[teknologia] Re: Butuh Saran: Buku Biografi
heheheh Ada yang mau saya punya tuch bukunya bahkan ebooknya, silahkan kontak japri kalau mau, kalau zaki ngga boleh hhahahahahha adjie btw, saya lagi pengen baca The Art of Deception: Controlling the Human Element of Security yang ditulis sama Kevin Mitnick William L.Simon.. ada yang punya e-book nya? --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT] EYD? (Re: SBY)
Pak Ben dan rekan-rekan milis teknologia yang saya hormati, Sayalebih setuju masalah bahasa ini ditangani oleh ahli bahasa daripada dikuasakan kepada ahli manajemen isi ataupun teknikal situs. Seandainya milis ini bicara alih teknologi, maka EYD di sini menjadi sangat penting. Faktor bahasa menjadi kritikal ketika ada teknologi asing yang terserap, kecuali di milis teknologia ini berdiskusi tentang sekedar *isi* situs saja daripada pembuatan teknologi *statik* jejaring. Saya sendiri kurang paham dengan tujuan dan tema milis ini, dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemilik dan moderator milis ini. Begitu pula dengan situs sby, saya juga tidak berhak mengubahnya. Pendapat saya sekedarsalah satu alternatif bahasanyang bisa dibantah oleh siapapun di milis ini. Maaf jika seluruhopini saya yang tidak dimengerti ataupun keluar dari tema,karenakomentar sayaberdasarkansegala sesuatuyang pernah sayalihat, dengar, dan baca. Semoga kita masih diluangkan banyak waktu untuk menulis formal seperti ini. Mohon maklum, saya sendiri bukan ahli teknologi ataupun ahli bahasa. cmiiw, dipdip On 2/19/06, Ben [EMAIL PROTECTED] wrote: On 2/18/06, Ikhlasul Amal [EMAIL PROTECTED] wrote: Sila kembali pada topik teknis situs Web tersebut. apakah memang ini yang diinginkan oleh sdr dipo tadi? maunya milis ini hanya membahas soal teknis saja dan sedikit aja menyinggung di luar urusan teknis lantas jadi OOT?Menurut saya sih, mengenai pembahasan soal EYD di situs web Presiden itu, masih ada hubungannya dgn dunia IT. --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT] EYD? (Re: SBY)
On 2/19/06, Dipo Prasetyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Ben dan rekan-rekan milis teknologia yang saya hormati, Karena sudah terlalu sering terjadi, sekalian saja saya minta tolong kepada mas Dipo (dan lainnya) agar menaati aturan milis yang salah satunya adalah: tidak melakukan top posting. Demikian. ** bukan moderator ** --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: SBY
On 2/19/06, Radia Latief [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya setuju dan terus mempelajari penggunaan bahasa yang benar, seperti mengubah daripada merubah, citra daripada image (apalagi imej), standardisasi daripada standarisasi, dan sebagainya, selama bahasa Indonesia yang digunakan tidak lebih asing daripada istilah-istilah yang sudah biasa didengar. [dst. dihapus] di luar topik Gatal juga saya ingin merespon, karena beberapa hal yang dipertanyakan itu sebenarnya sudah berulang-ulang muncul dalam persoalan seperti ini. Namun nanti malah dianggap terlalu jauh melenceng dari tema Teknologia lagi. Sampai jumpa di mailing list EYD... (dan sampai hari ini saya belum ketemu dengan mailing list tentang bahasa Indonesia yang sekaligus menerapkan aturan itu dalam email sehari-hari. /di luar topik -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: mengadaptasi cara TKI/TKW untuk membangun dunia IT indonesia.
Halo Pak Budi. Budi Rahardjo wrote: On 2/18/06, Akhmad Fathonih [EMAIL PROTECTED] wrote: Dari kemaren saya bertanya-tanya sendiri, bisakah tenaga ahli (IT) di Indonesia disalurkan seperti halnya TKI? Saya pernah punya perusahaan yang mencoba menyalurkan tenaga IT ke luar negeri. Ternyata tidak semudah yang dibayangkan. 1. Job desc. yang ada di luar negeri seringkali sangat spesifik dan membutuhkan requirement yang cukup tinggi. Tergantung demand yang dibutuhkan persh dan industrinya apa Pak.Memang kelihatanya job reqsnya kelihatan sangat spesifik dan detail , padahal ternyata supply di AS untuk fill position itu juga rendah koq. Sebetulnya sich, ini masalah industry-specific dan lagi2 demand vs supply.Intinya, apakah ada dan banyak engineer2 di AS yang bisa mengiisi posisi tersebut ? Terus terang saja untuk pekerjaan: 1. Kernel (vxworks/linux) Software Engineer 2. System Software Engineer 3. Network Software Engineer (seperti profilenya om Baskara) 4. Network Test Engineer 5. Driver Software Engineer Diatas ini semua : Demand Supply ; mungkin demand supply * 10 sedangkan untuk posisi 1. System Engineer 2. Linux/Unix System Administrator 3. PHP/MySQL Programer 5. Mid Level Customer Support Untuk ini: Demand Supply ; karena supply di AS untuk bidang ini banyak Misalnya, waktu itu ada tawaran untuk orang yang mengerti cardpac dengan jam terbang minimail 5 tahun. Mana ada di Indonesia? (Kalaupun ada, sudah mapan di tempat kerjanya.) Ya jangan dicari yang gak ada dooong :) kebanyakan posisi sebenarnya bisa difill in koq, kalao lockheed martin nyari engineer yang bisa code driver untuk embedded produk di pesawat tempur ya even di US nyarinya juga berbulan-bulan. 2. Tenaga kerja di Indonesia kurang pengalaman kerja. (Kebanyakan kuliah kali? kurang praktek.) Mau tanya ... ada di antara rekan-rekan yang punya pengalaman Java 7 tahun? ;-) Kalaupun ada biasanya tidak ingin pindah kerja. Kurang Pengalaman Kerja ini karena 1. industri di tanah airnya kurang berkembang 2. tidak ada senior di LN yang bisa membimbing agar bisa belajar-bekerja di LN. Di India sebelum maju sekarang, awal2 sampai pertengahan 1990an nomor 2nya itu sudah maju pesat walaupun #1 (persh IT nasional di India) sudah ada tapi belum berkembang seperti sekarang. . 3. Tenaga kerja Indonesia lebih manja. Pernah kami kirim ke LN, belum apa-apa udah minta pulang :( hik hik hik. Belum lagi kalau fasilitas di LN gak bagus, minta yang bagus atau pulang. Padahal tenaga kerja India mau kerja desak-desakan. Apa lagi ya? Kalau ini sich menurut saya salah proses hiring Pak Budi. Dari dulu kalau saya interview orang, entah kandidatnya lulusan stanford atau apa , tapi kalau attitudenya gak team worker , low motivation tapi pintar , ya pasti saya beri tahu exit door. Ternyata ini sama dengan Cara reqreuiment di valley : persh lebih cenderung hire orang yg sedang2 saja tapi punya motivasi tinggi dan good attitude. Carlos --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: mengadaptasi cara TKI/TKW untuk membangun dunia IT indonesia.
Ronny Haryanto wrote: On Sat, Feb 18, 2006 at 09:44:42PM +0700, Budi Rahardjo wrote: 1. Job desc. yang ada di luar negeri seringkali sangat spesifik dan membutuhkan requirement yang cukup tinggi. Misalnya, waktu itu ada tawaran untuk orang yang mengerti cardpac dengan jam terbang minimail 5 tahun. Mana ada di Indonesia? (Kalaupun ada, sudah mapan di tempat kerjanya.) Dari yg pernah saya baca dr salah satu employer, mereka walaupun post requirements yg agak tinggi tapi masih dapat kiriman CV dr bbrp org yg gak memenuhi syarat 100% dan masih dipertimbangkan oleh mereka. Mereka menghargai semangat, keberanian dan niat untuk belajarnya. Kadang2 mungkin sengaja mereka cari org yg berani begitu. Jadi jangan buru2 takut liat requirements tinggi. Kalo kurang2 dikit dicoba aja kalo memang tertarik. Tapi berani asal gak ngawur juga, kalo dia minta Java kita gak bisa Java sama sekali nah itu mungkin ngawur dan buang2 waktu utk kedua pihak. . Untuk kasus di Silicon Valley, perhatikan proces Decision Making untuk hiring itu 60% hasil dari insider recommendation. Jadi apa yang dikatakan Ronni itu benar apalagi kalau punya inside channel. Misalnya saya ngomong begini sama bos saya: Bos, untuk posisi Network Driver Engineer itu gua punya temen yg baru datang di AS namanya Ronny , gua bisa guarantee mereka ini top engineer , punya talent dan 100% deliver the job ... .. Saya bisa jamin, paling tidak phone interview dan face-to-face interview 99% dapat. Sisanya, tinggal lihat performancenya kandidatnya waktu phone dan face2face interview yg dilakukan oleh anggota team saya yang lain , kalau mereka click ; Insha Allah Job Offer di keluarkan. Carlos --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: mengadaptasi cara TKI/TKW untuk membangun dunia IT indonesia.
Akhmad Fathonih wrote: On 2/18/06, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote: On 2/18/06, Akhmad Fathonih [EMAIL PROTECTED] wrote: . 2. Tenaga kerja di Indonesia kurang pengalaman kerja. (Kebanyakan kuliah kali? kurang praktek.) Mau tanya ... ada di antara rekan-rekan yang punya pengalaman Java 7 tahun? ;-) Kalaupun ada biasanya tidak ingin pindah kerja. Kalau ini memang harus diakui. Hehehe. Sering dijumpai lowongan yang requirementnya spesifik namun sayangnya meminta pengalaman kerja di atas 2 tahun. Padahal pengennya segera dapet pekerjaan yang lebih menjanjikan dalam kurun yang tidak terlalu lama dari dua tahun :D. I guess good job comes with a good cost eh? (tidak selalu tapi sering) :D . Saya beri contoh satu temen saya disini , orang Sino-Amerika. Jadi dia baru lulus sekolah dari San Jose State University, pengetahuan networkingnya waktu masuk asli zero , bedakan switch dan hub saja gak tahu. Terus, dia ini apply ke persh saya sebelumnya (vendor networking) sebagai intern selama 1 tahun. Selama satu tahun ini dia belajar mati matian semua networking teknologi termasuk coding,etc. Outputnya setelah setahun: Skrg sudah expert di networking dan kerja sebagai mid-level engineer di Cisco. Yang saya perhatikan, kalau di Indonesia , butuh 5 tahun dari proses awal sampai dia bisa jago seperti itu, tapi karena dia berada on the right place to work dan dia punya motivasi, dalam waktu 12 bulan dia sudah sepantar dengan orang yg punya pengalaman 5 tahun. Moral Story: Yang paling penting adalah dimana tempat bekerja pertama kali. Apakah memberikan growth secara teknis ( yg milestone teknisnya bisa diukur) ? Apakah memberikan proyek2 yang menantang ? Itu makanya kalau masih muda, join ke persh2 yang selalu dapat proyek teknis dan bisa menjadikan kamu superman , curi ilmunya dari situ , jangan join persh yang sudah settled (umumnya persh yg bergerak di non-IT ) yang untuk mindahin server aja perlu berbulan-bulan birokasinya. Carlos --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: mengadaptasi cara TKI/TKW untuk membangun dunia IT indonesia.
Budi Rahardjo wrote: On 2/18/06, Akhmad Fathonih [EMAIL PROTECTED] wrote: Dari kemaren saya bertanya-tanya sendiri, bisakah tenaga ahli (IT) di Indonesia disalurkan seperti halnya TKI? Saya pernah punya perusahaan yang mencoba menyalurkan tenaga IT ke luar negeri. Ternyata tidak semudah yang dibayangkan.. Satu lagi Pak Budi , saya mau seperti Pak Budi yang bisa mencoba menyalurkan expert IT ke LN , tapi ternyata ada cara yang jauh lebih ampuh daripada mulai dari awal: Bekerja sama dengan perusahaan yang sudah expert dalam mengerjakan proyek/outsourcing di SV ( persh2 kecil yang sejenis Wipro , TCS dan InfoSys) tapi CEO dan foundernya punya koneksi dengan high-profile SV companies. Jadi tugas saya/kita jauh lebih ringan dan low risk, mainly ada dua: 1. mencari engineer2 berbakat di Indonesia yang punya motivasi tinggi untuk kemudian bekerja di Valley. 2. Untuk persh yang sedang hiring , rekomendasi ke hiring manager atau insider connection di perusahaan lain (yang kebanyakan teman baik saya) untuk memasukkan enginer engineer Indonesia itu Anyway , caranya India juga begitu koq. Memang disini kuncinya mesti punya excellent reputation supaya rekomendasi kita bener2 masuk dan diperhitungkan .. He he he :) Carlos --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: mengadaptasi cara TKI/TKW untuk membangun dunia IT indonesia.
Affan Basalamah wrote: On 2/18/06, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote: 3. Tenaga kerja Indonesia lebih manja. Pernah kami kirim ke LN, belum apa-apa udah minta pulang :( hik hik hik. Belum lagi kalau fasilitas di LN gak bagus, minta yang bagus atau pulang. Padahal tenaga kerja India mau kerja desak-desakan. Ya gimana nggak pengen pulang pak, negara Indon ini kan enak, musimnya cuma dua, negara jamrud khatulistiwa, bukan lautan hanya kolam susu, tongkat batu dan kayu jadi tanaman. Makanan enak, murah dan banyak. Sementara di sana makanannya kebanyakan nya ajaib. Ya makanya saya bilang ada dua tipe orang IT: Yang pertama Mister Inovator/Motivator dan kedua Mister Komplainer. Kalau yang Mister Inovator/Motivator itu dalam dirinya ada sekala prioritas , mau apa dia 5 tahun ke depan , 10 tahun ke depan dan untuk berjuang mencapai cita citanya harus ngapain. Kalau sama makanan aja sudah kalah, ya mending gak usah dibidang IT yang harus terus menerus update dengan teknologi dan belajar seumur hidup ini. Kalau ngomong makanan , di India + Pakistan + China sebenarnya makananya lebih enak dari makanan Indonesia (apalagi menurut mereka sendiri ) , tapi tetap aja generasi mudanya bermotivasi tinggi dan kerja keras untuk mengejar impiannya. Hebatnya. generasi mudanya dibantu oleh generasi tuanya ... jadi nyambung kagak stuck kayak sebagain generasi muda Indonesia He he he he :-) Carlos --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: mengadaptasi cara TKI/TKW untuk membangun dunia IT indonesia.
On 2/19/06, m.c. ptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote: ... Misalnya, waktu itu ada tawaran untuk orang yang mengerti cardpac dengan jam terbang minimail 5 tahun. Mana ada di Indonesia? (Kalaupun ada, sudah mapan di tempat kerjanya.) Ya jangan dicari yang gak ada dooong :) kebanyakan posisi sebenarnya bisa difill in koq, kalao lockheed martin nyari engineer yang bisa code driver untuk embedded produk di pesawat tempur ya even di US nyarinya juga berbulan-bulan. ... Lha job desc. seperti itu yang datang ke kami wajtu itu. Orderan seperti itu datang terus, tapi span waktunya hanya diberi 2 minggu. 2. Tenaga kerja di Indonesia kurang pengalaman kerja. (Kebanyakan kuliah kali? kurang praktek.) Mau tanya ... ada di antara rekan-rekan yang punya pengalaman Java 7 tahun? ;-) Kalaupun ada biasanya tidak ingin pindah kerja. Kurang Pengalaman Kerja ini karena 1. industri di tanah airnya kurang berkembang 2. tidak ada senior di LN yang bisa membimbing agar bisa belajar-bekerja di LN. Sebetulnya tidak harus sampai sehjauh itu. Di Indonesia saja sudah bisa. Hanya motivasi anak-anak ini memang kurang. Contoh: saya pernah membantu rekrutmen sebuah perusahaan. Dari 75 orang yang saya wawancara, hanya 5 orang yang punya pengalaman programming bener. Ini lulusan Ilmu Komputer dan Teknik Elektro lho. Misalnya, yang lulusan Elektro tersebut ketika ditanya tentang bahasa pemrograman yang dikuasai, dijawab MATLAB. Lainnya gak tahu. Gedubrak! :( Boro-boro mau ditanya apakah pernah dengar perl atau ruby :( Ketika yang lulusan Ilmu Komputer disuruh menjelaskan sedikit mengenai ide sorting, lagi-lagi hanya 5 dari 30 yang tahu. Mengenai networking juga kebanyakan hanya sebagai pengguna. Sebenarnya pelajaran dan pengalaman mengenai ini bisa mereka peroleh dari magang di kampus, warnet, perusahaan. Contoh saja, di milis ini banyak yang kelihatan sekarang sudah jagoan yang dulu mulanya masih bloon di kampus. Tapi mereka tersss aja nongkrong di kampus dan ngoprek. (Tentunya dengan tanggung jawab yang tinggi.) Hasilnya bisa kita lihat sendiri. Saya pun termasuk produk seperti itu, magang di kampus. (Angkat2 komputer, instalasi, dsb. selama 1 tahun baru kemudian diangkat menjadi sysadmin beneran.) 3. Tenaga kerja Indonesia lebih manja. Pernah kami kirim ke LN, belum apa-apa udah minta pulang :( hik hik hik. Belum lagi kalau fasilitas di LN gak bagus, minta yang bagus atau pulang. Padahal tenaga kerja India mau kerja desak-desakan. Apa lagi ya? Kalau ini sich menurut saya salah proses hiring Pak Budi. Lah yang daftar seperti itu gimana? Catatan, lowongan pekerjaan yang saya bantu rekrutmennya tersebut yang daftar ratusan orang (hampir 500an? saya tidak tahu persisnya), tapi setelah psikotes b. inggris jatuhnya tinggal 75 orang. (soalnya kami nge-charge per orang. hi hi hi. jadi yang pasti gak bakalan diterima sudah ditolak.) Ternyata ini sama dengan Cara reqreuiment di valley : persh lebih cenderung hire orang yg sedang2 saja tapi punya motivasi tinggi dan good attitude. Yup. Itu yang saya lakukan juga. Percuma kalau pinter tapi nanti kerjanya ribut melulu dengan atasannya :) (atasan aja diajak ribut, apalagi kawannya.) Itu sih mau hire ulat bulu namanya. he he he. -- budi --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: mengadaptasi cara TKI/TKW untuk membangun dunia IT indonesia.
3. Tenaga kerja Indonesia lebih manja. Pernah kami kirim ke LN, belum apa-apa udah minta pulang :( hik hik hik. Belum lagi kalau fasilitas di LN gak bagus, minta yang bagus atau pulang. Padahal tenaga kerja India mau kerja desak-desakan. Apa lagi ya? Kalau ini sich menurut saya salah proses hiring Pak Budi. Lah yang daftar seperti itu gimana? Catatan, lowongan pekerjaan yang saya bantu rekrutmennya tersebut yang daftar ratusan orang (hampir 500an? saya tidak tahu persisnya), tapi setelah psikotes b. inggris jatuhnya tinggal 75 orang. (soalnya kami nge-charge per orang. hi hi hi. jadi yang pasti gak bakalan diterima sudah ditolak.) Ini agak berbeda dengan cara di SV. Kalau disini, misalnya cari developer untuk network software , hatus ada keyword C dan embedded di resumenya. Terus disharing lagi, pengalamanya ada berapa tahun, kalau diatas 3 tahun untuk posisi mid-level biasanya diberi pertimbangan. Jadi ya gak perlu interview 500 atau 75 orang. Rata2 hanya ada satu kandidate yg show up per minggunya, kalau sudah ditahap ini, kandidatnya di-interview lewat telepon , kalau lolos , di interview face2face oleh 5-6 orang yang berbeda. Carlos --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: mengadaptasi cara TKI/TKW untuk membangun dunia IT indonesia.
m.c. ptrwn wrote: Kalau yang Mister Inovator/Motivator itu dalam dirinya ada sekala prioritas , mau apa dia 5 tahun ke depan , 10 tahun ke depan dan untuk berjuang mencapai cita citanya harus ngapain. Kalau sama makanan aja sudah kalah, ya mending gak usah dibidang IT yang harus terus menerus update dengan teknologi dan belajar seumur hidup ini. bukannya dikasi rokok ma kopi aja idup? (Ma ceki buat hiburan) :-) SOL thx .dave --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: mengadaptasi cara TKI/TKW untuk membangun dunia IT indonesia.
David Sudjiman wrote: m.c. ptrwn wrote: Kalau yang Mister Inovator/Motivator itu dalam dirinya ada sekala prioritas , mau apa dia 5 tahun ke depan , 10 tahun ke depan dan untuk berjuang mencapai cita citanya harus ngapain. Kalau sama makanan aja sudah kalah, ya mending gak usah dibidang IT yang harus terus menerus update dengan teknologi dan belajar seumur hidup ini. bukannya dikasi rokok ma kopi aja idup? (Ma ceki buat hiburan) :-) SOL thx .dave emailnya mas win_hadi di awal thread ini sebenarnya sangat indah dan menjawab pertanyaan bukannya . diatas. kalau soal komplain mah anak muda amerika sendiri juga banyak komplainnya (dan dikomplain ama orang tuanya) , padahal penyakitnya sama: Males , mau hidup enak gak pake usahe , bedanya di amerika ini generasi tuanya bagus bagus jadi negerinya dah makmur duluan :) he he he ... Carlos --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: mengadaptasi cara TKI/TKW untuk membangun dunia IT indonesia.
On 2/20/06, David Sudjiman [EMAIL PROTECTED] wrote: m.c. ptrwn wrote: Kalau yang Mister Inovator/Motivator itu dalam dirinya ada sekala prioritas , mau apa dia 5 tahun ke depan , 10 tahun ke depan dan untuk berjuang mencapai cita citanya harus ngapain. Kalau sama makanan aja sudah kalah, ya mending gak usah dibidang IT yang harus terus menerus update dengan teknologi dan belajar seumur hidup ini. bukannya dikasi rokok ma kopi aja idup? (Ma ceki buat hiburan) :-) SOL Yang biasa saya denger: dikasih tempat deket colokan (listrik dan internet). Pasti anteng (tenang) -- Akhmad Fathonih | http://blog.neofreko.com | http://jogja.linux.or.id Are you geek enough to handle all these sh**s? This is my way of Ninja (Naruto, Konoha Village) --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: mengadaptasi cara TKI/TKW untuk membangun dunia IT indonesia.
m.c. ptrwn wrote: Budi Rahardjo wrote: On 2/18/06, Akhmad Fathonih [EMAIL PROTECTED] wrote: Dari kemaren saya bertanya-tanya sendiri, bisakah tenaga ahli (IT) di Indonesia disalurkan seperti halnya TKI? Satu lagi Pak Budi , saya mau seperti Pak Budi yang bisa mencoba menyalurkan expert IT ke LN , tapi ternyata ada cara yang jauh lebih ampuh daripada mulai dari awal: Anyway , caranya India juga begitu koq. Memang disini kuncinya mesti punya excellent reputation supaya rekomendasi kita bener2 masuk dan diperhitungkan .. He he he :) Carlos Pak Carlos atau rekan lainnya di US, atau di Negara Harapan lainnya, barangkali milist teknologia ini bisa menjadi batu pijakan buat memulai suatu jaringan yg solid yg bertujuan world domination oleh pekerja IT indonesia, hahaha sadis banget tujuannya. yang saya atau mungkin para pengikut milist ini ingin tahu adalah praktek legal dari system ketenaga kerjaan, karena menurut saya pribadi, bagian ini yg paling jarang dibahas (hanya perusahaan konsultan HR yg mau menjawab dng charge tentunya) dan biasanya menjadi batu sandungan utama (sorry saya tidak punya info ini karena HR dept perusahaan tempat saya kerja beda lokasinya): 1. Apa yg membuat perusahaan IT di US mau menghire seseorang dari overseas, dan yg ujung2nya membebani expense mereka, karena kalo tidak salah, Perusahaan harus membayar deposit, biaya petisi visa H1B (total mungkin 4000$) dan tax bulanan (15% lebih besar, kl gak salah) yg lebih untuk setiap pekerja non-resident, 2. Apakah praktek yg umum di lakukan para pendatang dari India atau yg lainnya, yaitu bila masalah biaya diatas (kecuali tax nya), itu di tanggung sama perorangan yg membantu kedatangan si pekerja baru ini, atau si pekerjanya sendiri, sehingga perusahaan cukup memberikan bukti dokument bahwa ybs sudah di terima kerja, sehingga selanjutnya akan di urus dng biaya di tanggung sendiri oleh pihak pencari kerja. 3. karena masalah2 diatas, akhirnya ada trend dari perusahaan development (SW/HW) US untuk meng-outsourcing team developernya ke India atau cina, sehingga ada expense yg bisa di hemat dan mempersingkat proses dng lebih fokus ke hasil dibandingkan harus memproses legal dokumen diatas. nomer 3 ini menjadi tantangan bagi kelompok IT di indonesia untuk membuat perusahaan outsource di indonesia, tentunya dng bantuan rekan2 kita yg sudah bekerja di SV/US umumnya, Ayo rekans gimana kalau ini di perkuat dalam bentuk jaringan informasi, karena perusahaan serius spt sigma dng balicamp nya sulit sekali bertahan karena pesaingnya dari India dan China bisa menawarkan solusi lebih cepat dan harga lebih murah (CMIIW). ok ini dulu, ntar kalo pembahasannya lebih panjang mungkin akan jadi sebuah topik tersendiri. Winahyu. --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT] EYD? (Re: SBY)
On 2/19/06, baskara [EMAIL PROTECTED] wrote: Karena sudah terlalu sering terjadi, sekalian saja saya minta tolongkepada mas Dipo (dan lainnya) agar menaati aturan milis yang salahsatunya adalah:tidak melakukan top posting. Oya, lupa untung diingetin. Maaf ya Om Bas.Untungnya bukan moderator, jadinya ga dihitung sanksi banned pliz.Batas kesalahannya berapa ya supaya ga di-banned do?Btw, nih ada link oot: http://en.wikipedia.org/wiki/NetiquetteMohon untuk saling mengingatkan, aku juga sering khilaf.Salam kenal,Dipo Prasetyo --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: mengadaptasi cara TKI/TKW untuk membangun dunia IT indonesia.
win_hadi wrote: m.c. ptrwn wrote: Budi Rahardjo wrote: On 2/18/06, Akhmad Fathonih [EMAIL PROTECTED] wrote: Dari kemaren saya bertanya-tanya sendiri, bisakah tenaga ahli (IT) di Indonesia disalurkan seperti halnya TKI? Satu lagi Pak Budi , saya mau seperti Pak Budi yang bisa mencoba menyalurkan expert IT ke LN , tapi ternyata ada cara yang jauh lebih ampuh daripada mulai dari awal: Anyway , caranya India juga begitu koq. Memang disini kuncinya mesti punya excellent reputation supaya rekomendasi kita bener2 masuk dan diperhitungkan .. He he he :) Carlos Pak Carlos atau rekan lainnya di US, atau di Negara Harapan lainnya, barangkali milist teknologia ini bisa menjadi batu pijakan buat memulai suatu jaringan yg solid yg bertujuan world domination oleh pekerja IT indonesia, hahaha sadis banget tujuannya. sadis ... sadis :) yang saya atau mungkin para pengikut milist ini ingin tahu adalah praktek legal dari system ketenaga kerjaan, karena menurut saya web site paling bagus untuk AS adalah http://www.murthy.com/h1bfaqs.html web site paling bagus IMO untuk Eropa dan UK adalah http://www.workpermit.com/ Kebetulan karena saya memang pengguna work permit di US (H1B) dan UK dari workpermit.com bisa cerita dikit perbedaanya. Kalau di UK (mas harry pasti lebih paham), Eropa , australia dan singapore afaik bisa apply kapan saja , jadi begitu dapat jobs bisa langsung diproses legal mattersnya. Kalau di AS tidak begitu , ada h1b cap quota tiap tahunnya (tahun ini kalo gak salah hanya 50,000 h1b) yang aplikasinya diterima oleh INS (imigrasi AS) per april tiap calendar year. Yang jadi masalah, biasanya h1b cap quota ini habis dalam tempo beberapa minggu setelah registrasi dibuka.Oleh karena itu,makanya untuk keperluan hiring, company2 yg mau hire untuk tahun 2007 misalnya,sudah hire dari bulan desember 2006. pribadi, bagian ini yg paling jarang dibahas (hanya perusahaan konsultan HR yg mau menjawab dng charge tentunya) dan biasanya menjadi batu sandungan utama (sorry saya tidak punya info ini karena HR dept perusahaan tempat saya kerja beda lokasinya): Benar sekali, silahkan pergunaan knowledge saya untuk konsultasi HR :-) 1. Apa yg membuat perusahaan IT di US mau menghire seseorang dari overseas, dan yg ujung2nya membebani expense mereka, karena kalo tidak salah, Perusahaan harus membayar deposit, biaya petisi visa H1B (total mungkin 4000$) dan tax bulanan (15% lebih besar, kl gak salah) yg lebih untuk setiap pekerja non-resident, Kita bedakan dua hal dulu ya untuk kasus di AS: kasus pertama : hire orang dari overseas (sponsorship via fresh h1b) kasus kedua: hire orang yg sudah berada di AS tapi bukan citizen atau Greencard holder (misalnya h1b holder) , jadi persh masih ada kewajiban untuk melakukan h1b sponsorship. Motivasi #1 dan #2 Simple : Karena there are very few people that could deliver the job Persh2 di AS yang hiring dari luar itu umumnya ada dua tipe: 1. Persh silicon valley atau RD (microsoft, cisco , amazon.com and the like ) 2. Persh consulting firm (Cap gemini , Infosys , TCS , Wipro ) Asal tahu saja , prosentasi engineer di persh silicon valley di engineering department yang bener-bener WN US sejak lahir kecil sekali (kalaupun ada biasanya indo-amerika-born atau sino-amerika-born). Mau contoh: lihat sergey brin orang apa ? lihat andy groove ceo intel orang apa ? lihat peter omidyar founder ebay orang apa ? 2. Apakah praktek yg umum di lakukan para pendatang dari India atau yg lainnya, yaitu bila masalah biaya diatas (kecuali tax nya), itu di tanggung sama perorangan yg membantu kedatangan si pekerja baru ini, atau si pekerjanya sendiri, sehingga perusahaan cukup memberikan bukti dokument bahwa ybs sudah di terima kerja, sehingga selanjutnya akan di urus dng biaya di tanggung sendiri oleh pihak pencari kerja. Biaya 100% yang nanggung ya si employer doong pak :-) kalau employee mah gak ngapa ngapain...kecuali kerja yang bener. itu Ilegal kalau ada pekerja yang bayar atau sharing cost. 3. karena masalah2 diatas, akhirnya ada trend dari perusahaan development (SW/HW) US untuk meng-outsourcing team developernya ke India atau cina, sehingga ada expense yg bisa di hemat dan mempersingkat proses dng lebih fokus ke hasil dibandingkan harus memproses legal dokumen diatas. faktor utama kenapa mesti outsourcing adalah orang di negeri lain can deliver the job with half the price dan pada saat yang sama harga dan margin keuntungan produk makin turun. Yang menariknya, kalimat orang di negeri lain can deliver the job with half the price ini SEBENARNYA dimulai dari expat India dan China sendiri yang sudah berhasil di AS/SV. Jadi saking cintanya mereka sama negaranya , dibikinlah proses dan persepsi jadi kalo IT process di outsource ke negara asalnya , itu lebih menguntungkan buat semua pihak (ya memang bener sich .. he he ). nomer 3 ini menjadi tantangan bagi kelompok IT di indonesia untuk membuat perusahaan outsource di
[teknologia] Re: [OOT] EYD? (Re: SBY)
On Mon, 2006-02-20 at 09:09 +0700, Dipo Prasetyo wrote: On 2/19/06, baskara [EMAIL PROTECTED] wrote: Karena sudah terlalu sering terjadi, sekalian saja saya minta tolong kepada mas Dipo (dan lainnya) agar menaati aturan milis yang salah satunya adalah: tidak melakukan top posting. Oya, lupa untung diingetin. Maaf ya Om Bas. Untungnya bukan moderator, jadinya ga dihitung sanksi banned pliz. Batas kesalahannya berapa ya supaya ga di-banned do? Btw, nih ada link oot: http://en.wikipedia.org/wiki/Netiquette Mohon untuk saling mengingatkan, aku juga sering khilaf. Salam kenal, Dipo Prasetyo bukan untuk dibahas Memang tidak perlu moderator untuk sekedar mengingatkan peraturan di milis ini. Sejauh ini tugas moderator memang hanya mengurusi administrasi milis. Aturan ber-milis yang baik memang sudah dipedulikan sejak pertama kali milis ini berjalan. Sekalipun masih juga berbentuk draft, tata tertib milis ini selalu dapat dibaca di: http://teknoblogia.blogspot.com/ Mari kita baca kembali, dan mari kita sesuaikan perilaku kita di milis ini dengan tata tertib yang telah disepakati. /bukan untuk dibahas -- Reno S. Anwari *juga bukan moderator* signature.asc Description: This is a digitally signed message part
[teknologia] Cloning Attack
Barusan baca berita , maaf kalau yang sudah baca (07/02/2006) - China yang mengagumkan. Dari negeri itu mengalir aneka barang hasil industri ke seluruh pelosok dunia dengan daya pikat yang luarbiasa. Tak terbendung, seperti gelombang yang menghantam apa saja didepannya. Produk-produk olahraga, elektronik dan perkakas berhasil menguasai pasar dan menenggelamkan industri serupa di negeri yang di datanginya. http://www.mobilku.com/?p=007id=483s= ruar biasa kalau beginian mungkin ngga perlu bikinstart up lagi yach. rgds, wongcilik ps: honda civic hybrid dah ada tuh di karawang --~--~-~--~~~---~--~~ You received this message because you are subscribed to the Google Groups teknologia group. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com To unsubscribe from this group, send email to [EMAIL PROTECTED] For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Cloning Attack
pertamahOn 2/15/06, wongcilik [EMAIL PROTECTED] wrote: Barusan baca berita , maaf kalau yang sudah baca (07/02/2006) - China yang mengagumkan. Dari negeri itu mengalir aneka barang hasil industri ke seluruh pelosok dunia dengan daya pikat yang luarbiasa. Tak terbendung, seperti gelombang yang menghantam apa saja didepannya. Produk-produk olahraga, elektronik dan perkakas berhasil menguasai pasar dan menenggelamkan industri serupa di negeri yang di datanginya. http://www.mobilku.com/?p=007id=483s= ruar biasa kalau beginian mungkin ngga perlu bikinstart up lagi yach. rgds, wongcilik ps: honda civic hybrid dah ada tuh di karawang -- sing ken ken dong! - http://blog.gue.or.id --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Cloning Attack
Pada hari Senin, tanggal 20/02/2006 pukul 11:22 +0800, Budi Baliwae menulis: pertamah Dimohon jangan ngejunk di sini. --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Cloning Attack
dari artikel tersebut, saya pikir kerja sama pemerintah indonesia dengan china perlu lebih dipererat intensitasnya. nuklir punya, tentara banyak, persenjataan maju, barang murah, anggota dewan keamanan tetap lagi. kalau kita bersungguh sungguh niat untuk menjajaki alih teknologi, spertinya mereka akan memberikan akses seluas luasnya dan tidak pelit ilmu pada kita. sama sama bangsa asia.btw mungkin kerjasama yang terlalu intens juga sulit yah.. kontrak politik dan ekonomi dengan amerika sepertinya sudah kontrak seumur hidup. dan amerika dan china adalah 2 kekuatan yang punya kepentingan sendiri sendiri. paling nda mungkin kini saatnya kita belajar meniru semangat china. pantang menyerah dan berjiwa nasionalis dan tidak mau dijajah oleh produk luar. mungkin ini histori masa lalu ya. china kan puluhan tahun di embargo ekonomi sama amerika, jadi mau tidak mau seluruh barang mereka produksi sendiri, dan kalau perlu menjiplak. sebenarnya urusan jiplak menjiplak ini ada di semua bangsa. lihat saja orang jepang. sebelum maju seperi sekarang ini, jepang termasuk penjiplak sama seperti china. sejak kalah perang, miskin dan banyak utang, jepang bangkit dengan menjiplak segala macam barang yang bisa dijiplak. dari sendok, mesin jait, motor, pesawat, onderdil dsb. awalnya semuanya tentu dengan kualitas nomor buntut. murah dan cepat rusak. mungkin bisa ditanyakan pada orang orang tua di sekitar anda yang sempat mengenyam tahun tahun orde lama. tapi namanya orang belajar dan mencoba berulang kali pasti akhirnya bagus juga kan :) perseteruan dengan jepang dari artikel itu sepertinya sudah dendam kesumat. kalau yang punya akses parabola digital sekali sekali coba arahkan ke satelit china. sinetronnya isinya sejarah perang dengan jepang, dan catatan history ttg pertempuran dengan jepang dan sekutu di china. jadi ga heran kalau pemerintah lebih membela bangsanya sendiri ketimbang kepentingan orang jepang. televisi adalah salah satu alat yang ampuh untuk memupuk jiwa nasionalis, menumbuhkan cara berpikir yang positif dan mengingatkan untuk tidak melupakan sejarah. mungkin kalau mau studi banding, anggota dpr sebaiknya sekali sekali ke china. selain lebih dekat dan murah. atau kalau takut dikira jalan jalan, cobalah sekali sekali menonton televisi china. bagaimana hebatnya kemajuan di negeri seberang. kalau perlu direlay. komunis di china termasuk komunis yang berhasil dan patut dipuji. mungkin sistem komunis adalah sistem yang paling tepat ya untuk negara dengan jumlah populasi tinggi. tidaklah mudah mengatur penduduk sebanyak 1 milyar. terlepas dari isu ham dan kebebasan berpolitik.. On 2/15/06, wongcilik [EMAIL PROTECTED] wrote: Barusan baca berita , maaf kalau yang sudah baca (07/02/2006) - China yang mengagumkan. Dari negeri itu mengalir aneka barang hasil industri ke seluruh pelosok dunia dengan daya pikat yang luarbiasa. Tak terbendung, seperti gelombang yang menghantam apa saja didepannya. Produk-produk olahraga, elektronik dan perkakas berhasil menguasai pasar dan menenggelamkan industri serupa di negeri yang di datanginya. http://www.mobilku.com/?p=007id=483s= ruar biasa kalau beginian mungkin ngga perlu bikinstart up lagi yach. rgds, wongcilik ps: honda civic hybrid dah ada tuh di karawang -- sing ken ken dong! - http://blog.gue.or.id/2006/02/20/foto-foto-aceh-1-tahun-setelah-tsunami/ --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT] EYD? (Re: SBY)
On 2/19/06, Dipo Prasetyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Ben dan rekan-rekan milis teknologia yang saya hormati, Sayalebih setuju masalah bahasa ini ditangani oleh ahli bahasa daripada dikuasakan kepada ahli manajemen isi ataupun teknikal situs. Seandainya milis ini bicara alih teknologi, maka EYD di sini menjadi sangat penting. Faktor bahasa menjadi kritikal ketika ada teknologi asing yang terserap, kecuali di milis teknologia ini berdiskusi tentang sekedar *isi* situs saja daripada pembuatan teknologi *statik* jejaring. Saya sendiri kurang paham dengan tujuan dan tema milis ini, dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemilik dan moderator milis ini. Begitu pula dengan situs sby, saya juga tidak berhak mengubahnya. Pendapat saya sekedarsalah satu alternatif bahasanyang bisa dibantah oleh siapapun di milis ini. Maaf jika seluruhopini saya yang tidak dimengerti ataupun keluar dari tema,karenakomentar sayaberdasarkansegala sesuatuyang pernah sayalihat, dengar, dan baca. Semoga kita masih diluangkan banyak waktu untuk menulis formal seperti ini. Mohon maklum, saya sendiri bukan ahli teknologi ataupun ahli bahasa. cmiiw, dipdipdari http://teknoblogia.blogspot.com/kutip Mailing list (milis) teknologia adalah milis untuk membicarakan dan mendiskusikan hal-hal yang berhubungan dengan teknologi pada umumnya danteknologi informasi pada khususnya./kutipkutip1. Topik Bahasan* Teknologi komputer secara umum.* Sistem operasi: Linux, keluarga UNIX, MacOS, Windows, dll. * Teknologi komputer secara umum, hardware dan software, termasuk gadgets, embedded dan home appliance.* Aplikasi dalam sistem operasi.* Implementasi sistem yang menyangkut hardware, software dan brainware (manajemen teknis, manajemen sumber daya).* Teknologi komunikasi kabel, nirkabel dan optikal.* Teknologi industri yang terkait dengan Teknologi Informasi.* Teknologi terapan lainnya yang lebih spesifik. * Tren teknologi yang elemennya saling berkaitan, terkait aspek sosial, budaya, media, linguistik. /kutipBerdasarkan pemahaman saya terhadap tata tertib milis ini, saya tetap berpendapat, masalah EYD masih relevan untuk dibahas pada milis ini sejauh lingkup dan pemicunya masih berhubungan dengan pemakaiannya pada situs web dan perangkat-perangkat yang berkaitan dengan teknologi informasi :) -- Benhttp://bennychandra.com --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: mengadaptasi cara TKI/TKW untuk membangun dunia IT indonesia.
m.c. ptrwn wrote: 2. Apakah praktek yg umum di lakukan para pendatang dari India atau yg lainnya, yaitu bila masalah biaya diatas (kecuali tax nya), itu di tanggung sama perorangan yg membantu kedatangan si pekerja baru ini, atau si pekerjanya sendiri, sehingga perusahaan cukup memberikan bukti dokument bahwa ybs sudah di terima kerja, sehingga selanjutnya akan di urus dng biaya di tanggung sendiri oleh pihak pencari kerja. Biaya 100% yang nanggung ya si employer doong pak :-) kalau employee mah gak ngapa ngapain...kecuali kerja yang bener. itu Ilegal kalau ada pekerja yang bayar atau sharing cost. portion diatas saya kemukakan karena beberapa kali dapet cerita dari orang India (dan juga Indonesia) mereka melakukan praktek2 diatas, dng tujuan mempermudah proses penerimaan kerja atau lebih tepatnya proses migrasi ke negara baru dan tentunya orang2 dari kelompok ini mempunyai nilai tersendiri yaitu bisa menambah quantity/jumlah orang Indonesia yg meramaikan suasana di negara tsb, hal ini tentunya akan mempunyai efek positif, orang indonesia tidak kesepian di perantauan, tidak home sick, karena banyak teman senegara dan tentunya, menjadi ukuran realistis tidaknya di buka restoran masakan Indonesia.. hehehehe... Winahyu. --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---