[GELORA45] Saudi-Putin- China

2017-10-06 Terurut Topik kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
Dari milis lain :
Saudi memang menghadapi kesulitan yang terkait dengan harga minyak yang
anjlok sehingga dana untuk pembiayaan kesejahteraan sosial rakyatnya
terancam defisit. Karenanya Saudi perlu mencari sumber pemasukan baru
melalui investasi. Di Indonesia mereka menanam modal USD 6 milyard dan di
RRT USD 65 milyard.
AS dibawah Trump memang mengendorkan cekalannya terhadap Saudi karena
prioritasnya kini dialihkan kepada peningkatan kegiatan ekonomi domestik.
Buat Saudi untuk menaikkan harga minyaknya mereka harus menurunkan jumlah
produksinya dulu dan ini akan menimbulkan dampak berantai secara global
yang konsekwensinya terlalu besar.
Saudi kini merasa menjadi korbannya politik AS sehingga mereka perlu
menciptakan keseimbangan baru melalui peningkatan hubungan dengan RRT dan
Rusia tanpa menyinggung AS. Apalagi suatu saat persediaan minyaknya juga
akan habis seperti yang dialami oleh RI.
Sebetulnya, dengan Saudi berinvestasi di RI, kaum Wahabi akan mendapatkan
angin dan ini menjadi alasan untuk kecemasan. Beberapa tahun lalu di
pameran buku di Jakarta, Saudi membuka stand yang amat besar dengan jumlah
personil asingnya  banyak sekali. Jumlah pengunjungnya yang khusus datang
ke stand itu juga sangat banyak. Apa investasi Saudi akan dikaitkan dengan
penyebaran faham yang tidak kompatibel dengan Pancasila. Dulu, kolonialisme
Barat tujuannya mendapatkan rempah2 tetapi kegiatan itu dibarengi dengan
proliferasi agama. Sekarang juga bisa terjadi keadaan seperti itu.
Bahkan juga di RRT bila investasi Saudi dibiarkan masuk ke Xinjiang.


Re: Fw: [GELORA45] Film G30S untuk milenial: celah rekonsiliasi atau polarisasi?

2017-10-06 Terurut Topik Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]
 

Pada Sabtu, 7 Oktober 2017 06.24.41 GMT+2, Chalik Hamid 
 menulis:  
 
  

   - Pesan yang Diteruskan - Dari: Jonathan Goeij 
jonathango...@yahoo.com [GELORA45] Kepada: 
Yahoogroups Terkirim: Jumat, 6 Oktober 2017 18.07.48 
GMT+2Judul: [GELORA45] Film G30S untuk milenial: celah rekonsiliasi atau 
polarisasi?
     


Film G30S untuk milenial: celah rekonsiliasi atau polarisasi?


| 
| 
| 
|  |  |

 |

 |
| 
|  | 
Film G30S untuk milenial: celah rekonsiliasi atau polarisasi?

Ayu Diasti Rahmawati

Presiden Joko Widodo memerintahkan membuat versi baru dari film 30 September 
1965 untuk milenial, di tengah mara...
 |

 |

 |



October 6, 2017 5.38am EDT

Polarisasi atau rekonsiliasi? Shutterstock

Ayu Diasti Rahmawati
Lecturer of International Relations and Researcher at Institute of 
International Studies, Universitas Gadjah Mada
Film produksi Orde Baru berjudul “Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI” baru-baru 
ini mengemuka lagi dalam perdebatan publik setelah Panglima TNI Jenderal Gatot 
Nurmantyo memerintahkan “nonton bersama” film tersebut. Presiden Joko Widodo 
pun turut meramaikan perdebatan melalui usulnya untuk memperbarui film itu agar 
cocok untuk generasi milenial.


Perlu tidaknya film seputar tragedi 1965 diputar ulang atau diperbarui 
mengundang pro kontra. Beberapa pihak setuju film tersebut perlu diputar di 
stasiun televisi karena generasi muda perlu belajar sejarah, atau bahkan karena 
dianggap mewakili sejarah yang sebenarnya.

Sementara pihak yang lain berpendapat film tersebut tak layak tonton karena 
terlalu banyak memuat adegan kekerasan, maupun berpotensi memunculkan kembali 
stigma pada para korban pembantaian pasca malam 30 September 1965.

Pertanyaan saya, sejauh apa upaya untuk mendorong pemutaran film G30S mampu 
memberi celah bagi upaya menyembuhkan trauma kolektif itu?

Sebagai medium, film dapat mendorong kekerasan maupun perdamaian. Apa yang 
harus kita pertimbangkan agar penggunaan medium film untuk memperkenalkan 
generasi milenial pada sejarah Indonesia—khususnya Tragedi 1965—mampu memberi 
celah bagi rekonsiliasi, dan bukan malah melanggengkan narasi kekerasan dan 
menciptakan polarisasi?

Bagaimana memaknai rekonsiliasi?

Rekonsiliasi pada umumnya dibayangkan sebagai suatu kondisi yang akan segera 
tercapai setelah masing-masing pihak bertemu (biasanya pemimpin dari 
kelompok-kelompok yang bertikai), berunding untuk menyelesaikan permasalahan di 
antara mereka, berjabat tangan, dan menghasilkan suatu kesepakatan bersama.

Atau, rekonsiliasi juga dibayangkan terjadi setelah sebuah mekanisme 
penyelesaian konflik diterapkan, seperti perjanjian damai, keadilan 
transisional, komisi kebenaran, dan pendirian memorial. Pada level sikap, 
rekonsiliasi juga seringkali dipahami sebagai tindakan memaafkan (forgive) 
sembari melupakan (forget) pengalaman bertikai dengan harapan masing-masing 
pihak dapat kembali melanjutkan hidup, “sama-sama dari nol”.

Seorang ahli rekonsiliasi, Lederach, berargumen setidaknya cara pandang yang 
menitikberatkan pada mekanisme penyelesaian konflik menyimpan dua kelemahan.

Pertama, keberadaan mekanisme-mekanisme tersebut memang penting bagi 
rekonsiliasi, tetapi tercapai tidaknya rekonsiliasi hanya bisa diukur dari 
bagaimana pihak-pihak yang bertikai berhubungan satu sama lain setelahnya. 
Rekonsiliasi itu soal relasi—bagaimana mengembalikan hubungan yang rusak antara 
pihak-pihak yang bertikai dan membangun interaksi yang lebih damai di antara 
keduanya.

Artinya, rekonsiliasi bukanlah sekadar hasil atau tujuan, tetapi juga proses. 
Mekanisme-mekanisme penyelesaian konflik di atas akan kehilangan artinya jika 
dalam prosesnya justru menumbuhkan kecurigaan, mempertebal prasangka, 
memperlebar jurang perbedaan, sehingga semakin memberi peluang bagi 
masing-masing pihak untuk memandang pihak lainnya sebagai musuh.

Kedua, rekonsiliasi bukanlah pelupaan (forgetting). Membangun perdamaian 
setelah pertikaian mengharuskan semua pihak mengakui pengalaman-pengalaman 
kekerasannya serta di mana masing-masing pihak berada saat kekerasan terjadi 
(truth), lalu merefleksikannya untuk mendorong pemaafan (mercy) dan pemenuhan 
rasa keadilan (justice). Rekonsiliasi justru ditandai dengan kemauan untuk 
mengingat (remembrance) dan mempelajari akar-akar permasalahannya sehingga 
kekerasan serupa tidak terulang lagi di masa depan.

Dalam konteks Gerakan 30 September dan Tragedi 1965, proses rekonsiliasi di 
atas mungkin akan terasa sedikit rumit dan berliku karena kekerasan yang 
bertumpuk.

Peristiwa malam 30 September merupakan sebuah peristiwa politik yang tidak 
dapat dilepas dari konteks politik global dan nasional saat Perang Dingin. 
Namun episode kekerasan yang terjadi setelahnya menunjukkan bagaimana penguasa 
secara sadar berupaya membersihkan “lawan-lawan politiknya” dengan memanfaatkan 
benih-benih permusuhandi level akar rumput di beberapa daerah di Indonesia.


Fw: [GELORA45] Film G30S untuk milenial: celah rekonsiliasi atau polarisasi?

2017-10-06 Terurut Topik Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]
 

   - Pesan yang Diteruskan - Dari: Jonathan Goeij 
jonathango...@yahoo.com [GELORA45] Kepada: 
Yahoogroups Terkirim: Jumat, 6 Oktober 2017 18.07.48 
GMT+2Judul: [GELORA45] Film G30S untuk milenial: celah rekonsiliasi atau 
polarisasi?
     


Film G30S untuk milenial: celah rekonsiliasi atau polarisasi?


| 
| 
| 
|  |  |

 |

 |
| 
|  | 
Film G30S untuk milenial: celah rekonsiliasi atau polarisasi?

Ayu Diasti Rahmawati

Presiden Joko Widodo memerintahkan membuat versi baru dari film 30 September 
1965 untuk milenial, di tengah mara...
 |

 |

 |



October 6, 2017 5.38am EDT

Polarisasi atau rekonsiliasi? Shutterstock

Ayu Diasti Rahmawati
Lecturer of International Relations and Researcher at Institute of 
International Studies, Universitas Gadjah Mada
Film produksi Orde Baru berjudul “Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI” baru-baru 
ini mengemuka lagi dalam perdebatan publik setelah Panglima TNI Jenderal Gatot 
Nurmantyo memerintahkan “nonton bersama” film tersebut. Presiden Joko Widodo 
pun turut meramaikan perdebatan melalui usulnya untuk memperbarui film itu agar 
cocok untuk generasi milenial.


Perlu tidaknya film seputar tragedi 1965 diputar ulang atau diperbarui 
mengundang pro kontra. Beberapa pihak setuju film tersebut perlu diputar di 
stasiun televisi karena generasi muda perlu belajar sejarah, atau bahkan karena 
dianggap mewakili sejarah yang sebenarnya.

Sementara pihak yang lain berpendapat film tersebut tak layak tonton karena 
terlalu banyak memuat adegan kekerasan, maupun berpotensi memunculkan kembali 
stigma pada para korban pembantaian pasca malam 30 September 1965.

Pertanyaan saya, sejauh apa upaya untuk mendorong pemutaran film G30S mampu 
memberi celah bagi upaya menyembuhkan trauma kolektif itu?

Sebagai medium, film dapat mendorong kekerasan maupun perdamaian. Apa yang 
harus kita pertimbangkan agar penggunaan medium film untuk memperkenalkan 
generasi milenial pada sejarah Indonesia—khususnya Tragedi 1965—mampu memberi 
celah bagi rekonsiliasi, dan bukan malah melanggengkan narasi kekerasan dan 
menciptakan polarisasi?

Bagaimana memaknai rekonsiliasi?

Rekonsiliasi pada umumnya dibayangkan sebagai suatu kondisi yang akan segera 
tercapai setelah masing-masing pihak bertemu (biasanya pemimpin dari 
kelompok-kelompok yang bertikai), berunding untuk menyelesaikan permasalahan di 
antara mereka, berjabat tangan, dan menghasilkan suatu kesepakatan bersama.

Atau, rekonsiliasi juga dibayangkan terjadi setelah sebuah mekanisme 
penyelesaian konflik diterapkan, seperti perjanjian damai, keadilan 
transisional, komisi kebenaran, dan pendirian memorial. Pada level sikap, 
rekonsiliasi juga seringkali dipahami sebagai tindakan memaafkan (forgive) 
sembari melupakan (forget) pengalaman bertikai dengan harapan masing-masing 
pihak dapat kembali melanjutkan hidup, “sama-sama dari nol”.

Seorang ahli rekonsiliasi, Lederach, berargumen setidaknya cara pandang yang 
menitikberatkan pada mekanisme penyelesaian konflik menyimpan dua kelemahan.

Pertama, keberadaan mekanisme-mekanisme tersebut memang penting bagi 
rekonsiliasi, tetapi tercapai tidaknya rekonsiliasi hanya bisa diukur dari 
bagaimana pihak-pihak yang bertikai berhubungan satu sama lain setelahnya. 
Rekonsiliasi itu soal relasi—bagaimana mengembalikan hubungan yang rusak antara 
pihak-pihak yang bertikai dan membangun interaksi yang lebih damai di antara 
keduanya.

Artinya, rekonsiliasi bukanlah sekadar hasil atau tujuan, tetapi juga proses. 
Mekanisme-mekanisme penyelesaian konflik di atas akan kehilangan artinya jika 
dalam prosesnya justru menumbuhkan kecurigaan, mempertebal prasangka, 
memperlebar jurang perbedaan, sehingga semakin memberi peluang bagi 
masing-masing pihak untuk memandang pihak lainnya sebagai musuh.

Kedua, rekonsiliasi bukanlah pelupaan (forgetting). Membangun perdamaian 
setelah pertikaian mengharuskan semua pihak mengakui pengalaman-pengalaman 
kekerasannya serta di mana masing-masing pihak berada saat kekerasan terjadi 
(truth), lalu merefleksikannya untuk mendorong pemaafan (mercy) dan pemenuhan 
rasa keadilan (justice). Rekonsiliasi justru ditandai dengan kemauan untuk 
mengingat (remembrance) dan mempelajari akar-akar permasalahannya sehingga 
kekerasan serupa tidak terulang lagi di masa depan.

Dalam konteks Gerakan 30 September dan Tragedi 1965, proses rekonsiliasi di 
atas mungkin akan terasa sedikit rumit dan berliku karena kekerasan yang 
bertumpuk.

Peristiwa malam 30 September merupakan sebuah peristiwa politik yang tidak 
dapat dilepas dari konteks politik global dan nasional saat Perang Dingin. 
Namun episode kekerasan yang terjadi setelahnya menunjukkan bagaimana penguasa 
secara sadar berupaya membersihkan “lawan-lawan politiknya” dengan memanfaatkan 
benih-benih permusuhandi level akar rumput di beberapa daerah di Indonesia.

Sehingga perlu diakui bahwa Tragedi 1965, bagi sebagian orang, pertama-tama 
dialami serta diingat (dan 

Fw: [GELORA45] Saudi Arabia - Putin - China

2017-10-06 Terurut Topik Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]
 

   - Pesan yang Diteruskan - Dari: kh djie dji...@gmail.com [GELORA45] 
Kepada: @ Terkirim: Jumat, 6 Oktober 2017 
21.32.21 GMT+2Judul: [GELORA45] Saudi Arabia - Putin - China
     


Saudi King, Vladimir Putin clinch billion-dollar energy, arms deals on landmark 
Russia visit

Percaturan politik internasional berjalan dengan sangat cepat.  Belum lama ini, 
Arab Saudi, sang anak emas membantu  mentornya  melawan Rusia dengan politik 
bumi hangus dengan banting harga minyak,  Maunya sih bikin bangkrut Rusia.  
Tahu2 salah hitung, Rusia bukan saja tidak bangkrut, tapi malah masih bisa 
perang di Syria.  Malahan taktik bumi hangus ini  terbukti sudah  menjadi 
boomerang bagi Arab Saudi sendiri yang sebelumnya belum pernah pinjam uang, 
sekarang ter-birit2 cari pinjaman.  Sekarang mau merapat ke Rusia dan juga 
Tiongkok.  Dulu2 tidak pernah bisa dibayangkan bahwa raja Arab Saudi mau 
mengunjungi Rusia dan Tiongkok.  Jelas sekali ini suatu kemenangan politik bagi 
Putin.

 





[GELORA45] BPS: Tingkat Kemiskinan di RI Makin Parah Selama 6 Bulan

2017-10-06 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
http://bisnis.liputan6.com/read/3025513/bps-tingkat-kemiskinan-di-ri-makin-parah-selama-6-bulan


BPS: Tingkat Kemiskinan di RI Makin Parah Selama 6 Bulan

[image: Fiki Ariyanti] 

Fiki Ariyanti 

17 Jul 2017, 15:50 WIB

   -

[image: 20161031-Penduduk-Indonesia-Jakarta-IA]
Deretan
rumah semi permanen di bantaran Sungai Ciliwung, Manggarai, Jakarta
(31/10). Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan saat ini terdapat
13,5 juta penduduk Indonesia yang hidup miskin di lingkungan kumuh.
(Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan Indeks Kedalaman Kemiskinan dan
Indeks Keparahan Kemiskinan

di Indonesia meningkat masing-masing 1,83 dan 0,48 di Maret 2017 dibanding
realisasi September 2016 yang sebesar 1,74 dan 0,44. Jumlah penduduk miskin
di bulan ketiga ini sebanyak 27,77 juta orang dengan persentase 10,64
persen.



Indeks kedalaman kemiskinan mengindikasikan rata-rata pengeluaran penduduk
miskin cenderung menjauhi garis kemiskinan. Indeks keparahan kemiskinan
mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.



Kepala BPS, Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk mengungkapkan, Indeks
Kedalaman Kemiskinan naik dari 1,74 pada September 2016 menjadi 1,83 pada
Maret 2017.



*Liputan6.com, Jakarta* Baca Juga

   -

   Orang Miskin RI Banyak Habiskan Uang untuk Beli Beras dan Rokok
   

   -

   Orang Miskin Paling Banyak Tinggal di Provinsi Ini
   

   -

   Naik 6.900 Orang, Jumlah Orang Miskin di RI Capai 27,77 Juta
   




"Kalau indeks kedalaman meningkat, berarti tingkat kedalaman kemiskinan
semakin
dalam. Jarak antara rata-rata pengeluaran orang miskin dengan garis
kemiskinan semakin jauh, sehingga upaya mengentaskan penduduk miskin
menjadi lebih sulit lagi," kata dia di kantornya, Jakarta, Senin
(17/7/2017).



Indeks Kedalaman Kemiskinan di wilayah perkotaan pada Maret 2017 sebesar
1,24, sedangkan di wilayah perdesaan mencapai 2,49. Masing-masing meningkat
dibanding September tahun lalu yang sebesar 1,21 dan 2,32.



"Ini menunjukkan persoalan kemiskinan di desa lebih bermasalah dibanding
perkotaan," tegasnya.



Sementara untuk Indeks Keparahan Kemiskinan, tutur Kecuk, trennya hampir
sama dengan Indeks Kedalaman Kemiskinan, yakni naik dari 0,44 di September
2016 menjadi 0,48 di Maret 2017. Indeks keparahan kemiskinan ini
menunjukkan bahwa variasi pengeluaran penduduk miskin menjadi semakin
lebar.



"Paling curam peningkatan indeks keparahan kemiskinan di desa dari 0,59
menjadi 0,67. Sedangkan di kota dari 0,29 menjadi 0,31," ia menjelaskan.



xx


http://bisnis.liputan6.com/read/3027887/20-juta-rumah-tangga-ri-tak-punya-wc


20 Juta Rumah Tangga RI Tak Punya WC

[image: Septian Deny] 

Septian Deny 

19 Jul 2017, 12:45 WIB

   -

   0
   


352

[image: 20151224-Puncak macet]
Jalur
puncak macet membuat sejumlah pengendara memanfaatkan WC umum untuk
membuang hajat mereka. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)


*Liputan6.com, Jakarta -* Tingkat kesenjangan sosial antara perkotaan dan
pedesaan masih cukup tinggi. Salah satu faktanya yaitu soal ketersediaan
fasilitas sanitasi di desa yang masih rendah.

Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Pedesaan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Ahmad Erani Yustika
mengatakan, hingga saat ini, masih ada sekitar 20 juta rumah tangga di desa
yang belum memiliki WC.

"Saat ini ada 20 juta rumah tangga di desa tidak punya WC. Ini kalau
dikalikan 4 (anggota keluarga) ada 80 juta orang tidak mendapatkan ini
(fasilitas sanitasi yang baik)," ujar dia di kawasan Kalibata, Jakarta,
Rabu (19/7/2017).

Menurut Erani, contoh kasus ini tidak hanya terjadi di desa-desa yang
berlokasi di daerah pedalaman. Akan tetapi, kasus ini juga bisa ditemui di
wilayah pinggiran ibu kota.

Baca Juga

   -

   Ketimpangan Orang Miskin dan Kaya Stagnan, Ini Daerah Tertinggi
   

   -

   Buat Danai Infrastruktur, Utang RI Belum Bisa Kurangi Kemiskinan
   

Re: SV: [GELORA45] Orang Miskin Paling Banyak Tinggal di Provinsi Ini

2017-10-06 Terurut Topik Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
pada waktu musim panen, harga murah; waktu tidak panen harga jual sudah 
ditentukan harus jual seharga itu tidak boleh lebih mahal atau di-cap PKI.
kutipan berita:"Daerah pedesaan merupakan pusatnya orang miskin. Karena 51 
persen orang miskin bekerja di sektor pertanian," ujar dia.


---In GELORA45@yahoogroups.com,  wrote :

   Sekalipun miskin harta tapi tetap kaya keturunan. Anak  tetap banyak.

Den fredag, 6 oktober 2017 22:24 skrev "kh djie djiekh@... [GELORA45]" 
:


 Di pulau Jawa, kalau orang tidak punya tanah di desa dan pekerjaan, kalau 
miskin, miskin sekali.

2017-10-06 20:05 GMT+02:00 Sunny ambon ilmesengero@... [GELORA45] 
:

 





SV: [GELORA45] Orang Miskin Paling Banyak Tinggal di Provinsi Ini

2017-10-06 Terurut Topik S Manap rana...@yahoo.se [GELORA45]
   Sekalipun miskin harta tapi tetap kaya keturunan. Anak  tetap banyak. 

Den fredag, 6 oktober 2017 22:24 skrev "kh djie dji...@gmail.com 
[GELORA45]" :
 

     Di pulau Jawa, kalau orang tidak punya tanah di desa dan pekerjaan, kalau 
miskin, miskin sekali.

2017-10-06 20:05 GMT+02:00 Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45] 
:

     Bagaimana bisa terjadi kemiskinan dipulau Jawa? Bukankah selama ini yang 
disebut pembangunanterkonsentrasi di pulau Jawa dan oleh karena itu 
disebutJawasentris. Kalau kemiskinan di luar pulau Jawa dapat dipahamikarena 
selama ini tidak ada kesiriusan investasi obyek-obyekpembangunan yang dapat 
menampung tenaga kerja yang bertambah tiaptahun dengan demikiandari tahun 
bertambah pengangguran yang samaartinya makin bertambah orang miskin. Itulah 
sekadar gambaransederhannya.
http://bisnis.liputan6.com/ read/3025410/orang-miskin- 
paling-banyak-tinggal-di- provinsi-ini 
Orang Miskin Paling Banyak Tinggal di Provinsi Ini
   Fiki Ariyanti 17 Jul 2017, 14:45 WIB  Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat 
Statistik (BPS) menyebut, jumlah penduduk orang miskin di Indonesia mencapai 
27,77 juta orang pada Maret 2017. Paling banyak berada di pedesaan sebanyak 
17,10 juta orang miskin, dan tersebar di Pulau Jawa, salah satu yang tertinggi 
di Jawa Timur sebanyak 4,62 juta orang. Kepala BPS, Suhariyanto atau yang akrab 
disapa Kecuk mengungkapkan, jumlah penduduk miskin pada Maret ini sebanyak 
27,77 juta orang dengan persentase atau tingkat kemiskinan 10,64 persen. 
Realisasi tersebut bertambah 10 ribu orang dibanding September 2016 yang 
sebanyak 27,76 juta orang. Sedangkan dibanding Maret 2016 yang sebanyak 28,01 
juta orang, jumlah penduduk miskin di bulan ketiga 2017 ini mengalami penurunan 
240 ribu orang. Baca Juga
   - Obama: Masyarakat Dunia Harus Tutup Jurang Si Kaya dan Miskin  
   - ‎BPS: Rata-rata Gaji Buruh Wanita Lebih Rendah Dibanding Pria  
 "Prosentase penduduk miskin antara desa dan kota sangat timpang, yakni di kota 
7,72 persen, tapi di desa hampir dua kali lipatnya sebesar 13,83 persen. Jadi 
ini menunjukkan persoalan kemiskinan ada di desa," ujar Kecuk saat Konferensi 
Pers di kantornya, Jakarta, Senin (17/7/2017). Dirinci lebih dalam, jumlah 
penduduk miskin yang ada di kota pada Maret 2017 mencapai 10,67 juta orang. 
Sedangkan jumlah orang miskin di desa jauh lebih besar sebanyak 17,10 juta 
orang. "Daerah pedesaan merupakan pusatnya orang miskin. Karena 51 persen orang 
miskin bekerja di sektor pertanian," ujar dia. Kecuk menyarankan, pemerintah 
perlu memberikan perhatian dan berupaya menurunkan angka kemiskinan di 
pedesaan. Salah satu kuncinya menyejahterakan para petani dan mendorong 
kenaikan upah buruh petani di desa. "Kunci menurunkan angka kemiskinan memang 
mengentaskan kemiskinan yang ada di desa. Tapi tetap harus memperhatikan 
kemiskinan di kota, karena karakteristik kemiskinan di kota dan desa berbeda, 
jadi sentuhannya harus beda," ia menerangkan. Dari data BPS, jumlah penduduk 
miskin di kota pada Maret ini mengalami kenaikan menjadi 10,67 juta orang 
dibanding September lalu yang sebanyak 10,49 juta orang dan 10,34 juta orang 
pada Maret 2016. "Memang terjadi urbanisasi dari desa ke kota, sehingga 
kelihatannya orang miskin di kota menjadi lebih banyak. Tapi pada kenyataannya, 
buruh di desa masih banyak termasuk di sektor pertanian," kata Deputi Bidang 
Statistik Sosial, M. Sairi Hasbullah.Kondisi pemukiman di kawasan Tanah Abang, 
Jakarta, Kamis (5/1).Jumlah penduduk miskin hingga September tahun lalu turun 
menjadi27,76 juta orang apabila dibandingkan dengan Maret 2016 sebanyak28,01 
juta orang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat 
Statistik (BPS)menyebut, jumlah penduduk orang miskin di Indonesia mencapai 
27,77juta orang pada Maret 2017. Paling banyak berada di pedesaan sebanyak17,10 
juta orangmiskin, dan tersebar di Pulau Jawa, salah satu yang tertinggi diJawa 
Timur sebanyak 4,62 juta orang.Kepala BPS,Suhariyanto atau yang akrab disapa 
Kecuk mengungkapkan, jumlahpenduduk miskin pada Maret ini sebanyak 27,77 juta 
orang denganpersentase atau tingkat kemiskinan 10,64 persen. Realisasi 
tersebutbertambah 10 ribu orang dibanding September 2016 yang sebanyak 
27,76juta orang.Sedangkan dibanding Maret 2016 yang sebanyak 28,01 juta 
orang,jumlah penduduk miskin di bulan ketiga 2017 ini mengalami penurunan240 
ribu orang.Baca Juga   
   - Donald Trump: Saya Tak Mau Orang Miskin Pimpin Ekonomi AS  
   - Obama: Masyarakat Dunia Harus Tutup Jurang Si Kaya dan Miskin  
   - ‎BPS: Rata-rata Gaji Buruh Wanita Lebih Rendah Dibanding Pria 
"Prosentasependuduk miskin antara desa dan kota sangat timpang, yakni di 
kota7,72 persen, tapi di desa hampir dua kali lipatnya sebesar 13,83persen. 
Jadi ini menunjukkan persoalan kemiskinan ada di desa,"ujar Kecuk saat 
Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Senin(17/7/2017).Dirinci lebih dalam, 
jumlah penduduk miskin yang 

Re: [GELORA45] Orang Miskin Paling Banyak Tinggal di Provinsi Ini

2017-10-06 Terurut Topik kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
Di pulau Jawa, kalau orang tidak punya tanah di desa dan pekerjaan, kalau
miskin, miskin sekali.


2017-10-06 20:05 GMT+02:00 Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45] <
GELORA45@yahoogroups.com>:

>
>
> *Bagaimana bisa terjadi kemiskinan di pulau Jawa? Bukankah selama ini yang
> disebut pembangunan terkonsentrasi di pulau Jawa dan oleh karena itu
> disebut Jawasentris. Kalau kemiskinan di luar pulau Jawa dapat dipahami
> karena selama ini tidak ada kesiriusan investasi obyek-obyek pembangunan
> yang dapat menampung tenaga kerja yang bertambah tiap tahun dengan
> demikiandari tahun bertambah pengangguran yang sama artinya makin bertambah
> orang miskin. Itulah sekadar gambaran sederhannya.*
>
>
> http://bisnis.liputan6.com/read/3025410/orang-miskin-
> paling-banyak-tinggal-di-provinsi-ini
> Orang Miskin Paling Banyak Tinggal di Provinsi Ini
>
> [image: Fiki Ariyanti] 
>
> Fiki Ariyanti 
>
> 17 Jul 2017, 14:45 WIB
>
> *Liputan6.com, Jakarta -* Badan Pusat Statistik (BPS
> )
> menyebut, jumlah penduduk orang miskin di Indonesia mencapai 27,77 juta
> orang pada Maret 2017. Paling banyak berada di pedesaan sebanyak 17,10 juta 
> orang
> miskin
> ,
> dan tersebar di Pulau Jawa, salah satu yang tertinggi di Jawa Timur
> sebanyak 4,62 juta orang.
>
> Kepala BPS
> ,
> Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk mengungkapkan, jumlah penduduk
> miskin pada Maret ini sebanyak 27,77 juta orang dengan persentase atau
> tingkat kemiskinan 10,64 persen. Realisasi tersebut bertambah 10 ribu orang
> dibanding September 2016 yang sebanyak 27,76 juta orang.
>
> Sedangkan dibanding Maret 2016 yang sebanyak 28,01 juta orang, jumlah
> penduduk miskin di bulan ketiga 2017 ini mengalami penurunan 240 ribu orang.
>
> Baca Juga
>
>-
>
>Obama: Masyarakat Dunia Harus Tutup Jurang Si Kaya dan Miskin
>
> 
>-
>
>‎BPS: Rata-rata Gaji Buruh Wanita Lebih Rendah Dibanding Pria
>
> 
>
> "*Prosentase* penduduk miskin antara desa dan kota sangat timpang, yakni
> di kota 7,72 persen, tapi di desa hampir dua kali lipatnya sebesar 13,83
> persen. Jadi ini menunjukkan persoalan kemiskinan ada di desa," ujar Kecuk
> saat Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Senin (17/7/2017).
>
> Dirinci lebih dalam, jumlah penduduk miskin yang ada di kota pada Maret
> 2017 mencapai 10,67 juta orang. Sedangkan jumlah orang miskin di desa jauh
> lebih besar sebanyak 17,10 juta orang.
>
> "Daerah pedesaan merupakan pusatnya orang miskin. Karena 51 persen orang
> miskin bekerja di sektor pertanian," ujar dia.
>
> Kecuk menyarankan, pemerintah perlu memberikan perhatian dan berupaya
> menurunkan angka kemiskinan di pedesaan. Salah satu kuncinya
> menyejahterakan para petani dan mendorong kenaikan upah buruh petani di
> desa.
>
> "Kunci menurunkan angka kemiskinan memang mengentaskan kemiskinan yang ada
> di desa. Tapi tetap harus memperhatikan kemiskinan di kota, karena
> karakteristik kemiskinan di kota dan desa berbeda, jadi sentuhannya harus
> beda," ia menerangkan.
>
> Dari data BPS, jumlah penduduk miskin
> 
> di kota pada Maret ini mengalami kenaikan menjadi 10,67 juta orang
> dibanding September lalu yang sebanyak 10,49 juta orang dan 10,34 juta
> orang pada Maret 2016.
>
> "Memang terjadi urbanisasi dari desa ke kota, sehingga kelihatannya orang
> miskin di kota menjadi lebih banyak. Tapi pada kenyataannya, buruh di desa
> masih banyak termasuk di sektor pertanian," kata Deputi Bidang Statistik
> Sosial, M. Sairi Hasbullah.
>
> Kondisi pemukiman di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Kamis (5/1). Jumlah
> penduduk miskin hingga September tahun lalu turun menjadi 27,76 juta orang
> apabila dibandingkan dengan Maret 2016 sebanyak 28,01 juta orang.
> (Liputan6.com/Angga Yuniar)
>
> *Liputan6.com, Jakarta -* Badan Pusat Statistik (BPS
> )
> menyebut, jumlah penduduk orang miskin di Indonesia mencapai 27,77 juta
> orang pada Maret 2017. Paling banyak berada di pedesaan sebanyak 17,10 juta 
> orang
> miskin
> ,
> dan tersebar di Pulau Jawa, salah satu yang tertinggi di Jawa Timur
> sebanyak 4,62 juta orang.
>
> Kepala BPS
> 

[GELORA45] Orang Miskin Paling Banyak Tinggal di Provinsi Ini

2017-10-06 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
*Bagaimana bisa terjadi kemiskinan di pulau Jawa? Bukankah selama ini yang
disebut pembangunan terkonsentrasi di pulau Jawa dan oleh karena itu
disebut Jawasentris. Kalau kemiskinan di luar pulau Jawa dapat dipahami
karena selama ini tidak ada kesiriusan investasi obyek-obyek pembangunan
yang dapat menampung tenaga kerja yang bertambah tiap tahun dengan
demikiandari tahun bertambah pengangguran yang sama artinya makin bertambah
orang miskin. Itulah sekadar gambaran sederhannya.*


http://bisnis.liputan6.com/read/3025410/orang-miskin-paling-banyak-tinggal-di-provinsi-ini
Orang Miskin Paling Banyak Tinggal di Provinsi Ini

[image: Fiki Ariyanti] 

Fiki Ariyanti 

17 Jul 2017, 14:45 WIB

*Liputan6.com, Jakarta -* Badan Pusat Statistik (BPS
)
menyebut, jumlah penduduk orang miskin di Indonesia mencapai 27,77 juta
orang pada Maret 2017. Paling banyak berada di pedesaan sebanyak 17,10
juta orang
miskin
,
dan tersebar di Pulau Jawa, salah satu yang tertinggi di Jawa Timur
sebanyak 4,62 juta orang.

Kepala BPS
,
Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk mengungkapkan, jumlah penduduk
miskin pada Maret ini sebanyak 27,77 juta orang dengan persentase atau
tingkat kemiskinan 10,64 persen. Realisasi tersebut bertambah 10 ribu orang
dibanding September 2016 yang sebanyak 27,76 juta orang.

Sedangkan dibanding Maret 2016 yang sebanyak 28,01 juta orang, jumlah
penduduk miskin di bulan ketiga 2017 ini mengalami penurunan 240 ribu orang.

Baca Juga

   -

   Obama: Masyarakat Dunia Harus Tutup Jurang Si Kaya dan Miskin
   

   -

   ‎BPS: Rata-rata Gaji Buruh Wanita Lebih Rendah Dibanding Pria
   


"*Prosentase* penduduk miskin antara desa dan kota sangat timpang, yakni di
kota 7,72 persen, tapi di desa hampir dua kali lipatnya sebesar 13,83
persen. Jadi ini menunjukkan persoalan kemiskinan ada di desa," ujar Kecuk
saat Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Senin (17/7/2017).

Dirinci lebih dalam, jumlah penduduk miskin yang ada di kota pada Maret
2017 mencapai 10,67 juta orang. Sedangkan jumlah orang miskin di desa jauh
lebih besar sebanyak 17,10 juta orang.

"Daerah pedesaan merupakan pusatnya orang miskin. Karena 51 persen orang
miskin bekerja di sektor pertanian," ujar dia.

Kecuk menyarankan, pemerintah perlu memberikan perhatian dan berupaya
menurunkan angka kemiskinan di pedesaan. Salah satu kuncinya
menyejahterakan para petani dan mendorong kenaikan upah buruh petani di
desa.

"Kunci menurunkan angka kemiskinan memang mengentaskan kemiskinan yang ada
di desa. Tapi tetap harus memperhatikan kemiskinan di kota, karena
karakteristik kemiskinan di kota dan desa berbeda, jadi sentuhannya harus
beda," ia menerangkan.

Dari data BPS, jumlah penduduk miskin

di kota pada Maret ini mengalami kenaikan menjadi 10,67 juta orang
dibanding September lalu yang sebanyak 10,49 juta orang dan 10,34 juta
orang pada Maret 2016.

"Memang terjadi urbanisasi dari desa ke kota, sehingga kelihatannya orang
miskin di kota menjadi lebih banyak. Tapi pada kenyataannya, buruh di desa
masih banyak termasuk di sektor pertanian," kata Deputi Bidang Statistik
Sosial, M. Sairi Hasbullah.

Kondisi pemukiman di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Kamis (5/1). Jumlah
penduduk miskin hingga September tahun lalu turun menjadi 27,76 juta orang
apabila dibandingkan dengan Maret 2016 sebanyak 28,01 juta orang.
(Liputan6.com/Angga Yuniar)

*Liputan6.com, Jakarta -* Badan Pusat Statistik (BPS
)
menyebut, jumlah penduduk orang miskin di Indonesia mencapai 27,77 juta
orang pada Maret 2017. Paling banyak berada di pedesaan sebanyak 17,10
juta orang
miskin
,
dan tersebar di Pulau Jawa, salah satu yang tertinggi di Jawa Timur
sebanyak 4,62 juta orang.

Kepala BPS
,
Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk mengungkapkan, jumlah penduduk
miskin pada Maret ini sebanyak 27,77 juta orang dengan persentase atau
tingkat kemiskinan 10,64 persen. Realisasi tersebut bertambah 10 ribu orang
dibanding September 2016 yang sebanyak 27,76 juta orang.

Sedangkan dibanding Maret 2016 yang sebanyak 28,01 juta orang, jumlah
penduduk miskin di bulan ketiga 2017 ini 

[GELORA45] Saudi Arabia - Putin - China

2017-10-06 Terurut Topik kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
Saudi King, Vladimir Putin clinch billion-dollar energy, arms deals on
landmark Russia visit


Percaturan politik internasional berjalan dengan sangat cepat.  Belum lama
ini, Arab Saudi, sang anak emas membantu  mentornya  melawan Rusia dengan
politik bumi hangus dengan banting harga minyak,  Maunya sih bikin bangkrut
Rusia.  Tahu2 salah hitung, Rusia bukan saja tidak bangkrut, tapi malah
masih bisa perang di Syria.  Malahan taktik bumi hangus ini  terbukti sudah
 menjadi boomerang bagi Arab Saudi sendiri yang sebelumnya belum pernah
pinjam uang, sekarang ter-birit2 cari pinjaman.  Sekarang mau merapat ke
Rusia dan juga Tiongkok.  Dulu2 tidak pernah bisa dibayangkan bahwa raja
Arab Saudi mau mengunjungi Rusia dan Tiongkok.  Jelas sekali ini suatu
kemenangan politik bagi Putin.


Re: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana

2017-10-06 Terurut Topik Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
Saya kenal banyak orang, terutama generai muda, yang sama sekali tidak punya 
latar belakang keluarga korban 65 dengan jelas dan gamblang menyatakan bahwa 
yang bunuh 6 jenderal dan 1 kapten adalah Cakrabirawa, artinya TENTARA. Kalau 
orang mau mengakui bahwa itulah faktanya, maka  anak-anak para jenderal itu, 
seperti Letjen Agus Wijoyo, kalau mau rekonsiliasi, ya SEHARUSNYA dengan 
anak-anak para PEMBUNUH ayah mereka, yaitu anggota Cakrabirawa yang melakukan 
serangan, penculikan dan pembunuhan itu, bukan? Mengapa mereka 
ber"rekonsiliasi" dengan satu dua anak penggede PKI dan anggota Gerwani atau 
korban pemenjaraan, penyiksaan dan pembuangan rezim Suharto??? Kelihatannya, 
sementara anak penggede PKI dan sementara korban 65 yang tampil untuk jadi 
"contoh" rekonsiliasi dengan sementara anak jenderal-jenderal, tidak sadar 
bahwa mereka digunakan oleh media dan "otak" di belakang etalase rekonsiliasi 
justru untuk terus memfitnah PKI sebagai "pembunuh" 6 jenderal dan kapten 
itu.Dan disini masuk peran si remo dan renegad Chan yang membantu pendukung 
ORBA dengan turut mengorek-ngorek 'kejahatan' PKI untuk "membuktikan" dan 
menuntut PKI untuk bertanggung jawab atas banjir darah 65-66 
Letjen Agus Wijoyo walaupun sudah mengakui dan percaya bahwa keenam jenderal 
dan kapten itu tidak disiksa atau disayat-sayat badannya dan kemaluannya, tapi 
TETAP MENGANGGAP PKI MELAKUKAN PEMBUNUHAN DAN MENEROR MASYARAKAT.  Dibawah ini 
kata-katanya:…” PKI harus bertanggung jawabatas kekerasan yang mereka lakukan 
di tahun 1948, pada 1 Oktober 1965 dansebelumnya. Mereka melakukan pembunuhan 
dan meneror masyarakat. Puncaknyaadalah membunuh para jenderal di malam kelam 
tersebut.”.

Pandangan Agus Wijoyo ini PADA HAKEKATNYA senafas dengan pandangannya si Remo 
dan renegad Chan. Kelihatan sekali kebenciannya terhadap PKI. Yah, tidak 
heran!!! Dan juga kelihatan  letjen Agus Wijoyo tidak berbeda dari para 
jenderal yang sampai sekarang terus mempertahankan pandangan bahwa PKI dalang 
G30 S dan memberontak!!!
Saya ingat dulu si Pelana Kuda alias Atjong dikeluarkan oleh Chan dari milis 
Gelora 45, disebabkan oleh sikapnya yang sangat membenci PKI dan bersyukur 
adanya penindasan Suharto yang dianggapnya sebagai penyelamat Indonesia. Saya 
tidak tahu apa anda ingat itu? Ehtahu-tahunya secara diam-diam diterima 
kembali si Pelana Kuda. Bahkan Chan turut mempropagandakan penjualan CD 
musiknya Pelana Kuda. Saya sama sekali tidak heran melihat tingkah lakunya si 
Chan. Chan dan Pelana Kuda samaKarena saya belajar dari pengalaman dan 
sejarah, orang remo adalah pembantu kaum imperialis dan sudah tentu juga 
antek-antek lokalnya. Karena remo menghilangkan kontradiksi dan perjuangan 
kelas yang memudahkannya untuk loncat ke seberang barisan di mana dulu dia 
berada. 
 

On Thursday, October 5, 2017 10:22 PM, "Jonathan Goeij 
jonathango...@yahoo.com [GELORA45]"  wrote:
 

  Saya rasa Wikana menjadi salah satu dari sekian banyak orang yang hilang 
tidak ketentuan rimbanya dijemput tentara.
Si Agus Wijoyo saya rasa sedang berada di-awang2 menikmati sanjungan seakan 
dirinya orang berjiwa besar yang memaafkan.

On Thursday, October 5, 2017, 11:04:27 AM PDT, Tatiana Lukman 
 wrote:  
 
 Dan bagaimana nasib Wikana setelah G30S? Setelah dijemput tentara, lantas 
hilang tidak diketahui apa yang terjadi??? Ada yang tahu apa yang terjadi 
dengan dirinya? KALAU memang benar Wikana hilang, tak diketahui apa yang 
terjadi dengan dirinya, maka ia hanya satu dari puluhan ribu atau ratusan ribu 
yang hilang lenyap seperti ditelan bumi Bukannya saya tidak merasakan 
kesedihan dari anak-anak para jenderal yang dibunuh tentara juga. Tapi 
jutaan harus mati, dipenjara, disiksa dan dihilangkan untuk "membalas" kematian 
6 jenderal dan seorang kapten!!! Seperti banyak terjadi di jaman Nazi, untuk 
seorang tentara Nazi yang terbunuh, penduduk sekampung harus 
matiPersahabatan, undangan makan, silaturahmi antara anak-anak para 
jenderal dan keluarga serta korban genosida adalah urusan pribadi. Yang menarik 
perhatian, Agus tidak henti-hentinya menggunakan kesempatan silaturahmi dan 
rekonsiliasi untuk "mengingatkan" akan "kejahatan" dan 'hutang darah" PKI baik 
di aksi sepihak, peristiwa Madiun atau kejadian lain. 

   

 On Tuesday, October 3, 2017 6:15 PM, "jonathango...@yahoo.com [GELORA45]" 
 wrote:
 

     

(Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana
Wikana [Gambar/Sabit]

Reporter: Petrik Matanasi10 November, 2016
   
   - Wikana jadi juru bicara dan pemimpin kelompok muda
   - Hatta berkeras tak mau dipaksa untuk segera proklamasi
   - Tanpa Wikana Proklamasi tak akan berjalan lancar terjadi

Proklamasi 17 Agustus 1945 tak bisa dilepaskan dari peran Wikana dan 
pemuda-pemuda lain yang bersamanya mendesak golongan tua yang ragu untuk 
menyegerakan pernyataan kemerdekaan.
tirto.id - Golongan tua, yang kemudian dicap kolaborator Jepang, 

Re: [GELORA45] MPR: Indonesia hadapi tantangan kemiskinan

2017-10-06 Terurut Topik kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
Kalau miskinnya sudah bertahun tahun, dan di keluarga itu ada yang jatuh
sakit kronis atau ada anak2nya yang karena kekurangan gizi dari kecil daya
pikirnya kurang, atau badannya lemah sehingga susah cari kerja, memang
sulit untuk bangkit kembali.

2017-10-06 18:18 GMT+02:00 Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45] <
GELORA45@yahoogroups.com>:

>
>
> *Apa sebab mau dimiskinkan dan dibodohkan?*
>
>
> http://www.antaranews.com/berita/656532/mpr-indonesia-
> hadapi-tantangan-kemiskinan?utm_source=populer_home_
> medium=populer_campaign=news
>
>
> *MPR: Indonesia hadapi tantangan kemiskinan*
>
> Kamis, 5 Oktober 2017 01:59 WIB | 4.483 Views
>
> Pewarta: Panca Hari Prabowo
>
> [image: MPR: Indonesia hadapi tantangan kemiskinan]Wakil Ketua MPR
> Mahyudin. (ANTARA News/Try Reza Essra)
>
>
> Dalam Istilah agama kefakiran itu adalah jalan menuju kekafiran, dan itu
> sangat berbahaya."
>
> Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR RI Mahyudin mengatakan bangsa
> Indonesia saat ini masih menghadapi sejumlah tantangan, antara lain
> kemiskinan dan kebodohan yang perlu ditangani secara serius sehingga bisa
> menjadi negara yang maju dan sejahtera.
>
> Dalam cita-cita kemerdekaan mengamanatkan pencapaian kesejahteraan bangsa,
> ujarnya dalam sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Universitas Islam
> Jakarta, Rabu (4/10).
>
> Ia mengatakan kemiskinan dan kebodohan dapat menghalangi cita-cita
> kemerdekaan Indonesia, seperti yang tertuang dalam pembukaan UUD Negara
> Republik Indonesia Tahun 1945.
>
> Bukti kemiskinan yang menimpa Indonesia adalah penghasilan perkapita
> penduduk Indonesia masih jauh lebih kecil dibanding negara-negara maju.
>
> Adalun kebodohan yang menimpa Indonesia bisa dilihat dari banyaknya produk
> asing yang memenuhi pasar domestik, ujarnya.
>
> Kedua persoalan itu, dinilai Mahyudin harus segera dientaskan. Apalagi,
> keduanya merupakan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Selama keduanya belum
> teratasi, berarti cita-cita Indonesia merdeka belumlah tercapai.
>
> "Dalam Istilah agama kefakiran itu adalah jalan menuju kekafiran, dan itu
> sangat berbahaya", katanya.
>
> Meskipun, ia menambahkan untuk mencapai Indonesia yang pintar dan kaya itu
> tidaklah gampang karena banyak bangsa-bangsa lain yang tidak menghendaki
> Indonesia menjadi negara yang maju agar mereka bisa menjajah dan menguasai
> sumberdaya alam Nusantara.
>
> Editor: Priyambodo RH
>
>
> 
>


[GELORA45] As'ad: Pancasila hasil ijtihad ulama dan nasionalis

2017-10-06 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
*Pancasila sangat banyak penciptanya.*


http://www.antaranews.com/berita/656838/asad-pancasila-hasil-ijtihad-ulama-dan-nasionalis


*As'ad: Pancasila hasil ijtihad ulama dan nasionalis*

Jumat, 6 Oktober 2017 14:39 WIB | 1.302 Views

Pewarta: Sigit Pinardi

[image: As'ad: Pancasila hasil ijtihad ulama dan nasionalis]Wakil Ketua
Umum PB NU As'ad Said Ali. (ANTARA FOTO/Zarqoni Maksum)


Jakarta (ANTARA News) - Pancasila merupakan hasil ijtihad ulama dan
kelompok nasionalis dalam merumuskan dasar negara Indonesia yang majemuk,
kata mantan Wakil Ketua Umum PB NU KH As'ad Said Ali.

"Pancasila diramu dengan cara mengawinkan sistem berbasis modern dengan
Islam dan kondisi yang ada di Indonesia," katanya di Jakarta, Jumat.

Menurut Asad, Pancasila mampu menyinkronkan hukum adat dan hukum Islam yang
berlaku sebelumnya di berbagai kerajaan di Nusantara dengan hukum modern
yang terus berubah sesuai perkembangan zaman.

Bersama semboyan Bhinneka Tunggal Ika, kata penulis buku "Negara Pancasila:
Jalan Keselamatan Berbangsa" itu, Pancasila terbukti mampu menyatukan
keragaman yang ada di Indonesia, yang terdiri dari 1.340 suku.

"Pancasila juga menjamin hak kolektif seluruh warga negara tanpa membedakan
identitas," kata mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu.

Saat ini, menurut As'ad, ada tantangan besar untuk tetap menjaga Pancasila
sebagai pandangan berbangsa dan bernegara karena ada beberapa kelompok yang
memiliki pandangan yang bertentangan dan bahkan menolak dasar negara
tersebut.

Ia mengapreasi langkah pemerintah untuk mengokohkan kembali nilai-nilai
Pancasila. Menurut dia, Presiden Joko Widodo membuat langkah tepat dan
tegas dengan membuat peraturan yang melindungi Pancasila.

"Pancasila harus kembali seperti dulu, yang dapat menjadi pemersatu bangsa
Indonesia," kata pemegang gelar doktor honoris causa bidang hukum dari
Universitas Diponegoro ini.

COPYRIGHT © ANTARA 2017


[GELORA45] MPR: Indonesia hadapi tantangan kemiskinan

2017-10-06 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
*Apa sebab mau dimiskinkan dan dibodohkan?*


http://www.antaranews.com/berita/656532/mpr-indonesia-hadapi-tantangan-kemiskinan?utm_source=populer_home_medium=populer_campaign=news


*MPR: Indonesia hadapi tantangan kemiskinan*

Kamis, 5 Oktober 2017 01:59 WIB | 4.483 Views

Pewarta: Panca Hari Prabowo

[image: MPR: Indonesia hadapi tantangan kemiskinan]Wakil Ketua MPR
Mahyudin. (ANTARA News/Try Reza Essra)


Dalam Istilah agama kefakiran itu adalah jalan menuju kekafiran, dan itu
sangat berbahaya."

Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR RI Mahyudin mengatakan bangsa
Indonesia saat ini masih menghadapi sejumlah tantangan, antara lain
kemiskinan dan kebodohan yang perlu ditangani secara serius sehingga bisa
menjadi negara yang maju dan sejahtera.

Dalam cita-cita kemerdekaan mengamanatkan pencapaian kesejahteraan bangsa,
ujarnya dalam sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Universitas Islam
Jakarta, Rabu (4/10).

Ia mengatakan kemiskinan dan kebodohan dapat menghalangi cita-cita
kemerdekaan Indonesia, seperti yang tertuang dalam pembukaan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

Bukti kemiskinan yang menimpa Indonesia adalah penghasilan perkapita
penduduk Indonesia masih jauh lebih kecil dibanding negara-negara maju.

Adalun kebodohan yang menimpa Indonesia bisa dilihat dari banyaknya produk
asing yang memenuhi pasar domestik, ujarnya.

Kedua persoalan itu, dinilai Mahyudin harus segera dientaskan. Apalagi,
keduanya merupakan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Selama keduanya belum
teratasi, berarti cita-cita Indonesia merdeka belumlah tercapai.

"Dalam Istilah agama kefakiran itu adalah jalan menuju kekafiran, dan itu
sangat berbahaya", katanya.

Meskipun, ia menambahkan untuk mencapai Indonesia yang pintar dan kaya itu
tidaklah gampang karena banyak bangsa-bangsa lain yang tidak menghendaki
Indonesia menjadi negara yang maju agar mereka bisa menjajah dan menguasai
sumberdaya alam Nusantara.

Editor: Priyambodo RH


[GELORA45] Film G30S untuk milenial: celah rekonsiliasi atau polarisasi?

2017-10-06 Terurut Topik Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]

Film G30S untuk milenial: celah rekonsiliasi atau polarisasi?


| 
| 
| 
|  |  |

 |

 |
| 
|  | 
Film G30S untuk milenial: celah rekonsiliasi atau polarisasi?

Ayu Diasti Rahmawati

Presiden Joko Widodo memerintahkan membuat versi baru dari film 30 September 
1965 untuk milenial, di tengah mara...
 |

 |

 |



October 6, 2017 5.38am EDT

Polarisasi atau rekonsiliasi? Shutterstock

Ayu Diasti Rahmawati
Lecturer of International Relations and Researcher at Institute of 
International Studies, Universitas Gadjah Mada
Film produksi Orde Baru berjudul “Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI” baru-baru 
ini mengemuka lagi dalam perdebatan publik setelah Panglima TNI Jenderal Gatot 
Nurmantyo memerintahkan “nonton bersama” film tersebut. Presiden Joko Widodo 
pun turut meramaikan perdebatan melalui usulnya untuk memperbarui film itu agar 
cocok untuk generasi milenial.


Perlu tidaknya film seputar tragedi 1965 diputar ulang atau diperbarui 
mengundang pro kontra. Beberapa pihak setuju film tersebut perlu diputar di 
stasiun televisi karena generasi muda perlu belajar sejarah, atau bahkan karena 
dianggap mewakili sejarah yang sebenarnya.

Sementara pihak yang lain berpendapat film tersebut tak layak tonton karena 
terlalu banyak memuat adegan kekerasan, maupun berpotensi memunculkan kembali 
stigma pada para korban pembantaian pasca malam 30 September 1965.

Pertanyaan saya, sejauh apa upaya untuk mendorong pemutaran film G30S mampu 
memberi celah bagi upaya menyembuhkan trauma kolektif itu?

Sebagai medium, film dapat mendorong kekerasan maupun perdamaian. Apa yang 
harus kita pertimbangkan agar penggunaan medium film untuk memperkenalkan 
generasi milenial pada sejarah Indonesia—khususnya Tragedi 1965—mampu memberi 
celah bagi rekonsiliasi, dan bukan malah melanggengkan narasi kekerasan dan 
menciptakan polarisasi?

Bagaimana memaknai rekonsiliasi?

Rekonsiliasi pada umumnya dibayangkan sebagai suatu kondisi yang akan segera 
tercapai setelah masing-masing pihak bertemu (biasanya pemimpin dari 
kelompok-kelompok yang bertikai), berunding untuk menyelesaikan permasalahan di 
antara mereka, berjabat tangan, dan menghasilkan suatu kesepakatan bersama.

Atau, rekonsiliasi juga dibayangkan terjadi setelah sebuah mekanisme 
penyelesaian konflik diterapkan, seperti perjanjian damai, keadilan 
transisional, komisi kebenaran, dan pendirian memorial. Pada level sikap, 
rekonsiliasi juga seringkali dipahami sebagai tindakan memaafkan (forgive) 
sembari melupakan (forget) pengalaman bertikai dengan harapan masing-masing 
pihak dapat kembali melanjutkan hidup, “sama-sama dari nol”.

Seorang ahli rekonsiliasi, Lederach, berargumen setidaknya cara pandang yang 
menitikberatkan pada mekanisme penyelesaian konflik menyimpan dua kelemahan.

Pertama, keberadaan mekanisme-mekanisme tersebut memang penting bagi 
rekonsiliasi, tetapi tercapai tidaknya rekonsiliasi hanya bisa diukur dari 
bagaimana pihak-pihak yang bertikai berhubungan satu sama lain setelahnya. 
Rekonsiliasi itu soal relasi—bagaimana mengembalikan hubungan yang rusak antara 
pihak-pihak yang bertikai dan membangun interaksi yang lebih damai di antara 
keduanya.

Artinya, rekonsiliasi bukanlah sekadar hasil atau tujuan, tetapi juga proses. 
Mekanisme-mekanisme penyelesaian konflik di atas akan kehilangan artinya jika 
dalam prosesnya justru menumbuhkan kecurigaan, mempertebal prasangka, 
memperlebar jurang perbedaan, sehingga semakin memberi peluang bagi 
masing-masing pihak untuk memandang pihak lainnya sebagai musuh.

Kedua, rekonsiliasi bukanlah pelupaan (forgetting). Membangun perdamaian 
setelah pertikaian mengharuskan semua pihak mengakui pengalaman-pengalaman 
kekerasannya serta di mana masing-masing pihak berada saat kekerasan terjadi 
(truth), lalu merefleksikannya untuk mendorong pemaafan (mercy) dan pemenuhan 
rasa keadilan (justice). Rekonsiliasi justru ditandai dengan kemauan untuk 
mengingat (remembrance) dan mempelajari akar-akar permasalahannya sehingga 
kekerasan serupa tidak terulang lagi di masa depan.

Dalam konteks Gerakan 30 September dan Tragedi 1965, proses rekonsiliasi di 
atas mungkin akan terasa sedikit rumit dan berliku karena kekerasan yang 
bertumpuk.

Peristiwa malam 30 September merupakan sebuah peristiwa politik yang tidak 
dapat dilepas dari konteks politik global dan nasional saat Perang Dingin. 
Namun episode kekerasan yang terjadi setelahnya menunjukkan bagaimana penguasa 
secara sadar berupaya membersihkan “lawan-lawan politiknya” dengan memanfaatkan 
benih-benih permusuhandi level akar rumput di beberapa daerah di Indonesia.

Sehingga perlu diakui bahwa Tragedi 1965, bagi sebagian orang, pertama-tama 
dialami serta diingat (dan karenanya seringkali tampak) sebagai konflik 
horizontal di level komunal–antara kelompok komunis versus kelompok agamais, 
kelompok komunis versus kelompok nasionalis, antartetangga, sesama mahasiswa 
dan guru, pegiat PKK, aktivis partai, dan sebagainya–alih-alih sebagai 
kekerasan oleh negara dan 

[GELORA45] Menko Darmin: RI Sudah Susah Kurangi Jumlah Orang Miskin

2017-10-06 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
http://bisnis.liputan6.com/read/3025829/menko-darmin-ri-sudah-susah-kurangi-jumlah-orang-miskin
Menko Darmin: RI Sudah Susah Kurangi Jumlah Orang Miskin

[image: Fiki Ariyanti] 

17 Jul 2017, 20:00 WIB

[image: 20170105-Kemiskinan-AY1]


Kondisi pemukiman di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Kamis (5/1). Jumlah
penduduk miskin hingga September tahun lalu turun menjadi 27,76 juta orang
apabila dibandingkan dengan Maret 2016 sebanyak 28,01 juta orang.
(Liputan6.com/Angga Yuniar)

*Liputan6.com, Jakarta -* Pemerintah mengaku sulit untuk menurunkan angka
maupun tingkat kemiskinan

di Indonesia. Jumlah orang miskin saat ini mencapai 27,77 juta orang dengan
tingkat kemiskinan 10,64 persen di Maret 2017.

"Memang makin lama makin susah menurunkannya (kemiskinan), karena jumlah
orang miskinnya tidak sebanyak dulu," tegas Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian, Darmin Nasution di kantornya, Jakarta, Senin (17/7/2017).

Ia memperkirakan, level kemiskinan di Indonesia sudah mencapai 10,64
persen. Pemerintah melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional
(PPN)/Bappenas menargetkan tingkat kemiskinan mencapai 10,50 persen hingga
akhir 2017.

"Tidak mudah menurunkan tingkat kemiskinan

di bawah 10 persen. Makanya kebijakan pemerataan ekonomi harus bisa di-
*push*. Itu kan baru mulai jalan sedikit, dan kita akan percepat di Agustus
ini," terangnya.

Baca Juga

   -

   BPS: Tingkat Kemiskinan di RI Makin Parah Selama 6 Bulan
   

   -

   Ketimpangan Orang Miskin dan Kaya Stagnan, Ini Daerah Tertinggi
   

   -

   Jumlah Orang Miskin RI Bertambah, Ini Penyebabnya
   


Walaupun sudah memiliki rencana besar menjalankan kebijakan pemerataan
ekonomi, seperti redistribusi lahan, sertifikasi lahan, dan lainnya, Darmin
belum berani menargetkan tingkat kemiskinan bisa menyentuh *single digit*.

"Lihat dulu nanti kebijakan pemerataan bagaimana. Jangan suruh kita
menebak, karena pelaksanaan kebijakan pemerataan ekonomi masih perlu
waktu," jelas Darmin.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto atau yang akrab disapa
Kecuk mengungkapkan hal yang sama. Pemerintah diakuinya sudah berada pada
kebijakan yang betul, yakni mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif,
pembangunan infrastruktur, meningkatkan program perlindungan masyarakat
miskin dengan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP),
dan sebagainya.

"Tahun ini, konsentrasi pemerintah ke pemerataan ekonomi, seperti
redistribusi aset, perluasan KIS, KIP, dan pendidikan vokasi. Jalurnya
sudah betul, tapi harus diakui penurunan kemiskinan beberapa tahun terakhir
melambat karena sudah mendekati level 10 persen," kata Kecuk.

Kondisi ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya sejak 1997 yang mampu
mencetak penurunan angka atau tingkat kemiskinan secara signifikan.
"Persoalan kita sudah 10 persen, itu *hardcore poverty*. Jadi untuk
menurunkan *single digit* perlu upaya luar biasa besar," paparnya.

Akan tetapi menurut Kecuk, pemerintah harus fokus atau konsen menurunkan
angka maupun tingkat kemiskinan

di wilayah pedesaan. "Di desa pusatnya orang miskin. Sebanyak 51 persen
orang miskin di desa bekerja di sektor pertanian. Kalau ingin menangani di
sana, harus mensejahterakan petani dan upah buruh tani," tuturnya.

Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, M. Sairi Hasbullah mengatakan, tingkat
kemiskinan di Indonesia yang 10 persen sama seperti India, tapi lebih
tinggi dibanding negara tetangga, seperti Thailand.

"Kalau sudah di kisaran 10 persen, susah menurunkan kemiskinan. Ini sama
kayak India, tapi *prosentase* kemiskinan kita masih lebih tinggi dari
Thailand," tandasnya.


Xxx
Perangkap Kemiskinan di Balik Gemerlap Jakarta


Liputan6.com 

27 Agu 2017, 16:00 WIB


Suasana permukiman padat penduduk di pinggir rel kawasan Petamburan,
Jakarta, Selasa (19/7). BPS DKI Jakarta menyatakan jumlah penduduk miskin
di Jakarta mengalami kenaikan 0,14 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

*Liputan6.com, Jakarta -* Survei yang dilakukan Economist Intelligence Unit
(EIU) pada 2016 menempatkan Jakarta sebagai kota paling berbahaya di Asia.
Fakta ini seiring dengan kenyataan hidup yang makin pahit di ibu kota
Indonesia tersebut.

Biaya hidup di Jakarta sering melejit lebih 

[GELORA45] bagi yang mau menjadi perwira - jenderal yang kaya raya

2017-10-06 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
http://bisnis.liputan6.com/read/3117108/mabes-tni-buka-pendaftaran-calon-perwira-prajurit-karier-tni


Mabes TNI Buka Pendaftaran Calon Perwira Prajurit Karier TNI

[image: Fitriana Monica Sari] 

Fitriana Monica Sari 

05 Okt 2017, 18:00 WIB

*Liputan6.com, Jakarta -* Apa Anda ingin atau sudah lama mendamba-dambakan
berkarier di Mabes TNI? Jika ya, maka persiapkan diri Anda sebaik mungkin
karena kabar baik kali ini datang dari Mabes TNI.

Mabes TNI memanggil putra-putri terbaik lulusan perguruan tinggi
negeri/swasta untuk dididik menjadi Calon Perwira Prajurit Karier TNI TA
2017. Pendaftaran dibuka hingga 27 Oktober 2017.

Baca Juga

   -

   Hindari Lowongan Kerja Palsu Lewat Cara Ini
   

   -

   Cari Kerja? 6 Perusahaan Besar Buka Lowongan di Oktober 2017
   

   -

   Ayo Buruan Daftar, BUMN Perkebunan Ini Buka Lowongan
   


Dilansir dari laman *rekrutmen-tni.mil.id *,
Kamis (5/9/2017), berikut daftar kebutuhan TNI 2017, persyaratan bagi para
pelamar, lokasi tempat pendaftaran TNI 2017, dan tata cara pendaftarannya:

*Daftar Kebutuhan TNI 2017*

Program studi yang dibutuhkan:

*1. Kedokteran*

- Kedokteran umum: Pria atau wanita lulusan S1

- Kedokteran gigi: Pria atau wanita lulusan S1

*2. Kesehatan*

- Sanitarian: Pria lulusan S1

- Apoteker/farmasi: Pria atau wanita lulusan S1

- Elektromedik: Pria lulusan S1 dan D3

- Gizi: Pria lulusan S1

- Analis kesehatan: Pria lulusan D3

- Keperawatan: Pria lulusan S1

- Fisioterapi: Pria lulusan D3

*3. Sains/Teknologi Hayati*

- Mikrobiologi: Pria dan wanita lulusan S1

- Virologi: Pria lulusan S1

*4. MIPA*

- Statistik: Pria lulusan S1

- Biologi: Wanita lulusan S1

- Fisika Instrumen: Pria lulusan S1

- Kimia: Pria lulusan S1

- Matematika: Wanita lulusan S1

*5. Hukum*

- Hukum: Pria atau wanita lulusan S1

*6. Ilmu Komputer*

- T. Komputer: Pria lulusan S1

- T. Informatika (*Programmer*): Pria lulusan S1

- T. Manajemen informatika: Pria lulusan S1

*Simak video pilihan di bawah ini:*



1 dari 6 halaman
--
Berikutnya

*7. Teknik*

- T. Arsitektur: Pria lulusan S1

- T. Sipil: Pria lulusan S1

- T. Metalurgi: Pria lulusan S1

- T. Otomotif: Pria lulusan S1

- T. Elektro/Arus Lemah: Pria lulusan S1

- T. Elektro/Arus Kuat: Pria lulusan S1

- T. Geodesi/Geomatika: Pria lulusan S1

- Geofisika: Pria lulusan S1

- T. Kimia: Pria lulusan S1

- T. Mesin Kapal: Pria lulusan S1

- T. Perkapalan: Pria lulusan S1

- T. Manajemen Industri: Pria lulusan S1

- T. Material: Pria lulusan S1

- T. Bangunan Kapal: Pria lulusan S1

- T. Mesin: Pria lulusan S1

- T. Penerbangan: Pria lulusan S1 dan D3

- Manajemen Penerbangan: Pria lulusan S1

- Tesktil: Pria lulusan S1

- Avionik Listrik Pesawat Udara: Pria lulusan D3

- Rangka Motor Pesawat Udara: Pria lulusan D3

*8. Komunikasi/FISIP*

- Jurnalistik: Pria lulusan S1

- Manajemen Komunikasi: Pria lulusan S1

- Televisi & Film: Pria lulusan S1

- T. Broadcasting: Pria lulusan S1

- T. Komunikasi: Wanita lulusan S1

*9. Ilmu Sospol*

- Geografi Lingkungan: Pria lulusan S1

*10. Psikologi (Profesi)*

- Psikolog (S2/S1): Pria atau wanita lulusan S1

*11. Ekonomi- Akuntansi: Pria lulusan S1*

- Sumber Daya Manusia: Pria lulusan S1

- Manajemen Ekonomi: Pria lulusan S1

2 dari 6 halaman
--
Berikutnya

*12. Ilmu Kelautan*

- Nautika: Pria lulusan S1

*13. Ilmu Budaya*

- Sejarah: Pria atau wanita lulusan S1

- Antropologi: Pria lulusan S1

*14. Ilmu Budaya*

- Sejarah: Pria atau wanita lulusan S1

- Antropologi: Pria lulusan S1

*15. Agama*

- Agama Islam: Pria lulusan S1

- Theologi Katolik: Pria lulusan S1

- Theologi Kristen: Pria lulusan S1

- Hindu: Pria lulusan S1

*16. Sastra*

- Bahasa Inggris: Pria lulusan S1 dan D3

- Bahasa Perancis: Pria lulusan S1 dan D3

- Bahasa Mandarin: Pria lulusan S1 dan D3

- Bahasa Indonesia: Pria lulusan S1 dan D3

- Bahasa Jerman: Pria lulusan S1 dan D3

- Bahasa Jepang: Pria lulusan S1 dan D3

*17. Seni Rupa & Desain*

- Desain Grafis: Pria lulusan S1

- Desain Komunikasi Visual: Pria lulusan S1

*18. Pendidikan*

- Dik Orkes: Pria lulusan S1

- Kepelatihan Olahraga: Pria lulusan S1

- Kurikulum & T. Pendidikan: Pria atau wanita lulusan S1

*19. Lain-lain*

- Sandi Negara: Pria lulusan S1



3 dari 6 halaman
--
Persyaratan Umum

*Persyaratan Umum:*

1. Warga Negara Indonesia pria/wanita, bukan prajurit TNI/Polri/PNS;

2. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

3. Setia kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945;

4. Berusia maksimal:

a. 30 tahun bagi yang berijazah S1;

b. 32 tahun bagi yang 

Re: [GELORA45] Fw: Perguruan Tinggi gelar aksi Kebangsaan Melawan Radikalisme

2017-10-06 Terurut Topik 'Lusi D.' lus...@rantar.de [GELORA45]
Kalau boleh bertanya; apa yang dikategorikan dengan kata radikalisme dan
bisakah dijelaskan maksud "gelar aksi Kebangsaan Melawan Radikalisme"
itu? Lalu yang dikatakan sebagai bukan radikalisme itu apa?

Satu ilmu pengetahuan atau pun yang bersifat pandangan dunia kalau tidak
mendalam dan dilandasi dengan pengetahuan yang luas, atau orang Jerman
bilang nicht-gruendlich, itu tidak bisa dikatakan ilmu pengetahuan
apalagi suatu teori. 

Salam. 
Lusi.- 






Am Thu, 5 Oct 2017 19:24:49 + (UTC)
schrieb "'K. Prawira' k.praw...@ymail.com [GELORA45]"
:

> Perguruan Tinggi gelar aksi Kebangsaan Melawan Radikalisme
> 
> Kamis, 5 Oktober 2017 21:46 WIB | 1.720 Views Pewarta: Syaiful
> HakimDokumentasi Museum Sumpah Pemuda. Diorama yang memperlihatkan
> tokoh pemuda W.R. Soepratman memainkan Lagu Indonesia Raya dengan
> alat musik biola saat Kongres Pemuda II tanggal 27-28 Oktober 1928 di
> Museum Sumpah Pemuda, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Kamis (27/10/2016).
> Peringatan Sumpah Pemuda ke-88 pada 28 Oktober 2016 menjadi momentum
> bagi seluruh elemen bangsa untuk mengenang kembali tekad pemuda
> Indonesia yang mengikrarkan komitmen persatuan dan kesatuan
> Indonesia. (ANTARA /Widodo S. Jusuf) () Kita ingin nempertegas sikap
> perguruan tinggi. Melalui momentum peringatan Sumpah Pemuda ini
> menjadikan semangat ini untuk bahu-membahu untuk memperkuat persatuan
> bangsa dalam menangkal segala bentuk radikalisme." Jakarta (ANTARA
> News) - Pimpinan Perguruan Tinggi se-Indonesia akan menggelar aksi
> Kebangsaan Melawan Radikalisme serentak di seluruh Indonesia dalam
> memperingati Hari Sumpah pada 28 Oktober 2017.
> 
>  "Acara tersebut merupakan hasil perundingan pertemuan Pimpinan
> Perguruan Tinggi se-Indonesia pada 25-26 September 2017 di Bali.
> Acara ini diikuti 3.000 pimpinan perguruan tinggi," kata Anggota
> Steering Comitte Pertemuan Pimpiman Perguruan Tinggi se-Indonesia
> Muhammad Shirozi, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis. 
> 
>  Gelaran acara dalam bentuk kuliah akbar dan orasi kebangsaan, serta
> pembacaan Deklarasi PT melawan radikalisme, rencananya akan dilakukan
> di 350 kabupaten/kota pada 34 provinsi dengan melibatkan 4,5 juta
> peserta, terdiri dari pimpinan perguruan tinggi dan civitas akademika
> baik mahasiswa, dosen, serta staf di perguruan tinggi.
> 
>  "Kita juga mengundang atau melibatkan banyak pihak lain baik
> pemerintah maupun tokoh yang se-ide dan setuju menjaga Indonesia dari
> isu SARA, kebencian, fitnah dan adu domba, berkomitmen menjaga
> Kebhinekaan, Pancasila dan NKRI," jelasnya.
> 
>  Menurut dia, pertemuan itu untuk mempertegas sikap perguruan tinggi
> se Indonesia bersama civitas akademika di masing-masing kampus.
> Selain itu untuk melawan radikalisme dan intoleransi serta menjadi
> benteng bagi Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal
> Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
> 
>  "Kita ingin nempertegas sikap perguruan tinggi. Melalui momentum
> peringatan Sumpah Pemuda ini menjadikan semangat ini untuk
> bahu-membahu untuk memperkuat persatuan bangsa dalam menangkal segala
> bentuk radikalisme," ujar Shiroji.
> 
>  Selain itu, untuk menyosialisasikan secara lebih luas di kalangan
> civitas akademika khususnya, dan pada masyarakat secara umum,
> mengenai isi Deklarasi Kebangsaan Perguruan Tinggi Melawan
> Radikalisme, untuk secara bersama diaktualisasikan secara nyata dan
> konkrit dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan
> sosial-kemasyarakatan dengan berlandaskan semangat Tri Dharma
> Perguruan Tinggi. 
> 
>  Di Jakarta, kegiatan ini akan di pusatkan di lapangan Monas atau
> Lapangan Banteng. Sementara di daerah daerah lainnya dilakukan dengan
> pilihan tempat yang disesuaikan dengan kondisi objektif dan subjektif
> masing masing wilayah. 
> 
>  "Diharapkan kegiatan yang diselenggarakan bertepatan dengan Hari
> Sumpah Pemuda ini, dapat menjadi spirit bagi kalangan pemuda
> mahasiswa di perguruan tinggi untuk merevitalisasi kembali
> nilai-nilai dan semangat Sumpah Pemuda agar dapat kembali
> diaktualisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sebagai
> modal bersama mewujudkan Indonesia yang aman, adil, makmur dan
> sejahtera," paparnya.
> 
> Editor: B Kunto Wibisono
> 
> COPYRIGHT © ANTARA 2017
> 



[GELORA45]

2017-10-06 Terurut Topik 'arif.hars...@t-online.de' arif.hars...@t-online.de [GELORA45]
.
".. Orang yang mencermati politik negeri ini mengerti bahwa yang sedang 
bangkit bukan komunisme, melainkan perkawinan antara tribalisme agama dan 
militerisme.   
Studi tentang isme-isme memang tidak punya manfaat praktis, tetapi sungguh 
sentral bagi pembentukan daya intelektual masyarakat. Pemahaman tentang 
isme-isme membantu warga negara mengenali gagasan dan arah ideologis yang 
mendasari aneka kebijakan, juga membantu warga negara lebih sanggup menilai 
agenda yang tersembunyi dalam gejala seperti militerisme, fundamentalisme 
agama, dan fundamentalisme pasar. Dan kekonyolan yang dilakukan para 
pembuat paranoia persis merupakan implikasi dari kebutaan pemahaman.
Bagaimana mungkin mau membela Pancasila apabila para jenderal bahkan tidak 
mampu membedakan isme-isme pada tingkat elementer?
Namun, lebih mendasar adalah perlunya melihat betapa miskin studi ilmu-ilmu 
sosial dan humaniora dewasa ini tanpa kadar tertentu pemahaman atas 
Marxisme dalam aneka mazhabnya. .."
 
   (Kutipan dari artikel dikoran Kompas berjudul '
Manajemen Belok Kanan' oleh B.Herry Priyono)
 
===
 


Perguruan Tinggi gelar aksi Kebangsaan


Melawan Radikalisme

 
QUOTE:
"Pimpinan Perguruan Tinggi se-Indonesia akan menggelar aksi Kebangsaan 
Melawan Radikalisme serentak di seluruh Indonesia dalam memperingati Hari 
Sumpah pada 28 Oktober 2017.  ... pertemuan itu untuk mempertegas sikap 
perguruan tinggi se Indonesia bersama civitas akademika di masing-masing 
kampus... untuk melawan radikalisme dan intoleransi serta menjadi benteng 
bagi Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara 
Kesatuan Republik Indonesia. ...
 
Selain itu, (juga) untuk menyosialisasikan secara lebih luas di kalangan 
civitas akademika khususnya, dan pada masyarakat secara umum, mengenai isi 
Deklarasi Kebangsaan Perguruan Tinggi Melawan Radikalisme, untuk secara 
bersama diaktualisasikan secara nyata dan konkrit dalam kehidupan 
bernegara, berbangsa dan sosial-kemasyarakatan dengan berlandaskan semangat 
Tri Dharma Perguruan Tinggi.   

Di Jakarta, kegiatan ini akan di pusatkan di lapangan Monas atau Lapangan 
Banteng. Sementara di daerah daerah lainnya dilakukan dengan pilihan tempat 
yang disesuaikan dengan kondisi objektif dan subjektif masing masing 
wilayah. ..."
 
Selengkapnya:  
http://www.antaranews.com/berita/656698/perguruan-tinggi-gelar-aksi-kebangsaan-melawan-radikalisme

 
 
 
 
 Acara tersebut merupakan hasil perundingan pertemuan Pimpinan Perguruan 
Tinggi se-Indonesia pada 25-26 September 2017 di Bali, yang diikuti 3.000 
pimpinan perguruan tinggi dari seluruh Indonesia.
 
 
 A.H.   
 


 
Gesendet mit Telekom Mail  - kostenlos 
und sicher für alle!

[GELORA45] Re: Didesak Buka Pengiriman PRT ke Timteng

2017-10-06 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
*Agaknya perusahaan yang melakukan pengiriman TKI kesana, pemilik-pemilinya
berasal dari sana. *


[GELORA45] FW: HUT ke-72, TNI Hadapi Tiga Tantangan

2017-10-06 Terurut Topik 'arif.hars...@t-online.de' arif.hars...@t-online.de [GELORA45]
 
.
http://www.mediaindonesia.com/news/read/125588/hut-ke-72-tni-hadapi-tiga-tantangan/2017-10-04

 
 


HUT ke-72, TNI Hadapi Tiga Tantangan

 
DIREKTUR Imparsial Al Araf mengatakan ada tiga tantangan yang akan dihadapi 
TNI ke depannya. Hal itu diutarakannya saat memberikan pandangannya tentang 
HUT ke-72 TNI yang akan digelar besok (5/10).
Pertama, kata Al Araf, bagaimana memastikan prajurit TNI itu profesional. 
Untuk mewujudkan itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
 
"Kesejahteraan prajurit, pendidikan prajurit, pelatihan yang harus 
ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya karena sekarang masih minim, dan 
mengakomodasi alutsistanya," kata dia saat dihubungi Media Indonesia, Rabu 
(4/10).
Tantangan kedua, kata dia, menyangkut hubungan antara sipil dan militer. 
Presiden sebagai otoritas sipil yang dapat mengendalikan militer harus 
memiliki kemauan untuk dapat mengendalikan institusi tersebut.
 
Menurutnya, jika ada bawahannya yang melakukan kegaduhan, maka Presiden 
harus bersikap. "Perlu ada tindakan kalau ada bawahan dia yang menimbulkan 
polemik atau kegaduhan," ucapnya.
Beberapa waktu belakangan ini memang muncul polemik terkait pernyataan 
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Gatot mengatakan bahwa ada pembelian 
5.000 pucuk senjata oleh institusi militer. "Misalnya soal 5.000 senjata. 
Dia (Gatot) sebaiknya ngomong ke dalam, bukan ke luar," kata Al Araf.
 
Adapun tantangan yang ketiga, lanjutnya, mengenai orientasi pertahanan yang 
seharusnya mulai berorientasi keluar, tidak lagi berorientasi ke dalam. 
Perubahan orientasi tersebut pun akan berdampak pada keharusan membangun 
keamanan maritim. Dengan begitu, angkatan udara dan angkatan laut harus 
lebih ditingkatkan.
(X-12)
 
***


 
Gesendet mit Telekom Mail  - kostenlos 
und sicher für alle!

[GELORA45] Re: Wawancara di TvOne. Prof. Hikmahanto Juwana dan Batara R. Hutagalung

2017-10-06 Terurut Topik Batara Hutagalung batara4...@yahoo.com [GELORA45]

 Ini link ke youtube  rekaman wawancara saya dan Prof. HikmahantoJuwana di 
TvOne, 16.8.2014.Siaran langsung. 

 https://youtu.be/5qgubA9HZ6M Kamimenjelaskan masalah hubungan “diplomatik” 
yang janggal antara RI denganBelanda, karena hingga detik ini, 5 Oktober 2017, 
pemerintah belanda tetaptidak mau mengakui de jure kemerdekaan RI 17.8.1945.  
Tanggal20 Mei 2005 kami, Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) menyampaikan 
Petisikepada pemerintah belanda, yang isinya menuntut pemerintah Belanda agar: 
1.    Mengakui de jurekemerdekaan RI 17.8.1945,2.    Meminta maaf kepadabangsa 
Indonesia atas penjajahan, perbudakan, pembantaian massal,kejahatan-kejahatan 
perang Belanda selama agresi militer belanda di RepublikIndonesia antara tahun 
1945 – 1950. Tanggal16 Agustus 2005 menlu belanda Ben Bot di Jakarta 
menyampaikan secara lisan,bahwa kini (16.8.2005) pemerintah Belanda MENERIMA DE 
FACTO proklamasi17.8.1945.  Artinya,sampai tanggal 16.8.2005, untuk pemerintah 
Belanda NKRI tidak eksis samasekali,dan setelah 60 tahun (!) baru SECARA LISAN 
MENERIMA DE FACTO.  Pernyataanresmi tertulis yang dijamjikan kepada Presiden 
Yudhoyono tahun 2010 (7 tahunlalu) belum juga disampaikan. Belandatak mau 
mengakui de jure kemerdekaan RI 17.8.1945, berarti tidak mengakuiKEDAULATAN 
NKRI.  Halini tidak masalah.  Masalahnyaadalah, RI mengakui pemerintah Kerajaan 
Belanda.  Hubunganantara dua negara harus berlaku timbal-balik (resiprokal), 
yaitu SALINGMENGAKUI, atau TIDAK SALING MENGAKUI.  Rekamanwawancara saya di 
TvOne tanggal 16 Agustus 2015 yang diuunggah ke youtube bulanAgustus 2015 
mengenai hal ini juga, ADAYANG MENGHAPUS.  Tentu ada pihak yangingin 
menutup-nutupi kejahatan perang belanda selama agresi militer Belanda diRI 
antara tahun 1945 – 1950..  

Re: Fw: [GELORA45] APA KABAR PENGUNGSI TIMOR TIMUR - INDONESIAKU

2017-10-06 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
Tgl 25 September lalu  kurang lebih 13.000 pengungsi ex Timor Timur
mengadakan demontrasi di depan kantor gubenur NTT di Kupang. Mereka tuntut
agar Jokowi dengar aspirasi mereka, bertemu dengan Jokowi, tidak mau dengan
perantara. Euntutan mereka supaya diperhatikan. Pemimpin demontrasi Eurico
Gutteres, pemimpin organisasi Milisia Putih di TImor Timur dan di Papua.
Dia adalah anggota Golkar, beberapa hari telah dipecat dari Golkar. Apakah
pemecatan ini terkaitdemo tsb.?


[GELORA45] Menko Darmin: RI Sudah Susah Kurangi Jumlah Orang Miskin

2017-10-06 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
http://bisnis.liputan6.com/read/3025829/menko-darmin-ri-sudah-susah-kurangi-jumlah-orang-miskin
Menko Darmin: RI Sudah Susah Kurangi Jumlah Orang Miskin

[image: Fiki Ariyanti] 

17 Jul 2017, 20:00 WIB

[image: 20170105-Kemiskinan-AY1]


Kondisi pemukiman di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Kamis (5/1). Jumlah
penduduk miskin hingga September tahun lalu turun menjadi 27,76 juta orang
apabila dibandingkan dengan Maret 2016 sebanyak 28,01 juta orang.
(Liputan6.com/Angga Yuniar)

*Liputan6.com, Jakarta -* Pemerintah mengaku sulit untuk menurunkan angka
maupun tingkat kemiskinan

di Indonesia. Jumlah orang miskin saat ini mencapai 27,77 juta orang dengan
tingkat kemiskinan 10,64 persen di Maret 2017.

"Memang makin lama makin susah menurunkannya (kemiskinan), karena jumlah
orang miskinnya tidak sebanyak dulu," tegas Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian, Darmin Nasution di kantornya, Jakarta, Senin (17/7/2017).

Ia memperkirakan, level kemiskinan di Indonesia sudah mencapai 10,64
persen. Pemerintah melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional
(PPN)/Bappenas menargetkan tingkat kemiskinan mencapai 10,50 persen hingga
akhir 2017.

"Tidak mudah menurunkan tingkat kemiskinan

di bawah 10 persen. Makanya kebijakan pemerataan ekonomi harus bisa di-
*push*. Itu kan baru mulai jalan sedikit, dan kita akan percepat di Agustus
ini," terangnya.

Baca Juga

   -

   BPS: Tingkat Kemiskinan di RI Makin Parah Selama 6 Bulan
   

   -

   Ketimpangan Orang Miskin dan Kaya Stagnan, Ini Daerah Tertinggi
   

   -

   Jumlah Orang Miskin RI Bertambah, Ini Penyebabnya
   


Walaupun sudah memiliki rencana besar menjalankan kebijakan pemerataan
ekonomi, seperti redistribusi lahan, sertifikasi lahan, dan lainnya, Darmin
belum berani menargetkan tingkat kemiskinan bisa menyentuh *single digit*.

"Lihat dulu nanti kebijakan pemerataan bagaimana. Jangan suruh kita
menebak, karena pelaksanaan kebijakan pemerataan ekonomi masih perlu
waktu," jelas Darmin.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto atau yang akrab disapa
Kecuk mengungkapkan hal yang sama. Pemerintah diakuinya sudah berada pada
kebijakan yang betul, yakni mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif,
pembangunan infrastruktur, meningkatkan program perlindungan masyarakat
miskin dengan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP),
dan sebagainya.

"Tahun ini, konsentrasi pemerintah ke pemerataan ekonomi, seperti
redistribusi aset, perluasan KIS, KIP, dan pendidikan vokasi. Jalurnya
sudah betul, tapi harus diakui penurunan kemiskinan beberapa tahun terakhir
melambat karena sudah mendekati level 10 persen," kata Kecuk.

Kondisi ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya sejak 1997 yang mampu
mencetak penurunan angka atau tingkat kemiskinan secara signifikan.
"Persoalan kita sudah 10 persen, itu *hardcore poverty*. Jadi untuk
menurunkan *single digit* perlu upaya luar biasa besar," paparnya.

Akan tetapi menurut Kecuk, pemerintah harus fokus atau konsen menurunkan
angka maupun tingkat kemiskinan

di wilayah pedesaan. "Di desa pusatnya orang miskin. Sebanyak 51 persen
orang miskin di desa bekerja di sektor pertanian. Kalau ingin menangani di
sana, harus mensejahterakan petani dan upah buruh tani," tuturnya.

Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, M. Sairi Hasbullah mengatakan, tingkat
kemiskinan di Indonesia yang 10 persen sama seperti India, tapi lebih
tinggi dibanding negara tetangga, seperti Thailand.

"Kalau sudah di kisaran 10 persen, susah menurunkan kemiskinan. Ini sama
kayak India, tapi *prosentase* kemiskinan kita masih lebih tinggi dari
Thailand," tandasnya.


Xxx
Perangkap Kemiskinan di Balik Gemerlap Jakarta


Liputan6.com 

27 Agu 2017, 16:00 WIB


Suasana permukiman padat penduduk di pinggir rel kawasan Petamburan,
Jakarta, Selasa (19/7). BPS DKI Jakarta menyatakan jumlah penduduk miskin
di Jakarta mengalami kenaikan 0,14 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

*Liputan6.com, Jakarta -* Survei yang dilakukan Economist Intelligence Unit
(EIU) pada 2016 menempatkan Jakarta sebagai kota paling berbahaya di Asia.
Fakta ini seiring dengan kenyataan hidup yang makin pahit di ibu kota
Indonesia tersebut.

Biaya hidup di Jakarta sering melejit lebih