Re: [envorum] Kekayaan Hayati Kita Menakjubkan
Lho, bahkan kolamnya pun berisi susu! Tapi mengapa rakyat Indonesia tetap saja banyak yang miskin? Salam, Djuni Lethek At 07:20 15/01/99 +0700, you wrote: Salam hijau, Lho, tongkat dan batu saja ditanam jadi tanaman kok :-)) Salam Lestari Avian W At 21:01 14/01/99 +0700, you wrote: >Tempo Interaktif, NO. 16 TAHUN XXVII - 19 Jan - 25 Jan 199 > >Kekayaan Hayati Kita Menakjubkan ___ Mulai langganan envorum: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan envorum: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip envorum di http://www.egroups.com/list/envorum BARU!! Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
Re: [envorum] Pemboman Ikan Disesalkan
Wah tampaknya Mas Avian paham mengenai masalah2 di TN Alas Purwo dan sering jalan2 di sana. Kapan-kapan (setelah Lebaran) kalau mau, Mas Avian saya undang ke Jember (atau bila lagi sedang ke Banyuwangi, mampir di Jember) untuk diskusi masalah tersebut dengan teman2 pecinta alam dan lsm. Teman2 di Jember mempunyai jaringan cukup lumayan di kalangan pecinta alam, lsm, ponpes, SBKSDA Jatim II dan masyarakat di wilayah Eks. Karisidenan Besuki. Mungkin media itu dapat dipakai untuk melakukan sesuatu yang berguna untuk TN Alas Purwo, atau cara-caranya kita pikirkan bersama nanti setelah ada pertemuan. Saya dapat memfasilitasi kegiatan tersebut selama di Jember. Salam, Djuni "Lethek" Pristiyanto MMB (Mitra Meru Betiri) Jl. Mangga V No. 41 Jember Telp/fax: (0331) 423786 At 07:17 15/01/99 +0700, you wrote: Salam Hijau, Wah, ternyata orang kita sekarang udah terpengaruh film Hollywood ya...saya pernah mengalami sendiri mas peristiwa kaya gini, selama saya penelitian di TN Alas Purwo Banyuwangi hampir tiap hari saya dapat ikan gratis dipinggir pantai, tapi ada yang kepalanya udah hilang, separo badan, atau tinggal ekornya saja...saya sendiri tahu siapa yang melakukan pengeboman, tapi apa daya dari saya ini mas yang seorang diri...sedangkan pengamanan dari pihak taman nasional juga tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk melakukan pengamanan dikawasan laut...padahal laut di sana cukup berbahaya lo mas... Bagaimana mas seharusnya saya menghadapi yang seperti ini Salam Lestari, Avian W ___ Mulai langganan envorum: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan envorum: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip envorum di http://www.egroups.com/list/envorum BARU!! Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
Re: [envorum] Lingkungan Indonesia Mundur 30 Tahun
Eh, mau tanya dikit : Apakah dulu maju, sehingga sekarang "mau mengakui" telah mundur 30 tahun itu dianggap sebagai suatu kemajuan? Salam, Djuni Lethek At 07:06 15/01/99 +0700, you wrote: Salam hijau Mas Djuni' Ah dari dulu kita tak pernah maju kok mas, untung-untung sekarang kita sudah "mau mengakui" kalo kita telah mundur 30 tahun, ini suatu kemajuan :-)) Salam Lestari, Avian W At 21:21 14/01/99 +0700, you wrote: >Kompas OnLine, Kamis, 14 Januari 1999 > >Lingkungan Indonesia Mundur 30 Tahun ___ Mulai langganan envorum: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan envorum: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip envorum di http://www.egroups.com/list/envorum BARU!! Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
[envorum] Bentuk Protes Dalam Sikap Budaya Irian
SUARA PEMBARUAN DAILY Bentuk Protes Dalam Sikap Budaya Irian JAKARTA - Janganlah pijak tempat ini dengan sepatu, sebab tanah ini keramat dan keadaannya masih seperti semula saat dibuat oleh Penciptanya. Urus, jaga dan peliharalah tanah itu, sebab itulah yang menjaga dan memelihara manusia. Jika Anda memusnahkannya, manusia musnah pula. Di tempat kita berdiri, rumput itu rimbun dan kusut sehingga tanah di bawahnya tak tampak. Tetapi, bukit-bukit yang menghijau itu semakin rusak, makin turun ke bawah makin berubah keadaannya. Bahkan kian merah dan gundul; air hujan dan kabut tak dapat lagi diserapnya dan arus dalam jurang-jurang itu pun menjadi kering. Sudah terlalu banyak ternak yang menghabiskan rumput itu dan sudah terlalu banyak api yang membakarnya. Sehingga, tanahnya menjadi kasar dan banyak bagian-bagian yang tajam seperti batu-batu yang dapat melukai kaki. Tanah ini tidak terurus, tidak dijaga dan tidak terpelihara, tak ada lagi faedahnya dan tak bermanfaat lagi bagi manusia. Tak terdengar lagi siulan titihoya (sebangsa burung semak-semak) di tempat ini. Suasana bukit-bukit besar yang merah ini sunyi. Tanahnya terkoyak-koyak. Halilintar menyambar puncak-puncak bukit itu. Gumpalan-gumpalan awan meliputinya dan anak-anak sungai yang telah mati menjadi hidup kembali, penuh darah merah dari tanah. Di lembah-lembah, perempuan-perempuan membanting tulang meluluhkan sisa-sisa tanah. Jagung yang ditanami tampak kerdil. Lembah-lembah ini seolah-olah tempat nenek-nenek dan kakek-kakek, yakni ibu-ibu yang telah ditinggalkan oleh anak-anaknya. Tanah itu tak dapat lagi memberikan nafkah bagi mereka. Demikian antara lain ungkapan Alon Paton, dalam novelnya Ratapan Tanah Air terbitan Pustaka Sinar Harapan Jakarta 1982. Kata-kata dalam buku aslinya Cry, The Beloved Country, yang diterjemahkan Gayus Siagian (alm). Ungkapan novel itu kini bisa dimaksudkan mengisyaratkan tentang alam Indonesia khususnya Irian Jaya (Irja). Wilayah Irian Jaya yang seluas empat kali Pulau Jawa ini semoga tak mengalami nasib seperti itu. Sejalan dengan era reformasi, hingga kini rakyat Irian Jaya menginginkan terjadinya disintegrasi. Sikap demikian sebenarnya tak perlu ditanggapi sebagai pola "makar, separatis" terhadap pemerintahan negara kesatuan Republik Indonesia. Sudah waktunya pemerintah mengoreksi diri. Apakah selama 35 tahun kembalinya IRIAN (Ikut Republik Indonesia Anti Nederland) ke pangkuan Ibu Pertiwi terjadi pelanggaran hak asasi manusia, diskriminatif, ketidakadilan dan perusakan alam negeri Cenderawasih? Di sana kini jarang terdengar kicauan burung cenderawasih yang bersiul riang, karena pohon tempat bersarang dan gua kediamannya telah punah. Hutan warisan nenek moyang penghuni negeri Tabi (negeri matahari terbit-bahasa Tobati Jayapura) porak-poranda disayat mesin chensauw. Bahkan, alih kepemilikan hutan selama 35 tahun berlangsung tanpa diketahui masyarakat setempat. Mereka dilarang mengambil hasil hutan di tanah warisan leluhurnya. Seperti diungkapkan Mayjen TNI (Purn) Samsudin, mantan anggota DPR (kini anggota Komnas HAM) dalam mass media beberapa waktu lalu, "Tanah-tanah di Irian telah dikavling penduduk Jakarta, tanpa diketahui pemilik dan pemerintah daerah." Kelompok pendatang ibarat semut beriringan datang hendak menikmati gula di Irja dan dengan cara tak terpuji menguasai ribuan hektare tanah. Akibatnya, penduduk setempat tersisih ke pinggiran kota, pedalaman bahkan membangun pemukiman di atas laut. Kenyataan ini dapat dibuktikan, ketika pemerintah daerah mencari tanah untuk pembangunan fasilitas pemerintahan sangat sulit. "Pemda Irja harus membeli tanah dari "pemilik" yang bukan orang Irian. Hal ini menunjukkan, mereka telah kehilangan roh dan jiwanya." Hanya Jadi Alat Di bidang pendidikan; ribuan lulusan SD, SLTP, SLTA dan perguruan tinggi (PT) banyak yang menganggur. Penerimaan pegawai negeri sipil (PNS) lebih banyak mengutamakan orang luar Irja. Sejumlah sarjana lulusan PT di daerah lainnya, memiliki kartu tanda penduduk (KTP) Sorong, Manokwari, Biak, Jayapura dan Merauke, walau tidak pernah bermukim di Irja. Bidang studinya sama dengan lulusan Universitas Cenderawasih di Jayapura dan Manokawari Irja. Mengapa pemerintah daerah tidak menerima lulusan setempat? Ketersisian masyarakat Irja terlihat di kota seperti Jayapura, Sorong dan Biak. Mereka kebanyakkan hanya bisa menyaksikan dari luar kaca pasar swalayan di mana pembelinya kelompok pendatang. Demikian pula dengan banyaknya proyek pembangunan yang mengarah kepada kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN). Kesempatan bertugas di Irja bukan untuk membangun, tetapi menghimpun kekayaan untuk membangun "istana". Rakyat hanya menjadi "alat" bukan "sasaran" pembangunan. Perencanaan pembangunan tidak berdasarkan aspirasi masyarakat. Kalau ada proyek yang gagal, pemerintah lebih mengedepankan rakyat "malas" atau transportasi yang sulit. Sikap Protes Menanggapi sikap yang demikian, Sabam Sirait, mantan Anggota DPR Daerah
[envorum] Tarsan Dari Hutan Belantara Camba Maros, Sulsel
SUARA PEMBARUAN DAILY, Sabtu, 23 Januari 1999 Tarsan Dari Hutan Belantara Camba Maros, Sulsel Ujungpandang - Keahlian manusia berkomunikasi dengan binatang dalam hutan belantara seperti yang digambarkan dalam film Tarzan, ternyata bukan hanya hayalan belaka. Bahasa binatang liar sekalipun dalam hutan itu asal dipelajari dengan tekun dapat dikuasai dan cukup menyenangkan. Haro (42,) misalnya warga Labuaja Kecamatan Camba Maros Sulawesi Selatan bisa membuktikan hal itu. Dan hutan belantara Camba yang cukup menyeramkan itu memberi inspirasi bagi Haro belajar bagaimana berkomunikasi dengan binatang hutan tersebut. Ayah tiga orang anak inipun memiliki keahlian seperti Tarzan yang bisa memanggil binatang dengan suara khusus. Seperti layaknya si Tarzan, Haro bisa mengumpulkan kera-kera yang terpencar dan hidup dalam hutan Cagar Alam Karaenta di kawasan Camba Maros. Lelaki pendiam asal Tanatoraja kelahiran Maros ini memiliki kemampuan sama dengan Tarzan sehingga Haro pun dijuluki si Tarzan dari Camba Maros. Hanya dengan siulan khas dalam waktu sekejab, Haro bisa mengumpulkan puluhan kawanan kera yang masih liar di kawasan hutan Cagar Alam Karaenta itu. Sekali bersiul, sekitar 40 ekor kera yang tergabung dalam satu kerajaan kecil bermunculan dari atas tebing batu dan pepohonan dalam hutan. Kebolehan "Tarzan" itupun ditunjukkan Haro ketika Pembaruan mengunjungi kawasan Cagar Alam Karaenta Camba Maros (57 km dari Ujungpandang) Selasa (12/1) lalu. Tak kurang Kepala Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam (SBKSDA) Sulsel Ir Edi Djuharsah yang menyaksikan kebolehan anak buahnya itu, terheran-heran. Kawanan kera mulai dari yang masih kecil sampai yang kepalanya putih tanda sudah tua dan dipimpin kera besar sebagai raja itupun melompat-lompat kegirangan mendekati Haro dengan jinaknya. Haro lalu menghambur oleh-oleh makanan ringan berupa jagung ke arah kawanan kera yang segera makan dengan lahapnya. Dari Raya Kera Bagaimana Haro bisa berkomunikasi dengan binatang liar di hutan belantara itu dan dari mana dia belajar. Haro yang kadang dijuluki pula sebagai pawang kera, mengaku berguru dengan tekun dan sabar justru dari raja kera sendiri dalam waktu cukup panjang empat tahun lamanya. Haro yang sempat mengenyam pendidikan sampai tamat SD di Labuaja ini sejak tahun 1978 mulai bekerja sebagai petugas Jagawana di Cagar Alam Karaenta Maros. Tugas menjaga hutan itu dilakukan dengan penuh tanggung jawab. "Haro adalah petugas Jagawana yang penuh disiplin, dia benar-benar "pengawal" (Cagar Alam) Karaenta, "tutur Baharuddin petugas Jagawana lainnya di Bantimurung. Jagawana yang satu ini benar-benar mencintai pekerjaannya sebagai penjaga hutan agar tetap lestari tidak dirusak tangan jahil. Meskip hanya tamat SD, namun keakraban dan kecintaannya pada alam itu membuat Haro memiliki kemampuan yang dapat dipandang sebelah mata oleh peneliti kualifikasi doktoral sekalipun. Dia bisa menghapal banyak nama-nama fauna dan flora dalam bahasa Latin. Tak heran kalau Haro sering membimbing dan memandu mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi seperti Universitas Hasanuddin (Unhas) Ujungpandang atau Institut Pertanian Bogor (IPB) yang melakukan penelitian di kawasan Cagar Alam Karaenta ini. Bahkan, beberapa peneliti asing seperti dari Perancis dan Jepang pernah dipandu seorang diri oleh Haro mengitari kawasan hutan Karaenta yang luasnya 1.000 km persegi itu. Ketika mengantar Prof Dr Kunio Watanabe, peneliti yang mendalami monyet dari Kyoto University Jepang tahun 1979, Haro pun mulai belajar mengenali dunia kehidupan kera di Karaenta itu. Selama empat tahun, Haro belajar menirukan bagaimana raja kera menghimpun rakyatnya melalui siulan ala kera. "Saya belajar bagaimana memanggil kera itu justru dari raja kera sendiri selama empat tahun. Saya belajar menirukan siulan itu dan akhirnya saya coba, ternyata kera-kera itupun bisa saya panggil seperti sekarang, "tutur Haro. Kera Hitam Kawasan Cagar Alam Karaenta Camba Maros yang letaknya persis di poros jalan menuju Soppeng-Bone ini kata Kepala Sub Balai KSDA Sulsel Ir Edi Djuharsa memang terkenal dengan kera hitam (Macaca maura)-nya. Jenis spesies kera hitam yang mendiami kawasan hutan tersebut merupakan endemik (khas) Sulawesi. Menurut hasil penelitian Prof Dr Kunio Watanabe dari Kyioto University tahun 1979, kera hitam jenis ini hanya ada di Sulawesi khususnya Camba Maros dan tidak ditemukan di daerah Nusantara lainnya ataupun di kawasan dunia lainnya. Kera ini mempunyai kekhasan tak berekor dan sifatnya berbeda dengan kelompok kera yang berada di daerah lain. Penelitian Watanabe juga menyimpulkan, jenis kera di Cagar Alam Karaenta ini darahnya bisa ditransfusikan ke tubuh manusia. Sementara mengenai pola hidup kera hitam juga diamati peneliti Jepang lainnya Dr Suwici Masunara pertengahan Desember 1998 lalu. Menurut Masunara kera di Karaenta terdiri dari beberapa kerajaan kecil dan tiap kelompok terdiri dari 40-an kera. Setiap kerajaan kecil kera memiliki areal kekuasaan hutan
[envorum] Kelestarian Kupu-kupu Bantimurung Memprihatinkan
SUARA PEMBARUAN DAILY, Sabtu, 23 Januari 1999 Kelestarian Kupu-kupu Bantimurung Memprihatinkan MAROS - Kupu-kupu sebagai lambang keindahan dan kelemahlembutan selalu menarik perhatian, sehingga Goh (1993) menyebut kupu-kupu tersebut sebagai satu-satunya kelompok serangga yang tercantik di dunia. Kenyataannya, sejak masa lampau serangga pengisap madu ini telah menjadi objek penelitian ilmiah, kemudian berkembang menjadi objek wisata yang banyak digemari. Keindahan yang dimiliki serangga ini, telah menjadikannya sebagai salah satu objek wisata, yang mempunyai daya tarik tinggi dan mendatangkan banyak devisa. Akibatnya, perburuan/penangkapan serangga untuk tujuan pariwisata ini, meningkat di berbagai negara. Sejak awal tahun 1980-an, pameran kupu-kupu hidup mulai berkembang, menyusul diperkenalkannya "London Butterfly House di Syon Park England (Inggeris). Industri pariwisata baru ini kemudian disusul dengan bermunculannya rumah-rumah kaca, yang memamerkan berbagai jenis tumbuhan tropis di seluruh Britania. Asia pun tak ketinggalan. Pameran kupu-kupu hidup pertama kali diadakan di Penang, Malaysia pada Maret 1986. Pameran ini dinilai merupakan salah satu proyek wisata paling sukses dan banyak diikuti beberapa negara tropis lainnya. Pada dekade terakhir, taman kupu-kupu bermunculan di seluruh penjuru dunia, seperti di San Diego Wild Animal Park, The Toronto Zoo, Marine Africa Safari Park di California dan di Nooder-Dierenpark Zoo Holand, Continental Europe, Scandinavian Region, North American Region dan Zone temperate lainnya di Asia, termasuk Bali. Perburuan Besar Seiring dengan kian terkenalnya kupu-kupu sebagai objek wisata yang potensial, telah menyebabkan nilai ekonomis serangga tersebut semakin meningkat dan menggiurkan. Hal ini telah meningkatkan pula minat masyarakat melakukan perburuan/ penangkapan kupu-kupu secara besar-besaran. Keindahan dan kecantikan itu telah menjadi bumerang bagi kupu-kupu itu sendiri. Perburuan/penangkapan besar-besaran untuk tujuan wisata, telah mengancam kelestarian serangga ini, baik populasi maupun jenis (spesies) dari waktu ke waktu. Kenyataan ini juga telah menimpa kupu-kupu di kawasan hutan Bantimurung, Maros, Sulawesi Selatan. Pakar Zoologi, Alfred Russel Wallace, asal Inggeris (1856) menjuluki Bantimurung sebagai The Kingdom of Butterfly, karena di kawasan ini terdapat berbagai jenis dan spesies kupu-kupu. Wallace menemukan sekitar 270 jenis kupu-kupu (butterfly) di kawasan Bantimurung. Jumlah ini sekitar 10,8 persen dari jenis kupu-kupu yang ada Indonesia saat itu. Karena itu, Bantimurung juga disebut sebagai Taman kupu-kupu terlengkap di dunia. Namun, sebutan sebagai The Kingdom of Butterfly kini tinggal kenangan. Populasi dan jenis maupun spesies kupu-kupu Bantimurung, kini kondisinya memprihatinkan dan sudah di ambang kepunahan. Julukan Bantimurung The Kingdom of Butterfly dalam kenyataannya tinggal kebanggaan masa lalu. Menurut hasil penelitian terakhir yang dilakukan Dr Mappatoba Sila dari Universitas Hasanuddin (Unhas) 1997 menunjukkan, dari sekitar 270 jenis kupu-kupu yang ditemukan Wallace di kawasan Bantimurung, kini tinggal 147 jenis atau sekitar 50 persen jenis kupu-kupu itu telah punah. Sisa 147 jenis kupu-kupu Bantimurung, Maros (47 km dari Ujungpandang), dapat ditemukan dalam areal kawasan yang cukup luas. Kawasan itu meliputi Taman Wisata Alam Bantimurung, di mana terdapat air terjun, Cagar Alam Bantimurung, Taman Wisata Gua Pattunuang, Cagar Alam Karaenta serta sekitar Gua purbakala Leang-leang Maros. Di lima kantong kupu-kupu yang secara administratif masuk dalam wilayah Kecamatan Bantimurung, ditemukan lima jenis kupu-kupu langka yang telah dilindungi. Kelima jenis kupu-kupu itu; Troides hypolitus, Troides helena, Troides halipron, Papilio adamanthis dan Chetosia myrana. Sekitar 15 jenis lainnya dari sisa 147 jenis kupu-kupu yang ada di Bantimurung ini, masuk dalam daftar perdagangan kupu-kupu internasional seperti; Troides cellularis, Troides halipron, Troides hypolitus, Papilio gigion, Papilio sataspis, Papilio ascalaphus, Papilio blumei, Papilio adamanthus, Graphium milon, Graphium meyeri, Graphium rhesus, Graphium androcles, Graphium deucalion, Graphium auceledes dan Chilasa veiovis. Jenis kupu-kupu di kawasan Bantimurung terdiri dari beberapa famili (spesies). Misalnya, famili Papilionidae meliputi 34 jenis, famili Nymphalidae(38), Satyridae (10), Danaidae (16), Amathusidae (3), Licaenidae (9), Pieridae (22), Libithedae (3), Riodinidae (4) dan famili Saturnidae. Penangkaran Pihak Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam (SBKSDA) Sulsel telah mengembangkan penangkaran kupu-kupu sejak tahun 1995, di lokasi Taman Wisata Alam Gua Pattunuang Bantimurung, Maros. Tujuannya, untuk menyelamatkan kupu-kupu dari kepunahan. Melalui penangkaran tersebut, berbagai jenis dan spesies kupu-kupu dapat dibiakkan, sehingga populasinya bertambah banyak kembali (restorasi) dan menjamin kelestarian (preservasi). Kupu-kupu
Re: [envorum] Etika mengirim posting
Mbak Diah Parahita, Terima kasih atas kritikannya. Pertimbangan saya adalah bahwa tidak semua kawan-kawan mempunyai kesempatan dan waktu untuk dapat mengakses site-site online. Dengan menyajikan berita lingkungan secara lengkap, walau copyan dari site online, kawan-kawan bisa memperoleh informasi yang terbaru tanpa perlu terlalu bersusah payah. Niat saya adalah ikut menyebarkan berita-berrita lingkungan seluas dan selengkap mungkin, dan lagi pula saya senang bikin kliping. Jadi, sekali mendayung, empat lima pulau terlampaui. Akan tetapi, kalau tindakan saya ini mengganggu rekan-rekan yang lain saya minta maaf. Untuk selanjutnya saya tunggu komentar dan masukan dari kawan-kawan. Bila forum di milis ini atau moderator Envorum tidak menghendaki pengiriman berita/artikel copyan lengkap dari site online, maka akan saya stop pengiriman berita/artikel tersebut. Salam hangat, Djuni Lethek At 16:34 24/01/99 +-700, Diah Parahita wrote: Mas Eri, Sebagai administrator milis envorum, mohon tanggapan donk untuk posting yang memuat salinan berita dari surat kabar online. Hal ini sepertinya pernah terjadi juga di salah satu milis dan terus terang diprotes karena dianggap berita-berita itu dapat dibaca sendiri oleh netter melalui site-site tersebut. Kalau dicuplik sedikit untuk kemudian diberi komentar guna memancing diskus mungkin masih bisa diterima tetapi kalau hanya sekdar menyalin berita, apakah hal itu bisa diterima. Lagipula kasihan khan untuk para pemilik site yang mengharapkan agar site-nya dikunjungi. Apalagi kalau site itu ada kepentingan pemasangan iklan semakin banyak yang berkunjung berarti semakin banyak pemasang iklan yang tertarik untuk memasang iklan di situ. Tolong donk tanggapan dari teman-teman di milis envorum. Kalau saya sich, terus terang cukup terganggu dengan adanya posting-posting tersebut. BTW, saya mengucapkan terima kasih atas usaha yang telah dilakukan oleh pengirim posting tersebut. Tetapi ti! dak adakah jenis posting lain yang tidak hanya menyalin dari suratkabar on line tersebut Mohon maaf lahir dan batin kalau posting saya ini terlalu keras. salam Diah. ___ Mulai langganan envorum: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan envorum: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip envorum di http://www.egroups.com/list/envorum BARU!! Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
[envorum] (1) La Nina Di Pekalongan Menguntungkan Nelayan (2) 511 Rumah Di Pekanbaru Terendam Air
SUARA PEMBARUAN DAILY, Minggu, 24 Januari 1999 La Nina Di Pekalongan Menguntungkan Nelayan Pekalongan, Pembaruan Bencana bahaya La Nina yang sangat diperhitungkan dan ditakuti oleh sebagian masyarakat, ternyata justru mendatangkan keuntungan bagi para nelayan di sepanjang pantai Pekalongan. Sejak sebulan terakhir ini, para nelayan di pantai Pekalongan larut dalam kegembiraan karena melimpahnya hasil tangkapan ikan. Mereka bisa menikmati panen ikan menjelang lebaran. Tak mengherakan kalau suasana lebaran di Pekalongan tahun ini tampak lebih semarak dibanding tahun sebelumnya. ''Ikan banyak didapat, harga sedang meningkat,'' kata seorang pengusaha kapal Pekalongan Mohammad Rusman yang menyewakan kapalnya kepada para nelayan yang membutuhkan. Menurutnya, para pemilik kapal dan para nelayan sebelumnya sempat bergeming mendengar akan adanya bahaya La Nina. Apalagi tanda-tanda itu sudah mulai tampak di perairan Pekalongan dengan datangnya gelombang pasang air laut dan munculnya banjir akibat curah hujan yang sangat tinggi. Tetapi kenyataan yang didapat, hasil tangkapan ikan sangat banyak sehingga menyelang lebaran mereka mendapatkan hasil yang cukup memadai. Kepala Pelabuhan Perikanan Pekalongan Ir. Abdul Rochim ketika ditanya membenarkan adanya gejala La Nina dengan munculnya gelompang pasar air laut.(057) - 511 Rumah Di Pekanbaru Terendam Air Pekanbaru, Pembaruan Banjir akibat meluapnya air sungai Siak di Pekanbaru sampai Mingu (24/1) pagi masih berlangsung walaupun sudah menunjukkan penurunan dibanding minggu lalu. Luapan air yang pernah mencapai lebih dua meter dari permukaan sungai, kini surut lebih dari 50 centimeter. Akibat banjir yang sudah berlangsung selama sepekan itu tercatat 200 rumah dari 485 kepala keluarga yang berada di kampung dalam, Kecamatan Senapelan, tegenang air. Sedangkan di kelurahan Meranti Pandak, mengakibatkan 311 rumah penduduk tergenang. Kakanwil Depsos Riau Drs. Rustam Effendi dalam keterangan kepada Pembaruan Sabtu (23/1) sore menyebutkan instansinya telah memberikan bantuan kepada para korban berupa satu ton beras. Selain itu disiapkan pula sejumlah petugas Depsos guna memantau kemungkinan terjadinya luapan air susulan. Namun yang perlu mendapat perhatikan lebih lanjut adalah kemungkinan munculnya penyakit usai air sungai Siak surut. Karena itu Departemen Kesehatan dan instansi terkait lainnya perlu juga melakukan antisipasi.Menurut data yang ada di Kanwil Depsos Riau di Kecamatan Rumbai terdapat 1680 KK yang perlu mendapat bantuan akibat banjir tersebut. Sementara Caltex berjanji mendrop obat-obatan dan sembako bagi penduduk yang terkena musibah tersebut. Selain itu diharapkan bagi instansi-instansi pemerintah maupun swasta untuk ikut membantu menanggulangi musibah ini. Meski air sungai Siak Minggu (24/1) pagi telah surut akan tetapi hujan yang terjadi di hulu masih memungkinkan naik permukaan air, sehingga penduduk yang diam didaerah-daerah rawan perlu waspada. (M-8) The CyberNews was brought to You by the OnLine Staff Last modified: 1/24/99 ___ Mulai langganan envorum: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan envorum: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip envorum di http://www.egroups.com/list/envorum BARU!! Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
[envorum] Beling 05/02/99
Berita Lingkungan 05/02/99 Kompas, Jumat, 5 Februari 1999 Antartika, Petualangan dan Penjelajahan ANTARTIKA mungkin bukan daerah perbatasan terakhir. Namun setidaknya bagi segelintir petualang dunia, benua cadas berselimut es itu adalah tempat pembuktian semangat petualangan mereka. Seperti yang dilakukan dua petualang Australia dan seorang Selandia Baru pekan lalu. Eric Philips, John Muir dan Peter Hillary berhasil melintasi benua beku itu dan mencapai Kutub Selatan, "tempat paling sulit dicapai di muka Bumi ini", pada tanggal 26 Januari lalu. Sir Edmund Hillary dan Peter Hillary Semangat Petualangan dan Kepedulian GEORGE Mallory, pendaki gunung terkenal dari Inggris, ketika ditanya mengapa ingin mendaki Gunung Everest, menjawab, "Because it is there." Walau tak diketahui pasti apakah Mallory dan rekannya Andrew Irvine sempat mencapai puncak gunung tersebut sebelum hilang dalam pendakian mereka tahun 1924, jawaban Mallory itu menjadi inspirasi yang menyalakan semangat para petualang alam. ___ Mulai langganan envorum: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan envorum: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id Arsip di http://www.egroups.com/list/envorum
[envorum] Beling 05/02/99 Tim Mediasi Untuk PT Inti Indorayon Dibentuk
BERITA LINGKUNGAN 05/02/99 http://www.suarapembaruan.com/News/1999/02/050299/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY, Jumat, 5 Februari 1999 Tim Mediasi Untuk PT Inti Indorayon Dibentuk Jakarta, Pembaruan Tim mediasi untuk meneliti masalah di pabrik bubur kertas PT Inti Indorayon Utama (IIU), di Porsea, Tapanuli Utara, Sumatra Utara, sudah dibentuk. Tim yang beranggotakan sejumlah pakar dari perguruan tinggi, LSM, dan tokoh-tokoh masyarakat Tapanuli Utara ini mulai bekerja di lapangan, Jumat (5/2). Hal itu diutarakan Menteri Negara Lingkungan Hidup/Kepala Bapedal, dr Panangian Siregar, seusai acara penandatanganan perjanjian hibah dari UNDP berkaitan dengan perlindungan lapisan ozon, Kamis (4/2), di Jakarta. Hadir Kepala Perwakilan UNDP di Indonesia, Ravi Rajan. ___ Mulai langganan envorum: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan envorum: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id Arsip di http://www.egroups.com/list/envorum
[envorum] BELING 07/03/1999
BERITA LINGKUNGAN 07/03/1999 http://kompas.com/kompas-cetak/9903/07/UTAMA/perj01.htm Perjuangan Perempuan, Perjuangan Kemanusiaan BESOK, tanggal 8 Maret, masyarakat dunia merayakan Hari Perempuan Internasional (International Women's Day). Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkannya sejak tahun 1975 sebagai hari Hak-hak Perempuan dan hari Perdamaian Internasional bagi Perempuan. Ide ini memang berasal dari Barat. Namun nilai perjuangan yang menandainya sangat universal. Sejarah mencatat, pada tanggal itulah kaum perempuan berhasil memperjuangkan eksistensinya di ruang publik, yang sebelumnya didominasi laki-laki. http://www.republika.co.id/9903/07/9308.htm Solar Home System Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa sangat potensial untuk pengembangan PLTS (pembangkit listrik tenaga surya). Wilayah Indonesia rata-rata menerima sinar matahari selama 12 jam per hari. Namun, selama ini sumberdaya energi ini terasa kurang dimanfaatkan secara optimal. Harga BBM yang relatif murah menyebabkan PLTS agak kurang diminati. Guna lebih memacu pengembangan PLTS di Tanah Air, pekan lalu Menristek Prof Dr Ir Zuhal MSc meresmikan fasilitas manufaktur panel surya di PT LEN Industri, Bandung. Fasilitas pabrikasi panel tenaga surya ini berkapasitas 1,2 MW (megawatt) per tahun. ''Dengan adanya fasilitas ini panel surya yang selama ini kita impor sudah bisa dibuat di dalam negeri,'' ujar Ir Herdy Waluyo MSc, General Manager Divisi Komponen dan Navigasi PT LEN Industri. Dengan kandungan lokal sekitar 30 persen, harga jual panel surya bisa ditekan serendah mungkin. http://suarapembaruan.com/News/1999/03/060399/Ekonomi/ek06/12913880.gif Izin 67 HPH Penunggak DR Terancam Dicabut Jakarta, Pembaruan Menteri Kehutanan dan Perkebunan (Menhutbun) Dr Ir Muslimin Nasution menegaskan, pihaknya tetap akan memberikan sanksi pencabutan izin Hak Pengusahaan Hutan (HPH) bagi 67 perusahaan yang masih menunggak Dana Reboisasi (DR) hingga 1 Maret 1999. Namun diakui, pengenaan sanksi tersebut akan dilakukan secara hati-hati. ''Bisa saja perusahaan HPH mempunyai utang sehingga sanksi tersebut justru akan menguntungkan mereka,'' katanya seusai membuka lokakarya Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Penatagunaan Hutan di Jakarta, Rabu (3/3). ___ Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id atau di http://www.egroups.com/list/envorum
Re: [envorum] Peringatan Hari Bumi
At 12:34 24/03/99 +0700, Ir. Misri Gozan, M.Tech wrote: >seingat saya ada seorang sutradara yang spesialis membuat film-film tentang >BUMI. Atau mas Juni sudah punya film-filmnya ? Saya malah tidak tahu sama sekali bila ada seorang sutradara yang demikian itu. Bila memungkinkan kawan-kawan lain dapat menginformasikan hal ini serta bagaimana cara untuk pinjam guna keperluan Peringatan HARI BUMI. >Bagaimana kalau mas Juni mengupayakan, barangkali lebih mumpuni gitu, >karena moment-nya kan jelas sekali, dalam rangka kampanye hari bumi. Sebenarnya saya semangat sekali untuk mengupayakannya, tapi oleh karena keterbatasan saya tampaknya kok jadi sangat susah ya. Saya akan sangat gembira bila ada diantara kawan-kawan yang dapat memberi pentunjuk. >Saya berminat juga untuk menyebarkan informasi hari bumi ini via mahasiswa pencinta alam di Fak. Teknik UI. Namun saya tidak memiliki informasi ttg hari bumi tsb. Terima kasih atas peran sertanya. Kemarin saya download artikel dari internet ttg HARI BUMI. Bila anda mau nanti akan saya kirimkan kepada anda [dan kalau bisa diterjemahkan sekalian ke dalam bahasa Indonesia :-)] Atau kalau anda lebih senang surfing sendiri, ini beberapa alamat yang saya peroleh, yaitu : http://www.earthdaycoalition.org http://www.earthday.org/linktous.htm http://www.earthday.com http://www.mit.edu:8001/afs/athena/user/b/r/bruceand/EarthDay95 Salam sejahtera, Djuni Lethek ___ Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id atau di http://www.egroups.com/list/envorum
[envorum] [SP] bumi (2)
Date: Wed, 24 Mar 1999 11:09:32 + From: Didi Satiadi [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [SP] bumi (2) Nyanyian Bumi [langkah pertama hari ini] Bumi yang hijau ini adalah sebuah keajaiban! Berjalan dalam kesadaran penuh, Misteri Dharmakaya dibuka. [menuju air] Air mengalir dari gunung-gunung yang tinggi. Air mengalir jauh di dalam bumi. Ajaibnya, air datang kepada kita dan menopang semua kehidupan. [mencuci tangan] Air mengalir di atas tangan-tangan saya. Saya dapat menggunakannya dengan baik untuk memelihara planet kita yang berharga. [menyapu] Ketika saya dengan sadar menyapu tanah pencerahan Sebuah pohon pengetahuan tumbuh dari bumi. [makan] Dalam sepiring makanan ini, saya melihat seluruh alam semesta menopang keberadaan saya. [berjalan] Pikiran dapat pergi dalam ribuan arah. Tetapi dalam jalan yang indah ini, saya berjalan dalam kedamaian. Dalam setiap langkah, angin yang lembut. Dalam setiap langkah, sekuntum bunga. [berkebun] Bumi membawa kita kepada kehidupan dan memberi kita makanan. Tak terhitung seperti butir-butir pasir dalam sungai Gangga, semua kelahiran dan kematian hadir dalam setiap nafas. [menyiram kebun] Air dan matahari menghijaukan tanam-tanaman ini. Ketika hujan kasih sayang turun bahkan sebuah gurun menjadi laut yang hijau dan luas. [daur ulang] Sampah menjadi bunga mawar. Bunga mawar menjadi kompos -- Segala sesuatu dalam transformasi. Bahkan yang tetap adalah tidak tetap. [menyiram tanaman] Wahai tanaman, jangan berpikir engkau sendirian. Arus air ini datang dari bumi dan langit. Air ini adalah bumi. Kita bersama untuk hidup yang tak terhitung. [menanam pohon] Saya mempercayakan diri saya kepada Buddha; Buddha mempercayakan dirinya kepada saya. Saya mempercayakan diri saya kepada Bumi; Bumi mempercayakan dirinya kepada saya. - Thich Nhat Hanh ___ Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id atau di http://www.egroups.com/list/envorum
[envorum] [SP] bumi (3)
Date: Wed, 24 Mar 1999 22:34:40 + From: Didi Satiadi [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [SP] bumi (3) DUNIA SEBAGAI KEKASIH, DUNIA SEBAGAI DIRI Oleh: Joanna Macy Bagaimana kita mendefinisikan dan membatasi "diri" adalah bebas. Kita dapat menempatkannya diantara telinga-telinga kita dan melihat keluar dari mata kita, atau kita dapat memperluasnya untuk meliputi udara yang kita hirup, atau dalam waktu yang lain, kita dapat menentukan batas-batasnya lebih jauh untuk meliputi pohon-pohon yang memberi oksigen dan plankton, paru-paru luar kita, dan diluar itu jaring-jaring kehidupan dimana mereka ditopang. Saya dulu biasa berpikir bahwa saya dibatasi dengan kulit saya, bahwa semua dalam kulit adalah saya dan semua diluar kulit bukan. Tetapi sekarang anda telah membaca kata-kata ini, dan konsep yang mereka wakilkan mencapai korteks anda, maka "proses" yang adalah saya sekarang mencapai sejauh anda. Dan dimana, proses ini dimulai? Saya tentu dapat menjejakinya dari guru-guru saya, beberapa dari mereka tidak pernah saya temui, dan dari suami dan anak-anak saya, yang memberikan kepada saya semangat dan dukungan untuk melakukan pekerjaan yang saya lakukan, dan dari tanaman dan binatang yang menopang tubuh saya. Apakah saya itu, sebagaimana pakar sistem teori menolong saya melihat, adalah suatu "aliran-tembus". Saya adalah aliran tembus dari materi, energi, dan informasi, yang ditransformasikan kemudian oleh pengalaman- pengalaman dan niat-niat saya. Untuk mengalami dunia sebagai diri yang lebih luas dan ceritanya sebagai cerita kita sendiri yang diperluas tidak memerlukan penyerahan atau hilangnya individualitas kita. Hati, kaki, paru-paru yang adalah "kita" adalah sangat berbeda satu sama lain, syukurlah, dan setiap bagian mempunyai peran yang berbeda. "Diri" yang lebih besar yang kita temukan sekarang bukanlah kesatuan yang tidak terdiferensiasi. Kesadaran kita akan hal ini bisa jadi merupakan bagian ketiga dari suatu pembukaan kesadaran yang dimulai sejak lama, seperti gerakan ketiga dari suatu simponi. Dalam gerakan yang pertama, masa bayi kita sebagai spesies, kita tidak merasakan keterpisahan dari alam sekitar kita. Pohon-pohon, batu-batu, dan tumbuhan-tumbuhan mengelilingi kita dengan kehadiran yang hidup yang intim dan dinamis seperti badan kita sendiri. Dalam keintiman primal ini, yang disebut antropolog sebagai "mistik- partisipasi", kita adalah seperti satu dengan dunia kita, sebagai seorang anak dalam rahim ibu. Kemudian kesadaran-diri tumbuh dan memberi kita jarak dengan dunia kita. Kita memerlukan jarak itu untuk membuat keputusan-keputusan dan strategi-strategi, untuk mengukur, menimbang, dan memonitor keputusan-keputusan kita. Dengan datangnya kebebasan-memilih, kejatuhan dari taman surga, gerakan kedua dimulai -- perjalanan yang sepi dan heroik dari ego. Sekarang ini, berusaha untuk mendapatkan kembali rasa kekomplitan, beberapa dari kita cenderung untuk merendahkan gerakan leterpisahan dengan alam, tetapi hal itu memberikan manfaat yang besar untuk apa kita dapat bersyukur. Mata yang jauh dan melihat memberikan kita alat-alat dari sains, dan pandangan yang berharga dari dunia kita yang besar dan penuh intrik. Kesadaran dari individualitas kita memberikan kita pengadilan dengan juri dan Bill of Rights. Sekarang, mendapatkan manfaat-manfaat ini, kita siap untuk kembali. Gerakan ketiga dimulai. Setelah mendapatkan persepsi yang jauh dan kompleks, kita dapat kembali dan menyadari siapakah kita sebenarnya selama ini. Sekarang hal itu dapat sadar dalam diri kita: kita adalah dunia yang mengenali dirinya sendiri. Kita dapat menghilangkan keterpisahan kita. Kita dapat pulang ke rumah lagi -- dan berpartisipasi dalam dunia kita dalam jalan yang lebih kaya, bertanggung-jawab, dan indah daripada sebelumnya, ketika kita masih bayi. (bersambung) Salam, Didi ___ Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id atau di http://www.egroups.com/list/envorum
[envorum] [SP] bumi (6)
Date: Thu, 25 Mar 1999 23:03:48 + From: Didi Satiadi [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [SP] bumi (6) MEDITASI EVOLUSI Oleh: John Seed dan Pat Fleming BAGIAN PERTAMA: DARI AWAL ALAM SEMESTA Marilah kita kembali, jauh sebelum kelahiran planet kita Bumi, kembali pada misteri alam semesta menjadi ada. Kita kembali 13.500 juta tahun ke saat kesunyian primordial... dari kekosongan... sebelum awal waktu... dasar dari segala sesuatu... Dari keadaan ini yang penuh dengan potensi, ledakan yang kuat dan tak terbayangkan terjadi... energi bergerak dengan kecepatan cahaya dalam segala arah, menciptakan arah, menciptakan alam semesta. Sangat panas waktu pada saat-saat pertama ini sehingga tidak ada materi yang dapat berwujud, hanya energi murni dalam bentuk cahaya.. maka waktu dan ruang dilahirkan. Semua itu sekarang, semua galaksi, bintang dan planet, setiap partikel muncul pada saat kelahiran yang besar ini. Setiap partikel yang membuat anda dan saya muncul pada waktu ini dan telah bersirkulasi dalam bentuk bentuk yang tak terhingga sejak itu, lahir dari bejana besar kreativitas ini. Ketika kita melihat api sebuah lilin atau sebuah bintang, kita melihat cahaya dari bola api itu. Metabolisme anda membakar dengan api yang sama sekarang ini. Setelah satu tahun-bumi, alam semesta sudah mendingin menjadi sekitar 13 milyar derajat celsius. Ia sekarang menempati bola yang mungkin berdiameter 17 milyar mil... ini terus membesar ke arah luar... Sekitar 300.000 tahun lewat ketika ruang tumbuh menjadi sekitar sepermiliar volume saat ini dan mendingin menjadi sekitar beberapa juta derajat -- sekitar sepanas dan seterang permukaan matahari yang dapat dilihat. Elektron-elektron sekarang cukup dingin untuk gaya listrik menjadi ada, cukup dingin untuk materi untuk mengambil bentuk. Materi mulai untuk mengambil bentuk atom yang kita kenal untuk pertama kalinya. Atom-atom pertama adalah hidrogen, helium dan gas-gas lainnya. Gas-gas ini berada dalam massa besar yang berputar dari awan kosmik yang super-panas berkumpul karena gravitasi... Ini dengan perlahan berkondensasi menjadi bentuk-bentuk yang kita kenal sebagai galaksi- galaksi dan galaksi kita juga; Bima Sakti menari bersama mereka. Dipenuhi dengan elektron-elektron bebas, alam semesta menjadi sangat transparan pada ulang tahunnya yang kesejuta. Dalam Bima Sakti, matahari kita lahir sekitar 5 milyar tahun yang lalu, dekat sisi dari galaksi ini sementara debu-debu cosmic dan gas yang berputar di sekelilingnya mengkristal menjadi planet-planet. Planet ketiga dari matahari, Bumi kita sendiri, lahir kira kira 4,5 milyar tahun yang lalu. Tanah waktu itu adalah batu dan kristal, dibawahkan membakar api yang besar. Materi yang lebih berat seperti besi turun ke pusat, elemen yang ringan naik ke permukaan membentuk lapisan granit. Aktivitas volkanik yang terus-menerus membawa suplay mineral-mineral dan mengangkat rantai dari gunung-gunung. Kemudian, sekitar 4 milyar tahun yang lalu, ketika suhu turun dibawah titik didih air, hujan mulai turun. Hujan yang panas sedikit demi sedikit melarutkan batu-batu ketika jatuh diatasnya dan laut menjadi larutan garam yang tipis yang mengandung bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk kehidupan. Akhirnya, halilintar menyuburkan larutan molekul ini dan perjalanan ke dalam biologi dimulai. Sel yang pertama dilahirkan. Anda ada disana. Saya ada disana. Karena setiap sel di dalam tubuh kita berasal dari rantai yang kontinu dari peristiwa itu. Melalui sel ini, nenek moyang kita bersama, kita berhubungan dengan setiap tumbuhan dan hewan di atas Bumi. (bersambung) Salam, Didi ___ Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id atau di http://www.egroups.com/list/envorum
[envorum] Re: [ecopath] Internal Cultural Activism
From: "Guy Clark" [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [ecopath] Internal Cultural Activism Date: Sun, 11 Apr 1999 13:55:21 -0500 I believe, maybe even know, that many more people see the hidden costs in our current cultural/economic system than did 20 or even 10 years ago. People are afraid of their food because of how far it is shipped and the outbreaks of disease caused by the lack of controls which is caused by the scale of these businesses and their greed and purchase of regulating agencies. It is true that many are driven to apathy by the scale of all the problems, but a lot more are starting to ask questions, build food circles, buy organic, join CSA's. I think the problems are very visible and very understandable, but some of us are too busy or afraid to see and understand because it leads to some very hard questions and difficult decisions. I remember my family (parents, grandparents, and great grandparents) laughing at me and calling me radical for some of the things I would say and do, the food choices I would make, etc. Now they are more adamant about some features of the problem than I am. How can the scale and consequences of the problem be invisible and incomprehensible and yet still "lead to" apathy? If you cannot see or comprehend it, how does it influence your living? Subconsciously? I think it is readily apparent to a lot of people, but this realization overwhelms and leads to apathy, or more accurately feelings of impotence. And this feeds right back into another of the points of contention; the reason they feel impotent (without power) is that they buy into the top down view of power. They believe that power comes from government or other big institutions; they do not realize that we give/create the power for these institutions by acquiescing and refusing to own our power. Governments and corporations rely on this assention; ironically, so do all forms of political violence, except terrorism. Terrorists believe that they, a small group, can influence the political/cultural discourse through acts that influence another small group of people (usually) that will spread terror in a larger group and cause them to remove their support from the government or corporation that is in apparent control. When we move this up the scale ruler we legitimate it with governments and call it "war". I have been working with food circles and other groups locally to create a regional food system. While we can never quite produce everything we want, we can probably produce everything we need; at least for 9 months of the year. We can make this year round by canning, drying, freezing our food, but most of us, myself included, still have to purchase some non-local food. And until I find a way to grow coffee in Missouri, I am convinced that I will HAVE to purchase some food from elsewhere. I could not do all the things I need to do without it, or a tasty alternative. My mantra is, "Buy your food from a farmer whose face you can see, farm you can visit, and practices and inputs you can question." Of course this can be applied to anything you need to buy by replacing a couple of words. Namaste, Guy Clark ___ Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id atau di http://www.egroups.com/list/envorum
[envorum] Re: Kapal Penyelundup Burung di Semarang
Date: Fri, 16 Apr 1999 11:43:13 +0700 From: kutilang [EMAIL PROTECTED] Subject: [mg-ers] Re: Kapal Penyelundup Burung di Semarang Rekan rekan Fax tentang penyelundupan dari Yali aku terima kemaren , 15 April 99 sekitar jam 13.00. Terus terang, aku belum berpengalaman untuk urusan macam ini. Makanya aku mencoba kontak ke temen-temen untuk sebisa mungkin membantu. Setelah kontak ke Beliau Deputy Pantau, aku langsung telpon ke pihak-pihak yang mungkin bisa ikutan dalam 'tracing' ini, antara lain: - Vampirus (Semarang) Widodo, kontak person Vampirus sedang tidak ada di tempat. Aku titip pesen tentang penyelundupan tsb, dan minta tolong kalo vampirus mau beraksi tolong kontak aku di Yogya. Sampai sekarang aku nggak dapat jawaban. - Kappala (Yogya) tidak ada orang, sedang ke Gunung Slamet Semua. - BKSDA Semarang (setelah dapet nomor telponnya dari Mas Iwan BirdLife) Pak Rusmono belum pulang dari Jakarta! - Bea Cukai Semarang Kasi intel Bea Cukai Semarang menyambut baik informasi ini, dan berjanji untuk menindak lanjutinya. Hari ini, aku coba telpon ke BKSDA Semarang lagi, dan bisa ketemu Pak Rusmono. Walaupun mungkin agak telat, beliau menyambut baik informasi ini, dan juga berjanji akan mengerahkan pasukan untuk melakukan operasi. Maaf, tapi baru itu yang bisa saya lakukan. Ada yang bisa kasih saran, what's the next step? Telapak wrote: Teman2 yang baik, Saya barusan dapat berita dari Abner Mansaay (YALI) bahwa ada kapal dari Irian (KRI 503 --milik TNI AL) yang membawa burung-burung untuk diselundupkan melalui pelabuhan Semarang.Ceritanya begini,Pada tanggal 28 Maret 1999 lalu telah dilakukan penarikan pasukan Satgas Yonif 411 Kostrad (setelah bertugas kurang lebih 1 tahun di Irian). Pasukan tersebut ternyata mbawa juga ratusan burung dan sejumlah banyak kayu besi bersama kapalnya. Diperkirakan mereka akan tiba di Semarang pada tanggal 16 April 1999 ini (Jum'at). Temen2 YALI minta bantuan PANTAU untuk melakukan "tracing" kapal tersebut. Sementara ini ada temen di Kutilang (kawan kita Juni Adi) yang berusaha membantu "tracing" tersebut. Rencananya mereka juga akan melibatkan temen2 kita di Pokja Survey dan Monitoring yang lain (terutama yang ada di Semarang: Pteropus Vampyrus). Bila ada temen2 lain yang ingin ikut ambil bagian untuk menindaklanjuti kasus baru ini, saya harap dapat memberitahu terlebih dahulu (untuk keperluan koordinasi). Terutama saya harap temen2 di Pokja Survey dan Monitoring. Oom John, gimana nich? ini kan bagian Oom di Pokja III. Kasus ini sebenarnya telah lama berlangsung (sering dilakukan ABRI atau tentara). Saya rasa ini adalah salah satu kesempatan kita untuk mencoba menguak misteri keterlibatan tentara tersebut. Sekian dan Salam,HapsoroPjs. Koord. PANTAU begin: vcard fn: Kutilang IBC n: IBC;Kutilang org:Kutilang Indonesia's Birdwatching Club adr:Jl. Nologaten Blok III No 77;;;Yogyakarta;DIY;55281;INDONESIA email;internet: [EMAIL PROTECTED] title: KUTILANG tel;work: 0274 523878 tel;fax:62 274 523878 tel;home: 0274 523878 x-mozilla-cpt: ;0 x-mozilla-html: FALSE version:2.1 end:vcard
[envorum] Leaflet Istighotsah BERVIRUS, tolong di-DELETE saja
Kawan-kawan, Saya minta maaf sekali karena file attachment saya yang berjudul LEAFLET tentang istighotsah Peringatan Hari Bumi yang saya kirimkan kepada anda mengandung VIRUS. Saya mohon file tersebut langsung saja di-DELETE. Hal ini berarti scanvirus saya tidak mempan lagi untuk menghadapi virus yang ada di PC saya. Tampaknya sudah menjadi keharusan bagi saya untuk meng-up to date scanvirus dengan yang lebih canggih dan baru. Oh ya scanvirus saya adalah Mc Affee dengan seri 3.0 dan seri DAT 3203. Saya akan sangat berterima kasih kalau ada di antara kawan2 yang dapat mengirimi saya advis untuk menghadapi masalah ini. Sekali lagi saya minta maaf dan terima kasih atas perhatiannya. Salam sejahtera, Djuni Lethek ___ Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id atau di http://www.egroups.com/list/envorum
[envorum] Thanks atas sarannya utk Mas Doel Mas Nuri
Mas Doel dan Mas Nuri Soeharto, Terima kasih atas semua sarannya. Sekarang saya sudah download McAffee versi 4.0 dan langsung saya install. Akan tetapi sehabis saya scanvirus dengan sofware itu hasilnya adalah hardisknya besar (tepatnya tidak ditemukan satu pun virus di komputer). Kok aneh ya? Saya yakin, terutama sekali virus macro word masih tetap ada di memori komputer saya, seperti virus ASTIA, CHACK dan TITASIC. Bagaimana cara untuk menghapus virus macro? Saya juga udah jalan2 di ftp.antivirus.com pakai WS FTP PRO untuk melihat ScanMail. Dari file di ScanMail itu mana yang perlu didownload, diambil semua atau hanya tertentu saja. Karena saya sudah menginstall McAffee versi 4.0, apakah sofware viruscan ini mencukupi bagi saya yang hobby jalan2 di internet? Salam, Djuni Lethek ___ Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id atau di http://www.egroups.com/list/envorum
[envorum] Istighostsah Bumi
ISTIGHOTSAH AKBAR PERINGATAN HARI BUMI 22 APRIL 1999 A. LATAR BELAKANG Banyak sumberdaya yang telah bumi berikan untuk kelangsungan hidup manusia dan makhluk-makhluk bumi lainnya. Air bersih, udara, kualitas tanah, dan bahkan pemandangan yang indah adalah sebagian kecil yang dapat disebutkan. Di negara maju 25% obat-obatan diperoleh dari tumbuh-tumbuhan dan duapuluh jenis obat-obatan yang sering dipakai mengandung bahan kimia yang diperoleh dari alam, obat-obatan ini bernilai $ 6 milyar AS per tahun. Itu hanya satu contoh betapa bumi telah banyak berkorban untuk kita, belum lagi udara yang sehat, air bersih dan kualitas tanah yang baik sebagai pendukung kehidupan makhluk bumi. Sementara akibat kegiatan-kegiatan yang dilakukan manusia bumi harus menerima kenyataan pahit dengan terus berkurangnya daya dukung bumi dalam mencukupi kebutuhan makhluk diatasnya. Berbagai eksploitasi sumberdaya alam dari waktu ke watu terus dilakukan, kerusakan-kerusakan terus bertambah seiring dengan kegiatan manusia. Kebakaran hutan Kalimantan belum lagi hilang dari ingatan. Pada tahun 1982-1983 seluas 3,6 juta hektar hutan terbakar, disusul tahun 1997-1998 kebakaran mengakibatkan rusaknya hutan tropis ratusan ribu hektar, yang bukan sisi ekonomi juga yang dirugikan tetapi juga kesehatan dan keanekaragaman hayati yang tak ternilai harganya. Di sisi lain polusi udara setiap hari harus menjadi konsumsi atmosfir kita, apa jadinya apabila filter udara bumi setiap hari harus berkurang dan butuh waktu yang cukup lama untuk mengembalikannya ?. Bisakah kita hidup apabila bumi sudah tidak mampu lagi mendukung kehidupan kita ?. Keseimbangan alam yang diciptakan Allah harus kita pelihara. Karena "Segala sesuatu oleh Dia adalah diukur" (QS. 13:8). Juga, "Tidak ada satupun melainkan dari Kami. Dan Kita tidak menurunkan-nya melainkan dengan ukuran tertentu" (QS. 15:21). Dan kerusakan-kerusakan yang terjadi di muka bumi harus kita sadari adalah akibat ulah kita sendiri yang berlebihan. B. TUJUAN 1. Memberi informasi kepada masyarakat tentang keadaan bumi saat ini 2. Meningkatkan kesadaran tanggung jawab masyarakat terhadap kelestarian 3. Berdo'a bersama untuk kelestarian bumi C. TEMA "JANGANLAH KAMU MEMBUAT KERUSAKAN DI MUKA BUMI SETELAH ALLAH SWT MEMPERBAIKINYA" D. HASIL YANG DIHARAPKAN 1. Masyarakat tahu dan mengerti keadaan bumi saat ini 2. Peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat akan arti penting bumi 3. Bersama-sama mendekatkan diri kepada Allah SWT E. METODE KEGIATAN Istighotsah F. WAKTU DAN TEMPAT Acara Istighotsah akan dilaksanakan di Alun-alun Jember (Depan Masjid Jami' Jember), hari Minggu, 25 April 1999 G. PELAKSANA Istighotsah akan dilaksanakan oleh : 1. P.P. Al-Fattah, Jl. K.H. Shiddiq 200, Jember, Jawa Timur 2. KSM Hablum Minal 'Aam (HAMIM), Jl. Mangga V no. 41, Jember, Jawa Timur 3. Pecinta Alam se-Jember H. PESERTA 1. Pondok Pesantren se-Kotatip Jember 2. Pembina Iman Tionghoa Indonesia (PITI), Jember 3. Organisasi Pecinta Alam se-Jatim 4. Umum I. PENUTUP Semoga Istighotsah ini dapat menambah ketaqwaan kita kepada Alloh SWT dan mengigatkan kita untuk berbuat yang lebih bijak terhadap pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam. SUSUNAN ACARA I. Pembukaan 08.00 - 08.15 : Sambutan Ketua Panitia 08.15 - 08.30 : Sambutan Pengasuh PP. Al-Fattah, Jember 08.30 - 08.45 : Sambutan Bupati Kepala Dati. II Jember II. Mauidhoh Hasanah 08.45 - 09.15 : " Manusia dan Bumi" K.H. Yusuf Muhammad, LML (PP. Darussholah, Jember) III. Istighotsah 09.15 - 09.30 : K.H. A. Muhid Muzzadi (Rois Syuriah PBNU) (pesan dan do'a) 09.30 - 10.30 : K.H. Habib Halim (PP. MHI, Bangsalsari, Jember) (pesan, wirid dan do'a) 10.30 - 10.45 : K.H. Imam Kharomain (PP. Al-Hidayah, Silo, Jember) (pesan dan do'a) 10.45 - 11.00 : K.H. Wasil Syarbini (PP. Roudlotul Ulum, Sumber Wringin, Jember) (pesan dan do'a) 11.00 - 11.15 : K.H. Muhyidin Abdussomad (PP. Nurul Islam, Antirogo, Jember) (pesan dan do'a) 11.15 - 11.30 : K.H. Mahfud Halim (PP Ashri II, Jember) (pesan dan do'a) 11.30 - 11.45 : K.H. Syaiful Bari (PP Taman Giri, Silo, Jember) (pesan dan do'a) 12.45 - 13.00 : H. M. Trisno Adi, Pimpinan PITI Jawa Timur (pesan dan do'a) IV. Penutup Sholawat ___ Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id atau di http://www.egroups.com/list/envorum
[envorum] McAfee on line
Hallo Iqbal, Apa kamu masih suka nongkrong di Gelanggang Bulaksumur? Bagaimana kabarnya kawan2 di MAPAGAMA? At 08:52 20/04/99 +0700, Iqbal wrote: >>internet, maka data virus yang terbaru dapat didapatkan langsung dari >>www.mcafee.com, Untuk dapat data virus McAfee yang terbaru ini bisa gratisan atau mbayar? Lalu untuk up-to-date file DAT-nya McAfee yang yang terbaru, apa juga bisa gratisan? atau hanya shareware saja? Saya sudah install McAfee 4.0.0 atau juga di ftp.te.ugm.ac.id, tapi secara persis Saya belum jalan2 di ftp.te ini. Kira2-nya ada apa saja di sana? Oh ya siapa yang bikin? Orang2 TE UGM atau malah kamu sendiri yang bikin? Bagaimana kabar website kamu itu, soalnya saya denger2 Iqbal bikin website. Ajarin dong saya cara bikinnya. >> Reach me by ICQ. My ICQ# is 20975645 or, Apa ini ICQ? Salam, Djuni Lethek ___ Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id atau di http://www.egroups.com/list/envorum
Re: [envorum] tanggapan balik
At 14:00 19/04/99 +0700, Mas Doel wrote: Saya ucapkan selamat, karena McAfee 4.0 telah berhasil anda download. Ngomong-ngomong berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk menurunkannya dari FTP server ? Saya tidak menghitung berapa lama, tapi yang jelas lama sekali (total di atas 1 jam). Saya sampai bosen nunggu selesainya download. Apakah anda telah mengatur konfigurasi McAfee pada VShield kenapa harus Sudah. Kasus yang pernah saya jumpai hampir sama dengan anda. Saya lupa nama virus makro yang menyerang dokumen saya, yang jelas setelah discan virus tersebut memang terditeksi tapi tidak dapat dibersihkan. . Nah ini masalahnya. Walau sudah saya scan berkali-kali, kenyataannya hardisknya bersih dari virus, tapi saya yakin masih tetap ada virus yang ngendon di komputer saya. ambil adalah mengirimkan copy-an file bermasalah tersebut ke McAfee pusat dengan cara mensubmitkannya [ tools -- submit to mcafee -- dst ) TAnya: bagaimana mengetahui file yang bermasalah (bervirus), sementara itu tiap kali discan kenyataan bersih? Salam, Lethek ___ Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id atau di http://www.egroups.com/list/envorum
[envorum] Sejarah hari Bumi
Kawan-kawan, SELAMAT MEMPERINGATI HARI BUMI 22 APRIL 1999 SEJARAH HARI BUMI, Menurut Prof. Emil Salim, Gagasan Hari Bumi muncul ketika seorang senator Amerika Serikat, Gaylord Nelson menyaksikan betapa kotor dan cemarnya bumi oleh ulah manusia, maka ia mengambil prakarsa bersama dengan LSM untuk mencurahkan satu hari bagi ikhtiar penyelamatan bumi dari kerusakan. Pada tanggal 22 April 1970 Gaylord Nelson memproklamasikan Hari Bumi (Earth Day), sehingga pada tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Bumi (Earth Day). Di Indonesia peringatan Hari Bumi tidak begitu banyak diketahui oleh masyarakat bila dibandingkan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni. Bumi adalah bagian dari lingkungan hidup. Dengan demikian antara Hari Bumi dan Hari Lingkungan tak ada perbedaan prinsipal. Hanya sejarah kelahirannya yang berbeda. Hari Bumi diprakarsai oleh masyarakat dan diperingati terutama oleh LSM maupun organisasi yang berorientasi kepada pelestarian lingkungan hidup. Sedangkan Konferensi PBB tentang Lingkungan hidup yang telah diselenggarakan pada 5 Juni 1972 di Stockholm, menetapkan tanggal konferensi ini sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia, yang mana Prof. Emil Salim sebagai Kepala Bappenas waktu itu hadir. Hari Lingkungan Hidup Sedunia bersifat lebih resmi dan diperingati oleh masyarakat dan pemerintah di seluruh dunia. Tujuan kedua peringatan hari tsb. adalah sama yaitu untuk menggugah kepedulian manusia dan masyarakat pada lingkungan hidup yang cenderung semakin rusak. Kegiatan-kegiatan yang pernah dilakukan dalam rangka Peringatan Hari Bumi: Gotong royong membersihkan pantai dari sampah-sampah sambil melakukan penyuluhan/kampanye kebersihan lingkungan kepada para nelayan keluarganya; membersihkan sungai tepiannya dari sampah-sampah yang melibatkan anak-anak sekolah dan masyarakat. Membagikan potongan drum atau tempah sampah kepada para keluarga yang kurang mampu, sehingga tidak membuang sampah sembarangan. Menanam pohon penghijauan di lahan-lahan kosong di pinggir jalan atau di tepian sungai atau di pinggir-pinggir taman. Dan kegiatan-kegiatan lain yang ada hubungannya dengan pengelolaan lingkungan hidup. ___ Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id atau di http://www.egroups.com/list/envorum
[envorum] Fwd: [ecopath] World Bank
From: [EMAIL PROTECTED] (Jeff Owens) Subject: [ecopath] World Bank Date: Thu, 01 Jul 1999 19:48:53 -0700 The World Bank is starting a discussion list for Environmental Sustainability. I find the views about development uncomfortable but here is the info. "Electronic Discussion on the World Bank's Performance in Promoting Environmental Sustainability" The World Bank's Operations Evaluation Department (OED) invites you to join an electronic discussion on the evaluation of the World Bank Group's performance in promoting environmental sustainability in development. The discussions will begin on July 6, 1999 and will last for a period of four to six weeks. The objective is: * to bring together representatives from NGOs, private sector, international organizations and other stakeholders to discuss their views on the Bank's performance in promoting environmental sustainability in development; * for the OED to obtain useful knowledge (relevant information and evidence) for its evaluation; and * to prepare the ground for the dissemination and assimilation of the evaluation's findings by the Bank and other interested stakeholders. In the late 1980s, following upon growing worldwide concerns about the compatibility of economic development with environmental sustainability, the World Bank greatly strengthened its efforts to integrate environmental concerns into the mainstream of developmental policymaking. This led to introduction of environmental concerns into the development agenda; the design and implementation of a great number and variety of environmental products, including projects, policy guidance, research and training; the formulation of widely accepted guidelines on environmental matters; and the broadening of the Bank's reach through its leadership role in the global environmental debate and new partnerships with international and local organizations. However, considering the magnitude of environmental issues, the impact of the World Bank Group's programs on broad environmental trends in the developing world has been limited, and the achievements of various programs have been mixed. Serious issues are still being raised about the Bank Group'sperformance in living up to its commitment to environmental sustainability. Information on this online discussions can be found in the Development Forum discussion space on the World Bank's web site http://www.worldbank.org/devforum/current-environment.html. The conference will take the form of a moderated email discussion list, archived by topic on the Development Forum site. A team of moderators will review all messages for relevance before posting them to the list. The moderators will also prepare regular summaries of the discussion for posting both to the list and to the Forum site. We plan to prepare a synthesis report of the discussions based on the responses. This report will form the basis for future work' including workshops, short notes, and commissioned papers. The conference is open to the public. However, the moderators will strictly enforce both the general rules of decorum of the Development Forum and the specific rule that contributions to this conference should be directly addressed to the issues under discussion. Our goal is to keep the discussion focused and manageable so that we all can learn from it. If you wish to participate, please send an email to [EMAIL PROTECTED] Leave the subject line blank. In the body of the message, type the following: subscribe E-SUST You will receive a welcome message confirming your subscription. For further information, or if you have questions, contact: [EMAIL PROTECTED] We look forward to your participation. ___ Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id atau di http://www.egroups.com/list/envorum
[envorum] Fwd: [ecopath] Bio-Systems Conference
From: [EMAIL PROTECTED] (Jeff Owens) Subject: [ecopath] Bio-Systems Conference Date: Tue, 29 Jun 1999 10:08:54 -0700 Preliminary Announcement (June 1999) Internet Conference on Material Flow Analysis of Integrated Bio-Systems ( http://segate.sunet.se/archives/et-w11.html ) The Conference will be an online conference in 2000 and to be organised by the Institute of Advanced Studies of the United Nations University (Tokyo) and the Integrated Bio-Systems Network (http://www.ias.unu.edu/proceedings/icibs/ibs), in cooperation with other organizations. It aims to bring together researchers, practitioners, developers and policy makers involved in the application of integrated bio-systems for resource utilisation, and waste management and treatment in industry, agriculture, fisheries, and environmental and urban planning. The Conference is a follow-up of the 1998 Internet Conference on Integrated Bio-Systems (http://www.ias.unu.edu/proceedings/icibs) and will encourage discussions on material/substance flow/balance of a wide variety of integrated bio-systems. Material flows involve the quantification of substances/wastes/nutrients and energy that are being exchanged between sub-systems of nature and society. Information that is generated from such studies can be very useful for a number of purposes; e.g. to optimize or make bio-systems more robust to changes; for improvement and development of waste management systems by cities; minimisation of raw material utilisation in industry, decision-making and planning of complex systems, life cycle and environmental impact assessments, problem solving in tracing sources of environmental problems, discover potential future problems, and they also form a basis for regulation in material handling, prediction of effectiveness of pollution abatement measures, identification of technical development and research needs, etc. . The scope of the conference is currently being defined by a planning group. If you wish to join this planning group, please send your self-introduction with information on your work and publications (if available) to [EMAIL PROTECTED] . A future announcement on the "Call of Abstracts" will provide more specific themes and topics for the Internet Conference. Future announcements, scientific programme and funds for authors and participant groups will be made via the mailing list ET-W11. REGISTRATION To receive further information and update on conference activities, please register : - via http://segate.sunet.se/archives/et-w11.html - or send an email to [EMAIL PROTECTED] and use the subscription command: SUB ET-W11 yourfirstname yourlastname, organization e.g. SUB ET-W11 Ted Tschang, UNU/IAS-Tokyo For personal help in registration, contact: Mr. Jacky Foo [EMAIL PROTECTED] ___ Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id atau di http://www.egroups.com/list/envorum
[envorum] Cara kerja VIRUS EXPLOREZIP
Date: Tue, 6 Jul 1999 00:25:28 -0700 (PDT) From: GIGIH NUSANTARA [EMAIL PROTECTED] Subject: [Sahabat Internet] Re: Rukmana Anjing Geladak Gila Si Ce bol Habibie Begitulah virus ExploreZip atau Troj_Explore.Zip bekerja. Virus ini adalah turunan dari Mellisa yang bikin gempar April lalu. Cara kerja Mellisa (diambil dari nama penari erotis yang jadi sumber kekaguman pembuatnya) dan Zipped sama, yaitu mempelajari daftar nama e-mail yang ada di sebuah komputer, lalu membuat sebuah balasan yang ramah, didahului dengan sapaan akrab, seperti 'Hi, gigih'. Lalu dilanjutkan dengan pesan 'I received your e-mail and I shall send you a reply ASAP. Till then, take a look at the attached zipped docs. Bye!' Dari mana ia tahu 'Hi gigih' segala? Ya, nama tersebut kan disimpan sebagai inbox di teman yang komputernya kemasukan tadi. Jika di komputer itu ter-arsip banyak nama, maka sebanyak nama itu pulalah yang dibuatkan balasannya. Karena nama pengirimnya jelas, dan kita juga merasa pernah ber-email dengan mereka, maka 'balasan' tadi membuat kita merasa diperhatikan. Lalu kita pun segera menuruti himbauannya, membuka file yang di-attach. Lalu? Blurr !! Di situlah virus itu tersimpan. Lalu ia mengulang cara yang sama, dengan mempelajari daftar nama di mail address book yang ada di komputer kita. Dulu, si Mellisa, selain bikin balasan, dia membuat file-file palsu di dalam komputer kita, sehingga komputer kita terasa berat, dan menyebabkan 'hang'. Jika masuk di server, maka seluruh jaringan akan dibuat macet. Mellisa sudah 'merusak' banyak jaringan komputer dunia. Tetapi, Mellisa tidak merusak benar-benar. Beda dengan Troj_Explore.Zip ini. Secara penularan dia tak secepat dan seganas Mellisa. Lebih lamban. Cuma, ia melakukan perusakan hebat di komputer yang ketularan. Oleh karena itu, jika ketemu pesan seperti di atas, jangan merasa tersanjung, lalu membuka file attached-nya. Atau, paling gampang, jangan sekali-kali membuka file attached, betapa pun pentingnya. Jadi? Bukan Rukmana yang sengaja mengirim virus kepada Anda. Komputer Rukmana justru sudah ketularan, lalu dari situ itulah komputer menyebar. Komunitas milis merupakan ajang paling cepat sebagai media tular-menular virus. Gigih ___ Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id atau di http://www.egroups.com/list/envorum
[envorum] Kerusakan Hutan 60 Persen di Tangan Dephutbun
http://www.republika.co.id/9907/26/20048.htm) Republika, 26 Juli 1999 Kerusakan Hutan 60 Persen di Tangan Dephutbun JAKARTA -- Setelah Departemen Kehutanan dan Perkebunan (Dephutbun) membeberkan 'kelakuan' para pengelola HPH (Hak Pengusahaan Hutan) dan HPH Tanaman Industri (HPHTI), kini giliran jajaran Dephutbun yang mendapat sorotan cukup pedas. Kritikan itu datang dari S Indra Tjahjono, Koordinator SKEPHI (Sekretariat Kerjasama Pelestarian Hutan Indonesia) atau The Indonesian NGO's Network for Forest Conservation. Kepada wartawan di Jakarta, akhir pekan lalu, Indra terang-terangan mengatakan bahwa Dephutbun menjadi kontributor kerusakan hutan paling besar. ''Sebesar 60 persen kerusahaan hutan justru di tangan Dephutbun,'' kata dia. ''Karena UU dan peraturan kehutanan yang salah. Termasuk kegagalannya membangun sistem pengawasan yang handal.'' ___ Mulai langganan: "subscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: "unsubscribe envorum" ke [EMAIL PROTECTED] Arsip di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id atau di http://www.egroups.com/list/envorum
[envorum] [Tumbuhan Langka 6] DURIAN LAI
DURIAN LAI Durian Lai (Durio kutejensis (Hassk) Becc) oleh masyarakt Dayak Kenyah disebut durian daun, mungkin disebabkan lebar daunnya hampir selebar telapak tangan orang dewasa. Durian ini banyak ditanam penduduk di sekitar pemukimannya atau di ladang Sungai Mahakam, Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur. Tanaman ini menyukai jenis tanah endapan lumpur (alluvial) unutk tempat pertumbuhannya, dengan ketinggian 50 - 200 m dpl. Pada umur 5 tahun, durian ini sudah mulai berbuah. Termasuk durian yang genjah dan perawakannya kerdil. Bentuk buahnya bulat, berwrna hijau. Kulit buahnya yang masak berduri agak lunak dan mudah dibelah. Rasa daging buahnya manis dan empuk, berwarna kuning emas dan beraroma kurang harum. Warna bijinya kuning kecoklat- coklatan. Sumber : Tim Penulis Penebar Swadaya, Mengenal Tanaman Langka Indonesia, Jakarta: Penebar Swadaya, 1990, cetakan III.
[envorum] [Tanaman Langka 9] JERUK BESAR
JERUK BESAR JERUK besar (Citerus grandis (L), Osbek) termasuk keluarga Rutaceae, merupakan tanaman Indonesia. Tanaman ini telah tersebar ke kawasan India, Malaysia, Persia dan bahkan sampai ke Eropa. Jeruk besar banyak tumbuh di daerah dataran rendah sampai daerah berketinggian 400 m dpl. Daerah yang cocok untuk tanaman ini adalah daerah basah sampai setengah kering , asalkan air tanah letaknya di bawah 50 cm dari permukaan tanah, dan tidak kurang dari 150 cm dari permukaan tanah. Pohon jeruk besar bisa mencapai ketinggian 5-15 meter. Batangnya kuat agak bengkok. Garis tengah batang antara 10-30 cm. Kulit batang agak tebal,dari luar berwarna coklat kuning, dari dalam kuning. Dahan masih muda bersudut, lama kelamaan menjadi bulat dan berwarna hijau tua. Tajuk pohon agak rendah, tidak beraturan. Cabangnya berjauhan satu sama lain, dan ujungnya merunduk. Dahan dan cabang tanaman ini ada yang berduri ,ada yang tidak . Tanaman jeruk besar baru menghasilkan buah setelah berumur 5-6 tahun. Hasil tiap pohon selama satu tahun dapat berjumlah sekitar 200 butir buah. Ta naman ini bisa terus produksif sampai berumur 40 tahun. Boleh dikata jeruk besar merupakan tanaman langka di Indonesia, karena sedikitnya peremajaan yang dilakukan orang. Ada sekitar 15 kultivar yang telah berhasil didata oleh lenbaga Biologi Nasional, tapi banyak diantaranya sudah tidak dijumpai lagi di pasaran Diantaranya adalah jeruk gulung, pandan wangi, sabun, celeng, cikenong, jeruk penambangan dan lain-lainnya. Tanaman jeruk besar dapat diperbanyak dengan biji, okulasi dan cangkokan.
[envorum] [Tanaman Langka 10] JERUK JEPARA
JERUK JEPARA JERUK jepara (Limnocitrus littoralis) pertama kali ditemukan oleh J.E. Teijsman pada tanggal 6 Oktober 1854 di pantai Lasem, Rembang. Tanggal 24 Agustus 1930 dibuat koleksi khusus di pantai dekat Lendang, Rembang. Selain di Rembang jeruk ini juga terdapat di kepulauan Riau dan Vietnam. Tetapi dengan sifat plasma nuftah yang berbeda. Di Riau jenis jeruk ini ditemukan oleh Ismail Husai di pulau Rangsang, Riau, pada tahun 1980. Pohon jeruk jepara berupa perdu setinggi kurang lebih 3 meter. Buahnya berdiameter sekitar 3-5 cm. Di dalamnya terdapat ruangan, yang masing-masing terisi dari 2 biji. Rasanya asam campur asin. Kandungan air dalam buah sangat minim, jadi isi buah jeruk ini tidak enak di makan. Tanaman ini mempunyai kekuatan yang luar biasa, tahan penyakit dan mampu hidup di tanah berpasir dengan kadar garam yang tinggi. Juga banyak terdapat di daerah rawa-rawa di pinggir pantai, dan tepian sungai dekat pantai. Sifat pertumbuhan tanaman mirip sekali dengan pohon bakau. Karena jeruk ini tahan atas serangan penyakit, maka cukup ampuh dan dapat digunakan sebagai batang bawah jeruk komersial yang mudah terserang penyakit. Sebagai batang bawah, kemungkinan besar jeruk jepara bisa digunakan untuk anti penyakit CVPD.
[envorum] [Tanaman Langka 10] JERUK JEPARA
JERUK JEPARA JERUK jepara (Limnocitrus littoralis) pertama kali ditemukan oleh J.E. Teijsman pada tanggal 6 Oktober 1854 di pantai Lasem, Rembang. Tanggal 24 Agustus 1930 dibuat koleksi khusus di pantai dekat Lendang, Rembang. Selain di Rembang jeruk ini juga terdapat di kepulauan Riau dan Vietnam. Tetapi dengan sifat plasma nuftah yang berbeda. Di Riau jenis jeruk ini ditemukan oleh Ismail Husai di pulau Rangsang, Riau, pada tahun 1980. Pohon jeruk jepara berupa perdu setinggi kurang lebih 3 meter. Buahnya berdiameter sekitar 3-5 cm. Di dalamnya terdapat ruangan, yang masing-masing terisi dari 2 biji. Rasanya asam campur asin. Kandungan air dalam buah sangat minim, jadi isi buah jeruk ini tidak enak di makan. Tanaman ini mempunyai kekuatan yang luar biasa, tahan penyakit dan mampu hidup di tanah berpasir dengan kadar garam yang tinggi. Juga banyak terdapat di daerah rawa-rawa di pinggir pantai, dan tepian sungai dekat pantai. Sifat pertumbuhan tanaman mirip sekali dengan pohon bakau. Karena jeruk ini tahan atas serangan penyakit, maka cukup ampuh dan dapat digunakan sebagai batang bawah jeruk komersial yang mudah terserang penyakit. Sebagai batang bawah, kemungkinan besar jeruk jepara bisa digunakan untuk anti penyakit CVPD.
[envorum] Kritik atas posting berseri/berita on line
Mbak Diah, Sekali lagi terima kasih atas masukannya yang amat berharga. Hal ini menjadikan saya dapat berintropeksi diri atas segala aktivitas saya berinternet/beremail. Bagi kawan-kawan yang tertarik dengan artikel ttg tumbuh- tumbuhan Indonesia yang mulai langka bisa langsung berhubungan dengan saya (sebaiknya lewat japri saja), seperti sarannya Mbak Diah. Selamat berakhir minggu. Dan maaf bila saya telah banyak mengganggu proses beremail anda semua. Terima kasih atas perhatiannya. Salam sejahtera, Djuni "Lethek" Pristiyanto NB. Dari tanggal 30/8 - 12/9 saya ada acara di Yogyakarta. Jadi, sampai ketemu dua minggu lagi. - Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id atau di http://www.egroups.com/list/envorum
[envorum] Piagam MAB Untuk Peneliti Muda Dan Pengelola Lingkungan
http://suarapembaruan.com/News/1999/09/210999/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Piagam MAB Untuk Peneliti Muda Dan Pengelola Lingkungan Jakarta, Pembaruan Bila Anda seorang peneliti muda (berusia 25 - 40 tahun) dalam bidang lingkungan hidup maka ada kesempatan untuk mendapatkan Piagam MAB (Man and the Biosphere) yang dikeluarkan LIPI, MAB Indo-nesia, dan Unesco. Kesempatan yang sama juga diberikan kepada pengelola muda lingkungan hidup yang bekerja di taman-taman nasional, kantor-kantor pemerintah, pekerja LSM, dan pegawai swasta yang bekerja pada perusahaan ekowisata. Juga bila Anda berhasil merekayasa teknologi alternatif dan teknik-teknik dalam penggunaan sumber daya alam di kawasan pedesaan dan kawasan penyangga daerah yang dilindungi, maka bisa berpeluang meraih Piagam MAB. Caranya, Anda harus membuat laporan tentang kegiatan tersebut sesuai dengan formulir yang telah disediakan panitia. Piagam MAB merupakan salah satu upaya bagi generasi muda dalam menangani masalah-masalah lingkungan hidup yang kritis di Indonesia. Diharapkan, piagam ini dapat membawa pesan mengenai kewajiban dan kemungkinan sumbangan untuk mencari solusi melalui karya profesional. Menurut Kepala Biro Pemasyarakatan Iptek LIPI Dr Amru Hydari Nazif baru-baru ini, Panitia Nasional MAB terdiri dari ilmuwan dan pengelola senior dari lembaga penelitian di Indonesia. Panitia ini juga bekerja sama dengan LSM nasional dan internasional. Dengan mekanisme seperti ini, mutu piagam lebih terjamin.''Calon penerima Piagam MAB dipilih tanpa melihat kepada jenis kelamin, agama, dan suku asalnya. Prioritas diberikan kepada orang muda yang bekerja di tingkat bawah dalam masyarakat,'' jelas Amru. Panitia memberikan hibah sekitar seribu dolar AS bagi penerima terpilih. Direncanakan, Piagam MAB ini diberikan setiap tahun kepada maksimal 10 penerima. Bagi yang berminat bisa meng-hubungi Panitia Piagam MAB, Biro Pemasyarakatan Iptek LIPI, Jl Gatot Subroto No 10, Jakarta, telp/fax 021-5221683. (B-12) Last modified: 9/21/99 - Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id dan di http://www.egroups.com/list/envorum
[envorum] [Buku] Kalau Ratifikasi tidak Disosialisasi
http://kompas.com/kompas-cetak/9910/23/DIKBUD/kala25.htm Sabtu, 23 Oktober 1999 Kalau Ratifikasi tidak Disosialisasi TINJAUAN BUKU Judul: Seri Konvensi Internasional Lingkungan, penulis: Tim Fakultas Hukum Universitas Atmajaya, Penerbit: Wahana Lingkungan Hidup Indonesia bekerja sama dengan Fakultas Hukum Unika Atmajaya Jakarta, 1999, tebal: xiv+118 (termasuk Daftar Pustaka). PEMERINTAH Indonesia bisa digolongkan rajin mengikuti berbagai pertemuan internasional dan meratifikasi konvensi yang dihasilkan. Hampir semua konvensi, entah itu soal lingkungan, hak asasi, pemberdayaan perempuan, atau perlindungan anak, oleh negara ini sudah diratifikasinya. Cuma sayangnya, ratifikasi jarang ditindaklanjuti. Tak ada upaya mensosialisasikan ke masyarakat, bahkan konvensi yang sudah diratifikasi sering dilanggar sendiri. Banyak contohnya; konvensi hak asasi manusia, penghapusan segala bentuk diskriminasi pada perempuan, konvensi hak anak, juga berbagai konvensi lingkungan dengan maraknya perusakan lingkungan di Tanah Air. Karena itu terbitnya buku Seri Konvensi Internasional Lingkungan patut diiringi rasa syukur. Bisa dikatakan, inilah buku pertama yang mencoba mengumpulkan berbagai konvensi internasional di bidang lingkungan yang sudah diratifikasi Indonesia. Dengan beredarnya buku ini, masyarakat mudah mempelajari isi konvensi-konvensi itu. Kalau nanti ada pelanggaran, mereka bisa mengontrolnya. Buku ini punya nilai plus lainnya, yakni ditulis oleh para mahasiswa yang mungkin saja mereka nanti menjadi pengambil keputusan, pelaksana, ataupun pengamat pelaksanaan konvensi-konvensi itu di masa depan. *** KONVENSI internasional adalah salah satu sumber hukum yang dapat digunakan untuk menanggulangi berbagai masalah lingkungan yang kini terjadi di Indonesia. Mulai dari kebakaran hutan, perdagangan satwa liar, ekspor-impor limbah B3 (bahan beracun berbahaya), sampai pengendalian polusi dari industri. Pembukaan hutan dengan cara bakar yang sudah dilarang, kenyataannya tetap berjalan. Bahkan pelaku yang terbukti menyebabkan kebakaran hutan, dibebaskan pengadilan. Pembabatan di berbagai taman nasional, juga aman-aman saja. Contoh paling parah adalah Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Michele Y Merril, mahasiswa antropologi Universitas Duke AS yang tengah mengadakan penelitian di Pos Penelitian Suak Belimbing, Kabupaten Aceh Selatan, melaporkan, gemuruh pohon tumbang terdengar tiap 3-4 menit. Namun, tak ada tindakan nyata. Direktur Unit Manajemen Leuser Mike Griffith awal tahun ini memperkirakan, dari dua juta hektar seluruh ekosistem Leuser (taman nasionalnya seluas 890.000 ha) sudah 300.000 ha rusak. Padahal setahun lalu baru 150.000-200.000 ha. Hasil investigasi Telapak Indonesia dan Environmental Investigation Agency menunjukkan, para raja kayu serta oknum aparat kepolisian dan militer berada di balik aktivitas penebangan liar itu. Korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dengan oknum kehutanan, makin memungkinkan illegal logging terus berlangsung. Perdagangan satwa langka adalah isu berikutnya. Terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) No 8/1999 tentang pemanfaatan jenis
[envorum] Fwd: Pusat Pelestarian Mangrove
Untuk Rekan Diah, Coba anda kontak alamat2 di bawah ini yang sedang diskusi ttg mangrove. Semoga berguna. Salam, Djuni Lethek -- Date: Tue, 05 Oct 1999 14:34:27 +0700 To: [EMAIL PROTECTED] From: COREMAP BAPPEDA TK I RIAU [EMAIL PROTECTED] : Subject: [pesisir-laut] Fwd: Pusat Pelestarian Mangrove : : : Date: Mon, 4 Oct 1999 05:28:28 +0700 (WIB) X-Sender: [EMAIL PROTECTED] X-Mailer: Windows Eudora Light Version 1.5.2 To: [EMAIL PROTECTED] From: Didin Sastrapradja [EMAIL PROTECTED] Subject: Pusat Pelestarian Mangrove Date: Mon, 01 Jan 1990 02:01:15 To: [EMAIL PROTECTED] From: Didin Sastrapradja [EMAIL PROTECTED] Subject: Pusat Pelestarian Mangrove Dalam tiap pertemuan, apakah itu seminar, lokakarya, sarasehan, dan tulisan-tulisan populer, selalu diinformasikan bahwa: a. kita negara yang kaya akan keanekaragaman hayati darat dan laut, pesisir, perairan tawar, dan menduduki peringkat nomor 1, 2 atau tiga di dunia, terserah siapa yang memberitakan. b. kerusakan KH terjadi besar-besaran, di hutan, di terumbu karang, di pesisir, dan di badan-badan air tawar, karena kebijakan yang salah, konversi ekosistem mangrove menjadi tambak, hotel, pemukiman kumuh, eksploitasi berlebihan, kemiskinan, dsb.nya. Yang jarang/belum diinformasikan secara seimbang adalah keberhasilan kita (orang Indonesia) dalam mencegah atau mengurangi penyusutan kekayaan ini, di mana , seberapa besar, oleh siapa. Hal ini yang kami kira bisa dimulai oleh COREMAP-Riau di wilayah Riau sendiri, sehingga keberhasilan itu bisa ditiru oleh wilayah lain di Indonesia. Kalau kita hanya merenungi kemerosotan mangrove dan mencatat semakin mengecilnya area mangrove alami kita, kecenderungannya adalah kita mencari kambing hitam siapa yang merusak. Mengenai usul ibu Yayuk dan pak Djon untuk membikin "Gene Bank" jenis-jenis mangrove, usul itu sangat simpatik, tetapi ...tanpa dikaitkan dengan pemanfaatan, usaha membuat tempat konservasi (alami, atau ddalam bentuk KEBUN BOTANI, TAMAN HUTAN RAYA, kebun koleksi, gene bank) TIDAK AKAN BERLANJUT. Pengembangan tapak pelestarian memerlukan pemikiran mendalam dan komitmen yang berkelanjutan antara pengambil kebijakan, pengelola kawasan, maasyarakat ilmiah dan masyarakat luas (KSM, LSM, penduduk setempat). Bila masing-masing pihak tidak merasakan keuntungannya dari usaha ini, maka rasa acuh tak acuh akan mendominansi, dan usaha tersebut tidak berlanjut. Di Indonesia, seeringnya pergantian pengambil keputusan dan pejabat memungkinkan usaha pelestarian yang berjangka amat panjang itu, tidak berkelanjutan. COREMAP merupakan proyek bersama, yang berjangka waktu terbatas, karena pendanaan yang bergantung pada pihak luar. Kami hanya berharap dalam kerangka waktu hidup yang terbatas itu, COREMAP tidak mengulangi nasib seperti proyek-proyek lain. Habis bantuan luar, selesai pula kegiatannya. Agar proyek COREMAP dapat dinikmati para pelaku pembangunan, kami mengusulkan supaya COREMAP-Riau meninjau keberhasilan Thailand dalam mengembangkan kawasan mangrovenya untuk pelestarian dan pemanfaatan berkelanjutan (usulan ibu Yayuk dan Pak Djon). Unsur-unsur yang menyebabkan proyek Thailand itu bergulir ke arah sukses bisa dicatat dan diperdebatkan mungkin tidaknya Indonesia "meniru"nya. Bila tertarik, kami akan menghubungkan anda dengan pemimpin Proyeknya. Salam sejahtera. Didin dan Setijati - Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id dan di http://www.egroups.com/list/envorum
Re: [envorum] alamat jaring pela
At 20:28 23/10/99 +0100, priyo asmoro wrote: numpang nanya, apa ada kawan-kawan di sini yang tahu alamat 'konsorsium' jaring pela? kawan dari latin, apa ada yang di ---cut--- Untuk Jaring Pela anda dapat menghubungi Ery Damayanti di Yayasan TELAPAK: [EMAIL PROTECTED] Alamat LATIN : [EMAIL PROTECTED] Salam, Djuni Lethek - Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id dan di http://www.egroups.com/list/envorum
Re: [envorum] Mangrove Forest
At 08:37 24/10/99 +0700, Diah wrote: Teman saya yang saat ini sedang mengambil studi di ANU sangat memerlukan informasi mengenai Mangrove Forest. Apakah ada yang bisa memberikan informasi tersebut, khususnya peta mangrove forest? Terima kasih. ---cut-- Anda dapat menghubungi WETLAND Ina dg George Sitania di: [EMAIL PROTECTED] Yang jelas WETLANDS punya data base ttg lahan basah, termasuk mangrove forest, di Indonesia. Salam, Djuni Lethek - Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id dan di http://www.egroups.com/list/envorum
[envorum] [Beling] Berita Lingkungan 28 Maret 2000
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0003/28/IPTEK/caga10.htm Selasa, 28 Maret 2000 Cagar Alam Dirambah, Sungai Ular Terancam Medan, Kompas Cagar Alam Dolok Tinggi Raja (CA-DTR) dan hutan lindung di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, terus dirambah kelompok-kelompok masyarakat, baik untuk perladangan maupun untuk diambil kayunya untuk dijual. Meski perambahan berlangsung pada sekitar 15 hektar lahan, namun dampak nyata setidaknya tercermin pada debit air Sungai Ular. Hasil pengamatan Kompas di lapangan, Sungai Ular yang membelah Kabupaten Deliserdang dan merupakan salah satu sungai terbesar di Sumut setelah Sungai Asahan itu, selama setahun ini debit airnya cepat menyusut saat musim kemarau. Sebaliknya, sering meluap saat musim hujan. http://www.mediaindo.co.id/detail_news.asp?id=232800191940 Selasa, 28 Maret 2000 Rekayasa Genetika, bak Pentas Drama Kontemporer Media Indonesia - Kesra (3/28/00) KONTROVERSI makanan hasil rekayasa genetika, genetically modification atau pangan GM, kian menyerupai pentas drama kontemporer. Alur cerita dan kemampuan akting sang pelakon terlalu maju untuk dipahami penonton awam. Dua pemain utama, perusahaan pangan GM ibarat menyandang peran antagonis yang berhadapan dengan ksatria yang diperankan aktivis LSM konsumen. Para pemain pembantu adalah peneliti, yang asyik dengan segala macam percobaan berdana besar, si aktris panggung yang lain (pemerintah) jadi si peragu dan cocok dijadikan kambing hitam. Pertunjukan menjadi seru karena bumbu intrik politik, perdagangan global, persaingan usaha, dan peran media massa. Sesekali diletupkan sebuah kasus, seperti pencemaran dioksin atau bersarangnya virus di otak sapi. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0003/28/IPTEK/indo10.htm Selasa, 28 Maret 2000 Indonesia Hadapi Dilema Penggunaan Produk Transgenik Jakarta, Kompas Sebagai negara pengekspor kedelai, Amerika Serikat tidak membedakan kedelai biasa dengan hasil rekayasa genetika atau transgenik. Sementara Indonesia sebagai pengimpor, sulit mengelakkan kedelai transgenik karena belum mampu memenuhi kebutuhan kedelai dalam negerinya. Satu hal yang juga dilematis adalah, negara berkembang termasuk Indonesia tidak dapat memaksa AS untuk tidak mengekspor kedelai hasil rekayasa genetika. Negeri adidaya yang bukan anggota Convention of Bio Diversity (CBD) itu menyatakan, penggunaan bioteknologi pada tanaman pangan tidak menimbulkan masalah bagi kesehatan. Sementara Indonesia belum memiliki peraturan tentang keamanan pangan, yang antara lain menetapkan memberikan informasi dan membubuhkan label bagi produk impor transgenik. http://suarapembaruan.com/News/2000/03/28/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Pencurian Kayu di Hutan Lindung Pandeglang Pandeglang, 28 Maret Aksi penebangan kayu liar di hutan lindung kaki Gunung Karang yang masuk wilayah Kabupaten Pandeglang dan Serang, dilaporkan semakin meluas. Menurut catatan, luas hutan ini sekitar 3.000 hektare, sedangkan yang gundul sekitar 30 hektare, demikian laporan yang diterima Pembaruan, hari Selasa (28/3). Salah seorang tokoh masyarakat Desa Kaduengang, Kabupaten Pandeglang, Eman menuturkan aksi penebangan liar ini diperkirakan sudah berjalan empat tahun. Setelah pohon-pohon itu ditebang kemudian dipotong menjadi kayu gelondongan. Tiga hari kemudian baru digotong ke jalan raya dan dinaikkan ke atas truk untuk dijual. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0003/28/IPTEK/sepu10.htm Selasa, 28 Maret 2000 Menneg LH Sonny Keraf: Sepuluh Perusahaan Terlibat Kasus Pembakaran Lahan/Hutan Jakarta, Kompas Setidaknya sepuluh perusahaan yang diduga bertanggung jawab atas pembakaran lahan/hutan yang terjadi belakangan ini, khususnya di daerah Sumatera dan Kalimantan. Dua di antaranya adalah perusahaan milik pengusaha asal Malaysia, dan satu lainnya milik pengusaha Singapura. Semua yang dinilai bersalah akan dikenakan hukuman sesuai peraturan yang berlaku. Demikian penegasan Menteri Negara Lingkungan Hidup (Menneg LH) Sonny Keraf hari Senin (27/3) di Kuala Lumpur, Malaysia. Dikatakan, Indonesia sudah membentuk tim khusus untuk menangani masalah pembakaran lahan/hutan ini. "Saya memberi perhatian khusus untuk menghentikan masalah pembakaran lahan/hutan ini, sebab jika kita tidak berhasil, kita akan menghadapi masalah yang sama terus-menerus," tandas Keraf, dalam kunjungan kerja empat harinya ke Malaysia. http://suarapembaruan.com/News/2000/03/28/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Bandara di Taman Nasional Kutai akan Diperluas Samarinda, 28 Maret Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kalimantan Timur) akan mengambil alih Bandar Udara (Bandara) Sangkimah untuk umum setelah memperpanjang landasan pacunya menjadi 1.200-2000 m dari semula hanya 900 m. Bandara ini terletak di Desa Sangkimah, dalam areal Taman Nasional (TN) Kutai. Sangkimah sendiri adalah satu dari tiga desa definitif di TN Kutai, yang telah dihuni ribuan penduduk jauh sebelum kawasan itu ditetapkan sebagai TN Kutai. Dua desa lainnya, Teluk Pandan
[envorum] UU No. 41 Th. 1999 tentang Kehutanan (2)
BAB IV PERENCANAAN KEHUTANAN Bagian Kesatu Umum Pasal 11 (1) Perencanaan kehutanan dimaksudkan untuk memberikan pedoman dan arah yang menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan kehutanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3. (2) Perencanaan kehutanan dilaksanakan secara transparan, bertanggung-gugat, partisipatif, terpadu, serta memperhatikan kekhasan dan aspirasi daerah. Pasal 12 Perencanaan kehutanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf a, meliputi: a. inventarisasi hutan, b. pengukuhan kawasan hutan, c. penatagunaan kawasan hutan, d. pembentukan wilayah pengelolaan hutan, dan e. penyusunan rencana kehutanan. Bagian Kedua Inventarisasi Hutan Pasal 13 (1) Inventarisasi hutan dilaksanakan untuk mengetahui dan memperoleh data dan informasi tentang sumber daya, potensi kekayaan alam hutan, serta lingkungannya secara lengkap. (2) Inventarisasi hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan survei mengenai status dan keadaan fisik hutan, flora dan fauna, sumber daya manusia, serta kondisi sosial masyarakat di dalam dan di sekitar hutan. (3) Inventarisasi hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari: a. inventarisasi hutan tingkat nasional, b. inventarisasi hutan tingkat wilayah, c. inventarisasi hutan tingkat daerah aliran sungai, dan d. inventarisasi hutan tingkat unit pengelolaan. (4) Hasil inventarisasi hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) antara lain dipergunakan sebagai dasar pengukuhan kawasan hutan, penyusunan neraca sumber daya hutan, penyusunan rencana kehutanan, dan sistem informasi kehutanan. (5) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Bagian Ketiga Pengukuhan Kawasan Hutan Pasal 14 (1) Berdasarkan inventarisasi hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, pemerintah menyelenggarakan pengukuhan kawasan hutan. (2) Kegiatan pengukuhan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan untuk memberikan kepastian hukum atas kawasan hutan. Pasal 15 (1) Pengukuhan kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dilakukan melalui proses sebagai berikut: a. penunjukan kawasan hutan, b. penataan batas kawasan hutan, c. pemetaan kawasan hutan, dan d. penetapan kawasan hutan. (2) Pengukuhan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan rencana tata ruang wilayah. Bagian Keempat Penatagunaan Kawasan Hutan Pasal 16 (1) Berdasarkan hasil pengukuhan kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dan Pasal 15, pemerintah menyelenggarakan penatagunaan kawasan hutan. (2) Penatagunaan kawasan hutan meliputi kegiatan penetapan fungsi dan penggunaan kawasan hutan. (3) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Bagian Kelima Pembentukan Wilayah Pengelolaan Hutan Pasal 17 (1) Pembentukan wilayah pengelolaan hutan dilaksanakan untuk tingkat: a. propinsi, b. kabupaten/kota, dan c. unit pengelolaan. (2) Pembentukan wilayah pengelolaan hutan tingkat unit pengelolaan dilaksanakan dengan mempertimbangkan karakteristik lahan, tipe hutan, fungsi hutan, kondisi daerah aliran sungai, sosial budaya, ekonomi, kelembagaan masyarakat setempat termasuk masyarakat hukum adat dan batas administrasi pemerintahan. (3) Pembentukan unit pengelolaan hutan yang melampaui batas administrasi pemerintahan karena kondisi dan karakteristik serta tipe hutan, penetapannya diatur secara khusus oleh Menteri. Pasal 18 (1) Pemerintah menetapkan dan mempertahankan kecukupan luas kawasan hutan dan penutupan hutan untuk setiap daerah aliran sungai, dan atau pulau guna optimalisasi manfaat lingkungan, manfaat sosial, dan manfaat ekonomi masyarakat setempat. (2) Luas kawasan hutan yang harus dipertahankan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) minimal 30% (tiga puluh persen) dari luas daerah aliran sungai dan atau pulau dengan sebaran yang proporsional. Pasal 19 (1) Perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan ditetapkan oleh Pemerintah dengan didasarkan pada hasil penelitian terpadu. (2) Perubahan peruntukan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang berdampak penting dan cakupan yang luas serta bernilai strategis, ditetapkan oleh Pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. (3) Ketentuan tentang tata cara perubahan peruntukan kawasan hutan dan perubahan fungsi kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
[envorum] UU No. 41 Th. 1999 tentang Kehutanan (5)
Bagian Kelima Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Pasal 46 Penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam bertujuan menjaga hutan, kawasan hutan dan lingkungannya, agar fungsi lindung, fungsi konservasi, dan fungsi produksi, tercapai secara optimal dan lestari. Pasal 47 Perlindungan hutan dan kawasan hutan merupakan usaha untuk: a. mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama, serta penyakit; dan b. mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat, dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan. Pasal 48 (1) Pemerintah mengatur perlindungan hutan, baik di dalam maupun di luar kawasan hutan. (2) Perlindungan hutan pada hutan negara dilaksanakan oleh pemerintah. (3) Pemegang izin usaha pemanfaatan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 dan Pasal 29, serta pihak-pihak yang menerima wewenang pengelolaan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, diwajibkan melindungi hutan dalam areal kerjanya. (4) Perlindungan hutan pada hutan hak dilakukan oleh pemegang haknya. (5) Untuk menjamin pelaksanaan perlindungan hutan yang sebaik-baiknya, masyarakat diikutsertakan dalam upaya perlindungan hutan. (6) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 49 Pemegang hak atau izin bertanggung jawab atas terjadinya kebakaran hutan di areal kerjanya. Pasal 50 (1) Setiap orang dilarang merusak prasarana dan sarana perlindungan hutan. (2) Setiap orang yang diberikan izin usaha pemanfaatan kawasan, izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan, izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu, serta izin pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu, dilarang melakukan kegiatan yang menimbulkan kerusakan hutan. (3) Setiap orang dilarang: a. mengerjakan dan atau menggunakan dan atau menduduki kawasan hutan secara tidak sah; b. merambah kawasan hutan; c. melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan dengan radius atau jarak sampai dengan: 1. 500 (lima ratus) meter dari tepi waduk atau danau; 2. 200 (dua ratus) meter dari tepi mata air dan kiri kanan sungai di daerah rawa; 3. 100 (seratus) meter dari kiri kanan tepi sungai; 4. 50 (lima puluh) meter dari kiri kanan tepi anak sungai; 5. 2 (dua) kali kedalaman jurang dari tepi jurang; 6. 130 (seratus tiga puluh) kali selisih pasang tertinggi dan pasang terendah dari tepi pantai. d. membakar hutan; e. menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan di dalam hutan tanpa memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang; f. menerima, membeli atau menjual, menerima tukar, menerima titipan, menyimpan, atau memiliki hasil hutan yang diketahui atau patut diduga berasal dari kawasan hutan yang diambil atau dipungut secara tidak sah; g. melakukan kegiatan penyelidikan umum atau eksplorasi atau eksploitasi bahan tambang di dalam kawasan hutan, tanpa izin Menteri; h. mengangkut, menguasai, atau memiliki hasil hutan yang tidak dilengkapi bersama-sama dengan surat keterangan sahnya hasil hutan; i. menggembalakan ternak di dalam kawasan hutan yang tidak ditunjuk secara khusus untuk maksud tersebut oleh pejabat yang berwenang; j. membawa alat-alat berat dan atau alat-alat lainnya yang lazim atau patut diduga akan digunakan untuk mengangkut hasil hutan di dalam kawasan hutan, tanpa izin pejabat yang berwenang; k. membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk menebang, memotong, atau membelah pohon di dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang berwenang; l. membuang benda-benda yang dapat menyebabkan kebakaran dan kerusakan serta membahayakan keberadaan atau kelangsungan fungsi hutan ke dalam kawasan hutan; dan m. mengeluarkan, membawa, dan mengangkut tumbuh-tumbuhan dan satwa liar yang tidak dilindungi undang-undang yang berasal dari kawasan hutan tanpa izin dari pejabat yang berwenang. (4) Ketentuan tentang mengeluarkan, membawa, dan atau mengangkut tumbuhan dan atau satwa yang dilindungi, diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 51 (1) Untuk menjamin terselenggaranya perlindungan hutan, maka kepada pejabat kehutanan tertentu sesuai dengan sifat pekerjaannya diberikan wewenang kepolisian khusus. (2) Pejabat yang diberi wewenang kepolisian khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang untuk: a. mengadakan patroli/perondaan di dalam kawasan hutan atau wilayah hukumnya; b. memeriksa surat-surat atau dokumen yang berkaitan dengan pengangkutan hasil hutan di dalam kawasan hutan atau wilayah hukumnya; c. menerima laporan tentang telah terjadinya tindak pidana yang menyangkut hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan; d. mencari keterangan dan barang bukti
[envorum] Beasiswa ke Belanda -Forwarded
Date: Wed, 17 May 2000 19:46:33 +0900 From: Muhammad Putrawidjaja [EMAIL PROTECTED] Subject: [BIOMA-LAUT] Beasiswa ke Belanda -Forwarded Dear Mariners, Ini ada info beasiswa S2 ke Belanda. Cheers, Ciput --- Date: Wed, 17 May 2000 19:13:07 +0900 From: Muhammad Putrawidjaja [EMAIL PROTECTED] Dear All, Saya mendapat info mengenai beasiswa S2 ke Belanda. Persyaratan umumnya adalah: 1. TOEFL 213/550 atau IELTS 6.0 2. Umur max. 40 thn. 3. GPA 2,75 4. Deadline 1 Juni 2000 Bidang studi yang ditawarkan antara lain: - Art and Humanities - Social Studies and Behavioral Sciences - Natural Sciences - Urban and Regional Planning - Agriculture, Forestry and Fishery - Environmental Science - Mass Communication and Information Science - Mathematics Computer Science - dll. Berminat? Bisa diklik saja di http://www.neth-embassy-jakarta.org atau menghubungi alamat berikut: Netherland Education Centre Citra Graha 7th fl. #705 Jl. Jendral Gatot Subroto Kav. 35-36 Jakarta 12950 Tel. 021-520-0453, 520-1085 Fax. 021-520-0457 Email: [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED] Contact Person: Ms. Monique Soesman (Head of Scholarship Department) Ms. Siska Aprilianti (Scholarship Officer) Good Luck, Ciput - Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
[envorum] Dr. Alexander Sonny Keraf: Saya Tak Bisa Dibujuk Rayu
http://www.tempo.co.id/harian/wawancara/waw-keraf.html Dr. Alexander Sonny Keraf: "Saya Tak Bisa Dibujuk Rayu" "GUS Dur mungkin salah memilih saya," ujar Dr Alexander Sonny Keraf suatu kali. Itu bukan sebuah apologi Menteri Negara Lingkungan Hidup, di tengah kritik masyarakat terhadap kebijakan Pemerintah mengenai kasus PT Freeport Indonesia dan Pt Inti Indorayon Utama belakangan ini. Yang pertama, berkaitan dengan bobolnya Waduk Wanagon di Timika yang membawa korban jiwa, dan karena itu Freeport diminta menurunkan produksinya. Yang kedua Âini soal lama—masalah limbah pabrik pulp yang menjadi kontroversi, dan karena itu PT IIU untuk sementara hanya boleh memproduksi rayon. Kata-kata Sonny lebih berkait dengan kritik para aktivis lingkungan, yang menganggap lelaki yang pernah menjadi dosen filsafat di Universitas Atmajaya Jakarta ini tak tepat untuk mengurus masalah lingkungan hidup. Sebenarnya Sonny sendiri melihat bahwa ilmunya (filsafat) justru bisa menjadi navigasi handal untuk membuat keputusan tepat mengenai lingkungan. Menurut lelaki kelahiran Lamalera ini masalah lingkungan hidup di Indonesia tak berkait langsung dengan teknologi, melainkan dengan etik dan moralitas. Hutan rusak, udara kotor, sungai berbusa limbah, itu tak lain karena kita sedemikian tamak, hanya memikirkan kepentingan sendiri dan tuk hari ini, bukan mengacuhkan kepentingan bersama dan generasi mendatang. "Yang dibutuhkan bukan cuma high tech, tapi juga high touch," katanya. High touch,maksud Sonny, itulah sentuhan moral dan budaya. Dan itu sebabnya, kebijakan Menteri satu ini seperti tak memperhitungkan dampak pada politik dan ekonomi. Ia tak peduli, keputusannya mengenai Freeport dan IIU bisa mempengaruhi penanaman modal asing padahal kita sedang memerlukan modal itu. Berikut petikan wawancara Nezar Patria dari TEMPO Interaktif dengan Menteri yang pernah naik gajah di Taman Safari ini tentang problem lingkungan hidup di era reformasi. Posisi Anda tampaknya dilematis. Di satu sisi Anda diharapkan membantu mengundang modal asing, di sisi lain Anda harus melindungi lingkungan hidup yang tak jarang "merugikan" investor asing. Sebenarnya, bagaimana Anda menilai sikap para investor itu? Mereka sebenarnya menggunakan standar ganda. Nilai-nilai moral itu kan universal. Pembunuhan, di budaya mana pun, dianggap tindakan yang tak dapat dibenarkan. Demikian juga kepedulian terhadap lingkungan, itu bersifat universal. Komitmen, serta tanggungjawab terhadap lingkungan, itu kan prinsip moral sebenarnya. Jadi kalau betul mereka punya dimensi internasional yang punya kode etik dan etik bisnis yang baik, sebenarnya mereka harus menerapkan hal yang sama di sini. Di sana peduli lingkungan, maka di sini juga harus demikian. Lalu, apa masalahnya? Mereka memanfaatkan kelemahan hukum kita. Lalu juga kondisi sosial politik kita yang membuka peluang buat korupsi, kolusi,dan nepotisme. Selain itu, para penanam modal asing itu juga memanfaatkan superioritas mereka di bidang politik dan ekonomi untuk menekan kita. Mereka mencoba mendapatkan amdal yang belum beres, mendapatkan izin secara tidak sah, kemudian seenaknya saja membuang limbah. Sebenarnya, di negaranya sendiri, mereka tahu betul kalau tindakan itu bisa dikenai denda, bisa dipenjarakan dan sebagainya. Mereka itu melakukan kemunafikan dengan memanfaatkan posisi kita yang saat ini lemah. Secara moral itu kan tidak benar. Keputusan Anda yang berani bahwa Freeport Indonesia hatrus mengurangi produksi menyusul bencana di Wanagon, itu keputusan etik atau politik? Susah dikatakan apakah itu etik atau politik. Paling tidak, keputusan itu didasari oleh landasan moral: saya mau menertibkan hal yang salah. Bahwa itu dibaca sebagai keberanian politik, saya tak tahu --tak ada pretensi apa pun (dalam keputusan itu). Saya tahu ini standar internasional. Itu saya katakan kepada mereka. Akhirnya Freeport pun akhirnya tunduk pada keputusan ini. Pernahkah mereka mengancam menarik investasinya? Sejauh ini tidak ada. Bahkan Presiden Abdurrahman Wahid juga mendukung sikap saya ini. Wakil Presiden, yang bertugas mengkoordinasi masalah lingkungan, juga menunjukkan dukungan. Rekan menteri yang lain juga mengerti, mereka melihat saya tulus mengerjakan ini, sehingga kepada pihak lain mereka sering bilang, Sonny Keraf itu tak punya kepentingan apa-apa. Tapi, dalam kasus penutupan PT Indorayon di Porsea, Sumatera Utara, kesannya Anda tak sejalan dengan Menteri Negara Investasi... Saya kira bukan salah paham, melainkan karena ia orang bisnis, sehingga tugasnya adalah mengamankan investasi. Saya kira itu wajar. Dia khawatir kalau sikap keras itu menakutkan para investor asing. Tapi, sebenarnya tak ada masalah. Menteri Investasi malah minta sikap tegas diambil kalau kita memang punya data-data yang kuat tentang pelanggaran lingkungan. Jadi, dunia internasional bisa melihat bahwa keputusan itu tidak mengandung bias. Bahkan kalau perlu kita terbuka pada auditor
[envorum] Database 1242 Desa-desa di Kalimantan Timur
From: [EMAIL PROTECTED] Date: Sun, 06 Aug 2000 02:02:36 +0700 Subject: [fkkm] Database 1242 Desa-desa di Kalimantan Timur (Database of 1242 Villages in East Kalimantan) Kepada Semua Anggota Jaringan, Melaui email ini kami sampaikan dengan senang hati bahwa pada bulan Juli 2000, UPT. Perhutanan Sosial atau Center for Social Forestry, disingkat “CSF” bekerjasama dengan Laboratorium Perencanaan Hutan, Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman (UNMUL) untuk pertama kalinya telah menerbitkan “Database 1242 Desa-desa di Kalimantan Timur” dalam bentuk CD-R disc dan buku. Data desa-desa di Kalimanatan Timur terkini yang tergabung menjadi satu dalam buku, sampai saat ini masih belum ada. Umumnya data-data tersebut masih terpisah-pisah di Kecamatan; data-data yang ada di kantor pemerintah pun masih belum mencukupi, tidak kontinyu dan kurang terkini. Di sisi lain, sebagian posisi desa di Kalimantan Timur sudah ada dalam peta Kalimantan Timur, tetapi masih banyak yang belum tercantum. Semua hal ini mendorong CSF untuk menyusun database desa-desa di Kaltim dan posisi geografisnya. Data ini dihubungkan dengan peta GIS. Beberapa informasi yang diperlukan (seperti nama desa, jumlah jiwa dan lain-lain), terdapat dalam database tersebut. Hal yang UNIK dari database tersebut adalah informasi posisi/letak dan karakteristiknya. Dengan mengetahui letak/posisi dan karakteristik desa, banyak informasi berguna yang akan diperoleh. Contoh : posisi/letak semua desa di Kaltim yang mempunyai penghasilan tambahan dari rotan, posisi/letak semua desa di Kaltim yang pertumbuhannya di atas 4 % setahun, atau misalnya letak desa/posisi semua desa di Kaltim yang mempunyai potensi wisata alam, adalah contoh-contoh yang diperoleh melalui penggabungan posisi dan karakteristik desa. Bidang ini yang biasa dikenal dengan “Geographical Information System” (GIS). Kami menyadari bahwa isi database tersebut masih banyak kekurangan, selalu memerlukan revisi dan penyempurnaan, kerjasama selanjutnya dengan semua anggota jaringan tentu akan saling menguntungkan semua pihak. Bagi yang berminat dan ingin mengetahui lebih banyak, dapat menghubungi : Ommy Oktasha atau Slamet Winarto Di Center for Social Forestry (CSF) Universitas Mulawarman Telp. : (0541) 201275 ; 206407 pada jam kerja Senin hingga Sabtu Fax : (0541) 206407 Email : [EMAIL PROTECTED] Wassalam, Tim CSF UNMUL - CENTER FOR SOCIAL FORESTRY - CSF (UPT. PERHUTANAN SOSIAL) (Universitas Mulawarman - The University College of The Cariboo/CIDA - Canada Partnership) Address: Gedung Pascasarjana Magister Kehutanan - Kampus Gn. Kelua Jalan Ki Hajar Dewantara No. 7SAMARINDA 75123 KALIMANTAN TIMUR - INDONESIA Tel. : +62 (0541) - 201275 ; 206407 Fax : +62 (0541) - 206407 E-mail : [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Website : http://www.csf.or.id - - Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
[envorum] Tolak Teknologi Nuklir untuk Hasilkan Energi
http://www.mediaindo.co.id/detail_news.asp?id=280900194221 Rabu, 9 Agustus 2000 Tolak Teknologi Nuklir untuk Hasilkan Energi Media Indonesia - Kesra (8/9/00) JAKARTA (Media): Greenpeace dan Indonesian Climate Action Network mengimbau pemerintah untuk memastikan bahwa suatu mekanisme pendanaan internasional yang berhubungan dengan isu perubahan iklim tidak disalahgunakan untuk teknologi pembangkit energi yang kotor dan tidak lestari. Imbauan tersebut mengemuka dalam acara The Indonesia Roundtable Discussion on Climate Change di Jakarta, kemarin. Mekanisme pendanaan model baru ini, kata Karl Mallon dari Greenpeace Internasional, adalah Clean Development Mechanism (CDM) atau mekanisme pembangunan bersih yang diatur dalam ``Kyoto Protocol on Climate Change.`` CDM ini, jelasnya, mengizinkan negara industri untuk berinvestasi dalam proyek-proyek di negara berkembang. Tujuannya untuk mereduksi emisi gas rumah kaca dan mengklaim `kredit` atas reduksi tersebut dalam memenuhi target pengurangan emisi mereka. Sayangnya, ujar Mallon, banyak negara dan industri sedang memasukkan teknologi tak terbarui seperti nuklir, batu bara, dan penyerap karbon dalam skema CDM. ``Para pelobi nuklir dan batu bara sedang berupaya mengubah CDM jadi semacam subsidi baru bagi proyek mereka,`` ujar Mallon. Alasannya sangat jelas. Penggunaan batu bara, kata dia, menurun sebanyak 5% tahun lalu dan industri nuklir sudah sekarat di Barat. Mereka ingin membuang teknologi kotor itu ke negara berkembang. - Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
[envorum] Padi Organik Dipanen
http://www.suaramerdeka.com/harian/0008/10/eko4.htm Kamis, 10 Agustus 2000 Padi Organik Dipanen WONOGIRI - Bupati Wonogiri yang diwakili Pembantu Bupati Wilayah Wonogiri Kota Drs S Prihmardoyo MM, kemarin, memimpin panen perdana padi organik di lahan demonstrasi farming milik Kelompok Tani Sumber Makmur, Desa Jaten, Kecamatan Selogiri. Tanaman padi yang dijadikan lahan demonstrasi itu seluas 5 ha, menggunakan varietas mentik wangi. Teknik budi daya dilakukan dengan sistem ramah lingkungan, memakai pupuk alternatif TCP-36 dan Wonder KCL produksi Wonderindo Pharmatama. Uji coba dilakukan atas kerja sama Satpel Bimas dan Dipertan Wonogiri dengan produsen pupuk Wonderindo. Ir Rahmad dan Ir Sriyanto yang memimpin pelaksanaan ubinan (perhitungan produksi) mengatakan, dari hasil pemetikan panen perdana dicapai angka ubinan (perhitungan produksi) 79,2 kuintal/ka atau angka produksi rata-rata 77,76 kuintal/Ha. Lebih Besar Angka produksi itu relatif jauh lebih besar dibandingkan dengan angka rata-rata panen dari lahan nondemonstrasi farming, yang hanya 71,52 kuintal/ha. Direktur Wonderindo Sofyan Tamara menyatakan dengan pupuk sama saat diuji coba di lahan demonstrasi plot di Cirebon, tingkat produksi rata-rata 85,04 kuintal/ha. Bupati dalam sambutan tertulis menyatakan budi daya dengan pupuk alternatif itu selain dapat memingkatkan produktivitas dan mutu produksi beras diharapkan juga menghemat biaya produksi. Kelompok tani tersebut dikenal menonjol dalam kreativitas bertani. Terbukti kelompok itu terpilih sebagai juara I lomba intensifikasi mina padi tingkat Jateng, yang kemudian maju ke tingkat nasional.(P27-22g) - Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/ - Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
[envorum] Draf Penjelasan PP ttg Hutan Adat
From: "Isna Hertati" [EMAIL PROTECTED] Subject: Draft PP tentang Hutan Adat Date: Wed, 16 Aug 2000 20:10:42 +0700 PENJELASAN ATAS RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2000 TENTANG HUTAN ADAT I. UMUM Hutan sebagai karunia dan amanah Tuhan YME yang dianugerahkan kepada bangsa Indonesia kekayaan alam yang tidak ternilai harganya, wajib disyukuri. Karunia yang sekaligus sebagai amanah mengharuskan hutan untuk diurus dan dimanfaatkan dengan akhlak mulia dalam rangka beribadah, sebagai perwujudan rasa syukur kepada Tuhan YME. Hutan sbg modal pembangunan nasional memiliki manfaat yang nyata bagi kehidupan dan penghidupan bangsa Indonesia, baik manfaat ekologi, sosial budaya maupun ekonomi, secara seimbang dan dinamis. Untuk itu hutan harus diurus dan dikelola, dilindungi dan dimanfaatkan secara berkesinambungan bagi kesejahteraan masy Indonesia, baik generasi sekarang maupun yang akan datang Untuk mengantisipasi perkembangan aspirasi masy, maka sesuai dengan tuntutan UU No. 41/1999 ttg Kehutanan bahwa hutan negara ialah yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak-hak atas tanah, termasuk di dalamnya hutan-hutan yang sebelumnya dikuasai oleh masy hukum adat yang disebut hutan adat. Dengan demikian masy hukum adat sepanjang menurut kenyataannya masih ada dan diakui keberadaannya dapat melakukan kegiatan pengelolaan dan pemungutan hasil hutan Agar pelaksanaan pengelolaan hutan dan pemungutan hasil hutan oleh Masy hukum adat dapat mencapai tujuan dan sasaran yang ingin dicapai maka pemerintah dan Pemda wajib melakukan pengaturan, pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan hutan dan pemungutan hasil hutan. Masy hukum adat diberi wewenang sepenuhnya terhadap pengelolaan dan pemungutan hasil hutan untuk tujuan peningkatan kesejahteraan PP ini mencakup pengaturan masy hukum adat, hutan adat, pengelolaan hutan, pemungutan hasil hutan, hak dan kewajiban, dan hapusnya masyarakat hukum adat. Sedangkan pelaksanaan lebih rinci terhadap pelaksanaan pengelolaan hutan dan pemungutan hasil hutan akan diatur lebih lanjut oleh menteri dan Perda II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 (1) a. Cukup jelas b. Cukup jelas c. Mempunyai wilayah hutan adat yang dimaksud adalah yang jelas batas-batasnya dan diakui /disepakati oleh masyarakat hukum adat dan oleh masyarakat lain di sekitarnya. Batas-batas dimaksud dapat bersifat batas alam maupun batas buatan atau batas-batas lain sesuai dengan ketentuan hukum adat d. Cukup jelas e. Cukup jelas Sebagaimana ditentukan dalam penjelasan UU No. 41 tahun 1999 bahwa hutan negara ialah hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak-hak atas tanah menurut UU No. 5/1960, termasuk di dalamnya hutan-hutan yang sebelumnya dikuasai masyarakat hukum adat yang disebut hutan ulayat, hutan marga atau sebutan lain. Dimasukkannya hutan-hutan yang dikuasai oleh masyarakat hukum adat dalam pengertian hutan negara, adalah sebagai konsekuensi adanya hak menguasai dan mengurus oleh negara sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat dalam negara Kesatuan RI. Dengan demikian masyarakat hukum adat sepanjang menurut kenyataannya masih ada dan diakui keberadaanya, dapat melakukan kegiatan pengelolaan hutan dan pemungutan hasil hutan. Oleh karena itu keberadaan suatu masyarakat hukum adat didasarkan pada kriteria-kriteria. Kriteria keberadaan masy Hukum adat sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 adalah kriteria yang bersifat komulatif. Artinya di dalam penelitian terhadap masy Hukum adat tersebut, seluruh kriteria yang ada harus dipenuhi. Dalam hal ini di dalam penelitian terdapat salah satu kriteria yang tidak terpenuhi, maka berarti di wilayah tersebut sudah tidak ada lagi masyarakat hukum adat. Meskipun di wilayah tersebut beberapa waktu yang lalu mungkin pernah ada masyarakat hukum adat, namun mengingat saat ini sudah hilang, maka masyarakat hukum adat tersebut tidak dapat dihidupkan lagi (2) Cukup jelas Pasal 4 (1) Menurut Prof C. Van Vollenhoven bahwa di Indonesia ada 19 lingkungan hukum adat. Di dalam perkembangannya lingkungan hukum adat tersebut dapat berkembang atau melemah. Berkembang atau melemahnya suatu masyarakat hukum adat akan tergantung pada kondisi masyarakat itu sendiri Oleh karena itu untuk menentukan kebaradaan masy hukum adat, apakah masih ada atau tidak, maka perlu adanya suatu penelitian. Penelitian keberadaan suatu masyarakat hukum adat dilaksanakan oleh berbagai unsur, dimaksudkan untuk menjamin objektifitas dari penelitian (2) Cukup jelas (3) Cukup jelas Pasal 5 (1) Apakah usul keberadaan masyarakat hukum adat akan diterima atau tidak tergantung pada hasil penelitian. Apabila berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat yang bersangkutan memenuhi kriteria, maka usulan memungkinkan dapat diterima, sebaliknya apabila tidak memenuhi kriteria maka usulan ditolak (2) Cukup jelas (3)
[envorum] Menteri LH Jangan Digabung dengan Eksplorasi Laut
http://kompas.com/kompas-cetak/0008/21/IPTEK/ment10.htm Senin, 21 Agustus 2000 Menteri LH Jangan Digabung dengan Eksplorasi Laut Semarang, Kompas Kabinet baru yang akan dibentuk Presiden Abdurrahman Wahid hendaknya tidak mengabaikan masalah lingkungan hidup. Karena itu, jika akan dilakukan penggabungan sejumlah institusi dalam kabinet sekarang, sebaiknya institusi lingkungan hidup tidak digabung dengan eksplorasi laut dan perikanan.Hal ini dikemukakan Nabiel Makarim yang mantan Deputi Pengendalian Pencemaran Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal), sehubungan informasi yang beredar bahwa menteri lingkungan hidup akan digabung dengan lembaga eksplorasi laut dan perikanan. "Ada suara yang keras bahwa dalam kabinet ini kementerian lingkungan hidup akan digabung dengan kementerian eksplorasi laut. Saya berharap ini tidak akan terjadi," jelasnya kepada wartawan, Sabtu (19/8) di Semarang. Protes ini disampaikan Makarim, karena pengalaman selama ini, sering terjadi kesalahan struktur dalam penggabungan institusi. Artinya, institusi yang melakukan eksploitasi sering dicampur dengan institusi yang melakukan konservasi. Dia mencontohkan, di Departemen Kehutanan, di mana eksplorasi hutan dijadikan satu atap dengan konservasi hutan. Akibatnya konservasi tidak berjalan maksimal. "Itu kesalahan struktur. Jadi siapa pun menterinya, kalau penggabungan seperti itu dilakukan tetap saja mengulang masa lalu. Bayangkan saja, kalau nanti eksplorasi laut dicampur lingkungan hidup, lingkungan yang akan hancur," ujarnya. Dalam kaitan itu Makarim mengimbau agar penggabungan institusi seperti itu jangan sampai terjadi. Apalagi dalam institusi lingkungan hidup, paparnya, setiap keputusan membutuhkan koordinasi. Jika yang dikoordinasikan tidak bisa menerima, bukan tidak mungkin akan terjadi conflict of interest. Berdiri sendiri Makarim justru berpendapat, sebaiknya kementerian lingkungan hidup berdiri sendiri atau kalau mau digabung harus dengan lembaga yang programnya searah, seperti konservasi hutan dan tata ruang. - Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
[envorum] Berita Lingkungan 20 Oktober 2000
--- Mo ndaftar : [EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/ http://kompas.com/kompas-cetak/0010/20/IPTEK/kons10.htm Jumat, 20 Oktober 2000 Konservasi Sebaiknya Libatkan Masyarakat Lokal Jakarta, Kompas Keberhasilan konservasi lingkungan tak bisa dilepaskan dari masyarakat lokal. Meningkatkan pendapatan dan melibatkan masyarakat setempat akan menjamin upaya perlindungan sumber daya alam. Hal itu dikemukakan Alexander F Watson, Wakil Presiden dan Direktur Pelaksana International Conservation, dalam wawancara dengan Kompas, Kamis (19/10) di Jakarta. http://kompas.com/kompas-cetak/0010/20/IPTEK/sege10.htm Jumat, 20 Oktober 2000 Segera Dibuat, Konsep Diversifikasi Pangan Nasional Jakarta, Kompas Ketergantungan masyarakat Indonesia pada beras sebagai bahan makanan pokok, saat ini cenderung membengkak. Keadaan ini justru semakin memperlemah ketahanan pangan nasional dan dapat mengarah pada gangguan kestabilan sosial. Upaya penganekaragaman pangan yang sudah dibahas sejak tahun 1970-an, tampaknya juga hingga kini tidak jalan karena tidak ada konsep diversifikasi yang utuh dan runtun. Berkaitan dengan itu, Forum Pengkajian Pangan dan Gizi Nasioanl akan segera membuat konsep diversifikasi pangan nasional. Berdasarkan konsep itu kemudian dilaksanakan gerakan nasional diversifikasi pangan. http://kompas.com/kompas-cetak/0010/20/EKONOMI/perb14.htm Jumat, 20 Oktober 2000 Perbaikan Pengelolaan Hutan Belum Efektif Jakarta, Kompas Perbaikan pengelolaan sumber daya hutan dan industri yang berbasis kehutanan yang dicanangkan sesuai komitmen Pemerintah Indonesia kepada Consultative Group on Indonesia (CGI) dalam Sidang CGI di Jakarta, bulan Februari 2000, hingga kini memang belum efektif dilaksanakan. http://kompas.com/kompas-cetak/0010/20/IPTEK/eros10.htm Jumat, 20 Oktober 2000 Erosi Sungai Mahakam Tinggi Samarinda, Kompas Tingkat sedimentasi lumpur di sepanjang Sungai Mahakam sudah sangat tinggi, mencapai 60 sentimeter per bulan. Ini disebabkan tingginya erosi akibat rusaknya hutan pada daerah aliran sungai sepanjang 900 kilometer itu. Kondisi alur lalu lintas kapal antara ruas Pelabuhan Samarinda-Muara Pegah (kawasan Delta Mahakam) sepanjang 37 mil sangat memprihatinkan. Akibat pendangkalan, kapal-kapal yang berbobot mati 6.000 gros ton ke atas harus menunggu air pasang untuk masuk dan ke luar Pelabuhan Samarinda. Sementara kapal-kapal yang berada di bawah 6.000 gros ton juga harus hati-hati, sebab lebar alur hanya 60 meter dengan kedalaman hanya enam meter. http://www.suaramerdeka.com/harian/0010/20/dar18.htm Jumat, 20 Oktober 2000 Bupati Berobsesi Mengaspal Puncak Gunung Sumbing TEMANGGUNG - Memasuki era otonomi, Bupati Temanggung Drs H Sardjono SH CN berobsesi memajukan sektor pariwisata. Keinginannya tidak tanggung-tanggung, membuat jalan beraspal sampai puncak Gunung Sumbing. http://www.suaramerdeka.com/harian/0010/20/dar9.htm Jumat, 20 Oktober 2000 Pengelolaan Penambangan Batu Truwili Pimpinan Desa Mengajukan Izin JEPARA - Setelah membentuk Forum Peduli Aset-aset Daerah (FPA2D) Kabupaten Jepara, para pimpinan desa dan tokoh masyarakat di sekitar Gunung Truwili, Kecamatan Keling kini sudah mulai memproses mengajukan izin pengelolaan dan penambangan. http://kompas.com/kompas-cetak/0010/20/DAERAH/mimp34.htm Jumat, 20 Oktober 2000 Mimpi Buruk Singkong Busuk TUMPUKAN puluhan ton singkong busuk di pinggir Jembatan II, Jalur 27, lokasi transmigrasi Kecamatan Airsugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) mulai menyusut. Gunungan hasil panen petani yang tidak laku itu pun sudah tidak lagi mengeluarkan aroma menyengat seperti bau busuk.Tidak ada warga yang berminat mengupayakan benda tersebut pindah ke lokasi lain. Atau membuang dan membersihkannya dari samping puskesmas kecamatan itu. Setiap hari, paling-paling hanya beberapa ekor ayam iseng yang mendekat. Namun, setelah mengais beberapa potongan, mematuk-matuk sedikit, ayam-ayam langsung bergegas pergi. Ubi busuk ternyata tidak menarik minat makhluk berkaki dua itu. http://kompas.com/kompas-cetak/0010/20/DAERAH/puluh19.htm Jumat, 20 Oktober 2000 Puluhan Ton Ikan Danau Maninjau Mati Padang, Kompas Tercemarnya air Danau Maninjau di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, yang diduga karena beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Maninjau, menyebabkan budi daya ikan pada 2.858 unit keramba jala apung, sejak tiga tahun terakhir, hancur. Para petani ikan dilaporkan mengalami kerugian sedikitnya Rp 3,4
[envorum] Berita Lingkungan 21 Oktober 2000 (1)
http://suarapembaruan.com/News/2000/10/21/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Sistem Kuota Penangkapan Ikan Oleh TRIDOYO KUSUMASTANTO dan ARIF SATRIA da isu menarik berkaitan dengan rencana pemerintah untuk menerapkan sistem kuota dalam penangkapan ikan. Tujuannya adalah melindungi nelayan kecil dari perusahaan kapal besar (Suara Pembaruan, 6/9/2000). Meski ini baru merupakan rencana, namun penting untuk dikaji. Apakah sistem kuota ini tepat untuk diterapkan di Indonesia saat ini? Nampaknya untuk memahami masalah ini perlu digali lebih jauh genealogi teoretiknya serta menganalisis berdasarkan pengalaman empirik negara-negara yang telah menerapkannya. Dengan demikian, dapat tergambar prospek penerapan sistem kuota ini dalam konteks perikanan Indonesia. http://suarapembaruan.com/News/2000/10/21/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Ekosistem Terumbu Karang Indonesia di Era Milenium Baru Tabel 1 Status ekosistem terumbu karang di Indonesia dan beberapa negara ASEAN sebagai perbandingan. Kategori didasarkan pada prosentase (%) penutupan coral hidup dalam transek 75% (sangat baik), 50-75% (baik), 25-50% (sedang) dan 25% (buruk). Oleh ZAINAL ARIFIN ada tanggal 23-27 Oktober 2000, Kota Denpasar, Bali, akan dibanjiri oleh lebih dari 1.200 peneliti dan pakar terumbu karang kaliber dunia dari seluruh penjuru benua. Selama 5 hari, di kota itu akan digelar International Coral Reef Symposium (ICRS) dengan tema "Menjembatani Riset dan Pengelolaan untuk Pembangunan Berkelanjutan" (Bridging research and management for Sustainable Development). http://suarapembaruan.com/News/2000/10/21/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Pemda Irja Diminta Bentuk Dewan Kelautan Daerah Jayapura, 21 Oktober Departemen Kelautan dan Perikanan minta Pemda Provinsi Irian Jaya membentuk Dewan Kelautan Daerah, guna membantu Dinas Perikanan setempat mengelola/mengamankan potensi kelautan di Irja. http://suarapembaruan.com/News/2000/10/21/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Anggota DPR Laporkan Sekjen Dephutbun ke Polisi Jakarta, 21 Oktober Anggota DPR/MPR, Rosyid dengan didampingi kuasa hukumnya, AP Malau SH melaporkan Sekjen Departemen Kehutanan dan Perkebunan, Suripto dalam kasus pencemaran nama baik ke Polda Metro Jaya, Jumat (20/10) siang, di Jakarta. http://kompas.com/kompas-cetak/0010/21/DAERAH/dolo19.htm Sabtu, 21 Oktober 2000 Dolog Sumsel Ingkar, Harga Beras Anjlok Palembang, Kompas Harga beras petani di sentra Pemulutan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, kembali anjlok ke tingkat Rp 1.600 per kilogram dari semula Rp 1.900-Rp 2.000. Penurunan harga ini terjadi karena Depot Logistik (Dolog) Sumsel mengingkari janjinya membeli beras dari petani.Pada tanggal 21 September 2000, Presidium Dolog Sumsel yang dipimpin Teddy Yanuar Rachman menyatakan menghentikan pembelian beras dari pengusaha. Pernyataan resmi tersebut disampaikan Teddy di depan Komisi B DPRD Sumsel dan disaksikan sejumlah wartawan, termasuk Kompas. Namun, Rabu (18/10) lalu ternyata Dolog mengalihkan pengadaan beras lewat pengusaha. http://kompas.com/kompas-cetak/0010/21/EKONOMI/gili13.htm Sabtu, 21 Oktober 2000 Akibat Praktik Sindikat Giliran Petani Karet Menjerit Pontianak, Kompas Setelah petani padi, kali ini giliran petani karet menjerit. Sistem tata niaga yang dibentuk Deperindag, bukan menolong tetapi mencekik mereka. Disinyalir, ada praktik sindikat di dalam mata rantai perdagangan karet dari petani ke pabrik. Harga jual getah karet di gudang pabik pengolahan Rp 4.200-4.500 per kg, tetapi yang dinikmati petani kareta maksimal Rp 1.900 per kg, ada juga yang di bawah angka itu. http://kompas.com/kompas-cetak/0010/21/IPTEK/bape10.htm Sabtu, 21 Oktober 2000 Bapedalda Terancam Dilikuidasi Jakarta, Kompas Dengan akan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Dampak Lingkungan (Amdal), kewenangan penilaian Amdal akan diserahkan pada daerah. Dalam rangka menunjang desentralisasi kewenangan itu, seharusnya fungsi kelembagaan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) diperkuat. Sayangnya, yang terjadi di beberapa daerah, Bapedalda justru terancam dilikuidasi atau dilebur dengan instansi lain, dengan alasan antara lain keterbatasan dana. http://kompas.com/kompas-cetak/0010/21/IPTEK/prog10.htm Sabtu, 21 Oktober 2000 Kerja Sama Jerman-Indonesia Program "Adopsi" Orangutan Terus Ditingkatkan Samarinda, Kompas Perkumpulan Persahabatan Jerman-Indonesia bekerja sama dengan Proyek Reintroduksi (PRO) Wanariset Samboja, Kabupaten Kutai (Kalimantan Timur), melakukan kerja sama dalam bentuk kampanye pelestarian orangutan pada masyarakat Jerman, selain juga terus menggiatkan pendanaan proyek ini dalam bentuk program "adopsi" orangutan. Usaha ini dilakukan dalam rangka menyelamatkan kehidupan kawasanan satwa langka Kalimantan ini, yang kini makin terdesak keberadaanya. Kondisi tersebut akibat parahnya kerusakan kawasan hutan di Kalimantan, baik karena eksploitasi, konversi, maupun bencana kebakaran.
[envorum] Berita Lingkungan 22 Oktober 2000
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages http://suarapembaruan.com/News/2000/10/22/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Tumpang - Tindih Kepentingan di Lore Lindu Taman Nasional Lore Lindu di Sulawesi Tengah (Sulteng) memang indah dan kaya dengan flora dan faunanya. Bertahun-tahun penduduk setempat akrab dengan lingkungan demikian. Tetapi, kini banyak orang luar bernafsu merusaknya. Aparat pun ikut berdosa di sini. http://suarapembaruan.com/News/2000/10/22/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Meniti ''Canopy Trail'', Mengamati Penghuni Hutan PENGAMATAN alam di suatu kawasan hutan lindung, umumnya dilakukan dari atas menara pengintai. Mengamati panorama sekelilingnya, memperhatikan satwa liar melakukan aktivitasnya, atau cukup menghirup udara segar dihembus angin lembah. Menara pengamat atau pengintai ada yang terbuat dari kayu dan ada pula yang berkerangka besi. Namun, kawasan Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH), Jawa Barat, pengamatan alam dilakukan dari atas pohon satu ke pohon yang lain yang saling berhubungan. Canopy trail, demikian istilahnya, diresmikan oleh Menteri Kehutanan dan Perkebunan Dr Ir Muslimin Nasution ketika itu . Bentuknya merupakan suatu jembatan yang menggantung tigapuluh meter dari tanah dan ditambatkan pada beberapa pohon besar. Jembatan ini terbuat dari almunium dan dikaitkan dengan kawat-kawat baja. Panjangnya lebih kurang 100 meter, terbagi menjadi tiga buah jembatan, dan saling bersambung satu sama lain. - Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
[envorum] Berita Lingkungan 23 Oktober 2000 (2)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages http://kompas.com/kompas-cetak/0010/23/DAERAH/alam33.htm Senin, 23 Oktober 2000 Alam Warisan Dunia yang Merana DI pantai di sekitar dermaga Pulau Handeuleum, di lepas pantai timur jazirah Ujung Kulon, tak hanya ada hamparan pasir. Di sana juga terserak bongkahan dan patahan karang mati, mulai dari yang sebesar jari kelingking sampai yang sebesar badan orang dewasa. Pemandangan serupa juga telihat di pantai Pulau Peucang di sisi barat Semenanjung Ujung Kulon yang hampir berbentuk segi tiga.Banyaknya bangkai karang kawasan pantai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) sama sekali bukan pertanda baik. Sebaliknya, itu tanda bahwa banyak terumbu karang di dasar laut yang sudah remuk dan mati. Semua bongkahan dan patahan karang itu berasal dari bangkai terumbu-terumbu karang di dasar laut. Mereka terdampar di berbagai pantai setelah terbawa arus laut yang kencang di perairan TNUK. http://kompas.com/kompas-cetak/0010/23/DAERAH/gaji34.htm Senin, 23 Oktober 2000 Jagawana Gaji Kecil dan Tak Bersenjata SEBUTLAH namanya Basri. Warga Kampung Cikawung, Kecamatan Sumur, yang terletak di tepi Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) itu sudah sangat dikenal warga kecamatan sebagai "pengusaha" yang bersedia menerima pesanan orang kota yang menginginkan burung berbagai spesies dari TNUK. Kabar itu tidak hanya disampaikan warga tetapi juga seorang petugas Polri dan Jagawana yang bertugas di Taman Jaya, kampung tetangga Cikawung. Anehnya, kedua aparat itu tidak juga menangkap si "pengusaha" meski yakin Basrilah biang dari semakin langkanya kicauan burung di hutan perawan termasyur itu. http://kompas.com/kompas-cetak/0010/23/DAERAH/pemb36.htm Senin, 23 Oktober 2000 Ridwan Setiawan Pemburu Tinja Badak "SAYA bukan peneliti, hanya sekadar pengumpul tinja badak," Demikian pengakuan Ridwan Setiawan peneliti World Wide Fund for Nature (WWF) yang tengah bertugas dalam proyek penelitian genetik Badak Jawa penghuni hutan perawan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). Lelaki itu, telah satu tahun Iwan keluar masuk hutan menyusuri jejak badak (Rhinoceros sondaicus) dan telah mengumpulkan 110 sampel tinja dan urine. "Koleksi" unik itu, belum termasuk sampel bulu dan ratusan frame potret badak yang berhasil dia buat. http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000102300155238 Tumpukan Sampah Mulai Mengganggu Warga Surabaya Media Indonesia - Nusantara (23/10/2000 00:15 WIB) SURABAYA (Media): Keberadaan sampah yang belum semuanya bisa diangkut ke Lahan Pembuangan Akhir (LPA) kini mulai meresahkan warga Surabaya. Sebab, tumpukan sampah tidak berkurang tetapi justru makin menumpuk di Lahan Pembuangan Sementara (LPS). Tumpukan sampah yang belum terangkut ke LPA, berada di Pasar Keputran, Pasar Bendul Mrisi, kawasan Rungkut serta kawasan Tandes. Bahkan, warga kini sudah mulai berani membuang sampah di jalan-jalan protokol di Surabaya. http://www.suaramerdeka.com/harian/0010/23/dar6.htm Senin, 23 Oktober 2000 Merunut Kontribusi Perhutani MESKI masih perlu klarifikasi lebih jauh, tampaknya pernyataan Adm/KKPH Blora Ir Darsono mengenai besar kontribusi yang diberikan oleh Perhutani di Blora kepada Pemda perlu segera dirunut. Bukan berarti mencari kambing hitam, melainkan dalam rangka mengurai benang kusut sekaligus mencari peluang-peluang dalam rangka meningkatkan PADS di Blora. http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000102300155028 Rumah Sakit Buang Limbah Seenaknya Media Indonesia - Kesra (23/10/2000 00:15 WIB) MALANG (Media): Atas nama penghematan biaya, diperkirakan puluhan rumah sakit, laboratorium medis, serta sejumlah klinik di Kota Malang telah membuang limbah medis secara tidak wajar. Hal itu berdasarkan temuan di tempat pembuangan sementara berupa limbah yang berisi bakteri penyakit menular tanpa melalui filter berarti. http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000102300155237 Jahe dan Lengkuas Menggebrak Dunia Media Indonesia - Kesra (23/10/2000 00:15 WIB) CONFUSIUS memujinya, Marco Polo merindukannya, dan para pedagang rempah-rempah memburunya. Itulah jahe (Zingiber officinable) yang berasal dari selatan Cina dan India di mana lebih dari 5.000 tahun
[envorum] Berita Lingkungan 26 Oktober 2000
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages http://www.indomedia.com/bpost/102000/26/index.htm Investasi Pertambangan Capai Rp12 M Muara Teweh, BPost Penanaman investasi pengusahaan pertambangan di wilayah Kabupaten Barito Utara tahun 1999 mencapai Rp12 miliar. Investasi tersebut sebagian besar berasal dari penyelidikan endapan batu bara dalam rangka Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B), kata Ir Alfied E Nanjau. Menurut pejabat Kanwil Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Kalteng, saat ini pengusahaan pertambangan yang masih berlaku hingga akhir Agustus 2000 terdiri atas perusahaan pemegang kontrak karya (KK) empat buah, PKP2B 10 buah dan kuasa pertambangan (KP) tiga buah. http://www.indomedia.com/bpost/102000/26/index.htm Gunawan Terbukti Bawa Kayu Ilegal Kuala Kapuas, BPost M Gunawan, direktur UD Fitria terbukti membawa kayu ilegal dalam kapal besi Minati. Berdasarkan hasil perhitungan akhir tim teknis KCDK Kapuas menunjukkan perbedaan menyolok, baik volume maupun jenis kayu terhadap dokumen SKSHH No. DA 125285 yang ditunjukkan. "Volume kayu yang diangkut, dua kali lipat dari nilai yang tertera dalam dokumen yaitu 324,269,7 m3 atau 70.780 keping, sementara dalam dokumen tercatat hanya 150.3079 m3 atau 14.026 keping," ungkap Kapolres Kapuas Supt Drs JA Sumampouw melalui Kasat Serse Iptu Berry Rahail SH, Selasa (24/10) di ruang kerjanya. http://www.indomedia.com/bpost/102000/26/index.htm H Sulaiman Ketua Lembaga Khusus Anti Batu Bara Liar Banjarmasin, BPost Untuk mengatasi penambangan tanpa izin alias liar, para pengusaha penambang batu bara Kalsel sepakat membentuk suatu lembaga yang khusus menangani permasalahan dalam usaha pertambangan ini, Rabu (25/10) siang. http://kompas.com/kompas-cetak/0010/26/DAERAH/jang20.htm Kamis, 24 Oktober 2000 Jangan Biarkan Orang Kubu Tetap Terbelakang Jambi, Kompas Sekitar 1.200 jiwa orang Kubu atau orang Rimbo yang mendiami kawasan hutan konservasi Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) di Provinsi Jambi, jangan dibiarkan tetap terbelakang. Pembinaan hendaknya seperti pada orang biasa, mengangkat harkat dan martabat mereka; anak-anak tidak dibiarkan berkelana dalam hutan, tetapi mengikuti pendidikan, mengenal kehidupan modern tanpa menghilangkan tradisi dan budaya yang mereka anut sejak lama. Keberadaan Temenggung (kepala suku atau kepala kelompok) diberdayakan dan dimanfaatkan untuk pengamanan hutan. http://kompas.com/kompas-cetak/0010/26/DAERAH/sela19.htm Kamis, 24 Oktober 2000 Gubernur Kalteng : Selamatkan Tanjung Puting Banjarmasin, Kompas Rencana penghentian pengiriman kayu bulat keluar dari Kalimantan Tengah (Kalteng), bukan untuk mematikan industri perkayuan yang ada di Kalimantan Selatan (Kalsel). Kebijakan Pemda ini semata-semata untuk menyelamatkan hutan Kalteng, khususnya Taman Nasional Tanjung Puting yang sudah semakin gundul, bahkan sudah menjadi sorotan dunia lantaran maraknya tebangan liar di sana. http://kompas.com/kompas-cetak/0010/26/EKONOMI/ekon32.htm Kamis, 24 Oktober 2000 Ekonomi Pemulung, Bukan Cuma Urusan Isi Perut SEORANG pemulung, Ani berusia sekitar 50 tahun tampak asyik memilah kertas putih ukuran HVS dengan tangan yang mulus. Wanita dengan rambut terurai itu berada di antara jutaan lembar kertas dengan berat sekitar tujuh ton di sebuah gudang berukuran tiga kali dua meter, di lokasi penampungan kertas pemulung di Sawah Besar, Jakarta Pusat. Sebuah tumpukan kertas berkop surat Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak.Harga jual kertas putih itu Rp 1.700 per kilo," kata Gin Trenggono (38), mantan pemulung yang menjadi lapak induk pemulung di kawasan bawah jalan layang rel kereta api Sawah Besar-Mangga Besar, Jakarta Pusat itu. Dia memiliki tujuh orang pegawai-dengan bayaran Rp 15.000 per hari-yang khusus memilah kertas. Selain kertas putih dengan harga jual tinggi itu, kertas lain ditumpuk menjadi satu untuk di-press dan dijual langsung ke pabrik. http://kompas.com/kompas-cetak/0010/26/EKONOMI/dius14.htm Kamis, 24 Oktober 2000 Diusulkan Diputihkan, 150 Industri Kayu Liar Jambi, Kompas Sebanyak 150 industri penggergajian kayu (sawmill) liar alias tanpa izin yang beroperasi di Jambi diusulkan diputihkan, karena kebijakan menutup industri kayu liar itu bisa menimbulkan masalah baru. Menutup secara paksa sawmill skala kecil itu dapat menimbulkan keresahan, pengangguran 4.000 tenaga kerja, kecemburuan sosial, dan biaya sosial yang harus ditanggung mahal. Seiring dengan pemutihan itu, kegiatan pengamanan hutan akibat maraknya penjarahan dan penebangan liar harus semakin ditingkatkan. Pencegahan terhadap perambahan dan penebangan liar harus dilakukan secara
[envorum] Berita Lingkungan 28 Oktober 2000 (2)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages http://suarapembaruan.com/News/2000/10/27/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Wagub Sulut Freddy Sualang: Perusak Lingkungan Akan Dibawa ke Pengadilan Manado, 27 Oktober Wakil Gubernur Sulawesi Utara Freddy Sualang meminta perusahaan dan industri di wilayahnya untuk tidak mencemari lingkungan. "Kalau terbukti ada yang melakukan pencemaran lingkungan, maka perusahaan itu akan diproses sesuai hukum yang berlaku," tandas Wakil Gubernur Sulut kepada Pembaruan, baru-baru ini di Manado. http://suarapembaruan.com/News/2000/10/27/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Dinas Kehutanan di Kaltim Dilarang Bantu Proses Penerbitan IPPK Samarinda, 27 Oktober Gubernur Kalimantan Timur H Suwarna AF melarang para Kepala Cabang Dinas Kehutanan (KCDK) di provinsi itu membantu bupati memproses pemberian izin HPH/IPK skala kecil, seluas 100 hektare atau Izin Pemungutan dan Pemanfaatan Kayu (IPPK). Sebab belakangan ini, izin itu dipersoalkan karena diduga disalahgunakan pengusaha. http://www.indomedia.com/bpost/102000/28/index.htm Masyarakat Kobar Gugat Pembagian DR dan PSDH Pangkalan Bun, BPost Pembagian dana reboisasi (DR) dan provisi sumber daya hutan (PSDH) antara pusat dan daerah digugat masyarakat Kotawaringin Barat. Dalam pertemuan dengan Menteri Muda Kehutanan (Memudhut) Dr Nurmahmudi Ismail, masyarakat menuding pembagian itu tidak adil. http://kompas.com/kompas-cetak/0010/28/DAERAH/pene25.htm Sabtu, 28 Oktober 2000 Penebangan Liar Semakin Tak Terkendali Banjarmasin, Kompas Perangkat hukum, termasuk tim penertiban terpadu baik di pusat maupun daerah, sebetulnya sudah cukup untuk mengatasi penebangan liar di hutan-hutan produksi. Namun kenyataannya, penebangan liar justru semakin marak, makin sulit dikendalikan dan makin memprihatinkan. "Bagaimana bisa diatasi kalau oknum-oknum pejabat yang di atas cuma bicara dan komentar-tidak dengan tindakan. Coba kalau benar-benar ada tindakan sesuai perangkat hukum yang ada, saya yakin hasilnya akan lain," kata Sekretaris Eksekutif Komda Apkindo (Komisariat Daerah-Asosiasi Panel Kayu Indonesia) Kalimantan Selatan/Kalimantan Tengah Dehen Binti, Jumat (27/10). http://kompas.com/kompas-cetak/0010/28/DAERAH/kual25.htm Sabtu, 28 Oktober 2000 Kuala di Aceh Mendangkal, Udang Menjadi Kerdil Bireun, Kompas Para petani tambak udang dan ikan bandeng di Kabupaten Bireun (Aceh) kini kesulitan memperoleh air laut akibat sedimentasi dan penyempitan 19 dari 20 kuala di daerah itu. Akibatnya, kualitas udang windu yang dihasilkan menurun dan ikan bandeng menjadi kerdil karena kekurangan air dan makanan alam berupa lumut. http://kompas.com/kompas-cetak/0010/28/DAERAH/peta25.htm Sabtu, 28 Oktober 2000 Pangdam Diponegoro: Petani "Dikompori" Purwokerto, Kompas Panglima Kodam IV/Diponegoro Mayor Jenderal Sumarsono mensinyalir ada orang dan pihak-pihak tertentu yang sengaja mengompor-ngompori petani di berbagai daerah di Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta sehingga belakangan ini gerakan-gerakan petani begitu marak. Melalui berbagai aksi dan gerakan, mereka menuntut agar Yayasan Rumpun Diponegoro (YRD) menyerahkan tanah perkebunan yang selama ini dikelolanya."Padahal tanah perkebunan yang dikelola YRD adalah tanah milik negara," ungkap Pangdam Diponegoro seusai upacara serah terima jabatan Komandan Korem 071/Wijaya Kusuma Banyumas, Jumat (27/10). Pejabat lama, Kolonel (Inf) Hariyadi Sutanto diganti Kolonel Supiadin AS, yang sebelumnya menjabat Asisten Operasi Kodam IV/Diponegoro. Sedang Hariyadi Sutanto dialihtugaskan ke Mabes TNI AD. Saat itu Pangdam didampingi Kapendam Letkol (Inf) Musafir. Orang-orang tersebut, tandas Pangdam, tidak hanya mengompori rakyat terutama petani untuk menuntut tanah, akan tetapi juga mempunyai keinginan dan tujuam tertentu yakni mencoba membenturkan rakyat dengan TNI. Ini agar rakyat di satu pihak, TNI di pihak lain saling "berhadap-hadapan". http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000102800321344 `Tidak Ada Perlakuan Istimewa bagi Mafia Kayu` Media Indonesia - Nusantara (28/10/2000 00:32 WIB) PALANGKARAYA (Media): Menteri Pertanian dan Kehutanan (Mentanhut) Bungaran Saragih menyatakan tidak ada perlakuan istimewa terhadap mereka yang masuk dalam daftar 14 nama yang diduga sebagai mafia kayu di Indonesia. "Tidak ada perlakuan istimewa termasuk terhadap salah seorang anggota MPR yang masuk dalam daftar mafia kayu," kata Mentanhut menjawab pertanyaan wartawan di sela-sela Puncak Penghijauan dan Konservasi
[envorum] Berita Lingkungan 01 Nopember 2000 (2)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages http://suarapembaruan.com/News/2000/11/01/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Ekonomi Rakyat, Sebuah Tanggapan Oleh SUDARSONO SOEDOMO ulisan ini merupakan tanggapan atas tulisan Dr Ir SMH Tampubolon MSc di harian Suara Pembaruan tanggal 23 Oktober 2000 yang berjudul ''Ekonomi Rakyat''. Dalam pengantarnya, Sdr Tampubolon menyitir beberapa pendapat tentang apa itu ekonomi rakyat. Sdr Tampubolon menyimpulkan pendapat-pendapat yang disitir tersebut keliru, termasuk pendapat yang menyatakan bahwa tidak ada ekonomi rakyat. Penulis berpendapat, memang tidak ada yang tepat, termasuk pendapat Sdr Tampubolon sendiri juga keliru. Apa pun embel-embelnya, semua ekonomi pada dasarnya dari rakyat, dilakukan oleh rakyat, dan hasilnya juga untuk rakyat. Jadi, embel-embel rakyat yang dicoba dilekatkan pada ekonomi rakyat memang tidak mempunyai makna yang bersifat menerangkan. http://suarapembaruan.com/News/2000/11/01/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Pulau Bawean Disebut Pulau Putri PULAU Bawean, yang bisa ditempuh dalam waktu empat jam dengan kapal motor (KM) dari Pelabuhan Pelayaran Rakyat di Gresik, bisa disebut sebagai pulau putri. Soalnya, mayoritas penghuni pulau itu kaum wanita. Dari 188.000 penduduk pulau di laut Jawa (termasuk Kabupaten Gresik) ini, ternyata 120.000 kaum lelaki usia produktif lebih suka merantau. Mereka memburu dolar di Singapura atau ringgit di Malaysia. Sehingga yang tinggal di kampung, mayoritas ibu-ibu dan para remaja putri. Kalau pun ada lelaki, itu hanya yang berusia lanjut dan anak-anak. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/01/DAERAH/jepa19.htm Rabu, 1 November 2000 Jepang Ekspor Enam Juta Metrik Ton Pasir Gunung ke Kutai Timur Kutai Timur, Kompas Bupati Kutai Timur Awang Faroek Ishak menegaskan, kerja sama dengan Pemerintah Metropolitan Tokyo menyangkut soal impor tiga juta metrik ton pasir gunung berapi Ohyama, baru akan dilakukan setelah Pemda Kutai Timur melakukan enam tahapan prioritas, di antaranya penelitian untuk memastikan bahwa pasir itu bebas dari unsur merusak lingkungan. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/01/DAERAH/rump19.htm Rabu, 1 November 2000 Rumpon Belum Dipasang, Nelayan Gelisah Malang, Kompas Tak kunjung dipasangnya empat rumpon PT Darma Alam Bahari (PT DAB) di perairan Pantai Sendang Biru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang menggelisahkan nelayan. Sebab sebanyak 22 rumpon milik perusahaan perikanan Filipina yang dua tahun terakhir menjadi sumber nafkah petani Sendang Biru kini hilang, termasuk sebuah rumpon milik pengusaha lokal. PT DAB menjanjikan memasang Agustus lalu, namun hingga menjelang tibanya masa paceklik Desember nanti rumpon yang dijanjikan masih berada di Benoa, Bali, tanpa kejelasan kapan sampai ke Sendang Biru. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/01/DAERAH/dusu19.htm Rabu, 1 November 2000 Dusun Baban Sasaran Penggalian Liar KICAU burung terdengar merdu, bersahut-sahutan. Semerbak harum bunga kopi lekat dalam penciuman. Para pekerja kebun hilir mudik dari satu baris tanaman ke tanaman lain. Senin pagi lalu, mereka sedang menyiangi rerumputan di bawah naungan pepohonan. Memang masih sangat terasa, alam pedesaan sangat ramah di Dusun Baban Desa Mulyorejo Kecamatan Silo, Kabupaten Jember. Tetapi di balik keramahan itu bisa jadi menyimpan seribu satu misteri. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/01/DAERAH/bak32.htm Rabu, 1 November 2000 Petani Rotan Bak Berurat Kawat Bertulang Besi MEMANG berlebihan kalau dikatakan manusia robot, tetapi datanglah ke pedalaman Barito Selatan, dan saksikan petani rotan tengah melakukan panen. Sepintas, terlihat ibarat manusia berurat kawat dan bertulang besi. Betapa tidak, begitu kedua tangannya menarik helai rotan yang melingkar di pohon, suara patahan dahan segera terdengar padahal daunnya mengunci dahan dan ranting. Untuk menarik rotan sepanjang 15 meter dibutuhkan paling banyak empat kali tarikan. Bersamaan dengan itu, dahan dan ranting berdiameter tiga sentimeter yang terikat di ujung daun rotan, langsung patah, dan berguguran. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/01/DAERAH/encl19.htm Rabu, 1 November 2000 "Enclave" 16.086 Warga di Kawasan TN Kutai Kutai Timur, Kompas Departemen Pertanian dan Kehutanan (Deptanhut) menyetujui usulan Pemda Kutai Timur dan Pemda Kalimantan Timur untuk melakukan enclave (kantung permukiman) bagi 3.343 kepala keluarga (KK) atau 16.086 jiwa yang bermukim di kawasan Taman Nasional (TN) Kutai, Kabupaten Kutai Timur. Deptanhut juga menyediakan dana lebih dari Rp 300 juta untuk tahap penetapan tata batas. Kegiatan ini diperkirakan selesai akhir 2000.
[envorum] Berita Lingkungan 01 Nopember 2000 (3)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages http://www.indomedia.com/bpost/112000/1/index.htm Menmudhut Nurmahmudi Mengada-ada Sampit, BPost Wakil Bupati Kotim M Thamrin Noor menantang pernyataan Menteri Muda Kehutanan (Menmudhut) Nurmahmudi Ismail yang memerintahkan agar Bupati Kotim M Wahyudi K Anwar segera mencabut Perda 14 tentang retribusi kayu. Menurut Thamrin, pernyataan yang dilontarkan menmudhut itu hanya mengada-ada dan tidak ada dasarnya. Tidak selayaknya Nurmahmudi mengeluarkan pernyataan yang melecehkan dirinya sendiri. "Ia (Nurmahmudi) tidak berhak mengeluarkan pernyataan seperti itu," tandasnya. http://www.indomedia.com/bpost/112000/1/index.htm Sektor Pertambangan Belum Tergali Kuala Kapuas, BPost Kabupaten Kapuas tidak hanya kaya di sektor kehutanan tetapi juga memiliki potensi pada bidang pertambangan. Sayangnya, sektor ini belum memberikan kontribusi berarti bagi daerah karena belum digali. "Kapuas sebenarnya memiliki PAD potensial di sektor pertambangan. Sayang, belum digali," ungkap Dagon S Dohong, anggota Komisi D DPRD Kapuas, Sabtu (28/10). http://www.indomedia.com/bpost/112000/1/index.htm Kayu Barut Diselundupkan ke Kalimantan Utara Muara Teweh, BPost Kayu bulat asal pedalaman Kabupaten Barito Utara (Barut) ditengara diselundupkan ke luar negeri melalui negara tetangga Kalimantan Utara. Pejabat di Tubup Wilayah Murung Raya Drs Duan T Silam membenarkan terjadinya dugaan penyeludupan kayu di wilayah CDK Barito Hulu. "Berita ini saya dapatkan dari laporan warga masyarakat Desa Tumbang Tupos, Kecamatan Sumber Barito," katanya di Puruk Cahu, akhir pekan tadi. http://www.indomedia.com/bpost/112000/1/index.htm Penjarahan Hutan Marak Tanjung, BPost Kondisi hutan di Kabupaten Tabalong sangat memprihatinkan, akibat tebangan serampangan oleh pemilik hak pengusahaan hutan (HPH) dan penebang liar. Hutan menjadi gundul dan hancur, sebut Djoko Sudoyo dan Muhammad RusÂ’an, ketua dan sekretaris Komisi D DPRD Tabalong membidangi pembangunan usai kunjungan kerja empat hari ke Desa Kumap dan Salikung, Kecamatan Muara Uya. "Dari penglihatan saya marak penebangan liar. Saya melihat persis itu, ada perusakan lingkungan," ujar Djoko dimintai komentar soal kunjungan kerjanya di gedung DPRD Tabalong, Selasa (31/10). http://www.surabayapost.co.id/ SUPLEMEN Rabu, 01 November 2000 Polusi Menambah Pemanasan Global FAKTA baru membuktikan bahw polusi yang dibuat oleh manusia memberi kontribusi substansial pada pemanasan global; bumi seperti menerima sinar matahari lebih panas dibanding sebelumnya. Bukti ini dinyatakan oleh ratusan ilmuwan yang berkumpul dalam diskusi panel yang disponsori PBB pekan lalu. Para ilmuwan yang memiliki disiplin ilmu di bidang ini menuntut adanya pembicaraan yang lebih luas tentang masalah ini pada dekade mendatang. http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000110100293149 Mencari Penerimaan Negara melalui `Fishing Fee` Media Indonesia - Opini (01/11/2000 00:29 WIB) Oleh Dr Akhmad Fauzi Kepala Divisi Analisis Ekonomi dan Kebijakan, PKSPL-IPB SUMBER daya perikanan, sebagaimana sumber daya alam lainnya merupakan aset negara yang dapat memberikan sumbangan berarti bagi kesejahteraan suatu bangsa (wealth of nation). Sampai saat ini, kontribusi sumber daya perikanan masih diukur dari sumbangannya terhadap PDB, devisa negara, dan penyerapan tenaga kerja. Dengan kata lain, kontribusi sumber daya perikanan masih terbatas pada sisi input yang dibutuhkan dan output yang dihasilkan. Dengan hanya melihat beberapa indikator tersebut di atas, kontribusi sumber daya perikanan masih dikatakan terlihat relatif kecil. Sebagai contoh, kontribusi perikanan Indonesia terhadap PDB masih bergerak di sekitar angka 2%, sementara sumbangannya terhadap devisa, meski dalam angka nominal relatif besar yakni sekitar US$3 miliar (secara proporsional masih relatif kecil). Dengan melihat angka relatif di atas, akan timbul kecenderungan bahwa pengelolaan perikanan di negara berkembang seperti halnya Indonesia, mengarah kepada growth oriented, dengan produksi hasil perikanan diharapkan terus meningkat dari waktu ke waktu. Dalam pola pengelolaan seperti ini, tidak menutup kemungkinan bahwa produksi
[envorum] Berita Lingkungan 3 Nopember 2000 (1)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages http://www.surabayapost.co.id/ NASIONAL Kamis, 02 November 2000 Pemerintah Didesak Tindak Maspion, Ajinomoto, Petro Kimia Jakarta - Surabaya Post DPR mendesak pemerintah segera menindak tiga perusahaan; PT Maspion, PT Ajinomoto, dan PT Petro Kimia Gresik karena melanggar ketentuan lingkungan hidup. Berdasarkan temuan selama kunjungan kerja dan pengaduan masyarakat, ketiga perusahaan tersebut melakukan pencemaran berat sehingga perlu diproses ke pengadilan. Demikian salah satu kesimpulan rapat kerja Komisi VIII DPR dengan Menteri Negara Lingkungan Hidup Sony Keraf di Jakarta, Rabu (1/11) sore. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/03/DIKBUD/mela32.htm Jumat, 3 November 2000 Melawan Tanpa Kekerasan Judul: Teologi Pembebasan: Sejarah, Metode, Praksis, dan Isinya Penulis: Fr Wahono Nitiprawiro Penyunting: Moh Sholeh Isre Penerbit: LKiS Yogyakarta Edisi: September 2000 Tebal: 171 halaman Harga: Rp 20.000. INILAH buku yang membahas tentang teologi (pembebasan) yang relatif lengkap dewasa ini. Penulis, pastor atau Romo Wahono, secara rinci dan detail menguraikan tentang apa, bagaimana, mengapa, di mana, dan mau ke mana arah teologi pembebasan. Menurut Wahono, sampai kini belum ada kajian tentang teologi pembebasan yang cukup komprehensif di Indonesia yang mencakup sisi sejarah perkembangannya, metode, praksis, dan isi teologinya dalam satu bahasan yang utuh (hlm 2). Buku ini mengambil Amerika Latin sebagai locus untuk mengembangkan pembahasannya. Memang, di Amerika Latinlah teologi pembebasan mendapat tempat subur untuk berkembang sebelum meluas ke mana-mana. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/03/IPTEK/mena08.htm Jumat, 3 November 2000 Walhi 20 Tahun: Menapak dengan Mandat Semakin Berat INILAH yang kami tahu Bumi bukan milik manusia, manusialah milik Bumi. Semuanya saling berkait seperti darah yang mempersatukan sebuah keluarga Manusia tidak menganyam kehidupan, manusia hanya seutas benang dalam jaringan itu. Apa pun yang manusia lakukan terhadap jaringan itu, ia lakukan atas dirinya sendiri. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/03/IPTEK/masy10.htm Jumat, 3 November 2000 Masyarakat Adat Akan Ikut Kelola TN Kayan Mentarang Samarinda, Kompas Keinginan masyarakat adat yang berada di Taman Nasional (TN) Kayan Mentarang, Kalimantan Timur, untuk ikut mengelola kawasan konservasi tersebut disetujui Direktorat Jenderal Perlindung-an dan Konservasi Alam (PKA). Persetujuan menyangkut semua pengambilan kebijakan strategis dalam pengelolaan hutan seluas 1,4 juta hektar tersebut. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/03/IPTEK/dipe10.htm Jumat, 3 November 2000 Dipertanyakan, Impor Pasir dari Jepang Samarinda, Kompas Bupati Kutai Timur Awang Faroek Ishak seharusnya hati-hati dan jangan gegabah dalam melakukan kerja sama dengan Pemerintah Metropolitan Tokyo, menyangkut rencana impor 3 juta metrik ton pasir gunung berapi Ohyama. Sebab, jika ternyata yang diimpor itu bukan pasir melainkan limbah berbahaya, terutama mengandung bahan beracun berbahaya (B3), maka sangat berbahaya bagi penduduk dan lingkungan. Mengapa Jepang memilih Indonesia, itu juga patut dipertanyakan. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/03/IPTEK/tamb10.htm Jumat, 3 November 2000 Tambak Udang Ancam Kelestarian Bekantan Banjarmasin, Kompas Rencana pembangunan tambak udang besar-besaran di Desa Tanjung Padadatuan Kecamatan Tabunganen, Kabupaten Baritokuala, Kalimantan Selatan, sebaiknya ditinjau kembali. Sebab, lokasinya yang merupakan desa yang tak berpenghuni, sepanjang 15 km (lebar bervariasi antara 1 - 2,5 km) itu, menjadi habitat bekantan (Nasalis larvatus) sejak dulu, dengan pohon rambainya yang rindang. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/03/IPTEK/pema10.htm Jumat, 3 November 2000 Pemanfaatan Budi Daya Laut Lewat Konsensus Pandaan, Kompas Pemanfaatan budi daya laut dalam rangka otonomi daerah (otoda) mau tidak mau harus dilakukan melalui konsensus antarpemerintah daerah tingkat II. Tanpa adanya konsensus, otoda dalam pemanfaatan budi daya laut hanya akan melahirkan kekacauan, bukan hanya di sektor ekonomi kelautan, akan tetapi juga di sektor sosial dan kemasyarakatan."Bahkan jika pemanfaatan budi daya laut tanpa konsensus, akan mengancam sumber daya laut itu sendiri," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Sarwono Kusumaatmadja, saat meninjau Balai Induk Benih Udang dan Ikan Air Tawar di Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (2/10). http://kompas.com/kompas-cetak/0011/03/DAERAH/mist26.htm Jumat, 3 November 2000 Misteri TN RAW Belum Banyak Diungkap
[envorum] Berita Lingkungan 3 Nopember 2000 (2)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages http://kompas.com/kompas-cetak/0011/03/DAERAH/kasu19.htm Jumat, 3 November 2000 Kasus Pencemaran PT Pusri Terhambat Penelitian Bapedalda Palembang, Kompas Kasus pencemaran limbah amoniak PT Pupuk Sriwijaya (PT Pusri) yang dilaporkan ke Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Selatan sejak 12 Oktober lalu, menemui hambatan. Penyidikan belum ada kemajuan berarti akibat Badan Pengendali Dampak Lingkungan (Bapedalda) Sumatera Selatan belum juga melaporkan hasil penelitian di lapangan. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/03/DAERAH/peta19.htm Jumat, 3 November 2000 Petani Sawit Tak Mampu Beli Pupuk Jambi, Kompas Rendahnya produksi dan terpuruknya harga tandan buah segar (TBS) menyebabkan petani kelapa sawit di Sumatera Selatan tidak mampu lagi membeli pupuk. Hasil penjualan TBS habis digunakan petani untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Akibat tidak adanya pemeliharaan, produksi TBS semakin anjlok. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/03/DAERAH/pert19.htm Jumat, 3 November 2000 Pertanian Tak Menjanjikan * Petani Jepara Beralih ke Sektor Industri Jepara, Kompas Akibat harga gabah dan hasil pertanian lain tidak pernah sesuai dengan harapan, sementara upah buruh tani rendah, ribuan petani di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng) beralih ke sektor industri. Bahkan 60.000 tenaga kerja industri mebel ukir Jepara yang ada saat ini, hampir semuanya berasal dari petani. Secara keseluruhan jumlah petani di Jepara berkisar 240.000 orang. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/03/JATIM/cega19.htm Jumat, 3 November 2000 Cegah Konflik Nelayan di Sendangbiru Malang, Kompas Pemda Kabupaten Malang seyogianya segera mengantisipasi kemungkinan terjadinya konflik antarnelayan di Pantai Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing sehubungan bakal dipasangnya empat rumpon laut, disusul akan dibentuknya kemitraan inti - plasma antara nelayan dengan investor PT Darma Alam Bahari (PT DAB). Sebab, bukan tidak mungkin akan muncul kerancuan sistem pemilikan lokasi dan wewenang area penangkapan ikan di kawasan rumpon antara nelayan peserta kerja sama dengan bukan peserta.Demikian pendapat Ir Nuddin Harahap, pengajar pada Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya dalam percakapan dengan Kompas di Malang, Kamis (2/11). Pengamatan di Sendangbiru Senin lalu, pada komunitas nelayan sudah muncul persepsi bahwa nelayan yang menikmati tangkapan ikan dari sekitar rumpon, dapat dianggap sebagai pencuri. Kepala Badan Pengelola Pangkalan Pendaratan Ikan (BPPPI) Pondok Dadap di Sendangbiru, Syaiful Bachtony, menjelaskan kasus penangkapan ikan nelayan setempat di 22 wilayah rumpon perusahaan perikanan Filipina (sekarang 22 rumpon itu sudah hilang), dinilai oleh nelayan sebagai bentuk pencurian. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/03/OPINI/peng05.htm Jumat, 3 November 2000 Penguatan Ekonomi Rakyat Oleh Soni Harsono KRISIS ekonomi yang dimulai tahun 1997 dan berlanjut menjadi krisis politik dan budaya telah menyebabkan jumlah orang miskin di Indonesia meningkat menjadi 49,6 juta jiwa dari 22,5 juta jiwa pada akhir 1996, dan ditambah dengan 18 juta penganggur. Angka tersebut menyangkut dua persoalan dasar. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/03/NASIONAL/masy07.htm Jumat, 3 November 2000 Prof Dr Taufik Abdullah: Masyarakat Makin Kehilangan Empati dan Rasa Kemanusiaan Jakarta, Kompas' Sejarahwan Prof Dr Taufik Abdullah sangat prihatin, mengingat hari demi hari makin tampak jelas betapa kini bangsa Indonesia semakin kikir memberikan simpati dan empatinya kepada sesama warga bangsa Indonesia sendiri. Lebih dari itu, ungkap Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini, pihaknya juga memprihatinkan soal makin rendahnya mutu rasionalitas dan makin tipisnya rasa kemanusiaan kita. "Rasionalitas kita sudah berantakan dan kemanusiaan kita seakan-akan sudah hilang (dari pusat kesadaran kita). Secara ekstrim saya ingin mengatakan, mutu rasionalitas bangsa kita ini telah terjerembab jatuh mengikuti spiral kebodohan yang terjun menukik kebawah," ungkap Taufik Abdullah dalam sambutan lisannya menutup seminar dua hari bertema "Orang Indonesia-Tionghoa: Manusia dan Kebudayaannya" yang berakhir di gedung LIPI Jakarta, Kamis (02/11) semalam. http://www.surabayapost.co.id/ JAWA TIMUR Kamis, 02 November 2000 Ditangkap, Tiga Truk Angkut Kayu Tanpa SAKO Akan Dikirim ke Pasuruan dan Lumajang Malang - Surabaya Post Tim buser Polwil Malang menahan tiga unit truk sarat muatan kayu meranti olahan tanpa dilengkapi SAKO (surat asal kayu
[envorum] Berita Lingkungan 3 Nopember 2000 (3)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages http://suarapembaruan.com/News/2000/11/03/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY 400 M3 Sampah di Kota Padang Tidak Terangkut Padang, 3 November Sampah yang tidak terangkut tiap hari di Kota Padang akibat keterbatasan armada truk sampah mencapai 400 meter kubik. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pembersihan Kota (DPK) Padang Drs Afrizal Khaidir kepada Pembaruan di Padang, hari Rabu (2/11). Total produksi sampah kota dan termasuk kawasan pasar raya Padang, kini tercatat 1.400 m3/hari. Yang bisa terangkut hanya 1.000 m3/hari. Sedangkan sisanya 400 m3, praktis tertinggal. http://suarapembaruan.com/News/2000/11/03/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY SBSI Lakukan Blokade Perusahaan Migas Vico Akan Nyatakan "Shutdown" Kerugian Negara US$ 1,7 Juta/Hari, Komitmen dengan Jepang dan Korea Bisa Terganggu Samarinda, 3 November Manajemen perusahaan gas dan minyak PT Vico Indonesia terpaksa akan menyatakan shutdown (tutup) atas perusahaannya di Muara Badak, Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur, jika aksi blokade oleh karyawan jasa penunjang (kontraktor) anggota Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Kaltim masih berlanjut dan keadaan makin tidak terkendali. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/03/eko9.htm Jumat, 3 Nopember 2000 Mendesak, UU Perlindungan Petani YOGYAKARTA - Puluhan aktivis LSM dan petani dari seluruh pelosok negeri menginginkan UU Perlindungan Petani. Mereka mengungkapkan, jutaan petani masih berada dalam keterkungkungan karena tidak ada jaminan hukum yang jelas atas mata pencaharian mereka. ''Puluhan tahun petani berada di bawah kekuasaan yang terus mencengkeram, sehingga mereka tidak berdaya,'' tandas Berdy Stevens dari Lembaga Gita Pertiwi Sala, aktivis LSM yang mengikuti Semiloka Nasional Corporate Farming, ''Menentang Revolusi Hijau II'' di Hotel Jayakarta, baru-baru ini. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/03/dar21.htm Jumat, 3 Nopember 2000 Jawa Tengah - Banyumas Kerugian Bencana Banyumas Rp 1 Miliar Pelajar Tewas Terseret Banjir BANYUMAS -Kerugian akibat bencana alam tanah longsor dan banjir di Kabupaten Banyumas mencapai Rp 1 miliar lebih. Korban tewas tercatat tujuh orang, tertimbun tanah 6 orang dan terseret banjir 1 orang. Sedang yang dievakuasi karena kebanjiran sampai kemarin tercatat sebanyak 285 jiwa. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/03/dar1.htm Jumat, 3 Nopember 2000 Jawa Tengah - Pantura Nelayan Tegal dan Pemalang ''Panas'' Lima Kapal Dirusak, Satu Disandera Dalam kejadian itu, lima kapal milik nelayan Muarareja rusak. Sedangkan beberapa nelayan yang menjadi ABK mengalami luka akibat dianiaya. TEGAL-Aksi perusakan kapal ikan milik nelayan Desa Muarareja, Kecamatan Tegal Barat, kembali terjadi. Kalau dulu dilakukan nelayan Desa/Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal, kini oleh nelayan Desa Tanjungsari, Kabupaten Pemalang, secara berturut-turut sejak 30 Oktober hingga 1 November lalu. - Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
[envorum] Berita Lingkungan 4 Nopember 2000 (2)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000110400502634 Banyak Timbulkan Bentrok Antarwarga, Pola Pembangunan Hutan Harus Diubah Media Indonesia - Kesra (04/11/2000 00:50 WIB) MALANG (Media): Pola pembangunan kehutanan masa lalu harus dienyahkan. Pasalnya, selain menyebabkan kerusakan hutan juga menimbulkan kerawanan baru yaitu rentan terjadi bentrokan antara warga sekitar dengan pengelola. Pada masa datang, selain melibatkan masyarakat sekitar hutan, diproyeksikan pola pengembangan hutan harus sesuai dengan kultur setempat. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/04/JATIM/soal19.htm Sabtu, 4 November 2000 Dirjen Abdul Fatah Soal Penambangan Emas di Jember Kembalikan pada Hukum Malang, Kompas Masalah penambangan emas di Jember (Jatim) yang kini memicu pro dan kontra, sebaiknya dikembalikan kepada persoalan hukum. Jika penambang masuk hutan yang dikuasai negara tanpa izin, hal itu jelas melanggar hukum. Sementara sikap resistensi masyarakat bisa jadi karena adanya provokasi dari sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM).Demikian diungkapkan Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, Departemen Pertanian dan Kehutanan, Abdul Fatah, Jumat (3/11) seusai berdialog dengan jajaran Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang. http://www.indomedia.com/bpost/112000/4/index.htm Tebangan Liar Sulit Diberantas Tanjung, BPost Dinas Perhutanan dan Konservasi Tanah (PKT), mengaku kesulitan memberantas penebang liar. Selain pengamanan hutan masih kewenangan instansi tingkat I, juga akibat keterbatasan petugas. "Terus terang tidak mungkin menghilangkan penebang liar begitu saja. Karena itu sulit, namun kami terus berusaha mengurangi," ujar Saifuddin, kepala Dinas PKT menjawab pertanyaan anggota Komisi B DPRD Kalsel soal pengamanan hutan di Wisma Bersinar Tanjung, Kamis (2/11). http://www.indomedia.com/bpost/112000/4/index.htm Nasib Taman Nasional Kutai Meregang Maut oleh Iskandar Zulkarnaen Ratusan atau bahkan mungkin ribuan tegakan pohon mengering mati, menghasilkan bukit gundul di Taman Nasional (TN) Kutai, kawasan konservasi terkenal dunia karena potensi keragaman hayatinya. TK Kutai yang luasnya kini 198.000 ha merupakan "benteng terakhir hutan tropis basah dataran rendah di Kaltim" dan menjadi habitat berbagai jenis satwa dilindungi seperti orangutan (pongo pygmaeus), rusa sambar, banteng dan burung langka serta spesies baru. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/04/METRO/kamp18.htm Sabtu, 4 November 2000 Kampung Munjul Tercemar, Siapa Peduli? WAJAH dan kedua tangan Iis, bayi tujuh bulan itu, kini dipenuhi bintul-bintul seperti digigit nyamuk. Kadang-kadang Iis yang berada di pangkuan ibunya, Ny Cicih, melakukan gerakan seperti menggaruk wajah atau tangannya sendiri hingga merah-merah. Wajahnya seakan meminta dikasihani. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/04/kha1.htm Sabtu, 4 Nopember 2000 Pembangunan Berkelanjutan dan Otonomi Oleh : Mohammad Soerjani LINGKUNGAN hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua keadaan (tatanan), daya (energi), benda (tanah, air, dan udara), dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang memengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan (kualitas hidup) manusia serta makhluk hidup lainnya. http://www.surabayapost.co.id/ JAWA TIMUR Sabtu, 04 November 2000 Catatan Anggota Lumajang Press Club (1) Hutan Ditebang, Banjir Datang, Salah Siapa? BANJIR, mustahil tanpa sebab. Jebolnya tanggul hanya akibat saja. Di antara biang keroknya adalah rusaknya hutan di sekitar G. Semeru. Akibat penebangan liar hutan rimbun itu menjadi botak. Bahkan, di sejumlah areal menjadi gundul. Penebangan besar-besaran terjadi sejak jauh sebelum reformasi bergulir. Sebut misal, di Kec. Pasrujambe, ratusan hektare hutan ditebangi warga. Ini karena warga merasa dikibuli oknum petugas Perhutani. Mereka meminta warga membuka lahan, janjinya diperbolehkan menggarap. Tetapi, kenyataannya, warga masih harus membayar biaya ini dan itu. Akhirnya, rakyat marah, lalu pohon di kawasan hutan lindung itu dibabat habis. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/04/dar2.htm Sabtu, 4 Nopember 2000 Dua Kubu Dipertemukan Lanal Nelayan Muarareja Tuntut Rp 17,5 Juta TEGAL - Enam nelayan Desa
[envorum] Berita Lingkungan 6 Nopember 2000 (2)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://www.surabayapost.co.id/ SURABAYA Senin, 06 November 2000 Unair Bantu Pemkot Surabaya Sampah Bau Busuk Disulap Jadi Pupuk Surabaya - Surabaya Post Langkah konkret Unair membantu Pemkot Surabaya memecahkan masalah sampah, siang tadi (6/11) ditunjukkan melalui kegiatan dekomposting sampah di TPA Keputih, Sukolilo. Air Kali Mas sebanyak 12.500 liter yang mengandung mikroba, disemprotkan dari mobil PMK ke arah tumpukan sampah yang tersebar di area seluas satu hektare. Proses dekomposting tersebut, disaksikan langsung oleh Rektor Unair, Prof dr H Soedarto DTMH PhD bersama pejabat Pemkot Surabaya. Tujuannya untuk menghilangkan bau sampah yang menyengat, dan mengubah limbah sampah menjadi pupuk kompos. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/06/dar8.htm Senin, 6 Nopember 2000 Wisata Gua Lawa Bakal Dilengkapi Vila LANGKAH Pemda Purbalingga untuk membenahi objek wisata Gua Lawa yang terletak di Desa Siwarak, Kecamatan Karangreja nampaknya tidak main-main. Guna menambah daya tarik bagi wisatawan, di kawasan yang terletak sekitar 28 km arah utara Purbalingga itu akan dilengkapi dengan sejumlah vila. Para investor menyatakan tertarik de-ngan rencana itu. Bahkan sudah ada yang mulai membangun. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/06/dar5.htm Senin, 6 Nopember 2000 SAF Diminta Tetap Menjaga Lingkungan REMBANG-Bupati Rembang Hendarsono mengingatkan PT Sinar Asia Fortuna (SAF) sebagai pengelola proyek penambangan batu kalsit di daerah pegunungan Sale, dengan mengatakan, ''Kami hanya ingin melihat masyarakat di sekitar lokasi penambangan bisa hidup tenang dan sejahtera, serta lingkungan tetap terjaga.'' http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/06/nas8.htm Senin, 6 Nopember 2000 Laguna Segara Anakan Semakin Terancam CILACAP- Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di wilayah Kabupaten Cilacap, dapat mengancam keselamatan laguna Segara Anakan. Sebab, air hujan yang masuk ke sungai dan menggenangi wilayah tersebut membawa lumpur dari daerah hulu. Begitu juga air hujan yang langsung ditampung oleh Sungai Citanduy dan Sungai Cibereum. Padahal, muara kedua sungai itu ada di Segara Anakan. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/06/nas1.htm Senin, 6 Nopember 2000 Bencana di Purworejo, 55 Jadi Korban Terseret Tanah Longsor dan Banjir Tiga Belas Desa Luluh Lantak PURWOREJO - Akibat guyuran hujan lebat sejak Sabtu malam (4/11), bencana alam tanah longsor dan banjir menimpa warga Purworejo, Minggu dini hari kemarin. Sedikitnya 55 orang tewas/hilang, puluhan luka-luka, dan puluhan rumah hancur. Hingga semalam masih banyak korban yang belum berhasil ditemukan. http://www.indomedia.com/bpost/112000/6/index.htm Wahyudi Bersedia Cabut Perda Kayu Sampit,BPost Bupati Kotim M Wahyudi K Anwar bersedia mencabut Perda 14/2000 tentang retribusi kayu, asalkan masyarakat Kotim menginginkannya. "Secara pribadi saya menerima, jika hasil hearing nanti, masyarakat Kotim menginginkan pencabutan atau hanya merevisi perda itu," ujarnya, Sabtu (4/11). http://www.indomedia.com/bpost/112000/6/index.htm Pertanian Kalsel Dapat 25 Juta Dolar AS Jakarta, BPost Pemerintah Korea Selatan akan membantu mengembangkan pertanian di tiga propinsi di Indonesia, salah satunya adalah Kalimantan Selatan. Bersama dengan Riau dan Sulawesi Selatan, Kalsel akan mendapatkan bantuan senilai 75 juta dolar AS atau sekitar Rp675 miliar (kurs Rp9.000 per dolar AS). http://www.indomedia.com/bpost/112000/6/index.htm Atu: Aneh, Rasyid Mundur Diam-diam Pembataan, BPost Wakil Ketua DPRD Kalteng R Atu Narang mempernyatakan mundurnya Abdul Rasyid secara diam sebagai Komisaris Utama PT Tanjung Lingga Group (PT TLG) digantikan keponakannya Sugianto tanpa pemberitahuan kepada masyarakat umum.
[envorum] Berita Lingkungan 10 Nopember 2000 (2)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/DAERAH/nela19.htm Jumat, 10 November 2000 7.000 Nelayan Batam Tunggu Ganti Rugi Batam, Kompas Sedikitnya 7.000 nelayan di Batam akan menempuh jalur hukum, bila ganti rugi akibat pencemaran laut oleh kapal tangker MV Natuna Sea, belum terealisasi sampai bulan November 2000. Sebab, hingga saat ini belum ada tanda-tanda perusahaan pemilik kapal akan memberikan ganti rugi. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/DAERAH/tund19.htm Jumat, 10 November 2000 YLKI: Tunda Bayar Rekening Air Palembang, Kompas Yayasan lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Palembang mengajak segenap konsumen Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di kota itu menunda pembayaran rekening air mulai bulan November 2000. Pembayaran akan dilakukan kembali bila Walikota Palembang meninjau ulang kenaikan tarif air PDAM yang berkisar 300 sampai 600 persen. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/DAERAH/warg19.htm Jumat, 10 November 2000 Warga Tuntut Ukur Ulang Kebun PT ISS Jambi, Kompas Sekitar 600 warga enam desa (Merlung, Lubukterap, Pulaupauh, Rantaubadak, Penyabungan dan Rantaubenar) dari Kecamatan Merlung, Kabupaten Tanjungjabung Barat hari Kamis (9/11) melakukan unjuk rasa damai ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jambi. Mereka menuntut pengukuran ulang sisa tanah yang dijadikan areal perkebunan kelapa sawit oleh PT Indo Sawit Subur (IIS) dan kebun intinya. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/DAERAH/seki19.htm Jumat, 10 November 2000 Sekitar Rp 3 Trilyun, Kerugian Konflik Sosial di Perkebunan Solo, Kompas Berbagai konflik sosial di masyarakat sekitar lokasi perkebunan sepanjang tahun 1999, menimbulkan kerugian negara hingga Rp 3 trilyun. Selain kerugian material, konflik sosial ini juga meminta korban serta berkembang ke arah situasi sosial yang merugikan semua pihak. http://www.indomedia.com/bpost/112000/10/index.htm Tuntaskan Tebangan Liar Banjarmasin, BPost Kapolda Kalteng Brigjen Pol Bambang Pranoto diminta menuntaskan kasus tebangan liar di wilayahnya yang saat ini dalam kondisi sangat mengkhawatirkan. "Kapolda baru hendaknya memprioritaskan penanganan tebangan liar, mengingat penjarahan hutan ini dalam tingkat sangat mengkhawatirkan," kata H Rusland Kasmiri, pemerhati masalah kehutanan Kalteng, kemarin. http://www.indomedia.com/bpost/112000/10/index.htm PT Inhutani Ikut Andil Rusak Jalan Kotabaru, BPost PT Inhutani II Kotabaru ikut andil dalam kerusakan jalan menuju beberapa daerah di Kecamatan Pulau Laut Barat. Beberapa waktu lalu saat panen raya kayu akasia, Inhutani menggunakan jalan negara mengangkut kayu puluhan kubik. Amir, seorang perwakilan sopir dalam dialog lanjutan di DPRD Kotabaru mengenai kerusakan jalan di beberapa daerah menuju Desa Tanjung Seloka, Kecamatan Pulau Laut Barat, Kamis (9/11) mengungkapkan, PT Inhutani II juga berperan dalam kerusakan jalan. http://www.indomedia.com/bpost/112000/10/index.htm Kalsel Masih Punya Hutan 1,8 Hektare Banjarmasin, BPost Kepala Dinas Kehutanan Kalsel Ir Sony Partono menegaskan daerah ini masih memiliki hutan seluas 1,8 juta hektare termasuk kawasan lindung sehingga industri perkayuannya tidak akan mengalami kekurangan bahan baku kayu dan melakukan PHK besar-besaran dalam waktu dekat. Ini ditegaskannya menanggapi berita 15 HPH (hak penguasaan hutan) dan sawmill di Kalsel serta Kalteng terancam bangkrut atau tutup. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/EKONOMI/jagu14.htm Jumat, 10 November 2000 Jagung Impor Diduga Mengandung Aflatoksin Jakarta, Kompas Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Siswono Yudohusodo mengatakan, jagung yang diimpor Indonesia ditengarai mengandung racun dari jamur Aspergilus flavus atau aflatoksin. Dugaan ini muncul karena jagung yang diimpor dari negara asal telah berumur lebih dari dua tahun sehingga memungkinkan tumbuhnya jamur tersebut. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/10/eko6.htm Jumat, 10 Nopember 2000 BPD Kucurkan Kredit Taskin Perikanan BOYOLALI-Bank BPD Jateng Cabang Boyolali mengucurkan kredit pengentasan kaum miskin agrobisnis perikanan kepada dua kelompok tani karamba apung di Waduk Kedungombo, Kecamatan Kemusu. Kedua kelompok, Mina Prima Mandiri I dan II, sama-sama menerima Rp 40 juta dengan bunga 12% per tahun. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/10/tjk2.htm Jumat, 10 Nopember 2000 Tajuk Rencana Banjir dan Kemungkinan Sulit Bahan Pangan - Sepekan telah lewat bencana banjir dan tanah longsor yang menelan banyak korban jiwa dan harta di Cilacap dan Banyumas.
[envorum] Berita Lingkungan 10 Nopember 2000 (1)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/IPTEK/geja10.htm Jumat, 10 November 2000 Gejala El Nino Dapat Diprediksi Cilacap, Kompas Datangnya gejala alam El Nino yang selama ini sulit diketahui, sudah dapat diprediksi secara akurat untuk satu tahun ke depan. Dengan demikian, warga masyarakat yang tinggal di dekat pantai akan dapat mengantisipasi datangnya gejala alam yang menakutkan itu. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/IPTEK/dite10.htm Jumat, 10 November 2000 Ditemukan, Teknologi Turunkan Kadar Nikotin Kudus, Kompas PT Pura Group Kudus (PGK) Jawa Tengah berhasil "menemukan" teknologi untuk menurunkan kandungan kadar tar dan nikotin yang terdapat di setiap batang rokok hingga 30 persen. Bahkan hasil dari teknologi ini sudah diekspor ke Filipina dan Pakistan, dan sejumlah pabrik rokok telah memanfaatkannya.Hal tersebut terungkap dalam jumpa pers yang diikuti puluhan wartawan media cetak dan elektronik, dengan jajaran pimpinan PT PGK, yang dipandu Direktur Public Relation (PR) PT PGK, Evie Casino, Kamis (9/11), di Kudus. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/IPTEK/popu10.htm Jumat, 10 November 2000 Populasi Gajah Sumatera Tinggal 2.000-2.500 Ekor Medan, Kompas Populasi gajah sumatera (Sumatran elephant), salah satu satwa yang dilindungi di dunia, makin hari makin menciut. Dari sebelumnya yang disebut-sebut berjumlah 3.500 sampai 4.000 ekor, kini diprediksi tinggal 2.000 sampai 2.500 ekor, terbanyak (600 sampai 800 ekor) di hutan-hutan Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten Pidie. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/UTAMA/kese11.htm Jumat, 10 November 2000 Kesehatan Harus Jadi Arus Utama Pembangunan Jakarta, Kompas Kesehatan harus dipandang sebagai midstream pembangunan bangsa bersama pendidikan dan ekonomi. Kesehatan perlu dipandang sebagai investasi, bukan lagi sebagai cost atau biaya seperti yang dipahami saat ini. Hal itu dikemukakan Ketua Badan Pengurus Yayasan Indonesia Sehat 2010 (YIS2010) Prof Dr dr Farid Anfasa Moeloek pada peresmian yayasan itu, Rabu (8/11), di Jakarta. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/UTAMA/seki01.htm Jumat, 10 November 2000 Sekitar 500 Penduduk Terkurung Banjir Purwokerto, Kompas Sekitar 500 penduduk Kampung Bonjok, Desa Sokawera, Kecamatan Somagede, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, hingga Kamis (9/11) malam, masih terkurung banjir akibat meluapnya Sungai Serayu. Mereka yang terkurung banjir sejak pukul 06.00 hingga Kamis malam masih bertahan di atap rumah dan baru sekitar 60 penduduk yang berhasil dievakuasi. Sementara dari Kabupaten Purworejo dilaporkan, korban-korban terus berjatuhan menyusul dua peristiwa musibah tanah longsor bersamaan di dua tempat, Desa Bapangsari dan Desa Krendetan, Kamis pukul 05.00 pagi. Kedua desa itu terletak di Kecamatan Bagelen. http://suarapembaruan.com/News/2000/11/10/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Perum Perhutani dan HKMP Kelola Hutan Perbatasan Pontianak, 10 November Dalam upaya mengelola hasil hutan di sepanjang perbatasan Kalimantan Barat dengan Malaysia, pihak Perum Perhutani III mengadakan kerja sama dengan masyarakat di sepanjang perbatasan yang tergabung dalam HKMP (Himpunan Kesejahteraan Masyarakat Perbatasan). Kerja sama itu tidak hanya sebatas mengusahakan hasil hutan dan mengelola hutan di sepanjang perbatasan, tetapi juga menjaga dan melestarikan hutan. Hal itu dikatakan Ketua HKMP, R Thalib HS, kepada Pembaruan, Rabu (8/11), di Pontianak. http://suarapembaruan.com/News/2000/11/10/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY 1.000 Ha Tanaman Pisang di Jambi Diserang Hama Jambi, 10 November Sekitar 1.000 hektare tanaman pisang di Provinsi Jambi rusak akibat serangan hama selama dua bulan terakhir ini. Serangan jenis bakteri itu membuat tanaman pisang layu dan buahnya membusuk. Serangan hama itu membuat para petani pisang di Provinsi Jambi resah. Penyebaran hama sangat cepat dan belum dapat dikendalikan. Para petani pisang di Jambi rugi besar karena pisang yang terserang hama rata-rata sudah berbuah. http://suarapembaruan.com/News/2000/11/10/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Pengelola Kapet Belum Profesional Kupang, 10 November Menteri Muda Percepatan Pembangunan di Kawasan Timur Indonesia (KTI), Manuel Kaisiepo mengatakan para pengelola kawasan pengembangan ekonomi terpadu (Kapet) termasuk Kapet Mbay di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT) belum profesional. Selain itu kinerja pengelola Kapet masih bermental birokrat, sehingga belum mampu menarik investor. Pernyataan tersebut dilontarkannya kepada wartawan, usai membuka pertemuan Badan Kerja sama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur di Kupang, hari Rabu (8/11).
[envorum] Berita Lingkungan 10 Nopember 2000 (3)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://www.surabayapost.co.id/ SURABAYA Jum'at, 10 November 2000 Soal Penjualan Air PDAM Tercemar Mesin Pompa Sudah Tua Surabaya - Surabaya Post Kasubsi Distribusi Air PDAM wilayah Barat dan Timur, Muntholib dan Bukhori, yang diperiksa unit Tipiter Polwiltabes mengatakan kepada penyidik bahwa mesin pompa air PDAM yang menyalurkan ke masyarakat sudah terlalu tua. Mesin itu buatan zaman Belanda sehingga dimungkinkan hasilnya sudah tidak bagus lagi atau air yang diangkat dari tempat penjernihan menjadi keruh. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/10/dar1.htm Jumat, 10 Nopember 2000 Jawa Tengah - Pantura Nelayan Jateng Selalu Dikalahkan Aparat Tidak Tegas Tangani Kasus di Masalembo PEKALONGAN -Para nelayan Pekalongan menilai aparat di Jawa Timur kurang tegas dalam menangani beberapa kejadian yang menimpa nelayan dari Jawa Tengah, khususnya kasus penangkapan, perampasan, dan pembakaran kapal-kapal oleh nelayan Masalembo. Selama ini, kapal asal Jateng selalu dikalahkan. Aparat di Jatim selalu membela nelayan setempat. Buktinya, setiap kapal yang ditangkap nelayan Masalembo, terpaksa dditebus dengan uang puluhan juta rupiah. Namun kali ini, nelayan Jateng sudah bersatu dan menuntut Kapolri dan KSAL menindak tegas para pembakar kapal asal Pati. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/10/slo11.htm Jumat, 10 Nopember 2000 Selebaran Memprovokasi Petani KARANGANYAR- Jumlah tunggakan kredit usaha tani (KUT) di Kabupaten Karanganyar hingga akhir Oktober 2000 sebesar Rp 38,207 miliar. Sebagian besar tunggakan itu masih berada di tangan petani. Meski demikian, belum ada kelompok tani yang dikenai sanksi. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/NASIONAL/kri08.htm Jumat, 10 November 2000 KRI Dewa Ruci Menantang Badai dan Gelombang PELABUHAN Ujung Surabaya, Jawa Timur, 17 April 1981. Diiringi lagu-lagu mars, Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewa Ruci secara beringsut mulai meninggalkan dermaga Surabaya untuk segera berlayar menuju Pelabuhan Yokosuka, Jepang. Di dalam perutnya, KRI Dewa Ruci yang waktu itu dikomandani Letkol Laut (P) Rio Judanto membawa 53 anak buah kapal (ABK), 69 taruna Akademi Angkatan Laut (AAL), dua orang anggota Pramuka, dan seorang wartawan-semuanya ikut dalam misi pelayaran astronomi ke Jepang.Namun, sebulan persis setelah meninggalkan Surabaya dan tak jauh dari perairan Teluk Suruga-sekitar 90 mil laut dari Pelabuhan Yokosuka Jepang-tiba-tiba KRI Dewa Ruci dihantam badai besar dan gelombang tinggi. Nyaris bagaikan sebilah papan kayu di tengah lautan tanpa batas, begitulah kekerdilan KRI Dewa Ruci di tengah lautan-demikian kesan wartawan Kompas Ansel da Lopez yang ikut pelayaran ini-manakala kapal layar latih bagi taruna AAL ini terperangkap dalam sebuah gelombang angin topan disertai ombak besar setinggi tujuh meter, dengan laju kecepatan angin sampai 30 knots per jam. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/NASIONAL/knmi40.htm Jumat, 10 November 2000 KN Mina Meretas Wilayah Terisolasi KANTOR Navigasi NTT yang pelayanan tugasnya hingga kawasan Selatan Daya Maluku, sejak tahun 1997 didukung sebuah kapal khusus Kapal Navigasi (KN) Mina. Tugas utama kapal milik Ditjen Perhubungan Laut (Perhubla) yang berpangkalan di Tenau (Kupang/NTT) itu, adalah sebagai sarana bantu navigasi untuk keselamatan pelayaran dalam wilayah tugasnya. Namun, kiprahnya di kawasan tersebut pantas diberi panggung atas kerelaannya mengemban tugas tambahan yang justru sangat membantu masyarakat di daerah terpencil.Sebagaimana dijelaskan oleh nakhodanya, Ferdinand Wetang, kapal yang didukung 23 awak itu di wilayahnya tidak hanya melayani tugas utamanya. KN Mina dengan kecepatan 10 knot per jam, ternyata mendapat tugas tambahan seperti membantu kelancaran tugas pemerintahan serta pelayanan sosial. Bahkan tidak berlebihan kalau kapal yang berbobot mati 257 ton itu telah ikut meretas isolasi wilayah Selatan Daya, Maluku. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/DAERAH/hti30.htm Jumat, 10 November 2000 HTI untuk Selamatkan Industri Kehutanan INDUSTRI kehutanan terutama kayu lapis (plywood) kini terancam kekurangan bahan baku kayu bulat (log) akibat maraknya penebangan liar dan penjarahan hutan-hutan alam. Kalau penyediaan bahan baku tetap mengandalkan hutan alam seperti selama ini, nasib industri kehutanan yang menghasilkan devisa 8 milyar dollar AS per tahun itu tinggal tunggu waktu.Asal semua pihak
[envorum] Berita Lingkungan 13 Nopember 2000 (2)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://www.indomedia.com/bpost/112000/13/index.htm Tebangan Liar Libatkan Oknum Aparat * Pejabat Terlibat akan Dimutasi Kotabaru, BPost Maraknya penebangan liar yang terjadi di Kabupaten Kotabaru ternyata melibatkan oknum anggota TNI, Polri, pegawai kehutanan, bahkan sampai aparat birokrasi di tingkat desa. Hal tersebut terungkap dalam laporan tim panitia khusus tebangan liar DPRD Kotabaru yang disampaikan H Syairani Yusran dihadapan bupati bertempat di ruang rapat kantor dewan setempat, Sabtu (11/11). http://www.indomedia.com/bpost/112000/13/index.htm Supremasi Hukum Lemah, Peti Marak Banjarmasin, post Maraknya penambangan liar (Peti) batubara yang merambah kawasan tambang di Kalsel, disinyalir akibat tidak ditegakkannya supremasi hukum. Misalnya diindahkannya kewajiban untuk membuat jalan sendiri serta membuat Amdal (analisis mengenai dampak lingkungan). "Semula Peti hanya satu, namun karena tidak ditegur semakin hari menjadi semakin banyak, hingga akhirnya sulit dihapuskan, " tandasnya. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/13/DAERAH/tekn19.htm Senin, 13 November 2000 Teknologi Modern Mengangkat Citra Jamu Semarang, Kompas Teknologi modern kini bisa digunakan untuk mengangkat citra jamu, obat tradisional Indonesia yang hingga saat ini terus berkembang. Bahkan organisasi kesehatan dunia (WHO) menganjurkan untuk memanfaatkan cara dan pengobatan tradisional. Beberapa negara maju saat ini juga sedang mengembangkan cara dan pengobatan tradisional tersebut. Departemen Kesehatan kini juga sedang mencari bentuk dan posisi pengobatan tradisional dalam sistem kesehatan nasional. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/13/DAERAH/long19.htm Senin, 13 November 2000 Dr Dwikorita Karnawati: Longsor Susulan Terjadi Akhir November Yogyakarta, Kompas Masyarakat di wilayah rawan banjir dan longsor di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta diminta waspada dan mengantisipasi akan datangnya ancaman banjir dan terutama longsor susulan yang diperkirakan akan berantai pada akhir November dan bulan Desember. Banjir dan longsor susulan itu akan terjadi saat curah hujan makin meningkat.Dari hasil pengamatan dan analisis data lapangan sementara ini diperoleh kesimpulan, beberapa titik rawan longsor dan banjir akan terjadi di wilayah Jateng, dan tiga lainnya di Kabupaten Kulonprogo DIY. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/13/DAERAH/kapa20.htm Senin, 13 November 2000 Kapal Pukat Harimau Dibekingi Oknum Aparat Medan, Kompas Seperti nelayan lainnya di Sumatera Utara, nelayan tradisional di Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Deliserdang juga nyaris putus asa menghadapi kapal pukat harimau yang terus merampok isi laut. Hal ini menyebabkan nelayan-nelayan kecil tak bisa lepas dari himpitan kemiskinan sebab tak mampu bersaing dengan para penguras perairan tempat mereka mencari nafkah itu.Nelayan sudah mengadu kesana-kemari, meminta bantuan pemerintah dan aparat keamanan untuk mengatasinya. Namun kapal-kapal pukat yang dilarang Keputusan Presiden nomor 39/1980 itu tetap saja beroperasi. "Karena itulah kami terpaksa main hakim sendiri, menangkap dan membakar dua di antaranya pada bulan ini dan bulan yang lalu," kata Ketua Kelompok Nelayan Desa Pantai Cermin Kiri, Harun (62) dalam kesempatan acara hari ulang tahun Indosat ke-33 di Gedung Indosat, Pantai Cermin, Minggu (12/11). http://suarapembaruan.com/News/2000/11/12/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Banjar dan Obsesi Radikal tentang Orang Katu KALAU bukan karena kemampuannya membedah UU No 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, mana mungkin Ir Banjar Yulianto Laban, MM, berani mempertaruhkan pangkat dan jabatannya hanya demi mempertahankan komunitas kecil di Taman Nasional Lore Lindu (TNLL). Ternyata, ada celah kecil yang berhasil ia temukan. Itulah yang memungkinkan ia mencoba memulai usaha reformasi di bidang politik konservasi yang telah lama diperjuangkan kalangan yang punya kepedulian pada hak-hak masyarakat adat (indigenous people). Bagai setitik air di padang gurun, begitulah kira-kira perjuangan Banjar. Ia ingin membantu memerdekakan rakyat kecil dari aturan-aturan sepihak yang membuat mereka dipinggirkan dari komunitas aslinya. Hal itu dimulainya dari komunitas Katu, paguyuban kecil di hutan TNLL yang memiliki pandangan dan cara sendiri dalam mengolah hutannya, tanpa mengabaikan prinsip-prinsip konservasi. http://suarapembaruan.com/News/2000/11/12/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Penerima Walhi Award 2000, Ir Banjar Yulianto Laban MM Perlu Perubahan Total UU Konservasi idak banyak aparat birokrat, apalagi di daerah, yang punya keberanian menentang
[envorum] Berita Lingkungan 13 Nopember 2000 (1)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://kompas.com/kompas-cetak/0011/13/JATIM/refo18.htm Senin, 13 November 2000 Reformasi Pengelolaan Air Kali Surabaya Sampai saat ini, penduduk Surabaya masih diresahkan dengan persoalan banjir serta kondisi air PDAM yang tidak bisa dikonsumsi. Munculnya kemacetan, perampokan, pengompasan serta tewasnya beberapa orang akibat diterjang banjir beberapa waktu lalu membawa trauma pada sebagian besar warga. Air PDAM yang setiap hari diminum berasa keruh, ada bakteri coli dan kemungkinan besar terdapat logam berat Pb dan Cr. Ada sebagian warga terpaksa mencampur air dengan teh atau kopi agar kontaminat-nya tidak terasa. Hampir setiap hari, warga melakukan komplain pada semua koran yang terbit di Surabaya. Sudah banyak pakar lingkungan yang memberikan jalan keluar. Namun demikian, Pemkot tetap tebal telinga dan selalu mencari kambing hitam. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/13/JATIM/kisa18.htm Senin, 13 November 2000 Kisah Kehidupan Warga di Bantaran Sungai BADAN harus dibungkukkan sembari bilang 'permisi' ketika berlenggang di gang RT 10, RW 07, Keluharan Wonokromo, Surabaya. Sabtu (11/11) sore itu, seorang ibu sedang mencuci pakaian di depan pintu rumahnya maupun yang sedang ngobrol, pekerja lelaki mencampur semen-pasir membuat gang selebar 2,5-3 meter itu terasa sempit. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/13/JATIM/bant18.htm Senin, 13 November 2000 Bantaran Sungai Harus Bebas Bangunan * Jual Bantaran Sungai, Bahayakan Warga Surabaya, Kompas Kawasan bantaran sungai merupakan kawasan lindung, yang harus bebas dari bangunan permanen. Adalah kekeliruan besar kalau Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Jawa Timur, menjual tanah di sepanjang bantaran sungai di Surabaya. Itu tindakan membahayakan warga. Di sisi lain, tidak ada alasan bagi pemerintah Kota Surabaya, untuk tidak menertibkan seluruh bangunan yang berdiri di sepanjang bantaran Kali Surabaya. "Meskipun Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Jawa Timur mengizinkan masyarakat memanfaatkan bantaran sungai, Pemkot harus tegas menertibkannya karena bangunan-bangunan tersebut tidak dilengkapi izin mendirikan bangunan (IMB)," kata Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Bapedal Daerah Jawa Timur Antoror HS di Surabaya, pekan lalu. http://www.indomedia.com/bpost/112000/13/index.htm Kapolda Prioritaskan Masalah TNTP Gubernuran, BPost Kapolda Kalteng Brigjen Pol Drs Bambang Pranoto SH dalam mengawali tugasnya di Kalimantan Tengah akan memprioritaskan penanganan masalah Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP). "Saya memprioritaskan untuk menyelamatkan dan mengamankan Taman Nasional Tanjung Puting, karena kawasan itu merupakan aset bangsa," ujar Bambang seusai silaturahmi dengan para anggota veteran, putra-putri pejuang, baru-baru tadi. http://www.indomedia.com/bpost/112000/13/index.htm Akomodasikan Hukum Adat dalam Perda Pangkalan Bun, BPost Peraturan daerah (perda) dalam menghadapi otonomi daerah hendaknya dibuat mengakomodasi hukum adat, termasuk didalamnya hak ulayat. Selama ini, tegas Bupati Kobar Abdul Razak, hukum adat kurang mendapat pengakuan secara proporsional. Dengan begitu, kata bupati, akan terjadi proses yang mengarah pada keselarasan hak antara hak hukum sosiologis yang merupakan hak asasi masyarakat daerah. http://www.indomedia.com/bpost/112000/13/index.htm Pulau Laut Tetap Bebas Pertambangan Kotabaru, BPost Bupati Kotabaru H Sjachrani Mataja tetap pada komitmennya semula, yakni Pulau Laut bebas tambang. Penegasan orang nomor satu di Bumi Gunung Bamega ini, saat mempertanggungjawabannya mengikuti kunjungan Gubernur Kalsel ke Hannover, Jerman di depan DPRD setempat. "Memang saya mendapat penawaran itu, namun kita tolak karena sudah komitmen Pulau Laut bebas tambang," ujar bupati dihadapan anggota dewan, Jumat (11/11) sekitar pukul 20:30. http://www.surabayapost.co.id/ JAWA TIMUR Senin, 13 November 2000 Hantam Plawangan Puger, Tujuh Perahu Payang Hancur Jember - Surabaya Post Kawasan Plawangan sebagai pintu masuk laut selatan ke pantai Puger, kembali memakan korban perahu nelayan. Dalam tiga hari terakhir ini, tujuh unit perahu payang hancur dan rusak berat. Tidak ada korban jiwa, tapi kerugian mencapai Rp 175 juta. Kerugian tersebut, diasumsikan nilai setiap perahu payang plus alat tangkap dan mesin mencapai Rp 25 juta. "Gelombang di kawasan Plawangan, memang dikenal ganas. Jika tidak piawai mengawaki perahu, pasti hancur dihantam gelombang ke arah karang Plawangan," jelas nelayan asal Puger, Edi Sutanto, Minggu (12/11). http://www.surabayapost.co.id/
[envorum] Berita Lingkungan 6 Nopember 2000 (3)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://kompas.com/kompas-cetak/0011/13/IPTEK/pemb10.htm Senin, 13 November 2000 Pembukaan PT IIU Diprotes Lagi Porsea, Kompas Sekitar 200 warga Porsea, Kabupaten Toba Samosir, melakukan unjuk rasa dengan cara arak-arakan berkeliling menaiki tiga truk, tiga mobil bak terbuka, tiga mobil pribadi, dan belasan sepeda motor di sekitar Kecamatan Porsea, Sabtu (11/11). Arak-arakan mobil yang dimulai dari Kecamatan Lumban Julu, Kecamatan Porsea, sampai Kecamatan Uluan, itu bertujuan mengajak masyarakat sekitar Porsea untuk menentang keputusan Gubernur Sumatera Utara T Rizal Nurdin yang mengizinkan kembali pabrik pulp PT Inti Indorayon Utama (PT IIU) beroperasi. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/13/IPTEK/disu10.htm Senin, 13 November 2000 Di Sulut, Sianida Gantikan Teknologi Merkuri Manado, Kompas Bahaya yang mengancam lingkungan serta kehidupan manusia akibat penggunaan teknologi merkuri (air raksa) dalam limbah pertambangan emas yang dikelola rakyat di Sulawesi Utara (Sulut), segera ditanggulangi dengan pemanfaatan teknologi sianida. Sianida dilihat sebagai alternatif, baik dari sisi ekonomi maupun lingkungan hidup. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/13/IPTEK/masy10.htm Senin, 13 November 2000 Masyarakat Minta Sebagian Areal TNBD Dilepaskan Jambi, Kompas Sekelompok masyarakat di Kabupaten Batanghari mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Departemen Kehutanan Provinsi Jambi, agar sebagian areal Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) dikeluarkan dari kawasan hutan, untuk dijadikan areal perkebunan. Permintaan masyarakat untuk memanfaatkan sebagian hutan TNBD itu didukung oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Batanghari. http://www.surabayapost.co.id/ UTAMA Senin, 13 November 2000 Pacitan Dilanda Banjir, 43 Rumah Warga Hanyut Pacitan - Surabaya Post Hujan deras sejak Jumat-Sabtu (11/11) mengakibatkan banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah di Kab. Pacitan. Hingga Senin (13/11) siang tadi dilaporkan sebanyak 43 rumah rusak, ratusan hektare tanaman padi tergenang dan sejumlah bangunan rusak berat. Hingga Senin siang, belum ada laporan tentang adanya korban jiwa dalam bencana banjir dan tanah longsor ini. Namun puluhan orang mengalami luka ringan. Ratusan jiwa dari penghuni rumah yang rusak tersebut untuk sementara diungsikan di rumah familinya yang aman dari sergapan banjir dan tanah longsor. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/13/eko2.htm Senin, 13 Nopember 2000 Agribisnis Perlu Ubah Perilaku ke Arah Pasar SEMARANG-Jawa Tengah sebagai pintu gerbang Pulau Jawa, diharapkan dapat menjadi sarana dan transit dalam memasarkan produk sektor pertanian, perikanan, perkebunan, dan peternakan. Ini sesuai dengan kondisi dan potensi yang ada, karena Jateng memiliki peluang dan tantangan dalam agribisnis. ''Salah satu yang menjadi tantangan, yakni persaingan. Semua pelaku agribisnis baik produsen, pengusaha maupun konsumen seharusnya sudah siap menghadapi persaingan itu,'' kata Direktur Pemasaran dan Distribusi Hasil Pertanian Departemen Pertanian Ir Natigor Siagian seusai membuka pekan promosi produk pertanian pangan, perikanan, perkebunan, dan peternakan, kemarin. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/13/eko1.htm Senin, 13 Nopember 2000 Pemerintah Segera Proteksi Tarif Gula YOGYAKARTA - Menghadapi perkembangan industri gula nasional yang kian parah, pemerintah segera memberlakukan proteksi tarif gula. Upaya itu merupakan solusi jangka pendek untuk membantu produsen dalam negeri, sekaligus bagi konsumen gula sebagai salah satu dari 9 bahan kebutuhan pokok. ''Kapan dan berapa besar tarif akan didiskusikan dengan instansi terkait. Sebab, masalah itu bukan tugas dan wewenang Dapartemen Pertanian dan Kehutanan,'' tutur Menteri Pertanian dan Kehutanan Prof Dr Ir Bungaran Saragih pada wartawan, setelah menyampaikan keynote speech pada semiloka nasional pergulaan di Hotel Natour Garuda, Yogyakarta, kemarin. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/13/dar16.htm Senin, 13 Nopember 2000 Perlu Pendidikan Lingkungan BOROBUDUR-Permasalahan lingkungan di Indonesia dan negara berkembang lain, belum mendapat perhatian khusus. Ruang geraknya dibatasi, tantangan itu menjadi
[envorum] Berita Lingkungan 14 Nopember 2000 (2)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/14/nas15.htm Selasa, 14 Nopember 2000 Air Asap Arang Bambu untuk Kesehatan ASAP arang yang tak digunakan di negara kita katanya benar-benar berguna untuk kesehatan. Setidaknya itu dilakukan masyarakat Jepang. Dengan cara, asap ditampung dan disuling airnya. Air asap itulah yang digunakan untuk kesehatan. Ikuko Fukkazawa, Chief Manager Fukuyi Co Ltd, menuturkan air suling dari asap arang untuk mengobati penderita penyakit radang tenggorokan, kencing manis, dan berbagai penyakit jantung. Manfaat air suling itu juga sudah diteliti para ahli di negara itu. Maka jangan heran jika Jepang kini mengimpor air asap arang dari CV Setia Fukuyu Utama, Pekalongan. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/14/DAERAH/phbi21.htm Selasa, 14 November 2000 PHBI Kutuk Kasus Kaliurang Yogyakarta, Kompas Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) Yogyakarta mengutuk dan menyesalkan terjadinya aksi penyerbuan dan penganiayaan yang dilakukan oleh sekelompok massa terhadap lembaga-lembaga peduli AIDS, yakni Lentera Sahaja-PKBI (Paguyuban Keluarga Berencana Indonesia), dan Choice (Solidarity for Human Rights Reproductive Health). http://kompas.com/kompas-cetak/0011/14/DAERAH/keru21.htm Selasa, 14 November 2000 Kerugian Bencana Alam Purworejo Rp 3,5 Milyar Purworejo, Kompas Kerugian material akibat bencana tanah longsor di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, diperhitungkan mencapai Rp 3,5 milyar. "Itu baru taksiran kerugian yang dialami oleh masyarakat, belum lagi ditambah dengan taksiran kerugian dari aspek irigasi, aspek pertanian, dan lain-lainnya," kata Bupati Purworejo, Marsaid, yang dihubungi Kompas hari Senin (13/11) kemarin. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/14/DAERAH/dua21.htm Selasa, 14 November 2000 Di Taman Nasional Komodo Dua Pemburu Rusa Tewas Tertembak Kupang, Kompas Dua pemburu rusa di kawasan Taman Nasional (TN) Komodo, ujung barat Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), tewas terkena tembakan senjata api aparat setempat. Jenazah kedua korban bernama Musa Sidik (53) dan Mohamad Anwar (37) Minggu kemarin telah diantar kembali ke kampung asalnya di Sape melalui Pemda Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/14/DAERAH/kena23.htm Selasa, 14 November 2000 Kenaikan Harga Gabah Untungkan Tengkulak Indramayu, Kompas Kenaikan harga dasar gabah dari Rp 1.400 menjadi Rp 1.500 per kilogram, hanya akan menguntungkan tengkulak jika diberlakukan mulai 1 April 2001. Sebab, panen akan berlangsung mulai Januari dan sudah mencapai puncaknya pada Maret 2001 sehingga petani tidak akan menikmati kenaikan harga dasar tersebut. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/14/EKONOMI/pres14.htm Selasa, 14 November 2000 Presdir Caltex Inginkan Pemda Riau Ikut Bagi Hasil Jakarta, Kompas Secara pribadi Presiden Direktur PT Caltex Pacific Indonesia (CPI) menginginkan diikutsertakannya Pemda Riau dalam hal bagi hasil pengelolaan Blok Coastal Plan Pekanbaru sebagaimana tuntutan masyarakat setempat. Namun CPI masih menunggu perkembangan opsi selanjutnya dari pemerintah. "Secara pribadi, saya menginginkan keikutsertaan Pemda Riau. Tetapi sebaiknya bagi hasil dalam kerangka 15 persen bagian kontrak production sharing(KPS ), bagian untuk Pemda Riau hanya 10 persen saja. Sisanya 90 persen (dari 15 persen tersebut) diserahkan ke perusahaan profesional," ujar Presiden Direktur PT CPI Humayunbosha usai rapat dengar pendapat dengan Komisi VIII DPR di Jakarta, Senin (13/11). RDPU dipimpin Ketua Komisi VIII Irwan Prayitno. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/14/EKONOMI/kkp14.htm Selasa, 14 November 2000 KKP Belum Turun ke Petani Subang, Kompas Para petani di Subang dan Karawang, Jawa Barat, menyebutkan, hingga Senin (13/11) belum ada kabar mengenai Kredit Ketahanan Pangan (KKP) yang diluncurkan pemerintah sejak sebulan lalu. Padahal, musim tanam rendeng sudah dimulai awal Oktober. Di antara mereka bahkan ada yang tidak tahu bahwa KKP merupakan pengganti Kredit Usaha Tani (KUT). "Biasanya penyuluh datang memberi tahu kalau ada KUT, sampai sekarang belum ada kabar kalau ada KUT," kata Taman (60), petani asal Desa Gempolsari, Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang, Senin (13/11). Ia masih menyebut KUT karena ia sendiri mengaku belum tahu kalau KUT telah diganti dengan KKP. http://www.indomedia.com/bpost/112000/14/index.htm Selasa, 14 November 2000 Indonesia Tolak Agenda Lingkungan dan Perburuhan Bandar Seri Begawan, Antara Indonesia menolak usulan dimasukkannya masalah lingkungan dan perburuhan dalam agenda pembahasan putaran baru
[envorum] Berita Lingkungan 14 Nopember 2000 (3)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://www.surabayapost.co.id/ JAWA TIMUR Selasa, 14 November 2000 PTPN XII Kebun Mumbul Terjunkan Preman Bayaran Jember - Surabaya Post ®MDNM¯Sengketa tanah di Kebun Mumbul PTPN XII, kembali memanas. Keluarga ahli waris P. Nira asal Desa Wirowongso, Kec. Ajung, Senin (13/11), mengadu ke Ketua DPRD Jember. Pasalnya, warga diusir preman bayaran PTPN XII dari lahan 7 ha yang dinyatakan status quo. Pengusiran keluarga ahli waris P. Nira itu, sempat menyulut perselisihan antara kedua pihak. Bahkan, dua kubu itu nyaris bentrok fisik. Masing-masing, membawa massa. Beruntung, keluarga P. Nira masih bisa menahan diri dan mundur teratur menuju rumahnya masing-masing di Dusun Renes Desa Wirowongso. "Kami bisa saja melayani preman bayaran PTPN. Tapi, kami memilih mundur. Tapi, jika mereka tetap meracuni tanaman jagung, kami akan memberikan perlawanan," kata Sunarto P. Vivi, juru bicara keluarga P. Nira, usai menghadap Ketua DPRD Jember, Muchson Sudjono, Senin (13/11). http://www.surabayapost.co.id/ SURABAYA Selasa, 14 November 2000 Banyak Kendala Kembangkan Potensi Laut Surabaya - Surabaya Post Laut yang mestinya untuk kesejahteraan semua umat, ternyata menghadapi banyak kendala saat UU Otonomi Daerah diberlakukan Januari 2001. Ironisnya banyak yang menggunakan UU ini justru untuk membikin kacau tatanan yang akan diberlakukan. Hal ini menjadi perdebatan dan pertanyaan yang keras dalam seminar mengenai arah kebijaksanaan sektor kelautan dalam memasuki era otonomi daerah yang diadakan PWI Jatim dan PT PAL Surabaya, di Hotel Sheraton, Selasa (14/11) pagi. http://www.surabayapost.co.id/ SURABAYA Selasa, 14 November 2000 Konferensi Wilayah KPI Libatkan Pekerja Seks Surabaya - Surabaya Post Koalisi Perempuan Indonesia akan membentuk pengurus presidium wilayah Jatim, melalui konferensi wilayah di Gedung Diklat PU Jatim, 16-18 November 2000. Hal ini dikemukakan Endah Triwijati (Tiwik), Ketua panitia pengarah, yang didampingi Pinky Saptandari (panitia pengarah) dan Nursyahbani Katjasungkana, Sekjen Koalisi Perempuan Indonesia, dalam keterangan persnya di Jl. Tegalsari 97, Senin (13/11). http://www.surabayapost.co.id/ UTAMA Selasa, 14 November 2000 Kerugian Banjir Pacitan Mencapai Rp 2,02 M Pacitan - Surabaya Post Kerugian material akibat banjir dan tanah longsor akhir pekan lalu di Pacitan mencapai Rp 2,02 miliar. Data ini dihimpun oleh tim Satuan Koordinasi Pelaksana (Satkorlak) Penanggulangan Bencana Alam (PBA) dari 5 kecamatan yang mengalami bencana. Kabag Humas Pemkab Pacitan Sugiyo Pranoto SH, dihubungi Selasa (14/11) pagi mengungkapkan, Pemkab Pacitan telah mengirimkan laporan via faksimile kepada Gubernur Jatim, Senin malam terkait dengan bencana alam ini. Lima kecamatan yang dilanda banjir dan tanah longsor selama Jumat dan Sabtu (11/11), meliputi Kec. Tulakan, Pacitan, Kebonagung, Ngadirojo, dan Arjosari. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/14/dar29.htm Selasa, 14 Nopember 2000 Jawa Tengah - Banyumas Kapal Riset Baruna Jaya I Deteksi El-Nino PEMERINTAH Indonesia kini menjalin kerjasama dengan Jerman untuk melakukan kegiatan ekspedisi kelautan Indonesia-Jerman Biogeochemical Fluxes in Indonesian Seas. Kegiatan yang akan berlangsung beberapa bulan itu di atas Kapal Riset Baruna Jaya I BPPT. Kapal itu merupakan Kapal Angkatan Laut (KAL) Baruna Jaya IV yang disulap menjadi kapat riset. Meskipun digunakan untuk kegiatan ekspedisi ilmiah namun tetap diawaki para prajurit TNI-AL di bawah Komandan Mayor Laut (P) Isbandi Andrianto. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/14/OPINI/legi04.htm Selasa, 14 November 2000 Legislasi Pengelolaan Perikanan Oleh Sudirman Saad SEKTOR perikanan, terutama laut, memiliki potensi ekonomi amat besar. Data terakhir menunjukkan, potensi lestari sumber daya perikanan laut Indonesia sebesar 6,7 juta ton per tahun dan baru dimanfaatkan sekitar 48 persen (Dahuri dan kawan-kawan, 1996). Segenap potensi itu, sesuai amanat UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3), dikuasai negara dalam rangka mewujudkan kemakmuran seluruh rakyat. Karena itu, segenap kebijakan negara berkenaan dengan pengelolaan sumber daya alam perikanan-diwujudkan dalam bentuk produk-produk hukum-orientasinya tidak boleh
[envorum] Berita Lingkungan 15 Nopember 2000 (1)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://www.indomedia.com/bpost/112000/15/index.htm Penyelesaian PT HDR dalam Proses Pembataan, BPost Penyelesaian kasus tuntutan masyarakat berkaitan sengketa tanah senilai Rp9 miliar kepada PT HDR di Kabupaten Kapuas, memerlukan waktu cukup lama, seperti kasus serupa antara warga Dahian Tambuk dengan PT Dahian Timber. Apalagi, kata Bupati Kapuas Burhanuddin Ali, lamanya penyelesaian akibat masyarakat setempat baru datang kepada pemda setelah permasalahan menjadi ruwet. http://www.indomedia.com/bpost/112000/15/index.htm Wahyudi Tolak Cabut Perda 14 Pembataan, BPost Bupati Kotim Wahyudi K Anwar bersikeras tetap menolak mencabut Perda No. 14/2000, tetapi merevisinya untuk mengangkat aspirasi dari atas maupun dari masyarakat. Selama berlakunya perda, aku Wahyudi pada dengar pendapat di DPRD Kalteng, kemarin, tidak pernah terjadi masalah dari arus bawah, khususnya masyarakat. http://www.indomedia.com/bpost/112000/15/index.htm Keselamatan KCDK Kobar Terancam *Sebut Nama Cukong Kayu di TNTP Pembataan, BPost Kepala Cabang Dinas Kehutanan (KCDK) Kotawaringin Barat (Kobar) tak berani menyebutkan para cukong yang terlibat dalam penebangan kayu liar di Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP), karena keamanan dirinya beserta keluarga terancam. "Saya tidak mau menyebutkan nama-namanya dengan alasan keamanan diri dan keluarga saya," tegas Ir Mahroni menolak desakan anggota DPRD Kalteng saat dengar pendapat, Selasa (14/11). http://kompas.com/kompas-cetak/0011/15/IPTEK/cerm10.htm Rabu, 15 November 2000 Cermati Isu Lingkungan yang Hambat Perdagangan Jakarta, Kompas Digunakannya dalih demi pelestarian lingkungan hidup oleh negara maju untuk menghambat perdagangan produk tidak ramah lingkungan yang umumnya berasal dari negara berkembang perlu dicermati dengan hati-hati. Karena upaya itu justru dapat mendorong kerusakan lingkungan hidup menjadi makin parah.Berkaitan dengan itu, Deputi Menteri Negara Lingkungan Hidup (Menneg LH) bidang sosial, ekonomi dan perdagangan Ir Arie DD Djoekardi MA dalam lokakarya tentang kebijakan perdagangan luar negeri Indonesia yang terkait dengan aspek lingkungan hidup, di Jakarta, Selasa (14/11), mengambil contoh, ekspor produk kayu dari Indonesia yang ditolak di Eropa. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/15/IPTEK/nela10.htm Rabu, 15 November 2000 Nelayan Kecil Diperalat Hancurkan Terumbu Karang Medan, Kompas Nelayan-nelayan kecil diperalat oleh nelayan-nelayan besar bahkan diduga juga oleh nelayan asing (Thailand-Red) untuk menguras isi laut pantai barat Sumatera Utara, dengan bahan peledak atau semacam bom rakitan yang disediakan nelayan besar maupun nelayan asing tersebut. Untuk pekerjaan itu, para nelayan kecil diberi upah Rp 50.000 sampai Rp 100.000 untuk satu kali pengeboman atau satu kali ledakan. "Setelah bom meledak, barulah kapal nelayan besar dan nelayan asing datang mengutip ikan yang mengapung ke permukaan laut akibat ledakan," kata Wakil Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumut DE Simanjuntak, yang dihubungi Kompas, Selasa (14/11) di Medan. "Para nelayan kecil mau diperalat karena hidup mereka memang sudah susah, di samping tidak tahu kalau yang mereka lakukan sebenarnya merugikan mereka," tambahnya. http://www.indomedia.com/bpost/112000/15/index.htm Industri Kertas Bangun Usaha Peracik Kayu Banjarmasin, BPost Dana sebesar lima juta dolar AS yang disisihkan calon investor industri pulp and paper (bubur kertas dan kertas) di Kotabaru ternyata diperuntukkan membangun industri pemotongan kayu. Ke-200 industri peracik bahan baku itu dibangun menyertai pendirian pabrik kertas pada 2001. "Pembangunan 200 industri pemotongan kayu akan berjalan seiring dengan dibangunnya pabrik kertas yang rencananya direalisasikan pertengahan 2001," ujar Kadis Kehutanan Kalsel Ir Sony Partono, Selasa (14/11). http://kompas.com/kompas-cetak/0011/15/METRO/wate18.htm Rabu, 15 November 2000 ''Waterfront Cities'' Oleh Sapto Nugroho PERNAHKAH Anda membayangkan berdiam di rumah kebun bergaya tropis yang teduh dan berpanorama alami, teras menghadap tepi sungai, danau atau pantai? Anda bisa bermain bersama keluarga di lereng yang berumput lembut, memancing di hari libur, bersepeda sepanjang tepi sungai, menikmati sunset atau bahkan berperahu. Impian tinggal dengan gaya seperti ini kini hanya mungkin dilakukan di kawasan artificial (buatan), bukan lagi di lingkungan alami. Sekarang ini seperti memancing pun dilakukan di kolam pemancingan sewa dan apabila mendapat ikan, kita harus membayar pemilik kolam sejumlah berat ikan yang terpancing. Di lain pihak apakah Anda menyadari bahwa begitu banyak
[envorum] Berita Lingkungan 15 Nopember 2000 (2)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://kompas.com/kompas-cetak/0011/15/DAERAH/hph19.htm Rabu, 15 November 2000 HPH Skala Kecil Beroperasi Tanpa Amdal Samarinda, Kompas Beberapa bupati di Kalimantan Timur, diminta menyeleksi secara ketat, pengeluaran izin hak pemungutan hasil hutan/izin pemanfaatan hasil hutan (IHPHH/IPHH), untuk kawasan hutan seluas 100 hektar (skala kecil). Ratusan izin atau yang dikenal dengan izin hak pengusahaan hutan (HPH) skala kecil, ternyata semuanya tidak memiliki studi kelayakan analisa dampak lingkungan (amdal). Demikian Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kaltim, Sabran Malisi, Selasa (14/11), di Samarinda. Hal itu dikemukakan Malisi disela-sela seminar "Kesiapan Menyongsong dan Implementasi PP 27 Tahun 1999 tentang Amdal". http://kompas.com/kompas-cetak/0011/15/DAERAH/keru19.htm Rabu, 15 November 2000 Kerusuhan di Daerah, Cermin Bangkitnya Perlawanan Budaya Malang, Kompas Keributan yang terjadi di berbagai daerah mencerminkan bangkitnya gerakan perlawanan budaya masyarakat lokal. Selama ini, perangkat-perangkat hukum dan politik cenderung sentralistik, represif, dan bercorak teknokratik. Kondisi ini telah melahirkan resistensi masyarakat adat. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/15/nas7.htm Rabu, 15 Nopember 2000 11 Daerah di Jateng Rawan Longsor SEMARANG- Masyarakat Jateng diimbau meningkatkan kewaspadaannya menghadapi ancaman tanah longsor pada musim hujan 2000-2001. Khususnya, mereka yang tinggal di kawasan berlereng terjal pada batuan pasir atau endapan gunung api. Bebatuan sedimen yang lapisannya miring ke arah lereng dengan penutup tebal dan lembek. Demikian siaran pers yang disampaikan Ir Sutikno dari Direktorat Geologi Tata Lingkungan Bandung, kemarin. Dalam informasi yang dikirimkan kepada Suara Merdeka melalui faksimile itu disebutkan ada 11 daerah di Jateng yang rawan longsor. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/15/DIKBUD/mene25.htm Rabu, 15 November 2000 10 Tahun Program Studi Kajian Wanita UI Menemukan Paradigma yang Khas Indonesia TANGGAL 9 dan 10 November 2000 Program Studi Kajian Wanita (PSKW), Program Pascasarjana Universitas Indonesia (UI), berulang tahun ke-10. Sampai sekarang, program ini adalah satu-satunya di Indonesia yang menyediakan pendidikan tingkat magister kajian perempuan dan gender. Agak ironis memang, bila mengingat sebetulnya sejarah gerakan perempuan di Indonesia sudah dimulai sejak awal abad ke-20. Prof Dr Saparinah Sadli yang merintis pendirian program studi ini atas permintaan Rektor UI Prof Sujudi, menuturkan ketika ia pertama kali membangun program studi ini. Tak satu pun ada tenaga pengajar yang memiliki latar belakang kajian perempuan. Yang ada, tenaga pengajar dari berbagai jurusan yang meneliti pengalaman perempuan. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/15/DIKBUD/pend32.htm Rabu, 15 November 2000 Pendidikan di Gang-gang Sempit TEMBOK sebelah barat Universitas Brawijaya, Malang bersebelahan dengan labirin. Kampung padat, tetapi tidak kumuh, yang sesak dihuni ribuan, mungkin puluhan ribu mahasiswa, yang berdiam di kamar-kamar sempit pemondokan. Entah bagaimana ceritanya, jalan-jalan sempit mengular kampung mahasiswa di wilayah Kelurahan Ketawang Gede, Kacamatan Lowokwaru, Kota Malang ini bernama "kerto-kerto"-an. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/15/DIKBUD/memb28.htm Rabu, 15 November 2000 Memberikan Pilihan kepada Perempuan SEBUT saja Ria. Perempuan berusia 32 tahun itu sekarang tengah mengandung delapan bulan. Ia meninggalkan laki-laki kekasihnya yang ternyata sudah berkeluarga, meskipun dengan begitu, ia dihadapkan pada persoalan berantai dalam tatanan masyarakat saat ini: anaknya bisa dicap sebagai "anak haram", dan ia sendiri dicap "perempuan nakal" karena punya anak tanpa menikah secara formal. http://www.indomedia.com/bpost/112000/15/index.htm Barang Inventaris PLG Raib Bundaran Besar, BPost Sejumlah barang maupun pekerjaan fisik yang dilaksanakan dalam proyek lahan gambut (PLG) sejuta hektare, raib. Dari daftar barang dan pekerjaan fisik yang akan diserahkan ke pemerintah daerah, tidak sesuai dengan inventarisasi. Akibatnya, menurut sebuah sumber, sejumlah pimpinan instansi di daerah ini seperti dinas PU dan transmigrasi menolak menandatangani berita acara penyerahan (BAP). http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000111500193949 750 Tokoh Adat Masyarakat Sulteng Duduki DPRD Media Indonesia - Nusantara (15/11/2000 00:19 WIB) PALU
[envorum] Berita Lingkungan 16 Nopember 2000 (1)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/16/dar19.htm Kamis, 16 Nopember 2000 Jawa Tengah - Kedu DIY Kasus Penyerbuan Wisma Hastoreggo Walhi Mengecam Polda DIY YOGYAKARTA-Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Yogyakarta mengecam jajaran Polda DIY dalam menangani kasus penyerbuan wisma Hastorenggo di kawasan Kaliurang, Kabupaten Sleman. Tindakan yang dilakukan dengan melepas begitu saja orang-orang yang patut dicurigai dalam kasus tersebut bisa menjadi preseden buruk dalam penegakan hukum di Yogyakarta. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/16/dar10.htm Kamis, 16 Nopember 2000 Jawa Tengah - Muria Nelayan Tunggulsari Buat Hutan Bakau REMBANG - Kelompok Nelayan Sumber Harapan dari Desa Tunggulsari, Kecamatan Kaliori, Rembang, menjadi juara I dalam lomba intensifikasi penangkapan ikan tingkat nasional. Hal itu dikemukakan oleh Asisten II (Pembangunan) Sekwilda Hamzah Fatoni SH, kemarin. Dia menuturkan penetapan sebagai juara I kepada Kelompok Nelayan Sumber Harapan tertuang dalam surat keputusan (SK) Menteri Pertanian dan Kehutanan/Ketua Badan Pengendali Bimas. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/16/dar5.htm Kamis, 16 Nopember 2000 Jawa Tengah - Pantura Nelayan Pemalang Tuntut 117 Jaring Cotok Dibakar PEMALANG- Ratusan nelayan Dukuh Tanjungsari, Kelurahan Sugihwaras, Pemalang, kemarin menuntut pembakaran jaring cotok. Mereka berkumpul di balai desa dan melalui perwakilan berdialog di ruang Komisi A DPRD. Hadir Wakil Ketua DPRD Ir H Hasan Daud beserta anggota Komisi A, Kapolres Superintendent Drs Suhartono, Asisten I Drs Bambang Sukojo, Camat Drs Budhi Rahardjo, Kepala Kelurahan Sugihwaras Suwondo, dan pejabat instansi terkait lain. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/16/slo2.htm Kamis, 16 Nopember 2000 Suara Perempuan Masih Terabaikan SALA- Perempuan yang sering menjadi korban dalam setiap pertikaian, ternyata tak pernah didengar suaranya. Padahal, perempuanlah yang menjadi salah satu sasaran tindak kekerasan dari setiap konflik yang terjadi. ''Dalam setiap pertikaian politik ataupun ras, perempuan sering menjadi korban kekerasan, seperti perkosaan dan lainnya,'' jelas Rutjhitamini Hastuti, Koordinator ''Dialog Publik dan Pengalaman Perempuan: Pergulatan Lintas Agama'' Senin 20/11 mendatang. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/16/analisis2.htm Kamis, 16 Nopember 2000 Analisis Dua Model Pengendalian KITA sungguh prihatin dan ikut berduka atas korban bencana tanah longsor dan banjir di Cilacap, Purworejo, serta Banyumas belum lama ini. Jumlah korban yang meninggal di Cilacap 33 orang dan Purworejo 55 orang. Dan pada awal tahun ini, lima orang meninggal akibat banjir bandang di Semarang. Jadi, sampai saat ini, banjir dan tanah longsor sepanjang tahun ini telah memakan korban jiwa 93 orang. Banjir dan tanah longsor di Cilacap dan Purworejo terjadi pada permulaan musim penghujan. Padahal kita tahu, hujan masih akan datang dan kita pun tidak dapat memastikan berapa besarnya. Yang jelas, musim hujan akan berlangsung beberapa bulan lagi, dan puncaknya (pada kondisi normal) akan terjadi pada Januari dan Februari. Di Semarang, misalnya, curah hujan yang terjadi Jumat (3/11) siang dalam satu jam pertama saja tercatat 125 mm lebih tinggi dari curah hujan tertinggi yang terjadi pada April 1996 (110 mm). http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/16/analisis1.htm Kamis, 16 Nopember 2000 Analisis Antara Faktor Alam dan ''Human Error'' Musibah Banjir di Jateng Bagian Selatan DALAM cerita-cerita rakyat seringkali dikisahkan, adanya hutan angker di kawasan pengunungan angker. Penduduk desa dilarang masuk ke hutan itu, apalagi menebang pohon. Kalau larangan dilanggar, bisa kualat. Hutan angker dan sanksi kualat, boleh jadi, merupakan salah satu kiat nenek moyang kita untuk menjaga keseimbangan alam. Jika alam terganggu, dampaknya sangat mengerikan: bencana yang memakan korban harta dan nyawa, termasuk banjir dan tanah longsor yang kini melanda Jawa
[envorum] Berita Lingkungan 16 Nopember 2000 (2)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://www.indomedia.com/bpost/112000/16/index.htm Polres Kobar Takut Sebut 10 Penebang Liar Pangkalan Bun, BPost Pihak Polres Kobar maupun Polda Kalteng terkesan takut menyebutkan 10 nama yang terlibat dalam penebang kayu liar di Taman Nasional Tanjung Puting. Padahal, era keterbukaan saat ini seharusnya kepolisian, tidak perlu ragu mengungkapkan nama-nama itu. http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000111600471124 `Pejabat Suka `Ngarang` Buat Batas Kelautan` Media Indonesia - Kesra (16/11/2000 00:47 WIB) SURABAYA (Media): Menteri Kelautan dan Perikanan Sarwono Kusumaatmadja menegaskan banyak pejabat yang `ngarang`, khususnya membuat batas wilayah kelautan dengan cara menafsirkan sesuai dengan tafsiran mereka sendiri, berkaitan dengan otonomi daerah. ``Pada akhirnya, orang itu menjadi korban kriminalitas,`` tegasnya kepada wartawan di sela-sela acara Seminar Nasional ``Laut untuk Kesejahteraan`` yang diselenggarakan PWI Jawa Timur bekerja sama dengan PT PAL Surabaya di Hotel Sheraton Surabaya, kemarin. http://www.surya.co.id/ Pemkab ajak LSM tinjau tambang Newmont Jember: Derasnya gelombang penolakan rencana penambangan emas di Kabupaten Jember dari kalangan mahasiswa, LSM, ormas, organisasi kepemudaan maupun kelompok masyarakat lainnya, tak menyurutkan tekad Pemkab Jember untuk menggolkan tambang emas tersebut. Salah satu buktinya, Pemkab Jember sudah ancang-ancang membuat gebrakan baru. "Kita akan studi banding ke lokasi tambang Batu Hijau Newmont di NTB. Selain Pansus DPRD Kabupaten Jember, semua pihak yang peduli, termasuk LSM maupun wartawan, akan kami libatkan," ungkap Wabup Jember, Drs Bagong Sutrisnadi MSi, kepada Surya, Rabu (15/11) siang. http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000111600471122 Limbah RS Jadi Sorotan, Ciliwung Jadi Proyek Monumental Media Indonesia - Kesra (16/11/2000 00:47 WIB) JAKARTA (Media): Pembenahan Sungai Ciliwung, baik dari sisi perbaikan kualitas airnya maupun penataan ruang dan permukiman di sekitarnya, akan dijadikan proyek monumental lingkungan hidup. "Saya minta agar Ciliwung menjadi proyek monumental lingkungan hidup," kata Menteri Negara Lingkungan Hidup (Menneg-LH) Sonny Keraf di Jakarta, usai membuka Rakernis Prokasih Visi 2005 di Jakarta, kemarin. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/16/UTAMA/peta01.htm Kamis, 16 November 2000 Petani dalam Cengkeraman "Pengagep" MENDENGAR nama tengkulak, orang akan terpikir sosok pedagang yang culas, meski sebenarnya arti tengkulak dalam kamus tak lebih berarti pedagang perantara. Soal ulah para tengkulak sudah bukan lagi cerita baru. Hanya saja, para tengkulak pun kini harus bertekuk lutut kepada pengagep yang tanpa modal bisa dapat untung besar. Ulah mereka sejak dua musim panen lalu makin mencekik petani. http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000111600471123 Prokasih Didesain untuk Desentralisasi Media Indonesia - Kesra (16/11/2000 00:47 WIB) JAKARTA (Media): Menteri Negara Lingkungan Hidup (Menneg-LH) Sonny Keraf menyatakan, Program Kali Bersih (Prokasih) sejak awal telah didesain untuk desentralisasi pengelolaan lingkungan hidup di daerah. "Prokasih sejak awal secara sadar didesain dan diarahkan agar pemda setempat mengambil inisiatif dan melaksanakan program itu sesuai dengan kondisi daerahnya masing-masing," kata Sonny ketika membuka Rakernas Prokasih Visi 2005 di Jakarta, kemarin. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/16/dar24.htm Kamis, 16 Nopember 2000 Jawa Tengah - Banyumas Penebangan Alba Penyebab Banjir Jembatan Bugel Sudah Bisa Dilewati PURBALINGGA- Penyebab utama terjadinya banjir di sejumlah wilayah di Purbalingga baru-baru ini yang mengakibatkan kerugian lebih dari Rp 7,9 miliar adalah penebangan pohon, khususnya alba, di daerah hulu Kali Klawing. Seperti di Kecamatan Karangreja,
[envorum] Berita Lingkungan 16 Nopember 2000 (3)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://kompas.com/kompas-cetak/0011/16/DAERAH/indo21.htm Kamis, 16 November 2000 Indorayon Ganti Nama dan Operasikan Pabrik Pulp Medan, Kompas Rapat Umum Pemegang Saham PT Inti Indorayon Utama (PT IIU), Rabu (15/11) di Jakarta memutuskan bahwa perusahaan ini akan mengoperasikan kembali industri pulpnya di Sosorladang, Porsea, Sumut dalam waktu dekat. Dalam press release yang dikeluarkan PT IIU di Medan juga disebutkan, perusahaan ini akan berganti nama menjadi PT Toba Pulp Lestari karena sudah tidak memproduksi rayon lagi.RUPS juga mengganti susunan manajemen sebagai wujud komitmen perseroan terhadap aspirasi masyarakat setempat. Manajemen baru ini diharapkan dapat melakukan tugas utamanya yaitu mempersiapkan pabrik di Porsea segera beroperasi kembali. Dalam manajemen baru, sebagai Direktur Utama adalah Drs Bilman Philipus Butarbutar MBA disertai direktur-direktur Lennardi P Anggijono BSc, Ir Rosman, dan Dedy Sutanto. Sedangkan Dewan Komisaris terdiri atas Julian Christopher Hill sebagai komisaris utama disertai dua komisaris lain Dr Raider Per Haugen dan Drs Michael Utama Purnama MA. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/16/DAERAH/banj23.htm Kamis, 16 November 2000 Di Jawa Tengah Banjir dan Longsor Merusak 105 Alur Sungai Semarang, Kompas Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di wilayah Jawa Tengah sejak Oktober hingga November 2000, mengakibatkan alur dari 63 sungai dan 42 saluran irigasi rusak berat. Lokasi atau alur sungai yang mengalami kerusakan tersebar di Kabupaten Cilacap, Purbalingga, Kebumen, Purworejo, dan Banyumas."Kerusakan sungai dan jaringan irigasi pada tahun 2000 merupakan kerusakan yang paling besar. Sejak tahun 1996 hingga 1999 rata-rata hanya 80-90 alur sungai dan jaringan irigasi yang rusak," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pengairan Jateng Tasambar Mochtar kepada Kompas, Selasa (14/11) seusai pertemuan membahas masalah banjir di Kantor Gubernur Jateng. Pada pertemuan yang dipimpin Wakil Gubernur Djoko Sudantoko , juga hadir Kepala Stasiun Klimatologi Semarang, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Jateng Widada Sulistya DEA dan sejumlah bupati di Jateng. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/16/DAERAH/peng24.htm Kamis, 16 November 2000 Pengelolaan Kapet Harus Mandiri Kendari, Kompas Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Erna Witular menegaskan, pengelolaan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet) harus berorientasi pada kemandirian. Semua potensi di wilayah Kapet dapat digerakkan untuk mendukung kemandirian itu. Hal itu dikatakan Erna kepada wartawan di Bandara Wolter Robert Monginsidi Kendari, Rabu (15/11) saat akan kembali ke Jakarta. Setibanya di Kendari sehari sebelumnya menteri langsung naik kapal ke Kepulauan Wakatobi, Kabupaten Buton, didampingi Djeni Hasmar, anggota Komisi II DPR-RI dan Gubernur Sultra Drs La Ode Kaimoeddin. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/16/DAERAH/laha22.htm Kamis, 16 November 2000 Lahan Eks Tambang Emas Liar Rusak Parah Sampit, Kompas Pemerintah Daerah Kotawaringin Timur (Kalteng), kewalahan menangani lahan seluas 40.000 ha, yang rusak parah akibat penambangan emas liar di kawasan Ampalit. Sekarang ini, 12.000 penambang emas liar mulai bergeser masuk ke kawasan hutan primer dan merusak hutan. Kawasan Ampalit (120 km barat Palangkaraya), deposit pasir emasnya sudah berkurang. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/16/IPTEK/bupa10.htm Kamis, 16 November 2000 Bupati Kutai Berencana Tangkap Pesut Mahakam Samarinda, Kompas Bupati Kutai Syaukani HR berencana menangkap dua-tiga ekor pesut di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Penangkapan itu direncanakan awal tahun 2001. Penangkapan satwa langka endemik khas Kalimantan ini dimaksudkan sebagai upaya pelestarian, di samping sebagai bagian dari obyek taman wisata di Pulau Kumala Tenggarong, Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur. Bupati Kutai Syaukani HR ketika dihubungi Kompas di Tenggarong, Kutai, Rabu (15/11), menyatakan, "Kawanan pesut itu akan kita tempatkan dalam aquarium pesut Mahakam yang akan dibangun di Pulau Kumala," katanya. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/16/IPTEK/nela10.htm Kamis, 16 November 2000 72 Nelayan Indonesia Meringkuk di Penjara Australia Barat Perth, Kompas Sebanyak 72 warga negara Indonesia (WNI)-dua di antaranya perempuan-hingga kini masih meringkuk di sejumlah penjara dan rumah-rumah penampungan sementara (detention centres) di wilayah Australia Barat, termasuk di ibu kota Perth. Nelayan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia itu kini mendekam di penjara Broome, Curtin, Derby yang berlokasi kurang lebih 2.500 kilometer arah utara Perth, sementara dua
[envorum] Berita Lingkungan 20 Nopember 2000 (1)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/20/dar5.htm Senin, 20 Nopember 2000 Jawa Tengah - Kedu DIY Perhutani Dituding Jadi Penyebab Bencana Alam PURWOREJO -Setelah terjadi banjir dan tanah longsor pada 5 dan 9 November 2000, kini pihak-pihak tertentu mulai mencari penyebab musibah yang menewaskan 56 warga Purworejo itu. Dua LSM, Forum Reformasi Purworejo (Forep) dan Forum Komunikasi Hasta Peran Lingkungan Kabupaten Purworejo, menuding Perum Perhutani sebagai kambing hitam petaka di Purworejo. Sekretaris Forum Komunikasi Hasta Peran Lingkungan, Ichsan, menyatakan telah melakukan pengamatan lapangan selama 20 tahun terakhir. Hasil pengamatannya, dia melihat hutan rimba di wilayah ini dan sekitarnya telah dibabat habis oleh Perhutani yang selanjutnya dijadikan hutan produksi dengan tanaman pinus. Padahal, katanya, hutan rimba (hutan lindung-Red) adalah penyangga ekosistem lingkungan dan memiliki sumber daya hutan (SDH) sangat tinggi. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/20/nas10.htm Senin, 20 Nopember 2000 Berita Utama Untuk Turunkan 46% Kematian Ibu Hentikan Regenerasi Dukun Beranak SEMARANG-Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Kepala BKKBN Dra Hj Khofifah Endar Parawansa mengatakan, pihaknya sangat prihatin dengan masih tingginya angka kematian ibu melahirkan di Indonesia. ''Bayangkan saja, sekarang angkanya mencapai 373 per 100.000 kelahiran hidup. Ini 10 kali lipat lebih tinggi dari negara tetangga, Malaysia, dan tertinggi di Asean,'' katanya, di Hotel Patra Jasa, Sabtu malam. http://www.indomedia.com/bpost/112000/20/index.htm Potensi Batubara 491 Juta Ton Gubernuran, BPost Potensi bahan galian tambang batu bara di wilayah Kalimantan Tengah dari hasil penelitian mencapai 491.016.648 ton, kata Gubernur Kalteng Asmawi Agani. Sementara izin pengusahaan pertambangan khusus kontrak Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) di daerah ini tercatat 18 buah perusahaan dengan luas areal 1.441.920 hektare dengan investasi Rp2.793.700.000 atau 1.402.667,10 dolar AS. http://www.indomedia.com/bpost/112000/20/index.htm Pengusaha HPH Mengeluh Warga Rambah Areal RKT Muara Teweh, BPost Masyarakat di pedalaman Kabupaten Barito Utara (Barut) beramai-ramai merambah ribuan potong kayu di areal Hak Pengusahaan Hutan (HPH), menyusul adanya pernyataan Gubernur Kalteng H Asnawi Agani dibolehkannya rakyat ikut menebang kayu. Dari pemantauan BPost, sekitar pertengahan bulan Oktober 2000 sedikitnya puluhan warga Desa Kalasin, Kecamatan Sumber Barito (sekitar 250 Km arah utara Muara Teweh,Red) membabat sebanyak 1.156 potong (8.085 m3) kayu di areal perusahaan HPH PT Sarang Sapta Putra dan PT Manimbun Djaya. http://www.indomedia.com/bpost/112000/20/index.htm Camp dan Pos Satpam Dibakar Pangkalan Bun, BPost Menyusul pembakaran kantor dan gudang PT ITT, warga Kecamatan Pembuang Hulu yang masih emosi juga membakar camp III, IV dan V serta pos Satpam. Pembakaran susulan yang terjadi, Jumat sore itu, menurut sumber, membuat sejumlah fasilitas di kawasan itu porak poranda. http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=20001128448 Caltex Setuju Apa pun Keputusan soal Ladang CPP Media Indonesia - Ekonomi (20/11/2000 00:08 WIB) JAKARTA (Media): PT Caltex Pacific Indonesia (CPI) menyatakan akan menerima apa pun keputusan pemerintah dalam penanganan ladang minyak Coastal Plains Pekanbaru Block (Blok CPP) setelah berakhirnya kontrak mereka tahun depan. Hal ini diungkapkan Senior Vice President PT CPI Wahyuddin Yudiana kepada wartawan dalam diskusi mengenai Blok CPP Sabtu (18/11). Menurut dia, sebagai perusahaan yang berorientasi bisnis, maka pihaknya hanya mengharapkan keputusan pemerintah dapat dibuat secepatnya sehingga kepastian investasi terjamin. "Kami akan menerima apa pun yang diputuskan pemerintah pusat. Harapan Caltex, yaitu keputusan itu segera dibuat," ujar Wahyuddin pada diskusi yang diadakan Himpunan Pelajar Mahasiswa Riau (Hipemari) Jakarta itu. http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=200011285038 Warga Tetap Tuntut Seluruh Lahan Milik PTPN XII Media Indonesia -
[envorum] Berita Lingkungan 20 Nopember 2000 (3)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://kompas.com/kompas-cetak/0011/20/IPTEK/dass10.htm Senin, 20 November 2000 DAS Empat Sungai di Aceh Utara Rusak Diterjang Banjir Lhokseumawe, Kompas Daerah aliran empat sungai besar di Kabupaten Aceh Utara, yakni Sungai Sawang, Sungai Peusangan, Sungai Pase, dan Sungai Keureutow mengalami kerusakan parah akibat setiap tahun diterjang banjir. Di Sawang, ratusan hektar kebun dan permukiman penduduk runtuh saat banjir pekan lalu. Beberapa penduduk Sawang mengatakan, erosi di daerah aliran sungai (DAS) Sawang terjadi mulai dari Desa Babah Krueng sampai ke Desa Teupin Mane sepanjang 18 km. Akibatnya tiga ratus hektar lebih lahan kebun dan tanah permukiman penduduk runtuh ke sungai. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/20/IPTEK/sisk10.htm Senin, 20 November 2000 Sarwono Kusumaatmadja: Siskamling Laut Perlu untuk Atasi Tindak Kekerasan Probolinggo, Kompas Tindak kekerasan di laut yang dilakukan oleh oknum aparat penegak hukum, seperti yang sering dilaporkan nelayan di pantai utara Jawa, hendaknya diatasi oleh masyarakat setempat dengan membentuk sistem keamanan lingkungan (siskamling) laut. Dalam kaitan ini, pemerintah daerah (pemda) diharapkan membantu dengan mengeluarkan peraturan daerah (perda) untuk menguatkan status hukum lembaga itu.Demikian dikemukakan Menteri Kelautan dan Perikanan Sarwono Kusumaatmadja kepada wartawan dalam kunjungan kerjanya ke Pesantren Nurul Jadid, di Paiton Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (19/11), berkaitan dengan peringatan HUT Ke-51 pondok pesantren tersebut. Tampak hadir pada acara itu Menteri Agama Tolchah Hasan, para ulama dan tokoh masyarakat setempat. Sarwono juga mengunjungi Pondok Pesantren Bustanul Ulum di Lumajang. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/20/JATIM/pela19.htm Senin, 20 November 2000 Memahami Madura Pelajaran dari Kasus Sampang SEJAK pemerintahan rezim Orde Baru hingga kini, Madura sudah berkali-kali menarik perhatian publik karena terjadinya tindak kekerasan atau amuk massa. Mulai dari kasus pembangunan Waduk Nipah di wilayah Kabupaten Sampang, kasus pertikaian antaretnik di Sambas, serta kerusuhan massa pada Pemilu 1977 yang merata di semua wilayah Madura. Di pengujung tahun ini, lagi-lagi Madura menjadi perhatian publik dengan terjadinya amuk massa di Kota Sampang yang berpangkal pada hasil pemilihan bupati dan wakil bupati. Akibatnya, sampai sekarang pelantikan tertunda, dan Gubernur Jatim Imam Oetomo menyerahkan masalah ini ke pusat, yang sampai sekarang pun belum jelas juntrungannya. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/20/METRO/awas32.htm Senin, 20 November 2000 Awas Jakarta Banjir DI samping faktor besarnya curah hujan ada empat faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya banjir besar di Jakarta. Faktor-faktor itu ialah: Pertama, pengurukan rawa. Kedua, perubahan tata guna lahan pada daerah aliran sungai. Ketiga, mendangkal dan semakin mengecilnya sungai-sungai. Keempat, terjadinya penurunan permukaan tanah Jakarta. Keempat faktor tersebut saling memperkuat satu sama lain sehingga besarnya dampak yang dapat ditimbulkan oleh banjir semakin mencekam dan mengancam Jakarta. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/20/NASIONAL/lbhp06.htm Senin, 20 November 2000 LBH Perlu Fokus Membangun Gerakan * YLBHI Bubar pada Oktober 2001 Jakarta, Kompas Struktur organisasi Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) yang sudah berjalan 30 tahun dirasakan tidak cocok lagi untuk menghadapi situasi maupun peta kondisi nasional yang sudah banyak berubah. Oleh karena itu, mulai Oktober 2001, YLBHI tidak akan ada lagi, dan yang ada adalah konfederasi lembaga-lembaga bantuan hukum di seluruh Indonesia. Fokus aktivitas LBH juga tidak bisa lagi hanya bertumpu pada kegiatan litigatif, tetapi harus lebih diarahkan untuk membangun gerakan.Hal itu disampaikan Wakil Ketua Dewan Pengurus YLBHI Munir ketika berbicara pada evaluasi 30 tahun LBH, akhir pekan lalu, di Jakarta. Peneliti LIPI Hermawan Sulistyo yang turut menyumbangkan pikirannya pada acara yang sama, sependapat dengan Munir bahwa LBH sudah harus berubah. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/20/NASIONAL/peta26.htm Senin, 20 November 2000 Peta Bencana dan Manajemen Bencana PETA bencana banjir, tanah longsor, atau ancaman bahaya gunung api, di atas kertas relatif mudah dibuat atau dicari. Di Posko Bencana Alam, kantor Kanwil Departemen Pekerjaan Umum (PU), atau lembaga penelitian, peta "fisik" itu kemungkinan besar akan kita peroleh.Akan tetapi, bagaimana sebenarnya peta persoalan institusi berkompeten harus bertanggung jawab, mengantisipasi, atau mengembangkannya, tidak pernah kita rumuskan sungguh-sungguh. Akibatnya selalu timbul
[envorum] Berita Lingkungan 21 Nopember 2000 (1)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://www.surabayapost.co.id/ NASIONAL Selasa, 21 November 2000 Longsor di Bandung, 7 Tewas 3.000 Rumah Masih Terendam Bandung - Surabaya Post Tujuh jiwa melayang akibat bencana tanah longsor di Kab. Bandung dan 14 lain mengalami luka-luka serta 27 rumah hancur. Sampai Senin (20/11), tercatat sedikitnya 55 buah rumah terancam kategori bahaya I dan II. Empat jiwa melayang akibat tanah longsor di Desa Mangunjaya Kec. Pamengpeuk Kab. Bandung dan 2 luka-luka serta 6 rumah hancur. Sedangkan kejadian di Desa Ibun dan Desa Dukuh, Kec. Paseh Kab. Bandung, Senin dini hari, tiga orang tewas dan 12 lainnya mengalami luka-luka serta 21 rumah hancur. http://www.surabayapost.co.id/ SURABAYA Selasa, 21 November 2000 Polwil dan Kamnas Perempuan Tangani Kasus-kasus Wanita Surabaya - Surabaya Post Polwiltabes Surabaya dan Komnas Perempuan berkerja sama menangani kasus-kasus wanita yang jadi korban penganiayaan, pemerkosaan, pelecehan seksual, dan lain sebagainya. Kerja sama itu ditandatangani Kapolwiltabes Surabaya Senior Superintendent (Kol) Drs Sri Kresno dengan wakil dari Komnas Perempuan Pof Dr Safarina Sadeli, Selasa (21/11) pagi di Mapolwiltabes Surabaya. Penandatanganan kerja sama ini disaksikan sejumlah psikolog, psikiater, pengacara, dan dokter kepolisian. Mereka menyatakan sepakat untuk ikut mengatasi semua permasalahan yang menyangkut penganiayaan, pemerkosaan, pelecehan seksual, dan kasus lainnya yang menyangkut wanita. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/21/slo11.htm Selasa, 21 Nopember 2000 Tikus Serang Ratusan Hektare Padi SUKOHARJO- Sedikitnya 200 hektare tanaman padi di Kabupaten Sukoharjo diserang hama tikus. Ada tujuh kecamatan yang mendapat serangan cukup berat yakni Bulu, Tawangsari, Nguter, Grogol, Baki, Gatak, dan Kecamatan Kota. Tiga di antaranya benar-benar parah yakni Baki, Gatak dan Kota. Menurut data yang diperoleh Suara Merdeka di lapangan, dari 994 hektare areal tanaman padi di Kecamatan Baki sedikitnya 75 hektare diserang tikus. Di Kecamatan Gatak sedikitnya 25 hektare dan Kecamatan Kota mencapai 100 hektare lebih. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/21/DAERAH/oton19.htm Selasa, 21 November 2000 Otonomi Pertambangan Segera Digulirkan Cikampek, Kompas Untuk mengantisipasi tantangan globalisasi, tuntutan lingkungan hidup dan hak asasi manusia (HAM) dan desentralisasi yang akan dilaksanakan mulai Januari 2001, pemerintah segera mengganti Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Pertambangan Umum. Rancangan Undang-Undang (RUU) tersebut dalam waktu dekat ini segera akan digulirkan. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/21/DAERAH/perm20.htm Selasa, 21 November 2000 Permukiman Warga Kedungombo Direlokasi Semarang, Kompas Sebanyak 22 kepala keluarga (KK) atau sekitar 70 jiwa penduduk di Kedungpring, Kabupaten Boyolali (Jateng) yang selama ini berada di permukiman buruk dalam kawasan Waduk Kedungombo, dalam waktu dekat dipindahkan ke lokasi permukiman yang memadai. Hingga saat ini masih sekitar 665 KK di Kedungombo yang menunggu penyelesaian dari pemerintah setelah menunggu 10 tahun lebih. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/21/DAERAH/warg20.htm Selasa, 21 November 2000 Akibat Pencemaran Merkuri di Sungai Kapuas 300 Warga Pontianak Segera Jalani Tes Rambut Pontianak, Kompas Sebanyak 300 warga Kota Pontianak dan sekitarnya yang selama ini mengonsumsi air minum yang dipasok Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) akan segera menjalani tes rambut. Tes ini untuk mengetahui secara pasti berapa banyak kandungan merkuri yang telah meracuni tubuh penduduk daerah itu.Demikian dikemukakan Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, Dr Pendi Tjahja Perdjaman MKes, di Pontianak, Senin (20/11). Dikatakan, sejauh ini belum ditemukan penderita yang berobat di rumah sakit maupun balai pengobatan lainnya akibat keracunan merkuri. Namun, itu tidak berarti instansinya harus berdiam diri. "Bagaimanapun kami harus proaktif, karena merkuri merupakan salah satu jenis racun yang sangat berbahaya bagi keselamatan jiwa manusia. Apabila hasil tes 300 warga sebagai sampel itu ditemukan telah ada gejala keracunan merkuri dalam tubuh konsumen PDAM, maka perlu dirumuskan program-program penanggulangan bersama," jelasnya seraya menyebutkan bahwa selain rambut juga akan diteliti sejumlah jenis ikan yang hidup di Sungai Kapuas. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/21/kot18.htm Selasa, 21 Nopember 2000 Semarang Sekitarnya Semua Tanah PTPN IX Bersertifikat SEMARANG
[envorum] Berita Lingkungan 21 Nopember 2000 (3)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://www.indomedia.com/bpost/112000/21/index.htm Pencurian Galian C Marak Barabai, BPost Pemkab Hulu Sungai Tengah (HST) dipusingkan dengan maraknya pencurian galian C di beberapa kawasan pegunungan Meratus yang mengakibatkan kerusakan lingkungan. Selain itu, maraknya pencurain galian C mengurangi pemasukan asli daerah. Tercatat tiga kecamatan yang paling rawan terjadi pencurian galian di antaranya di Batang Alai Selatan dan Hantakan dan Desa Birayang. http://www.indomedia.com/bpost/112000/21/index.htm Pemprop Minta 50 Persen Saham Inhutani II Banjarmasin, BPost Pemerintah Propinsi Kalsel sepakat melaksanakan kerja sama dalam pengembangan pengelolaan hutan dengan pihak PT Inhutani II. Hal ini diutarakan Asminbang Sekwilda Kalsel Drs H Armain Janit MBA MM, Senin (20/11). Dalam kesepakatan kerja sama tersebut, pihak pemprop yang dalam hal ini oleh PD Bangun Banua Rimba mengajukan agar pihak PT Inhutani II bisa memberikan saham 50 persen. "Permintaan ini dalam rangka otonomi daerah," ujar Armain usai menghadiri Penyuluhan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. http://www.indomedia.com/bpost/112000/21/index.htm Menteri Dorong Pertambangan Batu Bara Bawah Tanah Banjarmasin, BPost Direktur Batu Bara Direktorat Pertambangan Umum Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Ir Suyartono menyatakan, pemerintah mendorong rencana Kalsel untuk melakukan penambangan batu bara di bawah tanah (underground coal mining). "Penambangan sistem bawah tanah ini harus didorong, karena dampak negatif kerusakan terhadap lingkungan dapat diminimalisasi," ujar Suyartono usai membacakan sambutan tertulis Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada Pembukaan Penyuluhan Keputusan Tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah yang dibuka Wagub Kalsel H Husin Kasah BA, Senin (20/11). http://www.surabayapost.co.id/ SUPLEMEN Selasa, 21 November 2000 Berdayakan Nelayan Lewat Pesantren Probolinggo - Surabaya Post Peringatan hari ulang tahun (Harlah) ke-51 Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Kab. Probolinggo, Minggu (19/11) diselimuti suasana duka mendalam. Penyebabnya, dalam tiga bulan terakhir dua pengasuh pesantren berpulang ke rahmatullah. Pada 31 Agustus lalu, KH Abdul Wafi meninggal dunia. Disusul pada Rabu (15/11) lalu, pengasuh utama pesantren, KH Drs Abdul Wahid Zaini SH (57), juga menghadap Allah. Namun, suasana duka tidak menyurutkan panitia untuk menggelar Harlah pesantren. Apalagi, gawe besar yang menandai Harlah ke-51 itu digagas KH Wahid almarhum. Pekerjaan besar itu adalah memberdayakan masyarakat nelayan melalui pesantren pesisir. Hari-hari menjelang wafatnya, KH Wahid bolak-balik Jakarta-Probolinggo untuk mengurusi kerja sama pesantren dengan Departemen Kelautan dan Perikanan. http://www.surya.co.id/ Warga 3 desa tuntut lahan garam 1.200 ha Sampang: PT Garam di Madura kembali didemo warga. Setelah Sumenep dan Pamekasan, kini giliran 1.000 warga tiga desa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Untuk Pembebasan Tanah (GRPT), unjuk rasa ke kantor Pegaraman III dan DPRD Sampang, Senin (20/11). Mereka yang berasal dari Desa Apa`an, Ragung dan Pangarengan, Kecamatan Torjun, Sampang, tersebut menuntut 1.200 hektare (ha) lahan yang dikelola Pegaraman III yang berada di tiga desa itu. Mereka mengklaim tanah itu milik leluhurnya, sehingga harus dikembalikan kepada ahli warisnya. http://www.surya.co.id/ Protes jaring gardan, 750 nelayan ngluruk mapolres Situbondo: Sekitar 750 orang nelayan tradisional asal Desa Jangkar, Kecamatan Jangkar, Situbondo, mendatangi Mapolres Situbondo, menyusul diperiksanya 2 rekan mereka dengan tuduhan melakukan pengrusakan jaring gardan, Senin (20/11). Aksi solidaritas ratusan nelayan tersebut dipicu laporan sejumlah nelayan pemilik jaring gardan sebelumnya, yang menuding mereka telah merusak jaring gardan serta perahu. Dari laporan itu, petugas memanggil 2 orang untuk diperiksa, yakni Nihrawi, 45 dan Mat Jajal, 35. http://www.surabayapost.co.id/ OPINI Selasa, 21 November 2000 Paradoks-paradoks
[envorum] Berita Lingkungan 21 Nopember 2000 (2)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://kompas.com/kompas-cetak/0011/21/DIKBUD/pros09.htm Selasa, 21 November 2000 Proses Transformasi Sosial Tak Terkendali Jakarta, Kompas Proses transformasi dari masyarakat tradisional menuju masyarakat Indonesia modern tidak terkendali. Kenyataan ini justru menyebabkan ketimpangan di dalam masyarakat akan semakin kentara, dan jika tidak segera ditangani bisa membahayakan. Namun, penanganannya tidaklah mudah serta memerlukan waktu yang panjang. Hal itu dikatakan Prof Dr Mochtar Buchori dalam orasinya pada kegiatan Temu Pembaharu Masyarakat yang dilaksanakan Yayasan Ashoka Indonesia, di Jakarta, Senin (20/11). Mochtar Buchori mengatakan, tak terkendalinya proses transformasi sosial tersebut disebabkan berbagai hal, di antaranya tidak cukup dipikirkan jenis masyarakat yang ingin diwujudkan. Masyarakat Indonesia, misalnya, diharapkan menjadi masyarakat modern, tetapi tidak pernah diketahui bagaimana bentuk masyarakat Indonesia yang modern tersebut. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/21/EKONOMI/harg14.htm Selasa, 21 November 2000 Harga Dasar Gabah Tidak Menolong Kudus, Kompas Meski panen padi masih akan berlangsung awal Januari dan pemerintah akan menaikkan harga dasar gabah kering giling (GKG) menjadi Rp 1.500 per kilogram, tetapi mulai saat ini petani sudah bisa memperhitungkan akan merugi lagi. Sebab biaya garap dan pasca panen semakin mahal, serta harga gabah tetap terpuruk. Hal tersebut diungkapkan tokoh petani wilayah Kecamatan Mejobo, Sutrisno dan jurubicara petani Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus Jawa Tengah, Kaspono, yang dihubungi secara terpisah, Senin (20/11). http://www.indomedia.com/bpost/112000/21/index.htm Dayak Pitap ‘Sambangi’ Dewan * Minta Hak Adat Dilindungi Banjarmasin, BPost Puluhan warga Desa Dayak Pitap Kecamatan Hawaian Kabupaten Hulu Sungai Utara, Senin (20/11) pagi, mendatangi DPRD Kalsel. Mereka menuntut agar pemerintah mau mengakui hak-hak adat mereka. "Selama ini pemerintah sepertinya tidak mengindahkan dan melindungi hak-hak kami, sehingga tidak sedikit kawasan hutan yang sejak ratusan tahun kami jaga, kini punah," ungkap Aliudar salah satu warga Desa Dayak Pitap. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/21/IPTEK/warg10.htm Selasa, 21 November 2000 Buntut Pergantian Nama PT Indorayon Warga Porsea Kembali Unjuk Rasa Medan, Kompas Sekitar 1.000 warga Porsea, Kabupaten Toba Samosir (215 kilometer tenggara Medan), unjuk rasa ke Kantor Gubernur Sumatera Utara di Medan, Senin (20/11). Mereka menuntut penjelasan dan tanggung jawab Gubernur Sumut T Rizal Nurdin atas diperkenankannya PT Inti Indorayon Utama (PT IIU) beroperasi kembali dengan mengganti nama menjadi PT Toba Pulp Lestari. "Kami minta penjelasan gubernur atas imbauannya yang membolehkan Indorayon dibuka kembali dengan ganti nama. Tolong tanya dulu rakyat, jangan putuskan sendiri. Terus terang, kami sudah siap menanggung risiko jika Indorayon dibuka," kata Ketua Suara Rakyat Bersama (SRB) Porsea, Musa Gurning (74), dihadapan massanya ketika diterima Wakil Gubernur Sumut I, Ir Lundu Panjaitan. http://www.surabayapost.co.id/ UTAMA Selasa, 21 November 2000 Tangkap Ikan dengan Racun, Indonesia Disorot SUDAH terlalu banyak rasanya cap buruk yang ditimpakan pada Indonesia selama ini. Mulai negara terkorup, tidak peduli pada perbaikan pendidikan, ladang subur peredaran narkoba, hingga perusak hutan tropis dunia. Beragam pun cap jelek tersebut kini bertambah satu lagi: perusak lingkungan biota laut. Seperti terungkap dalam pertemuan para pakar biologi laut di Bali belum lama ini, para penyelam Indonesia dan Pilipina dituduh menggunakan racun sianida untuk menangkap ribuan ikan hias guna diekspor ke luar negeri. Asians using cyanide to catch tropical salt-water pet fish, lapor Associated Press pekan ini. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/21/tjk2.htm Selasa, 21 Nopember 2000 Tajuk Rencana Bencana Alam dan Perubahan Cuaca Global - Mendung tebal masih terus menggelayut di angkasa. Banjir besar dan kecil serta bencana alam tanah longsor juga masih terjadi di beberapa daerah Jateng Selatan. Berbagai pendapat tentang penyebab bencana alam itu pun muncul dari kalangan ahli dan pengamat lingkungan. Dua LSM di Purworejo, Forum Reformasi Purworejo (Forep), dan Forum Komunikasi Hasta Peran Lingkungan (FKHPL), menuding banjir di sana berkaitan dengan konversi hutan rimba menjadi hutan pinus oleh Perhutani. Cara konversi itulah yang diduga menjadi penyebab. Di musim
[envorum] Berita Lingkungan 22 Nopember 2000
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://kompas.com/kompas-cetak/0011/22/IPTEK/pence10.htm Rabu, 22 November 2000 Pencemaran Danau Maninjau Bisa Diatasi Padang, Kompas Pencemaran Danau Maninjau (99 kilometer persegi) di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, yang menimbulkan dampak merugikan terhadap masyarakat sekitar, hanya dapat diatasi dengan mengubah konstruksi intake Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Maninjau. Seharusnya konstruksi PLTA Maninjau mengambil model di Jatiluhur, di mana yang dipakai adalah air permukaan. Hal itu dikemukakan Wakil Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr Ir Suparkah, menjawab pers seusai mengamati dan mengambil sampel air Danau Maninjau, Jumat pekan lalu. "Yang mencemari air Danau Maninjau adalah pythoplankton atau plankton-plankton yang tumbuh subur. Karena PLTA tidak memanfaatkan air permukaan, sementara jalur keluar air permukaan ke Batang Antokan ditutup, keberadaan plankton-plankton itu kini bagaikan 'cincau' dan mencemari," katanya. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0011/22/IPTEK/angk10.htm Rabu, 22 November 2000 Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia Lebih dari 60 Tahun Jakarta, Kompas Tahun 2000 ini proporsi penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia diperkirakan mendekati angka 20 juta jiwa, sesuai meningkatnya angka harapan hidup lebih dari 60 tahun. Sehubungan dengan itu, untuk mengatasi dampak sosial mengenai lansia dan masa depannya, pemerintah-dalam hal ini Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah serta Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi-mengawalinya dengan peluncuran "Dokumen Rencana Aksi Nasional untuk Kesejahteraan Lansia", di Balai Sudirman, Jakarta, Selasa (21/11) kemarin. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/22/IPTEK/timk10.htm Rabu, 22 November 2000 Kasus Perusahaan HPH PT Keang Nam Tim Komisi III DPR Minta Dephutbun Bertindak Tabuyung, Kompas Tim Komisi III DPR berjanji akan meminta Departemen Kehutanan dan Perkebunan (Dephutbun) menindak PT Keang Nam, perusahaan pemegang hak pengusahaan hutan (HPH) yang beroperasi di Kecamatan Muara Batanggadis, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Selama 27 tahun beroperasi, PT Keang Nam dituding telah "membabat" hutan-hutan di sana tanpa memenuhi ketentuan tebang pilih dan tumbang tanam jalur.Penegasan itu dikemukakan pimpinan Tim Komisi III DPR Edi R Sitanggang didampingi anggota tim IGN Mulyono, TB Soemandjaja, dan A Nafizi Kurnain, yang berkunjung ke Desa Tabuyung, Kecamatan Muara Batanggadis, akhir pekan lalu. http://www.suarakaltim.co.id/suarakaltim/001120/index.html BUMI ETAM Senin, 20 November 2000 Rencana Menhutbun tidak Disetujui Wakil Rakyat Kutai TENGGARONG: Kunjungan kerja dan silaturrahmi Menteri Kehutanan dan Perkebunan (Menhutbun) Ir Mahmudi Ismail ke Kabupaten Kutai, Jumat pekan tadi, dimanfatkan anggota DPRD menyampaikan sejumlah permasalahan, harapan sekaligus sikap mereka sebagai wakil rakyat. Pertemuan Menhutbun dengan jajaran Pemkab dan dewan berlangsung di ruang Serbagauna Kantor Bupati Kutai. Kedatangannya sekaligus ingin mensosialisasikan kebijakan pemerintah untuk membentuk Badan Pengelolaan Hutan (BPH) guna kelangsungan kelestarian hutan di Kaltim. Hal itu terjadi akhir-akhir ini akibat semakin parahnya penebangan hutan yang melewati ambang batas. http://www.surabayapost.co.id/ EKONOMI Rabu, 22 November 2000 Harga Hasil Bumi Surabaya - Surabaya Post Harga Hasil Bumi, Rabu (22/11) sbb: Jagung kuning Rp 91.500/kw (nom.). Kedelai Amerika Rp 205.000/kw baru (nom.); Kedelai Kanada tidak tercatat; Kedelai FAQ Rp 190.000/kw (nom.) lokal. Kacang ose 7 mili Rp 600.000/kw (nom.) lokal; Kacang ose 8 mili Rp 650.000/kw (nom.) RRC. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/22/JATIM/kese19.htm Rabu, 22 November 2000 Kesenjangan Teknologi Pertanian akibat Tumpang Tindih Penelitian Malang, Kompas Tumpang tindih penelitian teknologi pertanian antara berbagai perguruan tinggi dengan lembaga terkait, telah mengakibatkan kesenjangan teknologi pada masyarakat pedesaan. Oleh karena itu diperlukan semacam kelompok kerja sampai ke tingkat desa untuk menjembatani berbagai hasil penelitian yang telah dicapai. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/22/JATIM/padi19.htm Rabu, 22 November 2000 Padi Hasilkan 11,9 Ton Gabah per Hektar Ponorogo, Kompas Sebuah varitas padi yang belum diketahui namanya menghasilkan 11,9 ton gabah per hektar saat ditanam di Desa Maron, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo, Jatim. "Padahal padi jenis IR-64 atau sejenisnya hanya mampu menghasilkan 5,5 ton per hektar, jika di tanam di Ponorogo", kata Kadis Pertanian Tanaman Pangan
[envorum] Berita Lingkungan 27 Nopember 2000 (1)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://www.indomedia.com/bpost/112000/27/index.htm Antara Aluminium Dengan Demensia Alzheimer Sejak aluminium ditemukan oleh H C Oersted pada tahun 1825 dan kemudian dipergunakan secara luas di masyarakat, maka aluminium sudah bukan barang baru lagi, melaikan sudah memasyarakat, seperti alat-alat masak, produk-produk keperluan rumah tangga, atau bahkan dalam bentuk senyawa yang dapat digunakan sebagai obat, penjernih air, fotografi, ramuan cat, bahan pewarna, ampelas dan permata sintetis. Semua ini apakah sudah disadari atau tidak efek samping aluminium bagi organ tubuh manusia, tapi yang jelas sampai sekarang akibat pemakaian alat dan bahan dari unsur aluminium belum begitu banyak diketahui. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/27/OPINI/para04.htm Senin, 27 November 2000 Paradigma Baru Pembangunan Pangan Oleh Khudori SUNGGUH ironis. Indonesia sebagai negara agraris dan berumur lebih dari setengah abad ternyata belum memiliki konsep dasar diversifikasi pangan (Kompas, 20/10). Dalam kekosongan konsep dasar itu, tiba-tiba kita dijejali kabar angin surga, Indonesia kembali mencapai swasembada beras (Kompas, 17/10). Menurut data Deptan, tahun ini produksi padi mencapai 53 juta ton gabah (setara 30 juta ton beras), yang cukup memasok kebutuhan pangan selama setahun. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/27/METRO/mera18.htm Senin, 27 November 2000 Suaka Margasatwa Pulau Rambut Merana di Tengah Hiruk-pikuk Jakarta DARI pantai Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten, sudah terlihat jelas deretan tiga pulau. Yang sebelah timur, Pulau Untung Jawa yang dihuni warga Kecamatan Kepulauan Seribu, Kotamadya Jakarta Utara. Di sebelah barat, Pulau Bokor. Sedangkan yang di tengah Pulau Rambut yang biasa dijaga dua sampai empat orang Polsus (Polisi Khusus) Jagawana setiap harinya.Pulau Rambut yang luasnya sekitar dua hektar itu telah ditetapkan sebagai suaka margasatwa bersama Suaka Margasatwa Muara Angke yang lebih luas 0,5 hektar. Begitu juga dengan Pulau Bokor yang telah dijadikan cagar alam. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/27/METRO/samp18.htm Senin, 27 November 2000 Sampah Membuat Pulau Rambut Kritis Pulau Rambut, yang merupakan satu dari 110 pulau di Kecamatan Kepulauan Seribu, Kotamadya Jakarta Utara, saat ini kondisinya cukup menghawatirkan akibat diserang tumpukan sampah dan abrasi yang menghantam bagian barat laut pulau tersebut. Hal ini selain dapat mengurangi luas pulau tersebut jelas akan mengancam habitat ribuan burung laut maupun burung darat yang memanfaatkan suaka margasatwa pulau tersebut. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/27/EKONOMI/djaj13.htm Senin, 27 November 2000 Djajanti Tidak Punya Usaha Tambang Jakarta, Kompas Direktur kelompok usaha Djajanti Hadi Budoyo di Jakarta, Sabtu (25/11), menyatakan kelompok usaha Djajanti tidak memiliki usaha penambangan batu bara, apalagi penambangan liar di Kalimantan Selatan. "Kami sama sekali tidak memiliki usaha pertambangan batu bara apalagi pertambangan liar di Kalimantan Selatan," demikian keterangan tertulis Hadi Budoyo di Jakarta, menanggapi berita Kompas, edisi Sabtu (25/11). http://kompas.com/kompas-cetak/0011/27/IPTEK/rph10.htm Senin, 27 November 2000 RPH Cakung Olah Limbah Jadi Energi Listrik Jakarta, Kompas Limbah organik di perkotaan sampai saat ini masih menimbulkan masalah. Pembuangan dan penampungannya mengakibatkan pencemaran pada air tanah, serta udara dengan bau yang menyengat, dan menimbulkan wabah penyakit. Karena itu, sejak tahun 1987 limbah terkait diolah dengan teknik yang lebih baik yang hasilnya mampu mewujudkan energi listrik. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/27/IPTEK/peru10.htm Senin, 27 November 2000 Dari COP 6 Perundingan Gagal Capai Kompromi Den Haag, Kompas Meski sudah diperpanjang satu hari, hingga Sabtu (25/11) malam, Konferensi Para Pihak VI untuk Konvensi Perubahan Iklim (COP 6) yang telah berlangsung selama dua minggu (sejak 13 November 2000) di Den Haag, Belanda, gagal mencapai kompromi. Dengan demikian, pertemuan puncak antarmenteri dan diplomat tersebut tak berhasil menjadikan Protokol Kyoto berlaku secara operasional, guna memperkuat kerja sama teknis maupun finansial antara negara-negara maju dan berkembang, terutama mengenai kebijakan dan teknologi yang prolingkungan. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/27/UTAMA/disu01.htm Senin, 27 November 2000 Di Sumbar, 74 Orang Tewas Tertimbun * 11 Tewas di Tapanuli Selatan, Banjir Aceh Mulai Surut Padang, Kompas Bencana longsor atau galodo di Sumatera Barat (Sumbar) semakin dahsyat. Setelah menelan 18 korban tewas di Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan,
[envorum] Berita Lingkungan 27 Nopember 2000 (2)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/27/dar20.htm Senin, 27 Nopember 2000 Jawa Tengah - Kedu DIY Kebodohan Penyebab Persoalan Lingkungan YOGYAKARTA- Kebodohan dan kemiskinan, menurut Ketua Lembaga Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Prof Dr Wurjadi MS, menjadi salah satu penyebab terjadinya persoalan lingkungan yang sangat signifikan. Karena bodoh, orang menjadi miskin dan kemiskinan itu sendiri menyebabkan keterbatasan fasilitas kehidupan yang dapat dinikmati. Akibat langsungnya adalah tekanan terhadap lingkungannya. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/27/dar14.htm Senin, 27 Nopember 2000 Jawa Tengah - Banyumas Kerugian Bencana Alam Menjadi Rp 27 Miliar CILACAP- Kerugian akibat bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Cilacap bertambah lagi. Tim Satkorlak PBA semula mendata kerugian senilai Rp 26,9 miliar dan kini bertambah menjadi Rp 27,12 miliar. Sehingga beban yang dipikul Pemda menjadi semakin berat. Menurut Kabag Sosial Drs Wasi Ariyadi, membengkaknya besarnya kerugian itu karena ada bencana susulan di Kecamatan Dayeuhluhur dan Kesugihan. Dijelaskan, di Kecamatan Dayeuhluhur terjadi bencana banjir dan tanah ambles. Bencana yang menimpa Desa Panulisan barat itu mengakibatkan puluhan rumah penduduk tergenang dan sebuah lapangan sepak bola ambles sedalam 30 cm. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/27/dar7.htm Senin, 27 Nopember 2000 Jawa Tengah - Muria 60.000 Ton Gula Impor Masuk Jawa Importir Diduga Tinggal di Jakarta KUDUS - Dengan dalih untuk rakyat Aceh dan Indonesia timur, 60.000 ton gula impor dengan bea masuk (BM) 0% telah masuk Pulau Jawa lewat Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta). Importir gula asal Thailand tersebut diduga tinggal di Jakarta, dan mempunyai hubungan dekat dengan lembaga yang dulu menangani pergulaan. Sebelumnya, Agustus lalu 60.000 ton gula yang mestinya untuk Aceh juga masuk ke Jawa. http://www.indomedia.com/bpost/112000/27/index.htm Tindakan Represif tak Selesaikan TNTP *Alihkan Anggaran Rp8 M Pangkalan Bun, BPost Tekad pemerintah, khususnya Pemkab Kobar menuntaskan persoalan TNTP dengan menempuh cara represif dinilai sebagai tindakan yang tak akan menyelesaikan masalah. Tapi, justru menimbulkan persoalan baru yang merugikan, baik pemerintah maupun masyarakat. "Jangan sampai mau menyelamatkan orang utan, justru mengorbankan nyawa masyarakat," tegas H Anang Hanafiah, tokoh masyarakat Kumai. http://www.surabayapost.co.id/ NASIONAL Senin, 27 November 2000 Kekerasan terhadap Perempuan Masyarakat Terbiasa Lecehkan Perempuan Jakarta - Surabaya Post Kekerasan terhadap perempuan terutama disebabkan masyarakat telah terbiasa melecehkan warga perempuan. Kekerasan ini juga kerap terjadi baik dalam keluarga maupun dalam rumah tangga. Bentuk-bentuk kekerasan tersebut antara lain berupa pelecehan seksual, perkosaan, pemukulan, penganiayaan, pornografi, diskriminiasi, dan intimidasi terhadap kaum perempuan. Perbuatan tersebut sesungguhnya dapat mengakibatkan penderitaan di kalangan perempuan atau bahkan kadang mengancam keselamatan mereka. Hal tersebut terungkap dalam Seminar/Diskusi yang bertajuk "Toleransi Nol untuk Kekerasan terhadap Perempuan" yang berlangsung di Auditorium Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia Depok, Sabtu (25/11) siang. http://www.surabayapost.co.id/ JAWA TIMUR Senin, 27 November 2000 Lagi, Tersangka Pencuri Kayu Dibekuk Malang - Surabaya Post Meski dua orang tersangka penadah kelas kakap yang menampung kayu hasil curian sudah dibekuk, bukan berarti aksi pencurian kayu di kawasan Malang Selatan langsung lenyap. Ulah pencuri masih saja terjadi walaupun dalam skala yang semakin kecil. Akhir pekan kemarin, tersangka Nurhadi (35), warga Desa Sukowilangun, Kec. Kalipare, ditangkap tim gabungan Perhutani dan Polwil Malang. Saat itu dia bersama belasan rekannya sedang mencuri kayu di Hutan Pagak. Namun rekan-rekan tersangka meloloskan diri. http://www.surabayapost.co.id/ JAWA TIMUR Senin, 27 November 2000 Banjir Bayangi Pasuruan Kawasan Hutan Tinggal 20%
[envorum] Berita Lingkungan 28 Nopember 2000 (2)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://kompas.com/kompas-cetak/0011/28/JATIM/strag21.htm Selasa, 28 November 2000 Strategi Pemberdayaan Masyarakat Nelayan BARU-baru ini bertempat di Ponpes Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Menteri Kelautan dan Perikanan Sarwono Kusumaatmadja, menandatangani nota kesepahaman dengan enam pondok pesantren, PT PNM, GP Ansor, dan Pemuda Muhammadiyah. Kesepakatan ini berkaitan dengan kerja sama di bidang pemberdayaan sosial-ekonomi masyarakat nelayan (Kompas, 20 November 2000). Isu pemberdayaan masyarakat nelayan menjadi penting karena beberapa hal berikut ini. Pertama, masyarakat nelayan pesisir utara Jawa Timur secara umum miskin. Lebih-lebih nelayan yang hidup di sepanjang pesisir Selat Madura, mengingat potensi perikanan di perairan selat sangat terbatas dan overfishing. Hanya sebagian kecil golongan masyarakat nelayan yang kehidupannya makmur, seperti para pemilik perahu payang (glatheh) atau purse seine (sleret). Dalam struktur masyarakat pesisir, nelayan buruh (pandhiga) merupakan lapisan termiskin. http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000112800135316 Dalam 10 Tahun Terakhir 19,2 Juta Hektare Hutan Alami Degradasi dan Deforestasi Media Indonesia - Ekonomi (28/11/2000 00:13 WIB) JAKARTA (Media): Kepala Badan Planologi Departemen Kehutanan dan Perkebunan Moch Toha MB, mengungkapkan dalam dasawarsa terakhir sekitar 19,2 juta hektare hutan yang terdiri atas 14,2 juta hektare kawasan hutan produksi dan 5 juta hektare kawasan hutan konservasi mengalami degradasi dan deforestasi (penggundulan). "Degradasi dan penggundulan sebagai akibat kesalahan dalam pelaksanaan pengelolaan hutan secara liar," ujar Moch Toha MB, di sela-sela Pelatihan Team Work and Leadership Badan Planologi di Citarik, Sukabumi, Jabar, kemarin. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/28/METRO/ptma20.htm Selasa, 28 November 2000 Sidang Kasus Bob Hasan PT Mapindo Parama Gunakan Pemotretan Tahun 1992 Jakarta, Kompas Mantan Direktur Jenderal Inventarisasi dan Tata Guna Tanah (Dirjen Intag) Departemen Kehutanan, Sumahadi mengakui, PT Mapindo Parama (MP) menggunakan hasil pemotretan udara tahun 1992. Penggunaan foto udara hasil pemotretan hutan yang dilakukan sebelum Surat Perjanjian Kerja (SPK) antara Depertemen Kehutanan dan PT MP pada tahun 1996 tersebut atas seizin dirinya selaku Dirjen Intag agar proses pemetaan hutan segera dapat diselesaikan. Penjelasan Sumahadi ketika menjadi saksi dalam sidang kasus dugaan korupsi dalam proyek pemetaan hutan lindung oleh PT MP dengan terdakwa Muhammad ''Bob'' Hasan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (27/11), tersebut membuat heran majelis hakim yang diketuai Subardi. ''Bagaimana bisa dalam proyek pemetaan itu menggunakan hasil potret udara sebelum tahun 1992? Tujuan Proyek itu kan untuk membuat peta hutan lindung dengan cara pemotretan melalui udara. Kalau potret udara yang digunakan adalah hasil pemotretan sebelum tahun 1996, kan berarti mengurangi biaya,'' tanya Subardi. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/28/METRO/geol20.htm Selasa, 28 November 2000 Geolog Harus Cepat Atasi Longsor Yogyakarta, Kompas Mengingat hujan lebat diperkirakan masih akan turun untuk hari-hari mendatang, masih sangat mungkin longsoran-longsoran susulan akan terjadi di lereng barat daya Pulau Sumatera, dan juga lereng selatan Pulau Jawa. Lembaga-lembaga pendidikan yang memiliki jurusan geologi diharapkan turun memberikan keterangan praktis untuk menyelamatkan diri dari peristiwa longsor, sehingga korban jiwa bisa ditekan. Hal tersebut diungkapkan ahli geologi UGM yang akhir-akhir ini giat mengadakan penelitian longsoran di Purworejo, Dr Dwikorita Karnawati MSc kepada Kompas, Senin (27/11). ''Hasil kajian Tim Geologi UGM, salah satu penyebab banyaknya korban yang meninggal di daerah longsor, karena ketidaktahuan atau kurang pahamnya masyarakat tentang kondisi alamnya yang potensi longsor dan tidak mengetahui gejala awal sebuah lereng akan longsor,'' tegas Dwikorita. http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000112800135210 Dephut Sanggupi Penuhi Target DR Rp 3,5 Triliun Media Indonesia - Ekonomi (28/11/2000 00:13 WIB) JAKARTA (Media): Departemen Kuhutanan (Dephut) akan penuhi target pencapaian Dana Reboisasi (DR) dan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) yang diminta Panitia Anggaran DPR sebesar Rp 3,5 triliun. Untuk
[envorum] Berita Lingkungan 28 Nopember 2000 (1)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://kompas.com/kompas-cetak/0011/28/EKONOMI/kapa14.htm Selasa, 28 November 2000 Kapal agar Jual 25 Persen Hasil Tangkapannya - Untuk Tingkatkan Devisa Perikanan Jakarta, Kompas Pemerintah perlu segera memberlakukan aturan perundangan setingkat keputusan presiden (Keppres), yang mengharuskan setiap operator kapal menjual minimal 25 persen hasil tangkapannya untuk diproses di darat (wilayah Indonesia). Langkah tersebut diperlukan untuk bisa menaikkan kinerja industri pengolahan ikan nasional, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan devisa langsung dalam sektor ini, dalam waktu dekat. Direktur Resources and Energy Development R Wisnu Wijaya menyatakan hal itu di Jakarta, Senin (27/11). Jika peraturan tersebut diterapkan, menurut dia, Indonesia dapat meningkatkan pangsa pasar globalnya dari hanya 4 persen saat ini menjadi minimal 12 persen. "Devisa yang didapat bakal melonjak dari hanya 2,2 milyar dollar AS saat ini menjadi 6,4 milyar dollar AS," ujarnya. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/28/DAERAH/perl21.htm Selasa, 28 November 2000 Perlu 145 Tahun untuk Hijaukan Lahan Kritis Kerinci MENJELANG bulan suci Ramadhan 1421 H, musibah banjir besar tiba-tiba menyergap Kabupaten Kerinci, sekitar 400 kilometer sebelah barat Kota Jambi. Banjir kali ini merupakan yang terbesar dalam 20 tahun terakhir. Sedikitnya, empat kecamatan, Hamparan Rawang, Sungaitutung, Sitinjaulaut, dan Air Hangat di kabupaten paling barat di Provinsi Jambi dilanda banjir, merendam sekitar 3.500 rumah penduduk. "Laporan sementara yang saya terima, sekitar 3.500 hektar tanaman padi sebagian sedang menguning terendam banjir, sekitar 1.000 hektar di antaranya puso," kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jambi Ir Yusrizal Burhan. Sejumlah jembatan dan gorong-gorong hanyut dan rusak, tanggul Sungai Batang Merao, sungai terbesar yang membelah Lembah Kerinci dari Siulak di utara hingga Danau Kerinci di selatan, bobol, tidak sanggup menahan luapan air. Apakah ada sesuatu yang salah, sehingga banjir begitu besar? Ataukah ini peringatan atau cobaan dari Allah Yang Maha Kuasa kepada umatnya agar kembali ke jalan yang diridhoi-Nya. Hanya Allah yang maha tahu. Ataukah hanya merupakan gejala alam semata, yang rutin terjadi dalam kurun waktu tertentu karena curah hujan yang tinggi dan lama. Sungai tidak mampu lagi menampung air membawa material batu, pasir, dan tanah yang masuk dari segala arah. http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000112800135536 Longsor, akibat Lingkungan Rusak Media Indonesia - Kesra (28/11/2000 00:13 WIB) * Penyebab Lain Sedang Diteliti JAKARTA (Media): Musibah banjir dan tanah longsor yang terjadi saat ini, sebagian besar akibat dari penanganan lingkungan yang kurang baik, ujar Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan Bapedal Dr Ir Hariadi Hartodihardjo MS. "Kami baru melakukan pengecekan di satu wilayah saja, tepatnya di Cilacap, Jawa Tengah. Dari fakta yang ditemukan di lapangan, kondisi geologi tanah di wilayah tersebut sudah tidak mampu lagi menahan beban berat di atasnya," ujarnya di Jakarta, kemarin. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/28/IPTEK/ting10.htm Selasa, 28 November 2000 Tinggi, Aflatoksin pada Jagung dan Kacang Tanah Jakarta, Kompas Jagung dan kacang tanah di Indonesia pada umumnya mengandung kadar aflatoksin tinggi. Mengingat zat itu berbahaya bagi kesehatan, penanganan pascapanen produk pertanian terkait perlu diperbaiki sehingga kadar aflatoksinnya dapat diturunkan.Hal itu dikemukakan Dr Okky Setyawati Dharmaputra, ahli mikologi dan patologi tumbuhan dari Southeast Asian Regional Centre for Tropical Biology (SEAMEO BIOTROP) Bogor, dalam seminar nasional "Current Issues on Food Safety and Risk Assessment" yang diselenggarakan International Life Sciences Institute (ILSI), Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial (Depkes dan Kesos), serta Institut Pertanian Bogor (IPB), bekerja sama dengan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), Senin di Jakarta (27/11). http://kompas.com/kompas-cetak/0011/28/IPTEK/peng10.htm Selasa, 28 November 2000 Pengetahuan Tradisional soal Tumbuhan Obat Banyak yang Punah Jakarta, Kompas Pengetahuan tradisional mengenai tumbuhan obat (medical plants) di berbagai daerah Indonesia kini sudah banyak yang punah. Proses hilangnya pengetahuan ini sering kali lebih cepat ketimbang proses punahnya tumbuh-tumbuhan itu sendiri akibat kegiatan eksploitasi hutan yang tak terkontrol. Demikian
[envorum] Berita Lingkungan 29 Nopember 2000 (3)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://suarapembaruan.com/News/2000/11/28/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Longsoran Gunung Menutupi Sungai Benanain di Belu, NTT Dinas PU Bangun Saluran Air Kupang, 28 November Gunung di sekitar hulu Sungai Benanain, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Belu (NTT), yang berbatasan dengan Distrik Bobonaro dan Covalima (Timtim) longsor. Jutaan kubik bebatuan, tanah dan material lain dari gunung itu menutupi alur Sungai Benanain, baru-baru ini. Tatkala dihubungi Pembaruan, Senin (27/11) malam di Kupang, Kepala DPU NTT, Ir Piter Djami Rebo, menyatakan, longsoran gunung yang menutupi alur Sungai Benanain perlu diantisipasi guna menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diharapkan. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/29/DAERAH/peta19.htm Rabu, 29 November 2000 Petani Hadapi Kelangkaan Pupuk Indramayu, Kompas Di saat musim tanam baru dimulai, petani di sekitar pantai utara Jawa Barat menghadapi kelangkaan berbagai jenis pupuk seperti urea, SP-36, KCl, dan ZA. Padahal pemupukan harus dimulai ketika tanaman padi berumur 14 hari. Sejumlah petani di sentra tanaman padi Kecamatan Gegesik, Cirebon, dan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, Selasa (28/11), mengatakan, untuk mendapatkan pupuk terpaksa mencari di gudang penjualan pupuk di pusat Kota Cirebon. Namun, di sejumlah tempat yang biasanya menjual pupuk, kini persediaan pupuk kosong. Kalaupun tersedia di pedagang eceran, jumlahnya sangat terbatas yang merupakan stok lama dan harganya sangat mahal yakni pupuk urea Rp 1.200 per kg, SP-36 Rp 1.700 per kg, KCl Rp 1.700 per kg sedangkan pupuk ZA kosong sama sekali. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/29/DAERAH/peme20.htm Rabu, 29 November 2000 Pemerintah Tak Berani Tindak Penyelundup Gula Kudus, Kompas Janji pemerintah untuk menindak tegas penyelundup gula patut diacungi jempol, tetapi apakah pemerintah berani melakukan, karena oknum pelakunya ditengarai "orang-orang kuat" dan ada muatan politiknya. Hal itu diungkapkan Ketua Umum Badan Koordinasi Nasional (BKN) Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Abdul Wachid, Selasa (28/11), menanggapi pernyataan Menteri Perindustrian dan Perdagangan (Menperindag) Luhut B Panjaitan. http://suarapembaruan.com/News/2000/11/28/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Kebun Singkong Bisa Serap Emisi Gas Rumah Kaca Perlu Standar untuk Pembangunan Berkelanjutan Jakarta, 28 November Kebun singkong di Indonesia ternyata bisa menyerap emisi gas rumah kaca dunia. Hal ini bisa terjadi jika tegakan alam yang masih muda dan semua tanaman perkebunan seperti kebun singkong di Indonesia dapat dimasukkan dalam kategori hutan. Keputusan ini segera direkomendasi aktivis lingkungan dunia. Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif LSM Lingkungan Hidup Pelangi Dr Agus Sari kepada Pembaruan di Jakarta, Senin (27/11), yang menyampaikan hasil Konferensi Perubahan Iklim Dunia (Conference of Parties (COP) for Climate Change) yang saat ini berlangsung di Belanda. http://www.surabayapost.co.id/ EKONOMI Rabu, 29 November 2000 80 Ribu Pelaut RI Bebas Ancaman PHK Jakarta - Surabaya Post Indonesia berhasil masuk dalam White List International Maritime Organization (IMO). Dengan keberhasilan itu sekitar 80 ribu pelaut Indonesia yang bekerja di kapal-kapal asing dan nasional tidak lagi terancam pemutusan hubungan kerja (PHK). "Berkat perjuangan yang panjang dan berat serta biaya mahal, akhirnya Indonesia berhasil masuk daftar White List IMO. Saya bahagia sekali," kata Menteri Perhubungan dan Telekomunikasi Agum Gumelar, Selasa (28/11). http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/29/kot14.htm Rabu, 29 Nopember 2000 Oknum Aparat Diduga Terlibat Penjarahan Kayu SEMARANG- Oknum aparat keamanan, Perhutani, dan pemilik industri kayu diduga kuat terlibat penjarahan kayu jati selama ini di KPH Cepu-Blora. Hal itu terungkap saat anggota DPRD Jateng, Sutoyo Abadi (FPG), Cipto Subadi (FAN), dan Faizah Idris (F-PKB), melakukan kunjungan kerja ke KPH Cepu Kabupaten Blora, baru-baru ini. http://www.surabayapost.co.id/ NASIONAL Rabu, 29 November 2000 Perempuan dan Masalah Perempuan Jalan Masih Panjang Menuju Kesetaraan Gender Perempuan selalu identik dengan korban kekerasan. Kecenderungan kekerasan terhadap perempuan ini terutama karena masyarakat telah terbiasa melecehkannya. Kekerasan itu bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Dan biasanya bermula dalam keluarga, yang umumnya
[envorum] Berita Lingkungan 30 Nopember 2000 (2)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://www.kompas.com/kompas-cetak/0011/30/IPTEK/kalt10.htm Kamis, 30 November 2000 Kaltim Hasilkan 52.000 Ton Limbah B3 Setahun Samarinda, Kompas Industri kehutanan, pertambangan, dan perminyakan di Kalimantan Timur (Kaltim) menghasilkan limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) sekitar 52.000 ton setahun. Pencemaran lingkungan sangat dikhawatirkan karena sebagian besar limbah B3 itu tidak dimusnahkan melalui proses pengolahan yang semestinya. Hal ini dikemukakan Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Dampak Lingkungan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kaltim Lilik Djauhari kepada Kompas di Samarinda, Rabu (29/11). "Yang tidak mampu mengirim ke Jawa, dengan diam-diam memusnahkan limbah itu dengan cara membakarnya," tuturnya. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0011/30/DAERAH/sums20.htm Kamis, 30 November 2000 Sumsel Bangun Pusat Perlebahan Seluas 600 Hektar Palembang, Kompas Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, PT Inhutani V beserta beberapa tokoh masyarakat, merencanakan membangun Pusat Perlebahan Sumsel (Pusbahsus) di atas areal 600 hektar. Selain memproduksi madu, lembaga yang menelan biaya Rp 3,4 milyar ini juga bakal menjadi pusat pendidikan dan pengembangan budi daya lebah madu. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0011/30/DAERAH/tahu19.htm Kamis, 30 November 2000 Tahun 2002 Kalteng Penghasil Minyak Sawit Terbesar Palangkaraya, Kompas Paling lambat awal tahun 2002, Kalimantan Tengah akan menjadi daerah penghasil minyak sawit mentah terbesar di Indonesia. Kebun sawit seluas 683.836 hektar sekarang ini mulai berbuah, dan awal tahun 2002 terjadi panen raya. Tahun 2001, sedikitnya 40 proyek pembangunan pabrik crude palm oil (CPO) akan diselesaikan. Diproyeksikan pabrik CPO itu akan bisa menghasilan 3 juta ton minyak sawit mentah, atau 40 persen dari proyeksi produksi nasional yang sebesar 7,3 juta ton tahun 2001. Sekarang ini, pekerjaan yang tengah diselesaikan adalah proyek infrastruktur seperti dua pelabuhan khusus CPO di Bagendang, Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0011/30/DAERAH/indu19.htm Kamis, 30 November 2000 Harus Diberi Sanksi Berat Industri dan Oknum Penjarah Kayu Semarang, Kompas Tindakan tegas dan sanksi hukum harus dikenakan kepada sejumlah perusahaan pengolahan kayu di Jawa Tengah, yang diduga kuat ikut menggerakkan aksi penjarahan kayu di hutan jati yang dikelola Perum Perhutani Unit I Jateng. Sanksi serupa hendaknya dijatuhkan kepada sejumlah oknum TNI dan polisi yang mendukung tindakan melanggar hukum itu. "Ini benar-benar memprihatinkan, kita harus segera menghentikan tindakan mereka. Kalau perlu pabrik tersebut harus ditutup dan diberi sanksi berat," tegas anggota Komisi B DPRD Jateng, Drs Sutoyo Abadi, di Semarang, Selasa (28/11). http://www.kompas.com/kompas-cetak/0011/30/EKONOMI/sarw14.htm Kamis, 30 November 2000 Sarwono: Pemerintah Jangan Mudah Menyerah Jakarta, Kompas Menteri Kelautan dan Perikanan Sarwono Kusumaatmadja menyatakan agar pemerintah dalam membuat produk hukum yang berkaitan otonomi daerah tidak mudah menyerah pada tuntutan publik dan tuntutan masyarakat daerah yang menginginkan porsi pengelolaan keuangan yang berlebihan. "Pemerintah harus tegas melihat kecenderungan adanya keinginan tuntutan publik. Jangan begitu saja selalu memenuhi keinginan pemerintah daerah dalam era otonomi nanti,' papar Sarwono, Rabu (29/11), di Kampus Universitas Indonesia, Depok. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/30/eko8.htm Kamis, 30 Nopember 2000 Tunggakan KUT di Jateng Capai Rp 806 Miliar SEMARANG-Tunggakan kredit usaha tani (KUT) di Jateng hingga Oktober lalu mencapai Rp 806,1 miliar. Perinciannya, tunggakan pada koperasi Rp 674,1 miliar dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) Rp 132,01 miliar. ''Kami benar-benar prihatin, dari realisasi Rp 1,4 triliun, yang terbayar baru Rp 587,1 miliar,'' kata Sekretaris Fraksi Partai Golkar Drs Sutoyo Abadi, kepada wartawan, kemarin. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/30/kha1.htm Kamis, 30 Nopember 2000 Karangan Khas Rehabilitasi Lahan-lahan Kritis Oleh: Saratri Wilonoyudho Pada saat ini, akibat kemajuan teknologi, perilaku masyarakat sudah banyak berbah. Orang mengambil dari alam dengan cara serakah, tidak untuk kebutuhan hdiup secukupnya. Alam dieksploitir. Kasus pembabatan hutan-hutan jati di Jawa Tengah, maupun pembabatan pepohonan di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) di Jawa
[envorum] Berita Lingkungan 1 Desember 2000 (1)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://www.kompas.com/kompas-cetak/0012/01/EKONOMI/adak46.htm Jumat, 1 Desember 2000 Adakah Alternatif Terbaik untuk Sarana Transportasi? KURANG lebih sebulan sebelum Konferensi Dunia mengenai Perubahan Cuaca 2000 diselenggarakan di Den Haag, negara-negara Eropa Barat dilanda pemogokan besar-besaran oleh para pengusaha dan pengemudi angkutan darat (freight) yang memprotes kelangkaan dan mahalnya bahan bakar minyak. Konon, situasi tersebut terjadi bukan disebabkan ulah negara-negara pengekspor minyak, melainkan suatu strategi para konglomerat, produsen dan pengolah bahan bakar minyak yang mencoba meraup lebih banyak keuntungan dari minimnya pengadaan minyak. http://kompas.com/kompas-cetak/0012/01/IPTEK/aber38.htm Jumat, 1 Desember 2000 Aberasi Kromosom Oleh Wildan Yatim ABERASI artinya menyimpang. Aberasi kromosom ialah mutasi besar yang menyebabkan jumlah atau struktur kromosom berubah. Penyebab aberasi sama dengan mutasi gen, ada berupa bahan fisika dan kimia, ada pula berupa bahan biologi. Cuma saja sinar gelombang pendek yang non-radioaktif, yaitu sinar ultraviolet, tidak sampai menyebabkan aberasi kromosom. Kebanyakan penyebab aberasi itu ialah sinar radioaktif, bahan kimia residu insektisida dan herbisida, asap pembakaran, dan virus. Negeri kita dibombardir oleh pestisida, herbisida, dan obat apkiran dari negara maju. Di kota besar penyebab aberasi ialah asap knalpot kendaraan bermotor. Kendaraan itu demikian rapat memenuhi jalan raya sehingga perjalanan jadi macet kronis, menyebabkan orang 3-5 x lipat lebih lama di jalan daripada di daerah pinggiran atau pedesaan. Berarti 3-5 x lipat pula orang terpapar kepada pencemaran oleh asap kendaraan itu. http://kompas.com/kompas-cetak/0012/01/UTAMA/warg01.htm Jumat, 1 Desember 2000 Banjir di Sumatera Barat 15.000 Warga Terancam Kelaparan Padang, Kompas Hujan lebat masih mengguyur Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat (Sumbar), hingga Kamis (30/11). Longsoran masih terus terjadi dan menimbun badan-badan jalan pada 29 lokasi. Di beberapa lokasi, badan jalan rusak berat sehingga arus transportasi terputus total, sejak sepekan terakhir. Akibatnya, sekitar 15.000 warga Kecamatan Talamau kini terancam kelaparan. http://kompas.com/kompas-cetak/0012/01/EKONOMI/pro14.htm Jumat, 1 Desember 2000 Pro-Kontra UU PPN Hasil Pertanian Jakarta, Kompas Pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) melalui UU No 18/2000 untuk hasil pertanian, peternakan dan perikanan menimbulkan pro-kontra. Kalangan pengusaha pakan ternak menyatakan, pajak tersebut memperlemah daya saing hasil produksi peternakan di pasar internasional. Sedangkan para peternak mendukung undang-undang tersebut karena menghapus kartel peternakan selama ini. "Apabila pakan ternak beserta bahan bakunya terkena PPN maka akan mempersulit ekspor. Karena ada tambahan beban biaya produksi yang memperlemah daya saing di pasar internasional," kata Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Budiarto Soebijanto kepada wartawan di Jakarta, Kamis (30/11). http://kompas.com/kompas-cetak/0012/01/IPTEK/jang45.htm Jumat, 1 Desember 2000 "Jangan Komersialkan Hutan Kami" SEORANG perempuan berponco ungu melantunkan lagu yang monoton. Namun, seperti sihir, lagu itu membawa seluruh hadirin di ruangan itu ke bagian dunia lain. Dunia yang dipenuhi rimbunnya pepohonan, riuhnya suara binatang, dan lebih dari itu: dunia dengan misteri yang menyelimutinya. Suatu tempat di mana seluruh ciptaan hidup dalam harmoni. Perempuan itu bernyanyi di ruang bawah tanah Den Haag Convention Center, tempat diselenggarakannya Konferensi Para Pihak (COP) 6 tentang Konvensi PBB untuk Perubahan Iklim, yang berlangsung di Den Haag, 13-24 November. http://kompas.com/kompas-cetak/0012/01/IPTEK/benc10.htm Jumat, 1 Desember 2000 Bencana Lingkungan akibat Tidak Sadar Teknologi Jakarta, Kompas Rendahnya kesadaran masyarakat pada pelestarian lingkungan selama ini erat kaitannya dengan tidak adanya kesadaran berteknologi. Hal ini menyebabkan banyak masalah lingkungan muncul dan tidak pernah terselesaikan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), serta menggunakannya untuk mengatasi berbagai masalah, sebenarnya perlu ditumbuhkan berbarengan dengan upaya membangkitkan kesadaran lingkungan dan hukum. http://kompas.com/kompas-cetak/0012/01/IPTEK/anak10.htm Jumat, 1 Desember 2000 40.000 Anak Indonesia Dieksploitasi secara Seksual Jakarta, Kompas Saat ini jutaan anak di Indonesia mengalami keadaan yang sangat sulit sehingga membutuhkan perlindungan khusus. Sekitar 150.000 anak di pelbagai kota besar Indonesia bekerja dan hidup di jalan-jalan,
[envorum] Berita Lingkungan 1 Desember 2000 (3)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://www.kompas.com/kompas-cetak/0011/30/DAERAH/dese25.htm Kamis, 30 November 2000 Diskusi Panel Otonomi Daerah Desentralisasi Masih Impian MASALAH serius menyongsong berlakunya otonomi daerah 1 Januari 2001 adalah kesiapan daerah mendapatkan dana yang cukup untuk kegiatan pembangunan. Di sisi lain, desentralisasi fiskal yang ditetapkan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 25 Tahun 1999 terkesan masih jauh dari impian.SIKAP ambivalensi pemerintah pusat dalam memberi kewenangan pengelolaan keuangan kepada daerah ini menjadi sorotan utama dalam diskusi panel Kompas yang bertema "Jawa Tengah Dalam Menyongsong Implementasi Otonomi Tahun 2001", di Semarang, 18 November 2000. http://www.suaramerdeka.com/harian/0012/01/dar19.htm Jumat, 1 Desember 2000 Jawa Tengah - Banyumas 93,8 Persen Terumbu Karang Rusak Akibat Pencemaran dan Bahan Peledak DIREKTUR Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lingkungan Hidup (LPPSLH) Purwokerto, Arif Wahidin menjelaskan dari 60.000 km2 lebih areal terumbu karang di wilayah perairan Indonesia, hanya 6,2 persen (3.720 km2) yang masih dalam kondisi baik. Sisanya 93,8 persen (56.280 km2) dalam keadaan rusak dan rusak berat. "Terumbu karang itu memiliki fungsi strategis untuk perikanan, pariwisata, penahan angin dan gelombang yang melindungi pantai dari erosi,'' ungkapnya dalam Sarasehan Masyarakat Perikanan se-Jawa Tengah DIY oleh Himpunan Mahasiswa Perikanan Indonesia (Himapikani) Wilayah III di Auditorium Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) akhir pekan lalu. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0011/30/DAERAH/peme20.htm Kamis, 30 November 2000 Soal Pabrik Kertas Gowa Pemerintah Pusat Mengacak-acak Daerah Makassar, Kompas Keputusan pemerintah pusat atas pangalihan aset PT Pabrik Kertas Gowa (PKG) di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, menunjukkan pemerintah pusat telah mengacak-acak otonomi daerah (Otoda). Sangatlah wajar bila Pemda dan masyarakat Gowa memprotes keputusan ini, bahkan bila perlu mengajukan ke Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN). Demikian pakar ekonomi dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Taslim Arifin, saat dihubungi Kompas di kediamannya, Rabu (29/11), sehubungan dengan keputusan pemerintah pusat dalam penyertaan modal untuk pengoperasian kembali PKG. Aset PKG yang nilainya puluhan milyar hanya dinilai untuk penyertaan modal sebesar Rp 1,5 milyar. Pemda dan DPRD Kabupaten Gowa sangat menyesalkan keputusan itu. (Kompas, 28/11) http://www.kompas.com/kompas-cetak/0011/30/DAERAH/kudu29.htm Kamis, 30 November 2000 Kudus Memburu Cukai Rokok SEJAK Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah digulirkan, kalangan pemerintah daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), dan masyarakat umum di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, tampak berbunga-bunga.Betapa tidak, dengan otonomi itu, Kabupaten Kudus yang berpenduduk sekitar 600.000 jiwa, bakal berubah menjadi "kerajaan" kecil yang begitu makmur. Sebagai kota industri, khususnya industri rokok kretek, kabupaten yang terletak 52 kilometer timur Semarang ini, bakal memperoleh penghasilan dari cukai rokok minimal Rp 2 milyar sehari. Bayangkan, dengan mengantungi uang sebanyak itu setiap hari, dalam tempo singkat "wajah" Kudus bakal berubah drastis. Begitu pula tingkat penghasilan penduduk, bakal melejit jauh dibanding dengan kabupaten atau kota lainnya. http://kompas.com/kompas-cetak/0012/01/DAERAH/peta19.htm Jumat, 1 Desember 2000 200 Petani Datangi Rumah Dinas Gubernur Manado, Kompas Sedikitnya 200 petani dari Kabupaten Minahasa, Rabu (29/11), malam mendatangi rumah dinas Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara untuk mempertanyakan kewibawaan surat Menteri Negara Koperasi dan surat rekomendasi Pemda Sulut yang ditujukan kepada Bank Danamon agar segera mencairkan dana kredit usaha tani (KUT) Rp 9 milyar. "Perlu dipahami bahwa bank itu tidak bisa diintervensi oleh pemerintah atau siapa saja, maka oleh karena itu surat Pemda Sulut sesungguhnya bersifat rekomendasi, bukan mutlak. Bank Danamon sebagai lembaga independenlah yang akan memutuskan layak tidaknya dana KUT itu dicairkan. Kalau layak, tentu mereka akan mencairkannya, atau sebaliknya," ujar Wagub Freddy Sualang ketika menerima 10 wakil petani yang melakukan aksi demo yang nyaris beralih ke tindak kekerasan itu. http://kompas.com/kompas-cetak/0012/01/DAERAH/kota36.htm Jumat, 1 Desember 2000 Kota Semarang, Berbenah Menghadapi Otonomi Daerah DALAM melaksanakan Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, Kota
[envorum] Berita Lingkungan 2 Desember 2000 (1)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://www.indomedia.com/bpost/122000/2/index.htm Pengelolaan Meratus Berbasis Masyarakat Banjarmasin, BPost Ketua Aliansi Meratus Hairansyah mengatakan Hutan Produksi Terbatas Pegunungan Meratus dapat dieksploitasi dengan sistem pengelolaan berbasis masyarakat. Pengelolaan hutan yang berbasis masyarakat itu, jelas Hariansyah, sangat mengutamakan kelestarian hutan yang juga merupakan tempat tinggal masyarakat setempat. Pernyataan tersebut terungkap dalam rapat Pansus Anggota DPRD Kalsel dengan Aliansi Meratus yang berjumlah sekitar 10 orang, di DPRD Kalsel Jumat (1/12) siang. http://www.indomedia.com/bpost/122000/2/index.htm Warga Desak Pabrik Pulp Segera Dibangun Banjarmasin, BPost Warga Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Kotabaru mendesak pemerintah segera merealisasikan rencana pembangunan pabrik bubur kertas (pulp) di derah tersebut. "Berdasarkan surat yang saya terima dari Kepala Cabang Dinas Kehutanan (KCDK) Kotabaru, berdasarkan hasil kunjungan kerja DPRD Kotabaru ke Kecamatan Kusan Hilir, Senin (13/11), diperoleh masukan adanya keinginan dari warga daerah itu agar pabrik pulp secepatnya didirikan di sana," ucap Karo Humas Drs H Hadi Soesilo, Jumat (1/12). http://www.indomedia.com/bpost/122000/2/index.htm Bapedalda Belum Terima Amdal CHEC Banjarmasin, BPost Proyek pengerukan Alur Barito yang dikerjakan oleh kontraktor Cina Harbour Enginnering Company (CHEC) selama lima bulan terakhir, ternyata belum memiliki Analisis Dampak Lingkungan (Amdal). "Sampai saat ini Bapedalda belum menerima dokumen Amdal dari CHEC," kata Ketua Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kalsel Madjedi Asri dikonfirmasi soal penyerahan Amdal proyek pengerukan alur Barito, Jumat (1/12). http://www.indomedia.com/bpost/122000/2/index.htm Manado Tenggelam 4 Tewas, 2 Hilang Manado, BPost Hampir sebagian wilayah kota Manado, Sulawesi Utara dan ratusan rumah, tenggelam akibat banjir yang mencapai ketinggian dua hingga tiga meter. Empat penduduk ditemukan tewas dan empat luka berat serta dua anak kecil hilang akibat banjir yang melanda Kabupaten Minahasa Sulut sejak dua hari terakhir. Kapolres Minahasa Superintendent Yohannes Wardoyo, Jumat mengatakan, korban adalah penduduk Desa Kaima Kecamatan Kauditan (30 km dari Manado) yang merupakan satu keluarga. http://www.surabayapost.co.id/ UTAMA Jum'at, 01 Desember 2000 Letusan Bromo Dipicu Hujan Seismograph Hilang, Petugas Andalkan Pengamatan Probolinggo - Surabaya Post Hingga hari ketiga, Jumat (1/12) pagi tadi semburan asap (debu) masih terus mengepul dari kepundan Gunung Bromo. Hanya saja intensitas semburan sudah mulai melemah dan warnanya putih, tak lagi pekat kecokelatan seperti dua hari sebelumnya. Sejak Kamis (30/11) sore sekitar pukul 15.00 arah asap berubah menuju barat. Sebelumnya, karena ditiup angin dari arah timur laut, arah asap menuju barat laut (arah Probolinggo dan Kec. Leces). http://kompas.com/kompas-cetak/0012/02/JATIM/terb18.htm Sabtu, 2 Desember 2000 Terbentuk, Jaringan Kali Surabaya Surabaya, Kompas Bertambah kompleksnya persoalan yang muncul di sepanjang bantaran sungai, mendorong masyarakat bantaran Kali Surabaya untuk membentuk Jaringan Kali Surabaya (JALA). Pembentukan JALA dimaksud sebagai media komunikasi untuk menggalang solidaritas seluruh masyarakat bantaran Kali Surabaya. Sekretaris JALA Rinah, yang dihubungi Jumat (1/12), menjelaskan, JALA terbentuk saat diadakan temu masyarakat bantaran Kali Surabaya, pekan lalu. Kegiatan itu diselenggarakan oleh Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton), Perum Jasa Tirta, dan Yayasan Kehati. Pertemuan sebagai agenda awal dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati Kali Surabaya itu dihadiri warga desa sepanjang Kali Surabaya, mahasiswa pecinta alam dan LSM. http://kompas.com/kompas-cetak/0012/02/METRO/air17.htm Sabtu, 2 Desember 2000 Air PDAM Kabupaten Tangerang Mengandung Timbal Tangerang, Kompas Air Bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tangerang, yang dialirkan ke sejumlah rumah pelanggan di sekitar PT Tasuma Jaya di Kampung Cimone Jaya, Pabuaran, Kota Tangerang, diketahui mengandung zat kimia berbahaya yakni timbel (Pb). Kandungan logam berat berbahaya pada air itu, ditemukan dalam penelitian yang dilakukan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Jakarta, Departemen Kesehatan, pada 4 September 2000. Dari penelitian itu diketahui, kandungan timbel pada air PDAM seberat 0,040 miligram (mg) per liter. "Kandungan timbel di air yang diteliti itu masih di bawah nilai ambang
[envorum] Berita Lingkungan 2 Desember 2000 (3)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://www.surabayapost.co.id/ JAWA TIMUR Jum'at, 01 Desember 2000 Cemari Sungai, Warga 3 Desa Tuntut PT SIA Rp 5 Miliar Sidoarjo - Surabaya Post Warga Desa Jimbaran Wetan, Jimbaran Kulon, dan Ploso, Kecamatan Wonoayu menuntut PT Surya Indo Algas (PT SIA) membayar ganti rugi sekitar Rp 5 miliar, karena limbah carinya telah merusak sungai. Namun tuntutan yang disampaikan dalam pertemuan antara wakil warga dengan PT SIA di balai Desa Jimbaran, Kamis (30/11) belum mendapat tanggapan dari produsen bahan baku industri dari rumput laut itu. http://www.surabayapost.co.id/ JAWA TIMUR Jum'at, 01 Desember 2000 Berimajinasi Lestarikan Kali Brantas SUNGAI Brantas memang pantas mendapat banyak perhatian. Sebagai "sumber kehidupan" sebagian rakyat Jatim, sudah selayaknya Kali Brantas dipelihara dan dilestarikan. Pelestarian "urat nadi Jatim" sepanjang sekitar 320 km itu pun harus diperkenalkan sejak dini. Itulah yang kini dilakukan Klub Indonesia Hijau (KIH) Regional 12 Malang. Konkretnya, mengadakan pendidikan dan penyuluhan (diknyul). http://www.thejakartapost.com/detailcity.asp?fileid=20001202.B03irec=2 December 02, 2000 Seven islands in the Seribu chain to disappear JAKARTA (JP): A senior researcher with the Indonesia Institute of Sciences(LIPI) said on Friday that seven islands in the Seribu Islands chain will perish if the authorities fail to implement preventive measures. Research professor for the coastal environment Otto S.R. Ongkosongo said the seven were Nyamuk Kecil, Damar Kecil, Kelor, Air Besar (Ayer), Sakit, Kapal Onrust and Bidadari. http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000120200135443 Ribuan M3 Kayu Ramin Diangkut ke Jawa Media Indonesia - Nusantara (02/12/2000 00:13 WIB) PANGKALAN BUN (Media): Belasan ribu meter kubik kayu log ramin ilegal di dalam kawasan hutan Taman Nasional (TN) Tanjung Puting di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) Kalteng diam-diam diangkut ke Jawa. Industri pengolahan kayu lokal sejak 1 Oktober 2000 menolak menampung kayu asal TN Tanjung Puting menyusul kebijakan `pintu tertutup` yang diterapkan Bupati Kobar Abdul Razak. Abdul Razak kepada Media di Pangkalan Bun, mengatakan ia menerapkan terapi-solusi pemutusan mata rantai peredaran kayu asal TNTP dengan kebijakan `pintu tertutup`. http://www.surabayapost.co.id/ SUPLEMEN Jum'at, 01 Desember 2000 Mengolah Limbah RPH Cakung untuk Kompos RUMAH potong hewan (RPH) Cakung tentu saja bukan hanya menghasilkan daging sapi dan kerbau untuk penduduk Jakarta, tetapi juga limbah padat dalam jumlah besar yang berpotensi mencemari lingkungan. Limbah padat tersebut terdiri atas kotoran (feces), rumput sisa pakan, dan isi perut hewan (rumen). Sebelum limbah tersebut ditangani, sebagian besar dibuang teronggok di tempat terbuka lalu dibakar dan menebarkan bau tak sedap. Lalat pun berkembang biak dan terjadi pencemaran terhadap tanah dan udara. http://www.surabayapost.co.id/ NASIONAL Jum'at, 01 Desember 2000 Masalah Kekerasan terhadap Perempuan Lingkungan Pendukung Utama Yogyakarta - Surabaya Post Hasil penelitian yang dilakukan Pusat Penelitian Kependudukan (PPK) UGM menyebutkan, faktor lingkungan menjadi pendukung utama tindak kekerasan terhadap perempuan, meskipun ada potensi dari pelaku maupun korban. Namun jika situasi lingkungan tidak mendukung, hal itu tidak akan terjadi. Menurut Dra Susi Eja Yuarsi ketika memaparkan "Kekerasan terhadap Perempuan di Sektor Publik" di kantor PPK UGM, Kamis (30/11), sekitar 60% pelaku kasus tindak kekerasan seksual terhadap perempuan di sektor publik dilakukan orang tak dikenal dan hampir seluruhnya dilakukan laki-laki. Sedangkan 78,6% tindak kekerasan nonseksual dilakukan orang yang dikenal, bisa laki-laki dan bisa perempuan. http://kompas.com/kompas-cetak/0012/02/IPTEK/pemb10.htm Sabtu, 2 Desember 2000 Pembangunan di Indonesia Seharusnya Berbasis Geologi Bandung, Kompas Meskipun perundang-undangan belum mensyaratkan adanya
[envorum] Bukan Sekadar Nama
http://kompas.com/kompas-cetak/0012/04/NASIONAL/buka28.htm Senin, 4 Desember 2000 Bukan Sekadar Nama FENOMENA kemunculan sekelompok anggota masyarakat yang mengikatkan diri dalam sebuah komitmen ketika berhadapan dengan pemerintah tidak hanya menarik ditinjau dalam dialektika kemunculannya belaka. Dalam penamaan ataupun penggunaan istilah kelembagaan, bagi keberadaan lembaga ini menarik ditelaah. Betapa tidak. Untuk menyebut organisasi semacam ini tidak ada kata sepakat untuk menyebut sebuah istilah baku. Maka, tidak heran, muncul istilah organisasi nonpemerintah (Ornop) dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Di samping itu, muncul pula variannya seperti organisasi sukarela (voluntary organization), kontraktor pelayanan umum (public service contractor), LSM "pelat merah", dan beberapa istilah lain. Semula, kehadiran organisasi ini dikenal dengan nama Ornop. Istilah ini muncul sebagaimana terjemahan dari nongovernment organization (NGO). Dalam perkembangannya, istilah ini memang masih tetap digunakan oleh sebagian kalangan. Oleh mereka, istilah ini sengaja dipergunakan merujuk pada dikotomi ideologis maupun politis antara pemerintah (government) dan nonpemerintah (non government). Dalam salah satu makalahnya, MM Billah, salah seorang tokoh dalam kehidupan Ornop memandang pemisahan seperti itu, secara tegas menggambarkan posisi konfliktual antara pemerintah dan organisasi tersebut. Sementara, dalam pemahaman lain, penggunaan istilah Ornop juga menggambarkan hubungan antara pemerintah dengan organisasi bagai dua entitas sejajar, mandiri, dan tidak terhegomoni oleh satu terhadap yang lainnya. Dalam perkembangannya, muncul nama LSM dan Lembaga Pengembangan Swadaya masyarakat (LPSM) yang mencoba untuk menggantikan istilah Ornop. Semula, istilah ini pertama kali dikenalkan oleh Sarino Mangunpranoto, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang juga dikenal sebagai salah seorang tokoh berpengaruh dalam gerakan Taman Siswa (Rahardjo, 1990). Namun, oleh sebagian kalangan penggunaan nama tersebut dianggap justru semakin mengaburkan makna sesungguhnya. Mereka yang kurang menyetujui penggunaan istilah LSM sedikitnya memiliki dua pertimbangan. Pertama, penggunaan nama LSM dianggap sebagai upaya mendepolitisasi rakyat. Seperti yang dipaparkan sebelumnya, penggunaan istilah seperti itu dianggap menghilangkan posisi konfliktual kedua entitas, yakni masyarakat sipil dan pemerintah. Pandangan seperti ini menjadi semakin beralasan lagi mengingat sepanjang rezim Orde Baru berkuasa dikenal tidak mengenal bahkan mengharamkan adanya oposisi. Saat itu, setiap organisasi di luar pemerintah dianggap sebagai mitra pemerintah-jika tidak merupakan bagian dari pemerintah-dalam tugas-tugas menyukseskan pembangunan. Kedua, mereka menganggap penggunaan kata swadaya pun dianggap terlalu berlebihan. Swadaya mencerminkan sebuah upaya yang dilakukan dengan segenap kekuatan yang dimiliki. Merujuk pengertian ini, sebuah LSM sepantasnya berkiprah dengan segenap kekuatan yang dimilikinya tanpa adanya campur tangan pihak lain, baik dari segi pendanaan, maupun teknis operasional. Melihat kondisi saat ini, tentu semua itu dinilai terlalu mengada-ada, jauh panggang dari api. Dalam pendanaan, misalnya, hampir sebagian besar LSM bergantung pada sumber-sumber dana yang berasal dari pihak ketiga (funding agency). *** BAGAIMANAPUN, penamaan dapat mencerminkan kiprah sebuah organisasi. Secara konseptual, sebenarnya organisasi nonpemerintah sering didefinisikan sebagai segala macam organisasi yang bukan milik pemerintah dan bertujuan tidak mencari keuntungan (nonprofit oriented). Pengertian seperti ini memang tergolong sederhana. Paling tidak, dari sisi kelembagaan, pengertian ini berguna untuk memisahkan LSM yang sebenarnya merupakan bentukan atau milik pemerintah (Government NGO, atau GONGO), atau sering disebutkan LSM "pelat merah", dan yang sama sekali tidak berkaitan dengan pemerintah. Mengandalkan pengertian seperti itu, tentu belum banyak membantu. Persoalannya, meskipun sama-sama tidak berorientasi pada keuntungan dan sama-sama bukan milik pemerintah bagaimana membedakan LSM satu dengan lainnya? Sumber kekuatan dan sumber dana dapat menjawab persoalan ini. Di antara berbagai pandangannya, David Korten (1993) memisahkan antara organisasi sukarela dan organisasi yang berperan sebagai kontraktor pelayanan umum. Dari segi sumber kekuatan maupun dana, organisasi sukarela dibentuk oleh masyarakat, dari masyarakat, dan untuk masyarakat. Sementara, organisasi kontraktor pelayanan umum, sebagaimana sebuah kontraktor, ia berkiprah untuk masyarakat namun kekuatan dan pendanaan tidak langsung berasal dari masyarakat. Untuk yang terakhir, bisa saja komitmen pada masyarakat tertanam, namun tetap saja ia bukan menjadi bagian dari masyarakat itu sendiri. Tidak berlebihan, bila dikatakan itulah wajah kebanyakan organisasi non pemerintah di negeri ini. (bes/Litbang Kompas )
[envorum] Dana, Pedang Bermata Dua
http://kompas.com/kompas-cetak/0012/04/OPINI/dana28.htm Senin, 4 Desember 2000 Dana, Pedang Bermata Dua MENJADI benar-benar mandiri itu memang sulit. Apalagi apabila tuntutan tersebut ditujukan kepada LSM, yang dalam orientasi kerjanya sangat menabukan keuntungan. Sulit dipahami gerak sebuah organisasi non profit bisa bertahan di tengah gempuran kapitalisme saat ini. Namun apa mau dikata, itulah perjalanan organisasi non pemerintah di negeri ini. Bahkan, ironisnya, menyandang kata "swadaya" pun dianggap terlalu berlebihan, lantaran sama sekali tidak terlihat unsur swadaya di sana. Bila demikian keadaannya, dari manakah sebuah organisasi nonpemerintah mendapatkan pendanaan? Dalam akta pendirian sebuah organisasi bersifat non profit, sumber-sumber dana biasanya tercantum berasal dari tiga komponen, yaitu iuran anggota, donatur yang mengikat ataupun tidak, serta sumber dana lain seperti hasil usaha yang dilakukan oleh organisasi tersebut. Untuk organisasi semacam LSM iuran anggota tidak banyak terdengar. Pekerjaan yang lebih bertitik-tolak pada isu ketimbang pencarian anggota merupakan alasan keberadaan organisasi ini. Oleh karena itu, jarang terdengar mengenai keanggotaan dan iuran dalam organisasi semacam ini. Begitupun dengan komponen hasil kegiatan usaha organisasi. Masih dirasakan terlalu berat, bagi sebuah LSM untuk mengelola usaha yang mampu memberikan kontribusi bagi pendanaan keseluruhan organisasi. Nama-nama besar seperti Bina Swadaya, Dian Desa, bisa menjadi contoh dari sedikit organisasi yang secara serius mengelola berbagai usaha dalam upaya memberikan kontribusi bagi gerak organisasi. Untuk sebagian besar LSM, pendanaan melalui sumbangan donatur menjadi harapan terbesar. Pendanaan macam ini biasanya sangat tergantung pada proyek yang diajukan. Oleh karena itu, tidak melulu salah jika sebutan sebagai kontraktor pelayanan umum acap ditujukan kepada mereka. Betapa tidak, jika ditinjau dari mekanisme dan cara kerjanya secara garis besar memang tidak banyak berbeda dengan para kontraktor proyek pembangunan gedung sekolah dasar, yaitu mengajukan proposal proyek, disetujui pemberi dana dan proyek berjalan. Tidak menjadi persoalan apabila dikemudian hari gedung sekolah tersebut ambruk lantaran ketidaksesuaian dengan spesifikasi gedung yang ideal. Lebih menyedihkan lagi berkaitan dengan ketergantungan pada sumber-sumber pendanaan pihak luar, yang sebagian besar beralasal dari para funding luar negeri justru melahirkan tuduhan yang tidak sedap. Masih terngiang jelas tudingan minor bahwa LSM sebagi antek-antek bagi pihak asing yang menjual informasi ke luar negeri. Begitupun tudingan terhadap para aktivis LSM yang dianggap menjual isu-isu kemiskinan, penderitaan rakyat, agar pendonor bermurah hati mengucurkan dananya. Mansour Fakih tidak menampik adanya pandangan seperti itu. Ia mengatakan bila berpikir dengan kecurigaan maka pandangan bahwa LSM mencari duit akan muncul. Namun, bila berpikir dengan tidak curiga menganggap sebagai sesuatu yang wajar bahwa pada setiap kegiatan, akan selalu ada dukungan dari mereka yang seide dengan kegiatan tersebut. Selain itu, pimpinan Insist, organisasi yang bergerak dalam pendidikan, penerbitan, dan perlindungan HAM ini, lebih yakin bukan LSM yang mencari dana tetapi isu LSM tersebut mampu memancing pihak lain untuk berkolaborasi dengan memberikan dukungan. Sebagai contoh, pada jaman pemilu lalu, sepanjang kegiatan yang dibuat bertujuan pemilu jujur maka besarnya dana tidak menjadi persoalan. "Organisasi di dunia yang percaya negara akan sejahtera karena pemilu jujur, tanpa melihat lebih jauh mengenai sistem dan struktur, pasti akan membantu," tuturnya. *** Persoalan dana memang acapkali menjadi batu sandungan. Bagaikan pedang bermata dua, di satu sisi dana membuat program kerja dapat berjalan. Namun, sisi lain ia juga sanggup membuat mabuk para penggunanya. Tidak heran, berbagai kecaman mengenai pemanfaatan dana ini acapkali menjadi sorotan negatif masyarakat terhadap keberadaan LSM. Kasus Pemilu 1999 lalu dapat dijadikan contoh, betapa urusan pendanaan menjadi persoalan bagi beberapa LSM. Sebagaimana diketahui, menghadapi pesta demokrasi pertama kalinya di era reformasi itu, tidak kurang dari 15 negara plus uni eropa mengucurkan sumbangan sebanyak 59 juta dollar AS. Dari jumlah sebesar itu, sekitar 17 juta dollar AS (sekitar Rp 119,4 milyar pada kurs Rp 7.000 per dollar AS) dikucurkan kepada LSM lokal untuk membiayai berbagai proyek seperti pemantauan (monitoring) pemilu dan pelatihan bagi para pemilih. Saat itu, serta-merta beragam proyek usulan kegiatan diajukan bermacam-macam LSM, yang pada akhirnya terpilih sebanyak 30 organisasi yang berhak menjalankan program dengan dana internasional. Tak pelak, bagaikan mendapatkan durian runtuh, dana milyaran rupiah berputar pada organisasi yang sebagian besar berusia dini tersebut. Apa yang terjadi selanjutnya? Gemuruh pemilu memang nyaring terdengar. Siapapun juga sepakat untuk mengklaim, inilah
[envorum] Berita Lingkungan 4 Desember 2000 (1)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://suarapembaruan.com/News/2000/12/04/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Waspadai Badai La Nina Melanda Jakarta Pembaruan/Tinnes Sanger ujan deras yang mulai terjadi di DKI Jakarta belakangan ini perlu diwaspadai warga Jakarta. Sebab, hujan itu baru secara insidentil atau berupa hujan lokal, namun dampaknya mulai kelihatan. Walau belum menimbulkan banjir, namun sejumlah kawasan mulai terlihat tergenang dan mengganggu lalu lintas. http://kompas.com/kompas-cetak/0012/04/DAERAH/debu19.htm Senin, 4 Desember 2000 Debu Bromo Merambah Surabaya Probolinggo, Kompas Letusan gunung berapi berupa semburan debu vulkanik bertekanan tinggi di Gunung Bromo (2.382 m) masih terjadi hingga Minggu (3/12) petang. Debu yang menyembur sampai ketinggian 600-700 meter disertai gas belerang dilaporkan tidak lagi disertai getaran (tremor) gempa vulkanik seperti terjadi Rabu pekan lalu, yang dicatat petugas pos pengamat gunung berapi berkekuatan lemah, pada skala 1-3 modified merchali intensity (mmi).Didorong gerakan angin, material padat debu itu telah terbang merambah Kota Pasuruan, Probolinggo, Malang, dan sejak Sabtu juga telah menyapu Kota Surabaya dan Sidoarjo. Arah angin yang berubah-ubah, menurut petugas Pos Pengamat Gunung Berapi Bromo, Sulyanto dan Bambang Wibowo yang ditemui Kompas Sabtu lalu di tempat kerjanya, membuat arah gerakan debu tak bisa diduga. Radius gerakan debu diperhitungkan bisa mencapai 40 hingga ratusan kilometer. http://kompas.com/kompas-cetak/0012/04/DAERAH/wasw42.htm Senin, 4 Desember 2000 Was-was dengan Ramalan BMG "MUDAH-mudahan, kali ini prakiraan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) meleset. Kalau prakiraan itu benar-benar terjadi ini berarti desa kami akan tergenang lagi," ujar Slamet (42) warga Sumilir, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, yang rajin mengikuti berita dari berbagai stasiun televisi. Desa Sumilir yang letaknya berada di daerah pengaliran Sungai (DAS) Klawing merupakan salah satu desa langganan banjir. Minggu ketiga bulan November 2000, ketinggian banjir akibat luapan Klawing salah satu anak sungai Serayu mencapai 1, 5 meter sampai 2 meter. Warga Sumilir, Kalialang desa tetangganya, serta belasan desa di Kecamatan Kemangkon dan Bukateja di antaranya Toyareka, Jetis, Gambarsari, Karangkemiri, merupakan langganan banjir. http://suarapembaruan.com/News/2000/12/04/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Kerusakan Alam Indonesia Makin Parah Oleh Wartawan ''Pembaruan'' NOINSEN RUMAPEA Bencana banjir kini menghantui penduduk Indonesia, baik di desa maupun di kota. Banjir yang terjadi di penghujung tahun 2000 ini pun semakin membuat waswas penduduk Indonesia. Ratusan korban yang tewas akibat longsor dan banjir di beberapa provinsi, merupakan gambaran betapa seriusnya masalah banjir yang melanda daerah-daerah tersebut, akibat makin parahnya kerusakan alam Indonesia. http://suarapembaruan.com/News/2000/12/04/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Kaca Pintar yang Ramah Lingkungan KACA pintar sudah waktunya dijadikan pilihan untuk bangunan tinggi. Sebab, teknologi mutakhir dinding tirai kaca ini mampu mempertemukan kepentingan ekologi dan ekonomi. Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Kristen Petra Surabaya Ir Jimmy Priatman kepada Pembaruan di Surabaya, baru-baru ini, mengatakan, fungsi kaca pintar tidak hanya mampu mengurangi pantulan panas matahari yang menyebabkan meningkatnya temperatur lingkungan perkotaan maupun efek rumah kaca. Namun juga ia mampu mereduksi penggunaan energi yang dipakai untuk sistem tata udara dengan cara mengeleminasi beban pendingin eksternal. SUARA PEMBARUAN DAILY Peta Zonasi Rawan Longsor Perlu Segera Dibuat Alex Suban LONGSOR - Tanah di desa Malalo, Kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, pada Minggu (26/11) siang, dipenuhi batu-batu besar akibat longsoran dari bukit. encana longsor merupakan suatu hal yang sangat ditakuti oleh manusia, terutama bagi yang tinggal pada lereng-lereng pegunungan. Bayangkan, tiba-tiba saja ''gulungan'' tanah jatuh menimpa dan menimbun hidup-hidup semua makhluk yang berada di bawahnya tanpa dapat diduga kapan bencana itu akan terjadi. http://suarapembaruan.com/News/2000/12/04/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Perlu UU Antikekerasan terhadap Perempuan dan Anak Semarang, 4 Desember Indonesia memerlukan undang-undang (UU) untuk mengantisipasi kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, sebab di negara yang sudah maju UU semacam itu benar-benar sudah diterapkan, kata Direktur Pelaksana Daerah PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) Jawa Tengah, Farid Husni, di Semarang,
[envorum] Berita Lingkungan 4 Desember 2000 (3)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://kompas.com/kompas-cetak/0012/04/JATIM/desa19.htm Senin, 4 Desember 2000 Desakan Kebudayaan Bawah TIDAK biasanya. Kali ini ladang di lereng pegunungan Tengger tampak sunyi. Tak ada orang bercocok tanam di antara keterjalan lereng. Biasanya mereka mencangkul, laki perempuan, juga menggendong anak, atau menabur pupuk dengan sendok, menyemprotkan obat hama dan penyakit dengan semprotan di punggung, atau tengah terbungkuk menusukkan bibit tanaman. Ribuan hektar ladang kentang, kobis, dan bawang prei tanaman warga subkultur Tengger di sejumlah desa Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, kini mengering akibat tertutup debu vulkanik erupsi Gunung Bromo sejak Rabu (29/11) pekan lalu. Belum diperoleh laporan rinci besarnya kerugian dan luas serangan debu, namun setidaknya sejumlah desa di lereng luar kaldera Gunung Tengger purba, seperti Ngadas, Wonokerto, Wonotoro, Sapikerep, dan Jetak sudah dilaporkan meranggas terbakar kandungan sulfur debu vulkanik. http://kompas.com/kompas-cetak/0012/04/JATIM/nel19.htm Senin, 4 Desember 2000 Nelayan Puger Paceklik Jember, Kompas Angin barat yang menimbulkan gelombang besar di laut selatan, mendorong para nelayan di Puger, Jember, menghentikan segala aktivitas penangkapan ikan di perairan itu. Sudah lima hari ini para nelayan tidak ada yang berani melaut, sehingga hasil ikan dari laut selatan kini menjadi kosong. Saat ini para nelayan benar-benar mengalami musim paceklik, aktivitas sehari-hari kini dimanfaatkan untuk mereparasi mesin penggerak perahu, memperbaiki perahu, dan memperbaiki jalan. Angin yang sangat kencang itu datang dari arah barat, membuat sebagian besar nelayan takut mencari ikan ke laut selatan. Sejak awal bulan puasa ini cuaca di perairan pantai selatan kurang bersahabat, apalagi kalau angin kencang disertai hujan. http://kompas.com/kompas-cetak/0012/04/JATIM/nela19.htm Senin, 4 Desember 2000 Nelayan Pantai Popoh Belum Butuh Tempat Wisata Tulungagung, Kompas Nelayan-nelayan pantai selatan Tulungagung, terutama di Popoh, Sidem, Klatak, dan Bayem, mengharapkan pembangunan tempat pendaratan ikan. Itu sebabnya mereka cenderung menolak pengembangan pantai Popoh menjadi tempat wisata yang belum tentu menguntungkan nelayan di sana.Kini nelayan pantai Popoh sedang menikmati harga jual ikan yang membaik. Harga ikan hasil tangkapan mereka, terutama ikan layur yang merupakan jenis mayoritas, naik 100 - 150 persen per kilogram (kg). "Kami bersyukur harga ikan layur tiba-tiba naik menjadi Rp 3.000 - Rp 8.000 per kg. Biasanya, pada musim yang sama tahun lalu hanya Rp 250 - Rp 1.500 per kg," kata Sumardi (50), seorang nelayan di Sidem, Sabtu (2/12). http://www.indomedia.com/bpost/122000/4/index.htm Perkebunan Sawit PT SKIP Dipagar Warga Kotabaru, BPost Perkebunan kepala sawit seluas 52,5 hektare milik PT SKIP berlokasi di Butun, Sungai Tabuk, Desa Pantai, Kecamatan Kelumpang dipagari warga pemilik tanah. Pasalnya, perusahaan perkebunan itu tidak pernah membayar ganti rugi kepada pemilik lahan. rugi. "Kami terpaksa melakukan tindakan tersebut, karena sampai saat ini pihak perusahaan tidak pernah memperhatikan tuntutan atas tanah tersebut," ujar Akhmad Rujani, perwakilan warga Desa Pantai, baru-baru tadi. http://kompas.com/kompas-cetak/0012/04/OPINI/dana28.htm Senin, 4 Desember 2000 Dana, Pedang Bermata Dua MENJADI benar-benar mandiri itu memang sulit. Apalagi apabila tuntutan tersebut ditujukan kepada LSM, yang dalam orientasi kerjanya sangat menabukan keuntungan. Sulit dipahami gerak sebuah organisasi non profit bisa bertahan di tengah gempuran kapitalisme saat ini. Namun apa mau dikata, itulah perjalanan organisasi non pemerintah di negeri ini. Bahkan, ironisnya, menyandang kata "swadaya" pun dianggap terlalu berlebihan, lantaran sama sekali tidak terlihat unsur swadaya di sana. Bila demikian keadaannya, dari manakah sebuah organisasi nonpemerintah mendapatkan pendanaan? Dalam akta pendirian sebuah organisasi bersifat non profit, sumber-sumber dana biasanya tercantum berasal dari tiga komponen, yaitu iuran anggota, donatur yang mengikat ataupun tidak, serta sumber dana lain seperti hasil usaha yang dilakukan oleh organisasi tersebut. http://www.thejakartapost.com/detaillatestnews.asp?fileid=20001204154443irec=1 Latest News December 04, 2000 A quarter of Mt. Leuser park damaged JAKARTA (JP): At least 500,000 hectares, or a quarter of the Mount Leuser National Park in Northern Sumatra has been damaged by increasing deforestation in the area. The park management
[envorum] Berita Lingkungan 5 Desember 2000 (3)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000120500093241 GMPS Sesalkan Beroperasinya IIU Media Indonesia - Kesra (05/12/2000 00:09 WIB) JAKARTA (Media): Keputusan Pemerintah Pusat pada 10 Mei 2000 yang membuka kembali operasional PT Inti Indorayon Utama (IIU) yang kemudian berubah menjadi PT Toba Pulp Lestari sangat disesalkan para pemuda Porsea Sumatra utara. Sihar Butarbutar, Ketua Presidium Generasi Muda Porsea Sekitarnya (GMPS), mengungkapkan hal tersebut, di Jakarta, kemarin. http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000120500093239 Melongok Hutan Bakau di Pesisir Pantai Labu Media Indonesia - Kesra (05/12/2000 00:09 WIB) "ENAM tahun lalu, ketika saya masih SMA, pantai ini sangat indah. Airnya jernih, pohonnya rimbun, suasananya teduh. Tiap Minggu banyak pengunjung. Bahkan, banyak orang yang sengaja datang ke sini untuk membeli ikan segar dari laut dan langsung membakarnya untuk disantap ramai-ramai. Tapi sekarang? Pantainya kotor, air keruh, gersang..." Itulah ungkapan Tuti, aktivis lingkungan, yang mendampingi wartawan melongok ke `bekas` hutan bakau di pesisir kawasan Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, akhir Oktober 2000. http://www.surabayapost.co.id/ JAWA TIMUR Selasa, 05 Desember 2000 Giliran Taman Nasional Meru Betiri Dijarah Maling Tim Cakra Sita Satu Truk Mahoni Jember - Surabaya Post Pencurian kayu memang marak di Jember. Sehari setelah kasus pencurian kayu mahoni di hutan APB (Area Pemulihan Bibit) RPH Sumberklopo terungkap, kini giliran kawasan hutan TNMB (Taman Nasional Meru Betiri) diobok-obok kawanan pencuri asal Malang selatan. Kawanan pencuri itu, Senin (4/12), ditangkap dan ditahan Polsek Tempurejo. Mereka, Darna (30), Londi (32), Eko Afandi (28), dan Sutrisno (36), asal Dusun Lenggoksono Desa Purodadi, Kec. Tirtoyudo, Malang selatan. "Mereka datang ke kawasan hutan Taman Nasional Meru Betiri, atas undangan warga setempat," kata Kasat Binmas Iptu Pol Subagyono mendampingi Kapolres Jember Supt Drs Djoko Mukti Haryono. Saat ini, petugas di Tempurejo terus mengejar warga yang mengundang kawanan pencuri itu. http://www.suaramerdeka.com/harian/0012/05/dar18.htm Selasa, 5 Desember 2000 Jawa Tengah - Kedu DIY Perhutani Berang Dituding Penyebab Bencana Alam PURWOREJO - Perum Perhutani KPH Kedu Selatan merasa tidak terima dituding sebagai penyebab terjadinya bencana alam yang merenggut 56 jiwa manusia. ''Tidak perlu saling tuding siapa yang salah, karena bencana alam sudah mengglobal di dunia,'' kata Administratur (Adm) Ir Bambang Prayogo Wahyudi, ketika ditemui kemarin. Dia mengelak dengan tegas adanya dugaan Perhutani merupakan penyebab bencana alam di Purworejo. Menurutnya, ada kalanya bencana disebabkan andil kesalahan di daerah lokasi bencana. Tetapi, kata dia, bukan semata-mata kesalahan Perhutani. http://www.suaramerdeka.com/harian/0012/05/dar6.htm Selasa, 5 Desember 2000 Jawa Tengah - Muria Kayu Jati Alam Mulai Dijarah BLORA - Jika suatu saat kayu jati besar di Blora sudah habis, tidak tertutup kemungkinan para penjarah akan mengincar kayu jati alam yang tersebar di tiga KPH. Saat ini saja, beberapa pohon jati alam di wilayah wisata Gubug Payung, Kecamatan Sambong sudah dijarah orang. Ajun KPH Cepu Bambang Kartono ketika dimintai konfirmasi kemarin membenarkan sudah ada beberapa pohon jati alam di Gubug Payung yang dijarah. ''Diperkirakan di wilayah hutan lindung Gubug Payung, sudah ada 10 pohon yang dijarah, tidak tertutup kemungkinan beberapa pohon jati alam di tempat lain juga ada yang dijarah,'' jelasnya kepada Suara Merdeka, kemarin. http://www.suaramerdeka.com/harian/0012/05/slo7.htm Selasa, 5 Desember 2000 "Tanah Itu Milik Kami" TANAH perkebunan karet milik PTPN IX Kerjo Arum, yang berada di barat daya kaki Gunung Lawu yang sejuk, kini jadi incaran. Sejumlah warga Desa Jambean,
[envorum] Berita Lingkungan 5 Desember 2000 (2)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://kompas.com/kompas-cetak/0012/05/UTAMA/seis01.htm Selasa, 5 Desember 2000 Seismograf Gunung Bromo Dipasang Lagi - Setelah Hilang Dicuri Malang, Kompas Seismograf, instrumen pencatat gempa vulkanik di Gunung Bromo kini dipasang kembali. Sebuah tim yang dipimpin langsung Dr Mas Ace Purbawinata, Kepala Sub-Direktorat Pengamatan Gunung Api Direktorat Vulkanologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, memasang peralatan itu untuk menggantikan peralatan yang sebelumnya hilang dicuri pada tanggal 18 Oktober 2000. Dengan instrumen ini diharapkan bisa diputuskan kondisi kegawatan aktivitas vulkanik di perut Gunung Bromo (2.382 m), sehubungan kian dekatnya masa puncak (peak season) kunjungan wisata akhir tahun ini. http://www.indomedia.com/bpost/122000/5/index.htm Besok, MoU Jagung Terpadu Diteken Banjarmasin, BPost Guna memenuhi kebutuhan pakan ternak berbahan dasar jagung, petani jagung di Kabupaten Tanah Laut dan Kotabaru akan melakukan kerja sama dengan sejumlah perusahaan. Kerja sama tersebut secara resmi dimulai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Program Jagung Terpadu, Rabu (6/12), di Bumi Asih Desa Panyipatan Kecamatan Batakan Kabupaten Tanah Laut. "Nota kesepahaman ini berisikan kesediaan petani kita memenuhi kebutuhan jagung Comfeed, yang saat ini masih mengimpor sekitar 60 persen bahan bakunya," ujar Kadis Pertanian Tanaman Pangan Kalsel Ir Mad Rais Zauhari, Senin (4/12). http://kompas.com/kompas-cetak/0012/05/NASIONAL/upc07.htm Selasa, 5 Desember 2000 UPC Raih Yap Thiam Hien Award Jakarta, Kompas Penghargaan tertinggi di bidang pembelaan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia, Yap Thiam Hien Award tahun 2000 akan dianugerahkan kepada organisasi nonpemerintah yang banyak bergerak di bidang perjuangan masyarakat miskin kota, The Urban Poor Consortium (UPC) Jakarta. Penghargaan kepada UPC itu merupakan penghargaan pertama kepada organisasi yang banyak memperjuangkan hak-hak sosial, ekonomi, dan budaya.Hal tersebut disampaikan Pendiri Yayasan Pusat Studi Hak Asasi Manusia (Yapusham), Todung Mulya Lubis, Senin (4/12), di Jakarta. Terpilihnya UPC merupakan hasil pilihan dari dewan juri beranggotakan Prof Dr Soetandyo Wignjosoebroto, Prof Dr Azyumardi Azra, Prof Dr Mardjono Reksodiputro, Dr Maria SW Sumardjono, dan Dr Mely G Tan. "Pilihan para juri untuk memberikan penghargaan kepada UPC ini salah satu pertimbangannya adalah untuk mengingatkan kita bahwa selama ini perjuangan hak asasi di bidang sosial, ekonomi, dan budaya masih jauh dari yang diharapkan. Sehingga perhatian harus kita tujukan juga kepada perjuangan hak sosial, ekonomi, budaya ini, bukan hanya perjuangan hak sipil dan politik," jelas Mulya Lubis sambil menambahkan bahwa untuk tahun 2000 ada 74 nama yang diusulkan dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. http://kompas.com/kompas-cetak/0012/05/DAERAH/bank20.htm Selasa, 5 Desember 2000 Bank Dunia Bantu Sulteng Rp 20,5 Milyar Palu, Antara Bank Dunia bantu Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) sebesar Rp 20,5 milyar untuk pengembangan wilayah kecamatan guna mendukung penanggulangan kemiskinan akibat terpaan krisis ekonomi yang hingga kini masih melilit sebagian besar masyarakat Indonesia. Gubernur Sulteng HB Paliudju mengatakan, dana sebesar itu akan dialokasikan untuk membiayai sarana dan prasarana yang masih tertinggal serta bantuan modal kerja untuk pengembangan kegiatan usaha masyarakat. http://kompas.com/kompas-cetak/0012/05/DAERAH/ban23.htm Selasa, 5 Desember 2000 Banjir Manado, Akumulasi Keserakahan Manusia LIMA belas tahun lalu, tepatnya tahun 1985, Kompas dengan gamblang menuliskan laporan jurnalistik tentang kerusakan lingkungan alam di tanah Minahasa, berikut beragam kemungkinan implikasi negatifnya. Ketika itu diberikan tanda awas, bahwa sekali kelak akan muncul serangan balik dari perbukitan yang gundul berupa banjir, kekeringan, dan akibat-akibat panjang lainnya. Laporan itu sekaligus bercerita tentang keserakahan manusia membabat hutan di berbagai perbukitan. Demi uang dan atas nama cengkeh yang menjanjikan "kemakmuran" semu, siapa saja -dari petani lugu di pedesaan hingga petani berdasi di perkotaan- rela membongkar hutan di segala tempat, termasuk hutan-hutan di perbukitan dan daerah tangkapan air (catchment area), diganti dengan tanaman cengkeh. http://suarapembaruan.com/News/2000/12/05/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Selamatkan Bumi dengan Kegiatan Sukarela Oleh ZANTERMANS RAJAGUKGUK ester Brown dan kawan-kawan dalam salah satu esainya menyimpulkan, ''Bumi sedang berada di bibir jurang kebinasaan''. Hal itu ditandai antara lain oleh degradasi
[envorum] Berita Lingkungan 6 Desember 2000 (1)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://kompas.com/kompas-cetak/0012/06/JATIM/tiga19.htm Rabu, 6 Desember 2000 Tiga Penjarah Kayu Jati Tewas Tertembak Jember, Kompas Tiga penjarah kayu jati di Jember tewas tertembak hari Selasa (5/12) pukul 05.30. dan tiga yang lain luka-luka. Enam korban itu adalah bagian dari kurang lebih 200 orang yang pagi itu menjarah kayu jati di petak 47 dan 52 hutan Dusun Mandiku, Desa Suco, Kecamatan Mumbulsari, Jember. Korban tewas dan luka itu akibat tembakan senapan pasukan Brimob Polwil Besuki di Bondowoso ketika hendak menghalau aksi massa yang menjarah pohon jati.Para penjarah yang menjadi korban tewas; Ahmad Jufri al P Holip (35), Toha al P Hasan (45) dan Wafi al P Iin (22). Umumnya tertembak pada bagian dada. Sedang korban luka adalah Karsono (45) kena tembak di paha, Bandi (18) tertembak di pinggang dan Saha (30) tertembak di lengan. Kapolres Jember Superintendent Drs Djoko Mukti Hariyono mengatakan, aparat keamanan yang berjumlah 23 orang kewalahan menghadapi sekitar 200 penjarah. Berbagai cara telah dilakukan oleh aparat keamanan untuk menghentikan aksi penjarahan, namun belum juga mampu menyadarkan para pencuri jati itu agar menghentikan aksi penebangan. http://kompas.com/kompas-cetak/0012/06/IPTEK/bila10.htm Rabu, 6 Desember 2000 Bila Badai Belum Juga Berlalu HUJAN lebat yang menimpa berbagai daerah di Indonesia selama musim hujan tahun ini-terutama di Padang (Sumatera Barat) dan Manado (Sulawesi Utara) hingga mengakibatkan banjir bandang pada akhir November lalu-terjadi akibat konvergensi atau pertemuan angin di dua tempat tersebut. Pertemuan angin yang berlawanan arah menyebabkan gerak angin vertikal yang cepat dengan membawa banyak uap air. Selanjutnya, akibat penumpukan uap air dalam jumlah besar, terbentuk awan hujan yang menjulang tinggi. Alhasil, terjadi hujan lebat di daerah tersebut. Seperti dikemukakan Tien Sribimawati MSc, peneliti utama Riset Unggulan Terpadu (RUT) tentang iklim di Indonesia dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), hujan lebat yang terjadi selama beberapa hari di Padang hingga menimbulkan bencana banjir disebabkan adanya pertemuan angin dari daratan Asia ke arah tenggara bertemu dengan angin dari daratan Australia mengarah ke barat laut. Kedua angin terkait kemudian membelok ke timur, masuk ke daratan Sumatera Barat. http://www.indomedia.com/bpost/122000/6/index.htm Tebangan Liar Makin Marak Amuntai, BPost Aksi tebangan liar di daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara semakin marak, terbukti dengan bermunculannya band saw liar di daerah tersebut. Menurut sekretaris komisi B DPRD HSU, Sulaiman Ilsa, Selasa (5/12), adanya aksi penebangan liar ini bisa menimbulkan kerusakan hutan. "Kami sudah lama mendengar adanya aksi tebangan liar di daerah ini dan sudah mengeceknya ke berbagai kecamatan, khususnya di daerah atas," kata Ilsa. http://www.indomedia.com/bpost/122000/6/index.htm Pelestarian Kawasan Hutan Pegunungan Meratus Melalui Konsep Ekowisata oleh Mohammad Sidiq, S Hut Sejak dikeluarkannya SK 741/Kpts-II/99 dan SK 1793/Menhutbun-VI/99 oleh Muslimin Nasution, keberadaan kawasan hutan Pegunungan Meratus kini terancam punah. Isu-isu terus berkembang, dimulai dari permasalahan alih fungsi sebagian kawasan dari hutan lindung menjadi hutan produksi terbatas (HPT), mencadangkan sebagian kawasan menjadi areal pengusahaan PT Kodeco Timber sampai pada isu-isu sensitif yang berkaitan langsung dengan kebijakan tersebut. Beberapa kalangan pemerhati lingkungan menunjukkan reaksi keras sebagai manifestasi ketidaksetujuan mereka. Sebagian besar kalangan sudah tidak percaya lagi dengan sistem pengelolaan hutan oleh pemegang HPH. Kenyataan tiga puluh tahun silam yang membuktikannya, dengan TPTI, TPTJ atau sistem lainnya, perusahaan tidak mampu memulihkan kembali hutan konsesinya. Hutan alam terfragmentasi menjadi pulau-pulau kecil akibat laju deforestasi yang menakjubkan. Apalagi dengan adanya pengakuan bahwa masyarakat tidak mendapatkan sedikitpun keadilan dan keterjaminan hidupnya selama HPH beroperasi. http://kompas.com/kompas-cetak/0012/06/IPTEK/huta10.htm Rabu, 6 Desember 2000 Hutan Alami Indonesia Tinggal 28 Persen Makassar, Kompas Saat ini hutan alami di Indonesia hanya tinggal 28 persen. Itu pun sedang mengalami proses perusakan seluas 4.000 hektar are (ha) per hari atau 1,46 juta hektar per tahun. Di antara penyebabnya adalah penebangan ilegal yang sudah terjadi selama lebih kurang 22 tahun. Selain itu, pertambahan penduduk yang tidak sebanding dengan lahan yang tersisa. Masalah kerusakan hutan ini akan menjadi tantangan berat bagi pemerintah daerah (pemda) dalam
[envorum] Berita Lingkungan 6 Desember 2000 (2)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://www.indomedia.com/bpost/122000/6/index.htm Gunakan Alat Daur Ulang Raksa Palangka, BPost Bapedalda Kalimantan Tengah menghendaki penambang skala kecil agar dapat memiliki alat daur ulang raksa dan mempergunakan dalam setiap aktivitasnya. Untuk lebih memperkenalkan alat daur ulang, Bapedalda Kalteng dalam waktu dekat melakukan sosialisasi alat daur ulang tersebut kepada para penambang rakyat berskala kecil. http://www.indomedia.com/bpost/122000/6/index.htm Soal Soeripto Diam-diam Kunjungi TNTP Kedatangan Pejabat tak Meski Melapor Palangka, BPost Wakil Ketua DPRD Kobar Akhmad Gafuri menyatakan, kunjungan Soeripto secara diam-diam ke TNTP sebagai hal biasa dan tak perlu merasa sakit hati. Apalagi, di era keterbukaan ini pejabat tak perlu disambut berlebihan ketika berkunjung ke daerah. "Siapa pun bebas datang ke TNTP termasuk Soeripto. Jadi, dia tak perlu izin maupun melapor dengan pemda, toh tidak ada aturan juga belum ada perda yang mengharuskan itu," kata Gafuri santai. http://www.indomedia.com/bpost/122000/6/index.htm Pembakar Lahan tidak Ditindak Muara Teweh, BPost Kasus pembakaran lahan untuk membuka HTI yang dilakukan oleh PT Meranti Sembada (MS) di Kabupaten Barito Utara, Kalteng terkesan dipetieskan. Hingga saat ini, tidak ada tindakan terhadap perusahaan tersebut. "Hasil dari tiga instansi yang turun ke lapangan sampai saat ini masih belum jelas, termasuk sanksi yang bakal diberikan," kata pemerhati lingkungan di Muara Teweh kemarin. http://www.suaramerdeka.com/harian/0012/06/kha1.htm Rabu, 6 Desember 2000 Karangan Khas Menjelang Otonomi 1 Januari 2001 Kegamangan Terasa Sangat Kuat Oleh: Sutrisna KEGAMANGAN. Itulah kesan sangat kuat yang saya tangkap selama dua hari mengikuti lokakarya Decentralising to Democracy; Countdown 2001 di Makassar, pekan lalu. Hampir semua pembicara menyiratkan kegamangan pada hari-hari menjelang pelaksanaan otonomi mulai 1 Januari 2001. Banyak penyebabnya. Misalnya persiapan perangkat pelaksana di kota dan kabupaten. Dari berbagai fora dapat ditangkap, penataan itu belum seluruhnya rampung. Rasa khawatir kehilangan kursi menyelimuti banyak tataran pegawai akibat perampingan. http://www.suaramerdeka.com/harian/0012/06/dar22.htm Rabu, 6 Desember 2000 Jawa Tengah - Kedu D.I.Y Puncak Sumbing bak di Atas Kawasan Jateng KEGANASAN alam belum tentu menakutkan. Adakalanya justru menjadi daya tarik, seperti puncak Gunung Sumbing. Malah bila obsesi Bupati Temanggung Drs H Sardjono SHCN untuk mengaspal jalan menuju puncak terlaksana, bisa jadi kawasan itu berubah menjadi tempat wisata yang mahal. http://www.suaramerdeka.com/harian/0012/06/dar17.htm Rabu, 6 Desember 2000 Jawa Tengah - Kedu D.I.Y Penegakan Hukum Lemah Jadi Penyebab KEBUMEN - Administratur (Adm) Perum Perhutani Kedu Selatan, Ir Bambang Prayogo Wahyudi, mengakui penjarahan di wilayahnya masih cukup tinggi. Namun sebenarnya penjarahan oleh rakyat hanya 10%. Adapun 61,5% dipicu oleh faktor keamanan akibat kelemahan penegakan hukum. Hal itu dia ungkapkan kepada pers seusai berbuka puasa bersama di rumah dinas Kepala BKPH Kebumen, Senin malam. Bersamaan dengan itu diumumkan Kepala BKPH Ir Susilo segera alih tugas (promosi) ke Kaltim. http://www.suaramerdeka.com/harian/0012/06/dar16.htm Rabu, 6 Desember 2000 Jawa Tengah - Kedu D.I.Y Penjarahan Kayu Pinus Kian Merebak Setiap Hari 250 Truk Angkut Kayu Jarahan SEMARANG - Hutan pinus yang masuk wilayah Kabupaten Wonosobo, akhir-akhir ini makin kritis. Hutan itu gundul akibat penjarahan kayu yang makin merebak. ''Dalam sehari kayu pinus yang dijarah ratusan meter kubik. Paling tidak setiap hari ada 250 truk pengangkut kayu jarahan lalu lalang di sana,'' kata Wakil Bupati Wonosobo Drs Kholik Arief saat melaporkan kasus penjarahan hutan kepada Wagub I Drs H Achmad di Gubernuran, kemarin. Dia menyinyalir penjarahan kayu itu didalangi oleh aparat tertentu, karena polisi tidak bisa berbuat apa-apa. Polisi bahkan mengaku kesulitan menangkap pelaku dengan alasan pelaku cukup banyak. http://www.suaramerdeka.com/harian/0012/06/nas2.htm Rabu, 6 Desember 2000 Berita Utama Bersama Bank Dunia Siapkan Program "Jangan Jadi Bangsa Pengemis"
[envorum] Berita Lingkungan 7 Desember 2000 (1)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://www.kompas.com/kompas-cetak/0012/07/DAERAH/pena19.htm Kamis, 7 Desember 2000 Penambangan Pasir Ancam Nasib Bendungan Bili-bili Makassar, Kompas Penambangan pasir secara tidak terkontrol yang berlangsung sejak lama di Sungai Jeneberang mengancam keselamatan Bendungan Bili-bili di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Penambangan itu menyebabkan terjadinya erosi sekitar kaki bendungan yang gilirannya dapat merapuhkan tanggul bendungan. "Kalau semula umur bendungan diprediksikan bisa 30-50 tahun, tetapi dengan penambangan ini bisa cuma 10-20 tahun saja," kata Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Sulsel, Djamaluddin Mandung, di Makassar, Rabu (6/12). http://www.indomedia.com/bpost/122000/7/index.htm Lahan Pertambangan Jadi Danau Amuntai, BPost Pertambangan batu bara di Kecamatan Awayan HSU yang dikelola PT Bentala Coal Mining (BCM), hingga saat ini belum melakukan reklamasi. Bekas lahan pertambangan batu bara berubah menjadi danau. Menurut sumber, Rabu (6/11), PT BCM belum menutupi lubang bekas tambang, sehingga lokasi eks pertambangan menjadi kubangan besar membentuk danau besar. http://www.indomedia.com/bpost/122000/7/index.htm Ratusan Hektare Sawah Terancam Puso Barabai, BPost Diperkirakan ratusan hektare sawah petani terancam puso karena terendam air, akibat banjir yang melanda sejumlah kecamatan di Hulu Sungai Tengah (HST). Tanaman padi yang paling rawan terancam puso di Kecamatan Barabai, sebab hingga kini sekitar 104 hektare sawah yang ditanami masih tergenang air, kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan HST Ir H Kamruni didampingi Kasi Perlindungan Tanaman Ir Brenesnev. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0012/07/EKONOMI/nela14.htm Kamis, 7 Desember 2000 Nelayan Tak Tersentuh Permodalan Jakarta, Kompas Ketua Umum DDPP Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Sumyaryo Sumiskun, mengatakan, sejak puluhan tahun lalu nelayan tidak tersentuh bantuan permodalan dari pemerintah, baik berupa kredit investasi untuk meningkatkan kemampuan usahanya maupun modal kerja untuk operasional seperti yang disediakan bagi petani dalam bentuk kredit murah dan mudah berupa Kredit Usaha Tani (KUT). Sumiskun mengatakan hal itu kepada wartawan setelah bersama pengurus DPP HNSI lainnya bertemu Presiden Abdurrahman Wahid, di Istana Merdeka, Rabu (6/12). DPP HNSI, ujar Sumiskun, mengharapkan pemerintah bisa memberikan kredit bagi para nelayan tradisional. Sebab, sebagai warga negara pelaku usaha, nelayan berhak atas dukungan sosial ekonomi dari pemerintah. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0012/07/EKONOMI/penc14.htm Kamis, 7 Desember 2000 Pencurian Kayu Dilakukan Pemain Lama Jakarta, Kompas Pelaku pencurian kayu (illegal logging) adalah pemain-pemain lama dalam bisnis perkayuan, punya pengaruh dan punya jaringan yang sangat kuat di daerah. "Mereka adalah orang-orang yang lama ada di daerah itu, serta biasa 'bermain' di daerah," ungkap Menteri Kehutanan Nur Mahmudi Ismail kepada wartawan di Jakarta, Rabu (6/12). Dijelaskan, para pelaku pencurian kayu tersebut juga memiliki jaringan yang kuat, cengkeramannya di daerah sudah sangat dalam, sehingga sulit bagi aparat kehutanan untuk menguaknya. Apalagi, persepsi masyarakat bahwa mencuri kayu sebagai perbuatan yang melanggar hukum, belum merata. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0012/07/EKONOMI/samb15.htm Kamis, 7 Desember 2000 Sambutlah Otonomi, tetapi Jangan Lupa Risiko TAHUN depan era otonomi daerah dimulai. Bandul sistem pemerintahan yang selama 30 tahun lebih berada pada ekstrem sentralistik telah bergerak menuju ekstrem yang lain, desentralistik. Peran dan fungsi pemerintah daerah, baik dari segi administrasi dan politik, maupun secara keuangan, akan meningkat drastis. Wajar jika era ini sangat dinanti-nantikan oleh daerah. Selama lebih dari satu generasi mereka harus "manut" terus kepada pemerintah pusat. Dengan diterapkannya otonomi daerah, mereka bisa mengatur urusannya sendiri sesuai prioritas dan prakarsa sendiri pula. Dalam suasana eforia berdemokrasi sekarang, hal demikian diyakini akan mengembalikan dignity daerah yang selama ini konon tidak pernah diperhatikan. http://www.indomedia.com/bpost/122000/7/index.htm Rusaknya Ekosistem Sebabkan Banjir Banjarmasin, BPost Meluapnya air sungai hingga menyebabkan banjir melanda delapan kecamatan dari dua kabupaten --Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) dan Banjar-- terjadi akibat ekosistem yang ada di hulu sungai tersebut telah rusak. "Akibat terjadinya kerusakan hutan, air yang ada di hulu sungai tidak dapat ditampung dan mengalir ke muara sungai
[envorum] Berita Lingkungan 7 Desember 2000 (2)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://www.suaramerdeka.com/harian/0012/07/dar1.htm Kamis, 7 Desember 2000 Jawa Tengah - Muria Tiap Hari Terumbu Karang Dijarah Bupati: Segera Diadakan Patroli Laut REMBANG - Sejumlah nelayan di Rembang belakangan ini mengeluh dan beberapa di antara mereka mengadu ke Pemda. Pasalnya, mereka hampir setiap hari melihat penjarahan terumbu karang. Menurut keterangan, penjarahan terbanyak terjadi di sekitar Pulau Gede dan Marongan. Namun akhir-akhir ini pengambilan batu karang meluas ke timur. Kegiatan itu kalau tak segera dihentikan bisa merusak lingkungan hidup. http://www.suaramerdeka.com/harian/0012/07/nas9.htm Kamis, 7 Desember 2000 Berita Utama HNSI Setuju Kapal Asing yang Tertangkap Dibakar JAKARTA - DPP Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) setuju atas usul para nelayan agar kapal-kapal asing yang tertangkap di perairan Indonesia dimusnahkan dengan cara dibakar. Sebab, beroperasinya kapal ikan asing tersebut dirasakan sudah sangat merugikan nelayan lokal. Ketua Umum DPP HNSI Sumyaryo Sumiskum menyatakan, keberadaan nelayan asing saat ini merupakan sasaran utama yang akan mereka bidik. Diakuinya, nelayan asing dulu bahkan sampai sekarang memang boleh beroperasi di perairan Indonesia. Tetapi hanya di zona ekonomi eksklusif (ZEE) atau 12 mil dari batas pantai Indonesia. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0012/07/METRO/perm17.htm Kamis, 7 Desember 2000 Permukiman di Puncak Rawan Longsor Bogor, Kompas Kawasan Ciliwung Hulu Puncak, Cipanas, yang selama ini terus dibabat tanpa kendali untuk pembangunan vila, hotel, tempat rekreasi dan permukiman, bukan hanya menyebabkan banjir di Jakarta, tetapi juga sangat potensial mengalami bencana tanah longsor.Daerah potensial bencana longsor tersebut khususnya di daerah tepi aliran sungai yang banyak dihuni masyarakat tradisional dan lereng-lereng bukit gundul dengan kemiringan lebih dari 100 persen (45 derajat ke atas) dan panjang lereng bukit 50 meter lebih. Demikian diungkapkan pakar lingkungan dan konservasi tanah, Ir Transtoto Handadhari MSc, kepada Kompas di Bogor, Rabu (6/12). http://www.kompas.com/kompas-cetak/0012/07/NASIONAL/bhin06.htm Kamis, 7 Desember 2000 AM Hendropriyono soal Dihentikannya Transmigrasi "Bhinneka Tunggal Ika" Tinggal Semboyan Jakarta, Kompas Mantan Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan AM Hendropriyono mengharapkan, penghentian program transmigrasi reguler tidak bersifat permanen. Menurut dia, penghentian program transmigrasi itu justru akan mempertajam konflik antardaerah, karena tiap daerah akan berpikir memberikan kesejahteraan untuk rakyat asli daerahnya saja. "Penghentian transmigrasi itu menjadikan Bhinneka Tunggal Ika tinggal semboyan," katanya kepada Kompas di Jakarta, Rabu (6/12). Berikut percakapan dengan Hendropriyono tersebut: http://www.indomedia.com/bpost/122000/7/index.htm Pejabat di Kalteng Kebakaran Jenggot Palangka, BPost Sejumlah pejabat di Kalteng terkesan kebakaran jenggot, menyusul kunjungan Soeripto, secara sembunyi-sembunyi ke Taman Nasional Tanjung Puting, Kobar, akhir pekan lalu. "Kedatangan dirjen dephutbun ke TNTP tidak perlu dipersoalkan. Bukan zamannya lagi, setiap kedatangan pejabat harus disambut secara resmi. Pola-pola seperti orde baru itu, justru melahirkan laporan asal bapak senang (ABS)," tegas Rusland Kasmiri, via telepon kemarin malam. http://www.indomedia.com/bpost/122000/7/index.htm Pembangunan Bendungan Trahean Tanpa Amdal Muara Teweh, BPost Bendungan Trahean yang berlokasi di Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah hingga saat ini tidak dilengkapi analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). Padahal, amdal merupakan syarat mutlak untuk proyek sebesar itu. Kepala Badan Pengendali Dampak Lingkungan (Bapedalda) Barut Drs Ardiansyah Romzah Msc, Rabu (6/12) mengakui, pihak proyek pembangunan irigasi Trahean belum pernah melaporkan amdal. http://www.indomedia.com/bpost/122000/7/index.htm Tala Terapkan Sistem Agribisnis Jagung Pelaihari, BPost Tala menuju sistem agribisnis yang mengarah pada agro industri, menyusul ditandatanganinya nota kesepahaman (MoU) di mulainya kemitraan antara petani jagung dan investor, Rabu (6/12) di Desa Bumi Asih Kecamatan Panyipatan. "Pada 2001 nanti, pembangunan pertanian harus diarahkan pada pengembangan sistem perusahaan agribisnis dalam mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani," kata Dirjen Pertanian
[envorum] Berita Lingkungan 7 Desember 2000 (3)
--- Mo ndaftar :[EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages --- http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000120700085133 RUU Kebebasan Informasi vs RUU Rahasia Negara Media Indonesia - Opini (07/12/2000 00:08 WIB) Oleh Agus Sudibyo Staf peneliti pada Program Media Wach ISAI KASUS Pentagon Papers (1971) memberi pelajaran betapa setiap pemerintah pada dasarnya lebih mementingkan reputasinya dibandingkan dengan hak masyarakat untuk mengetahui kebijakan dan kinerja pemerintah. Pemerintah Amerika Serikat (AS) saat itu menuntut Harian Washington Post dan New York Times karena telah mempublikasikan dokumen berstatus top secret tentang kebijakan pemerintah AS dalam perang Vietnam, yang kemudian populer sebagai Pentagon Papers. Namun, Pengadilan Federal Washington DC dan Pengadilan District New York menolak alasan yang diajukan pemerintah dan pengizinan dua media itu melanjutkan publikasi isi Pentagon Papers. Untuk melindungi reputasinya, setiap pemerintah memilih untuk bersikap tertutup dan sangat hati-hati dalam memberikan informasi kepada publik. Mereka menciptakan sejumlah rambu-rambu untuk memagari privacy-nya dari gangguan investigasi pers dan keingintahuan masyarakat. Dalam konteks inilah kita kemudian mengenal istilah rahasia negara atau dokumen berstatus top secret yang sering menjadi alasan bagi pemerintah untuk menyeret pers ke pengadilan. http://www.suaramerdeka.com/harian/0012/07/kha2.htm Kamis, 7 Desember 2000 Karangan Khas Menjelang Otonomi 1 Januari 2001 (2) Isu Pemerintah Kini Lebih Korup Oleh: Sutrisna ANGGOTA DPRD Jawa Tengah, Drs HM Supito khawatir, besar dana alokasi umum (DAU) yang bakal diterima kabupaten dan kota di Jawa Tengah tidak akan mencapai sasaran. Bukan untuk membangun daerah, melainkan untuk "bancakan'' para pejabat. Dana tersebut seluruhnya Rp 7,16 triliun sudah diterima Provinsi Jateng dan akan dibagikan kepada seluruh kabupaten dan kota, 1 Januari, tanggal mulai pelaksanaan otonomi daerah. http://www.suaramerdeka.com/harian/0012/07/dar17.htm Kamis, 7 Desember 2000 Jawa Tengah - Kedu D.I.Y Kayu yang Dijarah 1.952 Ha WONOSOBO- Wakil Bupati Wonosobo Drs HA Kholiq Arief mengatakan, penjarahan kayu hutan di wilayahnya sampai sekarang terus berlangsung. Akibatnya, hutan 1.952,8 ha di kawasan BKPH Wonosobo dan Ngadisono menjadi gundul. Dia, didampingi Kabag Lingkungan Hidup Setda Ir Abdul Munir, menyatakan hal itu ketika ditemui wartawan, Rabu kemarin. Di BKPH Wonosobo kayu yang dijarah tersebar di areal hutan 1.450 ha. Di BKPH Ngadisono hutan yang gundul karena kayunya dijarah 502,5 ha. Kayu yang dijarah meliputi mahoni dan pinus. DINILAI INGKAR JANJI, 80 KK MINTA LAHAN KEBUN DIKEMBALIKAN Pontianak Post, Kamis 7 Desember 2000 Karena PTPN XIII dinilai ingkar janji, sedikitnya 80 kepala keluarga (KK) di dusun Sanjam Emberas meminta lahan kebun Inti I Pir Trans Kembayan (wilayah Dusun Sanjam Emberas) penyerahan tahun 1985/1986 dikembalikan ke warga. Lahan yang dimaksud itu sekitar 827 hektar. Tidak hanya itu sebelumnya sejak tanggal 8 Nopember 2000 sekelompok warga itu memasang plang bertuliskan tuntutan mereka yang dipancang di depan kebun Inti I Pir Trans Kembayan, sampai akhir November plang-plang itu masih belum dicabut. Plang itu antara lain berisi tulisan 'PTPN XIII menghentikan pekerjaan diatas lahan inti I, warga Sanjam Emberas mengembalikan penyerahan tanah penyerahan tahun 1985/1986'. http://www.surabayapost.co.id/ NASIONAL Kamis, 07 Desember 2000 Gugus Tugas Tertibkan Penebang Liar Jakarta - Surabaya Post Jaksa Agung Marzuki Darusman mengatakan pemerintah melalui Menteri Perekonomian mencanangkan pembentukan gugus tugas (task force) yang melibatkan aparat penegak hukum dan aparat keamanan untuk menertibkan penebang liar. Pemerintah bertekad menegakkan hukum agar para penebang liar dapat diberantas. Dengan demikian kita tak lagi mengalami tekanan-tekanan dari masyarakat maupun dunia internasional. "Pemerintah menetapkan task force agar lebih efektif mengkoordinasikan penegakan hukum sesuai aturan yang berlaku," ujarnya, di Jakarta, Rabu