Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-20 Terurut Topik Hadi Wijaja

 Mas Hadi saya coba untuk mencerahkan anda.
 bila tidak puas silahkan komplen.
---
thanks untuk pencerahannya.

 Pertama saya tidak pernah memangak kata "menentang".
 saya memakai kata memilih.
 gampangnya gini. amien rais dipilih 7 %, sisanya yah tidak memilih amien
rais lah..
 sama dengan contoh2 lainnya.

ok

 nah sekarang megawati. yang milih dia jadi presiden hanya 35 % ..
 sisanya.. 65 % yah tidak milih megawati lah..
 gimana..
 gampang kok..
 anda saya liat coba mempermainkan kata2 dengan memakai kata menentang
(konotasi negatif).
--
Saya perlu menegaskan bahwa saya tidak terbersit sedikit pun keinginan untuk
mempermainkan kata, karena saya juga bukan politisi, siapa yang menang, Gus
Dur atau Mega sama baiknya bagi Bangsa Indonesia, tapi saya pusing sekali
melihat begitu didengunkannya tidak BERHAKnya Mega untuk memimpin Indonesia
karena 65% tidak memilihnya, jadi saya berusaha untuk bisa mengerti jalur
logika ini.
Terus terang, saya sampai saat ini masih belum mengerti jalur logika
"MEGAWATI TIDAK BERHAK menjadi PEMIMPIN karena tidak dipilih oleh 65%"

Anyway, Presiden Ke 4 RI, sudah terpilih, yang bukan seseorang yang
bergelimangan dengan KASUS-KASUS KKN, dan juga dikenal sebagai seorang
Humanis, so saya gembira dan MENGUCAPKAN SELAMAT ATAS TERPILIHNYA GUS DUR
sebagai Presiden RI.

thanks

regards
HADI



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-20 Terurut Topik Hadi Wijaja

 Anda itu ngomong apa sih?
-
oh nggak ngerti bahasa indonesia ??? pantesan. :-D

regards
HADI

 
   OH ..
  
   saya baru ngerti..
   anda ngomongin RAKYAT mulu..
   rupanya RAKYAT yang anda maksud RAKYAT MEGAWATI..
  
   anda yang suka ngaku analisis pasti ngerti kan beda angka 35 dan 65
   gedean mana ?
 ---
 Saya sering sekali membaca tentang logika 35% (pro) vs 65 % (anti),
 Kalau anda salah seorang pendukung anti (65%), bisakah anda sebutkan 1
nama
 yang dalam pemilu yang lalu mendapat suara yang lebih besar dari PDI-P ?
 Apakah ?
 1. Amin Rais -- 7%, calon resmi dari PAN
 2. Habibie -- 20%, calon resmi dari GOLKAR
 3. Gus DUr -- 10%, calon dari PKB
 4. Yusril ???
 5. HAmzah HAz ???
 Dengan sendiri-nya logika tersebut sama sekali tidak bisa dipertanggung
 jawabkan, karena dengan logika itu, AMin rais ditentang oleh 93% rakyat
 indo
 yang tidak memilihnya, sedangkan Gus Dur ditentang oleh 90% rakyat indo,
 dst.
 Jadi tolong berikan saya pencerahan tentang jalur logika anda itu ?
 
 regards
 HADI

 __
 Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com




Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-19 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/18/99 3:56:34 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Rakyat kecil yang mana? --- rakyat pendukung PDIP
  Wujudnya bagaimana dalam mendukung PAN --- dukung Faisal
dan menjelekkan Amien Rais.
  Wujudnya bagaimana dalam mendukung PKB --- dukung Matori

Irwan:
Susahnya ngomong sama orang yg baru bergabung
di milis permias dan ngga ngikutin sejak jaman
pra pencoblosan (tanggal 7 Juni kalau anda lupa).
Setelah tanggal 7 Juni seperti yg saya katakan, saya
akan berdiri bersama rakyat. Rakyat mana?
Ya rakyat Indonesia yg sudah jelas2 memilih partai
yg mereka lebih percayai.
Ngomong2 anda tahu ngga Clinton itu presiden mana?
Presiden AS, bukan?
Nah, kenapa dia bisa menjadi presiden AS?
Karena dia dipilih orang rakyat AS, dia adalah
presiden yg mendapat suara terbanyak.
Apakah semua rakyat AS memilih Clinton?
Jelas tidak.

Rakyat Indonesia sudah milih capres mana yg mereka
ingini. Tentunya, ada juga pihak2 yg memilih capres lain.
Ini ngga bisa dipungkiri. Nah, kalau mau demokrasi
rakyat ditegakan, maka yg mendapat suara terbanyaklah
yg berhak atas kepercayaan tersebut.
Pola pikir Megawati hanya dipilih oleh 35% suara sementara
65% lainnya menolak adalah jelas dagelan logika yg bisa
bikin saya sakit perut:)
Kalau dagelan logika ini yg dipakai, maka tidak ada pun
capres yg akan memenuhi persyaratan. Hal ini mengingat
capres Habibie hanya dipilih oleh 20% suara sementara
80% lainnya menolak. Ini kalau kita mau konsisten memakai
dagelan logika.

Saya menjelekkan Amien Rais?
Sejak kapan?
Saya tidak pernah menjelekkan Amien Rais, karena
apa yg saya ucapkan semua tentang AR adalah fakta.
Jadi, AR sendirilah yg menjelekkan dirinya.
Coba lihat lagi, sebelum pencoblosan AR sempat berkoar
bahwa siapa pun yg nantinya menang antara PAN, PKB, PDIP,
maka yg lainnya harus mendukung capres partai
pemenang. Tapi apa yg dilakukan setelahnya?
Dia ingkar. Tidak hanya ingkar, tapi dia akhirnya membentuk
poros tengah yg kemudian mencapreskan GD.
Lebih parah lagi, ketika sudah menjadi ketua MPR,
AR yg mengaku reformis malah menghalangi terjadi
tanya jawab antara anggota MPR dengan Habibie seputar
jawaban atas pertanyaan LPJ. Tidak hanya itu, AR juga
tidak melemparkan ke forum apa yg menjadi tuntutan
mahasiswa dimana sehari sebelumnya dia bertemu
dengan mahasiswa. Inikah reformasinya AR?
Apakah saya menjelekkan AR bila menyebutkan fakta2
yg ada? Terserah anda menilainya gimana.

Irwan:
  Ketika rakyat telah memberikan suaranya melalui pemilu,
  ketika rakyat sudah menyampaikan keinginannya, siapa yg
  mereka lebih percayai, maka sejak itulah saya bergeser
  untuk berdiri bersama rakyat, bersama keinginan rakyat.
  Garis sikap saya jelas, berusaha untuk menjadikan
  capres pilihan rakyat menjadi capres jadi.

Jeffrey:
  Capres pilihan rakyatnya siapa sih? Megawati kan? Hehee...

Irwan:
Itulah sulitnya ngomong dengan anda.
Capres pilihan rakyat itu adalah capres pemenang pemilu.
Jadi, ngga harus Megawati. Pemilu kali ini saja yg menang
Megawati. Pemilu berikutnya belum tentu.
Makanya saya lebih suka memakai kata2
capres pilihan rakyat. Mau tanya lagi rakyat mana?
Silahkan lihat kembali contoh Clinton yg saya berikan
di atas. Atau mungkin mau John Adams yg hanya mendapat 26%
suara saja?...:)

Mbok ya jangan nerapin demokrasi aneh2 kalau
kita mau maju.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-19 Terurut Topik Hadi Wijaja

 OH ..

 saya baru ngerti..
 anda ngomongin RAKYAT mulu..
 rupanya RAKYAT yang anda maksud RAKYAT MEGAWATI..

 anda yang suka ngaku analisis pasti ngerti kan beda angka 35 dan 65
 gedean mana ?
---
Saya sering sekali membaca tentang logika 35% (pro) vs 65 % (anti),
Kalau anda salah seorang pendukung anti (65%), bisakah anda sebutkan 1 nama
yang dalam pemilu yang lalu mendapat suara yang lebih besar dari PDI-P ?
Apakah ?
1. Amin Rais -- 7%, calon resmi dari PAN
2. Habibie -- 20%, calon resmi dari GOLKAR
3. Gus DUr -- 10%, calon dari PKB
4. Yusril ???
5. HAmzah HAz ???
Dengan sendiri-nya logika tersebut sama sekali tidak bisa dipertanggung
jawabkan, karena dengan logika itu, AMin rais ditentang oleh 93% rakyat indo
yang tidak memilihnya, sedangkan Gus Dur ditentang oleh 90% rakyat indo,
dst.
Jadi tolong berikan saya pencerahan tentang jalur logika anda itu ?

regards
HADI



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-19 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/19/99 4:19:19 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Mas Hadi saya coba untuk mencerahkan anda.
  bila tidak puas silahkan komplen.

  Pertama saya tidak pernah memangak kata "menentang".
  saya memakai kata memilih.
  gampangnya gini. amien rais dipilih 7 %, sisanya yah tidak memilih amien
 rais lah..
  sama dengan contoh2 lainnya.

  nah sekarang megawati. yang milih dia jadi presiden hanya 35 % ..
  sisanya.. 65 % yah tidak milih megawati lah..
  gimana..
  gampang kok..
  anda saya liat coba mempermainkan kata2 dengan memakai kata menentang (
 konotasi negatif).

  selamat bercerah !

  faran


Irwan:
Pertanyaan sederhana untuk anda.
Dengan menggunakan kerangka berpikir seperti di atas,
siapa menurut anda yg saat ini pantas menduduki jabatan presiden.
Dengan kata lain, adakah capres yg angka tidak dipilihnya
lebih kecil dari Megawati?
Dengan menggunakan logika dagelan anda di atas, maka
tidak ada satu pun capres yg layak jadi presiden.
Gimana kalau kita sewa saja Clinton yg kebetulan sebentar
lagi akan pensiun dari White House:)

Anda ini memang kocak jugahehehehe.
Ya, hitung2 hiburan dipagi hari deh sambil mantau perkembangan
berita di tanah air:)

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-19 Terurut Topik Yohanes Sulaiman

Gimana kalau kita sewa saja Clinton yg kebetulan sebentar
lagi akan pensiun dari White House:)


Jangan ah, entar Lewinskinya dibawa-bawa lagi. Sudah enek tiap
hari denger soal dia Mendingan bawa si Ventura, gantikan
Prez kita sekalian; jadi kita bisa bentuk dinasti badut Indonesia.
Mending ketawa melulu, daripada pusing tiap hari



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-18 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/15/99 1:25:26 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Well, Bung Irwan. Terlepas dari kesan ekonom partisan (hehe... dan
  sejujurnya memang saya melihat anda sebagai partisan), saya dengan tulus
  meng-encourage anda untuk terus berkarya.

Irwan:
Bung Jeffrey, terima kasih atas encouragement yg diberikan:)
Sekedar konfirmasi atau penjelasan dari saya saja, saya bukan
partisan (anggota partai) PDIP. Sikap politik saya dari dulu
sudah jelas yaitu berdiri bersama rakyat, khususnya rakyat kecil.
Siapapun yg akan berjuang menolong rakyat kecil, saya akan
dukung mereka. Partai manapun yg telah merebut hati rakyat
sehingga menjadi pemenang pemilu, capresnyalah yg akan saya
dukung penuh. Ini sudah saya ucapkan jauh2 hari sebelum
pencoblosan di mulai. Saya akan konsisten dengan ucapan
saya dulu. Seorang Amien Rais boleh tidak konsisten dengan
janjinya sebelum pemilu, tapi tidak dengan seorang Irwan
Ariston Napitupulu.
Irwan Ariston Napitupulu akan terus konsisten berjuang dan
berdiri bersama rakyat kecil. Ini komitmen saya pribadi.

Jeffrey:
  Benar salah adalah biasa, dan semua bersifat relatif atau conditional. Bila
  memang betul anda tidak mengajukannya sendiri kepada Detik.com, mungkin
  wartawan Detik.com mempunyai alasan tersendiri untuk memuatnya dan
melakukan
  perubahan redaksional. Cuman itu pendapat saya.

Irwan:
Seperti yg sudah saya jelaskan sebelumnya tentang artikel
tersebut, tulisan dasar dari artikel yg dimuat di detik.com
awalnya adalah untuk konsumsi milis rupiah dan saham.
Tulisan dasar itu pun sudah saya kirimkan ke milis ini
dan juga saya berikan link nya.
Walau detik.com melakukan pengeditan dan memuatnya
secara terbuka sebelum minta konfirmasi ke saya terlebih
dahulu (permintaan konfirmasi dilakukan beberapa saat
setelah dimuat), saya pada dasarnya tidak berkeberatan
pihak detik.com memuat edisi editan tersebut. Hendaknya
ini menjadi jelas ke rekan2.

Poin yg dilihat oleh detik.com pada tulisan saya tersebut
seperti yg diungkapkan oleh editornya kepada saya adalah
poin 'perlunya keseimbangan atau kontrol atas pemerintahan
nantinya'. Editornya tampaknya tertarik dengan poin pemikiran
saya yg bila nanti Gus Dur yg menjadi presidennya, AR akan
segan untuk melakukan fungsi kontrolnya.

Seorang rekan disini (saya lupa namanya), sempat menanyakan
logika dari pemikiran saya tersebut dengan dasar berpikir bahwa
seorang AR hanyalah ketua MPR saja dan yg mengontrol
ada 699 orang lainnya nanti. Jadi, katanya kurang tepat kalau
saya sampai punya pemikiran tersebut.

Setelah membaca ucapan tersebut, saya lalu bertanya pada
diri sendir, kalau memang kekuatan jabatan ketua MPR hanya
segitu saja, kenapa kemarin orang ribut2 dan ramai2
serta bertarung penuh untuk jabatan Ketua MPR?
Saat itu saya hanya yakin pada diri sendiri bahwa jabatan
Ketua MPR memiliki kekuatan yg mungkin belum saya
ketahui. Dan saya yakin berjalan dengan waktu, nanti akan
terbukti omongan saya.

Ternyata kecurigaan saya tidak harus menunggu waktu yg
lama untuk pembuktiannya. AR sudah mulai menunjukkan
diri, siapa dia sebenarnya, apa garis perjuangannya.

Silahkan lihat contoh2 artikel/berita nya di:
http://www.mediaindo.co.id/detail_news.asp?id=1999101800060472
http://www.detik.com/berita/199910/19991017-1316.htm
http://www.detik.com/berita/199910/19991017-1540.htm

Bagaimana mungkin seorang ketua MPR menghalangi
anggotanya yg ingin minta kejelasan atas hal2 yg dia
anggap perlu dijelaskan dari jawaban atas pertanyaan2
yg diajukan sehubungan LPJ Presiden? Kenapa alasan
habisnya waktu yg digunakan oleh AR? Bukankah tidak
sulit menambah waktu sekitar 1-2 jam untuk tanya jawab?
Kenapa masalah sepenting itu dihalangi2 oleh AR?
Seorang Clinton harus menghabiskan berjam2 lamanya
ketika dia harus menghadapi pertanyaan2 seputar kasusnya
dengan Monica khususnya masalah "kebohongan" ucapan
atau pengakuan dia terdahulu.

Hendaknya ini menjadi kewaspadaan kita semua
atas pihak2 mana saja yg murni berjuang bersama
rakyat, dan pihak2 mana saja yg sebenarnya pro
kebejatan.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-18 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/18/99 2:48:22 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 bung Irwan,

  peserta milis ini mengetahui sikap politik anda selama ini.

Irwan:
Apakah mereka tahu bahwa saya dari dulu selalu berusaha
berdiri bersama rakyat? Apakah mereka tahu bahwa sebelum
pencoblosan saya mendukung 3 partai reformasi, PAN, PKB, PDIP?
Apakah mereka tahu bahwa wujud nyata dari partisipasi aktif
tersebut saya memberikan suara ke PDIP dengan alasan
kebetulan garis perjuangannya adalah sama dengan garis
perjuangan saya yaitu membela rakyat kecil?
Apakah mereka tahu bahwa saya tetap mendukung PAN, PKB,
PDIP, walau beberapa orang disini yg mengaku2 mendukung
PAN banyak menulis hal2 negatif tentang PDIP sebelum
pencoblosan tersebut?

Ketika rakyat telah memberikan suaranya melalui pemilu,
ketika rakyat sudah menyampaikan keinginannya, siapa yg
mereka lebih percayai, maka sejak itulah saya bergeser
untuk berdiri bersama rakyat, bersama keinginan rakyat.
Garis sikap saya jelas, berusaha untuk menjadikan
capres pilihan rakyat menjadi capres jadi.

RI:
  Jadi saya pikir wajar bila ada yg mempertanyakan obyektivitas analisa anda
  yg di dasarkan pd faktor politik, sementara anda partisan/simpatisan parpol
  dan capres tertentu.

Irwan:
Silahkan, tidak masalah buat saya. Selama berada di
sisi rakyat, saya tidak perlu khawatir:)
Silahkan tunjukkan bagian analisa saya tersebut yg tidak memiliki dasar.
Bukankah semuanya sudah saya jelaskan?
Kalau curiga awalnya, saya masih lihat wajar2 saja karena
apa yg ada di detik.com memang tidak lengkap.
Tapi bila setelah saya sampaikan landasannya tapi
orang tersebut tetap saja hanya komentar dengan
tidak menunjukkan kelemahan dari apa yg disampaikan.
Makanya saya kutipkan analisa orang luar yg menunjukkan
nada2 sama dengan apa yg saya tulis, dan saya balikkan
ke mereka2 yg bertanya, apakah penulis tersebut
adalah partisan PDIP hanya karena membuat analisa
bahwa terpilihnya Megawati bisa berdampak positif
pada penguatan rupiah atau pun bursa?

RI:
  Menurut saya ini bisa jadi pelajaran buat anda bila ingin berprofesi sbg
  analis pasar uang/saham yg dipercaya/reliable.

Irwan:
Masalah saya dipercaya atau tidaknya, orang yg menentukan.
Silahkan anda lihat sendiri di milis rupiah dan saham,
sampai sejauh mana mereka mempercayai analisa2 saya
yg tentunya setelah mereka memperhatikan analisa2
saya selama ini.

Bagi saya pribadi, pihak2 yg meragukan terpilihnya
Megawati menjadi presiden bisa berdampak positif
terhadap pergerakan rupiah dan indeks saham,
saya yakin dia tidak mengikut perkembangan pergerakan
rupiah dan indeks selama setahun belakangan ini
termasuk analisa2 atau pun komentar2 dari analis
luar atau pun pasar.

Silahkan sanggah tulisan saya dengan data2 dan
jangan asbun...:)

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-18 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

  bung Irwan,
 
   peserta milis ini mengetahui sikap politik anda selama ini.

Irwan:
Apakah mereka tahu bahwa saya dari dulu selalu berusaha
berdiri bersama rakyat? Apakah mereka tahu bahwa sebelum
pencoblosan saya mendukung 3 partai reformasi, PAN, PKB, PDIP?
Apakah mereka tahu bahwa wujud nyata dari partisipasi aktif
tersebut saya memberikan suara ke PDIP dengan alasan
kebetulan garis perjuangannya adalah sama dengan garis
perjuangan saya yaitu membela rakyat kecil?
Apakah mereka tahu bahwa saya tetap mendukung PAN, PKB,
PDIP, walau beberapa orang disini yg mengaku2 mendukung
PAN banyak menulis hal2 negatif tentang PDIP sebelum
pencoblosan tersebut?

Rakyat kecil yang mana? --- rakyat pendukung PDIP
Wujudnya bagaimana dalam mendukung PAN --- dukung Faisal
  dan menjelekkan Amien Rais.
Wujudnya bagaimana dalam mendukung PKB --- dukung Matori

Ketika rakyat telah memberikan suaranya melalui pemilu,
ketika rakyat sudah menyampaikan keinginannya, siapa yg
mereka lebih percayai, maka sejak itulah saya bergeser
untuk berdiri bersama rakyat, bersama keinginan rakyat.
Garis sikap saya jelas, berusaha untuk menjadikan
capres pilihan rakyat menjadi capres jadi.

Capres pilihan rakyatnya siapa sih? Megawati kan? Hehee...


__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-15 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Well, Bung Irwan. Terlepas dari kesan ekonom partisan (hehe... dan
sejujurnya memang saya melihat anda sebagai partisan), saya dengan tulus
meng-encourage anda untuk terus berkarya.

Benar salah adalah biasa, dan semua bersifat relatif atau conditional. Bila
memang betul anda tidak mengajukannya sendiri kepada Detik.com, mungkin
wartawan Detik.com mempunyai alasan tersendiri untuk memuatnya dan melakukan
perubahan redaksional. Cuman itu pendapat saya.

Jeffrey Anjasmara.

'--
From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])
Date: Fri, 15 Oct 1999 04:29:59 EDT

In a message dated 10/15/99 2:54:12 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

  Saya juga melihat ketidak-benaran argumen anda tuh, tepatnya kebenaran
yg
   tidak mutlak. Teori anda tentang berbagai currency cuman teori umum.
Anda
   sendiri bilang bidang sosial tidak ada yang pasti.

Irwan:
Ada salah pengertiandisini. Saya tidak pernah mengatakan bahwa
saya punya suatu teori atas pergerakan currency. Saya pun tidak
pernah mengatakan bahwa apa yg saya katakan dalam analisa2
pergerakan currency adalah berdasarkan teori tertentu.
Analisa2 yg saya lakukan cenderung menggunakan analisa logika
yg didukung dengan data2 lapangan. Silahkan lihat kembali
pemaparan saya tentang asal muasal angka 5000 yg saya berikan.
Lihat juga alasan2 saya dalam memprediksi trend berdasarkan
apa yg pernah terjadi sebelumnya.
Walau demikian, saya bisa memaklumi bahwa analisa2 saya
mengenai pergerakan saham dan indeks bisa jadi adalah suatu
yg baru buat beberapa rekan sehingga masih sulit untuk bisa
diterima. Bahkan, ketika dulu saya memberikan analisa2 grafik
untuk mengantisipasi suatu pergerakan mata uang atau pun
indeks dan harga saham, beberapa anggota di milis tersebut
sempat sulit menerima. Mereka berpikir bagaimana mungkin
suatu nilai tukar atau pun harga saham bisa ditentukan/diprediksi
hanya dari melihat grafiknya. Tapi, sejalan dengan waktu
akhirnya banyak sekarang yg menggunakan grafik untuk
dijadikan acuan kapan saat masuk kapan saat keluar
dalam trading currency atau pun saham.


   Nyatanya anda tidak mampu memprediksi dengan baik kejadian rupiah yg
anjlok
   sampai menembus 15,000. Saya masih ingat yang itu. Kalau model
menebak-nebak
   sih bukan kerjaan sulit. Maaf saja ini bukannya memandang rendah anda.
   Nyatanya analisis KKG (yg kadung didaulat ahli ekonomi) saja tidak ada
yang
   menyenggol kebenaran sama sekali. Bahkan sampai sekarangpun.

Irwan:
Dalam salah satu posting saya beberapa hari yg lalu, saya
dengan terbuka menyatakan bahwa saya dulu pernah salah
dalam memperkirakan penurunan rupiah. Kemudian saya coba
lihat kembali, kenapa dulu saya salah. Akhirnya saya menyadari
karena saat itu rupiah baru dilepas dari managed floating menjadi
free floating, grafik belum terbentuk. Menjadi kurang tepat bila
saat itu menggunakan grafik. Walau demikian, pada bulan
Desember 1997 (minggu ketiga kalau tidak salah ingat),
saya sempat mencium adanya ketidakberesan
pada pergerakan rupiah. Silahkan lihat kembali arsip di milis
ini atau pun apakabar@. Saya waktu itu mengatakan bahwa
tampaknya ada suatu gerakan dari orang yg menguasai informasi.
Orang tersebut bisa saja berasal dari orang2 yg dekat dengan
lingkaran kekuasaan (pejabat2 atau pun menteri2) yg mungkin
dengan tujuan menyelamatkan aset pribadi dari rupiah ke dolar.
Sekitar seminggu kemudian, hal ini menjadi ramai. Bahkan
menkeu saat itu sampai perlu mengeluarkan pernyataan akan
menyelediki apakah benar ada para pejabat pemerintah yg bermain
dolar. Seorang wapemred majalah nasional termuka sampai
menghubungi saya lewat japri karena tertarik dengan apa yg
saya tulis. Dia meminta saya untuk membuat tulisan2.
Sayangnya saat itu kondisi saya kurang memungkinkan.

Bagi saya adalah bukan bidang keahlian KKG untuk
memperkirakan pergerakan rupiah secara teknis. Dia punya
pengetahuan untuk menganalisa secara fundamental, tapi
kurang dalam hal pengalaman menganalisa secara teknis.
Hendaknya ini bisa dimaklumi terlebih dahulu.
Banyak orang saat itu yg mempunyai kemampuan jauh
di atas saya dalam melakukan analisa grafik. Hanya saja
bedanya, saya suka menulis secara terbuka (berhubung
amatiran) mereka cenderung menulis untuk nasabah/klien
nya mengingat profesionalisme pekerjaan mereka.

Sementara pendapat analis2 ekonomi yg sering anda baca
di media cetak/online nasional, sepengetahuan saya adalah
bukan bidang mereka dalam membuat analisa2 teknis
atas pergerakan suatu mata uang.
Pengecualian untuk Theo Toemion yg memang profesinya
adalah sebagai pengamat sekaligus consultant dalam masalah
pergerakan mata uang (rupiah).
Yang membedakan saya dengan Theo adalah dia mungkin
punya posisi long or short di rupiah, sementara saya
tidak memiliki posisi apa pun selain pegang dolar
untuk kebutuhan hidup disini...hehehehehe:)

   Satu hal dari yg di

Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-15 Terurut Topik Faransyah Jaya

heheheh...
saya sih udah dari dulu ngetawain analisa anda bung irwan. saya coba jelasin pake 
analisa saya.
mentok2nya nanya bukunya yang mana.
hhehehehe..
selamat beranalisa..


faran
--

On Fri, 15 Oct 1999 02:15:50   Irwan Ariston Napitupulu wrote:
In a message dated 10/14/99 5:31:50 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Wah bang Irwan, masa saya dibilang dikelabui sih ;)

  Saya tidak merespon (reply) balik e-mail yg itu, karena saya berpikiran
  ngak ada gunanya diskusi lagi ttg topik itu. Saya ngak sependapat "pada
  level berapa pun suatu nilai tukar mata uang, asalkan stabil maka tidak
  bermasalah" Dan nampaknya Faransyah Jaya tetap berkeras dgn teori tsb.
  Dan bung Faransyah juga berpendapat walaupun $ vs Rp. besarnya unlimited
  tetapi stabil, NPV akan tetap positip. Kan ini ngak bener banget (menurut
  saya). Jadi saya mengambil keputusan, mundur sajalah. :)

  Begitu penjelasan dari saya.

  salam,
  Alex


Hehehehebener juga ya bung Alex:)
Jangan2 netters lainnya disini banyak yg punya pikiran seperti
anda, sudah bisa melihat letak ketidakbenaran teori yg disampaikan
oleh Faran. Gue denger2, malah ada yg sampai tertawa membaca
teorinya Faran (gue ngga mengada2, tapi ini fakta yg gue denger
dari seorang rekan).  Wah, dari pada nanti gue malah ikut ditertawain
karena ngeladenin hal2 yg ngga perlu ngeladenin, mending mundur
juga ah. Toh ternyata banyak rekan2 disini sebenarnya yg sudah
tahu dan ngga akan tertipu walau pake embel2 "menurut teori":)

Udah ah, gue juga mau hemat tenaga untuk topik2 lain yg lebih
menarik:)

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



DC Email!
free email for the community - http://www.DCemail.com



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-15 Terurut Topik Faransyah Jaya

hehehehehe..

kan saya makin ketawa...

faran
--

On Fri, 15 Oct 1999 04:29:59   Irwan Ariston Napitupulu wrote:
In a message dated 10/15/99 2:54:12 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Saya juga melihat ketidak-benaran argumen anda tuh, tepatnya kebenaran yg
  tidak mutlak. Teori anda tentang berbagai currency cuman teori umum. Anda
  sendiri bilang bidang sosial tidak ada yang pasti.

Irwan:
Ada salah pengertiandisini. Saya tidak pernah mengatakan bahwa
saya punya suatu teori atas pergerakan currency. Saya pun tidak
pernah mengatakan bahwa apa yg saya katakan dalam analisa2
pergerakan currency adalah berdasarkan teori tertentu.
Analisa2 yg saya lakukan cenderung menggunakan analisa logika
yg didukung dengan data2 lapangan. Silahkan lihat kembali
pemaparan saya tentang asal muasal angka 5000 yg saya berikan.
Lihat juga alasan2 saya dalam memprediksi trend berdasarkan
apa yg pernah terjadi sebelumnya.
Walau demikian, saya bisa memaklumi bahwa analisa2 saya
mengenai pergerakan saham dan indeks bisa jadi adalah suatu
yg baru buat beberapa rekan sehingga masih sulit untuk bisa
diterima. Bahkan, ketika dulu saya memberikan analisa2 grafik
untuk mengantisipasi suatu pergerakan mata uang atau pun
indeks dan harga saham, beberapa anggota di milis tersebut
sempat sulit menerima. Mereka berpikir bagaimana mungkin
suatu nilai tukar atau pun harga saham bisa ditentukan/diprediksi
hanya dari melihat grafiknya. Tapi, sejalan dengan waktu
akhirnya banyak sekarang yg menggunakan grafik untuk
dijadikan acuan kapan saat masuk kapan saat keluar
dalam trading currency atau pun saham.


  Nyatanya anda tidak mampu memprediksi dengan baik kejadian rupiah yg anjlok
  sampai menembus 15,000. Saya masih ingat yang itu. Kalau model
menebak-nebak
  sih bukan kerjaan sulit. Maaf saja ini bukannya memandang rendah anda.
  Nyatanya analisis KKG (yg kadung didaulat ahli ekonomi) saja tidak ada yang
  menyenggol kebenaran sama sekali. Bahkan sampai sekarangpun.

Irwan:
Dalam salah satu posting saya beberapa hari yg lalu, saya
dengan terbuka menyatakan bahwa saya dulu pernah salah
dalam memperkirakan penurunan rupiah. Kemudian saya coba
lihat kembali, kenapa dulu saya salah. Akhirnya saya menyadari
karena saat itu rupiah baru dilepas dari managed floating menjadi
free floating, grafik belum terbentuk. Menjadi kurang tepat bila
saat itu menggunakan grafik. Walau demikian, pada bulan
Desember 1997 (minggu ketiga kalau tidak salah ingat),
saya sempat mencium adanya ketidakberesan
pada pergerakan rupiah. Silahkan lihat kembali arsip di milis
ini atau pun apakabar@. Saya waktu itu mengatakan bahwa
tampaknya ada suatu gerakan dari orang yg menguasai informasi.
Orang tersebut bisa saja berasal dari orang2 yg dekat dengan
lingkaran kekuasaan (pejabat2 atau pun menteri2) yg mungkin
dengan tujuan menyelamatkan aset pribadi dari rupiah ke dolar.
Sekitar seminggu kemudian, hal ini menjadi ramai. Bahkan
menkeu saat itu sampai perlu mengeluarkan pernyataan akan
menyelediki apakah benar ada para pejabat pemerintah yg bermain
dolar. Seorang wapemred majalah nasional termuka sampai
menghubungi saya lewat japri karena tertarik dengan apa yg
saya tulis. Dia meminta saya untuk membuat tulisan2.
Sayangnya saat itu kondisi saya kurang memungkinkan.

Bagi saya adalah bukan bidang keahlian KKG untuk
memperkirakan pergerakan rupiah secara teknis. Dia punya
pengetahuan untuk menganalisa secara fundamental, tapi
kurang dalam hal pengalaman menganalisa secara teknis.
Hendaknya ini bisa dimaklumi terlebih dahulu.
Banyak orang saat itu yg mempunyai kemampuan jauh
di atas saya dalam melakukan analisa grafik. Hanya saja
bedanya, saya suka menulis secara terbuka (berhubung
amatiran) mereka cenderung menulis untuk nasabah/klien
nya mengingat profesionalisme pekerjaan mereka.

Sementara pendapat analis2 ekonomi yg sering anda baca
di media cetak/online nasional, sepengetahuan saya adalah
bukan bidang mereka dalam membuat analisa2 teknis
atas pergerakan suatu mata uang.
Pengecualian untuk Theo Toemion yg memang profesinya
adalah sebagai pengamat sekaligus consultant dalam masalah
pergerakan mata uang (rupiah).
Yang membedakan saya dengan Theo adalah dia mungkin
punya posisi long or short di rupiah, sementara saya
tidak memiliki posisi apa pun selain pegang dolar
untuk kebutuhan hidup disini...hehehehehe:)

  Satu hal dari yg di atas, apa yg anda sebutkan bisa salah bisa betul.

Irwan:
Seperti yg saya katakan, tidak ada seorang pun analis yg
bisa memberikan jaminan 100% terhadap pergerakan satu
mata uang. Siapa pun itu orangnya, tanpa terkecuali seorang
Soros sekali pun. Hal ini hendaknya disadari terlebih dahulu
dari awalnya. Analisa yg saya berikan adalah berdasarkan
trend yg sempat saya indikasikan. Jelas, bisa benar dan bisa
salah.  Saya pun di milis rupiah atau saham sering kali
juga mengingatkan bahwa resiko untuk rugi selalu terbuka
bagi para trader yg jual/beli mata uang atau pun saham.

Analisa saya di detik.com itu pun awalnya hanya untuk 

Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-14 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/13/99 1:15:53 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 hehehe..
  samaaa ... saya juga udah pada di box..
  males bongkarnya..
  dilibrary apa lagi..
  sampe 10 lantai

Bung Faran, anda ini aneh. Anda sendiri yg kemarin2
mengatakan bahwa apa yg anda katakan adalah sesuai
dengan teori bahwa tidak peduli pada level berapa pun, asal
suatu mata uang stabil maka bisa diterima.
Sementara saya katakan pada anda bahwa saya belum pernah
membaca teori yg bunyinya seperti itu. Saya minta anda
memberikan referensi dari ucapan anda yg anda katakan
banyak termuat dibuku2 itu, satu buku saja dan sebutkan halaman
yg memuat teori tersebut. Tapi apa respon anda? Anda jawab
seperti di atas.
Sementara pada posting sebelumnya saya memberikan satu
pertanyaan situasi pada anda yg untuk menjawabnya tidak perlu
cari2 dibuku teori, tapi cukup menggunakan nalar anda.

Apakah ekonomi Jepang tidak akan bermasalah bila
saat ini dibuat Yen stabil di Y10 (sepuluh yen) per dolarnya.
Apakah ekonomi Jepang tidak akan bermasalah bila saat ini
dibuat Yen stabil di Y300 (tigaratus yen) per dolarnya.
Apakah ekonomi Indonesia tidak akan bermasalah bila saat ini
dibuat Rupiah stabil di Rp100 (seratus rupiah) per dolarnya.
Apakah ekonomi Indonsia tidak akan bermasalah bila saat ini
dibuat Rupiah stabil di Rp200,000 (dua ratus ribu rupiah) per dolarnya.

Kenapa anda tidak berani menjawab pertanyaan saya tersebut?
Apakah karena anda kini menyadari bahwa bila Yen saat ini
stabil di 10 yen per dolarnya anda bermasalah untuk ekonomi Jepang?

Tidak butuh teori yg hebat2 untuk mencoba menjawab pertanyaan2
di atas yg saya sengaja lemparkan dalam bentuk ekstrim untuk
melihat kembali "teori" yg anda katakan bahwa ==tidak peduli
diberapapun nilai tukar, asal stabil maka akan bisa diterima/tidak
bermasalah== adalah sangat tidak bisa diterima kebenarannya
alias SALAH!

Kalau anda bertanggung jawab dengan pernyataan yg sudah anda
lontarkan, bahkan sampai menyebut2 atas nama "teori", adalah
sudah menjadi tugas anda untuk mensupport teori yg anda ungkapkan
tersebut dengan memberikan referensinya.
Ini kalau kita mau diskusi secara sehat.
Saya sendiri dari awal diskusi tidak mengatasnamakan teori,
tidak juga mengagung2kan teori, tidak juga dalam analisa2 saya
menggunakan kata2 "menurut teori", karena memang analisa2 saya
tersebut adalah gabungan antara teori dengan kondisi dilapangan.
Saya cenderung mengajak rekan2 disini menggunakan nalar yg
ada karena saya tahu anggota milis ini punya latar pendidikan yg
bisa beragam, karenanya dalam menulis saya mencoba menggunakan
bahasa sederhana yg mudah2an bisa diterima/ditangkap.

(Perhatikan, bagaimana anda dalam satu posting coba2 pakai
istilah2 ekonomi seperti FIFO/LIFO tapi ternyata anda salah
dalam menerapkan pengertian dari FIFO/LIFO itu sendiri)

Saya memang bukan theory minded tapi juga bukan anti theory.
Hal ini karena saya sadari ketika berhubungan dengan masalah
ilmu sosial seperti ekonomi, maka akan banyak kondisi2 yg
perlu diperhatikan bila kita ingin menerapkan suatu teori.

Rekan2 di milis sekarang semakin tahu, siapa sebenarnya
di milis ini yg asbun, siapa sebenarnya yg "hanya segitu saja",
siapa sebenarnya yg "tidak berdasarkan teori", siapa sebenarnya
yang "tidak mau mendengarkan orang lain".

Saya masih memberikan kesempatan pada anda untuk membuktikan
bahwa apa yg anda ucapkan sebelumnya bahwa "pada level berapapun
nilai tukar suatu mata uang asalkan stabil maka tidak akan bermasalah"
adalah memang benar ada landasan teorinya dengan cara memberikan
referensi (satu saja) nama buku dan halaman yg memuat hal tersebut.

Semoga diskusi di milis ini bisa lebih berbobot dan tidak asbun.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-14 Terurut Topik Faransyah Jaya

hehehehe..
next time deh.kalo ada kesempatan ketemu langsung.
kita bisa diskusi langsung.
kalo perlu dilibrary. jadi enak langsung saya kasih liat bukunnya.

dengan saya hanya point out bukunya apa. menurut saya useless.
terus terang saya sangat sibuk dengan sekolah.
jadi nggak sempet nulis analisa plus theory dibelakangnya.

bagaimana kalo seminar permias mendatang kita janjian untuk diskusi ?

mungkin rekan2 yang lain dapat berpartisipasi juga ?

faran
--

On Thu, 14 Oct 1999 08:47:25   Irwan Ariston Napitupulu wrote:
In a message dated 10/13/99 1:15:53 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 hehehe..
  samaaa ... saya juga udah pada di box..
  males bongkarnya..
  dilibrary apa lagi..
  sampe 10 lantai

Bung Faran, anda ini aneh. Anda sendiri yg kemarin2
mengatakan bahwa apa yg anda katakan adalah sesuai
dengan teori bahwa tidak peduli pada level berapa pun, asal
suatu mata uang stabil maka bisa diterima.
Sementara saya katakan pada anda bahwa saya belum pernah
membaca teori yg bunyinya seperti itu. Saya minta anda
memberikan referensi dari ucapan anda yg anda katakan
banyak termuat dibuku2 itu, satu buku saja dan sebutkan halaman
yg memuat teori tersebut. Tapi apa respon anda? Anda jawab
seperti di atas.
Sementara pada posting sebelumnya saya memberikan satu
pertanyaan situasi pada anda yg untuk menjawabnya tidak perlu
cari2 dibuku teori, tapi cukup menggunakan nalar anda.

Apakah ekonomi Jepang tidak akan bermasalah bila
saat ini dibuat Yen stabil di Y10 (sepuluh yen) per dolarnya.
Apakah ekonomi Jepang tidak akan bermasalah bila saat ini
dibuat Yen stabil di Y300 (tigaratus yen) per dolarnya.
Apakah ekonomi Indonesia tidak akan bermasalah bila saat ini
dibuat Rupiah stabil di Rp100 (seratus rupiah) per dolarnya.
Apakah ekonomi Indonsia tidak akan bermasalah bila saat ini
dibuat Rupiah stabil di Rp200,000 (dua ratus ribu rupiah) per dolarnya.

Kenapa anda tidak berani menjawab pertanyaan saya tersebut?
Apakah karena anda kini menyadari bahwa bila Yen saat ini
stabil di 10 yen per dolarnya anda bermasalah untuk ekonomi Jepang?

Tidak butuh teori yg hebat2 untuk mencoba menjawab pertanyaan2
di atas yg saya sengaja lemparkan dalam bentuk ekstrim untuk
melihat kembali "teori" yg anda katakan bahwa ==tidak peduli
diberapapun nilai tukar, asal stabil maka akan bisa diterima/tidak
bermasalah== adalah sangat tidak bisa diterima kebenarannya
alias SALAH!

Kalau anda bertanggung jawab dengan pernyataan yg sudah anda
lontarkan, bahkan sampai menyebut2 atas nama "teori", adalah
sudah menjadi tugas anda untuk mensupport teori yg anda ungkapkan
tersebut dengan memberikan referensinya.
Ini kalau kita mau diskusi secara sehat.
Saya sendiri dari awal diskusi tidak mengatasnamakan teori,
tidak juga mengagung2kan teori, tidak juga dalam analisa2 saya
menggunakan kata2 "menurut teori", karena memang analisa2 saya
tersebut adalah gabungan antara teori dengan kondisi dilapangan.
Saya cenderung mengajak rekan2 disini menggunakan nalar yg
ada karena saya tahu anggota milis ini punya latar pendidikan yg
bisa beragam, karenanya dalam menulis saya mencoba menggunakan
bahasa sederhana yg mudah2an bisa diterima/ditangkap.

(Perhatikan, bagaimana anda dalam satu posting coba2 pakai
istilah2 ekonomi seperti FIFO/LIFO tapi ternyata anda salah
dalam menerapkan pengertian dari FIFO/LIFO itu sendiri)

Saya memang bukan theory minded tapi juga bukan anti theory.
Hal ini karena saya sadari ketika berhubungan dengan masalah
ilmu sosial seperti ekonomi, maka akan banyak kondisi2 yg
perlu diperhatikan bila kita ingin menerapkan suatu teori.

Rekan2 di milis sekarang semakin tahu, siapa sebenarnya
di milis ini yg asbun, siapa sebenarnya yg "hanya segitu saja",
siapa sebenarnya yg "tidak berdasarkan teori", siapa sebenarnya
yang "tidak mau mendengarkan orang lain".

Saya masih memberikan kesempatan pada anda untuk membuktikan
bahwa apa yg anda ucapkan sebelumnya bahwa "pada level berapapun
nilai tukar suatu mata uang asalkan stabil maka tidak akan bermasalah"
adalah memang benar ada landasan teorinya dengan cara memberikan
referensi (satu saja) nama buku dan halaman yg memuat hal tersebut.

Semoga diskusi di milis ini bisa lebih berbobot dan tidak asbun.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



DC Email!
free email for the community - http://www.DCemail.com



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-14 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/14/99 1:23:16 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 hehehehe..
  next time deh.kalo ada kesempatan ketemu langsung.
  kita bisa diskusi langsung.
  kalo perlu dilibrary. jadi enak langsung saya kasih liat bukunnya.

Irwan:
Anda ini benar2 aneh. Pertama anda bilang ada puluhan
buku di perpustakaan yg akan memuat teori yg anda maksud.
Lalu saya tanyakan tolong sebutkan satu buku saja sekaligus
halamannya yg memuat teori tersebut. Kemudian posting
tersebut anda respon dengan menjawab buku anda sudah ada
di box. Kemudian saya kasih kesempatan lagi untuk anda
memberikan salah satu referensi buku yg memuat teori tersebut.
Eh, lagi2 anda hanya bilang seperti di atas. Sebenarnya anda
punya referensi ngga sih? Kalau memang seperti kata anda
di atas bahwa anda bisa kasih unjuk langsung bukunya,
kenapa saat ini anda sulit sekali menyebutkan referensi
buku plus halaman yg memuat teori yg anda sebutkan terdahulu?
Ini khan ngga masuk akal namanya. Jadi anda meminta
saya datang ke satu tempat bertemu dengan anda, baru nanti
anda mau bongkar box buku anda, trus kita lihatnya di library?
Lho koq muter2 sih. Padahal tinggal nyebut buku dan halaman
yg memuat teori yg anda sebutkan khan gampang banget.
Apalagi anda di milis ini sudah menyatakan bahwa anda
termasuk orang yg theory minded.


  dengan saya hanya point out bukunya apa. menurut saya useless.
  terus terang saya sangat sibuk dengan sekolah.
  jadi nggak sempet nulis analisa plus theory dibelakangnya.

Irwan:
Alasan "terus terang saya sangat sibuk dengan sekolah"
itu alasan orang2 yg hanya mau cari amannya saja.
Lari dari permasalahan yg sebenarnya.
Dengan memberikan referensi nama buku dan halaman
yg memuat teori yg anda sebutkan terdahulu,
maka saya dengan mudah mengeceknya di library untuk
membuktikan teori yg anda sebutkan itu memang benar ada.
Anda ngga perlu nulis analisa, cuma saya minta anda
bertanggung jawab atas ucapan anda dengan menyebutkan
bahwa "pada level berapa pun suatu nilai tukar mata uang,
asalkan stabil maka tidak bermasalah" adalah suatu teori
yg tertulis di buku. Saudara Alex H mungkin bisa anda
kelabui dengan mengatakan bahwa itu sesuai dengan teori.
Tapi maaf, saya tidak ingin anda kelabui karena seumur2
saya tidak pernah mendengar teori tersebut. Ditambah
lagi hal tersebut sangat tidak masuk akal dan sangat
mudah dipatahkan.
Ini posting  respon anda kedua yg belum bersedia menjawab
pertanyaan situasi (Yen dan rupiah) yg saya berikan.
Kenapa anda tidak bersedia menjawab? Apakah terlalu sulit
buat anda untuk menjawab pertanyaan yg kalau ditanyakan
ke rekan non ekonomi pun dengan mudah dan cepat
menjawabnya.

  bagaimana kalo seminar permias mendatang kita janjian untuk diskusi ?

  mungkin rekan2 yang lain dapat berpartisipasi juga ?

Irwan:
Ini mengalihkan topik pembicaraan?
Mbok ya jangan lari2 dong kalau lagi membahas
satu masalah. Apa yg saya tanyakan ke anda itu,
mengenari referensi, adalah untuk melihat anda itu
asbun atau tidak.

Beberapa kali kesalahan mendasar yg anda buat
sehubungan dengan diskusi kita ini. Anda
memberi contoh mobil dengan sudut pandang
tidak konsisten (skenario pertama dari sudut produsen
pas skenario kedua dari sudut konsumen).
Kemudian, anda mencoba menerangkan dengan
menggunakan istilah FIFO/LIFO yg ternyata anda
salah mengartikan apa itu sebenarnya FIFO/LIFO
yg terlihat dari cara anda membahasnya yg ngawur.

Rekan2 di milis ini menjadi saksi dan melihat
seperti apakah anda sebenarnya. Siapa yg sebenarnya
asbun.  Rekan2 yg  undergrade bahkan high school pun
saya yakin bisa melihat kesalahan2 fatal yg anda lakukan
seperti yg saya lihat dan sudah saya bahas pada posting
saya terdahulu.
Silahkan buktikan bahwa ucapan anda terdahulu memang
berasal dari buku.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-14 Terurut Topik Faransyah Jaya

hehehehe..
lagian saya juga emang nggak mau mengelabui.
ngapain juga lagi..
saya kan cuman ngasih pendapat dan ide dasar dari ilmu yang saya terima.

kalo nggak sependapat sih nggak masalah..

mana mungkin didunia ini semua orang setuju dengan satu ide.

dengan banyaknya perbedaan membuat dunia maju.

faran
--

On Thu, 14 Oct 1999 15:14:05   Alexander Hutapea wrote:


Wah bang Irwan, masa saya dibilang dikelabui sih ;)

Saya tidak merespon (reply) balik e-mail yg itu, karena saya berpikiran
ngak ada gunanya diskusi lagi ttg topik itu. Saya ngak sependapat "pada
level berapa pun suatu nilai tukar mata uang, asalkan stabil maka tidak
bermasalah" Dan nampaknya Faransyah Jaya tetap berkeras dgn teori tsb.
Dan bung Faransyah juga berpendapat walaupun $ vs Rp. besarnya unlimited
tetapi stabil, NPV akan tetap positip. Kan ini ngak bener banget (menurut
saya). Jadi saya mengambil keputusan, mundur sajalah. :)

Begitu penjelasan dari saya.

salam,
Alex



DC Email!
free email for the community - http://www.DCemail.com



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-14 Terurut Topik arezdaps

Saya kira juga demikian
sekarang mari kita kembali topik pembahasan semula.
terus terang saya sangat tertarik dengan diskusi ini.
sebagai seorang yang berlatarbelakang ekonomi (lokal) barangkali  utk sementara
saya memposisikan diri sebagai penyimak yang baik dan  ingin lebih banyak lagi
mendengar analisa-analisa bung Irwan dan yang lainnya, perihal ekonomi
Indonesia untuk menambah wawasan saya.
Dan jika bung Irwan dan yang lain tidak keberatan, tolong analisa-analisa
seputar Kurs rupiah (masalah ekonomi yang lain)  yang pernah anda tulis di
forward ke saya.
Terima kasih sebelumnya.

salam
arez


Irwan Ariston Napitupulu wrote:

 In a message dated 10/14/99 3:20:54 PM Eastern Daylight Time,
 [EMAIL PROTECTED] writes:

  Saya kira berpikir 'bijaksana' dan 'matang' sangat diperlukan dalam
   berdiskusi dan terutama menghormati dan tetap menghargai teman dan lawan
   bicara.
 
   Salam,
   Budi

 Memang demikian bung Budi.
 Ada satu lagi yg perlu ditambahkan,
 "mengakui telah salah ucap/kutip" jauh lebih bijaksana
 dan terhormat ketimbang lari kiri lari kanan, ngeles
 kiri ngeles kanan ngga karuan.

 Setiap orang bisa punya keterbatasan dan kekurangan.
 Hendaknya ini disadari dan oleh karenanya kita tidak perlu
 malu atau gengsi mengakui kesalahan atau kekurangan kita.

 jabat erat,
 Irwan Ariston Napitupulu



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-14 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/14/99 5:31:50 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Wah bang Irwan, masa saya dibilang dikelabui sih ;)

  Saya tidak merespon (reply) balik e-mail yg itu, karena saya berpikiran
  ngak ada gunanya diskusi lagi ttg topik itu. Saya ngak sependapat "pada
  level berapa pun suatu nilai tukar mata uang, asalkan stabil maka tidak
  bermasalah" Dan nampaknya Faransyah Jaya tetap berkeras dgn teori tsb.
  Dan bung Faransyah juga berpendapat walaupun $ vs Rp. besarnya unlimited
  tetapi stabil, NPV akan tetap positip. Kan ini ngak bener banget (menurut
  saya). Jadi saya mengambil keputusan, mundur sajalah. :)

  Begitu penjelasan dari saya.

  salam,
  Alex


Hehehehebener juga ya bung Alex:)
Jangan2 netters lainnya disini banyak yg punya pikiran seperti
anda, sudah bisa melihat letak ketidakbenaran teori yg disampaikan
oleh Faran. Gue denger2, malah ada yg sampai tertawa membaca
teorinya Faran (gue ngga mengada2, tapi ini fakta yg gue denger
dari seorang rekan).  Wah, dari pada nanti gue malah ikut ditertawain
karena ngeladenin hal2 yg ngga perlu ngeladenin, mending mundur
juga ah. Toh ternyata banyak rekan2 disini sebenarnya yg sudah
tahu dan ngga akan tertipu walau pake embel2 "menurut teori":)

Udah ah, gue juga mau hemat tenaga untuk topik2 lain yg lebih
menarik:)

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-14 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Saya juga melihat ketidak-benaran argumen anda tuh, tepatnya kebenaran yg
tidak mutlak. Teori anda tentang berbagai currency cuman teori umum. Anda
sendiri bilang bidang sosial tidak ada yang pasti.

Nyatanya anda tidak mampu memprediksi dengan baik kejadian rupiah yg anjlok
sampai menembus 15,000. Saya masih ingat yang itu. Kalau model menebak-nebak
sih bukan kerjaan sulit. Maaf saja ini bukannya memandang rendah anda.
Nyatanya analisis KKG (yg kadung didaulat ahli ekonomi) saja tidak ada yang
menyenggol kebenaran sama sekali. Bahkan sampai sekarangpun.

Satu hal dari yg di atas, apa yg anda sebutkan bisa salah bisa betul. Ada
dua issue yg anda jadikan modal untuk meyakinkan peserta milis, yaitu teori
currency, dan situasi politik. Berhubung yg menyangkut currency cuman global
saja, saya atau siapapun tidak akan menyalahkan. Tetapi giliran anda
hubungkan dengan politik, anda menjadi keluar dari sikap ilmiah anda karena
spekulasi sudah mulai anda masukkan.

Ingat lho, kemarin anda hanya menghubungkan teori currency dengan text book,
dan memberikan sekelumit teori di sini. Jelas yang begituan segudang dong.
Cuman giliran anda menghubungkan dengan keyakinan pasar dengan naiknya
Megawati, nah itu menjadi sekedar spekulasi saja. Namanya juga spekulasi,
jelas anda tidak akan dapat memberikan data berupa referensi textbook.
Hasilnya ya seperti kita ngobrol di warung kopi. Tidak ada yg bisa
membantah, tetapi tidak ada pula yang bisa membenarkan. Yah namanya juga
rumour mas...;).

Ngomong-ngomong kenapa anda tidak memasukkan policy keuangan RI saat ini,
dan juga pengaruh policy luar negeri macam Singapura dan Jepang ke dalam
analisis anda sih?


Jeffrey Anjasmara

'--
From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])
Date: Fri, 15 Oct 1999 02:15:50 EDT

In a message dated 10/14/99 5:31:50 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

  Wah bang Irwan, masa saya dibilang dikelabui sih ;)
 
   Saya tidak merespon (reply) balik e-mail yg itu, karena saya berpikiran
   ngak ada gunanya diskusi lagi ttg topik itu. Saya ngak sependapat "pada
   level berapa pun suatu nilai tukar mata uang, asalkan stabil maka tidak
   bermasalah" Dan nampaknya Faransyah Jaya tetap berkeras dgn teori tsb.
   Dan bung Faransyah juga berpendapat walaupun $ vs Rp. besarnya
unlimited
   tetapi stabil, NPV akan tetap positip. Kan ini ngak bener banget
(menurut
   saya). Jadi saya mengambil keputusan, mundur sajalah. :)
 
   Begitu penjelasan dari saya.
 
   salam,
   Alex


Hehehehebener juga ya bung Alex:)
Jangan2 netters lainnya disini banyak yg punya pikiran seperti
anda, sudah bisa melihat letak ketidakbenaran teori yg disampaikan
oleh Faran. Gue denger2, malah ada yg sampai tertawa membaca
teorinya Faran (gue ngga mengada2, tapi ini fakta yg gue denger
dari seorang rekan).  Wah, dari pada nanti gue malah ikut ditertawain
karena ngeladenin hal2 yg ngga perlu ngeladenin, mending mundur
juga ah. Toh ternyata banyak rekan2 disini sebenarnya yg sudah
tahu dan ngga akan tertipu walau pake embel2 "menurut teori":)

Udah ah, gue juga mau hemat tenaga untuk topik2 lain yg lebih
menarik:)

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-12 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/9/99 7:09:16 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 hehehehehe
  saya tetap dengan angka "stabil" dalam jangka panjang.
  angka 10,000 bila dihitung secara harfiah memang terkesan modar.
  tapi bila kita memang menetapkan 10,000 untuk angka stabil, awalnya
terlihat
 berat, tapi para pelaku bisnis akan dapat menghitung proyek2 yang akan
 dilaksanakan.
  minimal bila memang membutuhkan pinjaman luar negeri mereka akan dapat
 menghitung jumlah biaya yang akan dikeluarkan dan berapa lama break even
yang
 akan dicapai.

Irwan:
Kelemahan anda adalah selalu melihat dari sudut pelaku
bisnis yg pengusaha (menghitung proyek2).
Padahal pelaku bisnis atau ekonomi itu tidak hanya pengusaha2
yg kerjaannya ngitung2 proyek saja tapi juga masyarakat
atau konsumen dari barang2 produksi atau pun jasa.
Kita tidak bisa membangun ekonomi yg baik bila daya beli
masyarakat rendah. Perhatikan bagaimana kebijakan tim ekonomi
presiden Clinton untuk memacu ekonominya. Padahal salah satu
kebijakan ekonominya adalah mempertahankan atau menaikkan
pajak. Berbeda dengan pesainnya dari Republik yg justru
menawarkan program ekonomi dengan pemotongan pajak.

Mbok ya kalau menganalisa itu jangan dari satu sisi saja
tapi coba lihat secara lebih makro lagi.


  mudah2an text book saya ini dapat dimengerti oleh mas alex.
  terakhir, sejak sd saya nggak pernah melihat analisa yang tidak pakai text
 book.
  mungkin hanya analisa orang indonesia yang cuman pake asbun or even "orang
 pinter"

Irwan:
Teks book mana yg anda gunakan dalam menyampaikan
pemikiran di atas? Saya koq belum pernah baca tuh teks
book yg mengatakan bahwa pada level berapun nilai tukar
suatu mata uang tidak akan bermasalah selama nilai tukar
itu stabil.

Ditambah lagi, hati2 dengan teori2 ekonomi yg ada di buku.
Jangan terlalu cepat menerapkan apa yg ditulis dibuku ke
dunia nyata tanpa memperhatikan situasinya terlebih dahulu
khususnya hal2 yg berkaitan dengan ekonomi.

Masih ingat ketika IMF menyarankan penerapan suku bunga
tinggi dan kenaikan pajak untuk meredam laju inflasi yg ada
dan juga penurunan nilai tukar rupiah beberapa waktu yg lalu?
Buntut2 nya bukan inflasinya yg turun dan mata uangnya
menguat tapi malah sebaliknya.
Padahal kalau kita baca teori2 yg ada tertulis kalau suku bunga
dinaikan maka inflasi bisa diredam dan nilai tukar mata uangnya
bisa menguat. Kenapa koq yg terjadi malah sebaliknya?
Saat itu saya termasuk yg paling keras menentang kebijakan ini
bahkan memberikan analisa bila pemerintah mau inflasi turun
dan kurs rupiah menguat, maka caranya adalah dengan
menurunkan suku bunga yg sudah tinggi tersebut.
Ketika saya menyampaikan pemikiran ini, banyak yg protes
karena saya dianggap gila, karena apa yg saya sampaikan
bertentangan dengan teori. Tapi dasarnya saya memang
bukan tipe text book minded, akhirnya saya ajak mereka
yg protes untuk melihat akar masalahnya kenapa inflasi
tinggi dan kenapa kurs menurun. Intinya kenali dulu
permasalah yg ada baru cari solusinya. Jangan langsung
sebentar2 nerapin teori yg ada dibuku tanpa melihat
lagi permasalahan yg terjadi.

Saya tidak berniat menulis ulang apa yg dulu saya sampaikan.
Yang perlu saya ingatkan lagi, berhatilah menerapkan suatu
teori khususnya bila itu berkaitan dengan masalah sosial.
Suatu teori dibuat berdasarkan kejadian disatu atau beberapa
tempat dengan kondisi2 tertentu. Karenanya, bila suatu teori
berhasil di satu tempat bukan jaminan akan berhasil pula
ditempat lain yg bisa jadi punya karakter yg berbeda.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-12 Terurut Topik Faransyah Jaya

hehehe..
nggak nangkep juga khann..
mengenai text book.. gimana kalo anda cari sendiri diperpustakaan sekolah anda. ketik 
keywordnya "currency or exchange rate"
saya mau kasih bukunya banyak banget mas...
tapi percaya deh.. saya dapetnya dari sekolahan disini kok..  :)

lalu kenapa saya melihat dari pelaku bisnis yah jelas saja. mereka kan memang 
kebanyakan berbisnis dengan mata uang dollar. dan memang sangat memerlukan exchange 
rate yang stabil.
demikian juga dengan investor luar negeri.

gituh mas...
kelemahan anda tau nggak apa..
nggak mau nerima pendapat orang laen..
hehehe.. pasti dicari aja kelemahannya..

:)

kapan2 deh kalo ada seminar kita datang dan berdebat langsung.. gimana ?


faran

--

On Tue, 12 Oct 1999 20:28:51   Irwan Ariston

Irwan:
Kelemahan anda adalah selalu melihat dari sudut pelaku
bisnis yg pengusaha (menghitung proyek2).
Padahal pelaku bisnis atau ekonomi itu tidak hanya pengusaha2
yg kerjaannya ngitung2 proyek saja tapi juga masyarakat
atau konsumen dari barang2 produksi atau pun jasa.
Kita tidak bisa membangun ekonomi yg baik bila daya beli
masyarakat rendah. Perhatikan bagaimana kebijakan tim ekonomi
presiden Clinton untuk memacu ekonominya. Padahal salah satu
kebijakan ekonominya adalah mempertahankan atau menaikkan
pajak. Berbeda dengan pesainnya dari Republik yg justru
menawarkan program ekonomi dengan pemotongan pajak.

Mbok ya kalau menganalisa itu jangan dari satu sisi saja
tapi coba lihat secara lebih makro lagi.


  mudah2an text book saya ini dapat dimengerti oleh mas alex.
  terakhir, sejak sd saya nggak pernah melihat analisa yang tidak pakai text
 book.
  mungkin hanya analisa orang indonesia yang cuman pake asbun or even "orang
 pinter"

Irwan:
Teks book mana yg anda gunakan dalam menyampaikan
pemikiran di atas? Saya koq belum pernah baca tuh teks
book yg mengatakan bahwa pada level berapun nilai tukar
suatu mata uang tidak akan bermasalah selama nilai tukar
itu stabil.

Ditambah lagi, hati2 dengan teori2 ekonomi yg ada di buku.
Jangan terlalu cepat menerapkan apa yg ditulis dibuku ke
dunia nyata tanpa memperhatikan situasinya terlebih dahulu
khususnya hal2 yg berkaitan dengan ekonomi.

Masih ingat ketika IMF menyarankan penerapan suku bunga
tinggi dan kenaikan pajak untuk meredam laju inflasi yg ada
dan juga penurunan nilai tukar rupiah beberapa waktu yg lalu?
Buntut2 nya bukan inflasinya yg turun dan mata uangnya
menguat tapi malah sebaliknya.
Padahal kalau kita baca teori2 yg ada tertulis kalau suku bunga
dinaikan maka inflasi bisa diredam dan nilai tukar mata uangnya
bisa menguat. Kenapa koq yg terjadi malah sebaliknya?
Saat itu saya termasuk yg paling keras menentang kebijakan ini
bahkan memberikan analisa bila pemerintah mau inflasi turun
dan kurs rupiah menguat, maka caranya adalah dengan
menurunkan suku bunga yg sudah tinggi tersebut.
Ketika saya menyampaikan pemikiran ini, banyak yg protes
karena saya dianggap gila, karena apa yg saya sampaikan
bertentangan dengan teori. Tapi dasarnya saya memang
bukan tipe text book minded, akhirnya saya ajak mereka
yg protes untuk melihat akar masalahnya kenapa inflasi
tinggi dan kenapa kurs menurun. Intinya kenali dulu
permasalah yg ada baru cari solusinya. Jangan langsung
sebentar2 nerapin teori yg ada dibuku tanpa melihat
lagi permasalahan yg terjadi.

Saya tidak berniat menulis ulang apa yg dulu saya sampaikan.
Yang perlu saya ingatkan lagi, berhatilah menerapkan suatu
teori khususnya bila itu berkaitan dengan masalah sosial.
Suatu teori dibuat berdasarkan kejadian disatu atau beberapa
tempat dengan kondisi2 tertentu. Karenanya, bila suatu teori
berhasil di satu tempat bukan jaminan akan berhasil pula
ditempat lain yg bisa jadi punya karakter yg berbeda.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



DC Email!
free email for the community - http://www.DCemail.com



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-12 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/12/99 9:52:45 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 hehehe..
  nggak nangkep juga khann..
  mengenai text book.. gimana kalo anda cari sendiri diperpustakaan sekolah
 anda. ketik keywordnya "currency or exchange rate"
  saya mau kasih bukunya banyak banget mas...
  tapi percaya deh.. saya dapetnya dari sekolahan disini kok..  :)

Irwan:
Ngga usah ngomong banyak, silahkan kasih satu buku saja
judul + pengarangnya dan sebutkan halaman berapa yg
memuat pernyataan bahwa suatu negara tidak akan bermasalah
nilai tukar mata uangnya pada kurs berapa saja selama nilainya
stabil. Coba pikirkan kenapa Jepang kurs Yen nya di Y105
saja sudah ribut2 dan minta bantuan sewaktu di G7 lalu
agar Yen nya jangan terlalu menguat. Coba pikirkan, apakah
menurut anda ekonomi Jepang tidak akan mendapat masalah
bila kurs Yen ada di Y10 per dolarnya. Kemudian, apakah ekonomi
Jepang tidak akan bermasalah bila kursnya sekarang ada di
Y300 per dolarnya.

Coba deh anda buka buku International Finance yg sampulnya
biru ada gambar bola dunia atau bendera2, gue lupa karena bukunya
ada di kardus dan males bongkar. Buka deh chapter2 awal.
Disana anda bisa baca bahwa ada titik equilibrium pada nilai tukar
suatu mata uang. Di chapter tersebut juga diberikan salah
satu cara untuk melihat suatu mata uang nilai tukarnya
undervalued atau pun overvalued dengan cara melihat
purchasing power parity nya. Standar ukurnya biasanya
digunakan Big Mac nya Mc Donald. Dulu, tahun 1997 atau
1998 saya lupa, KKG pernah membahas hal ini di Kompas.
Melihat nilai rupiah berdasarkan teori Big Mac.
Ukuran ini jelas sangat sederhana. Saya cenderung memakainya
hanya sebagai ancar2 saja karena nilai suatu mata uang itu
banyak faktor penentunya seperti tingkat inflasi, country risk, dll
Nah, rupiah sekarang itu merosot sangat jauh dibanding
Thailand dan Philipina ya karena country risk kita saat ini
tinggi dibanding dengan Thailand dan Philipina.

Mungkin hal ini sulit anda bayangkan.
Gini aja deh biar gampangnya. Mengingat anda belum kasih
referensi bacaan yg memuat tulisan bahwa ekonomi suatu negara
tuh ngga akan bermasalah nilai tukar mata uangnya ada di tingkat
mana saja selama stabil, saya kasih satu pertanyaan ke anda.
Menurut anda, pake logika aja jawabnya untuk sementara ini,
apakah ekonomi Indonesia tidak akan bermasalah bila kurs
rupiah stabil di 200 ribu per dolar nya? Saya sengaja kasih contoh
ekstrim biar sedikit kerasa bedanya.:)
Trus juga, menurut anda apakah ekonomi Indonesia tidak akan
bermasalah bila kurs rupiah stabil di 100 (seratus) rupiah per dolarnya.
Untuk dua kondisi di atas, asumsi nilai mata uang Asia lainnya adalah
tetap seperti sekarang. Gaji pegawai dan upah buruh sama seperti
sekarang. Kondisi lingkungan ekonomi sama seperti sekarang dalam
artian ada ekspor dan impor barang dan jasa.

Silahkan anda bayangkan dua kondisi yg saya berikan.
Apakah benar ekonomi Indonesia menurut anda tidak akan
bermasalah?

Faran:
  lalu kenapa saya melihat dari pelaku bisnis yah jelas saja. mereka kan
 memang kebanyakan berbisnis dengan mata uang dollar. dan memang sangat
 memerlukan exchange rate yang stabil.
  demikian juga dengan investor luar negeri.

Irwan:
Ini dia anda kurang teliti melihat komponen2 barang dan
jasa yg ada disekitar kehidupan kita sehari2 yg sebenarnya
mengandung dolar. Anda naik taksi di Jakarta, bensin + busi +
mobilnya + oli (dll) semuanya mengandung unsur dolar.
Jangankan taksi, lah bajaj saja juga mengandung unsur dolar koq.
Masyarakat belanja ke Hero, belanjaan yg dia beli banyak
mengandung unsur dolarnya. Bisa mulai dari plastik belanjaan
sampai barang belanjaan. Ingat, pinjaman perusahaan dalam dolar
(cost of capitalnya) nantinya akan dibebankan ke konsumen

Sadar atau tidak sadar, sebenarnya banyak sekali barang2
dalam kehidupan sehari2 kita di Indonesia yg mengandung
unsur dolar. Makanya, kalau rupiah merosot sampai 200 ribu
(ambil contoh ekstrimnya) walaupun stabil di level tersebut
maka kondisi ekonomi Indonesia akan porak poranda.

Faran:
  gituh mas...
  kelemahan anda tau nggak apa..
  nggak mau nerima pendapat orang laen..
  hehehe.. pasti dicari aja kelemahannya..

Irwan:
Gimana kalau saya balik,
kelemahan anda tuh sering sukanya menjadi oposisi
saya dalam segala hal...hehehehe.

Faran:
  kapan2 deh kalo ada seminar kita datang dan berdebat langsung.. gimana ?

Irwan:
Ngga usah repot2 dan nunggu lama2, disini aja sekarang. Toh anda punya
kesempatan buka2 buku referensi...:)
Saya pribadi sih lebih senang buku referensi hanya digunakan
untuk membuka wawasan kita saja, khususnya bidang ekonomi.
Bidang lainnya saya ngga mau ikut campur karena ngga nguasai
medannyahehehhe.
Selanjutnya, setelah baca2 teori yg ada lalu lihat kondisi lapangan.
Sekedar anda tahu saja, teori2 di ekonomi itu biasanya menggunakan
asumsi2. Makanya, kalau anda menggunakan satu teori ekonomi,
jangan lupa perhatikan asumsi2 yg digunakan.

Misalkan saja ada hukum ekonomi yg mengatakan bila
harga turun 

Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-10 Terurut Topik Faransyah Jaya

Begitulah analisa saya..
percaya atau tidak kan terserah.

tapi tetep saya nggak ngerti.. maksud anda "ngomong yang ada di textbook".
jadi anda lebih mendukung ngomong tanpa ada base on thorynya yah mas alex..

wah.. itu sih asbun namanya...  :(

kalo saya sih.. nggak tau bener ato salah.. kalo analisa yah mesti ada theorynya.. 
lalu diaplikasinya dengan praktek nyatanya..

gituh...

faran
--

On Sun, 10 Oct 1999 00:47:10   Alexander Hutapea wrote:

artinya berapapun angkanya (Rp vs $) asal stabil, NPV kebanyakan akan
positif?

Kalau memang fluktusasi yg tinggi, kan ada hedging :)

|o|mudah2an text book saya ini dapat dimengerti oleh mas alex.
|o|terakhir, sejak sd saya nggak pernah melihat analisa yang tidak pakai text book.
|o|mungkin hanya analisa orang indonesia yang cuman pake asbun or even "orang pinter"

Maksud saya, kalau emang cuman ngomong yg ada di textbook, kasih aja url
Amazon atau bigwords.

salam,
Alex



DC Email!
free email for the community - http://www.DCemail.com



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-10 Terurut Topik arezdaps

Alexander Hutapea wrote:

 Lae Alex wrote:

  *deleted*

 " Buat analisa yg 'baruan' dikit dong, jgn yg textbook".

Saya jadi tertarik dan ingin tau lebih jauh dengan analisa yang tidak textbook, yang 
anda harapkanKarena saya pun masih menggunakan kerangka berpikir "textbook" dalam soal 
kurs yang
stabil ini.

Saya setuju dengan Mas Farhan bahwa 1 US = Rp. 5000 (atau berapapun) bukanlah tujuan 
yang paling utama, namun yang lebih penting adalah Apakah kurs yang dicapai itu bisa 
stabil.
Karena nilai tukar yang tidak stabil akan berdampak sangat luas terhadap dunia usaha 
(sektor riil), salah satu contohnya adalah spt yang di ilustrasikan oleh mas farhan.

saya senang membaca tulisan mas farhan, dengan textbook-nya, dan jika ada yang tidak 
sependapat sebaiknya dibantah dengan analisa tertentu  juga (siapa tau justru analisa 
yang terbaru
itu justru lebih relevan).

salam
arez...



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-09 Terurut Topik Faransyah Jaya

Hehehe..
semoga tulisan saya ini tidak membuang2 waktu rekan2 lain yang mau membaca. saya coba 
sesingkat mungkin.
banyak hal2 lain yang saya ingin analisa. tapi berhubungan saya juga masih banyak 
analisa2 lain buat presentasi kelas saya jadi saya tulis tentang satu ini dulu.

kenapa indonesia butuh mata uang stabil ?
Pertama. Bila suatu perusahaan ingin membuka usaha atau melakukan ekspansi tentu saja 
dia harus menghitung cost-benefit dari suatu usaha yang akan dilaksanakannya.
Selalu pada akhirnya akan dihitung Present Value dari project tersebut.
Nah, seperti yang namanya cost-benefit atau untuk mempermudah pengertiannya anggap 
saja uang masuk dan uang keluar.

Seperti kita ketahui semua project itu pasti ada biaya dan akan ada pendapat. bila 
ternyata project ini membutuhkan bahan baku yang harus dibeli dengan dollar, maka bila 
rupiah tidak stabil tentu akan mempersulit penghitungan feasibility project tsb.
contoh: misal project mobil.
asumsi: semua bahan baku lokal kecuali ban mobil.
asumsi biaya: 10 jt lokal
dan variable untuk ban 50 dolar.

disini kita sudah bisa menghitung betapa pentingnya nilai rupiah yang stabil.
berapapun nilai rupiah tidak terlalu dipermasalahkan.
jika memang rupiah pada saat periode 1 10,000 maka mobil itu akan dijual dengan biaya 
10,5 juta.
nah tapi karena tidak stabilnya rupiah maka pada saat periode 2 dollar 5000, yang 
mestinya terjadi mestinya harga mobil = rp. 10.25 juta.
bila ini terjadi, maka pabrik mobil akan rugi karena menggunakan sistem inventory 
(FIFO/LIFO)yang mengharuskan mereka melakukan penghitungan ulang untuk harga jual.
Sedangkan bila tiba2 dollar menjadi 2, pabrik mobil pun akan rugi karena harga 
jual akan naik, menjadi 11 juta. kenapa rugi, harga mobil akan terlalu mahal. mereka 
yang telah menyiapkan uang 10.5 juta akan berpikir 2 kali untuk membeli mobil.

diatas adalah salah satu contoh mudah kenapa mata uang mesti stabil.
in conclussion, untuk mempermudah penghitungan bisnis ataupun rapbn pemerintah yah 
diperlukan kestabilan. sehingga pengeluaran dan pemasukan dapat diproyeksikan seakurat 
mungkin.

begitu pak irwan..
lagian masyarakat bisnis kita mesti dilatih untuk menggunakan bahan lokal sehingga 
flukuasi diharapkan tidak akan terlalu mengganggu lagi.

nah.. semoga berguna.. jadi 5000 .. 2.. berapupun juga sama saja.. asal stabil...
so next time.. kalo bisa mau analisa ekonomi wes politiknya jadi dikedepankan banget..

banyak faktor yang membuat rupiah berfluktuasi. kalo anda masih ingat kuliah statistik 
atau quant. method pasti diajarkan bahwa regressi yang paling sederhana saja paling 
tidak butuh 2 faktor. untuk memperkecil error semakin banyak faktor semakin bagus.

kalo hanya dengan satu faktor yaitu megawati maka rupiah bisa 5000.. wah om soros dan 
pangeran brunei pun bisa kalah nanti duitnya sama anda..

salam ekonomi ..

faran
--

Irwan:
Atas dasar asumsi atau logika apa anda mengatakan pada
tingkat 5000 tidak membuat ekonomi Indonesia membaik?
Coba dong kalau anda memberikan argumentasi didukung
paling tidak dengan logika kalau tidak bisa dengan data.
Tahukah anda bisnis susah berkembang sekarang di
Indonesia karena daya beli masyarakat rendah apalagi ditambah
barang/jasa kita masih banyak mengandung komponen importnya.

Dikalimat berikutnya anda mengatakan bahwa yg kita butuhkan
adalah rupiah yg stabil. Sadarkah anda bahwa dua kalimat anda
tersebut tidak berkaitan satu sama lain?

Saya setuju bahwa pelaku bisnis kita membutuhkan rupiah
yg stabil. Yang menjadi masalah sekarang adalah stabil dimana?
Stabil di 10 ribu, 8 ribu, atau 5 ribu?
Saya mengajukan pemikiran dengan memperhatikan kepentingan
banyak pihak yaitu importir, eksportir, dan masyarakat, bahwa
tingkat 5000 itulah yg saat ini merupakan tingkat ekuilibrium
dengan menggunakan asumsi masalah politik dan keamanan
sudah bisa diminimumkan, kepercayaan sudah bisa dipulihkan
(saya memberikan perkiraan 4-8 minggu setelah Megawati terpilih
secara aklamasi).
Apakah para eksportir masih bisa survive di tingkat 5000 tersebut?
Bisa dilihat tulisan saya di:
http://www.detik.com/berita/199906/19990623-0945.html

Faran:
  so buat rekan2 yang memang lagi belajar disini seperti saya.. kita masih
 perlu banyak belajar dari orang amerika. bukan bermaksud sombong. tapi
orang
 indonesia ini emang typicallnya kalo punya lebih sedikit merasa lebih
 segunung.

Irwan:
Satu lagi yg bisa saya tambahkan, kelemahan sebagian
orang Indonesia kurang punya confidence kalau harus berhadapan
dengan asing. Rekan Nasrullah Idris sering kali mengajak kita
di milis ini untuk tidak takut dengan mereka. Christianto Wibisono
dalam beberapa tulisannya sering secara implisit menunjukkan
bahwa orang bule itu sebenarnya tidak jauh berbeda kemampuannya
dengan kita. Seorang rekan saya disini yg juga seorang dosen
di Cleveland dan sering membuat tulisan di media cetak nasional
yg kumpulan tulisannya juga sudah dibukukan, Budi Soetjipto,
sering kali mensupport kami2 yg di Cleveland untuk punya
confidence yg 

Re: [Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])]

1999-10-09 Terurut Topik Rizal Az

aauw senangnya ada yang nanggapin, padahal niatnya mau jadi provokator loh
he...he...he...

Tapi serius yah... mambaca tulisan/reply dari anda, saya berkesimpulan bahwa
point yang anda kasih ke saya, adalah:
1. Tidak ada jaminan... yah itu benar dan saya rasa itu berlaku untuk
semuanya, tidak terbatas di kalangan "trader" saja. Tidak ada jaminan karena
yang bikin manusia juga. Kemampuan berpikir, menterjemahkan sesuatu dan
kemampuan untuk mambikin "intelectual guess", relative dari kemampuan masing2
orang. Di lain pihak, "Tidak ada jaminan" adalah kalimat paling mujarab untuk
menyelamatkan muka, ego, menghindar dari tanggung jawab dan reaction orang
lain terhadap perkataan orang tersebut. Jadi... sudah dapat dipastikan anda,
semua yang ada di milis rupiah dan saham anda, termasuk KKG tidak akan mungkin
menggunakan kata2 "MENJAMIN", karena itu sesuatu yang mustahil, at least untuk
orang2 Indonesia, karena ego dan gengsi mereka yang terlalu besar. Anyway
kalau anda bisa "MENJAMIN", either anda beli rumah di Seattle, sebelahan sama
Bill Gates, atau anda bunuh diri karena malu...:)))
"Kalangan trader"...he..he...he...he..., jadi trader/analis, sama saja dengan
pembawa weather di channel2 TV, chances 50-50, di tambah data/graph,dll mentok
+10 atau 15%, kalau salah..."ooppps, sorry tidak menjamin seee". Seperti
joke pedagang kain orang Arab "Luntur tidak di jamin!!!" (Warkop waktu masih
lucu2nya..:)).

Point anda yang ke-2:
Kepercayaan. h ini lebih menarik lagi, apalagi pemerintahan yang
jujur...he...he...he... Pelajaran yang saya dapat (mungkin saya pesimis
yah..:)), bahwa TIDAK ada satu pemerintahanpun di dunia ini yang jujur
(mungkin waktu jaman nabi Sulaiman/ king Solomon), karena pemerintahan terbuat
dari politik dan... politik itu kotor!. Clinton dipilih karena rakyat Amerika
ingin dia tetap di WH??? you've got to be kidding me!!!. Hanya 1 alasan kenapa
si "amoral prick" itu tetap di WH, karena dia telah nge-boost-up ekonomi US.
Mengerti rakyat Amerika benci dengan Sadam Hussein yang mereka anggap
dictactor dan terrorist, Clinton bom Iraq. Nge-bom Iraq, membikin orang2
"powerful"senang, karena mereka bisa kebagian tender, yang "in return" akan
mengsupport dia dari belakang, ngeluarin uang buat ngelobby politian2,
senators, dan other "influential people" di Washington. Seperti yang anda
tahu, informasi adalah sarana paling penting di sini. Siapa yang bisa control
media dia yang menang!!!. That's exactly what Clinton did, dan bukan karena
rakyat Amerika... rakyatnya sendiri itu buta kalau engga' ada di berita, iya
engga' sih???

Amerika bisa maju karena menempatkan suara rakyat dalam posisi tertinggi?
You've got to be blind!!!. Rakyat mana yang suaranya ditempatkan tertinggi?.
Eh bung, masih bagus kita mau ngakuin kemerdekaan Tim2. Emangnya mereka mau
apa ngasih sebagian dari Montana, atau Oklahoma kalau tuh Indian2 minta
tanahnya balik dan memproklamirkan kemerdekaannya? atau orang2 Mexico minta
southern california di kebaliin ke mereka. Eh Irwan, orang Amerika itu
hypocrite. 
Amerika hebat karena hukumnya yang sudah "matang". ITU cara mereka mengkontrol
rakyatnya. Kemanapun kita gerak pasti ada hukumnya. Jadi jangan deh deh
ngomongin soal Amerika dengan "menjunjung tinggi suara rakyat dan asas
kemanuasiaannya", karena biar sudah merdeka ratusan tahun + perang saudara
aja, mereka masih memperlakuan black and woman like S*** !!!, dan sampai
sekarang nasib orang2 Indianpun terluntang-lantung.
dan Next time, kalau ada orang yang minta opinion anda mau di kemanakan
uangnya yang ratusan ribu dollars atau ratusan juta rupiah itu. Bilang sama
manusia2 itu untuk tanam uangnya balik lagi ke Indonesia, supaya chaos di
negara kita cepat berhenti.
Aah kadang2 saya itu salut sama orang2 china dan yahudi, kok bisa yah mereka2
itu engga' hilang rasa cintanya terhadap negri sendiri, walaupun sudah
generation after generation tinggal di negri orang. Begitu negaranya
membutuhkan, dengan sukarela mereka menanmkan uangnya di sana begitu negaranya
membutuhkan. Ingat investasi Liem di China?, atau yahudi amerika yang invest
di Israel?? itu contoh yang patut kita tiru, contoh kacang yang tidak lupa
dengan kulit-nya...:). I

Tetang kepercayaan? he...he...he...kita lanjutkan nanti saja yah.
bersambung nih kaya ko ping ho... tenang aja...:).
tapi yang jelas saya tidak bisa berargue dengan anda, yang majornya di
business/finance, sementara saya... cuma gambar2, ngurusin bangunan, batu dan
besi...:).

ichal





Irwan:
KKG mengatakan "TIDAK MENJAMIN".
Siapapun akan maklum dalam floating system, apalagi free floating
system yg kita anut sekarang, pergerakan rupiah itu ditentukan
oleh kekuatan pasar. Sekali2 bisa saja digerakan dengan intervensi,
tapi buntut2nya ya kekuatan pasar lagi nanti yg akan lebih berperan.
Jadi jelas tidak ada yg bisa menjamin, kalau justru ada yg
berani bilang bisa menjamin, itu yg perlu dipertanyakan.
Bank sentral Jepang saja sering kewalahan menghadapi kekuatan
pasar seperti sempat 1-3 minggu 

Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-09 Terurut Topik Alexander Hutapea

On Sat, 9 Oct 1999, Faransyah Jaya wrote:

*Corporate finance stuff delted*

|o|diatas adalah salah satu contoh mudah kenapa mata uang mesti stabil.
|o|in conclussion, untuk mempermudah penghitungan bisnis ataupun rapbn pemerintah yah 
|diperlukan kestabilan. sehingga pengeluaran dan pemasukan dapat diproyeksikan 
|seakurat mungkin.
|o|

Mas masalahnya stabilnya dimana? Kalo stabilnya di 10.000 mah mendingan
'modar' aja. Buat analisa yg 'baruan' dikit dong, jgn yg textbook.

salam,
Alex



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-09 Terurut Topik Faransyah Jaya

hehehehehe
saya tetap dengan angka "stabil" dalam jangka panjang.
angka 10,000 bila dihitung secara harfiah memang terkesan modar.
tapi bila kita memang menetapkan 10,000 untuk angka stabil, awalnya terlihat berat, 
tapi para pelaku bisnis akan dapat menghitung proyek2 yang akan dilaksanakan.
minimal bila memang membutuhkan pinjaman luar negeri mereka akan dapat menghitung 
jumlah biaya yang akan dikeluarkan dan berapa lama break even yang akan dicapai.

mudah2an text book saya ini dapat dimengerti oleh mas alex.
terakhir, sejak sd saya nggak pernah melihat analisa yang tidak pakai text book.
mungkin hanya analisa orang indonesia yang cuman pake asbun or even "orang pinter"

faran
--

On Sat, 9 Oct 1999 10:05:21Alexander Hutapea wrote:

Mas masalahnya stabilnya dimana? Kalo stabilnya di 10.000 mah mendingan
'modar' aja. Buat analisa yg 'baruan' dikit dong, jgn yg textbook.

salam,
Alex



DC Email!
free email for the community - http://www.DCemail.com



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-09 Terurut Topik Alexander Hutapea

On Sat, 9 Oct 1999, Faransyah Jaya wrote:

|o|hehehehehe
|o|saya tetap dengan angka "stabil" dalam jangka panjang.
|o|angka 10,000 bila dihitung secara harfiah memang terkesan modar.
|o|tapi bila kita memang menetapkan 10,000 untuk angka stabil, awalnya terlihat berat, 
|tapi para pelaku bisnis akan dapat menghitung proyek2 yang akan dilaksanakan.
|o|minimal bila memang membutuhkan pinjaman luar negeri mereka akan dapat menghitung 
|jumlah biaya yang akan dikeluarkan dan berapa lama break even yang akan dicapai.

artinya berapapun angkanya (Rp vs $) asal stabil, NPV kebanyakan akan
positif?

Kalau memang fluktusasi yg tinggi, kan ada hedging :)

|o|mudah2an text book saya ini dapat dimengerti oleh mas alex.
|o|terakhir, sejak sd saya nggak pernah melihat analisa yang tidak pakai text book.
|o|mungkin hanya analisa orang indonesia yang cuman pake asbun or even "orang pinter"

Maksud saya, kalau emang cuman ngomong yg ada di textbook, kasih aja url
Amazon atau bigwords.

salam,
Alex



Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-08 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/8/99 12:01:46 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Untuk Irwan...
Yaaahhh segitu aja kemampuannya... di challange tuh sama KKG...
  kalau saya sih... udah bisa tulisan saya masuk koran, saya langsung
  bikin analisa baru deh yang menyokong pendapat saya. Hancurin KKG
  sekalian, liat sampai dimana dia bisa ber"argue"


Irwan:
KKG mengatakan "TIDAK MENJAMIN".
Siapapun akan maklum dalam floating system, apalagi free floating
system yg kita anut sekarang, pergerakan rupiah itu ditentukan
oleh kekuatan pasar. Sekali2 bisa saja digerakan dengan intervensi,
tapi buntut2nya ya kekuatan pasar lagi nanti yg akan lebih berperan.
Jadi jelas tidak ada yg bisa menjamin, kalau justru ada yg
berani bilang bisa menjamin, itu yg perlu dipertanyakan.
Bank sentral Jepang saja sering kewalahan menghadapi kekuatan
pasar seperti sempat 1-3 minggu terakhir ini menghadapi
penguatan Yen terlalu cepat buat mereka.

Saya pribadi juga tidak pernah mengeluarkan kata2 menjamin
karena memang kata2 "MENJAMIN" itu sangat diharamkan
dilingkungan trader. Yang saya berikan hanyalah sebuah prediksi
berdasarkan analisa2 yg saya lakukan. Silahkan mau
dipercayai atau tidak, tidak ada paksaan alias bebas karena
memang untung dan rugi ditanggung sendiri2:)
Di milis [EMAIL PROTECTED] pun saya belum memberikan
rekomendasi borong rupiah seperti yg sudah2 saya lakukan bila
melihat sinyal kuat karena memang saya belum melihat sinyal
kuat tersebut baik secara situasi atau pun grafik. Dari secara grafik
saat ini sedang tahap konsolidasi untuk gerakan kencang berikutnya.
Tunggu tanggal mainnya, pada saatnya nanti saya akan lepaskan
rekomendasi (jual atau beli), bila sinyal itu sudah datang.

Sudah beberapa kali saya memberikan rekomendasi
borong rupiah di milis tersebut ketika rupiah beberapa kali
mencoba menyentuh 10 ribu beberapa waktu yg lalu dan
saat itu sudah beredar rumors kuat rupiah akan menembus
10 ribu bahkan bisa lebih parah lagi. Saya lemparkan rekomendasi
berikut analisa baik secara situasi dan juga grafik yg ada (para
trader/spekulan sering menggunakan grafik sebagai salah satu
pedoman gerakan). Faktanya? Beberapa kali rupiah gagal
dipaksa tembus 10 ribu dan malah menguat menembus 8000
dan bahkan pernah menembus 7000. Selain rekomendasi
borong rupiah, saya pun beberapa kali kasih rekomendasi
profit taking dan saat itu rupiah memang akhirnya melemah.
Apakah saya yg menggerakan rupiah? Jelas tidak, saya hanya
mencoba mengantisipasi gerakan rupiah ke depan berdasarkan
data2 yg saya miliki dan juga para trader lainnya miliki.
Saya sebagai trader memang terbiasa dalam analisa2
memberikan angka2 target. Ini yg tampaknya belum terbiasa
dikonsumsi oleh sebagian masyarakat.

Apakah di artikel tersebut KKG memberi jaminan bahwa rupiah
tidak akan ke Rp5000 bila kondisi yg saya sebutkan terpenuhi?
Tidak juga toh...:)
Di akhir paragraf KKG menambahkan komentarnya bahwa
rupiah saat ini undervalued. Dengan bahasa lain, KKG
mengatakan rupiah akan menguat di waktu mendatang hanya
saja dia tidak tahu bisa sampai berapa. Saya bisa menerima
pendapatnya sebagai suatu pendapat. Pendapat saya tidak
ditentukan atau pun dibatasi oleh pendapat orang lain.

Dari mana angka Rp5000 itu saya peroleh?
Perhatikan perhitungan dengan menggunakan asumsi situasi
dibawah ini. Saya kutipkan saja cuplikan dari tulisan susulan saya
ke detik.com untuk melengkapi yg kemarin itu, belum dimuat
sampai saat ini dan kemungkinan besar tampaknya tidak akan
dimuat seperti tanggapan saya atas komentar pembaca, Rizal,
di detik.com yg saya kirim pada hari yg sama ketika komentar
itu dimuat.

--cuplikan dari tulisan susulan--
Walau demikian, angka Rp5000 itu bukan lahir begitu saja.
Saya menggunakan ukuran perbandingan situasi dengan
negara Thailand dan Philipina.
Sebelum krisis Juli 1997 lalu per dolar AS, nilai kurs rupiah
adalah Rp2400, Baht Thailand 24 dan Peso Philipina 26.
Pagi tadi jam 9:43 AM waktu Jakarta, kurs Rupiah 7825,
Baht Thailand 40.05, Peso Philipina 40.5.

Dari angka2 di atas kita ketahui nilai Baht Thailand merosot 40%
dan Peso Philipina 35.8% sejak sebelum krisis terjadi.
Bila kita ambil penurunan yang terburuk saja, maka penurunan
40% dari Rp2400 itu adalah Rp4000. Karenanya angka Rp5000
yang saya berikan itu adalah angka konservatif yang sebenarnya
sudah pernah diberikan oleh Stanley Fischer pada bulan Juni lalu.

Saat ini rupiah berada di sekitar Rp7800 menurut saya karena
pasar masih mendiskon negatif unsur kepercayaan yang memang
saat ini sangat rendah. Seperti kita ketahui, krisis yang terjadi
di Indonesia selama ini sumbernya karena krisis kepercayaan.
Karenanya bagi saya, untuk bisa memulihkan segera krisis
yang bekepanjangan ini mau tidak mau unsur kepercayaan tersebut
baik dari investor lokal, luar negeri atau pun masyarakat luas harus
segera dikembalikan.

Indonesia jelas tidak bisa dibandingkan dengan Thailand dan Philipina.
Tidak bisa dibandingkan disini bukan dalam artian lebih buruk tapi
malah lebih 

Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-08 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Jelas paruh atas dari posting Bung Irwan tidak berhubungan dengan separuh
yang bagian bawah dari posting ini. Mengapa?
- Sudah ngomongin AR yang didukung banyak pihak kecuali PDIP+PKB.
  Ingat lho, PKB waktu itu belum tahu keseriusan pengangkatan Gusdur
  sebagai capres. Coba kalau sudah tahu, PDIP bakalan sendirian.
  Paling dibelain sama Matori yang sempet diiming-imingin jadi wapres.
- Sudah ngomongin AT yang juga didukung oleh PDIP
- Lagi-lagi kepercayaan RAKYAT untuk Megawati
- Tidak memperhitungkan manuver PDIP yang berusaha merangkul Golkar
  dengan mengiming-imingi AT jawaban wakil presiden.
- Jadi mana tuh kepercayaan rakyat bahwa PDIP anti Golkar?

+anjas


From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])
Date: Fri, 8 Oct 1999 17:51:50 EDT

In a message dated 10/8/99 12:01:46 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

  Untuk Irwan...
 Yaaahhh segitu aja kemampuannya... di challange tuh sama KKG...
   kalau saya sih... udah bisa tulisan saya masuk koran, saya langsung
   bikin analisa baru deh yang menyokong pendapat saya. Hancurin KKG
   sekalian, liat sampai dimana dia bisa ber"argue"


Irwan:
KKG mengatakan "TIDAK MENJAMIN".
Siapapun akan maklum dalam floating system, apalagi free floating
system yg kita anut sekarang, pergerakan rupiah itu ditentukan
oleh kekuatan pasar. Sekali2 bisa saja digerakan dengan intervensi,
tapi buntut2nya ya kekuatan pasar lagi nanti yg akan lebih berperan.
Jadi jelas tidak ada yg bisa menjamin, kalau justru ada yg
berani bilang bisa menjamin, itu yg perlu dipertanyakan.
Bank sentral Jepang saja sering kewalahan menghadapi kekuatan
pasar seperti sempat 1-3 minggu terakhir ini menghadapi
penguatan Yen terlalu cepat buat mereka.

Saya pribadi juga tidak pernah mengeluarkan kata2 menjamin
karena memang kata2 "MENJAMIN" itu sangat diharamkan
dilingkungan trader. Yang saya berikan hanyalah sebuah prediksi
berdasarkan analisa2 yg saya lakukan. Silahkan mau
dipercayai atau tidak, tidak ada paksaan alias bebas karena
memang untung dan rugi ditanggung sendiri2:)
Di milis [EMAIL PROTECTED] pun saya belum memberikan
rekomendasi borong rupiah seperti yg sudah2 saya lakukan bila
melihat sinyal kuat karena memang saya belum melihat sinyal
kuat tersebut baik secara situasi atau pun grafik. Dari secara grafik
saat ini sedang tahap konsolidasi untuk gerakan kencang berikutnya.
Tunggu tanggal mainnya, pada saatnya nanti saya akan lepaskan
rekomendasi (jual atau beli), bila sinyal itu sudah datang.

Sudah beberapa kali saya memberikan rekomendasi
borong rupiah di milis tersebut ketika rupiah beberapa kali
mencoba menyentuh 10 ribu beberapa waktu yg lalu dan
saat itu sudah beredar rumors kuat rupiah akan menembus
10 ribu bahkan bisa lebih parah lagi. Saya lemparkan rekomendasi
berikut analisa baik secara situasi dan juga grafik yg ada (para
trader/spekulan sering menggunakan grafik sebagai salah satu
pedoman gerakan). Faktanya? Beberapa kali rupiah gagal
dipaksa tembus 10 ribu dan malah menguat menembus 8000
dan bahkan pernah menembus 7000. Selain rekomendasi
borong rupiah, saya pun beberapa kali kasih rekomendasi
profit taking dan saat itu rupiah memang akhirnya melemah.
Apakah saya yg menggerakan rupiah? Jelas tidak, saya hanya
mencoba mengantisipasi gerakan rupiah ke depan berdasarkan
data2 yg saya miliki dan juga para trader lainnya miliki.
Saya sebagai trader memang terbiasa dalam analisa2
memberikan angka2 target. Ini yg tampaknya belum terbiasa
dikonsumsi oleh sebagian masyarakat.

Apakah di artikel tersebut KKG memberi jaminan bahwa rupiah
tidak akan ke Rp5000 bila kondisi yg saya sebutkan terpenuhi?
Tidak juga toh...:)
Di akhir paragraf KKG menambahkan komentarnya bahwa
rupiah saat ini undervalued. Dengan bahasa lain, KKG
mengatakan rupiah akan menguat di waktu mendatang hanya
saja dia tidak tahu bisa sampai berapa. Saya bisa menerima
pendapatnya sebagai suatu pendapat. Pendapat saya tidak
ditentukan atau pun dibatasi oleh pendapat orang lain.

Dari mana angka Rp5000 itu saya peroleh?
Perhatikan perhitungan dengan menggunakan asumsi situasi
dibawah ini. Saya kutipkan saja cuplikan dari tulisan susulan saya
ke detik.com untuk melengkapi yg kemarin itu, belum dimuat
sampai saat ini dan kemungkinan besar tampaknya tidak akan
dimuat seperti tanggapan saya atas komentar pembaca, Rizal,
di detik.com yg saya kirim pada hari yg sama ketika komentar
itu dimuat.

--cuplikan dari tulisan susulan--
Walau demikian, angka Rp5000 itu bukan lahir begitu saja.
Saya menggunakan ukuran perbandingan situasi dengan
negara Thailand dan Philipina.
Sebelum krisis Juli 1997 lalu per dolar AS, nilai kurs rupiah
adalah Rp2400, Baht Thailand 24 dan Peso Philipina 26.
Pagi tadi jam 9:43 AM waktu Jakarta, kurs Rupiah 7825,
Baht Thailand 40.05, Peso Philipina 40.5.

Dari angka2 di atas kita ketahui nilai Baht

Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-08 Terurut Topik Faransyah Jaya

Hehehehe...
emang paling susah mengakui kelemahan seseorang. :)

Kalo boleh saya kasih analisa tentang rupiah sedikit.
Menurut saya pribadi fluktuasi rupiah di Indonesia memang benar2 tidak tahu diri.
kenapa begitu. karena bila dilihat dari semua teori ekonomi tidak mungkin rupiah 
seperti sekarang ini.

Bahkan soros sendiri yang ngancurin asia mengakui bahwa saat dia mencoba berspekulasi 
dengan mata uang asia, dia sendiri tidak pernah memiliki analisa rupiah akan free fall 
seperti ini.

Beberapa proffesor saya di American Uni. sendiri paling males kalo udah bahas masalah 
Indonesia beserta currencynya.
alasannya: apapun teori yang dipake pasti salah. terlalu aneh.. bukan sulit ... 
terlalu aneh untuk diprediksi. terlalu banyak faktor x yang berperan.

Politik memang ikut berperan tapi tidak banyak. paling 10 % .. sisanya banyak banget..

itulah makanya waktu saya baca tulisan mr. irwan ini senyum2 sendiri. kok bisa begitu 
dengan mega jadi presiden rupiah jadi 5000.

menurut saya sendiri dengan rupiah 5000 tidak akan membuat ekonomi indonesia membaik.
yang kita butuhkan adalah rupiah yang stabil.
yang bisa dipakai/dipatok para pelaku bisnis kita untuk berdagang.

so buat rekan2 yang memang lagi belajar disini seperti saya.. kita masih perlu banyak 
belajar dari orang amerika. bukan bermaksud sombong. tapi orang indonesia ini emang 
typicallnya kalo punya lebih sedikit merasa lebih segunung.

Wassalam,

Faran

--

On Fri, 8 Oct 1999 17:51:50Irwan Ariston Napitupulu wrote:
In a message dated 10/8/99 12:01:46 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Untuk Irwan...
Yaaahhh segitu aja kemampuannya... di challange tuh sama KKG...
  kalau saya sih... udah bisa tulisan saya masuk koran, saya langsung
  bikin analisa baru deh yang menyokong pendapat saya. Hancurin KKG
  sekalian, liat sampai dimana dia bisa ber"argue"


Irwan:
KKG mengatakan "TIDAK MENJAMIN".
Siapapun akan maklum dalam floating system, apalagi free floating
system yg kita anut sekarang, pergerakan rupiah itu ditentukan
oleh kekuatan pasar. Sekali2 bisa saja digerakan dengan intervensi,
tapi buntut2nya ya kekuatan pasar lagi nanti yg akan lebih berperan.
Jadi jelas tidak ada yg bisa menjamin, kalau justru ada yg
berani bilang bisa menjamin, itu yg perlu dipertanyakan.
Bank sentral Jepang saja sering kewalahan menghadapi kekuatan
pasar seperti sempat 1-3 minggu terakhir ini menghadapi
penguatan Yen terlalu cepat buat mereka.

Saya pribadi juga tidak pernah mengeluarkan kata2 menjamin
karena memang kata2 "MENJAMIN" itu sangat diharamkan
dilingkungan trader. Yang saya berikan hanyalah sebuah prediksi
berdasarkan analisa2 yg saya lakukan. Silahkan mau
dipercayai atau tidak, tidak ada paksaan alias bebas karena
memang untung dan rugi ditanggung sendiri2:)
Di milis [EMAIL PROTECTED] pun saya belum memberikan
rekomendasi borong rupiah seperti yg sudah2 saya lakukan bila
melihat sinyal kuat karena memang saya belum melihat sinyal
kuat tersebut baik secara situasi atau pun grafik. Dari secara grafik
saat ini sedang tahap konsolidasi untuk gerakan kencang berikutnya.
Tunggu tanggal mainnya, pada saatnya nanti saya akan lepaskan
rekomendasi (jual atau beli), bila sinyal itu sudah datang.

Sudah beberapa kali saya memberikan rekomendasi
borong rupiah di milis tersebut ketika rupiah beberapa kali
mencoba menyentuh 10 ribu beberapa waktu yg lalu dan
saat itu sudah beredar rumors kuat rupiah akan menembus
10 ribu bahkan bisa lebih parah lagi. Saya lemparkan rekomendasi
berikut analisa baik secara situasi dan juga grafik yg ada (para
trader/spekulan sering menggunakan grafik sebagai salah satu
pedoman gerakan). Faktanya? Beberapa kali rupiah gagal
dipaksa tembus 10 ribu dan malah menguat menembus 8000
dan bahkan pernah menembus 7000. Selain rekomendasi
borong rupiah, saya pun beberapa kali kasih rekomendasi
profit taking dan saat itu rupiah memang akhirnya melemah.
Apakah saya yg menggerakan rupiah? Jelas tidak, saya hanya
mencoba mengantisipasi gerakan rupiah ke depan berdasarkan
data2 yg saya miliki dan juga para trader lainnya miliki.
Saya sebagai trader memang terbiasa dalam analisa2
memberikan angka2 target. Ini yg tampaknya belum terbiasa
dikonsumsi oleh sebagian masyarakat.

Apakah di artikel tersebut KKG memberi jaminan bahwa rupiah
tidak akan ke Rp5000 bila kondisi yg saya sebutkan terpenuhi?
Tidak juga toh...:)
Di akhir paragraf KKG menambahkan komentarnya bahwa
rupiah saat ini undervalued. Dengan bahasa lain, KKG
mengatakan rupiah akan menguat di waktu mendatang hanya
saja dia tidak tahu bisa sampai berapa. Saya bisa menerima
pendapatnya sebagai suatu pendapat. Pendapat saya tidak
ditentukan atau pun dibatasi oleh pendapat orang lain.

Dari mana angka Rp5000 itu saya peroleh?
Perhatikan perhitungan dengan menggunakan asumsi situasi
dibawah ini. Saya kutipkan saja cuplikan dari tulisan susulan saya
ke detik.com untuk melengkapi yg kemarin itu, belum dimuat
sampai saat ini dan kemungkinan besar tampaknya tidak akan
dimuat 

Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-08 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/8/99 6:08:47 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Jelas paruh atas dari posting Bung Irwan tidak berhubungan dengan separuh
  yang bagian bawah dari posting ini. Mengapa?
  - Sudah ngomongin AR yang didukung banyak pihak kecuali PDIP+PKB.
Ingat lho, PKB waktu itu belum tahu keseriusan pengangkatan Gusdur
sebagai capres. Coba kalau sudah tahu, PDIP bakalan sendirian.
Paling dibelain sama Matori yang sempet diiming-imingin jadi wapres.
  - Sudah ngomongin AT yang juga didukung oleh PDIP
  - Lagi-lagi kepercayaan RAKYAT untuk Megawati
  - Tidak memperhitungkan manuver PDIP yang berusaha merangkul Golkar
dengan mengiming-imingi AT jawaban wakil presiden.
  - Jadi mana tuh kepercayaan rakyat bahwa PDIP anti Golkar?

  +anjas


Irwan:
Bung Anjas, ini dari posting saya tersebut adalah menjawab
hal yg berhubungan dengan angka "5000".
Saya lihat anda tidak memberikan komentar atas apa yg
saya sampaikan seputar dasar dari saya memberikan
angka "5000". Mudah2an anda dan rekan2 lainnya kini
melihat bahwa sebenarnya angka 5000 itu bukan angka yg terlalu
mengada2 atau pun terlalu optimis.

Mengenai komentar anda di atas, saya hanya bisa
menyampaikan sudut pandang anda dan saya berbeda.
Saya berusaha agar kita kembali ke demokrasi rakyat
ketimbang demokrasi arisan, sementara anda tidak
keberatan dengan demokrasi arisan. Bila diskusi dengan
landasan yg berbeda ini diteruskan, sampai kapan pun
tidak akan ketemu.

Sama juga dengan diskusi yg mengatakan konstitusi
kita mengatakan bahwa presiden dipilih oleh MPR dan
bukan rakyat. Siapa pun tahu ini, itulah sebabnya kenapa
saya sering nulis agar para wakil di MPR mau
menghormati pilihan rakyat. Justru akan menjadi aneh
kalau saya menulis hal yg sama bila presidennya sudah dipilih
langsung oleh rakyat.

Saya menulis hal tersebut karena sebenarnya saya dan
mereka para wakil rakyat punya semangat yg sama
yg menginginkan pemilihan langsung oleh rakyat untuk
memilih presiden pada pemilu tahun 2004.
Bedanya, semangat saya itu langsung diterapkan saja
pada hasil pemilu sekarang yg sama2 kita ketahui
bahwa pemilu kemarin diadakan untuk memilih presiden
yg baru sehingga kita bisa melihat pemilu yg lalu partai2
mayoritas banyak yg berkampanye dengan mengajukan
capresnya masing2. Capres dijadikan "alat jual" mendapatkan
suara. Sayangnya menurut saya, wakil2 yg sekarang
sebagian masih mencoba memanfaatkan konstitusi untuk
kepentingan2 tertentu ketimbang mendahulukan semangat
rakyat yg bisa kita lihat dari hasil pemilu lalu.

Jangan kaget dan heran nanti kalau dari mulut yg sama mereka
meminta konstitusi yg memuat tentang pemilihan presiden
dirubah agar presiden bisa dipilih secara langsung oleh rakyat.
Aneh bukan, bila nantinya mereka meminta konstitusi
dirubah tapi sementara ini memanfaatkan konstitusi yg sama
untuk membenarkan penolakan atas capres pilihan rakyat
dari hasil pemilu lalu. Inilah politik. Dagang kiri dagang kanan
seperti merupakan hal biasa saja. Sementara sebagian
rakyat menanti dengan was2 akan nasib mereka dan mereka
dipaksa harus menyadari dan menerima bahwa ternyata
suara mereka di pemilu kemarin bukan suara final

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-08 Terurut Topik Priyo Pujiwasono

Bung +Anjas, Faran, Soe  YMT sudahlah, nggak usah
ribut2 (apalagi pakai voting:), musyawarah aja deh.
Biar $ bisa turun ke 5,000 perak.
Bagaimanapun kita harus hargai "keberanian" penulis,
- berani nekad, dan
- berani mengelabui Detik.com


--- Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Jelas paruh atas dari posting Bung Irwan tidak
 berhubungan dengan separuh
 yang bagian bawah dari posting ini. Mengapa?
 - Sudah ngomongin AR yang didukung banyak pihak
 kecuali PDIP+PKB.
   Ingat lho, PKB waktu itu belum tahu keseriusan
 pengangkatan Gusdur
   sebagai capres. Coba kalau sudah tahu, PDIP
 bakalan sendirian.
   Paling dibelain sama Matori yang sempet
 diiming-imingin jadi wapres.
 - Sudah ngomongin AT yang juga didukung oleh PDIP
 - Lagi-lagi kepercayaan RAKYAT untuk Megawati
 - Tidak memperhitungkan manuver PDIP yang berusaha
 merangkul Golkar
   dengan mengiming-imingi AT jawaban wakil presiden.
 - Jadi mana tuh kepercayaan rakyat bahwa PDIP anti
 Golkar?

 +anjas


 From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
 Reply-To: Indonesian Students in the US
 [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re:
 [cakit peut])
 Date: Fri, 8 Oct 1999 17:51:50 EDT
 
 In a message dated 10/8/99 12:01:46 PM Eastern
 Daylight Time,
 [EMAIL PROTECTED] writes:
 
   Untuk Irwan...
  Yaaahhh segitu aja kemampuannya... di
 challange tuh sama KKG...
kalau saya sih... udah bisa tulisan saya masuk
 koran, saya langsung
bikin analisa baru deh yang menyokong pendapat
 saya. Hancurin KKG
sekalian, liat sampai dimana dia bisa
 ber"argue"
 
 
 Irwan:
 KKG mengatakan "TIDAK MENJAMIN".
 Siapapun akan maklum dalam floating system, apalagi
 free floating
 system yg kita anut sekarang, pergerakan rupiah itu
 ditentukan
 oleh kekuatan pasar. Sekali2 bisa saja digerakan
 dengan intervensi,
 tapi buntut2nya ya kekuatan pasar lagi nanti yg
 akan lebih berperan.
 Jadi jelas tidak ada yg bisa menjamin, kalau justru
 ada yg
 berani bilang bisa menjamin, itu yg perlu
 dipertanyakan.
 Bank sentral Jepang saja sering kewalahan
 menghadapi kekuatan
 pasar seperti sempat 1-3 minggu terakhir ini
 menghadapi
 penguatan Yen terlalu cepat buat mereka.
 
 Saya pribadi juga tidak pernah mengeluarkan kata2
 menjamin
 karena memang kata2 "MENJAMIN" itu sangat
 diharamkan
 dilingkungan trader. Yang saya berikan hanyalah
 sebuah prediksi
 berdasarkan analisa2 yg saya lakukan. Silahkan mau
 dipercayai atau tidak, tidak ada paksaan alias
 bebas karena
 memang untung dan rugi ditanggung sendiri2:)
 Di milis [EMAIL PROTECTED] pun saya belum
 memberikan
 rekomendasi borong rupiah seperti yg sudah2 saya
 lakukan bila
 melihat sinyal kuat karena memang saya belum
 melihat sinyal
 kuat tersebut baik secara situasi atau pun grafik.
 Dari secara grafik
 saat ini sedang tahap konsolidasi untuk gerakan
 kencang berikutnya.
 Tunggu tanggal mainnya, pada saatnya nanti saya
 akan lepaskan
 rekomendasi (jual atau beli), bila sinyal itu sudah
 datang.
 
 Sudah beberapa kali saya memberikan rekomendasi
 borong rupiah di milis tersebut ketika rupiah
 beberapa kali
 mencoba menyentuh 10 ribu beberapa waktu yg lalu
 dan
 saat itu sudah beredar rumors kuat rupiah akan
 menembus
 10 ribu bahkan bisa lebih parah lagi. Saya
 lemparkan rekomendasi
 berikut analisa baik secara situasi dan juga grafik
 yg ada (para
 trader/spekulan sering menggunakan grafik sebagai
 salah satu
 pedoman gerakan). Faktanya? Beberapa kali rupiah
 gagal
 dipaksa tembus 10 ribu dan malah menguat menembus
 8000
 dan bahkan pernah menembus 7000. Selain rekomendasi
 borong rupiah, saya pun beberapa kali kasih
 rekomendasi
 profit taking dan saat itu rupiah memang akhirnya
 melemah.
 Apakah saya yg menggerakan rupiah? Jelas tidak,
 saya hanya
 mencoba mengantisipasi gerakan rupiah ke depan
 berdasarkan
 data2 yg saya miliki dan juga para trader lainnya
 miliki.
 Saya sebagai trader memang terbiasa dalam analisa2
 memberikan angka2 target. Ini yg tampaknya belum
 terbiasa
 dikonsumsi oleh sebagian masyarakat.
 
 Apakah di artikel tersebut KKG memberi jaminan
 bahwa rupiah
 tidak akan ke Rp5000 bila kondisi yg saya sebutkan
 terpenuhi?
 Tidak juga toh...:)
 Di akhir paragraf KKG menambahkan komentarnya bahwa
 rupiah saat ini undervalued. Dengan bahasa lain,
 KKG
 mengatakan rupiah akan menguat di waktu mendatang
 hanya
 saja dia tidak tahu bisa sampai berapa. Saya bisa
 menerima
 pendapatnya sebagai suatu pendapat. Pendapat saya
 tidak
 ditentukan atau pun dibatasi oleh pendapat orang
 lain.
 
 Dari mana angka Rp5000 itu saya peroleh?
 Perhatikan perhitungan dengan menggunakan asumsi
 situasi
 dibawah ini. Saya kutipkan saja cuplikan dari
 tulisan susulan saya
 ke detik.com untuk melengkapi yg kemarin itu, belum
 dimuat
 sampai saat ini dan kemungkinan besar tampaknya
 tidak akan
 dimuat seperti tanggapan saya atas komentar
 pembaca, Rizal,
 di detik.com yg saya kirim pada hari yg sama ketika
 komentar
 it

Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-08 Terurut Topik bRidWaN

Kalau saya ingin menghimbau, tulisan Bung Irwan
belum tentu benar, tetapi paling tidak beliau
telah berani mengeluarkan hasil pemikirannya.
Dan mudah2an ide-nya adalah 'genuine'...

Nah, bagi yang kurang (atau tidak) setuju dengan
pandangan beliau, akan lebih baik lagi kalau
penyanggahannya dibuat dengan baik (dan manis).
Jangan malah dengan umpatan, ledekan atau apapun
namanya.


Salam,
bRidWaN

At 04:35 PM 10/8/99 -0700, Priyo Pujiwasono wrote:
Bung +Anjas, Faran, Soe  YMT sudahlah, nggak usah
ribut2 (apalagi pakai voting:), musyawarah aja deh.
Biar $ bisa turun ke 5,000 perak.
Bagaimanapun kita harus hargai "keberanian" penulis,
- berani nekad, dan
- berani mengelabui Detik.com


--- Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Jelas paruh atas dari posting Bung Irwan tidak
 berhubungan dengan separuh
 yang bagian bawah dari posting ini. Mengapa?
 - Sudah ngomongin AR yang didukung banyak pihak
 kecuali PDIP+PKB.
   Ingat lho, PKB waktu itu belum tahu keseriusan
 pengangkatan Gusdur
   sebagai capres. Coba kalau sudah tahu, PDIP
 bakalan sendirian.
   Paling dibelain sama Matori yang sempet
 diiming-imingin jadi wapres.
 - Sudah ngomongin AT yang juga didukung oleh PDIP
 - Lagi-lagi kepercayaan RAKYAT untuk Megawati
 - Tidak memperhitungkan manuver PDIP yang berusaha
 merangkul Golkar
   dengan mengiming-imingi AT jawaban wakil presiden.
 - Jadi mana tuh kepercayaan rakyat bahwa PDIP anti
 Golkar?

 +anjas


 From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
 Reply-To: Indonesian Students in the US
 [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re:
 [cakit peut])
 Date: Fri, 8 Oct 1999 17:51:50 EDT
 
 In a message dated 10/8/99 12:01:46 PM Eastern
 Daylight Time,
 [EMAIL PROTECTED] writes:
 
   Untuk Irwan...
  Yaaahhh segitu aja kemampuannya... di
 challange tuh sama KKG...
kalau saya sih... udah bisa tulisan saya masuk
 koran, saya langsung
bikin analisa baru deh yang menyokong pendapat
 saya. Hancurin KKG
sekalian, liat sampai dimana dia bisa
 ber"argue"
 
 
 Irwan:
 KKG mengatakan "TIDAK MENJAMIN".
 Siapapun akan maklum dalam floating system, apalagi
 free floating
 system yg kita anut sekarang, pergerakan rupiah itu
 ditentukan
 oleh kekuatan pasar. Sekali2 bisa saja digerakan
 dengan intervensi,
 tapi buntut2nya ya kekuatan pasar lagi nanti yg
 akan lebih berperan.
 Jadi jelas tidak ada yg bisa menjamin, kalau justru
 ada yg
 berani bilang bisa menjamin, itu yg perlu
 dipertanyakan.
 Bank sentral Jepang saja sering kewalahan
 menghadapi kekuatan
 pasar seperti sempat 1-3 minggu terakhir ini
 menghadapi
 penguatan Yen terlalu cepat buat mereka.
 
 Saya pribadi juga tidak pernah mengeluarkan kata2
 menjamin
 karena memang kata2 "MENJAMIN" itu sangat
 diharamkan
 dilingkungan trader. Yang saya berikan hanyalah
 sebuah prediksi
 berdasarkan analisa2 yg saya lakukan. Silahkan mau
 dipercayai atau tidak, tidak ada paksaan alias
 bebas karena
 memang untung dan rugi ditanggung sendiri2:)
 Di milis [EMAIL PROTECTED] pun saya belum
 memberikan
 rekomendasi borong rupiah seperti yg sudah2 saya
 lakukan bila
 melihat sinyal kuat karena memang saya belum
 melihat sinyal
 kuat tersebut baik secara situasi atau pun grafik.
 Dari secara grafik
 saat ini sedang tahap konsolidasi untuk gerakan
 kencang berikutnya.
 Tunggu tanggal mainnya, pada saatnya nanti saya
 akan lepaskan
 rekomendasi (jual atau beli), bila sinyal itu sudah
 datang.
 
 Sudah beberapa kali saya memberikan rekomendasi
 borong rupiah di milis tersebut ketika rupiah
 beberapa kali
 mencoba menyentuh 10 ribu beberapa waktu yg lalu
 dan
 saat itu sudah beredar rumors kuat rupiah akan
 menembus
 10 ribu bahkan bisa lebih parah lagi. Saya
 lemparkan rekomendasi
 berikut analisa baik secara situasi dan juga grafik
 yg ada (para
 trader/spekulan sering menggunakan grafik sebagai
 salah satu
 pedoman gerakan). Faktanya? Beberapa kali rupiah
 gagal
 dipaksa tembus 10 ribu dan malah menguat menembus
 8000
 dan bahkan pernah menembus 7000. Selain rekomendasi
 borong rupiah, saya pun beberapa kali kasih
 rekomendasi
 profit taking dan saat itu rupiah memang akhirnya
 melemah.
 Apakah saya yg menggerakan rupiah? Jelas tidak,
 saya hanya
 mencoba mengantisipasi gerakan rupiah ke depan
 berdasarkan
 data2 yg saya miliki dan juga para trader lainnya
 miliki.
 Saya sebagai trader memang terbiasa dalam analisa2
 memberikan angka2 target. Ini yg tampaknya belum
 terbiasa
 dikonsumsi oleh sebagian masyarakat.
 
 Apakah di artikel tersebut KKG memberi jaminan
 bahwa rupiah
 tidak akan ke Rp5000 bila kondisi yg saya sebutkan
 terpenuhi?
 Tidak juga toh...:)
 Di akhir paragraf KKG menambahkan komentarnya bahwa
 rupiah saat ini undervalued. Dengan bahasa lain,
 KKG
 mengatakan rupiah akan menguat di waktu mendatang
 hanya
 saja dia tidak tahu bisa sampai berapa. Saya bisa
 menerima
 pendapatnya sebagai suatu pendapat. Pendapat saya
 tidak
 ditentukan atau pun dibatasi

Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-08 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/8/99 6:52:54 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Hehehehe...
  emang paling susah mengakui kelemahan seseorang. :)

Irwan:
Jangan takut, saya bukan tipe orang yg merasa diri super...:)
Di milis rupiah atau pun saham, kalau saya salah saya akan
katakan terus terang. Kalau saya bingung akan suatu gerakan,
saya juga katakan terus terang. Bung Ridwan dan bung Yusuf
yg kebetulan ikutan milis saham bisa mengkonfirmasikan
apa yg saya katakan ini.
Saya manusia biasa mengakui keterbatasan saya, tapi bukan
berarti saya harus rendah diri atas keterbatasan yg saya miliki.

Faran:
  Kalo boleh saya kasih analisa tentang rupiah sedikit.
  Menurut saya pribadi fluktuasi rupiah di Indonesia memang benar2 tidak
tahu
 diri.
  kenapa begitu. karena bila dilihat dari semua teori ekonomi tidak mungkin
 rupiah seperti sekarang ini.

  Bahkan soros sendiri yang ngancurin asia mengakui bahwa saat dia mencoba
 berspekulasi dengan mata uang asia, dia sendiri tidak pernah memiliki
analisa
 rupiah akan free fall seperti ini.

Irwan:
Soal Soros? Jangan khawatir, dia tetap manusia biasa yg terbuka
kemungkinan salah. Keberhasilan di Poundsterling tidak menjadikan
garansi dia akan berhasil di Yen yg memang terbukti dia loss sewaktu
bermain Yen. Kenapa dia (juga saya) tidak pernah menyangka
rupiah kemarin2 itu bisa sampai free fall? Menurut saya karena
dia (juga) tidak bisa memperkirakan berapa banyak rupiah yg kabur
dari tanah air dalam bentuk dolar yg dilakukan oleh para pengusaha
dan pejabat kita serta juga sebagian masyarakat lainnya.

Seiring dengan berjalannya waktu, kini grafik rupiah sudah terbentuk.
Dulu belum terbentuk karena kita yg mengenal manage floating system.
Tampaknya pasar saat itu sedang mencari arah.
Saya termasuk yg dibilang gila ketika memberikan prediksi rupiah
akan kembali menembus 10 ribu ketika saat itu berada di 14 ribu.
Beberapa kali analisa saya harus bertentangan dengan rekan
Theo Toemion akan arah gerakan rupiah, dan tampaknya rekan2
di milis rupiah seperti yg pernah salah seorang ungkapkan secara
terbuka dia lebih mempercayai analisa saya ketimbang Theo.
Apakah saya lebih jago dari Theo? Jelas itu bukan ukuran
menentukan jago karena kami para trader analis sama2 mengakui
bahwa analisa hanyalah sebuah analisa yg bisa memiliki perbedaan
asumsi. Seorang rekan di milis rupiah bahkan pernah ada yg meminta
agar saya juga memberikan analisa2 atas tulisan dari
pemain/analis asing yg sering dimuat reuter dan dikirimkan
secara periodik oleh seorang netter. Saya hanya menjawab bahwa
setiap analisa itu biasanya punya asumsi2. Biarlah analisa2 pihak
asing dan saya tersebut di milis rupiah tetap tampil apa adanya.
Tinggal terserah anggota milis melihat dan menilai mana yg menurut
mereka lebih tepat ke lapangan. Saya pun sering mengingatkan
pada mereka bahwa jangan percaya penuh dengan apa yg dikatakan
oleh analisa baik lokal mau pun internasional. Mereka juga perlu
melakukan juga riset (DD) sendiri sebelum mengambil keputusan.
Karena memang seorang analis tidak akan pernah memberikan
jaminan 100% atas kebenaran analisanya.

Faran:
  Beberapa proffesor saya di American Uni. sendiri paling males kalo udah
 bahas masalah Indonesia beserta currencynya.
  alasannya: apapun teori yang dipake pasti salah. terlalu aneh.. bukan
sulit .
 .. terlalu aneh untuk diprediksi. terlalu banyak faktor x yang berperan.

Irwan:
Ini yg mungkin menjadi nilai tambah saya karena kebetulan
saya orang Indonesia dan bisa tahu lebih cepat dari mereka...:)
Saya pun dulu yg termasuk menentang arus dengan membuat
analisa yg keluar dari teori biasa dimana saya menyarankan
bila ingin melihat rupiah menguat dan inflasi menurun, maka
pemerintah harus menurunkan suku bunga:)
Terbukti setelah akhirnya pemerintah lewat BI mengambil
kebijakan seperti itu, inflasi dan rupiah menguat:)
Bandingkan dengan IMF yg saat itu malah menyarankan
menaikkan suku bunga dan pajak agar mencegah hyperinflation
dan jatuhnya mata uang lebih jauh.
Pernah saya singgung dalam analisa panjang yg pernah saya
buat bulan Januari (bukan Februari) 1998. Ringkasannya bisa dilihat disini:
http://www.geocities.com/WallStreet/2055/ringk.html
Anda juga bisa perhatikan apa2 saja usulan saya tersebut
yg dilakukan pemerintah dan mana2 saja yg belum.
Baca juga analisa panjangnya yg dapat didownload dari alamat
dengan mengunjungi alamat di atas.

Faran:
  Politik memang ikut berperan tapi tidak banyak. paling 10 % .. sisanya
 banyak banget..

Irwan:
Dan anda percaya ucapan dosen asing anda tersebut
atas angka 10%? Anda tidak bersikap kritis dengan bertanya
kenapa 10%? Kenapa tidak 5% atau 25%? Apa dasarnya dia
mengatakan 10%, apakah didukung oleh data ataukah hanya
ngira2 saja? Ataukah karena dia dosen anda maka anda
amin-kan semua pendapatnya?
Sudah saatnya kita lebih kritis walau itu diucapkan oleh bule
sekalipun. Mereka sama2 manusia seperti kita, bedanya
mereka bule kita bukan, itu saja...hehehehe

Faran:
  itulah makanya waktu saya baca 

Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-08 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/8/99 8:31:24 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Kalau saya ingin menghimbau, tulisan Bung Irwan
  belum tentu benar, tetapi paling tidak beliau
  telah berani mengeluarkan hasil pemikirannya.
  Dan mudah2an ide-nya adalah 'genuine'...

Irwan:
Betul bung bridwan. Dalam suatu analisa/prediksi saya tidak
pernah membuat "JAMINAN 100%" .
Mungkin karena masih ada bagian masyarakat yg belum
bisa membedakan mana opini seseorang dan mana berita.
Opini atau pun analisa2 saya atas rupiah dan saham semuanya
berdasarkan pengamatan atas pasar, karakter pasar, sentimen
pasar. Saya hanya coba terjemahin dalam bentuk kata2
dan sekaligus mencoba mengantisipasi bila suatu skenario
terjadi. Saya katakan bahwa bila Megawati bisa terpilih
secara aklamasi rupiah akan mencoba menembus Rp5000
hendaknya tidak diartikan bahwa kalau capres lain terpilih,
katakanlah Gus Dur, maka rupiah akan anjlok. Di dalam
artikel tersebut pun saya tidak membuat prediksi sedikitpun
akan rupiah dan saham bila capres yg terpilih adalah Gus Dur.
Kenapa? Karena memang saya kurang data untuk hal tersebut.
Selama ini sepengamatan saya terhadap pergerakan2 yg ada
ya mengidentifikasikan hal demikian.
Nah, kalau mau menyangkal opini saya, silahkan tunjukan
hal tersebut. Tapi jangan hanya mengirimkan komentar2
yg hanya penuh emosional saja. Walau demikian saya maklum
koq, tampaknya analisa yg saya berikan tidak sesuai dengan
harapan mereka atau bahkan mungkin interest mereka...:)
Makanya, saya mah bisa maklum bila ada ketakutan
rakyat2 kecil yg memilih Megawati bisa ngamuk bila
jagoannya/harapannya tidak terpenuhi. Lah yg katanya
educated bisa ngamuk/emosional membaca pendapat yg
tidak sesuai dengan pikiran ataupun kepentingannya.

Bukankah jadi aneh dilihat, di satu sisi mereka meminta pemilih
Megawati untuk bisa menerima bila nanti capres yg terpilih
tidak sesuai dengan yg mereka mauin, eh di sisi lain mereka
ngamuk/emosional ketika membaca suatu opini yg tidak
sesuai dengan harapan/kepentingan mereka. Ironis memang...:)

bridwan:
  Nah, bagi yang kurang (atau tidak) setuju dengan
  pandangan beliau, akan lebih baik lagi kalau
  penyanggahannya dibuat dengan baik (dan manis).
  Jangan malah dengan umpatan, ledekan atau apapun
  namanya.

Irwan:
Ini yg saya tunggu2 sebenarnya.
Soal 35% yg katanya tidak bisa dikatakan mewakili rakyat,
sudah saya berikan landasan berpikirnya.
Soal angka Rp5000 pun sudah saya berikan perhitungan
atas dasar perbandingan negara dan situasi.
Soal kenapa Megawati, juga sudah saya berikan dasar
pemikirannya.
Soal kenapa sebaiknya tidak voting tapi secara aklamasi pun
sudah saya berikan dasar pemikirannya.
Walau demikian, saya sadar koq kemungkinan tidak voting
itu kecil, tapi itu tidak menyurutkan saya untuk menyuarakan
kebenaran yg menurut saya perlu kita terapkan. Sama juga
seperti upaya menghapus korupsi yg bisa dibilang hampir
tidak mungkin. Tapi, walau hampir tidak mungkin itu toh
bukan berarti kita jadikan alasan untuk tidak bersuara, bukan?

Namanya opini itu masih bisa diperdebatkan.
Umumnya sih akan berkisar pada asumsi yg digunakan.
Tapi, bagaimana kita bisa adu argumentasi kalau
yg memberi respon hanya kasih komentar2 seperti:
"detik.com kecolongan", "koq cuma segitu doang analisanya",
"terlalu optimis", "sudahlah, irwan ngga usah diladeni", "jauh2
sekolah bisanya cuma nulis segitu", dan komentar2 sejenis
yg sudah rekan2 lihat sendiri.


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu