UNSUSCRIBE - Re: Hutang Peradaban Eropa kepada Dunia Islam

2000-01-14 Terurut Topik Igg Adiwijaya

UNSUSCRIBE!

Tolong email saya di hapus dari [EMAIL PROTECTED]
igg



Igg Adiwijaya   ph: 973 353 1608 (5003 fx)
Research Associate - CIMIC  Em: [EMAIL PROTECTED]
Rutgers University, NJ  http://cimic.rutgers.edu/~gusadi


On Sat, 15 Jan 2000, Nasrullah Idris wrote:

 From: Sehat Nauli [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
 Date: Saturday, January 15, 2000 07:42
 Subject: Re: Hutang Peradaban Eropa kepada Dunia Islam


 Saya ingin mengkoreksi anda sedikit dalam hal ini. Ibnu Sina yang memang
 terkenal sebagai salah satu pemikir Islam yang jenius, tidak begitu saja
 mendapatkan ilmunya.

 Nasrullah Idris
 --
  Suatu peradaban tidak akan muncul dalam suatu komunitas tanpa wahyu
 yang turun dari langit, yang menjadi pedoman dan petunjuk bagi manusia.
  Artinya, apa pun bentuk peradaban, kalau dilihat ke belakan, yakinlah,
 ujung2nya adalah wahyu dari Allah SWT kepada RasulNya.

 Sehat Nauli
 ---
  Bagi saya, sebaiknya kita tidak mengunggulkan satu pihak, baik Eropa,
 Cina, Islam, atau siapapun juga.

 Nasrullah Idris
 --
  Dalam Islam ada anjuran untuk menuntut ilmu walaupun ke negeri Cina.
 Artinya, tuntutlah ilmu kepada seseorang, meskipun etnisnya berbeda,
 negaranya berbeda, sampai agamanya berbeda.
  Karena ajaran inilah sehingga memotivasi ummat Islam mempelajari kertas
 di mana penemunya adalah Tsa Lun dari Cina.
  Hasilnya apalagi kalau bukan produktivitas kitab Al-Qur'an. Apalagi
 setelah Johann Guttenberg menemukan mesin cetak.
  Saya pun bisa internet ini tidak terlepas dari kalangan Cina.

 Anda katakan bahwa Ibnu Sina  banyak mempelajari karya Aristoteles, yang
 orang Eropa juga. Kalau mau dilihat contoh yang lain, di Cina daratan, orang
 sudah menulis menggunakan kertas 1000 tahun sebelum orang Eropa mulai.
 Bukankan ini pun manifestasi daripada anjuran Islam tersebut.

 Sehat Nauli
 ---
  Tapi pada dasarnya semua manusia adalah sama.

 Nasrullah Idris
 ---
  Dalam Al-Qur'an saja itu sudah kental kok. Di sana dikatakan bahwa
 Allah menciptakan manusia dari berbagai ras. Tiada lain untuk saling kenal.
 Hanya orang yang bertaqwa kepadaNya lah yang akan diterima di sisiNya di
 akhirat nanti.
  Coba anda tanya kepada bangsa Negro muslim di Amerika Serikat. Tanyakan
 tentang ini. Umumnya mereka tahu.
  Karena itu saya kecewa dengan mereka merendahkan hidung pesek sambing
 menyanjung hidung mancung.
  Apalagi ditinjau dari arsitektur wajah, bagus tidaknya hidung bukan
 karena pesek-mancung. Tetapi karena letaknya di wajah. Soalnya kalau
 dipanggul bukan lagi hidung namanya. Tetapi sudah tumor.


 Sehat Sauli
 --
  Bila perkembangan teknologi tidak seragam di seluruh dunia, itu
 dikarenakan adanya faktor-faktor lingkungan misalnya iklim, ekonomi, dan
 sosial. Bukan karena "ras" ini atau "agama" itu jauh lebih pintar dibanding
 yang lain. Bila anda tinjau berbagai konflik di dunia, semuanya berasal dari
 argumen bahwa satu agama, bangsa, ras jauh lebih baik dari yang lain.


 Nasrullah Idris
 --
  Teknologi itu ibarat mata rantai. Yang satu merupakan kelanjutan,
 inovasi, dan pengembangan yang lain. Di sana terkumpul berbagai nama
 penemunya. Jadi ia ibarat klasemen medali olimpiade.
  Nah, siapa pun, termasuk anda, akan bertanya kalau dalam klasemen
 tersebut tidak ada nama yang mewakili bangsa. Itu sih sah-sah saja selama
 dalam kontek persamaan derajat kemampuan ummat manusia.
  Jadi saya menulis posting ini tiada lain untuk menegaskan kepada bangsa
 Indonesia bahwa mereka pun mempunyai peluang untuk menyangi supremasi Eropa
 di bidang Teknologi.
 Jadi kalau ada orang Indonesia yang tidak mempunyai keyakinan tersebut,
 maka secara langsung ia telah melakukan diskriminasi terhadap rasnya
 sendiri.
  Sekaligus menerangkan bahwa di Eropa telah terjadi upaya penyelidikan
 (oleh ilmuwan Barat) secara benar tentang sejarah kontribusi Dunia Islam
 pada peradaban Eropa. Ini dengan kenyataan, sejarah itu telah
 diputarbalikkan oleh mereka yang ingin menenggelamkan kejayaan Islam. Juga
 oleh mereka yanng menganggap bangsa kulit berwarna itu adalah bangsa kelas
 bawah. Siapa mereka? Anda tahu sendiri, kan!




 Salam,

 Nasrullah Idris
 ---




Sedih saya - Re: Mbak Mega, Ambon

2000-01-03 Terurut Topik Igg Adiwijaya

Saya hanya mau utarakan perasaan saja.
Sedih melihat orang Indo sendiri bunuh bunuhan.
Berita sekarang mana sudah simpang siur lagi.
Regardless dari pihak mana, saya sangat menyayangkan
sekali orang Indo mati percuma.

Pertanyaannya, what the hell govt in Jakarta are doing?
Regardless, apakah mereka mengusahakan suatu solusi atau tidak,
pembunuhan yang terus berlangsung harus dihentikan.
Apa sih susahnya nyusun 5000 pasukan, 8000 atau lebih?
Lalu kirim langsung ke Ambon. Beres deh. Stop bunuh-bunuhannya
+ bakar-bakarannya dulu. Baru cari solusi nanti.
Orang puluhan ribu tentara bisa di kerahkan ke TimTim dan Aceh,
kenapa nggak ke Ambon.

Kalo takut tentara atau polisi dari satu pihak yang ribut,
ya ... susun setengah-setengah lah. Atau nggak susun aja
tentara/polisi yang asal Bali (atau Cina .. kalau ada).
Saya tahu banyak polisi asal dari Bali.

Apa kita musti nunggu lagi sampe UN turun tangan?
Malu-maluin aja. UN sendiri sering kali terlambat dalam
bertindak.

Saya mempunyai sedikit prediksi, kalo ini dibiarkan berlarut-larut
(sebulan atau lebih), saya dengan sedih memperkirakan bahwa
kulminasi pertikaian di Ambon akan mengakibatkan terlepasnya
Maluku (mungkin diikuti dengan IrJa) dari NKRI.

udah deh segitu aja unek-unek saya,
igg

Mengenai Mega? Pertangungjawaban setelah masa tugas nanti perlu
ditelaati. Sama juga dengan GusDur.


On Mon, 3 Jan 2000, Priyo Pujiwasono wrote:

 Yak..daripada ribut-ribut,
 sekarang ganti topik saja!
 Pantas tidak orang begini disebut pemimpin yang
 memperjuangkan nasib rakyat?
 Kok liburannya nggak ke Times Square sekalian,
 sekalian menjenguk para simpatisan PDI-P gitu Mbak!





SARA lagi-SARA lagi - Re: Tema

1999-12-15 Terurut Topik Igg Adiwijaya

Jadi ingin ikutan.
Saya rasa kalo kita memang mau menyelesaikan masalah di Maluku,
kita nya musti berpikiran positif. Apalagi masalah SARA.
Regardless agama apaan.
Lho baru setahun lalu kok, gereja di Jawa dan pulau-pulau
lain habis dibakarin. Saya nggak lihat dari kaum islam
(sebagai majoritas) atau ulama yang langsung terjun untuk menyelesaikan
masalah. Ataupun perundingan dari kelompok-kelompok pemuda muslim,
atau yang lainnya dengan pihak nasrani.
Masalahnya di selesain sama pemerintah melalui kepolisian. Tapi
perasaan bermusuhan, saya nggak yakin, telah terselesaikan
didalam hati  mereka yang terlibat :(
Jadi ya sama aja. Manusia nya aja yang brengsek. Apalagi yang
fanatik-fanatik.

Karena maraknya masalah SARA 1-2 tahun terakhir, saya jadi pengen
"preach" perasaan saya pribadi :)
Kalimat berikut adalah 100% belief saya pribadi: "kalo seseorang
mendalami agama lebih dari apa yang di butuhkan orang tersebut
(ie. mengarah fanatism), makin mengecil rasa toleransi dan pengertian
orang tersebut terhadap yang berlainan agama."

Ya statement kayak dibawah ini yang bisa berpotensi jadi provokator.
Sudah keruh, ditambah keruh lagi.

regards,
igg

On Thu, 16 Dec 1999, Suhendri wrote:

 Menurut YS penyebabnya adalah Provokator.

 Pertanyaannya adalah :
 Provokator yang mana ya ?
 Kira - kira tujuan Provokator itu apa ya ?
 Koq ya hebat sekali "pekerjaan" Provokator itu hingga saat ini sampai pada
 tahap perang antara orang Kristen lawan orang Muslim (sudah bukan parsial
 lagi)

 Kalau memang kaum Kristen (sebagai mayoritas) menginginkan perdamain dan
 persatuan, mestinya mudah saja perang di Ambon dan Maluku selesai.

 Tapi ya koq nggak selesai - selesai ?

 Paradox !

 Soe



 -Original Message-
 From: Yohanes Sulaiman [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
 Date: Wednesday, December 15, 1999 12:35 PM
 Subject: Re: Tema


 Ada yang tahu tema Natal untuk tahun ini di Ambon dan Maluku ?
 Thanks
 Soe
 
 Saya rasa pasti thema dari kaum Kristen di Maluku adalah
  untuk perdamaian dan rasa persatuan serta penghentian keributan
 SARA. Saya rasa harapan umat Muslim di Maluku juga adalah
 harapan untuk perdamaian dan kerukunan yang telah hilang
 akibat provokator yang senang memancing di air keruh.




Guyonan GusDur!

1999-12-03 Terurut Topik Igg Adiwijaya
," katanya. Saya masih
melongo. Gus Dur menjawab sendiri teka-tekinya. "Yaitu sama-sama terlambat
dicabut," ujarnya. Saya langsung tertawa.

Di saat yang lain pesawat yang akan ditumpangi Gus Dur ke Semarang batal
berangkat. Padahal, dia sudah lama menunggu. Gus Dur biasa sekali antre
tiket sendiri. Meski ada hambatan pada penglihatan, Gus Dur sudah sangat
hafal liku-liku bandara. Saking seringnya bepergian.
Saat itu di Jateng lagi getol-getolnya kuningisasi. Apa saja, mulai bangunan
sampai pohon-pohon, dicat kuning atas instruksi Gubernur Jateng Suwardi.
Maksudnya agar rakyat semakin mencintai Golkar. Maka, ketika para penumpang
lain marah-marah, Gus Dur cuek saja.
"Sampeyan tahu nggak mengapa pesawat ini batal berangkat ke Semarang?"
tanyanya. Lalu, dia menjawab sendiri pertanyaannya: "Pilotnya takut,
kalau-kalau begitu pesawatnya mendarat langsung dicat kuning," katanya.
Humor ini kemudian menjadi sangat populer.

***
Begitulah. Hampir tidak pernah pertemuan saya dengan Gus Dur tanpa diselipi
humor. Sasaran humornya bisa dirinya sendiri, bisa NU yang dia pimpin, bisa
juga para kiai sendiri.

Pernah Gus Dur punya humor begini: seorang kiai datang mengeluh kepadanya
karena satu di antara empat anaknya masuk Kristen. Sang kiai mengeluh,
kurang berbuat apa sampai terjadi demikian. Padahal, dia tidak
kurang-kurangnya berdoa kepada Tuhan agar tidak ada anaknya yang masuk
Kristen. "Sampeyan jangan mengeluh kepada Tuhan. Nanti Tuhan akan bilang,
saya saja punya anak satu-satunya masuk Kristen!"

***

Kita memang sedang melihat sosok presiden yang amat berbeda. Ketika dia
salah ucap di depan DPR dengan mengatakan "tentang pembubaran DPR ... eh,
Deppen dan Depsos..." dengan entengnya Gus Dur menertawakan dirinya sendiri
sebagai penutup kesalahan ucap itu. "Yah, beginilah kalau presidennya batuk
dan Wapresnya flu!"

Sama juga ketika dia tampil di forum internasional di Bali. Dengan
entengnya, Gus Dur mengejek dirinya sendiri dengan bahasa Inggris yang
sangat baik bagaimana sebuah negara yang presidennya buta dan Wapresnya
bisu.

***
Dari semua tokoh yang berkomentar terhadap laku Gus Dur seperti itu, adik
kandungnyalah yang bisa memberikan gambaran tepat. "Gus Dur itu seperti
sopir yang kalau belok tidak memberi richting dan kalau ngerem selalu
mendadak," ujar Salahuddin Wahid, sang adik.

Tapi, bisakah Gus Dur mengerem Aceh? Gus Dur tentu sudah mendengar Aceh itu
ibarat kelapa. Seperti yang disampaikan seorang tokoh Aceh di TV. Rakyat
adalah airnya, ulama adalah dagingnya, mahasiswa adalah batoknya, dan GAM
adalah sabutnya.

Tokoh tersebut berpendapat ulamalah yang harus dijaga. Sebagai ulama, tentu
Gus Dur lebih tahu bagaimana caranya. Gus Dur punya humor bagaimana harus
merangkul ulama. Suatu saat rombongan
ulama naik bus. Ada seorang ulama yang membuka jendela sehingga tangan si
ulama keluar dari bus. Ini tentu bahaya dan melanggar peraturan "dilarang
mengeluarkan anggota badan". "Jangan sekali-kali menegurnya dengan alasan
membahayakan tangan si ulama," ujar Gus Dur. Lalu bagaimana? "Bilang saja
begini: Mohon tangan Bapak jangan keluar dari jendela karena tiang-tiang
listriknya nanti bisa bengkok!".

***

Lalu, bagaimana sebaiknya sikap DPR setelah dijadikan sasaran humor Gus Dur
sebagai taman kanak-kanak itu? Sebaiknya dicuekin saja. Kalau DPR ribut
terus bisa-bisa Gus Dur malah dapat bahan humor baru. Misalnya dengan
mengatakan bahwa DPR ternyata malah seperti play group!
Bahkan, tidak mustahil kalau Gus Dur justru berkata begini: Kok sampeyan
yang tersinggung. Mestinya kan taman kanak-kanaknya!


--



Igg Adiwijaya   ph: 973 353 1608 (5003 fx)
Research Associate - CIMIC  Em: [EMAIL PROTECTED]
Rutgers University, Newark, NJ  http://cimic.rutgers.edu/~gusadi




5c to Indo! Re: NEW!! 23 c/min anywhere in Indonesia

1999-11-16 Terurut Topik Igg Adiwijaya

Benaran tuh ada program 5cent/minute ke Indo (more like Indo ke US).
Saya baru ikutan sebulan lalu di MCI. Tapi belum saya cobain sih.

Catchnya dari MCI begini. Pertama musti ikut program khusus MCI
(lupa apa namanya). Kemudian mereka akan kirimin kartu telpon
MCI sebanyak yang anda perluin. Kemudian kartu tsb musti dikirim
ke Indo ke pada, contohnya keluarga.
Nah ... keluarga di Indo musti telpon kita di US pake kartu tersebut
dari Indo. Dan bill nya bakal dateng ke bill kita di US.
Kalo kita yang di US telpon ke Indo, akan dikenakan 77cent/minute.

Saya sih rencananya, kalo kartunya sudah sampe di keluarga di Indo,
saya telpon keluarga di Indo. Suruh mereka telpon balik pake kartu
dan lalu hang-up. Tungguin mereka call balik. :)
BTW: ini 5cent any time (nggak kenal weekend atau weekdays).
igg

On Mon, 15 Nov 1999, Ismail Rahim wrote:

 that's impossible
 Dalam domestic aja 5 cents/min itu baru bisa untuk malam dan weekend saja.
 Gimana bisa 5 cents ke Indo?? yang betul aja

 Get real lah...23 cents/min ke Indo makes sense
 Bisa pake lagi sekarang

 - Original Message -
 From: Suhendri [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, November 15, 1999 10:04 PM
 Subject: Re: NEW!! 23 c/min anywhere in Indonesia


  Mohon sabar ya.
  Tunggu tanggal mainnya, masih dalam proses.
  Akan saya kabari.
 
  Soe
 
 
  -Original Message-
  From: Hawaii Links [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
  Date: Tuesday, November 16, 1999 9:55 AM
  Subject: Re: NEW!! 23 c/min anywhere in Indonesia
 
 
  Buat  Suhendri: [EMAIL PROTECTED]
  Saya kira anda mempunyai informasi yang bagus untuk seluruh Indonesia
  dengan 5 cents.
  Mohon diperjelas supaya mungkin saya dan yang lainnya dpt lebih mengerti
  dan menggunakan sarana komunikasi tersebut.
  
  Terima kasih,
  Steven
  
  
  ---
  On Mon, 15 Nov 1999 13:53:45   Suhendri wrote:
  Besar amat ambil untungnya.
  MCI saja bisa 5 cents untuk seluruh Indonesia.
  
  Soe
  -Original Message-
  From: Ismail Rahim [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
  Date: Saturday, November 13, 1999 6:35 PM
  Subject: NEW!! 23 c/min anywhere in Indonesia
  
  
  Product Baru dari WorldxChange Communication!!!
  
  ---  CALL 4 Cents  ---
  
  Domestic:4 cents/min
  Indonesia:  23 cents/min
  
  Anytime, anywhere in Indonesia, no surcharge, NO MONTHLY FEE!!*
  
  
  Anda bisa pakai service ini dengan cara:
  
  Call 1-877-955-5335  (set up code: 208960) to subscribe
  
  Atau dial 10-15-335+011+62+phone#
  (enter code 208960 when prompted)
  
  find more info, complete rate lists:
  http://www.worldxchange.com/agent/208960/agcall4.asp
  
  
  *Note: 10 minutes minimum call required
  
  Sincerely,
  
  
  
  A FREE web-based e-mail service brought to you by the PC World Technology
  Network.
  Get your FREE account today at http://www.myworldmail.com




Aceh merdeka ! ... Re: trick terakhir pak Harto

1999-11-11 Terurut Topik Igg Adiwijaya

Saya pribadi sih, ingin agar wilayah Indonesia tercinta terus bersatu.
Tapi saya rasa kita juga tidak bisa melihat masalah memisahkan diri
provinsi-provinsi Indo dari satu pihak aja.
Kita (termasuk saya) bersyukur bisa dibesarkan di Jakarta/Jawa di masa
ORBA, dan untuk sebagian dari kita bisa belajar di luar negri.

Banyangin apa yang di rasakan rakyat Tim-tim, Aceh, Ambon, Irja, dll
dimasa Orba. Dibunuh, kakek-ayah-anak-buyut dimasukin penjara, provinsi
tidak di bangun, cari makan susah. Mau jadi tentara nggak bisa karena
asal provinsi (inget teman di Jakarta yang asal aceh+tim-tim, nggak bisa
jadi tamtama TNI AL dan POLRI karena masalah asal provinsi :( )
Basic HAM sudah hampir tidak ada.

Terlepas akan kemungkinan "trick $$uharto" (yang anda-anda masih
nebak-nebak), terlepas akan hasutan orang-orang lain (yang mungkin
dari hati emang ingin membantu wilayah tsb, atau tidak) yang ingin
provinsi-provinsi tsb melepaskan diri,
biasanya "cry for freedom" dari rakyat suatu wilayah, saya rasa,
secara normal dikarenakan perasaan terinjak-injak (kasarnya terjajah)
dan kebutuhan basic sudah terampas dari force diluar wilayah tsb.
(Kalo pelajaran sejarah US saya nggak salah, Texas secara suka-rela
bergabungdengan US dikarenakan practise-practise di US yang bisa
memajukan Texas di masa datang).

Kita bisa bilang ini masalahnya ORBA. Saya merasa, provinsi Aceh
terutama, merasa bahwa mereka tidak percaya dengan pemerintahan
GusDur+Megawati yang sekarang. Walaupun ini bukan ORBA lagi.
Saya pribadi yang bukan orang Aceh merasakan hal yang sama.
Menurut saya, seharusnya GusDur+Megawati harus menunjukan bahwa
mereka komitted untuk memajukan daerah yang sangat tertindas masa
ORBA. Cara yang paling cepat dilakukan, saya rasa, adalah membawa
kepengadilan orang-orang yang terlibat. Ini akan menunjukan GusDur+Mega
care akan provinsi tsb.
Bayangin, sampe sekarang aja $$uharto (biang keladi segala masalah)
belum disentuh sama sekali. Jangangkan Jendral-jendral yang bertanggung
jawab akan nyawa ratusan orang di daerah tsb. Orang-orang seperti ini
musti diadili, bukan karena perasaan dendam, tapi ketegasan dan juga
memberi contoh yang baik.
Salah satu cara yang lain, ya ... perbaikan economy dan HAM wilayah tsb.
Tapi ini perlu memakan waktu lama, sedangkan masalahnya cukup mendesak.

Jadi ya ... masalah perlepasan wilayah Indo ini, saya rasa, tidak
semudah apa yang kita pikir. Kalo kita memaksakan agar Aceh tetap
ikut Indo, dan kenyataannya rakyat Aceh nggak mau. Lho .. kita
bisa jadi memaksakan kehendak (kasarnya : penjajah). Saya rasa fair
kalo rakyat Aceh meminta janji "concrete" dan pelaksanaan yang nyata
dari pemerintah Jakarta, kalo mereka rela terus bergabung dengan Indo.
Nggak janji seperti yang di bacotin $-$abibie.

igg



On Thu, 11 Nov 1999, Arya Indrathama wrote:

 Jeffrey Anjasmara betul tuh...

 eh kalau saya sih orang yang menurut saya betul saya bilang betul, kalau
 menurut saya salah..ya saya argue.

 Tapi coba lah kita lihat...di mailing list ini saja. Saya yakin sekali kalau
 ada penulis, entah itu mahasiswa atau kaum pekerja yang malah lebih menyukai
 pemecahan Indonesia "at all cost"!!

 Dalihnya macam macam...dengan dalih kemanusiaan, hak azasi manusia,
 kemiskinan dan ketidakadilan, orang orang macem yang saya sebut diatas ini
 demen banget yang namanya kemerdekaan. Dan kalau di mailing list ini ada satu
 saja orangnya, bagaimana jumlah mereka yang ada di real world? berapa jumlah
 mereka yang ada di Indonesia...
 Berapa jumlah mereka yang ada di Aceh, di Sulawesi dan di propinsi lainnya?

 Orang orang ini sebenarnya cuma demen hura huranya saja. Dalam artian senang
 ikut terlibat dalam romantika kemerdekaan suatu golongan dengan ikut
 menghasut, penyusupan kedalam demonstrasi massa dan penyebaran flyer
 dsb...biar nanti kalau tua bisa cerita sama cucu nya kalau dia ikut berjuang
 memerdekakan Aceh atau Sul-sel atau Timor misalnya..
 Padahal setelah propinsi propinsi itu merdeka, apa mereka lantas peduli?
 Saya taruh duit saya buat tarohan...ngga bakalan mereka ini peduli!!
 Palingan mereka mereka ini pergi berlibur sambil makan duit hasil dari LSM
 LSM luar negeri. Saya ngomong gini ngga fitnah loh...bukti buktinya banyak di
 luar sana, dan kalau ngga salah beberapa koran Indonesia juga pernah
 memberitakan hal ini sewaktu era Habibie dan referendum Timor timur.

 Jadi kalau Ichal dan Jeffrey sependapat dengan keutuhan Indonesia, siap siap
 saja hadapi orang orang ini yang notabene orang Indonesia sendiri juga. Anda
 para netter ngga percaya pendapat saya? silahkan baca email email disini,
 cermati dan anda akan tau sendiri siapa para "so-called" pejuang kemerdekaan
 dan hak azasi manusia itu.

 Orang orang tersebut sangat saya benci. Kenapa? tau kalau Indonesia itu
 bermasalah, bukannya menyelesaikan masalah tapi malah menimbulkan masalah.
 Kalau peduli dengan Aceh, ya pergi dong ke Aceh dan bantu rakyat sana
 mencapai kemakmuran dan keadilan. ( dan ingat! ini bukan pekerjaan sehari dua
 hari...butuh 

Re: Aceh merdeka ! ... Re: trick terakhir pak Harto

1999-11-11 Terurut Topik Igg Adiwijaya

On Thu, 11 Nov 1999, Jeffrey Anjasmara wrote:

 Banyangin apa yang di rasakan rakyat Tim-tim, Aceh, Ambon, Irja, dll
 dimasa Orba. Dibunuh, kakek-ayah-anak-buyut dimasukin penjara, provinsi
 tidak di bangun, cari makan susah. Mau jadi tentara nggak bisa karena
 asal provinsi (inget teman di Jakarta yang asal aceh+tim-tim, nggak bisa
 jadi tamtama TNI AL dan POLRI karena masalah asal provinsi :( )
 Basic HAM sudah hampir tidak ada.

 Provinsi nggak dibangun? Hmm? Kurang imbang sih iya, kalau tidak
 dibangun berarti kita buta. Mau jadi tentara nggak bisa? Lalu batalion 754
 and 755 di Timtim itu orang Aussie? Fachrul Razi orang Batak? Mungkin teman
 anda itu yang tidak masuk spek. Jangan main generalisasi. Adik saya badan
 tegap, mata bagus, gigi bagus tapi gara-gara punya urat nonjol di kaki (apa
 itu namanya?) juga gagal masuk. Inilah sentimen kedaerahan yg sering dibawa
 kalau gagal masuk kompetisi.

Ya .. kalo coba masuk AKABRI, mungkin deh. Orang mereka coba masuk tamtama
doang. Mengenai tentara di Tim-Tim, anda tau nggak orang-orang pribumi
Tim-tim jadi apa di tentara? Ada nggak yang jadi pentolan (ie. pangkat
tinggi) di 754 atau 755? Ya ... emangnya ABRI ORDE BARU nggak mikir apa,
bikin seluruhnya orang luar TIM-TIM yang jadi tentara di Tim-tim? Nanti
akan jelas sekali kalo mereka sepertinya menjajah. Ya ... diterima dong
sebagian rakyat tim-tim jadi tentara disana. Tapi saya suspect sih
pangkatnya cuman kopral, sersan atau paling banter letnan.
Mengenai sentimen daerah. Lho kok
komplain dari mereka dibilang semuanya sentimen kedaerahan? Nggak juga.
Mungkin sebagian emang iri, atau mungkin juga emang bener. Kita tau dari
mana. Terutama kita bukan dari daerah tsb.
Musti diingat, diskriminasi kedaerahan dan ras dijaman ORBA bukan
mengada-ada. Kalau kamu nggak sempat ngerasain, bersyukur deh. Ini saya
kasih satu contoh lagi (kalo tidak keberatan). Sewaktu pemilihan
(screening exam) akhir tamatan SMA untuk dibeasiswain BPPT ke luar negri
untuk program S1, 4 (first year) mahasiswa FKUI terpilih secara akademik.
Hanya 2 dikirim. 2 (satu keturunan cina + ambon) tidak terpilih untuk
dikirim ke luar negri. Bukan mereka bodoh! Waktu graduation FKUI,
mereka termasuk the best graduates from FKUI. Apakah mereka salah kalo
bilang ini diskriminasi. Tidak dikasi peluang maju?

 Terlepas akan kemungkinan "trick $$uharto" (yang anda-anda masih
 nebak-nebak), terlepas akan hasutan orang-orang lain (yang mungkin
 dari hati emang ingin membantu wilayah tsb, atau tidak) yang ingin
 provinsi-provinsi tsb melepaskan diri,
 biasanya "cry for freedom" dari rakyat suatu wilayah, saya rasa,
 secara normal dikarenakan perasaan terinjak-injak (kasarnya terjajah)
 dan kebutuhan basic sudah terampas dari force diluar wilayah tsb.
 (Kalo pelajaran sejarah US saya nggak salah, Texas secara suka-rela
 bergabungdengan US dikarenakan practise-practise di US yang bisa
 memajukan Texas di masa datang).

 Siapa bilang Texas masuk secara sukarela? Begini mas, para settlers datang
 seperti air bah dari wilayah timur (dan didatangkan dari Eropa). Mereka ada
 yang datang secara baik-baik dengan membeli tanah orang Meksiko dan ada juga
 yang main lempar patok di tanah orang Indian. Setelah jumlahnya banyak
 mereka merasa kuat, dan menolak pemerintahan Meksiko (a.n. Spanish), lalu
 karena tidak merasa kuat mempertahankan diri dari Meksiko lalu meminta
 tolong ke Washington, dengan sekaligus menyatukan diri ke AS. Pertanyaannya
 apa mereka berhak? Orang Indian dan orang Meksiko dibunuh dan diusiri dari
 tanah mereka. Siapa yg sukarela? Silakan lihat film Hollywood tentang new
 frontier bagaimana praktek itu dilakukan. Harus yg pasca 1980 yg mampu
 menunjukkan kejadian sebenarnya. Bukan model film benteng Alamo jaman 1960
 yg banyak bohongnya. AS saat ini cukup terbuka membeberkan fakta karena
 Texas sudah aman dalam genggaman. Di lain pihak Meksiko terlalu lemah untuk
 menuntut balik Texas dan California. Anda pikir kalau Meksiko negara kuat
 apa nggak mempermasalahkan kedua state ini? Dari cerita anda, berarti AS
 juga tidak jujur dalam memberikan sejarah Texas ke para pelajarnya.

Ya .. saya bilang saya pengetahuan sejarah saya masih karatan. Bukan
berarti apa yang ada untarakan diatas akurat. Musti di check kebenarannya.
Tapi ini diluar point yang saya ingin utarakan.

 Kita bisa bilang ini masalahnya ORBA. Saya merasa, provinsi Aceh
 terutama, merasa bahwa mereka tidak percaya dengan pemerintahan
 GusDur+Megawati yang sekarang. Walaupun ini bukan ORBA lagi.
 Saya pribadi yang bukan orang Aceh merasakan hal yang sama.
 Menurut saya, seharusnya GusDur+Megawati harus menunjukan bahwa
 mereka komitted untuk memajukan daerah yang sangat tertindas masa
 ORBA. Cara yang paling cepat dilakukan, saya rasa, adalah membawa
 kepengadilan orang-orang yang terlibat. Ini akan menunjukan GusDur+Mega
 care akan provinsi tsb.
 Bayangin, sampe sekarang aja $$uharto (biang keladi segala masalah)
 belum disentuh sama sekali. Jangangkan Jendral-jendral yang 

AIDS epidemik di ASIA

1999-10-25 Terurut Topik Igg Adiwijaya

Just FYI rekan-rekan sekalian,
Semalam di TV, International Health baru mengeluarkan hasil
studi mereka mengenai AIDS epidemik.
Intinya, sbb:

  ASIA has the highest rate of HIV epidemik now.
  4 million HIV positive in India.
  400.000 HIV positive in China
  2% of Thailand population is HIV positiv and the same with Cambodjia.
  And all these are increasing at an alarm rate.
Prediksi:  10 million people with HIV positiv in year 2010.

Saya rasa jumlah sesungguhnya lebih besar dari yang diatas karena
banyak penderita HIV positiv yang tidak mau terbuka di ASIA.
(Ini dikarenakan budaya ASIA yang takut dimasukan statistik AIDS).

Mudah-mudahan berita ini juga jadi bahan pertimbangan ke bijaksaan
(salah satu topik penting) pemerintah kita sekarang.
igg



Re: Selamat untuk Gus Dur

1999-10-20 Terurut Topik Igg Adiwijaya

Sorry baru bangun.
Baru baca koran, walaupun sedikit kecewa.
Selamat buat Gus Dur. Moga-moga nggak ada ribut-ribut di Jalanan.
igg

On Wed, 20 Oct 1999, Helson Siagian wrote:

 Terimakasih, Ki.


 Helson SIAGIAN

 On Wed, 20 Oct 1999, Okki Soebagio wrote:

  Selamat untuk Gus Dur, Presiden ke-4 RI !
  Semoga Indonesia dapat menjadi lebih maju dalam kepemimpinan beliau.
 
  Salam,
  [EMAIL PROTECTED]
 




Wanita - Re: Selamat untuk Gus Dur

1999-10-20 Terurut Topik Igg Adiwijaya

 Sorry baru bangun.
 Baru baca koran, walaupun sedikit kecewa.
 Selamat buat Gus Dur. Moga-moga nggak ada ribut-ribut di Jalanan.
 igg
 
 Maaf mengecewakan, tapi menurut Detik.com, Solo terbakar dan
 Jakarta sendiri sangat panas.
 YS

Wah ... kalau terjadi rusuh-rusuh, ya nggak bener deh.
Mengenai kekecewaan saya diatas, saya pribadi tidak kecewa akan Gus Dur
jadi presiden. Namun prosesnya. Saya merasa ini hasil rekayasa di SU MPR.
Sepertinya, orang-orang yang memilih Gus Dur alasan utamanya adalah bukan
sungguh-sungguh ingin GusDur jadi presiden (terutama setelha habibie
jatuh). Tapi agar Megawati tidak menjadi presiden (dengan alasan pribadi
masing-masing, perempuan+nggak berpendidikan+segelintir penganutnya
berengsek+basisnya orang nasrani+dll, yang belum saya lihat sebagai alasan
substantif).

Seandainya Gus Dur dicalonkan capres oleh PKB jauh hari sebelum pemilu
+SU (terlepas dari poros tengah yang direkayasa), saya pribadi mungkin
akan condong ke Gus Dur. Karena seperti kita banyak ketahui, Gus Dur
orangnya kerakyatan (juga Mega, saya rasa)+nggak KKN+juga bapak negara+
kualitas bagus lainnya. Juga PKB salah satu pemenang pemilu terbesar.
Mengenai orang bilang ini kemenangan sisi Islamis. Saya rasa tidak juga.
Jauh sebelum SU+Pemilu, Gus Dur saya rasa cukup moderate. Juga PKB.
Memang GusDur mendekati para kyai pada saat-saat dekat pemilihan capres,
yang saya rasa hanya manuver politik dia (yang berhak ia lakukan).
Tujuannya tidak lain menggaet support dari kaum muslim + sedikit
memisahkan diri keakrabannya dengan Mega. Seumpamanya Amien Rais menjadi
presiden, saya bisa terima beliau sayap kanan atau islamis.

Terlepas dengan kemenangan Gus Dur, kita juga seharusnya mengucapkan
salut kepada Ibu Mega. Sebagai seorang wanita + tidak cukup punya
"diploma" tertulis, hambatan dia untuk menjadi pemimpin berpuluh
kali lipat dari seorang pria Indonesia. Dimana seorang wanita
memimpin di Indonesia adalah hampir "tabu". Ternyata prestasinya
yang sempat hampir menajdi presiden sangat jauh sekali dari
harapan situasi di Indonesia.
Semoga ini membuka lebar bagi wanita-wanita Indonesia yang lainnya
untuk terus maju berpretasi, nggak hanya jadi hiasan figur pada
saat suaminya ada pesta+ceremony+kumpul-kumpul+dll.

Ngomong-ngomong cewek, kok jarang sekali ya ... koment + dikusi dari
cewek di milis ini. Ayo dong cewek-cewek, jangan takut. Ibu Mega udah
kasih contoh tuh. :)
igg
ps: sorry nih, saya ada sedikit waktu. Jadinya sepanjang cerpen deh:)



Re: 35% vs 65% ???

1999-10-19 Terurut Topik Igg Adiwijaya

On Tue, 19 Oct 1999, Mardhika Wisesa wrote:

 Maksud 35% vs 65% ini apa :
 saya kira 35 persen untuk Cendana atau Golkar, lewat Bank Bali dan 65 boleh
 dipakai untuk bayar tunggakan hutang ke BPPN.

Hahahaha .. boleh lah .. komen diatas. :)

Untuk yang laen, yang masih mikirin 35%vs65%, kayaknya dikusinya
sudah mengarah ke arah "personal" deh. Nggak membangun dikusi dimilis.
Sudah di cuekin saja. Kita masing-masing punya pikiran sendiri
mengenai 35%vs65%, khan.
igg


 Atau 35 lawan 65 adalah jumlah anggota MPR/DPR yang Non-Muslim,
 seperti yang selama ini diributkan bahwa telah terjadi keblaikan dalam
 partai PDIP dimana komposisi Non-Muslim adalah 65 lawan 35,
 dimana PDIP dinyatakan secara resmi atau dituduhkan, partai
 yang dimotori oleh para Nasrani-nasrani kelimpungan.
 (Mungkin karena tokoh PDIP yang banyak bicara adalah yang Ber-KTP yang
 berbunyi agama Kristen)

 Mardhika Wisesa

 Megawati tidak dipilih oleh 65% suara dalam pemilu kemarin.
 Habibie tidak dipilih oleh 80% suara dalam pemilu kemarin.
 Amien Rais tidak dipilih oleh 93% suara dalam pemilu kemarin
 Gus Dur tidak dipilih oleh 90% suara dalam pemilu kemarin.
 Nurcholis Madjid tidak dipilih oleh 100% suara dalam pemilu kemarin.

 Masih ada yg belum jelas soal angka 35% vs 65%?.
 Silahkan ngacung kalau masih ada yg belum jelas juga;)


 jabat erat,
 Irwan Ariston Napitupulu


 
 Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1




Re: If Gus Dur Prez !

1999-10-18 Terurut Topik Igg Adiwijaya

Wah .. bosen deh. Lagi-lagi tangisan dibawa-bawa.
Jadi pengen ikut nanggis nih :)
Kalo boleh ngasih usul nih, carilah point yang lebih subtantive.
Kalo mau kritik PDIP atau PKB,diskusi lah kelemahan yang laennya.

Kemudian, satu lagi ... tingkat pendidikan dibawa-bawa lagi.
Mengukur seseorang akan sukses nggak hanya melalui pendidikan.
Habibie yang PhD Cumlaude aja bikin negara tambah parah.
Amien Rais yang PhD juga, kok bisa kalah telak di pemilu.
Just to be fair with PDI-P, berapa banyak lagi bukti-bukti yang
musti PDI-P Megawati proof, bahwa dia mampu dan bisa diterima
the so-called Indonesian intellectuals?

Kalo boleh ngasih usul satu lagi aja, bagusnya kita berpijak
pada visi + plan mendatang apa yang di punyai tiap fraksi
kalo mereka memerintah. Sayangnya nggak ada satu fraksi pun
yang membeberkan visi mendatang mereka untuk Indonesia.
Jadi ya ... pihak-pihakan kita akan fraksi-fraksi + njelek-njelekin
fraksi tanpa mikir, hanya berdasarkan personal preference.
Tidak berdasarkan analisa yang bagus.
igg


On Mon, 18 Oct 1999, Jeffrey Anjasmara wrote:

 Lho Matori nangis berjam-jam setelah kalah ya?
 Jadinya mirip dengan majikannya dong?
 Memang perlu suatu wadah untuk memberi terapi
 bagi orang yang tuna sabar. Sebagai politisi
 dilarang untuk terlalu larut dalam emosinya.
 Baik emosi menangis, marah, sedih, gembira,
 sombong (karena dapat 35%), maupun emosi jiwa-nya
 Yana Julio tidak boleh diperagakan di depan khalayak ramai.
 Apalagi bila dipertontonkan kepada pengikut yang
 juga memiliki emosi tak kurang tingginya.

 Setelah membuka weather channel, saya melihat Mega berubah
 menjadi mendung, dan akhirnya berubah menjadi hujan tangis
 lebat diiringi guntur dan Guruh.

 
 From: Nasrul Indroyono [EMAIL PROTECTED]
 Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: If Gus Dur Prez !
 Date: Mon, 18 Oct 1999 18:45:22 PDT
 
 Salut buat Gus Dur !
 
 Kalau Megawati jadi Presiden rakyat bentrok. Golkar akan Sabotase.
 Ulama/santri menangis karena kemungkinan Megawati tidak bisa
 mengontrol pengikutnya yang kebanyakan emosional dan siap
 membantai ulama/santri.
 
 Kalau Mega tidak jadi Presiden, Banser siap maju bersama TNI dan Rakyat
 mengamankan PDI-P yang emosional seperti Jacob Tobing,
 dll spt Forkot dan Famred. Saya juga siap mengamankan PDI-P
 yang macam macam...kalau yang baik sih tentu dikasih kesempatan.
 
 Kalau Gus Dur jadi Presiden. Banyak PDI-P yang dapat kesempatan
 maju terutama yang berpedidikan dan berdesikasi seperti Kwik Kian Gie, dan
 Megawati mendapat tempat yang layak sesuai dengan
 jenjang pendidikannya serta sesuai dengan popularitasnya
 dirakyat bawah.
 
 Gus sudah punya "Marshall Plan" sedangkan Megawati tidak jelas
 mau ngapain kalau jadi Presiden. Masak cuma mau nangis berjam-
 jam seperti abis Matori kalah ?
 
 Dengan bersatunya Muhamadiyah dan NU akan mengamankan negara.
 Seusai dengan ramalan Lao Tse dari cina daratan:
 "If a country is in a chaos, Loyal Ministers will raise up"
 Maksudnya tokoh-tokoh agama dari Muhamadiyah dan NU telah terbukti
 dalam sejarah bangsa kita sejak jaman Belanda dan Sukarno,
 bahwa Muhamadiyah dan NU secara konsisten mementingkan
 rakyat banyak dan kemajuan bangsa dan loyalitasnya sulit untuk
 di pungkiri. Kematangan/kualitas organisasi Muhamadiyah dan NU sangat
 jauh dibandingkan organisasi massa/parpol lainnya seperti ICMI, PP,
 Forkot, KNPI, PDIP, GOlkar...Belum ada bukti nyata kseuksesan mereka dalam
 sejarah Indonesia!! ormas/parpol tsb kebanyakan terjebak dalam perebutan
 kekuasaan dan untuk kepentingan terlalu sempit para oknumnya karena belum
 adanya kematangan organisasi itu sendiri.
 
 Nasruli.
 --
 10 Prioritas Utama Bila Gus Dur Terpilih Menjadi Presiden
 source www.pikiranrakyat.com
 
 1. Mencegah disintegrasi teritorial Indonesia. Untuk itu saya ingin
merekatkannya.
 2. Memecahkan masalah yang cukup berat yakni masalah pangan.
 3. Menyusun pemerintahan yang visibel yang memperhatikan
keseimbangan pusat dan daerah secara benar. Yaitu bahwa kita
menumbuhkan tradisi baru untuk berdemokrasi dalam kehidupan kita.
Untuk itu gubernur tidak ditentukan dari atas tapi dipilih DPRD
 yang bersangkutan, begitu juga bupati dipilih DPRD Tk II yang
 bersangkutan.
 4. Fair Revenue Sharing (Pembagian pendapatan yang seimbang antara
Pusat dan Daerah)
 5. Lembaga yudikatif akan lebih realistis dan lebih fair karena tidak
tunduk ke badan legislatif ataupun eksekutif. Dengan kata lain
 Trias Politika akan kembali menguasai pemerintahan.
 6. Pertimbangan-pertimbangan kemanusiaan akan lebih mendapat tempat
dibanding masa lalu, sedangkan pertimbangan politik nomor dua.
 7. Penekanan yang lebih besar pada sektor pembangunan maritim karena
negara yang luas ini ternyata hanya 5 persen saja lautnya dikuasai
 kita. Karena itu AL akan mendapat pembiayaan besar pertama kali   agar
 dapat mengejar pelanggar yang seenaknya masuk ke 

Takabur nih - Re: Pilih Presiden Yang Punya Integrity

1999-10-11 Terurut Topik Igg Adiwijaya

Ah ... melihat diskusi di sini mengenai calon presiden, sepertinya
sudah me nilai presiden perempuan bakal nggak beres, sebelum dia
dikasi kesempatan kerja menjadi presiden. Wah .. kita takabur nih.
Banyak berpendapat bahwa Megawati kalau menjadi presiden, tak banyak
yang bisa diharapkan :(
Si Amien Rais lha yang musti jadi presiden .. inilah, itulah 
Orang si Amien Rais nya aja nggak berani mencalonkan diri.
Sedangkan Gus Dur sudah mulai mikir mengundurkan diri. Dia nggak
sepenuh hati.

Kalau dilihat dari sejarah Indonesia, kita sudah pernah punya
presiden yang "presumed" pintar notabene, ie. Sukarno (idola saya
pribadi no #1) dan Habibie (boss saya di BPPT). Apa jadinya negara
ditangan beliau? berantakan .. rakyat sengsara, kelaparan, dibohongi,
dll. :(  Ya mudah-mudahan orang pintar yang jadi presiden nanti
nggak kayak gini. Lebih mikirin rakyat dari pada "presumed" kepintarannya.
Nah ... kita khan belum pernah ada presiden yang langsung dari rakyat
jelata. Kasih kesempatan lha ... mungkin ini yang dibutuhkan rakyat
Indonesia. Kalo dilihat, jaman Orba dulu, banyak pimpinan politik yang
tadinya opposisi pemerintah pada membelot + ikut korupsi. Tapi tidak
Megawati. Dia sya rasa menjalani political experience yang lumayan pahit.
Daripada Habibie, yang sudah ketahuan gagal. Lebih baik cari yang lain.

Kita seharusnya mengutamakan kepentingan rakyat, dari pada memikirkan
presiden pendidikannya musti di atas kita lah. Kita egois
kalo berpikiran seperti itu. Seenggak-enggaknya
beban economy kita (pinjaman dari luar) akan lebih baik kalo Mega
terpilih. Ya ... ini bagus untuk kepentingan rakyat, dan keuntungan
lainnya bagi rakyat.
Mungkin, nanti Amien Rais dan yang "presummed" orang pintar lainnya
bisa jadi presiden yang akan datang. Setidaknya, orang pintar bisa
membantu presiden yang akan datang lah. Orang Si Reagan "movie star"
aja bisa jadi salah satu presiden paling effective di America.
Presiden Philipina juga Movie Star. Tenang-tenang aja tuh Philipina.

Kalo dilihat poling-poling yang di adakan di kota-kota + desa-desa
di Indonesia, mereka dengan jelas minta Megawati jadi presiden
dari pada yang lainnya.
(red: check poling-poling di majalah, surat-kabar, study , dll).

Menganggap perempuan dibawah laki-laki, menurut saya, mentaliti yang
perlu di jauhi. Perempuan sudah susah dapat kesempatan, selagi punya,
, sudah dianggap nggak beres sebelum dicoba. Dunia sudah
berubah, banyak sudah wanita yang jadi pemimpin jempolan di dunia.
igg

 In a message dated 10/11/99 2:16:43 PM !!!First Boot!!!,
 [EMAIL PROTECTED] writes:

  Sinyalemen "Sukarno doyan wanita, Suharto takut wanita, dan Habibie kayak
  wanita" sangat ramai di milis-milis tempo hari. Sekarang terbukti bahwa
  memang Habibie tidak mempunyai kapasitas sebagai pemimpin. Sikap tegas bukan
  merupakan ciri dari kepemimpinan BJH ini. Tugas kepresidenan di masa
  mendatang mengharuskan sikap yang tidak ambivalen, cepat bertindak, dan
  berkemampuan cukup. Berbagai issue masalah Timtim, Aceh, dan Ambon tidak
  sanggup ditanggapi oleh Habibie dengan baik. Terbukti mempunyai kemampuan di
  bidang teknologi bukan berarti mempunyai kemampuan di bidang politik dan
  leadership.

  Kesanggupan presiden perempuan pertama RI ini hanyalah pemberian opsike-2
  yang kontroversial. Integritas Habibie patut dipertanyakan. Bagaimana
  mungkin tanpa bertanya ke MPR sanggup mengeluarkan opsi ke-2, tetapi saat
  ini tidak sanggup bereaksi menunjukkan impotensi kepemimpinan untuk
  menghadapi tekanan dari luar negeri.

  Dengan berbagai tantangan di masa mendatang seperti kemungkinan tuntutan
  referendum dari GAM yang tiap hari sudah membunuhi tentara dan pegawai
  negeri yg ngotot masuk kerja, kejadian Ambon yg tidak berkesudahan, dan
  infiltrasi LN di Irja, maka saya menempatkan pilihan presiden RI ke-4 jangan
  sampai dipegang wanita. Jangan Habibie yang berkelakuan wanita, dan jangan
  pula Megawati yang wanita tulen yang tak segan mengobral air mata politik.

  Dalam hal ketegasan, Dus Durpun belum teruji. Sampai saat ini ketiga calon
  presiden juga tidak memberi komentar sepatah katapun tentang kasus Timtim.
  Megawati saat ini sibuk menghapal pidato visi kepresidenan, dengan tutor
  Kwik Gian Gie dan Sabam Sirait. Gus Dur sedang sibuk sujud untuk memikirkan
  apakah mau terus atau mau membuat Megawati menjadi presiden. Sementara itu
  Habibie sibuk manikur untuk mempermanis kuku-kukunya di salah satu salon di
  bilangan Blok M, ditemani oleh Wiranto yang mencari cara bagaimana memasang
  sanggul di rambutnya yg pendek itu. Juga Kapuspen Sudrajat mendadak kena
  penyakit bisu dan harus berlatih vokal dg bimbingan kelompok Elfas.

  Mestinya memang Amien Rais yang pantas jadi presiden. Sayang sungguh sayang.

  Jeffrey Anjasmara
   
 Ada satu figur pemimpin yang mantap, namanya Jose Alexandre Gusmao, sering
 dipanggil  "Xanana" alias Kay Ralla. Setiap mengingat nama ini, saya selalu
 terbayang  Che Guevara-- gerilyawan legendaris Argentina sekaligus mitra
 

Re: Takabur nih - Re: Pilih Presiden Yang Punya Integrity

1999-10-11 Terurut Topik Igg Adiwijaya

Sebenarnya, inti yang ingin saya utarakan adalah sbb:
Bahwa, sebagai mana pun pintar nya Bung Karno, bermain politik + sekolah
+ dll (sama juga dengan Habibie), dari segi dia mensejahterakan rakyat
+ ngurusin negara biar maju, mereka sudah terbukti gagal.
Jadi ya ... mungkin kita perlu orang yang seperti Mega.
Kita mana tahu! kasih lah kesempatan.
Juga kalo dilihat presurre sekarang + calon-calon lainnya,
saya melihat Mega lah yang bisa, sedikitnya, mengasih dorongan
untuk kesejahteraan rakyat, melalui, contohnya, ekonomi yang akan
lebih diterima investor + dana-dana lainnya + keuntungan lainnya.
Kalo calon lainnya, yang "pintar", bener-bener bertujuan demi ke
sejahteraan rakyat, bisa untuk sementara membantu Mega memerintah.
Nanti kalo situasi sudah .. stabil. Ya .. nyalonin diri kek.
Pasti "rakyat", bakal milih yang paling "pinter". :)
igg


On Mon, 11 Oct 1999, Jeffrey Anjasmara wrote:

 Mas, yang namanya pintar  bukan di bidang sekolahan saja.
 Masalah Sukarno, anda tidak bisa bilang "presumed" lagi. Memang dia sudah
 dikenal bagus. Sebagai seorang engineer BK masih mempunyai beberapa disain
 bangunan artistik (yg masih bisa anda saksikan). Sebagai politisi juga sudah
 tangguh. Sayangnya hal spt ini bukan sesuatu yg dapat diturunkan. Megawati
 sangat lamban dalam bersikap. Dia selalu menunggu "WISIK" apa-apa yg mesti
 dilakukan dari Kwik, Sabam, dan para elite di sekeliling Mega. Dan ini juga
 sudah terbukti. Jadi kebodohan Mega, atau tepatnya "ketidakmampuan" Mega
 juga sudah terbukti. Jadi juga tidak bisa disebut "presumed" lagi.


 From: Igg Adiwijaya [EMAIL PROTECTED]
 Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Takabur nih - Re: Pilih Presiden Yang Punya Integrity
 Date: Mon, 11 Oct 1999 12:55:09 -0400
 
 Ah ... melihat diskusi di sini mengenai calon presiden, sepertinya
 sudah me nilai presiden perempuan bakal nggak beres, sebelum dia
 dikasi kesempatan kerja menjadi presiden. Wah .. kita takabur nih.
 Banyak berpendapat bahwa Megawati kalau menjadi presiden, tak banyak
 yang bisa diharapkan :(
 Si Amien Rais lha yang musti jadi presiden .. inilah, itulah 
 Orang si Amien Rais nya aja nggak berani mencalonkan diri.
 Sedangkan Gus Dur sudah mulai mikir mengundurkan diri. Dia nggak
 sepenuh hati.
 
 Kalau dilihat dari sejarah Indonesia, kita sudah pernah punya
 presiden yang "presumed" pintar notabene, ie. Sukarno (idola saya
 pribadi no #1) dan Habibie (boss saya di BPPT). Apa jadinya negara
 ditangan beliau? berantakan .. rakyat sengsara, kelaparan, dibohongi,
 dll. :(  Ya mudah-mudahan orang pintar yang jadi presiden nanti
 nggak kayak gini. Lebih mikirin rakyat dari pada "presumed" kepintarannya.
 Nah ... kita khan belum pernah ada presiden yang langsung dari rakyat
 jelata. Kasih kesempatan lha ... mungkin ini yang dibutuhkan rakyat
 Indonesia. Kalo dilihat, jaman Orba dulu, banyak pimpinan politik yang
 tadinya opposisi pemerintah pada membelot + ikut korupsi. Tapi tidak
 Megawati. Dia sya rasa menjalani political experience yang lumayan pahit.
 Daripada Habibie, yang sudah ketahuan gagal. Lebih baik cari yang lain.
 
 Kita seharusnya mengutamakan kepentingan rakyat, dari pada memikirkan
 presiden pendidikannya musti di atas kita lah. Kita egois
 kalo berpikiran seperti itu. Seenggak-enggaknya
 beban economy kita (pinjaman dari luar) akan lebih baik kalo Mega
 terpilih. Ya ... ini bagus untuk kepentingan rakyat, dan keuntungan
 lainnya bagi rakyat.
 Mungkin, nanti Amien Rais dan yang "presummed" orang pintar lainnya
 bisa jadi presiden yang akan datang. Setidaknya, orang pintar bisa
 membantu presiden yang akan datang lah. Orang Si Reagan "movie star"
 aja bisa jadi salah satu presiden paling effective di America.
 Presiden Philipina juga Movie Star. Tenang-tenang aja tuh Philipina.
 
 Kalo dilihat poling-poling yang di adakan di kota-kota + desa-desa
 di Indonesia, mereka dengan jelas minta Megawati jadi presiden
 dari pada yang lainnya.
 (red: check poling-poling di majalah, surat-kabar, study , dll).
 
 Menganggap perempuan dibawah laki-laki, menurut saya, mentaliti yang
 perlu di jauhi. Perempuan sudah susah dapat kesempatan, selagi punya,
 , sudah dianggap nggak beres sebelum dicoba. Dunia sudah
 berubah, banyak sudah wanita yang jadi pemimpin jempolan di dunia.
 igg
 
   In a message dated 10/11/99 2:16:43 PM !!!First Boot!!!,
   [EMAIL PROTECTED] writes:
  
Sinyalemen "Sukarno doyan wanita, Suharto takut wanita, dan Habibie
 kayak
wanita" sangat ramai di milis-milis tempo hari. Sekarang terbukti bahwa
memang Habibie tidak mempunyai kapasitas sebagai pemimpin. Sikap tegas
 bukan
merupakan ciri dari kepemimpinan BJH ini. Tugas kepresidenan di masa
mendatang mengharuskan sikap yang tidak ambivalen, cepat bertindak, dan
berkemampuan cukup. Berbagai issue masalah Timtim, Aceh, dan Ambon
 ti

Golkar hebat - Re: Amien Rais

1999-10-04 Terurut Topik Igg Adiwijaya

Kalo saya boleh nebak apa yang ada di benak orang Golkar
(ini masih nebak lho ...).
Kalo menurut saya terpilihnya Amien Rais sebagai ketua MPR
sangat menunjukan ke pintaran Golkar dalam berpolitik.

1. Kalo menurut saya (juga banyak rekan yang lainnya), Amien Rais
   pantasnya jadi ketua DPR dimana dia bisa langsung (kalo diperlukan)
   jadi opposisi pemerintah yang akan datang akan setiap UU yang akan
   dibuat pemerintah nantinya.
   Sekarang jadi ketua MPR, kontribusi dia akan jadi opposisi pemerintah
   sangat kecil sekali. MPR sidang cuman 4 tahun sekali.
   Sepertinya emang Golkar berniat sepak-terjangnya Amien Rais dikecilkan
   nanti nya.
   Ini juga akan menguntungkan GOLKAR atau PDIP yang bakal pegang
   pemerintahan nantinya.

2. Sepertinya target utama Golkar adalah kursi presiden.
   Nah sekarang Amien Rais berhutang sama Golkar. Sepertinya yang
   diharapkan Golkar dari Amien Rais + poros tengah,
   bukan support di DPR, tetapi
   di CAPRES. Saya nggak yakin apakah pada menit-menit terakhir
   Habibie masih akan di calonkan jadi CAPRES oleh Golkar. Serasanya akan
   ada kejutan CAPRES dari Golkar.
   Jika ini benar (masih tebak-tebakan lho ...) Golkar akan mencalonkan
   /vote-for orang yang tidak kuat beroposisi untuk jadi ketua DPR. Tidak
   jadi masalah apakah orang tersebut datang dari Golkar atau Poros
   tengah.
   Bila Golkar mensupport orang dari poros tengah untuk jadi ketua DPR,
   maka CAPRES hampir mutlak ada di tangan Golkar nantinya.

Jadi saya rasa Amien Rais secara tidak sadar telah di kurangi posisinya
secara lunak oleh Golkar dari percaturan politik nantinya.

igg



On Mon, 4 Oct 1999, Budi Haryanto wrote:

 Rekan yth.,

 Dengan terpilihnya Amien Rais (AR) sebagai ketua MPR, bagaimanapun ini
 menunjukkan kepiawaiannya dalam bermain-main dengan politik. Lihat saja,
 dengan hanya bermodalkan suara yang dipunyai PAN saja dia masih bisa
 memperoleh dukungan jauh lebih banyak suara dari luar partainya. Dan
 sekarang Golkar merasa si AR hutang budi dan tentu akan membalas budi
 nantinya.

 Dugaan saya, pada saatnya nanti Golkar akan merasa kecewa kepada AR,
 karena, lagi-lagi didukung oleh kepiawaiannya dalam berpolitik, AR akan
 hanya 'sedikit' mendukung Golkar dalam pemilihan ketua DPR, yang
 kelihatannya tidak akan dimenangkan oleh Golkar. Si AR sendiri juga nggak
 suka kalau ketua DPR diberikan ke Golkar (asumsi saya lho).

 Lalu, sudah barang tentu koalisi Golkar dan poros tengah akan berantakan
 setelah gagalnya Golkar di posisi puncak DPR, dan ini yang memang
 diharapkan oleh AR. Karena, pada pemilihan presiden nantinya, si AR tidak
 perlu lagi merasa hutang budi kepada Golkar untuk mengegolkan Habibie yang
 tidak disukainya.

 Itulah politisi.
 Sementara itu, Faisal Basri, sekjennya di PAN, masih terlalu lugu dan polos
 dengan permainan politik tingkat tinggi si AR ini. Namun, dalam suatu
 organisasi, manusia seperti Faisal Basri ini sangat diperlukan untuk
 penyeimbang.

 Salam,
 Budi




Re: Golkar hebat - Re: Amien Rais

1999-10-04 Terurut Topik Igg Adiwijaya

Walaupun bersidang 1 tahun sekali, bagi Golkar nantinya,
Amien Rais sebagai ketua MPR masih situasi yang menguntungkan
untuk Golkar ketimbang dia jadi ketua DPR nantinya.
Ketua MPR tidak punya pengaruh langsung akan kebijakan+UU yang
akan dibuat pemerintah nantinya.
igg

On Tue, 28 Sep 1999, Yusuf-Wibisono wrote:

 ...

 1. Kalo menurut saya (juga banyak rekan yang lainnya), Amien Rais
pantasnya jadi ketua DPR dimana dia bisa langsung (kalo diperlukan)
jadi opposisi pemerintah yang akan datang akan setiap UU yang akan
dibuat pemerintah nantinya. Sekarang jadi ketua MPR, kontribusi dia
akan jadi opposisi pemerintah sangat kecil sekali. MPR sidang cuman 4
tahun sekali. Sepertinya emang Golkar berniat sepak-terjangnya Amien
Rais dikecilkan nanti nya. Ini juga akan menguntungkan GOLKAR atau PDIP
yang bakal pegang pemerintahan nantinya.

 Yw: Ups, ini versi lama, Pak. Berdasarkan aturan sekarang, MPR
 bersidangnya setahun sekali. Dan langsung berhadapan dg
 biang keroknya pemerintah (presiden/wakil and the whole cabinet (?)).




Angkat topi! Re: Golkar hebat

1999-10-04 Terurut Topik Igg Adiwijaya


 Walaupun bersidang 1 tahun sekali, bagi Golkar nantinya,
 Amien Rais sebagai ketua MPR masih situasi yang menguntungkan
 untuk Golkar ketimbang dia jadi ketua DPR nantinya.

 Yw: Jangan bilang 'untuk Golkar' dong, 'untuk pemerintah' gitu, lah. ;-)
 Dan pemerintahnya (menurut perkiraan saya), bukan Golkar lagi.
 Atau memang anda optimis Golkar menguasai eksekutif lagi?

Sebenarnya saya pribadi pengennya PDIP yang di pemerintahan dan
Megawati jadi presiden. Walaupun kita tahu bahwa yang menang pemilu
belum tentu jadi presiden calonnya, tapi kita musti liat juga apa
yang di pengen rakyat banyak (walaupun cuman 30%+). Kalo PDIP di
pemerintahan, ini akan memberikan kepercayaan rakyat banyak akan politik
di Indonesia. Jangan sampai rakyat nantinya berpikir (kalo Megawati
nggak jadi presiden) seperti berikut "Wah .. buat apa nyoblos di
Pemilu, kalo nantinya pilihan kita di rekayasa lagi di SU MPR".
Tapi saya pikir Megawati seharusnya jadi presiden transisi aja.
Presiden berikutnya nggak dia lagi, melainkan orang yang bisa
mewakilkan Indonesia di mata dunia dengan sedikit lebih mantap
dan sedikit lebih intellectual.

Saya bukannya mau mendukung Golkar. Tapi ya, kita musti angkat
topi kepada politisi Golkar. Selama ini hanya mereka yang saya
lihat cerdas dalam politik saat ini. Di awalnya, PDIP, PKB,
PAN+Poros tengah sangat ambisius sekali. Hanya Golkar yang
menurut saya sedikit low-profile awalnya, tapi mereka jalan
pelan-pelan dengan pasti.

 Kalo Akbar Tanjung jadi Ketua DPR, terus eksekutif didominir
 oleh PDIP dan PKB, bagi rakyat itu malah suatu kombinasi yg
 mungkin baik. Karena artinya, Golkar tampil sebagai penyeimbang
 atau oposisi thd pemerintah (eksekutif); sehingga pemerintah
 tdk bisa semena-mena.

Wah ... ini juga yang saya harapkan bakal terjadi.
Ini mungkin senario yang terbagus buat kita + rakyat.
Tapi ya ... kita musti realistis. Kelihatanya ini, menurut
saya, ada kemungkinan besar nggak kesampaian.

igg



Re: Golkar hebat - Re: Amien Rais

1999-10-04 Terurut Topik Igg Adiwijaya

 Bung Igek yth.
 Pendapat anda boleh boleh aja. Tapi saya rasa lebih banyak
 yang berpendapat lain. Juga Bpk Amien Rais sendiri saya
 rasa sudah menghitung hitung untung ruginya posisi barunya ini.
 Saya yakin Bpk Amien Rais cukup professional dalam politik.
 Jadinya saya yang awam lebih baik mempercayakan saja ke yang
 professional.

Saya juga yakin kalo Amien Rais sudah menhitung jauh-jauh.
Tapi yang saya rasa keuntungan terbesar ada di pemerintah
nantinya (Golkar, karena sudah yakin sekali akan pegang pemerintahan
dengan mensupport Amien Rais atau yang lainnya).
Contohnya lagi, banyak orang tau bahwa pencalonan Gus Dur jadi
Wapres tidak serius. Orang banyak juga pada mikir kenapa Gus Dur
nggak ngerasa bahwa pencalonan CAPRES tidak serius. Ini hanya
menguntungkan politikus lainnya. Saya yakin juga, politikus
sekaliber Gus Dur sudah memikirkan + menghitung pencalonan
CAPRESnya jauh-jauh. Emang sih kadang kadang kita nggak tau
kalo politikus sudah mikir dalam-dalam atau tidak.

 Saya tetap melihat MPR itu posisi sangat strategis.
 Apalagi dengan adanya rencana amendemen UUD45. Jadi sesuatu
 yang sangat fundamental yang akan bahas dan akan diarahkan
 Jangan sampai meleset atau mudah diplesetin lagi.
 Apalagi nanti MPR diharapkan harus kuat dan proaktif serta
 banyak tugas barunya mulai tiap tahun meng-evaluasi dan saya
 masih berharap dan percaya Bpk Amien Rais akan kreatif
 mendayagunakan posisinya sebagai Ketua MPR.
 Cara pandang anda saya rasa masih bertumpu pada model ORBA
 dimana MPR pasif. Khan bisa aja tau tau natinya malah
 lebih aktif dari DPR gimana ? We will see...

Yah .. saya yakin juga Amien Rais nggak hanya terdiam saja.
Tapi ya .. balik kembali, tepat terbaik dia ada di DPR.
Yang untung disini adalah, kembali lagi, pemerintah yang akan
datang.

 Tentunya kalau ada yang menyimpang dari semangat reformasi,
 Bpk Amien Rais harus kita beri peringatan dan kritik.
 Saya juga percaya Golkar sudah mulai sadar ttg kesalahan masa lalu.
 Sedangkan PDI-P saat ini masih penuh dengan dendam kesumat jadinya belum
 tentu kalau PDI-P yang memegang pemerintahan akan membuat
 negara tentram dan maju. Tokoh GOlkar Akbar Tanjung saya percaya,
 Marzuki Darusman juga. Dari PDI-P saya percaya Kwik Kian Gie.
 Tetapi visi Ibu Megawati pribadi belum bisa saya percaya.
 Maksud saya memang Ibu Mega orang baik, lemah lembut, honest
 tapi kita juga memerlukan orang yang berpendidikan supaya
 tidak mudah ditipu. Terlalu banyak orang sekitar PDI-P yang bejat
 yang siap memangsa Ibu Mega.

Ya ... Megawati kenapa nggak bisa jadi presiden.
Ronald Reagan, a movie star, aja bisa jadi one of the best presidents.
Presiden Philipina aja pernah ibu-ibu dan sekarang seorang movie star.
Kita musti lihat juga, bahwa Megawati sampai sekarang masih
dapat dukungan orang-orang pinter, seperti Kwik Kian Gie dll.
Soeharto aja yang pendidikannya cuman SMA pas-pasan bisa
ditatah "kerajaan" sampai 32 tahun :) tanpa ada lawan berarti.

igg

 Gitu aja dulu dari observasi planetarium saya yang mungkin
 jauh kenyataanya di bumi pertiwi. Well every body has their own
 perspective. That's why we need politics. With politics
 we move a great mass of people toward national goal and that
 is not an easy task.
 Unfortunately the mass media put too much emphasis on the
 negative sides of politics. Yeahh they need sensational stories
 to make money so we need to filter pretty much of them.

 Om swastiastu

 Nasruli

 __
 Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com




Re: Angkat topi! Re: Golkar hebat

1999-10-04 Terurut Topik Igg Adiwijaya

 JUSTRU adalah tanggung jawab PDI - P dan Megawati untuk mendidik rakyat nya
 (rakyat yang memilih PDI P), jangan malah dimanfaatkan rakyat yang tidak
 tahu politik untuk kepentingan sendiri.  Jadi mereka juga sadar politik.

Tidak hanya PDIP saja. Tapi juga partai-partai yang lainnya.
Kita juga musti sadar bahwa rakyat "banyak" itu bukan seperti kita,
yang umumnya punya pendidikan tinggi + punya akses ke INternet + bisa
ikut mailing list.
Sebagian besar rakyat itu kurang berpendidikan.
Lalu yang dilihat mereka dikoran + TV selama masa ORBA itu ya ..
cuman presiden + wakil + 1atau2 mentri.
Jadi ya .. kalo menurut saya, ada kecenderunagn besar kalo
rakyat nyoblos ke Pemilu, yang dipikir mereka
presiden+wakil+mentri-mentri.

Memang rakyat banyak musti harus dididik tidak hanya politik
tapi juga pendidikan mendasar yang lainnya.

igg

 Beberapa hari ini juga mulai kelihatan lagi sebuah contoh pembodohan dalam
 menggalang opini di masyarakat seperti jargon " money politics", " dagang
 sapi" , " yang menjadi presiden adalah yang mendapatkan suara rakyat paling
 banyak", "distorsi (nya MS)" , "rakyat dan kedaulatan dikhianati" dll jargon
 yang menyesatkan rakyat kecil.

 Soe

 -Original Message-
 From: Igg Adiwijaya [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
 Date: Tuesday, October 05, 1999 11:37 AM
 Subject: Angkat topi! Re: Golkar hebat


 
 Sebenarnya saya pribadi pengennya PDIP yang di pemerintahan dan
 Megawati jadi presiden. Walaupun kita tahu bahwa yang menang pemilu
 belum tentu jadi presiden calonnya, tapi kita musti liat juga apa
 yang di pengen rakyat banyak (walaupun cuman 30%+). Kalo PDIP di
 pemerintahan, ini akan memberikan kepercayaan rakyat banyak akan politik
 di Indonesia. Jangan sampai rakyat nantinya berpikir (kalo Megawati
 nggak jadi presiden) seperti berikut "Wah .. buat apa nyoblos di
 Pemilu, kalo nantinya pilihan kita di rekayasa lagi di SU MPR".



 Tapi saya pikir Megawati seharusnya jadi presiden transisi aja.
 Presiden berikutnya nggak dia lagi, melainkan orang yang bisa
 mewakilkan Indonesia di mata dunia dengan sedikit lebih mantap
 dan sedikit lebih intellectual.
 




Re: Lucu

1999-09-23 Terurut Topik Igg Adiwijaya

Kalo menurut saya mahasiswa yang demo di Jakarta nggak perlu tahu pasti
apa isi nya secara mendetail.
Buat apa?
Mereka tahu kok intinya UU PKB itu apa dan secara general mereka
saya yakin tahu apa effect dari UU PKB tersebut. Mereka
saya yakin pernah baca berita dari koran + majalah dll dimana
UU nggak pernah di siarkan "literary" (ngabisin kertas), tapi
di terjemahkan dan di jelaskan dampaknya.
Jadi ya ... tau intinya + makna nya lebih penting.

Untuk kita-kita atau anda-anda yang belajar di luar negri,
yang kadang-kadang "self-claimed" punya pendidikan lebih tinggi dari yang
di Indo,
belum tentu tahu secara mendetail bagian+butir-butir PKB.
Buat apa yang di Indo musti hapal. Orang mahasiswa di Indo, makan aja
susah.

Itu wartawan juga sempat untung mewancarai orang yang nggak "hapal"
butir-butir UU PKB. Bayangin kalo dia wawancarai Mahasiswa yang
kebetulan "hapal". Nah .. dia mau apa. Dia sendiri kemungkinan
besar nggak "hapal".

Care dikit lah. Udah untung nggak ikutan demo + nggak sempet
dipukulin polisi, jadi sekolah bisa jalan terus.

igg


On Thu, 23 Sep 1999, Faransyah Jaya wrote:

 He he he hee..
 Sedih memang melihatnya.. :(

 Faran
 --

 On Fri, 24 Sep 1999 07:30:03   Suhendri wrote:
 Ada yang lihat wawancara Islamiyati reporter RCTI dengan salah satu pimpinan
 demo mahasiswa ?
 
 Sang reporter menanyakan kepada mahasiswa tersebut bagian mana dari UU PKB
 yang dia tidak setuju.
 Dijawab oleh mahasiswa tersebut bahwa banyak bagian di PKB yang tidak
 disetujuinya. Kembali sang reporter menanyakan bagian mana. Terlihat
 kepanikan dan kegugupan dari sang mahasiswa karena tidak tahu bagaimana
 menjawabnya. Akhirnya sang reporter menanyakan ... " Anda baca nggak sich
 RUU PKB itu ? ".
 
 Very funny :-) sebuah potret mahasiswa Indonesia
 
 Diktat dan buku kuliahnya pun mungkin tidak dibaca, apalagi RUU PKB yang
 sedemikian tebal dan njelimet penjelasannya.
 
 Pokoknya demo, begitu kali ya kata para mahasiswa, nanti baca belakangan
 kalo udah deket ujian.
 
 Soe
 


 DC Email!
 free email for the community - http://www.DCemail.com




US position (Re: AS in East Timor)

1999-09-22 Terurut Topik Igg Adiwijaya

Perhaps, this can help a bit.
igg
==

From [EMAIL PROTECTED] Wed Sep 22 17:34:18 1999
Date: Fri, 17 Sep 1999 12:57:04 -0400
From: Agung [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [balinet] QA ttg Timtim

Saya rasa ada perlunya mem-forward wawancara ttg Timtim deng Noam
Chomsky (ahli linguistik dari MIT).
agung
New Jersey
-

East Timor
Questions And Answers
Stephen R. Shalom,
Noam Chomsky, and Michael Albert


1.  What was U.S. policy toward Indonesia before 1975?

In the aftermath of World War II, U.S. policy toward the Asian colonies
of the European powers followed a simple rule: where the nationalists in
a territory were leftist (as in Vietnam), Washington would support the
re-imposition of European colonial rule, while in those places where the
nationalist movement was safely non-leftist (India, for example),
Washington would support their independence as a way to remove them from
the exclusive jurisdiction of a rival power. At first, Indonesian
nationalists were not deemed sufficiently pliable, so U.S.-armed British
troops (assisted by Japanese soldiers) went into action against the
Indonesians to pave the way for the return of Dutch troops, also armed
by the United States. In 1948, however, moderate Indonesian nationalists
under Sukarno crushed a left-wing coup attempt, and Washington then
decided that the Dutch should be encouraged to settle with Sukarno,
accepting Indonesian independence.

It wasn't long, however, before the United States concluded that Sukarno
was a dangerous neutralist, and under the Eisenhower administration
Washington attempted to subvert Indonesia's fragile democratic
government. These efforts-the largest U.S. covert operation since World
War II * were unsuccessful, so the United States shifted its strategy
to  building up the Indonesian military as a counter-weight to the
mass-based Indonesian Communist Party. In 1965, this approach bore fruit
when a military coup, accompanied by the slaughter of somewhere between
half a million and a million communists, suspected leftists, and
ordinary peasants, deposed Sukarno and installed General Suharto in his
place. Washington cheered the coup, rushed weapons to Jakarta, and even
provided a list of Communist Party members to the army which then
rounded up and slaughtered them. According to a CIA study, "in terms of
numbers killed" the 1965-66 massacres in Indonesia "rank as one of the
worst mass murders of the 20th century." The United States established
close military, economic, and political ties with the Suharto regime.

2.  What was East Timor before Indonesia invaded?

From the 17th century, the Netherlands and Portuguese fought over
Timor, a small Southeast Asian island slightly larger than the state of
Maryland located a thousand miles south of the Philippines and about 400
miles northwest of Australia. Ultimately the two colonial powers divided
the island, with the western half going to the Netherlands and becoming
part of the Dutch East Indies and the eastern half going to Portugal.
When the Dutch East Indies became independent following World War II,
under the name Indonesia, west Timor was part of the new nation. East
Timor, however, remained under Portuguese rule until the mid-1970s, when
Portugal finally moved to dismantle its colonial empire. East Timor
differs from Indonesia in terms of religion, language, and several
hundred years of colonial history.

3.  How did Indonesia become involved in East Timor?
As long as Portugal controlled East Timor, Indonesia did not consider
attacking it, but once Lisbon declared its intention to withdraw, the
Suharto regime saw an opportunity to add to its territory and resources.
East Timor seemed like an easy target, given that in 1975 Indonesia had
a population of 136 million compared to East Timor's 700,000 people.
Indonesia first tried to block Timorese independence by backing a coup
in the territory, but when this failed it launched a full-scale invasion
of East Timor in December 1975, using the pretext that it was
maintaining order.
A standard propaganda line out of Jakarta-often repeated by the western
media-is that the fighting in East Timor represents a "civil war." In
fact, there had been a very brief civil war before the Indonesians
invaded. For the last 25 years, however, it has been as much a civil war
as the
Nazi conquests in Europe.

4.  What was the United States role regarding Indonesia's December
1975 invasion?

On the eve of the invasion, U.S. President Gerald Ford and his Secretary
of State, Henry Kissinger, were in Jakarta meeting with Suharto.
Kissinger later claimed that East Timor wasn't even discussed, but this
claim has been exposed as a lie. In fact, Washington gave Suharto a
green light to invade. Ninety percent of the weaponry used by the
Indonesian forces in their invasion was from the United States (despite
a U.S. law that bans the 

Habibie yang licik

1999-09-20 Terurut Topik Igg Adiwijaya

Ini kalo berita dibawah yang saya baca di Kompas bener,
Habibie itu berengsek + licik banget.
Dosanya bener-bener sejajar deh sama $oeharto.

1. Dia yang ngusulin 2 opsi (terutama yang kedua) ke rakyat Timtim yang
   tujuan utamanya
   untuk mengalihkan perhatian rakyat+mahasiwa terhadap pengadilan
   akan kekayaan $oeharto + kekayaan dia sendiri.
   Ini dilakukan tanpa dengerin komentar/keberatan DPR+MPR saat itu.

2. Eh .. menang deh rakyat Timtim. Walaupun kita udah malu banget di
   dunia luar, kita masih ada tawar-menawar untuk dikte negara mana
   aja yang boleh masuk Timtim. Rakyat+DPR+sebagian besar Parpol nggak
   mau negara tertentu (seperti Australia, Portugal, dll)  masuk ke
   Timtim.
   Eh  dia malah kirim si Ali ke NewYork, bilang siapa aja boleh
   masuk ke Timtim.

3. Nah ... sekarang ke merdekaan Timtim mesti di declare secara
   formal dari Jakarta. Dia nggak mau ... malah ngasih permasalahannya
   ke MPR (seperti yang terbaca di Kompas). Dia mungkin pikir biar
   MPR deh yang gontok-gontokan sama orang Timtim + dunia.
   Habibie cuman mau ngakuin bahwa opsi pertama di tolak. Titik.
   Dia nggak ngakuin kalo opsi kedua adalah pilihan rakyat Timtim.

Si Habibie miripnya sama Napoleon, cuman pendeknya aja.
Bedanya? Napolean jayain France.
Si Habibie ngerjain + ngerusakin Indonesia, kayak kutu dikepala.
i can't beleive he is our president and he still wants to be the next
president. *sigh* :(

igg

Artikel dari kompas:

Selasa, 21 September 1999, 12:12 WIB
 Habibie Tentang Masalah Timtim:
 Meski Ditetapkan MPR, Timtim Tidak Diakui
 Dunia Internasional
 Jakarta, Antara
 Presiden BJ Habibie dalam Sidang Paripurna DPR di
Jakarta, Selasa
 (21/9) mengatakan pemerintah sama sekali tidak
mempunyai
 kewenangan untuk melepaskan Provinsi Timor Timur.
 Kepada sedikitnya 310 anggota DPR yang menghadiri
Sidang
 Paripurna itu, Presiden Habibie mengatakan yang
bisa dilakukan
 pemerintah adalah melaporkan hasil Jajak Pendapat
di Timtim
 tersebut kepada para anggota MPR, yang merupakan
pemegang
 kedaulatan rakyat, bahwa mayoritas masyarakat
Timtim menolak
 tawaran otonomi luas dengan status khusus.
 "Maka diharapkan Majelis Permusyawaratan Rakyat
yang akan
 melakukan Sidang Umum nanti dapat menampung
aspirasi rakyat
 Timor Timur tersebut sesuai dengan nilai-nilai
yang terkandung di
 dalam konstitusi kita," demikian harapan Kepala
Negara kepada para
 anggota MPR.
 Presiden mengatakan pula bahwa karena mayoritas
penduduk
 Timtim menolak tawaran status otonomi dengan
status khusus
 tersebut, maka hal itu harus dipandang sebagai
kenyataan yang ada
 secara jernih.
 Kepala Negara mengemukakan pula bahwa karena
tawaran otonomi
 itu ditolak maka bangsa Indonesia akan bisa
memusatkan perhatian
 dan usahanya untuk memasuki Abad 21 tanpa
gangguan
 internasional, karena selama lebih dari dua
dasawarsa ini, Indonesia
 telah dipojokkan di dunia internasional.
 Ketika mengomentari pertanyaan anggota Dewan
bahwa opsi kedua
 tidak sesuai dengan Tap MPR No VI/1978, Kepala
Negara
 menjelaskan bahwa sekalipun penggabungan Timtim
telah
 dikukuhkan oleh Tap MPR, ternyata hal itu tidak
diakui dunia
 internasional.
 "Bahkan konstitusi Portugal masih tetap
mencantumkan Timor Timur
 sebagai wilayahnya," kata Presiden.
 Dikemukakan pula bahwa sulit bagi Indonesia untuk
terus bertahan
 terhadap tekanan internasional dengan alasan
konvensional bahwa
 masuknya Timtim itu sudah dikukuhkan oleh MPR.
 " Sangat sulit bagi kita untuk tetap bertahan
dengan alasan
 konvensional bahwa karena status Timor Timur
sudah dikukuhkan
 oleh MPR maka kita bisa menolak semua tekanan
internasional
 tanpa mengambil risiko dikucilkan dari pergaulan
internasional," kata
 Presiden ketika menjelaskan latar belakang
pemberian opsi tersebut.
 Pada kesempatan ini, ternyata Presiden kemudian
juga berbicara di
 luar teks resminya terutama dengan akan

Forward: QA on Indo-US-Timtim

1999-09-17 Terurut Topik Igg Adiwijaya

Ini saya forward kan QA yang menarik mengenai
Indonesia-US-Timtim.

==


From [EMAIL PROTECTED] Fri Sep 17 15:29:07 1999
Date: Fri, 17 Sep 1999 12:57:04 -0400
From: Agung [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [balinet] QA ttg Timtim

Saya rasa ada perlunya mem-forward wawancara ttg Timtim deng Noam
Chomsky (ahli linguistik dari MIT).

agung
New Jersey
-

East Timor
Questions And Answers
Stephen R. Shalom,
Noam Chomsky, and Michael Albert


1.  What was U.S. policy toward Indonesia before 1975?

In the aftermath of World War II, U.S. policy toward the Asian colonies
of the European powers followed a simple rule: where the nationalists in
a territory were leftist (as in Vietnam), Washington would support the
re-imposition of European colonial rule, while in those places where the
nationalist movement was safely non-leftist (India, for example),
Washington would support their independence as a way to remove them from
the exclusive jurisdiction of a rival power. At first, Indonesian
nationalists were not deemed sufficiently pliable, so U.S.-armed British
troops (assisted by Japanese soldiers) went into action against the
Indonesians to pave the way for the return of Dutch troops, also armed
by the United States. In 1948, however, moderate Indonesian nationalists
under Sukarno crushed a left-wing coup attempt, and Washington then
decided that the Dutch should be encouraged to settle with Sukarno,
accepting Indonesian independence.

It wasn't long, however, before the United States concluded that Sukarno
was a dangerous neutralist, and under the Eisenhower administration
Washington attempted to subvert Indonesia's fragile democratic
government. These efforts-the largest U.S. covert operation since World
War II * were unsuccessful, so the United States shifted its strategy
to  building up the Indonesian military as a counter-weight to the
mass-based Indonesian Communist Party. In 1965, this approach bore fruit
when a military coup, accompanied by the slaughter of somewhere between
half a million and a million communists, suspected leftists, and
ordinary peasants, deposed Sukarno and installed General Suharto in his
place. Washington cheered the coup, rushed weapons to Jakarta, and even
provided a list of Communist Party members to the army which then
rounded up and slaughtered them. According to a CIA study, "in terms of
numbers killed" the 1965-66 massacres in Indonesia "rank as one of the
worst mass murders of the 20th century." The United States established
close military, economic, and political ties with the Suharto regime.

2.  What was East Timor before Indonesia invaded?

From the 17th century, the Netherlands and Portuguese fought over
Timor, a small Southeast Asian island slightly larger than the state of
Maryland located a thousand miles south of the Philippines and about 400
miles northwest of Australia. Ultimately the two colonial powers divided
the island, with the western half going to the Netherlands and becoming
part of the Dutch East Indies and the eastern half going to Portugal.
When the Dutch East Indies became independent following World War II,
under the name Indonesia, west Timor was part of the new nation. East
Timor, however, remained under Portuguese rule until the mid-1970s, when
Portugal finally moved to dismantle its colonial empire. East Timor
differs from Indonesia in terms of religion, language, and several
hundred years of colonial history.

3.  How did Indonesia become involved in East Timor?
As long as Portugal controlled East Timor, Indonesia did not consider
attacking it, but once Lisbon declared its intention to withdraw, the
Suharto regime saw an opportunity to add to its territory and resources.
East Timor seemed like an easy target, given that in 1975 Indonesia had
a population of 136 million compared to East Timor's 700,000 people.
Indonesia first tried to block Timorese independence by backing a coup
in the territory, but when this failed it launched a full-scale invasion
of East Timor in December 1975, using the pretext that it was
maintaining order.
A standard propaganda line out of Jakarta-often repeated by the western
media-is that the fighting in East Timor represents a "civil war." In
fact, there had been a very brief civil war before the Indonesians
invaded. For the last 25 years, however, it has been as much a civil war
as the
Nazi conquests in Europe.

4.  What was the United States role regarding Indonesia's December
1975 invasion?

On the eve of the invasion, U.S. President Gerald Ford and his Secretary
of State, Henry Kissinger, were in Jakarta meeting with Suharto.
Kissinger later claimed that East Timor wasn't even discussed, but this
claim has been exposed as a lie. In fact, Washington gave Suharto a
green light to invade. Ninety percent of the weaponry used by the
Indonesian forces in their invasion was from the United States (despite
a U.S. 

Re: Terinspirasikannya Nilai Hakiki Ajaran Islam pada Tatanan Kehidupan Masyarakat Barat

1999-06-05 Terurut Topik Igg Adiwijaya

Ini ngomong apa sih.
Apa faktanya sih orang barat takut sama islam.
Apa basisnya lagi.?
Inspirasi apa lagi yang mau di basmi ??

Yang kita semua tahu sih,
orang barat, terutama US, takut sama teroris, baik agama teroris
itu islam atau yang lainnya kek.
Karena teroris itu ngeBUNUH orang yang nggak bersalah.
Unfortunately,
kebanyakan teroris yang ditakutin asalnya dari timur tengah.

segitu aja,
terima kasih,
igg

On Sun, 6 Jun 1999, Nasrullah Idris wrote:

  Ketakutan Barat terhadap Islam tidak saja berkaitan dengan jumlah
 pemeluknya. Tetapi juga terhadap terinspirasikannya  nilai hakiki ajaran
 Islam pada tatanan kehidupan masyarakat Barat. Misalkan melalui cendekiawan
 non muslim di Barat yang mempelajari Al-Qur'an.

 Malah  kabarnya masalah HAM di barat pun sedikit-banyak diilhami oleh
 nilai hakiki ajaran Islam.

 Itulah makna dari Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta ini,
 khususnya ummat manusia.


 Apakah Barat mau membasmi inspirasi itu dengan peralatan senjata nuklir
 yang dimilikinya?




 Salam,

 Nasrullah Idris




Re: Proof of Theorem that 4=5 (joke for christmas)

1998-12-22 Terurut Topik Igg Adiwijaya


 Theorem: 4 = 5
 Proof:
 16 - 36 = 25 - 45
  4^2 - 9*4 = 5^2 - 9*5
  4^2 - 9*4 + 81/4 = 5^2 - 9*5 + 81/4

 I don't think that 9*4 is equal to 9*5.

 (4 - 9/2)^2 = (5 - 9/2)^2
 4 - 9/2 = 5 - 9/2
 4 = 5

Sorry, iseng nggak ada kerjaan nih.
Ku coba deh ..

(4 - 9/2)^2 = (5 - 9/2)^2   --- kalo mau diambil squareroot,
jawabannya ada dua: + atau -
dan musti konsisten untuk kiri dan kanan
jadi:

(4 - 9/2)^2 = (5 - 9/2)^2   (4 - 9/2)^2 = (5 - 9/2)^2
+|4 - 9/2| = +|5 - 9/2|atau  -|4 - 9/2| = -|5 - 9/2|
  1/2  =  1/2  atau   - 1/2 = - 1/2

oke deh
igg

 merry christmas every body and happy new year !!

 Nasrul Indroyono

 Rgds,
 Yohannes Yaali
 [EMAIL PROTECTED]