[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
Ya, memang memalukan! Salah-salah dikira penghuni RSJ yang terlepas dari kerangkeng, kalo kita mengenakan pakaian seperti itu di tengah keramaian dalam sehari-hari. Tapi, yang dimaksud kawan-kawan khan bukan begitu Bu Martha!!! Pakaian adat yang mana sih yang kagak kuno?? Pernah hajatan ke perkawinan orang Jawa, Sunda atau suku-suku lain di Indonesia? Kostum apa yang dikenakan sama mempelai perempuan dan juga laki-laki mereka? kuno ato modern? Kayaknya, tidak ada yang merasa malu dengan pakaian adat mereka!! Lantas, apakah gaun pengantin gaya barat yang serba putih itu modern, hanya karena berasal dari barat? Udah berapa tahun, berapa abad model seperti itu dipertahankan sampai sekarang?? Nenek saya waktu nikah sama kakek dulu (di Tiongkok) pada sekitar tahun 40-an abad lalu sudah mengenakan gaun pengantin ala barat itu (saya nyimpen photonya!). Anda benar bu Martha, bahwa kebudayaan itu adalah sesuatu yang dinamis, selalu berkembang dari waktu ke waktu. Demikian pula halnya dengan gaya busana (termasuk gaun pengantin). Tapi, khusus untuk Indonesia, kebudayaan Tionghoa khan mengalami stagnasi selama puluhan tahun. jadi berbeda dengan Tionghoa di negeri-negeri lain yang telah mengembangkan kebudayaan Tionghoa lokal masing-masing. Kita masih bertahan dan sementara harus puas dengan warisan-warisan kuno apa adanya! Yang penting kita berkeyakinan bahwa ke depan kita mempunyai kemampuan dan kemauan untuk mengembangkan kebudayaan Tionghoa lokal di Indonesia ke arah yang lebih modern. Namun, dengan catatan modern tidak sama dengan barat (apalagi Amrik!), sehingga Cina-cina seperti Anda tidak perlu bekecil hati merasa malu dan minder dengan warisan budaya sendiri, dan menjadi pengagum sekaligus pengekor budaya barat secara membabi buta!! Salam, Erik \ In budaya_tionghua@yahoogroups.com, marthajan04 wrote: Ul, terus terang gue sih malu kalau jaman sekarang berpakaian seperti jaman ribuan tahun lalu. Boro2 ratusan atau ribuan tahun lalu, dua puluh tahun lalu saja sudah enggak mau. Budaya juga kan harus ada kemajuan seiring kemajuan otak manusia. sekarang mau tidak mau, kalau tidak mau dibilang ketinggalan jaman, seluruh dunia melihat barat sebagai kemajuan dibidang apapun juga. Ada anak jepang yang saya kenal, masih kuliah di Psychologi tingkat master yang pinter luar biasa, bilang sama gua, dia sangat cemas lihat anak2 muda di Jepang, katanya, seandainya di USA ada kejadian anak membunuh ortunya karena misal dilarang merokok, maka enggak lebih dari 2 bulan kemudian, di Jepang akan ada anak yang juga membunuh orang tuanya karena dilarang merokok. Nah kan, dia sudah menceritakan bahwa budaya amrik itu sudah mewabah keseluruh dunia, bukan hanya yang bagusnya saja yang ditiru, tapi sudah yang buruknya juga. Padahal di amriknya sendiri tidak sampai begitu. cuman mau klarifikasi mengenai saya malu pakai pakaian yang usianya sudah ribuan tahun. lalu gimana sama jilbab yang umurnya ribuan tahun? kan kita juga mencela dan mengejeknya. saya sih mengejek entah kamu ul. salam, MJ Yahoo! Groups Sponsor ~-- Yahoo! Groups gets a make over. See the new email design. http://us.click.yahoo.com/XISQkA/lOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
Yeah, sy setuju banget nih, si encim martha ini bener2 org yg memalukan, harusnya dia berpikir dan ngebayangin gimana dia bisa lahir dan eksis di dunia ini kalo dulunya ortu dia ataupun leluhur dia ga kawin berdasarkan budaya yg menurut dia itu memalukan. Seperti kata Hasan Juni, sy setuju banget kita harusnya bangga dan bersyukur dengan leluhur kita yg telah menurunkan Budaya yg Luar Biasa itu, gimana mau menjadi bangsa yg berbudaya dan beradab kalo dengan budaya sendiri aja dicela. Tionghua adalah bangsa yg besar, budaya2 tionghua selalu menarik untuk dipelajari, bukan cuman oleh orang Tiong Hua sendiri, bahkan oleh bangsa yg lain. Hmm, bangsa lain aja tertarik utk mempelajari budaya kita, kok ama bangsanya sendiri malahan dicela abis dan dibilang memalukan, sy agak meragukan status si encim martha ini, jangan2 dia itu dari suku lain yg sengaja manyusup ke forum ini utk berbuat keonaran. Gw yakin neh setelah membaca ini, si encim martha pasti mencak2 dan akan segera membela diri dan ga akan mengakui kata2 yg telah diucapkannya, dg berbagai alasan, spt yg sudah2, itu ciri2 org yg ga tau malu hehehe... hasan juni [EMAIL PROTECTED] wrote: Yang PALING memalukan adalah orang yang merasa malu terhadap budaya leluhurnya sendiri. Padahal anda harusnya bangga dan bersyukur karena Leluhur anda telah menurunkan Budaya yang menurut Saya Luar Biasa. --- marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_set [EMAIL PROTECTED] wrote: MJ: ortu gue waktu ngawinin anak pertamanya yang lelaki memang masih pakai lamaran ber-nampan2 dan pernikahan pakai acara pernak pernik budaya china pakai encim2 yang suaranya cempreng sebagai pembawa acaranya... memalukan hehehe.. TUH JELAS2 LO TULIS KATA2 MEMALUKAN BUKAN MEMBUANG YG SUDAH TIDAK COCOK LAGI . UDAH AH CAPE DEBAT MA YG OMONGANNYA SENDIRI AJA CEPET LUPA. MJ: Nah kan keliatan gobloknya. Yang gue maksud itu si encim2 yang cempreng suaranya. penampilannya aja kaya ene-nya koh put on. Untung aja enggak pake bakiak. Kalo pembawa acaranya Kus Hendratmo atau Marisa Haque ya malah bangga. cuman sayangnya yang cakep2 enggak ada yang mau jadi pembawa acara gituan, kecuali encim2 yang berdandan ala ene-nya koh put on. Makanya, belajar tahan diri neng. mentang2 jaid minoritas jadi bawaannya kesinggung terus. itu namanya enggak pede. GA LEPEL. BYEEE -- emang elo enggak selepel ama gue. sorry aja yah. MJ __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - How low will we go? Check out Yahoo! Messengers low PC-to-Phone call rates. [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- See what's inside the new Yahoo! Groups email. http://us.click.yahoo.com/2pRQfA/bOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
Dear UKM Bangka, saya hokkian dan katolik. oma opa dari mama dan papa semua konghucu. Waduh sekarang sudah jam 11 malam ditempat saya. Besok mau keluar kota sampai Rabu baru pulang lagi. buat penggemar saya yang masih penasaran, seperti PEnembak misTeRiUS dkk. tanggapannya setelah hari Kamis tgl.6 July ya. mau pesta kembang api dulu nih. Bye... eh enggak nyelameti gue nih? salam, MJ --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, UKM BANGKA [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear Martha , Nah , sekarang saya belajar dari anda, kalo ngomong langsung saja, boleh tahu agama anda apa ya ? anda dari suku apa ? kalo saya Kong Hu Cu, suku Hakka. Wassalam - Original Message - From: marthajan04 [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Friday, June 30, 2006 4:51 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, UKM BANGKA ukmbangka@ wrote: Dear marthajan04, Benar, budaya orang Bangka ngomongnya sering ngak langsung , - Dear UKM, Wah UKM, saya rasa, budaya ini juga harus segera dirubah. Jangan sampai nanti orang yang enggak ngerti terus tarik kesimpulan sendiri lalu terjadi yang tidak diinginkan. Kalau persoalannya jadi gede bisa jadi perang dunia ketiga lho. tapi karena ada permintaan dari anda minta dijelasin apa maksud daripada daripada . ya kami jelasin, kata orang tua, bulan Juni ( imlek ) jangan melangsungkan perkawinan, karena akan susah dapat anak, sudah merupakan adat orang Bangka, kalo mau nikah, cari Shin She melihat hari bagusnya, shin she juga bilang jangan nikah pada bulan Juni ( imlek ) , nah daripada ngak punya anak, daripada tidak disetujui calon mertua , lebih baik iku deh, jangan lakukan perkawinan pada bulan Juni ( imlek ), berani mencoba ?. -- MJ: kawin bulan juni? enggak ah. Bulan juni itu panasnya minta ampun. kalo nikahan di bulan itu, keluar mobil mau masuk gedung, make-up pada luntur, baju bisa basah. nah kan kita yang lagi disorot kamera maunya kan lagi cantik2nya tapi kalo gerah keringatan mana bisa senyum manis. senyumnya jadi asem. bisa punya anak atau tidak itu lebih baik nanya dokter bukan nanya paranormal dong. Catat nih ya, jangan sampai ada yang kaya si gunung agung lagi yang nangkepnya salah melulu akibat kebiasaan nyogok buat lulus ujian. Saya enggak bilang yang shinshe..( eh shinshe kan sebangsa dokter bukan cenayang/paranormal..?)bilang itu enggak bener. Mungkin aja bener kalo bulan Juni itu jelek untuk ngadain pesta pernikahan, tapi alasannya itu harus yang masuk akal. Kalo misalnya bulan juni itu menurut pengamatan ilmiah misal temperaturnya tidak memungkinkan terjadinya kehamilan, ya harus dibilang gitu, bukan hanya bagi pengatin baru aja tapi juga pengantin lama yang sedang merencanakan punya anak, harus dibilang kalo di bulan juni itu tidak akan jadi anak. hehehe... jadi ngajarin kalo mau hub. sex sebelum nikah, bulan juni aja... enggak bakalan jadi hamil. Kalo cuma dibilang pemali.. pemali aja sih, repot dong. Kalo anaknya penurut. kalo bandel kaya saya? Catatan : subject ini tertutup buat si Otong Agung. Enggak boleh koment sebab lulus ujiannya nyogok. salam, MJ Wassalam - Original Message - From: marthajan04 marthajan04@ To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, June 29, 2006 3:11 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian daripada, daripada . apa? ngomong kok enggak mau dituntasin. ini termasuk budaya orang bangka? yang tabu di-singgung2? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, UKM BANGKA ukmbangka@ wrote: Saya setuju dengan bung ChanCT, silahkan saja anda suka atau tidak suka dengan adat suku anda, itu hak asasi anda, demikian juga sebaliknya, ditempat saya kalo bulan Juni ( imlek ) ngak ada yang melangsungan perkawinan, itu juga adat, boleh ikut boleh tidak, namun lebih banyak memilih ikut, dari pada...dari pada Wassalam - Original Message - From: ChanCT SADAR@ To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, June 28, 2006 9:24 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian Bung Marthajan yb, Ya betul juga. Setiap budaya berkembang maju sesuai dengan perkembangan jaman, tak ada yang bisa menahan perubahan sesuai dengan perkembangan pikiran masyarakat saat itu. Saya setuju banget dengan menerima makna budaya yang kita anggap baik-baik, dan menyisihkan yang kita anggap tidak baik atau kurang serasi. Tapi, hendaknya juga jangan paksakan pemikiran kita itu untuk segera diikuti masyarakat umum, atau
Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
Konfucius berkata,wen gu zhi xin. Artinya mempelajari hal2 yg telah lalu, akan menemukan sesuatu yang baru. Ini mungkin jawaban jalan tengah yang akan membawa kita ke masa depan yang cerah. Inovasi dan penemuan2 baru itu kan banyak berasal dari asumsi2 yang sudah ada sebelumnya pada umumnya. Freddy marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote: lah membahas budaya itu apa harus selalu budaya jaman lalu? enggak boleh budaya jaman sekarang? enggak boleh diskusi memprediksikan perkembangan budaya untuk masa depan? Kalau hanya membicarakan budaya jaman dulu saja, ya lama2 akan habis dong pembicaraan kecuali di-ulang2 terus. Dan budaya tionghoa akan terhenti, tak ada kemajuan. Padahal kata maju adalah kata yang positif bukan? Kenapa kita tidak boleh mengembangkan budaya kita? Intinya, saya memang ingin membicarakan, bagaimana sebaiknya budaya lama yang ingin dihidupkan kembali itu disesuaikan dengan perkembangan jaman. kalau jaman dulu ada lamar2an, yang biasanya hanya pihak lelaki saja yang memberi, bagaimana kalau masa depan, karena kedudukan wanita sudah setara dengan lelaki, jadi wanita juga harus balas memberi pada suaminya. Ortu calon istri juga harus berterimakasih pada ortu calon suami untuk pengorbanan ortunya membesarkan calon menantunya itu, sebab anak lelakinya itu akan dan harus meninggalkan ortunya untuk membentuk rumah tangga baru bersama anak perempuannya. Nah kalo saya jadi keluar jalur, itu salahnya netters yang cuman baca satu baris tulisan saya lalu pada kesempatan nyerang saya. Jadi ya saya balas dong masa diam saja? kan sekarang wanita sudah setara dengan lelaki. masa lalu nyungslep kalo diserang? Itu saja deh dulu. sukur kalo ada yang setuju dengan pikiran saya. Kalo enggak ya udah, selamat ketinggalan jaman aja ya. salam, MJ --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] wrote: MJ: adat apa yang anda maksud? adat jaman purbakala? saya memang tidak tertarik mempelajari adat/budaya jaman sudah lalu. saya leibh tertarik sama masa kini atau yang akan datang. saya lebih suka ke Paris kalo mau lihat mode daripada bongkar kuburan ngorek2 tengkorak untuk diliat model bajunya untuk ditiru. hehehe niru kok dari kuburan... ngeri banget, Bu Martha, Ini adalah Forum Sejarah Dan Budaya Tionghua, tentu saja hal-hal dari jaman dulu sangat relevan dibahas. Jadi kalau tidak tertarik dengan hal-hal itu saya kira ini sedikit tidak sesuai dengan semangat yang diusung forum ini. Memang budaya jaman dulu itu sudah ketinggalan jaman, namanya juga jaman dulu. Akan tetapi, dari budaya jaman dulu itu kita bisa mengembangkan budaya yang baru yang lebih baik dengan tidak serta-merta mencap semua yang kuno itu tidak baik. Bu Martha mungkin mengusung semangat feminimisme modern. Untuk bu Martha ketahui, wanita-wanita Tionghua jaman dulu memiliki peranan yang tidak kalah pentingnya dari pria. Contohnya sudah saya posting dalam 2 artikel mengenai wanita tionghua Qin Liangyu dan Liang Hongyu. Keduanya adalah tokoh sejarah yang nyata adanya, bukan mitos. Sejarah tionghua juga mencatat bangkit dan runtuhnya pemerintahan juga tidak lepas dari peranan penting wanita, seperti di jaman Shang dan Zhou, di jaman Han, di jaman San Guo, di jaman Tang dan seterusnya. Jangan lupa pula posisi wanita yang direndahkan adalah pola umum yang terjadi di bumi ini pada masa lalu bahkan jaman sekarang dan yang paling penting, pola itu tidak hanya berlaku eksklusif dalam budaya tionghua. Kalau di budaya tionghua ada yang namanya pengikatan kaki, di budaya barat juga ada yang namanya pemakaian korset yang juga menyiksa. Jadi marilah menempatkan diri secara objektif dalam menilai sejarah dan budaya, jangan memakai kacamata yang sempit. Hormat saya, Yongde - Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+ countries) for 2¢/min or less. [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
Yang PALING memalukan adalah orang yang merasa malu terhadap budaya leluhurnya sendiri. Padahal anda harusnya bangga dan bersyukur karena Leluhur anda telah menurunkan Budaya yang menurut Saya Luar Biasa. --- marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_set [EMAIL PROTECTED] wrote: MJ: ortu gue waktu ngawinin anak pertamanya yang lelaki memang masih pakai lamaran ber-nampan2 dan pernikahan pakai acara pernak pernik budaya china pakai encim2 yang suaranya cempreng sebagai pembawa acaranya... memalukan hehehe.. TUH JELAS2 LO TULIS KATA2 MEMALUKAN BUKAN MEMBUANG YG SUDAH TIDAK COCOK LAGI . UDAH AH CAPE DEBAT MA YG OMONGANNYA SENDIRI AJA CEPET LUPA. MJ: Nah kan keliatan gobloknya. Yang gue maksud itu si encim2 yang cempreng suaranya. penampilannya aja kaya ene-nya koh put on. Untung aja enggak pake bakiak. Kalo pembawa acaranya Kus Hendratmo atau Marisa Haque ya malah bangga. cuman sayangnya yang cakep2 enggak ada yang mau jadi pembawa acara gituan, kecuali encim2 yang berdandan ala ene-nya koh put on. Makanya, belajar tahan diri neng. mentang2 jaid minoritas jadi bawaannya kesinggung terus. itu namanya enggak pede. GA LEPEL. BYEEE -- emang elo enggak selepel ama gue. sorry aja yah. MJ __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com Yahoo! Groups Sponsor ~-- Something is new at Yahoo! Groups. Check out the enhanced email design. http://us.click.yahoo.com/SISQkA/gOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
Dear Martha , Nah , sekarang saya belajar dari anda, kalo ngomong langsung saja, boleh tahu agama anda apa ya ? anda dari suku apa ? kalo saya Kong Hu Cu, suku Hakka. Wassalam - Original Message - From: marthajan04 [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Friday, June 30, 2006 4:51 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, UKM BANGKA [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear marthajan04, Benar, budaya orang Bangka ngomongnya sering ngak langsung , - Dear UKM, Wah UKM, saya rasa, budaya ini juga harus segera dirubah. Jangan sampai nanti orang yang enggak ngerti terus tarik kesimpulan sendiri lalu terjadi yang tidak diinginkan. Kalau persoalannya jadi gede bisa jadi perang dunia ketiga lho. tapi karena ada permintaan dari anda minta dijelasin apa maksud daripada daripada . ya kami jelasin, kata orang tua, bulan Juni ( imlek ) jangan melangsungkan perkawinan, karena akan susah dapat anak, sudah merupakan adat orang Bangka, kalo mau nikah, cari Shin She melihat hari bagusnya, shin she juga bilang jangan nikah pada bulan Juni ( imlek ) , nah daripada ngak punya anak, daripada tidak disetujui calon mertua , lebih baik iku deh, jangan lakukan perkawinan pada bulan Juni ( imlek ), berani mencoba ?. -- MJ: kawin bulan juni? enggak ah. Bulan juni itu panasnya minta ampun. kalo nikahan di bulan itu, keluar mobil mau masuk gedung, make-up pada luntur, baju bisa basah. nah kan kita yang lagi disorot kamera maunya kan lagi cantik2nya tapi kalo gerah keringatan mana bisa senyum manis. senyumnya jadi asem. bisa punya anak atau tidak itu lebih baik nanya dokter bukan nanya paranormal dong. Catat nih ya, jangan sampai ada yang kaya si gunung agung lagi yang nangkepnya salah melulu akibat kebiasaan nyogok buat lulus ujian. Saya enggak bilang yang shinshe..( eh shinshe kan sebangsa dokter bukan cenayang/paranormal..?)bilang itu enggak bener. Mungkin aja bener kalo bulan Juni itu jelek untuk ngadain pesta pernikahan, tapi alasannya itu harus yang masuk akal. Kalo misalnya bulan juni itu menurut pengamatan ilmiah misal temperaturnya tidak memungkinkan terjadinya kehamilan, ya harus dibilang gitu, bukan hanya bagi pengatin baru aja tapi juga pengantin lama yang sedang merencanakan punya anak, harus dibilang kalo di bulan juni itu tidak akan jadi anak. hehehe... jadi ngajarin kalo mau hub. sex sebelum nikah, bulan juni aja... enggak bakalan jadi hamil. Kalo cuma dibilang pemali.. pemali aja sih, repot dong. Kalo anaknya penurut. kalo bandel kaya saya? Catatan : subject ini tertutup buat si Otong Agung. Enggak boleh koment sebab lulus ujiannya nyogok. salam, MJ Wassalam - Original Message - From: marthajan04 [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, June 29, 2006 3:11 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian daripada, daripada . apa? ngomong kok enggak mau dituntasin. ini termasuk budaya orang bangka? yang tabu di-singgung2? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, UKM BANGKA ukmbangka@ wrote: Saya setuju dengan bung ChanCT, silahkan saja anda suka atau tidak suka dengan adat suku anda, itu hak asasi anda, demikian juga sebaliknya, ditempat saya kalo bulan Juni ( imlek ) ngak ada yang melangsungan perkawinan, itu juga adat, boleh ikut boleh tidak, namun lebih banyak memilih ikut, dari pada...dari pada Wassalam - Original Message - From: ChanCT SADAR@ To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, June 28, 2006 9:24 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian Bung Marthajan yb, Ya betul juga. Setiap budaya berkembang maju sesuai dengan perkembangan jaman, tak ada yang bisa menahan perubahan sesuai dengan perkembangan pikiran masyarakat saat itu. Saya setuju banget dengan menerima makna budaya yang kita anggap baik-baik, dan menyisihkan yang kita anggap tidak baik atau kurang serasi. Tapi, hendaknya juga jangan paksakan pemikiran kita itu untuk segera diikuti masyarakat umum, atau bahkan kita menghina kebiasaan itu, yang bla, bla, Kita boleh tidak lakukan itu pada diri kita sendiri, kita boleh mengajukan pemikiran kita kenapa dan berargumentasi secara baik- baik. Itu saja, sudah cukup. Kebiasaaan atau satu tradisi yang sudah berlangsung ratusan bahkan ribuan tahun tentu tidak mungkin kita rubah dalam sekejap. Bagi yang masih suka mengikuti dan mungkin mereka lakukan, silahkan saja. Bagi yang merasa sudah tidak perlu diteruskan dan ambil sederhananya saja, tentu juga harus diperbolehkan. Terima dan hormatilah sebabik-baiknya
RE: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
Bukunya Queeny Chang - Memoir of the Nonya Juga bagus buat referensi Budaya Tionghua di Indonesia ... Sedangkan Angsa-angsa liar dari bukunya Jung Chang ... Referensi bagus untuk situasi Revolusi di RRT. Damn ... Kenapa yagh Klan Chang ... bagus menulis buku ??? -Original Message- On Behalf Of Linda Harsini Jangan lupa ada Empress Wu Ze Tian. Salah satu wanita terhebat yang ada dalam sejarah Tiongkok. -Original Message- From: budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com yahoogroups.com On Behalf Of Hendri Irawan MJ: adat apa yang anda maksud? adat jaman purbakala? saya memang tidak tertarik mempelajari adat/budaya jaman sudah lalu. saya leibh tertarik sama masa kini atau yang akan datang. saya lebih suka ke Paris kalo mau lihat mode daripada bongkar kuburan ngorek2 tengkorak untuk diliat model bajunya untuk ditiru. hehehe niru kok dari kuburan... ngeri banget, Bu Martha, Ini adalah Forum Sejarah Dan Budaya Tionghua, tentu saja hal-hal dari jaman dulu sangat relevan dibahas. Jadi kalau tidak tertarik dengan hal-hal itu saya kira ini sedikit tidak sesuai dengan semangat yang diusung forum ini. Memang budaya jaman dulu itu sudah ketinggalan jaman, namanya juga jaman dulu. Akan tetapi, dari budaya jaman dulu itu kita bisa mengembangkan budaya yang baru yang lebih baik dengan tidak serta-merta mencap semua yang kuno itu tidak baik. Bu Martha mungkin mengusung semangat feminimisme modern. Untuk bu Martha ketahui, wanita-wanita Tionghua jaman dulu memiliki peranan yang tidak kalah pentingnya dari pria. Contohnya sudah saya posting dalam 2 artikel mengenai wanita tionghua Qin Liangyu dan Liang Hongyu. Keduanya adalah tokoh sejarah yang nyata adanya, bukan mitos. Sejarah tionghua juga mencatat bangkit dan runtuhnya pemerintahan juga tidak lepas dari peranan penting wanita, seperti di jaman Shang dan Zhou, di jaman Han, di jaman San Guo, di jaman Tang dan seterusnya. Jangan lupa pula posisi wanita yang direndahkan adalah pola umum yang terjadi di bumi ini pada masa lalu bahkan jaman sekarang dan yang paling penting, pola itu tidak hanya berlaku eksklusif dalam budaya tionghua. Kalau di budaya tionghua ada yang namanya pengikatan kaki, di budaya barat juga ada yang namanya pemakaian korset yang juga menyiksa. Jadi marilah menempatkan diri secara objektif dalam menilai sejarah dan budaya, jangan memakai kacamata yang sempit. Hormat saya, Yongde [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- See what's inside the new Yahoo! Groups email. http://us.click.yahoo.com/2pRQfA/bOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
Dear marthajan04, Benar, budaya orang Bangka ngomongnya sering ngak langsung , tapi karena ada permintaan dari anda minta dijelasin apa maksud daripada daripada . ya kami jelasin, kata orang tua, bulan Juni ( imlek ) jangan melangsungkan perkawinan, karena akan susah dapat anak, sudah merupakan adat orang Bangka, kalo mau nikah, cari Shin She melihat hari bagusnya, shin she juga bilang jangan nikah pada bulan Juni ( imlek ) , nah daripada ngak punya anak, daripada tidak disetujui calon mertua , lebih baik iku deh, jangan lakukan perkawinan pada bulan Juni ( imlek ), berani mencoba ?. Wassalam - Original Message - From: marthajan04 [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, June 29, 2006 3:11 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian daripada, daripada . apa? ngomong kok enggak mau dituntasin. ini termasuk budaya orang bangka? yang tabu di-singgung2? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, UKM BANGKA [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya setuju dengan bung ChanCT, silahkan saja anda suka atau tidak suka dengan adat suku anda, itu hak asasi anda, demikian juga sebaliknya, ditempat saya kalo bulan Juni ( imlek ) ngak ada yang melangsungan perkawinan, itu juga adat, boleh ikut boleh tidak, namun lebih banyak memilih ikut, dari pada...dari pada Wassalam - Original Message - From: ChanCT [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, June 28, 2006 9:24 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian Bung Marthajan yb, Ya betul juga. Setiap budaya berkembang maju sesuai dengan perkembangan jaman, tak ada yang bisa menahan perubahan sesuai dengan perkembangan pikiran masyarakat saat itu. Saya setuju banget dengan menerima makna budaya yang kita anggap baik-baik, dan menyisihkan yang kita anggap tidak baik atau kurang serasi. Tapi, hendaknya juga jangan paksakan pemikiran kita itu untuk segera diikuti masyarakat umum, atau bahkan kita menghina kebiasaan itu, yang bla, bla, Kita boleh tidak lakukan itu pada diri kita sendiri, kita boleh mengajukan pemikiran kita kenapa dan berargumentasi secara baik- baik. Itu saja, sudah cukup. Kebiasaaan atau satu tradisi yang sudah berlangsung ratusan bahkan ribuan tahun tentu tidak mungkin kita rubah dalam sekejap. Bagi yang masih suka mengikuti dan mungkin mereka lakukan, silahkan saja. Bagi yang merasa sudah tidak perlu diteruskan dan ambil sederhananya saja, tentu juga harus diperbolehkan. Terima dan hormatilah sebabik-baiknya setiap perbedaan yang ada, dan semua kita bisa hidup berdamai- damai secara harmonis didalam masyarakat ini. Salam, ChanCT - Original Message - From: marthajan04 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, June 28, 2006 4:12 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian Ah Mas, saya enggak setuju. Walaupun hanya simbol tapi itu penghinaan buat jaman sekarang. Ibu mas kan waktu nikah masih ditahun awal empat puluhan. saya mengerti kalau dimasa itu bahkan mungkin di tahun limapuluhan masih takut melawan adat. tapi dijaman sekarang, sudah seharusnya itu disingkirkan. saya ingat waktu cucu pelukis akbar kita Affandi, putrinya Kartika menikah dengan orang bule (entah apa), dia memakai upacara jawa tapi dia tidak mau upacara nginjak telurnya itu. Itu diberitakan di koran. Nah perempuan model ginilah yang saya puji, berani melawan adat yang merugikan dia. Seharusnya semua perempuan kalau mau maju harus berani melawan adat yang merendahkan wanita. Upacara mencuci kaki suami kalau diimbangi dengan suami mencuci juga kaki istrinya, baru boleh disebut baik. Tapi kalau sepihak, itu perendahan harkat wanita. Begitu juga dengan pengikatan kaki wanita bangsawan china, penyutatan habis kelamin wanita dll. semuanya sangat biadab. Jaman sekarang sudah dilarang. Pengikatan kaki wanita china tidak lagi ada simbol2nya tapi penyutatan pada wanita masih disimbolkan. Seharusnya tidak perlu lagi ada simbol2an apa2 yang orang sudah tidak mau lakukan. Walaupun saya tidak mengalami hal2 begitu, tapi saya tetap aja sakit hati kalau lihat ada wanita yang harus direndahkan laki2. Maaf ya, tapi itulah saya. saya paling tidak bisa menahan diri kalau liat yang gituan. Wanita barat mana mau melakukan hal2 begitu. Makanya saya mengagumi mereka. salam, MJ --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, RM Danardono HADINOTO rm_danardono@ wrote: Saya setuju, bahwa pelestarian budaya tak boleh dilakukan dengan mata yang merem. Pokoke budaya. Sebagian besar daripada budaya yang diwariskan adalah tatanan kehidupan se-hari hari, yang ratusan tahun
[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agung setiawan [EMAIL PROTECTED] wrote: lo yg baca dipikir dicerna baru komentar deh, emang mereka ga lagi pake baju adat or something like that, tapi mereka juga ga pernah bilang kalo itu semua memalukan, gak kayak lo malu ama adat istiadat sendiri. KASIH bukti kalo para pejabat tiongkot trus org2 dishanghai sekarang pake baju barat karena budaya lama MEMALUKAN. g kira sampe kapan pun ga ada yg bakal ngomong begitu. - MJ : apa orang kalo malu itu mesti diomongkan setiap saat? lalu kapan orang makan, tidur, kerja dll. kalo setiap saat mulutnya harus ngomong malu.. malu... malu saya tanya kenapa kamu enggak pake pakaian china tradisionil tapi malahan pake jean dan kamu belum jawab kan? kalau kamu bangga, tidak malu dan mau pertahankan budaya china kenapa tidak dipakai? kenapa maunya pake jean yang terang2an budaya barat bukan budaya china? kalo gua mah jelas jawabannya : MALU! gua sih enggak munafik kaya elo. sendiri enggak mau make tapi ngatain orang lain yang enggak mau make. btw sekarang diindo juga banyak kok yg mulai merit pake baju WAYANG POTEHI lagi. malah masuk koran n majalah segala, dan AJAIBnya lagi ada yg org PRIBUMI bkn tionghua. --- banyak berapa orang? berapa persentasinya dibanding yang tetap mau pake rok putih panjang ala barat? memang betul, kalo ada pribumi yang kawin pake pakaian china tradisionil ya ajaib lah. patut didaftarkan pada bos jamu jago tuh. SO PIKIR DULU MATENG2 kalo mau MALU AMA ADAT SENDIRI --- heh tukang fitnah! gua kan bilang gue malu kalo disuruh pake baju model wayang potehi. dimana gua bilang malu pada adat istiadat nenek moyang? cari sampe dapet baru ngocol lagi. --- marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote: emang elo waktu kawin pake baju kaya wayang potehi? hehehe. kenapa elo pada pake jean, bukannya celana komprang warna hitam dan baju koko atau topi kaya tukang petik teh di puncak ? emangnya pejabat2 di tiongkok enggak pada pake jas budayanya orang barat? kalo ngomong tuh dipikir dulu ya. Budaya barat itu sudah menyebar keseluruh dunia. Lihat di Shanghai, orang sudah berpakaian ngikuti budaya apa? kalo mau ngocol tuh dipikir dulu ya! --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agung setiawan agoeng_set@ wrote: iya tuh, yg memalukan itu kalo muka dah jelas2 china, mata sipit tp malah niru2 adat org laen, malah bangganya bukan maen pula. adat istiadat sendiri yang udah exist ribuan tahun dengan bangga di ganti adat istiadat org laen. huuu MEMALUKAN BANGET Yahoo! Groups Sponsor ~-- Great things are happening at Yahoo! Groups. See the new email design. http://us.click.yahoo.com/TISQkA/hOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ChanCT [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Marthajan yb, Ya betul juga. Setiap budaya berkembang maju sesuai dengan perkembangan jaman, tak ada yang bisa menahan perubahan sesuai dengan perkembangan pikiran masyarakat saat itu. Saya setuju banget dengan menerima makna budaya yang kita anggap baik-baik, dan menyisihkan yang kita anggap tidak baik atau kurang serasi. - MJ: Nah ini dia inti dari tulisan saya itu. Terima kasih pada bung Chan yang bisa menangkap inti masalahnya. Tidak sepeti si Agung, Adrian dan UKM Bangka yang salah nangkep melulu. Mereka hanya melihat sebaris kata lalu dikomentari. kan jadinya konyol. Membuang yang sudah tidak cocok lagi menurut saya adalah keharusan, bukannya meneruskan apa2 yang sudah kadaluarsa. Menyempurnakan adalah sesuatu yang positif bukan? kita kan bukannya robot2 yang udah disetel mesti begitu. Lah wong nenek moyang kita juga selalu merevisi adat2nya (buktinya adat 200 tahun lalu beda dengan adat/budaya 500 tahun lalu). ya enggak? lalu kenapa kita tidak disalahkan kalau mau merevisi juga seperti yang telah dilakukan nenek moyang kita itu. goblok khan? Tapi, hendaknya juga jangan paksakan pemikiran kita itu untuk segera diikuti masyarakat umum, atau bahkan kita menghina kebiasaan itu, yang bla, bla, Kita boleh tidak lakukan itu pada diri kita sendiri, kita boleh mengajukan pemikiran kita kenapa dan berargumentasi secara baik-baik. Itu saja, sudah cukup. Kebiasaaan atau satu tradisi yang sudah berlangsung ratusan bahkan ribuan tahun tentu tidak mungkin kita rubah dalam sekejap. Bagi yang masih suka mengikuti dan mungkin mereka lakukan, silahkan saja. Bagi yang merasa sudah tidak perlu diteruskan dan ambil sederhananya saja, tentu juga harus diperbolehkan. Terima dan hormatilah sebabik-baiknya setiap perbedaan yang ada, dan semua kita bisa hidup berdamai-damai secara harmonis didalam masyarakat ini. Salam, ChanCT --- MJ : Ya, soalnya kalau semua orang yagn mau merevisi adat yang udah expired dan yagn mau menyesuaikan dengan perkembangan jaman selalu dicela, bagaimana jaman mau maju? harus ada yang berani, seperti cucunya Affandi yang kemarin saya ceritakan itu lho, jangan kaya si agung dan adrian atau ukm itu yang selalu bertindak tanpa pikir kaya robot demi pelestarian budaya yang sudah expired. Gitu lho maksudku. - Original Message - From: marthajan04 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, June 28, 2006 4:12 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian Ah Mas, saya enggak setuju. Walaupun hanya simbol tapi itu penghinaan buat jaman sekarang. Ibu mas kan waktu nikah masih ditahun awal empat puluhan. saya mengerti kalau dimasa itu bahkan mungkin di tahun limapuluhan masih takut melawan adat. tapi dijaman sekarang, sudah seharusnya itu disingkirkan. saya ingat waktu cucu pelukis akbar kita Affandi, putrinya Kartika menikah dengan orang bule (entah apa), dia memakai upacara jawa tapi dia tidak mau upacara nginjak telurnya itu. Itu diberitakan di koran. Nah perempuan model ginilah yang saya puji, berani melawan adat yang merugikan dia. Seharusnya semua perempuan kalau mau maju harus berani melawan adat yang merendahkan wanita. Upacara mencuci kaki suami kalau diimbangi dengan suami mencuci juga kaki istrinya, baru boleh disebut baik. Tapi kalau sepihak, itu perendahan harkat wanita. Begitu juga dengan pengikatan kaki wanita bangsawan china, penyutatan habis kelamin wanita dll. semuanya sangat biadab. Jaman sekarang sudah dilarang. Pengikatan kaki wanita china tidak lagi ada simbol2nya tapi penyutatan pada wanita masih disimbolkan. Seharusnya tidak perlu lagi ada simbol2an apa2 yang orang sudah tidak mau lakukan. Walaupun saya tidak mengalami hal2 begitu, tapi saya tetap aja sakit hati kalau lihat ada wanita yang harus direndahkan laki2. Maaf ya, tapi itulah saya. saya paling tidak bisa menahan diri kalau liat yang gituan. Wanita barat mana mau melakukan hal2 begitu. Makanya saya mengagumi mereka. salam, MJ --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, RM Danardono HADINOTO rm_danardono@ wrote: Saya setuju, bahwa pelestarian budaya tak boleh dilakukan dengan mata yang merem. Pokoke budaya. Sebagian besar daripada budaya yang diwariskan adalah tatanan kehidupan se-hari hari, yang ratusan tahun yang silam mempunyai makna yang praktis. Kita layak mempelajari dan mengharhai budaya, sebagai sesuatu harta spiritual yang diwariskan leluhur kita, yang mampu memperjelas jatidiri budaya kita. Ditumpu dengan pengetahuan sejarah, membantu memberikan katerangan mengenai latarbelakang banyak hal bagi generasi penerus. Ibu saya waktu menikah ditahun
Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
jelas2 lo ngomongnya budaya n adat istiadat lama itu memalukan, bukan udah ga tepat lagi. weks. bener2 pemutar balikan fakta sejati deh. --- marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ChanCT [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Marthajan yb, Ya betul juga. Setiap budaya berkembang maju sesuai dengan perkembangan jaman, tak ada yang bisa menahan perubahan sesuai dengan perkembangan pikiran masyarakat saat itu. Saya setuju banget dengan menerima makna budaya yang kita anggap baik-baik, dan menyisihkan yang kita anggap tidak baik atau kurang serasi. - MJ: Nah ini dia inti dari tulisan saya itu. Terima kasih pada bung Chan yang bisa menangkap inti masalahnya. Tidak sepeti si Agung, Adrian dan UKM Bangka yang salah nangkep melulu. Mereka hanya melihat sebaris kata lalu dikomentari. kan jadinya konyol. Membuang yang sudah tidak cocok lagi menurut saya adalah keharusan, bukannya meneruskan apa2 yang sudah kadaluarsa. Menyempurnakan adalah sesuatu yang positif bukan? kita kan bukannya robot2 yang udah disetel mesti begitu. Lah wong nenek moyang kita juga selalu merevisi adat2nya (buktinya adat 200 tahun lalu beda dengan adat/budaya 500 tahun lalu). ya enggak? lalu kenapa kita tidak disalahkan kalau mau merevisi juga seperti yang telah dilakukan nenek moyang kita itu. goblok khan? Tapi, hendaknya juga jangan paksakan pemikiran kita itu untuk segera diikuti masyarakat umum, atau bahkan kita menghina kebiasaan itu, yang bla, bla, Kita boleh tidak lakukan itu pada diri kita sendiri, kita boleh mengajukan pemikiran kita kenapa dan berargumentasi secara baik-baik. Itu saja, sudah cukup. Kebiasaaan atau satu tradisi yang sudah berlangsung ratusan bahkan ribuan tahun tentu tidak mungkin kita rubah dalam sekejap. Bagi yang masih suka mengikuti dan mungkin mereka lakukan, silahkan saja. Bagi yang merasa sudah tidak perlu diteruskan dan ambil sederhananya saja, tentu juga harus diperbolehkan. Terima dan hormatilah sebabik-baiknya setiap perbedaan yang ada, dan semua kita bisa hidup berdamai-damai secara harmonis didalam masyarakat ini. Salam, ChanCT --- MJ : Ya, soalnya kalau semua orang yagn mau merevisi adat yang udah expired dan yagn mau menyesuaikan dengan perkembangan jaman selalu dicela, bagaimana jaman mau maju? harus ada yang berani, seperti cucunya Affandi yang kemarin saya ceritakan itu lho, jangan kaya si agung dan adrian atau ukm itu yang selalu bertindak tanpa pikir kaya robot demi pelestarian budaya yang sudah expired. Gitu lho maksudku. - Original Message - From: marthajan04 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, June 28, 2006 4:12 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian Ah Mas, saya enggak setuju. Walaupun hanya simbol tapi itu penghinaan buat jaman sekarang. Ibu mas kan waktu nikah masih ditahun awal empat puluhan. saya mengerti kalau dimasa itu bahkan mungkin di tahun limapuluhan masih takut melawan adat. tapi dijaman sekarang, sudah seharusnya itu disingkirkan. saya ingat waktu cucu pelukis akbar kita Affandi, putrinya Kartika menikah dengan orang bule (entah apa), dia memakai upacara jawa tapi dia tidak mau upacara nginjak telurnya itu. Itu diberitakan di koran. Nah perempuan model ginilah yang saya puji, berani melawan adat yang merugikan dia. Seharusnya semua perempuan kalau mau maju harus berani melawan adat yang merendahkan wanita. Upacara mencuci kaki suami kalau diimbangi dengan suami mencuci juga kaki istrinya, baru boleh disebut baik. Tapi kalau sepihak, itu perendahan harkat wanita. Begitu juga dengan pengikatan kaki wanita bangsawan china, penyutatan habis kelamin wanita dll. semuanya sangat biadab. Jaman sekarang sudah dilarang. Pengikatan kaki wanita china tidak lagi ada simbol2nya tapi penyutatan pada wanita masih disimbolkan. Seharusnya tidak perlu lagi ada simbol2an apa2 yang orang sudah tidak mau lakukan. Walaupun saya tidak mengalami hal2 begitu, tapi saya tetap aja sakit hati kalau lihat ada wanita yang harus direndahkan laki2. Maaf ya, tapi itulah saya. saya paling tidak bisa menahan diri kalau liat yang gituan. Wanita barat mana mau melakukan hal2 begitu. Makanya saya mengagumi mereka. salam, MJ --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, RM Danardono HADINOTO rm_danardono@ wrote: Saya setuju, bahwa pelestarian budaya tak boleh dilakukan dengan mata yang merem. Pokoke budaya. Sebagian besar daripada budaya yang diwariskan adalah tatanan kehidupan se-hari hari, yang ratusan tahun yang silam mempunyai makna yang
Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
--- marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agung setiawan [EMAIL PROTECTED] wrote: lo yg baca dipikir dicerna baru komentar deh, emang mereka ga lagi pake baju adat or something like that, tapi mereka juga ga pernah bilang kalo itu semua memalukan, gak kayak lo malu ama adat istiadat sendiri. KASIH bukti kalo para pejabat tiongkot trus org2 dishanghai sekarang pake baju barat karena budaya lama MEMALUKAN. g kira sampe kapan pun ga ada yg bakal ngomong begitu. - MJ : apa orang kalo malu itu mesti diomongkan setiap saat? lalu kapan orang makan, tidur, kerja dll. kalo setiap saat mulutnya harus ngomong malu.. malu... malu saya tanya kenapa kamu enggak pake pakaian china tradisionil tapi malahan pake jean dan kamu belum jawab kan? kalau kamu bangga, tidak malu dan mau pertahankan budaya china kenapa tidak dipakai? kenapa maunya pake jean yang terang2an budaya barat bukan budaya china? kalo gua mah jelas jawabannya : MALU! gua sih enggak munafik kaya elo. sendiri enggak mau make tapi ngatain orang lain yang enggak mau make. emang yg bilang g ga pernah pake sapa? trus lo tau dari mana g pake jean? lo kenal g juga kagak, kok bisa2nya samain g sama memalukannya kayak lo btw sekarang diindo juga banyak kok yg mulai merit pake baju WAYANG POTEHI lagi. malah masuk koran n majalah segala, dan AJAIBnya lagi ada yg org PRIBUMI bkn tionghua. --- banyak berapa orang? berapa persentasinya dibanding yang tetap mau pake rok putih panjang ala barat? memang betul, kalo ada pribumi yang kawin pake pakaian china tradisionil ya ajaib lah. patut didaftarkan pada bos jamu jago tuh. ini namanya katak dalam tempurung, gara2 diri sendiri ga pernah baca tp malah bilang ga ada kejadian. hehehhee SO PIKIR DULU MATENG2 kalo mau MALU AMA ADAT SENDIRI --- heh tukang fitnah! gua kan bilang gue malu kalo disuruh pake baju model wayang potehi. dimana gua bilang malu pada adat istiadat nenek moyang? cari sampe dapet baru ngocol lagi. liat postingan awal lo deh, baca kalimat terakhir jelas2 tertulis MEMALUKAN gede2 begitu. udah nulis tp malah lupa sendiri, bener2 ga lepel diajak diskusi nih, jgn2 lo termasuk salah seorang yg lulus ujian akhir sekolah nyogok yah. hehehehe --- marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote: emang elo waktu kawin pake baju kaya wayang potehi? hehehe. kenapa elo pada pake jean, bukannya celana komprang warna hitam dan baju koko atau topi kaya tukang petik teh di puncak ? emangnya pejabat2 di tiongkok enggak pada pake jas budayanya orang barat? kalo ngomong tuh dipikir dulu ya. Budaya barat itu sudah menyebar keseluruh dunia. Lihat di Shanghai, orang sudah berpakaian ngikuti budaya apa? kalo mau ngocol tuh dipikir dulu ya! --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agung setiawan agoeng_set@ wrote: iya tuh, yg memalukan itu kalo muka dah jelas2 china, mata sipit tp malah niru2 adat org laen, malah bangganya bukan maen pula. adat istiadat sendiri yang udah exist ribuan tahun dengan bangga di ganti adat istiadat org laen. huuu MEMALUKAN BANGET __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com Yahoo! Groups Sponsor ~-- Something is new at Yahoo! Groups. Check out the enhanced email design. http://us.click.yahoo.com/SISQkA/gOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agung setiawan [EMAIL PROTECTED] wrote: iya tuh, yg memalukan itu kalo muka dah jelas2 china, mata sipit tp malah niru2 adat org laen, malah bangganya bukan maen pula. adat istiadat sendiri yang udah exist ribuan tahun dengan bangga di ganti adat istiadat org laen. huuu MEMALUKAN BANGET --- ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote: Kok memalukan sih? Justeru khan nyeni kalau masih segala pernak-pernik budaya gitu, Biarpun kadang-kadang jadi tidak ekonomis dan tidak praktis. Tapi kalau enggak begitu khan enggak berkesan laaah. -Original Message- From: marthajan04 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 26, 2006 11:57 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian MJ: ortu gue waktu ngawinin anak pertamanya yang lelaki memang masih pakai lamaran ber-nampan2 dan pernikahan pakai acara pernak pernik budaya china pakai encim2 yang suaranya cempreng sebagai pembawa acaranya... memalukan hehehe.. TUH JELAS2 LO TULIS KATA2 MEMALUKAN BUKAN MEMBUANG YG SUDAH TIDAK COCOK LAGI . UDAH AH CAPE DEBAT MA YG OMONGANNYA SENDIRI AJA CEPET LUPA. GA LEPEL. BYEEE __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com Yahoo! Groups Sponsor ~-- Great things are happening at Yahoo! Groups. See the new email design. http://us.click.yahoo.com/TISQkA/hOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
Dear Fellas, Numpang nimbrung makin seru ini :D, Kok saya melihat Marthajan seperti membela kaum hawa tapi sayang sekali pengetahuan tentang makna makna di dalam Kebudayaannya minim sekali sehingga terlihat dari tulisan tulisannya TIDAK TAHU ADAT, atau ini PEMBAHARUAN ADAT yang katanya adat lama yang sudah karatan. Melihat cara menulis anda yang TIDAK TAHU ADAT atau PEMBAHARUAN ADAT versi dirinya saya berkeyakinan orang ini memang TIDAK TAHU ADAT :D. Saya kira didalam kebudayaan Tionghoa yang yang berlaku tetap prinsip Yin Yang, dalam arti Kesetaraan. So jangan teriak teriak Emansipasi kalo genteng bocor, listrik korsleting teriak teriak ke suami anda, kerjakan sendiri kalo bisa. Jangan menuntut hak dan dengan alasan feminism menampik kewajiban. Saya kira didunia Yin Yang berjalan dengan baik tanpa perlu teriak teriak emansipasi, semua ada porsinya sendiri sendiri. Yang perlu diteriakin adalah masalah pelecehan, dll terhadap wanita yang beradat :-). I'm not married yet. Someday kayaknya kalo pake acara Chinese Classic Ceremony, exotics juga kali yah. Menarik untuk dipertimbangkan dibandingkan pakai Jas kayaknya dah jadi adat yang biasa :D BTW beberapa tahun lalu Design back to 60's ngetrend, kalo anda cewe saya yakin pasti ngikutin gaya itu hehhhe. Jadi yang mana adat yang tua yah :D. Salam Beradab dan Beradat Petrus Gunadi Omas PS. Sorry Admin, agak jail dikit :D. Ngak tahan kali ini melihat orang TIDAK BERADAT teriak teriak BERADAT [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_set [EMAIL PROTECTED] wrote: MJ: ortu gue waktu ngawinin anak pertamanya yang lelaki memang masih pakai lamaran ber-nampan2 dan pernikahan pakai acara pernak pernik budaya china pakai encim2 yang suaranya cempreng sebagai pembawa acaranya... memalukan hehehe.. TUH JELAS2 LO TULIS KATA2 MEMALUKAN BUKAN MEMBUANG YG SUDAH TIDAK COCOK LAGI . UDAH AH CAPE DEBAT MA YG OMONGANNYA SENDIRI AJA CEPET LUPA. MJ: Nah kan keliatan gobloknya. Yang gue maksud itu si encim2 yang cempreng suaranya. penampilannya aja kaya ene-nya koh put on. Untung aja enggak pake bakiak. Kalo pembawa acaranya Kus Hendratmo atau Marisa Haque ya malah bangga. cuman sayangnya yang cakep2 enggak ada yang mau jadi pembawa acara gituan, kecuali encim2 yang berdandan ala ene-nya koh put on. Makanya, belajar tahan diri neng. mentang2 jaid minoritas jadi bawaannya kesinggung terus. itu namanya enggak pede. GA LEPEL. BYEEE -- emang elo enggak selepel ama gue. sorry aja yah. MJ Yahoo! Groups Sponsor ~-- Check out the new improvements in Yahoo! Groups email. http://us.click.yahoo.com/6pRQfA/fOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, UKM BANGKA [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear marthajan04, Benar, budaya orang Bangka ngomongnya sering ngak langsung , - Dear UKM, Wah UKM, saya rasa, budaya ini juga harus segera dirubah. Jangan sampai nanti orang yang enggak ngerti terus tarik kesimpulan sendiri lalu terjadi yang tidak diinginkan. Kalau persoalannya jadi gede bisa jadi perang dunia ketiga lho. tapi karena ada permintaan dari anda minta dijelasin apa maksud daripada daripada . ya kami jelasin, kata orang tua, bulan Juni ( imlek ) jangan melangsungkan perkawinan, karena akan susah dapat anak, sudah merupakan adat orang Bangka, kalo mau nikah, cari Shin She melihat hari bagusnya, shin she juga bilang jangan nikah pada bulan Juni ( imlek ) , nah daripada ngak punya anak, daripada tidak disetujui calon mertua , lebih baik iku deh, jangan lakukan perkawinan pada bulan Juni ( imlek ), berani mencoba ?. -- MJ: kawin bulan juni? enggak ah. Bulan juni itu panasnya minta ampun. kalo nikahan di bulan itu, keluar mobil mau masuk gedung, make-up pada luntur, baju bisa basah. nah kan kita yang lagi disorot kamera maunya kan lagi cantik2nya tapi kalo gerah keringatan mana bisa senyum manis. senyumnya jadi asem. bisa punya anak atau tidak itu lebih baik nanya dokter bukan nanya paranormal dong. Catat nih ya, jangan sampai ada yang kaya si gunung agung lagi yang nangkepnya salah melulu akibat kebiasaan nyogok buat lulus ujian. Saya enggak bilang yang shinshe..( eh shinshe kan sebangsa dokter bukan cenayang/paranormal..?)bilang itu enggak bener. Mungkin aja bener kalo bulan Juni itu jelek untuk ngadain pesta pernikahan, tapi alasannya itu harus yang masuk akal. Kalo misalnya bulan juni itu menurut pengamatan ilmiah misal temperaturnya tidak memungkinkan terjadinya kehamilan, ya harus dibilang gitu, bukan hanya bagi pengatin baru aja tapi juga pengantin lama yang sedang merencanakan punya anak, harus dibilang kalo di bulan juni itu tidak akan jadi anak. hehehe... jadi ngajarin kalo mau hub. sex sebelum nikah, bulan juni aja... enggak bakalan jadi hamil. Kalo cuma dibilang pemali.. pemali aja sih, repot dong. Kalo anaknya penurut. kalo bandel kaya saya? Catatan : subject ini tertutup buat si Otong Agung. Enggak boleh koment sebab lulus ujiannya nyogok. salam, MJ Wassalam - Original Message - From: marthajan04 [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, June 29, 2006 3:11 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian daripada, daripada . apa? ngomong kok enggak mau dituntasin. ini termasuk budaya orang bangka? yang tabu di-singgung2? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, UKM BANGKA ukmbangka@ wrote: Saya setuju dengan bung ChanCT, silahkan saja anda suka atau tidak suka dengan adat suku anda, itu hak asasi anda, demikian juga sebaliknya, ditempat saya kalo bulan Juni ( imlek ) ngak ada yang melangsungan perkawinan, itu juga adat, boleh ikut boleh tidak, namun lebih banyak memilih ikut, dari pada...dari pada Wassalam - Original Message - From: ChanCT SADAR@ To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, June 28, 2006 9:24 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian Bung Marthajan yb, Ya betul juga. Setiap budaya berkembang maju sesuai dengan perkembangan jaman, tak ada yang bisa menahan perubahan sesuai dengan perkembangan pikiran masyarakat saat itu. Saya setuju banget dengan menerima makna budaya yang kita anggap baik-baik, dan menyisihkan yang kita anggap tidak baik atau kurang serasi. Tapi, hendaknya juga jangan paksakan pemikiran kita itu untuk segera diikuti masyarakat umum, atau bahkan kita menghina kebiasaan itu, yang bla, bla, Kita boleh tidak lakukan itu pada diri kita sendiri, kita boleh mengajukan pemikiran kita kenapa dan berargumentasi secara baik- baik. Itu saja, sudah cukup. Kebiasaaan atau satu tradisi yang sudah berlangsung ratusan bahkan ribuan tahun tentu tidak mungkin kita rubah dalam sekejap. Bagi yang masih suka mengikuti dan mungkin mereka lakukan, silahkan saja. Bagi yang merasa sudah tidak perlu diteruskan dan ambil sederhananya saja, tentu juga harus diperbolehkan. Terima dan hormatilah sebabik-baiknya setiap perbedaan yang ada, dan semua kita bisa hidup berdamai- damai secara harmonis didalam masyarakat ini. Salam, ChanCT - Original Message - From: marthajan04 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, June 28, 2006 4:12 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian Ah Mas, saya enggak setuju. Walaupun hanya simbol tapi itu penghinaan buat jaman sekarang
[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Petrus Gunadi Omas [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear Fellas, Numpang nimbrung makin seru ini :D, Kok saya melihat Marthajan seperti membela kaum hawa tapi sayang sekali pengetahuan tentang makna makna di dalam Kebudayaannya minim sekali sehingga terlihat dari tulisan tulisannya TIDAK TAHU ADAT, atau ini PEMBAHARUAN ADAT yang katanya adat lama yang sudah karatan. Melihat cara menulis anda yang TIDAK TAHU ADAT atau PEMBAHARUAN ADAT versi dirinya saya berkeyakinan orang ini memang TIDAK TAHU ADAT :D. --- MJ: adat apa yang anda maksud? adat jaman purbakala? saya memang tidak tertarik mempelajari adat/budaya jaman sudah lalu. saya leibh tertarik sama masa kini atau yang akan datang. saya lebih suka ke Paris kalo mau lihat mode daripada bongkar kuburan ngorek2 tengkorak untuk diliat model bajunya untuk ditiru. hehehe niru kok dari kuburan... ngeri banget, Saya kira didalam kebudayaan Tionghoa yang yang berlaku tetap prinsip Yin Yang, dalam arti Kesetaraan. So jangan teriak teriak Emansipasi kalo genteng bocor, listrik korsleting teriak teriak ke suami anda, kerjakan sendiri kalo bisa. -- MJ: hahaha kalo genteng bocor ya panggil tukang genteng. ngapain naek2 sendiri. lah suami gue juga enggak mau kok. Jangan menuntut hak dan dengan alasan feminism menampik kewajiban. Saya kira didunia Yin Yang berjalan dengan baik tanpa perlu teriak teriak emansipasi, semua ada porsinya sendiri sendiri. Yang perlu diteriakin adalah masalah pelecehan, dll terhadap wanita yang beradat :-). --- MJ: emansipasi? hihihihi... nih orang sudah ketinggalan jaman buanget. nih tak kasih tau ya, peranan lelaki didunia itu sudah hampir habis. nanti kalo cloning manusia sudah membudaya, lelaki itu perannya hanya memenuhi kebutuhan sex perempuan aja. Inipun bisa digantikan dengan alat2 hehehe perempuan bisa mengkloning diri untuk membuat dunia tetap diisi manusia. lelaki mana bisa? makanya, baik2lah sama perempuan. Untuk kerjaan yang berat2 bisa digantikan robot. hehehe.. I'm not married yet. Someday kayaknya kalo pake acara Chinese Classic Ceremony, exotics juga kali yah. Menarik untuk dipertimbangkan dibandingkan pakai Jas kayaknya dah jadi adat yang biasa :D BTW beberapa tahun lalu Design back to 60's ngetrend, kalo anda cewe saya yakin pasti ngikutin gaya itu hehhhe. Jadi yang mana adat yang tua yah :D. Salam Beradab dan Beradat Petrus Gunadi Omas PS. Sorry Admin, agak jail dikit :D. Ngak tahan kali ini melihat orang TIDAK BERADAT teriak teriak BERADAT [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Great things are happening at Yahoo! Groups. See the new email design. http://us.click.yahoo.com/TISQkA/hOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
MJ: adat apa yang anda maksud? adat jaman purbakala? saya memang tidak tertarik mempelajari adat/budaya jaman sudah lalu. saya leibh tertarik sama masa kini atau yang akan datang. saya lebih suka ke Paris kalo mau lihat mode daripada bongkar kuburan ngorek2 tengkorak untuk diliat model bajunya untuk ditiru. hehehe niru kok dari kuburan... ngeri banget, Bu Martha, Ini adalah Forum Sejarah Dan Budaya Tionghua, tentu saja hal-hal dari jaman dulu sangat relevan dibahas. Jadi kalau tidak tertarik dengan hal-hal itu saya kira ini sedikit tidak sesuai dengan semangat yang diusung forum ini. Memang budaya jaman dulu itu sudah ketinggalan jaman, namanya juga jaman dulu. Akan tetapi, dari budaya jaman dulu itu kita bisa mengembangkan budaya yang baru yang lebih baik dengan tidak serta-merta mencap semua yang kuno itu tidak baik. Bu Martha mungkin mengusung semangat feminimisme modern. Untuk bu Martha ketahui, wanita-wanita Tionghua jaman dulu memiliki peranan yang tidak kalah pentingnya dari pria. Contohnya sudah saya posting dalam 2 artikel mengenai wanita tionghua Qin Liangyu dan Liang Hongyu. Keduanya adalah tokoh sejarah yang nyata adanya, bukan mitos. Sejarah tionghua juga mencatat bangkit dan runtuhnya pemerintahan juga tidak lepas dari peranan penting wanita, seperti di jaman Shang dan Zhou, di jaman Han, di jaman San Guo, di jaman Tang dan seterusnya. Jangan lupa pula posisi wanita yang direndahkan adalah pola umum yang terjadi di bumi ini pada masa lalu bahkan jaman sekarang dan yang paling penting, pola itu tidak hanya berlaku eksklusif dalam budaya tionghua. Kalau di budaya tionghua ada yang namanya pengikatan kaki, di budaya barat juga ada yang namanya pemakaian korset yang juga menyiksa. Jadi marilah menempatkan diri secara objektif dalam menilai sejarah dan budaya, jangan memakai kacamata yang sempit. Hormat saya, Yongde .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
Jangan lupa ada Empress Wu Ze Tian. Salah satu wanita terhebat yang ada dalam sejarah Tiongkok. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Hendri Irawan Sent: 30 Juni 2006 9:23 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian MJ: adat apa yang anda maksud? adat jaman purbakala? saya memang tidak tertarik mempelajari adat/budaya jaman sudah lalu. saya leibh tertarik sama masa kini atau yang akan datang. saya lebih suka ke Paris kalo mau lihat mode daripada bongkar kuburan ngorek2 tengkorak untuk diliat model bajunya untuk ditiru. hehehe niru kok dari kuburan... ngeri banget, Bu Martha, Ini adalah Forum Sejarah Dan Budaya Tionghua, tentu saja hal-hal dari jaman dulu sangat relevan dibahas. Jadi kalau tidak tertarik dengan hal-hal itu saya kira ini sedikit tidak sesuai dengan semangat yang diusung forum ini. Memang budaya jaman dulu itu sudah ketinggalan jaman, namanya juga jaman dulu. Akan tetapi, dari budaya jaman dulu itu kita bisa mengembangkan budaya yang baru yang lebih baik dengan tidak serta-merta mencap semua yang kuno itu tidak baik. Bu Martha mungkin mengusung semangat feminimisme modern. Untuk bu Martha ketahui, wanita-wanita Tionghua jaman dulu memiliki peranan yang tidak kalah pentingnya dari pria. Contohnya sudah saya posting dalam 2 artikel mengenai wanita tionghua Qin Liangyu dan Liang Hongyu. Keduanya adalah tokoh sejarah yang nyata adanya, bukan mitos. Sejarah tionghua juga mencatat bangkit dan runtuhnya pemerintahan juga tidak lepas dari peranan penting wanita, seperti di jaman Shang dan Zhou, di jaman Han, di jaman San Guo, di jaman Tang dan seterusnya. Jangan lupa pula posisi wanita yang direndahkan adalah pola umum yang terjadi di bumi ini pada masa lalu bahkan jaman sekarang dan yang paling penting, pola itu tidak hanya berlaku eksklusif dalam budaya tionghua. Kalau di budaya tionghua ada yang namanya pengikatan kaki, di budaya barat juga ada yang namanya pemakaian korset yang juga menyiksa. Jadi marilah menempatkan diri secara objektif dalam menilai sejarah dan budaya, jangan memakai kacamata yang sempit. Hormat saya, Yongde .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links Yahoo! Groups Sponsor ~-- Check out the new improvements in Yahoo! Groups email. http://us.click.yahoo.com/6pRQfA/fOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
Aduh2, Bu Marthajan emang bikin ulah terus2an, --- marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Petrus Gunadi Omas [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear Fellas, Numpang nimbrung makin seru ini :D, Kok saya melihat Marthajan seperti membela kaum hawa tapi sayang sekali pengetahuan tentang makna makna di dalam Kebudayaannya minim sekali sehingga terlihat dari tulisan tulisannya TIDAK TAHU ADAT, atau ini PEMBAHARUAN ADAT yang katanya adat lama yang sudah karatan. Melihat cara menulis anda yang TIDAK TAHU ADAT atau PEMBAHARUAN ADAT versi dirinya saya berkeyakinan orang ini memang TIDAK TAHU ADAT :D. --- MJ: adat apa yang anda maksud? adat jaman purbakala? saya memang tidak tertarik mempelajari adat/budaya jaman sudah lalu. saya leibh tertarik sama masa kini atau yang akan datang. saya lebih suka ke Paris kalo mau lihat mode daripada bongkar kuburan ngorek2 tengkorak untuk diliat model bajunya untuk ditiru. hehehe niru kok dari kuburan... ngeri banget, Saya kira didalam kebudayaan Tionghoa yang yang berlaku tetap prinsip Yin Yang, dalam arti Kesetaraan. So jangan teriak teriak Emansipasi kalo genteng bocor, listrik korsleting teriak teriak ke suami anda, kerjakan sendiri kalo bisa. -- MJ: hahaha kalo genteng bocor ya panggil tukang genteng. ngapain naek2 sendiri. lah suami gue juga enggak mau kok. Jangan menuntut hak dan dengan alasan feminism menampik kewajiban. Saya kira didunia Yin Yang berjalan dengan baik tanpa perlu teriak teriak emansipasi, semua ada porsinya sendiri sendiri. Yang perlu diteriakin adalah masalah pelecehan, dll terhadap wanita yang beradat :-). --- MJ: emansipasi? hihihihi... nih orang sudah ketinggalan jaman buanget. nih tak kasih tau ya, peranan lelaki didunia itu sudah hampir habis. nanti kalo cloning manusia sudah membudaya, lelaki itu perannya hanya memenuhi kebutuhan sex perempuan aja. Inipun bisa digantikan dengan alat2 hehehe perempuan bisa mengkloning diri untuk membuat dunia tetap diisi manusia. lelaki mana bisa? makanya, baik2lah sama perempuan. Untuk kerjaan yang berat2 bisa digantikan robot. hehehe.. I'm not married yet. Someday kayaknya kalo pake acara Chinese Classic Ceremony, exotics juga kali yah. Menarik untuk dipertimbangkan dibandingkan pakai Jas kayaknya dah jadi adat yang biasa :D BTW beberapa tahun lalu Design back to 60's ngetrend, kalo anda cewe saya yakin pasti ngikutin gaya itu hehhhe. Jadi yang mana adat yang tua yah :D. Salam Beradab dan Beradat Petrus Gunadi Omas PS. Sorry Admin, agak jail dikit :D. Ngak tahan kali ini melihat orang TIDAK BERADAT teriak teriak BERADAT [Non-text portions of this message have been removed] __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com Yahoo! Groups Sponsor ~-- Something is new at Yahoo! Groups. Check out the enhanced email design. http://us.click.yahoo.com/SISQkA/gOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
lah membahas budaya itu apa harus selalu budaya jaman lalu? enggak boleh budaya jaman sekarang? enggak boleh diskusi memprediksikan perkembangan budaya untuk masa depan? Kalau hanya membicarakan budaya jaman dulu saja, ya lama2 akan habis dong pembicaraan kecuali di-ulang2 terus. Dan budaya tionghoa akan terhenti, tak ada kemajuan. Padahal kata maju adalah kata yang positif bukan? Kenapa kita tidak boleh mengembangkan budaya kita? Intinya, saya memang ingin membicarakan, bagaimana sebaiknya budaya lama yang ingin dihidupkan kembali itu disesuaikan dengan perkembangan jaman. kalau jaman dulu ada lamar2an, yang biasanya hanya pihak lelaki saja yang memberi, bagaimana kalau masa depan, karena kedudukan wanita sudah setara dengan lelaki, jadi wanita juga harus balas memberi pada suaminya. Ortu calon istri juga harus berterimakasih pada ortu calon suami untuk pengorbanan ortunya membesarkan calon menantunya itu, sebab anak lelakinya itu akan dan harus meninggalkan ortunya untuk membentuk rumah tangga baru bersama anak perempuannya. Nah kalo saya jadi keluar jalur, itu salahnya netters yang cuman baca satu baris tulisan saya lalu pada kesempatan nyerang saya. Jadi ya saya balas dong masa diam saja? kan sekarang wanita sudah setara dengan lelaki. masa lalu nyungslep kalo diserang? Itu saja deh dulu. sukur kalo ada yang setuju dengan pikiran saya. Kalo enggak ya udah, selamat ketinggalan jaman aja ya. salam, MJ --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] wrote: MJ: adat apa yang anda maksud? adat jaman purbakala? saya memang tidak tertarik mempelajari adat/budaya jaman sudah lalu. saya leibh tertarik sama masa kini atau yang akan datang. saya lebih suka ke Paris kalo mau lihat mode daripada bongkar kuburan ngorek2 tengkorak untuk diliat model bajunya untuk ditiru. hehehe niru kok dari kuburan... ngeri banget, Bu Martha, Ini adalah Forum Sejarah Dan Budaya Tionghua, tentu saja hal-hal dari jaman dulu sangat relevan dibahas. Jadi kalau tidak tertarik dengan hal-hal itu saya kira ini sedikit tidak sesuai dengan semangat yang diusung forum ini. Memang budaya jaman dulu itu sudah ketinggalan jaman, namanya juga jaman dulu. Akan tetapi, dari budaya jaman dulu itu kita bisa mengembangkan budaya yang baru yang lebih baik dengan tidak serta-merta mencap semua yang kuno itu tidak baik. Bu Martha mungkin mengusung semangat feminimisme modern. Untuk bu Martha ketahui, wanita-wanita Tionghua jaman dulu memiliki peranan yang tidak kalah pentingnya dari pria. Contohnya sudah saya posting dalam 2 artikel mengenai wanita tionghua Qin Liangyu dan Liang Hongyu. Keduanya adalah tokoh sejarah yang nyata adanya, bukan mitos. Sejarah tionghua juga mencatat bangkit dan runtuhnya pemerintahan juga tidak lepas dari peranan penting wanita, seperti di jaman Shang dan Zhou, di jaman Han, di jaman San Guo, di jaman Tang dan seterusnya. Jangan lupa pula posisi wanita yang direndahkan adalah pola umum yang terjadi di bumi ini pada masa lalu bahkan jaman sekarang dan yang paling penting, pola itu tidak hanya berlaku eksklusif dalam budaya tionghua. Kalau di budaya tionghua ada yang namanya pengikatan kaki, di budaya barat juga ada yang namanya pemakaian korset yang juga menyiksa. Jadi marilah menempatkan diri secara objektif dalam menilai sejarah dan budaya, jangan memakai kacamata yang sempit. Hormat saya, Yongde Yahoo! Groups Sponsor ~-- Check out the new improvements in Yahoo! Groups email. http://us.click.yahoo.com/6pRQfA/fOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
iya tuh, yg memalukan itu kalo muka dah jelas2 china, mata sipit tp malah niru2 adat org laen, malah bangganya bukan maen pula. adat istiadat sendiri yang udah exist ribuan tahun dengan bangga di ganti adat istiadat org laen. huuu MEMALUKAN BANGET --- ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote: Kok memalukan sih? Justeru khan nyeni kalau masih segala pernak-pernik budaya gitu, Biarpun kadang-kadang jadi tidak ekonomis dan tidak praktis. Tapi kalau enggak begitu khan enggak berkesan laaah. -Original Message- From: marthajan04 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 26, 2006 11:57 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian MJ: ortu gue waktu ngawinin anak pertamanya yang lelaki memang masih pakai lamaran ber-nampan2 dan pernikahan pakai acara pernak pernik budaya china pakai encim2 yang suaranya cempreng sebagai pembawa acaranya... memalukan hehehe.. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com Yahoo! Groups Sponsor ~-- Check out the new improvements in Yahoo! Groups email. http://us.click.yahoo.com/6pRQfA/fOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
emang elo waktu kawin pake baju kaya wayang potehi? hehehe. kenapa elo pada pake jean, bukannya celana komprang warna hitam dan baju koko atau topi kaya tukang petik teh di puncak ? emangnya pejabat2 di tiongkok enggak pada pake jas budayanya orang barat? kalo ngomong tuh dipikir dulu ya. Budaya barat itu sudah menyebar keseluruh dunia. Lihat di Shanghai, orang sudah berpakaian ngikuti budaya apa? kalo mau ngocol tuh dipikir dulu ya! --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agung setiawan [EMAIL PROTECTED] wrote: iya tuh, yg memalukan itu kalo muka dah jelas2 china, mata sipit tp malah niru2 adat org laen, malah bangganya bukan maen pula. adat istiadat sendiri yang udah exist ribuan tahun dengan bangga di ganti adat istiadat org laen. huuu MEMALUKAN BANGET --- ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote: Kok memalukan sih? Justeru khan nyeni kalau masih segala pernak-pernik budaya gitu, Biarpun kadang-kadang jadi tidak ekonomis dan tidak praktis. Tapi kalau enggak begitu khan enggak berkesan laaah. -Original Message- From: marthajan04 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 26, 2006 11:57 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian MJ: ortu gue waktu ngawinin anak pertamanya yang lelaki memang masih pakai lamaran ber-nampan2 dan pernikahan pakai acara pernak pernik budaya china pakai encim2 yang suaranya cempreng sebagai pembawa acaranya... memalukan hehehe.. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com Yahoo! Groups Sponsor ~-- Check out the new improvements in Yahoo! Groups email. http://us.click.yahoo.com/6pRQfA/fOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
Ul, terus terang gue sih malu kalau jaman sekarang berpakaian seperti jaman ribuan tahun lalu. Boro2 ratusan atau ribuan tahun lalu, dua puluh tahun lalu saja sudah enggak mau. Budaya juga kan harus ada kemajuan seiring kemajuan otak manusia. sekarang mau tidak mau, kalau tidak mau dibilang ketinggalan jaman, seluruh dunia melihat barat sebagai kemajuan dibidang apapun juga. Ada anak jepang yang saya kenal, masih kuliah di Psychologi tingkat master yang pinter luar biasa, bilang sama gua, dia sangat cemas lihat anak2 muda di Jepang, katanya, seandainya di USA ada kejadian anak membunuh ortunya karena misal dilarang merokok, maka enggak lebih dari 2 bulan kemudian, di Jepang akan ada anak yang juga membunuh orang tuanya karena dilarang merokok. Nah kan, dia sudah menceritakan bahwa budaya amrik itu sudah mewabah keseluruh dunia, bukan hanya yang bagusnya saja yang ditiru, tapi sudah yang buruknya juga. Padahal di amriknya sendiri tidak sampai begitu. cuman mau klarifikasi mengenai saya malu pakai pakaian yang usianya sudah ribuan tahun. lalu gimana sama jilbab yang umurnya ribuan tahun? kan kita juga mencela dan mengejeknya. saya sih mengejek entah kamu ul. salam, MJ --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote: Kok memalukan sih? Justeru khan nyeni kalau masih segala pernak- pernik budaya gitu, Biarpun kadang-kadang jadi tidak ekonomis dan tidak praktis. Tapi kalau enggak begitu khan enggak berkesan laaah. -Original Message- From: marthajan04 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 26, 2006 11:57 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian MJ: ortu gue waktu ngawinin anak pertamanya yang lelaki memang masih pakai lamaran ber-nampan2 dan pernikahan pakai acara pernak pernik budaya china pakai encim2 yang suaranya cempreng sebagai pembawa acaranya... memalukan hehehe.. Yahoo! Groups Sponsor ~-- Great things are happening at Yahoo! Groups. See the new email design. http://us.click.yahoo.com/TISQkA/hOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
Ah Mas, saya enggak setuju. Walaupun hanya simbol tapi itu penghinaan buat jaman sekarang. Ibu mas kan waktu nikah masih ditahun awal empat puluhan. saya mengerti kalau dimasa itu bahkan mungkin di tahun limapuluhan masih takut melawan adat. tapi dijaman sekarang, sudah seharusnya itu disingkirkan. saya ingat waktu cucu pelukis akbar kita Affandi, putrinya Kartika menikah dengan orang bule (entah apa), dia memakai upacara jawa tapi dia tidak mau upacara nginjak telurnya itu. Itu diberitakan di koran. Nah perempuan model ginilah yang saya puji, berani melawan adat yang merugikan dia. Seharusnya semua perempuan kalau mau maju harus berani melawan adat yang merendahkan wanita. Upacara mencuci kaki suami kalau diimbangi dengan suami mencuci juga kaki istrinya, baru boleh disebut baik. Tapi kalau sepihak, itu perendahan harkat wanita. Begitu juga dengan pengikatan kaki wanita bangsawan china, penyutatan habis kelamin wanita dll. semuanya sangat biadab. Jaman sekarang sudah dilarang. Pengikatan kaki wanita china tidak lagi ada simbol2nya tapi penyutatan pada wanita masih disimbolkan. Seharusnya tidak perlu lagi ada simbol2an apa2 yang orang sudah tidak mau lakukan. Walaupun saya tidak mengalami hal2 begitu, tapi saya tetap aja sakit hati kalau lihat ada wanita yang harus direndahkan laki2. Maaf ya, tapi itulah saya. saya paling tidak bisa menahan diri kalau liat yang gituan. Wanita barat mana mau melakukan hal2 begitu. Makanya saya mengagumi mereka. salam, MJ --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya setuju, bahwa pelestarian budaya tak boleh dilakukan dengan mata yang merem. Pokoke budaya. Sebagian besar daripada budaya yang diwariskan adalah tatanan kehidupan se-hari hari, yang ratusan tahun yang silam mempunyai makna yang praktis. Kita layak mempelajari dan mengharhai budaya, sebagai sesuatu harta spiritual yang diwariskan leluhur kita, yang mampu memperjelas jatidiri budaya kita. Ditumpu dengan pengetahuan sejarah, membantu memberikan katerangan mengenai latarbelakang banyak hal bagi generasi penerus. Ibu saya waktu menikah ditahun 30an akhir menjalankan upacara membersihkan kaki suami setelah menginjak telur. Ini sampai sekarang dilakukan masyarakat Jawa di DN dan LN. Walaupun demikian, dalam keseharian, ibu saya adalah partner sebaya ayah saya. Tak ada yang ayah lakukan tanpa konsultasi dengan ibu saya. Jadi, mengenai makna membersihkan kaki itu, juga dalam rangka menghormati budaya dan tradisi. Pelestarian budaya tak boleh diartikan, mempertahankan apa yang telah menjadi tradisi secara 100% karena masa dan zaman berlalu. Tak ada mempelai Jawa yang tak menggunakan busana mempelai Jawa yang traditional, walau se-hari hari, kita tak memakai busana itu. Sebaliknya, kira kira dua generasi yang lalu, mereka masih memakai busana itu se-hari hari. Pasti juga banyak budaya Tionghoa, yang dirasa complicated dan meruwetkan bagi generasi muda. Bagaimana menjalankannya adalah masalah kebijaksanaan. Salam danardono --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, marthajan04 marthajan04@ wrote: Ul, terus terang gue sih malu kalau jaman sekarang berpakaian seperti jaman ribuan tahun lalu. Boro2 ratusan atau ribuan tahun lalu, dua puluh tahun lalu saja sudah enggak mau. Budaya juga kan harus ada kemajuan seiring kemajuan otak manusia. sekarang mau tidak mau, kalau tidak mau dibilang ketinggalan jaman, seluruh dunia melihat barat sebagai kemajuan dibidang apapun juga. Ada anak jepang yang saya kenal, masih kuliah di Psychologi tingkat master yang pinter luar biasa, bilang sama gua, dia sangat cemas lihat anak2 muda di Jepang, katanya, seandainya di USA ada kejadian anak membunuh ortunya karena misal dilarang merokok, maka enggak lebih dari 2 bulan kemudian, di Jepang akan ada anak yang juga membunuh orang tuanya karena dilarang merokok. Nah kan, dia sudah menceritakan bahwa budaya amrik itu sudah mewabah keseluruh dunia, bukan hanya yang bagusnya saja yang ditiru, tapi sudah yang buruknya juga. Padahal di amriknya sendiri tidak sampai begitu. cuman mau klarifikasi mengenai saya malu pakai pakaian yang usianya sudah ribuan tahun. lalu gimana sama jilbab yang umurnya ribuan tahun? kan kita juga mencela dan mengejeknya. saya sih mengejek entah kamu ul. salam, MJ --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ulysee ulysee@ wrote: Kok memalukan sih? Justeru khan nyeni kalau masih segala pernak- pernik budaya gitu, Biarpun kadang-kadang jadi tidak ekonomis dan tidak praktis. Tapi kalau enggak begitu khan enggak berkesan laaah. -Original Message- From: marthajan04 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 26, 2006 11:57 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan
Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
Bung Marthajan yb, Ya betul juga. Setiap budaya berkembang maju sesuai dengan perkembangan jaman, tak ada yang bisa menahan perubahan sesuai dengan perkembangan pikiran masyarakat saat itu. Saya setuju banget dengan menerima makna budaya yang kita anggap baik-baik, dan menyisihkan yang kita anggap tidak baik atau kurang serasi. Tapi, hendaknya juga jangan paksakan pemikiran kita itu untuk segera diikuti masyarakat umum, atau bahkan kita menghina kebiasaan itu, yang bla, bla, Kita boleh tidak lakukan itu pada diri kita sendiri, kita boleh mengajukan pemikiran kita kenapa dan berargumentasi secara baik-baik. Itu saja, sudah cukup. Kebiasaaan atau satu tradisi yang sudah berlangsung ratusan bahkan ribuan tahun tentu tidak mungkin kita rubah dalam sekejap. Bagi yang masih suka mengikuti dan mungkin mereka lakukan, silahkan saja. Bagi yang merasa sudah tidak perlu diteruskan dan ambil sederhananya saja, tentu juga harus diperbolehkan. Terima dan hormatilah sebabik-baiknya setiap perbedaan yang ada, dan semua kita bisa hidup berdamai-damai secara harmonis didalam masyarakat ini. Salam, ChanCT - Original Message - From: marthajan04 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, June 28, 2006 4:12 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian Ah Mas, saya enggak setuju. Walaupun hanya simbol tapi itu penghinaan buat jaman sekarang. Ibu mas kan waktu nikah masih ditahun awal empat puluhan. saya mengerti kalau dimasa itu bahkan mungkin di tahun limapuluhan masih takut melawan adat. tapi dijaman sekarang, sudah seharusnya itu disingkirkan. saya ingat waktu cucu pelukis akbar kita Affandi, putrinya Kartika menikah dengan orang bule (entah apa), dia memakai upacara jawa tapi dia tidak mau upacara nginjak telurnya itu. Itu diberitakan di koran. Nah perempuan model ginilah yang saya puji, berani melawan adat yang merugikan dia. Seharusnya semua perempuan kalau mau maju harus berani melawan adat yang merendahkan wanita. Upacara mencuci kaki suami kalau diimbangi dengan suami mencuci juga kaki istrinya, baru boleh disebut baik. Tapi kalau sepihak, itu perendahan harkat wanita. Begitu juga dengan pengikatan kaki wanita bangsawan china, penyutatan habis kelamin wanita dll. semuanya sangat biadab. Jaman sekarang sudah dilarang. Pengikatan kaki wanita china tidak lagi ada simbol2nya tapi penyutatan pada wanita masih disimbolkan. Seharusnya tidak perlu lagi ada simbol2an apa2 yang orang sudah tidak mau lakukan. Walaupun saya tidak mengalami hal2 begitu, tapi saya tetap aja sakit hati kalau lihat ada wanita yang harus direndahkan laki2. Maaf ya, tapi itulah saya. saya paling tidak bisa menahan diri kalau liat yang gituan. Wanita barat mana mau melakukan hal2 begitu. Makanya saya mengagumi mereka. salam, MJ --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya setuju, bahwa pelestarian budaya tak boleh dilakukan dengan mata yang merem. Pokoke budaya. Sebagian besar daripada budaya yang diwariskan adalah tatanan kehidupan se-hari hari, yang ratusan tahun yang silam mempunyai makna yang praktis. Kita layak mempelajari dan mengharhai budaya, sebagai sesuatu harta spiritual yang diwariskan leluhur kita, yang mampu memperjelas jatidiri budaya kita. Ditumpu dengan pengetahuan sejarah, membantu memberikan katerangan mengenai latarbelakang banyak hal bagi generasi penerus. Ibu saya waktu menikah ditahun 30an akhir menjalankan upacara membersihkan kaki suami setelah menginjak telur. Ini sampai sekarang dilakukan masyarakat Jawa di DN dan LN. Walaupun demikian, dalam keseharian, ibu saya adalah partner sebaya ayah saya. Tak ada yang ayah lakukan tanpa konsultasi dengan ibu saya. Jadi, mengenai makna membersihkan kaki itu, juga dalam rangka menghormati budaya dan tradisi. Pelestarian budaya tak boleh diartikan, mempertahankan apa yang telah menjadi tradisi secara 100% karena masa dan zaman berlalu. Tak ada mempelai Jawa yang tak menggunakan busana mempelai Jawa yang traditional, walau se-hari hari, kita tak memakai busana itu. Sebaliknya, kira kira dua generasi yang lalu, mereka masih memakai busana itu se-hari hari. Pasti juga banyak budaya Tionghoa, yang dirasa complicated dan meruwetkan bagi generasi muda. Bagaimana menjalankannya adalah masalah kebijaksanaan. Salam danardono --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, marthajan04 marthajan04@ wrote: Ul, terus terang gue sih malu kalau jaman sekarang berpakaian seperti jaman ribuan tahun lalu. Boro2 ratusan atau ribuan tahun lalu, dua puluh tahun lalu saja sudah enggak mau. Budaya juga kan harus ada kemajuan seiring kemajuan otak manusia. sekarang mau
Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
nah yg kayak begini g setuju, kalo budaya ga dipake lagi karena complicated n ruwet untuk dijalankan saat ini, tp BUKAN KARENA MEMALUKAN. hehehe --- RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya setuju, bahwa pelestarian budaya tak boleh dilakukan dengan mata yang merem. Pokoke budaya. Sebagian besar daripada budaya yang diwariskan adalah tatanan kehidupan se-hari hari, yang ratusan tahun yang silam mempunyai makna yang praktis. Kita layak mempelajari dan mengharhai budaya, sebagai sesuatu harta spiritual yang diwariskan leluhur kita, yang mampu memperjelas jatidiri budaya kita. Ditumpu dengan pengetahuan sejarah, membantu memberikan katerangan mengenai latarbelakang banyak hal bagi generasi penerus. Ibu saya waktu menikah ditahun 30an akhir menjalankan upacara membersihkan kaki suami setelah menginjak telur. Ini sampai sekarang dilakukan masyarakat Jawa di DN dan LN. Walaupun demikian, dalam keseharian, ibu saya adalah partner sebaya ayah saya. Tak ada yang ayah lakukan tanpa konsultasi dengan ibu saya. Jadi, mengenai makna membersihkan kaki itu, juga dalam rangka menghormati budaya dan tradisi. Pelestarian budaya tak boleh diartikan, mempertahankan apa yang telah menjadi tradisi secara 100% karena masa dan zaman berlalu. Tak ada mempelai Jawa yang tak menggunakan busana mempelai Jawa yang traditional, walau se-hari hari, kita tak memakai busana itu. Sebaliknya, kira kira dua generasi yang lalu, mereka masih memakai busana itu se-hari hari. Pasti juga banyak budaya Tionghoa, yang dirasa complicated dan meruwetkan bagi generasi muda. Bagaimana menjalankannya adalah masalah kebijaksanaan. Salam danardono --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote: Ul, terus terang gue sih malu kalau jaman sekarang berpakaian seperti jaman ribuan tahun lalu. Boro2 ratusan atau ribuan tahun lalu, dua puluh tahun lalu saja sudah enggak mau. Budaya juga kan harus ada kemajuan seiring kemajuan otak manusia. sekarang mau tidak mau, kalau tidak mau dibilang ketinggalan jaman, seluruh dunia melihat barat sebagai kemajuan dibidang apapun juga. Ada anak jepang yang saya kenal, masih kuliah di Psychologi tingkat master yang pinter luar biasa, bilang sama gua, dia sangat cemas lihat anak2 muda di Jepang, katanya, seandainya di USA ada kejadian anak membunuh ortunya karena misal dilarang merokok, maka enggak lebih dari 2 bulan kemudian, di Jepang akan ada anak yang juga membunuh orang tuanya karena dilarang merokok. Nah kan, dia sudah menceritakan bahwa budaya amrik itu sudah mewabah keseluruh dunia, bukan hanya yang bagusnya saja yang ditiru, tapi sudah yang buruknya juga. Padahal di amriknya sendiri tidak sampai begitu. cuman mau klarifikasi mengenai saya malu pakai pakaian yang usianya sudah ribuan tahun. lalu gimana sama jilbab yang umurnya ribuan tahun? kan kita juga mencela dan mengejeknya. saya sih mengejek entah kamu ul. salam, MJ --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ulysee ulysee@ wrote: Kok memalukan sih? Justeru khan nyeni kalau masih segala pernak- pernik budaya gitu, Biarpun kadang-kadang jadi tidak ekonomis dan tidak praktis. Tapi kalau enggak begitu khan enggak berkesan laaah. -Original Message- From: marthajan04 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 26, 2006 11:57 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian MJ: ortu gue waktu ngawinin anak pertamanya yang lelaki memang masih pakai lamaran ber-nampan2 dan pernikahan pakai acara pernak pernik budaya china pakai encim2 yang suaranya cempreng sebagai pembawa acaranya... memalukan hehehe.. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com Yahoo! Groups Sponsor ~-- Great things are happening at Yahoo! Groups. See the new email design. http://us.click.yahoo.com/TISQkA/hOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
lha itu khan uang susu simbolis tuh, gak ada istilah harga uang susu 1 milyard huehehehehehe nah kalu dah buka 1 milyard bisa jd emang dijual. Kalu istilah dijual seh itu mah persepsi ente aje dah yg ngeres. Kalu itu khan utk dinikahi bukan dijadiin pelacur. Nah kalu mas kawin gimana tuh ? sama aja dibeli jg itu bini ? Lagian itu duit khan nanti ada sebagian yg dikembaliin dari keluarga perempuan ke keluarga pria. Ngkale mertua ente mesti dibekelin kitab San Zi Jing ataw DiZi Gui kale. Nah itulah banyak nyang ngaku2 budaya2 tapi gak ngerti isinye hehehehehehe ritual segala macem khan pernik budaya tapi dibalik pernik itu ada isinye, makanya baca bae2 kitab2 klasik yg ada en jadi landasan pernik2 budaya. Kalu perlu kasih ame mertua ente ataw ortu ente sendiri trus disuruh belajar, kalu dah mati ya bakarin aje sape tau di alam baka sono ortunya ataw mertuanya bisa belajar lage. Kalu secara sejarah mah gak ada itu kitab klasik org tionghoa yg anjurin basmi 1 bangsa en cewe2nye dijadiin budak sex hehehehehe --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote: Duh saya kok sebel sih sama tradisi lamar2an budaya apapun juga. Semua kebudayaan kuno /tradisi soal pernikahan itu semuanya merendahkan pihak wanita, se-olah2 wanita itu dibeli. Memberikan lamaran dari pihak laki2 kepada pihak perempuan sampai ada istilah ganti uang susu, menurut saya benar2 menghina keluarga wanita. Anaknya mau diambil, jerih payah ibunya membesarkan anaknya hanya dihargai berapa juta rupiah saja. Seharusnya setelah itu dilakukan, memang keluarga pihak wanita tidak punya hak lagi terhadap anak gadisnya, sebab segala jerih payah orang tuanya sudah ditebus pihak laki2. Makanya jaman dulu kala, menantu perempuan itu suka disiksa sama keluarga suaminya, dijadikan pembantu keluarga itu dsb. dan keluarga pihak perempuan harus rela karena begitulah tradisinya dan juga karena sudah dijual dengan cara memberikan lamaran2 itu. Jaman sekarang mah enggak usah lagi diteruskan budaya menjual anak perempuan itu. Jadikan saja kenang2an bahwa jaman dulu anak perempuan dijual orangtuanya kepada pihak suami. Bukan hanya pada budaya tionghoa saja tapi juga pada semua tradisi nikah dalam budaya apapun juga. Misal : budaya jawa yang mengharuskan perempuan bersimpuh didepan suaminya dengan mencuci kakinya yang kotor kena telor yang sengaja diinjak. Itu kan melukiskan bahwa wanita itu harus jadi babu suaminya. Sebetulnya saya juga ingin kasih contoh budaya2 lainnya yang semuanya merendahkan wanita tapi berhubung saya juga kurang banyak pengetahuan tentang itu, jadi hanya ini saja yang saya jadikan contoh. Tapi saya yakin, semua tradisi kuno tentang pernikahan itu merendahkan perempuan sebagai istri. Sudah selayaknya kita sebagai orang tua menolak anak kita dijual bukannya malah kesempatan minta ini itu. Percayalah anak wanita anda bukannya dihargai malah dihina. MJ --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Lim Wiss lim.wiss@ wrote: Memang ada baiknya kalian bicarakan dengan masing-masing orang tua. Keinginan setiap orang tua berbeda saat menerima barang lamaran. Tanyakan pula hari jam buat acara lamaran pada pihak keluarga wanita. Jika tidak sesuai, bisa membuat keluarga wanita jadi berprasangka buruk pada keluarga pria. -Lim Wiss- _ From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Rinto Jiang Sent: Thursday, June 22, 2006 8:38 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] tatacara lamaran hakka dan hokkian Phanbienton menulis: Para suheng yang terhormat, mohon penderahan mengenai: 1) tradisi/cara melamar anak gadis ornag Hakka. Apa saja yang harus dibawa? seingat saya ada 9 macam dengan isi masing2 12 biji lalu diserahkan ke orangtua gadis itu dan kemudian dikembalikan ke ornagtua pihak lelaki separuh. Apa makna masing2 jenis barang? misalnya ada kucai, jeruk, apel, putaochiu, satru?, dsb... 2) tradisi untuk melamar anak gadis orang hokkien? to xie. Rinto Jiang: Pertama, tidak ada tradisi baku mengenai ini. Walau secara garis besar pada dasarnya ada kesamaan di antara sesama Hokkian atau Hakka, namun ini masihpun lebih banyak perbedaannya. Yang paling penting adalah 2 keluarga harus menyamakan dulu persepsi dan pendapat di antara mereka. Itu gunanya mak comblang dalam tradisi pernikahan Tionghoa. Biasanya, tidak boleh ada jumlah ganjil dalam simbol tradisi pernikahan. Hadiah cuma diberikan sewaktu melamar, sewaktu melamar itulah, mak comblang ada sebagai protokol. Tentunya zaman sekarang tak seperti dulu, banyak keluarga anak muda yang telah saling kenal sewaktu mereka berpacaran, sehingga boleh saja dimusyawarahkan bersama. Namun, tentu saja masih tetap ada kesungkanan, makanya, mak comblang mungkin dapat mengatasi masalah di antara 2
Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
Kalau soal duit lamaran dikembaiin sama ortu gw semuanya tanpa sesen pun kita ambil,mas kawin mah itu syarat org tio ciu harus ada anting,gelang,kalung ,itu menurut kemampuan dan kerelaan dia,suami sy mampu tp emaknya kan ngak rela,gw mah bawa perhiasan sendiri,dari pihak gw jg harus membawa apa2 yg mereka sebutkan. Jadi sy tdk meihat adanya jual menjual,jg tdk ada dr pihak sy merugikan mereka,bukannya jujur aja,antaran dari sy kalau mau diungkit2 lebih bernilai,yg sy maksud adalah org kalau jahat,ya emang jahat jangan bawa2 culture buat nyiksa org. ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote: lha itu khan uang susu simbolis tuh, gak ada istilah harga uang susu 1 milyard huehehehehehe nah kalu dah buka 1 milyard bisa jd emang dijual. Kalu istilah dijual seh itu mah persepsi ente aje dah yg ngeres. Kalu itu khan utk dinikahi bukan dijadiin pelacur. Nah kalu mas kawin gimana tuh ? sama aja dibeli jg itu bini ? Lagian itu duit khan nanti ada sebagian yg dikembaliin dari keluarga perempuan ke keluarga pria. Ngkale mertua ente mesti dibekelin kitab San Zi Jing ataw DiZi Gui kale. Nah itulah banyak nyang ngaku2 budaya2 tapi gak ngerti isinye hehehehehehe ritual segala macem khan pernik budaya tapi dibalik pernik itu ada isinye, makanya baca bae2 kitab2 klasik yg ada en jadi landasan pernik2 budaya. Kalu perlu kasih ame mertua ente ataw ortu ente sendiri trus disuruh belajar, kalu dah mati ya bakarin aje sape tau di alam baka sono ortunya ataw mertuanya bisa belajar lage. Kalu secara sejarah mah gak ada itu kitab klasik org tionghoa yg anjurin basmi 1 bangsa en cewe2nye dijadiin budak sex hehehehehe --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote: Duh saya kok sebel sih sama tradisi lamar2an budaya apapun juga. Semua kebudayaan kuno /tradisi soal pernikahan itu semuanya merendahkan pihak wanita, se-olah2 wanita itu dibeli. Memberikan lamaran dari pihak laki2 kepada pihak perempuan sampai ada istilah ganti uang susu, menurut saya benar2 menghina keluarga wanita. Anaknya mau diambil, jerih payah ibunya membesarkan anaknya hanya dihargai berapa juta rupiah saja. Seharusnya setelah itu dilakukan, memang keluarga pihak wanita tidak punya hak lagi terhadap anak gadisnya, sebab segala jerih payah orang tuanya sudah ditebus pihak laki2. Makanya jaman dulu kala, menantu perempuan itu suka disiksa sama keluarga suaminya, dijadikan pembantu keluarga itu dsb. dan keluarga pihak perempuan harus rela karena begitulah tradisinya dan juga karena sudah dijual dengan cara memberikan lamaran2 itu. Jaman sekarang mah enggak usah lagi diteruskan budaya menjual anak perempuan itu. Jadikan saja kenang2an bahwa jaman dulu anak perempuan dijual orangtuanya kepada pihak suami. Bukan hanya pada budaya tionghoa saja tapi juga pada semua tradisi nikah dalam budaya apapun juga. Misal : budaya jawa yang mengharuskan perempuan bersimpuh didepan suaminya dengan mencuci kakinya yang kotor kena telor yang sengaja diinjak. Itu kan melukiskan bahwa wanita itu harus jadi babu suaminya. Sebetulnya saya juga ingin kasih contoh budaya2 lainnya yang semuanya merendahkan wanita tapi berhubung saya juga kurang banyak pengetahuan tentang itu, jadi hanya ini saja yang saya jadikan contoh. Tapi saya yakin, semua tradisi kuno tentang pernikahan itu merendahkan perempuan sebagai istri. Sudah selayaknya kita sebagai orang tua menolak anak kita dijual bukannya malah kesempatan minta ini itu. Percayalah anak wanita anda bukannya dihargai malah dihina. MJ --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Lim Wiss lim.wiss@ wrote: Memang ada baiknya kalian bicarakan dengan masing-masing orang tua. Keinginan setiap orang tua berbeda saat menerima barang lamaran. Tanyakan pula hari jam buat acara lamaran pada pihak keluarga wanita. Jika tidak sesuai, bisa membuat keluarga wanita jadi berprasangka buruk pada keluarga pria. -Lim Wiss- _ From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Rinto Jiang Sent: Thursday, June 22, 2006 8:38 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] tatacara lamaran hakka dan hokkian Phanbienton menulis: Para suheng yang terhormat, mohon penderahan mengenai: 1) tradisi/cara melamar anak gadis ornag Hakka. Apa saja yang harus dibawa? seingat saya ada 9 macam dengan isi masing2 12 biji lalu diserahkan ke orangtua gadis itu dan kemudian dikembalikan ke ornagtua pihak lelaki separuh. Apa makna masing2 jenis barang? misalnya ada kucai, jeruk, apel, putaochiu, satru?, dsb... 2) tradisi untuk melamar anak gadis orang hokkien? to xie. Rinto Jiang: Pertama, tidak ada tradisi baku mengenai ini. Walau secara garis besar pada dasarnya ada kesamaan di antara sesama Hokkian atau Hakka, namun ini masihpun lebih banyak perbedaannya. Yang paling penting adalah 2
[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agung setiawan [EMAIL PROTECTED] wrote: h itu merendahkan wanita atau menunjukan wanita harus menghormati pria? beda tipis lho. hehehehe --- MJ: Apa bedanya HARUS MENGHORMATI dengan merendahkan? Karyawan harus menghormati bosnya, berarti karyawan itu memang kedudukannya lebih rendah kan dari bosnya? Yang benar itu ya HARUS SALING MENGHORMATI. Jadi kedudukan setara. Tidak bisa kedudukan setara kalau hanya pihak laki2 saja yang memberi. --- marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote: Duh saya kok sebel sih sama tradisi lamar2an budaya apapun juga. Semua kebudayaan kuno /tradisi soal pernikahan itu semuanya merendahkan pihak wanita, se-olah2 wanita itu dibeli. Memberikan lamaran dari pihak laki2 kepada pihak perempuan sampai ada istilah ganti uang susu, menurut saya benar2 menghina keluarga wanita. Anaknya mau diambil, jerih payah ibunya membesarkan anaknya hanya dihargai berapa juta rupiah saja. Seharusnya setelah itu dilakukan, memang keluarga pihak wanita tidak punya hak lagi terhadap anak gadisnya, sebab segala jerih payah orang tuanya sudah ditebus pihak laki2. Makanya jaman dulu kala, menantu perempuan itu suka disiksa sama keluarga suaminya, dijadikan pembantu keluarga itu dsb. dan keluarga pihak perempuan harus rela karena begitulah tradisinya dan juga karena sudah dijual dengan cara memberikan lamaran2 itu. Jaman sekarang mah enggak usah lagi diteruskan budaya menjual anak perempuan itu. Jadikan saja kenang2an bahwa jaman dulu anak perempuan dijual orangtuanya kepada pihak suami. Bukan hanya pada budaya tionghoa saja tapi juga pada semua tradisi nikah dalam budaya apapun juga. Misal : budaya jawa yang mengharuskan perempuan bersimpuh didepan suaminya dengan mencuci kakinya yang kotor kena telor yang sengaja diinjak. Itu kan melukiskan bahwa wanita itu harus jadi babu suaminya. Sebetulnya saya juga ingin kasih contoh budaya2 lainnya yang semuanya merendahkan wanita tapi berhubung saya juga kurang banyak pengetahuan tentang itu, jadi hanya ini saja yang saya jadikan contoh. Tapi saya yakin, semua tradisi kuno tentang pernikahan itu merendahkan perempuan sebagai istri. Sudah selayaknya kita sebagai orang tua menolak anak kita dijual bukannya malah kesempatan minta ini itu. Percayalah anak wanita anda bukannya dihargai malah dihina. MJ --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Lim Wiss lim.wiss@ wrote: Memang ada baiknya kalian bicarakan dengan masing-masing orang tua. Keinginan setiap orang tua berbeda saat menerima barang lamaran. Tanyakan pula hari jam buat acara lamaran pada pihak keluarga wanita. Jika tidak sesuai, bisa membuat keluarga wanita jadi berprasangka buruk pada keluarga pria. -Lim Wiss- _ From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Rinto Jiang Sent: Thursday, June 22, 2006 8:38 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] tatacara lamaran hakka dan hokkian Phanbienton menulis: Para suheng yang terhormat, mohon penderahan mengenai: 1) tradisi/cara melamar anak gadis ornag Hakka. Apa saja yang harus dibawa? seingat saya ada 9 macam dengan isi masing2 12 biji lalu diserahkan ke orangtua gadis itu dan kemudian dikembalikan ke ornagtua pihak lelaki separuh. Apa makna masing2 jenis barang? misalnya ada kucai, jeruk, apel, putaochiu, satru?, dsb... 2) tradisi untuk melamar anak gadis orang hokkien? to xie. Rinto Jiang: Pertama, tidak ada tradisi baku mengenai ini. Walau secara garis besar pada dasarnya ada kesamaan di antara sesama Hokkian atau Hakka, namun ini masihpun lebih banyak perbedaannya. Yang paling penting adalah 2 keluarga harus menyamakan dulu persepsi dan pendapat di antara mereka. Itu gunanya mak comblang dalam tradisi pernikahan Tionghoa. Biasanya, tidak boleh ada jumlah ganjil dalam simbol tradisi pernikahan. Hadiah cuma diberikan sewaktu melamar, sewaktu melamar itulah, mak comblang ada sebagai protokol. Tentunya zaman sekarang tak seperti dulu, banyak keluarga anak muda yang telah saling kenal sewaktu mereka berpacaran, sehingga boleh saja dimusyawarahkan bersama. Namun, tentu saja masih tetap ada kesungkanan, makanya, mak comblang mungkin dapat mengatasi masalah di antara 2 keluarga tadi. Misalnya, terkadang sulit bagi pihak perempuan untuk membuka mulut mengenai bagaimana resepsi dilaksanakan, tamu yang diundang dan lain2. Mak comblang dapat menjadi penyalur suara yang baik dalam masalah seperti ini. Hadiah2 yang harus diantarkan sewaktu melamar, lebih baik langsung ditanyakan kepada orang tua di
[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote: lha itu khan uang susu simbolis tuh, gak ada istilah harga uang susu 1 milyard huehehehehehe nah kalu dah buka 1 milyard bisa jd emang dijual. --- MJ: apa sih artinya simbolis? Cincin kawin juga bermakna simbolis sebagai tali pengikat. tapi orang yang memakainya kan memang tidak bisa bebas lagi pacaran sama orang lain. kalo mau maksa dia akan disalahkan. Begitu juga dengan lamaran. Kalu istilah dijual seh itu mah persepsi ente aje dah yg ngeres. Kalu itu khan utk dinikahi bukan dijadiin pelacur. - MJ: Hei dimana ada kata2 saya bilang untuk dijadikan pelacur? Jadi siapa yang ngeres disini? elo apa gue? pikir!!! Nah kalu mas kawin gimana tuh ? sama aja dibeli jg itu bini ? -- MJ: Mas kawin itu ya sama saja lamaran. pokoknya ngasih kepihak perempuan karena anaknya mau diambil. Jadi ya enggak ada bedanya. Lagian itu duit khan nanti ada sebagian yg dikembaliin dari keluarga perempuan ke keluarga pria. - MJ: yang sebagiannya tetap dia ambil kan? maksudnya sebagian dikembalikan itu apa? mau bilang dia enggak serakah? Tetep aja dijual namanya. Cuman aja malu2ngambilnya. Ngkale mertua ente mesti dibekelin kitab San Zi Jing ataw DiZi Gui kale. Nah itulah banyak nyang ngaku2 budaya2 tapi gak ngerti isinye - MJ: Mertua dan ortu gue itu orang yang praktis. Bukan tidak tahu tapi tidak mau segala upacara simbolis2an. ini abad 21 neng, bukan lagi abad pertengahan. Kalau yang ngawinin itu pejabat yah mungkin ada gunanya pakai upacara2 abad pertengahan itu untuk kenalkan budaya ethnicnya pada orang asing tamu2nya. tapi kalo orang biasa kaya kita ini pakai upacara2 gituan, kok kanyanya ndeso banget. hehehehehehe ritual segala macem khan pernik budaya tapi dibalik pernik itu ada isinye, makanya baca bae2 kitab2 klasik yg ada en jadi landasan pernik2 budaya. Kalu perlu kasih ame mertua ente ataw ortu ente sendiri trus disuruh belajar, kalu dah mati ya bakarin aje sape tau di alam baka sono ortunya ataw mertuanya bisa belajar lage. - MJ: ortu gue waktu ngawinin anak pertamanya yang lelaki memang masih pakai lamaran ber-nampan2 dan pernikahan pakai acara pernak pernik budaya china pakai encim2 yang suaranya cempreng sebagai pembawa acaranya... memalukan hehehe . tapi pakaian pengantin tetap aja pake ala barat.. waktu itu gue masih kecil sekali, masih kelas 3 SD, jadi enggak ingat betul dan tidak tahu apa artinya. Tapi waktu ngawinin anak kedua dijamannya orba, engkoh gua itu memang sangat tidak suka apa2 yang tradisional, apalagi gembar gembor lamaran sampai bikin geger orang sekampung (orang bawa lamaran ber-nampan2 dengan serombongan pengantar ber-mobil2 kijang kan menghebohkan lingkungan tetangga). Jadi atas kesepakatan bersama, segala pernak pernik budaya dihilangkan. Begitu juga sampai anak bungsu menikah, enggak laki enggak perempuan semua sudah tidak mau lagi pakai upacara2 abad pertengahan itu. Kalu secara sejarah mah gak ada itu kitab klasik org tionghoa yg anjurin basmi 1 bangsa en cewe2nye dijadiin budak sex hehehehehe MJ : Ini apa lagi maksudnya? kamu tuh lagi mabok apa gimana? kok jadi disangkutkan sama pembasmian satu bangsa dan cewe2nya dijadikan budak sex? Yang berdebat intern chinese yang jadi korban ejekan kok jadi orang islam? itu kan cerita jamannya nabi muhamad? Mau kejadian lagi ya? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, marthajan04 marthajan04@ wrote: Duh saya kok sebel sih sama tradisi lamar2an budaya apapun juga. Semua kebudayaan kuno /tradisi soal pernikahan itu semuanya merendahkan pihak wanita, se-olah2 wanita itu dibeli. Memberikan lamaran dari pihak laki2 kepada pihak perempuan sampai ada istilah ganti uang susu, menurut saya benar2 menghina keluarga wanita. Anaknya mau diambil, jerih payah ibunya membesarkan anaknya hanya dihargai berapa juta rupiah saja. Seharusnya setelah itu dilakukan, memang keluarga pihak wanita tidak punya hak lagi terhadap anak gadisnya, sebab segala jerih payah orang tuanya sudah ditebus pihak laki2. Makanya jaman dulu kala, menantu perempuan itu suka disiksa sama keluarga suaminya, dijadikan pembantu keluarga itu dsb. dan keluarga pihak perempuan harus rela karena begitulah tradisinya dan juga karena sudah dijual dengan cara memberikan lamaran2 itu. Jaman sekarang mah enggak usah lagi diteruskan budaya menjual anak perempuan itu. Jadikan saja kenang2an bahwa jaman dulu anak perempuan dijual orangtuanya kepada pihak suami. Bukan hanya pada budaya tionghoa saja tapi juga pada semua tradisi nikah dalam budaya apapun juga. Misal : budaya jawa yang mengharuskan perempuan bersimpuh didepan suaminya dengan mencuci kakinya yang kotor kena telor yang sengaja diinjak. Itu kan melukiskan bahwa wanita
[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
Duh saya kok sebel sih sama tradisi lamar2an budaya apapun juga. Semua kebudayaan kuno /tradisi soal pernikahan itu semuanya merendahkan pihak wanita, se-olah2 wanita itu dibeli. Memberikan lamaran dari pihak laki2 kepada pihak perempuan sampai ada istilah ganti uang susu, menurut saya benar2 menghina keluarga wanita. Anaknya mau diambil, jerih payah ibunya membesarkan anaknya hanya dihargai berapa juta rupiah saja. Seharusnya setelah itu dilakukan, memang keluarga pihak wanita tidak punya hak lagi terhadap anak gadisnya, sebab segala jerih payah orang tuanya sudah ditebus pihak laki2. Makanya jaman dulu kala, menantu perempuan itu suka disiksa sama keluarga suaminya, dijadikan pembantu keluarga itu dsb. dan keluarga pihak perempuan harus rela karena begitulah tradisinya dan juga karena sudah dijual dengan cara memberikan lamaran2 itu. Jaman sekarang mah enggak usah lagi diteruskan budaya menjual anak perempuan itu. Jadikan saja kenang2an bahwa jaman dulu anak perempuan dijual orangtuanya kepada pihak suami. Bukan hanya pada budaya tionghoa saja tapi juga pada semua tradisi nikah dalam budaya apapun juga. Misal : budaya jawa yang mengharuskan perempuan bersimpuh didepan suaminya dengan mencuci kakinya yang kotor kena telor yang sengaja diinjak. Itu kan melukiskan bahwa wanita itu harus jadi babu suaminya. Sebetulnya saya juga ingin kasih contoh budaya2 lainnya yang semuanya merendahkan wanita tapi berhubung saya juga kurang banyak pengetahuan tentang itu, jadi hanya ini saja yang saya jadikan contoh. Tapi saya yakin, semua tradisi kuno tentang pernikahan itu merendahkan perempuan sebagai istri. Sudah selayaknya kita sebagai orang tua menolak anak kita dijual bukannya malah kesempatan minta ini itu. Percayalah anak wanita anda bukannya dihargai malah dihina. MJ --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Lim Wiss [EMAIL PROTECTED] wrote: Memang ada baiknya kalian bicarakan dengan masing-masing orang tua. Keinginan setiap orang tua berbeda saat menerima barang lamaran. Tanyakan pula hari jam buat acara lamaran pada pihak keluarga wanita. Jika tidak sesuai, bisa membuat keluarga wanita jadi berprasangka buruk pada keluarga pria. -Lim Wiss- _ From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Rinto Jiang Sent: Thursday, June 22, 2006 8:38 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] tatacara lamaran hakka dan hokkian Phanbienton menulis: Para suheng yang terhormat, mohon penderahan mengenai: 1) tradisi/cara melamar anak gadis ornag Hakka. Apa saja yang harus dibawa? seingat saya ada 9 macam dengan isi masing2 12 biji lalu diserahkan ke orangtua gadis itu dan kemudian dikembalikan ke ornagtua pihak lelaki separuh. Apa makna masing2 jenis barang? misalnya ada kucai, jeruk, apel, putaochiu, satru?, dsb... 2) tradisi untuk melamar anak gadis orang hokkien? to xie. Rinto Jiang: Pertama, tidak ada tradisi baku mengenai ini. Walau secara garis besar pada dasarnya ada kesamaan di antara sesama Hokkian atau Hakka, namun ini masihpun lebih banyak perbedaannya. Yang paling penting adalah 2 keluarga harus menyamakan dulu persepsi dan pendapat di antara mereka. Itu gunanya mak comblang dalam tradisi pernikahan Tionghoa. Biasanya, tidak boleh ada jumlah ganjil dalam simbol tradisi pernikahan. Hadiah cuma diberikan sewaktu melamar, sewaktu melamar itulah, mak comblang ada sebagai protokol. Tentunya zaman sekarang tak seperti dulu, banyak keluarga anak muda yang telah saling kenal sewaktu mereka berpacaran, sehingga boleh saja dimusyawarahkan bersama. Namun, tentu saja masih tetap ada kesungkanan, makanya, mak comblang mungkin dapat mengatasi masalah di antara 2 keluarga tadi. Misalnya, terkadang sulit bagi pihak perempuan untuk membuka mulut mengenai bagaimana resepsi dilaksanakan, tamu yang diundang dan lain2. Mak comblang dapat menjadi penyalur suara yang baik dalam masalah seperti ini. Hadiah2 yang harus diantarkan sewaktu melamar, lebih baik langsung ditanyakan kepada orang tua di keluarga kita atau di pihak mereka. Bila kesepakatan dicapai, tidak akan ada salah paham terjadi kemudian. Ini penting, karena yang menurut kita baik, belum tentu baik menurut mereka. Tidak terikat harus buah2an misalnya, karena itu hanya simbol. Selain hadiah, ada pula bingkisan angpao. Biasanya, di kalangan Hokkian ada 2 macam, mahar besar dan mahar kecil. Mahar kecil merupakan ucapan terima kasih kepada orang tua pihak perempuan jasa mereka telah membesarkan sang calon istri. Mahar kecil ini akan diterima oleh orang tua pihak perempuan. Sedangkan mahar besar adalah cara keluarga pihak perempuan memberikan muka kepada keluarga laki2, biasanya akan dikembalikan langsung atau setelah resepsi usai. Ini cuma lamaran, terkadang hari lamaran ini juga sekaligus hari tunangan. Bila demikian, maka mas kawin berupa cincin atau perhiasan
Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
Setuju sama bu Martha,sy sendiri mereakan penderitaan yg diciptakan ibu mertua tio ciu,sebenarnya tradisi itu mah dibuat2 ngak usah dipercaya,yg penting ada niat baik dan kawin dari hati ingin membentuk rumah tangga. Sy masih ingat,yg nentuin pihak ibu mertua,yg bikin aturan dia juga,yg ngak enak dia biang begitni kalau anak perempuan udah kawin udah miik org jd maksudnya kalau mau ditorture pihak keuarga tdk boleh marah,konyol tau,diemah lha anak perempuannya dijahatin mertunya dia ikut maki2. Dasar budaya beg,yg jelas org punya niat jahat baru bikin byk aturan,duit lamaran cuma berapa ratus dolar aja,udah mau nyiksa gw. Nah dimilis ini ya kaau mau kawin,kawin aja,yg kuno ngak usah dibawa2 udah basi. Supaya ngak byk yg berduka lara kayak saya. marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote: Duh saya kok sebel sih sama tradisi lamar2an budaya apapun juga. Semua kebudayaan kuno /tradisi soal pernikahan itu semuanya merendahkan pihak wanita, se-olah2 wanita itu dibeli. Memberikan lamaran dari pihak laki2 kepada pihak perempuan sampai ada istilah ganti uang susu, menurut saya benar2 menghina keluarga wanita. Anaknya mau diambil, jerih payah ibunya membesarkan anaknya hanya dihargai berapa juta rupiah saja. Seharusnya setelah itu dilakukan, memang keluarga pihak wanita tidak punya hak lagi terhadap anak gadisnya, sebab segala jerih payah orang tuanya sudah ditebus pihak laki2. Makanya jaman dulu kala, menantu perempuan itu suka disiksa sama keluarga suaminya, dijadikan pembantu keluarga itu dsb. dan keluarga pihak perempuan harus rela karena begitulah tradisinya dan juga karena sudah dijual dengan cara memberikan lamaran2 itu. Jaman sekarang mah enggak usah lagi diteruskan budaya menjual anak perempuan itu. Jadikan saja kenang2an bahwa jaman dulu anak perempuan dijual orangtuanya kepada pihak suami. Bukan hanya pada budaya tionghoa saja tapi juga pada semua tradisi nikah dalam budaya apapun juga. Misal : budaya jawa yang mengharuskan perempuan bersimpuh didepan suaminya dengan mencuci kakinya yang kotor kena telor yang sengaja diinjak. Itu kan melukiskan bahwa wanita itu harus jadi babu suaminya. Sebetulnya saya juga ingin kasih contoh budaya2 lainnya yang semuanya merendahkan wanita tapi berhubung saya juga kurang banyak pengetahuan tentang itu, jadi hanya ini saja yang saya jadikan contoh. Tapi saya yakin, semua tradisi kuno tentang pernikahan itu merendahkan perempuan sebagai istri. Sudah selayaknya kita sebagai orang tua menolak anak kita dijual bukannya malah kesempatan minta ini itu. Percayalah anak wanita anda bukannya dihargai malah dihina. MJ --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Lim Wiss [EMAIL PROTECTED] wrote: Memang ada baiknya kalian bicarakan dengan masing-masing orang tua. Keinginan setiap orang tua berbeda saat menerima barang lamaran. Tanyakan pula hari jam buat acara lamaran pada pihak keluarga wanita. Jika tidak sesuai, bisa membuat keluarga wanita jadi berprasangka buruk pada keluarga pria. -Lim Wiss- _ From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Rinto Jiang Sent: Thursday, June 22, 2006 8:38 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] tatacara lamaran hakka dan hokkian Phanbienton menulis: Para suheng yang terhormat, mohon penderahan mengenai: 1) tradisi/cara melamar anak gadis ornag Hakka. Apa saja yang harus dibawa? seingat saya ada 9 macam dengan isi masing2 12 biji lalu diserahkan ke orangtua gadis itu dan kemudian dikembalikan ke ornagtua pihak lelaki separuh. Apa makna masing2 jenis barang? misalnya ada kucai, jeruk, apel, putaochiu, satru?, dsb... 2) tradisi untuk melamar anak gadis orang hokkien? to xie. Rinto Jiang: Pertama, tidak ada tradisi baku mengenai ini. Walau secara garis besar pada dasarnya ada kesamaan di antara sesama Hokkian atau Hakka, namun ini masihpun lebih banyak perbedaannya. Yang paling penting adalah 2 keluarga harus menyamakan dulu persepsi dan pendapat di antara mereka. Itu gunanya mak comblang dalam tradisi pernikahan Tionghoa. Biasanya, tidak boleh ada jumlah ganjil dalam simbol tradisi pernikahan. Hadiah cuma diberikan sewaktu melamar, sewaktu melamar itulah, mak comblang ada sebagai protokol. Tentunya zaman sekarang tak seperti dulu, banyak keluarga anak muda yang telah saling kenal sewaktu mereka berpacaran, sehingga boleh saja dimusyawarahkan bersama. Namun, tentu saja masih tetap ada kesungkanan, makanya, mak comblang mungkin dapat mengatasi masalah di antara 2 keluarga tadi. Misalnya, terkadang sulit bagi pihak perempuan untuk membuka mulut mengenai bagaimana resepsi dilaksanakan, tamu yang diundang dan lain2. Mak comblang dapat menjadi penyalur suara yang baik dalam masalah seperti ini. Hadiah2 yang harus diantarkan sewaktu melamar, lebih baik langsung ditanyakan kepada orang tua di keluarga kita atau di
FW: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
Ada kepercayaan jika pihak keluarga wanita menerima semua barang lamaran dan tidak mengembalikan barang lamaran maka pihak wanita tidak boleh ikut campur dalam kehidupan anak gadis. Jika kita mengembalikan 1/2 barang lamaran maka keluarga wanita berhak ikut campur dalam kehidupan anak gadis. Menurut saya jika pihak keluarga wanita lebih kaya daripada pria. Keluarga pria tidak berani terlalu ikut campur dalam kehidupan anaknya. Berbeda jika keluarga wanita lebih miskin daripada pria. Keluarga pria selalu memperlakukan menantu tidak baik, terlalu banyak mengatur kehidupan anaknya. Akibat tradisi kuno yang tidak menguntungkan wanita. Maka banyak yang beralih ke agama lain yang tidak terlalu banyak tradisi. Tidak hanya itu, banyak yang tinggal terpisah dari orang tua daripada ribut dengan mertua. Saran saya, lebih baik tinggal terpisah daripada tinggal bersama dengan orang tua. Biar semua orang mengatakan kita sebagai menantu yang tidak berbakti pada mertua daripada ribut membuat dua keluarga ribut pada akhirnya. -Lim Wiss- _ From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of melani chia Sent: Sunday, June 25, 2006 6:19 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian Setuju sama bu Martha,sy sendiri mereakan penderitaan yg diciptakan ibu mertua tio ciu,sebenarnya tradisi itu mah dibuat2 ngak usah dipercaya,yg penting ada niat baik dan kawin dari hati ingin membentuk rumah tangga. Sy masih ingat,yg nentuin pihak ibu mertua,yg bikin aturan dia juga,yg ngak enak dia biang begitni kalau anak perempuan udah kawin udah miik org jd maksudnya kalau mau ditorture pihak keuarga tdk boleh marah,konyol tau,diemah lha anak perempuannya dijahatin mertunya dia ikut maki2. Dasar budaya beg,yg jelas org punya niat jahat baru bikin byk aturan,duit lamaran cuma berapa ratus dolar aja,udah mau nyiksa gw. Nah dimilis ini ya kaau mau kawin,kawin aja,yg kuno ngak usah dibawa2 udah basi. Supaya ngak byk yg berduka lara kayak saya. marthajan04 marthajan04@ mailto:marthajan04%40yahoo.com yahoo.com wrote: Duh saya kok sebel sih sama tradisi lamar2an budaya apapun juga. Semua kebudayaan kuno /tradisi soal pernikahan itu semuanya merendahkan pihak wanita, se-olah2 wanita itu dibeli. Memberikan lamaran dari pihak laki2 kepada pihak perempuan sampai ada istilah ganti uang susu, menurut saya benar2 menghina keluarga wanita. Anaknya mau diambil, jerih payah ibunya membesarkan anaknya hanya dihargai berapa juta rupiah saja. Seharusnya setelah itu dilakukan, memang keluarga pihak wanita tidak punya hak lagi terhadap anak gadisnya, sebab segala jerih payah orang tuanya sudah ditebus pihak laki2. Makanya jaman dulu kala, menantu perempuan itu suka disiksa sama keluarga suaminya, dijadikan pembantu keluarga itu dsb. dan keluarga pihak perempuan harus rela karena begitulah tradisinya dan juga karena sudah dijual dengan cara memberikan lamaran2 itu. Jaman sekarang mah enggak usah lagi diteruskan budaya menjual anak perempuan itu. Jadikan saja kenang2an bahwa jaman dulu anak perempuan dijual orangtuanya kepada pihak suami. Bukan hanya pada budaya tionghoa saja tapi juga pada semua tradisi nikah dalam budaya apapun juga. Misal : budaya jawa yang mengharuskan perempuan bersimpuh didepan suaminya dengan mencuci kakinya yang kotor kena telor yang sengaja diinjak. Itu kan melukiskan bahwa wanita itu harus jadi babu suaminya. Sebetulnya saya juga ingin kasih contoh budaya2 lainnya yang semuanya merendahkan wanita tapi berhubung saya juga kurang banyak pengetahuan tentang itu, jadi hanya ini saja yang saya jadikan contoh. Tapi saya yakin, semua tradisi kuno tentang pernikahan itu merendahkan perempuan sebagai istri. Sudah selayaknya kita sebagai orang tua menolak anak kita dijual bukannya malah kesempatan minta ini itu. Percayalah anak wanita anda bukannya dihargai malah dihina. MJ --- In budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com yahoogroups.com, Lim Wiss [EMAIL PROTECTED] wrote: Memang ada baiknya kalian bicarakan dengan masing-masing orang tua. Keinginan setiap orang tua berbeda saat menerima barang lamaran. Tanyakan pula hari jam buat acara lamaran pada pihak keluarga wanita. Jika tidak sesuai, bisa membuat keluarga wanita jadi berprasangka buruk pada keluarga pria. -Lim Wiss- _ From: budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com yahoogroups.com [mailto:budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com yahoogroups.com] On Behalf Of Rinto Jiang Sent: Thursday, June 22, 2006 8:38 PM To: budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] tatacara lamaran hakka dan hokkian Phanbienton menulis: Para suheng yang terhormat, mohon penderahan mengenai: 1) tradisi/cara melamar anak gadis ornag Hakka. Apa saja yang harus dibawa? seingat saya ada 9 macam dengan isi masing2
Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian OOT
Aduh bu Martha sy bacanya ketawa,krn senang,sy ini dr keuarga tradisional,trus sy kristen dr anak pertama sy umur 2bln sy udah mau cerai tp ngak berani,sy blm lg posting tentang penyiksaan mental yg diakukannya,sama anak2nya,tp untungnya anak2nya udah bilang 'sorry sih. Beliau masih hidup tunjangan tetap berjalan setiap bln,abis ngekoko,dan judi,kaau ngak dimodalin gimana,dia mah umur 15 th udah jd istri ke-2,istri pertama aja di cina takut sama dia yg notabene masih anak kecil9ini menurut ceritanya sendiri),2 th au sy dikatain otak babi gara2 sy bisa liburan keamrik,sy ngajak dia,tp suami(anaknya sendiri0 yg keberatan krn mamanya manja banget. Sewaktu baru menikah aja kita tidur bareng sama dia,padahal sy ada 3 kamar lho. Ini mah penderitaan kecil bu Martha bm lg yg lain2. Pribadi seperti bu Martha yg sy butuhkan, iya sy lagi faling in love sm seseorg yg jauh sangat bermutu,tp sy ngak berani memulai affair,krn udah terpatri dlm pikiran sy kawin 1 x seumur hidup,tp sy suka bertanya2 sama Tuhan,ini benar ngak pikiran saya,masak sy harus trus2an menderita. I love you bu Martha Salam MC marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote: Melanie, saya ikut marah baca tentang mertua kamu itu. masih idup enggak dia? kalo masih idup dan udah tua, jangan mau pelihara dia. judesin saja, kalo perlu hina lagi dianya. cukup dengan kata2 saja. tapi kamu harus sudah siap kalo suami kamu marah dan cerein kamu. uang sudah harus ada ditangan untuk hidup kamu tanpa dia. setidaknya buat modal nyari duit. kalo perlu sudah siap juga dengan ban serep pengganti dia hehehe. yang lebih ganteng dan lebih baik hati dan sudah yatim piatu pula. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, melani chia [EMAIL PROTECTED] wrote: Setuju sama bu Martha,sy sendiri mereakan penderitaan yg diciptakan ibu mertua tio ciu,sebenarnya tradisi itu mah dibuat2 ngak usah dipercaya,yg penting ada niat baik dan kawin dari hati ingin membentuk rumah tangga. Sy masih ingat,yg nentuin pihak ibu mertua,yg bikin aturan dia juga,yg ngak enak dia biang begitni kalau anak perempuan udah kawin udah miik org jd maksudnya kalau mau ditorture pihak keuarga tdk boleh marah,konyol tau,diemah lha anak perempuannya dijahatin mertunya dia ikut maki2. Dasar budaya beg,yg jelas org punya niat jahat baru bikin byk aturan,duit lamaran cuma berapa ratus dolar aja,udah mau nyiksa gw. Nah dimilis ini ya kaau mau kawin,kawin aja,yg kuno ngak usah dibawa2 udah basi. Supaya ngak byk yg berduka lara kayak saya. marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote: Duh saya kok sebel sih sama tradisi lamar2an budaya apapun juga. Semua kebudayaan kuno /tradisi soal pernikahan itu semuanya merendahkan pihak wanita, se-olah2 wanita itu dibeli. Memberikan lamaran dari pihak laki2 kepada pihak perempuan sampai ada istilah ganti uang susu, menurut saya benar2 menghina keluarga wanita. Anaknya mau diambil, jerih payah ibunya membesarkan anaknya hanya dihargai berapa juta rupiah saja. Seharusnya setelah itu dilakukan, memang keluarga pihak wanita tidak punya hak lagi terhadap anak gadisnya, sebab segala jerih payah orang tuanya sudah ditebus pihak laki2. Makanya jaman dulu kala, menantu perempuan itu suka disiksa sama keluarga suaminya, dijadikan pembantu keluarga itu dsb. dan keluarga pihak perempuan harus rela karena begitulah tradisinya dan juga karena sudah dijual dengan cara memberikan lamaran2 itu. Jaman sekarang mah enggak usah lagi diteruskan budaya menjual anak perempuan itu. Jadikan saja kenang2an bahwa jaman dulu anak perempuan dijual orangtuanya kepada pihak suami. Bukan hanya pada budaya tionghoa saja tapi juga pada semua tradisi nikah dalam budaya apapun juga. Misal : budaya jawa yang mengharuskan perempuan bersimpuh didepan suaminya dengan mencuci kakinya yang kotor kena telor yang sengaja diinjak. Itu kan melukiskan bahwa wanita itu harus jadi babu suaminya. Sebetulnya saya juga ingin kasih contoh budaya2 lainnya yang semuanya merendahkan wanita tapi berhubung saya juga kurang banyak pengetahuan tentang itu, jadi hanya ini saja yang saya jadikan contoh. Tapi saya yakin, semua tradisi kuno tentang pernikahan itu merendahkan perempuan sebagai istri. Sudah selayaknya kita sebagai orang tua menolak anak kita dijual bukannya malah kesempatan minta ini itu. Percayalah anak wanita anda bukannya dihargai malah dihina. MJ --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Lim Wiss lim.wiss@ wrote: Memang ada baiknya kalian bicarakan dengan masing-masing orang tua. Keinginan setiap orang tua berbeda saat menerima barang lamaran. Tanyakan pula hari jam buat acara lamaran pada pihak keluarga wanita. Jika tidak sesuai, bisa membuat keluarga wanita jadi berprasangka buruk pada keluarga pria. -Lim Wiss- _ From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Rinto Jiang
Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
h itu merendahkan wanita atau menunjukan wanita harus menghormati pria? beda tipis lho. hehehehe --- marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote: Duh saya kok sebel sih sama tradisi lamar2an budaya apapun juga. Semua kebudayaan kuno /tradisi soal pernikahan itu semuanya merendahkan pihak wanita, se-olah2 wanita itu dibeli. Memberikan lamaran dari pihak laki2 kepada pihak perempuan sampai ada istilah ganti uang susu, menurut saya benar2 menghina keluarga wanita. Anaknya mau diambil, jerih payah ibunya membesarkan anaknya hanya dihargai berapa juta rupiah saja. Seharusnya setelah itu dilakukan, memang keluarga pihak wanita tidak punya hak lagi terhadap anak gadisnya, sebab segala jerih payah orang tuanya sudah ditebus pihak laki2. Makanya jaman dulu kala, menantu perempuan itu suka disiksa sama keluarga suaminya, dijadikan pembantu keluarga itu dsb. dan keluarga pihak perempuan harus rela karena begitulah tradisinya dan juga karena sudah dijual dengan cara memberikan lamaran2 itu. Jaman sekarang mah enggak usah lagi diteruskan budaya menjual anak perempuan itu. Jadikan saja kenang2an bahwa jaman dulu anak perempuan dijual orangtuanya kepada pihak suami. Bukan hanya pada budaya tionghoa saja tapi juga pada semua tradisi nikah dalam budaya apapun juga. Misal : budaya jawa yang mengharuskan perempuan bersimpuh didepan suaminya dengan mencuci kakinya yang kotor kena telor yang sengaja diinjak. Itu kan melukiskan bahwa wanita itu harus jadi babu suaminya. Sebetulnya saya juga ingin kasih contoh budaya2 lainnya yang semuanya merendahkan wanita tapi berhubung saya juga kurang banyak pengetahuan tentang itu, jadi hanya ini saja yang saya jadikan contoh. Tapi saya yakin, semua tradisi kuno tentang pernikahan itu merendahkan perempuan sebagai istri. Sudah selayaknya kita sebagai orang tua menolak anak kita dijual bukannya malah kesempatan minta ini itu. Percayalah anak wanita anda bukannya dihargai malah dihina. MJ --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Lim Wiss [EMAIL PROTECTED] wrote: Memang ada baiknya kalian bicarakan dengan masing-masing orang tua. Keinginan setiap orang tua berbeda saat menerima barang lamaran. Tanyakan pula hari jam buat acara lamaran pada pihak keluarga wanita. Jika tidak sesuai, bisa membuat keluarga wanita jadi berprasangka buruk pada keluarga pria. -Lim Wiss- _ From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Rinto Jiang Sent: Thursday, June 22, 2006 8:38 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] tatacara lamaran hakka dan hokkian Phanbienton menulis: Para suheng yang terhormat, mohon penderahan mengenai: 1) tradisi/cara melamar anak gadis ornag Hakka. Apa saja yang harus dibawa? seingat saya ada 9 macam dengan isi masing2 12 biji lalu diserahkan ke orangtua gadis itu dan kemudian dikembalikan ke ornagtua pihak lelaki separuh. Apa makna masing2 jenis barang? misalnya ada kucai, jeruk, apel, putaochiu, satru?, dsb... 2) tradisi untuk melamar anak gadis orang hokkien? to xie. Rinto Jiang: Pertama, tidak ada tradisi baku mengenai ini. Walau secara garis besar pada dasarnya ada kesamaan di antara sesama Hokkian atau Hakka, namun ini masihpun lebih banyak perbedaannya. Yang paling penting adalah 2 keluarga harus menyamakan dulu persepsi dan pendapat di antara mereka. Itu gunanya mak comblang dalam tradisi pernikahan Tionghoa. Biasanya, tidak boleh ada jumlah ganjil dalam simbol tradisi pernikahan. Hadiah cuma diberikan sewaktu melamar, sewaktu melamar itulah, mak comblang ada sebagai protokol. Tentunya zaman sekarang tak seperti dulu, banyak keluarga anak muda yang telah saling kenal sewaktu mereka berpacaran, sehingga boleh saja dimusyawarahkan bersama. Namun, tentu saja masih tetap ada kesungkanan, makanya, mak comblang mungkin dapat mengatasi masalah di antara 2 keluarga tadi. Misalnya, terkadang sulit bagi pihak perempuan untuk membuka mulut mengenai bagaimana resepsi dilaksanakan, tamu yang diundang dan lain2. Mak comblang dapat menjadi penyalur suara yang baik dalam masalah seperti ini. Hadiah2 yang harus diantarkan sewaktu melamar, lebih baik langsung ditanyakan kepada orang tua di keluarga kita atau di pihak mereka. Bila kesepakatan dicapai, tidak akan ada salah paham terjadi kemudian. Ini penting, karena yang menurut kita baik, belum tentu baik menurut mereka. Tidak terikat harus buah2an misalnya, karena itu hanya simbol. Selain hadiah, ada pula bingkisan angpao. Biasanya, di kalangan Hokkian ada 2 macam, mahar besar dan mahar kecil. Mahar kecil merupakan ucapan terima kasih kepada orang tua pihak perempuan jasa mereka telah membesarkan sang calon istri. Mahar kecil ini akan diterima oleh orang
[budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan hokkian
Kebetulan sekali, 4 bulan lalu saya lamaran dan kemudian menikah, istri saya Hakka dari Jambi dan saya Hokkian dari Jawa Tengah. Tapi saat lamaran sudah tidak begitu mengikuti adat karena (ini juga sesuai yg saya tahu), Hakka tidak terlalu ruwet tata lamarannya, jauh lebih simple, tidak seperti Hokkian. Saya sendiri 8 tahun ngajar ttg aspek budaya Tionghoa di UI, tapi masih banyak tidak tahu ttg makna2 simbolik sarana lamaran. Mertua saya sendiri mengatakan, lamaran tidak usah ribet2, yg penting keluarga kita datang langsung, itu sudah cukup. 1) tradisi/cara melamar anak gadis ornag Hakka. Apa saja yang harus dibawa? seingat saya ada 9 macam dengan isi masing2 12 biji lalu diserahkan ke orangtua gadis itu dan kemudian dikembalikan ke ornagtua pihak lelaki separuh. Apa makna masing2 jenis barang? misalnya ada kucai, jeruk, apel, putaochiu, satru?, dsb... Benar, dari yg sudah saya jalani, semua diserahkan ke pihak perempuan lalu setengahnya dikembalikan ke kita. Yg penting, jangan lupa, yg manis2; karena itu ada jeruk (lambang rejeki melimpah, selain rasanya yg manis dan warnanya yg keemasan). Satru ato kue satu rasanya manis, selain itu tahan lama. Mohon teman2 yg lain bisa menjelaskan lebih detail ya. Tadi siang saya baru saja membeli buku ttg tatacara perkawinan adat Hakka di Haidian Shudian (Toko Buku Haidian, Beijing), tapi belum saya baca hahaha... 2) tradisi untuk melamar anak gadis orang hokkien? pesan saya, harus ditanyakan detailnya, karena adat Hokkian jauh lebih ribet dan banyak aturan. salam, eddy p witanto - Do you Yahoo!? Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail Beta. [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Great things are happening at Yahoo! Groups. See the new email design. http://us.click.yahoo.com/TISQkA/hOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/