UNSUSCRIBE - Re: Hutang Peradaban Eropa kepada Dunia Islam
UNSUSCRIBE! Tolong email saya di hapus dari [EMAIL PROTECTED] igg Igg Adiwijaya ph: 973 353 1608 (5003 fx) Research Associate - CIMIC Em: [EMAIL PROTECTED] Rutgers University, NJ http://cimic.rutgers.edu/~gusadi On Sat, 15 Jan 2000, Nasrullah Idris wrote: From: Sehat Nauli [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Saturday, January 15, 2000 07:42 Subject: Re: Hutang Peradaban Eropa kepada Dunia Islam Saya ingin mengkoreksi anda sedikit dalam hal ini. Ibnu Sina yang memang terkenal sebagai salah satu pemikir Islam yang jenius, tidak begitu saja mendapatkan ilmunya. Nasrullah Idris -- Suatu peradaban tidak akan muncul dalam suatu komunitas tanpa wahyu yang turun dari langit, yang menjadi pedoman dan petunjuk bagi manusia. Artinya, apa pun bentuk peradaban, kalau dilihat ke belakan, yakinlah, ujung2nya adalah wahyu dari Allah SWT kepada RasulNya. Sehat Nauli --- Bagi saya, sebaiknya kita tidak mengunggulkan satu pihak, baik Eropa, Cina, Islam, atau siapapun juga. Nasrullah Idris -- Dalam Islam ada anjuran untuk menuntut ilmu walaupun ke negeri Cina. Artinya, tuntutlah ilmu kepada seseorang, meskipun etnisnya berbeda, negaranya berbeda, sampai agamanya berbeda. Karena ajaran inilah sehingga memotivasi ummat Islam mempelajari kertas di mana penemunya adalah Tsa Lun dari Cina. Hasilnya apalagi kalau bukan produktivitas kitab Al-Qur'an. Apalagi setelah Johann Guttenberg menemukan mesin cetak. Saya pun bisa internet ini tidak terlepas dari kalangan Cina. Anda katakan bahwa Ibnu Sina banyak mempelajari karya Aristoteles, yang orang Eropa juga. Kalau mau dilihat contoh yang lain, di Cina daratan, orang sudah menulis menggunakan kertas 1000 tahun sebelum orang Eropa mulai. Bukankan ini pun manifestasi daripada anjuran Islam tersebut. Sehat Nauli --- Tapi pada dasarnya semua manusia adalah sama. Nasrullah Idris --- Dalam Al-Qur'an saja itu sudah kental kok. Di sana dikatakan bahwa Allah menciptakan manusia dari berbagai ras. Tiada lain untuk saling kenal. Hanya orang yang bertaqwa kepadaNya lah yang akan diterima di sisiNya di akhirat nanti. Coba anda tanya kepada bangsa Negro muslim di Amerika Serikat. Tanyakan tentang ini. Umumnya mereka tahu. Karena itu saya kecewa dengan mereka merendahkan hidung pesek sambing menyanjung hidung mancung. Apalagi ditinjau dari arsitektur wajah, bagus tidaknya hidung bukan karena pesek-mancung. Tetapi karena letaknya di wajah. Soalnya kalau dipanggul bukan lagi hidung namanya. Tetapi sudah tumor. Sehat Sauli -- Bila perkembangan teknologi tidak seragam di seluruh dunia, itu dikarenakan adanya faktor-faktor lingkungan misalnya iklim, ekonomi, dan sosial. Bukan karena "ras" ini atau "agama" itu jauh lebih pintar dibanding yang lain. Bila anda tinjau berbagai konflik di dunia, semuanya berasal dari argumen bahwa satu agama, bangsa, ras jauh lebih baik dari yang lain. Nasrullah Idris -- Teknologi itu ibarat mata rantai. Yang satu merupakan kelanjutan, inovasi, dan pengembangan yang lain. Di sana terkumpul berbagai nama penemunya. Jadi ia ibarat klasemen medali olimpiade. Nah, siapa pun, termasuk anda, akan bertanya kalau dalam klasemen tersebut tidak ada nama yang mewakili bangsa. Itu sih sah-sah saja selama dalam kontek persamaan derajat kemampuan ummat manusia. Jadi saya menulis posting ini tiada lain untuk menegaskan kepada bangsa Indonesia bahwa mereka pun mempunyai peluang untuk menyangi supremasi Eropa di bidang Teknologi. Jadi kalau ada orang Indonesia yang tidak mempunyai keyakinan tersebut, maka secara langsung ia telah melakukan diskriminasi terhadap rasnya sendiri. Sekaligus menerangkan bahwa di Eropa telah terjadi upaya penyelidikan (oleh ilmuwan Barat) secara benar tentang sejarah kontribusi Dunia Islam pada peradaban Eropa. Ini dengan kenyataan, sejarah itu telah diputarbalikkan oleh mereka yang ingin menenggelamkan kejayaan Islam. Juga oleh mereka yanng menganggap bangsa kulit berwarna itu adalah bangsa kelas bawah. Siapa mereka? Anda tahu sendiri, kan! Salam, Nasrullah Idris ---
Sedih saya - Re: Mbak Mega, Ambon
Saya hanya mau utarakan perasaan saja. Sedih melihat orang Indo sendiri bunuh bunuhan. Berita sekarang mana sudah simpang siur lagi. Regardless dari pihak mana, saya sangat menyayangkan sekali orang Indo mati percuma. Pertanyaannya, what the hell govt in Jakarta are doing? Regardless, apakah mereka mengusahakan suatu solusi atau tidak, pembunuhan yang terus berlangsung harus dihentikan. Apa sih susahnya nyusun 5000 pasukan, 8000 atau lebih? Lalu kirim langsung ke Ambon. Beres deh. Stop bunuh-bunuhannya + bakar-bakarannya dulu. Baru cari solusi nanti. Orang puluhan ribu tentara bisa di kerahkan ke TimTim dan Aceh, kenapa nggak ke Ambon. Kalo takut tentara atau polisi dari satu pihak yang ribut, ya ... susun setengah-setengah lah. Atau nggak susun aja tentara/polisi yang asal Bali (atau Cina .. kalau ada). Saya tahu banyak polisi asal dari Bali. Apa kita musti nunggu lagi sampe UN turun tangan? Malu-maluin aja. UN sendiri sering kali terlambat dalam bertindak. Saya mempunyai sedikit prediksi, kalo ini dibiarkan berlarut-larut (sebulan atau lebih), saya dengan sedih memperkirakan bahwa kulminasi pertikaian di Ambon akan mengakibatkan terlepasnya Maluku (mungkin diikuti dengan IrJa) dari NKRI. udah deh segitu aja unek-unek saya, igg Mengenai Mega? Pertangungjawaban setelah masa tugas nanti perlu ditelaati. Sama juga dengan GusDur. On Mon, 3 Jan 2000, Priyo Pujiwasono wrote: Yak..daripada ribut-ribut, sekarang ganti topik saja! Pantas tidak orang begini disebut pemimpin yang memperjuangkan nasib rakyat? Kok liburannya nggak ke Times Square sekalian, sekalian menjenguk para simpatisan PDI-P gitu Mbak!
SARA lagi-SARA lagi - Re: Tema
Jadi ingin ikutan. Saya rasa kalo kita memang mau menyelesaikan masalah di Maluku, kita nya musti berpikiran positif. Apalagi masalah SARA. Regardless agama apaan. Lho baru setahun lalu kok, gereja di Jawa dan pulau-pulau lain habis dibakarin. Saya nggak lihat dari kaum islam (sebagai majoritas) atau ulama yang langsung terjun untuk menyelesaikan masalah. Ataupun perundingan dari kelompok-kelompok pemuda muslim, atau yang lainnya dengan pihak nasrani. Masalahnya di selesain sama pemerintah melalui kepolisian. Tapi perasaan bermusuhan, saya nggak yakin, telah terselesaikan didalam hati mereka yang terlibat :( Jadi ya sama aja. Manusia nya aja yang brengsek. Apalagi yang fanatik-fanatik. Karena maraknya masalah SARA 1-2 tahun terakhir, saya jadi pengen "preach" perasaan saya pribadi :) Kalimat berikut adalah 100% belief saya pribadi: "kalo seseorang mendalami agama lebih dari apa yang di butuhkan orang tersebut (ie. mengarah fanatism), makin mengecil rasa toleransi dan pengertian orang tersebut terhadap yang berlainan agama." Ya statement kayak dibawah ini yang bisa berpotensi jadi provokator. Sudah keruh, ditambah keruh lagi. regards, igg On Thu, 16 Dec 1999, Suhendri wrote: Menurut YS penyebabnya adalah Provokator. Pertanyaannya adalah : Provokator yang mana ya ? Kira - kira tujuan Provokator itu apa ya ? Koq ya hebat sekali "pekerjaan" Provokator itu hingga saat ini sampai pada tahap perang antara orang Kristen lawan orang Muslim (sudah bukan parsial lagi) Kalau memang kaum Kristen (sebagai mayoritas) menginginkan perdamain dan persatuan, mestinya mudah saja perang di Ambon dan Maluku selesai. Tapi ya koq nggak selesai - selesai ? Paradox ! Soe -Original Message- From: Yohanes Sulaiman [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Wednesday, December 15, 1999 12:35 PM Subject: Re: Tema Ada yang tahu tema Natal untuk tahun ini di Ambon dan Maluku ? Thanks Soe Saya rasa pasti thema dari kaum Kristen di Maluku adalah untuk perdamaian dan rasa persatuan serta penghentian keributan SARA. Saya rasa harapan umat Muslim di Maluku juga adalah harapan untuk perdamaian dan kerukunan yang telah hilang akibat provokator yang senang memancing di air keruh.
Guyonan GusDur!
," katanya. Saya masih melongo. Gus Dur menjawab sendiri teka-tekinya. "Yaitu sama-sama terlambat dicabut," ujarnya. Saya langsung tertawa. Di saat yang lain pesawat yang akan ditumpangi Gus Dur ke Semarang batal berangkat. Padahal, dia sudah lama menunggu. Gus Dur biasa sekali antre tiket sendiri. Meski ada hambatan pada penglihatan, Gus Dur sudah sangat hafal liku-liku bandara. Saking seringnya bepergian. Saat itu di Jateng lagi getol-getolnya kuningisasi. Apa saja, mulai bangunan sampai pohon-pohon, dicat kuning atas instruksi Gubernur Jateng Suwardi. Maksudnya agar rakyat semakin mencintai Golkar. Maka, ketika para penumpang lain marah-marah, Gus Dur cuek saja. "Sampeyan tahu nggak mengapa pesawat ini batal berangkat ke Semarang?" tanyanya. Lalu, dia menjawab sendiri pertanyaannya: "Pilotnya takut, kalau-kalau begitu pesawatnya mendarat langsung dicat kuning," katanya. Humor ini kemudian menjadi sangat populer. *** Begitulah. Hampir tidak pernah pertemuan saya dengan Gus Dur tanpa diselipi humor. Sasaran humornya bisa dirinya sendiri, bisa NU yang dia pimpin, bisa juga para kiai sendiri. Pernah Gus Dur punya humor begini: seorang kiai datang mengeluh kepadanya karena satu di antara empat anaknya masuk Kristen. Sang kiai mengeluh, kurang berbuat apa sampai terjadi demikian. Padahal, dia tidak kurang-kurangnya berdoa kepada Tuhan agar tidak ada anaknya yang masuk Kristen. "Sampeyan jangan mengeluh kepada Tuhan. Nanti Tuhan akan bilang, saya saja punya anak satu-satunya masuk Kristen!" *** Kita memang sedang melihat sosok presiden yang amat berbeda. Ketika dia salah ucap di depan DPR dengan mengatakan "tentang pembubaran DPR ... eh, Deppen dan Depsos..." dengan entengnya Gus Dur menertawakan dirinya sendiri sebagai penutup kesalahan ucap itu. "Yah, beginilah kalau presidennya batuk dan Wapresnya flu!" Sama juga ketika dia tampil di forum internasional di Bali. Dengan entengnya, Gus Dur mengejek dirinya sendiri dengan bahasa Inggris yang sangat baik bagaimana sebuah negara yang presidennya buta dan Wapresnya bisu. *** Dari semua tokoh yang berkomentar terhadap laku Gus Dur seperti itu, adik kandungnyalah yang bisa memberikan gambaran tepat. "Gus Dur itu seperti sopir yang kalau belok tidak memberi richting dan kalau ngerem selalu mendadak," ujar Salahuddin Wahid, sang adik. Tapi, bisakah Gus Dur mengerem Aceh? Gus Dur tentu sudah mendengar Aceh itu ibarat kelapa. Seperti yang disampaikan seorang tokoh Aceh di TV. Rakyat adalah airnya, ulama adalah dagingnya, mahasiswa adalah batoknya, dan GAM adalah sabutnya. Tokoh tersebut berpendapat ulamalah yang harus dijaga. Sebagai ulama, tentu Gus Dur lebih tahu bagaimana caranya. Gus Dur punya humor bagaimana harus merangkul ulama. Suatu saat rombongan ulama naik bus. Ada seorang ulama yang membuka jendela sehingga tangan si ulama keluar dari bus. Ini tentu bahaya dan melanggar peraturan "dilarang mengeluarkan anggota badan". "Jangan sekali-kali menegurnya dengan alasan membahayakan tangan si ulama," ujar Gus Dur. Lalu bagaimana? "Bilang saja begini: Mohon tangan Bapak jangan keluar dari jendela karena tiang-tiang listriknya nanti bisa bengkok!". *** Lalu, bagaimana sebaiknya sikap DPR setelah dijadikan sasaran humor Gus Dur sebagai taman kanak-kanak itu? Sebaiknya dicuekin saja. Kalau DPR ribut terus bisa-bisa Gus Dur malah dapat bahan humor baru. Misalnya dengan mengatakan bahwa DPR ternyata malah seperti play group! Bahkan, tidak mustahil kalau Gus Dur justru berkata begini: Kok sampeyan yang tersinggung. Mestinya kan taman kanak-kanaknya! -- Igg Adiwijaya ph: 973 353 1608 (5003 fx) Research Associate - CIMIC Em: [EMAIL PROTECTED] Rutgers University, Newark, NJ http://cimic.rutgers.edu/~gusadi
5c to Indo! Re: NEW!! 23 c/min anywhere in Indonesia
Benaran tuh ada program 5cent/minute ke Indo (more like Indo ke US). Saya baru ikutan sebulan lalu di MCI. Tapi belum saya cobain sih. Catchnya dari MCI begini. Pertama musti ikut program khusus MCI (lupa apa namanya). Kemudian mereka akan kirimin kartu telpon MCI sebanyak yang anda perluin. Kemudian kartu tsb musti dikirim ke Indo ke pada, contohnya keluarga. Nah ... keluarga di Indo musti telpon kita di US pake kartu tersebut dari Indo. Dan bill nya bakal dateng ke bill kita di US. Kalo kita yang di US telpon ke Indo, akan dikenakan 77cent/minute. Saya sih rencananya, kalo kartunya sudah sampe di keluarga di Indo, saya telpon keluarga di Indo. Suruh mereka telpon balik pake kartu dan lalu hang-up. Tungguin mereka call balik. :) BTW: ini 5cent any time (nggak kenal weekend atau weekdays). igg On Mon, 15 Nov 1999, Ismail Rahim wrote: that's impossible Dalam domestic aja 5 cents/min itu baru bisa untuk malam dan weekend saja. Gimana bisa 5 cents ke Indo?? yang betul aja Get real lah...23 cents/min ke Indo makes sense Bisa pake lagi sekarang - Original Message - From: Suhendri [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, November 15, 1999 10:04 PM Subject: Re: NEW!! 23 c/min anywhere in Indonesia Mohon sabar ya. Tunggu tanggal mainnya, masih dalam proses. Akan saya kabari. Soe -Original Message- From: Hawaii Links [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Tuesday, November 16, 1999 9:55 AM Subject: Re: NEW!! 23 c/min anywhere in Indonesia Buat Suhendri: [EMAIL PROTECTED] Saya kira anda mempunyai informasi yang bagus untuk seluruh Indonesia dengan 5 cents. Mohon diperjelas supaya mungkin saya dan yang lainnya dpt lebih mengerti dan menggunakan sarana komunikasi tersebut. Terima kasih, Steven --- On Mon, 15 Nov 1999 13:53:45 Suhendri wrote: Besar amat ambil untungnya. MCI saja bisa 5 cents untuk seluruh Indonesia. Soe -Original Message- From: Ismail Rahim [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Saturday, November 13, 1999 6:35 PM Subject: NEW!! 23 c/min anywhere in Indonesia Product Baru dari WorldxChange Communication!!! --- CALL 4 Cents --- Domestic:4 cents/min Indonesia: 23 cents/min Anytime, anywhere in Indonesia, no surcharge, NO MONTHLY FEE!!* Anda bisa pakai service ini dengan cara: Call 1-877-955-5335 (set up code: 208960) to subscribe Atau dial 10-15-335+011+62+phone# (enter code 208960 when prompted) find more info, complete rate lists: http://www.worldxchange.com/agent/208960/agcall4.asp *Note: 10 minutes minimum call required Sincerely, A FREE web-based e-mail service brought to you by the PC World Technology Network. Get your FREE account today at http://www.myworldmail.com
Aceh merdeka ! ... Re: trick terakhir pak Harto
Saya pribadi sih, ingin agar wilayah Indonesia tercinta terus bersatu. Tapi saya rasa kita juga tidak bisa melihat masalah memisahkan diri provinsi-provinsi Indo dari satu pihak aja. Kita (termasuk saya) bersyukur bisa dibesarkan di Jakarta/Jawa di masa ORBA, dan untuk sebagian dari kita bisa belajar di luar negri. Banyangin apa yang di rasakan rakyat Tim-tim, Aceh, Ambon, Irja, dll dimasa Orba. Dibunuh, kakek-ayah-anak-buyut dimasukin penjara, provinsi tidak di bangun, cari makan susah. Mau jadi tentara nggak bisa karena asal provinsi (inget teman di Jakarta yang asal aceh+tim-tim, nggak bisa jadi tamtama TNI AL dan POLRI karena masalah asal provinsi :( ) Basic HAM sudah hampir tidak ada. Terlepas akan kemungkinan "trick $$uharto" (yang anda-anda masih nebak-nebak), terlepas akan hasutan orang-orang lain (yang mungkin dari hati emang ingin membantu wilayah tsb, atau tidak) yang ingin provinsi-provinsi tsb melepaskan diri, biasanya "cry for freedom" dari rakyat suatu wilayah, saya rasa, secara normal dikarenakan perasaan terinjak-injak (kasarnya terjajah) dan kebutuhan basic sudah terampas dari force diluar wilayah tsb. (Kalo pelajaran sejarah US saya nggak salah, Texas secara suka-rela bergabungdengan US dikarenakan practise-practise di US yang bisa memajukan Texas di masa datang). Kita bisa bilang ini masalahnya ORBA. Saya merasa, provinsi Aceh terutama, merasa bahwa mereka tidak percaya dengan pemerintahan GusDur+Megawati yang sekarang. Walaupun ini bukan ORBA lagi. Saya pribadi yang bukan orang Aceh merasakan hal yang sama. Menurut saya, seharusnya GusDur+Megawati harus menunjukan bahwa mereka komitted untuk memajukan daerah yang sangat tertindas masa ORBA. Cara yang paling cepat dilakukan, saya rasa, adalah membawa kepengadilan orang-orang yang terlibat. Ini akan menunjukan GusDur+Mega care akan provinsi tsb. Bayangin, sampe sekarang aja $$uharto (biang keladi segala masalah) belum disentuh sama sekali. Jangangkan Jendral-jendral yang bertanggung jawab akan nyawa ratusan orang di daerah tsb. Orang-orang seperti ini musti diadili, bukan karena perasaan dendam, tapi ketegasan dan juga memberi contoh yang baik. Salah satu cara yang lain, ya ... perbaikan economy dan HAM wilayah tsb. Tapi ini perlu memakan waktu lama, sedangkan masalahnya cukup mendesak. Jadi ya ... masalah perlepasan wilayah Indo ini, saya rasa, tidak semudah apa yang kita pikir. Kalo kita memaksakan agar Aceh tetap ikut Indo, dan kenyataannya rakyat Aceh nggak mau. Lho .. kita bisa jadi memaksakan kehendak (kasarnya : penjajah). Saya rasa fair kalo rakyat Aceh meminta janji "concrete" dan pelaksanaan yang nyata dari pemerintah Jakarta, kalo mereka rela terus bergabung dengan Indo. Nggak janji seperti yang di bacotin $-$abibie. igg On Thu, 11 Nov 1999, Arya Indrathama wrote: Jeffrey Anjasmara betul tuh... eh kalau saya sih orang yang menurut saya betul saya bilang betul, kalau menurut saya salah..ya saya argue. Tapi coba lah kita lihat...di mailing list ini saja. Saya yakin sekali kalau ada penulis, entah itu mahasiswa atau kaum pekerja yang malah lebih menyukai pemecahan Indonesia "at all cost"!! Dalihnya macam macam...dengan dalih kemanusiaan, hak azasi manusia, kemiskinan dan ketidakadilan, orang orang macem yang saya sebut diatas ini demen banget yang namanya kemerdekaan. Dan kalau di mailing list ini ada satu saja orangnya, bagaimana jumlah mereka yang ada di real world? berapa jumlah mereka yang ada di Indonesia... Berapa jumlah mereka yang ada di Aceh, di Sulawesi dan di propinsi lainnya? Orang orang ini sebenarnya cuma demen hura huranya saja. Dalam artian senang ikut terlibat dalam romantika kemerdekaan suatu golongan dengan ikut menghasut, penyusupan kedalam demonstrasi massa dan penyebaran flyer dsb...biar nanti kalau tua bisa cerita sama cucu nya kalau dia ikut berjuang memerdekakan Aceh atau Sul-sel atau Timor misalnya.. Padahal setelah propinsi propinsi itu merdeka, apa mereka lantas peduli? Saya taruh duit saya buat tarohan...ngga bakalan mereka ini peduli!! Palingan mereka mereka ini pergi berlibur sambil makan duit hasil dari LSM LSM luar negeri. Saya ngomong gini ngga fitnah loh...bukti buktinya banyak di luar sana, dan kalau ngga salah beberapa koran Indonesia juga pernah memberitakan hal ini sewaktu era Habibie dan referendum Timor timur. Jadi kalau Ichal dan Jeffrey sependapat dengan keutuhan Indonesia, siap siap saja hadapi orang orang ini yang notabene orang Indonesia sendiri juga. Anda para netter ngga percaya pendapat saya? silahkan baca email email disini, cermati dan anda akan tau sendiri siapa para "so-called" pejuang kemerdekaan dan hak azasi manusia itu. Orang orang tersebut sangat saya benci. Kenapa? tau kalau Indonesia itu bermasalah, bukannya menyelesaikan masalah tapi malah menimbulkan masalah. Kalau peduli dengan Aceh, ya pergi dong ke Aceh dan bantu rakyat sana mencapai kemakmuran dan keadilan. ( dan ingat! ini bukan pekerjaan sehari dua hari...butuh
Re: Aceh merdeka ! ... Re: trick terakhir pak Harto
On Thu, 11 Nov 1999, Jeffrey Anjasmara wrote: Banyangin apa yang di rasakan rakyat Tim-tim, Aceh, Ambon, Irja, dll dimasa Orba. Dibunuh, kakek-ayah-anak-buyut dimasukin penjara, provinsi tidak di bangun, cari makan susah. Mau jadi tentara nggak bisa karena asal provinsi (inget teman di Jakarta yang asal aceh+tim-tim, nggak bisa jadi tamtama TNI AL dan POLRI karena masalah asal provinsi :( ) Basic HAM sudah hampir tidak ada. Provinsi nggak dibangun? Hmm? Kurang imbang sih iya, kalau tidak dibangun berarti kita buta. Mau jadi tentara nggak bisa? Lalu batalion 754 and 755 di Timtim itu orang Aussie? Fachrul Razi orang Batak? Mungkin teman anda itu yang tidak masuk spek. Jangan main generalisasi. Adik saya badan tegap, mata bagus, gigi bagus tapi gara-gara punya urat nonjol di kaki (apa itu namanya?) juga gagal masuk. Inilah sentimen kedaerahan yg sering dibawa kalau gagal masuk kompetisi. Ya .. kalo coba masuk AKABRI, mungkin deh. Orang mereka coba masuk tamtama doang. Mengenai tentara di Tim-Tim, anda tau nggak orang-orang pribumi Tim-tim jadi apa di tentara? Ada nggak yang jadi pentolan (ie. pangkat tinggi) di 754 atau 755? Ya ... emangnya ABRI ORDE BARU nggak mikir apa, bikin seluruhnya orang luar TIM-TIM yang jadi tentara di Tim-tim? Nanti akan jelas sekali kalo mereka sepertinya menjajah. Ya ... diterima dong sebagian rakyat tim-tim jadi tentara disana. Tapi saya suspect sih pangkatnya cuman kopral, sersan atau paling banter letnan. Mengenai sentimen daerah. Lho kok komplain dari mereka dibilang semuanya sentimen kedaerahan? Nggak juga. Mungkin sebagian emang iri, atau mungkin juga emang bener. Kita tau dari mana. Terutama kita bukan dari daerah tsb. Musti diingat, diskriminasi kedaerahan dan ras dijaman ORBA bukan mengada-ada. Kalau kamu nggak sempat ngerasain, bersyukur deh. Ini saya kasih satu contoh lagi (kalo tidak keberatan). Sewaktu pemilihan (screening exam) akhir tamatan SMA untuk dibeasiswain BPPT ke luar negri untuk program S1, 4 (first year) mahasiswa FKUI terpilih secara akademik. Hanya 2 dikirim. 2 (satu keturunan cina + ambon) tidak terpilih untuk dikirim ke luar negri. Bukan mereka bodoh! Waktu graduation FKUI, mereka termasuk the best graduates from FKUI. Apakah mereka salah kalo bilang ini diskriminasi. Tidak dikasi peluang maju? Terlepas akan kemungkinan "trick $$uharto" (yang anda-anda masih nebak-nebak), terlepas akan hasutan orang-orang lain (yang mungkin dari hati emang ingin membantu wilayah tsb, atau tidak) yang ingin provinsi-provinsi tsb melepaskan diri, biasanya "cry for freedom" dari rakyat suatu wilayah, saya rasa, secara normal dikarenakan perasaan terinjak-injak (kasarnya terjajah) dan kebutuhan basic sudah terampas dari force diluar wilayah tsb. (Kalo pelajaran sejarah US saya nggak salah, Texas secara suka-rela bergabungdengan US dikarenakan practise-practise di US yang bisa memajukan Texas di masa datang). Siapa bilang Texas masuk secara sukarela? Begini mas, para settlers datang seperti air bah dari wilayah timur (dan didatangkan dari Eropa). Mereka ada yang datang secara baik-baik dengan membeli tanah orang Meksiko dan ada juga yang main lempar patok di tanah orang Indian. Setelah jumlahnya banyak mereka merasa kuat, dan menolak pemerintahan Meksiko (a.n. Spanish), lalu karena tidak merasa kuat mempertahankan diri dari Meksiko lalu meminta tolong ke Washington, dengan sekaligus menyatukan diri ke AS. Pertanyaannya apa mereka berhak? Orang Indian dan orang Meksiko dibunuh dan diusiri dari tanah mereka. Siapa yg sukarela? Silakan lihat film Hollywood tentang new frontier bagaimana praktek itu dilakukan. Harus yg pasca 1980 yg mampu menunjukkan kejadian sebenarnya. Bukan model film benteng Alamo jaman 1960 yg banyak bohongnya. AS saat ini cukup terbuka membeberkan fakta karena Texas sudah aman dalam genggaman. Di lain pihak Meksiko terlalu lemah untuk menuntut balik Texas dan California. Anda pikir kalau Meksiko negara kuat apa nggak mempermasalahkan kedua state ini? Dari cerita anda, berarti AS juga tidak jujur dalam memberikan sejarah Texas ke para pelajarnya. Ya .. saya bilang saya pengetahuan sejarah saya masih karatan. Bukan berarti apa yang ada untarakan diatas akurat. Musti di check kebenarannya. Tapi ini diluar point yang saya ingin utarakan. Kita bisa bilang ini masalahnya ORBA. Saya merasa, provinsi Aceh terutama, merasa bahwa mereka tidak percaya dengan pemerintahan GusDur+Megawati yang sekarang. Walaupun ini bukan ORBA lagi. Saya pribadi yang bukan orang Aceh merasakan hal yang sama. Menurut saya, seharusnya GusDur+Megawati harus menunjukan bahwa mereka komitted untuk memajukan daerah yang sangat tertindas masa ORBA. Cara yang paling cepat dilakukan, saya rasa, adalah membawa kepengadilan orang-orang yang terlibat. Ini akan menunjukan GusDur+Mega care akan provinsi tsb. Bayangin, sampe sekarang aja $$uharto (biang keladi segala masalah) belum disentuh sama sekali. Jangangkan Jendral-jendral yang
AIDS epidemik di ASIA
Just FYI rekan-rekan sekalian, Semalam di TV, International Health baru mengeluarkan hasil studi mereka mengenai AIDS epidemik. Intinya, sbb: ASIA has the highest rate of HIV epidemik now. 4 million HIV positive in India. 400.000 HIV positive in China 2% of Thailand population is HIV positiv and the same with Cambodjia. And all these are increasing at an alarm rate. Prediksi: 10 million people with HIV positiv in year 2010. Saya rasa jumlah sesungguhnya lebih besar dari yang diatas karena banyak penderita HIV positiv yang tidak mau terbuka di ASIA. (Ini dikarenakan budaya ASIA yang takut dimasukan statistik AIDS). Mudah-mudahan berita ini juga jadi bahan pertimbangan ke bijaksaan (salah satu topik penting) pemerintah kita sekarang. igg
Re: Selamat untuk Gus Dur
Sorry baru bangun. Baru baca koran, walaupun sedikit kecewa. Selamat buat Gus Dur. Moga-moga nggak ada ribut-ribut di Jalanan. igg On Wed, 20 Oct 1999, Helson Siagian wrote: Terimakasih, Ki. Helson SIAGIAN On Wed, 20 Oct 1999, Okki Soebagio wrote: Selamat untuk Gus Dur, Presiden ke-4 RI ! Semoga Indonesia dapat menjadi lebih maju dalam kepemimpinan beliau. Salam, [EMAIL PROTECTED]
Wanita - Re: Selamat untuk Gus Dur
Sorry baru bangun. Baru baca koran, walaupun sedikit kecewa. Selamat buat Gus Dur. Moga-moga nggak ada ribut-ribut di Jalanan. igg Maaf mengecewakan, tapi menurut Detik.com, Solo terbakar dan Jakarta sendiri sangat panas. YS Wah ... kalau terjadi rusuh-rusuh, ya nggak bener deh. Mengenai kekecewaan saya diatas, saya pribadi tidak kecewa akan Gus Dur jadi presiden. Namun prosesnya. Saya merasa ini hasil rekayasa di SU MPR. Sepertinya, orang-orang yang memilih Gus Dur alasan utamanya adalah bukan sungguh-sungguh ingin GusDur jadi presiden (terutama setelha habibie jatuh). Tapi agar Megawati tidak menjadi presiden (dengan alasan pribadi masing-masing, perempuan+nggak berpendidikan+segelintir penganutnya berengsek+basisnya orang nasrani+dll, yang belum saya lihat sebagai alasan substantif). Seandainya Gus Dur dicalonkan capres oleh PKB jauh hari sebelum pemilu +SU (terlepas dari poros tengah yang direkayasa), saya pribadi mungkin akan condong ke Gus Dur. Karena seperti kita banyak ketahui, Gus Dur orangnya kerakyatan (juga Mega, saya rasa)+nggak KKN+juga bapak negara+ kualitas bagus lainnya. Juga PKB salah satu pemenang pemilu terbesar. Mengenai orang bilang ini kemenangan sisi Islamis. Saya rasa tidak juga. Jauh sebelum SU+Pemilu, Gus Dur saya rasa cukup moderate. Juga PKB. Memang GusDur mendekati para kyai pada saat-saat dekat pemilihan capres, yang saya rasa hanya manuver politik dia (yang berhak ia lakukan). Tujuannya tidak lain menggaet support dari kaum muslim + sedikit memisahkan diri keakrabannya dengan Mega. Seumpamanya Amien Rais menjadi presiden, saya bisa terima beliau sayap kanan atau islamis. Terlepas dengan kemenangan Gus Dur, kita juga seharusnya mengucapkan salut kepada Ibu Mega. Sebagai seorang wanita + tidak cukup punya "diploma" tertulis, hambatan dia untuk menjadi pemimpin berpuluh kali lipat dari seorang pria Indonesia. Dimana seorang wanita memimpin di Indonesia adalah hampir "tabu". Ternyata prestasinya yang sempat hampir menajdi presiden sangat jauh sekali dari harapan situasi di Indonesia. Semoga ini membuka lebar bagi wanita-wanita Indonesia yang lainnya untuk terus maju berpretasi, nggak hanya jadi hiasan figur pada saat suaminya ada pesta+ceremony+kumpul-kumpul+dll. Ngomong-ngomong cewek, kok jarang sekali ya ... koment + dikusi dari cewek di milis ini. Ayo dong cewek-cewek, jangan takut. Ibu Mega udah kasih contoh tuh. :) igg ps: sorry nih, saya ada sedikit waktu. Jadinya sepanjang cerpen deh:)
Re: 35% vs 65% ???
On Tue, 19 Oct 1999, Mardhika Wisesa wrote: Maksud 35% vs 65% ini apa : saya kira 35 persen untuk Cendana atau Golkar, lewat Bank Bali dan 65 boleh dipakai untuk bayar tunggakan hutang ke BPPN. Hahahaha .. boleh lah .. komen diatas. :) Untuk yang laen, yang masih mikirin 35%vs65%, kayaknya dikusinya sudah mengarah ke arah "personal" deh. Nggak membangun dikusi dimilis. Sudah di cuekin saja. Kita masing-masing punya pikiran sendiri mengenai 35%vs65%, khan. igg Atau 35 lawan 65 adalah jumlah anggota MPR/DPR yang Non-Muslim, seperti yang selama ini diributkan bahwa telah terjadi keblaikan dalam partai PDIP dimana komposisi Non-Muslim adalah 65 lawan 35, dimana PDIP dinyatakan secara resmi atau dituduhkan, partai yang dimotori oleh para Nasrani-nasrani kelimpungan. (Mungkin karena tokoh PDIP yang banyak bicara adalah yang Ber-KTP yang berbunyi agama Kristen) Mardhika Wisesa Megawati tidak dipilih oleh 65% suara dalam pemilu kemarin. Habibie tidak dipilih oleh 80% suara dalam pemilu kemarin. Amien Rais tidak dipilih oleh 93% suara dalam pemilu kemarin Gus Dur tidak dipilih oleh 90% suara dalam pemilu kemarin. Nurcholis Madjid tidak dipilih oleh 100% suara dalam pemilu kemarin. Masih ada yg belum jelas soal angka 35% vs 65%?. Silahkan ngacung kalau masih ada yg belum jelas juga;) jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1
Re: If Gus Dur Prez !
Wah .. bosen deh. Lagi-lagi tangisan dibawa-bawa. Jadi pengen ikut nanggis nih :) Kalo boleh ngasih usul nih, carilah point yang lebih subtantive. Kalo mau kritik PDIP atau PKB,diskusi lah kelemahan yang laennya. Kemudian, satu lagi ... tingkat pendidikan dibawa-bawa lagi. Mengukur seseorang akan sukses nggak hanya melalui pendidikan. Habibie yang PhD Cumlaude aja bikin negara tambah parah. Amien Rais yang PhD juga, kok bisa kalah telak di pemilu. Just to be fair with PDI-P, berapa banyak lagi bukti-bukti yang musti PDI-P Megawati proof, bahwa dia mampu dan bisa diterima the so-called Indonesian intellectuals? Kalo boleh ngasih usul satu lagi aja, bagusnya kita berpijak pada visi + plan mendatang apa yang di punyai tiap fraksi kalo mereka memerintah. Sayangnya nggak ada satu fraksi pun yang membeberkan visi mendatang mereka untuk Indonesia. Jadi ya ... pihak-pihakan kita akan fraksi-fraksi + njelek-njelekin fraksi tanpa mikir, hanya berdasarkan personal preference. Tidak berdasarkan analisa yang bagus. igg On Mon, 18 Oct 1999, Jeffrey Anjasmara wrote: Lho Matori nangis berjam-jam setelah kalah ya? Jadinya mirip dengan majikannya dong? Memang perlu suatu wadah untuk memberi terapi bagi orang yang tuna sabar. Sebagai politisi dilarang untuk terlalu larut dalam emosinya. Baik emosi menangis, marah, sedih, gembira, sombong (karena dapat 35%), maupun emosi jiwa-nya Yana Julio tidak boleh diperagakan di depan khalayak ramai. Apalagi bila dipertontonkan kepada pengikut yang juga memiliki emosi tak kurang tingginya. Setelah membuka weather channel, saya melihat Mega berubah menjadi mendung, dan akhirnya berubah menjadi hujan tangis lebat diiringi guntur dan Guruh. From: Nasrul Indroyono [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: If Gus Dur Prez ! Date: Mon, 18 Oct 1999 18:45:22 PDT Salut buat Gus Dur ! Kalau Megawati jadi Presiden rakyat bentrok. Golkar akan Sabotase. Ulama/santri menangis karena kemungkinan Megawati tidak bisa mengontrol pengikutnya yang kebanyakan emosional dan siap membantai ulama/santri. Kalau Mega tidak jadi Presiden, Banser siap maju bersama TNI dan Rakyat mengamankan PDI-P yang emosional seperti Jacob Tobing, dll spt Forkot dan Famred. Saya juga siap mengamankan PDI-P yang macam macam...kalau yang baik sih tentu dikasih kesempatan. Kalau Gus Dur jadi Presiden. Banyak PDI-P yang dapat kesempatan maju terutama yang berpedidikan dan berdesikasi seperti Kwik Kian Gie, dan Megawati mendapat tempat yang layak sesuai dengan jenjang pendidikannya serta sesuai dengan popularitasnya dirakyat bawah. Gus sudah punya "Marshall Plan" sedangkan Megawati tidak jelas mau ngapain kalau jadi Presiden. Masak cuma mau nangis berjam- jam seperti abis Matori kalah ? Dengan bersatunya Muhamadiyah dan NU akan mengamankan negara. Seusai dengan ramalan Lao Tse dari cina daratan: "If a country is in a chaos, Loyal Ministers will raise up" Maksudnya tokoh-tokoh agama dari Muhamadiyah dan NU telah terbukti dalam sejarah bangsa kita sejak jaman Belanda dan Sukarno, bahwa Muhamadiyah dan NU secara konsisten mementingkan rakyat banyak dan kemajuan bangsa dan loyalitasnya sulit untuk di pungkiri. Kematangan/kualitas organisasi Muhamadiyah dan NU sangat jauh dibandingkan organisasi massa/parpol lainnya seperti ICMI, PP, Forkot, KNPI, PDIP, GOlkar...Belum ada bukti nyata kseuksesan mereka dalam sejarah Indonesia!! ormas/parpol tsb kebanyakan terjebak dalam perebutan kekuasaan dan untuk kepentingan terlalu sempit para oknumnya karena belum adanya kematangan organisasi itu sendiri. Nasruli. -- 10 Prioritas Utama Bila Gus Dur Terpilih Menjadi Presiden source www.pikiranrakyat.com 1. Mencegah disintegrasi teritorial Indonesia. Untuk itu saya ingin merekatkannya. 2. Memecahkan masalah yang cukup berat yakni masalah pangan. 3. Menyusun pemerintahan yang visibel yang memperhatikan keseimbangan pusat dan daerah secara benar. Yaitu bahwa kita menumbuhkan tradisi baru untuk berdemokrasi dalam kehidupan kita. Untuk itu gubernur tidak ditentukan dari atas tapi dipilih DPRD yang bersangkutan, begitu juga bupati dipilih DPRD Tk II yang bersangkutan. 4. Fair Revenue Sharing (Pembagian pendapatan yang seimbang antara Pusat dan Daerah) 5. Lembaga yudikatif akan lebih realistis dan lebih fair karena tidak tunduk ke badan legislatif ataupun eksekutif. Dengan kata lain Trias Politika akan kembali menguasai pemerintahan. 6. Pertimbangan-pertimbangan kemanusiaan akan lebih mendapat tempat dibanding masa lalu, sedangkan pertimbangan politik nomor dua. 7. Penekanan yang lebih besar pada sektor pembangunan maritim karena negara yang luas ini ternyata hanya 5 persen saja lautnya dikuasai kita. Karena itu AL akan mendapat pembiayaan besar pertama kali agar dapat mengejar pelanggar yang seenaknya masuk ke
Takabur nih - Re: Pilih Presiden Yang Punya Integrity
Ah ... melihat diskusi di sini mengenai calon presiden, sepertinya sudah me nilai presiden perempuan bakal nggak beres, sebelum dia dikasi kesempatan kerja menjadi presiden. Wah .. kita takabur nih. Banyak berpendapat bahwa Megawati kalau menjadi presiden, tak banyak yang bisa diharapkan :( Si Amien Rais lha yang musti jadi presiden .. inilah, itulah Orang si Amien Rais nya aja nggak berani mencalonkan diri. Sedangkan Gus Dur sudah mulai mikir mengundurkan diri. Dia nggak sepenuh hati. Kalau dilihat dari sejarah Indonesia, kita sudah pernah punya presiden yang "presumed" pintar notabene, ie. Sukarno (idola saya pribadi no #1) dan Habibie (boss saya di BPPT). Apa jadinya negara ditangan beliau? berantakan .. rakyat sengsara, kelaparan, dibohongi, dll. :( Ya mudah-mudahan orang pintar yang jadi presiden nanti nggak kayak gini. Lebih mikirin rakyat dari pada "presumed" kepintarannya. Nah ... kita khan belum pernah ada presiden yang langsung dari rakyat jelata. Kasih kesempatan lha ... mungkin ini yang dibutuhkan rakyat Indonesia. Kalo dilihat, jaman Orba dulu, banyak pimpinan politik yang tadinya opposisi pemerintah pada membelot + ikut korupsi. Tapi tidak Megawati. Dia sya rasa menjalani political experience yang lumayan pahit. Daripada Habibie, yang sudah ketahuan gagal. Lebih baik cari yang lain. Kita seharusnya mengutamakan kepentingan rakyat, dari pada memikirkan presiden pendidikannya musti di atas kita lah. Kita egois kalo berpikiran seperti itu. Seenggak-enggaknya beban economy kita (pinjaman dari luar) akan lebih baik kalo Mega terpilih. Ya ... ini bagus untuk kepentingan rakyat, dan keuntungan lainnya bagi rakyat. Mungkin, nanti Amien Rais dan yang "presummed" orang pintar lainnya bisa jadi presiden yang akan datang. Setidaknya, orang pintar bisa membantu presiden yang akan datang lah. Orang Si Reagan "movie star" aja bisa jadi salah satu presiden paling effective di America. Presiden Philipina juga Movie Star. Tenang-tenang aja tuh Philipina. Kalo dilihat poling-poling yang di adakan di kota-kota + desa-desa di Indonesia, mereka dengan jelas minta Megawati jadi presiden dari pada yang lainnya. (red: check poling-poling di majalah, surat-kabar, study , dll). Menganggap perempuan dibawah laki-laki, menurut saya, mentaliti yang perlu di jauhi. Perempuan sudah susah dapat kesempatan, selagi punya, , sudah dianggap nggak beres sebelum dicoba. Dunia sudah berubah, banyak sudah wanita yang jadi pemimpin jempolan di dunia. igg In a message dated 10/11/99 2:16:43 PM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED] writes: Sinyalemen "Sukarno doyan wanita, Suharto takut wanita, dan Habibie kayak wanita" sangat ramai di milis-milis tempo hari. Sekarang terbukti bahwa memang Habibie tidak mempunyai kapasitas sebagai pemimpin. Sikap tegas bukan merupakan ciri dari kepemimpinan BJH ini. Tugas kepresidenan di masa mendatang mengharuskan sikap yang tidak ambivalen, cepat bertindak, dan berkemampuan cukup. Berbagai issue masalah Timtim, Aceh, dan Ambon tidak sanggup ditanggapi oleh Habibie dengan baik. Terbukti mempunyai kemampuan di bidang teknologi bukan berarti mempunyai kemampuan di bidang politik dan leadership. Kesanggupan presiden perempuan pertama RI ini hanyalah pemberian opsike-2 yang kontroversial. Integritas Habibie patut dipertanyakan. Bagaimana mungkin tanpa bertanya ke MPR sanggup mengeluarkan opsi ke-2, tetapi saat ini tidak sanggup bereaksi menunjukkan impotensi kepemimpinan untuk menghadapi tekanan dari luar negeri. Dengan berbagai tantangan di masa mendatang seperti kemungkinan tuntutan referendum dari GAM yang tiap hari sudah membunuhi tentara dan pegawai negeri yg ngotot masuk kerja, kejadian Ambon yg tidak berkesudahan, dan infiltrasi LN di Irja, maka saya menempatkan pilihan presiden RI ke-4 jangan sampai dipegang wanita. Jangan Habibie yang berkelakuan wanita, dan jangan pula Megawati yang wanita tulen yang tak segan mengobral air mata politik. Dalam hal ketegasan, Dus Durpun belum teruji. Sampai saat ini ketiga calon presiden juga tidak memberi komentar sepatah katapun tentang kasus Timtim. Megawati saat ini sibuk menghapal pidato visi kepresidenan, dengan tutor Kwik Gian Gie dan Sabam Sirait. Gus Dur sedang sibuk sujud untuk memikirkan apakah mau terus atau mau membuat Megawati menjadi presiden. Sementara itu Habibie sibuk manikur untuk mempermanis kuku-kukunya di salah satu salon di bilangan Blok M, ditemani oleh Wiranto yang mencari cara bagaimana memasang sanggul di rambutnya yg pendek itu. Juga Kapuspen Sudrajat mendadak kena penyakit bisu dan harus berlatih vokal dg bimbingan kelompok Elfas. Mestinya memang Amien Rais yang pantas jadi presiden. Sayang sungguh sayang. Jeffrey Anjasmara Ada satu figur pemimpin yang mantap, namanya Jose Alexandre Gusmao, sering dipanggil "Xanana" alias Kay Ralla. Setiap mengingat nama ini, saya selalu terbayang Che Guevara-- gerilyawan legendaris Argentina sekaligus mitra
Re: Takabur nih - Re: Pilih Presiden Yang Punya Integrity
Sebenarnya, inti yang ingin saya utarakan adalah sbb: Bahwa, sebagai mana pun pintar nya Bung Karno, bermain politik + sekolah + dll (sama juga dengan Habibie), dari segi dia mensejahterakan rakyat + ngurusin negara biar maju, mereka sudah terbukti gagal. Jadi ya ... mungkin kita perlu orang yang seperti Mega. Kita mana tahu! kasih lah kesempatan. Juga kalo dilihat presurre sekarang + calon-calon lainnya, saya melihat Mega lah yang bisa, sedikitnya, mengasih dorongan untuk kesejahteraan rakyat, melalui, contohnya, ekonomi yang akan lebih diterima investor + dana-dana lainnya + keuntungan lainnya. Kalo calon lainnya, yang "pintar", bener-bener bertujuan demi ke sejahteraan rakyat, bisa untuk sementara membantu Mega memerintah. Nanti kalo situasi sudah .. stabil. Ya .. nyalonin diri kek. Pasti "rakyat", bakal milih yang paling "pinter". :) igg On Mon, 11 Oct 1999, Jeffrey Anjasmara wrote: Mas, yang namanya pintar bukan di bidang sekolahan saja. Masalah Sukarno, anda tidak bisa bilang "presumed" lagi. Memang dia sudah dikenal bagus. Sebagai seorang engineer BK masih mempunyai beberapa disain bangunan artistik (yg masih bisa anda saksikan). Sebagai politisi juga sudah tangguh. Sayangnya hal spt ini bukan sesuatu yg dapat diturunkan. Megawati sangat lamban dalam bersikap. Dia selalu menunggu "WISIK" apa-apa yg mesti dilakukan dari Kwik, Sabam, dan para elite di sekeliling Mega. Dan ini juga sudah terbukti. Jadi kebodohan Mega, atau tepatnya "ketidakmampuan" Mega juga sudah terbukti. Jadi juga tidak bisa disebut "presumed" lagi. From: Igg Adiwijaya [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Takabur nih - Re: Pilih Presiden Yang Punya Integrity Date: Mon, 11 Oct 1999 12:55:09 -0400 Ah ... melihat diskusi di sini mengenai calon presiden, sepertinya sudah me nilai presiden perempuan bakal nggak beres, sebelum dia dikasi kesempatan kerja menjadi presiden. Wah .. kita takabur nih. Banyak berpendapat bahwa Megawati kalau menjadi presiden, tak banyak yang bisa diharapkan :( Si Amien Rais lha yang musti jadi presiden .. inilah, itulah Orang si Amien Rais nya aja nggak berani mencalonkan diri. Sedangkan Gus Dur sudah mulai mikir mengundurkan diri. Dia nggak sepenuh hati. Kalau dilihat dari sejarah Indonesia, kita sudah pernah punya presiden yang "presumed" pintar notabene, ie. Sukarno (idola saya pribadi no #1) dan Habibie (boss saya di BPPT). Apa jadinya negara ditangan beliau? berantakan .. rakyat sengsara, kelaparan, dibohongi, dll. :( Ya mudah-mudahan orang pintar yang jadi presiden nanti nggak kayak gini. Lebih mikirin rakyat dari pada "presumed" kepintarannya. Nah ... kita khan belum pernah ada presiden yang langsung dari rakyat jelata. Kasih kesempatan lha ... mungkin ini yang dibutuhkan rakyat Indonesia. Kalo dilihat, jaman Orba dulu, banyak pimpinan politik yang tadinya opposisi pemerintah pada membelot + ikut korupsi. Tapi tidak Megawati. Dia sya rasa menjalani political experience yang lumayan pahit. Daripada Habibie, yang sudah ketahuan gagal. Lebih baik cari yang lain. Kita seharusnya mengutamakan kepentingan rakyat, dari pada memikirkan presiden pendidikannya musti di atas kita lah. Kita egois kalo berpikiran seperti itu. Seenggak-enggaknya beban economy kita (pinjaman dari luar) akan lebih baik kalo Mega terpilih. Ya ... ini bagus untuk kepentingan rakyat, dan keuntungan lainnya bagi rakyat. Mungkin, nanti Amien Rais dan yang "presummed" orang pintar lainnya bisa jadi presiden yang akan datang. Setidaknya, orang pintar bisa membantu presiden yang akan datang lah. Orang Si Reagan "movie star" aja bisa jadi salah satu presiden paling effective di America. Presiden Philipina juga Movie Star. Tenang-tenang aja tuh Philipina. Kalo dilihat poling-poling yang di adakan di kota-kota + desa-desa di Indonesia, mereka dengan jelas minta Megawati jadi presiden dari pada yang lainnya. (red: check poling-poling di majalah, surat-kabar, study , dll). Menganggap perempuan dibawah laki-laki, menurut saya, mentaliti yang perlu di jauhi. Perempuan sudah susah dapat kesempatan, selagi punya, , sudah dianggap nggak beres sebelum dicoba. Dunia sudah berubah, banyak sudah wanita yang jadi pemimpin jempolan di dunia. igg In a message dated 10/11/99 2:16:43 PM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED] writes: Sinyalemen "Sukarno doyan wanita, Suharto takut wanita, dan Habibie kayak wanita" sangat ramai di milis-milis tempo hari. Sekarang terbukti bahwa memang Habibie tidak mempunyai kapasitas sebagai pemimpin. Sikap tegas bukan merupakan ciri dari kepemimpinan BJH ini. Tugas kepresidenan di masa mendatang mengharuskan sikap yang tidak ambivalen, cepat bertindak, dan berkemampuan cukup. Berbagai issue masalah Timtim, Aceh, dan Ambon ti
Golkar hebat - Re: Amien Rais
Kalo saya boleh nebak apa yang ada di benak orang Golkar (ini masih nebak lho ...). Kalo menurut saya terpilihnya Amien Rais sebagai ketua MPR sangat menunjukan ke pintaran Golkar dalam berpolitik. 1. Kalo menurut saya (juga banyak rekan yang lainnya), Amien Rais pantasnya jadi ketua DPR dimana dia bisa langsung (kalo diperlukan) jadi opposisi pemerintah yang akan datang akan setiap UU yang akan dibuat pemerintah nantinya. Sekarang jadi ketua MPR, kontribusi dia akan jadi opposisi pemerintah sangat kecil sekali. MPR sidang cuman 4 tahun sekali. Sepertinya emang Golkar berniat sepak-terjangnya Amien Rais dikecilkan nanti nya. Ini juga akan menguntungkan GOLKAR atau PDIP yang bakal pegang pemerintahan nantinya. 2. Sepertinya target utama Golkar adalah kursi presiden. Nah sekarang Amien Rais berhutang sama Golkar. Sepertinya yang diharapkan Golkar dari Amien Rais + poros tengah, bukan support di DPR, tetapi di CAPRES. Saya nggak yakin apakah pada menit-menit terakhir Habibie masih akan di calonkan jadi CAPRES oleh Golkar. Serasanya akan ada kejutan CAPRES dari Golkar. Jika ini benar (masih tebak-tebakan lho ...) Golkar akan mencalonkan /vote-for orang yang tidak kuat beroposisi untuk jadi ketua DPR. Tidak jadi masalah apakah orang tersebut datang dari Golkar atau Poros tengah. Bila Golkar mensupport orang dari poros tengah untuk jadi ketua DPR, maka CAPRES hampir mutlak ada di tangan Golkar nantinya. Jadi saya rasa Amien Rais secara tidak sadar telah di kurangi posisinya secara lunak oleh Golkar dari percaturan politik nantinya. igg On Mon, 4 Oct 1999, Budi Haryanto wrote: Rekan yth., Dengan terpilihnya Amien Rais (AR) sebagai ketua MPR, bagaimanapun ini menunjukkan kepiawaiannya dalam bermain-main dengan politik. Lihat saja, dengan hanya bermodalkan suara yang dipunyai PAN saja dia masih bisa memperoleh dukungan jauh lebih banyak suara dari luar partainya. Dan sekarang Golkar merasa si AR hutang budi dan tentu akan membalas budi nantinya. Dugaan saya, pada saatnya nanti Golkar akan merasa kecewa kepada AR, karena, lagi-lagi didukung oleh kepiawaiannya dalam berpolitik, AR akan hanya 'sedikit' mendukung Golkar dalam pemilihan ketua DPR, yang kelihatannya tidak akan dimenangkan oleh Golkar. Si AR sendiri juga nggak suka kalau ketua DPR diberikan ke Golkar (asumsi saya lho). Lalu, sudah barang tentu koalisi Golkar dan poros tengah akan berantakan setelah gagalnya Golkar di posisi puncak DPR, dan ini yang memang diharapkan oleh AR. Karena, pada pemilihan presiden nantinya, si AR tidak perlu lagi merasa hutang budi kepada Golkar untuk mengegolkan Habibie yang tidak disukainya. Itulah politisi. Sementara itu, Faisal Basri, sekjennya di PAN, masih terlalu lugu dan polos dengan permainan politik tingkat tinggi si AR ini. Namun, dalam suatu organisasi, manusia seperti Faisal Basri ini sangat diperlukan untuk penyeimbang. Salam, Budi
Re: Golkar hebat - Re: Amien Rais
Walaupun bersidang 1 tahun sekali, bagi Golkar nantinya, Amien Rais sebagai ketua MPR masih situasi yang menguntungkan untuk Golkar ketimbang dia jadi ketua DPR nantinya. Ketua MPR tidak punya pengaruh langsung akan kebijakan+UU yang akan dibuat pemerintah nantinya. igg On Tue, 28 Sep 1999, Yusuf-Wibisono wrote: ... 1. Kalo menurut saya (juga banyak rekan yang lainnya), Amien Rais pantasnya jadi ketua DPR dimana dia bisa langsung (kalo diperlukan) jadi opposisi pemerintah yang akan datang akan setiap UU yang akan dibuat pemerintah nantinya. Sekarang jadi ketua MPR, kontribusi dia akan jadi opposisi pemerintah sangat kecil sekali. MPR sidang cuman 4 tahun sekali. Sepertinya emang Golkar berniat sepak-terjangnya Amien Rais dikecilkan nanti nya. Ini juga akan menguntungkan GOLKAR atau PDIP yang bakal pegang pemerintahan nantinya. Yw: Ups, ini versi lama, Pak. Berdasarkan aturan sekarang, MPR bersidangnya setahun sekali. Dan langsung berhadapan dg biang keroknya pemerintah (presiden/wakil and the whole cabinet (?)).
Angkat topi! Re: Golkar hebat
Walaupun bersidang 1 tahun sekali, bagi Golkar nantinya, Amien Rais sebagai ketua MPR masih situasi yang menguntungkan untuk Golkar ketimbang dia jadi ketua DPR nantinya. Yw: Jangan bilang 'untuk Golkar' dong, 'untuk pemerintah' gitu, lah. ;-) Dan pemerintahnya (menurut perkiraan saya), bukan Golkar lagi. Atau memang anda optimis Golkar menguasai eksekutif lagi? Sebenarnya saya pribadi pengennya PDIP yang di pemerintahan dan Megawati jadi presiden. Walaupun kita tahu bahwa yang menang pemilu belum tentu jadi presiden calonnya, tapi kita musti liat juga apa yang di pengen rakyat banyak (walaupun cuman 30%+). Kalo PDIP di pemerintahan, ini akan memberikan kepercayaan rakyat banyak akan politik di Indonesia. Jangan sampai rakyat nantinya berpikir (kalo Megawati nggak jadi presiden) seperti berikut "Wah .. buat apa nyoblos di Pemilu, kalo nantinya pilihan kita di rekayasa lagi di SU MPR". Tapi saya pikir Megawati seharusnya jadi presiden transisi aja. Presiden berikutnya nggak dia lagi, melainkan orang yang bisa mewakilkan Indonesia di mata dunia dengan sedikit lebih mantap dan sedikit lebih intellectual. Saya bukannya mau mendukung Golkar. Tapi ya, kita musti angkat topi kepada politisi Golkar. Selama ini hanya mereka yang saya lihat cerdas dalam politik saat ini. Di awalnya, PDIP, PKB, PAN+Poros tengah sangat ambisius sekali. Hanya Golkar yang menurut saya sedikit low-profile awalnya, tapi mereka jalan pelan-pelan dengan pasti. Kalo Akbar Tanjung jadi Ketua DPR, terus eksekutif didominir oleh PDIP dan PKB, bagi rakyat itu malah suatu kombinasi yg mungkin baik. Karena artinya, Golkar tampil sebagai penyeimbang atau oposisi thd pemerintah (eksekutif); sehingga pemerintah tdk bisa semena-mena. Wah ... ini juga yang saya harapkan bakal terjadi. Ini mungkin senario yang terbagus buat kita + rakyat. Tapi ya ... kita musti realistis. Kelihatanya ini, menurut saya, ada kemungkinan besar nggak kesampaian. igg
Re: Golkar hebat - Re: Amien Rais
Bung Igek yth. Pendapat anda boleh boleh aja. Tapi saya rasa lebih banyak yang berpendapat lain. Juga Bpk Amien Rais sendiri saya rasa sudah menghitung hitung untung ruginya posisi barunya ini. Saya yakin Bpk Amien Rais cukup professional dalam politik. Jadinya saya yang awam lebih baik mempercayakan saja ke yang professional. Saya juga yakin kalo Amien Rais sudah menhitung jauh-jauh. Tapi yang saya rasa keuntungan terbesar ada di pemerintah nantinya (Golkar, karena sudah yakin sekali akan pegang pemerintahan dengan mensupport Amien Rais atau yang lainnya). Contohnya lagi, banyak orang tau bahwa pencalonan Gus Dur jadi Wapres tidak serius. Orang banyak juga pada mikir kenapa Gus Dur nggak ngerasa bahwa pencalonan CAPRES tidak serius. Ini hanya menguntungkan politikus lainnya. Saya yakin juga, politikus sekaliber Gus Dur sudah memikirkan + menghitung pencalonan CAPRESnya jauh-jauh. Emang sih kadang kadang kita nggak tau kalo politikus sudah mikir dalam-dalam atau tidak. Saya tetap melihat MPR itu posisi sangat strategis. Apalagi dengan adanya rencana amendemen UUD45. Jadi sesuatu yang sangat fundamental yang akan bahas dan akan diarahkan Jangan sampai meleset atau mudah diplesetin lagi. Apalagi nanti MPR diharapkan harus kuat dan proaktif serta banyak tugas barunya mulai tiap tahun meng-evaluasi dan saya masih berharap dan percaya Bpk Amien Rais akan kreatif mendayagunakan posisinya sebagai Ketua MPR. Cara pandang anda saya rasa masih bertumpu pada model ORBA dimana MPR pasif. Khan bisa aja tau tau natinya malah lebih aktif dari DPR gimana ? We will see... Yah .. saya yakin juga Amien Rais nggak hanya terdiam saja. Tapi ya .. balik kembali, tepat terbaik dia ada di DPR. Yang untung disini adalah, kembali lagi, pemerintah yang akan datang. Tentunya kalau ada yang menyimpang dari semangat reformasi, Bpk Amien Rais harus kita beri peringatan dan kritik. Saya juga percaya Golkar sudah mulai sadar ttg kesalahan masa lalu. Sedangkan PDI-P saat ini masih penuh dengan dendam kesumat jadinya belum tentu kalau PDI-P yang memegang pemerintahan akan membuat negara tentram dan maju. Tokoh GOlkar Akbar Tanjung saya percaya, Marzuki Darusman juga. Dari PDI-P saya percaya Kwik Kian Gie. Tetapi visi Ibu Megawati pribadi belum bisa saya percaya. Maksud saya memang Ibu Mega orang baik, lemah lembut, honest tapi kita juga memerlukan orang yang berpendidikan supaya tidak mudah ditipu. Terlalu banyak orang sekitar PDI-P yang bejat yang siap memangsa Ibu Mega. Ya ... Megawati kenapa nggak bisa jadi presiden. Ronald Reagan, a movie star, aja bisa jadi one of the best presidents. Presiden Philipina aja pernah ibu-ibu dan sekarang seorang movie star. Kita musti lihat juga, bahwa Megawati sampai sekarang masih dapat dukungan orang-orang pinter, seperti Kwik Kian Gie dll. Soeharto aja yang pendidikannya cuman SMA pas-pasan bisa ditatah "kerajaan" sampai 32 tahun :) tanpa ada lawan berarti. igg Gitu aja dulu dari observasi planetarium saya yang mungkin jauh kenyataanya di bumi pertiwi. Well every body has their own perspective. That's why we need politics. With politics we move a great mass of people toward national goal and that is not an easy task. Unfortunately the mass media put too much emphasis on the negative sides of politics. Yeahh they need sensational stories to make money so we need to filter pretty much of them. Om swastiastu Nasruli __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Angkat topi! Re: Golkar hebat
JUSTRU adalah tanggung jawab PDI - P dan Megawati untuk mendidik rakyat nya (rakyat yang memilih PDI P), jangan malah dimanfaatkan rakyat yang tidak tahu politik untuk kepentingan sendiri. Jadi mereka juga sadar politik. Tidak hanya PDIP saja. Tapi juga partai-partai yang lainnya. Kita juga musti sadar bahwa rakyat "banyak" itu bukan seperti kita, yang umumnya punya pendidikan tinggi + punya akses ke INternet + bisa ikut mailing list. Sebagian besar rakyat itu kurang berpendidikan. Lalu yang dilihat mereka dikoran + TV selama masa ORBA itu ya .. cuman presiden + wakil + 1atau2 mentri. Jadi ya .. kalo menurut saya, ada kecenderunagn besar kalo rakyat nyoblos ke Pemilu, yang dipikir mereka presiden+wakil+mentri-mentri. Memang rakyat banyak musti harus dididik tidak hanya politik tapi juga pendidikan mendasar yang lainnya. igg Beberapa hari ini juga mulai kelihatan lagi sebuah contoh pembodohan dalam menggalang opini di masyarakat seperti jargon " money politics", " dagang sapi" , " yang menjadi presiden adalah yang mendapatkan suara rakyat paling banyak", "distorsi (nya MS)" , "rakyat dan kedaulatan dikhianati" dll jargon yang menyesatkan rakyat kecil. Soe -Original Message- From: Igg Adiwijaya [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Tuesday, October 05, 1999 11:37 AM Subject: Angkat topi! Re: Golkar hebat Sebenarnya saya pribadi pengennya PDIP yang di pemerintahan dan Megawati jadi presiden. Walaupun kita tahu bahwa yang menang pemilu belum tentu jadi presiden calonnya, tapi kita musti liat juga apa yang di pengen rakyat banyak (walaupun cuman 30%+). Kalo PDIP di pemerintahan, ini akan memberikan kepercayaan rakyat banyak akan politik di Indonesia. Jangan sampai rakyat nantinya berpikir (kalo Megawati nggak jadi presiden) seperti berikut "Wah .. buat apa nyoblos di Pemilu, kalo nantinya pilihan kita di rekayasa lagi di SU MPR". Tapi saya pikir Megawati seharusnya jadi presiden transisi aja. Presiden berikutnya nggak dia lagi, melainkan orang yang bisa mewakilkan Indonesia di mata dunia dengan sedikit lebih mantap dan sedikit lebih intellectual.
Re: Lucu
Kalo menurut saya mahasiswa yang demo di Jakarta nggak perlu tahu pasti apa isi nya secara mendetail. Buat apa? Mereka tahu kok intinya UU PKB itu apa dan secara general mereka saya yakin tahu apa effect dari UU PKB tersebut. Mereka saya yakin pernah baca berita dari koran + majalah dll dimana UU nggak pernah di siarkan "literary" (ngabisin kertas), tapi di terjemahkan dan di jelaskan dampaknya. Jadi ya ... tau intinya + makna nya lebih penting. Untuk kita-kita atau anda-anda yang belajar di luar negri, yang kadang-kadang "self-claimed" punya pendidikan lebih tinggi dari yang di Indo, belum tentu tahu secara mendetail bagian+butir-butir PKB. Buat apa yang di Indo musti hapal. Orang mahasiswa di Indo, makan aja susah. Itu wartawan juga sempat untung mewancarai orang yang nggak "hapal" butir-butir UU PKB. Bayangin kalo dia wawancarai Mahasiswa yang kebetulan "hapal". Nah .. dia mau apa. Dia sendiri kemungkinan besar nggak "hapal". Care dikit lah. Udah untung nggak ikutan demo + nggak sempet dipukulin polisi, jadi sekolah bisa jalan terus. igg On Thu, 23 Sep 1999, Faransyah Jaya wrote: He he he hee.. Sedih memang melihatnya.. :( Faran -- On Fri, 24 Sep 1999 07:30:03 Suhendri wrote: Ada yang lihat wawancara Islamiyati reporter RCTI dengan salah satu pimpinan demo mahasiswa ? Sang reporter menanyakan kepada mahasiswa tersebut bagian mana dari UU PKB yang dia tidak setuju. Dijawab oleh mahasiswa tersebut bahwa banyak bagian di PKB yang tidak disetujuinya. Kembali sang reporter menanyakan bagian mana. Terlihat kepanikan dan kegugupan dari sang mahasiswa karena tidak tahu bagaimana menjawabnya. Akhirnya sang reporter menanyakan ... " Anda baca nggak sich RUU PKB itu ? ". Very funny :-) sebuah potret mahasiswa Indonesia Diktat dan buku kuliahnya pun mungkin tidak dibaca, apalagi RUU PKB yang sedemikian tebal dan njelimet penjelasannya. Pokoknya demo, begitu kali ya kata para mahasiswa, nanti baca belakangan kalo udah deket ujian. Soe DC Email! free email for the community - http://www.DCemail.com
US position (Re: AS in East Timor)
Perhaps, this can help a bit. igg == From [EMAIL PROTECTED] Wed Sep 22 17:34:18 1999 Date: Fri, 17 Sep 1999 12:57:04 -0400 From: Agung [EMAIL PROTECTED] Reply-To: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [balinet] QA ttg Timtim Saya rasa ada perlunya mem-forward wawancara ttg Timtim deng Noam Chomsky (ahli linguistik dari MIT). agung New Jersey - East Timor Questions And Answers Stephen R. Shalom, Noam Chomsky, and Michael Albert 1. What was U.S. policy toward Indonesia before 1975? In the aftermath of World War II, U.S. policy toward the Asian colonies of the European powers followed a simple rule: where the nationalists in a territory were leftist (as in Vietnam), Washington would support the re-imposition of European colonial rule, while in those places where the nationalist movement was safely non-leftist (India, for example), Washington would support their independence as a way to remove them from the exclusive jurisdiction of a rival power. At first, Indonesian nationalists were not deemed sufficiently pliable, so U.S.-armed British troops (assisted by Japanese soldiers) went into action against the Indonesians to pave the way for the return of Dutch troops, also armed by the United States. In 1948, however, moderate Indonesian nationalists under Sukarno crushed a left-wing coup attempt, and Washington then decided that the Dutch should be encouraged to settle with Sukarno, accepting Indonesian independence. It wasn't long, however, before the United States concluded that Sukarno was a dangerous neutralist, and under the Eisenhower administration Washington attempted to subvert Indonesia's fragile democratic government. These efforts-the largest U.S. covert operation since World War II * were unsuccessful, so the United States shifted its strategy to building up the Indonesian military as a counter-weight to the mass-based Indonesian Communist Party. In 1965, this approach bore fruit when a military coup, accompanied by the slaughter of somewhere between half a million and a million communists, suspected leftists, and ordinary peasants, deposed Sukarno and installed General Suharto in his place. Washington cheered the coup, rushed weapons to Jakarta, and even provided a list of Communist Party members to the army which then rounded up and slaughtered them. According to a CIA study, "in terms of numbers killed" the 1965-66 massacres in Indonesia "rank as one of the worst mass murders of the 20th century." The United States established close military, economic, and political ties with the Suharto regime. 2. What was East Timor before Indonesia invaded? From the 17th century, the Netherlands and Portuguese fought over Timor, a small Southeast Asian island slightly larger than the state of Maryland located a thousand miles south of the Philippines and about 400 miles northwest of Australia. Ultimately the two colonial powers divided the island, with the western half going to the Netherlands and becoming part of the Dutch East Indies and the eastern half going to Portugal. When the Dutch East Indies became independent following World War II, under the name Indonesia, west Timor was part of the new nation. East Timor, however, remained under Portuguese rule until the mid-1970s, when Portugal finally moved to dismantle its colonial empire. East Timor differs from Indonesia in terms of religion, language, and several hundred years of colonial history. 3. How did Indonesia become involved in East Timor? As long as Portugal controlled East Timor, Indonesia did not consider attacking it, but once Lisbon declared its intention to withdraw, the Suharto regime saw an opportunity to add to its territory and resources. East Timor seemed like an easy target, given that in 1975 Indonesia had a population of 136 million compared to East Timor's 700,000 people. Indonesia first tried to block Timorese independence by backing a coup in the territory, but when this failed it launched a full-scale invasion of East Timor in December 1975, using the pretext that it was maintaining order. A standard propaganda line out of Jakarta-often repeated by the western media-is that the fighting in East Timor represents a "civil war." In fact, there had been a very brief civil war before the Indonesians invaded. For the last 25 years, however, it has been as much a civil war as the Nazi conquests in Europe. 4. What was the United States role regarding Indonesia's December 1975 invasion? On the eve of the invasion, U.S. President Gerald Ford and his Secretary of State, Henry Kissinger, were in Jakarta meeting with Suharto. Kissinger later claimed that East Timor wasn't even discussed, but this claim has been exposed as a lie. In fact, Washington gave Suharto a green light to invade. Ninety percent of the weaponry used by the Indonesian forces in their invasion was from the United States (despite a U.S. law that bans the
Habibie yang licik
Ini kalo berita dibawah yang saya baca di Kompas bener, Habibie itu berengsek + licik banget. Dosanya bener-bener sejajar deh sama $oeharto. 1. Dia yang ngusulin 2 opsi (terutama yang kedua) ke rakyat Timtim yang tujuan utamanya untuk mengalihkan perhatian rakyat+mahasiwa terhadap pengadilan akan kekayaan $oeharto + kekayaan dia sendiri. Ini dilakukan tanpa dengerin komentar/keberatan DPR+MPR saat itu. 2. Eh .. menang deh rakyat Timtim. Walaupun kita udah malu banget di dunia luar, kita masih ada tawar-menawar untuk dikte negara mana aja yang boleh masuk Timtim. Rakyat+DPR+sebagian besar Parpol nggak mau negara tertentu (seperti Australia, Portugal, dll) masuk ke Timtim. Eh dia malah kirim si Ali ke NewYork, bilang siapa aja boleh masuk ke Timtim. 3. Nah ... sekarang ke merdekaan Timtim mesti di declare secara formal dari Jakarta. Dia nggak mau ... malah ngasih permasalahannya ke MPR (seperti yang terbaca di Kompas). Dia mungkin pikir biar MPR deh yang gontok-gontokan sama orang Timtim + dunia. Habibie cuman mau ngakuin bahwa opsi pertama di tolak. Titik. Dia nggak ngakuin kalo opsi kedua adalah pilihan rakyat Timtim. Si Habibie miripnya sama Napoleon, cuman pendeknya aja. Bedanya? Napolean jayain France. Si Habibie ngerjain + ngerusakin Indonesia, kayak kutu dikepala. i can't beleive he is our president and he still wants to be the next president. *sigh* :( igg Artikel dari kompas: Selasa, 21 September 1999, 12:12 WIB Habibie Tentang Masalah Timtim: Meski Ditetapkan MPR, Timtim Tidak Diakui Dunia Internasional Jakarta, Antara Presiden BJ Habibie dalam Sidang Paripurna DPR di Jakarta, Selasa (21/9) mengatakan pemerintah sama sekali tidak mempunyai kewenangan untuk melepaskan Provinsi Timor Timur. Kepada sedikitnya 310 anggota DPR yang menghadiri Sidang Paripurna itu, Presiden Habibie mengatakan yang bisa dilakukan pemerintah adalah melaporkan hasil Jajak Pendapat di Timtim tersebut kepada para anggota MPR, yang merupakan pemegang kedaulatan rakyat, bahwa mayoritas masyarakat Timtim menolak tawaran otonomi luas dengan status khusus. "Maka diharapkan Majelis Permusyawaratan Rakyat yang akan melakukan Sidang Umum nanti dapat menampung aspirasi rakyat Timor Timur tersebut sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam konstitusi kita," demikian harapan Kepala Negara kepada para anggota MPR. Presiden mengatakan pula bahwa karena mayoritas penduduk Timtim menolak tawaran status otonomi dengan status khusus tersebut, maka hal itu harus dipandang sebagai kenyataan yang ada secara jernih. Kepala Negara mengemukakan pula bahwa karena tawaran otonomi itu ditolak maka bangsa Indonesia akan bisa memusatkan perhatian dan usahanya untuk memasuki Abad 21 tanpa gangguan internasional, karena selama lebih dari dua dasawarsa ini, Indonesia telah dipojokkan di dunia internasional. Ketika mengomentari pertanyaan anggota Dewan bahwa opsi kedua tidak sesuai dengan Tap MPR No VI/1978, Kepala Negara menjelaskan bahwa sekalipun penggabungan Timtim telah dikukuhkan oleh Tap MPR, ternyata hal itu tidak diakui dunia internasional. "Bahkan konstitusi Portugal masih tetap mencantumkan Timor Timur sebagai wilayahnya," kata Presiden. Dikemukakan pula bahwa sulit bagi Indonesia untuk terus bertahan terhadap tekanan internasional dengan alasan konvensional bahwa masuknya Timtim itu sudah dikukuhkan oleh MPR. " Sangat sulit bagi kita untuk tetap bertahan dengan alasan konvensional bahwa karena status Timor Timur sudah dikukuhkan oleh MPR maka kita bisa menolak semua tekanan internasional tanpa mengambil risiko dikucilkan dari pergaulan internasional," kata Presiden ketika menjelaskan latar belakang pemberian opsi tersebut. Pada kesempatan ini, ternyata Presiden kemudian juga berbicara di luar teks resminya terutama dengan akan
Forward: QA on Indo-US-Timtim
Ini saya forward kan QA yang menarik mengenai Indonesia-US-Timtim. == From [EMAIL PROTECTED] Fri Sep 17 15:29:07 1999 Date: Fri, 17 Sep 1999 12:57:04 -0400 From: Agung [EMAIL PROTECTED] Reply-To: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [balinet] QA ttg Timtim Saya rasa ada perlunya mem-forward wawancara ttg Timtim deng Noam Chomsky (ahli linguistik dari MIT). agung New Jersey - East Timor Questions And Answers Stephen R. Shalom, Noam Chomsky, and Michael Albert 1. What was U.S. policy toward Indonesia before 1975? In the aftermath of World War II, U.S. policy toward the Asian colonies of the European powers followed a simple rule: where the nationalists in a territory were leftist (as in Vietnam), Washington would support the re-imposition of European colonial rule, while in those places where the nationalist movement was safely non-leftist (India, for example), Washington would support their independence as a way to remove them from the exclusive jurisdiction of a rival power. At first, Indonesian nationalists were not deemed sufficiently pliable, so U.S.-armed British troops (assisted by Japanese soldiers) went into action against the Indonesians to pave the way for the return of Dutch troops, also armed by the United States. In 1948, however, moderate Indonesian nationalists under Sukarno crushed a left-wing coup attempt, and Washington then decided that the Dutch should be encouraged to settle with Sukarno, accepting Indonesian independence. It wasn't long, however, before the United States concluded that Sukarno was a dangerous neutralist, and under the Eisenhower administration Washington attempted to subvert Indonesia's fragile democratic government. These efforts-the largest U.S. covert operation since World War II * were unsuccessful, so the United States shifted its strategy to building up the Indonesian military as a counter-weight to the mass-based Indonesian Communist Party. In 1965, this approach bore fruit when a military coup, accompanied by the slaughter of somewhere between half a million and a million communists, suspected leftists, and ordinary peasants, deposed Sukarno and installed General Suharto in his place. Washington cheered the coup, rushed weapons to Jakarta, and even provided a list of Communist Party members to the army which then rounded up and slaughtered them. According to a CIA study, "in terms of numbers killed" the 1965-66 massacres in Indonesia "rank as one of the worst mass murders of the 20th century." The United States established close military, economic, and political ties with the Suharto regime. 2. What was East Timor before Indonesia invaded? From the 17th century, the Netherlands and Portuguese fought over Timor, a small Southeast Asian island slightly larger than the state of Maryland located a thousand miles south of the Philippines and about 400 miles northwest of Australia. Ultimately the two colonial powers divided the island, with the western half going to the Netherlands and becoming part of the Dutch East Indies and the eastern half going to Portugal. When the Dutch East Indies became independent following World War II, under the name Indonesia, west Timor was part of the new nation. East Timor, however, remained under Portuguese rule until the mid-1970s, when Portugal finally moved to dismantle its colonial empire. East Timor differs from Indonesia in terms of religion, language, and several hundred years of colonial history. 3. How did Indonesia become involved in East Timor? As long as Portugal controlled East Timor, Indonesia did not consider attacking it, but once Lisbon declared its intention to withdraw, the Suharto regime saw an opportunity to add to its territory and resources. East Timor seemed like an easy target, given that in 1975 Indonesia had a population of 136 million compared to East Timor's 700,000 people. Indonesia first tried to block Timorese independence by backing a coup in the territory, but when this failed it launched a full-scale invasion of East Timor in December 1975, using the pretext that it was maintaining order. A standard propaganda line out of Jakarta-often repeated by the western media-is that the fighting in East Timor represents a "civil war." In fact, there had been a very brief civil war before the Indonesians invaded. For the last 25 years, however, it has been as much a civil war as the Nazi conquests in Europe. 4. What was the United States role regarding Indonesia's December 1975 invasion? On the eve of the invasion, U.S. President Gerald Ford and his Secretary of State, Henry Kissinger, were in Jakarta meeting with Suharto. Kissinger later claimed that East Timor wasn't even discussed, but this claim has been exposed as a lie. In fact, Washington gave Suharto a green light to invade. Ninety percent of the weaponry used by the Indonesian forces in their invasion was from the United States (despite a U.S.
Re: Terinspirasikannya Nilai Hakiki Ajaran Islam pada Tatanan Kehidupan Masyarakat Barat
Ini ngomong apa sih. Apa faktanya sih orang barat takut sama islam. Apa basisnya lagi.? Inspirasi apa lagi yang mau di basmi ?? Yang kita semua tahu sih, orang barat, terutama US, takut sama teroris, baik agama teroris itu islam atau yang lainnya kek. Karena teroris itu ngeBUNUH orang yang nggak bersalah. Unfortunately, kebanyakan teroris yang ditakutin asalnya dari timur tengah. segitu aja, terima kasih, igg On Sun, 6 Jun 1999, Nasrullah Idris wrote: Ketakutan Barat terhadap Islam tidak saja berkaitan dengan jumlah pemeluknya. Tetapi juga terhadap terinspirasikannya nilai hakiki ajaran Islam pada tatanan kehidupan masyarakat Barat. Misalkan melalui cendekiawan non muslim di Barat yang mempelajari Al-Qur'an. Malah kabarnya masalah HAM di barat pun sedikit-banyak diilhami oleh nilai hakiki ajaran Islam. Itulah makna dari Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta ini, khususnya ummat manusia. Apakah Barat mau membasmi inspirasi itu dengan peralatan senjata nuklir yang dimilikinya? Salam, Nasrullah Idris
Re: Proof of Theorem that 4=5 (joke for christmas)
Theorem: 4 = 5 Proof: 16 - 36 = 25 - 45 4^2 - 9*4 = 5^2 - 9*5 4^2 - 9*4 + 81/4 = 5^2 - 9*5 + 81/4 I don't think that 9*4 is equal to 9*5. (4 - 9/2)^2 = (5 - 9/2)^2 4 - 9/2 = 5 - 9/2 4 = 5 Sorry, iseng nggak ada kerjaan nih. Ku coba deh .. (4 - 9/2)^2 = (5 - 9/2)^2 --- kalo mau diambil squareroot, jawabannya ada dua: + atau - dan musti konsisten untuk kiri dan kanan jadi: (4 - 9/2)^2 = (5 - 9/2)^2 (4 - 9/2)^2 = (5 - 9/2)^2 +|4 - 9/2| = +|5 - 9/2|atau -|4 - 9/2| = -|5 - 9/2| 1/2 = 1/2 atau - 1/2 = - 1/2 oke deh igg merry christmas every body and happy new year !! Nasrul Indroyono Rgds, Yohannes Yaali [EMAIL PROTECTED]