Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-07 Terurut Topik L.Meilany
Lain dong pak:
para biarawati itu memakai tutup kepala memang mereka sadar dan terima ikhlas.
Untuk jadi biarawati itu kan kan gampang perlu perenungan- mereka sama sekali 
harus mampu melepaskan 
diri dari hal yg bersifat keduniawian; makanya kan rambutnya harus dipotong 
pendek bahkan ada yg nyaris gundul.

Tapi kalo jilbab yg dipakai oleh perempuan islam kebanyakan merupakan cara 
berbusana.
Jadi bentuknya banyak yg di model-model bahkan bisa mengubah penampakan bentuk 
kepala, raut wajah.
Kalo yg mau mukanya kelihatan seperti bulat telur maka jilbabnya dipakai 
menutupi sebagian pipi.

Salam, 
l.meilany
  - Original Message - 
  From: jano ko 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, August 03, 2009 5:49 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -


Cuma rambutnya tipis sekali, kliatan gitu kulit kepalanya.

  Atau kalo yg tadinya rambutnya lebat jadi tipis.

  ---

  Janoko :

  Para suster itu juga pakai penutup kepala seperti Jilbab, tapi mereka juga 
oke-oke saja dan tidak pernah dipermasalahkan. Mother Theresia juga pakai 
penutup kepala seperti jilbab.

  Sebenarnya tidak ada masalah dengan jilbab, masalah itu ada pada insan - 
insan yang mempermasalahkan jilbab yang memang mereka digaji untuk 
mempermasalahkan jilbab.

  Salam 

  Janoko

  -o0o-

  --- On Mon, 3/8/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote:

  From: L.Meilany wpamu...@centrin.net.id
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Date: Monday, 3 August, 2009, 3:09 PM

   

  Biasanya kalo terbiasa pake jilbab, di rumah meski dihadapan suaminya, waktu 
tidur juga berjilbab.

  Jilbab itu sudah menyatu seperti pakaian dalam.

  Kayaknya juga ngga sampai botak deh. Cuma rambutnya tipis sekali, kliatan 
gitu kulit kepalanya.

  Atau kalo yg tadinya rambutnya lebat jadi tipis.

  Salam, 

  l.meilany

  - Original Message - 

  From: Wikan Danar Sunindyo 

  To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com 

  Sent: Thursday, July 30, 2009 5:07 PM

  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

  terus nanti pertanyaannya buat apa rambut subur panjang bagus dipamer2-in

  biar aja dari kecil berjilbab, kalau suaminya beriman dan bertakwa

  kepada Allah SWT lihat istrinya botak/rambutnya gak bagus ya masih

  tetap bisa bersyukur

  he he :)

  salam,

  --

  wikan

  2009/7/30 Ari Condro masar...@gmail. com:

  

  

   Waduh, anak saya masuk sekolah islam, jadi di tk nya sudah wajib pakai

   jilbab. masa harus saya pindahkan dulu sampai tk dan sdnya ke sekolah

   tetangga, st stanislaus biar rambutnya tumbuh subur semerbak, huehehhe

   ... :))

  

   On 7/30/09, L.Meilany wpamu...@centrin. net.id wrote:

   Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan :

   Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia ABG,

   14

   an tahun.

   Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat.

  

   Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit kepala

   rambut

   tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg dipakaikan

   jilbab

   sejak dini,

   nyaris rambutnya tipis, jarang.

  

   Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari.

   Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati.

  [Non-text portions of this message have been removed]











  Get your preferred Email name!
  Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. 
  http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

  [Non-text portions of this message have been removed]



  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-07 Terurut Topik L.Meilany
Kalo rambutnya berwarna 'pirang' kebanyakan sih gizinya kurang betul.
Tapi mungkin juga keturunan, kalo kayak gini ya susah; 
atau mungkin waktu dalam kandungan Iin minum obat2 tertentu.

Tapi kalo dalam masa pertumbuhan insya Allah akan ada perbaikan meski tidak 
maksimal.
Jadi :
Banyak konsumsi buah2-an dan sayuran [ biasanya kan anak kecil susah]
Terutama bayam, wortel, ketimun, selada krop [lettuce]
Kemudian juga konsumsi 'whole grain' [biji2-an, kacang2-an, padi2-an/serelia yg 
dikonsumsi utuh]
Misalnya kalo beras harus yg masih ada bekatul dan dedaknya [ brown rice]
Harganya lumayan rada mahal kebanyakan ada di toko2 yg jual bahan pangan 
organik.

Atau konsul ke dokter/ahli gizi

Kalo kebanyakan orang sih katanya konsumsi kacang ijo, kemudian setiap malam 
rambutnya diolesi lidah buaya asli-
katanya juga manjur. Rambutnya jadi lebat, tebal dan hitam.
Lama juga sih dari umur 8 bulan sampai 2 tahun dengan rajin, baru kliatan 
hasilnya.

Salam, 
l.meilany
  - Original Message - 
  From: Ari Condro 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, August 03, 2009 3:40 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -


yah, kalau di rumah sih gak pakai jilbab, mbak. :))

  cuma di sekolah saja, antara jam 8-11. kalau lagi pergi pergi aja,
  kadang pakai jilbab, kadang nggak. banyakan nggaknya. elsi malah
  tomboy nih, lebih suka pakai kaos ala basket dan celana. :p bingung
  aja, wajahnya lembut, suaranya halus, tapi tomboy. sukanya bola dan
  truk. boneka barbie dibuang jauh jauh.

  cuman rada kawatir, rambutnya jenis rambut halus, beberapa bagian ada
  yg berwarna perang kuning kemerahan gitu, kayak rambut jagung.

  On 8/3/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote:
   Pake jilbabnya pas sedang sekolah saja.
   Kalo di rumah, main2 dengan tetangga, diajak pergi
   ya nggak usah berjilbab dulu. Belum akil balik kan, masa sih kepikiran untuk
   bergenit-genit?
  
   Di kampung belakang tempat saya ada anak2 sudah dijilbabin.
   Pokoknya pake jilbab, meski pake rok selutut, meski pake kaos lengan
   pendek,
   meski main2 di comberan cari makanan ikan, meski main sepeda, main
   panas2-an, main hujan2-an.
   Dan ketika di buka selain bau keringat yg khas, rambutnya kebanyakan tipis,
   jarang2 warnanya juga
   gak sehat.
   Coba saja lihat dan buktikan!
   Di komunitas Rufaqa pun demikian dari kecil kepala anak2 iotu laki2 atupun
   perempuan sudah di'bekap'
   Dan kalo di buka keliatanlah rambutnya yg 'aneh'
   Kalo cuma lihat kepalanya saja nggak kentara mana yg anak laki2 dan mana yg
   perempuan.
   Padahal menurut tafsirat Qur'an, menurut hadith, perempuan nggak boleh
   menyerupai laki2 begitu juga sebaliknya.
  
   Nah kalo urusan masalah rambut itu gimana rumusannya?
   Kalo kenyataannya bentuk rambut antara laki2 dan perempuan sama.
  
  
  
   Salam,
   l.meilany
  
   - Original Message -
   From: Ari Condro
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
   Sent: Thursday, July 30, 2009 4:48 PM
   Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
  
  
   Waduh, anak saya masuk sekolah islam, jadi di tk nya sudah wajib pakai
   jilbab. masa harus saya pindahkan dulu sampai tk dan sdnya ke sekolah
   tetangga, st stanislaus biar rambutnya tumbuh subur semerbak, huehehhe
   ... :))
  
   On 7/30/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote:
Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan :
Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia
   ABG, 14
an tahun.
Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat.
   
Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit
   kepala
rambut
tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg dipakaikan
   jilbab
sejak dini,
nyaris rambutnya tipis, jarang.
   
Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari.
Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati.
   
Salam,
l.meilany
   
   
- Original Message -
From: eyang_mbelgedes
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, July 29, 2009 12:33 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
   
   
Proses (yg dilakukan wali/orangtua terhadap anak perempuan mereka agar
mengenakan jilbab) biasanya sudah dilakukan sejak (anak) perempuan itu
   masih
balita. Dengan cara ini anak-anak perempuan tersebut tidak biasanya
   tidak
melawan atau mempertanyakan mengapa mereka harus mengenakan jilbab
   mereka.
Setahu mereka, jilbab hanyalah perangkat baju normatif, pakaian biasa,
   bukan
pakaian politis yang digunakan untuk menggolong-golongkan agama
   seseorang
dari yang lain. Sedemikian biasanya mereka melihat, mengenakan dan
   menerima
jilbab itu sehingga mereka akan merasa tidak lengkap, risih, telanjang
   jika
melepasnya di muka publik. Perasaan 'tidak pantas' itu membuat mereka
   merasa
lebih aman dan nyaman jika jilbab itu tetap

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-07 Terurut Topik Ari Condro
gak seluruh rambut sih, hanya satu dua bagian tertentu.
rada keturunan juga seh kayaknya ... :p


2009/8/7 L.Meilany wpamu...@centrin.net.id:


 Kalo rambutnya berwarna 'pirang' kebanyakan sih gizinya kurang betul.
 Tapi mungkin juga keturunan, kalo kayak gini ya susah;
 atau mungkin waktu dalam kandungan Iin minum obat2 tertentu.

 Tapi kalo dalam masa pertumbuhan insya Allah akan ada perbaikan meski tidak
 maksimal.
 Jadi :
 Banyak konsumsi buah2-an dan sayuran [ biasanya kan anak kecil susah]
 Terutama bayam, wortel, ketimun, selada krop [lettuce]
 Kemudian juga konsumsi 'whole grain' [biji2-an, kacang2-an, padi2-an/serelia
 yg dikonsumsi utuh]
 Misalnya kalo beras harus yg masih ada bekatul dan dedaknya [ brown rice]
 Harganya lumayan rada mahal kebanyakan ada di toko2 yg jual bahan pangan
 organik.

 Atau konsul ke dokter/ahli gizi

 Kalo kebanyakan orang sih katanya konsumsi kacang ijo, kemudian setiap malam
 rambutnya diolesi lidah buaya asli-
 katanya juga manjur. Rambutnya jadi lebat, tebal dan hitam.
 Lama juga sih dari umur 8 bulan sampai 2 tahun dengan rajin, baru kliatan
 hasilnya.

 Salam,
 l.meilany
 - Original Message -
 From: Ari Condro
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Sent: Monday, August 03, 2009 3:40 PM
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

 yah, kalau di rumah sih gak pakai jilbab, mbak. :))

 cuma di sekolah saja, antara jam 8-11. kalau lagi pergi pergi aja,
 kadang pakai jilbab, kadang nggak. banyakan nggaknya. elsi malah
 tomboy nih, lebih suka pakai kaos ala basket dan celana. :p bingung
 aja, wajahnya lembut, suaranya halus, tapi tomboy. sukanya bola dan
 truk. boneka barbie dibuang jauh jauh.

 cuman rada kawatir, rambutnya jenis rambut halus, beberapa bagian ada
 yg berwarna perang kuning kemerahan gitu, kayak rambut jagung.

 On 8/3/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote:
 Pake jilbabnya pas sedang sekolah saja.
 Kalo di rumah, main2 dengan tetangga, diajak pergi
 ya nggak usah berjilbab dulu. Belum akil balik kan, masa sih kepikiran
 untuk
 bergenit-genit?

 Di kampung belakang tempat saya ada anak2 sudah dijilbabin.
 Pokoknya pake jilbab, meski pake rok selutut, meski pake kaos lengan
 pendek,
 meski main2 di comberan cari makanan ikan, meski main sepeda, main
 panas2-an, main hujan2-an.
 Dan ketika di buka selain bau keringat yg khas, rambutnya kebanyakan
 tipis,
 jarang2 warnanya juga
 gak sehat.
 Coba saja lihat dan buktikan!
 Di komunitas Rufaqa pun demikian dari kecil kepala anak2 iotu laki2 atupun
 perempuan sudah di'bekap'
 Dan kalo di buka keliatanlah rambutnya yg 'aneh'
 Kalo cuma lihat kepalanya saja nggak kentara mana yg anak laki2 dan mana
 yg
 perempuan.
 Padahal menurut tafsirat Qur'an, menurut hadith, perempuan nggak boleh
 menyerupai laki2 begitu juga sebaliknya.

 Nah kalo urusan masalah rambut itu gimana rumusannya?
 Kalo kenyataannya bentuk rambut antara laki2 dan perempuan sama.



 Salam,
 l.meilany

 - Original Message -
 From: Ari Condro
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Sent: Thursday, July 30, 2009 4:48 PM
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -


 Waduh, anak saya masuk sekolah islam, jadi di tk nya sudah wajib pakai
 jilbab. masa harus saya pindahkan dulu sampai tk dan sdnya ke sekolah
 tetangga, st stanislaus biar rambutnya tumbuh subur semerbak, huehehhe
 ... :))

 On 7/30/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote:
  Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan :
  Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia
 ABG, 14
  an tahun.
  Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat.
 
  Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit
 kepala
  rambut
  tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg dipakaikan
 jilbab
  sejak dini,
  nyaris rambutnya tipis, jarang.
 
  Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari.
  Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati.
 
  Salam,
  l.meilany
 
 
  - Original Message -
  From: eyang_mbelgedes
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Sent: Wednesday, July 29, 2009 12:33 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
 
 
  Proses (yg dilakukan wali/orangtua terhadap anak perempuan mereka agar
  mengenakan jilbab) biasanya sudah dilakukan sejak (anak) perempuan itu
 masih
  balita. Dengan cara ini anak-anak perempuan tersebut tidak biasanya
 tidak
  melawan atau mempertanyakan mengapa mereka harus mengenakan jilbab
 mereka.
  Setahu mereka, jilbab hanyalah perangkat baju normatif, pakaian biasa,
 bukan
  pakaian politis yang digunakan untuk menggolong-golongkan agama
 seseorang
  dari yang lain. Sedemikian biasanya mereka melihat, mengenakan dan
 menerima
  jilbab itu sehingga mereka akan merasa tidak lengkap, risih, telanjang
 jika
  melepasnya di muka publik. Perasaan 'tidak pantas' itu membuat mereka
 merasa
  lebih aman dan nyaman jika jilbab itu tetap dikenakan. Dengan kata lain,
  jilbabisasi

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-07 Terurut Topik Dendikeren amat


--- On Fri, 7/31/09, Mia al...@yahoo.com wrote:

From: Mia al...@yahoo.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -







 





  Aaei, jadi gimana:

1. Kita sama2 setuju menutup aurat wajib. Ok, cek.  Menurut Aa, yang nggak 
berjilbab apakah sudah menutup auratnya atau nggak? Please cek.
Jawab : Jilbab adalah alat/pakaian yg saat ini dipakai untuk menutup aurat 
bagian atas disebut juga sebagai kerudung. nah selain jilbab dan kerudung 
apakah ada model lain untuk menutup aurat bagian atas selain jilbab? ya cari 
aja lah... pake jilbab juga kan harus seperangkat kebawahnya juga, kan...?! 



2. Menurut Aa di posting sebelumnya, nenek-nenek yang pake jilbab itu 
mendapatkan hidayah, tapi di bawah bilang jilbab bukan ukuran seseorang dapet 
hidayah.  Ini gimana?
Jawab : hidayah itu dasarnya dari hati kesadaran akan kewajiban yg harus 
dilaksanakan. kalo dasarnya malu karena ubanan?



3. Mengenai macam2 musafir itu dimengerti, terimakasih atas penjelasannya.  
Yang saya tanyakan sebelumnya, apa maksudnya ketika nggak solat  berpakaian 
seperti orang gila, tapi waktu solat pakaiannya bersih?  

Jawab : sebetulnya ga semua musafir berpakaian seperti gembel karena ada juga 
yg berpakaian normal tapi diantaranya ada juga sebelum sholat dia ga ketahuan 
orang sebagai orang normal tapi ketika waktu sholat dia mandi dan ganti baju. 
bahkan ada diantaranya yg menjadi imam besar di sebuah mesjid agung di Surabaya.
Begitcu.. mama mia yg cuakep... i love u and all full...


salam manis,




--- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Dendikeren amat dendicute77@  
wrote:



 Kawan, kalo kita melihat dari luar memang kita akan sulit untuk mengerti 
 apalagi kalo pikiran sering negatif pada orang lain (tidak terlatih untuk 
 melihat jelas). pasti kita akan banyak curiga pada siapapun juga.(maaf) kita 
 memang sering terpaku pada penampilan, wajar jika sering tertipu.

 

 sebagaimana komunitas lain, para musafir juga terbagi-bagi menjadi beberapa 
 jenis manusia.

 

 1. Ada musafir yang memang dia melakukan suatu perjalanan dengan niat melatih 
 diri, melatih mental, kesabaran dan pengamalan ilmu agama. karena ga mungkin 
 kita bisa sabar bila tidak ada yang menghina, tidak ada yang mencaci, 
 memfitnah, dll. tidak mungkin kita bisa menjadi manusia syukur bila kita ga 
 melatih diri untuk tidak membuang rezeki walalu hanya sebutir.  menumbuhkan 
 rasa qona-ah tawadlu menghilangkan keegoisan diri jelas perlu riyadoh, ada yg 
 ringan juga ada yg berat. tidak jarang para musafir ini adalah anak kyai. ato 
 santri utama di sebuah pondok pesantren. bisa dibedakan musafir beneran dan 
 musafir gila yaitu dari kuku dia bersih. para musafir ini biasanya ada di 
 tempat-tempat ziarah.  tapi ada juga yg sengaja ngegembel di kota. Jangan 
 salah para kyai kesohor juga pada jenis musafir beneran suka minta didoakan 
 agar lebih berkah.

 2. Ada juga musafir munafik dan jahat tukang nipu. melakukan perjalanan untuk 
 cari mangsa.

 3. Ada yang memang orang stress ato gila beneran. Ini yg perlu dikasihani. 

 4. ada gembel yg memang sengaja untuk cari duit ya pengemis itulah, tkg 
 palak, pengamen, anak jalanan.

 

 Mama mia yg selalu manis, dikit-dikit we atuh, rambut memang mahkota wanita 
 tapi apapun alasannya ya seyogyanya ditutup juga bagian lain. kreatif aja 
 gimana caranya biar ga rusak, cari kain yg bagus, enak dipake, modis ga bikin 
 rusak rambut, badan. ga selalu harus jilbab. ajaran ga usah dibikin repot. yg 
 masih gadis, dan masih seksi masa kalah ma nenek-nenek mau tutup aurat, 
 he...he..he. . 

 

 Apapun alasannya alangkah baiknya jika didasarkan pada sikap Lillahita'ala. 
  Aduh jadi malu ma Pak Cojim. Pie kabare pak Cojim?

 

 Jilbab bukan ukuran seseorang dapet hidayah, karena banyak juga yang 
 berjilbab kelakukannya masih kayak syetan. (maaf agak kasar). Hidayah itu 
 adanya pada seseorang yg mau intropeksi diri memperbaiki diri karena orang yg 
 intropeksi diri itu selalu :

 

 1. Menghargai orang lain, 

 2. ga sombong dan ga merasa lebih dari orang lain

 3. tepo seliro dan ga mudah tersinggung.

 4. selalu melihat ke dalam, ga pernah menyalahkan orang lain.

 5. dll.

 

 Salam manis,

 Dendi

 

 

 

 --- On Wed, 7/29/09, Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ ... wrote:

 

 From: Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ ...

 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

 To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com

 Date: Wednesday, July 29, 2009, 10:59 AM

 

 

 

 

 

 

  

 

 

 

 

 

   gue kok malah curiga sama orang2 pengemis gitu kan suka 
 menyamar

 

 biasanya dia pake baju rapi atau biasa

 

 lha tiba giliran berdinas atau jadi pengemis

 

 dia tukar baju jadi pengemis, bajunya acak2-an dan serabutan

 

 penampilannya dibikin memelas gitulah

 

 

 

 salam,

 

 --

 

 wikan

 

 

 

 2009/7/29 Mia al...@yahoo. com:

 

 

 

 

 

  Pak Dendi, iya di WM ini kita memang setuju menutup aurat itu

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-06 Terurut Topik Ari Condro
iya, saya juga prihatin.  jaman sekarang anak kelas tk nol kecil udah
harus bisa baca tulis, ngitung sampai 50, bahasa inggris.

menurut saya sistem pendidikan buat anak anak di indoensia sudah
merampas ham anak kecil.  heran. sapa yah yg mulai bikin metode kayak
gitu ???




2009/8/6 Lina Dahlan linadah...@yahoo.com:


 Memaksa anak belajar matematika, sejarah,selain dapat dikategorikan
 melakukan upaya pencucian otak adalah suatu kesewenangan orang tua yg
 melanggar hak asasi anak untuk bermain...:-))

 Ya..ya..ya dalam konteks ini (A) jilbab harus dibedakan dari pakaian
 sehari-hari krn

 Ya..ya..ya dalam konteks ini (B) jilbab harus disamakan dari pakaian
 sehari-hari krn cuma dress code...

 Ya..ya..ya...bergantung kebutuhan. Dikotomis.

 wassalam,

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, eyang_mbelgedes
 eyang_mbelge...@... wrote:

 Memaksa anak mengenakan jilbab sejak dini, selain dapat dikategorikan
 melakukan upaya pencucian otak, adalah suatu kesewenangan orangtua yg
 melanggar hak asasi manusia. Kata 'memaksa' harus digarisbawahi. Sama halnya
 dengan 'memaksa' anak sekolah untuk bekerja mencari nafkah. Di dalam konteks
 ini jilbab harus dibedakan dari pakaian sehari-hari krn pengenaannya
 mempunyai makna religius dan sosiologis yang berbeda.


 



-- 
salam,
Ari


Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-06 Terurut Topik jano ko
 Anak2 tdk wajjib kok pake jilbab,klo di hadist mengatakan bahwa yg harus 
 menuutupi aurat itu bagi perempuan yg sudah balig(yg sudah Menstruasi). tapi 
 klo untuk membiasakan anak pake kerudung...ya ga apa2..asalkan jng memaksa tp 
 atas keinginan anak

---
 
Janoko :
 
Janoko mumet lagi.
Kalau caranya kaya gitu, bisa bubar negara kita.
Anak - anak kita tiap pagi harus diajarkan disiplin untuk masuk sekolah, kalau 
ngikutin keinginan anak repot dong, anak pastinya ingin tidur aja dan tidak mau 
sekolah.
 
Salim
 
-o0o-

--- On Thu, 6/8/09, centralcom.milis centralcom.mi...@yahoo.com wrote:


From: centralcom.milis centralcom.mi...@yahoo.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Thursday, 6 August, 2009, 12:00 PM


  



--- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, eyang_mbelgedes eyang_mbelgedes@ 
... wrote:

 Memaksa anak mengenakan jilbab sejak dini, selain dapat dikategorikan 
 melakukan upaya pencucian otak, adalah suatu kesewenangan orangtua yg 
 melanggar hak asasi manusia. Kata 'memaksa' harus digarisbawahi. Sama halnya 
 dengan 'memaksa' anak sekolah untuk bekerja mencari nafkah. Di dalam konteks 
 ini jilbab harus dibedakan dari pakaian sehari-hari krn pengenaannya 
 mempunyai makna religius dan sosiologis yang berbeda.


 maksa anak pakai jilbab menurutku kurang bagus walaupun maksudnya untuk 
 membiasakan anak spy pakai jilbab.Alangkah baiknya kita memberikan nasehat2 
 tentang apa maksud perempuan pakai jilbab,sehingga tanpa perlu dipaksa anak 
 akan menyadari dan menerima apa yg kita nasehatkan.
 Anak2 tdk wajjib kok pake jilbab,klo di hadist mengatakan bahwa yg harus 
 menuutupi aurat itu bagi perempuan yg sudah balig(yg sudah Menstruasi). tapi 
 klo untuk membiasakan anak pake kerudung...ya ga apa2..asalkan jng memaksa tp 
 atas keinginan anak

salam 

Tita

















  New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-05 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
jaman sekarang kan nggak pake sumur mas jano
adanya air ledeng
ada2 aja mas jano ini

salam,
--
wikan

2009/8/4 jano ko ko_j...@yahoo.com:


 adapula yang memberikan kebebasan/keleluasa an kepada anaknya untuk

 memilih apa yang menurut si anak benar

 ---

 Janoko :

 Satu lagi pemikiran yang unik.
 Bayi 1 tahun diberi kebebasan ?, kecemplong sumur, gan !!


Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-05 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
menarik juga nih soal kerabat mbak mia di amerika
di sini, rata2 keluarga indonesia yang tinggal di sini (austria,
jerman) mulai khawatir dengan pergaulan anak2-nya kalau mulai beranjak
remaja
kalau masih kecil sih masih gampang dan bisa diatur
kalau udah ABG sedikit banyak mulai terpengaruh teman2 sebaya
apalagi dengan suasana pergaulan yang bebas, seks bebas, bikin ortu ketar-ketir
pendidikan agama yang terlalu ketat belum tentu bisa membuat sang anak
jadi lebih baik
karena masa ABG, masa anak cari jati diri

secara umum, problem muslim di eropa adalah pencarian identitas
antara apakah mereka menjadi warga eropa atau menjadi muslim
dan kadang tidak bisa/sulit untuk menjadi kedua2-nya
kalau mau jadi warga eropa, ya harus siap dengan makan minuman yang
bisa jadi haram, gaya hidup dan pergaulan bebas
kalau jadi muslim ya masuk enclavenya sendiri, gaul sama orang turki,
arab atau iran
even generasi2 muda turki  iran di eropa sekarang lebih bebas dan
lebih ng-eropa ketimbang ortu/kakek-neneknya
jadi kadang2 gak sholat  makan babi, minum anggur, lebih bebas dan
kehilangan identitas keislamannya
ada pula yang merasa jenuh dengan eropa, cari identitas keislaman
jatuhnya malah jadi teroris karena frustasi dengan rusaknya moral
eropa
yah begitulah

salam,
--
wikan


2009/8/5 Mia al...@yahoo.com:


 Saya biasanya nggak pernah berkomentar kepada ortu gimana mendidik anaknya,
 karena saya termasuk ortu yang 'speechless'. Tapi suatu ketika saya nggak
 bisa menahan diri. Kerabat saya yang salafi yang tinggal di Amrik, kawin
 dengan orang hitam Amrik, suatu hari berkunjung ke rumahku. Dia pake
 cadar/burqa hitam2, tapi anaknya yang laki2 dan perempuan biasa aja bajunya,
 bahkan anak perempuannya yang usia 8 tahunan, pakaiannya model andro tomboy
 untuk ukuran orang Indonesia.

 So saya tanya kenapa anak perempuannya nggak berjilbab/cadar. Dia bilang,
 terserah saja dengan anaknya nanti. Kerabatku ini nggak menyekolahkan
 anak2nya di sekolah di Amrik, tapi mendidik anak2nya di rumah. Dibolehkan
 oleh peraturan setempat, tapi dia mesti ambil sertifikasi guru. Komputer dan
 internet di rumah sangat membantu, kata ibunya, untuk ganti sosialisasi.
 Yah, US is such a great country, yang mensupport komunitas muslim sedemikian
 rupa sehingga rata2 mereka bisa mencapai kesejahteraan ekonomi/sosial yang
 melebihi komunitas muslim di negara2 lain.


Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-05 Terurut Topik jano ko
E-young :Memaksa anak mengenakan jilbab sejak dini, selain dapat dikategorikan 
melakukan upaya pencucian otak, adalah suatu kesewenangan orangtua yg melanggar 
hak asasi manusia.
---
Janoko :Sejak kemarin e-young ini bicara soal cuci mencuci, bisnis loundry 
apa ?, kalau nanti ketahuan om Dwi bisa disemprit tuch, engga boleh promosi di 
WM.Kalau orang eskimo membaca pendapat E-young pasti dech pada ngamok, lha 
soale di Alaska sana daerahnya dingin, mosok engga boleh pakai jilbab.Coba 
lihat http://en.wikipedia.org/wiki/EskimoYuhuuuJanoko-o0o On Wed, 5/8/09, 
eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com wrote:

From: eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Wednesday, 5 August, 2009, 3:25 PM












 
 





  Memaksa anak mengenakan jilbab sejak dini, selain dapat 
dikategorikan melakukan upaya pencucian otak, adalah suatu kesewenangan 
orangtua yg melanggar hak asasi manusia. Kata 'memaksa' harus digarisbawahi. 
Sama halnya dengan 'memaksa' anak sekolah untuk bekerja mencari nafkah. Di 
dalam konteks ini jilbab harus dibedakan dari pakaian sehari-hari krn 
pengenaannya mempunyai makna religius dan sosiologis yang berbeda. 




 

  




 






















  Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. 
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-04 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
masing-masing orang tua mempunyai cara yang berbeda-beda dalam mendidik anaknya
ada yang otoriter diktator memaksakan kehendaknya kepada anaknya
adapula yang memberikan kebebasan/keleluasaan kepada anaknya untuk
memilih apa yang menurut si anak benar
masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya
menurut saya mas jano tidak perlu menertawakan ini
kan kebebasan mendidik anak sudah dijamin dalam HAM juga tho?

salam,
--
wikan

2009/8/4 jano ko ko_j...@yahoo.com:


 aku sih memposisikan diri tidak memaksa anak untuk berjilbab, supaya
 anak tidak merasa tertekan sejak kecil.

 

 Janoko :

 Cara berfikir yang unik

 Lama - lama nanti ada orang tua yang bilang  saya tidak mau memaksa anak
 pakai baju dan celana, takut nanti mereka menjadi pemberontak , dagelan
 tenan iki.

 :)


Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-04 Terurut Topik jano ko
adapula yang memberikan kebebasan/keleluasa an kepada anaknya untuk

memilih apa yang menurut si anak benar

---

Janoko :

Satu lagi pemikiran yang unik.
Bayi 1 tahun diberi kebebasan ?, kecemplong sumur, gan !!

Salam

-o0o-

--- On Tue, 4/8/09, Wikan Danar Sunindyo wikan.da...@gmail.com wrote:

From: Wikan Danar Sunindyo wikan.da...@gmail.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Tuesday, 4 August, 2009, 3:18 PM






 





  masing-masing orang tua mempunyai cara yang berbeda-beda 
dalam mendidik anaknya

ada yang otoriter diktator memaksakan kehendaknya kepada anaknya

adapula yang memberikan kebebasan/keleluasa an kepada anaknya untuk

memilih apa yang menurut si anak benar

masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya

menurut saya mas jano tidak perlu menertawakan ini

kan kebebasan mendidik anak sudah dijamin dalam HAM juga tho?



salam,

--

wikan



2009/8/4 jano ko ko_j...@yahoo. com:





 aku sih memposisikan diri tidak memaksa anak untuk berjilbab, supaya

 anak tidak merasa tertekan sejak kecil.



 



 Janoko :



 Cara berfikir yang unik



 Lama - lama nanti ada orang tua yang bilang  saya tidak mau memaksa anak

 pakai baju dan celana, takut nanti mereka menjadi pemberontak , dagelan

 tenan iki.



 :)


 

  




 

















  Get your new Email address!
Grab the Email name you#39;ve always wanted before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-03 Terurut Topik L.Meilany
Ya dikatakan begitu di Qur'an.
Untuk perempuan yg sudah sepuh yg tidak lagi memiliki hasrat memikat laki2, 
maka boleh gak pake jilbab.

Salam, 
l.meilany
  - Original Message - 
  From: Wikan Danar Sunindyo 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, July 31, 2009 5:38 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -


bukannya kalau udah nenek2 malah gak wajib pake jilbab
  jadi emang jilbab ini khusus buat menutupi wanita2 yang masih muda aja
  kalau perlu, seperti kata masarcon, wanita muda yang cantik sekalian pake 
cadar
  tapi ada modus operandi baru nih, pake jilbab + cadar biar dikira cantik
  :)

  salam,
  --
  wikan

  2009/7/31 Dendikeren amat dendicut...@yahoo.com:
   Mama mia yg selalu manis, dikit-dikit we atuh, rambut memang mahkota wanita
   tapi apapun alasannya ya seyogyanya ditutup juga bagian lain. kreatif aja
   gimana caranya biar ga rusak, cari kain yg bagus, enak dipake, modis ga
   bikin rusak rambut, badan. ga selalu harus jilbab. ajaran ga usah dibikin
   repot. yg masih gadis, dan masih seksi masa kalah ma nenek-nenek mau tutup
   aurat, he...he..he..


  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-03 Terurut Topik L.Meilany
Numpang tumben dulu saya mau komentarin Pak Jano ko :-)

Berdasarkan kisah dari dokter perempuan yg suka melakukan operasi.

- Kalo dokter itu berjilbab, OK - kamar operasi menyediakan semacam topi yg 
steril untuk nutupi jilbabnya.
Tapi tetap saja pakaian harus dibuka ganti dengan pakaian steril.
Modelnya semua sama lengannya pendek diatas siku, maksudnya supaya tangan yg 
melakukan kegiatan operasi
bisa dicuci. Pakaian wanita dan pria sama.

- Di RS Islam yg rada kumuh, jilbab nggak dicopot tapi ini kan menyalahi 
prosedur, karena jadinya gak steril.
Infeksi kan sering terjadi karena kasus seperti ini.

Pada umumnya sih dokter, petugas medis yg bekerja di kamar operasi mencopot 
jilbabnya.
Semuanya alasannya demi steril, memakai jilbab di ruang operasi justru bawa 
penyakit.

- Pernah ada pasien yg kena tumor payudara, ia berjilbab. Lantas dioperasi.
Perempuan itu ngotot, sengit nggak mau melepas jilbabnya yg bau.

Ketika ia dibius maka jilbabnya dicopot.
Ketika selesai dioperasi, menjelang masuk kamar perawatan, menjelang sadar 
jilbab yg bau itu segera dipakaikan lagi.
Dan dengan bangga ia pun mengatakan kepada yg membezoek. 'martabat, aurat saya 
tetap terjaga'
:-))


Salam, 
l.meilany


  - Original Message - 
  From: jano ko 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, July 31, 2009 4:57 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -


Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi..
  Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah???
   
  
   
  Janoko :
   
  Pertanyaan bisa diperluas nich, apakah yang bisa melakukan operasi itu hanya 
dokter pria ?, apakah yang bisa melakukan operasi itu hanya dokter non Islam ?
   
  Janoko ( puyeng )
   
  -o0o-

  --- On Fri, 31/7/09, donnie damana donnie.dam...@gmail.com wrote:

  From: donnie damana donnie.dam...@gmail.com
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Date: Friday, 31 July, 2009, 2:41 PM



  mode mikir:

  Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi..
  Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah???

  :D

  On Jul 31, 2009, at 2:14 PM, jano ko wrote:

   Bung Donnie :
  
   Pake jilbab menyebabkan rambut rontok..
  
   apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab..
  
   
  
   Janoko :
  
   Yang akan dirugikan secara materi ( bila ada pelarangan jilbab ) 
   adalah para insan - insan yang mempunyai profesi dibidang kesehatan.
  
   Engga bisa membayangkan bila seorang dokter tidak memakai penutup 
   kepala pada saat mereka sedang melakukan operasi terhadap pasiennya.
   Bayangkan aja seandainya rambut oknum dokter tersebut ada kutunya 
   kemudian sang kutu jatuh keorgan pasien yang sedang dioperasi.
  
   Pikirin dech.
  
   janoko
  
   -o0o-
  
   --- On Thu, 30/7/09, donnie damana donnie.damana@ gmail.com wrote:
  
   From: donnie damana donnie.damana@ gmail.com
   Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
   To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com
   Date: Thursday, 30 July, 2009, 7:39 PM
  
  
  
   Jadi mana yang benar?
  
   Pake jilbab menyebabkan rambut rontok..
  
   apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab..
  
   Jangan membingungkan umat dong..
  
   aya, aya, wae...
  
   :D
  
   On Jul 30, 2009, at 7:28 PM, Wikan Danar Sunindyo wrote:
  
mbak rita,
  
lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu karena
  
dijilbabin tho?
  
ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2
  
kebanyakan belajar buat s3
  
terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho.
  
dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak
  
tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya
  
aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya
  
begitu
  
   
  
he he :)
  
   
  
anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok
  
padahal rajin merawat rambut dan kramas
  
gimana nih mbak rita :)
  
   
  
salam,
  
--
  
wikan
  
   
  
2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo. com:
  

  

  
 Hahaha..
  

  
 Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya
  
beberapa
  
 petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata
  
kebahagiaan nya itu
  
 harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan
  
suami :)).
  
 Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo karena -
  
suaminya
  
 soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi si
  
suami
  
 menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu
  
(rambut
  
 rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian
  
tubuhnya,
  
 dirinya.
  

  
 Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat adalah
  
rambutnya
  
 tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada
  
suaminya dan
  
 lingkungan

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-03 Terurut Topik L.Meilany
Pake jilbabnya pas sedang sekolah saja. 
Kalo di rumah, main2 dengan tetangga, diajak pergi
ya nggak usah berjilbab dulu. Belum akil balik kan, masa sih kepikiran untuk 
bergenit-genit?

Di kampung belakang tempat saya ada anak2  sudah dijilbabin.
Pokoknya  pake jilbab, meski pake rok selutut, meski pake kaos lengan pendek,
meski main2 di comberan cari makanan ikan, meski main sepeda, main panas2-an, 
main hujan2-an.
Dan ketika di buka selain bau keringat yg khas, rambutnya kebanyakan tipis, 
jarang2 warnanya juga 
gak sehat.
Coba saja lihat dan buktikan!
Di komunitas Rufaqa pun demikian dari kecil kepala anak2 iotu laki2 atupun 
perempuan sudah di'bekap'
Dan kalo di buka keliatanlah rambutnya yg 'aneh'
Kalo cuma lihat kepalanya saja nggak kentara mana yg anak laki2 dan mana yg 
perempuan.
Padahal menurut tafsirat Qur'an, menurut hadith, perempuan nggak boleh 
menyerupai laki2 begitu juga sebaliknya.

Nah kalo urusan masalah rambut itu gimana rumusannya?
Kalo kenyataannya bentuk rambut antara laki2 dan perempuan sama.



Salam, 
l.meilany

  - Original Message - 
  From: Ari Condro 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, July 30, 2009 4:48 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -


Waduh, anak saya masuk sekolah islam, jadi di tk nya sudah wajib pakai
  jilbab. masa harus saya pindahkan dulu sampai tk dan sdnya ke sekolah
  tetangga, st stanislaus biar rambutnya tumbuh subur semerbak, huehehhe
  ... :))

  On 7/30/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote:
   Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan :
   Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia ABG, 14
   an tahun.
   Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat.
  
   Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit kepala
   rambut
   tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg dipakaikan jilbab
   sejak dini,
   nyaris rambutnya tipis, jarang.
  
   Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari.
   Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati.
  
   Salam,
   l.meilany
  
  
   - Original Message -
   From: eyang_mbelgedes
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
   Sent: Wednesday, July 29, 2009 12:33 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
  
  
   Proses (yg dilakukan wali/orangtua terhadap anak perempuan mereka agar
   mengenakan jilbab) biasanya sudah dilakukan sejak (anak) perempuan itu masih
   balita. Dengan cara ini anak-anak perempuan tersebut tidak biasanya tidak
   melawan atau mempertanyakan mengapa mereka harus mengenakan jilbab mereka.
   Setahu mereka, jilbab hanyalah perangkat baju normatif, pakaian biasa, bukan
   pakaian politis yang digunakan untuk menggolong-golongkan agama seseorang
   dari yang lain. Sedemikian biasanya mereka melihat, mengenakan dan menerima
   jilbab itu sehingga mereka akan merasa tidak lengkap, risih, telanjang jika
   melepasnya di muka publik. Perasaan 'tidak pantas' itu membuat mereka merasa
   lebih aman dan nyaman jika jilbab itu tetap dikenakan. Dengan kata lain,
   jilbabisasi, tanpa disadari, adalah 'proses cuci otak' yang dilakukan secara
   sistematis sejak dini. Pembiasaan ini adalah prosesnya. Cuci otak adalah
   metodenya. Fundamentalisme (biasanya) adalah hasilnya. Menarik! ...
  
  
  
  
  
   [Non-text portions of this message have been removed]
  
  

  -- 
  salam,
  Ari


  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-03 Terurut Topik L.Meilany
Halo Lestari semoga engkau selamat kembali ke tanah air.
Katanya Taliban memboikot pemilu ya.

Masalah yg pake burkha pernah juga kok kejadian di Indonesia.
Waktu sehabis bom Bali, teroris2 itu kan bisa bebas sampai Jabar kata polisi 
mereka menyamar
naik bus malam, seolah perempuan muslimah. Pake jilbab dan cadar.
Sapa gitu yang mau periksa.

Salam, 
l.meilany
  - Original Message - 
  From: lestarin 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, August 01, 2009 9:44 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -


Pak Wikan dan All,

  Kebetulan sudah beberapa hari ini di Afghanistan, dan ternyata sejak beberapa 
waktu lalu ada modus baru lagi disini, yang pakai burqa/burkha bukan cuma 
perempuan, tapi bisa juga laki-laki, dan bawa bom dalam badannya, trus bom 
bunuh diri deh:(, Jihad katanya...:(

  Jadi inget film KANDAHAR, cowok-cowok nyamar pakai burkha untuk mengelabui 
polisi dan petugas jaga perbatasan. Eh tenyata itu tidak cuma ada di 
pilem...:(
  Jadi kemudian merasa makin tidak nyaman dekat dengan yang berburkha...habis 
sama sekali tidak kelihatan, siapa yang dibalik itu:(

  Wassalam

  Lestari

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo 
wikan.da...@... wrote:
  
   bukannya kalau udah nenek2 malah gak wajib pake jilbab
   jadi emang jilbab ini khusus buat menutupi wanita2 yang masih muda aja
   kalau perlu, seperti kata masarcon, wanita muda yang cantik sekalian pake 
cadar
   tapi ada modus operandi baru nih, pake jilbab + cadar biar dikira cantik
   :)
   
   salam,
   --
   wikan



  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-03 Terurut Topik L.Meilany
Biasanya kalo terbiasa pake jilbab, di rumah meski dihadapan suaminya, waktu 
tidur juga berjilbab.
Jilbab itu sudah menyatu seperti pakaian dalam.
Kayaknya juga ngga sampai botak deh. Cuma rambutnya tipis sekali, kliatan gitu 
kulit kepalanya.
Atau kalo yg tadinya rambutnya lebat jadi tipis.

Salam, 
l.meilany
  - Original Message - 
  From: Wikan Danar Sunindyo 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, July 30, 2009 5:07 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -


terus nanti pertanyaannya buat apa rambut subur panjang bagus dipamer2-in
  biar aja dari kecil berjilbab, kalau suaminya beriman dan bertakwa
  kepada Allah SWT lihat istrinya botak/rambutnya gak bagus ya masih
  tetap bisa bersyukur
  he he :)

  salam,
  --
  wikan

  2009/7/30 Ari Condro masar...@gmail.com:
  
  
   Waduh, anak saya masuk sekolah islam, jadi di tk nya sudah wajib pakai
   jilbab. masa harus saya pindahkan dulu sampai tk dan sdnya ke sekolah
   tetangga, st stanislaus biar rambutnya tumbuh subur semerbak, huehehhe
   ... :))
  
   On 7/30/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote:
   Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan :
   Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia ABG,
   14
   an tahun.
   Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat.
  
   Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit kepala
   rambut
   tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg dipakaikan
   jilbab
   sejak dini,
   nyaris rambutnya tipis, jarang.
  
   Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari.
   Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati.


  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-03 Terurut Topik L.Meilany
Semuanya benar :-)
Semuanya juga kurang benar.

Semuanya kan individual, tergantung gimana kita mengenali diri sendiri.
Tapi kan ada gitu nilai yg standar.
Kalo berjilbab, jangan pake bahan yg tidak menyerap keringat, lantas jangan 
pake jilbab terus.
Ini berlaku untuk siapa juga - yg hidup di AC, yg dirumah melulupun juga sama.
Sinar matahari itu menembus sampai ke dalam rumah [ jadi biar di rumah melulu 
juga harus pake krim UV protector]

Kalo di dalam rumah ya musti di copot di angin2 kan gitu rambutnya.
Perawatannya juga musti ekstra rajin- di krimbat sering, hairspa sering, di 
keramas sering.


salam, 
l.meilany
  - Original Message - 
  From: donnie damana 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, July 30, 2009 7:39 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -


Jadi mana yang benar?

  Pake jilbab menyebabkan rambut rontok..
  apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab..
  Jangan membingungkan umat dong..
  aya, aya, wae...

  :D

  On Jul 30, 2009, at 7:28 PM, Wikan Danar Sunindyo wrote:

   mbak rita,
   lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu karena
   dijilbabin tho?
   ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2
   kebanyakan belajar buat s3
   terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho.
   dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak
   tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya
   aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya
   begitu
  
   he he :)
  
   anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok
   padahal rajin merawat rambut dan kramas
   gimana nih mbak rita :)
  
   salam,
   --
   wikan
  
   2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo.com:
   
   
Hahaha..
   
Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya 
   beberapa
petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata 
   kebahagiaannya itu
harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan 
   suami :)).
Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo karena - 
   suaminya
soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi si 
   suami
menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu 
   (rambut
rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian 
   tubuhnya,
dirinya.
   
Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat adalah 
   rambutnya
tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada 
   suaminya dan
lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi 
   positif dari
seorang wanita yang sehat dan sehat adalah pangkal bahagia.
   
Bukan begitu ibu-ibu?
  
   

  [Non-text portions of this message have been removed]



  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-03 Terurut Topik L.Meilany
Ritadear, jadi pepatah' rambut adalah mahkota' itu bagaimana?
Semakin banyak usia alamiah sekali rambut makin menipis.
Apalagi yg kebanyakan pake jilbab ketat, atau yg rambutnya kena kimia2 [ di 
cat, di toning, di kriting], pernah kemo
Makanya ada gitu tren hair extension, rambutnya ditambahin, diikat pada rambut 
asli.
Dan ini dilakukan juga pada perempuan yg berjilbab, gunanya supaya rambutnya 
kliatan bervolume
Yg pake jilbab gaul keliatan gitu sanggulannya besar, kalo rambut tipis gimana 
mau disanggul.

Lagi pula katanya pakaian, gaya perempuan berdandan kan boleh mirip laki2.
Jadi ya harus rambut itu harus  bak mayang mengurai, meskipun berjilbab tetap 
harus 'keliatan'
bahwa rambutnya panjang, tebal.

Salam, 
l.meilany
  - Original Message - 
  From: ritajkt 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, July 30, 2009 6:57 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -


Hahaha..

  Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya beberapa 
petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata kebahagiaannya itu harus 
selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan suami :)). Contoh ya soal 
rambut menipis itu, menjadi no problemo karena - suaminya soleh dan tetap 
mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi si suami menjadi prasyarat yg 
utama dalam problem ini, padahal prolem itu (rambut rontok) adalah problem si 
wanita, karena rambutnya adalah bagian tubuhnya, dirinya.

  Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat adalah rambutnya 
tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada suaminya dan 
lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi positif dari 
seorang wanita yang sehat dan sehat adalah pangkal bahagia.

  Bukan begitu ibu-ibu?

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo 
wikan.da...@... wrote:
  
   terus nanti pertanyaannya buat apa rambut subur panjang bagus dipamer2-in
   biar aja dari kecil berjilbab, kalau suaminya beriman dan bertakwa
   kepada Allah SWT lihat istrinya botak/rambutnya gak bagus ya masih
   tetap bisa bersyukur
   he he :)
   
   salam,
   --
   wikan
   
   2009/7/30 Ari Condro masar...@...:
   
   
Waduh, anak saya masuk sekolah islam, jadi di tk nya sudah wajib pakai
jilbab. masa harus saya pindahkan dulu sampai tk dan sdnya ke sekolah
tetangga, st stanislaus biar rambutnya tumbuh subur semerbak, huehehhe
... :))
   
On 7/30/09, L.Meilany wpamu...@... wrote:
Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan :
Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia ABG,
14
an tahun.
Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat.
   
Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit 
kepala
rambut
tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg dipakaikan
jilbab
sejak dini,
nyaris rambutnya tipis, jarang.
   
Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari.
Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati.
  



  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-03 Terurut Topik Ari Condro
yah, kalau di rumah sih gak pakai jilbab, mbak. :))

cuma di sekolah saja, antara jam 8-11. kalau lagi pergi pergi aja,
kadang pakai jilbab, kadang nggak.  banyakan nggaknya.  elsi malah
tomboy nih, lebih suka pakai kaos ala basket dan celana. :p  bingung
aja, wajahnya lembut, suaranya halus, tapi tomboy. sukanya bola dan
truk. boneka barbie dibuang jauh jauh.

cuman rada kawatir, rambutnya jenis rambut halus, beberapa bagian ada
yg berwarna perang kuning kemerahan gitu, kayak rambut jagung.





On 8/3/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote:
 Pake jilbabnya pas sedang sekolah saja.
 Kalo di rumah, main2 dengan tetangga, diajak pergi
 ya nggak usah berjilbab dulu. Belum akil balik kan, masa sih kepikiran untuk
 bergenit-genit?

 Di kampung belakang tempat saya ada anak2  sudah dijilbabin.
 Pokoknya  pake jilbab, meski pake rok selutut, meski pake kaos lengan
 pendek,
 meski main2 di comberan cari makanan ikan, meski main sepeda, main
 panas2-an, main hujan2-an.
 Dan ketika di buka selain bau keringat yg khas, rambutnya kebanyakan tipis,
 jarang2 warnanya juga
 gak sehat.
 Coba saja lihat dan buktikan!
 Di komunitas Rufaqa pun demikian dari kecil kepala anak2 iotu laki2 atupun
 perempuan sudah di'bekap'
 Dan kalo di buka keliatanlah rambutnya yg 'aneh'
 Kalo cuma lihat kepalanya saja nggak kentara mana yg anak laki2 dan mana yg
 perempuan.
 Padahal menurut tafsirat Qur'an, menurut hadith, perempuan nggak boleh
 menyerupai laki2 begitu juga sebaliknya.

 Nah kalo urusan masalah rambut itu gimana rumusannya?
 Kalo kenyataannya bentuk rambut antara laki2 dan perempuan sama.



 Salam,
 l.meilany

   - Original Message -
   From: Ari Condro
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
   Sent: Thursday, July 30, 2009 4:48 PM
   Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -


 Waduh, anak saya masuk sekolah islam, jadi di tk nya sudah wajib pakai
   jilbab. masa harus saya pindahkan dulu sampai tk dan sdnya ke sekolah
   tetangga, st stanislaus biar rambutnya tumbuh subur semerbak, huehehhe
   ... :))

   On 7/30/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote:
Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan :
Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia
 ABG, 14
an tahun.
Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat.
   
Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit
 kepala
rambut
tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg dipakaikan
 jilbab
sejak dini,
nyaris rambutnya tipis, jarang.
   
Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari.
Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati.
   
Salam,
l.meilany
   
   
- Original Message -
From: eyang_mbelgedes
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, July 29, 2009 12:33 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
   
   
Proses (yg dilakukan wali/orangtua terhadap anak perempuan mereka agar
mengenakan jilbab) biasanya sudah dilakukan sejak (anak) perempuan itu
 masih
balita. Dengan cara ini anak-anak perempuan tersebut tidak biasanya
 tidak
melawan atau mempertanyakan mengapa mereka harus mengenakan jilbab
 mereka.
Setahu mereka, jilbab hanyalah perangkat baju normatif, pakaian biasa,
 bukan
pakaian politis yang digunakan untuk menggolong-golongkan agama
 seseorang
dari yang lain. Sedemikian biasanya mereka melihat, mengenakan dan
 menerima
jilbab itu sehingga mereka akan merasa tidak lengkap, risih, telanjang
 jika
melepasnya di muka publik. Perasaan 'tidak pantas' itu membuat mereka
 merasa
lebih aman dan nyaman jika jilbab itu tetap dikenakan. Dengan kata lain,
jilbabisasi, tanpa disadari, adalah 'proses cuci otak' yang dilakukan
 secara
sistematis sejak dini. Pembiasaan ini adalah prosesnya. Cuci otak adalah
metodenya. Fundamentalisme (biasanya) adalah hasilnya. Menarik! ...
   
   
   
   
   
[Non-text portions of this message have been removed]
   
   

   --
   salam,
   Ari




 [Non-text portions of this message have been removed]




-- 
salam,
Ari


Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-03 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
lho rambutnya pirang?
bapaknya bule ya?
he he he :)

salam,
--
wikan

2009/8/3 Ari Condro masar...@gmail.com:


 yah, kalau di rumah sih gak pakai jilbab, mbak. :))

 cuma di sekolah saja, antara jam 8-11. kalau lagi pergi pergi aja,
 kadang pakai jilbab, kadang nggak. banyakan nggaknya. elsi malah
 tomboy nih, lebih suka pakai kaos ala basket dan celana. :p bingung
 aja, wajahnya lembut, suaranya halus, tapi tomboy. sukanya bola dan
 truk. boneka barbie dibuang jauh jauh.

 cuman rada kawatir, rambutnya jenis rambut halus, beberapa bagian ada
 yg berwarna perang kuning kemerahan gitu, kayak rambut jagung.


Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-03 Terurut Topik jano ko
 Cuma rambutnya tipis sekali, kliatan gitu kulit kepalanya.

Atau kalo yg tadinya rambutnya lebat jadi tipis.

---

Janoko :

Para suster itu juga pakai penutup kepala seperti Jilbab, tapi mereka juga 
oke-oke saja dan tidak pernah dipermasalahkan. Mother Theresia juga pakai 
penutup kepala seperti jilbab.

Sebenarnya tidak ada masalah dengan jilbab, masalah itu ada pada insan - insan 
yang mempermasalahkan jilbab yang memang mereka digaji untuk mempermasalahkan 
jilbab.

Salam 

Janoko

-o0o-

--- On Mon, 3/8/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote:

From: L.Meilany wpamu...@centrin.net.id
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Monday, 3 August, 2009, 3:09 PM






 





  Biasanya kalo terbiasa pake jilbab, di rumah meski dihadapan 
suaminya, waktu tidur juga berjilbab.

Jilbab itu sudah menyatu seperti pakaian dalam.

Kayaknya juga ngga sampai botak deh. Cuma rambutnya tipis sekali, kliatan gitu 
kulit kepalanya.

Atau kalo yg tadinya rambutnya lebat jadi tipis.



Salam, 

l.meilany

  - Original Message - 

  From: Wikan Danar Sunindyo 

  To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com 

  Sent: Thursday, July 30, 2009 5:07 PM

  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -



terus nanti pertanyaannya buat apa rambut subur panjang bagus dipamer2-in

  biar aja dari kecil berjilbab, kalau suaminya beriman dan bertakwa

  kepada Allah SWT lihat istrinya botak/rambutnya gak bagus ya masih

  tetap bisa bersyukur

  he he :)



salam,

  --

  wikan



2009/7/30 Ari Condro masar...@gmail. com:

  

  

   Waduh, anak saya masuk sekolah islam, jadi di tk nya sudah wajib pakai

   jilbab. masa harus saya pindahkan dulu sampai tk dan sdnya ke sekolah

   tetangga, st stanislaus biar rambutnya tumbuh subur semerbak, huehehhe

   ... :))

  

   On 7/30/09, L.Meilany wpamu...@centrin. net.id wrote:

   Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan :

   Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia ABG,

   14

   an tahun.

   Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat.

  

   Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit kepala

   rambut

   tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg dipakaikan

   jilbab

   sejak dini,

   nyaris rambutnya tipis, jarang.

  

   Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari.

   Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati.



[Non-text portions of this message have been removed]




 

  




 

















  Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. 
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-03 Terurut Topik Ari Condro
digaji berapa oom ?
boleh daftar gak ?

2009/8/3 jano ko ko_j...@yahoo.com:


 Cuma rambutnya tipis sekali, kliatan gitu kulit kepalanya.

 Atau kalo yg tadinya rambutnya lebat jadi tipis.

 ---

 Janoko :

 Para suster itu juga pakai penutup kepala seperti Jilbab, tapi mereka juga
 oke-oke saja dan tidak pernah dipermasalahkan. Mother Theresia juga pakai
 penutup kepala seperti jilbab.

 Sebenarnya tidak ada masalah dengan jilbab, masalah itu ada pada insan -
 insan yang mempermasalahkan jilbab yang memang mereka digaji untuk
 mempermasalahkan jilbab.

 Salam

 Janoko

 -o0o-

 --- On Mon, 3/8/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote:

 From: L.Meilany wpamu...@centrin.net.id
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Date: Monday, 3 August, 2009, 3:09 PM



 Biasanya kalo terbiasa pake jilbab, di rumah meski dihadapan suaminya, waktu
 tidur juga berjilbab.

 Jilbab itu sudah menyatu seperti pakaian dalam.

 Kayaknya juga ngga sampai botak deh. Cuma rambutnya tipis sekali, kliatan
 gitu kulit kepalanya.

 Atau kalo yg tadinya rambutnya lebat jadi tipis.

 Salam,

 l.meilany

 - Original Message -

 From: Wikan Danar Sunindyo

 To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com

 Sent: Thursday, July 30, 2009 5:07 PM

 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

 terus nanti pertanyaannya buat apa rambut subur panjang bagus dipamer2-in

 biar aja dari kecil berjilbab, kalau suaminya beriman dan bertakwa

 kepada Allah SWT lihat istrinya botak/rambutnya gak bagus ya masih

 tetap bisa bersyukur

 he he :)

 salam,

 --

 wikan

 2009/7/30 Ari Condro masar...@gmail. com:





 Waduh, anak saya masuk sekolah islam, jadi di tk nya sudah wajib pakai

 jilbab. masa harus saya pindahkan dulu sampai tk dan sdnya ke sekolah

 tetangga, st stanislaus biar rambutnya tumbuh subur semerbak, huehehhe

 ... :))



 On 7/30/09, L.Meilany wpamu...@centrin. net.id wrote:

 Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan :

 Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia ABG,

 14

 an tahun.

 Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat.



 Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit
 kepala

 rambut

 tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg dipakaikan

 jilbab

 sejak dini,

 nyaris rambutnya tipis, jarang.



 Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari.

 Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati.

 [Non-text portions of this message have been removed]











 Get your preferred Email name!
 Now you can @ymail.com and @rocketmail.com.
 http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

 [Non-text portions of this message have been removed]

 



-- 
salam,
Ari


Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-03 Terurut Topik jano ko
Mei :
Di kampung belakang tempat saya ada anak2  sudah dijilbabin.

Pokoknya  pake jilbab, meski pake rok selutut, meski pake kaos lengan pendek,

meski main2 di comberan cari makanan ikan, meski main sepeda, main panas2-an, 
main hujan2-an

---

Janoko :

Nah kalau itu sudah masuk ke HAM, hak asasi orang tua untuk mendidik anaknya 
sesuai dengan keyakinannya dan ini juga dijamin oleh UUD 1945.

Salam

Janoko

-o0o-



--- On Mon, 3/8/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote:

From: L.Meilany wpamu...@centrin.net.id
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Monday, 3 August, 2009, 3:11 PM






 





  Pake jilbabnya pas sedang sekolah saja. 

Kalo di rumah, main2 dengan tetangga, diajak pergi

ya nggak usah berjilbab dulu. Belum akil balik kan, masa sih kepikiran untuk 
bergenit-genit?



Di kampung belakang tempat saya ada anak2  sudah dijilbabin.

Pokoknya  pake jilbab, meski pake rok selutut, meski pake kaos lengan pendek,

meski main2 di comberan cari makanan ikan, meski main sepeda, main panas2-an, 
main hujan2-an.

Dan ketika di buka selain bau keringat yg khas, rambutnya kebanyakan tipis, 
jarang2 warnanya juga 

gak sehat.

Coba saja lihat dan buktikan!

Di komunitas Rufaqa pun demikian dari kecil kepala anak2 iotu laki2 atupun 
perempuan sudah di'bekap'

Dan kalo di buka keliatanlah rambutnya yg 'aneh'

Kalo cuma lihat kepalanya saja nggak kentara mana yg anak laki2 dan mana yg 
perempuan.

Padahal menurut tafsirat Qur'an, menurut hadith, perempuan nggak boleh 
menyerupai laki2 begitu juga sebaliknya.



Nah kalo urusan masalah rambut itu gimana rumusannya?

Kalo kenyataannya bentuk rambut antara laki2 dan perempuan sama.



Salam, 

l.meilany



- Original Message - 

  From: Ari Condro 

  To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com 

  Sent: Thursday, July 30, 2009 4:48 PM

  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -



Waduh, anak saya masuk sekolah islam, jadi di tk nya sudah wajib pakai

  jilbab. masa harus saya pindahkan dulu sampai tk dan sdnya ke sekolah

  tetangga, st stanislaus biar rambutnya tumbuh subur semerbak, huehehhe

  ... :))



On 7/30/09, L.Meilany wpamu...@centrin. net.id wrote:

   Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan :

   Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia ABG, 14

   an tahun.

   Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat.

  

   Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit kepala

   rambut

   tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg dipakaikan jilbab

   sejak dini,

   nyaris rambutnya tipis, jarang.

  

   Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari.

   Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati.

  

   Salam,

   l.meilany

  

  

   - Original Message -

   From: eyang_mbelgedes

   To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com

   Sent: Wednesday, July 29, 2009 12:33 PM

   Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

  

  

   Proses (yg dilakukan wali/orangtua terhadap anak perempuan mereka agar

   mengenakan jilbab) biasanya sudah dilakukan sejak (anak) perempuan itu masih

   balita. Dengan cara ini anak-anak perempuan tersebut tidak biasanya tidak

   melawan atau mempertanyakan mengapa mereka harus mengenakan jilbab mereka.

   Setahu mereka, jilbab hanyalah perangkat baju normatif, pakaian biasa, bukan

   pakaian politis yang digunakan untuk menggolong-golongka n agama seseorang

   dari yang lain. Sedemikian biasanya mereka melihat, mengenakan dan menerima

   jilbab itu sehingga mereka akan merasa tidak lengkap, risih, telanjang jika

   melepasnya di muka publik. Perasaan 'tidak pantas' itu membuat mereka merasa

   lebih aman dan nyaman jika jilbab itu tetap dikenakan. Dengan kata lain,

   jilbabisasi, tanpa disadari, adalah 'proses cuci otak' yang dilakukan secara

   sistematis sejak dini. Pembiasaan ini adalah prosesnya. Cuci otak adalah

   metodenya. Fundamentalisme (biasanya) adalah hasilnya. Menarik! ...

  

  

  

  

  

   [Non-text portions of this message have been removed]

  

  



-- 

  salam,

  Ari



[Non-text portions of this message have been removed]




 

  




 

















  Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. 
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-03 Terurut Topik sunny
Dapat dimengerti bahwa di lokasi geografis seperti di Indonesia kelembaban 
udara sangat tinggi,jadi tentunya kepanasan, berbeda dengan panas di Arab yang 
udaranya kering.

  - Original Message - 
  From: Ari Condro 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, August 03, 2009 10:40 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -


yah, kalau di rumah sih gak pakai jilbab, mbak. :))

  cuma di sekolah saja, antara jam 8-11. kalau lagi pergi pergi aja,
  kadang pakai jilbab, kadang nggak. banyakan nggaknya. elsi malah
  tomboy nih, lebih suka pakai kaos ala basket dan celana. :p bingung
  aja, wajahnya lembut, suaranya halus, tapi tomboy. sukanya bola dan
  truk. boneka barbie dibuang jauh jauh.

  cuman rada kawatir, rambutnya jenis rambut halus, beberapa bagian ada
  yg berwarna perang kuning kemerahan gitu, kayak rambut jagung.

  On 8/3/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote:
   Pake jilbabnya pas sedang sekolah saja.
   Kalo di rumah, main2 dengan tetangga, diajak pergi
   ya nggak usah berjilbab dulu. Belum akil balik kan, masa sih kepikiran untuk
   bergenit-genit?
  
   Di kampung belakang tempat saya ada anak2 sudah dijilbabin.
   Pokoknya pake jilbab, meski pake rok selutut, meski pake kaos lengan
   pendek,
   meski main2 di comberan cari makanan ikan, meski main sepeda, main
   panas2-an, main hujan2-an.
   Dan ketika di buka selain bau keringat yg khas, rambutnya kebanyakan tipis,
   jarang2 warnanya juga
   gak sehat.
   Coba saja lihat dan buktikan!
   Di komunitas Rufaqa pun demikian dari kecil kepala anak2 iotu laki2 atupun
   perempuan sudah di'bekap'
   Dan kalo di buka keliatanlah rambutnya yg 'aneh'
   Kalo cuma lihat kepalanya saja nggak kentara mana yg anak laki2 dan mana yg
   perempuan.
   Padahal menurut tafsirat Qur'an, menurut hadith, perempuan nggak boleh
   menyerupai laki2 begitu juga sebaliknya.
  
   Nah kalo urusan masalah rambut itu gimana rumusannya?
   Kalo kenyataannya bentuk rambut antara laki2 dan perempuan sama.
  
  
  
   Salam,
   l.meilany
  
   - Original Message -
   From: Ari Condro
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
   Sent: Thursday, July 30, 2009 4:48 PM
   Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
  
  
   Waduh, anak saya masuk sekolah islam, jadi di tk nya sudah wajib pakai
   jilbab. masa harus saya pindahkan dulu sampai tk dan sdnya ke sekolah
   tetangga, st stanislaus biar rambutnya tumbuh subur semerbak, huehehhe
   ... :))
  
   On 7/30/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote:
Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan :
Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia
   ABG, 14
an tahun.
Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat.
   
Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit
   kepala
rambut
tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg dipakaikan
   jilbab
sejak dini,
nyaris rambutnya tipis, jarang.
   
Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari.
Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati.
   
Salam,
l.meilany
   
   
- Original Message -
From: eyang_mbelgedes
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, July 29, 2009 12:33 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
   
   
Proses (yg dilakukan wali/orangtua terhadap anak perempuan mereka agar
mengenakan jilbab) biasanya sudah dilakukan sejak (anak) perempuan itu
   masih
balita. Dengan cara ini anak-anak perempuan tersebut tidak biasanya
   tidak
melawan atau mempertanyakan mengapa mereka harus mengenakan jilbab
   mereka.
Setahu mereka, jilbab hanyalah perangkat baju normatif, pakaian biasa,
   bukan
pakaian politis yang digunakan untuk menggolong-golongkan agama
   seseorang
dari yang lain. Sedemikian biasanya mereka melihat, mengenakan dan
   menerima
jilbab itu sehingga mereka akan merasa tidak lengkap, risih, telanjang
   jika
melepasnya di muka publik. Perasaan 'tidak pantas' itu membuat mereka
   merasa
lebih aman dan nyaman jika jilbab itu tetap dikenakan. Dengan kata lain,
jilbabisasi, tanpa disadari, adalah 'proses cuci otak' yang dilakukan
   secara
sistematis sejak dini. Pembiasaan ini adalah prosesnya. Cuci otak adalah
metodenya. Fundamentalisme (biasanya) adalah hasilnya. Menarik! ...
   
   
   
   
   
[Non-text portions of this message have been removed]
   
   
  
   --
   salam,
   Ari
  
  
  
  
   [Non-text portions of this message have been removed]
  
  

  -- 
  salam,
  Ari


  

[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-03 Terurut Topik Lestyaningsih, Tri Budi (Ning)
Wah masih ngobrolin ini to ? Oh tapi ini sudah beda topik ya.. jadi
mengenai impact pake kerudung ke keindahan rambut ..
 
Teman saya ada yang rambutnya keriting kribo.. terus dia ingin tampil
dengan rambut lurus, jadi tiap hari dicatok. Waktu saya bilang bahwa
dicatok tiap hari bisa membuat rambutnya rusak, ya dia bilang..
gapapalah, demi bisa penampilan yang dia inginkan, dia rela keluar uang
lagi untuk beli shampo yang agak mahal atau hair treatment di salon
supaya rambutnya tidak rusak. Yah berbagai pengorbanan lah, demi
penampilan.
 
Lha, kalau demi penampilan aja seseorang mau berkorban, masak untuk
menunjukkan cinta pada Allah dengan melaksanakan salah satu perintahnya
itu kita ngga mau berkorban. Manusia itu sama Allah diberikan kepintaran
kok. Pasti ada aja yang bisa dibuatnya untuk membuat dirinya lebih
nyaman, lebih enak, lebih sehat.. semuanya tinggal kita yang memilih.
Jadi, kalau memang niat berkerudung untuk aligned dengan perintah Allah,
ya tentu juga akan dicari : bagaimana berkerudung yang nyaman, enak dan
sehat. Kan gitu... 
 
Masalah rambut rontok dan tipis karena kerudung, ya sekarang ini banyak
cara dilakukan. Bahan kerudung sudah ada beribu macam.. belum lagi
shampo dan macam-macam hair treatment yang bisa dipakai... Jadi don't
worry be happy lah, menurut saya sih. Jadi prinsip kita, yang jadi
prioritas adalah comply dulu dengan aturan Allah.. mengenai how to-nya
termasuk mengatasi efek2 (kalau ada) untuk aligned tersebut, ya kita
pikirkan kemudian..
 
Anak-anak diajari memakai kerudung sejak kecil itu adalah hal positif.
Saya sering melihat bayi pake topi.. biar terlindung atau biar lucu,
gitu kata ortunya. Ya, tentu efeknya sama aja dengan pake kerudung ya ?
Hanya mungkin pake kerudung itu tujuannya beda, tentu tujuannya supaya
si anak terbiasa sehingga tidak gagap bila nanti suda akil balig perlu
pake kerudung.
 
Mengenai keindahan rambut ini memang saya lihat teman2 saya yang
berkerudung kebanyakan kurang memperhatikan. Jadi kebanyakan hanya
memperhatikan kemudahan saat berkerudung saja, tapi tidak memperhatikan
kecantikannya saat di rumah (saat tidak berkerudung). Padahal kan suami
tentu lebih senang kalau isterinya lebih enak dipandang ya ? Jadi ya,
ada baiknya diperhatikan keindahan dan kesehatan rambut.. selain
berpahala karena menyenangkan suami, kan senang juga kalau suami memuji
penampilan kita yang sehat dan rapi..hehehe **Padahal aku juga suka lupa
yang ini**
 
Wallahua'lam bishowab.
Wassalaam,
-Ning
 
 
 
 


From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of sunny
Sent: Monday, August 03, 2009 8:24 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -


  

Dapat dimengerti bahwa di lokasi geografis seperti di Indonesia
kelembaban udara sangat tinggi,jadi tentunya kepanasan, berbeda dengan
panas di Arab yang udaranya kering.

- Original Message - 
From: Ari Condro 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com  
Sent: Monday, August 03, 2009 10:40 AM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

yah, kalau di rumah sih gak pakai jilbab, mbak. :))

cuma di sekolah saja, antara jam 8-11. kalau lagi pergi pergi aja,
kadang pakai jilbab, kadang nggak. banyakan nggaknya. elsi malah
tomboy nih, lebih suka pakai kaos ala basket dan celana. :p bingung
aja, wajahnya lembut, suaranya halus, tapi tomboy. sukanya bola dan
truk. boneka barbie dibuang jauh jauh.

cuman rada kawatir, rambutnya jenis rambut halus, beberapa bagian ada
yg berwarna perang kuning kemerahan gitu, kayak rambut jagung.

On 8/3/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id
mailto:wpamungk%40centrin.net.id  wrote:
 Pake jilbabnya pas sedang sekolah saja.
 Kalo di rumah, main2 dengan tetangga, diajak pergi
 ya nggak usah berjilbab dulu. Belum akil balik kan, masa sih kepikiran
untuk
 bergenit-genit?

 Di kampung belakang tempat saya ada anak2 sudah dijilbabin.
 Pokoknya pake jilbab, meski pake rok selutut, meski pake kaos lengan
 pendek,
 meski main2 di comberan cari makanan ikan, meski main sepeda, main
 panas2-an, main hujan2-an.
 Dan ketika di buka selain bau keringat yg khas, rambutnya kebanyakan
tipis,
 jarang2 warnanya juga
 gak sehat.
 Coba saja lihat dan buktikan!
 Di komunitas Rufaqa pun demikian dari kecil kepala anak2 iotu laki2
atupun
 perempuan sudah di'bekap'
 Dan kalo di buka keliatanlah rambutnya yg 'aneh'
 Kalo cuma lihat kepalanya saja nggak kentara mana yg anak laki2 dan
mana yg
 perempuan.
 Padahal menurut tafsirat Qur'an, menurut hadith, perempuan nggak boleh
 menyerupai laki2 begitu juga sebaliknya.

 Nah kalo urusan masalah rambut itu gimana rumusannya?
 Kalo kenyataannya bentuk rambut antara laki2 dan perempuan sama.



 Salam,
 l.meilany

 - Original Message -
 From: Ari Condro
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com 
 Sent: Thursday, July 30, 2009 4:48 PM
 Subject

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-03 Terurut Topik Ari Condro
aku sih memposisikan diri tidak memaksa anak untuk berjilbab, supaya
anak tidak merasa tertekan sejak kecil.  kalaupun nanti besarnya dia
jadi aktipis, enlightened dan memilih berjilbab dan berjubah, ane fine
fine aja.  biar dia memilih berjilbab karena kesadaran pribadi.  dan
biar dia komitmen dengan pilihannya itu.  kayak ibunya, huehehhe :p

soalnya udah capek lihat anak yg memberontak karena didik dengan cara
kungkungan keras.  dari yg berjilbab dan merokok, nanem ganja, sampai
yg pergaulannya parah banget atau sebaliknya bercadar ekstrim, jadi
super duper kaku gak gaul dengan orang sekitar atau ikutan aliran yg
aneh banget, pakai acara lari dari orang tua dan seterusnya.  capek
hati melihatnya.  apalagi ketika ujung ujungnya, motivasi
permberontakannya karena ingin lari dari aturan aturan yg dipasang
orang tuanya.

usia muda, darah muda, inginnya tampil beda.  huehehe :))



2009/8/4 Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) ning...@chevron.com:


 Wah masih ngobrolin ini to ? Oh tapi ini sudah beda topik ya.. jadi
 mengenai impact pake kerudung ke keindahan rambut ..

 Teman saya ada yang rambutnya keriting kribo.. terus dia ingin tampil
 dengan rambut lurus, jadi tiap hari dicatok. Waktu saya bilang bahwa
 dicatok tiap hari bisa membuat rambutnya rusak, ya dia bilang..
 gapapalah, demi bisa penampilan yang dia inginkan, dia rela keluar uang
 lagi untuk beli shampo yang agak mahal atau hair treatment di salon
 supaya rambutnya tidak rusak. Yah berbagai pengorbanan lah, demi
 penampilan.

 Lha, kalau demi penampilan aja seseorang mau berkorban, masak untuk
 menunjukkan cinta pada Allah dengan melaksanakan salah satu perintahnya
 itu kita ngga mau berkorban. Manusia itu sama Allah diberikan kepintaran
 kok. Pasti ada aja yang bisa dibuatnya untuk membuat dirinya lebih
 nyaman, lebih enak, lebih sehat.. semuanya tinggal kita yang memilih.
 Jadi, kalau memang niat berkerudung untuk aligned dengan perintah Allah,
 ya tentu juga akan dicari : bagaimana berkerudung yang nyaman, enak dan
 sehat. Kan gitu...

 Masalah rambut rontok dan tipis karena kerudung, ya sekarang ini banyak
 cara dilakukan. Bahan kerudung sudah ada beribu macam.. belum lagi
 shampo dan macam-macam hair treatment yang bisa dipakai... Jadi don't
 worry be happy lah, menurut saya sih. Jadi prinsip kita, yang jadi
 prioritas adalah comply dulu dengan aturan Allah.. mengenai how to-nya
 termasuk mengatasi efek2 (kalau ada) untuk aligned tersebut, ya kita
 pikirkan kemudian..

 Anak-anak diajari memakai kerudung sejak kecil itu adalah hal positif.
 Saya sering melihat bayi pake topi.. biar terlindung atau biar lucu,
 gitu kata ortunya. Ya, tentu efeknya sama aja dengan pake kerudung ya ?
 Hanya mungkin pake kerudung itu tujuannya beda, tentu tujuannya supaya
 si anak terbiasa sehingga tidak gagap bila nanti suda akil balig perlu
 pake kerudung.

 Mengenai keindahan rambut ini memang saya lihat teman2 saya yang
 berkerudung kebanyakan kurang memperhatikan. Jadi kebanyakan hanya
 memperhatikan kemudahan saat berkerudung saja, tapi tidak memperhatikan
 kecantikannya saat di rumah (saat tidak berkerudung). Padahal kan suami
 tentu lebih senang kalau isterinya lebih enak dipandang ya ? Jadi ya,
 ada baiknya diperhatikan keindahan dan kesehatan rambut.. selain
 berpahala karena menyenangkan suami, kan senang juga kalau suami memuji
 penampilan kita yang sehat dan rapi..hehehe **Padahal aku juga suka lupa
 yang ini**

 Wallahua'lam bishowab.
 Wassalaam,
 -Ning




 

 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of sunny
 Sent: Monday, August 03, 2009 8:24 PM

 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

 Dapat dimengerti bahwa di lokasi geografis seperti di Indonesia
 kelembaban udara sangat tinggi,jadi tentunya kepanasan, berbeda dengan
 panas di Arab yang udaranya kering.

 - Original Message -
 From: Ari Condro
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com
 Sent: Monday, August 03, 2009 10:40 AM
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

 yah, kalau di rumah sih gak pakai jilbab, mbak. :))

 cuma di sekolah saja, antara jam 8-11. kalau lagi pergi pergi aja,
 kadang pakai jilbab, kadang nggak. banyakan nggaknya. elsi malah
 tomboy nih, lebih suka pakai kaos ala basket dan celana. :p bingung
 aja, wajahnya lembut, suaranya halus, tapi tomboy. sukanya bola dan
 truk. boneka barbie dibuang jauh jauh.

 cuman rada kawatir, rambutnya jenis rambut halus, beberapa bagian ada
 yg berwarna perang kuning kemerahan gitu, kayak rambut jagung.

 On 8/3/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id
 mailto:wpamungk%40centrin.net.id  wrote:
 Pake jilbabnya pas sedang sekolah saja.
 Kalo di rumah, main2 dengan tetangga, diajak pergi
 ya nggak usah berjilbab dulu. Belum akil balik kan, masa sih kepikiran
 untuk
 bergenit-genit?

 Di kampung belakang tempat saya ada anak2 sudah

RE: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-03 Terurut Topik Lestyaningsih, Tri Budi (Ning)
Ini ganti topik lagi ya.. masalah mendidik anak...
 
Mendidik anak itu ya memang kewajiban orang tuanya. Pendidikan itu pada
dasarnya kan tujuannya men-shape behaviour-nya anak ke arah yang baik,
menurut nilai-nilai yang dianut. Jadi pasti di dalamnya ada unsur
paksaan  (saya kasih tanda kutip, supaya mengerti bahwa ini memiliki
arti yang khusus). Nah, teknik memaksa (baca : mendidik) anak itu
memang harus dipelajari, supaya anak bisa mendapat kesadaran dan
termotivasi untuk mengikuti nilai-nilai yang baik, sebagaimana yang
di-believe ortunya. Idealnya kan begitu mas.. bukan didiemin aja, trus
mengharapkan ada yang jeng jeng meng-enlighten anak kita..
 
Kalau saya lihat yang jadi aneh pake acara lari dari ortu dsb itu
kebanyakan memang karena hubungan ortu dan anak yang kurang harmonis,
dan cara ortu mendidik anak dengan kurang pas. Ada juga sih yang ajaib
karena ortunya membiarkan anak mengikuti kata hatinya, mencari jati
dirinya sendiri.. 
 
Mudah-mudahan kita semua menjadi ortu yang diberi kemampuan dan kekuatan
untuk menshape behaviour anak kita ke arah yang diridhoi-Nya. Amiin. **
Masih struggling untuk jadi ortu seperti itu nih**
 
Wallahua'lam 
Wassalaam,
--Ning
 



From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of Ari Condro
Sent: Tuesday, August 04, 2009 10:24 AM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -


  

aku sih memposisikan diri tidak memaksa anak untuk berjilbab, supaya
anak tidak merasa tertekan sejak kecil. kalaupun nanti besarnya dia
jadi aktipis, enlightened dan memilih berjilbab dan berjubah, ane fine
fine aja. biar dia memilih berjilbab karena kesadaran pribadi. dan
biar dia komitmen dengan pilihannya itu. kayak ibunya, huehehhe :p

soalnya udah capek lihat anak yg memberontak karena didik dengan cara
kungkungan keras. dari yg berjilbab dan merokok, nanem ganja, sampai
yg pergaulannya parah banget atau sebaliknya bercadar ekstrim, jadi
super duper kaku gak gaul dengan orang sekitar atau ikutan aliran yg
aneh banget, pakai acara lari dari orang tua dan seterusnya. capek
hati melihatnya. apalagi ketika ujung ujungnya, motivasi
permberontakannya karena ingin lari dari aturan aturan yg dipasang
orang tuanya.

usia muda, darah muda, inginnya tampil beda. huehehe :))

2009/8/4 Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) ning...@chevron.com
mailto:ninghdw%40chevron.com :


 Wah masih ngobrolin ini to ? Oh tapi ini sudah beda topik ya.. jadi
 mengenai impact pake kerudung ke keindahan rambut ..

 Teman saya ada yang rambutnya keriting kribo.. terus dia ingin tampil
 dengan rambut lurus, jadi tiap hari dicatok. Waktu saya bilang bahwa
 dicatok tiap hari bisa membuat rambutnya rusak, ya dia bilang..
 gapapalah, demi bisa penampilan yang dia inginkan, dia rela keluar
uang
 lagi untuk beli shampo yang agak mahal atau hair treatment di salon
 supaya rambutnya tidak rusak. Yah berbagai pengorbanan lah, demi
 penampilan.

 Lha, kalau demi penampilan aja seseorang mau berkorban, masak untuk
 menunjukkan cinta pada Allah dengan melaksanakan salah satu
perintahnya
 itu kita ngga mau berkorban. Manusia itu sama Allah diberikan
kepintaran
 kok. Pasti ada aja yang bisa dibuatnya untuk membuat dirinya lebih
 nyaman, lebih enak, lebih sehat.. semuanya tinggal kita yang memilih.
 Jadi, kalau memang niat berkerudung untuk aligned dengan perintah
Allah,
 ya tentu juga akan dicari : bagaimana berkerudung yang nyaman, enak
dan
 sehat. Kan gitu...

 Masalah rambut rontok dan tipis karena kerudung, ya sekarang ini
banyak
 cara dilakukan. Bahan kerudung sudah ada beribu macam.. belum lagi
 shampo dan macam-macam hair treatment yang bisa dipakai... Jadi don't
 worry be happy lah, menurut saya sih. Jadi prinsip kita, yang jadi
 prioritas adalah comply dulu dengan aturan Allah.. mengenai how
to-nya
 termasuk mengatasi efek2 (kalau ada) untuk aligned tersebut, ya kita
 pikirkan kemudian..

 Anak-anak diajari memakai kerudung sejak kecil itu adalah hal positif.
 Saya sering melihat bayi pake topi.. biar terlindung atau biar lucu,
 gitu kata ortunya. Ya, tentu efeknya sama aja dengan pake kerudung ya
?
 Hanya mungkin pake kerudung itu tujuannya beda, tentu tujuannya supaya
 si anak terbiasa sehingga tidak gagap bila nanti suda akil balig
perlu
 pake kerudung.

 Mengenai keindahan rambut ini memang saya lihat teman2 saya yang
 berkerudung kebanyakan kurang memperhatikan. Jadi kebanyakan hanya
 memperhatikan kemudahan saat berkerudung saja, tapi tidak
memperhatikan
 kecantikannya saat di rumah (saat tidak berkerudung). Padahal kan
suami
 tentu lebih senang kalau isterinya lebih enak dipandang ya ? Jadi ya,
 ada baiknya diperhatikan keindahan dan kesehatan rambut.. selain
 berpahala karena menyenangkan suami, kan senang juga kalau suami
memuji
 penampilan kita yang sehat dan rapi..hehehe **Padahal aku juga suka
lupa
 yang ini**

 Wallahua'lam bishowab.
 Wassalaam,
 -Ning

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-03 Terurut Topik Ari Condro
komunikasi putus biasanya sih karena :

- temperamen ortu yg keras dan tidak bisa berdialog dengan anak
- atau penuntut dengan idealisme sangat tinggi yg dipaksakan ke anak
(rada rada eksplotatif seringnya).
- kadang ego ortu tinggi, malah merasa terganggu ketika anak
sedang ingin tahu dan dalam kondisi ini anak bakalan sering
mengganggu ortu buat cari perhatian (saya sering terjebak di sini)


kembali ke mode mendidik anak, kalau saya sih lebih suka
mode interaktif dan memberi kesempatan eksplorasi pada
kesukaan masing masing yah.

membiarkan sih enggak lah, ketika kita milih tk islam yg moderat,
mencari lingkungan rumah yg friendly, dan menjaga pilihan kosa kata
yang digunakan anak kita, mengajari bacaaan bacaan doa praktis,
itu sudah mengatur kok.

kalau masalah dewasanya pakai jilbab terus, suka menggambar atau tidak,
sukanya pakai baju warna apa, suka main sepeda, mobil layangan,
masak masakan atau boneka, itu mah, biar anaknya aja suka yg mana.

huehehhee :))






2009/8/4 Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) ning...@chevron.com:


 Ini ganti topik lagi ya.. masalah mendidik anak...

 Mendidik anak itu ya memang kewajiban orang tuanya. Pendidikan itu pada
 dasarnya kan tujuannya men-shape behaviour-nya anak ke arah yang baik,
 menurut nilai-nilai yang dianut. Jadi pasti di dalamnya ada unsur
 paksaan (saya kasih tanda kutip, supaya mengerti bahwa ini memiliki
 arti yang khusus). Nah, teknik memaksa (baca : mendidik) anak itu
 memang harus dipelajari, supaya anak bisa mendapat kesadaran dan
 termotivasi untuk mengikuti nilai-nilai yang baik, sebagaimana yang
 di-believe ortunya. Idealnya kan begitu mas.. bukan didiemin aja, trus
 mengharapkan ada yang jeng jeng meng-enlighten anak kita..

 Kalau saya lihat yang jadi aneh pake acara lari dari ortu dsb itu
 kebanyakan memang karena hubungan ortu dan anak yang kurang harmonis,
 dan cara ortu mendidik anak dengan kurang pas. Ada juga sih yang ajaib
 karena ortunya membiarkan anak mengikuti kata hatinya, mencari jati
 dirinya sendiri..

 Mudah-mudahan kita semua menjadi ortu yang diberi kemampuan dan kekuatan
 untuk menshape behaviour anak kita ke arah yang diridhoi-Nya. Amiin. **
 Masih struggling untuk jadi ortu seperti itu nih**

 Wallahua'lam

 Wassalaam,
 --Ning


 

 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of Ari Condro
 Sent: Tuesday, August 04, 2009 10:24 AM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

 aku sih memposisikan diri tidak memaksa anak untuk berjilbab, supaya
 anak tidak merasa tertekan sejak kecil. kalaupun nanti besarnya dia
 jadi aktipis, enlightened dan memilih berjilbab dan berjubah, ane fine
 fine aja. biar dia memilih berjilbab karena kesadaran pribadi. dan
 biar dia komitmen dengan pilihannya itu. kayak ibunya, huehehhe :p

 soalnya udah capek lihat anak yg memberontak karena didik dengan cara
 kungkungan keras. dari yg berjilbab dan merokok, nanem ganja, sampai
 yg pergaulannya parah banget atau sebaliknya bercadar ekstrim, jadi
 super duper kaku gak gaul dengan orang sekitar atau ikutan aliran yg
 aneh banget, pakai acara lari dari orang tua dan seterusnya. capek
 hati melihatnya. apalagi ketika ujung ujungnya, motivasi
 permberontakannya karena ingin lari dari aturan aturan yg dipasang
 orang tuanya.

 usia muda, darah muda, inginnya tampil beda. huehehe :))

 2009/8/4 Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) ning...@chevron.com
 mailto:ninghdw%40chevron.com :


 Wah masih ngobrolin ini to ? Oh tapi ini sudah beda topik ya.. jadi
 mengenai impact pake kerudung ke keindahan rambut ..

 Teman saya ada yang rambutnya keriting kribo.. terus dia ingin tampil
 dengan rambut lurus, jadi tiap hari dicatok. Waktu saya bilang bahwa
 dicatok tiap hari bisa membuat rambutnya rusak, ya dia bilang..
 gapapalah, demi bisa penampilan yang dia inginkan, dia rela keluar
 uang
 lagi untuk beli shampo yang agak mahal atau hair treatment di salon
 supaya rambutnya tidak rusak. Yah berbagai pengorbanan lah, demi
 penampilan.

 Lha, kalau demi penampilan aja seseorang mau berkorban, masak untuk
 menunjukkan cinta pada Allah dengan melaksanakan salah satu
 perintahnya
 itu kita ngga mau berkorban. Manusia itu sama Allah diberikan
 kepintaran
 kok. Pasti ada aja yang bisa dibuatnya untuk membuat dirinya lebih
 nyaman, lebih enak, lebih sehat.. semuanya tinggal kita yang memilih.
 Jadi, kalau memang niat berkerudung untuk aligned dengan perintah
 Allah,
 ya tentu juga akan dicari : bagaimana berkerudung yang nyaman, enak
 dan
 sehat. Kan gitu...

 Masalah rambut rontok dan tipis karena kerudung, ya sekarang ini
 banyak
 cara dilakukan. Bahan kerudung sudah ada beribu macam.. belum lagi
 shampo dan macam-macam hair treatment yang bisa dipakai... Jadi don't
 worry be happy lah, menurut saya sih. Jadi prinsip kita, yang jadi
 prioritas adalah comply dulu dengan aturan Allah.. mengenai how
 to-nya
 termasuk mengatasi efek2

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-01 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
bener nih mbak lestari,
kasus penyanderaan di mesjid merah pakistan dulu kan juga ada
penyandera yang pake burqa buat meloloskan diri dari tentara pakistan,
meskipun akhirnya ketahuan juga.
yang susah nih di barat, isu burqa jadi isu yang sensitif saat
berhadapan dengan islam.
beberapa institusi/lembaga bermaksud melarang penggunaan burqa, karena
alasan keamanan dan identifikasi, sementara oleh golongan Islam
tertentu dianggap sebagai pelanggaran hak asasi manusia dan
diskriminasi.
padahal dalam Islam sendiri, pemakaian burqa tidak wajib.
ya kebayang aja ada orang pake burqa, ada di samping Anda. Anda tidak
tahu siapa dia, apakah dia orang baik atau penjahat.
mungkin itulah sebabnya Ninja memakai burqa, agar tidak mudah dikenali
dan gampang menghilang :)

salam,
--
wikan

2009/8/1 lestarin lesta...@yahoo.com:


 Pak Wikan dan All,

 Kebetulan sudah beberapa hari ini di Afghanistan, dan ternyata sejak
 beberapa waktu lalu ada modus baru lagi disini, yang pakai burqa/burkha
 bukan cuma perempuan, tapi bisa juga laki-laki, dan bawa bom dalam badannya,
 trus bom bunuh diri deh:(, Jihad katanya...:(

 Jadi inget film KANDAHAR, cowok-cowok nyamar pakai burkha untuk mengelabui
 polisi dan petugas jaga perbatasan. Eh tenyata itu tidak cuma ada di
 pilem...:(
 Jadi kemudian merasa makin tidak nyaman dekat dengan yang berburkha...habis
 sama sekali tidak kelihatan, siapa yang dibalik itu:(


Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-08-01 Terurut Topik jano ko
ya sebenarnya g ada hubungan jilbab sama rambut rontok
toh nggak dijilbabin, rambut bakalan rontok juga hohoho...

---
 
Janoko :
 
Banyak profesor - profesor pria yang botak kepalanya, rambutnya rontok serontok 
- rontoknya, padahal mereka tidak memakai jilbab. Lalu yang bertanggung jawab 
terhadap kerontokan rambut mereka ini siapa ya ?
 
Janoko ( garuk - garuk kepala karena gatel )
 
-o0o-

--- On Sat, 1/8/09, izzuddin al qassam wanitaacehtang...@yahoo.com wrote:


From: izzuddin al qassam wanitaacehtang...@yahoo.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Saturday, 1 August, 2009, 12:24 PM


  



ya sebenarnya g ada hubungan jilbab sama rambut rontok
toh nggak dijilbabin, rambut bakalan rontok juga hohoho...

:putri

--- On Thu, 7/30/09, donnie damana donnie.damana@ gmail.com wrote:

From: donnie damana donnie.damana@ gmail.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com
Date: Thursday, July 30, 2009, 5:39 AM

 

Jadi mana yang benar?

Pake jilbab menyebabkan rambut rontok..

apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab..

Jangan membingungkan umat dong..

aya, aya, wae...

:D

On Jul 30, 2009, at 7:28 PM, Wikan Danar Sunindyo wrote:

 mbak rita,

 lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu karena

 dijilbabin tho?

 ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2

 kebanyakan belajar buat s3

 terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho.

 dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak

 tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya

 aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya

 begitu



 he he :)



 anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok

 padahal rajin merawat rambut dan kramas

 gimana nih mbak rita :)



 salam,

 --

 wikan



 2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo. com:

 

 

  Hahaha..

 

  Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya 

 beberapa

  petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata 

 kebahagiaan nya itu

  harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan 

 suami :)).

  Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo karena - 

 suaminya

  soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi si 

 suami

  menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu 

 (rambut

  rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian 

 tubuhnya,

  dirinya.

 

  Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat adalah 

 rambutnya

  tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada 

 suaminya dan

  lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi 

 positif dari

  seorang wanita yang sehat dan sehat adalah pangkal bahagia.

 

  Bukan begitu ibu-ibu?



 

[Non-text portions of this message have been removed]











[Non-text portions of this message have been removed]

















  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-31 Terurut Topik jano ko
Bung Donnie :

Pake jilbab menyebabkan rambut rontok..

apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab..



Janoko :

Yang akan dirugikan secara materi  ( bila ada pelarangan jilbab ) adalah para 
insan - insan yang mempunyai profesi dibidang kesehatan.

Engga bisa membayangkan bila seorang dokter tidak memakai penutup kepala pada 
saat mereka sedang melakukan operasi terhadap pasiennya.
Bayangkan aja seandainya rambut oknum dokter tersebut ada kutunya kemudian 
sang kutu jatuh keorgan pasien yang sedang dioperasi.

Pikirin dech.

janoko

-o0o-



--- On Thu, 30/7/09, donnie damana donnie.dam...@gmail.com wrote:

From: donnie damana donnie.dam...@gmail.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Thursday, 30 July, 2009, 7:39 PM






 





  Jadi mana yang benar?



Pake jilbab menyebabkan rambut rontok..

apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab..

Jangan membingungkan umat dong..

aya, aya, wae...



:D



On Jul 30, 2009, at 7:28 PM, Wikan Danar Sunindyo wrote:



 mbak rita,

 lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu karena

 dijilbabin tho?

 ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2

 kebanyakan belajar buat s3

 terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho.

 dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak

 tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya

 aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya

 begitu



 he he :)



 anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok

 padahal rajin merawat rambut dan kramas

 gimana nih mbak rita :)



 salam,

 --

 wikan



 2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo. com:

 

 

  Hahaha..

 

  Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya  

 beberapa

  petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata  

 kebahagiaan nya itu

  harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan  

 suami :)).

  Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo karena -  

 suaminya

  soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi si  

 suami

  menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu  

 (rambut

  rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian  

 tubuhnya,

  dirinya.

 

  Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat adalah  

 rambutnya

  tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada  

 suaminya dan

  lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi  

 positif dari

  seorang wanita yang sehat dan sehat adalah pangkal bahagia.

 

  Bukan begitu ibu-ibu?



 



[Non-text portions of this message have been removed]




 

  




 

















  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-31 Terurut Topik Dendikeren amat
Kawan, kalo kita melihat dari luar memang kita akan sulit untuk mengerti 
apalagi kalo pikiran sering negatif pada orang lain (tidak terlatih untuk 
melihat jelas). pasti kita akan banyak curiga pada siapapun juga.(maaf) kita 
memang sering terpaku pada penampilan, wajar jika sering tertipu.

sebagaimana komunitas lain, para musafir juga terbagi-bagi menjadi beberapa 
jenis manusia.

1. Ada musafir yang memang dia melakukan suatu perjalanan dengan niat melatih 
diri, melatih mental, kesabaran dan pengamalan ilmu agama. karena ga mungkin 
kita bisa sabar bila tidak ada yang menghina, tidak ada yang mencaci, 
memfitnah, dll. tidak mungkin kita bisa menjadi manusia syukur bila kita ga 
melatih diri untuk tidak membuang rezeki walalu hanya sebutir.  menumbuhkan 
rasa qona-ah tawadlu menghilangkan keegoisan diri jelas perlu riyadoh, ada yg 
ringan juga ada yg berat. tidak jarang para musafir ini adalah anak kyai. ato 
santri utama di sebuah pondok pesantren. bisa dibedakan musafir beneran dan 
musafir gila yaitu dari kuku dia bersih. para musafir ini biasanya ada di 
tempat-tempat ziarah.  tapi ada juga yg sengaja ngegembel di kota. Jangan salah 
para kyai kesohor juga pada jenis musafir beneran suka minta didoakan agar 
lebih berkah.
2. Ada juga musafir munafik dan jahat tukang nipu. melakukan perjalanan untuk 
cari mangsa.
3. Ada yang memang orang stress ato gila beneran. Ini yg perlu dikasihani. 
4. ada gembel yg memang sengaja untuk cari duit ya pengemis itulah, tkg palak, 
pengamen, anak jalanan.

Mama mia yg selalu manis, dikit-dikit we atuh, rambut memang mahkota wanita 
tapi apapun alasannya ya seyogyanya ditutup juga bagian lain. kreatif aja 
gimana caranya biar ga rusak, cari kain yg bagus, enak dipake, modis ga bikin 
rusak rambut, badan. ga selalu harus jilbab. ajaran ga usah dibikin repot. yg 
masih gadis, dan masih seksi masa kalah ma nenek-nenek mau tutup aurat, 
he...he..he.. 

Apapun alasannya alangkah baiknya jika didasarkan pada sikap Lillahita'ala. 
Aduh jadi malu ma Pak Cojim. Pie kabare pak Cojim?

Jilbab bukan ukuran seseorang dapet hidayah, karena banyak juga yang berjilbab 
kelakukannya masih kayak syetan. (maaf agak kasar). Hidayah itu adanya pada 
seseorang yg mau intropeksi diri memperbaiki diri karena orang yg intropeksi 
diri itu selalu :

1. Menghargai orang lain, 
2. ga sombong dan ga merasa lebih dari orang lain
3. tepo seliro dan ga mudah tersinggung.
4. selalu melihat ke dalam, ga pernah menyalahkan orang lain.
5. dll.

Salam manis,
Dendi



--- On Wed, 7/29/09, Wikan Danar Sunindyo wikan.da...@gmail.com wrote:

From: Wikan Danar Sunindyo wikan.da...@gmail.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Wednesday, July 29, 2009, 10:59 AM






 





  gue kok malah curiga sama orang2 pengemis gitu kan suka 
menyamar

biasanya dia pake baju rapi atau biasa

lha tiba giliran berdinas atau jadi pengemis

dia tukar baju jadi pengemis, bajunya acak2-an dan serabutan

penampilannya dibikin memelas gitulah



salam,

--

wikan



2009/7/29 Mia al...@yahoo. com:





 Pak Dendi, iya di WM ini kita memang setuju menutup aurat itu wajib, secara

 kifayah maupun personal. Yang kifayah, yang pake jilbab, yang nggak pake

 jilbab. Yang personal, yang pingin memperlihatkan rambutnya yang sunsilk --

 bukan aurat, yang malu nutupin rambutnya ubanan--- aurat, yang pingin

 memperlihatkan pinggangnya yang ramping --- bukan aurat, yang ingin

 menyembunyikan perutnya yang ndut --- aurat. Bebas aja, yang penting aurat

 itu ditutupin toh?



 Tapi saya nggak ngerti cerita tentang musafir itu, kok bisa berpakaian kayak

 orang gila tapi waktu solat bersih...maksutnya gimana ya?



 Apa nenek2 diharapkan menutup aurat i.e. berjilbab gitu? Jangan kelewatan

 dong Pak Dendi, kok orang sudah nenek2 malah dibikin susah? Nenek sayang,

 nenek mendapatkan hidayah kalau nenek berjilbab... gitu?


 

  



 

















  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-31 Terurut Topik donnie damana
mode mikir:

Seumur-umur.. gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi..
Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah???


:D


On Jul 31, 2009, at 2:14 PM, jano ko wrote:

 Bung Donnie :

 Pake jilbab menyebabkan rambut rontok..

 apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab..

 

 Janoko :

 Yang akan dirugikan secara materi  ( bila ada pelarangan jilbab )  
 adalah para insan - insan yang mempunyai profesi dibidang kesehatan.

 Engga bisa membayangkan bila seorang dokter tidak memakai penutup  
 kepala pada saat mereka sedang melakukan operasi terhadap pasiennya.
 Bayangkan aja seandainya rambut oknum dokter tersebut ada kutunya  
 kemudian sang kutu jatuh keorgan pasien yang sedang dioperasi.

 Pikirin dech.

 janoko

 -o0o-

 --- On Thu, 30/7/09, donnie damana donnie.dam...@gmail.com wrote:

 From: donnie damana donnie.dam...@gmail.com
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Date: Thursday, 30 July, 2009, 7:39 PM



 Jadi mana yang benar?

 Pake jilbab menyebabkan rambut rontok..

 apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab..

 Jangan membingungkan umat dong..

 aya, aya, wae...

 :D

 On Jul 30, 2009, at 7:28 PM, Wikan Danar Sunindyo wrote:

  mbak rita,

  lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu karena

  dijilbabin tho?

  ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2

  kebanyakan belajar buat s3

  terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho.

  dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak

  tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya

  aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya

  begitu

 

  he he :)

 

  anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok

  padahal rajin merawat rambut dan kramas

  gimana nih mbak rita :)

 

  salam,

  --

  wikan

 

  2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo. com:

  

  

   Hahaha..

  

   Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya

  beberapa

   petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata

  kebahagiaan nya itu

   harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan

  suami :)).

   Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo karena -

  suaminya

   soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi si

  suami

   menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu

  (rambut

   rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian

  tubuhnya,

   dirinya.

  

   Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat adalah

  rambutnya

   tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada

  suaminya dan

   lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi

  positif dari

   seorang wanita yang sehat dan sehat adalah pangkal bahagia.

  

   Bukan begitu ibu-ibu?

 

 

 [Non-text portions of this message have been removed]











 New Email names for you!
 Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and  
 @rocketmail.
 Hurry before someone else does!
 http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

 [Non-text portions of this message have been removed]


 



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-31 Terurut Topik jano ko
Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi..
Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah???
 

 
Janoko :
 
Pertanyaan bisa diperluas nich, apakah yang bisa melakukan operasi itu hanya 
dokter pria ?, apakah yang bisa melakukan operasi itu hanya dokter non Islam ?
 
Janoko ( puyeng )
 
-o0o-


--- On Fri, 31/7/09, donnie damana donnie.dam...@gmail.com wrote:


From: donnie damana donnie.dam...@gmail.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Friday, 31 July, 2009, 2:41 PM


  



mode mikir:

Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi..
Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah???

:D

On Jul 31, 2009, at 2:14 PM, jano ko wrote:

 Bung Donnie :

 Pake jilbab menyebabkan rambut rontok..

 apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab..

 

 Janoko :

 Yang akan dirugikan secara materi ( bila ada pelarangan jilbab ) 
 adalah para insan - insan yang mempunyai profesi dibidang kesehatan.

 Engga bisa membayangkan bila seorang dokter tidak memakai penutup 
 kepala pada saat mereka sedang melakukan operasi terhadap pasiennya.
 Bayangkan aja seandainya rambut oknum dokter tersebut ada kutunya 
 kemudian sang kutu jatuh keorgan pasien yang sedang dioperasi.

 Pikirin dech.

 janoko

 -o0o-

 --- On Thu, 30/7/09, donnie damana donnie.damana@ gmail.com wrote:

 From: donnie damana donnie.damana@ gmail.com
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
 To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com
 Date: Thursday, 30 July, 2009, 7:39 PM



 Jadi mana yang benar?

 Pake jilbab menyebabkan rambut rontok..

 apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab..

 Jangan membingungkan umat dong..

 aya, aya, wae...

 :D

 On Jul 30, 2009, at 7:28 PM, Wikan Danar Sunindyo wrote:

  mbak rita,

  lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu karena

  dijilbabin tho?

  ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2

  kebanyakan belajar buat s3

  terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho.

  dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak

  tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya

  aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya

  begitu

 

  he he :)

 

  anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok

  padahal rajin merawat rambut dan kramas

  gimana nih mbak rita :)

 

  salam,

  --

  wikan

 

  2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo. com:

  

  

   Hahaha..

  

   Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya

  beberapa

   petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata

  kebahagiaan nya itu

   harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan

  suami :)).

   Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo karena -

  suaminya

   soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi si

  suami

   menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu

  (rambut

   rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian

  tubuhnya,

   dirinya.

  

   Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat adalah

  rambutnya

   tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada

  suaminya dan

   lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi

  positif dari

   seorang wanita yang sehat dan sehat adalah pangkal bahagia.

  

   Bukan begitu ibu-ibu?

 

 

 [Non-text portions of this message have been removed]











 New Email names for you!
 Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and 
 @rocketmail.
 Hurry before someone else does!
 http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/

 [Non-text portions of this message have been removed]


 

[Non-text portions of this message have been removed]

















  New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-31 Terurut Topik Ari Condro
pancen tambah nggladrah je !  mantep tenan dolan karo koh jono

2009/7/31 jano ko ko_j...@yahoo.com:


 Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi..
 Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah???

 

 Janoko :

 Pertanyaan bisa diperluas nich, apakah yang bisa melakukan operasi itu hanya
 dokter pria ?, apakah yang bisa melakukan operasi itu hanya dokter non Islam
 ?

 Janoko ( puyeng )

 -o0o-

 --- On Fri, 31/7/09, donnie damana donnie.dam...@gmail.com wrote:

 From: donnie damana donnie.dam...@gmail.com
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Date: Friday, 31 July, 2009, 2:41 PM



 mode mikir:

 Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi..
 Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah???

 :D

 On Jul 31, 2009, at 2:14 PM, jano ko wrote:

 Bung Donnie :

 Pake jilbab menyebabkan rambut rontok..

 apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab..

 

 Janoko :

 Yang akan dirugikan secara materi ( bila ada pelarangan jilbab )
 adalah para insan - insan yang mempunyai profesi dibidang kesehatan.

 Engga bisa membayangkan bila seorang dokter tidak memakai penutup
 kepala pada saat mereka sedang melakukan operasi terhadap pasiennya.
 Bayangkan aja seandainya rambut oknum dokter tersebut ada kutunya
 kemudian sang kutu jatuh keorgan pasien yang sedang dioperasi.

 Pikirin dech.

 janoko

 -o0o-

 --- On Thu, 30/7/09, donnie damana donnie.damana@ gmail.com wrote:

 From: donnie damana donnie.damana@ gmail.com
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
 To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com
 Date: Thursday, 30 July, 2009, 7:39 PM



 Jadi mana yang benar?

 Pake jilbab menyebabkan rambut rontok..

 apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab..

 Jangan membingungkan umat dong..

 aya, aya, wae...

 :D

 On Jul 30, 2009, at 7:28 PM, Wikan Danar Sunindyo wrote:

  mbak rita,

  lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu karena

  dijilbabin tho?

  ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2

  kebanyakan belajar buat s3

  terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho.

  dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak

  tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya

  aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya

  begitu

 

  he he :)

 

  anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok

  padahal rajin merawat rambut dan kramas

  gimana nih mbak rita :)

 

  salam,

  --

  wikan

 

  2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo. com:

  

  

   Hahaha..

  

   Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya

  beberapa

   petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata

  kebahagiaan nya itu

   harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan

  suami :)).

   Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo karena -

  suaminya

   soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi si

  suami

   menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu

  (rambut

   rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian

  tubuhnya,

   dirinya.

  

   Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat adalah

  rambutnya

   tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada

  suaminya dan

   lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi

  positif dari

   seorang wanita yang sehat dan sehat adalah pangkal bahagia.

  

   Bukan begitu ibu-ibu?

 

 

 [Non-text portions of this message have been removed]











 New Email names for you!
 Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and
 @rocketmail.
 Hurry before someone else does!
 http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/

 [Non-text portions of this message have been removed]




 [Non-text portions of this message have been removed]

 New Email addresses available on Yahoo!
 Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and
 @rocketmail.
 Hurry before someone else does!
 http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

 [Non-text portions of this message have been removed]

 



-- 
salam,
Ari


Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-31 Terurut Topik Dwi Soegardi
Kalau saya boleh meralat posting jawaban saya untuk Pak Dokter Tauhid
tentang Sang Kebenaran,
semestinya Sang Kebenaran dilawankan dengan koh Jano,
di milis tersendiri ... :-)
Asik deh pastinya .


2009/7/31 Ari Condro masar...@gmail.com:
 pancen tambah nggladrah je !  mantep tenan dolan karo koh jono

 2009/7/31 jano ko ko_j...@yahoo.com:


 Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi..
 Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah???

 

 Janoko :

 Pertanyaan bisa diperluas nich, apakah yang bisa melakukan operasi itu hanya
 dokter pria ?, apakah yang bisa melakukan operasi itu hanya dokter non Islam
 ?

 Janoko ( puyeng )

 -o0o-



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-31 Terurut Topik donnie damana
Makanya kalo nggak pernah ikutan main di operating theater gak usah  
sok tau..
Biarpun pake Jilbab, kalo mau jadi operator sebuah operasi harus ganti  
baju OK, dan itu bukan jilbab.
Gitu aja kok puyeng

:D

On Jul 31, 2009, at 4:57 PM, jano ko wrote:

 Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi..
 Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah???

 

 Janoko :

 Pertanyaan bisa diperluas nich, apakah yang bisa melakukan operasi  
 itu hanya dokter pria ?, apakah yang bisa melakukan operasi itu  
 hanya dokter non Islam ?

 Janoko ( puyeng )

 -o0o-

 --- On Fri, 31/7/09, donnie damana donnie.dam...@gmail.com wrote:

 From: donnie damana donnie.dam...@gmail.com
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Date: Friday, 31 July, 2009, 2:41 PM



 mode mikir:

 Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi..
 Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah???

 :D

 On Jul 31, 2009, at 2:14 PM, jano ko wrote:

  Bung Donnie :
 
  Pake jilbab menyebabkan rambut rontok..
 
  apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab..
 
  
 
  Janoko :
 
  Yang akan dirugikan secara materi ( bila ada pelarangan jilbab )
  adalah para insan - insan yang mempunyai profesi dibidang kesehatan.
 
  Engga bisa membayangkan bila seorang dokter tidak memakai penutup
  kepala pada saat mereka sedang melakukan operasi terhadap pasiennya.
  Bayangkan aja seandainya rambut oknum dokter tersebut ada kutunya
  kemudian sang kutu jatuh keorgan pasien yang sedang dioperasi.
 
  Pikirin dech.
 
  janoko
 
  -o0o-
 
  --- On Thu, 30/7/09, donnie damana donnie.damana@ gmail.com wrote:
 
  From: donnie damana donnie.damana@ gmail.com
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
  To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com
  Date: Thursday, 30 July, 2009, 7:39 PM
 
 
 
  Jadi mana yang benar?
 
  Pake jilbab menyebabkan rambut rontok..
 
  apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab..
 
  Jangan membingungkan umat dong..
 
  aya, aya, wae...
 
  :D
 
  On Jul 30, 2009, at 7:28 PM, Wikan Danar Sunindyo wrote:
 
   mbak rita,
 
   lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu  
 karena
 
   dijilbabin tho?
 
   ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2
 
   kebanyakan belajar buat s3
 
   terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho.
 
   dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak
 
   tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya
 
   aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya
 
   begitu
 
  
 
   he he :)
 
  
 
   anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok
 
   padahal rajin merawat rambut dan kramas
 
   gimana nih mbak rita :)
 
  
 
   salam,
 
   --
 
   wikan
 
  
 
   2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo. com:
 
   
 
   
 
Hahaha..
 
   
 
Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya
 
   beberapa
 
petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata
 
   kebahagiaan nya itu
 
harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan
 
   suami :)).
 
Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo  
 karena -
 
   suaminya
 
soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi  
 si
 
   suami
 
menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu
 
   (rambut
 
rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian
 
   tubuhnya,
 
dirinya.
 
   
 
Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat  
 adalah
 
   rambutnya
 
tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada
 
   suaminya dan
 
lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi
 
   positif dari
 
seorang wanita yang sehat dan sehat adalah pangkal bahagia.
 
   
 
Bukan begitu ibu-ibu?
 
  
 
  
 
  [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  New Email names for you!
  Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and
  @rocketmail.
  Hurry before someone else does!
  http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/
 
  [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 

 [Non-text portions of this message have been removed]

 New Email addresses available on Yahoo!
 Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and  
 @rocketmail.
 Hurry before someone else does!
 http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

 [Non-text portions of this message have been removed]


 



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-31 Terurut Topik donnie damana
Makanya kalo nggak pernah ikutan main di operating theater gak usah  
sok tau..
Biarpun pake Jilbab, kalo mau jadi operator sebuah operasi harus ganti  
baju OK, dan itu bukan jilbab.
Gitu aja kok puyeng

:D

On Jul 31, 2009, at 4:57 PM, jano ko wrote:

 Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi..
 Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah???

 

 Janoko :

 Pertanyaan bisa diperluas nich, apakah yang bisa melakukan operasi  
 itu hanya dokter pria ?, apakah yang bisa melakukan operasi itu  
 hanya dokter non Islam ?

 Janoko ( puyeng )

 -o0o-

 --- On Fri, 31/7/09, donnie damana donnie.dam...@gmail.com wrote:

 From: donnie damana donnie.dam...@gmail.com
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Date: Friday, 31 July, 2009, 2:41 PM



 mode mikir:

 Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi..
 Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah???

 :D

 On Jul 31, 2009, at 2:14 PM, jano ko wrote:

  Bung Donnie :
 
  Pake jilbab menyebabkan rambut rontok..
 
  apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab..
 
  
 
  Janoko :
 
  Yang akan dirugikan secara materi ( bila ada pelarangan jilbab )
  adalah para insan - insan yang mempunyai profesi dibidang kesehatan.
 
  Engga bisa membayangkan bila seorang dokter tidak memakai penutup
  kepala pada saat mereka sedang melakukan operasi terhadap pasiennya.
  Bayangkan aja seandainya rambut oknum dokter tersebut ada kutunya
  kemudian sang kutu jatuh keorgan pasien yang sedang dioperasi.
 
  Pikirin dech.
 
  janoko
 
  -o0o-
 
  --- On Thu, 30/7/09, donnie damana donnie.damana@ gmail.com wrote:
 
  From: donnie damana donnie.damana@ gmail.com
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
  To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com
  Date: Thursday, 30 July, 2009, 7:39 PM
 
 
 
  Jadi mana yang benar?
 
  Pake jilbab menyebabkan rambut rontok..
 
  apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab..
 
  Jangan membingungkan umat dong..
 
  aya, aya, wae...
 
  :D
 
  On Jul 30, 2009, at 7:28 PM, Wikan Danar Sunindyo wrote:
 
   mbak rita,
 
   lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu  
 karena
 
   dijilbabin tho?
 
   ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2
 
   kebanyakan belajar buat s3
 
   terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho.
 
   dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak
 
   tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya
 
   aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya
 
   begitu
 
  
 
   he he :)
 
  
 
   anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok
 
   padahal rajin merawat rambut dan kramas
 
   gimana nih mbak rita :)
 
  
 
   salam,
 
   --
 
   wikan
 
  
 
   2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo. com:
 
   
 
   
 
Hahaha..
 
   
 
Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya
 
   beberapa
 
petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata
 
   kebahagiaan nya itu
 
harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan
 
   suami :)).
 
Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo  
 karena -
 
   suaminya
 
soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi  
 si
 
   suami
 
menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu
 
   (rambut
 
rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian
 
   tubuhnya,
 
dirinya.
 
   
 
Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat  
 adalah
 
   rambutnya
 
tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada
 
   suaminya dan
 
lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi
 
   positif dari
 
seorang wanita yang sehat dan sehat adalah pangkal bahagia.
 
   
 
Bukan begitu ibu-ibu?
 
  
 
  
 
  [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  New Email names for you!
  Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and
  @rocketmail.
  Hurry before someone else does!
  http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/
 
  [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 

 [Non-text portions of this message have been removed]

 New Email addresses available on Yahoo!
 Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and  
 @rocketmail.
 Hurry before someone else does!
 http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

 [Non-text portions of this message have been removed]


 



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-31 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
bukannya kalau udah nenek2 malah gak wajib pake jilbab
jadi emang jilbab ini khusus buat menutupi wanita2 yang masih muda aja
kalau perlu, seperti kata masarcon, wanita muda yang cantik sekalian pake cadar
tapi ada modus operandi baru nih, pake jilbab + cadar biar dikira cantik
:)

salam,
--
wikan

2009/7/31 Dendikeren amat dendicut...@yahoo.com:
 Mama mia yg selalu manis, dikit-dikit we atuh, rambut memang mahkota wanita
 tapi apapun alasannya ya seyogyanya ditutup juga bagian lain. kreatif aja
 gimana caranya biar ga rusak, cari kain yg bagus, enak dipake, modis ga
 bikin rusak rambut, badan. ga selalu harus jilbab. ajaran ga usah dibikin
 repot. yg masih gadis, dan masih seksi masa kalah ma nenek-nenek mau tutup
 aurat, he...he..he..


Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-31 Terurut Topik Ari Condro
iya nih, udah sering ketipu.  huahahaha :)


2009/7/31 Wikan Danar Sunindyo wikan.da...@gmail.com:


 bukannya kalau udah nenek2 malah gak wajib pake jilbab
 jadi emang jilbab ini khusus buat menutupi wanita2 yang masih muda aja
 kalau perlu, seperti kata masarcon, wanita muda yang cantik sekalian pake
 cadar
 tapi ada modus operandi baru nih, pake jilbab + cadar biar dikira cantik
 :)

 salam,
 --
 wikan

 2009/7/31 Dendikeren amat dendicut...@yahoo.com:

 Mama mia yg selalu manis, dikit-dikit we atuh, rambut memang mahkota
 wanita
 tapi apapun alasannya ya seyogyanya ditutup juga bagian lain. kreatif aja
 gimana caranya biar ga rusak, cari kain yg bagus, enak dipake, modis ga
 bikin rusak rambut, badan. ga selalu harus jilbab. ajaran ga usah dibikin
 repot. yg masih gadis, dan masih seksi masa kalah ma nenek-nenek mau tutup
 aurat, he...he..he..

 



-- 
salam,
Ari


Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-31 Terurut Topik jano ko
Biarpun pake Jilbab, kalo mau jadi operator sebuah operasi harus ganti 
baju OK, dan itu bukan jilbab.
Gitu aja kok puyeng
 
---
 
Janoko :
 
Pertanyaan makin bertambah mulur, ada pertanyaan dari seorang insan manusia, 
apakah jilbab menyebabkan rambut rontok ?
 
Pertanyaan kedua, apakah penutup kepala selain jilbab menyebabkan rambut rontok 
atau tidak ?
 
Kalau jilbab dan penutup kepala selain jilbab menyebabkan rambut rontok, kenapa 
yang diobok-obok koq cuma jilbab saja ?
 
Janoko engga jadi menjual tutup kepala dong...
 
Janoko ( minum cabe puyeng ).
 
 
-o0o-


--- On Fri, 31/7/09, donnie damana donnie.dam...@gmail.com wrote:


From: donnie damana donnie.dam...@gmail.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Friday, 31 July, 2009, 5:24 PM


  



Makanya kalo nggak pernah ikutan main di operating theater gak usah 
sok tau..
Biarpun pake Jilbab, kalo mau jadi operator sebuah operasi harus ganti 
baju OK, dan itu bukan jilbab.
Gitu aja kok puyeng

:D

On Jul 31, 2009, at 4:57 PM, jano ko wrote:

 Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi..
 Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah???

 

 Janoko :

 Pertanyaan bisa diperluas nich, apakah yang bisa melakukan operasi 
 itu hanya dokter pria ?, apakah yang bisa melakukan operasi itu 
 hanya dokter non Islam ?

 Janoko ( puyeng )

 -o0o-

 --- On Fri, 31/7/09, donnie damana donnie.damana@ gmail.com wrote:

 From: donnie damana donnie.damana@ gmail.com
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
 To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com
 Date: Friday, 31 July, 2009, 2:41 PM



 mode mikir:

 Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang operasi..
 Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah???

 :D

 On Jul 31, 2009, at 2:14 PM, jano ko wrote:

  Bung Donnie :
 
  Pake jilbab menyebabkan rambut rontok..
 
  apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab..
 
  
 
  Janoko :
 
  Yang akan dirugikan secara materi ( bila ada pelarangan jilbab )
  adalah para insan - insan yang mempunyai profesi dibidang kesehatan.
 
  Engga bisa membayangkan bila seorang dokter tidak memakai penutup
  kepala pada saat mereka sedang melakukan operasi terhadap pasiennya.
  Bayangkan aja seandainya rambut oknum dokter tersebut ada kutunya
  kemudian sang kutu jatuh keorgan pasien yang sedang dioperasi.
 
  Pikirin dech.
 
  janoko
 
  -o0o-
 
  --- On Thu, 30/7/09, donnie damana donnie.damana@ gmail.com wrote:
 
  From: donnie damana donnie.damana@ gmail.com
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
  To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com
  Date: Thursday, 30 July, 2009, 7:39 PM
 
 
 
  Jadi mana yang benar?
 
  Pake jilbab menyebabkan rambut rontok..
 
  apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab..
 
  Jangan membingungkan umat dong..
 
  aya, aya, wae...
 
  :D
 
  On Jul 30, 2009, at 7:28 PM, Wikan Danar Sunindyo wrote:
 
   mbak rita,
 
   lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu 
 karena
 
   dijilbabin tho?
 
   ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2
 
   kebanyakan belajar buat s3
 
   terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho.
 
   dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak
 
   tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya
 
   aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya
 
   begitu
 
  
 
   he he :)
 
  
 
   anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok
 
   padahal rajin merawat rambut dan kramas
 
   gimana nih mbak rita :)
 
  
 
   salam,
 
   --
 
   wikan
 
  
 
   2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo. com:
 
   
 
   
 
Hahaha..
 
   
 
Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya
 
   beberapa
 
petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata
 
   kebahagiaan nya itu
 
harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan
 
   suami :)).
 
Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo 
 karena -
 
   suaminya
 
soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi 
 si
 
   suami
 
menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu
 
   (rambut
 
rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian
 
   tubuhnya,
 
dirinya.
 
   
 
Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat 
 adalah
 
   rambutnya
 
tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada
 
   suaminya dan
 
lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi
 
   positif dari
 
seorang wanita yang sehat dan sehat adalah pangkal bahagia.
 
   
 
Bukan begitu ibu-ibu?
 
  
 
  
 
  [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  New Email names for you!
  Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and
  @rocketmail.
  Hurry before someone else does!
  http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/
 
  [Non-text portions

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-31 Terurut Topik donnie damana
Pertanyaan ini sudah direndam pake minyak tanah jadi lebih mulur lagi:

Emang jadi dokter yang melakukan operasi itu menyebabkan rambut rontok?




On Jul 31, 2009, at 6:06 PM, jano ko wrote:

 Biarpun pake Jilbab, kalo mau jadi operator sebuah operasi harus ganti
 baju OK, dan itu bukan jilbab.
 Gitu aja kok puyeng

 ---

 Janoko :

 Pertanyaan makin bertambah mulur, ada pertanyaan dari seorang insan  
 manusia, apakah jilbab menyebabkan rambut rontok ?

 Pertanyaan kedua, apakah penutup kepala selain jilbab menyebabkan  
 rambut rontok atau tidak ?

 Kalau jilbab dan penutup kepala selain jilbab menyebabkan rambut  
 rontok, kenapa yang diobok-obok koq cuma jilbab saja ?

 Janoko engga jadi menjual tutup kepala dong...

 Janoko ( minum cabe puyeng ).


 -o0o-

 --- On Fri, 31/7/09, donnie damana donnie.dam...@gmail.com wrote:

 From: donnie damana donnie.dam...@gmail.com
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Date: Friday, 31 July, 2009, 5:24 PM



 Makanya kalo nggak pernah ikutan main di operating theater gak usah
 sok tau..
 Biarpun pake Jilbab, kalo mau jadi operator sebuah operasi harus ganti
 baju OK, dan itu bukan jilbab.
 Gitu aja kok puyeng

 :D

 On Jul 31, 2009, at 4:57 PM, jano ko wrote:

  Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang  
 operasi..
  Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah???
 
  
 
  Janoko :
 
  Pertanyaan bisa diperluas nich, apakah yang bisa melakukan operasi
  itu hanya dokter pria ?, apakah yang bisa melakukan operasi itu
  hanya dokter non Islam ?
 
  Janoko ( puyeng )
 
  -o0o-
 
  --- On Fri, 31/7/09, donnie damana donnie.damana@ gmail.com wrote:
 
  From: donnie damana donnie.damana@ gmail.com
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
  To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com
  Date: Friday, 31 July, 2009, 2:41 PM
 
 
 
  mode mikir:
 
  Seumur-umur. . gak pernah melihat orang pake jilbab di ruang  
 operasi..
  Mungkin yang dimaksud operasi lalu lintas yah???
 
  :D
 
  On Jul 31, 2009, at 2:14 PM, jano ko wrote:
 
   Bung Donnie :
  
   Pake jilbab menyebabkan rambut rontok..
  
   apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab..
  
   
  
   Janoko :
  
   Yang akan dirugikan secara materi ( bila ada pelarangan jilbab )
   adalah para insan - insan yang mempunyai profesi dibidang  
 kesehatan.
  
   Engga bisa membayangkan bila seorang dokter tidak memakai penutup
   kepala pada saat mereka sedang melakukan operasi terhadap  
 pasiennya.
   Bayangkan aja seandainya rambut oknum dokter tersebut ada kutunya
   kemudian sang kutu jatuh keorgan pasien yang sedang dioperasi.
  
   Pikirin dech.
  
   janoko
  
   -o0o-
  
   --- On Thu, 30/7/09, donnie damana donnie.damana@ gmail.com  
 wrote:
  
   From: donnie damana donnie.damana@ gmail.com
   Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
   To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com
   Date: Thursday, 30 July, 2009, 7:39 PM
  
  
  
   Jadi mana yang benar?
  
   Pake jilbab menyebabkan rambut rontok..
  
   apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab..
  
   Jangan membingungkan umat dong..
  
   aya, aya, wae...
  
   :D
  
   On Jul 30, 2009, at 7:28 PM, Wikan Danar Sunindyo wrote:
  
mbak rita,
  
lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu
  karena
  
dijilbabin tho?
  
ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2
  
kebanyakan belajar buat s3
  
terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho.
  
dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi  
 gak
  
tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya
  
aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya
  
begitu
  
   
  
he he :)
  
   
  
anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok
  
padahal rajin merawat rambut dan kramas
  
gimana nih mbak rita :)
  
   
  
salam,
  
--
  
wikan
  
   
  
2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo. com:
  

  

  
 Hahaha..
  

  
 Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya
  
beberapa
  
 petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata
  
kebahagiaan nya itu
  
 harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan
  
suami :)).
  
 Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo
  karena -
  
suaminya
  
 soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi
  si
  
suami
  
 menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem  
 itu
  
(rambut
  
 rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah  
 bagian
  
tubuhnya,
  
 dirinya.
  

  
 Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat
  adalah
  
rambutnya
  
 tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada
  
suaminya dan
  
 lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi
  
positif dari
  
 seorang wanita

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-31 Terurut Topik izzuddin al qassam
ya sebenarnya g ada hubungan jilbab sama rambut rontok
toh nggak dijilbabin, rambut bakalan rontok juga hohoho...

:putri

--- On Thu, 7/30/09, donnie damana donnie.dam...@gmail.com wrote:

From: donnie damana donnie.dam...@gmail.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Thursday, July 30, 2009, 5:39 AM






 





  Jadi mana yang benar?



Pake jilbab menyebabkan rambut rontok..

apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab..

Jangan membingungkan umat dong..

aya, aya, wae...



:D



On Jul 30, 2009, at 7:28 PM, Wikan Danar Sunindyo wrote:



 mbak rita,

 lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu karena

 dijilbabin tho?

 ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2

 kebanyakan belajar buat s3

 terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho.

 dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak

 tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya

 aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya

 begitu



 he he :)



 anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok

 padahal rajin merawat rambut dan kramas

 gimana nih mbak rita :)



 salam,

 --

 wikan



 2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo. com:

 

 

  Hahaha..

 

  Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya  

 beberapa

  petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata  

 kebahagiaan nya itu

  harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan  

 suami :)).

  Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo karena -  

 suaminya

  soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi si  

 suami

  menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu  

 (rambut

  rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian  

 tubuhnya,

  dirinya.

 

  Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat adalah  

 rambutnya

  tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada  

 suaminya dan

  lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi  

 positif dari

  seorang wanita yang sehat dan sehat adalah pangkal bahagia.

 

  Bukan begitu ibu-ibu?



 



[Non-text portions of this message have been removed]




 

  




 

















  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-30 Terurut Topik L.Meilany
Nimbrung :

Mumpung lagi musim teror ;
Menganjurkan seseorang berjilbab, mengkritik yg berjilbab;
mencari-cari masalah antara yg berjilbab dan yg tidak berjilbab;
dapat dikategorikan sebagai  penggentaranlunak [softterrorism]
:-D

Kiranya demikian : Kami Tidak Takut [ Panji]
[ ini cuma pendapat pribadi]

Salam, 
l.meilany

  - Original Message - 
  From: Herni Sri Nurbayanti 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, July 28, 2009 11:00 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -


Teori dimana-mana gampang utk diucapkan, mbak. Pengalamanku gak pake 
jilbab, pake, gak pake lagi... satu hal yg pasti, dihujat terus :) 
  Mungkin karena mind-set nya tidak berubah ya. Jilbab bukan faktor hehe. Ada 
hal-hal mendasar yg tidak berubah, betapapun tampilan luar berubah :)

  Waktu saya berjilbab, saya gak pernah usil ma perempuan lain. Dulu, sempat 
ada anggota milis yg enggan utk ikutan jalan2, khawatir tidak diterima karena 
tidak berjilbab. Buat saya, pandangan spt itu lucu. Berarti belum kenal orang2 
WM, hehe... Buat saya, jilbab adalah pilihan. Gak peduli lah orang mau pake 
jilbab atau gak. Saya insya Allah gak pernah prejudice ma orang. Kalau liat 
cewe seksi, kalo badannya emang bagus, kok bisa ya badan sebagus itu? kalau 
badannya tidak bagus, wah, PD bener ya. Dua2nya patut ditiru, hehe. Bisa 
merawat badan dan punya PD yg ok :)

  Lantas waktu buka pun, ada teman yg konsultasi nanya2 soal keinginan buka 
jilbab. Saya bilang, itu jawaban (dan keputusan) yg harus kamu tanya dan pikir 
sendiri. Jangan tanya orang lain, apalagi tanya gue hehehe.. Jadi saya gak 
bilang apa2. Buat saya, jilbab masih sebuah pilihan. 

  Tapi saya rasa kita tidak mampu lepas dari situasi sosial yang masih kuat dng 
politisasi jilbab, baik yg tradisional-konservatif atau mainstream atau 
apalah dng yg liberal dng tingkatannya (dari yg moderat sampai ekstrem). 
Kalau pandangan yg tradisional-konservatif-mainstream mungkin sudah terwakili 
dlm diskusi sebelumnya, namun kadang2 orang liberal juga suka kepeleset 
ngomong, hehe. Mereka tentu saja berpandangan jilbab itu pilihan. Tapi pada 
moment2 tertentu suka kepeleset, tanpa sadar membedakan antara yg berjilbab dng 
yg tidak berjilbab... sbg sebuah simbol progresif/kritis dng yg 
'kolot/tradisional'. Beberapa kali kejadian soalnya, baca di milisnya aja sih 
hehe..

  Pengalaman saya sendiri, mau berjilbab atau tidak, saya selalu terjebak dalam 
dua dunia. Tradisional gak, liberal juga gak. Hehehe.. Berjilbab ataupun 
tidak, perempuan selalu terjebak dalam kondisi ini. Jarang dilihat sbg sebuah 
pribadi yg utuh. 

  Kadang2 kangen juga ma jilbab, tapi masih mengingat pengalaman tidak nyaman 
waktu pake dulu. Soalnya, kalau berjilbab, auranya keluar. Dan terus terang, 
saya gak tahan dampak lanjutannya hehehe. Lucu juga sebenarnya. Makna 
berjilbab, konon katanya adalah menyembunyikan... tapi kok yg terjadi 
sebaliknya ya? Jadi lebih keliatan menonjol, gitu :D. Aku gak suka menjadi yg 
menonjol2 kecuali makanan :)

  Dan pengalaman pribadi, waktu pake jilbab sih lebih nakal. Justru pas buka 
sekarang relatif lebih baik dan alim. Tapi mana ada yg percaya? :D

  Mungkin memang lebih baik kalau pake jilbab setelah nikah, mungkin lebih aman 
:) Meski dari segi pemikiran, keliatan agak 'culun'. Kesannya pake jilbab kok 
karena suami, hehe. Padahal simply alasan praktis. Rule of thumbnya kan 
Dilarang godain perempuan bersuami kecuali mau di-poliandri :)

  Kadang2 suka geli sendiri. Kalau lagi dihujat karena moral saya dianggap 
tidak baik, kadang2 ada hal2 yg buat orang yg tidak bermoral spt saya pun tidak 
akan melakukan itu, tapi buat mereka yg menghujat, kok melakukan ya? Kan bikin 
bingung orang yg dihujat... karena kita akan berpikir gini, sebejat2nya gw 
kayanya gak akan melakukan itu deh, hehehe. Apa prinsip if you point a finger 
to other people, you should know that your other four fingers point at 
yourself? :D

  Morality, like art, is drawing a line somewhere (oscar wilde).

  wassalam,
  Herni

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia al...@... wrote:

  akan tetapi tiu tidak cukup bila sikap dan perilaku tidak juga 
dirubah.ibadah bukan hanya lahir tapi juga batinpun harus diikutkan

  Jadi di sini Pak Dendi berbeda dengan Pak Saeful yang bilang: ketika jilbab 
di jadikan penilaian ketaqwaan itu salah
   
   Irisannya, 'cukup atau tidak' berhubungan dengan penilaian. Menurut Pak 
Saeful menilai cukup atau nggak itu salah, karena jilbab adalah peningkatan 
ketaqwaan, nggak bisa dijadikan penilaian ketaqwaan.
   
   Lalu apa yang Pak Dendi maksud?: Tapi yach secara fisik wanita berjilbab 
cukup baik bila dibanding dengan yang tidak. akan tetapi tiu tidak cukup bila 
sikap dan perilaku tidak juga dirubah.ibadah bukan hanya lahir tapi juga 
batinpun harus diikutkan
   
   Perempuan jilbab secara (ibadah) fisik lebih baik daripada yang nggak 
berjilbab? Dan ibadah itupun nggak cukup, tapi yang lain2 juga mesti berubah 

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-30 Terurut Topik L.Meilany
Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan :
Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia ABG, 14 an 
tahun.
Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat.

Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit kepala 
rambut
tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg dipakaikan jilbab 
sejak dini, 
nyaris rambutnya tipis, jarang.

Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari.
Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati.

Salam, 
l.meilany


  - Original Message - 
  From: eyang_mbelgedes 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, July 29, 2009 12:33 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -


Proses (yg dilakukan wali/orangtua terhadap anak perempuan mereka agar 
mengenakan jilbab) biasanya sudah dilakukan sejak (anak) perempuan itu masih 
balita. Dengan cara ini anak-anak perempuan tersebut tidak biasanya tidak 
melawan atau mempertanyakan mengapa mereka harus mengenakan jilbab mereka. 
Setahu mereka, jilbab hanyalah perangkat baju normatif, pakaian biasa, bukan 
pakaian politis yang digunakan untuk menggolong-golongkan agama seseorang dari 
yang lain. Sedemikian biasanya mereka melihat, mengenakan dan menerima jilbab 
itu sehingga mereka akan merasa tidak lengkap, risih, telanjang jika melepasnya 
di muka publik. Perasaan 'tidak pantas' itu membuat mereka merasa lebih aman 
dan nyaman jika jilbab itu tetap dikenakan. Dengan kata lain, jilbabisasi, 
tanpa disadari, adalah 'proses cuci otak' yang dilakukan secara sistematis 
sejak dini. Pembiasaan ini adalah prosesnya. Cuci otak adalah metodenya. 
Fundamentalisme (biasanya) adalah hasilnya. Menarik! ... 



  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-30 Terurut Topik Ari Condro
Waduh, anak saya masuk sekolah islam, jadi di tk nya sudah wajib pakai
jilbab.  masa harus saya pindahkan dulu sampai tk dan sdnya ke sekolah
tetangga, st stanislaus biar rambutnya tumbuh subur semerbak, huehehhe
...  :))

On 7/30/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote:
 Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan :
 Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia ABG, 14
 an tahun.
 Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat.

 Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit kepala
 rambut
 tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg dipakaikan jilbab
 sejak dini,
 nyaris rambutnya tipis, jarang.

 Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari.
 Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati.

 Salam,
 l.meilany


   - Original Message -
   From: eyang_mbelgedes
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
   Sent: Wednesday, July 29, 2009 12:33 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -


 Proses (yg dilakukan wali/orangtua terhadap anak perempuan mereka agar
 mengenakan jilbab) biasanya sudah dilakukan sejak (anak) perempuan itu masih
 balita. Dengan cara ini anak-anak perempuan tersebut tidak biasanya tidak
 melawan atau mempertanyakan mengapa mereka harus mengenakan jilbab mereka.
 Setahu mereka, jilbab hanyalah perangkat baju normatif, pakaian biasa, bukan
 pakaian politis yang digunakan untuk menggolong-golongkan agama seseorang
 dari yang lain. Sedemikian biasanya mereka melihat, mengenakan dan menerima
 jilbab itu sehingga mereka akan merasa tidak lengkap, risih, telanjang jika
 melepasnya di muka publik. Perasaan 'tidak pantas' itu membuat mereka merasa
 lebih aman dan nyaman jika jilbab itu tetap dikenakan. Dengan kata lain,
 jilbabisasi, tanpa disadari, adalah 'proses cuci otak' yang dilakukan secara
 sistematis sejak dini. Pembiasaan ini adalah prosesnya. Cuci otak adalah
 metodenya. Fundamentalisme (biasanya) adalah hasilnya. Menarik! ...





 [Non-text portions of this message have been removed]




-- 
salam,
Ari


Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-30 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
terus nanti pertanyaannya buat apa rambut subur panjang bagus dipamer2-in
biar aja dari kecil berjilbab, kalau suaminya beriman dan bertakwa
kepada Allah SWT lihat istrinya botak/rambutnya gak bagus ya masih
tetap bisa bersyukur
he he :)

salam,
--
wikan

2009/7/30 Ari Condro masar...@gmail.com:


 Waduh, anak saya masuk sekolah islam, jadi di tk nya sudah wajib pakai
 jilbab. masa harus saya pindahkan dulu sampai tk dan sdnya ke sekolah
 tetangga, st stanislaus biar rambutnya tumbuh subur semerbak, huehehhe
 ... :))

 On 7/30/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote:
 Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan :
 Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia ABG,
 14
 an tahun.
 Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat.

 Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit kepala
 rambut
 tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg dipakaikan
 jilbab
 sejak dini,
 nyaris rambutnya tipis, jarang.

 Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari.
 Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati.


Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-30 Terurut Topik jano ko
sangat disayangkan ada orang seperti eyang yang menganggap proses pencarian 
hidayah mereka sebagai proses cuci otak

sayangck ck ck...

---

Janoko :

Eyang itu dalam masyarakat adat Jawa sebutan untuk orang yang sudah sepoh ( tua 
) atau sebutan untuk orang yang mumpuni ( banyak ilmunya )
Kalau orang belum tua dan tidak mumpuni apakah wajar disebut eyang ?

Mungkin sebutan yang tepat untuk orang yang belum tua dan sok keminter dan 
merasa punya ilmu itu adalah peyang

:)

-o0o-



--- On Wed, 29/7/09, wanitaacehtangguh wanitaacehtang...@yahoo.com wrote:

From: wanitaacehtangguh wanitaacehtang...@yahoo.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Wednesday, 29 July, 2009, 1:24 PM






 





  

eyang:

 Proses (yg dilakukan wali/orangtua terhadap anak perempuan mereka agar 
 mengenakan jilbab) biasanya sudah dilakukan sejak (anak) perempuan itu masih 
 balita. Dengan cara ini anak-anak perempuan tersebut tidak biasanya tidak 
 melawan atau mempertanyakan mengapa mereka harus mengenakan jilbab mereka. 
 Setahu mereka, jilbab hanyalah perangkat baju normatif, pakaian biasa, bukan 
 pakaian politis yang digunakan untuk menggolong-golongka n agama seseorang 
 dari yang lain. Sedemikian biasanya mereka melihat, mengenakan dan menerima 
 jilbab itu  sehingga mereka akan merasa tidak lengkap, risih, telanjang jika 
 melepasnya di muka publik. Perasaan 'tidak pantas' itu membuat mereka merasa 
 lebih aman dan nyaman jika jilbab itu tetap dikenakan. Dengan kata lain, 
 jilbabisasi, tanpa disadari, adalah 'proses cuci otak' yang dilakukan secara 
 sistematis sejak dini. Pembiasaan ini adalah prosesnya. Cuci otak adalah 
 metodenya. Fundamentalisme (biasanya) adalah hasilnya.
 Menarik...



:putri

menarik, jilbabisasi adalah proses cuci otak ^,^

jadi ingat film tarzan yang dr kecil hidup di hutan, jika dari kecil tarzan 
(kita anggap ditinggal oleh orang tuanya di hutan) dan hidup dengan orang 
hutan, hidup dengan cara2 orang hutan

apakah tarzan juga masuk dalam korban proses cuci otak?



sory eyang, kebanyakan aktifis yang memulai berjilbab dulu pada masa orde baru

bahkan bukan dari keluarga pesantren... ingat! keluarga mereka bahkan menentang 
anak perempuannya memakai jilbab, dikucilkan, di buang keluarga

jilbab mereka dibakar, ditangkap bahkan diculik

sangat disayangkan ada orang seperti eyang yang menganggap proses pencarian 
hidayah mereka sebagai proses cuci otak

sayangck ck ck...



:putri




 

  




 

















  Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. 
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-30 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto
jadi maksudnya apa nih,
apa saya harus manggil peyang janoko gitu?


  - Original Message - 
  From: jano ko 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, July 30, 2009 6:35 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -


sangat disayangkan ada orang seperti eyang yang menganggap proses pencarian 
hidayah mereka sebagai proses cuci otak

  sayangck ck ck...

  ---

  Janoko :

  Eyang itu dalam masyarakat adat Jawa sebutan untuk orang yang sudah sepoh ( 
tua ) atau sebutan untuk orang yang mumpuni ( banyak ilmunya )
  Kalau orang belum tua dan tidak mumpuni apakah wajar disebut eyang ?

  Mungkin sebutan yang tepat untuk orang yang belum tua dan sok keminter dan 
merasa punya ilmu itu adalah peyang

  :)

  -o0o-

  --- On Wed, 29/7/09, wanitaacehtangguh wanitaacehtang...@yahoo.com wrote:

  From: wanitaacehtangguh wanitaacehtang...@yahoo.com
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Date: Wednesday, 29 July, 2009, 1:24 PM

   

  eyang:

   Proses (yg dilakukan wali/orangtua terhadap anak perempuan mereka agar 
mengenakan jilbab) biasanya sudah dilakukan sejak (anak) perempuan itu masih 
balita. Dengan cara ini anak-anak perempuan tersebut tidak biasanya tidak 
melawan atau mempertanyakan mengapa mereka harus mengenakan jilbab mereka. 
Setahu mereka, jilbab hanyalah perangkat baju normatif, pakaian biasa, bukan 
pakaian politis yang digunakan untuk menggolong-golongka n agama seseorang dari 
yang lain. Sedemikian biasanya mereka melihat, mengenakan dan menerima jilbab 
itu sehingga mereka akan merasa tidak lengkap, risih, telanjang jika melepasnya 
di muka publik. Perasaan 'tidak pantas' itu membuat mereka merasa lebih aman 
dan nyaman jika jilbab itu tetap dikenakan. Dengan kata lain, jilbabisasi, 
tanpa disadari, adalah 'proses cuci otak' yang dilakukan secara sistematis 
sejak dini. Pembiasaan ini adalah prosesnya. Cuci otak adalah metodenya. 
Fundamentalisme (biasanya) adalah hasilnya.
  Menarik...

  :putri

  menarik, jilbabisasi adalah proses cuci otak ^,^

  jadi ingat film tarzan yang dr kecil hidup di hutan, jika dari kecil tarzan 
(kita anggap ditinggal oleh orang tuanya di hutan) dan hidup dengan orang 
hutan, hidup dengan cara2 orang hutan

  apakah tarzan juga masuk dalam korban proses cuci otak?

  sory eyang, kebanyakan aktifis yang memulai berjilbab dulu pada masa orde baru

  bahkan bukan dari keluarga pesantren... ingat! keluarga mereka bahkan 
menentang anak perempuannya memakai jilbab, dikucilkan, di buang keluarga

  jilbab mereka dibakar, ditangkap bahkan diculik

  sangat disayangkan ada orang seperti eyang yang menganggap proses pencarian 
hidayah mereka sebagai proses cuci otak

  sayangck ck ck...

  :putri











  Get your preferred Email name!
  Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. 
  http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

  [Non-text portions of this message have been removed]



  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-30 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
mbak rita,
lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu karena
dijilbabin tho?
ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2
kebanyakan belajar buat s3
terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho.
dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak
tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya
aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya
begitu

he he :)

anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok
padahal rajin merawat rambut dan kramas
gimana nih mbak rita :)

salam,
--
wikan

2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo.com:


 Hahaha..

 Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya beberapa
 petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata kebahagiaannya itu
 harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan suami :)).
 Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo karena - suaminya
 soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi si suami
 menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu (rambut
 rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian tubuhnya,
 dirinya.

 Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat adalah rambutnya
 tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada suaminya dan
 lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi positif dari
 seorang wanita yang sehat dan sehat adalah pangkal bahagia.

 Bukan begitu ibu-ibu?


Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-30 Terurut Topik donnie damana
Jadi mana yang benar?

Pake jilbab menyebabkan rambut rontok..
apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab..
Jangan membingungkan umat dong..
aya, aya, wae...

:D

On Jul 30, 2009, at 7:28 PM, Wikan Danar Sunindyo wrote:

 mbak rita,
 lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu karena
 dijilbabin tho?
 ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2
 kebanyakan belajar buat s3
 terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho.
 dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak
 tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya
 aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya
 begitu

 he he :)

 anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok
 padahal rajin merawat rambut dan kramas
 gimana nih mbak rita :)

 salam,
 --
 wikan

 2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo.com:
 
 
  Hahaha..
 
  Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya  
 beberapa
  petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata  
 kebahagiaannya itu
  harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan  
 suami :)).
  Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo karena -  
 suaminya
  soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi si  
 suami
  menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu  
 (rambut
  rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian  
 tubuhnya,
  dirinya.
 
  Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat adalah  
 rambutnya
  tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada  
 suaminya dan
  lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi  
 positif dari
  seorang wanita yang sehat dan sehat adalah pangkal bahagia.
 
  Bukan begitu ibu-ibu?

 



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-30 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
kedua-duanya benar
dan ada hubungan sebab akibat
maka jawabannya adalah: A

:)

salam,
--
wikan

2009/7/30 donnie damana donnie.dam...@gmail.com:


 Jadi mana yang benar?

 Pake jilbab menyebabkan rambut rontok..
 apa rambut rontok yang menyebabkan pake jilbab..
 Jangan membingungkan umat dong..
 aya, aya, wae...

 :D


Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-30 Terurut Topik Ari Condro
wikan, kalo kamu sih kayaknya emang bakat.
secara jaman sma aja dipanggilnya robocop hehehe ... :))

ane juga bakat rambut putih ngikut bokap,
yg usia 35 udah putih semua kayak hatta rajasa :p



On 7/30/09, Wikan Danar Sunindyo wikan.da...@gmail.com wrote:
 mbak rita,
 lha problem rambut rontok ini kan juga gak serta merta melulu karena
 dijilbabin tho?
 ada temen saya, ce, dia mengeluh takut rambutnya rontok gara2
 kebanyakan belajar buat s3
 terus aku bilang, ya udah gampang ... pake jilbab aja tho.
 dianya malah ngamuk2 ... lho, pake jilbabnya niatnya kan jadi gak
 tulus, tho ... gak Lillahi Ta'ala katanya
 aku bilang, ya udah sekalian aja dilurusin niatnya
 begitu

 he he :)

 anyway, saya gak pake jilbab juga rambut rontok
 padahal rajin merawat rambut dan kramas
 gimana nih mbak rita :)

 salam,
 --
 wikan

 2009/7/30 ritajkt rita...@yahoo.com:


 Hahaha..

 Kalo bagi saya reply yg jail ini jusru mengkritisi adanya beberapa
 petunjuk bahagia bagi kaum Muslimah, yg ternyata kebahagiaannya itu
 harus selalu paralel dan tergantung dari status kebahagiaan suami :)).
 Contoh ya soal rambut menipis itu, menjadi no problemo karena -
 suaminya
 soleh dan tetap mensyukuri rambut istri yg menipis. Eksistensi si suami
 menjadi prasyarat yg utama dalam problem ini, padahal prolem itu (rambut
 rontok) adalah problem si wanita, karena rambutnya adalah bagian tubuhnya,
 dirinya.

 Ketika seorang perempuan itu sehat (salah satu contoh sehat adalah
 rambutnya
 tidak rontok) maka dia gembira, dan BARULAH ini berdampak pada suaminya
 dan
 lingkungan sekitarnya, krn mereka semua akan merasakan energi positif dari
 seorang wanita yang sehat dan sehat adalah pangkal bahagia.

 Bukan begitu ibu-ibu?



-- 
salam,
Ari


Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-29 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
gue kok malah curiga sama orang2 pengemis gitu kan suka menyamar
biasanya dia pake baju rapi atau biasa
lha tiba giliran berdinas atau jadi pengemis
dia tukar baju jadi pengemis, bajunya acak2-an dan serabutan
penampilannya dibikin memelas gitulah

salam,
--
wikan

2009/7/29 Mia al...@yahoo.com:


 Pak Dendi, iya di WM ini kita memang setuju menutup aurat itu wajib, secara
 kifayah maupun personal. Yang kifayah, yang pake jilbab, yang nggak pake
 jilbab. Yang personal, yang pingin memperlihatkan rambutnya yang sunsilk --
 bukan aurat, yang malu nutupin rambutnya ubanan--- aurat, yang pingin
 memperlihatkan pinggangnya yang ramping --- bukan aurat, yang ingin
 menyembunyikan perutnya yang ndut --- aurat. Bebas aja, yang penting aurat
 itu ditutupin toh?

 Tapi saya nggak ngerti cerita tentang musafir itu, kok bisa berpakaian kayak
 orang gila tapi waktu solat bersih...maksutnya gimana ya?

 Apa nenek2 diharapkan menutup aurat i.e. berjilbab gitu? Jangan kelewatan
 dong Pak Dendi, kok orang sudah nenek2 malah dibikin susah? Nenek sayang,
 nenek mendapatkan hidayah kalau nenek berjilbab...gitu?


Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-28 Terurut Topik YULIA
amin...terima kasih mba Mia utk doanya...

saya yakin semua yang terdapat dalam Al Quran pasti bermanfaat bagi 
hambaNya,
seperti kewajiban muslimah utk berjilbab, oleh karena itu mari kita 
bersama2 melaksanakan
perintahNya  menjauhi laranganNya, karena dengan begitu Allah SWT pasti 
akan memberi
kemudahan bagi kita di dunia  keselamatan di akhirat kelak...amin.

Love 

Lya





Mia al...@yahoo.com 
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
07/28/2009 07:04 PM
Please respond to
wanita-muslimah@yahoogroups.com


To
wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc

Subject
[wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -






 
Jilbab itu wajib bagi mba Yulia, juga oke dong. Sehingga doa kita menjadi:
Ya Allah, mudahkan urusan bagi teman2 kita yang berjilbab maupun yang 
nggak, sehingga tercapai manfaat yang mereka inginkan. Amin

Saya kira doa ini lebih baik, karena memberi ruang buat mba Herni, buat 
mba Yulia, buat semuanya dan berharap baik dari mereka.

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, yu...@... wrote:

 Assalamualaikum wr wb 
 
 Utk seorang muslimah yang tau bahwa mengenakan jilbab adalah WAJIB 
 hukumnya :
 
 Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka 
menahan 
 pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih 

 suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka 
 perbuat... Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka 
 menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka 
 menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak darinya. Dan 
 hendaklah mereka menutup kain kerudung ke dadanya... (An Nuur:30,31)
 
 Di dalam Al Qur'an jelas tertulis bahwa kerudung sangat penting untuk 
 menutup aurat. Mengapa aurat itu penting? Hal itu dijelaskan dalam Al 
 Qur'an surat Al Ahzab 59:
 
 Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan 
 isteri-isteri orang mu'min: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke 
 seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk 

 dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. (Al Ahzab:59)
 
 Pada intinya, kesederhanaan digambarkan untuk melindungi wanita dari 
 gangguan atau mudahnya, kesederhanaan adalah perlindungan.
 
 Jadi, tujuan utama dari jilbab atau kerudung di dalam Islam adalah 
 perlindungan
 
 tapi utk ikhlas berjilbab di perlukan kesadaran  niat yang besar dari 
 muslimah itu sendiri,
 oleh karena itu saya pribadi berdoa semoga saudari2 yang belum berjilbab 

 agar Allah SWT
 sentuh hati nuraninya utk ikhlas berjilbab yang memang suatu kewajiban 
 bagi seorang muslimah
 amin.
 
 Love 
 
 Lya
 
 
 
 
 
 
 Herni Sri Nurbayanti nurbaya...@... 
 Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 07/28/2009 11:00 AM
 Please respond to
 wanita-muslimah@yahoogroups.com
 
 
 To
 wanita-muslimah@yahoogroups.com
 cc
 
 Subject
 [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
 
 
 
 
 
 
 
 Teori dimana-mana gampang utk diucapkan, mbak. Pengalamanku gak pake 
 jilbab, pake, gak pake lagi... satu hal yg pasti, dihujat terus :) 
 Mungkin karena mind-set nya tidak berubah ya. Jilbab bukan faktor hehe. 
 Ada hal-hal mendasar yg tidak berubah, betapapun tampilan luar berubah 
:)
 
 Waktu saya berjilbab, saya gak pernah usil ma perempuan lain. Dulu, 
sempat 
 ada anggota milis yg enggan utk ikutan jalan2, khawatir tidak diterima 
 karena tidak berjilbab. Buat saya, pandangan spt itu lucu. Berarti belum 

 kenal orang2 WM, hehe... Buat saya, jilbab adalah pilihan. Gak peduli 
lah 
 orang mau pake jilbab atau gak. Saya insya Allah gak pernah prejudice ma 

 orang. Kalau liat cewe seksi, kalo badannya emang bagus, kok bisa ya 
badan 
 sebagus itu? kalau badannya tidak bagus, wah, PD bener ya. Dua2nya patut 

 ditiru, hehe. Bisa merawat badan dan punya PD yg ok :)
 
 Lantas waktu buka pun, ada teman yg konsultasi nanya2 soal keinginan 
buka 
 jilbab. Saya bilang, itu jawaban (dan keputusan) yg harus kamu tanya dan 

 pikir sendiri. Jangan tanya orang lain, apalagi tanya gue hehehe.. Jadi 
 saya gak bilang apa2. Buat saya, jilbab masih sebuah pilihan. 
 
 Tapi saya rasa kita tidak mampu lepas dari situasi sosial yang masih 
kuat 
 dng politisasi jilbab, baik yg tradisional-konservatif atau mainstream 
 atau apalah dng yg liberal dng tingkatannya (dari yg moderat sampai 
 ekstrem). Kalau pandangan yg tradisional-konservatif-mainstream mungkin 
 sudah terwakili dlm diskusi sebelumnya, namun kadang2 orang liberal juga 

 suka kepeleset ngomong, hehe. Mereka tentu saja berpandangan jilbab 
itu 
 pilihan. Tapi pada moment2 tertentu suka kepeleset, tanpa sadar 
membedakan 
 antara yg berjilbab dng yg tidak berjilbab... sbg sebuah simbol 
 progresif/kritis dng yg 'kolot/tradisional'. Beberapa kali kejadian 
 soalnya, baca di milisnya aja sih hehe..
 
 Pengalaman saya sendiri, mau berjilbab atau tidak, saya selalu terjebak 
 dalam dua dunia. Tradisional gak, liberal juga gak. Hehehe.. Berjilbab 

 ataupun tidak, perempuan selalu terjebak dalam 

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-28 Terurut Topik Dendikeren amat
Assalamu'alaikum, 
Wah rame juga neh. kalo mbak mia yg comment, sy jadi cerewet lagi.. duh kangen 
mbak. btw kalo janoko teh Mbak intan bukan seh?


Menutup aurat itu yang wajib, apapun bentuknya ya terserah sesuai kondisi. 
Menutup aurat itu bukan berarti harus arabisasi. Yang paling penting adalah 
mari kita sama-sama memperbaiki ibadah kita, jangan lagi ada keusilan dan 
merasa neh gue yg sudah pake jilbab lebih baik dari elo yg ga pake jilbab. 
penilaian ibadah adalah hak perogatif Alloh.

 Sy sering berjumpa dengan para musafir, secara pakaian sangat dekil, bahkan 
sulit dibedakan apa dia orang gila asli ato bukan, makan pun kadang bekas-bekas 
orang lain yg dibuang. tapi ketika datang waktu shalat, subhanalloh sy ga kenal 
lagi dengan mereka, begitu bersih, begitu tenang, dan banyak sekali hal yang 
kita ga tau dan mengerti dalam hidup ini. Sy mengaku beriman pd Alloh tapi 
ternyata setelah direnungkan iman sy tidak sampai yakin. sy ngomong harus sabar 
pada orang lain tp ternyata pelajaran kesabaran pun tidak pernah lulus. 

So apalah arti sebuah penampilan jika hati ini juga tidak terpelihara dengan 
baik. ideal memang jika semuanya seimbang. sedikit-sedikit aja... siapa tau 
ketika gadis ga mau menutup aurat eh ternyata setelah nenek-nenek hidayah 
datang dan mau menutup aurat. luar bagus dalam pun ok ato luar ok dalam 
keriput..he...he...he

Salam manis,

Dendi



--- On Tue, 7/28/09, Mia al...@yahoo.com wrote:

From: Mia al...@yahoo.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -






 





  Jilbab itu wajib bagi mba Yulia, juga oke dong. Sehingga doa 
kita menjadi:

Ya Allah, mudahkan urusan bagi teman2 kita yang berjilbab maupun yang nggak, 
sehingga tercapai manfaat yang mereka inginkan. Amin



Saya kira doa ini lebih baik, karena memberi ruang buat mba Herni, buat mba 
Yulia, buat semuanya dan berharap baik dari mereka.



salam

Mia



--- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, yu...@... wrote:



 Assalamualaikum wr wb 

 

 Utk seorang muslimah yang tau bahwa mengenakan jilbab adalah WAJIB 

 hukumnya :

 

 Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan 

 pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih 

 suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka 

 perbuat... Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka 

 menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka 

 menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak darinya. Dan 

 hendaklah mereka menutup kain kerudung ke dadanya... (An Nuur:30,31)

 

 Di dalam Al Qur'an jelas tertulis bahwa kerudung sangat penting untuk 

 menutup aurat. Mengapa aurat itu penting? Hal itu dijelaskan dalam Al 

 Qur'an surat Al Ahzab 59:

 

 Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan 

 isteri-isteri orang mu'min: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke 

 seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk 

 dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. (Al Ahzab:59)

 

 Pada intinya, kesederhanaan digambarkan untuk melindungi wanita dari 

 gangguan atau mudahnya, kesederhanaan adalah perlindungan.

 

 Jadi, tujuan utama dari jilbab atau kerudung di dalam Islam adalah 

 perlindungan

 

 tapi utk ikhlas berjilbab di perlukan kesadaran  niat yang besar dari 

 muslimah itu sendiri,

 oleh karena itu saya pribadi berdoa semoga saudari2 yang belum berjilbab 

 agar Allah SWT

 sentuh hati nuraninya utk ikhlas berjilbab yang memang suatu kewajiban 

 bagi seorang muslimah

 amin.

 

 Love 

 

 Lya

 


 

















  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-28 Terurut Topik izzuddin al qassam
dendi keren said:
Sy sering berjumpa dengan para musafir, secara pakaian sangat dekil,
bahkan sulit dibedakan apa dia orang gila asli ato bukan, makan pun
kadang bekas-bekas orang lain yg dibuang. tapi ketika datang waktu
shalat, subhanalloh sy ga kenal lagi dengan mereka, begitu bersih,
begitu tenang,

:putri

terimakasih sudah mengingatkan kembali
putri pernah ketemu sama kakek2 yang secara penampilan mirip pengemis
awalnya ilfil dan cuek
tapi subhanallah waktu kita berpapasan si kakek senyum sama putri and said 
Assalamu'alaikum
haruuu banget sampe pingin nangis, senang bangt, pengen meluk tuh 
kakek
beliau kasih tau dimana masjid terdekat dan putri harus ketemu sm siapa
jilbab merupakan identitas putri sebagai seorang muslimah di negeri asing..
subhanallah putri jadi g takut lagi ^,^ (syukran jazakallah buat kakek yang 
nunjukin putri jalan, semoga Allah mempertemukan kita kembali)

:putri

--- On Tue, 7/28/09, Dendikeren amat dendicut...@yahoo.com wrote:

From: Dendikeren amat dendicut...@yahoo.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Tuesday, July 28, 2009, 9:23 PM






 





  Assalamu'alaikum, 

Wah rame juga neh. kalo mbak mia yg comment, sy jadi cerewet lagi.. duh kangen 
mbak. btw kalo janoko teh Mbak intan bukan seh?



Menutup aurat itu yang wajib, apapun bentuknya ya terserah sesuai kondisi. 
Menutup aurat itu bukan berarti harus arabisasi. Yang paling penting adalah 
mari kita sama-sama memperbaiki ibadah kita, jangan lagi ada keusilan dan 
merasa neh gue yg sudah pake jilbab lebih baik dari elo yg ga pake jilbab. 
penilaian ibadah adalah hak perogatif Alloh.



 Sy sering berjumpa dengan para musafir, secara pakaian sangat dekil, bahkan 
sulit dibedakan apa dia orang gila asli ato bukan, makan pun kadang bekas-bekas 
orang lain yg dibuang. tapi ketika datang waktu shalat, subhanalloh sy ga kenal 
lagi dengan mereka, begitu bersih, begitu tenang, dan banyak sekali hal yang 
kita ga tau dan mengerti dalam hidup ini. Sy mengaku beriman pd Alloh tapi 
ternyata setelah direnungkan iman sy tidak sampai yakin. sy ngomong harus sabar 
pada orang lain tp ternyata pelajaran kesabaran pun tidak pernah lulus. 



So apalah arti sebuah penampilan jika hati ini juga tidak terpelihara dengan 
baik. ideal memang jika semuanya seimbang. sedikit-sedikit aja... siapa tau 
ketika gadis ga mau menutup aurat eh ternyata setelah nenek-nenek hidayah 
datang dan mau menutup aurat. luar bagus dalam pun ok ato luar ok dalam 
keriput..he. ..he...he. ...



Salam manis,



Dendi



--- On Tue, 7/28/09, Mia al...@yahoo. com wrote:



From: Mia al...@yahoo. com

Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -



 



Jilbab itu wajib bagi mba Yulia, juga oke dong. Sehingga doa kita menjadi:



Ya Allah, mudahkan urusan bagi teman2 kita yang berjilbab maupun yang nggak, 
sehingga tercapai manfaat yang mereka inginkan. Amin



Saya kira doa ini lebih baik, karena memberi ruang buat mba Herni, buat mba 
Yulia, buat semuanya dan berharap baik dari mereka.



salam



Mia



--- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, yu...@... wrote:







 Assalamualaikum wr wb 



 



 Utk seorang muslimah yang tau bahwa mengenakan jilbab adalah WAJIB 



 hukumnya :



 



 Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan 



 pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih 



 suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka 



 perbuat... Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka 



 menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka 



 menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak darinya. Dan 



 hendaklah mereka menutup kain kerudung ke dadanya... (An Nuur:30,31)



 



 Di dalam Al Qur'an jelas tertulis bahwa kerudung sangat penting untuk 



 menutup aurat. Mengapa aurat itu penting? Hal itu dijelaskan dalam Al 



 Qur'an surat Al Ahzab 59:



 



 Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan 



 isteri-isteri orang mu'min: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke 



 seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk 



 dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. (Al Ahzab:59)



 



 Pada intinya, kesederhanaan digambarkan untuk melindungi wanita dari 



 gangguan atau mudahnya, kesederhanaan adalah perlindungan.



 



 Jadi, tujuan utama dari jilbab atau kerudung di dalam Islam adalah 



 perlindungan



 



 tapi utk ikhlas berjilbab di perlukan kesadaran  niat yang besar dari 



 muslimah itu sendiri,



 oleh karena itu saya pribadi berdoa semoga saudari2 yang belum berjilbab 



 agar Allah SWT



 sentuh hati nuraninya utk ikhlas berjilbab yang memang suatu kewajiban 



 bagi seorang muslimah



 amin.



 



 Love 



 



 Lya



 



 

















[Non-text portions

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-27 Terurut Topik YULIA
Assalamualaikum wr wb 

Utk seorang muslimah yang tau bahwa mengenakan jilbab adalah WAJIB 
hukumnya :

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan 
pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih 
suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka 
perbuat... Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka 
menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka 
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak darinya. Dan 
hendaklah mereka menutup kain kerudung ke dadanya... (An Nuur:30,31)

Di dalam Al Qur'an jelas tertulis bahwa kerudung sangat penting untuk 
menutup aurat. Mengapa aurat itu penting? Hal itu dijelaskan dalam Al 
Qur'an surat Al Ahzab 59:

Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan 
isteri-isteri orang mu'min: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke 
seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk 
dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. (Al Ahzab:59)

Pada intinya, kesederhanaan digambarkan untuk melindungi wanita dari 
gangguan atau mudahnya, kesederhanaan adalah perlindungan.

Jadi, tujuan utama dari jilbab atau kerudung di dalam Islam adalah 
perlindungan

tapi utk ikhlas berjilbab di perlukan kesadaran  niat yang besar dari 
muslimah itu sendiri,
oleh karena itu saya pribadi berdoa semoga saudari2 yang belum berjilbab 
agar Allah SWT
sentuh hati nuraninya utk ikhlas berjilbab yang memang suatu kewajiban 
bagi seorang muslimah
amin.

Love 

Lya






Herni Sri Nurbayanti nurbaya...@gmail.com 
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
07/28/2009 11:00 AM
Please respond to
wanita-muslimah@yahoogroups.com


To
wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc

Subject
[wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -






 
Teori dimana-mana gampang utk diucapkan, mbak. Pengalamanku gak pake 
jilbab, pake, gak pake lagi... satu hal yg pasti, dihujat terus :) 
Mungkin karena mind-set nya tidak berubah ya. Jilbab bukan faktor hehe. 
Ada hal-hal mendasar yg tidak berubah, betapapun tampilan luar berubah :)

Waktu saya berjilbab, saya gak pernah usil ma perempuan lain. Dulu, sempat 
ada anggota milis yg enggan utk ikutan jalan2, khawatir tidak diterima 
karena tidak berjilbab. Buat saya, pandangan spt itu lucu. Berarti belum 
kenal orang2 WM, hehe... Buat saya, jilbab adalah pilihan. Gak peduli lah 
orang mau pake jilbab atau gak. Saya insya Allah gak pernah prejudice ma 
orang. Kalau liat cewe seksi, kalo badannya emang bagus, kok bisa ya badan 
sebagus itu? kalau badannya tidak bagus, wah, PD bener ya. Dua2nya patut 
ditiru, hehe. Bisa merawat badan dan punya PD yg ok :)

Lantas waktu buka pun, ada teman yg konsultasi nanya2 soal keinginan buka 
jilbab. Saya bilang, itu jawaban (dan keputusan) yg harus kamu tanya dan 
pikir sendiri. Jangan tanya orang lain, apalagi tanya gue hehehe.. Jadi 
saya gak bilang apa2. Buat saya, jilbab masih sebuah pilihan. 

Tapi saya rasa kita tidak mampu lepas dari situasi sosial yang masih kuat 
dng politisasi jilbab, baik yg tradisional-konservatif atau mainstream 
atau apalah dng yg liberal dng tingkatannya (dari yg moderat sampai 
ekstrem). Kalau pandangan yg tradisional-konservatif-mainstream mungkin 
sudah terwakili dlm diskusi sebelumnya, namun kadang2 orang liberal juga 
suka kepeleset ngomong, hehe. Mereka tentu saja berpandangan jilbab itu 
pilihan. Tapi pada moment2 tertentu suka kepeleset, tanpa sadar membedakan 
antara yg berjilbab dng yg tidak berjilbab... sbg sebuah simbol 
progresif/kritis dng yg 'kolot/tradisional'. Beberapa kali kejadian 
soalnya, baca di milisnya aja sih hehe..

Pengalaman saya sendiri, mau berjilbab atau tidak, saya selalu terjebak 
dalam dua dunia. Tradisional gak, liberal juga gak. Hehehe.. Berjilbab 
ataupun tidak, perempuan selalu terjebak dalam kondisi ini. Jarang dilihat 
sbg sebuah pribadi yg utuh. 

Kadang2 kangen juga ma jilbab, tapi masih mengingat pengalaman tidak 
nyaman waktu pake dulu. Soalnya, kalau berjilbab, auranya keluar. Dan 
terus terang, saya gak tahan dampak lanjutannya hehehe. Lucu juga 
sebenarnya. Makna berjilbab, konon katanya adalah menyembunyikan... tapi 
kok yg terjadi sebaliknya ya? Jadi lebih keliatan menonjol, gitu :D. Aku 
gak suka menjadi yg menonjol2 kecuali makanan :)

Dan pengalaman pribadi, waktu pake jilbab sih lebih nakal. Justru pas buka 
sekarang relatif lebih baik dan alim. Tapi mana ada yg percaya? :D

Mungkin memang lebih baik kalau pake jilbab setelah nikah, mungkin lebih 
aman :) Meski dari segi pemikiran, keliatan agak 'culun'. Kesannya pake 
jilbab kok karena suami, hehe. Padahal simply alasan praktis. Rule of 
thumbnya kan Dilarang godain perempuan bersuami kecuali mau di-poliandri 
:)

Kadang2 suka geli sendiri. Kalau lagi dihujat karena moral saya dianggap 
tidak baik, kadang2 ada hal2 yg buat orang yg tidak bermoral spt saya pun 
tidak akan melakukan itu, tapi buat mereka yg menghujat, kok melakukan ya? 
Kan bikin 

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - mukena

2009-07-26 Terurut Topik L.Meilany
Almarhumah Ibu saya menyebut mukena itu telekung.


salam, 
l.meilany
  - Original Message - 
  From: Wikan Danar Sunindyo 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, July 15, 2009 2:48 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - mukena





  kalau di tempat saya mukena lazimnya disebut rukuh
  kira2 gimana ya mbak mia asal usulnya?
  apa ada hubungannya sama ruku'?

  salam,
  --
  wikan

  2009/7/15 Mia al...@yahoo.com:
  
  
   Temans, sub-judulnya mukena yah, bukan pulisi..
   sub-judulnya mukena, Wikan, bukan pulisi..:-)
  
   Jadi kebanyakan perempuan Indonesia solat pake mukena, sekalipun yang
   berjilbab gamis.
  
   Kalau ditanya kemungkinan besar mereka menjawab, seperti cerita mba Ning,
   untuk menutup aurat, aturan fiqih, atau semacam itu. Now, we should read
   between the lines.
  
   Fakta bahwa kebanyakan perempuan yang berjilbab maupun yang nggak, pake
   mukena waktu solat, ini menandakan bahwa mukena itu semacam tradisi,
   kebiasaan - kan kita tahu bahwa nggak ada aturan fiqih internasional yang
   mensyaratkan mukena. Kalau tradisi ini kemudian diadopsi oleh Islam
   Indonesia, sebagai aturan tersendiri, itu namanya aturan fiqh lokal,
   kira-kira begitu bukan Pak Chodjim?
  
   Kalau ada sejarah mukena, yang hanya ada di Indonesia, kira-kira begini
   obrolannya:
  
   Wali Sanga: Wahai perempuan Indonesia, tutuplah (buah) dadamu dan jangan
   berkemben saja, jaman dah berubah.
  
   Perempuan: Jadi baju kami mesti gimana, Gusti?
  
   Wali Sanga: Pake jilbab/bergo/burqa seperti perempuan Arab yang menutup
   auratnya. Dijamin nggak masuk angin lagi.
  
   Perempuan: Ampun Gusti, ogah ah, puaaanas. Kami kan orang kebanyakan kerja
   di sawah, dagang di pasar, nggak praktis lagee..
  
   Wali Sanga: Mesti ada kompromi nih, gimana kira2 usulan panjenengan?
  
   Perempuan: Gini aja Gusti, biarin aja jaman berubah pelan2, terserah kami
   pake baju gimana, toh kalo lagi acara2 baju kami juga lengkap. Kita pake
   bergo kalo lagi solat aja deh.
  
   Wali Sanga: deal! IdeMu sangat meNGENA --- asal usul kata MUKENA...
  
   Mba Ning, sesekali di rumah saya solat nggak pake mukena, misalnya kalo
   udara lagi panas banget. Kadang pake kerudung pun jadi, dan rasanya maknyus.
   Tapi kalo lagi rame2 jamaah, di rumah orang, di mesjid, ya mesti tau diri
   lah, masak bikin kerusuhan..:-)


  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - mukena

2009-07-26 Terurut Topik izzuddin al qassam
telekung, mukena esensinya buat nutup aurat kan???

:putri

--- On Sun, 7/26/09, L.Meilany wpamu...@centrin.net.id wrote:

From: L.Meilany wpamu...@centrin.net.id
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - mukena
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Sunday, July 26, 2009, 1:34 AM






 





  Almarhumah Ibu saya menyebut mukena itu telekung.



salam, 

l.meilany

  - Original Message - 

  From: Wikan Danar Sunindyo 

  To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com 

  Sent: Wednesday, July 15, 2009 2:48 PM

  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - mukena



kalau di tempat saya mukena lazimnya disebut rukuh

  kira2 gimana ya mbak mia asal usulnya?

  apa ada hubungannya sama ruku'?



salam,

  --

  wikan



2009/7/15 Mia al...@yahoo. com:

  

  

   Temans, sub-judulnya mukena yah, bukan pulisi..

   sub-judulnya mukena, Wikan, bukan pulisi..:-)

  

   Jadi kebanyakan perempuan Indonesia solat pake mukena, sekalipun yang

   berjilbab gamis.

  

   Kalau ditanya kemungkinan besar mereka menjawab, seperti cerita mba Ning,

   untuk menutup aurat, aturan fiqih, atau semacam itu. Now, we should read

   between the lines.

  

   Fakta bahwa kebanyakan perempuan yang berjilbab maupun yang nggak, pake

   mukena waktu solat, ini menandakan bahwa mukena itu semacam tradisi,

   kebiasaan - kan kita tahu bahwa nggak ada aturan fiqih internasional yang

   mensyaratkan mukena. Kalau tradisi ini kemudian diadopsi oleh Islam

   Indonesia, sebagai aturan tersendiri, itu namanya aturan fiqh lokal,

   kira-kira begitu bukan Pak Chodjim?

  

   Kalau ada sejarah mukena, yang hanya ada di Indonesia, kira-kira begini

   obrolannya:

  

   Wali Sanga: Wahai perempuan Indonesia, tutuplah (buah) dadamu dan jangan

   berkemben saja, jaman dah berubah.

  

   Perempuan: Jadi baju kami mesti gimana, Gusti?

  

   Wali Sanga: Pake jilbab/bergo/ burqa seperti perempuan Arab yang menutup

   auratnya. Dijamin nggak masuk angin lagi.

  

   Perempuan: Ampun Gusti, ogah ah, puaaanas. Kami kan orang kebanyakan kerja

   di sawah, dagang di pasar, nggak praktis lagee..

  

   Wali Sanga: Mesti ada kompromi nih, gimana kira2 usulan panjenengan?

  

   Perempuan: Gini aja Gusti, biarin aja jaman berubah pelan2, terserah kami

   pake baju gimana, toh kalo lagi acara2 baju kami juga lengkap. Kita pake

   bergo kalo lagi solat aja deh.

  

   Wali Sanga: deal! IdeMu sangat meNGENA --- asal usul kata MUKENA...

  

   Mba Ning, sesekali di rumah saya solat nggak pake mukena, misalnya kalo

   udara lagi panas banget. Kadang pake kerudung pun jadi, dan rasanya maknyus.

   Tapi kalo lagi rame2 jamaah, di rumah orang, di mesjid, ya mesti tau diri

   lah, masak bikin kerusuhan..: -)



[Non-text portions of this message have been removed]




 

  




 

















  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-20 Terurut Topik Rahma Yanti
Salam juga manis sekali komentarnya..
Whatever you want..Hanya HATI- mulah yang tahu apa yang kaulakukan itu 
adalah sebuah kebenaran atau hanya sebuah kamuflase, dia akan menjawab dengan 
sangat 'CLEAR'  setiap action kita. Please do your best kawan

Salam,

R.Yanti

--- Pada Ming, 19/7/09, Dendikeren amat dendicut...@yahoo.com menulis:

Dari: Dendikeren amat dendicut...@yahoo.com
Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Minggu, 19 Juli, 2009, 4:01 PM






 





  Assalamu'alaikum,

Ketaatan itu dasarnya dari hati, jadi tidak lantas wanita pake jilbab lantas 
perilakunya jadi baik. jadi ciri wanita solehah,dll. ga menjadi tolok ukur 
sebagai wanita muslim yang taat biarawati juga menutup aurat, bahkan sekarang 
ini jilbab lebih menjadi trends.modis, bisnis.

Tapi yach secara fisik wanita berjilbab cukup baik bila dibanding dengan yang 
tidak. akan tetapi tiu tidak cukup bila sikap dan perilaku tidak juga 
dirubah.ibadah bukan hanya lahir tapi juga batinpun harus diikutkan.



Salam manis,



--- On Wed, 7/15/09, Mia al...@yahoo. com wrote:



From: Mia al...@yahoo. com

Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com

Date: Wednesday, July 15, 2009, 3:00 AM



Pak Saeful,



Aku langsung mau setuju saja tadinya blas, tapi ada yang ngeganjal, aku juga 
nggak tau sortingnya gimana. 



Bapak bilang seorang muslimah yang taat sudah mengerti tentang fungsi dan 
kewajiban menutup aurat dan ketika jilbab beralih menjadi peningkatan 
ketaqwaan, itu benar



Rancu nih. Kalau jilbab itu adalah peningkatan ketaqwaan karena muslimah taat 
tahu kewajibannya menutup aurat..., lalu apanya yang salah kalau kita pingin 
melihat indikator hasil dari peningkatan ketaqwaan dari muslimah taat itu?



Ini mungkin sebabnya mba Mei yang bilang bahwa jilbab itu ukuran ketaatan, 
jadinya blio terkaget2 melihat temennya yang jilbabers begini-begitu melanggar 
moral dan kepantasan itu sendiri. 



Integrity at stake? 



Arcon bilang, dirinya merasa berat dengan atribut2 ketaqwaan itu, jadinya dia 
malah merasa jauh dari khusu. Khusu ato nggak, aku lagi ngebayangin Arcon 
berjenggot, bercingkrang. ..:-)



salam



Mia















  

Visit Your Group  

 

   





 

  



  

  

Give Back

  Yahoo! for Good

  Get inspired

  by a good cause.

  



Y! Toolbar

  Get it Free!

  easy 1-click access

  to your groups.

  



Yahoo! Groups

  Start a group

  in 3 easy steps.

  Connect with others.

  

  





  

  .

   









 

















[Non-text portions of this message have been removed]




 

  




 

















  Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari 
Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! 
http://id.messenger.yahoo.com/invite/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-20 Terurut Topik jano ko
Ada orang bodoh berkomentar bahwa kdrt harus dihentikan kepada wanita yang 
berjilbab (saja). 

---

Janoko :

Sudahlah berdirilah didepan kelas anakku, dikau terlambat masuk kelas sehingga 
ketinggalan mata pelajaran KDR-W.

Salim

-o0o-

--- On Mon, 20/7/09, eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com wrote:

From: eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Monday, 20 July, 2009, 3:14 PM






 





  Ada orang bodoh berkomentar bahwa kdrt harus dihentikan 
kepada wanita yang berjilbab (saja). Padahal kdrt itu berlaku beyond that 
(lebih jauh daripada sekedar seseorang yang berjilbab). Pemaksaan kepada orang 
untuk berjilbab adalah juga salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia, 
takiya?




 

  




 

















  Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. 
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-20 Terurut Topik jano ko
 Rama :

Please do your best kawan

---

Janoko :

Hanya ingin tahu aja, do your best kalau menurut pemahaman Rahma itu apa ?, 
dasar spiritualnya apa ya ?

Salam

Janoko

-o0o-

--- On Mon, 20/7/09, Rahma Yanti rahma...@yahoo.co.id wrote:

From: Rahma Yanti rahma...@yahoo.co.id
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Monday, 20 July, 2009, 3:06 PM






 





  Salam juga manis sekali komentarnya. .

Whatever you want..Hanya HATI- mulah yang tahu apa yang kaulakukan itu 
adalah sebuah kebenaran atau hanya sebuah kamuflase, dia akan menjawab dengan 
sangat 'CLEAR'  setiap action kita. Please do your best kawan



Salam,



R.Yanti



--- Pada Ming, 19/7/09, Dendikeren amat dendicute77@ yahoo.com menulis:



Dari: Dendikeren amat dendicute77@ yahoo.com

Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

Kepada: wanita-muslimah@ yahoogroups. com

Tanggal: Minggu, 19 Juli, 2009, 4:01 PM



 



Assalamu'alaikum,



Ketaatan itu dasarnya dari hati, jadi tidak lantas wanita pake jilbab lantas 
perilakunya jadi baik. jadi ciri wanita solehah,dll. ga menjadi tolok ukur 
sebagai wanita muslim yang taat biarawati juga menutup aurat, bahkan sekarang 
ini jilbab lebih menjadi trends.modis, bisnis.



Tapi yach secara fisik wanita berjilbab cukup baik bila dibanding dengan yang 
tidak. akan tetapi tiu tidak cukup bila sikap dan perilaku tidak juga 
dirubah.ibadah bukan hanya lahir tapi juga batinpun harus diikutkan.



Salam manis,



--- On Wed, 7/15/09, Mia al...@yahoo. com wrote:



From: Mia al...@yahoo. com



Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -



To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com



Date: Wednesday, July 15, 2009, 3:00 AM



Pak Saeful,



Aku langsung mau setuju saja tadinya blas, tapi ada yang ngeganjal, aku juga 
nggak tau sortingnya gimana. 



Bapak bilang seorang muslimah yang taat sudah mengerti tentang fungsi dan 
kewajiban menutup aurat dan ketika jilbab beralih menjadi peningkatan 
ketaqwaan, itu benar



Rancu nih. Kalau jilbab itu adalah peningkatan ketaqwaan karena muslimah taat 
tahu kewajibannya menutup aurat..., lalu apanya yang salah kalau kita pingin 
melihat indikator hasil dari peningkatan ketaqwaan dari muslimah taat itu?



Ini mungkin sebabnya mba Mei yang bilang bahwa jilbab itu ukuran ketaatan, 
jadinya blio terkaget2 melihat temennya yang jilbabers begini-begitu melanggar 
moral dan kepantasan itu sendiri. 



Integrity at stake? 



Arcon bilang, dirinya merasa berat dengan atribut2 ketaqwaan itu, jadinya dia 
malah merasa jauh dari khusu. Khusu ato nggak, aku lagi ngebayangin Arcon 
berjenggot, bercingkrang. ..:-)



salam



Mia



























  



Visit Your Group  



 







 



  







  



Give Back



Yahoo! for Good



Get inspired



by a good cause.



Y! Toolbar



Get it Free!



easy 1-click access



to your groups.



Yahoo! Groups



Start a group



in 3 easy steps.



Connect with others.







  



  .



   















 























[Non-text portions of this message have been removed]





 

















Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari Hotmail, 
Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger .yahoo.com/ invite/



[Non-text portions of this message have been removed]




 

  




 

















  New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-19 Terurut Topik Dendikeren amat
Assalamu'alaikum,
Ketaatan itu dasarnya dari hati, jadi tidak lantas wanita pake jilbab lantas 
perilakunya jadi baik. jadi ciri wanita solehah,dll. ga menjadi tolok ukur 
sebagai wanita muslim yang taat biarawati juga menutup aurat, bahkan sekarang 
ini jilbab lebih menjadi trends.modis,bisnis.
Tapi yach secara fisik wanita berjilbab cukup baik bila dibanding dengan yang 
tidak. akan tetapi tiu tidak cukup bila sikap dan perilaku tidak juga 
dirubah.ibadah bukan hanya lahir tapi juga batinpun harus diikutkan.

Salam manis,

--- On Wed, 7/15/09, Mia al...@yahoo.com wrote:

From: Mia al...@yahoo.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Wednesday, July 15, 2009, 3:00 AM
















  
  Pak Saeful,

Aku langsung mau setuju saja tadinya blas, tapi ada yang ngeganjal, aku juga 
nggak tau sortingnya gimana. 



Bapak bilang seorang muslimah yang taat sudah mengerti tentang fungsi dan 
kewajiban menutup aurat dan ketika jilbab beralih menjadi peningkatan 
ketaqwaan, itu benar



Rancu nih. Kalau jilbab itu adalah peningkatan ketaqwaan karena muslimah taat 
tahu kewajibannya menutup aurat..., lalu apanya yang salah kalau kita pingin 
melihat indikator hasil dari peningkatan ketaqwaan dari muslimah taat itu?



Ini mungkin sebabnya mba Mei yang bilang bahwa jilbab itu ukuran ketaatan, 
jadinya blio terkaget2 melihat temennya yang jilbabers begini-begitu melanggar 
moral dan kepantasan itu sendiri. 



Integrity at stake? 



Arcon bilang, dirinya merasa berat dengan atribut2 ketaqwaan itu, jadinya dia 
malah merasa jauh dari khusu. Khusu ato nggak, aku lagi ngebayangin Arcon 
berjenggot, bercingkrang. ..:-)



salam

Mia




 

  




   
  



   


  







  







  






  
Visit Your Group  
 
   

  
  
  
  




 



 
  

  
  
Give Back
  Yahoo! for Good
  Get inspired
  by a good cause.
  

Y! Toolbar
  Get it Free!
  easy 1-click access
  to your groups.
  

Yahoo! Groups
  Start a group
  in 3 easy steps.
  Connect with others.
  
  


  
  .
   




 

















  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-17 Terurut Topik sunny
Rezim middle east tidak akan bertengkar dengan  yang disebut Barat. Yang 
bertengkar hanya krocok-krocok saja. Rezim Timur Tengah itu tergantung dari 
yang disebut Barat, karena hubungan ekonomi dan pertahanan.

  - Original Message - 
  From: Ary Setijadi Prihatmanto 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, July 17, 2009 12:27 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.


;-)

  makanya sebaiknya biarin saja middle-east sama barat bertengkar...
  nggak ngaruh...

  kita sih teman semua orang, punya pendirian sendiri.
  di middle-east disegani (karena bisa ngatur barat), 
  di barat di sayang (karena bisa ngatur middle-east)...

  jangan malah ikut-ikutan... 
  ke middle-east dianggap anak bawang (lha begitu perang nggak ikutan, duit gak 
punya, bangsa budak, ulamanya dipandang remeh)
  ke barat sudah keburu dianggap musuh (habis mulut keluarannya jelek melulu...)

  - Original Message - 
  From: Wikan Danar Sunindyo 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, July 16, 2009 11:36 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

  sama seperti orang barat memandang pemerintahan Arab Saudi, Iran 
  Taliban dengan pandangan yang menyakitkan dan sangat SARA.

  salam,
  --
  wikan

  2009/7/16 Ari Condro masar...@gmail.com:
  
  
   sebenarnya cara kita, kaum muslimin yang memiliki peradaban mulia ini
   mengomentasi peradaban lain terkadang diekspresikan dengan cara yg
   menyakitkan dan sangat sara. contohnya saja komentar komentar dari
   rekan rekan muslim (sepertinya mostly pks, karena mas heru ini juga
   aktivis pks).
  
   
http://herususetyo.multiply.com/journal/item/65/Lesbian_Pertama_jadi_PM_di_Dunia_Johanna_Sigurroardottir_of_Iceland

  [Non-text portions of this message have been removed]



  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-16 Terurut Topik Ari Condro
jilbab ala indonesia ada cantolannya di jari pak, jadi punggung tangan
juga tertutup kok.  gimana seh pak ustad hehehe

On 7/16/09, Lina Dahlan linadah...@yahoo.com wrote:
 Assalamu'alaikum pak Muiz,

 Dalam sholat yang diperkenankan terbuka hanya muka dan telapak tangan. Ini
 rujukannya apa dan dimana ya, pak.

 Terimakasih.
 wassalam,
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abdul Mu'iz qual...@... wrote:

 . (QS.
  3) terkait wanita berjilbab kalau shalat tetap mengenakan mukenah adalah
   karena mengikuti prinsip kehati-hatian saja, kenyataanya yang
  diperkenankan  boleh terbuka dalam shalat kaum wanita adalah muka dan
  telapak tangan saja.  Jilbab ala indonesia kan punggung tangan masih
  kelihatan kan ??
 Wallahu a'lam bis shawab

 Wassalam
 Abdul Mu'iz

 At 10:07 AM 7/14/2009 +0200, you wrote:






-- 
salam,
Ari


Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - mukena

2009-07-16 Terurut Topik L.Meilany
perasaan afdhol itu tadi. Atau kebiasaan dari kecil kalau sholat pake
mukenah.. Padahal untuk yang sudah berjilbab dan berkerudung, tanpa
bermukena lagi pun sudah afdhol sholatnya. Mukenah itu hanya wajib
dipakai kalau belum berjilbab dan berkerudung saja saat sholat.

Kalau saya, karena saya tidak pernah bermukenah lagi saat mau sholat,
teman saya bilang :Ning ini kemana-mana pake mukenah.. .. ^_^

-Ning





From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of Wikan Danar
Sunindyo
Sent: Tuesday, July 14, 2009 4:08 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Polisi.





ada juga perempuan berjilbab yang sholat masih pakai mukena juga
dan ini jumlahnya banyak
kayak kagok kalau sholat gak pake mukena
menurut saya mukena menjadi semacam pakaian wajib untuk sholat bagi
perempuan
jadi kalau belum pake mukena gak afdol rasanya

salam,
--
wikan

2009/7/14 Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) ninghdw@
mailto:ninghdw%40chevron.com :



 Yang sering saya dapati malahan suatu asumsi yang sering dipakai di
 sini, bahwa para perempuan yang berjilbab PASTI melecehkan yang tidak
 berjilbab... Padahal, saya rasa, lebih banyak yang TIDAK seperti itu.
Di
 alam nyata maupun di alam maya, yang saya temui tidak seperti yang
bapak
 katakan..

 Apa itu bukan suatu bentuk pelecehan juga, Pak Chodjim ?.. Hayo
ngaku...
 :-))

 Menurut saya, masalah berjilbab dan melecehkan adalah suatu hal yang
 tidak bisa dan tidak perlu dikaitkan. Berjilbab adalah satu hal, dan
 melecehkan adalah satu hal yang lain lagi. Masalah perintah menutup
 aurat itu, memang ada di AlQur'an.. Saya lihat teman-teman saya yang
 tidak berkerudung saat sholat menggunakan mukenah untuk menutupi
seluruh
 tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Saya pernah tanyakan kenapa
 kepada salah seorang teman saya itu, dia bilang syarat sahnya sholat
 kan harus menutup aurat.. Jadi interpretasi menutup aurat-nya sama
 dengan yang saya pahami. Beda-nya, teman saya itu menutup aurat-nya
 hanya saat sholat saja. Saya tidak tahu dengan teman-teman di sini
yang
 memiliki interpretasi menutup aurat cukup dengan memakai pakaian
yang
 wajar di lingkungan dia berada... (tanpa kerudung dan jilbab)
 bagaimana saat sholatnya.. apa pakai mukenah juga atau tidak.





[Non-text portions of this message have been removed]
   
  



  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-16 Terurut Topik Muizof
kalau jilbabnya sudah seperti itu ya gak perlu pakai mukenah atau rukuh lagi 
kan mas ?? :)

Salam
Abdul Mu'iz

--- Pada Kam, 16/7/09, Ari Condro masar...@gmail.com menulis:

Dari: Ari Condro masar...@gmail.com
Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 16 Juli, 2009, 3:13 PM






 





  jilbab ala indonesia ada cantolannya di jari pak, jadi 
punggung tangan

juga tertutup kok.  gimana seh pak ustad hehehe



On 7/16/09, Lina Dahlan linadah...@yahoo. com wrote:

 Assalamu'alaikum pak Muiz,



 Dalam sholat yang diperkenankan terbuka hanya muka dan telapak tangan. Ini

 rujukannya apa dan dimana ya, pak.



 Terimakasih.

 wassalam,

 --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Abdul Mu'iz qual...@...  wrote:



 . (QS.

  3) terkait wanita berjilbab kalau shalat tetap mengenakan mukenah adalah

   karena mengikuti prinsip kehati-hatian saja, kenyataanya yang

  diperkenankan  boleh terbuka dalam shalat kaum wanita adalah muka dan

  telapak tangan saja.  Jilbab ala indonesia kan punggung tangan masih

  kelihatan kan ??

 Wallahu a'lam bis shawab



 Wassalam

 Abdul Mu'iz



 At 10:07 AM 7/14/2009 +0200, you wrote:











-- 

salam,

Ari


 

  




 

















  Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih 
cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. 
Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-16 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
sama seperti orang barat memandang pemerintahan Arab Saudi, Iran 
Taliban dengan pandangan yang menyakitkan dan sangat SARA.

salam,
--
wikan

2009/7/16 Ari Condro masar...@gmail.com:


 sebenarnya cara kita, kaum muslimin yang memiliki peradaban mulia ini
 mengomentasi peradaban lain terkadang diekspresikan dengan cara yg
 menyakitkan dan sangat sara. contohnya saja komentar komentar dari
 rekan rekan muslim (sepertinya mostly pks, karena mas heru ini juga
 aktivis pks).

 http://herususetyo.multiply.com/journal/item/65/Lesbian_Pertama_jadi_PM_di_Dunia_Johanna_Sigurroardottir_of_Iceland


Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-16 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto
;-)

makanya sebaiknya biarin saja middle-east sama barat bertengkar...
nggak ngaruh...

kita sih teman semua orang, punya pendirian sendiri.
di middle-east disegani (karena bisa ngatur barat), 
di barat di sayang (karena bisa ngatur middle-east)...

jangan malah ikut-ikutan... 
ke middle-east dianggap anak bawang (lha begitu perang nggak ikutan, duit gak 
punya, bangsa budak, ulamanya dipandang remeh)
ke barat sudah keburu dianggap musuh (habis mulut keluarannya jelek melulu...)



  - Original Message - 
  From: Wikan Danar Sunindyo 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, July 16, 2009 11:36 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.


sama seperti orang barat memandang pemerintahan Arab Saudi, Iran 
  Taliban dengan pandangan yang menyakitkan dan sangat SARA.

  salam,
  --
  wikan

  2009/7/16 Ari Condro masar...@gmail.com:
  
  
   sebenarnya cara kita, kaum muslimin yang memiliki peradaban mulia ini
   mengomentasi peradaban lain terkadang diekspresikan dengan cara yg
   menyakitkan dan sangat sara. contohnya saja komentar komentar dari
   rekan rekan muslim (sepertinya mostly pks, karena mas heru ini juga
   aktivis pks).
  
   
http://herususetyo.multiply.com/journal/item/65/Lesbian_Pertama_jadi_PM_di_Dunia_Johanna_Sigurroardottir_of_Iceland


  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-16 Terurut Topik Ari Condro
oh ya, koh jono ada dimana yah ?
saya ingin melihat ulasannya yang mendalam
dengan gaya pembina dan pewaris tradisi keraton
tentang cara berkomentar teman teman muslim
di blog mas heru tersebut.

kok ndilalah si engko malah sepi sepi sajah

On 7/17/09, Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com wrote:
 ;-)

 makanya sebaiknya biarin saja middle-east sama barat bertengkar...
 nggak ngaruh...

 kita sih teman semua orang, punya pendirian sendiri.
 di middle-east disegani (karena bisa ngatur barat),
 di barat di sayang (karena bisa ngatur middle-east)...

 jangan malah ikut-ikutan...
 ke middle-east dianggap anak bawang (lha begitu perang nggak ikutan, duit
 gak punya, bangsa budak, ulamanya dipandang remeh)
 ke barat sudah keburu dianggap musuh (habis mulut keluarannya jelek
 melulu...)



   - Original Message -
   From: Wikan Danar Sunindyo
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
   Sent: Thursday, July 16, 2009 11:36 PM
   Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.


 sama seperti orang barat memandang pemerintahan Arab Saudi, Iran 
   Taliban dengan pandangan yang menyakitkan dan sangat SARA.

   salam,
   --
   wikan

   2009/7/16 Ari Condro masar...@gmail.com:
   
   
sebenarnya cara kita, kaum muslimin yang memiliki peradaban mulia ini
mengomentasi peradaban lain terkadang diekspresikan dengan cara yg
menyakitkan dan sangat sara. contohnya saja komentar komentar dari
rekan rekan muslim (sepertinya mostly pks, karena mas heru ini juga
aktivis pks).
   
   
 http://herususetyo.multiply.com/journal/item/65/Lesbian_Pertama_jadi_PM_di_Dunia_Johanna_Sigurroardottir_of_Iceland




 [Non-text portions of this message have been removed]




-- 
salam,
Ari


RE: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - mukena

2009-07-15 Terurut Topik Lestyaningsih, Tri Budi (Ning)
 
Mbak Mia, ceritanya kocak...Hahaha... meNGENA jadi MUKENA ... Hahaha...



From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of Mia
Sent: Wednesday, July 15, 2009 2:28 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - mukena





Temans, sub-judulnya mukena yah, bukan pulisi..
sub-judulnya mukena, Wikan, bukan pulisi..:-)

Jadi kebanyakan perempuan Indonesia solat pake mukena, sekalipun yang
berjilbab gamis. 

Kalau ditanya kemungkinan besar mereka menjawab, seperti cerita mba
Ning, untuk menutup aurat, aturan fiqih, atau semacam itu. Now, we
should read between the lines.

Fakta bahwa kebanyakan perempuan yang berjilbab maupun yang nggak, pake
mukena waktu solat, ini menandakan bahwa mukena itu semacam tradisi,
kebiasaan - kan kita tahu bahwa nggak ada aturan fiqih internasional
yang mensyaratkan mukena. Kalau tradisi ini kemudian diadopsi oleh Islam
Indonesia, sebagai aturan tersendiri, itu namanya aturan fiqh lokal,
kira-kira begitu bukan Pak Chodjim?

Kalau ada sejarah mukena, yang hanya ada di Indonesia, kira-kira begini
obrolannya:

Wali Sanga: Wahai perempuan Indonesia, tutuplah (buah) dadamu dan jangan
berkemben saja, jaman dah berubah.

Perempuan: Jadi baju kami mesti gimana, Gusti?

Wali Sanga: Pake jilbab/bergo/burqa seperti perempuan Arab yang menutup
auratnya. Dijamin nggak masuk angin lagi.

Perempuan: Ampun Gusti, ogah ah, puaaanas. Kami kan orang kebanyakan
kerja di sawah, dagang di pasar, nggak praktis lagee..

Wali Sanga: Mesti ada kompromi nih, gimana kira2 usulan panjenengan?

Perempuan: Gini aja Gusti, biarin aja jaman berubah pelan2, terserah
kami pake baju gimana, toh kalo lagi acara2 baju kami juga lengkap. Kita
pake bergo kalo lagi solat aja deh.

Wali Sanga: deal! IdeMu sangat meNGENA --- asal usul kata MUKENA...

Mba Ning, sesekali di rumah saya solat nggak pake mukena, misalnya kalo
udara lagi panas banget. Kadang pake kerudung pun jadi, dan rasanya
maknyus. Tapi kalo lagi rame2 jamaah, di rumah orang, di mesjid, ya
mesti tau diri lah, masak bikin kerusuhan..:-)

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com
mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com , Lina Dahlan
linadah...@... wrote:

 Rasanya dulu saya pernah tanya ttg batasan aurat. Apakah beda batasan
aurat dalam keseharian kita dan dalam sholat (Pakaian sholat). Kalo gak
salah, menurut pak Chodjim untuk sholat, yang termasuk ibadah mahdhoh
mang beda, ade aturan sendiri. Sama dengan pakaian ihram dalam ibadah
haji, ade aturannya sendiri.
 
 Ada ustadz juga yang berpendapat bahwa memang jilbab itu bergantung
sikonnya. Jadi, kalo emang perempuannya cakeb and mulus banged, lebih
baek pake burqa sekalian kalo berada di tempat umum di tanah arab,
karena ...he...he...laki2 arab gitu loh?
 
 wassalam,
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com
mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com , Lestyaningsih, Tri Budi
(Ning) ninghdw@ wrote:
 
  ^_^ Bener itu mas Wikan...
  Padahal kalau sudah berjilbab dan berkerudung, sudah menutup aurat,
kita
  sudah sah untuk sholat bukan ? Harusnya.. ya sholat aja langsung
(tanpa
  bermukenah lagi). Tapi ya.. terkadang memang orang mengandalkan
  perasaan afdhol itu tadi. Atau kebiasaan dari kecil kalau sholat
pake
  mukenah.. Padahal untuk yang sudah berjilbab dan berkerudung, tanpa
  bermukena lagi pun sudah afdhol sholatnya. Mukenah itu hanya wajib
  dipakai kalau belum berjilbab dan berkerudung saja saat sholat.
  
  Kalau saya, karena saya tidak pernah bermukenah lagi saat mau
sholat,
  teman saya bilang :Ning ini kemana-mana pake mukenah.. .. ^_^
  
  -Ning
  
  
  
  
  
  From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com 
  [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com ] On Behalf Of Wikan Danar
  Sunindyo
  Sent: Tuesday, July 14, 2009 4:08 PM
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com 
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
  Polisi.
  
  
  
  
  
  ada juga perempuan berjilbab yang sholat masih pakai mukena juga
  dan ini jumlahnya banyak
  kayak kagok kalau sholat gak pake mukena
  menurut saya mukena menjadi semacam pakaian wajib untuk sholat bagi
  perempuan
  jadi kalau belum pake mukena gak afdol rasanya
  
  salam,
  --
  wikan
  
  2009/7/14 Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) ninghdw@
  mailto:ninghdw%40chevron.com :
  
  
  
   Yang sering saya dapati malahan suatu asumsi yang sering dipakai
di
   sini, bahwa para perempuan yang berjilbab PASTI melecehkan yang
tidak
   berjilbab... Padahal, saya rasa, lebih banyak yang TIDAK seperti
itu.
  Di
   alam nyata maupun di alam maya, yang saya temui tidak seperti yang
  bapak
   katakan..
  
   Apa itu bukan suatu bentuk pelecehan juga, Pak Chodjim ?.. Hayo
  ngaku...
   :-))
  
   Menurut saya, masalah berjilbab dan melecehkan adalah suatu hal
yang

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - mukena

2009-07-15 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
kalau di tempat saya mukena lazimnya disebut rukuh
kira2 gimana ya mbak mia asal usulnya?
apa ada hubungannya sama ruku'?

salam,
--
wikan

2009/7/15 Mia al...@yahoo.com:


 Temans, sub-judulnya mukena yah, bukan pulisi..
 sub-judulnya mukena, Wikan, bukan pulisi..:-)

 Jadi kebanyakan perempuan Indonesia solat pake mukena, sekalipun yang
 berjilbab gamis.

 Kalau ditanya kemungkinan besar mereka menjawab, seperti cerita mba Ning,
 untuk menutup aurat, aturan fiqih, atau semacam itu. Now, we should read
 between the lines.

 Fakta bahwa kebanyakan perempuan yang berjilbab maupun yang nggak, pake
 mukena waktu solat, ini menandakan bahwa mukena itu semacam tradisi,
 kebiasaan - kan kita tahu bahwa nggak ada aturan fiqih internasional yang
 mensyaratkan mukena. Kalau tradisi ini kemudian diadopsi oleh Islam
 Indonesia, sebagai aturan tersendiri, itu namanya aturan fiqh lokal,
 kira-kira begitu bukan Pak Chodjim?

 Kalau ada sejarah mukena, yang hanya ada di Indonesia, kira-kira begini
 obrolannya:

 Wali Sanga: Wahai perempuan Indonesia, tutuplah (buah) dadamu dan jangan
 berkemben saja, jaman dah berubah.

 Perempuan: Jadi baju kami mesti gimana, Gusti?

 Wali Sanga: Pake jilbab/bergo/burqa seperti perempuan Arab yang menutup
 auratnya. Dijamin nggak masuk angin lagi.

 Perempuan: Ampun Gusti, ogah ah, puaaanas. Kami kan orang kebanyakan kerja
 di sawah, dagang di pasar, nggak praktis lagee..

 Wali Sanga: Mesti ada kompromi nih, gimana kira2 usulan panjenengan?

 Perempuan: Gini aja Gusti, biarin aja jaman berubah pelan2, terserah kami
 pake baju gimana, toh kalo lagi acara2 baju kami juga lengkap. Kita pake
 bergo kalo lagi solat aja deh.

 Wali Sanga: deal! IdeMu sangat meNGENA --- asal usul kata MUKENA...

 Mba Ning, sesekali di rumah saya solat nggak pake mukena, misalnya kalo
 udara lagi panas banget. Kadang pake kerudung pun jadi, dan rasanya maknyus.
 Tapi kalo lagi rame2 jamaah, di rumah orang, di mesjid, ya mesti tau diri
 lah, masak bikin kerusuhan..:-)


Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-14 Terurut Topik achmad chodjim
Sdr. Janoko,

Yang saya sampaikan bukanlah teori, tetapi kenyataan yang ada di lingkungan di 
Jakarta ini. Oleh karena itu, seyogyanya Sdr. Janoko tidak membuat pernyataan 
bahwa mereka yang tidak berjilbab yang menteror yang berjilbab. Artinya apa? 
Artinya... di dunia ini memang sering terjadi revivalisme. Dulu, tahun 1980-an 
yang berjilbab di sekolah malah dikeluarkan. Sekarang perhatikan di Padang 
(Sumatra Barat), yaitu adanya kewajiban murid perempuan berjilbab 
(berkerudung). Itulah yang saya maksud Sdr. Janoko, bukan sekadar melakukan 
pembelaan-pembelaan dalam berdebat. Kalau hanya pembelaan, tidak ada gunanya.

Makanya, tulisan saya pahami betul-betul yang informatif itu! Saya menyampaikan 
apa yang terjadi sekarang ini, banyak perempuan yang tidak berjilbab dijauhi 
oleh teman-temannya yang berjilbab. Itu kenyataan di kampus maupun di kampung. 
Oleh karena itu jangan dibaca sepotong-sepotong lalu dikomentari, itu tidak 
baik.

Wassalam,
chodjim

  - Original Message - 
  From: jano ko 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, July 13, 2009 7:58 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.





  Pak Chodjim :

  Di Jakarta, saya banyak membina pengajian dan di antaranya adalah
  pengajian yang para perempuannya banyak yang tidak berjilbab. Kalau Mas
  Janoko mengeluh tentang mereka yang melecehkan atau menghina yang
  berjilbab, maka keadaan sekarang ini terbalik, Mas!

  ---

  Janoko :

  Kalau pembina ketemu dengan Pembina yang terjadi adalah yang asyik.
  Kurang lebih 20 tahun saya hidup dalam lingkungan dunia gelap, saya mencoba 
membina mereka, saya akhirnya harus bersyukur karena pada akhirnya teman-teman 
saya bisa mendirikan sebuah masjid yang megah dilingkungan PSK.

  Sampai sekarang saya masih membina dan mengarahkan sebagian dari wanita 
tersebut, yang terakhir kemarin saya coba buatkan blogspot untuk seorang wanita 
... , supaya dengan blogspot tersebut dia bisa usaha furniture, art dll 
sehingga dia bisa mengentaskan dirinya sendiri.

  Kayaknya teori om Chodjim tidak berlaku dech dilingkungan saya.
  :(

  Salam pembina.

  Janoko

  -o0o-

  --- On Tue, 14/7/09, achmad chodjim chod...@gmail.com wrote:

  From: achmad chodjim chod...@gmail.com
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Date: Tuesday, 14 July, 2009, 9:18 PM

  Sdr. Janoko, 

  saya hendak urun rembug lho, yang tidak berpihak sama sekali kepada yang 
menzalimi, dan berpihak sepenuhnya kepada yang dizalimi.

  Di Jakarta, saya banyak membina pengajian dan di antaranya adalah pengajian 
yang para perempuannya banyak yang tidak berjilbab. Kalau Mas Janoko mengeluh 
tentang mereka yang melecehkan atau menghina yang berjilbab, maka keadaan 
sekarang ini terbalik, Mas! Di era 2000-an ini justru para perempuan yang tidak 
berjilbab malahan yang dihina, direndahkan, dilecehkan dan sejenisnya. Mereka 
mendapatkan cercaan sebagai orang yang belum beriman, belum mendapat hidayah 
Allah, dsb. Tidak jauh-jauh ke masyarakat luas di alam nyata, di alam maya WM 
saja justru perempuan yang tidak berjilbab yang dikatakan belum berpegang pada 
Alquran, belum sempurna imannya, terpengaruh oleh freemasonry, dsb. Sekarang, 
coba mana ada pelecehan yang diungkapkan oleh Mbak Mia, Mbak Herni, Mbak Rita, 
dan Mbak Yanti terhadap yang berjilbab? Hayo... siapa yang suka menteror? Ngaku 
saja... :((

  Wassalam,

  chodjim 

  - Original Message - 

  From: jano ko 

  To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com 

  Sent: Monday, July 13, 2009 9:37 AM

  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

  Mbak Desi :

  Yang pasti email saya tidak bermaksud untuk menjudge siapapun. Dan perbedaan 
dlm hal ini tentu sah2 saja, semua tentu kita kembalikan kepadaNya... . 

  

  Janoko :

  Bagi insan - insan yang telah berumah tangga dan mempunyai puteri-puteri 
harapan keluarga pasti tidak menginginkan puteri-puterinya terpengaruh oleh 
pergaulan yang tidak benar. 

  Sebagai orang tua dan sebagai WNI berhak untuk urun pendapat untuk 
menciptakan suasana pergaulan yang kondusif bagi putera - puterinya.

  Undang - Undang Kekerasan Rumah Tangga sudah jelas mengamanatkan bahwa 
kekerasan itu tidak hanya kekerasan fisik tapi juga kekerasan jiwa, jadi kita 
berhak untuk menjaga anak - anak kita dari kekerasan jiwa yang ditimbulkan oleh 
insan - insan yang tidak bertanggung jawab tersebut.

  Contoh kekerasan terhadap jiwa adalah teror dari insan - insan yang tidak 
bertanggung jawab terhadap saudara atau anak - anak kita yang memakai jilbab.

  Bagi anda, siapa saja, terutama wanita muslimah yang diteror karena memakai 
jilbab, maka silahkan anda lapor kepada POLISI dikantor polisi yang terdekat, 
karena hal tersebut sudah dijamin oleh Undang - Undang yang saya sebutkan 
diatas. Beres dach.

  Alasan takut memakai jilbab karena takut teror dari lingkungan sangat tidak 
masuk akal dan

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-14 Terurut Topik achmad chodjim
Mbak Ning,

Yang saya sampaikan adalah BUKAN asumsi di milis ini. Kita harus jujur 
sejujur-jujurnya dalam membaca milis WM ini. Banyak sekali penafsiran tentang 
wajibnya berjilbab itu dikemukakan di WM ini, lalu dengan entengnya menyatakan 
mereka yang tidak berkerudung (sudah berjilbab) tidak mengikuti Alquran. Inilah 
yang saya ungkap, Mbak Ning, jadi bukan asumsi lagi. Maka, saya sampaikan di WM 
ini, coba apa ada pernyataan dari yang tidak berjilbab (tidak berkerudung) 
seperti Mbak Mia cs untuk melecehkan yang berjilbab?

Sekarang perhatikan kalimat dari seseorang ini: Contoh kekerasan terhadap jiwa 
adalah teror dari insan - insan yang tidak bertanggung jawab terhadap saudara 
atau anak - anak kita yang memakai jilbab.

Siapa insan-insan di milis ini yang tidak bertanggung jawab terhadap anak-anak 
kita yang memakai jilbab? Mbak Hernikah? Mbak Miakah? Mbak Yantikah?...

Oleh karena itu, saya mohon Mbak Ning jangan membuat asumsi dalam menanggapi 
tulisan saya karena saya bertanya baik-baik dan tidak mencocok hidung nama 
seorang pun mereka yang berjilbab dan menjadi anggota milis ini.  Saya ulang 
sekali lagi tulisan saya Tidak jauh-jauh ke masyarakat luas di alam nyata, di 
alam maya WM saja justru perempuan yang tidak berjilbab yang dikatakan belum 
berpegang pada Alquran, belum sempurna imannya, terpengaruh oleh freemasonry, 
dsb. 

Nah, sekarang baca kembali nada-nada yang merendahkan yang tidak berkerudung 
itu yang dilemparkan ke milis ini, lalu kalau ada yang mengomentari maka 
jawabannya tidak ada pernyataan yang ditujukan kepada yang tidak berjilbab. 
Padahal, kita tahu dan berulang kali diberi tahu bahwa beberapa anggota milis 
ini tidak berjilbab. Maka, berasumsikah saya? 

Seharusnya ini yang menjadi perhatian Mbak Ning, yaitu dengan sigap melakukan 
pembelaan terhadap perempuan muslimah yang tidak berkerudung; dan bukan 
menanggapi tulisan saya yang mengangkat kenyataan yang memancing Mbak Yanti 
sharing di milis ini mengapa dia melepaskan jilbab.

Wassalam,

chodjim



  - Original Message - 
  From: Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, July 13, 2009 7:35 PM
  Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.






  Yang sering saya dapati malahan suatu asumsi yang sering dipakai di
  sini, bahwa para perempuan yang berjilbab PASTI melecehkan yang tidak
  berjilbab... Padahal, saya rasa, lebih banyak yang TIDAK seperti itu. Di
  alam nyata maupun di alam maya, yang saya temui tidak seperti yang bapak
  katakan..

  Apa itu bukan suatu bentuk pelecehan juga, Pak Chodjim ?.. Hayo ngaku...
  :-))

  Menurut saya, masalah berjilbab dan melecehkan adalah suatu hal yang
  tidak bisa dan tidak perlu dikaitkan. Berjilbab adalah satu hal, dan
  melecehkan adalah satu hal yang lain lagi. Masalah perintah menutup
  aurat itu, memang ada di AlQur'an.. Saya lihat teman-teman saya yang
  tidak berkerudung saat sholat menggunakan mukenah untuk menutupi seluruh
  tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Saya pernah tanyakan kenapa
  kepada salah seorang teman saya itu, dia bilang syarat sahnya sholat
  kan harus menutup aurat.. Jadi interpretasi menutup aurat-nya sama
  dengan yang saya pahami. Beda-nya, teman saya itu menutup aurat-nya
  hanya saat sholat saja. Saya tidak tahu dengan teman-teman di sini yang
  memiliki interpretasi menutup aurat cukup dengan memakai pakaian yang
  wajar di lingkungan dia berada... (tanpa kerudung dan jilbab)
  bagaimana saat sholatnya.. apa pakai mukenah juga atau tidak.

  Saya setuju sekali bahwa kerudung maupun jilbab bukanlah ukuran
  ketaqwaan seseorang. Masalah syariat itu dalam list-nya kan banyak.. dan
  masalah menutup aurat itu kan salah satunya saja. Jadi tidak ada jaminan
  bahwa orang yang berkerudung dan berjilbab otomatis lebih taqwa dari
  yang tidak. Tidak ada sama sekali... 

  Mengkaitkan dengan rukun iman dan rukun Islam ? Memang benar bahwa
  berkerudung dan berjilbab tidak ada di dalam rukun iman maupun rukun
  islam. Memang banyak kewajiban-kewajiban dalam Islam yang tidak ada di
  dalam rukun iman maupun rukun Islam.. karena kewajiban2 tersebut memang
  bukan rukun, tetapi tetap saja wajib. Contohnya : berbakti pada orang
  tua.. itu kan wajib ya.. tapi tidak ada di dalam rukun iman maupun rukun
  Islam. Ya kalau tidak berbakti pada orang tua atau durhaka pada orang
  tua kan tidak lantas gugur keislamannya. Tetapi mendapat dosa besar... 


  Wallahua'lam bishowab.
  Wassalaam,
  -Ning

  

  From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  [mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of achmad chodjim
  Sent: Tuesday, July 14, 2009 10:18 PM
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
  Polisi.

  Sdr. Janoko, 
  saya hendak urun rembug lho, yang tidak berpihak sama sekali kepada yang
  menzalimi, dan berpihak sepenuhnya kepada yang dizalimi.

  Di Jakarta, saya banyak

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-14 Terurut Topik sunny
Wanita-wanita tua Yunani yang bukan beragama islam memakai jilbab,  bisa 
dilihat pada situs ini :
http://images.google.se/images?gbv=2hl=svq=old+women+in+greecesa=Nstart=20ndsp=20


  - Original Message - 
  From: Lina Dahlan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, July 14, 2009 4:58 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -





  Kalo menurut gw seh semua kembali kepada niat. Niat pake jilbab kok biar 
ketemu TUHAN ?? Jadi ketika dah pake jilbab gak ketemu Tuhan, Jilbabnya yg 
disalahin.

  Soal pengalaman pribadi neh, dengan niat lillahi ta'ala gw pake jilbab. 
Dulunye neh di pinggir jalan (kalo ditengah ya jelas ketabrak mobil dunk?), ade 
aje yang iseng suit..suitin gw. Tapi setelah 'ciaaat gubrak pake jilbab 
suit2an nya berubah menjadi assalamu'alaikum mbak. Wah gw di doain! Ya gw 
doain balik deh. Jadi deh saling doain. Ntu pengalaman pribadi gw.

  wassalam,
   - Original Message - From: rahmapkp rahma...@...
   To: chod...@...
   Sent: Thursday, July 09, 2009 4:12 AM
   Subject: Jilbab dan pengalaman pribadi
   
   Kepada semua teman - teman Milis ini,

   Duabelas tahun saya jalani menggunakan jilbab tersebut 1985 - 1997 dengan 
harapan saya dapat menemukan TUHAN saya apabila saya memulainya dengan menutup 
aurat pada pemahaman saya waktu itu, tetapi perasaan saya tetap tidak merasa 
tentram, masih banyak hal yang jika saya buatkan relevansinya kepada smua 
ayat-ayat di dalam alquran membuat saya semakin tidak menemukan ketenangan dan 
kebenaran yang saya harapkan.Semakin banyak pertentangan yang saya temui.
   Wasalam dan Terimakasih
   R. Yanti
   
  



  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi

2009-07-14 Terurut Topik donnie damana
Pernah baca artikel di majalah lawas tentang om Bob..
Dia bilang hanya pada satu event dia pernah pake celana panjang..  
waktu ngambil rapot anaknya..
Pada saat menerima pak Harto.. dia tetep pake celana pendek.. pak  
Harto gitu looh...

:D
On Jul 12, 2009, at 8:42 PM, Ary Setijadi Prihatmanto wrote:



 :-D
 Bisa jadi bagi Om Bob juga nggak gampang...
 apa kalo ketemu sama tukang kebunnya pake celana pendek,
 lalu kalau ketemu presiden harus berapih-rapih pake jas?

 Jika itu dilakukan diluar asas fungsionalitas, kepraktisan,
 dan dilakukan sekedar atas dasar penghormatan yang berbeda antara  
 tukang kebun dan presiden,
 bukankah malah menjadi tidak ilahiyah scr bagi Allah semua sama  
 kecuali dari ketakwaannya?

 ;-)

 - Original Message -
 From: Ari Condro
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Sent: Sunday, July 12, 2009 7:52 PM
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi

 lagi mikir.
 kalau yg muslimah bergulat dengan jilbabnya.
 kalau yg ikhwan, bergulat dengan celana pendek ala bob sadino ?

 2009/7/12 Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com:
 
 
  Saya ingin komentar tentang istilah mbak Mia berdamai dengan diri  
 sendiri
  yang saya pahami sebagai proses jujur dan ikhlas dalam mengenal,  
 memahami
  dan conformity dengan keadaan diri sendiri yang membawa pada  
 keyakinan peran
  dalam hidup. Salah satu yang menarik dari WM malah bagian ini.  
 Mbak Mia
  sendiri juga pernah cerita pengalaman ttg pergulatan dalam  
 pekerjaan, etika,
  dll.
 
  Perjalanan mencari Tuhan dari sekian banyak tuhan yang muncul dalam
  kehidupan kita memang akan jadi perjalanan pribadi, individual  
 yang unik
  (unique). Sharing antar kita sebetulnya dibatasi oleh banyak  
 keterbatasan
  komunikasi sehingga kadang-kadang yang terlihat penting hanyalah  
 tampak
  luar/lahiriyahnya saja padahal yang esensial sebetulnya pergulatan  
 batin
  yang mendasarinya.
 
  Seperti contoh, kisah mbakYanti, bagi sebagian orang seakan-akan  
 sekedar
  berujung pada fiqh jilbab tidak wajib. Padahal IMHO bukan itu  
 esensinya.
  Esensinya adalah bagaimana mbak Yanti menjadi manusia yang lebih  
 baik yang
  berpegang pada ketauhidan sejati, dengan segala kelebihan dan  
 kekurangan
  dirinya. Salah satu esensi yang penting IMHO malah bagaimana  
 mengalahkan
  berhala yang muncul, bahkan ketika berhala itu bentuknya kewajiban
  berjilbab. Berjilbab menjadi berhala ketika mengenakan jilbab  
 menjadi
  prasyarat hubungan dengan Allah swt. dan seakan-akan memberikan  
 label lebih
  mulia dibanding yang lain. Kebetulan saja, nash memungkinkan  
 untuk membuat
  garis yang tegas dengan berhala tersebut bagi mbak Yanti dengan  
 membuka
  jilbabnya. Solusi bagi yang lain, dengan esensi yang sama bisa  
 saja berbeda
  tampak lahirnya, misalkan malah mengenakan jilbab.
 
  Ketika perjalanan individual agung itu direduksi hanya pada  
 kesimpulannnya
  fiqh-nya,
  kemudian kesimpulan tadi itu pun ternyata dievaluasi hanya dengan  
 standar
  fiqh baku dengan tujuan MENILAI baik dan buruknya seseorang,  
 hilanglah
  nilai-nilai utamanya, dan bertentangan dengan nilai-nilai Islam  
 yang lurus.
  Biar pun katakanlah cara berfikir di atas dianggap tetap Islam,  
 Islam model
  begini malah jadi kehilangan relevansi dan universalitasnya.
 
  Pertanyaan yang penting bagi diri kita semua secara pribadi, lebih  
 penting
  dari menilai perjalanan orang lain: Apakah kita telah melakukan  
 perjalanan
  yang penting itu?
 
  - Original Message -
  From: Mia
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Sent: Sunday, July 12, 2009 1:56 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
 
  Terimakasih mba Yanti sharingnya sangat berkesan. Mba Yanti  
 memakai jilbab
  pada waktu itu, dari penjelasan di bawah, karena mencari  
 ketenteraman,
  artinya dengan suka rela dari hati sendiri. Walaupun rasa  
 ketenteraman yang
  dicari nggak didapatkan waktu memakai jilbab, tapi nyatalah  
 perjalanan batin
  mba Yanti nggak berhenti di situ. Akhirnya berdamai dengan diri  
 sendiri
  justru dengan mencopot jilbab, dengan suka rela juga. Umpama  
 sekolah mba
  Yanti lulus cum laude, kira2 gitu.
 
  Membuat saya jadi iri. Karena dulu waktu sekolah dari madrasah ke  
 Aliyah,
  saya pake jilbab, dan itu terpaksa. Nggak ada enak2nya pake jilbab  
 dan rok
  panjang buat saya, puuanas gitu loh, ditambah lagi diledek2 orang di
  jalanan. Betapa masa kecil/remaja yang menggelisahkan, dari masalah
  berpakaian.
 
  Kemudian saya pake jilbab sekali2, dan itu bukan mencari  
 ketenteraman hati,
  tapi pingin nunjukin solidaritas untuk para perempuan yang pake  
 jilbab tapi
  diresehin. Personal is political, kira2 gitu. Pernah demen  
 sesekali pake
  jilbab waktu musim dingin Des-Feb di New York, karena hangat gitu  
 loh, dan
  dikomentarin orang kamu cakep deh (kurasa karena jilbabnya  
 fashionable
  berkesan dress-up, sedangkan orang NY tampil apa adanya, maksudnya  
 nggak
  fashionable

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-14 Terurut Topik achmad chodjim
Wa alaykumus salam wr. wb.,

Apa yang dikemukakan Mbak Yulia, saya yakin semua perempuan muslimah di WM ini 
berkenan, karena apa yang diungkapkan adalah untuk pengalaman diri sendiri. 
Artinya, tidak ada geer bagi Mbak Yulia.

Wassalam,

chodjim


  - Original Message - 
  From: yu...@yamaha-motor-elec.co.id 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, July 13, 2009 8:11 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -





  Assalamualaikum wr wb,

  Just sharing,

  utk saya saat mulai mengenakan jilbab adalah saat di mana tertutup kisah 
  buruk masa lalu 
   terbukanya pintu rahmat  kesempatan utk jadi hambaNya yang lebih baik  
  dekat kepada
  Allah SWT pemilik tunggal segala yang ada di dunia  akhirat, sambil 
  menanti tibanya akhir
  usia dan akhir zaman.

  utk saya jilbab juga adalah penahan segala nafsu  penahan tingkah laku 
  buruk (malu ah ama 
  jilbab kalo masih ikutan joget di panggung 17an) *_* agar terhindar dari 
  segala keburukan  
  menuai kebaikan  keselamatan

  just sharing...mohon maaf bila tidak berkenan.

  Yulia Saefulloh

  Lina Dahlan linadah...@yahoo.com 
  Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  07/14/2009 09:58 AM
  Please respond to
  wanita-muslimah@yahoogroups.com

  To
  wanita-muslimah@yahoogroups.com
  cc

  Subject
  [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

  Kalo menurut gw seh semua kembali kepada niat. Niat pake jilbab kok biar 
  ketemu TUHAN ?? Jadi ketika dah pake jilbab gak ketemu Tuhan, Jilbabnya yg 
  disalahin.

  Soal pengalaman pribadi neh, dengan niat lillahi ta'ala gw pake jilbab. 
  Dulunye neh di pinggir jalan (kalo ditengah ya jelas ketabrak mobil 
  dunk?), ade aje yang iseng suit..suitin gw. Tapi setelah 'ciaaat gubrak 
  pake jilbab suit2an nya berubah menjadi assalamu'alaikum mbak. Wah gw 
  di doain! Ya gw doain balik deh. Jadi deh saling doain. Ntu pengalaman 
  pribadi gw.

  wassalam,
   - Original Message - From: rahmapkp rahma...@...
   To: chod...@...
   Sent: Thursday, July 09, 2009 4:12 AM
   Subject: Jilbab dan pengalaman pribadi
   
   Kepada semua teman - teman Milis ini,

   Duabelas tahun saya jalani menggunakan jilbab tersebut 1985 - 1997 
  dengan harapan saya dapat menemukan TUHAN saya apabila saya memulainya 
  dengan menutup aurat pada pemahaman saya waktu itu, tetapi perasaan saya 
  tetap tidak merasa tentram, masih banyak hal yang jika saya buatkan 
  relevansinya kepada smua ayat-ayat di dalam alquran membuat saya semakin 
  tidak menemukan ketenangan dan kebenaran yang saya harapkan.Semakin banyak 
  pertentangan yang saya temui.
   Wasalam dan Terimakasih
   R. Yanti
   
  

  [Non-text portions of this message have been removed]



  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-14 Terurut Topik Saeful uyun
assalamu alaikum
ikutan ahhh

meskipun jilbab secara bahasa adalah pakaian luar, tetapi
bagi umat islam (di indonesia khususnya) jilbab telah di artikan sebagai 
kerudung bagi wanita muslim,

ketika jilbab beralih menjadi bahan peningkatan ketaqwaan, itu benar
tapi, ketika  jilbab di jadikan penilaian ketaqwaan itu salah,
seorang muslimah yang taat , sudah mengerti tentang fungsi dan kewajiban 
menutup aurat
sebelum menggunakannya,

bukan meminta tuntutan hasil dari memakai jilbab,

CMIIW

wassalam
saeful


  - Original Message - 
  From: Lina Dahlan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, July 14, 2009 9:58 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -





  Kalo menurut gw seh semua kembali kepada niat. Niat pake jilbab kok biar 
ketemu TUHAN ?? Jadi ketika dah pake jilbab gak ketemu Tuhan, Jilbabnya yg 
disalahin.

  Soal pengalaman pribadi neh, dengan niat lillahi ta'ala gw pake jilbab. 
Dulunye neh di pinggir jalan (kalo ditengah ya jelas ketabrak mobil dunk?), ade 
aje yang iseng suit..suitin gw. Tapi setelah 'ciaaat gubrak pake jilbab 
suit2an nya berubah menjadi assalamu'alaikum mbak. Wah gw di doain! Ya gw 
doain balik deh. Jadi deh saling doain. Ntu pengalaman pribadi gw.

  wassalam,
   - Original Message - From: rahmapkp rahma...@...
   To: chod...@...
   Sent: Thursday, July 09, 2009 4:12 AM
   Subject: Jilbab dan pengalaman pribadi
   
   Kepada semua teman - teman Milis ini,

   Duabelas tahun saya jalani menggunakan jilbab tersebut 1985 - 1997 dengan 
harapan saya dapat menemukan TUHAN saya apabila saya memulainya dengan menutup 
aurat pada pemahaman saya waktu itu, tetapi perasaan saya tetap tidak merasa 
tentram, masih banyak hal yang jika saya buatkan relevansinya kepada smua 
ayat-ayat di dalam alquran membuat saya semakin tidak menemukan ketenangan dan 
kebenaran yang saya harapkan.Semakin banyak pertentangan yang saya temui.
   Wasalam dan Terimakasih
   R. Yanti
   
  



  

[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-14 Terurut Topik Lestyaningsih, Tri Budi (Ning)
^_^ Bener itu mas Wikan...
Padahal kalau sudah berjilbab dan berkerudung, sudah menutup aurat, kita
sudah sah untuk sholat bukan ? Harusnya.. ya sholat aja langsung (tanpa
bermukenah lagi). Tapi ya.. terkadang memang orang mengandalkan
perasaan afdhol itu tadi. Atau kebiasaan dari kecil kalau sholat pake
mukenah.. Padahal untuk yang sudah berjilbab dan berkerudung, tanpa
bermukena lagi pun sudah afdhol sholatnya. Mukenah itu hanya wajib
dipakai kalau belum berjilbab dan berkerudung saja saat sholat.
 
Kalau saya, karena saya tidak pernah bermukenah lagi saat mau sholat,
teman saya bilang :Ning ini kemana-mana pake mukenah.. .. ^_^
 
-Ning
 




From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of Wikan Danar
Sunindyo
Sent: Tuesday, July 14, 2009 4:08 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Polisi.





ada juga perempuan berjilbab yang sholat masih pakai mukena juga
dan ini jumlahnya banyak
kayak kagok kalau sholat gak pake mukena
menurut saya mukena menjadi semacam pakaian wajib untuk sholat bagi
perempuan
jadi kalau belum pake mukena gak afdol rasanya

salam,
--
wikan

2009/7/14 Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) ning...@chevron.com
mailto:ninghdw%40chevron.com :



 Yang sering saya dapati malahan suatu asumsi yang sering dipakai di
 sini, bahwa para perempuan yang berjilbab PASTI melecehkan yang tidak
 berjilbab... Padahal, saya rasa, lebih banyak yang TIDAK seperti itu.
Di
 alam nyata maupun di alam maya, yang saya temui tidak seperti yang
bapak
 katakan..

 Apa itu bukan suatu bentuk pelecehan juga, Pak Chodjim ?.. Hayo
ngaku...
 :-))

 Menurut saya, masalah berjilbab dan melecehkan adalah suatu hal yang
 tidak bisa dan tidak perlu dikaitkan. Berjilbab adalah satu hal, dan
 melecehkan adalah satu hal yang lain lagi. Masalah perintah menutup
 aurat itu, memang ada di AlQur'an.. Saya lihat teman-teman saya yang
 tidak berkerudung saat sholat menggunakan mukenah untuk menutupi
seluruh
 tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Saya pernah tanyakan kenapa
 kepada salah seorang teman saya itu, dia bilang syarat sahnya sholat
 kan harus menutup aurat.. Jadi interpretasi menutup aurat-nya sama
 dengan yang saya pahami. Beda-nya, teman saya itu menutup aurat-nya
 hanya saat sholat saja. Saya tidak tahu dengan teman-teman di sini
yang
 memiliki interpretasi menutup aurat cukup dengan memakai pakaian
yang
 wajar di lingkungan dia berada... (tanpa kerudung dan jilbab)
 bagaimana saat sholatnya.. apa pakai mukenah juga atau tidak.





[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-14 Terurut Topik Abdul Mu'iz
dari diskusi jilbab ini saya mendapati point yang bagus :
1) Tentang jilbab ayat qur'an sebenarnya tidaklah turun bukan hampa 
budaya, tentu saja ayat qur'an karena turun di kultur arab maka konsep yang 
dipakai adalah jilbab mustahil qur'an menyodorkan konsep baju bodo yang 
dikenal di kultur celebes (sulawesi), konsep kebaya yang dikenal kultur 
melayu, konsep gaun yang dikenal di kultur barat.
2) Kalau merujuk pada bunyi qur'an tentang jilbab,  Hai Nabi katakanlah 
kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang 
mumin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang 
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka 
tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 
33:59) jelas sekali di sini bahwa perintah jilbab itu terkait dengan 
fungsi deferensiasi. Yakni konsep jilbab itu diperintahkan sebagai upaya 
pembeda antara wanita merdeka dan wanita budak. Karena di kultur arab masa 
itu, wanita budak adalah berpakaian minim, begitu pula wanita pelacur juga 
berbusana minim, sehingga aksi pelecehan pada wanita masa itu amat tinggi 
terhadap pemakai busana minim, ada riwayat yang menyebutkan bahwa pria 
iseng jahiliyah mengganggu wanita mukminat yang berpakaian minim itu 
setelah diprotes kaum pria mukmin, merekapun (pria usil tsb) mengaku bahwa 
dia mengira wanita mukminat yang diganggu itu dikira budak, maka turunlah 
yat qs 33:59 supaya mengenakan jilbab sebagai pembeda, ini adalah asbabun 
nuzulnya. Itulah sebabnya mengapa Umar bin khattab pernah menghardik wanita 
budak muslimah yang mengenakan jilbab dengan kata yang cukup keras, Celaka 
engkau wanita budak ! apakah engkau mengenakan jilbab itu supaya engkau 
dianggap wanita merdeka ???. Menurut riwayat wanita budak mukminat tersebut 
pada akhirnya melepaskan jilbab. Nah tentu riwayat ini menjadi menarik, 
seharusnya kalau jilbab itu adalah busana muslimah yang diwajibkan tentunya 
tidak usah diskriminatif pada wanita budak. Artinya jilbab sebagai fungsi 
pembeda adalah begitu ditonjolkan.
3) terkait wanita berjilbab kalau shalat tetap mengenakan mukenah adalah 
karena mengikuti prinsip kehati-hatian saja, kenyataanya yang diperkenankan 
boleh terbuka dalam shalat kaum wanita adalah muka dan telapak tangan saja. 
Jilbab ala indonesia kan punggung tangan masih kelihatan kan ??
4) saya tidak menyalahkan opini yang mewajibkan jilbab sebagai penerapan 
syariat, karena itu adalah implementasi dari tafsir juga. Bukankah kalau 
benar dalam ijtihad dinilai dua sementara apabila salah dalam berijtihat 
itu dinilai satu.
Wallahu a'lam bis shawab

Wassalam
Abdul Mu'iz

At 10:07 AM 7/14/2009 +0200, you wrote:


ada juga perempuan berjilbab yang sholat masih pakai mukena juga
dan ini jumlahnya banyak
kayak kagok kalau sholat gak pake mukena
menurut saya mukena menjadi semacam pakaian wajib untuk sholat bagi perempuan
jadi kalau belum pake mukena gak afdol rasanya

salam,
--
wikan

2009/7/14 Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) 
mailto:ninghdw%40chevron.comning...@chevron.com:
 
 
 
  Yang sering saya dapati malahan suatu asumsi yang sering dipakai di
  sini, bahwa para perempuan yang berjilbab PASTI melecehkan yang tidak
  berjilbab... Padahal, saya rasa, lebih banyak yang TIDAK seperti itu. Di
  alam nyata maupun di alam maya, yang saya temui tidak seperti yang bapak
  katakan..
 
  Apa itu bukan suatu bentuk pelecehan juga, Pak Chodjim ?.. Hayo ngaku...
  :-))
 
  Menurut saya, masalah berjilbab dan melecehkan adalah suatu hal yang
  tidak bisa dan tidak perlu dikaitkan. Berjilbab adalah satu hal, dan
  melecehkan adalah satu hal yang lain lagi. Masalah perintah menutup
  aurat itu, memang ada di AlQur'an.. Saya lihat teman-teman saya yang
  tidak berkerudung saat sholat menggunakan mukenah untuk menutupi seluruh
  tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Saya pernah tanyakan kenapa
  kepada salah seorang teman saya itu, dia bilang syarat sahnya sholat
  kan harus menutup aurat.. Jadi interpretasi menutup aurat-nya sama
  dengan yang saya pahami. Beda-nya, teman saya itu menutup aurat-nya
  hanya saat sholat saja. Saya tidak tahu dengan teman-teman di sini yang
  memiliki interpretasi menutup aurat cukup dengan memakai pakaian yang
  wajar di lingkungan dia berada... (tanpa kerudung dan jilbab)
  bagaimana saat sholatnya.. apa pakai mukenah juga atau tidak.



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-14 Terurut Topik jano ko
Mas Chodjim :
 
Sekarang perhatikan kalimat dari seseorang ini: Contoh kekerasan terhadap jiwa 
adalah teror dari insan - insan yang tidak bertanggung jawab terhadap saudara 
atau anak - anak kita yang memakai jilbab.


 
Janoko :
 
Hallo mas chodjim, saya jadi puyeng dan mumet tujuh keliling diskusi dengan mas 
chodjim, lha saya itu kan lagi membahas Undang-Undang Kekerasan Dalam Rumah 
tangga jeee, lha koq diselonongkan kearah yang lain.
 
Saya Nongolkan UU RI tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
 
Pasal 1
 
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang 
terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan 
secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk 
ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan 
secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
 
-- Nah penderitaan secara psikologis itu termasuk ruang lingkup UU yang saya 
sebutkan diatas.
 
Nah, saya ulang lagi, bagi para Muslimah Mukmin yang berjilbab, yang merasa 
diintimidasi dan diteror karena jilbabnya silahkan anda berpedoman kepada UU 
yang saya sebutkan diatas.
 
Mas chodjim, saya momong itu juga tidak asal asbun alias asal bunyi, ada 
pedomannya koq yaitu Pasal 15 UU tersebut, silahkan dibaca dibawah ini.
 
Setiap orang yang mendengar, melihat, atau mengetahui terjadinya kekerasan 
dalam rumah tangga wajib melakukan upaya-upaya sesuai dengan batas kemampuannya 
untuk:
a. mencegah berlangsungnya tindak pidana;
b. memberikan perlindungan kepada korban;
c. memberikan pertolongan darurat; dan
d. membantu proses pengajuan permohonan penetapan perlindungan, 

--
 
Kesimpulannya : STOP kekerasan terhadap Muslimah yang berjilbab.
 
Janoko ( yang nggantheng )
 
-o0o-
 


--- On Wed, 15/7/09, achmad chodjim chod...@gmail.com wrote:


From: achmad chodjim chod...@gmail.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Wednesday, 15 July, 2009, 3:32 AM








Mbak Ning,

Yang saya sampaikan adalah BUKAN asumsi di milis ini. Kita harus jujur 
sejujur-jujurnya dalam membaca milis WM ini. Banyak sekali penafsiran tentang 
wajibnya berjilbab itu dikemukakan di WM ini, lalu dengan entengnya menyatakan 
mereka yang tidak berkerudung (sudah berjilbab) tidak mengikuti Alquran. Inilah 
yang saya ungkap, Mbak Ning, jadi bukan asumsi lagi. Maka, saya sampaikan di WM 
ini, coba apa ada pernyataan dari yang tidak berjilbab (tidak berkerudung) 
seperti Mbak Mia cs untuk melecehkan yang berjilbab?

Sekarang perhatikan kalimat dari seseorang ini: Contoh kekerasan terhadap jiwa 
adalah teror dari insan - insan yang tidak bertanggung jawab terhadap saudara 
atau anak - anak kita yang memakai jilbab.

Siapa insan-insan di milis ini yang tidak bertanggung jawab terhadap anak-anak 
kita yang memakai jilbab? Mbak Hernikah? Mbak Miakah? Mbak Yantikah?...

Oleh karena itu, saya mohon Mbak Ning jangan membuat asumsi dalam menanggapi 
tulisan saya karena saya bertanya baik-baik dan tidak mencocok hidung nama 
seorang pun mereka yang berjilbab dan menjadi anggota milis ini. Saya ulang 
sekali lagi tulisan saya Tidak jauh-jauh ke masyarakat luas di alam nyata, di 
alam maya WM saja justru perempuan yang tidak berjilbab yang dikatakan belum 
berpegang pada Alquran, belum sempurna imannya, terpengaruh oleh freemasonry, 
dsb. 

Nah, sekarang baca kembali nada-nada yang merendahkan yang tidak berkerudung 
itu yang dilemparkan ke milis ini, lalu kalau ada yang mengomentari maka 
jawabannya tidak ada pernyataan yang ditujukan kepada yang tidak berjilbab. 
Padahal, kita tahu dan berulang kali diberi tahu bahwa beberapa anggota milis 
ini tidak berjilbab. Maka, berasumsikah saya? 

Seharusnya ini yang menjadi perhatian Mbak Ning, yaitu dengan sigap melakukan 
pembelaan terhadap perempuan muslimah yang tidak berkerudung; dan bukan 
menanggapi tulisan saya yang mengangkat kenyataan yang memancing Mbak Yanti 
sharing di milis ini mengapa dia melepaskan jilbab.

Wassalam,

chodjim

- Original Message - 
From: Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) 
To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com 
Sent: Monday, July 13, 2009 7:35 PM
Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

Yang sering saya dapati malahan suatu asumsi yang sering dipakai di
sini, bahwa para perempuan yang berjilbab PASTI melecehkan yang tidak
berjilbab... Padahal, saya rasa, lebih banyak yang TIDAK seperti itu. Di
alam nyata maupun di alam maya, yang saya temui tidak seperti yang bapak
katakan..

Apa itu bukan suatu bentuk pelecehan juga, Pak Chodjim ?.. Hayo ngaku...
:-))

Menurut saya, masalah berjilbab dan melecehkan adalah suatu hal yang
tidak bisa dan tidak perlu dikaitkan. Berjilbab adalah satu hal, dan
melecehkan adalah satu hal yang lain lagi. Masalah perintah menutup
aurat itu, memang ada di AlQur'an.. Saya lihat teman-teman saya yang
tidak

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi

2009-07-14 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto
IMHO,

Sahabat Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma berkata : 
Kebaikan adalah sesuatu yang enteng/ringan yaitu wajah yang ceria dan ucapan 
yang lembut

Sedangkan tentang keburukan, ada satu riwayat dimana Nabi Shallallahu 'alaihi 
Wasallam menyarankan kepada kita agar kita minta 'fatwa' kepada hati nurani 
kita ketika terjadi perkara yang samar-samar karena sesungguhnya kebaikan itu 
adalah kebalikan dari dosa tersebut yaitu apa yang membuat jiwa/hati nurani 
tenang dan tentram.

Salam
Ary




  - Original Message - 
  From: Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, July 14, 2009 10:01 AM
  Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi






  Ukhtiy Yanti yang baik...

  Saya pernah punya pemikiran yang sama dengan anda.. masalah pencarian
  Tuhan, dan mencari getaran hati penanda dekatnya kita kepada Tuhan.

  Akhirnya saya sampai pada kesimpulan bahwa selama ini saya berusaha
  melakukan syariat dan hukum-hukum Allah itu secara mekanik saja, seperti
  mesin.. Di situlah kesalahannya.

  Pernah dalam suatu pengajian, seorang ustadz menceritakan pengibaratan
  atas orang yang beribadah sbb :

  Yang pertama, orang yang beribadah seperti buruh. Ia beribadah karena
  takut hukuman.
  Yang kedua, orang yang beribadah seperti pedagang. Ia beribadah karena
  mencari keuntungan dan manfaat dari ibadahnya itu.
  Yang ketiga, orang yang beribadah seperti seorang pecinta (atau seorang
  sufi). Ia beribadah karena mengharap untuk dicinta (oleh Allah).

  Yang namanya getaran hati itu, insya Allah akan didapat kalau kita sudah
  di level ketiga itu. Karena kalau kita mengharapkan cinta dari seseorang
  atau sesuatu, pasti melakukan apa saja yang diperintahkan seseorang atau
  sesuatu itu ataupun menyenangkan seseorang atau sesuatu yang dicinta itu
  akan membahagiakan hatinya. Artinya, kalau kita beribadah karena cinta
  kita kepada ALlah, insya Allah getaran kebahagiaan itu akan ada..

  Kita harus hati-hati, mbak, jangan sampai kita mencari-cari getaran
  itu.. tetapi kita meninggalkan syariat-Nya. Kalau syariat kita tidak
  terjaga, saya kuatir getaran yang ada itu dibuat oleh musuh-musuh Allah
  pada diri kita. Dan walhasil, kita bukannya mendekat, malahan menjauh
  pada Allah SWT.

  Saya sendiri sekarang ini masih jauh dari mendapatkan getaran hati itu,
  mbak. Saya masih berusaha dan belajar.. Mungkin kalau dipetakan ke
  cerita tentang orang beribadah di atas, saya ini masih beribadah seperti
  seorang buruh... sekedar menggugurkan kewajiban saja, takut dosa.. Minta
  doanya ya mbak, agar saya diberi kekuatan untuk dapat terus bertambah
  baik dari hari ke hari, dan bisa menimbulkan getaran cinta pada Allah
  tersebut, dan merasakan yang disebut kelezatan iman. Saya pun mendoakan,
  demikian halnya dengan mbak Yanti.

  Saya tulis email ini karena merasa pernah mengalami hal yang sama, dan
  kecintaan saya pada sesama muslimah. Saya tidak bermaksud melecehkan
  atau apa, mbak..

  Wallahua'lam bishowab.
  Wassalaam,
  -Ning

  

  From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  [mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of Rahma Yanti
  Sent: Monday, July 13, 2009 1:08 AM
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi

  Mbak Dessy yang baik,

  Terimakasih atas emailnya, Saya hanya berbagi cerita bahwa hanya Hati
  Nurani Manusia yang mampu menjawab sebuah kebenaran, dan itu hanya bisa
  kita dapatkan dan kita rasakan jika kita melalui mekanisme: Feeling -
  Thingking - Action.

  Salam,

  R.Yanti

  --- Pada Ming, 12/7/09, yw_d...@yahoo.com mailto:yw_desi%40yahoo.com
  yw_d...@yahoo.com mailto:yw_desi%40yahoo.com  menulis:

  Dari: yw_d...@yahoo.com mailto:yw_desi%40yahoo.com yw_d...@yahoo.com
  mailto:yw_desi%40yahoo.com 
  Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
  Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com 
  Tanggal: Minggu, 12 Juli, 2009, 1:35 PM

  Siang Mba Yanti.
  Kalau boleh saya simpulkan dari cerita pribadi mba tsb artinya jilbab
  tdk penting dan yng penting hati tetap berzikir???.
  Yang saya pahami Jilbab itu hukumnya wajib dan Al Quran telah berbicara
  ttg hal itu..artinya tidak ada pengecualiaan apapun, bukankah
  seharusnya hati dan kualitas iman yang harus terus diperbaiki bukannya
  jilbab yang harus dilepas.
  Mohon maaf jika tidak berkenan, salam keprihatinan dari saya sesama
  muslimah..

  Powered by Telkomsel BlackBerry(r)

  -Original Message-
  From: Rahma Yanti rahma...@yahoo.co.id mailto:rahmapkp%40yahoo.co.id
  

  Date: Fri, 10 Jul 2009 16:31:56 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com 
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi

  Buat Pak Chodjim,

  Terimakasih, maksud saya memang akan saya kirim ke Milis tetapi pada
  saat saya klik (saya klik digambar amplop) saya

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi

2009-07-14 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto
Ada yang kelupaan... tapi sangat mendasar...

 orang-orang yg beriman dan hati mereka menjadi tentram dgn mengingat Allah. 
Ingatlah hanya dgn mengingat Allah-lah hati menjadi tentram. (13:28)

HANYA DENGAN MENGINGAT ALLAH HATI JADI TENTRAM
Hati yang tentram itu indikator dzikir...

Wallahua'lam bishowab...


  - Original Message - 
  From: Ary Setijadi Prihatmanto 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, July 15, 2009 3:32 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi


  IMHO,

  Sahabat Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma berkata : 
  Kebaikan adalah sesuatu yang enteng/ringan yaitu wajah yang ceria dan ucapan 
yang lembut

  Sedangkan tentang keburukan, ada satu riwayat dimana Nabi Shallallahu 'alaihi 
Wasallam menyarankan kepada kita agar kita minta 'fatwa' kepada hati nurani 
kita ketika terjadi perkara yang samar-samar karena sesungguhnya kebaikan itu 
adalah kebalikan dari dosa tersebut yaitu apa yang membuat jiwa/hati nurani 
tenang dan tentram.

  Salam
  Ary




- Original Message - 
From: Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, July 14, 2009 10:01 AM
Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi






Ukhtiy Yanti yang baik...

Saya pernah punya pemikiran yang sama dengan anda.. masalah pencarian
Tuhan, dan mencari getaran hati penanda dekatnya kita kepada Tuhan.

Akhirnya saya sampai pada kesimpulan bahwa selama ini saya berusaha
melakukan syariat dan hukum-hukum Allah itu secara mekanik saja, seperti
mesin.. Di situlah kesalahannya.

Pernah dalam suatu pengajian, seorang ustadz menceritakan pengibaratan
atas orang yang beribadah sbb :

Yang pertama, orang yang beribadah seperti buruh. Ia beribadah karena
takut hukuman.
Yang kedua, orang yang beribadah seperti pedagang. Ia beribadah karena
mencari keuntungan dan manfaat dari ibadahnya itu.
Yang ketiga, orang yang beribadah seperti seorang pecinta (atau seorang
sufi). Ia beribadah karena mengharap untuk dicinta (oleh Allah).

Yang namanya getaran hati itu, insya Allah akan didapat kalau kita sudah
di level ketiga itu. Karena kalau kita mengharapkan cinta dari seseorang
atau sesuatu, pasti melakukan apa saja yang diperintahkan seseorang atau
sesuatu itu ataupun menyenangkan seseorang atau sesuatu yang dicinta itu
akan membahagiakan hatinya. Artinya, kalau kita beribadah karena cinta
kita kepada ALlah, insya Allah getaran kebahagiaan itu akan ada..

Kita harus hati-hati, mbak, jangan sampai kita mencari-cari getaran
itu.. tetapi kita meninggalkan syariat-Nya. Kalau syariat kita tidak
terjaga, saya kuatir getaran yang ada itu dibuat oleh musuh-musuh Allah
pada diri kita. Dan walhasil, kita bukannya mendekat, malahan menjauh
pada Allah SWT.

Saya sendiri sekarang ini masih jauh dari mendapatkan getaran hati itu,
mbak. Saya masih berusaha dan belajar.. Mungkin kalau dipetakan ke
cerita tentang orang beribadah di atas, saya ini masih beribadah seperti
seorang buruh... sekedar menggugurkan kewajiban saja, takut dosa.. Minta
doanya ya mbak, agar saya diberi kekuatan untuk dapat terus bertambah
baik dari hari ke hari, dan bisa menimbulkan getaran cinta pada Allah
tersebut, dan merasakan yang disebut kelezatan iman. Saya pun mendoakan,
demikian halnya dengan mbak Yanti.

Saya tulis email ini karena merasa pernah mengalami hal yang sama, dan
kecintaan saya pada sesama muslimah. Saya tidak bermaksud melecehkan
atau apa, mbak..

Wallahua'lam bishowab.
Wassalaam,
-Ning



From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of Rahma Yanti
Sent: Monday, July 13, 2009 1:08 AM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi

Mbak Dessy yang baik,

Terimakasih atas emailnya, Saya hanya berbagi cerita bahwa hanya Hati
Nurani Manusia yang mampu menjawab sebuah kebenaran, dan itu hanya bisa
kita dapatkan dan kita rasakan jika kita melalui mekanisme: Feeling -
Thingking - Action.

Salam,

R.Yanti

--- Pada Ming, 12/7/09, yw_d...@yahoo.com mailto:yw_desi%40yahoo.com
yw_d...@yahoo.com mailto:yw_desi%40yahoo.com  menulis:

Dari: yw_d...@yahoo.com mailto:yw_desi%40yahoo.com yw_d...@yahoo.com
mailto:yw_desi%40yahoo.com 
Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com 
Tanggal: Minggu, 12 Juli, 2009, 1:35 PM

Siang Mba Yanti.
Kalau boleh saya simpulkan dari cerita pribadi mba tsb artinya jilbab
tdk penting dan yng penting hati tetap berzikir???.
Yang saya pahami Jilbab itu hukumnya wajib dan Al Quran telah berbicara
ttg hal itu..artinya tidak ada

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-14 Terurut Topik L.Meilany
Alaikumsalam, 
Nimbrung :
Seru juga nih baca pengalaman2 pribadi.

Di milis tetangga dulunya saya sering dianggap memakai jilbab, lantaran kan 
suka ngirim2 artikel
yg islami.
Kemudian ketika ketahuan enggak pakai [ waktu kopdar] mereka rada menjaga jarak.
Lantas berikutnya : ada yg terus 'menghilang' - ada yg bilang saya islib :-)
Bawaannya sinis sekali, apakah saya berdosa karena belum/gak pake jilbab?
Tapi Alhamdulillah saya juga jadi tahu, mana yg namanya teman sejatitaela!

Saya pakai kerudung cuma kalo pengajian.
Kalo menghadiri  kesripahan, justru gak pake kerudung.
Pokoknya kerudung cuma dipakai pengajian
Bagi saya kerudung adalah dress code kalo pergi keacara keagamaan.

Saya menyikapi kerudung seperti yg saya lihat sementara ini : jilbab hanya 
sebatas 'cara/pilihan berpakaian'.
Kalo kata Mia manusia itu berubah :-)
Duluuu saya cuma pakai dan punya rok, sekarang justru rok sama sekali gak punya 
:-)
Waktu masa sekolah dulu rambut saya panjang sampai sepinggul. Sekarang rambut 
mencapai leher saja sudah
senewen. Pokoknya meski cuma dipotong 1 cm, rasanya lebih enak.
Sapa tahu mungkin besok, lusa atau kapan saya kepingin mengubah tampilan saya : 
berkerudung/berjilbab.
[ Persediaan jilbab/kerudung saya lumayan banyak]

Yg saya alami [ bergaul] dengan perempuan berjilbab, banyak yg perilakunya yg 
tidak sesuai dengan apa yg diinginkan jilbab.
Yg memakai jilbab ada juga yg perokok berat, ketawa ngakak, suka clubbing, 
solatnya juga sering 
ditunda, cepat2, suka ngomong porno. Jadi apa bedanya?
Di resto2, cafe- banyak yg berjilbab, ber-wine-ria pula.

Tapi banyak juga yg belum/tidak pake jilbab memperlihatkan kesantunan, perilaku 
yg islami.

Tempo hari di acara kick Andy ada juga pernyataan seorang perempuan berjilbab 
korban perkosaan massal.
Perempuan korban perampokan taksi pun demikian, mungkin karena saking PD nya, 
akhirnya juga jadi korban.
Selama ini pemakaian jilbab disikapi agar tidak diganggu, tapi kalo memang 
apes, kurang berhati-hati
tetap saja jadi korban kejahatan.

Jadi ya sebaiknya gak usahlah mengkultuskan jilbab/kerudung.

Sepertinya dengan berjilbab dunia menjadi lebih indah dan sejahtera, tidaklah 
yaow.
Semuanya kan berbalik pada hati2 masing2 lebih dulu.
Makanya jadi ada yg bilang sebelum kepala dijilbab-in, hatinya dulu di 
jilbab-in.
:-)
Hati yg ber'jilbab' - Hati yg tenang, tentram adalah selalu mengingat Allah.
Beribadah - Berdoa, dzikir, solat malam, puasa, bersedekah- derajatnya tinggi.
Kayaknya di hadith gak disebutkan tuh musti pake jilbab :-)
Wallahualam!

Salam, 
l.meilany



  - Original Message - 
  From: yu...@yamaha-motor-elec.co.id 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, July 14, 2009 10:11 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -





  Assalamualaikum wr wb,

  Just sharing,

  utk saya saat mulai mengenakan jilbab adalah saat di mana tertutup kisah 
  buruk masa lalu 
   terbukanya pintu rahmat  kesempatan utk jadi hambaNya yang lebih baik  
  dekat kepada
  Allah SWT pemilik tunggal segala yang ada di dunia  akhirat, sambil 
  menanti tibanya akhir
  usia dan akhir zaman.

  utk saya jilbab juga adalah penahan segala nafsu  penahan tingkah laku 
  buruk (malu ah ama 
  jilbab kalo masih ikutan joget di panggung 17an) *_* agar terhindar dari 
  segala keburukan  
  menuai kebaikan  keselamatan

  just sharing...mohon maaf bila tidak berkenan.

  Yulia Saefulloh

  Lina Dahlan linadah...@yahoo.com 
  Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  07/14/2009 09:58 AM
  Please respond to
  wanita-muslimah@yahoogroups.com

  To
  wanita-muslimah@yahoogroups.com
  cc

  Subject
  [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

  Kalo menurut gw seh semua kembali kepada niat. Niat pake jilbab kok biar 
  ketemu TUHAN ?? Jadi ketika dah pake jilbab gak ketemu Tuhan, Jilbabnya yg 
  disalahin.

  Soal pengalaman pribadi neh, dengan niat lillahi ta'ala gw pake jilbab. 
  Dulunye neh di pinggir jalan (kalo ditengah ya jelas ketabrak mobil 
  dunk?), ade aje yang iseng suit..suitin gw. Tapi setelah 'ciaaat gubrak 
  pake jilbab suit2an nya berubah menjadi assalamu'alaikum mbak. Wah gw 
  di doain! Ya gw doain balik deh. Jadi deh saling doain. Ntu pengalaman 
  pribadi gw.

  wassalam,
   - Original Message - From: rahmapkp rahma...@...
   To: chod...@...
   Sent: Thursday, July 09, 2009 4:12 AM
   Subject: Jilbab dan pengalaman pribadi
   
   Kepada semua teman - teman Milis ini,

   Duabelas tahun saya jalani menggunakan jilbab tersebut 1985 - 1997 
  dengan harapan saya dapat menemukan TUHAN saya apabila saya memulainya 
  dengan menutup aurat pada pemahaman saya waktu itu, tetapi perasaan saya 
  tetap tidak merasa tentram, masih banyak hal yang jika saya buatkan 
  relevansinya kepada smua ayat-ayat di dalam alquran membuat saya semakin 
  tidak menemukan ketenangan dan kebenaran yang saya harapkan.Semakin banyak 
  pertentangan yang saya temui.
   Wasalam dan Terimakasih
   R. Yanti

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-13 Terurut Topik jano ko
Mbak Desi :
 
Yang pasti email saya tidak bermaksud untuk menjudge siapapun. Dan perbedaan 
dlm hal ini tentu sah2 saja,  semua tentu kita kembalikan kepadaNya  


 
Janoko :
 
Bagi insan - insan yang telah berumah tangga dan mempunyai puteri-puteri 
harapan keluarga pasti tidak menginginkan puteri-puterinya terpengaruh oleh 
pergaulan yang tidak benar. 
 
Sebagai orang tua dan sebagai WNI berhak untuk urun pendapat untuk menciptakan 
suasana pergaulan yang kondusif bagi putera - puterinya.
 
Undang - Undang Kekerasan Rumah Tangga sudah jelas mengamanatkan bahwa 
kekerasan itu tidak hanya kekerasan fisik tapi juga kekerasan jiwa, jadi kita 
berhak untuk menjaga anak - anak kita dari kekerasan jiwa yang ditimbulkan oleh 
insan - insan yang tidak bertanggung jawab tersebut.
 
Contoh kekerasan terhadap jiwa adalah teror dari insan - insan yang tidak 
bertanggung jawab terhadap saudara atau anak - anak kita yang memakai jilbab.
 
Bagi anda, siapa saja, terutama wanita muslimah yang diteror karena memakai 
jilbab, maka silahkan anda lapor kepada POLISI dikantor polisi yang terdekat, 
karena hal tersebut sudah dijamin oleh Undang - Undang yang saya sebutkan 
diatas. Beres dach.
 
Alasan takut memakai jilbab karena takut teror dari lingkungan sangat tidak 
masuk akal dan kekanak-kanakan karena prosedur untuk menghadapi teror tersebut 
sudah ada seperti yang saya sebutkan diatas.
 
Banggalah menjadi muslimah.
 
Salam
 
Janoko ( berdarah biru dan keturunan orang kaya ).
 
Note :
 
Kalau ada insan yang tidak percaya Janoko berdarah biru berarti dia tidak 
pernah nonton wayang :(.
 
-o0o-
 
 


--- On Mon, 13/7/09, yw_d...@yahoo.com yw_d...@yahoo.com wrote:


From: yw_d...@yahoo.com yw_d...@yahoo.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Monday, 13 July, 2009, 9:10 AM


Mba Yanti, slm kenal dari saya.
Mohon maaf jika email saya  mnimbulkan ketidaknyaman.

Dan terima kasih atas respon email dr teman2 tmsk WM yang mengirimi beberapa 
artikel, walaupun kalo akan dibahas bisa menjadi pembahasan yang sangt panjang. 
Dan  sehub juga dgn saya yang baru aktif lagi membaca milis ini shg bbrp 
diskusi sblmny perihal hal ini  terlewat.

Yang pasti email saya tidak bermaksud untuk menjudge siapapun. Dan perbedaan 
dlm hal ini tentu sah2 saja,  semua tentu kita kembalikan kepadaNya  

Mari kita sm bdoa semoga kebenaran yang mampu di jawab oleh hati nurani kita 
ini adalah sesuatu yang benar  menurut Allah dan RasulNya

Salam


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rahma Yanti rahma...@yahoo.co.id

Date: Mon, 13 Jul 2009 01:07:37 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi



Mbak Dessy yang baik,

Terimakasih atas emailnya,  Saya hanya berbagi cerita bahwa hanya Hati Nurani 
Manusia yang mampu menjawab sebuah kebenaran, dan itu hanya bisa kita dapatkan 
dan kita rasakan jika kita melalui mekanisme: Feeling - Thingking - Action.

Salam,

R.Yanti

--- Pada Ming, 12/7/09, yw_d...@yahoo.com yw_d...@yahoo.com menulis:

Dari: yw_d...@yahoo.com yw_d...@yahoo.com
Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Minggu, 12 Juli, 2009, 1:35 PM

Siang Mba Yanti.
Kalau boleh saya simpulkan dari cerita pribadi mba tsb artinya jilbab tdk 
penting dan  yng penting hati tetap  berzikir???.
Yang saya pahami Jilbab itu hukumnya  wajib dan Al Quran telah berbicara ttg 
hal itu..artinya tidak ada pengecualiaan apapun, bukankah seharusnya hati 
dan kualitas iman yang harus terus  diperbaiki bukannya jilbab yang harus 
dilepas.
Mohon maaf jika tidak berkenan, salam keprihatinan dari saya sesama 
muslimah..


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rahma Yanti rahma...@yahoo.co.id

Date: Fri, 10 Jul 2009 16:31:56 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi



Buat Pak Chodjim,

Terimakasih, maksud saya memang akan saya kirim ke Milis tetapi pada saat saya 
klik (saya klik digambar amplop) saya pikir itu adalah ke Milis, karena fokus 
saya adalah menulis saya tidak memperhatikan kepadanya setelah selesai menulis 
langsung saya klik send dan setelah klik laptop saya matikan.
Pada malam harinya saya cek ulang baru saya menyadari kalau email itu tidak 
terkirim ke milis.

Sekali lagi terimakasih. Smoga bermanfaat sharing ini.

Wasalam

R.Yanti

--- Pada Jum, 10/7/09, achmad chodjim chod...@gmail.com menulis:

Dari: achmad chodjim chod...@gmail.com
Topik: Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
Kepada: rahmapkp rahma...@yahoo.co.id
Tanggal: Jumat, 10 Juli, 2009, 8:16 PM

Salam, Mbak Yanti.

Terima kasih atas sharing perihal jilbab. Tetapi email ini koq hanya ke saya 
dan bukan WM? Wah sayang sekali Mbak bila tidak disharingkan ke WM.

Suwun,

chodjim


- Original Message - From: rahmapkp rahma...@yahoo.co.id
To: chod

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-13 Terurut Topik achmad chodjim
Sdr. Janoko, 
saya hendak urun rembug lho, yang tidak berpihak sama sekali kepada yang 
menzalimi, dan berpihak sepenuhnya kepada yang dizalimi.

Di Jakarta, saya banyak membina pengajian dan di antaranya adalah pengajian 
yang para perempuannya banyak yang tidak berjilbab. Kalau Mas Janoko mengeluh 
tentang mereka yang melecehkan atau menghina yang berjilbab, maka keadaan 
sekarang ini terbalik, Mas! Di era 2000-an ini justru para perempuan yang tidak 
berjilbab malahan yang dihina, direndahkan, dilecehkan dan sejenisnya. Mereka 
mendapatkan cercaan sebagai orang yang belum beriman, belum mendapat hidayah 
Allah, dsb. Tidak jauh-jauh ke masyarakat luas di alam nyata, di alam maya WM 
saja justru perempuan yang tidak berjilbab yang dikatakan belum berpegang pada 
Alquran, belum sempurna imannya, terpengaruh oleh freemasonry, dsb. Sekarang, 
coba mana ada pelecehan yang diungkapkan oleh Mbak Mia, Mbak Herni, Mbak Rita, 
dan Mbak Yanti terhadap yang berjilbab? Hayo... siapa yang suka menteror? Ngaku 
saja...:((

Wassalam,

chodjim  



  - Original Message - 
  From: jano ko 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, July 13, 2009 9:37 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.





  Mbak Desi :
   
  Yang pasti email saya tidak bermaksud untuk menjudge siapapun. Dan perbedaan 
dlm hal ini tentu sah2 saja,  semua tentu kita kembalikan kepadaNya  

  
   
  Janoko :
   
  Bagi insan - insan yang telah berumah tangga dan mempunyai puteri-puteri 
harapan keluarga pasti tidak menginginkan puteri-puterinya terpengaruh oleh 
pergaulan yang tidak benar. 
   
  Sebagai orang tua dan sebagai WNI berhak untuk urun pendapat untuk 
menciptakan suasana pergaulan yang kondusif bagi putera - puterinya.
   
  Undang - Undang Kekerasan Rumah Tangga sudah jelas mengamanatkan bahwa 
kekerasan itu tidak hanya kekerasan fisik tapi juga kekerasan jiwa, jadi kita 
berhak untuk menjaga anak - anak kita dari kekerasan jiwa yang ditimbulkan oleh 
insan - insan yang tidak bertanggung jawab tersebut.
   
  Contoh kekerasan terhadap jiwa adalah teror dari insan - insan yang tidak 
bertanggung jawab terhadap saudara atau anak - anak kita yang memakai jilbab.
   
  Bagi anda, siapa saja, terutama wanita muslimah yang diteror karena memakai 
jilbab, maka silahkan anda lapor kepada POLISI dikantor polisi yang terdekat, 
karena hal tersebut sudah dijamin oleh Undang - Undang yang saya sebutkan 
diatas. Beres dach.
   
  Alasan takut memakai jilbab karena takut teror dari lingkungan sangat tidak 
masuk akal dan kekanak-kanakan karena prosedur untuk menghadapi teror tersebut 
sudah ada seperti yang saya sebutkan diatas.
   
  Banggalah menjadi muslimah.
   
  Salam
   
  Janoko ( berdarah biru dan keturunan orang kaya ).
   
  Note :
   
  Kalau ada insan yang tidak percaya Janoko berdarah biru berarti dia tidak 
pernah nonton wayang :(.
   
  -o0o-
   
   

  --- On Mon, 13/7/09, yw_d...@yahoo.com yw_d...@yahoo.com wrote:

  From: yw_d...@yahoo.com yw_d...@yahoo.com
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Date: Monday, 13 July, 2009, 9:10 AM

  Mba Yanti, slm kenal dari saya.
  Mohon maaf jika email saya  mnimbulkan ketidaknyaman.

  Dan terima kasih atas respon email dr teman2 tmsk WM yang mengirimi beberapa 
artikel, walaupun kalo akan dibahas bisa menjadi pembahasan yang sangt panjang. 
Dan  sehub juga dgn saya yang baru aktif lagi membaca milis ini shg bbrp 
diskusi sblmny perihal hal ini  terlewat.

  Yang pasti email saya tidak bermaksud untuk menjudge siapapun. Dan perbedaan 
dlm hal ini tentu sah2 saja,  semua tentu kita kembalikan kepadaNya  

  Mari kita sm bdoa semoga kebenaran yang mampu di jawab oleh hati nurani kita 
ini adalah sesuatu yang benar  menurut Allah dan RasulNya

  Salam

  Powered by Telkomsel BlackBerry®

  -Original Message-
  From: Rahma Yanti rahma...@yahoo.co.id

  Date: Mon, 13 Jul 2009 01:07:37 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi

  Mbak Dessy yang baik,

  Terimakasih atas emailnya,  Saya hanya berbagi cerita bahwa hanya Hati Nurani 
Manusia yang mampu menjawab sebuah kebenaran, dan itu hanya bisa kita dapatkan 
dan kita rasakan jika kita melalui mekanisme: Feeling - Thingking - Action.

  Salam,

  R.Yanti

  --- Pada Ming, 12/7/09, yw_d...@yahoo.com yw_d...@yahoo.com menulis:

  Dari: yw_d...@yahoo.com yw_d...@yahoo.com
  Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
  Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Tanggal: Minggu, 12 Juli, 2009, 1:35 PM

  Siang Mba Yanti.
  Kalau boleh saya simpulkan dari cerita pribadi mba tsb artinya jilbab tdk 
penting dan  yng penting hati tetap  berzikir???.
  Yang saya pahami Jilbab itu hukumnya  wajib dan Al Quran telah berbicara ttg 
hal itu..artinya tidak ada pengecualiaan apapun, bukankah seharusnya hati 
dan

RE: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-13 Terurut Topik Lestyaningsih, Tri Budi (Ning)
 
Yang sering saya dapati malahan suatu asumsi yang sering dipakai di
sini, bahwa para perempuan yang berjilbab PASTI melecehkan yang tidak
berjilbab... Padahal, saya rasa, lebih banyak yang TIDAK seperti itu. Di
alam nyata maupun di alam maya, yang saya temui tidak seperti yang bapak
katakan..
 
Apa itu bukan suatu bentuk pelecehan juga, Pak Chodjim ?.. Hayo ngaku...
:-))
 
Menurut saya, masalah berjilbab dan melecehkan adalah suatu hal yang
tidak bisa dan tidak perlu dikaitkan. Berjilbab adalah satu hal, dan
melecehkan adalah satu hal yang lain lagi. Masalah perintah menutup
aurat itu, memang ada di AlQur'an.. Saya lihat teman-teman saya yang
tidak berkerudung saat sholat menggunakan mukenah untuk menutupi seluruh
tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Saya pernah tanyakan kenapa
kepada salah seorang teman saya itu, dia bilang syarat sahnya sholat
kan harus menutup aurat.. Jadi interpretasi menutup aurat-nya sama
dengan yang saya pahami. Beda-nya, teman saya itu menutup aurat-nya
hanya saat sholat saja. Saya tidak tahu dengan teman-teman di sini yang
memiliki interpretasi menutup aurat cukup dengan memakai pakaian yang
wajar di lingkungan dia berada... (tanpa kerudung dan jilbab)
bagaimana saat sholatnya.. apa pakai mukenah juga atau tidak.
 
Saya setuju sekali bahwa kerudung maupun jilbab bukanlah ukuran
ketaqwaan seseorang. Masalah syariat itu dalam list-nya kan banyak.. dan
masalah menutup aurat itu kan salah satunya saja. Jadi tidak ada jaminan
bahwa orang yang berkerudung dan berjilbab otomatis lebih taqwa dari
yang tidak. Tidak ada sama sekali... 
 
Mengkaitkan dengan rukun iman dan rukun Islam ? Memang benar bahwa
berkerudung dan berjilbab tidak ada di dalam rukun iman maupun rukun
islam. Memang banyak kewajiban-kewajiban dalam Islam yang tidak ada di
dalam rukun iman maupun rukun Islam.. karena kewajiban2 tersebut memang
bukan rukun, tetapi tetap saja wajib. Contohnya : berbakti pada orang
tua.. itu kan wajib ya.. tapi tidak ada di dalam rukun iman maupun rukun
Islam. Ya kalau tidak berbakti pada orang tua atau durhaka pada orang
tua kan tidak lantas gugur keislamannya. Tetapi mendapat dosa besar... 
 
 
Wallahua'lam bishowab.
Wassalaam,
-Ning



From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of achmad chodjim
Sent: Tuesday, July 14, 2009 10:18 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Polisi.





Sdr. Janoko, 
saya hendak urun rembug lho, yang tidak berpihak sama sekali kepada yang
menzalimi, dan berpihak sepenuhnya kepada yang dizalimi.

Di Jakarta, saya banyak membina pengajian dan di antaranya adalah
pengajian yang para perempuannya banyak yang tidak berjilbab. Kalau Mas
Janoko mengeluh tentang mereka yang melecehkan atau menghina yang
berjilbab, maka keadaan sekarang ini terbalik, Mas! Di era 2000-an ini
justru para perempuan yang tidak berjilbab malahan yang dihina,
direndahkan, dilecehkan dan sejenisnya. Mereka mendapatkan cercaan
sebagai orang yang belum beriman, belum mendapat hidayah Allah, dsb.
Tidak jauh-jauh ke masyarakat luas di alam nyata, di alam maya WM saja
justru perempuan yang tidak berjilbab yang dikatakan belum berpegang
pada Alquran, belum sempurna imannya, terpengaruh oleh freemasonry, dsb.
Sekarang, coba mana ada pelecehan yang diungkapkan oleh Mbak Mia, Mbak
Herni, Mbak Rita, dan Mbak Yanti terhadap yang berjilbab? Hayo... siapa
yang suka menteror? Ngaku saja... :((

Wassalam,

chodjim 

- Original Message - 
From: jano ko 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com  
Sent: Monday, July 13, 2009 9:37 AM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Polisi.

Mbak Desi :

Yang pasti email saya tidak bermaksud untuk menjudge siapapun. Dan
perbedaan dlm hal ini tentu sah2 saja, semua tentu kita kembalikan
kepadaNya 



Janoko :

Bagi insan - insan yang telah berumah tangga dan mempunyai puteri-puteri
harapan keluarga pasti tidak menginginkan puteri-puterinya terpengaruh
oleh pergaulan yang tidak benar. 

Sebagai orang tua dan sebagai WNI berhak untuk urun pendapat untuk
menciptakan suasana pergaulan yang kondusif bagi putera - puterinya.

Undang - Undang Kekerasan Rumah Tangga sudah jelas mengamanatkan bahwa
kekerasan itu tidak hanya kekerasan fisik tapi juga kekerasan jiwa, jadi
kita berhak untuk menjaga anak - anak kita dari kekerasan jiwa yang
ditimbulkan oleh insan - insan yang tidak bertanggung jawab tersebut.

Contoh kekerasan terhadap jiwa adalah teror dari insan - insan yang
tidak bertanggung jawab terhadap saudara atau anak - anak kita yang
memakai jilbab.

Bagi anda, siapa saja, terutama wanita muslimah yang diteror karena
memakai jilbab, maka silahkan anda lapor kepada POLISI dikantor polisi
yang terdekat, karena hal tersebut sudah dijamin oleh Undang - Undang
yang saya sebutkan diatas. Beres dach.

Alasan takut memakai jilbab karena takut teror dari

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-13 Terurut Topik jano ko
Pak Chodjim :

Di Jakarta, saya banyak membina pengajian dan di antaranya adalah
pengajian yang para perempuannya banyak yang tidak berjilbab. Kalau Mas
Janoko mengeluh tentang mereka yang melecehkan atau menghina yang
berjilbab, maka keadaan sekarang ini terbalik, Mas!

---

Janoko :

Kalau pembina ketemu dengan Pembina yang terjadi adalah yang asyik.
Kurang lebih 20 tahun saya hidup dalam lingkungan dunia gelap, saya mencoba 
membina mereka, saya akhirnya harus bersyukur karena pada akhirnya teman-teman 
saya bisa mendirikan sebuah masjid yang megah dilingkungan PSK.

Sampai sekarang saya masih membina dan mengarahkan sebagian dari wanita 
tersebut, yang terakhir kemarin saya coba buatkan blogspot untuk seorang wanita 
... , supaya dengan blogspot tersebut dia bisa usaha furniture, art dll 
sehingga dia bisa mengentaskan dirinya sendiri.

Kayaknya teori om Chodjim tidak berlaku dech dilingkungan saya.
:(

Salam pembina.

Janoko

-o0o-

--- On Tue, 14/7/09, achmad chodjim chod...@gmail.com wrote:

From: achmad chodjim chod...@gmail.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Tuesday, 14 July, 2009, 9:18 PM
















  
  Sdr. Janoko, 

saya hendak urun rembug lho, yang tidak berpihak sama sekali kepada yang 
menzalimi, dan berpihak sepenuhnya kepada yang dizalimi.



Di Jakarta, saya banyak membina pengajian dan di antaranya adalah pengajian 
yang para perempuannya banyak yang tidak berjilbab. Kalau Mas Janoko mengeluh 
tentang mereka yang melecehkan atau menghina yang berjilbab, maka keadaan 
sekarang ini terbalik, Mas! Di era 2000-an ini justru para perempuan yang tidak 
berjilbab malahan yang dihina, direndahkan, dilecehkan dan sejenisnya. Mereka 
mendapatkan cercaan sebagai orang yang belum beriman, belum mendapat hidayah 
Allah, dsb. Tidak jauh-jauh ke masyarakat luas di alam nyata, di alam maya WM 
saja justru perempuan yang tidak berjilbab yang dikatakan belum berpegang pada 
Alquran, belum sempurna imannya, terpengaruh oleh freemasonry, dsb. Sekarang, 
coba mana ada pelecehan yang diungkapkan oleh Mbak Mia, Mbak Herni, Mbak Rita, 
dan Mbak Yanti terhadap yang berjilbab? Hayo... siapa yang suka menteror? Ngaku 
saja...:((



Wassalam,



chodjim  



- Original Message - 

  From: jano ko 

  To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com 

  Sent: Monday, July 13, 2009 9:37 AM

  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.



Mbak Desi :

   

  Yang pasti email saya tidak bermaksud untuk menjudge siapapun. Dan perbedaan 
dlm hal ini tentu sah2 saja,  semua tentu kita kembalikan kepadaNya... .  





   

  Janoko :

   

  Bagi insan - insan yang telah berumah tangga dan mempunyai puteri-puteri 
harapan keluarga pasti tidak menginginkan puteri-puterinya terpengaruh oleh 
pergaulan yang tidak benar. 

   

  Sebagai orang tua dan sebagai WNI berhak untuk urun pendapat untuk 
menciptakan suasana pergaulan yang kondusif bagi putera - puterinya.

   

  Undang - Undang Kekerasan Rumah Tangga sudah jelas mengamanatkan bahwa 
kekerasan itu tidak hanya kekerasan fisik tapi juga kekerasan jiwa, jadi kita 
berhak untuk menjaga anak - anak kita dari kekerasan jiwa yang ditimbulkan oleh 
insan - insan yang tidak bertanggung jawab tersebut.

   

  Contoh kekerasan terhadap jiwa adalah teror dari insan - insan yang tidak 
bertanggung jawab terhadap saudara atau anak - anak kita yang memakai jilbab.

   

  Bagi anda, siapa saja, terutama wanita muslimah yang diteror karena memakai 
jilbab, maka silahkan anda lapor kepada POLISI dikantor polisi yang terdekat, 
karena hal tersebut sudah dijamin oleh Undang - Undang yang saya sebutkan 
diatas. Beres dach.

   

  Alasan takut memakai jilbab karena takut teror dari lingkungan sangat tidak 
masuk akal dan kekanak-kanakan karena prosedur untuk menghadapi teror tersebut 
sudah ada seperti yang saya sebutkan diatas.

   

  Banggalah menjadi muslimah.

   

  Salam

   

  Janoko ( berdarah biru dan keturunan orang kaya ).

   

  Note :

   

  Kalau ada insan yang tidak percaya Janoko berdarah biru berarti dia tidak 
pernah nonton wayang :(.

   

  -o0o-

   

   



--- On Mon, 13/7/09, yw_d...@yahoo. com yw_d...@yahoo. com wrote:



From: yw_d...@yahoo. com yw_d...@yahoo. com

  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi

  To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com

  Date: Monday, 13 July, 2009, 9:10 AM



Mba Yanti, slm kenal dari saya.

  Mohon maaf jika email saya  mnimbulkan ketidaknyaman.



Dan terima kasih atas respon email dr teman2 tmsk WM yang mengirimi beberapa 
artikel, walaupun kalo akan dibahas bisa menjadi pembahasan yang sangt panjang. 
Dan  sehub juga dgn saya yang baru aktif lagi membaca milis ini shg bbrp 
diskusi sblmny perihal hal ini  terlewat.



Yang pasti email saya tidak bermaksud untuk menjudge siapapun. Dan perbedaan 
dlm hal ini tentu sah2 saja,  semua

RE: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi

2009-07-13 Terurut Topik Lestyaningsih, Tri Budi (Ning)
 
Ukhtiy Yanti yang baik...
 
Saya pernah punya pemikiran yang sama dengan anda.. masalah pencarian
Tuhan, dan mencari getaran hati penanda dekatnya kita kepada Tuhan.
 
Akhirnya saya sampai pada kesimpulan bahwa selama ini saya berusaha
melakukan syariat dan hukum-hukum Allah itu secara mekanik saja, seperti
mesin.. Di situlah kesalahannya.
 
Pernah dalam suatu pengajian, seorang ustadz menceritakan pengibaratan
atas orang yang beribadah sbb :
 
Yang pertama, orang yang beribadah seperti buruh. Ia beribadah karena
takut hukuman.
Yang kedua, orang yang beribadah seperti pedagang. Ia beribadah karena
mencari keuntungan dan manfaat dari ibadahnya itu.
Yang ketiga, orang yang beribadah seperti seorang pecinta (atau seorang
sufi). Ia beribadah karena mengharap untuk dicinta (oleh Allah).
 
Yang namanya getaran hati itu, insya Allah akan didapat kalau kita sudah
di level ketiga itu. Karena kalau kita mengharapkan cinta dari seseorang
atau sesuatu, pasti melakukan apa saja yang diperintahkan seseorang atau
sesuatu itu ataupun menyenangkan seseorang atau sesuatu yang dicinta itu
akan membahagiakan hatinya. Artinya, kalau kita beribadah karena cinta
kita kepada ALlah, insya Allah getaran kebahagiaan itu akan ada..
 
Kita harus hati-hati, mbak, jangan sampai kita mencari-cari getaran
itu.. tetapi kita meninggalkan syariat-Nya. Kalau syariat kita tidak
terjaga, saya kuatir getaran yang ada itu dibuat oleh musuh-musuh Allah
pada diri kita. Dan walhasil, kita bukannya mendekat, malahan menjauh
pada Allah SWT.
 
Saya sendiri sekarang ini masih jauh dari mendapatkan getaran hati itu,
mbak. Saya masih berusaha dan belajar.. Mungkin kalau dipetakan ke
cerita tentang orang beribadah di atas, saya ini masih beribadah seperti
seorang buruh... sekedar menggugurkan kewajiban saja, takut dosa.. Minta
doanya ya mbak, agar saya diberi kekuatan untuk dapat terus bertambah
baik dari hari ke hari, dan bisa menimbulkan getaran cinta pada Allah
tersebut, dan merasakan yang disebut kelezatan iman. Saya pun mendoakan,
demikian halnya dengan mbak Yanti.
 
Saya tulis email ini karena merasa pernah mengalami hal yang sama, dan
kecintaan saya pada sesama muslimah. Saya tidak bermaksud melecehkan
atau apa, mbak..
 
Wallahua'lam bishowab.
Wassalaam,
-Ning



From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of Rahma Yanti
Sent: Monday, July 13, 2009 1:08 AM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi






Mbak Dessy yang baik,

Terimakasih atas emailnya,  Saya hanya berbagi cerita bahwa hanya Hati
Nurani Manusia yang mampu menjawab sebuah kebenaran, dan itu hanya bisa
kita dapatkan dan kita rasakan jika kita melalui mekanisme: Feeling -
Thingking - Action.

Salam,

R.Yanti

--- Pada Ming, 12/7/09, yw_d...@yahoo.com mailto:yw_desi%40yahoo.com
yw_d...@yahoo.com mailto:yw_desi%40yahoo.com  menulis:

Dari: yw_d...@yahoo.com mailto:yw_desi%40yahoo.com  yw_d...@yahoo.com
mailto:yw_desi%40yahoo.com 
Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com 
Tanggal: Minggu, 12 Juli, 2009, 1:35 PM

Siang Mba Yanti.
Kalau boleh saya simpulkan dari cerita pribadi mba tsb artinya jilbab
tdk penting dan  yng penting hati tetap  berzikir???.
Yang saya pahami Jilbab itu hukumnya  wajib dan Al Quran telah berbicara
ttg hal itu..artinya tidak ada pengecualiaan apapun, bukankah
seharusnya hati dan kualitas iman yang harus terus  diperbaiki bukannya
jilbab yang harus dilepas.
Mohon maaf jika tidak berkenan, salam keprihatinan dari saya sesama
muslimah..

Powered by Telkomsel BlackBerry(r)

-Original Message-
From: Rahma Yanti rahma...@yahoo.co.id mailto:rahmapkp%40yahoo.co.id


Date: Fri, 10 Jul 2009 16:31:56 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com 
Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi

Buat Pak Chodjim,

Terimakasih, maksud saya memang akan saya kirim ke Milis tetapi pada
saat saya klik (saya klik digambar amplop) saya pikir itu adalah ke
Milis, karena fokus saya adalah menulis saya tidak memperhatikan
kepadanya setelah selesai menulis langsung saya klik send dan setelah
klik laptop saya matikan.
Pada malam harinya saya cek ulang baru saya menyadari kalau email itu
tidak terkirim ke milis.

Sekali lagi terimakasih. Smoga bermanfaat sharing ini.

Wasalam

R.Yanti

--- Pada Jum, 10/7/09, achmad chodjim chod...@gmail.com
mailto:chodjim%40gmail.com  menulis:

Dari: achmad chodjim chod...@gmail.com mailto:chodjim%40gmail.com 
Topik: Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
Kepada: rahmapkp rahma...@yahoo.co.id mailto:rahmapkp%40yahoo.co.id

Tanggal: Jumat, 10 Juli, 2009, 8:16 PM

Salam, Mbak Yanti.

Terima kasih atas sharing perihal jilbab. Tetapi email ini koq hanya
ke saya dan bukan WM? Wah sayang sekali Mbak bila tidak disharingkan ke
WM.

Suwun,

chodjim

- Original

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-13 Terurut Topik YULIA
Assalamualaikum wr wb,

Just sharing,

utk saya saat mulai mengenakan jilbab adalah saat di mana tertutup kisah 
buruk masa lalu 
 terbukanya pintu rahmat  kesempatan utk jadi hambaNya yang lebih baik  
dekat kepada
Allah SWT pemilik tunggal segala yang ada di dunia  akhirat, sambil 
menanti tibanya akhir
usia dan akhir zaman.

utk saya jilbab juga adalah penahan segala nafsu  penahan tingkah laku 
buruk (malu ah ama 
jilbab kalo masih ikutan joget di panggung 17an) *_* agar terhindar dari 
segala keburukan  
menuai kebaikan  keselamatan

just sharing...mohon maaf bila tidak berkenan.

Yulia Saefulloh





Lina Dahlan linadah...@yahoo.com 
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
07/14/2009 09:58 AM
Please respond to
wanita-muslimah@yahoogroups.com


To
wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc

Subject
[wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -








Kalo menurut gw seh semua kembali kepada niat. Niat pake jilbab kok biar 
ketemu TUHAN ?? Jadi ketika dah pake jilbab gak ketemu Tuhan, Jilbabnya yg 
disalahin.

Soal pengalaman pribadi neh, dengan niat lillahi ta'ala gw pake jilbab. 
Dulunye neh di pinggir jalan (kalo ditengah ya jelas ketabrak mobil 
dunk?), ade aje yang iseng suit..suitin gw. Tapi setelah 'ciaaat gubrak 
pake jilbab suit2an nya berubah menjadi assalamu'alaikum mbak. Wah gw 
di doain! Ya gw doain balik deh. Jadi deh saling doain. Ntu pengalaman 
pribadi gw.

wassalam,
 - Original Message - From: rahmapkp rahma...@...
 To: chod...@...
 Sent: Thursday, July 09, 2009 4:12 AM
 Subject: Jilbab dan pengalaman pribadi
 
 Kepada semua teman - teman Milis ini,

 Duabelas tahun saya jalani menggunakan jilbab tersebut 1985 - 1997 
dengan harapan saya dapat menemukan TUHAN saya apabila saya memulainya 
dengan menutup aurat pada pemahaman saya waktu itu, tetapi perasaan saya 
tetap tidak merasa tentram, masih banyak hal yang jika saya buatkan 
relevansinya kepada smua ayat-ayat di dalam alquran membuat saya semakin 
tidak menemukan ketenangan dan kebenaran yang saya harapkan.Semakin banyak 
pertentangan yang saya temui.
 Wasalam dan Terimakasih
 R. Yanti
 





[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi

2009-07-13 Terurut Topik Rahma Yanti
Mbak Ning yang baik hati juga teman Milis lainya,

Terimakasih atas do'a dan sharingnya juga nasehat yang saling mengingatkan 
dalam hal kebaikan. 

Semoga kita semua bisa mencapai skill (ketrampilan) dalam penyerahan diri total 
kepada Allah untuk meraih puncak sukses dan kebahagian di 'dunia' dan 
'akhirat'. Sehingga dimanapun kita berada kita mampu membuat kedamaian dan 
melimpahkan rasa saling kasih itu dari lubuk hati yang paling dalam. Karena 
hati adalah cermin DIRI untuk melakukan 'action' yang 'benar'.

Jika berkenan ada sedikit sharing yang saya bisa sampaikan disini; Untuk  
melakukan sebuah 'action' tanyakan padi hati nurani kita apakah yang kita 
lakukan itu adalah benar atau salah, lalu pikirkan dengan logika kita (olah 
dengan hardware manusia). Jika hasilnya hati  + logika sudah sama berada dalam 
satu garis lurus; maka  action kita akan membuat kita merasa bersyukur atas apa 
yang telah kita lakukan. 

Tetapi sebaliknya apabila hati dan fikiran kita belum berada dalam satu garis 
lurus maka jika kita melakukan 'action' terjadilah yang dinamakan rasa 
penyesalan (sedikit atau banyak) rasa penyesalan (termasuk juga rasa 
bersalah) itu  kita rasakan dihati kita.

Wasalam  Terimakasih,

R.Yanti

--- Pada Sel, 14/7/09, Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) ning...@chevron.com 
menulis:

Dari: Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) ning...@chevron.com
Judul: RE: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 14 Juli, 2009, 10:01 AM
















  
   

Ukhtiy Yanti yang baik...

 

Saya pernah punya pemikiran yang sama dengan anda.. masalah pencarian

Tuhan, dan mencari getaran hati penanda dekatnya kita kepada Tuhan.

 

Akhirnya saya sampai pada kesimpulan bahwa selama ini saya berusaha

melakukan syariat dan hukum-hukum Allah itu secara mekanik saja, seperti

mesin.. Di situlah kesalahannya.

 

Pernah dalam suatu pengajian, seorang ustadz menceritakan pengibaratan

atas orang yang beribadah sbb :

 

Yang pertama, orang yang beribadah seperti buruh. Ia beribadah karena

takut hukuman.

Yang kedua, orang yang beribadah seperti pedagang. Ia beribadah karena

mencari keuntungan dan manfaat dari ibadahnya itu.

Yang ketiga, orang yang beribadah seperti seorang pecinta (atau seorang

sufi). Ia beribadah karena mengharap untuk dicinta (oleh Allah).

 

Yang namanya getaran hati itu, insya Allah akan didapat kalau kita sudah

di level ketiga itu. Karena kalau kita mengharapkan cinta dari seseorang

atau sesuatu, pasti melakukan apa saja yang diperintahkan seseorang atau

sesuatu itu ataupun menyenangkan seseorang atau sesuatu yang dicinta itu

akan membahagiakan hatinya. Artinya, kalau kita beribadah karena cinta

kita kepada ALlah, insya Allah getaran kebahagiaan itu akan ada..

 

Kita harus hati-hati, mbak, jangan sampai kita mencari-cari getaran

itu.. tetapi kita meninggalkan syariat-Nya. Kalau syariat kita tidak

terjaga, saya kuatir getaran yang ada itu dibuat oleh musuh-musuh Allah

pada diri kita. Dan walhasil, kita bukannya mendekat, malahan menjauh

pada Allah SWT.

 

Saya sendiri sekarang ini masih jauh dari mendapatkan getaran hati itu,

mbak. Saya masih berusaha dan belajar.. Mungkin kalau dipetakan ke

cerita tentang orang beribadah di atas, saya ini masih beribadah seperti

seorang buruh... sekedar menggugurkan kewajiban saja, takut dosa.. Minta

doanya ya mbak, agar saya diberi kekuatan untuk dapat terus bertambah

baik dari hari ke hari, dan bisa menimbulkan getaran cinta pada Allah

tersebut, dan merasakan yang disebut kelezatan iman. Saya pun mendoakan,

demikian halnya dengan mbak Yanti.

 

Saya tulis email ini karena merasa pernah mengalami hal yang sama, dan

kecintaan saya pada sesama muslimah. Saya tidak bermaksud melecehkan

atau apa, mbak..

 

Wallahua'lam bishowab.

Wassalaam,

-Ning



 _ _ __



From: wanita-muslimah@ yahoogroups. com

[mailto:wanita-muslimah@ yahoogroups. com] On Behalf Of Rahma Yanti

Sent: Monday, July 13, 2009 1:08 AM

To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com

Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi



Mbak Dessy yang baik,



Terimakasih atas emailnya,  Saya hanya berbagi cerita bahwa hanya Hati

Nurani Manusia yang mampu menjawab sebuah kebenaran, dan itu hanya bisa

kita dapatkan dan kita rasakan jika kita melalui mekanisme: Feeling -

Thingking - Action.



Salam,



R.Yanti








  Jatuh cinta itu seperti apa ya rasanya? Temukan jawabannya di Yahoo! 
Answers! http://id.answers.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi

2009-07-12 Terurut Topik yw_desi
Siang Mba Yanti.
Kalau boleh saya simpulkan dari cerita pribadi mba tsb artinya jilbab tdk 
penting dan  yng penting hati tetap  berzikir???.
Yang saya pahami Jilbab itu hukumnya  wajib dan Al Quran telah berbicara ttg 
hal itu..artinya tidak ada pengecualiaan apapun, bukankah seharusnya hati 
dan kualitas iman yang harus terus  diperbaiki bukannya jilbab yang harus 
dilepas.
Mohon maaf jika tidak berkenan, salam keprihatinan dari saya sesama 
muslimah..


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rahma Yanti rahma...@yahoo.co.id

Date: Fri, 10 Jul 2009 16:31:56 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi



Buat Pak Chodjim,

Terimakasih, maksud saya memang akan saya kirim ke Milis tetapi pada saat saya 
klik (saya klik digambar amplop) saya pikir itu adalah ke Milis, karena fokus 
saya adalah menulis saya tidak memperhatikan kepadanya setelah selesai menulis 
langsung saya klik send dan setelah klik laptop saya matikan.
Pada malam harinya saya cek ulang baru saya menyadari kalau email itu tidak 
terkirim ke milis.

Sekali lagi terimakasih. Smoga bermanfaat sharing ini.

Wasalam

R.Yanti

--- Pada Jum, 10/7/09, achmad chodjim chod...@gmail.com menulis:

Dari: achmad chodjim chod...@gmail.com
Topik: Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
Kepada: rahmapkp rahma...@yahoo.co.id
Tanggal: Jumat, 10 Juli, 2009, 8:16 PM

Salam, Mbak Yanti.

Terima kasih atas sharing perihal jilbab. Tetapi email ini koq hanya ke saya 
dan bukan WM? Wah sayang sekali Mbak bila tidak disharingkan ke WM.

Suwun,

chodjim


- Original Message - From: rahmapkp rahma...@yahoo.co.id
To: chod...@gmail.com
Sent: Thursday, July 09, 2009 4:12 AM
Subject: Jilbab dan pengalaman pribadi


Kepada semua teman - teman Milis ini,

Saya hanya ingin sharing saja disini

Saya sejak kecil telah didoktrin oleh orangtua saya untuk menjalankan Islam 
dengan semua aktifitas keislaman yang menurut mereka adalah wajib. Tetapi saya 
merasa tetap belum mengenal Islam sehingga saya merasa perlu mempelajari Islam 
dengan berbagai macam cara: mendengarkan ceramah agama dari berbagai macam guru 
agama/ustad/kiyai, ikut training ramadhan, organisasi islam, membaca buku 
terbitan dalam negeri dan luar negeri (khususnya mesir, malaysia dan belanda) , 
kursus dasar bahasa arab dsbnya.
Hal ini saya lakukan karena di dalam perasaan saya waktu itu saya menjalankan 
sholat tetapi kok tidak merasakan manfaat sholat, saya mengaji tetapi kok tidak 
merasakan manfaat dari mengaji.
Akhirnya saya berfikir mungkin saya bisa mendapatkan ketentraman dengan saya 
mulai  menutup aurat (menurut pemahaman saya waktu itu) atau berjilbab.

Akhirnya saya mengenakan jilbab, dimana pada masa itu  jilbab dianggap barang 
aneh/barang baru. Di sekolah-sekolah umum belum diperbolehkan, masih 
terlihat sangat minoritas dan penuh perjuangan untuk bisa memakainya pada 
jam-jam sekolah. Dan di lingkungan masyarakat umum belum familiar hanya 
dikalangan pesantrenlah jilbab saat itu bukan hal aneh.

Duabelas tahun saya jalani menggunakan jilbab tersebut 1985 - 1997 dengan 
harapan saya dapat menemukan TUHAN saya apabila saya memulainya dengan menutup 
aurat pada pemahaman saya waktu itu, tetapi perasaan saya tetap tidak merasa 
tentram, masih banyak hal yang jika saya buatkan relevansinya kepada smua 
ayat-ayat di dalam alquran membuat saya semakin tidak menemukan ketenangan dan 
kebenaran yang saya harapkan.Semakin banyak pertentangan yang saya temui.

Akhirnya saya putuskan untuk membukanya karena saya merasa dengan menggunakan 
jilbabpun hanya kemunafikan yang saya rasakan,  juga perasaan sombong yang 
terkadang melintas dihati saya karena merasa ekslusif.Tidak bisa saya rasakan 
Getaran ALLAH di dalam hati saya

Akhirnya saya memutuskan untuk membuka jilba dan memulai kembali perjalanan 
hati saya dengan hanya melakukan: Dzikir - mengingat Allah - Eling atau apalah 
istilahnya, hanya itu yang saya lakukantapi hal itu sungguh membuat 
perubahan di dalam perjalanan hati saya..saya mampu merasakan getaran dan 
kedekatan yang dinamakan Manusia sebagai TUHANnya, tidak ada lagi pertentangan 
dalam hati saya, smua berjalan dengan rasa damai dan kontrol diri yang otomatis 
saya rasakan.

Pertanyaan saya apabila saya membuka jilbab apakah teman - teman muslimah 
mengatakan saya seorang munafik? siapa yang akan menjadi hakim untuk mevonis 
saya munafik? atau murtad sekalipun ?apakah ada hak manusia untuk memvonis?

Saya merasa keimanan adalah hak asasi manusia yang sesunguhnya, karena hanya 
dia yang mampu merasakan dan menerima manfaatnya, tidak perlu komentar atau 
penilaian orang lain.

Semoga bermanfaat sharing saya ini.Amin

Wasalam dan Terimakasih
R. Yanti






  Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari 
Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! 
http://id.messenger.yahoo.com/invite/

[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text 

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi

2009-07-12 Terurut Topik jano ko
Mia :Membuat saya jadi iri. Karena dulu waktu sekolah dari madrasah ke Aliyah, 
saya pake jilbab, dan itu terpaksa. Nggak ada enak2nya pake jilbab dan rok 
panjang buat saya, puuanas gitu loh, ditambah lagi diledek2 orang di jalanan. 
Betapa masa kecil/remaja yang menggelisahkan, dari masalah berpakaian.
---Janoko :Kalau si Janoko lain cerita, Janoko terlahir dari keluarga yang 
intelek, darah biru dan neneknya seorang pedagang sukses di Jamannya. Jadi si 
Janoko sudah neg ( kenyang ) dengan segala bentuk materialisme dan narsisme. 
Jadi saya menghimbau kepada semua muslimah untuk mencintai jilbab dan 
menggunakannya.Kedua anak saya yang perempuan sangat mencintai jilbab, sehingga 
kemana - mana selalu memakai jilbab.Demikian informasi dari saya.Selamat 
berjilbab.Janoko ( keturunan orang kaya )-o0o-
--- On Sun, 12/7/09, Mia al...@yahoo.com wrote:

From: Mia al...@yahoo.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Sunday, 12 July, 2009, 1:56 PM











 











  
  Terimakasih mba Yanti sharingnya sangat berkesan. Mba Yanti memakai 
jilbab pada waktu itu, dari penjelasan di bawah, karena mencari ketenteraman, 
artinya dengan suka rela dari hati sendiri. Walaupun rasa ketenteraman yang 
dicari nggak didapatkan waktu memakai jilbab, tapi nyatalah perjalanan batin 
mba Yanti nggak berhenti di situ.  Akhirnya berdamai dengan diri sendiri justru 
dengan mencopot jilbab, dengan suka rela juga.  Umpama sekolah mba Yanti lulus 
cum laude, kira2 gitu.



Membuat saya jadi iri.  Karena dulu waktu sekolah dari madrasah ke Aliyah, saya 
pake jilbab, dan itu terpaksa.  Nggak ada enak2nya pake jilbab dan rok panjang 
buat saya, puuanas gitu loh, ditambah lagi diledek2 orang di jalanan. Betapa 
masa kecil/remaja yang menggelisahkan, dari masalah berpakaian.



Kemudian saya pake jilbab sekali2, dan itu bukan mencari ketenteraman hati, 
tapi pingin nunjukin solidaritas untuk para perempuan yang pake jilbab tapi 
diresehin. Personal is political, kira2 gitu.  Pernah demen sesekali pake 
jilbab waktu musim dingin Des-Feb di New York, karena hangat gitu loh, dan 
dikomentarin orang kamu cakep deh (kurasa karena jilbabnya fashionable berkesan 
dress-up, sedangkan orang NY tampil apa adanya, maksudnya nggak fashionable) .



Tahun2 belakangan terakhir ini, nggak berjilbab diresehin orang juga.  Jadi 
saya nggak pernah berjilbab lagi, karena lagi-lagi personal is political, bukan 
lantaran mencari ketenteraman hati. Makin diresehin untuk berjilbab makin nggak 
mau saya pake lagi.  



Jadi rupanya selama hidup, saya ini termasuk jenis yang nggak mencari 
ketenteraman hati melalui jilbab/nggak berjilbab, makanya saya jadi iri dengan 
pengalaman mba Yanti.  Jilbab dari pengalaman hidup saya ini lekat dengan 
pernyataan politik. 



Tapi yang namanya perempuan, pastilah mencari 'ketenteraman hati' dengan 
pakaian/penampilan, antara apa yang diiinginkannya pribadi dan kondisi 
sekelilingnya, termasuk kebiasaan, perubahan2, fashion dsb.



Jadi 'ketenteraman hati' saya akhirnya tercapai dengan mengadopsi pakaian dan 
asesoris bernuansa etnis dan (buatan) lokal kalau mau tampil di depan umum, 
misalnya di kantor, acara resmi, kondangan, bergaul gitu deh. 
Kerudung/selendang biasanya di selendangin saja dan dipake di kepala kalo 
merasa perlu. Saya suka penampilan ini, dan saya anggap sebagai bentuk 
'conformity' maksudnya penyesuaian, dengan kondisi kekinian. Pakaian2 lain 
sesuai kegiatan - karena saya hobi olah raga jadi seringnya tampil pake outfit 
ini. Keluarga besar saya perempuannya rata2 pake jilbab - kadang ada kerabat 
cowok yang komentar, dengan outfit saya yang sehari2 ini, keliatan seksi, 
maksudnya memuji tapi kuatir dengan pikirannya sendiri...:- ) Saya senyum2 
saja, saya anggap mereka juga mesti terbiasa dengan yang dianggap beda.



salam

Mia



--- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Rahma Yanti rahma...@.. . wrote:



 

 Buat Pak Chodjim,

 

 Terimakasih, maksud saya memang akan saya kirim ke Milis tetapi pada saat 
 saya klik (saya klik digambar amplop) saya pikir itu adalah ke Milis, karena 
 fokus saya adalah menulis saya tidak memperhatikan kepadanya setelah selesai 
 menulis langsung saya klik send dan setelah klik laptop saya matikan.

 Pada malam harinya saya cek ulang baru saya menyadari kalau email itu tidak 
 terkirim ke milis.

 

 Sekali lagi terimakasih. Smoga bermanfaat sharing ini.

 

 Wasalam

 

 R.Yanti

 

 --- Pada Jum, 10/7/09, achmad chodjim chod...@...  menulis:

 

 Dari: achmad chodjim chod...@... 

 Topik: Re: Jilbab dan pengalaman pribadi

 Kepada: rahmapkp rahma...@.. .

 Tanggal: Jumat, 10 Juli, 2009, 8:16 PM

 

 Salam, Mbak Yanti.

 

 Terima kasih atas sharing perihal jilbab. Tetapi email ini koq hanya ke 
 saya dan bukan WM? Wah sayang sekali Mbak bila tidak disharingkan ke WM.

 

 Suwun,

 

 chodjim

 

 

 - Original Message - From: rahmapkp rahma...@.. .

 

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi

2009-07-12 Terurut Topik jano ko
Mbak Desi :Yang saya pahami Jilbab itu hukumnya  wajib dan Al Quran telah 
berbicara ttg hal itu..artinya tidak ada pengecualiaan apapun, bukankah 
seharusnya hati dan kualitas iman yang harus terus  diperbaiki bukannya jilbab 
yang harus dilepas.
Mohon maaf jika tidak berkenan, salam keprihatinan dari saya sesama 
muslimah..
---
Janoko :Tidak usah takut dan khawatir untuk menasehati, Islam dijamin oleh 
Universal Islamic Declaration of Human Rights. Silahkan saling nasehat 
menasehati.Di Indonesia juga ada KOMNAS HAM koq.Janoko-o0o-
--- On Sun, 12/7/09, yw_d...@yahoo.com yw_d...@yahoo.com wrote:

From: yw_d...@yahoo.com yw_d...@yahoo.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Sunday, 12 July, 2009, 1:35 PM

Siang Mba Yanti.
Kalau boleh saya simpulkan dari cerita pribadi mba tsb artinya jilbab tdk 
penting dan  yng penting hati tetap  berzikir???.
Yang saya pahami Jilbab itu hukumnya  wajib dan Al Quran telah berbicara ttg 
hal itu..artinya tidak ada pengecualiaan apapun, bukankah seharusnya hati 
dan kualitas iman yang harus terus  diperbaiki bukannya jilbab yang harus 
dilepas.
Mohon maaf jika tidak berkenan, salam keprihatinan dari saya sesama 
muslimah..


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rahma Yanti rahma...@yahoo.co.id

Date: Fri, 10 Jul 2009 16:31:56 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi



Buat Pak Chodjim,

Terimakasih, maksud saya memang akan saya kirim ke Milis tetapi pada saat saya 
klik (saya klik digambar amplop) saya pikir itu adalah ke Milis, karena fokus 
saya adalah menulis saya tidak memperhatikan kepadanya setelah selesai menulis 
langsung saya klik send dan setelah klik laptop saya matikan.
Pada malam harinya saya cek ulang baru saya menyadari kalau email itu tidak 
terkirim ke milis.

Sekali lagi terimakasih. Smoga bermanfaat sharing ini.

Wasalam

R.Yanti

--- Pada Jum, 10/7/09, achmad chodjim chod...@gmail.com menulis:

Dari: achmad chodjim chod...@gmail.com
Topik: Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
Kepada: rahmapkp rahma...@yahoo.co.id
Tanggal: Jumat, 10 Juli, 2009, 8:16 PM

Salam, Mbak Yanti.

Terima kasih atas sharing perihal jilbab. Tetapi email ini koq hanya ke saya 
dan bukan WM? Wah sayang sekali Mbak bila tidak disharingkan ke WM.

Suwun,

chodjim


- Original Message - From: rahmapkp rahma...@yahoo.co.id
To: chod...@gmail.com
Sent: Thursday, July 09, 2009 4:12 AM
Subject: Jilbab dan pengalaman pribadi


Kepada semua teman - teman Milis ini,

Saya hanya ingin sharing saja disini

Saya sejak kecil telah didoktrin oleh orangtua saya untuk menjalankan Islam 
dengan semua aktifitas keislaman yang menurut mereka adalah wajib. Tetapi saya 
merasa tetap belum mengenal Islam sehingga saya merasa perlu mempelajari Islam 
dengan berbagai macam cara: mendengarkan ceramah agama dari berbagai macam guru 
agama/ustad/kiyai, ikut training ramadhan, organisasi islam, membaca buku 
terbitan dalam negeri dan luar negeri (khususnya mesir, malaysia dan belanda) , 
kursus dasar bahasa arab dsbnya.
Hal ini saya lakukan karena di dalam perasaan saya waktu itu saya menjalankan 
sholat tetapi kok tidak merasakan manfaat sholat, saya mengaji tetapi kok tidak 
merasakan manfaat dari mengaji.
Akhirnya saya berfikir mungkin saya bisa mendapatkan ketentraman dengan saya 
mulai  menutup aurat (menurut pemahaman saya waktu itu) atau berjilbab.

Akhirnya saya mengenakan jilbab, dimana pada masa itu  jilbab dianggap barang 
aneh/barang baru. Di sekolah-sekolah umum belum diperbolehkan, masih 
terlihat sangat minoritas dan penuh perjuangan untuk bisa memakainya pada 
jam-jam sekolah. Dan di lingkungan masyarakat umum belum familiar hanya 
dikalangan pesantrenlah jilbab saat itu bukan hal aneh.

Duabelas tahun saya jalani menggunakan jilbab tersebut 1985 - 1997 dengan 
harapan saya dapat menemukan TUHAN saya apabila saya memulainya dengan menutup 
aurat pada pemahaman saya waktu itu, tetapi perasaan saya tetap tidak merasa 
tentram, masih banyak hal yang jika saya buatkan relevansinya kepada smua 
ayat-ayat di dalam alquran membuat saya semakin tidak menemukan ketenangan dan 
kebenaran yang saya harapkan.Semakin banyak pertentangan yang saya temui.

Akhirnya saya putuskan untuk membukanya karena saya merasa dengan menggunakan 
jilbabpun hanya kemunafikan yang saya rasakan,  juga perasaan sombong yang 
terkadang melintas dihati saya karena merasa ekslusif.Tidak bisa saya rasakan 
Getaran ALLAH di dalam hati saya

Akhirnya saya memutuskan untuk membuka jilba dan memulai kembali perjalanan 
hati saya dengan hanya melakukan: Dzikir - mengingat Allah - Eling atau apalah 
istilahnya, hanya itu yang saya lakukantapi hal itu sungguh membuat 
perubahan di dalam perjalanan hati saya..saya mampu merasakan getaran dan 
kedekatan yang dinamakan Manusia sebagai TUHANnya, tidak ada lagi pertentangan 
dalam hati saya, smua

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi

2009-07-12 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto
Saya ingin komentar tentang istilah mbak Mia berdamai dengan diri sendiri 
yang saya pahami sebagai proses jujur dan ikhlas dalam mengenal, memahami dan 
conformity dengan keadaan diri sendiri yang membawa pada keyakinan peran dalam 
hidup. Salah satu yang menarik dari WM malah bagian ini. Mbak Mia sendiri juga 
pernah cerita pengalaman ttg pergulatan dalam pekerjaan, etika, dll.

Perjalanan mencari Tuhan dari sekian banyak tuhan yang muncul dalam kehidupan 
kita memang akan jadi perjalanan pribadi, individual yang unik (unique). 
Sharing antar kita sebetulnya dibatasi oleh banyak keterbatasan komunikasi 
sehingga kadang-kadang yang terlihat penting hanyalah tampak luar/lahiriyahnya 
saja padahal yang esensial sebetulnya pergulatan batin yang mendasarinya. 

Seperti contoh, kisah mbakYanti, bagi sebagian orang seakan-akan sekedar 
berujung pada fiqh jilbab tidak wajib. Padahal IMHO bukan itu esensinya. 
Esensinya adalah bagaimana mbak Yanti menjadi manusia yang lebih baik yang 
berpegang pada ketauhidan sejati, dengan segala kelebihan dan kekurangan 
dirinya. Salah satu esensi yang penting IMHO malah bagaimana mengalahkan 
berhala yang muncul, bahkan ketika berhala itu bentuknya kewajiban berjilbab. 
Berjilbab menjadi berhala ketika mengenakan jilbab menjadi prasyarat hubungan 
dengan Allah swt. dan seakan-akan memberikan label lebih mulia dibanding yang 
lain. Kebetulan saja, nash memungkinkan untuk membuat garis yang tegas dengan 
berhala tersebut bagi mbak Yanti dengan membuka jilbabnya. Solusi bagi yang 
lain, dengan esensi yang sama bisa saja berbeda tampak lahirnya, misalkan malah 
mengenakan jilbab.

Ketika perjalanan individual agung itu direduksi hanya pada kesimpulannnya 
fiqh-nya,
kemudian kesimpulan tadi itu pun ternyata dievaluasi hanya dengan standar fiqh 
baku dengan tujuan MENILAI baik dan buruknya seseorang, hilanglah nilai-nilai 
utamanya, dan bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang lurus. Biar pun 
katakanlah cara berfikir di atas dianggap tetap Islam, Islam model begini malah 
jadi kehilangan relevansi dan universalitasnya.

Pertanyaan yang penting bagi diri kita semua secara pribadi, lebih penting dari 
menilai perjalanan orang lain: Apakah kita telah melakukan perjalanan yang 
penting itu?


  - Original Message - 
  From: Mia 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, July 12, 2009 1:56 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi





  Terimakasih mba Yanti sharingnya sangat berkesan. Mba Yanti memakai jilbab 
pada waktu itu, dari penjelasan di bawah, karena mencari ketenteraman, artinya 
dengan suka rela dari hati sendiri. Walaupun rasa ketenteraman yang dicari 
nggak didapatkan waktu memakai jilbab, tapi nyatalah perjalanan batin mba Yanti 
nggak berhenti di situ. Akhirnya berdamai dengan diri sendiri justru dengan 
mencopot jilbab, dengan suka rela juga. Umpama sekolah mba Yanti lulus cum 
laude, kira2 gitu.

  Membuat saya jadi iri. Karena dulu waktu sekolah dari madrasah ke Aliyah, 
saya pake jilbab, dan itu terpaksa. Nggak ada enak2nya pake jilbab dan rok 
panjang buat saya, puuanas gitu loh, ditambah lagi diledek2 orang di jalanan. 
Betapa masa kecil/remaja yang menggelisahkan, dari masalah berpakaian.

  Kemudian saya pake jilbab sekali2, dan itu bukan mencari ketenteraman hati, 
tapi pingin nunjukin solidaritas untuk para perempuan yang pake jilbab tapi 
diresehin. Personal is political, kira2 gitu. Pernah demen sesekali pake jilbab 
waktu musim dingin Des-Feb di New York, karena hangat gitu loh, dan 
dikomentarin orang kamu cakep deh (kurasa karena jilbabnya fashionable berkesan 
dress-up, sedangkan orang NY tampil apa adanya, maksudnya nggak fashionable).

  Tahun2 belakangan terakhir ini, nggak berjilbab diresehin orang juga. Jadi 
saya nggak pernah berjilbab lagi, karena lagi-lagi personal is political, bukan 
lantaran mencari ketenteraman hati. Makin diresehin untuk berjilbab makin nggak 
mau saya pake lagi. 

  Jadi rupanya selama hidup, saya ini termasuk jenis yang nggak mencari 
ketenteraman hati melalui jilbab/nggak berjilbab, makanya saya jadi iri dengan 
pengalaman mba Yanti. Jilbab dari pengalaman hidup saya ini lekat dengan 
pernyataan politik. 

  Tapi yang namanya perempuan, pastilah mencari 'ketenteraman hati' dengan 
pakaian/penampilan, antara apa yang diiinginkannya pribadi dan kondisi 
sekelilingnya, termasuk kebiasaan, perubahan2, fashion dsb.

  Jadi 'ketenteraman hati' saya akhirnya tercapai dengan mengadopsi pakaian dan 
asesoris bernuansa etnis dan (buatan) lokal kalau mau tampil di depan umum, 
misalnya di kantor, acara resmi, kondangan, bergaul gitu deh. 
Kerudung/selendang biasanya di selendangin saja dan dipake di kepala kalo 
merasa perlu. Saya suka penampilan ini, dan saya anggap sebagai bentuk 
'conformity' maksudnya penyesuaian, dengan kondisi kekinian. Pakaian2 lain 
sesuai kegiatan - karena saya hobi olah raga jadi seringnya tampil pake outfit 
ini. Keluarga besar saya perempuannya rata2 pake 

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi

2009-07-12 Terurut Topik Ari Condro
lagi mikir.
kalau yg muslimah bergulat dengan jilbabnya.
kalau yg ikhwan, bergulat dengan celana pendek ala bob sadino ?



2009/7/12 Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com:


 Saya ingin komentar tentang istilah mbak Mia berdamai dengan diri sendiri
 yang saya pahami sebagai proses jujur dan ikhlas dalam mengenal, memahami
 dan conformity dengan keadaan diri sendiri yang membawa pada keyakinan peran
 dalam hidup. Salah satu yang menarik dari WM malah bagian ini. Mbak Mia
 sendiri juga pernah cerita pengalaman ttg pergulatan dalam pekerjaan, etika,
 dll.

 Perjalanan mencari Tuhan dari sekian banyak tuhan yang muncul dalam
 kehidupan kita memang akan jadi perjalanan pribadi, individual yang unik
 (unique). Sharing antar kita sebetulnya dibatasi oleh banyak keterbatasan
 komunikasi sehingga kadang-kadang yang terlihat penting hanyalah tampak
 luar/lahiriyahnya saja padahal yang esensial sebetulnya pergulatan batin
 yang mendasarinya.

 Seperti contoh, kisah mbakYanti, bagi sebagian orang seakan-akan sekedar
 berujung pada fiqh jilbab tidak wajib. Padahal IMHO bukan itu esensinya.
 Esensinya adalah bagaimana mbak Yanti menjadi manusia yang lebih baik yang
 berpegang pada ketauhidan sejati, dengan segala kelebihan dan kekurangan
 dirinya. Salah satu esensi yang penting IMHO malah bagaimana mengalahkan
 berhala yang muncul, bahkan ketika berhala itu bentuknya kewajiban
 berjilbab. Berjilbab menjadi berhala ketika mengenakan jilbab menjadi
 prasyarat hubungan dengan Allah swt. dan seakan-akan memberikan label lebih
 mulia dibanding yang lain. Kebetulan saja, nash memungkinkan untuk membuat
 garis yang tegas dengan berhala tersebut bagi mbak Yanti dengan membuka
 jilbabnya. Solusi bagi yang lain, dengan esensi yang sama bisa saja berbeda
 tampak lahirnya, misalkan malah mengenakan jilbab.

 Ketika perjalanan individual agung itu direduksi hanya pada kesimpulannnya
 fiqh-nya,
 kemudian kesimpulan tadi itu pun ternyata dievaluasi hanya dengan standar
 fiqh baku dengan tujuan MENILAI baik dan buruknya seseorang, hilanglah
 nilai-nilai utamanya, dan bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang lurus.
 Biar pun katakanlah cara berfikir di atas dianggap tetap Islam, Islam model
 begini malah jadi kehilangan relevansi dan universalitasnya.

 Pertanyaan yang penting bagi diri kita semua secara pribadi, lebih penting
 dari menilai perjalanan orang lain: Apakah kita telah melakukan perjalanan
 yang penting itu?

 - Original Message -
 From: Mia
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Sent: Sunday, July 12, 2009 1:56 PM
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi

 Terimakasih mba Yanti sharingnya sangat berkesan. Mba Yanti memakai jilbab
 pada waktu itu, dari penjelasan di bawah, karena mencari ketenteraman,
 artinya dengan suka rela dari hati sendiri. Walaupun rasa ketenteraman yang
 dicari nggak didapatkan waktu memakai jilbab, tapi nyatalah perjalanan batin
 mba Yanti nggak berhenti di situ. Akhirnya berdamai dengan diri sendiri
 justru dengan mencopot jilbab, dengan suka rela juga. Umpama sekolah mba
 Yanti lulus cum laude, kira2 gitu.

 Membuat saya jadi iri. Karena dulu waktu sekolah dari madrasah ke Aliyah,
 saya pake jilbab, dan itu terpaksa. Nggak ada enak2nya pake jilbab dan rok
 panjang buat saya, puuanas gitu loh, ditambah lagi diledek2 orang di
 jalanan. Betapa masa kecil/remaja yang menggelisahkan, dari masalah
 berpakaian.

 Kemudian saya pake jilbab sekali2, dan itu bukan mencari ketenteraman hati,
 tapi pingin nunjukin solidaritas untuk para perempuan yang pake jilbab tapi
 diresehin. Personal is political, kira2 gitu. Pernah demen sesekali pake
 jilbab waktu musim dingin Des-Feb di New York, karena hangat gitu loh, dan
 dikomentarin orang kamu cakep deh (kurasa karena jilbabnya fashionable
 berkesan dress-up, sedangkan orang NY tampil apa adanya, maksudnya nggak
 fashionable).

 Tahun2 belakangan terakhir ini, nggak berjilbab diresehin orang juga. Jadi
 saya nggak pernah berjilbab lagi, karena lagi-lagi personal is political,
 bukan lantaran mencari ketenteraman hati. Makin diresehin untuk berjilbab
 makin nggak mau saya pake lagi.

 Jadi rupanya selama hidup, saya ini termasuk jenis yang nggak mencari
 ketenteraman hati melalui jilbab/nggak berjilbab, makanya saya jadi iri
 dengan pengalaman mba Yanti. Jilbab dari pengalaman hidup saya ini lekat
 dengan pernyataan politik.

 Tapi yang namanya perempuan, pastilah mencari 'ketenteraman hati' dengan
 pakaian/penampilan, antara apa yang diiinginkannya pribadi dan kondisi
 sekelilingnya, termasuk kebiasaan, perubahan2, fashion dsb.

 Jadi 'ketenteraman hati' saya akhirnya tercapai dengan mengadopsi pakaian
 dan asesoris bernuansa etnis dan (buatan) lokal kalau mau tampil di depan
 umum, misalnya di kantor, acara resmi, kondangan, bergaul gitu deh.
 Kerudung/selendang biasanya di selendangin saja dan dipake di kepala kalo
 merasa perlu. Saya suka penampilan ini, dan saya anggap sebagai bentuk
 'conformity' maksudnya 

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi

2009-07-12 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto
:-D
Bisa jadi bagi Om Bob juga nggak gampang...
apa kalo ketemu sama tukang kebunnya pake celana pendek,
lalu kalau ketemu presiden harus berapih-rapih pake jas?

Jika itu dilakukan diluar asas fungsionalitas, kepraktisan, 
dan dilakukan sekedar atas dasar penghormatan yang berbeda antara tukang 
kebun dan presiden,
bukankah malah menjadi tidak ilahiyah scr bagi Allah semua sama kecuali dari 
ketakwaannya?

;-)


  - Original Message - 
  From: Ari Condro 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, July 12, 2009 7:52 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi





  lagi mikir.
  kalau yg muslimah bergulat dengan jilbabnya.
  kalau yg ikhwan, bergulat dengan celana pendek ala bob sadino ?

  2009/7/12 Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com:
  
  
   Saya ingin komentar tentang istilah mbak Mia berdamai dengan diri sendiri
   yang saya pahami sebagai proses jujur dan ikhlas dalam mengenal, memahami
   dan conformity dengan keadaan diri sendiri yang membawa pada keyakinan peran
   dalam hidup. Salah satu yang menarik dari WM malah bagian ini. Mbak Mia
   sendiri juga pernah cerita pengalaman ttg pergulatan dalam pekerjaan, etika,
   dll.
  
   Perjalanan mencari Tuhan dari sekian banyak tuhan yang muncul dalam
   kehidupan kita memang akan jadi perjalanan pribadi, individual yang unik
   (unique). Sharing antar kita sebetulnya dibatasi oleh banyak keterbatasan
   komunikasi sehingga kadang-kadang yang terlihat penting hanyalah tampak
   luar/lahiriyahnya saja padahal yang esensial sebetulnya pergulatan batin
   yang mendasarinya.
  
   Seperti contoh, kisah mbakYanti, bagi sebagian orang seakan-akan sekedar
   berujung pada fiqh jilbab tidak wajib. Padahal IMHO bukan itu esensinya.
   Esensinya adalah bagaimana mbak Yanti menjadi manusia yang lebih baik yang
   berpegang pada ketauhidan sejati, dengan segala kelebihan dan kekurangan
   dirinya. Salah satu esensi yang penting IMHO malah bagaimana mengalahkan
   berhala yang muncul, bahkan ketika berhala itu bentuknya kewajiban
   berjilbab. Berjilbab menjadi berhala ketika mengenakan jilbab menjadi
   prasyarat hubungan dengan Allah swt. dan seakan-akan memberikan label lebih
   mulia dibanding yang lain. Kebetulan saja, nash memungkinkan untuk membuat
   garis yang tegas dengan berhala tersebut bagi mbak Yanti dengan membuka
   jilbabnya. Solusi bagi yang lain, dengan esensi yang sama bisa saja berbeda
   tampak lahirnya, misalkan malah mengenakan jilbab.
  
   Ketika perjalanan individual agung itu direduksi hanya pada kesimpulannnya
   fiqh-nya,
   kemudian kesimpulan tadi itu pun ternyata dievaluasi hanya dengan standar
   fiqh baku dengan tujuan MENILAI baik dan buruknya seseorang, hilanglah
   nilai-nilai utamanya, dan bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang lurus.
   Biar pun katakanlah cara berfikir di atas dianggap tetap Islam, Islam model
   begini malah jadi kehilangan relevansi dan universalitasnya.
  
   Pertanyaan yang penting bagi diri kita semua secara pribadi, lebih penting
   dari menilai perjalanan orang lain: Apakah kita telah melakukan perjalanan
   yang penting itu?
  
   - Original Message -
   From: Mia
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
   Sent: Sunday, July 12, 2009 1:56 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
  
   Terimakasih mba Yanti sharingnya sangat berkesan. Mba Yanti memakai jilbab
   pada waktu itu, dari penjelasan di bawah, karena mencari ketenteraman,
   artinya dengan suka rela dari hati sendiri. Walaupun rasa ketenteraman yang
   dicari nggak didapatkan waktu memakai jilbab, tapi nyatalah perjalanan batin
   mba Yanti nggak berhenti di situ. Akhirnya berdamai dengan diri sendiri
   justru dengan mencopot jilbab, dengan suka rela juga. Umpama sekolah mba
   Yanti lulus cum laude, kira2 gitu.
  
   Membuat saya jadi iri. Karena dulu waktu sekolah dari madrasah ke Aliyah,
   saya pake jilbab, dan itu terpaksa. Nggak ada enak2nya pake jilbab dan rok
   panjang buat saya, puuanas gitu loh, ditambah lagi diledek2 orang di
   jalanan. Betapa masa kecil/remaja yang menggelisahkan, dari masalah
   berpakaian.
  
   Kemudian saya pake jilbab sekali2, dan itu bukan mencari ketenteraman hati,
   tapi pingin nunjukin solidaritas untuk para perempuan yang pake jilbab tapi
   diresehin. Personal is political, kira2 gitu. Pernah demen sesekali pake
   jilbab waktu musim dingin Des-Feb di New York, karena hangat gitu loh, dan
   dikomentarin orang kamu cakep deh (kurasa karena jilbabnya fashionable
   berkesan dress-up, sedangkan orang NY tampil apa adanya, maksudnya nggak
   fashionable).
  
   Tahun2 belakangan terakhir ini, nggak berjilbab diresehin orang juga. Jadi
   saya nggak pernah berjilbab lagi, karena lagi-lagi personal is political,
   bukan lantaran mencari ketenteraman hati. Makin diresehin untuk berjilbab
   makin nggak mau saya pake lagi.
  
   Jadi rupanya selama hidup, saya ini termasuk jenis yang nggak mencari

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi

2009-07-12 Terurut Topik Rahma Yanti

Mbak Dessy yang baik,

Terimakasih atas emailnya,  Saya hanya berbagi cerita bahwa hanya Hati Nurani 
Manusia yang mampu menjawab sebuah kebenaran, dan itu hanya bisa kita dapatkan 
dan kita rasakan jika kita melalui mekanisme: Feeling - Thingking - Action.

Salam,

R.Yanti

--- Pada Ming, 12/7/09, yw_d...@yahoo.com yw_d...@yahoo.com menulis:

Dari: yw_d...@yahoo.com yw_d...@yahoo.com
Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Minggu, 12 Juli, 2009, 1:35 PM

Siang Mba Yanti.
Kalau boleh saya simpulkan dari cerita pribadi mba tsb artinya jilbab tdk 
penting dan  yng penting hati tetap  berzikir???.
Yang saya pahami Jilbab itu hukumnya  wajib dan Al Quran telah berbicara ttg 
hal itu..artinya tidak ada pengecualiaan apapun, bukankah seharusnya hati 
dan kualitas iman yang harus terus  diperbaiki bukannya jilbab yang harus 
dilepas.
Mohon maaf jika tidak berkenan, salam keprihatinan dari saya sesama 
muslimah..


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rahma Yanti rahma...@yahoo.co.id

Date: Fri, 10 Jul 2009 16:31:56 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi



Buat Pak Chodjim,

Terimakasih, maksud saya memang akan saya kirim ke Milis tetapi pada saat saya 
klik (saya klik digambar amplop) saya pikir itu adalah ke Milis, karena fokus 
saya adalah menulis saya tidak memperhatikan kepadanya setelah selesai menulis 
langsung saya klik send dan setelah klik laptop saya matikan.
Pada malam harinya saya cek ulang baru saya menyadari kalau email itu tidak 
terkirim ke milis.

Sekali lagi terimakasih. Smoga bermanfaat sharing ini.

Wasalam

R.Yanti

--- Pada Jum, 10/7/09, achmad chodjim chod...@gmail.com menulis:

Dari: achmad chodjim chod...@gmail.com
Topik: Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
Kepada: rahmapkp rahma...@yahoo.co.id
Tanggal: Jumat, 10 Juli, 2009, 8:16 PM

Salam, Mbak Yanti.

Terima kasih atas sharing perihal jilbab. Tetapi email ini koq hanya ke saya 
dan bukan WM? Wah sayang sekali Mbak bila tidak disharingkan ke WM.

Suwun,

chodjim


- Original Message - From: rahmapkp rahma...@yahoo.co.id
To: chod...@gmail.com
Sent: Thursday, July 09, 2009 4:12 AM
Subject: Jilbab dan pengalaman pribadi


Kepada semua teman - teman Milis ini,

Saya hanya ingin sharing saja disini

Saya sejak kecil telah didoktrin oleh orangtua saya untuk menjalankan Islam 
dengan semua aktifitas keislaman yang menurut mereka adalah wajib. Tetapi saya 
merasa tetap belum mengenal Islam sehingga saya merasa perlu mempelajari Islam 
dengan berbagai macam cara: mendengarkan ceramah agama dari berbagai macam guru 
agama/ustad/kiyai, ikut training ramadhan, organisasi islam, membaca buku 
terbitan dalam negeri dan luar negeri (khususnya mesir, malaysia dan belanda) , 
kursus dasar bahasa arab dsbnya.
Hal ini saya lakukan karena di dalam perasaan saya waktu itu saya menjalankan 
sholat tetapi kok tidak merasakan manfaat sholat, saya mengaji tetapi kok tidak 
merasakan manfaat dari mengaji.
Akhirnya saya berfikir mungkin saya bisa mendapatkan ketentraman dengan saya 
mulai  menutup aurat (menurut pemahaman saya waktu itu) atau berjilbab.

Akhirnya saya mengenakan jilbab, dimana pada masa itu  jilbab dianggap barang 
aneh/barang baru. Di sekolah-sekolah umum belum diperbolehkan, masih 
terlihat sangat minoritas dan penuh perjuangan untuk bisa memakainya pada 
jam-jam sekolah. Dan di lingkungan masyarakat umum belum familiar hanya 
dikalangan pesantrenlah jilbab saat itu bukan hal aneh.

Duabelas tahun saya jalani menggunakan jilbab tersebut 1985 - 1997 dengan 
harapan saya dapat menemukan TUHAN saya apabila saya memulainya dengan menutup 
aurat pada pemahaman saya waktu itu, tetapi perasaan saya tetap tidak merasa 
tentram, masih banyak hal yang jika saya buatkan relevansinya kepada smua 
ayat-ayat di dalam alquran membuat saya semakin tidak menemukan ketenangan dan 
kebenaran yang saya harapkan.Semakin banyak pertentangan yang saya temui.

Akhirnya saya putuskan untuk membukanya karena saya merasa dengan menggunakan 
jilbabpun hanya kemunafikan yang saya rasakan,  juga perasaan sombong yang 
terkadang melintas dihati saya karena merasa ekslusif.Tidak bisa saya rasakan 
Getaran ALLAH di dalam hati saya

Akhirnya saya memutuskan untuk membuka jilba dan memulai kembali perjalanan 
hati saya dengan hanya melakukan: Dzikir - mengingat Allah - Eling atau apalah 
istilahnya, hanya itu yang saya lakukantapi hal itu sungguh membuat 
perubahan di dalam perjalanan hati saya..saya mampu merasakan getaran dan 
kedekatan yang dinamakan Manusia sebagai TUHANnya, tidak ada lagi pertentangan 
dalam hati saya, smua berjalan dengan rasa damai dan kontrol diri yang otomatis 
saya rasakan.

Pertanyaan saya apabila saya membuka jilbab apakah teman - teman muslimah 
mengatakan saya seorang munafik? siapa yang akan menjadi hakim untuk mevonis 
saya munafik? atau murtad

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi

2009-07-12 Terurut Topik yw_desi
Mba Yanti, slm kenal dari saya.
Mohon maaf jika email saya  mnimbulkan ketidaknyaman.

Dan terima kasih atas respon email dr teman2 tmsk WM yang mengirimi beberapa 
artikel, walaupun kalo akan dibahas bisa menjadi pembahasan yang sangt panjang. 
Dan  sehub juga dgn saya yang baru aktif lagi membaca milis ini shg bbrp 
diskusi sblmny perihal hal ini  terlewat.

Yang pasti email saya tidak bermaksud untuk menjudge siapapun. Dan perbedaan 
dlm hal ini tentu sah2 saja,  semua tentu kita kembalikan kepadaNya  

Mari kita sm bdoa semoga kebenaran yang mampu di jawab oleh hati nurani kita 
ini adalah sesuatu yang benar  menurut Allah dan RasulNya

Salam


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rahma Yanti rahma...@yahoo.co.id

Date: Mon, 13 Jul 2009 01:07:37 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi



Mbak Dessy yang baik,

Terimakasih atas emailnya,  Saya hanya berbagi cerita bahwa hanya Hati Nurani 
Manusia yang mampu menjawab sebuah kebenaran, dan itu hanya bisa kita dapatkan 
dan kita rasakan jika kita melalui mekanisme: Feeling - Thingking - Action.

Salam,

R.Yanti

--- Pada Ming, 12/7/09, yw_d...@yahoo.com yw_d...@yahoo.com menulis:

Dari: yw_d...@yahoo.com yw_d...@yahoo.com
Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Minggu, 12 Juli, 2009, 1:35 PM

Siang Mba Yanti.
Kalau boleh saya simpulkan dari cerita pribadi mba tsb artinya jilbab tdk 
penting dan  yng penting hati tetap  berzikir???.
Yang saya pahami Jilbab itu hukumnya  wajib dan Al Quran telah berbicara ttg 
hal itu..artinya tidak ada pengecualiaan apapun, bukankah seharusnya hati 
dan kualitas iman yang harus terus  diperbaiki bukannya jilbab yang harus 
dilepas.
Mohon maaf jika tidak berkenan, salam keprihatinan dari saya sesama 
muslimah..


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rahma Yanti rahma...@yahoo.co.id

Date: Fri, 10 Jul 2009 16:31:56 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi



Buat Pak Chodjim,

Terimakasih, maksud saya memang akan saya kirim ke Milis tetapi pada saat saya 
klik (saya klik digambar amplop) saya pikir itu adalah ke Milis, karena fokus 
saya adalah menulis saya tidak memperhatikan kepadanya setelah selesai menulis 
langsung saya klik send dan setelah klik laptop saya matikan.
Pada malam harinya saya cek ulang baru saya menyadari kalau email itu tidak 
terkirim ke milis.

Sekali lagi terimakasih. Smoga bermanfaat sharing ini.

Wasalam

R.Yanti

--- Pada Jum, 10/7/09, achmad chodjim chod...@gmail.com menulis:

Dari: achmad chodjim chod...@gmail.com
Topik: Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
Kepada: rahmapkp rahma...@yahoo.co.id
Tanggal: Jumat, 10 Juli, 2009, 8:16 PM

Salam, Mbak Yanti.

Terima kasih atas sharing perihal jilbab. Tetapi email ini koq hanya ke saya 
dan bukan WM? Wah sayang sekali Mbak bila tidak disharingkan ke WM.

Suwun,

chodjim


- Original Message - From: rahmapkp rahma...@yahoo.co.id
To: chod...@gmail.com
Sent: Thursday, July 09, 2009 4:12 AM
Subject: Jilbab dan pengalaman pribadi


Kepada semua teman - teman Milis ini,

Saya hanya ingin sharing saja disini

Saya sejak kecil telah didoktrin oleh orangtua saya untuk menjalankan Islam 
dengan semua aktifitas keislaman yang menurut mereka adalah wajib. Tetapi saya 
merasa tetap belum mengenal Islam sehingga saya merasa perlu mempelajari Islam 
dengan berbagai macam cara: mendengarkan ceramah agama dari berbagai macam guru 
agama/ustad/kiyai, ikut training ramadhan, organisasi islam, membaca buku 
terbitan dalam negeri dan luar negeri (khususnya mesir, malaysia dan belanda) , 
kursus dasar bahasa arab dsbnya.
Hal ini saya lakukan karena di dalam perasaan saya waktu itu saya menjalankan 
sholat tetapi kok tidak merasakan manfaat sholat, saya mengaji tetapi kok tidak 
merasakan manfaat dari mengaji.
Akhirnya saya berfikir mungkin saya bisa mendapatkan ketentraman dengan saya 
mulai  menutup aurat (menurut pemahaman saya waktu itu) atau berjilbab.

Akhirnya saya mengenakan jilbab, dimana pada masa itu  jilbab dianggap barang 
aneh/barang baru. Di sekolah-sekolah umum belum diperbolehkan, masih 
terlihat sangat minoritas dan penuh perjuangan untuk bisa memakainya pada 
jam-jam sekolah. Dan di lingkungan masyarakat umum belum familiar hanya 
dikalangan pesantrenlah jilbab saat itu bukan hal aneh.

Duabelas tahun saya jalani menggunakan jilbab tersebut 1985 - 1997 dengan 
harapan saya dapat menemukan TUHAN saya apabila saya memulainya dengan menutup 
aurat pada pemahaman saya waktu itu, tetapi perasaan saya tetap tidak merasa 
tentram, masih banyak hal yang jika saya buatkan relevansinya kepada smua 
ayat-ayat di dalam alquran membuat saya semakin tidak menemukan ketenangan dan 
kebenaran yang saya harapkan.Semakin banyak pertentangan yang saya temui.

Akhirnya saya putuskan untuk

  1   2   >