Re: (Was ???) Ada apa dengan Megawati?
On Tue, 21 Sep 1999 12:18:21 . wrote: Saya tanya kembali, menurut anda: apakah Allah tidak menghendaki wanita jadi presiden? (YA) (TIDAK) -- Ya! Ada banyak hujjah (alasan kuat) yang didasarkan kepada al-Quran dan Hadits yang dikemukakan oleh para ulama bahwa Islam tidak menghendaki seorang wanita menjadi kepala negara (presiden). Tapi mereka tidak Islam tidak melarang seorang wanita menjadi "presiden-presiden" lainnya. Silahkan. Terlepas dari tata kalimat Megawati, kita mengerti bahwa yang ia maksudkan ialah Allah tidak melarang (mengharamkan) wanita jadi presiden. Ini adalah masalah maksud yang ingin dikemukakan oleh Megawati. Dalam kalimatnya tersebut Megawati dengan terang mengemukakan hujjah-nya bahwa Allah tidak melarang wanita jadi presiden karena Allah telah menciptakan wanita. Logika Megawati inilah yang "digugat". Secara kasar, dengan menggunakan logika Megawati, kita tidak dilarang meminum arak atau mengisap candu karena arak dan candu adalah ciptaan Allah. Allah tidak akan menciptakan keduanya jika akhirnya dilarang untuk dimakan. Sebaiknya tidak menilai tingkat kepintaran/pemahaman agama- seseorang dari satu kalimatnya saja, apalagi jika kemudian orang itu dianggap 'kurang pintar'. Saya berpendapat orang yang pintar adalah orang yang bisa mengemukakan pikirannya dalam kalimat yang benar, dan logikanya tidak "bengkok" begitu. Dan saya sama sekali tidak setuju orang yang tidak pintar menjadi pemimpin saya, apalagi jadi pemimpin negara saya. Lagipula apakah kepintaran (kecerdasan? prestasi akademis? jago catur? IQ?) - layak dijadikan acuan utama untuk memilih presiden? Pilih presiden yang pintar atau presiden yang jujur? Jujur tapi bodoh (tidak pintar) alamat ditipu orang. Presiden jujur tapi bodoh, negara akan jadi bulan-bulanan orang seluruh dunia. Pilih presiden yang pintar atau presiden yang capable, ditunjuk rakyat, terbukti bersih? Pilih presiden yang demonstratif beragama tapi kejam; atau yang sembahyang khusyu diam2- serta berbudi luhur? Soal Megawati atau calon lainnya yang terpilih, menurut hemat saya, bukanlah karena kepintarannya atau penampakan luar keagamaannya. CP. Anda pikir Mbak mega seperti itu? :( -Original Message- From: Suhendri [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Tuesday, September 21, 1999 9:54 AM Subject: ??? Tulisan berikut saya ambil dari web republika ''Kalau memang Allah tidak menghendaki wanita jadi presiden, ya jangan bikin perempuan,'' kata Megawati Saya coba analogikan dengan kalimat lain : Kalau saya tidak berhasil sekolah di Luar Negeri, ya jangan bikin saya, atau kalau saya tidak berhasil kawin dengan dia, ya jangan dibikin dia, dll analogi. Rupanya ibu yang satu ini sangat dangkal sekali pemahaman tentang agamanya sendiri. (Klarifikasi : agamanya Islam kan ya ?) Segini aja mutu calon presiden, payah. Buat saya pribadi yang namanya pemimpin, at least harus lebih pintar dari saya :-( Nggak tahu kalau ada orang yang mau dipimpin oleh orang yang lebih rendah kepintarannya Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com
Lebaran 1 Syawal 1420H bukan hari libur nasional
Tahun 2000 nanti lebaran bakal dua kali (Januari dan Desember 2000). Namun jangan salah lho THR-nya tetap dibayar sekali setahun. Nggak percaya, itung sendiri. Yang sangat disayangkan 1 Syawal 1420H nanti bukanlah hari libur nasional. Ini bukan soal debat SARA tapi emang bakal ditetapkan sebagai BUKAN HARI LIBUR NASIONAL. Diperkirakan 1-2 Syawal 1420H akan jatuh pada tgl 8-9 Januari 2000 yang bertepatan dengan hari Sabtu dan Minggu. Nah kalo jatuhnya hari itu 'kan sama saja bohong alias emang sudah libur dari sononya :-). Efron
Re: [saham] Tentara Australia Mendarat
... Kemarin tentara Australia sudah mendarat!!! Dari tivi yg saya lihat, saya punya kesan . . . Pintu Hercules C130 terbuka.. muncullah tentara bule yang gagah-gagah menuruni tangga pesawat dengan persenjataan serbu lengkap, plus rompi anti peluru. Terus langsung sweeping sekitar pesawat, ke ujung landasan seolah-olah berhadapan dengan ladang ranjau yang mematikan. Barulah, setelah merasa aman, barang-barangnya diturunkan, tetap dengan kewaspadaan penuh. Sayangnya, kamera tivi kebetulan memperlihatkan ada helicopter Polri yg parkir udah lama di situ, dan ada beberapa TNI sedang berdiri- berdiri (bercanda). Kok, jadi kelihatan kontras. Yw: Iya, nih. Saya juga lihat. Ibarat kata: anda udah siap main tenis, pemanasan udah optimal, badan mulai hangat. Raket siap, bola siap, net siap, pakaian juga sudah siap, sepatu siap, segalanya kecuali satu: nggak ada musuh barang satu orang pun; karena semua orang lain udah merasa puas main, dan capek. Sekujur tubuh udah gatel pingin tepak-tepok bola, apa daya... malah diketawain anak-anak kecil. ;-)
Re: berminat menjadi wakil rakyat?
Wah...ada yang reply juga email gue.. tengkiyu tengkiyu.., emailnya dateng jauh jauh dari Jerman lagi. Maaf nih baru bisa bales sekarang, maklum sibuk =) anyway, kalau Isman bilang lebih baik menjadi opposant, ya aku ngga begitu setuju yah. Soalnya kita akhirnya cuma bisa mengkritik sang badan pemerintahan tanpa punya banyak kekuasaan untuk memutuskan sesuatu. Contoh kayak sekarang ini: Masalah Habibie ( email yang barusan aku baca, judulnya Habibie yang licik kalo ngga salah yee ). Para opposant sekarang ini tentu banyak yang ngga setuju tentang keputusan Habibie atas Timor timur. Tapi akhirnya karena saat ini opposant itu "bargaining power"nya lemah, suara mereka akhirnya ngga digubris. Nah, itu pointnya aku. Kalau generasi mahasiswa yang kritis saat ini banyak yang berminat untuk menjadi politikus, pejabat atau negarawan, diharapkan suatu saat nanti mereka bisa merubah Indonesia untuk menjadi lebih baik. Contoh nih, misalnya Isman sekarang menjadi seorang Wiranto. Tentu bargaining power Isman atas segala keputusan Habibie akan menjadi lebih kuat dibanding kalau Isman hanya menjadi seorang Amien Rais yang emang katanya seorang opposant. Ya kira kira itu sih argumentnya aku. Aku sendiri sebetulnya lumayan demen juga ngobrolin politik, tapi untuk terjun di dalamnya, wahh ngga tau deh yee. Apalagi kalau di dalam agamaku ini, memimpin rakyat itu sesuatu yang bakalan diminta pertanggung jawabannya pada hari akhir nanti. Wuahh berat rek... Akhir kata, aku mau ngucapin terimakasih sama tanggapan Isman dan selamat kenal. Maaf kalau gaya tulisan aku ini nyantai. Habisnya kalau dilihat yang dulu dulu, orang orang tuh kalau diskusinya terlalu dihayati dan serius, suka akhirannya berantem dan di email pula berantemnya.Cape ngeliatnya, jadi mendingan ngobrol yang santai santai aja. Aku juga malu sih ama bangsa dan negara, orang di kampung halaman itu berantemnya real kok bukan virtual, kok kita kita disini cuma berani yang virtual doang..hehehe =) ya udah, segini dulu ah.. Wassalam. Arya
Re: Habibie yang licik
Kebobrokan Habibie memang pemberian opsi referendum tanpa konsultasi ke MPR. Ibaratnya seperti bila kita punya manajer untuk mengurus jalannya rumah tangga kita, dalam arti ngurusin makanan, penataan ruangan, lalu tanpa permisi menjual salah satu kamar tanpa bilang- bilang. Jadi manajer ini sudah melangkahi wewenang yg diberikan. Untuk pemberian ijin masuk tanpa syarat juga kesalahan yg ditrigger oleh naiknya moral negara barat yg melihat RI tidak berkutik dengan pemaksaan masuknya UN Troops. Mestinya role RI harus lebih besar, yaitu tolak Aussie atau perang dengan Aussie. Mereka akan mikir 100 kali untuk berperang dengan 200 juta orang. AS juga akan memikir ulang untuk membantu Aussie. Tidak cukup alasan mereka untuk campur tangan hanya berdasarkan romantisme sejarah bahwa Aussie selalu membackup AS di jaman PD-II dan Vietnam (yg selalu didengung-dengungkan oleh Howard Coward itu). Untuk yang ketiga, bahwa MPR yg harus memutuskan, memang sudah memenuhi prosedur. Memang yang tidak enak adalah memulainya tanpa ijin kok mengakhirinya pakai ijin segala. Di lain pihak memang perlu juga biar negara barat kampungan itu perlu nungguin Jakarta dulu. Masalahnya nahan gengsi dengan cara menahan keputusan, tetapi kita sudah kehilangan gengsi gede banget, apa gunanya. Aku saya sih kasih aja, lalu segera buat koridor yg kuat sepanjang NTT dan Maluku Selatan. Kalau ada kapal Aussie berani lewat tinggal ditenggelamin. Nggak usah pakai peringatan segala kayak kata Kiki kemarin. +anjas From: Igg Adiwijaya [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Habibie yang licik Date: Tue, 21 Sep 1999 02:17:14 -0400 Ini kalo berita dibawah yang saya baca di Kompas bener, Habibie itu berengsek + licik banget. Dosanya bener-bener sejajar deh sama $oeharto. 1. Dia yang ngusulin 2 opsi (terutama yang kedua) ke rakyat Timtim yang tujuan utamanya untuk mengalihkan perhatian rakyat+mahasiwa terhadap pengadilan akan kekayaan $oeharto + kekayaan dia sendiri. Ini dilakukan tanpa dengerin komentar/keberatan DPR+MPR saat itu. 2. Eh .. menang deh rakyat Timtim. Walaupun kita udah malu banget di dunia luar, kita masih ada tawar-menawar untuk dikte negara mana aja yang boleh masuk Timtim. Rakyat+DPR+sebagian besar Parpol nggak mau negara tertentu (seperti Australia, Portugal, dll) masuk ke Timtim. Eh dia malah kirim si Ali ke NewYork, bilang siapa aja boleh masuk ke Timtim. 3. Nah ... sekarang ke merdekaan Timtim mesti di declare secara formal dari Jakarta. Dia nggak mau ... malah ngasih permasalahannya ke MPR (seperti yang terbaca di Kompas). Dia mungkin pikir biar MPR deh yang gontok-gontokan sama orang Timtim + dunia. Habibie cuman mau ngakuin bahwa opsi pertama di tolak. Titik. Dia nggak ngakuin kalo opsi kedua adalah pilihan rakyat Timtim. Si Habibie miripnya sama Napoleon, cuman pendeknya aja. Bedanya? Napolean jayain France. Si Habibie ngerjain + ngerusakin Indonesia, kayak kutu dikepala. i can't beleive he is our president and he still wants to be the next president. *sigh* :( igg Artikel dari kompas: Selasa, 21 September 1999, 12:12 WIB Habibie Tentang Masalah Timtim: Meski Ditetapkan MPR, Timtim Tidak Diakui Dunia Internasional Jakarta, Antara Presiden BJ Habibie dalam Sidang Paripurna DPR di Jakarta, Selasa (21/9) mengatakan pemerintah sama sekali tidak mempunyai kewenangan untuk melepaskan Provinsi Timor Timur. Kepada sedikitnya 310 anggota DPR yang menghadiri Sidang Paripurna itu, Presiden Habibie mengatakan yang bisa dilakukan pemerintah adalah melaporkan hasil Jajak Pendapat di Timtim tersebut kepada para anggota MPR, yang merupakan pemegang kedaulatan rakyat, bahwa mayoritas masyarakat Timtim menolak tawaran otonomi luas dengan status khusus. "Maka diharapkan Majelis Permusyawaratan Rakyat yang akan melakukan Sidang Umum nanti dapat menampung aspirasi rakyat Timor Timur tersebut sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam konstitusi kita," demikian harapan Kepala Negara kepada para anggota MPR. Presiden mengatakan pula bahwa karena mayoritas penduduk Timtim menolak tawaran status otonomi dengan status khusus tersebut, maka hal itu harus dipandang sebagai kenyataan yang ada secara jernih. Kepala Negara mengemukakan pula bahwa karena
Re: [saham] Tentara Australia Mendarat
he...helucu Yw: Iya, nih. Saya juga lihat. Ibarat kata: anda udah siap main tenis, pemanasan udah optimal, badan mulai hangat. Raket siap, bola siap, net siap, pakaian juga sudah siap, sepatu siap, segalanya kecuali satu: nggak ada musuh barang satu orang pun; karena semua orang lain udah merasa puas main, dan capek. Sekujur tubuh udah gatel pingin tepak-tepok bola, apa daya... malah diketawain anak-anak kecil. ;-)
Re: [saham] Tentara Australia Mendarat
Memang pasukan TNI bener-bener unyil. Sudah dipermalukan masih saja jahil. Harian Media Indonesia menyampaikan bahwa para petinggi ABRI beserta para wartawan di airport malah tertawa-tawa waktu melihat para UN Troops melakukan pendaratan lalu sweeping (katanya bahasa militernya adalah operasi linud). Komentarnya seolah-olah melihat pasukan Australia sedang latihan perang. Mestinya para milisi juga tidak kalah jahil. Misalnya mereka dapat main tenis atau main basket di sekitar airport saat Australia mendarat. Jadi waktu mereka dengan senjata terkokang dan berjalan merunduk-runduk, di dekat mereka ada orang main olahraga. Lalu direkam di TV, sebarin ke seluruh dunia. Jadinya kan para crocodile dundee pada malu ati. Mungkin acara jahil-jahilan ini belum telat kalau ditampilkan di Baucau. '--- From: Yusuf-Wibisono [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [saham] Tentara Australia Mendarat Date: Tue, 14 Sep 1999 17:43:37 +0700 ... Kemarin tentara Australia sudah mendarat!!! Dari tivi yg saya lihat, saya punya kesan . . . Pintu Hercules C130 terbuka.. muncullah tentara bule yang gagah-gagah menuruni tangga pesawat dengan persenjataan serbu lengkap, plus rompi anti peluru. Terus langsung sweeping sekitar pesawat, ke ujung landasan seolah-olah berhadapan dengan ladang ranjau yang mematikan. Barulah, setelah merasa aman, barang-barangnya diturunkan, tetap dengan kewaspadaan penuh. Sayangnya, kamera tivi kebetulan memperlihatkan ada helicopter Polri yg parkir udah lama di situ, dan ada beberapa TNI sedang berdiri- berdiri (bercanda). Kok, jadi kelihatan kontras. Yw: Iya, nih. Saya juga lihat. Ibarat kata: anda udah siap main tenis, pemanasan udah optimal, badan mulai hangat. Raket siap, bola siap, net siap, pakaian juga sudah siap, sepatu siap, segalanya kecuali satu: nggak ada musuh barang satu orang pun; karena semua orang lain udah merasa puas main, dan capek. Sekujur tubuh udah gatel pingin tepak-tepok bola, apa daya... malah diketawain anak-anak kecil. ;-) __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: berminat menjadi wakil rakyat?
waduh kalau orang-orang yang seperti anda ini pada takut semua untuk terlibat ngelola negara nah nanti yang oportunis semua dong yang masuk...ayolah jangan ngomong aja.jangan coward kayak howard
Re: (Was ???) Ada apa dengan Megawati?
kalau EQ (Emotional Inteligent)nya oke kenapa tidak..
Re: (Was ???) Ada apa dengan Megawati?
Anda kehilangan salah satu inti dari email saya. Kalau mau jadi presiden, berusahalah dengan sekuat tenaga dan segala kemampuan, tapi jangan menyalahkan TUHAN karena dia diciptakan sebagai wanita lalu ada kemungkinan tidak bisa jadi presiden. Meskipun menurut saya sebenarnya mau perempuan atau tidak asal mampu ya silahkan, asal mampu. Blame God for being a woman ?! Ironis kan. Saya cantumkan lagi email saya : Ibu yang satu ini harus belajar tentang Takdir, Kehendak, dan Ijin dari Allah Swt. Disini ada faktor yang namanya USAHA, bukan menyalahkan SANG PENCIPTA. Kalau ada orang yang meragukan MS karena dia wanita, ya boleh-boleh saja. Kalau ada orang yang meragukan MS karena dia tidak mampu, ya sah-sah saja. Kalau ada orang yang meragukan BJH karena dia terlalu pintar, ya monggo. Kalau ada orang yang meragukan AR karena dia memang layak, ya silahkan. Bebas saja kan mengeluarkan pendapat dan pikiran. Soe -Original Message- From: . [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Tuesday, September 21, 1999 1:40 PM Subject: (Was ???) Ada apa dengan Megawati? Saya tanya kembali, menurut anda: apakah Allah tidak menghendaki wanita jadi presiden? (YA) (TIDAK) -- Terlepas dari tata kalimat Megawati, kita mengerti bahwa yang ia maksudkan ialah Allah tidak melarang (mengharamkan) wanita jadi presiden. Sebaiknya tidak menilai tingkat kepintaran/pemahaman agama- seseorang dari satu kalimatnya saja, apalagi jika kemudian orang itu dianggap 'kurang pintar'. Lagipula apakah kepintaran (kecerdasan? prestasi akademis? jago catur? IQ?) - layak dijadikan acuan utama untuk memilih presiden? Pilih presiden yang pintar atau presiden yang jujur? Pilih presiden yang pintar atau presiden yang capable, ditunjuk rakyat, terbukti bersih? Pilih presiden yang demonstratif beragama tapi kejam; atau yang sembahyang khusyu diam2- serta berbudi luhur? Soal Megawati atau calon lainnya yang terpilih, menurut hemat saya, bukanlah karena kepintarannya atau penampakan luar keagamaannya. CP. -Original Message- From: Suhendri [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Tuesday, September 21, 1999 9:54 AM Subject: ??? Tulisan berikut saya ambil dari web republika ''Kalau memang Allah tidak menghendaki wanita jadi presiden, ya jangan bikin perempuan,'' kata Megawati Saya coba analogikan dengan kalimat lain : Kalau saya tidak berhasil sekolah di Luar Negeri, ya jangan bikin saya, atau kalau saya tidak berhasil kawin dengan dia, ya jangan dibikin dia, dll analogi. Rupanya ibu yang satu ini sangat dangkal sekali pemahaman tentang agamanya sendiri. (Klarifikasi : agamanya Islam kan ya ?) Segini aja mutu calon presiden, payah. Buat saya pribadi yang namanya pemimpin, at least harus lebih pintar dari saya :-( Nggak tahu kalau ada orang yang mau dipimpin oleh orang yang lebih rendah kepintarannya
tragedy..(joke)
This could really happen . President Bill Clinton was visiting an elementary school today and when he visited a class in the middle of a discussion related to words and their meanings. The teacher asked the President if he would like to lead the class in the discussion of the word, "Tragedy." So our illustrious leader asks the class for an example of a "tragedy." One little boy stands up and offers, "If my best friend, who lives next door, was playing in the street and a car came along and ran over him, that would be a tragedy." "No," says Clinton, "that would be an accident." A little girl raises her hand. "If a school bus carrying 50 children drove off a cliff, killing everyone involved, that would be a tragedy." "I'm afraid not," explains Mr. President. "That's what we would call GREAT LOSS." The room goes silent. No other children volunteer. President Clinton searches the room. "Isn't there someone here who can give me an example of a tragedy?" Finally, way in the back of the room, a small boy raises his hand. In a quiet voice he says, "If Air Force One, carrying Mr. Mrs. Clinton, was struck by a missile and blown up to smithereens, that would be a tragedy. "Fantastic," exclaims Clinton, "that's right. And can you tell me WHY that would be a tragedy?" "Well," says the boy, "because it wouldn't be an accident, and it certainly would be no great loss." __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: (Was ???) Ada apa dengan Megawati?
karena orang-orang selama ini juga ngasih alasannya dengan alasan Tuhan juga bukan?
Presiden perempuan (was: ???)
Menanggapi silogisme Sdr. Suhendri, saya tercenung sejenak... nampaknya analogi yang ditelurkan oleh Suhendri kelihatannya logis sekali, tapi nampaknya silogime Suhendri melanggar prinsip-prinsip dasar silogisme dalam logika. 1. Pertama premis minor tidak boleh lebih besar atau luas dari premis major. Pernyataan Suhendri bahwa "Kalau saya tidak berhasil sekolah di Luar Negeri, ya jangan bikin saya, atau kalau saya tidak berhasil kawin dengan dia, ya jangan dibikin dia" premis penciptaan mahluk adalah suatu premis major yang sangat luas, jauh lebih luas dari pada sekedar keberhasilan study di luar negri atau keberhasilan seseorang untuk menyunting calon pendamping hidup. Silogisme yang salah ini sama seperti kalau anda mengatakan: Oh.. lapangan rumput ini basah, tentu tadi baru saja hujan... padahal bisa saja lapangan rumputnya baru disiram oleh sprinkler... logikanya: lapangan rumput basah -- premis minor hari hujan -- premis mayor Silogismenya macet karena premis minor (lebih luas, lebih besar) dari premis major Logika yang benar adalah: "hari hujan, maka lapangan rumputnya basah..." 2. Kesimpulan tak boleh lebih luas dari premis-premis. Kesimpulan jangan dibikin saya (suatu raison d'etre, alasan eksistensi atau keberadaan) ini sangat luas sekali jauh lebih luas daripada sekedar sekolah ke luar negri... Maka, bisa kita katakan silogisme ini juga macet Kalau kita lihat pernyataan Megawati SP "''Kalau memang Allah tidak menghendaki wanita jadi presiden, ya jangan bikin perempuan,''. Sekilas pernyataan ini silogisme-nya mirip Sdr. Suhendri, tapi sebetulnya tidak... Megawati SP bicara tentang kehendak Allah (jadi bukan lagi kehendak manusia /saya) maka premis majornya memang jauh lebih luas... apakah premis ini lebih luas dari alasan penciptaan mahluk... barangkali tidak. Tapi jelas di sini ada jauh lebih banyak "grey area" Alasan penciptaan yang diyakini oleh agama-agama besar (Yahudi, kristen, islam) adalah menciptakan mahluk yang bebas berpikir dan bertindak meskipun itu melanggar kehendak Allah sendiri :). Tak ada fatalisme dalam tujuan penciptaan.. Tentu, diskusan lain bisa berpendapat lain, tapi saya yakin benar bahwa kesimpulan Suhendri nampaknya terlalu emosionil: 1. Bahwa calon presiden harus lebih pintar dari Sdr. Suhendri 2. Megawati SP disimpulkan oleh Suhendri sebagai mempunyai kapasitas lebih rendah dari dirinya saya rasa ini suatu bual yang tak berdasar. Kenyataan bahwa PDI-P di bawah pimpinan Megawati berhasil meraih 39% suaru dalam pemilu yang lalu saja sudah membuktikan betapa beliau memiliki kapasitas nan jauh di atas Sdr. Suhendri. Jadi tak perlu khawatir. Semoga tayangan ini bisa mengundang kita semua untuk tidak terlalu mudah menyepelekan orang, apalagi kalau alasan yang sebenarnya itu merupakan agenda politik anda.. Salam, Elias Moning, Center for International Education University of Massachusetts at Amherst juga lulusan Sekalah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta (1979) At 09:37 AM 09/21/1999 +0700, Suhendri wrote: Tulisan berikut saya ambil dari web republika ''Kalau memang Allah tidak menghendaki wanita jadi presiden, ya jangan bikin perempuan,'' kata Megawati Saya coba analogikan dengan kalimat lain : Kalau saya tidak berhasil sekolah di Luar Negeri, ya jangan bikin saya, atau kalau saya tidak berhasil kawin dengan dia, ya jangan dibikin dia, dll analogi. Rupanya ibu yang satu ini sangat dangkal sekali pemahaman tentang agamanya sendiri. (Klarifikasi : agamanya Islam kan ya ?) Ibu yang satu ini harus belajar tentang Takdir, Kehendak, dan Ijin dari Allah Swt. Disini ada faktor yang namanya USAHA, bukan menyalahkan SANG PENCIPTA. Segini aja mutu calon presiden, payah. Buat saya pribadi yang namanya pemimpin, at least harus lebih pintar dari saya :-( Nggak tahu kalau ada orang yang mau dipimpin oleh orang yang lebih rendah kepintarannya. Soe
Re: [Re: [saham] Tentara Australia Mendarat]
Kenapa engga' didemo aja Kedutaan Australia atau Konjen2 Australia yang ada di Amerika dan Eropa? Kalau Permias bisa kirim surat ke PBB tentang mengecam Orde Baru, dll, kenapa sekarang tidak melakukan hal yang sama terhadap Australia???. Bikin poll, lihat pendapat anggota2 Permias, kalau sebagian besar merasa benci terhadap ikut campurnya Australia terhadap masalah Tim2, digelar aja demo di Kedubes, dan Konjen2 Ausie diseluruh dunia. Itu baru namanya solidaritas bangsa... tidak putus karena lautan (ceileee...). Kasihan kita2 disini kerjanya hanya bisa mencela negara sendiri. Orde Baru dan TNI/ABRI (whatever dah..) memang salah-nya keterlaluan, udah seharusnya kita kecam habis2an, tapi sekarang bangsa kita sudah di-injak2 orang, kenapa kita diam? kenapa kita2 yang ada di sini diam saja, hujat dong, kecam dong... gimana sih???, Udah ada orang yang mengundurkan diri, tapi apa yang didapat dari milis ini??..."Semoga apa yang di pilih sdr.Agus itu, adalah pilihan yang paling tepat..." duh... bukan itu deh niat dari orang yang mengirim berita itu ke milis PERMIAS USA sementara orang2 Indonesia di Aussie di harass, yang disini nyantai aja. pikir deh, ini sudah bukan masalah pemerintah lagi, ini sudah ke rakyat. Kalau Aussie, spt Howard bilang, hanya mengecam TNI, kenapa pelajar Indo di Aussie harus di intimidate?. Kalau saya bilang akar dari semua ini bukan KKN, tapi kepada masalah nasionalisme rakyat kita. Coba kalau rasa nasionalismenya tinggi, sudah pasti tidak akan ada korupsi dan tidak akan di-injak2. Karena nomer 1 yang ada di otak mereka adalah Bangsa dan negara. Jadi kerjain deh apa yang biasanya kita kerjakan kalau ada problem. Gather masalah, bikin komitee, present data2, bikin poll, tentukan sikap kita dengan TEGAS !!!. Jadi segitu saja, ide, saran dan uneg2 saya...:) ichalichali Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com.
Re: (Was ???) Ada apa dengan Megawati?
Jangan lihat calon Presiden dari pendidikannya, soalnya sekarang banyak DOKTOR dan PROFESOR yang amburadul di-Indonesia. Sorry guysj/k... Salam, bRidWaN At 12:18 PM 9/21/99 +0700, . wrote: Saya tanya kembali, menurut anda: apakah Allah tidak menghendaki wanita jadi presiden? (YA) (TIDAK) -- Terlepas dari tata kalimat Megawati, kita mengerti bahwa yang ia maksudkan ialah Allah tidak melarang (mengharamkan) wanita jadi presiden. Sebaiknya tidak menilai tingkat kepintaran/pemahaman agama- seseorang dari satu kalimatnya saja, apalagi jika kemudian orang itu dianggap 'kurang pintar'. Lagipula apakah kepintaran (kecerdasan? prestasi akademis? jago catur? IQ?) - layak dijadikan acuan utama untuk memilih presiden? Pilih presiden yang pintar atau presiden yang jujur? Pilih presiden yang pintar atau presiden yang capable, ditunjuk rakyat, terbukti bersih? Pilih presiden yang demonstratif beragama tapi kejam; atau yang sembahyang khusyu diam2- serta berbudi luhur? Soal Megawati atau calon lainnya yang terpilih, menurut hemat saya, bukanlah karena kepintarannya atau penampakan luar keagamaannya. CP. -Original Message- From: Suhendri [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Tuesday, September 21, 1999 9:54 AM Subject: ??? Tulisan berikut saya ambil dari web republika ''Kalau memang Allah tidak menghendaki wanita jadi presiden, ya jangan bikin perempuan,'' kata Megawati Saya coba analogikan dengan kalimat lain : Kalau saya tidak berhasil sekolah di Luar Negeri, ya jangan bikin saya, atau kalau saya tidak berhasil kawin dengan dia, ya jangan dibikin dia, dll analogi. Rupanya ibu yang satu ini sangat dangkal sekali pemahaman tentang agamanya sendiri. (Klarifikasi : agamanya Islam kan ya ?) Segini aja mutu calon presiden, payah. Buat saya pribadi yang namanya pemimpin, at least harus lebih pintar dari saya :-( Nggak tahu kalau ada orang yang mau dipimpin oleh orang yang lebih rendah kepintarannya
Re: Habibie yang licik
hehehehee...No comment ah. Tapi dikit dikit aja ya boleh dong. "i can't beleive he is our president and he still wants to be the next president. *sigh* :(..." He still wants, itu memang hak dia koq. Yang aneh, dia masih ada yang ngedukung...:) Tapi itu juga hak-nya yang ngedukung sih, cuma rada heran ajah ! Salam, bRidWaN At 02:17 AM 9/21/99 -0400, Igg Adiwijaya wrote: Ini kalo berita dibawah yang saya baca di Kompas bener, Habibie itu berengsek + licik banget. Dosanya bener-bener sejajar deh sama $oeharto. 1. Dia yang ngusulin 2 opsi (terutama yang kedua) ke rakyat Timtim yang tujuan utamanya untuk mengalihkan perhatian rakyat+mahasiwa terhadap pengadilan akan kekayaan $oeharto + kekayaan dia sendiri. Ini dilakukan tanpa dengerin komentar/keberatan DPR+MPR saat itu. 2. Eh .. menang deh rakyat Timtim. Walaupun kita udah malu banget di dunia luar, kita masih ada tawar-menawar untuk dikte negara mana aja yang boleh masuk Timtim. Rakyat+DPR+sebagian besar Parpol nggak mau negara tertentu (seperti Australia, Portugal, dll) masuk ke Timtim. Eh dia malah kirim si Ali ke NewYork, bilang siapa aja boleh masuk ke Timtim. 3. Nah ... sekarang ke merdekaan Timtim mesti di declare secara formal dari Jakarta. Dia nggak mau ... malah ngasih permasalahannya ke MPR (seperti yang terbaca di Kompas). Dia mungkin pikir biar MPR deh yang gontok-gontokan sama orang Timtim + dunia. Habibie cuman mau ngakuin bahwa opsi pertama di tolak. Titik. Dia nggak ngakuin kalo opsi kedua adalah pilihan rakyat Timtim. Si Habibie miripnya sama Napoleon, cuman pendeknya aja. Bedanya? Napolean jayain France. Si Habibie ngerjain + ngerusakin Indonesia, kayak kutu dikepala. i can't beleive he is our president and he still wants to be the next president. *sigh* :( igg Artikel dari kompas: = Selasa, 21 September 1999, 12:12 WIB Habibie Tentang Masalah Timtim: Meski Ditetapkan MPR, Timtim Tidak Diakui Dunia Internasional deleted
Re: (Was ???) Ada apa dengan Megawati?
setujuu belum lagi iman dan iminnya ...
Re: (Was ???) Ada apa dengan Megawati?
Sebetulnya sulit untuk sekedar bilang jangan lihat calon presiden dari pendidikannya. Kalau mau lebih adil maka kriterianya adalah: 1. Cerdas dan pandai. Untuk menjadi cerdas tidak perlu tinggi pendidikannya. Untuk menjadi pintar dalam arti luas pengetahuannya, maka pendidikan juga bukan jaminan. Namun demikian, taraf pendidikan sangat mempengaruhi keluasan ilmu pengetahuannya itu. Kerugian dengan pemimpin yg tidak cerdas adalah TELMI. Tidak mampu bereaksi dengan cepat dan tepat dapat menimbulkan masalah dengan kehidupan politik yang sangat dinamis dan membutuhkan decision making yg super cepat. Sedangkan bila seorang presiden tidak pandai, maka tidak mampu mengolah data-data yg ada untuk dicarikan solusinya, dengan bantuan pengetahuannya tadi. Seorang yg punya pengetahuan cekak perlu waktu untuk memproses problemnya tadi. Kalau program komputer mereka tidak punya database. 2. Dapat dipercaya (iman dan amanah?) Untuk menjadi orang yg dapat dipercaya memang agak repot untuk dirumuskan. Rumusan kalau berjanji tidak ingkar dan kalau diberi amanah dilaksanakan sangat bagus untuk dijadikan barometer. Sayangnya posisi politis mengharuskan orang untuk tidak terlalu teguh pada janji. Itu sudah dari sononya. Tapi paling tidak orang yg biasanya kuat imannya sekaligus juga orang yg dapat dipercaya. Sudah barang tentu irregularity sering terjadi lah. Tapi untuk barometer sangat pas. 3. Mampu berkomunikasi (fathonah?) Kemampuan untuk tanggap terhadap keinginan rakyat (artinya mampu mendengar) dan juga kemampuan untuk berbicara kepada rakyat (pidato, ceramah, dlsb). Kombinasi mendengar dan berbicara dapat diterjemahkan dalan tindakan silaturahmi, turba, dlsb. 4. Berwibawa Sudah tidak perlu saya jelaskan lagi lah. Banyak yg bilang wibawa sudah built-in dari sononya, tapi ada yg bilang dapat dipelajari. Mari kita evaluasi Megawati sebagai sampelnya. - Cerdik? Evaluasi sendiri. Pandai? Terdapat nilai minus yg besar banget di sini;) Kekurangan di bidang pendidikan mungkin dapat dikejar, tetapi proses belajar tidak akan pernah dapat disusulkan. - Iman. Statement yg mempertanyakan Tuhan mengapa mesti menciptakan perempuan kesannya mengena untuk menjawab pertanyaan terkait. Tanggapan Bung Elias kelihatannya masuk akal tetapi ternyata kurang masuk di akal saya. Tidak ada premis-premisan di sini karena bila kita bicara tentang Tuhan maka tidak ada yg lebih luas dari itu. Masalahnya dari asalnya wanita diciptakan untuk menemani laki-laki. Artinya fungsinya sebagai pendamping, bukan pemimpin. Kita tidak membicarakan masalah hak azasi wanita. Justru yg azasi itulah wanita diberi fitrah yg lain. Mempertanyakan titah Tuhan adalah dosa besar. Sudah ada fungsi masing-masing kok masih nanya. - Fathonah. Kebiasaan buruk Megawati adalah sering tidak perduli dengan tanggapan-tanggapan. Misalnya waktu didemo karena kebijakan- nya melepas kedudukan ketua DPRD DKI kepada ABRI langsung saja nyelonong pergi. Tindakan ini sangat sering terjadi. Jadi kriteria 'mampu mendengar' menjadi agak kurang dipenuhi. Kemampuan berbicara juga masih dipertanyakan. Sifat ini bahkan masih berada di bawah Suharto yg kerjanya cuman baca naskah pidato. Di dalam jangka pendek kita mungkin masih agak memakluminya. Dalam jangka panjang lama-lama juga jadi sebel. Presiden kok begitu;) - Tambahan Bila mau premis-premisan model Bung Elias, maka pernyataan Bung Ridwan malah makin susah untuk diterima. Banyaknya doktor dan profesor yg amburadul bagaimana mengukurnya? Pertanyaan berikutnya, kalau gitu apakah master atau sarjana lebih sedikit yg amburadul daripada doktor dan profesor? Bagaimana dengan non sarjana apakah banyak yg tidak amburadul? Berapa persen? +anjas - From: bRidWaN [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: (Was ???) Ada apa dengan Megawati? Date: Tue, 21 Sep 1999 22:41:39 +0700 Jangan lihat calon Presiden dari pendidikannya, soalnya sekarang banyak DOKTOR dan PROFESOR yang amburadul di-Indonesia. Sorry guysj/k... Salam, bRidWaN At 12:18 PM 9/21/99 +0700, . wrote: Saya tanya kembali, menurut anda: apakah Allah tidak menghendaki wanita jadi presiden? (YA) (TIDAK) -- Terlepas dari tata kalimat Megawati, kita mengerti bahwa yang ia maksudkan ialah Allah tidak melarang (mengharamkan) wanita jadi presiden. Sebaiknya tidak menilai tingkat kepintaran/pemahaman agama- seseorang dari satu kalimatnya saja, apalagi jika kemudian orang itu dianggap 'kurang pintar'. Lagipula apakah kepintaran (kecerdasan? prestasi akademis? jago catur? IQ?) - layak dijadikan acuan utama untuk memilih presiden? Pilih presiden yang pintar atau presiden yang jujur? Pilih presiden yang pintar atau presiden yang capable, ditunjuk rakyat, terbukti bersih? Pilih presiden yang demonstratif beragama tapi
Re: berminat menjadi wakil rakyat?
In a message dated 9/21/99 8:18:50 AM Mountain Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: waduh kalau orang-orang yang seperti anda ini pada takut semua untuk terlibat ngelola negara nah nanti yang oportunis semua dong yang masuk...ayolah jangan ngomong aja.jangan coward kayak howard Ehm, kalo orang orang seperti aku ini yang kayak bagaimana mbak Sri? Sebenernya isi tulisanku semula itu cuma sebagai pengingat kepada temen temen mahasiswa/i bahwa kalau mereka mau berkiprah di dunia politik dan pemerintahan, mungkin mereka bisa merubah Indonesia ini ke arah yang lebih baik. Khan selama ini arek arek iki sudah punya buanyak pemikiran tentang Indonesia. Nah, aku pikir kenapa nda sekalian menjadi pejabat atau politisi aja, jadi pemikirannya itu bisa dijadikan kenyataan. Dan kalau pemikiran dan ide ide itu sudah menjadi kenyataan, tinggal tunggu waktunya negara kita untuk maju dan sejajar dengan negara negara besar yang lain. Begithu lohh ceritanya... Kalau aku sendiri begini; karena aku mengerti kapasitasku, maka aku memang enggan untuk jadi politisi atau pejabat dsb. Boro boro bercita cita, memikirkan aku menjadi mentri atau pejabat eselon satu aja ngga pernah. Lagipula, ilmu yang aku ambil saat ini (agak) jauh dari dunia perpolitikan. Dan aku kemaren menyinggung dikit bahwa di dalam agama yang ceritanya aku anut ini, menjadi pemimpin itu berat karena dimintai pertanggung jawaban di akherat kelak. Jadi aku pun juga menyisipkan bahwa kalo udah berada di "atas" sana, tanggung jawabnya makin berat. Logis aja kok, karena semakin tinggi pohon, semakin kencang angin yang menerpanya, ya ngga seh... Nah, jadi sekali lagi mbak Sri, inti email ku ini cuma sebagai penggugah ide aja. Jadi seperti ini nih: "Mbak Sri.., mbak Sri.., begimana mbak? mau jadi politisi ngga kayak Megawati? siapa tau kalau mbak Sri jadi politisi, mbak bisa menolong rakyat kita dengan ide ide mbak.." ( misalnya ) Tapi kalau aku iki ora iso mbak njadi politisi. Soale aku lebih demen begadang, eh bedagang ( begithuu... ) Kira kira mbak Sri paham kan tujuan emailku iki? Trus...khan mbak bilang, ayo dong...jangan ngomong aja... aku sih oyee aja mbak...trus apa dong yang mo dikerjain? lha kalo jangan ngomong aja, ya piye? kan iki mailing list. bisane ya ngomong wae.. =( Trus jangan coward kayak howard? waahh..aku mo disamain ama howard? juahattnya mbaknee=-( aku ndak coward, cuma mengerti kapasitasku saat ini. Dan aku berharap kalo temen temen mahasiswa yang punya kapasitas pemimpin, punya ide jitu, punya idealis dan moral yang tinggi, mau mencoba membaktikan diri sebagai politisi, pejabat, anggota mpr/dpr dan negarawan daripada bekerja dengan Arthur Andersen dan dapet gaji 2500 dollar perbulan dipotong tax..hehehe Ya uwis..gitu aja Met kenal Mbak Sri yee... Arya
Re: (Was ???) Ada apa dengan Megawati?
At 10:52 AM 9/21/99 -0400, Sri T Arundhati wrote: karena orang-orang selama ini juga ngasih alasannya dengan alasan Tuhan juga bukan? heheheesaya suka dengan komentar ini. Memang benar, hampir banyak tokoh yang selalu bawa bawa Agama dan Tuhan.
Re: [Re: (Was ???) Ada apa dengan Megawati?]
Iya kadang - kadang memang saya berusaha untuk tidak defensif seperti itu. (Dalam pembahasan MS saja yang batasi) Tapi kadang-kadang memang akhirnya akan sampai ke situ juga akhirnya. Ini saya pelajari dari atmosfir diskusi di sini, kadang - kadang logika, pikiran jadi gelap kalau sudah "mendukung" atau "mengidola" sesuatu atau seseorang. Padahal orang yang berintelektual kan tidak begitu mestinya kan ya :-) Soe -Original Message- From: Rizal Az [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Tuesday, September 21, 1999 11:00 PM Subject: Re: [Re: (Was ???) Ada apa dengan Megawati?] Mas... Pertama2 ma'af e-mail ini bukan untuk menjawab pernyataan anda pertama tentang Megawati... rada off, karena yang mau disentil adalah pernyataan di e-mail and yang kedua tentang "bebas pendapat"...:) jangan defensif gitu dong...:). Ini namanya nge-block orang, Kata-nya demokasi... Demokrasi itu bukan hanya ngomong, terus tidak ada pertanggung jawaban-nya. Kalau anda mengeluarkan pendapat dan pikiran, terus di counter dengan orang lain, terus jawaban anda seperti di bawah ini?. Ini mah namanya...(engga' comment deh...:)). "Terserah orang mau ngapain yang penting gue cuek", "loe mau ngomong apa, terserah, yang penting ini pikiran gue", "bebas kok mengeluarkan pendapat dan pikiran". Ini namanya masa bodoh, tidak peduli, egois, hypocrite, dan itu perlu di hilangkan, biar asyik diskusinya...:). Maaf loh bukan mau ngatain orang, cuma ini sikap yang saya dapat dari tulisan sdr.Soe...:). ichalichali Suhendri [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau ada orang yang meragukan MS karena dia wanita, ya boleh-boleh saja. Kalau ada orang yang meragukan MS karena dia tidak mampu, ya sah-sah saja. Kalau ada orang yang meragukan BJH karena dia terlalu pintar, ya monggo. Kalau ada orang yang meragukan AR karena dia memang layak, ya silahkan. Bebas saja kan mengeluarkan pendapat dan pikiran. Soe Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com.
Re: Presiden perempuan (was: ???)
Premis mayor, premis minor, mungkin anda benar. Tapi logika yang saya tulis mempunyai arti yang sama dengan logika dari Ibu MS : Yaitu : Menyalahkan TUHAN karena ketidakmampuan/kegagalan/keputus-asa-an/kefrustasian, dlsb. Jangan begitu dong. Apabila nanti kalau MS jadi Presiden (kecil sih kemungkinannya) dihadapi suatu masalah negara yang besar, karena tidak bisa lagi memecahkan nya akhirnya bicara didepan rakyat : "Kalau memang Allah tidak menghendaki negara ini adil dan makmur, ya jangan bikin Indonesia" Bagaimana ??? Semua kembali ke USAHA, seseorang yang memahami apa itu Takdir, Kehendak dan Ijin tidak akan pernah berkata seperti itu. Dan kembali lagi saya katakan, karena telah terucap kata-kata MS seperti itu, maka terbuka lah sebenarnya kemampuan dari beliau yang sebenarnya. Yaitu (mungkin) : akan gampang menyalahkan sesuatu nya ke orang/pihak lain, jika sudah mendapatkan masalah. Kita lihat saja nanti ya, kalau MS sudah jadi Presiden, beranikah bersikap ksatria, dan berkata YA Inilah salahku, inilah kegagalanku dlsb. Soe -Original Message- From: Elias Moning [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Tuesday, September 21, 1999 10:17 PM Subject: Presiden perempuan (was: ???) Menanggapi silogisme Sdr. Suhendri, saya tercenung sejenak... nampaknya analogi yang ditelurkan oleh Suhendri kelihatannya logis sekali, tapi nampaknya silogime Suhendri melanggar prinsip-prinsip dasar silogisme dalam logika. 1. Pertama premis minor tidak boleh lebih besar atau luas dari premis major. Pernyataan Suhendri bahwa "Kalau saya tidak berhasil sekolah di Luar Negeri, ya jangan bikin saya, atau kalau saya tidak berhasil kawin dengan dia, ya jangan dibikin dia" premis penciptaan mahluk adalah suatu premis major yang sangat luas, jauh lebih luas dari pada sekedar keberhasilan study di luar negri atau keberhasilan seseorang untuk menyunting calon pendamping hidup. Silogisme yang salah ini sama seperti kalau anda mengatakan: Oh.. lapangan rumput ini basah, tentu tadi baru saja hujan... padahal bisa saja lapangan rumputnya baru disiram oleh sprinkler... logikanya: lapangan rumput basah -- premis minor hari hujan -- premis mayor Silogismenya macet karena premis minor (lebih luas, lebih besar) dari premis major Logika yang benar adalah: "hari hujan, maka lapangan rumputnya basah..." 2. Kesimpulan tak boleh lebih luas dari premis-premis. Kesimpulan jangan dibikin saya (suatu raison d'etre, alasan eksistensi atau keberadaan) ini sangat luas sekali jauh lebih luas daripada sekedar sekolah ke luar negri... Maka, bisa kita katakan silogisme ini juga macet Kalau kita lihat pernyataan Megawati SP "''Kalau memang Allah tidak menghendaki wanita jadi presiden, ya jangan bikin perempuan,''. Sekilas pernyataan ini silogisme-nya mirip Sdr. Suhendri, tapi sebetulnya tidak... Megawati SP bicara tentang kehendak Allah (jadi bukan lagi kehendak manusia /saya) maka premis majornya memang jauh lebih luas... apakah premis ini lebih luas dari alasan penciptaan mahluk... barangkali tidak. Tapi jelas di sini ada jauh lebih banyak "grey area" Alasan penciptaan yang diyakini oleh agama-agama besar (Yahudi, kristen, islam) adalah menciptakan mahluk yang bebas berpikir dan bertindak meskipun itu melanggar kehendak Allah sendiri :). Tak ada fatalisme dalam tujuan penciptaan.. Tentu, diskusan lain bisa berpendapat lain, tapi saya yakin benar bahwa kesimpulan Suhendri nampaknya terlalu emosionil: 1. Bahwa calon presiden harus lebih pintar dari Sdr. Suhendri 2. Megawati SP disimpulkan oleh Suhendri sebagai mempunyai kapasitas lebih rendah dari dirinya saya rasa ini suatu bual yang tak berdasar. Kenyataan bahwa PDI-P di bawah pimpinan Megawati berhasil meraih 39% suaru dalam pemilu yang lalu saja sudah membuktikan betapa beliau memiliki kapasitas nan jauh di atas Sdr. Suhendri. Jadi tak perlu khawatir. Semoga tayangan ini bisa mengundang kita semua untuk tidak terlalu mudah menyepelekan orang, apalagi kalau alasan yang sebenarnya itu merupakan agenda politik anda.. Salam, Elias Moning, Center for International Education University of Massachusetts at Amherst juga lulusan Sekalah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta (1979) At 09:37 AM 09/21/1999 +0700, Suhendri wrote: Tulisan berikut saya ambil dari web republika ''Kalau memang Allah tidak menghendaki wanita jadi presiden, ya jangan bikin perempuan,'' kata Megawati Saya coba analogikan dengan kalimat lain : Kalau saya tidak berhasil sekolah di Luar Negeri, ya jangan bikin saya, atau kalau saya tidak berhasil kawin dengan dia, ya jangan dibikin dia, dll analogi. Rupanya ibu yang satu ini sangat dangkal sekali pemahaman tentang agamanya sendiri. (Klarifikasi : agamanya Islam kan ya ?) Ibu yang satu ini harus belajar tentang Takdir, Kehendak, dan Ijin dari Allah Swt. Disini ada faktor yang namanya USAHA, bukan menyalahkan SANG PENCIPTA. Segini aja mutu calon presiden, payah. Buat saya pribadi yang namanya pemimpin, at least harus lebih
Reformis ?
Sebuah sikap reformis ??? = Ketika itu, seorang pendemo bernama Adrianus Marundung, bahkan sempat menyesalkan sikap Mega yang terkesan sombong dan tak sudi menemui simpatisannya yang telah berhari-hari menunggunya di DPP. ''Apakah ini merupakan metamorfosis dari rezim yang telah berkuasa selama 32 tahun dan akan lebih kejam dari rezim tersebut,'' ungkap Marundung, ketua Solidaritas Masyarakat bagi Penegakan Demokrasi (Somasi) Nias, ketika itu. Hal serupa terjadi kemarin. Meski sudah jauh datang dari daerah dengan membawa keluhan, massa PDI-P tersebut tak mendapat perhatian Megawati, yang sebetulnya sedang berada di kantor DPP. Bahkan, ia justru ngeloyor meninggalkan kantor, ketika massanya berniat bicara. Pada saat Mega akan meninggalkan kantornya, para pendemo berteriak-teriak meminta bertemu dan berbicara dengannya. Tetapi, dengan gaya cuek, Megawati keluar dari kantornya, lalu masuk ke mobil Toyota Crown B 1 MT yang telah menunggunya. Tanpa menghiraukan mereka yang berteriak-teriak, mobil yang ditumpangi Mega itu pelan-pelan meninggalkan kantor DPP PDI-P... == Lengkapnya. Caleg 'Siluman' PDI-P kembali Diprotes JAKARTA -- Massa PDI Perjuangan dari berbagai provinsi kemarin mendatangi kantor pusatnya di Kebagusan Jakarta. Mereka memprotes atas hilangnya calon legislatif dari putra daerah untuk kemudian diganti caleg lain yang tak mereka kenal alias 'caleg siluman'. ''Kami kemari karena ingin menuntut DPP yang terlalu jauh mengintervensi DPC dalam soal penentuan caleg,'' kata Paskalis Lesek, yang mengaku sebagai juru bicara masyarakat Kab Manggarai, NTT, di Kantor DPP Perjuangan di Jakarta kemarin. Sekitar ratusan massa PDI-P melakukan demo terhadap katornya sendiri di Kebagusan kemarin. Mereka tidak cuma datang dari Nusa Tenggara Timur (NTT), tapi juga Irian Jaya (Irja), Lampung, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sumatera Utara (Sumut), Kebumen Jateng, dan Jakarta Timur. Seolah sebuah koor, mereka datang dengan persoalan yang sama, yakni munculnya caleg siluman. Karena terlalu menggebunya para pemrotes itu, tak pelak mereka pun sempat nyaris bentrok dengan Satgas PDI-P yang berpakain hitam-hitam. Protes oleh massanya sendiri semacam ini memang bukan pertama kali dialami DPP PDI-P. Aksi menghujat DPP PDI-P, bahkan jauh lebih garang, juga terjadi pada Rabu (15/9) di dua tempat sekaligus -- halaman DPRD DKI dan Lenteng Agung. Sehari sebelum itu, demo serupa juga terjadi di tempat yang sama. Ketika itu, seorang pendemo bernama Adrianus Marundung, bahkan sempat menyesalkan sikap Mega yang terkesan sombong dan tak sudi menemui simpatisannya yang telah berhari-hari menunggunya di DPP. ''Apakah ini merupakan metamorfosis dari rezim yang telah berkuasa selama 32 tahun dan akan lebih kejam dari rezim tersebut,'' ungkap Marundung, ketua Solidaritas Masyarakat bagi Penegakan Demokrasi (Somasi) Nias, ketika itu. Hal serupa terjadi kemarin. Meski sudah jauh datang dari daerah dengan membawa keluhan, massa PDI-P tersebut tak mendapat perhatian Megawati, yang sebetulnya sedang berada di kantor DPP. Bahkan, ia justru ngeloyor meninggalkan kantor, ketika massanya berniat bicara. Pada saat Mega akan meninggalkan kantornya, para pendemo berteriak-teriak meminta bertemu dan berbicara dengannya. Tetapi, dengan gaya cuek, Megawati keluar dari kantornya, lalu masuk ke mobil Toyota Crown B 1 MT yang telah menunggunya. Tanpa menghiraukan mereka yang berteriak-teriak, mobil yang ditumpangi Mega itu pelan-pelan meninggalkan kantor DPP PDI-P. Ketika mobil itu keluar dari kantor itulah, bentrokan hampir terjadi antara Satgas dan massa PDI-P sendiri. Para pendemo ingin mengejar mobil Mega, tapi dihalangi Satgas. Namun, bentrokan itu bisa dilerai. Para pendemo pun meneruskan orasi sambil bernyanyi-nyanyi, di bawah matahari yang sangat terik. Di tengah aksi orasi, sempat terjadi pemukulan yang dilakukan seorang simpatisan PDI-P Sumut terhadap Wakil Ketua DPD Sumut Bastami Ginting di depan gerbang kantor. Namun, itu pun tak berlangsung lama, sebab Ginting langsung dibawa masuk kantor. Menurut si pemukul yang tidak mau menyebutkan namanya, hal itu dilakukan sebagai akumulasi kekecewaan dan kemarahannya atas perlakuan DPD Sumut dalam soal penggantian caleg. Kekecewaan seperti itulah yang juga dialami Lesek asal NTT. Menurutnya, dalam penentuan caleg yang disampaikan ke Panitia Pemilu Indonesia (PPI), caleg jadi putra daerah tidak dimasukkan. ''Malah diganti dengan nama lain yang bukan asal putra daerah,'' katanya. Dikatakannya pula, caleg jadi putra daerah bernama Cyprianus Aoer tidak tertera dalam daftar yang diusulkan DPP PDI-P ke PPI dengan surat nomor 461.20/EX/DPP/1999. Menurut kabar yang mereka dengar, ucap Lesek, caleg itu diganti dengan Yunus Bobo. Lalu, Yunus pun diganti oleh Yacob Nuawea. ''Itu langsung saya dengar dari Jacob Tobing, ketua PPI,'' tegasnya. ''Tindakan sepihak itu bagi kami merupakan satu
Fw: ???
Dari Republika : Namun, meski menyebutkan daerah asal forum itu, Supriatna tidak menyebutkan secara jelas dari pesantren atau kelompok ulama atau pelajar mana FJM itu. Ketika beberapa wartawan meminta mereka untuk melakukan penjelasan pers, salah seorang dari anggota Jamiatul mengatakan bahwa sudah tidak perlu lagi ada acara itu. Pasalnya, dia beralasan, dengan penjelasan ketuanya dalam sambutan tadi semuanya dirasakan sudah jelas. Dari Hendri : Ha..ha..ha forum jadi-jadian gitu koq dipercaya. Biasalah, MS lagi galang kekuatan dan opini, tapi dengan cara yang kurang bagus. Terlalu jelas. :-) (baca lagi dibawah masih ada tulisan saya) -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Tuesday, September 21, 1999 11:02 AM Subject: Re: ??? In a message dated 9/20/99 10:54:22 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Tulisan berikut saya ambil dari web republika ''Kalau memang Allah tidak menghendaki wanita jadi presiden, ya jangan bikin perempuan,'' kata Megawati http://www.suaramerdeka.com/harian/9909/21/nas4.htm ''Kalau wanita tidak boleh menjadi pemimpin, mengapa dia diberi Allah kodrat yang sangat mulia, yaitu menjadi ibu? Untuk melahirkan anak-anak yang bisa meneruskan perjuangan menegakkan kebatilan. Ingat, surga di bawah telapak kaki ibu.'' Dari Hendri : Hubungan nya apa kalimat diatas. Wanita boleh-boleh aja memimpim, tapi Megawati jangan memimpin dulu yach, kapan-kapan aja dech. :-) Dari Hendri lagi : Ketua Jamiyatul Muslimin ini perlu diperiksa dulu nich, darimana asalnya, kelompok jadi-jadian kali. = Ketua Jamiyatul Muslimin Jabar, KH Daud Supriyatna, menuturkan pendirian wadah itu untuk membantah isu yang menyerang PDI Perjuangan akhir-akhir ini. ''Kami tersinggung atas berita yang menyatakan kader PDI Perjuangan sebagian besar nonmuslim. Serta membantah pernyataan wanita tak boleh menjadi presiden karena dilarang ayat suci Alquran dan Hadis,'' katanya. =
unsubscribe mailing list
**UNSUBSCRIBE terima kasih, Andre Andikasim |akeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeake| | | | Andre Andikasim | | ENRON Microcomputer Lab| | University of Nebraska at Omaha| | | | e-mail: [EMAIL PROTECTED] | | [EMAIL PROTECTED] | |[EMAIL PROTECTED]| | [EMAIL PROTECTED] | | | |website: http://www.geocities.com/hollywood/6276 | | http://www.freeyellow.com/members/catrindo | | | |akeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeakeake|
Re: [Re: [Re: (Was ???) Ada apa dengan Megawati?]]
Esmosi itu biasa kok mas... orang berintelektual-pun boleh esmosi, lihat saja Habibie, kalo ngomong, matanya melotot2..(oh kalo itu memang bawaan yah...:))). Membela pendapat sendiri itu juga sangat bagus berarti anda, orang-nya punya prisip, tidak mudah tergoyah, tapi yang argumentasi jangan ditutup, karena kalau begitu berarti menutup kemungkinan untuk melihat dari kacamata yang lain. Yang paling susah dari demokrasi adalah, bukan mengeluarkan pendapat, "menerima" pendapat atau hasil yang bertentangan pedapat/prisip kita (menurut saya inilah "core" dari demokrasi, yang kita semua harus belajar). Maaf loh bukannya mau ngajarin sekali lagi maaf yah...:). Kesimpulannya: terus berargumen, terus diskusi, jangan takut dan jangan mundur, yang penting jangan menutup diri dan "menerima"...:)). ichalichali Suhendri [EMAIL PROTECTED] wrote: Iya kadang - kadang memang saya berusaha untuk tidak defensif seperti itu. (Dalam pembahasan MS saja yang batasi) Tapi kadang-kadang memang akhirnya akan sampai ke situ juga akhirnya. Ini saya pelajari dari atmosfir diskusi di sini, kadang - kadang logika, pikiran jadi gelap kalau sudah "mendukung" atau "mengidola" sesuatu atau seseorang. Padahal orang yang berintelektual kan tidak begitu mestinya kan ya :-) Soe -Original Message- From: Rizal Az [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Tuesday, September 21, 1999 11:00 PM Subject: Re: [Re: (Was ???) Ada apa dengan Megawati?] Mas... Pertama2 ma'af e-mail ini bukan untuk menjawab pernyataan anda pertama tentang Megawati... rada off, karena yang mau disentil adalah pernyataan di e-mail and yang kedua tentang "bebas pendapat"...:) jangan defensif gitu dong...:). Ini namanya nge-block orang, Kata-nya demokasi... Demokrasi itu bukan hanya ngomong, terus tidak ada pertanggung jawaban-nya. Kalau anda mengeluarkan pendapat dan pikiran, terus di counter dengan orang lain, terus jawaban anda seperti di bawah ini?. Ini mah namanya...(engga' comment deh...:)). "Terserah orang mau ngapain yang penting gue cuek", "loe mau ngomong apa, terserah, yang penting ini pikiran gue", "bebas kok mengeluarkan pendapat dan pikiran". Ini namanya masa bodoh, tidak peduli, egois, hypocrite, dan itu perlu di hilangkan, biar asyik diskusinya...:). Maaf loh bukan mau ngatain orang, cuma ini sikap yang saya dapat dari tulisan sdr.Soe...:). ichalichali Suhendri [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau ada orang yang meragukan MS karena dia wanita, ya boleh-boleh saja. Kalau ada orang yang meragukan MS karena dia tidak mampu, ya sah-sah saja. Kalau ada orang yang meragukan BJH karena dia terlalu pintar, ya monggo. Kalau ada orang yang meragukan AR karena dia memang layak, ya silahkan. Bebas saja kan mengeluarkan pendapat dan pikiran. Soe Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com. Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com.
Bagaimana Kabarnya Mayjen K (?)
;-) Dg telah efektifnya serdadu multinasional, bagaimana kabarnya panglima darurat militer Mayjen K? (Catatan: yg ngarang nama Mayjen K itu Gus Dur, lho. Saya cuma quoting ;-).
Re: Mengatasi Sikap Katak dalam tempurung Bangsa Indonesia
Seperti biasa katak dalam tempurung akhirnya akan mati sendiri tak berdaya. Saya rasa kebanyakan orang Indonesia bukannya minder tapi memang kagak bisa bahasa Inggris yang baik dan benar jadinya susah bersaing dengan bangsa lain. Jadinya sikap mendengungkan kejayaan masa lalu yang berlebihan sebagai pelarian. Sebagai kenyataan bangsa Indonesia itu terkebelakang dengan terbukti bisa dijajah physically, mentally , economically, technologically and soon. Memalukan kok bisa terjajah sampai 350 tahun konon katanya. Malu adalah bagian dari iman. Yang penting malu ini untuk lebih memacu kita bekerja keras yang halal. Belajarlah dari sejarah bahwa sebenarnya kemerdekaan Indonesia lebih banyak karena diplomatic/political efforts not because of military power. Bangsa Indonesia belum merdeka bung ! Belum merdeka dari kepicikan berpikir. Menganggap bangsa putih arogan ataupun sebagai musuh itu tidak benar. ANda menganggap begitu karena mungkin anda telah salah bergaul. Saya lebih beranggapan bahwa bangsa kulit putih lebih banyak yang baiknya dari pada penjahatnya saat ini. Buktinya bangsa kulit putih maju dan kuat dan mudah menggoyang bangsa Indonesia. Kemajuan suatu bangsa harus diakui karena kekompakan kerjasama mereka. Kekompakan biasanya muncul karena ada rasa saling percaya dan banyak berbuat yang baik dibandingkan berbuat jahat diantara mereka. Mungkin saja suatu saat bangsa kulit putih itu mejadi lupa dan akhirnya bisa membuat peradabannya terkebelakang lagi. Begitulah siklus alam ada naik turunnya. Tapi saat ini yang jelas bangsa Indonesia yang sedang berada di kegelapan alias lebih jahiliyah. Semoga orang picik bangsa Indonesia segera insyaf. Banyaklah berdoa dan shalat khusyuk disamping kerja keras (bukannya korupsi) supaya dapat petunjuk, dan mampu berpikir yang lebih jernih dan tidak membuat semakin banyak kerusakan dimuka bumi seperti di Tim-tim, Hutan kalimantan, Maluku, Irian, Freeport, Aceh dan yang kucintai. Biarkan mereka merdeka dari elit politik yang licik dan korup. Mereka tak tahu terima kasih atas kebaikan rakyat Aceh dalam masa perjuangan. From: Nasrullah Idris [EMAIL PROTECTED] Salah satu cara mengantisipasi sikap arogan Barat (Australia) adalah dengan menghilangkan/mengikis segala bentuk "sikap minder" terhadap mereka. Apakah ada sikap minder itu? Memang sih kalau ditanyakan, jawabannya, "Tidak!" Tetapi sebenarnya sering muncul pada orang Indonesia. Hanya umumnya di bawah alam sadarnya. Jangankan terhadap orang Australia sendiri. Orang Indonesia yang baru pulang dari Australia pun terkadang menjadi sosok selebritis di kalangan sanak familinya di kampung halaman. Malah di antara sanak familinya itu memperlihatkan sikap minder hanya karena baru datang dari Australia. Padahal kita tahu bahwa sikap tersebut bukan khas dari "bangsa merdeka", tetapi mental dari "bangsa terjajah". Sedangkan kita tahu bahwa kapan dan di mana pun : "bangsa terjajah" hanya akan menjadi santapan bagi "bangsa penjajah". Sudah menjadi watak manusia, sikap minder itu hanya akan memancing "keleluasaan" yang berlanjut pada "kearoganan" dari pihak yang menjadi objek keminderan itu sendiri. Adanya sikap arogan Australia beberapa minggu terakhir ini hendaknya menjadi cambukan untuk menghilangkan sikap minder itu. Kalau mau ke Australia perlihatkan sebagai sosok diri dan sikap mental yang mempunyai persamaan derajat. Soalnya saya pernah melihat beberapa orang Indonesia. Ketika mau pergi memperlihatkan sosok selebritis di kalangan sanak familinya, tetapi ketika sampai di Australia justru memperlihatkan mental "urbanisasi", malah "pengungsi". Salam, Nasrullah Idris __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Akbar Tanjung Cuekin Anggota Dewan
Dalam acara sambutan di depan DPR, Akbar Tanjung tidak menghiraukan beberapa anggota dewan yang mengangkat tangan untuk bertanya kepada Habibie. Secara sengaja Akbar Tanjung telah menghina anggota dewan yang terhormat, yang merupakan wakil-wakil rakyat. Mestinya orang-orang model Akbar Tanjung tidak diberi tempat di kepemimpinan mendatang. Sikap-sikapnya di jaman keterbukaan ini sungguh memalukan. Di bawah ini saya cuplik berita dari Kompas. -- Interupsi Usai Habibie menyampaikan sambutannya, ada beberapa anggota DPR yang mengacungkan tangan untuk mengajukan interupsi, namun pimpinan sidang tidak menghiraukannya dan langsung mengetukkan palu untuk menutup persidangan. Akibatnya sebagian besar anggota DPR secara bersama-sama memukulkan telapak tangannya ke atas meja, "memrotes" sikap Abdul Gafur yang seolah-olah tidak melihat adanya interupsi. Anggota DPR dari Fraksi Karya Pembangunan (F-KP) Ferry Mursyidan Baldan mengaku bahwa dia bersama anggota F-KP DPR Ali Yahya dan Ade Komaruddin telah mengangkat tangan untuk meminta interupsi. "Bukan hanya kami, tetapi ada lagi beberapa orang. Semua mendukung adanya interupsi, tetapi pimpinan tidak memberi kesempatan," katanya kepada wartawan usai Sidang Paripurna DPR. Dikatakan, maksud anggota DPR melakukan interupsi bukan untuk memojokkan presiden, tetapi untuk mendapat penjelasan yang lebih lengkap dan mendudukkan persoalan pada proporsi yang sebenarnya. Sebab, penjelasan presiden hanya soal politik, sama sekali tidak menyentuh bagaimana negara harus melindungi warga negaranya. "Kita ingin penjelasan yang sejujurnya. Kita tidak akan melakukan anarki atau memaki-maki presiden, sebab bagaimanapun kehadiran presiden atas undangan DPR," ujar Ferry. Sikap pimpinan sidang yang tidak memperhatikan interupsi anggota DPR juga disesalkan oleh anggota F-KP DPR Soetoyo NK. "Dan tampaknya memang dicegah supaya tidak terjadi interupsi. Mikrofon tidak dipasang di meja anggota, dan Gafur dengan muka menunduk langsung menutup sidang, sehingga beberapa kawan yang mengacungkan tangan tidak dilihat dan digubris," ungkapnya. Pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya interupsi, menurut Soetoyo, telah dilakukan sebelum Sidang Paripurna dimulai. "Tadi pagi (Selasa, 21/9 -Red) kawan-kawan dari F-KP dikumpulkan dan dibriefing agar tidak ada interupsi. Mereka dikumpulkan oleh Chaeruddin Harahap," tuturnya. (ely) __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Akbar Tanjung Cuekin Anggota Dewan
He..he...he...lagi pening Mas ? Kok Akbar Tanjung = Abdul Gafur seh ! On Wed, 22 Sep 1999, Jeffrey Anjasmara wrote: Dalam acara sambutan di depan DPR, Akbar Tanjung tidak menghiraukan beberapa anggota dewan yang mengangkat tangan untuk bertanya kepada Habibie. Secara sengaja Akbar Tanjung telah menghina anggota dewan yang terhormat, yang merupakan wakil-wakil rakyat. Mestinya orang-orang model Akbar Tanjung tidak diberi tempat di kepemimpinan mendatang. Sikap-sikapnya di jaman keterbukaan ini sungguh memalukan. Di bawah ini saya cuplik berita dari Kompas. -- Interupsi Usai Habibie menyampaikan sambutannya, ada beberapa anggota DPR yang mengacungkan tangan untuk mengajukan interupsi, namun pimpinan sidang tidak menghiraukannya dan langsung mengetukkan palu untuk menutup persidangan. Akibatnya sebagian besar anggota DPR secara bersama-sama memukulkan telapak tangannya ke atas meja, "memrotes" sikap Abdul Gafur yang seolah-olah tidak melihat adanya interupsi. Anggota DPR dari Fraksi Karya Pembangunan (F-KP) Ferry Mursyidan Baldan mengaku bahwa dia bersama anggota F-KP DPR Ali Yahya dan Ade Komaruddin telah mengangkat tangan untuk meminta interupsi. "Bukan hanya kami, tetapi ada lagi beberapa orang. Semua mendukung adanya interupsi, tetapi pimpinan tidak memberi kesempatan," katanya kepada wartawan usai Sidang Paripurna DPR. Dikatakan, maksud anggota DPR melakukan interupsi bukan untuk memojokkan presiden, tetapi untuk mendapat penjelasan yang lebih lengkap dan mendudukkan persoalan pada proporsi yang sebenarnya. Sebab, penjelasan presiden hanya soal politik, sama sekali tidak menyentuh bagaimana negara harus melindungi warga negaranya. "Kita ingin penjelasan yang sejujurnya. Kita tidak akan melakukan anarki atau memaki-maki presiden, sebab bagaimanapun kehadiran presiden atas undangan DPR," ujar Ferry. Sikap pimpinan sidang yang tidak memperhatikan interupsi anggota DPR juga disesalkan oleh anggota F-KP DPR Soetoyo NK. "Dan tampaknya memang dicegah supaya tidak terjadi interupsi. Mikrofon tidak dipasang di meja anggota, dan Gafur dengan muka menunduk langsung menutup sidang, sehingga beberapa kawan yang mengacungkan tangan tidak dilihat dan digubris," ungkapnya. Pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya interupsi, menurut Soetoyo, telah dilakukan sebelum Sidang Paripurna dimulai. "Tadi pagi (Selasa, 21/9 -Red) kawan-kawan dari F-KP dikumpulkan dan dibriefing agar tidak ada interupsi. Mereka dikumpulkan oleh Chaeruddin Harahap," tuturnya. (ely) __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Akbar Tanjung Cuekin Anggota Dewan
Dalam acara sambutan di depan DPR, Akbar Tanjung tidak menghiraukan beberapa anggota dewan yang mengangkat tangan untuk bertanya kepada Habibie. Secara sengaja Akbar Tanjung telah menghina anggota dewan yang terhormat, yang merupakan wakil-wakil rakyat. Mestinya orang-orang model Akbar Tanjung tidak diberi tempat di kepemimpinan mendatang. Sikap-sikapnya di jaman keterbukaan ini sungguh memalukan. Yw: Abdul Gafur atau Akbar Tanjung? ;-)