> menurut saya keduanya gak masalah, namanya juga proses, lama-lama akan ada > juga pembakuan yang bisa diterima semua pihak, baik itu dengan cara melakukan > penyerapan istilah bahasa asing, atau dengan menggunakan istilah 'asli' > bahasa indonesia >
Saya setuju dengan pri, disini ada yang namanya "proses". Kita tahu sebenarnya Bahasa Indonesia sendiri itu kaya akan kosakata, terlebih terhadap Bahasa keseharian. Tapi untuk yang menyangkut dalam kosakata TEKNIS (terhadap berbagai bidang bukan hanya komputer) masih belum terdokumentasi dengan baik. Artinya masih banyak orang awam belum mengenalnya. Nah, kalau ditanya mengapa demikian, yah kita harus merujuk pada sistem pendidikan kita. Mari kita sempitkan lagi pada kosakata-kosakata yang berhubungan dengan komputer. Seorang Dosen/Pengajar waktu mengenalkan komputer masih condong menggunakan bahasa aslinya (Inggris). Coba kalau untuk istilah-istilah atau kosakata-kosakata teknis yang sudah mempunyai kata bakunya dalam Bahasa Indonesia mulai diperkenalkan di banku2 sekolah sejak dini, pastilah anggapan bahwa terjemahan menjadi asing atau susah dimengerti akan hilang dengan sendirinya (karena mereka sudah terbisa mendengarnya). Jadi mari kita jalani 'prosesnya' dan kita tunggu hasilnya beberapa tahun kedepan. Apakah para penterjemah akan menyerah karena apa yang diartikanya membuat banyak orang tambah bingung, ataukah orang akan semakin terbiasa dengan istilah2 tersebut dan merasa lebih enjoy menggunakanya dari pada bahasa aslinya (inggris).