Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Lain dong pak: para biarawati itu memakai tutup kepala memang mereka sadar dan terima ikhlas. Untuk jadi biarawati itu kan kan gampang perlu perenungan- mereka sama sekali harus mampu melepaskan diri dari hal yg bersifat keduniawian; makanya kan rambutnya harus dipotong pendek bahkan ada yg nyaris gundul. Tapi kalo jilbab yg dipakai oleh perempuan islam kebanyakan merupakan cara berbusana. Jadi bentuknya banyak yg di model-model bahkan bisa mengubah penampakan bentuk kepala, raut wajah. Kalo yg mau mukanya kelihatan seperti bulat telur maka jilbabnya dipakai menutupi sebagian pipi. Salam, l.meilany - Original Message - From: jano ko To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, August 03, 2009 5:49 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Cuma rambutnya tipis sekali, kliatan gitu kulit kepalanya. Atau kalo yg tadinya rambutnya lebat jadi tipis. --- Janoko : Para suster itu juga pakai penutup kepala seperti Jilbab, tapi mereka juga oke-oke saja dan tidak pernah dipermasalahkan. Mother Theresia juga pakai penutup kepala seperti jilbab. Sebenarnya tidak ada masalah dengan jilbab, masalah itu ada pada insan - insan yang mempermasalahkan jilbab yang memang mereka digaji untuk mempermasalahkan jilbab. Salam Janoko -o0o- --- On Mon, 3/8/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote: From: L.Meilany wpamu...@centrin.net.id Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Monday, 3 August, 2009, 3:09 PM Biasanya kalo terbiasa pake jilbab, di rumah meski dihadapan suaminya, waktu tidur juga berjilbab. Jilbab itu sudah menyatu seperti pakaian dalam. Kayaknya juga ngga sampai botak deh. Cuma rambutnya tipis sekali, kliatan gitu kulit kepalanya. Atau kalo yg tadinya rambutnya lebat jadi tipis. Salam, l.meilany - Original Message - From: Wikan Danar Sunindyo To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Sent: Thursday, July 30, 2009 5:07 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - terus nanti pertanyaannya buat apa rambut subur panjang bagus dipamer2-in biar aja dari kecil berjilbab, kalau suaminya beriman dan bertakwa kepada Allah SWT lihat istrinya botak/rambutnya gak bagus ya masih tetap bisa bersyukur he he :) salam, -- wikan 2009/7/30 Ari Condro masar...@gmail. com: Waduh, anak saya masuk sekolah islam, jadi di tk nya sudah wajib pakai jilbab. masa harus saya pindahkan dulu sampai tk dan sdnya ke sekolah tetangga, st stanislaus biar rambutnya tumbuh subur semerbak, huehehhe ... :)) On 7/30/09, L.Meilany wpamu...@centrin. net.id wrote: Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan : Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia ABG, 14 an tahun. Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat. Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit kepala rambut tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg dipakaikan jilbab sejak dini, nyaris rambutnya tipis, jarang. Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari. Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati. [Non-text portions of this message have been removed] Get your preferred Email name! Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Kalo rambutnya berwarna 'pirang' kebanyakan sih gizinya kurang betul. Tapi mungkin juga keturunan, kalo kayak gini ya susah; atau mungkin waktu dalam kandungan Iin minum obat2 tertentu. Tapi kalo dalam masa pertumbuhan insya Allah akan ada perbaikan meski tidak maksimal. Jadi : Banyak konsumsi buah2-an dan sayuran [ biasanya kan anak kecil susah] Terutama bayam, wortel, ketimun, selada krop [lettuce] Kemudian juga konsumsi 'whole grain' [biji2-an, kacang2-an, padi2-an/serelia yg dikonsumsi utuh] Misalnya kalo beras harus yg masih ada bekatul dan dedaknya [ brown rice] Harganya lumayan rada mahal kebanyakan ada di toko2 yg jual bahan pangan organik. Atau konsul ke dokter/ahli gizi Kalo kebanyakan orang sih katanya konsumsi kacang ijo, kemudian setiap malam rambutnya diolesi lidah buaya asli- katanya juga manjur. Rambutnya jadi lebat, tebal dan hitam. Lama juga sih dari umur 8 bulan sampai 2 tahun dengan rajin, baru kliatan hasilnya. Salam, l.meilany - Original Message - From: Ari Condro To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, August 03, 2009 3:40 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - yah, kalau di rumah sih gak pakai jilbab, mbak. :)) cuma di sekolah saja, antara jam 8-11. kalau lagi pergi pergi aja, kadang pakai jilbab, kadang nggak. banyakan nggaknya. elsi malah tomboy nih, lebih suka pakai kaos ala basket dan celana. :p bingung aja, wajahnya lembut, suaranya halus, tapi tomboy. sukanya bola dan truk. boneka barbie dibuang jauh jauh. cuman rada kawatir, rambutnya jenis rambut halus, beberapa bagian ada yg berwarna perang kuning kemerahan gitu, kayak rambut jagung. On 8/3/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote: Pake jilbabnya pas sedang sekolah saja. Kalo di rumah, main2 dengan tetangga, diajak pergi ya nggak usah berjilbab dulu. Belum akil balik kan, masa sih kepikiran untuk bergenit-genit? Di kampung belakang tempat saya ada anak2 sudah dijilbabin. Pokoknya pake jilbab, meski pake rok selutut, meski pake kaos lengan pendek, meski main2 di comberan cari makanan ikan, meski main sepeda, main panas2-an, main hujan2-an. Dan ketika di buka selain bau keringat yg khas, rambutnya kebanyakan tipis, jarang2 warnanya juga gak sehat. Coba saja lihat dan buktikan! Di komunitas Rufaqa pun demikian dari kecil kepala anak2 iotu laki2 atupun perempuan sudah di'bekap' Dan kalo di buka keliatanlah rambutnya yg 'aneh' Kalo cuma lihat kepalanya saja nggak kentara mana yg anak laki2 dan mana yg perempuan. Padahal menurut tafsirat Qur'an, menurut hadith, perempuan nggak boleh menyerupai laki2 begitu juga sebaliknya. Nah kalo urusan masalah rambut itu gimana rumusannya? Kalo kenyataannya bentuk rambut antara laki2 dan perempuan sama. Salam, l.meilany - Original Message - From: Ari Condro To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, July 30, 2009 4:48 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Waduh, anak saya masuk sekolah islam, jadi di tk nya sudah wajib pakai jilbab. masa harus saya pindahkan dulu sampai tk dan sdnya ke sekolah tetangga, st stanislaus biar rambutnya tumbuh subur semerbak, huehehhe ... :)) On 7/30/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote: Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan : Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia ABG, 14 an tahun. Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat. Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit kepala rambut tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg dipakaikan jilbab sejak dini, nyaris rambutnya tipis, jarang. Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari. Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati. Salam, l.meilany - Original Message - From: eyang_mbelgedes To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, July 29, 2009 12:33 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Proses (yg dilakukan wali/orangtua terhadap anak perempuan mereka agar mengenakan jilbab) biasanya sudah dilakukan sejak (anak) perempuan itu masih balita. Dengan cara ini anak-anak perempuan tersebut tidak biasanya tidak melawan atau mempertanyakan mengapa mereka harus mengenakan jilbab mereka. Setahu mereka, jilbab hanyalah perangkat baju normatif, pakaian biasa, bukan pakaian politis yang digunakan untuk menggolong-golongkan agama seseorang dari yang lain. Sedemikian biasanya mereka melihat, mengenakan dan menerima jilbab itu sehingga mereka akan merasa tidak lengkap, risih, telanjang jika melepasnya di muka publik. Perasaan 'tidak pantas' itu membuat mereka merasa lebih aman dan nyaman jika jilbab itu tetap
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
gak seluruh rambut sih, hanya satu dua bagian tertentu. rada keturunan juga seh kayaknya ... :p 2009/8/7 L.Meilany wpamu...@centrin.net.id: Kalo rambutnya berwarna 'pirang' kebanyakan sih gizinya kurang betul. Tapi mungkin juga keturunan, kalo kayak gini ya susah; atau mungkin waktu dalam kandungan Iin minum obat2 tertentu. Tapi kalo dalam masa pertumbuhan insya Allah akan ada perbaikan meski tidak maksimal. Jadi : Banyak konsumsi buah2-an dan sayuran [ biasanya kan anak kecil susah] Terutama bayam, wortel, ketimun, selada krop [lettuce] Kemudian juga konsumsi 'whole grain' [biji2-an, kacang2-an, padi2-an/serelia yg dikonsumsi utuh] Misalnya kalo beras harus yg masih ada bekatul dan dedaknya [ brown rice] Harganya lumayan rada mahal kebanyakan ada di toko2 yg jual bahan pangan organik. Atau konsul ke dokter/ahli gizi Kalo kebanyakan orang sih katanya konsumsi kacang ijo, kemudian setiap malam rambutnya diolesi lidah buaya asli- katanya juga manjur. Rambutnya jadi lebat, tebal dan hitam. Lama juga sih dari umur 8 bulan sampai 2 tahun dengan rajin, baru kliatan hasilnya. Salam, l.meilany - Original Message - From: Ari Condro To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, August 03, 2009 3:40 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - yah, kalau di rumah sih gak pakai jilbab, mbak. :)) cuma di sekolah saja, antara jam 8-11. kalau lagi pergi pergi aja, kadang pakai jilbab, kadang nggak. banyakan nggaknya. elsi malah tomboy nih, lebih suka pakai kaos ala basket dan celana. :p bingung aja, wajahnya lembut, suaranya halus, tapi tomboy. sukanya bola dan truk. boneka barbie dibuang jauh jauh. cuman rada kawatir, rambutnya jenis rambut halus, beberapa bagian ada yg berwarna perang kuning kemerahan gitu, kayak rambut jagung. On 8/3/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote: Pake jilbabnya pas sedang sekolah saja. Kalo di rumah, main2 dengan tetangga, diajak pergi ya nggak usah berjilbab dulu. Belum akil balik kan, masa sih kepikiran untuk bergenit-genit? Di kampung belakang tempat saya ada anak2 sudah dijilbabin. Pokoknya pake jilbab, meski pake rok selutut, meski pake kaos lengan pendek, meski main2 di comberan cari makanan ikan, meski main sepeda, main panas2-an, main hujan2-an. Dan ketika di buka selain bau keringat yg khas, rambutnya kebanyakan tipis, jarang2 warnanya juga gak sehat. Coba saja lihat dan buktikan! Di komunitas Rufaqa pun demikian dari kecil kepala anak2 iotu laki2 atupun perempuan sudah di'bekap' Dan kalo di buka keliatanlah rambutnya yg 'aneh' Kalo cuma lihat kepalanya saja nggak kentara mana yg anak laki2 dan mana yg perempuan. Padahal menurut tafsirat Qur'an, menurut hadith, perempuan nggak boleh menyerupai laki2 begitu juga sebaliknya. Nah kalo urusan masalah rambut itu gimana rumusannya? Kalo kenyataannya bentuk rambut antara laki2 dan perempuan sama. Salam, l.meilany - Original Message - From: Ari Condro To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, July 30, 2009 4:48 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Waduh, anak saya masuk sekolah islam, jadi di tk nya sudah wajib pakai jilbab. masa harus saya pindahkan dulu sampai tk dan sdnya ke sekolah tetangga, st stanislaus biar rambutnya tumbuh subur semerbak, huehehhe ... :)) On 7/30/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote: Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan : Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia ABG, 14 an tahun. Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat. Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit kepala rambut tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg dipakaikan jilbab sejak dini, nyaris rambutnya tipis, jarang. Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari. Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati. Salam, l.meilany - Original Message - From: eyang_mbelgedes To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, July 29, 2009 12:33 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Proses (yg dilakukan wali/orangtua terhadap anak perempuan mereka agar mengenakan jilbab) biasanya sudah dilakukan sejak (anak) perempuan itu masih balita. Dengan cara ini anak-anak perempuan tersebut tidak biasanya tidak melawan atau mempertanyakan mengapa mereka harus mengenakan jilbab mereka. Setahu mereka, jilbab hanyalah perangkat baju normatif, pakaian biasa, bukan pakaian politis yang digunakan untuk menggolong-golongkan agama seseorang dari yang lain. Sedemikian biasanya mereka melihat, mengenakan dan menerima jilbab itu sehingga mereka akan merasa tidak lengkap, risih, telanjang jika melepasnya di muka publik. Perasaan 'tidak pantas' itu membuat mereka merasa lebih aman dan nyaman jika jilbab itu tetap dikenakan. Dengan kata lain, jilbabisasi
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
--- On Fri, 7/31/09, Mia al...@yahoo.com wrote: From: Mia al...@yahoo.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Aaei, jadi gimana: 1. Kita sama2 setuju menutup aurat wajib. Ok, cek. Menurut Aa, yang nggak berjilbab apakah sudah menutup auratnya atau nggak? Please cek. Jawab : Jilbab adalah alat/pakaian yg saat ini dipakai untuk menutup aurat bagian atas disebut juga sebagai kerudung. nah selain jilbab dan kerudung apakah ada model lain untuk menutup aurat bagian atas selain jilbab? ya cari aja lah... pake jilbab juga kan harus seperangkat kebawahnya juga, kan...?! 2. Menurut Aa di posting sebelumnya, nenek-nenek yang pake jilbab itu mendapatkan hidayah, tapi di bawah bilang jilbab bukan ukuran seseorang dapet hidayah. Ini gimana? Jawab : hidayah itu dasarnya dari hati kesadaran akan kewajiban yg harus dilaksanakan. kalo dasarnya malu karena ubanan? 3. Mengenai macam2 musafir itu dimengerti, terimakasih atas penjelasannya. Yang saya tanyakan sebelumnya, apa maksudnya ketika nggak solat berpakaian seperti orang gila, tapi waktu solat pakaiannya bersih? Jawab : sebetulnya ga semua musafir berpakaian seperti gembel karena ada juga yg berpakaian normal tapi diantaranya ada juga sebelum sholat dia ga ketahuan orang sebagai orang normal tapi ketika waktu sholat dia mandi dan ganti baju. bahkan ada diantaranya yg menjadi imam besar di sebuah mesjid agung di Surabaya. Begitcu.. mama mia yg cuakep... i love u and all full... salam manis, --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Dendikeren amat dendicute77@ wrote: Kawan, kalo kita melihat dari luar memang kita akan sulit untuk mengerti apalagi kalo pikiran sering negatif pada orang lain (tidak terlatih untuk melihat jelas). pasti kita akan banyak curiga pada siapapun juga.(maaf) kita memang sering terpaku pada penampilan, wajar jika sering tertipu. sebagaimana komunitas lain, para musafir juga terbagi-bagi menjadi beberapa jenis manusia. 1. Ada musafir yang memang dia melakukan suatu perjalanan dengan niat melatih diri, melatih mental, kesabaran dan pengamalan ilmu agama. karena ga mungkin kita bisa sabar bila tidak ada yang menghina, tidak ada yang mencaci, memfitnah, dll. tidak mungkin kita bisa menjadi manusia syukur bila kita ga melatih diri untuk tidak membuang rezeki walalu hanya sebutir. menumbuhkan rasa qona-ah tawadlu menghilangkan keegoisan diri jelas perlu riyadoh, ada yg ringan juga ada yg berat. tidak jarang para musafir ini adalah anak kyai. ato santri utama di sebuah pondok pesantren. bisa dibedakan musafir beneran dan musafir gila yaitu dari kuku dia bersih. para musafir ini biasanya ada di tempat-tempat ziarah. tapi ada juga yg sengaja ngegembel di kota. Jangan salah para kyai kesohor juga pada jenis musafir beneran suka minta didoakan agar lebih berkah. 2. Ada juga musafir munafik dan jahat tukang nipu. melakukan perjalanan untuk cari mangsa. 3. Ada yang memang orang stress ato gila beneran. Ini yg perlu dikasihani. 4. ada gembel yg memang sengaja untuk cari duit ya pengemis itulah, tkg palak, pengamen, anak jalanan. Mama mia yg selalu manis, dikit-dikit we atuh, rambut memang mahkota wanita tapi apapun alasannya ya seyogyanya ditutup juga bagian lain. kreatif aja gimana caranya biar ga rusak, cari kain yg bagus, enak dipake, modis ga bikin rusak rambut, badan. ga selalu harus jilbab. ajaran ga usah dibikin repot. yg masih gadis, dan masih seksi masa kalah ma nenek-nenek mau tutup aurat, he...he..he. . Apapun alasannya alangkah baiknya jika didasarkan pada sikap Lillahita'ala. Aduh jadi malu ma Pak Cojim. Pie kabare pak Cojim? Jilbab bukan ukuran seseorang dapet hidayah, karena banyak juga yang berjilbab kelakukannya masih kayak syetan. (maaf agak kasar). Hidayah itu adanya pada seseorang yg mau intropeksi diri memperbaiki diri karena orang yg intropeksi diri itu selalu : 1. Menghargai orang lain, 2. ga sombong dan ga merasa lebih dari orang lain 3. tepo seliro dan ga mudah tersinggung. 4. selalu melihat ke dalam, ga pernah menyalahkan orang lain. 5. dll. Salam manis, Dendi --- On Wed, 7/29/09, Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ ... wrote: From: Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ ... Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Date: Wednesday, July 29, 2009, 10:59 AM gue kok malah curiga sama orang2 pengemis gitu kan suka menyamar biasanya dia pake baju rapi atau biasa lha tiba giliran berdinas atau jadi pengemis dia tukar baju jadi pengemis, bajunya acak2-an dan serabutan penampilannya dibikin memelas gitulah salam, -- wikan 2009/7/29 Mia al...@yahoo. com: Pak Dendi, iya di WM ini kita memang setuju menutup aurat itu
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
iya, saya juga prihatin. jaman sekarang anak kelas tk nol kecil udah harus bisa baca tulis, ngitung sampai 50, bahasa inggris. menurut saya sistem pendidikan buat anak anak di indoensia sudah merampas ham anak kecil. heran. sapa yah yg mulai bikin metode kayak gitu ??? 2009/8/6 Lina Dahlan linadah...@yahoo.com: Memaksa anak belajar matematika, sejarah,selain dapat dikategorikan melakukan upaya pencucian otak adalah suatu kesewenangan orang tua yg melanggar hak asasi anak untuk bermain...:-)) Ya..ya..ya dalam konteks ini (A) jilbab harus dibedakan dari pakaian sehari-hari krn Ya..ya..ya dalam konteks ini (B) jilbab harus disamakan dari pakaian sehari-hari krn cuma dress code... Ya..ya..ya...bergantung kebutuhan. Dikotomis. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@... wrote: Memaksa anak mengenakan jilbab sejak dini, selain dapat dikategorikan melakukan upaya pencucian otak, adalah suatu kesewenangan orangtua yg melanggar hak asasi manusia. Kata 'memaksa' harus digarisbawahi. Sama halnya dengan 'memaksa' anak sekolah untuk bekerja mencari nafkah. Di dalam konteks ini jilbab harus dibedakan dari pakaian sehari-hari krn pengenaannya mempunyai makna religius dan sosiologis yang berbeda. -- salam, Ari
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Anak2 tdk wajjib kok pake jilbab,klo di hadist mengatakan bahwa yg harus menuutupi aurat itu bagi perempuan yg sudah balig(yg sudah Menstruasi). tapi klo untuk membiasakan anak pake kerudung...ya ga apa2..asalkan jng memaksa tp atas keinginan anak --- Janoko : Janoko mumet lagi. Kalau caranya kaya gitu, bisa bubar negara kita. Anak - anak kita tiap pagi harus diajarkan disiplin untuk masuk sekolah, kalau ngikutin keinginan anak repot dong, anak pastinya ingin tidur aja dan tidak mau sekolah. Salim -o0o- --- On Thu, 6/8/09, centralcom.milis centralcom.mi...@yahoo.com wrote: From: centralcom.milis centralcom.mi...@yahoo.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Thursday, 6 August, 2009, 12:00 PM --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, eyang_mbelgedes eyang_mbelgedes@ ... wrote: Memaksa anak mengenakan jilbab sejak dini, selain dapat dikategorikan melakukan upaya pencucian otak, adalah suatu kesewenangan orangtua yg melanggar hak asasi manusia. Kata 'memaksa' harus digarisbawahi. Sama halnya dengan 'memaksa' anak sekolah untuk bekerja mencari nafkah. Di dalam konteks ini jilbab harus dibedakan dari pakaian sehari-hari krn pengenaannya mempunyai makna religius dan sosiologis yang berbeda. maksa anak pakai jilbab menurutku kurang bagus walaupun maksudnya untuk membiasakan anak spy pakai jilbab.Alangkah baiknya kita memberikan nasehat2 tentang apa maksud perempuan pakai jilbab,sehingga tanpa perlu dipaksa anak akan menyadari dan menerima apa yg kita nasehatkan. Anak2 tdk wajjib kok pake jilbab,klo di hadist mengatakan bahwa yg harus menuutupi aurat itu bagi perempuan yg sudah balig(yg sudah Menstruasi). tapi klo untuk membiasakan anak pake kerudung...ya ga apa2..asalkan jng memaksa tp atas keinginan anak salam Tita New Email addresses available on Yahoo! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
jaman sekarang kan nggak pake sumur mas jano adanya air ledeng ada2 aja mas jano ini salam, -- wikan 2009/8/4 jano ko ko_j...@yahoo.com: adapula yang memberikan kebebasan/keleluasa an kepada anaknya untuk memilih apa yang menurut si anak benar --- Janoko : Satu lagi pemikiran yang unik. Bayi 1 tahun diberi kebebasan ?, kecemplong sumur, gan !!
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
menarik juga nih soal kerabat mbak mia di amerika di sini, rata2 keluarga indonesia yang tinggal di sini (austria, jerman) mulai khawatir dengan pergaulan anak2-nya kalau mulai beranjak remaja kalau masih kecil sih masih gampang dan bisa diatur kalau udah ABG sedikit banyak mulai terpengaruh teman2 sebaya apalagi dengan suasana pergaulan yang bebas, seks bebas, bikin ortu ketar-ketir pendidikan agama yang terlalu ketat belum tentu bisa membuat sang anak jadi lebih baik karena masa ABG, masa anak cari jati diri secara umum, problem muslim di eropa adalah pencarian identitas antara apakah mereka menjadi warga eropa atau menjadi muslim dan kadang tidak bisa/sulit untuk menjadi kedua2-nya kalau mau jadi warga eropa, ya harus siap dengan makan minuman yang bisa jadi haram, gaya hidup dan pergaulan bebas kalau jadi muslim ya masuk enclavenya sendiri, gaul sama orang turki, arab atau iran even generasi2 muda turki iran di eropa sekarang lebih bebas dan lebih ng-eropa ketimbang ortu/kakek-neneknya jadi kadang2 gak sholat makan babi, minum anggur, lebih bebas dan kehilangan identitas keislamannya ada pula yang merasa jenuh dengan eropa, cari identitas keislaman jatuhnya malah jadi teroris karena frustasi dengan rusaknya moral eropa yah begitulah salam, -- wikan 2009/8/5 Mia al...@yahoo.com: Saya biasanya nggak pernah berkomentar kepada ortu gimana mendidik anaknya, karena saya termasuk ortu yang 'speechless'. Tapi suatu ketika saya nggak bisa menahan diri. Kerabat saya yang salafi yang tinggal di Amrik, kawin dengan orang hitam Amrik, suatu hari berkunjung ke rumahku. Dia pake cadar/burqa hitam2, tapi anaknya yang laki2 dan perempuan biasa aja bajunya, bahkan anak perempuannya yang usia 8 tahunan, pakaiannya model andro tomboy untuk ukuran orang Indonesia. So saya tanya kenapa anak perempuannya nggak berjilbab/cadar. Dia bilang, terserah saja dengan anaknya nanti. Kerabatku ini nggak menyekolahkan anak2nya di sekolah di Amrik, tapi mendidik anak2nya di rumah. Dibolehkan oleh peraturan setempat, tapi dia mesti ambil sertifikasi guru. Komputer dan internet di rumah sangat membantu, kata ibunya, untuk ganti sosialisasi. Yah, US is such a great country, yang mensupport komunitas muslim sedemikian rupa sehingga rata2 mereka bisa mencapai kesejahteraan ekonomi/sosial yang melebihi komunitas muslim di negara2 lain.
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
E-young :Memaksa anak mengenakan jilbab sejak dini, selain dapat dikategorikan melakukan upaya pencucian otak, adalah suatu kesewenangan orangtua yg melanggar hak asasi manusia. --- Janoko :Sejak kemarin e-young ini bicara soal cuci mencuci, bisnis loundry apa ?, kalau nanti ketahuan om Dwi bisa disemprit tuch, engga boleh promosi di WM.Kalau orang eskimo membaca pendapat E-young pasti dech pada ngamok, lha soale di Alaska sana daerahnya dingin, mosok engga boleh pakai jilbab.Coba lihat http://en.wikipedia.org/wiki/EskimoYuhuuuJanoko-o0o On Wed, 5/8/09, eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com wrote: From: eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Wednesday, 5 August, 2009, 3:25 PM Memaksa anak mengenakan jilbab sejak dini, selain dapat dikategorikan melakukan upaya pencucian otak, adalah suatu kesewenangan orangtua yg melanggar hak asasi manusia. Kata 'memaksa' harus digarisbawahi. Sama halnya dengan 'memaksa' anak sekolah untuk bekerja mencari nafkah. Di dalam konteks ini jilbab harus dibedakan dari pakaian sehari-hari krn pengenaannya mempunyai makna religius dan sosiologis yang berbeda. Get your preferred Email name! Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
masing-masing orang tua mempunyai cara yang berbeda-beda dalam mendidik anaknya ada yang otoriter diktator memaksakan kehendaknya kepada anaknya adapula yang memberikan kebebasan/keleluasaan kepada anaknya untuk memilih apa yang menurut si anak benar masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya menurut saya mas jano tidak perlu menertawakan ini kan kebebasan mendidik anak sudah dijamin dalam HAM juga tho? salam, -- wikan 2009/8/4 jano ko ko_j...@yahoo.com: aku sih memposisikan diri tidak memaksa anak untuk berjilbab, supaya anak tidak merasa tertekan sejak kecil. Janoko : Cara berfikir yang unik Lama - lama nanti ada orang tua yang bilang saya tidak mau memaksa anak pakai baju dan celana, takut nanti mereka menjadi pemberontak , dagelan tenan iki. :)
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
adapula yang memberikan kebebasan/keleluasa an kepada anaknya untuk memilih apa yang menurut si anak benar --- Janoko : Satu lagi pemikiran yang unik. Bayi 1 tahun diberi kebebasan ?, kecemplong sumur, gan !! Salam -o0o- --- On Tue, 4/8/09, Wikan Danar Sunindyo wikan.da...@gmail.com wrote: From: Wikan Danar Sunindyo wikan.da...@gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Tuesday, 4 August, 2009, 3:18 PM masing-masing orang tua mempunyai cara yang berbeda-beda dalam mendidik anaknya ada yang otoriter diktator memaksakan kehendaknya kepada anaknya adapula yang memberikan kebebasan/keleluasa an kepada anaknya untuk memilih apa yang menurut si anak benar masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya menurut saya mas jano tidak perlu menertawakan ini kan kebebasan mendidik anak sudah dijamin dalam HAM juga tho? salam, -- wikan 2009/8/4 jano ko ko_j...@yahoo. com: aku sih memposisikan diri tidak memaksa anak untuk berjilbab, supaya anak tidak merasa tertekan sejak kecil. Janoko : Cara berfikir yang unik Lama - lama nanti ada orang tua yang bilang saya tidak mau memaksa anak pakai baju dan celana, takut nanti mereka menjadi pemberontak , dagelan tenan iki. :) Get your new Email address! Grab the Email name you#39;ve always wanted before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Ya dikatakan begitu di Qur'an. Untuk perempuan yg sudah sepuh yg tidak lagi memiliki hasrat memikat laki2, maka boleh gak pake jilbab. Salam, l.meilany - Original Message - From: Wikan Danar Sunindyo To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, July 31, 2009 5:38 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - bukannya kalau udah nenek2 malah gak wajib pake jilbab jadi emang jilbab ini khusus buat menutupi wanita2 yang masih muda aja kalau perlu, seperti kata masarcon, wanita muda yang cantik sekalian pake cadar tapi ada modus operandi baru nih, pake jilbab + cadar biar dikira cantik :) salam, -- wikan 2009/7/31 Dendikeren amat dendicut...@yahoo.com: Mama mia yg selalu manis, dikit-dikit we atuh, rambut memang mahkota wanita tapi apapun alasannya ya seyogyanya ditutup juga bagian lain. kreatif aja gimana caranya biar ga rusak, cari kain yg bagus, enak dipake, modis ga bikin rusak rambut, badan. ga selalu harus jilbab. ajaran ga usah dibikin repot. yg masih gadis, dan masih seksi masa kalah ma nenek-nenek mau tutup aurat, he...he..he.. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Numpang tumben dulu saya mau komentarin Pak Jano ko :-) Berdasarkan kisah dari dokter perempuan yg suka melakukan operasi. - Kalo dokter itu berjilbab, OK - kamar operasi menyediakan semacam topi yg steril untuk nutupi jilbabnya. Tapi tetap saja pakaian harus dibuka ganti dengan pakaian steril. Modelnya semua sama lengannya pendek diatas siku, maksudnya supaya tangan yg melakukan kegiatan operasi bisa dicuci. Pakaian wanita dan pria sama. - Di RS Islam yg rada kumuh, jilbab nggak dicopot tapi ini kan menyalahi prosedur, karena jadinya gak steril. Infeksi kan sering terjadi karena kasus seperti ini. Pada umumnya sih dokter, petugas medis yg bekerja di kamar operasi mencopot jilbabnya. Semuanya alasannya demi steril, memakai jilbab di ruang operasi justru bawa penyakit. - Pernah ada pasien yg kena tumor payudara, ia berjilbab. Lantas dioperasi. Perempuan itu ngotot, sengit nggak mau melepas jilbabnya yg bau. Ketika ia dibius maka jilbabnya dicopot. Ketika selesai dioperasi, menjelang masuk kamar perawatan, menjelang sadar jilbab yg bau itu segera dipakaikan lagi. Dan dengan bangga ia pun mengatakan kepada yg membezoek. 'martabat, aurat saya tetap terjaga' :-)) Salam, l.meilany - Original Message - From: jano ko To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, July 31, 2009 4:57 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi.. Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah??? Janoko : Pertanyaan bisa diperluas nich, apakah yang bisa melakukan operasi itu hanya dokter pria ?, apakah yang bisa melakukan operasi itu hanya dokter non Islam ? Janoko ( puyeng ) -o0o- --- On Fri, 31/7/09, donnie damana donnie.dam...@gmail.com wrote: From: donnie damana donnie.dam...@gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Friday, 31 July, 2009, 2:41 PM mode mikir: Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi.. Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah??? :D On Jul 31, 2009, at 2:14 PM, jano ko wrote: Bung Donnie : Pake jilbab menyebabkan rambut rontok.. apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab.. Janoko : Yang akan dirugikan secara materi ( bila ada pelarangan jilbab ) adalah para insan - insan yang mempunyai profesi dibidang kesehatan. Engga bisa membayangkan bila seorang dokter tidak memakai penutup kepala pada saat mereka sedang melakukan operasi terhadap pasiennya. Bayangkan aja seandainya rambut oknum dokter tersebut ada kutunya kemudian sang kutu jatuh keorgan pasien yang sedang dioperasi. Pikirin dech. janoko -o0o- --- On Thu, 30/7/09, donnie damana donnie.damana@ gmail.com wrote: From: donnie damana donnie.damana@ gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Date: Thursday, 30 July, 2009, 7:39 PM Jadi mana yang benar? Pake jilbab menyebabkan rambut rontok.. apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab.. Jangan membingungkan umat dong.. aya, aya, wae... :D On Jul 30, 2009, at 7:28 PM, Wikan Danar Sunindyo wrote: mbak rita, lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu karena dijilbabin tho? ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2 kebanyakan belajar buat s3 terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho. dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya begitu he he :) anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok padahal rajin merawat rambut dan kramas gimana nih mbak rita :) salam, -- wikan 2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo. com: Hahaha.. Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya beberapa petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata kebahagiaan nya itu harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan suami :)). Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo karena - suaminya soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi si suami menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu (rambut rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian tubuhnya, dirinya. Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat adalah rambutnya tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada suaminya dan lingkungan
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Pake jilbabnya pas sedang sekolah saja. Kalo di rumah, main2 dengan tetangga, diajak pergi ya nggak usah berjilbab dulu. Belum akil balik kan, masa sih kepikiran untuk bergenit-genit? Di kampung belakang tempat saya ada anak2 sudah dijilbabin. Pokoknya pake jilbab, meski pake rok selutut, meski pake kaos lengan pendek, meski main2 di comberan cari makanan ikan, meski main sepeda, main panas2-an, main hujan2-an. Dan ketika di buka selain bau keringat yg khas, rambutnya kebanyakan tipis, jarang2 warnanya juga gak sehat. Coba saja lihat dan buktikan! Di komunitas Rufaqa pun demikian dari kecil kepala anak2 iotu laki2 atupun perempuan sudah di'bekap' Dan kalo di buka keliatanlah rambutnya yg 'aneh' Kalo cuma lihat kepalanya saja nggak kentara mana yg anak laki2 dan mana yg perempuan. Padahal menurut tafsirat Qur'an, menurut hadith, perempuan nggak boleh menyerupai laki2 begitu juga sebaliknya. Nah kalo urusan masalah rambut itu gimana rumusannya? Kalo kenyataannya bentuk rambut antara laki2 dan perempuan sama. Salam, l.meilany - Original Message - From: Ari Condro To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, July 30, 2009 4:48 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Waduh, anak saya masuk sekolah islam, jadi di tk nya sudah wajib pakai jilbab. masa harus saya pindahkan dulu sampai tk dan sdnya ke sekolah tetangga, st stanislaus biar rambutnya tumbuh subur semerbak, huehehhe ... :)) On 7/30/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote: Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan : Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia ABG, 14 an tahun. Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat. Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit kepala rambut tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg dipakaikan jilbab sejak dini, nyaris rambutnya tipis, jarang. Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari. Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati. Salam, l.meilany - Original Message - From: eyang_mbelgedes To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, July 29, 2009 12:33 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Proses (yg dilakukan wali/orangtua terhadap anak perempuan mereka agar mengenakan jilbab) biasanya sudah dilakukan sejak (anak) perempuan itu masih balita. Dengan cara ini anak-anak perempuan tersebut tidak biasanya tidak melawan atau mempertanyakan mengapa mereka harus mengenakan jilbab mereka. Setahu mereka, jilbab hanyalah perangkat baju normatif, pakaian biasa, bukan pakaian politis yang digunakan untuk menggolong-golongkan agama seseorang dari yang lain. Sedemikian biasanya mereka melihat, mengenakan dan menerima jilbab itu sehingga mereka akan merasa tidak lengkap, risih, telanjang jika melepasnya di muka publik. Perasaan 'tidak pantas' itu membuat mereka merasa lebih aman dan nyaman jika jilbab itu tetap dikenakan. Dengan kata lain, jilbabisasi, tanpa disadari, adalah 'proses cuci otak' yang dilakukan secara sistematis sejak dini. Pembiasaan ini adalah prosesnya. Cuci otak adalah metodenya. Fundamentalisme (biasanya) adalah hasilnya. Menarik! ... [Non-text portions of this message have been removed] -- salam, Ari [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Halo Lestari semoga engkau selamat kembali ke tanah air. Katanya Taliban memboikot pemilu ya. Masalah yg pake burkha pernah juga kok kejadian di Indonesia. Waktu sehabis bom Bali, teroris2 itu kan bisa bebas sampai Jabar kata polisi mereka menyamar naik bus malam, seolah perempuan muslimah. Pake jilbab dan cadar. Sapa gitu yang mau periksa. Salam, l.meilany - Original Message - From: lestarin To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Saturday, August 01, 2009 9:44 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Pak Wikan dan All, Kebetulan sudah beberapa hari ini di Afghanistan, dan ternyata sejak beberapa waktu lalu ada modus baru lagi disini, yang pakai burqa/burkha bukan cuma perempuan, tapi bisa juga laki-laki, dan bawa bom dalam badannya, trus bom bunuh diri deh:(, Jihad katanya...:( Jadi inget film KANDAHAR, cowok-cowok nyamar pakai burkha untuk mengelabui polisi dan petugas jaga perbatasan. Eh tenyata itu tidak cuma ada di pilem...:( Jadi kemudian merasa makin tidak nyaman dekat dengan yang berburkha...habis sama sekali tidak kelihatan, siapa yang dibalik itu:( Wassalam Lestari --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo wikan.da...@... wrote: bukannya kalau udah nenek2 malah gak wajib pake jilbab jadi emang jilbab ini khusus buat menutupi wanita2 yang masih muda aja kalau perlu, seperti kata masarcon, wanita muda yang cantik sekalian pake cadar tapi ada modus operandi baru nih, pake jilbab + cadar biar dikira cantik :) salam, -- wikan [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Biasanya kalo terbiasa pake jilbab, di rumah meski dihadapan suaminya, waktu tidur juga berjilbab. Jilbab itu sudah menyatu seperti pakaian dalam. Kayaknya juga ngga sampai botak deh. Cuma rambutnya tipis sekali, kliatan gitu kulit kepalanya. Atau kalo yg tadinya rambutnya lebat jadi tipis. Salam, l.meilany - Original Message - From: Wikan Danar Sunindyo To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, July 30, 2009 5:07 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - terus nanti pertanyaannya buat apa rambut subur panjang bagus dipamer2-in biar aja dari kecil berjilbab, kalau suaminya beriman dan bertakwa kepada Allah SWT lihat istrinya botak/rambutnya gak bagus ya masih tetap bisa bersyukur he he :) salam, -- wikan 2009/7/30 Ari Condro masar...@gmail.com: Waduh, anak saya masuk sekolah islam, jadi di tk nya sudah wajib pakai jilbab. masa harus saya pindahkan dulu sampai tk dan sdnya ke sekolah tetangga, st stanislaus biar rambutnya tumbuh subur semerbak, huehehhe ... :)) On 7/30/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote: Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan : Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia ABG, 14 an tahun. Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat. Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit kepala rambut tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg dipakaikan jilbab sejak dini, nyaris rambutnya tipis, jarang. Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari. Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Semuanya benar :-) Semuanya juga kurang benar. Semuanya kan individual, tergantung gimana kita mengenali diri sendiri. Tapi kan ada gitu nilai yg standar. Kalo berjilbab, jangan pake bahan yg tidak menyerap keringat, lantas jangan pake jilbab terus. Ini berlaku untuk siapa juga - yg hidup di AC, yg dirumah melulupun juga sama. Sinar matahari itu menembus sampai ke dalam rumah [ jadi biar di rumah melulu juga harus pake krim UV protector] Kalo di dalam rumah ya musti di copot di angin2 kan gitu rambutnya. Perawatannya juga musti ekstra rajin- di krimbat sering, hairspa sering, di keramas sering. salam, l.meilany - Original Message - From: donnie damana To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, July 30, 2009 7:39 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Jadi mana yang benar? Pake jilbab menyebabkan rambut rontok.. apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab.. Jangan membingungkan umat dong.. aya, aya, wae... :D On Jul 30, 2009, at 7:28 PM, Wikan Danar Sunindyo wrote: mbak rita, lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu karena dijilbabin tho? ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2 kebanyakan belajar buat s3 terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho. dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya begitu he he :) anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok padahal rajin merawat rambut dan kramas gimana nih mbak rita :) salam, -- wikan 2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo.com: Hahaha.. Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya beberapa petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata kebahagiaannya itu harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan suami :)). Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo karena - suaminya soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi si suami menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu (rambut rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian tubuhnya, dirinya. Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat adalah rambutnya tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada suaminya dan lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi positif dari seorang wanita yang sehat dan sehat adalah pangkal bahagia. Bukan begitu ibu-ibu? [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Ritadear, jadi pepatah' rambut adalah mahkota' itu bagaimana? Semakin banyak usia alamiah sekali rambut makin menipis. Apalagi yg kebanyakan pake jilbab ketat, atau yg rambutnya kena kimia2 [ di cat, di toning, di kriting], pernah kemo Makanya ada gitu tren hair extension, rambutnya ditambahin, diikat pada rambut asli. Dan ini dilakukan juga pada perempuan yg berjilbab, gunanya supaya rambutnya kliatan bervolume Yg pake jilbab gaul keliatan gitu sanggulannya besar, kalo rambut tipis gimana mau disanggul. Lagi pula katanya pakaian, gaya perempuan berdandan kan boleh mirip laki2. Jadi ya harus rambut itu harus bak mayang mengurai, meskipun berjilbab tetap harus 'keliatan' bahwa rambutnya panjang, tebal. Salam, l.meilany - Original Message - From: ritajkt To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, July 30, 2009 6:57 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Hahaha.. Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya beberapa petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata kebahagiaannya itu harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan suami :)). Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo karena - suaminya soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi si suami menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu (rambut rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian tubuhnya, dirinya. Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat adalah rambutnya tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada suaminya dan lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi positif dari seorang wanita yang sehat dan sehat adalah pangkal bahagia. Bukan begitu ibu-ibu? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo wikan.da...@... wrote: terus nanti pertanyaannya buat apa rambut subur panjang bagus dipamer2-in biar aja dari kecil berjilbab, kalau suaminya beriman dan bertakwa kepada Allah SWT lihat istrinya botak/rambutnya gak bagus ya masih tetap bisa bersyukur he he :) salam, -- wikan 2009/7/30 Ari Condro masar...@...: Waduh, anak saya masuk sekolah islam, jadi di tk nya sudah wajib pakai jilbab. masa harus saya pindahkan dulu sampai tk dan sdnya ke sekolah tetangga, st stanislaus biar rambutnya tumbuh subur semerbak, huehehhe ... :)) On 7/30/09, L.Meilany wpamu...@... wrote: Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan : Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia ABG, 14 an tahun. Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat. Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit kepala rambut tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg dipakaikan jilbab sejak dini, nyaris rambutnya tipis, jarang. Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari. Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
yah, kalau di rumah sih gak pakai jilbab, mbak. :)) cuma di sekolah saja, antara jam 8-11. kalau lagi pergi pergi aja, kadang pakai jilbab, kadang nggak. banyakan nggaknya. elsi malah tomboy nih, lebih suka pakai kaos ala basket dan celana. :p bingung aja, wajahnya lembut, suaranya halus, tapi tomboy. sukanya bola dan truk. boneka barbie dibuang jauh jauh. cuman rada kawatir, rambutnya jenis rambut halus, beberapa bagian ada yg berwarna perang kuning kemerahan gitu, kayak rambut jagung. On 8/3/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote: Pake jilbabnya pas sedang sekolah saja. Kalo di rumah, main2 dengan tetangga, diajak pergi ya nggak usah berjilbab dulu. Belum akil balik kan, masa sih kepikiran untuk bergenit-genit? Di kampung belakang tempat saya ada anak2 sudah dijilbabin. Pokoknya pake jilbab, meski pake rok selutut, meski pake kaos lengan pendek, meski main2 di comberan cari makanan ikan, meski main sepeda, main panas2-an, main hujan2-an. Dan ketika di buka selain bau keringat yg khas, rambutnya kebanyakan tipis, jarang2 warnanya juga gak sehat. Coba saja lihat dan buktikan! Di komunitas Rufaqa pun demikian dari kecil kepala anak2 iotu laki2 atupun perempuan sudah di'bekap' Dan kalo di buka keliatanlah rambutnya yg 'aneh' Kalo cuma lihat kepalanya saja nggak kentara mana yg anak laki2 dan mana yg perempuan. Padahal menurut tafsirat Qur'an, menurut hadith, perempuan nggak boleh menyerupai laki2 begitu juga sebaliknya. Nah kalo urusan masalah rambut itu gimana rumusannya? Kalo kenyataannya bentuk rambut antara laki2 dan perempuan sama. Salam, l.meilany - Original Message - From: Ari Condro To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, July 30, 2009 4:48 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Waduh, anak saya masuk sekolah islam, jadi di tk nya sudah wajib pakai jilbab. masa harus saya pindahkan dulu sampai tk dan sdnya ke sekolah tetangga, st stanislaus biar rambutnya tumbuh subur semerbak, huehehhe ... :)) On 7/30/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote: Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan : Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia ABG, 14 an tahun. Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat. Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit kepala rambut tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg dipakaikan jilbab sejak dini, nyaris rambutnya tipis, jarang. Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari. Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati. Salam, l.meilany - Original Message - From: eyang_mbelgedes To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, July 29, 2009 12:33 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Proses (yg dilakukan wali/orangtua terhadap anak perempuan mereka agar mengenakan jilbab) biasanya sudah dilakukan sejak (anak) perempuan itu masih balita. Dengan cara ini anak-anak perempuan tersebut tidak biasanya tidak melawan atau mempertanyakan mengapa mereka harus mengenakan jilbab mereka. Setahu mereka, jilbab hanyalah perangkat baju normatif, pakaian biasa, bukan pakaian politis yang digunakan untuk menggolong-golongkan agama seseorang dari yang lain. Sedemikian biasanya mereka melihat, mengenakan dan menerima jilbab itu sehingga mereka akan merasa tidak lengkap, risih, telanjang jika melepasnya di muka publik. Perasaan 'tidak pantas' itu membuat mereka merasa lebih aman dan nyaman jika jilbab itu tetap dikenakan. Dengan kata lain, jilbabisasi, tanpa disadari, adalah 'proses cuci otak' yang dilakukan secara sistematis sejak dini. Pembiasaan ini adalah prosesnya. Cuci otak adalah metodenya. Fundamentalisme (biasanya) adalah hasilnya. Menarik! ... [Non-text portions of this message have been removed] -- salam, Ari [Non-text portions of this message have been removed] -- salam, Ari
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
lho rambutnya pirang? bapaknya bule ya? he he he :) salam, -- wikan 2009/8/3 Ari Condro masar...@gmail.com: yah, kalau di rumah sih gak pakai jilbab, mbak. :)) cuma di sekolah saja, antara jam 8-11. kalau lagi pergi pergi aja, kadang pakai jilbab, kadang nggak. banyakan nggaknya. elsi malah tomboy nih, lebih suka pakai kaos ala basket dan celana. :p bingung aja, wajahnya lembut, suaranya halus, tapi tomboy. sukanya bola dan truk. boneka barbie dibuang jauh jauh. cuman rada kawatir, rambutnya jenis rambut halus, beberapa bagian ada yg berwarna perang kuning kemerahan gitu, kayak rambut jagung.
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Cuma rambutnya tipis sekali, kliatan gitu kulit kepalanya. Atau kalo yg tadinya rambutnya lebat jadi tipis. --- Janoko : Para suster itu juga pakai penutup kepala seperti Jilbab, tapi mereka juga oke-oke saja dan tidak pernah dipermasalahkan. Mother Theresia juga pakai penutup kepala seperti jilbab. Sebenarnya tidak ada masalah dengan jilbab, masalah itu ada pada insan - insan yang mempermasalahkan jilbab yang memang mereka digaji untuk mempermasalahkan jilbab. Salam Janoko -o0o- --- On Mon, 3/8/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote: From: L.Meilany wpamu...@centrin.net.id Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Monday, 3 August, 2009, 3:09 PM Biasanya kalo terbiasa pake jilbab, di rumah meski dihadapan suaminya, waktu tidur juga berjilbab. Jilbab itu sudah menyatu seperti pakaian dalam. Kayaknya juga ngga sampai botak deh. Cuma rambutnya tipis sekali, kliatan gitu kulit kepalanya. Atau kalo yg tadinya rambutnya lebat jadi tipis. Salam, l.meilany - Original Message - From: Wikan Danar Sunindyo To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Sent: Thursday, July 30, 2009 5:07 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - terus nanti pertanyaannya buat apa rambut subur panjang bagus dipamer2-in biar aja dari kecil berjilbab, kalau suaminya beriman dan bertakwa kepada Allah SWT lihat istrinya botak/rambutnya gak bagus ya masih tetap bisa bersyukur he he :) salam, -- wikan 2009/7/30 Ari Condro masar...@gmail. com: Waduh, anak saya masuk sekolah islam, jadi di tk nya sudah wajib pakai jilbab. masa harus saya pindahkan dulu sampai tk dan sdnya ke sekolah tetangga, st stanislaus biar rambutnya tumbuh subur semerbak, huehehhe ... :)) On 7/30/09, L.Meilany wpamu...@centrin. net.id wrote: Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan : Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia ABG, 14 an tahun. Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat. Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit kepala rambut tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg dipakaikan jilbab sejak dini, nyaris rambutnya tipis, jarang. Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari. Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati. [Non-text portions of this message have been removed] Get your preferred Email name! Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
digaji berapa oom ? boleh daftar gak ? 2009/8/3 jano ko ko_j...@yahoo.com: Cuma rambutnya tipis sekali, kliatan gitu kulit kepalanya. Atau kalo yg tadinya rambutnya lebat jadi tipis. --- Janoko : Para suster itu juga pakai penutup kepala seperti Jilbab, tapi mereka juga oke-oke saja dan tidak pernah dipermasalahkan. Mother Theresia juga pakai penutup kepala seperti jilbab. Sebenarnya tidak ada masalah dengan jilbab, masalah itu ada pada insan - insan yang mempermasalahkan jilbab yang memang mereka digaji untuk mempermasalahkan jilbab. Salam Janoko -o0o- --- On Mon, 3/8/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote: From: L.Meilany wpamu...@centrin.net.id Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Monday, 3 August, 2009, 3:09 PM Biasanya kalo terbiasa pake jilbab, di rumah meski dihadapan suaminya, waktu tidur juga berjilbab. Jilbab itu sudah menyatu seperti pakaian dalam. Kayaknya juga ngga sampai botak deh. Cuma rambutnya tipis sekali, kliatan gitu kulit kepalanya. Atau kalo yg tadinya rambutnya lebat jadi tipis. Salam, l.meilany - Original Message - From: Wikan Danar Sunindyo To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Sent: Thursday, July 30, 2009 5:07 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - terus nanti pertanyaannya buat apa rambut subur panjang bagus dipamer2-in biar aja dari kecil berjilbab, kalau suaminya beriman dan bertakwa kepada Allah SWT lihat istrinya botak/rambutnya gak bagus ya masih tetap bisa bersyukur he he :) salam, -- wikan 2009/7/30 Ari Condro masar...@gmail. com: Waduh, anak saya masuk sekolah islam, jadi di tk nya sudah wajib pakai jilbab. masa harus saya pindahkan dulu sampai tk dan sdnya ke sekolah tetangga, st stanislaus biar rambutnya tumbuh subur semerbak, huehehhe ... :)) On 7/30/09, L.Meilany wpamu...@centrin. net.id wrote: Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan : Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia ABG, 14 an tahun. Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat. Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit kepala rambut tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg dipakaikan jilbab sejak dini, nyaris rambutnya tipis, jarang. Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari. Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati. [Non-text portions of this message have been removed] Get your preferred Email name! Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ [Non-text portions of this message have been removed] -- salam, Ari
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Mei : Di kampung belakang tempat saya ada anak2 sudah dijilbabin. Pokoknya pake jilbab, meski pake rok selutut, meski pake kaos lengan pendek, meski main2 di comberan cari makanan ikan, meski main sepeda, main panas2-an, main hujan2-an --- Janoko : Nah kalau itu sudah masuk ke HAM, hak asasi orang tua untuk mendidik anaknya sesuai dengan keyakinannya dan ini juga dijamin oleh UUD 1945. Salam Janoko -o0o- --- On Mon, 3/8/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote: From: L.Meilany wpamu...@centrin.net.id Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Monday, 3 August, 2009, 3:11 PM Pake jilbabnya pas sedang sekolah saja. Kalo di rumah, main2 dengan tetangga, diajak pergi ya nggak usah berjilbab dulu. Belum akil balik kan, masa sih kepikiran untuk bergenit-genit? Di kampung belakang tempat saya ada anak2 sudah dijilbabin. Pokoknya pake jilbab, meski pake rok selutut, meski pake kaos lengan pendek, meski main2 di comberan cari makanan ikan, meski main sepeda, main panas2-an, main hujan2-an. Dan ketika di buka selain bau keringat yg khas, rambutnya kebanyakan tipis, jarang2 warnanya juga gak sehat. Coba saja lihat dan buktikan! Di komunitas Rufaqa pun demikian dari kecil kepala anak2 iotu laki2 atupun perempuan sudah di'bekap' Dan kalo di buka keliatanlah rambutnya yg 'aneh' Kalo cuma lihat kepalanya saja nggak kentara mana yg anak laki2 dan mana yg perempuan. Padahal menurut tafsirat Qur'an, menurut hadith, perempuan nggak boleh menyerupai laki2 begitu juga sebaliknya. Nah kalo urusan masalah rambut itu gimana rumusannya? Kalo kenyataannya bentuk rambut antara laki2 dan perempuan sama. Salam, l.meilany - Original Message - From: Ari Condro To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Sent: Thursday, July 30, 2009 4:48 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Waduh, anak saya masuk sekolah islam, jadi di tk nya sudah wajib pakai jilbab. masa harus saya pindahkan dulu sampai tk dan sdnya ke sekolah tetangga, st stanislaus biar rambutnya tumbuh subur semerbak, huehehhe ... :)) On 7/30/09, L.Meilany wpamu...@centrin. net.id wrote: Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan : Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia ABG, 14 an tahun. Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat. Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit kepala rambut tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg dipakaikan jilbab sejak dini, nyaris rambutnya tipis, jarang. Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari. Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati. Salam, l.meilany - Original Message - From: eyang_mbelgedes To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Sent: Wednesday, July 29, 2009 12:33 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Proses (yg dilakukan wali/orangtua terhadap anak perempuan mereka agar mengenakan jilbab) biasanya sudah dilakukan sejak (anak) perempuan itu masih balita. Dengan cara ini anak-anak perempuan tersebut tidak biasanya tidak melawan atau mempertanyakan mengapa mereka harus mengenakan jilbab mereka. Setahu mereka, jilbab hanyalah perangkat baju normatif, pakaian biasa, bukan pakaian politis yang digunakan untuk menggolong-golongka n agama seseorang dari yang lain. Sedemikian biasanya mereka melihat, mengenakan dan menerima jilbab itu sehingga mereka akan merasa tidak lengkap, risih, telanjang jika melepasnya di muka publik. Perasaan 'tidak pantas' itu membuat mereka merasa lebih aman dan nyaman jika jilbab itu tetap dikenakan. Dengan kata lain, jilbabisasi, tanpa disadari, adalah 'proses cuci otak' yang dilakukan secara sistematis sejak dini. Pembiasaan ini adalah prosesnya. Cuci otak adalah metodenya. Fundamentalisme (biasanya) adalah hasilnya. Menarik! ... [Non-text portions of this message have been removed] -- salam, Ari [Non-text portions of this message have been removed] Get your preferred Email name! Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Dapat dimengerti bahwa di lokasi geografis seperti di Indonesia kelembaban udara sangat tinggi,jadi tentunya kepanasan, berbeda dengan panas di Arab yang udaranya kering. - Original Message - From: Ari Condro To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, August 03, 2009 10:40 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - yah, kalau di rumah sih gak pakai jilbab, mbak. :)) cuma di sekolah saja, antara jam 8-11. kalau lagi pergi pergi aja, kadang pakai jilbab, kadang nggak. banyakan nggaknya. elsi malah tomboy nih, lebih suka pakai kaos ala basket dan celana. :p bingung aja, wajahnya lembut, suaranya halus, tapi tomboy. sukanya bola dan truk. boneka barbie dibuang jauh jauh. cuman rada kawatir, rambutnya jenis rambut halus, beberapa bagian ada yg berwarna perang kuning kemerahan gitu, kayak rambut jagung. On 8/3/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote: Pake jilbabnya pas sedang sekolah saja. Kalo di rumah, main2 dengan tetangga, diajak pergi ya nggak usah berjilbab dulu. Belum akil balik kan, masa sih kepikiran untuk bergenit-genit? Di kampung belakang tempat saya ada anak2 sudah dijilbabin. Pokoknya pake jilbab, meski pake rok selutut, meski pake kaos lengan pendek, meski main2 di comberan cari makanan ikan, meski main sepeda, main panas2-an, main hujan2-an. Dan ketika di buka selain bau keringat yg khas, rambutnya kebanyakan tipis, jarang2 warnanya juga gak sehat. Coba saja lihat dan buktikan! Di komunitas Rufaqa pun demikian dari kecil kepala anak2 iotu laki2 atupun perempuan sudah di'bekap' Dan kalo di buka keliatanlah rambutnya yg 'aneh' Kalo cuma lihat kepalanya saja nggak kentara mana yg anak laki2 dan mana yg perempuan. Padahal menurut tafsirat Qur'an, menurut hadith, perempuan nggak boleh menyerupai laki2 begitu juga sebaliknya. Nah kalo urusan masalah rambut itu gimana rumusannya? Kalo kenyataannya bentuk rambut antara laki2 dan perempuan sama. Salam, l.meilany - Original Message - From: Ari Condro To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, July 30, 2009 4:48 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Waduh, anak saya masuk sekolah islam, jadi di tk nya sudah wajib pakai jilbab. masa harus saya pindahkan dulu sampai tk dan sdnya ke sekolah tetangga, st stanislaus biar rambutnya tumbuh subur semerbak, huehehhe ... :)) On 7/30/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote: Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan : Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia ABG, 14 an tahun. Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat. Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit kepala rambut tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg dipakaikan jilbab sejak dini, nyaris rambutnya tipis, jarang. Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari. Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati. Salam, l.meilany - Original Message - From: eyang_mbelgedes To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, July 29, 2009 12:33 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Proses (yg dilakukan wali/orangtua terhadap anak perempuan mereka agar mengenakan jilbab) biasanya sudah dilakukan sejak (anak) perempuan itu masih balita. Dengan cara ini anak-anak perempuan tersebut tidak biasanya tidak melawan atau mempertanyakan mengapa mereka harus mengenakan jilbab mereka. Setahu mereka, jilbab hanyalah perangkat baju normatif, pakaian biasa, bukan pakaian politis yang digunakan untuk menggolong-golongkan agama seseorang dari yang lain. Sedemikian biasanya mereka melihat, mengenakan dan menerima jilbab itu sehingga mereka akan merasa tidak lengkap, risih, telanjang jika melepasnya di muka publik. Perasaan 'tidak pantas' itu membuat mereka merasa lebih aman dan nyaman jika jilbab itu tetap dikenakan. Dengan kata lain, jilbabisasi, tanpa disadari, adalah 'proses cuci otak' yang dilakukan secara sistematis sejak dini. Pembiasaan ini adalah prosesnya. Cuci otak adalah metodenya. Fundamentalisme (biasanya) adalah hasilnya. Menarik! ... [Non-text portions of this message have been removed] -- salam, Ari [Non-text portions of this message have been removed] -- salam, Ari [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Wah masih ngobrolin ini to ? Oh tapi ini sudah beda topik ya.. jadi mengenai impact pake kerudung ke keindahan rambut .. Teman saya ada yang rambutnya keriting kribo.. terus dia ingin tampil dengan rambut lurus, jadi tiap hari dicatok. Waktu saya bilang bahwa dicatok tiap hari bisa membuat rambutnya rusak, ya dia bilang.. gapapalah, demi bisa penampilan yang dia inginkan, dia rela keluar uang lagi untuk beli shampo yang agak mahal atau hair treatment di salon supaya rambutnya tidak rusak. Yah berbagai pengorbanan lah, demi penampilan. Lha, kalau demi penampilan aja seseorang mau berkorban, masak untuk menunjukkan cinta pada Allah dengan melaksanakan salah satu perintahnya itu kita ngga mau berkorban. Manusia itu sama Allah diberikan kepintaran kok. Pasti ada aja yang bisa dibuatnya untuk membuat dirinya lebih nyaman, lebih enak, lebih sehat.. semuanya tinggal kita yang memilih. Jadi, kalau memang niat berkerudung untuk aligned dengan perintah Allah, ya tentu juga akan dicari : bagaimana berkerudung yang nyaman, enak dan sehat. Kan gitu... Masalah rambut rontok dan tipis karena kerudung, ya sekarang ini banyak cara dilakukan. Bahan kerudung sudah ada beribu macam.. belum lagi shampo dan macam-macam hair treatment yang bisa dipakai... Jadi don't worry be happy lah, menurut saya sih. Jadi prinsip kita, yang jadi prioritas adalah comply dulu dengan aturan Allah.. mengenai how to-nya termasuk mengatasi efek2 (kalau ada) untuk aligned tersebut, ya kita pikirkan kemudian.. Anak-anak diajari memakai kerudung sejak kecil itu adalah hal positif. Saya sering melihat bayi pake topi.. biar terlindung atau biar lucu, gitu kata ortunya. Ya, tentu efeknya sama aja dengan pake kerudung ya ? Hanya mungkin pake kerudung itu tujuannya beda, tentu tujuannya supaya si anak terbiasa sehingga tidak gagap bila nanti suda akil balig perlu pake kerudung. Mengenai keindahan rambut ini memang saya lihat teman2 saya yang berkerudung kebanyakan kurang memperhatikan. Jadi kebanyakan hanya memperhatikan kemudahan saat berkerudung saja, tapi tidak memperhatikan kecantikannya saat di rumah (saat tidak berkerudung). Padahal kan suami tentu lebih senang kalau isterinya lebih enak dipandang ya ? Jadi ya, ada baiknya diperhatikan keindahan dan kesehatan rambut.. selain berpahala karena menyenangkan suami, kan senang juga kalau suami memuji penampilan kita yang sehat dan rapi..hehehe **Padahal aku juga suka lupa yang ini** Wallahua'lam bishowab. Wassalaam, -Ning From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of sunny Sent: Monday, August 03, 2009 8:24 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Dapat dimengerti bahwa di lokasi geografis seperti di Indonesia kelembaban udara sangat tinggi,jadi tentunya kepanasan, berbeda dengan panas di Arab yang udaranya kering. - Original Message - From: Ari Condro To: wanita-muslimah@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com Sent: Monday, August 03, 2009 10:40 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - yah, kalau di rumah sih gak pakai jilbab, mbak. :)) cuma di sekolah saja, antara jam 8-11. kalau lagi pergi pergi aja, kadang pakai jilbab, kadang nggak. banyakan nggaknya. elsi malah tomboy nih, lebih suka pakai kaos ala basket dan celana. :p bingung aja, wajahnya lembut, suaranya halus, tapi tomboy. sukanya bola dan truk. boneka barbie dibuang jauh jauh. cuman rada kawatir, rambutnya jenis rambut halus, beberapa bagian ada yg berwarna perang kuning kemerahan gitu, kayak rambut jagung. On 8/3/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id mailto:wpamungk%40centrin.net.id wrote: Pake jilbabnya pas sedang sekolah saja. Kalo di rumah, main2 dengan tetangga, diajak pergi ya nggak usah berjilbab dulu. Belum akil balik kan, masa sih kepikiran untuk bergenit-genit? Di kampung belakang tempat saya ada anak2 sudah dijilbabin. Pokoknya pake jilbab, meski pake rok selutut, meski pake kaos lengan pendek, meski main2 di comberan cari makanan ikan, meski main sepeda, main panas2-an, main hujan2-an. Dan ketika di buka selain bau keringat yg khas, rambutnya kebanyakan tipis, jarang2 warnanya juga gak sehat. Coba saja lihat dan buktikan! Di komunitas Rufaqa pun demikian dari kecil kepala anak2 iotu laki2 atupun perempuan sudah di'bekap' Dan kalo di buka keliatanlah rambutnya yg 'aneh' Kalo cuma lihat kepalanya saja nggak kentara mana yg anak laki2 dan mana yg perempuan. Padahal menurut tafsirat Qur'an, menurut hadith, perempuan nggak boleh menyerupai laki2 begitu juga sebaliknya. Nah kalo urusan masalah rambut itu gimana rumusannya? Kalo kenyataannya bentuk rambut antara laki2 dan perempuan sama. Salam, l.meilany - Original Message - From: Ari Condro To: wanita-muslimah@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com Sent: Thursday, July 30, 2009 4:48 PM Subject
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
aku sih memposisikan diri tidak memaksa anak untuk berjilbab, supaya anak tidak merasa tertekan sejak kecil. kalaupun nanti besarnya dia jadi aktipis, enlightened dan memilih berjilbab dan berjubah, ane fine fine aja. biar dia memilih berjilbab karena kesadaran pribadi. dan biar dia komitmen dengan pilihannya itu. kayak ibunya, huehehhe :p soalnya udah capek lihat anak yg memberontak karena didik dengan cara kungkungan keras. dari yg berjilbab dan merokok, nanem ganja, sampai yg pergaulannya parah banget atau sebaliknya bercadar ekstrim, jadi super duper kaku gak gaul dengan orang sekitar atau ikutan aliran yg aneh banget, pakai acara lari dari orang tua dan seterusnya. capek hati melihatnya. apalagi ketika ujung ujungnya, motivasi permberontakannya karena ingin lari dari aturan aturan yg dipasang orang tuanya. usia muda, darah muda, inginnya tampil beda. huehehe :)) 2009/8/4 Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) ning...@chevron.com: Wah masih ngobrolin ini to ? Oh tapi ini sudah beda topik ya.. jadi mengenai impact pake kerudung ke keindahan rambut .. Teman saya ada yang rambutnya keriting kribo.. terus dia ingin tampil dengan rambut lurus, jadi tiap hari dicatok. Waktu saya bilang bahwa dicatok tiap hari bisa membuat rambutnya rusak, ya dia bilang.. gapapalah, demi bisa penampilan yang dia inginkan, dia rela keluar uang lagi untuk beli shampo yang agak mahal atau hair treatment di salon supaya rambutnya tidak rusak. Yah berbagai pengorbanan lah, demi penampilan. Lha, kalau demi penampilan aja seseorang mau berkorban, masak untuk menunjukkan cinta pada Allah dengan melaksanakan salah satu perintahnya itu kita ngga mau berkorban. Manusia itu sama Allah diberikan kepintaran kok. Pasti ada aja yang bisa dibuatnya untuk membuat dirinya lebih nyaman, lebih enak, lebih sehat.. semuanya tinggal kita yang memilih. Jadi, kalau memang niat berkerudung untuk aligned dengan perintah Allah, ya tentu juga akan dicari : bagaimana berkerudung yang nyaman, enak dan sehat. Kan gitu... Masalah rambut rontok dan tipis karena kerudung, ya sekarang ini banyak cara dilakukan. Bahan kerudung sudah ada beribu macam.. belum lagi shampo dan macam-macam hair treatment yang bisa dipakai... Jadi don't worry be happy lah, menurut saya sih. Jadi prinsip kita, yang jadi prioritas adalah comply dulu dengan aturan Allah.. mengenai how to-nya termasuk mengatasi efek2 (kalau ada) untuk aligned tersebut, ya kita pikirkan kemudian.. Anak-anak diajari memakai kerudung sejak kecil itu adalah hal positif. Saya sering melihat bayi pake topi.. biar terlindung atau biar lucu, gitu kata ortunya. Ya, tentu efeknya sama aja dengan pake kerudung ya ? Hanya mungkin pake kerudung itu tujuannya beda, tentu tujuannya supaya si anak terbiasa sehingga tidak gagap bila nanti suda akil balig perlu pake kerudung. Mengenai keindahan rambut ini memang saya lihat teman2 saya yang berkerudung kebanyakan kurang memperhatikan. Jadi kebanyakan hanya memperhatikan kemudahan saat berkerudung saja, tapi tidak memperhatikan kecantikannya saat di rumah (saat tidak berkerudung). Padahal kan suami tentu lebih senang kalau isterinya lebih enak dipandang ya ? Jadi ya, ada baiknya diperhatikan keindahan dan kesehatan rambut.. selain berpahala karena menyenangkan suami, kan senang juga kalau suami memuji penampilan kita yang sehat dan rapi..hehehe **Padahal aku juga suka lupa yang ini** Wallahua'lam bishowab. Wassalaam, -Ning From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of sunny Sent: Monday, August 03, 2009 8:24 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Dapat dimengerti bahwa di lokasi geografis seperti di Indonesia kelembaban udara sangat tinggi,jadi tentunya kepanasan, berbeda dengan panas di Arab yang udaranya kering. - Original Message - From: Ari Condro To: wanita-muslimah@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com Sent: Monday, August 03, 2009 10:40 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - yah, kalau di rumah sih gak pakai jilbab, mbak. :)) cuma di sekolah saja, antara jam 8-11. kalau lagi pergi pergi aja, kadang pakai jilbab, kadang nggak. banyakan nggaknya. elsi malah tomboy nih, lebih suka pakai kaos ala basket dan celana. :p bingung aja, wajahnya lembut, suaranya halus, tapi tomboy. sukanya bola dan truk. boneka barbie dibuang jauh jauh. cuman rada kawatir, rambutnya jenis rambut halus, beberapa bagian ada yg berwarna perang kuning kemerahan gitu, kayak rambut jagung. On 8/3/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id mailto:wpamungk%40centrin.net.id wrote: Pake jilbabnya pas sedang sekolah saja. Kalo di rumah, main2 dengan tetangga, diajak pergi ya nggak usah berjilbab dulu. Belum akil balik kan, masa sih kepikiran untuk bergenit-genit? Di kampung belakang tempat saya ada anak2 sudah
RE: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Ini ganti topik lagi ya.. masalah mendidik anak... Mendidik anak itu ya memang kewajiban orang tuanya. Pendidikan itu pada dasarnya kan tujuannya men-shape behaviour-nya anak ke arah yang baik, menurut nilai-nilai yang dianut. Jadi pasti di dalamnya ada unsur paksaan (saya kasih tanda kutip, supaya mengerti bahwa ini memiliki arti yang khusus). Nah, teknik memaksa (baca : mendidik) anak itu memang harus dipelajari, supaya anak bisa mendapat kesadaran dan termotivasi untuk mengikuti nilai-nilai yang baik, sebagaimana yang di-believe ortunya. Idealnya kan begitu mas.. bukan didiemin aja, trus mengharapkan ada yang jeng jeng meng-enlighten anak kita.. Kalau saya lihat yang jadi aneh pake acara lari dari ortu dsb itu kebanyakan memang karena hubungan ortu dan anak yang kurang harmonis, dan cara ortu mendidik anak dengan kurang pas. Ada juga sih yang ajaib karena ortunya membiarkan anak mengikuti kata hatinya, mencari jati dirinya sendiri.. Mudah-mudahan kita semua menjadi ortu yang diberi kemampuan dan kekuatan untuk menshape behaviour anak kita ke arah yang diridhoi-Nya. Amiin. ** Masih struggling untuk jadi ortu seperti itu nih** Wallahua'lam Wassalaam, --Ning From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of Ari Condro Sent: Tuesday, August 04, 2009 10:24 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - aku sih memposisikan diri tidak memaksa anak untuk berjilbab, supaya anak tidak merasa tertekan sejak kecil. kalaupun nanti besarnya dia jadi aktipis, enlightened dan memilih berjilbab dan berjubah, ane fine fine aja. biar dia memilih berjilbab karena kesadaran pribadi. dan biar dia komitmen dengan pilihannya itu. kayak ibunya, huehehhe :p soalnya udah capek lihat anak yg memberontak karena didik dengan cara kungkungan keras. dari yg berjilbab dan merokok, nanem ganja, sampai yg pergaulannya parah banget atau sebaliknya bercadar ekstrim, jadi super duper kaku gak gaul dengan orang sekitar atau ikutan aliran yg aneh banget, pakai acara lari dari orang tua dan seterusnya. capek hati melihatnya. apalagi ketika ujung ujungnya, motivasi permberontakannya karena ingin lari dari aturan aturan yg dipasang orang tuanya. usia muda, darah muda, inginnya tampil beda. huehehe :)) 2009/8/4 Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) ning...@chevron.com mailto:ninghdw%40chevron.com : Wah masih ngobrolin ini to ? Oh tapi ini sudah beda topik ya.. jadi mengenai impact pake kerudung ke keindahan rambut .. Teman saya ada yang rambutnya keriting kribo.. terus dia ingin tampil dengan rambut lurus, jadi tiap hari dicatok. Waktu saya bilang bahwa dicatok tiap hari bisa membuat rambutnya rusak, ya dia bilang.. gapapalah, demi bisa penampilan yang dia inginkan, dia rela keluar uang lagi untuk beli shampo yang agak mahal atau hair treatment di salon supaya rambutnya tidak rusak. Yah berbagai pengorbanan lah, demi penampilan. Lha, kalau demi penampilan aja seseorang mau berkorban, masak untuk menunjukkan cinta pada Allah dengan melaksanakan salah satu perintahnya itu kita ngga mau berkorban. Manusia itu sama Allah diberikan kepintaran kok. Pasti ada aja yang bisa dibuatnya untuk membuat dirinya lebih nyaman, lebih enak, lebih sehat.. semuanya tinggal kita yang memilih. Jadi, kalau memang niat berkerudung untuk aligned dengan perintah Allah, ya tentu juga akan dicari : bagaimana berkerudung yang nyaman, enak dan sehat. Kan gitu... Masalah rambut rontok dan tipis karena kerudung, ya sekarang ini banyak cara dilakukan. Bahan kerudung sudah ada beribu macam.. belum lagi shampo dan macam-macam hair treatment yang bisa dipakai... Jadi don't worry be happy lah, menurut saya sih. Jadi prinsip kita, yang jadi prioritas adalah comply dulu dengan aturan Allah.. mengenai how to-nya termasuk mengatasi efek2 (kalau ada) untuk aligned tersebut, ya kita pikirkan kemudian.. Anak-anak diajari memakai kerudung sejak kecil itu adalah hal positif. Saya sering melihat bayi pake topi.. biar terlindung atau biar lucu, gitu kata ortunya. Ya, tentu efeknya sama aja dengan pake kerudung ya ? Hanya mungkin pake kerudung itu tujuannya beda, tentu tujuannya supaya si anak terbiasa sehingga tidak gagap bila nanti suda akil balig perlu pake kerudung. Mengenai keindahan rambut ini memang saya lihat teman2 saya yang berkerudung kebanyakan kurang memperhatikan. Jadi kebanyakan hanya memperhatikan kemudahan saat berkerudung saja, tapi tidak memperhatikan kecantikannya saat di rumah (saat tidak berkerudung). Padahal kan suami tentu lebih senang kalau isterinya lebih enak dipandang ya ? Jadi ya, ada baiknya diperhatikan keindahan dan kesehatan rambut.. selain berpahala karena menyenangkan suami, kan senang juga kalau suami memuji penampilan kita yang sehat dan rapi..hehehe **Padahal aku juga suka lupa yang ini** Wallahua'lam bishowab. Wassalaam, -Ning
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
komunikasi putus biasanya sih karena : - temperamen ortu yg keras dan tidak bisa berdialog dengan anak - atau penuntut dengan idealisme sangat tinggi yg dipaksakan ke anak (rada rada eksplotatif seringnya). - kadang ego ortu tinggi, malah merasa terganggu ketika anak sedang ingin tahu dan dalam kondisi ini anak bakalan sering mengganggu ortu buat cari perhatian (saya sering terjebak di sini) kembali ke mode mendidik anak, kalau saya sih lebih suka mode interaktif dan memberi kesempatan eksplorasi pada kesukaan masing masing yah. membiarkan sih enggak lah, ketika kita milih tk islam yg moderat, mencari lingkungan rumah yg friendly, dan menjaga pilihan kosa kata yang digunakan anak kita, mengajari bacaaan bacaan doa praktis, itu sudah mengatur kok. kalau masalah dewasanya pakai jilbab terus, suka menggambar atau tidak, sukanya pakai baju warna apa, suka main sepeda, mobil layangan, masak masakan atau boneka, itu mah, biar anaknya aja suka yg mana. huehehhee :)) 2009/8/4 Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) ning...@chevron.com: Ini ganti topik lagi ya.. masalah mendidik anak... Mendidik anak itu ya memang kewajiban orang tuanya. Pendidikan itu pada dasarnya kan tujuannya men-shape behaviour-nya anak ke arah yang baik, menurut nilai-nilai yang dianut. Jadi pasti di dalamnya ada unsur paksaan (saya kasih tanda kutip, supaya mengerti bahwa ini memiliki arti yang khusus). Nah, teknik memaksa (baca : mendidik) anak itu memang harus dipelajari, supaya anak bisa mendapat kesadaran dan termotivasi untuk mengikuti nilai-nilai yang baik, sebagaimana yang di-believe ortunya. Idealnya kan begitu mas.. bukan didiemin aja, trus mengharapkan ada yang jeng jeng meng-enlighten anak kita.. Kalau saya lihat yang jadi aneh pake acara lari dari ortu dsb itu kebanyakan memang karena hubungan ortu dan anak yang kurang harmonis, dan cara ortu mendidik anak dengan kurang pas. Ada juga sih yang ajaib karena ortunya membiarkan anak mengikuti kata hatinya, mencari jati dirinya sendiri.. Mudah-mudahan kita semua menjadi ortu yang diberi kemampuan dan kekuatan untuk menshape behaviour anak kita ke arah yang diridhoi-Nya. Amiin. ** Masih struggling untuk jadi ortu seperti itu nih** Wallahua'lam Wassalaam, --Ning From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of Ari Condro Sent: Tuesday, August 04, 2009 10:24 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - aku sih memposisikan diri tidak memaksa anak untuk berjilbab, supaya anak tidak merasa tertekan sejak kecil. kalaupun nanti besarnya dia jadi aktipis, enlightened dan memilih berjilbab dan berjubah, ane fine fine aja. biar dia memilih berjilbab karena kesadaran pribadi. dan biar dia komitmen dengan pilihannya itu. kayak ibunya, huehehhe :p soalnya udah capek lihat anak yg memberontak karena didik dengan cara kungkungan keras. dari yg berjilbab dan merokok, nanem ganja, sampai yg pergaulannya parah banget atau sebaliknya bercadar ekstrim, jadi super duper kaku gak gaul dengan orang sekitar atau ikutan aliran yg aneh banget, pakai acara lari dari orang tua dan seterusnya. capek hati melihatnya. apalagi ketika ujung ujungnya, motivasi permberontakannya karena ingin lari dari aturan aturan yg dipasang orang tuanya. usia muda, darah muda, inginnya tampil beda. huehehe :)) 2009/8/4 Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) ning...@chevron.com mailto:ninghdw%40chevron.com : Wah masih ngobrolin ini to ? Oh tapi ini sudah beda topik ya.. jadi mengenai impact pake kerudung ke keindahan rambut .. Teman saya ada yang rambutnya keriting kribo.. terus dia ingin tampil dengan rambut lurus, jadi tiap hari dicatok. Waktu saya bilang bahwa dicatok tiap hari bisa membuat rambutnya rusak, ya dia bilang.. gapapalah, demi bisa penampilan yang dia inginkan, dia rela keluar uang lagi untuk beli shampo yang agak mahal atau hair treatment di salon supaya rambutnya tidak rusak. Yah berbagai pengorbanan lah, demi penampilan. Lha, kalau demi penampilan aja seseorang mau berkorban, masak untuk menunjukkan cinta pada Allah dengan melaksanakan salah satu perintahnya itu kita ngga mau berkorban. Manusia itu sama Allah diberikan kepintaran kok. Pasti ada aja yang bisa dibuatnya untuk membuat dirinya lebih nyaman, lebih enak, lebih sehat.. semuanya tinggal kita yang memilih. Jadi, kalau memang niat berkerudung untuk aligned dengan perintah Allah, ya tentu juga akan dicari : bagaimana berkerudung yang nyaman, enak dan sehat. Kan gitu... Masalah rambut rontok dan tipis karena kerudung, ya sekarang ini banyak cara dilakukan. Bahan kerudung sudah ada beribu macam.. belum lagi shampo dan macam-macam hair treatment yang bisa dipakai... Jadi don't worry be happy lah, menurut saya sih. Jadi prinsip kita, yang jadi prioritas adalah comply dulu dengan aturan Allah.. mengenai how to-nya termasuk mengatasi efek2
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
bener nih mbak lestari, kasus penyanderaan di mesjid merah pakistan dulu kan juga ada penyandera yang pake burqa buat meloloskan diri dari tentara pakistan, meskipun akhirnya ketahuan juga. yang susah nih di barat, isu burqa jadi isu yang sensitif saat berhadapan dengan islam. beberapa institusi/lembaga bermaksud melarang penggunaan burqa, karena alasan keamanan dan identifikasi, sementara oleh golongan Islam tertentu dianggap sebagai pelanggaran hak asasi manusia dan diskriminasi. padahal dalam Islam sendiri, pemakaian burqa tidak wajib. ya kebayang aja ada orang pake burqa, ada di samping Anda. Anda tidak tahu siapa dia, apakah dia orang baik atau penjahat. mungkin itulah sebabnya Ninja memakai burqa, agar tidak mudah dikenali dan gampang menghilang :) salam, -- wikan 2009/8/1 lestarin lesta...@yahoo.com: Pak Wikan dan All, Kebetulan sudah beberapa hari ini di Afghanistan, dan ternyata sejak beberapa waktu lalu ada modus baru lagi disini, yang pakai burqa/burkha bukan cuma perempuan, tapi bisa juga laki-laki, dan bawa bom dalam badannya, trus bom bunuh diri deh:(, Jihad katanya...:( Jadi inget film KANDAHAR, cowok-cowok nyamar pakai burkha untuk mengelabui polisi dan petugas jaga perbatasan. Eh tenyata itu tidak cuma ada di pilem...:( Jadi kemudian merasa makin tidak nyaman dekat dengan yang berburkha...habis sama sekali tidak kelihatan, siapa yang dibalik itu:(
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
ya sebenarnya g ada hubungan jilbab sama rambut rontok toh nggak dijilbabin, rambut bakalan rontok juga hohoho... --- Janoko : Banyak profesor - profesor pria yang botak kepalanya, rambutnya rontok serontok - rontoknya, padahal mereka tidak memakai jilbab. Lalu yang bertanggung jawab terhadap kerontokan rambut mereka ini siapa ya ? Janoko ( garuk - garuk kepala karena gatel ) -o0o- --- On Sat, 1/8/09, izzuddin al qassam wanitaacehtang...@yahoo.com wrote: From: izzuddin al qassam wanitaacehtang...@yahoo.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Saturday, 1 August, 2009, 12:24 PM ya sebenarnya g ada hubungan jilbab sama rambut rontok toh nggak dijilbabin, rambut bakalan rontok juga hohoho... :putri --- On Thu, 7/30/09, donnie damana donnie.damana@ gmail.com wrote: From: donnie damana donnie.damana@ gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Date: Thursday, July 30, 2009, 5:39 AM Jadi mana yang benar? Pake jilbab menyebabkan rambut rontok.. apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab.. Jangan membingungkan umat dong.. aya, aya, wae... :D On Jul 30, 2009, at 7:28 PM, Wikan Danar Sunindyo wrote: mbak rita, lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu karena dijilbabin tho? ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2 kebanyakan belajar buat s3 terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho. dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya begitu he he :) anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok padahal rajin merawat rambut dan kramas gimana nih mbak rita :) salam, -- wikan 2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo. com: Hahaha.. Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya beberapa petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata kebahagiaan nya itu harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan suami :)). Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo karena - suaminya soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi si suami menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu (rambut rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian tubuhnya, dirinya. Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat adalah rambutnya tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada suaminya dan lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi positif dari seorang wanita yang sehat dan sehat adalah pangkal bahagia. Bukan begitu ibu-ibu? [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Bung Donnie : Pake jilbab menyebabkan rambut rontok.. apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab.. Janoko : Yang akan dirugikan secara materi ( bila ada pelarangan jilbab ) adalah para insan - insan yang mempunyai profesi dibidang kesehatan. Engga bisa membayangkan bila seorang dokter tidak memakai penutup kepala pada saat mereka sedang melakukan operasi terhadap pasiennya. Bayangkan aja seandainya rambut oknum dokter tersebut ada kutunya kemudian sang kutu jatuh keorgan pasien yang sedang dioperasi. Pikirin dech. janoko -o0o- --- On Thu, 30/7/09, donnie damana donnie.dam...@gmail.com wrote: From: donnie damana donnie.dam...@gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Thursday, 30 July, 2009, 7:39 PM Jadi mana yang benar? Pake jilbab menyebabkan rambut rontok.. apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab.. Jangan membingungkan umat dong.. aya, aya, wae... :D On Jul 30, 2009, at 7:28 PM, Wikan Danar Sunindyo wrote: mbak rita, lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu karena dijilbabin tho? ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2 kebanyakan belajar buat s3 terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho. dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya begitu he he :) anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok padahal rajin merawat rambut dan kramas gimana nih mbak rita :) salam, -- wikan 2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo. com: Hahaha.. Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya beberapa petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata kebahagiaan nya itu harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan suami :)). Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo karena - suaminya soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi si suami menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu (rambut rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian tubuhnya, dirinya. Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat adalah rambutnya tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada suaminya dan lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi positif dari seorang wanita yang sehat dan sehat adalah pangkal bahagia. Bukan begitu ibu-ibu? [Non-text portions of this message have been removed] New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Kawan, kalo kita melihat dari luar memang kita akan sulit untuk mengerti apalagi kalo pikiran sering negatif pada orang lain (tidak terlatih untuk melihat jelas). pasti kita akan banyak curiga pada siapapun juga.(maaf) kita memang sering terpaku pada penampilan, wajar jika sering tertipu. sebagaimana komunitas lain, para musafir juga terbagi-bagi menjadi beberapa jenis manusia. 1. Ada musafir yang memang dia melakukan suatu perjalanan dengan niat melatih diri, melatih mental, kesabaran dan pengamalan ilmu agama. karena ga mungkin kita bisa sabar bila tidak ada yang menghina, tidak ada yang mencaci, memfitnah, dll. tidak mungkin kita bisa menjadi manusia syukur bila kita ga melatih diri untuk tidak membuang rezeki walalu hanya sebutir. menumbuhkan rasa qona-ah tawadlu menghilangkan keegoisan diri jelas perlu riyadoh, ada yg ringan juga ada yg berat. tidak jarang para musafir ini adalah anak kyai. ato santri utama di sebuah pondok pesantren. bisa dibedakan musafir beneran dan musafir gila yaitu dari kuku dia bersih. para musafir ini biasanya ada di tempat-tempat ziarah. tapi ada juga yg sengaja ngegembel di kota. Jangan salah para kyai kesohor juga pada jenis musafir beneran suka minta didoakan agar lebih berkah. 2. Ada juga musafir munafik dan jahat tukang nipu. melakukan perjalanan untuk cari mangsa. 3. Ada yang memang orang stress ato gila beneran. Ini yg perlu dikasihani. 4. ada gembel yg memang sengaja untuk cari duit ya pengemis itulah, tkg palak, pengamen, anak jalanan. Mama mia yg selalu manis, dikit-dikit we atuh, rambut memang mahkota wanita tapi apapun alasannya ya seyogyanya ditutup juga bagian lain. kreatif aja gimana caranya biar ga rusak, cari kain yg bagus, enak dipake, modis ga bikin rusak rambut, badan. ga selalu harus jilbab. ajaran ga usah dibikin repot. yg masih gadis, dan masih seksi masa kalah ma nenek-nenek mau tutup aurat, he...he..he.. Apapun alasannya alangkah baiknya jika didasarkan pada sikap Lillahita'ala. Aduh jadi malu ma Pak Cojim. Pie kabare pak Cojim? Jilbab bukan ukuran seseorang dapet hidayah, karena banyak juga yang berjilbab kelakukannya masih kayak syetan. (maaf agak kasar). Hidayah itu adanya pada seseorang yg mau intropeksi diri memperbaiki diri karena orang yg intropeksi diri itu selalu : 1. Menghargai orang lain, 2. ga sombong dan ga merasa lebih dari orang lain 3. tepo seliro dan ga mudah tersinggung. 4. selalu melihat ke dalam, ga pernah menyalahkan orang lain. 5. dll. Salam manis, Dendi --- On Wed, 7/29/09, Wikan Danar Sunindyo wikan.da...@gmail.com wrote: From: Wikan Danar Sunindyo wikan.da...@gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Wednesday, July 29, 2009, 10:59 AM gue kok malah curiga sama orang2 pengemis gitu kan suka menyamar biasanya dia pake baju rapi atau biasa lha tiba giliran berdinas atau jadi pengemis dia tukar baju jadi pengemis, bajunya acak2-an dan serabutan penampilannya dibikin memelas gitulah salam, -- wikan 2009/7/29 Mia al...@yahoo. com: Pak Dendi, iya di WM ini kita memang setuju menutup aurat itu wajib, secara kifayah maupun personal. Yang kifayah, yang pake jilbab, yang nggak pake jilbab. Yang personal, yang pingin memperlihatkan rambutnya yang sunsilk -- bukan aurat, yang malu nutupin rambutnya ubanan--- aurat, yang pingin memperlihatkan pinggangnya yang ramping --- bukan aurat, yang ingin menyembunyikan perutnya yang ndut --- aurat. Bebas aja, yang penting aurat itu ditutupin toh? Tapi saya nggak ngerti cerita tentang musafir itu, kok bisa berpakaian kayak orang gila tapi waktu solat bersih...maksutnya gimana ya? Apa nenek2 diharapkan menutup aurat i.e. berjilbab gitu? Jangan kelewatan dong Pak Dendi, kok orang sudah nenek2 malah dibikin susah? Nenek sayang, nenek mendapatkan hidayah kalau nenek berjilbab... gitu? [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
mode mikir: Seumur-umur.. gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi.. Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah??? :D On Jul 31, 2009, at 2:14 PM, jano ko wrote: Bung Donnie : Pake jilbab menyebabkan rambut rontok.. apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab.. Janoko : Yang akan dirugikan secara materi ( bila ada pelarangan jilbab ) adalah para insan - insan yang mempunyai profesi dibidang kesehatan. Engga bisa membayangkan bila seorang dokter tidak memakai penutup kepala pada saat mereka sedang melakukan operasi terhadap pasiennya. Bayangkan aja seandainya rambut oknum dokter tersebut ada kutunya kemudian sang kutu jatuh keorgan pasien yang sedang dioperasi. Pikirin dech. janoko -o0o- --- On Thu, 30/7/09, donnie damana donnie.dam...@gmail.com wrote: From: donnie damana donnie.dam...@gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Thursday, 30 July, 2009, 7:39 PM Jadi mana yang benar? Pake jilbab menyebabkan rambut rontok.. apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab.. Jangan membingungkan umat dong.. aya, aya, wae... :D On Jul 30, 2009, at 7:28 PM, Wikan Danar Sunindyo wrote: mbak rita, lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu karena dijilbabin tho? ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2 kebanyakan belajar buat s3 terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho. dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya begitu he he :) anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok padahal rajin merawat rambut dan kramas gimana nih mbak rita :) salam, -- wikan 2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo. com: Hahaha.. Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya beberapa petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata kebahagiaan nya itu harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan suami :)). Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo karena - suaminya soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi si suami menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu (rambut rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian tubuhnya, dirinya. Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat adalah rambutnya tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada suaminya dan lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi positif dari seorang wanita yang sehat dan sehat adalah pangkal bahagia. Bukan begitu ibu-ibu? [Non-text portions of this message have been removed] New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi.. Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah??? Janoko : Pertanyaan bisa diperluas nich, apakah yang bisa melakukan operasi itu hanya dokter pria ?, apakah yang bisa melakukan operasi itu hanya dokter non Islam ? Janoko ( puyeng ) -o0o- --- On Fri, 31/7/09, donnie damana donnie.dam...@gmail.com wrote: From: donnie damana donnie.dam...@gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Friday, 31 July, 2009, 2:41 PM mode mikir: Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi.. Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah??? :D On Jul 31, 2009, at 2:14 PM, jano ko wrote: Bung Donnie : Pake jilbab menyebabkan rambut rontok.. apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab.. Janoko : Yang akan dirugikan secara materi ( bila ada pelarangan jilbab ) adalah para insan - insan yang mempunyai profesi dibidang kesehatan. Engga bisa membayangkan bila seorang dokter tidak memakai penutup kepala pada saat mereka sedang melakukan operasi terhadap pasiennya. Bayangkan aja seandainya rambut oknum dokter tersebut ada kutunya kemudian sang kutu jatuh keorgan pasien yang sedang dioperasi. Pikirin dech. janoko -o0o- --- On Thu, 30/7/09, donnie damana donnie.damana@ gmail.com wrote: From: donnie damana donnie.damana@ gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Date: Thursday, 30 July, 2009, 7:39 PM Jadi mana yang benar? Pake jilbab menyebabkan rambut rontok.. apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab.. Jangan membingungkan umat dong.. aya, aya, wae... :D On Jul 30, 2009, at 7:28 PM, Wikan Danar Sunindyo wrote: mbak rita, lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu karena dijilbabin tho? ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2 kebanyakan belajar buat s3 terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho. dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya begitu he he :) anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok padahal rajin merawat rambut dan kramas gimana nih mbak rita :) salam, -- wikan 2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo. com: Hahaha.. Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya beberapa petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata kebahagiaan nya itu harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan suami :)). Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo karena - suaminya soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi si suami menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu (rambut rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian tubuhnya, dirinya. Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat adalah rambutnya tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada suaminya dan lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi positif dari seorang wanita yang sehat dan sehat adalah pangkal bahagia. Bukan begitu ibu-ibu? [Non-text portions of this message have been removed] New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] New Email addresses available on Yahoo! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
pancen tambah nggladrah je ! mantep tenan dolan karo koh jono 2009/7/31 jano ko ko_j...@yahoo.com: Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi.. Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah??? Janoko : Pertanyaan bisa diperluas nich, apakah yang bisa melakukan operasi itu hanya dokter pria ?, apakah yang bisa melakukan operasi itu hanya dokter non Islam ? Janoko ( puyeng ) -o0o- --- On Fri, 31/7/09, donnie damana donnie.dam...@gmail.com wrote: From: donnie damana donnie.dam...@gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Friday, 31 July, 2009, 2:41 PM mode mikir: Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi.. Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah??? :D On Jul 31, 2009, at 2:14 PM, jano ko wrote: Bung Donnie : Pake jilbab menyebabkan rambut rontok.. apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab.. Janoko : Yang akan dirugikan secara materi ( bila ada pelarangan jilbab ) adalah para insan - insan yang mempunyai profesi dibidang kesehatan. Engga bisa membayangkan bila seorang dokter tidak memakai penutup kepala pada saat mereka sedang melakukan operasi terhadap pasiennya. Bayangkan aja seandainya rambut oknum dokter tersebut ada kutunya kemudian sang kutu jatuh keorgan pasien yang sedang dioperasi. Pikirin dech. janoko -o0o- --- On Thu, 30/7/09, donnie damana donnie.damana@ gmail.com wrote: From: donnie damana donnie.damana@ gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Date: Thursday, 30 July, 2009, 7:39 PM Jadi mana yang benar? Pake jilbab menyebabkan rambut rontok.. apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab.. Jangan membingungkan umat dong.. aya, aya, wae... :D On Jul 30, 2009, at 7:28 PM, Wikan Danar Sunindyo wrote: mbak rita, lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu karena dijilbabin tho? ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2 kebanyakan belajar buat s3 terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho. dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya begitu he he :) anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok padahal rajin merawat rambut dan kramas gimana nih mbak rita :) salam, -- wikan 2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo. com: Hahaha.. Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya beberapa petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata kebahagiaan nya itu harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan suami :)). Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo karena - suaminya soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi si suami menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu (rambut rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian tubuhnya, dirinya. Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat adalah rambutnya tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada suaminya dan lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi positif dari seorang wanita yang sehat dan sehat adalah pangkal bahagia. Bukan begitu ibu-ibu? [Non-text portions of this message have been removed] New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] New Email addresses available on Yahoo! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ [Non-text portions of this message have been removed] -- salam, Ari
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Kalau saya boleh meralat posting jawaban saya untuk Pak Dokter Tauhid tentang Sang Kebenaran, semestinya Sang Kebenaran dilawankan dengan koh Jano, di milis tersendiri ... :-) Asik deh pastinya . 2009/7/31 Ari Condro masar...@gmail.com: pancen tambah nggladrah je ! mantep tenan dolan karo koh jono 2009/7/31 jano ko ko_j...@yahoo.com: Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi.. Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah??? Janoko : Pertanyaan bisa diperluas nich, apakah yang bisa melakukan operasi itu hanya dokter pria ?, apakah yang bisa melakukan operasi itu hanya dokter non Islam ? Janoko ( puyeng ) -o0o-
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Makanya kalo nggak pernah ikutan main di operating theater gak usah sok tau.. Biarpun pake Jilbab, kalo mau jadi operator sebuah operasi harus ganti baju OK, dan itu bukan jilbab. Gitu aja kok puyeng :D On Jul 31, 2009, at 4:57 PM, jano ko wrote: Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi.. Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah??? Janoko : Pertanyaan bisa diperluas nich, apakah yang bisa melakukan operasi itu hanya dokter pria ?, apakah yang bisa melakukan operasi itu hanya dokter non Islam ? Janoko ( puyeng ) -o0o- --- On Fri, 31/7/09, donnie damana donnie.dam...@gmail.com wrote: From: donnie damana donnie.dam...@gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Friday, 31 July, 2009, 2:41 PM mode mikir: Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi.. Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah??? :D On Jul 31, 2009, at 2:14 PM, jano ko wrote: Bung Donnie : Pake jilbab menyebabkan rambut rontok.. apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab.. Janoko : Yang akan dirugikan secara materi ( bila ada pelarangan jilbab ) adalah para insan - insan yang mempunyai profesi dibidang kesehatan. Engga bisa membayangkan bila seorang dokter tidak memakai penutup kepala pada saat mereka sedang melakukan operasi terhadap pasiennya. Bayangkan aja seandainya rambut oknum dokter tersebut ada kutunya kemudian sang kutu jatuh keorgan pasien yang sedang dioperasi. Pikirin dech. janoko -o0o- --- On Thu, 30/7/09, donnie damana donnie.damana@ gmail.com wrote: From: donnie damana donnie.damana@ gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Date: Thursday, 30 July, 2009, 7:39 PM Jadi mana yang benar? Pake jilbab menyebabkan rambut rontok.. apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab.. Jangan membingungkan umat dong.. aya, aya, wae... :D On Jul 30, 2009, at 7:28 PM, Wikan Danar Sunindyo wrote: mbak rita, lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu karena dijilbabin tho? ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2 kebanyakan belajar buat s3 terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho. dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya begitu he he :) anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok padahal rajin merawat rambut dan kramas gimana nih mbak rita :) salam, -- wikan 2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo. com: Hahaha.. Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya beberapa petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata kebahagiaan nya itu harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan suami :)). Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo karena - suaminya soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi si suami menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu (rambut rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian tubuhnya, dirinya. Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat adalah rambutnya tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada suaminya dan lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi positif dari seorang wanita yang sehat dan sehat adalah pangkal bahagia. Bukan begitu ibu-ibu? [Non-text portions of this message have been removed] New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] New Email addresses available on Yahoo! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Makanya kalo nggak pernah ikutan main di operating theater gak usah sok tau.. Biarpun pake Jilbab, kalo mau jadi operator sebuah operasi harus ganti baju OK, dan itu bukan jilbab. Gitu aja kok puyeng :D On Jul 31, 2009, at 4:57 PM, jano ko wrote: Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi.. Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah??? Janoko : Pertanyaan bisa diperluas nich, apakah yang bisa melakukan operasi itu hanya dokter pria ?, apakah yang bisa melakukan operasi itu hanya dokter non Islam ? Janoko ( puyeng ) -o0o- --- On Fri, 31/7/09, donnie damana donnie.dam...@gmail.com wrote: From: donnie damana donnie.dam...@gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Friday, 31 July, 2009, 2:41 PM mode mikir: Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi.. Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah??? :D On Jul 31, 2009, at 2:14 PM, jano ko wrote: Bung Donnie : Pake jilbab menyebabkan rambut rontok.. apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab.. Janoko : Yang akan dirugikan secara materi ( bila ada pelarangan jilbab ) adalah para insan - insan yang mempunyai profesi dibidang kesehatan. Engga bisa membayangkan bila seorang dokter tidak memakai penutup kepala pada saat mereka sedang melakukan operasi terhadap pasiennya. Bayangkan aja seandainya rambut oknum dokter tersebut ada kutunya kemudian sang kutu jatuh keorgan pasien yang sedang dioperasi. Pikirin dech. janoko -o0o- --- On Thu, 30/7/09, donnie damana donnie.damana@ gmail.com wrote: From: donnie damana donnie.damana@ gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Date: Thursday, 30 July, 2009, 7:39 PM Jadi mana yang benar? Pake jilbab menyebabkan rambut rontok.. apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab.. Jangan membingungkan umat dong.. aya, aya, wae... :D On Jul 30, 2009, at 7:28 PM, Wikan Danar Sunindyo wrote: mbak rita, lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu karena dijilbabin tho? ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2 kebanyakan belajar buat s3 terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho. dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya begitu he he :) anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok padahal rajin merawat rambut dan kramas gimana nih mbak rita :) salam, -- wikan 2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo. com: Hahaha.. Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya beberapa petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata kebahagiaan nya itu harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan suami :)). Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo karena - suaminya soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi si suami menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu (rambut rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian tubuhnya, dirinya. Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat adalah rambutnya tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada suaminya dan lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi positif dari seorang wanita yang sehat dan sehat adalah pangkal bahagia. Bukan begitu ibu-ibu? [Non-text portions of this message have been removed] New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] New Email addresses available on Yahoo! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
bukannya kalau udah nenek2 malah gak wajib pake jilbab jadi emang jilbab ini khusus buat menutupi wanita2 yang masih muda aja kalau perlu, seperti kata masarcon, wanita muda yang cantik sekalian pake cadar tapi ada modus operandi baru nih, pake jilbab + cadar biar dikira cantik :) salam, -- wikan 2009/7/31 Dendikeren amat dendicut...@yahoo.com: Mama mia yg selalu manis, dikit-dikit we atuh, rambut memang mahkota wanita tapi apapun alasannya ya seyogyanya ditutup juga bagian lain. kreatif aja gimana caranya biar ga rusak, cari kain yg bagus, enak dipake, modis ga bikin rusak rambut, badan. ga selalu harus jilbab. ajaran ga usah dibikin repot. yg masih gadis, dan masih seksi masa kalah ma nenek-nenek mau tutup aurat, he...he..he..
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
iya nih, udah sering ketipu. huahahaha :) 2009/7/31 Wikan Danar Sunindyo wikan.da...@gmail.com: bukannya kalau udah nenek2 malah gak wajib pake jilbab jadi emang jilbab ini khusus buat menutupi wanita2 yang masih muda aja kalau perlu, seperti kata masarcon, wanita muda yang cantik sekalian pake cadar tapi ada modus operandi baru nih, pake jilbab + cadar biar dikira cantik :) salam, -- wikan 2009/7/31 Dendikeren amat dendicut...@yahoo.com: Mama mia yg selalu manis, dikit-dikit we atuh, rambut memang mahkota wanita tapi apapun alasannya ya seyogyanya ditutup juga bagian lain. kreatif aja gimana caranya biar ga rusak, cari kain yg bagus, enak dipake, modis ga bikin rusak rambut, badan. ga selalu harus jilbab. ajaran ga usah dibikin repot. yg masih gadis, dan masih seksi masa kalah ma nenek-nenek mau tutup aurat, he...he..he.. -- salam, Ari
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Biarpun pake Jilbab, kalo mau jadi operator sebuah operasi harus ganti baju OK, dan itu bukan jilbab. Gitu aja kok puyeng --- Janoko : Pertanyaan makin bertambah mulur, ada pertanyaan dari seorang insan manusia, apakah jilbab menyebabkan rambut rontok ? Pertanyaan kedua, apakah penutup kepala selain jilbab menyebabkan rambut rontok atau tidak ? Kalau jilbab dan penutup kepala selain jilbab menyebabkan rambut rontok, kenapa yang diobok-obok koq cuma jilbab saja ? Janoko engga jadi menjual tutup kepala dong... Janoko ( minum cabe puyeng ). -o0o- --- On Fri, 31/7/09, donnie damana donnie.dam...@gmail.com wrote: From: donnie damana donnie.dam...@gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Friday, 31 July, 2009, 5:24 PM Makanya kalo nggak pernah ikutan main di operating theater gak usah sok tau.. Biarpun pake Jilbab, kalo mau jadi operator sebuah operasi harus ganti baju OK, dan itu bukan jilbab. Gitu aja kok puyeng :D On Jul 31, 2009, at 4:57 PM, jano ko wrote: Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi.. Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah??? Janoko : Pertanyaan bisa diperluas nich, apakah yang bisa melakukan operasi itu hanya dokter pria ?, apakah yang bisa melakukan operasi itu hanya dokter non Islam ? Janoko ( puyeng ) -o0o- --- On Fri, 31/7/09, donnie damana donnie.damana@ gmail.com wrote: From: donnie damana donnie.damana@ gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Date: Friday, 31 July, 2009, 2:41 PM mode mikir: Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi.. Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah??? :D On Jul 31, 2009, at 2:14 PM, jano ko wrote: Bung Donnie : Pake jilbab menyebabkan rambut rontok.. apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab.. Janoko : Yang akan dirugikan secara materi ( bila ada pelarangan jilbab ) adalah para insan - insan yang mempunyai profesi dibidang kesehatan. Engga bisa membayangkan bila seorang dokter tidak memakai penutup kepala pada saat mereka sedang melakukan operasi terhadap pasiennya. Bayangkan aja seandainya rambut oknum dokter tersebut ada kutunya kemudian sang kutu jatuh keorgan pasien yang sedang dioperasi. Pikirin dech. janoko -o0o- --- On Thu, 30/7/09, donnie damana donnie.damana@ gmail.com wrote: From: donnie damana donnie.damana@ gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Date: Thursday, 30 July, 2009, 7:39 PM Jadi mana yang benar? Pake jilbab menyebabkan rambut rontok.. apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab.. Jangan membingungkan umat dong.. aya, aya, wae... :D On Jul 30, 2009, at 7:28 PM, Wikan Danar Sunindyo wrote: mbak rita, lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu karena dijilbabin tho? ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2 kebanyakan belajar buat s3 terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho. dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya begitu he he :) anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok padahal rajin merawat rambut dan kramas gimana nih mbak rita :) salam, -- wikan 2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo. com: Hahaha.. Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya beberapa petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata kebahagiaan nya itu harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan suami :)). Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo karena - suaminya soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi si suami menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu (rambut rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian tubuhnya, dirinya. Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat adalah rambutnya tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada suaminya dan lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi positif dari seorang wanita yang sehat dan sehat adalah pangkal bahagia. Bukan begitu ibu-ibu? [Non-text portions of this message have been removed] New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/ [Non-text portions
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Pertanyaan ini sudah direndam pake minyak tanah jadi lebih mulur lagi: Emang jadi dokter yang melakukan operasi itu menyebabkan rambut rontok? On Jul 31, 2009, at 6:06 PM, jano ko wrote: Biarpun pake Jilbab, kalo mau jadi operator sebuah operasi harus ganti baju OK, dan itu bukan jilbab. Gitu aja kok puyeng --- Janoko : Pertanyaan makin bertambah mulur, ada pertanyaan dari seorang insan manusia, apakah jilbab menyebabkan rambut rontok ? Pertanyaan kedua, apakah penutup kepala selain jilbab menyebabkan rambut rontok atau tidak ? Kalau jilbab dan penutup kepala selain jilbab menyebabkan rambut rontok, kenapa yang diobok-obok koq cuma jilbab saja ? Janoko engga jadi menjual tutup kepala dong... Janoko ( minum cabe puyeng ). -o0o- --- On Fri, 31/7/09, donnie damana donnie.dam...@gmail.com wrote: From: donnie damana donnie.dam...@gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Friday, 31 July, 2009, 5:24 PM Makanya kalo nggak pernah ikutan main di operating theater gak usah sok tau.. Biarpun pake Jilbab, kalo mau jadi operator sebuah operasi harus ganti baju OK, dan itu bukan jilbab. Gitu aja kok puyeng :D On Jul 31, 2009, at 4:57 PM, jano ko wrote: Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi.. Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah??? Janoko : Pertanyaan bisa diperluas nich, apakah yang bisa melakukan operasi itu hanya dokter pria ?, apakah yang bisa melakukan operasi itu hanya dokter non Islam ? Janoko ( puyeng ) -o0o- --- On Fri, 31/7/09, donnie damana donnie.damana@ gmail.com wrote: From: donnie damana donnie.damana@ gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Date: Friday, 31 July, 2009, 2:41 PM mode mikir: Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi.. Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah??? :D On Jul 31, 2009, at 2:14 PM, jano ko wrote: Bung Donnie : Pake jilbab menyebabkan rambut rontok.. apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab.. Janoko : Yang akan dirugikan secara materi ( bila ada pelarangan jilbab ) adalah para insan - insan yang mempunyai profesi dibidang kesehatan. Engga bisa membayangkan bila seorang dokter tidak memakai penutup kepala pada saat mereka sedang melakukan operasi terhadap pasiennya. Bayangkan aja seandainya rambut oknum dokter tersebut ada kutunya kemudian sang kutu jatuh keorgan pasien yang sedang dioperasi. Pikirin dech. janoko -o0o- --- On Thu, 30/7/09, donnie damana donnie.damana@ gmail.com wrote: From: donnie damana donnie.damana@ gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Date: Thursday, 30 July, 2009, 7:39 PM Jadi mana yang benar? Pake jilbab menyebabkan rambut rontok.. apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab.. Jangan membingungkan umat dong.. aya, aya, wae... :D On Jul 30, 2009, at 7:28 PM, Wikan Danar Sunindyo wrote: mbak rita, lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu karena dijilbabin tho? ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2 kebanyakan belajar buat s3 terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho. dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya begitu he he :) anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok padahal rajin merawat rambut dan kramas gimana nih mbak rita :) salam, -- wikan 2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo. com: Hahaha.. Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya beberapa petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata kebahagiaan nya itu harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan suami :)). Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo karena - suaminya soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi si suami menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu (rambut rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian tubuhnya, dirinya. Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat adalah rambutnya tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada suaminya dan lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi positif dari seorang wanita
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
ya sebenarnya g ada hubungan jilbab sama rambut rontok toh nggak dijilbabin, rambut bakalan rontok juga hohoho... :putri --- On Thu, 7/30/09, donnie damana donnie.dam...@gmail.com wrote: From: donnie damana donnie.dam...@gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Thursday, July 30, 2009, 5:39 AM Jadi mana yang benar? Pake jilbab menyebabkan rambut rontok.. apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab.. Jangan membingungkan umat dong.. aya, aya, wae... :D On Jul 30, 2009, at 7:28 PM, Wikan Danar Sunindyo wrote: mbak rita, lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu karena dijilbabin tho? ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2 kebanyakan belajar buat s3 terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho. dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya begitu he he :) anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok padahal rajin merawat rambut dan kramas gimana nih mbak rita :) salam, -- wikan 2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo. com: Hahaha.. Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya beberapa petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata kebahagiaan nya itu harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan suami :)). Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo karena - suaminya soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi si suami menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu (rambut rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian tubuhnya, dirinya. Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat adalah rambutnya tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada suaminya dan lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi positif dari seorang wanita yang sehat dan sehat adalah pangkal bahagia. Bukan begitu ibu-ibu? [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Nimbrung : Mumpung lagi musim teror ; Menganjurkan seseorang berjilbab, mengkritik yg berjilbab; mencari-cari masalah antara yg berjilbab dan yg tidak berjilbab; dapat dikategorikan sebagai penggentaranlunak [softterrorism] :-D Kiranya demikian : Kami Tidak Takut [ Panji] [ ini cuma pendapat pribadi] Salam, l.meilany - Original Message - From: Herni Sri Nurbayanti To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, July 28, 2009 11:00 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Teori dimana-mana gampang utk diucapkan, mbak. Pengalamanku gak pake jilbab, pake, gak pake lagi... satu hal yg pasti, dihujat terus :) Mungkin karena mind-set nya tidak berubah ya. Jilbab bukan faktor hehe. Ada hal-hal mendasar yg tidak berubah, betapapun tampilan luar berubah :) Waktu saya berjilbab, saya gak pernah usil ma perempuan lain. Dulu, sempat ada anggota milis yg enggan utk ikutan jalan2, khawatir tidak diterima karena tidak berjilbab. Buat saya, pandangan spt itu lucu. Berarti belum kenal orang2 WM, hehe... Buat saya, jilbab adalah pilihan. Gak peduli lah orang mau pake jilbab atau gak. Saya insya Allah gak pernah prejudice ma orang. Kalau liat cewe seksi, kalo badannya emang bagus, kok bisa ya badan sebagus itu? kalau badannya tidak bagus, wah, PD bener ya. Dua2nya patut ditiru, hehe. Bisa merawat badan dan punya PD yg ok :) Lantas waktu buka pun, ada teman yg konsultasi nanya2 soal keinginan buka jilbab. Saya bilang, itu jawaban (dan keputusan) yg harus kamu tanya dan pikir sendiri. Jangan tanya orang lain, apalagi tanya gue hehehe.. Jadi saya gak bilang apa2. Buat saya, jilbab masih sebuah pilihan. Tapi saya rasa kita tidak mampu lepas dari situasi sosial yang masih kuat dng politisasi jilbab, baik yg tradisional-konservatif atau mainstream atau apalah dng yg liberal dng tingkatannya (dari yg moderat sampai ekstrem). Kalau pandangan yg tradisional-konservatif-mainstream mungkin sudah terwakili dlm diskusi sebelumnya, namun kadang2 orang liberal juga suka kepeleset ngomong, hehe. Mereka tentu saja berpandangan jilbab itu pilihan. Tapi pada moment2 tertentu suka kepeleset, tanpa sadar membedakan antara yg berjilbab dng yg tidak berjilbab... sbg sebuah simbol progresif/kritis dng yg 'kolot/tradisional'. Beberapa kali kejadian soalnya, baca di milisnya aja sih hehe.. Pengalaman saya sendiri, mau berjilbab atau tidak, saya selalu terjebak dalam dua dunia. Tradisional gak, liberal juga gak. Hehehe.. Berjilbab ataupun tidak, perempuan selalu terjebak dalam kondisi ini. Jarang dilihat sbg sebuah pribadi yg utuh. Kadang2 kangen juga ma jilbab, tapi masih mengingat pengalaman tidak nyaman waktu pake dulu. Soalnya, kalau berjilbab, auranya keluar. Dan terus terang, saya gak tahan dampak lanjutannya hehehe. Lucu juga sebenarnya. Makna berjilbab, konon katanya adalah menyembunyikan... tapi kok yg terjadi sebaliknya ya? Jadi lebih keliatan menonjol, gitu :D. Aku gak suka menjadi yg menonjol2 kecuali makanan :) Dan pengalaman pribadi, waktu pake jilbab sih lebih nakal. Justru pas buka sekarang relatif lebih baik dan alim. Tapi mana ada yg percaya? :D Mungkin memang lebih baik kalau pake jilbab setelah nikah, mungkin lebih aman :) Meski dari segi pemikiran, keliatan agak 'culun'. Kesannya pake jilbab kok karena suami, hehe. Padahal simply alasan praktis. Rule of thumbnya kan Dilarang godain perempuan bersuami kecuali mau di-poliandri :) Kadang2 suka geli sendiri. Kalau lagi dihujat karena moral saya dianggap tidak baik, kadang2 ada hal2 yg buat orang yg tidak bermoral spt saya pun tidak akan melakukan itu, tapi buat mereka yg menghujat, kok melakukan ya? Kan bikin bingung orang yg dihujat... karena kita akan berpikir gini, sebejat2nya gw kayanya gak akan melakukan itu deh, hehehe. Apa prinsip if you point a finger to other people, you should know that your other four fingers point at yourself? :D Morality, like art, is drawing a line somewhere (oscar wilde). wassalam, Herni --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia al...@... wrote: akan tetapi tiu tidak cukup bila sikap dan perilaku tidak juga dirubah.ibadah bukan hanya lahir tapi juga batinpun harus diikutkan Jadi di sini Pak Dendi berbeda dengan Pak Saeful yang bilang: ketika jilbab di jadikan penilaian ketaqwaan itu salah Irisannya, 'cukup atau tidak' berhubungan dengan penilaian. Menurut Pak Saeful menilai cukup atau nggak itu salah, karena jilbab adalah peningkatan ketaqwaan, nggak bisa dijadikan penilaian ketaqwaan. Lalu apa yang Pak Dendi maksud?: Tapi yach secara fisik wanita berjilbab cukup baik bila dibanding dengan yang tidak. akan tetapi tiu tidak cukup bila sikap dan perilaku tidak juga dirubah.ibadah bukan hanya lahir tapi juga batinpun harus diikutkan Perempuan jilbab secara (ibadah) fisik lebih baik daripada yang nggak berjilbab? Dan ibadah itupun nggak cukup, tapi yang lain2 juga mesti berubah
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan : Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia ABG, 14 an tahun. Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat. Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit kepala rambut tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg dipakaikan jilbab sejak dini, nyaris rambutnya tipis, jarang. Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari. Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati. Salam, l.meilany - Original Message - From: eyang_mbelgedes To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, July 29, 2009 12:33 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Proses (yg dilakukan wali/orangtua terhadap anak perempuan mereka agar mengenakan jilbab) biasanya sudah dilakukan sejak (anak) perempuan itu masih balita. Dengan cara ini anak-anak perempuan tersebut tidak biasanya tidak melawan atau mempertanyakan mengapa mereka harus mengenakan jilbab mereka. Setahu mereka, jilbab hanyalah perangkat baju normatif, pakaian biasa, bukan pakaian politis yang digunakan untuk menggolong-golongkan agama seseorang dari yang lain. Sedemikian biasanya mereka melihat, mengenakan dan menerima jilbab itu sehingga mereka akan merasa tidak lengkap, risih, telanjang jika melepasnya di muka publik. Perasaan 'tidak pantas' itu membuat mereka merasa lebih aman dan nyaman jika jilbab itu tetap dikenakan. Dengan kata lain, jilbabisasi, tanpa disadari, adalah 'proses cuci otak' yang dilakukan secara sistematis sejak dini. Pembiasaan ini adalah prosesnya. Cuci otak adalah metodenya. Fundamentalisme (biasanya) adalah hasilnya. Menarik! ... [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Waduh, anak saya masuk sekolah islam, jadi di tk nya sudah wajib pakai jilbab. masa harus saya pindahkan dulu sampai tk dan sdnya ke sekolah tetangga, st stanislaus biar rambutnya tumbuh subur semerbak, huehehhe ... :)) On 7/30/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote: Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan : Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia ABG, 14 an tahun. Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat. Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit kepala rambut tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg dipakaikan jilbab sejak dini, nyaris rambutnya tipis, jarang. Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari. Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati. Salam, l.meilany - Original Message - From: eyang_mbelgedes To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, July 29, 2009 12:33 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Proses (yg dilakukan wali/orangtua terhadap anak perempuan mereka agar mengenakan jilbab) biasanya sudah dilakukan sejak (anak) perempuan itu masih balita. Dengan cara ini anak-anak perempuan tersebut tidak biasanya tidak melawan atau mempertanyakan mengapa mereka harus mengenakan jilbab mereka. Setahu mereka, jilbab hanyalah perangkat baju normatif, pakaian biasa, bukan pakaian politis yang digunakan untuk menggolong-golongkan agama seseorang dari yang lain. Sedemikian biasanya mereka melihat, mengenakan dan menerima jilbab itu sehingga mereka akan merasa tidak lengkap, risih, telanjang jika melepasnya di muka publik. Perasaan 'tidak pantas' itu membuat mereka merasa lebih aman dan nyaman jika jilbab itu tetap dikenakan. Dengan kata lain, jilbabisasi, tanpa disadari, adalah 'proses cuci otak' yang dilakukan secara sistematis sejak dini. Pembiasaan ini adalah prosesnya. Cuci otak adalah metodenya. Fundamentalisme (biasanya) adalah hasilnya. Menarik! ... [Non-text portions of this message have been removed] -- salam, Ari
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
terus nanti pertanyaannya buat apa rambut subur panjang bagus dipamer2-in biar aja dari kecil berjilbab, kalau suaminya beriman dan bertakwa kepada Allah SWT lihat istrinya botak/rambutnya gak bagus ya masih tetap bisa bersyukur he he :) salam, -- wikan 2009/7/30 Ari Condro masar...@gmail.com: Waduh, anak saya masuk sekolah islam, jadi di tk nya sudah wajib pakai jilbab. masa harus saya pindahkan dulu sampai tk dan sdnya ke sekolah tetangga, st stanislaus biar rambutnya tumbuh subur semerbak, huehehhe ... :)) On 7/30/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote: Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan : Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia ABG, 14 an tahun. Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat. Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit kepala rambut tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg dipakaikan jilbab sejak dini, nyaris rambutnya tipis, jarang. Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari. Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati.
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
sangat disayangkan ada orang seperti eyang yang menganggap proses pencarian hidayah mereka sebagai proses cuci otak sayangck ck ck... --- Janoko : Eyang itu dalam masyarakat adat Jawa sebutan untuk orang yang sudah sepoh ( tua ) atau sebutan untuk orang yang mumpuni ( banyak ilmunya ) Kalau orang belum tua dan tidak mumpuni apakah wajar disebut eyang ? Mungkin sebutan yang tepat untuk orang yang belum tua dan sok keminter dan merasa punya ilmu itu adalah peyang :) -o0o- --- On Wed, 29/7/09, wanitaacehtangguh wanitaacehtang...@yahoo.com wrote: From: wanitaacehtangguh wanitaacehtang...@yahoo.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Wednesday, 29 July, 2009, 1:24 PM eyang: Proses (yg dilakukan wali/orangtua terhadap anak perempuan mereka agar mengenakan jilbab) biasanya sudah dilakukan sejak (anak) perempuan itu masih balita. Dengan cara ini anak-anak perempuan tersebut tidak biasanya tidak melawan atau mempertanyakan mengapa mereka harus mengenakan jilbab mereka. Setahu mereka, jilbab hanyalah perangkat baju normatif, pakaian biasa, bukan pakaian politis yang digunakan untuk menggolong-golongka n agama seseorang dari yang lain. Sedemikian biasanya mereka melihat, mengenakan dan menerima jilbab itu sehingga mereka akan merasa tidak lengkap, risih, telanjang jika melepasnya di muka publik. Perasaan 'tidak pantas' itu membuat mereka merasa lebih aman dan nyaman jika jilbab itu tetap dikenakan. Dengan kata lain, jilbabisasi, tanpa disadari, adalah 'proses cuci otak' yang dilakukan secara sistematis sejak dini. Pembiasaan ini adalah prosesnya. Cuci otak adalah metodenya. Fundamentalisme (biasanya) adalah hasilnya. Menarik... :putri menarik, jilbabisasi adalah proses cuci otak ^,^ jadi ingat film tarzan yang dr kecil hidup di hutan, jika dari kecil tarzan (kita anggap ditinggal oleh orang tuanya di hutan) dan hidup dengan orang hutan, hidup dengan cara2 orang hutan apakah tarzan juga masuk dalam korban proses cuci otak? sory eyang, kebanyakan aktifis yang memulai berjilbab dulu pada masa orde baru bahkan bukan dari keluarga pesantren... ingat! keluarga mereka bahkan menentang anak perempuannya memakai jilbab, dikucilkan, di buang keluarga jilbab mereka dibakar, ditangkap bahkan diculik sangat disayangkan ada orang seperti eyang yang menganggap proses pencarian hidayah mereka sebagai proses cuci otak sayangck ck ck... :putri Get your preferred Email name! Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
jadi maksudnya apa nih, apa saya harus manggil peyang janoko gitu? - Original Message - From: jano ko To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, July 30, 2009 6:35 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - sangat disayangkan ada orang seperti eyang yang menganggap proses pencarian hidayah mereka sebagai proses cuci otak sayangck ck ck... --- Janoko : Eyang itu dalam masyarakat adat Jawa sebutan untuk orang yang sudah sepoh ( tua ) atau sebutan untuk orang yang mumpuni ( banyak ilmunya ) Kalau orang belum tua dan tidak mumpuni apakah wajar disebut eyang ? Mungkin sebutan yang tepat untuk orang yang belum tua dan sok keminter dan merasa punya ilmu itu adalah peyang :) -o0o- --- On Wed, 29/7/09, wanitaacehtangguh wanitaacehtang...@yahoo.com wrote: From: wanitaacehtangguh wanitaacehtang...@yahoo.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Wednesday, 29 July, 2009, 1:24 PM eyang: Proses (yg dilakukan wali/orangtua terhadap anak perempuan mereka agar mengenakan jilbab) biasanya sudah dilakukan sejak (anak) perempuan itu masih balita. Dengan cara ini anak-anak perempuan tersebut tidak biasanya tidak melawan atau mempertanyakan mengapa mereka harus mengenakan jilbab mereka. Setahu mereka, jilbab hanyalah perangkat baju normatif, pakaian biasa, bukan pakaian politis yang digunakan untuk menggolong-golongka n agama seseorang dari yang lain. Sedemikian biasanya mereka melihat, mengenakan dan menerima jilbab itu sehingga mereka akan merasa tidak lengkap, risih, telanjang jika melepasnya di muka publik. Perasaan 'tidak pantas' itu membuat mereka merasa lebih aman dan nyaman jika jilbab itu tetap dikenakan. Dengan kata lain, jilbabisasi, tanpa disadari, adalah 'proses cuci otak' yang dilakukan secara sistematis sejak dini. Pembiasaan ini adalah prosesnya. Cuci otak adalah metodenya. Fundamentalisme (biasanya) adalah hasilnya. Menarik... :putri menarik, jilbabisasi adalah proses cuci otak ^,^ jadi ingat film tarzan yang dr kecil hidup di hutan, jika dari kecil tarzan (kita anggap ditinggal oleh orang tuanya di hutan) dan hidup dengan orang hutan, hidup dengan cara2 orang hutan apakah tarzan juga masuk dalam korban proses cuci otak? sory eyang, kebanyakan aktifis yang memulai berjilbab dulu pada masa orde baru bahkan bukan dari keluarga pesantren... ingat! keluarga mereka bahkan menentang anak perempuannya memakai jilbab, dikucilkan, di buang keluarga jilbab mereka dibakar, ditangkap bahkan diculik sangat disayangkan ada orang seperti eyang yang menganggap proses pencarian hidayah mereka sebagai proses cuci otak sayangck ck ck... :putri Get your preferred Email name! Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
mbak rita, lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu karena dijilbabin tho? ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2 kebanyakan belajar buat s3 terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho. dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya begitu he he :) anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok padahal rajin merawat rambut dan kramas gimana nih mbak rita :) salam, -- wikan 2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo.com: Hahaha.. Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya beberapa petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata kebahagiaannya itu harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan suami :)). Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo karena - suaminya soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi si suami menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu (rambut rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian tubuhnya, dirinya. Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat adalah rambutnya tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada suaminya dan lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi positif dari seorang wanita yang sehat dan sehat adalah pangkal bahagia. Bukan begitu ibu-ibu?
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Jadi mana yang benar? Pake jilbab menyebabkan rambut rontok.. apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab.. Jangan membingungkan umat dong.. aya, aya, wae... :D On Jul 30, 2009, at 7:28 PM, Wikan Danar Sunindyo wrote: mbak rita, lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu karena dijilbabin tho? ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2 kebanyakan belajar buat s3 terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho. dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya begitu he he :) anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok padahal rajin merawat rambut dan kramas gimana nih mbak rita :) salam, -- wikan 2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo.com: Hahaha.. Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya beberapa petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata kebahagiaannya itu harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan suami :)). Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo karena - suaminya soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi si suami menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu (rambut rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian tubuhnya, dirinya. Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat adalah rambutnya tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada suaminya dan lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi positif dari seorang wanita yang sehat dan sehat adalah pangkal bahagia. Bukan begitu ibu-ibu? [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
kedua-duanya benar dan ada hubungan sebab akibat maka jawabannya adalah: A :) salam, -- wikan 2009/7/30 donnie damana donnie.dam...@gmail.com: Jadi mana yang benar? Pake jilbab menyebabkan rambut rontok.. apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab.. Jangan membingungkan umat dong.. aya, aya, wae... :D
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
wikan, kalo kamu sih kayaknya emang bakat. secara jaman sma aja dipanggilnya robocop hehehe ... :)) ane juga bakat rambut putih ngikut bokap, yg usia 35 udah putih semua kayak hatta rajasa :p On 7/30/09, Wikan Danar Sunindyo wikan.da...@gmail.com wrote: mbak rita, lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu karena dijilbabin tho? ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2 kebanyakan belajar buat s3 terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho. dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya begitu he he :) anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok padahal rajin merawat rambut dan kramas gimana nih mbak rita :) salam, -- wikan 2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo.com: Hahaha.. Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya beberapa petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata kebahagiaannya itu harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan suami :)). Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo karena - suaminya soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi si suami menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu (rambut rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian tubuhnya, dirinya. Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat adalah rambutnya tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada suaminya dan lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi positif dari seorang wanita yang sehat dan sehat adalah pangkal bahagia. Bukan begitu ibu-ibu? -- salam, Ari
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
gue kok malah curiga sama orang2 pengemis gitu kan suka menyamar biasanya dia pake baju rapi atau biasa lha tiba giliran berdinas atau jadi pengemis dia tukar baju jadi pengemis, bajunya acak2-an dan serabutan penampilannya dibikin memelas gitulah salam, -- wikan 2009/7/29 Mia al...@yahoo.com: Pak Dendi, iya di WM ini kita memang setuju menutup aurat itu wajib, secara kifayah maupun personal. Yang kifayah, yang pake jilbab, yang nggak pake jilbab. Yang personal, yang pingin memperlihatkan rambutnya yang sunsilk -- bukan aurat, yang malu nutupin rambutnya ubanan--- aurat, yang pingin memperlihatkan pinggangnya yang ramping --- bukan aurat, yang ingin menyembunyikan perutnya yang ndut --- aurat. Bebas aja, yang penting aurat itu ditutupin toh? Tapi saya nggak ngerti cerita tentang musafir itu, kok bisa berpakaian kayak orang gila tapi waktu solat bersih...maksutnya gimana ya? Apa nenek2 diharapkan menutup aurat i.e. berjilbab gitu? Jangan kelewatan dong Pak Dendi, kok orang sudah nenek2 malah dibikin susah? Nenek sayang, nenek mendapatkan hidayah kalau nenek berjilbab...gitu?
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
amin...terima kasih mba Mia utk doanya... saya yakin semua yang terdapat dalam Al Quran pasti bermanfaat bagi hambaNya, seperti kewajiban muslimah utk berjilbab, oleh karena itu mari kita bersama2 melaksanakan perintahNya menjauhi laranganNya, karena dengan begitu Allah SWT pasti akan memberi kemudahan bagi kita di dunia keselamatan di akhirat kelak...amin. Love Lya Mia al...@yahoo.com Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 07/28/2009 07:04 PM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com cc Subject [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Jilbab itu wajib bagi mba Yulia, juga oke dong. Sehingga doa kita menjadi: Ya Allah, mudahkan urusan bagi teman2 kita yang berjilbab maupun yang nggak, sehingga tercapai manfaat yang mereka inginkan. Amin Saya kira doa ini lebih baik, karena memberi ruang buat mba Herni, buat mba Yulia, buat semuanya dan berharap baik dari mereka. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, yu...@... wrote: Assalamualaikum wr wb Utk seorang muslimah yang tau bahwa mengenakan jilbab adalah WAJIB hukumnya : Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat... Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak darinya. Dan hendaklah mereka menutup kain kerudung ke dadanya... (An Nuur:30,31) Di dalam Al Qur'an jelas tertulis bahwa kerudung sangat penting untuk menutup aurat. Mengapa aurat itu penting? Hal itu dijelaskan dalam Al Qur'an surat Al Ahzab 59: Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. (Al Ahzab:59) Pada intinya, kesederhanaan digambarkan untuk melindungi wanita dari gangguan atau mudahnya, kesederhanaan adalah perlindungan. Jadi, tujuan utama dari jilbab atau kerudung di dalam Islam adalah perlindungan tapi utk ikhlas berjilbab di perlukan kesadaran niat yang besar dari muslimah itu sendiri, oleh karena itu saya pribadi berdoa semoga saudari2 yang belum berjilbab agar Allah SWT sentuh hati nuraninya utk ikhlas berjilbab yang memang suatu kewajiban bagi seorang muslimah amin. Love Lya Herni Sri Nurbayanti nurbaya...@... Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 07/28/2009 11:00 AM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com cc Subject [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Teori dimana-mana gampang utk diucapkan, mbak. Pengalamanku gak pake jilbab, pake, gak pake lagi... satu hal yg pasti, dihujat terus :) Mungkin karena mind-set nya tidak berubah ya. Jilbab bukan faktor hehe. Ada hal-hal mendasar yg tidak berubah, betapapun tampilan luar berubah :) Waktu saya berjilbab, saya gak pernah usil ma perempuan lain. Dulu, sempat ada anggota milis yg enggan utk ikutan jalan2, khawatir tidak diterima karena tidak berjilbab. Buat saya, pandangan spt itu lucu. Berarti belum kenal orang2 WM, hehe... Buat saya, jilbab adalah pilihan. Gak peduli lah orang mau pake jilbab atau gak. Saya insya Allah gak pernah prejudice ma orang. Kalau liat cewe seksi, kalo badannya emang bagus, kok bisa ya badan sebagus itu? kalau badannya tidak bagus, wah, PD bener ya. Dua2nya patut ditiru, hehe. Bisa merawat badan dan punya PD yg ok :) Lantas waktu buka pun, ada teman yg konsultasi nanya2 soal keinginan buka jilbab. Saya bilang, itu jawaban (dan keputusan) yg harus kamu tanya dan pikir sendiri. Jangan tanya orang lain, apalagi tanya gue hehehe.. Jadi saya gak bilang apa2. Buat saya, jilbab masih sebuah pilihan. Tapi saya rasa kita tidak mampu lepas dari situasi sosial yang masih kuat dng politisasi jilbab, baik yg tradisional-konservatif atau mainstream atau apalah dng yg liberal dng tingkatannya (dari yg moderat sampai ekstrem). Kalau pandangan yg tradisional-konservatif-mainstream mungkin sudah terwakili dlm diskusi sebelumnya, namun kadang2 orang liberal juga suka kepeleset ngomong, hehe. Mereka tentu saja berpandangan jilbab itu pilihan. Tapi pada moment2 tertentu suka kepeleset, tanpa sadar membedakan antara yg berjilbab dng yg tidak berjilbab... sbg sebuah simbol progresif/kritis dng yg 'kolot/tradisional'. Beberapa kali kejadian soalnya, baca di milisnya aja sih hehe.. Pengalaman saya sendiri, mau berjilbab atau tidak, saya selalu terjebak dalam dua dunia. Tradisional gak, liberal juga gak. Hehehe.. Berjilbab ataupun tidak, perempuan selalu terjebak dalam
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Assalamu'alaikum, Wah rame juga neh. kalo mbak mia yg comment, sy jadi cerewet lagi.. duh kangen mbak. btw kalo janoko teh Mbak intan bukan seh? Menutup aurat itu yang wajib, apapun bentuknya ya terserah sesuai kondisi. Menutup aurat itu bukan berarti harus arabisasi. Yang paling penting adalah mari kita sama-sama memperbaiki ibadah kita, jangan lagi ada keusilan dan merasa neh gue yg sudah pake jilbab lebih baik dari elo yg ga pake jilbab. penilaian ibadah adalah hak perogatif Alloh. Sy sering berjumpa dengan para musafir, secara pakaian sangat dekil, bahkan sulit dibedakan apa dia orang gila asli ato bukan, makan pun kadang bekas-bekas orang lain yg dibuang. tapi ketika datang waktu shalat, subhanalloh sy ga kenal lagi dengan mereka, begitu bersih, begitu tenang, dan banyak sekali hal yang kita ga tau dan mengerti dalam hidup ini. Sy mengaku beriman pd Alloh tapi ternyata setelah direnungkan iman sy tidak sampai yakin. sy ngomong harus sabar pada orang lain tp ternyata pelajaran kesabaran pun tidak pernah lulus. So apalah arti sebuah penampilan jika hati ini juga tidak terpelihara dengan baik. ideal memang jika semuanya seimbang. sedikit-sedikit aja... siapa tau ketika gadis ga mau menutup aurat eh ternyata setelah nenek-nenek hidayah datang dan mau menutup aurat. luar bagus dalam pun ok ato luar ok dalam keriput..he...he...he Salam manis, Dendi --- On Tue, 7/28/09, Mia al...@yahoo.com wrote: From: Mia al...@yahoo.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Jilbab itu wajib bagi mba Yulia, juga oke dong. Sehingga doa kita menjadi: Ya Allah, mudahkan urusan bagi teman2 kita yang berjilbab maupun yang nggak, sehingga tercapai manfaat yang mereka inginkan. Amin Saya kira doa ini lebih baik, karena memberi ruang buat mba Herni, buat mba Yulia, buat semuanya dan berharap baik dari mereka. salam Mia --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, yu...@... wrote: Assalamualaikum wr wb Utk seorang muslimah yang tau bahwa mengenakan jilbab adalah WAJIB hukumnya : Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat... Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak darinya. Dan hendaklah mereka menutup kain kerudung ke dadanya... (An Nuur:30,31) Di dalam Al Qur'an jelas tertulis bahwa kerudung sangat penting untuk menutup aurat. Mengapa aurat itu penting? Hal itu dijelaskan dalam Al Qur'an surat Al Ahzab 59: Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. (Al Ahzab:59) Pada intinya, kesederhanaan digambarkan untuk melindungi wanita dari gangguan atau mudahnya, kesederhanaan adalah perlindungan. Jadi, tujuan utama dari jilbab atau kerudung di dalam Islam adalah perlindungan tapi utk ikhlas berjilbab di perlukan kesadaran niat yang besar dari muslimah itu sendiri, oleh karena itu saya pribadi berdoa semoga saudari2 yang belum berjilbab agar Allah SWT sentuh hati nuraninya utk ikhlas berjilbab yang memang suatu kewajiban bagi seorang muslimah amin. Love Lya [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
dendi keren said: Sy sering berjumpa dengan para musafir, secara pakaian sangat dekil, bahkan sulit dibedakan apa dia orang gila asli ato bukan, makan pun kadang bekas-bekas orang lain yg dibuang. tapi ketika datang waktu shalat, subhanalloh sy ga kenal lagi dengan mereka, begitu bersih, begitu tenang, :putri terimakasih sudah mengingatkan kembali putri pernah ketemu sama kakek2 yang secara penampilan mirip pengemis awalnya ilfil dan cuek tapi subhanallah waktu kita berpapasan si kakek senyum sama putri and said Assalamu'alaikum haruuu banget sampe pingin nangis, senang bangt, pengen meluk tuh kakek beliau kasih tau dimana masjid terdekat dan putri harus ketemu sm siapa jilbab merupakan identitas putri sebagai seorang muslimah di negeri asing.. subhanallah putri jadi g takut lagi ^,^ (syukran jazakallah buat kakek yang nunjukin putri jalan, semoga Allah mempertemukan kita kembali) :putri --- On Tue, 7/28/09, Dendikeren amat dendicut...@yahoo.com wrote: From: Dendikeren amat dendicut...@yahoo.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Tuesday, July 28, 2009, 9:23 PM Assalamu'alaikum, Wah rame juga neh. kalo mbak mia yg comment, sy jadi cerewet lagi.. duh kangen mbak. btw kalo janoko teh Mbak intan bukan seh? Menutup aurat itu yang wajib, apapun bentuknya ya terserah sesuai kondisi. Menutup aurat itu bukan berarti harus arabisasi. Yang paling penting adalah mari kita sama-sama memperbaiki ibadah kita, jangan lagi ada keusilan dan merasa neh gue yg sudah pake jilbab lebih baik dari elo yg ga pake jilbab. penilaian ibadah adalah hak perogatif Alloh. Sy sering berjumpa dengan para musafir, secara pakaian sangat dekil, bahkan sulit dibedakan apa dia orang gila asli ato bukan, makan pun kadang bekas-bekas orang lain yg dibuang. tapi ketika datang waktu shalat, subhanalloh sy ga kenal lagi dengan mereka, begitu bersih, begitu tenang, dan banyak sekali hal yang kita ga tau dan mengerti dalam hidup ini. Sy mengaku beriman pd Alloh tapi ternyata setelah direnungkan iman sy tidak sampai yakin. sy ngomong harus sabar pada orang lain tp ternyata pelajaran kesabaran pun tidak pernah lulus. So apalah arti sebuah penampilan jika hati ini juga tidak terpelihara dengan baik. ideal memang jika semuanya seimbang. sedikit-sedikit aja... siapa tau ketika gadis ga mau menutup aurat eh ternyata setelah nenek-nenek hidayah datang dan mau menutup aurat. luar bagus dalam pun ok ato luar ok dalam keriput..he. ..he...he. ... Salam manis, Dendi --- On Tue, 7/28/09, Mia al...@yahoo. com wrote: From: Mia al...@yahoo. com Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Jilbab itu wajib bagi mba Yulia, juga oke dong. Sehingga doa kita menjadi: Ya Allah, mudahkan urusan bagi teman2 kita yang berjilbab maupun yang nggak, sehingga tercapai manfaat yang mereka inginkan. Amin Saya kira doa ini lebih baik, karena memberi ruang buat mba Herni, buat mba Yulia, buat semuanya dan berharap baik dari mereka. salam Mia --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, yu...@... wrote: Assalamualaikum wr wb Utk seorang muslimah yang tau bahwa mengenakan jilbab adalah WAJIB hukumnya : Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat... Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak darinya. Dan hendaklah mereka menutup kain kerudung ke dadanya... (An Nuur:30,31) Di dalam Al Qur'an jelas tertulis bahwa kerudung sangat penting untuk menutup aurat. Mengapa aurat itu penting? Hal itu dijelaskan dalam Al Qur'an surat Al Ahzab 59: Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. (Al Ahzab:59) Pada intinya, kesederhanaan digambarkan untuk melindungi wanita dari gangguan atau mudahnya, kesederhanaan adalah perlindungan. Jadi, tujuan utama dari jilbab atau kerudung di dalam Islam adalah perlindungan tapi utk ikhlas berjilbab di perlukan kesadaran niat yang besar dari muslimah itu sendiri, oleh karena itu saya pribadi berdoa semoga saudari2 yang belum berjilbab agar Allah SWT sentuh hati nuraninya utk ikhlas berjilbab yang memang suatu kewajiban bagi seorang muslimah amin. Love Lya [Non-text portions
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Assalamualaikum wr wb Utk seorang muslimah yang tau bahwa mengenakan jilbab adalah WAJIB hukumnya : Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat... Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak darinya. Dan hendaklah mereka menutup kain kerudung ke dadanya... (An Nuur:30,31) Di dalam Al Qur'an jelas tertulis bahwa kerudung sangat penting untuk menutup aurat. Mengapa aurat itu penting? Hal itu dijelaskan dalam Al Qur'an surat Al Ahzab 59: Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. (Al Ahzab:59) Pada intinya, kesederhanaan digambarkan untuk melindungi wanita dari gangguan atau mudahnya, kesederhanaan adalah perlindungan. Jadi, tujuan utama dari jilbab atau kerudung di dalam Islam adalah perlindungan tapi utk ikhlas berjilbab di perlukan kesadaran niat yang besar dari muslimah itu sendiri, oleh karena itu saya pribadi berdoa semoga saudari2 yang belum berjilbab agar Allah SWT sentuh hati nuraninya utk ikhlas berjilbab yang memang suatu kewajiban bagi seorang muslimah amin. Love Lya Herni Sri Nurbayanti nurbaya...@gmail.com Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 07/28/2009 11:00 AM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com cc Subject [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Teori dimana-mana gampang utk diucapkan, mbak. Pengalamanku gak pake jilbab, pake, gak pake lagi... satu hal yg pasti, dihujat terus :) Mungkin karena mind-set nya tidak berubah ya. Jilbab bukan faktor hehe. Ada hal-hal mendasar yg tidak berubah, betapapun tampilan luar berubah :) Waktu saya berjilbab, saya gak pernah usil ma perempuan lain. Dulu, sempat ada anggota milis yg enggan utk ikutan jalan2, khawatir tidak diterima karena tidak berjilbab. Buat saya, pandangan spt itu lucu. Berarti belum kenal orang2 WM, hehe... Buat saya, jilbab adalah pilihan. Gak peduli lah orang mau pake jilbab atau gak. Saya insya Allah gak pernah prejudice ma orang. Kalau liat cewe seksi, kalo badannya emang bagus, kok bisa ya badan sebagus itu? kalau badannya tidak bagus, wah, PD bener ya. Dua2nya patut ditiru, hehe. Bisa merawat badan dan punya PD yg ok :) Lantas waktu buka pun, ada teman yg konsultasi nanya2 soal keinginan buka jilbab. Saya bilang, itu jawaban (dan keputusan) yg harus kamu tanya dan pikir sendiri. Jangan tanya orang lain, apalagi tanya gue hehehe.. Jadi saya gak bilang apa2. Buat saya, jilbab masih sebuah pilihan. Tapi saya rasa kita tidak mampu lepas dari situasi sosial yang masih kuat dng politisasi jilbab, baik yg tradisional-konservatif atau mainstream atau apalah dng yg liberal dng tingkatannya (dari yg moderat sampai ekstrem). Kalau pandangan yg tradisional-konservatif-mainstream mungkin sudah terwakili dlm diskusi sebelumnya, namun kadang2 orang liberal juga suka kepeleset ngomong, hehe. Mereka tentu saja berpandangan jilbab itu pilihan. Tapi pada moment2 tertentu suka kepeleset, tanpa sadar membedakan antara yg berjilbab dng yg tidak berjilbab... sbg sebuah simbol progresif/kritis dng yg 'kolot/tradisional'. Beberapa kali kejadian soalnya, baca di milisnya aja sih hehe.. Pengalaman saya sendiri, mau berjilbab atau tidak, saya selalu terjebak dalam dua dunia. Tradisional gak, liberal juga gak. Hehehe.. Berjilbab ataupun tidak, perempuan selalu terjebak dalam kondisi ini. Jarang dilihat sbg sebuah pribadi yg utuh. Kadang2 kangen juga ma jilbab, tapi masih mengingat pengalaman tidak nyaman waktu pake dulu. Soalnya, kalau berjilbab, auranya keluar. Dan terus terang, saya gak tahan dampak lanjutannya hehehe. Lucu juga sebenarnya. Makna berjilbab, konon katanya adalah menyembunyikan... tapi kok yg terjadi sebaliknya ya? Jadi lebih keliatan menonjol, gitu :D. Aku gak suka menjadi yg menonjol2 kecuali makanan :) Dan pengalaman pribadi, waktu pake jilbab sih lebih nakal. Justru pas buka sekarang relatif lebih baik dan alim. Tapi mana ada yg percaya? :D Mungkin memang lebih baik kalau pake jilbab setelah nikah, mungkin lebih aman :) Meski dari segi pemikiran, keliatan agak 'culun'. Kesannya pake jilbab kok karena suami, hehe. Padahal simply alasan praktis. Rule of thumbnya kan Dilarang godain perempuan bersuami kecuali mau di-poliandri :) Kadang2 suka geli sendiri. Kalau lagi dihujat karena moral saya dianggap tidak baik, kadang2 ada hal2 yg buat orang yg tidak bermoral spt saya pun tidak akan melakukan itu, tapi buat mereka yg menghujat, kok melakukan ya? Kan bikin
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - mukena
Almarhumah Ibu saya menyebut mukena itu telekung. salam, l.meilany - Original Message - From: Wikan Danar Sunindyo To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, July 15, 2009 2:48 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - mukena kalau di tempat saya mukena lazimnya disebut rukuh kira2 gimana ya mbak mia asal usulnya? apa ada hubungannya sama ruku'? salam, -- wikan 2009/7/15 Mia al...@yahoo.com: Temans, sub-judulnya mukena yah, bukan pulisi.. sub-judulnya mukena, Wikan, bukan pulisi..:-) Jadi kebanyakan perempuan Indonesia solat pake mukena, sekalipun yang berjilbab gamis. Kalau ditanya kemungkinan besar mereka menjawab, seperti cerita mba Ning, untuk menutup aurat, aturan fiqih, atau semacam itu. Now, we should read between the lines. Fakta bahwa kebanyakan perempuan yang berjilbab maupun yang nggak, pake mukena waktu solat, ini menandakan bahwa mukena itu semacam tradisi, kebiasaan - kan kita tahu bahwa nggak ada aturan fiqih internasional yang mensyaratkan mukena. Kalau tradisi ini kemudian diadopsi oleh Islam Indonesia, sebagai aturan tersendiri, itu namanya aturan fiqh lokal, kira-kira begitu bukan Pak Chodjim? Kalau ada sejarah mukena, yang hanya ada di Indonesia, kira-kira begini obrolannya: Wali Sanga: Wahai perempuan Indonesia, tutuplah (buah) dadamu dan jangan berkemben saja, jaman dah berubah. Perempuan: Jadi baju kami mesti gimana, Gusti? Wali Sanga: Pake jilbab/bergo/burqa seperti perempuan Arab yang menutup auratnya. Dijamin nggak masuk angin lagi. Perempuan: Ampun Gusti, ogah ah, puaaanas. Kami kan orang kebanyakan kerja di sawah, dagang di pasar, nggak praktis lagee.. Wali Sanga: Mesti ada kompromi nih, gimana kira2 usulan panjenengan? Perempuan: Gini aja Gusti, biarin aja jaman berubah pelan2, terserah kami pake baju gimana, toh kalo lagi acara2 baju kami juga lengkap. Kita pake bergo kalo lagi solat aja deh. Wali Sanga: deal! IdeMu sangat meNGENA --- asal usul kata MUKENA... Mba Ning, sesekali di rumah saya solat nggak pake mukena, misalnya kalo udara lagi panas banget. Kadang pake kerudung pun jadi, dan rasanya maknyus. Tapi kalo lagi rame2 jamaah, di rumah orang, di mesjid, ya mesti tau diri lah, masak bikin kerusuhan..:-) [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - mukena
telekung, mukena esensinya buat nutup aurat kan??? :putri --- On Sun, 7/26/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote: From: L.Meilany wpamu...@centrin.net.id Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - mukena To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Sunday, July 26, 2009, 1:34 AM Almarhumah Ibu saya menyebut mukena itu telekung. salam, l.meilany - Original Message - From: Wikan Danar Sunindyo To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Sent: Wednesday, July 15, 2009 2:48 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - mukena kalau di tempat saya mukena lazimnya disebut rukuh kira2 gimana ya mbak mia asal usulnya? apa ada hubungannya sama ruku'? salam, -- wikan 2009/7/15 Mia al...@yahoo. com: Temans, sub-judulnya mukena yah, bukan pulisi.. sub-judulnya mukena, Wikan, bukan pulisi..:-) Jadi kebanyakan perempuan Indonesia solat pake mukena, sekalipun yang berjilbab gamis. Kalau ditanya kemungkinan besar mereka menjawab, seperti cerita mba Ning, untuk menutup aurat, aturan fiqih, atau semacam itu. Now, we should read between the lines. Fakta bahwa kebanyakan perempuan yang berjilbab maupun yang nggak, pake mukena waktu solat, ini menandakan bahwa mukena itu semacam tradisi, kebiasaan - kan kita tahu bahwa nggak ada aturan fiqih internasional yang mensyaratkan mukena. Kalau tradisi ini kemudian diadopsi oleh Islam Indonesia, sebagai aturan tersendiri, itu namanya aturan fiqh lokal, kira-kira begitu bukan Pak Chodjim? Kalau ada sejarah mukena, yang hanya ada di Indonesia, kira-kira begini obrolannya: Wali Sanga: Wahai perempuan Indonesia, tutuplah (buah) dadamu dan jangan berkemben saja, jaman dah berubah. Perempuan: Jadi baju kami mesti gimana, Gusti? Wali Sanga: Pake jilbab/bergo/ burqa seperti perempuan Arab yang menutup auratnya. Dijamin nggak masuk angin lagi. Perempuan: Ampun Gusti, ogah ah, puaaanas. Kami kan orang kebanyakan kerja di sawah, dagang di pasar, nggak praktis lagee.. Wali Sanga: Mesti ada kompromi nih, gimana kira2 usulan panjenengan? Perempuan: Gini aja Gusti, biarin aja jaman berubah pelan2, terserah kami pake baju gimana, toh kalo lagi acara2 baju kami juga lengkap. Kita pake bergo kalo lagi solat aja deh. Wali Sanga: deal! IdeMu sangat meNGENA --- asal usul kata MUKENA... Mba Ning, sesekali di rumah saya solat nggak pake mukena, misalnya kalo udara lagi panas banget. Kadang pake kerudung pun jadi, dan rasanya maknyus. Tapi kalo lagi rame2 jamaah, di rumah orang, di mesjid, ya mesti tau diri lah, masak bikin kerusuhan..: -) [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Salam juga manis sekali komentarnya.. Whatever you want..Hanya HATI- mulah yang tahu apa yang kaulakukan itu adalah sebuah kebenaran atau hanya sebuah kamuflase, dia akan menjawab dengan sangat 'CLEAR' setiap action kita. Please do your best kawan Salam, R.Yanti --- Pada Ming, 19/7/09, Dendikeren amat dendicut...@yahoo.com menulis: Dari: Dendikeren amat dendicut...@yahoo.com Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 19 Juli, 2009, 4:01 PM Assalamu'alaikum, Ketaatan itu dasarnya dari hati, jadi tidak lantas wanita pake jilbab lantas perilakunya jadi baik. jadi ciri wanita solehah,dll. ga menjadi tolok ukur sebagai wanita muslim yang taat biarawati juga menutup aurat, bahkan sekarang ini jilbab lebih menjadi trends.modis, bisnis. Tapi yach secara fisik wanita berjilbab cukup baik bila dibanding dengan yang tidak. akan tetapi tiu tidak cukup bila sikap dan perilaku tidak juga dirubah.ibadah bukan hanya lahir tapi juga batinpun harus diikutkan. Salam manis, --- On Wed, 7/15/09, Mia al...@yahoo. com wrote: From: Mia al...@yahoo. com Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Date: Wednesday, July 15, 2009, 3:00 AM Pak Saeful, Aku langsung mau setuju saja tadinya blas, tapi ada yang ngeganjal, aku juga nggak tau sortingnya gimana. Bapak bilang seorang muslimah yang taat sudah mengerti tentang fungsi dan kewajiban menutup aurat dan ketika jilbab beralih menjadi peningkatan ketaqwaan, itu benar Rancu nih. Kalau jilbab itu adalah peningkatan ketaqwaan karena muslimah taat tahu kewajibannya menutup aurat..., lalu apanya yang salah kalau kita pingin melihat indikator hasil dari peningkatan ketaqwaan dari muslimah taat itu? Ini mungkin sebabnya mba Mei yang bilang bahwa jilbab itu ukuran ketaatan, jadinya blio terkaget2 melihat temennya yang jilbabers begini-begitu melanggar moral dan kepantasan itu sendiri. Integrity at stake? Arcon bilang, dirinya merasa berat dengan atribut2 ketaqwaan itu, jadinya dia malah merasa jauh dari khusu. Khusu ato nggak, aku lagi ngebayangin Arcon berjenggot, bercingkrang. ..:-) salam Mia Visit Your Group Give Back Yahoo! for Good Get inspired by a good cause. Y! Toolbar Get it Free! easy 1-click access to your groups. Yahoo! Groups Start a group in 3 easy steps. Connect with others. . [Non-text portions of this message have been removed] Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
Ada orang bodoh berkomentar bahwa kdrt harus dihentikan kepada wanita yang berjilbab (saja). --- Janoko : Sudahlah berdirilah didepan kelas anakku, dikau terlambat masuk kelas sehingga ketinggalan mata pelajaran KDR-W. Salim -o0o- --- On Mon, 20/7/09, eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com wrote: From: eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi. To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Monday, 20 July, 2009, 3:14 PM Ada orang bodoh berkomentar bahwa kdrt harus dihentikan kepada wanita yang berjilbab (saja). Padahal kdrt itu berlaku beyond that (lebih jauh daripada sekedar seseorang yang berjilbab). Pemaksaan kepada orang untuk berjilbab adalah juga salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia, takiya? Get your preferred Email name! Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Rama : Please do your best kawan --- Janoko : Hanya ingin tahu aja, do your best kalau menurut pemahaman Rahma itu apa ?, dasar spiritualnya apa ya ? Salam Janoko -o0o- --- On Mon, 20/7/09, Rahma Yanti rahma...@yahoo.co.id wrote: From: Rahma Yanti rahma...@yahoo.co.id Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Monday, 20 July, 2009, 3:06 PM Salam juga manis sekali komentarnya. . Whatever you want..Hanya HATI- mulah yang tahu apa yang kaulakukan itu adalah sebuah kebenaran atau hanya sebuah kamuflase, dia akan menjawab dengan sangat 'CLEAR' setiap action kita. Please do your best kawan Salam, R.Yanti --- Pada Ming, 19/7/09, Dendikeren amat dendicute77@ yahoo.com menulis: Dari: Dendikeren amat dendicute77@ yahoo.com Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Kepada: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Tanggal: Minggu, 19 Juli, 2009, 4:01 PM Assalamu'alaikum, Ketaatan itu dasarnya dari hati, jadi tidak lantas wanita pake jilbab lantas perilakunya jadi baik. jadi ciri wanita solehah,dll. ga menjadi tolok ukur sebagai wanita muslim yang taat biarawati juga menutup aurat, bahkan sekarang ini jilbab lebih menjadi trends.modis, bisnis. Tapi yach secara fisik wanita berjilbab cukup baik bila dibanding dengan yang tidak. akan tetapi tiu tidak cukup bila sikap dan perilaku tidak juga dirubah.ibadah bukan hanya lahir tapi juga batinpun harus diikutkan. Salam manis, --- On Wed, 7/15/09, Mia al...@yahoo. com wrote: From: Mia al...@yahoo. com Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Date: Wednesday, July 15, 2009, 3:00 AM Pak Saeful, Aku langsung mau setuju saja tadinya blas, tapi ada yang ngeganjal, aku juga nggak tau sortingnya gimana. Bapak bilang seorang muslimah yang taat sudah mengerti tentang fungsi dan kewajiban menutup aurat dan ketika jilbab beralih menjadi peningkatan ketaqwaan, itu benar Rancu nih. Kalau jilbab itu adalah peningkatan ketaqwaan karena muslimah taat tahu kewajibannya menutup aurat..., lalu apanya yang salah kalau kita pingin melihat indikator hasil dari peningkatan ketaqwaan dari muslimah taat itu? Ini mungkin sebabnya mba Mei yang bilang bahwa jilbab itu ukuran ketaatan, jadinya blio terkaget2 melihat temennya yang jilbabers begini-begitu melanggar moral dan kepantasan itu sendiri. Integrity at stake? Arcon bilang, dirinya merasa berat dengan atribut2 ketaqwaan itu, jadinya dia malah merasa jauh dari khusu. Khusu ato nggak, aku lagi ngebayangin Arcon berjenggot, bercingkrang. ..:-) salam Mia Visit Your Group Give Back Yahoo! for Good Get inspired by a good cause. Y! Toolbar Get it Free! easy 1-click access to your groups. Yahoo! Groups Start a group in 3 easy steps. Connect with others. . [Non-text portions of this message have been removed] Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger .yahoo.com/ invite/ [Non-text portions of this message have been removed] New Email addresses available on Yahoo! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Assalamu'alaikum, Ketaatan itu dasarnya dari hati, jadi tidak lantas wanita pake jilbab lantas perilakunya jadi baik. jadi ciri wanita solehah,dll. ga menjadi tolok ukur sebagai wanita muslim yang taat biarawati juga menutup aurat, bahkan sekarang ini jilbab lebih menjadi trends.modis,bisnis. Tapi yach secara fisik wanita berjilbab cukup baik bila dibanding dengan yang tidak. akan tetapi tiu tidak cukup bila sikap dan perilaku tidak juga dirubah.ibadah bukan hanya lahir tapi juga batinpun harus diikutkan. Salam manis, --- On Wed, 7/15/09, Mia al...@yahoo.com wrote: From: Mia al...@yahoo.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Wednesday, July 15, 2009, 3:00 AM Pak Saeful, Aku langsung mau setuju saja tadinya blas, tapi ada yang ngeganjal, aku juga nggak tau sortingnya gimana. Bapak bilang seorang muslimah yang taat sudah mengerti tentang fungsi dan kewajiban menutup aurat dan ketika jilbab beralih menjadi peningkatan ketaqwaan, itu benar Rancu nih. Kalau jilbab itu adalah peningkatan ketaqwaan karena muslimah taat tahu kewajibannya menutup aurat..., lalu apanya yang salah kalau kita pingin melihat indikator hasil dari peningkatan ketaqwaan dari muslimah taat itu? Ini mungkin sebabnya mba Mei yang bilang bahwa jilbab itu ukuran ketaatan, jadinya blio terkaget2 melihat temennya yang jilbabers begini-begitu melanggar moral dan kepantasan itu sendiri. Integrity at stake? Arcon bilang, dirinya merasa berat dengan atribut2 ketaqwaan itu, jadinya dia malah merasa jauh dari khusu. Khusu ato nggak, aku lagi ngebayangin Arcon berjenggot, bercingkrang. ..:-) salam Mia Visit Your Group Give Back Yahoo! for Good Get inspired by a good cause. Y! Toolbar Get it Free! easy 1-click access to your groups. Yahoo! Groups Start a group in 3 easy steps. Connect with others. . [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
Rezim middle east tidak akan bertengkar dengan yang disebut Barat. Yang bertengkar hanya krocok-krocok saja. Rezim Timur Tengah itu tergantung dari yang disebut Barat, karena hubungan ekonomi dan pertahanan. - Original Message - From: Ary Setijadi Prihatmanto To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, July 17, 2009 12:27 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi. ;-) makanya sebaiknya biarin saja middle-east sama barat bertengkar... nggak ngaruh... kita sih teman semua orang, punya pendirian sendiri. di middle-east disegani (karena bisa ngatur barat), di barat di sayang (karena bisa ngatur middle-east)... jangan malah ikut-ikutan... ke middle-east dianggap anak bawang (lha begitu perang nggak ikutan, duit gak punya, bangsa budak, ulamanya dipandang remeh) ke barat sudah keburu dianggap musuh (habis mulut keluarannya jelek melulu...) - Original Message - From: Wikan Danar Sunindyo To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, July 16, 2009 11:36 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi. sama seperti orang barat memandang pemerintahan Arab Saudi, Iran Taliban dengan pandangan yang menyakitkan dan sangat SARA. salam, -- wikan 2009/7/16 Ari Condro masar...@gmail.com: sebenarnya cara kita, kaum muslimin yang memiliki peradaban mulia ini mengomentasi peradaban lain terkadang diekspresikan dengan cara yg menyakitkan dan sangat sara. contohnya saja komentar komentar dari rekan rekan muslim (sepertinya mostly pks, karena mas heru ini juga aktivis pks). http://herususetyo.multiply.com/journal/item/65/Lesbian_Pertama_jadi_PM_di_Dunia_Johanna_Sigurroardottir_of_Iceland [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
jilbab ala indonesia ada cantolannya di jari pak, jadi punggung tangan juga tertutup kok. gimana seh pak ustad hehehe On 7/16/09, Lina Dahlan linadah...@yahoo.com wrote: Assalamu'alaikum pak Muiz, Dalam sholat yang diperkenankan terbuka hanya muka dan telapak tangan. Ini rujukannya apa dan dimana ya, pak. Terimakasih. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abdul Mu'iz qual...@... wrote: . (QS. 3) terkait wanita berjilbab kalau shalat tetap mengenakan mukenah adalah karena mengikuti prinsip kehati-hatian saja, kenyataanya yang diperkenankan boleh terbuka dalam shalat kaum wanita adalah muka dan telapak tangan saja. Jilbab ala indonesia kan punggung tangan masih kelihatan kan ?? Wallahu a'lam bis shawab Wassalam Abdul Mu'iz At 10:07 AM 7/14/2009 +0200, you wrote: -- salam, Ari
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - mukena
perasaan afdhol itu tadi. Atau kebiasaan dari kecil kalau sholat pake mukenah.. Padahal untuk yang sudah berjilbab dan berkerudung, tanpa bermukena lagi pun sudah afdhol sholatnya. Mukenah itu hanya wajib dipakai kalau belum berjilbab dan berkerudung saja saat sholat. Kalau saya, karena saya tidak pernah bermukenah lagi saat mau sholat, teman saya bilang :Ning ini kemana-mana pake mukenah.. .. ^_^ -Ning From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of Wikan Danar Sunindyo Sent: Tuesday, July 14, 2009 4:08 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi. ada juga perempuan berjilbab yang sholat masih pakai mukena juga dan ini jumlahnya banyak kayak kagok kalau sholat gak pake mukena menurut saya mukena menjadi semacam pakaian wajib untuk sholat bagi perempuan jadi kalau belum pake mukena gak afdol rasanya salam, -- wikan 2009/7/14 Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) ninghdw@ mailto:ninghdw%40chevron.com : Yang sering saya dapati malahan suatu asumsi yang sering dipakai di sini, bahwa para perempuan yang berjilbab PASTI melecehkan yang tidak berjilbab... Padahal, saya rasa, lebih banyak yang TIDAK seperti itu. Di alam nyata maupun di alam maya, yang saya temui tidak seperti yang bapak katakan.. Apa itu bukan suatu bentuk pelecehan juga, Pak Chodjim ?.. Hayo ngaku... :-)) Menurut saya, masalah berjilbab dan melecehkan adalah suatu hal yang tidak bisa dan tidak perlu dikaitkan. Berjilbab adalah satu hal, dan melecehkan adalah satu hal yang lain lagi. Masalah perintah menutup aurat itu, memang ada di AlQur'an.. Saya lihat teman-teman saya yang tidak berkerudung saat sholat menggunakan mukenah untuk menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Saya pernah tanyakan kenapa kepada salah seorang teman saya itu, dia bilang syarat sahnya sholat kan harus menutup aurat.. Jadi interpretasi menutup aurat-nya sama dengan yang saya pahami. Beda-nya, teman saya itu menutup aurat-nya hanya saat sholat saja. Saya tidak tahu dengan teman-teman di sini yang memiliki interpretasi menutup aurat cukup dengan memakai pakaian yang wajar di lingkungan dia berada... (tanpa kerudung dan jilbab) bagaimana saat sholatnya.. apa pakai mukenah juga atau tidak. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
kalau jilbabnya sudah seperti itu ya gak perlu pakai mukenah atau rukuh lagi kan mas ?? :) Salam Abdul Mu'iz --- Pada Kam, 16/7/09, Ari Condro masar...@gmail.com menulis: Dari: Ari Condro masar...@gmail.com Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi. Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 16 Juli, 2009, 3:13 PM jilbab ala indonesia ada cantolannya di jari pak, jadi punggung tangan juga tertutup kok. gimana seh pak ustad hehehe On 7/16/09, Lina Dahlan linadah...@yahoo. com wrote: Assalamu'alaikum pak Muiz, Dalam sholat yang diperkenankan terbuka hanya muka dan telapak tangan. Ini rujukannya apa dan dimana ya, pak. Terimakasih. wassalam, --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Abdul Mu'iz qual...@... wrote: . (QS. 3) terkait wanita berjilbab kalau shalat tetap mengenakan mukenah adalah karena mengikuti prinsip kehati-hatian saja, kenyataanya yang diperkenankan boleh terbuka dalam shalat kaum wanita adalah muka dan telapak tangan saja. Jilbab ala indonesia kan punggung tangan masih kelihatan kan ?? Wallahu a'lam bis shawab Wassalam Abdul Mu'iz At 10:07 AM 7/14/2009 +0200, you wrote: -- salam, Ari Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
sama seperti orang barat memandang pemerintahan Arab Saudi, Iran Taliban dengan pandangan yang menyakitkan dan sangat SARA. salam, -- wikan 2009/7/16 Ari Condro masar...@gmail.com: sebenarnya cara kita, kaum muslimin yang memiliki peradaban mulia ini mengomentasi peradaban lain terkadang diekspresikan dengan cara yg menyakitkan dan sangat sara. contohnya saja komentar komentar dari rekan rekan muslim (sepertinya mostly pks, karena mas heru ini juga aktivis pks). http://herususetyo.multiply.com/journal/item/65/Lesbian_Pertama_jadi_PM_di_Dunia_Johanna_Sigurroardottir_of_Iceland
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
;-) makanya sebaiknya biarin saja middle-east sama barat bertengkar... nggak ngaruh... kita sih teman semua orang, punya pendirian sendiri. di middle-east disegani (karena bisa ngatur barat), di barat di sayang (karena bisa ngatur middle-east)... jangan malah ikut-ikutan... ke middle-east dianggap anak bawang (lha begitu perang nggak ikutan, duit gak punya, bangsa budak, ulamanya dipandang remeh) ke barat sudah keburu dianggap musuh (habis mulut keluarannya jelek melulu...) - Original Message - From: Wikan Danar Sunindyo To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, July 16, 2009 11:36 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi. sama seperti orang barat memandang pemerintahan Arab Saudi, Iran Taliban dengan pandangan yang menyakitkan dan sangat SARA. salam, -- wikan 2009/7/16 Ari Condro masar...@gmail.com: sebenarnya cara kita, kaum muslimin yang memiliki peradaban mulia ini mengomentasi peradaban lain terkadang diekspresikan dengan cara yg menyakitkan dan sangat sara. contohnya saja komentar komentar dari rekan rekan muslim (sepertinya mostly pks, karena mas heru ini juga aktivis pks). http://herususetyo.multiply.com/journal/item/65/Lesbian_Pertama_jadi_PM_di_Dunia_Johanna_Sigurroardottir_of_Iceland [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
oh ya, koh jono ada dimana yah ? saya ingin melihat ulasannya yang mendalam dengan gaya pembina dan pewaris tradisi keraton tentang cara berkomentar teman teman muslim di blog mas heru tersebut. kok ndilalah si engko malah sepi sepi sajah On 7/17/09, Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com wrote: ;-) makanya sebaiknya biarin saja middle-east sama barat bertengkar... nggak ngaruh... kita sih teman semua orang, punya pendirian sendiri. di middle-east disegani (karena bisa ngatur barat), di barat di sayang (karena bisa ngatur middle-east)... jangan malah ikut-ikutan... ke middle-east dianggap anak bawang (lha begitu perang nggak ikutan, duit gak punya, bangsa budak, ulamanya dipandang remeh) ke barat sudah keburu dianggap musuh (habis mulut keluarannya jelek melulu...) - Original Message - From: Wikan Danar Sunindyo To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, July 16, 2009 11:36 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi. sama seperti orang barat memandang pemerintahan Arab Saudi, Iran Taliban dengan pandangan yang menyakitkan dan sangat SARA. salam, -- wikan 2009/7/16 Ari Condro masar...@gmail.com: sebenarnya cara kita, kaum muslimin yang memiliki peradaban mulia ini mengomentasi peradaban lain terkadang diekspresikan dengan cara yg menyakitkan dan sangat sara. contohnya saja komentar komentar dari rekan rekan muslim (sepertinya mostly pks, karena mas heru ini juga aktivis pks). http://herususetyo.multiply.com/journal/item/65/Lesbian_Pertama_jadi_PM_di_Dunia_Johanna_Sigurroardottir_of_Iceland [Non-text portions of this message have been removed] -- salam, Ari
RE: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - mukena
Mbak Mia, ceritanya kocak...Hahaha... meNGENA jadi MUKENA ... Hahaha... From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of Mia Sent: Wednesday, July 15, 2009 2:28 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - mukena Temans, sub-judulnya mukena yah, bukan pulisi.. sub-judulnya mukena, Wikan, bukan pulisi..:-) Jadi kebanyakan perempuan Indonesia solat pake mukena, sekalipun yang berjilbab gamis. Kalau ditanya kemungkinan besar mereka menjawab, seperti cerita mba Ning, untuk menutup aurat, aturan fiqih, atau semacam itu. Now, we should read between the lines. Fakta bahwa kebanyakan perempuan yang berjilbab maupun yang nggak, pake mukena waktu solat, ini menandakan bahwa mukena itu semacam tradisi, kebiasaan - kan kita tahu bahwa nggak ada aturan fiqih internasional yang mensyaratkan mukena. Kalau tradisi ini kemudian diadopsi oleh Islam Indonesia, sebagai aturan tersendiri, itu namanya aturan fiqh lokal, kira-kira begitu bukan Pak Chodjim? Kalau ada sejarah mukena, yang hanya ada di Indonesia, kira-kira begini obrolannya: Wali Sanga: Wahai perempuan Indonesia, tutuplah (buah) dadamu dan jangan berkemben saja, jaman dah berubah. Perempuan: Jadi baju kami mesti gimana, Gusti? Wali Sanga: Pake jilbab/bergo/burqa seperti perempuan Arab yang menutup auratnya. Dijamin nggak masuk angin lagi. Perempuan: Ampun Gusti, ogah ah, puaaanas. Kami kan orang kebanyakan kerja di sawah, dagang di pasar, nggak praktis lagee.. Wali Sanga: Mesti ada kompromi nih, gimana kira2 usulan panjenengan? Perempuan: Gini aja Gusti, biarin aja jaman berubah pelan2, terserah kami pake baju gimana, toh kalo lagi acara2 baju kami juga lengkap. Kita pake bergo kalo lagi solat aja deh. Wali Sanga: deal! IdeMu sangat meNGENA --- asal usul kata MUKENA... Mba Ning, sesekali di rumah saya solat nggak pake mukena, misalnya kalo udara lagi panas banget. Kadang pake kerudung pun jadi, dan rasanya maknyus. Tapi kalo lagi rame2 jamaah, di rumah orang, di mesjid, ya mesti tau diri lah, masak bikin kerusuhan..:-) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com , Lina Dahlan linadah...@... wrote: Rasanya dulu saya pernah tanya ttg batasan aurat. Apakah beda batasan aurat dalam keseharian kita dan dalam sholat (Pakaian sholat). Kalo gak salah, menurut pak Chodjim untuk sholat, yang termasuk ibadah mahdhoh mang beda, ade aturan sendiri. Sama dengan pakaian ihram dalam ibadah haji, ade aturannya sendiri. Ada ustadz juga yang berpendapat bahwa memang jilbab itu bergantung sikonnya. Jadi, kalo emang perempuannya cakeb and mulus banged, lebih baek pake burqa sekalian kalo berada di tempat umum di tanah arab, karena ...he...he...laki2 arab gitu loh? wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com , Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) ninghdw@ wrote: ^_^ Bener itu mas Wikan... Padahal kalau sudah berjilbab dan berkerudung, sudah menutup aurat, kita sudah sah untuk sholat bukan ? Harusnya.. ya sholat aja langsung (tanpa bermukenah lagi). Tapi ya.. terkadang memang orang mengandalkan perasaan afdhol itu tadi. Atau kebiasaan dari kecil kalau sholat pake mukenah.. Padahal untuk yang sudah berjilbab dan berkerudung, tanpa bermukena lagi pun sudah afdhol sholatnya. Mukenah itu hanya wajib dipakai kalau belum berjilbab dan berkerudung saja saat sholat. Kalau saya, karena saya tidak pernah bermukenah lagi saat mau sholat, teman saya bilang :Ning ini kemana-mana pake mukenah.. .. ^_^ -Ning From: wanita-muslimah@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com ] On Behalf Of Wikan Danar Sunindyo Sent: Tuesday, July 14, 2009 4:08 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi. ada juga perempuan berjilbab yang sholat masih pakai mukena juga dan ini jumlahnya banyak kayak kagok kalau sholat gak pake mukena menurut saya mukena menjadi semacam pakaian wajib untuk sholat bagi perempuan jadi kalau belum pake mukena gak afdol rasanya salam, -- wikan 2009/7/14 Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) ninghdw@ mailto:ninghdw%40chevron.com : Yang sering saya dapati malahan suatu asumsi yang sering dipakai di sini, bahwa para perempuan yang berjilbab PASTI melecehkan yang tidak berjilbab... Padahal, saya rasa, lebih banyak yang TIDAK seperti itu. Di alam nyata maupun di alam maya, yang saya temui tidak seperti yang bapak katakan.. Apa itu bukan suatu bentuk pelecehan juga, Pak Chodjim ?.. Hayo ngaku... :-)) Menurut saya, masalah berjilbab dan melecehkan adalah suatu hal yang
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - mukena
kalau di tempat saya mukena lazimnya disebut rukuh kira2 gimana ya mbak mia asal usulnya? apa ada hubungannya sama ruku'? salam, -- wikan 2009/7/15 Mia al...@yahoo.com: Temans, sub-judulnya mukena yah, bukan pulisi.. sub-judulnya mukena, Wikan, bukan pulisi..:-) Jadi kebanyakan perempuan Indonesia solat pake mukena, sekalipun yang berjilbab gamis. Kalau ditanya kemungkinan besar mereka menjawab, seperti cerita mba Ning, untuk menutup aurat, aturan fiqih, atau semacam itu. Now, we should read between the lines. Fakta bahwa kebanyakan perempuan yang berjilbab maupun yang nggak, pake mukena waktu solat, ini menandakan bahwa mukena itu semacam tradisi, kebiasaan - kan kita tahu bahwa nggak ada aturan fiqih internasional yang mensyaratkan mukena. Kalau tradisi ini kemudian diadopsi oleh Islam Indonesia, sebagai aturan tersendiri, itu namanya aturan fiqh lokal, kira-kira begitu bukan Pak Chodjim? Kalau ada sejarah mukena, yang hanya ada di Indonesia, kira-kira begini obrolannya: Wali Sanga: Wahai perempuan Indonesia, tutuplah (buah) dadamu dan jangan berkemben saja, jaman dah berubah. Perempuan: Jadi baju kami mesti gimana, Gusti? Wali Sanga: Pake jilbab/bergo/burqa seperti perempuan Arab yang menutup auratnya. Dijamin nggak masuk angin lagi. Perempuan: Ampun Gusti, ogah ah, puaaanas. Kami kan orang kebanyakan kerja di sawah, dagang di pasar, nggak praktis lagee.. Wali Sanga: Mesti ada kompromi nih, gimana kira2 usulan panjenengan? Perempuan: Gini aja Gusti, biarin aja jaman berubah pelan2, terserah kami pake baju gimana, toh kalo lagi acara2 baju kami juga lengkap. Kita pake bergo kalo lagi solat aja deh. Wali Sanga: deal! IdeMu sangat meNGENA --- asal usul kata MUKENA... Mba Ning, sesekali di rumah saya solat nggak pake mukena, misalnya kalo udara lagi panas banget. Kadang pake kerudung pun jadi, dan rasanya maknyus. Tapi kalo lagi rame2 jamaah, di rumah orang, di mesjid, ya mesti tau diri lah, masak bikin kerusuhan..:-)
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
Sdr. Janoko, Yang saya sampaikan bukanlah teori, tetapi kenyataan yang ada di lingkungan di Jakarta ini. Oleh karena itu, seyogyanya Sdr. Janoko tidak membuat pernyataan bahwa mereka yang tidak berjilbab yang menteror yang berjilbab. Artinya apa? Artinya... di dunia ini memang sering terjadi revivalisme. Dulu, tahun 1980-an yang berjilbab di sekolah malah dikeluarkan. Sekarang perhatikan di Padang (Sumatra Barat), yaitu adanya kewajiban murid perempuan berjilbab (berkerudung). Itulah yang saya maksud Sdr. Janoko, bukan sekadar melakukan pembelaan-pembelaan dalam berdebat. Kalau hanya pembelaan, tidak ada gunanya. Makanya, tulisan saya pahami betul-betul yang informatif itu! Saya menyampaikan apa yang terjadi sekarang ini, banyak perempuan yang tidak berjilbab dijauhi oleh teman-temannya yang berjilbab. Itu kenyataan di kampus maupun di kampung. Oleh karena itu jangan dibaca sepotong-sepotong lalu dikomentari, itu tidak baik. Wassalam, chodjim - Original Message - From: jano ko To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, July 13, 2009 7:58 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi. Pak Chodjim : Di Jakarta, saya banyak membina pengajian dan di antaranya adalah pengajian yang para perempuannya banyak yang tidak berjilbab. Kalau Mas Janoko mengeluh tentang mereka yang melecehkan atau menghina yang berjilbab, maka keadaan sekarang ini terbalik, Mas! --- Janoko : Kalau pembina ketemu dengan Pembina yang terjadi adalah yang asyik. Kurang lebih 20 tahun saya hidup dalam lingkungan dunia gelap, saya mencoba membina mereka, saya akhirnya harus bersyukur karena pada akhirnya teman-teman saya bisa mendirikan sebuah masjid yang megah dilingkungan PSK. Sampai sekarang saya masih membina dan mengarahkan sebagian dari wanita tersebut, yang terakhir kemarin saya coba buatkan blogspot untuk seorang wanita ... , supaya dengan blogspot tersebut dia bisa usaha furniture, art dll sehingga dia bisa mengentaskan dirinya sendiri. Kayaknya teori om Chodjim tidak berlaku dech dilingkungan saya. :( Salam pembina. Janoko -o0o- --- On Tue, 14/7/09, achmad chodjim chod...@gmail.com wrote: From: achmad chodjim chod...@gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi. To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Tuesday, 14 July, 2009, 9:18 PM Sdr. Janoko, saya hendak urun rembug lho, yang tidak berpihak sama sekali kepada yang menzalimi, dan berpihak sepenuhnya kepada yang dizalimi. Di Jakarta, saya banyak membina pengajian dan di antaranya adalah pengajian yang para perempuannya banyak yang tidak berjilbab. Kalau Mas Janoko mengeluh tentang mereka yang melecehkan atau menghina yang berjilbab, maka keadaan sekarang ini terbalik, Mas! Di era 2000-an ini justru para perempuan yang tidak berjilbab malahan yang dihina, direndahkan, dilecehkan dan sejenisnya. Mereka mendapatkan cercaan sebagai orang yang belum beriman, belum mendapat hidayah Allah, dsb. Tidak jauh-jauh ke masyarakat luas di alam nyata, di alam maya WM saja justru perempuan yang tidak berjilbab yang dikatakan belum berpegang pada Alquran, belum sempurna imannya, terpengaruh oleh freemasonry, dsb. Sekarang, coba mana ada pelecehan yang diungkapkan oleh Mbak Mia, Mbak Herni, Mbak Rita, dan Mbak Yanti terhadap yang berjilbab? Hayo... siapa yang suka menteror? Ngaku saja... :(( Wassalam, chodjim - Original Message - From: jano ko To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Sent: Monday, July 13, 2009 9:37 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi. Mbak Desi : Yang pasti email saya tidak bermaksud untuk menjudge siapapun. Dan perbedaan dlm hal ini tentu sah2 saja, semua tentu kita kembalikan kepadaNya... . Janoko : Bagi insan - insan yang telah berumah tangga dan mempunyai puteri-puteri harapan keluarga pasti tidak menginginkan puteri-puterinya terpengaruh oleh pergaulan yang tidak benar. Sebagai orang tua dan sebagai WNI berhak untuk urun pendapat untuk menciptakan suasana pergaulan yang kondusif bagi putera - puterinya. Undang - Undang Kekerasan Rumah Tangga sudah jelas mengamanatkan bahwa kekerasan itu tidak hanya kekerasan fisik tapi juga kekerasan jiwa, jadi kita berhak untuk menjaga anak - anak kita dari kekerasan jiwa yang ditimbulkan oleh insan - insan yang tidak bertanggung jawab tersebut. Contoh kekerasan terhadap jiwa adalah teror dari insan - insan yang tidak bertanggung jawab terhadap saudara atau anak - anak kita yang memakai jilbab. Bagi anda, siapa saja, terutama wanita muslimah yang diteror karena memakai jilbab, maka silahkan anda lapor kepada POLISI dikantor polisi yang terdekat, karena hal tersebut sudah dijamin oleh Undang - Undang yang saya sebutkan diatas. Beres dach. Alasan takut memakai jilbab karena takut teror dari lingkungan sangat tidak masuk akal dan
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
Mbak Ning, Yang saya sampaikan adalah BUKAN asumsi di milis ini. Kita harus jujur sejujur-jujurnya dalam membaca milis WM ini. Banyak sekali penafsiran tentang wajibnya berjilbab itu dikemukakan di WM ini, lalu dengan entengnya menyatakan mereka yang tidak berkerudung (sudah berjilbab) tidak mengikuti Alquran. Inilah yang saya ungkap, Mbak Ning, jadi bukan asumsi lagi. Maka, saya sampaikan di WM ini, coba apa ada pernyataan dari yang tidak berjilbab (tidak berkerudung) seperti Mbak Mia cs untuk melecehkan yang berjilbab? Sekarang perhatikan kalimat dari seseorang ini: Contoh kekerasan terhadap jiwa adalah teror dari insan - insan yang tidak bertanggung jawab terhadap saudara atau anak - anak kita yang memakai jilbab. Siapa insan-insan di milis ini yang tidak bertanggung jawab terhadap anak-anak kita yang memakai jilbab? Mbak Hernikah? Mbak Miakah? Mbak Yantikah?... Oleh karena itu, saya mohon Mbak Ning jangan membuat asumsi dalam menanggapi tulisan saya karena saya bertanya baik-baik dan tidak mencocok hidung nama seorang pun mereka yang berjilbab dan menjadi anggota milis ini. Saya ulang sekali lagi tulisan saya Tidak jauh-jauh ke masyarakat luas di alam nyata, di alam maya WM saja justru perempuan yang tidak berjilbab yang dikatakan belum berpegang pada Alquran, belum sempurna imannya, terpengaruh oleh freemasonry, dsb. Nah, sekarang baca kembali nada-nada yang merendahkan yang tidak berkerudung itu yang dilemparkan ke milis ini, lalu kalau ada yang mengomentari maka jawabannya tidak ada pernyataan yang ditujukan kepada yang tidak berjilbab. Padahal, kita tahu dan berulang kali diberi tahu bahwa beberapa anggota milis ini tidak berjilbab. Maka, berasumsikah saya? Seharusnya ini yang menjadi perhatian Mbak Ning, yaitu dengan sigap melakukan pembelaan terhadap perempuan muslimah yang tidak berkerudung; dan bukan menanggapi tulisan saya yang mengangkat kenyataan yang memancing Mbak Yanti sharing di milis ini mengapa dia melepaskan jilbab. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, July 13, 2009 7:35 PM Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi. Yang sering saya dapati malahan suatu asumsi yang sering dipakai di sini, bahwa para perempuan yang berjilbab PASTI melecehkan yang tidak berjilbab... Padahal, saya rasa, lebih banyak yang TIDAK seperti itu. Di alam nyata maupun di alam maya, yang saya temui tidak seperti yang bapak katakan.. Apa itu bukan suatu bentuk pelecehan juga, Pak Chodjim ?.. Hayo ngaku... :-)) Menurut saya, masalah berjilbab dan melecehkan adalah suatu hal yang tidak bisa dan tidak perlu dikaitkan. Berjilbab adalah satu hal, dan melecehkan adalah satu hal yang lain lagi. Masalah perintah menutup aurat itu, memang ada di AlQur'an.. Saya lihat teman-teman saya yang tidak berkerudung saat sholat menggunakan mukenah untuk menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Saya pernah tanyakan kenapa kepada salah seorang teman saya itu, dia bilang syarat sahnya sholat kan harus menutup aurat.. Jadi interpretasi menutup aurat-nya sama dengan yang saya pahami. Beda-nya, teman saya itu menutup aurat-nya hanya saat sholat saja. Saya tidak tahu dengan teman-teman di sini yang memiliki interpretasi menutup aurat cukup dengan memakai pakaian yang wajar di lingkungan dia berada... (tanpa kerudung dan jilbab) bagaimana saat sholatnya.. apa pakai mukenah juga atau tidak. Saya setuju sekali bahwa kerudung maupun jilbab bukanlah ukuran ketaqwaan seseorang. Masalah syariat itu dalam list-nya kan banyak.. dan masalah menutup aurat itu kan salah satunya saja. Jadi tidak ada jaminan bahwa orang yang berkerudung dan berjilbab otomatis lebih taqwa dari yang tidak. Tidak ada sama sekali... Mengkaitkan dengan rukun iman dan rukun Islam ? Memang benar bahwa berkerudung dan berjilbab tidak ada di dalam rukun iman maupun rukun islam. Memang banyak kewajiban-kewajiban dalam Islam yang tidak ada di dalam rukun iman maupun rukun Islam.. karena kewajiban2 tersebut memang bukan rukun, tetapi tetap saja wajib. Contohnya : berbakti pada orang tua.. itu kan wajib ya.. tapi tidak ada di dalam rukun iman maupun rukun Islam. Ya kalau tidak berbakti pada orang tua atau durhaka pada orang tua kan tidak lantas gugur keislamannya. Tetapi mendapat dosa besar... Wallahua'lam bishowab. Wassalaam, -Ning From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of achmad chodjim Sent: Tuesday, July 14, 2009 10:18 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi. Sdr. Janoko, saya hendak urun rembug lho, yang tidak berpihak sama sekali kepada yang menzalimi, dan berpihak sepenuhnya kepada yang dizalimi. Di Jakarta, saya banyak
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Wanita-wanita tua Yunani yang bukan beragama islam memakai jilbab, bisa dilihat pada situs ini : http://images.google.se/images?gbv=2hl=svq=old+women+in+greecesa=Nstart=20ndsp=20 - Original Message - From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, July 14, 2009 4:58 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Kalo menurut gw seh semua kembali kepada niat. Niat pake jilbab kok biar ketemu TUHAN ?? Jadi ketika dah pake jilbab gak ketemu Tuhan, Jilbabnya yg disalahin. Soal pengalaman pribadi neh, dengan niat lillahi ta'ala gw pake jilbab. Dulunye neh di pinggir jalan (kalo ditengah ya jelas ketabrak mobil dunk?), ade aje yang iseng suit..suitin gw. Tapi setelah 'ciaaat gubrak pake jilbab suit2an nya berubah menjadi assalamu'alaikum mbak. Wah gw di doain! Ya gw doain balik deh. Jadi deh saling doain. Ntu pengalaman pribadi gw. wassalam, - Original Message - From: rahmapkp rahma...@... To: chod...@... Sent: Thursday, July 09, 2009 4:12 AM Subject: Jilbab dan pengalaman pribadi Kepada semua teman - teman Milis ini, Duabelas tahun saya jalani menggunakan jilbab tersebut 1985 - 1997 dengan harapan saya dapat menemukan TUHAN saya apabila saya memulainya dengan menutup aurat pada pemahaman saya waktu itu, tetapi perasaan saya tetap tidak merasa tentram, masih banyak hal yang jika saya buatkan relevansinya kepada smua ayat-ayat di dalam alquran membuat saya semakin tidak menemukan ketenangan dan kebenaran yang saya harapkan.Semakin banyak pertentangan yang saya temui. Wasalam dan Terimakasih R. Yanti [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
Pernah baca artikel di majalah lawas tentang om Bob.. Dia bilang hanya pada satu event dia pernah pake celana panjang.. waktu ngambil rapot anaknya.. Pada saat menerima pak Harto.. dia tetep pake celana pendek.. pak Harto gitu looh... :D On Jul 12, 2009, at 8:42 PM, Ary Setijadi Prihatmanto wrote: :-D Bisa jadi bagi Om Bob juga nggak gampang... apa kalo ketemu sama tukang kebunnya pake celana pendek, lalu kalau ketemu presiden harus berapih-rapih pake jas? Jika itu dilakukan diluar asas fungsionalitas, kepraktisan, dan dilakukan sekedar atas dasar penghormatan yang berbeda antara tukang kebun dan presiden, bukankah malah menjadi tidak ilahiyah scr bagi Allah semua sama kecuali dari ketakwaannya? ;-) - Original Message - From: Ari Condro To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Sunday, July 12, 2009 7:52 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi lagi mikir. kalau yg muslimah bergulat dengan jilbabnya. kalau yg ikhwan, bergulat dengan celana pendek ala bob sadino ? 2009/7/12 Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com: Saya ingin komentar tentang istilah mbak Mia berdamai dengan diri sendiri yang saya pahami sebagai proses jujur dan ikhlas dalam mengenal, memahami dan conformity dengan keadaan diri sendiri yang membawa pada keyakinan peran dalam hidup. Salah satu yang menarik dari WM malah bagian ini. Mbak Mia sendiri juga pernah cerita pengalaman ttg pergulatan dalam pekerjaan, etika, dll. Perjalanan mencari Tuhan dari sekian banyak tuhan yang muncul dalam kehidupan kita memang akan jadi perjalanan pribadi, individual yang unik (unique). Sharing antar kita sebetulnya dibatasi oleh banyak keterbatasan komunikasi sehingga kadang-kadang yang terlihat penting hanyalah tampak luar/lahiriyahnya saja padahal yang esensial sebetulnya pergulatan batin yang mendasarinya. Seperti contoh, kisah mbakYanti, bagi sebagian orang seakan-akan sekedar berujung pada fiqh jilbab tidak wajib. Padahal IMHO bukan itu esensinya. Esensinya adalah bagaimana mbak Yanti menjadi manusia yang lebih baik yang berpegang pada ketauhidan sejati, dengan segala kelebihan dan kekurangan dirinya. Salah satu esensi yang penting IMHO malah bagaimana mengalahkan berhala yang muncul, bahkan ketika berhala itu bentuknya kewajiban berjilbab. Berjilbab menjadi berhala ketika mengenakan jilbab menjadi prasyarat hubungan dengan Allah swt. dan seakan-akan memberikan label lebih mulia dibanding yang lain. Kebetulan saja, nash memungkinkan untuk membuat garis yang tegas dengan berhala tersebut bagi mbak Yanti dengan membuka jilbabnya. Solusi bagi yang lain, dengan esensi yang sama bisa saja berbeda tampak lahirnya, misalkan malah mengenakan jilbab. Ketika perjalanan individual agung itu direduksi hanya pada kesimpulannnya fiqh-nya, kemudian kesimpulan tadi itu pun ternyata dievaluasi hanya dengan standar fiqh baku dengan tujuan MENILAI baik dan buruknya seseorang, hilanglah nilai-nilai utamanya, dan bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang lurus. Biar pun katakanlah cara berfikir di atas dianggap tetap Islam, Islam model begini malah jadi kehilangan relevansi dan universalitasnya. Pertanyaan yang penting bagi diri kita semua secara pribadi, lebih penting dari menilai perjalanan orang lain: Apakah kita telah melakukan perjalanan yang penting itu? - Original Message - From: Mia To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Sunday, July 12, 2009 1:56 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Terimakasih mba Yanti sharingnya sangat berkesan. Mba Yanti memakai jilbab pada waktu itu, dari penjelasan di bawah, karena mencari ketenteraman, artinya dengan suka rela dari hati sendiri. Walaupun rasa ketenteraman yang dicari nggak didapatkan waktu memakai jilbab, tapi nyatalah perjalanan batin mba Yanti nggak berhenti di situ. Akhirnya berdamai dengan diri sendiri justru dengan mencopot jilbab, dengan suka rela juga. Umpama sekolah mba Yanti lulus cum laude, kira2 gitu. Membuat saya jadi iri. Karena dulu waktu sekolah dari madrasah ke Aliyah, saya pake jilbab, dan itu terpaksa. Nggak ada enak2nya pake jilbab dan rok panjang buat saya, puuanas gitu loh, ditambah lagi diledek2 orang di jalanan. Betapa masa kecil/remaja yang menggelisahkan, dari masalah berpakaian. Kemudian saya pake jilbab sekali2, dan itu bukan mencari ketenteraman hati, tapi pingin nunjukin solidaritas untuk para perempuan yang pake jilbab tapi diresehin. Personal is political, kira2 gitu. Pernah demen sesekali pake jilbab waktu musim dingin Des-Feb di New York, karena hangat gitu loh, dan dikomentarin orang kamu cakep deh (kurasa karena jilbabnya fashionable berkesan dress-up, sedangkan orang NY tampil apa adanya, maksudnya nggak fashionable
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Wa alaykumus salam wr. wb., Apa yang dikemukakan Mbak Yulia, saya yakin semua perempuan muslimah di WM ini berkenan, karena apa yang diungkapkan adalah untuk pengalaman diri sendiri. Artinya, tidak ada geer bagi Mbak Yulia. Wassalam, chodjim - Original Message - From: yu...@yamaha-motor-elec.co.id To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, July 13, 2009 8:11 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Assalamualaikum wr wb, Just sharing, utk saya saat mulai mengenakan jilbab adalah saat di mana tertutup kisah buruk masa lalu terbukanya pintu rahmat kesempatan utk jadi hambaNya yang lebih baik dekat kepada Allah SWT pemilik tunggal segala yang ada di dunia akhirat, sambil menanti tibanya akhir usia dan akhir zaman. utk saya jilbab juga adalah penahan segala nafsu penahan tingkah laku buruk (malu ah ama jilbab kalo masih ikutan joget di panggung 17an) *_* agar terhindar dari segala keburukan menuai kebaikan keselamatan just sharing...mohon maaf bila tidak berkenan. Yulia Saefulloh Lina Dahlan linadah...@yahoo.com Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 07/14/2009 09:58 AM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com cc Subject [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Kalo menurut gw seh semua kembali kepada niat. Niat pake jilbab kok biar ketemu TUHAN ?? Jadi ketika dah pake jilbab gak ketemu Tuhan, Jilbabnya yg disalahin. Soal pengalaman pribadi neh, dengan niat lillahi ta'ala gw pake jilbab. Dulunye neh di pinggir jalan (kalo ditengah ya jelas ketabrak mobil dunk?), ade aje yang iseng suit..suitin gw. Tapi setelah 'ciaaat gubrak pake jilbab suit2an nya berubah menjadi assalamu'alaikum mbak. Wah gw di doain! Ya gw doain balik deh. Jadi deh saling doain. Ntu pengalaman pribadi gw. wassalam, - Original Message - From: rahmapkp rahma...@... To: chod...@... Sent: Thursday, July 09, 2009 4:12 AM Subject: Jilbab dan pengalaman pribadi Kepada semua teman - teman Milis ini, Duabelas tahun saya jalani menggunakan jilbab tersebut 1985 - 1997 dengan harapan saya dapat menemukan TUHAN saya apabila saya memulainya dengan menutup aurat pada pemahaman saya waktu itu, tetapi perasaan saya tetap tidak merasa tentram, masih banyak hal yang jika saya buatkan relevansinya kepada smua ayat-ayat di dalam alquran membuat saya semakin tidak menemukan ketenangan dan kebenaran yang saya harapkan.Semakin banyak pertentangan yang saya temui. Wasalam dan Terimakasih R. Yanti [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
assalamu alaikum ikutan ahhh meskipun jilbab secara bahasa adalah pakaian luar, tetapi bagi umat islam (di indonesia khususnya) jilbab telah di artikan sebagai kerudung bagi wanita muslim, ketika jilbab beralih menjadi bahan peningkatan ketaqwaan, itu benar tapi, ketika jilbab di jadikan penilaian ketaqwaan itu salah, seorang muslimah yang taat , sudah mengerti tentang fungsi dan kewajiban menutup aurat sebelum menggunakannya, bukan meminta tuntutan hasil dari memakai jilbab, CMIIW wassalam saeful - Original Message - From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, July 14, 2009 9:58 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Kalo menurut gw seh semua kembali kepada niat. Niat pake jilbab kok biar ketemu TUHAN ?? Jadi ketika dah pake jilbab gak ketemu Tuhan, Jilbabnya yg disalahin. Soal pengalaman pribadi neh, dengan niat lillahi ta'ala gw pake jilbab. Dulunye neh di pinggir jalan (kalo ditengah ya jelas ketabrak mobil dunk?), ade aje yang iseng suit..suitin gw. Tapi setelah 'ciaaat gubrak pake jilbab suit2an nya berubah menjadi assalamu'alaikum mbak. Wah gw di doain! Ya gw doain balik deh. Jadi deh saling doain. Ntu pengalaman pribadi gw. wassalam, - Original Message - From: rahmapkp rahma...@... To: chod...@... Sent: Thursday, July 09, 2009 4:12 AM Subject: Jilbab dan pengalaman pribadi Kepada semua teman - teman Milis ini, Duabelas tahun saya jalani menggunakan jilbab tersebut 1985 - 1997 dengan harapan saya dapat menemukan TUHAN saya apabila saya memulainya dengan menutup aurat pada pemahaman saya waktu itu, tetapi perasaan saya tetap tidak merasa tentram, masih banyak hal yang jika saya buatkan relevansinya kepada smua ayat-ayat di dalam alquran membuat saya semakin tidak menemukan ketenangan dan kebenaran yang saya harapkan.Semakin banyak pertentangan yang saya temui. Wasalam dan Terimakasih R. Yanti [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
^_^ Bener itu mas Wikan... Padahal kalau sudah berjilbab dan berkerudung, sudah menutup aurat, kita sudah sah untuk sholat bukan ? Harusnya.. ya sholat aja langsung (tanpa bermukenah lagi). Tapi ya.. terkadang memang orang mengandalkan perasaan afdhol itu tadi. Atau kebiasaan dari kecil kalau sholat pake mukenah.. Padahal untuk yang sudah berjilbab dan berkerudung, tanpa bermukena lagi pun sudah afdhol sholatnya. Mukenah itu hanya wajib dipakai kalau belum berjilbab dan berkerudung saja saat sholat. Kalau saya, karena saya tidak pernah bermukenah lagi saat mau sholat, teman saya bilang :Ning ini kemana-mana pake mukenah.. .. ^_^ -Ning From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of Wikan Danar Sunindyo Sent: Tuesday, July 14, 2009 4:08 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi. ada juga perempuan berjilbab yang sholat masih pakai mukena juga dan ini jumlahnya banyak kayak kagok kalau sholat gak pake mukena menurut saya mukena menjadi semacam pakaian wajib untuk sholat bagi perempuan jadi kalau belum pake mukena gak afdol rasanya salam, -- wikan 2009/7/14 Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) ning...@chevron.com mailto:ninghdw%40chevron.com : Yang sering saya dapati malahan suatu asumsi yang sering dipakai di sini, bahwa para perempuan yang berjilbab PASTI melecehkan yang tidak berjilbab... Padahal, saya rasa, lebih banyak yang TIDAK seperti itu. Di alam nyata maupun di alam maya, yang saya temui tidak seperti yang bapak katakan.. Apa itu bukan suatu bentuk pelecehan juga, Pak Chodjim ?.. Hayo ngaku... :-)) Menurut saya, masalah berjilbab dan melecehkan adalah suatu hal yang tidak bisa dan tidak perlu dikaitkan. Berjilbab adalah satu hal, dan melecehkan adalah satu hal yang lain lagi. Masalah perintah menutup aurat itu, memang ada di AlQur'an.. Saya lihat teman-teman saya yang tidak berkerudung saat sholat menggunakan mukenah untuk menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Saya pernah tanyakan kenapa kepada salah seorang teman saya itu, dia bilang syarat sahnya sholat kan harus menutup aurat.. Jadi interpretasi menutup aurat-nya sama dengan yang saya pahami. Beda-nya, teman saya itu menutup aurat-nya hanya saat sholat saja. Saya tidak tahu dengan teman-teman di sini yang memiliki interpretasi menutup aurat cukup dengan memakai pakaian yang wajar di lingkungan dia berada... (tanpa kerudung dan jilbab) bagaimana saat sholatnya.. apa pakai mukenah juga atau tidak. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
dari diskusi jilbab ini saya mendapati point yang bagus : 1) Tentang jilbab ayat qur'an sebenarnya tidaklah turun bukan hampa budaya, tentu saja ayat qur'an karena turun di kultur arab maka konsep yang dipakai adalah jilbab mustahil qur'an menyodorkan konsep baju bodo yang dikenal di kultur celebes (sulawesi), konsep kebaya yang dikenal kultur melayu, konsep gaun yang dikenal di kultur barat. 2) Kalau merujuk pada bunyi qur'an tentang jilbab, Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mumin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 33:59) jelas sekali di sini bahwa perintah jilbab itu terkait dengan fungsi deferensiasi. Yakni konsep jilbab itu diperintahkan sebagai upaya pembeda antara wanita merdeka dan wanita budak. Karena di kultur arab masa itu, wanita budak adalah berpakaian minim, begitu pula wanita pelacur juga berbusana minim, sehingga aksi pelecehan pada wanita masa itu amat tinggi terhadap pemakai busana minim, ada riwayat yang menyebutkan bahwa pria iseng jahiliyah mengganggu wanita mukminat yang berpakaian minim itu setelah diprotes kaum pria mukmin, merekapun (pria usil tsb) mengaku bahwa dia mengira wanita mukminat yang diganggu itu dikira budak, maka turunlah yat qs 33:59 supaya mengenakan jilbab sebagai pembeda, ini adalah asbabun nuzulnya. Itulah sebabnya mengapa Umar bin khattab pernah menghardik wanita budak muslimah yang mengenakan jilbab dengan kata yang cukup keras, Celaka engkau wanita budak ! apakah engkau mengenakan jilbab itu supaya engkau dianggap wanita merdeka ???. Menurut riwayat wanita budak mukminat tersebut pada akhirnya melepaskan jilbab. Nah tentu riwayat ini menjadi menarik, seharusnya kalau jilbab itu adalah busana muslimah yang diwajibkan tentunya tidak usah diskriminatif pada wanita budak. Artinya jilbab sebagai fungsi pembeda adalah begitu ditonjolkan. 3) terkait wanita berjilbab kalau shalat tetap mengenakan mukenah adalah karena mengikuti prinsip kehati-hatian saja, kenyataanya yang diperkenankan boleh terbuka dalam shalat kaum wanita adalah muka dan telapak tangan saja. Jilbab ala indonesia kan punggung tangan masih kelihatan kan ?? 4) saya tidak menyalahkan opini yang mewajibkan jilbab sebagai penerapan syariat, karena itu adalah implementasi dari tafsir juga. Bukankah kalau benar dalam ijtihad dinilai dua sementara apabila salah dalam berijtihat itu dinilai satu. Wallahu a'lam bis shawab Wassalam Abdul Mu'iz At 10:07 AM 7/14/2009 +0200, you wrote: ada juga perempuan berjilbab yang sholat masih pakai mukena juga dan ini jumlahnya banyak kayak kagok kalau sholat gak pake mukena menurut saya mukena menjadi semacam pakaian wajib untuk sholat bagi perempuan jadi kalau belum pake mukena gak afdol rasanya salam, -- wikan 2009/7/14 Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) mailto:ninghdw%40chevron.comning...@chevron.com: Yang sering saya dapati malahan suatu asumsi yang sering dipakai di sini, bahwa para perempuan yang berjilbab PASTI melecehkan yang tidak berjilbab... Padahal, saya rasa, lebih banyak yang TIDAK seperti itu. Di alam nyata maupun di alam maya, yang saya temui tidak seperti yang bapak katakan.. Apa itu bukan suatu bentuk pelecehan juga, Pak Chodjim ?.. Hayo ngaku... :-)) Menurut saya, masalah berjilbab dan melecehkan adalah suatu hal yang tidak bisa dan tidak perlu dikaitkan. Berjilbab adalah satu hal, dan melecehkan adalah satu hal yang lain lagi. Masalah perintah menutup aurat itu, memang ada di AlQur'an.. Saya lihat teman-teman saya yang tidak berkerudung saat sholat menggunakan mukenah untuk menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Saya pernah tanyakan kenapa kepada salah seorang teman saya itu, dia bilang syarat sahnya sholat kan harus menutup aurat.. Jadi interpretasi menutup aurat-nya sama dengan yang saya pahami. Beda-nya, teman saya itu menutup aurat-nya hanya saat sholat saja. Saya tidak tahu dengan teman-teman di sini yang memiliki interpretasi menutup aurat cukup dengan memakai pakaian yang wajar di lingkungan dia berada... (tanpa kerudung dan jilbab) bagaimana saat sholatnya.. apa pakai mukenah juga atau tidak. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
Mas Chodjim : Sekarang perhatikan kalimat dari seseorang ini: Contoh kekerasan terhadap jiwa adalah teror dari insan - insan yang tidak bertanggung jawab terhadap saudara atau anak - anak kita yang memakai jilbab. Janoko : Hallo mas chodjim, saya jadi puyeng dan mumet tujuh keliling diskusi dengan mas chodjim, lha saya itu kan lagi membahas Undang-Undang Kekerasan Dalam Rumah tangga jeee, lha koq diselonongkan kearah yang lain. Saya Nongolkan UU RI tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: 1. Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. -- Nah penderitaan secara psikologis itu termasuk ruang lingkup UU yang saya sebutkan diatas. Nah, saya ulang lagi, bagi para Muslimah Mukmin yang berjilbab, yang merasa diintimidasi dan diteror karena jilbabnya silahkan anda berpedoman kepada UU yang saya sebutkan diatas. Mas chodjim, saya momong itu juga tidak asal asbun alias asal bunyi, ada pedomannya koq yaitu Pasal 15 UU tersebut, silahkan dibaca dibawah ini. Setiap orang yang mendengar, melihat, atau mengetahui terjadinya kekerasan dalam rumah tangga wajib melakukan upaya-upaya sesuai dengan batas kemampuannya untuk: a. mencegah berlangsungnya tindak pidana; b. memberikan perlindungan kepada korban; c. memberikan pertolongan darurat; dan d. membantu proses pengajuan permohonan penetapan perlindungan, -- Kesimpulannya : STOP kekerasan terhadap Muslimah yang berjilbab. Janoko ( yang nggantheng ) -o0o- --- On Wed, 15/7/09, achmad chodjim chod...@gmail.com wrote: From: achmad chodjim chod...@gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi. To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Wednesday, 15 July, 2009, 3:32 AM Mbak Ning, Yang saya sampaikan adalah BUKAN asumsi di milis ini. Kita harus jujur sejujur-jujurnya dalam membaca milis WM ini. Banyak sekali penafsiran tentang wajibnya berjilbab itu dikemukakan di WM ini, lalu dengan entengnya menyatakan mereka yang tidak berkerudung (sudah berjilbab) tidak mengikuti Alquran. Inilah yang saya ungkap, Mbak Ning, jadi bukan asumsi lagi. Maka, saya sampaikan di WM ini, coba apa ada pernyataan dari yang tidak berjilbab (tidak berkerudung) seperti Mbak Mia cs untuk melecehkan yang berjilbab? Sekarang perhatikan kalimat dari seseorang ini: Contoh kekerasan terhadap jiwa adalah teror dari insan - insan yang tidak bertanggung jawab terhadap saudara atau anak - anak kita yang memakai jilbab. Siapa insan-insan di milis ini yang tidak bertanggung jawab terhadap anak-anak kita yang memakai jilbab? Mbak Hernikah? Mbak Miakah? Mbak Yantikah?... Oleh karena itu, saya mohon Mbak Ning jangan membuat asumsi dalam menanggapi tulisan saya karena saya bertanya baik-baik dan tidak mencocok hidung nama seorang pun mereka yang berjilbab dan menjadi anggota milis ini. Saya ulang sekali lagi tulisan saya Tidak jauh-jauh ke masyarakat luas di alam nyata, di alam maya WM saja justru perempuan yang tidak berjilbab yang dikatakan belum berpegang pada Alquran, belum sempurna imannya, terpengaruh oleh freemasonry, dsb. Nah, sekarang baca kembali nada-nada yang merendahkan yang tidak berkerudung itu yang dilemparkan ke milis ini, lalu kalau ada yang mengomentari maka jawabannya tidak ada pernyataan yang ditujukan kepada yang tidak berjilbab. Padahal, kita tahu dan berulang kali diberi tahu bahwa beberapa anggota milis ini tidak berjilbab. Maka, berasumsikah saya? Seharusnya ini yang menjadi perhatian Mbak Ning, yaitu dengan sigap melakukan pembelaan terhadap perempuan muslimah yang tidak berkerudung; dan bukan menanggapi tulisan saya yang mengangkat kenyataan yang memancing Mbak Yanti sharing di milis ini mengapa dia melepaskan jilbab. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Sent: Monday, July 13, 2009 7:35 PM Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi. Yang sering saya dapati malahan suatu asumsi yang sering dipakai di sini, bahwa para perempuan yang berjilbab PASTI melecehkan yang tidak berjilbab... Padahal, saya rasa, lebih banyak yang TIDAK seperti itu. Di alam nyata maupun di alam maya, yang saya temui tidak seperti yang bapak katakan.. Apa itu bukan suatu bentuk pelecehan juga, Pak Chodjim ?.. Hayo ngaku... :-)) Menurut saya, masalah berjilbab dan melecehkan adalah suatu hal yang tidak bisa dan tidak perlu dikaitkan. Berjilbab adalah satu hal, dan melecehkan adalah satu hal yang lain lagi. Masalah perintah menutup aurat itu, memang ada di AlQur'an.. Saya lihat teman-teman saya yang tidak
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
IMHO, Sahabat Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma berkata : Kebaikan adalah sesuatu yang enteng/ringan yaitu wajah yang ceria dan ucapan yang lembut Sedangkan tentang keburukan, ada satu riwayat dimana Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam menyarankan kepada kita agar kita minta 'fatwa' kepada hati nurani kita ketika terjadi perkara yang samar-samar karena sesungguhnya kebaikan itu adalah kebalikan dari dosa tersebut yaitu apa yang membuat jiwa/hati nurani tenang dan tentram. Salam Ary - Original Message - From: Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, July 14, 2009 10:01 AM Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Ukhtiy Yanti yang baik... Saya pernah punya pemikiran yang sama dengan anda.. masalah pencarian Tuhan, dan mencari getaran hati penanda dekatnya kita kepada Tuhan. Akhirnya saya sampai pada kesimpulan bahwa selama ini saya berusaha melakukan syariat dan hukum-hukum Allah itu secara mekanik saja, seperti mesin.. Di situlah kesalahannya. Pernah dalam suatu pengajian, seorang ustadz menceritakan pengibaratan atas orang yang beribadah sbb : Yang pertama, orang yang beribadah seperti buruh. Ia beribadah karena takut hukuman. Yang kedua, orang yang beribadah seperti pedagang. Ia beribadah karena mencari keuntungan dan manfaat dari ibadahnya itu. Yang ketiga, orang yang beribadah seperti seorang pecinta (atau seorang sufi). Ia beribadah karena mengharap untuk dicinta (oleh Allah). Yang namanya getaran hati itu, insya Allah akan didapat kalau kita sudah di level ketiga itu. Karena kalau kita mengharapkan cinta dari seseorang atau sesuatu, pasti melakukan apa saja yang diperintahkan seseorang atau sesuatu itu ataupun menyenangkan seseorang atau sesuatu yang dicinta itu akan membahagiakan hatinya. Artinya, kalau kita beribadah karena cinta kita kepada ALlah, insya Allah getaran kebahagiaan itu akan ada.. Kita harus hati-hati, mbak, jangan sampai kita mencari-cari getaran itu.. tetapi kita meninggalkan syariat-Nya. Kalau syariat kita tidak terjaga, saya kuatir getaran yang ada itu dibuat oleh musuh-musuh Allah pada diri kita. Dan walhasil, kita bukannya mendekat, malahan menjauh pada Allah SWT. Saya sendiri sekarang ini masih jauh dari mendapatkan getaran hati itu, mbak. Saya masih berusaha dan belajar.. Mungkin kalau dipetakan ke cerita tentang orang beribadah di atas, saya ini masih beribadah seperti seorang buruh... sekedar menggugurkan kewajiban saja, takut dosa.. Minta doanya ya mbak, agar saya diberi kekuatan untuk dapat terus bertambah baik dari hari ke hari, dan bisa menimbulkan getaran cinta pada Allah tersebut, dan merasakan yang disebut kelezatan iman. Saya pun mendoakan, demikian halnya dengan mbak Yanti. Saya tulis email ini karena merasa pernah mengalami hal yang sama, dan kecintaan saya pada sesama muslimah. Saya tidak bermaksud melecehkan atau apa, mbak.. Wallahua'lam bishowab. Wassalaam, -Ning From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of Rahma Yanti Sent: Monday, July 13, 2009 1:08 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Mbak Dessy yang baik, Terimakasih atas emailnya, Saya hanya berbagi cerita bahwa hanya Hati Nurani Manusia yang mampu menjawab sebuah kebenaran, dan itu hanya bisa kita dapatkan dan kita rasakan jika kita melalui mekanisme: Feeling - Thingking - Action. Salam, R.Yanti --- Pada Ming, 12/7/09, yw_d...@yahoo.com mailto:yw_desi%40yahoo.com yw_d...@yahoo.com mailto:yw_desi%40yahoo.com menulis: Dari: yw_d...@yahoo.com mailto:yw_desi%40yahoo.com yw_d...@yahoo.com mailto:yw_desi%40yahoo.com Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 12 Juli, 2009, 1:35 PM Siang Mba Yanti. Kalau boleh saya simpulkan dari cerita pribadi mba tsb artinya jilbab tdk penting dan yng penting hati tetap berzikir???. Yang saya pahami Jilbab itu hukumnya wajib dan Al Quran telah berbicara ttg hal itu..artinya tidak ada pengecualiaan apapun, bukankah seharusnya hati dan kualitas iman yang harus terus diperbaiki bukannya jilbab yang harus dilepas. Mohon maaf jika tidak berkenan, salam keprihatinan dari saya sesama muslimah.. Powered by Telkomsel BlackBerry(r) -Original Message- From: Rahma Yanti rahma...@yahoo.co.id mailto:rahmapkp%40yahoo.co.id Date: Fri, 10 Jul 2009 16:31:56 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Buat Pak Chodjim, Terimakasih, maksud saya memang akan saya kirim ke Milis tetapi pada saat saya klik (saya klik digambar amplop) saya
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
Ada yang kelupaan... tapi sangat mendasar... orang-orang yg beriman dan hati mereka menjadi tentram dgn mengingat Allah. Ingatlah hanya dgn mengingat Allah-lah hati menjadi tentram. (13:28) HANYA DENGAN MENGINGAT ALLAH HATI JADI TENTRAM Hati yang tentram itu indikator dzikir... Wallahua'lam bishowab... - Original Message - From: Ary Setijadi Prihatmanto To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, July 15, 2009 3:32 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi IMHO, Sahabat Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma berkata : Kebaikan adalah sesuatu yang enteng/ringan yaitu wajah yang ceria dan ucapan yang lembut Sedangkan tentang keburukan, ada satu riwayat dimana Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam menyarankan kepada kita agar kita minta 'fatwa' kepada hati nurani kita ketika terjadi perkara yang samar-samar karena sesungguhnya kebaikan itu adalah kebalikan dari dosa tersebut yaitu apa yang membuat jiwa/hati nurani tenang dan tentram. Salam Ary - Original Message - From: Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, July 14, 2009 10:01 AM Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Ukhtiy Yanti yang baik... Saya pernah punya pemikiran yang sama dengan anda.. masalah pencarian Tuhan, dan mencari getaran hati penanda dekatnya kita kepada Tuhan. Akhirnya saya sampai pada kesimpulan bahwa selama ini saya berusaha melakukan syariat dan hukum-hukum Allah itu secara mekanik saja, seperti mesin.. Di situlah kesalahannya. Pernah dalam suatu pengajian, seorang ustadz menceritakan pengibaratan atas orang yang beribadah sbb : Yang pertama, orang yang beribadah seperti buruh. Ia beribadah karena takut hukuman. Yang kedua, orang yang beribadah seperti pedagang. Ia beribadah karena mencari keuntungan dan manfaat dari ibadahnya itu. Yang ketiga, orang yang beribadah seperti seorang pecinta (atau seorang sufi). Ia beribadah karena mengharap untuk dicinta (oleh Allah). Yang namanya getaran hati itu, insya Allah akan didapat kalau kita sudah di level ketiga itu. Karena kalau kita mengharapkan cinta dari seseorang atau sesuatu, pasti melakukan apa saja yang diperintahkan seseorang atau sesuatu itu ataupun menyenangkan seseorang atau sesuatu yang dicinta itu akan membahagiakan hatinya. Artinya, kalau kita beribadah karena cinta kita kepada ALlah, insya Allah getaran kebahagiaan itu akan ada.. Kita harus hati-hati, mbak, jangan sampai kita mencari-cari getaran itu.. tetapi kita meninggalkan syariat-Nya. Kalau syariat kita tidak terjaga, saya kuatir getaran yang ada itu dibuat oleh musuh-musuh Allah pada diri kita. Dan walhasil, kita bukannya mendekat, malahan menjauh pada Allah SWT. Saya sendiri sekarang ini masih jauh dari mendapatkan getaran hati itu, mbak. Saya masih berusaha dan belajar.. Mungkin kalau dipetakan ke cerita tentang orang beribadah di atas, saya ini masih beribadah seperti seorang buruh... sekedar menggugurkan kewajiban saja, takut dosa.. Minta doanya ya mbak, agar saya diberi kekuatan untuk dapat terus bertambah baik dari hari ke hari, dan bisa menimbulkan getaran cinta pada Allah tersebut, dan merasakan yang disebut kelezatan iman. Saya pun mendoakan, demikian halnya dengan mbak Yanti. Saya tulis email ini karena merasa pernah mengalami hal yang sama, dan kecintaan saya pada sesama muslimah. Saya tidak bermaksud melecehkan atau apa, mbak.. Wallahua'lam bishowab. Wassalaam, -Ning From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of Rahma Yanti Sent: Monday, July 13, 2009 1:08 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Mbak Dessy yang baik, Terimakasih atas emailnya, Saya hanya berbagi cerita bahwa hanya Hati Nurani Manusia yang mampu menjawab sebuah kebenaran, dan itu hanya bisa kita dapatkan dan kita rasakan jika kita melalui mekanisme: Feeling - Thingking - Action. Salam, R.Yanti --- Pada Ming, 12/7/09, yw_d...@yahoo.com mailto:yw_desi%40yahoo.com yw_d...@yahoo.com mailto:yw_desi%40yahoo.com menulis: Dari: yw_d...@yahoo.com mailto:yw_desi%40yahoo.com yw_d...@yahoo.com mailto:yw_desi%40yahoo.com Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 12 Juli, 2009, 1:35 PM Siang Mba Yanti. Kalau boleh saya simpulkan dari cerita pribadi mba tsb artinya jilbab tdk penting dan yng penting hati tetap berzikir???. Yang saya pahami Jilbab itu hukumnya wajib dan Al Quran telah berbicara ttg hal itu..artinya tidak ada
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Alaikumsalam, Nimbrung : Seru juga nih baca pengalaman2 pribadi. Di milis tetangga dulunya saya sering dianggap memakai jilbab, lantaran kan suka ngirim2 artikel yg islami. Kemudian ketika ketahuan enggak pakai [ waktu kopdar] mereka rada menjaga jarak. Lantas berikutnya : ada yg terus 'menghilang' - ada yg bilang saya islib :-) Bawaannya sinis sekali, apakah saya berdosa karena belum/gak pake jilbab? Tapi Alhamdulillah saya juga jadi tahu, mana yg namanya teman sejatitaela! Saya pakai kerudung cuma kalo pengajian. Kalo menghadiri kesripahan, justru gak pake kerudung. Pokoknya kerudung cuma dipakai pengajian Bagi saya kerudung adalah dress code kalo pergi keacara keagamaan. Saya menyikapi kerudung seperti yg saya lihat sementara ini : jilbab hanya sebatas 'cara/pilihan berpakaian'. Kalo kata Mia manusia itu berubah :-) Duluuu saya cuma pakai dan punya rok, sekarang justru rok sama sekali gak punya :-) Waktu masa sekolah dulu rambut saya panjang sampai sepinggul. Sekarang rambut mencapai leher saja sudah senewen. Pokoknya meski cuma dipotong 1 cm, rasanya lebih enak. Sapa tahu mungkin besok, lusa atau kapan saya kepingin mengubah tampilan saya : berkerudung/berjilbab. [ Persediaan jilbab/kerudung saya lumayan banyak] Yg saya alami [ bergaul] dengan perempuan berjilbab, banyak yg perilakunya yg tidak sesuai dengan apa yg diinginkan jilbab. Yg memakai jilbab ada juga yg perokok berat, ketawa ngakak, suka clubbing, solatnya juga sering ditunda, cepat2, suka ngomong porno. Jadi apa bedanya? Di resto2, cafe- banyak yg berjilbab, ber-wine-ria pula. Tapi banyak juga yg belum/tidak pake jilbab memperlihatkan kesantunan, perilaku yg islami. Tempo hari di acara kick Andy ada juga pernyataan seorang perempuan berjilbab korban perkosaan massal. Perempuan korban perampokan taksi pun demikian, mungkin karena saking PD nya, akhirnya juga jadi korban. Selama ini pemakaian jilbab disikapi agar tidak diganggu, tapi kalo memang apes, kurang berhati-hati tetap saja jadi korban kejahatan. Jadi ya sebaiknya gak usahlah mengkultuskan jilbab/kerudung. Sepertinya dengan berjilbab dunia menjadi lebih indah dan sejahtera, tidaklah yaow. Semuanya kan berbalik pada hati2 masing2 lebih dulu. Makanya jadi ada yg bilang sebelum kepala dijilbab-in, hatinya dulu di jilbab-in. :-) Hati yg ber'jilbab' - Hati yg tenang, tentram adalah selalu mengingat Allah. Beribadah - Berdoa, dzikir, solat malam, puasa, bersedekah- derajatnya tinggi. Kayaknya di hadith gak disebutkan tuh musti pake jilbab :-) Wallahualam! Salam, l.meilany - Original Message - From: yu...@yamaha-motor-elec.co.id To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, July 14, 2009 10:11 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Assalamualaikum wr wb, Just sharing, utk saya saat mulai mengenakan jilbab adalah saat di mana tertutup kisah buruk masa lalu terbukanya pintu rahmat kesempatan utk jadi hambaNya yang lebih baik dekat kepada Allah SWT pemilik tunggal segala yang ada di dunia akhirat, sambil menanti tibanya akhir usia dan akhir zaman. utk saya jilbab juga adalah penahan segala nafsu penahan tingkah laku buruk (malu ah ama jilbab kalo masih ikutan joget di panggung 17an) *_* agar terhindar dari segala keburukan menuai kebaikan keselamatan just sharing...mohon maaf bila tidak berkenan. Yulia Saefulloh Lina Dahlan linadah...@yahoo.com Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 07/14/2009 09:58 AM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com cc Subject [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Kalo menurut gw seh semua kembali kepada niat. Niat pake jilbab kok biar ketemu TUHAN ?? Jadi ketika dah pake jilbab gak ketemu Tuhan, Jilbabnya yg disalahin. Soal pengalaman pribadi neh, dengan niat lillahi ta'ala gw pake jilbab. Dulunye neh di pinggir jalan (kalo ditengah ya jelas ketabrak mobil dunk?), ade aje yang iseng suit..suitin gw. Tapi setelah 'ciaaat gubrak pake jilbab suit2an nya berubah menjadi assalamu'alaikum mbak. Wah gw di doain! Ya gw doain balik deh. Jadi deh saling doain. Ntu pengalaman pribadi gw. wassalam, - Original Message - From: rahmapkp rahma...@... To: chod...@... Sent: Thursday, July 09, 2009 4:12 AM Subject: Jilbab dan pengalaman pribadi Kepada semua teman - teman Milis ini, Duabelas tahun saya jalani menggunakan jilbab tersebut 1985 - 1997 dengan harapan saya dapat menemukan TUHAN saya apabila saya memulainya dengan menutup aurat pada pemahaman saya waktu itu, tetapi perasaan saya tetap tidak merasa tentram, masih banyak hal yang jika saya buatkan relevansinya kepada smua ayat-ayat di dalam alquran membuat saya semakin tidak menemukan ketenangan dan kebenaran yang saya harapkan.Semakin banyak pertentangan yang saya temui. Wasalam dan Terimakasih R. Yanti
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
Mbak Desi : Yang pasti email saya tidak bermaksud untuk menjudge siapapun. Dan perbedaan dlm hal ini tentu sah2 saja, semua tentu kita kembalikan kepadaNya Janoko : Bagi insan - insan yang telah berumah tangga dan mempunyai puteri-puteri harapan keluarga pasti tidak menginginkan puteri-puterinya terpengaruh oleh pergaulan yang tidak benar. Sebagai orang tua dan sebagai WNI berhak untuk urun pendapat untuk menciptakan suasana pergaulan yang kondusif bagi putera - puterinya. Undang - Undang Kekerasan Rumah Tangga sudah jelas mengamanatkan bahwa kekerasan itu tidak hanya kekerasan fisik tapi juga kekerasan jiwa, jadi kita berhak untuk menjaga anak - anak kita dari kekerasan jiwa yang ditimbulkan oleh insan - insan yang tidak bertanggung jawab tersebut. Contoh kekerasan terhadap jiwa adalah teror dari insan - insan yang tidak bertanggung jawab terhadap saudara atau anak - anak kita yang memakai jilbab. Bagi anda, siapa saja, terutama wanita muslimah yang diteror karena memakai jilbab, maka silahkan anda lapor kepada POLISI dikantor polisi yang terdekat, karena hal tersebut sudah dijamin oleh Undang - Undang yang saya sebutkan diatas. Beres dach. Alasan takut memakai jilbab karena takut teror dari lingkungan sangat tidak masuk akal dan kekanak-kanakan karena prosedur untuk menghadapi teror tersebut sudah ada seperti yang saya sebutkan diatas. Banggalah menjadi muslimah. Salam Janoko ( berdarah biru dan keturunan orang kaya ). Note : Kalau ada insan yang tidak percaya Janoko berdarah biru berarti dia tidak pernah nonton wayang :(. -o0o- --- On Mon, 13/7/09, yw_d...@yahoo.com yw_d...@yahoo.com wrote: From: yw_d...@yahoo.com yw_d...@yahoo.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Monday, 13 July, 2009, 9:10 AM Mba Yanti, slm kenal dari saya. Mohon maaf jika email saya mnimbulkan ketidaknyaman. Dan terima kasih atas respon email dr teman2 tmsk WM yang mengirimi beberapa artikel, walaupun kalo akan dibahas bisa menjadi pembahasan yang sangt panjang. Dan sehub juga dgn saya yang baru aktif lagi membaca milis ini shg bbrp diskusi sblmny perihal hal ini terlewat. Yang pasti email saya tidak bermaksud untuk menjudge siapapun. Dan perbedaan dlm hal ini tentu sah2 saja, semua tentu kita kembalikan kepadaNya Mari kita sm bdoa semoga kebenaran yang mampu di jawab oleh hati nurani kita ini adalah sesuatu yang benar menurut Allah dan RasulNya Salam Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rahma Yanti rahma...@yahoo.co.id Date: Mon, 13 Jul 2009 01:07:37 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Mbak Dessy yang baik, Terimakasih atas emailnya, Saya hanya berbagi cerita bahwa hanya Hati Nurani Manusia yang mampu menjawab sebuah kebenaran, dan itu hanya bisa kita dapatkan dan kita rasakan jika kita melalui mekanisme: Feeling - Thingking - Action. Salam, R.Yanti --- Pada Ming, 12/7/09, yw_d...@yahoo.com yw_d...@yahoo.com menulis: Dari: yw_d...@yahoo.com yw_d...@yahoo.com Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 12 Juli, 2009, 1:35 PM Siang Mba Yanti. Kalau boleh saya simpulkan dari cerita pribadi mba tsb artinya jilbab tdk penting dan yng penting hati tetap berzikir???. Yang saya pahami Jilbab itu hukumnya wajib dan Al Quran telah berbicara ttg hal itu..artinya tidak ada pengecualiaan apapun, bukankah seharusnya hati dan kualitas iman yang harus terus diperbaiki bukannya jilbab yang harus dilepas. Mohon maaf jika tidak berkenan, salam keprihatinan dari saya sesama muslimah.. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rahma Yanti rahma...@yahoo.co.id Date: Fri, 10 Jul 2009 16:31:56 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Buat Pak Chodjim, Terimakasih, maksud saya memang akan saya kirim ke Milis tetapi pada saat saya klik (saya klik digambar amplop) saya pikir itu adalah ke Milis, karena fokus saya adalah menulis saya tidak memperhatikan kepadanya setelah selesai menulis langsung saya klik send dan setelah klik laptop saya matikan. Pada malam harinya saya cek ulang baru saya menyadari kalau email itu tidak terkirim ke milis. Sekali lagi terimakasih. Smoga bermanfaat sharing ini. Wasalam R.Yanti --- Pada Jum, 10/7/09, achmad chodjim chod...@gmail.com menulis: Dari: achmad chodjim chod...@gmail.com Topik: Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Kepada: rahmapkp rahma...@yahoo.co.id Tanggal: Jumat, 10 Juli, 2009, 8:16 PM Salam, Mbak Yanti. Terima kasih atas sharing perihal jilbab. Tetapi email ini koq hanya ke saya dan bukan WM? Wah sayang sekali Mbak bila tidak disharingkan ke WM. Suwun, chodjim - Original Message - From: rahmapkp rahma...@yahoo.co.id To: chod
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
Sdr. Janoko, saya hendak urun rembug lho, yang tidak berpihak sama sekali kepada yang menzalimi, dan berpihak sepenuhnya kepada yang dizalimi. Di Jakarta, saya banyak membina pengajian dan di antaranya adalah pengajian yang para perempuannya banyak yang tidak berjilbab. Kalau Mas Janoko mengeluh tentang mereka yang melecehkan atau menghina yang berjilbab, maka keadaan sekarang ini terbalik, Mas! Di era 2000-an ini justru para perempuan yang tidak berjilbab malahan yang dihina, direndahkan, dilecehkan dan sejenisnya. Mereka mendapatkan cercaan sebagai orang yang belum beriman, belum mendapat hidayah Allah, dsb. Tidak jauh-jauh ke masyarakat luas di alam nyata, di alam maya WM saja justru perempuan yang tidak berjilbab yang dikatakan belum berpegang pada Alquran, belum sempurna imannya, terpengaruh oleh freemasonry, dsb. Sekarang, coba mana ada pelecehan yang diungkapkan oleh Mbak Mia, Mbak Herni, Mbak Rita, dan Mbak Yanti terhadap yang berjilbab? Hayo... siapa yang suka menteror? Ngaku saja...:(( Wassalam, chodjim - Original Message - From: jano ko To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, July 13, 2009 9:37 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi. Mbak Desi : Yang pasti email saya tidak bermaksud untuk menjudge siapapun. Dan perbedaan dlm hal ini tentu sah2 saja, semua tentu kita kembalikan kepadaNya Janoko : Bagi insan - insan yang telah berumah tangga dan mempunyai puteri-puteri harapan keluarga pasti tidak menginginkan puteri-puterinya terpengaruh oleh pergaulan yang tidak benar. Sebagai orang tua dan sebagai WNI berhak untuk urun pendapat untuk menciptakan suasana pergaulan yang kondusif bagi putera - puterinya. Undang - Undang Kekerasan Rumah Tangga sudah jelas mengamanatkan bahwa kekerasan itu tidak hanya kekerasan fisik tapi juga kekerasan jiwa, jadi kita berhak untuk menjaga anak - anak kita dari kekerasan jiwa yang ditimbulkan oleh insan - insan yang tidak bertanggung jawab tersebut. Contoh kekerasan terhadap jiwa adalah teror dari insan - insan yang tidak bertanggung jawab terhadap saudara atau anak - anak kita yang memakai jilbab. Bagi anda, siapa saja, terutama wanita muslimah yang diteror karena memakai jilbab, maka silahkan anda lapor kepada POLISI dikantor polisi yang terdekat, karena hal tersebut sudah dijamin oleh Undang - Undang yang saya sebutkan diatas. Beres dach. Alasan takut memakai jilbab karena takut teror dari lingkungan sangat tidak masuk akal dan kekanak-kanakan karena prosedur untuk menghadapi teror tersebut sudah ada seperti yang saya sebutkan diatas. Banggalah menjadi muslimah. Salam Janoko ( berdarah biru dan keturunan orang kaya ). Note : Kalau ada insan yang tidak percaya Janoko berdarah biru berarti dia tidak pernah nonton wayang :(. -o0o- --- On Mon, 13/7/09, yw_d...@yahoo.com yw_d...@yahoo.com wrote: From: yw_d...@yahoo.com yw_d...@yahoo.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Monday, 13 July, 2009, 9:10 AM Mba Yanti, slm kenal dari saya. Mohon maaf jika email saya mnimbulkan ketidaknyaman. Dan terima kasih atas respon email dr teman2 tmsk WM yang mengirimi beberapa artikel, walaupun kalo akan dibahas bisa menjadi pembahasan yang sangt panjang. Dan sehub juga dgn saya yang baru aktif lagi membaca milis ini shg bbrp diskusi sblmny perihal hal ini terlewat. Yang pasti email saya tidak bermaksud untuk menjudge siapapun. Dan perbedaan dlm hal ini tentu sah2 saja, semua tentu kita kembalikan kepadaNya Mari kita sm bdoa semoga kebenaran yang mampu di jawab oleh hati nurani kita ini adalah sesuatu yang benar menurut Allah dan RasulNya Salam Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rahma Yanti rahma...@yahoo.co.id Date: Mon, 13 Jul 2009 01:07:37 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Mbak Dessy yang baik, Terimakasih atas emailnya, Saya hanya berbagi cerita bahwa hanya Hati Nurani Manusia yang mampu menjawab sebuah kebenaran, dan itu hanya bisa kita dapatkan dan kita rasakan jika kita melalui mekanisme: Feeling - Thingking - Action. Salam, R.Yanti --- Pada Ming, 12/7/09, yw_d...@yahoo.com yw_d...@yahoo.com menulis: Dari: yw_d...@yahoo.com yw_d...@yahoo.com Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 12 Juli, 2009, 1:35 PM Siang Mba Yanti. Kalau boleh saya simpulkan dari cerita pribadi mba tsb artinya jilbab tdk penting dan yng penting hati tetap berzikir???. Yang saya pahami Jilbab itu hukumnya wajib dan Al Quran telah berbicara ttg hal itu..artinya tidak ada pengecualiaan apapun, bukankah seharusnya hati dan
RE: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
Yang sering saya dapati malahan suatu asumsi yang sering dipakai di sini, bahwa para perempuan yang berjilbab PASTI melecehkan yang tidak berjilbab... Padahal, saya rasa, lebih banyak yang TIDAK seperti itu. Di alam nyata maupun di alam maya, yang saya temui tidak seperti yang bapak katakan.. Apa itu bukan suatu bentuk pelecehan juga, Pak Chodjim ?.. Hayo ngaku... :-)) Menurut saya, masalah berjilbab dan melecehkan adalah suatu hal yang tidak bisa dan tidak perlu dikaitkan. Berjilbab adalah satu hal, dan melecehkan adalah satu hal yang lain lagi. Masalah perintah menutup aurat itu, memang ada di AlQur'an.. Saya lihat teman-teman saya yang tidak berkerudung saat sholat menggunakan mukenah untuk menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Saya pernah tanyakan kenapa kepada salah seorang teman saya itu, dia bilang syarat sahnya sholat kan harus menutup aurat.. Jadi interpretasi menutup aurat-nya sama dengan yang saya pahami. Beda-nya, teman saya itu menutup aurat-nya hanya saat sholat saja. Saya tidak tahu dengan teman-teman di sini yang memiliki interpretasi menutup aurat cukup dengan memakai pakaian yang wajar di lingkungan dia berada... (tanpa kerudung dan jilbab) bagaimana saat sholatnya.. apa pakai mukenah juga atau tidak. Saya setuju sekali bahwa kerudung maupun jilbab bukanlah ukuran ketaqwaan seseorang. Masalah syariat itu dalam list-nya kan banyak.. dan masalah menutup aurat itu kan salah satunya saja. Jadi tidak ada jaminan bahwa orang yang berkerudung dan berjilbab otomatis lebih taqwa dari yang tidak. Tidak ada sama sekali... Mengkaitkan dengan rukun iman dan rukun Islam ? Memang benar bahwa berkerudung dan berjilbab tidak ada di dalam rukun iman maupun rukun islam. Memang banyak kewajiban-kewajiban dalam Islam yang tidak ada di dalam rukun iman maupun rukun Islam.. karena kewajiban2 tersebut memang bukan rukun, tetapi tetap saja wajib. Contohnya : berbakti pada orang tua.. itu kan wajib ya.. tapi tidak ada di dalam rukun iman maupun rukun Islam. Ya kalau tidak berbakti pada orang tua atau durhaka pada orang tua kan tidak lantas gugur keislamannya. Tetapi mendapat dosa besar... Wallahua'lam bishowab. Wassalaam, -Ning From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of achmad chodjim Sent: Tuesday, July 14, 2009 10:18 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi. Sdr. Janoko, saya hendak urun rembug lho, yang tidak berpihak sama sekali kepada yang menzalimi, dan berpihak sepenuhnya kepada yang dizalimi. Di Jakarta, saya banyak membina pengajian dan di antaranya adalah pengajian yang para perempuannya banyak yang tidak berjilbab. Kalau Mas Janoko mengeluh tentang mereka yang melecehkan atau menghina yang berjilbab, maka keadaan sekarang ini terbalik, Mas! Di era 2000-an ini justru para perempuan yang tidak berjilbab malahan yang dihina, direndahkan, dilecehkan dan sejenisnya. Mereka mendapatkan cercaan sebagai orang yang belum beriman, belum mendapat hidayah Allah, dsb. Tidak jauh-jauh ke masyarakat luas di alam nyata, di alam maya WM saja justru perempuan yang tidak berjilbab yang dikatakan belum berpegang pada Alquran, belum sempurna imannya, terpengaruh oleh freemasonry, dsb. Sekarang, coba mana ada pelecehan yang diungkapkan oleh Mbak Mia, Mbak Herni, Mbak Rita, dan Mbak Yanti terhadap yang berjilbab? Hayo... siapa yang suka menteror? Ngaku saja... :(( Wassalam, chodjim - Original Message - From: jano ko To: wanita-muslimah@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com Sent: Monday, July 13, 2009 9:37 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi. Mbak Desi : Yang pasti email saya tidak bermaksud untuk menjudge siapapun. Dan perbedaan dlm hal ini tentu sah2 saja, semua tentu kita kembalikan kepadaNya Janoko : Bagi insan - insan yang telah berumah tangga dan mempunyai puteri-puteri harapan keluarga pasti tidak menginginkan puteri-puterinya terpengaruh oleh pergaulan yang tidak benar. Sebagai orang tua dan sebagai WNI berhak untuk urun pendapat untuk menciptakan suasana pergaulan yang kondusif bagi putera - puterinya. Undang - Undang Kekerasan Rumah Tangga sudah jelas mengamanatkan bahwa kekerasan itu tidak hanya kekerasan fisik tapi juga kekerasan jiwa, jadi kita berhak untuk menjaga anak - anak kita dari kekerasan jiwa yang ditimbulkan oleh insan - insan yang tidak bertanggung jawab tersebut. Contoh kekerasan terhadap jiwa adalah teror dari insan - insan yang tidak bertanggung jawab terhadap saudara atau anak - anak kita yang memakai jilbab. Bagi anda, siapa saja, terutama wanita muslimah yang diteror karena memakai jilbab, maka silahkan anda lapor kepada POLISI dikantor polisi yang terdekat, karena hal tersebut sudah dijamin oleh Undang - Undang yang saya sebutkan diatas. Beres dach. Alasan takut memakai jilbab karena takut teror dari
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
Pak Chodjim : Di Jakarta, saya banyak membina pengajian dan di antaranya adalah pengajian yang para perempuannya banyak yang tidak berjilbab. Kalau Mas Janoko mengeluh tentang mereka yang melecehkan atau menghina yang berjilbab, maka keadaan sekarang ini terbalik, Mas! --- Janoko : Kalau pembina ketemu dengan Pembina yang terjadi adalah yang asyik. Kurang lebih 20 tahun saya hidup dalam lingkungan dunia gelap, saya mencoba membina mereka, saya akhirnya harus bersyukur karena pada akhirnya teman-teman saya bisa mendirikan sebuah masjid yang megah dilingkungan PSK. Sampai sekarang saya masih membina dan mengarahkan sebagian dari wanita tersebut, yang terakhir kemarin saya coba buatkan blogspot untuk seorang wanita ... , supaya dengan blogspot tersebut dia bisa usaha furniture, art dll sehingga dia bisa mengentaskan dirinya sendiri. Kayaknya teori om Chodjim tidak berlaku dech dilingkungan saya. :( Salam pembina. Janoko -o0o- --- On Tue, 14/7/09, achmad chodjim chod...@gmail.com wrote: From: achmad chodjim chod...@gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi. To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Tuesday, 14 July, 2009, 9:18 PM Sdr. Janoko, saya hendak urun rembug lho, yang tidak berpihak sama sekali kepada yang menzalimi, dan berpihak sepenuhnya kepada yang dizalimi. Di Jakarta, saya banyak membina pengajian dan di antaranya adalah pengajian yang para perempuannya banyak yang tidak berjilbab. Kalau Mas Janoko mengeluh tentang mereka yang melecehkan atau menghina yang berjilbab, maka keadaan sekarang ini terbalik, Mas! Di era 2000-an ini justru para perempuan yang tidak berjilbab malahan yang dihina, direndahkan, dilecehkan dan sejenisnya. Mereka mendapatkan cercaan sebagai orang yang belum beriman, belum mendapat hidayah Allah, dsb. Tidak jauh-jauh ke masyarakat luas di alam nyata, di alam maya WM saja justru perempuan yang tidak berjilbab yang dikatakan belum berpegang pada Alquran, belum sempurna imannya, terpengaruh oleh freemasonry, dsb. Sekarang, coba mana ada pelecehan yang diungkapkan oleh Mbak Mia, Mbak Herni, Mbak Rita, dan Mbak Yanti terhadap yang berjilbab? Hayo... siapa yang suka menteror? Ngaku saja...:(( Wassalam, chodjim - Original Message - From: jano ko To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Sent: Monday, July 13, 2009 9:37 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi. Mbak Desi : Yang pasti email saya tidak bermaksud untuk menjudge siapapun. Dan perbedaan dlm hal ini tentu sah2 saja, semua tentu kita kembalikan kepadaNya... . Janoko : Bagi insan - insan yang telah berumah tangga dan mempunyai puteri-puteri harapan keluarga pasti tidak menginginkan puteri-puterinya terpengaruh oleh pergaulan yang tidak benar. Sebagai orang tua dan sebagai WNI berhak untuk urun pendapat untuk menciptakan suasana pergaulan yang kondusif bagi putera - puterinya. Undang - Undang Kekerasan Rumah Tangga sudah jelas mengamanatkan bahwa kekerasan itu tidak hanya kekerasan fisik tapi juga kekerasan jiwa, jadi kita berhak untuk menjaga anak - anak kita dari kekerasan jiwa yang ditimbulkan oleh insan - insan yang tidak bertanggung jawab tersebut. Contoh kekerasan terhadap jiwa adalah teror dari insan - insan yang tidak bertanggung jawab terhadap saudara atau anak - anak kita yang memakai jilbab. Bagi anda, siapa saja, terutama wanita muslimah yang diteror karena memakai jilbab, maka silahkan anda lapor kepada POLISI dikantor polisi yang terdekat, karena hal tersebut sudah dijamin oleh Undang - Undang yang saya sebutkan diatas. Beres dach. Alasan takut memakai jilbab karena takut teror dari lingkungan sangat tidak masuk akal dan kekanak-kanakan karena prosedur untuk menghadapi teror tersebut sudah ada seperti yang saya sebutkan diatas. Banggalah menjadi muslimah. Salam Janoko ( berdarah biru dan keturunan orang kaya ). Note : Kalau ada insan yang tidak percaya Janoko berdarah biru berarti dia tidak pernah nonton wayang :(. -o0o- --- On Mon, 13/7/09, yw_d...@yahoo. com yw_d...@yahoo. com wrote: From: yw_d...@yahoo. com yw_d...@yahoo. com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Date: Monday, 13 July, 2009, 9:10 AM Mba Yanti, slm kenal dari saya. Mohon maaf jika email saya mnimbulkan ketidaknyaman. Dan terima kasih atas respon email dr teman2 tmsk WM yang mengirimi beberapa artikel, walaupun kalo akan dibahas bisa menjadi pembahasan yang sangt panjang. Dan sehub juga dgn saya yang baru aktif lagi membaca milis ini shg bbrp diskusi sblmny perihal hal ini terlewat. Yang pasti email saya tidak bermaksud untuk menjudge siapapun. Dan perbedaan dlm hal ini tentu sah2 saja, semua
RE: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
Ukhtiy Yanti yang baik... Saya pernah punya pemikiran yang sama dengan anda.. masalah pencarian Tuhan, dan mencari getaran hati penanda dekatnya kita kepada Tuhan. Akhirnya saya sampai pada kesimpulan bahwa selama ini saya berusaha melakukan syariat dan hukum-hukum Allah itu secara mekanik saja, seperti mesin.. Di situlah kesalahannya. Pernah dalam suatu pengajian, seorang ustadz menceritakan pengibaratan atas orang yang beribadah sbb : Yang pertama, orang yang beribadah seperti buruh. Ia beribadah karena takut hukuman. Yang kedua, orang yang beribadah seperti pedagang. Ia beribadah karena mencari keuntungan dan manfaat dari ibadahnya itu. Yang ketiga, orang yang beribadah seperti seorang pecinta (atau seorang sufi). Ia beribadah karena mengharap untuk dicinta (oleh Allah). Yang namanya getaran hati itu, insya Allah akan didapat kalau kita sudah di level ketiga itu. Karena kalau kita mengharapkan cinta dari seseorang atau sesuatu, pasti melakukan apa saja yang diperintahkan seseorang atau sesuatu itu ataupun menyenangkan seseorang atau sesuatu yang dicinta itu akan membahagiakan hatinya. Artinya, kalau kita beribadah karena cinta kita kepada ALlah, insya Allah getaran kebahagiaan itu akan ada.. Kita harus hati-hati, mbak, jangan sampai kita mencari-cari getaran itu.. tetapi kita meninggalkan syariat-Nya. Kalau syariat kita tidak terjaga, saya kuatir getaran yang ada itu dibuat oleh musuh-musuh Allah pada diri kita. Dan walhasil, kita bukannya mendekat, malahan menjauh pada Allah SWT. Saya sendiri sekarang ini masih jauh dari mendapatkan getaran hati itu, mbak. Saya masih berusaha dan belajar.. Mungkin kalau dipetakan ke cerita tentang orang beribadah di atas, saya ini masih beribadah seperti seorang buruh... sekedar menggugurkan kewajiban saja, takut dosa.. Minta doanya ya mbak, agar saya diberi kekuatan untuk dapat terus bertambah baik dari hari ke hari, dan bisa menimbulkan getaran cinta pada Allah tersebut, dan merasakan yang disebut kelezatan iman. Saya pun mendoakan, demikian halnya dengan mbak Yanti. Saya tulis email ini karena merasa pernah mengalami hal yang sama, dan kecintaan saya pada sesama muslimah. Saya tidak bermaksud melecehkan atau apa, mbak.. Wallahua'lam bishowab. Wassalaam, -Ning From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of Rahma Yanti Sent: Monday, July 13, 2009 1:08 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Mbak Dessy yang baik, Terimakasih atas emailnya, Saya hanya berbagi cerita bahwa hanya Hati Nurani Manusia yang mampu menjawab sebuah kebenaran, dan itu hanya bisa kita dapatkan dan kita rasakan jika kita melalui mekanisme: Feeling - Thingking - Action. Salam, R.Yanti --- Pada Ming, 12/7/09, yw_d...@yahoo.com mailto:yw_desi%40yahoo.com yw_d...@yahoo.com mailto:yw_desi%40yahoo.com menulis: Dari: yw_d...@yahoo.com mailto:yw_desi%40yahoo.com yw_d...@yahoo.com mailto:yw_desi%40yahoo.com Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 12 Juli, 2009, 1:35 PM Siang Mba Yanti. Kalau boleh saya simpulkan dari cerita pribadi mba tsb artinya jilbab tdk penting dan yng penting hati tetap berzikir???. Yang saya pahami Jilbab itu hukumnya wajib dan Al Quran telah berbicara ttg hal itu..artinya tidak ada pengecualiaan apapun, bukankah seharusnya hati dan kualitas iman yang harus terus diperbaiki bukannya jilbab yang harus dilepas. Mohon maaf jika tidak berkenan, salam keprihatinan dari saya sesama muslimah.. Powered by Telkomsel BlackBerry(r) -Original Message- From: Rahma Yanti rahma...@yahoo.co.id mailto:rahmapkp%40yahoo.co.id Date: Fri, 10 Jul 2009 16:31:56 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Buat Pak Chodjim, Terimakasih, maksud saya memang akan saya kirim ke Milis tetapi pada saat saya klik (saya klik digambar amplop) saya pikir itu adalah ke Milis, karena fokus saya adalah menulis saya tidak memperhatikan kepadanya setelah selesai menulis langsung saya klik send dan setelah klik laptop saya matikan. Pada malam harinya saya cek ulang baru saya menyadari kalau email itu tidak terkirim ke milis. Sekali lagi terimakasih. Smoga bermanfaat sharing ini. Wasalam R.Yanti --- Pada Jum, 10/7/09, achmad chodjim chod...@gmail.com mailto:chodjim%40gmail.com menulis: Dari: achmad chodjim chod...@gmail.com mailto:chodjim%40gmail.com Topik: Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Kepada: rahmapkp rahma...@yahoo.co.id mailto:rahmapkp%40yahoo.co.id Tanggal: Jumat, 10 Juli, 2009, 8:16 PM Salam, Mbak Yanti. Terima kasih atas sharing perihal jilbab. Tetapi email ini koq hanya ke saya dan bukan WM? Wah sayang sekali Mbak bila tidak disharingkan ke WM. Suwun, chodjim - Original
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Assalamualaikum wr wb, Just sharing, utk saya saat mulai mengenakan jilbab adalah saat di mana tertutup kisah buruk masa lalu terbukanya pintu rahmat kesempatan utk jadi hambaNya yang lebih baik dekat kepada Allah SWT pemilik tunggal segala yang ada di dunia akhirat, sambil menanti tibanya akhir usia dan akhir zaman. utk saya jilbab juga adalah penahan segala nafsu penahan tingkah laku buruk (malu ah ama jilbab kalo masih ikutan joget di panggung 17an) *_* agar terhindar dari segala keburukan menuai kebaikan keselamatan just sharing...mohon maaf bila tidak berkenan. Yulia Saefulloh Lina Dahlan linadah...@yahoo.com Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 07/14/2009 09:58 AM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com cc Subject [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Kalo menurut gw seh semua kembali kepada niat. Niat pake jilbab kok biar ketemu TUHAN ?? Jadi ketika dah pake jilbab gak ketemu Tuhan, Jilbabnya yg disalahin. Soal pengalaman pribadi neh, dengan niat lillahi ta'ala gw pake jilbab. Dulunye neh di pinggir jalan (kalo ditengah ya jelas ketabrak mobil dunk?), ade aje yang iseng suit..suitin gw. Tapi setelah 'ciaaat gubrak pake jilbab suit2an nya berubah menjadi assalamu'alaikum mbak. Wah gw di doain! Ya gw doain balik deh. Jadi deh saling doain. Ntu pengalaman pribadi gw. wassalam, - Original Message - From: rahmapkp rahma...@... To: chod...@... Sent: Thursday, July 09, 2009 4:12 AM Subject: Jilbab dan pengalaman pribadi Kepada semua teman - teman Milis ini, Duabelas tahun saya jalani menggunakan jilbab tersebut 1985 - 1997 dengan harapan saya dapat menemukan TUHAN saya apabila saya memulainya dengan menutup aurat pada pemahaman saya waktu itu, tetapi perasaan saya tetap tidak merasa tentram, masih banyak hal yang jika saya buatkan relevansinya kepada smua ayat-ayat di dalam alquran membuat saya semakin tidak menemukan ketenangan dan kebenaran yang saya harapkan.Semakin banyak pertentangan yang saya temui. Wasalam dan Terimakasih R. Yanti [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
Mbak Ning yang baik hati juga teman Milis lainya, Terimakasih atas do'a dan sharingnya juga nasehat yang saling mengingatkan dalam hal kebaikan. Semoga kita semua bisa mencapai skill (ketrampilan) dalam penyerahan diri total kepada Allah untuk meraih puncak sukses dan kebahagian di 'dunia' dan 'akhirat'. Sehingga dimanapun kita berada kita mampu membuat kedamaian dan melimpahkan rasa saling kasih itu dari lubuk hati yang paling dalam. Karena hati adalah cermin DIRI untuk melakukan 'action' yang 'benar'. Jika berkenan ada sedikit sharing yang saya bisa sampaikan disini; Untuk melakukan sebuah 'action' tanyakan padi hati nurani kita apakah yang kita lakukan itu adalah benar atau salah, lalu pikirkan dengan logika kita (olah dengan hardware manusia). Jika hasilnya hati + logika sudah sama berada dalam satu garis lurus; maka action kita akan membuat kita merasa bersyukur atas apa yang telah kita lakukan. Tetapi sebaliknya apabila hati dan fikiran kita belum berada dalam satu garis lurus maka jika kita melakukan 'action' terjadilah yang dinamakan rasa penyesalan (sedikit atau banyak) rasa penyesalan (termasuk juga rasa bersalah) itu kita rasakan dihati kita. Wasalam Terimakasih, R.Yanti --- Pada Sel, 14/7/09, Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) ning...@chevron.com menulis: Dari: Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) ning...@chevron.com Judul: RE: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 14 Juli, 2009, 10:01 AM Ukhtiy Yanti yang baik... Saya pernah punya pemikiran yang sama dengan anda.. masalah pencarian Tuhan, dan mencari getaran hati penanda dekatnya kita kepada Tuhan. Akhirnya saya sampai pada kesimpulan bahwa selama ini saya berusaha melakukan syariat dan hukum-hukum Allah itu secara mekanik saja, seperti mesin.. Di situlah kesalahannya. Pernah dalam suatu pengajian, seorang ustadz menceritakan pengibaratan atas orang yang beribadah sbb : Yang pertama, orang yang beribadah seperti buruh. Ia beribadah karena takut hukuman. Yang kedua, orang yang beribadah seperti pedagang. Ia beribadah karena mencari keuntungan dan manfaat dari ibadahnya itu. Yang ketiga, orang yang beribadah seperti seorang pecinta (atau seorang sufi). Ia beribadah karena mengharap untuk dicinta (oleh Allah). Yang namanya getaran hati itu, insya Allah akan didapat kalau kita sudah di level ketiga itu. Karena kalau kita mengharapkan cinta dari seseorang atau sesuatu, pasti melakukan apa saja yang diperintahkan seseorang atau sesuatu itu ataupun menyenangkan seseorang atau sesuatu yang dicinta itu akan membahagiakan hatinya. Artinya, kalau kita beribadah karena cinta kita kepada ALlah, insya Allah getaran kebahagiaan itu akan ada.. Kita harus hati-hati, mbak, jangan sampai kita mencari-cari getaran itu.. tetapi kita meninggalkan syariat-Nya. Kalau syariat kita tidak terjaga, saya kuatir getaran yang ada itu dibuat oleh musuh-musuh Allah pada diri kita. Dan walhasil, kita bukannya mendekat, malahan menjauh pada Allah SWT. Saya sendiri sekarang ini masih jauh dari mendapatkan getaran hati itu, mbak. Saya masih berusaha dan belajar.. Mungkin kalau dipetakan ke cerita tentang orang beribadah di atas, saya ini masih beribadah seperti seorang buruh... sekedar menggugurkan kewajiban saja, takut dosa.. Minta doanya ya mbak, agar saya diberi kekuatan untuk dapat terus bertambah baik dari hari ke hari, dan bisa menimbulkan getaran cinta pada Allah tersebut, dan merasakan yang disebut kelezatan iman. Saya pun mendoakan, demikian halnya dengan mbak Yanti. Saya tulis email ini karena merasa pernah mengalami hal yang sama, dan kecintaan saya pada sesama muslimah. Saya tidak bermaksud melecehkan atau apa, mbak.. Wallahua'lam bishowab. Wassalaam, -Ning _ _ __ From: wanita-muslimah@ yahoogroups. com [mailto:wanita-muslimah@ yahoogroups. com] On Behalf Of Rahma Yanti Sent: Monday, July 13, 2009 1:08 AM To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Mbak Dessy yang baik, Terimakasih atas emailnya, Saya hanya berbagi cerita bahwa hanya Hati Nurani Manusia yang mampu menjawab sebuah kebenaran, dan itu hanya bisa kita dapatkan dan kita rasakan jika kita melalui mekanisme: Feeling - Thingking - Action. Salam, R.Yanti Jatuh cinta itu seperti apa ya rasanya? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
Siang Mba Yanti. Kalau boleh saya simpulkan dari cerita pribadi mba tsb artinya jilbab tdk penting dan yng penting hati tetap berzikir???. Yang saya pahami Jilbab itu hukumnya wajib dan Al Quran telah berbicara ttg hal itu..artinya tidak ada pengecualiaan apapun, bukankah seharusnya hati dan kualitas iman yang harus terus diperbaiki bukannya jilbab yang harus dilepas. Mohon maaf jika tidak berkenan, salam keprihatinan dari saya sesama muslimah.. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rahma Yanti rahma...@yahoo.co.id Date: Fri, 10 Jul 2009 16:31:56 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Buat Pak Chodjim, Terimakasih, maksud saya memang akan saya kirim ke Milis tetapi pada saat saya klik (saya klik digambar amplop) saya pikir itu adalah ke Milis, karena fokus saya adalah menulis saya tidak memperhatikan kepadanya setelah selesai menulis langsung saya klik send dan setelah klik laptop saya matikan. Pada malam harinya saya cek ulang baru saya menyadari kalau email itu tidak terkirim ke milis. Sekali lagi terimakasih. Smoga bermanfaat sharing ini. Wasalam R.Yanti --- Pada Jum, 10/7/09, achmad chodjim chod...@gmail.com menulis: Dari: achmad chodjim chod...@gmail.com Topik: Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Kepada: rahmapkp rahma...@yahoo.co.id Tanggal: Jumat, 10 Juli, 2009, 8:16 PM Salam, Mbak Yanti. Terima kasih atas sharing perihal jilbab. Tetapi email ini koq hanya ke saya dan bukan WM? Wah sayang sekali Mbak bila tidak disharingkan ke WM. Suwun, chodjim - Original Message - From: rahmapkp rahma...@yahoo.co.id To: chod...@gmail.com Sent: Thursday, July 09, 2009 4:12 AM Subject: Jilbab dan pengalaman pribadi Kepada semua teman - teman Milis ini, Saya hanya ingin sharing saja disini Saya sejak kecil telah didoktrin oleh orangtua saya untuk menjalankan Islam dengan semua aktifitas keislaman yang menurut mereka adalah wajib. Tetapi saya merasa tetap belum mengenal Islam sehingga saya merasa perlu mempelajari Islam dengan berbagai macam cara: mendengarkan ceramah agama dari berbagai macam guru agama/ustad/kiyai, ikut training ramadhan, organisasi islam, membaca buku terbitan dalam negeri dan luar negeri (khususnya mesir, malaysia dan belanda) , kursus dasar bahasa arab dsbnya. Hal ini saya lakukan karena di dalam perasaan saya waktu itu saya menjalankan sholat tetapi kok tidak merasakan manfaat sholat, saya mengaji tetapi kok tidak merasakan manfaat dari mengaji. Akhirnya saya berfikir mungkin saya bisa mendapatkan ketentraman dengan saya mulai menutup aurat (menurut pemahaman saya waktu itu) atau berjilbab. Akhirnya saya mengenakan jilbab, dimana pada masa itu jilbab dianggap barang aneh/barang baru. Di sekolah-sekolah umum belum diperbolehkan, masih terlihat sangat minoritas dan penuh perjuangan untuk bisa memakainya pada jam-jam sekolah. Dan di lingkungan masyarakat umum belum familiar hanya dikalangan pesantrenlah jilbab saat itu bukan hal aneh. Duabelas tahun saya jalani menggunakan jilbab tersebut 1985 - 1997 dengan harapan saya dapat menemukan TUHAN saya apabila saya memulainya dengan menutup aurat pada pemahaman saya waktu itu, tetapi perasaan saya tetap tidak merasa tentram, masih banyak hal yang jika saya buatkan relevansinya kepada smua ayat-ayat di dalam alquran membuat saya semakin tidak menemukan ketenangan dan kebenaran yang saya harapkan.Semakin banyak pertentangan yang saya temui. Akhirnya saya putuskan untuk membukanya karena saya merasa dengan menggunakan jilbabpun hanya kemunafikan yang saya rasakan, juga perasaan sombong yang terkadang melintas dihati saya karena merasa ekslusif.Tidak bisa saya rasakan Getaran ALLAH di dalam hati saya Akhirnya saya memutuskan untuk membuka jilba dan memulai kembali perjalanan hati saya dengan hanya melakukan: Dzikir - mengingat Allah - Eling atau apalah istilahnya, hanya itu yang saya lakukantapi hal itu sungguh membuat perubahan di dalam perjalanan hati saya..saya mampu merasakan getaran dan kedekatan yang dinamakan Manusia sebagai TUHANnya, tidak ada lagi pertentangan dalam hati saya, smua berjalan dengan rasa damai dan kontrol diri yang otomatis saya rasakan. Pertanyaan saya apabila saya membuka jilbab apakah teman - teman muslimah mengatakan saya seorang munafik? siapa yang akan menjadi hakim untuk mevonis saya munafik? atau murtad sekalipun ?apakah ada hak manusia untuk memvonis? Saya merasa keimanan adalah hak asasi manusia yang sesunguhnya, karena hanya dia yang mampu merasakan dan menerima manfaatnya, tidak perlu komentar atau penilaian orang lain. Semoga bermanfaat sharing saya ini.Amin Wasalam dan Terimakasih R. Yanti Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
Mia :Membuat saya jadi iri. Karena dulu waktu sekolah dari madrasah ke Aliyah, saya pake jilbab, dan itu terpaksa. Nggak ada enak2nya pake jilbab dan rok panjang buat saya, puuanas gitu loh, ditambah lagi diledek2 orang di jalanan. Betapa masa kecil/remaja yang menggelisahkan, dari masalah berpakaian. ---Janoko :Kalau si Janoko lain cerita, Janoko terlahir dari keluarga yang intelek, darah biru dan neneknya seorang pedagang sukses di Jamannya. Jadi si Janoko sudah neg ( kenyang ) dengan segala bentuk materialisme dan narsisme. Jadi saya menghimbau kepada semua muslimah untuk mencintai jilbab dan menggunakannya.Kedua anak saya yang perempuan sangat mencintai jilbab, sehingga kemana - mana selalu memakai jilbab.Demikian informasi dari saya.Selamat berjilbab.Janoko ( keturunan orang kaya )-o0o- --- On Sun, 12/7/09, Mia al...@yahoo.com wrote: From: Mia al...@yahoo.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Sunday, 12 July, 2009, 1:56 PM Terimakasih mba Yanti sharingnya sangat berkesan. Mba Yanti memakai jilbab pada waktu itu, dari penjelasan di bawah, karena mencari ketenteraman, artinya dengan suka rela dari hati sendiri. Walaupun rasa ketenteraman yang dicari nggak didapatkan waktu memakai jilbab, tapi nyatalah perjalanan batin mba Yanti nggak berhenti di situ. Akhirnya berdamai dengan diri sendiri justru dengan mencopot jilbab, dengan suka rela juga. Umpama sekolah mba Yanti lulus cum laude, kira2 gitu. Membuat saya jadi iri. Karena dulu waktu sekolah dari madrasah ke Aliyah, saya pake jilbab, dan itu terpaksa. Nggak ada enak2nya pake jilbab dan rok panjang buat saya, puuanas gitu loh, ditambah lagi diledek2 orang di jalanan. Betapa masa kecil/remaja yang menggelisahkan, dari masalah berpakaian. Kemudian saya pake jilbab sekali2, dan itu bukan mencari ketenteraman hati, tapi pingin nunjukin solidaritas untuk para perempuan yang pake jilbab tapi diresehin. Personal is political, kira2 gitu. Pernah demen sesekali pake jilbab waktu musim dingin Des-Feb di New York, karena hangat gitu loh, dan dikomentarin orang kamu cakep deh (kurasa karena jilbabnya fashionable berkesan dress-up, sedangkan orang NY tampil apa adanya, maksudnya nggak fashionable) . Tahun2 belakangan terakhir ini, nggak berjilbab diresehin orang juga. Jadi saya nggak pernah berjilbab lagi, karena lagi-lagi personal is political, bukan lantaran mencari ketenteraman hati. Makin diresehin untuk berjilbab makin nggak mau saya pake lagi. Jadi rupanya selama hidup, saya ini termasuk jenis yang nggak mencari ketenteraman hati melalui jilbab/nggak berjilbab, makanya saya jadi iri dengan pengalaman mba Yanti. Jilbab dari pengalaman hidup saya ini lekat dengan pernyataan politik. Tapi yang namanya perempuan, pastilah mencari 'ketenteraman hati' dengan pakaian/penampilan, antara apa yang diiinginkannya pribadi dan kondisi sekelilingnya, termasuk kebiasaan, perubahan2, fashion dsb. Jadi 'ketenteraman hati' saya akhirnya tercapai dengan mengadopsi pakaian dan asesoris bernuansa etnis dan (buatan) lokal kalau mau tampil di depan umum, misalnya di kantor, acara resmi, kondangan, bergaul gitu deh. Kerudung/selendang biasanya di selendangin saja dan dipake di kepala kalo merasa perlu. Saya suka penampilan ini, dan saya anggap sebagai bentuk 'conformity' maksudnya penyesuaian, dengan kondisi kekinian. Pakaian2 lain sesuai kegiatan - karena saya hobi olah raga jadi seringnya tampil pake outfit ini. Keluarga besar saya perempuannya rata2 pake jilbab - kadang ada kerabat cowok yang komentar, dengan outfit saya yang sehari2 ini, keliatan seksi, maksudnya memuji tapi kuatir dengan pikirannya sendiri...:- ) Saya senyum2 saja, saya anggap mereka juga mesti terbiasa dengan yang dianggap beda. salam Mia --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Rahma Yanti rahma...@.. . wrote: Buat Pak Chodjim, Terimakasih, maksud saya memang akan saya kirim ke Milis tetapi pada saat saya klik (saya klik digambar amplop) saya pikir itu adalah ke Milis, karena fokus saya adalah menulis saya tidak memperhatikan kepadanya setelah selesai menulis langsung saya klik send dan setelah klik laptop saya matikan. Pada malam harinya saya cek ulang baru saya menyadari kalau email itu tidak terkirim ke milis. Sekali lagi terimakasih. Smoga bermanfaat sharing ini. Wasalam R.Yanti --- Pada Jum, 10/7/09, achmad chodjim chod...@... menulis: Dari: achmad chodjim chod...@... Topik: Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Kepada: rahmapkp rahma...@.. . Tanggal: Jumat, 10 Juli, 2009, 8:16 PM Salam, Mbak Yanti. Terima kasih atas sharing perihal jilbab. Tetapi email ini koq hanya ke saya dan bukan WM? Wah sayang sekali Mbak bila tidak disharingkan ke WM. Suwun, chodjim - Original Message - From: rahmapkp rahma...@.. .
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
Mbak Desi :Yang saya pahami Jilbab itu hukumnya wajib dan Al Quran telah berbicara ttg hal itu..artinya tidak ada pengecualiaan apapun, bukankah seharusnya hati dan kualitas iman yang harus terus diperbaiki bukannya jilbab yang harus dilepas. Mohon maaf jika tidak berkenan, salam keprihatinan dari saya sesama muslimah.. --- Janoko :Tidak usah takut dan khawatir untuk menasehati, Islam dijamin oleh Universal Islamic Declaration of Human Rights. Silahkan saling nasehat menasehati.Di Indonesia juga ada KOMNAS HAM koq.Janoko-o0o- --- On Sun, 12/7/09, yw_d...@yahoo.com yw_d...@yahoo.com wrote: From: yw_d...@yahoo.com yw_d...@yahoo.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Sunday, 12 July, 2009, 1:35 PM Siang Mba Yanti. Kalau boleh saya simpulkan dari cerita pribadi mba tsb artinya jilbab tdk penting dan yng penting hati tetap berzikir???. Yang saya pahami Jilbab itu hukumnya wajib dan Al Quran telah berbicara ttg hal itu..artinya tidak ada pengecualiaan apapun, bukankah seharusnya hati dan kualitas iman yang harus terus diperbaiki bukannya jilbab yang harus dilepas. Mohon maaf jika tidak berkenan, salam keprihatinan dari saya sesama muslimah.. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rahma Yanti rahma...@yahoo.co.id Date: Fri, 10 Jul 2009 16:31:56 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Buat Pak Chodjim, Terimakasih, maksud saya memang akan saya kirim ke Milis tetapi pada saat saya klik (saya klik digambar amplop) saya pikir itu adalah ke Milis, karena fokus saya adalah menulis saya tidak memperhatikan kepadanya setelah selesai menulis langsung saya klik send dan setelah klik laptop saya matikan. Pada malam harinya saya cek ulang baru saya menyadari kalau email itu tidak terkirim ke milis. Sekali lagi terimakasih. Smoga bermanfaat sharing ini. Wasalam R.Yanti --- Pada Jum, 10/7/09, achmad chodjim chod...@gmail.com menulis: Dari: achmad chodjim chod...@gmail.com Topik: Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Kepada: rahmapkp rahma...@yahoo.co.id Tanggal: Jumat, 10 Juli, 2009, 8:16 PM Salam, Mbak Yanti. Terima kasih atas sharing perihal jilbab. Tetapi email ini koq hanya ke saya dan bukan WM? Wah sayang sekali Mbak bila tidak disharingkan ke WM. Suwun, chodjim - Original Message - From: rahmapkp rahma...@yahoo.co.id To: chod...@gmail.com Sent: Thursday, July 09, 2009 4:12 AM Subject: Jilbab dan pengalaman pribadi Kepada semua teman - teman Milis ini, Saya hanya ingin sharing saja disini Saya sejak kecil telah didoktrin oleh orangtua saya untuk menjalankan Islam dengan semua aktifitas keislaman yang menurut mereka adalah wajib. Tetapi saya merasa tetap belum mengenal Islam sehingga saya merasa perlu mempelajari Islam dengan berbagai macam cara: mendengarkan ceramah agama dari berbagai macam guru agama/ustad/kiyai, ikut training ramadhan, organisasi islam, membaca buku terbitan dalam negeri dan luar negeri (khususnya mesir, malaysia dan belanda) , kursus dasar bahasa arab dsbnya. Hal ini saya lakukan karena di dalam perasaan saya waktu itu saya menjalankan sholat tetapi kok tidak merasakan manfaat sholat, saya mengaji tetapi kok tidak merasakan manfaat dari mengaji. Akhirnya saya berfikir mungkin saya bisa mendapatkan ketentraman dengan saya mulai menutup aurat (menurut pemahaman saya waktu itu) atau berjilbab. Akhirnya saya mengenakan jilbab, dimana pada masa itu jilbab dianggap barang aneh/barang baru. Di sekolah-sekolah umum belum diperbolehkan, masih terlihat sangat minoritas dan penuh perjuangan untuk bisa memakainya pada jam-jam sekolah. Dan di lingkungan masyarakat umum belum familiar hanya dikalangan pesantrenlah jilbab saat itu bukan hal aneh. Duabelas tahun saya jalani menggunakan jilbab tersebut 1985 - 1997 dengan harapan saya dapat menemukan TUHAN saya apabila saya memulainya dengan menutup aurat pada pemahaman saya waktu itu, tetapi perasaan saya tetap tidak merasa tentram, masih banyak hal yang jika saya buatkan relevansinya kepada smua ayat-ayat di dalam alquran membuat saya semakin tidak menemukan ketenangan dan kebenaran yang saya harapkan.Semakin banyak pertentangan yang saya temui. Akhirnya saya putuskan untuk membukanya karena saya merasa dengan menggunakan jilbabpun hanya kemunafikan yang saya rasakan, juga perasaan sombong yang terkadang melintas dihati saya karena merasa ekslusif.Tidak bisa saya rasakan Getaran ALLAH di dalam hati saya Akhirnya saya memutuskan untuk membuka jilba dan memulai kembali perjalanan hati saya dengan hanya melakukan: Dzikir - mengingat Allah - Eling atau apalah istilahnya, hanya itu yang saya lakukantapi hal itu sungguh membuat perubahan di dalam perjalanan hati saya..saya mampu merasakan getaran dan kedekatan yang dinamakan Manusia sebagai TUHANnya, tidak ada lagi pertentangan dalam hati saya, smua
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
Saya ingin komentar tentang istilah mbak Mia berdamai dengan diri sendiri yang saya pahami sebagai proses jujur dan ikhlas dalam mengenal, memahami dan conformity dengan keadaan diri sendiri yang membawa pada keyakinan peran dalam hidup. Salah satu yang menarik dari WM malah bagian ini. Mbak Mia sendiri juga pernah cerita pengalaman ttg pergulatan dalam pekerjaan, etika, dll. Perjalanan mencari Tuhan dari sekian banyak tuhan yang muncul dalam kehidupan kita memang akan jadi perjalanan pribadi, individual yang unik (unique). Sharing antar kita sebetulnya dibatasi oleh banyak keterbatasan komunikasi sehingga kadang-kadang yang terlihat penting hanyalah tampak luar/lahiriyahnya saja padahal yang esensial sebetulnya pergulatan batin yang mendasarinya. Seperti contoh, kisah mbakYanti, bagi sebagian orang seakan-akan sekedar berujung pada fiqh jilbab tidak wajib. Padahal IMHO bukan itu esensinya. Esensinya adalah bagaimana mbak Yanti menjadi manusia yang lebih baik yang berpegang pada ketauhidan sejati, dengan segala kelebihan dan kekurangan dirinya. Salah satu esensi yang penting IMHO malah bagaimana mengalahkan berhala yang muncul, bahkan ketika berhala itu bentuknya kewajiban berjilbab. Berjilbab menjadi berhala ketika mengenakan jilbab menjadi prasyarat hubungan dengan Allah swt. dan seakan-akan memberikan label lebih mulia dibanding yang lain. Kebetulan saja, nash memungkinkan untuk membuat garis yang tegas dengan berhala tersebut bagi mbak Yanti dengan membuka jilbabnya. Solusi bagi yang lain, dengan esensi yang sama bisa saja berbeda tampak lahirnya, misalkan malah mengenakan jilbab. Ketika perjalanan individual agung itu direduksi hanya pada kesimpulannnya fiqh-nya, kemudian kesimpulan tadi itu pun ternyata dievaluasi hanya dengan standar fiqh baku dengan tujuan MENILAI baik dan buruknya seseorang, hilanglah nilai-nilai utamanya, dan bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang lurus. Biar pun katakanlah cara berfikir di atas dianggap tetap Islam, Islam model begini malah jadi kehilangan relevansi dan universalitasnya. Pertanyaan yang penting bagi diri kita semua secara pribadi, lebih penting dari menilai perjalanan orang lain: Apakah kita telah melakukan perjalanan yang penting itu? - Original Message - From: Mia To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Sunday, July 12, 2009 1:56 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Terimakasih mba Yanti sharingnya sangat berkesan. Mba Yanti memakai jilbab pada waktu itu, dari penjelasan di bawah, karena mencari ketenteraman, artinya dengan suka rela dari hati sendiri. Walaupun rasa ketenteraman yang dicari nggak didapatkan waktu memakai jilbab, tapi nyatalah perjalanan batin mba Yanti nggak berhenti di situ. Akhirnya berdamai dengan diri sendiri justru dengan mencopot jilbab, dengan suka rela juga. Umpama sekolah mba Yanti lulus cum laude, kira2 gitu. Membuat saya jadi iri. Karena dulu waktu sekolah dari madrasah ke Aliyah, saya pake jilbab, dan itu terpaksa. Nggak ada enak2nya pake jilbab dan rok panjang buat saya, puuanas gitu loh, ditambah lagi diledek2 orang di jalanan. Betapa masa kecil/remaja yang menggelisahkan, dari masalah berpakaian. Kemudian saya pake jilbab sekali2, dan itu bukan mencari ketenteraman hati, tapi pingin nunjukin solidaritas untuk para perempuan yang pake jilbab tapi diresehin. Personal is political, kira2 gitu. Pernah demen sesekali pake jilbab waktu musim dingin Des-Feb di New York, karena hangat gitu loh, dan dikomentarin orang kamu cakep deh (kurasa karena jilbabnya fashionable berkesan dress-up, sedangkan orang NY tampil apa adanya, maksudnya nggak fashionable). Tahun2 belakangan terakhir ini, nggak berjilbab diresehin orang juga. Jadi saya nggak pernah berjilbab lagi, karena lagi-lagi personal is political, bukan lantaran mencari ketenteraman hati. Makin diresehin untuk berjilbab makin nggak mau saya pake lagi. Jadi rupanya selama hidup, saya ini termasuk jenis yang nggak mencari ketenteraman hati melalui jilbab/nggak berjilbab, makanya saya jadi iri dengan pengalaman mba Yanti. Jilbab dari pengalaman hidup saya ini lekat dengan pernyataan politik. Tapi yang namanya perempuan, pastilah mencari 'ketenteraman hati' dengan pakaian/penampilan, antara apa yang diiinginkannya pribadi dan kondisi sekelilingnya, termasuk kebiasaan, perubahan2, fashion dsb. Jadi 'ketenteraman hati' saya akhirnya tercapai dengan mengadopsi pakaian dan asesoris bernuansa etnis dan (buatan) lokal kalau mau tampil di depan umum, misalnya di kantor, acara resmi, kondangan, bergaul gitu deh. Kerudung/selendang biasanya di selendangin saja dan dipake di kepala kalo merasa perlu. Saya suka penampilan ini, dan saya anggap sebagai bentuk 'conformity' maksudnya penyesuaian, dengan kondisi kekinian. Pakaian2 lain sesuai kegiatan - karena saya hobi olah raga jadi seringnya tampil pake outfit ini. Keluarga besar saya perempuannya rata2 pake
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
lagi mikir. kalau yg muslimah bergulat dengan jilbabnya. kalau yg ikhwan, bergulat dengan celana pendek ala bob sadino ? 2009/7/12 Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com: Saya ingin komentar tentang istilah mbak Mia berdamai dengan diri sendiri yang saya pahami sebagai proses jujur dan ikhlas dalam mengenal, memahami dan conformity dengan keadaan diri sendiri yang membawa pada keyakinan peran dalam hidup. Salah satu yang menarik dari WM malah bagian ini. Mbak Mia sendiri juga pernah cerita pengalaman ttg pergulatan dalam pekerjaan, etika, dll. Perjalanan mencari Tuhan dari sekian banyak tuhan yang muncul dalam kehidupan kita memang akan jadi perjalanan pribadi, individual yang unik (unique). Sharing antar kita sebetulnya dibatasi oleh banyak keterbatasan komunikasi sehingga kadang-kadang yang terlihat penting hanyalah tampak luar/lahiriyahnya saja padahal yang esensial sebetulnya pergulatan batin yang mendasarinya. Seperti contoh, kisah mbakYanti, bagi sebagian orang seakan-akan sekedar berujung pada fiqh jilbab tidak wajib. Padahal IMHO bukan itu esensinya. Esensinya adalah bagaimana mbak Yanti menjadi manusia yang lebih baik yang berpegang pada ketauhidan sejati, dengan segala kelebihan dan kekurangan dirinya. Salah satu esensi yang penting IMHO malah bagaimana mengalahkan berhala yang muncul, bahkan ketika berhala itu bentuknya kewajiban berjilbab. Berjilbab menjadi berhala ketika mengenakan jilbab menjadi prasyarat hubungan dengan Allah swt. dan seakan-akan memberikan label lebih mulia dibanding yang lain. Kebetulan saja, nash memungkinkan untuk membuat garis yang tegas dengan berhala tersebut bagi mbak Yanti dengan membuka jilbabnya. Solusi bagi yang lain, dengan esensi yang sama bisa saja berbeda tampak lahirnya, misalkan malah mengenakan jilbab. Ketika perjalanan individual agung itu direduksi hanya pada kesimpulannnya fiqh-nya, kemudian kesimpulan tadi itu pun ternyata dievaluasi hanya dengan standar fiqh baku dengan tujuan MENILAI baik dan buruknya seseorang, hilanglah nilai-nilai utamanya, dan bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang lurus. Biar pun katakanlah cara berfikir di atas dianggap tetap Islam, Islam model begini malah jadi kehilangan relevansi dan universalitasnya. Pertanyaan yang penting bagi diri kita semua secara pribadi, lebih penting dari menilai perjalanan orang lain: Apakah kita telah melakukan perjalanan yang penting itu? - Original Message - From: Mia To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Sunday, July 12, 2009 1:56 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Terimakasih mba Yanti sharingnya sangat berkesan. Mba Yanti memakai jilbab pada waktu itu, dari penjelasan di bawah, karena mencari ketenteraman, artinya dengan suka rela dari hati sendiri. Walaupun rasa ketenteraman yang dicari nggak didapatkan waktu memakai jilbab, tapi nyatalah perjalanan batin mba Yanti nggak berhenti di situ. Akhirnya berdamai dengan diri sendiri justru dengan mencopot jilbab, dengan suka rela juga. Umpama sekolah mba Yanti lulus cum laude, kira2 gitu. Membuat saya jadi iri. Karena dulu waktu sekolah dari madrasah ke Aliyah, saya pake jilbab, dan itu terpaksa. Nggak ada enak2nya pake jilbab dan rok panjang buat saya, puuanas gitu loh, ditambah lagi diledek2 orang di jalanan. Betapa masa kecil/remaja yang menggelisahkan, dari masalah berpakaian. Kemudian saya pake jilbab sekali2, dan itu bukan mencari ketenteraman hati, tapi pingin nunjukin solidaritas untuk para perempuan yang pake jilbab tapi diresehin. Personal is political, kira2 gitu. Pernah demen sesekali pake jilbab waktu musim dingin Des-Feb di New York, karena hangat gitu loh, dan dikomentarin orang kamu cakep deh (kurasa karena jilbabnya fashionable berkesan dress-up, sedangkan orang NY tampil apa adanya, maksudnya nggak fashionable). Tahun2 belakangan terakhir ini, nggak berjilbab diresehin orang juga. Jadi saya nggak pernah berjilbab lagi, karena lagi-lagi personal is political, bukan lantaran mencari ketenteraman hati. Makin diresehin untuk berjilbab makin nggak mau saya pake lagi. Jadi rupanya selama hidup, saya ini termasuk jenis yang nggak mencari ketenteraman hati melalui jilbab/nggak berjilbab, makanya saya jadi iri dengan pengalaman mba Yanti. Jilbab dari pengalaman hidup saya ini lekat dengan pernyataan politik. Tapi yang namanya perempuan, pastilah mencari 'ketenteraman hati' dengan pakaian/penampilan, antara apa yang diiinginkannya pribadi dan kondisi sekelilingnya, termasuk kebiasaan, perubahan2, fashion dsb. Jadi 'ketenteraman hati' saya akhirnya tercapai dengan mengadopsi pakaian dan asesoris bernuansa etnis dan (buatan) lokal kalau mau tampil di depan umum, misalnya di kantor, acara resmi, kondangan, bergaul gitu deh. Kerudung/selendang biasanya di selendangin saja dan dipake di kepala kalo merasa perlu. Saya suka penampilan ini, dan saya anggap sebagai bentuk 'conformity' maksudnya
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
:-D Bisa jadi bagi Om Bob juga nggak gampang... apa kalo ketemu sama tukang kebunnya pake celana pendek, lalu kalau ketemu presiden harus berapih-rapih pake jas? Jika itu dilakukan diluar asas fungsionalitas, kepraktisan, dan dilakukan sekedar atas dasar penghormatan yang berbeda antara tukang kebun dan presiden, bukankah malah menjadi tidak ilahiyah scr bagi Allah semua sama kecuali dari ketakwaannya? ;-) - Original Message - From: Ari Condro To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Sunday, July 12, 2009 7:52 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi lagi mikir. kalau yg muslimah bergulat dengan jilbabnya. kalau yg ikhwan, bergulat dengan celana pendek ala bob sadino ? 2009/7/12 Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com: Saya ingin komentar tentang istilah mbak Mia berdamai dengan diri sendiri yang saya pahami sebagai proses jujur dan ikhlas dalam mengenal, memahami dan conformity dengan keadaan diri sendiri yang membawa pada keyakinan peran dalam hidup. Salah satu yang menarik dari WM malah bagian ini. Mbak Mia sendiri juga pernah cerita pengalaman ttg pergulatan dalam pekerjaan, etika, dll. Perjalanan mencari Tuhan dari sekian banyak tuhan yang muncul dalam kehidupan kita memang akan jadi perjalanan pribadi, individual yang unik (unique). Sharing antar kita sebetulnya dibatasi oleh banyak keterbatasan komunikasi sehingga kadang-kadang yang terlihat penting hanyalah tampak luar/lahiriyahnya saja padahal yang esensial sebetulnya pergulatan batin yang mendasarinya. Seperti contoh, kisah mbakYanti, bagi sebagian orang seakan-akan sekedar berujung pada fiqh jilbab tidak wajib. Padahal IMHO bukan itu esensinya. Esensinya adalah bagaimana mbak Yanti menjadi manusia yang lebih baik yang berpegang pada ketauhidan sejati, dengan segala kelebihan dan kekurangan dirinya. Salah satu esensi yang penting IMHO malah bagaimana mengalahkan berhala yang muncul, bahkan ketika berhala itu bentuknya kewajiban berjilbab. Berjilbab menjadi berhala ketika mengenakan jilbab menjadi prasyarat hubungan dengan Allah swt. dan seakan-akan memberikan label lebih mulia dibanding yang lain. Kebetulan saja, nash memungkinkan untuk membuat garis yang tegas dengan berhala tersebut bagi mbak Yanti dengan membuka jilbabnya. Solusi bagi yang lain, dengan esensi yang sama bisa saja berbeda tampak lahirnya, misalkan malah mengenakan jilbab. Ketika perjalanan individual agung itu direduksi hanya pada kesimpulannnya fiqh-nya, kemudian kesimpulan tadi itu pun ternyata dievaluasi hanya dengan standar fiqh baku dengan tujuan MENILAI baik dan buruknya seseorang, hilanglah nilai-nilai utamanya, dan bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang lurus. Biar pun katakanlah cara berfikir di atas dianggap tetap Islam, Islam model begini malah jadi kehilangan relevansi dan universalitasnya. Pertanyaan yang penting bagi diri kita semua secara pribadi, lebih penting dari menilai perjalanan orang lain: Apakah kita telah melakukan perjalanan yang penting itu? - Original Message - From: Mia To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Sunday, July 12, 2009 1:56 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Terimakasih mba Yanti sharingnya sangat berkesan. Mba Yanti memakai jilbab pada waktu itu, dari penjelasan di bawah, karena mencari ketenteraman, artinya dengan suka rela dari hati sendiri. Walaupun rasa ketenteraman yang dicari nggak didapatkan waktu memakai jilbab, tapi nyatalah perjalanan batin mba Yanti nggak berhenti di situ. Akhirnya berdamai dengan diri sendiri justru dengan mencopot jilbab, dengan suka rela juga. Umpama sekolah mba Yanti lulus cum laude, kira2 gitu. Membuat saya jadi iri. Karena dulu waktu sekolah dari madrasah ke Aliyah, saya pake jilbab, dan itu terpaksa. Nggak ada enak2nya pake jilbab dan rok panjang buat saya, puuanas gitu loh, ditambah lagi diledek2 orang di jalanan. Betapa masa kecil/remaja yang menggelisahkan, dari masalah berpakaian. Kemudian saya pake jilbab sekali2, dan itu bukan mencari ketenteraman hati, tapi pingin nunjukin solidaritas untuk para perempuan yang pake jilbab tapi diresehin. Personal is political, kira2 gitu. Pernah demen sesekali pake jilbab waktu musim dingin Des-Feb di New York, karena hangat gitu loh, dan dikomentarin orang kamu cakep deh (kurasa karena jilbabnya fashionable berkesan dress-up, sedangkan orang NY tampil apa adanya, maksudnya nggak fashionable). Tahun2 belakangan terakhir ini, nggak berjilbab diresehin orang juga. Jadi saya nggak pernah berjilbab lagi, karena lagi-lagi personal is political, bukan lantaran mencari ketenteraman hati. Makin diresehin untuk berjilbab makin nggak mau saya pake lagi. Jadi rupanya selama hidup, saya ini termasuk jenis yang nggak mencari
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
Mbak Dessy yang baik, Terimakasih atas emailnya, Saya hanya berbagi cerita bahwa hanya Hati Nurani Manusia yang mampu menjawab sebuah kebenaran, dan itu hanya bisa kita dapatkan dan kita rasakan jika kita melalui mekanisme: Feeling - Thingking - Action. Salam, R.Yanti --- Pada Ming, 12/7/09, yw_d...@yahoo.com yw_d...@yahoo.com menulis: Dari: yw_d...@yahoo.com yw_d...@yahoo.com Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 12 Juli, 2009, 1:35 PM Siang Mba Yanti. Kalau boleh saya simpulkan dari cerita pribadi mba tsb artinya jilbab tdk penting dan yng penting hati tetap berzikir???. Yang saya pahami Jilbab itu hukumnya wajib dan Al Quran telah berbicara ttg hal itu..artinya tidak ada pengecualiaan apapun, bukankah seharusnya hati dan kualitas iman yang harus terus diperbaiki bukannya jilbab yang harus dilepas. Mohon maaf jika tidak berkenan, salam keprihatinan dari saya sesama muslimah.. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rahma Yanti rahma...@yahoo.co.id Date: Fri, 10 Jul 2009 16:31:56 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Buat Pak Chodjim, Terimakasih, maksud saya memang akan saya kirim ke Milis tetapi pada saat saya klik (saya klik digambar amplop) saya pikir itu adalah ke Milis, karena fokus saya adalah menulis saya tidak memperhatikan kepadanya setelah selesai menulis langsung saya klik send dan setelah klik laptop saya matikan. Pada malam harinya saya cek ulang baru saya menyadari kalau email itu tidak terkirim ke milis. Sekali lagi terimakasih. Smoga bermanfaat sharing ini. Wasalam R.Yanti --- Pada Jum, 10/7/09, achmad chodjim chod...@gmail.com menulis: Dari: achmad chodjim chod...@gmail.com Topik: Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Kepada: rahmapkp rahma...@yahoo.co.id Tanggal: Jumat, 10 Juli, 2009, 8:16 PM Salam, Mbak Yanti. Terima kasih atas sharing perihal jilbab. Tetapi email ini koq hanya ke saya dan bukan WM? Wah sayang sekali Mbak bila tidak disharingkan ke WM. Suwun, chodjim - Original Message - From: rahmapkp rahma...@yahoo.co.id To: chod...@gmail.com Sent: Thursday, July 09, 2009 4:12 AM Subject: Jilbab dan pengalaman pribadi Kepada semua teman - teman Milis ini, Saya hanya ingin sharing saja disini Saya sejak kecil telah didoktrin oleh orangtua saya untuk menjalankan Islam dengan semua aktifitas keislaman yang menurut mereka adalah wajib. Tetapi saya merasa tetap belum mengenal Islam sehingga saya merasa perlu mempelajari Islam dengan berbagai macam cara: mendengarkan ceramah agama dari berbagai macam guru agama/ustad/kiyai, ikut training ramadhan, organisasi islam, membaca buku terbitan dalam negeri dan luar negeri (khususnya mesir, malaysia dan belanda) , kursus dasar bahasa arab dsbnya. Hal ini saya lakukan karena di dalam perasaan saya waktu itu saya menjalankan sholat tetapi kok tidak merasakan manfaat sholat, saya mengaji tetapi kok tidak merasakan manfaat dari mengaji. Akhirnya saya berfikir mungkin saya bisa mendapatkan ketentraman dengan saya mulai menutup aurat (menurut pemahaman saya waktu itu) atau berjilbab. Akhirnya saya mengenakan jilbab, dimana pada masa itu jilbab dianggap barang aneh/barang baru. Di sekolah-sekolah umum belum diperbolehkan, masih terlihat sangat minoritas dan penuh perjuangan untuk bisa memakainya pada jam-jam sekolah. Dan di lingkungan masyarakat umum belum familiar hanya dikalangan pesantrenlah jilbab saat itu bukan hal aneh. Duabelas tahun saya jalani menggunakan jilbab tersebut 1985 - 1997 dengan harapan saya dapat menemukan TUHAN saya apabila saya memulainya dengan menutup aurat pada pemahaman saya waktu itu, tetapi perasaan saya tetap tidak merasa tentram, masih banyak hal yang jika saya buatkan relevansinya kepada smua ayat-ayat di dalam alquran membuat saya semakin tidak menemukan ketenangan dan kebenaran yang saya harapkan.Semakin banyak pertentangan yang saya temui. Akhirnya saya putuskan untuk membukanya karena saya merasa dengan menggunakan jilbabpun hanya kemunafikan yang saya rasakan, juga perasaan sombong yang terkadang melintas dihati saya karena merasa ekslusif.Tidak bisa saya rasakan Getaran ALLAH di dalam hati saya Akhirnya saya memutuskan untuk membuka jilba dan memulai kembali perjalanan hati saya dengan hanya melakukan: Dzikir - mengingat Allah - Eling atau apalah istilahnya, hanya itu yang saya lakukantapi hal itu sungguh membuat perubahan di dalam perjalanan hati saya..saya mampu merasakan getaran dan kedekatan yang dinamakan Manusia sebagai TUHANnya, tidak ada lagi pertentangan dalam hati saya, smua berjalan dengan rasa damai dan kontrol diri yang otomatis saya rasakan. Pertanyaan saya apabila saya membuka jilbab apakah teman - teman muslimah mengatakan saya seorang munafik? siapa yang akan menjadi hakim untuk mevonis saya munafik? atau murtad
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
Mba Yanti, slm kenal dari saya. Mohon maaf jika email saya mnimbulkan ketidaknyaman. Dan terima kasih atas respon email dr teman2 tmsk WM yang mengirimi beberapa artikel, walaupun kalo akan dibahas bisa menjadi pembahasan yang sangt panjang. Dan sehub juga dgn saya yang baru aktif lagi membaca milis ini shg bbrp diskusi sblmny perihal hal ini terlewat. Yang pasti email saya tidak bermaksud untuk menjudge siapapun. Dan perbedaan dlm hal ini tentu sah2 saja, semua tentu kita kembalikan kepadaNya Mari kita sm bdoa semoga kebenaran yang mampu di jawab oleh hati nurani kita ini adalah sesuatu yang benar menurut Allah dan RasulNya Salam Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rahma Yanti rahma...@yahoo.co.id Date: Mon, 13 Jul 2009 01:07:37 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Mbak Dessy yang baik, Terimakasih atas emailnya, Saya hanya berbagi cerita bahwa hanya Hati Nurani Manusia yang mampu menjawab sebuah kebenaran, dan itu hanya bisa kita dapatkan dan kita rasakan jika kita melalui mekanisme: Feeling - Thingking - Action. Salam, R.Yanti --- Pada Ming, 12/7/09, yw_d...@yahoo.com yw_d...@yahoo.com menulis: Dari: yw_d...@yahoo.com yw_d...@yahoo.com Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 12 Juli, 2009, 1:35 PM Siang Mba Yanti. Kalau boleh saya simpulkan dari cerita pribadi mba tsb artinya jilbab tdk penting dan yng penting hati tetap berzikir???. Yang saya pahami Jilbab itu hukumnya wajib dan Al Quran telah berbicara ttg hal itu..artinya tidak ada pengecualiaan apapun, bukankah seharusnya hati dan kualitas iman yang harus terus diperbaiki bukannya jilbab yang harus dilepas. Mohon maaf jika tidak berkenan, salam keprihatinan dari saya sesama muslimah.. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rahma Yanti rahma...@yahoo.co.id Date: Fri, 10 Jul 2009 16:31:56 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Buat Pak Chodjim, Terimakasih, maksud saya memang akan saya kirim ke Milis tetapi pada saat saya klik (saya klik digambar amplop) saya pikir itu adalah ke Milis, karena fokus saya adalah menulis saya tidak memperhatikan kepadanya setelah selesai menulis langsung saya klik send dan setelah klik laptop saya matikan. Pada malam harinya saya cek ulang baru saya menyadari kalau email itu tidak terkirim ke milis. Sekali lagi terimakasih. Smoga bermanfaat sharing ini. Wasalam R.Yanti --- Pada Jum, 10/7/09, achmad chodjim chod...@gmail.com menulis: Dari: achmad chodjim chod...@gmail.com Topik: Re: Jilbab dan pengalaman pribadi Kepada: rahmapkp rahma...@yahoo.co.id Tanggal: Jumat, 10 Juli, 2009, 8:16 PM Salam, Mbak Yanti. Terima kasih atas sharing perihal jilbab. Tetapi email ini koq hanya ke saya dan bukan WM? Wah sayang sekali Mbak bila tidak disharingkan ke WM. Suwun, chodjim - Original Message - From: rahmapkp rahma...@yahoo.co.id To: chod...@gmail.com Sent: Thursday, July 09, 2009 4:12 AM Subject: Jilbab dan pengalaman pribadi Kepada semua teman - teman Milis ini, Saya hanya ingin sharing saja disini Saya sejak kecil telah didoktrin oleh orangtua saya untuk menjalankan Islam dengan semua aktifitas keislaman yang menurut mereka adalah wajib. Tetapi saya merasa tetap belum mengenal Islam sehingga saya merasa perlu mempelajari Islam dengan berbagai macam cara: mendengarkan ceramah agama dari berbagai macam guru agama/ustad/kiyai, ikut training ramadhan, organisasi islam, membaca buku terbitan dalam negeri dan luar negeri (khususnya mesir, malaysia dan belanda) , kursus dasar bahasa arab dsbnya. Hal ini saya lakukan karena di dalam perasaan saya waktu itu saya menjalankan sholat tetapi kok tidak merasakan manfaat sholat, saya mengaji tetapi kok tidak merasakan manfaat dari mengaji. Akhirnya saya berfikir mungkin saya bisa mendapatkan ketentraman dengan saya mulai menutup aurat (menurut pemahaman saya waktu itu) atau berjilbab. Akhirnya saya mengenakan jilbab, dimana pada masa itu jilbab dianggap barang aneh/barang baru. Di sekolah-sekolah umum belum diperbolehkan, masih terlihat sangat minoritas dan penuh perjuangan untuk bisa memakainya pada jam-jam sekolah. Dan di lingkungan masyarakat umum belum familiar hanya dikalangan pesantrenlah jilbab saat itu bukan hal aneh. Duabelas tahun saya jalani menggunakan jilbab tersebut 1985 - 1997 dengan harapan saya dapat menemukan TUHAN saya apabila saya memulainya dengan menutup aurat pada pemahaman saya waktu itu, tetapi perasaan saya tetap tidak merasa tentram, masih banyak hal yang jika saya buatkan relevansinya kepada smua ayat-ayat di dalam alquran membuat saya semakin tidak menemukan ketenangan dan kebenaran yang saya harapkan.Semakin banyak pertentangan yang saya temui. Akhirnya saya putuskan untuk