Re: Balasan: [keluarga-islam] Skenario Ahlul Kitab
Ada kabar baik mengenai syiar Islam, menurut temen saya yang sekarang tinggal di negara barat, menurut dia, banyak sebetulnya orang-orang yang sekarang hidup di dunia barat sudah menjadi atheis namun bukan penganut faham komunis. Mereka hanya belajar bekerja dan hidup secara modern lalu mati, syariat dan agamanya sudah lama ditinggalkan. Boleh jadi kemajuan secara iptek memang maju pesat namun disisi lain hidup menjadi nihil. Saya belum sanggup menjalani hidup seperti temen saya yang berani hidup dan tinggal di luar negeri dengan bermodalkan semangat syiar Islam dibarengi intelegensia yang tinggi. Lucu juga slogannya : miskin siapa takut !. Kehidupannya merupakan segitiga sama sisi, mesjid, rumah, tempat kerja. Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Islam keturunan bagi saya, tidak jaminan ia bisa mewakili Islam malah lebih banyak bikin fitnah nilai-nilai Islam saja. Makanya tidak heran ada istilah gerakan penyadaran dalam dakwah yaitu mengislamkan orang islam. Mungkin terkesan kasar kalimat diatas saya tulis bagi yang mendengarnya. Tetapi inilah fakta-fakta betapa banyak orang kaget setelah ayat-ayat Allah kita baca seakan-akan mereka tidak tahu bahwa bagaimana ajaran Islam membicarakan tentang keadaan diri, keluarga, lingkungan, sistem dstnya. Seakan-akan terlena dengan status Islam keturunan lalu terjamin masuk sorga. Sedangkan fakta sejarah kita tahu bagaimana sikap para rasul dan pengikutnya. Miris sekali, memang ketika kita seharusnya membangun Islam seharusnya saling bahu membahu. Ternyata masih mendiskusikan siapakah yang layak membangun rumah tersebut. lalu semuanya merasa berhak akhirnya saling baku hantam. Terus pada mau mati semua sedangkan bangunan Islam itu sendiri ngak tegak tegak juga. Lebih miris lagi ketika ada beberapa orang yang hendak membangun malah ditertawakan. Suatu saat nanti akan ada masanya dimana ada generasi yang tak peduli dengan apa itu aswaja, ahlul bait, wahabi, ingkar sunnah, dan sebagainya. Tetapi mereka hanya peduli dengan satu kata ISLAM Berkenaan masalah penjajahan Belanda dengan kristenisasinya , Memang bisa dikatakan 300 tahun mereka tidak meningkatkan kuantitas nashrani. Tetapi satu hal yang perlu kita sadari bahwa mereka berhasil membuat pandangan hidup masyarakat kita kearah sekular baik secara idiologi, hukum dll dan sampai sekarang kita masih berkutat membahas masalah ritual. sedangkan konsekuensi dari ritual itu sendiri kapan ? wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, gotholoco gotholoco@ wrote: Terima Kasih kepada Bang Anut atas masukan informasi yang panjang lebar dan ilmiah itu. Ada suatu info dari sumber yang dapat dipercaya namun tidak dapat saya sebutkan sumbernya, yaitu kisah seorang mualaf yang tadinya ia beragama Budha, setelah dia menekuni dan mendalami Islam ternyata memang agama Islam sesungguhnya membawa pesan damai, tidak seperti apa yang dikesankan oleh berita-berita di media massa ataupun oleh Oknum-okun operator tangan-tangan jahil. Demikian pula selanjutnya ia mengatakan bahwa agama Islam adalah agama yang paling realistis dan rasional. Kemudian ia masuk Islam dan menjadi Dai yang bagus dan sekarang tinggal di Bandung Timur. Ada pula sumber pengakuan jujur seorang nasrani (entah katolik atau protestan) dan kebetulan namanya juga Paulus, dalam suatu dialog antar agama secara tertutup, mengatakan bahwa satu-satunya KELEBIHAN dari agama Islam dengan agama-agama lainnya adalah HANYA Islam lah satu-satunya agama yang mempunyai KITAB SUCI yang OUTENTIK. Kitab-kitab lain dari agama-agama yang ada sudah campur baur amburadul. Secara gentleman juga ia mengatakan ia (tentunya dan kawan-kawannya) ingin mebelok-belokan Al-Quran dengan segala cara. Namun tak bisa. Dari kisah di atas, ada hal yang sama yang ingin dituju oleh pihak-pihak yang bersangkutan yaitu mengenai pencarian figur Tuhan, persoalan klasik sejak manusia mempunyai kesadaran. Alih-alih agama Nashrani memfigurkan N. Isa A.s sebagai tuhan, dan demikian pula kurang lebihnya Budha Sidharta Goutama mencari jalan menuju nirvana menghindari dukha atau shamsara. KELEBIHAN yang dipunyai oleh agama Islam yaitu Al-quran, sepertinya sedikit disadari oleh umat Islam itu sendiri. Kelebihan ini ditambahkan pula oleh melimpah ruahnya tafsir-tafsir dan Hadits-hadits, saking banyaknya malah lupa, jadi kebanyakan dan akhirnya kebablasan. Sehingga terlena dalam kajian kitab saja, kurang menggali nilai-nilai luhur dari Al-quran kedalam kehidupan keseharian. Tidak heran kalau ada yang hafidz al qur'an, namun kelakuan masih jauh dari norma-norma dan kaidah-kaidah moral yang paling sederhana sekalipun. Sedangkan kalau dari omongan atau tulisan bila tidak mencantumkan hadits dengan mudahnya mengatakan ingkrus sunnah bin tidak ilmiah. Dan saya sendiri dari kalangan Islam keturunan jujur mengaku, kurang atau belum
Re: Balasan: [keluarga-islam] Skenario Ahlul Kitab
oom gotho,,, anak buah saya orang barat asli , atasan saya juga demikian, dan dari lahir sudah jadi bule, menurut informasi dia selama ini agama yang dia anut tidak memberikan kepuasan bathin bahkan semakin meragukan,tapi mereka orang barat secara umum bermoral baik dan attitude baik,tapi kebutuhan rohani ini sesungguhnya yang dicari oleh masing-masing manusia secara tidak sadar menurut saya mah ,,syariah adanya dalam masing - masing agama tapi moral adanya dalam kehidupan dan ini bisa jadi dua hal yang berbeda kehidupan di sana memang serba materialis dan kapitalis, tapi untuk menjadi atheis sebaiknya didefinisikan lagi apa yang dimaksud bertuhan dan tidak bertuhan, karena yang lebih bahaya itu bukan tidak bertuhan tapi tidak bermoral dan mengaku bertuhan ini kejahatan terselubung dan bahaya laten dari kemanusiaan sesungguhnya kemajuan iptek sesungguhnya bukan masalah selama bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya, menjadi miskin juga kita definisikan lagi miskin itu dalam level berapa bisa disebut miskin,,, karena miskin disini tidak sama dengan miskin disana, dan level miskin seseorang tidak sama dengan level miskin di orang lain, miskin dengan tidak mampu hidup jelas berbedayang satu masih bisa hidup , tapi yang satu lagi berarti hampir ko'it,,, wassalam KnC...sory sedikit ngaco soalnya lagi laper --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada kabar baik mengenai syiar Islam, menurut temen saya yang sekarang tinggal di negara barat, menurut dia, banyak sebetulnya orang-orang yang sekarang hidup di dunia barat sudah menjadi atheis namun bukan penganut faham komunis. Mereka hanya belajar bekerja dan hidup secara modern lalu mati, syariat dan agamanya sudah lama ditinggalkan. Boleh jadi kemajuan secara iptek memang maju pesat namun disisi lain hidup menjadi nihil. Saya belum sanggup menjalani hidup seperti temen saya yang berani hidup dan tinggal di luar negeri dengan bermodalkan semangat syiar Islam dibarengi intelegensia yang tinggi. Lucu juga slogannya : miskin siapa takut !. Kehidupannya merupakan segitiga sama sisi, mesjid, rumah, tempat kerja. Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut banganut@ wrote: Islam keturunan bagi saya, tidak jaminan ia bisa mewakili Islam malah lebih banyak bikin fitnah nilai-nilai Islam saja. Makanya tidak heran ada istilah gerakan penyadaran dalam dakwah yaitu mengislamkan orang islam. Mungkin terkesan kasar kalimat diatas saya tulis bagi yang mendengarnya. Tetapi inilah fakta-fakta betapa banyak orang kaget setelah ayat- ayat Allah kita baca seakan-akan mereka tidak tahu bahwa bagaimana ajaran Islam membicarakan tentang keadaan diri, keluarga, lingkungan, sistem dstnya. Seakan-akan terlena dengan status Islam keturunan lalu terjamin masuk sorga. Sedangkan fakta sejarah kita tahu bagaimana sikap para rasul dan pengikutnya. Miris sekali, memang ketika kita seharusnya membangun Islam seharusnya saling bahu membahu. Ternyata masih mendiskusikan siapakah yang layak membangun rumah tersebut. lalu semuanya merasa berhak akhirnya saling baku hantam. Terus pada mau mati semua sedangkan bangunan Islam itu sendiri ngak tegak tegak juga. Lebih miris lagi ketika ada beberapa orang yang hendak membangun malah ditertawakan. Suatu saat nanti akan ada masanya dimana ada generasi yang tak peduli dengan apa itu aswaja, ahlul bait, wahabi, ingkar sunnah, dan sebagainya. Tetapi mereka hanya peduli dengan satu kata ISLAM Berkenaan masalah penjajahan Belanda dengan kristenisasinya , Memang bisa dikatakan 300 tahun mereka tidak meningkatkan kuantitas nashrani. Tetapi satu hal yang perlu kita sadari bahwa mereka berhasil membuat pandangan hidup masyarakat kita kearah sekular baik secara idiologi, hukum dll dan sampai sekarang kita masih berkutat membahas masalah ritual. sedangkan konsekuensi dari ritual itu sendiri kapan ? wassalam anut
Re: Balasan: [keluarga-islam] Skenario Ahlul Kitab
ni moderator bisa laper juga ye?, gue kirim kfc ye bang mod?, atau spaghetti khusus buat bang mod.. ni kan aba kite ni.. harus dihormatin dong.. moderatorislam [EMAIL PROTECTED] wrote: oom gotho,,, anak buah saya orang barat asli , atasan saya juga demikian, dan dari lahir sudah jadi bule, menurut informasi dia selama ini agama yang dia anut tidak memberikan kepuasan bathin bahkan semakin meragukan,tapi mereka orang barat secara umum bermoral baik dan attitude baik,tapi kebutuhan rohani ini sesungguhnya yang dicari oleh masing-masing manusia secara tidak sadar menurut saya mah ,,syariah adanya dalam masing - masing agama tapi moral adanya dalam kehidupan dan ini bisa jadi dua hal yang berbeda kehidupan di sana memang serba materialis dan kapitalis, tapi untuk menjadi atheis sebaiknya didefinisikan lagi apa yang dimaksud bertuhan dan tidak bertuhan, karena yang lebih bahaya itu bukan tidak bertuhan tapi tidak bermoral dan mengaku bertuhan ini kejahatan terselubung dan bahaya laten dari kemanusiaan sesungguhnya kemajuan iptek sesungguhnya bukan masalah selama bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya, menjadi miskin juga kita definisikan lagi miskin itu dalam level berapa bisa disebut miskin,,, karena miskin disini tidak sama dengan miskin disana, dan level miskin seseorang tidak sama dengan level miskin di orang lain, miskin dengan tidak mampu hidup jelas berbedayang satu masih bisa hidup , tapi yang satu lagi berarti hampir ko'it,,, wassalam KnC...sory sedikit ngaco soalnya lagi laper --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada kabar baik mengenai syiar Islam, menurut temen saya yang sekarang tinggal di negara barat, menurut dia, banyak sebetulnya orang-orang yang sekarang hidup di dunia barat sudah menjadi atheis namun bukan penganut faham komunis. Mereka hanya belajar bekerja dan hidup secara modern lalu mati, syariat dan agamanya sudah lama ditinggalkan. Boleh jadi kemajuan secara iptek memang maju pesat namun disisi lain hidup menjadi nihil. Saya belum sanggup menjalani hidup seperti temen saya yang berani hidup dan tinggal di luar negeri dengan bermodalkan semangat syiar Islam dibarengi intelegensia yang tinggi. Lucu juga slogannya : miskin siapa takut !. Kehidupannya merupakan segitiga sama sisi, mesjid, rumah, tempat kerja. Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut banganut@ wrote: Islam keturunan bagi saya, tidak jaminan ia bisa mewakili Islam malah lebih banyak bikin fitnah nilai-nilai Islam saja. Makanya tidak heran ada istilah gerakan penyadaran dalam dakwah yaitu mengislamkan orang islam. Mungkin terkesan kasar kalimat diatas saya tulis bagi yang mendengarnya. Tetapi inilah fakta-fakta betapa banyak orang kaget setelah ayat- ayat Allah kita baca seakan-akan mereka tidak tahu bahwa bagaimana ajaran Islam membicarakan tentang keadaan diri, keluarga, lingkungan, sistem dstnya. Seakan-akan terlena dengan status Islam keturunan lalu terjamin masuk sorga. Sedangkan fakta sejarah kita tahu bagaimana sikap para rasul dan pengikutnya. Miris sekali, memang ketika kita seharusnya membangun Islam seharusnya saling bahu membahu. Ternyata masih mendiskusikan siapakah yang layak membangun rumah tersebut. lalu semuanya merasa berhak akhirnya saling baku hantam. Terus pada mau mati semua sedangkan bangunan Islam itu sendiri ngak tegak tegak juga. Lebih miris lagi ketika ada beberapa orang yang hendak membangun malah ditertawakan. Suatu saat nanti akan ada masanya dimana ada generasi yang tak peduli dengan apa itu aswaja, ahlul bait, wahabi, ingkar sunnah, dan sebagainya. Tetapi mereka hanya peduli dengan satu kata ISLAM Berkenaan masalah penjajahan Belanda dengan kristenisasinya , Memang bisa dikatakan 300 tahun mereka tidak meningkatkan kuantitas nashrani. Tetapi satu hal yang perlu kita sadari bahwa mereka berhasil membuat pandangan hidup masyarakat kita kearah sekular baik secara idiologi, hukum dll dan sampai sekarang kita masih berkutat membahas masalah ritual. sedangkan konsekuensi dari ritual itu sendiri kapan ? wassalam anut __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Balasan: Re: Balasan: [keluarga-islam] Skenario Ahlul Kitab
buat mas gotlohoco.. karena anda tanya saya jawab... nama ane : Paulus hamed sabeni alhamdulillah, ane ber-diin islam cuma name ane aja yang rada ke nasrani.. name nabi Muhammad aja bukan Muhammad. jadi jgn terjebak ama name.. jadi kita bise bagi2 pengalaman,ilmu dan informasi alhamdulillah.. paulus hamed sabeni gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Terima Kasih kepada Bang Anut atas masukan informasi yang panjang lebar dan ilmiah itu. Ada suatu info dari sumber yang dapat dipercaya namun tidak dapat saya sebutkan sumbernya, yaitu kisah seorang mualaf yang tadinya ia beragama Budha, setelah dia menekuni dan mendalami Islam ternyata memang agama Islam sesungguhnya membawa pesan damai, tidak seperti apa yang dikesankan oleh berita-berita di media massa ataupun oleh Oknum-okun operator tangan-tangan jahil. Demikian pula selanjutnya ia mengatakan bahwa agama Islam adalah agama yang paling realistis dan rasional. Kemudian ia masuk Islam dan menjadi Dai yang bagus dan sekarang tinggal di Bandung Timur. Ada pula sumber pengakuan jujur seorang nasrani (entah katolik atau protestan) dan kebetulan namanya juga Paulus, dalam suatu dialog antar agama secara tertutup, mengatakan bahwa satu-satunya KELEBIHAN dari agama Islam dengan agama-agama lainnya adalah HANYA Islam lah satu-satunya agama yang mempunyai KITAB SUCI yang OUTENTIK. Kitab-kitab lain dari agama-agama yang ada sudah campur baur amburadul. Secara gentleman juga ia mengatakan ia (tentunya dan kawan-kawannya) ingin mebelok-belokan Al-Quran dengan segala cara. Namun tak bisa. Dari kisah di atas, ada hal yang sama yang ingin dituju oleh pihak-pihak yang bersangkutan yaitu mengenai pencarian figur Tuhan, persoalan klasik sejak manusia mempunyai kesadaran. Alih-alih agama Nashrani memfigurkan N. Isa A.s sebagai tuhan, dan demikian pula kurang lebihnya Budha Sidharta Goutama mencari jalan menuju nirvana menghindari dukha atau shamsara. KELEBIHAN yang dipunyai oleh agama Islam yaitu Al-quran, sepertinya sedikit disadari oleh umat Islam itu sendiri. Kelebihan ini ditambahkan pula oleh melimpah ruahnya tafsir-tafsir dan Hadits-hadits, saking banyaknya malah lupa, jadi kebanyakan dan akhirnya kebablasan. Sehingga terlena dalam kajian kitab saja, kurang menggali nilai-nilai luhur dari Al-quran kedalam kehidupan keseharian. Tidak heran kalau ada yang hafidz al qur'an, namun kelakuan masih jauh dari norma-norma dan kaidah-kaidah moral yang paling sederhana sekalipun. Sedangkan kalau dari omongan atau tulisan bila tidak mencantumkan hadits dengan mudahnya mengatakan ingkrus sunnah bin tidak ilmiah. Dan saya sendiri dari kalangan Islam keturunan jujur mengaku, kurang atau belum banyak menyentuh kitab-2 seperti An Nasai, Jallalaen, Buchori Muslim, Ibnu Majah dll. (Bagaimana dengan anda? he..he..he..). Kondisi seperti saya, membaca dan menyimak tulisan-tulisan dari temen-teman yang mengaku muslim yang tentunya sudah saya anggap mereka ahli atau pandai dalam Al Quran dan Hadits, menjadi terheran-heran, kok sepertinya nggak menyentuh ke qolbu dan akal pikiran. Entah saya nya yang budeg, atau bahasa latinnya sumun umyun bukmun la tarjiun. Atau seperti yang Kang Encep sebutkan apakah saya ini masih diperbudak duit?. Soal penjajahan oleh Belanda kaitannya dengan kristenisasi negara kolinial selama 300 tahun lebih kalau dilihat dari kuantitas/jumlah umat kristen dibandingkan dengan jumlah Islam mengapa sepertinya tidak berhasil? Bayangkan 3(tiga) abad bo, kita dijajah Belanda, secara logika sederhana seharusnya kuantitas nasrani meningkat! Menurut saya ini terjadi karena ada resistensi yang kuat dari penduduk (terutama jawa dan sumatera) dalam hal segi religiositas. Hindu sudah pernah masuk, Budha demikian juga, pun Kristen serta Komunis. Artinya secara sederhananya, IMHO bahwa agama Islam yang masuk ke Indonesia yang pas adalah Islam (GR neh). Atau kalau definisi dijajah dalam arti seluas-luasnya, meskipun sampai saat sekarang pun negara Indonesia masih dijajah negara asing, tapi kalau soal Aqidah wah nggak mau menyerah atau dijajah deh. Tinggal kita-kitanya sekarang yang telah diberi Rahmat dan Anugrah dari Allah SWT untuk lebih mendalami Islam sebagai agama secara sungguh-sungguh. Bukankah dalam ayat Alquran Al Ankabuut 69 (Laba-laba, atau jaringan atau network) disebutkan bahwa, Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh pada jalan Kami, sesungguhnya akan Kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah bersama-sama orang-orang yang berbuat kebaikan. Ayo kita buat Network dalam berbuat kebaikan, bukan ribut aku ini ASWAJA itu AHLUL BAIT, ini AHLUL SUNAH WAL JAMAAH, aku WAHABI etc. Eloe Ingkarus Sunah ...pusing saya he..he..he. Maaf kepanjangan. Salam -- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Sekedar menambahkan lagi, bagaimana pengaruh penjajahan belanda selama 250 tahun dan bisa kita bayangkan berapa generasi terputus akan pemahaman Islam secara utuh. Dan Adakah dampk sejarah
Re: Balasan: [keluarga-islam] Skenario Ahlul Kitab
Islam keturunan bagi saya, tidak jaminan ia bisa mewakili Islam malah lebih banyak bikin fitnah nilai-nilai Islam saja. Makanya tidak heran ada istilah gerakan penyadaran dalam dakwah yaitu mengislamkan orang islam. Mungkin terkesan kasar kalimat diatas saya tulis bagi yang mendengarnya. Tetapi inilah fakta-fakta betapa banyak orang kaget setelah ayat-ayat Allah kita baca seakan-akan mereka tidak tahu bahwa bagaimana ajaran Islam membicarakan tentang keadaan diri, keluarga, lingkungan, sistem dstnya. Seakan-akan terlena dengan status Islam keturunan lalu terjamin masuk sorga. Sedangkan fakta sejarah kita tahu bagaimana sikap para rasul dan pengikutnya. Miris sekali, memang ketika kita seharusnya membangun Islam seharusnya saling bahu membahu. Ternyata masih mendiskusikan siapakah yang layak membangun rumah tersebut. lalu semuanya merasa berhak akhirnya saling baku hantam. Terus pada mau mati semua sedangkan bangunan Islam itu sendiri ngak tegak tegak juga. Lebih miris lagi ketika ada beberapa orang yang hendak membangun malah ditertawakan. Suatu saat nanti akan ada masanya dimana ada generasi yang tak peduli dengan apa itu aswaja, ahlul bait, wahabi, ingkar sunnah, dan sebagainya. Tetapi mereka hanya peduli dengan satu kata ISLAM Berkenaan masalah penjajahan Belanda dengan kristenisasinya , Memang bisa dikatakan 300 tahun mereka tidak meningkatkan kuantitas nashrani. Tetapi satu hal yang perlu kita sadari bahwa mereka berhasil membuat pandangan hidup masyarakat kita kearah sekular baik secara idiologi, hukum dll dan sampai sekarang kita masih berkutat membahas masalah ritual. sedangkan konsekuensi dari ritual itu sendiri kapan ? wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Terima Kasih kepada Bang Anut atas masukan informasi yang panjang lebar dan ilmiah itu. Ada suatu info dari sumber yang dapat dipercaya namun tidak dapat saya sebutkan sumbernya, yaitu kisah seorang mualaf yang tadinya ia beragama Budha, setelah dia menekuni dan mendalami Islam ternyata memang agama Islam sesungguhnya membawa pesan damai, tidak seperti apa yang dikesankan oleh berita-berita di media massa ataupun oleh Oknum-okun operator tangan-tangan jahil. Demikian pula selanjutnya ia mengatakan bahwa agama Islam adalah agama yang paling realistis dan rasional. Kemudian ia masuk Islam dan menjadi Dai yang bagus dan sekarang tinggal di Bandung Timur. Ada pula sumber pengakuan jujur seorang nasrani (entah katolik atau protestan) dan kebetulan namanya juga Paulus, dalam suatu dialog antar agama secara tertutup, mengatakan bahwa satu-satunya KELEBIHAN dari agama Islam dengan agama-agama lainnya adalah HANYA Islam lah satu-satunya agama yang mempunyai KITAB SUCI yang OUTENTIK. Kitab-kitab lain dari agama-agama yang ada sudah campur baur amburadul. Secara gentleman juga ia mengatakan ia (tentunya dan kawan-kawannya) ingin mebelok-belokan Al-Quran dengan segala cara. Namun tak bisa. Dari kisah di atas, ada hal yang sama yang ingin dituju oleh pihak-pihak yang bersangkutan yaitu mengenai pencarian figur Tuhan, persoalan klasik sejak manusia mempunyai kesadaran. Alih-alih agama Nashrani memfigurkan N. Isa A.s sebagai tuhan, dan demikian pula kurang lebihnya Budha Sidharta Goutama mencari jalan menuju nirvana menghindari dukha atau shamsara. KELEBIHAN yang dipunyai oleh agama Islam yaitu Al-quran, sepertinya sedikit disadari oleh umat Islam itu sendiri. Kelebihan ini ditambahkan pula oleh melimpah ruahnya tafsir-tafsir dan Hadits-hadits, saking banyaknya malah lupa, jadi kebanyakan dan akhirnya kebablasan. Sehingga terlena dalam kajian kitab saja, kurang menggali nilai-nilai luhur dari Al-quran kedalam kehidupan keseharian. Tidak heran kalau ada yang hafidz al qur'an, namun kelakuan masih jauh dari norma-norma dan kaidah-kaidah moral yang paling sederhana sekalipun. Sedangkan kalau dari omongan atau tulisan bila tidak mencantumkan hadits dengan mudahnya mengatakan ingkrus sunnah bin tidak ilmiah. Dan saya sendiri dari kalangan Islam keturunan jujur mengaku, kurang atau belum banyak menyentuh kitab-2 seperti An Nasai, Jallalaen, Buchori Muslim, Ibnu Majah dll. (Bagaimana dengan anda? he..he..he..). Kondisi seperti saya, membaca dan menyimak tulisan-tulisan dari temen-teman yang mengaku muslim yang tentunya sudah saya anggap mereka ahli atau pandai dalam Al Quran dan Hadits, menjadi terheran-heran, kok sepertinya nggak menyentuh ke qolbu dan akal pikiran. Entah saya nya yang budeg, atau bahasa latinnya sumun umyun bukmun la tarjiun. Atau seperti yang Kang Encep sebutkan apakah saya ini masih diperbudak duit?. Soal penjajahan oleh Belanda kaitannya dengan kristenisasi negara kolinial selama 300 tahun lebih kalau dilihat dari kuantitas/jumlah umat kristen dibandingkan dengan jumlah Islam mengapa sepertinya tidak berhasil? Bayangkan 3(tiga) abad bo, kita dijajah Belanda, secara logika sederhana seharusnya kuantitas nasrani meningkat!
Re: Balasan: [keluarga-islam] Skenario Ahlul Kitab
Terima kasih atas tanggapan BangAnut sama Bung Paulus . Menurut BangAnut apakah sering diadu domba itu apa penyebabnya yah? Kalau menurut saya karena kuatnya pengaruh dari kelompok kepentingan yang dahulunya berusaha meraih kepemimpinan tertinggi dalam suatu kaum/bangsa/masyaratat/negara. Orientasinya akhirnya kepada kepentingan dunia, menurut BangAnut Bagaimana? Menarik apa yang disampaikan oleh Bung Paulus (maaf saya mo nanya dulu apakah anda moeslim?). Jika benar demikian, sepertinya saya dan banyak moeslim lainnya seharusnya banyak belajar dari para mualaf, karena mereka mendapatkan hidayah atau kebenaran yang timbul dari diri sendiri, bukan warisan ketururunan orang tuanya, atau hanya dasar dalil dan dalil saja yang ada dalam 1001 macam kitab. Soal nama, jika seorang nasrani masuk Islam, IMHO nggak perlu ganti nama yang ke arab-araban. Bagaimana menurut teman-teman lainnya. Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Mengapa orang Islam suka dan senang di adu domba ? Yang akhirnya diwarisi dari generasi ke generasi wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar paulus_hanedsabeni@ wrote: tanggapan aye : mungkin karena orang agama islam lebih banyak membaca buku karangan si ini dan si itu dibanding membaca apa yang seharusnya jadi pedoman orang ntu... kebanyakan orang - orang islam yang membuat kelemahan kelemahan itu sendiri.. kaya pergantian siang dan malam (3/190) hari ini islam lagi malam merekalah yang terang. lagian kalo ada orang nasrani nerangin mengenai kitabnye kan ga masaleh orang itu kitab Alloh juga, tapi tetep sebagai islam tolok/tolak ukur pada Al-qur'an. lagian bukannya umat islam sekarang emang udah melintir dari jalan lurusss... kalo ada yang punya tanggapan laen sok lah.. Paulus hamed sabeni gotholoco gotholoco@ wrote: Assalamualaikum wr.wb. Kadang dalam benak saya timbul pemikiran begini, dalam masalah sistem pengkajian kitab suci, ummat islam kalah metode dan pendekatan dengan sistem yang dilakukan oleh umat nasrani (kristen protestan dan katolik) atau pun umat agama lainnya. Apakah di jaman sekarang ini justru umat yang lain itu memanfaatkan kelemahan yang ada itu untuk memelintirkan umat Islam dari jalan lurus? Sekian ribu hadits, dari kisah 100 tahun setelah Nabi Muhammad wafat, mana yang soheh mana yang dhoif?. Peluang ini dimanfaatkan oleh ahlul kitab untuk memutarbalikan kitab. Bagaimana tanggapan anda-anda? Sekian Salam
Re: Balasan: [keluarga-islam] Skenario Ahlul Kitab
Salah satu penyebab yang pokok memang benar begitu sekedar menambahi juga, karena kurangnya pemahaman terhadap nilai sehingga sering kali termakan isu. Sebagaimana dalam Qur'an kalau kita mendapat kabar berita hendaklah selidiki terlebih dahulu. Terkadang karena isu kita lebih cepat ikut memvonis, atau menghidari, atau mengecam dan lain-lain. dan sekedar mendukung pandangan Kang gotholoco berkenaan sejarah http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/message/16478 Dan perbedaan yang tidak prinsip yang sering dibesar-besarkan sehingga peluang antar ummat untuk saling bermusuhan selalu terbuka dan menjadi kesenangan bagi orang yang punya kepentingan untuk memperbesar permusuhan antar ummat. Lalu inti perjuangan ummat Islam pun jadi melenceng mereka sibuk ngurusin peroalan iktilaf dan ribut sana-ribut sini. Sedangkan kapan al-Qur'an itu tegak 100% minded itu tidak pernah menjadi rencana strategis perjuangan ummat. Belum lagi kita menghadapi kelompok munafiq yang begitu cerdasnya mereka bisa mempolitisir ayat untuk kepentingan rezim dan begitu cantiknya mereka menutup ayat yang sekiranya bakal menjegal rezim yang ada. Lalu generasi selanjutnya menganggap biasa saja. Sehingga persoalan siapa yang dimaksud orang Munafiq itu sendiri sudah tidak jelas. Masih banyak lagi skenario yang intinya melumpuhkan kebangkitan Islam dengan cara sesama ummat Islam saling membuat skenario saling jatuh menjatuhkan satu sama yang lain. Dan anehnya hal ini sangat jarang ada yang menyadari hal ini. Begitu terlenanya bersibuk diri dengan perbedaan. Dan begitu teganya kita seperti lupa untuk apa para Rasul dan Nabi itu di utus kalau bukan menjadikan Islam ini paripurna di muka bumi bukan hanya sebatas satu sisi saja. Wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Terima kasih atas tanggapan BangAnut sama Bung Paulus . Menurut BangAnut apakah sering diadu domba itu apa penyebabnya yah? Kalau menurut saya karena kuatnya pengaruh dari kelompok kepentingan yang dahulunya berusaha meraih kepemimpinan tertinggi dalam suatu kaum/bangsa/masyaratat/negara. Orientasinya akhirnya kepada kepentingan dunia, menurut BangAnut Bagaimana? Menarik apa yang disampaikan oleh Bung Paulus (maaf saya mo nanya dulu apakah anda moeslim?). Jika benar demikian, sepertinya saya dan banyak moeslim lainnya seharusnya banyak belajar dari para mualaf, karena mereka mendapatkan hidayah atau kebenaran yang timbul dari diri sendiri, bukan warisan ketururunan orang tuanya, atau hanya dasar dalil dan dalil saja yang ada dalam 1001 macam kitab. Soal nama, jika seorang nasrani masuk Islam, IMHO nggak perlu ganti nama yang ke arab-araban. Bagaimana menurut teman-teman lainnya. Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut banganut@ wrote: Mengapa orang Islam suka dan senang di adu domba ? Yang akhirnya diwarisi dari generasi ke generasi wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar paulus_hanedsabeni@ wrote: tanggapan aye : mungkin karena orang agama islam lebih banyak membaca buku karangan si ini dan si itu dibanding membaca apa yang seharusnya jadi pedoman orang ntu... kebanyakan orang - orang islam yang membuat kelemahan kelemahan itu sendiri.. kaya pergantian siang dan malam (3/190) hari ini islam lagi malam merekalah yang terang. lagian kalo ada orang nasrani nerangin mengenai kitabnye kan ga masaleh orang itu kitab Alloh juga, tapi tetep sebagai islam tolok/tolak ukur pada Al-qur'an. lagian bukannya umat islam sekarang emang udah melintir dari jalan lurusss... kalo ada yang punya tanggapan laen sok lah.. Paulus hamed sabeni gotholoco gotholoco@ wrote: Assalamualaikum wr.wb. Kadang dalam benak saya timbul pemikiran begini, dalam masalah sistem pengkajian kitab suci, ummat islam kalah metode dan pendekatan dengan sistem yang dilakukan oleh umat nasrani (kristen protestan dan katolik) atau pun umat agama lainnya. Apakah di jaman sekarang ini justru umat yang lain itu memanfaatkan kelemahan yang ada itu untuk memelintirkan umat Islam dari jalan lurus? Sekian ribu hadits, dari kisah 100 tahun setelah Nabi Muhammad wafat, mana yang soheh mana yang dhoif?. Peluang ini dimanfaatkan oleh ahlul kitab untuk memutarbalikan kitab. Bagaimana tanggapan anda-anda? Sekian Salam
Re: Balasan: [keluarga-islam] Skenario Ahlul Kitab
kalau memerangi kebatilan ya wajib hukumnya.. kalau tak dengan tangan ya dg lidah, atau dg doa, gue pake tangan gue merangin wahabi, ya ngetik ini.. banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Mengapa orang Islam suka dan senang di adu domba ? Yang akhirnya diwarisi dari generasi ke generasi wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar [EMAIL PROTECTED] wrote: tanggapan aye : mungkin karena orang agama islam lebih banyak membaca buku karangan si ini dan si itu dibanding membaca apa yang seharusnya jadi pedoman orang ntu... kebanyakan orang - orang islam yang membuat kelemahan kelemahan itu sendiri.. kaya pergantian siang dan malam (3/190) hari ini islam lagi malam merekalah yang terang. lagian kalo ada orang nasrani nerangin mengenai kitabnye kan ga masaleh orang itu kitab Alloh juga, tapi tetep sebagai islam tolok/tolak ukur pada Al-qur'an. lagian bukannya umat islam sekarang emang udah melintir dari jalan lurusss... kalo ada yang punya tanggapan laen sok lah.. Paulus hamed sabeni gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum wr.wb. Kadang dalam benak saya timbul pemikiran begini, dalam masalah sistem pengkajian kitab suci, ummat islam kalah metode dan pendekatan dengan sistem yang dilakukan oleh umat nasrani (kristen protestan dan katolik) atau pun umat agama lainnya. Apakah di jaman sekarang ini justru umat yang lain itu memanfaatkan kelemahan yang ada itu untuk memelintirkan umat Islam dari jalan lurus? Sekian ribu hadits, dari kisah 100 tahun setelah Nabi Muhammad wafat, mana yang soheh mana yang dhoif?. Peluang ini dimanfaatkan oleh ahlul kitab untuk memutarbalikan kitab. Bagaimana tanggapan anda-anda? Sekian Salam __ Apakah Anda Yahoo!? Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam http://id.mail.yahoo.com __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Re: Balasan: [keluarga-islam] Skenario Ahlul Kitab
kalo menurut saya mah orang-orang jaman kiwari memang menikmati didadu domba,,,karena kalau tidak diadu kagak seru dan kagak bakal ada kerjaan, jadinya semakin sering diadu domba makin Afdhol jangan kan diadu domba oleh hal - hal yang kecil dari luar, oleh orang sendiri aja paling gampang ngeluarain fatwa, dikasih gambar aneh batu terbang langsung teriak girang, dikasih gambar telinga berbentuk arab langsung sujud, punya nama islam tapi kelakuan musyrik, punya nama musyrik tapi kelakuan islam cuma itu mah cuma masalah baju, bisa ganti-ganti bolak-balik, bisa bikin di KTP di mana aja mau ganti nama sebanyak mungkin juga bisa yang penting Duitujung-ujungnya fullus, kalo nama jadi masalah mendingan negara indonesia kita ganti aja supaya lebih islami menjadi Republik An-nur gitu,, jadi kalo masalah diadu domba yang jelas karena di indonesia banyak kepentingan, mulai dari luar sampe dari dalam, ada islam garis keras yang pengen jadiin negara indon. jadi negara islam, bom sana, bom sini saudara lain mati juga enggak apa-apa yang penting demi perjuangan, apalagi si amrozi sama imam samudra bin dogol, ada juga orang noni yang pengen negara indon jadi negara noni dengan project salib 2006 nya,supaya semua bangsa ini jadi masuk agama mereka pake target kayak target pemasaran , MLM kagak jauh b eda dengan ini satu lagi orang-orang liberal yang ingin indonesia hancur karena memiliki ideologi sendiri agama bukan , politik juga bukan, akhirnya revisi UUD , terakhir orang - orang yang tidak punya pendirian, kesana mau kesini ngikut yang penting hura-hura, dan memperkaya diri sendiri, enggak peduli nginjak kepala orang dan jatuhin teman yang penting menang,,, selamat diobok-obok.., wassalam jam segin masih di kantooorbeu,,beu,,,cari duit koq susah ya --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Terima kasih atas tanggapan BangAnut sama Bung Paulus . Menurut BangAnut apakah sering diadu domba itu apa penyebabnya yah? Kalau menurut saya karena kuatnya pengaruh dari kelompok kepentingan yang dahulunya berusaha meraih kepemimpinan tertinggi dalam suatu kaum/bangsa/masyaratat/negara. Orientasinya akhirnya kepada kepentingan dunia, menurut BangAnut Bagaimana? Menarik apa yang disampaikan oleh Bung Paulus (maaf saya mo nanya dulu apakah anda moeslim?). Jika benar demikian, sepertinya saya dan banyak moeslim lainnya seharusnya banyak belajar dari para mualaf, karena mereka mendapatkan hidayah atau kebenaran yang timbul dari diri sendiri, bukan warisan ketururunan orang tuanya, atau hanya dasar dalil dan dalil saja yang ada dalam 1001 macam kitab. Soal nama, jika seorang nasrani masuk Islam, IMHO nggak perlu ganti nama yang ke arab-araban. Bagaimana menurut teman-teman lainnya. Salam
Re: Balasan: [keluarga-islam] Skenario Ahlul Kitab
Salah kang kalau cari duit ? . Karena bekerja adalah selingan dari shalat ke shalat lagi dan bekerja juga bagian dari ibadah . sedang duit adalah hanya salah satu dari banyaknya rizki yang kita dapat dari Alloh SWT. Bekerjalah karena ibadah terhadapNya , niscaya Alloh akan memberikan rizki yang bemanfaat . salam yang sama sama sdg kerja juga Ade Sanjaya Aliyasa Qapco.co.ltd Po.box 50155- Ummsaid Qatar Phone : +974 4642335 Mobile ; +974 5865068 - Original Message - From: kang nceps To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Friday, December 22, 2006 3:43 PM Subject: Re: Balasan: [keluarga-islam] Skenario Ahlul Kitab jam segin masih di kantooorbeu,,beu,,,cari duit koq susah ya Recent Activity a.. 9New Members Visit Your Group SPONSORED LINKS a.. Single family home b.. Family home finance c.. Family home d.. Family home mortgage e.. Family home business Y! Messenger Files to share? Send up to 1GB of files in an IM. Yahoo! Photos Upload Order Same-day pickup at Target Yahoo! Mail Next gen email? Try the all-new Yahoo! Mail Beta. .
Re: Balasan: [keluarga-islam] Skenario Ahlul Kitab
Sekedar menambahkan lagi, bagaimana pengaruh penjajahan belanda selama 250 tahun dan bisa kita bayangkan berapa generasi terputus akan pemahaman Islam secara utuh. Dan Adakah dampk sejarah tersebut berpengaruh pada pendidikan kita di zaman sekarang ? Contoh konkrit hukum saja ternyata negara Indonesia masuh merujuk dari warisan Belanda. Wallahu a'lam Islam pada Masa Kolonialisme Belanda Pada masa kolonialisme Belanda pengembangan Islam mulai agak tersendat,meskipun awalnya Belanda datang sebagai pedagang karena banyak para pedagang Belanda yang menyiarkan agama Masehi melalui kaum misionaris yang datang bersama mereka. Hal ini telah melahirkan semangat kolaborasi dari perusahaan-perusahaan dagang disana untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar di Nusantara. Keuntungan yang berlipat ganda ini membuat para pedagang Belanda memegang kekuasaan ekonomi di Nusantara. Dan untuk melancarkan upaya ini, pemerintah Belanda mulai memegang kekuasaan politik agar kolonialisme Nusantara bisa dilanjutkan. Belanda mendirikan Zending (pusat misi Kristen) di Tapanuli pada tahun 1897 M. Namun dalam misi Kristen tersebut tidak mendapatkan simpati penduduk pribumi. Para dai dari kalangan Islam yang mendakwahkan agama Islam disana mendapatkan simpati dari penduduk pribumi. Seperti yang ada di daerah Sipirok dalam jangka 25 tahun hampir seluruh penduduknya menjadi pemeluk Islam. Kedatangan bangsa Barat disatu pihak memang telah membawa kemajuan teknologi, tetapi bukan dinikmati oleh masyarakat pribumi melainkan untuk meningkatkan hasil penjajahan. Begitu juga dengan pendidikan. Kebijakan Politik terhadap Pendidikan Islam Kebijaksaan Belanda dalam mengatur jalannya pendidikan untuk kepentingan mereka sendiri terutama untuk kepentingan agama Kristen. Misalnya ketika Van Den Boss menjadi Gubernut Jenderal di Jakarta tahun 1831 M mengeluarkan kebijakan bahwa sekolah-sekolah gereja dianggap dan diperlukan sekolah pemerintah dan departemen yang mengurus pendidikan dan keagamaan dijadikan satu. Sementara di setiap daerah Keresidenan didirikan satu sekolah agama Kristen. Berbagai peraturan dan kebijakan : 1. Bahwa orang yang memberikan pengajian agama Islam harus terlebih dahulu meminta izin kepada pemerintah Belanda. 2. Tidak semua orang dan kyai boleh memberikan pengajian agama Islam kecuali telah mendapat semacam rekomendasi pemerintah Belanda 3. Memberantas dan menutup madrasah dan sekolah yang tidak ada izinnya atau memberikan pelajaran yang tidak disukai oleh pemerintah Belanda (Hasbullah,2000 : 32) Wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Salah satu penyebab yang pokok memang benar begitu sekedar menambahi juga, karena kurangnya pemahaman terhadap nilai sehingga sering kali termakan isu. Sebagaimana dalam Qur'an kalau kita mendapat kabar berita hendaklah selidiki terlebih dahulu. Terkadang karena isu kita lebih cepat ikut memvonis, atau menghidari, atau mengecam dan lain-lain. dan sekedar mendukung pandangan Kang gotholoco berkenaan sejarah http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/message/16478 Dan perbedaan yang tidak prinsip yang sering dibesar-besarkan sehingga peluang antar ummat untuk saling bermusuhan selalu terbuka dan menjadi kesenangan bagi orang yang punya kepentingan untuk memperbesar permusuhan antar ummat. Lalu inti perjuangan ummat Islam pun jadi melenceng mereka sibuk ngurusin peroalan iktilaf dan ribut sana-ribut sini. Sedangkan kapan al-Qur'an itu tegak 100% minded itu tidak pernah menjadi rencana strategis perjuangan ummat. Belum lagi kita menghadapi kelompok munafiq yang begitu cerdasnya mereka bisa mempolitisir ayat untuk kepentingan rezim dan begitu cantiknya mereka menutup ayat yang sekiranya bakal menjegal rezim yang ada. Lalu generasi selanjutnya menganggap biasa saja. Sehingga persoalan siapa yang dimaksud orang Munafiq itu sendiri sudah tidak jelas. Masih banyak lagi skenario yang intinya melumpuhkan kebangkitan Islam dengan cara sesama ummat Islam saling membuat skenario saling jatuh menjatuhkan satu sama yang lain. Dan anehnya hal ini sangat jarang ada yang menyadari hal ini. Begitu terlenanya bersibuk diri dengan perbedaan. Dan begitu teganya kita seperti lupa untuk apa para Rasul dan Nabi itu di utus kalau bukan menjadikan Islam ini paripurna di muka bumi bukan hanya sebatas satu sisi saja. Wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, gotholoco gotholoco@ wrote: Terima kasih atas tanggapan BangAnut sama Bung Paulus . Menurut BangAnut apakah sering diadu domba itu apa penyebabnya yah? Kalau menurut saya karena kuatnya pengaruh dari kelompok kepentingan yang dahulunya berusaha meraih kepemimpinan tertinggi dalam suatu kaum/bangsa/masyaratat/negara. Orientasinya akhirnya kepada kepentingan dunia, menurut BangAnut Bagaimana? Menarik apa yang disampaikan oleh Bung Paulus (maaf saya mo nanya dulu apakah anda moeslim?). Jika benar demikian, sepertinya
Re: Balasan: [keluarga-islam] Skenario Ahlul Kitab
lha kang ade saya mah tidak pernah menunggu waktu sholat, karena sholat itu sudah pasti dateng enggak usah ditunggu-tunggu, sama seperti waktu yang enggak usah diitung-itung, saya mah justru mencari sesuatu kesempatan lebih yang bisa dilakukan diantara waktu sholat,uang representasi dari rizki tapi uang bukan segalanya ( cieee,,) wassalam Knc,sok ayeuna balik moal ka Indonesia , lebaran haji ?? --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ade Sanjaya Aliyasa [EMAIL PROTECTED] wrote: Salah kang kalau cari duit ? . Karena bekerja adalah selingan dari shalat ke shalat lagi dan bekerja juga bagian dari ibadah . sedang duit adalah hanya salah satu dari banyaknya rizki yang kita dapat dari Alloh SWT. Bekerjalah karena ibadah terhadapNya , niscaya Alloh akan memberikan rizki yang bemanfaat . salam yang sama sama sdg kerja juga Ade Sanjaya Aliyasa Qapco.co.ltd Po.box 50155- Ummsaid Qatar Phone : +974 4642335 Mobile ; +974 5865068 - Original Message - From: kang nceps To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Friday, December 22, 2006 3:43 PM Subject: Re: Balasan: [keluarga-islam] Skenario Ahlul Kitab jam segin masih di kantooorbeu,,beu,,,cari duit koq susah ya Recent Activity a.. 9New Members Visit Your Group SPONSORED LINKS a.. Single family home b.. Family home finance c.. Family home d.. Family home mortgage e.. Family home business Y! Messenger Files to share? Send up to 1GB of files in an IM. Yahoo! Photos Upload Order Same-day pickup at Target Yahoo! Mail Next gen email? Try the all-new Yahoo! Mail Beta. .
Re: Balasan: [keluarga-islam] Skenario Ahlul Kitab
Terima Kasih kepada Bang Anut atas masukan informasi yang panjang lebar dan ilmiah itu. Ada suatu info dari sumber yang dapat dipercaya namun tidak dapat saya sebutkan sumbernya, yaitu kisah seorang mualaf yang tadinya ia beragama Budha, setelah dia menekuni dan mendalami Islam ternyata memang agama Islam sesungguhnya membawa pesan damai, tidak seperti apa yang dikesankan oleh berita-berita di media massa ataupun oleh Oknum-okun operator tangan-tangan jahil. Demikian pula selanjutnya ia mengatakan bahwa agama Islam adalah agama yang paling realistis dan rasional. Kemudian ia masuk Islam dan menjadi Dai yang bagus dan sekarang tinggal di Bandung Timur. Ada pula sumber pengakuan jujur seorang nasrani (entah katolik atau protestan) dan kebetulan namanya juga Paulus, dalam suatu dialog antar agama secara tertutup, mengatakan bahwa satu-satunya KELEBIHAN dari agama Islam dengan agama-agama lainnya adalah HANYA Islam lah satu-satunya agama yang mempunyai KITAB SUCI yang OUTENTIK. Kitab-kitab lain dari agama-agama yang ada sudah campur baur amburadul. Secara gentleman juga ia mengatakan ia (tentunya dan kawan-kawannya) ingin mebelok-belokan Al-Quran dengan segala cara. Namun tak bisa. Dari kisah di atas, ada hal yang sama yang ingin dituju oleh pihak-pihak yang bersangkutan yaitu mengenai pencarian figur Tuhan, persoalan klasik sejak manusia mempunyai kesadaran. Alih-alih agama Nashrani memfigurkan N. Isa A.s sebagai tuhan, dan demikian pula kurang lebihnya Budha Sidharta Goutama mencari jalan menuju nirvana menghindari dukha atau shamsara. KELEBIHAN yang dipunyai oleh agama Islam yaitu Al-quran, sepertinya sedikit disadari oleh umat Islam itu sendiri. Kelebihan ini ditambahkan pula oleh melimpah ruahnya tafsir-tafsir dan Hadits-hadits, saking banyaknya malah lupa, jadi kebanyakan dan akhirnya kebablasan. Sehingga terlena dalam kajian kitab saja, kurang menggali nilai-nilai luhur dari Al-quran kedalam kehidupan keseharian. Tidak heran kalau ada yang hafidz al qur'an, namun kelakuan masih jauh dari norma-norma dan kaidah-kaidah moral yang paling sederhana sekalipun. Sedangkan kalau dari omongan atau tulisan bila tidak mencantumkan hadits dengan mudahnya mengatakan ingkrus sunnah bin tidak ilmiah. Dan saya sendiri dari kalangan Islam keturunan jujur mengaku, kurang atau belum banyak menyentuh kitab-2 seperti An Nasai, Jallalaen, Buchori Muslim, Ibnu Majah dll. (Bagaimana dengan anda? he..he..he..). Kondisi seperti saya, membaca dan menyimak tulisan-tulisan dari temen-teman yang mengaku muslim yang tentunya sudah saya anggap mereka ahli atau pandai dalam Al Quran dan Hadits, menjadi terheran-heran, kok sepertinya nggak menyentuh ke qolbu dan akal pikiran. Entah saya nya yang budeg, atau bahasa latinnya sumun umyun bukmun la tarjiun. Atau seperti yang Kang Encep sebutkan apakah saya ini masih diperbudak duit?. Soal penjajahan oleh Belanda kaitannya dengan kristenisasi negara kolinial selama 300 tahun lebih kalau dilihat dari kuantitas/jumlah umat kristen dibandingkan dengan jumlah Islam mengapa sepertinya tidak berhasil? Bayangkan 3(tiga) abad bo, kita dijajah Belanda, secara logika sederhana seharusnya kuantitas nasrani meningkat! Menurut saya ini terjadi karena ada resistensi yang kuat dari penduduk (terutama jawa dan sumatera) dalam hal segi religiositas. Hindu sudah pernah masuk, Budha demikian juga, pun Kristen serta Komunis. Artinya secara sederhananya, IMHO bahwa agama Islam yang masuk ke Indonesia yang pas adalah Islam (GR neh). Atau kalau definisi dijajah dalam arti seluas-luasnya, meskipun sampai saat sekarang pun negara Indonesia masih dijajah negara asing, tapi kalau soal Aqidah wah nggak mau menyerah atau dijajah deh. Tinggal kita-kitanya sekarang yang telah diberi Rahmat dan Anugrah dari Allah SWT untuk lebih mendalami Islam sebagai agama secara sungguh-sungguh. Bukankah dalam ayat Alquran Al Ankabuut 69 (Laba-laba, atau jaringan atau network) disebutkan bahwa, Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh pada jalan Kami, sesungguhnya akan Kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah bersama-sama orang-orang yang berbuat kebaikan. Ayo kita buat Network dalam berbuat kebaikan, bukan ribut aku ini ASWAJA itu AHLUL BAIT, ini AHLUL SUNAH WAL JAMAAH, aku WAHABI etc. Eloe Ingkarus Sunah ...pusing saya he..he..he. Maaf kepanjangan. Salam -- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Sekedar menambahkan lagi, bagaimana pengaruh penjajahan belanda selama 250 tahun dan bisa kita bayangkan berapa generasi terputus akan pemahaman Islam secara utuh. Dan Adakah dampk sejarah tersebut berpengaruh pada pendidikan kita di zaman sekarang ? Contoh konkrit hukum saja ternyata negara Indonesia masuh merujuk dari warisan Belanda. Wallahu a'lam Islam pada Masa Kolonialisme Belanda Pada masa kolonialisme Belanda pengembangan Islam mulai agak tersendat,meskipun awalnya Belanda datang sebagai pedagang karena banyak para pedagang Belanda yang menyiarkan
Re: Balasan: [keluarga-islam] Skenario Ahlul Kitab
Kang, sinarieun yeuh nulisna meni panjang... :-) he he he... ide ato wacana tentang Skenario ini sebenarnya bisa dikatakan ada dan tidak. dikatakan ada, karena memang dirasakan kok begitu, dikatakan tidak ada karena kok ga ada bukti yang nyata, artinya bukti 'tertulis' ga ada.. :-) tetapi jika kita perhatikan, sejak dari dahulu sebenarnya ada hal yang seperti ini, entah disengaja ato tidak oleh para penulisnya, yang bisa diliat dari kumpulan/kelompok hadits 'Israiliyat'. lalu ada juga pemahaman yang sudah terlanjur mengakar di benak para muslimin, tetapi jika diteliti lebih jauh kok tidak disebutkan dalam Qur'an, contohnya nama istri nabi Adam. siapa saja jika ditanya siapa nama istri Nabi Adam alaihisallam, pasti jawabnya 'Siti Hawa'.. :-) yang lain mungkin pemahaman Isro Mi'roj, yang banyak mengambil kisahnya dari Hadits yang sangat panjang, sedangkan di Qur'an tidak dijelaskan seperti itu. ato, puji2an dalam bahasa Arab yang dilagukan, dan banyak diajarkan di pesantren2, jika diteliti kandungannya ada yang melenceng dari Islam... :-( dan untuk hal-hal diatas, jawaban atas pertanyaan kenapa bisa seperti itu, saya setuju dengan Akang, yaitu: mungkin karena jarang ato sedikit mengkaji isi Qur'an. sakitu lah urunan nana... salam, :-) On 12/23/06, gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Terima Kasih kepada Bang Anut atas masukan informasi yang panjang lebar dan ilmiah itu. Ada suatu info dari sumber yang dapat dipercaya namun tidak dapat saya sebutkan sumbernya, yaitu kisah seorang mualaf yang tadinya ia beragama Budha, setelah dia menekuni dan mendalami Islam ternyata memang agama Islam sesungguhnya membawa pesan damai, tidak seperti apa yang dikesankan oleh berita-berita di media massa ataupun oleh Oknum-okun operator tangan-tangan jahil. Demikian pula selanjutnya ia mengatakan bahwa agama Islam adalah agama yang paling realistis dan rasional. Kemudian ia masuk Islam dan menjadi Dai yang bagus dan sekarang tinggal di Bandung Timur. Ada pula sumber pengakuan jujur seorang nasrani (entah katolik atau protestan) dan kebetulan namanya juga Paulus, dalam suatu dialog antar agama secara tertutup, mengatakan bahwa satu-satunya KELEBIHAN dari agama Islam dengan agama-agama lainnya adalah HANYA Islam lah satu-satunya agama yang mempunyai KITAB SUCI yang OUTENTIK. Kitab-kitab lain dari agama-agama yang ada sudah campur baur amburadul. Secara gentleman juga ia mengatakan ia (tentunya dan kawan-kawannya) ingin mebelok-belokan Al-Quran dengan segala cara. Namun tak bisa. Dari kisah di atas, ada hal yang sama yang ingin dituju oleh pihak-pihak yang bersangkutan yaitu mengenai pencarian figur Tuhan, persoalan klasik sejak manusia mempunyai kesadaran. Alih-alih agama Nashrani memfigurkan N. Isa A.s sebagai tuhan, dan demikian pula kurang lebihnya Budha Sidharta Goutama mencari jalan menuju nirvana menghindari dukha atau shamsara. KELEBIHAN yang dipunyai oleh agama Islam yaitu Al-quran, sepertinya sedikit disadari oleh umat Islam itu sendiri. Kelebihan ini ditambahkan pula oleh melimpah ruahnya tafsir-tafsir dan Hadits-hadits, saking banyaknya malah lupa, jadi kebanyakan dan akhirnya kebablasan. Sehingga terlena dalam kajian kitab saja, kurang menggali nilai-nilai luhur dari Al-quran kedalam kehidupan keseharian. Tidak heran kalau ada yang hafidz al qur'an, namun kelakuan masih jauh dari norma-norma dan kaidah-kaidah moral yang paling sederhana sekalipun. Sedangkan kalau dari omongan atau tulisan bila tidak mencantumkan hadits dengan mudahnya mengatakan ingkrus sunnah bin tidak ilmiah. Dan saya sendiri dari kalangan Islam keturunan jujur mengaku, kurang atau belum banyak menyentuh kitab-2 seperti An Nasai, Jallalaen, Buchori Muslim, Ibnu Majah dll. (Bagaimana dengan anda? he..he..he..). Kondisi seperti saya, membaca dan menyimak tulisan-tulisan dari temen-teman yang mengaku muslim yang tentunya sudah saya anggap mereka ahli atau pandai dalam Al Quran dan Hadits, menjadi terheran-heran, kok sepertinya nggak menyentuh ke qolbu dan akal pikiran. Entah saya nya yang budeg, atau bahasa latinnya sumun umyun bukmun la tarjiun. Atau seperti yang Kang Encep sebutkan apakah saya ini masih diperbudak duit?. Soal penjajahan oleh Belanda kaitannya dengan kristenisasi negara kolinial selama 300 tahun lebih kalau dilihat dari kuantitas/jumlah umat kristen dibandingkan dengan jumlah Islam mengapa sepertinya tidak berhasil? Bayangkan 3(tiga) abad bo, kita dijajah Belanda, secara logika sederhana seharusnya kuantitas nasrani meningkat! Menurut saya ini terjadi karena ada resistensi yang kuat dari penduduk (terutama jawa dan sumatera) dalam hal segi religiositas. Hindu sudah pernah masuk, Budha demikian juga, pun Kristen serta Komunis. Artinya secara sederhananya, IMHO bahwa agama Islam yang masuk ke Indonesia yang pas adalah Islam (GR neh). Atau kalau definisi dijajah dalam arti seluas-luasnya, meskipun sampai saat sekarang pun negara Indonesia masih dijajah negara asing, tapi kalau soal Aqidah wah nggak mau menyerah atau
Re: Balasan: [keluarga-islam] Skenario Ahlul Kitab
Kebetulan minggu yang lalu ada seorang mua'alaf yang datang bersilaturrahim ke jama'ah masjid di tempat saya. Beliau adalah mantan Rektor sekaligus pendiri Universitas Kristen Papua yang kini menetap di Sulawesi Utara. Nama Islamnya DR. Muhammad Yahya, seorang Doktor dalam bidang teologi kristem yang baru 2,5 bulan masuk Islam. Beliau menceritakan informasi yang hampir sama dengan cerita Kang Gotholoco. Saat ini beliau masih berada di Jakarta untuk bersilaturrahim dengan saudara2 muslim lainnya. Beliau memohon doa dari saudara2 muslim semua agar beliau diberi kekuatan dalam usahanya menegakkan kalimat tauhid di bumi Sulawesi... Memang benar kang, kalau mendengar cerita2 beliau dalam usahanya membela Islam di Sulawesi, sungguh memalukan jika kita yang sudah lama menjadi muslim masih saja disibukkan dengan menuduh-nuduh saudara yang lain ASWAJA, BUKAN ASWAJA, atau WAHABI Salam :) WnS On 12/23/06, gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Terima Kasih kepada Bang Anut atas masukan informasi yang panjang lebar dan ilmiah itu. Ada suatu info dari sumber yang dapat dipercaya namun tidak dapat saya sebutkan sumbernya, yaitu kisah seorang mualaf yang tadinya ia beragama Budha, setelah dia menekuni dan mendalami Islam ternyata memang agama Islam sesungguhnya membawa pesan damai, tidak seperti apa yang dikesankan oleh berita-berita di media massa ataupun oleh Oknum-okun operator tangan-tangan jahil. Demikian pula selanjutnya ia mengatakan bahwa agama Islam adalah agama yang paling realistis dan rasional. Kemudian ia masuk Islam dan menjadi Dai yang bagus dan sekarang tinggal di Bandung Timur. Ada pula sumber pengakuan jujur seorang nasrani (entah katolik atau protestan) dan kebetulan namanya juga Paulus, dalam suatu dialog antar agama secara tertutup, mengatakan bahwa satu-satunya KELEBIHAN dari agama Islam dengan agama-agama lainnya adalah HANYA Islam lah satu-satunya agama yang mempunyai KITAB SUCI yang OUTENTIK. Kitab-kitab lain dari agama-agama yang ada sudah campur baur amburadul. Secara gentleman juga ia mengatakan ia (tentunya dan kawan-kawannya) ingin mebelok-belokan Al-Quran dengan segala cara. Namun tak bisa. Dari kisah di atas, ada hal yang sama yang ingin dituju oleh pihak-pihak yang bersangkutan yaitu mengenai pencarian figur Tuhan, persoalan klasik sejak manusia mempunyai kesadaran. Alih-alih agama Nashrani memfigurkan N. Isa A.s sebagai tuhan, dan demikian pula kurang lebihnya Budha Sidharta Goutama mencari jalan menuju nirvana menghindari dukha atau shamsara. KELEBIHAN yang dipunyai oleh agama Islam yaitu Al-quran, sepertinya sedikit disadari oleh umat Islam itu sendiri. Kelebihan ini ditambahkan pula oleh melimpah ruahnya tafsir-tafsir dan Hadits-hadits, saking banyaknya malah lupa, jadi kebanyakan dan akhirnya kebablasan. Sehingga terlena dalam kajian kitab saja, kurang menggali nilai-nilai luhur dari Al-quran kedalam kehidupan keseharian. Tidak heran kalau ada yang hafidz al qur'an, namun kelakuan masih jauh dari norma-norma dan kaidah-kaidah moral yang paling sederhana sekalipun. Sedangkan kalau dari omongan atau tulisan bila tidak mencantumkan hadits dengan mudahnya mengatakan ingkrus sunnah bin tidak ilmiah. Dan saya sendiri dari kalangan Islam keturunan jujur mengaku, kurang atau belum banyak menyentuh kitab-2 seperti An Nasai, Jallalaen, Buchori Muslim, Ibnu Majah dll. (Bagaimana dengan anda? he..he..he..). Kondisi seperti saya, membaca dan menyimak tulisan-tulisan dari temen-teman yang mengaku muslim yang tentunya sudah saya anggap mereka ahli atau pandai dalam Al Quran dan Hadits, menjadi terheran- heran, kok sepertinya nggak menyentuh ke qolbu dan akal pikiran. Entah saya nya yang budeg, atau bahasa latinnya sumun umyun bukmun la tarjiun. Atau seperti yang Kang Encep sebutkan apakah saya ini masih diperbudak duit?. Soal penjajahan oleh Belanda kaitannya dengan kristenisasi negara kolinial selama 300 tahun lebih kalau dilihat dari kuantitas/jumlah umat kristen dibandingkan dengan jumlah Islam mengapa sepertinya tidak berhasil? Bayangkan 3(tiga) abad bo, kita dijajah Belanda, secara logika sederhana seharusnya kuantitas nasrani meningkat! Menurut saya ini terjadi karena ada resistensi yang kuat dari penduduk (terutama jawa dan sumatera) dalam hal segi religiositas. Hindu sudah pernah masuk, Budha demikian juga, pun Kristen serta Komunis. Artinya secara sederhananya, IMHO bahwa agama Islam yang masuk ke Indonesia yang pas adalah Islam (GR neh). Atau kalau definisi dijajah dalam arti seluas-luasnya, meskipun sampai saat sekarang pun negara Indonesia masih dijajah negara asing, tapi kalau soal Aqidah wah nggak mau menyerah atau dijajah deh. Tinggal kita-kitanya sekarang yang telah diberi Rahmat dan Anugrah dari Allah SWT untuk lebih mendalami Islam sebagai agama secara sungguh-sungguh. Bukankah dalam
Balasan: [keluarga-islam] Skenario Ahlul Kitab
tanggapan aye : mungkin karena orang agama islam lebih banyak membaca buku karangan si ini dan si itu dibanding membaca apa yang seharusnya jadi pedoman orang ntu... kebanyakan orang - orang islam yang membuat kelemahan kelemahan itu sendiri.. kaya pergantian siang dan malam (3/190) hari ini islam lagi malam merekalah yang terang. lagian kalo ada orang nasrani nerangin mengenai kitabnye kan ga masaleh orang itu kitab Alloh juga, tapi tetep sebagai islam tolok/tolak ukur pada Al-qur'an. lagian bukannya umat islam sekarang emang udah melintir dari jalan lurusss... kalo ada yang punya tanggapan laen sok lah.. Paulus hamed sabeni gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum wr.wb. Kadang dalam benak saya timbul pemikiran begini, dalam masalah sistem pengkajian kitab suci, ummat islam kalah metode dan pendekatan dengan sistem yang dilakukan oleh umat nasrani (kristen protestan dan katolik) atau pun umat agama lainnya. Apakah di jaman sekarang ini justru umat yang lain itu memanfaatkan kelemahan yang ada itu untuk memelintirkan umat Islam dari jalan lurus? Sekian ribu hadits, dari kisah 100 tahun setelah Nabi Muhammad wafat, mana yang soheh mana yang dhoif?. Peluang ini dimanfaatkan oleh ahlul kitab untuk memutarbalikan kitab. Bagaimana tanggapan anda-anda? Sekian Salam __ Apakah Anda Yahoo!? Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam http://id.mail.yahoo.com
Re: Balasan: [keluarga-islam] Skenario Ahlul Kitab
Mengapa orang Islam suka dan senang di adu domba ? Yang akhirnya diwarisi dari generasi ke generasi wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar [EMAIL PROTECTED] wrote: tanggapan aye : mungkin karena orang agama islam lebih banyak membaca buku karangan si ini dan si itu dibanding membaca apa yang seharusnya jadi pedoman orang ntu... kebanyakan orang - orang islam yang membuat kelemahan kelemahan itu sendiri.. kaya pergantian siang dan malam (3/190) hari ini islam lagi malam merekalah yang terang. lagian kalo ada orang nasrani nerangin mengenai kitabnye kan ga masaleh orang itu kitab Alloh juga, tapi tetep sebagai islam tolok/tolak ukur pada Al-qur'an. lagian bukannya umat islam sekarang emang udah melintir dari jalan lurusss... kalo ada yang punya tanggapan laen sok lah.. Paulus hamed sabeni gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum wr.wb. Kadang dalam benak saya timbul pemikiran begini, dalam masalah sistem pengkajian kitab suci, ummat islam kalah metode dan pendekatan dengan sistem yang dilakukan oleh umat nasrani (kristen protestan dan katolik) atau pun umat agama lainnya. Apakah di jaman sekarang ini justru umat yang lain itu memanfaatkan kelemahan yang ada itu untuk memelintirkan umat Islam dari jalan lurus? Sekian ribu hadits, dari kisah 100 tahun setelah Nabi Muhammad wafat, mana yang soheh mana yang dhoif?. Peluang ini dimanfaatkan oleh ahlul kitab untuk memutarbalikan kitab. Bagaimana tanggapan anda-anda? Sekian Salam __ Apakah Anda Yahoo!? Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam http://id.mail.yahoo.com