Re: (Was ???) Ada apa dengan Megawati?

1999-09-21 Terurut Topik Muhammad Nahar

On Tue, 21 Sep 1999 12:18:21   . wrote:
Saya tanya kembali, menurut anda:

apakah Allah tidak menghendaki wanita jadi presiden?   (YA) (TIDAK)
--


Ya! Ada banyak hujjah (alasan kuat) yang didasarkan kepada al-Quran dan Hadits yang 
dikemukakan oleh para ulama bahwa Islam tidak menghendaki seorang wanita menjadi 
kepala negara (presiden).

Tapi mereka tidak Islam tidak melarang seorang wanita menjadi "presiden-presiden" 
lainnya. Silahkan.


Terlepas dari tata kalimat Megawati, kita mengerti bahwa yang ia maksudkan
ialah
Allah tidak melarang (mengharamkan) wanita jadi presiden.


Ini adalah masalah maksud yang ingin dikemukakan oleh Megawati. Dalam kalimatnya 
tersebut Megawati dengan terang mengemukakan hujjah-nya bahwa Allah tidak melarang 
wanita jadi presiden karena Allah telah menciptakan wanita.

Logika Megawati inilah yang "digugat". Secara kasar, dengan menggunakan logika 
Megawati, kita tidak dilarang meminum arak atau mengisap candu karena arak dan candu 
adalah ciptaan Allah. Allah tidak akan menciptakan keduanya jika akhirnya dilarang 
untuk dimakan.


Sebaiknya tidak menilai tingkat kepintaran/pemahaman agama-
seseorang dari satu kalimatnya saja, apalagi jika kemudian orang itu
dianggap 'kurang pintar'.


Saya berpendapat orang yang pintar adalah orang yang bisa mengemukakan pikirannya 
dalam kalimat yang benar, dan logikanya tidak "bengkok" begitu. Dan saya sama sekali 
tidak setuju orang yang tidak pintar menjadi pemimpin saya, apalagi jadi pemimpin 
negara saya.


Lagipula apakah kepintaran (kecerdasan? prestasi akademis? jago catur?
 IQ?) -
layak dijadikan acuan utama untuk memilih presiden?

Pilih presiden yang pintar atau presiden yang jujur?

Jujur tapi bodoh (tidak pintar) alamat ditipu orang. Presiden jujur tapi bodoh, negara 
akan jadi bulan-bulanan orang seluruh dunia.


Pilih presiden yang pintar atau presiden yang capable, ditunjuk rakyat,
terbukti bersih?
Pilih presiden yang demonstratif beragama  tapi kejam;  atau yang sembahyang
khusyu diam2-
serta berbudi luhur?


Soal Megawati atau calon lainnya yang terpilih, menurut hemat saya,
bukanlah karena kepintarannya atau penampakan luar keagamaannya.

CP.


Anda pikir Mbak mega seperti itu? :(





-Original Message-
From: Suhendri [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Tuesday, September 21, 1999 9:54 AM
Subject: ???


Tulisan berikut saya ambil dari web republika

''Kalau memang Allah tidak menghendaki wanita jadi presiden,
ya jangan bikin
perempuan,'' kata Megawati

Saya coba analogikan dengan kalimat lain :

Kalau saya tidak berhasil sekolah di Luar Negeri, ya jangan bikin saya,
atau
kalau saya tidak berhasil kawin dengan dia, ya jangan dibikin dia, dll
analogi.

Rupanya ibu yang satu ini sangat dangkal sekali pemahaman tentang agamanya
sendiri.
(Klarifikasi : agamanya Islam kan ya ?)

Segini aja mutu calon presiden, payah.
Buat saya pribadi yang namanya pemimpin, at least harus lebih pintar dari
saya :-(
Nggak tahu kalau ada orang yang mau dipimpin oleh orang yang lebih rendah
kepintarannya



Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com
Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com



Lebaran 1 Syawal 1420H bukan hari libur nasional

1999-09-21 Terurut Topik Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Tahun 2000 nanti lebaran bakal dua kali (Januari dan Desember 2000). Namun
jangan salah lho THR-nya tetap dibayar sekali setahun. Nggak percaya, itung
sendiri.
Yang sangat disayangkan 1 Syawal 1420H nanti bukanlah hari libur nasional.
Ini bukan soal debat SARA tapi emang bakal ditetapkan sebagai BUKAN HARI
LIBUR NASIONAL. Diperkirakan 1-2 Syawal 1420H akan jatuh pada tgl 8-9
Januari 2000 yang bertepatan dengan hari Sabtu dan Minggu. Nah kalo jatuhnya
hari itu 'kan sama saja bohong alias emang sudah libur dari sononya :-).
Efron



Re: [saham] Tentara Australia Mendarat

1999-09-21 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

...

Kemarin tentara Australia sudah mendarat!!!
Dari tivi yg saya lihat,  saya punya kesan . . .
Pintu Hercules C130 terbuka..
muncullah tentara bule yang gagah-gagah menuruni tangga pesawat dengan
persenjataan serbu lengkap, plus rompi anti peluru.
Terus langsung sweeping sekitar pesawat, ke ujung landasan seolah-olah
berhadapan dengan ladang ranjau yang mematikan.
Barulah, setelah merasa aman, barang-barangnya diturunkan, tetap dengan
kewaspadaan penuh.

Sayangnya, kamera tivi kebetulan memperlihatkan ada helicopter Polri
yg parkir udah lama di situ, dan ada beberapa TNI sedang berdiri-
berdiri (bercanda).

Kok, jadi kelihatan kontras.

Yw: Iya, nih. Saya juga lihat. Ibarat kata: anda udah siap main tenis,
pemanasan udah optimal, badan mulai hangat. Raket siap, bola siap,
net siap, pakaian juga sudah siap, sepatu siap, segalanya kecuali
satu: nggak ada musuh barang satu orang pun; karena semua orang lain
udah merasa puas main, dan capek.

Sekujur tubuh udah gatel pingin tepak-tepok bola, apa daya...
malah diketawain anak-anak kecil. ;-)



Re: berminat menjadi wakil rakyat?

1999-09-21 Terurut Topik Arya Indrathama

Wah...ada yang reply juga email gue..
tengkiyu tengkiyu.., emailnya dateng jauh jauh dari Jerman lagi.
Maaf nih baru bisa bales sekarang, maklum sibuk =)

anyway, kalau Isman bilang lebih baik menjadi opposant, ya aku ngga begitu
setuju yah.
Soalnya kita akhirnya cuma bisa mengkritik sang badan pemerintahan tanpa
punya banyak kekuasaan untuk memutuskan sesuatu.

Contoh kayak sekarang ini: Masalah Habibie ( email yang barusan aku baca,
judulnya Habibie yang licik kalo ngga salah yee ). Para opposant sekarang ini
tentu banyak yang ngga setuju tentang keputusan Habibie atas Timor timur.
Tapi akhirnya karena saat ini opposant itu "bargaining power"nya lemah, suara
mereka akhirnya ngga digubris.

Nah, itu pointnya aku. Kalau generasi mahasiswa yang kritis saat ini banyak
yang berminat untuk menjadi politikus, pejabat atau negarawan, diharapkan
suatu saat nanti mereka bisa merubah Indonesia untuk menjadi lebih baik.

Contoh nih, misalnya Isman sekarang menjadi seorang Wiranto. Tentu bargaining
power Isman atas segala keputusan Habibie akan menjadi lebih kuat dibanding
kalau Isman hanya menjadi seorang Amien Rais yang emang katanya seorang
opposant.

Ya kira kira itu sih argumentnya aku. Aku sendiri sebetulnya lumayan demen
juga ngobrolin politik, tapi untuk terjun di dalamnya, wahh ngga tau deh yee.
Apalagi kalau di dalam agamaku ini, memimpin rakyat itu sesuatu yang bakalan
diminta pertanggung jawabannya pada hari akhir nanti. Wuahh berat rek...

Akhir kata, aku mau ngucapin terimakasih sama tanggapan Isman dan selamat
kenal. Maaf kalau gaya tulisan aku ini nyantai. Habisnya kalau dilihat yang
dulu dulu, orang orang tuh kalau diskusinya terlalu dihayati dan serius, suka
akhirannya berantem dan di email pula berantemnya.Cape ngeliatnya, jadi
mendingan ngobrol yang santai santai aja. Aku juga malu sih ama bangsa dan
negara, orang di kampung halaman itu berantemnya real kok bukan virtual, kok
kita kita disini cuma berani yang virtual doang..hehehe =)

ya udah, segini dulu ah..

Wassalam.

Arya



Re: Habibie yang licik

1999-09-21 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Kebobrokan Habibie memang pemberian opsi referendum
tanpa konsultasi ke MPR. Ibaratnya seperti bila kita
punya manajer untuk mengurus jalannya rumah tangga kita,
dalam arti ngurusin makanan, penataan ruangan, lalu
tanpa permisi menjual salah satu kamar tanpa bilang-
bilang. Jadi manajer ini sudah melangkahi wewenang
yg diberikan.

Untuk pemberian ijin masuk tanpa syarat juga kesalahan
yg ditrigger oleh naiknya moral negara barat yg melihat
RI tidak berkutik dengan pemaksaan masuknya UN Troops.
Mestinya role RI harus lebih besar, yaitu tolak Aussie
atau perang dengan Aussie. Mereka akan mikir 100 kali
untuk berperang dengan 200 juta orang. AS juga akan
memikir ulang untuk membantu Aussie. Tidak cukup alasan
mereka untuk campur tangan hanya berdasarkan romantisme
sejarah bahwa Aussie selalu membackup AS di jaman PD-II
dan Vietnam (yg selalu didengung-dengungkan oleh Howard
Coward itu).

Untuk yang ketiga, bahwa MPR yg harus memutuskan, memang
sudah memenuhi prosedur. Memang yang tidak enak adalah
memulainya tanpa ijin kok mengakhirinya pakai ijin
segala. Di lain pihak memang perlu juga biar negara barat
kampungan itu perlu nungguin Jakarta dulu. Masalahnya
nahan gengsi dengan cara menahan keputusan, tetapi kita sudah
kehilangan gengsi gede banget, apa gunanya.

Aku saya sih kasih aja, lalu segera buat koridor yg kuat
sepanjang NTT dan Maluku Selatan. Kalau ada kapal Aussie
berani lewat tinggal ditenggelamin. Nggak usah pakai peringatan
segala kayak kata Kiki kemarin.

+anjas


From: Igg Adiwijaya [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Habibie yang licik
Date: Tue, 21 Sep 1999 02:17:14 -0400

Ini kalo berita dibawah yang saya baca di Kompas bener,
Habibie itu berengsek + licik banget.
Dosanya bener-bener sejajar deh sama $oeharto.

1. Dia yang ngusulin 2 opsi (terutama yang kedua) ke rakyat Timtim yang
tujuan utamanya
untuk mengalihkan perhatian rakyat+mahasiwa terhadap pengadilan
akan kekayaan $oeharto + kekayaan dia sendiri.
Ini dilakukan tanpa dengerin komentar/keberatan DPR+MPR saat itu.

2. Eh .. menang deh rakyat Timtim. Walaupun kita udah malu banget di
dunia luar, kita masih ada tawar-menawar untuk dikte negara mana
aja yang boleh masuk Timtim. Rakyat+DPR+sebagian besar Parpol nggak
mau negara tertentu (seperti Australia, Portugal, dll)  masuk ke
Timtim.
Eh  dia malah kirim si Ali ke NewYork, bilang siapa aja boleh
masuk ke Timtim.

3. Nah ... sekarang ke merdekaan Timtim mesti di declare secara
formal dari Jakarta. Dia nggak mau ... malah ngasih permasalahannya
ke MPR (seperti yang terbaca di Kompas). Dia mungkin pikir biar
MPR deh yang gontok-gontokan sama orang Timtim + dunia.
Habibie cuman mau ngakuin bahwa opsi pertama di tolak. Titik.
Dia nggak ngakuin kalo opsi kedua adalah pilihan rakyat Timtim.

Si Habibie miripnya sama Napoleon, cuman pendeknya aja.
Bedanya? Napolean jayain France.
Si Habibie ngerjain + ngerusakin Indonesia, kayak kutu dikepala.
i can't beleive he is our president and he still wants to be the next
president. *sigh* :(

igg

Artikel dari kompas:

Selasa, 21 September 1999, 12:12 WIB
  Habibie Tentang Masalah Timtim:
  Meski Ditetapkan MPR, Timtim Tidak Diakui
  Dunia Internasional
  Jakarta, Antara
  Presiden BJ Habibie dalam Sidang Paripurna DPR di
Jakarta, Selasa
  (21/9) mengatakan pemerintah sama sekali tidak
mempunyai
  kewenangan untuk melepaskan Provinsi Timor Timur.
  Kepada sedikitnya 310 anggota DPR yang menghadiri
Sidang
  Paripurna itu, Presiden Habibie mengatakan yang
bisa dilakukan
  pemerintah adalah melaporkan hasil Jajak Pendapat
di Timtim
  tersebut kepada para anggota MPR, yang merupakan
pemegang
  kedaulatan rakyat, bahwa mayoritas masyarakat
Timtim menolak
  tawaran otonomi luas dengan status khusus.
  "Maka diharapkan Majelis Permusyawaratan Rakyat
yang akan
  melakukan Sidang Umum nanti dapat menampung
aspirasi rakyat
  Timor Timur tersebut sesuai dengan nilai-nilai
yang terkandung di
  dalam konstitusi kita," demikian harapan Kepala
Negara kepada para
  anggota MPR.
  Presiden mengatakan pula bahwa karena mayoritas
penduduk
  Timtim menolak tawaran status otonomi dengan
status khusus
  tersebut, maka hal itu harus dipandang sebagai
kenyataan yang ada
  secara jernih.
  Kepala Negara mengemukakan pula bahwa karena

Re: [saham] Tentara Australia Mendarat

1999-09-21 Terurut Topik Suhendri

he...helucu 


Yw: Iya, nih. Saya juga lihat. Ibarat kata: anda udah siap main tenis,
pemanasan udah optimal, badan mulai hangat. Raket siap, bola siap,
net siap, pakaian juga sudah siap, sepatu siap, segalanya kecuali
satu: nggak ada musuh barang satu orang pun; karena semua orang lain
udah merasa puas main, dan capek.

Sekujur tubuh udah gatel pingin tepak-tepok bola, apa daya...
malah diketawain anak-anak kecil. ;-)



Re: [saham] Tentara Australia Mendarat

1999-09-21 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Memang pasukan TNI bener-bener unyil. Sudah dipermalukan
masih saja jahil. Harian Media Indonesia menyampaikan bahwa
para petinggi ABRI beserta para wartawan di airport malah
tertawa-tawa waktu melihat para UN Troops melakukan pendaratan
lalu sweeping (katanya bahasa militernya adalah operasi linud).
Komentarnya seolah-olah melihat pasukan Australia sedang
latihan perang.

Mestinya para milisi juga tidak kalah jahil. Misalnya mereka
dapat main tenis atau main basket di sekitar airport saat
Australia mendarat. Jadi waktu mereka dengan senjata terkokang
dan berjalan merunduk-runduk, di dekat mereka ada orang main
olahraga. Lalu direkam di TV, sebarin ke seluruh dunia.
Jadinya kan para crocodile dundee pada malu ati. Mungkin acara
jahil-jahilan ini belum telat kalau ditampilkan di Baucau.



'---
From: Yusuf-Wibisono [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [saham] Tentara Australia Mendarat
Date: Tue, 14 Sep 1999 17:43:37 +0700

...

 Kemarin tentara Australia sudah mendarat!!!
 Dari tivi yg saya lihat,  saya punya kesan . . .
 Pintu Hercules C130 terbuka..
 muncullah tentara bule yang gagah-gagah menuruni tangga pesawat dengan
 persenjataan serbu lengkap, plus rompi anti peluru.
 Terus langsung sweeping sekitar pesawat, ke ujung landasan seolah-olah
 berhadapan dengan ladang ranjau yang mematikan.
 Barulah, setelah merasa aman, barang-barangnya diturunkan, tetap dengan
 kewaspadaan penuh.
 
 Sayangnya, kamera tivi kebetulan memperlihatkan ada helicopter Polri
 yg parkir udah lama di situ, dan ada beberapa TNI sedang berdiri-
 berdiri (bercanda).
 
 Kok, jadi kelihatan kontras.

Yw: Iya, nih. Saya juga lihat. Ibarat kata: anda udah siap main tenis,
 pemanasan udah optimal, badan mulai hangat. Raket siap, bola siap,
 net siap, pakaian juga sudah siap, sepatu siap, segalanya kecuali
 satu: nggak ada musuh barang satu orang pun; karena semua orang lain
 udah merasa puas main, dan capek.

 Sekujur tubuh udah gatel pingin tepak-tepok bola, apa daya...
 malah diketawain anak-anak kecil. ;-)

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: berminat menjadi wakil rakyat?

1999-09-21 Terurut Topik Sri T Arundhati

waduh kalau orang-orang  yang seperti anda ini pada takut semua untuk
terlibat ngelola negara nah nanti yang oportunis semua dong yang
masuk...ayolah jangan ngomong aja.jangan coward kayak howard



Re: (Was ???) Ada apa dengan Megawati?

1999-09-21 Terurut Topik Sri T Arundhati

kalau EQ (Emotional Inteligent)nya oke kenapa tidak..



Re: (Was ???) Ada apa dengan Megawati?

1999-09-21 Terurut Topik Suhendri

Anda kehilangan salah satu inti dari email saya.

Kalau mau jadi presiden, berusahalah dengan sekuat tenaga dan segala
kemampuan, tapi jangan menyalahkan TUHAN karena dia diciptakan sebagai
wanita lalu ada kemungkinan tidak bisa jadi presiden. Meskipun menurut saya
sebenarnya mau perempuan atau tidak asal mampu ya silahkan, asal mampu.

Blame God for being a woman ?! Ironis kan.

Saya cantumkan lagi email saya :

Ibu yang satu ini harus belajar tentang Takdir, Kehendak, dan Ijin dari
Allah Swt. Disini ada faktor yang namanya USAHA, bukan menyalahkan SANG
PENCIPTA.

Kalau ada orang yang meragukan MS karena dia wanita, ya boleh-boleh saja.
Kalau ada orang yang meragukan MS karena dia tidak mampu, ya sah-sah saja.
Kalau ada orang yang meragukan BJH karena dia terlalu pintar, ya monggo.
Kalau ada orang yang meragukan AR karena dia memang layak, ya silahkan.

Bebas saja kan mengeluarkan pendapat dan pikiran.

Soe




-Original Message-
From: . [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Tuesday, September 21, 1999 1:40 PM
Subject: (Was ???) Ada apa dengan Megawati?


Saya tanya kembali, menurut anda:

apakah Allah tidak menghendaki wanita jadi presiden?   (YA) (TIDAK)
--

Terlepas dari tata kalimat Megawati, kita mengerti bahwa yang ia maksudkan
ialah
Allah tidak melarang (mengharamkan) wanita jadi presiden.

Sebaiknya tidak menilai tingkat kepintaran/pemahaman agama-
seseorang dari satu kalimatnya saja, apalagi jika kemudian orang itu
dianggap 'kurang pintar'.

Lagipula apakah kepintaran (kecerdasan? prestasi akademis? jago catur?
 IQ?) -
layak dijadikan acuan utama untuk memilih presiden?

Pilih presiden yang pintar atau presiden yang jujur?
Pilih presiden yang pintar atau presiden yang capable, ditunjuk rakyat,
terbukti bersih?
Pilih presiden yang demonstratif beragama  tapi kejam;  atau yang
sembahyang
khusyu diam2-
serta berbudi luhur?

Soal Megawati atau calon lainnya yang terpilih, menurut hemat saya,
bukanlah karena kepintarannya atau penampakan luar keagamaannya.

CP.




-Original Message-
From: Suhendri [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Tuesday, September 21, 1999 9:54 AM
Subject: ???


Tulisan berikut saya ambil dari web republika

''Kalau memang Allah tidak menghendaki wanita jadi presiden,
ya jangan bikin
perempuan,'' kata Megawati

Saya coba analogikan dengan kalimat lain :

Kalau saya tidak berhasil sekolah di Luar Negeri, ya jangan bikin saya,
atau
kalau saya tidak berhasil kawin dengan dia, ya jangan dibikin dia, dll
analogi.

Rupanya ibu yang satu ini sangat dangkal sekali pemahaman tentang agamanya
sendiri.
(Klarifikasi : agamanya Islam kan ya ?)

Segini aja mutu calon presiden, payah.
Buat saya pribadi yang namanya pemimpin, at least harus lebih pintar dari
saya :-(
Nggak tahu kalau ada orang yang mau dipimpin oleh orang yang lebih rendah
kepintarannya



tragedy..(joke)

1999-09-21 Terurut Topik Mirza Raditya

This could really happen .

President Bill Clinton was visiting an elementary school today and when he
visited a class in the middle of a discussion related to words and their
meanings.
The teacher asked the President if he would like to lead the class in the
discussion of the word, "Tragedy."  So our illustrious leader asks the
class for an example of a
"tragedy."
One little boy stands up and offers, "If my best friend, who lives next
door, was playing in the street and a car came along and ran over him, that
would be a tragedy."
"No," says Clinton, "that would be an accident."
A little girl raises her hand. "If a school bus carrying 50 children
drove off a cliff, killing everyone involved, that would be a
tragedy."
"I'm afraid not," explains Mr. President.  "That's what we would call GREAT
LOSS."
The room goes silent. No other children volunteer. President Clinton
searches the room. "Isn't there someone here who can give me an example of
a tragedy?"
Finally, way in the back of the room, a small boy raises his hand. In a
quiet voice he says, "If Air Force One, carrying Mr.  Mrs. Clinton, was
struck by a missile and blown up to
smithereens,
that would be a tragedy.
"Fantastic," exclaims Clinton, "that's right. And can you tell me WHY that
would be a tragedy?"
"Well," says the boy, "because it wouldn't be an accident, and it certainly
would be no great loss."

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: (Was ???) Ada apa dengan Megawati?

1999-09-21 Terurut Topik Sri T Arundhati

karena orang-orang selama ini juga ngasih alasannya dengan alasan Tuhan
juga bukan?



Presiden perempuan (was: ???)

1999-09-21 Terurut Topik Elias Moning

Menanggapi silogisme Sdr. Suhendri, saya tercenung sejenak... nampaknya
analogi yang ditelurkan oleh Suhendri kelihatannya logis sekali, tapi
nampaknya silogime Suhendri melanggar prinsip-prinsip dasar silogisme dalam
logika.

1. Pertama premis minor tidak boleh lebih besar atau luas dari premis
major.  Pernyataan Suhendri bahwa "Kalau saya tidak berhasil sekolah di
Luar Negeri, ya jangan bikin saya, atau kalau saya tidak berhasil kawin
dengan dia, ya jangan dibikin dia" premis penciptaan mahluk adalah suatu
premis major yang sangat luas, jauh lebih luas dari pada sekedar
keberhasilan study di luar negri atau keberhasilan seseorang untuk
menyunting calon pendamping hidup.  Silogisme yang salah ini sama seperti
kalau anda mengatakan: Oh.. lapangan rumput ini basah, tentu tadi baru saja
hujan... padahal bisa saja lapangan rumputnya baru disiram oleh sprinkler...
logikanya:
lapangan rumput basah -- premis minor
hari hujan -- premis mayor
Silogismenya macet karena premis minor (lebih luas, lebih besar) dari
premis major

Logika yang benar adalah: "hari hujan, maka lapangan rumputnya basah..."

2.  Kesimpulan tak boleh lebih luas dari premis-premis.
Kesimpulan jangan dibikin saya (suatu raison d'etre, alasan eksistensi atau
keberadaan) ini sangat luas sekali jauh lebih luas daripada sekedar sekolah
ke luar negri... Maka, bisa kita katakan silogisme ini juga macet

Kalau kita lihat pernyataan Megawati SP "''Kalau memang Allah tidak
menghendaki wanita jadi presiden, ya jangan bikin perempuan,''.  Sekilas
pernyataan ini silogisme-nya mirip Sdr. Suhendri, tapi sebetulnya tidak...
Megawati SP bicara tentang kehendak Allah (jadi bukan lagi kehendak manusia
/saya) maka premis majornya memang jauh lebih luas... apakah premis ini
lebih luas dari alasan penciptaan mahluk... barangkali tidak.  Tapi jelas
di sini ada jauh lebih banyak "grey area"

Alasan penciptaan yang diyakini oleh agama-agama besar (Yahudi, kristen,
islam) adalah menciptakan mahluk yang bebas berpikir dan bertindak meskipun
itu melanggar kehendak Allah sendiri :).  Tak ada fatalisme dalam tujuan
penciptaan..

Tentu, diskusan lain bisa berpendapat lain, tapi saya yakin benar bahwa
kesimpulan Suhendri nampaknya terlalu emosionil:

1. Bahwa calon presiden harus lebih pintar dari Sdr. Suhendri 
2. Megawati SP disimpulkan oleh Suhendri sebagai mempunyai kapasitas lebih
rendah dari dirinya saya rasa ini suatu bual yang tak berdasar.  Kenyataan
bahwa PDI-P di bawah pimpinan Megawati berhasil meraih 39% suaru dalam
pemilu yang lalu saja sudah membuktikan betapa beliau memiliki kapasitas
nan jauh di atas Sdr. Suhendri.  Jadi tak perlu khawatir.

Semoga tayangan ini bisa mengundang kita semua untuk tidak terlalu mudah
menyepelekan orang, apalagi kalau alasan yang sebenarnya itu merupakan
agenda politik anda..

Salam,
Elias Moning,
Center for International Education
University of Massachusetts at Amherst

juga lulusan Sekalah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta (1979)

At 09:37 AM 09/21/1999 +0700, Suhendri wrote:
Tulisan berikut saya ambil dari web republika

''Kalau memang Allah tidak menghendaki wanita jadi presiden,
ya jangan bikin
perempuan,'' kata Megawati

Saya coba analogikan dengan kalimat lain :

Kalau saya tidak berhasil sekolah di Luar Negeri, ya jangan bikin saya, atau
kalau saya tidak berhasil kawin dengan dia, ya jangan dibikin dia, dll
analogi.

Rupanya ibu yang satu ini sangat dangkal sekali pemahaman tentang agamanya
sendiri.
(Klarifikasi : agamanya Islam kan ya ?)

Ibu yang satu ini harus belajar tentang Takdir, Kehendak, dan Ijin dari
Allah Swt. Disini ada faktor yang namanya USAHA, bukan menyalahkan SANG
PENCIPTA.

Segini aja mutu calon presiden, payah.
Buat saya pribadi yang namanya pemimpin, at least harus lebih pintar dari
saya :-(
Nggak tahu kalau ada orang yang mau dipimpin oleh orang yang lebih rendah
kepintarannya.

Soe





Re: [Re: [saham] Tentara Australia Mendarat]

1999-09-21 Terurut Topik Rizal Az

Kenapa engga' didemo aja Kedutaan Australia atau Konjen2 Australia yang ada di
Amerika dan Eropa? Kalau Permias bisa kirim surat ke PBB tentang mengecam Orde
Baru, dll, kenapa sekarang tidak melakukan hal yang sama terhadap
Australia???. Bikin poll, lihat pendapat anggota2 Permias, kalau sebagian
besar merasa benci terhadap ikut campurnya Australia terhadap masalah Tim2,
digelar aja demo di Kedubes, dan Konjen2 Ausie diseluruh dunia. 
Itu baru namanya solidaritas bangsa... tidak putus karena lautan
(ceileee...).
  Kasihan kita2 disini kerjanya hanya bisa mencela negara sendiri. Orde Baru
dan TNI/ABRI (whatever dah..) memang salah-nya keterlaluan, udah seharusnya
kita kecam habis2an, tapi sekarang bangsa kita sudah di-injak2 orang, kenapa
kita diam? kenapa kita2 yang ada di sini diam saja, hujat dong, kecam dong...
gimana sih???, Udah ada orang yang mengundurkan diri, tapi apa yang didapat
dari milis ini??..."Semoga apa yang di pilih sdr.Agus itu, adalah pilihan yang
paling tepat..." duh... bukan itu deh niat dari orang yang mengirim berita itu
ke milis PERMIAS USA
sementara orang2 Indonesia di Aussie di harass, yang disini nyantai aja. pikir
deh, ini sudah bukan masalah pemerintah lagi, ini sudah ke rakyat. Kalau
Aussie, spt Howard bilang, hanya mengecam TNI, kenapa pelajar Indo di Aussie
harus di intimidate?. 
  Kalau saya bilang akar dari semua ini bukan KKN, tapi kepada masalah
nasionalisme rakyat kita. Coba kalau rasa nasionalismenya tinggi, sudah pasti
tidak akan ada korupsi dan tidak akan di-injak2. Karena nomer 1 yang ada di
otak mereka adalah Bangsa dan negara. Jadi kerjain deh apa yang biasanya kita
kerjakan kalau ada problem. Gather masalah, bikin komitee, present data2,
bikin poll, tentukan sikap kita dengan TEGAS !!!. 
  Jadi segitu saja, ide, saran dan uneg2 saya...:) 


ichalichali





Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.



Re: (Was ???) Ada apa dengan Megawati?

1999-09-21 Terurut Topik bRidWaN

Jangan lihat calon Presiden dari pendidikannya,
soalnya sekarang banyak DOKTOR dan PROFESOR yang
amburadul di-Indonesia.

Sorry guysj/k...

Salam,
bRidWaN

At 12:18 PM 9/21/99 +0700, . wrote:
Saya tanya kembali, menurut anda:

apakah Allah tidak menghendaki wanita jadi presiden?   (YA) (TIDAK)
--

Terlepas dari tata kalimat Megawati, kita mengerti bahwa yang ia maksudkan
ialah
Allah tidak melarang (mengharamkan) wanita jadi presiden.

Sebaiknya tidak menilai tingkat kepintaran/pemahaman agama-
seseorang dari satu kalimatnya saja, apalagi jika kemudian orang itu
dianggap 'kurang pintar'.

Lagipula apakah kepintaran (kecerdasan? prestasi akademis? jago catur?
 IQ?) -
layak dijadikan acuan utama untuk memilih presiden?

Pilih presiden yang pintar atau presiden yang jujur?
Pilih presiden yang pintar atau presiden yang capable, ditunjuk rakyat,
terbukti bersih?
Pilih presiden yang demonstratif beragama  tapi kejam;  atau yang sembahyang
khusyu diam2-
serta berbudi luhur?

Soal Megawati atau calon lainnya yang terpilih, menurut hemat saya,
bukanlah karena kepintarannya atau penampakan luar keagamaannya.

CP.




-Original Message-
From: Suhendri [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Tuesday, September 21, 1999 9:54 AM
Subject: ???


Tulisan berikut saya ambil dari web republika

''Kalau memang Allah tidak menghendaki wanita jadi presiden,
ya jangan bikin
perempuan,'' kata Megawati

Saya coba analogikan dengan kalimat lain :

Kalau saya tidak berhasil sekolah di Luar Negeri, ya jangan bikin saya,
atau
kalau saya tidak berhasil kawin dengan dia, ya jangan dibikin dia, dll
analogi.

Rupanya ibu yang satu ini sangat dangkal sekali pemahaman tentang agamanya
sendiri.
(Klarifikasi : agamanya Islam kan ya ?)

Segini aja mutu calon presiden, payah.
Buat saya pribadi yang namanya pemimpin, at least harus lebih pintar dari
saya :-(
Nggak tahu kalau ada orang yang mau dipimpin oleh orang yang lebih rendah
kepintarannya





Re: Habibie yang licik

1999-09-21 Terurut Topik bRidWaN

hehehehee...No comment ah.
Tapi dikit dikit aja ya boleh dong.


  "i can't beleive he is our president and he still
   wants to be the next president. *sigh* :(..."

He still wants, itu memang hak dia koq.
Yang aneh, dia masih ada yang ngedukung...:)
Tapi itu juga hak-nya yang ngedukung sih,
cuma rada heran ajah !


Salam,
bRidWaN


At 02:17 AM 9/21/99 -0400, Igg Adiwijaya wrote:

 Ini kalo berita dibawah yang saya baca di Kompas bener,
 Habibie itu berengsek + licik banget.
 Dosanya bener-bener sejajar deh sama $oeharto.

 1. Dia yang ngusulin 2 opsi (terutama yang kedua) ke rakyat
Timtim yang tujuan utamanya untuk mengalihkan perhatian
rakyat+mahasiwa terhadap pengadilan akan kekayaan
$oeharto + kekayaan dia sendiri. Ini dilakukan tanpa
dengerin komentar/keberatan DPR+MPR saat itu.

 2. Eh .. menang deh rakyat Timtim. Walaupun kita udah malu
banget di dunia luar, kita masih ada tawar-menawar untuk
dikte negara mana aja yang boleh masuk Timtim.
Rakyat+DPR+sebagian besar Parpol nggak mau negara tertentu
(seperti Australia, Portugal, dll)  masuk ke Timtim.
Eh  dia malah kirim si Ali ke NewYork, bilang siapa
aja boleh masuk ke Timtim.

 3. Nah ... sekarang ke merdekaan Timtim mesti di declare
secara formal dari Jakarta. Dia nggak mau ... malah ngasih
permasalahannya ke MPR (seperti yang terbaca di Kompas).
Dia mungkin pikir biar MPR deh yang gontok-gontokan sama
orang Timtim + dunia.
Habibie cuman mau ngakuin bahwa opsi pertama di tolak. Titik.
Dia nggak ngakuin kalo opsi kedua adalah pilihan rakyat Timtim.


 Si Habibie miripnya sama Napoleon, cuman pendeknya aja.
 Bedanya? Napolean jayain France.
 Si Habibie ngerjain + ngerusakin Indonesia, kayak kutu dikepala.
 i can't beleive he is our president and he still wants to be the
 next president. *sigh* :(

 igg


Artikel dari kompas:
=
Selasa, 21 September 1999, 12:12 WIB
Habibie Tentang Masalah Timtim:
Meski Ditetapkan MPR, Timtim Tidak Diakui Dunia Internasional
deleted



Re: (Was ???) Ada apa dengan Megawati?

1999-09-21 Terurut Topik Sri T Arundhati

setujuu belum lagi  iman dan iminnya ...



Re: (Was ???) Ada apa dengan Megawati?

1999-09-21 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Sebetulnya sulit untuk sekedar bilang jangan lihat calon presiden dari
pendidikannya. Kalau mau lebih adil maka kriterianya adalah:

1. Cerdas dan pandai.
Untuk menjadi cerdas tidak perlu tinggi pendidikannya.
Untuk menjadi pintar dalam arti luas pengetahuannya,
maka pendidikan juga bukan jaminan. Namun demikian,
taraf pendidikan sangat mempengaruhi keluasan ilmu
pengetahuannya itu. Kerugian dengan pemimpin yg tidak
cerdas adalah TELMI. Tidak mampu bereaksi dengan cepat dan
tepat dapat menimbulkan masalah dengan kehidupan politik
yang sangat dinamis dan membutuhkan decision making yg
super cepat. Sedangkan bila seorang presiden tidak pandai,
maka tidak mampu mengolah data-data yg ada untuk dicarikan
solusinya, dengan bantuan pengetahuannya tadi. Seorang
yg punya pengetahuan cekak perlu waktu untuk memproses
problemnya tadi. Kalau program komputer mereka tidak punya
database.

2. Dapat dipercaya (iman dan amanah?)
Untuk menjadi orang yg dapat dipercaya memang agak repot
untuk dirumuskan. Rumusan kalau berjanji tidak ingkar dan
kalau diberi amanah dilaksanakan sangat bagus untuk
dijadikan barometer. Sayangnya posisi politis mengharuskan
orang untuk tidak terlalu teguh pada janji. Itu sudah dari
sononya. Tapi paling tidak orang yg biasanya kuat imannya
sekaligus juga orang yg dapat dipercaya. Sudah barang tentu
irregularity sering terjadi lah. Tapi untuk barometer sangat
pas.

3. Mampu berkomunikasi (fathonah?)
Kemampuan untuk tanggap terhadap keinginan rakyat (artinya
mampu mendengar) dan juga kemampuan untuk berbicara kepada
rakyat (pidato, ceramah, dlsb). Kombinasi mendengar dan
berbicara dapat diterjemahkan dalan tindakan silaturahmi, turba,
dlsb.

4. Berwibawa
Sudah tidak perlu saya jelaskan lagi lah. Banyak yg bilang
wibawa sudah built-in dari sononya, tapi ada yg bilang dapat
dipelajari.

Mari kita evaluasi Megawati sebagai sampelnya.
- Cerdik? Evaluasi sendiri.
  Pandai? Terdapat nilai minus yg besar banget di sini;)
  Kekurangan di bidang pendidikan mungkin dapat dikejar,
  tetapi proses belajar tidak akan pernah dapat disusulkan.

- Iman. Statement yg mempertanyakan Tuhan mengapa mesti
  menciptakan perempuan kesannya mengena untuk menjawab
  pertanyaan terkait. Tanggapan Bung Elias kelihatannya
  masuk akal tetapi ternyata kurang masuk di akal saya.
  Tidak ada premis-premisan di sini karena bila kita bicara
  tentang Tuhan maka tidak ada yg lebih luas dari itu.
  Masalahnya dari asalnya wanita diciptakan untuk menemani
  laki-laki. Artinya fungsinya sebagai pendamping, bukan
  pemimpin. Kita tidak membicarakan masalah hak azasi wanita.
  Justru yg azasi itulah wanita diberi fitrah yg lain.
  Mempertanyakan titah Tuhan adalah dosa besar. Sudah
  ada fungsi masing-masing kok masih nanya.

- Fathonah.
  Kebiasaan buruk Megawati adalah sering tidak perduli dengan
  tanggapan-tanggapan. Misalnya waktu didemo karena kebijakan-
  nya melepas kedudukan ketua DPRD DKI kepada ABRI langsung
  saja nyelonong pergi. Tindakan ini sangat sering terjadi.
  Jadi kriteria 'mampu mendengar' menjadi agak kurang dipenuhi.
  Kemampuan berbicara juga masih dipertanyakan. Sifat ini
  bahkan masih berada di bawah Suharto yg kerjanya cuman baca
  naskah pidato. Di dalam jangka pendek kita mungkin masih
  agak memakluminya. Dalam jangka panjang lama-lama juga jadi
  sebel. Presiden kok begitu;)

- Tambahan
  Bila mau premis-premisan model Bung Elias, maka pernyataan
  Bung Ridwan malah makin susah untuk diterima. Banyaknya
  doktor dan profesor yg amburadul bagaimana mengukurnya?
  Pertanyaan berikutnya, kalau gitu apakah master atau sarjana
  lebih sedikit yg amburadul daripada doktor dan profesor?
  Bagaimana dengan non sarjana apakah banyak yg tidak amburadul?
  Berapa persen?

+anjas


-
From: bRidWaN [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: (Was ???)   Ada apa dengan Megawati?
Date: Tue, 21 Sep 1999 22:41:39 +0700

Jangan lihat calon Presiden dari pendidikannya,
soalnya sekarang banyak DOKTOR dan PROFESOR yang
amburadul di-Indonesia.

Sorry guysj/k...

Salam,
bRidWaN

At 12:18 PM 9/21/99 +0700, . wrote:
 Saya tanya kembali, menurut anda:
 
 apakah Allah tidak menghendaki wanita jadi presiden?   (YA) (TIDAK)
 --
 
 Terlepas dari tata kalimat Megawati, kita mengerti bahwa yang ia
maksudkan
 ialah
 Allah tidak melarang (mengharamkan) wanita jadi presiden.
 
 Sebaiknya tidak menilai tingkat kepintaran/pemahaman agama-
 seseorang dari satu kalimatnya saja, apalagi jika kemudian orang itu
 dianggap 'kurang pintar'.
 
 Lagipula apakah kepintaran (kecerdasan? prestasi akademis? jago catur?
  IQ?) -
 layak dijadikan acuan utama untuk memilih presiden?
 
 Pilih presiden yang pintar atau presiden yang jujur?
 Pilih presiden yang pintar atau presiden yang capable, ditunjuk rakyat,
 terbukti bersih?
 Pilih presiden yang demonstratif beragama  tapi 

Re: berminat menjadi wakil rakyat?

1999-09-21 Terurut Topik Arya Indrathama

In a message dated 9/21/99 8:18:50 AM Mountain Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 waduh kalau orang-orang  yang seperti anda ini pada takut semua untuk
 terlibat ngelola negara nah nanti yang oportunis semua dong yang
 masuk...ayolah jangan ngomong aja.jangan coward kayak howard
  


Ehm, kalo orang orang seperti aku ini yang kayak bagaimana mbak Sri?
Sebenernya isi tulisanku semula itu cuma sebagai pengingat kepada temen temen
mahasiswa/i bahwa kalau mereka mau berkiprah di dunia politik dan
pemerintahan, mungkin mereka bisa merubah Indonesia ini ke arah yang lebih
baik. Khan selama ini arek arek iki sudah punya buanyak pemikiran tentang
Indonesia. Nah, aku pikir kenapa nda sekalian menjadi pejabat atau politisi
aja, jadi pemikirannya itu bisa dijadikan kenyataan. Dan kalau pemikiran dan
ide ide itu sudah menjadi kenyataan, tinggal tunggu waktunya negara kita
untuk maju dan sejajar dengan negara negara besar yang lain. Begithu lohh
ceritanya...

Kalau aku sendiri begini; karena aku mengerti kapasitasku, maka aku memang
enggan untuk jadi politisi atau pejabat dsb. Boro boro bercita cita,
memikirkan aku menjadi mentri atau pejabat eselon satu aja ngga pernah.
Lagipula, ilmu yang aku ambil saat ini (agak) jauh dari dunia perpolitikan.
Dan aku kemaren menyinggung dikit bahwa di dalam agama yang ceritanya aku
anut ini, menjadi pemimpin itu berat karena dimintai pertanggung jawaban di
akherat kelak. Jadi aku pun juga menyisipkan bahwa kalo udah berada di
"atas" sana, tanggung jawabnya makin berat. Logis aja kok, karena semakin
tinggi pohon, semakin kencang angin yang menerpanya, ya ngga seh...

Nah, jadi sekali lagi mbak Sri, inti email ku ini cuma sebagai penggugah ide
aja.
Jadi seperti ini nih: "Mbak Sri.., mbak Sri.., begimana mbak? mau jadi
politisi ngga kayak Megawati?  siapa tau kalau mbak Sri jadi politisi, mbak
bisa menolong rakyat kita dengan ide ide mbak.." ( misalnya ) Tapi kalau aku
iki ora iso mbak njadi politisi. Soale aku lebih demen begadang, eh
bedagang ( begithuu... )

Kira kira mbak Sri paham kan tujuan emailku iki?

Trus...khan mbak bilang, ayo dong...jangan ngomong aja...
aku sih oyee aja mbak...trus apa dong yang mo dikerjain? lha kalo jangan
ngomong aja, ya piye? kan iki mailing list. bisane ya ngomong wae.. =(

Trus jangan coward kayak howard? waahh..aku mo disamain ama howard?
juahattnya mbaknee=-(
aku ndak coward, cuma mengerti kapasitasku saat ini. Dan aku berharap kalo
temen temen mahasiswa yang punya kapasitas pemimpin, punya ide jitu, punya
idealis dan moral yang tinggi, mau mencoba membaktikan diri sebagai politisi,
pejabat, anggota mpr/dpr dan negarawan daripada bekerja dengan Arthur
Andersen dan dapet gaji 2500 dollar perbulan dipotong tax..hehehe

Ya uwis..gitu aja
Met kenal Mbak Sri yee...


Arya



Re: (Was ???) Ada apa dengan Megawati?

1999-09-21 Terurut Topik bRidWaN

At 10:52 AM 9/21/99 -0400, Sri T Arundhati wrote:
karena orang-orang selama ini juga ngasih alasannya
dengan alasan Tuhan juga bukan?


heheheesaya suka dengan komentar ini.
Memang benar, hampir banyak tokoh yang selalu
bawa bawa Agama dan Tuhan.



Re: [Re: (Was ???) Ada apa dengan Megawati?]

1999-09-21 Terurut Topik Suhendri

Iya kadang - kadang memang saya berusaha untuk tidak defensif seperti itu.
(Dalam pembahasan MS saja yang batasi)

Tapi kadang-kadang memang akhirnya akan sampai ke situ juga akhirnya.

Ini saya pelajari dari atmosfir diskusi di sini, kadang - kadang logika,
pikiran jadi gelap kalau sudah "mendukung" atau "mengidola" sesuatu atau
seseorang.

Padahal orang yang berintelektual kan tidak begitu mestinya kan ya :-)

Soe


-Original Message-
From: Rizal Az [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Tuesday, September 21, 1999 11:00 PM
Subject: Re: [Re: (Was ???) Ada apa dengan Megawati?]


Mas...
  Pertama2 ma'af e-mail ini bukan untuk menjawab pernyataan anda pertama
tentang Megawati... rada off, karena yang mau disentil adalah pernyataan di
e-mail and yang kedua tentang "bebas pendapat"...:)

   jangan defensif gitu dong...:). Ini namanya nge-block orang, Kata-nya
demokasi... Demokrasi itu bukan hanya ngomong, terus tidak ada pertanggung
jawaban-nya. Kalau anda mengeluarkan pendapat dan pikiran, terus di counter
dengan orang lain, terus jawaban anda seperti di bawah ini?. Ini mah
namanya...(engga' comment deh...:)). "Terserah orang mau ngapain yang
penting
gue cuek", "loe mau ngomong apa, terserah, yang penting ini pikiran gue",
"bebas kok mengeluarkan pendapat dan pikiran". Ini namanya masa bodoh, tidak
peduli, egois, hypocrite, dan itu perlu di hilangkan, biar asyik
diskusinya...:). Maaf loh bukan mau ngatain orang, cuma ini sikap yang saya
dapat dari tulisan sdr.Soe...:).

ichalichali

Suhendri [EMAIL PROTECTED] wrote:

Kalau ada orang yang meragukan MS karena dia wanita, ya boleh-boleh saja.
Kalau ada orang yang meragukan MS karena dia tidak mampu, ya sah-sah saja.
Kalau ada orang yang meragukan BJH karena dia terlalu pintar, ya monggo.
Kalau ada orang yang meragukan AR karena dia memang layak, ya silahkan.

Bebas saja kan mengeluarkan pendapat dan pikiran.

Soe


Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at
http://webmail.netscape.com.



Re: Presiden perempuan (was: ???)

1999-09-21 Terurut Topik Suhendri

Premis mayor, premis minor, mungkin anda benar.

Tapi logika yang saya tulis mempunyai arti yang sama dengan logika dari Ibu
MS :

Yaitu :

Menyalahkan TUHAN karena
ketidakmampuan/kegagalan/keputus-asa-an/kefrustasian, dlsb.
Jangan begitu dong. Apabila nanti kalau MS jadi Presiden (kecil sih
kemungkinannya) dihadapi suatu masalah negara yang besar, karena tidak bisa
lagi memecahkan nya akhirnya bicara didepan rakyat :

"Kalau memang Allah tidak menghendaki negara ini adil dan makmur, ya jangan
bikin Indonesia"

Bagaimana ???

Semua kembali ke USAHA, seseorang yang memahami apa itu Takdir, Kehendak dan
Ijin tidak akan pernah berkata seperti itu. Dan kembali lagi saya katakan,
karena telah terucap kata-kata MS seperti itu, maka terbuka lah sebenarnya
kemampuan dari beliau yang sebenarnya. Yaitu (mungkin) : akan gampang
menyalahkan sesuatu nya ke orang/pihak lain, jika sudah mendapatkan masalah.

Kita lihat saja nanti ya, kalau MS sudah jadi Presiden, beranikah bersikap
ksatria, dan berkata YA Inilah salahku, inilah kegagalanku dlsb.

Soe



-Original Message-
From: Elias Moning [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Tuesday, September 21, 1999 10:17 PM
Subject: Presiden perempuan (was: ???)


Menanggapi silogisme Sdr. Suhendri, saya tercenung sejenak... nampaknya
analogi yang ditelurkan oleh Suhendri kelihatannya logis sekali, tapi
nampaknya silogime Suhendri melanggar prinsip-prinsip dasar silogisme dalam
logika.

1. Pertama premis minor tidak boleh lebih besar atau luas dari premis
major.  Pernyataan Suhendri bahwa "Kalau saya tidak berhasil sekolah di
Luar Negeri, ya jangan bikin saya, atau kalau saya tidak berhasil kawin
dengan dia, ya jangan dibikin dia" premis penciptaan mahluk adalah suatu
premis major yang sangat luas, jauh lebih luas dari pada sekedar
keberhasilan study di luar negri atau keberhasilan seseorang untuk
menyunting calon pendamping hidup.  Silogisme yang salah ini sama seperti
kalau anda mengatakan: Oh.. lapangan rumput ini basah, tentu tadi baru saja
hujan... padahal bisa saja lapangan rumputnya baru disiram oleh sprinkler...
logikanya:
lapangan rumput basah -- premis minor
hari hujan -- premis mayor
Silogismenya macet karena premis minor (lebih luas, lebih besar) dari
premis major

Logika yang benar adalah: "hari hujan, maka lapangan rumputnya basah..."

2.  Kesimpulan tak boleh lebih luas dari premis-premis.
Kesimpulan jangan dibikin saya (suatu raison d'etre, alasan eksistensi atau
keberadaan) ini sangat luas sekali jauh lebih luas daripada sekedar sekolah
ke luar negri... Maka, bisa kita katakan silogisme ini juga macet

Kalau kita lihat pernyataan Megawati SP "''Kalau memang Allah tidak
menghendaki wanita jadi presiden, ya jangan bikin perempuan,''.  Sekilas
pernyataan ini silogisme-nya mirip Sdr. Suhendri, tapi sebetulnya tidak...
Megawati SP bicara tentang kehendak Allah (jadi bukan lagi kehendak manusia
/saya) maka premis majornya memang jauh lebih luas... apakah premis ini
lebih luas dari alasan penciptaan mahluk... barangkali tidak.  Tapi jelas
di sini ada jauh lebih banyak "grey area"

Alasan penciptaan yang diyakini oleh agama-agama besar (Yahudi, kristen,
islam) adalah menciptakan mahluk yang bebas berpikir dan bertindak meskipun
itu melanggar kehendak Allah sendiri :).  Tak ada fatalisme dalam tujuan
penciptaan..

Tentu, diskusan lain bisa berpendapat lain, tapi saya yakin benar bahwa
kesimpulan Suhendri nampaknya terlalu emosionil:

1. Bahwa calon presiden harus lebih pintar dari Sdr. Suhendri 
2. Megawati SP disimpulkan oleh Suhendri sebagai mempunyai kapasitas lebih
rendah dari dirinya saya rasa ini suatu bual yang tak berdasar.  Kenyataan
bahwa PDI-P di bawah pimpinan Megawati berhasil meraih 39% suaru dalam
pemilu yang lalu saja sudah membuktikan betapa beliau memiliki kapasitas
nan jauh di atas Sdr. Suhendri.  Jadi tak perlu khawatir.

Semoga tayangan ini bisa mengundang kita semua untuk tidak terlalu mudah
menyepelekan orang, apalagi kalau alasan yang sebenarnya itu merupakan
agenda politik anda..

Salam,
Elias Moning,
Center for International Education
University of Massachusetts at Amherst

juga lulusan Sekalah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta (1979)

At 09:37 AM 09/21/1999 +0700, Suhendri wrote:
Tulisan berikut saya ambil dari web republika

''Kalau memang Allah tidak menghendaki wanita jadi presiden,
ya jangan bikin
perempuan,'' kata Megawati

Saya coba analogikan dengan kalimat lain :

Kalau saya tidak berhasil sekolah di Luar Negeri, ya jangan bikin saya,
atau
kalau saya tidak berhasil kawin dengan dia, ya jangan dibikin dia, dll
analogi.

Rupanya ibu yang satu ini sangat dangkal sekali pemahaman tentang agamanya
sendiri.
(Klarifikasi : agamanya Islam kan ya ?)

Ibu yang satu ini harus belajar tentang Takdir, Kehendak, dan Ijin dari
Allah Swt. Disini ada faktor yang namanya USAHA, bukan menyalahkan SANG
PENCIPTA.

Segini aja mutu calon presiden, payah.
Buat saya pribadi yang namanya pemimpin, at least harus lebih 

Reformis ?

1999-09-21 Terurut Topik Suhendri

Sebuah sikap reformis ???

=
 Ketika itu, seorang pendemo bernama Adrianus Marundung,
bahkan sempat menyesalkan sikap Mega yang terkesan sombong dan tak sudi
menemui simpatisannya yang telah berhari-hari menunggunya di DPP. ''Apakah
ini merupakan metamorfosis dari rezim yang telah berkuasa selama 32 tahun
dan akan lebih kejam dari rezim tersebut,'' ungkap Marundung, ketua
Solidaritas Masyarakat bagi Penegakan Demokrasi (Somasi) Nias, ketika itu.

Hal serupa terjadi kemarin. Meski sudah jauh datang dari daerah dengan
membawa keluhan, massa PDI-P tersebut tak mendapat perhatian Megawati, yang
sebetulnya sedang berada di kantor DPP. Bahkan, ia justru ngeloyor
meninggalkan kantor, ketika massanya berniat bicara.

Pada saat Mega akan meninggalkan kantornya, para pendemo berteriak-teriak
meminta bertemu dan berbicara dengannya. Tetapi, dengan gaya cuek, Megawati
keluar dari kantornya, lalu masuk ke mobil Toyota Crown B 1 MT yang telah
menunggunya. Tanpa menghiraukan mereka yang berteriak-teriak, mobil yang
ditumpangi Mega itu pelan-pelan meninggalkan kantor DPP
PDI-P...

==
Lengkapnya.

Caleg 'Siluman' PDI-P kembali Diprotes


JAKARTA -- Massa PDI Perjuangan dari berbagai provinsi kemarin mendatangi
kantor pusatnya di Kebagusan Jakarta. Mereka memprotes atas hilangnya calon
legislatif dari putra daerah untuk kemudian diganti caleg lain yang tak
mereka kenal alias 'caleg siluman'.

''Kami kemari karena ingin menuntut DPP yang terlalu jauh mengintervensi DPC
dalam soal penentuan caleg,'' kata Paskalis Lesek, yang mengaku sebagai juru
bicara masyarakat Kab Manggarai, NTT, di Kantor DPP Perjuangan di Jakarta
kemarin.

Sekitar ratusan massa PDI-P melakukan demo terhadap katornya sendiri di
Kebagusan kemarin. Mereka tidak cuma datang dari Nusa Tenggara Timur (NTT),
tapi juga Irian Jaya (Irja), Lampung, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sumatera
Utara (Sumut), Kebumen Jateng, dan Jakarta Timur.

Seolah sebuah koor, mereka datang dengan persoalan yang sama, yakni
munculnya caleg siluman. Karena terlalu menggebunya para pemrotes itu, tak
pelak mereka pun sempat nyaris bentrok dengan Satgas PDI-P yang berpakain
hitam-hitam.

Protes oleh massanya sendiri semacam ini memang bukan pertama kali dialami
DPP PDI-P. Aksi menghujat DPP PDI-P, bahkan jauh lebih garang, juga terjadi
pada Rabu (15/9) di dua tempat sekaligus -- halaman DPRD DKI dan Lenteng
Agung. Sehari sebelum itu, demo serupa juga terjadi di tempat yang sama.

Ketika itu, seorang pendemo bernama Adrianus Marundung, bahkan sempat
menyesalkan sikap Mega yang terkesan sombong dan tak sudi menemui
simpatisannya yang telah berhari-hari menunggunya di DPP. ''Apakah ini
merupakan metamorfosis dari rezim yang telah berkuasa selama 32 tahun dan
akan lebih kejam dari rezim tersebut,'' ungkap Marundung, ketua Solidaritas
Masyarakat bagi Penegakan Demokrasi (Somasi) Nias, ketika itu.

Hal serupa terjadi kemarin. Meski sudah jauh datang dari daerah dengan
membawa keluhan, massa PDI-P tersebut tak mendapat perhatian Megawati, yang
sebetulnya sedang berada di kantor DPP. Bahkan, ia justru ngeloyor
meninggalkan kantor, ketika massanya berniat bicara.

Pada saat Mega akan meninggalkan kantornya, para pendemo berteriak-teriak
meminta bertemu dan berbicara dengannya. Tetapi, dengan gaya cuek, Megawati
keluar dari kantornya, lalu masuk ke mobil Toyota Crown B 1 MT yang telah
menunggunya. Tanpa menghiraukan mereka yang berteriak-teriak, mobil yang
ditumpangi Mega itu pelan-pelan meninggalkan kantor DPP PDI-P.

Ketika mobil itu keluar dari kantor itulah, bentrokan hampir terjadi antara
Satgas dan massa PDI-P sendiri. Para pendemo ingin mengejar mobil Mega, tapi
dihalangi Satgas. Namun, bentrokan itu bisa dilerai. Para pendemo pun
meneruskan orasi sambil bernyanyi-nyanyi, di bawah matahari yang sangat
terik.

Di tengah aksi orasi, sempat terjadi pemukulan yang dilakukan seorang
simpatisan PDI-P Sumut terhadap Wakil Ketua DPD Sumut Bastami Ginting di
depan gerbang kantor. Namun, itu pun tak berlangsung lama, sebab Ginting
langsung dibawa masuk kantor. Menurut si pemukul yang tidak mau menyebutkan
namanya, hal itu dilakukan sebagai akumulasi kekecewaan dan kemarahannya
atas perlakuan DPD Sumut dalam soal penggantian caleg.

Kekecewaan seperti itulah yang juga dialami Lesek asal NTT. Menurutnya,
dalam penentuan caleg yang disampaikan ke Panitia Pemilu Indonesia (PPI),
caleg jadi putra daerah tidak dimasukkan. ''Malah diganti dengan nama lain
yang bukan asal putra daerah,'' katanya.

Dikatakannya pula, caleg jadi putra daerah bernama Cyprianus Aoer tidak
tertera dalam daftar yang diusulkan DPP PDI-P ke PPI dengan surat nomor
461.20/EX/DPP/1999. Menurut kabar yang mereka dengar, ucap Lesek, caleg itu
diganti dengan Yunus Bobo. Lalu, Yunus pun diganti oleh Yacob Nuawea. ''Itu
langsung saya dengar dari Jacob Tobing, ketua PPI,'' tegasnya.

''Tindakan sepihak itu bagi kami merupakan satu 

Fw: ???

1999-09-21 Terurut Topik Suhendri

Dari Republika :
Namun, meski menyebutkan daerah asal forum itu, Supriatna tidak menyebutkan
secara jelas dari pesantren atau kelompok ulama atau pelajar mana FJM itu.
Ketika beberapa wartawan meminta mereka untuk melakukan penjelasan pers,
salah seorang dari anggota Jamiatul mengatakan bahwa sudah tidak perlu lagi
ada acara itu. Pasalnya, dia beralasan, dengan penjelasan ketuanya dalam
sambutan tadi semuanya dirasakan sudah jelas.

Dari Hendri :
Ha..ha..ha forum jadi-jadian gitu koq dipercaya.
Biasalah, MS lagi galang kekuatan dan opini, tapi dengan cara yang kurang
bagus.
Terlalu jelas. :-)

(baca lagi dibawah masih ada tulisan saya)

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Tuesday, September 21, 1999 11:02 AM
Subject: Re: ???


In a message dated 9/20/99 10:54:22 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Tulisan berikut saya ambil dari web republika

  ''Kalau memang Allah tidak menghendaki wanita jadi presiden,
  ya jangan bikin
  perempuan,'' kata Megawati

http://www.suaramerdeka.com/harian/9909/21/nas4.htm
''Kalau wanita tidak boleh menjadi pemimpin,
mengapa dia diberi Allah kodrat yang sangat mulia, yaitu
menjadi ibu? Untuk melahirkan anak-anak yang bisa
meneruskan perjuangan menegakkan kebatilan. Ingat, surga di
bawah telapak kaki ibu.''


Dari Hendri :
Hubungan nya apa kalimat diatas.
Wanita boleh-boleh aja memimpim, tapi Megawati jangan memimpin dulu yach,
kapan-kapan aja dech. :-)

Dari Hendri lagi :
Ketua Jamiyatul Muslimin ini perlu diperiksa dulu nich, darimana asalnya,
kelompok jadi-jadian kali.

=
Ketua Jamiyatul Muslimin Jabar, KH Daud Supriyatna, menuturkan pendirian
wadah itu untuk membantah isu yang menyerang PDI Perjuangan akhir-akhir
ini.

 ''Kami tersinggung atas berita yang menyatakan kader PDI Perjuangan
sebagian
besar nonmuslim. Serta membantah pernyataan wanita tak boleh menjadi
presiden
karena dilarang ayat suci Alquran dan Hadis,'' katanya.
=



unsubscribe mailing list

1999-09-21 Terurut Topik Andre Andikasim

**UNSUBSCRIBE


terima kasih,
Andre Andikasim



  |akeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeake|
  | |
  | Andre Andikasim |
  |  ENRON Microcomputer Lab|
  |  University of Nebraska at Omaha|
  | |
  |  e-mail: [EMAIL PROTECTED]  |
  | [EMAIL PROTECTED] |
  |[EMAIL PROTECTED]|
  |   [EMAIL PROTECTED]  |
  | |
  |website: http://www.geocities.com/hollywood/6276 |
  | http://www.freeyellow.com/members/catrindo  |
  | |
  |akeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeake|



Re: [Re: [Re: (Was ???) Ada apa dengan Megawati?]]

1999-09-21 Terurut Topik Rizal Az

  Esmosi itu biasa kok mas... orang berintelektual-pun boleh esmosi, lihat
saja Habibie, kalo ngomong, matanya melotot2..(oh kalo itu memang bawaan
yah...:))). Membela pendapat sendiri itu juga sangat bagus berarti anda,
orang-nya punya prisip, tidak mudah tergoyah, tapi yang argumentasi jangan
ditutup, karena kalau begitu berarti menutup kemungkinan untuk melihat dari
kacamata yang lain. 
  Yang paling susah dari demokrasi adalah, bukan mengeluarkan pendapat,
"menerima" pendapat atau hasil yang bertentangan pedapat/prisip kita (menurut
saya inilah "core" dari demokrasi, yang kita semua harus belajar). Maaf loh
bukannya mau ngajarin sekali lagi maaf yah...:). 
   Kesimpulannya: terus berargumen, terus diskusi, jangan takut dan jangan
mundur, yang penting jangan menutup diri dan "menerima"...:)).

ichalichali


Suhendri [EMAIL PROTECTED] wrote:
Iya kadang - kadang memang saya berusaha untuk tidak defensif seperti itu.
(Dalam pembahasan MS saja yang batasi)

Tapi kadang-kadang memang akhirnya akan sampai ke situ juga akhirnya.

Ini saya pelajari dari atmosfir diskusi di sini, kadang - kadang logika,
pikiran jadi gelap kalau sudah "mendukung" atau "mengidola" sesuatu atau
seseorang.

Padahal orang yang berintelektual kan tidak begitu mestinya kan ya :-)

Soe


-Original Message-
From: Rizal Az [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Tuesday, September 21, 1999 11:00 PM
Subject: Re: [Re: (Was ???) Ada apa dengan Megawati?]


Mas...
  Pertama2 ma'af e-mail ini bukan untuk menjawab pernyataan anda pertama
tentang Megawati... rada off, karena yang mau disentil adalah pernyataan di
e-mail and yang kedua tentang "bebas pendapat"...:)

   jangan defensif gitu dong...:). Ini namanya nge-block orang, Kata-nya
demokasi... Demokrasi itu bukan hanya ngomong, terus tidak ada pertanggung
jawaban-nya. Kalau anda mengeluarkan pendapat dan pikiran, terus di counter
dengan orang lain, terus jawaban anda seperti di bawah ini?. Ini mah
namanya...(engga' comment deh...:)). "Terserah orang mau ngapain yang
penting
gue cuek", "loe mau ngomong apa, terserah, yang penting ini pikiran gue",
"bebas kok mengeluarkan pendapat dan pikiran". Ini namanya masa bodoh, tidak
peduli, egois, hypocrite, dan itu perlu di hilangkan, biar asyik
diskusinya...:). Maaf loh bukan mau ngatain orang, cuma ini sikap yang saya
dapat dari tulisan sdr.Soe...:).

ichalichali

Suhendri [EMAIL PROTECTED] wrote:

Kalau ada orang yang meragukan MS karena dia wanita, ya boleh-boleh saja.
Kalau ada orang yang meragukan MS karena dia tidak mampu, ya sah-sah saja.
Kalau ada orang yang meragukan BJH karena dia terlalu pintar, ya monggo.
Kalau ada orang yang meragukan AR karena dia memang layak, ya silahkan.

Bebas saja kan mengeluarkan pendapat dan pikiran.

Soe


Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at
http://webmail.netscape.com.



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.



Bagaimana Kabarnya Mayjen K (?)

1999-09-21 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Dg telah efektifnya serdadu multinasional,
bagaimana kabarnya panglima darurat militer
Mayjen K?

(Catatan: yg ngarang nama Mayjen K itu
Gus Dur, lho. Saya cuma quoting ;-).



Re: Mengatasi Sikap Katak dalam tempurung Bangsa Indonesia

1999-09-21 Terurut Topik Nasrul Indroyono

Seperti biasa katak dalam tempurung akhirnya akan mati sendiri
tak berdaya. Saya rasa kebanyakan orang Indonesia bukannya minder
tapi memang kagak bisa bahasa Inggris yang baik dan benar jadinya
susah bersaing dengan bangsa lain. Jadinya sikap mendengungkan
kejayaan masa lalu yang berlebihan sebagai pelarian.
Sebagai kenyataan bangsa Indonesia itu terkebelakang dengan terbukti
bisa dijajah physically, mentally , economically, technologically
and soon. Memalukan kok bisa terjajah sampai 350 tahun konon katanya.
Malu adalah bagian dari iman. Yang penting malu ini untuk
lebih memacu kita bekerja keras yang halal.
Belajarlah dari sejarah bahwa sebenarnya kemerdekaan Indonesia lebih banyak
karena diplomatic/political efforts not because of military power.
Bangsa Indonesia belum merdeka bung ! Belum merdeka
dari kepicikan berpikir. Menganggap bangsa putih arogan ataupun sebagai
musuh itu tidak benar. ANda menganggap begitu karena
mungkin anda telah salah bergaul.
Saya lebih beranggapan bahwa bangsa kulit putih lebih
banyak yang baiknya dari pada penjahatnya saat ini.
Buktinya bangsa kulit putih maju dan kuat dan mudah menggoyang
bangsa Indonesia. Kemajuan suatu bangsa harus diakui karena
kekompakan kerjasama mereka. Kekompakan biasanya muncul karena
ada rasa saling percaya dan banyak berbuat yang baik dibandingkan
berbuat jahat diantara mereka.
Mungkin saja suatu saat bangsa kulit putih itu mejadi lupa dan
akhirnya bisa membuat peradabannya terkebelakang lagi. Begitulah
siklus alam ada naik turunnya. Tapi saat ini yang jelas
bangsa Indonesia yang sedang berada di kegelapan alias lebih
jahiliyah. Semoga orang picik bangsa Indonesia segera insyaf.
Banyaklah berdoa dan shalat khusyuk disamping kerja keras
(bukannya korupsi) supaya dapat petunjuk, dan mampu berpikir yang
lebih jernih dan tidak membuat semakin banyak kerusakan dimuka bumi
seperti di Tim-tim, Hutan kalimantan, Maluku, Irian, Freeport, Aceh dan yang
kucintai.
Biarkan mereka merdeka dari elit politik yang licik dan korup.
Mereka tak tahu terima kasih atas kebaikan rakyat Aceh dalam
masa perjuangan.

From: Nasrullah Idris [EMAIL PROTECTED]

  Salah satu cara mengantisipasi sikap arogan Barat (Australia) adalah
dengan menghilangkan/mengikis segala bentuk "sikap minder" terhadap mereka.
  Apakah ada sikap minder itu?
  Memang sih kalau ditanyakan, jawabannya, "Tidak!"  Tetapi sebenarnya
sering muncul pada orang Indonesia. Hanya umumnya di bawah alam sadarnya.
  Jangankan terhadap orang Australia sendiri. Orang Indonesia yang baru
pulang dari Australia pun terkadang menjadi sosok selebritis di kalangan
sanak familinya di kampung halaman. Malah di antara sanak familinya itu
memperlihatkan sikap minder hanya karena baru datang dari Australia.
  Padahal kita tahu bahwa sikap tersebut bukan  khas dari "bangsa
merdeka", tetapi mental dari "bangsa terjajah". Sedangkan kita tahu bahwa
kapan dan di mana pun : "bangsa terjajah" hanya akan menjadi santapan bagi
"bangsa penjajah".
  Sudah menjadi watak manusia, sikap minder itu hanya akan memancing
"keleluasaan" yang berlanjut pada "kearoganan" dari pihak yang menjadi
objek
keminderan itu sendiri.
  Adanya sikap arogan Australia beberapa minggu terakhir ini hendaknya
menjadi cambukan untuk menghilangkan sikap minder itu.
  Kalau mau ke Australia perlihatkan sebagai sosok diri dan sikap
mental
yang mempunyai persamaan derajat.
  Soalnya saya pernah melihat beberapa orang Indonesia. Ketika mau
pergi
memperlihatkan sosok selebritis di kalangan sanak familinya, tetapi ketika
sampai di Australia justru memperlihatkan mental "urbanisasi", malah
"pengungsi".


Salam,

Nasrullah Idris

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Akbar Tanjung Cuekin Anggota Dewan

1999-09-21 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Dalam acara sambutan di depan DPR, Akbar Tanjung tidak menghiraukan
beberapa anggota dewan yang mengangkat tangan untuk bertanya kepada Habibie.
Secara sengaja Akbar Tanjung telah menghina anggota dewan yang terhormat,
yang merupakan wakil-wakil rakyat. Mestinya orang-orang model Akbar Tanjung
tidak diberi tempat di kepemimpinan mendatang. Sikap-sikapnya di jaman
keterbukaan ini sungguh memalukan.

Di bawah ini saya cuplik berita dari Kompas.


--
Interupsi

 Usai Habibie menyampaikan
sambutannya, ada beberapa
 anggota DPR yang mengacungkan
tangan untuk mengajukan
 interupsi, namun pimpinan
sidang tidak menghiraukannya
 dan langsung mengetukkan palu
untuk menutup persidangan.
 Akibatnya sebagian besar
anggota DPR secara bersama-sama
 memukulkan telapak tangannya ke
atas meja, "memrotes"
 sikap Abdul Gafur yang
seolah-olah tidak melihat adanya
 interupsi.

 Anggota DPR dari Fraksi Karya
Pembangunan (F-KP) Ferry
 Mursyidan Baldan mengaku bahwa
dia bersama anggota F-KP
 DPR Ali Yahya dan Ade
Komaruddin telah mengangkat tangan
 untuk meminta interupsi. "Bukan
hanya kami, tetapi ada
 lagi beberapa orang. Semua
mendukung adanya interupsi,
 tetapi pimpinan tidak memberi
kesempatan," katanya kepada
 wartawan usai Sidang Paripurna
DPR.

 Dikatakan, maksud anggota DPR
melakukan interupsi bukan
 untuk memojokkan presiden,
tetapi untuk mendapat
 penjelasan yang lebih lengkap
dan mendudukkan persoalan
 pada proporsi yang sebenarnya.
Sebab, penjelasan presiden
 hanya soal politik, sama sekali
tidak menyentuh bagaimana
 negara harus melindungi warga
negaranya.

 "Kita ingin penjelasan yang
sejujurnya. Kita tidak akan
 melakukan anarki atau
memaki-maki presiden, sebab
 bagaimanapun kehadiran presiden
atas undangan DPR," ujar
 Ferry.

 Sikap pimpinan sidang yang
tidak memperhatikan interupsi
 anggota DPR juga disesalkan
oleh anggota F-KP DPR Soetoyo
 NK. "Dan tampaknya memang
dicegah supaya tidak terjadi
 interupsi. Mikrofon tidak
dipasang di meja anggota, dan
 Gafur dengan muka menunduk
langsung menutup sidang,
 sehingga beberapa kawan yang
mengacungkan tangan tidak
 dilihat dan digubris,"
ungkapnya.

 Pencegahan terhadap kemungkinan
terjadinya interupsi,
 menurut Soetoyo, telah
dilakukan sebelum Sidang Paripurna
 dimulai. "Tadi pagi (Selasa,
21/9 -Red) kawan-kawan dari
 F-KP dikumpulkan dan dibriefing
agar tidak ada interupsi.
 Mereka dikumpulkan oleh
Chaeruddin Harahap," tuturnya.
 (ely)

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Akbar Tanjung Cuekin Anggota Dewan

1999-09-21 Terurut Topik CHAERUL

He..he...he...lagi pening Mas ?
Kok Akbar Tanjung = Abdul Gafur seh !


On Wed, 22 Sep 1999, Jeffrey Anjasmara wrote:

 Dalam acara sambutan di depan DPR, Akbar Tanjung tidak menghiraukan
 beberapa anggota dewan yang mengangkat tangan untuk bertanya kepada Habibie.
 Secara sengaja Akbar Tanjung telah menghina anggota dewan yang terhormat,
 yang merupakan wakil-wakil rakyat. Mestinya orang-orang model Akbar Tanjung
 tidak diberi tempat di kepemimpinan mendatang. Sikap-sikapnya di jaman
 keterbukaan ini sungguh memalukan.

 Di bawah ini saya cuplik berita dari Kompas.


 --
 Interupsi

  Usai Habibie menyampaikan
 sambutannya, ada beberapa
  anggota DPR yang mengacungkan
 tangan untuk mengajukan
  interupsi, namun pimpinan
 sidang tidak menghiraukannya
  dan langsung mengetukkan palu
 untuk menutup persidangan.
  Akibatnya sebagian besar
 anggota DPR secara bersama-sama
  memukulkan telapak tangannya ke
 atas meja, "memrotes"
  sikap Abdul Gafur yang
 seolah-olah tidak melihat adanya
  interupsi.

  Anggota DPR dari Fraksi Karya
 Pembangunan (F-KP) Ferry
  Mursyidan Baldan mengaku bahwa
 dia bersama anggota F-KP
  DPR Ali Yahya dan Ade
 Komaruddin telah mengangkat tangan
  untuk meminta interupsi. "Bukan
 hanya kami, tetapi ada
  lagi beberapa orang. Semua
 mendukung adanya interupsi,
  tetapi pimpinan tidak memberi
 kesempatan," katanya kepada
  wartawan usai Sidang Paripurna
 DPR.

  Dikatakan, maksud anggota DPR
 melakukan interupsi bukan
  untuk memojokkan presiden,
 tetapi untuk mendapat
  penjelasan yang lebih lengkap
 dan mendudukkan persoalan
  pada proporsi yang sebenarnya.
 Sebab, penjelasan presiden
  hanya soal politik, sama sekali
 tidak menyentuh bagaimana
  negara harus melindungi warga
 negaranya.

  "Kita ingin penjelasan yang
 sejujurnya. Kita tidak akan
  melakukan anarki atau
 memaki-maki presiden, sebab
  bagaimanapun kehadiran presiden
 atas undangan DPR," ujar
  Ferry.

  Sikap pimpinan sidang yang
 tidak memperhatikan interupsi
  anggota DPR juga disesalkan
 oleh anggota F-KP DPR Soetoyo
  NK. "Dan tampaknya memang
 dicegah supaya tidak terjadi
  interupsi. Mikrofon tidak
 dipasang di meja anggota, dan
  Gafur dengan muka menunduk
 langsung menutup sidang,
  sehingga beberapa kawan yang
 mengacungkan tangan tidak
  dilihat dan digubris,"
 ungkapnya.

  Pencegahan terhadap kemungkinan
 terjadinya interupsi,
  menurut Soetoyo, telah
 dilakukan sebelum Sidang Paripurna
  dimulai. "Tadi pagi (Selasa,
 21/9 -Red) kawan-kawan dari
  F-KP dikumpulkan dan dibriefing
 agar tidak ada interupsi.
  Mereka dikumpulkan oleh
 Chaeruddin Harahap," tuturnya.
  (ely)

 __
 Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com




Re: Akbar Tanjung Cuekin Anggota Dewan

1999-09-21 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Dalam acara sambutan di depan DPR, Akbar Tanjung tidak menghiraukan
beberapa anggota dewan yang mengangkat tangan untuk bertanya kepada Habibie.
Secara sengaja Akbar Tanjung telah menghina anggota dewan yang terhormat,
yang merupakan wakil-wakil rakyat. Mestinya orang-orang model Akbar Tanjung
tidak diberi tempat di kepemimpinan mendatang. Sikap-sikapnya di jaman
keterbukaan ini sungguh memalukan.

Yw: Abdul Gafur atau Akbar Tanjung? ;-)