Re: [envorum] Kekayaan Hayati Kita Menakjubkan

1999-01-16 Terurut Topik Djuni Pristiyanto
Lho, bahkan kolamnya pun berisi susu!
Tapi mengapa rakyat Indonesia tetap saja banyak yang miskin?

Salam,
Djuni Lethek

At 07:20 15/01/99 +0700, you wrote: 

Salam hijau,

Lho, tongkat dan batu saja ditanam jadi tanaman kok :-))

Salam Lestari
Avian W

At 21:01 14/01/99 +0700, you wrote:
>Tempo Interaktif, NO. 16 TAHUN XXVII - 19 Jan - 25 Jan 199 
> 
>Kekayaan Hayati Kita Menakjubkan

___ Mulai langganan envorum: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan envorum: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip envorum di http://www.egroups.com/list/envorum
BARU!! Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id 

Re: [envorum] Pemboman Ikan Disesalkan

1999-01-16 Terurut Topik Djuni Pristiyanto
Wah tampaknya Mas Avian paham mengenai masalah2 di TN Alas Purwo dan sering jalan2 di sana. Kapan-kapan (setelah Lebaran) kalau mau, Mas Avian saya undang ke Jember (atau bila lagi sedang ke Banyuwangi, mampir di Jember) untuk diskusi masalah tersebut dengan teman2 pecinta alam dan lsm.

Teman2 di Jember mempunyai jaringan cukup lumayan di kalangan pecinta alam, lsm, ponpes, SBKSDA Jatim II dan masyarakat di wilayah Eks. Karisidenan Besuki. Mungkin media itu dapat dipakai untuk melakukan sesuatu yang berguna untuk TN Alas Purwo, atau cara-caranya kita pikirkan bersama nanti setelah ada pertemuan. Saya dapat memfasilitasi kegiatan tersebut selama di Jember.

Salam,

Djuni "Lethek" Pristiyanto
MMB (Mitra Meru Betiri)
Jl. Mangga V No. 41 Jember
Telp/fax: (0331) 423786

At 07:17 15/01/99 +0700, you wrote: 

Salam Hijau,

Wah, ternyata orang kita sekarang udah terpengaruh film Hollywood ya...saya pernah mengalami sendiri mas peristiwa kaya gini, selama saya penelitian di TN Alas Purwo Banyuwangi hampir tiap hari saya dapat ikan gratis dipinggir pantai, tapi ada yang kepalanya udah hilang, separo badan, atau tinggal ekornya saja...saya sendiri tahu siapa yang melakukan pengeboman, tapi apa daya dari saya ini mas yang seorang diri...sedangkan pengamanan dari pihak taman nasional juga tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk melakukan pengamanan dikawasan laut...padahal laut di sana cukup berbahaya lo mas...
Bagaimana mas seharusnya saya menghadapi yang seperti ini

Salam Lestari,
Avian W

___ Mulai langganan envorum: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan envorum: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip envorum di http://www.egroups.com/list/envorum
BARU!! Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id 

Re: [envorum] Lingkungan Indonesia Mundur 30 Tahun

1999-01-16 Terurut Topik Djuni Pristiyanto
Eh, mau tanya dikit :
Apakah dulu maju, sehingga sekarang "mau mengakui" telah mundur 30 tahun itu dianggap sebagai suatu kemajuan?

Salam,
Djuni Lethek

At 07:06 15/01/99 +0700, you wrote: 

Salam hijau Mas Djuni'

Ah dari dulu kita tak pernah maju kok mas, untung-untung sekarang kita sudah "mau mengakui" kalo kita telah mundur 30 tahun, ini suatu kemajuan :-))

Salam Lestari,
Avian W

At 21:21 14/01/99 +0700, you wrote:
>Kompas OnLine, Kamis, 14 Januari 1999
> 
>Lingkungan Indonesia Mundur 30 Tahun

___ Mulai langganan envorum: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan envorum: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip envorum di http://www.egroups.com/list/envorum
BARU!! Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id 

[envorum] Bentuk Protes Dalam Sikap Budaya Irian

1999-01-22 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

SUARA PEMBARUAN DAILY

Bentuk Protes Dalam Sikap Budaya Irian

JAKARTA - Janganlah pijak tempat ini dengan sepatu, sebab tanah ini keramat
dan keadaannya masih seperti semula saat dibuat oleh Penciptanya. 

Urus, jaga dan peliharalah tanah itu, sebab itulah yang menjaga dan
memelihara manusia. Jika Anda memusnahkannya, manusia musnah pula.

Di tempat kita berdiri, rumput itu rimbun dan kusut sehingga tanah di
bawahnya tak tampak. Tetapi, bukit-bukit yang menghijau itu semakin rusak,
makin turun ke bawah makin berubah keadaannya.

Bahkan kian merah dan gundul; air hujan dan kabut tak dapat lagi diserapnya
dan arus dalam jurang-jurang itu pun menjadi kering. 

Sudah terlalu banyak ternak yang menghabiskan rumput itu dan sudah terlalu
banyak api yang membakarnya. Sehingga, tanahnya menjadi kasar dan banyak
bagian-bagian yang tajam seperti batu-batu yang dapat melukai kaki.

Tanah ini tidak terurus, tidak dijaga dan tidak terpelihara, tak ada lagi
faedahnya dan tak bermanfaat lagi bagi manusia. 

Tak terdengar lagi siulan titihoya (sebangsa burung semak-semak) di tempat
ini. Suasana bukit-bukit besar yang merah ini sunyi. Tanahnya
terkoyak-koyak. Halilintar menyambar puncak-puncak bukit itu.
Gumpalan-gumpalan awan meliputinya dan anak-anak sungai yang telah mati
menjadi hidup kembali, penuh darah merah dari tanah.

Di lembah-lembah, perempuan-perempuan membanting tulang meluluhkan
sisa-sisa tanah. Jagung yang ditanami tampak kerdil.

Lembah-lembah ini seolah-olah tempat nenek-nenek dan kakek-kakek, yakni
ibu-ibu yang telah ditinggalkan oleh anak-anaknya.

Tanah itu tak dapat lagi memberikan nafkah bagi mereka.

Demikian antara lain ungkapan Alon Paton, dalam novelnya Ratapan Tanah Air
terbitan Pustaka Sinar Harapan Jakarta 1982. Kata-kata dalam buku aslinya
Cry, The Beloved Country, yang diterjemahkan Gayus Siagian (alm).

Ungkapan novel itu kini bisa dimaksudkan mengisyaratkan tentang alam
Indonesia khususnya Irian Jaya (Irja).

Wilayah Irian Jaya yang seluas empat kali Pulau Jawa ini semoga tak
mengalami nasib seperti itu.

Sejalan dengan era reformasi, hingga kini rakyat Irian Jaya menginginkan
terjadinya disintegrasi. Sikap demikian sebenarnya tak perlu ditanggapi
sebagai pola "makar, separatis" terhadap pemerintahan negara kesatuan
Republik Indonesia. 

Sudah waktunya pemerintah mengoreksi diri. Apakah selama 35 tahun
kembalinya IRIAN (Ikut Republik Indonesia Anti Nederland) ke pangkuan Ibu
Pertiwi terjadi pelanggaran hak asasi manusia, diskriminatif, ketidakadilan
dan perusakan alam negeri Cenderawasih? 

Di sana kini jarang terdengar kicauan burung cenderawasih yang bersiul
riang, karena pohon tempat bersarang dan gua kediamannya telah punah. 

Hutan warisan nenek moyang penghuni negeri Tabi (negeri matahari
terbit-bahasa Tobati Jayapura) porak-poranda disayat mesin chensauw. 

Bahkan, alih kepemilikan hutan selama 35 tahun berlangsung tanpa diketahui
masyarakat setempat. Mereka dilarang mengambil hasil hutan di tanah warisan
leluhurnya.

Seperti diungkapkan Mayjen TNI (Purn) Samsudin, mantan anggota DPR (kini
anggota Komnas HAM) dalam mass media beberapa waktu lalu, "Tanah-tanah di
Irian telah dikavling penduduk Jakarta, tanpa diketahui pemilik dan
pemerintah daerah."

Kelompok pendatang ibarat semut beriringan datang hendak menikmati gula di
Irja dan dengan cara tak terpuji menguasai ribuan hektare tanah. 

Akibatnya, penduduk setempat tersisih ke pinggiran kota, pedalaman bahkan
membangun pemukiman di atas laut. 

Kenyataan ini dapat dibuktikan, ketika pemerintah daerah mencari tanah
untuk pembangunan fasilitas pemerintahan sangat sulit. 

"Pemda Irja harus membeli tanah dari "pemilik" yang bukan orang Irian. Hal
ini menunjukkan, mereka telah kehilangan roh dan jiwanya."

Hanya Jadi Alat 

Di bidang pendidikan; ribuan lulusan SD, SLTP, SLTA dan perguruan tinggi
(PT) banyak yang menganggur. Penerimaan pegawai negeri sipil (PNS) lebih
banyak mengutamakan orang luar Irja.

Sejumlah sarjana lulusan PT di daerah lainnya, memiliki kartu tanda
penduduk (KTP) Sorong, Manokwari, Biak, Jayapura dan Merauke, walau tidak
pernah bermukim di Irja. 

Bidang studinya sama dengan lulusan Universitas Cenderawasih di Jayapura
dan Manokawari Irja. Mengapa pemerintah daerah tidak menerima lulusan
setempat? 

Ketersisian masyarakat Irja terlihat di kota seperti Jayapura, Sorong dan
Biak. Mereka kebanyakkan hanya bisa menyaksikan dari luar kaca pasar
swalayan di mana pembelinya kelompok pendatang. 

Demikian pula dengan banyaknya proyek pembangunan yang mengarah kepada
kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN). Kesempatan bertugas di Irja bukan
untuk membangun, tetapi menghimpun kekayaan untuk membangun "istana". 

Rakyat hanya menjadi "alat" bukan "sasaran" pembangunan. Perencanaan
pembangunan tidak berdasarkan aspirasi masyarakat.

Kalau ada proyek yang gagal, pemerintah lebih mengedepankan rakyat "malas"
atau transportasi yang sulit.

Sikap Protes

Menanggapi sikap yang demikian, Sabam Sirait, mantan Anggota DPR Daerah

[envorum] Tarsan Dari Hutan Belantara Camba Maros, Sulsel

1999-01-23 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

SUARA PEMBARUAN DAILY, Sabtu, 23 Januari 1999 

Tarsan Dari Hutan Belantara Camba Maros, Sulsel 

Ujungpandang - Keahlian manusia berkomunikasi dengan binatang dalam hutan
belantara seperti yang digambarkan dalam film Tarzan, ternyata bukan hanya
hayalan belaka. Bahasa binatang liar sekalipun dalam hutan itu asal
dipelajari dengan tekun dapat dikuasai dan cukup menyenangkan.

Haro (42,) misalnya warga Labuaja Kecamatan Camba Maros Sulawesi Selatan
bisa membuktikan hal itu. Dan hutan belantara Camba yang cukup menyeramkan
itu memberi inspirasi bagi Haro belajar bagaimana berkomunikasi dengan
binatang hutan tersebut. Ayah tiga orang anak inipun memiliki keahlian
seperti Tarzan yang bisa memanggil binatang dengan suara khusus.

Seperti layaknya si Tarzan, Haro bisa mengumpulkan kera-kera yang terpencar
dan hidup dalam hutan Cagar Alam Karaenta di kawasan Camba Maros. Lelaki
pendiam asal Tanatoraja kelahiran Maros ini memiliki kemampuan sama dengan
Tarzan sehingga Haro pun dijuluki si Tarzan dari Camba Maros.

Hanya dengan siulan khas dalam waktu sekejab, Haro bisa mengumpulkan
puluhan kawanan kera yang masih liar di kawasan hutan Cagar Alam Karaenta
itu. Sekali bersiul, sekitar 40 ekor kera yang tergabung dalam satu
kerajaan kecil bermunculan dari atas tebing batu dan pepohonan dalam hutan. 

Kebolehan "Tarzan" itupun ditunjukkan Haro ketika Pembaruan mengunjungi
kawasan Cagar Alam Karaenta Camba Maros (57 km dari Ujungpandang) Selasa
(12/1) lalu. Tak kurang Kepala Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam
(SBKSDA) Sulsel Ir Edi Djuharsah yang menyaksikan kebolehan anak buahnya
itu, terheran-heran.

Kawanan kera mulai dari yang masih kecil sampai yang kepalanya putih tanda
sudah tua dan dipimpin kera besar sebagai raja itupun melompat-lompat
kegirangan mendekati Haro dengan jinaknya. Haro lalu menghambur oleh-oleh
makanan ringan berupa jagung ke arah kawanan kera yang segera makan dengan
lahapnya.

Dari Raya Kera

Bagaimana Haro bisa berkomunikasi dengan binatang liar di hutan belantara
itu dan dari mana dia belajar. Haro yang kadang dijuluki pula sebagai
pawang kera, mengaku berguru dengan tekun dan sabar justru dari raja kera
sendiri dalam waktu cukup panjang empat tahun lamanya.

Haro yang sempat mengenyam pendidikan sampai tamat SD di Labuaja ini sejak
tahun 1978 mulai bekerja sebagai petugas Jagawana di Cagar Alam Karaenta
Maros. Tugas menjaga hutan itu dilakukan dengan penuh tanggung jawab. "Haro
adalah petugas Jagawana yang penuh disiplin, dia benar-benar "pengawal"
(Cagar Alam) Karaenta, "tutur Baharuddin petugas Jagawana lainnya di
Bantimurung.

Jagawana yang satu ini benar-benar mencintai pekerjaannya sebagai penjaga
hutan agar tetap lestari tidak dirusak tangan jahil. Meskip hanya tamat SD,
namun keakraban dan kecintaannya pada alam itu membuat Haro memiliki
kemampuan yang dapat dipandang sebelah mata oleh peneliti kualifikasi
doktoral sekalipun.

Dia bisa menghapal banyak nama-nama fauna dan flora dalam bahasa Latin. Tak
heran kalau Haro sering membimbing dan memandu mahasiswa dari beberapa
perguruan tinggi seperti Universitas Hasanuddin (Unhas) Ujungpandang atau
Institut Pertanian Bogor (IPB) yang melakukan penelitian di kawasan Cagar
Alam Karaenta ini.

Bahkan, beberapa peneliti asing seperti dari Perancis dan Jepang pernah
dipandu seorang diri oleh Haro mengitari kawasan hutan Karaenta yang
luasnya 1.000 km persegi itu. Ketika mengantar Prof Dr Kunio Watanabe,
peneliti yang mendalami monyet dari Kyoto University Jepang tahun 1979,
Haro pun mulai belajar mengenali dunia kehidupan kera di Karaenta itu.

Selama empat tahun, Haro belajar menirukan bagaimana raja kera menghimpun
rakyatnya melalui siulan ala kera. "Saya belajar bagaimana memanggil kera
itu justru dari raja kera sendiri selama empat tahun. Saya belajar
menirukan siulan itu dan akhirnya saya coba, ternyata kera-kera itupun bisa
saya panggil seperti sekarang, "tutur Haro.

Kera Hitam 

Kawasan Cagar Alam Karaenta Camba Maros yang letaknya persis di poros jalan
menuju Soppeng-Bone ini kata Kepala Sub Balai KSDA Sulsel Ir Edi Djuharsa
memang terkenal dengan kera hitam (Macaca maura)-nya. Jenis spesies kera
hitam yang mendiami kawasan hutan tersebut merupakan endemik (khas) Sulawesi.

Menurut hasil penelitian Prof Dr Kunio Watanabe dari Kyioto University
tahun 1979, kera hitam jenis ini hanya ada di Sulawesi khususnya Camba
Maros dan tidak ditemukan di daerah Nusantara lainnya ataupun di kawasan
dunia lainnya. Kera ini mempunyai kekhasan tak berekor dan sifatnya berbeda
dengan kelompok kera yang berada di daerah lain.

Penelitian Watanabe juga menyimpulkan, jenis kera di Cagar Alam Karaenta
ini darahnya bisa ditransfusikan ke tubuh manusia. Sementara mengenai pola
hidup kera hitam juga diamati peneliti Jepang lainnya Dr Suwici Masunara
pertengahan
Desember 1998 lalu. Menurut Masunara kera di Karaenta terdiri dari beberapa
kerajaan kecil dan tiap kelompok terdiri dari
40-an kera.

Setiap kerajaan kecil kera memiliki areal kekuasaan hutan 

[envorum] Kelestarian Kupu-kupu Bantimurung Memprihatinkan

1999-01-23 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

SUARA PEMBARUAN DAILY, Sabtu, 23 Januari 1999

Kelestarian Kupu-kupu Bantimurung  Memprihatinkan

MAROS - Kupu-kupu sebagai lambang keindahan dan kelemahlembutan selalu
menarik perhatian, sehingga Goh (1993) menyebut kupu-kupu tersebut sebagai
satu-satunya kelompok serangga yang tercantik di dunia. 

Kenyataannya, sejak masa lampau serangga pengisap madu ini telah menjadi
objek penelitian ilmiah, kemudian berkembang menjadi objek wisata yang
banyak digemari.

Keindahan yang dimiliki serangga ini, telah menjadikannya sebagai salah
satu objek wisata, yang mempunyai daya tarik tinggi dan mendatangkan banyak
devisa. 

Akibatnya, perburuan/penangkapan serangga untuk tujuan pariwisata ini,
meningkat di berbagai negara.

Sejak awal tahun 1980-an, pameran kupu-kupu hidup mulai berkembang,
menyusul diperkenalkannya "London Butterfly House di Syon Park England
(Inggeris). 

Industri pariwisata baru ini kemudian disusul dengan bermunculannya
rumah-rumah kaca, yang memamerkan berbagai jenis tumbuhan tropis di seluruh
Britania.

Asia pun tak ketinggalan. Pameran kupu-kupu hidup pertama kali diadakan di
Penang, Malaysia pada Maret 1986. 

Pameran ini dinilai merupakan salah satu proyek wisata paling sukses dan
banyak diikuti beberapa negara tropis lainnya. 

Pada dekade terakhir, taman kupu-kupu bermunculan di seluruh penjuru dunia,
seperti di San Diego Wild Animal Park, The Toronto Zoo, Marine Africa
Safari Park di California dan di Nooder-Dierenpark Zoo Holand, Continental
Europe,
Scandinavian Region, North American Region dan Zone temperate lainnya di
Asia, termasuk Bali.

Perburuan Besar

Seiring dengan kian terkenalnya kupu-kupu sebagai objek wisata yang
potensial, telah menyebabkan nilai ekonomis serangga tersebut semakin
meningkat dan menggiurkan. 

Hal ini telah meningkatkan pula minat masyarakat melakukan perburuan/
penangkapan kupu-kupu secara besar-besaran.

Keindahan dan kecantikan itu telah menjadi bumerang bagi kupu-kupu itu
sendiri. Perburuan/penangkapan besar-besaran untuk tujuan wisata, telah
mengancam kelestarian serangga ini, baik populasi maupun jenis (spesies)
dari waktu ke waktu.

Kenyataan ini juga telah menimpa kupu-kupu di kawasan hutan Bantimurung,
Maros, Sulawesi Selatan.

Pakar Zoologi, Alfred Russel Wallace, asal Inggeris (1856) menjuluki
Bantimurung sebagai The Kingdom of Butterfly, karena di kawasan ini
terdapat berbagai jenis dan spesies kupu-kupu. 

Wallace menemukan sekitar 270 jenis kupu-kupu (butterfly) di kawasan
Bantimurung. Jumlah ini sekitar 10,8 persen dari jenis kupu-kupu yang ada
Indonesia saat itu.

Karena itu, Bantimurung juga disebut sebagai Taman kupu-kupu terlengkap di
dunia. Namun, sebutan sebagai The Kingdom of Butterfly kini tinggal kenangan. 

Populasi dan jenis maupun spesies kupu-kupu Bantimurung, kini kondisinya
memprihatinkan dan sudah di ambang kepunahan.

Julukan Bantimurung The Kingdom of Butterfly dalam kenyataannya tinggal
kebanggaan masa lalu. 

Menurut hasil penelitian terakhir yang dilakukan Dr Mappatoba Sila dari
Universitas Hasanuddin (Unhas) 1997 menunjukkan, dari sekitar 270 jenis
kupu-kupu yang ditemukan Wallace di kawasan Bantimurung, kini tinggal 147
jenis atau sekitar 50 persen jenis kupu-kupu itu telah punah.

Sisa 147 jenis kupu-kupu Bantimurung, Maros (47 km dari Ujungpandang),
dapat ditemukan dalam areal kawasan yang cukup luas. 

Kawasan itu meliputi Taman Wisata Alam Bantimurung, di mana terdapat air
terjun, Cagar Alam Bantimurung, Taman Wisata Gua Pattunuang, Cagar Alam
Karaenta serta sekitar Gua purbakala Leang-leang Maros. 

Di lima kantong kupu-kupu yang secara administratif masuk dalam wilayah
Kecamatan Bantimurung, ditemukan lima jenis kupu-kupu langka yang telah
dilindungi. 

Kelima jenis kupu-kupu itu; Troides hypolitus, Troides helena, Troides
halipron, Papilio adamanthis dan Chetosia myrana.

Sekitar 15 jenis lainnya dari sisa 147 jenis kupu-kupu yang ada di
Bantimurung ini, masuk dalam daftar perdagangan kupu-kupu internasional
seperti; Troides cellularis, Troides halipron, Troides hypolitus, Papilio
gigion, Papilio sataspis,
Papilio ascalaphus, Papilio blumei, Papilio adamanthus, Graphium milon,
Graphium meyeri, Graphium rhesus, Graphium androcles, Graphium deucalion,
Graphium auceledes dan Chilasa veiovis. 

Jenis kupu-kupu di kawasan Bantimurung terdiri dari beberapa famili
(spesies). Misalnya, famili Papilionidae meliputi 34 jenis, famili
Nymphalidae(38), Satyridae (10), Danaidae (16), Amathusidae (3), Licaenidae
(9), Pieridae (22), Libithedae (3), Riodinidae (4) dan famili Saturnidae.

Penangkaran

Pihak Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam (SBKSDA) Sulsel telah
mengembangkan penangkaran kupu-kupu sejak tahun 1995, di lokasi Taman
Wisata Alam Gua Pattunuang Bantimurung, Maros. Tujuannya, untuk
menyelamatkan kupu-kupu dari kepunahan. 

Melalui penangkaran tersebut, berbagai jenis dan spesies kupu-kupu dapat
dibiakkan, sehingga populasinya bertambah banyak kembali (restorasi) dan
menjamin kelestarian (preservasi). 

Kupu-kupu 

Re: [envorum] Etika mengirim posting

1999-01-24 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

Mbak Diah Parahita,

Terima kasih atas kritikannya. 

Pertimbangan saya adalah bahwa tidak semua kawan-kawan mempunyai kesempatan
dan waktu untuk dapat mengakses site-site online. Dengan menyajikan berita
lingkungan secara lengkap, walau copyan dari site online, kawan-kawan bisa
memperoleh informasi yang terbaru tanpa perlu terlalu bersusah payah. Niat
saya adalah ikut menyebarkan berita-berrita lingkungan seluas dan selengkap
mungkin, dan lagi pula saya senang bikin kliping. 
Jadi, sekali mendayung, empat lima pulau terlampaui.

Akan tetapi, kalau tindakan saya ini mengganggu rekan-rekan yang lain saya
minta maaf. Untuk selanjutnya saya tunggu komentar dan masukan dari
kawan-kawan. Bila forum di milis ini atau moderator Envorum tidak
menghendaki pengiriman berita/artikel copyan lengkap dari site online, maka
akan saya stop pengiriman berita/artikel tersebut.

Salam hangat, 
Djuni Lethek  
 
At 16:34 24/01/99 +-700, Diah Parahita wrote:
Mas Eri, 
Sebagai administrator milis envorum, mohon tanggapan donk untuk posting
yang memuat salinan berita dari surat kabar online. Hal ini sepertinya
pernah terjadi juga di salah satu milis dan terus terang diprotes karena
dianggap berita-berita itu dapat dibaca sendiri oleh netter melalui
site-site tersebut. Kalau dicuplik sedikit untuk kemudian diberi komentar
guna memancing diskus mungkin masih bisa diterima tetapi kalau hanya sekdar
menyalin berita, apakah hal itu bisa diterima. Lagipula kasihan khan untuk
para pemilik site yang mengharapkan agar site-nya dikunjungi. Apalagi kalau
site itu ada kepentingan pemasangan iklan semakin banyak yang berkunjung
berarti semakin banyak pemasang iklan yang tertarik untuk memasang iklan di
situ. Tolong donk tanggapan dari teman-teman di milis envorum. Kalau saya
sich, terus terang cukup terganggu dengan adanya posting-posting tersebut.
BTW, saya mengucapkan terima kasih atas usaha yang telah dilakukan oleh
pengirim posting tersebut. Tetapi ti!
dak adakah jenis posting lain yang tidak hanya menyalin dari suratkabar on
line tersebut Mohon maaf lahir dan batin kalau posting saya ini terlalu keras.

salam
Diah. 


___
Mulai langganan envorum: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan envorum: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Arsip envorum di http://www.egroups.com/list/envorum

BARU!! Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id



[envorum] (1) La Nina Di Pekalongan Menguntungkan Nelayan (2) 511 Rumah Di Pekanbaru Terendam Air

1999-01-24 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

SUARA PEMBARUAN DAILY, Minggu, 24 Januari 1999

La Nina Di Pekalongan Menguntungkan Nelayan

Pekalongan, Pembaruan

Bencana bahaya La Nina yang sangat diperhitungkan dan ditakuti oleh
sebagian masyarakat, ternyata justru mendatangkan keuntungan bagi para
nelayan di sepanjang pantai Pekalongan. 

Sejak sebulan terakhir ini, para nelayan di pantai Pekalongan larut dalam
kegembiraan karena melimpahnya hasil tangkapan ikan. Mereka bisa menikmati
panen ikan menjelang lebaran. Tak mengherakan kalau suasana lebaran di
Pekalongan tahun ini tampak lebih semarak dibanding tahun sebelumnya.

''Ikan banyak didapat, harga sedang meningkat,'' kata seorang pengusaha
kapal Pekalongan Mohammad Rusman yang menyewakan kapalnya kepada para
nelayan yang membutuhkan. Menurutnya, para pemilik kapal dan para nelayan
sebelumnya sempat bergeming mendengar akan adanya bahaya La Nina. 

Apalagi tanda-tanda itu sudah mulai tampak di perairan Pekalongan dengan
datangnya gelombang pasang air laut dan munculnya banjir akibat curah hujan
yang sangat tinggi. Tetapi kenyataan yang didapat, hasil tangkapan ikan
sangat banyak sehingga menyelang lebaran mereka mendapatkan hasil yang
cukup memadai. 

Kepala Pelabuhan Perikanan Pekalongan Ir. Abdul Rochim ketika ditanya
membenarkan adanya gejala La Nina dengan munculnya gelompang pasar air
laut.(057)

-
511 Rumah Di Pekanbaru Terendam Air 

Pekanbaru, Pembaruan

Banjir akibat meluapnya air sungai Siak di Pekanbaru sampai Mingu (24/1)
pagi masih berlangsung walaupun sudah menunjukkan penurunan dibanding
minggu lalu. Luapan air yang pernah mencapai lebih dua meter dari permukaan
sungai, kini surut lebih dari 50 centimeter. 

Akibat banjir yang sudah berlangsung selama sepekan itu tercatat 200 rumah
dari 485 kepala keluarga yang berada di kampung dalam, Kecamatan Senapelan,
tegenang air. Sedangkan di kelurahan Meranti Pandak, mengakibatkan 311
rumah penduduk tergenang.

Kakanwil Depsos Riau Drs. Rustam Effendi dalam keterangan kepada Pembaruan
Sabtu (23/1) sore menyebutkan instansinya telah memberikan bantuan kepada
para korban berupa satu ton beras. Selain itu disiapkan pula sejumlah
petugas Depsos guna memantau kemungkinan terjadinya luapan air susulan.

Namun yang perlu mendapat perhatikan lebih lanjut adalah kemungkinan
munculnya penyakit usai air sungai Siak surut. Karena itu Departemen
Kesehatan dan instansi terkait lainnya perlu juga melakukan
antisipasi.Menurut data yang ada di Kanwil Depsos Riau di Kecamatan Rumbai
terdapat 1680 KK yang perlu mendapat bantuan akibat banjir tersebut.
Sementara Caltex
berjanji mendrop obat-obatan dan sembako bagi penduduk yang terkena musibah
tersebut.

Selain itu diharapkan bagi instansi-instansi pemerintah maupun swasta untuk
ikut membantu menanggulangi musibah ini. Meski air sungai Siak Minggu
(24/1) pagi telah surut akan tetapi hujan yang terjadi di hulu masih
memungkinkan naik permukaan air, sehingga penduduk yang diam
didaerah-daerah rawan perlu waspada. (M-8)

The CyberNews was brought to You by the OnLine Staff

Last modified: 1/24/99 


___
Mulai langganan envorum: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan envorum: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Arsip envorum di http://www.egroups.com/list/envorum

BARU!! Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id



[envorum] Beling 05/02/99

1999-02-05 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

Berita Lingkungan 05/02/99

Kompas, Jumat, 5 Februari 1999

Antartika, Petualangan dan Penjelajahan 

ANTARTIKA mungkin bukan daerah perbatasan terakhir. Namun
setidaknya bagi segelintir petualang dunia, benua cadas berselimut
es itu adalah tempat pembuktian semangat petualangan mereka.
Seperti yang dilakukan dua petualang Australia dan seorang
Selandia Baru pekan lalu. Eric Philips, John Muir dan Peter Hillary
berhasil melintasi benua beku itu dan mencapai Kutub Selatan,
"tempat paling sulit dicapai di muka Bumi ini", pada tanggal 26
Januari lalu.


Sir Edmund Hillary dan Peter Hillary 
Semangat Petualangan dan Kepedulian 

GEORGE Mallory, pendaki gunung terkenal dari Inggris, ketika
ditanya mengapa ingin mendaki Gunung Everest, menjawab,
"Because it is there." Walau tak diketahui pasti apakah Mallory dan
rekannya Andrew Irvine sempat mencapai puncak gunung tersebut
sebelum hilang dalam pendakian mereka tahun 1924, jawaban
Mallory itu menjadi inspirasi yang menyalakan semangat para
petualang alam.


___
Mulai langganan envorum: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan envorum: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
Arsip di http://www.egroups.com/list/envorum



[envorum] Beling 05/02/99 Tim Mediasi Untuk PT Inti Indorayon Dibentuk

1999-02-05 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

BERITA LINGKUNGAN 05/02/99

http://www.suarapembaruan.com/News/1999/02/050299/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY, Jumat, 5 Februari 1999


Tim Mediasi Untuk PT Inti Indorayon Dibentuk

Jakarta, Pembaruan

Tim mediasi untuk meneliti masalah di pabrik bubur kertas PT Inti Indorayon
Utama (IIU), di Porsea, Tapanuli Utara, Sumatra Utara, sudah dibentuk. Tim
yang beranggotakan sejumlah pakar dari perguruan tinggi, LSM, dan
tokoh-tokoh masyarakat Tapanuli Utara ini mulai bekerja di lapangan, Jumat
(5/2).

Hal itu diutarakan Menteri Negara Lingkungan Hidup/Kepala Bapedal, dr
Panangian Siregar, seusai acara penandatanganan perjanjian hibah dari UNDP
berkaitan dengan perlindungan lapisan ozon, Kamis (4/2), di Jakarta. Hadir
Kepala Perwakilan UNDP di Indonesia, Ravi Rajan.

___
Mulai langganan envorum: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan envorum: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
Arsip di http://www.egroups.com/list/envorum



[envorum] BELING 07/03/1999

1999-03-07 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

BERITA LINGKUNGAN 07/03/1999

http://kompas.com/kompas-cetak/9903/07/UTAMA/perj01.htm
Perjuangan Perempuan, Perjuangan Kemanusiaan

BESOK, tanggal 8 Maret, masyarakat dunia merayakan Hari
Perempuan Internasional (International Women's Day). Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkannya sejak tahun 1975 sebagai
hari Hak-hak Perempuan dan hari Perdamaian Internasional bagi
Perempuan. Ide ini memang berasal dari Barat. Namun nilai
perjuangan yang menandainya sangat universal. Sejarah mencatat,
pada tanggal itulah kaum perempuan berhasil memperjuangkan
eksistensinya di ruang publik, yang sebelumnya didominasi laki-laki.


http://www.republika.co.id/9903/07/9308.htm
Solar Home System 

Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa sangat potensial
untuk pengembangan PLTS (pembangkit listrik tenaga surya).
Wilayah Indonesia rata-rata menerima sinar matahari selama 12
jam per hari. Namun, selama ini sumberdaya energi ini terasa
kurang dimanfaatkan secara optimal. Harga BBM yang relatif
murah menyebabkan PLTS agak kurang diminati.

Guna lebih memacu pengembangan PLTS di Tanah Air, pekan
lalu Menristek Prof Dr Ir Zuhal MSc meresmikan fasilitas
manufaktur panel surya di PT LEN Industri, Bandung. Fasilitas
pabrikasi panel tenaga surya ini berkapasitas 1,2 MW
(megawatt) per tahun. ''Dengan adanya fasilitas ini panel surya
yang selama ini kita impor sudah bisa dibuat di dalam negeri,''
ujar Ir Herdy Waluyo MSc, General Manager Divisi
Komponen dan Navigasi PT LEN Industri. Dengan kandungan
lokal sekitar 30 persen, harga jual panel surya bisa ditekan
serendah mungkin. 


http://suarapembaruan.com/News/1999/03/060399/Ekonomi/ek06/12913880.gif
Izin 67 HPH Penunggak DR Terancam Dicabut
 
Jakarta, Pembaruan
Menteri Kehutanan dan Perkebunan (Menhutbun) Dr Ir Muslimin Nasution
menegaskan, pihaknya tetap akan memberikan sanksi pencabutan izin Hak
Pengusahaan Hutan (HPH) bagi 67 perusahaan yang masih menunggak Dana
Reboisasi (DR) hingga 1 Maret 1999. Namun diakui, pengenaan sanksi tersebut
akan dilakukan secara hati-hati.

''Bisa saja perusahaan HPH mempunyai utang sehingga sanksi tersebut justru
akan menguntungkan mereka,'' katanya seusai membuka lokakarya Rancangan
Peraturan Pemerintah tentang Penatagunaan Hutan di Jakarta, Rabu (3/3).






___
Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
atau di http://www.egroups.com/list/envorum



Re: [envorum] Peringatan Hari Bumi

1999-03-24 Terurut Topik Djuni Pristiyanto
At 12:34 24/03/99 +0700, Ir. Misri Gozan, M.Tech wrote:
>seingat saya ada seorang sutradara yang spesialis membuat film-film tentang
>BUMI. Atau mas Juni sudah punya film-filmnya ?

Saya malah tidak tahu sama sekali bila ada seorang sutradara yang demikian itu. Bila memungkinkan kawan-kawan lain dapat menginformasikan hal ini serta bagaimana cara untuk pinjam guna keperluan Peringatan HARI BUMI.

>Bagaimana kalau mas Juni mengupayakan, barangkali lebih mumpuni gitu,
>karena moment-nya kan jelas sekali, dalam rangka kampanye hari bumi.

Sebenarnya saya semangat sekali untuk mengupayakannya, tapi oleh karena keterbatasan saya tampaknya kok jadi sangat susah ya. Saya akan sangat gembira bila ada diantara kawan-kawan yang dapat memberi pentunjuk.

>Saya berminat juga untuk menyebarkan informasi hari bumi ini via mahasiswa pencinta alam di Fak. Teknik UI. Namun saya tidak memiliki informasi ttg hari bumi tsb.

Terima kasih atas peran sertanya.
Kemarin saya download artikel dari internet ttg HARI BUMI. Bila anda mau nanti akan saya kirimkan kepada anda [dan kalau bisa diterjemahkan sekalian ke dalam bahasa Indonesia :-)]

Atau kalau anda lebih senang surfing sendiri, ini beberapa alamat yang saya peroleh, yaitu :

http://www.earthdaycoalition.org
http://www.earthday.org/linktous.htm
http://www.earthday.com
http://www.mit.edu:8001/afs/athena/user/b/r/bruceand/EarthDay95

Salam sejahtera,
Djuni Lethek

___ Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id atau di http://www.egroups.com/list/envorum 

[envorum] [SP] bumi (2)

1999-03-24 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

Date: Wed, 24 Mar 1999 11:09:32 +
From: Didi Satiadi [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [SP] bumi (2)

Nyanyian Bumi

[langkah pertama hari ini]
Bumi yang hijau ini
adalah sebuah keajaiban!
Berjalan dalam kesadaran penuh,
Misteri Dharmakaya dibuka.

[menuju air]
Air mengalir dari gunung-gunung yang tinggi.
Air mengalir jauh di dalam bumi.
Ajaibnya, air datang kepada kita
dan menopang semua kehidupan.

[mencuci tangan]
Air mengalir di atas tangan-tangan saya.
Saya dapat menggunakannya dengan baik
untuk memelihara planet kita yang berharga.

[menyapu]
Ketika saya dengan sadar menyapu tanah pencerahan
Sebuah pohon pengetahuan tumbuh dari bumi.

[makan]
Dalam sepiring makanan ini,
saya melihat seluruh alam semesta
menopang keberadaan saya.

[berjalan]
Pikiran dapat pergi dalam ribuan arah.
Tetapi dalam jalan yang indah ini, saya berjalan dalam kedamaian.
Dalam setiap langkah, angin yang lembut.
Dalam setiap langkah, sekuntum bunga.

[berkebun]
Bumi membawa kita kepada kehidupan dan memberi kita makanan.
Tak terhitung seperti butir-butir pasir
dalam sungai Gangga,
semua kelahiran dan kematian hadir dalam setiap nafas.

[menyiram kebun]
Air dan matahari menghijaukan tanam-tanaman ini.
Ketika hujan kasih sayang turun
bahkan sebuah gurun menjadi laut yang hijau dan luas.

[daur ulang]
Sampah menjadi bunga mawar.
Bunga mawar menjadi kompos --
Segala sesuatu dalam transformasi.
Bahkan yang tetap adalah tidak tetap.

[menyiram tanaman]
Wahai tanaman, jangan berpikir engkau sendirian.
Arus air ini datang dari bumi dan langit.
Air ini adalah bumi.
Kita bersama untuk hidup yang tak terhitung.

[menanam pohon]
Saya mempercayakan diri saya kepada Buddha;
Buddha mempercayakan dirinya kepada saya.
Saya mempercayakan diri saya kepada Bumi;
Bumi mempercayakan dirinya kepada saya.


- Thich Nhat Hanh


___
Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
atau di http://www.egroups.com/list/envorum



[envorum] [SP] bumi (3)

1999-03-25 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

Date: Wed, 24 Mar 1999 22:34:40 +
From: Didi Satiadi [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [SP] bumi (3)

DUNIA SEBAGAI KEKASIH, DUNIA SEBAGAI DIRI

Oleh: Joanna Macy

Bagaimana kita mendefinisikan dan membatasi "diri" adalah bebas.
Kita dapat menempatkannya diantara telinga-telinga kita dan melihat
keluar dari mata kita, atau kita dapat memperluasnya untuk meliputi
udara yang kita hirup, atau dalam waktu yang lain, kita dapat
menentukan batas-batasnya lebih jauh untuk meliputi pohon-pohon yang
memberi oksigen dan plankton, paru-paru luar kita, dan diluar itu
jaring-jaring kehidupan dimana mereka ditopang.

Saya dulu biasa berpikir bahwa saya dibatasi dengan kulit saya,
bahwa semua dalam kulit adalah saya dan semua diluar kulit bukan.
Tetapi sekarang anda telah membaca kata-kata ini, dan konsep yang
mereka wakilkan mencapai korteks anda, maka "proses" yang adalah
saya sekarang mencapai sejauh anda.

Dan dimana, proses ini dimulai? Saya tentu dapat menjejakinya dari
guru-guru saya, beberapa dari mereka tidak pernah saya temui, dan
dari suami dan anak-anak saya, yang memberikan kepada saya semangat
dan dukungan untuk melakukan pekerjaan yang saya lakukan, dan dari
tanaman dan binatang yang menopang tubuh saya.

Apakah saya itu, sebagaimana pakar sistem teori menolong saya melihat,
adalah suatu "aliran-tembus". Saya adalah aliran tembus dari materi,
energi, dan informasi, yang ditransformasikan kemudian oleh pengalaman-
pengalaman dan niat-niat saya.

Untuk mengalami dunia sebagai diri yang lebih luas dan ceritanya
sebagai cerita kita sendiri yang diperluas tidak memerlukan penyerahan
atau hilangnya individualitas kita. Hati, kaki, paru-paru yang adalah
"kita" adalah sangat berbeda satu sama lain, syukurlah, dan setiap
bagian mempunyai peran yang berbeda. "Diri" yang lebih besar yang
kita temukan sekarang bukanlah kesatuan yang tidak terdiferensiasi.
Kesadaran kita akan hal ini bisa jadi merupakan bagian ketiga dari
suatu pembukaan kesadaran yang dimulai sejak lama, seperti gerakan
ketiga dari suatu simponi.

Dalam gerakan yang pertama, masa bayi kita sebagai spesies, kita
tidak merasakan keterpisahan dari alam sekitar kita. Pohon-pohon,
batu-batu, dan tumbuhan-tumbuhan mengelilingi kita dengan kehadiran
yang hidup yang intim dan dinamis seperti badan kita sendiri. Dalam
keintiman primal ini, yang disebut antropolog sebagai "mistik-
partisipasi", kita adalah seperti satu dengan dunia kita, sebagai
seorang anak dalam rahim ibu.

Kemudian kesadaran-diri tumbuh dan memberi kita jarak dengan dunia
kita. Kita memerlukan jarak itu untuk membuat keputusan-keputusan
dan strategi-strategi, untuk mengukur, menimbang, dan memonitor
keputusan-keputusan kita. Dengan datangnya kebebasan-memilih,
kejatuhan dari taman surga, gerakan kedua dimulai -- perjalanan yang
sepi dan heroik dari ego.

Sekarang ini, berusaha untuk mendapatkan kembali rasa kekomplitan,
beberapa dari kita cenderung untuk merendahkan gerakan leterpisahan
dengan alam, tetapi hal itu memberikan manfaat yang besar untuk apa
kita dapat bersyukur. Mata yang jauh dan melihat memberikan kita
alat-alat dari sains, dan pandangan yang berharga dari dunia kita
yang besar dan penuh intrik. Kesadaran dari individualitas kita
memberikan kita pengadilan dengan juri dan Bill of Rights.

Sekarang, mendapatkan manfaat-manfaat ini, kita siap untuk kembali.
Gerakan ketiga dimulai. Setelah mendapatkan persepsi yang jauh dan
kompleks, kita dapat kembali dan menyadari siapakah kita sebenarnya
selama ini. Sekarang hal itu dapat sadar dalam diri kita: kita adalah
dunia yang mengenali dirinya sendiri. Kita dapat menghilangkan
keterpisahan kita. Kita dapat pulang ke rumah lagi -- 
dan berpartisipasi dalam dunia kita dalam jalan yang lebih kaya,
bertanggung-jawab, dan indah daripada sebelumnya, ketika kita masih
bayi.

(bersambung)

Salam,
Didi


___
Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
atau di http://www.egroups.com/list/envorum



[envorum] [SP] bumi (6)

1999-03-25 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

Date: Thu, 25 Mar 1999 23:03:48 +
From: Didi Satiadi [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [SP] bumi (6)

MEDITASI EVOLUSI

Oleh: John Seed dan Pat Fleming

BAGIAN PERTAMA: DARI AWAL ALAM SEMESTA

Marilah kita kembali, jauh sebelum kelahiran planet kita Bumi, kembali
pada misteri alam semesta menjadi ada. Kita kembali 13.500 juta tahun
ke saat kesunyian primordial... dari kekosongan... sebelum awal waktu...
dasar dari segala sesuatu... Dari keadaan ini yang penuh dengan potensi,
ledakan yang kuat dan tak terbayangkan terjadi... energi bergerak dengan
kecepatan cahaya dalam segala arah, menciptakan arah, menciptakan alam
semesta. Sangat panas waktu pada saat-saat pertama ini sehingga tidak
ada materi yang dapat berwujud, hanya energi murni dalam bentuk cahaya..
maka waktu dan ruang dilahirkan.

Semua itu sekarang, semua galaksi, bintang dan planet, setiap partikel
muncul pada saat kelahiran yang besar ini. Setiap partikel yang membuat
anda dan saya muncul pada waktu ini dan telah bersirkulasi dalam bentuk
bentuk yang tak terhingga sejak itu, lahir dari bejana besar kreativitas
ini. Ketika kita melihat api sebuah lilin atau sebuah bintang, kita
melihat cahaya dari bola api itu. Metabolisme anda membakar dengan api
yang sama sekarang ini.

Setelah satu tahun-bumi, alam semesta sudah mendingin menjadi sekitar
13 milyar derajat celsius. Ia sekarang menempati bola yang mungkin
berdiameter 17 milyar mil... ini terus membesar ke arah luar...

Sekitar 300.000 tahun lewat ketika ruang tumbuh menjadi sekitar
sepermiliar volume saat ini dan mendingin menjadi sekitar beberapa
juta derajat -- sekitar sepanas dan seterang permukaan matahari yang
dapat dilihat. Elektron-elektron sekarang cukup dingin untuk gaya
listrik menjadi ada, cukup dingin untuk materi untuk mengambil bentuk.

Materi mulai untuk mengambil bentuk atom yang kita kenal untuk pertama
kalinya. Atom-atom pertama adalah hidrogen, helium dan gas-gas lainnya.

Gas-gas ini berada dalam massa besar yang berputar dari awan kosmik
yang super-panas berkumpul karena gravitasi... Ini dengan perlahan
berkondensasi menjadi bentuk-bentuk yang kita kenal sebagai galaksi-
galaksi dan galaksi kita juga; Bima Sakti menari bersama mereka.
Dipenuhi dengan elektron-elektron bebas, alam semesta menjadi sangat
transparan pada ulang tahunnya yang kesejuta.

Dalam Bima Sakti, matahari kita lahir sekitar 5 milyar tahun yang lalu,
dekat sisi dari galaksi ini sementara debu-debu cosmic dan gas yang
berputar di sekelilingnya mengkristal menjadi planet-planet. Planet
ketiga dari matahari, Bumi kita sendiri, lahir kira kira 4,5 milyar
tahun yang lalu.

Tanah waktu itu adalah batu dan kristal, dibawahkan membakar api yang
besar. Materi yang lebih berat seperti besi turun ke pusat, elemen
yang ringan naik ke permukaan membentuk lapisan granit. Aktivitas
volkanik yang terus-menerus membawa suplay mineral-mineral dan 
mengangkat rantai dari gunung-gunung.

Kemudian, sekitar 4 milyar tahun yang lalu, ketika suhu turun dibawah
titik didih air, hujan mulai turun. Hujan yang panas sedikit demi
sedikit melarutkan batu-batu ketika jatuh diatasnya dan laut menjadi
larutan garam yang tipis yang mengandung bahan-bahan dasar yang
diperlukan untuk kehidupan. 

Akhirnya, halilintar menyuburkan larutan molekul ini dan perjalanan
ke dalam biologi dimulai. Sel yang pertama dilahirkan. Anda ada disana.
Saya ada disana. Karena setiap sel di dalam tubuh kita berasal dari
rantai yang kontinu dari peristiwa itu.

Melalui sel ini, nenek moyang kita bersama, kita berhubungan dengan
setiap tumbuhan dan hewan di atas Bumi.

(bersambung)

Salam,
Didi


___
Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
atau di http://www.egroups.com/list/envorum



[envorum] Re: [ecopath] Internal Cultural Activism

1999-04-13 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

From: "Guy Clark" [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [ecopath] Internal Cultural Activism
Date: Sun, 11 Apr 1999 13:55:21 -0500

I believe, maybe even know, that many more people see the hidden costs in
our current cultural/economic system than did 20 or even 10 years ago.
People are afraid of their food because of how far it is shipped and the
outbreaks of disease caused by the lack of controls which is caused by the
scale of these businesses and their greed and purchase of regulating
agencies. It is true that many are driven to apathy by the scale of all the
problems, but a lot more are starting to ask questions, build food circles,
buy organic, join CSA's. I think the problems are very visible and very
understandable, but some of us are too busy or afraid to see and understand
because it leads to some very hard questions and difficult decisions. I
remember my family (parents, grandparents, and great grandparents) laughing
at me and calling me radical for some of the things I would say and do, the
food choices I would make, etc. Now they are more adamant about some
features of the problem than I am. 

How can the scale and  consequences of the problem be invisible and
incomprehensible and yet still "lead to" apathy? If you cannot see or
comprehend it, how does it influence your living? Subconsciously? I think
it is readily apparent to a lot of people, but this realization overwhelms
and leads to apathy, or more accurately feelings of impotence. And this
feeds right back into another of the points of contention; the reason they
feel impotent (without power) is that they buy into the top down view of
power. They believe that power comes from government or other big
institutions; they do not realize that we give/create the power for these
institutions by acquiescing and refusing to own our power. Governments and
corporations rely on this assention; ironically, so do all forms of
political violence, except terrorism. Terrorists believe that they, a small
group, can influence the political/cultural discourse through acts that
influence another small group of people (usually) that will spread terror
in a larger group and cause them to remove their support from the
government or corporation that is in apparent control. When we move this up
the scale ruler we legitimate it with governments and call it "war".

I have been working with food circles and other groups locally to create a
regional food system. While we can never quite produce everything we want,
we can probably produce everything we need; at least for 9 months of the
year. We can make this year round by canning, drying, freezing our food,
but most of us, myself included, still have to purchase some non-local
food. And until I find a way to grow coffee in Missouri, I am convinced
that I will HAVE to purchase some food from elsewhere. I could not do all
the things I need to do without it, or a tasty alternative. My mantra is,
"Buy your food from a farmer whose face you can see, farm you can visit,
and practices and inputs you can question." Of course this can be applied
to anything you need to buy by replacing a couple of words.

Namaste,
Guy Clark


___
Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
atau di http://www.egroups.com/list/envorum



[envorum] Re: Kapal Penyelundup Burung di Semarang

1999-04-16 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

Date: Fri, 16 Apr 1999 11:43:13 +0700
From: kutilang [EMAIL PROTECTED]
Subject: [mg-ers] Re: Kapal Penyelundup Burung di Semarang

Rekan rekan
Fax tentang penyelundupan dari Yali aku terima kemaren , 15 April 99
sekitar jam 13.00. Terus terang, aku belum berpengalaman untuk urusan
macam ini. Makanya aku mencoba kontak ke temen-temen untuk sebisa
mungkin membantu. Setelah kontak ke Beliau Deputy Pantau, aku langsung
telpon  ke pihak-pihak yang mungkin bisa ikutan dalam 'tracing' ini,
antara lain:
- Vampirus (Semarang)
Widodo, kontak person Vampirus sedang tidak ada di tempat. Aku titip
pesen tentang penyelundupan tsb, dan minta tolong kalo vampirus mau
beraksi tolong kontak aku di Yogya. Sampai sekarang aku nggak dapat
jawaban.
- Kappala (Yogya)
tidak ada orang, sedang ke Gunung Slamet Semua.
- BKSDA Semarang (setelah dapet nomor telponnya dari Mas  Iwan BirdLife)

Pak Rusmono belum pulang dari Jakarta!
- Bea Cukai Semarang
Kasi intel Bea Cukai Semarang menyambut baik informasi ini, dan berjanji
untuk menindak lanjutinya.

Hari ini, aku coba telpon ke BKSDA Semarang lagi, dan bisa ketemu Pak
Rusmono.
Walaupun mungkin agak telat, beliau menyambut baik informasi ini, dan
juga berjanji akan mengerahkan pasukan untuk melakukan operasi.

Maaf, tapi baru itu yang bisa saya lakukan.
Ada yang bisa kasih saran, what's the next step?

Telapak wrote:

  Teman2 yang baik, Saya barusan dapat berita dari Abner Mansaay (YALI)
 bahwa ada kapal dari Irian (KRI 503 --milik TNI AL) yang membawa
 burung-burung untuk diselundupkan melalui pelabuhan Semarang.Ceritanya
 begini,Pada tanggal 28 Maret 1999 lalu telah dilakukan penarikan
 pasukan Satgas Yonif 411 Kostrad (setelah bertugas kurang lebih 1
 tahun di Irian).  Pasukan tersebut ternyata mbawa juga ratusan burung
 dan sejumlah banyak kayu besi bersama kapalnya.  Diperkirakan mereka
 akan tiba di Semarang pada tanggal 16 April 1999 ini (Jum'at). Temen2
 YALI minta bantuan PANTAU untuk melakukan "tracing" kapal
 tersebut. Sementara ini ada temen di Kutilang (kawan kita Juni Adi)
 yang berusaha membantu "tracing" tersebut.  Rencananya mereka juga
 akan melibatkan temen2 kita di Pokja Survey dan Monitoring yang lain
 (terutama yang ada di Semarang: Pteropus Vampyrus). Bila ada temen2
 lain yang ingin ikut ambil bagian untuk menindaklanjuti kasus baru
 ini, saya harap dapat memberitahu terlebih dahulu (untuk keperluan
 koordinasi).  Terutama saya harap temen2 di Pokja Survey dan
 Monitoring.  Oom John, gimana nich? ini kan bagian Oom di Pokja
 III. Kasus ini sebenarnya telah lama berlangsung (sering dilakukan
 ABRI atau tentara).  Saya rasa ini adalah salah satu kesempatan kita
 untuk mencoba menguak misteri keterlibatan tentara tersebut. Sekian
 dan Salam,HapsoroPjs. Koord. PANTAU


begin:  vcard
fn: Kutilang IBC
n:  IBC;Kutilang
org:Kutilang Indonesia's Birdwatching Club
adr:Jl. Nologaten Blok III No 77;;;Yogyakarta;DIY;55281;INDONESIA
email;internet: [EMAIL PROTECTED]
title:  KUTILANG
tel;work:   0274 523878
tel;fax:62 274 523878
tel;home:   0274 523878
x-mozilla-cpt:  ;0
x-mozilla-html: FALSE
version:2.1
end:vcard





[envorum] Leaflet Istighotsah BERVIRUS, tolong di-DELETE saja

1999-04-16 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

Kawan-kawan,

Saya minta maaf sekali karena file attachment saya yang berjudul LEAFLET
tentang istighotsah Peringatan Hari Bumi yang saya kirimkan kepada anda
mengandung VIRUS. Saya mohon file tersebut langsung saja di-DELETE. 

Hal ini berarti scanvirus saya tidak mempan lagi untuk menghadapi virus
yang ada di PC saya. Tampaknya sudah menjadi keharusan bagi saya untuk
meng-up to date scanvirus dengan yang lebih canggih dan baru. Oh ya
scanvirus saya adalah Mc Affee dengan seri 3.0 dan seri DAT 3203.

Saya akan sangat berterima kasih kalau ada di antara kawan2 yang dapat
mengirimi saya advis untuk menghadapi masalah ini.

Sekali lagi saya minta maaf dan terima kasih atas perhatiannya.

Salam sejahtera,
Djuni Lethek 

___
Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
atau di http://www.egroups.com/list/envorum



[envorum] Thanks atas sarannya utk Mas Doel Mas Nuri

1999-04-18 Terurut Topik Djuni Pristiyanto
Mas Doel dan Mas Nuri Soeharto,

Terima kasih atas semua sarannya.

Sekarang saya sudah download McAffee versi 4.0 dan langsung saya install.
Akan tetapi sehabis saya scanvirus dengan sofware itu hasilnya adalah hardisknya besar (tepatnya tidak ditemukan satu pun virus di komputer). Kok aneh ya?
Saya yakin, terutama sekali virus macro word masih tetap ada di memori komputer saya, seperti virus ASTIA, CHACK dan TITASIC. Bagaimana cara untuk menghapus virus macro?

Saya juga udah jalan2 di ftp.antivirus.com pakai WS FTP PRO untuk melihat  ScanMail. Dari file di ScanMail itu mana yang perlu didownload, diambil semua atau hanya tertentu saja. 
Karena saya sudah menginstall McAffee versi 4.0, apakah sofware viruscan ini mencukupi bagi saya yang hobby jalan2 di internet? 

Salam,
Djuni Lethek
___ Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id atau di http://www.egroups.com/list/envorum 

[envorum] Istighostsah Bumi

1999-04-18 Terurut Topik Djuni Pristiyanto
ISTIGHOTSAH AKBAR PERINGATAN HARI BUMI 22 APRIL 1999

A. LATAR BELAKANG

Banyak sumberdaya yang telah bumi berikan untuk kelangsungan hidup manusia dan makhluk-makhluk bumi lainnya. Air bersih, udara, kualitas tanah, dan bahkan pemandangan yang indah adalah sebagian kecil yang dapat disebutkan.  Di negara maju 25% obat-obatan diperoleh dari tumbuh-tumbuhan dan duapuluh jenis obat-obatan yang sering dipakai mengandung bahan kimia yang diperoleh dari alam, obat-obatan ini bernilai $ 6 milyar AS per tahun. Itu hanya satu contoh betapa bumi telah banyak berkorban untuk kita, belum lagi udara yang sehat, air bersih dan  kualitas tanah yang baik sebagai pendukung kehidupan makhluk bumi.

Sementara akibat kegiatan-kegiatan yang dilakukan manusia bumi harus menerima kenyataan pahit dengan terus berkurangnya daya dukung bumi dalam mencukupi kebutuhan makhluk diatasnya. Berbagai eksploitasi sumberdaya alam dari waktu ke watu terus dilakukan, kerusakan-kerusakan terus bertambah seiring dengan kegiatan manusia. Kebakaran hutan Kalimantan belum lagi hilang dari ingatan. Pada tahun 1982-1983  seluas 3,6 juta hektar hutan terbakar, disusul tahun 1997-1998 kebakaran mengakibatkan rusaknya hutan tropis ratusan ribu hektar, yang bukan sisi ekonomi juga yang dirugikan tetapi juga kesehatan dan keanekaragaman hayati yang tak ternilai harganya. Di sisi lain polusi udara setiap hari harus menjadi konsumsi atmosfir kita, apa jadinya apabila filter udara bumi setiap hari harus berkurang dan butuh waktu yang cukup lama untuk mengembalikannya ?. Bisakah kita hidup apabila bumi sudah tidak mampu lagi mendukung kehidupan kita ?.

Keseimbangan alam yang diciptakan Allah harus kita pelihara. Karena "Segala sesuatu oleh Dia adalah diukur" (QS. 13:8). Juga, "Tidak ada satupun melainkan dari Kami. Dan Kita tidak menurunkan-nya melainkan dengan ukuran tertentu" (QS. 15:21).  Dan kerusakan-kerusakan yang terjadi di muka bumi harus kita sadari adalah akibat ulah kita sendiri yang berlebihan.

B. TUJUAN

1. Memberi informasi kepada masyarakat tentang keadaan bumi saat ini
2. Meningkatkan kesadaran tanggung jawab masyarakat terhadap kelestarian 
3. Berdo'a bersama untuk kelestarian bumi

C. TEMA

"JANGANLAH KAMU MEMBUAT KERUSAKAN DI MUKA BUMI SETELAH ALLAH SWT MEMPERBAIKINYA" 

D. HASIL YANG DIHARAPKAN

1. Masyarakat tahu dan mengerti keadaan bumi saat ini
2. Peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat akan arti penting bumi
3. Bersama-sama mendekatkan diri kepada Allah SWT

E. METODE KEGIATAN

Istighotsah

F. WAKTU DAN TEMPAT

Acara Istighotsah akan dilaksanakan di Alun-alun Jember (Depan Masjid Jami' Jember), hari Minggu, 25 April 1999

G. PELAKSANA

Istighotsah akan dilaksanakan oleh :
1. P.P. Al-Fattah, Jl. K.H. Shiddiq 200, Jember, Jawa Timur
2. KSM Hablum Minal 'Aam (HAMIM), Jl. Mangga V no. 41, Jember, Jawa Timur
3. Pecinta Alam se-Jember

H. PESERTA

1. Pondok Pesantren se-Kotatip Jember
2. Pembina Iman Tionghoa Indonesia (PITI), Jember
3. Organisasi Pecinta Alam se-Jatim
4. Umum

I. PENUTUP

Semoga Istighotsah ini dapat menambah ketaqwaan kita kepada Alloh SWT dan mengigatkan kita untuk berbuat yang lebih bijak terhadap pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam.


SUSUNAN ACARA

I.  Pembukaan

08.00 - 08.15	:	Sambutan Ketua Panitia
08.15 - 08.30	:	Sambutan Pengasuh PP. Al-Fattah, Jember
08.30 - 08.45	:	Sambutan Bupati Kepala Dati. II Jember

II.  Mauidhoh Hasanah

08.45 - 09.15	:  " Manusia dan Bumi" 
K.H. Yusuf Muhammad, LML (PP. Darussholah, Jember)


III. Istighotsah

09.15 - 09.30	:  K.H. A. Muhid Muzzadi (Rois Syuriah PBNU)
(pesan dan do'a)

09.30 - 10.30	:  K.H. Habib Halim (PP. MHI, Bangsalsari, Jember)
(pesan, wirid dan do'a)

10.30 - 10.45	:  K.H. Imam Kharomain (PP. Al-Hidayah, Silo, Jember)
(pesan dan do'a)

10.45 - 11.00	:  K.H. Wasil Syarbini (PP. Roudlotul Ulum, Sumber
Wringin, Jember)
(pesan dan do'a)

11.00 - 11.15	:  K.H. Muhyidin Abdussomad (PP. Nurul Islam, 
Antirogo, Jember)
(pesan dan do'a)

11.15 - 11.30	:  K.H.  Mahfud Halim  (PP Ashri II, Jember)
(pesan dan do'a)

11.30 - 11.45	:  K.H. Syaiful Bari (PP Taman Giri, Silo, Jember)
(pesan dan do'a)

12.45 - 13.00	:  H. M. Trisno Adi, Pimpinan PITI Jawa Timur
(pesan dan do'a)


IV. Penutup

Sholawat


___ Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id atau di http://www.egroups.com/list/envorum 

[envorum] McAfee on line

1999-04-20 Terurut Topik Djuni Pristiyanto
Hallo Iqbal,

Apa kamu masih suka nongkrong di Gelanggang Bulaksumur?
Bagaimana kabarnya kawan2 di MAPAGAMA?

At 08:52 20/04/99 +0700, Iqbal wrote:
>>internet, maka data virus yang terbaru dapat didapatkan langsung dari
>>www.mcafee.com, 

Untuk dapat data virus McAfee yang terbaru ini bisa gratisan atau mbayar? Lalu untuk up-to-date file DAT-nya McAfee yang yang terbaru, apa juga bisa gratisan? atau hanya shareware saja? Saya sudah install McAfee 4.0.0

atau juga di ftp.te.ugm.ac.id, tapi secara persis

Saya belum jalan2 di ftp.te ini. Kira2-nya ada apa saja di sana?
Oh ya siapa yang bikin? Orang2 TE UGM atau malah kamu sendiri yang bikin? Bagaimana kabar website kamu itu, soalnya saya denger2 Iqbal bikin website. Ajarin dong saya cara bikinnya. 

>> Reach me by ICQ. My ICQ# is 20975645 or,

Apa ini ICQ?

Salam,
Djuni Lethek
___ Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id atau di http://www.egroups.com/list/envorum 

Re: [envorum] tanggapan balik

1999-04-21 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

At 14:00 19/04/99 +0700, Mas Doel wrote:
Saya ucapkan selamat, karena McAfee 4.0 telah berhasil anda download.
Ngomong-ngomong berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk menurunkannya
dari FTP server ?

Saya tidak menghitung berapa lama, tapi yang jelas lama sekali (total di
atas 1 jam). Saya sampai bosen nunggu selesainya download.

Apakah anda telah mengatur konfigurasi McAfee pada VShield kenapa harus

Sudah.

Kasus yang pernah saya jumpai hampir sama dengan anda. Saya lupa nama
virus makro yang menyerang dokumen saya, yang jelas setelah discan virus
tersebut memang terditeksi tapi tidak dapat dibersihkan. .

Nah ini masalahnya. Walau sudah saya scan berkali-kali, kenyataannya
hardisknya bersih dari virus, tapi saya yakin masih tetap ada virus yang
ngendon di komputer saya.

ambil adalah mengirimkan copy-an file bermasalah tersebut ke McAfee pusat
dengan cara mensubmitkannya [ tools -- submit to mcafee -- dst )

TAnya: bagaimana mengetahui file yang bermasalah (bervirus), sementara itu
tiap kali discan kenyataan bersih?

Salam,
Lethek

___
Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
atau di http://www.egroups.com/list/envorum



[envorum] Sejarah hari Bumi

1999-04-21 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

Kawan-kawan,

SELAMAT MEMPERINGATI HARI BUMI 22 APRIL 1999
 

SEJARAH HARI BUMI,

 Menurut Prof. Emil Salim, Gagasan Hari Bumi muncul ketika seorang senator
Amerika Serikat, Gaylord Nelson menyaksikan betapa kotor dan cemarnya bumi
oleh ulah manusia, maka ia mengambil prakarsa bersama dengan LSM untuk
mencurahkan satu hari bagi ikhtiar penyelamatan bumi dari kerusakan. Pada
tanggal 22 April 1970 Gaylord Nelson memproklamasikan Hari Bumi (Earth
Day), sehingga pada tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Bumi (Earth
Day).  Di Indonesia peringatan Hari Bumi tidak begitu banyak diketahui oleh
masyarakat bila dibandingkan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni.
Bumi adalah bagian dari lingkungan hidup. Dengan demikian antara Hari Bumi
dan Hari Lingkungan tak ada perbedaan prinsipal.  Hanya sejarah
kelahirannya yang berbeda.  Hari Bumi diprakarsai oleh masyarakat dan
diperingati terutama oleh LSM maupun organisasi yang berorientasi kepada
pelestarian lingkungan hidup.  Sedangkan Konferensi PBB tentang Lingkungan
hidup yang telah diselenggarakan pada 5 Juni 1972 di Stockholm, menetapkan
tanggal konferensi ini sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia, yang mana
Prof. Emil Salim sebagai Kepala Bappenas waktu itu hadir.  Hari Lingkungan
Hidup Sedunia bersifat lebih resmi dan diperingati oleh masyarakat dan
pemerintah di seluruh dunia. Tujuan kedua peringatan hari tsb. adalah sama
yaitu untuk menggugah kepedulian manusia dan masyarakat pada lingkungan
hidup yang cenderung semakin rusak.

Kegiatan-kegiatan yang pernah dilakukan dalam rangka Peringatan Hari Bumi:
Gotong royong membersihkan pantai dari sampah-sampah sambil melakukan
penyuluhan/kampanye kebersihan lingkungan kepada para nelayan 
keluarganya; membersihkan sungai  tepiannya dari sampah-sampah yang
melibatkan anak-anak sekolah dan masyarakat. Membagikan potongan drum atau
tempah sampah kepada para keluarga yang kurang mampu, sehingga tidak
membuang sampah sembarangan.  Menanam pohon penghijauan di lahan-lahan
kosong di pinggir jalan atau di tepian sungai atau di pinggir-pinggir
taman. Dan kegiatan-kegiatan lain yang ada hubungannya dengan pengelolaan
lingkungan hidup.



___
Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
atau di http://www.egroups.com/list/envorum



[envorum] Fwd: [ecopath] World Bank

1999-07-01 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

From: [EMAIL PROTECTED] (Jeff Owens)
Subject: [ecopath] World Bank
Date: Thu, 01 Jul 1999 19:48:53 -0700

The World Bank is starting a discussion list for Environmental
Sustainability.  I find the views about development uncomfortable
but here is the info.

 
 
 "Electronic Discussion on the World Bank's Performance in
Promoting Environmental Sustainability"
 
 The World Bank's Operations Evaluation Department (OED) invites
you to join an electronic discussion on the evaluation of the World
Bank Group's  performance in promoting environmental sustainability
in development.  The discussions will begin on July 6, 1999 and
will last for a period of four to six weeks.  The objective is: 

* to bring together representatives from NGOs, private sector,
international organizations and other stakeholders to discuss their
views on the Bank's performance in promoting environmental
sustainability in development;

* for the OED to obtain useful knowledge (relevant information
and evidence) for its evaluation; and

* to prepare the ground for the dissemination and assimilation
of the evaluation's findings by the Bank and other interested stakeholders.
 
In the late 1980s, following upon growing worldwide concerns
about the compatibility of economic development with environmental
sustainability, the World Bank greatly strengthened its efforts to
integrate environmental concerns into the mainstream of
developmental policymaking.  This led to introduction of
environmental concerns into the development agenda; the design and
implementation of a great number and variety of environmental
products, including projects, policy guidance, research and
training; the formulation of widely accepted guidelines on
environmental matters; and the broadening of the Bank's reach
through its leadership role in the global environmental debate and
new partnerships with international and local organizations.
 
However, considering the magnitude of environmental issues, the
impact of the World Bank Group's programs on broad environmental
trends in the developing world has been limited, and the
achievements of various programs have been mixed.  Serious issues
are still being raised about the Bank Group'sperformance in
living up to its commitment to environmental sustainability.
 
 Information on this online discussions can be found in the
Development Forum discussion space on the World Bank's web site
http://www.worldbank.org/devforum/current-environment.html. The
conference  will take the form of a moderated email discussion
list, archived by topic on the Development Forum site.  A team of
moderators will review all messages for relevance before posting
them to the list.  The moderators will also prepare regular
summaries of the discussion for posting both to the list and to the
Forum site.
 
 We plan to prepare a synthesis report of the discussions based on
the responses. This report will form the basis for future work'
including workshops, short notes, and commissioned papers.
 
 The conference is open to the public.  However, the moderators
will strictly enforce both the general rules of decorum of the
Development Forum and the specific rule that contributions to this
conference should be directly  addressed to the issues under
discussion. Our goal is to keep the discussion focused and
manageable so that we all can learn from it.
 
 If you wish to participate, please send an email to
[EMAIL PROTECTED]
 Leave the subject line blank.
 
In the body of the message, type the following: subscribe E-SUST
You will receive a welcome message confirming your subscription.
For further information, or if you have questions, contact:
[EMAIL PROTECTED]
 
We look forward to your participation.


___
Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
atau di http://www.egroups.com/list/envorum



[envorum] Fwd: [ecopath] Bio-Systems Conference

1999-07-01 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

From: [EMAIL PROTECTED] (Jeff Owens)
Subject: [ecopath] Bio-Systems Conference
Date: Tue, 29 Jun 1999 10:08:54 -0700

Preliminary Announcement (June 1999)

Internet Conference on Material Flow Analysis of Integrated Bio-Systems
( http://segate.sunet.se/archives/et-w11.html )

The Conference will be an online conference in 2000 and to be organised by
the Institute of Advanced Studies of the United Nations University (Tokyo)
and the Integrated Bio-Systems Network
(http://www.ias.unu.edu/proceedings/icibs/ibs), in cooperation with other
organizations. It aims to bring together researchers, practitioners,
developers and policy makers involved in the application of
integrated bio-systems for resource utilisation, and waste management and
treatment in industry, agriculture, fisheries, and environmental and urban
planning. The Conference is a follow-up of the 1998 Internet Conference on
Integrated Bio-Systems (http://www.ias.unu.edu/proceedings/icibs) and will
encourage discussions on material/substance flow/balance of a wide variety
of integrated bio-systems.

Material flows involve the quantification of substances/wastes/nutrients
and energy that are being exchanged between sub-systems of nature and
society. Information that is generated from such studies can be very useful
for a number of purposes;  e.g. to optimize or make bio-systems more robust
to changes; for improvement and development of waste management systems by
cities; minimisation of raw material utilisation in industry,
decision-making and planning of complex systems, life cycle and
environmental impact assessments, problem solving in tracing sources of
environmental problems, discover potential future problems, and they also
form a basis for regulation in material handling, prediction of
effectiveness of pollution abatement measures, identification of technical
development and research needs, etc. .

The scope of the conference is currently being defined by a planning group.
If you wish to join this planning group, please send your self-introduction
with information on your work and publications (if available) to
[EMAIL PROTECTED] . A future announcement on the "Call of Abstracts" will
provide more specific themes and topics for the Internet Conference.

Future announcements, scientific programme and funds for authors and
participant groups will be made via the mailing list ET-W11.

REGISTRATION
To receive further information and update on conference activities, please
register :
- via http://segate.sunet.se/archives/et-w11.html
- or send an email to [EMAIL PROTECTED] and use the subscription
command:
SUB ET-W11 yourfirstname yourlastname, organization
e.g. SUB ET-W11 Ted Tschang, UNU/IAS-Tokyo

For personal help in registration, contact:
Mr. Jacky Foo [EMAIL PROTECTED]



___
Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
atau di http://www.egroups.com/list/envorum



[envorum] Cara kerja VIRUS EXPLOREZIP

1999-07-07 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

Date: Tue, 6 Jul 1999 00:25:28 -0700 (PDT)
From: GIGIH NUSANTARA [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Sahabat Internet] Re: Rukmana Anjing Geladak Gila Si Ce bol Habibie

Begitulah virus ExploreZip atau Troj_Explore.Zip bekerja. Virus ini
adalah turunan dari Mellisa yang bikin gempar April lalu.

Cara kerja Mellisa (diambil dari nama penari erotis yang jadi sumber
kekaguman pembuatnya) dan Zipped sama, yaitu mempelajari daftar nama
e-mail yang ada di sebuah komputer, lalu membuat sebuah balasan yang
ramah, didahului dengan sapaan akrab, seperti 'Hi, gigih'. Lalu
dilanjutkan dengan pesan 'I received your e-mail and I shall send you a
reply ASAP. Till then, take a look at the attached zipped docs. Bye!'

Dari mana ia tahu 'Hi gigih' segala?

Ya, nama tersebut kan disimpan sebagai inbox di teman yang komputernya
kemasukan tadi. Jika di komputer itu ter-arsip banyak nama, maka
sebanyak nama itu pulalah yang dibuatkan balasannya. 

Karena nama pengirimnya jelas, dan kita juga merasa pernah ber-email
dengan mereka, maka 'balasan' tadi membuat kita merasa diperhatikan.
Lalu kita pun segera menuruti himbauannya, membuka file yang di-attach.


Lalu?

Blurr !!

Di situlah virus itu tersimpan. Lalu ia mengulang cara yang sama,
dengan mempelajari daftar nama di mail address book yang ada di
komputer kita.

Dulu, si Mellisa, selain bikin balasan, dia membuat file-file palsu di
dalam komputer kita, sehingga komputer kita terasa berat, dan
menyebabkan 'hang'. Jika masuk di server, maka seluruh jaringan akan
dibuat macet. Mellisa sudah 'merusak' banyak jaringan komputer dunia.
Tetapi, Mellisa tidak merusak benar-benar.

Beda dengan Troj_Explore.Zip ini. Secara penularan dia tak secepat dan
seganas Mellisa. Lebih lamban. Cuma, ia melakukan perusakan hebat di
komputer yang ketularan.

Oleh karena itu, jika ketemu pesan seperti di atas, jangan merasa
tersanjung, lalu membuka file attached-nya. Atau, paling gampang,
jangan sekali-kali membuka file attached, betapa pun pentingnya.

Jadi?

Bukan Rukmana yang sengaja mengirim virus kepada Anda. Komputer Rukmana
justru sudah ketularan, lalu dari situ itulah komputer menyebar.
Komunitas milis merupakan ajang paling cepat sebagai media
tular-menular virus.

Gigih


___
Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
atau di http://www.egroups.com/list/envorum



[envorum] Kerusakan Hutan 60 Persen di Tangan Dephutbun

1999-07-27 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

http://www.republika.co.id/9907/26/20048.htm)
  
Republika, 26 Juli 1999

Kerusakan Hutan 60 Persen di Tangan Dephutbun
  
   JAKARTA -- Setelah Departemen Kehutanan dan Perkebunan (Dephutbun)
   membeberkan 'kelakuan' para pengelola HPH (Hak Pengusahaan Hutan) dan HPH
   Tanaman Industri (HPHTI), kini giliran jajaran Dephutbun yang mendapat
   sorotan cukup pedas.
   
   Kritikan itu datang dari S Indra Tjahjono, Koordinator SKEPHI (Sekretariat
   Kerjasama Pelestarian Hutan Indonesia) atau The Indonesian NGO's Network for
   Forest Conservation. Kepada wartawan di Jakarta, akhir pekan lalu, Indra
   terang-terangan mengatakan bahwa Dephutbun menjadi kontributor kerusakan
   hutan paling besar.
   
   ''Sebesar 60 persen kerusahaan hutan justru di tangan Dephutbun,'' kata dia.
   ''Karena UU dan peraturan kehutanan yang salah. Termasuk kegagalannya
   membangun sistem pengawasan yang handal.''


___
Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED]
Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
atau di http://www.egroups.com/list/envorum



[envorum] [Tumbuhan Langka 6] DURIAN LAI

1999-08-26 Terurut Topik Djuni Pristiyanto


DURIAN LAI


Durian Lai (Durio kutejensis (Hassk)
Becc) oleh masyarakt Dayak Kenyah disebut durian daun, mungkin
disebabkan lebar daunnya hampir selebar telapak tangan orang dewasa.


Durian ini banyak ditanam penduduk di sekitar pemukimannya atau di ladang
Sungai Mahakam, Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur.

Tanaman ini menyukai jenis tanah endapan lumpur (alluvial) unutk tempat
pertumbuhannya, dengan ketinggian 50 - 200 m dpl.

Pada umur 5 tahun, durian ini sudah mulai berbuah. Termasuk durian yang
genjah dan perawakannya kerdil. Bentuk buahnya bulat, berwrna
hijau. Kulit buahnya yang masak berduri agak lunak dan mudah dibelah.
Rasa daging buahnya manis dan empuk, berwarna kuning emas dan
beraroma kurang harum. Warna bijinya kuning kecoklat- coklatan.



Sumber :
Tim Penulis Penebar Swadaya, 
Mengenal Tanaman Langka Indonesia,
Jakarta: Penebar Swadaya, 1990, cetakan III.


[envorum] [Tanaman Langka 9] JERUK BESAR

1999-08-27 Terurut Topik Djuni Pristiyanto


JERUK BESAR


JERUK besar (Citerus grandis (L),
Osbek) termasuk keluarga Rutaceae,
merupakan tanaman Indonesia. Tanaman ini telah tersebar ke kawasan India,
Malaysia, Persia dan bahkan sampai ke Eropa.
Jeruk besar banyak tumbuh di daerah dataran rendah sampai daerah
berketinggian 400 m dpl. Daerah yang cocok untuk tanaman ini adalah
daerah basah sampai setengah kering , asalkan air tanah letaknya di bawah
50 cm dari permukaan tanah, dan tidak kurang dari 150 cm dari permukaan
tanah. 

Pohon
jeruk besar bisa mencapai ketinggian 5-15 meter. Batangnya kuat agak
bengkok. Garis tengah batang antara 10-30 cm. Kulit batang agak
tebal,dari luar berwarna coklat kuning, dari dalam kuning. Dahan masih
muda bersudut, lama kelamaan menjadi bulat dan berwarna hijau tua. Tajuk
pohon agak rendah, tidak beraturan. Cabangnya berjauhan satu sama lain,
dan ujungnya merunduk. Dahan dan cabang tanaman ini ada yang berduri ,ada
yang tidak .

Tanaman
jeruk besar baru menghasilkan buah setelah berumur 5-6 tahun. Hasil tiap
pohon selama satu tahun dapat berjumlah sekitar 200 butir buah. Ta naman
ini bisa terus produksif sampai berumur 40 tahun.
Boleh dikata jeruk besar merupakan tanaman langka di Indonesia, karena
sedikitnya peremajaan yang dilakukan orang. Ada sekitar 15 kultivar yang
telah berhasil didata oleh lenbaga Biologi Nasional, tapi banyak
diantaranya sudah tidak dijumpai lagi di pasaran Diantaranya adalah jeruk
gulung, pandan wangi, sabun, celeng, cikenong, jeruk penambangan
dan lain-lainnya. 

Tanaman
jeruk besar dapat diperbanyak dengan biji, okulasi dan cangkokan.



[envorum] [Tanaman Langka 10] JERUK JEPARA

1999-08-27 Terurut Topik Djuni Pristiyanto


JERUK JEPARA


JERUK
jepara (Limnocitrus littoralis)
pertama kali ditemukan oleh J.E. Teijsman pada tanggal 6 Oktober 1854 di
pantai Lasem, Rembang. Tanggal 24 Agustus 1930 dibuat koleksi
khusus di pantai dekat Lendang, Rembang. Selain di Rembang jeruk ini juga
terdapat di kepulauan Riau dan Vietnam. Tetapi dengan sifat plasma nuftah
yang berbeda. Di Riau jenis jeruk ini ditemukan oleh Ismail Husai di
pulau Rangsang, Riau, pada tahun 1980.

Pohon
jeruk jepara berupa perdu setinggi kurang lebih 3 meter. Buahnya
berdiameter sekitar 3-5 cm. Di dalamnya terdapat ruangan, yang
masing-masing terisi dari 2 biji. Rasanya asam campur asin. Kandungan air
dalam buah sangat minim, jadi isi buah jeruk ini tidak enak di makan.


Tanaman
ini mempunyai kekuatan yang luar biasa, tahan penyakit dan mampu hidup di
tanah berpasir dengan kadar garam yang tinggi. Juga banyak terdapat di
daerah rawa-rawa di pinggir pantai, dan tepian sungai dekat pantai. Sifat
pertumbuhan tanaman mirip sekali dengan pohon bakau.

Karena
jeruk ini tahan atas serangan penyakit, maka cukup ampuh dan dapat
digunakan sebagai batang bawah jeruk komersial yang mudah terserang
penyakit. Sebagai batang bawah, kemungkinan besar jeruk jepara bisa
digunakan untuk anti penyakit CVPD.



[envorum] [Tanaman Langka 10] JERUK JEPARA

1999-08-27 Terurut Topik Djuni Pristiyanto


JERUK JEPARA


JERUK
jepara (Limnocitrus littoralis)
pertama kali ditemukan oleh J.E. Teijsman pada tanggal 6 Oktober 1854 di
pantai Lasem, Rembang. Tanggal 24 Agustus 1930 dibuat koleksi
khusus di pantai dekat Lendang, Rembang. Selain di Rembang jeruk ini juga
terdapat di kepulauan Riau dan Vietnam. Tetapi dengan sifat plasma nuftah
yang berbeda. Di Riau jenis jeruk ini ditemukan oleh Ismail Husai di
pulau Rangsang, Riau, pada tahun 1980.

Pohon
jeruk jepara berupa perdu setinggi kurang lebih 3 meter. Buahnya
berdiameter sekitar 3-5 cm. Di dalamnya terdapat ruangan, yang
masing-masing terisi dari 2 biji. Rasanya asam campur asin. Kandungan air
dalam buah sangat minim, jadi isi buah jeruk ini tidak enak di makan.


Tanaman
ini mempunyai kekuatan yang luar biasa, tahan penyakit dan mampu hidup di
tanah berpasir dengan kadar garam yang tinggi. Juga banyak terdapat di
daerah rawa-rawa di pinggir pantai, dan tepian sungai dekat pantai. Sifat
pertumbuhan tanaman mirip sekali dengan pohon bakau.

Karena
jeruk ini tahan atas serangan penyakit, maka cukup ampuh dan dapat
digunakan sebagai batang bawah jeruk komersial yang mudah terserang
penyakit. Sebagai batang bawah, kemungkinan besar jeruk jepara bisa
digunakan untuk anti penyakit CVPD.



[envorum] Kritik atas posting berseri/berita on line

1999-08-28 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

Mbak Diah,

Sekali lagi terima kasih atas masukannya yang amat berharga.
Hal ini menjadikan saya dapat berintropeksi diri atas segala
aktivitas saya berinternet/beremail.

Bagi kawan-kawan yang tertarik dengan artikel ttg tumbuh-
tumbuhan Indonesia yang mulai langka bisa langsung 
berhubungan dengan saya (sebaiknya lewat japri saja), 
seperti sarannya Mbak Diah.

Selamat berakhir minggu.
Dan maaf bila saya telah banyak mengganggu proses
beremail anda semua.

Terima kasih atas perhatiannya.

Salam sejahtera,
Djuni "Lethek" Pristiyanto


NB. Dari tanggal 30/8 - 12/9 saya ada acara di 
Yogyakarta. Jadi, sampai ketemu dua minggu lagi.

-
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
atau di http://www.egroups.com/list/envorum



[envorum] Piagam MAB Untuk Peneliti Muda Dan Pengelola Lingkungan

1999-09-22 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

http://suarapembaruan.com/News/1999/09/210999/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

Piagam MAB Untuk Peneliti Muda Dan Pengelola Lingkungan

Jakarta, Pembaruan

Bila Anda seorang peneliti muda (berusia 25 - 40 tahun) dalam bidang lingkungan hidup
maka ada kesempatan untuk mendapatkan Piagam MAB (Man and the Biosphere)
yang dikeluarkan LIPI, MAB Indo-nesia, dan Unesco. 

Kesempatan yang sama juga diberikan kepada pengelola muda lingkungan hidup yang
bekerja di taman-taman nasional, kantor-kantor pemerintah, pekerja LSM, dan pegawai
swasta yang bekerja pada perusahaan ekowisata.

Juga bila Anda berhasil merekayasa teknologi alternatif dan teknik-teknik dalam
penggunaan sumber daya alam di kawasan pedesaan dan kawasan penyangga daerah
yang dilindungi, maka bisa berpeluang meraih Piagam MAB. 

Caranya, Anda harus membuat laporan tentang kegiatan tersebut sesuai dengan formulir
yang telah disediakan panitia.

Piagam MAB merupakan salah satu upaya bagi generasi muda dalam menangani
masalah-masalah lingkungan hidup yang kritis di Indonesia. Diharapkan, piagam ini dapat
membawa pesan mengenai kewajiban dan kemungkinan sumbangan untuk mencari solusi
melalui karya profesional. 

Menurut Kepala Biro Pemasyarakatan Iptek LIPI Dr Amru Hydari Nazif baru-baru ini,
Panitia Nasional MAB terdiri dari ilmuwan dan pengelola senior dari lembaga penelitian
di Indonesia. Panitia ini juga bekerja sama dengan LSM nasional dan internasional.
Dengan mekanisme seperti ini, mutu piagam lebih terjamin.''Calon penerima Piagam
MAB dipilih tanpa melihat kepada jenis kelamin, agama, dan suku asalnya. Prioritas
diberikan kepada orang muda yang bekerja di tingkat bawah dalam masyarakat,'' jelas
Amru. 

Panitia memberikan hibah sekitar seribu dolar AS bagi penerima terpilih. Direncanakan,
Piagam MAB ini diberikan setiap tahun kepada maksimal 10 penerima. Bagi yang
berminat bisa meng-hubungi Panitia Piagam MAB, Biro Pemasyarakatan Iptek LIPI, Jl
Gatot Subroto No 10, Jakarta, telp/fax 021-5221683. 

(B-12)


Last modified: 9/21/99 


-
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
dan di http://www.egroups.com/list/envorum



[envorum] [Buku] Kalau Ratifikasi tidak Disosialisasi

1999-10-23 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

http://kompas.com/kompas-cetak/9910/23/DIKBUD/kala25.htm
 Sabtu, 23 Oktober 1999 

 Kalau Ratifikasi tidak Disosialisasi
 TINJAUAN BUKU

 Judul: Seri Konvensi Internasional Lingkungan, 
penulis: Tim Fakultas
 Hukum Universitas Atmajaya, Penerbit: Wahana 
Lingkungan Hidup
 Indonesia bekerja sama dengan Fakultas Hukum Unika 
Atmajaya
 Jakarta, 1999, tebal: xiv+118 (termasuk Daftar 
Pustaka).



 PEMERINTAH Indonesia bisa digolongkan rajin mengikuti 
berbagai
 pertemuan internasional dan meratifikasi konvensi 
yang dihasilkan.
 Hampir semua konvensi, entah itu soal lingkungan, hak 
asasi,
 pemberdayaan perempuan, atau perlindungan anak, oleh 
negara ini
 sudah diratifikasinya.

 Cuma sayangnya, ratifikasi jarang ditindaklanjuti. 
Tak ada upaya
 mensosialisasikan ke masyarakat, bahkan konvensi yang 
sudah
 diratifikasi sering dilanggar sendiri. Banyak 
contohnya; konvensi hak
 asasi manusia, penghapusan segala bentuk diskriminasi 
pada
 perempuan, konvensi hak anak, juga berbagai konvensi 
lingkungan
 dengan maraknya perusakan lingkungan di Tanah Air.

 Karena itu terbitnya buku Seri Konvensi Internasional 
Lingkungan
 patut diiringi rasa syukur. Bisa dikatakan, inilah 
buku pertama yang
 mencoba mengumpulkan berbagai konvensi internasional 
di bidang
 lingkungan yang sudah diratifikasi Indonesia. Dengan 
beredarnya
 buku ini, masyarakat mudah mempelajari isi 
konvensi-konvensi itu.
 Kalau nanti ada pelanggaran, mereka bisa 
mengontrolnya.

 Buku ini punya nilai plus lainnya, yakni ditulis oleh 
para mahasiswa
 yang mungkin saja mereka nanti menjadi pengambil 
keputusan,
 pelaksana, ataupun pengamat pelaksanaan 
konvensi-konvensi itu di
 masa depan.

 ***

 KONVENSI internasional adalah salah satu sumber hukum 
yang
 dapat digunakan untuk menanggulangi berbagai masalah 
lingkungan
 yang kini terjadi di Indonesia. Mulai dari kebakaran 
hutan,
 perdagangan satwa liar, ekspor-impor limbah B3 (bahan 
beracun
 berbahaya), sampai pengendalian polusi dari industri. 
Pembukaan
 hutan dengan cara bakar yang sudah dilarang, 
kenyataannya tetap
 berjalan. Bahkan pelaku yang terbukti menyebabkan 
kebakaran
 hutan, dibebaskan pengadilan.

 Pembabatan di berbagai taman nasional, juga aman-aman 
saja.
 Contoh paling parah adalah Taman Nasional Gunung 
Leuser (TNGL).
 Michele Y Merril, mahasiswa antropologi Universitas 
Duke AS yang
 tengah mengadakan penelitian di Pos Penelitian Suak 
Belimbing,
 Kabupaten Aceh Selatan, melaporkan, gemuruh pohon 
tumbang
 terdengar tiap 3-4 menit. Namun, tak ada tindakan 
nyata.

 Direktur Unit Manajemen Leuser Mike Griffith awal 
tahun ini
 memperkirakan, dari dua juta hektar seluruh ekosistem 
Leuser
 (taman nasionalnya seluas 890.000 ha) sudah 300.000 
ha rusak.
 Padahal setahun lalu baru 150.000-200.000 ha.

 Hasil investigasi Telapak Indonesia dan Environmental 
Investigation
 Agency menunjukkan, para raja kayu serta oknum aparat 
kepolisian
 dan militer berada di balik aktivitas penebangan liar 
itu. Korupsi,
 kolusi dan nepotisme (KKN) dengan oknum kehutanan, 
makin
 memungkinkan illegal logging terus berlangsung.

 Perdagangan satwa langka adalah isu berikutnya. 
Terbitnya
 Peraturan Pemerintah (PP) No 8/1999 tentang 
pemanfaatan jenis
 

[envorum] Fwd: Pusat Pelestarian Mangrove

1999-10-23 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

Untuk Rekan Diah,

Coba anda kontak alamat2 di bawah ini yang sedang diskusi ttg mangrove.
Semoga berguna.

Salam,
Djuni Lethek

--
Date: Tue, 05 Oct 1999 14:34:27 +0700
To: [EMAIL PROTECTED]
From: COREMAP BAPPEDA TK I RIAU [EMAIL PROTECTED]
:
Subject: [pesisir-laut] Fwd: Pusat Pelestarian Mangrove
:
:

:


Date: Mon, 4 Oct 1999 05:28:28 +0700 (WIB)
X-Sender: [EMAIL PROTECTED]
X-Mailer: Windows Eudora Light Version 1.5.2
To: [EMAIL PROTECTED]
From: Didin Sastrapradja [EMAIL PROTECTED]
Subject: Pusat Pelestarian Mangrove

 Date: Mon, 01 Jan 1990 02:01:15
 To: [EMAIL PROTECTED]
 From: Didin Sastrapradja [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Pusat Pelestarian Mangrove
 
 Dalam tiap pertemuan, apakah itu seminar, lokakarya, sarasehan, dan
tulisan-tulisan populer, selalu diinformasikan bahwa:
 a.  kita negara yang kaya akan keanekaragaman hayati darat dan laut,
pesisir, perairan tawar, dan menduduki peringkat  nomor 1, 2 atau tiga di
dunia, terserah siapa yang memberitakan.
 b. kerusakan KH terjadi besar-besaran, di hutan, di terumbu karang, di
pesisir, dan di badan-badan air tawar, karena kebijakan yang salah, konversi
ekosistem mangrove menjadi tambak, hotel, pemukiman kumuh, eksploitasi
berlebihan, kemiskinan, dsb.nya.
 
 Yang jarang/belum diinformasikan secara seimbang adalah keberhasilan kita
(orang Indonesia) dalam mencegah atau mengurangi penyusutan kekayaan ini, di
mana , seberapa besar, oleh siapa.  Hal ini yang kami  kira bisa dimulai
oleh COREMAP-Riau di wilayah Riau sendiri, sehingga keberhasilan itu bisa
ditiru oleh wilayah lain di Indonesia.  Kalau kita hanya merenungi
kemerosotan mangrove dan mencatat semakin mengecilnya area mangrove alami
kita, kecenderungannya adalah kita mencari kambing hitam siapa yang merusak.
Mengenai usul ibu Yayuk dan pak Djon untuk membikin  "Gene Bank" jenis-jenis
mangrove, usul itu sangat simpatik, tetapi ...tanpa dikaitkan dengan
pemanfaatan, usaha membuat tempat konservasi (alami, atau ddalam bentuk
KEBUN BOTANI, TAMAN HUTAN RAYA, kebun koleksi, gene bank) TIDAK AKAN
BERLANJUT.  Pengembangan tapak pelestarian memerlukan pemikiran mendalam dan
komitmen yang berkelanjutan antara pengambil kebijakan, pengelola kawasan,
maasyarakat ilmiah dan masyarakat luas (KSM, LSM, penduduk setempat).  Bila
masing-masing pihak tidak merasakan keuntungannya dari usaha ini, maka rasa
acuh tak acuh akan mendominansi, dan usaha tersebut tidak berlanjut.  Di
Indonesia, seeringnya pergantian pengambil keputusan dan pejabat
memungkinkan usaha pelestarian yang berjangka amat panjang itu, tidak
berkelanjutan.
 
 COREMAP merupakan proyek bersama, yang berjangka waktu terbatas, karena
pendanaan yang bergantung pada pihak luar.  Kami hanya berharap dalam
kerangka waktu hidup yang terbatas itu, COREMAP tidak mengulangi nasib
seperti proyek-proyek lain.  Habis bantuan luar, selesai pula kegiatannya.
Agar proyek COREMAP dapat dinikmati para pelaku pembangunan, kami
mengusulkan supaya COREMAP-Riau meninjau keberhasilan Thailand dalam
mengembangkan kawasan mangrovenya untuk pelestarian dan pemanfaatan
berkelanjutan (usulan ibu Yayuk dan Pak Djon).  Unsur-unsur yang menyebabkan
proyek Thailand itu bergulir ke arah sukses bisa dicatat dan diperdebatkan
mungkin tidaknya Indonesia "meniru"nya. Bila tertarik, kami akan
menghubungkan anda dengan pemimpin Proyeknya.
 
 Salam sejahtera.  Didin dan Setijati

-
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
dan di http://www.egroups.com/list/envorum



Re: [envorum] alamat jaring pela

1999-10-23 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

At 20:28 23/10/99 +0100, priyo asmoro wrote:
numpang nanya, apa ada kawan-kawan di sini yang tahu alamat 
'konsorsium' jaring pela? kawan dari latin, apa ada yang di 
---cut---

Untuk Jaring Pela anda dapat menghubungi Ery Damayanti 
di Yayasan TELAPAK: [EMAIL PROTECTED]

Alamat LATIN : [EMAIL PROTECTED]

Salam,
Djuni Lethek

-
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
dan di http://www.egroups.com/list/envorum



Re: [envorum] Mangrove Forest

1999-10-23 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

At 08:37 24/10/99 +0700, Diah wrote:
Teman saya yang saat ini sedang mengambil studi di ANU sangat memerlukan
informasi mengenai Mangrove Forest. Apakah ada yang bisa memberikan
informasi tersebut, khususnya peta mangrove forest? Terima kasih.
---cut--

Anda dapat menghubungi WETLAND Ina dg George Sitania di:
[EMAIL PROTECTED]

Yang jelas WETLANDS punya data base ttg lahan basah, termasuk 
mangrove forest, di Indonesia.

Salam,
Djuni Lethek

-
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
dan di http://www.egroups.com/list/envorum



[envorum] [Beling] Berita Lingkungan 28 Maret 2000

2000-03-28 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0003/28/IPTEK/caga10.htm
Selasa, 28 Maret 2000

Cagar Alam Dirambah, Sungai Ular Terancam
Medan, Kompas 

Cagar Alam Dolok Tinggi Raja (CA-DTR) dan hutan lindung di
Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, terus dirambah
kelompok-kelompok masyarakat, baik untuk perladangan maupun
untuk diambil kayunya untuk dijual. Meski perambahan berlangsung
pada sekitar 15 hektar lahan, namun dampak nyata setidaknya
tercermin pada debit air Sungai Ular.

Hasil pengamatan Kompas di lapangan, Sungai Ular yang membelah
Kabupaten Deliserdang dan merupakan salah satu sungai terbesar di
Sumut setelah Sungai Asahan itu, selama setahun ini debit airnya
cepat menyusut saat musim kemarau. Sebaliknya, sering meluap
saat musim hujan. 


http://www.mediaindo.co.id/detail_news.asp?id=232800191940
Selasa, 28 Maret 2000

Rekayasa Genetika, bak Pentas Drama Kontemporer
Media Indonesia - Kesra (3/28/00)

KONTROVERSI makanan hasil rekayasa genetika, genetically modification atau pangan GM, 
kian
menyerupai pentas drama kontemporer. Alur cerita dan kemampuan akting sang pelakon 
terlalu maju
untuk dipahami penonton awam. 

Dua pemain utama, perusahaan pangan GM ibarat menyandang peran antagonis yang 
berhadapan
dengan ksatria yang diperankan aktivis LSM konsumen. Para pemain pembantu adalah 
peneliti, yang
asyik dengan segala macam percobaan berdana besar, si aktris panggung yang lain 
(pemerintah) jadi si peragu dan cocok dijadikan kambing hitam. 

Pertunjukan menjadi seru karena bumbu intrik politik, perdagangan global, persaingan 
usaha, dan peran  media massa. Sesekali diletupkan sebuah kasus, seperti pencemaran 
dioksin atau bersarangnya virus di otak sapi. 


http://www.kompas.com/kompas-cetak/0003/28/IPTEK/indo10.htm
Selasa, 28 Maret 2000

Indonesia Hadapi Dilema Penggunaan Produk Transgenik
Jakarta, Kompas 

Sebagai negara pengekspor kedelai, Amerika Serikat tidak
membedakan kedelai biasa dengan hasil rekayasa genetika atau
transgenik. Sementara Indonesia sebagai pengimpor, sulit
mengelakkan kedelai transgenik karena belum mampu memenuhi
kebutuhan kedelai dalam negerinya. 

Satu hal yang juga dilematis adalah, negara berkembang termasuk
Indonesia tidak dapat memaksa AS untuk tidak mengekspor kedelai
hasil rekayasa genetika. Negeri adidaya yang bukan anggota
Convention of Bio Diversity (CBD) itu menyatakan, penggunaan
bioteknologi pada tanaman pangan tidak menimbulkan masalah bagi
kesehatan. Sementara Indonesia belum memiliki peraturan tentang
keamanan pangan, yang antara lain menetapkan memberikan
informasi dan membubuhkan label bagi produk impor transgenik. 


http://suarapembaruan.com/News/2000/03/28/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

Pencurian Kayu di Hutan Lindung Pandeglang
Pandeglang, 28 Maret

Aksi penebangan kayu liar di hutan lindung kaki Gunung Karang yang masuk wilayah
Kabupaten Pandeglang dan Serang, dilaporkan semakin meluas. Menurut catatan, luas 
hutan ini
sekitar 3.000 hektare, sedangkan yang gundul sekitar 30 hektare, demikian laporan yang
diterima Pembaruan, hari Selasa (28/3).

Salah seorang tokoh masyarakat Desa Kaduengang, Kabupaten Pandeglang, Eman menuturkan
aksi penebangan liar ini diperkirakan sudah berjalan empat tahun. Setelah pohon-pohon 
itu
ditebang kemudian dipotong menjadi kayu gelondongan. Tiga hari kemudian baru digotong 
ke
jalan raya dan dinaikkan ke atas truk untuk dijual.


http://www.kompas.com/kompas-cetak/0003/28/IPTEK/sepu10.htm
Selasa, 28 Maret 2000

Menneg LH Sonny Keraf:  Sepuluh Perusahaan Terlibat Kasus
Pembakaran Lahan/Hutan
Jakarta, Kompas

Setidaknya sepuluh perusahaan yang diduga bertanggung jawab atas
pembakaran lahan/hutan yang terjadi belakangan ini, khususnya di
daerah Sumatera dan Kalimantan. Dua di antaranya adalah
perusahaan milik pengusaha asal Malaysia, dan satu lainnya milik
pengusaha Singapura. Semua yang dinilai bersalah akan dikenakan
hukuman sesuai peraturan yang berlaku. Demikian penegasan
Menteri Negara Lingkungan Hidup (Menneg LH) Sonny Keraf hari
Senin (27/3) di Kuala Lumpur, Malaysia. Dikatakan, Indonesia sudah
membentuk tim khusus untuk menangani masalah pembakaran
lahan/hutan ini. 

"Saya memberi perhatian khusus untuk menghentikan masalah
pembakaran lahan/hutan ini, sebab jika kita tidak berhasil, kita akan
menghadapi masalah yang sama terus-menerus," tandas Keraf,
dalam kunjungan kerja empat harinya ke Malaysia.


http://suarapembaruan.com/News/2000/03/28/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

Bandara di Taman Nasional Kutai akan Diperluas
Samarinda, 28 Maret

Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kalimantan Timur) akan mengambil alih Bandar Udara
(Bandara) Sangkimah untuk umum setelah memperpanjang landasan pacunya menjadi
1.200-2000 m dari semula hanya 900 m. Bandara ini terletak di Desa Sangkimah, dalam 
areal
Taman Nasional (TN) Kutai.

Sangkimah sendiri adalah satu dari tiga desa definitif di TN Kutai, yang telah dihuni 
ribuan
penduduk jauh sebelum kawasan itu ditetapkan sebagai TN Kutai. Dua desa lainnya, Teluk
Pandan 

[envorum] UU No. 41 Th. 1999 tentang Kehutanan (2)

2000-04-09 Terurut Topik Djuni Pristiyanto


BAB IV
PERENCANAAN KEHUTANAN

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 11
(1) Perencanaan kehutanan dimaksudkan untuk memberikan pedoman dan arah yang
menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan kehutanan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3. 
(2) Perencanaan kehutanan dilaksanakan secara transparan, bertanggung-gugat,
partisipatif, terpadu, serta memperhatikan kekhasan dan aspirasi daerah. 

Pasal 12
Perencanaan kehutanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf a,
meliputi: 
a.  inventarisasi hutan, 
b.  pengukuhan kawasan hutan, 
c.  penatagunaan kawasan hutan, 
d.  pembentukan wilayah pengelolaan hutan, dan 
e.  penyusunan rencana kehutanan. 

Bagian Kedua
Inventarisasi Hutan

Pasal 13
(1) Inventarisasi hutan dilaksanakan untuk mengetahui dan memperoleh data
dan informasi tentang sumber daya, potensi kekayaan alam hutan, serta
lingkungannya secara lengkap. 
(2) Inventarisasi hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
survei mengenai status dan keadaan fisik hutan, flora dan fauna, sumber daya
manusia, serta kondisi sosial masyarakat di dalam dan di sekitar hutan. 
(3) Inventarisasi hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari: 
a.  inventarisasi hutan tingkat nasional, 
b.  inventarisasi hutan tingkat wilayah, 
c.  inventarisasi hutan tingkat daerah aliran sungai, dan 
d.  inventarisasi hutan tingkat unit pengelolaan. 
(4) Hasil inventarisasi hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),
dan ayat (3) antara lain dipergunakan sebagai dasar pengukuhan kawasan hutan,
penyusunan neraca sumber daya hutan, penyusunan rencana kehutanan, dan sistem
informasi kehutanan. 
(5) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan
ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah. 

Bagian Ketiga
Pengukuhan Kawasan Hutan

Pasal 14
(1) Berdasarkan inventarisasi hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13,
pemerintah menyelenggarakan pengukuhan kawasan hutan. 
(2) Kegiatan pengukuhan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilakukan untuk memberikan kepastian hukum atas kawasan hutan. 

Pasal 15
(1) Pengukuhan kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dilakukan
melalui proses sebagai berikut: 
a.  penunjukan kawasan hutan, 
b.  penataan batas kawasan hutan, 
c.  pemetaan kawasan hutan, dan 
d.  penetapan kawasan hutan. 
(2) Pengukuhan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan memperhatikan rencana tata ruang wilayah. 

Bagian Keempat
Penatagunaan Kawasan Hutan

Pasal 16
(1) Berdasarkan hasil pengukuhan kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14 dan Pasal 15, pemerintah menyelenggarakan penatagunaan kawasan hutan. 
(2) Penatagunaan kawasan hutan meliputi kegiatan penetapan fungsi dan
penggunaan kawasan hutan. 
(3) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
diatur dengan Peraturan Pemerintah. 

Bagian Kelima
Pembentukan Wilayah Pengelolaan Hutan

Pasal 17
(1) Pembentukan wilayah pengelolaan hutan dilaksanakan untuk tingkat:  
a.  propinsi, 
b.  kabupaten/kota, dan 
c.  unit pengelolaan. 
(2) Pembentukan wilayah pengelolaan hutan tingkat unit pengelolaan
dilaksanakan dengan mempertimbangkan karakteristik lahan, tipe hutan, fungsi
hutan, kondisi daerah aliran sungai, sosial budaya, ekonomi, kelembagaan
masyarakat setempat termasuk masyarakat hukum adat dan batas administrasi
pemerintahan. 
(3) Pembentukan unit pengelolaan hutan yang melampaui batas administrasi
pemerintahan karena kondisi dan karakteristik serta tipe hutan, penetapannya
diatur secara khusus oleh Menteri. 

Pasal 18
(1) Pemerintah menetapkan dan mempertahankan kecukupan luas kawasan hutan
dan penutupan hutan untuk setiap daerah aliran sungai, dan atau pulau guna
optimalisasi manfaat lingkungan, manfaat sosial, dan manfaat ekonomi masyarakat
setempat. 
(2) Luas kawasan hutan yang harus dipertahankan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) minimal 30% (tiga puluh persen) dari luas daerah aliran sungai dan
atau pulau dengan sebaran yang proporsional. 

Pasal 19
(1) Perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan ditetapkan oleh Pemerintah
dengan didasarkan pada hasil penelitian terpadu. 
(2) Perubahan peruntukan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang berdampak penting dan cakupan yang luas serta bernilai strategis,
ditetapkan oleh Pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. 
(3) Ketentuan tentang tata cara perubahan peruntukan kawasan hutan dan
perubahan fungsi kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
diatur dengan Peraturan Pemerintah. 



[envorum] UU No. 41 Th. 1999 tentang Kehutanan (5)

2000-04-10 Terurut Topik Djuni Pristiyanto


Bagian Kelima
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam

Pasal 46
Penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam bertujuan menjaga hutan,
kawasan hutan dan lingkungannya, agar fungsi lindung, fungsi konservasi, dan
fungsi produksi, tercapai secara optimal dan lestari. 

Pasal 47
Perlindungan hutan dan kawasan hutan merupakan usaha untuk: 
a.  mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan
yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam,
hama, serta penyakit; dan 
b.  mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat, dan perorangan
atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang
berhubungan dengan pengelolaan hutan. 

Pasal 48
(1) Pemerintah mengatur perlindungan hutan, baik di dalam maupun di luar
kawasan hutan. 
(2) Perlindungan hutan pada hutan negara dilaksanakan oleh pemerintah. 
(3) Pemegang izin usaha pemanfaatan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
27 dan Pasal 29, serta pihak-pihak yang menerima wewenang pengelolaan hutan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, diwajibkan melindungi hutan dalam areal
kerjanya. 
(4) Perlindungan hutan pada hutan hak dilakukan oleh pemegang haknya. 
(5) Untuk menjamin pelaksanaan perlindungan hutan yang sebaik-baiknya,
masyarakat diikutsertakan dalam upaya perlindungan hutan. 
(6) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),
ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) diatur dengan Peraturan Pemerintah. 

Pasal 49
Pemegang hak atau izin bertanggung jawab atas terjadinya kebakaran hutan di
areal kerjanya. 

Pasal 50
(1) Setiap orang dilarang merusak prasarana dan sarana perlindungan hutan. 
(2) Setiap orang yang diberikan izin usaha pemanfaatan kawasan, izin usaha
pemanfaatan jasa lingkungan, izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan
kayu, serta izin pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu, dilarang melakukan
kegiatan yang menimbulkan kerusakan hutan. 
(3) Setiap orang dilarang: 
a.  mengerjakan dan atau menggunakan dan atau menduduki kawasan hutan secara
tidak sah; 
b.  merambah kawasan hutan; 
c.  melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan dengan radius atau jarak
sampai dengan: 
1.  500 (lima ratus) meter dari tepi waduk atau danau; 
2.  200 (dua ratus) meter dari tepi mata air dan kiri kanan sungai di daerah
rawa; 
3.  100 (seratus) meter dari kiri kanan tepi sungai; 
4.  50 (lima puluh) meter dari kiri kanan tepi anak sungai; 
5.  2 (dua) kali kedalaman jurang dari tepi jurang; 
6.  130 (seratus tiga puluh) kali selisih pasang tertinggi dan pasang
terendah dari tepi pantai. 
d.  membakar hutan; 
e.  menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan di dalam hutan
tanpa memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang; 
f.  menerima, membeli atau menjual, menerima tukar, menerima titipan,
menyimpan, atau memiliki hasil hutan yang diketahui atau patut diduga berasal
dari kawasan hutan yang diambil atau dipungut secara tidak sah; 
g.  melakukan kegiatan penyelidikan umum atau eksplorasi atau eksploitasi
bahan tambang di dalam kawasan hutan, tanpa izin Menteri; 
h.  mengangkut, menguasai, atau memiliki hasil hutan yang tidak dilengkapi
bersama-sama dengan surat keterangan sahnya hasil hutan; 
i.  menggembalakan ternak di dalam kawasan hutan yang tidak ditunjuk secara
khusus untuk maksud tersebut oleh pejabat yang berwenang; 
j.  membawa alat-alat berat dan atau alat-alat lainnya yang lazim atau patut
diduga akan digunakan untuk mengangkut hasil hutan di dalam kawasan hutan,
tanpa izin pejabat yang berwenang; 
k.  membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk menebang, memotong, atau
membelah pohon di dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang berwenang; 
l.  membuang benda-benda yang dapat menyebabkan kebakaran dan kerusakan
serta membahayakan keberadaan atau kelangsungan fungsi hutan ke dalam kawasan
hutan; dan 
m.  mengeluarkan, membawa, dan mengangkut tumbuh-tumbuhan dan satwa liar
yang tidak dilindungi undang-undang yang berasal dari kawasan hutan tanpa izin
dari pejabat yang berwenang. 
(4) Ketentuan tentang mengeluarkan, membawa, dan atau mengangkut tumbuhan
dan atau satwa yang dilindungi, diatur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. 

Pasal 51
(1) Untuk menjamin terselenggaranya perlindungan hutan, maka kepada pejabat
kehutanan tertentu sesuai dengan sifat pekerjaannya diberikan wewenang
kepolisian khusus. 
(2) Pejabat yang diberi wewenang kepolisian khusus sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berwenang untuk: 
a.  mengadakan patroli/perondaan di dalam kawasan hutan atau wilayah
hukumnya; 
b.  memeriksa surat-surat atau dokumen yang berkaitan dengan pengangkutan
hasil hutan di dalam kawasan hutan atau wilayah hukumnya; 
c.  menerima laporan tentang telah terjadinya tindak pidana yang menyangkut
hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan; 
d.  mencari keterangan dan barang bukti 

[envorum] Beasiswa ke Belanda -Forwarded

2000-05-19 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

Date: Wed, 17 May 2000 19:46:33 +0900
From: Muhammad Putrawidjaja [EMAIL PROTECTED]
Subject: [BIOMA-LAUT] Beasiswa ke Belanda -Forwarded

Dear Mariners,
Ini ada info beasiswa S2 ke Belanda.
Cheers,
Ciput
---
Date: Wed, 17 May 2000 19:13:07 +0900
From: Muhammad Putrawidjaja [EMAIL PROTECTED]

Dear All,

Saya mendapat info mengenai beasiswa S2 ke Belanda.  Persyaratan
umumnya adalah:
1. TOEFL 213/550 atau IELTS 6.0
2. Umur max. 40 thn.
3. GPA 2,75
4. Deadline 1 Juni 2000

Bidang studi yang ditawarkan antara lain:
- Art and Humanities
- Social Studies and Behavioral Sciences
- Natural Sciences
- Urban and Regional Planning
- Agriculture, Forestry and Fishery
- Environmental Science
- Mass Communication and Information Science
- Mathematics Computer Science
- dll.

Berminat?  Bisa diklik saja di http://www.neth-embassy-jakarta.org
atau menghubungi alamat berikut:
Netherland Education Centre
Citra Graha 7th fl. #705
Jl. Jendral Gatot Subroto Kav. 35-36
Jakarta 12950
Tel. 021-520-0453, 520-1085
Fax. 021-520-0457
Email: [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]
Contact Person:
Ms. Monique Soesman (Head of Scholarship Department)
Ms. Siska Aprilianti (Scholarship Officer)

Good Luck,
Ciput 

-
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id




[envorum] Dr. Alexander Sonny Keraf: Saya Tak Bisa Dibujuk Rayu

2000-06-06 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

http://www.tempo.co.id/harian/wawancara/waw-keraf.html

Dr. Alexander Sonny Keraf: "Saya Tak Bisa Dibujuk Rayu" 

"GUS Dur mungkin salah memilih saya," ujar Dr Alexander Sonny Keraf suatu kali. Itu 
bukan sebuah apologi Menteri Negara Lingkungan Hidup, di tengah kritik masyarakat 
terhadap kebijakan Pemerintah mengenai kasus PT Freeport Indonesia dan Pt Inti 
Indorayon Utama belakangan ini. Yang pertama, berkaitan dengan bobolnya Waduk Wanagon 
di Timika yang membawa korban jiwa, dan karena itu Freeport diminta menurunkan 
produksinya. Yang kedua ­ini soal lama—masalah limbah pabrik pulp yang menjadi 
kontroversi, dan karena itu PT IIU untuk sementara hanya boleh memproduksi rayon. 

Kata-kata Sonny lebih berkait dengan kritik para aktivis lingkungan, yang menganggap 
lelaki yang pernah menjadi dosen filsafat di Universitas Atmajaya Jakarta ini tak 
tepat untuk mengurus masalah
lingkungan hidup. Sebenarnya Sonny sendiri melihat bahwa ilmunya (filsafat) justru 
bisa menjadi navigasi handal untuk membuat keputusan tepat mengenai lingkungan. 
Menurut lelaki kelahiran
Lamalera ini masalah lingkungan hidup di Indonesia tak berkait langsung dengan 
teknologi, melainkan dengan etik dan moralitas. Hutan rusak, udara kotor, sungai 
berbusa limbah, itu tak lain karena kita sedemikian tamak, hanya memikirkan 
kepentingan sendiri dan tuk hari ini, bukan mengacuhkan kepentingan bersama dan 
generasi mendatang. 

"Yang dibutuhkan bukan cuma high tech, tapi juga high touch," katanya. High 
touch,maksud Sonny, itulah sentuhan moral dan budaya. Dan itu sebabnya, kebijakan 
Menteri satu ini seperti tak memperhitungkan dampak pada politik dan ekonomi. Ia tak 
peduli, keputusannya mengenai Freeport dan IIU bisa mempengaruhi penanaman modal asing 
padahal kita sedang memerlukan modal itu. 

Berikut petikan wawancara Nezar Patria dari TEMPO Interaktif dengan Menteri yang
pernah naik gajah di Taman Safari ini tentang problem lingkungan hidup di era
reformasi. 

Posisi Anda tampaknya dilematis. Di satu sisi Anda diharapkan membantu mengundang 
modal asing, di sisi lain Anda harus melindungi lingkungan hidup yang tak jarang 
"merugikan" investor asing. Sebenarnya, bagaimana Anda menilai sikap para investor 
itu? 

Mereka sebenarnya menggunakan standar ganda. Nilai-nilai moral itu kan universal. 
Pembunuhan, di budaya mana pun, dianggap tindakan yang tak dapat dibenarkan. Demikian 
juga kepedulian terhadap
lingkungan, itu bersifat universal. Komitmen, serta tanggungjawab terhadap lingkungan, 
itu kan prinsip moral sebenarnya. Jadi kalau betul mereka punya dimensi internasional 
yang punya kode etik dan etik
bisnis yang baik, sebenarnya mereka harus menerapkan hal yang sama di sini. Di sana 
peduli lingkungan, maka di sini juga harus demikian. 

Lalu, apa masalahnya? 

Mereka memanfaatkan kelemahan hukum kita. Lalu juga kondisi sosial
politik kita yang membuka peluang buat korupsi, kolusi,dan nepotisme.
Selain itu, para penanam modal asing itu juga memanfaatkan
superioritas mereka di bidang politik dan ekonomi untuk menekan kita.
Mereka mencoba mendapatkan amdal yang belum beres, mendapatkan
izin secara tidak sah, kemudian seenaknya saja membuang limbah.
Sebenarnya, di negaranya sendiri, mereka tahu betul kalau tindakan itu
bisa dikenai denda, bisa dipenjarakan dan sebagainya. Mereka itu
melakukan kemunafikan dengan memanfaatkan posisi kita yang saat ini
lemah. Secara moral itu kan tidak benar.

Keputusan Anda yang berani bahwa Freeport Indonesia hatrus mengurangi produksi 
menyusul bencana di Wanagon, itu keputusan etik atau politik? Susah dikatakan apakah 
itu etik atau politik. Paling tidak, keputusan itu didasari oleh landasan moral: saya 
mau menertibkan hal yang salah. Bahwa itu dibaca sebagai keberanian politik, saya tak 
tahu --tak ada pretensi apa pun (dalam keputusan itu). Saya tahu ini standar 
internasional. Itu saya katakan kepada mereka. Akhirnya Freeport pun akhirnya tunduk 
pada keputusan ini. Pernahkah mereka mengancam menarik investasinya? 

Sejauh ini tidak ada. Bahkan Presiden Abdurrahman Wahid juga mendukung sikap saya ini. 
Wakil Presiden, yang bertugas mengkoordinasi masalah lingkungan, juga menunjukkan 
dukungan.
Rekan menteri yang lain juga mengerti, mereka melihat saya tulus mengerjakan ini, 
sehingga kepada pihak lain mereka sering bilang, Sonny Keraf itu tak punya kepentingan 
apa-apa.

Tapi, dalam kasus penutupan PT Indorayon di Porsea, Sumatera Utara, kesannya Anda tak 
sejalan dengan Menteri Negara Investasi...  

Saya kira bukan salah paham, melainkan karena ia orang bisnis, sehingga tugasnya 
adalah mengamankan investasi. Saya kira itu wajar. Dia khawatir kalau sikap keras itu 
menakutkan para investor asing. Tapi, sebenarnya tak ada masalah. Menteri Investasi 
malah minta sikap tegas
diambil kalau kita memang punya data-data yang kuat tentang pelanggaran lingkungan. 
Jadi, dunia internasional bisa melihat bahwa keputusan itu tidak mengandung bias. 
Bahkan kalau perlu kita terbuka
pada auditor 

[envorum] Database 1242 Desa-desa di Kalimantan Timur

2000-08-08 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

From: [EMAIL PROTECTED]
Date: Sun, 06 Aug 2000 02:02:36 +0700
Subject: [fkkm] Database 1242 Desa-desa di Kalimantan Timur (Database of 1242
Villages in East Kalimantan)


Kepada Semua Anggota Jaringan,

Melaui email ini kami sampaikan dengan senang hati bahwa pada bulan Juli 2000,
UPT. Perhutanan Sosial atau Center for Social Forestry, disingkat “CSF” 
bekerjasama dengan Laboratorium Perencanaan Hutan, Fakultas Kehutanan
Universitas Mulawarman (UNMUL) untuk pertama kalinya telah menerbitkan
“Database 1242 Desa-desa di Kalimantan Timur” dalam bentuk CD-R disc dan buku.

Data desa-desa di Kalimanatan Timur terkini yang tergabung menjadi satu dalam
buku, sampai saat ini masih belum ada.  Umumnya data-data tersebut masih
terpisah-pisah di Kecamatan; data-data yang ada di kantor pemerintah pun masih
belum mencukupi, tidak kontinyu dan kurang terkini.  Di sisi lain, sebagian
posisi desa di Kalimantan Timur sudah ada dalam peta Kalimantan Timur, tetapi
masih banyak yang belum tercantum.  Semua hal ini mendorong CSF untuk menyusun
database desa-desa di Kaltim dan posisi geografisnya.  Data ini dihubungkan
dengan peta GIS.

Beberapa informasi yang diperlukan (seperti nama desa, jumlah jiwa dan
lain-lain), terdapat dalam database tersebut.  Hal yang UNIK dari database
tersebut adalah informasi posisi/letak dan karakteristiknya.  Dengan mengetahui
letak/posisi dan karakteristik desa, banyak informasi berguna yang akan
diperoleh.  Contoh : posisi/letak semua desa di Kaltim yang mempunyai
penghasilan tambahan dari rotan, posisi/letak semua desa di Kaltim yang
pertumbuhannya di atas 4 % setahun, atau misalnya letak desa/posisi semua desa
di Kaltim yang mempunyai potensi wisata alam, adalah contoh-contoh yang
diperoleh melalui penggabungan posisi dan karakteristik desa.  Bidang ini yang
biasa dikenal dengan “Geographical Information System” (GIS).

Kami menyadari bahwa isi database tersebut masih banyak kekurangan, selalu
memerlukan revisi dan penyempurnaan, kerjasama selanjutnya dengan semua anggota
jaringan tentu akan saling menguntungkan semua pihak.

Bagi yang berminat dan ingin mengetahui lebih banyak, dapat menghubungi :

Ommy Oktasha atau Slamet Winarto
Di Center for Social Forestry (CSF) Universitas Mulawarman 
Telp. :  (0541) 201275 ;  206407 pada jam kerja Senin hingga Sabtu 
Fax : (0541)  206407
Email : [EMAIL PROTECTED]

Wassalam,

Tim CSF UNMUL


-
CENTER FOR SOCIAL FORESTRY - CSF   
(UPT. PERHUTANAN SOSIAL) 
(Universitas Mulawarman - The University College of  
The Cariboo/CIDA - Canada Partnership)
Address: Gedung Pascasarjana Magister Kehutanan - Kampus Gn. Kelua 
Jalan Ki Hajar Dewantara No. 7SAMARINDA 75123
KALIMANTAN TIMUR - INDONESIA
Tel. : +62 (0541) - 201275 ;  206407
Fax : +62 (0541) - 206407
E-mail : [EMAIL PROTECTED]  
[EMAIL PROTECTED]
Website :  http://www.csf.or.id 

- 



-
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id




[envorum] Tolak Teknologi Nuklir untuk Hasilkan Energi

2000-08-09 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

http://www.mediaindo.co.id/detail_news.asp?id=280900194221
  Rabu, 9 Agustus 2000

Tolak Teknologi Nuklir untuk Hasilkan Energi
Media Indonesia - Kesra (8/9/00)

JAKARTA (Media): Greenpeace dan Indonesian Climate Action Network mengimbau pemerintah 
untuk
memastikan bahwa suatu mekanisme pendanaan internasional yang berhubungan dengan isu 
perubahan
iklim tidak disalahgunakan untuk teknologi pembangkit energi yang kotor dan tidak 
lestari. 

Imbauan tersebut mengemuka dalam acara The Indonesia Roundtable Discussion on Climate 
Change di
Jakarta, kemarin. 

Mekanisme pendanaan model baru ini, kata Karl Mallon dari Greenpeace Internasional, 
adalah Clean
Development Mechanism (CDM) atau mekanisme pembangunan bersih yang diatur dalam 
``Kyoto Protocol
on Climate Change.`` 

CDM ini, jelasnya, mengizinkan negara industri untuk berinvestasi dalam proyek-proyek 
di negara
berkembang. Tujuannya untuk mereduksi emisi gas rumah kaca dan mengklaim `kredit` atas 
reduksi
tersebut dalam memenuhi target pengurangan emisi mereka. 

Sayangnya, ujar Mallon, banyak negara dan industri sedang memasukkan teknologi tak 
terbarui seperti
nuklir, batu bara, dan penyerap karbon dalam skema CDM. 

``Para pelobi nuklir dan batu bara sedang berupaya mengubah CDM jadi semacam subsidi 
baru bagi
proyek mereka,`` ujar Mallon. 

Alasannya sangat jelas. Penggunaan batu bara, kata dia, menurun sebanyak 5% tahun lalu 
dan industri
nuklir sudah sekarat di Barat. Mereka ingin membuang teknologi kotor itu ke negara 
berkembang. 


-
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id




[envorum] Padi Organik Dipanen

2000-08-10 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

http://www.suaramerdeka.com/harian/0008/10/eko4.htm
 Kamis, 10 Agustus 2000 

   Padi Organik Dipanen

   WONOGIRI - Bupati Wonogiri yang diwakili Pembantu Bupati Wilayah
   Wonogiri Kota Drs S Prihmardoyo MM, kemarin, memimpin panen
   perdana padi organik di lahan demonstrasi farming milik Kelompok
   Tani Sumber Makmur, Desa Jaten, Kecamatan Selogiri.

   Tanaman padi yang dijadikan lahan demonstrasi itu seluas 5 ha,
   menggunakan varietas mentik wangi. Teknik budi daya dilakukan
   dengan sistem ramah lingkungan, memakai pupuk alternatif TCP-36
   dan Wonder KCL produksi Wonderindo Pharmatama. Uji coba dilakukan
   atas kerja sama Satpel Bimas dan Dipertan Wonogiri dengan produsen
   pupuk Wonderindo.

   Ir Rahmad dan Ir Sriyanto yang memimpin pelaksanaan ubinan
   (perhitungan produksi) mengatakan, dari hasil pemetikan panen
   perdana dicapai angka ubinan (perhitungan produksi) 79,2 kuintal/ka
   atau angka produksi rata-rata 77,76 kuintal/Ha. 

   Lebih Besar

   Angka produksi itu relatif jauh lebih besar dibandingkan dengan angka
   rata-rata panen dari lahan nondemonstrasi farming, yang hanya 71,52
   kuintal/ha.

   Direktur Wonderindo Sofyan Tamara menyatakan dengan pupuk sama
   saat diuji coba di lahan demonstrasi plot di Cirebon, tingkat produksi
   rata-rata 85,04 kuintal/ha.

   Bupati dalam sambutan tertulis menyatakan budi daya dengan pupuk
   alternatif itu selain dapat memingkatkan produktivitas dan mutu
   produksi beras diharapkan juga menghemat biaya produksi.

   Kelompok tani tersebut dikenal menonjol dalam kreativitas bertani.
   Terbukti kelompok itu terpilih sebagai juara I lomba intensifikasi mina
   padi tingkat Jateng, yang kemudian maju ke tingkat
   nasional.(P27-22g) 

-
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/

-
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id




[envorum] Draf Penjelasan PP ttg Hutan Adat

2000-08-16 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

From: "Isna Hertati" [EMAIL PROTECTED]
Subject: Draft PP  tentang Hutan Adat
Date: Wed, 16 Aug 2000 20:10:42 +0700


PENJELASAN
ATAS
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR  TAHUN 2000

TENTANG
HUTAN ADAT  
I.  UMUM 
Hutan sebagai karunia dan amanah Tuhan YME yang dianugerahkan kepada bangsa
Indonesia  kekayaan alam yang tidak ternilai harganya, wajib disyukuri. Karunia
yang sekaligus sebagai amanah mengharuskan hutan untuk diurus dan dimanfaatkan
dengan akhlak mulia dalam rangka beribadah, sebagai perwujudan rasa syukur
kepada Tuhan YME.

Hutan sbg modal pembangunan nasional memiliki manfaat yang nyata bagi kehidupan
dan penghidupan bangsa Indonesia, baik manfaat ekologi, sosial budaya maupun
ekonomi, secara seimbang dan dinamis. Untuk itu hutan harus diurus dan
dikelola, dilindungi dan dimanfaatkan secara berkesinambungan bagi
kesejahteraan masy Indonesia, baik generasi sekarang maupun yang akan datang

Untuk mengantisipasi perkembangan aspirasi masy, maka sesuai dengan tuntutan UU
No. 41/1999 ttg Kehutanan bahwa hutan negara ialah yang berada pada tanah yang
tidak dibebani hak-hak atas tanah, termasuk di dalamnya hutan-hutan yang
sebelumnya dikuasai oleh masy hukum adat yang disebut hutan adat. Dengan
demikian masy hukum adat sepanjang menurut kenyataannya masih ada dan diakui
keberadaannya dapat melakukan kegiatan pengelolaan dan pemungutan hasil hutan

Agar pelaksanaan pengelolaan hutan dan pemungutan hasil hutan oleh Masy hukum
adat dapat mencapai tujuan dan sasaran yang ingin dicapai maka pemerintah dan
Pemda wajib melakukan pengaturan, pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
pengelolaan hutan dan pemungutan hasil hutan. Masy hukum adat diberi wewenang
sepenuhnya terhadap pengelolaan dan pemungutan hasil hutan untuk tujuan
peningkatan kesejahteraan

PP ini mencakup pengaturan masy hukum adat, hutan adat, pengelolaan hutan,
pemungutan hasil hutan, hak dan kewajiban, dan hapusnya masyarakat hukum adat.

Sedangkan pelaksanaan lebih rinci terhadap pelaksanaan pengelolaan hutan dan
pemungutan hasil hutan akan diatur lebih lanjut oleh menteri dan Perda   
II. PASAL DEMI PASAL 
 
Pasal 1
Cukup jelas 

Pasal 2
Cukup jelas 

Pasal 3  
(1)   
a.  Cukup jelas  
b.  Cukup jelas 
c.  Mempunyai wilayah hutan adat yang dimaksud adalah yang jelas
batas-batasnya dan diakui /disepakati oleh masyarakat hukum adat dan oleh
masyarakat lain di sekitarnya. Batas-batas dimaksud dapat bersifat batas alam
maupun batas buatan atau batas-batas lain sesuai dengan ketentuan hukum adat
d.  Cukup jelas  
e.  Cukup jelas   
Sebagaimana ditentukan dalam penjelasan UU No. 41 tahun 1999 bahwa hutan negara
ialah hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak-hak atas tanah
menurut UU No. 5/1960, termasuk di dalamnya hutan-hutan yang sebelumnya
dikuasai masyarakat hukum adat yang disebut hutan ulayat, hutan marga atau
sebutan lain. Dimasukkannya hutan-hutan yang dikuasai oleh masyarakat hukum
adat dalam pengertian hutan negara, adalah sebagai konsekuensi adanya hak
menguasai dan mengurus oleh negara sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat
dalam negara Kesatuan RI. Dengan demikian masyarakat hukum adat sepanjang
menurut kenyataannya masih ada dan diakui keberadaanya, dapat melakukan
kegiatan pengelolaan hutan dan pemungutan hasil hutan. Oleh karena itu
keberadaan suatu masyarakat hukum adat didasarkan pada kriteria-kriteria.

Kriteria keberadaan masy Hukum adat sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 adalah
kriteria yang bersifat komulatif. Artinya di dalam penelitian terhadap masy
Hukum adat tersebut, seluruh kriteria yang ada harus dipenuhi. Dalam hal ini di
dalam penelitian terdapat salah satu kriteria yang tidak terpenuhi, maka
berarti di wilayah tersebut sudah tidak ada lagi masyarakat hukum adat.
Meskipun di wilayah tersebut beberapa waktu yang lalu mungkin pernah ada
masyarakat hukum adat, namun mengingat saat ini sudah hilang, maka masyarakat
hukum adat tersebut tidak dapat dihidupkan lagi

(2) Cukup jelas 
 

Pasal 4  
(1) Menurut Prof C. Van Vollenhoven bahwa di Indonesia ada 19 lingkungan
hukum adat. Di dalam perkembangannya lingkungan hukum adat tersebut dapat
berkembang atau melemah. Berkembang atau melemahnya suatu masyarakat hukum adat
akan tergantung pada kondisi masyarakat itu sendiri 
Oleh karena itu untuk menentukan kebaradaan masy hukum adat, apakah masih ada
atau tidak, maka perlu adanya suatu penelitian. Penelitian keberadaan suatu
masyarakat hukum adat dilaksanakan oleh berbagai unsur, dimaksudkan untuk
menjamin objektifitas dari penelitian 
(2) Cukup jelas   
(3) Cukup jelas 

Pasal 5  
(1) Apakah usul keberadaan masyarakat hukum adat akan diterima atau tidak
tergantung pada hasil penelitian. Apabila berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa masyarakat yang bersangkutan memenuhi kriteria, maka usulan
memungkinkan dapat diterima, sebaliknya apabila tidak memenuhi kriteria maka
usulan ditolak  
(2) Cukup jelas 
(3) 

[envorum] Menteri LH Jangan Digabung dengan Eksplorasi Laut

2000-08-21 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

http://kompas.com/kompas-cetak/0008/21/IPTEK/ment10.htm
Senin, 21 Agustus 2000

Menteri LH Jangan Digabung dengan Eksplorasi Laut
Semarang, Kompas 

Kabinet baru yang akan dibentuk Presiden
Abdurrahman Wahid hendaknya tidak
mengabaikan masalah lingkungan hidup.
Karena itu, jika akan dilakukan penggabungan
sejumlah institusi dalam kabinet sekarang,
sebaiknya institusi lingkungan hidup tidak digabung dengan
eksplorasi laut dan perikanan.Hal ini dikemukakan Nabiel Makarim
yang mantan Deputi Pengendalian Pencemaran Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan (Bapedal), sehubungan informasi yang beredar
bahwa menteri lingkungan hidup akan digabung dengan lembaga
eksplorasi laut dan perikanan.

"Ada suara yang keras bahwa dalam kabinet ini kementerian
lingkungan hidup akan digabung dengan kementerian eksplorasi laut.
Saya berharap ini tidak akan terjadi," jelasnya kepada wartawan,
Sabtu (19/8) di Semarang.

Protes ini disampaikan Makarim, karena pengalaman selama ini,
sering terjadi kesalahan struktur dalam penggabungan institusi.
Artinya, institusi yang melakukan eksploitasi sering dicampur
dengan institusi yang melakukan konservasi. Dia mencontohkan, di
Departemen Kehutanan, di mana eksplorasi hutan dijadikan satu
atap dengan konservasi hutan. Akibatnya konservasi tidak berjalan
maksimal. 

"Itu kesalahan struktur. Jadi siapa pun menterinya, kalau
penggabungan seperti itu dilakukan tetap saja mengulang masa lalu.
Bayangkan saja, kalau nanti eksplorasi laut dicampur lingkungan
hidup, lingkungan yang akan hancur," ujarnya.

Dalam kaitan itu Makarim mengimbau agar penggabungan institusi
seperti itu jangan sampai terjadi. Apalagi dalam institusi lingkungan
hidup, paparnya, setiap keputusan membutuhkan koordinasi. Jika
yang dikoordinasikan tidak bisa menerima, bukan tidak mungkin
akan terjadi conflict of interest.

Berdiri sendiri

Makarim justru berpendapat, sebaiknya kementerian lingkungan
hidup berdiri sendiri atau kalau mau digabung harus dengan lembaga
yang programnya searah, seperti konservasi hutan dan tata ruang.


-
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id




[envorum] Berita Lingkungan 20 Oktober 2000

2000-10-20 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar : [EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/


http://kompas.com/kompas-cetak/0010/20/IPTEK/kons10.htm
Jumat, 20 Oktober 2000

Konservasi Sebaiknya Libatkan Masyarakat Lokal
Jakarta, Kompas 

Keberhasilan konservasi lingkungan tak bisa
dilepaskan dari masyarakat lokal.
Meningkatkan pendapatan dan melibatkan
masyarakat setempat akan menjamin upaya perlindungan sumber
daya alam. Hal itu dikemukakan Alexander F Watson, Wakil
Presiden dan Direktur Pelaksana International Conservation, dalam
wawancara dengan Kompas, Kamis (19/10) di Jakarta.

http://kompas.com/kompas-cetak/0010/20/IPTEK/sege10.htm
Jumat, 20 Oktober 2000

Segera Dibuat, Konsep Diversifikasi Pangan Nasional
Jakarta, Kompas

Ketergantungan masyarakat Indonesia pada beras sebagai bahan
makanan pokok, saat ini cenderung membengkak. Keadaan ini justru
semakin memperlemah ketahanan pangan nasional dan dapat
mengarah pada gangguan kestabilan sosial. Upaya
penganekaragaman pangan yang sudah dibahas sejak tahun
1970-an, tampaknya juga hingga kini tidak jalan karena tidak ada
konsep diversifikasi yang utuh dan runtun. Berkaitan dengan itu,
Forum Pengkajian Pangan dan Gizi Nasioanl akan segera membuat
konsep diversifikasi pangan nasional. Berdasarkan konsep itu
kemudian dilaksanakan gerakan nasional diversifikasi pangan.

http://kompas.com/kompas-cetak/0010/20/EKONOMI/perb14.htm
Jumat, 20 Oktober 2000

Perbaikan Pengelolaan Hutan Belum Efektif
Jakarta, Kompas 

Perbaikan pengelolaan sumber daya hutan dan industri yang
berbasis kehutanan yang dicanangkan sesuai komitmen Pemerintah
Indonesia kepada Consultative Group on Indonesia (CGI) dalam
Sidang CGI di Jakarta, bulan Februari 2000, hingga kini memang
belum efektif dilaksanakan.

http://kompas.com/kompas-cetak/0010/20/IPTEK/eros10.htm
Jumat, 20 Oktober 2000

Erosi Sungai Mahakam Tinggi
Samarinda, Kompas 

Tingkat sedimentasi lumpur di sepanjang Sungai Mahakam sudah
sangat tinggi, mencapai 60 sentimeter per bulan. Ini disebabkan
tingginya erosi akibat rusaknya hutan pada daerah aliran sungai
sepanjang 900 kilometer itu.

Kondisi alur lalu lintas kapal antara ruas Pelabuhan
Samarinda-Muara Pegah (kawasan Delta Mahakam) sepanjang 37
mil sangat memprihatinkan. Akibat pendangkalan, kapal-kapal yang
berbobot mati 6.000 gros ton ke atas harus menunggu air pasang
untuk masuk dan ke luar Pelabuhan Samarinda. Sementara
kapal-kapal yang berada di bawah 6.000 gros ton juga harus
hati-hati, sebab lebar alur hanya 60 meter dengan kedalaman hanya
enam meter.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0010/20/dar18.htm
Jumat, 20 Oktober 2000 

Bupati Berobsesi Mengaspal Puncak Gunung Sumbing

   TEMANGGUNG - Memasuki era otonomi, Bupati
   Temanggung Drs H Sardjono SH CN berobsesi
   memajukan sektor pariwisata. Keinginannya tidak
   tanggung-tanggung, membuat jalan beraspal
   sampai puncak Gunung Sumbing.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0010/20/dar9.htm
 Jumat, 20 Oktober 2000 

   Pengelolaan Penambangan Batu Truwili 
   Pimpinan Desa Mengajukan Izin 

   JEPARA - Setelah membentuk Forum Peduli Aset-aset Daerah (FPA2D)
   Kabupaten Jepara, para pimpinan desa dan tokoh masyarakat di
   sekitar Gunung Truwili, Kecamatan Keling kini sudah mulai memproses
   mengajukan izin pengelolaan dan penambangan.

http://kompas.com/kompas-cetak/0010/20/DAERAH/mimp34.htm
Jumat, 20 Oktober 2000

Mimpi Buruk Singkong Busuk 

TUMPUKAN puluhan ton singkong busuk di pinggir Jembatan II, Jalur
27, lokasi transmigrasi Kecamatan Airsugihan, Kabupaten Ogan
Komering Ilir (OKI) mulai menyusut. Gunungan hasil panen petani
yang tidak laku itu pun sudah tidak lagi mengeluarkan aroma
menyengat seperti bau busuk.Tidak ada warga yang berminat
mengupayakan benda tersebut pindah ke lokasi lain. Atau
membuang dan membersihkannya dari samping puskesmas
kecamatan itu. Setiap hari, paling-paling hanya beberapa ekor ayam
iseng yang mendekat. Namun, setelah mengais beberapa potongan,
mematuk-matuk sedikit, ayam-ayam langsung bergegas pergi. Ubi
busuk ternyata tidak menarik minat makhluk berkaki dua itu. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0010/20/DAERAH/puluh19.htm
Jumat, 20 Oktober 2000

Puluhan Ton Ikan Danau Maninjau Mati
Padang, Kompas 

Tercemarnya air Danau Maninjau di Kabupaten Agam, Sumatera
Barat, yang diduga karena beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga
Air (PLTA) Maninjau, menyebabkan budi daya ikan pada 2.858 unit
keramba jala apung, sejak tiga tahun terakhir, hancur. Para petani
ikan dilaporkan mengalami kerugian sedikitnya Rp 3,4 

[envorum] Berita Lingkungan 21 Oktober 2000 (1)

2000-10-21 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

http://suarapembaruan.com/News/2000/10/21/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

Sistem Kuota Penangkapan Ikan

Oleh TRIDOYO KUSUMASTANTO dan ARIF SATRIA 

da isu menarik berkaitan dengan rencana pemerintah untuk menerapkan sistem kuota 
dalam
penangkapan ikan. Tujuannya adalah melindungi nelayan kecil dari perusahaan kapal 
besar
(Suara Pembaruan, 6/9/2000). Meski ini baru merupakan rencana, namun penting untuk 
dikaji.
Apakah sistem kuota ini tepat untuk diterapkan di Indonesia saat ini? Nampaknya untuk
memahami masalah ini perlu digali lebih jauh genealogi teoretiknya serta menganalisis
berdasarkan pengalaman empirik negara-negara yang telah menerapkannya. Dengan demikian,
dapat tergambar prospek penerapan sistem kuota ini dalam konteks perikanan Indonesia.

http://suarapembaruan.com/News/2000/10/21/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

Ekosistem Terumbu Karang Indonesia di Era Milenium Baru

Tabel 1 

Status ekosistem terumbu karang di Indonesia dan beberapa negara ASEAN sebagai
perbandingan. Kategori didasarkan pada prosentase (%) penutupan coral hidup dalam
transek 75% (sangat baik), 50-75% (baik), 25-50% (sedang) dan 25% (buruk).

Oleh ZAINAL ARIFIN

   ada tanggal 23-27 Oktober 2000, Kota Denpasar, Bali, akan dibanjiri oleh lebih dari 
1.200
   peneliti dan pakar terumbu karang kaliber dunia dari seluruh penjuru benua. Selama 
5 hari,
di kota itu akan digelar International Coral Reef Symposium (ICRS) dengan tema
"Menjembatani Riset dan Pengelolaan untuk Pembangunan Berkelanjutan" (Bridging research
and management for Sustainable Development). 

http://suarapembaruan.com/News/2000/10/21/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

Pemda Irja Diminta Bentuk Dewan Kelautan Daerah
Jayapura, 21 Oktober

Departemen Kelautan dan Perikanan minta Pemda Provinsi Irian Jaya membentuk Dewan
Kelautan Daerah, guna membantu Dinas Perikanan setempat mengelola/mengamankan potensi
kelautan di Irja.

http://suarapembaruan.com/News/2000/10/21/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

Anggota DPR Laporkan Sekjen Dephutbun ke Polisi
Jakarta, 21 Oktober

Anggota DPR/MPR, Rosyid dengan didampingi kuasa hukumnya, AP Malau SH melaporkan
Sekjen Departemen Kehutanan dan Perkebunan, Suripto dalam kasus pencemaran nama baik
ke Polda Metro Jaya, Jumat (20/10) siang, di Jakarta. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0010/21/DAERAH/dolo19.htm
Sabtu, 21 Oktober 2000

Dolog Sumsel Ingkar, Harga Beras Anjlok
Palembang, Kompas

Harga beras petani di sentra Pemulutan, Kabupaten Ogan Komering
Ilir, Sumatera Selatan, kembali anjlok ke tingkat Rp 1.600 per
kilogram dari semula Rp 1.900-Rp 2.000. Penurunan harga ini terjadi
karena Depot Logistik (Dolog) Sumsel mengingkari janjinya membeli
beras dari petani.Pada tanggal 21 September 2000, Presidium Dolog
Sumsel yang dipimpin Teddy Yanuar Rachman menyatakan
menghentikan pembelian beras dari pengusaha. Pernyataan resmi
tersebut disampaikan Teddy di depan Komisi B DPRD Sumsel dan
disaksikan sejumlah wartawan, termasuk Kompas. Namun, Rabu
(18/10) lalu ternyata Dolog mengalihkan pengadaan beras lewat
pengusaha.

http://kompas.com/kompas-cetak/0010/21/EKONOMI/gili13.htm
Sabtu, 21 Oktober 2000

Akibat Praktik Sindikat Giliran Petani Karet Menjerit
Pontianak, Kompas 

Setelah petani padi, kali ini giliran petani karet menjerit. Sistem tata
niaga yang dibentuk Deperindag, bukan menolong tetapi mencekik
mereka. Disinyalir, ada praktik sindikat di dalam mata rantai
perdagangan karet dari petani ke pabrik.

Harga jual getah karet di gudang pabik pengolahan Rp 4.200-4.500
per kg, tetapi yang dinikmati petani kareta maksimal Rp 1.900 per
kg, ada juga yang di bawah angka itu. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0010/21/IPTEK/bape10.htm
Sabtu, 21 Oktober 2000

Bapedalda Terancam Dilikuidasi 
Jakarta, Kompas 

Dengan akan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
1999 tentang Analisis Dampak Lingkungan (Amdal), kewenangan
penilaian Amdal akan diserahkan pada daerah. Dalam rangka
menunjang desentralisasi kewenangan itu, seharusnya fungsi
kelembagaan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah
(Bapedalda) diperkuat. Sayangnya, yang terjadi di beberapa daerah,
Bapedalda justru terancam dilikuidasi atau dilebur dengan instansi
lain, dengan alasan antara lain keterbatasan dana.

http://kompas.com/kompas-cetak/0010/21/IPTEK/prog10.htm
Sabtu, 21 Oktober 2000

Kerja Sama Jerman-Indonesia 
Program "Adopsi" Orangutan Terus Ditingkatkan
Samarinda, Kompas 

Perkumpulan Persahabatan Jerman-Indonesia bekerja sama dengan
Proyek Reintroduksi (PRO) Wanariset Samboja, Kabupaten Kutai
(Kalimantan Timur), melakukan kerja sama dalam bentuk kampanye
pelestarian orangutan pada masyarakat Jerman, selain juga terus
menggiatkan pendanaan proyek ini dalam bentuk program "adopsi"
orangutan.

Usaha ini dilakukan dalam rangka menyelamatkan kehidupan
kawasanan satwa langka Kalimantan ini, yang kini makin terdesak
keberadaanya. Kondisi tersebut akibat parahnya kerusakan kawasan
hutan di Kalimantan, baik karena eksploitasi, konversi, maupun
bencana kebakaran. 

[envorum] Berita Lingkungan 22 Oktober 2000

2000-10-23 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages


http://suarapembaruan.com/News/2000/10/22/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

Tumpang - Tindih Kepentingan di Lore Lindu

Taman Nasional Lore Lindu di Sulawesi Tengah
(Sulteng) memang indah dan kaya dengan flora dan
faunanya. Bertahun-tahun penduduk setempat akrab
dengan lingkungan demikian. Tetapi, kini banyak orang
luar bernafsu merusaknya. Aparat pun ikut berdosa di
sini.

http://suarapembaruan.com/News/2000/10/22/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

Meniti ''Canopy Trail'', Mengamati Penghuni Hutan

PENGAMATAN alam di suatu kawasan hutan lindung, umumnya dilakukan dari atas menara
pengintai. Mengamati panorama sekelilingnya, memperhatikan satwa liar melakukan
aktivitasnya, atau cukup menghirup udara segar dihembus angin lembah.

Menara pengamat atau pengintai ada yang terbuat dari kayu dan ada pula yang berkerangka
besi. Namun, kawasan Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH), Jawa Barat, pengamatan
alam dilakukan dari atas pohon satu ke pohon yang lain yang saling berhubungan.

Canopy trail, demikian istilahnya, diresmikan oleh Menteri Kehutanan dan Perkebunan Dr 
Ir
Muslimin Nasution ketika itu . Bentuknya merupakan suatu jembatan yang menggantung
tigapuluh meter dari tanah dan ditambatkan pada beberapa pohon besar. Jembatan ini 
terbuat
dari almunium dan dikaitkan dengan kawat-kawat baja. Panjangnya lebih kurang 100 meter,
terbagi menjadi tiga buah jembatan, dan saling bersambung satu sama lain.



-
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id




[envorum] Berita Lingkungan 23 Oktober 2000 (2)

2000-10-23 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages


http://kompas.com/kompas-cetak/0010/23/DAERAH/alam33.htm
Senin, 23 Oktober 2000

Alam Warisan Dunia yang Merana 

DI pantai di sekitar dermaga Pulau Handeuleum, di lepas pantai timur jazirah
Ujung Kulon, tak hanya ada hamparan pasir. Di sana juga terserak bongkahan
dan patahan karang mati, mulai dari yang sebesar jari 

kelingking sampai yang sebesar badan orang dewasa. Pemandangan
serupa juga telihat di pantai Pulau Peucang di sisi barat
Semenanjung Ujung Kulon yang hampir berbentuk segi
tiga.Banyaknya bangkai karang kawasan pantai Taman Nasional
Ujung Kulon (TNUK) sama sekali bukan pertanda baik. Sebaliknya,
itu tanda bahwa banyak terumbu karang di dasar laut yang sudah
remuk dan mati. Semua bongkahan dan patahan karang itu berasal
dari bangkai terumbu-terumbu karang di dasar laut. Mereka
terdampar di berbagai pantai setelah terbawa arus laut yang kencang
di perairan TNUK.

http://kompas.com/kompas-cetak/0010/23/DAERAH/gaji34.htm
Senin, 23 Oktober 2000

Jagawana Gaji Kecil dan Tak Bersenjata 

SEBUTLAH namanya Basri. Warga Kampung Cikawung, Kecamatan Sumur,
yang terletak di tepi Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) itu sudah sangat
dikenal warga kecamatan sebagai "pengusaha" yang bersedia menerima
pesanan orang kota yang menginginkan
burung berbagai spesies dari TNUK. Kabar itu tidak hanya
disampaikan warga tetapi juga seorang petugas Polri dan Jagawana
yang bertugas di Taman Jaya, kampung tetangga Cikawung.
Anehnya, kedua aparat itu tidak juga menangkap si "pengusaha"
meski yakin Basrilah biang dari semakin langkanya kicauan burung
di hutan perawan termasyur itu.

http://kompas.com/kompas-cetak/0010/23/DAERAH/pemb36.htm
Senin, 23 Oktober 2000

Ridwan Setiawan Pemburu Tinja Badak 

"SAYA bukan peneliti, hanya sekadar pengumpul tinja badak," Demikian
pengakuan Ridwan Setiawan peneliti World Wide Fund for Nature (WWF)
yang tengah bertugas dalam proyek penelitian genetik Badak Jawa 
penghuni hutan perawan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). 

Lelaki itu, telah satu tahun Iwan keluar masuk hutan menyusuri jejak
badak (Rhinoceros sondaicus) dan telah mengumpulkan 110 sampel
tinja dan urine. "Koleksi" unik itu, belum termasuk sampel bulu dan
ratusan frame potret badak yang berhasil dia buat.

http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000102300155238

  Tumpukan Sampah Mulai Mengganggu Warga Surabaya
  Media Indonesia - Nusantara (23/10/2000 00:15 WIB)

  SURABAYA (Media): Keberadaan sampah yang belum semuanya bisa
  diangkut ke Lahan Pembuangan Akhir (LPA) kini mulai meresahkan warga
  Surabaya. Sebab, tumpukan sampah tidak berkurang tetapi justru makin
  menumpuk di Lahan Pembuangan Sementara (LPS). 

  Tumpukan sampah yang belum terangkut ke LPA, berada di Pasar
  Keputran, Pasar Bendul Mrisi, kawasan Rungkut serta kawasan Tandes.
  Bahkan, warga kini sudah mulai berani membuang sampah di jalan-jalan
  protokol di Surabaya. 

http://www.suaramerdeka.com/harian/0010/23/dar6.htm
 Senin, 23 Oktober 2000 

   Merunut Kontribusi Perhutani

   MESKI masih perlu klarifikasi lebih jauh, tampaknya pernyataan
   Adm/KKPH Blora Ir Darsono mengenai besar kontribusi yang diberikan
   oleh Perhutani di Blora kepada Pemda perlu segera dirunut.

   Bukan berarti mencari kambing hitam, melainkan dalam rangka
   mengurai benang kusut sekaligus mencari peluang-peluang dalam
   rangka meningkatkan PADS di Blora. 

http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000102300155028

  Rumah Sakit Buang Limbah Seenaknya
  Media Indonesia - Kesra (23/10/2000 00:15 WIB)

  MALANG (Media): Atas nama penghematan biaya, diperkirakan puluhan
  rumah sakit, laboratorium medis, serta sejumlah klinik di Kota Malang
  telah membuang limbah medis secara tidak wajar. 

  Hal itu berdasarkan temuan di tempat pembuangan sementara berupa
  limbah yang berisi bakteri penyakit menular tanpa melalui filter 
berarti. 

http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000102300155237

  Jahe dan Lengkuas Menggebrak Dunia
  Media Indonesia - Kesra (23/10/2000 00:15 WIB)

  CONFUSIUS memujinya, Marco Polo merindukannya, dan para pedagang
  rempah-rempah memburunya. Itulah jahe (Zingiber officinable) yang
  berasal dari selatan Cina dan India di mana lebih dari 5.000 tahun 

[envorum] Berita Lingkungan 26 Oktober 2000

2000-10-26 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages


http://www.indomedia.com/bpost/102000/26/index.htm

Investasi Pertambangan Capai Rp12 M
Muara Teweh, BPost

Penanaman investasi pengusahaan pertambangan di wilayah Kabupaten Barito Utara tahun 
1999
mencapai Rp12 miliar. Investasi tersebut sebagian besar berasal dari penyelidikan 
endapan batu
bara dalam rangka Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B), kata Ir
Alfied E Nanjau. 

Menurut pejabat Kanwil Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Kalteng, saat ini
pengusahaan pertambangan yang masih berlaku hingga akhir Agustus 2000 terdiri atas
perusahaan pemegang kontrak karya (KK) empat buah, PKP2B 10 buah dan kuasa
pertambangan (KP) tiga buah.

http://www.indomedia.com/bpost/102000/26/index.htm

Gunawan Terbukti Bawa Kayu Ilegal
Kuala Kapuas, BPost

M Gunawan, direktur UD Fitria terbukti membawa kayu ilegal dalam kapal besi Minati.
Berdasarkan hasil perhitungan akhir tim teknis KCDK Kapuas menunjukkan perbedaan
menyolok, baik volume maupun jenis kayu terhadap dokumen SKSHH No. DA 125285 yang
ditunjukkan.

"Volume kayu yang diangkut, dua kali lipat dari nilai yang tertera dalam dokumen yaitu
324,269,7 m3 atau 70.780 keping, sementara dalam dokumen tercatat hanya 150.3079 m3 
atau
14.026 keping," ungkap Kapolres Kapuas Supt Drs JA Sumampouw melalui Kasat Serse Iptu
Berry Rahail SH, Selasa (24/10) di ruang kerjanya.

http://www.indomedia.com/bpost/102000/26/index.htm

H Sulaiman Ketua Lembaga Khusus Anti Batu Bara Liar
Banjarmasin, BPost

Untuk mengatasi penambangan tanpa izin alias liar, para pengusaha penambang batu bara 
Kalsel
sepakat membentuk suatu lembaga yang khusus menangani permasalahan dalam usaha
pertambangan ini, Rabu (25/10) siang.

http://kompas.com/kompas-cetak/0010/26/DAERAH/jang20.htm
Kamis, 24 Oktober 2000

Jangan Biarkan Orang Kubu Tetap Terbelakang
Jambi, Kompas 

Sekitar 1.200 jiwa orang Kubu atau orang Rimbo yang mendiami
kawasan hutan konservasi Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD)
di Provinsi Jambi, jangan dibiarkan tetap terbelakang. Pembinaan
hendaknya seperti pada orang biasa, mengangkat harkat dan
martabat mereka; anak-anak tidak dibiarkan berkelana dalam hutan,
tetapi mengikuti pendidikan, mengenal kehidupan modern tanpa
menghilangkan tradisi dan budaya yang mereka anut sejak lama.
Keberadaan Temenggung (kepala suku atau kepala kelompok)
diberdayakan dan dimanfaatkan untuk pengamanan hutan. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0010/26/DAERAH/sela19.htm
Kamis, 24 Oktober 2000

Gubernur Kalteng :  Selamatkan Tanjung Puting
Banjarmasin, Kompas 

Rencana penghentian pengiriman kayu bulat keluar dari Kalimantan
Tengah (Kalteng), bukan untuk mematikan industri perkayuan yang
ada di Kalimantan Selatan (Kalsel). Kebijakan Pemda ini
semata-semata untuk menyelamatkan hutan Kalteng, khususnya
Taman Nasional Tanjung Puting yang sudah semakin gundul, bahkan
sudah menjadi sorotan dunia lantaran maraknya tebangan liar di
sana.

http://kompas.com/kompas-cetak/0010/26/EKONOMI/ekon32.htm
Kamis, 24 Oktober 2000

Ekonomi Pemulung, Bukan Cuma Urusan Isi Perut 

SEORANG pemulung, Ani berusia sekitar 50 tahun tampak
asyik memilah kertas putih ukuran HVS dengan tangan
yang mulus. Wanita dengan rambut terurai itu berada di
antara jutaan lembar kertas dengan berat sekitar tujuh ton di
sebuah gudang berukuran tiga kali dua meter, di lokasi
penampungan kertas pemulung di Sawah Besar, Jakarta
Pusat. Sebuah tumpukan kertas berkop surat Direktorat
Jenderal (Ditjen) Pajak.Harga jual kertas putih itu Rp 1.700 per kilo,"
kata Gin Trenggono (38), mantan pemulung yang menjadi lapak
induk pemulung di kawasan bawah jalan layang rel kereta api Sawah
Besar-Mangga Besar, Jakarta Pusat itu. Dia memiliki tujuh orang
pegawai-dengan bayaran Rp 15.000 per hari-yang khusus memilah
kertas. Selain kertas putih dengan harga jual tinggi itu, kertas lain
ditumpuk menjadi satu untuk di-press dan dijual langsung ke pabrik.

http://kompas.com/kompas-cetak/0010/26/EKONOMI/dius14.htm
Kamis, 24 Oktober 2000

Diusulkan Diputihkan, 150 Industri Kayu Liar
Jambi, Kompas 

Sebanyak 150 industri penggergajian kayu (sawmill) liar alias tanpa
izin yang beroperasi di Jambi diusulkan diputihkan, karena kebijakan
menutup industri kayu liar itu bisa menimbulkan masalah baru.
Menutup secara paksa sawmill skala kecil itu dapat menimbulkan
keresahan, pengangguran 4.000 tenaga kerja, kecemburuan sosial,
dan biaya sosial yang harus ditanggung mahal. 

Seiring dengan pemutihan itu, kegiatan pengamanan hutan akibat
maraknya penjarahan dan penebangan liar harus semakin
ditingkatkan. Pencegahan terhadap perambahan dan penebangan liar
harus dilakukan secara 

[envorum] Berita Lingkungan 28 Oktober 2000 (2)

2000-10-28 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages


http://suarapembaruan.com/News/2000/10/27/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

Wagub Sulut Freddy Sualang: Perusak Lingkungan Akan Dibawa ke Pengadilan
Manado, 27 Oktober

Wakil Gubernur Sulawesi Utara Freddy Sualang meminta perusahaan dan industri di 
wilayahnya
untuk tidak mencemari lingkungan.

"Kalau terbukti ada yang melakukan pencemaran lingkungan, maka perusahaan itu akan
diproses sesuai hukum yang berlaku," tandas Wakil Gubernur Sulut kepada Pembaruan,
baru-baru ini di Manado.

http://suarapembaruan.com/News/2000/10/27/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

Dinas Kehutanan di Kaltim Dilarang Bantu Proses Penerbitan IPPK 
Samarinda, 27 Oktober

Gubernur Kalimantan Timur H Suwarna AF melarang para Kepala Cabang Dinas Kehutanan
(KCDK) di provinsi itu membantu bupati memproses pemberian izin HPH/IPK skala kecil,
seluas 100 hektare atau Izin Pemungutan dan Pemanfaatan Kayu (IPPK). Sebab belakangan
ini, izin itu dipersoalkan karena diduga disalahgunakan pengusaha. 

http://www.indomedia.com/bpost/102000/28/index.htm

Masyarakat Kobar Gugat Pembagian DR dan PSDH
Pangkalan Bun, BPost

Pembagian dana reboisasi (DR) dan provisi sumber daya hutan (PSDH) antara pusat
dan daerah digugat masyarakat Kotawaringin Barat. Dalam pertemuan dengan Menteri
Muda Kehutanan (Memudhut) Dr Nurmahmudi Ismail, masyarakat menuding
pembagian itu tidak adil.

http://kompas.com/kompas-cetak/0010/28/DAERAH/pene25.htm
Sabtu, 28 Oktober 2000

Penebangan Liar Semakin Tak Terkendali 
Banjarmasin, Kompas 

Perangkat hukum, termasuk tim penertiban terpadu baik di pusat
maupun daerah, sebetulnya sudah cukup untuk mengatasi
penebangan liar di hutan-hutan produksi. Namun kenyataannya,
penebangan liar justru semakin marak, makin sulit dikendalikan dan
makin memprihatinkan. 

"Bagaimana bisa diatasi kalau oknum-oknum pejabat yang di atas
cuma bicara dan komentar-tidak dengan tindakan. Coba kalau
benar-benar ada tindakan sesuai perangkat hukum yang ada, saya
yakin hasilnya akan lain," kata Sekretaris Eksekutif Komda Apkindo
(Komisariat Daerah-Asosiasi Panel Kayu Indonesia) Kalimantan
Selatan/Kalimantan Tengah Dehen Binti, Jumat (27/10).

http://kompas.com/kompas-cetak/0010/28/DAERAH/kual25.htm
Sabtu, 28 Oktober 2000

Kuala di Aceh Mendangkal, Udang Menjadi Kerdil
Bireun, Kompas 

Para petani tambak udang dan ikan bandeng di Kabupaten Bireun
(Aceh) kini kesulitan memperoleh air laut akibat sedimentasi dan
penyempitan 19 dari 20 kuala di daerah itu. Akibatnya, kualitas
udang windu yang dihasilkan menurun dan ikan bandeng menjadi
kerdil karena kekurangan air dan makanan alam berupa lumut.

http://kompas.com/kompas-cetak/0010/28/DAERAH/peta25.htm
Sabtu, 28 Oktober 2000

Pangdam Diponegoro: Petani "Dikompori"
Purwokerto, Kompas

Panglima Kodam IV/Diponegoro Mayor Jenderal Sumarsono
mensinyalir ada orang dan pihak-pihak tertentu yang sengaja
mengompor-ngompori petani di berbagai daerah di Jateng dan Daerah
Istimewa Yogyakarta sehingga belakangan ini gerakan-gerakan
petani begitu marak. Melalui berbagai aksi dan gerakan, mereka
menuntut agar Yayasan Rumpun Diponegoro (YRD) menyerahkan
tanah perkebunan yang selama ini dikelolanya."Padahal tanah
perkebunan yang dikelola YRD adalah tanah milik negara," ungkap
Pangdam Diponegoro seusai upacara serah terima jabatan
Komandan Korem 071/Wijaya Kusuma Banyumas, Jumat (27/10).
Pejabat lama, Kolonel (Inf) Hariyadi Sutanto diganti Kolonel Supiadin
AS, yang sebelumnya menjabat Asisten Operasi Kodam
IV/Diponegoro. Sedang Hariyadi Sutanto dialihtugaskan ke Mabes
TNI AD. Saat itu Pangdam didampingi Kapendam Letkol (Inf) Musafir.
Orang-orang tersebut, tandas Pangdam, tidak hanya mengompori
rakyat terutama petani untuk menuntut tanah, akan tetapi juga
mempunyai keinginan dan tujuam tertentu yakni mencoba
membenturkan rakyat dengan TNI. Ini agar rakyat di satu pihak, TNI
di pihak lain saling "berhadap-hadapan". 

http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000102800321344

  `Tidak Ada Perlakuan Istimewa bagi Mafia Kayu`
  Media Indonesia - Nusantara (28/10/2000 00:32 WIB)

  PALANGKARAYA (Media): Menteri Pertanian dan Kehutanan (Mentanhut)
  Bungaran Saragih menyatakan tidak ada perlakuan istimewa terhadap
  mereka yang masuk dalam daftar 14 nama yang diduga sebagai mafia
  kayu di Indonesia. 

  "Tidak ada perlakuan istimewa termasuk terhadap salah seorang anggota
  MPR yang masuk dalam daftar mafia kayu," kata Mentanhut menjawab
  pertanyaan wartawan di sela-sela Puncak Penghijauan dan Konservasi

[envorum] Berita Lingkungan 01 Nopember 2000 (2)

2000-11-01 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages


http://suarapembaruan.com/News/2000/11/01/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

Ekonomi Rakyat, Sebuah Tanggapan
Oleh SUDARSONO SOEDOMO

   ulisan ini merupakan tanggapan atas tulisan Dr Ir SMH Tampubolon MSc di harian Suara
   Pembaruan tanggal 23 Oktober 2000 yang berjudul ''Ekonomi Rakyat''. Dalam
pengantarnya, Sdr Tampubolon menyitir beberapa pendapat tentang apa itu ekonomi rakyat.
Sdr Tampubolon menyimpulkan pendapat-pendapat yang disitir tersebut keliru, termasuk
pendapat yang menyatakan bahwa tidak ada ekonomi rakyat. 

Penulis berpendapat, memang tidak ada yang tepat, termasuk pendapat Sdr Tampubolon
sendiri juga keliru. Apa pun embel-embelnya, semua ekonomi pada dasarnya dari rakyat,
dilakukan oleh rakyat, dan hasilnya juga untuk rakyat. Jadi, embel-embel rakyat yang 
dicoba
dilekatkan pada ekonomi rakyat memang tidak mempunyai makna yang bersifat menerangkan.

http://suarapembaruan.com/News/2000/11/01/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

Pulau Bawean Disebut Pulau Putri

PULAU Bawean, yang bisa ditempuh dalam waktu empat jam dengan kapal motor (KM) dari
Pelabuhan Pelayaran Rakyat di Gresik, bisa disebut sebagai pulau putri. Soalnya, 
mayoritas
penghuni pulau itu kaum wanita. 

Dari 188.000 penduduk pulau di laut Jawa (termasuk Kabupaten Gresik) ini, ternyata 
120.000
kaum lelaki usia produktif lebih suka merantau. Mereka memburu dolar di Singapura atau 
ringgit
di Malaysia. Sehingga yang tinggal di kampung, mayoritas ibu-ibu dan para remaja 
putri. Kalau
pun ada lelaki, itu hanya yang berusia lanjut dan anak-anak.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/01/DAERAH/jepa19.htm
Rabu, 1 November 2000

Jepang Ekspor Enam Juta Metrik Ton Pasir Gunung ke Kutai Timur
Kutai Timur, Kompas 

Bupati Kutai Timur Awang Faroek Ishak menegaskan, kerja sama
dengan Pemerintah Metropolitan Tokyo menyangkut soal impor tiga
juta metrik ton pasir gunung berapi Ohyama, baru akan dilakukan
setelah Pemda Kutai Timur melakukan enam tahapan prioritas, di
antaranya penelitian untuk memastikan bahwa pasir itu bebas dari
unsur merusak lingkungan.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/01/DAERAH/rump19.htm
Rabu, 1 November 2000

Rumpon Belum Dipasang, Nelayan Gelisah
Malang, Kompas 

Tak kunjung dipasangnya empat rumpon PT Darma Alam Bahari (PT
DAB) di perairan Pantai Sendang Biru, Desa Tambakrejo,
Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang
menggelisahkan nelayan. Sebab sebanyak 22 rumpon milik
perusahaan perikanan Filipina yang dua tahun terakhir menjadi
sumber nafkah petani Sendang Biru kini hilang, termasuk sebuah
rumpon milik pengusaha lokal. PT DAB menjanjikan memasang
Agustus lalu, namun hingga menjelang tibanya masa paceklik
Desember nanti rumpon yang dijanjikan masih berada di Benoa, Bali,
tanpa kejelasan kapan sampai ke Sendang Biru.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/01/DAERAH/dusu19.htm
Rabu, 1 November 2000

Dusun Baban Sasaran Penggalian Liar 

KICAU burung terdengar merdu, bersahut-sahutan. Semerbak harum
bunga kopi lekat dalam penciuman. Para pekerja kebun hilir mudik
dari satu baris tanaman ke tanaman lain. Senin pagi lalu, mereka
sedang menyiangi rerumputan di bawah naungan pepohonan. 

Memang masih sangat terasa, alam pedesaan sangat ramah di
Dusun Baban Desa Mulyorejo Kecamatan Silo, Kabupaten Jember.
Tetapi di balik keramahan itu bisa jadi menyimpan seribu satu
misteri. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/01/DAERAH/bak32.htm
Rabu, 1 November 2000

Petani Rotan Bak Berurat Kawat Bertulang Besi 

MEMANG berlebihan kalau dikatakan manusia robot, tetapi
datanglah ke pedalaman Barito Selatan, dan saksikan petani rotan
tengah melakukan panen. Sepintas, terlihat ibarat manusia berurat
kawat dan bertulang besi. 

Betapa tidak, begitu kedua tangannya menarik helai rotan yang
melingkar di pohon, suara patahan dahan segera terdengar padahal
daunnya mengunci dahan dan ranting. Untuk menarik rotan
sepanjang 15 meter dibutuhkan paling banyak empat kali tarikan.
Bersamaan dengan itu, dahan dan ranting berdiameter tiga
sentimeter yang terikat di ujung daun rotan, langsung patah, dan
berguguran.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/01/DAERAH/encl19.htm
Rabu, 1 November 2000

"Enclave" 16.086 Warga di Kawasan TN Kutai
Kutai Timur, Kompas 

Departemen Pertanian dan Kehutanan (Deptanhut) menyetujui usulan
Pemda Kutai Timur dan Pemda Kalimantan Timur untuk melakukan
enclave (kantung permukiman) bagi 3.343 kepala keluarga (KK) atau
16.086 jiwa yang bermukim di kawasan Taman Nasional (TN) Kutai,
Kabupaten Kutai Timur. Deptanhut juga menyediakan dana lebih dari
Rp 300 juta untuk tahap penetapan tata batas. Kegiatan ini
diperkirakan selesai akhir 2000.


[envorum] Berita Lingkungan 01 Nopember 2000 (3)

2000-11-01 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages


http://www.indomedia.com/bpost/112000/1/index.htm

Menmudhut Nurmahmudi Mengada-ada
Sampit, BPost

Wakil Bupati Kotim M Thamrin Noor menantang pernyataan Menteri Muda Kehutanan
(Menmudhut) Nurmahmudi Ismail yang memerintahkan agar Bupati Kotim M Wahyudi K Anwar
segera mencabut Perda 14 tentang retribusi kayu. 

Menurut Thamrin, pernyataan yang dilontarkan menmudhut itu hanya mengada-ada dan tidak 
ada
dasarnya. Tidak selayaknya Nurmahmudi mengeluarkan pernyataan yang melecehkan dirinya
sendiri. "Ia (Nurmahmudi) tidak berhak mengeluarkan pernyataan seperti itu," tandasnya.

http://www.indomedia.com/bpost/112000/1/index.htm

Sektor Pertambangan Belum Tergali
Kuala Kapuas, BPost

Kabupaten Kapuas tidak hanya kaya di sektor kehutanan tetapi juga memiliki potensi pada
bidang pertambangan. Sayangnya, sektor ini belum memberikan kontribusi berarti bagi 
daerah
karena belum digali.

"Kapuas sebenarnya memiliki PAD potensial di sektor pertambangan. Sayang, belum 
digali,"
ungkap Dagon S Dohong, anggota Komisi D DPRD Kapuas, Sabtu (28/10).

http://www.indomedia.com/bpost/112000/1/index.htm

Kayu Barut Diselundupkan ke Kalimantan Utara
Muara Teweh, BPost

Kayu bulat asal pedalaman Kabupaten Barito Utara (Barut) ditengara diselundupkan
ke luar negeri melalui negara tetangga Kalimantan Utara.

Pejabat di Tubup Wilayah Murung Raya Drs Duan T Silam membenarkan terjadinya dugaan
penyeludupan kayu di wilayah CDK Barito Hulu. "Berita ini saya dapatkan dari laporan 
warga
masyarakat Desa Tumbang Tupos, Kecamatan Sumber Barito," katanya di Puruk Cahu, akhir
pekan tadi.

http://www.indomedia.com/bpost/112000/1/index.htm

Penjarahan Hutan Marak
Tanjung, BPost

Kondisi hutan di Kabupaten Tabalong sangat memprihatinkan, akibat tebangan
serampangan oleh pemilik hak pengusahaan hutan (HPH) dan penebang liar. Hutan
menjadi gundul dan hancur, sebut Djoko Sudoyo dan Muhammad RusÂ’an, ketua dan
sekretaris Komisi D DPRD Tabalong membidangi pembangunan usai kunjungan kerja
empat hari ke Desa Kumap dan Salikung, Kecamatan Muara Uya. 

"Dari penglihatan saya marak penebangan liar. Saya melihat persis itu, ada perusakan
lingkungan," ujar Djoko dimintai komentar soal kunjungan kerjanya di gedung DPRD 
Tabalong,
Selasa (31/10).

http://www.surabayapost.co.id/
SUPLEMEN  Rabu, 01 November 2000
   
Polusi Menambah Pemanasan Global

 FAKTA baru membuktikan bahw polusi yang dibuat oleh manusia memberi kontribusi
 substansial pada pemanasan global; bumi seperti menerima sinar matahari lebih 
panas dibanding
 sebelumnya. Bukti ini dinyatakan oleh ratusan ilmuwan yang berkumpul dalam 
diskusi panel yang
 disponsori PBB pekan lalu. 
 Para ilmuwan yang memiliki disiplin ilmu di bidang ini menuntut adanya 
pembicaraan yang
 lebih luas tentang masalah ini pada dekade mendatang. 

http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000110100293149

  Mencari Penerimaan Negara melalui `Fishing Fee`
  Media Indonesia - Opini (01/11/2000 00:29 WIB)

  Oleh Dr Akhmad Fauzi 
  Kepala Divisi Analisis Ekonomi dan Kebijakan, PKSPL-IPB 

  SUMBER daya perikanan, sebagaimana sumber daya alam lainnya
  merupakan aset negara yang dapat memberikan sumbangan berarti bagi
  kesejahteraan suatu bangsa (wealth of nation). Sampai saat ini, 
kontribusi
  sumber daya perikanan masih diukur dari sumbangannya terhadap PDB,
  devisa negara, dan penyerapan tenaga kerja. Dengan kata lain, 
kontribusi
  sumber daya perikanan masih terbatas pada sisi input yang dibutuhkan
  dan output yang dihasilkan. Dengan hanya melihat beberapa indikator
  tersebut di atas, kontribusi sumber daya perikanan masih dikatakan
  terlihat relatif kecil. Sebagai contoh, kontribusi perikanan 
Indonesia
  terhadap PDB masih bergerak di sekitar angka 2%, sementara
  sumbangannya terhadap devisa, meski dalam angka nominal relatif besar
  yakni sekitar US$3 miliar (secara proporsional masih relatif kecil). 
Dengan
  melihat angka relatif di atas, akan timbul kecenderungan bahwa
  pengelolaan perikanan di negara berkembang seperti halnya Indonesia,
  mengarah kepada growth oriented, dengan produksi hasil perikanan
  diharapkan terus meningkat dari waktu ke waktu. Dalam pola 
pengelolaan
  seperti ini, tidak menutup kemungkinan bahwa produksi 

[envorum] Berita Lingkungan 3 Nopember 2000 (1)

2000-11-03 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages


http://www.surabayapost.co.id/
NASIONAL  Kamis, 02 November 2000
 
 Pemerintah Didesak Tindak Maspion, Ajinomoto, Petro Kimia
Jakarta - Surabaya Post 

 DPR mendesak pemerintah segera menindak tiga perusahaan; PT Maspion, PT Ajinomoto,
 dan PT Petro Kimia Gresik karena melanggar ketentuan lingkungan hidup. 
Berdasarkan temuan
 selama kunjungan kerja dan pengaduan masyarakat, ketiga perusahaan tersebut 
melakukan
 pencemaran berat sehingga perlu diproses ke pengadilan. 
 Demikian salah satu kesimpulan rapat kerja Komisi VIII DPR dengan Menteri Negara
 Lingkungan Hidup Sony Keraf di Jakarta, Rabu (1/11) sore. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/03/DIKBUD/mela32.htm
Jumat, 3 November 2000

Melawan Tanpa Kekerasan 

Judul: Teologi Pembebasan: Sejarah, Metode, Praksis, dan Isinya
Penulis: Fr Wahono Nitiprawiro Penyunting: Moh Sholeh Isre
Penerbit: LKiS Yogyakarta Edisi: September 2000 Tebal: 171
halaman Harga: Rp 20.000.

INILAH buku yang membahas tentang teologi (pembebasan) yang
relatif lengkap dewasa ini. Penulis, pastor atau Romo Wahono,
secara rinci dan detail menguraikan tentang apa, bagaimana,
mengapa, di mana, dan mau ke mana arah teologi pembebasan.
Menurut Wahono, sampai kini belum ada kajian tentang teologi
pembebasan yang cukup komprehensif di Indonesia yang mencakup
sisi sejarah perkembangannya, metode, praksis, dan isi teologinya
dalam satu bahasan yang utuh (hlm 2). Buku ini mengambil Amerika
Latin sebagai locus untuk mengembangkan pembahasannya.
Memang, di Amerika Latinlah teologi pembebasan mendapat tempat
subur untuk berkembang sebelum meluas ke mana-mana.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/03/IPTEK/mena08.htm
Jumat, 3 November 2000

Walhi 20 Tahun: Menapak dengan Mandat Semakin Berat

INILAH yang kami tahu Bumi bukan
milik manusia, manusialah milik Bumi.
Semuanya saling berkait seperti darah
yang mempersatukan sebuah keluarga
Manusia tidak menganyam kehidupan,
manusia hanya seutas benang dalam
jaringan itu. Apa pun yang manusia
lakukan terhadap jaringan itu, ia lakukan atas dirinya sendiri. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/03/IPTEK/masy10.htm
Jumat, 3 November 2000

Masyarakat Adat Akan Ikut Kelola TN Kayan Mentarang
Samarinda, Kompas 

Keinginan masyarakat adat yang berada di Taman Nasional (TN)
Kayan Mentarang, Kalimantan Timur, untuk ikut mengelola kawasan
konservasi tersebut disetujui Direktorat Jenderal Perlindung-an dan
Konservasi Alam (PKA). Persetujuan menyangkut semua
pengambilan kebijakan strategis dalam pengelolaan hutan seluas 1,4
juta hektar tersebut.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/03/IPTEK/dipe10.htm
Jumat, 3 November 2000

Dipertanyakan, Impor Pasir dari Jepang
Samarinda, Kompas 

Bupati Kutai Timur Awang Faroek Ishak seharusnya hati-hati dan
jangan gegabah dalam melakukan kerja sama dengan Pemerintah
Metropolitan Tokyo, menyangkut rencana impor 3 juta metrik ton
pasir gunung berapi Ohyama. Sebab, jika ternyata yang diimpor itu
bukan pasir melainkan limbah berbahaya, terutama mengandung
bahan beracun berbahaya (B3), maka sangat berbahaya bagi
penduduk dan lingkungan. Mengapa Jepang memilih Indonesia, itu
juga patut dipertanyakan.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/03/IPTEK/tamb10.htm
Jumat, 3 November 2000

Tambak Udang Ancam Kelestarian Bekantan
Banjarmasin, Kompas 

Rencana pembangunan tambak udang besar-besaran di Desa
Tanjung Padadatuan Kecamatan Tabunganen, Kabupaten
Baritokuala, Kalimantan Selatan, sebaiknya ditinjau kembali. Sebab,
lokasinya yang merupakan desa yang tak berpenghuni, sepanjang 15
km (lebar bervariasi antara 1 - 2,5 km) itu, menjadi habitat bekantan
(Nasalis larvatus) sejak dulu, dengan pohon rambainya yang rindang.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/03/IPTEK/pema10.htm
Jumat, 3 November 2000

Pemanfaatan Budi Daya Laut Lewat Konsensus
Pandaan, Kompas 

Pemanfaatan budi daya laut dalam rangka otonomi daerah (otoda)
mau tidak mau harus dilakukan melalui konsensus antarpemerintah
daerah tingkat II. Tanpa adanya konsensus, otoda dalam
pemanfaatan budi daya laut hanya akan melahirkan kekacauan,
bukan hanya di sektor ekonomi kelautan, akan tetapi juga di sektor
sosial dan kemasyarakatan."Bahkan jika pemanfaatan budi daya laut
tanpa konsensus, akan mengancam sumber daya laut itu sendiri,"
ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Sarwono Kusumaatmadja, saat
meninjau Balai Induk Benih Udang dan Ikan Air Tawar di Pandaan,
Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (2/10).

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/03/DAERAH/mist26.htm
Jumat, 3 November 2000

Misteri TN RAW Belum Banyak Diungkap 


[envorum] Berita Lingkungan 3 Nopember 2000 (2)

2000-11-03 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages


http://kompas.com/kompas-cetak/0011/03/DAERAH/kasu19.htm
Jumat, 3 November 2000

Kasus Pencemaran PT Pusri Terhambat Penelitian Bapedalda 
Palembang, Kompas 

Kasus pencemaran limbah amoniak PT Pupuk Sriwijaya (PT Pusri)
yang dilaporkan ke Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Selatan
sejak 12 Oktober lalu, menemui hambatan. Penyidikan belum ada
kemajuan berarti akibat Badan Pengendali Dampak Lingkungan
(Bapedalda) Sumatera Selatan belum juga melaporkan hasil
penelitian di lapangan. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/03/DAERAH/peta19.htm
Jumat, 3 November 2000

Petani Sawit Tak Mampu Beli Pupuk
Jambi, Kompas 

Rendahnya produksi dan terpuruknya harga tandan buah segar (TBS)
menyebabkan petani kelapa sawit di Sumatera Selatan tidak mampu
lagi membeli pupuk. Hasil penjualan TBS habis digunakan petani
untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Akibat tidak adanya
pemeliharaan, produksi TBS semakin anjlok.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/03/DAERAH/pert19.htm
Jumat, 3 November 2000

Pertanian Tak Menjanjikan * Petani Jepara Beralih ke Sektor Industri
Jepara, Kompas 

Akibat harga gabah dan hasil pertanian lain tidak pernah sesuai
dengan harapan, sementara upah buruh tani rendah, ribuan petani di
Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng) beralih ke sektor industri.
Bahkan 60.000 tenaga kerja industri mebel ukir Jepara yang ada saat
ini, hampir semuanya berasal dari petani. Secara keseluruhan jumlah
petani di Jepara berkisar 240.000 orang.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/03/JATIM/cega19.htm
Jumat, 3 November 2000

Cegah Konflik Nelayan di Sendangbiru
Malang, Kompas

Pemda Kabupaten Malang seyogianya segera mengantisipasi
kemungkinan terjadinya konflik antarnelayan di Pantai Sendangbiru,
Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing sehubungan bakal
dipasangnya empat rumpon laut, disusul akan dibentuknya
kemitraan inti - plasma antara nelayan dengan investor PT Darma
Alam Bahari (PT DAB). Sebab, bukan tidak mungkin akan muncul
kerancuan sistem pemilikan lokasi dan wewenang area penangkapan
ikan di kawasan rumpon antara nelayan peserta kerja sama dengan
bukan peserta.Demikian pendapat Ir Nuddin Harahap, pengajar pada
Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya dalam percakapan dengan Kompas di Malang,
Kamis (2/11). Pengamatan di Sendangbiru Senin lalu, pada
komunitas nelayan sudah muncul persepsi bahwa nelayan yang
menikmati tangkapan ikan dari sekitar rumpon, dapat dianggap
sebagai pencuri. Kepala Badan Pengelola Pangkalan Pendaratan
Ikan (BPPPI) Pondok Dadap di Sendangbiru, Syaiful Bachtony,
menjelaskan kasus penangkapan ikan nelayan setempat di 22
wilayah rumpon perusahaan perikanan Filipina (sekarang 22 rumpon
itu sudah hilang), dinilai oleh nelayan sebagai bentuk pencurian.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/03/OPINI/peng05.htm
Jumat, 3 November 2000

Penguatan Ekonomi Rakyat
Oleh Soni Harsono

KRISIS ekonomi yang dimulai tahun 1997 dan berlanjut menjadi
krisis politik dan budaya telah menyebabkan jumlah orang miskin di
Indonesia meningkat menjadi 49,6 juta jiwa dari 22,5 juta jiwa pada
akhir 1996, dan ditambah dengan 18 juta penganggur. Angka
tersebut menyangkut dua persoalan dasar. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/03/NASIONAL/masy07.htm
Jumat, 3 November 2000

Prof Dr Taufik Abdullah: 
Masyarakat Makin Kehilangan Empati dan Rasa Kemanusiaan 
Jakarta, Kompas'

Sejarahwan Prof Dr Taufik Abdullah sangat prihatin, mengingat hari
demi hari makin tampak jelas betapa kini bangsa Indonesia semakin
kikir memberikan simpati dan empatinya kepada sesama warga
bangsa Indonesia sendiri. Lebih dari itu, ungkap Ketua Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini, pihaknya juga memprihatinkan soal
makin rendahnya mutu rasionalitas dan makin tipisnya rasa
kemanusiaan kita.

"Rasionalitas kita sudah berantakan dan kemanusiaan kita
seakan-akan sudah hilang (dari pusat kesadaran kita). Secara
ekstrim saya ingin mengatakan, mutu rasionalitas bangsa kita ini
telah terjerembab jatuh mengikuti spiral kebodohan yang terjun
menukik kebawah," ungkap Taufik Abdullah dalam sambutan
lisannya menutup seminar dua hari bertema "Orang
Indonesia-Tionghoa: Manusia dan Kebudayaannya" yang berakhir di
gedung LIPI Jakarta, Kamis (02/11) semalam.

http://www.surabayapost.co.id/
JAWA TIMUR  Kamis, 02 November 2000
 
Ditangkap, Tiga Truk Angkut Kayu Tanpa SAKO
 Akan Dikirim ke Pasuruan dan Lumajang
Malang - Surabaya Post 

 Tim buser Polwil Malang menahan tiga unit truk sarat muatan kayu meranti olahan 
tanpa
 dilengkapi SAKO (surat asal kayu 

[envorum] Berita Lingkungan 3 Nopember 2000 (3)

2000-11-03 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages


http://suarapembaruan.com/News/2000/11/03/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

400 M3 Sampah di Kota Padang Tidak Terangkut
Padang, 3 November

Sampah yang tidak terangkut tiap hari di Kota Padang akibat keterbatasan armada truk 
sampah
mencapai 400 meter kubik.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pembersihan Kota (DPK) Padang Drs Afrizal Khaidir
kepada Pembaruan di Padang, hari Rabu (2/11). 

Total produksi sampah kota dan termasuk kawasan pasar raya Padang, kini tercatat 1.400
m3/hari. Yang bisa terangkut hanya 1.000 m3/hari. Sedangkan sisanya 400 m3, praktis
tertinggal. 

http://suarapembaruan.com/News/2000/11/03/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

SBSI Lakukan Blokade Perusahaan Migas Vico Akan Nyatakan "Shutdown"
Kerugian Negara US$ 1,7 Juta/Hari, Komitmen dengan Jepang dan Korea Bisa Terganggu 
Samarinda, 3 November

Manajemen perusahaan gas dan minyak PT Vico Indonesia terpaksa akan menyatakan
shutdown (tutup) atas perusahaannya di Muara Badak, Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur,
jika aksi blokade oleh karyawan jasa penunjang (kontraktor) anggota Serikat Buruh 
Sejahtera
Indonesia (SBSI) Kaltim masih berlanjut dan keadaan makin tidak terkendali.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/03/eko9.htm
 Jumat, 3 Nopember 2000 

   Mendesak, UU Perlindungan Petani

   YOGYAKARTA - Puluhan aktivis LSM dan petani dari seluruh pelosok
   negeri menginginkan UU Perlindungan Petani. Mereka mengungkapkan,
   jutaan petani masih berada dalam keterkungkungan karena tidak ada
   jaminan hukum yang jelas atas mata pencaharian mereka.

   ''Puluhan tahun petani berada di bawah kekuasaan yang terus
   mencengkeram, sehingga mereka tidak berdaya,'' tandas Berdy
   Stevens dari Lembaga Gita Pertiwi Sala, aktivis LSM yang mengikuti
   Semiloka Nasional Corporate Farming, ''Menentang Revolusi Hijau II''
   di Hotel Jayakarta, baru-baru ini.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/03/dar21.htm
Jumat, 3 Nopember 2000 Jawa Tengah - Banyumas  

Kerugian Bencana Banyumas Rp 1 Miliar Pelajar Tewas Terseret Banjir 

BANYUMAS -Kerugian akibat bencana alam tanah longsor
dan banjir di Kabupaten Banyumas mencapai Rp 1
miliar lebih. Korban tewas tercatat tujuh orang, tertimbun
tanah 6 orang dan terseret banjir 1 orang. Sedang yang
dievakuasi karena kebanjiran sampai kemarin tercatat
sebanyak 285 jiwa.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/03/dar1.htm
Jumat, 3 Nopember 2000 Jawa Tengah - Pantura  

Nelayan Tegal dan Pemalang ''Panas'' Lima Kapal Dirusak, Satu Disandera 

   Dalam kejadian itu, lima kapal milik nelayan Muarareja rusak.
   Sedangkan beberapa nelayan yang menjadi ABK mengalami luka akibat
   dianiaya.

   TEGAL-Aksi perusakan kapal ikan milik nelayan Desa Muarareja,
   Kecamatan Tegal Barat, kembali terjadi. Kalau dulu dilakukan nelayan
   Desa/Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal, kini oleh nelayan Desa
   Tanjungsari, Kabupaten Pemalang, secara berturut-turut sejak 30
   Oktober hingga 1 November lalu.

-
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id




[envorum] Berita Lingkungan 4 Nopember 2000 (2)

2000-11-04 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---

http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000110400502634

  Banyak Timbulkan Bentrok Antarwarga, Pola Pembangunan
  Hutan Harus Diubah
  Media Indonesia - Kesra (04/11/2000 00:50 WIB)

  MALANG (Media): Pola pembangunan kehutanan masa lalu harus
  dienyahkan. Pasalnya, selain menyebabkan kerusakan hutan juga
  menimbulkan kerawanan baru yaitu rentan terjadi bentrokan antara 
warga
  sekitar dengan pengelola. 

  Pada masa datang, selain melibatkan masyarakat sekitar hutan,
  diproyeksikan pola pengembangan hutan harus sesuai dengan kultur
  setempat. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/04/JATIM/soal19.htm
Sabtu, 4 November 2000

Dirjen Abdul Fatah 
Soal Penambangan Emas di Jember Kembalikan pada Hukum
Malang, Kompas

Masalah penambangan emas di Jember (Jatim) yang kini memicu
pro dan kontra, sebaiknya dikembalikan kepada persoalan hukum.
Jika penambang masuk hutan yang dikuasai negara tanpa izin, hal
itu jelas melanggar hukum. Sementara sikap resistensi masyarakat
bisa jadi karena adanya provokasi dari sejumlah lembaga swadaya
masyarakat (LSM).Demikian diungkapkan Dirjen Rehabilitasi Lahan
dan Perhutanan Sosial, Departemen Pertanian dan Kehutanan, Abdul
Fatah, Jumat (3/11) seusai berdialog dengan jajaran Universitas
Brawijaya (Unibraw) Malang.

http://www.indomedia.com/bpost/112000/4/index.htm

Tebangan Liar Sulit Diberantas
Tanjung, BPost

Dinas Perhutanan dan Konservasi Tanah (PKT), mengaku kesulitan memberantas penebang 
liar.
Selain pengamanan hutan masih kewenangan instansi tingkat I, juga akibat keterbatasan 
petugas. 

"Terus terang tidak mungkin menghilangkan penebang liar begitu saja. Karena itu sulit, 
namun
kami terus berusaha mengurangi," ujar Saifuddin, kepala Dinas PKT menjawab pertanyaan
anggota Komisi B DPRD Kalsel soal pengamanan hutan di Wisma Bersinar Tanjung, Kamis
(2/11).

http://www.indomedia.com/bpost/112000/4/index.htm

Nasib Taman Nasional Kutai Meregang Maut
oleh Iskandar Zulkarnaen

Ratusan atau bahkan mungkin ribuan tegakan pohon mengering mati, menghasilkan bukit 
gundul
di Taman Nasional (TN) Kutai, kawasan konservasi terkenal dunia karena potensi 
keragaman
hayatinya.

TK Kutai yang luasnya kini 198.000 ha merupakan "benteng terakhir hutan tropis basah 
dataran
rendah di Kaltim" dan menjadi habitat berbagai jenis satwa dilindungi seperti 
orangutan (pongo
pygmaeus), rusa sambar, banteng dan burung langka serta spesies baru.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/04/METRO/kamp18.htm
Sabtu, 4 November 2000

Kampung Munjul Tercemar, Siapa Peduli? 

WAJAH dan kedua tangan Iis, bayi tujuh bulan itu, kini
dipenuhi bintul-bintul seperti digigit nyamuk. Kadang-kadang
Iis yang berada di pangkuan ibunya, Ny Cicih, melakukan
gerakan seperti menggaruk wajah atau tangannya sendiri
hingga merah-merah. Wajahnya seakan meminta
dikasihani.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/04/kha1.htm
 Sabtu, 4 Nopember 2000 

   Pembangunan Berkelanjutan dan Otonomi 
   Oleh : Mohammad Soerjani

   LINGKUNGAN hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang
   dengan semua keadaan (tatanan), daya (energi), benda (tanah, air,
   dan udara), dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya
   yang memengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan
   (kualitas hidup) manusia serta makhluk hidup lainnya.

http://www.surabayapost.co.id/
JAWA TIMUR  Sabtu, 04 November 2000
 
Catatan Anggota Lumajang Press Club (1)
   Hutan Ditebang, Banjir Datang, Salah Siapa?

 BANJIR, mustahil tanpa sebab. Jebolnya tanggul hanya akibat saja. Di antara biang 
keroknya
 adalah rusaknya hutan di sekitar G. Semeru. Akibat penebangan liar hutan rimbun 
itu menjadi
 botak. Bahkan, di sejumlah areal menjadi gundul. 
 Penebangan besar-besaran terjadi sejak jauh sebelum reformasi bergulir. Sebut 
misal, di Kec.
 Pasrujambe, ratusan hektare hutan ditebangi warga. Ini karena warga merasa 
dikibuli oknum
 petugas Perhutani. Mereka meminta warga membuka lahan, janjinya diperbolehkan 
menggarap.
 Tetapi, kenyataannya, warga masih harus membayar biaya ini dan itu. Akhirnya, 
rakyat marah,
 lalu pohon di kawasan hutan lindung itu dibabat habis. 

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/04/dar2.htm
 Sabtu, 4 Nopember 2000 

   Dua Kubu Dipertemukan Lanal Nelayan Muarareja Tuntut Rp 17,5 Juta

   TEGAL - Enam nelayan Desa 

[envorum] Berita Lingkungan 6 Nopember 2000 (2)

2000-11-06 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---

http://www.surabayapost.co.id/
SURABAYA  Senin, 06 November 2000
   
Unair Bantu Pemkot Surabaya Sampah Bau Busuk Disulap Jadi Pupuk
   Surabaya - Surabaya Post 

 Langkah konkret Unair membantu Pemkot Surabaya memecahkan masalah sampah, siang
 tadi (6/11) ditunjukkan melalui kegiatan dekomposting sampah di TPA Keputih, 
Sukolilo. 
 Air Kali Mas sebanyak 12.500 liter yang mengandung mikroba, disemprotkan dari 
mobil
 PMK ke arah tumpukan sampah yang tersebar di area seluas satu hektare. 
 Proses dekomposting tersebut, disaksikan langsung oleh Rektor Unair, Prof dr H 
Soedarto
 DTMH PhD bersama pejabat Pemkot Surabaya. Tujuannya untuk menghilangkan bau 
sampah
 yang menyengat, dan mengubah limbah sampah menjadi pupuk kompos. 

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/06/dar8.htm
 Senin, 6 Nopember 2000 

   Wisata Gua Lawa Bakal Dilengkapi Vila

LANGKAH Pemda Purbalingga
untuk membenahi objek wisata
Gua Lawa yang terletak di
Desa Siwarak, Kecamatan
Karangreja nampaknya tidak
main-main. Guna menambah
daya tarik bagi wisatawan, di
kawasan yang terletak sekitar
28 km arah utara Purbalingga
itu akan dilengkapi dengan
sejumlah vila. Para investor
menyatakan tertarik de-ngan
rencana itu. Bahkan sudah ada
yang mulai membangun. 

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/06/dar5.htm
 Senin, 6 Nopember 2000 

   SAF Diminta Tetap Menjaga Lingkungan

   REMBANG-Bupati Rembang Hendarsono mengingatkan PT Sinar Asia
   Fortuna (SAF) sebagai pengelola proyek penambangan batu kalsit di
   daerah pegunungan Sale, dengan mengatakan, ''Kami hanya ingin
   melihat masyarakat di sekitar lokasi penambangan bisa hidup tenang
   dan sejahtera, serta lingkungan tetap terjaga.''

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/06/nas8.htm
 Senin, 6 Nopember 2000 

   Laguna Segara Anakan Semakin Terancam

   CILACAP- Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di wilayah
   Kabupaten Cilacap, dapat mengancam keselamatan laguna Segara
   Anakan. Sebab, air hujan yang masuk ke sungai dan menggenangi
   wilayah tersebut membawa lumpur dari daerah hulu. Begitu juga air
   hujan yang langsung ditampung oleh Sungai Citanduy dan Sungai
   Cibereum. Padahal, muara kedua sungai itu ada di Segara Anakan.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/06/nas1.htm
 Senin, 6 Nopember 2000 

   Bencana di Purworejo, 55 Jadi Korban Terseret Tanah Longsor dan Banjir 
Tiga Belas Desa Luluh Lantak 

  PURWOREJO - Akibat guyuran hujan
  lebat sejak Sabtu malam (4/11),
  bencana alam tanah longsor dan
  banjir menimpa warga Purworejo,
  Minggu dini hari kemarin. Sedikitnya
  55 orang tewas/hilang, puluhan
  luka-luka, dan puluhan rumah hancur.
  Hingga semalam masih banyak
  korban yang belum berhasil
  ditemukan.

http://www.indomedia.com/bpost/112000/6/index.htm

Wahyudi Bersedia Cabut Perda Kayu
Sampit,BPost

Bupati Kotim M Wahyudi K Anwar bersedia mencabut Perda 14/2000 tentang retribusi kayu,
asalkan masyarakat Kotim menginginkannya. 

"Secara pribadi saya menerima, jika hasil hearing nanti, masyarakat Kotim menginginkan
pencabutan atau hanya merevisi perda itu," ujarnya, Sabtu (4/11).

http://www.indomedia.com/bpost/112000/6/index.htm

Pertanian Kalsel Dapat 25 Juta Dolar AS
Jakarta, BPost

Pemerintah Korea Selatan akan membantu mengembangkan pertanian di tiga propinsi
di Indonesia, salah satunya adalah Kalimantan Selatan. Bersama dengan Riau dan
Sulawesi Selatan, Kalsel akan mendapatkan bantuan senilai 75 juta dolar AS atau
sekitar Rp675 miliar (kurs Rp9.000 per dolar AS). 

http://www.indomedia.com/bpost/112000/6/index.htm

Atu: Aneh, Rasyid Mundur Diam-diam
Pembataan, BPost

Wakil Ketua DPRD Kalteng R Atu Narang mempernyatakan mundurnya Abdul Rasyid secara
diam sebagai Komisaris Utama PT Tanjung Lingga Group (PT TLG) digantikan keponakannya
Sugianto tanpa pemberitahuan kepada masyarakat umum. 


[envorum] Berita Lingkungan 10 Nopember 2000 (2)

2000-11-10 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/DAERAH/nela19.htm
Jumat, 10 November 2000

7.000 Nelayan Batam Tunggu Ganti Rugi
Batam, Kompas

Sedikitnya 7.000 nelayan di Batam akan menempuh jalur hukum,
bila ganti rugi akibat pencemaran laut oleh kapal tangker MV Natuna
Sea, belum terealisasi sampai bulan November 2000. Sebab, hingga
saat ini belum ada tanda-tanda perusahaan pemilik kapal akan
memberikan ganti rugi.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/DAERAH/tund19.htm
Jumat, 10 November 2000

YLKI: Tunda Bayar Rekening Air
Palembang, Kompas

Yayasan lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Palembang mengajak
segenap konsumen Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di kota
itu menunda pembayaran rekening air mulai bulan November 2000.
Pembayaran akan dilakukan kembali bila Walikota Palembang
meninjau ulang kenaikan tarif air PDAM yang berkisar 300 sampai
600 persen. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/DAERAH/warg19.htm
Jumat, 10 November 2000

Warga Tuntut Ukur Ulang Kebun PT ISS
Jambi, Kompas

Sekitar 600 warga enam desa (Merlung, Lubukterap, Pulaupauh,
Rantaubadak, Penyabungan dan Rantaubenar) dari Kecamatan
Merlung, Kabupaten Tanjungjabung Barat hari Kamis (9/11)
melakukan unjuk rasa damai ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Provinsi Jambi. Mereka menuntut pengukuran ulang sisa
tanah yang dijadikan areal perkebunan kelapa sawit oleh PT Indo
Sawit Subur (IIS) dan kebun intinya. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/DAERAH/seki19.htm
Jumat, 10 November 2000

Sekitar Rp 3 Trilyun, Kerugian Konflik Sosial di Perkebunan
Solo, Kompas

Berbagai konflik sosial di masyarakat sekitar lokasi perkebunan
sepanjang tahun 1999, menimbulkan kerugian negara hingga Rp 3
trilyun. Selain kerugian material, konflik sosial ini juga meminta
korban serta berkembang ke arah situasi sosial yang merugikan
semua pihak.

http://www.indomedia.com/bpost/112000/10/index.htm

Tuntaskan Tebangan Liar
Banjarmasin, BPost

Kapolda Kalteng Brigjen Pol Bambang Pranoto diminta menuntaskan kasus tebangan liar di
wilayahnya yang saat ini dalam kondisi sangat mengkhawatirkan.

"Kapolda baru hendaknya memprioritaskan penanganan tebangan liar, mengingat penjarahan
hutan ini dalam tingkat sangat mengkhawatirkan," kata H Rusland Kasmiri, pemerhati 
masalah
kehutanan Kalteng, kemarin.

http://www.indomedia.com/bpost/112000/10/index.htm

PT Inhutani Ikut Andil Rusak Jalan
Kotabaru, BPost

PT Inhutani II Kotabaru ikut andil dalam kerusakan jalan menuju beberapa daerah di
Kecamatan Pulau Laut Barat. Beberapa waktu lalu saat panen raya kayu akasia,
Inhutani menggunakan jalan negara mengangkut kayu puluhan kubik.

Amir, seorang perwakilan sopir dalam dialog lanjutan di DPRD Kotabaru mengenai 
kerusakan
jalan di beberapa daerah menuju Desa Tanjung Seloka, Kecamatan Pulau Laut Barat, Kamis
(9/11) mengungkapkan, PT Inhutani II juga berperan dalam kerusakan jalan. 

http://www.indomedia.com/bpost/112000/10/index.htm

Kalsel Masih Punya Hutan 1,8 Hektare
Banjarmasin, BPost

Kepala Dinas Kehutanan Kalsel Ir Sony Partono menegaskan daerah ini masih memiliki 
hutan
seluas 1,8 juta hektare termasuk kawasan lindung sehingga industri perkayuannya tidak 
akan
mengalami kekurangan bahan baku kayu dan melakukan PHK besar-besaran dalam waktu
dekat. 

Ini ditegaskannya menanggapi berita 15 HPH (hak penguasaan hutan) dan sawmill di 
Kalsel serta
Kalteng terancam bangkrut atau tutup.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/EKONOMI/jagu14.htm
Jumat, 10 November 2000

Jagung Impor Diduga Mengandung Aflatoksin
Jakarta, Kompas 

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Siswono
Yudohusodo mengatakan, jagung yang diimpor Indonesia ditengarai
mengandung racun dari jamur Aspergilus flavus atau aflatoksin.
Dugaan ini muncul karena jagung yang diimpor dari negara asal telah
berumur lebih dari dua tahun sehingga memungkinkan tumbuhnya
jamur tersebut.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/10/eko6.htm
 Jumat, 10 Nopember 2000 

   BPD Kucurkan Kredit Taskin Perikanan

   BOYOLALI-Bank BPD Jateng Cabang Boyolali mengucurkan kredit
   pengentasan kaum miskin agrobisnis perikanan kepada dua kelompok
   tani karamba apung di Waduk Kedungombo, Kecamatan Kemusu.
   Kedua kelompok, Mina Prima Mandiri I dan II, sama-sama menerima
   Rp 40 juta dengan bunga 12% per tahun.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/10/tjk2.htm
Jumat, 10 Nopember 2000 Tajuk Rencana  

   Banjir dan Kemungkinan Sulit Bahan Pangan

   - Sepekan telah lewat bencana banjir dan tanah longsor yang menelan
   banyak korban jiwa dan harta di Cilacap dan Banyumas. 

[envorum] Berita Lingkungan 10 Nopember 2000 (1)

2000-11-10 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/IPTEK/geja10.htm
Jumat, 10 November 2000

Gejala El Nino Dapat Diprediksi 
Cilacap, Kompas 

Datangnya gejala alam El Nino yang selama ini sulit diketahui, sudah
dapat diprediksi secara akurat untuk satu tahun ke depan. Dengan
demikian, warga masyarakat yang tinggal di dekat pantai akan dapat
mengantisipasi datangnya gejala alam yang menakutkan itu.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/IPTEK/dite10.htm
Jumat, 10 November 2000

Ditemukan, Teknologi Turunkan Kadar Nikotin
Kudus, Kompas 

PT Pura Group Kudus (PGK) Jawa Tengah berhasil "menemukan"
teknologi untuk menurunkan kandungan kadar tar dan nikotin yang
terdapat di setiap batang rokok hingga 30 persen. Bahkan hasil dari
teknologi ini sudah diekspor ke Filipina dan Pakistan, dan sejumlah
pabrik rokok telah memanfaatkannya.Hal tersebut terungkap dalam
jumpa pers yang diikuti puluhan wartawan media cetak dan
elektronik, dengan jajaran pimpinan PT PGK, yang dipandu Direktur
Public Relation (PR) PT PGK, Evie Casino, Kamis (9/11), di Kudus.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/IPTEK/popu10.htm
Jumat, 10 November 2000

Populasi Gajah Sumatera Tinggal 2.000-2.500 Ekor
Medan, Kompas 

Populasi gajah sumatera (Sumatran
elephant), salah satu satwa yang
dilindungi di dunia, makin hari makin
menciut. Dari sebelumnya yang
disebut-sebut berjumlah 3.500 sampai
4.000 ekor, kini diprediksi tinggal 2.000 sampai 2.500 ekor,
terbanyak (600 sampai 800 ekor) di hutan-hutan Kabupaten Aceh
Barat dan Kabupaten Pidie.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/UTAMA/kese11.htm
Jumat, 10 November 2000

Kesehatan Harus Jadi Arus Utama Pembangunan 
Jakarta, Kompas 

Kesehatan harus dipandang sebagai midstream pembangunan
bangsa bersama pendidikan dan ekonomi. Kesehatan perlu
dipandang sebagai investasi, bukan lagi sebagai cost atau biaya
seperti yang dipahami saat ini. Hal itu dikemukakan Ketua Badan
Pengurus Yayasan Indonesia Sehat 2010 (YIS2010) Prof Dr dr Farid
Anfasa Moeloek pada peresmian yayasan itu, Rabu (8/11), di
Jakarta.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/UTAMA/seki01.htm
Jumat, 10 November 2000

Sekitar 500 Penduduk Terkurung Banjir
Purwokerto, Kompas 

Sekitar 500 penduduk Kampung Bonjok, Desa Sokawera,
Kecamatan Somagede, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, hingga
Kamis (9/11) malam, masih terkurung banjir akibat meluapnya
Sungai Serayu. Mereka yang terkurung banjir sejak pukul 06.00
hingga Kamis malam masih bertahan di atap rumah dan baru sekitar
60 penduduk yang berhasil dievakuasi. 

Sementara dari Kabupaten Purworejo dilaporkan, korban-korban
terus berjatuhan menyusul dua peristiwa musibah tanah longsor
bersamaan di dua tempat, Desa Bapangsari dan Desa Krendetan,
Kamis pukul 05.00 pagi. Kedua desa itu terletak di Kecamatan
Bagelen.

http://suarapembaruan.com/News/2000/11/10/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

Perum Perhutani dan HKMP Kelola Hutan Perbatasan
Pontianak, 10 November

Dalam upaya mengelola hasil hutan di sepanjang perbatasan Kalimantan Barat dengan 
Malaysia,
pihak Perum Perhutani III mengadakan kerja sama dengan masyarakat di sepanjang 
perbatasan
yang tergabung dalam HKMP (Himpunan Kesejahteraan Masyarakat Perbatasan). 

Kerja sama itu tidak hanya sebatas mengusahakan hasil hutan dan mengelola hutan di 
sepanjang
perbatasan, tetapi juga menjaga dan melestarikan hutan. Hal itu dikatakan Ketua HKMP, R
Thalib HS, kepada Pembaruan, Rabu (8/11), di Pontianak.

http://suarapembaruan.com/News/2000/11/10/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

1.000 Ha Tanaman Pisang di Jambi Diserang Hama
Jambi, 10 November

Sekitar 1.000 hektare tanaman pisang di Provinsi Jambi rusak akibat serangan hama 
selama dua
bulan terakhir ini. Serangan jenis bakteri itu membuat tanaman pisang layu dan buahnya
membusuk. 

Serangan hama itu membuat para petani pisang di Provinsi Jambi resah. Penyebaran hama
sangat cepat dan belum dapat dikendalikan. Para petani pisang di Jambi rugi besar 
karena
pisang yang terserang hama rata-rata sudah berbuah. 

http://suarapembaruan.com/News/2000/11/10/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

Pengelola Kapet Belum Profesional
Kupang, 10 November

Menteri Muda Percepatan Pembangunan di Kawasan Timur Indonesia (KTI), Manuel Kaisiepo
mengatakan para pengelola kawasan pengembangan ekonomi terpadu (Kapet) termasuk Kapet
Mbay di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT) belum profesional. 

Selain itu kinerja pengelola Kapet masih bermental birokrat, sehingga belum mampu 
menarik
investor. Pernyataan tersebut dilontarkannya kepada wartawan, usai membuka pertemuan
Badan Kerja sama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur di Kupang, hari Rabu (8/11).


[envorum] Berita Lingkungan 10 Nopember 2000 (3)

2000-11-10 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---

http://www.surabayapost.co.id/
SURABAYA  Jum'at, 10 November 2000
   
 Soal Penjualan Air PDAM Tercemar Mesin Pompa Sudah Tua
Surabaya - Surabaya Post 

 Kasubsi Distribusi Air PDAM wilayah Barat dan Timur, Muntholib dan Bukhori, yang
 diperiksa unit Tipiter Polwiltabes mengatakan kepada penyidik bahwa mesin pompa 
air PDAM
 yang menyalurkan ke masyarakat sudah terlalu tua. Mesin itu buatan zaman Belanda 
sehingga
 dimungkinkan hasilnya sudah tidak bagus lagi atau air yang diangkat dari tempat 
penjernihan
 menjadi keruh. 

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/10/dar1.htm
Jumat, 10 Nopember 2000 Jawa Tengah - Pantura  

   Nelayan Jateng Selalu Dikalahkan
   Aparat Tidak Tegas Tangani Kasus di Masalembo 

   PEKALONGAN -Para nelayan Pekalongan menilai aparat di Jawa Timur
   kurang tegas dalam menangani beberapa kejadian yang menimpa
   nelayan dari Jawa Tengah, khususnya kasus penangkapan,
   perampasan, dan pembakaran kapal-kapal oleh nelayan Masalembo.

   Selama ini, kapal asal Jateng selalu dikalahkan. Aparat di Jatim selalu
   membela nelayan setempat. Buktinya, setiap kapal yang ditangkap
   nelayan Masalembo, terpaksa dditebus dengan uang puluhan juta
   rupiah. Namun kali ini, nelayan Jateng sudah bersatu dan menuntut
   Kapolri dan KSAL menindak tegas para pembakar kapal asal Pati.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/10/slo11.htm
 Jumat, 10 Nopember 2000 

   Selebaran Memprovokasi Petani

   KARANGANYAR- Jumlah tunggakan kredit usaha tani (KUT) di
   Kabupaten Karanganyar hingga akhir Oktober 2000 sebesar Rp 38,207
   miliar. Sebagian besar tunggakan itu masih berada di tangan petani.
   Meski demikian, belum ada kelompok tani yang dikenai sanksi.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/NASIONAL/kri08.htm
Jumat, 10 November 2000

KRI Dewa Ruci Menantang Badai dan Gelombang 

PELABUHAN Ujung Surabaya, Jawa Timur, 17 April 1981. Diiringi
lagu-lagu mars, Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewa Ruci secara
beringsut mulai meninggalkan dermaga Surabaya untuk segera berlayar
menuju Pelabuhan Yokosuka, Jepang. Di dalam perutnya, KRI Dewa
Ruci yang waktu itu dikomandani Letkol Laut (P) Rio Judanto membawa
53 anak buah kapal (ABK), 69 taruna Akademi Angkatan Laut (AAL),
dua orang anggota Pramuka, dan seorang wartawan-semuanya ikut
dalam misi pelayaran astronomi ke Jepang.Namun, sebulan persis
setelah meninggalkan Surabaya dan tak jauh dari perairan Teluk
Suruga-sekitar 90 mil laut dari Pelabuhan Yokosuka Jepang-tiba-tiba KRI
Dewa Ruci dihantam badai besar dan gelombang tinggi. Nyaris bagaikan
sebilah papan kayu di tengah lautan tanpa batas, begitulah kekerdilan
KRI Dewa Ruci di tengah lautan-demikian kesan wartawan Kompas
Ansel da Lopez yang ikut pelayaran ini-manakala kapal layar latih bagi
taruna AAL ini terperangkap dalam sebuah gelombang angin topan
disertai ombak besar setinggi tujuh meter, dengan laju kecepatan angin
sampai 30 knots per jam. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/NASIONAL/knmi40.htm
Jumat, 10 November 2000

KN Mina Meretas Wilayah Terisolasi 

KANTOR Navigasi NTT yang pelayanan
tugasnya hingga kawasan Selatan Daya
Maluku, sejak tahun 1997 didukung sebuah
kapal khusus Kapal Navigasi (KN) Mina.
Tugas utama kapal milik Ditjen Perhubungan
Laut (Perhubla) yang berpangkalan di Tenau
(Kupang/NTT) itu, adalah sebagai sarana
bantu navigasi untuk keselamatan pelayaran dalam wilayah
tugasnya. Namun, kiprahnya di kawasan tersebut pantas diberi
panggung atas kerelaannya mengemban tugas tambahan yang justru
sangat membantu masyarakat di daerah terpencil.Sebagaimana
dijelaskan oleh nakhodanya, Ferdinand Wetang, kapal yang
didukung 23 awak itu di wilayahnya tidak hanya melayani tugas
utamanya. KN Mina dengan kecepatan 10 knot per jam, ternyata
mendapat tugas tambahan seperti membantu kelancaran tugas
pemerintahan serta pelayanan sosial. Bahkan tidak berlebihan kalau
kapal yang berbobot mati 257 ton itu telah ikut meretas isolasi
wilayah Selatan Daya, Maluku.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/DAERAH/hti30.htm
Jumat, 10 November 2000

HTI untuk Selamatkan Industri Kehutanan 

INDUSTRI kehutanan terutama kayu lapis
(plywood) kini terancam kekurangan bahan
baku kayu bulat (log) akibat maraknya
penebangan liar dan penjarahan hutan-hutan
alam. Kalau penyediaan bahan baku tetap
mengandalkan hutan alam seperti selama ini,
nasib industri kehutanan yang menghasilkan
devisa 8 milyar dollar AS per tahun itu tinggal tunggu waktu.Asal
semua pihak 

[envorum] Berita Lingkungan 13 Nopember 2000 (2)

2000-11-13 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---

http://www.indomedia.com/bpost/112000/13/index.htm

Tebangan Liar Libatkan Oknum Aparat
* Pejabat Terlibat akan Dimutasi
Kotabaru, BPost

Maraknya penebangan liar yang terjadi di Kabupaten Kotabaru ternyata melibatkan
oknum anggota TNI, Polri, pegawai kehutanan, bahkan sampai aparat birokrasi di
tingkat desa.

Hal tersebut terungkap dalam laporan tim panitia khusus tebangan liar DPRD Kotabaru 
yang
disampaikan H Syairani Yusran dihadapan bupati bertempat di ruang rapat kantor dewan
setempat, Sabtu (11/11).

http://www.indomedia.com/bpost/112000/13/index.htm

Supremasi Hukum Lemah, Peti Marak
Banjarmasin, post 

Maraknya penambangan liar (Peti) batubara yang merambah kawasan tambang di Kalsel,
disinyalir akibat tidak ditegakkannya supremasi hukum. Misalnya diindahkannya 
kewajiban untuk
membuat jalan sendiri serta membuat Amdal (analisis mengenai dampak lingkungan). 

"Semula Peti hanya satu, namun karena tidak ditegur semakin hari menjadi semakin 
banyak,
hingga akhirnya sulit dihapuskan, " tandasnya.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/13/DAERAH/tekn19.htm
Senin, 13 November 2000

Teknologi Modern Mengangkat Citra Jamu
Semarang, Kompas 

Teknologi modern kini bisa digunakan untuk mengangkat citra jamu,
obat tradisional Indonesia yang hingga saat ini terus berkembang.
Bahkan organisasi kesehatan dunia (WHO) menganjurkan untuk
memanfaatkan cara dan pengobatan tradisional. Beberapa negara
maju saat ini juga sedang mengembangkan cara dan pengobatan
tradisional tersebut. Departemen Kesehatan kini juga sedang
mencari bentuk dan posisi pengobatan tradisional dalam sistem
kesehatan nasional. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/13/DAERAH/long19.htm
Senin, 13 November 2000

Dr Dwikorita Karnawati: Longsor Susulan Terjadi Akhir November
Yogyakarta, Kompas

Masyarakat di wilayah rawan banjir dan longsor di Jawa Barat, Jawa
Tengah, dan DI Yogyakarta diminta waspada dan mengantisipasi
akan datangnya ancaman banjir dan terutama longsor susulan yang
diperkirakan akan berantai pada akhir November dan bulan
Desember. Banjir dan longsor susulan itu akan terjadi saat curah
hujan makin meningkat.Dari hasil pengamatan dan analisis data
lapangan sementara ini diperoleh kesimpulan, beberapa titik rawan
longsor dan banjir akan terjadi di wilayah Jateng, dan tiga lainnya di
Kabupaten Kulonprogo DIY.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/13/DAERAH/kapa20.htm
Senin, 13 November 2000

Kapal Pukat Harimau Dibekingi Oknum Aparat
Medan, Kompas 

Seperti nelayan lainnya di Sumatera Utara, nelayan tradisional di
Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Deliserdang juga nyaris putus
asa menghadapi kapal pukat harimau yang terus merampok isi laut.
Hal ini menyebabkan nelayan-nelayan kecil tak bisa lepas dari
himpitan kemiskinan sebab tak mampu bersaing dengan para
penguras perairan tempat mereka mencari nafkah itu.Nelayan sudah
mengadu kesana-kemari, meminta bantuan pemerintah dan aparat
keamanan untuk mengatasinya. Namun kapal-kapal pukat yang
dilarang Keputusan Presiden nomor 39/1980 itu tetap saja
beroperasi.

"Karena itulah kami terpaksa main hakim sendiri, menangkap dan
membakar dua di antaranya pada bulan ini dan bulan yang lalu," kata
Ketua Kelompok Nelayan Desa Pantai Cermin Kiri, Harun (62) dalam
kesempatan acara hari ulang tahun Indosat ke-33 di Gedung Indosat,
Pantai Cermin, Minggu (12/11).

http://suarapembaruan.com/News/2000/11/12/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

Banjar dan Obsesi Radikal tentang Orang Katu

KALAU bukan karena kemampuannya membedah UU No 5/1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, mana mungkin Ir Banjar Yulianto Laban, MM, berani
mempertaruhkan pangkat dan jabatannya hanya demi mempertahankan komunitas kecil di
Taman Nasional Lore Lindu (TNLL). Ternyata, ada celah kecil yang berhasil ia temukan. 
Itulah
yang memungkinkan ia mencoba memulai usaha reformasi di bidang politik konservasi yang
telah lama diperjuangkan kalangan yang punya kepedulian pada hak-hak masyarakat adat
(indigenous people).

Bagai setitik air di padang gurun, begitulah kira-kira perjuangan Banjar. Ia ingin 
membantu
memerdekakan rakyat kecil dari aturan-aturan sepihak yang membuat mereka dipinggirkan 
dari
komunitas aslinya. Hal itu dimulainya dari komunitas Katu, paguyuban kecil di hutan 
TNLL yang
memiliki pandangan dan cara sendiri dalam mengolah hutannya, tanpa mengabaikan
prinsip-prinsip konservasi.

http://suarapembaruan.com/News/2000/11/12/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

Penerima Walhi Award 2000, Ir Banjar Yulianto Laban MM
Perlu Perubahan Total UU Konservasi

   idak banyak aparat birokrat, apalagi di daerah, yang punya keberanian menentang
   

[envorum] Berita Lingkungan 13 Nopember 2000 (1)

2000-11-13 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/13/JATIM/refo18.htm
Senin, 13 November 2000

Reformasi Pengelolaan Air Kali Surabaya 

Sampai saat ini, penduduk Surabaya masih diresahkan dengan
persoalan banjir serta kondisi air PDAM yang tidak bisa dikonsumsi.
Munculnya kemacetan, perampokan, pengompasan serta tewasnya
beberapa orang akibat diterjang banjir beberapa waktu lalu membawa
trauma pada sebagian besar warga. Air PDAM yang setiap hari
diminum berasa keruh, ada bakteri coli dan kemungkinan besar
terdapat logam berat Pb dan Cr.

Ada sebagian warga terpaksa mencampur air dengan teh atau kopi
agar kontaminat-nya tidak terasa. Hampir setiap hari, warga
melakukan komplain pada semua koran yang terbit di Surabaya.
Sudah banyak pakar lingkungan yang memberikan jalan keluar.
Namun demikian, Pemkot tetap tebal telinga dan selalu mencari
kambing hitam.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/13/JATIM/kisa18.htm
Senin, 13 November 2000

Kisah Kehidupan Warga di Bantaran Sungai 

BADAN harus dibungkukkan sembari bilang 'permisi' ketika
berlenggang di gang RT 10, RW 07, Keluharan Wonokromo,
Surabaya. Sabtu (11/11) sore itu, seorang ibu sedang mencuci
pakaian di depan pintu rumahnya maupun yang sedang ngobrol,
pekerja lelaki mencampur semen-pasir membuat gang selebar 2,5-3
meter itu terasa sempit.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/13/JATIM/bant18.htm
Senin, 13 November 2000

Bantaran Sungai Harus Bebas Bangunan 
* Jual Bantaran Sungai, Bahayakan Warga
Surabaya, Kompas

Kawasan bantaran sungai merupakan kawasan lindung,
yang harus bebas dari bangunan permanen. Adalah
kekeliruan besar kalau Dinas Pekerjaan Umum Pengairan
Jawa Timur, menjual tanah di sepanjang bantaran sungai di
Surabaya. Itu tindakan membahayakan warga. Di sisi lain,
tidak ada alasan bagi pemerintah Kota Surabaya, untuk tidak
menertibkan seluruh bangunan yang berdiri di sepanjang bantaran
Kali Surabaya. "Meskipun Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan
Jawa Timur mengizinkan masyarakat memanfaatkan bantaran
sungai, Pemkot harus tegas menertibkannya karena
bangunan-bangunan tersebut tidak dilengkapi izin mendirikan
bangunan (IMB)," kata Kepala Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Bapedal Daerah Jawa Timur Antoror HS di Surabaya,
pekan lalu. 

http://www.indomedia.com/bpost/112000/13/index.htm

Kapolda Prioritaskan Masalah TNTP
Gubernuran, BPost

Kapolda Kalteng Brigjen Pol Drs Bambang Pranoto SH dalam mengawali tugasnya di
Kalimantan Tengah akan memprioritaskan penanganan masalah Taman Nasional
Tanjung Puting (TNTP). 

"Saya memprioritaskan untuk menyelamatkan dan mengamankan Taman Nasional Tanjung
Puting, karena kawasan itu merupakan aset bangsa," ujar Bambang seusai silaturahmi 
dengan
para anggota veteran, putra-putri pejuang, baru-baru tadi. 

http://www.indomedia.com/bpost/112000/13/index.htm

Akomodasikan Hukum Adat dalam Perda
Pangkalan Bun, BPost

Peraturan daerah (perda) dalam menghadapi otonomi daerah hendaknya dibuat mengakomodasi
hukum adat, termasuk didalamnya hak ulayat. Selama ini, tegas Bupati Kobar Abdul Razak,
hukum adat kurang mendapat pengakuan secara proporsional.

Dengan begitu, kata bupati, akan terjadi proses yang mengarah pada keselarasan hak 
antara hak
hukum sosiologis yang merupakan hak asasi masyarakat daerah.

http://www.indomedia.com/bpost/112000/13/index.htm

Pulau Laut Tetap Bebas Pertambangan
Kotabaru, BPost

Bupati Kotabaru H Sjachrani Mataja tetap pada komitmennya semula, yakni Pulau Laut 
bebas
tambang. Penegasan orang nomor satu di Bumi Gunung Bamega ini, saat
mempertanggungjawabannya mengikuti kunjungan Gubernur Kalsel ke Hannover, Jerman di
depan DPRD setempat.

"Memang saya mendapat penawaran itu, namun kita tolak karena sudah komitmen Pulau Laut
bebas tambang," ujar bupati dihadapan anggota dewan, Jumat (11/11) sekitar pukul 20:30.

http://www.surabayapost.co.id/
JAWA TIMUR  Senin, 13 November 2000
 
Hantam Plawangan Puger, Tujuh Perahu Payang Hancur
Jember - Surabaya Post 

 Kawasan Plawangan sebagai pintu masuk laut selatan ke pantai Puger, kembali 
memakan
 korban perahu nelayan. Dalam tiga hari terakhir ini, tujuh unit perahu payang 
hancur dan rusak
 berat. Tidak ada korban jiwa, tapi kerugian mencapai Rp 175 juta. 
 Kerugian tersebut, diasumsikan nilai setiap perahu payang plus alat tangkap dan 
mesin
 mencapai Rp 25 juta. "Gelombang di kawasan Plawangan, memang dikenal ganas. Jika 
tidak
 piawai mengawaki perahu, pasti hancur dihantam gelombang ke arah karang 
Plawangan," jelas
 nelayan asal Puger, Edi Sutanto, Minggu (12/11). 

http://www.surabayapost.co.id/

[envorum] Berita Lingkungan 6 Nopember 2000 (3)

2000-11-13 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/13/IPTEK/pemb10.htm
Senin, 13 November 2000

Pembukaan PT IIU Diprotes Lagi
Porsea, Kompas 

Sekitar 200 warga Porsea, Kabupaten Toba Samosir, melakukan
unjuk rasa dengan cara arak-arakan berkeliling menaiki tiga truk, tiga
mobil bak terbuka, tiga mobil pribadi, dan belasan sepeda motor di
sekitar Kecamatan Porsea, Sabtu (11/11). Arak-arakan mobil yang
dimulai dari Kecamatan Lumban Julu, Kecamatan Porsea, sampai
Kecamatan Uluan, itu bertujuan mengajak masyarakat sekitar
Porsea untuk menentang keputusan Gubernur Sumatera Utara T
Rizal Nurdin yang mengizinkan kembali pabrik pulp PT Inti Indorayon
Utama (PT IIU) beroperasi.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/13/IPTEK/disu10.htm
Senin, 13 November 2000

Di Sulut, Sianida Gantikan Teknologi Merkuri
Manado, Kompas 

Bahaya yang mengancam lingkungan serta kehidupan manusia
akibat penggunaan teknologi merkuri (air raksa) dalam limbah
pertambangan emas yang dikelola rakyat di Sulawesi Utara (Sulut),
segera ditanggulangi dengan pemanfaatan teknologi sianida. Sianida
dilihat sebagai alternatif, baik dari sisi ekonomi maupun lingkungan
hidup.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/13/IPTEK/masy10.htm
Senin, 13 November 2000

Masyarakat Minta Sebagian Areal TNBD Dilepaskan
Jambi, Kompas 

Sekelompok masyarakat di Kabupaten Batanghari mengajukan
permohonan kepada Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Departemen
Kehutanan Provinsi Jambi, agar sebagian areal Taman Nasional
Bukit Duabelas (TNBD) dikeluarkan dari kawasan hutan, untuk
dijadikan areal perkebunan. Permintaan masyarakat untuk
memanfaatkan sebagian hutan TNBD itu didukung oleh Pemerintah
Daerah (Pemda) Kabupaten Batanghari. 

http://www.surabayapost.co.id/
UTAMA  Senin, 13 November 2000

Pacitan Dilanda Banjir, 43 Rumah Warga Hanyut
Pacitan - Surabaya Post 

 Hujan deras sejak Jumat-Sabtu (11/11) mengakibatkan banjir dan tanah longsor di 
sejumlah
 wilayah di Kab. Pacitan. Hingga Senin (13/11) siang tadi dilaporkan sebanyak 43 
rumah rusak,
 ratusan hektare tanaman padi tergenang dan sejumlah bangunan rusak berat. 
 Hingga Senin siang, belum ada laporan tentang adanya korban jiwa dalam bencana 
banjir dan
 tanah longsor ini. Namun puluhan orang mengalami luka ringan. Ratusan jiwa dari 
penghuni rumah
 yang rusak tersebut untuk sementara diungsikan di rumah familinya yang aman dari 
sergapan
 banjir dan tanah longsor. 

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/13/eko2.htm
 Senin, 13 Nopember 2000 
 
   Agribisnis Perlu Ubah Perilaku ke Arah Pasar

   SEMARANG-Jawa Tengah sebagai pintu gerbang Pulau Jawa,
   diharapkan dapat menjadi sarana dan transit dalam memasarkan
   produk sektor pertanian, perikanan, perkebunan, dan peternakan. Ini
   sesuai dengan kondisi dan potensi yang ada, karena Jateng memiliki
   peluang dan tantangan dalam agribisnis.

   ''Salah satu yang menjadi tantangan, yakni persaingan. Semua pelaku
   agribisnis baik produsen, pengusaha maupun konsumen seharusnya
   sudah siap menghadapi persaingan itu,'' kata Direktur Pemasaran dan
   Distribusi Hasil Pertanian Departemen Pertanian Ir Natigor Siagian
   seusai membuka pekan promosi produk pertanian pangan, perikanan,
   perkebunan, dan peternakan, kemarin.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/13/eko1.htm
 Senin, 13 Nopember 2000 

   Pemerintah Segera Proteksi Tarif Gula

   YOGYAKARTA - Menghadapi perkembangan industri gula nasional
   yang kian parah, pemerintah segera memberlakukan proteksi tarif
   gula. Upaya itu merupakan solusi jangka pendek untuk membantu
   produsen dalam negeri, sekaligus bagi konsumen gula sebagai salah
   satu dari 9 bahan kebutuhan pokok.

   ''Kapan dan berapa besar tarif akan didiskusikan dengan instansi
   terkait. Sebab, masalah itu bukan tugas dan wewenang Dapartemen
   Pertanian dan Kehutanan,'' tutur Menteri Pertanian dan Kehutanan Prof
   Dr Ir Bungaran Saragih pada wartawan, setelah menyampaikan keynote
   speech pada semiloka nasional pergulaan di Hotel Natour Garuda,
   Yogyakarta, kemarin.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/13/dar16.htm
 Senin, 13 Nopember 2000 

   Perlu Pendidikan Lingkungan

   BOROBUDUR-Permasalahan lingkungan di Indonesia dan negara
   berkembang lain, belum mendapat perhatian khusus. Ruang geraknya
   dibatasi, tantangan itu menjadi 

[envorum] Berita Lingkungan 14 Nopember 2000 (2)

2000-11-14 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/14/nas15.htm
 Selasa, 14 Nopember 2000 

   Air Asap Arang Bambu untuk Kesehatan

ASAP arang yang tak digunakan di negara kita
katanya benar-benar berguna untuk kesehatan. Setidaknya
itu dilakukan masyarakat Jepang. Dengan cara, asap
ditampung dan disuling airnya. Air asap itulah yang digunakan
untuk kesehatan. 

Ikuko Fukkazawa, Chief Manager Fukuyi Co Ltd,
menuturkan air suling dari asap arang untuk mengobati
penderita penyakit radang tenggorokan, kencing manis,
dan berbagai penyakit jantung. Manfaat air suling itu juga
sudah diteliti para ahli di negara itu. Maka jangan heran jika Jepang
kini mengimpor air asap arang dari CV Setia Fukuyu Utama, Pekalongan.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/14/DAERAH/phbi21.htm
Selasa, 14 November 2000

PHBI Kutuk Kasus Kaliurang
Yogyakarta, Kompas 

Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia
(PBHI) Yogyakarta mengutuk dan menyesalkan terjadinya aksi
penyerbuan dan penganiayaan yang dilakukan oleh sekelompok
massa terhadap lembaga-lembaga peduli AIDS, yakni Lentera
Sahaja-PKBI (Paguyuban Keluarga Berencana Indonesia), dan
Choice (Solidarity for Human Rights Reproductive Health).

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/14/DAERAH/keru21.htm
Selasa, 14 November 2000

Kerugian Bencana Alam Purworejo Rp 3,5 Milyar
Purworejo, Kompas 

Kerugian material akibat bencana tanah longsor di Kabupaten
Purworejo, Jawa Tengah, diperhitungkan mencapai Rp 3,5 milyar. "Itu
baru taksiran kerugian yang dialami oleh masyarakat, belum lagi
ditambah dengan taksiran kerugian dari aspek irigasi, aspek
pertanian, dan lain-lainnya," kata Bupati Purworejo, Marsaid, yang
dihubungi Kompas hari Senin (13/11) kemarin.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/14/DAERAH/dua21.htm
Selasa, 14 November 2000

Di Taman Nasional Komodo Dua Pemburu Rusa Tewas Tertembak
Kupang, Kompas 

Dua pemburu rusa di kawasan Taman Nasional (TN) Komodo, ujung
barat Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur
(NTT), tewas terkena tembakan senjata api aparat setempat.
Jenazah kedua korban bernama Musa Sidik (53) dan Mohamad
Anwar (37) Minggu kemarin telah diantar kembali ke kampung
asalnya di Sape melalui Pemda Kabupaten Bima Nusa Tenggara
Barat. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/14/DAERAH/kena23.htm
Selasa, 14 November 2000

Kenaikan Harga Gabah Untungkan Tengkulak
Indramayu, Kompas 

Kenaikan harga dasar gabah dari Rp 1.400 menjadi Rp 1.500 per
kilogram, hanya akan menguntungkan tengkulak jika diberlakukan
mulai 1 April 2001. Sebab, panen akan berlangsung mulai Januari
dan sudah mencapai puncaknya pada Maret 2001 sehingga petani
tidak akan menikmati kenaikan harga dasar tersebut.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/14/EKONOMI/pres14.htm
Selasa, 14 November 2000

Presdir Caltex Inginkan Pemda Riau Ikut Bagi Hasil
Jakarta, Kompas 

Secara pribadi Presiden Direktur PT Caltex Pacific Indonesia (CPI)
menginginkan diikutsertakannya Pemda Riau dalam hal bagi hasil
pengelolaan Blok Coastal Plan Pekanbaru sebagaimana tuntutan
masyarakat setempat. Namun CPI masih menunggu perkembangan
opsi selanjutnya dari pemerintah.

"Secara pribadi, saya menginginkan keikutsertaan Pemda Riau.
Tetapi sebaiknya bagi hasil dalam kerangka 15 persen bagian
kontrak production sharing(KPS ), bagian untuk Pemda Riau hanya
10 persen saja. Sisanya 90 persen (dari 15 persen tersebut)
diserahkan ke perusahaan profesional," ujar Presiden Direktur PT
CPI Humayunbosha usai rapat dengar pendapat dengan Komisi VIII
DPR di Jakarta, Senin (13/11). RDPU dipimpin Ketua Komisi VIII
Irwan Prayitno.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/14/EKONOMI/kkp14.htm
Selasa, 14 November 2000

KKP Belum Turun ke Petani
Subang, Kompas 

Para petani di Subang dan Karawang, Jawa Barat, menyebutkan,
hingga Senin (13/11) belum ada kabar mengenai Kredit Ketahanan
Pangan (KKP) yang diluncurkan pemerintah sejak sebulan lalu.
Padahal, musim tanam rendeng sudah dimulai awal Oktober. Di
antara mereka bahkan ada yang tidak tahu bahwa KKP merupakan
pengganti Kredit Usaha Tani (KUT).

"Biasanya penyuluh datang memberi tahu kalau ada KUT, sampai
sekarang belum ada kabar kalau ada KUT," kata Taman (60), petani
asal Desa Gempolsari, Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang,
Senin (13/11). Ia masih menyebut KUT karena ia sendiri mengaku
belum tahu kalau KUT telah diganti dengan KKP.

http://www.indomedia.com/bpost/112000/14/index.htm
Selasa, 14 November 2000

Indonesia Tolak Agenda Lingkungan dan Perburuhan
Bandar Seri Begawan, Antara 

Indonesia menolak usulan dimasukkannya masalah lingkungan dan
perburuhan dalam agenda pembahasan putaran baru 

[envorum] Berita Lingkungan 14 Nopember 2000 (3)

2000-11-14 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---

http://www.surabayapost.co.id/
JAWA TIMUR  Selasa, 14 November 2000
 
 PTPN XII Kebun Mumbul Terjunkan Preman Bayaran
Jember - Surabaya Post 

 ®MDNM¯Sengketa tanah di Kebun Mumbul PTPN XII, kembali memanas. Keluarga ahli
 waris P. Nira asal Desa Wirowongso, Kec. Ajung, Senin (13/11), mengadu ke Ketua 
DPRD
 Jember. Pasalnya, warga diusir preman bayaran PTPN XII dari lahan 7 ha yang 
dinyatakan
 status quo. 
 Pengusiran keluarga ahli waris P. Nira itu, sempat menyulut perselisihan antara 
kedua pihak.
 Bahkan, dua kubu itu nyaris bentrok fisik. Masing-masing, membawa massa. 
 Beruntung, keluarga P. Nira masih bisa menahan diri dan mundur teratur menuju 
rumahnya
 masing-masing di Dusun Renes Desa Wirowongso. "Kami bisa saja melayani preman 
bayaran
 PTPN. Tapi, kami memilih mundur. Tapi, jika mereka tetap meracuni tanaman jagung, 
kami akan
 memberikan perlawanan," kata Sunarto P. Vivi, juru bicara keluarga P. Nira, usai 
menghadap
 Ketua DPRD Jember, Muchson Sudjono, Senin (13/11). 

http://www.surabayapost.co.id/
SURABAYA  Selasa, 14 November 2000
   
Banyak Kendala Kembangkan Potensi Laut
   Surabaya - Surabaya Post 

 Laut yang mestinya untuk kesejahteraan semua umat, ternyata menghadapi banyak 
kendala
 saat UU Otonomi Daerah diberlakukan Januari 2001. Ironisnya banyak yang 
menggunakan UU
 ini justru untuk membikin kacau tatanan yang akan diberlakukan. 
 Hal ini menjadi perdebatan dan pertanyaan yang keras dalam seminar mengenai arah
 kebijaksanaan sektor kelautan dalam memasuki era otonomi daerah yang diadakan PWI 
Jatim
 dan PT PAL Surabaya, di Hotel Sheraton, Selasa (14/11) pagi. 

http://www.surabayapost.co.id/
SURABAYA  Selasa, 14 November 2000
   
 Konferensi Wilayah KPI Libatkan Pekerja Seks
   Surabaya - Surabaya Post 

 Koalisi Perempuan Indonesia akan membentuk pengurus presidium wilayah Jatim, 
melalui
 konferensi wilayah di Gedung Diklat PU Jatim, 16-18 November 2000. 
 Hal ini dikemukakan Endah Triwijati (Tiwik), Ketua panitia pengarah, yang 
didampingi Pinky
 Saptandari (panitia pengarah) dan Nursyahbani Katjasungkana, Sekjen Koalisi 
Perempuan
 Indonesia, dalam keterangan persnya di Jl. Tegalsari 97, Senin (13/11). 

http://www.surabayapost.co.id/
UTAMA  Selasa, 14 November 2000

  Kerugian Banjir Pacitan Mencapai Rp 2,02 M
Pacitan - Surabaya Post 

 Kerugian material akibat banjir dan tanah longsor akhir pekan lalu di Pacitan 
mencapai Rp
 2,02 miliar. Data ini dihimpun oleh tim Satuan Koordinasi Pelaksana (Satkorlak) 
Penanggulangan
 Bencana Alam (PBA) dari 5 kecamatan yang mengalami bencana. 
 Kabag Humas Pemkab Pacitan Sugiyo Pranoto SH, dihubungi Selasa (14/11) pagi
 mengungkapkan, Pemkab Pacitan telah mengirimkan laporan via faksimile kepada 
Gubernur
 Jatim, Senin malam terkait dengan bencana alam ini. Lima kecamatan yang dilanda 
banjir dan
 tanah longsor selama Jumat dan Sabtu (11/11), meliputi Kec. Tulakan, Pacitan, 
Kebonagung,
 Ngadirojo, dan Arjosari. 

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/14/dar29.htm
Selasa, 14 Nopember 2000 Jawa Tengah - Banyumas  

   Kapal Riset Baruna Jaya I Deteksi El-Nino

PEMERINTAH Indonesia kini menjalin kerjasama dengan
Jerman untuk melakukan kegiatan ekspedisi kelautan
Indonesia-Jerman Biogeochemical Fluxes in
Indonesian Seas. Kegiatan yang akan berlangsung
beberapa bulan itu di atas Kapal Riset Baruna Jaya I BPPT.

Kapal itu merupakan Kapal Angkatan Laut (KAL) Baruna
Jaya IV yang disulap menjadi kapat riset. Meskipun
digunakan untuk kegiatan ekspedisi ilmiah namun tetap
diawaki para prajurit TNI-AL di bawah Komandan Mayor Laut
(P) Isbandi Andrianto.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/14/OPINI/legi04.htm
Selasa, 14 November 2000

Legislasi Pengelolaan Perikanan
Oleh Sudirman Saad

SEKTOR perikanan, terutama laut, memiliki potensi ekonomi amat
besar. Data terakhir menunjukkan, potensi lestari sumber daya
perikanan laut Indonesia sebesar 6,7 juta ton per tahun dan baru
dimanfaatkan sekitar 48 persen (Dahuri dan kawan-kawan, 1996). 
Segenap potensi itu, sesuai amanat UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3),
dikuasai negara dalam rangka mewujudkan kemakmuran seluruh
rakyat. Karena itu, segenap kebijakan negara berkenaan dengan
pengelolaan sumber daya alam perikanan-diwujudkan dalam bentuk
produk-produk hukum-orientasinya tidak boleh 

[envorum] Berita Lingkungan 15 Nopember 2000 (1)

2000-11-15 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---

http://www.indomedia.com/bpost/112000/15/index.htm

Penyelesaian PT HDR dalam Proses
Pembataan, BPost

Penyelesaian kasus tuntutan masyarakat berkaitan sengketa tanah senilai Rp9 miliar 
kepada PT
HDR di Kabupaten Kapuas, memerlukan waktu cukup lama, seperti kasus serupa antara warga
Dahian Tambuk dengan PT Dahian Timber.

Apalagi, kata Bupati Kapuas Burhanuddin Ali, lamanya penyelesaian akibat masyarakat 
setempat
baru datang kepada pemda setelah permasalahan menjadi ruwet.

http://www.indomedia.com/bpost/112000/15/index.htm

Wahyudi Tolak Cabut Perda 14
Pembataan, BPost

Bupati Kotim Wahyudi K Anwar bersikeras tetap menolak mencabut Perda No. 14/2000, 
tetapi
merevisinya untuk mengangkat aspirasi dari atas maupun dari masyarakat. 

Selama berlakunya perda, aku Wahyudi pada dengar pendapat di DPRD Kalteng, kemarin,
tidak pernah terjadi masalah dari arus bawah, khususnya masyarakat.

http://www.indomedia.com/bpost/112000/15/index.htm

Keselamatan KCDK Kobar Terancam
*Sebut Nama Cukong Kayu di TNTP
Pembataan, BPost

Kepala Cabang Dinas Kehutanan (KCDK) Kotawaringin Barat (Kobar) tak berani
menyebutkan para cukong yang terlibat dalam penebangan kayu liar di Taman Nasional
Tanjung Puting (TNTP), karena keamanan dirinya beserta keluarga terancam.

"Saya tidak mau menyebutkan nama-namanya dengan alasan keamanan diri dan keluarga 
saya,"
tegas Ir Mahroni menolak desakan anggota DPRD Kalteng saat dengar pendapat, Selasa
(14/11). 

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/15/IPTEK/cerm10.htm
Rabu, 15 November 2000

Cermati Isu Lingkungan yang Hambat Perdagangan
Jakarta, Kompas

Digunakannya dalih demi pelestarian lingkungan hidup oleh negara
maju untuk menghambat perdagangan produk tidak ramah
lingkungan yang umumnya berasal dari negara berkembang perlu
dicermati dengan hati-hati. Karena upaya itu justru dapat mendorong
kerusakan lingkungan hidup menjadi makin parah.Berkaitan dengan
itu, Deputi Menteri Negara Lingkungan Hidup (Menneg LH) bidang
sosial, ekonomi dan perdagangan Ir Arie DD Djoekardi MA dalam
lokakarya tentang kebijakan perdagangan luar negeri Indonesia yang
terkait dengan aspek lingkungan hidup, di Jakarta, Selasa (14/11),
mengambil contoh, ekspor produk kayu dari Indonesia yang ditolak di
Eropa.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/15/IPTEK/nela10.htm
Rabu, 15 November 2000

Nelayan Kecil Diperalat Hancurkan Terumbu Karang
Medan, Kompas 

Nelayan-nelayan kecil diperalat oleh nelayan-nelayan besar bahkan
diduga juga oleh nelayan asing (Thailand-Red) untuk menguras isi
laut pantai barat Sumatera Utara, dengan bahan peledak atau
semacam bom rakitan yang disediakan nelayan besar maupun
nelayan asing tersebut. Untuk pekerjaan itu, para nelayan kecil diberi
upah Rp 50.000 sampai Rp 100.000 untuk satu kali pengeboman
atau satu kali ledakan.

"Setelah bom meledak, barulah kapal nelayan besar dan nelayan
asing datang mengutip ikan yang mengapung ke permukaan laut
akibat ledakan," kata Wakil Ketua Himpunan Nelayan Seluruh
Indonesia (HNSI) Sumut DE Simanjuntak, yang dihubungi Kompas,
Selasa (14/11) di Medan. "Para nelayan kecil mau diperalat karena
hidup mereka memang sudah susah, di samping tidak tahu kalau
yang mereka lakukan sebenarnya merugikan mereka," tambahnya. 

http://www.indomedia.com/bpost/112000/15/index.htm

Industri Kertas Bangun Usaha Peracik Kayu
Banjarmasin, BPost

Dana sebesar lima juta dolar AS yang disisihkan calon investor industri pulp and paper 
(bubur
kertas dan kertas) di Kotabaru ternyata diperuntukkan membangun industri pemotongan 
kayu.
Ke-200 industri peracik bahan baku itu dibangun menyertai pendirian pabrik kertas pada 
2001.

"Pembangunan 200 industri pemotongan kayu akan berjalan seiring dengan dibangunnya 
pabrik
kertas yang rencananya direalisasikan pertengahan 2001," ujar Kadis Kehutanan Kalsel 
Ir Sony
Partono, Selasa (14/11).

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/15/METRO/wate18.htm
Rabu, 15 November 2000

''Waterfront Cities'' 
Oleh Sapto Nugroho

PERNAHKAH Anda membayangkan berdiam
di rumah kebun bergaya tropis yang teduh dan
berpanorama alami, teras menghadap tepi
sungai, danau atau pantai? Anda bisa bermain
bersama keluarga di lereng yang berumput
lembut, memancing di hari libur, bersepeda
sepanjang tepi sungai, menikmati sunset atau
bahkan berperahu. 

Impian tinggal dengan gaya seperti ini kini hanya mungkin dilakukan
di kawasan artificial (buatan), bukan lagi di lingkungan alami.
Sekarang ini seperti memancing pun dilakukan di kolam
pemancingan sewa dan apabila mendapat ikan, kita harus membayar
pemilik kolam sejumlah berat ikan yang terpancing.
Di lain pihak apakah Anda menyadari bahwa begitu banyak 

[envorum] Berita Lingkungan 15 Nopember 2000 (2)

2000-11-15 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/15/DAERAH/hph19.htm
Rabu, 15 November 2000

HPH Skala Kecil Beroperasi Tanpa Amdal
Samarinda, Kompas 

Beberapa bupati di Kalimantan Timur, diminta menyeleksi secara
ketat, pengeluaran izin hak pemungutan hasil hutan/izin pemanfaatan
hasil hutan (IHPHH/IPHH), untuk kawasan hutan seluas 100 hektar
(skala kecil). Ratusan izin atau yang dikenal dengan izin hak
pengusahaan hutan (HPH) skala kecil, ternyata semuanya tidak
memiliki studi kelayakan analisa dampak lingkungan (amdal).

Demikian Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah
(Bapedalda) Kaltim, Sabran Malisi, Selasa (14/11), di Samarinda. Hal
itu dikemukakan Malisi disela-sela seminar "Kesiapan Menyongsong
dan Implementasi PP 27 Tahun 1999 tentang Amdal". 

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/15/DAERAH/keru19.htm
Rabu, 15 November 2000

Kerusuhan di Daerah, Cermin Bangkitnya Perlawanan Budaya
Malang, Kompas 

Keributan yang terjadi di berbagai daerah mencerminkan bangkitnya
gerakan perlawanan budaya masyarakat lokal. Selama ini,
perangkat-perangkat hukum dan politik cenderung sentralistik,
represif, dan bercorak teknokratik. Kondisi ini telah melahirkan
resistensi masyarakat adat.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/15/nas7.htm
 Rabu, 15 Nopember 2000 

   11 Daerah di Jateng Rawan Longsor

   SEMARANG- Masyarakat Jateng diimbau meningkatkan
   kewaspadaannya menghadapi ancaman tanah longsor pada musim
   hujan 2000-2001. Khususnya, mereka yang tinggal di kawasan
   berlereng terjal pada batuan pasir atau endapan gunung api. Bebatuan
   sedimen yang lapisannya miring ke arah lereng dengan penutup tebal
   dan lembek.

   Demikian siaran pers yang disampaikan Ir Sutikno dari Direktorat
   Geologi Tata Lingkungan Bandung, kemarin. Dalam informasi yang
   dikirimkan kepada Suara Merdeka melalui faksimile itu disebutkan ada
   11 daerah di Jateng yang rawan longsor.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/15/DIKBUD/mene25.htm
Rabu, 15 November 2000

10 Tahun Program Studi Kajian Wanita UI 
Menemukan Paradigma yang Khas Indonesia 

TANGGAL 9 dan 10 November 2000 Program
Studi Kajian Wanita (PSKW), Program
Pascasarjana Universitas Indonesia (UI),
berulang tahun ke-10. Sampai sekarang, program
ini adalah satu-satunya di Indonesia yang
menyediakan pendidikan tingkat magister kajian
perempuan dan gender. Agak ironis memang,
bila mengingat sebetulnya sejarah gerakan perempuan di Indonesia
sudah dimulai sejak awal abad ke-20. Prof Dr Saparinah Sadli yang
merintis pendirian program studi ini atas permintaan Rektor UI Prof
Sujudi, menuturkan ketika ia pertama kali membangun program studi
ini. Tak satu pun ada tenaga pengajar yang memiliki latar belakang
kajian perempuan. Yang ada, tenaga pengajar dari berbagai jurusan
yang meneliti pengalaman perempuan. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/15/DIKBUD/pend32.htm
Rabu, 15 November 2000

Pendidikan di Gang-gang Sempit 

TEMBOK sebelah barat Universitas Brawijaya, Malang
bersebelahan dengan labirin. Kampung padat, tetapi tidak
kumuh, yang sesak dihuni ribuan, mungkin puluhan ribu
mahasiswa, yang berdiam di kamar-kamar sempit
pemondokan. Entah bagaimana ceritanya, jalan-jalan
sempit mengular kampung mahasiswa di wilayah
Kelurahan Ketawang Gede, Kacamatan Lowokwaru, Kota
Malang ini bernama "kerto-kerto"-an. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/15/DIKBUD/memb28.htm
Rabu, 15 November 2000

Memberikan Pilihan kepada Perempuan 

SEBUT saja Ria. Perempuan berusia 32
tahun itu sekarang tengah mengandung
delapan bulan. Ia meninggalkan laki-laki
kekasihnya yang ternyata sudah berkeluarga,
meskipun dengan begitu, ia dihadapkan pada
persoalan berantai dalam tatanan masyarakat
saat ini: anaknya bisa dicap sebagai "anak
haram", dan ia sendiri dicap "perempuan nakal" karena punya anak
tanpa menikah secara formal. 

http://www.indomedia.com/bpost/112000/15/index.htm

Barang Inventaris PLG Raib
Bundaran Besar, BPost

Sejumlah barang maupun pekerjaan fisik yang dilaksanakan dalam proyek lahan gambut 
(PLG)
sejuta hektare, raib. Dari daftar barang dan pekerjaan fisik yang akan diserahkan ke 
pemerintah
daerah, tidak sesuai dengan inventarisasi.

Akibatnya, menurut sebuah sumber, sejumlah pimpinan instansi di daerah ini seperti 
dinas PU dan
transmigrasi menolak menandatangani berita acara penyerahan (BAP).

http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000111500193949

  750 Tokoh Adat Masyarakat Sulteng Duduki DPRD
  Media Indonesia - Nusantara (15/11/2000 00:19 WIB)

  PALU 

[envorum] Berita Lingkungan 16 Nopember 2000 (1)

2000-11-15 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/16/dar19.htm
Kamis, 16 Nopember 2000 Jawa Tengah - Kedu  DIY  

   Kasus Penyerbuan Wisma Hastoreggo Walhi Mengecam Polda DIY

   YOGYAKARTA-Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi)
   Yogyakarta mengecam jajaran Polda DIY dalam menangani kasus
   penyerbuan wisma Hastorenggo di kawasan Kaliurang, Kabupaten
   Sleman. 

   Tindakan yang dilakukan dengan melepas begitu saja orang-orang
   yang patut dicurigai dalam kasus tersebut bisa menjadi preseden
   buruk dalam penegakan hukum di Yogyakarta.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/16/dar10.htm
Kamis, 16 Nopember 2000 Jawa Tengah - Muria  

   Nelayan Tunggulsari Buat Hutan Bakau

   REMBANG - Kelompok Nelayan Sumber Harapan dari Desa
   Tunggulsari, Kecamatan Kaliori, Rembang, menjadi juara I dalam
   lomba intensifikasi penangkapan ikan tingkat nasional. Hal itu
   dikemukakan oleh Asisten II (Pembangunan) Sekwilda Hamzah Fatoni
   SH, kemarin.

   Dia menuturkan penetapan sebagai juara I kepada Kelompok Nelayan
   Sumber Harapan tertuang dalam surat keputusan (SK) Menteri
   Pertanian dan Kehutanan/Ketua Badan Pengendali Bimas.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/16/dar5.htm
Kamis, 16 Nopember 2000 Jawa Tengah - Pantura  

   Nelayan Pemalang Tuntut 117 Jaring Cotok Dibakar

   PEMALANG- Ratusan nelayan Dukuh Tanjungsari, Kelurahan
   Sugihwaras, Pemalang, kemarin menuntut pembakaran jaring cotok.
   Mereka berkumpul di balai desa dan melalui perwakilan berdialog di
   ruang Komisi A DPRD.

   Hadir Wakil Ketua DPRD Ir H Hasan Daud beserta anggota Komisi A,
   Kapolres Superintendent Drs Suhartono, Asisten I Drs Bambang
   Sukojo, Camat Drs Budhi Rahardjo, Kepala Kelurahan Sugihwaras
   Suwondo, dan pejabat instansi terkait lain.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/16/slo2.htm
Kamis, 16 Nopember 2000 

   Suara Perempuan Masih Terabaikan

   SALA- Perempuan yang sering menjadi korban dalam setiap
   pertikaian, ternyata tak pernah didengar suaranya. Padahal,
   perempuanlah yang menjadi salah satu sasaran tindak kekerasan dari
   setiap konflik yang terjadi.

   ''Dalam setiap pertikaian politik ataupun ras, perempuan sering
   menjadi korban kekerasan, seperti perkosaan dan lainnya,'' jelas
   Rutjhitamini Hastuti, Koordinator ''Dialog Publik dan Pengalaman
   Perempuan: Pergulatan Lintas Agama'' Senin 20/11 mendatang.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/16/analisis2.htm
Kamis, 16 Nopember 2000 Analisis  

   Dua Model Pengendalian

   KITA sungguh prihatin dan ikut berduka atas korban bencana tanah
   longsor dan banjir di Cilacap, Purworejo, serta Banyumas belum lama
   ini. Jumlah korban yang meninggal di Cilacap 33 orang dan Purworejo
   55 orang. Dan pada awal tahun ini, lima orang meninggal akibat banjir
   bandang di Semarang. Jadi, sampai saat ini, banjir dan tanah longsor
   sepanjang tahun ini telah memakan korban jiwa 93 orang.

   Banjir dan tanah longsor di Cilacap dan Purworejo terjadi pada
   permulaan musim penghujan. Padahal kita tahu, hujan masih akan
   datang dan kita pun tidak dapat memastikan berapa besarnya. Yang
   jelas, musim hujan akan berlangsung beberapa bulan lagi, dan
   puncaknya (pada kondisi normal) akan terjadi pada Januari dan
   Februari. Di Semarang, misalnya, curah hujan yang terjadi Jumat
   (3/11) siang dalam satu jam pertama saja tercatat 125 mm lebih
   tinggi dari curah hujan tertinggi yang terjadi pada April 1996 (110
   mm). 

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/16/analisis1.htm
Kamis, 16 Nopember 2000 Analisis  

   Antara Faktor Alam dan ''Human Error''
Musibah Banjir di Jateng Bagian Selatan 

   DALAM cerita-cerita rakyat seringkali dikisahkan, adanya hutan angker
   di kawasan pengunungan angker. Penduduk desa dilarang masuk ke
   hutan itu, apalagi menebang pohon. Kalau larangan dilanggar, bisa
   kualat. Hutan angker dan sanksi kualat, boleh jadi, merupakan salah
   satu kiat nenek moyang kita untuk menjaga keseimbangan alam. Jika
   alam terganggu, dampaknya sangat mengerikan: bencana yang
   memakan korban harta dan nyawa, termasuk banjir dan tanah longsor
   yang kini melanda Jawa 

[envorum] Berita Lingkungan 16 Nopember 2000 (2)

2000-11-15 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---

http://www.indomedia.com/bpost/112000/16/index.htm

Polres Kobar Takut Sebut 10 Penebang Liar
Pangkalan Bun, BPost

Pihak Polres Kobar maupun Polda Kalteng terkesan takut menyebutkan 10 nama yang
terlibat dalam penebang kayu liar di Taman Nasional Tanjung Puting. Padahal, era
keterbukaan saat ini seharusnya kepolisian, tidak perlu ragu mengungkapkan
nama-nama itu.

http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000111600471124

  `Pejabat Suka `Ngarang` Buat Batas Kelautan`
  Media Indonesia - Kesra (16/11/2000 00:47 WIB)

  SURABAYA (Media): Menteri Kelautan dan Perikanan Sarwono
  Kusumaatmadja menegaskan banyak pejabat yang `ngarang`, khususnya
  membuat batas wilayah kelautan dengan cara menafsirkan sesuai dengan
  tafsiran mereka sendiri, berkaitan dengan otonomi daerah. 

  ``Pada akhirnya, orang itu menjadi korban kriminalitas,`` tegasnya 
kepada
  wartawan di sela-sela acara Seminar Nasional ``Laut untuk
  Kesejahteraan`` yang diselenggarakan PWI Jawa Timur bekerja sama
  dengan PT PAL Surabaya di Hotel Sheraton Surabaya, kemarin. 

http://www.surya.co.id/

  Pemkab ajak LSM tinjau tambang Newmont 

  Jember: Derasnya gelombang penolakan rencana penambangan emas
  di Kabupaten Jember dari kalangan mahasiswa, LSM, ormas, 
organisasi
  kepemudaan maupun kelompok masyarakat lainnya, tak menyurutkan
  tekad Pemkab Jember untuk menggolkan tambang emas tersebut. 

  Salah satu buktinya, Pemkab Jember sudah ancang-ancang
  membuat gebrakan baru. "Kita akan studi banding ke lokasi
  tambang Batu Hijau Newmont di NTB. Selain Pansus DPRD
  Kabupaten Jember, semua pihak yang peduli, termasuk LSM
  maupun wartawan, akan kami libatkan," ungkap Wabup Jember,
  Drs Bagong Sutrisnadi MSi, kepada Surya, Rabu (15/11) siang. 

http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000111600471122

  Limbah RS Jadi Sorotan, Ciliwung Jadi Proyek Monumental
  Media Indonesia - Kesra (16/11/2000 00:47 WIB)

  JAKARTA (Media): Pembenahan Sungai Ciliwung, baik dari sisi perbaikan
  kualitas airnya maupun penataan ruang dan permukiman di sekitarnya,
  akan dijadikan proyek monumental lingkungan hidup. 

  "Saya minta agar Ciliwung menjadi proyek monumental lingkungan 
hidup,"
  kata Menteri Negara Lingkungan Hidup (Menneg-LH) Sonny Keraf di
  Jakarta, usai membuka Rakernis Prokasih Visi 2005 di Jakarta, 
kemarin. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/16/UTAMA/peta01.htm
Kamis, 16 November 2000

Petani dalam Cengkeraman "Pengagep" 

MENDENGAR nama tengkulak, orang akan terpikir sosok pedagang yang
culas, meski sebenarnya arti tengkulak dalam kamus tak lebih berarti pedagang
perantara. Soal ulah para tengkulak sudah bukan lagi cerita baru. Hanya
saja, para tengkulak pun kini harus
bertekuk lutut kepada pengagep yang tanpa modal bisa dapat untung
besar. Ulah mereka sejak dua musim panen lalu makin mencekik
petani.

http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000111600471123

  Prokasih Didesain untuk Desentralisasi
  Media Indonesia - Kesra (16/11/2000 00:47 WIB)

  JAKARTA (Media): Menteri Negara Lingkungan Hidup (Menneg-LH) Sonny
  Keraf menyatakan, Program Kali Bersih (Prokasih) sejak awal telah
  didesain untuk desentralisasi pengelolaan lingkungan hidup di 
daerah. 

  "Prokasih sejak awal secara sadar didesain dan diarahkan agar pemda
  setempat mengambil inisiatif dan melaksanakan program itu sesuai
  dengan kondisi daerahnya masing-masing," kata Sonny ketika membuka
  Rakernas Prokasih Visi 2005 di Jakarta, kemarin. 

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/16/dar24.htm
Kamis, 16 Nopember 2000 Jawa Tengah - Banyumas  

   Penebangan Alba Penyebab Banjir
Jembatan Bugel Sudah Bisa Dilewati 

   PURBALINGGA- Penyebab utama terjadinya banjir di sejumlah
   wilayah di Purbalingga baru-baru ini yang mengakibatkan kerugian
   lebih dari Rp 7,9 miliar adalah penebangan pohon, khususnya alba, di
   daerah hulu Kali Klawing. Seperti di Kecamatan Karangreja,
   

[envorum] Berita Lingkungan 16 Nopember 2000 (3)

2000-11-16 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/16/DAERAH/indo21.htm
Kamis, 16 November 2000

Indorayon Ganti Nama dan Operasikan Pabrik Pulp
Medan, Kompas

Rapat Umum Pemegang Saham PT Inti Indorayon Utama (PT IIU),
Rabu (15/11) di Jakarta memutuskan bahwa perusahaan ini akan
mengoperasikan kembali industri pulpnya di Sosorladang, Porsea,
Sumut dalam waktu dekat. Dalam press release yang dikeluarkan PT
IIU di Medan juga disebutkan, perusahaan ini akan berganti nama
menjadi PT Toba Pulp Lestari karena sudah tidak memproduksi
rayon lagi.RUPS juga mengganti susunan manajemen sebagai wujud
komitmen perseroan terhadap aspirasi masyarakat setempat.
Manajemen baru ini diharapkan dapat melakukan tugas utamanya
yaitu mempersiapkan pabrik di Porsea segera beroperasi kembali. 
Dalam manajemen baru, sebagai Direktur Utama adalah Drs Bilman
Philipus Butarbutar MBA disertai direktur-direktur Lennardi P
Anggijono BSc, Ir Rosman, dan Dedy Sutanto.
Sedangkan Dewan Komisaris terdiri atas Julian Christopher Hill
sebagai komisaris utama disertai dua komisaris lain Dr Raider Per
Haugen dan Drs Michael Utama Purnama MA.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/16/DAERAH/banj23.htm
Kamis, 16 November 2000

Di Jawa Tengah Banjir dan Longsor Merusak 105 Alur Sungai
Semarang, Kompas 

Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di wilayah Jawa
Tengah sejak Oktober hingga November 2000, mengakibatkan alur
dari 63 sungai dan 42 saluran irigasi rusak berat. Lokasi atau alur
sungai yang mengalami kerusakan tersebar di Kabupaten Cilacap,
Purbalingga, Kebumen, Purworejo, dan Banyumas."Kerusakan
sungai dan jaringan irigasi pada tahun 2000 merupakan kerusakan
yang paling besar. Sejak tahun 1996 hingga 1999 rata-rata hanya
80-90 alur sungai dan jaringan irigasi yang rusak," kata Kepala Dinas
Pekerjaan Umum (DPU) Pengairan Jateng Tasambar Mochtar
kepada Kompas, Selasa (14/11) seusai pertemuan membahas
masalah banjir di Kantor Gubernur Jateng. Pada pertemuan yang
dipimpin Wakil Gubernur Djoko Sudantoko , juga hadir Kepala
Stasiun Klimatologi Semarang, Badan Meteorologi dan Geofisika
(BMG) Jateng Widada Sulistya DEA dan sejumlah bupati di Jateng.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/16/DAERAH/peng24.htm
Kamis, 16 November 2000

Pengelolaan Kapet Harus Mandiri
Kendari, Kompas 

Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Erna
Witular menegaskan, pengelolaan Kawasan Pengembangan
Ekonomi Terpadu (Kapet) harus berorientasi pada kemandirian.
Semua potensi di wilayah Kapet dapat digerakkan untuk mendukung
kemandirian itu.

Hal itu dikatakan Erna kepada wartawan di Bandara Wolter Robert
Monginsidi Kendari, Rabu (15/11) saat akan kembali ke Jakarta.
Setibanya di Kendari sehari sebelumnya menteri langsung naik kapal
ke Kepulauan Wakatobi, Kabupaten Buton, didampingi Djeni
Hasmar, anggota Komisi II DPR-RI dan Gubernur Sultra Drs La Ode
Kaimoeddin.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/16/DAERAH/laha22.htm
Kamis, 16 November 2000

Lahan Eks Tambang Emas Liar Rusak Parah
Sampit, Kompas 

Pemerintah Daerah Kotawaringin Timur (Kalteng), kewalahan
menangani lahan seluas 40.000 ha, yang rusak parah akibat
penambangan emas liar di kawasan Ampalit. Sekarang ini, 12.000
penambang emas liar mulai bergeser masuk ke kawasan hutan
primer dan merusak hutan. Kawasan Ampalit (120 km barat
Palangkaraya), deposit pasir emasnya sudah berkurang.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/16/IPTEK/bupa10.htm
Kamis, 16 November 2000

Bupati Kutai Berencana Tangkap Pesut Mahakam
Samarinda, Kompas 

Bupati Kutai Syaukani HR berencana menangkap dua-tiga ekor
pesut di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Penangkapan itu
direncanakan awal tahun 2001. Penangkapan satwa langka endemik
khas Kalimantan ini dimaksudkan sebagai upaya pelestarian, di
samping sebagai bagian dari obyek taman wisata di Pulau Kumala
Tenggarong, Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur.

Bupati Kutai Syaukani HR ketika dihubungi Kompas di Tenggarong,
Kutai, Rabu (15/11), menyatakan, "Kawanan pesut itu akan kita
tempatkan dalam aquarium pesut Mahakam yang akan dibangun di
Pulau Kumala," katanya.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/16/IPTEK/nela10.htm
Kamis, 16 November 2000

72 Nelayan Indonesia Meringkuk di Penjara Australia Barat
Perth, Kompas 

Sebanyak 72 warga negara Indonesia (WNI)-dua di antaranya
perempuan-hingga kini masih meringkuk di sejumlah penjara dan
rumah-rumah penampungan sementara (detention centres) di wilayah
Australia Barat, termasuk di ibu kota Perth. 

Nelayan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia itu kini
mendekam di penjara Broome, Curtin, Derby yang berlokasi kurang
lebih 2.500 kilometer arah utara Perth, sementara dua 

[envorum] Berita Lingkungan 20 Nopember 2000 (1)

2000-11-20 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/20/dar5.htm
Senin, 20 Nopember 2000 Jawa Tengah - Kedu  DIY  

   Perhutani Dituding Jadi Penyebab Bencana Alam

   PURWOREJO -Setelah terjadi banjir dan tanah longsor pada 5 dan 9
   November 2000, kini pihak-pihak tertentu mulai mencari penyebab
   musibah yang menewaskan 56 warga Purworejo itu. Dua LSM, Forum
   Reformasi Purworejo (Forep) dan Forum Komunikasi Hasta Peran
   Lingkungan Kabupaten Purworejo, menuding Perum Perhutani sebagai
   kambing hitam petaka di Purworejo.

   Sekretaris Forum Komunikasi Hasta Peran Lingkungan, Ichsan,
   menyatakan telah melakukan pengamatan lapangan selama 20 tahun
   terakhir. Hasil pengamatannya, dia melihat hutan rimba di wilayah ini
   dan sekitarnya telah dibabat habis oleh Perhutani yang selanjutnya
   dijadikan hutan produksi dengan tanaman pinus. Padahal, katanya,
   hutan rimba (hutan lindung-Red) adalah penyangga ekosistem
   lingkungan dan memiliki sumber daya hutan (SDH) sangat tinggi.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/20/nas10.htm
Senin, 20 Nopember 2000 Berita Utama  

   Untuk Turunkan 46% Kematian Ibu
   Hentikan Regenerasi Dukun Beranak

   SEMARANG-Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Kepala
   BKKBN Dra Hj Khofifah Endar Parawansa mengatakan, pihaknya sangat
   prihatin dengan masih tingginya angka kematian ibu melahirkan di
   Indonesia. ''Bayangkan saja, sekarang angkanya mencapai 373 per
   100.000 kelahiran hidup. Ini 10 kali lipat lebih tinggi dari negara
   tetangga, Malaysia, dan tertinggi di Asean,'' katanya, di Hotel Patra
   Jasa, Sabtu malam. 

http://www.indomedia.com/bpost/112000/20/index.htm

Potensi Batubara 491 Juta Ton
Gubernuran, BPost

Potensi bahan galian tambang batu bara di wilayah Kalimantan Tengah dari hasil 
penelitian
mencapai 491.016.648 ton, kata Gubernur Kalteng Asmawi Agani.

Sementara izin pengusahaan pertambangan khusus kontrak Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara (PKP2B) di daerah ini tercatat 18 buah perusahaan dengan luas 
areal
1.441.920 hektare dengan investasi Rp2.793.700.000 atau 1.402.667,10 dolar AS.

http://www.indomedia.com/bpost/112000/20/index.htm

Pengusaha HPH Mengeluh Warga Rambah Areal RKT
Muara Teweh, BPost

Masyarakat di pedalaman Kabupaten Barito Utara (Barut) beramai-ramai merambah ribuan
potong kayu di areal Hak Pengusahaan Hutan (HPH), menyusul adanya pernyataan Gubernur
Kalteng H Asnawi Agani dibolehkannya rakyat ikut menebang kayu. 

Dari pemantauan BPost, sekitar pertengahan bulan Oktober 2000 sedikitnya puluhan warga
Desa Kalasin, Kecamatan Sumber Barito (sekitar 250 Km arah utara Muara Teweh,Red)
membabat sebanyak 1.156 potong (8.085 m3) kayu di areal perusahaan HPH PT Sarang Sapta
Putra dan PT Manimbun Djaya.

http://www.indomedia.com/bpost/112000/20/index.htm

Camp dan Pos Satpam Dibakar
Pangkalan Bun, BPost

Menyusul pembakaran kantor dan gudang PT ITT, warga Kecamatan Pembuang Hulu
yang masih emosi juga membakar camp III, IV dan V serta pos Satpam. Pembakaran
susulan yang terjadi, Jumat sore itu, menurut sumber, membuat sejumlah fasilitas di
kawasan itu porak poranda.

http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=20001128448

  Caltex Setuju Apa pun Keputusan soal Ladang CPP
  Media Indonesia - Ekonomi (20/11/2000 00:08 WIB)

  JAKARTA (Media): PT Caltex Pacific Indonesia (CPI) menyatakan akan
  menerima apa pun keputusan pemerintah dalam penanganan ladang
  minyak Coastal Plains Pekanbaru Block (Blok CPP) setelah berakhirnya
  kontrak mereka tahun depan. 

  Hal ini diungkapkan Senior Vice President PT CPI Wahyuddin Yudiana
  kepada wartawan dalam diskusi mengenai Blok CPP Sabtu (18/11).
  Menurut dia, sebagai perusahaan yang berorientasi bisnis, maka 
pihaknya
  hanya mengharapkan keputusan pemerintah dapat dibuat secepatnya
  sehingga kepastian investasi terjamin. "Kami akan menerima apa pun
  yang diputuskan pemerintah pusat. Harapan Caltex, yaitu keputusan itu
  segera dibuat," ujar Wahyuddin pada diskusi yang diadakan Himpunan
  Pelajar Mahasiswa Riau (Hipemari) Jakarta itu. 

http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=200011285038

  Warga Tetap Tuntut Seluruh Lahan Milik PTPN XII
  Media Indonesia - 

[envorum] Berita Lingkungan 20 Nopember 2000 (3)

2000-11-20 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/20/IPTEK/dass10.htm
Senin, 20 November 2000

DAS Empat Sungai di Aceh Utara Rusak Diterjang Banjir
Lhokseumawe, Kompas

Daerah aliran empat sungai besar di Kabupaten Aceh Utara, yakni
Sungai Sawang, Sungai Peusangan, Sungai Pase, dan Sungai
Keureutow mengalami kerusakan parah akibat setiap tahun diterjang
banjir. Di Sawang, ratusan hektar kebun dan permukiman penduduk
runtuh saat banjir pekan lalu.

Beberapa penduduk Sawang mengatakan, erosi di daerah aliran
sungai (DAS) Sawang terjadi mulai dari Desa Babah Krueng sampai
ke Desa Teupin Mane sepanjang 18 km. Akibatnya tiga ratus hektar
lebih lahan kebun dan tanah permukiman penduduk runtuh ke
sungai. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/20/IPTEK/sisk10.htm
Senin, 20 November 2000

Sarwono Kusumaatmadja: 
Siskamling Laut Perlu untuk Atasi Tindak Kekerasan
Probolinggo, Kompas

Tindak kekerasan di laut yang dilakukan oleh oknum aparat penegak
hukum, seperti yang sering dilaporkan nelayan di pantai utara Jawa,
hendaknya diatasi oleh masyarakat setempat dengan membentuk
sistem keamanan lingkungan (siskamling) laut. Dalam kaitan ini,
pemerintah daerah (pemda) diharapkan membantu dengan
mengeluarkan peraturan daerah (perda) untuk menguatkan status
hukum lembaga itu.Demikian dikemukakan Menteri Kelautan dan
Perikanan Sarwono Kusumaatmadja kepada wartawan dalam
kunjungan kerjanya ke Pesantren Nurul Jadid, di Paiton Probolinggo,
Jawa Timur, Minggu (19/11), berkaitan dengan peringatan HUT Ke-51
pondok pesantren tersebut. Tampak hadir pada acara itu Menteri
Agama Tolchah Hasan, para ulama dan tokoh masyarakat setempat.
Sarwono juga mengunjungi Pondok Pesantren Bustanul Ulum di
Lumajang. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/20/JATIM/pela19.htm
Senin, 20 November 2000

Memahami Madura Pelajaran dari Kasus Sampang

SEJAK pemerintahan rezim Orde Baru hingga kini, Madura sudah
berkali-kali menarik perhatian publik karena terjadinya tindak
kekerasan atau amuk massa. Mulai dari kasus pembangunan
Waduk Nipah di wilayah Kabupaten Sampang, kasus pertikaian
antaretnik di Sambas, serta kerusuhan massa pada Pemilu 1977
yang merata di semua wilayah Madura.

Di pengujung tahun ini, lagi-lagi Madura menjadi perhatian publik
dengan terjadinya amuk massa di Kota Sampang yang berpangkal
pada hasil pemilihan bupati dan wakil bupati. Akibatnya, sampai
sekarang pelantikan tertunda, dan Gubernur Jatim Imam Oetomo
menyerahkan masalah ini ke pusat, yang sampai sekarang pun
belum jelas juntrungannya.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/20/METRO/awas32.htm
Senin, 20 November 2000

Awas Jakarta Banjir 

DI samping faktor besarnya curah hujan ada
empat faktor lain yang dapat menyebabkan
terjadinya banjir besar di Jakarta. Faktor-faktor
itu ialah: Pertama, pengurukan rawa. Kedua,
perubahan tata guna lahan pada daerah aliran
sungai. Ketiga, mendangkal dan semakin
mengecilnya sungai-sungai. Keempat, terjadinya
penurunan permukaan tanah Jakarta. 

Keempat faktor tersebut saling memperkuat satu sama lain sehingga
besarnya dampak yang dapat ditimbulkan oleh banjir semakin
mencekam dan mengancam Jakarta.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/20/NASIONAL/lbhp06.htm
Senin, 20 November 2000

LBH Perlu Fokus Membangun Gerakan 
* YLBHI Bubar pada Oktober 2001
Jakarta, Kompas

Struktur organisasi Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia
(YLBHI) yang sudah berjalan 30 tahun dirasakan tidak cocok lagi
untuk menghadapi situasi maupun peta kondisi nasional yang sudah
banyak berubah. Oleh karena itu, mulai Oktober 2001, YLBHI tidak
akan ada lagi, dan yang ada adalah konfederasi lembaga-lembaga
bantuan hukum di seluruh Indonesia. Fokus aktivitas LBH juga tidak
bisa lagi hanya bertumpu pada kegiatan litigatif, tetapi harus lebih
diarahkan untuk membangun gerakan.Hal itu disampaikan Wakil
Ketua Dewan Pengurus YLBHI Munir ketika berbicara pada evaluasi
30 tahun LBH, akhir pekan lalu, di Jakarta. Peneliti LIPI Hermawan
Sulistyo yang turut menyumbangkan pikirannya pada acara yang
sama, sependapat dengan Munir bahwa LBH sudah harus berubah.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/20/NASIONAL/peta26.htm
Senin, 20 November 2000

Peta Bencana dan Manajemen Bencana 

PETA bencana banjir, tanah longsor, atau
ancaman bahaya gunung api, di atas
kertas relatif mudah dibuat atau dicari. Di
Posko Bencana Alam, kantor Kanwil
Departemen Pekerjaan Umum (PU), atau
lembaga penelitian, peta "fisik" itu
kemungkinan besar akan kita
peroleh.Akan tetapi, bagaimana sebenarnya peta persoalan institusi
berkompeten harus bertanggung jawab, mengantisipasi, atau
mengembangkannya, tidak pernah kita rumuskan sungguh-sungguh.
Akibatnya selalu timbul 

[envorum] Berita Lingkungan 21 Nopember 2000 (1)

2000-11-21 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---

http://www.surabayapost.co.id/
NASIONAL  Selasa, 21 November 2000
 
Longsor di Bandung, 7 Tewas 3.000 Rumah Masih Terendam
Bandung - Surabaya Post 

 Tujuh jiwa melayang akibat bencana tanah longsor di Kab. Bandung dan 14 lain 
mengalami
 luka-luka serta 27 rumah hancur. Sampai Senin (20/11), tercatat sedikitnya 55 
buah rumah
 terancam kategori bahaya I dan II. 
 Empat jiwa melayang akibat tanah longsor di Desa Mangunjaya Kec. Pamengpeuk Kab.
 Bandung dan 2 luka-luka serta 6 rumah hancur. Sedangkan kejadian di Desa Ibun dan 
Desa
 Dukuh, Kec. Paseh Kab. Bandung, Senin dini hari, tiga orang tewas dan 12 lainnya 
mengalami
 luka-luka serta 21 rumah hancur. 

http://www.surabayapost.co.id/
SURABAYA  Selasa, 21 November 2000
   
Polwil dan Kamnas Perempuan Tangani Kasus-kasus Wanita
Surabaya - Surabaya Post 

 Polwiltabes Surabaya dan Komnas Perempuan berkerja sama menangani kasus-kasus 
wanita
 yang jadi korban penganiayaan, pemerkosaan, pelecehan seksual, dan lain 
sebagainya. Kerja
 sama itu ditandatangani Kapolwiltabes Surabaya Senior Superintendent (Kol) Drs 
Sri Kresno
 dengan wakil dari Komnas Perempuan Pof Dr Safarina Sadeli, Selasa (21/11) pagi di
 Mapolwiltabes Surabaya. 
 Penandatanganan kerja sama ini disaksikan sejumlah psikolog, psikiater, 
pengacara, dan
 dokter kepolisian. Mereka menyatakan sepakat untuk ikut mengatasi semua 
permasalahan yang
 menyangkut penganiayaan, pemerkosaan, pelecehan seksual, dan kasus lainnya yang 
menyangkut
 wanita. 

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/21/slo11.htm
 Selasa, 21 Nopember 2000 

   Tikus Serang Ratusan Hektare Padi

SUKOHARJO- Sedikitnya 200 hektare tanaman padi di
Kabupaten Sukoharjo diserang hama tikus. Ada tujuh
kecamatan yang mendapat serangan cukup berat yakni
Bulu, Tawangsari, Nguter, Grogol, Baki, Gatak, dan
Kecamatan Kota. Tiga di antaranya benar-benar parah
yakni Baki, Gatak dan Kota.
Menurut data yang diperoleh Suara Merdeka di lapangan,
dari 994 hektare areal tanaman padi di Kecamatan Baki
sedikitnya 75 hektare diserang tikus. Di Kecamatan Gatak
sedikitnya 25 hektare dan Kecamatan Kota mencapai 100 hektare lebih. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/21/DAERAH/oton19.htm
Selasa, 21 November 2000

Otonomi Pertambangan Segera Digulirkan
Cikampek, Kompas 

Untuk mengantisipasi tantangan globalisasi, tuntutan lingkungan
hidup dan hak asasi manusia (HAM) dan desentralisasi yang akan
dilaksanakan mulai Januari 2001, pemerintah segera mengganti
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Pertambangan
Umum. Rancangan Undang-Undang (RUU) tersebut dalam waktu
dekat ini segera akan digulirkan.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/21/DAERAH/perm20.htm
Selasa, 21 November 2000

Permukiman Warga Kedungombo Direlokasi
Semarang, Kompas 

Sebanyak 22 kepala keluarga (KK) atau sekitar 70 jiwa penduduk di
Kedungpring, Kabupaten Boyolali (Jateng) yang selama ini berada di
permukiman buruk dalam kawasan Waduk Kedungombo, dalam
waktu dekat dipindahkan ke lokasi permukiman yang memadai.
Hingga saat ini masih sekitar 665 KK di Kedungombo yang
menunggu penyelesaian dari pemerintah setelah menunggu 10 tahun
lebih.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/21/DAERAH/warg20.htm
Selasa, 21 November 2000

Akibat Pencemaran Merkuri di Sungai Kapuas 
300 Warga Pontianak Segera Jalani Tes Rambut
Pontianak, Kompas

Sebanyak 300 warga Kota Pontianak dan sekitarnya yang selama ini
mengonsumsi air minum yang dipasok Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) akan segera menjalani tes rambut. Tes ini untuk
mengetahui secara pasti berapa banyak kandungan merkuri yang
telah meracuni tubuh penduduk daerah itu.Demikian dikemukakan
Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, Dr Pendi Tjahja
Perdjaman MKes, di Pontianak, Senin (20/11). Dikatakan, sejauh ini
belum ditemukan penderita yang berobat di rumah sakit maupun
balai pengobatan lainnya akibat keracunan merkuri. Namun, itu tidak
berarti instansinya harus berdiam diri.

"Bagaimanapun kami harus proaktif, karena merkuri merupakan
salah satu jenis racun yang sangat berbahaya bagi keselamatan jiwa
manusia. Apabila hasil tes 300 warga sebagai sampel itu ditemukan
telah ada gejala keracunan merkuri dalam tubuh konsumen PDAM,
maka perlu dirumuskan program-program penanggulangan bersama,"
jelasnya seraya menyebutkan bahwa selain rambut juga akan diteliti
sejumlah jenis ikan yang hidup di Sungai Kapuas.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/21/kot18.htm
Selasa, 21 Nopember 2000 Semarang  Sekitarnya  

   Semua Tanah PTPN IX Bersertifikat

   SEMARANG 

[envorum] Berita Lingkungan 21 Nopember 2000 (3)

2000-11-21 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---

http://www.indomedia.com/bpost/112000/21/index.htm

Pencurian Galian C Marak
Barabai, BPost

Pemkab Hulu Sungai Tengah (HST) dipusingkan dengan maraknya pencurian galian C
di beberapa kawasan pegunungan Meratus yang mengakibatkan kerusakan
lingkungan.

Selain itu, maraknya pencurain galian C mengurangi pemasukan asli daerah. Tercatat tiga
kecamatan yang paling rawan terjadi pencurian galian di antaranya di Batang Alai 
Selatan dan
Hantakan dan Desa Birayang.

http://www.indomedia.com/bpost/112000/21/index.htm

Pemprop Minta 50 Persen Saham Inhutani II
Banjarmasin, BPost

Pemerintah Propinsi Kalsel sepakat melaksanakan kerja sama dalam pengembangan 
pengelolaan
hutan dengan pihak PT Inhutani II. Hal ini diutarakan Asminbang Sekwilda Kalsel Drs H 
Armain
Janit MBA MM, Senin (20/11).

Dalam kesepakatan kerja sama tersebut, pihak pemprop yang dalam hal ini oleh PD Bangun
Banua Rimba mengajukan agar pihak PT Inhutani II bisa memberikan saham 50 persen.
"Permintaan ini dalam rangka otonomi daerah," ujar Armain usai menghadiri Penyuluhan
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

http://www.indomedia.com/bpost/112000/21/index.htm

Menteri Dorong Pertambangan Batu Bara Bawah Tanah
Banjarmasin, BPost

Direktur Batu Bara Direktorat Pertambangan Umum Departemen Energi dan Sumber
Daya Mineral Ir Suyartono menyatakan, pemerintah mendorong rencana Kalsel untuk
melakukan penambangan batu bara di bawah tanah (underground coal mining).

"Penambangan sistem bawah tanah ini harus didorong, karena dampak negatif kerusakan
terhadap lingkungan dapat diminimalisasi," ujar Suyartono usai membacakan sambutan 
tertulis
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada Pembukaan Penyuluhan Keputusan Tentang
Penyelenggaraan Otonomi Daerah yang dibuka Wagub Kalsel H Husin Kasah BA, Senin
(20/11).

http://www.surabayapost.co.id/
SUPLEMEN  Selasa, 21 November 2000
   
   Berdayakan Nelayan Lewat Pesantren
  Probolinggo - Surabaya Post 

 Peringatan hari ulang tahun (Harlah) ke-51 Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Kab. 
Probolinggo,
 Minggu (19/11) diselimuti suasana duka mendalam. Penyebabnya, dalam tiga bulan 
terakhir dua
 pengasuh pesantren berpulang ke rahmatullah. 
 Pada 31 Agustus lalu, KH Abdul Wafi meninggal dunia. Disusul pada Rabu (15/11) 
lalu,
 pengasuh utama pesantren, KH Drs Abdul Wahid Zaini SH (57), juga menghadap Allah. 
 Namun, suasana duka tidak menyurutkan panitia untuk menggelar Harlah pesantren. 
Apalagi,
 gawe besar yang menandai Harlah ke-51 itu digagas KH Wahid almarhum. 
 Pekerjaan besar itu adalah memberdayakan masyarakat nelayan melalui pesantren 
pesisir.
 Hari-hari menjelang wafatnya, KH Wahid bolak-balik Jakarta-Probolinggo untuk 
mengurusi
 kerja sama pesantren dengan Departemen Kelautan dan Perikanan. 

http://www.surya.co.id/

  Warga 3 desa tuntut lahan garam 1.200 ha 

  Sampang: PT Garam di Madura kembali didemo warga. Setelah
  Sumenep dan Pamekasan, kini giliran 1.000 warga tiga desa yang
  tergabung dalam Gerakan Rakyat Untuk Pembebasan Tanah (GRPT),
  unjuk rasa ke kantor Pegaraman III dan DPRD Sampang, Senin
  (20/11). 

  Mereka yang berasal dari Desa Apa`an, Ragung dan Pangarengan,
  Kecamatan Torjun, Sampang, tersebut menuntut 1.200 hektare
  (ha) lahan yang dikelola Pegaraman III yang berada di tiga desa 
itu.
  Mereka mengklaim tanah itu milik leluhurnya, sehingga harus
  dikembalikan kepada ahli warisnya. 

http://www.surya.co.id/

  Protes jaring gardan, 750 nelayan ngluruk mapolres 

  Situbondo: Sekitar 750 orang nelayan tradisional asal Desa 
Jangkar,
  Kecamatan Jangkar, Situbondo, mendatangi Mapolres Situbondo,
  menyusul diperiksanya 2 rekan mereka dengan tuduhan melakukan
  pengrusakan jaring gardan, Senin (20/11). 

  Aksi solidaritas ratusan nelayan tersebut dipicu laporan sejumlah
  nelayan pemilik jaring gardan sebelumnya, yang menuding mereka
  telah merusak jaring gardan serta perahu. Dari laporan itu, 
petugas
  memanggil 2 orang untuk diperiksa, yakni Nihrawi, 45 dan Mat
  Jajal, 35. 

http://www.surabayapost.co.id/
OPINI  Selasa, 21 November 2000
  
Paradoks-paradoks 

[envorum] Berita Lingkungan 21 Nopember 2000 (2)

2000-11-21 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/21/DIKBUD/pros09.htm
Selasa, 21 November 2000

Proses Transformasi Sosial Tak Terkendali
Jakarta, Kompas

Proses transformasi dari masyarakat tradisional menuju masyarakat
Indonesia modern tidak terkendali. Kenyataan ini justru
menyebabkan ketimpangan di dalam masyarakat akan semakin
kentara, dan jika tidak segera ditangani bisa membahayakan.
Namun, penanganannya tidaklah mudah serta memerlukan waktu
yang panjang.

Hal itu dikatakan Prof Dr Mochtar Buchori dalam orasinya pada
kegiatan Temu Pembaharu Masyarakat yang dilaksanakan Yayasan
Ashoka Indonesia, di Jakarta, Senin (20/11). 
Mochtar Buchori mengatakan, tak terkendalinya proses transformasi
sosial tersebut disebabkan berbagai hal, di antaranya tidak cukup
dipikirkan jenis masyarakat yang ingin diwujudkan. Masyarakat
Indonesia, misalnya, diharapkan menjadi masyarakat modern, tetapi
tidak pernah diketahui bagaimana bentuk masyarakat Indonesia yang
modern tersebut.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/21/EKONOMI/harg14.htm
Selasa, 21 November 2000

Harga Dasar Gabah Tidak Menolong
Kudus, Kompas 

Meski panen padi masih akan berlangsung awal Januari dan
pemerintah akan menaikkan harga dasar gabah kering giling (GKG)
menjadi Rp 1.500 per kilogram, tetapi mulai saat ini petani sudah
bisa memperhitungkan akan merugi lagi. Sebab biaya garap dan
pasca panen semakin mahal, serta harga gabah tetap terpuruk.

Hal tersebut diungkapkan tokoh petani wilayah Kecamatan Mejobo,
Sutrisno dan jurubicara petani Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus
Jawa Tengah, Kaspono, yang dihubungi secara terpisah, Senin
(20/11).

http://www.indomedia.com/bpost/112000/21/index.htm

Dayak Pitap ‘Sambangi’ Dewan
* Minta Hak Adat Dilindungi

Banjarmasin, BPost

Puluhan warga Desa Dayak Pitap Kecamatan Hawaian Kabupaten Hulu Sungai Utara, Senin
(20/11) pagi, mendatangi DPRD Kalsel. Mereka menuntut agar pemerintah mau mengakui
hak-hak adat mereka.

"Selama ini pemerintah sepertinya tidak mengindahkan dan melindungi hak-hak kami, 
sehingga
tidak sedikit kawasan hutan yang sejak ratusan tahun kami jaga, kini punah," ungkap 
Aliudar
salah satu warga Desa Dayak Pitap.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/21/IPTEK/warg10.htm
Selasa, 21 November 2000

Buntut Pergantian Nama PT Indorayon 
Warga Porsea Kembali Unjuk Rasa 
Medan, Kompas

Sekitar 1.000 warga Porsea, Kabupaten Toba Samosir (215 kilometer
tenggara Medan), unjuk rasa ke Kantor Gubernur Sumatera Utara di
Medan, Senin (20/11). Mereka menuntut penjelasan dan tanggung
jawab Gubernur Sumut T Rizal Nurdin atas diperkenankannya PT Inti
Indorayon Utama (PT IIU) beroperasi kembali dengan mengganti
nama menjadi PT Toba Pulp Lestari.

"Kami minta penjelasan gubernur atas imbauannya yang
membolehkan Indorayon dibuka kembali dengan ganti nama. Tolong
tanya dulu rakyat, jangan putuskan sendiri. Terus terang, kami sudah
siap menanggung risiko jika Indorayon dibuka," kata Ketua Suara
Rakyat Bersama (SRB) Porsea, Musa Gurning (74), dihadapan
massanya ketika diterima Wakil Gubernur Sumut I, Ir Lundu
Panjaitan.

http://www.surabayapost.co.id/
UTAMA  Selasa, 21 November 2000

 Tangkap Ikan dengan Racun, Indonesia Disorot

 SUDAH terlalu banyak rasanya cap buruk yang ditimpakan pada Indonesia selama ini. 
Mulai
 negara terkorup, tidak peduli pada perbaikan pendidikan, ladang subur peredaran 
narkoba,
 hingga perusak hutan tropis dunia. 
 Beragam pun cap jelek tersebut kini bertambah satu lagi: perusak lingkungan biota 
laut.
 Seperti terungkap dalam pertemuan para pakar biologi laut di Bali belum lama ini, 
para penyelam
 Indonesia dan Pilipina dituduh menggunakan racun sianida untuk menangkap ribuan 
ikan hias
 guna diekspor ke luar negeri. Asians using cyanide to catch tropical salt-water 
pet fish, lapor
 Associated Press pekan ini. 

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/21/tjk2.htm
Selasa, 21 Nopember 2000 Tajuk Rencana  

   Bencana Alam dan Perubahan Cuaca Global

   - Mendung tebal masih terus menggelayut di angkasa. Banjir besar
   dan kecil serta bencana alam tanah longsor juga masih terjadi di
   beberapa daerah Jateng Selatan. Berbagai pendapat tentang penyebab
   bencana alam itu pun muncul dari kalangan ahli dan pengamat
   lingkungan. Dua LSM di Purworejo, Forum Reformasi Purworejo (Forep),
   dan Forum Komunikasi Hasta Peran Lingkungan (FKHPL), menuding
   banjir di sana berkaitan dengan konversi hutan rimba menjadi hutan
   pinus oleh Perhutani. Cara konversi itulah yang diduga menjadi
   penyebab. Di musim 

[envorum] Berita Lingkungan 22 Nopember 2000

2000-11-22 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/22/IPTEK/pence10.htm
Rabu, 22 November 2000

Pencemaran Danau Maninjau Bisa Diatasi
Padang, Kompas

Pencemaran Danau Maninjau (99 kilometer persegi) di Kabupaten
Agam, Sumatera Barat, yang menimbulkan dampak merugikan
terhadap masyarakat sekitar, hanya dapat diatasi dengan mengubah
konstruksi intake Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Maninjau.
Seharusnya konstruksi PLTA Maninjau mengambil model di
Jatiluhur, di mana yang dipakai adalah air permukaan.

Hal itu dikemukakan Wakil Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) Dr Ir Suparkah, menjawab pers seusai mengamati
dan mengambil sampel air Danau Maninjau, Jumat pekan lalu. "Yang
mencemari air Danau Maninjau adalah pythoplankton atau
plankton-plankton yang tumbuh subur. Karena PLTA tidak
memanfaatkan air permukaan, sementara jalur keluar air permukaan
ke Batang Antokan ditutup, keberadaan plankton-plankton itu kini
bagaikan 'cincau' dan mencemari," katanya. 

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0011/22/IPTEK/angk10.htm
Rabu, 22 November 2000

Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia Lebih dari 60 Tahun
Jakarta, Kompas

Tahun 2000 ini proporsi penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia
diperkirakan mendekati angka 20 juta jiwa, sesuai meningkatnya
angka harapan hidup lebih dari 60 tahun.

Sehubungan dengan itu, untuk mengatasi dampak sosial mengenai
lansia dan masa depannya, pemerintah-dalam hal ini Menteri Dalam
Negeri dan Otonomi Daerah serta Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi-mengawalinya dengan peluncuran "Dokumen Rencana
Aksi Nasional untuk Kesejahteraan Lansia", di Balai Sudirman,
Jakarta, Selasa (21/11) kemarin.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/22/IPTEK/timk10.htm
Rabu, 22 November 2000

Kasus Perusahaan HPH PT Keang Nam 
Tim Komisi III DPR Minta Dephutbun Bertindak
Tabuyung, Kompas

Tim Komisi III DPR berjanji akan meminta Departemen Kehutanan
dan Perkebunan (Dephutbun) menindak PT Keang Nam, perusahaan
pemegang hak pengusahaan hutan (HPH) yang beroperasi di
Kecamatan Muara Batanggadis, Kabupaten Mandailing Natal,
Sumatera Utara. Selama 27 tahun beroperasi, PT Keang Nam
dituding telah "membabat" hutan-hutan di sana tanpa memenuhi
ketentuan tebang pilih dan tumbang tanam jalur.Penegasan itu
dikemukakan pimpinan Tim Komisi III DPR Edi R Sitanggang
didampingi anggota tim IGN Mulyono, TB Soemandjaja, dan A Nafizi
Kurnain, yang berkunjung ke Desa Tabuyung, Kecamatan Muara
Batanggadis, akhir pekan lalu.

http://www.suarakaltim.co.id/suarakaltim/001120/index.html
 BUMI ETAM  Senin, 20 November 2000 

Rencana Menhutbun tidak Disetujui Wakil Rakyat Kutai 

TENGGARONG: Kunjungan kerja dan silaturrahmi Menteri Kehutanan dan Perkebunan
(Menhutbun) Ir Mahmudi Ismail ke Kabupaten Kutai, Jumat pekan tadi, dimanfatkan anggota
DPRD menyampaikan sejumlah permasalahan, harapan sekaligus sikap mereka sebagai wakil
rakyat.

Pertemuan Menhutbun dengan jajaran Pemkab dan dewan berlangsung di ruang Serbagauna
Kantor Bupati Kutai. Kedatangannya sekaligus ingin mensosialisasikan kebijakan 
pemerintah
untuk membentuk Badan Pengelolaan Hutan (BPH) guna kelangsungan kelestarian hutan di
Kaltim. Hal itu terjadi akhir-akhir ini akibat semakin parahnya penebangan hutan yang 
melewati
ambang batas.

http://www.surabayapost.co.id/
EKONOMI  Rabu, 22 November 2000

   Harga Hasil Bumi

 Surabaya - Surabaya Post 
 Harga Hasil Bumi, Rabu (22/11) sbb: 
 Jagung kuning Rp 91.500/kw (nom.). 
 Kedelai Amerika Rp 205.000/kw baru (nom.); Kedelai Kanada tidak tercatat; Kedelai 
FAQ
 Rp 190.000/kw (nom.) lokal. Kacang ose 7 mili Rp 600.000/kw (nom.) lokal; Kacang 
ose 8 mili
 Rp 650.000/kw (nom.) RRC. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/22/JATIM/kese19.htm
Rabu, 22 November 2000

Kesenjangan Teknologi Pertanian akibat
Tumpang Tindih Penelitian
Malang, Kompas 

Tumpang tindih penelitian teknologi pertanian antara berbagai
perguruan tinggi dengan lembaga terkait, telah mengakibatkan
kesenjangan teknologi pada masyarakat pedesaan. Oleh karena itu
diperlukan semacam kelompok kerja sampai ke tingkat desa untuk
menjembatani berbagai hasil penelitian yang telah dicapai. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/22/JATIM/padi19.htm
Rabu, 22 November 2000

Padi Hasilkan 11,9 Ton Gabah per Hektar
Ponorogo, Kompas 

Sebuah varitas padi yang belum diketahui namanya menghasilkan
11,9 ton gabah per hektar saat ditanam di Desa Maron, Kecamatan
Kauman, Kabupaten Ponorogo, Jatim. "Padahal padi jenis IR-64 atau
sejenisnya hanya mampu menghasilkan 5,5 ton per hektar, jika di
tanam di Ponorogo", kata Kadis Pertanian Tanaman Pangan

[envorum] Berita Lingkungan 27 Nopember 2000 (1)

2000-11-27 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---

http://www.indomedia.com/bpost/112000/27/index.htm

Antara Aluminium Dengan Demensia Alzheimer

Sejak aluminium ditemukan oleh H C Oersted pada tahun 1825 dan kemudian dipergunakan
secara luas di masyarakat, maka aluminium sudah bukan barang baru lagi, melaikan sudah
memasyarakat, seperti alat-alat masak, produk-produk keperluan rumah tangga, atau 
bahkan
dalam bentuk senyawa yang dapat digunakan sebagai obat, penjernih air, fotografi, 
ramuan cat,
bahan pewarna, ampelas dan permata sintetis.

Semua ini apakah sudah disadari atau tidak efek samping aluminium bagi organ tubuh 
manusia,
tapi yang jelas sampai sekarang akibat pemakaian alat dan bahan dari unsur aluminium 
belum
begitu banyak diketahui.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/27/OPINI/para04.htm
Senin, 27 November 2000

Paradigma Baru Pembangunan Pangan
Oleh Khudori

SUNGGUH ironis. Indonesia sebagai negara agraris dan berumur
lebih dari setengah abad ternyata belum memiliki konsep dasar
diversifikasi pangan (Kompas, 20/10). Dalam kekosongan konsep
dasar itu, tiba-tiba kita dijejali kabar angin surga, Indonesia kembali
mencapai swasembada beras (Kompas, 17/10). Menurut data
Deptan, tahun ini produksi padi mencapai 53 juta ton gabah (setara
30 juta ton beras), yang cukup memasok kebutuhan pangan selama
setahun.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/27/METRO/mera18.htm
Senin, 27 November 2000

Suaka Margasatwa Pulau Rambut Merana di Tengah Hiruk-pikuk Jakarta 

DARI pantai Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten
Tangerang, Banten, sudah terlihat jelas deretan tiga pulau. Yang sebelah
timur, Pulau Untung Jawa yang dihuni warga Kecamatan Kepulauan Seribu,
Kotamadya Jakarta Utara. Di sebelah
barat, Pulau Bokor. Sedangkan yang di tengah Pulau Rambut yang
biasa dijaga dua sampai empat orang Polsus (Polisi Khusus)
Jagawana setiap harinya.Pulau Rambut yang luasnya sekitar dua
hektar itu telah ditetapkan sebagai suaka margasatwa bersama
Suaka Margasatwa Muara Angke yang lebih luas 0,5 hektar. Begitu
juga dengan Pulau Bokor yang telah dijadikan cagar alam.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/27/METRO/samp18.htm
Senin, 27 November 2000

Sampah Membuat Pulau Rambut Kritis 

Pulau Rambut, yang merupakan satu dari 110 pulau di Kecamatan
Kepulauan Seribu, Kotamadya Jakarta Utara, saat ini kondisinya
cukup menghawatirkan akibat diserang tumpukan sampah dan abrasi
yang menghantam bagian barat laut pulau tersebut. 

Hal ini selain dapat mengurangi luas pulau tersebut jelas akan
mengancam habitat ribuan burung laut maupun burung darat yang
memanfaatkan suaka margasatwa pulau tersebut.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/27/EKONOMI/djaj13.htm
Senin, 27 November 2000

Djajanti Tidak Punya Usaha Tambang
Jakarta, Kompas 

Direktur kelompok usaha Djajanti Hadi Budoyo di Jakarta, Sabtu
(25/11), menyatakan kelompok usaha Djajanti tidak memiliki usaha
penambangan batu bara, apalagi penambangan liar di Kalimantan
Selatan. "Kami sama sekali tidak memiliki usaha pertambangan batu
bara apalagi pertambangan liar di Kalimantan Selatan," demikian
keterangan tertulis Hadi Budoyo di Jakarta, menanggapi berita
Kompas, edisi Sabtu (25/11).

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/27/IPTEK/rph10.htm
Senin, 27 November 2000

RPH Cakung Olah Limbah Jadi Energi Listrik 
Jakarta, Kompas

Limbah organik di perkotaan sampai saat ini masih menimbulkan
masalah. Pembuangan dan penampungannya mengakibatkan
pencemaran pada air tanah, serta udara dengan bau yang
menyengat, dan menimbulkan wabah penyakit. Karena itu, sejak
tahun 1987 limbah terkait diolah dengan teknik yang lebih baik yang
hasilnya mampu mewujudkan energi listrik.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/27/IPTEK/peru10.htm
Senin, 27 November 2000

Dari COP 6 Perundingan Gagal Capai Kompromi
Den Haag, Kompas

Meski sudah diperpanjang satu hari, hingga Sabtu (25/11) malam,
Konferensi Para Pihak VI untuk Konvensi Perubahan Iklim (COP 6)
yang telah berlangsung selama dua minggu (sejak 13 November
2000) di Den Haag, Belanda, gagal mencapai kompromi. Dengan
demikian, pertemuan puncak antarmenteri dan diplomat tersebut tak
berhasil menjadikan Protokol Kyoto berlaku secara operasional, guna
memperkuat kerja sama teknis maupun finansial antara
negara-negara maju dan berkembang, terutama mengenai kebijakan
dan teknologi yang prolingkungan.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/27/UTAMA/disu01.htm
Senin, 27 November 2000

Di Sumbar, 74 Orang Tewas Tertimbun 
* 11 Tewas di Tapanuli Selatan, Banjir Aceh Mulai Surut
Padang, Kompas

Bencana longsor atau galodo di Sumatera Barat (Sumbar) semakin
dahsyat. Setelah menelan 18 korban tewas di Tarusan, Kabupaten
Pesisir Selatan, 

[envorum] Berita Lingkungan 27 Nopember 2000 (2)

2000-11-27 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/27/dar20.htm
Senin, 27 Nopember 2000 Jawa Tengah - Kedu  DIY  

   Kebodohan Penyebab Persoalan Lingkungan

   YOGYAKARTA- Kebodohan dan kemiskinan, menurut Ketua Lembaga
   Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Prof Dr Wurjadi MS,
   menjadi salah satu penyebab terjadinya persoalan lingkungan yang
   sangat signifikan.

   Karena bodoh, orang menjadi miskin dan kemiskinan itu sendiri
   menyebabkan keterbatasan fasilitas kehidupan yang dapat dinikmati.
   Akibat langsungnya adalah tekanan terhadap lingkungannya.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/27/dar14.htm
Senin, 27 Nopember 2000 Jawa Tengah - Banyumas  

   Kerugian Bencana Alam Menjadi Rp 27 Miliar

   CILACAP- Kerugian akibat bencana banjir dan tanah longsor di
   Kabupaten Cilacap bertambah lagi. Tim Satkorlak PBA semula mendata
   kerugian senilai Rp 26,9 miliar dan kini bertambah menjadi Rp 27,12
   miliar. Sehingga beban yang dipikul Pemda menjadi semakin berat.

   Menurut Kabag Sosial Drs Wasi Ariyadi, membengkaknya besarnya
   kerugian itu karena ada bencana susulan di Kecamatan Dayeuhluhur
   dan Kesugihan. Dijelaskan, di Kecamatan Dayeuhluhur terjadi bencana
   banjir dan tanah ambles. Bencana yang menimpa Desa Panulisan barat
   itu mengakibatkan puluhan rumah penduduk tergenang dan sebuah
   lapangan sepak bola ambles sedalam 30 cm.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/27/dar7.htm
Senin, 27 Nopember 2000 Jawa Tengah - Muria  

   60.000 Ton Gula Impor Masuk Jawa
Importir Diduga Tinggal di Jakarta 

   KUDUS - Dengan dalih untuk rakyat Aceh dan Indonesia timur, 60.000
   ton gula impor dengan bea masuk (BM) 0% telah masuk Pulau Jawa
   lewat Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta). Importir gula asal Thailand
   tersebut diduga tinggal di Jakarta, dan mempunyai hubungan dekat
   dengan lembaga yang dulu menangani pergulaan. Sebelumnya,
   Agustus lalu 60.000 ton gula yang mestinya untuk Aceh juga masuk ke
   Jawa.

http://www.indomedia.com/bpost/112000/27/index.htm

Tindakan Represif tak Selesaikan TNTP
*Alihkan Anggaran Rp8 M
Pangkalan Bun, BPost

Tekad pemerintah, khususnya Pemkab Kobar menuntaskan persoalan TNTP dengan menempuh
cara represif dinilai sebagai tindakan yang tak akan menyelesaikan masalah. Tapi, 
justru
menimbulkan persoalan baru yang merugikan, baik pemerintah maupun masyarakat.

"Jangan sampai mau menyelamatkan orang utan, justru mengorbankan nyawa masyarakat," 
tegas
H Anang Hanafiah, tokoh masyarakat Kumai.

http://www.surabayapost.co.id/
NASIONAL  Senin, 27 November 2000
 
   Kekerasan terhadap Perempuan
Masyarakat Terbiasa Lecehkan Perempuan
Jakarta - Surabaya Post 

 Kekerasan terhadap perempuan terutama disebabkan masyarakat telah terbiasa 
melecehkan
 warga perempuan. Kekerasan ini juga kerap terjadi baik dalam keluarga maupun 
dalam rumah
 tangga. Bentuk-bentuk kekerasan tersebut antara lain berupa pelecehan seksual, 
perkosaan,
 pemukulan, penganiayaan, pornografi, diskriminiasi, dan intimidasi terhadap kaum 
perempuan.
 Perbuatan tersebut sesungguhnya dapat mengakibatkan penderitaan di kalangan 
perempuan atau
 bahkan kadang mengancam keselamatan mereka. 
 Hal tersebut terungkap dalam Seminar/Diskusi yang bertajuk "Toleransi Nol untuk 
Kekerasan
 terhadap Perempuan" yang berlangsung di Auditorium Pusat Studi Jepang Universitas 
Indonesia
 Depok, Sabtu (25/11) siang. 

http://www.surabayapost.co.id/
JAWA TIMUR  Senin, 27 November 2000
 
  Lagi, Tersangka Pencuri Kayu Dibekuk
Malang - Surabaya Post 

 Meski dua orang tersangka penadah kelas kakap yang menampung kayu hasil curian 
sudah
 dibekuk, bukan berarti aksi pencurian kayu di kawasan Malang Selatan langsung 
lenyap. Ulah
 pencuri masih saja terjadi walaupun dalam skala yang semakin kecil. 
 Akhir pekan kemarin, tersangka Nurhadi (35), warga Desa Sukowilangun, Kec. 
Kalipare,
 ditangkap tim gabungan Perhutani dan Polwil Malang. Saat itu dia bersama belasan 
rekannya
 sedang mencuri kayu di Hutan Pagak. Namun rekan-rekan tersangka meloloskan diri. 

http://www.surabayapost.co.id/
JAWA TIMUR  Senin, 27 November 2000
 
 Banjir Bayangi Pasuruan Kawasan Hutan Tinggal 20%
   

[envorum] Berita Lingkungan 28 Nopember 2000 (2)

2000-11-28 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/28/JATIM/strag21.htm
Selasa, 28 November 2000

Strategi Pemberdayaan Masyarakat Nelayan 

BARU-baru ini bertempat di Ponpes Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo,
Menteri Kelautan dan Perikanan Sarwono Kusumaatmadja,
menandatangani nota kesepahaman dengan enam pondok
pesantren, PT PNM, GP Ansor, dan Pemuda Muhammadiyah.
Kesepakatan ini berkaitan dengan kerja sama di bidang
pemberdayaan sosial-ekonomi masyarakat nelayan (Kompas, 20
November 2000). Isu pemberdayaan masyarakat nelayan menjadi
penting karena beberapa hal berikut ini.

Pertama, masyarakat nelayan pesisir utara Jawa Timur secara
umum miskin. Lebih-lebih nelayan yang hidup di sepanjang pesisir
Selat Madura, mengingat potensi perikanan di perairan selat sangat
terbatas dan overfishing. Hanya sebagian kecil golongan masyarakat
nelayan yang kehidupannya makmur, seperti para pemilik perahu
payang (glatheh) atau purse seine (sleret). Dalam struktur
masyarakat pesisir, nelayan buruh (pandhiga) merupakan lapisan
termiskin. 

http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000112800135316

  Dalam 10 Tahun Terakhir 19,2 Juta
  Hektare Hutan Alami Degradasi dan Deforestasi
  Media Indonesia - Ekonomi (28/11/2000 00:13 WIB)

  JAKARTA (Media): Kepala Badan Planologi Departemen Kehutanan dan
  Perkebunan Moch Toha MB, mengungkapkan dalam dasawarsa terakhir
  sekitar 19,2 juta hektare hutan yang terdiri atas 14,2 juta hektare 
kawasan
  hutan produksi dan 5 juta hektare kawasan hutan konservasi mengalami
  degradasi dan deforestasi (penggundulan). 

  "Degradasi dan penggundulan sebagai akibat kesalahan dalam
  pelaksanaan pengelolaan hutan secara liar," ujar Moch Toha MB, di
  sela-sela Pelatihan Team Work and Leadership Badan Planologi di 
Citarik,
  Sukabumi, Jabar, kemarin. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/28/METRO/ptma20.htm
Selasa, 28 November 2000

Sidang Kasus Bob Hasan 
PT Mapindo Parama Gunakan Pemotretan Tahun 1992 
Jakarta, Kompas

Mantan Direktur Jenderal Inventarisasi dan Tata Guna Tanah (Dirjen
Intag) Departemen Kehutanan, Sumahadi mengakui, PT Mapindo
Parama (MP) menggunakan hasil pemotretan udara tahun 1992.
Penggunaan foto udara hasil pemotretan hutan yang dilakukan
sebelum Surat Perjanjian Kerja (SPK) antara Depertemen Kehutanan
dan PT MP pada tahun 1996 tersebut atas seizin dirinya selaku
Dirjen Intag agar proses pemetaan hutan segera dapat diselesaikan. 
Penjelasan Sumahadi ketika menjadi saksi dalam sidang kasus
dugaan korupsi dalam proyek pemetaan hutan lindung oleh PT MP
dengan terdakwa Muhammad ''Bob'' Hasan di Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat, Senin (27/11), tersebut membuat heran majelis hakim
yang diketuai Subardi. ''Bagaimana bisa dalam proyek pemetaan itu
menggunakan hasil potret udara sebelum tahun 1992? Tujuan Proyek
itu kan untuk membuat peta hutan lindung dengan cara pemotretan
melalui udara. Kalau potret udara yang digunakan adalah hasil
pemotretan sebelum tahun 1996, kan berarti mengurangi biaya,''
tanya Subardi. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/28/METRO/geol20.htm
Selasa, 28 November 2000

Geolog Harus Cepat Atasi Longsor
Yogyakarta, Kompas

Mengingat hujan lebat diperkirakan masih akan turun untuk hari-hari
mendatang, masih sangat mungkin longsoran-longsoran susulan
akan terjadi di lereng barat daya Pulau Sumatera, dan juga lereng
selatan Pulau Jawa. Lembaga-lembaga pendidikan yang memiliki
jurusan geologi diharapkan turun memberikan keterangan praktis
untuk menyelamatkan diri dari peristiwa longsor, sehingga korban
jiwa bisa ditekan. 

Hal tersebut diungkapkan ahli geologi UGM yang akhir-akhir ini giat
mengadakan penelitian longsoran di Purworejo, Dr Dwikorita
Karnawati MSc kepada Kompas, Senin (27/11). ''Hasil kajian Tim
Geologi UGM, salah satu penyebab banyaknya korban yang
meninggal di daerah longsor, karena ketidaktahuan atau kurang
pahamnya masyarakat tentang kondisi alamnya yang potensi
longsor dan tidak mengetahui gejala awal sebuah lereng akan
longsor,'' tegas Dwikorita.

http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000112800135210

  Dephut Sanggupi Penuhi Target DR Rp 3,5 Triliun
  Media Indonesia - Ekonomi (28/11/2000 00:13 WIB)

  JAKARTA (Media): Departemen Kuhutanan (Dephut) akan penuhi target
  pencapaian Dana Reboisasi (DR) dan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH)
  yang diminta Panitia Anggaran DPR sebesar Rp 3,5 triliun. Untuk
   

[envorum] Berita Lingkungan 28 Nopember 2000 (1)

2000-11-28 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/28/EKONOMI/kapa14.htm
Selasa, 28 November 2000

Kapal agar Jual 25 Persen Hasil Tangkapannya 
- Untuk Tingkatkan Devisa Perikanan
Jakarta, Kompas 

Pemerintah perlu segera memberlakukan aturan perundangan
setingkat keputusan presiden (Keppres), yang mengharuskan setiap
operator kapal menjual minimal 25 persen hasil tangkapannya untuk
diproses di darat (wilayah Indonesia). Langkah tersebut diperlukan
untuk bisa menaikkan kinerja industri pengolahan ikan nasional,
membuka lapangan kerja, dan meningkatkan devisa langsung dalam
sektor ini, dalam waktu dekat.

Direktur Resources and Energy Development R Wisnu Wijaya
menyatakan hal itu di Jakarta, Senin (27/11). Jika peraturan tersebut
diterapkan, menurut dia, Indonesia dapat meningkatkan pangsa
pasar globalnya dari hanya 4 persen saat ini menjadi minimal 12
persen. "Devisa yang didapat bakal melonjak dari hanya 2,2 milyar
dollar AS saat ini menjadi 6,4 milyar dollar AS," ujarnya.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/28/DAERAH/perl21.htm
Selasa, 28 November 2000

Perlu 145 Tahun untuk Hijaukan Lahan Kritis Kerinci 

MENJELANG bulan suci Ramadhan 1421 H, musibah banjir besar
tiba-tiba menyergap Kabupaten Kerinci, sekitar 400 kilometer
sebelah barat Kota Jambi. Banjir kali ini merupakan yang terbesar
dalam 20 tahun terakhir. Sedikitnya, empat kecamatan, Hamparan
Rawang, Sungaitutung, Sitinjaulaut, dan Air Hangat di kabupaten
paling barat di Provinsi Jambi dilanda banjir, merendam sekitar 3.500
rumah penduduk.

"Laporan sementara yang saya terima, sekitar 3.500 hektar tanaman
padi sebagian sedang menguning terendam banjir, sekitar 1.000
hektar di antaranya puso," kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi
Jambi Ir Yusrizal Burhan. Sejumlah jembatan dan gorong-gorong
hanyut dan rusak, tanggul Sungai Batang Merao, sungai terbesar
yang membelah Lembah Kerinci dari Siulak di utara hingga Danau
Kerinci di selatan, bobol, tidak sanggup menahan luapan air.
Apakah ada sesuatu yang salah, sehingga banjir begitu besar?
Ataukah ini peringatan atau cobaan dari Allah Yang Maha Kuasa
kepada umatnya agar kembali ke jalan yang diridhoi-Nya. Hanya
Allah yang maha tahu. Ataukah hanya merupakan gejala alam
semata, yang rutin terjadi dalam kurun waktu tertentu karena curah
hujan yang tinggi dan lama. Sungai tidak mampu lagi menampung air
membawa material batu, pasir, dan tanah yang masuk dari segala
arah.

http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000112800135536

  Longsor, akibat Lingkungan Rusak
  Media Indonesia - Kesra (28/11/2000 00:13 WIB)

  * Penyebab Lain Sedang Diteliti

  JAKARTA (Media): Musibah banjir dan tanah longsor yang terjadi saat 
ini,
  sebagian besar akibat dari penanganan lingkungan yang kurang baik, 
ujar
  Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan Bapedal Dr Ir Hariadi
  Hartodihardjo MS. 

  "Kami baru melakukan pengecekan di satu wilayah saja, tepatnya di
  Cilacap, Jawa Tengah. Dari fakta yang ditemukan di lapangan, kondisi
  geologi tanah di wilayah tersebut sudah tidak mampu lagi menahan 
beban
  berat di atasnya," ujarnya di Jakarta, kemarin. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/28/IPTEK/ting10.htm
Selasa, 28 November 2000

Tinggi, Aflatoksin pada Jagung dan Kacang Tanah 
Jakarta, Kompas

Jagung dan kacang tanah di Indonesia pada
umumnya mengandung kadar aflatoksin tinggi.
Mengingat zat itu berbahaya bagi kesehatan,
penanganan pascapanen produk pertanian terkait
perlu diperbaiki sehingga kadar aflatoksinnya
dapat diturunkan.Hal itu dikemukakan Dr Okky Setyawati
Dharmaputra, ahli mikologi dan patologi tumbuhan dari Southeast
Asian Regional Centre for Tropical Biology (SEAMEO BIOTROP)
Bogor, dalam seminar nasional "Current Issues on Food Safety and
Risk Assessment" yang diselenggarakan International Life Sciences
Institute (ILSI), Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
(Depkes dan Kesos), serta Institut Pertanian Bogor (IPB), bekerja
sama dengan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), Senin
di Jakarta (27/11). 

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/28/IPTEK/peng10.htm
Selasa, 28 November 2000

Pengetahuan Tradisional soal Tumbuhan Obat Banyak yang Punah
Jakarta, Kompas 

Pengetahuan tradisional mengenai tumbuhan obat (medical plants) di
berbagai daerah Indonesia kini sudah banyak yang punah. Proses
hilangnya pengetahuan ini sering kali lebih cepat ketimbang proses
punahnya tumbuh-tumbuhan itu sendiri akibat kegiatan eksploitasi
hutan yang tak terkontrol. 

Demikian 

[envorum] Berita Lingkungan 29 Nopember 2000 (3)

2000-11-29 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---

http://suarapembaruan.com/News/2000/11/28/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

Longsoran Gunung Menutupi Sungai Benanain di Belu, NTT
Dinas PU Bangun Saluran Air
Kupang, 28 November

Gunung di sekitar hulu Sungai Benanain, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Belu (NTT),
yang berbatasan dengan Distrik Bobonaro dan Covalima (Timtim) longsor. Jutaan kubik
bebatuan, tanah dan material lain dari gunung itu menutupi alur Sungai Benanain, 
baru-baru ini. 

Tatkala dihubungi Pembaruan, Senin (27/11) malam di Kupang, Kepala DPU NTT, Ir Piter
Djami Rebo, menyatakan, longsoran gunung yang menutupi alur Sungai Benanain perlu
diantisipasi guna menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diharapkan. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/29/DAERAH/peta19.htm
Rabu, 29 November 2000

Petani Hadapi Kelangkaan Pupuk
Indramayu, Kompas 

Di saat musim tanam baru dimulai, petani di sekitar pantai utara
Jawa Barat menghadapi kelangkaan berbagai jenis pupuk seperti
urea, SP-36, KCl, dan ZA. Padahal pemupukan harus dimulai ketika
tanaman padi berumur 14 hari.

Sejumlah petani di sentra tanaman padi Kecamatan Gegesik,
Cirebon, dan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, Selasa (28/11),
mengatakan, untuk mendapatkan pupuk terpaksa mencari di gudang
penjualan pupuk di pusat Kota Cirebon. Namun, di sejumlah tempat
yang biasanya menjual pupuk, kini persediaan pupuk kosong.
Kalaupun tersedia di pedagang eceran, jumlahnya sangat terbatas
yang merupakan stok lama dan harganya sangat mahal yakni pupuk
urea Rp 1.200 per kg, SP-36 Rp 1.700 per kg, KCl Rp 1.700 per kg
sedangkan pupuk ZA kosong sama sekali.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/29/DAERAH/peme20.htm
Rabu, 29 November 2000

Pemerintah Tak Berani Tindak Penyelundup Gula
Kudus, Kompas 

Janji pemerintah untuk menindak tegas penyelundup gula patut
diacungi jempol, tetapi apakah pemerintah berani melakukan, karena
oknum pelakunya ditengarai "orang-orang kuat" dan ada muatan
politiknya.

Hal itu diungkapkan Ketua Umum Badan Koordinasi Nasional (BKN)
Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Abdul Wachid,
Selasa (28/11), menanggapi pernyataan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan (Menperindag) Luhut B Panjaitan.

http://suarapembaruan.com/News/2000/11/28/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

Kebun Singkong Bisa Serap Emisi Gas Rumah Kaca
Perlu Standar untuk Pembangunan Berkelanjutan 
Jakarta, 28 November

Kebun singkong di Indonesia ternyata bisa menyerap emisi gas rumah kaca dunia. Hal ini 
bisa
terjadi jika tegakan alam yang masih muda dan semua tanaman perkebunan seperti kebun
singkong di Indonesia dapat dimasukkan dalam kategori hutan. Keputusan ini segera
direkomendasi aktivis lingkungan dunia.

Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif LSM Lingkungan Hidup Pelangi Dr Agus Sari kepada
Pembaruan di Jakarta, Senin (27/11), yang menyampaikan hasil Konferensi Perubahan Iklim
Dunia (Conference of Parties (COP) for Climate Change) yang saat ini berlangsung di
Belanda. 

http://www.surabayapost.co.id/
EKONOMI  Rabu, 29 November 2000

  80 Ribu Pelaut RI Bebas Ancaman PHK
Jakarta - Surabaya Post 

 Indonesia berhasil masuk dalam White List International Maritime Organization 
(IMO).
 Dengan keberhasilan itu sekitar 80 ribu pelaut Indonesia yang bekerja di 
kapal-kapal asing dan
 nasional tidak lagi terancam pemutusan hubungan kerja (PHK). 
 "Berkat perjuangan yang panjang dan berat serta biaya mahal, akhirnya Indonesia 
berhasil
 masuk daftar White List IMO. Saya bahagia sekali," kata Menteri Perhubungan dan
 Telekomunikasi Agum Gumelar, Selasa (28/11). 

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/29/kot14.htm
 Rabu, 29 Nopember 2000 

   Oknum Aparat Diduga Terlibat Penjarahan Kayu

   SEMARANG- Oknum aparat keamanan, Perhutani, dan pemilik industri
   kayu diduga kuat terlibat penjarahan kayu jati selama ini di KPH
   Cepu-Blora. 

   Hal itu terungkap saat anggota DPRD Jateng, Sutoyo Abadi (FPG),
   Cipto Subadi (FAN), dan Faizah Idris (F-PKB), melakukan kunjungan
   kerja ke KPH Cepu Kabupaten Blora, baru-baru ini. 

http://www.surabayapost.co.id/
NASIONAL  Rabu, 29 November 2000
 
Perempuan dan Masalah Perempuan
 Jalan Masih Panjang Menuju Kesetaraan Gender

 Perempuan selalu identik dengan korban kekerasan. Kecenderungan kekerasan terhadap
 perempuan ini terutama karena masyarakat telah terbiasa melecehkannya. Kekerasan 
itu bisa
 terjadi di mana saja dan kapan saja. Dan biasanya bermula dalam keluarga, yang 
umumnya

[envorum] Berita Lingkungan 30 Nopember 2000 (2)

2000-12-01 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0011/30/IPTEK/kalt10.htm
Kamis, 30 November 2000

Kaltim Hasilkan 52.000 Ton Limbah B3 Setahun
Samarinda, Kompas 

Industri kehutanan, pertambangan, dan perminyakan di Kalimantan
Timur (Kaltim) menghasilkan limbah bahan beracun dan berbahaya
(B3) sekitar 52.000 ton setahun. Pencemaran lingkungan sangat
dikhawatirkan karena sebagian besar limbah B3 itu tidak
dimusnahkan melalui proses pengolahan yang semestinya.

Hal ini dikemukakan Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian
Dampak Lingkungan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Daerah (Bapedalda) Kaltim Lilik Djauhari kepada Kompas di
Samarinda, Rabu (29/11). "Yang tidak mampu mengirim ke Jawa,
dengan diam-diam memusnahkan limbah itu dengan cara
membakarnya," tuturnya.

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0011/30/DAERAH/sums20.htm
Kamis, 30 November 2000

Sumsel Bangun Pusat Perlebahan Seluas 600 Hektar
Palembang, Kompas 

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, PT Inhutani V beserta
beberapa tokoh masyarakat, merencanakan membangun Pusat
Perlebahan Sumsel (Pusbahsus) di atas areal 600 hektar. Selain
memproduksi madu, lembaga yang menelan biaya Rp 3,4 milyar ini
juga bakal menjadi pusat pendidikan dan pengembangan budi daya
lebah madu. 

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0011/30/DAERAH/tahu19.htm
Kamis, 30 November 2000

Tahun 2002 Kalteng Penghasil Minyak Sawit Terbesar
Palangkaraya, Kompas 

Paling lambat awal tahun 2002, Kalimantan Tengah akan menjadi
daerah penghasil minyak sawit mentah terbesar di Indonesia. Kebun
sawit seluas 683.836 hektar sekarang ini mulai berbuah, dan awal
tahun 2002 terjadi panen raya. 

Tahun 2001, sedikitnya 40 proyek pembangunan pabrik crude palm
oil (CPO) akan diselesaikan. Diproyeksikan pabrik CPO itu akan bisa
menghasilan 3 juta ton minyak sawit mentah, atau 40 persen dari
proyeksi produksi nasional yang sebesar 7,3 juta ton tahun 2001.
Sekarang ini, pekerjaan yang tengah diselesaikan adalah proyek
infrastruktur seperti dua pelabuhan khusus CPO di Bagendang,
Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kumai, Kabupaten Kotawaringin
Barat.

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0011/30/DAERAH/indu19.htm
Kamis, 30 November 2000

Harus Diberi Sanksi Berat Industri dan Oknum Penjarah Kayu
Semarang, Kompas 

Tindakan tegas dan sanksi hukum harus dikenakan kepada sejumlah
perusahaan pengolahan kayu di Jawa Tengah, yang diduga kuat ikut
menggerakkan aksi penjarahan kayu di hutan jati yang dikelola
Perum Perhutani Unit I Jateng. Sanksi serupa hendaknya dijatuhkan
kepada sejumlah oknum TNI dan polisi yang mendukung tindakan
melanggar hukum itu.

"Ini benar-benar memprihatinkan, kita harus segera menghentikan
tindakan mereka. Kalau perlu pabrik tersebut harus ditutup dan diberi
sanksi berat," tegas anggota Komisi B DPRD Jateng, Drs Sutoyo
Abadi, di Semarang, Selasa (28/11).

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0011/30/EKONOMI/sarw14.htm
Kamis, 30 November 2000

Sarwono: Pemerintah Jangan Mudah Menyerah
Jakarta, Kompas 

Menteri Kelautan dan Perikanan Sarwono Kusumaatmadja
menyatakan agar pemerintah dalam membuat produk hukum yang
berkaitan otonomi daerah tidak mudah menyerah pada tuntutan
publik dan tuntutan masyarakat daerah yang menginginkan porsi
pengelolaan keuangan yang berlebihan. "Pemerintah harus tegas
melihat kecenderungan adanya keinginan tuntutan publik. Jangan
begitu saja selalu memenuhi keinginan pemerintah daerah dalam era
otonomi nanti,' papar Sarwono, Rabu (29/11), di Kampus Universitas
Indonesia, Depok.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/30/eko8.htm
Kamis, 30 Nopember 2000 

   Tunggakan KUT di Jateng Capai Rp 806 Miliar

   SEMARANG-Tunggakan kredit usaha tani (KUT) di Jateng hingga
   Oktober lalu mencapai Rp 806,1 miliar. Perinciannya, tunggakan pada
   koperasi Rp 674,1 miliar dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) Rp
   132,01 miliar.

   ''Kami benar-benar prihatin, dari realisasi Rp 1,4 triliun, yang terbayar
   baru Rp 587,1 miliar,'' kata Sekretaris Fraksi Partai Golkar Drs Sutoyo
   Abadi, kepada wartawan, kemarin.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/30/kha1.htm
Kamis, 30 Nopember 2000 Karangan Khas  

   Rehabilitasi Lahan-lahan Kritis
   Oleh: Saratri Wilonoyudho

   Pada saat ini, akibat kemajuan teknologi, perilaku masyarakat sudah
   banyak berbah. Orang mengambil dari alam dengan cara serakah, tidak
   untuk kebutuhan hdiup secukupnya. Alam dieksploitir. Kasus
   pembabatan hutan-hutan jati di Jawa Tengah, maupun pembabatan
   pepohonan di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) di Jawa 

[envorum] Berita Lingkungan 1 Desember 2000 (1)

2000-12-01 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0012/01/EKONOMI/adak46.htm
Jumat, 1 Desember 2000

Adakah Alternatif Terbaik untuk Sarana Transportasi? 

KURANG lebih sebulan sebelum Konferensi Dunia mengenai
Perubahan Cuaca 2000 diselenggarakan di Den Haag, negara-negara
Eropa Barat dilanda pemogokan besar-besaran oleh para pengusaha
dan pengemudi angkutan darat (freight) yang memprotes kelangkaan
dan mahalnya bahan bakar minyak. Konon, situasi tersebut terjadi
bukan disebabkan ulah negara-negara pengekspor minyak,
melainkan suatu strategi para konglomerat, produsen dan pengolah
bahan bakar minyak yang mencoba meraup lebih banyak
keuntungan dari minimnya pengadaan minyak.

http://kompas.com/kompas-cetak/0012/01/IPTEK/aber38.htm
Jumat, 1 Desember 2000

Aberasi Kromosom 
Oleh Wildan Yatim

ABERASI artinya menyimpang. Aberasi kromosom ialah mutasi
besar yang menyebabkan jumlah atau struktur kromosom berubah.
Penyebab aberasi sama dengan mutasi gen, ada berupa bahan fisika
dan kimia, ada pula berupa bahan biologi. Cuma saja sinar
gelombang pendek yang non-radioaktif, yaitu sinar ultraviolet, tidak
sampai menyebabkan aberasi kromosom. Kebanyakan penyebab
aberasi itu ialah sinar radioaktif, bahan kimia residu insektisida dan
herbisida, asap pembakaran, dan virus. 

Negeri kita dibombardir oleh pestisida, herbisida, dan obat apkiran
dari negara maju. Di kota besar penyebab aberasi ialah asap knalpot
kendaraan bermotor. Kendaraan itu demikian rapat memenuhi jalan
raya sehingga perjalanan jadi macet kronis, menyebabkan orang 3-5
x lipat lebih lama di jalan daripada di daerah pinggiran atau
pedesaan. Berarti 3-5 x lipat pula orang terpapar kepada pencemaran
oleh asap kendaraan itu. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0012/01/UTAMA/warg01.htm
Jumat, 1 Desember 2000

Banjir di Sumatera Barat 15.000 Warga Terancam Kelaparan
Padang, Kompas 

Hujan lebat masih mengguyur Kabupaten
Pasaman, Sumatera Barat (Sumbar),
hingga Kamis (30/11). Longsoran masih
terus terjadi dan menimbun badan-badan
jalan pada 29 lokasi. Di beberapa lokasi,
badan jalan rusak berat sehingga arus transportasi terputus total,
sejak sepekan terakhir. Akibatnya, sekitar 15.000 warga Kecamatan
Talamau kini terancam kelaparan.

http://kompas.com/kompas-cetak/0012/01/EKONOMI/pro14.htm
Jumat, 1 Desember 2000

Pro-Kontra UU PPN Hasil Pertanian 
Jakarta, Kompas 

Pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) melalui UU No 18/2000
untuk hasil pertanian, peternakan dan perikanan menimbulkan
pro-kontra. Kalangan pengusaha pakan ternak menyatakan, pajak
tersebut memperlemah daya saing hasil produksi peternakan di
pasar internasional. Sedangkan para peternak mendukung
undang-undang tersebut karena menghapus kartel peternakan
selama ini.

"Apabila pakan ternak beserta bahan bakunya terkena PPN maka
akan mempersulit ekspor. Karena ada tambahan beban biaya
produksi yang memperlemah daya saing di pasar internasional," kata
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Budiarto
Soebijanto kepada wartawan di Jakarta, Kamis (30/11).

http://kompas.com/kompas-cetak/0012/01/IPTEK/jang45.htm
Jumat, 1 Desember 2000

"Jangan Komersialkan Hutan Kami" 

SEORANG perempuan berponco ungu melantunkan lagu yang
monoton. Namun, seperti sihir, lagu itu membawa seluruh hadirin di
ruangan itu ke bagian dunia lain. Dunia yang dipenuhi rimbunnya
pepohonan, riuhnya suara binatang, dan lebih dari itu: dunia dengan
misteri yang menyelimutinya. Suatu tempat di mana seluruh ciptaan
hidup dalam harmoni. Perempuan itu bernyanyi di ruang bawah tanah
Den Haag Convention Center, tempat diselenggarakannya Konferensi
Para Pihak (COP) 6 tentang Konvensi PBB untuk Perubahan Iklim,
yang berlangsung di Den Haag, 13-24 November.

http://kompas.com/kompas-cetak/0012/01/IPTEK/benc10.htm
Jumat, 1 Desember 2000

Bencana Lingkungan akibat Tidak Sadar Teknologi
Jakarta, Kompas 

Rendahnya kesadaran masyarakat pada pelestarian lingkungan
selama ini erat kaitannya dengan tidak adanya kesadaran
berteknologi. Hal ini menyebabkan banyak masalah lingkungan
muncul dan tidak pernah terselesaikan. Kesadaran masyarakat akan
pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), serta
menggunakannya untuk mengatasi berbagai masalah, sebenarnya
perlu ditumbuhkan berbarengan dengan upaya membangkitkan
kesadaran lingkungan dan hukum.

http://kompas.com/kompas-cetak/0012/01/IPTEK/anak10.htm
Jumat, 1 Desember 2000

40.000 Anak Indonesia Dieksploitasi secara Seksual
Jakarta, Kompas

Saat ini jutaan anak di Indonesia mengalami keadaan yang sangat
sulit sehingga membutuhkan perlindungan khusus. Sekitar 150.000
anak di pelbagai kota besar Indonesia bekerja dan hidup di
jalan-jalan, 

[envorum] Berita Lingkungan 1 Desember 2000 (3)

2000-12-01 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---
 

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0011/30/DAERAH/dese25.htm
Kamis, 30 November 2000

Diskusi Panel Otonomi Daerah Desentralisasi Masih Impian 

MASALAH serius menyongsong berlakunya otonomi daerah 1
Januari 2001 adalah kesiapan daerah mendapatkan dana yang cukup
untuk kegiatan pembangunan. Di sisi lain, desentralisasi fiskal yang
ditetapkan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 25 Tahun 1999
terkesan masih jauh dari impian.SIKAP ambivalensi pemerintah
pusat dalam memberi kewenangan pengelolaan keuangan kepada
daerah ini menjadi sorotan utama dalam diskusi panel Kompas yang
bertema "Jawa Tengah Dalam Menyongsong Implementasi Otonomi
Tahun 2001", di Semarang, 18 November 2000.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0012/01/dar19.htm
Jumat, 1 Desember 2000 Jawa Tengah - Banyumas  

93,8 Persen Terumbu Karang Rusak Akibat Pencemaran dan Bahan Peledak 

   DIREKTUR Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya 
   Lingkungan Hidup (LPPSLH) Purwokerto, Arif Wahidin menjelaskan dari
   60.000 km2 lebih areal terumbu karang di wilayah perairan Indonesia,
   hanya 6,2 persen (3.720 km2) yang masih dalam kondisi baik. Sisanya
   93,8 persen (56.280 km2) dalam keadaan rusak dan rusak berat. 

   "Terumbu karang itu memiliki fungsi strategis untuk perikanan,
   pariwisata, penahan angin dan gelombang yang melindungi pantai dari
   erosi,'' ungkapnya dalam Sarasehan Masyarakat Perikanan se-Jawa
   Tengah DIY oleh Himpunan Mahasiswa Perikanan Indonesia
   (Himapikani) Wilayah III di Auditorium Universitas Muhammadiyah
   Purwokerto (UMP) akhir pekan lalu. 

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0011/30/DAERAH/peme20.htm
Kamis, 30 November 2000

Soal Pabrik Kertas Gowa Pemerintah Pusat Mengacak-acak Daerah
Makassar, Kompas

Keputusan pemerintah pusat atas pangalihan aset PT Pabrik Kertas
Gowa (PKG) di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, menunjukkan
pemerintah pusat telah mengacak-acak otonomi daerah (Otoda).
Sangatlah wajar bila Pemda dan masyarakat Gowa memprotes
keputusan ini, bahkan bila perlu mengajukan ke Peradilan Tata
Usaha Negara (PTUN). Demikian pakar ekonomi dari Universitas
Hasanuddin (Unhas) Makassar, Taslim Arifin, saat dihubungi
Kompas di kediamannya, Rabu (29/11), sehubungan dengan
keputusan pemerintah pusat dalam penyertaan modal untuk
pengoperasian kembali PKG. Aset PKG yang nilainya puluhan milyar
hanya dinilai untuk penyertaan modal sebesar Rp 1,5 milyar. Pemda
dan DPRD Kabupaten Gowa sangat menyesalkan keputusan itu.
(Kompas, 28/11)

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0011/30/DAERAH/kudu29.htm
Kamis, 30 November 2000

Kudus Memburu Cukai Rokok 

SEJAK Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi
Daerah digulirkan, kalangan pemerintah daerah, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD), dan masyarakat umum di Kabupaten Kudus,
Jawa Tengah, tampak berbunga-bunga.Betapa tidak, dengan otonomi
itu, Kabupaten Kudus yang berpenduduk sekitar 600.000 jiwa, bakal
berubah menjadi "kerajaan" kecil yang begitu makmur. 

Sebagai kota industri, khususnya industri rokok kretek, kabupaten
yang terletak 52 kilometer timur Semarang ini, bakal memperoleh
penghasilan dari cukai rokok minimal Rp 2 milyar sehari. Bayangkan,
dengan mengantungi uang sebanyak itu setiap hari, dalam tempo
singkat "wajah" Kudus bakal berubah drastis. Begitu pula tingkat
penghasilan penduduk, bakal melejit jauh dibanding dengan
kabupaten atau kota lainnya.

http://kompas.com/kompas-cetak/0012/01/DAERAH/peta19.htm
Jumat, 1 Desember 2000

200 Petani Datangi Rumah Dinas Gubernur
Manado, Kompas 

Sedikitnya 200 petani dari Kabupaten Minahasa, Rabu (29/11),
malam mendatangi rumah dinas Gubernur dan Wakil Gubernur
Sulawesi Utara untuk mempertanyakan kewibawaan surat Menteri
Negara Koperasi dan surat rekomendasi Pemda Sulut yang ditujukan
kepada Bank Danamon agar segera mencairkan dana kredit usaha
tani (KUT) Rp 9 milyar. 

"Perlu dipahami bahwa bank itu tidak bisa diintervensi oleh
pemerintah atau siapa saja, maka oleh karena itu surat Pemda Sulut
sesungguhnya bersifat rekomendasi, bukan mutlak. Bank Danamon
sebagai lembaga independenlah yang akan memutuskan layak
tidaknya dana KUT itu dicairkan. Kalau layak, tentu mereka akan
mencairkannya, atau sebaliknya," ujar Wagub Freddy Sualang ketika
menerima 10 wakil petani yang melakukan aksi demo yang nyaris
beralih ke tindak kekerasan itu.

http://kompas.com/kompas-cetak/0012/01/DAERAH/kota36.htm
Jumat, 1 Desember 2000

Kota Semarang, Berbenah Menghadapi Otonomi Daerah 

DALAM melaksanakan Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 1999
tentang Otonomi Daerah, Kota 

[envorum] Berita Lingkungan 2 Desember 2000 (1)

2000-12-01 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---
 

http://www.indomedia.com/bpost/122000/2/index.htm

Pengelolaan Meratus Berbasis Masyarakat
Banjarmasin, BPost

Ketua Aliansi Meratus Hairansyah mengatakan Hutan Produksi Terbatas Pegunungan Meratus
dapat dieksploitasi dengan sistem pengelolaan berbasis masyarakat.

Pengelolaan hutan yang berbasis masyarakat itu, jelas Hariansyah, sangat mengutamakan
kelestarian hutan yang juga merupakan tempat tinggal masyarakat setempat.

Pernyataan tersebut terungkap dalam rapat Pansus Anggota DPRD Kalsel dengan Aliansi
Meratus yang berjumlah sekitar 10 orang, di DPRD Kalsel Jumat (1/12) siang.

http://www.indomedia.com/bpost/122000/2/index.htm

Warga Desak Pabrik Pulp Segera Dibangun
Banjarmasin, BPost

Warga Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Kotabaru mendesak pemerintah segera
merealisasikan rencana pembangunan pabrik bubur kertas (pulp) di derah tersebut.

"Berdasarkan surat yang saya terima dari Kepala Cabang Dinas Kehutanan (KCDK) Kotabaru,
berdasarkan hasil kunjungan kerja DPRD Kotabaru ke Kecamatan Kusan Hilir, Senin 
(13/11),
diperoleh masukan adanya keinginan dari warga daerah itu agar pabrik pulp secepatnya 
didirikan
di sana," ucap Karo Humas Drs H Hadi Soesilo, Jumat (1/12).

http://www.indomedia.com/bpost/122000/2/index.htm

Bapedalda Belum Terima Amdal CHEC
Banjarmasin, BPost

Proyek pengerukan Alur Barito yang dikerjakan oleh kontraktor Cina Harbour Enginnering
Company (CHEC) selama lima bulan terakhir, ternyata belum memiliki Analisis Dampak
Lingkungan (Amdal).

"Sampai saat ini Bapedalda belum menerima dokumen Amdal dari CHEC," kata Ketua Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kalsel Madjedi Asri dikonfirmasi soal
penyerahan Amdal proyek pengerukan alur Barito, Jumat (1/12).

http://www.indomedia.com/bpost/122000/2/index.htm

Manado Tenggelam 4 Tewas, 2 Hilang
Manado, BPost

Hampir sebagian wilayah kota Manado, Sulawesi Utara dan ratusan rumah, tenggelam akibat
banjir yang mencapai ketinggian dua hingga tiga meter. Empat penduduk ditemukan tewas 
dan
empat luka berat serta dua anak kecil hilang akibat banjir yang melanda Kabupaten 
Minahasa
Sulut sejak dua hari terakhir. 

Kapolres Minahasa Superintendent Yohannes Wardoyo, Jumat mengatakan, korban adalah
penduduk Desa Kaima Kecamatan Kauditan (30 km dari Manado) yang merupakan satu
keluarga.

http://www.surabayapost.co.id/
UTAMA  Jum'at, 01 Desember 2000

Letusan Bromo Dipicu Hujan
   Seismograph Hilang, Petugas Andalkan Pengamatan
  Probolinggo - Surabaya Post 

 Hingga hari ketiga, Jumat (1/12) pagi tadi semburan asap (debu) masih terus 
mengepul dari
 kepundan Gunung Bromo. Hanya saja intensitas semburan sudah mulai melemah dan 
warnanya
 putih, tak lagi pekat kecokelatan seperti dua hari sebelumnya. 
 Sejak Kamis (30/11) sore sekitar pukul 15.00 arah asap berubah menuju barat. 
Sebelumnya,
 karena ditiup angin dari arah timur laut, arah asap menuju barat laut (arah 
Probolinggo dan Kec.
 Leces). 

http://kompas.com/kompas-cetak/0012/02/JATIM/terb18.htm
Sabtu, 2 Desember 2000

Terbentuk, Jaringan Kali Surabaya 
Surabaya, Kompas 

Bertambah kompleksnya persoalan yang muncul di sepanjang
bantaran sungai, mendorong masyarakat bantaran Kali Surabaya
untuk membentuk Jaringan Kali Surabaya (JALA). Pembentukan
JALA dimaksud sebagai media komunikasi untuk menggalang
solidaritas seluruh masyarakat bantaran Kali Surabaya.

Sekretaris JALA Rinah, yang dihubungi Jumat (1/12), menjelaskan,
JALA terbentuk saat diadakan temu masyarakat bantaran Kali
Surabaya, pekan lalu. Kegiatan itu diselenggarakan oleh Lembaga
Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton), Perum Jasa
Tirta, dan Yayasan Kehati. Pertemuan sebagai agenda awal dalam
upaya pelestarian keanekaragaman hayati Kali Surabaya itu dihadiri
warga desa sepanjang Kali Surabaya, mahasiswa pecinta alam dan
LSM.

http://kompas.com/kompas-cetak/0012/02/METRO/air17.htm
Sabtu, 2 Desember 2000

Air PDAM Kabupaten Tangerang Mengandung Timbal
Tangerang, Kompas 

Air Bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Tangerang, yang dialirkan ke sejumlah rumah pelanggan di sekitar
PT Tasuma Jaya di Kampung Cimone Jaya, Pabuaran, Kota
Tangerang, diketahui mengandung zat kimia berbahaya yakni timbel
(Pb). Kandungan logam berat berbahaya pada air itu, ditemukan
dalam penelitian yang dilakukan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan
Jakarta, Departemen Kesehatan, pada 4 September 2000. Dari
penelitian itu diketahui, kandungan timbel pada air PDAM seberat
0,040 miligram (mg) per liter.

"Kandungan timbel di air yang diteliti itu masih di bawah nilai ambang

[envorum] Berita Lingkungan 2 Desember 2000 (3)

2000-12-01 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---
 

http://www.surabayapost.co.id/
JAWA TIMUR  Jum'at, 01 Desember 2000
 
   Cemari Sungai, Warga 3 Desa Tuntut PT SIA Rp 5 Miliar
Sidoarjo - Surabaya Post 

 Warga Desa Jimbaran Wetan, Jimbaran Kulon, dan Ploso, Kecamatan Wonoayu menuntut
 PT Surya Indo Algas (PT SIA) membayar ganti rugi sekitar Rp 5 miliar, karena 
limbah carinya
 telah merusak sungai. 
 Namun tuntutan yang disampaikan dalam pertemuan antara wakil warga dengan PT SIA 
di
 balai Desa Jimbaran, Kamis (30/11) belum mendapat tanggapan dari produsen bahan 
baku
 industri dari rumput laut itu. 

http://www.surabayapost.co.id/
JAWA TIMUR  Jum'at, 01 Desember 2000
 
Berimajinasi Lestarikan Kali Brantas

 SUNGAI Brantas memang pantas mendapat banyak perhatian. Sebagai "sumber kehidupan"
 sebagian rakyat Jatim, sudah selayaknya Kali Brantas dipelihara dan dilestarikan. 
 Pelestarian "urat nadi Jatim" sepanjang sekitar 320 km itu pun harus 
diperkenalkan sejak dini.
 Itulah yang kini dilakukan Klub Indonesia Hijau (KIH) Regional 12 Malang. 
Konkretnya,
 mengadakan pendidikan dan penyuluhan (diknyul). 

http://www.thejakartapost.com/detailcity.asp?fileid=20001202.B03irec=2
December 02, 2000

 Seven islands in the Seribu chain to disappear 

 JAKARTA (JP): A senior researcher with the Indonesia
 Institute of Sciences(LIPI) said on Friday that seven
 islands in the Seribu Islands chain will perish if the
 authorities fail to implement preventive measures.

 Research professor for the coastal environment Otto
 S.R. Ongkosongo said the seven were Nyamuk Kecil,
 Damar Kecil, Kelor, Air Besar (Ayer), Sakit, Kapal
 Onrust and Bidadari. 

http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000120200135443

  Ribuan M3 Kayu Ramin Diangkut ke Jawa
  Media Indonesia - Nusantara (02/12/2000 00:13 WIB)

  PANGKALAN BUN (Media): Belasan ribu meter kubik kayu log ramin ilegal
  di dalam kawasan hutan Taman Nasional (TN) Tanjung Puting di
  Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) Kalteng diam-diam diangkut ke
  Jawa. 

  Industri pengolahan kayu lokal sejak 1 Oktober 2000 menolak menampung
  kayu asal TN Tanjung Puting menyusul kebijakan `pintu tertutup` yang
  diterapkan Bupati Kobar Abdul Razak. 

  Abdul Razak kepada Media di Pangkalan Bun, mengatakan ia menerapkan
  terapi-solusi pemutusan mata rantai peredaran kayu asal TNTP dengan
  kebijakan `pintu tertutup`. 

http://www.surabayapost.co.id/
SUPLEMEN  Jum'at, 01 Desember 2000
   
 Mengolah Limbah RPH Cakung untuk Kompos

 RUMAH potong hewan (RPH) Cakung tentu saja bukan hanya menghasilkan daging sapi 
dan
 kerbau untuk penduduk Jakarta, tetapi juga limbah padat dalam jumlah besar yang 
berpotensi
 mencemari lingkungan. Limbah padat tersebut terdiri atas kotoran (feces), rumput 
sisa pakan,
 dan isi perut hewan (rumen). 
 Sebelum limbah tersebut ditangani, sebagian besar dibuang teronggok di tempat 
terbuka lalu
 dibakar dan menebarkan bau tak sedap. Lalat pun berkembang biak dan terjadi 
pencemaran
 terhadap tanah dan udara. 

http://www.surabayapost.co.id/
NASIONAL  Jum'at, 01 Desember 2000
 
Masalah Kekerasan terhadap Perempuan Lingkungan Pendukung Utama
Yogyakarta - Surabaya Post 

 Hasil penelitian yang dilakukan Pusat Penelitian Kependudukan (PPK) UGM 
menyebutkan,
 faktor lingkungan menjadi pendukung utama tindak kekerasan terhadap perempuan, 
meskipun
 ada potensi dari pelaku maupun korban. Namun jika situasi lingkungan tidak 
mendukung, hal itu
 tidak akan terjadi. 
 Menurut Dra Susi Eja Yuarsi ketika memaparkan "Kekerasan terhadap Perempuan di 
Sektor
 Publik" di kantor PPK UGM, Kamis (30/11), sekitar 60% pelaku kasus tindak 
kekerasan
 seksual terhadap perempuan di sektor publik dilakukan orang tak dikenal dan 
hampir seluruhnya
 dilakukan laki-laki. Sedangkan 78,6% tindak kekerasan nonseksual dilakukan orang 
yang
 dikenal, bisa laki-laki dan bisa perempuan. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0012/02/IPTEK/pemb10.htm
Sabtu, 2 Desember 2000

Pembangunan di Indonesia Seharusnya Berbasis Geologi
Bandung, Kompas 

Meskipun perundang-undangan belum mensyaratkan adanya

[envorum] Bukan Sekadar Nama

2000-12-04 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

http://kompas.com/kompas-cetak/0012/04/NASIONAL/buka28.htm
Senin, 4 Desember 2000

Bukan Sekadar Nama 

FENOMENA kemunculan sekelompok anggota masyarakat yang mengikatkan diri dalam
sebuah komitmen ketika berhadapan dengan pemerintah tidak hanya menarik ditinjau dalam
dialektika kemunculannya belaka. Dalam penamaan ataupun penggunaan istilah
kelembagaan, bagi keberadaan lembaga ini menarik ditelaah. 

Betapa tidak. Untuk menyebut organisasi semacam ini tidak ada
kata sepakat untuk menyebut sebuah istilah baku. Maka, tidak
heran, muncul istilah organisasi nonpemerintah (Ornop) dan lembaga
swadaya masyarakat (LSM). Di samping itu, muncul pula variannya
seperti organisasi sukarela (voluntary organization), kontraktor
pelayanan umum (public service contractor), LSM "pelat merah", dan
beberapa istilah lain. 

Semula, kehadiran organisasi ini dikenal dengan nama Ornop. Istilah
ini muncul sebagaimana terjemahan dari nongovernment organization
(NGO). Dalam perkembangannya, istilah ini memang masih tetap
digunakan oleh sebagian kalangan. Oleh mereka, istilah ini sengaja
dipergunakan merujuk pada dikotomi ideologis maupun politis antara
pemerintah (government) dan nonpemerintah (non government).
Dalam salah satu makalahnya, MM Billah, salah seorang tokoh
dalam kehidupan Ornop memandang pemisahan seperti itu, secara
tegas menggambarkan posisi konfliktual antara pemerintah dan
organisasi tersebut. Sementara, dalam pemahaman lain,
penggunaan istilah Ornop juga menggambarkan hubungan antara
pemerintah dengan organisasi bagai dua entitas sejajar, mandiri, dan
tidak terhegomoni oleh satu terhadap yang lainnya.

Dalam perkembangannya, muncul nama LSM dan Lembaga
Pengembangan Swadaya masyarakat (LPSM) yang mencoba untuk
menggantikan istilah Ornop. Semula, istilah ini pertama kali
dikenalkan oleh Sarino Mangunpranoto, mantan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan yang juga dikenal sebagai salah seorang tokoh
berpengaruh dalam gerakan Taman Siswa (Rahardjo, 1990). Namun,
oleh sebagian kalangan penggunaan nama tersebut dianggap justru
semakin mengaburkan makna sesungguhnya. 

Mereka yang kurang menyetujui penggunaan istilah LSM sedikitnya
memiliki dua pertimbangan. 
Pertama, penggunaan nama LSM dianggap sebagai upaya
mendepolitisasi rakyat. Seperti yang dipaparkan sebelumnya,
penggunaan istilah seperti itu dianggap menghilangkan posisi
konfliktual kedua entitas, yakni masyarakat sipil dan pemerintah.
Pandangan seperti ini menjadi semakin beralasan lagi mengingat
sepanjang rezim Orde Baru berkuasa dikenal tidak mengenal bahkan
mengharamkan adanya oposisi. Saat itu, setiap organisasi di luar
pemerintah dianggap sebagai mitra pemerintah-jika tidak merupakan
bagian dari pemerintah-dalam tugas-tugas menyukseskan
pembangunan. 

Kedua, mereka menganggap penggunaan kata swadaya pun
dianggap terlalu berlebihan. Swadaya mencerminkan sebuah upaya
yang dilakukan dengan segenap kekuatan yang dimiliki. Merujuk
pengertian ini, sebuah LSM sepantasnya berkiprah dengan segenap
kekuatan yang dimilikinya tanpa adanya campur tangan pihak lain,
baik dari segi pendanaan, maupun teknis operasional. 
Melihat kondisi saat ini, tentu semua itu dinilai terlalu mengada-ada,
jauh panggang dari api. Dalam pendanaan, misalnya, hampir
sebagian besar LSM bergantung pada sumber-sumber dana yang
berasal dari pihak ketiga (funding agency).

***

BAGAIMANAPUN, penamaan dapat mencerminkan kiprah sebuah
organisasi. Secara konseptual, sebenarnya organisasi
nonpemerintah sering didefinisikan sebagai segala macam organisasi
yang bukan milik pemerintah dan bertujuan tidak mencari
keuntungan (nonprofit oriented). Pengertian seperti ini memang
tergolong sederhana. Paling tidak, dari sisi kelembagaan, pengertian
ini berguna untuk memisahkan LSM yang sebenarnya merupakan
bentukan atau milik pemerintah (Government NGO, atau GONGO),
atau sering disebutkan LSM "pelat merah", dan yang sama sekali
tidak berkaitan dengan pemerintah. Mengandalkan pengertian seperti
itu, tentu belum banyak membantu. Persoalannya, meskipun
sama-sama tidak berorientasi pada keuntungan dan sama-sama
bukan milik pemerintah bagaimana membedakan LSM satu dengan
lainnya?

Sumber kekuatan dan sumber dana dapat menjawab persoalan ini.
Di antara berbagai pandangannya, David Korten (1993) memisahkan
antara organisasi sukarela dan organisasi yang berperan sebagai
kontraktor pelayanan umum. Dari segi sumber kekuatan maupun
dana, organisasi sukarela dibentuk oleh masyarakat, dari
masyarakat, dan untuk masyarakat.

Sementara, organisasi kontraktor pelayanan umum, sebagaimana
sebuah kontraktor, ia berkiprah untuk masyarakat namun kekuatan
dan pendanaan tidak langsung berasal dari masyarakat. Untuk yang
terakhir, bisa saja komitmen pada masyarakat tertanam, namun
tetap saja ia bukan menjadi bagian dari masyarakat itu sendiri. Tidak
berlebihan, bila dikatakan itulah wajah kebanyakan organisasi non
pemerintah di negeri ini. (bes/Litbang Kompas ) 


[envorum] Dana, Pedang Bermata Dua

2000-12-04 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

http://kompas.com/kompas-cetak/0012/04/OPINI/dana28.htm
Senin, 4 Desember 2000

Dana, Pedang Bermata Dua 

MENJADI benar-benar mandiri itu memang sulit. Apalagi apabila
tuntutan tersebut ditujukan kepada LSM, yang dalam orientasi
kerjanya sangat menabukan keuntungan. Sulit dipahami gerak
sebuah organisasi non profit bisa bertahan di tengah gempuran
kapitalisme saat ini. Namun apa mau dikata, itulah perjalanan
organisasi non pemerintah di negeri ini. Bahkan, ironisnya,
menyandang kata "swadaya" pun dianggap terlalu berlebihan,
lantaran sama sekali tidak terlihat unsur swadaya di sana.

Bila demikian keadaannya, dari manakah sebuah organisasi
nonpemerintah mendapatkan pendanaan? Dalam akta pendirian
sebuah organisasi bersifat non profit, sumber-sumber dana biasanya
tercantum berasal dari tiga komponen, yaitu iuran anggota, donatur
yang mengikat ataupun tidak, serta sumber dana lain seperti hasil
usaha yang dilakukan oleh organisasi tersebut. 

Untuk organisasi semacam LSM iuran anggota tidak banyak
terdengar. Pekerjaan yang lebih bertitik-tolak pada isu ketimbang
pencarian anggota merupakan alasan keberadaan organisasi ini.
Oleh karena itu, jarang terdengar mengenai keanggotaan dan iuran
dalam organisasi semacam ini. 

Begitupun dengan komponen hasil kegiatan usaha organisasi. Masih
dirasakan terlalu berat, bagi sebuah LSM untuk mengelola usaha
yang mampu memberikan kontribusi bagi pendanaan keseluruhan
organisasi. Nama-nama besar seperti Bina Swadaya, Dian Desa,
bisa menjadi contoh dari sedikit organisasi yang secara serius
mengelola berbagai usaha dalam upaya memberikan kontribusi bagi
gerak organisasi.

Untuk sebagian besar LSM, pendanaan melalui sumbangan donatur
menjadi harapan terbesar. Pendanaan macam ini biasanya sangat
tergantung pada proyek yang diajukan. Oleh karena itu, tidak melulu
salah jika sebutan sebagai kontraktor pelayanan umum acap
ditujukan kepada mereka. 

Betapa tidak, jika ditinjau dari mekanisme dan cara kerjanya secara
garis besar memang tidak banyak berbeda dengan para kontraktor
proyek pembangunan gedung sekolah dasar, yaitu mengajukan
proposal proyek, disetujui pemberi dana dan proyek berjalan. Tidak
menjadi persoalan apabila dikemudian hari gedung sekolah tersebut
ambruk lantaran ketidaksesuaian dengan spesifikasi gedung yang
ideal. 

Lebih menyedihkan lagi berkaitan dengan ketergantungan pada
sumber-sumber pendanaan pihak luar, yang sebagian besar
beralasal dari para funding luar negeri justru melahirkan tuduhan
yang tidak sedap. Masih terngiang jelas tudingan minor bahwa LSM
sebagi antek-antek bagi pihak asing yang menjual informasi ke luar
negeri. Begitupun tudingan terhadap para aktivis LSM yang dianggap
menjual isu-isu kemiskinan, penderitaan rakyat, agar pendonor
bermurah hati mengucurkan dananya.

Mansour Fakih tidak menampik adanya pandangan seperti itu. Ia
mengatakan bila berpikir dengan kecurigaan maka pandangan bahwa
LSM mencari duit akan muncul. Namun, bila berpikir dengan tidak
curiga menganggap sebagai sesuatu yang wajar bahwa pada setiap
kegiatan, akan selalu ada dukungan dari mereka yang seide dengan
kegiatan tersebut. 

Selain itu, pimpinan Insist, organisasi yang bergerak dalam
pendidikan, penerbitan, dan perlindungan HAM ini, lebih yakin bukan
LSM yang mencari dana tetapi isu LSM tersebut mampu memancing
pihak lain untuk berkolaborasi dengan memberikan dukungan.
Sebagai contoh, pada jaman pemilu lalu, sepanjang kegiatan yang
dibuat bertujuan pemilu jujur maka besarnya dana tidak menjadi
persoalan. "Organisasi di dunia yang percaya negara akan sejahtera
karena pemilu jujur, tanpa melihat lebih jauh mengenai sistem dan
struktur, pasti akan membantu," tuturnya. 

***

Persoalan dana memang acapkali menjadi batu sandungan.
Bagaikan pedang bermata dua, di satu sisi dana membuat program
kerja dapat berjalan. Namun, sisi lain ia juga sanggup membuat
mabuk para penggunanya. Tidak heran, berbagai kecaman mengenai
pemanfaatan dana ini acapkali menjadi sorotan negatif masyarakat
terhadap keberadaan LSM. 

Kasus Pemilu 1999 lalu dapat dijadikan contoh, betapa urusan
pendanaan menjadi persoalan bagi beberapa LSM. Sebagaimana
diketahui, menghadapi pesta demokrasi pertama kalinya di era
reformasi itu, tidak kurang dari 15 negara plus uni eropa
mengucurkan sumbangan sebanyak 59 juta dollar AS. Dari jumlah
sebesar itu, sekitar 17 juta dollar AS (sekitar Rp 119,4 milyar pada
kurs Rp 7.000 per dollar AS) dikucurkan kepada LSM lokal untuk
membiayai berbagai proyek seperti pemantauan (monitoring) pemilu
dan pelatihan bagi para pemilih.

Saat itu, serta-merta beragam proyek usulan kegiatan diajukan
bermacam-macam LSM, yang pada akhirnya terpilih sebanyak 30
organisasi yang berhak menjalankan program dengan dana
internasional. Tak pelak, bagaikan mendapatkan durian runtuh, dana
milyaran rupiah berputar pada organisasi yang sebagian besar
berusia dini tersebut. Apa yang terjadi selanjutnya? Gemuruh pemilu
memang nyaring terdengar. 

Siapapun juga sepakat untuk mengklaim, inilah 

[envorum] Berita Lingkungan 4 Desember 2000 (1)

2000-12-04 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---
 

http://suarapembaruan.com/News/2000/12/04/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

Waspadai Badai La Nina Melanda Jakarta
Pembaruan/Tinnes Sanger

   ujan deras yang mulai terjadi di DKI Jakarta belakangan ini perlu diwaspadai warga
   Jakarta. Sebab, hujan itu baru secara insidentil atau berupa hujan lokal, namun 
dampaknya
mulai kelihatan. 

Walau belum menimbulkan banjir, namun sejumlah kawasan mulai terlihat tergenang dan
mengganggu lalu lintas.

http://kompas.com/kompas-cetak/0012/04/DAERAH/debu19.htm
Senin, 4 Desember 2000

Debu Bromo Merambah Surabaya
Probolinggo, Kompas

Letusan gunung berapi berupa semburan debu vulkanik bertekanan
tinggi di Gunung Bromo (2.382 m) masih terjadi hingga Minggu (3/12)
petang. Debu yang menyembur sampai ketinggian 600-700 meter
disertai gas belerang dilaporkan tidak lagi disertai getaran (tremor)
gempa vulkanik seperti terjadi Rabu pekan lalu, yang dicatat petugas
pos pengamat gunung berapi berkekuatan lemah, pada skala 1-3
modified merchali intensity (mmi).Didorong gerakan angin, material
padat debu itu telah terbang merambah Kota Pasuruan, Probolinggo,
Malang, dan sejak Sabtu juga telah menyapu Kota Surabaya dan
Sidoarjo. Arah angin yang berubah-ubah, menurut petugas Pos
Pengamat Gunung Berapi Bromo, Sulyanto dan Bambang Wibowo
yang ditemui Kompas Sabtu lalu di tempat kerjanya, membuat arah
gerakan debu tak bisa diduga. Radius gerakan debu diperhitungkan
bisa mencapai 40 hingga ratusan kilometer. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0012/04/DAERAH/wasw42.htm
Senin, 4 Desember 2000

Was-was dengan Ramalan BMG 

"MUDAH-mudahan, kali ini prakiraan Badan Meteorologi dan
Geofisika (BMG) meleset. Kalau prakiraan itu benar-benar terjadi ini
berarti desa kami akan tergenang lagi," ujar Slamet (42) warga
Sumilir, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga, Jawa
Tengah, yang rajin mengikuti berita dari berbagai stasiun televisi.

Desa Sumilir yang letaknya berada di daerah pengaliran Sungai
(DAS) Klawing merupakan salah satu desa langganan banjir. Minggu
ketiga bulan November 2000, ketinggian banjir akibat luapan Klawing
salah satu anak sungai Serayu mencapai 1, 5 meter sampai 2 meter.
Warga Sumilir, Kalialang desa tetangganya, serta belasan desa di
Kecamatan Kemangkon dan Bukateja di antaranya Toyareka, Jetis,
Gambarsari, Karangkemiri, merupakan langganan banjir. 

http://suarapembaruan.com/News/2000/12/04/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

Kerusakan Alam Indonesia Makin Parah
Oleh Wartawan ''Pembaruan''

NOINSEN RUMAPEA

Bencana banjir kini menghantui penduduk Indonesia, baik di desa maupun di kota. Banjir 
yang
terjadi di penghujung tahun 2000 ini pun semakin membuat waswas penduduk Indonesia.

Ratusan korban yang tewas akibat longsor dan banjir di beberapa provinsi, merupakan
gambaran betapa seriusnya masalah banjir yang melanda daerah-daerah tersebut, akibat 
makin
parahnya kerusakan alam Indonesia.

http://suarapembaruan.com/News/2000/12/04/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

Kaca Pintar yang Ramah Lingkungan

KACA pintar sudah waktunya dijadikan pilihan untuk bangunan tinggi. Sebab, teknologi
mutakhir dinding tirai kaca ini mampu mempertemukan kepentingan ekologi dan ekonomi.

Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Kristen Petra Surabaya Ir Jimmy
Priatman kepada Pembaruan di Surabaya, baru-baru ini, mengatakan, fungsi kaca pintar 
tidak
hanya mampu mengurangi pantulan panas matahari yang menyebabkan meningkatnya
temperatur lingkungan perkotaan maupun efek rumah kaca. Namun juga ia mampu mereduksi
penggunaan energi yang dipakai untuk sistem tata udara dengan cara mengeleminasi beban
pendingin eksternal.

SUARA PEMBARUAN DAILY

Peta Zonasi Rawan Longsor Perlu Segera Dibuat
Alex Suban

LONGSOR - Tanah di desa Malalo, Kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah Datar, 
Sumatra Barat, pada Minggu (26/11) siang, dipenuhi batu-batu besar akibat
longsoran dari bukit. 

encana longsor merupakan suatu hal yang sangat ditakuti oleh manusia, terutama
bagi yang tinggal pada lereng-lereng pegunungan. Bayangkan, tiba-tiba saja 
''gulungan'' tanah jatuh menimpa dan menimbun hidup-hidup semua makhluk 
yang berada di bawahnya tanpa dapat diduga kapan bencana itu akan terjadi. 

http://suarapembaruan.com/News/2000/12/04/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

Perlu UU Antikekerasan terhadap Perempuan dan Anak
Semarang, 4 Desember

Indonesia memerlukan undang-undang (UU) untuk mengantisipasi kasus kekerasan terhadap
perempuan dan anak, sebab di negara yang sudah maju UU semacam itu benar-benar sudah
diterapkan, kata Direktur Pelaksana Daerah PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia) Jawa Tengah, Farid Husni, di Semarang, 

[envorum] Berita Lingkungan 4 Desember 2000 (3)

2000-12-04 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---
 

http://kompas.com/kompas-cetak/0012/04/JATIM/desa19.htm
Senin, 4 Desember 2000

Desakan Kebudayaan Bawah 

TIDAK biasanya. Kali ini ladang di lereng pegunungan Tengger tampak
sunyi. Tak ada orang bercocok tanam di antara keterjalan lereng. Biasanya
mereka mencangkul, laki perempuan, juga menggendong anak, atau
menabur pupuk dengan sendok,
menyemprotkan obat hama dan penyakit dengan semprotan di
punggung, atau tengah terbungkuk menusukkan bibit tanaman.
Ribuan hektar ladang kentang, kobis, dan bawang prei tanaman
warga subkultur Tengger di sejumlah desa Kecamatan Sukapura,
Kabupaten Probolinggo, kini mengering akibat tertutup debu vulkanik
erupsi Gunung Bromo sejak Rabu (29/11) pekan lalu. Belum
diperoleh laporan rinci besarnya kerugian dan luas serangan debu,
namun setidaknya sejumlah desa di lereng luar kaldera Gunung
Tengger purba, seperti Ngadas, Wonokerto, Wonotoro, Sapikerep,
dan Jetak sudah dilaporkan meranggas terbakar kandungan sulfur
debu vulkanik.

http://kompas.com/kompas-cetak/0012/04/JATIM/nel19.htm
Senin, 4 Desember 2000

Nelayan Puger Paceklik
Jember, Kompas 

Angin barat yang menimbulkan gelombang besar di laut selatan,
mendorong para nelayan di Puger, Jember, menghentikan segala
aktivitas penangkapan ikan di perairan itu. Sudah lima hari ini para
nelayan tidak ada yang berani melaut, sehingga hasil ikan dari laut
selatan kini menjadi kosong.

Saat ini para nelayan benar-benar mengalami musim paceklik,
aktivitas sehari-hari kini dimanfaatkan untuk mereparasi mesin
penggerak perahu, memperbaiki perahu, dan memperbaiki jalan.
Angin yang sangat kencang itu datang dari arah barat, membuat
sebagian besar nelayan takut mencari ikan ke laut selatan. Sejak
awal bulan puasa ini cuaca di perairan pantai selatan kurang
bersahabat, apalagi kalau angin kencang disertai hujan. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0012/04/JATIM/nela19.htm
Senin, 4 Desember 2000

Nelayan Pantai Popoh Belum Butuh Tempat Wisata
Tulungagung, Kompas

Nelayan-nelayan pantai selatan Tulungagung, terutama di Popoh,
Sidem, Klatak, dan Bayem, mengharapkan pembangunan tempat
pendaratan ikan. Itu sebabnya mereka cenderung menolak
pengembangan pantai Popoh menjadi tempat wisata yang belum
tentu menguntungkan nelayan di sana.Kini nelayan pantai Popoh
sedang menikmati harga jual ikan yang membaik. Harga ikan hasil
tangkapan mereka, terutama ikan layur yang merupakan jenis
mayoritas, naik 100 - 150 persen per kilogram (kg). "Kami bersyukur
harga ikan layur tiba-tiba naik menjadi Rp 3.000 - Rp 8.000 per kg.
Biasanya, pada musim yang sama tahun lalu hanya Rp 250 - Rp
1.500 per kg," kata Sumardi (50), seorang nelayan di Sidem, Sabtu
(2/12).

http://www.indomedia.com/bpost/122000/4/index.htm

Perkebunan Sawit PT SKIP Dipagar Warga
Kotabaru, BPost

Perkebunan kepala sawit seluas 52,5 hektare milik PT SKIP berlokasi di Butun, Sungai 
Tabuk,
Desa Pantai, Kecamatan Kelumpang dipagari warga pemilik tanah. Pasalnya, perusahaan
perkebunan itu tidak pernah membayar ganti rugi kepada pemilik lahan. rugi.

"Kami terpaksa melakukan tindakan tersebut, karena sampai saat ini pihak perusahaan 
tidak
pernah memperhatikan tuntutan atas tanah tersebut," ujar Akhmad Rujani, perwakilan 
warga
Desa Pantai, baru-baru tadi.

http://kompas.com/kompas-cetak/0012/04/OPINI/dana28.htm
Senin, 4 Desember 2000

Dana, Pedang Bermata Dua 

MENJADI benar-benar mandiri itu memang sulit. Apalagi apabila
tuntutan tersebut ditujukan kepada LSM, yang dalam orientasi
kerjanya sangat menabukan keuntungan. Sulit dipahami gerak
sebuah organisasi non profit bisa bertahan di tengah gempuran
kapitalisme saat ini. Namun apa mau dikata, itulah perjalanan
organisasi non pemerintah di negeri ini. Bahkan, ironisnya,
menyandang kata "swadaya" pun dianggap terlalu berlebihan,
lantaran sama sekali tidak terlihat unsur swadaya di sana.

Bila demikian keadaannya, dari manakah sebuah organisasi
nonpemerintah mendapatkan pendanaan? Dalam akta pendirian
sebuah organisasi bersifat non profit, sumber-sumber dana biasanya
tercantum berasal dari tiga komponen, yaitu iuran anggota, donatur
yang mengikat ataupun tidak, serta sumber dana lain seperti hasil
usaha yang dilakukan oleh organisasi tersebut. 

http://www.thejakartapost.com/detaillatestnews.asp?fileid=20001204154443irec=1
Latest News December 04, 2000

 A quarter of Mt. Leuser park damaged 

 JAKARTA (JP): At least 500,000 hectares, or a quarter
 of the Mount Leuser National Park in Northern
 Sumatra has been damaged by increasing
 deforestation in the area.

 The park management 

[envorum] Berita Lingkungan 5 Desember 2000 (3)

2000-12-05 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---
 

http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000120500093241

  GMPS Sesalkan Beroperasinya IIU
  Media Indonesia - Kesra (05/12/2000 00:09 WIB)

  JAKARTA (Media): Keputusan Pemerintah Pusat pada 10 Mei 2000 yang
  membuka kembali operasional PT Inti Indorayon Utama (IIU) yang
  kemudian berubah menjadi PT Toba Pulp Lestari sangat disesalkan para
  pemuda Porsea Sumatra utara. 

  Sihar Butarbutar, Ketua Presidium Generasi Muda Porsea Sekitarnya
  (GMPS), mengungkapkan hal tersebut, di Jakarta, kemarin. 

http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000120500093239

  Melongok Hutan Bakau di Pesisir Pantai Labu
  Media Indonesia - Kesra (05/12/2000 00:09 WIB)

  "ENAM tahun lalu, ketika saya masih SMA, pantai ini sangat indah. 
Airnya
  jernih, pohonnya rimbun, suasananya teduh. Tiap Minggu banyak
  pengunjung. Bahkan, banyak orang yang sengaja datang ke sini untuk
  membeli ikan segar dari laut dan langsung membakarnya untuk disantap
  ramai-ramai. Tapi sekarang? Pantainya kotor, air keruh, gersang..." 

  Itulah ungkapan Tuti, aktivis lingkungan, yang mendampingi wartawan
  melongok ke `bekas` hutan bakau di pesisir kawasan Kecamatan Pantai
  Labu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, akhir Oktober 2000. 

http://www.surabayapost.co.id/
JAWA TIMUR  Selasa, 05 Desember 2000
 
   Giliran Taman Nasional Meru Betiri Dijarah Maling
  Tim Cakra Sita Satu Truk Mahoni
Jember - Surabaya Post 

 Pencurian kayu memang marak di Jember. Sehari setelah kasus pencurian kayu mahoni 
di
 hutan APB (Area Pemulihan Bibit) RPH Sumberklopo terungkap, kini giliran kawasan 
hutan
 TNMB (Taman Nasional Meru Betiri) diobok-obok kawanan pencuri asal Malang 
selatan. 
 Kawanan pencuri itu, Senin (4/12), ditangkap dan ditahan Polsek Tempurejo. 
Mereka, Darna
 (30), Londi (32), Eko Afandi (28), dan Sutrisno (36), asal Dusun Lenggoksono Desa 
Purodadi,
 Kec. Tirtoyudo, Malang selatan. 
 "Mereka datang ke kawasan hutan Taman Nasional Meru Betiri, atas undangan warga
 setempat," kata Kasat Binmas Iptu Pol Subagyono mendampingi Kapolres Jember Supt 
Drs
 Djoko Mukti Haryono. Saat ini, petugas di Tempurejo terus mengejar warga yang 
mengundang
 kawanan pencuri itu. 

http://www.suaramerdeka.com/harian/0012/05/dar18.htm
Selasa, 5 Desember 2000 Jawa Tengah - Kedu  DIY  

   Perhutani Berang Dituding Penyebab Bencana Alam

   PURWOREJO - Perum Perhutani KPH Kedu Selatan merasa tidak
   terima dituding sebagai penyebab terjadinya bencana alam yang
   merenggut 56 jiwa manusia. ''Tidak perlu saling tuding siapa yang
   salah, karena bencana alam sudah mengglobal di dunia,'' kata
   Administratur (Adm) Ir Bambang Prayogo Wahyudi, ketika ditemui
   kemarin.

   Dia mengelak dengan tegas adanya dugaan Perhutani merupakan
   penyebab bencana alam di Purworejo. Menurutnya, ada kalanya
   bencana disebabkan andil kesalahan di daerah lokasi bencana. Tetapi,
   kata dia, bukan semata-mata kesalahan Perhutani.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0012/05/dar6.htm
Selasa, 5 Desember 2000 Jawa Tengah - Muria  

   Kayu Jati Alam Mulai Dijarah 

   BLORA - Jika suatu saat kayu jati besar di Blora sudah habis, tidak
   tertutup kemungkinan para penjarah akan mengincar kayu jati alam
   yang tersebar di tiga KPH. Saat ini saja, beberapa pohon jati alam di
   wilayah wisata Gubug Payung, Kecamatan Sambong sudah dijarah
   orang.

   Ajun KPH Cepu Bambang Kartono ketika dimintai konfirmasi kemarin
   membenarkan sudah ada beberapa pohon jati alam di Gubug Payung
   yang dijarah. ''Diperkirakan di wilayah hutan lindung Gubug Payung,
   sudah ada 10 pohon yang dijarah, tidak tertutup kemungkinan
   beberapa pohon jati alam di tempat lain juga ada yang dijarah,''
   jelasnya kepada Suara Merdeka, kemarin.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0012/05/slo7.htm
Selasa, 5 Desember 2000 

   "Tanah Itu Milik Kami"

   TANAH perkebunan karet milik PTPN IX Kerjo Arum, yang berada di
   barat daya kaki Gunung Lawu yang sejuk, kini jadi incaran. Sejumlah
   warga Desa Jambean, 

[envorum] Berita Lingkungan 5 Desember 2000 (2)

2000-12-05 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---
 

http://kompas.com/kompas-cetak/0012/05/UTAMA/seis01.htm
Selasa, 5 Desember 2000

Seismograf Gunung Bromo Dipasang Lagi 
- Setelah Hilang Dicuri
Malang, Kompas 

Seismograf, instrumen pencatat gempa vulkanik di Gunung Bromo
kini dipasang kembali. Sebuah tim yang dipimpin langsung Dr Mas
Ace Purbawinata, Kepala Sub-Direktorat Pengamatan Gunung Api
Direktorat Vulkanologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral,
memasang peralatan itu untuk menggantikan peralatan yang
sebelumnya hilang dicuri pada tanggal 18 Oktober 2000. Dengan
instrumen ini diharapkan bisa diputuskan kondisi kegawatan aktivitas
vulkanik di perut Gunung Bromo (2.382 m), sehubungan kian
dekatnya masa puncak (peak season) kunjungan wisata akhir tahun
ini.

http://www.indomedia.com/bpost/122000/5/index.htm

Besok, MoU Jagung Terpadu Diteken
Banjarmasin, BPost

Guna memenuhi kebutuhan pakan ternak berbahan dasar jagung, petani jagung di Kabupaten
Tanah Laut dan Kotabaru akan melakukan kerja sama dengan sejumlah perusahaan. Kerja 
sama
tersebut secara resmi dimulai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding
(MoU) Program Jagung Terpadu, Rabu (6/12), di Bumi Asih Desa Panyipatan Kecamatan
Batakan Kabupaten Tanah Laut.

"Nota kesepahaman ini berisikan kesediaan petani kita memenuhi kebutuhan jagung 
Comfeed,
yang saat ini masih mengimpor sekitar 60 persen bahan bakunya," ujar Kadis Pertanian 
Tanaman
Pangan Kalsel Ir Mad Rais Zauhari, Senin (4/12).

http://kompas.com/kompas-cetak/0012/05/NASIONAL/upc07.htm
Selasa, 5 Desember 2000

UPC Raih Yap Thiam Hien Award
Jakarta, Kompas

Penghargaan tertinggi di bidang pembelaan hak asasi manusia
(HAM) di Indonesia, Yap Thiam Hien Award tahun 2000 akan
dianugerahkan kepada organisasi nonpemerintah yang banyak
bergerak di bidang perjuangan masyarakat miskin kota, The Urban
Poor Consortium (UPC) Jakarta. Penghargaan kepada UPC itu
merupakan penghargaan pertama kepada organisasi yang banyak
memperjuangkan hak-hak sosial, ekonomi, dan budaya.Hal tersebut
disampaikan Pendiri Yayasan Pusat Studi Hak Asasi Manusia
(Yapusham), Todung Mulya Lubis, Senin (4/12), di Jakarta.
Terpilihnya UPC merupakan hasil pilihan dari dewan juri
beranggotakan Prof Dr Soetandyo Wignjosoebroto, Prof Dr
Azyumardi Azra, Prof Dr Mardjono Reksodiputro, Dr Maria SW
Sumardjono, dan Dr Mely G Tan.

"Pilihan para juri untuk memberikan penghargaan kepada UPC ini
salah satu pertimbangannya adalah untuk mengingatkan kita bahwa
selama ini perjuangan hak asasi di bidang sosial, ekonomi, dan
budaya masih jauh dari yang diharapkan. Sehingga perhatian harus
kita tujukan juga kepada perjuangan hak sosial, ekonomi, budaya ini,
bukan hanya perjuangan hak sipil dan politik," jelas Mulya Lubis
sambil menambahkan bahwa untuk tahun 2000 ada 74 nama yang
diusulkan dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.

http://kompas.com/kompas-cetak/0012/05/DAERAH/bank20.htm
Selasa, 5 Desember 2000

Bank Dunia Bantu Sulteng Rp 20,5 Milyar
Palu, Antara 

Bank Dunia bantu Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) sebesar Rp
20,5 milyar untuk pengembangan wilayah kecamatan guna
mendukung penanggulangan kemiskinan akibat terpaan krisis
ekonomi yang hingga kini masih melilit sebagian besar masyarakat
Indonesia.

Gubernur Sulteng HB Paliudju mengatakan, dana sebesar itu akan
dialokasikan untuk membiayai sarana dan prasarana yang masih
tertinggal serta bantuan modal kerja untuk pengembangan kegiatan
usaha masyarakat.

http://kompas.com/kompas-cetak/0012/05/DAERAH/ban23.htm
Selasa, 5 Desember 2000

Banjir Manado, Akumulasi Keserakahan Manusia 

LIMA belas tahun lalu, tepatnya tahun 1985, Kompas dengan
gamblang menuliskan laporan jurnalistik tentang kerusakan
lingkungan alam di tanah Minahasa, berikut beragam kemungkinan
implikasi negatifnya. Ketika itu diberikan tanda awas, bahwa sekali
kelak akan muncul serangan balik dari perbukitan yang gundul
berupa banjir, kekeringan, dan akibat-akibat panjang lainnya.

Laporan itu sekaligus bercerita tentang keserakahan manusia
membabat hutan di berbagai perbukitan. Demi uang dan atas nama
cengkeh yang menjanjikan "kemakmuran" semu, siapa saja -dari
petani lugu di pedesaan hingga petani berdasi di perkotaan- rela
membongkar hutan di segala tempat, termasuk hutan-hutan di
perbukitan dan daerah tangkapan air (catchment area), diganti
dengan tanaman cengkeh.

http://suarapembaruan.com/News/2000/12/05/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

Selamatkan Bumi dengan Kegiatan Sukarela
Oleh ZANTERMANS RAJAGUKGUK

   ester Brown dan kawan-kawan dalam salah satu esainya menyimpulkan, ''Bumi sedang
   berada di bibir jurang kebinasaan''. Hal itu ditandai antara lain oleh degradasi 

[envorum] Berita Lingkungan 6 Desember 2000 (1)

2000-12-05 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---
 

http://kompas.com/kompas-cetak/0012/06/JATIM/tiga19.htm
Rabu, 6 Desember 2000

Tiga Penjarah Kayu Jati Tewas Tertembak
Jember, Kompas

Tiga penjarah kayu jati di Jember tewas tertembak hari Selasa (5/12)
pukul 05.30. dan tiga yang lain luka-luka. Enam korban itu adalah
bagian dari kurang lebih 200 orang yang pagi itu menjarah kayu jati di
petak 47 dan 52 hutan Dusun Mandiku, Desa Suco, Kecamatan
Mumbulsari, Jember. Korban tewas dan luka itu akibat tembakan
senapan pasukan Brimob Polwil Besuki di Bondowoso ketika hendak
menghalau aksi massa yang menjarah pohon jati.Para penjarah yang
menjadi korban tewas; Ahmad Jufri al P Holip (35), Toha al P Hasan
(45) dan Wafi al P Iin (22). Umumnya tertembak pada bagian dada.
Sedang korban luka adalah Karsono (45) kena tembak di paha,
Bandi (18) tertembak di pinggang dan Saha (30) tertembak di lengan.

Kapolres Jember Superintendent Drs Djoko Mukti Hariyono
mengatakan, aparat keamanan yang berjumlah 23 orang kewalahan
menghadapi sekitar 200 penjarah. Berbagai cara telah dilakukan oleh
aparat keamanan untuk menghentikan aksi penjarahan, namun
belum juga mampu menyadarkan para pencuri jati itu agar
menghentikan aksi penebangan.

http://kompas.com/kompas-cetak/0012/06/IPTEK/bila10.htm
Rabu, 6 Desember 2000

Bila Badai Belum Juga Berlalu 

HUJAN lebat yang menimpa berbagai daerah di Indonesia selama
musim hujan tahun ini-terutama di Padang (Sumatera Barat) dan
Manado (Sulawesi Utara) hingga mengakibatkan banjir bandang pada
akhir November lalu-terjadi akibat konvergensi atau pertemuan angin
di dua tempat tersebut. Pertemuan angin yang berlawanan arah
menyebabkan gerak angin vertikal yang cepat dengan membawa
banyak uap air. Selanjutnya, akibat penumpukan uap air dalam
jumlah besar, terbentuk awan hujan yang menjulang tinggi. Alhasil,
terjadi hujan lebat di daerah tersebut.

Seperti dikemukakan Tien Sribimawati MSc, peneliti utama Riset
Unggulan Terpadu (RUT) tentang iklim di Indonesia dari Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), hujan lebat yang
terjadi selama beberapa hari di Padang hingga menimbulkan
bencana banjir disebabkan adanya pertemuan angin dari daratan
Asia ke arah tenggara bertemu dengan angin dari daratan Australia
mengarah ke barat laut. Kedua angin terkait kemudian membelok ke
timur, masuk ke daratan Sumatera Barat.

http://www.indomedia.com/bpost/122000/6/index.htm

Tebangan Liar Makin Marak
Amuntai, BPost

Aksi tebangan liar di daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara semakin marak, terbukti dengan
bermunculannya band saw liar di daerah tersebut.

Menurut sekretaris komisi B DPRD HSU, Sulaiman Ilsa, Selasa (5/12), adanya aksi 
penebangan
liar ini bisa menimbulkan kerusakan hutan. "Kami sudah lama mendengar adanya aksi 
tebangan
liar di daerah ini dan sudah mengeceknya ke berbagai kecamatan, khususnya di daerah 
atas,"
kata Ilsa.

http://www.indomedia.com/bpost/122000/6/index.htm

Pelestarian Kawasan Hutan Pegunungan Meratus Melalui Konsep Ekowisata
oleh Mohammad Sidiq, S Hut

Sejak dikeluarkannya SK 741/Kpts-II/99 dan SK 1793/Menhutbun-VI/99 oleh Muslimin
Nasution, keberadaan kawasan hutan Pegunungan Meratus kini terancam punah. Isu-isu 
terus
berkembang, dimulai dari permasalahan alih fungsi sebagian kawasan dari hutan lindung 
menjadi
hutan produksi terbatas (HPT), mencadangkan sebagian kawasan menjadi areal pengusahaan 
PT
Kodeco Timber sampai pada isu-isu sensitif yang berkaitan langsung dengan kebijakan 
tersebut.

Beberapa kalangan pemerhati lingkungan menunjukkan reaksi keras sebagai manifestasi
ketidaksetujuan mereka. Sebagian besar kalangan sudah tidak percaya lagi dengan sistem
pengelolaan hutan oleh pemegang HPH. Kenyataan tiga puluh tahun silam yang 
membuktikannya,
dengan TPTI, TPTJ atau sistem lainnya, perusahaan tidak mampu memulihkan kembali hutan
konsesinya. Hutan alam terfragmentasi menjadi pulau-pulau kecil akibat laju 
deforestasi yang
menakjubkan. Apalagi dengan adanya pengakuan bahwa masyarakat tidak mendapatkan
sedikitpun keadilan dan keterjaminan hidupnya selama HPH beroperasi.

http://kompas.com/kompas-cetak/0012/06/IPTEK/huta10.htm
Rabu, 6 Desember 2000

Hutan Alami Indonesia Tinggal 28 Persen
Makassar, Kompas 

Saat ini hutan alami di Indonesia hanya tinggal 28 persen. Itu pun sedang
mengalami proses perusakan seluas 4.000 hektar are (ha) per hari 
atau 1,46 juta hektar per tahun. Di antara penyebabnya adalah
penebangan ilegal yang sudah terjadi selama lebih kurang 22 tahun.
Selain itu, pertambahan penduduk yang tidak sebanding dengan
lahan yang tersisa.

Masalah kerusakan hutan ini akan menjadi tantangan berat bagi
pemerintah daerah (pemda) dalam 

[envorum] Berita Lingkungan 6 Desember 2000 (2)

2000-12-05 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---
 

http://www.indomedia.com/bpost/122000/6/index.htm

Gunakan Alat Daur Ulang Raksa
Palangka, BPost

Bapedalda Kalimantan Tengah menghendaki penambang skala kecil agar dapat memiliki alat
daur ulang raksa dan mempergunakan dalam setiap aktivitasnya. 

Untuk lebih memperkenalkan alat daur ulang, Bapedalda Kalteng dalam waktu dekat 
melakukan
sosialisasi alat daur ulang tersebut kepada para penambang rakyat berskala kecil.

http://www.indomedia.com/bpost/122000/6/index.htm

Soal Soeripto Diam-diam Kunjungi TNTP
Kedatangan Pejabat tak Meski Melapor
Palangka, BPost

Wakil Ketua DPRD Kobar Akhmad Gafuri menyatakan, kunjungan Soeripto secara diam-diam
ke TNTP sebagai hal biasa dan tak perlu merasa sakit hati. Apalagi, di era keterbukaan 
ini
pejabat tak perlu disambut berlebihan ketika berkunjung ke daerah.

"Siapa pun bebas datang ke TNTP termasuk Soeripto. Jadi, dia tak perlu izin maupun 
melapor
dengan pemda, toh tidak ada aturan juga belum ada perda yang mengharuskan itu," kata 
Gafuri
santai.

http://www.indomedia.com/bpost/122000/6/index.htm

Pembakar Lahan tidak Ditindak
Muara Teweh, BPost

Kasus pembakaran lahan untuk membuka HTI yang dilakukan oleh PT Meranti Sembada (MS)
di Kabupaten Barito Utara, Kalteng terkesan dipetieskan. Hingga saat ini, tidak ada 
tindakan
terhadap perusahaan tersebut.

"Hasil dari tiga instansi yang turun ke lapangan sampai saat ini masih belum jelas, 
termasuk sanksi
yang bakal diberikan," kata pemerhati lingkungan di Muara Teweh kemarin.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0012/06/kha1.htm
Rabu, 6 Desember 2000 Karangan Khas  

   Menjelang Otonomi 1 Januari 2001
   Kegamangan Terasa Sangat Kuat

   Oleh: Sutrisna

   KEGAMANGAN. Itulah kesan sangat kuat yang saya tangkap selama
   dua hari mengikuti lokakarya Decentralising to Democracy; Countdown
   2001 di Makassar, pekan lalu. Hampir semua pembicara menyiratkan
   kegamangan pada hari-hari menjelang pelaksanaan otonomi mulai 1
   Januari 2001. 

   Banyak penyebabnya. Misalnya persiapan perangkat pelaksana di kota
   dan kabupaten. Dari berbagai fora dapat ditangkap, penataan itu
   belum seluruhnya rampung. Rasa khawatir kehilangan kursi
   menyelimuti banyak tataran pegawai akibat perampingan.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0012/06/dar22.htm
Rabu, 6 Desember 2000 Jawa Tengah - Kedu  D.I.Y  

   Puncak Sumbing bak di Atas Kawasan Jateng

KEGANASAN alam belum tentu menakutkan. Adakalanya justru
menjadi daya tarik, seperti puncak Gunung Sumbing. Malah
bila obsesi Bupati Temanggung Drs H Sardjono SHCN untuk
mengaspal jalan menuju puncak terlaksana, bisa jadi
kawasan itu berubah menjadi tempat wisata yang mahal. 

http://www.suaramerdeka.com/harian/0012/06/dar17.htm
Rabu, 6 Desember 2000 Jawa Tengah - Kedu  D.I.Y  

   Penegakan Hukum Lemah Jadi Penyebab 

   KEBUMEN - Administratur (Adm) Perum Perhutani Kedu Selatan, Ir
   Bambang Prayogo Wahyudi, mengakui penjarahan di wilayahnya masih
   cukup tinggi. Namun sebenarnya penjarahan oleh rakyat hanya 10%.
   Adapun 61,5% dipicu oleh faktor keamanan akibat kelemahan
   penegakan hukum. 

   Hal itu dia ungkapkan kepada pers seusai berbuka puasa bersama di
   rumah dinas Kepala BKPH Kebumen, Senin malam. Bersamaan dengan
   itu diumumkan Kepala BKPH Ir Susilo segera alih tugas (promosi) ke
   Kaltim.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0012/06/dar16.htm
Rabu, 6 Desember 2000 Jawa Tengah - Kedu  D.I.Y  

   Penjarahan Kayu Pinus Kian Merebak
Setiap Hari 250 Truk Angkut Kayu Jarahan 

   SEMARANG - Hutan pinus yang masuk wilayah Kabupaten Wonosobo,
   akhir-akhir ini makin kritis. Hutan itu gundul akibat penjarahan kayu
   yang makin merebak. ''Dalam sehari kayu pinus yang dijarah ratusan
   meter kubik. Paling tidak setiap hari ada 250 truk pengangkut kayu
   jarahan lalu lalang di sana,'' kata Wakil Bupati Wonosobo Drs Kholik
   Arief saat melaporkan kasus penjarahan hutan kepada Wagub I Drs H
   Achmad di Gubernuran, kemarin. 

   Dia menyinyalir penjarahan kayu itu didalangi oleh aparat tertentu,
   karena polisi tidak bisa berbuat apa-apa. Polisi bahkan mengaku
   kesulitan menangkap pelaku dengan alasan pelaku cukup banyak.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0012/06/nas2.htm
Rabu, 6 Desember 2000 Berita Utama  

   Bersama Bank Dunia Siapkan Program
   "Jangan Jadi Bangsa Pengemis"

   

[envorum] Berita Lingkungan 7 Desember 2000 (1)

2000-12-07 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---
 

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0012/07/DAERAH/pena19.htm
Kamis, 7 Desember 2000

Penambangan Pasir Ancam Nasib Bendungan Bili-bili
Makassar, Kompas

Penambangan pasir secara tidak terkontrol yang berlangsung sejak
lama di Sungai Jeneberang mengancam keselamatan Bendungan
Bili-bili di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Penambangan itu
menyebabkan terjadinya erosi sekitar kaki bendungan yang
gilirannya dapat merapuhkan tanggul bendungan.

"Kalau semula umur bendungan diprediksikan bisa 30-50 tahun,
tetapi dengan penambangan ini bisa cuma 10-20 tahun saja," kata
Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian, Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Sulsel, Djamaluddin
Mandung, di Makassar, Rabu (6/12).

http://www.indomedia.com/bpost/122000/7/index.htm

Lahan Pertambangan Jadi Danau
Amuntai, BPost 

Pertambangan batu bara di Kecamatan Awayan HSU yang dikelola PT Bentala Coal Mining
(BCM), hingga saat ini belum melakukan reklamasi. Bekas lahan pertambangan batu bara
berubah menjadi danau.

Menurut sumber, Rabu (6/11), PT BCM belum menutupi lubang bekas tambang, sehingga 
lokasi
eks pertambangan menjadi kubangan besar membentuk danau besar. 

http://www.indomedia.com/bpost/122000/7/index.htm

Ratusan Hektare Sawah Terancam Puso
Barabai, BPost

Diperkirakan ratusan hektare sawah petani terancam puso karena terendam air, akibat 
banjir
yang melanda sejumlah kecamatan di Hulu Sungai Tengah (HST). 

Tanaman padi yang paling rawan terancam puso di Kecamatan Barabai, sebab hingga kini 
sekitar
104 hektare sawah yang ditanami masih tergenang air, kata Kepala Dinas Pertanian 
Tanaman
Pangan HST Ir H Kamruni didampingi Kasi Perlindungan Tanaman Ir Brenesnev.

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0012/07/EKONOMI/nela14.htm
Kamis, 7 Desember 2000

Nelayan Tak Tersentuh Permodalan 
Jakarta, Kompas 

Ketua Umum DDPP Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI),
Sumyaryo Sumiskun, mengatakan, sejak puluhan tahun lalu nelayan
tidak tersentuh bantuan permodalan dari pemerintah, baik berupa
kredit investasi untuk meningkatkan kemampuan usahanya maupun
modal kerja untuk operasional seperti yang disediakan bagi petani
dalam bentuk kredit murah dan mudah berupa Kredit Usaha Tani
(KUT). 

Sumiskun mengatakan hal itu kepada wartawan setelah bersama
pengurus DPP HNSI lainnya bertemu Presiden Abdurrahman Wahid,
di Istana Merdeka, Rabu (6/12). DPP HNSI, ujar Sumiskun,
mengharapkan pemerintah bisa memberikan kredit bagi para nelayan
tradisional. Sebab, sebagai warga negara pelaku usaha, nelayan
berhak atas dukungan sosial ekonomi dari pemerintah. 

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0012/07/EKONOMI/penc14.htm
Kamis, 7 Desember 2000

Pencurian Kayu Dilakukan Pemain Lama
Jakarta, Kompas 

Pelaku pencurian kayu (illegal logging) adalah pemain-pemain lama
dalam bisnis perkayuan, punya pengaruh dan punya jaringan yang
sangat kuat di daerah. "Mereka adalah orang-orang yang lama ada di
daerah itu, serta biasa 'bermain' di daerah," ungkap Menteri
Kehutanan Nur Mahmudi Ismail kepada wartawan di Jakarta, Rabu
(6/12).

Dijelaskan, para pelaku pencurian kayu tersebut juga memiliki
jaringan yang kuat, cengkeramannya di daerah sudah sangat dalam,
sehingga sulit bagi aparat kehutanan untuk menguaknya. Apalagi,
persepsi masyarakat bahwa mencuri kayu sebagai perbuatan yang
melanggar hukum, belum merata.

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0012/07/EKONOMI/samb15.htm
Kamis, 7 Desember 2000

Sambutlah Otonomi, tetapi Jangan Lupa Risiko 

TAHUN depan era otonomi daerah dimulai. Bandul sistem
pemerintahan yang selama 30 tahun lebih berada pada ekstrem
sentralistik telah bergerak menuju ekstrem yang lain, desentralistik.
Peran dan fungsi pemerintah daerah, baik dari segi administrasi dan
politik, maupun secara keuangan, akan meningkat drastis. Wajar jika
era ini sangat dinanti-nantikan oleh daerah. Selama lebih dari satu
generasi mereka harus "manut" terus kepada pemerintah pusat. 

Dengan diterapkannya otonomi daerah, mereka bisa mengatur
urusannya sendiri sesuai prioritas dan prakarsa sendiri pula. Dalam
suasana eforia berdemokrasi sekarang, hal demikian diyakini akan
mengembalikan dignity daerah yang selama ini konon tidak pernah
diperhatikan. 

http://www.indomedia.com/bpost/122000/7/index.htm

Rusaknya Ekosistem Sebabkan Banjir
Banjarmasin, BPost

Meluapnya air sungai hingga menyebabkan banjir melanda delapan kecamatan dari dua
kabupaten --Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) dan Banjar-- terjadi akibat ekosistem 
yang
ada di hulu sungai tersebut telah rusak.

"Akibat terjadinya kerusakan hutan, air yang ada di hulu sungai tidak dapat ditampung 
dan
mengalir ke muara sungai 

[envorum] Berita Lingkungan 7 Desember 2000 (2)

2000-12-07 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---
 

http://www.suaramerdeka.com/harian/0012/07/dar1.htm
Kamis, 7 Desember 2000 Jawa Tengah - Muria  

Tiap Hari Terumbu Karang Dijarah
Bupati: Segera Diadakan Patroli Laut 

   REMBANG - Sejumlah nelayan di Rembang belakangan ini mengeluh
   dan beberapa di antara mereka mengadu ke Pemda. Pasalnya, mereka
   hampir setiap hari melihat penjarahan terumbu karang. 

   Menurut keterangan, penjarahan terbanyak terjadi di sekitar Pulau
   Gede dan Marongan. Namun akhir-akhir ini pengambilan batu karang
   meluas ke timur. Kegiatan itu kalau tak segera dihentikan bisa
   merusak lingkungan hidup.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0012/07/nas9.htm
Kamis, 7 Desember 2000 Berita Utama  

   HNSI Setuju Kapal Asing yang Tertangkap Dibakar

   JAKARTA - DPP Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) setuju
   atas usul para nelayan agar kapal-kapal asing yang tertangkap di
   perairan Indonesia dimusnahkan dengan cara dibakar. Sebab,
   beroperasinya kapal ikan asing tersebut dirasakan sudah sangat
   merugikan nelayan lokal.

   Ketua Umum DPP HNSI Sumyaryo Sumiskum menyatakan, keberadaan
   nelayan asing saat ini merupakan sasaran utama yang akan mereka
   bidik. Diakuinya, nelayan asing dulu bahkan sampai sekarang memang
   boleh beroperasi di perairan Indonesia. Tetapi hanya di zona ekonomi
   eksklusif (ZEE) atau 12 mil dari batas pantai Indonesia.

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0012/07/METRO/perm17.htm
Kamis, 7 Desember 2000

Permukiman di Puncak Rawan Longsor
Bogor, Kompas

Kawasan Ciliwung Hulu Puncak, Cipanas, yang selama ini terus
dibabat tanpa kendali untuk pembangunan vila, hotel, tempat rekreasi
dan permukiman, bukan hanya menyebabkan banjir di Jakarta, tetapi
juga sangat potensial mengalami bencana tanah longsor.Daerah
potensial bencana longsor tersebut khususnya di daerah tepi aliran
sungai yang banyak dihuni masyarakat tradisional dan lereng-lereng
bukit gundul dengan kemiringan lebih dari 100 persen (45 derajat ke
atas) dan panjang lereng bukit 50 meter lebih. Demikian diungkapkan
pakar lingkungan dan konservasi tanah, Ir Transtoto Handadhari
MSc, kepada Kompas di Bogor, Rabu (6/12).

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0012/07/NASIONAL/bhin06.htm
Kamis, 7 Desember 2000

AM Hendropriyono soal Dihentikannya Transmigrasi 
"Bhinneka Tunggal Ika" Tinggal Semboyan 
Jakarta, Kompas 

Mantan Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan AM
Hendropriyono mengharapkan, penghentian program transmigrasi
reguler tidak bersifat permanen. Menurut dia, penghentian program
transmigrasi itu justru akan mempertajam konflik antardaerah, karena
tiap daerah akan berpikir memberikan kesejahteraan untuk rakyat
asli daerahnya saja.

"Penghentian transmigrasi itu menjadikan Bhinneka Tunggal Ika
tinggal semboyan," katanya kepada Kompas di Jakarta, Rabu (6/12).
Berikut percakapan dengan Hendropriyono tersebut:

http://www.indomedia.com/bpost/122000/7/index.htm

Pejabat di Kalteng Kebakaran Jenggot
Palangka, BPost

Sejumlah pejabat di Kalteng terkesan kebakaran jenggot, menyusul kunjungan Soeripto, 
secara
sembunyi-sembunyi ke Taman Nasional Tanjung Puting, Kobar, akhir pekan lalu.

"Kedatangan dirjen dephutbun ke TNTP tidak perlu dipersoalkan. Bukan zamannya lagi, 
setiap
kedatangan pejabat harus disambut secara resmi. Pola-pola seperti orde baru itu, justru
melahirkan laporan asal bapak senang (ABS)," tegas Rusland Kasmiri, via telepon kemarin
malam.

http://www.indomedia.com/bpost/122000/7/index.htm

Pembangunan Bendungan Trahean Tanpa Amdal
Muara Teweh, BPost

Bendungan Trahean yang berlokasi di Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten Barito Utara,
Kalimantan Tengah hingga saat ini tidak dilengkapi analisis mengenai dampak lingkungan
(Amdal). Padahal, amdal merupakan syarat mutlak untuk proyek sebesar itu.

Kepala Badan Pengendali Dampak Lingkungan (Bapedalda) Barut Drs Ardiansyah Romzah
Msc, Rabu (6/12) mengakui, pihak proyek pembangunan irigasi Trahean belum pernah
melaporkan amdal.

http://www.indomedia.com/bpost/122000/7/index.htm

Tala Terapkan Sistem Agribisnis Jagung
Pelaihari, BPost

Tala menuju sistem agribisnis yang mengarah pada agro industri, menyusul 
ditandatanganinya nota
kesepahaman (MoU) di mulainya kemitraan antara petani jagung dan investor, Rabu (6/12) 
di
Desa Bumi Asih Kecamatan Panyipatan. 

"Pada 2001 nanti, pembangunan pertanian harus diarahkan pada pengembangan sistem
perusahaan agribisnis dalam mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan
petani," kata Dirjen Pertanian 

[envorum] Berita Lingkungan 7 Desember 2000 (3)

2000-12-07 Terurut Topik Djuni Pristiyanto

---
Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
---
 

http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000120700085133

  RUU Kebebasan Informasi vs RUU Rahasia Negara
  Media Indonesia - Opini (07/12/2000 00:08 WIB)

  Oleh Agus Sudibyo 
  Staf peneliti pada Program Media Wach ISAI 

  KASUS Pentagon Papers (1971) memberi pelajaran betapa setiap
  pemerintah pada dasarnya lebih mementingkan reputasinya dibandingkan
  dengan hak masyarakat untuk mengetahui kebijakan dan kinerja
  pemerintah. Pemerintah Amerika Serikat (AS) saat itu menuntut Harian
  Washington Post dan New York Times karena telah mempublikasikan
  dokumen berstatus top secret tentang kebijakan pemerintah AS dalam
  perang Vietnam, yang kemudian populer sebagai Pentagon Papers.
  Namun, Pengadilan Federal Washington DC dan Pengadilan District New
  York menolak alasan yang diajukan pemerintah dan pengizinan dua media
  itu melanjutkan publikasi isi Pentagon Papers. 

  Untuk melindungi reputasinya, setiap pemerintah memilih untuk 
bersikap
  tertutup dan sangat hati-hati dalam memberikan informasi kepada 
publik.
  Mereka menciptakan sejumlah rambu-rambu untuk memagari privacy-nya
  dari gangguan investigasi pers dan keingintahuan masyarakat. Dalam
  konteks inilah kita kemudian mengenal istilah rahasia negara atau
  dokumen berstatus top secret yang sering menjadi alasan bagi 
pemerintah
  untuk menyeret pers ke pengadilan. 

http://www.suaramerdeka.com/harian/0012/07/kha2.htm
Kamis, 7 Desember 2000 Karangan Khas  

   Menjelang Otonomi 1 Januari 2001 (2)
   Isu Pemerintah Kini Lebih Korup

   Oleh: Sutrisna

   ANGGOTA DPRD Jawa Tengah, Drs HM Supito khawatir, besar dana
   alokasi umum (DAU) yang bakal diterima kabupaten dan kota di Jawa
   Tengah tidak akan mencapai sasaran. Bukan untuk membangun
   daerah, melainkan untuk "bancakan'' para pejabat. 

   Dana tersebut seluruhnya Rp 7,16 triliun sudah diterima Provinsi
   Jateng dan akan dibagikan kepada seluruh kabupaten dan kota, 1
   Januari, tanggal mulai pelaksanaan otonomi daerah.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0012/07/dar17.htm
Kamis, 7 Desember 2000 Jawa Tengah - Kedu  D.I.Y  

   Kayu yang Dijarah 1.952 Ha

WONOSOBO- Wakil Bupati Wonosobo Drs HA Kholiq Arief
mengatakan, penjarahan kayu hutan di wilayahnya sampai
sekarang terus berlangsung. Akibatnya, hutan 1.952,8 ha di
kawasan BKPH Wonosobo dan Ngadisono menjadi gundul. 

Dia, didampingi Kabag Lingkungan Hidup Setda Ir
Abdul Munir, menyatakan hal itu ketika ditemui wartawan,
Rabu kemarin. Di BKPH Wonosobo kayu yang dijarah
tersebar di areal hutan 1.450 ha. Di BKPH Ngadisono hutan
yang gundul karena kayunya dijarah 502,5 ha. Kayu yang
dijarah meliputi mahoni dan pinus.

DINILAI INGKAR JANJI, 80 KK MINTA LAHAN KEBUN DIKEMBALIKAN

Pontianak Post, Kamis 7 Desember 2000
Karena PTPN XIII dinilai ingkar janji, sedikitnya 80 kepala keluarga (KK) di
dusun Sanjam Emberas meminta lahan kebun Inti I Pir Trans Kembayan (wilayah
Dusun Sanjam Emberas) penyerahan tahun 1985/1986 dikembalikan ke warga.
Lahan yang dimaksud itu sekitar 827 hektar. Tidak hanya itu sebelumnya sejak
tanggal 8 Nopember 2000 sekelompok warga itu memasang plang bertuliskan
tuntutan mereka yang dipancang di depan kebun Inti I Pir Trans Kembayan,
sampai akhir November plang-plang itu masih belum dicabut. Plang itu antara
lain berisi tulisan 'PTPN XIII menghentikan pekerjaan diatas lahan inti I,
warga Sanjam Emberas mengembalikan penyerahan tanah penyerahan tahun
1985/1986'.

http://www.surabayapost.co.id/
NASIONAL  Kamis, 07 Desember 2000
 
   Gugus Tugas Tertibkan Penebang Liar
Jakarta - Surabaya Post 

 Jaksa Agung Marzuki Darusman mengatakan pemerintah melalui Menteri Perekonomian
 mencanangkan pembentukan gugus tugas (task force) yang melibatkan aparat penegak 
hukum
 dan aparat keamanan untuk menertibkan penebang liar. 
 Pemerintah bertekad menegakkan hukum agar para penebang liar dapat diberantas. 
Dengan
 demikian kita tak lagi mengalami tekanan-tekanan dari masyarakat maupun dunia 
internasional.
 "Pemerintah menetapkan task force agar lebih efektif mengkoordinasikan penegakan 
hukum
 sesuai aturan yang berlaku," ujarnya, di Jakarta, Rabu 

  1   2   3   >