[Mayapada Prana] Uang Kita Sebenarnya
Uang Kita Sebenarnya Di rumah saya tinggal, juga ada TPA (Taman Pendidikan Al- Quran) Namanya Mutiara Salafiyah. TPA ini sudah lama berdiri mulai dari tahun 1991 sampai sekarang tentunya sudah banyak banget alumninya kalo dikumpulin. Salahsatu dari santriwannya bernama Saidin biasanya dipanggil Idin. Idin ini mengaji mulai dari sebelum sekolah sampai sekarang sudah SMA kelas 2, tidak ada kelebihan yang menarik kecuali dia asyik diajak ngobrol. Sampai pada suatu hari saya berkesempatan ngobrol ama idin. Kak agus, kalo kita punya uang sepuluh ribu rupiah. Kita infak seribu rupiah, Uang kita tinggal berapa kak ? Tinggal sembilan ribu..Jawab saya. Menurut saya sih tinggal seribu kak.. saya agak terbengong mendengar jawaban idin ini. Kok bisa tinggal seribu din?Tanya saya Iya kak, uang kita yang sembilan ribu abis buat jajan. Nah, uang kita yang sebenarnya tinggal seribu yang kita infakkan itu sebagai bekal di akherat. Wassalam, agussyafii htp://agussyafii.blogspot.com Quotes : Religion is a set of social and political institutions and spirituality is a private pursuit which may or may not take place in a church setting. - D. Patrick Miller - Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://asia.docs.yahoo.com/info/terms
Re: [Mayapada Prana] Fwd: RUU APP : Blunder Kaum Berjenggot
Ha..ha...padahal kalau dicermati lagi dari warta PBNU tersebut bisa diartikan lain, selain seperti yang diartikan oleh dablex scali, karena melihat point 9 9. PBNU menginstruksikan kepada PWNU dan PCNU se-Indonesia agar mengambil sikap yang selaras dengan pernyataan PBNU ini. Dari hal ini bisa ditarik kesimpulan bahwa ada kemungkinan bahwa PWNU dan PCNU bisa tidak selaras dengan PBNU, sehingga PBNU harus menginstruksikan kepada PWNU dan PCNU. Intruksi bersifat harus, setuju atau tidak selama itu merupakan instruksi maka harus dilaksanakan. Dari sini bisa diambil kesimpulanbahwa: 1.Ada kemungkinan bahwa Warta PBNU belum tentu isinya disetujui oleh PWNU dan PCNU. 2.Sehingga bisa dibaca bahwa sebenarnya itu hanya dari PBNU saja. dan belum tentu disetujui oleh PWNU dan PCNU tapi herarki organisasi berlaku disini, sehingga apa yang menjadi keputusan PBNU maka PW dan PC harus ikut serta. Apakah bukan pemaksaan kehendak...? Seandainya dibuat pooling dan ternyata 70% P dan PW tidak setuju, maka PBNU bisa menjadi minoritas. Tapi peluang pooling tidak akan ada karena seperti tertulis pada point 9: sudah menekankan bahwa PW dan PC harus selaras. Sehingga dukungan RUU hanya dari PBNU dan HARUS diikuti oleh semua PW dan PC. Sehingga konotasi tentang mayoritas dan minoritas dari postingan dablex scali menjadi bias dan tidak kuat dasarnya karena hanya dari sudut pandang dablex scali. Berdasar dari warta PBNU tersebut dilihat dari point 9. Walaupun tidak berkaitan dengan mayoritas dan minoritas tapi perlu dicatat juga komentar Gus Dur: Sebaiknya kembali saja ke UUD '45. Dablex Scali [EMAIL PROTECTED] wrote: Menanggapi kembali postingan Surya Narendra. Postingan saya adalah hanya untuk membantah postingan dari bung si Brewok yg ditulis Adrien bahwa RUU APP hanya didukung segelintir kelompok atau hanya didukung minoritas. Kalau ini dibiarkan, berarti membiarkan kebohongan publik dan menyudutkan kelompok tertentu, dimana kalimat-kalimatnyapun tendensius sekali. Sedangkan postingan Surya Narendra menanyakan perlu ada tidaknya RUU APP, jadi sudah bias pembahasannya dan saya tidak perlu menanggapi lagi. Mohon maaf Terima kasih tanggapannya. Surya Narendra [EMAIL PROTECTED] wrote:Menanggapi postingan dari Dablex Scali: Diambil dari Warta dari PBNU dari hasil postingan DablexScali. . 2. Untuk mengetahui dan merasakan dampak negatif dari pornografi/pornoaksi, seseorang tidak perlu menjadi fundamentalis atau ekstrimis, tetapi cukup menjadi orang tua yang saleh dan bertanggung jawab atas keselamatan pergaulan keluarganya sehari-hari. Sebenarnya kalau menyadari hal tersebut diatas maka tidak perlu adanya segala RUU atau UU apalagi UU Pornografi dan Pornoaksi dsb... Bahkan dari PNBU menyadari hal itu terbukti dari himbau PBNU sendiri, sehingga kenapa masih mendukung adanya UU lagi...?? Kalau semua orang tua yang saleh dan bertanggung jawab, maka cukup orang tua yang dididik menjadi saleh dan bertanggung jawab terhadap keluarga dan pergaulan. Disadari atau tidak, Indonesia sudah ada 1001 Undang Undang, yang jadi masalah adalah kapan itu diterapkan? Contoh: Sudah ada Perda tentang buang sampah sembarangan, tapi kapan ini diterapkan, apakah sudah ada manusia Indonesia yang didenda karena buang sampah sembarangan?..sudah adakah manusia Indonesia yang di tangkap karena melempar sampah dari dalam mobil yang sedang melaju keluar, ke jalan raya...? Disisi lain dari Warta PBNU tsb adalah: walaupun mungkin kategori saleh dan bertanggung jawab sendiri masih sedemikian bias. 1000 Undang Undang dibuat, tapi kalau tidak pernah diterapkan, hanya akan memperkaya para anggota Majelis yang terhormat, dengan segala macam uang sidang dll. Buat undang undang terus, dan dapat uang sidang terus, dapat makan siang dll, dapat uang insentif segala macam, tapi masalah penerapan tidak pernah dilihat atau dibahas, karena tidak ada Uang Pengawasan Penerapan Undang Undang!!! Toh Undang Undang tinggal undang undang, sampai sekarang juga masih ada anggota Dewan yang tertangkap lagi ngamar di hotel dengan wanita yang bukan istrinya. Salam. SN Dablex Scali [EMAIL PROTECTED] wrote: Ini dari Website www.nu.or.id/ WARTA Pernyataan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Tentang RUU Antipornografi dan Pornoaksi 1. PBNU mendukung sepenuhnya Rancangan Undang-undang Antipornografi dan Pornografi (RUU APP) untuk segera disahkan menjadi Undang-Undang (UU), karena sangat diperlukan untuk menjaga keselamatan moral masyarakat pada umumnya dan generasi muda pada khususnya, dengan tetap memperhatikan masukan-masukan yang ada. 2. Untuk mengetahui dan merasakan dampak negatif dari pornografi/pornoaksi, seseorang tidak perlu menjadi
Re: [Mayapada Prana] Janganlah Mendramatisir Masalah Guru !!!!
He..he... Ternyata Mustikawati coba berganti kulit lagi (kayak ularatau emang ular ?) menjadi Hafsah Salim. Dapat data dari mana Pak jumlah guru Agama Islam 15 juta orang mendambakan menjadi pegawai negeri ? Yang saya tahu ada 1 orang Guru Komunis yg mencoba menjadi pegawai negeri.yaitu anda...hua..ha..ha..kasian mau jadi guru komunis tapi gak ada tempatnya..:) Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] wrote:Kontroversi masalah guru ini terlalu meng-ada2 padahal keadaan sebenarnya sama sekali berbeda dari apa yang di-teriak2an oleh mereka yang menganggap dirinya guru. Guru itu engga sama dengan Guru. Perlu anda semua memahami siapa atau mana guru yang ber-teriak2 ini yang sesungguhnya tidak pantas mengaku guru. Berdasarkan statistik tahun 1980, jumlah pegawai negeri seluruh Indonesia sekitar 20 juta, dan jumlah Guru yang terdaftar dari jumlah ini sekitar 4 juta. Namun yang menarik, ternyata ada guru honorer yang bukan pegawai negeri yang sudah 10 tahun tidak bisa diangkat jadi pegawai negeri. Tahukah anda semua siapa dan kenapa hal ini terjadi Karena mereka ini semuanya adalah GURU AGAMA ISLAM yang jumlahnya ada 15 juta melebihi jumlah pegawai negeri diseluruh Indonesia. Ke 15 juta Guru Agama Islam ini mendambakan menjadi pegawai negeri, oleh karena itulah mereka mengabdikan diri mengajar agama Islam dimanapun sekolah yang ada meskipun sekolah ybs tidak mampu membayarnya. Banyak Guru Agama Islam ini bahkan menyogok kepala2 sekolah ybs agar nama mereka dimasukkan atau didaftarkan sebagai Guru Bantu dengan status honorer meskipun kenyataannya mereka tidak pernah digaji. Disatu pihak kepala sekolah yang menerima uang sogok ini merasa mendapatkan nafkah dibawah tangan, dilain pihak guru Agama Islam ini bisa menaikkan status sosialnya sebagai Guru sekolah negeri dimata masyarakat dilingkungannya sendiri untuk mendapatkan order mengajarkan agama Islam secara private dari murid2nya yang tergolong mampu. Demikianlah, permainan ini berkembang tanpa banyak issue2 yang buruk bagi kepala sekolahnya maupun bagi guru agama Islam itu sendiri. NAMUN HAL INI MENJADI BUMERANG BAGI PEMERINTAH RI, DIMANA KELOMPOK GURU2 AGAMA ISLAM HONORER INI SELALU MENDESAK AGAR DIANGKAT JADI PEGAWAI NEGERI MESKIPUN BELUM PERNAH PEMERINTAH RI MENJANJIKAN MEREKA KEMUNGKINAN INI. Silahkan anda semua membayangkannya sendiri, bagaimana mungkin pemerintah bisa dipaksa untuk mengangkat ke 15 juta guru agama Islam ini sebagai pegawai negeri, darimana duitnya, dan apa faedahnya Masalah guru2 matematika, biologi, dll, sama sekali tidak ada masalahnya. Ternyata guru2 Agama Islam ini sewaktu diberi kesempatan untuk mengikuti test pegawai negeri, tidak satupun yang mampu lulus, padahal test-nya sangatlah mudah dimana semua guru2 matematika, biologi dan yang lainnya yang bukan Guru Agama Islam ternyata berhasil lulus dengan mudah. Jelas saja kalo ada 16 juta peserta test pegawai negeri dimana cuma 1 juta yang lulus, ternyata yang 15 juta yang tidak lulus itu adalah Guru Agama Islam, sedangkan yang lulus 1 juta itu adalah calon pegawai negeri dan termasuk guru2 matematika, biologi, dll yang bukan guru agama Islam. Guru2 Agama Islam ini rame2 demo lagi menuduh pemerintah melakukan kecurangan karena jatah mereka katanya mau diperjual belikan. Jelas tuduhan itu hanyalah prejudice dari kebiasaan mereka membeli kedudukan guru Honorer selama ini dengan menyogok kepala2 sekolah ditempat mereka bekerja. Demikianlah, mereka berteriak2 mengatas namakan diri mereka sebagai kelompok Guru yang bukan Guru yang sebenarnya. Seperti anda ketahui, sewaktu lulus SMA, mereka ber-cita2 muluk untuk memiliki gelar sarjana, namun otak tak memenuhi syarat, sehingga tidak ada satupun perguruan tinggi bisa menerima mereka. Demi mengejar gelar sarjana, maka jurusan apapun tak jadi masalah.Gelar Sarjana Agama Islam inilah yang paling mungkin untuk diraihnya demi status sosial menyunting gadis pujaan. Gelar boleh sama2 Doktorandus, namun jelas beda antara Doktorandus ekonomi dan Doktorandus IAIN jurusan dakwah. Keduanya berpotensi menjadi guru, yang satu jadi guru ekonomi dengan status pegawai negeri, sedangkan yang lainnya juga jadi guru bantu yang statusnya honorer hasil menyogok kepala sekolah. Inilah dilema negara RI yang tak pernah diungkapkan yang merupakan tragedi kehancuran dunia pendidikan bangsa kita. Ny. Muslim binti Muskitawati. Quotes : Religion is a set of social and political institutions and spirituality is a private pursuit which may or may not take place in a church setting. - D. Patrick Miller - - Yahoo! Groups Links To visit your group on the web, go to: http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/ To unsubscribe from
[Mayapada Prana] Sabdo Palon Naya Genggong
SABDO PALON NAYA GENGGONG Oleh: M. Dawam Rahardjo Dalam seminar yang diselengshy;garakan Universitas Surabashy;ya, seorang penganut aliran kepercayaan menanyakan bagaimana pandangan saya tentang rashy;malan Sabdo Palon Naya Gengshy;gong. Pengikut setia raja Majapahit terakhir itu pernah mengatakan bahwa agama Hindu memang akan digantikan oleh agama Islam, yang pada waktu itu didakwahkan oleh Wali Sanga. Namun, 500 tahun keshy;mudian, Islam akan digantikan oleh suatu agama baru, yang diseshy;butnya sebagai agama budi. Agashy;ma, menurut pengertian kaum penghayat kepercayaan, adalah ageming budi, artinya pakaian yang melindungi seseorang itu adashy;lah budi pekerti luhur. Dalam ajarshy;an Islam, sebagaimana disebut dashy;lam Al-Quran, hakikat pakaian seshy;tiap orang itu adalah takwa, yang merupakan puncak kecerdasan spishy;ritual manusia. Pada 1979, Nurcholish Madjid (Cak Nur) tampil di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, setelah dua pidato kebudayaannya yang pada pokoknya menganjurkan liberalisasi sekularisasi pemikiran Islam, dengan jargonnya yang menjadi sangat terkenal, yakni Islam Yes, Partai Islam No. Isi ceramah itu memberi kesan seolah-olah Cak Nur mengemukakan jargon baru, yaitu Spiritualisme Yes, Agama No. Istilah itu sebenarnya tidak pernah diucapkan oleh Nurcholish, tapi penyimpulan ceramah Cak Nur yang dipelintir oleh sebuah majalah Islam. Memang Cak Nur mengobservasi gejala ditinggalkannya agama (dashy;lam hal ini Kristen) di Barat. Tapi dalam masyarakat Barat justru timbul banyak aliran spiritual. Nashy;da penilaian Cak Nur sebenarnya sikap kritisnya terhadap aliran-shy;aliran spiritual, terutama yang mengajarkan kesesatan. Dan Cak Nur sebaliknya menginginkan agar masyarakat Barat tetap berpegang pada agama. Saran ini juga ditujushy;kan bagi umat Islam di Indonesia, tapi ceramah Cak Nur itu dipelintir oleh pengritiknya yang mengesanshy;kan Cak Nur menganjurkan umat Islam agar menggantikan agama dengan spiritualisme. Sungguh pun begitu, yang diungkapkan Cak Nur itu memang merupakan kenyataan dan gejala baru di masyarakat Bashy;rat, yang juga disebut oleh futuroshy;log John Naissbit. Jadi ramalan Sabdo Palon itu sesunggulmya teshy;lah terjadi di Barat. Dalam kaitannya dengan Islam yang dikaitkan dengan terorisme dan kekerasan yang muncul dari gerakan radikalisasi Islam, timbul pertanyaan yang ditujukan kepada cendekiawan Dr Jalaluddin Rahshy;mat. Mengapa Islam, yang disebut sebagai pembawa rahmat bagi seshy;kalian alam, dalam realitas telah melahirkan aksi-aksi kekerasan? Kang Jalal kurang-lebih menjashy;wab, gejala itu karena pemahaman Islam terlalu menekankan pada seshy;gi akidah, terutama pada kepercashy;yaan yang fundamental yang bersishy;fat mutlak. Hal ini mengakibatkan lahirnya pandangan sempit dan fashy;natis. Dalam upaya mereka yang merasa membela Islam dari keseshy;satan akidah, apalagi dalam mengshy;hadapi apa yang dipersepsikan seshy;bagai ancaman, umat Islam memishy;lih pendekatan kekerasan, paling tidak menyetujui atau membiarkan tindakan kekerasan. Di samping itu, Kang Jalal mengshy;ajukan alternatif bahwa tekanan keberagamaan hendaknya diarahshy;kan pada ajaran kemuliaan akhlak atau al-akhlak al-karimah sesuai dengan hadis Nabi yang mengatashy;kan: Saya sesungguhnya diutus untuk memperbaiki dan menyemshy;purnakan akhlak. Konsep Kang Jalal itu mendekati pengertian agama iku ageming budi (agama itu adalah pakaian yang berupa bushy;di) yang dirumuskan oleh kaum keshy;batinan. Mirjam Kunkler dari Universitas Columbia pernah mengatakan bahwa pertumbuhan gereja di Amerika Serikat sangat pesat. Wacana keshy;agamaan tidak hanya dilakukan di gereja-gereja, tapi juga di gedung-gedung pertemuan dan hotel-hotel yang disiarkan melalui radio dan televisi ke seluruh dunia. Ia menilai bahwa masyarakat Amerika sangat religius. Tapi masyarakat Amerika dikenal sebagai masyarakat yang punya kesadaran etik yang rendah, ditandai dengan praktek bisnis yang tidak etis, politik kotor, krimishy;nalitas yang tinggi, dan penggunashy;an kekerasan secara telanjang yang mewarnai politik luar negeri yang didukung oleh agresi militer. Keshy;simpulannya, masyarakat Amerika itu religius tapi tidak etis. Keadaan di Eropa berkebalikan. Di sana gereja telah ditinggalkan. Bahkan banyak gereja yang dijual dan dialihfungsikan. Sebagian dishy;jadikan museum, sebagian lagi dijadikan masjid oleh kaum muslim. Sebagaimana kata Friedrich Nietsche God is dead, Tuhan teshy;lah mati, kehidupan beragama sushy;dah hampir merupakan sejarah masa lampau. Masyarakat Eropa itu tidak religius, bahkan ateis atau agnostik, tapi etis. Kata Kunkler, masyarakat Eropa sekarang sudah menjadi sebuah masyarakat etis (etische communishy;ty), meminjam istilah Hegel. Teoshy;log-filsuf Jerman, Hans Kung, kini mengembangkan apa yang disebutshy;nya etika global (global ethics) dan mempersiapkan sebuah deklarasi mengenai etika global. Apa yang berkembang di Eropa sesungguhnya transformasi dari
[Mayapada Prana] Menyelamatkan NKRI dari Bali
Menyelamatkan NKRI dari Bali Hari-hari terakhir ini perjuangan masyarakat Bali dalam menghadang RUU Antipornografi dan Pornoaksi (APP) memasuki sebuah dimensi yang jauh lebih mulia daripada sekadar sebuah gerakan politik biasa. Apa yang awalnya diniatkan sebagai upaya untuk menghentikan sebuah produk hukum yang dinilai cacat dari berbagai segi, kini dimaknai sebagai sebuah perjuangan luhur untuk menyelamatkan sesuatu yang lebih luhur, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). == Perlawanan yang pada awalnya lebih banyak didorong keinginan untuk menyelamatkan kepentingan Bali -- kepentingan politis, kultural maupun ekonomi -- kini telah mamurti menjadi sebuah perlawanan yang didorong keinginan untuk menyelamatkan kepentingan negara bangsa Indonesia. Pergeseran paradigma ini tentunya tidak terlepas dari berbagai dinamika internal dan eksternal yang mendampingi jalannya proses penolakan tersebut. Pergeseran paradigma ini dipicu oleh munculnya gelombang kesadaran baru bahwa potensi bahaya RUU APP sesungguhnya tidaklah terletak pada pasal-pasalnya, tetapi pada semangat yang dikandungnya. Berbagai perdebatan dan pembahasan intelektual yang secara intensif dilakukan para tokoh gerakan perlawanan terhadap RUU APP pada akhirnya menyadarkan mereka bahwa pasal-pasal RUU APP tersebut sesungguhnya hanyalah kulit permukaan dari sebuah semangat untuk melakukan perubahan mendasar pada cara kita berbangsa dan bernegara. Semangat utama RUU APP adalah semangat untuk menjadikan agama tertentu -- moralitas berdasarkan dogma agama tertentu tepatnya -- sebagai kompas dalam pembuatan serta penegakan hukum nasional. Dengan merujuk pada dekadensi moralitas bangsa sebagai alasan utama, para penyusun RUU APP berupaya menjadikan kode-kode moral religius sebagai jalan keluar utama dan dengan demikian, membuka pintu lebar-lebar bagi dominasi agama atas negara. Padahal, negara modern mana pun akan berupaya sekuat mungkin untuk menghindari terjadinya dominasi agama atas negara. Sebabnya, dominasi sebuah agama tertentu atas negara pasti akan menyebabkan terjadinya alienasi serta subjugasi atas agama-agama lainnya. Padahal, alienasi yang terjadi karena perbedaan kepercayaan, cepat atau lambat akan menyebabkan sebuah konflik, baik konflik horizontal maupun vertikal, dan pasti akan berujung pada disintegrasi negara. Sejarah dunia dipenuhi dengan berbagai cerita nyata tentang negara-negara yang punah karena disintegrasi yang dipicu oleh alienasi berbasis religius. Contoh paling kontemporer adalah apa yang terjadi di Eropa Timur, saat alienasi dan subjugasi berdasarkan etnis dan kepercayaan religius melahirkan chaos politik dan genocide berdarah yang membuat wilayah itu pecah berkeping-keping. Proses itu kemudian dikenal sebagai Balkanisasi. Kolumnis tetap Bali Post Minggu, Aridus, dengan nakal mengaitkan proses itu dengan nama depan Ketua Pansus RUU APP Balkan Kaplale sebagai penanda ''mistik'' bahwa RUU APP adalah kabar buruk bagi masa depan NKRI. Alienasi dan subjugasi adalah dua hal yang jelas-jelas berada dalam posisi berseberangan dengan prinsip-prinsip dasar NKRI sebagaimana yang diamanatkan oleh para pendiri bangsa. Pancasila, UUD 1945 serta Bhineka Tunggal Ika jelas-jelas menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara bangsa yang berketuhanan, namun bukanlah sebuah negara yang diatur atau berlandaskan pada ajaran agama tertentu. Sebaliknya, ketiga kontrak politik historis itu secara terang dan gamblang menegaskan bahwa negara bangsa Indonesia menjamin kebebasan beragama serta menghormati keragaman kekayaan budaya serta kepercayaan religius yang dianut masing-masing suku bangsanya. Negara bangsa Indonesia secara faktual mengakui adanya sebuah agama mayoritas, tetapi tidak pernah memberi ruang bagi terjadinya dominasi agama mayoritas terhadap negara. Uniknya, sebagian besar pemeluk agama mayoritas tersebut pun tampaknya memang tidak menginginkan terjadinya perkawinan politik antara agama dengan negara. Buktinya, sepanjang sejarah republik ini pemilihan umum (pemilu) selalu dimenangkan oleh partai-partai dengan ideologi nasionalis-sekuler, mulai dari PNI, Golkar hingga PDI Perjuangan. Fakta ini penting untuk menunjukkan bahwa RUU APP ini pun pastilah tidak mencerminkan keinginan dari seluruh pemeluk agama mayoritas di Indonesia. Karena yang melandasi RUU ini adalah semangat dan kepentingan dogmatis religius yang bertentangan dengan semangat dasar NKRI, yang toleran, terbuka dan menghormati beragam tradisi, maka tidak penting lagi apakah sejumlah pasal dalam RUU APP ini akan direvisi atau tidak. Oleh karena itulah, masyarakat Bali secara teguh hati menolak keseluruhan isi RUU APP, versi lama mau pun revisi. Selama semangat yang dikandungnya tetap sama, masyarakat Bali akan tetap menolak RUU APP, bahkan jika RUU ini berganti nama menjadi RUU Perlindungan Bali, misalnya. Teriakan ''Merdeka'' yang dilontarkan Ketua KNPI Bali Indriawan Karna serta somasi dari Majelis Mujahidin
Re: [Mayapada Prana] [O_-]
Maksud lebih tinggi disini adalah Sang Hyang Adi Buddha adalah Allah. Dalam agama Buddha sebutan untuk sang Pencipta itu adalah Sang Hyang Adi Buddha kadang kala juga Sang Tathagatha Bukan seperti yang anda maksud yang ada artikan secara harafiah saja. - Original Message - From: kristolog [EMAIL PROTECTED] To: mayapadaprana@yahoogroups.com Sent: Thursday, March 23, 2006 11:42 AM Subject: Re: [Mayapada Prana] [O_-] bisa lebih mendetail? apakah si buddha itu sedang duduk, sedangkan sang Hyang adi Buddha itu berdiri, makanya lebih tinggi? Tonny [EMAIL PROTECTED] wrote:Pak nong/kristolog ada yang perlu saya benarkan nich Sang Hyang Adi Buddha tidaklah sama dengan Buddha dimana Sang Hyang Adi Buddha itu lebih tinggi lagi dari Buddha. Salam damai, Dari saya yang anda anggap Bodoh - Original Message - From: kristolog [EMAIL PROTECTED] To: mayapadaprana@yahoogroups.com Sent: Saturday, March 18, 2006 7:10 PM Subject: Re: [Mayapada Prana] [O_-] sebagai moderator memang anda tidak punya hak untuk memaksa! memangnya anda punya program komputer yg membuat orang bisa terdaftar di milis anda? setelah itu membuat tangan orang untuk mengetik dan posting ke milis anda ini? tidak. tapi saya masuk ke sini karena diundang oleh seseorang. saya lupa. dan beberapa saat saya perhatikan tidak ada yg bisa saya nimbrung, sampai bagian yang harus saya tanggapi terlihat oleh mata saya. salah satunya masalah sekarang. Akan halnya Reiki, Mahatma, Taize Ki, Merkaba, MVT, Vajra, QMT, Angelic Energy, dll. memang adalah ciptaan Tuhan anda dan saya, Tuhan kita semua, yaitu ALLAH (istilah Tuhan dlm bhs Arab/Islam yg saya yakini). SEGALA YG ADA DI ALAM INI ADALAH CIPTAAN ALLAH (empunya adalah ALLAH). Tapi, masalahnya adalah ciptaan Allah itu anda bahas, anda pelajari dan anda kagumi dgn cara yg berbeda, dimana muncul kemudian istilah buatan manusia, yang saya yakini bukan utusan Tuhan (istilah Reiki, Mahatma, Taize Ki, Merkaba, MVT, Vajra, QMT, Angelic Energy, dll.) Allah = Allah Bapa, ini saya tidak keberatan sama sekali bung! tapi, kalau anda tidak tahu siapa itu Yesus, lalu menyamakannya dengan Allah, Allah Bapa, maka lebih baik jangan. karena itu mencerminkan kebodohan anda saja. Allah / Allah Bapa = Sang Hyang Adi Buddha, saya tida setuju! karena buddha itu adalah manusia berkaki dan tangan seperti anda dan saya. jadi dia adalah ciptaan Tuhan (Allah). tidak bisa disamakan. kecuali anda orang bodoh yg menyamakan pencipta dan ciptaaNya. okay paham si Brewok [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear soul, Saya tidak akan memaksa-maksa orang masuk ke milis ini, pun tidak akan menahan-nahan orang untuk terus berada di forum ini. Di rumah mayapada ini saya dkk selaku tuan rumah membiarkan anda untuk mengungkapkan pendapat anda sebebas-bebasnya, namun adalah hak saya dkk di Sanggar mayapada untuk mendekor rumah sebagaimana yang kami inginkan. Bagi anda Alloh SWT/Allah Bapa/Sang Hyang Widhi tiada hubungannya dengan : ... kesehatan body-mind-spirit dan enlightenment seperti Reiki, Mahatma, Taize Ki, Merkaba, MVT, Vajra, QMT, Angelic Energy, dll. Bagi kami tentu saja amat berhubungan karena Beliaulah empunya energi-energi itu. [Mungkin juga anda meradang jika saya tulis Alloh SWT = Allah Bapa = Sang Hayng Adi Buddha = Divine Source] Jadi jika anda tidak suka berada di rumah ini, anda tahu dimana pintu keluarnya. salam. --- In mayapadaprana@yahoogroups.com, kristolog [EMAIL PROTECTED] wrote: bagus itu. kalau mau aman damai, jangan debat. kalau mau debat, yuk yg intelek. nah, biar bagus, tolong moderator menghapus kalimat .../Alloh SWT/... karena tidak ada hubungannya dengan kalimat diatasnya yakni : .. untuk kesehatan body-mind-spirit dan enlightenment seperti Reiki, Mahatma, Taize Ki, Merkaba, MVT, Vajra, QMT, Angelic Energy, dll. umat islam tidak mengenal tulisan diatas. enlightmen dalam Islam juga ada, tapi tidak dgn istilah diatas. Quotes : Religion is a set of social and political institutions and spirituality is a private pursuit which may or may not take place in a church setting. - D. Patrick Miller - - Yahoo! Groups Links To visit your group on the web, go to: http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/ To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. - Yahoo! Mail Use Photomail to share photos without annoying attachments. [Non-text portions of this message have been removed] Quotes : Religion is a set of social and political institutions and spirituality is a private pursuit which may or may not take place in a church setting. - D. Patrick Miller - Yahoo! Groups
[Mayapada Prana] Very Important Information, everybody has the right to read this article !
What Muslims, multiculturalists, and the media hope you never find out about Islam The Sword of the Prophet by Serge Trifkovic Since the attacks of September 11, dozens of books have been rushed to market purporting to explain the religion in whose name the terrorists acted. Most of them strike a common theme: true Islam -- as opposed to the fundamentalist variety of the hijackers -- is a religion of peace that promotes charity, tolerance, freedom, and culture no less than true Christianity. Such a viewpoint, argues Serge Trifkovic, foreign affairs editor of Chronicles magazine, is not only false but dangerous, since it blinds to the true nature of the enemy that threatens us. Moreover, it betrays a hidden agenda: to discredit Christianity and the West by comparison to a sanitized, idealized Islam that bears no resemblance to its actual teachings or history. To correct this, Trifkovic gives us the unvarnished, politically incorrect truth about Islam -- including the shocking facts about its founder, Mohammed; its rise through bloody conquest; its sanctioning of theft, deceit, lust and murder; its persecutions of Christians, Jews, Hindus and other infidels; its cruel mistreatment of women; the colossal myth of its cultural golden age; its irreformable commitment to global conquest by any means necessary; the broad sweep of the military, political, moral, and spiritual struggle that faces us; and what we must do if we wish to survive. Get the details and documentation for hundreds of politically incorrect facts about Islam -- such as: The Koran sanctions pillage, looting, ransom, and the rape of captive women as an incentive to join in jihad or holy war Mohammed kept one-fifth of all spoils of war for himself The Koran allows a man to have up to four wives -- at any one time. He can divorce a wife by simply saying so 3 times Mohammad had as many as 25 wives. One was six when they married; he was 54. He consummated the marriage when she was 9 At least 27 people were murdered on Mohammed's orders Mohammed allowed temporary marriage for three nights or more, so that soldiers in the field could marry prostitutes The Koran assures the Muslim the right to own slaves by purchasing them or as a bounty of war. Mohammad had dozens Almsgiving and mercy is commended in Islam -- but the beneficiaries have to be Muslims only In Islam, the definition of what is right or just is not fixed, but changeable by divine decree -- enabling the most henous sins and crimes to be declared the will of Allah The joys and glories of the Islamic paradise are tangible and sensual and include sex with virgins -- and young boys As Mohammad progressed from visionary and teacher to warlord and ruler, his style and message became more depraved, violent and intolerant. It is these later revelations that are considered definitive by Islamic authorities when they conflict with earlier ones often cited for Western consumption The Crusades were a belated military response to three centuries of Muslim aggression against Christian lands and peoples Islam divides the world into the House of Islam (where Islam rules) and the House of War (where it doesn't). The two are permanently at war; there may be temporary truces, but peace will come only upon the completion of global conquest When Muslims are a minority community, the Koran permits them to adopt a peaceful attitude to deceive their neighbors, until they feel strong enough to dispense with the pretense The massacres perpetrated by Muslims in India are unparalleled in history, bigger in sheer numbers than the Holocaust Muslim persecution of Christians has caused suffering and death for millions over 13 centuries -- and continues today The myth of Islam's tolerance of religious minorities contradicts its teaching, history, and present reality Islam's golden age was parasitic on the Christian cultures and peoples it conquered, and ended when it killed the host In 1993, Saudi Arabia's supreme religious authority declared that the world is flat, and that anyone who disagrees is an infidel to be punished Like Communism, Islam cannot foster prosperity, and is always reliant on plunder or unearned wealth (e.g., from oil) Islam recognizes no distinction between temporal and divine authority; the only legitimate government is a theocracy America's ally Saudi Arabia remains the most intolerant Islamic regime in the world, where the practice of any religion besides Islam is as strictly prohibited as in Mohammed's day The first imam to deliver a Muslim prayer for the U.S. House of Representatives in 1991, declared in 1997 that Muslims will eventually elect the president and replace the constitutional government with an
[Mayapada Prana] The Other Very Important Information to add your knowledge! SOON READ!
Mohammed: the ugly truth about the founder of the world's most violent religion (by a priest who lived and ministered among Muslims) Now on sale on Amazon for $64.75! Best seller! The Life and Religion of Mohammed by J.L. Menezes Fr. J.L. Menezes knew Islam up close: as a priest in India, he devoted his priestly life to introducing that nation's tens of millions of Muslims to Christianity. With this life of Mohammed, he left us the record of his appeals: a frank, honest, and exhaustively researched exploration of the life of the prophet of Islam, the development and contents of the Koran, and an introduction to various Muslim sects. Such a viewpoint, argues Serge Trifkovic, foreign affairs editor of Chronicles magazine, is not only false but dangerous, since it blinds to the true nature of the enemy that threatens us. Moreover, it betrays a hidden agenda: to discredit Christianity and the West by comparison to a sanitized, idealized Islam that bears no resemblance to its actual teachings or history. To correct this, Trifkovic gives us the unvarnished, politically incorrect truth about Islam -- including the shocking facts about its founder, Mohammed; its rise through bloody conquest; its sanctioning of theft, deceit, lust and murder; its persecutions of Christians, Jews, Hindus and other infidels; its cruel mistreatment of women; the colossal myth of its cultural golden age; its irreformable commitment to global conquest by any means necessary; the broad sweep of the military, political, moral, and spiritual struggle that faces us; and what we must do if we wish to survive. Get the details and documentation for hundreds of politically incorrect facts about Islam -- such as: The Koran sanctions pillage, looting, ransom, and the rape of captive women as an incentive to join in jihad or holy war Mohammed kept one-fifth of all spoils of war for himself The Koran allows a man to have up to four wives -- at any one time. He can divorce a wife by simply saying so 3 times Mohammad had as many as 25 wives. One was six when they married; he was 54. He consummated the marriage when she was 9 At least 27 people were murdered on Mohammed's orders Mohammed allowed temporary marriage for three nights or more, so that soldiers in the field could marry prostitutes The Koran assures the Muslim the right to own slaves by purchasing them or as a bounty of war. Mohammad had dozens Almsgiving and mercy is commended in Islam -- but the beneficiaries have to be Muslims only In Islam, the definition of what is right or just is not fixed, but changeable by divine decree -- enabling the most henous sins and crimes to be declared the will of Allah The joys and glories of the Islamic paradise are tangible and sensual and include sex with virgins -- and young boys As Mohammad progressed from visionary and teacher to warlord and ruler, his style and message became more depraved, violent and intolerant. It is these later revelations that are considered definitive by Islamic authorities when they conflict with earlier ones often cited for Western consumption The Crusades were a belated military response to three centuries of Muslim aggression against Christian lands and peoples Islam divides the world into the House of Islam (where Islam rules) and the House of War (where it doesn't). The two are permanently at war; there may be temporary truces, but peace will come only upon the completion of global conquest When Muslims are a minority community, the Koran permits them to adopt a peaceful attitude to deceive their neighbors, until they feel strong enough to dispense with the pretense The massacres perpetrated by Muslims in India are unparalleled in history, bigger in sheer numbers than the Holocaust Muslim persecution of Christians has caused suffering and death for millions over 13 centuries -- and continues today The myth of Islam's tolerance of religious minorities contradicts its teaching, history, and present reality Islam's golden age was parasitic on the Christian cultures and peoples it conquered, and ended when it killed the host In 1993, Saudi Arabia's supreme religious authority declared that the world is flat, and that anyone who disagrees is an infidel to be punished Like Communism, Islam cannot foster prosperity, and is always reliant on plunder or unearned wealth (e.g., from oil) Islam recognizes no distinction between temporal and divine authority; the only legitimate government is a theocracy America's ally Saudi Arabia remains the most intolerant Islamic regime in the world, where the practice of any religion besides Islam is as strictly prohibited as in Mohammed's day The first imam to deliver a Muslim prayer for the U.S. House of Representatives
[Mayapada Prana] Fwd: [MUBI] Perlindungan Kebebasan Beragama yang Kian Payah - 11 Maret 2006
Hudoyo Hupudio [EMAIL PROTECTED] wrote: To: [EMAIL PROTECTED],[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],[EMAIL PROTECTED],[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] From: Hudoyo Hupudio [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, 23 Mar 2006 17:57:49 +0700 Subject: [MUBI] Perlindungan Kebebasan Beragama yang Kian Payah - 11 Maret 2006 Dari: newsgroup soc.culture.indonesia Laporan Diskusi Maret: Perlindungan Kebebasan Beragama yang Kian Payah - 11 Maret 2006 From: bambu - view profile Date: Wed, Mar 22 2006 12:40 pm Email: bambu bamboofl [EMAIL PROTECTED] Groups: soc.culture.indonesia r [EMAIL PROTECTED], 21 Mar 2006 Perlindungan Kebebasan Beragama yang Kian Payah - 11 Maret 2006 Pasal 29 ayat 2 UUD'45 melindungi kebebasan setiap WNI untuk beribadah menurut keyakinan dan kepercayaan masing-masing. Tapi ironisnya kebebasan beragama di Indonesia mengalami masa-masa yang sangat suram. Pemerintah melalui perangkat hukum, lebih mengontrol kebebasan beragama ketimbang melindungnya. Demikian pula lembaga- lembaga keagamaan 'resmi' cenderung memaksakan pengertian mereka masing-masing pada masyarakat daripada mengayomi kehidupan beragama di Indonesia. Karena itu, National Integration Movement (NIM) pada hari Sabtu, 11 Maret 2006, mengadakan diskusi bulanan kebangsaan bertema : Perlindungan Kebebasan Beragama yang Kian Payah dengan menghadirkan Prof. Dr. Dawam Rahardjo - president The International Institute of Islamic Thoughts dan Mona Darwich - seorang Pemerhati Budaya dan Integrasi dari Libanon. Diskusi kali ini menempatkan Ahmad Yulden Erwin, seorang penulis buku dan aktivis LSM Anti Korupsi, pada kursi moderator. Prof. Dawam Rahardjo memulai pembicaraan dengan mengungkapkan paradoks-paradoks yang terjadi dalam kehidupan beragama di Indonesia. Salah satunya adalah hubungan kekerasan dengan agama. Agama yang semestinya identik dengan kesejukan dan kelembutan telah berubah menjadi alasan bagi melakukan kekerasan terhadap sesama di Indonesia. Beliau menyoroti kekerasan yang terjadi pada tempat-tempat hiburan, rumah ibadah agama lain, komunitas Lia Eden dan kelompok Ahmadiyah, yang sebagian besar justru terjadi setelah Sholat Jumat ataupun Tablig Akbar. Ini terjadi karena khotbah-khotbah pada acara-acara tsb justru dipenuhi oleh khotbah-khotbah penuh kebencian. Apakah ini yang disebut beragama ? Bila kita berlebih-lebihan dalam beragama, maka kita akan kehilangan keseimbangan yang berakibat gelisahnya jiwa melihat realitas yang ada di sekitar kita. Kita akan melihat segala sesuatu adalah dosa dan kesalahan dalam diri maupun sekitar kita. Ini memicu kemarahan kita, yang pada akhirnya kekerasan pada segala sesuatu yang kita anggap dosa ataupun kesalahan tutur beliau secara singkat dalam menjelaskan hubungan antara agama dengan kekerasan. Masalah utama mengenai kebebasan beragama di Indonesia, menurut Prof. Dawam adalah (1) Tidak adanya pengertian yang benar tentang Agama, terutama oleh pemerintah. Agama didefinisikan sebagai suatu doktrin yang percaya pada Tuhan yang berpribadi, Nabi, Kitab Suci, dsb. Definisi ini jelas merupakan definisi yang diambil dari kacamata/ pandangan orang beragama Islam (atau Kristen-ed). Jadi apakah adil bila definisi ini diterapkan juga pada agama-agama lain seperti Buddha dan Konghucu? Buddha dan Konghucu tidak mengenal Tuhan yang personal, tapi mereka mengenal konsep KeTuhanan. Apakah karena hal ini, Buddha dan Konghucu tidak dapat disebut agama ? Sila pertama Pancasila sendiri jelas mengakomodasi: KeTuhanan Yang Maha Esa, bukan Percaya pada Tuhan Yang Berpribadi atau Personal. John Hick mendefinisikan agama sebagai faith atau kumpulan- kumpulan tradisi. Agama Islam misalnya banyak dipengaruhi tradisi- tradisi budaya Arab. Jadi sangatlah wajar bila Agama Islam di Indonesia, misalnya beralkulturasi dengan tradisi budaya Jawa, Sunda, Bugis, dsb. Ketika Muhammadiyah (Prof. Dawam pernah menjabat sebagai salah satu ketua dalam organisasi ini-ed) ingin melakukan purifikasi (kemurnian) ajaran Islam dari tradisi budaya (lokal) yang melekat pada agama ini, maka beliau juga mengingatkan Muhammadiyah untuk membersihkan ajaran Islam dari tradisi budaya Arab. Alasan Purifikasi ajaran Islam itu sebenarnya upaya mempromosi ajaran Islam beraliran Arab Wahabi (Arab Saudi) saja dan merepresi ajaran Islam beraliran lain. Menurut beliau, RUU APP juga merupakan suatu bentuk represi dan itu adalah kesalahan RUU ini. Seks dianggap dosa, padahal Seks adalah sumber dari kehidupan dan kreativitas. Menurut (Sigmud) Freud, bila Seks direpresi maka akan menjadi penyakit. Tapi bila id (istilah Naluri dalam bahasa psikologi-ed) mengalami sublimasi sekaligus tanpa terkendali maka manusia pun bisa menjadi gila atau bersifat agresif. Makanya id ini harus 'disirami' dengan Eros/Cinta/Al-Rahman. Jika tidak, akan ter-represif. Tapi dalam jiwa manusia, terdapat Ego atau Pusat Rasionalitas yang selalu melihat di tataran realitas,
[Mayapada Prana] Strategy to defeat Terrorists !
Bestsellers Strategery: How George W. Bush Is Defeating Terrorists, Outwitting Democrats, and Confounding the Mainstream Media by Bill Sammon Strategery is the latest installment of Bill Sammon's triumphant series on the historic presidency of George W. Bush. First came Fighting Back, the riveting account of Bush's courageous handling of the tense period immediately after September 11; then there was Misunderestimated, which took the story of Bush's presidency up to the beginning of Operation Iraqi Freedom. Now Strategery picks up where Misunderestimated left off, tracing John Kerry's challenge to the President, the hard-fought and hard-won election, and the tumultuous year that followed -- in which George W. Bush would consistently (though usually without any credit at all from a virulently hostile liberal media ) outwit his foes at home and abroad. Strategery is the latest installment of Bill Sammon's triumphant series on the historic presidency of George W. Bush. First came Fighting Back, the riveting account of Bush's courageous handling of the tense period immediately after September 11; then there was Misunderestimated, which took the story of Bush's presidency up to the beginning of Operation Iraqi Freedom. Now Strategery picks up where Misunderestimated left off, tracing John Kerry's challenge to the President, the hard-fought and hard-won election, and the tumultuous year that followed -- in which George W. Bush would consistently (though usually without any credit at all from a virulently hostile liberal media ) outwit his foes at home and abroad. In writing Strategery (a term borrowed by good-humored White House officials from a Saturday Night Live skit), Sammon drew upon his unprecedented access to President Bush, Vice President Cheney and their most senior advisers. No other journalist has interviewed the president more often than Sammon. Here he chronicles the savage harassment that leftist activists directed at Karl Rove, and Rove's audacious and ultimately successful plan for defeating John Kerry; how the Bush White House weathered the astounding partisan distortion of the Abu Ghraib scandal by the top talking heads of the media establishment; and the ferocious rough-and-tumble of the 2004 presidential campaign -- including the full story of the forged documents CBS publicized in a failed attempt to torpedo the Bush presidency. Nor does Sammon gloss over the hard times: he details with refreshing candor Bush's rocky performance at a White House press conference and other stumbles, including the disastrous nomination of Harriet Myers to the Supreme Court. Sammon takes his story right up to Bush's appointment of conservative John Roberts as Chief Justice of the Supreme Court and his nomination of another conservative, Samuel Alito, to another Court vacancy -- detailing how the consistently misunderestimated President once again caught his enemies flat-footed and outmaneuvered them with aplomb. Bill Sammon takes you inside the Bush White House: Bush's astonishing willingness to sacrifice his prestige and even his presidency for a cause he believed in: the removal of Saddam Hussein -- a dangerous dictator who posed a grave threat to America How George W. Bush was able to whittle away at John Kerry's substantial early lead in the polls and ultimately defeat him in the general election The clumsy and even thuggish way that John Kerry and John Edwards tried to sway social conservatives away from the Bush-Cheney ticket Abu Ghraib: how the Leftist media establishment embarked on a hysterical feeding frenzy that was out of all proportion to the misdeeds of a handful of prison guards Clinton National Security Adviser Sandy Berger: how the liberal press cravenly downplayed and even blamed the Republicans for his purloining of classified documents that might have proved embarrassing in the hands of the 9-11 Commission How the Swift Boat veterans dared to tell the truth about John Kerry's service in Vietnam -- and thereby almost single-handedly saved the nation from a Kerry presidency Teresa Heinz Kerry: how her strange behavior and even more bizarre utterances threw a monkey wrench into her husband's campaign, despite the liberal media's best efforts to spin her positively Zell Miller: how this Democratic Senator's courageous speech galvanized the President's supporters and severely damaged the Kerry campaign Fake but accurate: how Dan Rather and Mary Mapes of CBS brazenly brushed aside and ignored evidence that documents damaging to Bush were inauthentic in their zeal to destroy him and elect John Kerry President The full story of the strange exit polls that predicted a Kerry landslide and led to immense Democratic overconfidence on the afternoon of election day 2004 How even Osama bin Laden
[Mayapada Prana] Re: OOT : Fwd [Pengurus_ICRP] Mohon dukungan Petisi Bersama
anattagotama [EMAIL PROTECTED] wrote: To: [EMAIL PROTECTED] From: anattagotama [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, 23 Mar 2006 20:33:43 - Subject: [semedi] Re: OOT: Fwd [Pengurus_ICRP] Mohon dukungan Petisi Bersama Kami dukung Mas... [Formulirnya saya isi di bawah] --- In [EMAIL PROTECTED], Hudoyo Hupudio wrote: Mas Endro, Saya lihat dalam lampiran (notulen rapat, tidak tercantum di sini) ada rencana untuk mengumpulkan tandatangan dari sejumlah tokoh nasional. Saya mengharapkan inisiatif ini dikembangkan menjadi semacam gerakan nasional berkelanjutan dengan pengumpulan tandatangan individual yang diperoleh melalui semua cara komunikasi: fax, sms, email, datang sendiri dsb. Untuk itu perlu promosi melalui media massa yang ada, tidak hanya melalui internet yang jangkauannya di Indonesia masih terbatas. Salam, Hudoyo = FORMULIR KESEDIAAN / DUKUNGAN Petisi Bersama Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan Kepada Yth. Sekretariat Petisi Bersama Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan d/a ICRP Jl. Cempaka Putih Barat XXI/ 34 Jakarta Pusat Tel. 021-42802349, 021-42802350, Fax. 021-4227243 Email: [EMAIL PROTECTED], www.icrp-online.org Dengan hormat, Nama Lembaga : Anatta~Gotama Foundation Bali Alamat : Jl. Ceroring 38 Denpasar. Bali - 80232. Telp/Fax/HP/Email : 0361 - 228 434 Menyatakan Bersedia memberikan dukungan/ menyatakan turut mendukung dalam lembar dukungan/penandatangan Petisi Bersama Aliansi Kebangsaaan Untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan. Demikian dan terima kasih. Bali, 24 Maret 2006. Ketua, IGA Kartika Agung SP. *) Alasan: Kebebasan beragama dan berkeyakinan merupakan hak asasi manusia yang, bukan saja dilindungi oleh UUD Republik ini, namun juga melekat dengan kelahiran kita sebagai manusia di jaman yang beradab ini. - New Yahoo! Messenger with Voice. Call regular phones from your PC for low, low rates. [Non-text portions of this message have been removed] Quotes : Religion is a set of social and political institutions and spirituality is a private pursuit which may or may not take place in a church setting. - D. Patrick Miller - Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://asia.docs.yahoo.com/info/terms
Re: Fw: [Mayapada Prana] Saya Pun Akan Marah dan Meradang !!!
Bung Brewokhahahaha, emang you khan yang mengundang Muskitawati..hehehe. si Brewok [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In mayapadaprana@yahoogroups.com, Muhammad Arif Darmawa [EMAIL PROTECTED] wrote: KITA TERLALU BODOH berdebat kusir mengenai agama, tetapi lupa akan esensi beragama, padahal milis kita ini adalah milis mayapada prana Saya tertarik masuk milis ini karena keberagamannya, tetapi kenapa si Muskitawati dan temen-temannya masuk, kondisi menjadi seperti ini. Brewok : Bung Arif, dalam keberagaman kita mungkin bertemu dengan orang-orang yang sepemahaman, mungkin pula tidak. Jika milis ini hanya diisi oleh orang-orang yang sepemahaman dengan anda, yang selalu mendukung anda, yang akan memeluk ketika anda merasa tidak nyaman, yang saling menguatkan, ... lalu apa yang bisa anda dapatkan dari situ? Mengasihi orang-orang yang demikian itu gampang sekali. Kita tahu percis bagaimana berinteraksi dengan mereka. Namun jika kita juga bertemu dengan orang-orang yang tidak sepemahaman, yang sering memaksakan kehendaknya, yang tanpa tedeng aling2 berkata seenak udelnya, aha... itu dia ujian yang sebenarnya. Saya pribadi bersyukur menghadapi orang2 yang demikian, karena orang- orang tsb memaksa semua yang terbaik dari diri saya tampil ke permukaan. Untuk sampai ke tahap memaksa semua yang terbaik tampil ke permukaan itu ada prosesnya. Untuk itu saya mengajak semua kawan2 di milis ini yang katanya gemar bermeditasi, gemar berpuasa, berdzikir, berjappa mantra, bernamasmaran, yang sering larut dalam kehidupan spiritual agar mau melongok ke dalam cermin yang ada di hatinya. Jika sejumput kata2 (apalagi kata2 yang ditulis dalam dunia maya) bisa membuat anda beringas , lalu apa yang salah dengan diriku... Apa yang membuat aku begitu marah Apa yang ada di dalam sana yang masih harus aku perbaiki? Ada cerita bagus dari Anthony de Mello, demikian saya kutip: Seorang prajurit baru saja pulang dari medan pertempuran yang amat mengerikan. Ia pulang ke kampungnya dengan pakaian lusuh dan compang camping. Ketika hampir sampai di rumahnya, sekelompok anak remaja yang mengira ia gembel lalu mengejek dan melemparinya dengan kerikil. Terbitlah amarah dari prajurit ini melihat kelakuan anak2 itu. Tapi ia segera teringat bahwa baru saja ia mengalami hal yang jauh lebih dahsyat. Ia melihat teman2 baiknya berguguran dengan tubuh yang tercerai berai, ia mendengar desingan peluru dan ledakan bom tiap hari yang sering jatuh tidak jauh dari fox-hole nya. Mengingat itu, sang prajurit hanya tersenyum saja melihat kelakuan anak2 tsb. Aku sudah melihat kengerian yang sebenarnya, yang diakibatkan oleh kemarahan manusia-manusia gila perang. Sedikit lemparan batu tidak akan membuat aku terluka. Salam hangat dari Bandung. Quotes : Religion is a set of social and political institutions and spirituality is a private pursuit which may or may not take place in a church setting. - D. Patrick Miller - - Yahoo! Groups Links To visit your group on the web, go to: http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/ To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. - Blab-away for as little as 1¢/min. Make PC-to-Phone Calls using Yahoo! Messenger with Voice. [Non-text portions of this message have been removed] Quotes : Religion is a set of social and political institutions and spirituality is a private pursuit which may or may not take place in a church setting. - D. Patrick Miller - Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://asia.docs.yahoo.com/info/terms
Re: [Mayapada Prana] Fwd: [MUBI] Perlindungan Kebebasan Beragama yang Kian Payah - 11 Maret 2006
Indonesia emang payah, tapi tidak pernah mengakui ke-payah-annya. Merefer ke UUD 45. Negara menjamin hak asasi setiap warganya. Negara menjamin kebebasan beragama dan berkeyakinan. Negara mengakui 5 agama . seharusnya kalau merefer ke hak asasi, memeluk keyakinan juga tetap boleh. Tapi bolehkah memeluk keyakinan komunis? Kalau menjamin hak asasi manusia dan menjamin keyakinan seharusnya boleh donk! Apakah benar komunis jelek..? Tentunya dari sisi yang tidak setuju adalah jelek..! Apakah karena pernah melakukan makar..? Toh ada aliran agama yang melakukan makar juga tapi tidak di anggap jelek ( DI / TII ). Yang dipersalahkan adalah pemimpinnya bukan aliran agamanya..? Tapi komunis, alirannya dan orangnya dipersalahkan.!!!??? Jadi disatu sisi, ibarat dilepaskan kepalanya, dipegang ekornya..! Bagaimana dengan ahmadiyah...? Bagaimana dengan Al Arqom, walaupun setelah di Indonesia berubah nama. Bagaimana dengan aminuddin, dituduh meresahkan atau dituduh menyesatkan...? padahal penyesatan tidak hanya di bidang agama saja,( itu kalau mau fair play ) Di jalan jalan di Jakarta banyak rambu rambu lalulintas yang berkesan menyesatkan dan menjebak! Penyesatan UUD45 oleh Dewan juga terjadi. Lihat saja kenapa Gus Dur bisa menjadi presiden..? Apakah ada yang protes...? padahal secara UUD45 jelas tertulis, presiden harus sehat jiwa dan raga? Jiwa Gusdur ..? Sehat ! Raga Gusdur..? (jawab sendiri!) Ada yang demo...??? Pada waktu akhir th 97 , awal 98 banyak orang menyumbang uang dan emas perhiasan utk mendongkrak keruntuhan ekonomi Indonesia... Sudah adakah laporannya? Dapat berapa? Untuk apa..? Dimana dan diapakan...?? Jalan pantura yang tiap tahun hancur ,.kenapa..? apa kita kurang orang yang pandai membuat jalan yang awet ? Tol Cipularang,belum setahun sudah ambrol...? Jembatan suromadu, masih dibangun saja sudah ambrol karena system pondasi..? Sejauh apa kemajuan system per-kereta-api-an ? Padahal kita hanya mewarisi tapi tidak bisa merawat atau malah membuat maju. Sudah berapa kota yang dijamah oleh rel kereta api ? Dari sebelum merdeka sampai merdeka, bertambahkah kota yang dijamah oleh kereta api kita...? Berapa bendungan yang dibuat oleh bangsa indonesia setelah merdeka...? Bendungan untuk irigasi maupun untuk pembangkit listrik sudah tambah berapa...? Seakan bias masalah kebebasan beragama berkembang menjadi ke payah-an bangsa ini dalam mengelola negara. Tapi itulah cermin bangsa ini, boro boro ngurusi yang berkaitan dengan hak azasi manusia, yang pasti susah membuat undang undangnya, Mengatur yang lebih teknis dan eksak saja sudah amburadul...! Kita harus sadar terlebih dahulu bahwa kita hanya berderap ditempat malah beberapa sisi melangkah mundur.!! Setelah kita sadar, baru kita bisa bangkit! Kalau sadar saja kagak pernah, malah semakin koma, kalau tidak cepat - cepat malah menjadi titik alias modaaar!!! Rudy Prabowo [EMAIL PROTECTED] wrote: Hudoyo Hupudio [EMAIL PROTECTED] wrote: To: [EMAIL PROTECTED],[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],[EMAIL PROTECTED],[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] From: Hudoyo Hupudio [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, 23 Mar 2006 17:57:49 +0700 Subject: [MUBI] Perlindungan Kebebasan Beragama yang Kian Payah - 11 Maret 2006 Dari: newsgroup soc.culture.indonesia Laporan Diskusi Maret: Perlindungan Kebebasan Beragama yang Kian Payah - 11 Maret 2006 From: bambu - view profile Date: Wed, Mar 22 2006 12:40 pm Email: bambu bamboofl [EMAIL PROTECTED] Groups: soc.culture.indonesia r [EMAIL PROTECTED], 21 Mar 2006 Perlindungan Kebebasan Beragama yang Kian Payah - 11 Maret 2006 Pasal 29 ayat 2 UUD'45 melindungi kebebasan setiap WNI untuk beribadah menurut keyakinan dan kepercayaan masing-masing. Tapi ironisnya kebebasan beragama di Indonesia mengalami masa-masa yang sangat suram. Pemerintah melalui perangkat hukum, lebih mengontrol kebebasan beragama ketimbang melindungnya. Demikian pula lembaga- lembaga keagamaan 'resmi' cenderung memaksakan pengertian mereka masing-masing pada masyarakat daripada mengayomi kehidupan beragama di Indonesia. Karena itu, National Integration Movement (NIM) pada hari Sabtu, 11 Maret 2006, mengadakan diskusi bulanan kebangsaan bertema : Perlindungan Kebebasan Beragama yang Kian Payah dengan menghadirkan Prof. Dr. Dawam Rahardjo - president The International Institute of Islamic Thoughts dan Mona Darwich - seorang Pemerhati Budaya dan Integrasi dari Libanon. Diskusi kali ini menempatkan Ahmad Yulden Erwin, seorang penulis buku dan aktivis LSM Anti Korupsi, pada kursi moderator. Prof. Dawam Rahardjo memulai pembicaraan dengan mengungkapkan paradoks-paradoks yang terjadi dalam kehidupan beragama di Indonesia. Salah satunya adalah hubungan kekerasan dengan agama. Agama yang semestinya
[Mayapada Prana] Re: Meditasi untuk kebugaran !
--- In mayapadaprana@yahoogroups.com, MANG UCUP [EMAIL PROTECTED] wrote: Pertanyaan saya: berapa lama waktu dibutuhkan untuk bisa belajar meditasi yang benar ? Brewok : ++ Seumur hidup. Meditasi adalah perjalanan, proses, bukan tujuan. Adakah crash course atau belajar kilat begitu, maklum waktu mang Ucup di kampung itu sangat terbatas sekali ? ++ tidak ada mang. Apakah untuk pertanyaan2 yg diajukan oleh kang Brewok itu, jawabannya hanya bisa didapatkan melalui meditasi saja ? ++ Mang, kehidupan adalah meditasi itu sendiri. Di kehidupan ini anda sudah hidup lebih lama daripada saya, sudah melihat belahan dada eh belahan lain dari planet ini (hehehe) yang belom pernah saya lihad. Anda punya pengalaman yang mungkin belum saya alami. Jadi saya tidak bisa mengajarkan meditasi pada anda. Anda sedang mengalami meditasi itu sendiri! Nah masalahnya adalah apakah anda saat ini enjoy dengan kehidupan anda? Apa yang anda rasakan dengan pencapaian hidup anda? Sudah seimbangkah hubungan vertikal ilahi dengan dengan horizontal kemanusiaan anda? Semakin lama waktu yang kita ambil untuk merenungkan kehidupan kita (Baca : meditasi) akan semakin banyak pertanyaan2 yang bisa kita gali. Tiap hari kehidupan menyajikan sesuatu untuk kita pelajari, kita hanya tinggal buka mata pasang telinga baik-baik Agar itu tercapai, pikiran (mind) harus tenang dulu. Agar pikiran tenang, maka tubuh harus didisiplinkan untuk tenang terlebih dahulu. Duduk diam tenang (za-zen), memperhatikan nafas yang masuk dan keluar hanyalah cara guna mendisiplinkan tubuh agar tenang. Jika pikiran hening serta tubuh tenang, tidak menutup kemungkinan denyut jantung menjadi lebih lambat, bernafas menjadi lebih dalam, aliran darah ditubuh lebih lancar, sehingga tubuh pun menjadi sehat dan bugar. Mohon petromaknya, maklum masih burem alias remang2 nih salam persahabatan dgn tabik jabat tangan erat dari sobat tua di Londo mang Ucup ++ Petromak anda lebih bagus dari saya, sudah melalui banyak jaman.. hanya tinggal digunakan saja. Petromak saya masih perlu jam terbang lebih banyak. nanti ke bdg jangan cari saya untuk meditasi yah... kan bisa dilakukan tiap hari di Amsterdam sana :-) Namaste! Quotes : Religion is a set of social and political institutions and spirituality is a private pursuit which may or may not take place in a church setting. - D. Patrick Miller - Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://asia.docs.yahoo.com/info/terms
Re: [Mayapada Prana] Fwd: RUU APP : Blunder Kaum Berjenggot
Ha..ha... Anda silahkan mengartikan lain, tapi jelas di point pertama (1) : 1. PBNU mendukung sepenuhnya Rancangan Undang-undang Antipornografi dan Pornografi (RUU APP) untuk segera disahkan menjadi Undang-Undang (UU), karena sangat diperlukan untuk menjaga keselamatan moral masyarakat pada umumnya dan generasi muda pada khususnya, dengan tetap memperhatikan masukan-masukan yang ada. ... Mengenai Instruksi, memang mungkin bersifat sedikit memaksa dan itu hal lumrah serta sah2x saja dalam setiap organisasi maupun rumah tangga sekalipun, dan setiap kebijakan pusat jelas harus di instruksikan ke bawahannya agar selaras. Apakah ada kegiatan yg bebas dari instruksi/perintah ? Di rumah tangga saja perintah majikan ke pembantu atau orang tua ke anak juga bersifat memaksa. Jadi, istruksi dari rumah tangga, militer, sekolah, pemerintahan, LSM dll. itu semua ada. Anda juga tidak seharusnya lagi membuat pengandai2xan dibuat pooling segala dan mencoba memasukan mimpi2x (pengandaian) anda sehingga bisa membuat bias. Karena instruksi itu sudah nyata, fakta dan kongkrit..kongkrit...kongkrit..:). Sekali lagi, justru andalah yg mencoba membuat bias konotasi mayoritas dan minoritas dengan membuat pengandaian2x sesuatu yg sudah nyata dan sesuai fakta. Kesimpulan itu sebaiknya tidak ditarik berdasarkan asumsi atau pengandaian semata. Jadi sangat salah tuduhan anda bahwa konotasi tentang mayoritas dan minoritas dari postingan saya menjadi bias dan tidak kuat dasarnya karena hanya dari sudut pandang saya saja. Justru sebaliknya, saya memberi fakta bahwa sebagai organisasi terbesar di Indonesia, PBNU mendukung RUU APP. Sedangkan komentar Gus Dur itu tidak mewakili PBNU, jadi hanya mewakili diri pribadi seorang Gus Dur saja. Surya Narendra [EMAIL PROTECTED] wrote: Ha..ha...padahal kalau dicermati lagi dari warta PBNU tersebut bisa diartikan lain, selain seperti yang diartikan oleh dablex scali, karena melihat point 9 9. PBNU menginstruksikan kepada PWNU dan PCNU se-Indonesia agar mengambil sikap yang selaras dengan pernyataan PBNU ini. Dari hal ini bisa ditarik kesimpulan bahwa ada kemungkinan bahwa PWNU dan PCNU bisa tidak selaras dengan PBNU, sehingga PBNU harus menginstruksikan kepada PWNU dan PCNU. Intruksi bersifat harus, setuju atau tidak selama itu merupakan instruksi maka harus dilaksanakan. Dari sini bisa diambil kesimpulanbahwa: 1.Ada kemungkinan bahwa Warta PBNU belum tentu isinya disetujui oleh PWNU dan PCNU. 2.Sehingga bisa dibaca bahwa sebenarnya itu hanya dari PBNU saja. dan belum tentu disetujui oleh PWNU dan PCNU tapi herarki organisasi berlaku disini, sehingga apa yang menjadi keputusan PBNU maka PW dan PC harus ikut serta. Apakah bukan pemaksaan kehendak...? Seandainya dibuat pooling dan ternyata 70% P dan PW tidak setuju, maka PBNU bisa menjadi minoritas. Tapi peluang pooling tidak akan ada karena seperti tertulis pada point 9: sudah menekankan bahwa PW dan PC harus selaras. Sehingga dukungan RUU hanya dari PBNU dan HARUS diikuti oleh semua PW dan PC. Sehingga konotasi tentang mayoritas dan minoritas dari postingan dablex scali menjadi bias dan tidak kuat dasarnya karena hanya dari sudut pandang dablex scali. Berdasar dari warta PBNU tersebut dilihat dari point 9. Walaupun tidak berkaitan dengan mayoritas dan minoritas tapi perlu dicatat juga komentar Gus Dur: Sebaiknya kembali saja ke UUD '45. Dablex Scali [EMAIL PROTECTED] wrote: Menanggapi kembali postingan Surya Narendra. Postingan saya adalah hanya untuk membantah postingan dari bung si Brewok yg ditulis Adrien bahwa RUU APP hanya didukung segelintir kelompok atau hanya didukung minoritas. Kalau ini dibiarkan, berarti membiarkan kebohongan publik dan menyudutkan kelompok tertentu, dimana kalimat-kalimatnyapun tendensius sekali. Sedangkan postingan Surya Narendra menanyakan perlu ada tidaknya RUU APP, jadi sudah bias pembahasannya dan saya tidak perlu menanggapi lagi. Mohon maaf Terima kasih tanggapannya. Surya Narendra [EMAIL PROTECTED] wrote:Menanggapi postingan dari Dablex Scali: Diambil dari Warta dari PBNU dari hasil postingan DablexScali. . 2. Untuk mengetahui dan merasakan dampak negatif dari pornografi/pornoaksi, seseorang tidak perlu menjadi fundamentalis atau ekstrimis, tetapi cukup menjadi orang tua yang saleh dan bertanggung jawab atas keselamatan pergaulan keluarganya sehari-hari. Sebenarnya kalau menyadari hal tersebut diatas maka tidak perlu adanya segala RUU atau UU apalagi UU Pornografi dan Pornoaksi dsb... Bahkan dari PNBU menyadari hal itu terbukti dari himbau PBNU sendiri, sehingga kenapa masih mendukung adanya UU lagi...?? Kalau semua orang tua yang saleh dan
[Mayapada Prana] Re: Janganlah Mendramatisir Masalah Guru !!!!
--- In mayapadaprana@yahoogroups.com, Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] wrote: Inilah dilema negara RI yang tak pernah diungkapkan yang merupakan tragedi kehancuran dunia pendidikan bangsa kita. Ny. Muslim binti Muskitawati. ++ Ibu Moes, jika ini adalah fakta yang tidak pernah diungkapkan, lalu darimana anda tahu? Bisakah anda memberikan sumber anda? Quotes : Religion is a set of social and political institutions and spirituality is a private pursuit which may or may not take place in a church setting. - D. Patrick Miller - Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://asia.docs.yahoo.com/info/terms
[Mayapada Prana] PERKAWINAN BEDA AGAMA (PBA)
11 PEBRUARI 2006 - PERKAWINAN BEDA AGAMA (PBA) Perkawinan Beda Agama (PBA) 11 Pebruari 2006 Bagi Ustadz Zainun Kamal, hanya ada satu agama yang ada sejak umat manusia dilahirkan seperti yang tertulis di Al-quran : Innaddiina 'inda Allah Il Islam. Kata addiin berarti singular, bukan majemuk (addiian). Istilah Nabi sendiri adalah menganggap dirinya sendiri sebagai satu batu yang masih tersisa dalam satu bangunan utuh yang tersusun oleh Nabi-Nabi sebelum dirinya. Dan kata Islam adalah kata yang berasal dari bahasa Arab yang berarti pasrah. Jadi siapapun yang sudah mempasrahkan dirinya pada Yang Maha Mutlak, maka orang itu otomatis sudah beragama Islam. Maka dalam kehidupan beragama sudah semestinya tidak ada yang perlu dipertentangkan kecuali bagi yang membawa 'vested-interest' pribadi maupun kelompok tertentu. Demikian sedikit uraian Ustadz Zainun Kamal dari Paramadina, yang menjadi pembicara pertama dalam Diskusi Bulanan NIM pertama di tahun 2006 ini, yang bertema : Perkawinan Beda Agama. Selain itu, Mas Ahmad Nurcholish yang aktif di Lembaga Inter-Faith seperti Indonesian Conference On Religion and Peace (ICRP) juga berkenan membagi pengalamannya dalam melakukan sebuah eksperimentasi yang ingin beliau buktikan sendiri dengan menikah beda agama bersama sang istri tercinta, Ang Mei Yong, yang beragama Konghucu. Diskusi ini sendiri berlangsung di One Earth, Ciawi pada hari Sabtu, 11 Pebruari 2006, pukul 16:00 WIB. Dua pilar agama yang harus dipunyai seorang beragama, menurut Bapak Zainun Kamal, adalah (1) Percaya Kepada Tuhan, dan (2) Percaya Pada Hari Akhir. Ke-2 pilar ini akan berimplikasi pada kemanusiaan. Jadi agama yang tidak membawa manusia pada kemanusiaan--nya bukanlah agama. Dan tidak ada alasan bagi agama untuk saling bertentangan satu sama lain termasuk mempertentangkan Perkawinan Beda Agama (PBA). Menurut beliau, tidak ada satu ayat dalam Al-Quran pun yang melarang PBA, kecuali perkawinan seorang muslim dengan seorang musyrik seperti tertera dalam surat Al-Baqarah 221. Musyrik di sini semestinya tidak diartikan sebagai seorang yang beragama formal non- muslim, melainkan orang yang tidak percaya pada seorang nabi manapun ataupun kitab suci manapun. Bahkan anak Nabi sendiri yang berasal dari istri Siti Khadijjah, yaitu : Zaenab menikah dengan seorang non-muslim, serta ikut berperang melawan Nabi. Permusuhan dan kebencian dari kaum yang memerangi dan melawan terhadap Nabi secara terus menerus ini, yang membuat adanya larangan menikah dengan orang-orang dari kaum Musyrik pada saat itu. Sahabat Nabi seperti Utsman bin Affan pun menikahi wanita Nasrani pada zaman Nabi. Ketika ditanya oleh Malfiro, seorang aktivis NU, tentang Al-Quran hanya memperbolehkan seorang laki-laki muslim untuk menikah dengan wanita (dari golongan) ahli kitab, Bapak Zainun Kamal menegaskan kembali bahwa surat Al-Maidah ayat 5 itu secara eksplisit tidak melarang PBA. Penafsiran dan pemahaman oleh para ulama sendiri lah yang mengarahkan seakan-akan surat itu melarang PBA dalam ke-islam- an. Padahal tidak demikian pengertiannya. Karena prinsip ini, Bapak Zainun Kamal mengakui telah di'cekal' untuk berbicara dan berkhotbah di lebih dari 20-an mesjid di Indonesia. Tapi beliau tidak henti-henti-nya memfasilitasi orang- orang muslim yang ingin melakukan PBA karena beliau yakin bahwa tidak ada satu pun ayat baik di Al-quran maupun Hadits yang melarang PBA. Memang di tiap negara, peraturan islam mengenai PBA ini berbeda- beda. Di Indonesia sendiri, peraturan PBA cenderung merujuk pada peraturan yang ada di negara Arab Saudi. Apalagi bila PBA ini dikaitkan dengan UU negara (UU Perkawinan No. 1/1974), maka masalahnya bisa lebih repot lagi. Makanya beliau dan teman-teman sudah dari dulu berusaha untuk mendesak Pemerintah maupun DPR untuk merevisi maupun mengganti UU Perkawinan itu. Mengaku sebagai orang yang tidak mau melakukan sesuatu, yang beliau istilahkan sebagai 'masturbasi intelektual,' Mas Ahmad Nurcholish selalu berusaha melakukan 'penetrasi intelektual' dalam setiap tindakan dalam kehidupan ini. Makanya beliau, yang muslim, melakukan eksperimentasi PBA dengan istrinya-seorang penganut Kong Hu Cu, sdri. Ang Mei Yong, yang juga hadir pada diskusi kali ini. Menurut Mas Ahmad, yang pernah belajar di pesantren Al-Faqih ini, perbedaan memang selalu akan memunculkan masalah, tapi dengan pengelolahan yang baik, maka perbedaan-perbedaan itu akan bersinergi menjadi keindahan. Dari pengalaman dalam berumah tangga beda agama ini, justru permasalahan utama yang ditemuinya bukan dari perbedaan agama tapi dari sudut pandang pada hal-hal yang mana bersifat supernatural dan rasionalitas. Masalah lain adalah masalah administrasi dengan negara. Kolom agama di KTP misalnya belum mengakomodir agama Khong Hu Cu sehingga istrinya pun masih harus beragama Buddha. Dan ketika perkawinan membuahkan anak, Kartu Keluarga pun memerlukan ke-agama-an anak-nya untuk dicatat. Maka
[Mayapada Prana] Gaya Kodok : Kebawah menginjak; Kesamping menyikut; Keatas menjilat
Jangan gunakan Metoda 3 K dengan gaya KODOK Kebawah menginjak; Kesamping menyikut; Keatas menjilat Kalangan dunia terutama kalangan atas di negara kita ini masih menggunakan sistem dan metoda diatas, bahkan mungkin diantara kita masih menggunakan cara-cara itu. Sesungguhnya cara ini sangatlah tidak terpuji dan memalukan, apalagi seorang pejabat dan intelektual. Tapi entah kenapa budaya ini masih tumbuh subur ditanah bumi Indonesia ini. Dimana martabat dan harga dirinya, apakah sudah menguap? Coba amati manusia-manusia yang gila Kekuasaan dan gila hormat. Seorang bawahan selalu dan suka sekali menjilat pantat atasannya, supaya ia diberi fasilitas dan kedudukan dan cepat naik pangkat; dan ada lagi yang aneh, sahabatnyapun yang setara kedudukannya disikutnya, apalagi bawahannya, tidak cukup hanya dengan diinjak-injak tapi bahkan diinjak sambil diuyel-uyel ! Sungguh memalukan perbuatan yang tidak terpuji ini. Manusia selalu cenderung mencari muka dan disisi lain senang dan minta dihormati karena merasa adanya kuasa yang menentukan nasib bawahannya. Dan yang bawahan/melarat mereka menganggap sudah biasa dihina, dan yang dihina juga merasa menganggapnya dirinya rendahan dan wajar dihina. Penghinaan itu bukan hanya terhadap pribadi saja tapi juga sampai kepakaiannya. Cobalah anda kalau ke Bank dengan memakai kaos oblong dan sandal jepit dan mau membicarakan soal kredit, bisa-bisa anda bukan berhadapan dengan Teller-Bank tapi Satpam Bank. Sedikit senyumpun tidak tampak, tapi muka berak selalu ditonjolkan, begitulah sifat jelek manusia munafik! Kita seharusnya sadar, kalau kita sebagai pejabat, jangan lah merasa senang kalau dihormati; sebaliknya kita yang bawahan/rendahan ini, janganlah merasa sedih kalau mereka menganggap kita hina. Ingat-ingat bahwa Kemasyhuran dan Kedudukan adalah perkara diluar tubuh kita. KIta tidak perlu berbesar hati bila memperolehnya. Dan juga kita tidak perlu bermuram durja bila kehilangan itu. Jika seseorang tidak tulus, jangan mengharapkan sambutan yang tulus dari orang lain. Berlakulah normal dan jangan suka mengharap-harap. Hiduplah dengan santai, senyum dan pasrah :))) By Rudy Prabowo. __ - Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+ countries) for 2¢/min or less. [Non-text portions of this message have been removed] Quotes : Spirituality is essentially a journey within. You need no preparations, no luggage to carry - nothing absolutely. What you need is just : LOVE ! And this Love, can only come as an after effect of self-actualization, achieved though the practice of meditative way of life. - Anand Krishna - Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://asia.docs.yahoo.com/info/terms
[Mayapada Prana] Menyesal - If Only !
Naomi telah rela mengorbankan mahkota kesuciannya untuk Eddy, begitu juga masa mudanya dia, dimana dia berpacaran dengan Eddy selama lima tahun lebih, tetapi kenyataan disamping Naomi, Eddy masih memiliki perempuan lainnya. Hal inilah yang membuat Naomi ngambek dan dalam keadaan emosi ia telah memutuskan hubungannya dengan Eddy. Naomi merasa sangat menyesal atas keputusan ini sehingga walaupun kejadiannya telah bertahun-tahun yang lampau, tetapi rasa menyesalnya tidak pernah bisa hilang. Hal ini membuat Naomi selalu sedih apabila mengingat kejadian tsb. Perasaan menyesal adalah perasaan yang paling sering dibahas setelah cinta. Pada umumnya orang menyesal atas keputusan atau pilihan yang salah. Coba dahulu (If only) Gw kawin dengan si Ucup hidup Gw kagak bakalan sengsara seperti sekarang ini. Coba dahulu Gw memilih jurusan ini pasti Gw sudah jadi kaya. Orang menyesal karena memilih pasangan hidup yang salah, memilih karier atau sekolah yang salah, memilih mobil/barang yang salah dan bisa juga menyesal karena telah melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak ingin ia lakukan, tetapi dalam keadaan emosi atau tidak sadar ia melakukan hal tsb. Memang dengan mudah dan gagah kita bisa mengucapkan: Mati takkan menyesal, luka takkan menyiuk tetapi kenyataan yang tidak bisa dipungkiri, jutaan manusia di dunia ini merasa menyesal atas keputusan maupun pilihan yang telah mereka lakukan , walaupun sebenarnya tidak ada alasan bagi mereka untuk menyesal, sebab yang memilih dan mengambil keputusan adalah mereka sendiri, jadi wajarlah kalau mereka yang harus menanggung akibatnya. Tempat dimana paling banyak orang menyesal adalah di penjara, yang satu menyesal karena telah melakukan kesalahan sedangkan yang lain menyesal kok sampai bisa sampai masuk bui begitu ! Orang menyesal bisa terjadi karena telah melakukan sesuatu atau karena tidak melakukan sesuatu. Naomi menyesal karena telah memutuskan hubungannya; sedangkan si Pulan menyesal karena tidak melanjutkan sekolahnya. Kejadian-kejadian tsb dalam bahasa kerennya lebih dikenal dengan nama counterfactual thinking atau memikirkan hal yang berlainan dengan kenyataan, sambil berandai-andai if only, coba Naomi tidak memutuskan hubungannya dengan Johny pasti ia sudah punya keluarga yang bahagia. Pada saat Olympiade sipemenang medali perak merasa menyesal dan berandai-andai coba Gw lari lebih cepat dikit azah pasti Gw udah jadi juara utama. Hal ini disebut sebagai Upward Counterfactual atau berandai-andai dengan melihat keatas. Sedangkan si pemenang medali perungu merasa bahagia coba kalho Gw lari lebih lambat dikit azah pasti Gw kalah, jadi dalam hal ini ia berandai-andai dengan melihat kebawah. Hal ini disebut Downward Counterfactual Maka dari itu salah satu obat pelipur lara pada saat kita menyesal sebaiknya kita jangan melihat keatas melainkan melihat kebawah Downward Counterfactual. Apakah Naomi bisa membina keluarga bahagia apabila ia tidak putus dengan Johnny, belum tentu, bahkan mungkin akan disakiti terus menerus seumur hidupnya, jadi sebenarnya lebih baik putus daripada disakiti terus-menerus. Dalam soal esek-esek pemikiran pria dan perempuan berbeda, perempuan kebanyakan menyesal karena telah melakukan hubukan sek pranikah, sedangkan banyak pria merasa menyesal karena tidak melakukan hubungan sek sebelumnya nikah. Pada umumnya orang merasa jauh lebih menyesal di dalam kehidupannya untuk hal-hal yang tidak pernah ia lakukan. Seandainya dahulu saya berani mengambil keputusan untuk buka usaha sendiri, pasti tidak bakal hidup kere seperti sekarang ini ! Seandainya saya mau memilih jurusan IT pasti saya tidak akan jadi pengangguran ! Seandainya aku tidak terlalu banyak memilih, pasti aku tidak jadi perawan tua. Perasaan menyesal untuk hal yang tidak dilakukan pada umumnya jauh lebih lama daripada untuk hal-hal yang telah dilakukan. Perasaan menyesal itu bisa juga timbul bersamaan dengan perasaan bersalah, banyak orang menyesal karena tidak melakukan sesuatu untuk orang yang mereka kasihi. Hal ini baru mereka sadari setelah orang yang mereka kasihi tsb meninggal dunia, sehingga tidak mungkin bisa di ulang balik ataupun diperbaikinya. Sedangkan rasa menyesal untuk hal yang telah dilakukan jauh lebih cepat hilangnya. Aku nyesal karena telah mengatakan perkataan kasar. Aku nyesal karena telah beli tas yang mahal. Oleh sebab itulah sebagai prinsip dan pegangan utama bagi mang Ucup, pada saat saya bimbang untuk mengambil keputusan, lebih baik mengambil keputusan yang salah daripada menghindar. Walaupun demikian dalam soal hubungan antar sesama manusia sebaiknya jangan mengambil keputusan yang final, kalau ribut sedikit langsung minta cerai ataupun putus seperti juga pepatah apabila sangkar burung telah kita tutup jangan harap burung tsb akan bisa dan mau balik lagi. Rasa menyesal dalam soal apapun juga tidak akan berakibat fatal seperti kalau salah memilih agama, sebab menyesal setelah itu adalah
Re: [Mayapada Prana] Gaya Kodok : Kebawah menginjak; Kesamping menyikut; Keatas menjilat
rud, rud.. gue setuju lo membawa masalah moral. setuju banget. tapi sayang, lu tuhannya berkont*l, yaitu yesus. nape ndak dilanjutin aja debat soal jesus lu ama gue? Rudy Prabowo [EMAIL PROTECTED] wrote:Jangan gunakan Metoda 3 K dengan gaya KODOK Kebawah menginjak; Kesamping menyikut; Keatas menjilat Kalangan dunia terutama kalangan atas di negara kita ini masih menggunakan sistem dan metoda diatas, bahkan mungkin diantara kita masih menggunakan cara-cara itu. Sesungguhnya cara ini sangatlah tidak terpuji dan memalukan, apalagi seorang pejabat dan intelektual. Tapi entah kenapa budaya ini masih tumbuh subur ditanah bumi Indonesia ini. Dimana martabat dan harga dirinya, apakah sudah menguap? Coba amati manusia-manusia yang gila Kekuasaan dan gila hormat. Seorang bawahan selalu dan suka sekali menjilat pantat atasannya, supaya ia diberi fasilitas dan kedudukan dan cepat naik pangkat; dan ada lagi yang aneh, sahabatnyapun yang setara kedudukannya disikutnya, apalagi bawahannya, tidak cukup hanya dengan diinjak-injak tapi bahkan diinjak sambil diuyel-uyel ! Sungguh memalukan perbuatan yang tidak terpuji ini. Manusia selalu cenderung mencari muka dan disisi lain senang dan minta dihormati karena merasa adanya kuasa yang menentukan nasib bawahannya. Dan yang bawahan/melarat mereka menganggap sudah biasa dihina, dan yang dihina juga merasa menganggapnya dirinya rendahan dan wajar dihina. Penghinaan itu bukan hanya terhadap pribadi saja tapi juga sampai kepakaiannya. Cobalah anda kalau ke Bank dengan memakai kaos oblong dan sandal jepit dan mau membicarakan soal kredit, bisa-bisa anda bukan berhadapan dengan Teller-Bank tapi Satpam Bank. Sedikit senyumpun tidak tampak, tapi muka berak selalu ditonjolkan, begitulah sifat jelek manusia munafik! Kita seharusnya sadar, kalau kita sebagai pejabat, jangan lah merasa senang kalau dihormati; sebaliknya kita yang bawahan/rendahan ini, janganlah merasa sedih kalau mereka menganggap kita hina. Ingat-ingat bahwa Kemasyhuran dan Kedudukan adalah perkara diluar tubuh kita. KIta tidak perlu berbesar hati bila memperolehnya. Dan juga kita tidak perlu bermuram durja bila kehilangan itu. Jika seseorang tidak tulus, jangan mengharapkan sambutan yang tulus dari orang lain. Berlakulah normal dan jangan suka mengharap-harap. Hiduplah dengan santai, senyum dan pasrah :))) By Rudy Prabowo. __ - Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+ countries) for 2�/min or less. [Non-text portions of this message have been removed] Quotes : Spirituality is essentially a journey within. You need no preparations, no luggage to carry - nothing absolutely. What you need is just : LOVE ! And this Love, can only come as an after effect of self-actualization, achieved though the practice of meditative way of life. - Anand Krishna - - Yahoo! Groups Links To visit your group on the web, go to: http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/ To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. - New Yahoo! Messenger with Voice. Call regular phones from your PC and save big. [Non-text portions of this message have been removed] Quotes : Spirituality is essentially a journey within. You need no preparations, no luggage to carry - nothing absolutely. What you need is just : LOVE ! And this Love, can only come as an after effect of self-actualization, achieved though the practice of meditative way of life. - Anand Krishna - Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://asia.docs.yahoo.com/info/terms