[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-07-03 Terurut Topik Erik

Ya, memang memalukan! Salah-salah dikira penghuni RSJ yang terlepas dari
kerangkeng, kalo kita mengenakan pakaian seperti itu  di tengah
keramaian dalam sehari-hari. Tapi, yang dimaksud kawan-kawan khan bukan
begitu Bu Martha!!!

Pakaian adat yang mana sih yang kagak kuno?? Pernah hajatan ke
perkawinan orang Jawa, Sunda atau suku-suku lain di Indonesia? Kostum
apa yang dikenakan sama mempelai perempuan dan juga laki-laki mereka?
kuno ato modern? Kayaknya, tidak ada yang merasa malu dengan pakaian
adat mereka!!  Lantas, apakah gaun pengantin gaya barat yang serba putih
itu modern, hanya karena berasal dari barat? Udah berapa tahun, berapa
abad model seperti itu dipertahankan sampai sekarang??  Nenek saya waktu
nikah sama kakek dulu (di Tiongkok) pada sekitar tahun 40-an abad lalu
sudah mengenakan gaun pengantin ala barat itu (saya nyimpen photonya!).

Anda benar bu Martha, bahwa kebudayaan itu adalah sesuatu yang dinamis,
selalu berkembang dari waktu ke waktu. Demikian pula halnya dengan gaya
busana (termasuk gaun pengantin). Tapi, khusus untuk Indonesia,
kebudayaan Tionghoa khan mengalami stagnasi selama puluhan tahun. jadi
berbeda dengan Tionghoa di negeri-negeri lain yang telah mengembangkan
kebudayaan Tionghoa lokal masing-masing. Kita masih bertahan dan
sementara harus puas dengan warisan-warisan kuno apa adanya! Yang
penting kita berkeyakinan bahwa ke depan kita mempunyai kemampuan dan
kemauan untuk mengembangkan kebudayaan Tionghoa lokal di Indonesia ke
arah yang lebih modern. Namun, dengan catatan modern tidak sama dengan
barat (apalagi Amrik!), sehingga Cina-cina seperti Anda tidak perlu
bekecil hati merasa malu dan minder dengan warisan budaya sendiri, dan
menjadi pengagum sekaligus pengekor budaya barat secara membabi buta!!

Salam,

Erik

\


In budaya_tionghua@yahoogroups.com, marthajan04  wrote:


Ul, terus terang gue sih malu kalau jaman sekarang berpakaian seperti
jaman ribuan tahun lalu. Boro2 ratusan atau ribuan tahun lalu, dua puluh
tahun lalu saja sudah enggak mau.
Budaya juga kan harus ada kemajuan seiring kemajuan otak manusia. 
sekarang mau tidak mau, kalau tidak mau dibilang ketinggalan jaman, 
seluruh dunia melihat barat sebagai kemajuan dibidang apapun juga.
Ada anak jepang yang saya kenal, masih kuliah di Psychologi tingkat
master yang pinter luar biasa, bilang sama gua, dia sangat cemas lihat
anak2 muda di Jepang, katanya, seandainya di USA ada kejadian anak
membunuh ortunya karena misal dilarang merokok, maka enggak
lebih dari 2 bulan kemudian, di Jepang akan ada anak yang juga membunuh
orang tuanya karena dilarang merokok. Nah kan, dia sudah menceritakan
bahwa budaya amrik itu sudah mewabah keseluruh dunia, bukan hanya yang
bagusnya saja yang ditiru, tapi sudah yang buruknya juga. Padahal di
amriknya sendiri tidak sampai begitu.
cuman mau klarifikasi mengenai saya malu pakai pakaian yang usianya 
sudah ribuan tahun.
 lalu gimana sama jilbab yang umurnya ribuan tahun? kan kita juga
mencela dan mengejeknya. saya sih mengejek entah kamu ul.

 salam,
 MJ






 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Yahoo! Groups gets a make over. See the new email design.
http://us.click.yahoo.com/XISQkA/lOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
~- 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-07-01 Terurut Topik Jung Lie Sebastian Rudi
Yeah, sy setuju banget nih, si encim martha ini bener2 org yg memalukan, 
harusnya dia berpikir dan ngebayangin gimana dia bisa lahir dan eksis di dunia 
ini kalo dulunya ortu dia ataupun leluhur dia ga kawin berdasarkan budaya yg 
menurut dia itu memalukan.
  Seperti kata Hasan Juni, sy setuju banget kita harusnya bangga dan bersyukur 
dengan leluhur kita yg telah menurunkan Budaya yg Luar Biasa itu, gimana mau 
menjadi bangsa yg berbudaya dan beradab kalo dengan budaya sendiri aja dicela. 
Tionghua adalah bangsa yg besar, budaya2 tionghua selalu menarik untuk 
dipelajari, bukan cuman oleh orang Tiong Hua sendiri, bahkan oleh bangsa yg 
lain. Hmm, bangsa lain aja tertarik utk mempelajari budaya kita, kok ama 
bangsanya sendiri malahan dicela abis dan dibilang memalukan, sy agak meragukan 
status si encim martha ini, jangan2 dia itu dari suku lain yg sengaja manyusup 
ke forum ini utk berbuat keonaran.
  Gw yakin neh setelah membaca ini, si encim martha pasti mencak2 dan akan 
segera membela diri dan ga akan mengakui kata2 yg telah diucapkannya, dg 
berbagai alasan, spt  yg sudah2, itu ciri2 org yg ga tau malu hehehe...

hasan juni [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Yang PALING memalukan adalah orang yang merasa malu
terhadap budaya leluhurnya sendiri. Padahal anda
harusnya bangga dan bersyukur karena Leluhur anda
telah menurunkan Budaya yang menurut Saya Luar Biasa.

--- marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote:

 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_set
 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
MJ:
ortu gue waktu ngawinin anak pertamanya yang
 lelaki
memang masih 
pakai lamaran ber-nampan2 dan pernikahan pakai
 acara
pernak pernik 
budaya china pakai encim2 yang suaranya
 cempreng
sebagai pembawa 
acaranya... memalukan hehehe.. 



 
  TUH JELAS2 LO TULIS KATA2 MEMALUKAN BUKAN
 MEMBUANG YG SUDAH TIDAK 
  COCOK LAGI . UDAH AH CAPE DEBAT MA YG OMONGANNYA
 SENDIRI AJA CEPET 
  LUPA. 


 
 MJ:
 Nah kan keliatan gobloknya.
 Yang gue maksud itu si encim2 yang cempreng
 suaranya. penampilannya 
 aja kaya ene-nya koh put on. Untung aja enggak pake
 bakiak.
 Kalo pembawa acaranya Kus Hendratmo atau Marisa
 Haque ya malah 
 bangga. cuman sayangnya yang cakep2 enggak ada yang
 mau jadi pembawa 
 acara gituan, kecuali encim2 yang berdandan ala
 ene-nya koh put on.
 Makanya, belajar tahan diri neng. mentang2 jaid
 minoritas jadi 
 bawaannya kesinggung terus. itu namanya enggak pede.
 
 
 GA LEPEL. BYEEE 
 --
 emang elo enggak selepel ama gue. sorry aja yah.
 MJ
 
 
 
 
 
 
 
 
 

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 



 


-
How low will we go? Check out Yahoo! Messenger’s low  PC-to-Phone call rates.

[Non-text portions of this message have been removed]






 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
See what's inside the new Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/2pRQfA/bOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
~- 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-07-01 Terurut Topik marthajan04
Dear UKM Bangka,

saya hokkian dan katolik.
oma opa dari mama dan papa semua konghucu.

Waduh sekarang sudah jam 11 malam ditempat saya. Besok mau keluar 
kota sampai Rabu baru pulang lagi. 
buat penggemar saya yang masih penasaran, seperti PEnembak misTeRiUS 
dkk. tanggapannya setelah hari Kamis tgl.6 July ya. mau pesta 
kembang api dulu nih. Bye...
eh enggak nyelameti gue nih? 

salam,
MJ



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, UKM BANGKA [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Dear Martha ,
 
 Nah , sekarang saya belajar dari anda,  kalo ngomong langsung 
saja, boleh
 tahu agama anda apa ya ? anda dari suku apa ? kalo saya Kong Hu 
Cu, suku
 Hakka.
 
 
 Wassalam
 
 - Original Message - 
 From: marthajan04 [EMAIL PROTECTED]
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Friday, June 30, 2006 4:51 AM
 Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
 
 
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, UKM BANGKA ukmbangka@
  wrote:
  
   Dear marthajan04,
  
   Benar, budaya orang Bangka ngomongnya sering ngak langsung ,
  -
  Dear UKM,
 
  Wah UKM, saya rasa, budaya ini juga harus segera dirubah. Jangan
  sampai nanti orang yang enggak ngerti terus tarik kesimpulan 
sendiri
  lalu terjadi yang tidak diinginkan. Kalau persoalannya jadi gede
  bisa jadi perang dunia ketiga lho.
 
 
   tapi karena ada permintaan dari anda minta dijelasin apa 
maksud 
  daripada daripada
   . ya kami jelasin,   kata orang tua, bulan Juni ( imlek )
  jangan
   melangsungkan perkawinan, karena akan susah dapat anak, sudah
  merupakan adat
   orang Bangka, kalo mau nikah, cari Shin She melihat hari 
bagusnya,
  shin she
   juga bilang jangan nikah pada bulan Juni ( imlek ) , nah 
daripada
  ngak punya
   anak, daripada tidak disetujui calon mertua
   , lebih baik iku deh, jangan lakukan perkawinan pada bulan 
Juni (
  imlek ),
   berani mencoba ?.
  --
  MJ:
  kawin bulan juni? enggak ah. Bulan juni itu panasnya minta ampun.
  kalo nikahan di bulan itu, keluar mobil mau masuk gedung, make-up
  pada luntur, baju bisa basah. nah kan kita yang lagi disorot 
kamera
  maunya kan lagi cantik2nya tapi kalo gerah keringatan mana bisa
  senyum manis. senyumnya jadi asem.
 
  bisa punya anak atau tidak itu lebih baik nanya dokter bukan 
nanya
  paranormal dong.
  Catat nih ya, jangan sampai ada yang kaya si gunung agung lagi 
yang
  nangkepnya salah melulu akibat kebiasaan nyogok buat lulus ujian.
  Saya enggak bilang yang shinshe..( eh shinshe kan sebangsa dokter
  bukan cenayang/paranormal..?)bilang itu enggak bener. Mungkin aja
  bener kalo bulan Juni itu jelek untuk ngadain pesta pernikahan, 
tapi
  alasannya itu harus yang masuk akal. Kalo misalnya bulan juni itu
  menurut pengamatan ilmiah misal temperaturnya tidak memungkinkan
  terjadinya kehamilan, ya harus dibilang gitu, bukan hanya bagi
  pengatin baru aja tapi juga pengantin lama yang sedang 
merencanakan
  punya anak, harus dibilang kalo di bulan juni itu tidak akan jadi
  anak.
  hehehe... jadi ngajarin kalo mau hub. sex sebelum nikah, bulan 
juni
  aja... enggak bakalan jadi hamil.
 
  Kalo cuma dibilang pemali.. pemali aja sih, repot dong. Kalo 
anaknya
  penurut. kalo bandel kaya saya?
 
  Catatan : subject ini tertutup buat si Otong Agung. Enggak boleh
  koment sebab lulus ujiannya nyogok.
 
  salam,
  MJ
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  
   Wassalam
   - Original Message - 
   From: marthajan04 marthajan04@
   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
   Sent: Thursday, June 29, 2006 3:11 PM
   Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan 
hokkian
  
  
daripada, daripada . apa? ngomong kok enggak mau
  dituntasin.
ini termasuk budaya orang bangka? yang tabu di-singgung2?
   
   
   
   
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, UKM BANGKA 
ukmbangka@
wrote:

 Saya setuju dengan bung ChanCT, silahkan saja anda suka 
atau
  tidak
suka
 dengan adat suku anda, itu hak asasi anda, demikian juga
sebaliknya,
 ditempat saya kalo bulan Juni ( imlek ) ngak ada yang
  melangsungan
 perkawinan, itu juga adat, boleh ikut boleh tidak, namun 
lebih
banyak
 memilih ikut, dari pada...dari pada

 Wassalam


 - Original Message - 
 From: ChanCT SADAR@
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Wednesday, June 28, 2006 9:24 AM
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka 
dan
hokkian


  Bung Marthajan yb,
 
  Ya betul juga. Setiap budaya berkembang maju sesuai
  dengan
 perkembangan jaman, tak ada yang bisa menahan perubahan 
sesuai
dengan
 perkembangan pikiran masyarakat saat itu. Saya setuju 
banget
dengan menerima
 makna budaya yang kita anggap baik-baik, dan menyisihkan 
yang
  kita
anggap
 tidak baik atau kurang serasi.
 
  Tapi, hendaknya juga jangan paksakan pemikiran kita 
itu
untuk segera
 diikuti masyarakat umum, atau

Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-07-01 Terurut Topik Freddy Cahyadi
Konfucius berkata,wen gu zhi xin.
Artinya mempelajari hal2 yg telah lalu, akan menemukan sesuatu yang baru.
Ini mungkin jawaban jalan tengah yang akan membawa kita ke masa depan yang 
cerah.
Inovasi dan penemuan2 baru itu kan banyak berasal dari asumsi2 yang sudah ada 
sebelumnya pada umumnya.

Freddy

marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote:  lah 
membahas budaya itu apa harus selalu budaya jaman lalu? enggak 
 boleh budaya jaman sekarang? enggak boleh diskusi memprediksikan 
 perkembangan budaya untuk masa depan? 
 
 Kalau hanya membicarakan budaya jaman dulu saja, ya lama2 akan habis 
 dong pembicaraan kecuali di-ulang2 terus. Dan budaya tionghoa akan 
 terhenti, tak ada kemajuan. Padahal kata maju adalah kata yang 
 positif bukan? Kenapa kita tidak boleh mengembangkan budaya kita?
 
 Intinya, saya memang ingin membicarakan, bagaimana sebaiknya budaya 
 lama yang ingin dihidupkan kembali itu disesuaikan dengan 
 perkembangan jaman.
 kalau jaman dulu ada lamar2an, yang biasanya hanya pihak lelaki saja 
 yang memberi, bagaimana kalau masa depan, karena kedudukan wanita 
 sudah setara dengan lelaki, jadi wanita juga harus balas memberi 
 pada suaminya.
 Ortu calon istri juga harus berterimakasih pada ortu calon suami 
 untuk pengorbanan ortunya membesarkan calon menantunya itu, sebab 
 anak lelakinya itu akan dan harus meninggalkan ortunya untuk 
 membentuk rumah tangga baru bersama anak perempuannya.
 
 Nah kalo saya jadi keluar jalur, itu salahnya netters yang cuman 
 baca satu baris tulisan saya lalu pada kesempatan nyerang saya. Jadi 
 ya saya balas dong masa diam saja? kan sekarang wanita sudah setara 
 dengan lelaki. masa lalu nyungslep kalo diserang? 
 
 Itu saja deh dulu. sukur kalo ada yang setuju dengan pikiran saya. 
 Kalo enggak ya udah, selamat ketinggalan jaman aja ya.
 
 salam,
 MJ
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
   MJ:
   adat apa yang anda maksud? adat jaman purbakala? saya memang 
 tidak 
   tertarik mempelajari adat/budaya jaman sudah lalu. saya leibh 
   tertarik sama masa kini atau yang akan datang. 
   saya lebih suka ke Paris kalo mau lihat mode daripada bongkar 
   kuburan ngorek2 tengkorak untuk diliat model bajunya untuk 
 ditiru. 
   hehehe niru kok dari kuburan... ngeri banget,
  
  Bu Martha, 
  
  Ini adalah Forum Sejarah Dan Budaya Tionghua, tentu saja hal-hal 
 dari
  jaman dulu sangat relevan dibahas. Jadi kalau tidak tertarik dengan
  hal-hal itu saya kira ini sedikit tidak sesuai dengan semangat yang
  diusung forum ini. Memang budaya jaman dulu itu sudah ketinggalan
  jaman, namanya juga jaman dulu. Akan tetapi, dari budaya jaman dulu
  itu kita bisa mengembangkan budaya yang baru yang lebih baik dengan
  tidak serta-merta mencap semua yang kuno itu tidak baik.
  
  Bu Martha mungkin mengusung semangat feminimisme modern. Untuk bu
  Martha ketahui, wanita-wanita Tionghua jaman dulu memiliki peranan
  yang tidak kalah pentingnya dari pria. Contohnya sudah saya posting
  dalam 2 artikel mengenai wanita tionghua Qin Liangyu dan Liang 
 Hongyu.
  Keduanya adalah tokoh sejarah yang nyata adanya, bukan mitos. 
 Sejarah
  tionghua juga mencatat bangkit dan runtuhnya pemerintahan juga 
 tidak
  lepas dari peranan penting wanita, seperti di jaman Shang dan 
 Zhou, di
  jaman Han, di jaman San Guo, di jaman Tang dan seterusnya.
  
  Jangan lupa pula posisi wanita yang direndahkan adalah pola umum 
 yang
  terjadi di bumi ini pada masa lalu bahkan jaman sekarang dan yang
  paling penting, pola itu tidak hanya berlaku eksklusif dalam budaya
  tionghua. Kalau di budaya tionghua ada yang namanya pengikatan 
 kaki,
  di budaya barat juga ada yang namanya pemakaian korset yang juga 
 menyiksa.
  
  Jadi marilah menempatkan diri secara objektif dalam menilai sejarah
  dan budaya, jangan memakai kacamata yang sempit.
  
  Hormat saya,
  
  Yongde
 
 
 
 
   


-
Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+ 
countries) for 2¢/min or less.

[Non-text portions of this message have been removed]






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-30 Terurut Topik hasan juni
Yang PALING memalukan adalah orang yang merasa malu
terhadap budaya leluhurnya sendiri. Padahal anda
harusnya bangga dan bersyukur karena Leluhur anda
telah menurunkan Budaya yang menurut Saya Luar Biasa.

--- marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote:

 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_set
 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
MJ:
ortu gue waktu ngawinin anak pertamanya yang
 lelaki
memang masih 
pakai lamaran ber-nampan2 dan pernikahan pakai
 acara
pernak pernik 
budaya china pakai encim2 yang suaranya
 cempreng
sebagai pembawa 
acaranya... memalukan hehehe.. 



 
   TUH JELAS2 LO TULIS KATA2 MEMALUKAN BUKAN
 MEMBUANG YG SUDAH TIDAK 
  COCOK LAGI . UDAH AH CAPE DEBAT MA YG OMONGANNYA
 SENDIRI AJA CEPET 
  LUPA.  


 
 MJ:
 Nah kan keliatan gobloknya.
 Yang gue maksud itu si encim2 yang cempreng
 suaranya. penampilannya 
 aja kaya ene-nya koh put on. Untung aja enggak pake
 bakiak.
 Kalo pembawa acaranya Kus Hendratmo atau Marisa
 Haque ya malah 
 bangga. cuman sayangnya yang cakep2 enggak ada yang
 mau jadi pembawa 
 acara gituan, kecuali encim2 yang berdandan ala
 ene-nya koh put on.
 Makanya, belajar tahan diri neng. mentang2 jaid
 minoritas jadi 
 bawaannya kesinggung terus. itu namanya enggak pede.
 
 
 GA LEPEL. BYEEE 
 --
 emang elo enggak selepel ama gue. sorry aja yah.
 MJ
 
 
 
 
 
 
 
 
 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Something is new at Yahoo! Groups.  Check out the enhanced email design.
http://us.click.yahoo.com/SISQkA/gOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
~- 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-30 Terurut Topik UKM BANGKA
Dear Martha ,

Nah , sekarang saya belajar dari anda,  kalo ngomong langsung saja, boleh
tahu agama anda apa ya ? anda dari suku apa ? kalo saya Kong Hu Cu, suku
Hakka.


Wassalam

- Original Message - 
From: marthajan04 [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Friday, June 30, 2006 4:51 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian


 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, UKM BANGKA [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
 
  Dear marthajan04,
 
  Benar, budaya orang Bangka ngomongnya sering ngak langsung ,
 -
 Dear UKM,

 Wah UKM, saya rasa, budaya ini juga harus segera dirubah. Jangan
 sampai nanti orang yang enggak ngerti terus tarik kesimpulan sendiri
 lalu terjadi yang tidak diinginkan. Kalau persoalannya jadi gede
 bisa jadi perang dunia ketiga lho.


  tapi karena ada permintaan dari anda minta dijelasin apa maksud 
 daripada daripada
  . ya kami jelasin,   kata orang tua, bulan Juni ( imlek )
 jangan
  melangsungkan perkawinan, karena akan susah dapat anak, sudah
 merupakan adat
  orang Bangka, kalo mau nikah, cari Shin She melihat hari bagusnya,
 shin she
  juga bilang jangan nikah pada bulan Juni ( imlek ) , nah daripada
 ngak punya
  anak, daripada tidak disetujui calon mertua
  , lebih baik iku deh, jangan lakukan perkawinan pada bulan Juni (
 imlek ),
  berani mencoba ?.
 --
 MJ:
 kawin bulan juni? enggak ah. Bulan juni itu panasnya minta ampun.
 kalo nikahan di bulan itu, keluar mobil mau masuk gedung, make-up
 pada luntur, baju bisa basah. nah kan kita yang lagi disorot kamera
 maunya kan lagi cantik2nya tapi kalo gerah keringatan mana bisa
 senyum manis. senyumnya jadi asem.

 bisa punya anak atau tidak itu lebih baik nanya dokter bukan nanya
 paranormal dong.
 Catat nih ya, jangan sampai ada yang kaya si gunung agung lagi yang
 nangkepnya salah melulu akibat kebiasaan nyogok buat lulus ujian.
 Saya enggak bilang yang shinshe..( eh shinshe kan sebangsa dokter
 bukan cenayang/paranormal..?)bilang itu enggak bener. Mungkin aja
 bener kalo bulan Juni itu jelek untuk ngadain pesta pernikahan, tapi
 alasannya itu harus yang masuk akal. Kalo misalnya bulan juni itu
 menurut pengamatan ilmiah misal temperaturnya tidak memungkinkan
 terjadinya kehamilan, ya harus dibilang gitu, bukan hanya bagi
 pengatin baru aja tapi juga pengantin lama yang sedang merencanakan
 punya anak, harus dibilang kalo di bulan juni itu tidak akan jadi
 anak.
 hehehe... jadi ngajarin kalo mau hub. sex sebelum nikah, bulan juni
 aja... enggak bakalan jadi hamil.

 Kalo cuma dibilang pemali.. pemali aja sih, repot dong. Kalo anaknya
 penurut. kalo bandel kaya saya?

 Catatan : subject ini tertutup buat si Otong Agung. Enggak boleh
 koment sebab lulus ujiannya nyogok.

 salam,
 MJ









 
  Wassalam
  - Original Message - 
  From: marthajan04 [EMAIL PROTECTED]
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Sent: Thursday, June 29, 2006 3:11 PM
  Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
 
 
   daripada, daripada . apa? ngomong kok enggak mau
 dituntasin.
   ini termasuk budaya orang bangka? yang tabu di-singgung2?
  
  
  
  
   --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, UKM BANGKA ukmbangka@
   wrote:
   
Saya setuju dengan bung ChanCT, silahkan saja anda suka atau
 tidak
   suka
dengan adat suku anda, itu hak asasi anda, demikian juga
   sebaliknya,
ditempat saya kalo bulan Juni ( imlek ) ngak ada yang
 melangsungan
perkawinan, itu juga adat, boleh ikut boleh tidak, namun lebih
   banyak
memilih ikut, dari pada...dari pada
   
Wassalam
   
   
- Original Message - 
From: ChanCT SADAR@
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, June 28, 2006 9:24 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan
   hokkian
   
   
 Bung Marthajan yb,

 Ya betul juga. Setiap budaya berkembang maju sesuai
 dengan
perkembangan jaman, tak ada yang bisa menahan perubahan sesuai
   dengan
perkembangan pikiran masyarakat saat itu. Saya setuju banget
   dengan menerima
makna budaya yang kita anggap baik-baik, dan menyisihkan yang
 kita
   anggap
tidak baik atau kurang serasi.

 Tapi, hendaknya juga jangan paksakan pemikiran kita itu
   untuk segera
diikuti masyarakat umum, atau bahkan kita menghina kebiasaan
 itu,
   yang bla,
bla,  Kita boleh tidak lakukan itu pada diri kita sendiri,
   kita boleh
mengajukan pemikiran kita kenapa dan berargumentasi secara
 baik-
   baik. Itu
saja, sudah cukup. Kebiasaaan atau satu tradisi yang sudah
   berlangsung
ratusan bahkan ribuan tahun tentu tidak mungkin kita rubah
 dalam
   sekejap.

 Bagi yang masih suka mengikuti dan mungkin mereka
 lakukan,
   silahkan
saja. Bagi yang merasa sudah tidak perlu diteruskan dan ambil
   sederhananya
saja, tentu juga harus diperbolehkan. Terima dan hormatilah
   sebabik-baiknya

RE: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-30 Terurut Topik Jimmy Okberto
Bukunya Queeny Chang - Memoir of the Nonya 
Juga bagus buat referensi Budaya Tionghua di Indonesia ...
 
Sedangkan Angsa-angsa liar dari bukunya Jung Chang ...
Referensi bagus untuk situasi Revolusi di RRT.
 
Damn ... Kenapa yagh Klan Chang ... bagus menulis buku ??? 
 
-Original Message-
 On Behalf Of Linda Harsini
 Jangan lupa ada Empress Wu Ze Tian.
Salah satu wanita terhebat yang ada dalam sejarah Tiongkok. 

-Original Message-
From: budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com
yahoogroups.com
On Behalf Of Hendri Irawan
 
 MJ:
 adat apa yang anda maksud? adat jaman purbakala? saya memang tidak 
 tertarik mempelajari adat/budaya jaman sudah lalu. saya leibh tertarik

 sama masa kini atau yang akan datang.
 saya lebih suka ke Paris kalo mau lihat mode daripada bongkar kuburan 
 ngorek2 tengkorak untuk diliat model bajunya untuk ditiru.
 hehehe niru kok dari kuburan... ngeri banget,

Bu Martha, 

Ini adalah Forum Sejarah Dan Budaya Tionghua, tentu saja hal-hal dari
jaman dulu sangat relevan dibahas. Jadi kalau tidak tertarik dengan
hal-hal itu saya kira ini sedikit tidak sesuai dengan semangat yang
diusung forum ini. Memang budaya jaman dulu itu sudah ketinggalan jaman,
namanya juga jaman dulu. Akan tetapi, dari budaya jaman dulu itu kita
bisa mengembangkan budaya yang baru yang lebih baik dengan tidak
serta-merta mencap semua yang kuno itu tidak baik.

Bu Martha mungkin mengusung semangat feminimisme modern. Untuk bu Martha
ketahui, wanita-wanita Tionghua jaman dulu memiliki peranan yang tidak
kalah pentingnya dari pria. Contohnya sudah saya posting dalam 2 artikel
mengenai wanita tionghua Qin Liangyu dan Liang Hongyu.
Keduanya adalah tokoh sejarah yang nyata adanya, bukan mitos. Sejarah
tionghua juga mencatat bangkit dan runtuhnya pemerintahan juga tidak
lepas dari peranan penting wanita, seperti di jaman Shang dan Zhou, di
jaman Han, di jaman San Guo, di jaman Tang dan seterusnya.

Jangan lupa pula posisi wanita yang direndahkan adalah pola umum yang
terjadi di bumi ini pada masa lalu bahkan jaman sekarang dan yang paling
penting, pola itu tidak hanya berlaku eksklusif dalam budaya tionghua.
Kalau di budaya tionghua ada yang namanya pengikatan kaki, di budaya
barat juga ada yang namanya pemakaian korset yang juga menyiksa.

Jadi marilah menempatkan diri secara objektif dalam menilai sejarah dan
budaya, jangan memakai kacamata yang sempit.

Hormat saya,

Yongde 


[Non-text portions of this message have been removed]





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
See what's inside the new Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/2pRQfA/bOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
~- 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-29 Terurut Topik UKM BANGKA
Dear marthajan04,

Benar, budaya orang Bangka ngomongnya sering ngak langsung , tapi karena ada
permintaan dari anda minta dijelasin apa maksud  daripada daripada
. ya kami jelasin,   kata orang tua, bulan Juni ( imlek ) jangan
melangsungkan perkawinan, karena akan susah dapat anak, sudah merupakan adat
orang Bangka, kalo mau nikah, cari Shin She melihat hari bagusnya, shin she
juga bilang jangan nikah pada bulan Juni ( imlek ) , nah daripada ngak punya
anak, daripada tidak disetujui calon mertua
, lebih baik iku deh, jangan lakukan perkawinan pada bulan Juni ( imlek ),
berani mencoba ?.

Wassalam
- Original Message - 
From: marthajan04 [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Thursday, June 29, 2006 3:11 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian


 daripada, daripada . apa? ngomong kok enggak mau dituntasin.
 ini termasuk budaya orang bangka? yang tabu di-singgung2?




 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, UKM BANGKA [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
 
  Saya setuju dengan bung ChanCT, silahkan saja anda suka atau tidak
 suka
  dengan adat suku anda, itu hak asasi anda, demikian juga
 sebaliknya,
  ditempat saya kalo bulan Juni ( imlek ) ngak ada yang melangsungan
  perkawinan, itu juga adat, boleh ikut boleh tidak, namun lebih
 banyak
  memilih ikut, dari pada...dari pada
 
  Wassalam
 
 
  - Original Message - 
  From: ChanCT [EMAIL PROTECTED]
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Sent: Wednesday, June 28, 2006 9:24 AM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan
 hokkian
 
 
   Bung Marthajan yb,
  
   Ya betul juga. Setiap budaya berkembang maju sesuai dengan
  perkembangan jaman, tak ada yang bisa menahan perubahan sesuai
 dengan
  perkembangan pikiran masyarakat saat itu. Saya setuju banget
 dengan menerima
  makna budaya yang kita anggap baik-baik, dan menyisihkan yang kita
 anggap
  tidak baik atau kurang serasi.
  
   Tapi, hendaknya juga jangan paksakan pemikiran kita itu
 untuk segera
  diikuti masyarakat umum, atau bahkan kita menghina kebiasaan itu,
 yang bla,
  bla,  Kita boleh tidak lakukan itu pada diri kita sendiri,
 kita boleh
  mengajukan pemikiran kita kenapa dan berargumentasi secara baik-
 baik. Itu
  saja, sudah cukup. Kebiasaaan atau satu tradisi yang sudah
 berlangsung
  ratusan bahkan ribuan tahun tentu tidak mungkin kita rubah dalam
 sekejap.
  
   Bagi yang masih suka mengikuti dan mungkin mereka lakukan,
 silahkan
  saja. Bagi yang merasa sudah tidak perlu diteruskan dan ambil
 sederhananya
  saja, tentu juga harus diperbolehkan. Terima dan hormatilah
 sebabik-baiknya
  setiap perbedaan yang ada, dan semua kita bisa hidup berdamai-
 damai secara
  harmonis didalam masyarakat ini.
  
   Salam,
   ChanCT
  
  
 - Original Message - 
 From: marthajan04
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Wednesday, June 28, 2006 4:12 AM
 Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan
 hokkian
  
  
 Ah Mas, saya enggak setuju. Walaupun hanya simbol tapi itu
 penghinaan buat jaman sekarang. Ibu mas kan waktu nikah masih
 ditahun awal empat puluhan. saya mengerti kalau dimasa itu
 bahkan
 mungkin di tahun limapuluhan masih takut melawan adat. tapi
 dijaman
 sekarang, sudah seharusnya itu disingkirkan.
 saya ingat waktu cucu pelukis akbar kita Affandi, putrinya
 Kartika
 menikah dengan orang bule (entah apa), dia memakai upacara
 jawa tapi
 dia tidak mau upacara nginjak telurnya itu. Itu diberitakan di
 koran.
  
 Nah perempuan model ginilah yang saya puji, berani melawan
 adat yang
 merugikan dia.
 Seharusnya semua perempuan kalau mau maju harus berani melawan
 adat
 yang merendahkan wanita.
 Upacara mencuci kaki suami kalau diimbangi dengan suami
 mencuci juga
 kaki istrinya, baru boleh disebut baik. Tapi kalau sepihak, itu
 perendahan harkat wanita.
 Begitu juga dengan pengikatan kaki wanita bangsawan china,
 penyutatan habis kelamin wanita dll. semuanya sangat biadab.
 Jaman sekarang sudah dilarang. Pengikatan kaki wanita china
 tidak
 lagi ada simbol2nya tapi penyutatan pada wanita masih
 disimbolkan.
 Seharusnya tidak perlu lagi ada simbol2an apa2 yang orang sudah
 tidak mau lakukan.
 Walaupun saya tidak mengalami hal2 begitu, tapi saya tetap aja
 sakit
 hati kalau lihat ada wanita yang harus direndahkan laki2.
  
 Maaf ya, tapi itulah saya. saya paling tidak bisa menahan diri
 kalau
 liat yang gituan.
 Wanita barat mana mau melakukan hal2 begitu. Makanya saya
 mengagumi
 mereka.
  
 salam,
 MJ
  
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, RM Danardono HADINOTO
 rm_danardono@ wrote:
 
  Saya setuju, bahwa pelestarian budaya tak boleh dilakukan
 dengan
  mata yang merem. Pokoke budaya. Sebagian besar daripada
 budaya
 yang
  diwariskan adalah tatanan kehidupan se-hari hari, yang
 ratusan
 tahun

[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-29 Terurut Topik marthajan04
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agung setiawan 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 lo yg baca dipikir dicerna baru komentar deh, emang
 mereka ga lagi pake baju adat or something like that,
 tapi mereka juga ga pernah bilang kalo itu semua
 memalukan, gak kayak lo malu ama adat istiadat
 sendiri. KASIH bukti kalo para pejabat tiongkot trus
 org2 dishanghai sekarang pake baju barat karena budaya
 lama MEMALUKAN. g kira sampe kapan pun ga ada yg bakal
 ngomong begitu.
-
MJ :
apa orang kalo malu itu mesti diomongkan setiap saat? lalu kapan 
orang makan, tidur, kerja dll. kalo setiap saat mulutnya 
harus ngomong malu.. malu... malu 
saya tanya kenapa kamu enggak pake pakaian china tradisionil tapi 
malahan pake jean dan kamu belum jawab kan? kalau kamu bangga, tidak 
malu dan mau pertahankan budaya china kenapa tidak dipakai? kenapa 
maunya pake jean yang terang2an budaya barat bukan budaya china?
kalo gua mah jelas jawabannya : MALU! gua sih enggak munafik kaya 
elo. sendiri enggak mau make tapi ngatain orang lain yang enggak mau 
make.


 btw sekarang diindo juga banyak kok yg
 mulai merit pake baju WAYANG POTEHI lagi. malah masuk
 koran n majalah segala, dan AJAIBnya lagi ada yg org
 PRIBUMI bkn tionghua. 
---
banyak berapa orang? berapa persentasinya dibanding yang tetap mau 
pake rok putih panjang ala barat?
memang betul, kalo ada pribumi yang kawin pake pakaian china 
tradisionil ya ajaib lah. patut didaftarkan pada bos jamu jago tuh.


 SO PIKIR DULU MATENG2 kalo mau MALU AMA ADAT SENDIRI
---
heh tukang fitnah! gua kan bilang gue malu kalo disuruh pake baju 
model wayang potehi. dimana gua bilang malu pada adat istiadat nenek 
moyang? cari sampe dapet baru ngocol lagi.




 
 --- marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  emang elo waktu kawin pake baju kaya wayang potehi?
  hehehe.
  
  kenapa elo pada pake jean, bukannya celana komprang
  warna hitam dan 
  baju koko atau topi kaya tukang petik teh di puncak
  ?
  
  emangnya pejabat2 di tiongkok enggak pada pake jas
  budayanya orang 
  barat?
  kalo ngomong tuh dipikir dulu ya. Budaya barat itu
  sudah menyebar 
  keseluruh dunia. Lihat di Shanghai, orang sudah
  berpakaian ngikuti 
  budaya apa?
  kalo mau ngocol tuh dipikir dulu ya!
  
  
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agung
  setiawan 
  agoeng_set@ wrote:
  
   iya tuh, yg memalukan itu kalo muka dah jelas2
  china,
   mata sipit tp malah niru2 adat org laen, malah
   bangganya bukan maen pula. adat istiadat sendiri
  yang
   udah exist ribuan tahun dengan bangga di ganti
  adat
   istiadat org laen. huuu MEMALUKAN BANGET
  










 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Great things are happening at Yahoo! Groups.  See the new email design.
http://us.click.yahoo.com/TISQkA/hOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
~- 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-29 Terurut Topik marthajan04
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ChanCT [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bung Marthajan yb,
 
 Ya betul juga. Setiap budaya berkembang maju sesuai dengan 
perkembangan jaman, tak ada yang bisa menahan perubahan sesuai 
dengan perkembangan pikiran masyarakat saat itu. Saya setuju banget 
dengan menerima makna budaya yang kita anggap baik-baik, dan 
menyisihkan yang kita anggap tidak baik atau kurang serasi. 
-
MJ:
Nah ini dia inti dari tulisan saya itu. Terima kasih pada bung Chan 
yang bisa menangkap inti masalahnya. Tidak sepeti si Agung, Adrian 
dan UKM Bangka yang salah nangkep melulu.
Mereka hanya melihat sebaris kata lalu dikomentari. kan jadinya 
konyol.
Membuang yang sudah tidak cocok lagi menurut saya adalah keharusan, 
bukannya meneruskan apa2 yang sudah kadaluarsa.
Menyempurnakan adalah sesuatu yang positif bukan? kita kan bukannya 
robot2 yang udah disetel mesti begitu. Lah wong nenek moyang kita 
juga selalu merevisi adat2nya (buktinya adat 200 tahun lalu beda 
dengan adat/budaya 500 tahun lalu). ya enggak?
lalu kenapa kita tidak disalahkan kalau mau merevisi juga seperti 
yang telah dilakukan nenek moyang kita itu.
goblok khan?



 Tapi, hendaknya juga jangan paksakan pemikiran kita itu untuk 
segera diikuti masyarakat umum, atau bahkan kita menghina kebiasaan 
itu, yang bla, bla,  Kita boleh tidak lakukan itu pada diri kita 
sendiri, kita boleh mengajukan pemikiran kita kenapa dan 
berargumentasi secara baik-baik. Itu saja, sudah cukup. Kebiasaaan 
atau satu tradisi yang sudah berlangsung ratusan bahkan ribuan tahun 
tentu tidak mungkin kita rubah dalam sekejap. 
 
 Bagi yang masih suka mengikuti dan mungkin mereka lakukan, 
silahkan saja. Bagi yang merasa sudah tidak perlu diteruskan dan 
ambil sederhananya saja, tentu juga harus diperbolehkan. Terima dan 
hormatilah sebabik-baiknya setiap perbedaan yang ada, dan semua kita 
bisa hidup berdamai-damai secara harmonis didalam masyarakat ini.
 
 Salam,
 ChanCT
---
MJ :
Ya, soalnya kalau semua orang yagn mau merevisi adat yang udah 
expired dan yagn mau menyesuaikan dengan perkembangan jaman selalu 
dicela, bagaimana jaman mau maju? harus ada yang berani, seperti 
cucunya Affandi yang kemarin saya ceritakan itu lho, jangan kaya si 
agung dan adrian atau ukm itu yang selalu bertindak tanpa pikir kaya 
robot demi pelestarian budaya yang sudah expired.
Gitu lho maksudku.




 
  
   - Original Message - 
   From: marthajan04 
   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
   Sent: Wednesday, June 28, 2006 4:12 AM
   Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
 
 
   Ah Mas, saya enggak setuju. Walaupun hanya simbol tapi itu 
   penghinaan buat jaman sekarang. Ibu mas kan waktu nikah masih 
   ditahun awal empat puluhan. saya mengerti kalau dimasa itu 
bahkan 
   mungkin di tahun limapuluhan masih takut melawan adat. tapi 
dijaman 
   sekarang, sudah seharusnya itu disingkirkan.
   saya ingat waktu cucu pelukis akbar kita Affandi, putrinya 
Kartika 
   menikah dengan orang bule (entah apa), dia memakai upacara jawa 
tapi 
   dia tidak mau upacara nginjak telurnya itu. Itu diberitakan di 
koran.
 
   Nah perempuan model ginilah yang saya puji, berani melawan adat 
yang 
   merugikan dia.
   Seharusnya semua perempuan kalau mau maju harus berani melawan 
adat 
   yang merendahkan wanita.
   Upacara mencuci kaki suami kalau diimbangi dengan suami mencuci 
juga 
   kaki istrinya, baru boleh disebut baik. Tapi kalau sepihak, itu 
   perendahan harkat wanita.
   Begitu juga dengan pengikatan kaki wanita bangsawan china, 
   penyutatan habis kelamin wanita dll. semuanya sangat biadab. 
   Jaman sekarang sudah dilarang. Pengikatan kaki wanita china 
tidak 
   lagi ada simbol2nya tapi penyutatan pada wanita masih 
disimbolkan. 
   Seharusnya tidak perlu lagi ada simbol2an apa2 yang orang sudah 
   tidak mau lakukan.
   Walaupun saya tidak mengalami hal2 begitu, tapi saya tetap aja 
sakit 
   hati kalau lihat ada wanita yang harus direndahkan laki2.
 
   Maaf ya, tapi itulah saya. saya paling tidak bisa menahan diri 
kalau 
   liat yang gituan.
   Wanita barat mana mau melakukan hal2 begitu. Makanya saya 
mengagumi 
   mereka.
 
   salam,
   MJ
 
   --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, RM Danardono HADINOTO 
   rm_danardono@ wrote:
   
Saya setuju, bahwa pelestarian budaya tak boleh dilakukan 
dengan 
mata yang merem. Pokoke budaya. Sebagian besar daripada budaya 
   yang 
diwariskan adalah tatanan kehidupan se-hari hari, yang ratusan 
   tahun 
yang silam mempunyai makna yang praktis.

Kita layak mempelajari dan mengharhai budaya, sebagai sesuatu 
   harta 
spiritual yang diwariskan leluhur kita, yang mampu memperjelas 
jatidiri budaya kita. Ditumpu dengan pengetahuan sejarah, 
membantu 
memberikan katerangan mengenai latarbelakang banyak hal bagi 
generasi penerus.

Ibu saya waktu menikah ditahun

Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-29 Terurut Topik agung setiawan
jelas2 lo ngomongnya budaya n adat istiadat lama itu
memalukan, bukan udah ga tepat lagi. weks. bener2
pemutar balikan fakta sejati deh.

--- marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote:

 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ChanCT
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Bung Marthajan yb,
  
  Ya betul juga. Setiap budaya berkembang maju
 sesuai dengan 
 perkembangan jaman, tak ada yang bisa menahan
 perubahan sesuai 
 dengan perkembangan pikiran masyarakat saat itu.
 Saya setuju banget 
 dengan menerima makna budaya yang kita anggap
 baik-baik, dan 
 menyisihkan yang kita anggap tidak baik atau kurang
 serasi. 
 -
 MJ:
 Nah ini dia inti dari tulisan saya itu. Terima kasih
 pada bung Chan 
 yang bisa menangkap inti masalahnya. Tidak sepeti si
 Agung, Adrian 
 dan UKM Bangka yang salah nangkep melulu.
 Mereka hanya melihat sebaris kata lalu dikomentari.
 kan jadinya 
 konyol.
 Membuang yang sudah tidak cocok lagi menurut saya
 adalah keharusan, 
 bukannya meneruskan apa2 yang sudah kadaluarsa.
 Menyempurnakan adalah sesuatu yang positif bukan?
 kita kan bukannya 
 robot2 yang udah disetel mesti begitu. Lah wong
 nenek moyang kita 
 juga selalu merevisi adat2nya (buktinya adat 200
 tahun lalu beda 
 dengan adat/budaya 500 tahun lalu). ya enggak?
 lalu kenapa kita tidak disalahkan kalau mau merevisi
 juga seperti 
 yang telah dilakukan nenek moyang kita itu.
 goblok khan?
 
 
 
  Tapi, hendaknya juga jangan paksakan pemikiran
 kita itu untuk 
 segera diikuti masyarakat umum, atau bahkan kita
 menghina kebiasaan 
 itu, yang bla, bla,  Kita boleh tidak lakukan
 itu pada diri kita 
 sendiri, kita boleh mengajukan pemikiran kita kenapa
 dan 
 berargumentasi secara baik-baik. Itu saja, sudah
 cukup. Kebiasaaan 
 atau satu tradisi yang sudah berlangsung ratusan
 bahkan ribuan tahun 
 tentu tidak mungkin kita rubah dalam sekejap. 
  
  Bagi yang masih suka mengikuti dan mungkin
 mereka lakukan, 
 silahkan saja. Bagi yang merasa sudah tidak perlu
 diteruskan dan 
 ambil sederhananya saja, tentu juga harus
 diperbolehkan. Terima dan 
 hormatilah sebabik-baiknya setiap perbedaan yang
 ada, dan semua kita 
 bisa hidup berdamai-damai secara harmonis didalam
 masyarakat ini.
  
  Salam,
  ChanCT
 ---
 MJ :
 Ya, soalnya kalau semua orang yagn mau merevisi adat
 yang udah 
 expired dan yagn mau menyesuaikan dengan
 perkembangan jaman selalu 
 dicela, bagaimana jaman mau maju? harus ada yang
 berani, seperti 
 cucunya Affandi yang kemarin saya ceritakan itu lho,
 jangan kaya si 
 agung dan adrian atau ukm itu yang selalu bertindak
 tanpa pikir kaya 
 robot demi pelestarian budaya yang sudah expired.
 Gitu lho maksudku.
 
 
 
 
  
   
- Original Message - 
From: marthajan04 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, June 28, 2006 4:12 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran
 hakka dan hokkian
  
  
Ah Mas, saya enggak setuju. Walaupun hanya
 simbol tapi itu 
penghinaan buat jaman sekarang. Ibu mas kan
 waktu nikah masih 
ditahun awal empat puluhan. saya mengerti kalau
 dimasa itu 
 bahkan 
mungkin di tahun limapuluhan masih takut melawan
 adat. tapi 
 dijaman 
sekarang, sudah seharusnya itu disingkirkan.
saya ingat waktu cucu pelukis akbar kita
 Affandi, putrinya 
 Kartika 
menikah dengan orang bule (entah apa), dia
 memakai upacara jawa 
 tapi 
dia tidak mau upacara nginjak telurnya itu. Itu
 diberitakan di 
 koran.
  
Nah perempuan model ginilah yang saya puji,
 berani melawan adat 
 yang 
merugikan dia.
Seharusnya semua perempuan kalau mau maju harus
 berani melawan 
 adat 
yang merendahkan wanita.
Upacara mencuci kaki suami kalau diimbangi
 dengan suami mencuci 
 juga 
kaki istrinya, baru boleh disebut baik. Tapi
 kalau sepihak, itu 
perendahan harkat wanita.
Begitu juga dengan pengikatan kaki wanita
 bangsawan china, 
penyutatan habis kelamin wanita dll. semuanya
 sangat biadab. 
Jaman sekarang sudah dilarang. Pengikatan kaki
 wanita china 
 tidak 
lagi ada simbol2nya tapi penyutatan pada wanita
 masih 
 disimbolkan. 
Seharusnya tidak perlu lagi ada simbol2an apa2
 yang orang sudah 
tidak mau lakukan.
Walaupun saya tidak mengalami hal2 begitu, tapi
 saya tetap aja 
 sakit 
hati kalau lihat ada wanita yang harus
 direndahkan laki2.
  
Maaf ya, tapi itulah saya. saya paling tidak
 bisa menahan diri 
 kalau 
liat yang gituan.
Wanita barat mana mau melakukan hal2 begitu.
 Makanya saya 
 mengagumi 
mereka.
  
salam,
MJ
  
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, RM
 Danardono HADINOTO 
rm_danardono@ wrote:

 Saya setuju, bahwa pelestarian budaya tak
 boleh dilakukan 
 dengan 
 mata yang merem. Pokoke budaya. Sebagian besar
 daripada budaya 
yang 
 diwariskan adalah tatanan kehidupan se-hari
 hari, yang ratusan 
tahun 
 yang silam mempunyai makna yang

Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-29 Terurut Topik agung setiawan


--- marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote:

 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agung
 setiawan 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  lo yg baca dipikir dicerna baru komentar deh,
 emang
  mereka ga lagi pake baju adat or something like
 that,
  tapi mereka juga ga pernah bilang kalo itu semua
  memalukan, gak kayak lo malu ama adat istiadat
  sendiri. KASIH bukti kalo para pejabat tiongkot
 trus
  org2 dishanghai sekarang pake baju barat karena
 budaya
  lama MEMALUKAN. g kira sampe kapan pun ga ada yg
 bakal
  ngomong begitu.
 -
 MJ :
 apa orang kalo malu itu mesti diomongkan setiap
 saat? lalu kapan 
 orang makan, tidur, kerja dll. kalo setiap saat
 mulutnya 
 harus ngomong malu.. malu... malu 
 saya tanya kenapa kamu enggak pake pakaian china
 tradisionil tapi 
 malahan pake jean dan kamu belum jawab kan? kalau
 kamu bangga, tidak 
 malu dan mau pertahankan budaya china kenapa tidak
 dipakai? kenapa 
 maunya pake jean yang terang2an budaya barat bukan
 budaya china?
 kalo gua mah jelas jawabannya : MALU! gua sih enggak
 munafik kaya 
 elo. sendiri enggak mau make tapi ngatain orang lain
 yang enggak mau 
 make.
 
 emang yg bilang g ga pernah pake sapa? trus lo tau
dari mana g pake jean? lo kenal g juga kagak, kok
bisa2nya samain g sama memalukannya kayak lo

 
  btw sekarang diindo juga banyak kok yg
  mulai merit pake baju WAYANG POTEHI lagi. malah
 masuk
  koran n majalah segala, dan AJAIBnya lagi ada yg
 org
  PRIBUMI bkn tionghua. 
 ---
 banyak berapa orang? berapa persentasinya dibanding
 yang tetap mau 
 pake rok putih panjang ala barat?
 memang betul, kalo ada pribumi yang kawin pake
 pakaian china 
 tradisionil ya ajaib lah. patut didaftarkan pada bos
 jamu jago tuh.
 

ini namanya katak dalam tempurung, gara2 diri sendiri
ga pernah baca tp malah bilang ga ada kejadian.
hehehhee  
 
  SO PIKIR DULU MATENG2 kalo mau MALU AMA ADAT
 SENDIRI
 ---
 heh tukang fitnah! gua kan bilang gue malu kalo
 disuruh pake baju 
 model wayang potehi. dimana gua bilang malu pada
 adat istiadat nenek 
 moyang? cari sampe dapet baru ngocol lagi.
 
liat postingan awal lo deh, baca kalimat terakhir
jelas2 tertulis MEMALUKAN gede2 begitu. 

udah nulis tp malah lupa sendiri, bener2 ga lepel
diajak diskusi nih,  jgn2 lo termasuk salah seorang yg
lulus ujian akhir sekolah nyogok yah. hehehehe 

 
 
 
  
  --- marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   emang elo waktu kawin pake baju kaya wayang
 potehi?
   hehehe.
   
   kenapa elo pada pake jean, bukannya celana
 komprang
   warna hitam dan 
   baju koko atau topi kaya tukang petik teh di
 puncak
   ?
   
   emangnya pejabat2 di tiongkok enggak pada pake
 jas
   budayanya orang 
   barat?
   kalo ngomong tuh dipikir dulu ya. Budaya barat
 itu
   sudah menyebar 
   keseluruh dunia. Lihat di Shanghai, orang sudah
   berpakaian ngikuti 
   budaya apa?
   kalo mau ngocol tuh dipikir dulu ya!
   
   
   
   --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agung
   setiawan 
   agoeng_set@ wrote:
   
iya tuh, yg memalukan itu kalo muka dah jelas2
   china,
mata sipit tp malah niru2 adat org laen, malah
bangganya bukan maen pula. adat istiadat
 sendiri
   yang
udah exist ribuan tahun dengan bangga di ganti
   adat
istiadat org laen. huuu MEMALUKAN
 BANGET
   
 
 
 
 
 
 
 
 
 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Something is new at Yahoo! Groups.  Check out the enhanced email design.
http://us.click.yahoo.com/SISQkA/gOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
~- 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-29 Terurut Topik agoeng_set
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agung setiawan 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 iya tuh, yg memalukan itu kalo muka dah jelas2 china,
 mata sipit tp malah niru2 adat org laen, malah
 bangganya bukan maen pula. adat istiadat sendiri yang
 udah exist ribuan tahun dengan bangga di ganti adat
 istiadat org laen. huuu MEMALUKAN BANGET
 
 --- ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  
  Kok memalukan sih? Justeru khan nyeni kalau masih
  segala pernak-pernik
  budaya gitu, 
  Biarpun kadang-kadang jadi tidak ekonomis dan tidak
  praktis. Tapi kalau
  enggak begitu khan enggak berkesan laaah.
  
  
  -Original Message-
  From: marthajan04 [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Monday, June 26, 2006 11:57 PM
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran
  hakka dan hokkian
  
  MJ:
  ortu gue waktu ngawinin anak pertamanya yang lelaki
  memang masih 
  pakai lamaran ber-nampan2 dan pernikahan pakai acara
  pernak pernik 
  budaya china pakai encim2 yang suaranya cempreng
  sebagai pembawa 
  acaranya... memalukan hehehe.. 
  
  
  
 TUH JELAS2 LO TULIS KATA2 MEMALUKAN BUKAN MEMBUANG YG SUDAH TIDAK 
COCOK LAGI . UDAH AH CAPE DEBAT MA YG OMONGANNYA SENDIRI AJA CEPET 
LUPA. GA LEPEL. BYEEE 
 
 __
 Do You Yahoo!?
 Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
 http://mail.yahoo.com










 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Great things are happening at Yahoo! Groups.  See the new email design.
http://us.click.yahoo.com/TISQkA/hOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
~- 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




RE: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-29 Terurut Topik Petrus Gunadi Omas
Dear Fellas,

 

Numpang nimbrung makin seru ini :D,

Kok saya melihat Marthajan seperti membela kaum hawa tapi sayang sekali
pengetahuan tentang makna makna di dalam Kebudayaannya minim sekali sehingga
terlihat dari tulisan tulisannya TIDAK TAHU ADAT, atau ini PEMBAHARUAN ADAT
yang katanya adat lama yang sudah karatan.

Melihat cara menulis anda yang TIDAK TAHU ADAT atau PEMBAHARUAN ADAT  versi
dirinya saya berkeyakinan orang ini memang TIDAK TAHU ADAT :D.

 

Saya kira didalam kebudayaan Tionghoa yang yang berlaku tetap prinsip Yin
Yang, dalam arti Kesetaraan.

So jangan teriak teriak Emansipasi kalo genteng bocor, listrik korsleting
teriak teriak ke suami anda, kerjakan sendiri kalo bisa.

Jangan menuntut hak dan dengan alasan feminism menampik kewajiban.

Saya kira didunia Yin Yang berjalan dengan baik tanpa perlu teriak teriak
emansipasi, semua ada porsinya sendiri sendiri. Yang perlu diteriakin adalah
masalah pelecehan, dll terhadap wanita yang beradat :-).

 

I'm not married yet. Someday kayaknya kalo pake acara Chinese Classic
Ceremony,  exotics juga kali yah. Menarik untuk dipertimbangkan dibandingkan
pakai Jas kayaknya dah jadi adat yang biasa :D

 

BTW beberapa tahun lalu Design back to 60's ngetrend, kalo anda cewe saya
yakin pasti ngikutin gaya itu hehhhe. Jadi yang mana adat yang tua yah :D.

 

Salam Beradab dan Beradat

Petrus Gunadi Omas

 

PS. Sorry Admin, agak jail dikit :D. Ngak tahan kali ini melihat orang TIDAK
BERADAT teriak teriak BERADAT



[Non-text portions of this message have been removed]



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-29 Terurut Topik marthajan04
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_set 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
   MJ:
   ortu gue waktu ngawinin anak pertamanya yang lelaki
   memang masih 
   pakai lamaran ber-nampan2 dan pernikahan pakai acara
   pernak pernik 
   budaya china pakai encim2 yang suaranya cempreng
   sebagai pembawa 
   acaranya... memalukan hehehe.. 
   
   
   

  TUH JELAS2 LO TULIS KATA2 MEMALUKAN BUKAN MEMBUANG YG SUDAH TIDAK 
 COCOK LAGI . UDAH AH CAPE DEBAT MA YG OMONGANNYA SENDIRI AJA CEPET 
 LUPA.  


MJ:
Nah kan keliatan gobloknya.
Yang gue maksud itu si encim2 yang cempreng suaranya. penampilannya 
aja kaya ene-nya koh put on. Untung aja enggak pake bakiak.
Kalo pembawa acaranya Kus Hendratmo atau Marisa Haque ya malah 
bangga. cuman sayangnya yang cakep2 enggak ada yang mau jadi pembawa 
acara gituan, kecuali encim2 yang berdandan ala ene-nya koh put on.
Makanya, belajar tahan diri neng. mentang2 jaid minoritas jadi 
bawaannya kesinggung terus. itu namanya enggak pede.


GA LEPEL. BYEEE 
--
emang elo enggak selepel ama gue. sorry aja yah.
MJ










 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Check out the new improvements in Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/6pRQfA/fOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
~- 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-29 Terurut Topik marthajan04
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, UKM BANGKA [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Dear marthajan04,
 
 Benar, budaya orang Bangka ngomongnya sering ngak langsung , 
-
Dear UKM,

Wah UKM, saya rasa, budaya ini juga harus segera dirubah. Jangan 
sampai nanti orang yang enggak ngerti terus tarik kesimpulan sendiri 
lalu terjadi yang tidak diinginkan. Kalau persoalannya jadi gede 
bisa jadi perang dunia ketiga lho.


 tapi karena ada permintaan dari anda minta dijelasin apa maksud  
daripada daripada
 . ya kami jelasin,   kata orang tua, bulan Juni ( imlek ) 
jangan
 melangsungkan perkawinan, karena akan susah dapat anak, sudah 
merupakan adat
 orang Bangka, kalo mau nikah, cari Shin She melihat hari bagusnya, 
shin she
 juga bilang jangan nikah pada bulan Juni ( imlek ) , nah daripada 
ngak punya
 anak, daripada tidak disetujui calon mertua
 , lebih baik iku deh, jangan lakukan perkawinan pada bulan Juni ( 
imlek ),
 berani mencoba ?.
--
MJ:
kawin bulan juni? enggak ah. Bulan juni itu panasnya minta ampun. 
kalo nikahan di bulan itu, keluar mobil mau masuk gedung, make-up 
pada luntur, baju bisa basah. nah kan kita yang lagi disorot kamera 
maunya kan lagi cantik2nya tapi kalo gerah keringatan mana bisa 
senyum manis. senyumnya jadi asem.

bisa punya anak atau tidak itu lebih baik nanya dokter bukan nanya 
paranormal dong.
Catat nih ya, jangan sampai ada yang kaya si gunung agung lagi yang 
nangkepnya salah melulu akibat kebiasaan nyogok buat lulus ujian.
Saya enggak bilang yang shinshe..( eh shinshe kan sebangsa dokter 
bukan cenayang/paranormal..?)bilang itu enggak bener. Mungkin aja 
bener kalo bulan Juni itu jelek untuk ngadain pesta pernikahan, tapi 
alasannya itu harus yang masuk akal. Kalo misalnya bulan juni itu 
menurut pengamatan ilmiah misal temperaturnya tidak memungkinkan 
terjadinya kehamilan, ya harus dibilang gitu, bukan hanya bagi 
pengatin baru aja tapi juga pengantin lama yang sedang merencanakan 
punya anak, harus dibilang kalo di bulan juni itu tidak akan jadi 
anak.
hehehe... jadi ngajarin kalo mau hub. sex sebelum nikah, bulan juni 
aja... enggak bakalan jadi hamil.

Kalo cuma dibilang pemali.. pemali aja sih, repot dong. Kalo anaknya 
penurut. kalo bandel kaya saya?

Catatan : subject ini tertutup buat si Otong Agung. Enggak boleh 
koment sebab lulus ujiannya nyogok.

salam,
MJ









 
 Wassalam
 - Original Message - 
 From: marthajan04 [EMAIL PROTECTED]
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Thursday, June 29, 2006 3:11 PM
 Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
 
 
  daripada, daripada . apa? ngomong kok enggak mau 
dituntasin.
  ini termasuk budaya orang bangka? yang tabu di-singgung2?
 
 
 
 
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, UKM BANGKA ukmbangka@
  wrote:
  
   Saya setuju dengan bung ChanCT, silahkan saja anda suka atau 
tidak
  suka
   dengan adat suku anda, itu hak asasi anda, demikian juga
  sebaliknya,
   ditempat saya kalo bulan Juni ( imlek ) ngak ada yang 
melangsungan
   perkawinan, itu juga adat, boleh ikut boleh tidak, namun lebih
  banyak
   memilih ikut, dari pada...dari pada
  
   Wassalam
  
  
   - Original Message - 
   From: ChanCT SADAR@
   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
   Sent: Wednesday, June 28, 2006 9:24 AM
   Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan
  hokkian
  
  
Bung Marthajan yb,
   
Ya betul juga. Setiap budaya berkembang maju sesuai 
dengan
   perkembangan jaman, tak ada yang bisa menahan perubahan sesuai
  dengan
   perkembangan pikiran masyarakat saat itu. Saya setuju banget
  dengan menerima
   makna budaya yang kita anggap baik-baik, dan menyisihkan yang 
kita
  anggap
   tidak baik atau kurang serasi.
   
Tapi, hendaknya juga jangan paksakan pemikiran kita itu
  untuk segera
   diikuti masyarakat umum, atau bahkan kita menghina kebiasaan 
itu,
  yang bla,
   bla,  Kita boleh tidak lakukan itu pada diri kita sendiri,
  kita boleh
   mengajukan pemikiran kita kenapa dan berargumentasi secara 
baik-
  baik. Itu
   saja, sudah cukup. Kebiasaaan atau satu tradisi yang sudah
  berlangsung
   ratusan bahkan ribuan tahun tentu tidak mungkin kita rubah 
dalam
  sekejap.
   
Bagi yang masih suka mengikuti dan mungkin mereka 
lakukan,
  silahkan
   saja. Bagi yang merasa sudah tidak perlu diteruskan dan ambil
  sederhananya
   saja, tentu juga harus diperbolehkan. Terima dan hormatilah
  sebabik-baiknya
   setiap perbedaan yang ada, dan semua kita bisa hidup berdamai-
  damai secara
   harmonis didalam masyarakat ini.
   
Salam,
ChanCT
   
   
  - Original Message - 
  From: marthajan04
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Sent: Wednesday, June 28, 2006 4:12 AM
  Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan
  hokkian
   
   
  Ah Mas, saya enggak setuju. Walaupun hanya simbol tapi itu
  penghinaan buat jaman sekarang

[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-29 Terurut Topik marthajan04
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Petrus Gunadi Omas 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Dear Fellas, 
 Numpang nimbrung makin seru ini :D,
 Kok saya melihat Marthajan seperti membela kaum hawa tapi sayang 
sekali pengetahuan tentang makna makna di dalam Kebudayaannya minim 
sekali sehingga terlihat dari tulisan tulisannya TIDAK TAHU ADAT, 
atau ini PEMBAHARUAN ADAT yang katanya adat lama yang sudah karatan.
 Melihat cara menulis anda yang TIDAK TAHU ADAT atau PEMBAHARUAN 
ADAT  versi dirinya saya berkeyakinan orang ini memang TIDAK TAHU 
ADAT :D.
---
MJ:
adat apa yang anda maksud? adat jaman purbakala? saya memang tidak 
tertarik mempelajari adat/budaya jaman sudah lalu. saya leibh 
tertarik sama masa kini atau yang akan datang. 
saya lebih suka ke Paris kalo mau lihat mode daripada bongkar 
kuburan ngorek2 tengkorak untuk diliat model bajunya untuk ditiru. 
hehehe niru kok dari kuburan... ngeri banget,

 
 Saya kira didalam kebudayaan Tionghoa yang yang berlaku tetap 
prinsip Yin Yang, dalam arti Kesetaraan.
 So jangan teriak teriak Emansipasi kalo genteng bocor, listrik 
korsleting teriak teriak ke suami anda, kerjakan sendiri kalo bisa.
--
MJ:
hahaha kalo genteng bocor ya panggil tukang genteng. ngapain 
naek2 sendiri. lah suami gue juga enggak mau kok. 


 Jangan menuntut hak dan dengan alasan feminism menampik kewajiban.
 Saya kira didunia Yin Yang berjalan dengan baik tanpa perlu teriak 
teriak emansipasi, semua ada porsinya sendiri sendiri. Yang perlu 
diteriakin adalah masalah pelecehan, dll terhadap wanita yang 
beradat :-).
---
MJ:
emansipasi? hihihihi... nih orang sudah ketinggalan jaman buanget. 
nih tak kasih tau ya, peranan lelaki didunia itu sudah hampir habis.
nanti kalo cloning manusia sudah membudaya, lelaki itu perannya 
hanya memenuhi kebutuhan sex perempuan aja. Inipun bisa digantikan 
dengan alat2 hehehe
perempuan bisa mengkloning diri untuk membuat dunia tetap diisi 
manusia. lelaki mana bisa? makanya, baik2lah sama perempuan.
Untuk kerjaan yang berat2 bisa digantikan robot.
hehehe.. 





 
  
 
 I'm not married yet. Someday kayaknya kalo pake acara Chinese 
Classic
 Ceremony,  exotics juga kali yah. Menarik untuk dipertimbangkan 
dibandingkan
 pakai Jas kayaknya dah jadi adat yang biasa :D
 
  
 
 BTW beberapa tahun lalu Design back to 60's ngetrend, kalo anda 
cewe saya
 yakin pasti ngikutin gaya itu hehhhe. Jadi yang mana adat yang tua 
yah :D.
 
  
 
 Salam Beradab dan Beradat
 
 Petrus Gunadi Omas
 
  
 
 PS. Sorry Admin, agak jail dikit :D. Ngak tahan kali ini melihat 
orang TIDAK
 BERADAT teriak teriak BERADAT
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]











 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Great things are happening at Yahoo! Groups.  See the new email design.
http://us.click.yahoo.com/TISQkA/hOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
~- 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-29 Terurut Topik Hendri Irawan
 MJ:
 adat apa yang anda maksud? adat jaman purbakala? saya memang tidak 
 tertarik mempelajari adat/budaya jaman sudah lalu. saya leibh 
 tertarik sama masa kini atau yang akan datang. 
 saya lebih suka ke Paris kalo mau lihat mode daripada bongkar 
 kuburan ngorek2 tengkorak untuk diliat model bajunya untuk ditiru. 
 hehehe niru kok dari kuburan... ngeri banget,

Bu Martha, 

Ini adalah Forum Sejarah Dan Budaya Tionghua, tentu saja hal-hal dari
jaman dulu sangat relevan dibahas. Jadi kalau tidak tertarik dengan
hal-hal itu saya kira ini sedikit tidak sesuai dengan semangat yang
diusung forum ini. Memang budaya jaman dulu itu sudah ketinggalan
jaman, namanya juga jaman dulu. Akan tetapi, dari budaya jaman dulu
itu kita bisa mengembangkan budaya yang baru yang lebih baik dengan
tidak serta-merta mencap semua yang kuno itu tidak baik.

Bu Martha mungkin mengusung semangat feminimisme modern. Untuk bu
Martha ketahui, wanita-wanita Tionghua jaman dulu memiliki peranan
yang tidak kalah pentingnya dari pria. Contohnya sudah saya posting
dalam 2 artikel mengenai wanita tionghua Qin Liangyu dan Liang Hongyu.
Keduanya adalah tokoh sejarah yang nyata adanya, bukan mitos. Sejarah
tionghua juga mencatat bangkit dan runtuhnya pemerintahan juga tidak
lepas dari peranan penting wanita, seperti di jaman Shang dan Zhou, di
jaman Han, di jaman San Guo, di jaman Tang dan seterusnya.

Jangan lupa pula posisi wanita yang direndahkan adalah pola umum yang
terjadi di bumi ini pada masa lalu bahkan jaman sekarang dan yang
paling penting, pola itu tidak hanya berlaku eksklusif dalam budaya
tionghua. Kalau di budaya tionghua ada yang namanya pengikatan kaki,
di budaya barat juga ada yang namanya pemakaian korset yang juga menyiksa.

Jadi marilah menempatkan diri secara objektif dalam menilai sejarah
dan budaya, jangan memakai kacamata yang sempit.

Hormat saya,

Yongde






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





RE: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-29 Terurut Topik Linda Harsini
Jangan lupa ada Empress Wu Ze Tian.
Salah satu wanita terhebat yang ada dalam sejarah Tiongkok. 

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Hendri Irawan
Sent: 30 Juni 2006 9:23
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

 MJ:
 adat apa yang anda maksud? adat jaman purbakala? saya memang tidak 
 tertarik mempelajari adat/budaya jaman sudah lalu. saya leibh tertarik

 sama masa kini atau yang akan datang.
 saya lebih suka ke Paris kalo mau lihat mode daripada bongkar kuburan 
 ngorek2 tengkorak untuk diliat model bajunya untuk ditiru.
 hehehe niru kok dari kuburan... ngeri banget,

Bu Martha, 

Ini adalah Forum Sejarah Dan Budaya Tionghua, tentu saja hal-hal dari
jaman dulu sangat relevan dibahas. Jadi kalau tidak tertarik dengan
hal-hal itu saya kira ini sedikit tidak sesuai dengan semangat yang
diusung forum ini. Memang budaya jaman dulu itu sudah ketinggalan jaman,
namanya juga jaman dulu. Akan tetapi, dari budaya jaman dulu itu kita
bisa mengembangkan budaya yang baru yang lebih baik dengan tidak
serta-merta mencap semua yang kuno itu tidak baik.

Bu Martha mungkin mengusung semangat feminimisme modern. Untuk bu Martha
ketahui, wanita-wanita Tionghua jaman dulu memiliki peranan yang tidak
kalah pentingnya dari pria. Contohnya sudah saya posting dalam 2 artikel
mengenai wanita tionghua Qin Liangyu dan Liang Hongyu.
Keduanya adalah tokoh sejarah yang nyata adanya, bukan mitos. Sejarah
tionghua juga mencatat bangkit dan runtuhnya pemerintahan juga tidak
lepas dari peranan penting wanita, seperti di jaman Shang dan Zhou, di
jaman Han, di jaman San Guo, di jaman Tang dan seterusnya.

Jangan lupa pula posisi wanita yang direndahkan adalah pola umum yang
terjadi di bumi ini pada masa lalu bahkan jaman sekarang dan yang paling
penting, pola itu tidak hanya berlaku eksklusif dalam budaya tionghua.
Kalau di budaya tionghua ada yang namanya pengikatan kaki, di budaya
barat juga ada yang namanya pemakaian korset yang juga menyiksa.

Jadi marilah menempatkan diri secara objektif dalam menilai sejarah dan
budaya, jangan memakai kacamata yang sempit.

Hormat saya,

Yongde






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links



 




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Check out the new improvements in Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/6pRQfA/fOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
~- 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-29 Terurut Topik andri halim
Aduh2, Bu Marthajan emang bikin ulah terus2an, 

--- marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote:

 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Petrus
 Gunadi Omas 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Dear Fellas, 
  Numpang nimbrung makin seru ini :D,
  Kok saya melihat Marthajan seperti membela kaum
 hawa tapi sayang 
 sekali pengetahuan tentang makna makna di dalam
 Kebudayaannya minim 
 sekali sehingga terlihat dari tulisan tulisannya
 TIDAK TAHU ADAT, 
 atau ini PEMBAHARUAN ADAT yang katanya adat lama
 yang sudah karatan.
  Melihat cara menulis anda yang TIDAK TAHU ADAT
 atau PEMBAHARUAN 
 ADAT  versi dirinya saya berkeyakinan orang ini
 memang TIDAK TAHU 
 ADAT :D.
 ---
 MJ:
 adat apa yang anda maksud? adat jaman purbakala?
 saya memang tidak 
 tertarik mempelajari adat/budaya jaman sudah lalu.
 saya leibh 
 tertarik sama masa kini atau yang akan datang. 
 saya lebih suka ke Paris kalo mau lihat mode
 daripada bongkar 
 kuburan ngorek2 tengkorak untuk diliat model bajunya
 untuk ditiru. 
 hehehe niru kok dari kuburan... ngeri banget,
 
  
  Saya kira didalam kebudayaan Tionghoa yang yang
 berlaku tetap 
 prinsip Yin Yang, dalam arti Kesetaraan.
  So jangan teriak teriak Emansipasi kalo genteng
 bocor, listrik 
 korsleting teriak teriak ke suami anda, kerjakan
 sendiri kalo bisa.
 --
 MJ:
 hahaha kalo genteng bocor ya panggil tukang
 genteng. ngapain 
 naek2 sendiri. lah suami gue juga enggak mau kok. 
 
 
  Jangan menuntut hak dan dengan alasan feminism
 menampik kewajiban.
  Saya kira didunia Yin Yang berjalan dengan baik
 tanpa perlu teriak 
 teriak emansipasi, semua ada porsinya sendiri
 sendiri. Yang perlu 
 diteriakin adalah masalah pelecehan, dll terhadap
 wanita yang 
 beradat :-).
 ---
 MJ:
 emansipasi? hihihihi... nih orang sudah ketinggalan
 jaman buanget. 
 nih tak kasih tau ya, peranan lelaki didunia itu
 sudah hampir habis.
 nanti kalo cloning manusia sudah membudaya, lelaki
 itu perannya 
 hanya memenuhi kebutuhan sex perempuan aja. Inipun
 bisa digantikan 
 dengan alat2 hehehe
 perempuan bisa mengkloning diri untuk membuat dunia
 tetap diisi 
 manusia. lelaki mana bisa? makanya, baik2lah sama
 perempuan.
 Untuk kerjaan yang berat2 bisa digantikan robot.
 hehehe.. 
 
 
 
 
 
  
   
  
  I'm not married yet. Someday kayaknya kalo pake
 acara Chinese 
 Classic
  Ceremony,  exotics juga kali yah. Menarik untuk
 dipertimbangkan 
 dibandingkan
  pakai Jas kayaknya dah jadi adat yang biasa :D
  
   
  
  BTW beberapa tahun lalu Design back to 60's
 ngetrend, kalo anda 
 cewe saya
  yakin pasti ngikutin gaya itu hehhhe. Jadi yang
 mana adat yang tua 
 yah :D.
  
   
  
  Salam Beradab dan Beradat
  
  Petrus Gunadi Omas
  
   
  
  PS. Sorry Admin, agak jail dikit :D. Ngak tahan
 kali ini melihat 
 orang TIDAK
  BERADAT teriak teriak BERADAT
  
  
  
  [Non-text portions of this message have been
 removed]
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Something is new at Yahoo! Groups.  Check out the enhanced email design.
http://us.click.yahoo.com/SISQkA/gOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
~- 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-29 Terurut Topik marthajan04
lah membahas budaya itu apa harus selalu budaya jaman lalu? enggak 
boleh budaya jaman sekarang? enggak boleh diskusi memprediksikan 
perkembangan budaya untuk masa depan? 

Kalau hanya membicarakan budaya jaman dulu saja, ya lama2 akan habis 
dong pembicaraan kecuali di-ulang2 terus. Dan budaya tionghoa akan 
terhenti, tak ada kemajuan. Padahal kata maju adalah kata yang 
positif bukan? Kenapa kita tidak boleh mengembangkan budaya kita?

Intinya, saya memang ingin membicarakan, bagaimana sebaiknya budaya 
lama yang ingin dihidupkan kembali itu disesuaikan dengan 
perkembangan jaman.
kalau jaman dulu ada lamar2an, yang biasanya hanya pihak lelaki saja 
yang memberi, bagaimana kalau masa depan, karena kedudukan wanita 
sudah setara dengan lelaki, jadi wanita juga harus balas memberi 
pada suaminya.
Ortu calon istri juga harus berterimakasih pada ortu calon suami 
untuk pengorbanan ortunya membesarkan calon menantunya itu, sebab 
anak lelakinya itu akan dan harus meninggalkan ortunya untuk 
membentuk rumah tangga baru bersama anak perempuannya.

Nah kalo saya jadi keluar jalur, itu salahnya netters yang cuman 
baca satu baris tulisan saya lalu pada kesempatan nyerang saya. Jadi 
ya saya balas dong masa diam saja? kan sekarang wanita sudah setara 
dengan lelaki. masa lalu nyungslep kalo diserang? 

Itu saja deh dulu. sukur kalo ada yang setuju dengan pikiran saya. 
Kalo enggak ya udah, selamat ketinggalan jaman aja ya.

salam,
MJ



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

  MJ:
  adat apa yang anda maksud? adat jaman purbakala? saya memang 
tidak 
  tertarik mempelajari adat/budaya jaman sudah lalu. saya leibh 
  tertarik sama masa kini atau yang akan datang. 
  saya lebih suka ke Paris kalo mau lihat mode daripada bongkar 
  kuburan ngorek2 tengkorak untuk diliat model bajunya untuk 
ditiru. 
  hehehe niru kok dari kuburan... ngeri banget,
 
 Bu Martha, 
 
 Ini adalah Forum Sejarah Dan Budaya Tionghua, tentu saja hal-hal 
dari
 jaman dulu sangat relevan dibahas. Jadi kalau tidak tertarik dengan
 hal-hal itu saya kira ini sedikit tidak sesuai dengan semangat yang
 diusung forum ini. Memang budaya jaman dulu itu sudah ketinggalan
 jaman, namanya juga jaman dulu. Akan tetapi, dari budaya jaman dulu
 itu kita bisa mengembangkan budaya yang baru yang lebih baik dengan
 tidak serta-merta mencap semua yang kuno itu tidak baik.
 
 Bu Martha mungkin mengusung semangat feminimisme modern. Untuk bu
 Martha ketahui, wanita-wanita Tionghua jaman dulu memiliki peranan
 yang tidak kalah pentingnya dari pria. Contohnya sudah saya posting
 dalam 2 artikel mengenai wanita tionghua Qin Liangyu dan Liang 
Hongyu.
 Keduanya adalah tokoh sejarah yang nyata adanya, bukan mitos. 
Sejarah
 tionghua juga mencatat bangkit dan runtuhnya pemerintahan juga 
tidak
 lepas dari peranan penting wanita, seperti di jaman Shang dan 
Zhou, di
 jaman Han, di jaman San Guo, di jaman Tang dan seterusnya.
 
 Jangan lupa pula posisi wanita yang direndahkan adalah pola umum 
yang
 terjadi di bumi ini pada masa lalu bahkan jaman sekarang dan yang
 paling penting, pola itu tidak hanya berlaku eksklusif dalam budaya
 tionghua. Kalau di budaya tionghua ada yang namanya pengikatan 
kaki,
 di budaya barat juga ada yang namanya pemakaian korset yang juga 
menyiksa.
 
 Jadi marilah menempatkan diri secara objektif dalam menilai sejarah
 dan budaya, jangan memakai kacamata yang sempit.
 
 Hormat saya,
 
 Yongde










 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Check out the new improvements in Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/6pRQfA/fOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
~- 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




RE: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-27 Terurut Topik agung setiawan
iya tuh, yg memalukan itu kalo muka dah jelas2 china,
mata sipit tp malah niru2 adat org laen, malah
bangganya bukan maen pula. adat istiadat sendiri yang
udah exist ribuan tahun dengan bangga di ganti adat
istiadat org laen. huuu MEMALUKAN BANGET

--- ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Kok memalukan sih? Justeru khan nyeni kalau masih
 segala pernak-pernik
 budaya gitu, 
 Biarpun kadang-kadang jadi tidak ekonomis dan tidak
 praktis. Tapi kalau
 enggak begitu khan enggak berkesan laaah.
 
 
 -Original Message-
 From: marthajan04 [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Monday, June 26, 2006 11:57 PM
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran
 hakka dan hokkian
 
 MJ:
 ortu gue waktu ngawinin anak pertamanya yang lelaki
 memang masih 
 pakai lamaran ber-nampan2 dan pernikahan pakai acara
 pernak pernik 
 budaya china pakai encim2 yang suaranya cempreng
 sebagai pembawa 
 acaranya... memalukan hehehe.. 
 
 
 
 
 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Check out the new improvements in Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/6pRQfA/fOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
~- 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-27 Terurut Topik marthajan04
emang elo waktu kawin pake baju kaya wayang potehi? hehehe.

kenapa elo pada pake jean, bukannya celana komprang warna hitam dan 
baju koko atau topi kaya tukang petik teh di puncak ?

emangnya pejabat2 di tiongkok enggak pada pake jas budayanya orang 
barat?
kalo ngomong tuh dipikir dulu ya. Budaya barat itu sudah menyebar 
keseluruh dunia. Lihat di Shanghai, orang sudah berpakaian ngikuti 
budaya apa?
kalo mau ngocol tuh dipikir dulu ya!



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agung setiawan 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 iya tuh, yg memalukan itu kalo muka dah jelas2 china,
 mata sipit tp malah niru2 adat org laen, malah
 bangganya bukan maen pula. adat istiadat sendiri yang
 udah exist ribuan tahun dengan bangga di ganti adat
 istiadat org laen. huuu MEMALUKAN BANGET
 
 --- ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  
  Kok memalukan sih? Justeru khan nyeni kalau masih
  segala pernak-pernik
  budaya gitu, 
  Biarpun kadang-kadang jadi tidak ekonomis dan tidak
  praktis. Tapi kalau
  enggak begitu khan enggak berkesan laaah.
  
  
  -Original Message-
  From: marthajan04 [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Monday, June 26, 2006 11:57 PM
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran
  hakka dan hokkian
  
  MJ:
  ortu gue waktu ngawinin anak pertamanya yang lelaki
  memang masih 
  pakai lamaran ber-nampan2 dan pernikahan pakai acara
  pernak pernik 
  budaya china pakai encim2 yang suaranya cempreng
  sebagai pembawa 
  acaranya... memalukan hehehe.. 
  
  
  
  
  
 
 
 __
 Do You Yahoo!?
 Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
 http://mail.yahoo.com










 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Check out the new improvements in Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/6pRQfA/fOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
~- 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-27 Terurut Topik marthajan04
Ul, terus terang gue sih malu kalau jaman sekarang berpakaian 
seperti jaman ribuan tahun lalu. Boro2 ratusan atau ribuan tahun 
lalu, dua puluh tahun lalu saja sudah enggak mau. 
Budaya juga kan harus ada kemajuan seiring kemajuan otak manusia.
sekarang mau tidak mau, kalau tidak mau dibilang ketinggalan jaman, 
seluruh dunia melihat barat sebagai kemajuan dibidang apapun juga.

Ada anak jepang yang saya kenal, masih kuliah di Psychologi tingkat 
master yang pinter luar biasa, bilang sama gua, dia sangat cemas 
lihat anak2 muda di Jepang, katanya, seandainya di USA ada kejadian 
anak membunuh ortunya karena misal dilarang merokok, maka enggak 
lebih dari 2 bulan kemudian, di Jepang akan ada anak yang juga 
membunuh orang tuanya karena dilarang merokok.

Nah kan, dia sudah menceritakan bahwa budaya amrik itu sudah mewabah 
keseluruh dunia, bukan hanya yang bagusnya saja yang ditiru, tapi 
sudah yang buruknya juga. Padahal di amriknya sendiri tidak sampai 
begitu.

cuman mau klarifikasi mengenai saya malu pakai pakaian yang usianya 
sudah ribuan tahun.
lalu gimana sama jilbab yang umurnya ribuan tahun? kan kita juga 
mencela dan mengejeknya. saya sih mengejek entah kamu ul.

salam,
MJ



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Kok memalukan sih? Justeru khan nyeni kalau masih segala pernak-
pernik
 budaya gitu, 
 Biarpun kadang-kadang jadi tidak ekonomis dan tidak praktis. Tapi 
kalau
 enggak begitu khan enggak berkesan laaah.
 
 
 -Original Message-
 From: marthajan04 [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Monday, June 26, 2006 11:57 PM
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
 
 MJ:
 ortu gue waktu ngawinin anak pertamanya yang lelaki memang masih 
 pakai lamaran ber-nampan2 dan pernikahan pakai acara pernak pernik 
 budaya china pakai encim2 yang suaranya cempreng sebagai pembawa 
 acaranya... memalukan hehehe..











 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Great things are happening at Yahoo! Groups.  See the new email design.
http://us.click.yahoo.com/TISQkA/hOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
~- 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-27 Terurut Topik marthajan04
Ah Mas, saya enggak setuju. Walaupun hanya simbol tapi itu 
penghinaan buat jaman sekarang. Ibu mas kan waktu nikah masih 
ditahun awal empat puluhan. saya mengerti kalau dimasa itu bahkan 
mungkin di tahun limapuluhan masih takut melawan adat. tapi dijaman 
sekarang, sudah seharusnya itu disingkirkan.
saya ingat waktu cucu pelukis akbar kita Affandi, putrinya Kartika 
menikah dengan orang bule (entah apa), dia memakai upacara jawa tapi 
dia tidak mau upacara nginjak telurnya itu. Itu diberitakan di koran.

Nah perempuan model ginilah yang saya puji, berani melawan adat yang 
merugikan dia.
Seharusnya semua perempuan kalau mau maju harus berani melawan adat 
yang merendahkan wanita.
Upacara mencuci kaki suami kalau diimbangi dengan suami mencuci juga 
kaki istrinya, baru boleh disebut baik. Tapi kalau sepihak, itu 
perendahan harkat wanita.
Begitu juga dengan pengikatan kaki wanita bangsawan china, 
penyutatan habis kelamin wanita dll. semuanya sangat biadab. 
Jaman sekarang sudah dilarang. Pengikatan kaki wanita china tidak 
lagi ada simbol2nya tapi penyutatan pada wanita masih disimbolkan. 
Seharusnya tidak perlu lagi ada simbol2an apa2 yang orang sudah 
tidak mau lakukan.
Walaupun saya tidak mengalami hal2 begitu, tapi saya tetap aja sakit 
hati kalau lihat ada wanita yang harus direndahkan laki2.

Maaf ya, tapi itulah saya. saya paling tidak bisa menahan diri kalau 
liat yang gituan.
Wanita barat mana mau melakukan hal2 begitu. Makanya saya mengagumi 
mereka.

salam,
MJ



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, RM Danardono HADINOTO 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya setuju, bahwa pelestarian budaya tak boleh dilakukan dengan 
 mata yang merem. Pokoke budaya. Sebagian besar daripada budaya 
yang 
 diwariskan adalah tatanan kehidupan se-hari hari, yang ratusan 
tahun 
 yang silam mempunyai makna yang praktis.
 
 Kita layak mempelajari dan mengharhai budaya, sebagai sesuatu 
harta 
 spiritual yang diwariskan leluhur kita, yang mampu memperjelas 
 jatidiri budaya kita. Ditumpu dengan pengetahuan sejarah, membantu 
 memberikan katerangan mengenai latarbelakang banyak hal bagi 
 generasi penerus.
 
 Ibu saya waktu menikah ditahun 30an akhir menjalankan upacara 
 membersihkan kaki suami setelah menginjak telur. Ini sampai 
sekarang 
 dilakukan masyarakat Jawa di DN dan LN. Walaupun demikian, dalam 
 keseharian, ibu saya adalah partner sebaya ayah saya. Tak ada yang 
 ayah lakukan tanpa konsultasi dengan ibu saya.
 
 Jadi, mengenai makna membersihkan kaki itu, juga dalam rangka 
 menghormati budaya dan tradisi.
 
 Pelestarian budaya tak boleh diartikan, mempertahankan apa yang 
 telah menjadi tradisi secara 100% karena masa dan zaman berlalu.
 
 Tak ada mempelai Jawa yang tak menggunakan busana mempelai Jawa 
yang 
 traditional, walau se-hari hari, kita tak memakai busana itu. 
 Sebaliknya, kira kira dua generasi yang lalu, mereka masih memakai 
 busana itu se-hari hari.
 
 Pasti juga banyak budaya Tionghoa, yang dirasa complicated dan 
 meruwetkan bagi generasi muda. Bagaimana menjalankannya adalah 
 masalah kebijaksanaan.
 
 Salam
 
 danardono
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, marthajan04 
 marthajan04@ wrote:
 
  Ul, terus terang gue sih malu kalau jaman sekarang berpakaian 
  seperti jaman ribuan tahun lalu. Boro2 ratusan atau ribuan tahun 
  lalu, dua puluh tahun lalu saja sudah enggak mau. 
  Budaya juga kan harus ada kemajuan seiring kemajuan otak manusia.
  sekarang mau tidak mau, kalau tidak mau dibilang ketinggalan 
 jaman, 
  seluruh dunia melihat barat sebagai kemajuan dibidang apapun 
juga.
  
  Ada anak jepang yang saya kenal, masih kuliah di Psychologi 
 tingkat 
  master yang pinter luar biasa, bilang sama gua, dia sangat cemas 
  lihat anak2 muda di Jepang, katanya, seandainya di USA ada 
 kejadian 
  anak membunuh ortunya karena misal dilarang merokok, maka enggak 
  lebih dari 2 bulan kemudian, di Jepang akan ada anak yang juga 
  membunuh orang tuanya karena dilarang merokok.
  
  Nah kan, dia sudah menceritakan bahwa budaya amrik itu sudah 
 mewabah 
  keseluruh dunia, bukan hanya yang bagusnya saja yang ditiru, 
tapi 
  sudah yang buruknya juga. Padahal di amriknya sendiri tidak 
sampai 
  begitu.
  
  cuman mau klarifikasi mengenai saya malu pakai pakaian yang 
 usianya 
  sudah ribuan tahun.
  lalu gimana sama jilbab yang umurnya ribuan tahun? kan kita juga 
  mencela dan mengejeknya. saya sih mengejek entah kamu ul.
  
  salam,
  MJ
  
  
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ulysee ulysee@ wrote:
  
   
   Kok memalukan sih? Justeru khan nyeni kalau masih segala 
pernak-
  pernik
   budaya gitu, 
   Biarpun kadang-kadang jadi tidak ekonomis dan tidak praktis. 
 Tapi 
  kalau
   enggak begitu khan enggak berkesan laaah.
   
   
   -Original Message-
   From: marthajan04 [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
   Sent: Monday, June 26, 2006 11:57 PM
   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
   Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan

Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-27 Terurut Topik ChanCT
Bung Marthajan yb,

Ya betul juga. Setiap budaya berkembang maju sesuai dengan perkembangan 
jaman, tak ada yang bisa menahan perubahan sesuai dengan perkembangan pikiran 
masyarakat saat itu. Saya setuju banget dengan menerima makna budaya yang kita 
anggap baik-baik, dan menyisihkan yang kita anggap tidak baik atau kurang 
serasi. 

Tapi, hendaknya juga jangan paksakan pemikiran kita itu untuk segera 
diikuti masyarakat umum, atau bahkan kita menghina kebiasaan itu, yang bla, 
bla,  Kita boleh tidak lakukan itu pada diri kita sendiri, kita boleh 
mengajukan pemikiran kita kenapa dan berargumentasi secara baik-baik. Itu saja, 
sudah cukup. Kebiasaaan atau satu tradisi yang sudah berlangsung ratusan bahkan 
ribuan tahun tentu tidak mungkin kita rubah dalam sekejap. 

Bagi yang masih suka mengikuti dan mungkin mereka lakukan, silahkan saja. 
Bagi yang merasa sudah tidak perlu diteruskan dan ambil sederhananya saja, 
tentu juga harus diperbolehkan. Terima dan hormatilah sebabik-baiknya setiap 
perbedaan yang ada, dan semua kita bisa hidup berdamai-damai secara harmonis 
didalam masyarakat ini.

Salam,
ChanCT

 
  - Original Message - 
  From: marthajan04 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, June 28, 2006 4:12 AM
  Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian


  Ah Mas, saya enggak setuju. Walaupun hanya simbol tapi itu 
  penghinaan buat jaman sekarang. Ibu mas kan waktu nikah masih 
  ditahun awal empat puluhan. saya mengerti kalau dimasa itu bahkan 
  mungkin di tahun limapuluhan masih takut melawan adat. tapi dijaman 
  sekarang, sudah seharusnya itu disingkirkan.
  saya ingat waktu cucu pelukis akbar kita Affandi, putrinya Kartika 
  menikah dengan orang bule (entah apa), dia memakai upacara jawa tapi 
  dia tidak mau upacara nginjak telurnya itu. Itu diberitakan di koran.

  Nah perempuan model ginilah yang saya puji, berani melawan adat yang 
  merugikan dia.
  Seharusnya semua perempuan kalau mau maju harus berani melawan adat 
  yang merendahkan wanita.
  Upacara mencuci kaki suami kalau diimbangi dengan suami mencuci juga 
  kaki istrinya, baru boleh disebut baik. Tapi kalau sepihak, itu 
  perendahan harkat wanita.
  Begitu juga dengan pengikatan kaki wanita bangsawan china, 
  penyutatan habis kelamin wanita dll. semuanya sangat biadab. 
  Jaman sekarang sudah dilarang. Pengikatan kaki wanita china tidak 
  lagi ada simbol2nya tapi penyutatan pada wanita masih disimbolkan. 
  Seharusnya tidak perlu lagi ada simbol2an apa2 yang orang sudah 
  tidak mau lakukan.
  Walaupun saya tidak mengalami hal2 begitu, tapi saya tetap aja sakit 
  hati kalau lihat ada wanita yang harus direndahkan laki2.

  Maaf ya, tapi itulah saya. saya paling tidak bisa menahan diri kalau 
  liat yang gituan.
  Wanita barat mana mau melakukan hal2 begitu. Makanya saya mengagumi 
  mereka.

  salam,
  MJ

  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, RM Danardono HADINOTO 
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Saya setuju, bahwa pelestarian budaya tak boleh dilakukan dengan 
   mata yang merem. Pokoke budaya. Sebagian besar daripada budaya 
  yang 
   diwariskan adalah tatanan kehidupan se-hari hari, yang ratusan 
  tahun 
   yang silam mempunyai makna yang praktis.
   
   Kita layak mempelajari dan mengharhai budaya, sebagai sesuatu 
  harta 
   spiritual yang diwariskan leluhur kita, yang mampu memperjelas 
   jatidiri budaya kita. Ditumpu dengan pengetahuan sejarah, membantu 
   memberikan katerangan mengenai latarbelakang banyak hal bagi 
   generasi penerus.
   
   Ibu saya waktu menikah ditahun 30an akhir menjalankan upacara 
   membersihkan kaki suami setelah menginjak telur. Ini sampai 
  sekarang 
   dilakukan masyarakat Jawa di DN dan LN. Walaupun demikian, dalam 
   keseharian, ibu saya adalah partner sebaya ayah saya. Tak ada yang 
   ayah lakukan tanpa konsultasi dengan ibu saya.
   
   Jadi, mengenai makna membersihkan kaki itu, juga dalam rangka 
   menghormati budaya dan tradisi.
   
   Pelestarian budaya tak boleh diartikan, mempertahankan apa yang 
   telah menjadi tradisi secara 100% karena masa dan zaman berlalu.
   
   Tak ada mempelai Jawa yang tak menggunakan busana mempelai Jawa 
  yang 
   traditional, walau se-hari hari, kita tak memakai busana itu. 
   Sebaliknya, kira kira dua generasi yang lalu, mereka masih memakai 
   busana itu se-hari hari.
   
   Pasti juga banyak budaya Tionghoa, yang dirasa complicated dan 
   meruwetkan bagi generasi muda. Bagaimana menjalankannya adalah 
   masalah kebijaksanaan.
   
   Salam
   
   danardono
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, marthajan04 
   marthajan04@ wrote:
   
Ul, terus terang gue sih malu kalau jaman sekarang berpakaian 
seperti jaman ribuan tahun lalu. Boro2 ratusan atau ribuan tahun 
lalu, dua puluh tahun lalu saja sudah enggak mau. 
Budaya juga kan harus ada kemajuan seiring kemajuan otak manusia.
sekarang mau

Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-27 Terurut Topik agung setiawan

nah yg kayak begini g setuju, kalo budaya ga dipake
lagi karena complicated n ruwet untuk dijalankan saat
ini, tp BUKAN KARENA MEMALUKAN. hehehe

--- RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Saya setuju, bahwa pelestarian budaya tak boleh
 dilakukan dengan 
 mata yang merem. Pokoke budaya. Sebagian besar
 daripada budaya yang 
 diwariskan adalah tatanan kehidupan se-hari hari,
 yang ratusan tahun 
 yang silam mempunyai makna yang praktis.
 
 Kita layak mempelajari dan mengharhai budaya,
 sebagai sesuatu harta 
 spiritual yang diwariskan leluhur kita, yang mampu
 memperjelas 
 jatidiri budaya kita. Ditumpu dengan pengetahuan
 sejarah, membantu 
 memberikan katerangan mengenai latarbelakang banyak
 hal bagi 
 generasi penerus.
 
 Ibu saya waktu menikah ditahun 30an akhir
 menjalankan upacara 
 membersihkan kaki suami setelah menginjak telur. Ini
 sampai sekarang 
 dilakukan masyarakat Jawa di DN dan LN. Walaupun
 demikian, dalam 
 keseharian, ibu saya adalah partner sebaya ayah
 saya. Tak ada yang 
 ayah lakukan tanpa konsultasi dengan ibu saya.
 
 Jadi, mengenai makna membersihkan kaki itu, juga
 dalam rangka 
 menghormati budaya dan tradisi.
 
 Pelestarian budaya tak boleh diartikan,
 mempertahankan apa yang 
 telah menjadi tradisi secara 100% karena masa dan
 zaman berlalu.
 
 Tak ada mempelai Jawa yang tak menggunakan busana
 mempelai Jawa yang 
 traditional, walau se-hari hari, kita tak memakai
 busana itu. 
 Sebaliknya, kira kira dua generasi yang lalu, mereka
 masih memakai 
 busana itu se-hari hari.
 
 Pasti juga banyak budaya Tionghoa, yang dirasa
 complicated dan 
 meruwetkan bagi generasi muda. Bagaimana
 menjalankannya adalah 
 masalah kebijaksanaan.
 
 Salam
 
 danardono
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com,
 marthajan04 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Ul, terus terang gue sih malu kalau jaman sekarang
 berpakaian 
  seperti jaman ribuan tahun lalu. Boro2 ratusan
 atau ribuan tahun 
  lalu, dua puluh tahun lalu saja sudah enggak mau. 
  Budaya juga kan harus ada kemajuan seiring
 kemajuan otak manusia.
  sekarang mau tidak mau, kalau tidak mau dibilang
 ketinggalan 
 jaman, 
  seluruh dunia melihat barat sebagai kemajuan
 dibidang apapun juga.
  
  Ada anak jepang yang saya kenal, masih kuliah di
 Psychologi 
 tingkat 
  master yang pinter luar biasa, bilang sama gua,
 dia sangat cemas 
  lihat anak2 muda di Jepang, katanya, seandainya di
 USA ada 
 kejadian 
  anak membunuh ortunya karena misal dilarang
 merokok, maka enggak 
  lebih dari 2 bulan kemudian, di Jepang akan ada
 anak yang juga 
  membunuh orang tuanya karena dilarang merokok.
  
  Nah kan, dia sudah menceritakan bahwa budaya amrik
 itu sudah 
 mewabah 
  keseluruh dunia, bukan hanya yang bagusnya saja
 yang ditiru, tapi 
  sudah yang buruknya juga. Padahal di amriknya
 sendiri tidak sampai 
  begitu.
  
  cuman mau klarifikasi mengenai saya malu pakai
 pakaian yang 
 usianya 
  sudah ribuan tahun.
  lalu gimana sama jilbab yang umurnya ribuan tahun?
 kan kita juga 
  mencela dan mengejeknya. saya sih mengejek entah
 kamu ul.
  
  salam,
  MJ
  
  
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ulysee
 ulysee@ wrote:
  
   
   Kok memalukan sih? Justeru khan nyeni kalau
 masih segala pernak-
  pernik
   budaya gitu, 
   Biarpun kadang-kadang jadi tidak ekonomis dan
 tidak praktis. 
 Tapi 
  kalau
   enggak begitu khan enggak berkesan laaah.
   
   
   -Original Message-
   From: marthajan04 [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
   Sent: Monday, June 26, 2006 11:57 PM
   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
   Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran
 hakka dan hokkian
   
   MJ:
   ortu gue waktu ngawinin anak pertamanya yang
 lelaki memang masih 
   pakai lamaran ber-nampan2 dan pernikahan pakai
 acara pernak 
 pernik 
   budaya china pakai encim2 yang suaranya cempreng
 sebagai pembawa 
   acaranya... memalukan hehehe..
  
 
 
 
 
 
 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Great things are happening at Yahoo! Groups.  See the new email design.
http://us.click.yahoo.com/TISQkA/hOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
~- 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-26 Terurut Topik ardian_c
lha itu khan uang susu simbolis tuh, gak ada istilah harga uang susu 
1 milyard huehehehehehe nah kalu dah buka 1 milyard bisa jd emang 
dijual.
Kalu istilah dijual seh itu mah persepsi ente aje dah yg ngeres. 
Kalu itu khan utk dinikahi bukan dijadiin pelacur. Nah kalu mas 
kawin gimana tuh ? sama aja dibeli jg itu bini ?
Lagian itu duit khan nanti ada sebagian yg dikembaliin dari keluarga 
perempuan ke keluarga pria.

Ngkale mertua ente mesti dibekelin kitab San Zi Jing ataw DiZi Gui 
kale. Nah itulah banyak nyang ngaku2 budaya2 tapi gak ngerti isinye 
hehehehehehe ritual segala macem khan pernik budaya tapi dibalik 
pernik itu ada isinye, makanya baca bae2 kitab2 klasik yg ada en 
jadi landasan pernik2 budaya. Kalu perlu kasih ame mertua ente ataw 
ortu ente sendiri trus disuruh belajar, kalu dah mati ya bakarin aje 
sape tau di alam baka sono ortunya ataw mertuanya bisa belajar lage.

Kalu secara sejarah mah gak ada itu kitab klasik org tionghoa yg 
anjurin basmi 1 bangsa en cewe2nye dijadiin budak sex hehehehehe


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, marthajan04 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Duh saya kok sebel sih sama tradisi lamar2an budaya apapun juga. 
 Semua kebudayaan kuno /tradisi soal pernikahan itu semuanya 
 merendahkan pihak wanita, se-olah2 wanita itu dibeli. Memberikan 
 lamaran dari pihak laki2 kepada pihak perempuan sampai ada istilah 
 ganti uang susu, menurut saya benar2 menghina keluarga wanita. 
 Anaknya mau diambil, jerih payah ibunya membesarkan anaknya hanya 
 dihargai berapa juta rupiah saja.
 Seharusnya setelah itu dilakukan, memang keluarga pihak wanita 
tidak 
 punya hak lagi terhadap anak gadisnya, sebab segala jerih payah 
 orang tuanya sudah ditebus pihak laki2.
 Makanya jaman dulu kala, menantu perempuan itu suka disiksa sama 
 keluarga suaminya, dijadikan pembantu keluarga itu dsb. dan 
keluarga 
 pihak perempuan harus rela karena begitulah tradisinya dan juga 
 karena sudah dijual dengan cara memberikan lamaran2 itu.
 
 Jaman sekarang mah enggak usah lagi diteruskan budaya menjual anak 
 perempuan itu. Jadikan saja kenang2an bahwa jaman dulu anak 
 perempuan dijual orangtuanya kepada pihak suami.
 
 Bukan hanya pada budaya tionghoa saja tapi juga pada semua tradisi 
 nikah dalam budaya apapun juga. Misal : budaya jawa yang 
 mengharuskan perempuan bersimpuh didepan suaminya dengan mencuci 
 kakinya yang kotor kena telor yang sengaja diinjak.
 Itu kan melukiskan bahwa wanita itu harus jadi babu suaminya.
 
 Sebetulnya saya juga ingin kasih contoh budaya2 lainnya yang 
 semuanya merendahkan wanita tapi berhubung saya juga kurang banyak 
 pengetahuan tentang itu, jadi hanya ini saja yang saya jadikan 
 contoh.
 Tapi saya yakin, semua tradisi kuno tentang pernikahan itu 
 merendahkan perempuan sebagai istri.
 Sudah selayaknya kita sebagai orang tua menolak anak kita dijual 
 bukannya malah kesempatan minta ini itu. Percayalah anak wanita 
anda 
 bukannya dihargai malah dihina.
 
 MJ
 
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Lim Wiss lim.wiss@ 
 wrote:
 
  Memang ada baiknya kalian bicarakan dengan masing-masing orang 
tua.
  Keinginan setiap orang tua berbeda saat menerima barang lamaran.
   
  Tanyakan pula hari  jam buat acara lamaran pada pihak keluarga 
 wanita.
  Jika tidak sesuai, bisa membuat keluarga wanita jadi 
berprasangka 
 buruk pada
  keluarga pria.
   
  -Lim Wiss-
  
_  
  
  From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Rinto Jiang
  Sent: Thursday, June 22, 2006 8:38 PM
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Subject: Re: [budaya_tionghua] tatacara lamaran hakka dan hokkian
  
  
  
  Phanbienton menulis:
  
  Para suheng yang terhormat,
  mohon penderahan mengenai:
  1) tradisi/cara melamar anak gadis ornag Hakka. Apa
  saja yang harus dibawa? seingat saya ada 9 macam
  dengan isi masing2 12 biji lalu diserahkan ke orangtua
  gadis itu dan kemudian dikembalikan ke ornagtua pihak
  lelaki separuh. Apa makna masing2 jenis barang?
  misalnya ada kucai, jeruk, apel, putaochiu, satru?,
  dsb...
  2) tradisi untuk melamar anak gadis orang hokkien?
  to xie.
  
  Rinto Jiang:
  
  Pertama, tidak ada tradisi baku mengenai ini. Walau secara garis 
 besar 
  pada dasarnya ada kesamaan di antara sesama Hokkian atau Hakka, 
 namun 
  ini masihpun lebih banyak perbedaannya. Yang paling penting 
adalah 
 2 
  keluarga harus menyamakan dulu persepsi dan pendapat di antara 
 mereka. 
  Itu gunanya mak comblang dalam tradisi pernikahan Tionghoa.
  
  Biasanya, tidak boleh ada jumlah ganjil dalam simbol tradisi 
 pernikahan. 
  Hadiah cuma diberikan sewaktu melamar, sewaktu melamar itulah, 
mak 
  comblang ada sebagai protokol. Tentunya zaman sekarang tak 
seperti 
 dulu, 
  banyak keluarga anak muda yang telah saling kenal sewaktu mereka 
  berpacaran, sehingga boleh saja dimusyawarahkan bersama. Namun, 
 tentu 
  saja masih tetap ada kesungkanan, makanya, mak comblang mungkin 
 dapat 
  mengatasi masalah di antara 2 

Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-26 Terurut Topik melani chia
Kalau soal duit lamaran dikembaiin sama ortu gw semuanya tanpa sesen pun kita 
ambil,mas kawin mah itu syarat org tio ciu harus ada anting,gelang,kalung ,itu 
menurut kemampuan dan kerelaan dia,suami sy mampu tp emaknya kan ngak rela,gw 
mah bawa perhiasan sendiri,dari pihak gw jg harus membawa apa2 yg mereka 
sebutkan.
   
  Jadi sy tdk meihat adanya jual menjual,jg tdk ada dr pihak sy merugikan 
mereka,bukannya jujur aja,antaran dari sy kalau mau diungkit2 lebih bernilai,yg 
sy maksud adalah org kalau jahat,ya emang jahat jangan bawa2 culture buat 
nyiksa org.
   
  

ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote:
  lha itu khan uang susu simbolis tuh, gak ada istilah harga uang susu 
1 milyard huehehehehehe nah kalu dah buka 1 milyard bisa jd emang 
dijual.
Kalu istilah dijual seh itu mah persepsi ente aje dah yg ngeres. 
Kalu itu khan utk dinikahi bukan dijadiin pelacur. Nah kalu mas 
kawin gimana tuh ? sama aja dibeli jg itu bini ?
Lagian itu duit khan nanti ada sebagian yg dikembaliin dari keluarga 
perempuan ke keluarga pria.

Ngkale mertua ente mesti dibekelin kitab San Zi Jing ataw DiZi Gui 
kale. Nah itulah banyak nyang ngaku2 budaya2 tapi gak ngerti isinye 
hehehehehehe ritual segala macem khan pernik budaya tapi dibalik 
pernik itu ada isinye, makanya baca bae2 kitab2 klasik yg ada en 
jadi landasan pernik2 budaya. Kalu perlu kasih ame mertua ente ataw 
ortu ente sendiri trus disuruh belajar, kalu dah mati ya bakarin aje 
sape tau di alam baka sono ortunya ataw mertuanya bisa belajar lage.

Kalu secara sejarah mah gak ada itu kitab klasik org tionghoa yg 
anjurin basmi 1 bangsa en cewe2nye dijadiin budak sex hehehehehe

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, marthajan04 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Duh saya kok sebel sih sama tradisi lamar2an budaya apapun juga. 
 Semua kebudayaan kuno /tradisi soal pernikahan itu semuanya 
 merendahkan pihak wanita, se-olah2 wanita itu dibeli. Memberikan 
 lamaran dari pihak laki2 kepada pihak perempuan sampai ada istilah 
 ganti uang susu, menurut saya benar2 menghina keluarga wanita. 
 Anaknya mau diambil, jerih payah ibunya membesarkan anaknya hanya 
 dihargai berapa juta rupiah saja.
 Seharusnya setelah itu dilakukan, memang keluarga pihak wanita 
tidak 
 punya hak lagi terhadap anak gadisnya, sebab segala jerih payah 
 orang tuanya sudah ditebus pihak laki2.
 Makanya jaman dulu kala, menantu perempuan itu suka disiksa sama 
 keluarga suaminya, dijadikan pembantu keluarga itu dsb. dan 
keluarga 
 pihak perempuan harus rela karena begitulah tradisinya dan juga 
 karena sudah dijual dengan cara memberikan lamaran2 itu.
 
 Jaman sekarang mah enggak usah lagi diteruskan budaya menjual anak 
 perempuan itu. Jadikan saja kenang2an bahwa jaman dulu anak 
 perempuan dijual orangtuanya kepada pihak suami.
 
 Bukan hanya pada budaya tionghoa saja tapi juga pada semua tradisi 
 nikah dalam budaya apapun juga. Misal : budaya jawa yang 
 mengharuskan perempuan bersimpuh didepan suaminya dengan mencuci 
 kakinya yang kotor kena telor yang sengaja diinjak.
 Itu kan melukiskan bahwa wanita itu harus jadi babu suaminya.
 
 Sebetulnya saya juga ingin kasih contoh budaya2 lainnya yang 
 semuanya merendahkan wanita tapi berhubung saya juga kurang banyak 
 pengetahuan tentang itu, jadi hanya ini saja yang saya jadikan 
 contoh.
 Tapi saya yakin, semua tradisi kuno tentang pernikahan itu 
 merendahkan perempuan sebagai istri.
 Sudah selayaknya kita sebagai orang tua menolak anak kita dijual 
 bukannya malah kesempatan minta ini itu. Percayalah anak wanita 
anda 
 bukannya dihargai malah dihina.
 
 MJ
 
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Lim Wiss lim.wiss@ 
 wrote:
 
  Memang ada baiknya kalian bicarakan dengan masing-masing orang 
tua.
  Keinginan setiap orang tua berbeda saat menerima barang lamaran.
  
  Tanyakan pula hari  jam buat acara lamaran pada pihak keluarga 
 wanita.
  Jika tidak sesuai, bisa membuat keluarga wanita jadi 
berprasangka 
 buruk pada
  keluarga pria.
  
  -Lim Wiss-
  
  _ 
  
  From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Rinto Jiang
  Sent: Thursday, June 22, 2006 8:38 PM
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Subject: Re: [budaya_tionghua] tatacara lamaran hakka dan hokkian
  
  
  
  Phanbienton menulis:
  
  Para suheng yang terhormat,
  mohon penderahan mengenai:
  1) tradisi/cara melamar anak gadis ornag Hakka. Apa
  saja yang harus dibawa? seingat saya ada 9 macam
  dengan isi masing2 12 biji lalu diserahkan ke orangtua
  gadis itu dan kemudian dikembalikan ke ornagtua pihak
  lelaki separuh. Apa makna masing2 jenis barang?
  misalnya ada kucai, jeruk, apel, putaochiu, satru?,
  dsb...
  2) tradisi untuk melamar anak gadis orang hokkien?
  to xie.
  
  Rinto Jiang:
  
  Pertama, tidak ada tradisi baku mengenai ini. Walau secara garis 
 besar 
  pada dasarnya ada kesamaan di antara sesama Hokkian atau Hakka, 
 namun 
  ini masihpun lebih banyak perbedaannya. Yang paling penting 
adalah 
 2 
  

[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-26 Terurut Topik marthajan04
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agung setiawan 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 h itu merendahkan wanita atau menunjukan wanita
 harus menghormati pria? beda tipis lho. hehehehe
---
MJ:
Apa bedanya HARUS MENGHORMATI dengan  merendahkan?
Karyawan harus menghormati bosnya, berarti karyawan itu memang 
kedudukannya lebih rendah kan dari bosnya?
Yang benar itu ya HARUS SALING MENGHORMATI. Jadi kedudukan setara.
Tidak bisa kedudukan setara kalau hanya pihak laki2 saja yang 
memberi.



 
 --- marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Duh saya kok sebel sih sama tradisi lamar2an budaya
  apapun juga. 
  Semua kebudayaan kuno /tradisi soal pernikahan itu
  semuanya 
  merendahkan pihak wanita, se-olah2 wanita itu
  dibeli. Memberikan 
  lamaran dari pihak laki2 kepada pihak perempuan
  sampai ada istilah 
  ganti uang susu, menurut saya benar2 menghina
  keluarga wanita. 
  Anaknya mau diambil, jerih payah ibunya membesarkan
  anaknya hanya 
  dihargai berapa juta rupiah saja.
  Seharusnya setelah itu dilakukan, memang keluarga
  pihak wanita tidak 
  punya hak lagi terhadap anak gadisnya, sebab segala
  jerih payah 
  orang tuanya sudah ditebus pihak laki2.
  Makanya jaman dulu kala, menantu perempuan itu suka
  disiksa sama 
  keluarga suaminya, dijadikan pembantu keluarga itu
  dsb. dan keluarga 
  pihak perempuan harus rela karena begitulah
  tradisinya dan juga 
  karena sudah dijual dengan cara memberikan lamaran2
  itu.
  
  Jaman sekarang mah enggak usah lagi diteruskan
  budaya menjual anak 
  perempuan itu. Jadikan saja kenang2an bahwa jaman
  dulu anak 
  perempuan dijual orangtuanya kepada pihak suami.
  
  Bukan hanya pada budaya tionghoa saja tapi juga pada
  semua tradisi 
  nikah dalam budaya apapun juga. Misal : budaya jawa
  yang 
  mengharuskan perempuan bersimpuh didepan suaminya
  dengan mencuci 
  kakinya yang kotor kena telor yang sengaja diinjak.
  Itu kan melukiskan bahwa wanita itu harus jadi babu
  suaminya.
  
  Sebetulnya saya juga ingin kasih contoh budaya2
  lainnya yang 
  semuanya merendahkan wanita tapi berhubung saya juga
  kurang banyak 
  pengetahuan tentang itu, jadi hanya ini saja yang
  saya jadikan 
  contoh.
  Tapi saya yakin, semua tradisi kuno tentang
  pernikahan itu 
  merendahkan perempuan sebagai istri.
  Sudah selayaknya kita sebagai orang tua menolak anak
  kita dijual 
  bukannya malah kesempatan minta ini itu. Percayalah
  anak wanita anda 
  bukannya dihargai malah dihina.
  
  MJ
  
  
  
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Lim Wiss
  lim.wiss@ 
  wrote:
  
   Memang ada baiknya kalian bicarakan dengan
  masing-masing orang tua.
   Keinginan setiap orang tua berbeda saat menerima
  barang lamaran.

   Tanyakan pula hari  jam buat acara lamaran pada
  pihak keluarga 
  wanita.
   Jika tidak sesuai, bisa membuat keluarga wanita
  jadi berprasangka 
  buruk pada
   keluarga pria.

   -Lim Wiss-
   
 _  
   
   From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
   [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
  Of Rinto Jiang
   Sent: Thursday, June 22, 2006 8:38 PM
   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
   Subject: Re: [budaya_tionghua] tatacara lamaran
  hakka dan hokkian
   
   
   
   Phanbienton menulis:
   
   Para suheng yang terhormat,
   mohon penderahan mengenai:
   1) tradisi/cara melamar anak gadis ornag Hakka.
  Apa
   saja yang harus dibawa? seingat saya ada 9 macam
   dengan isi masing2 12 biji lalu diserahkan ke
  orangtua
   gadis itu dan kemudian dikembalikan ke ornagtua
  pihak
   lelaki separuh. Apa makna masing2 jenis barang?
   misalnya ada kucai, jeruk, apel, putaochiu,
  satru?,
   dsb...
   2) tradisi untuk melamar anak gadis orang hokkien?
   to xie.
   
   Rinto Jiang:
   
   Pertama, tidak ada tradisi baku mengenai ini.
  Walau secara garis 
  besar 
   pada dasarnya ada kesamaan di antara sesama
  Hokkian atau Hakka, 
  namun 
   ini masihpun lebih banyak perbedaannya. Yang
  paling penting adalah 
  2 
   keluarga harus menyamakan dulu persepsi dan
  pendapat di antara 
  mereka. 
   Itu gunanya mak comblang dalam tradisi pernikahan
  Tionghoa.
   
   Biasanya, tidak boleh ada jumlah ganjil dalam
  simbol tradisi 
  pernikahan. 
   Hadiah cuma diberikan sewaktu melamar, sewaktu
  melamar itulah, mak 
   comblang ada sebagai protokol. Tentunya zaman
  sekarang tak seperti 
  dulu, 
   banyak keluarga anak muda yang telah saling kenal
  sewaktu mereka 
   berpacaran, sehingga boleh saja dimusyawarahkan
  bersama. Namun, 
  tentu 
   saja masih tetap ada kesungkanan, makanya, mak
  comblang mungkin 
  dapat 
   mengatasi masalah di antara 2 keluarga tadi.
  Misalnya, terkadang 
  sulit 
   bagi pihak perempuan untuk membuka mulut mengenai
  bagaimana 
  resepsi 
   dilaksanakan, tamu yang diundang dan lain2. Mak
  comblang dapat 
  menjadi 
   penyalur suara yang baik dalam masalah seperti
  ini.
   
   Hadiah2 yang harus diantarkan sewaktu melamar,
  lebih baik langsung 
   ditanyakan kepada orang tua di 

[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-26 Terurut Topik marthajan04
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 lha itu khan uang susu simbolis tuh, gak ada istilah harga uang 
susu 
 1 milyard huehehehehehe nah kalu dah buka 1 milyard bisa jd emang 
 dijual.
---
MJ:
apa sih artinya simbolis? 
Cincin kawin juga bermakna simbolis sebagai tali pengikat. tapi 
orang yang memakainya kan memang tidak bisa bebas lagi pacaran sama 
orang lain. kalo mau maksa dia akan disalahkan. Begitu juga dengan 
lamaran. 


 Kalu istilah dijual seh itu mah persepsi ente aje dah yg ngeres. 
 Kalu itu khan utk dinikahi bukan dijadiin pelacur. 
-
MJ:
Hei… dimana ada kata2 saya bilang untuk dijadikan pelacur? Jadi 
siapa yang ngeres disini? elo apa gue?  pikir!!! 


 Nah kalu mas 
 kawin gimana tuh ? sama aja dibeli jg itu bini ?
--
MJ:
Mas kawin itu ya sama saja lamaran. pokoknya ngasih kepihak 
perempuan karena anaknya mau diambil. Jadi ya enggak ada bedanya.


 Lagian itu duit khan nanti ada sebagian yg dikembaliin dari 
 keluarga perempuan ke keluarga pria.
-
MJ:
yang sebagiannya tetap dia ambil kan?  maksudnya sebagian 
dikembalikan itu apa? mau bilang dia enggak serakah? Tetep aja 
dijual namanya. Cuman aja malu2ngambilnya.


 Ngkale mertua ente mesti dibekelin kitab San Zi Jing ataw DiZi Gui 
 kale. Nah itulah banyak nyang ngaku2 budaya2 tapi gak ngerti 
isinye 
-
MJ:
Mertua dan ortu gue itu orang yang praktis. Bukan tidak tahu tapi 
tidak mau segala upacara simbolis2an. ini abad 21 neng, bukan lagi 
abad pertengahan.
Kalau yang ngawinin itu pejabat yah mungkin ada gunanya pakai 
upacara2 abad pertengahan itu untuk kenalkan budaya ethnicnya pada 
orang asing tamu2nya. tapi kalo orang biasa kaya kita ini pakai 
upacara2 gituan, kok kanyanya ndeso banget.


 hehehehehehe ritual segala macem khan pernik budaya tapi dibalik 
 pernik itu ada isinye, makanya baca bae2 kitab2 klasik yg ada en 
 jadi landasan pernik2 budaya. Kalu perlu kasih ame mertua ente 
ataw 
 ortu ente sendiri trus disuruh belajar, kalu dah mati ya bakarin 
aje 
 sape tau di alam baka sono ortunya ataw mertuanya bisa belajar 
lage.
-
MJ:
ortu gue waktu ngawinin anak pertamanya yang lelaki memang masih 
pakai lamaran ber-nampan2 dan pernikahan pakai acara pernak pernik 
budaya china pakai encim2 yang suaranya cempreng sebagai pembawa 
acaranya... memalukan hehehe…. tapi pakaian pengantin tetap aja pake 
ala barat.. waktu itu gue masih kecil sekali, masih kelas 3 SD, jadi 
enggak ingat betul dan tidak tahu apa artinya. 

Tapi waktu ngawinin anak kedua dijamannya orba, engkoh gua itu 
memang sangat tidak suka apa2 yang tradisional, apalagi gembar 
gembor lamaran sampai bikin geger orang sekampung (orang bawa 
lamaran ber-nampan2 dengan serombongan pengantar ber-mobil2 kijang 
kan menghebohkan lingkungan tetangga). Jadi atas kesepakatan 
bersama, segala pernak pernik budaya dihilangkan. Begitu juga sampai 
anak bungsu menikah, enggak laki enggak perempuan semua sudah tidak 
mau lagi pakai upacara2 abad pertengahan itu.


 Kalu secara sejarah mah gak ada itu kitab klasik org tionghoa yg 
 anjurin basmi 1 bangsa en cewe2nye dijadiin budak sex hehehehehe

MJ :
Ini apa lagi maksudnya? kamu tuh lagi mabok apa gimana? kok jadi 
disangkutkan sama pembasmian satu bangsa  dan cewe2nya dijadikan 
budak sex?
Yang berdebat intern chinese yang jadi korban ejekan kok jadi orang 
islam? itu kan cerita jamannya nabi muhamad? Mau kejadian lagi ya?










 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, marthajan04 
 marthajan04@ wrote:
 
  Duh saya kok sebel sih sama tradisi lamar2an budaya apapun juga. 
  Semua kebudayaan kuno /tradisi soal pernikahan itu semuanya 
  merendahkan pihak wanita, se-olah2 wanita itu dibeli. Memberikan 
  lamaran dari pihak laki2 kepada pihak perempuan sampai ada 
istilah 
  ganti uang susu, menurut saya benar2 menghina keluarga wanita. 
  Anaknya mau diambil, jerih payah ibunya membesarkan anaknya 
hanya 
  dihargai berapa juta rupiah saja.
  Seharusnya setelah itu dilakukan, memang keluarga pihak wanita 
 tidak 
  punya hak lagi terhadap anak gadisnya, sebab segala jerih payah 
  orang tuanya sudah ditebus pihak laki2.
  Makanya jaman dulu kala, menantu perempuan itu suka disiksa sama 
  keluarga suaminya, dijadikan pembantu keluarga itu dsb. dan 
 keluarga 
  pihak perempuan harus rela karena begitulah tradisinya dan juga 
  karena sudah dijual dengan cara memberikan lamaran2 itu.
  
  Jaman sekarang mah enggak usah lagi diteruskan budaya menjual 
anak 
  perempuan itu. Jadikan saja kenang2an bahwa jaman dulu anak 
  perempuan dijual orangtuanya kepada pihak suami.
  
  Bukan hanya pada budaya tionghoa saja tapi juga pada semua 
tradisi 
  nikah dalam budaya apapun juga. Misal : budaya jawa yang 
  mengharuskan perempuan bersimpuh didepan suaminya dengan mencuci 
  kakinya yang kotor kena telor yang sengaja diinjak.
  Itu kan melukiskan bahwa wanita 

[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-25 Terurut Topik marthajan04
Duh saya kok sebel sih sama tradisi lamar2an budaya apapun juga. 
Semua kebudayaan kuno /tradisi soal pernikahan itu semuanya 
merendahkan pihak wanita, se-olah2 wanita itu dibeli. Memberikan 
lamaran dari pihak laki2 kepada pihak perempuan sampai ada istilah 
ganti uang susu, menurut saya benar2 menghina keluarga wanita. 
Anaknya mau diambil, jerih payah ibunya membesarkan anaknya hanya 
dihargai berapa juta rupiah saja.
Seharusnya setelah itu dilakukan, memang keluarga pihak wanita tidak 
punya hak lagi terhadap anak gadisnya, sebab segala jerih payah 
orang tuanya sudah ditebus pihak laki2.
Makanya jaman dulu kala, menantu perempuan itu suka disiksa sama 
keluarga suaminya, dijadikan pembantu keluarga itu dsb. dan keluarga 
pihak perempuan harus rela karena begitulah tradisinya dan juga 
karena sudah dijual dengan cara memberikan lamaran2 itu.

Jaman sekarang mah enggak usah lagi diteruskan budaya menjual anak 
perempuan itu. Jadikan saja kenang2an bahwa jaman dulu anak 
perempuan dijual orangtuanya kepada pihak suami.

Bukan hanya pada budaya tionghoa saja tapi juga pada semua tradisi 
nikah dalam budaya apapun juga. Misal : budaya jawa yang 
mengharuskan perempuan bersimpuh didepan suaminya dengan mencuci 
kakinya yang kotor kena telor yang sengaja diinjak.
Itu kan melukiskan bahwa wanita itu harus jadi babu suaminya.

Sebetulnya saya juga ingin kasih contoh budaya2 lainnya yang 
semuanya merendahkan wanita tapi berhubung saya juga kurang banyak 
pengetahuan tentang itu, jadi hanya ini saja yang saya jadikan 
contoh.
Tapi saya yakin, semua tradisi kuno tentang pernikahan itu 
merendahkan perempuan sebagai istri.
Sudah selayaknya kita sebagai orang tua menolak anak kita dijual 
bukannya malah kesempatan minta ini itu. Percayalah anak wanita anda 
bukannya dihargai malah dihina.

MJ




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Lim Wiss [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Memang ada baiknya kalian bicarakan dengan masing-masing orang tua.
 Keinginan setiap orang tua berbeda saat menerima barang lamaran.
  
 Tanyakan pula hari  jam buat acara lamaran pada pihak keluarga 
wanita.
 Jika tidak sesuai, bisa membuat keluarga wanita jadi berprasangka 
buruk pada
 keluarga pria.
  
 -Lim Wiss-
 
   _  
 
 From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Rinto Jiang
 Sent: Thursday, June 22, 2006 8:38 PM
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: Re: [budaya_tionghua] tatacara lamaran hakka dan hokkian
 
 
 
 Phanbienton menulis:
 
 Para suheng yang terhormat,
 mohon penderahan mengenai:
 1) tradisi/cara melamar anak gadis ornag Hakka. Apa
 saja yang harus dibawa? seingat saya ada 9 macam
 dengan isi masing2 12 biji lalu diserahkan ke orangtua
 gadis itu dan kemudian dikembalikan ke ornagtua pihak
 lelaki separuh. Apa makna masing2 jenis barang?
 misalnya ada kucai, jeruk, apel, putaochiu, satru?,
 dsb...
 2) tradisi untuk melamar anak gadis orang hokkien?
 to xie.
 
 Rinto Jiang:
 
 Pertama, tidak ada tradisi baku mengenai ini. Walau secara garis 
besar 
 pada dasarnya ada kesamaan di antara sesama Hokkian atau Hakka, 
namun 
 ini masihpun lebih banyak perbedaannya. Yang paling penting adalah 
2 
 keluarga harus menyamakan dulu persepsi dan pendapat di antara 
mereka. 
 Itu gunanya mak comblang dalam tradisi pernikahan Tionghoa.
 
 Biasanya, tidak boleh ada jumlah ganjil dalam simbol tradisi 
pernikahan. 
 Hadiah cuma diberikan sewaktu melamar, sewaktu melamar itulah, mak 
 comblang ada sebagai protokol. Tentunya zaman sekarang tak seperti 
dulu, 
 banyak keluarga anak muda yang telah saling kenal sewaktu mereka 
 berpacaran, sehingga boleh saja dimusyawarahkan bersama. Namun, 
tentu 
 saja masih tetap ada kesungkanan, makanya, mak comblang mungkin 
dapat 
 mengatasi masalah di antara 2 keluarga tadi. Misalnya, terkadang 
sulit 
 bagi pihak perempuan untuk membuka mulut mengenai bagaimana 
resepsi 
 dilaksanakan, tamu yang diundang dan lain2. Mak comblang dapat 
menjadi 
 penyalur suara yang baik dalam masalah seperti ini.
 
 Hadiah2 yang harus diantarkan sewaktu melamar, lebih baik langsung 
 ditanyakan kepada orang tua di keluarga kita atau di pihak mereka. 
Bila 
 kesepakatan dicapai, tidak akan ada salah paham terjadi kemudian. 
Ini 
 penting, karena yang menurut kita baik, belum tentu baik menurut 
mereka. 
 Tidak terikat harus buah2an misalnya, karena itu hanya simbol.
 
 Selain hadiah, ada pula bingkisan angpao. Biasanya, di kalangan 
Hokkian 
 ada 2 macam, mahar besar dan mahar kecil. Mahar kecil merupakan 
ucapan 
 terima kasih kepada orang tua pihak perempuan jasa mereka telah 
 membesarkan sang calon istri. Mahar kecil ini akan diterima oleh 
orang 
 tua pihak perempuan. Sedangkan mahar besar adalah cara keluarga 
pihak 
 perempuan memberikan muka kepada keluarga laki2, biasanya akan 
 dikembalikan langsung atau setelah resepsi usai.
 
 Ini cuma lamaran, terkadang hari lamaran ini juga sekaligus hari 
 tunangan. Bila demikian, maka mas kawin berupa cincin atau 
perhiasan 
 

Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-25 Terurut Topik melani chia
Setuju sama bu Martha,sy sendiri mereakan penderitaan yg diciptakan ibu mertua 
tio ciu,sebenarnya tradisi itu mah dibuat2 ngak usah dipercaya,yg penting ada 
niat baik dan kawin dari hati ingin membentuk rumah tangga.
   
  Sy masih ingat,yg nentuin pihak ibu mertua,yg bikin aturan dia juga,yg ngak 
enak dia biang begitni kalau anak perempuan udah kawin udah miik org jd 
maksudnya kalau mau ditorture pihak keuarga tdk boleh marah,konyol tau,diemah 
lha anak perempuannya dijahatin mertunya dia ikut maki2.
   
  Dasar budaya beg,yg jelas org punya niat jahat baru bikin 
byk aturan,duit lamaran cuma berapa ratus dolar aja,udah mau nyiksa gw.
   
  Nah dimilis ini ya kaau mau kawin,kawin aja,yg kuno ngak usah dibawa2 udah 
basi.
  Supaya ngak byk yg berduka lara kayak saya.
   
   
  

marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Duh saya kok sebel sih sama tradisi lamar2an budaya apapun juga. 
Semua kebudayaan kuno /tradisi soal pernikahan itu semuanya 
merendahkan pihak wanita, se-olah2 wanita itu dibeli. Memberikan 
lamaran dari pihak laki2 kepada pihak perempuan sampai ada istilah 
ganti uang susu, menurut saya benar2 menghina keluarga wanita. 
Anaknya mau diambil, jerih payah ibunya membesarkan anaknya hanya 
dihargai berapa juta rupiah saja.
Seharusnya setelah itu dilakukan, memang keluarga pihak wanita tidak 
punya hak lagi terhadap anak gadisnya, sebab segala jerih payah 
orang tuanya sudah ditebus pihak laki2.
Makanya jaman dulu kala, menantu perempuan itu suka disiksa sama 
keluarga suaminya, dijadikan pembantu keluarga itu dsb. dan keluarga 
pihak perempuan harus rela karena begitulah tradisinya dan juga 
karena sudah dijual dengan cara memberikan lamaran2 itu.

Jaman sekarang mah enggak usah lagi diteruskan budaya menjual anak 
perempuan itu. Jadikan saja kenang2an bahwa jaman dulu anak 
perempuan dijual orangtuanya kepada pihak suami.

Bukan hanya pada budaya tionghoa saja tapi juga pada semua tradisi 
nikah dalam budaya apapun juga. Misal : budaya jawa yang 
mengharuskan perempuan bersimpuh didepan suaminya dengan mencuci 
kakinya yang kotor kena telor yang sengaja diinjak.
Itu kan melukiskan bahwa wanita itu harus jadi babu suaminya.

Sebetulnya saya juga ingin kasih contoh budaya2 lainnya yang 
semuanya merendahkan wanita tapi berhubung saya juga kurang banyak 
pengetahuan tentang itu, jadi hanya ini saja yang saya jadikan 
contoh.
Tapi saya yakin, semua tradisi kuno tentang pernikahan itu 
merendahkan perempuan sebagai istri.
Sudah selayaknya kita sebagai orang tua menolak anak kita dijual 
bukannya malah kesempatan minta ini itu. Percayalah anak wanita anda 
bukannya dihargai malah dihina.

MJ

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Lim Wiss [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Memang ada baiknya kalian bicarakan dengan masing-masing orang tua.
 Keinginan setiap orang tua berbeda saat menerima barang lamaran.
 
 Tanyakan pula hari  jam buat acara lamaran pada pihak keluarga 
wanita.
 Jika tidak sesuai, bisa membuat keluarga wanita jadi berprasangka 
buruk pada
 keluarga pria.
 
 -Lim Wiss-
 
 _ 
 
 From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Rinto Jiang
 Sent: Thursday, June 22, 2006 8:38 PM
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: Re: [budaya_tionghua] tatacara lamaran hakka dan hokkian
 
 
 
 Phanbienton menulis:
 
 Para suheng yang terhormat,
 mohon penderahan mengenai:
 1) tradisi/cara melamar anak gadis ornag Hakka. Apa
 saja yang harus dibawa? seingat saya ada 9 macam
 dengan isi masing2 12 biji lalu diserahkan ke orangtua
 gadis itu dan kemudian dikembalikan ke ornagtua pihak
 lelaki separuh. Apa makna masing2 jenis barang?
 misalnya ada kucai, jeruk, apel, putaochiu, satru?,
 dsb...
 2) tradisi untuk melamar anak gadis orang hokkien?
 to xie.
 
 Rinto Jiang:
 
 Pertama, tidak ada tradisi baku mengenai ini. Walau secara garis 
besar 
 pada dasarnya ada kesamaan di antara sesama Hokkian atau Hakka, 
namun 
 ini masihpun lebih banyak perbedaannya. Yang paling penting adalah 
2 
 keluarga harus menyamakan dulu persepsi dan pendapat di antara 
mereka. 
 Itu gunanya mak comblang dalam tradisi pernikahan Tionghoa.
 
 Biasanya, tidak boleh ada jumlah ganjil dalam simbol tradisi 
pernikahan. 
 Hadiah cuma diberikan sewaktu melamar, sewaktu melamar itulah, mak 
 comblang ada sebagai protokol. Tentunya zaman sekarang tak seperti 
dulu, 
 banyak keluarga anak muda yang telah saling kenal sewaktu mereka 
 berpacaran, sehingga boleh saja dimusyawarahkan bersama. Namun, 
tentu 
 saja masih tetap ada kesungkanan, makanya, mak comblang mungkin 
dapat 
 mengatasi masalah di antara 2 keluarga tadi. Misalnya, terkadang 
sulit 
 bagi pihak perempuan untuk membuka mulut mengenai bagaimana 
resepsi 
 dilaksanakan, tamu yang diundang dan lain2. Mak comblang dapat 
menjadi 
 penyalur suara yang baik dalam masalah seperti ini.
 
 Hadiah2 yang harus diantarkan sewaktu melamar, lebih baik langsung 
 ditanyakan kepada orang tua di keluarga kita atau di 

FW: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-25 Terurut Topik Lim Wiss
Ada kepercayaan jika pihak keluarga wanita menerima semua barang lamaran dan
tidak mengembalikan barang lamaran maka pihak wanita tidak boleh ikut campur
dalam kehidupan anak gadis.
Jika kita mengembalikan 1/2 barang lamaran maka keluarga wanita berhak ikut
campur dalam kehidupan anak gadis.
 
Menurut saya jika pihak keluarga wanita lebih kaya daripada pria. Keluarga
pria tidak berani terlalu ikut campur dalam kehidupan anaknya.
Berbeda jika keluarga wanita lebih miskin daripada pria. Keluarga pria
selalu memperlakukan menantu tidak baik, terlalu banyak mengatur kehidupan
anaknya.
 
Akibat tradisi kuno yang tidak menguntungkan wanita. Maka banyak yang
beralih ke agama lain yang tidak terlalu banyak tradisi.
Tidak hanya itu, banyak yang tinggal terpisah dari orang tua daripada ribut
dengan mertua.
 
Saran saya, lebih baik tinggal terpisah daripada tinggal bersama dengan
orang tua.
Biar semua orang mengatakan kita sebagai menantu yang tidak berbakti pada
mertua daripada ribut membuat dua keluarga ribut pada akhirnya.
 
-Lim Wiss-

  _  

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of melani chia
Sent: Sunday, June 25, 2006 6:19 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian



Setuju sama bu Martha,sy sendiri mereakan penderitaan yg diciptakan ibu
mertua tio ciu,sebenarnya tradisi itu mah dibuat2 ngak usah dipercaya,yg
penting ada niat baik dan kawin dari hati ingin membentuk rumah tangga.

Sy masih ingat,yg nentuin pihak ibu mertua,yg bikin aturan dia juga,yg ngak
enak dia biang begitni kalau anak perempuan udah kawin udah miik org jd
maksudnya kalau mau ditorture pihak keuarga tdk boleh marah,konyol
tau,diemah lha anak perempuannya dijahatin mertunya dia ikut maki2.

Dasar budaya beg,yg jelas org punya niat jahat baru
bikin byk aturan,duit lamaran cuma berapa ratus dolar aja,udah mau nyiksa
gw.

Nah dimilis ini ya kaau mau kawin,kawin aja,yg kuno ngak usah dibawa2 udah
basi.
Supaya ngak byk yg berduka lara kayak saya.




marthajan04 marthajan04@ mailto:marthajan04%40yahoo.com yahoo.com wrote:
Duh saya kok sebel sih sama tradisi lamar2an budaya apapun juga. 
Semua kebudayaan kuno /tradisi soal pernikahan itu semuanya 
merendahkan pihak wanita, se-olah2 wanita itu dibeli. Memberikan 
lamaran dari pihak laki2 kepada pihak perempuan sampai ada istilah 
ganti uang susu, menurut saya benar2 menghina keluarga wanita. 
Anaknya mau diambil, jerih payah ibunya membesarkan anaknya hanya 
dihargai berapa juta rupiah saja.
Seharusnya setelah itu dilakukan, memang keluarga pihak wanita tidak 
punya hak lagi terhadap anak gadisnya, sebab segala jerih payah 
orang tuanya sudah ditebus pihak laki2.
Makanya jaman dulu kala, menantu perempuan itu suka disiksa sama 
keluarga suaminya, dijadikan pembantu keluarga itu dsb. dan keluarga 
pihak perempuan harus rela karena begitulah tradisinya dan juga 
karena sudah dijual dengan cara memberikan lamaran2 itu.

Jaman sekarang mah enggak usah lagi diteruskan budaya menjual anak 
perempuan itu. Jadikan saja kenang2an bahwa jaman dulu anak 
perempuan dijual orangtuanya kepada pihak suami.

Bukan hanya pada budaya tionghoa saja tapi juga pada semua tradisi 
nikah dalam budaya apapun juga. Misal : budaya jawa yang 
mengharuskan perempuan bersimpuh didepan suaminya dengan mencuci 
kakinya yang kotor kena telor yang sengaja diinjak.
Itu kan melukiskan bahwa wanita itu harus jadi babu suaminya.

Sebetulnya saya juga ingin kasih contoh budaya2 lainnya yang 
semuanya merendahkan wanita tapi berhubung saya juga kurang banyak 
pengetahuan tentang itu, jadi hanya ini saja yang saya jadikan 
contoh.
Tapi saya yakin, semua tradisi kuno tentang pernikahan itu 
merendahkan perempuan sebagai istri.
Sudah selayaknya kita sebagai orang tua menolak anak kita dijual 
bukannya malah kesempatan minta ini itu. Percayalah anak wanita anda 
bukannya dihargai malah dihina.

MJ

--- In budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com
yahoogroups.com, Lim Wiss [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Memang ada baiknya kalian bicarakan dengan masing-masing orang tua.
 Keinginan setiap orang tua berbeda saat menerima barang lamaran.
 
 Tanyakan pula hari  jam buat acara lamaran pada pihak keluarga 
wanita.
 Jika tidak sesuai, bisa membuat keluarga wanita jadi berprasangka 
buruk pada
 keluarga pria.
 
 -Lim Wiss-
 
 _ 
 
 From: budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com
yahoogroups.com
 [mailto:budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com
yahoogroups.com] On Behalf Of Rinto Jiang
 Sent: Thursday, June 22, 2006 8:38 PM
 To: budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com
yahoogroups.com
 Subject: Re: [budaya_tionghua] tatacara lamaran hakka dan hokkian
 
 
 
 Phanbienton menulis:
 
 Para suheng yang terhormat,
 mohon penderahan mengenai:
 1) tradisi/cara melamar anak gadis ornag Hakka. Apa
 saja yang harus dibawa? seingat saya ada 9 macam
 dengan isi masing2

Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian OOT

2006-06-25 Terurut Topik melani chia
Aduh bu Martha sy bacanya ketawa,krn senang,sy ini dr keuarga tradisional,trus 
sy kristen dr anak pertama sy umur 2bln sy udah mau cerai tp ngak berani,sy blm 
lg posting tentang penyiksaan mental yg diakukannya,sama anak2nya,tp untungnya 
anak2nya udah bilang 'sorry sih.
   
  Beliau masih hidup tunjangan tetap berjalan setiap bln,abis ngekoko,dan 
judi,kaau ngak dimodalin gimana,dia mah umur 15 th udah jd istri ke-2,istri 
pertama aja di cina takut sama dia yg notabene masih anak kecil9ini menurut 
ceritanya sendiri),2 th au sy dikatain otak babi gara2 sy bisa liburan 
keamrik,sy ngajak dia,tp suami(anaknya sendiri0 yg keberatan krn mamanya manja 
banget.
   
  Sewaktu baru menikah aja kita tidur bareng sama dia,padahal sy ada 3 kamar 
lho.
   
  Ini mah penderitaan kecil bu Martha bm lg yg lain2.
   
  Pribadi seperti bu Martha yg sy butuhkan, iya sy lagi faling in love sm 
seseorg yg jauh sangat bermutu,tp sy ngak berani memulai affair,krn udah 
terpatri dlm pikiran sy kawin 1 x seumur hidup,tp sy suka bertanya2 sama 
Tuhan,ini benar ngak pikiran saya,masak sy harus trus2an menderita.
   
  I love you bu Martha
   
  Salam
  MC

marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Melanie, saya ikut marah baca tentang mertua kamu itu. masih idup 
enggak dia? kalo masih idup dan udah tua, jangan mau pelihara dia. 
judesin saja, kalo perlu hina lagi dianya. cukup dengan kata2 saja. 
tapi kamu harus sudah siap kalo suami kamu marah dan cerein kamu. 
uang sudah harus ada ditangan untuk hidup kamu tanpa dia. setidaknya 
buat modal nyari duit. kalo perlu sudah siap juga dengan ban serep 
pengganti dia hehehe. yang lebih ganteng dan lebih baik hati dan 
sudah yatim piatu pula.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, melani chia [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Setuju sama bu Martha,sy sendiri mereakan penderitaan yg 
diciptakan ibu mertua tio ciu,sebenarnya tradisi itu mah dibuat2 
ngak usah dipercaya,yg penting ada niat baik dan kawin dari hati 
ingin membentuk rumah tangga.
 
 Sy masih ingat,yg nentuin pihak ibu mertua,yg bikin aturan dia 
juga,yg ngak enak dia biang begitni kalau anak perempuan udah kawin 
udah miik org jd maksudnya kalau mau ditorture pihak keuarga tdk 
boleh marah,konyol tau,diemah lha anak perempuannya dijahatin 
mertunya dia ikut maki2.
 
 Dasar budaya beg,yg jelas org punya niat 
jahat baru bikin byk aturan,duit lamaran cuma berapa ratus dolar 
aja,udah mau nyiksa gw.
 
 Nah dimilis ini ya kaau mau kawin,kawin aja,yg kuno ngak usah 
dibawa2 udah basi.
 Supaya ngak byk yg berduka lara kayak saya.
 
 
 
 
 marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Duh saya kok sebel sih sama tradisi lamar2an budaya 
apapun juga. 
 Semua kebudayaan kuno /tradisi soal pernikahan itu semuanya 
 merendahkan pihak wanita, se-olah2 wanita itu dibeli. Memberikan 
 lamaran dari pihak laki2 kepada pihak perempuan sampai ada istilah 
 ganti uang susu, menurut saya benar2 menghina keluarga wanita. 
 Anaknya mau diambil, jerih payah ibunya membesarkan anaknya hanya 
 dihargai berapa juta rupiah saja.
 Seharusnya setelah itu dilakukan, memang keluarga pihak wanita 
tidak 
 punya hak lagi terhadap anak gadisnya, sebab segala jerih payah 
 orang tuanya sudah ditebus pihak laki2.
 Makanya jaman dulu kala, menantu perempuan itu suka disiksa sama 
 keluarga suaminya, dijadikan pembantu keluarga itu dsb. dan 
keluarga 
 pihak perempuan harus rela karena begitulah tradisinya dan juga 
 karena sudah dijual dengan cara memberikan lamaran2 itu.
 
 Jaman sekarang mah enggak usah lagi diteruskan budaya menjual anak 
 perempuan itu. Jadikan saja kenang2an bahwa jaman dulu anak 
 perempuan dijual orangtuanya kepada pihak suami.
 
 Bukan hanya pada budaya tionghoa saja tapi juga pada semua tradisi 
 nikah dalam budaya apapun juga. Misal : budaya jawa yang 
 mengharuskan perempuan bersimpuh didepan suaminya dengan mencuci 
 kakinya yang kotor kena telor yang sengaja diinjak.
 Itu kan melukiskan bahwa wanita itu harus jadi babu suaminya.
 
 Sebetulnya saya juga ingin kasih contoh budaya2 lainnya yang 
 semuanya merendahkan wanita tapi berhubung saya juga kurang banyak 
 pengetahuan tentang itu, jadi hanya ini saja yang saya jadikan 
 contoh.
 Tapi saya yakin, semua tradisi kuno tentang pernikahan itu 
 merendahkan perempuan sebagai istri.
 Sudah selayaknya kita sebagai orang tua menolak anak kita dijual 
 bukannya malah kesempatan minta ini itu. Percayalah anak wanita 
anda 
 bukannya dihargai malah dihina.
 
 MJ
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Lim Wiss lim.wiss@ 
 wrote:
 
  Memang ada baiknya kalian bicarakan dengan masing-masing orang 
tua.
  Keinginan setiap orang tua berbeda saat menerima barang lamaran.
  
  Tanyakan pula hari  jam buat acara lamaran pada pihak keluarga 
 wanita.
  Jika tidak sesuai, bisa membuat keluarga wanita jadi 
berprasangka 
 buruk pada
  keluarga pria.
  
  -Lim Wiss-
  
  _ 
  
  From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Rinto Jiang
  

Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-25 Terurut Topik agung setiawan
h itu merendahkan wanita atau menunjukan wanita
harus menghormati pria? beda tipis lho. hehehehe

--- marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Duh saya kok sebel sih sama tradisi lamar2an budaya
 apapun juga. 
 Semua kebudayaan kuno /tradisi soal pernikahan itu
 semuanya 
 merendahkan pihak wanita, se-olah2 wanita itu
 dibeli. Memberikan 
 lamaran dari pihak laki2 kepada pihak perempuan
 sampai ada istilah 
 ganti uang susu, menurut saya benar2 menghina
 keluarga wanita. 
 Anaknya mau diambil, jerih payah ibunya membesarkan
 anaknya hanya 
 dihargai berapa juta rupiah saja.
 Seharusnya setelah itu dilakukan, memang keluarga
 pihak wanita tidak 
 punya hak lagi terhadap anak gadisnya, sebab segala
 jerih payah 
 orang tuanya sudah ditebus pihak laki2.
 Makanya jaman dulu kala, menantu perempuan itu suka
 disiksa sama 
 keluarga suaminya, dijadikan pembantu keluarga itu
 dsb. dan keluarga 
 pihak perempuan harus rela karena begitulah
 tradisinya dan juga 
 karena sudah dijual dengan cara memberikan lamaran2
 itu.
 
 Jaman sekarang mah enggak usah lagi diteruskan
 budaya menjual anak 
 perempuan itu. Jadikan saja kenang2an bahwa jaman
 dulu anak 
 perempuan dijual orangtuanya kepada pihak suami.
 
 Bukan hanya pada budaya tionghoa saja tapi juga pada
 semua tradisi 
 nikah dalam budaya apapun juga. Misal : budaya jawa
 yang 
 mengharuskan perempuan bersimpuh didepan suaminya
 dengan mencuci 
 kakinya yang kotor kena telor yang sengaja diinjak.
 Itu kan melukiskan bahwa wanita itu harus jadi babu
 suaminya.
 
 Sebetulnya saya juga ingin kasih contoh budaya2
 lainnya yang 
 semuanya merendahkan wanita tapi berhubung saya juga
 kurang banyak 
 pengetahuan tentang itu, jadi hanya ini saja yang
 saya jadikan 
 contoh.
 Tapi saya yakin, semua tradisi kuno tentang
 pernikahan itu 
 merendahkan perempuan sebagai istri.
 Sudah selayaknya kita sebagai orang tua menolak anak
 kita dijual 
 bukannya malah kesempatan minta ini itu. Percayalah
 anak wanita anda 
 bukannya dihargai malah dihina.
 
 MJ
 
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Lim Wiss
 [EMAIL PROTECTED] 
 wrote:
 
  Memang ada baiknya kalian bicarakan dengan
 masing-masing orang tua.
  Keinginan setiap orang tua berbeda saat menerima
 barang lamaran.
   
  Tanyakan pula hari  jam buat acara lamaran pada
 pihak keluarga 
 wanita.
  Jika tidak sesuai, bisa membuat keluarga wanita
 jadi berprasangka 
 buruk pada
  keluarga pria.
   
  -Lim Wiss-
  
_  
  
  From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
 Of Rinto Jiang
  Sent: Thursday, June 22, 2006 8:38 PM
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Subject: Re: [budaya_tionghua] tatacara lamaran
 hakka dan hokkian
  
  
  
  Phanbienton menulis:
  
  Para suheng yang terhormat,
  mohon penderahan mengenai:
  1) tradisi/cara melamar anak gadis ornag Hakka.
 Apa
  saja yang harus dibawa? seingat saya ada 9 macam
  dengan isi masing2 12 biji lalu diserahkan ke
 orangtua
  gadis itu dan kemudian dikembalikan ke ornagtua
 pihak
  lelaki separuh. Apa makna masing2 jenis barang?
  misalnya ada kucai, jeruk, apel, putaochiu,
 satru?,
  dsb...
  2) tradisi untuk melamar anak gadis orang hokkien?
  to xie.
  
  Rinto Jiang:
  
  Pertama, tidak ada tradisi baku mengenai ini.
 Walau secara garis 
 besar 
  pada dasarnya ada kesamaan di antara sesama
 Hokkian atau Hakka, 
 namun 
  ini masihpun lebih banyak perbedaannya. Yang
 paling penting adalah 
 2 
  keluarga harus menyamakan dulu persepsi dan
 pendapat di antara 
 mereka. 
  Itu gunanya mak comblang dalam tradisi pernikahan
 Tionghoa.
  
  Biasanya, tidak boleh ada jumlah ganjil dalam
 simbol tradisi 
 pernikahan. 
  Hadiah cuma diberikan sewaktu melamar, sewaktu
 melamar itulah, mak 
  comblang ada sebagai protokol. Tentunya zaman
 sekarang tak seperti 
 dulu, 
  banyak keluarga anak muda yang telah saling kenal
 sewaktu mereka 
  berpacaran, sehingga boleh saja dimusyawarahkan
 bersama. Namun, 
 tentu 
  saja masih tetap ada kesungkanan, makanya, mak
 comblang mungkin 
 dapat 
  mengatasi masalah di antara 2 keluarga tadi.
 Misalnya, terkadang 
 sulit 
  bagi pihak perempuan untuk membuka mulut mengenai
 bagaimana 
 resepsi 
  dilaksanakan, tamu yang diundang dan lain2. Mak
 comblang dapat 
 menjadi 
  penyalur suara yang baik dalam masalah seperti
 ini.
  
  Hadiah2 yang harus diantarkan sewaktu melamar,
 lebih baik langsung 
  ditanyakan kepada orang tua di keluarga kita atau
 di pihak mereka. 
 Bila 
  kesepakatan dicapai, tidak akan ada salah paham
 terjadi kemudian. 
 Ini 
  penting, karena yang menurut kita baik, belum
 tentu baik menurut 
 mereka. 
  Tidak terikat harus buah2an misalnya, karena itu
 hanya simbol.
  
  Selain hadiah, ada pula bingkisan angpao.
 Biasanya, di kalangan 
 Hokkian 
  ada 2 macam, mahar besar dan mahar kecil. Mahar
 kecil merupakan 
 ucapan 
  terima kasih kepada orang tua pihak perempuan jasa
 mereka telah 
  membesarkan sang calon istri. Mahar kecil ini akan
 diterima oleh 
 orang 
  

[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian

2006-06-22 Terurut Topik eddy witanto
Kebetulan sekali, 4 bulan lalu saya lamaran dan kemudian menikah, istri saya 
Hakka dari Jambi dan saya Hokkian dari Jawa Tengah. Tapi saat lamaran sudah 
tidak begitu mengikuti adat karena (ini juga sesuai yg saya tahu), Hakka tidak 
terlalu ruwet tata lamarannya, jauh lebih simple, tidak seperti Hokkian. Saya 
sendiri 8 tahun ngajar ttg aspek budaya Tionghoa di UI, tapi masih banyak tidak 
tahu ttg makna2 simbolik sarana lamaran. Mertua saya sendiri mengatakan, 
lamaran tidak usah ribet2, yg penting keluarga kita datang langsung, itu sudah 
cukup.
   
  1) tradisi/cara melamar anak gadis ornag Hakka. Apa
saja yang harus dibawa? seingat saya ada 9 macam
dengan isi masing2 12 biji lalu diserahkan ke orangtua
gadis itu dan kemudian dikembalikan ke ornagtua pihak
lelaki separuh. Apa makna masing2 jenis barang?
misalnya ada kucai, jeruk, apel, putaochiu, satru?,
dsb...
   
  Benar, dari yg sudah saya jalani, semua diserahkan ke pihak perempuan lalu 
setengahnya dikembalikan ke kita. Yg penting, jangan lupa, yg manis2; karena 
itu ada jeruk (lambang rejeki melimpah, selain rasanya yg manis dan warnanya yg 
keemasan). Satru ato kue satu rasanya manis, selain itu tahan lama. Mohon 
teman2 yg lain bisa menjelaskan lebih detail ya. 
  Tadi siang saya baru saja membeli buku ttg tatacara perkawinan adat Hakka di 
Haidian Shudian (Toko Buku Haidian, Beijing), tapi belum saya baca hahaha...

2) tradisi untuk melamar anak gadis orang hokkien?

  pesan saya, harus ditanyakan detailnya, karena adat Hokkian jauh lebih ribet 
dan banyak aturan.
   
  salam,
   
  eddy p witanto


-
Do you Yahoo!?
 Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail Beta.

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Great things are happening at Yahoo! Groups.  See the new email design.
http://us.click.yahoo.com/TISQkA/hOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
~- 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/