retail- Embedded 569 -- - --- - --- - --- - - Total subscription revenue54,327 Services: Enterprise technologies 10,684 Embedded development services707 -- - --- - --- - --- - - Total services revenue11,391 ... Subscription revenue Subscription revenue is comprised of enterprise and embedded revenues. Retail products are no longer sold. Accounts receivable and deferred revenue are recorded at the time a customer enters into a binding agreement for the purchase of a subscription, subscription services are made available to the customer and the customer is billed Services Revenue Services revenue is comprised of enterprise technology services and embedded development. Enterprise technology services are comprised of revenue for enterprise consulting and engineering services and customer training and education. Kesimpulan: Revenues Redhat dihasilkan primarily dari Enterprise customer Redhat Subscription,Nilainya 5x lebih besar dari services.Dari Retail: nihil. Btw,makanya penting bangeet mengerti membaca finansial report publik company (10K/10Q) dan akuisisi/merger/stock options.Bukan glamournya,tapi biar bisa bedakan antara gosip di luaran/blogs dan financial fact :) Carlos
[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities
On 11/22/05, didik achmadi [EMAIL PROTECTED] wrote: On 11/22/05, Trias Adijaya [EMAIL PROTECTED] wrote: Wah ini contoh yang bagus hhehe kebetulan saya lagi bikin untuk membuat CD Linux yg di customized buat suatu perusahaan pelayaran mungkin bisa bagi pengalaman pak ? wah.. denger2 temen saya yang di samudera indonesia, company-nya lagi dalam proses buat totally move to linux.. Yap, tempat saya kerja (anak perusahaan samudra indonesia ) sudah pake linux, terutama untuk administrasi sebagian sudah diganti dengan mandrake/mandriva (kalo gak salah), berhubung kita bidangnya IT, jadi belum semuanya pake linux, beberapa server masih pake windows. *yang udah lebih dari 6 bulan gak ke kantor karena selalu di client :) jangan2 pak trias yang bikin ya ?? ;) kok kayaknya kebetulan sekali gitu... idenya persis sama, yaitu membuat client punya standard distro sendiri yang susah bukan buat remastering saja . tetapi menjaga agar distro tsb bisa updated saat ini semua software jadi kita masukin pake RPM buat menjadi agar konfigurasi distro tetap stabil, perlu ada repository dll. gimana perkembangannya membuat distro itu ? kali aja bisa digabungin jadi engga perlu buang resource terlalu banyak Bagaimana jika setiap 3 bulan (misal, jika perlu) perusahaan itu merilis distro baru untuk setiap client, nah isinya adalah aplikasi yang uptodate. Jadi seperti de2ui (cek kambing.vlsm.org)-- Andriansah
[teknologia] Re: top posting
On 11/22/05, Ronny Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote: On Tue, Nov 22, 2005 at 10:09:04AM +0700, Widi Harsojo wrote: ma'afadmin, top posting checkmark lupa di buangGmail syndrome, hehehe.Developernya gmail mentang2 search don't sort dan quota storage yg gede, jadi malah encourage org utk hal2 seperti top posting, dan gakmenghapus quote yg gak relevan, hehe. Sebenarnya pengembang Gmail ini sangat kreatif. Siapa coba yang kepikiran bikin sistem email model percakapan kayak gini? Makanya, sangat bagus buat mailing list, 'Re:'-nya ga usah banyak - banyak dan ga bikin pusing hehehe :) -- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/http://blog.permagnus.com/
[teknologia] Re: REDHAT Revenues ...more detail (was: Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities)
On 11/22/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: --cut--Ach yang benar Ach...Ini hasil Finansial Report RedHAT kuarter ini darihttp://biz.yahoo.com/e/051011/rhat10-q.html :Subscription and services revenue: Subscription:Enterprise technologies $ 53,758Retail-Embedded 569-- - --- - --- - -Total subscription revenue54,327Services:Enterprise technologies 10,684Embedded development services707-- - --- - --- - -Total services revenue11,391...Subscription revenueSubscription revenue is comprised of enterprise and embedded revenues.Retail products are no longer sold. Accounts receivable and deferred revenue are recorded at the time a customer enters into a bindingagreement for the purchase of a subscription, subscription services aremade available to the customer and the customer is billed Services RevenueServices revenue is comprised of enterprise technology services andembedded development. Enterprise technology services are comprised ofrevenue for enterprise consulting and engineering services and customer training and education.Kesimpulan: Revenues Redhat dihasilkan primarily dari Enterprisecustomer Redhat Subscription,Nilainya 5x lebih besar dari services.DariRetail: nihil.Btw,makanya penting bangeet mengerti membaca finansial report publik company (10K/10Q) dan akuisisi/merger/stock options.Bukanglamournya,tapi biar bisa bedakan antara gosip di luaran/blogsdanfinancial fact :) Subscription service-nya Redhat itu seperti apa sih? Asumsi saya adalah orang (korporasi) yang membeli Redhat asli (maksudnya langsung dari Redhat) supaya dapat subscibe ke release terbaru mereka termasuk support. Ini bukannya termasuk servis juga (walaupun di neraca keuangannya dibedakan)? -- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/http://blog.permagnus.com/
[teknologia] Re: top posting
Sebenarnya pengembang Gmail ini sangat kreatif. Siapa coba yang kepikiran bikin sistem email model percakapan kayak gini? Makanya, sangat bagus buat mailing list, 'Re:'-nya ga usah banyak - banyak dan ga bikin pusing hehehe :) Memang sih untuk di webmail, tapi saya pakai Microsoft Outlook 2003 *license :-) *- juga seperti ini, arrange by conversation. Sayang di kmail belum bisa.. ( OOT ) -- Arie Reynaldi Zanahar reymanx at gmail.com http://www.reynaldi.or.id
[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities
On 11/22/05, Trias Adijaya [EMAIL PROTECTED] wrote: On 11/22/05, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote: Contoh lagi. Customization bisa dilakukan dengan membuathooks yang memudahkan user melakukan customization.Ini yang terjadi dengan dynamic web sites / portal / blogs,dimana user dapat melakukan personalisasi (bukan customization?) sendiri-sendiri. Namun, ada juga user (misalnya corporate user)yang tidak punya waktu untuk ngoprek. Nah, ini potensi bisnis.Misalnya, ada perusahaan yang menggunakan Drupal(lihat http://drupal.org) sebagai basis dari CMS dan dia mintakonsultan untuk melakukan customization sesuai dengankebutuhan mereka.Contoh lagi. Kira-kira bulan puasa saya dihubungi oleh sebuahbank yang ingin minta dibuatkan sebuah Linux distribution yang cocok untuk bank tersebut. Jadi semua clientnya akandiberikan CD yang berisi Linux yang sudah di-customizeduntuk Bank tersebut.Mudah-mudahan contoh-contoh di atas bisa memberikan gambaran. Wah ini contoh yang bagus hhehe kebetulan saya lagi bikin untuk membuat CD Linux yg di customized buat suatu perusahaan pelayaran mungkin bisa bagi pengalaman pak ? idenya persis sama, yaitu membuat client punya standard distro sendiri yang susah bukan buat remastering saja . tetapi menjaga agar distro tsb bisa updated saat ini semua software jadi kita masukin pake RPM buat menjadi agar konfigurasi distro tetap stabil, perlu ada repository dll. gimana perkembangannya membuat distro itu ? kali aja bisa digabungin jadi engga perlu buang resource terlalu banyak Bikin web based aja yas, kan jadinya selalu update setiap saat dimana-mana [web 2.0 lagi! heuheue] --enda Visit my blog. Click herehttp://enda.goblogmedia.com
[teknologia] Re: REDHAT Revenues ...more detail (was: Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities)
On Tue, Nov 22, 2005 at 05:22:12AM -, Muhamad Carlos Patriawan wrote: ini juga menyumbangkan fragment keuntungan). Kalaupun akhir - akhir ini mereka membayarkan software enterprise mereka (lisensinya make apa sih?), toh tetap tidak masalah bagi mereka kalau softwarenya dibajak karena kebanyakan customer mereka lebih mementingkan layanan yang dapat mereka berikan (dengan membeli software sesuai dengan price-tagnya) daripada harga software bajakan yang murah. Kesimpulan: Revenues Redhat dihasilkan primarily dari Enterprise customer Redhat Subscription,Nilainya 5x lebih besar dari services.Dari Retail: nihil. bedanya dengan yang di atas apa ya. SOL. Salam, P.Y. Adi Prasaja -- Ini signature saya. Pasang iklan anda di sini ... tarif menantang :-)
[teknologia] Re: top posting
On 11/22/05, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebenarnya pengembang Gmail ini sangat kreatif. *Siapa coba yang kepikiran bikin sistem email model percakapan kayak gini?* Makanya, sangat bagus buat mailing list, 'Re:'-nya ga usah banyak - banyak dan ga bikin pusing hehehe :) ...Siapa coba yang kepikiran bikin sistem email model percakapan kayak gini? Para insinyur di Google lah. --enda Visit my blog. Click herehttp://enda.goblogmedia.com
[teknologia] Re: REDHAT Revenues ...more detail (was: Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities)
adi wrote: On Tue, Nov 22, 2005 at 05:22:12AM -, Muhamad Carlos Patriawan wrote: ini juga menyumbangkan fragment keuntungan). Kalaupun akhir - akhir ini mereka membayarkan software enterprise mereka (lisensinya make apa sih?), toh tetap tidak masalah bagi mereka kalau softwarenya dibajak karena kebanyakan customer mereka lebih mementingkan layanan yang dapat mereka berikan (dengan membeli software sesuai dengan price-tagnya) daripada harga software bajakan yang murah. Kesimpulan: Revenues Redhat dihasilkan primarily dari Enterprise customer Redhat Subscription,Nilainya 5x lebih besar dari services.Dari Retail: nihil. bedanya dengan yang di atas apa ya. SOL. ini email sebelumnya,mungkin kepotong yach: Dari Bang Oskar - Open source software profit centernya kan memang kebanyakan ada di ***SERVIS***. Jadi jangan salahkan bisnis modelnya :-). Redhat pun akhirnya bisa besar dan sumber pemasukan utamanya *BUKAN* terletak pada penjualan software... Tapi berdasarkan finansial report redhat,ternyata revenue mereka primarily justru dari subscribtion alias penjualan software ke enterprise ,dibanding jasa services. Carlos
[teknologia] Re: top posting
Pada tanggal 11/22/05, Arie Reynaldi Z [EMAIL PROTECTED] menulis: Memang sih untuk di webmail, tapi saya pakai Microsoft Outlook 2003 *license :-) *- juga seperti ini, arrange by conversation. Sayang di kmail belum bisa.. ( OOT ) Ah masa? Software email client itu mengurutkan thread sesuai informasi header In-Reply-To: dari header ini MUA bisa mengurutkan siapa mereply siapa. Rasanya aneh jika developer mail client apalagi dari komunitas OSS mengabaikan hal tersebut. Banyak orang salah mengartikan thread dilihat dari subyek, sama seperti Gmail membuat konsep conversation hanya dilihat dari subyek, subyek diganti --dalam mode reply, bukan new compose email-- jadi thread baru padahal jika diurut secara teknis tetap satu thread. Kekacauan tersebut terjadi karena kemalasan, kemalasan membuat new email melalui tombol compose. Dalam sebuah thread secara teknikal memang bisa terjadi off topic dan saya pikir itu sesuatu yang wajar selama konteks masih bisa dijaga atau tidak berlebihan, sebab itu hanya masalah persepsi, bukan hal teknis, dan bisa digunakan sebagai refreshing sejenak di dalam sebuah diskusi. Header email adalah metadata, memang ada (banyak) yang tak peduli soal itu, mungkin saya termasuk orang yang freak terhadap metadata, salah satu contohnya adalah geregetan jika ada file mp3 tidak ada id3tag-nya. Soal top-posting itu hanya kebiasaan, kita membiasakan suatu perilaku yang diyakini benar, hingga akhirnya perilaku itu menjadi identitas kita, dan kita menjadi asing ketika perilaku itu dihilangkan, atau dipaksa dihilangkan atas nama kenyamanan yang disuguhkan Gmail. Memang nyaman membalas email langsung mengetik di posisi kursor yang sudah disediakan, lalu kirim tanpa perlu melihat di bawah tulisan kita adalah sampah digital dalam sebuah mailing list. -- all that we can do is just survive all that we can do to help ourself is stay alive
[teknologia] Re: REDHAT Revenues ...more detail (was: Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities)
On 11/22/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: --cut-- ini email sebelumnya,mungkin kepotong yach:Dari Bang Oskar -Open source software profit centernya kan memang kebanyakan ada di***SERVIS***. Jadi jangan salahkan bisnis modelnya :-). Redhat pun akhirnya bisa besar dan sumber pemasukan utamanya *BUKAN* terletak padapenjualan software...Tapi berdasarkan finansial report redhat,ternyata revenue merekaprimarily justru dari subscribtion alias penjualan software ke enterprise ,dibanding jasa services. Hm... kayaknya saya ya yang salah menempatkan perbendaharaan bahasanya. Kayak gini loh maksudnya: Microsoft pemasukan utamanya jelas dari hasil penjualan software. Update terhadap software mereka dapat kita peroleh secara gratis. Support yang ditawarkan ke pelanggan rumahan nyaris nihil (ga tau deh kalau pelanggan korporat... ga pernah make siy hehehe). Berbeda dengan Redhat. Kalau ada orang yang mau ngebajak software-nya yah silahkan saja (sekali lagi, Redhat Enterprise itu lisensinya masih GPL bukan?), tetapi mereka tidak akan mendapatkan release/update terbaru. Support juga engga ditawarkan kecuali kita subscribe (dengan membayar sejumlah uang) kepada mereka. Dan subscription ini masih saya golongkan kepada servis karena memang, barang tangible-nya kan engga ada. Kalau memang ternyata subscription service (coba dibaca deh... namanya subscription *SERVICE*) ini ditaruh di neraca yang berbeda dengan service, ya itu hak prerogative FM-nya. Sorry kalau ambigu jadinya. -- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/http://blog.permagnus.com/
[teknologia] Re: top posting
On 11/22/05, enda nasution [EMAIL PROTECTED] wrote: On 11/22/05, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebenarnya pengembang Gmail ini sangat kreatif. *Siapa coba yang kepikiran bikin sistem email model percakapan kayak gini?* Makanya, sangat bagus buat mailing list, 'Re:'-nya ga usah banyak - banyak dan ga bikin pusing hehehe :) ...Siapa coba yang kepikiran bikin sistem email model percakapan kayak gini? Para insinyur di Google lah. OOT: Halah... iki ketularan posting di milis gajah ini... Informasi yang BASBANG! :-) -- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/http://blog.permagnus.com/
[teknologia] Re: top posting
Pada hari Selasa, tanggal 22/11/2005 pukul 13:51 +0700, Arie Reynaldi Z menulis: Memang sih untuk di webmail, tapi saya pakai Microsoft Outlook 2003 *license :-) *- juga seperti ini, arrange by conversation. Sayang di kmail belum bisa.. ( OOT ) Ada duit sebesar US$ 4500 untuk yang bisa bikin model percakapan di Evolution: http://www.gnome.org/bounties/Features.html#306315 silakan. -- Arie Reynaldi Zanahar reymanx at gmail.com http://www.reynaldi.or.id