RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-02 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Betul Pak Bosman, maksud saya skala magnitude bisa skala Richter atau ML
- local magnitude scale. Agar yang terukur lebih merefleksikan energi
yang bekerja di bawah permukaan (sekitar LUSI atau gunung berapi).
Mungkin memang bapak benar, deskripsi MMI 1.5 di Tretes karena tidak
adanya kejadian local episentrum di sekitar wilayah tersebut. Tentunya
lebih bagus kalau ada laporan hasil pengukuran. Wallahualam.

Salam,
WW

-Original Message-
From: bosman batubara [mailto:bosman200...@yahoo.com] 
Sent: Tuesday, March 02, 2010 2:42 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

Pak WW y baik,

WW: Apakah cukup tepat mengaitkan skala intensitas gempa (MMI) yang nota
bene angka kuantifikasi subjektif dari efek gempa terhadap kondisi di
permukaan (manusia, infrastruktur, dll) terhadap efek gempa Yogya dan
Lusi?

BB: Ada pertanyaan balik Pak, apa yang Bapak maksud dengan pengukuran
skala magnitudo? Apakah pengukuran gempabumi dengan skala Richter? Kalau
ya, saya teruskan, kalau enggak, berarti apa yang saya ketik di bawah
ini tidak ada gunanya. 
Saya kurang tau tepat atau tidak. Sependek yang saya fahami, skala MMI
adalah salah satu cara untuk mendeskripsikan gempabumi. Skala MMI
menunjukkan tingkat kerusakan yang disebabkan oleh sebuah gempabumi yang
dilaporkan oleh seorang pengamat selama dan sesudah terjadinya
gempabumi. Dalam skala MMI I-II berarti kekuatan gempabumi tidak
dirasakan oleh sebagian besar orang. Kalau dikonversi ke skala Richter,
I-II dalam MMI setara dengan 2 skala Richter.


 
tabik
bosman batubara 

weblog: http://annelis.wordpress.com





From: Winderasta, Wikan (wikanw) wik...@chevron.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tue, March 2, 2010 1:41:10 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

Pak Bosman ysh,

Apakah cukup tepat mengaitkan skala intensitas gempa (MMI) yang nota
bene angka kuantifikasi subjektif dari efek gempa terhadap kondisi di
permukaan (manusia, infrastruktur, dll) terhadap efek gempa Yogya dan
Lusi? Apabila dikaitkan dengan respon bawah permukaan seperti disebutkan
Pak Bambang - misalnya meningkatnya aktivitas magmatisme/vulkanisme
beberapa gunung berapi ataupun bahkan fenomena pemboran di kedalaman
bawah permukaan (loss circulation, dll); apakah lebih tepat apabila
dilakukan perbandingan dengan pengukuran skala magnitudo - misalnya
respon lokal episentrum di daerah LUSI (patahan aktif ???) ataupun
gempa vulkanik di wilayah Gunung Merapi dan Semeru ?

Salam,
WW

-Original Message-
From: Bambang P. Istadi [mailto:bambang.ist...@energi-mp.com] 
Sent: Tuesday, March 02, 2010 1:27 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

Pak Bosman yang baik,

Saya tidak pernah mengatakan gempa sebagai penyebab LUSI, yang kami
amati adalah kondisi sumur, yaitu adanya loss circulation disumur dengan
rate yang cukup signifikan dalam ruang dan waktu yang hampir bersamaan
dengan gempa. Selang beberapa menit setelah gempa Jogya, sumur mengalami
loss dengan rate 300 bbl/jam, lalu diikuti dengan total loss circulation
siang harinya setelah beberapa kali after shock. BMG dalam tabel
laporannya mengatakan magnitude offscale entah artinya seberapa
kuatnya gempa ini. Apakah ini suatu kebetulan? Coincidence atau adanya
keterkaitan? Wallahu Alam,...

Dilain pihak, Harris and Ripepe dalam papernya, GEOPHYSICAL RESEARCH
LETTERS, VOL. 34, L02304, doi:10.1029/2006GL028251, 2007. Menunjukan
peningkatan aktifitas Gunung Merapi dan Semeru yang jaraknya lebih jauh
dari Jogya disaat lahirnya LUSI. Harris and Ripepe mengaitkan kenaikan
aktifitas gunung-gunung ini dengan gempa Jogya.

BTW, good luck dengan program S2nya pak.

Wass.
Bambang 


-Original Message-
From: bosman batubara [mailto:bosman200...@yahoo.com] 
Sent: Tuesday, March 02, 2010 10:32 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

Pak Bambang y baik,
Saya punya satu pertanyaan yang belum saya temukan jawabnya, termasuk di
dalam paper2 tentang Lusi. Dalam beberapa kali keterlibatannya, melalui
grafiknya, Manga hanya menyatakan bahwa gempa jogja terlalu kecil secara
magnitude dan terlalu jauh secara jarak untuk memicu Lusi. Saya baru
saja menemukan informasi (yang bagi saya) baru bahwa gempa 27 Mei di
sekitar Jogja hanya tercatat sekitar 1,5 MMI di stasiun observasi Tretes
(sekitar 11 km di sebelah selatan Lusi). Apa pendapat Pak Bambang soal
ini? Terima kasih ya Pak. 


tabik
bosman batubara 

weblog: http://annelis.wordpress.com





From: Bambang P. Istadi bambang.ist...@energi-mp.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tue, March 2, 2010 10:05:42 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

Pak Natan yang baik,

Saya sarankan bapak baca paper yang linknya saya cantumkan kemarin, hal2
rinci point by point debat antara Davies et al. dan Sawolo et al. bisa
dibaca. Asumsi dan data yang dipakai kedua kubu untuk menentukan apakah
sumurnya bocor, terjadi hydrofracturing, soal UGBO atau blowout dan

Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-02 Terurut Topik oki musakti
Sekarang kudu yang dicari itu apa solusinya buat korban bencana yang masih 
terkatung katung itu.

Sepakat dengan Uni Yuriza.

Dari dulu (termasuk pernah saya kemukakan waktu pembahasan Lusi di BPPT), saya 
berpendapat bahwa PEMERINTAH lah yang harus ambil alih tanggung jawab soal LUSI 
ini sampai ada keputusan hukum yang bersifat tetap (termasuk segala banding, PK 
dan teman-temannya) soal siapa yang bersalah, kalau memang ada.

Untuk sementara anggap sajalah ini sebagai bencana alam seperti meletusnya 
gunung Semeru. Kalau perlu tetapkan daerah bencana dan tak layak huni, 
pindahkan seluruh penduduk dan pabrik-pabirk ketempat lain.

Kalau lah memang dikemudian hari ada usaha untuk meng cost recovery biaya-biaya 
tersebut ke Lapindo atau siapa (sekali lagi, setelah ada putusan hukum), 
biarkan pemerintah melalui kejaksaan agung nya yang maju. 

Jangan seperti sekarang, rakyat yang disuruh (dibiarkan ?) bertarung dengan 
Lapindo yang secara legal formal belum diputuskan 'bersalah'. Sementara di 
ranah politik ada juga kesan bahwa kasus ini sengaja disimpan sebagai senjata 
rahasia kalau suatu saat butuh leverage terhadap salah satu tokoh dan partainya 
 politik transaksional kata seorang staff ahli.

Salam
Oki




--- On Tue, 2/3/10, yuriza.n...@ep.total.no yuriza.n...@ep.total.no wrote:

From: yuriza.n...@ep.total.no yuriza.n...@ep.total.no
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
To: iagi-net@iagi.or.id
Received: Tuesday, 2 March, 2010, 12:48 AM

Natan,

Apakah setiap underground blow out jadi Lusi ?.
Ini sama dengan pertanyan anda kemaren kenapa tidak semua gempa menjadi 
Lusi.

Yang membuat LUSI digolongkan  sebagai bencana alam adalah kenyataan bahwa 
ada beberapa kondisi lain yang membuatnya menjadi Lusi (UGBO diantaranya 
tapi bukan ini saja).
Itu yang saya mengerti dari berbagai diskusi disini maupun di koran koran.

Menurut saya sih perusahaan yang terlibat dengan drillingnya sumur ini 
(baik kontraktornya maupun operatornya) kudu dihukum karena lalai dalam 
mengebor.
Tapi untuk menjatuhkan semua hukuman ke perusahaan perusahaan itu, saya 
pikir enggak masuk akal juga.
Bagaimanapun sumur itu disetujui BPMigas sebagai wakil bangsa Indonesia 
untuk pengawasan didrillnya sebuah sumur eksplorasi di Indonesia. 

Sangat disayangkan begitu banyak ahli geologi di Indonesia tidak ada yang 
bisa meramalkan akan terjadi Lusi kalau salah mengebor ditempat itu 
(bukankah ini yang menjadi inti permasalahan ?).. 
Ini sama saja kejadiannya dengan kasus disalah satu sumur di africa utara 
(?) dimana ada pengeboran melewati lapisan garam dengan water base mud, 
yang mengakibatkan lost circulation ke lapisan garam tsb dan meruntuhkan 
kubah garam yang berada dibawah sebuah kampung dan menjeblos kampung itu.
Yang salah siapa, yang salah ya orang satu team, mulai dari geologist, 
geophysicist yang mungkin asal aja bikin korelasi, dan drilling engineer 
yang ngedrill pake water base mud, termasuk juga pemerintah yang ngasi 
ijin drilling disana. 
. 
Yang disayangkan juga kenapa urutan kesalahan ini tidak dijabarkan di 
media, sehingga yang dikejar kejar sama masyarakat cuma tukang ngebor dan 
pemberi  hipotesa (yang kedengarannya membela tukang ngebor).

Waktu Mt St Helen meletus dan membuat banyak korban jiwa USGS sempat 
dicecar habis, kenapa tidak bisa meramalkan kenapa laharnya malah ngalir 
ketempat yang bukan diramalkan. 
Dan juga gubernurnya sempat dicecar, tapi semua ternyata ada alasanya yang 
masuk akal.
Hal yang sama apa enggak bisa  dilakukan di Indo setidak tidaknya kalau 
ada bencana besar. 

Sekarang kudu yang dicari itu apa solusinya buat korban bencana yang masih 
terkatung katung itu.

salam
 





  

Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-02 Terurut Topik MINARWAN
Pak Bambang,

Kebetulan saya bisa mengakses paper Harris dan Ripepe (2007) dan
membacanya sekilas. Ada beberapa hal yang saya amati:

1. Ketidaksamaan waktu antara gempa sebagai perntrigger dan hasil
berupa peningkatan aktivitas gunung berapi di beberapa tempat lain.
Misalnya untuk Merapi dan Semeru katanya sekitar 72 jam (jarak
episenter gempa ke Merapi hanya 50 km tetapi jarak dari episenter
gempa ke Semeru adalah 300 km). Selain itu, gempa yang konon
mentrigger letusan Pinatubo lag timenya sampai 11 bulan, padahal jarak
episenter dengan gunung itu adalah 100 km.

2. Ada pula sebuah gempa kecil di Mount Wrangell yang konon
berlangsung sekitar 1 jam dari gempa Aceh (Simeulue) Desember 2004
padahal jaraknya adalah 11.000 km.

Sebenarnya, mungkin, kalau hendak dikaitkan dengan gempa, maka
intensitas gempa secara logika akan mempengaruhi cepat rambat getaran
untuk sampai ke dapur magma dan ini sulit kita bandingkan antara gempa
yang satu dengan gempa yang lain. Namun agak aneh jika getaran dari
sebuah gempa yang sama kok bisa sampai ke dua tempat yang berbeda,
yang satu berjarak 50 km dan satunya 300 km.

Di sini saya hendak memberikan sebuah skenario lain yang menyebabkan
aktivitas kedua gunung tersebut. Jika kita amati lagi dengan
menggunakan skala yang lebih luas/besar, sebuah gempa di Pulau Jawa
dapat terjadi karena pelepasan energi yang tertahan di zona subduksi
di selatan Jawa sana. Saat terlepas, seharusnya slab lempeng yang
subduksi akan lebih aktif  dan membuat aktifitas dapur magma meningkat
sehingga gunung api yang ada diatasnya juga lebih aktif.

Sayang sekali, tidak ada usaha dari Harris dan Ripepe (2007) untuk
melihat kemungkinan lain atau menghilangkan peluang dari skenario lain
dalam memberikan alasan mengapa Merapi dan Semeru tiba-tiba aktif
selama 9 hari dari tanggal 30 Mei 2006. Yang mereka lakukan hanyalah
menyambungkan dua fakta dan saya pikir ini berkaitan dengan apa yang
mereka teliti dan yakini.

Sekedar sumbang pendapat.

Salam
mnw



2010/3/2 Bambang P. Istadi bambang.ist...@energi-mp.com:
 Pak Bosman yang baik,

 Saya tidak pernah mengatakan gempa sebagai penyebab LUSI, yang kami
 amati adalah kondisi sumur, yaitu adanya loss circulation disumur dengan
 rate yang cukup signifikan dalam ruang dan waktu yang hampir bersamaan
 dengan gempa. Selang beberapa menit setelah gempa Jogya, sumur mengalami
 loss dengan rate 300 bbl/jam, lalu diikuti dengan total loss circulation
 siang harinya setelah beberapa kali after shock. BMG dalam tabel
 laporannya mengatakan magnitude offscale entah artinya seberapa
 kuatnya gempa ini. Apakah ini suatu kebetulan? Coincidence atau adanya
 keterkaitan? Wallahu Alam,...

 Dilain pihak, Harris and Ripepe dalam papernya, GEOPHYSICAL RESEARCH
 LETTERS, VOL. 34, L02304, doi:10.1029/2006GL028251, 2007. Menunjukan
 peningkatan aktifitas Gunung Merapi dan Semeru yang jaraknya lebih jauh
 dari Jogya disaat lahirnya LUSI. Harris and Ripepe mengaitkan kenaikan
 aktifitas gunung-gunung ini dengan gempa Jogya.

 BTW, good luck dengan program S2nya pak.

 Wass.
 Bambang




-- 
- when one teaches, two learn -
http://www.geotutor.tk
http://www.linkedin.com/in/minarwan


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 2010
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-02 Terurut Topik Bambang P. Istadi
Pak Natan,

Sangat disayangkan jika pak Natan dan kita semua mengabaikan data dan
fakta. Padahal sebagai geologist/scientist kita selalu bergelut dengan
data dan melakukan analisa berdasarkan data,... mungkin anggota DPR yang
bapak sebut lebih meng honour data,..

Salam,
Bambang


2010/3/2 Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com

 Saya tidak akan menghabiskan konsentrasi di data dlsbnya. Saya hanya
 gemes..hebat sekali pendapat Gempa pemicu Lusi itu. Dianut DPR, jadi
 official pendapat iagi periode kemarin, dan si SP3kan polisi/jaksa.




PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 2010
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-02 Terurut Topik Nataniel Mangiwa
Ok Pak Bambang. Salut lah buat DPR sekarang..ternyata mereka semua tidak
asal..semuanya based on data. Great!

Maaf ya Pak..mungkin saya memang tidak berdasarkan data. Tapi yang jelas
saya yakin Rudi Rubiandini cs..dan geologist2 di Afsel ga ngasal tanpa data.
Tapi yah itu tadi..lebih hebat DPR ternyata..respect dan salute buat DPR RI.

Tapi data itu kadang bisa dimainkan oleh orang yang ingin mendrive data ke
keinginannya. Pasti semua tau apa yang saya maksud disini. Asalkan pak
Bambang + DPR tidak mengeliminir data, tidak 'buta' terhadap data yang lain,
tidak berpihak pada data yang 'pro Gempa' saja..yah berarti memang Pak
Bambang sudah tepat pada pendirian bapak.

Sebentar lagi Indonesia akan maju pasti..karena DPR sudah sangat meng
'honour' data. Baguslah..

2010/3/3 Bambang P. Istadi bambang.ist...@energi-mp.com

 Pak Natan,

 Sangat disayangkan jika pak Natan dan kita semua mengabaikan data dan
 fakta. Padahal sebagai geologist/scientist kita selalu bergelut dengan
 data dan melakukan analisa berdasarkan data,... mungkin anggota DPR yang
 bapak sebut lebih meng honour data,..

 Salam,
 Bambang


 2010/3/2 Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com

  Saya tidak akan menghabiskan konsentrasi di data dlsbnya. Saya hanya
  gemes..hebat sekali pendapat Gempa pemicu Lusi itu. Dianut DPR, jadi
  official pendapat iagi periode kemarin, dan si SP3kan polisi/jaksa.
 
 


 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

 
 Ayo siapkan diri!
 Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember
 2010

 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net 
 http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/%0AIAGI-netArchive 2:
 http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
 on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
 IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct
 or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
 of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
 information posted on IAGI mailing list.
 -




Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-02 Terurut Topik Sugeng Hartono

Mas Bambang yang budiman,

Trimakasih atas penjelasannya, tentu ini menambah pengetahuan dan pemahaman 
saya
khususnya untuk Lusi. Saya rasa ini merupakan contoh  yang luar biasa, dan 
menjadi
pembelajaran berharga bagi kita semua. Saya tetap tertarik karena sejak 
kecil saya

banyak bekerja di lapangan (rig) bersama kawan-2 di berbagai bagian.
Saya baik-2 saja, masih cukup sehat jadi geologist antar kota antar 
provinsi, he-he.

Wah, pemboran di Madura sungguh sangat menarik, saya kan mendapat kesempatan
untuk kerja di sana bersama kawan baru, geologist lulusan Australia juga.
Well, semoga suatu hari nanti kita bisa ngobrol-2 santai.

Salam hangat.
Sugeng

- Original Message - 
From: Bambang P. Istadi bambang.ist...@energi-mp.com

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, March 03, 2010 9:27 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI


Mas Sugeng yang baik,

Apa kabarnya nih? Ada beberapa keterangan yang saya mau koreksi dari
info yang mas berikan dibawah. Yaitu penyemenan dilakukan sehari SETELAH
terjadi semburan, lalu back-off meninggalkan fish dilakukan seminggu
setelah semburan pertama kali keluar. Makanya saya heran ada yang
mengatakan bahwa semburan keluar karena lubang disemen/disumbat, padahal
semburan sudah keluar sehari sebelum disemen dan pada saat itu BOP dalam
keadaan terbuka, jadi tidak ada tekanan tinggi didalam sumur.

Dengan debit semburan yang sangat besar, bukankah lubang akan tergerus
dan menjadi sangat besar yang menyebabkan fish seberat 91,000 ton akan
jatuh dengan sendirinya, atau semburan akan keluar lewat jalan tol
yang sudah terbuat? Ternyata 1.5 bulan setelah semburan pertama kali
keluar dan menjadi sangat besar, sewaktu re-entry kelubang yang sama,
posisi fish tidak bergerak, tetap pada posisi sewaktu ditinggal.

Soal timing dan kronologi memang penting, makanya seluruh drilling
report beberapa hari sebelum dan sesudah semburan terjadi, menjadi
bagian penting yang dipublish Elsevier, yang link-nya sudah saya berikan
kemarin.

Wass.
Bambang


-Original Message-
From: Sugeng Hartono [mailto:sugeng.hart...@petrochina.co.id]
Sent: Tuesday, March 02, 2010 10:24 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

Rekan-rekan Yth.

Saya ingin mencoba mengomentari kenapa semburan-2 tidak berasal dari
sumur,
sehingga ada anggapan bahwa sumur tsb bukan penyebab atau tidak
bermasalah.
Menurut data yang didapat dari bbrp teman (yg pernah di sana), katanya
setelah terjadi lost dan kick di TD 9272 ft, rangkaian pipa bor dicabut
(pullout of hole),
dan terjepit (stuck pipe) di kedalaman 4250'. Karena tidak dapat diatasi

maka dilakukan
back-off (pipa diputus), rangkaian pipa dicabut, sementara sisanya
(FISH)
ditinggal di
dalam sumur dengan pahat di kedalaman 4250 ft. Lubang sumur segera
disemen
(plugged and
abandoned). Dengan demikian lubang sumur sudah tertutup oleh semen dan
IKAN yg berupa pahat
(bersama bitsub, stabilizer, drill collar, heavy weight drillpipe?)
tetap
ditinggal di dalam sumur; sehingga
aliran fluida formasi tidak mampu menerobos lewat lubang sumur tetapi
keluar
di sekitar sumur, pada bagian-2
yang relatif lebih lemah. Semoga bermanfaat.

Salam,
sugeng



- Original Message - 
From: nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, March 02, 2010 8:48 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI


Mas Mbatack,

Tapi semburan2 liar tsb juga sebagian berasal dari sumur tsb, jadi bukan
semuanya terjadinya diluar sumur tsb.

Kecuali itu semburan2 liar tsb biarpun terjadinya disekitar sumur, tapi
masih dekat (hanya beberapa meter sampai puluhan meter dari letak kepala
sumur/well head) dengan sumur  yg menjadi penyebab terjadinya semburan2
liar tsb adalah tidak lain dan tidak bukan, ya karena terjadinya UGBO di
sumur BP-1 itulah sebagai penyebabnya / pemicunya mas.  Apalagi di sumur
BP-1 itu pada interval yg very soft   high pressure tadi memang
open-hole
alias belum dipasang pipa casing yg fungsi utamanya adalah utk
mempermudah
peng-handle-an kalau terjadi BO ataupun UGBO (sebagai geologist yg
berpengalaman di wellsite, saya kira mas mBatack cukup mengerti tentang
hal
ini), gimana masih mau ngeles lagi dari segi hukum ?

Kita ambil contoh misalnya ada suatu kejadian, terjadi ledakan dahsyat
(mungkin ledakan kompor minyak tanah di satu dapur), yg kebetulan
letaknya
bersebelah dengan pusat/gudang obat petasan, maka dengan sangat mudah
gudang
obat petasan tadi karena panasnya dari ledakan kompor minyak tanah tadi,
maka gudang obat petasan tadi akan ikut meledak  terbakar.  Nah apakah
secara hukum tidak bisa dikatakan bahwa ledakan kompor minyak tanah tadi
adalah sebagai pemicu terjadinya ledakan gudang obat petasan itu ?
Padahal
ledakan kompor minyak tanah tadi jelas tidak berada didalam satu ruangan
atau satu gudang dengan obat petasan tadi ?


wass,
nyoto




2010/3/2 mbatack mbat...@yahoo.com


Natan,
Secara prinsip, sebetulnya yang kamu kemukakan itu betul.
Permasalahannya, kita tidak berada dalam koridor 

Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-02 Terurut Topik Nataniel Mangiwa
Tambahan..

Saya mohon maaf harus menyebut nama2 berikut.

Dr. Ir. Rudi Rubiandini, Ir. Kersam Sumanta, Prof. Koesoemadinata, Dr. Ir.
Andang Bachtiar, Harry Eddyarso.

Saya yakin orang2 tersebut semua bicara based on data, dan mereka adalah
real scientist/geologist (RPK dan ADB).

Akhirnya untuk pertama kalinya dalam sejarah (setau saya), tim Lapindo
(yang berpendapat bahwa semburan Lumpur adalah “bencana alam”) dipertemukan
– head to head – dengan tim oposisi yang berpendapat bahwa semburan lumpur
adalah dampak dari operasi pengeboran di sumur Banjar Panji #1. Pertemuan
tsb difasilitasi oleh Forum Komunikasi Masyarakat Jawa Timur, bertempat di
Sheraton – Surabaya, pada hari Kamis, tanggal 28 February 2008.

Tim Lapindo terdiri dari:

1. Mas Edi Sutriono – VP Drilling EMP
2. Dr. Ir. Agus Guntoro – Geologist (Univ. Trisakti)
3. Prof. Sukendar Asikin – Pakar geology tektonik dan dosen senior ITB
4. Dr. Ir. Dody Nawangsidi – Pakar dan dosen Teknik Perminyakan ITB
5. Dr. Adriano Manzini – Geologist dan pakar mud volcano dari Norwegia (?)

Tim oposisi terdiri dari:

1. Dr. Ir. Rudi Rubiandini – Pakar pengeboran dan dosen Teknik Perminyakan
ITB
2. Ir. Kersam Sumanta – Pakar pengeboran yang berpengalaman dalam mematikan
semburan liar (Pertamina)
3. Prof. Koesoemadinata – Pakar geology dan dosen senior ITB
4. Dr. Ir. Andang Bachtiar – Pakar geology dan mantan ketua IAGI
5. Harry Eddyarso – Tukang Ngebor


2010/3/3 Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com

 Ok Pak Bambang. Salut lah buat DPR sekarang..ternyata mereka semua tidak
 asal..semuanya based on data. Great!

 Maaf ya Pak..mungkin saya memang tidak berdasarkan data. Tapi yang jelas
 saya yakin Rudi Rubiandini cs..dan geologist2 di Afsel ga ngasal tanpa data.
 Tapi yah itu tadi..lebih hebat DPR ternyata..respect dan salute buat DPR RI.

 Tapi data itu kadang bisa dimainkan oleh orang yang ingin mendrive data ke
 keinginannya. Pasti semua tau apa yang saya maksud disini. Asalkan pak
 Bambang + DPR tidak mengeliminir data, tidak 'buta' terhadap data yang lain,
 tidak berpihak pada data yang 'pro Gempa' saja..yah berarti memang Pak
 Bambang sudah tepat pada pendirian bapak.

 Sebentar lagi Indonesia akan maju pasti..karena DPR sudah sangat meng
 'honour' data. Baguslah..

 2010/3/3 Bambang P. Istadi bambang.ist...@energi-mp.com

 Pak Natan,

 Sangat disayangkan jika pak Natan dan kita semua mengabaikan data dan
 fakta. Padahal sebagai geologist/scientist kita selalu bergelut dengan
 data dan melakukan analisa berdasarkan data,... mungkin anggota DPR yang
 bapak sebut lebih meng honour data,..

 Salam,
 Bambang


 2010/3/2 Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com

  Saya tidak akan menghabiskan konsentrasi di data dlsbnya. Saya hanya
  gemes..hebat sekali pendapat Gempa pemicu Lusi itu. Dianut DPR, jadi
  official pendapat iagi periode kemarin, dan si SP3kan polisi/jaksa.
 
 


 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

 
 Ayo siapkan diri!
 Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember
 2010

 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net 
 http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/%0AIAGI-netArchive 2:
 http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
 shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to
 direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
 from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the
 use of any information posted on IAGI mailing list.
 -





Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-02 Terurut Topik nyoto - ke-el
Pak Natan,

Jadi apa hasil kesimpualan dari pertemuan besar di Surabaya tsb ? Yg
dihadiri oleh pakar2 senior dibidangnya masing2 itu, dan sudah 2 tahun yll
diadakan, koq hasilnya nggak keluar ?  Kalau punya hasil kesimpulan dari
pertemuan besar tsb, appreciate utk boleh di-share disini pak Natan, saya
yakin haisl kesimpulan dari pertemuan besar tsb sangat menarik  ditunggu
oleh banya teman2 anggota IAGI disini.  Atau mungkin IAGI punya file nya,
mengingat pertemuan itu adalah suatu pertemuan yg sangat penting, baik
secara ilmiah maupun sosial  politik/businessnya.

wass,
nyoto





2010/3/3 Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com

 Tambahan..

 Saya mohon maaf harus menyebut nama2 berikut.

 Dr. Ir. Rudi Rubiandini, Ir. Kersam Sumanta, Prof. Koesoemadinata, Dr. Ir.
 Andang Bachtiar, Harry Eddyarso.

 Saya yakin orang2 tersebut semua bicara based on data, dan mereka adalah
 real scientist/geologist (RPK dan ADB).

 Akhirnya untuk pertama kalinya dalam sejarah (setau saya), tim Lapindo
 (yang berpendapat bahwa semburan Lumpur adalah “bencana alam”) dipertemukan
 – head to head – dengan tim oposisi yang berpendapat bahwa semburan lumpur
 adalah dampak dari operasi pengeboran di sumur Banjar Panji #1. Pertemuan
 tsb difasilitasi oleh Forum Komunikasi Masyarakat Jawa Timur, bertempat di
 Sheraton – Surabaya, pada hari Kamis, tanggal 28 February 2008.

 Tim Lapindo terdiri dari:

 1. Mas Edi Sutriono – VP Drilling EMP
 2. Dr. Ir. Agus Guntoro – Geologist (Univ. Trisakti)
 3. Prof. Sukendar Asikin – Pakar geology tektonik dan dosen senior ITB
 4. Dr. Ir. Dody Nawangsidi – Pakar dan dosen Teknik Perminyakan ITB
 5. Dr. Adriano Manzini – Geologist dan pakar mud volcano dari Norwegia (?)

 Tim oposisi terdiri dari:

 1. Dr. Ir. Rudi Rubiandini – Pakar pengeboran dan dosen Teknik Perminyakan
 ITB
 2. Ir. Kersam Sumanta – Pakar pengeboran yang berpengalaman dalam mematikan
 semburan liar (Pertamina)
 3. Prof. Koesoemadinata – Pakar geology dan dosen senior ITB
 4. Dr. Ir. Andang Bachtiar – Pakar geology dan mantan ketua IAGI
 5. Harry Eddyarso – Tukang Ngebor


 2010/3/3 Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com

  Ok Pak Bambang. Salut lah buat DPR sekarang..ternyata mereka semua tidak
  asal..semuanya based on data. Great!
 
  Maaf ya Pak..mungkin saya memang tidak berdasarkan data. Tapi yang jelas
  saya yakin Rudi Rubiandini cs..dan geologist2 di Afsel ga ngasal tanpa
 data.
  Tapi yah itu tadi..lebih hebat DPR ternyata..respect dan salute buat DPR
 RI.
 
  Tapi data itu kadang bisa dimainkan oleh orang yang ingin mendrive data
 ke
  keinginannya. Pasti semua tau apa yang saya maksud disini. Asalkan pak
  Bambang + DPR tidak mengeliminir data, tidak 'buta' terhadap data yang
 lain,
  tidak berpihak pada data yang 'pro Gempa' saja..yah berarti memang Pak
  Bambang sudah tepat pada pendirian bapak.
 
  Sebentar lagi Indonesia akan maju pasti..karena DPR sudah sangat meng
  'honour' data. Baguslah..
 
  2010/3/3 Bambang P. Istadi bambang.ist...@energi-mp.com
 
  Pak Natan,
 
  Sangat disayangkan jika pak Natan dan kita semua mengabaikan data dan
  fakta. Padahal sebagai geologist/scientist kita selalu bergelut dengan
  data dan melakukan analisa berdasarkan data,... mungkin anggota DPR yang
  bapak sebut lebih meng honour data,..
 
  Salam,
  Bambang
 
 
  2010/3/2 Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com
 
   Saya tidak akan menghabiskan konsentrasi di data dlsbnya. Saya hanya
   gemes..hebat sekali pendapat Gempa pemicu Lusi itu. Dianut DPR, jadi
   official pendapat iagi periode kemarin, dan si SP3kan polisi/jaksa.
  
  
 
 
 
 
  PP-IAGI 2008-2011:
  ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
  sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
  * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...
 
 
 
  Ayo siapkan diri!
  Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember
  2010
 
 
 -
  To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
  To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
  Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
  Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
  Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
  No. Rek: 123 0085005314
  Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
  Bank BCA KCP. Manara Mulia
  No. Rekening: 255-1088580
  A/n: Shinta Damayanti
  IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
  IAGI-net 
  http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/%0AIAGI-netArchive
 2:
  http://groups.yahoo.com/group/iagi
  -
  DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
  posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no
 event
  shall IAGI or its members be 

Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-02 Terurut Topik Nataniel Mangiwa
Pak Nyoto..

kesimpulannya harus ditanya ke Notulennya, atau mungkin mereka yang ikut.
Saya hanya dapat itu dari Pak Sugeng, dan sepertinya itu dikutip dari
blognya RDP. Kalau saya yang publish kesimpulannya, nanti bisa dikira
'mebelokan' data. Tapi yang saya bisa copykan sedikit adalah:

Secara substansi, isi presentasi dari kedua tim tidak banyak berbeda dari
pertemuan2 sebelumnya, namun kali ini dengan tambahan data yang semakin
melengkapi data2 sebelumnya. Justru yang terbaru (pertama kali saya liat)
adalah presentasi tentang drilling dari Mas Edi Sutriono yang menyampaikan
presentasi dengan berapi-api, mungkin udah lama menahan diri (bahasa
Jermannya: “*ngampet*“) untuk muncul ke permukaan karena mungkin belum dapat
“*green light*” dari manajemen Lapindo. Inti dari presentasi Mas Edi itu
pada dasarnya adalah untuk menangkis pendapat tim oposisi yang mengatakan
semburan itu akibat dari kelalaian pengeboran. Beliau sekaligus menegaskan
bahwa secara konsep dan procedural tidak ada yang salah dalam operasi
pengeboran sumur Banjar Panji #1. Jadi, semburan itu keluar dari “*lubang
lain*” yang direkahkan oleh gempa Yogya (gak ada hubungannya dengan lubang
sumur Banjar Panji #1) – jadi murni bencana alam.

Secara umum, pertemuan di Sheraton Surabaya antara kedua tim itu cukup
bagus, setidaknya sebagai langkah awal untuk pertemuan2 berikutnya.
Kekurangannya tentu ada, di antaranya jangka waktu presentasi yang sangat
terbatas serta audience yang mixed. Banyak juga warga korban lumpur Lapindo
yang hadir dan mereka terpaksa nonton perdebatan antara kedua tim tanpa
memahami masalah2 teknis. Sehingga saya mengusulkan untuk diadakan pertemuan
lanjutan antara kedua tim dengan host Departemen ESDM dalam sebuah meeting
tertutup yang focused (dikurung 3 hari 3 malam sampai ada konsensus bersama
terutama untuk tindak lanjut solusi semburan lumpur tsb, di antaranya
program relief well yang sempat terhenti waktu itu karena masalah2
non-teknis). Kalau program relief well ini disetujui untuk dilakukan
kembali, tim Lapindo harus rela untuk tidak terlibat langsung. Kenapa? Ya
bagaimana relief well bisa sukses


2010/3/3 nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com

 Pak Natan,

 Jadi apa hasil kesimpualan dari pertemuan besar di Surabaya tsb ? Yg
 dihadiri oleh pakar2 senior dibidangnya masing2 itu, dan sudah 2 tahun yll
 diadakan, koq hasilnya nggak keluar ?  Kalau punya hasil kesimpulan dari
 pertemuan besar tsb, appreciate utk boleh di-share disini pak Natan, saya
 yakin haisl kesimpulan dari pertemuan besar tsb sangat menarik  ditunggu
 oleh banya teman2 anggota IAGI disini.  Atau mungkin IAGI punya file nya,
 mengingat pertemuan itu adalah suatu pertemuan yg sangat penting, baik
 secara ilmiah maupun sosial  politik/businessnya.

 wass,
 nyoto





 2010/3/3 Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com

  Tambahan..
 
  Saya mohon maaf harus menyebut nama2 berikut.
 
  Dr. Ir. Rudi Rubiandini, Ir. Kersam Sumanta, Prof. Koesoemadinata, Dr.
 Ir.
  Andang Bachtiar, Harry Eddyarso.
 
  Saya yakin orang2 tersebut semua bicara based on data, dan mereka adalah
  real scientist/geologist (RPK dan ADB).
 
  Akhirnya untuk pertama kalinya dalam sejarah (setau saya), tim Lapindo
  (yang berpendapat bahwa semburan Lumpur adalah “bencana alam”)
 dipertemukan
  – head to head – dengan tim oposisi yang berpendapat bahwa semburan
 lumpur
  adalah dampak dari operasi pengeboran di sumur Banjar Panji #1. Pertemuan
  tsb difasilitasi oleh Forum Komunikasi Masyarakat Jawa Timur, bertempat
 di
  Sheraton – Surabaya, pada hari Kamis, tanggal 28 February 2008.
 
  Tim Lapindo terdiri dari:
 
  1. Mas Edi Sutriono – VP Drilling EMP
  2. Dr. Ir. Agus Guntoro – Geologist (Univ. Trisakti)
  3. Prof. Sukendar Asikin – Pakar geology tektonik dan dosen senior ITB
  4. Dr. Ir. Dody Nawangsidi – Pakar dan dosen Teknik Perminyakan ITB
  5. Dr. Adriano Manzini – Geologist dan pakar mud volcano dari Norwegia
 (?)
 
  Tim oposisi terdiri dari:
 
  1. Dr. Ir. Rudi Rubiandini – Pakar pengeboran dan dosen Teknik
 Perminyakan
  ITB
  2. Ir. Kersam Sumanta – Pakar pengeboran yang berpengalaman dalam
 mematikan
  semburan liar (Pertamina)
  3. Prof. Koesoemadinata – Pakar geology dan dosen senior ITB
  4. Dr. Ir. Andang Bachtiar – Pakar geology dan mantan ketua IAGI
  5. Harry Eddyarso – Tukang Ngebor
 
 
  2010/3/3 Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com
 
   Ok Pak Bambang. Salut lah buat DPR sekarang..ternyata mereka semua
 tidak
   asal..semuanya based on data. Great!
  
   Maaf ya Pak..mungkin saya memang tidak berdasarkan data. Tapi yang
 jelas
   saya yakin Rudi Rubiandini cs..dan geologist2 di Afsel ga ngasal tanpa
  data.
   Tapi yah itu tadi..lebih hebat DPR ternyata..respect dan salute buat
 DPR
  RI.
  
   Tapi data itu kadang bisa dimainkan oleh orang yang ingin mendrive data
  ke
   keinginannya. Pasti semua tau apa yang saya maksud disini. Asalkan pak
   Bambang + DPR tidak mengeliminir data, tidak 'buta' terhadap data yang
  lain,
   tidak berpihak pada 

Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-02 Terurut Topik nyoto - ke-el
Jadi kalau memang semburan2 liar tsb yg timbulnya hanya disekiatr sumur
BP-1, disebabkan murni oleh gempa, kenapa koq nggak terjadinya di tempat2
lain ?

Hal ini sungguh sangat TIDAK masuk akal/nalar kalau semburan2 liar tsb tidak
ada hubungannya dengan kegiatan pemboran sumur BP-1 disitu.  Terus gimana
dengan data / informasi bahwa pipa casingnya tidak dipasang saat terjadinya
UGBO tsb, bukankah saat itu open-holenya sudah panjang
intervalnya, sehingga kalau ada problem drilling, penghandle-annya akan
sangat sulit karena pemboran melewati zona interval Formasi yg lemah/lembek
 bertekanan serta temperature tinggi.

wass,
nyoto




2010/3/3 Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com

 Pak Nyoto..

 kesimpulannya harus ditanya ke Notulennya, atau mungkin mereka yang ikut.
 Saya hanya dapat itu dari Pak Sugeng, dan sepertinya itu dikutip dari
 blognya RDP. Kalau saya yang publish kesimpulannya, nanti bisa dikira
 'mebelokan' data. Tapi yang saya bisa copykan sedikit adalah:

 Secara substansi, isi presentasi dari kedua tim tidak banyak berbeda dari
 pertemuan2 sebelumnya, namun kali ini dengan tambahan data yang semakin
 melengkapi data2 sebelumnya. Justru yang terbaru (pertama kali saya liat)
 adalah presentasi tentang drilling dari Mas Edi Sutriono yang menyampaikan
 presentasi dengan berapi-api, mungkin udah lama menahan diri (bahasa
 Jermannya: “*ngampet*“) untuk muncul ke permukaan karena mungkin belum
 dapat
 “*green light*” dari manajemen Lapindo. Inti dari presentasi Mas Edi itu
 pada dasarnya adalah untuk menangkis pendapat tim oposisi yang mengatakan
 semburan itu akibat dari kelalaian pengeboran. Beliau sekaligus menegaskan
 bahwa secara konsep dan procedural tidak ada yang salah dalam operasi
 pengeboran sumur Banjar Panji #1. Jadi, semburan itu keluar dari “*lubang
 lain*” yang direkahkan oleh gempa Yogya (gak ada hubungannya dengan lubang
 sumur Banjar Panji #1) – jadi murni bencana alam.

 Secara umum, pertemuan di Sheraton Surabaya antara kedua tim itu cukup
 bagus, setidaknya sebagai langkah awal untuk pertemuan2 berikutnya.
 Kekurangannya tentu ada, di antaranya jangka waktu presentasi yang sangat
 terbatas serta audience yang mixed. Banyak juga warga korban lumpur Lapindo
 yang hadir dan mereka terpaksa nonton perdebatan antara kedua tim tanpa
 memahami masalah2 teknis. Sehingga saya mengusulkan untuk diadakan
 pertemuan
 lanjutan antara kedua tim dengan host Departemen ESDM dalam sebuah meeting
 tertutup yang focused (dikurung 3 hari 3 malam sampai ada konsensus bersama
 terutama untuk tindak lanjut solusi semburan lumpur tsb, di antaranya
 program relief well yang sempat terhenti waktu itu karena masalah2
 non-teknis). Kalau program relief well ini disetujui untuk dilakukan
 kembali, tim Lapindo harus rela untuk tidak terlibat langsung. Kenapa? Ya
 bagaimana relief well bisa sukses


 2010/3/3 nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com

  Pak Natan,
 
  Jadi apa hasil kesimpualan dari pertemuan besar di Surabaya tsb ? Yg
  dihadiri oleh pakar2 senior dibidangnya masing2 itu, dan sudah 2 tahun
 yll
  diadakan, koq hasilnya nggak keluar ?  Kalau punya hasil kesimpulan
 dari
  pertemuan besar tsb, appreciate utk boleh di-share disini pak Natan, saya
  yakin haisl kesimpulan dari pertemuan besar tsb sangat menarik  ditunggu
  oleh banya teman2 anggota IAGI disini.  Atau mungkin IAGI punya file
 nya,
  mengingat pertemuan itu adalah suatu pertemuan yg sangat penting, baik
  secara ilmiah maupun sosial  politik/businessnya.
 
  wass,
  nyoto
 
 
 
 
 
  2010/3/3 Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com
 
   Tambahan..
  
   Saya mohon maaf harus menyebut nama2 berikut.
  
   Dr. Ir. Rudi Rubiandini, Ir. Kersam Sumanta, Prof. Koesoemadinata, Dr.
  Ir.
   Andang Bachtiar, Harry Eddyarso.
  
   Saya yakin orang2 tersebut semua bicara based on data, dan mereka
 adalah
   real scientist/geologist (RPK dan ADB).
  
   Akhirnya untuk pertama kalinya dalam sejarah (setau saya), tim Lapindo
   (yang berpendapat bahwa semburan Lumpur adalah “bencana alam”)
  dipertemukan
   – head to head – dengan tim oposisi yang berpendapat bahwa semburan
  lumpur
   adalah dampak dari operasi pengeboran di sumur Banjar Panji #1.
 Pertemuan
   tsb difasilitasi oleh Forum Komunikasi Masyarakat Jawa Timur, bertempat
  di
   Sheraton – Surabaya, pada hari Kamis, tanggal 28 February 2008.
  
   Tim Lapindo terdiri dari:
  
   1. Mas Edi Sutriono – VP Drilling EMP
   2. Dr. Ir. Agus Guntoro – Geologist (Univ. Trisakti)
   3. Prof. Sukendar Asikin – Pakar geology tektonik dan dosen senior ITB
   4. Dr. Ir. Dody Nawangsidi – Pakar dan dosen Teknik Perminyakan ITB
   5. Dr. Adriano Manzini – Geologist dan pakar mud volcano dari Norwegia
  (?)
  
   Tim oposisi terdiri dari:
  
   1. Dr. Ir. Rudi Rubiandini – Pakar pengeboran dan dosen Teknik
  Perminyakan
   ITB
   2. Ir. Kersam Sumanta – Pakar pengeboran yang berpengalaman dalam
  mematikan
   semburan liar (Pertamina)
   3. Prof. Koesoemadinata – Pakar geology dan dosen senior 

Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-02 Terurut Topik Ridwan Farid
Like this pisan ateuh euyyy...setubuh..sepakat..jeung rea-rea deui...

RiFa TeA

2010/3/3 oki musakti geo_musa...@yahoo.com

 Sekarang kudu yang dicari itu apa solusinya buat korban bencana yang masih
 terkatung katung itu.

 Sepakat dengan Uni Yuriza.

 Dari dulu (termasuk pernah saya kemukakan waktu pembahasan Lusi di BPPT),
 saya berpendapat bahwa PEMERINTAH lah yang harus ambil alih tanggung jawab
 soal LUSI ini sampai ada keputusan hukum yang bersifat tetap (termasuk
 segala banding, PK dan teman-temannya) soal siapa yang bersalah, kalau
 memang ada.

 Untuk sementara anggap sajalah ini sebagai bencana alam seperti meletusnya
 gunung Semeru. Kalau perlu tetapkan daerah bencana dan tak layak huni,
 pindahkan seluruh penduduk dan pabrik-pabirk ketempat lain.

 Kalau lah memang dikemudian hari ada usaha untuk meng cost recovery
 biaya-biaya tersebut ke Lapindo atau siapa (sekali lagi, setelah ada putusan
 hukum), biarkan pemerintah melalui kejaksaan agung nya yang maju.

 Jangan seperti sekarang, rakyat yang disuruh (dibiarkan ?) bertarung dengan
 Lapindo yang secara legal formal belum diputuskan 'bersalah'. Sementara di
 ranah politik ada juga kesan bahwa kasus ini sengaja disimpan sebagai
 senjata rahasia kalau suatu saat butuh leverage terhadap salah satu tokoh
 dan partainya  politik transaksional kata seorang staff ahli.

 Salam
 Oki




-- 
RiFa TEA
---
Orang yang melewatkan satu hari dalam hidupnya tanpa ada suatu hak yang ia
tunaikan atau suatu fardu yang ia lakukan atau kemuliaan yang ia wariskan
atau pujian yang ia hasilkan atau kebaikan yang ia tanamkan atau ilmu yang
ia dapatkan,maka sungguh-sungguh ia telah durhaka pada harinya dan
menganiaya diri. (Dr. Yusuf Al-qardhawi)


Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-02 Terurut Topik Awang Satyana
Ada satu hal yang Minarwan tak libatkan dalam ulasan di bawah, yaitu komposisi 
magma antara Merapi dan Semeru. Propagasi energi gempa Yogya 27 Mei 2006 jelas 
akan lebih cepat sampai ke Merapi dibandingkan ke Semeru berdasarkan jaraknya. 
Tetapi saat getaran ini sampai ke dapur magma kedua gunungapi itu, terjadilah 
perbedaan respon karena perbedaan komposisi magma kedua gunungapi ini. Kedua 
gunungapi ini komposisinya berbeda, silakan cek katalog gunungapi 
(Kusumadinata, 1979).
 
Lagipula, Merapi terkenal punya sumbat lava di lubang kepundannya hasil erupsi 
sebelumnya yang membuat ia tak segera merespon getaran gempa Yogya padahal 
jaraknya hanya 50 km; lalu respon itu baru muncul bersamaan dengan respon 
reaktivasi Semeru pada hari yang bersamaan meskipun Semeru jaraknya enam kali 
lebih jauh dari episentrum gempa. Silakan cek untuk lebih detailnya di 
publikasi Walter et al. (2007) : Volcanic activity influenced by tectonic 
earthquakes : static and dynamic stress triggering at Mt Merapi - Geophysical 
Research Letters 34, L05304.
 
Menurut hemat saya, jangan hanya selesai di cluster analysis statistics yang 
hanya melihat jarak dan magnitude gempa dengan semua reaktivasi yang 
disebabkannya (mud volcano, magmatic volcano, liquefaction, dsb.). Lihatlah 
masalahnya satu demi satu secara individual. Bila kita hanya melihat statistik 
saja tanpa menelitinya lebih jauh, maka kita akan sulit mengerti mengapa kedua 
gunungapi yang jaraknya berbeda enam kali lipat terhadap episentrum gempa 
tersebut bisa merespon gempa itu pada saat yang bersamaan.
 
Begitu juga halnya dengan cluster analysis Manga dan Brodsky (2006) atau 
Mellors et al. (2007) yang menampilkan plotting antara magnitude gempa dan 
jarak reaktivasi semburan fluida (mud volcano, volcano, liquefaction, dan 
sejenisnya) yang diakibatkannya, plotting ini selalu dipakai oleh Richard 
Davies dan Mark Tingay untuk mengatakan bahwa gempa Yogya tak mungkin memicu 
Lusi sebab lokasi Lusi terlalu jauh dari episentrum gempa Yogya dan gempa Yogya 
terlalu kecil magnitudenya untuk bisa memicu Lusi. Mereka mengatakan itu saja, 
hanya berdasarkan plotting, tak melihatnya lebih jauh secara individual 
bagaimana gempa Yogya itu, bagaimana Lusi itu.
 
Coba cek publikasi Mellors et al. (2007) - Correlations between earthquakes and 
large mud volcano eruptions - Journal of Geophysical Research 112, B04304. Saya 
kebetulan bertemu Robert Mellors saat dia diundang UGM untuk merayakan ulang 
tahun ke-50 Geologi UGM tahun lalu. Saya menanyakan plotting korelasinya itu, 
dan dia mengatakan itu hanya statistik. Ada hal-hal yang tak bisa didekati oleh 
ploting itu, yang dia katakan adalah : 1. robustness of the correlation, 2. the 
exact triggering mechanisms, 3. magnitude thresholds and triggering distances, 
dan 4. possibility of delayed triggering.
 
Tolong diperhatikan butir no. 3; seberapa besar magnitude gempa baru bisa 
memicu mud volcano dan seberapa jauh mud volcano itu dari episentrum gempa 
adalah hal yang tidak diketahui. Juga butir no. 4 berhubungan dengan ulasan 
Minarwan di bawah tentang lag time 11 bulan letusan Pinatubo setelah gempa - 
itu dipertanyakan.
 
Tentang pendapat/skenario Minarwan bahwa slab yang berhubungan dengan gempa 
menyebabkan reaktivasi volkanisme, saya tak sependapat. Gempa di slab (artinya 
gempa dalam) lebih akan merambat ke bagian updip slab tersebut menuju 
overriding plate-nya sebab gempa di slab ada di lingkungan astenosfer dan 
rheology upper mantle tersebut tentu lebih rendah dibandingkan slabnya sendiri, 
maka propagasi gaya gempa akan merambat ke bagian updip slab. Dapur magma 
umumnya masih di lower crust (kontinen/kerak akresi), jauh di atas slab; maka 
gempa di slab tak akan merektivasi dapur magma itu sehingga volkanisme tak akan 
terpengaruh oleh slab earthquake. Kasus gempa Yogya adalah gempa di overriding 
plate, jadi tak ada hubungan sama sekali dengan slab-nya yang tenggelam di 
bawah Jawa Tengah. Gempa di overriding plate akan mempropagasikan gayanya 
secara lateral, tetapi akan lebih mengarah ke satu azimuth bergantung pola 
rupture-nya. Dalam kasus gempa Yogya, propagasi gaya
 itu lebih ke arah timur dan timurlaut (silakan cek aftershocks-nya)  dan 
mengganggu keseimbangan semua fluida plumbing system atau venting system yang 
berada di wilayah sapuan gaya gempa itu. Venting system adalah struktur2 bawah 
permukaan atau di permukaan yang setting geologinya siap mengalirkan fluida ke 
permukaan.
 
Itulah juga yang menjadi alasan mengapa mud volcano Bledug Kuwu tak 
terbangunkan saat gempa Yogya terjadi, tetapi Lusi yang saat itu dalam keadaan 
critical (lihat data seismiknya) bisa saja terpicu. Bledug Kuwu adalah mud 
volcano tua (paling tidak ia sudah ada pada zaman Ratu Sima memerintah wilayah 
utara Jawa Tengah sekarang sekitar 600-700 AD sebab cerita rakyat tentang 
Bledug Kuwu sudah berkembang saat itu). Mud volcano yang tua akan punya masa 
dormant seperti gunungapi juga. Membangkitkan mud volcano yang 

[iagi-net-l] perturbation of elisional venting system

2010-03-02 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
 hukum geologi bernama perturbation of elisional venting system;
kayaknya ada yg terlewat ketika aku belajar geologi dasar.

Pak Awang ... Apa sih hukum geologi yg satu ini ?
Saya coba gugling kok ndak ketemu.

RDP


Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-02 Terurut Topik Nataniel Mangiwa
Kalau saja keputusan iagi kemarin, DPR RI, dan kepolisian dan BPMIGAS bahwa
Lusi dikarenakan ada kesalahan dalam pengeboran..jelas banyak rekan yang
tidak akan panas Pak Awang.

Apa alasannya untuk panas kalau pendapat kita sudah dianut oleh Iagi, DPR,
Lapindo, BPMIGAS, kepolisian, jaksa, dlsb??

2010/3/3 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Ada satu hal yang Minarwan tak libatkan dalam ulasan di bawah, yaitu
 komposisi magma antara Merapi dan Semeru. Propagasi energi gempa Yogya 27
 Mei 2006 jelas akan lebih cepat sampai ke Merapi dibandingkan ke Semeru
 berdasarkan jaraknya. Tetapi saat getaran ini sampai ke dapur magma kedua
 gunungapi itu, terjadilah perbedaan respon karena perbedaan komposisi magma
 kedua gunungapi ini. Kedua gunungapi ini komposisinya berbeda, silakan cek
 katalog gunungapi (Kusumadinata, 1979).

 Lagipula, Merapi terkenal punya sumbat lava di lubang kepundannya hasil
 erupsi sebelumnya yang membuat ia tak segera merespon getaran gempa Yogya
 padahal jaraknya hanya 50 km; lalu respon itu baru muncul bersamaan dengan
 respon reaktivasi Semeru pada hari yang bersamaan meskipun Semeru jaraknya
 enam kali lebih jauh dari episentrum gempa. Silakan cek untuk lebih
 detailnya di publikasi Walter et al. (2007) : Volcanic activity influenced
 by tectonic earthquakes : static and dynamic stress triggering at Mt Merapi
 - Geophysical Research Letters 34, L05304.

 Menurut hemat saya, jangan hanya selesai di cluster analysis statistics
 yang hanya melihat jarak dan magnitude gempa dengan semua reaktivasi yang
 disebabkannya (mud volcano, magmatic volcano, liquefaction, dsb.). Lihatlah
 masalahnya satu demi satu secara individual. Bila kita hanya melihat
 statistik saja tanpa menelitinya lebih jauh, maka kita akan sulit mengerti
 mengapa kedua gunungapi yang jaraknya berbeda enam kali lipat terhadap
 episentrum gempa tersebut bisa merespon gempa itu pada saat yang bersamaan.

 Begitu juga halnya dengan cluster analysis Manga dan Brodsky (2006) atau
 Mellors et al. (2007) yang menampilkan plotting antara magnitude gempa dan
 jarak reaktivasi semburan fluida (mud volcano, volcano, liquefaction, dan
 sejenisnya) yang diakibatkannya, plotting ini selalu dipakai oleh Richard
 Davies dan Mark Tingay untuk mengatakan bahwa gempa Yogya tak mungkin memicu
 Lusi sebab lokasi Lusi terlalu jauh dari episentrum gempa Yogya dan gempa
 Yogya terlalu kecil magnitudenya untuk bisa memicu Lusi. Mereka mengatakan
 itu saja, hanya berdasarkan plotting, tak melihatnya lebih jauh secara
 individual bagaimana gempa Yogya itu, bagaimana Lusi itu.

 Coba cek publikasi Mellors et al. (2007) - Correlations between earthquakes
 and large mud volcano eruptions - Journal of Geophysical Research 112,
 B04304. Saya kebetulan bertemu Robert Mellors saat dia diundang UGM untuk
 merayakan ulang tahun ke-50 Geologi UGM tahun lalu. Saya menanyakan plotting
 korelasinya itu, dan dia mengatakan itu hanya statistik. Ada hal-hal yang
 tak bisa didekati oleh ploting itu, yang dia katakan adalah : 1. robustness
 of the correlation, 2. the exact triggering mechanisms, 3. magnitude
 thresholds and triggering distances, dan 4. possibility of delayed
 triggering.

 Tolong diperhatikan butir no. 3; seberapa besar magnitude gempa baru bisa
 memicu mud volcano dan seberapa jauh mud volcano itu dari episentrum gempa
 adalah hal yang tidak diketahui. Juga butir no. 4 berhubungan dengan ulasan
 Minarwan di bawah tentang lag time 11 bulan letusan Pinatubo setelah gempa -
 itu dipertanyakan.

 Tentang pendapat/skenario Minarwan bahwa slab yang berhubungan dengan gempa
 menyebabkan reaktivasi volkanisme, saya tak sependapat. Gempa di slab
 (artinya gempa dalam) lebih akan merambat ke bagian updip slab tersebut
 menuju overriding plate-nya sebab gempa di slab ada di lingkungan astenosfer
 dan rheology upper mantle tersebut tentu lebih rendah dibandingkan slabnya
 sendiri, maka propagasi gaya gempa akan merambat ke bagian updip slab. Dapur
 magma umumnya masih di lower crust (kontinen/kerak akresi), jauh di atas
 slab; maka gempa di slab tak akan merektivasi dapur magma itu sehingga
 volkanisme tak akan terpengaruh oleh slab earthquake. Kasus gempa Yogya
 adalah gempa di overriding plate, jadi tak ada hubungan sama sekali dengan
 slab-nya yang tenggelam di bawah Jawa Tengah. Gempa di overriding plate akan
 mempropagasikan gayanya secara lateral, tetapi akan lebih mengarah ke satu
 azimuth bergantung pola rupture-nya. Dalam kasus gempa Yogya, propagasi gaya
  itu lebih ke arah timur dan timurlaut (silakan cek aftershocks-nya)  dan
 mengganggu keseimbangan semua fluida plumbing system atau venting system
 yang berada di wilayah sapuan gaya gempa itu. Venting system adalah
 struktur2 bawah permukaan atau di permukaan yang setting geologinya siap
 mengalirkan fluida ke permukaan.

 Itulah juga yang menjadi alasan mengapa mud volcano Bledug Kuwu tak
 terbangunkan saat gempa Yogya terjadi, tetapi Lusi yang saat itu dalam
 keadaan critical (lihat data 

Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-02 Terurut Topik Awang Satyana
 dan geologist2 di Afsel ga ngasal tanpa data.

Saya berada di tengah jajak pendapat apa penyebab Lusi di pertemuan AAPG di 
Capetown, Afrika Selatan. Dari mungkin sekitar 150-200 yang hadir di situ 
anggaplah orang-orang GGR dan beberapa peteroleum engineer. Tetapi yang benar2 
telah melihat data dan menganalisnya paling banyak hanya 10 orang yaitu orang2 
yang sedang berdebat (Pak Sawolo, Adriano Mazzini dkk. vs Richard Davies, Mark 
Tingay, dkk.).
 
Selebihnya dari mereka hanyalah para penonton yang tahu Lusi hanya dari media 
(dan kita tahu bahwa media suka berpihak ke satu kubu). 
 
Lalu, tiba-tiba moderator perdebatan membuat acara kreativitas sendiri 
(kreativitas ini bukan inisiatif AAPG, lihat AAPG Explorer edisi Jan/Feb 2009), 
menanyakan ke sekitar 150 orang yang tak pernah menganalisis data tentang apa 
penyebab Lusi setelah mereka melihat empat presentasi dari pihak2 yang 
berdebat. Hasilnya kita sudah tahu karena ramai diberitakan media di Indonesia.
 
Saya mengamati semua yang terjadi dan kini berpendapat bahwa yang terjadi dalam 
jajak pendapat itu adalah apa yang disebut Malcolm Gladwell dalam bukunya 
Blink (terjemahan Gramedia, 2009) sebagai Warren Harding Error, yaitu 
memutuskan pendapat berdasarkan penampilan saja, tidak tahu datanya, tidak 
pernah menyelidikinya. Warren Harding adalah seorang presiden Amerika Serikat 
(1920-an), presiden terburuk dalam sejarah Amerika kata Gladwell. Ia dipilih 
karena penampilan fisiknya yang tampan dan tinggi, dan meyakinkan; padahal
 
Richard Davies dan Mark Tingay berpresentasi dengan sangat baik, hanya beberapa 
orang yang tahu dengan pasti kebenaran presentasinya; tentu mereka presentasi 
dengan bahasa Inggris yang sempurna sebab yang satu orang Inggris yang lain 
orang Australia. Presentasi Pak Sawolo dan Adriano juga baik dan hanya beberapa 
orang saja di ruangan itu yang tahu pasti kebenaran presentasinya. Tetapi, Pak 
Sawolo orang Jawa; Adriano orang Italia, jelas bahasa Inggrisnya, meskipun 
baik, tak sesempurna Davies dan Tingay. Dan, para penonton sebagian besar 
adalah para native speaker berbahasa Inggris.
 
Maka, terjadilah dark side of thin slicing atau blink yang salah (Gladwell, 
2005-2009); menilai hanya dari penampilan sesaat. Maka, jajak pendapat itu tak 
pernah saya acu.
 
salam,
Awang
 

--- Pada Rab, 3/3/10, Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com menulis:


Dari: Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com
Judul: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Rabu, 3 Maret, 2010, 9:59 AM


Ok Pak Bambang. Salut lah buat DPR sekarang..ternyata mereka semua tidak
asal..semuanya based on data. Great!

Maaf ya Pak..mungkin saya memang tidak berdasarkan data. Tapi yang jelas
saya yakin Rudi Rubiandini cs..dan geologist2 di Afsel ga ngasal tanpa data.
Tapi yah itu tadi..lebih hebat DPR ternyata..respect dan salute buat DPR RI.

Tapi data itu kadang bisa dimainkan oleh orang yang ingin mendrive data ke
keinginannya. Pasti semua tau apa yang saya maksud disini. Asalkan pak
Bambang + DPR tidak mengeliminir data, tidak 'buta' terhadap data yang lain,
tidak berpihak pada data yang 'pro Gempa' saja..yah berarti memang Pak
Bambang sudah tepat pada pendirian bapak.

Sebentar lagi Indonesia akan maju pasti..karena DPR sudah sangat meng
'honour' data. Baguslah..

2010/3/3 Bambang P. Istadi bambang.ist...@energi-mp.com

 Pak Natan,

 Sangat disayangkan jika pak Natan dan kita semua mengabaikan data dan
 fakta. Padahal sebagai geologist/scientist kita selalu bergelut dengan
 data dan melakukan analisa berdasarkan data,... mungkin anggota DPR yang
 bapak sebut lebih meng honour data,..

 Salam,
 Bambang


 2010/3/2 Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com

  Saya tidak akan menghabiskan konsentrasi di data dlsbnya. Saya hanya
  gemes..hebat sekali pendapat Gempa pemicu Lusi itu. Dianut DPR, jadi
  official pendapat iagi periode kemarin, dan si SP3kan polisi/jaksa.
 
 


 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

 
 Ayo siapkan diri!
 Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember
 2010

 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net 
 

Bls: [iagi-net-l] perturbation of elisional venting system

2010-03-02 Terurut Topik Awang Satyana
Panjang Pak ceritanya, nanti saya tuliskan tersendiri; itu kesimpulan saya 
terakhir soal penyebab Lusi berdasarkan analisis2 terakhir. Tidak semua bisa 
dicari di google he2..
 
salam,
Awang

--- Pada Rab, 3/3/10, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com menulis:


Dari: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Judul: [iagi-net-l] perturbation of elisional venting system
Kepada: IAGI iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Rabu, 3 Maret, 2010, 11:30 AM


 hukum geologi bernama perturbation of elisional venting system;
kayaknya ada yg terlewat ketika aku belajar geologi dasar.

Pak Awang ... Apa sih hukum geologi yg satu ini ?
Saya coba gugling kok ndak ketemu.

RDP



  Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! 
http://id.mail.yahoo.com

Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-02 Terurut Topik Awang Satyana
Natan,
 
Ah yang panas di milis hanya beberapa orang saja; diskusinya memang panas. Hm, 
masa kesimpulan harus dipaksakan agar tidak panas maka kesimpulannya begini 
saja. Ah itu kan bukan kredo seorang ilmuwan, tetapi sudah persis politician. 
Dan, paragraf kedua Natan di bawah itu adalah pemaksaan kehendak namanya, 
seperti demo-demo yang suka memaksakan kehendak, kalau keinginan kami tidak 
dipenuhi, kami akan mengerahkan lebih banyak lagi masa. Hati-hati, siapa nih 
yang jadinya mempolitisasi kasus ini ?
 
Mari berdebat di koridor sains, perbedaan pendapat adalah lumrah dalam sains. 
Jangan ngambek, mengancam, dll. Jangan hanya bermain di permukaan, masuklah 
lebih dalam, jangan hanya bermain di waktu sekarang, masuklah juga ke masa 
lalu. Jangan hanya menukik ke satu titik, lihatlah arena sekelilingnya. 
Geologist terlatih untuk itu, dan tidak pernah diajarkan untuk ngambek atau 
mengancam bila pendapatnya tidak diterima.
 
salam,
Awang

--- Pada Rab, 3/3/10, Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com menulis:


Dari: Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com
Judul: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, 
Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 3 Maret, 2010, 11:32 AM


Kalau saja keputusan iagi kemarin, DPR RI, dan kepolisian dan BPMIGAS bahwa
Lusi dikarenakan ada kesalahan dalam pengeboran..jelas banyak rekan yang
tidak akan panas Pak Awang.

Apa alasannya untuk panas kalau pendapat kita sudah dianut oleh Iagi, DPR,
Lapindo, BPMIGAS, kepolisian, jaksa, dlsb??

2010/3/3 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Ada satu hal yang Minarwan tak libatkan dalam ulasan di bawah, yaitu
 komposisi magma antara Merapi dan Semeru. Propagasi energi gempa Yogya 27
 Mei 2006 jelas akan lebih cepat sampai ke Merapi dibandingkan ke Semeru
 berdasarkan jaraknya. Tetapi saat getaran ini sampai ke dapur magma kedua
 gunungapi itu, terjadilah perbedaan respon karena perbedaan komposisi magma
 kedua gunungapi ini. Kedua gunungapi ini komposisinya berbeda, silakan cek
 katalog gunungapi (Kusumadinata, 1979).

 Lagipula, Merapi terkenal punya sumbat lava di lubang kepundannya hasil
 erupsi sebelumnya yang membuat ia tak segera merespon getaran gempa Yogya
 padahal jaraknya hanya 50 km; lalu respon itu baru muncul bersamaan dengan
 respon reaktivasi Semeru pada hari yang bersamaan meskipun Semeru jaraknya
 enam kali lebih jauh dari episentrum gempa. Silakan cek untuk lebih
 detailnya di publikasi Walter et al. (2007) : Volcanic activity influenced
 by tectonic earthquakes : static and dynamic stress triggering at Mt Merapi
 - Geophysical Research Letters 34, L05304.

 Menurut hemat saya, jangan hanya selesai di cluster analysis statistics
 yang hanya melihat jarak dan magnitude gempa dengan semua reaktivasi yang
 disebabkannya (mud volcano, magmatic volcano, liquefaction, dsb.). Lihatlah
 masalahnya satu demi satu secara individual. Bila kita hanya melihat
 statistik saja tanpa menelitinya lebih jauh, maka kita akan sulit mengerti
 mengapa kedua gunungapi yang jaraknya berbeda enam kali lipat terhadap
 episentrum gempa tersebut bisa merespon gempa itu pada saat yang bersamaan.

 Begitu juga halnya dengan cluster analysis Manga dan Brodsky (2006) atau
 Mellors et al. (2007) yang menampilkan plotting antara magnitude gempa dan
 jarak reaktivasi semburan fluida (mud volcano, volcano, liquefaction, dan
 sejenisnya) yang diakibatkannya, plotting ini selalu dipakai oleh Richard
 Davies dan Mark Tingay untuk mengatakan bahwa gempa Yogya tak mungkin memicu
 Lusi sebab lokasi Lusi terlalu jauh dari episentrum gempa Yogya dan gempa
 Yogya terlalu kecil magnitudenya untuk bisa memicu Lusi. Mereka mengatakan
 itu saja, hanya berdasarkan plotting, tak melihatnya lebih jauh secara
 individual bagaimana gempa Yogya itu, bagaimana Lusi itu.

 Coba cek publikasi Mellors et al. (2007) - Correlations between earthquakes
 and large mud volcano eruptions - Journal of Geophysical Research 112,
 B04304. Saya kebetulan bertemu Robert Mellors saat dia diundang UGM untuk
 merayakan ulang tahun ke-50 Geologi UGM tahun lalu. Saya menanyakan plotting
 korelasinya itu, dan dia mengatakan itu hanya statistik. Ada hal-hal yang
 tak bisa didekati oleh ploting itu, yang dia katakan adalah : 1. robustness
 of the correlation, 2. the exact triggering mechanisms, 3. magnitude
 thresholds and triggering distances, dan 4. possibility of delayed
 triggering.

 Tolong diperhatikan butir no. 3; seberapa besar magnitude gempa baru bisa
 memicu mud volcano dan seberapa jauh mud volcano itu dari episentrum gempa
 adalah hal yang tidak diketahui. Juga butir no. 4 berhubungan dengan ulasan
 Minarwan di bawah tentang lag time 11 bulan letusan Pinatubo setelah gempa -
 itu dipertanyakan.

 Tentang pendapat/skenario Minarwan bahwa slab yang berhubungan dengan gempa
 menyebabkan reaktivasi volkanisme, saya tak sependapat. Gempa di slab
 (artinya gempa 

Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-02 Terurut Topik Nataniel Mangiwa
No comment Pak Awang. Penilaian bapak terlalu personal, dan subjektif.
Panas adalah istilah bpk, ngambek pun istilah bpk Awang yg terhormat.
Saya tidak menginisiasi 2 kata tsb di pembahasan yang saintifik ini.

On 3/3/10, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote:
 Natan,

 Ah yang panas di milis hanya beberapa orang saja; diskusinya memang panas.
 Hm, masa kesimpulan harus dipaksakan agar tidak panas maka kesimpulannya
 begini saja. Ah itu kan bukan kredo seorang ilmuwan, tetapi sudah persis
 politician. Dan, paragraf kedua Natan di bawah itu adalah pemaksaan kehendak
 namanya, seperti demo-demo yang suka memaksakan kehendak, kalau keinginan
 kami tidak dipenuhi, kami akan mengerahkan lebih banyak lagi masa.
 Hati-hati, siapa nih yang jadinya mempolitisasi kasus ini ?

 Mari berdebat di koridor sains, perbedaan pendapat adalah lumrah dalam
 sains. Jangan ngambek, mengancam, dll. Jangan hanya bermain di permukaan,
 masuklah lebih dalam, jangan hanya bermain di waktu sekarang, masuklah juga
 ke masa lalu. Jangan hanya menukik ke satu titik, lihatlah arena
 sekelilingnya. Geologist terlatih untuk itu, dan tidak pernah diajarkan
 untuk ngambek atau mengancam bila pendapatnya tidak diterima.

 salam,
 Awang

 --- Pada Rab, 3/3/10, Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com menulis:


 Dari: Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com
 Judul: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
 Kepada: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo Unpad
 geo_un...@yahoogroups.com, Eksplorasi BPMIGAS
 eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Tanggal: Rabu, 3 Maret, 2010, 11:32 AM


 Kalau saja keputusan iagi kemarin, DPR RI, dan kepolisian dan BPMIGAS bahwa
 Lusi dikarenakan ada kesalahan dalam pengeboran..jelas banyak rekan yang
 tidak akan panas Pak Awang.

 Apa alasannya untuk panas kalau pendapat kita sudah dianut oleh Iagi, DPR,
 Lapindo, BPMIGAS, kepolisian, jaksa, dlsb??

 2010/3/3 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Ada satu hal yang Minarwan tak libatkan dalam ulasan di bawah, yaitu
 komposisi magma antara Merapi dan Semeru. Propagasi energi gempa Yogya 27
 Mei 2006 jelas akan lebih cepat sampai ke Merapi dibandingkan ke Semeru
 berdasarkan jaraknya. Tetapi saat getaran ini sampai ke dapur magma kedua
 gunungapi itu, terjadilah perbedaan respon karena perbedaan komposisi
 magma
 kedua gunungapi ini. Kedua gunungapi ini komposisinya berbeda, silakan cek
 katalog gunungapi (Kusumadinata, 1979).

 Lagipula, Merapi terkenal punya sumbat lava di lubang kepundannya hasil
 erupsi sebelumnya yang membuat ia tak segera merespon getaran gempa Yogya
 padahal jaraknya hanya 50 km; lalu respon itu baru muncul bersamaan dengan
 respon reaktivasi Semeru pada hari yang bersamaan meskipun Semeru jaraknya
 enam kali lebih jauh dari episentrum gempa. Silakan cek untuk lebih
 detailnya di publikasi Walter et al. (2007) : Volcanic activity influenced
 by tectonic earthquakes : static and dynamic stress triggering at Mt
 Merapi
 - Geophysical Research Letters 34, L05304.

 Menurut hemat saya, jangan hanya selesai di cluster analysis statistics
 yang hanya melihat jarak dan magnitude gempa dengan semua reaktivasi yang
 disebabkannya (mud volcano, magmatic volcano, liquefaction, dsb.).
 Lihatlah
 masalahnya satu demi satu secara individual. Bila kita hanya melihat
 statistik saja tanpa menelitinya lebih jauh, maka kita akan sulit mengerti
 mengapa kedua gunungapi yang jaraknya berbeda enam kali lipat terhadap
 episentrum gempa tersebut bisa merespon gempa itu pada saat yang
 bersamaan.

 Begitu juga halnya dengan cluster analysis Manga dan Brodsky (2006) atau
 Mellors et al. (2007) yang menampilkan plotting antara magnitude gempa dan
 jarak reaktivasi semburan fluida (mud volcano, volcano, liquefaction, dan
 sejenisnya) yang diakibatkannya, plotting ini selalu dipakai oleh Richard
 Davies dan Mark Tingay untuk mengatakan bahwa gempa Yogya tak mungkin
 memicu
 Lusi sebab lokasi Lusi terlalu jauh dari episentrum gempa Yogya dan gempa
 Yogya terlalu kecil magnitudenya untuk bisa memicu Lusi. Mereka mengatakan
 itu saja, hanya berdasarkan plotting, tak melihatnya lebih jauh secara
 individual bagaimana gempa Yogya itu, bagaimana Lusi itu.

 Coba cek publikasi Mellors et al. (2007) - Correlations between
 earthquakes
 and large mud volcano eruptions - Journal of Geophysical Research 112,
 B04304. Saya kebetulan bertemu Robert Mellors saat dia diundang UGM untuk
 merayakan ulang tahun ke-50 Geologi UGM tahun lalu. Saya menanyakan
 plotting
 korelasinya itu, dan dia mengatakan itu hanya statistik. Ada hal-hal yang
 tak bisa didekati oleh ploting itu, yang dia katakan adalah : 1.
 robustness
 of the correlation, 2. the exact triggering mechanisms, 3. magnitude
 thresholds and triggering distances, dan 4. possibility of delayed
 triggering.

 Tolong diperhatikan butir no. 3; seberapa besar magnitude gempa baru bisa
 memicu mud volcano dan seberapa jauh mud volcano itu dari episentrum gempa
 adalah hal yang tidak diketahui. Juga butir no. 4 

Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-02 Terurut Topik Nataniel Mangiwa
No comment Pak Awang. Penilaian bapak terlalu personal, dan subjektif.
Panas adalah istilah bpk, ngambek pun istilah bpk Awang yg terhormat.
Saya tidak menginisiasi 2 kata tsb di pembahasan yang saintifik ini.

On 3/3/10, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote:
 Natan,

 Ah yang panas di milis hanya beberapa orang saja; diskusinya memang panas.
 Hm, masa kesimpulan harus dipaksakan agar tidak panas maka kesimpulannya
 begini saja. Ah itu kan bukan kredo seorang ilmuwan, tetapi sudah persis
 politician. Dan, paragraf kedua Natan di bawah itu adalah pemaksaan kehendak
 namanya, seperti demo-demo yang suka memaksakan kehendak, kalau keinginan
 kami tidak dipenuhi, kami akan mengerahkan lebih banyak lagi masa.
 Hati-hati, siapa nih yang jadinya mempolitisasi kasus ini ?

 Mari berdebat di koridor sains, perbedaan pendapat adalah lumrah dalam
 sains. Jangan ngambek, mengancam, dll. Jangan hanya bermain di permukaan,
 masuklah lebih dalam, jangan hanya bermain di waktu sekarang, masuklah juga
 ke masa lalu. Jangan hanya menukik ke satu titik, lihatlah arena
 sekelilingnya. Geologist terlatih untuk itu, dan tidak pernah diajarkan
 untuk ngambek atau mengancam bila pendapatnya tidak diterima.

 salam,
 Awang

 --- Pada Rab, 3/3/10, Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com menulis:


 Dari: Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com
 Judul: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
 Kepada: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo Unpad
 geo_un...@yahoogroups.com, Eksplorasi BPMIGAS
 eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Tanggal: Rabu, 3 Maret, 2010, 11:32 AM


 Kalau saja keputusan iagi kemarin, DPR RI, dan kepolisian dan BPMIGAS bahwa
 Lusi dikarenakan ada kesalahan dalam pengeboran..jelas banyak rekan yang
 tidak akan panas Pak Awang.

 Apa alasannya untuk panas kalau pendapat kita sudah dianut oleh Iagi, DPR,
 Lapindo, BPMIGAS, kepolisian, jaksa, dlsb??

 2010/3/3 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Ada satu hal yang Minarwan tak libatkan dalam ulasan di bawah, yaitu
 komposisi magma antara Merapi dan Semeru. Propagasi energi gempa Yogya 27
 Mei 2006 jelas akan lebih cepat sampai ke Merapi dibandingkan ke Semeru
 berdasarkan jaraknya. Tetapi saat getaran ini sampai ke dapur magma kedua
 gunungapi itu, terjadilah perbedaan respon karena perbedaan komposisi
 magma
 kedua gunungapi ini. Kedua gunungapi ini komposisinya berbeda, silakan cek
 katalog gunungapi (Kusumadinata, 1979).

 Lagipula, Merapi terkenal punya sumbat lava di lubang kepundannya hasil
 erupsi sebelumnya yang membuat ia tak segera merespon getaran gempa Yogya
 padahal jaraknya hanya 50 km; lalu respon itu baru muncul bersamaan dengan
 respon reaktivasi Semeru pada hari yang bersamaan meskipun Semeru jaraknya
 enam kali lebih jauh dari episentrum gempa. Silakan cek untuk lebih
 detailnya di publikasi Walter et al. (2007) : Volcanic activity influenced
 by tectonic earthquakes : static and dynamic stress triggering at Mt
 Merapi
 - Geophysical Research Letters 34, L05304.

 Menurut hemat saya, jangan hanya selesai di cluster analysis statistics
 yang hanya melihat jarak dan magnitude gempa dengan semua reaktivasi yang
 disebabkannya (mud volcano, magmatic volcano, liquefaction, dsb.).
 Lihatlah
 masalahnya satu demi satu secara individual. Bila kita hanya melihat
 statistik saja tanpa menelitinya lebih jauh, maka kita akan sulit mengerti
 mengapa kedua gunungapi yang jaraknya berbeda enam kali lipat terhadap
 episentrum gempa tersebut bisa merespon gempa itu pada saat yang
 bersamaan.

 Begitu juga halnya dengan cluster analysis Manga dan Brodsky (2006) atau
 Mellors et al. (2007) yang menampilkan plotting antara magnitude gempa dan
 jarak reaktivasi semburan fluida (mud volcano, volcano, liquefaction, dan
 sejenisnya) yang diakibatkannya, plotting ini selalu dipakai oleh Richard
 Davies dan Mark Tingay untuk mengatakan bahwa gempa Yogya tak mungkin
 memicu
 Lusi sebab lokasi Lusi terlalu jauh dari episentrum gempa Yogya dan gempa
 Yogya terlalu kecil magnitudenya untuk bisa memicu Lusi. Mereka mengatakan
 itu saja, hanya berdasarkan plotting, tak melihatnya lebih jauh secara
 individual bagaimana gempa Yogya itu, bagaimana Lusi itu.

 Coba cek publikasi Mellors et al. (2007) - Correlations between
 earthquakes
 and large mud volcano eruptions - Journal of Geophysical Research 112,
 B04304. Saya kebetulan bertemu Robert Mellors saat dia diundang UGM untuk
 merayakan ulang tahun ke-50 Geologi UGM tahun lalu. Saya menanyakan
 plotting
 korelasinya itu, dan dia mengatakan itu hanya statistik. Ada hal-hal yang
 tak bisa didekati oleh ploting itu, yang dia katakan adalah : 1.
 robustness
 of the correlation, 2. the exact triggering mechanisms, 3. magnitude
 thresholds and triggering distances, dan 4. possibility of delayed
 triggering.

 Tolong diperhatikan butir no. 3; seberapa besar magnitude gempa baru bisa
 memicu mud volcano dan seberapa jauh mud volcano itu dari episentrum gempa
 adalah hal yang tidak diketahui. Juga butir no. 4 

Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-02 Terurut Topik wahyudin . nasifi
Quote:
 Kalau saja keputusan iagi kemarin, DPR RI, dan kepolisian dan BPMIGAS bahwa 
Lusi dikarenakan ada kesalahan dalam pengeboran..jelas banyak rekan yang tidak 
akan panas Pak Awang. Apa alasannya untuk panas kalau pendapat kita sudah 
dianut oleh Iagi, DPR, Lapindo, BPMIGAS, kepolisian, jaksa, dlsb?? 

Mas Nathan, Mungkin kutipan tersebut yang diambil oleh Pak Awang.. :)

Salam,

Wahyudin

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com
Date: Wed, 3 Mar 2010 12:20:58 
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
No comment Pak Awang. Penilaian bapak terlalu personal, dan subjektif.
Panas adalah istilah bpk, ngambek pun istilah bpk Awang yg terhormat.
Saya tidak menginisiasi 2 kata tsb di pembahasan yang saintifik ini.

On 3/3/10, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote:
 Natan,

 Ah yang panas di milis hanya beberapa orang saja; diskusinya memang panas.
 Hm, masa kesimpulan harus dipaksakan agar tidak panas maka kesimpulannya
 begini saja. Ah itu kan bukan kredo seorang ilmuwan, tetapi sudah persis
 politician. Dan, paragraf kedua Natan di bawah itu adalah pemaksaan kehendak
 namanya, seperti demo-demo yang suka memaksakan kehendak, kalau keinginan
 kami tidak dipenuhi, kami akan mengerahkan lebih banyak lagi masa.
 Hati-hati, siapa nih yang jadinya mempolitisasi kasus ini ?

 Mari berdebat di koridor sains, perbedaan pendapat adalah lumrah dalam
 sains. Jangan ngambek, mengancam, dll. Jangan hanya bermain di permukaan,
 masuklah lebih dalam, jangan hanya bermain di waktu sekarang, masuklah juga
 ke masa lalu. Jangan hanya menukik ke satu titik, lihatlah arena
 sekelilingnya. Geologist terlatih untuk itu, dan tidak pernah diajarkan
 untuk ngambek atau mengancam bila pendapatnya tidak diterima.

 salam,
 Awang

 --- Pada Rab, 3/3/10, Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com menulis:


 Dari: Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com
 Judul: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
 Kepada: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo Unpad
 geo_un...@yahoogroups.com, Eksplorasi BPMIGAS
 eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Tanggal: Rabu, 3 Maret, 2010, 11:32 AM


 Kalau saja keputusan iagi kemarin, DPR RI, dan kepolisian dan BPMIGAS bahwa
 Lusi dikarenakan ada kesalahan dalam pengeboran..jelas banyak rekan yang
 tidak akan panas Pak Awang.

 Apa alasannya untuk panas kalau pendapat kita sudah dianut oleh Iagi, DPR,
 Lapindo, BPMIGAS, kepolisian, jaksa, dlsb??

 2010/3/3 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Ada satu hal yang Minarwan tak libatkan dalam ulasan di bawah, yaitu
 komposisi magma antara Merapi dan Semeru. Propagasi energi gempa Yogya 27
 Mei 2006 jelas akan lebih cepat sampai ke Merapi dibandingkan ke Semeru
 berdasarkan jaraknya. Tetapi saat getaran ini sampai ke dapur magma kedua
 gunungapi itu, terjadilah perbedaan respon karena perbedaan komposisi
 magma
 kedua gunungapi ini. Kedua gunungapi ini komposisinya berbeda, silakan cek
 katalog gunungapi (Kusumadinata, 1979).

 Lagipula, Merapi terkenal punya sumbat lava di lubang kepundannya hasil
 erupsi sebelumnya yang membuat ia tak segera merespon getaran gempa Yogya
 padahal jaraknya hanya 50 km; lalu respon itu baru muncul bersamaan dengan
 respon reaktivasi Semeru pada hari yang bersamaan meskipun Semeru jaraknya
 enam kali lebih jauh dari episentrum gempa. Silakan cek untuk lebih
 detailnya di publikasi Walter et al. (2007) : Volcanic activity influenced
 by tectonic earthquakes : static and dynamic stress triggering at Mt
 Merapi
 - Geophysical Research Letters 34, L05304.

 Menurut hemat saya, jangan hanya selesai di cluster analysis statistics
 yang hanya melihat jarak dan magnitude gempa dengan semua reaktivasi yang
 disebabkannya (mud volcano, magmatic volcano, liquefaction, dsb.).
 Lihatlah
 masalahnya satu demi satu secara individual. Bila kita hanya melihat
 statistik saja tanpa menelitinya lebih jauh, maka kita akan sulit mengerti
 mengapa kedua gunungapi yang jaraknya berbeda enam kali lipat terhadap
 episentrum gempa tersebut bisa merespon gempa itu pada saat yang
 bersamaan.

 Begitu juga halnya dengan cluster analysis Manga dan Brodsky (2006) atau
 Mellors et al. (2007) yang menampilkan plotting antara magnitude gempa dan
 jarak reaktivasi semburan fluida (mud volcano, volcano, liquefaction, dan
 sejenisnya) yang diakibatkannya, plotting ini selalu dipakai oleh Richard
 Davies dan Mark Tingay untuk mengatakan bahwa gempa Yogya tak mungkin
 memicu
 Lusi sebab lokasi Lusi terlalu jauh dari episentrum gempa Yogya dan gempa
 Yogya terlalu kecil magnitudenya untuk bisa memicu Lusi. Mereka mengatakan
 itu saja, hanya berdasarkan plotting, tak melihatnya lebih jauh secara
 individual bagaimana gempa Yogya itu, bagaimana Lusi itu.

 Coba cek publikasi Mellors et al. (2007) - Correlations between
 earthquakes
 and large mud volcano eruptions - Journal of Geophysical Research 112,
 B04304. Saya kebetulan bertemu Robert Mellors saat dia 

Re: Bls: [iagi-net-l] perturbation of elisional venting system

2010-03-02 Terurut Topik nyoto - ke-el
Pak Awang ini memang senengnya yang panjang2, semua emailnya pak Awang
selalu panjng sekaleee  yg kadang2 bikin kita jadi males membacanya
... soalnya utk nyari kesimpulannya nggak mudah.

wass,
nyoto





2010/3/3 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Panjang Pak ceritanya, nanti saya tuliskan tersendiri; itu kesimpulan saya
 terakhir soal penyebab Lusi berdasarkan analisis2 terakhir. Tidak semua bisa
 dicari di google he2..

 salam,
 Awang

 --- Pada Rab, 3/3/10, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com menulis:


 Dari: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Judul: [iagi-net-l] perturbation of elisional venting system
 Kepada: IAGI iagi-net@iagi.or.id
 Tanggal: Rabu, 3 Maret, 2010, 11:30 AM


  hukum geologi bernama perturbation of elisional venting system;
 kayaknya ada yg terlewat ketika aku belajar geologi dasar.

 Pak Awang ... Apa sih hukum geologi yg satu ini ?
 Saya coba gugling kok ndak ketemu.

 RDP



  Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya
 sekarang! http://id.mail.yahoo.com


[iagi-net-l] BOMBANA BONANZA

2010-03-02 Terurut Topik andri
 Original Message 
Subject: [Dosen_gl] BOMBANA BONANZA
From:an...@gc.itb.ac.id
Date:Wed, March 3, 2010 9:03 am
To:  dosen...@gc.itb.ac.id
--

Setahun yang lalu, sayup-sayup saya mendengar adanya gold rush di
Bombana dari seorang teman putra daerah Turunan Buton (Turbo). Teman Turbo
ini berjumpa untuk pertama kalinya pada eksplorasi nikel di sekitar
Kendari. Nama Bombana bagi saya pun cukup asing, dimana tepatnya ketika
itu belum ngeh. Namun karena berita dari berbagai media masa yang
menyorot bagaimana ribuan penambang menggali, membuat lubang dan
mendulang hingga mendapatkan emas. Sayapun heran, karena gold rush ini
justru berada pada kompleks batuan metamorfik Pompangeo. Tahun lalu juga
di himpunan makalah PIT IAGI, terdapat paper Surono dkk tentang Bombana.
Minggu lalu, tak diduga, ada teman yang mengajak saya jalan-jalan
kesana. Setelah perjalanan yang cukup melelahkan dengan pesawat dan
disambung dengan jalan darat, sampailah kita diwilayah Kabupaten Bombana
yang morfologinya berupa dataran bergelombang landai yang cukup luas.
Tidak seperti di Jawa dengan sawah padi, dataran yang luas ini hanya
ditumbuhi alang-alang yang diselingi oleh himpunan pohon lontar (sejenis
palem). Sepintas lalu kombinasi antara dataran dan perbukitan bergelombang
landai mirip lapangan golf yang luas sekali. Areal pendulangan ternyata
merupakan hamparan pasir yang jauh dari sungai. Pada beberapa lubang
penggalian tampak tersebar bongkah-bongkah membundar batuan metamorf
sekis mika dan gneis serta kuarsa yang memperlihatkan tekstur urat
crustiform dan kalsedoni. Menjelang magrib kami berkesempatan
menyaksikan proses mineral dressing tradisionil nan sederhana. Karpet
yang dijadikan perangkap mineral berat dicuci pada kolam plastik
penampungan, lalu fraksi pasir halusnya didulang. Sebagian besar fraksi
terdiri dari mineral hitam (magnetit) dan coklat kemerahan (hematit)
dengan bintik-bintik emas. Fraksi hitam ini kemudian dibawa kedapur
dibawah tenda biru. Bu Haji yang kemudian melanjutkan mineral
dressing, cukup sederhana, diatas mangkuk logam, fraksi hitam (masih
basah dari pendulangan) ini dipanaskan diatas kompor minyak tanah!
Konsentrat kering, dominan hitam ini kemudian disiangi (dipetani Jawa)
dengan magnet, dan tinggalah serbuk halus kuning emas. Ketika ditimbang,
pasir kuning nan berkilau ini beratnya mencapai 65 gram emas!! Yang
mengagumkan, dari proses cuci karpet hingga kedapur hanya berlangsung
sekitar sejam saja! Menurut pendulang, pasir yang didulah adalah limbah
dari pendulangan-pendudalangan sebelumnya. Konon 100-200 gram emas sehari
di satu unit pendulangan adalah biasa! Pada awal gold rush, diareal ini
terdapat hingga sepuluh ribuan pendulang dari berbagai daerah di
Indonesia, termasuk dari Pongkor, Tasikmalaya juga orang-orang Kapuas.
Kini ribuan hektar lahan di Bombana semuanya sudah dikapling-kapling oleh
para investor yang sebagian besar dari Jakarta, tidak ada yang tersisa
hingga ke tepi pantai.  Ketika terjadi gold rush,pemda sempat panen
juga, untuk mendangulangi serbuan ribuan pendulang petualang, dikerahkan
aparat untuk mengusir dari tempat nan kemilau ini! Kemudian pemda
mengeluarkan KTP khusus yaitu Kartu Tanda Pendulang, taripnya Rp. 500.000
an untuk 3 bulan! Bahkan peluang ini dimanfaatkan oleh calo yang
membandrol 2 hingga 3 kali lipat dari harga Pemda! Toh peminatnya tetap
saja ribuan dan rela membayar KTP tsb! Kami sempat juga meninjau kearah
hulu di Roko-Roko, sekitar 1 jam dari Bombana mendaki bukit dan melalui
jalan penuh kubangan yang dalam! Berbeda dengan Bombana, penambangan emas
di Roko-Roko berada diatas bukit berhutan lebat. Disini ratusan tenda
orange-biru menutupi lobang-lobang dilereng hingga puncak bukit.
Sumur-sumur hingga kedalaman 50 meteran dengan terowongan horisontal sudah
mirip jejaring laba-laba bawah tanah! Disinipun ada mafianya, satu lobang
bahkan di bandrol hingga 25 juta rupiah! Nah disini pun ratusan hingga
ribuan penambang bagaikan orong-orong bersliweran dibawah tanah! FOR A
FEW DOLLAR MORE...! Di Roko-roko jelas sekali, para penambang ternyata
menggali urat-urat kuarsa yang menembus sekis Pompangeo. Dilebatnya hutan
tropis ini, bisnispun berputar sangat cepat! Supermarket ala tenda biru
dadakan, tukang baso, warung, bar karaoke, bioskop semuanya tumpah ruah
disini karena kemilau emas! Menurut pendulang ada banyak lahan pasir yang
luasnya sekitar 2-3 hektar sudah setahun lebih didulang tapi emasnya tidak
habis-habis! Dan ini kami saksikan dilapangan! Mungkin karena dominan
sekis, Bombana sejak lama tidak terperhatikan sebagai potensi emas oleh
para ahli geologi ? Mungkinkah dataran yang luas dengan punggungan
pinggiran setengah melingkar merupakan kaldera ? Apakah Bombana mirip
dengan fosil aluvial seperti Witwatersrand di Afsel ? Bila dilihat dari
kenyataan dilapangan hingga kini Bombana Bonanza...di Asia Tenggara ?

Wassallam 

Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-02 Terurut Topik Oky E
Pak bagus sekali ulasannya  dan  hukum geologi bernama perturbation of 
elisional venting system;... sangat menarik bila bisa dishare. Ada satu 
pertanyyaan dari saya pak, terlepas dari aktivitas pemboran yang sebagian 
berpendapat sebagai penyebab LUSI, apakah mungkin tanpa pemboran yang 
dilakukan bencana LUSI tersebut tetap ada, atau bahkan lebih dahsyat 
lagi??? ... 

--- On Wed, 3/3/10, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote:

From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, 
Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Date: Wednesday, March 3, 2010, 5:07 AM

Natan,
 
Ah yang panas di milis hanya beberapa orang saja; diskusinya memang panas. Hm, 
masa kesimpulan harus dipaksakan agar tidak panas maka kesimpulannya begini 
saja. Ah itu kan bukan kredo seorang ilmuwan, tetapi sudah persis politician. 
Dan, paragraf kedua Natan di bawah itu adalah pemaksaan kehendak namanya, 
seperti demo-demo yang suka memaksakan kehendak, kalau keinginan kami tidak 
dipenuhi, kami akan mengerahkan lebih banyak lagi masa. Hati-hati, siapa nih 
yang jadinya mempolitisasi kasus ini ?
 
Mari berdebat di koridor sains, perbedaan pendapat adalah lumrah dalam sains. 
Jangan ngambek, mengancam, dll. Jangan hanya bermain di permukaan, masuklah 
lebih dalam, jangan hanya bermain di waktu sekarang, masuklah juga ke masa 
lalu. Jangan hanya menukik ke satu titik, lihatlah arena sekelilingnya. 
Geologist terlatih untuk itu, dan tidak pernah diajarkan untuk ngambek atau 
mengancam bila pendapatnya tidak diterima.
 
salam,
Awang

--- Pada Rab, 3/3/10, Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com menulis:


Dari: Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com
Judul: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, 
Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 3 Maret, 2010, 11:32 AM


Kalau saja keputusan iagi kemarin, DPR RI, dan kepolisian dan BPMIGAS bahwa
Lusi dikarenakan ada kesalahan dalam pengeboran..jelas banyak rekan yang
tidak akan panas Pak Awang.

Apa alasannya untuk panas kalau pendapat kita sudah dianut oleh Iagi, DPR,
Lapindo, BPMIGAS, kepolisian, jaksa, dlsb??

2010/3/3 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Ada satu hal yang Minarwan tak libatkan dalam ulasan di bawah, yaitu
 komposisi magma antara Merapi dan Semeru. Propagasi energi gempa Yogya 27
 Mei 2006 jelas akan lebih cepat sampai ke Merapi dibandingkan ke Semeru
 berdasarkan jaraknya. Tetapi saat getaran ini sampai ke dapur magma kedua
 gunungapi itu, terjadilah perbedaan respon karena perbedaan komposisi magma
 kedua gunungapi ini. Kedua gunungapi ini komposisinya berbeda, silakan cek
 katalog gunungapi (Kusumadinata, 1979).

 Lagipula, Merapi terkenal punya sumbat lava di lubang kepundannya hasil
 erupsi sebelumnya yang membuat ia tak segera merespon getaran gempa Yogya
 padahal jaraknya hanya 50 km; lalu respon itu baru muncul bersamaan dengan
 respon reaktivasi Semeru pada hari yang bersamaan meskipun Semeru jaraknya
 enam kali lebih jauh dari episentrum gempa. Silakan cek untuk lebih
 detailnya di publikasi Walter et al. (2007) : Volcanic activity influenced
 by tectonic earthquakes : static and dynamic stress triggering at Mt Merapi
 - Geophysical Research Letters 34, L05304.

 Menurut hemat saya, jangan hanya selesai di cluster analysis statistics
 yang hanya melihat jarak dan magnitude gempa dengan semua reaktivasi yang
 disebabkannya (mud volcano, magmatic volcano, liquefaction, dsb.). Lihatlah
 masalahnya satu demi satu secara individual. Bila kita hanya melihat
 statistik saja tanpa menelitinya lebih jauh, maka kita akan sulit mengerti
 mengapa kedua gunungapi yang jaraknya berbeda enam kali lipat terhadap
 episentrum gempa tersebut bisa merespon gempa itu pada saat yang bersamaan.

 Begitu juga halnya dengan cluster analysis Manga dan Brodsky (2006) atau
 Mellors et al. (2007) yang menampilkan plotting antara magnitude gempa dan
 jarak reaktivasi semburan fluida (mud volcano, volcano, liquefaction, dan
 sejenisnya) yang diakibatkannya, plotting ini selalu dipakai oleh Richard
 Davies dan Mark Tingay untuk mengatakan bahwa gempa Yogya tak mungkin memicu
 Lusi sebab lokasi Lusi terlalu jauh dari episentrum gempa Yogya dan gempa
 Yogya terlalu kecil magnitudenya untuk bisa memicu Lusi. Mereka mengatakan
 itu saja, hanya berdasarkan plotting, tak melihatnya lebih jauh secara
 individual bagaimana gempa Yogya itu, bagaimana Lusi itu.

 Coba cek publikasi Mellors et al. (2007) - Correlations between earthquakes
 and large mud volcano eruptions - Journal of Geophysical Research 112,
 B04304. Saya kebetulan bertemu Robert Mellors saat dia diundang UGM untuk
 merayakan ulang tahun ke-50 Geologi UGM tahun lalu. Saya menanyakan plotting
 korelasinya itu, dan dia mengatakan itu hanya statistik. Ada 

Re: Bls: [iagi-net-l] perturbation of elisional venting system

2010-03-02 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Nyoto,
 
Banyak paper ditulis panjang, apalagi yang pembahasannya komprehensif, tulisan 
saya di milis pendek sekali; bagaimana kita mau menganalisisnya bila malas 
membaca paper tersebut. Masakan kesimpulan kita hanya didasarkan kepada obrolan 
saja atau satu dua paragraf di milis. Mungkin Pak Nyoto sudah punya sasmita 
bahwa tulisan-tulisan saya soal Lusi pasti tidak pro-pengeboran BJP-1 sebagai 
penyebabnya, maka ah buat apa dibaca juga he2... Justru kalau Pak Nyoto mau 
mendebat isi sebuah paper, paper itu harus dibaca dengan teliti dan mendebatnya 
berdasarkan tesis2 yang diajukannya.
 
Saya menulis latar belakangnya dulu Pak, tak langsung menukik ke satu titik 
sebab anggota milis ini kan bervariasi sekali pengalaman dan keahliannya. 
Kesimpulannya pasti ada, tetapi mesti ditelusuri dari awal.
 
Saat saya diminta membedah buku Atlantis tulisan Prof. Santos, saya dengan 
lelah membaca buku tebal ini sampai selesai, lelah karena saya sudah tahu 
ke mana saya akan dibawa Santos, tetapi saya harus meneliti jalannya. Dari situ 
saya bisa menyusun antitesis2 atas tesis-tesis geologi yang diajukan di 
bukunya. Ternyata begitu juga yang terjadi dengan Prof. Harry Truman, ahli 
arkeologi senior Indonesia. Pak Truman curhat kepada saya sebelum membahas 
buku itu kira2 begini, Saya lelah sekali membaca buku Santos ini, membosankan, 
pembahasannya berulang-ulang... Tetapi itu diselesaikannya sebab Pak Truman 
hendak meneliti tesis-tesis arkeologi yang diajukan Prof. Santos.
 
salam,
Awang

--- Pada Rab, 3/3/10, nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com menulis:


Dari: nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com
Judul: Re: Bls: [iagi-net-l] perturbation of elisional venting system
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Rabu, 3 Maret, 2010, 12:29 PM


Pak Awang ini memang senengnya yang panjang2, semua emailnya pak Awang
selalu panjng sekaleee  yg kadang2 bikin kita jadi males membacanya
... soalnya utk nyari kesimpulannya nggak mudah.

wass,
nyoto





2010/3/3 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Panjang Pak ceritanya, nanti saya tuliskan tersendiri; itu kesimpulan saya
 terakhir soal penyebab Lusi berdasarkan analisis2 terakhir. Tidak semua bisa
 dicari di google he2..

 salam,
 Awang

 --- Pada Rab, 3/3/10, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com menulis:


 Dari: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Judul: [iagi-net-l] perturbation of elisional venting system
 Kepada: IAGI iagi-net@iagi.or.id
 Tanggal: Rabu, 3 Maret, 2010, 11:30 AM


  hukum geologi bernama perturbation of elisional venting system;
 kayaknya ada yg terlewat ketika aku belajar geologi dasar.

 Pak Awang ... Apa sih hukum geologi yg satu ini ?
 Saya coba gugling kok ndak ketemu.

 RDP



      Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya
 sekarang! http://id.mail.yahoo.com



  Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke 
Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

Re: Bls: [iagi-net-l] perturbation of elisional venting system

2010-03-02 Terurut Topik Andri Geo
saya tidak malas bacanya... justru yg bikin saya malas comment2 gak mutu kayak 
gini

--- On Tue, 3/2/10, nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com wrote:

From: nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com
Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] perturbation of elisional venting system
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Tuesday, March 2, 2010, 9:29 PM

Pak Awang ini memang senengnya yang panjang2, semua emailnya pak Awang
selalu panjng sekaleee  yg kadang2 bikin kita jadi males membacanya
... soalnya utk nyari kesimpulannya nggak mudah.

wass,
nyoto





2010/3/3 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Panjang Pak ceritanya, nanti saya tuliskan tersendiri; itu kesimpulan saya
 terakhir soal penyebab Lusi berdasarkan analisis2 terakhir. Tidak semua bisa
 dicari di google he2..

 salam,
 Awang

 --- Pada Rab, 3/3/10, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com menulis:


 Dari: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Judul: [iagi-net-l] perturbation of elisional venting system
 Kepada: IAGI iagi-net@iagi.or.id
 Tanggal: Rabu, 3 Maret, 2010, 11:30 AM


  hukum geologi bernama perturbation of elisional venting system;
 kayaknya ada yg terlewat ketika aku belajar geologi dasar.

 Pak Awang ... Apa sih hukum geologi yg satu ini ?
 Saya coba gugling kok ndak ketemu.

 RDP



      Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya
 sekarang! http://id.mail.yahoo.com



  

RE: Bls: [iagi-net-l] perturbation of elisional venting system

2010-03-02 Terurut Topik Yoga Negara
Untuk mudah mencari kesimpulan apa yang dituliskan beliau mengenai gempa
sebagai factor utama penyebab lusi, memang akan dibutuhkan latar
belakang pemahaman pengetahuan seismotektonik, mekanika fluida, mekanika
teknik, dan mekanika batuan.
Tapi sebenarnya jika mas Nyoto membacanya pelan2 sambil sedikit
ber-imaginasi tentang ruang dan waktu yang sedang Pak Awang ceritakan,
khok kayaknya apa yang sedang coba diterangkan beliau akan sangat mudah
kita pahami.
Terima kasih banyak Pak Awang atas penjelasan mengenai alasan gempa
sebagai main factor penyebab semburan lusi, membuat terang benderang
ruang geology apa yang temen2 hadapi di daerah tersebut.

Pak Bambang, ini yang menurut saya bekerja dengan hati nurani geology;
mendeskripsi, menganalisa, mensitesa, menyimpulkan hipotesa dan
men-sharingnya dengan berpatokan pada kaedah ke-ilmuan geology (melihat
BP-1 tidak hanya dari dimesi ruang tapi juga dimensi waktu dan proses
yang menyertainya).

Mungkin akan menambah kazanah keilmuan geology kita jika seandaipun
bapak2, mas2, akang2, dan teteh2 yang memiliki argumentasi pemboran
sebagai penyebab lusi untuk juga men-share-kannya secara analitis dan
sistematis dimilis ini.

Siapa tau dengan dipostingnya dua pendapat ini, bapak2 lainnya mungkin
bisa menarik interkoneksi diantara dua pendapat ini dan coba
merumuskannya menjadi satu prosedur risk management baru dalam dunia
drilling hydrocarbon kita.

\yoga

-Original Message-
From: nyoto - ke-el [mailto:ssoena...@gmail.com] 
Sent: Wednesday, 3 March 2010 3:30 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] perturbation of elisional venting
system

Pak Awang ini memang senengnya yang panjang2, semua emailnya pak Awang
selalu panjng sekaleee  yg kadang2 bikin kita jadi males
membacanya
... soalnya utk nyari kesimpulannya nggak mudah.

wass,
nyoto





2010/3/3 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Panjang Pak ceritanya, nanti saya tuliskan tersendiri; itu kesimpulan
saya
 terakhir soal penyebab Lusi berdasarkan analisis2 terakhir. Tidak
semua bisa
 dicari di google he2..

 salam,
 Awang

 --- Pada Rab, 3/3/10, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
menulis:


 Dari: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Judul: [iagi-net-l] perturbation of elisional venting system
 Kepada: IAGI iagi-net@iagi.or.id
 Tanggal: Rabu, 3 Maret, 2010, 11:30 AM


  hukum geologi bernama perturbation of elisional venting
system;
 kayaknya ada yg terlewat ketika aku belajar geologi dasar.

 Pak Awang ... Apa sih hukum geologi yg satu ini ?
 Saya coba gugling kok ndak ketemu.

 RDP



  Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya
 sekarang! http://id.mail.yahoo.com


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 2010
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-02 Terurut Topik Awang Satyana
Oky,
 
Pertanyaan Oky dulu pernah ditanyakan rekan milis yang lain saat 
diskusi-diskusi tentang Lusi baru dimulai. Jawaban pendek saya, tanpa 
pengeboran BJP-1 kasus Lusi pun sangat mungkin terjadi, intensitasnya kita 
tidak tahu tetapi sebesar yang sekarang sangat mungkin. Jawaban saya itu tentu 
didasarkan kepada pemikiran bahwa BJP-1 tak punya kait-mengait dengan Lusi; 
kalau ada pun tak signifikan.
 
Lalu ada pertanyaan menggoda lainnya, kok gempa Yogya tak bikin Lusi di tempat 
lain, atau Bledug Kuwu kok diam saja; lalu ada pertanyaan lainnya lagi yang 
lebih menggoda gempa-gempa lain yang lebih dahulu di sekitar Jawa Timur yang 
mungkin lebih besar megnitudenya darpadai gempa Yogya kok tak menyemburkan 
Lusi. Semua pertanyaan itu sudah seringkali saya jawab, silakan dicek di arsip 
milis IAGI saja.
 
salam,
Awang

--- Pada Rab, 3/3/10, Oky E oky...@yahoo.com menulis:


Dari: Oky E oky...@yahoo.com
Judul: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Rabu, 3 Maret, 2010, 1:14 PM


Pak bagus sekali ulasannya  dan  hukum geologi bernama perturbation of 
elisional venting system;... sangat menarik bila bisa dishare. Ada satu 
pertanyyaan dari saya pak, terlepas dari aktivitas pemboran yang sebagian 
berpendapat sebagai penyebab LUSI, apakah mungkin tanpa pemboran yang 
dilakukan bencana LUSI tersebut tetap ada, atau bahkan lebih dahsyat 
lagi??? ... 

--- On Wed, 3/3/10, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote:

From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, 
Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Date: Wednesday, March 3, 2010, 5:07 AM

Natan,
 
Ah yang panas di milis hanya beberapa orang saja; diskusinya memang panas. Hm, 
masa kesimpulan harus dipaksakan agar tidak panas maka kesimpulannya begini 
saja. Ah itu kan bukan kredo seorang ilmuwan, tetapi sudah persis politician. 
Dan, paragraf kedua Natan di bawah itu adalah pemaksaan kehendak namanya, 
seperti demo-demo yang suka memaksakan kehendak, kalau keinginan kami tidak 
dipenuhi, kami akan mengerahkan lebih banyak lagi masa. Hati-hati, siapa nih 
yang jadinya mempolitisasi kasus ini ?
 
Mari berdebat di koridor sains, perbedaan pendapat adalah lumrah dalam sains. 
Jangan ngambek, mengancam, dll. Jangan hanya bermain di permukaan, masuklah 
lebih dalam, jangan hanya bermain di waktu sekarang, masuklah juga ke masa 
lalu. Jangan hanya menukik ke satu titik, lihatlah arena sekelilingnya. 
Geologist terlatih untuk itu, dan tidak pernah diajarkan untuk ngambek atau 
mengancam bila pendapatnya tidak diterima.
 
salam,
Awang

--- Pada Rab, 3/3/10, Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com menulis:


Dari: Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com
Judul: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, 
Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 3 Maret, 2010, 11:32 AM


Kalau saja keputusan iagi kemarin, DPR RI, dan kepolisian dan BPMIGAS bahwa
Lusi dikarenakan ada kesalahan dalam pengeboran..jelas banyak rekan yang
tidak akan panas Pak Awang.

Apa alasannya untuk panas kalau pendapat kita sudah dianut oleh Iagi, DPR,
Lapindo, BPMIGAS, kepolisian, jaksa, dlsb??

2010/3/3 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Ada satu hal yang Minarwan tak libatkan dalam ulasan di bawah, yaitu
 komposisi magma antara Merapi dan Semeru. Propagasi energi gempa Yogya 27
 Mei 2006 jelas akan lebih cepat sampai ke Merapi dibandingkan ke Semeru
 berdasarkan jaraknya. Tetapi saat getaran ini sampai ke dapur magma kedua
 gunungapi itu, terjadilah perbedaan respon karena perbedaan komposisi magma
 kedua gunungapi ini. Kedua gunungapi ini komposisinya berbeda, silakan cek
 katalog gunungapi (Kusumadinata, 1979).

 Lagipula, Merapi terkenal punya sumbat lava di lubang kepundannya hasil
 erupsi sebelumnya yang membuat ia tak segera merespon getaran gempa Yogya
 padahal jaraknya hanya 50 km; lalu respon itu baru muncul bersamaan dengan
 respon reaktivasi Semeru pada hari yang bersamaan meskipun Semeru jaraknya
 enam kali lebih jauh dari episentrum gempa. Silakan cek untuk lebih
 detailnya di publikasi Walter et al. (2007) : Volcanic activity influenced
 by tectonic earthquakes : static and dynamic stress triggering at Mt Merapi
 - Geophysical Research Letters 34, L05304.

 Menurut hemat saya, jangan hanya selesai di cluster analysis statistics
 yang hanya melihat jarak dan magnitude gempa dengan semua reaktivasi yang
 disebabkannya (mud volcano, magmatic volcano, liquefaction, dsb.). Lihatlah
 masalahnya satu demi satu secara individual. Bila kita hanya melihat
 statistik saja tanpa menelitinya lebih jauh, maka kita akan sulit mengerti
 mengapa kedua gunungapi yang jaraknya berbeda enam kali lipat terhadap
 episentrum gempa tersebut bisa merespon gempa itu pada saat yang bersamaan.

 

Re: Bls: [iagi-net-l] perturbation of elisional venting system

2010-03-02 Terurut Topik ginanjar . nugraha
Betul pak Andri, saya lebih nyaman berkutat untuk memahami suatu penjelasan 
daripada 'loncat' ke suatu kesimpulan tanpa mengerti atau paham proses yg 
mendasarinya.

Wass.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Andri Geo andri...@yahoo.com
Date: Tue, 2 Mar 2010 22:19:46 
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] perturbation of elisional venting system
saya tidak malas bacanya... justru yg bikin saya malas comment2 gak mutu kayak 
gini

--- On Tue, 3/2/10, nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com wrote:

From: nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com
Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] perturbation of elisional venting system
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Tuesday, March 2, 2010, 9:29 PM

Pak Awang ini memang senengnya yang panjang2, semua emailnya pak Awang
selalu panjng sekaleee  yg kadang2 bikin kita jadi males membacanya
... soalnya utk nyari kesimpulannya nggak mudah.

wass,
nyoto





2010/3/3 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Panjang Pak ceritanya, nanti saya tuliskan tersendiri; itu kesimpulan saya
 terakhir soal penyebab Lusi berdasarkan analisis2 terakhir. Tidak semua bisa
 dicari di google he2..

 salam,
 Awang

 --- Pada Rab, 3/3/10, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com menulis:


 Dari: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Judul: [iagi-net-l] perturbation of elisional venting system
 Kepada: IAGI iagi-net@iagi.or.id
 Tanggal: Rabu, 3 Maret, 2010, 11:30 AM


  hukum geologi bernama perturbation of elisional venting system;
 kayaknya ada yg terlewat ketika aku belajar geologi dasar.

 Pak Awang ... Apa sih hukum geologi yg satu ini ?
 Saya coba gugling kok ndak ketemu.

 RDP



      Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya
 sekarang! http://id.mail.yahoo.com






Re: Bls: [iagi-net-l] perturbation of elisional venting system

2010-03-02 Terurut Topik nyoto - ke-el
Pak Awang tidak salah, memang betul, kalau paper mesti panjang, yg saya
maksud tulisan di milis, kalau cara nulisnya sama kayak di paper ya bisa
jadi membosankan yg akan membacanya.

Jadi kalau nulis di milis itu memang sebaiknya jangan disamakan dengan nulis
di paper, dan yg lebih penting lagi, kesimpulan nya jangan dari awal
sampai akhir tulisan itu, soalnya bisa mengaburkan yg membacanya.

Menyambung pertanyaan pak Oky : *apakah mungkin tanpa pemboran yang
dilakukan bencana LUSI tersebut tetap ada, atau bahkan lebih dahsyat
lagi??? ...*
**
Kalau jawabannya ya (mungkin), berarti terbukti bahwa LUSI dipicu oleh
gempa, dan LUSI akan lahir atau terjadi di-mana2 atau paling tidak
dibeberapa tempat yg mempunyai posisi geologi sama dengan LUSI, misalnya
disepanjang sesar watu kosek atau di sepanjang jalur yg sejajar ataupun
searah dengan LUSI terhadap pusat gempa Yogya.  Sedang kenyataannya apa yg
telah terjadi ?   Apakah kita juga menjumpai LUSI2 lain di tempat2 lain ?
apakah kita yakin kalau tidak ada pemboran sumur BP-1 LUSI pun akan lahir
pada *saat itu  juga disitu* ?  utk itu tanyalah kepada rumput yg bergoyang




wass,
nyoto





2010/3/3 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Pak Nyoto,

 Banyak paper ditulis panjang, apalagi yang pembahasannya komprehensif,
 tulisan saya di milis pendek sekali; bagaimana kita mau menganalisisnya bila
 malas membaca paper tersebut. Masakan kesimpulan kita hanya didasarkan
 kepada obrolan saja atau satu dua paragraf di milis. Mungkin Pak Nyoto sudah
 punya sasmita bahwa tulisan-tulisan saya soal Lusi pasti tidak
 pro-pengeboran BJP-1 sebagai penyebabnya, maka ah buat apa dibaca juga
 he2... Justru kalau Pak Nyoto mau mendebat isi sebuah paper, paper itu harus
 dibaca dengan teliti dan mendebatnya berdasarkan tesis2 yang diajukannya.

 Saya menulis latar belakangnya dulu Pak, tak langsung menukik ke satu titik
 sebab anggota milis ini kan bervariasi sekali pengalaman dan keahliannya.
 Kesimpulannya pasti ada, tetapi mesti ditelusuri dari awal.

 Saat saya diminta membedah buku Atlantis tulisan Prof. Santos, saya dengan
 lelah membaca buku tebal ini sampai selesai, lelah karena saya sudah
 tahu ke mana saya akan dibawa Santos, tetapi saya harus meneliti jalannya.
 Dari situ saya bisa menyusun antitesis2 atas tesis-tesis geologi yang
 diajukan di bukunya. Ternyata begitu juga yang terjadi dengan Prof. Harry
 Truman, ahli arkeologi senior Indonesia. Pak Truman curhat kepada saya
 sebelum membahas buku itu kira2 begini, Saya lelah sekali membaca buku
 Santos ini, membosankan, pembahasannya berulang-ulang... Tetapi itu
 diselesaikannya sebab Pak Truman hendak meneliti tesis-tesis arkeologi yang
 diajukan Prof. Santos.

 salam,
 Awang

 --- Pada Rab, 3/3/10, nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com menulis:


 Dari: nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com
 Judul: Re: Bls: [iagi-net-l] perturbation of elisional venting system
 Kepada: iagi-net@iagi.or.id
 Tanggal: Rabu, 3 Maret, 2010, 12:29 PM


 Pak Awang ini memang senengnya yang panjang2, semua emailnya pak Awang
 selalu panjng sekaleee  yg kadang2 bikin kita jadi males membacanya
 ... soalnya utk nyari kesimpulannya nggak mudah.

 wass,
 nyoto





 2010/3/3 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

  Panjang Pak ceritanya, nanti saya tuliskan tersendiri; itu kesimpulan
 saya
  terakhir soal penyebab Lusi berdasarkan analisis2 terakhir. Tidak semua
 bisa
  dicari di google he2..
 
  salam,
  Awang
 
  --- Pada Rab, 3/3/10, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com menulis:
 
 
  Dari: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
  Judul: [iagi-net-l] perturbation of elisional venting system
  Kepada: IAGI iagi-net@iagi.or.id
  Tanggal: Rabu, 3 Maret, 2010, 11:30 AM
 
 
   hukum geologi bernama perturbation of elisional venting
 system;
  kayaknya ada yg terlewat ketika aku belajar geologi dasar.
 
  Pak Awang ... Apa sih hukum geologi yg satu ini ?
  Saya coba gugling kok ndak ketemu.
 
  RDP
 
 
 
   Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya
  sekarang! http://id.mail.yahoo.com



  Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser
 ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini!
 http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer


Re: Bls: [iagi-net-l] perturbation of elisional venting system

2010-03-02 Terurut Topik nyoto - ke-el
Mas Andri,

Coba kasih contoh kayak apa comment2 yg bermutu itu ?  saya pengin tahu
...


Wassalam,
nyoto





2010/3/3 Andri Geo andri...@yahoo.com

 saya tidak malas bacanya... justru yg bikin saya malas comment2 gak mutu
 kayak gini

 --- On Tue, 3/2/10, nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com wrote:

 From: nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com
 Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] perturbation of elisional venting system
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Tuesday, March 2, 2010, 9:29 PM

 Pak Awang ini memang senengnya yang panjang2, semua emailnya pak Awang
 selalu panjng sekaleee  yg kadang2 bikin kita jadi males membacanya
 ... soalnya utk nyari kesimpulannya nggak mudah.

 wass,
 nyoto





 2010/3/3 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

  Panjang Pak ceritanya, nanti saya tuliskan tersendiri; itu kesimpulan
 saya
  terakhir soal penyebab Lusi berdasarkan analisis2 terakhir. Tidak semua
 bisa
  dicari di google he2..
 
  salam,
  Awang
 
  --- Pada Rab, 3/3/10, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com menulis:
 
 
  Dari: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
  Judul: [iagi-net-l] perturbation of elisional venting system
  Kepada: IAGI iagi-net@iagi.or.id
  Tanggal: Rabu, 3 Maret, 2010, 11:30 AM
 
 
   hukum geologi bernama perturbation of elisional venting
 system;
  kayaknya ada yg terlewat ketika aku belajar geologi dasar.
 
  Pak Awang ... Apa sih hukum geologi yg satu ini ?
  Saya coba gugling kok ndak ketemu.
 
  RDP
 
 
 
   Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya
  sekarang! http://id.mail.yahoo.com







RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-02 Terurut Topik Bambang P. Istadi
Pak Natan,

Saya pikir tidak ada oposisi dalam kasus Lusi, malah saya sangat respect
dan menghargai para senior dan rekan2 yang pak Natan sebut, meskipun ada
perbedaan pendapat. Begitupun dengan Davies, Tingay dan Manga,.. di
panggung dan podium kami berdebat, tapi diluar,.. kami ngobrol dan
bertukar pikiran sambil ngopi atau makan siang,.. terakhir bulan
Desember lalu kami berdiskusi panjang dengan Manga yang tertarik dengan
findings sewaktu melakukan relief well.  Tingay pun juga sangat
professional, dia sudah beberapa kali kekantor Lapindo untuk melihat
data2 seismic yang melalui relic atau paleo mud volcano seputar Lusi.

Soal data yang bapak tuduhkan bahwa kami meng-eliminir data, ini sama
sekali tidak benar dan ini tuduhan yang sangat serius.  Kami mencoba
menyajikan semua data, baik mendukung maupun tidak,... silahkan diuji di
kedua paper yang saya sebut sebelumnya dan silahkan diperiksa
keabsahannya. Sebaliknya data yang disajikan oleh Davies et.al di Afrika
Selatan terkesan sebagai cherry-picking dimana data yang mendukung
saja yang dipakai.

Didalam drilling kita harus memakai data dan analisis method yang
industry standard. Data sudah di publish, controlled dengan data dari
offset wells dan bisa di scrutinized secara transparent, silahkan dibaca
dan dipahami. Hal serupa perlu dilakukan dengan data2 Davies. Inilah
salah satu inti perdebatan Davies vs. Sawolo. 

wass,
Bambang


-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa [mailto:nataniel.mang...@gmail.com] 
Sent: Wednesday, March 03, 2010 10:07 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

Tambahan..

Saya mohon maaf harus menyebut nama2 berikut.

Dr. Ir. Rudi Rubiandini, Ir. Kersam Sumanta, Prof. Koesoemadinata, Dr.
Ir.
Andang Bachtiar, Harry Eddyarso.

Saya yakin orang2 tersebut semua bicara based on data, dan mereka adalah
real scientist/geologist (RPK dan ADB).

Akhirnya untuk pertama kalinya dalam sejarah (setau saya), tim Lapindo
(yang berpendapat bahwa semburan Lumpur adalah bencana alam)
dipertemukan
- head to head - dengan tim oposisi yang berpendapat bahwa semburan
lumpur
adalah dampak dari operasi pengeboran di sumur Banjar Panji #1.
Pertemuan
tsb difasilitasi oleh Forum Komunikasi Masyarakat Jawa Timur, bertempat
di
Sheraton - Surabaya, pada hari Kamis, tanggal 28 February 2008.

Tim Lapindo terdiri dari:

1. Mas Edi Sutriono - VP Drilling EMP
2. Dr. Ir. Agus Guntoro - Geologist (Univ. Trisakti)
3. Prof. Sukendar Asikin - Pakar geology tektonik dan dosen senior ITB
4. Dr. Ir. Dody Nawangsidi - Pakar dan dosen Teknik Perminyakan ITB
5. Dr. Adriano Manzini - Geologist dan pakar mud volcano dari Norwegia
(?)

Tim oposisi terdiri dari:

1. Dr. Ir. Rudi Rubiandini - Pakar pengeboran dan dosen Teknik
Perminyakan
ITB
2. Ir. Kersam Sumanta - Pakar pengeboran yang berpengalaman dalam
mematikan
semburan liar (Pertamina)
3. Prof. Koesoemadinata - Pakar geology dan dosen senior ITB
4. Dr. Ir. Andang Bachtiar - Pakar geology dan mantan ketua IAGI
5. Harry Eddyarso - Tukang Ngebor


2010/3/3 Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com

 Ok Pak Bambang. Salut lah buat DPR sekarang..ternyata mereka semua
tidak
 asal..semuanya based on data. Great!

 Maaf ya Pak..mungkin saya memang tidak berdasarkan data. Tapi yang
jelas
 saya yakin Rudi Rubiandini cs..dan geologist2 di Afsel ga ngasal tanpa
data.
 Tapi yah itu tadi..lebih hebat DPR ternyata..respect dan salute buat
DPR RI.

 Tapi data itu kadang bisa dimainkan oleh orang yang ingin mendrive
data ke
 keinginannya. Pasti semua tau apa yang saya maksud disini. Asalkan pak
 Bambang + DPR tidak mengeliminir data, tidak 'buta' terhadap data yang
lain,
 tidak berpihak pada data yang 'pro Gempa' saja..yah berarti memang Pak
 Bambang sudah tepat pada pendirian bapak.

 Sebentar lagi Indonesia akan maju pasti..karena DPR sudah sangat meng
 'honour' data. Baguslah..

 2010/3/3 Bambang P. Istadi bambang.ist...@energi-mp.com

 Pak Natan,

 Sangat disayangkan jika pak Natan dan kita semua mengabaikan data dan
 fakta. Padahal sebagai geologist/scientist kita selalu bergelut
dengan
 data dan melakukan analisa berdasarkan data,... mungkin anggota DPR
yang
 bapak sebut lebih meng honour data,..

 Salam,
 Bambang


 2010/3/2 Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com

  Saya tidak akan menghabiskan konsentrasi di data dlsbnya. Saya
hanya
  gemes..hebat sekali pendapat Gempa pemicu Lusi itu. Dianut DPR,
jadi
  official pendapat iagi periode kemarin, dan si SP3kan polisi/jaksa.
 
 





 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...




 Ayo siapkan diri!
 Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2
Desember
 2010



Re: Bls: [iagi-net-l] perturbation of elisional venting system

2010-03-02 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Nyoto,
 
Adalah keinginan saya sejak lama menjadikan milis sebagai sarana belajar kita 
semua. Milis adalah sarana belajar yang sangat efektif, lebih daripada paper. 
Berapa banyak orang yang bisa mengikuti pertemuan2 ilmiah ? Berapa banyak orang 
yang bisa mengakses paper lengkap di jurnal-jurnal ilmiah ? Tidak banyak Pak. 
Jauh lebih banyak orang yang bisa mengakses milis. Maka sejak saya bergabung di 
milis IAGI tahun 1999 saya selalu berusaha menulis yang bisa menjadi informasi 
untuk teman-teman semua. Agar banyak informasinya maka saya menulis sedikit 
dengan gaya ilmiah dan diusahakan lebih lengkap, tetapi tetap dipopulerkan. 
Tulisan2 saya di milis tak bisa dibandingkan dengan tulisan2 saya untuk paper. 
Untuk milis saya biasanya menulis 1-5 halaman bila ditulis di kertas ukuran A4. 
Kalau untuk paper, karena belakangan ini saya menulis hal2 tentang geologi 
regional Indonesia (area pembahasannya pasti luas), maka biasanya saya menulis 
30-40 halaman termasuk
 gambar-gambarnya.
 
Menjawab pertanyaan Pak Nyoto, mengapa hanya Lusi di Watukosek yang meletus 
(kebetulan Lusi dekat BJP-1 jadi mencurigakan ya he2..) sementara di sepanjang 
Watukosek yang lain yang sama-sama elisional tidak meletus; jawabannya 
sederhana saja : yang dalam critical stage untuk meletus hanya di area Lusi 
saja, di bawah Lusi ada critical venting system (ingat area Lusi bukanlah area 
titik lokasi sumur BJP-1). Saat sistem ini terkena perturbasi (gangguan) berupa 
reaktivasi Sesar Watukosek, maka critical venting system ini mengalami 
overpressure release berupa semburan lumpur. Retakan-retakan besar (fractures) 
dan kecil (fissures) adalah mekanisme perturbasi itu. Retakan-retakan inilah 
yang menyebabkan hilang lumpur di BJP-1, menurunkan produksi fluida sumur Carat 
dan Tanggulangin dan menyedot air di sumur2 penduduk di kampung Pulungan, 
Gununganyar, Kalanganyar. Mengapa tak ada Lusi di sebelah timurlautnya di 
sepanjang Sesar Watukosek ? Overpressure release di
 situ sudah terjadi ratusan tahun sebelumnya dalam bentuk gununglumpur 
Pulungan, Gununganyar, Kalanganyar. Sebuah letusan gununglumpur bahkan sempat 
dicatat pengarang Serat Pararaton pada zaman Singasari.
 
Tepat dugaan Pak Yoga, perturbation of elisional venting system bermain di 
seismotektonik, regional geology, mekanika fluida, overpressuring, plumbing 
system dan sejenisnya dengan data geologi, geokimia, geofisika, pengeboran.
 
salam,
Awang

--- Pada Rab, 3/3/10, nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com menulis:


Dari: nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com
Judul: Re: Bls: [iagi-net-l] perturbation of elisional venting system
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, 
Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 3 Maret, 2010, 1:32 PM


Pak Awang tidak salah, memang betul, kalau paper mesti panjang, yg saya
maksud tulisan di milis, kalau cara nulisnya sama kayak di paper ya bisa
jadi membosankan yg akan membacanya.

Jadi kalau nulis di milis itu memang sebaiknya jangan disamakan dengan nulis
di paper, dan yg lebih penting lagi, kesimpulan nya jangan dari awal
sampai akhir tulisan itu, soalnya bisa mengaburkan yg membacanya.

Menyambung pertanyaan pak Oky : *apakah mungkin tanpa pemboran yang
dilakukan bencana LUSI tersebut tetap ada, atau bahkan lebih dahsyat
lagi??? ...*
**
Kalau jawabannya ya (mungkin), berarti terbukti bahwa LUSI dipicu oleh
gempa, dan LUSI akan lahir atau terjadi di-mana2 atau paling tidak
dibeberapa tempat yg mempunyai posisi geologi sama dengan LUSI, misalnya
disepanjang sesar watu kosek atau di sepanjang jalur yg sejajar ataupun
searah dengan LUSI terhadap pusat gempa Yogya.  Sedang kenyataannya apa yg
telah terjadi ?   Apakah kita juga menjumpai LUSI2 lain di tempat2 lain ?
apakah kita yakin kalau tidak ada pemboran sumur BP-1 LUSI pun akan lahir
pada *saat itu  juga disitu* ?  utk itu tanyalah kepada rumput yg bergoyang




wass,
nyoto





2010/3/3 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Pak Nyoto,

 Banyak paper ditulis panjang, apalagi yang pembahasannya komprehensif,
 tulisan saya di milis pendek sekali; bagaimana kita mau menganalisisnya bila
 malas membaca paper tersebut. Masakan kesimpulan kita hanya didasarkan
 kepada obrolan saja atau satu dua paragraf di milis. Mungkin Pak Nyoto sudah
 punya sasmita bahwa tulisan-tulisan saya soal Lusi pasti tidak
 pro-pengeboran BJP-1 sebagai penyebabnya, maka ah buat apa dibaca juga
 he2... Justru kalau Pak Nyoto mau mendebat isi sebuah paper, paper itu harus
 dibaca dengan teliti dan mendebatnya berdasarkan tesis2 yang diajukannya.

 Saya menulis latar belakangnya dulu Pak, tak langsung menukik ke satu titik
 sebab anggota milis ini kan bervariasi sekali pengalaman dan keahliannya.
 Kesimpulannya pasti ada, tetapi mesti ditelusuri dari awal.

 Saat saya diminta membedah buku Atlantis tulisan Prof. Santos, saya dengan
 lelah membaca buku tebal ini sampai selesai, lelah karena saya sudah
 tahu ke 

Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-02 Terurut Topik abachtiar_CBN
Jangan berhenti, Nathan. Jangan berkecil hati. Komentar-komentar-mu bisa 
jadi pemicu diskusi yang berat-berat untuk menguraikan ini semua. Paling 
tidak menguraikan keruwetan status LuSi itu di otak kita, karena bagi 
sebagian politisi, bisnisman, birokrat, ahli hukum, sebagian asosiasi 
profesi, dan sebagian saintis, status penyebab LuSi itu sudah final. Jangan 
ikut2an terimbas panas dan ngambek.


salam broer,
adb
===
- Original Message - 
From: Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, March 03, 2010 12:20 PM

===
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
No comment Pak Awang. Penilaian bapak terlalu personal, dan subjektif.
Panas adalah istilah bpk, ngambek pun istilah bpk Awang yg terhormat.
Saya tidak menginisiasi 2 kata tsb di pembahasan yang saintifik ini.




PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 2010
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: Bls: [iagi-net-l] perturbation of elisional venting system

2010-03-02 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Ndapa apa-apa panjang. Kalau bisa malah ada gambarnya untuk mengisi BLOG
IAGI.
Karena kalau sudah menjadi hukum geologi semestinya diajarkan dalam
kampus-kampus geologi. Dan saya yakin akan menjadi pegangan para dosen
sewaktu mengajar.

Salam
RDP

2010/3/3 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Panjang Pak ceritanya, nanti saya tuliskan tersendiri; itu kesimpulan saya
 terakhir soal penyebab Lusi berdasarkan analisis2 terakhir. Tidak semua bisa
 dicari di google he2..

 salam,
 Awang

 --- Pada Rab, 3/3/10, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com menulis:


 Dari: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Judul: [iagi-net-l] perturbation of elisional venting system
 Kepada: IAGI iagi-net@iagi.or.id
 Tanggal: Rabu, 3 Maret, 2010, 11:30 AM


  hukum geologi bernama perturbation of elisional venting system;
 kayaknya ada yg terlewat ketika aku belajar geologi dasar.

 Pak Awang ... Apa sih hukum geologi yg satu ini ?
 Saya coba gugling kok ndak ketemu.

 RDP



Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-02 Terurut Topik Oky E
ohh  terima kasih pak, atas jawabannya, terus terang saya baru mengikuti kasus 
LUSI akhir akhir ini, sekali lagi terima kasih pak,  untuk perturbation of 
elisional venting system;
ditunggu sekali ulasannya pak 
--- On Wed, 3/3/10, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote:

From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, 
Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Date: Wednesday, March 3, 2010, 6:24 AM

Oky,
 
Pertanyaan Oky dulu pernah ditanyakan rekan milis yang lain saat 
diskusi-diskusi tentang Lusi baru dimulai. Jawaban pendek saya, tanpa 
pengeboran BJP-1 kasus Lusi pun sangat mungkin terjadi, intensitasnya kita 
tidak tahu tetapi sebesar yang sekarang sangat mungkin. Jawaban saya itu tentu 
didasarkan kepada pemikiran bahwa BJP-1 tak punya kait-mengait dengan Lusi; 
kalau ada pun tak signifikan.
 
Lalu ada pertanyaan menggoda lainnya, kok gempa Yogya tak bikin Lusi di tempat 
lain, atau Bledug Kuwu kok diam saja; lalu ada pertanyaan lainnya lagi yang 
lebih menggoda gempa-gempa lain yang lebih dahulu di sekitar Jawa Timur yang 
mungkin lebih besar megnitudenya darpadai gempa Yogya kok tak menyemburkan 
Lusi. Semua pertanyaan itu sudah seringkali saya jawab, silakan dicek di arsip 
milis IAGI saja.
 
salam,
Awang

--- Pada Rab, 3/3/10, Oky E oky...@yahoo.com menulis:


Dari: Oky E oky...@yahoo.com
Judul: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Rabu, 3 Maret, 2010, 1:14 PM


Pak bagus sekali ulasannya  dan  hukum geologi bernama perturbation of 
elisional venting system;... sangat menarik bila bisa dishare. Ada satu 
pertanyyaan dari saya pak, terlepas dari aktivitas pemboran yang sebagian 
berpendapat sebagai penyebab LUSI, apakah mungkin tanpa pemboran yang 
dilakukan bencana LUSI tersebut tetap ada, atau bahkan lebih dahsyat 
lagi??? ... 

--- On Wed, 3/3/10, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote:

From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, 
Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Date: Wednesday, March 3, 2010, 5:07 AM

Natan,
 
Ah yang panas di milis hanya beberapa orang saja; diskusinya memang panas. Hm, 
masa kesimpulan harus dipaksakan agar tidak panas maka kesimpulannya begini 
saja. Ah itu kan bukan kredo seorang ilmuwan, tetapi sudah persis politician. 
Dan, paragraf kedua Natan di bawah itu adalah pemaksaan kehendak namanya, 
seperti demo-demo yang suka memaksakan kehendak, kalau keinginan kami tidak 
dipenuhi, kami akan mengerahkan lebih banyak lagi masa. Hati-hati, siapa nih 
yang jadinya mempolitisasi kasus ini ?
 
Mari berdebat di koridor sains, perbedaan pendapat adalah lumrah dalam sains. 
Jangan ngambek, mengancam, dll. Jangan hanya bermain di permukaan, masuklah 
lebih dalam, jangan hanya bermain di waktu sekarang, masuklah juga ke masa 
lalu. Jangan hanya menukik ke satu titik, lihatlah arena sekelilingnya. 
Geologist terlatih untuk itu, dan tidak pernah diajarkan untuk ngambek atau 
mengancam bila pendapatnya tidak diterima.
 
salam,
Awang

--- Pada Rab, 3/3/10, Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com menulis:


Dari: Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com
Judul: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, 
Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 3 Maret, 2010, 11:32 AM


Kalau saja keputusan iagi kemarin, DPR RI, dan kepolisian dan BPMIGAS bahwa
Lusi dikarenakan ada kesalahan dalam pengeboran..jelas banyak rekan yang
tidak akan panas Pak Awang.

Apa alasannya untuk panas kalau pendapat kita sudah dianut oleh Iagi, DPR,
Lapindo, BPMIGAS, kepolisian, jaksa, dlsb??

2010/3/3 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Ada satu hal yang Minarwan tak libatkan dalam ulasan di bawah, yaitu
 komposisi magma antara Merapi dan Semeru. Propagasi energi gempa Yogya 27
 Mei 2006 jelas akan lebih cepat sampai ke Merapi dibandingkan ke Semeru
 berdasarkan jaraknya. Tetapi saat getaran ini sampai ke dapur magma kedua
 gunungapi itu, terjadilah perbedaan respon karena perbedaan komposisi magma
 kedua gunungapi ini. Kedua gunungapi ini komposisinya berbeda, silakan cek
 katalog gunungapi (Kusumadinata, 1979).

 Lagipula, Merapi terkenal punya sumbat lava di lubang kepundannya hasil
 erupsi sebelumnya yang membuat ia tak segera merespon getaran gempa Yogya
 padahal jaraknya hanya 50 km; lalu respon itu baru muncul bersamaan dengan
 respon reaktivasi Semeru pada hari yang bersamaan meskipun Semeru jaraknya
 enam kali lebih jauh dari episentrum gempa. Silakan cek untuk lebih
 detailnya di publikasi Walter et al. (2007) : Volcanic activity influenced
 by tectonic earthquakes : static and dynamic stress triggering at Mt Merapi
 - Geophysical 

Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-02 Terurut Topik noor syarifuddin
apakah mungkin tanpa pemboran yang dilakukan bencana LUSI tersebut tetap 
ada, atau bahkan lebih dahsyat lagi??? ... 

Menurut saya, ini pertanyaan yang tricky dan susah dijawab. Mirip dengan lagi 
hot sekarang: klo tidak ada bail out, apa dijamin tidak ada krisis..?

Memperhatikan lalulintas milis yang tiba-tiba naik tajam begitu topik ini 
muncul lagi, kelihatannya masih banyak yang penasaran dengan topik ini. Saya 
sangat mendukung kalau organsiasi profesi macam IAGI bisa memfasilitasi diskusi 
(secara profesional) tentang issue ini. 
Katakanlah sesi debat khusus di PIT IAGI mendatang: masing-masing pihak diberi 
kesempatan untuk berargumentasi secara bergantian dalam satu periode tertentu 
(round table). Tentu supaya lebih afdhol bisa juga dibarengi dengan poster 
session tentang data-data pemboran yang bisa dibuka untuk publik, dengan 
demikian pendengar bisa memahami argumen para panelis dengan lebih baik.

Saya pernah menjadi pendengar debat model ini waktu ada seminar di UBD-Brunei. 
Topiknya tentang tektonik P Kalimantan (diataranya ttg putaran searan dan 
berlawanan arah jarum jam)...sangat menarik dan sampai akhir diskusi, saya juga 
masih bingung untuk memihak kepada siapa..:-).


salam,




From: Oky E oky...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wed, March 3, 2010 2:14:19 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

Pak bagus sekali ulasannya  dan  hukum geologi bernama perturbation of 
elisional venting system;... sangat menarik bila bisa dishare. Ada satu 
pertanyyaan dari saya pak, terlepas dari aktivitas pemboran yang sebagian 
berpendapat sebagai penyebab LUSI, apakah mungkin tanpa pemboran yang 
dilakukan bencana LUSI tersebut tetap ada, atau bahkan lebih dahsyat 
lagi??? ... 

--- On Wed, 3/3/10, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote:

From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, 
Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Date: Wednesday, March 3, 2010, 5:07 AM

Natan,
 
Ah yang panas di milis hanya beberapa orang saja; diskusinya memang panas. Hm, 
masa kesimpulan harus dipaksakan agar tidak panas maka kesimpulannya begini 
saja. Ah itu kan bukan kredo seorang ilmuwan, tetapi sudah persis politician. 
Dan, paragraf kedua Natan di bawah itu adalah pemaksaan kehendak namanya, 
seperti demo-demo yang suka memaksakan kehendak, kalau keinginan kami tidak 
dipenuhi, kami akan mengerahkan lebih banyak lagi masa. Hati-hati, siapa nih 
yang jadinya mempolitisasi kasus ini ?
 
Mari berdebat di koridor sains, perbedaan pendapat adalah lumrah dalam sains. 
Jangan ngambek, mengancam, dll. Jangan hanya bermain di permukaan, masuklah 
lebih dalam, jangan hanya bermain di waktu sekarang, masuklah juga ke masa 
lalu. Jangan hanya menukik ke satu titik, lihatlah arena sekelilingnya. 
Geologist terlatih untuk itu, dan tidak pernah diajarkan untuk ngambek atau 
mengancam bila pendapatnya tidak diterima.
 
salam,
Awang

--- Pada Rab, 3/3/10, Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com menulis:


Dari: Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com
Judul: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, 
Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 3 Maret, 2010, 11:32 AM


Kalau saja keputusan iagi kemarin, DPR RI, dan kepolisian dan BPMIGAS bahwa
Lusi dikarenakan ada kesalahan dalam pengeboran..jelas banyak rekan yang
tidak akan panas Pak Awang.

Apa alasannya untuk panas kalau pendapat kita sudah dianut oleh Iagi, DPR,
Lapindo, BPMIGAS, kepolisian, jaksa, dlsb??

2010/3/3 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Ada satu hal yang Minarwan tak libatkan dalam ulasan di bawah, yaitu
 komposisi magma antara Merapi dan Semeru. Propagasi energi gempa Yogya 27
 Mei 2006 jelas akan lebih cepat sampai ke Merapi dibandingkan ke Semeru
 berdasarkan jaraknya. Tetapi saat getaran ini sampai ke dapur magma kedua
 gunungapi itu, terjadilah perbedaan respon karena perbedaan komposisi magma
 kedua gunungapi ini. Kedua gunungapi ini komposisinya berbeda, silakan cek
 katalog gunungapi (Kusumadinata, 1979).

 Lagipula, Merapi terkenal punya sumbat lava di lubang kepundannya hasil
 erupsi sebelumnya yang membuat ia tak segera merespon getaran gempa Yogya
 padahal jaraknya hanya 50 km; lalu respon itu baru muncul bersamaan dengan
 respon reaktivasi Semeru pada hari yang bersamaan meskipun Semeru jaraknya
 enam kali lebih jauh dari episentrum gempa. Silakan cek untuk lebih
 detailnya di publikasi Walter et al. (2007) : Volcanic activity influenced
 by tectonic earthquakes : static and dynamic stress triggering at Mt Merapi
 - Geophysical Research Letters 34, L05304.

 Menurut hemat saya, jangan hanya selesai di cluster analysis statistics
 yang hanya melihat jarak dan magnitude gempa dengan semua reaktivasi yang
 

Re: Bls: [iagi-net-l] perturbation of elisional venting system

2010-03-02 Terurut Topik nyoto - ke-el
Pak Awang,

Terimakasih atas jawaban2nya.

Utk jawaban :  *yang dalam critical stage untuk meletus hanya di area Lusi
saja*.

Itu kan hanya interpretasinya pak Awang saja, orang lain bisa
menginterpretasikan lain.  Apa ada data2nya bahwa hanya di area LUSI saja
yg dalam critical stage, apa di daerah2 lain memang tidak dalam critical
stage ? data2nya apa ?

wass,
nyoto






2010/3/3 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Pak Nyoto,

 Adalah keinginan saya sejak lama menjadikan milis sebagai sarana belajar
 kita semua. Milis adalah sarana belajar yang sangat efektif, lebih daripada
 paper. Berapa banyak orang yang bisa mengikuti pertemuan2 ilmiah ? Berapa
 banyak orang yang bisa mengakses paper lengkap di jurnal-jurnal ilmiah ?
 Tidak banyak Pak. Jauh lebih banyak orang yang bisa mengakses milis. Maka
 sejak saya bergabung di milis IAGI tahun 1999 saya selalu berusaha menulis
 yang bisa menjadi informasi untuk teman-teman semua. Agar banyak
 informasinya maka saya menulis sedikit dengan gaya ilmiah dan diusahakan
 lebih lengkap, tetapi tetap dipopulerkan. Tulisan2 saya di milis tak bisa
 dibandingkan dengan tulisan2 saya untuk paper. Untuk milis saya biasanya
 menulis 1-5 halaman bila ditulis di kertas ukuran A4. Kalau untuk paper,
 karena belakangan ini saya menulis hal2 tentang geologi regional Indonesia
 (area pembahasannya pasti luas), maka biasanya saya menulis 30-40 halaman
 termasuk
  gambar-gambarnya.

 Menjawab pertanyaan Pak Nyoto, mengapa hanya Lusi di Watukosek yang meletus
 (kebetulan Lusi dekat BJP-1 jadi mencurigakan ya he2..) sementara di
 sepanjang Watukosek yang lain yang sama-sama elisional tidak meletus;
 jawabannya sederhana saja : yang dalam critical stage untuk meletus hanya di
 area Lusi saja, di bawah Lusi ada critical venting system (ingat area Lusi
 bukanlah area titik lokasi sumur BJP-1). Saat sistem ini terkena perturbasi
 (gangguan) berupa reaktivasi Sesar Watukosek, maka critical venting system
 ini mengalami overpressure release berupa semburan lumpur. Retakan-retakan
 besar (fractures) dan kecil (fissures) adalah mekanisme perturbasi itu.
 Retakan-retakan inilah yang menyebabkan hilang lumpur di BJP-1, menurunkan
 produksi fluida sumur Carat dan Tanggulangin dan menyedot air di sumur2
 penduduk di kampung Pulungan, Gununganyar, Kalanganyar. Mengapa tak ada Lusi
 di sebelah timurlautnya di sepanjang Sesar Watukosek ? Overpressure release
 di
  situ sudah terjadi ratusan tahun sebelumnya dalam bentuk gununglumpur
 Pulungan, Gununganyar, Kalanganyar. Sebuah letusan gununglumpur bahkan
 sempat dicatat pengarang Serat Pararaton pada zaman Singasari.

 Tepat dugaan Pak Yoga, perturbation of elisional venting system bermain
 di seismotektonik, regional geology, mekanika fluida, overpressuring,
 plumbing system dan sejenisnya dengan data geologi, geokimia, geofisika,
 pengeboran.

 salam,
 Awang

 --- Pada Rab, 3/3/10, nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com menulis:


 Dari: nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com
 Judul: Re: Bls: [iagi-net-l] perturbation of elisional venting system
 Kepada: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo Unpad 
 geo_un...@yahoogroups.com, Eksplorasi BPMIGAS 
 eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Tanggal: Rabu, 3 Maret, 2010, 1:32 PM


 Pak Awang tidak salah, memang betul, kalau paper mesti panjang, yg saya
 maksud tulisan di milis, kalau cara nulisnya sama kayak di paper ya bisa
 jadi membosankan yg akan membacanya.

 Jadi kalau nulis di milis itu memang sebaiknya jangan disamakan dengan
 nulis
 di paper, dan yg lebih penting lagi, kesimpulan nya jangan dari awal
 sampai akhir tulisan itu, soalnya bisa mengaburkan yg membacanya.

 Menyambung pertanyaan pak Oky : *apakah mungkin tanpa pemboran yang
 dilakukan bencana LUSI tersebut tetap ada, atau bahkan lebih dahsyat
 lagi??? ...*
 **
 Kalau jawabannya ya (mungkin), berarti terbukti bahwa LUSI dipicu oleh
 gempa, dan LUSI akan lahir atau terjadi di-mana2 atau paling tidak
 dibeberapa tempat yg mempunyai posisi geologi sama dengan LUSI, misalnya
 disepanjang sesar watu kosek atau di sepanjang jalur yg sejajar ataupun
 searah dengan LUSI terhadap pusat gempa Yogya.  Sedang kenyataannya apa yg
 telah terjadi ?   Apakah kita juga menjumpai LUSI2 lain di tempat2 lain ?
 apakah kita yakin kalau tidak ada pemboran sumur BP-1 LUSI pun akan lahir
 pada *saat itu  juga disitu* ?  utk itu tanyalah kepada rumput yg
 bergoyang
 



 wass,
 nyoto





 2010/3/3 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

  Pak Nyoto,
 
  Banyak paper ditulis panjang, apalagi yang pembahasannya komprehensif,
  tulisan saya di milis pendek sekali; bagaimana kita mau menganalisisnya
 bila
  malas membaca paper tersebut. Masakan kesimpulan kita hanya didasarkan
  kepada obrolan saja atau satu dua paragraf di milis. Mungkin Pak Nyoto
 sudah
  punya sasmita bahwa tulisan-tulisan saya soal Lusi pasti tidak
  pro-pengeboran BJP-1 sebagai penyebabnya, maka ah buat apa dibaca juga
  he2... Justru kalau Pak Nyoto mau mendebat isi 

Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-02 Terurut Topik Oky E
Bukan maksud saya untuk memeperlebar dan memperbias masalah, yang saya 
maksudkan, bila ditinjau dari faktor-faktor geologi (beberapa diantarannya 
sudah disebutkan pak yoga dan diulas sedikit oleh pak awang (banyaknya ditunggu 
pak)) dan drilling area sebagai pusat erupsi, apakah mungkin disana bisa 
terjadi semburan lumpur atau bahkan amblesan yang tiba-tiba atau mungkin akan 
teredam seperti halnya merapi

--- On Wed, 3/3/10, noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com wrote:

From: noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Wednesday, March 3, 2010, 7:03 AM

apakah mungkin tanpa pemboran yang dilakukan bencana LUSI tersebut tetap 
ada, atau bahkan lebih dahsyat lagi??? ... 

Menurut saya, ini pertanyaan yang tricky dan susah dijawab. Mirip dengan lagi 
hot sekarang: klo tidak ada bail out, apa dijamin tidak ada krisis..?

Memperhatikan lalulintas milis yang tiba-tiba naik tajam begitu topik ini 
muncul lagi, kelihatannya masih banyak yang penasaran dengan topik ini. Saya 
sangat mendukung kalau organsiasi profesi macam IAGI bisa memfasilitasi diskusi 
(secara profesional) tentang issue ini. 
Katakanlah sesi debat khusus di PIT IAGI mendatang: masing-masing pihak diberi 
kesempatan untuk berargumentasi secara bergantian dalam satu periode tertentu 
(round table). Tentu supaya lebih afdhol bisa juga dibarengi dengan poster 
session tentang data-data pemboran yang bisa dibuka untuk publik, dengan 
demikian pendengar bisa memahami argumen para panelis dengan lebih baik.

Saya pernah menjadi pendengar debat model ini waktu ada seminar di UBD-Brunei. 
Topiknya tentang tektonik P Kalimantan (diataranya ttg putaran searan dan 
berlawanan arah jarum jam)...sangat menarik dan sampai akhir diskusi, saya juga 
masih bingung untuk memihak kepada siapa..:-).


salam,




From: Oky E oky...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wed, March 3, 2010 2:14:19 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

Pak bagus sekali ulasannya  dan  hukum geologi bernama perturbation of 
elisional venting system;... sangat menarik bila bisa dishare. Ada satu 
pertanyyaan dari saya pak, terlepas dari aktivitas pemboran yang sebagian 
berpendapat sebagai penyebab LUSI, apakah mungkin tanpa pemboran yang 
dilakukan bencana LUSI tersebut tetap ada, atau bahkan lebih dahsyat 
lagi??? ... 

--- On Wed, 3/3/10, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote:

From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, 
Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Date: Wednesday, March 3, 2010, 5:07 AM

Natan,
 
Ah yang panas di milis hanya beberapa orang saja; diskusinya memang panas. Hm, 
masa kesimpulan harus dipaksakan agar tidak panas maka kesimpulannya begini 
saja. Ah itu kan bukan kredo seorang ilmuwan, tetapi sudah persis politician. 
Dan, paragraf kedua Natan di bawah itu adalah pemaksaan kehendak namanya, 
seperti demo-demo yang suka memaksakan kehendak, kalau keinginan kami tidak 
dipenuhi, kami akan mengerahkan lebih banyak lagi masa. Hati-hati, siapa nih 
yang jadinya mempolitisasi kasus ini ?
 
Mari berdebat di koridor sains, perbedaan pendapat adalah lumrah dalam sains. 
Jangan ngambek, mengancam, dll. Jangan hanya bermain di permukaan, masuklah 
lebih dalam, jangan hanya bermain di waktu sekarang, masuklah juga ke masa 
lalu. Jangan hanya menukik ke satu titik, lihatlah arena sekelilingnya. 
Geologist terlatih untuk itu, dan tidak pernah diajarkan untuk ngambek atau 
mengancam bila pendapatnya tidak diterima.
 
salam,
Awang

--- Pada Rab, 3/3/10, Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com menulis:


Dari: Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com
Judul: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, 
Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 3 Maret, 2010, 11:32 AM


Kalau saja keputusan iagi kemarin, DPR RI, dan kepolisian dan BPMIGAS bahwa
Lusi dikarenakan ada kesalahan dalam pengeboran..jelas banyak rekan yang
tidak akan panas Pak Awang.

Apa alasannya untuk panas kalau pendapat kita sudah dianut oleh Iagi, DPR,
Lapindo, BPMIGAS, kepolisian, jaksa, dlsb??

2010/3/3 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Ada satu hal yang Minarwan tak libatkan dalam ulasan di bawah, yaitu
 komposisi magma antara Merapi dan Semeru. Propagasi energi gempa Yogya 27
 Mei 2006 jelas akan lebih cepat sampai ke Merapi dibandingkan ke Semeru
 berdasarkan jaraknya. Tetapi saat getaran ini sampai ke dapur magma kedua
 gunungapi itu, terjadilah perbedaan respon karena perbedaan komposisi magma
 kedua gunungapi ini. Kedua gunungapi ini komposisinya berbeda, silakan cek
 katalog gunungapi (Kusumadinata, 1979).

 Lagipula, Merapi terkenal punya sumbat lava di lubang kepundannya hasil