[Mayapada Prana] Uang Kita Sebenarnya

2006-03-23 Terurut Topik agussyafii
Uang Kita Sebenarnya 

Di rumah saya tinggal, juga ada TPA (Taman Pendidikan Al- Quran)
Namanya Mutiara Salafiyah. TPA ini sudah lama berdiri mulai dari
tahun 1991 sampai sekarang tentunya sudah banyak banget alumninya
kalo dikumpulin. Salahsatu dari santriwannya bernama Saidin biasanya
dipanggil Idin.

Idin ini mengaji mulai dari sebelum sekolah sampai sekarang sudah
SMA kelas 2, tidak ada kelebihan yang menarik kecuali dia asyik
diajak ngobrol. Sampai pada suatu hari saya berkesempatan ngobrol
ama idin. Kak agus, kalo kita punya uang sepuluh ribu rupiah. Kita
infak seribu rupiah, Uang kita tinggal berapa kak ? Tinggal 
sembilan ribu..Jawab saya. Menurut saya sih tinggal
seribu kak.. saya agak terbengong mendengar jawaban idin ini. Kok
bisa tinggal seribu din?Tanya saya Iya kak, uang kita yang
sembilan ribu abis buat jajan. Nah, uang kita yang sebenarnya
tinggal seribu yang kita infakkan itu sebagai bekal di akherat.

Wassalam,
agussyafii
htp://agussyafii.blogspot.com

 






Quotes : 
Religion is a set of social and political institutions and spirituality is a 
private pursuit which may or may not take place in a church setting.
 - D. Patrick Miller -


 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://asia.docs.yahoo.com/info/terms
 




Re: [Mayapada Prana] Fwd: RUU APP : Blunder Kaum Berjenggot

2006-03-23 Terurut Topik Surya Narendra
Ha..ha...padahal kalau dicermati lagi dari warta PBNU tersebut bisa diartikan 
lain, selain seperti yang diartikan oleh dablex scali, karena melihat point 9
  9. PBNU menginstruksikan kepada PWNU dan PCNU se-Indonesia agar mengambil 
sikap yang selaras dengan pernyataan PBNU ini.
  Dari hal ini bisa ditarik kesimpulan bahwa ada kemungkinan
  bahwa PWNU dan PCNU bisa tidak selaras dengan PBNU, sehingga PBNU harus 
menginstruksikan kepada PWNU dan PCNU.
  Intruksi bersifat harus, setuju atau tidak selama itu merupakan instruksi 
maka harus dilaksanakan.
  Dari sini bisa diambil kesimpulanbahwa:
  1.Ada kemungkinan bahwa Warta PBNU belum tentu isinya disetujui oleh PWNU dan 
PCNU.
  2.Sehingga bisa dibaca bahwa sebenarnya itu hanya dari PBNU saja. dan belum 
tentu disetujui oleh PWNU dan PCNU tapi herarki organisasi berlaku disini, 
sehingga apa yang menjadi keputusan PBNU maka PW dan PC harus ikut serta.
  Apakah bukan pemaksaan kehendak...?
  Seandainya dibuat pooling dan ternyata 70% P dan PW tidak setuju, maka PBNU 
bisa menjadi minoritas. Tapi peluang pooling tidak akan ada karena seperti 
tertulis pada point 9: sudah menekankan bahwa PW dan PC harus selaras.
  Sehingga dukungan RUU hanya dari PBNU dan HARUS diikuti oleh semua PW dan PC.
   
  Sehingga konotasi tentang mayoritas dan minoritas dari postingan dablex scali 
menjadi bias dan tidak kuat dasarnya karena hanya dari sudut pandang dablex 
scali. Berdasar dari warta PBNU tersebut dilihat dari point 9.
   
  Walaupun tidak berkaitan dengan mayoritas dan minoritas tapi perlu dicatat 
juga komentar Gus Dur:
  Sebaiknya kembali saja ke UUD '45.
   
  
Dablex Scali [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Menanggapi kembali postingan Surya Narendra.
  
  Postingan saya adalah hanya untuk membantah postingan dari bung si  Brewok yg 
ditulis Adrien bahwa RUU APP hanya didukung segelintir  kelompok atau hanya 
didukung minoritas. Kalau ini dibiarkan, berarti  membiarkan kebohongan publik 
dan menyudutkan kelompok tertentu, dimana  kalimat-kalimatnyapun tendensius 
sekali.
  
  Sedangkan postingan Surya Narendra menanyakan perlu ada tidaknya RUU  APP,  
jadi sudah bias pembahasannya dan saya tidak perlu  menanggapi lagi.
  
  Mohon maaf   Terima kasih tanggapannya.
  

Surya Narendra [EMAIL PROTECTED] wrote:Menanggapi postingan dari 
Dablex Scali:
Diambil dari Warta dari PBNU dari hasil postingan DablexScali.
.
   2. Untuk mengetahui dan merasakan dampak negatif dari  pornografi/pornoaksi, 
seseorang tidak perlu menjadi fundamentalis atau  ekstrimis, tetapi cukup 
menjadi orang tua yang saleh dan bertanggung  jawab atas keselamatan pergaulan 
keluarganya sehari-hari.
  
Sebenarnya kalau menyadari hal tersebut diatas maka tidak perlu  adanya 
segala RUU atau UU apalagi UU Pornografi dan Pornoaksi dsb...
Bahkan dari PNBU menyadari hal itu terbukti dari himbau PBNU sendiri, 
sehingga kenapa masih mendukung adanya UU lagi...??
Kalau semua orang tua yang saleh dan bertanggung jawab, maka  cukup orang 
tua yang dididik menjadi saleh dan bertanggung jawab  terhadap keluarga dan 
pergaulan.
Disadari atau tidak, Indonesia sudah ada 1001 Undang Undang, yang jadi 
masalah adalah kapan itu diterapkan?
 
Contoh:
Sudah ada Perda tentang buang sampah sembarangan, tapi kapan ini  
diterapkan, apakah sudah ada manusia Indonesia yang didenda karena  buang 
sampah sembarangan?..sudah adakah manusia Indonesia yang  di tangkap 
karena melempar sampah dari dalam mobil yang sedang melaju  keluar, ke jalan 
raya...?
 
Disisi lain dari Warta PBNU tsb adalah:
walaupun mungkin kategori saleh dan bertanggung jawab sendiri masih 
sedemikian bias.
 
1000 Undang Undang dibuat, tapi kalau tidak pernah diterapkan,  hanya akan 
memperkaya para anggota Majelis yang terhormat, dengan  segala macam uang 
sidang dll. 
Buat undang undang terus, dan dapat uang sidang terus, dapat  makan siang 
dll, dapat uang insentif segala macam, tapi masalah  penerapan tidak pernah 
dilihat atau dibahas, karena tidak ada Uang  Pengawasan Penerapan Undang 
Undang!!!
Toh Undang Undang tinggal undang undang, sampai sekarang juga  masih ada 
anggota Dewan yang tertangkap lagi ngamar di hotel dengan  wanita yang bukan 
istrinya.
 
Salam.
SN
 

  Dablex Scali [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ini dari Website www.nu.or.id/
 
WARTA  
  Pernyataan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
  Tentang RUU Antipornografi dan Pornoaksi
  
  
  
  1. PBNU mendukung sepenuhnya Rancangan Undang-undang Antipornografi dan  
Pornografi (RUU APP) untuk segera disahkan menjadi Undang-Undang (UU),  karena 
sangat diperlukan untuk menjaga keselamatan moral masyarakat  pada umumnya dan 
generasi muda pada khususnya, dengan tetap  memperhatikan masukan-masukan yang 
ada.
2. Untuk mengetahui dan merasakan dampak negatif dari  
pornografi/pornoaksi, seseorang tidak perlu menjadi 

Re: [Mayapada Prana] Janganlah Mendramatisir Masalah Guru !!!!

2006-03-23 Terurut Topik Dablex Scali
He..he...
  Ternyata Mustikawati coba berganti kulit lagi (kayak ularatau emang ular 
?) menjadi Hafsah Salim. 
  
  Dapat data dari mana Pak jumlah guru Agama Islam 15 juta orang mendambakan 
menjadi pegawai negeri ?
  
  Yang saya tahu ada 1 orang Guru Komunis yg mencoba menjadi pegawai  
negeri.yaitu anda...hua..ha..ha..kasian mau jadi guru komunis tapi  gak ada 
tempatnya..:)

Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] wrote:Kontroversi masalah guru ini 
terlalu meng-ada2 padahal keadaan
  sebenarnya sama sekali berbeda dari apa yang di-teriak2an oleh mereka
  yang menganggap dirinya guru.
  
  Guru itu engga sama dengan Guru.  Perlu anda semua memahami siapa atau
  mana guru yang ber-teriak2 ini yang sesungguhnya tidak pantas mengaku
  guru.
  
  Berdasarkan statistik tahun 1980, jumlah pegawai negeri seluruh
  Indonesia sekitar 20 juta, dan jumlah Guru yang terdaftar dari jumlah
  ini sekitar 4 juta.  Namun yang menarik, ternyata ada guru honorer
  yang bukan pegawai negeri yang sudah 10 tahun tidak bisa diangkat jadi
  pegawai negeri.  Tahukah anda semua siapa dan kenapa hal ini
  terjadi  Karena mereka ini semuanya adalah GURU AGAMA ISLAM yang
  jumlahnya ada 15 juta melebihi jumlah pegawai negeri diseluruh
  Indonesia.  Ke 15 juta Guru Agama Islam ini mendambakan menjadi
  pegawai negeri, oleh karena itulah mereka mengabdikan diri mengajar
  agama Islam dimanapun sekolah yang ada meskipun sekolah ybs tidak
  mampu membayarnya.  Banyak Guru Agama Islam ini bahkan menyogok
  kepala2 sekolah ybs agar nama mereka dimasukkan atau didaftarkan
  sebagai Guru Bantu dengan status honorer meskipun kenyataannya mereka
  tidak pernah digaji.  Disatu pihak kepala sekolah yang menerima uang
  sogok ini merasa mendapatkan nafkah dibawah tangan, dilain pihak guru
  Agama Islam ini bisa menaikkan status sosialnya sebagai Guru sekolah
  negeri dimata masyarakat dilingkungannya sendiri untuk mendapatkan
  order mengajarkan agama Islam secara private dari murid2nya yang
  tergolong mampu.
  
  Demikianlah, permainan ini berkembang tanpa banyak issue2 yang buruk
  bagi kepala sekolahnya maupun bagi guru agama Islam itu sendiri. 
  NAMUN HAL INI MENJADI BUMERANG BAGI PEMERINTAH RI, DIMANA KELOMPOK
  GURU2 AGAMA ISLAM HONORER INI SELALU MENDESAK AGAR DIANGKAT JADI
  PEGAWAI NEGERI MESKIPUN BELUM PERNAH PEMERINTAH RI MENJANJIKAN MEREKA
  KEMUNGKINAN INI.
  
  Silahkan anda semua membayangkannya sendiri, bagaimana mungkin
  pemerintah bisa dipaksa untuk mengangkat ke 15 juta guru agama Islam
  ini sebagai pegawai negeri, darimana duitnya, dan apa faedahnya 
  
  Masalah guru2 matematika, biologi, dll, sama sekali tidak ada
  masalahnya.  Ternyata guru2 Agama Islam ini sewaktu diberi kesempatan
  untuk mengikuti test pegawai negeri, tidak satupun yang mampu lulus,
  padahal test-nya sangatlah mudah dimana semua guru2 matematika,
  biologi dan yang lainnya yang bukan Guru Agama Islam ternyata berhasil
  lulus dengan mudah.
  
  Jelas saja kalo ada 16 juta peserta test pegawai negeri dimana cuma 1
  juta yang lulus, ternyata yang 15 juta yang tidak lulus itu adalah
  Guru Agama Islam, sedangkan yang lulus 1 juta itu adalah calon pegawai
  negeri dan termasuk guru2 matematika, biologi, dll yang bukan guru
  agama Islam.
  
  Guru2 Agama Islam ini rame2 demo lagi menuduh pemerintah melakukan
  kecurangan karena jatah mereka katanya mau diperjual belikan.  Jelas
  tuduhan itu hanyalah prejudice dari kebiasaan mereka membeli kedudukan
  guru Honorer selama ini dengan menyogok kepala2 sekolah ditempat
  mereka bekerja.
  
  Demikianlah, mereka berteriak2 mengatas namakan diri mereka sebagai
  kelompok Guru yang bukan Guru yang sebenarnya.  Seperti anda ketahui,
  sewaktu lulus SMA, mereka ber-cita2 muluk untuk memiliki gelar
  sarjana, namun otak tak memenuhi syarat, sehingga tidak ada satupun
  perguruan tinggi bisa menerima mereka.  Demi mengejar gelar sarjana,
  maka jurusan apapun tak jadi masalah.Gelar Sarjana Agama Islam
  inilah yang paling mungkin untuk diraihnya demi status sosial
  menyunting gadis pujaan.  Gelar boleh sama2 Doktorandus, namun jelas
  beda antara Doktorandus ekonomi dan Doktorandus IAIN jurusan dakwah. 
  Keduanya berpotensi menjadi guru, yang satu jadi guru ekonomi dengan
  status pegawai negeri, sedangkan yang lainnya juga jadi guru bantu
  yang statusnya honorer hasil menyogok kepala sekolah.
  
  Inilah dilema negara RI yang tak pernah diungkapkan yang merupakan
  tragedi kehancuran dunia pendidikan bangsa kita.
  
  Ny. Muslim binti Muskitawati.
  
  
  
  
  
  
  
  

Quotes : 
  Religion is a set of social and political institutions and  spirituality is 
a private pursuit which may or may not take place in a  church setting.
   - D. Patrick Miller -
  
  




-
  Yahoo! Groups Links

   To visit your group on the web, go to:
http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/
   
   To unsubscribe from 

[Mayapada Prana] Sabdo Palon Naya Genggong

2006-03-23 Terurut Topik radityo djadjoeri
SABDO PALON NAYA GENGGONG 
 
Oleh: M. Dawam Rahardjo
   
  Dalam seminar yang diselengshy;garakan Universitas
Surabashy;ya, seorang penganut aliran kepercayaan
menanyakan bagaimana pandangan saya tentang rashy;malan
Sabdo Palon Naya Gengshy;gong. Pengikut setia raja
Majapahit terakhir itu pernah mengatakan bahwa agama
Hindu memang akan digantikan oleh agama Islam, yang
pada waktu itu didakwahkan oleh Wali Sanga. Namun, 500
tahun keshy;mudian, Islam akan digantikan oleh suatu
agama baru, yang diseshy;butnya sebagai agama budi.
  
Agashy;ma, menurut pengertian kaum penghayat kepercayaan,
adalah ageming budi, artinya pakaian yang melindungi
seseorang itu adashy;lah budi pekerti luhur. Dalam
ajarshy;an Islam, sebagaimana disebut dashy;lam Al-Quran,
hakikat pakaian seshy;tiap orang itu adalah takwa, yang
merupakan puncak kecerdasan spishy;ritual manusia.
  Pada 1979, Nurcholish Madjid (Cak Nur) tampil di Taman
Ismail Marzuki, Jakarta, setelah dua pidato kebudayaannya yang pada pokoknya 
menganjurkan liberalisasi sekularisasi pemikiran Islam, dengan
jargonnya yang menjadi sangat terkenal, yakni Islam
Yes, Partai Islam No. Isi ceramah itu memberi kesan
seolah-olah Cak Nur mengemukakan jargon baru, yaitu
Spiritualisme Yes, Agama No. Istilah itu sebenarnya
tidak pernah diucapkan oleh Nurcholish, tapi
penyimpulan ceramah Cak Nur yang dipelintir oleh
sebuah majalah Islam.
   
  Memang Cak Nur mengobservasi gejala ditinggalkannya
agama (dashy;lam hal ini Kristen) di Barat. Tapi dalam
masyarakat Barat justru timbul banyak aliran
spiritual. Nashy;da penilaian Cak Nur sebenarnya sikap
kritisnya terhadap aliran-shy;aliran spiritual, terutama
yang mengajarkan kesesatan. Dan Cak Nur sebaliknya
menginginkan agar masyarakat Barat tetap berpegang
pada agama. Saran ini juga ditujushy;kan bagi umat Islam
di Indonesia, tapi ceramah Cak Nur itu dipelintir oleh
pengritiknya yang mengesanshy;kan Cak Nur menganjurkan
umat Islam agar menggantikan agama dengan
spiritualisme. Sungguh pun begitu, yang diungkapkan
Cak Nur itu memang merupakan kenyataan dan gejala baru
di masyarakat Bashy;rat, yang juga disebut oleh
futuroshy;log John Naissbit. Jadi ramalan Sabdo Palon itu
sesunggulmya teshy;lah terjadi di Barat.
   
  Dalam kaitannya dengan Islam yang dikaitkan dengan
terorisme dan kekerasan yang muncul dari gerakan
radikalisasi Islam, timbul pertanyaan yang ditujukan
kepada cendekiawan Dr Jalaluddin Rahshy;mat. Mengapa
Islam, yang disebut sebagai pembawa rahmat bagi
seshy;kalian alam, dalam realitas telah melahirkan
aksi-aksi kekerasan? Kang Jalal kurang-lebih
menjashy;wab, gejala itu karena pemahaman Islam terlalu
menekankan pada seshy;gi akidah, terutama pada
kepercashy;yaan yang fundamental yang bersishy;fat mutlak.
Hal ini mengakibatkan lahirnya pandangan sempit dan
fashy;natis. Dalam upaya mereka yang merasa membela
Islam dari keseshy;satan akidah, apalagi dalam
mengshy;hadapi apa yang dipersepsikan seshy;bagai ancaman,
umat Islam memishy;lih pendekatan kekerasan, paling tidak
menyetujui atau membiarkan tindakan kekerasan.
   
  Di samping itu, Kang Jalal mengshy;ajukan alternatif
bahwa tekanan keberagamaan hendaknya diarahshy;kan pada
ajaran kemuliaan akhlak atau al-akhlak al-karimah
sesuai dengan hadis Nabi yang mengatashy;kan: Saya
sesungguhnya diutus untuk memperbaiki dan
menyemshy;purnakan akhlak. Konsep Kang Jalal itu
mendekati pengertian agama iku ageming budi (agama
itu adalah pakaian yang berupa bushy;di) yang dirumuskan
oleh kaum keshy;batinan.
   
  Mirjam Kunkler dari Universitas Columbia pernah
mengatakan bahwa pertumbuhan gereja di Amerika Serikat
sangat pesat. Wacana keshy;agamaan tidak hanya dilakukan
di gereja-gereja, tapi juga di gedung-gedung pertemuan
dan hotel-hotel yang disiarkan melalui radio dan
televisi ke seluruh dunia. Ia menilai bahwa masyarakat
Amerika sangat religius. Tapi masyarakat Amerika
dikenal sebagai masyarakat yang punya kesadaran etik
yang rendah, ditandai dengan praktek bisnis yang tidak
etis, politik kotor, krimishy;nalitas yang tinggi, dan
penggunashy;an kekerasan secara telanjang yang mewarnai
politik luar negeri yang didukung oleh agresi militer.
Keshy;simpulannya, masyarakat Amerika itu religius tapi
tidak etis.
   
  Keadaan di Eropa berkebalikan. Di sana gereja telah
ditinggalkan. Bahkan banyak gereja yang dijual dan
dialihfungsikan. Sebagian dishy;jadikan museum, sebagian
lagi dijadikan masjid oleh kaum muslim. Sebagaimana
kata Friedrich Nietsche God is dead, Tuhan teshy;lah
mati, kehidupan beragama sushy;dah hampir merupakan
sejarah masa lampau. Masyarakat Eropa itu tidak
religius, bahkan ateis atau agnostik, tapi etis.
   
  Kata Kunkler, masyarakat Eropa sekarang sudah menjadi
sebuah masyarakat etis (etische communishy;ty), meminjam
istilah Hegel. Teoshy;log-filsuf Jerman, Hans Kung, kini
mengembangkan apa yang disebutshy;nya etika global
(global ethics) dan mempersiapkan sebuah deklarasi
mengenai etika global.
   
  Apa yang berkembang di Eropa sesungguhnya transformasi
dari 

[Mayapada Prana] Menyelamatkan NKRI dari Bali

2006-03-23 Terurut Topik radityo djadjoeri
   
  Menyelamatkan NKRI dari Bali
 
Hari-hari terakhir ini perjuangan masyarakat Bali
dalam menghadang RUU Antipornografi dan Pornoaksi
(APP) memasuki sebuah dimensi yang jauh lebih mulia
daripada sekadar sebuah gerakan politik biasa. Apa
yang awalnya diniatkan sebagai upaya untuk
menghentikan sebuah produk hukum yang dinilai cacat
dari berbagai segi, kini dimaknai sebagai sebuah
perjuangan luhur untuk menyelamatkan sesuatu yang
lebih luhur, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). 
  ==   
 
Perlawanan yang pada awalnya lebih banyak didorong
keinginan untuk menyelamatkan kepentingan Bali --
kepentingan politis, kultural maupun ekonomi -- kini
telah mamurti menjadi sebuah perlawanan yang didorong
keinginan untuk menyelamatkan kepentingan negara
bangsa Indonesia.
 
Pergeseran paradigma ini tentunya tidak terlepas dari
berbagai dinamika internal dan eksternal yang
mendampingi jalannya proses penolakan tersebut.
Pergeseran paradigma ini dipicu oleh munculnya
gelombang kesadaran baru bahwa potensi bahaya RUU APP
sesungguhnya tidaklah terletak pada pasal-pasalnya,
tetapi pada semangat yang dikandungnya.
  Berbagai perdebatan dan pembahasan intelektual yang
secara intensif dilakukan para tokoh gerakan
perlawanan terhadap RUU APP pada akhirnya menyadarkan
mereka bahwa pasal-pasal RUU APP tersebut sesungguhnya
hanyalah kulit permukaan dari sebuah semangat untuk
melakukan perubahan mendasar pada cara kita berbangsa
dan bernegara.
 
Semangat utama RUU APP adalah semangat untuk
menjadikan agama tertentu -- moralitas berdasarkan
dogma agama tertentu tepatnya -- sebagai kompas dalam
pembuatan serta penegakan hukum nasional. Dengan
merujuk pada dekadensi moralitas bangsa sebagai alasan
utama, para penyusun RUU APP berupaya menjadikan
kode-kode moral religius sebagai jalan keluar utama
dan dengan demikian, membuka pintu lebar-lebar bagi
dominasi agama atas negara. 
 
Padahal, negara modern mana pun akan berupaya sekuat
mungkin untuk menghindari terjadinya dominasi agama
atas negara. Sebabnya, dominasi sebuah agama tertentu
atas negara pasti akan menyebabkan terjadinya alienasi
serta subjugasi atas agama-agama lainnya. Padahal,
alienasi yang terjadi karena perbedaan kepercayaan,
cepat atau lambat akan menyebabkan sebuah konflik,
baik konflik horizontal maupun vertikal, dan pasti
akan berujung pada disintegrasi negara.
 
Sejarah dunia dipenuhi dengan berbagai cerita nyata
tentang negara-negara yang punah karena disintegrasi
yang dipicu oleh alienasi berbasis religius. Contoh
paling kontemporer adalah apa yang terjadi di Eropa
Timur, saat alienasi dan subjugasi berdasarkan etnis
dan kepercayaan religius melahirkan chaos politik dan
genocide berdarah yang membuat wilayah itu pecah
berkeping-keping. 

Proses itu kemudian dikenal sebagai Balkanisasi.
Kolumnis tetap Bali Post Minggu, Aridus, dengan nakal
mengaitkan proses itu dengan nama depan Ketua Pansus
RUU APP Balkan Kaplale sebagai penanda ''mistik''
bahwa RUU APP adalah kabar buruk bagi masa depan NKRI.
 
Alienasi dan subjugasi adalah dua hal yang jelas-jelas
berada dalam posisi berseberangan dengan
prinsip-prinsip dasar NKRI sebagaimana yang
diamanatkan oleh para pendiri bangsa. Pancasila, UUD
1945 serta Bhineka Tunggal Ika jelas-jelas menunjukkan
bahwa Indonesia adalah negara bangsa yang
berketuhanan, namun bukanlah sebuah negara yang diatur
atau berlandaskan pada ajaran agama tertentu.
  Sebaliknya, ketiga kontrak politik historis itu secara
terang dan gamblang menegaskan bahwa negara bangsa
Indonesia menjamin kebebasan beragama serta
menghormati keragaman kekayaan budaya serta
kepercayaan religius yang dianut masing-masing suku
bangsanya. Negara bangsa Indonesia secara faktual
mengakui adanya sebuah agama mayoritas, tetapi tidak
pernah memberi ruang bagi terjadinya dominasi agama
mayoritas terhadap negara.
 
Uniknya, sebagian besar pemeluk agama mayoritas
tersebut pun tampaknya memang tidak menginginkan
terjadinya perkawinan politik antara agama dengan
negara. Buktinya, sepanjang sejarah republik ini pemilihan umum 
(pemilu) selalu dimenangkan oleh partai-partai dengan ideologi 
nasionalis-sekuler,
mulai dari PNI, Golkar hingga PDI Perjuangan. Fakta
ini penting untuk menunjukkan bahwa RUU APP ini pun
pastilah tidak mencerminkan keinginan dari seluruh
pemeluk agama mayoritas di Indonesia.
 
Karena yang melandasi RUU ini adalah semangat dan
kepentingan dogmatis religius yang bertentangan dengan
semangat dasar NKRI, yang toleran, terbuka dan
menghormati beragam tradisi, maka tidak penting lagi
apakah sejumlah pasal dalam RUU APP ini akan direvisi
atau tidak. Oleh karena itulah, masyarakat Bali secara
teguh hati menolak keseluruhan isi RUU APP, versi lama
mau pun revisi. Selama semangat yang dikandungnya
tetap sama, masyarakat Bali akan tetap menolak RUU
APP, bahkan jika RUU ini berganti nama menjadi RUU
Perlindungan Bali, misalnya.
   
  Teriakan ''Merdeka'' yang dilontarkan Ketua KNPI Bali
Indriawan Karna serta somasi dari Majelis Mujahidin

Re: [Mayapada Prana] [O_-]

2006-03-23 Terurut Topik Tonny
Maksud lebih tinggi disini adalah Sang Hyang Adi Buddha adalah Allah.
Dalam agama Buddha sebutan untuk sang Pencipta itu adalah Sang Hyang Adi 
Buddha kadang kala juga Sang Tathagatha
Bukan seperti yang anda maksud yang ada artikan secara harafiah saja.

- Original Message - 
From: kristolog [EMAIL PROTECTED]
To: mayapadaprana@yahoogroups.com
Sent: Thursday, March 23, 2006 11:42 AM
Subject: Re: [Mayapada Prana] [O_-]


 bisa lebih mendetail? apakah si buddha itu sedang duduk, sedangkan sang 
 Hyang adi Buddha itu berdiri, makanya lebih tinggi?

 Tonny [EMAIL PROTECTED] wrote:Pak nong/kristolog ada yang perlu 
 saya benarkan nich
 Sang Hyang Adi Buddha tidaklah sama dengan Buddha dimana Sang Hyang Adi
 Buddha itu lebih tinggi lagi dari Buddha.

 Salam damai,
 Dari saya yang anda anggap Bodoh

 - Original Message - 
 From: kristolog [EMAIL PROTECTED]
 To: mayapadaprana@yahoogroups.com
 Sent: Saturday, March 18, 2006 7:10 PM
 Subject: Re: [Mayapada Prana] [O_-]


  sebagai moderator memang anda tidak punya hak untuk memaksa!
  memangnya anda punya program komputer yg membuat orang bisa terdaftar di
  milis anda? setelah itu membuat tangan orang untuk mengetik dan posting 
  ke
  milis anda ini?
 
  tidak. tapi saya masuk ke sini karena diundang oleh seseorang. saya 
  lupa.
  dan beberapa saat saya perhatikan tidak ada yg bisa saya nimbrung, 
  sampai
  bagian yang harus saya tanggapi terlihat oleh mata saya. salah satunya
  masalah sekarang.
 
  Akan halnya Reiki, Mahatma, Taize Ki, Merkaba, MVT, Vajra, QMT, Angelic
  Energy, dll. memang adalah ciptaan Tuhan anda dan saya, Tuhan kita 
  semua,
  yaitu ALLAH (istilah Tuhan dlm bhs Arab/Islam yg saya yakini). SEGALA YG
  ADA DI ALAM INI ADALAH CIPTAAN ALLAH (empunya adalah ALLAH).
 
  Tapi, masalahnya adalah ciptaan Allah itu anda bahas, anda pelajari dan
  anda kagumi dgn cara yg berbeda, dimana muncul kemudian istilah buatan
  manusia, yang saya yakini bukan utusan Tuhan (istilah Reiki, Mahatma,
  Taize Ki, Merkaba, MVT, Vajra, QMT, Angelic Energy, dll.)
 
  Allah = Allah Bapa, ini saya tidak keberatan sama sekali bung! tapi, 
  kalau
  anda tidak tahu siapa itu Yesus, lalu menyamakannya dengan Allah, Allah
  Bapa, maka lebih baik jangan. karena itu mencerminkan kebodohan anda 
  saja.
 
  Allah / Allah Bapa = Sang Hyang Adi Buddha, saya tida setuju! karena
  buddha itu adalah manusia berkaki dan tangan seperti anda dan saya. jadi
  dia adalah ciptaan Tuhan (Allah).  tidak bisa disamakan. kecuali anda
  orang bodoh yg menyamakan pencipta dan ciptaaNya.
 
  okay
  paham
 
 
 
  si Brewok [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear soul,
 
  Saya tidak akan memaksa-maksa orang masuk ke milis ini, pun tidak
  akan menahan-nahan orang untuk terus berada di forum ini. Di rumah
  mayapada ini saya dkk selaku tuan rumah membiarkan anda untuk
  mengungkapkan pendapat anda sebebas-bebasnya, namun adalah hak saya
  dkk di Sanggar mayapada untuk mendekor rumah sebagaimana yang kami
  inginkan.
 
  Bagi anda Alloh SWT/Allah Bapa/Sang Hyang Widhi tiada hubungannya
  dengan :
 
  ... kesehatan body-mind-spirit dan enlightenment seperti Reiki,
  Mahatma, Taize Ki, Merkaba, MVT, Vajra, QMT, Angelic Energy, dll.
 
  Bagi kami tentu saja amat berhubungan karena Beliaulah empunya
  energi-energi itu. [Mungkin juga anda meradang jika saya tulis Alloh
  SWT = Allah Bapa = Sang Hayng Adi Buddha = Divine Source]
 
 
  Jadi jika anda tidak suka berada di rumah ini, anda tahu dimana
  pintu keluarnya.
 
  salam.
 
  --- In mayapadaprana@yahoogroups.com, kristolog [EMAIL PROTECTED]
  wrote:
  
   bagus itu. kalau mau aman damai, jangan debat.
   kalau mau debat, yuk yg intelek.
  
   nah, biar bagus, tolong moderator menghapus kalimat .../Alloh
  SWT/...
   karena tidak ada hubungannya dengan kalimat diatasnya yakni : ..
  untuk kesehatan body-mind-spirit dan enlightenment seperti Reiki,
  Mahatma, Taize Ki, Merkaba, MVT, Vajra, QMT, Angelic Energy, dll.
  
   umat islam tidak mengenal tulisan diatas. enlightmen dalam Islam
  juga ada, tapi tidak dgn istilah diatas.
  
 
 
 
 
 
 
   Quotes :
  Religion is a set of social and political institutions and spirituality
  is a private pursuit which may or may not take place in a church 
  setting.
   - D. Patrick Miller -
 
 
 
 
 
 
  -
  Yahoo! Groups Links
 
To visit your group on the web, go to:
  http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/
 
To unsubscribe from this group, send an email to:
  [EMAIL PROTECTED]
 
Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
 
 
 
 
  -
  Yahoo! Mail
  Use Photomail to share photos without annoying attachments.
 
  [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
  Quotes :
  Religion is a set of social and political institutions and spirituality
  is a private pursuit which may or may not take place in a church 
  setting.
  - D. Patrick Miller -
 
 
 
  Yahoo! Groups 

[Mayapada Prana] Very Important Information, everybody has the right to read this article !

2006-03-23 Terurut Topik Rudy Prabowo
What Muslims, multiculturalists, and the media hope you never find out about 
Islam
  The Sword of the Prophet  by Serge Trifkovic  Since the attacks of September 
11, dozens of books have been rushed to market purporting to explain the 
religion in whose name the terrorists acted. Most of them strike a common 
theme: true Islam -- as opposed to the fundamentalist variety of the 
hijackers -- is a religion of peace that promotes charity, tolerance, 
freedom, and culture no less than true Christianity.
  Such a viewpoint, argues Serge Trifkovic, foreign affairs editor of 
Chronicles magazine, is not only false but dangerous, since it blinds to the 
true nature of the enemy that threatens us. Moreover, it betrays a hidden 
agenda: to discredit Christianity and the West by comparison to a sanitized, 
idealized Islam that bears no resemblance to its actual teachings or history. 
  To correct this, Trifkovic gives us the unvarnished, politically incorrect 
truth about Islam -- including the shocking facts about its founder, Mohammed; 
its rise through bloody conquest; its sanctioning of theft, deceit, lust and 
murder; its persecutions of Christians, Jews, Hindus and other infidels; its 
cruel mistreatment of women; the colossal myth of its cultural golden age; 
its irreformable commitment to global conquest by any means necessary; the 
broad sweep of the military, political, moral, and spiritual struggle that 
faces us; and what we must do if we wish to survive. 
  Get the details and documentation for hundreds of politically incorrect 
facts about Islam -- such as: 
 The Koran sanctions pillage, looting, ransom, and the rape of captive 
women as an incentive to join in jihad or holy war 
 Mohammed kept one-fifth of all spoils of war for himself 
 The Koran allows a man to have up to four wives -- at any one time. He 
can divorce a wife by simply saying so 3 times 
 Mohammad had as many as 25 wives. One was six when they married; he 
was 54. He consummated the marriage when she was 9 
 At least 27 people were murdered on Mohammed's orders 
 Mohammed allowed temporary marriage for three nights or more, so 
that soldiers in the field could marry prostitutes 
 The Koran assures the Muslim the right to own slaves by purchasing 
them or as a bounty of war. Mohammad had dozens 
 Almsgiving and mercy is commended in Islam -- but the beneficiaries 
have to be Muslims only 
 In Islam, the definition of what is right or just is not fixed, 
but changeable by divine decree -- enabling the most henous sins and crimes to 
be declared the will of Allah 
 The joys and glories of the Islamic paradise are tangible and 
sensual and include sex with virgins -- and young boys 
 As Mohammad progressed from visionary and teacher to warlord and 
ruler, his style and message became more depraved, violent and intolerant. It 
is these later revelations that are considered definitive by Islamic 
authorities when they conflict with earlier ones often cited for Western 
consumption 
 The Crusades were a belated military response to three centuries of 
Muslim aggression against Christian lands and peoples 
 Islam divides the world into the House of Islam (where Islam rules) 
and the House of War (where it doesn't). The two are permanently at war; there 
may be temporary truces, but peace will come only upon the completion of global 
conquest 
 When Muslims are a minority community, the Koran permits them to adopt 
a peaceful attitude to deceive their neighbors, until they feel strong enough 
to dispense with the pretense 
 The massacres perpetrated by Muslims in India are unparalleled in 
history, bigger in sheer numbers than the Holocaust 
 Muslim persecution of Christians has caused suffering and death for 
millions over 13 centuries -- and continues today 
 The myth of Islam's tolerance of religious minorities contradicts 
its teaching, history, and present reality 
 Islam's golden age was parasitic on the Christian cultures and 
peoples it conquered, and ended when it killed the host 
 In 1993, Saudi Arabia's supreme religious authority declared that the 
world is flat, and that anyone who disagrees is an infidel to be punished 
 Like Communism, Islam cannot foster prosperity, and is always reliant 
on plunder or unearned wealth (e.g., from oil) 
 Islam recognizes no distinction between temporal and divine authority; 
the only legitimate government is a theocracy 
 America's ally Saudi Arabia remains the most intolerant Islamic 
regime in the world, where the practice of any religion besides Islam is as 
strictly prohibited as in Mohammed's day 
 The first imam to deliver a Muslim prayer for the U.S. House of 
Representatives in 1991, declared in 1997 that Muslims will eventually elect 
the president and replace the constitutional government with an 

[Mayapada Prana] The Other Very Important Information to add your knowledge! SOON READ!

2006-03-23 Terurut Topik Rudy Prabowo
Mohammed: the ugly truth about the founder of the world's most violent religion 
(by a priest who lived and ministered among Muslims)
  Now on sale on Amazon for $64.75! Best seller!
  The Life and Religion of Mohammed  by J.L. Menezes  Fr. J.L. Menezes knew 
Islam up close: as a priest in India, he devoted his priestly life to 
introducing that nation's tens of millions of Muslims to Christianity. With 
this life of Mohammed, he left us the record of his appeals: a frank, honest, 
and exhaustively researched exploration of the life of the prophet of Islam, 
the development and contents of the Koran, and an introduction to various 
Muslim sects.
   
   
  Such a viewpoint, argues Serge Trifkovic, foreign affairs editor of 
Chronicles magazine, is not only false but dangerous, since it blinds to the 
true nature of the enemy that threatens us. Moreover, it betrays a hidden 
agenda: to discredit Christianity and the West by comparison to a sanitized, 
idealized Islam that bears no resemblance to its actual teachings or history.   
To correct this, Trifkovic gives us the unvarnished, politically incorrect 
truth about Islam -- including the shocking facts about its founder, Mohammed; 
its rise through bloody conquest; its sanctioning of theft, deceit, lust and 
murder; its persecutions of Christians, Jews, Hindus and other infidels; its 
cruel mistreatment of women; the colossal myth of its cultural golden age; 
its irreformable commitment to global conquest by any means necessary; the 
broad sweep of the military, political, moral, and spiritual struggle that 
faces us; and what we must do if we wish to survive.   Get the details and
 documentation for hundreds of politically incorrect facts about Islam -- 
such as:   
   The Koran sanctions pillage, looting, ransom, and the rape of captive women 
as an incentive to join in jihad or holy war   
  
   Mohammed kept one-fifth of all spoils of war for himself   
  
   The Koran allows a man to have up to four wives -- at any one time. He can 
divorce a wife by simply saying so 3 times   
  
   Mohammad had as many as 25 wives. One was six when they married; he was 54. 
He consummated the marriage when she was 9   
  
   At least 27 people were murdered on Mohammed's orders   
  
   Mohammed allowed temporary marriage for three nights or more, so that 
soldiers in the field could marry prostitutes   
  
   The Koran assures the Muslim the right to own slaves by purchasing them or 
as a bounty of war. Mohammad had dozens   
  
   Almsgiving and mercy is commended in Islam -- but the beneficiaries have to 
be Muslims only   
  
   In Islam, the definition of what is right or just is not fixed, but 
changeable by divine decree -- enabling the most henous sins and crimes to be 
declared the will of Allah   
  
   The joys and glories of the Islamic paradise are tangible and sensual and 
include sex with virgins -- and young boys   
  
   As Mohammad progressed from visionary and teacher to warlord and ruler, his 
style and message became more depraved, violent and intolerant. It is these 
later revelations that are considered definitive by Islamic authorities when 
they conflict with earlier ones often cited for Western consumption   
  
   The Crusades were a belated military response to three centuries of Muslim 
aggression against Christian lands and peoples   
  
   Islam divides the world into the House of Islam (where Islam rules) and the 
House of War (where it doesn't). The two are permanently at war; there may be 
temporary truces, but peace will come only upon the completion of global 
conquest   
  
   When Muslims are a minority community, the Koran permits them to adopt a 
peaceful attitude to deceive their neighbors, until they feel strong enough to 
dispense with the pretense   
  
   The massacres perpetrated by Muslims in India are unparalleled in history, 
bigger in sheer numbers than the Holocaust   
  
   Muslim persecution of Christians has caused suffering and death for millions 
over 13 centuries -- and continues today   
  
   The myth of Islam's tolerance of religious minorities contradicts its 
teaching, history, and present reality   
  
   Islam's golden age was parasitic on the Christian cultures and peoples it 
conquered, and ended when it killed the host   
  
   In 1993, Saudi Arabia's supreme religious authority declared that the world 
is flat, and that anyone who disagrees is an infidel to be punished   
  
   Like Communism, Islam cannot foster prosperity, and is always reliant on 
plunder or unearned wealth (e.g., from oil)   
  
   Islam recognizes no distinction between temporal and divine authority; the 
only legitimate government is a theocracy   
  
   America's ally Saudi Arabia remains the most intolerant Islamic regime in 
the world, where the practice of any religion besides Islam is as strictly 
prohibited as in Mohammed's day   
  
   The first imam to deliver a Muslim prayer for the U.S. House of 
Representatives 

[Mayapada Prana] Fwd: [MUBI] Perlindungan Kebebasan Beragama yang Kian Payah - 11 Maret 2006

2006-03-23 Terurut Topik Rudy Prabowo


Hudoyo Hupudio [EMAIL PROTECTED] wrote:   To: [EMAIL PROTECTED],[EMAIL 
PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED],[EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED],[EMAIL PROTECTED],[EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED]
From: Hudoyo Hupudio [EMAIL PROTECTED]
Date: Thu, 23 Mar 2006 17:57:49 +0700
Subject: [MUBI] Perlindungan Kebebasan Beragama yang Kian Payah - 11 Maret 2006

Dari: newsgroup soc.culture.indonesia

Laporan Diskusi Maret: Perlindungan Kebebasan Beragama yang Kian Payah - 11 
Maret 2006 
  
From: bambu - view profile
Date: Wed, Mar 22 2006 12:40 pm 
Email: bambu bamboofl [EMAIL PROTECTED]
Groups: soc.culture.indonesia
  
r [EMAIL PROTECTED], 21 Mar 2006 

Perlindungan Kebebasan Beragama yang Kian Payah - 11 Maret 2006 

   Pasal 29 ayat 2 UUD'45 melindungi kebebasan setiap WNI untuk beribadah 
menurut keyakinan dan kepercayaan masing-masing. Tapi ironisnya kebebasan 
beragama di Indonesia mengalami masa-masa yang sangat suram. Pemerintah melalui 
perangkat hukum, lebih mengontrol kebebasan beragama ketimbang melindungnya. 
Demikian pula lembaga- lembaga keagamaan 'resmi' cenderung memaksakan 
pengertian mereka masing-masing pada masyarakat daripada mengayomi kehidupan 
beragama di Indonesia.

Karena itu, National Integration Movement (NIM) pada hari Sabtu, 11 Maret 2006, 
mengadakan diskusi bulanan kebangsaan bertema : Perlindungan Kebebasan 
Beragama yang Kian Payah dengan menghadirkan Prof. Dr. Dawam Rahardjo - 
president The International Institute of Islamic Thoughts dan Mona Darwich - 
seorang Pemerhati Budaya dan Integrasi dari Libanon. Diskusi kali ini 
menempatkan Ahmad Yulden Erwin, seorang penulis buku dan aktivis LSM Anti 
Korupsi, pada   kursi moderator.

Prof. Dawam Rahardjo memulai pembicaraan dengan mengungkapkan paradoks-paradoks 
yang terjadi dalam kehidupan beragama di Indonesia. Salah satunya adalah 
hubungan kekerasan dengan agama. Agama yang semestinya identik dengan kesejukan 
dan kelembutan telah berubah menjadi alasan bagi melakukan kekerasan terhadap 
sesama di Indonesia. Beliau menyoroti kekerasan yang terjadi pada tempat-tempat 
hiburan, rumah ibadah agama lain, komunitas Lia Eden dan kelompok Ahmadiyah, 
yang sebagian besar justru terjadi setelah Sholat Jumat ataupun Tablig Akbar. 
Ini terjadi karena khotbah-khotbah pada acara-acara tsb justru dipenuhi oleh 
khotbah-khotbah penuh kebencian. Apakah ini yang disebut beragama ?

Bila kita berlebih-lebihan dalam beragama, maka kita akan kehilangan 
keseimbangan yang berakibat gelisahnya jiwa melihat realitas yang ada di 
sekitar kita. Kita akan melihat segala sesuatu adalah dosa dan kesalahan dalam 
diri maupun sekitar kita. Ini memicu kemarahan kita, yang pada akhirnya 
kekerasan pada segala sesuatu yang kita anggap dosa ataupun kesalahan tutur 
beliau secara singkat dalam menjelaskan hubungan antara agama dengan kekerasan.

Masalah utama mengenai kebebasan beragama di Indonesia, menurut Prof. Dawam 
adalah (1) Tidak adanya pengertian yang benar tentang Agama, terutama oleh 
pemerintah. Agama didefinisikan sebagai suatu doktrin yang percaya pada Tuhan 
yang berpribadi, Nabi, Kitab Suci, dsb. Definisi ini jelas merupakan definisi 
yang diambil dari kacamata/ pandangan orang beragama Islam (atau Kristen-ed). 
Jadi apakah adil bila definisi ini diterapkan juga pada agama-agama lain 
seperti Buddha dan Konghucu?  Buddha dan Konghucu tidak mengenal Tuhan yang 
personal, tapi mereka mengenal konsep KeTuhanan. Apakah karena hal ini, Buddha 
dan Konghucu tidak dapat disebut agama ? Sila  pertama Pancasila sendiri jelas 
mengakomodasi: KeTuhanan Yang Maha Esa, bukan Percaya pada Tuhan Yang 
Berpribadi atau Personal.

John Hick mendefinisikan agama sebagai faith atau kumpulan- kumpulan tradisi. 
Agama Islam misalnya banyak dipengaruhi tradisi- tradisi budaya Arab. Jadi 
sangatlah wajar bila Agama Islam di Indonesia, misalnya beralkulturasi dengan 
tradisi budaya Jawa, Sunda, Bugis, dsb. Ketika Muhammadiyah (Prof. Dawam pernah 
menjabat sebagai salah satu ketua dalam organisasi ini-ed) ingin melakukan 
purifikasi (kemurnian) ajaran Islam dari tradisi budaya (lokal) yang melekat 
pada agama ini, maka beliau juga mengingatkan Muhammadiyah untuk membersihkan 
ajaran Islam dari tradisi budaya Arab. Alasan Purifikasi ajaran Islam itu 
sebenarnya upaya mempromosi ajaran Islam beraliran Arab Wahabi (Arab Saudi) 
saja dan merepresi ajaran Islam beraliran lain.

Menurut beliau, RUU APP juga merupakan suatu bentuk represi dan itu adalah 
kesalahan RUU ini. Seks dianggap dosa, padahal Seks adalah sumber dari 
kehidupan dan kreativitas. Menurut (Sigmud) Freud, bila Seks direpresi maka 
akan menjadi penyakit. Tapi bila id (istilah Naluri dalam bahasa psikologi-ed) 
mengalami sublimasi sekaligus tanpa terkendali maka manusia pun bisa menjadi 
gila atau bersifat agresif. Makanya id ini harus 'disirami' dengan 
Eros/Cinta/Al-Rahman. Jika tidak, akan ter-represif. Tapi dalam jiwa manusia, 
terdapat Ego atau Pusat Rasionalitas yang selalu melihat di tataran realitas, 

[Mayapada Prana] Strategy to defeat Terrorists !

2006-03-23 Terurut Topik Rudy Prabowo
Bestsellers

   Strategery: How George W. Bush Is Defeating Terrorists, Outwitting 
Democrats, and Confounding the Mainstream Media
  by Bill Sammon
   
  
  Strategery is the latest installment of Bill Sammon's triumphant series on 
the historic presidency of George W. Bush. First came Fighting Back, the 
riveting account of Bush's courageous handling of the tense period immediately 
after September 11; then there was Misunderestimated, which took the story of 
Bush's presidency up to the beginning of Operation Iraqi Freedom. Now 
Strategery picks up where Misunderestimated left off, tracing John Kerry's 
challenge to the President, the hard-fought and hard-won election, and the 
tumultuous year that followed -- in which George W. Bush would consistently 
(though usually without any credit at all from a virulently hostile liberal 
media ) outwit his foes at home and abroad.
   
  Strategery is the latest installment of Bill Sammon's triumphant series on 
the historic presidency of George W. Bush. First came Fighting Back, the 
riveting account of Bush's courageous handling of the tense period immediately 
after September 11; then there was Misunderestimated, which took the story of 
Bush's presidency up to the beginning of Operation Iraqi Freedom. Now 
Strategery picks up where Misunderestimated left off, tracing John Kerry's 
challenge to the President, the hard-fought and hard-won election, and the 
tumultuous year that followed -- in which George W. Bush would consistently 
(though usually without any credit at all from a virulently hostile liberal 
media ) outwit his foes at home and abroad.
   
  In writing Strategery (a term borrowed by good-humored White House officials 
from a Saturday Night Live skit), Sammon drew upon his unprecedented access to 
President Bush, Vice President Cheney and their most senior advisers. No other 
journalist has interviewed the president more often than Sammon. Here he 
chronicles the savage harassment that leftist activists directed at Karl Rove, 
and Rove's audacious and ultimately successful plan for defeating John Kerry; 
how the Bush White House weathered the astounding partisan distortion of the 
Abu Ghraib scandal by the top talking heads of the media establishment; and the 
ferocious rough-and-tumble of the 2004 presidential campaign -- including the 
full story of the forged documents CBS publicized in a failed attempt to 
torpedo the Bush presidency.   Nor does Sammon gloss over the hard times: he 
details with refreshing candor Bush's rocky performance at a White House press 
conference and other stumbles, including the disastrous nomination
 of Harriet Myers to the Supreme Court. Sammon takes his story right up to 
Bush's appointment of conservative John Roberts as Chief Justice of the Supreme 
Court and his nomination of another conservative, Samuel Alito, to another 
Court vacancy -- detailing how the consistently misunderestimated President 
once again caught his enemies flat-footed and outmaneuvered them with aplomb.   
  Bill Sammon takes you inside the Bush White House:  
   Bush's astonishing willingness to sacrifice his prestige and even his 
presidency for a cause he believed in: the removal of Saddam Hussein -- a 
dangerous dictator who posed a grave threat to America   
  
   How George W. Bush was able to whittle away at John Kerry's substantial 
early lead in the polls and ultimately defeat him in the general election   
  
   The clumsy and even thuggish way that John Kerry and John Edwards tried to 
sway social conservatives away from the Bush-Cheney ticket   
  
   Abu Ghraib: how the Leftist media establishment embarked on a hysterical 
feeding frenzy that was out of all proportion to the misdeeds of a handful of 
prison guards   
  
   Clinton National Security Adviser Sandy Berger: how the liberal press 
cravenly downplayed and even blamed the Republicans for his purloining of 
classified documents that might have proved embarrassing in the hands of the 
9-11 Commission   
  
   How the Swift Boat veterans dared to tell the truth about John Kerry's 
service in Vietnam -- and thereby almost single-handedly saved the nation from 
a Kerry presidency   
  
   Teresa Heinz Kerry: how her strange behavior and even more bizarre 
utterances threw a monkey wrench into her husband's campaign, despite the 
liberal media's best efforts to spin her positively   
  
   Zell Miller: how this Democratic Senator's courageous speech galvanized the 
President's supporters and severely damaged the Kerry campaign   
  
   Fake but accurate: how Dan Rather and Mary Mapes of CBS brazenly brushed 
aside and ignored evidence that documents damaging to Bush were inauthentic in 
their zeal to destroy him and elect John Kerry President   
  
   The full story of the strange exit polls that predicted a Kerry landslide 
and led to immense Democratic overconfidence on the afternoon of election day 
2004   
  
   How even Osama bin Laden 

[Mayapada Prana] Re: OOT : Fwd [Pengurus_ICRP] Mohon dukungan Petisi Bersama

2006-03-23 Terurut Topik Rudy Prabowo
anattagotama [EMAIL PROTECTED] wrote:   To: [EMAIL PROTECTED]
From: anattagotama [EMAIL PROTECTED]
Date: Thu, 23 Mar 2006 20:33:43 -
Subject: [semedi] Re: OOT: Fwd [Pengurus_ICRP] Mohon dukungan Petisi Bersama

Kami dukung Mas...

[Formulirnya saya isi di bawah]

--- In [EMAIL PROTECTED], Hudoyo Hupudio wrote:

 Mas Endro,
 
 Saya lihat dalam lampiran (notulen rapat, tidak 
 tercantum di sini) ada rencana untuk mengumpulkan 
 tandatangan dari sejumlah tokoh nasional. Saya 
 mengharapkan inisiatif ini dikembangkan menjadi 
 semacam gerakan nasional berkelanjutan dengan 
 pengumpulan tandatangan individual yang diperoleh 
 melalui semua cara komunikasi: fax, sms, email, 
 datang sendiri dsb. Untuk itu perlu promosi 
 melalui media massa yang ada, tidak hanya melalui 
 internet yang jangkauannya di Indonesia masih terbatas.
 
 Salam,
 Hudoyo
 
 =
 FORMULIR KESEDIAAN / DUKUNGAN
 
 Petisi Bersama
 Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan
 
 Kepada Yth.
 Sekretariat Petisi Bersama
 Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan
 d/a ICRP
 Jl. Cempaka Putih Barat XXI/ 34 Jakarta Pusat
 Tel. 021-42802349, 021-42802350, Fax. 021-4227243
 Email: [EMAIL PROTECTED], www.icrp-online.org
 
 Dengan hormat,
 
 Nama Lembaga : Anatta~Gotama Foundation Bali
 
 Alamat : Jl. Ceroring 38 Denpasar. Bali - 80232.
 
 
 Telp/Fax/HP/Email : 0361 - 228 434

 
 Menyatakan Bersedia memberikan dukungan/ menyatakan turut mendukung 
 dalam lembar dukungan/penandatangan Petisi 
 Bersama Aliansi Kebangsaaan Untuk Kebebasan Beragama dan 
Berkeyakinan.
 
 
 
 Demikian dan terima kasih.
 
Bali, 24 Maret 2006.

Ketua,

IGA Kartika Agung SP.
 
 *) Alasan: 
Kebebasan beragama dan berkeyakinan merupakan hak asasi manusia yang, 
bukan saja dilindungi oleh UUD Republik ini, namun juga melekat 
dengan kelahiran kita sebagai manusia di jaman yang beradab ini.








-
New Yahoo! Messenger with Voice. Call regular phones from your PC for low, low 
rates.

[Non-text portions of this message have been removed]



Quotes : 
Religion is a set of social and political institutions and spirituality is a 
private pursuit which may or may not take place in a church setting.
 - D. Patrick Miller -


 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://asia.docs.yahoo.com/info/terms
 




Re: Fw: [Mayapada Prana] Saya Pun Akan Marah dan Meradang !!!

2006-03-23 Terurut Topik Muhammad Arif Darmawa
Bung Brewokhahahaha, emang you khan yang mengundang 
Muskitawati..hehehe.

si Brewok [EMAIL PROTECTED] wrote:  --- In mayapadaprana@yahoogroups.com, 
Muhammad Arif Darmawa 
[EMAIL PROTECTED] wrote:


   KITA TERLALU BODOH berdebat kusir mengenai agama, tetapi lupa 
akan esensi beragama, padahal milis kita ini adalah milis mayapada 
prana

   Saya tertarik masuk milis ini karena keberagamannya, tetapi 
kenapa si Muskitawati dan temen-temannya masuk, kondisi menjadi 
seperti ini.


Brewok : 
Bung Arif, dalam keberagaman kita mungkin bertemu dengan orang-orang 
yang sepemahaman, mungkin pula tidak. Jika milis ini hanya diisi 
oleh orang-orang yang sepemahaman dengan anda, yang selalu mendukung 
anda, yang akan memeluk ketika anda merasa tidak nyaman, yang 
saling menguatkan, ... lalu apa yang bisa anda dapatkan dari situ? 
Mengasihi orang-orang yang demikian itu gampang sekali. Kita tahu 
percis bagaimana berinteraksi dengan mereka.

Namun jika kita juga bertemu dengan orang-orang yang tidak 
sepemahaman, yang sering memaksakan kehendaknya, yang tanpa tedeng 
aling2 berkata seenak udelnya, aha... itu dia ujian yang sebenarnya. 
Saya pribadi bersyukur menghadapi orang2 yang demikian, karena orang-
orang tsb memaksa semua yang terbaik dari diri saya tampil ke 
permukaan. 

Untuk sampai ke tahap memaksa semua yang terbaik tampil ke 
permukaan itu ada prosesnya. Untuk itu saya mengajak semua kawan2 
di milis ini yang katanya gemar bermeditasi, gemar berpuasa, 
berdzikir, berjappa mantra, bernamasmaran, yang sering larut dalam 
kehidupan spiritual agar mau melongok ke dalam cermin yang ada di 
hatinya. Jika sejumput kata2 (apalagi kata2 yang ditulis dalam dunia 
maya) bisa membuat anda beringas , lalu apa yang salah dengan 
diriku... Apa yang membuat aku begitu marah Apa yang ada 
di dalam sana yang masih harus aku perbaiki?

Ada cerita bagus dari Anthony de Mello, demikian saya kutip:
Seorang prajurit baru saja pulang dari medan pertempuran yang amat 
mengerikan. Ia pulang ke kampungnya dengan pakaian lusuh dan compang 
camping. Ketika hampir sampai di rumahnya, sekelompok anak remaja 
yang mengira ia gembel lalu mengejek dan melemparinya dengan 
kerikil.  Terbitlah amarah dari prajurit ini melihat kelakuan anak2 
itu. Tapi ia segera teringat bahwa baru saja ia mengalami hal yang 
jauh lebih dahsyat. Ia melihat teman2 baiknya berguguran dengan 
tubuh yang tercerai berai, ia mendengar desingan peluru dan ledakan 
bom tiap hari yang sering jatuh tidak jauh dari fox-hole nya. 
Mengingat itu, sang prajurit hanya tersenyum saja melihat kelakuan 
anak2 tsb. Aku sudah melihat kengerian yang sebenarnya, yang 
diakibatkan oleh kemarahan manusia-manusia gila perang. Sedikit 
lemparan batu tidak akan membuat aku terluka.

Salam hangat dari Bandung.





Quotes : 
Religion is a set of social and political institutions and spirituality is a 
private pursuit which may or may not take place in a church setting.
- D. Patrick Miller -





  
-
  Yahoo! Groups Links

   To visit your group on the web, go to:
http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/

   To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 




-
Blab-away for as little as 1¢/min. Make  PC-to-Phone Calls using Yahoo! 
Messenger with Voice.

[Non-text portions of this message have been removed]



Quotes : 
Religion is a set of social and political institutions and spirituality is a 
private pursuit which may or may not take place in a church setting.
 - D. Patrick Miller -


 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://asia.docs.yahoo.com/info/terms
 




Re: [Mayapada Prana] Fwd: [MUBI] Perlindungan Kebebasan Beragama yang Kian Payah - 11 Maret 2006

2006-03-23 Terurut Topik Surya Narendra
Indonesia emang payah, tapi tidak pernah mengakui ke-payah-annya.
  Merefer ke UUD 45.
  Negara menjamin hak asasi setiap warganya.
  Negara menjamin kebebasan beragama dan berkeyakinan.
  Negara mengakui 5 agama .
   
  seharusnya kalau merefer ke hak asasi, memeluk keyakinan juga tetap boleh.
  Tapi bolehkah memeluk keyakinan komunis?
  Kalau menjamin hak asasi manusia dan menjamin keyakinan seharusnya boleh donk!
  Apakah benar komunis jelek..? Tentunya dari sisi yang tidak setuju adalah 
jelek..!
  Apakah karena pernah melakukan makar..? Toh ada aliran agama yang melakukan
  makar juga tapi tidak di anggap jelek ( DI / TII ). Yang dipersalahkan adalah 
pemimpinnya bukan aliran agamanya..?
  Tapi komunis, alirannya dan orangnya dipersalahkan.!!!???
   
  Jadi disatu sisi, ibarat dilepaskan kepalanya, dipegang ekornya..!
   Bagaimana dengan ahmadiyah...?
  Bagaimana dengan Al Arqom, walaupun setelah di Indonesia berubah nama.
  Bagaimana dengan aminuddin, dituduh meresahkan atau dituduh menyesatkan...?
   
  padahal penyesatan tidak hanya di bidang agama saja,( itu kalau mau fair 
play )
  Di jalan jalan di Jakarta banyak rambu rambu lalulintas yang berkesan 
menyesatkan dan menjebak!
  Penyesatan UUD45 oleh Dewan juga terjadi.
  Lihat saja kenapa Gus Dur bisa menjadi presiden..?
  Apakah ada yang protes...? padahal secara UUD45 jelas tertulis, presiden 
harus sehat jiwa dan raga?
  Jiwa Gusdur ..? Sehat !
  Raga Gusdur..? (jawab sendiri!)
  Ada yang demo...???
   
  Pada waktu akhir th 97 , awal 98 banyak orang menyumbang uang dan emas 
perhiasan utk mendongkrak keruntuhan ekonomi Indonesia...
  Sudah adakah laporannya?
  Dapat berapa? Untuk apa..? Dimana dan diapakan...??
   
  Jalan pantura yang tiap tahun hancur ,.kenapa..? apa kita kurang orang 
yang pandai
  membuat jalan yang awet ?
  Tol Cipularang,belum setahun sudah ambrol...?
  Jembatan suromadu, masih dibangun saja sudah ambrol karena system pondasi..?
   
  Sejauh apa kemajuan system per-kereta-api-an ? Padahal kita hanya mewarisi 
tapi
  tidak bisa merawat atau malah membuat maju.
  Sudah berapa kota yang dijamah oleh rel kereta api ? Dari sebelum merdeka 
sampai
  merdeka, bertambahkah kota yang dijamah oleh kereta api kita...?
   
  Berapa bendungan yang dibuat oleh bangsa indonesia setelah merdeka...?
  Bendungan untuk irigasi maupun untuk pembangkit listrik sudah tambah 
berapa...?
   
  Seakan bias masalah kebebasan beragama berkembang menjadi ke payah-an bangsa 
ini dalam mengelola negara.
   
  Tapi itulah cermin bangsa ini, boro boro ngurusi yang berkaitan dengan hak 
azasi manusia, yang pasti susah membuat undang undangnya, 
  Mengatur yang lebih teknis dan eksak saja sudah amburadul...!
  
Kita harus sadar terlebih dahulu bahwa kita hanya berderap ditempat malah 
beberapa sisi melangkah mundur.!!
  Setelah kita sadar, baru kita bisa bangkit!
   
  Kalau sadar saja kagak pernah, malah semakin koma, kalau tidak cepat - cepat
  malah menjadi titik alias modaaar!!!
  
Rudy Prabowo [EMAIL PROTECTED] wrote:
  

Hudoyo Hupudio [EMAIL PROTECTED] wrote:   To: [EMAIL PROTECTED],[EMAIL 
PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED],[EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED],[EMAIL PROTECTED],[EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED]
From: Hudoyo Hupudio [EMAIL PROTECTED]
Date: Thu, 23 Mar 2006 17:57:49 +0700
Subject: [MUBI] Perlindungan Kebebasan Beragama yang Kian Payah - 11 Maret 2006

Dari: newsgroup soc.culture.indonesia

Laporan Diskusi Maret: Perlindungan Kebebasan Beragama yang Kian Payah - 11 
Maret 2006 
  
From: bambu - view profile
Date: Wed, Mar 22 2006 12:40 pm 
Email: bambu bamboofl [EMAIL PROTECTED]
Groups: soc.culture.indonesia
  
r [EMAIL PROTECTED], 21 Mar 2006 

Perlindungan Kebebasan Beragama yang Kian Payah - 11 Maret 2006 

   Pasal 29 ayat 2 UUD'45 melindungi kebebasan setiap WNI untuk beribadah 
menurut keyakinan dan kepercayaan masing-masing. Tapi ironisnya kebebasan 
beragama di Indonesia mengalami masa-masa yang sangat suram. Pemerintah melalui 
perangkat hukum, lebih mengontrol kebebasan beragama ketimbang melindungnya. 
Demikian pula lembaga- lembaga keagamaan 'resmi' cenderung memaksakan 
pengertian mereka masing-masing pada masyarakat daripada mengayomi kehidupan 
beragama di Indonesia.

Karena itu, National Integration Movement (NIM) pada hari Sabtu, 11 Maret 2006, 
mengadakan diskusi bulanan kebangsaan bertema : Perlindungan Kebebasan 
Beragama yang Kian Payah dengan menghadirkan Prof. Dr. Dawam Rahardjo - 
president The International Institute of Islamic Thoughts dan Mona Darwich - 
seorang Pemerhati Budaya dan Integrasi dari Libanon. Diskusi kali ini 
menempatkan Ahmad Yulden Erwin, seorang penulis buku dan aktivis LSM Anti 
Korupsi, pada   kursi moderator.

Prof. Dawam Rahardjo memulai pembicaraan dengan mengungkapkan paradoks-paradoks 
yang terjadi dalam kehidupan beragama di Indonesia. Salah satunya adalah 
hubungan kekerasan dengan agama. Agama yang semestinya 

[Mayapada Prana] Re: Meditasi untuk kebugaran !

2006-03-23 Terurut Topik si Brewok
--- In mayapadaprana@yahoogroups.com, MANG UCUP [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 
 Pertanyaan saya:
 berapa lama waktu dibutuhkan untuk bisa belajar meditasi yang 
benar ?

Brewok : 
++ Seumur hidup. Meditasi adalah perjalanan, proses, bukan tujuan.

 Adakah crash course atau belajar kilat begitu,
 maklum waktu mang Ucup di kampung itu sangat terbatas sekali ?

++ tidak ada mang. 


 Apakah untuk pertanyaan2  yg diajukan oleh kang Brewok itu,
 jawabannya hanya bisa didapatkan melalui meditasi saja ?

++ Mang, kehidupan adalah meditasi itu sendiri. Di kehidupan ini 
anda sudah hidup lebih lama daripada saya, sudah melihat belahan 
dada  eh belahan lain dari planet ini (hehehe) yang belom pernah 
saya lihad. Anda punya pengalaman yang mungkin belum saya alami. 
Jadi saya tidak bisa mengajarkan meditasi pada anda. Anda sedang 
mengalami meditasi itu sendiri! Nah masalahnya adalah apakah anda 
saat ini enjoy dengan kehidupan anda? Apa yang anda rasakan dengan 
pencapaian hidup anda? Sudah seimbangkah hubungan vertikal ilahi 
dengan dengan horizontal kemanusiaan anda? Semakin lama waktu yang 
kita ambil untuk merenungkan kehidupan kita (Baca : meditasi) akan 
semakin banyak pertanyaan2 yang bisa kita gali. Tiap hari kehidupan 
menyajikan sesuatu untuk kita pelajari, kita hanya tinggal buka mata 
  pasang telinga baik-baik

Agar itu tercapai, pikiran (mind) harus tenang dulu. Agar pikiran 
tenang, maka tubuh harus didisiplinkan untuk tenang terlebih dahulu. 
Duduk diam tenang (za-zen), memperhatikan nafas yang masuk dan 
keluar hanyalah cara guna mendisiplinkan tubuh agar tenang. Jika 
pikiran hening serta tubuh tenang, tidak menutup kemungkinan denyut 
jantung menjadi lebih lambat, bernafas menjadi lebih dalam, aliran 
darah ditubuh lebih lancar, sehingga tubuh pun menjadi sehat dan 
bugar.
 
 Mohon petromaknya, maklum masih burem alias remang2 nih
 salam persahabatan dgn tabik jabat tangan erat dari sobat tua di 
Londo
 mang Ucup

++ Petromak anda lebih bagus dari saya, sudah melalui banyak jaman.. 
hanya tinggal digunakan saja. Petromak saya masih perlu jam terbang 
lebih banyak. nanti ke bdg jangan cari saya untuk meditasi yah... 
kan bisa dilakukan tiap hari di Amsterdam sana :-)

Namaste!







Quotes : 
Religion is a set of social and political institutions and spirituality is a 
private pursuit which may or may not take place in a church setting.
 - D. Patrick Miller -


 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://asia.docs.yahoo.com/info/terms
 




Re: [Mayapada Prana] Fwd: RUU APP : Blunder Kaum Berjenggot

2006-03-23 Terurut Topik Dablex Scali
Ha..ha...
  
  Anda silahkan mengartikan lain, tapi jelas di point pertama (1) :
  1. PBNU mendukung sepenuhnya Rancangan Undang-undang Antipornografi  dan  
Pornografi (RUU APP) untuk segera disahkan menjadi Undang-Undang  (UU),  karena 
sangat diperlukan untuk menjaga keselamatan moral  masyarakat  pada umumnya dan 
generasi muda pada khususnya, dengan  tetap  memperhatikan masukan-masukan yang 
ada.
  ...
  
  Mengenai Instruksi, memang mungkin bersifat sedikit memaksa dan itu hal  
lumrah serta sah2x saja dalam setiap organisasi maupun rumah tangga  sekalipun, 
dan setiap kebijakan pusat jelas harus di instruksikan ke  bawahannya agar 
selaras. Apakah ada kegiatan yg bebas dari  instruksi/perintah ? Di rumah 
tangga saja perintah majikan ke pembantu  atau orang tua ke anak juga bersifat 
memaksa.
  Jadi, istruksi dari rumah tangga, militer, sekolah, pemerintahan, LSM dll. 
itu semua ada.
  
  Anda juga tidak seharusnya lagi membuat pengandai2xan dibuat pooling  segala 
dan mencoba memasukan mimpi2x (pengandaian) anda sehingga bisa  membuat bias. 
Karena instruksi itu sudah nyata,  fakta dan  
kongkrit..kongkrit...kongkrit..:). 
  
  Sekali lagi, justru andalah yg mencoba membuat bias konotasi mayoritas  dan 
minoritas dengan membuat pengandaian2x sesuatu yg sudah nyata dan  sesuai fakta.
  
  Kesimpulan itu sebaiknya tidak ditarik berdasarkan asumsi atau pengandaian 
semata.
  
  Jadi sangat salah tuduhan anda bahwa konotasi tentang mayoritas dan minoritas 
dari postingan saya menjadi bias dan tidak kuat dasarnya karena hanya dari 
sudut  pandang saya saja. Justru sebaliknya, saya memberi fakta bahwa sebagai 
organisasi terbesar di Indonesia, PBNU mendukung RUU APP.
  
  Sedangkan komentar Gus Dur itu tidak mewakili PBNU, jadi hanya mewakili diri 
pribadi seorang Gus Dur saja. 
  
  
  
  
  
Surya Narendra [EMAIL PROTECTED] wrote:  Ha..ha...padahal kalau dicermati 
lagi dari warta PBNU tersebut bisa  diartikan lain, selain seperti yang 
diartikan oleh dablex scali, karena  melihat point 9
9. PBNU menginstruksikan kepada PWNU dan PCNU se-Indonesia agar mengambil 
sikap yang selaras dengan pernyataan PBNU ini.
Dari hal ini bisa ditarik kesimpulan bahwa ada kemungkinan
bahwa PWNU dan PCNU bisa tidak selaras dengan PBNU, sehingga PBNU harus 
menginstruksikan kepada PWNU dan PCNU.
Intruksi bersifat harus, setuju atau tidak selama itu merupakan instruksi 
maka harus dilaksanakan.
Dari sini bisa diambil kesimpulanbahwa:
1.Ada kemungkinan bahwa Warta PBNU belum tentu isinya disetujui oleh PWNU 
dan PCNU.
2.Sehingga bisa dibaca bahwa sebenarnya itu hanya dari PBNU  saja. dan 
belum tentu disetujui oleh PWNU dan PCNU tapi herarki  organisasi berlaku 
disini, sehingga apa yang menjadi keputusan PBNU  maka PW dan PC harus ikut 
serta.
Apakah bukan pemaksaan kehendak...?
Seandainya dibuat pooling dan ternyata 70% P dan PW tidak  setuju, maka 
PBNU bisa menjadi minoritas. Tapi peluang pooling tidak  akan ada karena 
seperti tertulis pada point 9: sudah menekankan bahwa  PW dan PC harus 
selaras.
Sehingga dukungan RUU hanya dari PBNU dan HARUS diikuti oleh semua PW dan 
PC.
 
Sehingga konotasi tentang mayoritas dan minoritas dari postingan  dablex 
scali menjadi bias dan tidak kuat dasarnya karena hanya dari  sudut pandang 
dablex scali. Berdasar dari warta PBNU tersebut dilihat  dari point 9.
 
Walaupun tidak berkaitan dengan mayoritas dan minoritas tapi perlu dicatat 
juga komentar Gus Dur:
Sebaiknya kembali saja ke UUD '45.
 

  Dablex Scali [EMAIL PROTECTED] wrote:
Menanggapi kembali postingan Surya Narendra.

Postingan saya adalah hanya untuk membantah postingan dari bung  si  Brewok 
yg ditulis Adrien bahwa RUU APP hanya didukung  segelintir  kelompok atau hanya 
didukung minoritas. Kalau ini  dibiarkan, berarti  membiarkan kebohongan publik 
dan menyudutkan  kelompok tertentu, dimana  kalimat-kalimatnyapun tendensius 
sekali.

Sedangkan postingan Surya Narendra menanyakan perlu ada tidaknya  RUU  APP, 
 jadi sudah bias pembahasannya dan saya tidak  perlu  menanggapi lagi.

Mohon maaf   Terima kasih tanggapannya.

  
  Surya Narendra [EMAIL PROTECTED]  wrote:Menanggapi postingan  dari 
Dablex Scali:
  Diambil dari Warta dari PBNU dari hasil postingan DablexScali.
  .
 2. Untuk mengetahui dan merasakan dampak negatif  dari  
pornografi/pornoaksi, seseorang tidak perlu menjadi  fundamentalis atau  
ekstrimis, tetapi cukup menjadi orang tua yang  saleh dan bertanggung  jawab 
atas keselamatan pergaulan  keluarganya sehari-hari.

  Sebenarnya kalau menyadari hal tersebut diatas maka  tidak perlu  adanya 
segala RUU atau UU apalagi UU Pornografi dan  Pornoaksi dsb...
  Bahkan dari PNBU menyadari hal itu terbukti dari  himbau PBNU sendiri, 
sehingga kenapa masih mendukung adanya UU lagi...??
  Kalau semua orang tua yang saleh dan 

[Mayapada Prana] Re: Janganlah Mendramatisir Masalah Guru !!!!

2006-03-23 Terurut Topik si Brewok
--- In mayapadaprana@yahoogroups.com, Hafsah Salim 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Inilah dilema negara RI yang tak pernah diungkapkan yang merupakan
 tragedi kehancuran dunia pendidikan bangsa kita.
 
 Ny. Muslim binti Muskitawati.


++ Ibu Moes, jika ini adalah fakta yang tidak pernah diungkapkan, lalu 
darimana anda tahu? Bisakah anda memberikan sumber anda? 







Quotes : 
Religion is a set of social and political institutions and spirituality is a 
private pursuit which may or may not take place in a church setting.
 - D. Patrick Miller -


 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://asia.docs.yahoo.com/info/terms
 





[Mayapada Prana] PERKAWINAN BEDA AGAMA (PBA)

2006-03-23 Terurut Topik si Brewok
11 PEBRUARI 2006 - PERKAWINAN BEDA AGAMA (PBA) 
Perkawinan Beda Agama (PBA) – 11 Pebruari 2006

Bagi Ustadz Zainun Kamal, hanya ada satu agama yang ada sejak umat 
manusia dilahirkan seperti yang tertulis di Al-quran : 
Innaddiina 'inda Allah Il Islam. Kata addiin berarti singular, bukan 
majemuk (addiian). Istilah Nabi sendiri adalah menganggap dirinya 
sendiri sebagai satu batu yang masih tersisa dalam satu bangunan 
utuh yang tersusun oleh Nabi-Nabi sebelum dirinya. Dan kata Islam 
adalah kata yang berasal dari bahasa Arab yang berarti pasrah. Jadi 
siapapun yang sudah mempasrahkan dirinya pada Yang Maha Mutlak, maka 
orang itu otomatis sudah beragama Islam. Maka dalam kehidupan 
beragama sudah semestinya tidak ada yang perlu dipertentangkan 
kecuali bagi yang membawa 'vested-interest' pribadi maupun kelompok 
tertentu.

Demikian sedikit uraian Ustadz Zainun Kamal dari Paramadina, yang 
menjadi pembicara pertama dalam Diskusi Bulanan NIM pertama di tahun 
2006 ini, yang bertema : Perkawinan Beda Agama. Selain itu, Mas 
Ahmad Nurcholish yang aktif di Lembaga Inter-Faith seperti 
Indonesian Conference On Religion and Peace (ICRP) juga berkenan 
membagi pengalamannya dalam melakukan sebuah eksperimentasi yang 
ingin beliau buktikan sendiri dengan menikah beda agama bersama sang 
istri tercinta, Ang Mei Yong, yang beragama Konghucu. Diskusi ini 
sendiri berlangsung di One Earth, Ciawi pada hari Sabtu, 11 Pebruari 
2006, pukul 16:00 WIB. 

Dua pilar agama yang harus dipunyai seorang beragama, menurut Bapak 
Zainun Kamal, adalah (1) Percaya Kepada Tuhan, dan (2) Percaya Pada 
Hari Akhir. Ke-2 pilar ini akan berimplikasi pada kemanusiaan. Jadi 
agama yang tidak membawa manusia pada kemanusiaan--nya bukanlah 
agama. Dan tidak ada alasan bagi agama untuk saling bertentangan 
satu sama lain termasuk mempertentangkan Perkawinan Beda Agama (PBA).

Menurut beliau, tidak ada satu ayat dalam Al-Quran pun yang melarang 
PBA, kecuali perkawinan seorang muslim dengan seorang musyrik 
seperti tertera dalam surat Al-Baqarah 221. Musyrik di sini 
semestinya tidak diartikan sebagai seorang yang beragama formal non-
muslim, melainkan orang yang tidak percaya pada seorang nabi manapun 
ataupun kitab suci manapun. 

Bahkan anak Nabi sendiri yang berasal dari istri Siti Khadijjah, 
yaitu : Zaenab menikah dengan seorang non-muslim, serta ikut 
berperang melawan Nabi. Permusuhan dan kebencian dari kaum yang 
memerangi dan melawan terhadap Nabi secara terus menerus ini, yang 
membuat adanya larangan menikah dengan orang-orang dari kaum Musyrik 
pada saat itu. Sahabat Nabi seperti Utsman bin Affan pun menikahi 
wanita Nasrani pada zaman Nabi. 

Ketika ditanya oleh Malfiro, seorang aktivis NU, tentang Al-Quran 
hanya memperbolehkan seorang laki-laki muslim untuk menikah dengan 
wanita (dari golongan) ahli kitab, Bapak Zainun Kamal menegaskan 
kembali bahwa surat Al-Maidah ayat 5 itu secara eksplisit tidak 
melarang PBA. Penafsiran dan pemahaman oleh para ulama sendiri lah 
yang mengarahkan seakan-akan surat itu melarang PBA dalam ke-islam-
an. Padahal tidak demikian pengertiannya.

Karena prinsip ini, Bapak Zainun Kamal mengakui telah di'cekal' 
untuk berbicara dan berkhotbah di lebih dari 20-an mesjid di 
Indonesia. Tapi beliau tidak henti-henti-nya memfasilitasi orang-
orang muslim yang ingin melakukan PBA karena beliau yakin bahwa 
tidak ada satu pun ayat baik di Al-quran maupun Hadits yang melarang 
PBA. 

Memang di tiap negara, peraturan islam mengenai PBA ini berbeda-
beda. Di Indonesia sendiri, peraturan PBA cenderung merujuk pada 
peraturan yang ada di negara Arab Saudi. Apalagi bila PBA ini 
dikaitkan dengan UU negara (UU Perkawinan No. 1/1974), maka 
masalahnya bisa lebih repot lagi. Makanya beliau dan teman-teman 
sudah dari dulu berusaha untuk mendesak Pemerintah maupun DPR untuk 
merevisi maupun mengganti UU Perkawinan itu.

Mengaku sebagai orang yang tidak mau melakukan sesuatu, yang beliau 
istilahkan sebagai 'masturbasi intelektual,' Mas Ahmad Nurcholish 
selalu berusaha melakukan 'penetrasi intelektual' dalam setiap 
tindakan dalam kehidupan ini. Makanya beliau, yang muslim, melakukan 
eksperimentasi PBA dengan istrinya-seorang penganut Kong Hu Cu, 
sdri. Ang Mei Yong, yang juga hadir pada diskusi kali ini. 

Menurut Mas Ahmad, yang pernah belajar di pesantren Al-Faqih ini, 
perbedaan memang selalu akan memunculkan masalah, tapi dengan 
pengelolahan yang baik, maka perbedaan-perbedaan itu akan bersinergi 
menjadi keindahan. Dari pengalaman dalam berumah tangga beda agama 
ini, justru permasalahan utama yang ditemuinya bukan dari perbedaan 
agama tapi dari sudut pandang pada hal-hal yang mana bersifat 
supernatural dan rasionalitas.

Masalah lain adalah masalah administrasi dengan negara. Kolom agama 
di KTP misalnya belum mengakomodir agama Khong Hu Cu sehingga 
istrinya pun masih harus beragama Buddha. Dan ketika perkawinan 
membuahkan anak, Kartu Keluarga pun memerlukan ke-agama-an anak-nya 
untuk dicatat. Maka 

[Mayapada Prana] Gaya Kodok : Kebawah menginjak; Kesamping menyikut; Keatas menjilat

2006-03-23 Terurut Topik Rudy Prabowo
Jangan gunakan Metoda 3 K dengan gaya KODOK  
  Kebawah menginjak; Kesamping menyikut; Keatas menjilat
   
  Kalangan dunia terutama kalangan atas di negara kita ini masih menggunakan 
sistem dan metoda diatas, bahkan mungkin diantara kita  masih menggunakan 
cara-cara itu.
  Sesungguhnya cara ini sangatlah tidak terpuji dan memalukan, apalagi seorang 
pejabat dan intelektual. Tapi entah kenapa budaya ini masih tumbuh subur 
ditanah bumi Indonesia ini. Dimana martabat dan harga dirinya, apakah sudah  
menguap?
   
  Coba amati manusia-manusia yang gila Kekuasaan dan gila hormat. Seorang 
bawahan selalu  dan suka sekali menjilat pantat atasannya, supaya ia diberi 
fasilitas dan kedudukan dan cepat naik pangkat; dan ada lagi yang aneh,  
sahabatnyapun  yang setara kedudukannya disikutnya, apalagi bawahannya, tidak 
cukup hanya dengan diinjak-injak tapi bahkan diinjak sambil diuyel-uyel !
   
  Sungguh memalukan perbuatan yang tidak terpuji ini.
  Manusia selalu cenderung mencari muka dan disisi lain senang dan minta 
dihormati karena merasa adanya kuasa yang menentukan nasib bawahannya. Dan yang 
bawahan/melarat mereka menganggap sudah biasa dihina, dan yang dihina juga 
merasa menganggapnya dirinya rendahan dan wajar dihina.
  Penghinaan itu bukan hanya terhadap pribadi saja tapi juga sampai 
kepakaiannya. Cobalah anda kalau ke Bank dengan memakai kaos oblong dan sandal 
jepit dan mau membicarakan soal kredit, bisa-bisa anda bukan berhadapan dengan 
Teller-Bank tapi Satpam Bank. Sedikit senyumpun tidak tampak, tapi muka berak 
selalu ditonjolkan, begitulah sifat jelek manusia munafik!
   
  Kita seharusnya sadar, kalau kita sebagai pejabat, jangan lah merasa senang 
kalau dihormati; sebaliknya kita yang bawahan/rendahan ini, janganlah merasa 
sedih kalau mereka menganggap kita hina.
   
  Ingat-ingat bahwa Kemasyhuran dan Kedudukan adalah perkara diluar tubuh kita.
  KIta tidak perlu berbesar hati bila memperolehnya. Dan juga kita tidak perlu 
bermuram durja bila kehilangan itu.
  Jika seseorang tidak tulus, jangan mengharapkan sambutan yang tulus dari 
orang lain. Berlakulah normal dan jangan suka mengharap-harap.
  Hiduplah dengan santai, senyum dan pasrah :))) By Rudy Prabowo.
  __
   
   


-
Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+ 
countries) for 2¢/min or less.

[Non-text portions of this message have been removed]



Quotes : 
 Spirituality is essentially a journey within. You need no preparations, no 
luggage to carry - nothing absolutely. What you need is just : LOVE ! And this 
Love, can only come as an after effect of self-actualization, achieved though 
the practice of meditative way of life.
- Anand Krishna - 

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://asia.docs.yahoo.com/info/terms
 




[Mayapada Prana] Menyesal - If Only !

2006-03-23 Terurut Topik mangucup88
Naomi telah rela mengorbankan mahkota kesuciannya untuk Eddy, begitu 
juga masa mudanya dia, dimana dia berpacaran dengan Eddy selama lima 
tahun lebih, tetapi kenyataan disamping Naomi, Eddy masih memiliki 
perempuan lainnya. Hal inilah yang membuat Naomi ngambek dan dalam 
keadaan emosi ia telah memutuskan hubungannya dengan Eddy. Naomi 
merasa sangat menyesal atas keputusan ini sehingga walaupun 
kejadiannya telah bertahun-tahun yang lampau, tetapi rasa 
menyesalnya tidak pernah bisa hilang. Hal ini membuat Naomi selalu 
sedih apabila mengingat kejadian tsb.

Perasaan menyesal adalah perasaan yang paling sering dibahas setelah 
cinta. Pada umumnya orang menyesal atas keputusan atau pilihan yang 
salah. Coba dahulu (If only) Gw kawin dengan si Ucup hidup Gw kagak 
bakalan sengsara seperti sekarang ini. Coba dahulu Gw memilih 
jurusan ini pasti Gw sudah jadi kaya. Orang menyesal karena memilih 
pasangan hidup yang salah, memilih karier atau sekolah yang salah, 
memilih mobil/barang yang salah dan bisa juga menyesal karena telah 
melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak ingin ia lakukan, tetapi 
dalam keadaan emosi atau tidak sadar ia melakukan hal tsb.

Memang dengan mudah dan gagah kita bisa mengucapkan: 
Mati takkan menyesal, luka takkan menyiuk
tetapi kenyataan yang tidak bisa dipungkiri, jutaan manusia di dunia 
ini merasa menyesal atas keputusan maupun pilihan yang telah mereka 
lakukan , walaupun sebenarnya tidak ada alasan bagi mereka untuk 
menyesal, sebab yang memilih dan mengambil keputusan adalah mereka 
sendiri, jadi wajarlah kalau mereka yang harus menanggung akibatnya.

Tempat dimana paling banyak orang menyesal adalah di penjara, yang 
satu menyesal karena telah melakukan kesalahan sedangkan yang lain 
menyesal kok sampai bisa sampai masuk bui begitu !

Orang menyesal bisa terjadi karena telah melakukan sesuatu atau 
karena tidak melakukan sesuatu. Naomi menyesal karena telah 
memutuskan hubungannya; sedangkan si Pulan menyesal karena tidak 
melanjutkan sekolahnya. Kejadian-kejadian tsb dalam bahasa kerennya 
lebih dikenal dengan nama counterfactual thinking atau memikirkan 
hal yang berlainan dengan kenyataan, sambil berandai-andai if 
only, coba Naomi tidak memutuskan hubungannya dengan Johny pasti ia 
sudah punya keluarga yang bahagia.

Pada saat Olympiade sipemenang medali perak merasa menyesal dan 
berandai-andai coba Gw lari lebih cepat dikit azah pasti Gw udah 
jadi juara utama. Hal ini disebut sebagai Upward Counterfactual 
atau berandai-andai dengan melihat keatas. Sedangkan si pemenang 
medali perungu merasa bahagia coba kalho Gw lari lebih lambat dikit 
azah pasti Gw kalah, jadi dalam hal ini ia berandai-andai dengan 
melihat kebawah. Hal ini disebut Downward Counterfactual

Maka dari itu salah satu obat pelipur lara pada saat kita menyesal 
sebaiknya kita jangan melihat keatas melainkan melihat kebawah – 
Downward Counterfactual. Apakah Naomi bisa membina keluarga bahagia 
apabila ia tidak putus dengan Johnny, belum tentu, bahkan mungkin 
akan disakiti terus menerus seumur hidupnya, jadi sebenarnya lebih 
baik putus daripada disakiti terus-menerus.

Dalam soal esek-esek pemikiran pria dan perempuan berbeda, perempuan 
kebanyakan menyesal karena telah melakukan hubukan sek pranikah, 
sedangkan banyak pria merasa menyesal karena tidak melakukan 
hubungan sek sebelumnya nikah. 

Pada umumnya orang merasa jauh lebih menyesal di dalam kehidupannya 
untuk hal-hal yang tidak pernah ia lakukan. Seandainya dahulu saya 
berani mengambil keputusan untuk buka usaha sendiri, pasti tidak 
bakal hidup kere seperti sekarang ini ! Seandainya saya mau memilih 
jurusan IT pasti saya tidak akan jadi pengangguran ! Seandainya aku 
tidak terlalu banyak memilih, pasti aku tidak jadi perawan tua. 
Perasaan menyesal untuk hal yang tidak dilakukan pada umumnya jauh 
lebih lama daripada untuk hal-hal yang telah dilakukan.

Perasaan menyesal itu bisa juga timbul bersamaan dengan perasaan 
bersalah, banyak orang menyesal karena tidak melakukan sesuatu untuk 
orang yang mereka kasihi. Hal ini baru mereka sadari setelah orang 
yang mereka kasihi tsb meninggal dunia, sehingga tidak mungkin bisa 
di ulang balik ataupun diperbaikinya.

Sedangkan rasa menyesal untuk hal yang telah dilakukan jauh lebih 
cepat hilangnya. Aku nyesal karena telah mengatakan perkataan kasar. 
Aku nyesal karena telah beli tas yang mahal.  

Oleh sebab itulah sebagai prinsip dan pegangan utama bagi mang Ucup, 
pada saat saya bimbang untuk mengambil keputusan, lebih baik 
mengambil keputusan yang salah daripada menghindar. Walaupun 
demikian dalam soal hubungan antar sesama manusia sebaiknya jangan 
mengambil keputusan yang final, kalau ribut sedikit langsung minta 
cerai ataupun putus seperti juga pepatah apabila sangkar burung 
telah kita tutup jangan harap burung tsb akan bisa dan mau balik 
lagi.

Rasa menyesal dalam soal apapun juga tidak akan berakibat fatal 
seperti kalau salah memilih agama, sebab menyesal setelah itu adalah 

Re: [Mayapada Prana] Gaya Kodok : Kebawah menginjak; Kesamping menyikut; Keatas menjilat

2006-03-23 Terurut Topik kristolog
rud, rud.. gue setuju lo membawa masalah moral. setuju banget.
tapi sayang, lu tuhannya berkont*l, yaitu yesus. nape ndak dilanjutin aja debat 
soal jesus lu ama gue?


Rudy Prabowo [EMAIL PROTECTED] wrote:Jangan gunakan Metoda 3 K dengan 
gaya KODOK  
   Kebawah menginjak; Kesamping menyikut; Keatas menjilat

   Kalangan dunia terutama kalangan atas di negara kita ini masih menggunakan 
sistem dan metoda diatas, bahkan mungkin diantara kita  masih menggunakan 
cara-cara itu.
   Sesungguhnya cara ini sangatlah tidak terpuji dan memalukan, apalagi seorang 
pejabat dan intelektual. Tapi entah kenapa budaya ini masih tumbuh subur 
ditanah bumi Indonesia ini. Dimana martabat dan harga dirinya, apakah sudah  
menguap?

   Coba amati manusia-manusia yang gila Kekuasaan dan gila hormat. Seorang 
bawahan selalu  dan suka sekali menjilat pantat atasannya, supaya ia diberi 
fasilitas dan kedudukan dan cepat naik pangkat; dan ada lagi yang aneh,  
sahabatnyapun  yang setara kedudukannya disikutnya, apalagi bawahannya, tidak 
cukup hanya dengan diinjak-injak tapi bahkan diinjak sambil diuyel-uyel !

   Sungguh memalukan perbuatan yang tidak terpuji ini.
   Manusia selalu cenderung mencari muka dan disisi lain senang dan minta 
dihormati karena merasa adanya kuasa yang menentukan nasib bawahannya. Dan yang 
bawahan/melarat mereka menganggap sudah biasa dihina, dan yang dihina juga 
merasa menganggapnya dirinya rendahan dan wajar dihina.
   Penghinaan itu bukan hanya terhadap pribadi saja tapi juga sampai 
kepakaiannya. Cobalah anda kalau ke Bank dengan memakai kaos oblong dan sandal 
jepit dan mau membicarakan soal kredit, bisa-bisa anda bukan berhadapan dengan 
Teller-Bank tapi Satpam Bank. Sedikit senyumpun tidak tampak, tapi muka berak 
selalu ditonjolkan, begitulah sifat jelek manusia munafik!

   Kita seharusnya sadar, kalau kita sebagai pejabat, jangan lah merasa senang 
kalau dihormati; sebaliknya kita yang bawahan/rendahan ini, janganlah merasa 
sedih kalau mereka menganggap kita hina.

   Ingat-ingat bahwa Kemasyhuran dan Kedudukan adalah perkara diluar tubuh kita.
   KIta tidak perlu berbesar hati bila memperolehnya. Dan juga kita tidak perlu 
bermuram durja bila kehilangan itu.
   Jika seseorang tidak tulus, jangan mengharapkan sambutan yang tulus dari 
orang lain. Berlakulah normal dan jangan suka mengharap-harap.
   Hiduplah dengan santai, senyum dan pasrah :))) By Rudy Prabowo.
   __


 
 
 -
 Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+ 
countries) for 2�/min or less.
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 

  Quotes : 
  Spirituality is essentially a journey within. You need no preparations, no 
luggage to carry - nothing absolutely. What you need is just : LOVE ! And this 
Love, can only come as an after effect of self-actualization, achieved though 
the practice of meditative way of life.
 - Anand Krishna - 
 
  

   
   
-
 Yahoo! Groups Links
  
   To visit your group on the web, go to:
http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/
  
   To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]
  
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 
 
 


-
New Yahoo! Messenger with Voice. Call regular phones from your PC and save big.

[Non-text portions of this message have been removed]



Quotes : 
 Spirituality is essentially a journey within. You need no preparations, no 
luggage to carry - nothing absolutely. What you need is just : LOVE ! And this 
Love, can only come as an after effect of self-actualization, achieved though 
the practice of meditative way of life.
- Anand Krishna - 

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://asia.docs.yahoo.com/info/terms