[teknologia] Re: bahasa indonesia: bertolak-belakang
On 1/3/06, Ryo Saeba [EMAIL PROTECTED] wrote: saya sendiri bukan penganut EYD yang kaku, terlihat dari penggunaan huruf kecil di awal kalimat. jadi saya sendiri pun terkena gelar bertolak-belakang kalau memang setuju dengan ungkapan dari MDAMT (sayang beliau sendiri tidak pernah ikut lagi dalam diskusi ini). Soal kamu[*] memilih menggunakan huruf kecil di awal kalimat, bukan hanya tidak mengikuti EYD, melainkan terhadap banyak ejaan bahasa lain yang berbasis huruf Latin. Jadi menurut saya justru lebih condong sebagai pemberontakan terhadap kelaziman penulisan huruf Latin. Jadi kemungkinan besar bukan hanya pemakai EYD yang komplain (jika mereka peduli), melainkan penutur bahasa Inggris pun turut keberatan. Apalagi jika blogmu yang didatangi, yang menurut saya kualitas pemakaian bahasa Inggrisnya sangat baik. *) kamu: kata ganti yang akrab dan santai untuk orang kedua. saya mungkin sealiran dengan zaki, dalam memandang wacana ini. adakah yang bisa memberikan padanan kata dalam bahasa indonesia, istilah asing reinventing the wheel? itu yang saya rasakan pertama kali membaca tulisan MDAMT. belum lagi istilah lingua franca, apakah memang sulit sekali mempergunakan padanan dalam bahasa indonesia (jika memang ada)? Saya sendiri tidak selalu dengan mudah mendapatkan padanan yang sesuai, terutama untuk istilah mutakhir. Salah satu rujukan saya selama ini adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia. Menurut saya, masalah yang lebih penting dalam pemakaian bahasa Indonesia saat ini adalah mengurangi kesenjangan pemakaiannya. Banyak ahli membicarakan padanan istilah dan teori tata bahasa yang menurut saya memang sangat tinggi tingkatannya, sedangkan di sisi lain pemakaian hasil-hasil ilmu yang berkait dengan kebahasaan itu di masyarakat masih rendah kualitasnya. Pada saat di satu sisi para ahli harus menyediakan solusi untuk istilah-istilah asing yang menyerbu perbendaharaan kosa kata kita, sebagian masyarakat masih rancu akan pemakaian awalan di- dan kata hubung di. Hasilnya: seringkali diskusi tentang pemakaian bahasa Indonesia seolah-olah merisaukan hadirin karena mereka akan terbelenggu dengan pemakaian istilah aneh-aneh dan sekian puluh aturan yang terkesan rewel. Seperti halnya bahasa lain di dunia ini yang memiliki tata bahasa (pada sisi keilmuan disebut aspek kecendekiaan karena bisa diformulasikan dan mengikuti kaidah), tentunya aturan-aturan dalam bahasa Indonesia tidak dimaksudkan untuk mengekang penuturnya. Inisiatif untuk lebih memasyarakatkan, dalam arti berusaha menggunakan bahasa Indonesia pada ungkapan-ungkapan yang bersifat akrab, ini yang saya rasa masih kurang. Bahkan di beberapa forum di Internet yang membicarakan bahasa Indonesia pun saya amati hadirin di dalamnya terkesan ogah mengikuti aturan kebahasaan. Tentu saja ini bukan keluhan atau ofensif terhadap kondisi masyarakat yang sedang menapaki proses. Saya lebih suka hal ini dianggap semacam kompetisi bebas dan kesadaran bagi penutur untuk memilih yang lebih baik. Toh, cara berbahasa mewakili alur berpikir penuturnya. -- amal
[teknologia] Re: bahasa indonesia: bertolak-belakang
Rekan2 semua, terima kasih respons-nya. maaf, blum bisa saya respons balik satu2. usulan carlos untuk corat-coret soal sistem budaya-pendidikan-sosial india di sini sangat bagus. insyaallah saya lakukan segera. sementara ini saya lagi ngerjakan research project bareng prof saya (on final phase). kalau agak 'tenang' pikiran, akan saya coba. salam, fatihhttp://afsyuhud.blogspot.com On 1/3/06, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: namun, dalam bahasa jurnalisme maupun buku arab modern, kosa kota mereka banyak yg diambil dari bahasa inggris. komputer --gombuter, misalnya. pernah dicoba memakai kata al-hisab al-utumatikiyyah (mesin hitung otomatis), tapi kata ini tidak jalan. ini salah satu contoh.Betul,kalau saya denger rekan2 yang bicara Hokkien atau Hindi mereka langsung balik menggunakan bahasa Inggris begitu menyangkut bidangkomputer/IT. sekedar ikut bincang2 sesuai 'perintah' bos saya carlos patriawan (hallo pal, howdy your sillicon? :D ),Ah jangan gitu dong,mungkin bagus jika Pak Fatih bisa cerita banyak karena punya pengalaman sehari-hari di negara atau lingkungan dimanamasyrakatnya bisa maju melaluisektor teknologi tinggi.Pertanyaanya bisa dimulai sbb:Pola pendidikan disono bagaimana sih ?Kenapa universitas seperti IIT bisa punya ribuan lulusan world-class ? Faktor apa saja disana sehingga masyrakatnya berbondong2 belajar IT danhitek sektor lain (seperti bioengineering) ?mungkin perlu bikin thread baru Pak.Carlos
[teknologia] Re: bahasa indonesia: bertolak-belakang
Kalau di Paris, di toko kecil saya selalu pakai bahasa perancis, walaupun ngga bagus2 amat. di kantor atau meeting saya gunakan bahasa perancis untuk pembukaan atau kalau pasa baru kenalan setelah itu saya gunakan bahasa inggris, mereka jadi lebih respect . mereka sebenarnya senang kalau ada counter part yang bisa berbahasa inggris is good experience to them. dalam meeting saya yang selalu mengkritisi dan memaksa mereka untuk berbahasa inggris, walaupun kadang_kdang mereka selalu switch automaticly ke dalam bahasa perancis. lebih fun lagi kalau kita bisa berbahasa mereka mereka lebih welcome dan open... regards adeji Di Jerman saya sering pakai bahasa Inggris utk menekan orang kalau lagi urusan, misal ke Bank, lagi check in dsb. Kalau pakai bahasa Jerman sering dianggap nih mahasiswa bhs Jerman ndak bagus, mau tinggal di sini. IMW
[teknologia] Re: bahasa indonesia: bertolak-belakang
Ryo Saeba wrote: saya mungkin sealiran dengan zaki, dalam memandang wacana ini. adakah yang bisa memberikan padanan kata dalam bahasa indonesia, istilah asing reinventing the wheel? itu yang saya rasakan pertama kali membaca tulisan MDAMT. belum lagi istilah lingua franca, apakah memang sulit sekali mempergunakan padanan dalam bahasa indonesia (jika memang ada)? -- I solemnly swear that I'm up to no good http://data.startrek.or.id http://kiozk.com Hai Bang Ryo. Salam kenal ya. He..he.. kita sama dong, sealiran. Haduh mau nge-bahas topik ini lagi nih? Aku gak ikutan dulu ya. Pendapat ku soal topik ini tidak jauh dari topik yang pernah ku ajukan dulu: Darimana Asal Lingua Franca? Mau UAS dulu nih. HPG ( Harus Pergi Dulu), terjemahan bebas dari GTG. Zaki Akhmad http://www.zakiakhmad.info
[teknologia] Re: bahasa indonesia: bertolak-belakang
dear all, menarik juga bincang2 soal bahasa indonesia. dan banyak pro-kontra soal keterjajahan kita dlm penggunaan bahasa yg suka dicampur2 dg bahasa inggris. hal yg sama juga terjadi pada bahasa arab. FYI, dari yg saya tahu, daftar kosa kota bahasa arab sebenarnya lebih banyak dibanding inggris. kamus klasik bhs arab Lisan al-Arab sebanyak 12 volume di mana perjilid tebalnya sebanding dg satu kamus oxford, bandingkan dg kamus inggris yg tidak sampai separuhnya. namun, dalam bahasa jurnalisme maupun buku arab modern, kosa kota mereka banyak yg diambil dari bahasa inggris. komputer --gombuter, misalnya. pernah dicoba memakai kata al-hisab al-utumatikiyyah (mesin hitung otomatis), tapi kata ini tidak jalan. ini salah satu contoh. sebaliknya, era abad pertengahan, bahasa eropa termasuk inggris banyak mengambil istilah dari bahasa arab. contoh, raja--sultan (salten). amir--emir. dll. pada saat itu Arab lebih maju budayanya dibanding barat. intinya, bangsa manapun yg lebih maju dari segi sains, budaya, literatur maka ia akan mendominasi bahasa bangsa lain. dan itu wajar. jadi, kalau ingin 'swasembada'' bahasa, dimajuin dulu peradaban dan teknologi kita. contoh lokal, bahasa ala betawi dan jawa menjadi istilah yg banyak ditiru oleh komunitas dari propinsi/daerah lain. -- budaya/literatur/sinetron bersumber dari kawasan jawa/jakarta. sekedar ikut bincang2 sesuai 'perintah' bos saya carlos patriawan (hallo pal, howdy your sillicon? :D ), fatih http://afsyuhud.blogspot.com
[teknologia] Re: bahasa indonesia: bertolak-belakang
namun, dalam bahasa jurnalisme maupun buku arab modern, kosa kota mereka banyak yg diambil dari bahasa inggris. komputer --gombuter, misalnya. pernah dicoba memakai kata al-hisab al-utumatikiyyah (mesin hitung otomatis), tapi kata ini tidak jalan. ini salah satu contoh. Betul,kalau saya denger rekan2 yang bicara Hokkien atau Hindi mereka langsung balik menggunakan bahasa Inggris begitu menyangkut bidang komputer/IT. sekedar ikut bincang2 sesuai 'perintah' bos saya carlos patriawan (hallo pal, howdy your sillicon? :D ), Ah jangan gitu dong,mungkin bagus jika Pak Fatih bisa cerita banyak karena punya pengalaman sehari-hari di negara atau lingkungan dimana masyrakatnya bisa maju melalui sektor teknologi tinggi. Pertanyaanya bisa dimulai sbb: Pola pendidikan disono bagaimana sih ? Kenapa universitas seperti IIT bisa punya ribuan lulusan world-class ? Faktor apa saja disana sehingga masyrakatnya berbondong2 belajar IT dan hitek sektor lain (seperti bioengineering) ? mungkin perlu bikin thread baru Pak. Carlos
[teknologia] Re: bahasa indonesia: bertolak-belakang
--- Kuncoro Wastuwibowo [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebelum, eh salah, hampir top posting ... On 03/01/06, Ryo Saeba [EMAIL PROTECTED] wrote: saya sendiri bukan penganut EYD yang kaku, terlihat dari penggunaan huruf kecil di awal kalimat. jadi saya sendiri pun terkena gelar bertolak-belakang kalau memang setuju dengan ungkapan dari MDAMT (sayang beliau sendiri tidak pernah ikut lagi dalam diskusi ini). ikhlasul amal yang saya kenal sebagai pengguna bahasa indonesia yang baik dan benar, malah tidak ikut dalam diskusi ini, padahal saya mengharapkan masukan dari beliau. Sebelum doyan komputer, saya termasuk penganut aktif Bahasa Indonesia. Masih dengan mesin ketik, saya jadi redaksi majalah di SMA. Dunia komputer lah yang kemudian bikin saya menyerah. Nah, kenapa nggak kita coba sih, menunjukkan bahwa Bahasa Indonesia bisa lincah? Dan maksud saya bukan kalimat seperti dalam mail ini. Saya lebih suka kita bisa lincah tanpa harus memakai ungkapan khas Betawi seperti sih. Kalau nah atau lah sih masih boleh lah. Ah, tapi barangkali pakai sih juga boleh. Oh ya, sekarang saya juga lebih suka pakai kata aku. Dan aku pikir, ada baiknya kalau kita buat satu forum atau mail list khusus untuk berlatih berkomunikasi berbahasa Indonesia. Bukan untuk memperbincangkan penggunaan Bahasa Indonesia seperti yang sedang kita lakukan, tetapi benar-benar cuma untuk berlatih. Lucu-lucuan juga bisa. Pasti bakal lucu. Temanya, Bahasa Indonesia Bisa Lincah :). Tapi aku pemalas. Salah satu buat donk. Duh, pakai donk sekarang. Apa seharusnya padanan untuk donk ? Kalau mau ngobrolin bahasa Indonesia, bisa join ke mailing-list BAHTERA, di sana banyak sekali pakar bahasa Indonesia. Salin taruh : --- maksudnya copy paste hehehehe ... Selamat Datang di BAHTERA. BAHTERA adalah akronim dari BAhasa dan TERjemahan IndonesiA, sebuah forum bagi diskusi mengenai bahasa Indonesia dan terjemahan bahasa Indonesia. PEDOMAN UMUM: 1) Milis ini didirikan untuk tujuan yang khusus, yaitu membahas topik-topik penerjemahan dan bahasa. BILA DISALAHGUNAKAN, PIHAK PENGELOLA MILIS BERHAK UNTUK SEGERA MEMECAT ANGGOTA YANG BERSANGKUTAN, TANPA MEMBERIKAN PERINGATAN ATAU ALASAN APAPUN. 2) Setiap anggota bebas mengirim pesan mengenai berbagai topik, selama berkaitan dengan bahasa dan terjemahan Indonesia. Sedapat mungkin, gunakan bahasa Indonesia dalam forum ini. 3) Untuk mengirim pesan dan berbicara dengan peserta lain, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Atau kunjungi ruang pesan di: http://groups.yahoo.com/group/bahtera/messages lalu klik [Post] di lajur kiri (Catatan: Sebelumnya, Anda harus mendaftar di yahoogroups) 4) Pada saat mengirim pesan untuk pertama kali, mohon perkenalkan diri anda. Partisipasi aktif dari Anda sangat kami harapkan demi berhasilnya forum ini. Berbagai saran dan kritik pun kami tunggu dengan senang hati. 5) Bila ingin mengundurkan diri, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Pastikan email ini dikirim dari alamat yang terdaftar di Bahtera dan yang akan diundurkan. 6) Bila ingin menghubungi penanggung jawab list (karena membutuhkan bantuan atau penjelasan) kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] RINGKASAN ALAMAT: a) [EMAIL PROTECTED] Alamat untuk mendaftar (subscribe) b) [EMAIL PROTECTED] Alamat untuk mengundurkan diri (unsubscribe) Pastikan anda mengirim email dari alamat yang terdaftar di Bahtera dan yang akan diundurkan. c) [EMAIL PROTECTED] Alamat utama untuk mengirimkan pesan dan 'berbicara' dengan peserta lainnya d) [EMAIL PROTECTED] Alamat untuk menghubungi penanggung jawab list e) http://help.yahoo.com/help/us/groups/messages Ruang bantuan umum yahoogroups f) http://groups.yahoo.com/group/bahtera/messages Ruang pesan-pesan Bahtera. Di sini Anda dapat mengirimkan pesan atau menanggapi pesan. g) http://www.geocities.com/Athens/Olympus/7484 Alamat Wisma Bahtera Salam __ Yahoo! for Good - Make a difference this year. http://brand.yahoo.com/cybergivingweek2005/
[teknologia] Re: bahasa indonesia: bertolak-belakang
Pada hari Selasa, tanggal 03/01/2006 pukul 09:14 +0700, Ryo Saeba menulis: akibat dari tulisan MDAMT tentang penggunaan bahasa asing yang kalau tidak dipaksakan menggunakan bahasa sendiri, maka 1000 tahun lagi pun kita akan tetap terjajah. Yang saya soroti dalam diskusi sebelumnya adalah penggunaan Bahasa Indonesia dalam antarmuka weblogs.or.id. Dasar pemikirannya adalah weblogs.or.id untuk orang Indonesia (kecuali bila saya salah tangkap), maka seyogyanya juga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Penggunaan Bahasa Indonesia di milis atau di tempat-tempat lain di Internet juga dianjurkan agar kosa kata baru di bidang TI pada khususnya dapat lebih diterima atau paling tidak diketahui oleh masyarakat luas. Tentu beberapa ungkapan tidak dapat ditemukan padanannya secara langsung. Ungkapan asing biasanya ditulis dalam huruf miring atau ditulis apa adanya atau dalam tanda kutip bila tidak dimungkinkan menulis dalam HTML di milis. Tidak dialihkan ke dalam Bahasa Indonesia juga tidak apa-apa. Tapi penggunaan kosa kata yang sudah ada padanannya dalam tentu akan berguna bagi pembaca dan generasi setelah kita (ooh ternyata unduh = download ya). Walaupun kedengaran aneh, wagu, konyol atau tidak cool, tentu patut kita hargai usaha Pusat Bahasa kita. Kalau tidak setuju, ya silakan ajukan kata lain. Menulis di Blog dalam Bahasa Indonesia juga dianjurkan dengan alasan yang sama, namun sah-sah saja bila menggunakan bahasa lain jika memang targetnya bukan untuk orang Indonesia semata. Demikian.
[teknologia] Re: bahasa indonesia: bertolak-belakang
Pada hari Selasa, tanggal 03/01/2006 pukul 15:55 +, Muhamad Carlos Patriawan menulis: namun, dalam bahasa jurnalisme maupun buku arab modern, kosa kota mereka banyak yg diambil dari bahasa inggris. komputer --gombuter, misalnya. pernah dicoba memakai kata al-hisab al-utumatikiyyah (mesin hitung otomatis), tapi kata ini tidak jalan. ini salah satu contoh. Betul,kalau saya denger rekan2 yang bicara Hokkien atau Hindi mereka langsung balik menggunakan bahasa Inggris begitu menyangkut bidang komputer/IT. Tiap negara mungkin beda kasusnya. Di Finlandia, semua istilah TI ada padanannya, walaupun kadang dialihkan secara literal, misalnya sähkoposti (sähko = listrik, posti = surat/pos) untuk email, muistikortti (muisti = memori/ingatan, kortti = kartu) untuk memory card dsb. Kalau ada dua orang Finlandia ngomongin komputer, pasti dia ngomong pakai bahasa Finlandia, termasuk kosa kata komputer dalam bahasa Finlandia. Kalaupun menggunakan kata Inggrisnya, pasti diucapkan dalam lafal Finlandianya (misalnya 'button' diucapkan 'button' (but-ton), bukan 'baten'). Kalau ada orang non Finlandia yang ga bisa ngomong Finlandia ikut nimbrung baru deh dia tukar 100% ke Inggris termasuk pelafalannya.
[teknologia] Re: bahasa indonesia: bertolak-belakang
On Tue, Jan 03, 2006 at 10:27:08PM +0200, Mohammad DAMT wrote: Tapi penggunaan kosa kata yang sudah ada padanannya dalam tentu akan berguna bagi pembaca dan generasi setelah kita (ooh ternyata unduh = download ya). Walaupun kedengaran aneh, wagu, konyol atau tidak cool, tentu patut kita hargai usaha Pusat Bahasa kita. Kalau tidak setuju, ya silakan ajukan kata lain. wagu atau tidak itu kan itu soal cita rasa dan kebiasaan :-) pertama kali dengar google/yahoo pun saya enggan pakai service-nya karena namanya di telinga saya kurang elit bin norak he..he.. tapi usulan saya, sebelum 'kamus' istilah baru ini tersedia cukup (gampang dicari, mudah didapat), usahakan kalau menggunakan istilah baru selalu menyertakan kata aslinya (yang diterjemahkan) dalam kurung. setidaknya sampai bbrp waktu. dulu, waktu masih suka baca buku-buku statistika, saya cenderung menghindari buku-buku terbitan orang bandung (sorry, bukan sara bukan sihir), bahkan menghindari sama sekali buku-buku yang ditulis dalam bahasa Indonesia (bisa jadi karena faktor kedalaman materi). bayangkan saja, dulu saya ketemu kata-kata terok, pemairan, sarang, elon, jalur, dll. yang tidak ada 'kamusnya'. kalau ada kata asing (bahasa inggris) yang ndak ngerti, gampang cari kamusnya, ironisnya, saat tidak memahami bahasa sendiri, malah susah cari kamus. ini kan menyiksa orang namanya. ditambah lagi, tidak jarang penterjemah kurang memahami konteks/lingkup ilmu yang diterjemahkan (penguasaan materi), sehingga membaca buku tsb. bisa 10x lebih sulit (ini seperti yang diungkapkan Ronny Haryanto). selain itu, mengingat tidak sedikit sebenarnya kata-kata yang kita serap ke dalam bahasa Indonesia, sebaiknya alternatif ini juga jangan ditinggalkan, dibandingkan harus 'memaksakan' menggunakan kata-kata yang asli (asli?) bahasa Indonesia yang jarang digunakan orang. Salam, P.Y. Adi Prasaja -- Aku pasang signature deh di tempatnya Mas Adi. Zaki Akhmad http://www.zakiakhmad.info Tarifnya, minta Yahoo ID Mas Adi aja ya.
[teknologia] Re: bahasa indonesia: bertolak-belakang
On 1/4/06, Mohammad DAMT [EMAIL PROTECTED] wrote: Menulis di Blog dalam Bahasa Indonesia juga dianjurkan dengan alasanyang sama, namun sah-sah saja bila menggunakan bahasa lain jika memang targetnya bukan untuk orang Indonesia semata. Yupe, 1st rule of communication: know your audience. [hahaha in english] --enda Visit my blog. Click herehttp://enda.goblogmedia.com
[teknologia] Re: bahasa indonesia: bertolak-belakang
On 1/4/06, Mohammad DAMT [EMAIL PROTECTED] wrote: Yang saya soroti dalam diskusi sebelumnya adalah penggunaan BahasaIndonesia dalam antarmuka weblogs.or.id. Dasar pemikirannya adalahweblogs.or.id untuk orang Indonesia (kecuali bila saya salah tangkap),maka seyogyanya juga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasapengantar. Terima kasih Pak Damt, usulan ini secara pribadi telah mendorong untuk melakukan perubahan, secara lebih spesifik dalam situs weblogs.or.id Saat ini sebagian besar kata/frase/kalimat sudah dalam bahasa Indonesia. Kecuali untuk bahasa yang memang mengambil dari language pack. Sengaja tidak langsung diterjemahkan, tapi tag untuk nampilkan frase/kata/kalimat tetap ada disitu. Tapi untuk frase atau kata tertentu, mungkin tetap akan dalam bentuk semula (misal: blog, weblog, dan beberapa kata lain). Kembali ke topik bahasa, kalo saya kok melihatnya adalah pesan nya. Pengalaman pribadi, kok kadang malah lebih mudah menjelaskan dalam bahasa inggris. Misal dalam topik teknologi, kita kita meminta orang untuk men-download, akan lebih mudah untuk bilang, Download saja itu... daripada Unduh saja itu... (kecuali memang orang itu tidak ngerti sama sekali tentang kata 'download'). Baru proses berikutnya adalah menyosialisasikan (atau mensosialisasikan?) bahwa ada kata 'unduh'. Ini tanpa mengecilkan bahasa Indonesia itu sendiri loh. Dalam konteks tertentu, saya kok merasa bahwa kadang lebih baik tetap dalam bahasa yang sudah akrab di audience ya? rdgs, Thomas Arie S.
[teknologia] Re: bahasa indonesia: bertolak-belakang
adi wrote: Salam, P.Y. Adi Prasaja -- Aku pasang signature deh di tempatnya Mas Adi. Zaki Akhmad http://www.zakiakhmad.info Tarifnya, minta Yahoo ID Mas Adi aja ya. Duh, Mas Adi kok jadinya beneran dipasang di signature sih? Lagian Mas Adi kan memang menawarkan ruang untuk itu. Tapi jadi serius nih? Ah, jadi kepengen malu. Sori, OOT. Zaki Akhmad
[teknologia] Re: bahasa indonesia: bertolak-belakang
On 04/01/06, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Apakah masalah tersebut ada ditiap negara yang pernah terjajah ?Bagaimana cara pandang negara ex-kolonial Inggris seperti India danMalaysia terhadap penggunaan bahasa aslinya untuk istilah teknologi ? Malaysia, Filipina, pakai bahasa bekas penindasnya. Impormasyon. Indonesia juga masih membawa2 bahasa Belanda. Dan maksud saya bukan yang semacam handuk atau bengkel, tapi semacam akhiran -si, -asi: informasi, transmigrasi, imunisasi, C++isasi, dan beberapa akhiran lain. Penyerapan Bahasa Inggris, selain bisa dilihat secara negatif sebagai kemalasan, kurangnya harga diri, dan semacamnya, juga bisa dilihat secara positif sebagai pemberontakan terhadap warisan penindas (kita nggak punya hubungan budaya dengan Belanda), serta keinginan untuk tampil sebagai warga dunia (Bahasa Inggris lebih acceptable buat kita). Tapi kalau abis itu masih doyan naik Batavia Air sih, amit2. Dalam skala lebih lokal :), ini pernah aku praktekkin juga. Beberapa Minggu di Perancis, tiap hari Sabtu-Minggu ke Paris, aku menghindari penggunaan Bahasa Perancis di tempat resmi (bandara dll), kecuali di toko2 kecil. Kalau pakai Bahasa Inggris, kita kayak turis. Kalau pakai Bahasa Perancis, kita kayak pengungsi dari Indochina.Oh ya, mereka juga pakai kata weekend -- sama dengan orang Jakarta. -- Kuncoro Wastuwibowohttp://kun.co.ro/
[teknologia] Re: bahasa indonesia: bertolak-belakang
On 1/4/06, Kuncoro Wastuwibowo [EMAIL PROTECTED] wrote: Dalam skala lebih lokal :), ini pernah aku praktekkin juga. Beberapa Minggu di Perancis, tiap hari Sabtu-Minggu ke Paris, aku menghindari penggunaan Bahasa Perancis di tempat resmi (bandara dll), kecuali di toko2 kecil. Kalau pakai Bahasa Inggris, kita kayak turis. Kalau pakai Bahasa Perancis, kita kayak pengungsi dari Indochina.Oh ya, mereka juga pakai kata weekend -- sama dengan orang Jakarta. Di Jerman saya sering pakai bahasa Inggris utk menekan orang kalau lagi urusan, misal ke Bank, lagi check in dsb. Kalau pakai bahasa Jerman sering dianggap nih mahasiswa bhs Jerman ndak bagus, mau tinggal di sini. IMW
[teknologia] Re: bahasa indonesia: bertolak-belakang
Sebelum, eh salah, hampir top posting ... On 03/01/06, Ryo Saeba [EMAIL PROTECTED] wrote: saya sendiri bukan penganut EYD yang kaku, terlihat dari penggunaanhuruf kecil di awal kalimat. jadi saya sendiri pun terkena gelarbertolak-belakang kalau memang setuju dengan ungkapan dari MDAMT(sayang beliau sendiri tidak pernah ikut lagi dalam diskusi ini). ikhlasul amal yang saya kenal sebagai pengguna bahasa indonesia yangbaik dan benar, malah tidak ikut dalam diskusi ini, padahal sayamengharapkan masukan dari beliau.Sebelum doyan komputer, saya termasuk penganut aktif Bahasa Indonesia. Masih dengan mesin ketik, saya jadi redaksi majalah di SMA. Dunia komputer lah yang kemudian bikin saya menyerah. Nah, kenapa nggak kita coba sih, menunjukkan bahwa Bahasa Indonesia bisa lincah? Dan maksud saya bukan kalimat seperti dalam mail ini. Saya lebih suka kita bisa lincah tanpa harus memakai ungkapan khas Betawi seperti sih. Kalau nah atau lah sih masih boleh lah. Ah, tapi barangkali pakai sih juga boleh. Oh ya, sekarang saya juga lebih suka pakai kata aku. Dan aku pikir, ada baiknya kalau kita buat satu forum atau mail list khusus untuk berlatih berkomunikasi berbahasa Indonesia. Bukan untuk memperbincangkan penggunaan Bahasa Indonesia seperti yang sedang kita lakukan, tetapi benar-benar cuma untuk berlatih. Lucu-lucuan juga bisa. Pasti bakal lucu. Temanya, Bahasa Indonesia Bisa Lincah :). Tapi aku pemalas. Salah satu buat donk. Duh, pakai donk sekarang. Apa seharusnya padanan untuk donk ? -- Kuncoro Wastuwibowohttp://kun.co.ro/
[teknologia] Re: bahasa indonesia: bertolak-belakang
On 1/3/06, Kuncoro Wastuwibowo [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebelum doyan komputer, saya termasuk penganut aktif Bahasa Indonesia. Masih dengan mesin ketik, saya jadi redaksi majalah di SMA. Dunia komputer lah yang kemudian bikin saya menyerah. Nah, kenapa nggak kita coba sih, menunjukkan bahwa Bahasa Indonesia bisa lincah? Dan maksud saya bukan kalimat seperti dalam mail ini. Saya lebih suka kita bisa lincah tanpa harus memakai ungkapan khas Betawi seperti sih. Kalau nah atau lah sih masih boleh lah. Ah, tapi barangkali pakai sih juga boleh. terus terang, membatasi diri untuk menulis hanya dalam bahasa indonesia ternyata cukup sulit buat saya. biasanya dalam mengetik sebuah tulisan cuma butuh waktu 2 - 3 menit, tadi saya menghabiskan waktu hampir 10 menit. saya memang lebih terbiasa mengetik campur-aduk dengan istilah asing. bukan berarti saya anti terhadap hal ini lho ya, saya cuma mencoba untuk merasakan bagaimana rasanya menulis hanya dalam bahasa indonesia dan menghindari sedapat mungkin istilah asing ataupun serapan. membicarakan istilah asing, ada satu istilah yang saya lihat ditempelkan di dalam jendela busway, yaitu difable. tadinya saya berpikir ini salah ketik (seperti yang dituliskan oleh jay di http://yulian.firdaus.or.id/2004/06/07/saalh-keitk/, dan juga saya sendiri di http://www.mail-archive.com/nusagames@yahoogroups.com/msg02644.html). ternyata istilah difable itu adalah istilah yang sedang digalakkan penggunaannya di indonesia, seperti yang terlihat pada http://www.google.co.id/search?q=difable. pertanyaannya, karena dalam konteks (kata konteks ini saya tidak tahu padanan dalam bahasa indonesia yang bukan serapan) penggunaan kata difable ini ditujukan untuk orang asing, bukankah hal ini sia-sia saja? siapa orang asing / pengguna bahasa inggris yang langsung mengerti maksud dari kata difable ini? pertanyaan lanjutannya, apakah memang pemilihan kata difable ini menunjukkan bahwa orang indonesia sendiri tidak bangga dengan penggunaan bahasa indonesia, dan malah berusaha menciptakan kata baru yang terdiri dari penggabungan kata-kata asing? -- I solemnly swear that I'm up to no good http://data.startrek.or.id http://kiozk.com