Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] DISKUSI PAKAR : TEKTONIK DAN POTENSI KEGEMPAAN DI PULAU SULAWESI DAN PULAU JAWA

2020-05-08 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
t-unsubscr...@iagi.or.id
>> 
>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
>> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
>> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but
>> not limited
>> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
>> resulting
>> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
>> the use of
>> any information posted on IAGI mailing list.
>>
>>
>
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
> No. Rek: 123 0085005314
>
> 
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
> 
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
> limited
> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> resulting
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
> the use of
> any information posted on IAGI mailing list.
>
>

-- 
Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth - Geoteknologi  LIPI, Gd.70
Komplek LIPI - Gd.70, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135, Indonesia


Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
No. Rek: 123 0085005314


Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.

Re: [iagi-net] Potensi Tsunami 57 m

2018-04-08 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Saya menggarisbawahi ini:
"seberapa besar kemungkinan Tsunami 57 meter itu terjadi dalam 50 tahun
lagi ? "
Jawaban pertanyaan sangta sulit, membutuhkan penelitian dan data yang cukup
banyak dan komprehensif.  Namun, dalam praktek mitigasi tsunami, cukup atau
tidaknya data, tetap saja harus memilih scenario gempa-tsunami mana yang
akan diambil untuk tindakan mitigasi dan edukasi masyarakat.  Contoh kasus
Tsunami Sendai tahun 2011 itu membuktikan bahwa dengan penelitian dan data
di Jepang tentunya sudah cukup komprehensif, tetap saja bisa salah ambil
putusan karena memang bukan masalah mudah untuk mengkuantifikasi masalah
ini.

Dalam mitigasi gempa, khususnya Seismic Hazard (untuk aspek guncangan) para
teknik sipil memang sangat terbiasa mengkuantifikasikan bahaya untuk desain
struktur bangunan memakai cara Probabilitas (Probilistic Seismic Hazard
Assesment - PSHA).  Untuk desain bangunan tertentu biasanya sudah ada
kesepakatan seberapa besar resiko/investasi yang harus diambil dengan cara
memilih return period (level probabilistas) tertentu, misalnya: "return
period" (perioda ulang) 500 tahun (= 10% probability of excedance in 50
years) atau 2500 tahun (2% probability of excedance in 50 years). Tentu
makin besar return period yang diambil akan makin mahal kosntruksinya tapi
makin aman.  Ini yang menentukan bukan geolog tapi para ahli bangunan.
Nah yang perlu digarisbawahi: PSHA yang umumnya dipakai adalah yang TIME
INDEPENDENT, artinya seluruh input sumber gempa DIASUMSIKAN MULAI DARI AWAL
SIKLUS (T0).  Jadi dalam PSHA ini sumber gempa megathrust Aceh-Andaman yang
sebagian besar sudah keluar energinya tahun 2004 bisa terhitung sama
probabilitas atau potensinya dengan megathrust Mentawai yang belum banyak
keluar energinya dan sudah di akhir siklus, karena dua-duanya di-reset ke
Time nol dalam siklus gempanya.  Tapi hal ini dianggap no problem untuk
perhitungan keamanan konstruksi bangunan.
Memang untuk membuat PSHA yang TIME DEPENDENT itu sangat sulit.  Datanya
harus lengkap semua, setiap sumber gempa harus diketahui siklus/frekuensi
dari "characteristic earthquake"nya dan juga kapan kejadian yang terakhir.
Dengan diketahui dua parameter ini kan bisa untuk mengkuantifikasikan
likelyhood/probabilitas the next earthquake nya.  Di dunia ini belum banyak
PSHA Time Dependent, atau bahkan belum ada.  yang saya tahu yang sudah
dilakukan PSHA Time dependent adalah di Southern California, itupun khusus
untuk San Andreas Fault yang sudah cukup lengkap datanya.  Demikian yang
saya tahu.

Salam,
DHN

2018-04-06 13:39 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>:

> *Apakah prosentase (frekuensi kejadian) penting? *
>
> Ini pertanyaan yang menjadi *sangat penting*, terutama kalau diberikan ke
> ahli teknik sipil yang akan dipakai dalam membuat konstruksi.Ketika geolog
> memberikan angka ke Teknik sipil, selalu saja menjadi konsen utama bagi
> ahli sipil ketika akan membuat konstruksi. Ahli sipil akan menggunakan data
> geolog dalam merencanakan yang tentusaja akan berhubungan dengan BIAYA, ya
> biaya.
>
> Dalam membuat bendungan, ahli teknik sipil selalu meminta data pengukuran
> hujan 100 tahun terakhir. Namun selalu pengukuran hujan itu ga akan ada
> data kalau mau membuat 100 tahun yang lalu. Nah ada satu formula menarik
> yaitu hurst exponent, yaitu prediksi berapa besaran hujan terbesar dalam
> 100 tahun. Ini digunakan bila bendungan diharapkan mampu menahan banjir 100
> tahunan. Dari perhitungan inilah maka ahli teknik sipil akan membuat
> konstruksinya.Seolah-olah, bagi ahli teknik sipil, tidak ada jembatan atau
> bendungan yang tidak dapat dibuat.
>
> Saya kira demikian juga untuk kegempaan, perlu sebuah angka yang nantinya
> akan dipakai ahli sipil. Kalau geolognya memberikan angka potensinya
> sebesar itu ya *konsekuensinya biaya besar*. Termasuk misalnya mengatakan
> potensi longsornya besar, ya tentu nantinya konstruksinya diharapkan mampu
> menahan potensi yang diperkirakan geolog. Kalau hitungan keekonomian
> (biaya) masih bisa masuk ya tentunya akan dikerjakan. Kalau enggak mampu ya
> tidak dikerjakan.
>
> Nah pertanyaannya sebenernya valid, seberapa besar kemungkinan Tsunami 57
> meter itu terjadi dalam 50 tahun lagi ?
> Nah saya kira, itu nanti akan dipakai untuk menentukan konstruksi penahan
> dalam mitigasinya.
>
> Bagaimana kalau geologist ga bisa jawab ?
> Atau geolognya menjawab *"hanya tuhan yang tahu ?"*
>
> Malah saya jadi inget Sri Mulyani kebingungan
>
>> "Pak Arcandra bilang hanya Tuhan yang tahu, waduh kalau itu susah juga
>> kita kan. Jadi hulu harus dibereskan, distribusi di hilir juga harus
>> dibereskan," tutur Sri Mulyani.
>>
> https://economy.okezone.com/read/2016/12/15/320/1567321/
> respons-pernyataan-arcandra-sri-mulyani-waduh-susah-juga
>
> RDP
>
>
> RDP
>

Re: [iagi-net] Potensi Tsunami 57 m

2018-04-05 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
He he he Pak Dhe rupanya penasaran ni...
JAWABAN singkatnya: TIDAK TAHU
URAIAN singkatnya: pertanyaan ini sepertinya sederhana namun sebenarnya
luar biasa ruwet.  Mungkin ilmuwan gempa Jepangpun  bakal berkerut-kerut
keningnya kalo ditanya hal ini untuk kasus segmentasi megathrust di Jepang
meskipun data yang ada terbilang paling lengkap di dunia.   Untuk
mengetahui  karakteristik tektonik dan siklus gempa setiap segmen saja
tidak mudah, apalagi untuk interaksi beberapa segmen; Ini menyangkut
masalah mekanik statis, dinamis dan proses interaksi dan perturbasi siklus
gempa yang ruwets bingits.  Mungkin solusinya akan sederhana apabila kita
punya data sejarah kegempaan yang lengkap dan panjaang sekali, katakanlah
untuk kurun 10 ribu terakhir, sehingga tinggal pake statistik 'bodo' aja...
nah untuk saat sekarang masih belum ada (world-wide).
ILUSTRASI singkat: Bencana Tsunami Sendai-Jepang tahun 2011 (M9+) itu
sangat mengagetkan...Kenapa? karena data paleoseismik hanya tahu bahwa ada
satu kejadian gempa-tsunami dengan M9+ sekitar 1000 tahun lalu di wilayah
tersebut; Namun dalam kurunseratus tahun terakhir gempa besar yang terjadi
maksimum hanya bermagnitudo 8+dengan perioda ulang puluhan tahun.
Olehkarena itu gempa 8+ inilah yang dipakai untuk tujuan praktis mitigasi
bencana, termasuk untuk menentukan tinggi benteng penahan tsunami...Nah
apesnya malah M9+ ini yang datang... sehingga benteng tsunami yang
dibuatpun terlibas habisgimana tuh?  Apakah prosentase (frekuensi
kejadian) penting?
Segmen megathrust Aceh-Andaman tahun 2004 itu panjangnya mencapai 1200km,
bergerak sekaligus dalam waktu sekitar 6 menit.

Salam,
DHN

2018-04-05 15:03 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>:

> Seberapa prosentase kemungkinan seluruh segment ini bergerak "bareng"
> dalam selang waktu singkat ?
>
> Btw, ada yg inget (tahu) berapa lama (menit) segment sepanjang 800km di
> aceh itu bergerak ?
>
> Salam waspada
>
> Rdp
>
> On Thursday, April 5, 2018, Danny Hilman Natawidjaja <
> danny.hil...@gmail.com> wrote:
>
>> Apa yang diuraikan Pak Rovicky, umumnya sepaham, cuma mengenai
>> itung-itungan probabilitas perlu ada diskusinya sedikit.
>>
>> 1. benar bahwa perkiraan maksimum magnitude itu didapat dari mengukur
>> besar sumber sesar (panjangxlebar) dikalikan rigiditas batuannya, dan ya
>> panjangnya bisa mencapai 1000 km dengang lebar 150 - 200 km.
>> 2.  dari data seismisitas terlihat jelas bahwa segmen megathrust dari
>> wilayah Selat Sunda sampai selatan Jawa Barat itu merupakan "seismic gap",
>> yang artinya merupakan wilayah yang seismisitasnya 'sepi'
>> (=tidak/belum/sedikit sudah mengeluarkan akumulasi strainnya) --> jadi bisa
>> dianggap punya potensi sebagai the next megathrust event di jalur Sunda
>> Subduction Zone
>> 3.  Disertasi Rahma Hanifa yang menggunakan modelling data GPS
>> memperlihatkan bahwa semne megathrust di Selatan Jawabarat itu dalam
>> kondisi "locked" (mengakumulasi strain) dan dari area locked zone nya ini
>> dia menghitung maximum magnitudenya M8.7.
>> 4.  Dalam "worst case" scenario dimungkinkan melibatkan beberapa segmen
>> sekaligus dalam satu kejadian gempa, sehingga segmen megathrust yang
>> diteliti Rahma ditambah segmen di Selat Sunda kalau disatukan menjadi M9
>> (catatan: Gempa 9.2 Aceh-Andaman tahun 2004 itu menggerakan 3-4 segmen
>> sekaligus)
>>
>> Perlu diketahui bahwa seminar di BMKG kemarin itu judulnya "SEMINAR
>> ILMIAH..."  bukan acara disseminasi pengetahuan kegempaan untuk masyarakat
>> umum.  Dalam pembahasan ilmiah segala aspek termasuk berbagai perhitungan
>> dan scenario hazards dapat atau harus dibahas.  Masalah scenario mana yang
>> akan disampaikan ke publik untuk kesiapsiagaan atau scenario mana yang akan
>> diterapkan , misalnya untuk membuat peta tsunami inundation atau sebagai
>> dasar untuk menerapkan kode bangunan adalah masalah lain lagi.
>> Isi yang komplit dari seminar kemarin dapat dilihat di link youtube di
>> bawah; presentasi saya di bagian awal dan presentasi Widjo (tsunami) di
>> bagian akhir:
>> https://youtu.be/HpJ_9wjrVtk
>>
>> Umumnya potensi bencana tsunami yang dikomunikasikan ke masyarakat atau
>> untuk membuat peta inundasi adalah yang deterministik (berdasarkan scenario
>> sumber) bukan yang probabilistik.  Peta PTHA (Probabilistic Tsunami Hazard
>> Assesment) untuk seluruh Indonesia juga kita punya(sudah dibuat).  Di PTHA
>> ini tsunami hazard (tinggi maksimum tsunami) untuk pesisir Jawa rata-rata
>> lebih tinggi dari Sumatra.
>>
>> Perlu juga diperhatikan bahwa isyu megathrust untuk Jakarta ini bukan hal
>> baru tapi isyu lama.  Sudah pernah dibuka tahun 2014 dan keti

Re: [iagi-net] Potensi Tsunami 57 m

2018-04-04 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
ggota ditujukan ke:
>>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
>>> No. Rek: 123 0085005314
>>>
>>> 
>>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>>> 
>>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
>>> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
>>> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but
>>> not limited
>>> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
>>> resulting
>>> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
>>> the use of
>>> any information posted on IAGI mailing list.
>>>
>>> =
>>>
>>>
>>> 
>>>
>>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
>>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
>>> No. Rek: 123 0085005314
>>>
>>> 
>>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>>> 
>>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
>>> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
>>> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but
>>> not limited
>>> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
>>> resulting
>>> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
>>> the use of
>>> any information posted on IAGI mailing list.
>>>
>>>
>> 
>>
>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
>> No. Rek: 123 0085005314
>>
>> 
>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>> 
>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
>> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
>> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but
>> not limited
>> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
>> resulting
>> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
>> the use of
>> any information posted on IAGI mailing list.
>>
>>
>
> 
>
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
> No. Rek: 123 0085005314
>
> 
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
> 
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
> limited
> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> resulting
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
> the use of
> any information posted on IAGI mailing list.
>
>


-- 
Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth - Geoteknologi  LIPI, Gd.70
Komplek LIPI - Gd.70, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135, Indonesia





Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)

No. Rek: 123 0085005314





Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id



DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 

any information posted on IAGI mailing list.



RE: [iagi-net] Gempa di Kinibalu

2015-07-06 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
IAGI netter ysh,

Gempa Kinibalu M6 bulan lalu hal biasa-biasa saja; banyak yang ‘lebih 
aneh/surprise’ dibanding itu karena lokasinya yang bukan di, atau jauh dari 
active plate boundaries atau active intra-plate fault zones.  Prinsip dasarnya 
karena plates tidak benar-benar rigid seperti yang di asumsikan dalam teori 
plate tectonics tapi “deformed” juga, yang dipelajari dalam konsep continental 
tectonics.  Relative motions antar plates adalah penyebab utama terjadinya 
akumulasi stress di mana saja, tidak terkecuali di Kalimantan, apalagi wilayah 
Kinibalu tidak terlalu jauh dari plate boundaries, yaitu subduction zones di 
Philipine dan Manilla Trench, juga di Utara Sulawesi.  Jadi,  ada relative 
motions diantara SE Asian, Philipine-sea, dan Pacific Plates.  Gempa bisa 
terjadi di jalur sesar yang masih terus bergerak aktif tapi bisa juga di sesar 
tua yang direaktifasi karena akumulasi strain dari present regional field 
stress; atau mungkin juga karena gravity seperti di-ulas  Bung Ben dan Pak 
Habash.  Tapi saya tidak melihat alasan karena gravity karena lokasi 
episeternya di-tengah-tengah perbukitan bukan di pinggiran. Apa alasannya 
tiba-tiba ada ketidakstabilan gravity atau isostasi yang memicu gempa M6 ini? 
Kecuali kalau memang ada aktifitas magma atau “plume” di bawahnya.  Dari focal 
mechanism Gempa Kinibalu ini sesar normal dengan arah strike NNE, searah dengan 
bentuk memanjang teluk di utaranya, atau garis pantai NNW Borneo dan 
continental margin yang juga berarah NNE di South China Sea.  Jadi mungkin saja 
ada struktur sesar aktif tapi sliprate-nya sangat rendah, atau yang lebih 
mungkin adalah struktur tua yang direaktifasi.

Gempa pada struktur tua di wilayah yang jauh dari active plate boundaries yang 
direaktifasi  ini banyak contohnya, bahkan bisa sampai skala magnitud 8 seperti 
terjadi di New Madrid – di sisi timur Benua Amerika Utara yang posisinya berada 
di timur Passive Margin Atlantic Ocean Plate.  Di wilayah ini,  selain New 
Madrid, ada juga gempa di New Hampshire tahun 1638 M 6.5-7.0 atau di Charleson 
tahun 1886 M 7.0.   Contoh lain, di Australia ada gempa Meeberie tahun 1941 , M 
7.2, di dekat Kota Perth di sebelah barat Benua Australia yang posisi active 
tectonicnya bisa dibilang ‘lebih stabil’ dibanding Kalimantan.  Ini adalah 
gempa terkuat dalam sejarah Australia.  Lainnya adalah gempa Meckering tahun 
1968, M6.8-6.9 di Selatan Perth, yang merupakan gempa kedua terkuat.  Kemudian, 
mungkin rekan-rekan masih ingat dengan gempa kembar M 8.6 dan M8.2 di Lautan 
Hindia sebelah barat Sumatra pada bulan April 2012.  Gempa ini merupakan gempa 
strike-slip fault terbesar yang pernah terekam alat.  Apakah gempa twin 2012 
ini berada pada zona tektonik aktif?  TIDAK, tapi terjadi pada struktur tua 
sesar-sesar transform dan ridges yang sebenarnya sudah tidak aktif lagi 
(se-generasi dengan “Ninety nineeast ridges dan Wharton basin).  Spreading 
center dan struktur transform dan ridges yang sekarang aktif berada jauh di 
sebelah selatan-nya.  Indian dan Australian plates ini statusnya bergerak 
secara passive saja.   Reaktifasi kemungkinan terjadi karena modern relative 
plate motion membuat Indian Ocean Plate secara regiona berputar searah jarum 
jam sehingga  menggerakkan bidang-bidang diskontinuitas di-dalamnya, termasuk 
gempa 2012 ini.  

 

Salam,

DHN

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Ben Sapiie
Sent: 06 Juli 2015 11:28
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Gempa di Kinibalu

 

Pak Habash,

 

Saya pikir sangat mungkin sekali Kalau Ini yang memicu sesar2 aktif yg dorman 
cukup lama. Mechanism Ini Paling mudah dimengerti dibandingakan long term 
stress accumulation yg disimpan dalam batuan.  Perlu diteliti lebih lanjut Utk 
Hal Ini terutama yg berkaitan dgn plume tectonics. 

 

Salam, 

 

BS

Sent from my iPhone


On Jul 6, 2015, at 9:12 AM, Habash Semimbar hse...@gmail.com wrote:

Apa tidak mungkin terjadi Gravity tectonics disini? Kalau kondisinya 
memungkinkan, Gravititional Movement kan bisa terjadi dimana saja, tidak harus 
di jalur gempa?

Maaf, saya bukan ahli tektonik... ? 

Salam,
Habash

On Jun 6, 2015 3:56 PM, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote:

Ini terjadi gempa di Kinibalu, Borneo, belum ada komentar dari mana asalnya 
gempa itu?

Apakah ada sesar geser besar? Subduction? Collision?

Barangkali ada teori lain?

Wassalam

RPK




Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: 

RE: [iagi-net] Gempa Nepal dan Potensi Gempa di Indonesia

2015-05-12 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Pak Ban ini pintar mancing-mancing J

Dongeng pakde RDP ttg Gempa nepal dipicu dan bisa memicu gempa di Indonesia 
tentu saja lebay... pergerakan gempa Nepat M7.8 yang hanya beberapa meter 
amat-sangat sedikit alaias bisa diabaikan pengaruhnya ke sumber gempa lain yang 
jaraknya ribuan kilometer walaupun dalam tektonik regionalnya terkait atau 
masih dalam satu sistem regional.  Malah kalau dari logika tektoniknya 
pergerakan gempa Nepal malah mengurangi ketegangan (tectonic stress)  yang ke 
arah Indonesia... hmm bagaimana bisa?  Ingat model Indentasi Tektonik dari 
Tapponier bahwa indentasi/tumbukan lempeng India ke arah Utara terhadap Asia 
menyebabkan pegunungan Himalaya naik, namun tidak seluruhnya stress dari 
tumbukan ini terserap, melainkan sisanya ditransfer secara Lateral ke arah 
Timur terus ke Selatan, yaitu ke Indonesia (berhubugan dengan pergerakan Red 
River Fault dan Sumatran Fault.  Pergerakan Thrust di Nepal menyebabkan 
pergerakan hanging wall ke arah Selatan pada bidangnya yang miring ke Utara.  
Artinya gempa-gempa thrust di Nepal mengurangi tekanan indentasi India yang ke 
arah utara-timur-selatan ini, bukan sebaliknya.  Ini big picture-nya, tapi 
kalau hubunan interaksi langsung per-kejadian gempa anatara Nepal dan Indonesia 
tentu bisa diabaikan.  

Nah kalau gempa Nepal M7.3 yang terjadi kemarin baru benar-benar dipicu oleh 
Gempa Nepal M7.8 bulan lalu karena source gempa (bidang patahan aktif yang 
pecah) dari kedua gempa tersebut persis bersebelahan.  Gempa M7.3 kemarin 
“rupture”nya persis di ujung Timur rupture gempa M7.8.

 

Salam,

DHN

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Bandono 
Salim
Sent: 06 Mei 2015 6:01
To: Iagi
Subject: Re: [iagi-net] Gempa Nepal dan Potensi Gempa di Indonesia

 

maaf pak, kalau sosialisasi lewat IAGI net; bisa menyentuh perhatian para 
pejabat dgn daerah rawan gempa dan tsunami berapa %?.
Sekarang ilmunya DR Danny untuk meramal kejadian lokasi dan besaran gempa; 
sangat bermanfaat.
hayo pa DH; keunggulan Anda sangat dinantikan.
salam sejahtere, bdn.

Pada 5 Mei 2015 11:26, S. (Daru) Prihatmoko sprihatm...@gmail.com menulis:

Selamat pagi para “iagiers…

 

Di bawah ini link berita yg bersumber dari “dongeng” pakde Rovicky.

 
http://news.detik.com/read/2015/05/04/181338/2905369/10/dampak-gempa-nepal-pada-indonesia-waspadai-gempa-besar-di-sini
 
http://news.detik.com/read/2015/05/04/181338/2905369/10/dampak-gempa-nepal-pada-indonesia-waspadai-gempa-besar-di-sini?

 

Kewaspadaan, kesadaran dan kesiapan menghadapi gempa (dan bencana kegeologian 
yg lain) memang perlu terus didengungkan, agar kita semua tidak terlena, 
terutama masyarakat di sekitar daerah berpotensi bencana. Peristiwa geologi spt 
gempa bumi, gunung meletus, tanah longsor, banjir, pendangkalan (sedimentasi) 
dll - yg sebagiannya bisa berujung menjadi bencana adalah suatu keniscayaan 
(kecuali waktu kejadiannya yg tidak/ belum bisa diprediksi)…. Beberapa darinya 
dapat diusahakan memitigasinya, seperti tanah longsor, banjir dimana bisa 
diupayakan pengurangan sebab-musababnya. Tetapi untuk sebagian yg lainnya spt 
gempa bumi dan letusan gunung api, yang bisa dilakukan dng bersiap diri untuk 
menghadapi dan menghindari dampak-nya. 

 

Apa yg di-“dongeng”-kan pakde RDP saya pahami sebagai upaya sosialisasi untuk 
memperkuat kesadaran dan kesiapan masyarakat di daerah potensi gempa bumi (yg 
secara geologi/ tektonik dapat diperkirakan). Salut…untuk hal ini, krn di era 
teknologi komunikasi sekarang ini akan dan telah tersebar sangat cepat. Namun 
kita (geologist) juga perlu bersiap-siap menjawab pertanyaan-pertanyaan awam 
ttg potensi gempa ini. Seperti misalnya kapan dan dimana tepatnya gempa akan 
terjadi? Bahkan tadi pagi via sms seseorang yg mengatas-namakan masyarakat 
pesisir barat Sumatera meminta klarifikasi ttg hal ini.

 

Salam waspada,

Daru   




Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.

RE: [iagi-net] tim-geologi-ekspedisi-nkri-temukan-bukit-unik-berisi-batu-heksagonal-di-bima

2015-04-23 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Sangat menarik.  Dari deskripsi umum dan 3 buah foto bukit singkapan beresolusi 
rendah sepertinya batuan columnar joint dalam formasi primer alamiah.  Namun 
dari satu foto yang lebih close up memperlihatkan kemasan batuan yang tidak 
menunjukan “interlocking” antara batuan columnar-nya dan juga ada banyak celah 
diantaranya, tidak rapat seperti formasi alamiah yang primer..atau apakah 
pelapukannya sudah demikian lanjut sehingga sudah sangat  
terdesintegrasi...agak sulit menganalisa lebih lanjut kemasan batuan ini hanya 
dari 1 buah foto beresolusi  rendah ini.  Yang jelas, terlihat kedudukan arah  
kolom batuan ini (sub)horisontal.  Jadi kalau ini lapisan batuan columnar joint 
alamiah maka kedudukan perlapisannya harus (hampir) tegak lurus, bisa berupa 
“Dyke”(korok) atau lava Tersier yang sudah mengalami deformasi lanjut (sehingga 
lapisannya tegak).  Oleh karena itu seharusnya tim dapat menemukan/memetakan 
lapisan ini, termasuk batas kontak atas dan bawahnya dengan formasi batuan 
disekitarnya.  Entah seberapa sulit medannya di situ.  Nanti saya coba cari 
kenampakan morfologi dari SRTM-30-nya, mungkin bisa membantu.  Sayangnya tidak 
ada lokasi geografis (lat-lon) persisnya dari singkapan ini ya.

 

Salam,

DHN

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of pak soegiri
Sent: 24 April 2015 6:25
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] 
tim-geologi-ekspedisi-nkri-temukan-bukit-unik-berisi-batu-heksagonal-di-bima

 

Pak Masykur ini Geologist alumni UGM yang memang dinas di Bapeda Kab. Bima .

Salam

Sg

On Apr 23, 2015 10:36 PM, MINARWAN minarw...@gmail.com wrote:

Ini versi lengkapnya Mas:
http://www.ekspedisinkri.com/2015/04/tim-geologi-ekspedisi-nkri-temukan.html

Masykur mengaku belum mengetahui apakah batuan tersebut terbentuk berdasarkan 
proses alamiah atau hasil karya tangan manusia.Kami masih dalami itu susunan 
apa sebetulnya. Namun kalau secara ilmiah, ada juga penjelasan yang masuk 
akal, terangnya.

Masih ragu kalau Pak Masykur itu seorang geologist? 

Minarwan

 

2015-04-23 9:34 GMT+07:00 Amir Al Amin amir.al.a...@gmail.com:

hkalau geologist mustinya ga terlalu heran yah..?

 

apalagi bingung mengaku belum mengetahui apakah batuan tersebut terbentuk 
berdasarkan proses alamiah atau hasil karya tangan manusia

 

mudah2an hanya pers salah kutip.



-- 

- when one teaches, two learn -
http://www.linkedin.com/in/minarwan



EKSKURSI 200 TAHUN ERUPSI TAMBORA  55 TAHUN IAGI
Bima, NTB tanggal 11-14 April 2015
http://www.iagi.or.id/event/200-years-of-tambora-eruption-iagi-55th-anniversary

Registrasi:
Email : sekretariatm...@gmail.com
Telp : 085262076783 (Enrico Aritonang)

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.




EKSKURSI 200 TAHUN ERUPSI TAMBORA  55 TAHUN IAGI
Bima, NTB tanggal 11-14 April 2015
http://www.iagi.or.id/event/200-years-of-tambora-eruption-iagi-55th-anniversary

Registrasi:
Email : sekretariatm...@gmail.com
Telp : 085262076783 (Enrico Aritonang)

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In 

RE: [iagi-net] kesamaan nkri

2015-03-31 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Walah... kok jadi membandingkan jeruk dan apel ya pak? Akan lebih bermanfaat 
kalau mengkaji fakta dan uraian dari setiap informasi/pendapatnya dulu sebelum 
dibandingkan dan kemudian menghasikan kesimpulan ‘gado-gado’.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Bandono 
Salim
Sent: 31 Maret 2015 22:28
To: Iagi
Subject: [iagi-net] kesamaan nkri

 

mari kita lihat suatu wilayah ditinjau dari dua teori, yang berbeda cara 
memandangnya.
satu dari kisah Plato satu lagi dari matematikawan yang mendasarkan pemahannya 
tentang kitab suci agamanya dan ilmu matematik.

begitulah teori dpt berbeda betdasar keyakinan pengikutnya.



EKSKURSI 200 TAHUN ERUPSI TAMBORA  55 TAHUN IAGI
Bima, NTB tanggal 11-14 April 2015
http://www.iagi.or.id/event/200-years-of-tambora-eruption-iagi-55th-anniversary

Registrasi:
Email : sekretariatm...@gmail.com
Telp : 085262076783 (Enrico Aritonang)

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.





EKSKURSI 200 TAHUN ERUPSI TAMBORA  55 TAHUN IAGI

Bima, NTB tanggal 11-14 April 2015

http://www.iagi.or.id/event/200-years-of-tambora-eruption-iagi-55th-anniversary



Registrasi:

Email : sekretariatm...@gmail.com

Telp : 085262076783 (Enrico Aritonang)



Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact



Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti



Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id



DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 

any information posted on IAGI mailing list.





[iagi-net] Ranking Peneliti Indonesia berdasarkan Citations

2015-03-13 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Menarik untuk disimak.

Baru-baru ini Project  http://research-acumen.eu/ ACUMEN of European
Commission 7th Framework Programme, Capacities, Science in Society
melakukan survey Ranking Peneliti di seluruh dunia termasuk Indonesia
berdasarkan Google Scholar Citations. Di bawah ini adalah weblink untuk
hasil surveynya:

http://www.webometrics.info/en/node/96

Citation adalah parameter standar yang umum digunakan dalam dunia ilmiah
untuk mengukur prestasi peneliti (baik orang lain ataupun sendiri) dilihat
dari berapa banyak publikasi yang dirujuk orang.

 



EKSKURSI 200 TAHUN ERUPSI TAMBORA  55 TAHUN IAGI
Bima, NTB tanggal 11-14 April 2015
http://www.iagi.or.id/event/200-years-of-tambora-eruption-iagi-55th-anniversary

Registrasi:
Email : sekretariatm...@gmail.com
Telp : 085262076783 (Enrico Aritonang)

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.


RE: [iagi-net] Fracturing-induced Earthquake?

2015-01-20 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Pak Yatno,

Hydrofracturing itu fracturing atau faulting yang terjadi atau terpicu karena 
ada penambahan tekanan air pori.  Saya pikir yang dimaksud dengan topik di sini 
adalah yang berasosiasi dengan kegiatan manusia seperti pemboran atau pembuatan 
bendungan misalnya.  Hydrofacturing yang terjadi secara alamiah tentu juga 
banyak.

 

Salam,

Danny

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus 
yuwono
Sent: 21 Januari 2015 1:54
To: iagi-net
Subject: RE: [iagi-net] Fracturing-induced Earthquake?

 

Rekan Danny n yg lain, mohon pencerahan.

Yg dimaksud hydrofracturing, fracture induce earthquake itu yg bagaimana ya, 
just courious. Saya hanya tahu induced fracture dalam drilling, yaitu fracture 
pada batuan yg terlihat pada inti bor yang diakibatkan oleh drilling process. 
Trimakasih sebelumnya.
Salam,
YSY

On Jan 8, 2015 3:26 PM, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com 
wrote:

Dalam hydrofracturing dalam kaitannya dengan earthquake triiger:  Tekanan air 
pori pada bidang fracture/fault akan menurunkan “normal stress” sehingga gaya 
friksi (=normal stress x coeficient friction) akan turun.  Hal ini yang bisa 
menyebabkan gaya tektonik (field stress) pada sekitar fracture/fault yang 
tadinya di bawah gaya friksi-nya bisa menjadi relatif lebih besar dari gaya 
friksi fracture/fault sehingga menyebabkan “faulting” atau pergesaran -à gempa.

 

Salam,

DHN

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of 
surah...@ymail.com
Sent: 07 Januari 2015 11:24
To: IAGI
Subject: Re: [iagi-net] Fracturing-induced Earthquake?

 

Terimakasih pakdhe, penjelasannya.

Personally, kalo boleh saya simpulkan sementara terkait‎ risk/hazard potential, 
seperti dalam article USGS: 'unknowns  questions moving forward'...

 

Salam,

Rahmat 

 

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.


From: Rovicky Dwi Putrohari

Sent: Rabu, 7 Januari 2015 07.18

To: IAGI

Reply To: iagi-net@iagi.or.id

Subject: Re: [iagi-net] Fracturing-induced Earthquake?

 

Mas Eko bener soal website terkenal tersebut. 

Tetapi saya ingin sedikit menjelaskan tentang Micro Seismic (MS), yang dalam 
bahasa awam sama saja dengan micro earthquake. 

Untuk memonitor efektifitas dan efisiensi proses hidrofracturing menggunakan 
teori atau cara yang dipakai dalam earthquake monitoring. Alatnya sama saja 
berupa geophone utk merekam gemeretak-nya batuan ketika direkahkan. Pada 
dasarnya earthquake besar yang kita rasakah juga berup rekah dan atau akibat 
bergesernya batuan. Identifikasi dan mengenali titik-titik episenter (pusat 
gempa) ini, sejatinya sama dengan titik-titik rekahnya batuan saat dilakukan 
hydrofracture. Dan MS ini dimanfaatkan untuk alat monitoring kegiatan 
hydrofracture.


HESS sebagai perusahaan operator shale gas/shale oil juga memonitor hal ini 
seperti dilansir dalam websitenya :
http://www.hess.com/technology/finding-oil-and-gas/microseismic-monitoring
USGS juga mencatat man made earthquake ini :
http://www.usgs.gov/blogs/features/usgs_top_story/man-made-earthquakes/

Trigger (pemicu dari sebuah gempa besar memang menjadi menarik. Walaupun 
seringkali masih diabaikan. Daerah-daerah matang (seismic gap) bisa diketahui 
dari sejarah kegempaan zona gempa. Namun kapan potensi gempa ini akan 
tertrigger masih menjadi kajian. Danny Hilman lebih tahu soal ini. Dan 
khususnya untuk Indonesia yang sedang mengalami stress tentunya 
perubahan-perubahan kecil memang wajar kalau dikhawatirkan mampu mentrigger 
gempa besar. 

Fracture induce earthquake ini memang menjadi konsen terutama di Eropa yang 
secara tektonik lebih banyak stress ketimbang Amerika (kecuali sekitar San 
Andreas tentusaja). Sehingga penolakan unconventional shale oil/shale gas 
dengan hydro-fracturing ini lebih kuat di eropa.

Artikel sederhana ada dalam First Break Vol 29, July 2011 Identifying faults 
and fractures in unconventional reservoirs through microseismic monitoring 

Silahkan lihat lampiran gambar ini. Fracture itu dapat mencapai jangkauan 
hingga 600-800 meter dari lubang sumur. jarak ini akan menentukan seberapa 
sering spasi antar sumur horizontal nantinya. 

Salam

RDP

 

 




--
Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip.

 

On Tue, Jan 6, 2015 at 1:15 PM, Eko Prasetyo strivea...@gmail.com wrote:

Wkwkwwk, The VERGE :P

Kalo saran saya sih, untuk yang hal-hal sains berat atau hal-hal teknologi 
berat, jauh2lah dari The VERGE. Ini situs sangat komersial, setali tiga uang 
lah dengan Engadget, Tom's Hardware, atau Gadgt, rentan artikel berbayar dan 
jauh dari jurnalisme, kebanyakan hanya artikel berat di opini.

 

On Tue, Jan 6, 2015 at 2:00 PM, surah...@ymail.com wrote:

Dear fellow IAGI-netters,

 

Tulisan Menarik dari The Verge.com, one of the well established gadget, tech  
science‎ web: 
www.theverge.com/2015/1/5/7495823/fracking-felt-earthquake-ohio-hydraulic-fracturing

 

- 'A magnitude 3 earthquake in 2014 was ‎one of the largest earthquake ever

RE: [iagi-net] Fracturing-induced Earthquake?

2015-01-08 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Dalam hydrofracturing dalam kaitannya dengan earthquake triiger:  Tekanan air 
pori pada bidang fracture/fault akan menurunkan “normal stress” sehingga gaya 
friksi (=normal stress x coeficient friction) akan turun.  Hal ini yang bisa 
menyebabkan gaya tektonik (field stress) pada sekitar fracture/fault yang 
tadinya di bawah gaya friksi-nya bisa menjadi relatif lebih besar dari gaya 
friksi fracture/fault sehingga menyebabkan “faulting” atau pergesaran -à gempa.

 

Salam,

DHN

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of 
surah...@ymail.com
Sent: 07 Januari 2015 11:24
To: IAGI
Subject: Re: [iagi-net] Fracturing-induced Earthquake?

 

Terimakasih pakdhe, penjelasannya.

Personally, kalo boleh saya simpulkan sementara terkait‎ risk/hazard potential, 
seperti dalam article USGS: 'unknowns  questions moving forward'...

 

Salam,

Rahmat 

 

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.


From: Rovicky Dwi Putrohari

Sent: Rabu, 7 Januari 2015 07.18

To: IAGI

Reply To: iagi-net@iagi.or.id

Subject: Re: [iagi-net] Fracturing-induced Earthquake?

 

Mas Eko bener soal website terkenal tersebut. 

Tetapi saya ingin sedikit menjelaskan tentang Micro Seismic (MS), yang dalam 
bahasa awam sama saja dengan micro earthquake. 

Untuk memonitor efektifitas dan efisiensi proses hidrofracturing menggunakan 
teori atau cara yang dipakai dalam earthquake monitoring. Alatnya sama saja 
berupa geophone utk merekam gemeretak-nya batuan ketika direkahkan. Pada 
dasarnya earthquake besar yang kita rasakah juga berup rekah dan atau akibat 
bergesernya batuan. Identifikasi dan mengenali titik-titik episenter (pusat 
gempa) ini, sejatinya sama dengan titik-titik rekahnya batuan saat dilakukan 
hydrofracture. Dan MS ini dimanfaatkan untuk alat monitoring kegiatan 
hydrofracture.


HESS sebagai perusahaan operator shale gas/shale oil juga memonitor hal ini 
seperti dilansir dalam websitenya :
http://www.hess.com/technology/finding-oil-and-gas/microseismic-monitoring
USGS juga mencatat man made earthquake ini :
http://www.usgs.gov/blogs/features/usgs_top_story/man-made-earthquakes/

Trigger (pemicu dari sebuah gempa besar memang menjadi menarik. Walaupun 
seringkali masih diabaikan. Daerah-daerah matang (seismic gap) bisa diketahui 
dari sejarah kegempaan zona gempa. Namun kapan potensi gempa ini akan 
tertrigger masih menjadi kajian. Danny Hilman lebih tahu soal ini. Dan 
khususnya untuk Indonesia yang sedang mengalami stress tentunya 
perubahan-perubahan kecil memang wajar kalau dikhawatirkan mampu mentrigger 
gempa besar. 

Fracture induce earthquake ini memang menjadi konsen terutama di Eropa yang 
secara tektonik lebih banyak stress ketimbang Amerika (kecuali sekitar San 
Andreas tentusaja). Sehingga penolakan unconventional shale oil/shale gas 
dengan hydro-fracturing ini lebih kuat di eropa.

Artikel sederhana ada dalam First Break Vol 29, July 2011 Identifying faults 
and fractures in unconventional reservoirs through microseismic monitoring 

Silahkan lihat lampiran gambar ini. Fracture itu dapat mencapai jangkauan 
hingga 600-800 meter dari lubang sumur. jarak ini akan menentukan seberapa 
sering spasi antar sumur horizontal nantinya. 

Salam

RDP

 

 




--
Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip.

 

On Tue, Jan 6, 2015 at 1:15 PM, Eko Prasetyo strivea...@gmail.com wrote:

Wkwkwwk, The VERGE :P

Kalo saran saya sih, untuk yang hal-hal sains berat atau hal-hal teknologi 
berat, jauh2lah dari The VERGE. Ini situs sangat komersial, setali tiga uang 
lah dengan Engadget, Tom's Hardware, atau Gadgt, rentan artikel berbayar dan 
jauh dari jurnalisme, kebanyakan hanya artikel berat di opini.

 

On Tue, Jan 6, 2015 at 2:00 PM, surah...@ymail.com wrote:

Dear fellow IAGI-netters,

 

Tulisan Menarik dari The Verge.com, one of the well established gadget, tech  
science‎ web: 
www.theverge.com/2015/1/5/7495823/fracking-felt-earthquake-ohio-hydraulic-fracturing

 

- 'A magnitude 3 earthquake in 2014 was ‎one of the largest earthquake ever 
induced by hydraulic fracturing in the US'

- 'Hydraulic fracturing could potentially trigger larger magnitude earthquakes'

- 'May have been felt by only a few people  likely cause little or no damage'

 

Mohon sharing pencerahannya dari rekan rekan yang berkecimpung di Migas 
khususnya fracturing activities.

 

Salam,

Rahmat

 

 

 

 

 

 





Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti


RE: [iagi-net] atlantis di spanyol?

2014-12-29 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Mungkin ini maksudnya: 
http://channel.nationalgeographic.com/channel/videos/where-was-atlantis/
Atau ini: https://www.youtube.com/watch?v=nyEY0tROZgI
Data awal yang menarik dari foto satelit walaupun belum banyak subsurface 
datanya tapi sudah berani dipublikasi luas oleh National Geography.  Kalau hal 
sama dilakukan di Indonesia bisa jadi malah belum apa-apa sudah banyak diprotes 
dan dicela orang  :-)
Yang jelas kalaupun ada sisa peradaban kuno di bawah Rawa Donona Spanyol ini 
bukan Atlantis yang dimaksud Plato karena deskripsi lokasi geografis, geologi, 
iklim, flora-fauna dll-nya sama sekali tidak cocok dengan yang di naskah 
Plato... Tapi tetap menarik untuk ditonton.. paling tidak menginspirasi kita 
tentang ide-ide menarik dan passion di dunia penelitian.


-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of godang
Sent: 29 Desember 2014 13:50
To: IAGI Forum
Subject: Re: [iagi-net] atlantis di spanyol?


Pak bandono,
Bisa di share web/youtube nya ?

G.S

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: bandono.s bandon...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Mon, 29 Dec 2014 13:39:20 
To: Iagiiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net] atlantis di spanyol?
national geographic dari tv kabel,  saat ini baru cerita tentang penemuan 
Atlantis di spanyol. 
bagus sekali.
salam bdn. 




Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of
any information posted on IAGI mailing list.



RE: [iagi-net] Megalit g padang: Intuisi dan Data

2014-11-25 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Pak Yatno ysh,

Untung saya tidak sensi dianggap peneliti yang suka mencari pembenaran dari apa 
yang diyakini pak. Tapi tidak masalah, kami sudah terbiasa disangka dan 
dikatain macam-macam jadi tidak diambil hati J  Setuju 100%, yang penting data 
yang dipakai harus benar, termasuk deskripsinya bisa dipahami bersama.  
Interpretasi bisa saja berbeda kalau sama-sama bisa menjadi solusi bagi datanya 
dan tidak bertentangan dengan prinsip geologi yang dipahami bersama.  Itulah 
kenapa saya menanyakan  dasar-analisa bapak bukan sekedar 
kesimpulan/interpretasi.  Jadi silahkan pak... menarik juga kalau benar catatan 
(data?) lapangan geologist itu bisa jauh berbeda... seharusnya sih kurang lebih 
sama... 

Silahkan  pake bahasa lugas saja, yang penting  ada argumentasi ilmiahnya 
sehingga bisa didiskusikan dan berguna untuk semua.  Di ekskursi kemarin yang 
kita lihat bersama dan bisa menjadi fokus adalah data singkapan/kotak gali dan 
permukaan situs serta morfologi.  Jadi apapun interpretasinya saya kira harus 
menerangkan apa yang dilihat bersama itu.  Tentu bagi kami tim peneliti bukan 
hanya data singkapan/kotak gali saja yang dianalisa tapi banyak data lainnya 
yang harus juga dipikirkan, termasuk puluhan lintasan geolistrik dan georadar 
berbagai resolusi, beberapa seismik tomografi , 7 data bor kedalaman 15 – 
35m-termasuk analisa petrologi/petrografi sampel bor, data arkeologi, analisa 
morphologi dari IFSAR 5m grid dan foto udara 3D.Tapi kita fokus kepada data 
yang kita lihat bersama saja, sehingga diskusinya akan menarik juga paling 
tidak bagi rekan-rekan yang ikut ekskursi.  Hari Minggu kemarin  saya kirim 
email ke IAGI-net  menguraikan opini Pak Yatno yang heboh , entah masuk atau 
tidak ya ke IAGI-net?  Mungkin mental karena saya selipkan foto lapangan 
...padahal filenya tidak lebih dari ½ Mb...

 

Salam,

Danny

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus 
yuwono
Sent: 25 Nopember 2014 13:49
To: iagi-net
Subject: RE: [iagi-net] Megalit g padang: Intuisi dan Data

 

Rekan DHN yg baik,
Saya lagi coba nyusun kata2 yg baik menganai geologi subsurfce nya, surface 
geology note saya saja sudah heboh apalagi nanti subsurface nya? Makanya mohon 
maaf sebelumnya kalo catatan saya nanti tidak sesuai dengan harapan rekan- 
rekan terutama rekan Danny. Di dalam earth science yg kita geluti ini saya 
selalu berpegang untuk mencari atau mendekati kebenaran bukan pembenaran dari 
apa yang kita yakini. Oleh karena itu data hrs benar, interpretasi boleh 
berbeda. Bukti baru yg diperoleh nanti akan memperkuat intepretasi mana yg 
lebih baik.

Laporan mhs bahwa kalo saya suka mbanyol klo kuliah itu memang betul, krn jam 
kul saya selalu jatuh pada jam 15.00, setengah mhs pada ketiduran apalagi kul 
nya nyebelin yaitu min optik dll yg ilmunya tidak mudah nanti klo krj bidang 
ini kering, maklum ilmu dasar umumnya kurang disenangi. Supaya mhs terbangun 
kadang2 saya selingi banyolan. Berarti mhs yg lapor anda itu mhs yg baik, tidak 
tertidur saat ikut kul saya.
Salam.
Yatno.





Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.


=








Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact



Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti



Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id


RE: [iagi-net] Megalit g padang

2014-11-22 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Mohon maaf Pak Yatno, saya memang punya sifat jelek suka ngeledek ... wah saya 
udah engga berani ngasih tanda senyum lagi nih sekarang, takut disangka lebih 
meledek. Kok jadi sensi pak, sepengetahuan saya dari info para bekas  
mahasiswa, bapak ini senang nge-banyol katanya.

Tapi pertanyaan saya serius dan sincere lho, saya memang curious ingin memahami 
 analisa bapak.  Mohon juga maklum, sering kebiasaan sehari-hari, seperti 
terbiasa mengajar,  terbawa keluar.  Tapi tidak ada maksud menuduh bapak 
bersikap yang selalu benar kalo mengajar lho.

Okay pak, ditunggu analisa/catatan subsurface dan singkapannya.  Habis bapak 
ini ngeluarin kesimpulannya duluan sih J

Setahu saya Pak Andri dan Mahasiswanya, juga Pak Andang dan Timnya tidak 
menemukan singkapan columnar joint rocks (alamiah) di sekitar Gunung Padang.

 

Salam,

DHN

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus 
yuwono
Sent: 22 Nopember 2014 15:45
To: iagi-net
Subject: RE: [iagi-net] Megalit g padang

 

Danny yg baik,
Anda menyinggung perasaan saya lagi, tanyakan sama mhs saya apakah saya punya 
sifat yg seperti anda tuduhkan itu meskipun anda menambahkan dengan nada 
bergurau, yaitu meluluskan mhs berdasar selera pribadi? Ok lah kalo anda 
sifatnya demikian ya saya maklum aja lah. Tapi ini kan ranah publik, tulisan 
anda bisa -memberikan penilaian buruk dari follower terhadap pribadi anda.
Untuk pertanyaan anda, kan saya janji mau memberi catatan subsurface yg belum 
saya berikan. 
Sementara ini saya baru membahas surface dulu, nanti akan saya penuhi janji 
saya sekali gus menjawab pertanyaan anda.
Oh ya kalo dah dipetakan seperti itu ditemukan enggak singkapan basalt 
berstruktur kekar kolom yg batuannya mirip di situs itu, klo ditemukan di mana 
lokasinya?, sebagai jawaban kemungkinan adanya quarry site dari situs?
Salam,
Yatno

On Nov 22, 2014 2:48 PM, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com 
wrote:

Pak Yatno yang budiman,

Justru saya menanyakan argumentasi logisnya dari pengamatan bapak, khususnya 
dari deskripsi singkapan di kotak-kotak gali  supaya ada diskusi dan 
pembelajaran.  Kalau sekedar kesimpulan dari intuisi dan jam terbang. tinggi ya 
tidak bisa disangkal dan mungkin susah juga diterima.. kecuali oleh mahasiswa 
pak Yatno karena bisa engga lulus lulus he he he.

Sebagai info, pemetaan yang sudah dilakukan sudah cukup intensif, termasuk 
pemetaan geodetic detil memakai total station, data IFSAR 5m, pemetaan geologi 
dari mahasiswa geologi ITB (sudah lulus)  bimbingan Mas Andri Subandrio. Mas 
Andang dan Tim GDA-nya pun  melakukan pemetaan geologi.  Sudah pernah ngobrol 
dengan Andri? Kalau pemetaan geologi teknik mungkin untuk studi kestabilan 
lereng, bukan untuk masalah yang didiskusikan.

 

Salam,

Danny

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus 
yuwono
Sent: 22 Nopember 2014 14:05
To: iagi-net
Subject: RE: [iagi-net] Megalit g padang

 

Danny yg baik dan jg rekan yg lain.
Interpretasi saya itu hanya pengamatan saat eskursi itu dan mendengarkan 
diskusi rekan yang lain termasuk data yg anda paparkan.
Untuk membuat sintesa yg lebih pasti hrs dilakukan pemetaan rinci dan 
sistimatis ke daerah sekitarnya juga, peta yang layak untuk ini misalnya peta 
geologi teknik skala 5000 atau 10 000. Rekan Iman Sudisun mungkin bisa diminta 
bantuannya.
Kembali ke interpretasi saya sebelumnya. Mungkin saya dianggap terlalu berani 
memberikan interpretasi seperti itu, padahal hanya melihat sehari. Begini, 
interpretasi itu saya berani sharingkan ke rekan2 itu karena dibantu juga oleh 
semacam intuisi saya yg telah bergelut dengan batuan volkanik sepanjang karier 
saya mulai dari lapangan sampai analisa lab. Karena seringnya melakukan 
penelitian di daersh volkanic terrain. Untuk mempunyai intuisi seperti itu 
diperlukan konsistensi penelitian dan jam terbang yang cukup.
Menjawab pertanyaan Danny itu saya anjurkan utk membuat peta geologi teknik 
oleh orang yang kompeten, karena memetanya agak berbeda dengan peta geologi 
biasa. Saya jamin sejauh 6 atau 10 km sekeliling dari gunung padang tidak akan 
pernah ditemukan singkapan basalt berstruktur kolom seperti tumpukan megalit 
itu. 
Kalau gak ada yang mau melakukan pemetaan itu ya sementara boleh memakai 
interpretasi saya itu. Itupun kalo rekan2 percaya saya. Kalau gak percaya atau 
menganggap interpretasi saya tidak logis secara ilmiah ya silahkan, syah2 saja, 
tapi harus mampu memberikan argumen yang lebih logis untuk menyangkalnya, atau 
minimum mengajukan usul metoda lain yang lebih dapat memberikan hasil hasil 
yang lebih baik.

Saya mohon komentar dr rekan2 lain terutama pak ketum yg kebetulan berlatar 
belakang ilmu minersl deposit yg termasuk mazab hard rocker?

Salam,
YSY

On Nov 22, 2014 12:04 PM, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com 
wrote:

Halo Pak Yatno,

Kenapa beranggapan bahwa pembuat situs megalit (dipermukaan) meratakan puncak 
bukit dari batuan alamiah berupa bukit lidah

Re: [iagi-net] Megalit g padang

2014-11-22 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Terimakasih nasehatnya.Sudah sy respon kan analisa beliau.   Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: Eiqia IiqSent: Minggu, 23 November 2014 10:39To: iagi-net@iagi.or.idReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: RE: [iagi-net] Megalit g padang





@kang Dany

mohon kang Dany lebih bisa menjaga skalasi konten humornya  | jgn sampai membuat derivasi lain pihak di luar lawan bicara, khawatir pernyataan kang Dany bisa menimbulkan interpretasi minor yg dapat membuat ketersinggungan di lain pihak | mohon pula agar tegur
 pengingat ini tidak ditafsirkan negatif pula :) |
sebagai warga milist yg tidak dalam kepakaran namun dalam ketertarikan akan topik ini, meskipun hanya sebatas menyimak ; ada harapan saya paparan hipotesis/analisis pak Yatno dijawab juga dgn paparan analitik dari kang Dany berdasarkan konten "update" yg sedang
 dibicarakan. Sehingga tidak sekedar respon terbatas atau tanya belaka dari paparan pak Yatno. Dengan itu saya harap kami dan khususnya saya yg awam dapat memperoleh pengetahuan yg lebih dari perbincangan para pakar ini.

begitu kira-kira harapan saya, mohon maaf atas kekurangan saya dalam menyampaikan perihal ini.


hormat saya
"Mahasiswa bandelnya pak Yatno, Pak Agus, dan pak Bandono", yg tentu tidak menolak dikatakan membela para dosen/guru yg saya muliakan tsb, namun pula tidak dalam posisi yg ingin mendiskreditkan kang Dany :)

salam

Sent from my Windows Phone



From:
yustinus yuwono
Sent:
‎22/‎11/‎2014 15:45
To:
iagi-net
Subject:
RE: [iagi-net] Megalit g padang



Danny yg baik,
Anda menyinggung perasaan saya lagi, tanyakan sama mhs saya apakah saya punya sifat yg seperti anda tuduhkan itu meskipun anda menambahkan dengan nada bergurau, yaitu meluluskan mhs berdasar selera pribadi? Ok lah kalo anda sifatnya demikian ya saya maklum
 aja lah. Tapi ini kan ranah publik, tulisan anda bisa -memberikan penilaian buruk dari follower terhadap pribadi anda.
Untuk pertanyaan anda, kan saya janji mau memberi catatan subsurface yg belum saya berikan.

Sementara ini saya baru membahas surface dulu, nanti akan saya penuhi janji saya sekali gus menjawab pertanyaan anda.
Oh ya kalo dah dipetakan seperti itu ditemukan enggak singkapan basalt berstruktur kekar kolom yg batuannya mirip di situs itu, klo ditemukan di mana lokasinya?, sebagai jawaban kemungkinan adanya quarry site dari situs?
Salam,
Yatno
On Nov 22, 2014 2:48 PM, "Danny Hilman Natawidjaja" danny.hil...@gmail.com wrote:



Pak Yatno yang budiman,
Justru saya menanyakan argumentasi logisnya dari pengamatan bapak, khususnya dari deskripsi singkapan di kotak-kotak gali supaya ada diskusi dan pembelajaran.
 Kalau sekedar kesimpulan dari intuisi dan jam terbang. tinggi ya tidak bisa disangkal dan mungkin susah juga diterima.. kecuali oleh mahasiswa pak Yatno karena bisa engga lulus lulus he he he.
Sebagai info, pemetaan yang sudah dilakukan sudah cukup intensif, termasuk pemetaan geodetic detil memakai total station, data IFSAR 5m, pemetaan geologi
 dari mahasiswa geologi ITB (sudah lulus) bimbingan Mas Andri Subandrio. Mas Andang dan Tim GDA-nya pun melakukan pemetaan geologi. Sudah pernah ngobrol dengan Andri? Kalau pemetaan geologi teknik mungkin untuk studi kestabilan lereng, bukan untuk masalah
 yang didiskusikan.

Salam,
Danny


From:
iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id]
On Behalf Of yustinus yuwono
Sent: 22 Nopember 2014 14:05
To: iagi-net
Subject: RE: [iagi-net] Megalit g padang


Danny yg baik dan jg rekan yg lain.
Interpretasi saya itu hanya pengamatan saat eskursi itu dan mendengarkan diskusi rekan yang lain termasuk data yg anda paparkan.
Untuk membuat sintesa yg lebih pasti hrs dilakukan pemetaan rinci dan sistimatis ke daerah sekitarnya juga, peta yang layak untuk ini misalnya peta geologi teknik skala 5000 atau 10 000. Rekan Iman Sudisun mungkin bisa diminta bantuannya.
Kembali ke interpretasi saya sebelumnya. Mungkin saya dianggap terlalu berani memberikan interpretasi seperti itu, padahal hanya melihat sehari. Begini, interpretasi itu saya berani sharingkan ke rekan2 itu karena dibantu juga oleh semacam intuisi saya yg telah
 bergelut dengan batuan volkanik sepanjang karier saya mulai dari lapangan sampai analisa lab. Karena seringnya melakukan penelitian di daersh volkanic terrain. Untuk mempunyai intuisi seperti itu diperlukan konsistensi penelitian dan jam terbang yang cukup.
Menjawab pertanyaan Danny itu saya anjurkan utk membuat peta geologi teknik oleh orang yang kompeten, karena meme

RE: [iagi-net] Megalit g padang

2014-11-21 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Halo Pak Yatno,

Kenapa beranggapan bahwa pembuat situs megalit (dipermukaan) meratakan puncak 
bukit dari batuan alamiah berupa bukit lidah lava berstruktur kekar kolom?

Apakah bapak melihat bukti ada singkapan kekar kolom alamiah dari tubuh 
lava-nya di (dekat) permukaan?  Data yang menunjang tubuh lava-nya sampai ke 
(dekat) permukaan apa?

 

Salam,

DHN

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus 
yuwono
Sent: 22 Nopember 2014 0:25
To: iagi-net
Subject: Re: [iagi-net] Megalit g padang

 

Rekan2,
Saya belum punya data absolut dating juga blm ada referensi tentang ini. Tapi 
pengalaman saya memberikan perkiraan berdasar kondisi morfologi serta tingkat 
pelapukan saya perkirakan umurnya Pliosen atau lebih tua.
Saya juga perkirakan bssalt bukan dari seamont ataupun mor, dari peta geologi 
regional lebih cenderung subduction related. Meskipun saya juga gk ada data 
kimianya, perkiraan saya cenderung berafinitas toleit. Perkiraan saya 
volkanisme yang bertanggung jwb adalah awal dari volkanisme Tersier di Busur 
Sunda ini. Suatu busur volkanik biasanya diawali produk toleit sebelum 
berkembang menjadi lebih alkali.

Memang pembuat situs ini adalah nenek moyang kita yg sangat cerdas, mereka 
sudah memahami prinsip engineering, yaitu memanfaatkan material yang ada, tidak 
perlu mengangkut jauh dr tempat lain. Hebatnya lagi dengan alat apa mereka 
menggali dan meratakan puncak bukit untuk membentuk 5 teras ini? Apakah sudah 
ada peralatan dari besi atau logam semacam cangkul atau sekop pada zamannya? 
Mohon pencerahan dr rekan2 arkeologi yg lebih berkompeten.
Salam,
YSY

kartiko.samo...@gmail.com wrote:

 Menarik Pak Yatno.

 Apakah ada dating umur dari lava basaltnya ?

 Apakah lava basalt itu berasosiasi dengan seamount atau mor ? atau ada 
 mekanisme lain ?

 Regards

 Kartiko

 2014-11-13 17:17 GMT+07:00 yustinus yuwono 
 yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com:

 Rekans, berikut catatan singkat pengamatan saya saat eskursi yl.
 1. Melihat morfologi dan surface appearance g padang, tak pelak lagi g 
 padang adalah sisa lidah lava basaltis yg di ekstrusikan in situ, dengan 
 struktur dominan columnar jointed.
 2. Pelapukan kimia terlihat sangat intensif menghasilkan residual soil tipe 
 lateritik yang cukup tebal berwarna kemerahan. Intensitas pelapukan beragam 
 secara lateral maupun vertikal. Pelapukan kimia ini di beberapa tempat 
 diikuti pelapukan mekanik membentuk fenomena spheroidal weathering.
 3. Di atas punggungan g padang yang membujur kurang lebih arah utara- 
 selatan inilah dijumpai punden berundak yang terdiri dari 5 tingkatan teras 
 yang di atasnya dijumpai kumpulan2 yang berkelompok dari batu kolom sisa 
 pelapukan yang membentuk situs megalitik, sebagai bukti tak terbantahkan 
 adanya sisa kebudayaan manusia purba yg hidup pada zamannya.
 4. Dari pengamatan geologi permukaan, kelompok batu kolom ini pasti tidak 
 mengelompok sedemikian rupa secara alamiah, pasti disusun oleh orang2 yg 
 hidup pada waktu itu, jadi pasti ada campur tangan manusia untuk keperluan 
 ritual atau yg lain, teman2 arkeologi pasti lebih memahaminya. Bentukan 
 teras berundak juga jelas bukan terbentuk secara alamiah karena ada 
 keteraturan yg sangat tinggi mengikuti selera manusia dibandingkan selera 
 alam.
 5. Dari deskripsi di atas, dapatlah dibuat rekonstruksi sederhana sbb:-) 
 G Padang sebelum dibentuk situs, adalah sebuah singkapan lidah lava basaltik 
 dengan ciri berstruktur kekar kolom yang mengalami pelapukan kimiawi sangat 
 intensif diikuti pelapukan mekanik di beberapa bagian permukaan. Seperti 
 lazimnya singkapan batuan aliran lava secara umum akan membentuk permukaan 
 yang smooth bukan morfologi yang rough bila telah mengalami pelapukan 
 apalagi cukup intensif. Jadi punggungan bukit yang smooth ini yang permukaan 
 nya tersusun oleh residual soil lateritik dengan banyak sisa bongkah batu 
 kolom bersembulan dari permukaan tanah dipilih oleh manusia purba untuk 
 dibangun sebagai tempat pemujaan? Kenapa ada sisa batu kolom bersembulan? 
 Itu mudah dijelaskan karena adanya erosi sehingga menyisakan batu2 kolom 
 yang sudah terlepas satu sama lain karena pelapukan yang terjadi sebelumnya. 
 Orang2 pada zaman itu lalu meratakan tanah membentuk 5 buah teras di masing2 
 teras disusunlah batu2 kolom yang tadinya terserak tidak teratur. Pada saat 
 mereka menggali tanah untuk membuat teras2 itu pasti mereka menemukan sisa 
 batu kolom yang lebih banyak lagi di bawah permukaan tanah karena seluruh 
 punggungan gunung ini memang semuanya batuan lava basalt. Semua batu2 kolom 
 ini baik yang tadinya sudah ada di permukaan maupun temuan saat menggali 
 lalu disusun dikelompokkan menurut keperluannya untuk membentuk situs 
 seperti yang kita lihat sekarang.
 Dengan penjelasan yang mudah2an logis secara geologis ini, tidak perlu lagi 
 mencari darimana asal batu2 kolom itu??? Jadi batu2 ini tidak perlu diangkut 
 dari tempat lain. Teknologi yang mereka pakai utk membuat 

RE: [iagi-net] Megalit g padang

2014-11-21 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Pak Yatno yang budiman,

Justru saya menanyakan argumentasi logisnya dari pengamatan bapak, khususnya 
dari deskripsi singkapan di kotak-kotak gali  supaya ada diskusi dan 
pembelajaran.  Kalau sekedar kesimpulan dari intuisi dan jam terbang. tinggi ya 
tidak bisa disangkal dan mungkin susah juga diterima.. kecuali oleh mahasiswa 
pak Yatno karena bisa engga lulus lulus he he he.

Sebagai info, pemetaan yang sudah dilakukan sudah cukup intensif, termasuk 
pemetaan geodetic detil memakai total station, data IFSAR 5m, pemetaan geologi 
dari mahasiswa geologi ITB (sudah lulus)  bimbingan Mas Andri Subandrio. Mas 
Andang dan Tim GDA-nya pun  melakukan pemetaan geologi.  Sudah pernah ngobrol 
dengan Andri? Kalau pemetaan geologi teknik mungkin untuk studi kestabilan 
lereng, bukan untuk masalah yang didiskusikan.

 

Salam,

Danny

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus 
yuwono
Sent: 22 Nopember 2014 14:05
To: iagi-net
Subject: RE: [iagi-net] Megalit g padang

 

Danny yg baik dan jg rekan yg lain.
Interpretasi saya itu hanya pengamatan saat eskursi itu dan mendengarkan 
diskusi rekan yang lain termasuk data yg anda paparkan.
Untuk membuat sintesa yg lebih pasti hrs dilakukan pemetaan rinci dan 
sistimatis ke daerah sekitarnya juga, peta yang layak untuk ini misalnya peta 
geologi teknik skala 5000 atau 10 000. Rekan Iman Sudisun mungkin bisa diminta 
bantuannya.
Kembali ke interpretasi saya sebelumnya. Mungkin saya dianggap terlalu berani 
memberikan interpretasi seperti itu, padahal hanya melihat sehari. Begini, 
interpretasi itu saya berani sharingkan ke rekan2 itu karena dibantu juga oleh 
semacam intuisi saya yg telah bergelut dengan batuan volkanik sepanjang karier 
saya mulai dari lapangan sampai analisa lab. Karena seringnya melakukan 
penelitian di daersh volkanic terrain. Untuk mempunyai intuisi seperti itu 
diperlukan konsistensi penelitian dan jam terbang yang cukup.
Menjawab pertanyaan Danny itu saya anjurkan utk membuat peta geologi teknik 
oleh orang yang kompeten, karena memetanya agak berbeda dengan peta geologi 
biasa. Saya jamin sejauh 6 atau 10 km sekeliling dari gunung padang tidak akan 
pernah ditemukan singkapan basalt berstruktur kolom seperti tumpukan megalit 
itu. 
Kalau gak ada yang mau melakukan pemetaan itu ya sementara boleh memakai 
interpretasi saya itu. Itupun kalo rekan2 percaya saya. Kalau gak percaya atau 
menganggap interpretasi saya tidak logis secara ilmiah ya silahkan, syah2 saja, 
tapi harus mampu memberikan argumen yang lebih logis untuk menyangkalnya, atau 
minimum mengajukan usul metoda lain yang lebih dapat memberikan hasil hasil 
yang lebih baik.

Saya mohon komentar dr rekan2 lain terutama pak ketum yg kebetulan berlatar 
belakang ilmu minersl deposit yg termasuk mazab hard rocker?

Salam,
YSY

On Nov 22, 2014 12:04 PM, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com 
wrote:

Halo Pak Yatno,

Kenapa beranggapan bahwa pembuat situs megalit (dipermukaan) meratakan puncak 
bukit dari batuan alamiah berupa bukit lidah lava berstruktur kekar kolom?

Apakah bapak melihat bukti ada singkapan kekar kolom alamiah dari tubuh 
lava-nya di (dekat) permukaan?  Data yang menunjang tubuh lava-nya sampai ke 
(dekat) permukaan apa?

 

Salam,

DHN

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus 
yuwono
Sent: 22 Nopember 2014 0:25
To: iagi-net
Subject: Re: [iagi-net] Megalit g padang

 

Rekan2,
Saya belum punya data absolut dating juga blm ada referensi tentang ini. Tapi 
pengalaman saya memberikan perkiraan berdasar kondisi morfologi serta tingkat 
pelapukan saya perkirakan umurnya Pliosen atau lebih tua.
Saya juga perkirakan bssalt bukan dari seamont ataupun mor, dari peta geologi 
regional lebih cenderung subduction related. Meskipun saya juga gk ada data 
kimianya, perkiraan saya cenderung berafinitas toleit. Perkiraan saya 
volkanisme yang bertanggung jwb adalah awal dari volkanisme Tersier di Busur 
Sunda ini. Suatu busur volkanik biasanya diawali produk toleit sebelum 
berkembang menjadi lebih alkali.

Memang pembuat situs ini adalah nenek moyang kita yg sangat cerdas, mereka 
sudah memahami prinsip engineering, yaitu memanfaatkan material yang ada, tidak 
perlu mengangkut jauh dr tempat lain. Hebatnya lagi dengan alat apa mereka 
menggali dan meratakan puncak bukit untuk membentuk 5 teras ini? Apakah sudah 
ada peralatan dari besi atau logam semacam cangkul atau sekop pada zamannya? 
Mohon pencerahan dr rekan2 arkeologi yg lebih berkompeten.
Salam,
YSY

kartiko.samo...@gmail.com wrote:

 Menarik Pak Yatno.

 Apakah ada dating umur dari lava basaltnya ?

 Apakah lava basalt itu berasosiasi dengan seamount atau mor ? atau ada 
 mekanisme lain ?

 Regards

 Kartiko

 2014-11-13 17:17 GMT+07:00 yustinus yuwono 
 yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com:

 Rekans, berikut catatan singkat pengamatan saya saat eskursi yl.
 1. Melihat morfologi dan surface appearance g padang, tak pelak lagi g 
 padang adalah sisa

RE: [iagi-net] Ekskursi ke Situs Megalitikum Gn Padang

2014-10-23 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
 para 
peserta untuk observasi,  khususnya dalam deskripsi-analisa outcrops/kotakgali; 
kemudian mencoba menyimpulkan apa yang dilihat. Mungkin dapat dibagi beberapa 
kelompok kalau banyak.  Nanti setelah session observasi baru diadakan diskusi 
bareng.Tentu dalam diskusi dapat diperkaya dengan tambahan data-data dari 
survey geofisika bawah permukaan dan sampel bor.  Tapi fokusnya sebaiknya 
diskusi outcrops, karena itu yang dilihat sama-sama. Jadi jangan dimulai dengan 
mendengarkan para peneliti berkicau dan terus dilanjutkan dengan masih 
mendengarkan para penelitinya mengoceh di setiap outcrop, sementara para 
peserta senyum-senyum, manggut-manggut atau geleng-geleng ; atau hanya tepuk 
tangan kalau para penelitinya bertengkar :-)
Saran saja...
 
Salam,
DHN
 
 
2014-10-21 10:34 GMT+07:00 Iryanto Rompo ri...@yahoo.co.uk:
Dear Rekan2 IAGI,
 
Semalam sy mencoba mengirim flyer tentang kegiatan Ekskursi Gn Padang ke milis 
ini tetapi nampaknya email sy bouncing. Untuk informasi detail tentang kegiatan 
ini bisa dilihat melalui link dibawah ini:
 
https://www.dropbox.com/s/pu6q70uzqyt6vdr/Flyer%20Gn%20Padang.jpg?dl=0
 
Seperti yg telah didiskusikan melalui milis ini, MGEI bekerjasama dengan IAGI 
JBB dan SM-IAGI ITB akan melaksanakan Ekskursi ke gn Padang pada hari Sabtu 
tanggal 1 November 2014. Acara Ekskursi akan diawali oleh presentasi dari Bpk. 
Danny Hilman, Sutikno Bronto dan Ketua IAGI, kemudian dilanjutkan dengan 
kunjungan ke lapangan dan berdiskusi.
 
Kami sebagai panitia, mengakomodir peserta yg akan berangkat baik dari Bandung 
maupun dari Jakarta. Untuk yg berangkat dari Bandung bisa menghubungi Bpk. 
Nurcahyo Basuki (HP: 081210712350) dan yang akan berangkat via Jakarta dan 
sekitarnya bisa menghubungi saya (Iryanto Rompo HP: 08111555665).
 
Dimohon kepada yg berminat untuk segera mendaftarkan diri, karena seat kami 
batasi (Bandung dan Jkt). Kami juga menyediakan diskon khusus buat adik2 
mahasiswa yg ingin ikut. Demikian, terima kasih.
 
Salam,
IR
Iryanto Rompo || riexx[at]yahoo.co.uk || iryanto.rompo[at]gmail.com || 
riexx(YM) || iryanto.rompo (skype)
MAKE EVERYTHING AS SIMPLE AS POSSIBLE BUT NOT SIMPLER (ALBERT EINSTEIN)


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.





-- 
Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth - Geoteknologi  LIPI, Gd.70
Komplek LIPI - Gd.70, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135, Indonesia


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list

RE: [iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014

2014-10-10 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Yth Pak Dede Mariana,

Terimakasih atas  tanggapan yang sangat positif dan menyejukkan,  dan juga 
kesediaannya  untuk ikut memfasilitasi komunikasi dan diskusi diantara para 
akademisi, peneliti, dan semua pemerhati budaya khususnya Situs Gunung Padang 
via Pemprov Jabar.  Semoga ke depan berbagai masukan termasuk perbedaan 
pendapat dari berbagai kalangan dan disiplin ilmu dapat membuahkan usaha yang 
lebih baik untuk pengembangan Situs Gunung Padang dan ilmu pengetahuan serta 
azas silih asih silih asah dan silih asuh dalam bermasyarakat.

 

Salam,

DHN  

 

From: dedemari...@yahoo.com [mailto:dedemari...@yahoo.com] 
Sent: 10 Oktober 2014 12:51
To: Danny Hilman Natawidjaja; iagi-net@iagi.or.id
Cc: Nina Lubis Prof; din_...@yahoo.com; 'erick ridzky'; h-widia...@indo.net.id; 
Demiz Wagub
Subject: Re: [iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014

 


Yth. Pa Danny Hilman dan IAGI Netter

Terima kasih informasinya. Mudah2an ke depan para akademisi dan peneliti yg 
memiliki perhatian dan concern terhadap keberadaan situs gunung padang, baik 
yang tergabung di timnas peneliti situs gunung padang, maupun
yang berada di luar timnas, dapat bertemu di suatu forum akademik untuk saling 
bertukar pikiran ikhwal pentingnya riset dan pengembangan situs gunung padang 
ini secara lebih konstruktif dan penuh keterbukaan. 

Dengan cara demikian, maka budaya akademik, budaya riset, dan pengembangan 
keilmuan, serta pelajaran berharga dari keberadaan situs gunung padang, akan 
dapat dimaksimalkan untuk pengembangan ilmu dan kemanusiaan di masa yang akan 
datang, tidak hanya bagi kita bangsa Indonesia, namun bagi dunia. 

Apabila, para pihak berkenan, pemprov jabar bersedia untuk menjadi tuan rumah 
diskusi/dialog/seminar bagi para pihak ini. Terima kasih. 


-ddmariana-

CC: Gubernur Jawa Barat cq Wagub Jabar

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

  _  

From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com 

Date: Fri, 10 Oct 2014 11:01:41 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

Cc: ninaherlinalu...@gmail.com; din_...@yahoo.com; 'erick 
ridzky'erick.rid...@gmail.com; h-widia...@indo.net.id; 
dedemari...@yahoo.com

Subject: RE: [iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014

 

Yth IAGI Netter,

Perlu saya sampaikan bahwa kami dari TIMNAS Gunung Padang tidak diundang ke 
Seminar di UNPAD ini.  Sekarang ini tim peneliti di Gunung Padang statusnya 
tidak lagi TTRM tapi sudah TIMNAS resmi yang dibentuk berdasarkam KepMendikud 
No 225/P/2014 ditetapkan 8 Agustus 2014.  Dewan Pengarah Timnas termasuk 
Mendikbud, Dirjen, KASAD, Gubernur JABAR, dan Bupati Cianjur.  Ketua TIMNAS 
adalah DR. Harry Widianto, Direktur Pelestarian Cagar Budaya, Kemendikbud.  
Saya menjadi Wk.Ketua 1. Bidang Bidang geologi, Wk.Ketua 2 adalah Pak Made 
(Ketua Arkenas)-umum, dan Wk.Ketua 3. Dr Ali Akbar untuk Bidang Arkeologi.  
Kemudian Penelitian di Gunung Padang sejak Agustus sampai akhir September ini   
kami lakukan berdasarkan Surat Tugas dari Mendikbud dan juga dari  Ketua Timnas 
untuk memulai penelitian sebagai kegiatan awal Timnas. Penggalian yang 
dilakukan dibantu dan didokumentasi oleh Tim Arkeologi dari BPCB (Badan 
Pelestarian Cagar Budaya) Serang, institusi yang langsung bertanggung jawab 
untuk pelestarian Situs Gunung Padang.  Ketua BPCB Pak Yusuf adalah juga 
anggauta Timnas.  Keterlibatan TNI bukan diminta peneliti tapi karena ada 
perintah presiden kepada KASAD untuk melaksanakan Karya Bakti di wilayah Situs 
G.Padang.  Kegiatan TNI tidak hanya membantu penelitian tapi juga membantu 
masyarakat setempat dan  membersihkan serta memperindah situs, termasuk membuat 
pagar dan mengecat bangunan di situs.  TNI yang langsung dibawah komando 
KASAD-WAKASAD tentu berkoordinasi dengan Kemendikbud. Jadi apabila ada Kelompok 
lain yang punya perbedaan pendapat atau ingin mengkritik secara konstruktif 
silahkan dilakukan dengan cara beradab dan sesuai dengan etika akademis/ilmiah 
serta profesi karena kami bukan sekumpulan orang-orang  liar yang tidak 
bertanggung jawab.

 

Sewaktu acara Seminar Nasional Pemaparan Hasil Riset TTRM di Kampus LIPI tgl 14 
Maret 2014 semua pihak termasuk kelompok yang berbeda pendapat (seperti Pak 
Sujatmiko, Pak Lutfi, Bu Nina Lubis, Pak Sutikno Bronto dll) resmi diundang.  
Prof. Adjat Sudrajat bahkan kami undang khusus untuk menjadi  pembahas, tapi 
beliau tidak bisa hadir karena sudah ada acara lain.  Senior yang hadir dan 
menjadi pembahas adalah Prof. Sampoerno dan juga Prof. Hery Harjono, mantan 
Deputi Ilmu Kebumian LIPI.  Prof. Sampoerno pertama diskusi agak skeptis tapi 
kemudian setelah lebih paham duduk perkaranya beliau sangat apresiasi dan 
banyak memberi masukan-masukan berharga.  Waktu itu Pak Wagub, Guruh 
Soekarnoputra hadir dan memberikan respon sangat positif.  Mang Okim dan Pak 
Lutfi Yondri juga saya lihat hadir di Seminar LIPI ini.  Entah kenapa Seminar 
yang diadakan pihak UNPAD tgl 7 Okt. tersebut tidak  meminta

RE: [iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014

2014-10-10 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Terimakasih Pak Ketum.

Kami banyak belajar dari Pak Daru waktu ke GP tentang aspek mineralisasi di
GP, khususnya yang terlihat di sampel inti bor.

Mudah-mudahan acara ekskursi ini dapat dilaksanakan.  Apabila diperlukan
saya (dan mungkin dengan Pak Andang Bachtiar) bisa juga mempresentasikan
update hasil penelitian terakhir, bisa dilakukan sebelum ekskursi atau
langsung di lokasi, atau setelahnya.

 

Salam,

DHN

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of S.
(Daru) Prihatmoko
Sent: 10 Oktober 2014 11:49
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: ninaherlinalu...@gmail.com; din_...@yahoo.com; 'erick ridzky';
h-widia...@indo.net.id; dedemari...@yahoo.com; Mailist MGEI
Subject: Re: [iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014

 

Pak Danny yang baik..

 

Senang membaca penjelasannya yang lengkap dan akomodatif ini. Beberapa kali
saya ke GP, penerimaan dan penjelasan yg baikpun juga saya dapatkan dari
Timnas di GP. Jadi saya kira akan baik kalau makin banyak rekan-rekan
anggota IAGI dan geologist yg bisa menyempatkan ke GP untuk memperkaya
diskusi dan kajian aspek geologinya. Kombinasi dengan kajian disiplin ilmu
lain (arkeologi dll) tentunya akan lebih baik lagi sesuai kaidah-kaidah
diskusi keilmuan yg kita anut.

 

Dari diskusi di luar milist, beberapa dari kita ingin mengorganisasikan
Ekskursi GP dalam waktu dekat ini, yang akan dikoordinasikan oleh
rekan-rekan MGEI dan Pengda IAGI Jabar-Banten. Waktunya sedang kita
atur-atur berkoordinasi dng pak Danny dan tim (spt-nya sekitar 1-2 Nov).
Acara ini rencananya akan didahului dengan penjelasan/ presentasi tim MGEI
yg pernah melakukan observasi lapangan terkait dengan geologi dan
kemungkinan mineralisasi GP dsk. Mudah-mudahan ekskursi ini akan bisa
menjadi ajang pertemuan para peneliti yg berbeda pendapat langsung di depan
obyek penelitiannya. Silakan rekan-rekan yg tertarik bersiap diri. Info
detil ttg acara ini akan diluncurkan dalam waktu dekat oleh MGEI/ Pengda
IAGI Jabar-Banten. 

 

Salam,

Sukmandaru Prihatmoko

(Ketua IAGI Terpilih - tapi belum Sertijab)

 

From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
Date: Friday, October 10, 2014 at 11:01 AM
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
Cc: ninaherlinalu...@gmail.com, din_...@yahoo.com, 'erick ridzky'
erick.rid...@gmail.com, h-widia...@indo.net.id, dedemari...@yahoo.com
Subject: RE: [iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014

 

Yth IAGI Netter,

Perlu saya sampaikan bahwa kami dari TIMNAS Gunung Padang tidak diundang ke
Seminar di UNPAD ini.  Sekarang ini tim peneliti di Gunung Padang statusnya
tidak lagi TTRM tapi sudah TIMNAS resmi yang dibentuk berdasarkam
KepMendikud No 225/P/2014 ditetapkan 8 Agustus 2014.  Dewan Pengarah Timnas
termasuk Mendikbud, Dirjen, KASAD, Gubernur JABAR, dan Bupati Cianjur.
Ketua TIMNAS adalah DR. Harry Widianto, Direktur Pelestarian Cagar Budaya,
Kemendikbud.  Saya menjadi Wk.Ketua 1. Bidang Bidang geologi, Wk.Ketua 2
adalah Pak Made (Ketua Arkenas)-umum, dan Wk.Ketua 3. Dr Ali Akbar untuk
Bidang Arkeologi.  Kemudian Penelitian di Gunung Padang sejak Agustus sampai
akhir September ini   kami lakukan berdasarkan Surat Tugas dari Mendikbud
dan juga dari  Ketua Timnas untuk memulai penelitian sebagai kegiatan awal
Timnas. Penggalian yang dilakukan dibantu dan didokumentasi oleh Tim
Arkeologi dari BPCB (Badan Pelestarian Cagar Budaya) Serang, institusi yang
langsung bertanggung jawab untuk pelestarian Situs Gunung Padang.  Ketua
BPCB Pak Yusuf adalah juga anggauta Timnas.  Keterlibatan TNI bukan diminta
peneliti tapi karena ada perintah presiden kepada KASAD untuk melaksanakan
Karya Bakti di wilayah Situs G.Padang.  Kegiatan TNI tidak hanya membantu
penelitian tapi juga membantu masyarakat setempat dan  membersihkan serta
memperindah situs, termasuk membuat pagar dan mengecat bangunan di situs.
TNI yang langsung dibawah komando KASAD-WAKASAD tentu berkoordinasi dengan
Kemendikbud. Jadi apabila ada Kelompok lain yang punya perbedaan pendapat
atau ingin mengkritik secara konstruktif silahkan dilakukan dengan cara
beradab dan sesuai dengan etika akademis/ilmiah serta profesi karena kami
bukan sekumpulan orang-orang  liar yang tidak bertanggung jawab.

 

Sewaktu acara Seminar Nasional Pemaparan Hasil Riset TTRM di Kampus LIPI tgl
14 Maret 2014 semua pihak termasuk kelompok yang berbeda pendapat (seperti
Pak Sujatmiko, Pak Lutfi, Bu Nina Lubis, Pak Sutikno Bronto dll) resmi
diundang.  Prof. Adjat Sudrajat bahkan kami undang khusus untuk menjadi
pembahas, tapi beliau tidak bisa hadir karena sudah ada acara lain.  Senior
yang hadir dan menjadi pembahas adalah Prof. Sampoerno dan juga Prof. Hery
Harjono, mantan Deputi Ilmu Kebumian LIPI.  Prof. Sampoerno pertama diskusi
agak skeptis tapi kemudian setelah lebih paham duduk perkaranya beliau
sangat apresiasi dan banyak memberi masukan-masukan berharga.  Waktu itu Pak
Wagub, Guruh Soekarnoputra hadir dan memberikan

RE: [iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014

2014-10-09 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
 oleh Rektor dan Civitas Academica UNPAD yang merasa bertanggung 
jawab atas kelestarian tinggalan budaya di Wilayah Tatar Sunda. 

 

Mengenai tidak diundangnya Bapak, dalam kesempatan bertukar fikiran dengan 
Prof. Adjat Sudradjat, kami  juga menyinggung nama Bapak yang seharusnya ikut 
juga diundang sebagai Nara Sumber. Hanya sayang sekali, kami tidak sempat 
menyampaikan hal ini kepada penyelenggara karena undangan kepada kami juga 
sangat mepet waktunya. Kami berharap hal ini tidak menyurutkan semangat Bapak 
dalam membimbing kami semua untuk beramar ma’ruf nahi munkar , baik dalam ilmu 
geologi ataupun dalam etika profesi.

 

Salam hormat,

 

Mang Okim

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of 
koeso...@melsa.net.id
Sent: Thursday, October 09, 2014 2:27 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014

 

Saya tidk diundang, euy!

Powered by Telkomsel BlackBerry®

  _  

From: Sujatmiko m...@cbn.net.id 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Thu, 9 Oct 2014 14:19:43 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: RE: [iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014

 

Rekan-rekan IAGI yang budiman,

 

Kepada rekan-rekan yang bermaksud mengomentari postingan Pak Danny tentang  
Seminar di UNPAD 7 September 2014,  demi martabat IAGI dan martabat komunitas 
ilmuwan kebumian, mohon dengan bahasa yang santun mengingat  kedudukan 
beliau-beliau (minus mang Okim ). Beliau-beliau yang mang Okim maksud adalah : 
Drs. Junus Satrio Atmodjo, M.Hum. ( Wakil Ketua 1 Tim Ahli Nasional Cagar  
Budaya  Kemdikbud  dan Ketua Umum Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia ), Prof.Dr. 
Mundardjito ( Anggota Tim Ahli Nasional Cagar Budaya ), Prof. Dr.Ir.Adjat 
Sudradjat ( Guru Besar Geologi UNPAD ), Prof.Dr. Sutikno Bronto ( Badan 
Geologi), Drs. Lutfi Yondri M.Hum. ( Balar Bandung ), Prof. Nina Lubis  (Ketua 
masyarakat Sejarawan Indonesia-Jawa barat ),  dan mang Okim ( geolog gaek , 
silahkan dihujat sepuasnya seperti yang dicontohkan oleh Pak Andi Arief dkk ). 
Terima kasih atas perhatian dan pengertiannya.

 

Wassalam,

 

Mang Okim

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Danny 
Hilman Natawidjaja
Sent: Thursday, October 09, 2014 12:01 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014

 

Terimakasih koreksinya Pak Ban, benar Dewi Drupadi istri Pandawa,  

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Bandono 
Salim
Sent: 09 Oktober 2014 10:01
To: Iagi
Subject: Re: [iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014

 

Maaf Dany yang mau ditelanjangi oleh Dursasana itu Drupadi istri Pandawa,  
bukan Sembadra istri Arjuna.
Mohon cek lagi di mahabarata.
Sekedar koreksi dari literarur  masa remaja.
Salam hormat.bdn.

Pada 9 Okt 2014 08:24, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com 
menulis:

FILM DRAMA SERI GUNUNG PADANG 
(https://www.youtube.com/watch?v=CLDj9OqtrQs#t=235 ), Episode: Para beghawan 
arogan

 

Tgl 7 Okt. Kemarin Fak.Budaya UNPAD mengadakan Seminar Nasional Gunung Padang 
dan permasalahannya.  

Dalam seminar tersebut para pembicara terhormat  tidak datang untuk berbagi 
ilmu dan memperlihatkan data serta karya mereka tapi  bak politik Beghawan 
Sengkuni dan para penggede Kurawa mereka mempertontonkan data hasil jerih payah 
orang lain untuk dilecehkan dimuka umum.  Satu persatu bagian tubuh data yang 
memang elok tersebut ditelanjangi dan diludahi sambil tidak henti-hentinya 
menghina dan menghujat yang punya data.  Kemudian, Masya Allah..., mereka 
memperkosa data tersebut beramai-ramai dimuka umum sambil tersenyum-senyum.  
Ibarat adegan Dewi Subadra yang ditelanjangi ramai-ramai di aula istana 
Kerajaan Hastinapura, para Kurawa berkata bahwa tidak masalah menelanjangi 
Subadra karena milik Pandawa yang sudah menjadi budak akibat kalah judi.

Mereka tidak peduli bahwa di dunia akademis mempertontonkan gambar dan data 
orang itu haram hukumnya tanpa seijin yang punya walaupun untuk tujuan baik, 
apalagi untuk dikacaukan analisa dan interpretasinya; padahal mereka juga 
bicara tentang etika akademis...

Tidak hanya sampai pemerkosaan data, mereka kemudian masuk ke ranah hukum, 
bicara undang-undang dan peraturan dengan lihai , kemudian mengancam akan 
memenjarakan para peneliti dengan tuduhan telah membuat kerusakan.  Acara 
seminar berubah seperti ruang pengadilan tanpa kehadiran  terdakwa dan 
saksi-saksi.  Acara main hakim ini diakhiri dengan menjatuhkan vonis bahwa para 
terdakwa  terbukti bersalah.  Oleh karena itu akan diusulkan bahwa proyek 
kegiatan di Gunung Padang yang sedang dikerjakan para peneliti lain tersebut 
harus menjadi milik mereka

 

Bagi yang berminat menonton bisa dilihat di-link:

https://www.youtube.com/watch?v=CLDj9OqtrQs#t=235

 

Selamat menikmati.  Mohon ide dan sarannya untuk film episode berikutnya

[iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014

2014-10-08 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
FILM DRAMA SERI GUNUNG PADANG 
(https://www.youtube.com/watch?v=CLDj9OqtrQs#t=235 ), Episode: Para beghawan 
arogan

 

Tgl 7 Okt. Kemarin Fak.Budaya UNPAD mengadakan Seminar Nasional Gunung Padang 
dan permasalahannya.  

Dalam seminar tersebut para pembicara terhormat  tidak datang untuk berbagi 
ilmu dan memperlihatkan data serta karya mereka tapi  bak politik Beghawan 
Sengkuni dan para penggede Kurawa mereka mempertontonkan data hasil jerih payah 
orang lain untuk dilecehkan dimuka umum.  Satu persatu bagian tubuh data yang 
memang elok tersebut ditelanjangi dan diludahi sambil tidak henti-hentinya 
menghina dan menghujat yang punya data.  Kemudian, Masya Allah..., mereka 
memperkosa data tersebut beramai-ramai dimuka umum sambil tersenyum-senyum.  
Ibarat adegan Dewi Subadra yang ditelanjangi ramai-ramai di aula istana 
Kerajaan Hastinapura, para Kurawa berkata bahwa tidak masalah menelanjangi 
Subadra karena milik Pandawa yang sudah menjadi budak akibat kalah judi.

Mereka tidak peduli bahwa di dunia akademis mempertontonkan gambar dan data 
orang itu haram hukumnya tanpa seijin yang punya walaupun untuk tujuan baik, 
apalagi untuk dikacaukan analisa dan interpretasinya; padahal mereka juga 
bicara tentang etika akademis...

Tidak hanya sampai pemerkosaan data, mereka kemudian masuk ke ranah hukum, 
bicara undang-undang dan peraturan dengan lihai , kemudian mengancam akan 
memenjarakan para peneliti dengan tuduhan telah membuat kerusakan.  Acara 
seminar berubah seperti ruang pengadilan tanpa kehadiran  terdakwa dan 
saksi-saksi.  Acara main hakim ini diakhiri dengan menjatuhkan vonis bahwa para 
terdakwa  terbukti bersalah.  Oleh karena itu akan diusulkan bahwa proyek 
kegiatan di Gunung Padang yang sedang dikerjakan para peneliti lain tersebut 
harus menjadi milik mereka

 

Bagi yang berminat menonton bisa dilihat di-link:

https://www.youtube.com/watch?v=CLDj9OqtrQs#t=235

 

Selamat menikmati.  Mohon ide dan sarannya untuk film episode berikutnya.

 




Siapkan waktu PIT IAGI ke-43

Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition

JAKARTA,15-18 September 2014



Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact



Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti



Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id



DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 

any information posted on IAGI mailing list.





RE: [iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014

2014-10-08 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Terimakasih koreksinya Pak Ban, benar Dewi Drupadi istri Pandawa,  

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Bandono 
Salim
Sent: 09 Oktober 2014 10:01
To: Iagi
Subject: Re: [iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014

 

Maaf Dany yang mau ditelanjangi oleh Dursasana itu Drupadi istri Pandawa,  
bukan Sembadra istri Arjuna.
Mohon cek lagi di mahabarata.
Sekedar koreksi dari literarur  masa remaja.
Salam hormat.bdn.

Pada 9 Okt 2014 08:24, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com 
menulis:

FILM DRAMA SERI GUNUNG PADANG 
(https://www.youtube.com/watch?v=CLDj9OqtrQs#t=235 ), Episode: Para beghawan 
arogan

 

Tgl 7 Okt. Kemarin Fak.Budaya UNPAD mengadakan Seminar Nasional Gunung Padang 
dan permasalahannya.  

Dalam seminar tersebut para pembicara terhormat  tidak datang untuk berbagi 
ilmu dan memperlihatkan data serta karya mereka tapi  bak politik Beghawan 
Sengkuni dan para penggede Kurawa mereka mempertontonkan data hasil jerih payah 
orang lain untuk dilecehkan dimuka umum.  Satu persatu bagian tubuh data yang 
memang elok tersebut ditelanjangi dan diludahi sambil tidak henti-hentinya 
menghina dan menghujat yang punya data.  Kemudian, Masya Allah..., mereka 
memperkosa data tersebut beramai-ramai dimuka umum sambil tersenyum-senyum.  
Ibarat adegan Dewi Subadra yang ditelanjangi ramai-ramai di aula istana 
Kerajaan Hastinapura, para Kurawa berkata bahwa tidak masalah menelanjangi 
Subadra karena milik Pandawa yang sudah menjadi budak akibat kalah judi.

Mereka tidak peduli bahwa di dunia akademis mempertontonkan gambar dan data 
orang itu haram hukumnya tanpa seijin yang punya walaupun untuk tujuan baik, 
apalagi untuk dikacaukan analisa dan interpretasinya; padahal mereka juga 
bicara tentang etika akademis...

Tidak hanya sampai pemerkosaan data, mereka kemudian masuk ke ranah hukum, 
bicara undang-undang dan peraturan dengan lihai , kemudian mengancam akan 
memenjarakan para peneliti dengan tuduhan telah membuat kerusakan.  Acara 
seminar berubah seperti ruang pengadilan tanpa kehadiran  terdakwa dan 
saksi-saksi.  Acara main hakim ini diakhiri dengan menjatuhkan vonis bahwa para 
terdakwa  terbukti bersalah.  Oleh karena itu akan diusulkan bahwa proyek 
kegiatan di Gunung Padang yang sedang dikerjakan para peneliti lain tersebut 
harus menjadi milik mereka

 

Bagi yang berminat menonton bisa dilihat di-link:

https://www.youtube.com/watch?v=CLDj9OqtrQs#t=235

 

Selamat menikmati.  Mohon ide dan sarannya untuk film episode berikutnya.

 



Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.




Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind

RE: [iagi-net] Perihal Penelitian di Gunung Padang

2014-10-06 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
MIXED COMMENTS Abah, Pak Ban,

Tiga isyu berbeda dicampurkan jadi satu. Hal berkaitan dengan Turangga Seta 
dari gossip media massa tidak perlu dibahas, tidak ada kaitannya.  Hal Plato 
dan Atlantis menarik tapi harus dibahas terpisah dengan pendekatan berbeda,  
tidak terkait langsung dan bahkan tidak perlu ada kaitannya dengan penelitian 
geologi-arkeologi di G Padang yg berbasis data survey lapangan.  Sebaiknya 
menyederhanakan masalah bukan malah memblunderkan. Punden berundak dan piramid 
itu hanya perguncingan istilah saja, engga substansial.  Arkeolog kita menyebut 
Situs megalitik Lebak Cibedug sebagai punden berundak sedangkan jurnal luar 
sering menyebutnya sebagai “Indonesian stepped pyramid”.

 

Kontroversi bawah permukaan Gunung Padang yang utama-kan mempertanyakan apakah 
di bawah situs megalitik itu seluruhnya batuan alami atau masih lapisan 
budaya/bangunan.  Yang Pak Ban lihat di G.Padang dan sama-sama kita diskusikan 
adalah singkapan dari lapisan susunan batu columnar joint di bawah permukaan di 
kotak-kotak gali dan juga pada  tebing bekas longsor yang dibersihkan dari 
tetumbuhan yang menutupinya itu.   Nah, kenapa tidak dimulai dengan 
mengomentari apakah lapisan batu columnar tersebut alamiah atau artifisial?  
Kalau misalnya alamiah, lapisan batuan apa?  Terus matriks halus yang mengisi 
ruang atau membungkus kolom-kolom batu itu matriks alamiah, hasil pelapukan 
atau artifisial? Sebaiknya masalah geologi yang simpel ini dulu diuraikan pak 
sebelum meloncat ke ruang-ruang bawah tanah.  

Demikian pak.

 

Salam,

DHN

 

.  

 

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Yanto R. 
Sumantri - yrs_...@yahoo.com
Sent: 06 Oktober 2014 14:25
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Perihal Penelitian di Gunung Padang

 

Don

 

GOOD COMMENTS.

Memang belum meyakinkan , tapi biarlah TTRM mencoba untuk membuktikannya , 
DENGAN CATATAN jangan merusak Situs-nya.

Diskusi boleh jalan terus kan.

 

si Abah

 

On Monday, October 6, 2014 2:18 PM, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote:

 

Mungkin DH dan AB; mulai melupakan sejarah munculnya piramid di Indonesia, 
dimulai dari perkumpulam mistik turangga seta; trus tulisan tentang Plato tak 
pernah bohong; terceritakan masalah Atlantis di Sundaland; maka muncullah Gn 
Padang punden berundak; di kisahkan sbg piramid dan diteliti luar biasa oleh 
TTRM. Hasilnya kembali masih (bagi aku) belum jelas apakah piramid apa tetap 
punden berundak. Juga ruang ruang yang katanya ada mnrt tomografi dan 
resistivity nampaknya belum terbukti saat penggalian terakhir. Itu yang aku 
lihat waktu ke gnpadang. 
Salam sejahtera, bdn.

Pada 6 Okt 2014 13:41, Muhammad Razi mufar...@gmail.com menulis:

Pak Danny,
Kalo saya melihat titik lemahnya ada di sosok andi arif yg srg bicara 
mengatasnamakan tim tp komennya krg ilmiah (pernah sy liat komen dia ttg gunung 
padang tp dikaitkan dgn sadahurip dan lainnya). Meski dia diperlukan oleh tim 
utk akses ke kekuasaan, tp mgkn perlu ditatar dikit2 sisi ilmiahnya.

Salam
Razi

On 6 Oct 2014 09:10, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com wrote:

Pak Yatno dan IAGI Netter ysh,

Terimakasih atas klarifikasinya.  Bukan hal baru kalau penelitian kami di 
Gunung Padang selalu di-pseudoilmiah-kan dengan berbagai cara, seperti 
diasosiasikan dengan peristiwa supertoy dan blue energi, atau kegiatan bermau 
mistik dari Kelompok Turangga Seta di Lalakon dan Sadahurip yang tidak ada 
kaitannya; atau juga dicampur-adukan dengan isyu mencari harta karun atau 
gossip obrolan warung kopi tentang isyu aneh-aneh seperti keberadaan 
hydro-electric power, UFO dll, atau tentang ‘piramid’ ini yang menurut saya 
hanya debat-kusir istilah yang tidak substantial.  Kemudian serangan yang 
sering dijadikan senjata utama oleh pihak kontra adalah isyu perusakan situs 
seperti dikatakan dalam PETISI bln April 2013 yang ingin menghentikan 
penelitian, sampai tudingan miring perusakan dari kegiatan eskavasi bersama TNI 
dalam dua bulan terakhir ini.  Padahal semua kegiatan eskavasi dilakukan dengan 
supervisi tim arkeologi termasuk dari BPCB (Badan Pelestarian Cagar Budaya).  
Bukti tidak ada eskavasi asal-asalan bisa dilihat sendiri di lokasi.  Fitnah 
lainnya adalah tentang isyu dana besar dari pemerintah yang juga dilontarkan 
berkali-kali oleh pihak yang kontra mulai dari  isyu back-up dana besar dari 
istana, isyu pemakaian dana abadi DIKBUD (tahun 2013) yang puluhan milyar 
bahkan trilyun, sampai kepernyataan Mendikbud baru-baru ini ttg akan diback-up 
DIKBUD sebesar 3M tapi juga diisyukan sampai trilyunan.  Faktanya sampai saat 
ini belum ada dana pemerintah yang sampai kepada kami.  Pembiayaan penelitian 
kami masih tetap mandiri, seadanya saja.

 

Penelitian di Gunung Padang yang dimulai sejak Oktober 2011 adalah benar-benar 
kegiatan mandiri bukan “funded research”. Artinya para peneliti bekerja tanpa 
dibayar, bahkan sering harus nombokin biaya operasional.  Hipotesa, metoda dan 
berbagai SOP

RE: [iagi-net] Perihal Penelitian di Gunung Padang

2014-10-06 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Tapi berarti tidak berminat diskusi namun senang berkontroversi  J

Saya kira rekan-rekan IAGI-Netter lebih paham sekarang kenapa ‘kontroversi’ 
Gunung Padang berlarut-larut dan semrawut. Soalnya diskusinya satu arah dan 
tidak fokus ke masalah real-nya.

 

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Bandono 
Salim
Sent: 06 Oktober 2014 18:26
To: Iagi
Subject: RE: [iagi-net] Perihal Penelitian di Gunung Padang

 

Tidak bertanya tidak berarti setuju. 

Pada 6 Okt 2014 18:09, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com 
menulis:

MIXED COMMENTS Abah, Pak Ban,

Tiga isyu berbeda dicampurkan jadi satu. Hal berkaitan dengan Turangga Seta 
dari gossip media massa tidak perlu dibahas, tidak ada kaitannya.  Hal Plato 
dan Atlantis menarik tapi harus dibahas terpisah dengan pendekatan berbeda,  
tidak terkait langsung dan bahkan tidak perlu ada kaitannya dengan penelitian 
geologi-arkeologi di G Padang yg berbasis data survey lapangan.  Sebaiknya 
menyederhanakan masalah bukan malah memblunderkan. Punden berundak dan piramid 
itu hanya perguncingan istilah saja, engga substansial.  Arkeolog kita menyebut 
Situs megalitik Lebak Cibedug sebagai punden berundak sedangkan jurnal luar 
sering menyebutnya sebagai “Indonesian stepped pyramid”.

 

Kontroversi bawah permukaan Gunung Padang yang utama-kan mempertanyakan apakah 
di bawah situs megalitik itu seluruhnya batuan alami atau masih lapisan 
budaya/bangunan.  Yang Pak Ban lihat di G.Padang dan sama-sama kita diskusikan 
adalah singkapan dari lapisan susunan batu columnar joint di bawah permukaan di 
kotak-kotak gali dan juga pada  tebing bekas longsor yang dibersihkan dari 
tetumbuhan yang menutupinya itu.   Nah, kenapa tidak dimulai dengan 
mengomentari apakah lapisan batu columnar tersebut alamiah atau artifisial?  
Kalau misalnya alamiah, lapisan batuan apa?  Terus matriks halus yang mengisi 
ruang atau membungkus kolom-kolom batu itu matriks alamiah, hasil pelapukan 
atau artifisial? Sebaiknya masalah geologi yang simpel ini dulu diuraikan pak 
sebelum meloncat ke ruang-ruang bawah tanah.  

Demikian pak.

 

Salam,

DHN

 

.  

 

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Yanto R. 
Sumantri - yrs_...@yahoo.com
Sent: 06 Oktober 2014 14:25
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Perihal Penelitian di Gunung Padang

 

Don

 

GOOD COMMENTS.

Memang belum meyakinkan , tapi biarlah TTRM mencoba untuk membuktikannya , 
DENGAN CATATAN jangan merusak Situs-nya.

Diskusi boleh jalan terus kan.

 

si Abah

 

On Monday, October 6, 2014 2:18 PM, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote:

 

Mungkin DH dan AB; mulai melupakan sejarah munculnya piramid di Indonesia, 
dimulai dari perkumpulam mistik turangga seta; trus tulisan tentang Plato tak 
pernah bohong; terceritakan masalah Atlantis di Sundaland; maka muncullah Gn 
Padang punden berundak; di kisahkan sbg piramid dan diteliti luar biasa oleh 
TTRM. Hasilnya kembali masih (bagi aku) belum jelas apakah piramid apa tetap 
punden berundak. Juga ruang ruang yang katanya ada mnrt tomografi dan 
resistivity nampaknya belum terbukti saat penggalian terakhir. Itu yang aku 
lihat waktu ke gnpadang. 
Salam sejahtera, bdn.

Pada 6 Okt 2014 13:41, Muhammad Razi mufar...@gmail.com menulis:

Pak Danny,
Kalo saya melihat titik lemahnya ada di sosok andi arif yg srg bicara 
mengatasnamakan tim tp komennya krg ilmiah (pernah sy liat komen dia ttg gunung 
padang tp dikaitkan dgn sadahurip dan lainnya). Meski dia diperlukan oleh tim 
utk akses ke kekuasaan, tp mgkn perlu ditatar dikit2 sisi ilmiahnya.

Salam
Razi

On 6 Oct 2014 09:10, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com wrote:

Pak Yatno dan IAGI Netter ysh,

Terimakasih atas klarifikasinya.  Bukan hal baru kalau penelitian kami di 
Gunung Padang selalu di-pseudoilmiah-kan dengan berbagai cara, seperti 
diasosiasikan dengan peristiwa supertoy dan blue energi, atau kegiatan bermau 
mistik dari Kelompok Turangga Seta di Lalakon dan Sadahurip yang tidak ada 
kaitannya; atau juga dicampur-adukan dengan isyu mencari harta karun atau 
gossip obrolan warung kopi tentang isyu aneh-aneh seperti keberadaan 
hydro-electric power, UFO dll, atau tentang ‘piramid’ ini yang menurut saya 
hanya debat-kusir istilah yang tidak substantial.  Kemudian serangan yang 
sering dijadikan senjata utama oleh pihak kontra adalah isyu perusakan situs 
seperti dikatakan dalam PETISI bln April 2013 yang ingin menghentikan 
penelitian, sampai tudingan miring perusakan dari kegiatan eskavasi bersama TNI 
dalam dua bulan terakhir ini.  Padahal semua kegiatan eskavasi dilakukan dengan 
supervisi tim arkeologi termasuk dari BPCB (Badan Pelestarian Cagar Budaya).  
Bukti tidak ada eskavasi asal-asalan bisa dilihat sendiri di lokasi.  Fitnah 
lainnya adalah tentang isyu dana besar dari pemerintah yang juga dilontarkan 
berkali-kali oleh pihak yang kontra mulai dari  isyu back-up dana besar dari 
istana, isyu pemakaian dana abadi DIKBUD (tahun

RE: [iagi-net] Perihal Penelitian di Gunung Padang

2014-10-06 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Selamat pagi

Rupanya Pak Ban punya cara pandang khusus dalam segala hal termasuk arti 
berdebat dan ngeyel.

Ruang/rongga yang dimaksud itu di lokasi Mas Andang nge-bor, memang tidak/belum 
digali.  Waktu nge-bor 30rb liter air yang tersedot masuk.  Syukurlah tangki 
airnya  tidak hilang.  Kalau  hilang pasti Mas Andang dan seluruh crew bor 
sudah lari tunggang langgang ...  

 

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Bandono 
Salim
Sent: 07 Oktober 2014 2:09
To: Iagi
Subject: RE: [iagi-net] Perihal Penelitian di Gunung Padang

 

Coba banyak anggota iagi juga diam tak beri tanggapan.
Apakah mereka juga setuju?  Belum tentu. Ada yang skeptis, ada juga yang tak 
setuju,  meski tidak kurang yang setuju.
Kalau saya tidak mau berdebat ada beberapa hal: antar lain telah saya tuliskan 
bahwa perlu telitian mineralogi dibanding kimia. Baik mikroskopis maupun cara 
lain. Hehehe aku tak punya data. Nggak punya data kok ngeyel. Tidak ilmiah kan? 
Kedua banyak non geologis yang waktu itu hadir. Lho namanya tamu yaa 
menghormati tuan rumah dan hadirin lainnya. Jadi aku memilih diam.

Soal ruang; bukankah dalam paparan di Geo ITB dan LIPPI hal tersebut dipastikan 
ada.?
Waktu di lapangan aku tidak melihat nyata adanya ruang kosong tempat 30 (?) 
tangki air menghilang.

Hanya sekedar bertanya.  Tidak ada niat menyudutkan.
Salam hormat dan sejahtera.bdn.

Pada 6 Okt 2014 21:09, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com 
menulis:

Tapi berarti tidak berminat diskusi namun senang berkontroversi  J

Saya kira rekan-rekan IAGI-Netter lebih paham sekarang kenapa ‘kontroversi’ 
Gunung Padang berlarut-larut dan semrawut. Soalnya diskusinya satu arah dan 
tidak fokus ke masalah real-nya.

 

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Bandono 
Salim
Sent: 06 Oktober 2014 18:26
To: Iagi
Subject: RE: [iagi-net] Perihal Penelitian di Gunung Padang

 

Tidak bertanya tidak berarti setuju. 

Pada 6 Okt 2014 18:09, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com 
menulis:

MIXED COMMENTS Abah, Pak Ban,

Tiga isyu berbeda dicampurkan jadi satu. Hal berkaitan dengan Turangga Seta 
dari gossip media massa tidak perlu dibahas, tidak ada kaitannya.  Hal Plato 
dan Atlantis menarik tapi harus dibahas terpisah dengan pendekatan berbeda,  
tidak terkait langsung dan bahkan tidak perlu ada kaitannya dengan penelitian 
geologi-arkeologi di G Padang yg berbasis data survey lapangan.  Sebaiknya 
menyederhanakan masalah bukan malah memblunderkan. Punden berundak dan piramid 
itu hanya perguncingan istilah saja, engga substansial.  Arkeolog kita menyebut 
Situs megalitik Lebak Cibedug sebagai punden berundak sedangkan jurnal luar 
sering menyebutnya sebagai “Indonesian stepped pyramid”.

 

Kontroversi bawah permukaan Gunung Padang yang utama-kan mempertanyakan apakah 
di bawah situs megalitik itu seluruhnya batuan alami atau masih lapisan 
budaya/bangunan.  Yang Pak Ban lihat di G.Padang dan sama-sama kita diskusikan 
adalah singkapan dari lapisan susunan batu columnar joint di bawah permukaan di 
kotak-kotak gali dan juga pada  tebing bekas longsor yang dibersihkan dari 
tetumbuhan yang menutupinya itu.   Nah, kenapa tidak dimulai dengan 
mengomentari apakah lapisan batu columnar tersebut alamiah atau artifisial?  
Kalau misalnya alamiah, lapisan batuan apa?  Terus matriks halus yang mengisi 
ruang atau membungkus kolom-kolom batu itu matriks alamiah, hasil pelapukan 
atau artifisial? Sebaiknya masalah geologi yang simpel ini dulu diuraikan pak 
sebelum meloncat ke ruang-ruang bawah tanah.  

Demikian pak.

 

Salam,

DHN

 

.  

 

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Yanto R. 
Sumantri - yrs_...@yahoo.com
Sent: 06 Oktober 2014 14:25
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Perihal Penelitian di Gunung Padang

 

Don

 

GOOD COMMENTS.

Memang belum meyakinkan , tapi biarlah TTRM mencoba untuk membuktikannya , 
DENGAN CATATAN jangan merusak Situs-nya.

Diskusi boleh jalan terus kan.

 

si Abah

 

On Monday, October 6, 2014 2:18 PM, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote:

 

Mungkin DH dan AB; mulai melupakan sejarah munculnya piramid di Indonesia, 
dimulai dari perkumpulam mistik turangga seta; trus tulisan tentang Plato tak 
pernah bohong; terceritakan masalah Atlantis di Sundaland; maka muncullah Gn 
Padang punden berundak; di kisahkan sbg piramid dan diteliti luar biasa oleh 
TTRM. Hasilnya kembali masih (bagi aku) belum jelas apakah piramid apa tetap 
punden berundak. Juga ruang ruang yang katanya ada mnrt tomografi dan 
resistivity nampaknya belum terbukti saat penggalian terakhir. Itu yang aku 
lihat waktu ke gnpadang. 
Salam sejahtera, bdn.

Pada 6 Okt 2014 13:41, Muhammad Razi mufar...@gmail.com menulis:

Pak Danny,
Kalo saya melihat titik lemahnya ada di sosok andi arif yg srg bicara 
mengatasnamakan tim tp komennya krg ilmiah (pernah sy liat komen dia ttg gunung 
padang tp dikaitkan dgn sadahurip dan lainnya). Meski dia

Re: [iagi-net] Re: Gunung Peteng

2014-10-05 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Pak Yatno yg bijak,Silahkan dibaca kembal dari mulai "Yang saya tahusampai ...G..Peteng"...Maksudnya apa ya pak?Bukan 'menuduh' penelitian TTRM sama dgn Supertoy? Terus kenapa anda jadi malu dan sedih? Sedih karena ada para intelektual ternama buat petisi politik utk melawan penelitian? Atau karena hal lain?Salam,DHN  Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: yustinus yuwonoSent: Minggu, 5 Oktober 2014 13:54To: iagi-netReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: [iagi-net] Re: Gunung PetengDany yg baik,
Tolong dibaca coment saya baik2, bagian mana yang menuduh? Dan siapa yang dituduh? Materi tuduhan apa?
Maksud dari koment saya kan jelas, yaitu harapan dari sesama insan geologi, kan boleh berharap mudah2an tidak berulang lagi skandal yang memalukan itu. Kalau anda merasa dituduh, itu urusan anda sendiri. Yang jelas saya ber-iktikad baik, tidak ada niatan menyakiti hati seseorang. Kalau saya tidak boleh berharap seperti itu, padahal isi harapan itu kan demi kebaikan komunitas geologi yang kita cintai ini, berarti saya tidak peduli? Sedangkan saya sangat peduli dari awal, meskipun tidak ikut aktif meneliti seperti rekan yang lain.
Salam,
YSY
On Oct 5, 2014 1:12 AM, "yustinus yuwono" yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com wrote:Diskusi G Padang memang harus dihentikan karena sudah tidak mungkin dipertemukan lagi, saya setuju dengan anjuran Prof RPK. Bayangkan dua fihak saja tidak sama persepsinya tentang apa itu hipotesis apa itu sintesis. Apalagi berinterprestasi dari singkapan batuan yg sama, satu semen fihak lain pelapukan, fihak satu mengklaim pasir ayak peredam gempa yg satu fihak menganggap tuff, dst.dst.
Yg saya tahu TTRM di back up oleh staf khusus presiden SBY. Yg saya tahu lagi dulu SBY dikibuli temuan blue energi yaitu bahan bakar energi dari air. Yang saya tahu SBY pernahh juga dikibuli temuan bibit padi Super toy.
Semoga nasib G Padang tidak berakhir seperti skandal super toy maupun blue energi itu. Sehingga sebagai insan geologi saya menjadi sedih dan malu. Kalau demikian saya usulkan merobah nama G Padang atau bhs Jawa artinys G Terang menjadi G Peteng atau gunung gelap ??
Salam,
YSY 




Siapkan waktu PIT IAGI ke-43

Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition

JAKARTA,15-18 September 2014



Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact



Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti



Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id



DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of 

any information posted on IAGI mailing list.






Siapkan waktu PIT IAGI ke-43

Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition

JAKARTA,15-18 September 2014



Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact



Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti



Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id



DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no 

RE: [iagi-net] Re: Gunung Peteng

2014-10-05 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
 by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: bronto.sut...@gmail.com 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Sun, 5 Oct 2014 10:58:32 +

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net] Re: Gunung Peteng

 

Mas Danny, Pak Yatno, Pak Bandono, Pak Miko dan Bapak2 lainnya ysh, marilah
kita sudahi perdebatan yang sudah tidak mengenakkan ini. Saya yang mengenal
dekat Bapak2 (kalau boleh saya klaim kenal dekat), jadi merasa tidak enak
hati. Bapak2 semuanya adalah geologist ternama, sekedar mengingatkan kembali
sepertinya sudah tidak pada tempatnya berdebat seperti ini (maaf, maaf). 
Hal ini akan membuat ide2 geolog (muda) lainnya segan utk diutarakan.
Jangan2 nantinya akan ditanggapi dengan hanya debat kusir.
Terima kasih,

Salam
Bronto Sutopo 

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Sun, 05 Oct 2014 17:41:53 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net] Re: Gunung Peteng

 

Pak Yatno yg bijak,

Silahkan dibaca kembal dari mulai Yang saya tahusampai
...G..Peteng...Maksudnya apa ya pak?

Bukan 'menuduh' penelitian TTRM sama dgn Supertoy? Terus kenapa anda jadi
malu dan sedih? Sedih karena ada para intelektual ternama buat petisi
politik utk melawan penelitian? Atau karena hal lain?

 

Salam,
DHN

 

Sent from my BlackBerry 10 smartphone.


From: yustinus yuwono

Sent: Minggu, 5 Oktober 2014 13:54

To: iagi-net

Reply To: iagi-net@iagi.or.id

Subject: [iagi-net] Re: Gunung Peteng

 

Dany yg baik,
Tolong dibaca coment saya baik2, bagian mana yang menuduh? Dan siapa yang
dituduh? Materi tuduhan apa?
Maksud dari koment saya kan jelas, yaitu harapan dari sesama insan geologi,
kan boleh berharap mudah2an tidak berulang lagi skandal yang memalukan itu.
Kalau anda merasa dituduh, itu urusan anda sendiri. Yang jelas saya
ber-iktikad baik, tidak ada niatan menyakiti hati seseorang. Kalau saya
tidak boleh berharap seperti itu, padahal isi harapan itu kan demi kebaikan
komunitas geologi yang kita cintai ini, berarti saya tidak peduli? Sedangkan
saya sangat peduli dari awal, meskipun tidak ikut aktif meneliti seperti
rekan yang lain.
Salam,
YSY

On Oct 5, 2014 1:12 AM, yustinus yuwono
yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com wrote:

Diskusi G Padang memang harus dihentikan karena sudah tidak mungkin
dipertemukan lagi, saya setuju dengan anjuran Prof RPK. Bayangkan dua fihak
saja tidak sama persepsinya tentang apa itu hipotesis apa itu sintesis.
Apalagi berinterprestasi dari singkapan batuan yg sama, satu semen fihak
lain pelapukan, fihak satu mengklaim pasir ayak peredam gempa yg satu fihak
menganggap tuff, dst.dst.
Yg saya tahu TTRM di back up oleh staf khusus presiden SBY. Yg saya tahu
lagi dulu SBY dikibuli temuan blue energi yaitu bahan bakar energi dari air.
Yang saya tahu SBY pernahh juga dikibuli temuan bibit padi Super toy.
Semoga nasib G Padang tidak berakhir seperti skandal super toy maupun blue
energi itu. Sehingga sebagai insan geologi saya menjadi sedih dan malu.
Kalau demikian saya usulkan merobah nama G Padang atau bhs Jawa artinys G
Terang menjadi G Peteng atau gunung gelap ??
Salam,
YSY 



Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the
use of 
any information posted on IAGI mailing list.








Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri

RE: [iagi-net] Re: Gunung Peteng

2014-10-05 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Sangat mendukung.  Kalau saya diajukan ke Dewan Etik malah bisa 'tragedi'
nanti, karena di Dewan Etik kalau tidak salah ada Mas ADB yang juga
dedengkot Tim Peneliti G.Pdg  :-D

Akan lebih sempurna kalau Forum Diskusi disertai ekskursi ke Gunung Padang
sehingga bisa lebih faktual, terutama karena sekarang sudah banyak kotak
gali yang memperlihatkan singkapan geologinya.  Sebaiknya fokusnya adalah
murni diskusi ilmiah untuk mengungkap fakta dan mendiskusikan berbagai hal
yang menarik, bukan sekedar ingin senang-senang menonton 'pertarungan dua
kubu'.  Tanpa Kubu yang bersebranganpun menurut hemat saya tidak apa-apa
karena belum tentu mereka mau diajak berpartisipasi dalam forum ilmiah
terbuka  

 

Sudah seharusnya IAGI berperan dalam kontroversi (media massa) yang semrawut
ini, karena isyu ini sudah sangat meluas bahkan sampai dunia internasional.
Harus didudukan mana yang ilmiah , mana yang politis dll.  Jangan diam saja
hanya karena etika uwuh-pakewuh atau tidak mau dibilang memihak sehingga
menjadi abu-abu  IAGI harus berpihak pada dunia ilmiah dan profesi serta
ikut mencerdaskan seluruh anggautanya dan masyarakat umum.  Membiarkan
kebathilan terjadi itu salah.  Yang benar harus dibenarkan dan yang salah
harus dikoreksi.  Kalau tidak tegas... susah kita maju.

 

Salam,

DHN

 

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
bronto.sut...@gmail.com
Sent: 05 Oktober 2014 19:04
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Re: Gunung Peteng

 

Mas Bawa,

Ajakan dan tawaran yang menarik dan simpatik. Sepertinya bisa diusulkan
untuk jadi kegiatan 'perdana' dalam kepengurusan IAGI yang baru, mas
Sukmandaru untuk mempertemukan kedua 'kubu' kedalam sebuah forum ilmiah
(dilanjutkan FT lagi), instead of mengajukan beliau-beliau ke Dewan Etik :D.

Salam,
-Bronto Sutopo

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: E.Bawa Santosa eba...@cbn.net.id 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Sun, 5 Oct 2014 18:29:10 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: RE: [iagi-net] Re: Gunung Peteng

 

Dear all,

 

Barangkali temen-2 dari IAGI / MGI / HAGI bisa memfasilitasi untuk
menyelenggarakan forum diskusi terbuka bagi para senior kita yang
terhormat (tersebut di bawah ini), agar beliau-beliau tersebut bisa
membuahkan suatu hasil kajian yang berbobot secara scientific (sekalipun
mungkin juga ada hasil kajian yang berbeda) dan kelak hasil tersebut bisa di
up-load kedalam milis IAGI-NET ini sebagai referensi.  

 

Dengan demikian ada solusi bagi suatu perbedaan dan tidak discouraging bagi
Geologist yunior untuk mengungkapkan suatu opini atau topik bahasan.

Mungkin mas Bronto bisa berinisiasi mengajak temen geologist lainnya untuk
membentuk fasilitator tersebut.

 

Semoga diskusi GUNUNG PADANG bisa memberi inspirasi dengan pemahaman geologi
secara positip bagi kita semuanya.

Diskusi GUNUNG PADANG bukan untuk berunjuk kesombongan diri dan tokoh
sentral antara mang Okim dan mas Danny bisa menahan diri di media publik
guna menghindari nuansa yang kurang konstruktif.

 

Salam,

EBS

 

Note :

BTW, jika diskusi di media publik terbuka ini berlangsung terus menerus,
barangkali bisa dititipkan ke Pak Dhe RDP menjadi bagian series dongeng
geologi

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
bronto.sut...@gmail.com
Sent: 05 Oktober 2014 17:59n 
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Re: Gunung Peteng

 

Mas Danny, Pak Yatno, Pak Bandono, Pak Miko dan Bapak2 lainnya ysh, marilah
kita sudahi perdebatan yang sudah tidak mengenakkan ini. Saya yang mengenal
dekat Bapak2 (kalau boleh saya klaim kenal dekat), jadi merasa tidak enak
hati. Bapak2 semuanya adalah geologist ternama, sekedar mengingatkan kembali
sepertinya sudah tidak pada tempatnya berdebat seperti ini (maaf, maaf). 
Hal ini akan membuat ide2 geolog (muda) lainnya segan utk diutarakan.
Jangan2 nantinya akan ditanggapi dengan hanya debat kusir.
Terima kasih,

Salam
Bronto Sutopo 

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Sun, 05 Oct 2014 17:41:53 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net] Re: Gunung Peteng

 

Pak Yatno yg bijak,

Silahkan dibaca kembal dari mulai Yang saya tahusampai
...G..Peteng...Maksudnya apa ya pak?

Bukan 'menuduh' penelitian TTRM sama dgn Supertoy? Terus kenapa anda jadi
malu dan sedih? Sedih karena ada para intelektual ternama buat petisi
politik utk melawan penelitian? Atau karena hal lain?

 

Salam,
DHN

 

Sent from my BlackBerry 10 smartphone.


From: yustinus yuwono

Sent: Minggu, 5 Oktober 2014 13:54

To: iagi-net

Reply To: iagi-net@iagi.or.id

Subject: [iagi-net] Re: Gunung Peteng

 

Dany yg baik,
Tolong dibaca coment saya baik2, bagian mana yang menuduh? Dan siapa yang
dituduh? Materi tuduhan apa?
Maksud dari koment saya kan jelas, yaitu harapan dari sesama insan geologi,
kan boleh berharap

RE: [iagi-net] Perihal Penelitian di Gunung Padang

2014-10-05 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
.  

 

Kami selalu terbuka untuk berdiskusi dengan siapa saja, termasuk kalau ingin 
melihat semua data hasil-hasil penelitian ataupun kotak-kotak gali di lapangan. 
 Untuk para ‘kontrawan’ intelektual sebaiknya menghentikan kontroversi (tidak 
ilmiah) yang kontraproduktif demi kemajuan ilmu pengetahuan dan kepentingan 
negara dan rakyat.  

 

Salam,

DHN

 

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus 
yuwono
Sent: 05 Oktober 2014 23:17
To: iagi-net
Subject: Re: [iagi-net] Re: Gunung Peteng

 

Dany serta rekan2 yang baik.

Terutama rekan saya Dany, sekali lagi maaf kalau tulisan saya membuat tidak 
enak, krn saya belum pernah liat singkapan di g padang saya selalu berusaha 
netral, saya selalu membri smangat rekan2 terutama yg muda2 utk melakukan 
penelitian apapun demi kemajuan ilmu kita ini. Biasanya sbg org yg lebih tua, 
secara insting ingin memberikan harapan sekaligus peringatan, di dalam 
penelitian apapun spy hasilnya nanti baik dan memberikan pencerahan. Mengenai 
supertoy dan blue energi yg saya singgung itu kan data empiris yg pernah 
terjadi pada sby presiden kita ini. Nah kalo nantinya hipotesis piramid itu 
tidak terbukti, apakah sbg sesama insan geologi tidak sedih dan malu? Nah kalo 
memang terbukti ya syukur dan bangga atas prestasinya, dan ini harapan saya yg 
saya sebut dlm email sebelumnya. Biasanya harapan atas keberhasilan selalu 
diikuti dengan doa, itu yg saya maksud. Jadi selain berharap dan mendoakan, 
saya juga memberikan peringatan dan sedikit opini, karena saya merasa tahu 
sedikit lebih banyak tentang volcanic products serta aspek volkanisme lain 
terhadap batuan yang dihasilkan.
Satu lagi yg gk pernah dijawab, apakah sudah ada published paper di jurnal 
intenasional? Karena menurut saya hasil suatu penelitian ilmiah adalah paper. 
Krn rekan Dany gk jwb kesimpulan saya ya belum ada? Selama belum ada ya diskusi 
ini saya anggap masih wacana saja atau sekedar obrolan tukar pikiran.
Buat rekan Mino dan rekan Bronto setuju sekali atas statement nya.
Salam,
YSY

On Oct 5, 2014 5:42 PM, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com 
wrote:

Pak Yatno yg bijak,

Silahkan dibaca kembal dari mulai Yang saya tahusampai 
...G..Peteng...Maksudnya apa ya pak?

Bukan 'menuduh' penelitian TTRM sama dgn Supertoy? Terus kenapa anda jadi malu 
dan sedih? Sedih karena ada para intelektual ternama buat petisi politik utk 
melawan penelitian? Atau karena hal lain?

 

Salam,
DHN

 

Sent from my BlackBerry 10 smartphone.


From: yustinus yuwono

Sent: Minggu, 5 Oktober 2014 13:54

To: iagi-net

Reply To: iagi-net@iagi.or.id

Subject: [iagi-net] Re: Gunung Peteng

 

Dany yg baik,
Tolong dibaca coment saya baik2, bagian mana yang menuduh? Dan siapa yang 
dituduh? Materi tuduhan apa?
Maksud dari koment saya kan jelas, yaitu harapan dari sesama insan geologi, kan 
boleh berharap mudah2an tidak berulang lagi skandal yang memalukan itu. Kalau 
anda merasa dituduh, itu urusan anda sendiri. Yang jelas saya ber-iktikad baik, 
tidak ada niatan menyakiti hati seseorang. Kalau saya tidak boleh berharap 
seperti itu, padahal isi harapan itu kan demi kebaikan komunitas geologi yang 
kita cintai ini, berarti saya tidak peduli? Sedangkan saya sangat peduli dari 
awal, meskipun tidak ikut aktif meneliti seperti rekan yang lain.
Salam,
YSY

On Oct 5, 2014 1:12 AM, yustinus yuwono yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com 
wrote:

Diskusi G Padang memang harus dihentikan karena sudah tidak mungkin 
dipertemukan lagi, saya setuju dengan anjuran Prof RPK. Bayangkan dua fihak 
saja tidak sama persepsinya tentang apa itu hipotesis apa itu sintesis. Apalagi 
berinterprestasi dari singkapan batuan yg sama, satu semen fihak lain 
pelapukan, fihak satu mengklaim pasir ayak peredam gempa yg satu fihak 
menganggap tuff, dst.dst.
Yg saya tahu TTRM di back up oleh staf khusus presiden SBY. Yg saya tahu lagi 
dulu SBY dikibuli temuan blue energi yaitu bahan bakar energi dari air. Yang 
saya tahu SBY pernahh juga dikibuli temuan bibit padi Super toy.
Semoga nasib G Padang tidak berakhir seperti skandal super toy maupun blue 
energi itu. Sehingga sebagai insan geologi saya menjadi sedih dan malu. Kalau 
demikian saya usulkan merobah nama G Padang atau bhs Jawa artinys G Terang 
menjadi G Peteng atau gunung gelap ??
Salam,
YSY 



Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

RE: [iagi-net] Perihal Penelitian di Gunung Padang

2014-10-05 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Terimakasih Abah

Sependapat 100%.

 

Salam hormat,

DHN

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Yanto R. 
Sumantri - yrs_...@yahoo.com
Sent: 06 Oktober 2014 9:00
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Perihal Penelitian di Gunung Padang

 

Danny yang baik hati 

 

Sykurlah kalau memang TTRM itu pada awalnya merupakan riset mandiri , bahwa 
sekarang pak SBY dan stafnya tertarik untuk membantu tentunya itu sangat 
mngembirakan.

Paling tidak apa yang dibutuhkan oleh TTRM akan dapat dipenuhi atau minimal 
dibantu.

 

Karena pak SBY sebentar lagi akan lengser , mungkin perlu juga pendekatan 
kepada pak JKW/JK agar komitmen bantuan yang diberikan pak SBY saat ini , bisa 
dilanjutkan oleh JKW/JK.

 

Walau pun sebagai Presiden , pak SBY menduduki jabatan politik , saya kira pada 
posisi sekarang (semoga) pak SBY akan bersikap sebagai seorang ilmuwan  , yang 
berhrap gn Padang dapat  memberikan nilai tambah bagi bangsa dan negara. 
Tentunya  beliau ingin mendapatkan suatu kesimpulan yang firm dan lebih 
bermanfaat bagi ilmu penetahuan , bangsa dan negara.

 

Kalau pak Yatno khawatir pak SBY akan mengalami penipuan sebagaimana terjadi 
pada kasus blue energy dan supertoy , saya percaya saat ini beliau tidak akan 
mengalami hal ini.

Kan hanya keledai yang terperosok pada lubang yang sama lebih dari sekali.

 

Saya kurang sependapat apabila diskusi mengenai gn Padang dihentikan .

 

Akan hal adanya perbedaan pendapat  saya kira itulah dinamika ilmu pengetahuan 
, kita sikapi dengan diskusi yang didasarkan oleh fakta , data dan hipotesa 
yang ilmiah.

 

Mari kita selesaikan kasus  gn padang ini dengan berdasarkan kaidah keilmuan , 
tanpa emosi yang negatip seperti ditunjukan oleh wakil wakil rakyat di DPR.

 

 

si Abah

 

On Monday, October 6, 2014 8:09 AM, Danny Hilman Natawidjaja 
danny.hil...@gmail.com wrote:

 

Pak Yatno dan IAGI Netter ysh,

Terimakasih atas klarifikasinya.  Bukan hal baru kalau penelitian kami di 
Gunung Padang selalu di-pseudoilmiah-kan dengan berbagai cara, seperti 
diasosiasikan dengan peristiwa supertoy dan blue energi, atau kegiatan bermau 
mistik dari Kelompok Turangga Seta di Lalakon dan Sadahurip yang tidak ada 
kaitannya; atau juga dicampur-adukan dengan isyu mencari harta karun atau 
gossip obrolan warung kopi tentang isyu aneh-aneh seperti keberadaan 
hydro-electric power, UFO dll, atau tentang ‘piramid’ ini yang menurut saya 
hanya debat-kusir istilah yang tidak substantial.  Kemudian serangan yang 
sering dijadikan senjata utama oleh pihak kontra adalah isyu perusakan situs 
seperti dikatakan dalam PETISI bln April 2013 yang ingin menghentikan 
penelitian, sampai tudingan miring perusakan dari kegiatan eskavasi bersama TNI 
dalam dua bulan terakhir ini.  Padahal semua kegiatan eskavasi dilakukan dengan 
supervisi tim arkeologi termasuk dari BPCB (Badan Pelestarian Cagar Budaya).  
Bukti tidak ada eskavasi asal-asalan bisa dilihat sendiri di lokasi.  Fitnah 
lainnya adalah tentang isyu dana besar dari pemerintah yang juga dilontarkan 
berkali-kali oleh pihak yang kontra mulai dari  isyu back-up dana besar dari 
istana, isyu pemakaian dana abadi DIKBUD (tahun 2013) yang puluhan milyar 
bahkan trilyun, sampai kepernyataan Mendikbud baru-baru ini ttg akan diback-up 
DIKBUD sebesar 3M tapi juga diisyukan sampai trilyunan.  Faktanya sampai saat 
ini belum ada dana pemerintah yang sampai kepada kami.  Pembiayaan penelitian 
kami masih tetap mandiri, seadanya saja.

 

Penelitian di Gunung Padang yang dimulai sejak Oktober 2011 adalah benar-benar 
kegiatan mandiri bukan “funded research”. Artinya para peneliti bekerja tanpa 
dibayar, bahkan sering harus nombokin biaya operasional.  Hipotesa, metoda dan 
berbagai SOP penelitian geologi-geofisika-arkeologi yang dilakukan semua tidak 
ada yang aneh-aneh, sesuai dengan standard umum saja.  Survey lapangan yang 
bisa dibilang sangat intensif (berbulan-bulan dalam setahun) dilakukan karena 
“passion” ingin menjawab berbagai pertanyaan ilmiah dalam memecahkan misteri 
Gunung Padang, bukan karena dapat duit apalagi karena alasan politik segala.  
Dalam penelitian ilmiah perkara hasilnya membuktikan atau tidak membuktikan 
hipotesis awal bukan masalah.  Meskipun demikian, Alhamdulillah,  sepanjang 
data-analisis yang ada, khususnya hasil penelitian 2 bulan terakhir ini,  
hipotesis awal kami kelihatannya terbukti.  Faktanya lagi hasil riset Tim 
Terpadu Riset Mandiri (TTRM) sudah diakui oleh pemerintah; sudah ada Keputusan 
Gubernur JABAR untuk penelitian sejak Desember 2013, kemudian baru-baru ini 
TTRM sudah resmi menjadi Tim Nasional Pelestarian dan Pengelolaan  Gunung 
Padang (dengan tambahan personal) oleh KepMendikbud berlaku sejak 8 Agustus 
2014.  Terakhir, Malam Minggu kemarin dalam rapat khusus di istana negara yang 
langsung dipimpin Presiden bersama para menteri (Mensekab, Mendikbud, MenPU, 
Menparikraf) dan pimpinan TNI AD  diputuskan bahwa masalah Gunung Padang akan 
dipayungi

Re: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)

2014-10-04 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
n dsb.





Karena
menurut hemat saya sudah tidak ada objektivitas lagi, bahkan pihak-pihak
dalam konntroversi ini cenderung terobsesi dengan pendapatnya, angan-angannya,
maka tidak mungkin akan ada titik temu, dan diskusi akan sia-sia saja dan buang
waktu.





Saya
menganut kebebasan akademis. Kalau mau melakukan research apasaja dan
berpandangan apa saja, termasuk bahwa bumi ikita ini datar, ya silahkan saja.
Masyarakat ilmiah "mainstream" dan sejarah lah yang akan menetukan.





Wasalam





RPK



















-
Original Message - 





From: yustinus yuwono 





To: iagi-net 





Sent: Friday, October 03,
2014 8:04 PM





Subject: Re: [iagi-net]
UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)









Dany yth,

Apa anda dkk sudah publish paper G Padang di jurnal ilmiah internasional?
Tolong minta copy nya klo sudah published, nuhun.
Salam,

Yatno.



On Oct 2, 2014 1:27 PM, "rakhmadi avianto" rakhmadi.avia...@gmail.com
wrote:





Para netter yg terhormat,









Selama dibicarakan dalam
koridor Ilmiyah mestinya tidak ada yg tersinggung, demi kemajuan ilmu marilah
kita berdiskusi dengan sehat tanpa melemparkan kata2 yg tidak pantas. Jujur
saya menikmati dari data2 yg dikemukakan termasuk sanggahan dari bbrp ahli,
semoga kedua belah pihak bisa beradu argumen dg wewenang ilmu masing2, karena
ini kayaknya perlu banyak disiplin yg terlibat dan mungkin saran saya jangan
terlalu menyederhanakan masalah kalau memang tidak bisa di sederhanakan.










Salam hormat buat kedua sisi
peneliti.











Kaji Avi





Bendahara Umum IAGI 2011-14














-- Do not give up and do not ever look back and tawakkal ilallah
--









On Thu, Oct 2, 2014 at 9:47 AM, Bandono Salim bandon...@gmail.com
wrote:



This message is
eligible for Automatic Cleanup! (bandon...@gmail.com) Add cleanup rule | More info 





Apa yang saya lihat, memang ada pelapukan dan "penyemenan".
"Semen" dapat dilihat di dinding antara teras 1 dan teras 2; berupa
tanah yang terdapat di antara kolom batu.
Pelapukan mengulit bawang juga dapat dilihat di beberapa tempat. Kenampakan
mengulit bawang ini yang jadi masalah apakah ini hasil penyemenan atau hasil
pelapukan. Lah ini yang harus dilihat secara milroskopis atawa x ray.
Ditelitinya juga lapis demi lapis;
sehingga jelas perbedaannya.
Dilihat juga "semen" yang dijumpai tersingkap di permukaan maupun
semen yang ada di bawah permukaan, yang konon ceritanya sangat
lengket.
Memang perlu waktu dan biaya serta ahli mineralogi.
Begitu yang sedang aku usahakan. Semoga diijinkan mengambil dan memeriksa semen
dan "semen" serta pelapukan atau ubahan pada kolom batu yang ada di
gn Padang.
Salam sejahtera.bdn.



Pada 2 Okt 2014 08:28, "wildanto p nusantara" wpnusant...@gmail.com
menulis:

menarik sekali penjelasan pak dani di gunung padang kmarin lalu. 

dengan temuan terbaru yg diceritakan kmarin, nampaknya seperti bangunan
megalitik yg terus berevolusi yg tetap dipakai sampai masa sejarah. (koin
dengan kandungan nikel kemungkinan besar berasal dr abad 18 karena nikel br
ditemukan di tahun 1750-an).

mungkin bisa lebih seru klo ada field trip yg bisa ikutan rapelling turun ke
lubang penggalian.

salam
wildan



On Oct 2, 2014 7:54 AM, "Danny Hilman Natawidjaja"
danny.hil...@gmail.com
wrote:





Aneh, Pak Bandono kan sudah lihat sendiri bukti-buktinya di
lapangan (dan waktu itu tidak menyanggah). Silahkan berbagi pandangan dengan
teman-teman tentang apa yang dilihat bukan malah menyitir berita media lagi dan
membuat pernyataan mblunder.





Sebaiknya tidak memperdebatkan istilah piramid atau bukan karena
IAGI-net kan forum ilmiah geologi pak. Deskripsi data dan analisa akan lebih
menarik dan berguna bagi kita semua.











Salam





DHN











Sent from my BlackBerry 10 smartphone.




 
  
  
  
  From:
  Bandono
  Salim
  
  
  Sent:
  Kamis,
  2 Oktober 2014 07:03
  
  
  To:
  Iagi
  
  
  Reply
  To: iagi-net@iagi.or.id
  
  
  Subject:
  Re:
  [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)
  
  
  
 






Bukan piramid, tertulis di kompas tgl 1-Okt 2004.
Hipotesis piramid belum terbukti.
Salam hormat, bdn.



Pada 1 Okt 2014 08:08,
"Bandono Salim" bandon...@gmail.com menulis:

Hehehe kita tunggu semoga waktunya dapat sesuai
Pengin lihat yang di teras lima; yang waktu kesono blm dapat diperlihatkan.
Mumpung belum ditutup.
Salam sejahtera.bdn.



Pada 1 Okt 2014 08:42, "Ok
Taufik" ok.tau...@gmail.com
menulis:



kan bisa minta di undang lagi









2014-10-01 7:29 GMT+07:00 Bandono
Salim bandon...@gmail.com:

Kan sdh lewar undangannya. 



Pada 1 Okt 2014 08:22, "Ok
Taufik" ok.tau...@gmail.com
menulis: 













Betul nih Mang
Okim..nggak seru kalau debatnya study media vs riset lapangan, mustinya apple
to apple ..hadir saja atas undangan kang Danny, observe fakta di lapangan dan
bantahan berdasarkan data.



maaf kalau t

Re: [iagi-net] Gunung Peteng

2014-10-04 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Mau menghentikan diskusi kok sambil nuduh Pak?  Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: yustinus yuwonoSent: Minggu, 5 Oktober 2014 01:12To: iagi-netReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: [iagi-net] Gunung PetengDiskusi G Padang memang harus dihentikan karena sudah tidak mungkin dipertemukan lagi, saya setuju dengan anjuran Prof RPK. Bayangkan dua fihak saja tidak sama persepsinya tentang apa itu hipotesis apa itu sintesis. Apalagi berinterprestasi dari singkapan batuan yg sama, satu semen fihak lain pelapukan, fihak satu mengklaim pasir ayak peredam gempa yg satu fihak menganggap tuff, dst.dst.
Yg saya tahu TTRM di back up oleh staf khusus presiden SBY. Yg saya tahu lagi dulu SBY dikibuli temuan blue energi yaitu bahan bakar energi dari air. Yang saya tahu SBY pernahh juga dikibuli temuan bibit padi Super toy.
Semoga nasib G Padang tidak berakhir seperti skandal super toy maupun blue energi itu. Sehingga sebagai insan geologi saya menjadi sedih dan malu. Kalau demikian saya usulkan merobah nama G Padang atau bhs Jawa artinys G Terang menjadi G Peteng atau gunung gelap ??
Salam,
YSY 



Siapkan waktu PIT IAGI ke-43

Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition

JAKARTA,15-18 September 2014



Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact



Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti



Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id



DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of 

any information posted on IAGI mailing list.






Siapkan waktu PIT IAGI ke-43

Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition

JAKARTA,15-18 September 2014



Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact



Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti



Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id



DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of 

any information posted on IAGI mailing list.






Re: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)

2014-10-04 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Aneh bin ajaib.Membuat Petisi untuk menghakimi penelitian orang itu tidak melanggar Kode Etik Dunia Ilmiah dan Professional ya ?Silahkan Komite Etik IAGI menilainya.Salam dan Selamat Hari Raya Iedul AdhaDHN  Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: SujatmikoSent: Sabtu, 4 Oktober 2014 15:57To: iagi-net@iagi.or.idReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: RE: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)













Ketua
Umum IAGI yang sangat saya hormati, 



Setelah membaca tanggapan Pak Danny Hilman,
dan demi martabat profesi geologi yang kita cintai dan banggakan, mang Okim
berharap agar Komite Etik IAGI dapat sesegera mungkin menilai dan mengoreksi pernyataan-pernyataan
Pak Danny Hilman yang sangat bertentangan dengan semangat kerjasama dan
persatuan antar profesi khususnya Geologi-Arkeologi. Sebagai Paleoseismologist
yang ingin mengembangkan bidang Arkeo-Geologi / Geo-Arkeologi, sungguh di luar
kepatutan kalau Petisi 26 April 2013 , yang disepakati oleh 27 Ahli Arkeologi ,
di antaranya Kepala Pusat Arkeologi Nasional, Ketua Ikatan Ahli Arkeologi
Indonesia, 3 Profesor Arkeologi terkemuka di Indonesia , dan sejumlah Doktor serta
Sarjana Arkeologi , ditambah dengan 7 Ahli Geologi dan Ahli Geofisika (
termasuk 2 Profesor Riset ), dinyatakan oleh seorang anggota/ pengurus IAGI , sebagai
Petisi Jahat dan Murahan. Semoga kita semua diberikan keteguhan iman dan keberanian
dalam beramar ma’ruf nahi munkar. Amiin.



Salam Cinta IAGI,



Sujatmiko / Mang Okim







From: iagi-net@iagi.or.id
[mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Danny Hilman Natawidjaja
Sent: Saturday, October 04, 2014 1:27 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI
FB)









Baik,





Dua poin yg dikemukakan Mang Okim sama sekali bukan pokok utama
atau hal penting dalam 'controversi". Tidak perlu mencari-cari kelemahan.
Dua hal ini juga sekarang sudah ada update-nya. Demikian juga hal carbon dating
- tidak ada masalah secara prosedur dan ilmiah (ingat Mang saya ini
paleoseismologist yg paham dan sehari-harinya memakai carbon dating). Kami ini
ingin mengembangkan bidang Arkeo-geologi atau geo-arkeologi, kok malah Mang
Okim ini melarang!..mana salam geoarkeologinya?





Ada tim peneliti lain yg mengumumkan hasil penelitian kok pada
berang? Bukannya ngajak diskusi atau seminar ilmiah bareng malah buat petisi
jahat dan murahan itu? 











Mohon maaf kalo saya ini 'togmol' saja.











Salam,





DHN











Sent from my BlackBerry 10 smartphone.




 
  
  
  
  From:
  Sujatmiko
  
  
  Sent:
  Sabtu,
  4 Oktober 2014 13:08
  
  
  To:
  iagi-net@iagi.or.id
  
  
  Reply
  To: iagi-net@iagi.or.id
  
  
  Cc:
  MGEI;
  marwan
  
  
  Subject:
  RE:
  [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)
  
  
  
 






Yth Prof Koesoemadinata dan rekan-rekan
IAGI/MGEI,



Argumentasi yang
mang Okim sampaikan selama ini , baik di milis IAGI, FB, dll.
insyaallah 100 % didasarkan pada ilmu geologi yang mang Okim dapatkan
dari para dosen di ITB + pengalaman sebagai pemeta geologi + referensi
dari buku-buku dan hasil penelitian para ahli , baik geologi ataupun
arkeologi , dan spot checks ke lapangan ( bukan hipotesis melulu yang
sampai detik ini belum pernah satupun terbukti ). 



Mang Okim berulang
kali menekankan pentingnya pembuktian kebenaran hipotesis pasir ayakan peredam
gempa dan semen perekat sebagai kreasi teknologi super canggih pada
periode 13.000 – 23.000 tahun yang lalu, karena hal tersebut
selain bertolak belakang dengan keyakinan para arkeolog di seluruh
dunia (mainstream), juga argumentasi yang mendasarinya sangat fatal
. 



Argumentasi sangat
fatal yang mang Okim maksud adalah : 



1.
Pengumuman
spontan oleh Pak AB di Seminar Sekab 7 Februari 2012 tentang temuan
pasir ayakan peredam gempa. Pertanyaannya apakah hasil penelitian laboratorium
dapat / telah membuktikan bahwa pasir tersebut benar-benar pasir ayakan dan
bukan pasir / debu vulkanik alias air-fall ? Kalau benar pasir ayakan, jelaskan
analisanya termasuk komposisinya ( atas izin Pak AB, mang Okim mendapat
contoh sesendok teh pasir tersebut dan seluruh butirannya angular
–very angular !



2.
Komposisi
semen perekat yang diumumkan secara luas oleh Pak AD/ Pak DH/ Pak Andi
Arief sbb : Mineral besi 45 %, mineral silica 41 %, mineral lempung
14 %. Mang Okim hanya bisa mengelus dada atas pernyataan tersebut, apalagi
diembel-embeli oleh pernyataan lainnya bahwa kandungan mineral be

RE: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)

2014-10-02 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
YTH Mang Okim, walaupun sudah 4 kali ke G Pdg pastinya Mang Okim belum
pernah melihat batuan di bawah permukaan G Padang, khususnya struktur
susunan batu-batu kolom yang mempunyai matriks perekat(sering disebut semen
purba).  Jadi yang disebut 'semen purba' dan kenampakan mengulit bawang yang
sering Mang Okim sebut belum tentu mengacu ke barang yang sama.   Demikian
juga apa yang Mang Okim sebut sebagai singkapan batuan geologi dan yang kami
sebut lapisan batuan artifisial belum tentu mengacu ke barang yang sama
juga. Jadi sayapun menganjurkan Mang Okim untuk kembali ke basic geology,
lihat singkapan yang sama baru diskusi.  Bagi kami berbeda pendapat dalam
koridor ilmiah bukan untuk berbantah-bantahan tapi untuk berdiskusi
konstruktif supaya analisa menjadi lebih tajam.  Kami sama sekali tidak anti
perbedaan pendapat malah sangat senang berdiskusi.  Namun kelompok
intelektual yang tega membuat petisi fitnah untuk menghentikan penelitian
memang layak disebut sebagai penjahat intelektual.

Dan sekali lagi saya tegaskan, saya dan ADB tidak pernah mendukung kegiatan
Turangga Seta; dan sebaiknya tidak selalu berusaha mengaduk-adukan masalah
sehingga rancu... atau memang maksudnya demikian untuk menghindari diskusi
ilmiah yang sehat?

Salam geologi,
DHN

-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
Sujatmiko
Sent: 02 Oktober 2014 20:39
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: MGEI
Subject: RE: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)

Yth Pak Syaeful dan rekan-rekan IAGI,

Mungkin Pak Syaeful dan rekan-rekan mengira mang Okim belum pernah ke Situs
Gunung Padang ya. Keliru Pak, mang Okim paling sedikit sudah 4 kali ngeluruk
kesana. Yang pertama bareng Arkeolog, yang kedua bareng KRCB+ Wagub Jabar,
yang ketiga bareng Tim Badan Geologi dipimpin Prof Sutikno Bronto + Arkeolog
( kami kemudian bergabung dengan rombongan Direktur Permuseuman dan Cagar
Budaya Serang + 14 Kepala UPT Balai Cagar Budaya dari seluruh Indonesia ),
dan yang keempat bareng Arkeolog + DAAI TV. Di kunjungan ke 3, mang Okim
sempat memungut sepotong batu tiang yang tergeletak di kawasan parkir Situs
Gunung Padang untuk uji kualitas ( lihat email mang Okim di milis IAGI 10
Mei 2013 : Batu Gunung Padang Nan Memukau ). Uji kualitas ini dimaksudkan
sebagai alternative bagi masyarakat di sekitar Situs Gunung Padang   dalam
meningkatkan kesejahteraannya melalui kerajinan batu mulia ( sudah mendapat
lampu hijau dari beberapa dinas terkait di Pemprov Jabar ). Dengan demikian
maka argumentasi ilmiah yang selama ini mang Okim posting insyaallah bukan
ASBUN melainkan didasarkan atas pengamatan lapangan ditambah banyak
referensi arkeologi/geologi ( bukan reka-reka atau hipotesis !). 

Kepada rekan-rekan IAGI/MGEI, mengapa siih tidak ada yang memberi komentar
tentang pasir ayakan peredam gempa, industry metalurgi canggih, semen
perekat berkomposisi 45 % kandungan mineral besi , kandungan mineral besi di
lokasi pertambangan yang tidak lebih dari 5 % , atau instalasi reactor
listrik hidro di level 4, dll.nya ??? Itu semua yang konon dibangun pada
periode 13.000 - 23.000 tahun yl bukan fitnah mang Okim tetapi pernyataan
yang langsung keluar dari jubir TTRM/TIMNAS serta pimpinan tertingginya.
Tegakah kita membiarkan Presiden SBY menerima hipotesis-hipotesis yang
selama lebih dari 2 tahun penelitian tidak pernah terbukti ??? Di bawah ini
mang Okim salin jawaban mang Okim atas tanggapan Pak Danny di Facebook,
semoga lebih memperjelas lagi argumentasi ilmiah mang Okim :

Yth Pak Danny, 

Masyarakat berhak tahu tentang latar belakang lahirnya hipotesis piramida.
Bukankah Bapak dan Pak AD mendukung penuh penelitian Turangga Seta sejak di
G. Lalakon dan G. Sadahurip ? Tidak ingatkah Bapak ketika pada 19 Maret 2011
mang Okim nelpon Bapak dari puncak G. Lalakon, menanyakan tentang kebenaran
interpretasi hasil geolistrik seperti yang dijelaskan oleh Pak AD dalam
video yang diputar di Gedung Sate ? Bapak bilang data geolistriknya masih
diolah ( pada hal Pak AD secara gamblang telah mengonfirmasi tentang
hipotesis adanya piramida di G. Lalakon dan G. Sadahurip ). Yang mang Okim
herankan , mengapa setiap himbauan mang Okim untuk kembali ke basic
geological knowledge, selalu dibalas dengan cemoohan, penghinaan, ancaman,
dll.nya. Masalah pasir ayakan peredam gempa dan semen perekat mengandung 45
% unsur besi tidak pernah dijelaskan, padahal sudah ditanyakan banyak kali,
di forum terbuka atau di milis / FB. 

Mengenai hipotesis adanya piramida di Gunung Padang, bukankah sudah ada
undangan terbuka dari Pak Andi Arief lewat FB beliau ? Mang Okim tidak perlu
mengelaborate masalah piramida ini karena penjelasannya telah muncul di
koran Kompas kemaren dan hari ini ( pendapat Ketua IAAI Pak Yunus dan
sesepuh Arkeologi Prof. Harry Truman, dll ). Apakah Pak Danny dkk masih saja
akan menganggap beliau-beliau ini sebagai orang bodoh dan penghianat
intelektual seperti yang selama ini dilontarkan oleh Pak Andi Arief ?

Re: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)

2014-10-01 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Aneh, Pak Bandono kan sudah lihat sendiri bukti-buktinya di lapangan (dan waktu itu tidak menyanggah). Silahkan berbagi pandangan dengan teman-teman tentang apa yang dilihat bukan malah menyitir berita media lagi dan membuat pernyataan mblunder.Sebaiknya tidak memperdebatkan istilah piramid atau bukan karena IAGI-net kan forum ilmiah geologi pak. Deskripsi data dan analisa akan lebih menarik dan berguna bagi kita semua.SalamDHN  Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: Bandono SalimSent: Kamis, 2 Oktober 2014 07:03To: IagiReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: Re: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)Bukan piramid, tertulis di kompas tgl 1-Okt 2004.
Hipotesis piramid belum terbukti.
Salam hormat, bdn.
Pada 1 Okt 2014 08:08, "Bandono Salim" bandon...@gmail.com menulis:Hehehe kita tunggu semoga waktunya dapat sesuai
Pengin lihat yang di teras lima; yang waktu kesono blm dapat diperlihatkan.
Mumpung belum ditutup.
Salam sejahtera.bdn.

Pada 1 Okt 2014 08:42, "Ok Taufik" ok.tau...@gmail.com menulis:kan bisa minta di undang lagi2014-10-01 7:29 GMT+07:00 Bandono Salim bandon...@gmail.com:Kan sdh lewar undangannya. 
Pada 1 Okt 2014 08:22, "Ok Taufik" ok.tau...@gmail.com menulis:Betul nih Mang Okim..nggak seru kalau debatnya study media vs riset lapangan, mustinya apple to apple ..hadir saja atas undangan kang Danny, observe fakta di lapangan dan bantahan berdasarkan data.maaf kalau tak berkenan.2014-09-30 21:48 GMT+07:00 Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com:Aya-aya wae Mang Okim yang rajin ini. Tidak bosannya dengan ulasan yang
itu-itu saja... Sadahurip lagi, Lalakon lagi, Turangga Seta lagi...reaktor
listrik hidro lagi... Inikan IAGI-Net Mang bukan forum warung kopi. Saya
lihat yang diposting Mang Okim di FB foto-foto singkapan di Lalakon tapi
dipakai untuk menyimpulkan G Padang... wahh. Biar ada materi pembahasan
yang lebih menggigit silahkan mampir dulu ke Gunung Padang, lihat kotak
galinya, baru komentar lagi. Mang Okim kan belum pernah lihat singkapan
'semen perekat purba', 'kenampakan seperti mengulit bawang'dan struktur
lapisan batuan di bawah permukaan situs, kok sudah menyimpulkan...Tentu saja
bukti apapun tidak bisa membuktikan kalau belum dilihat ta iya :-)

Wass
DHN


-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
Sujatmiko
Sent: 30 September 2014 15:57
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: MGEI
Subject: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)

Rekan-rekan IAGI- MGEI yang budiman,

Tadi dini hari , mang Okim mosting di Face Book , catatan yang berkaitan
dengan undangan terbuka Pak Andi Arief ke Gunung Padang pada Minggu 28
September 2014 ( kemaren dulu ). Tema undangan adalah Pembuktian Piramida
Gunung Padang. Mang Okim mencoba melampirkan 5 dari 9 foto di FB, semoga
bisa diakomodir di milis IAGI/MGEI. Semoga bermanfaat,

Wassalam,

Mang Okim



-

UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG

Undangan terbuka yang disampaikan oleh Pak Andi Arief sebagai pimpinan
tertinggi TIMNAS Penelitian Situs Gunung Padang kepada semua pihak untuk
hadir di Situs Gunung Padang pada Minggu 28 September 2014 sungguh menarik
untuk diberikan catatan. Tema undangannya sangat luar biasa yaitu :
Pembuktian Piramida Gunung Padang. Keyakinan tentang adanya piramida di
perut Gunung Padang rupanya didukung oleh temuan yang oleh TIMNAS diklaim
sebagai struktur dinding bangunan di dasar lobang galian Teras 5 (
Tribunnews 27 September 2014 ).

Walaupun mang Okim tidak dapat memenuhi undangan, namun ketika ada kata
PIRAMIDA , mang Okim langsung ingat ke Yayasan Turangga Seta /YTS , pencetus
pertama hipotesis piramida ( Gambar 1 ) ,. Untuk membuktikan hipotesisnya,
pada 14-16 Maret 2011, YTS melakukan penggalian lobang besar di puncak
G.Lalakon yang sangat membahayakan instalasi Indonesia Power (Gambar 2). Di
lobang ini, YKS mengklaim telah menemukan batu bronjongan sebagai penutup
piramida, padahal dalam ilmu geologi , batu bronjongan tersebut dikenal
sebagai " residual boulders " alias alamiah ( Arthur Holmes 1984, Principles
of Physical Geology hal. 254 ).

Usai mengacak Gunung Lalakon, Tim YTS + Tim BKP pindah ke Gunung Sadahurip
di Garut. Dengan bekal hipotesis yang sama, mereka melakukan 2 penggalian
lobang di puncak G.Sadahurip dan ter

RE: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)

2014-09-30 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Aya-aya wae Mang Okim yang rajin ini.  Tidak bosannya dengan ulasan yang
itu-itu saja...  Sadahurip lagi, Lalakon lagi, Turangga Seta lagi...reaktor
listrik hidro lagi... Inikan IAGI-Net Mang bukan forum warung kopi.  Saya
lihat yang diposting Mang Okim di FB foto-foto singkapan di Lalakon tapi
dipakai untuk menyimpulkan G Padang... wahh.   Biar ada materi pembahasan
yang lebih menggigit silahkan mampir dulu ke Gunung Padang, lihat kotak
galinya, baru komentar lagi. Mang Okim kan belum pernah lihat singkapan
'semen perekat purba', 'kenampakan seperti mengulit bawang'dan struktur
lapisan batuan di bawah permukaan situs, kok sudah menyimpulkan...Tentu saja
bukti apapun tidak bisa membuktikan kalau belum dilihat  ta iya  :-)

Wass
DHN


-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
Sujatmiko
Sent: 30 September 2014 15:57
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: MGEI
Subject: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)

Rekan-rekan IAGI-  MGEI yang budiman,

Tadi dini hari , mang Okim mosting  di Face Book , catatan yang berkaitan
dengan undangan terbuka Pak Andi Arief ke Gunung Padang pada Minggu 28
September 2014 ( kemaren dulu ). Tema undangan adalah Pembuktian Piramida
Gunung Padang. Mang Okim mencoba melampirkan 5 dari 9 foto di FB, semoga
bisa diakomodir di milis IAGI/MGEI. Semoga bermanfaat,

Wassalam,

Mang Okim



-

UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG

Undangan terbuka yang disampaikan oleh Pak Andi Arief sebagai pimpinan
tertinggi TIMNAS Penelitian Situs Gunung Padang kepada semua pihak untuk
hadir di Situs Gunung Padang pada Minggu 28 September 2014 sungguh menarik
untuk diberikan catatan. Tema undangannya sangat luar biasa yaitu :
Pembuktian Piramida Gunung Padang. Keyakinan tentang adanya piramida di
perut Gunung Padang rupanya didukung oleh temuan yang oleh TIMNAS diklaim
sebagai struktur dinding bangunan di dasar lobang galian Teras 5 (
Tribunnews 27 September 2014 ).

Walaupun mang Okim tidak dapat memenuhi undangan, namun ketika ada kata
PIRAMIDA , mang Okim langsung ingat ke Yayasan Turangga Seta /YTS , pencetus
pertama hipotesis piramida ( Gambar 1 ) ,. Untuk membuktikan hipotesisnya,
pada 14-16 Maret 2011, YTS melakukan penggalian lobang besar di puncak
G.Lalakon yang sangat membahayakan instalasi Indonesia Power (Gambar 2). Di
lobang ini, YKS mengklaim telah menemukan batu bronjongan sebagai penutup
piramida, padahal dalam ilmu geologi , batu bronjongan tersebut dikenal
sebagai  residual boulders  alias alamiah ( Arthur Holmes 1984, Principles
of Physical Geology hal. 254 ). 

Usai mengacak Gunung Lalakon, Tim YTS + Tim BKP pindah ke Gunung Sadahurip
di Garut. Dengan bekal hipotesis yang sama, mereka melakukan 2 penggalian
lobang di puncak G.Sadahurip dan ternyata tidak menemukan apa-apa ( Gambar 4
)..Walaupun demikian, Tim BKP yang mengambil alih penelitianj , mengklaim
telah menemukan pintu gerbang ke bangunan piramida ( dibantah oleh Sekdes
Sukahurip., Gambar 5 ). Pada 8 Januari 2012, hasil survey mang Okim ke
G.Sadahurip menyimpulkan bahwa G. Sadahurip adalah gunung api purba yang
terbentuk secara alamiah. Kesimpulan mang Okim dimuat di rubrik OPINI
Pikiran Rakyat berjudul : Gunung Sadahurip Bukan Piramida ( PR 14 januari
2012 ) , dan Kontroversi Lalakon ( 30 januari 2012 ).

GUNUNG PADANG JUGA BUKAN PIRAMIDA

Usai G.Lalakon dan G. Sadahurip , Tim BKP pindah ke Gunung Padang dengan
punden berundaknya yang telah diakui sebagai cagar budaya nasional terbesar
di kawasan Asia Tenggara. . Hipotesis untuk Gunung Padang sedikit lebih
lengkap dari kedua gunung lainnya karena ditambah dengan survey tomografi ,
pemboran, dan penggalian. Hipotesis yang dikembangkan antara lain adanya
lapisan pasir ayakan peredam gempa, semen perekat batu tiang, empat lapisan
budaya . dan indikasi adanya bangunan Reaktor Listrik Hidro di level
terbawah, dan lain-lain.

Sebagai insan kebumian yang insyaallah akan selalu berusaha untuk bersikap
sabar dan tawakal dalam menerima ancaman, cercaan, dan hinaan dari Pak Andi
Arief, mang Okim sangat menyayangkan bahwa TTRM/TIMNAS selalu tergesa-gesa
dalam berhipotesis dan menyampaikannya ke publik . Hal sederhana misalnya
tentang semen perekat yang mengandung 45 % besi, 41 % silika, dan 14 %
lempung. Seandainya TTRM/TIMNAS mau buka buku , atau tanya ke Google, maka
akan tahulah bahwa kadar besi 15 % saja sudah bisa dianggap sebagai bijih
besi ( Dietrich  Skinner 1979 : Rock and Rock Mineral ). Pernyataan lainnya
yang cukup fatal adalah bahwa kandungan besi di lokasi tambang besi hanya 5%
. Perlu diketahui bahwa kadar besi di singkapan bijih besi yang pernah mang
Okim eksplorasi mengandung kadar besi sampai 70 % . Sekedar pertimbangan,
komposisi semen portland PT Semen Gresik mengandung unsur oksida Fe/Mg tak
lebih dari 6 %. 

Dalam kaitannya dengan 

Re: [iagi-net] RE: [economicgeology] Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY

2014-09-25 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
edar tambahan, mang Okim pernah dua kali mendapat peringatan keras dari Pak
Andi Arief unjtuk minta maaf di Koran, dengan ancaman somasi ( lewat Ketum IAGI
). Semoga rekan-rekan IAGI dapat menilai secara objektif , postingan mang Okim
dan dua balasan Pak Andi Arief. Pencerahan dan sarannya mang Okim tunggu ya.
 
 Salam cinta Geo-Arkeologi,
 
 Mang Okim 
 --
 
 FB MANG OKIM 16 September 2014 
 
 BENCANA ARKEOLOGI DI SITUS MEGALITIK GUNUNG PADANG
 
 Beberapa foto bocoran dari dunia maya yang merekam kegiatan penelitian
TIMNAS di Situs Megalitik Gunung Padang, membuat mang Okim tak kuasa menahan
linangan air mata. Bagaimana tidak, peninggalan prasejarah yang telah diakui
sebagai bangunan punden berundak terbesar di kawasan Asia Tenggara ini dan
telah berstatus sebagai cagar budaya nasional (Gambar 1), tiba-tiba
diperlakukan sebagai objek eksperimen geologi yang dengan seenaknya
ditrenching, dibor, digali dan dikupas di banyak bagian, termasuk di lereng
yang terjal (Gambar 2-5). Bagi siapapun yang melihat foto-foto tersebut pasti
akan sepakat bahwa cepat atau lambat, "bencana arkeologi" yang
mengancam kelestarian bangunan punden berundak kebanggaan bangsa Indonesia ini
akan tiba,
 
 Mang Okim sungguh takjub bahwa dalam masalah Situs Gunung Padang ini ,
Presiden SBY sampai turun tangan langsung . Melalui Kep.Mendikbud, TIMNAS
Penelitian Gunung Padang dibentuk menggantikan TTRM , dengan anggaran
fantastis, 23 milyar rupiah. Targetnya sederhana antara lain untuk membuktikan
bahwa di dalam perut Gunung Padang ada peninggalan budaya berupa piramida,
pintu gerbang setinggi 18 meter, ruang kosong yang diduga menyimpan
"brankas", lapisan pasir "ayakan" untuk meredam gempa,
industri metalurgi canggih, empat lapisan budaya, dan indikasi adanya reaktor
listrik hidro di lapisan budaya terbawah (23.000 tahun yang lalu ). Temuan
semen canggih dengan kandungan besi sampai 41 % tentunya termasuk yang perlu
dibuktikan ( hipotesis fatal yang telah mang Okim sanggah di beberapa
kesempatan, Gambar 6 ).
 
 Sebagai penutup, mang Okim sampaikan reaksi spontan dari seorang pakar
arkeologi yang kemaren menyaksikan kegiatan TIMNAS : " Saya sangat sedih
melihat perkembangan kegiatan penelitian di Situs Gunung Padang hari ini. Kotak
ekskavasi dibuka di sembarang tempat, tidak mengacu pada kegiatan penelitian
yang sudah dilakukan sebelumnya. Beberapa kotak dibuka di lahan yang sangat
rawan akan longsor. Begitu juga dengan hak publik yang datang berkunjung ke
situs yang telah terampas. Sebagian besar situs ditutup dengan terpal setinggi
2 meteran. Mau apa mereka sebenarnya di situs yang kita banggakan ini ???"
 
 Salam Cinta Geo-Arkeologi,
 Mang Okim
 (6 foto tidak dilampirkan, bisa dilihat di FB mang Okim)
 
 -
 
 FB ANDI ARIEF DUA 16 September 2014 
 
 Pak Sujatmiko Miko https://www.facebook.com/sujatmiko.miko24
Ysh, saya protes keras terhadap postingan yang menurut saya bisa menimbulkan
penafsiran yang negatif terhadap riset yang saya pimpinannya. Apa yang bapak
tulis untuk usia setua bapak, dan seluas ilmu bapak, sangat tidak layak. Saya
bisa menempuh jalur hukum kepada bapak karena ini bukan kali pertama bapak
melakukannya. Saya tidak main-main, semua yang bapak posting itu keliru. Usia
setua bapak dengan segudang pengalaman hidupnya percaya isu, sekali lagi tanpa
memngurangi rasa hormat saya pada ketuaan bapak, agar secara sportif bapak
minta maaf. Tetapi kalau tidak, maka saya akan menempuh jalur hukum di negeri
ini, nanti setelah 20 oktober 2014.
 
 -
 
 FB ANDI ARIEF DUA 16 September 2014
 
 PETISI DAN GEOLOG SUJATMIKO TERBUKTI MENGHASUT TNI AD dan Peneliti
mendapat fitnah yang luar biasa dari para penentang riset. lihat saja Geolog
senior yang menurut saya sudah sampai tingkat keterlaluan penghasutannya di
antaranya pak Sujatmiko Miko di wallnya, semua isinya adalah menggambarkan
kualitas dan keprinadiannya, membuat fitnah riset dibantu dikbud 23 milyar,
merusak situs, menyebut bencana arkeologi. Baru saja pertemuan antara direktur
cagar Budaya Pak Hary Widianto dengan Pak Danny Hilman , Natawidjaja Pak Ali
Akbar, Pak letkol Andi dandim Cianjur, dan berbicara via telp dengan saya,
menjadi ajang pembuktian geolog Sujatmiko Miko yang mudanya CGMI yang selamat
(kawan-kawannya banyak terbunuh) yang sekarang pemimpin Rotary adalah melakukan
kebohongan intelektual. Direktur cagar budaya memuji metode trenching Pak Danny
Hilman Natawidjaja yang dibanttu TNI yang bisa menjadi metode arkeologi ke
depan, sistematis, teru

Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY

2014-09-24 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Silahkan Pak. Dikoordinasikan saja, tidak ada masalah. Lebih cepat lebih baik karena sy tidak tahu sampai kapan kotak2 gali akan dibiarkan terbuka meskipun sy sudah usulkan ke pihak berwenang agar beberapa kotak gali kunci dikonservasi utk Public Display dan bahan utk penelitian selanjutnya.Salam,DHN  Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: Bandono SalimSent: Rabu, 24 September 2014 13:40To: IagiReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBYTanya sama Danny H.N.
Kita kan tamu, kalo nylonong gitu aja kan seperti tamu tak diundang.
Salam.
Pada 24 Sep 2014 12:45, "sonny t pangestu" SRS0-Q+OJ=6R=yahoo.com=sonnytpange...@iagi.or.id menulis:








Kapan euy ?Mau ikut liat.From:  "Sujatmiko" m...@cbn.net.id
Sender:  iagi-net@iagi.or.id
Date: Wed, 24 Sep 2014 10:16:37 +0700To: iagi-net@iagi.or.idReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id
Cc: 'MGEI'economicgeol...@yahoogroups.comSubject: RE: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN :  ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF,
 STAFSUS PRESIDEN SBY



Yth Pak Danny,



Hatur rebu nuhun atas tawaran Kang Danny yang sangat simpatik. Harapan
mang Okim, semoga dengan telah dibukanya beberapa bagian di Situs Gunung
Padang, hipotesis rekan-rekan TTRM/TIMNAS tentang adanya beberapa tinggalan
budaya penting di perut Gunung Padang ada yang terbukti. Mengenai
kunjungan ke lapangan, insyaallah bisa diatur, khususnya setelah ada pers
release tentang adanya temuan yang berkaitan dengan hipotesis rekan-rekan
( bukan sekedar koin, gerabah, atau kujang yang debatable ). Sekali lagi
hatur nuhun Kang Danny atas goodwilnya ( mohon bantuan Pak Danny sebagai sesama
anggota Rotary Indonesia , untuk membisikkan ke Pak Andi Arief bahwa nothing
wrong dengan Rotary. Prinsip kita kan “ Service Above Self “ alias pengabdian/pelayanan
kemanusiaan di atas kepentingan pribadi ). Terima kasih Kang Danny atas
pengertiannya.



Wassalam,

Mang Okim







From: iagi-net@iagi.or.id
[mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Danny Hilman Natawidjaja
Sent: Tuesday, September 23, 2014 8:54 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; iagi-net@iagi.or.id
Cc: MGEI
Subject: Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF,
STAFSUS PRESIDEN SBY









Saran saya pada Mang Okim,





Datanglah sekarang ke Gunung Padang karena skr sudah ada data
singkapan dari lapisan di bawah permukaannya dari beberapa kotak gali yang
sudah dibuat dalam sebulan terakhir ini. Juga ada data singkapan dari satu
tebing bekas longsor yg sekarang sudah dibersihkan dari tetumbuhan yg
menutupinya. Jadi Mang Okim tidak perlu pusing lagi dgn data geofisika bawah
permukaan dan data bor., langsung bisa lihat batuannya (dan juga 'semen' yg
diributkan itu). Silahkan kami diberi pencerahan.  Boleh juga
sekalian ajak Pak Sutikno Bronto dan lainnya.





Kita perlu data dan analisa bukan cuma cerita, apalagi gossip
media massa.











Salam,





DHN











Sent from my BlackBerry 10 smartphone.




 
  
  
  
  From:
  Sujatmiko
  
  
  Sent:
  Selasa,
  23 September 2014 18:35
  
  
  To:
  iagi-net@iagi.or.id
  
  
  Reply
  To: iagi-net@iagi.or.id
  
  
  Cc:
  MGEI
  
  
  Subject:
  [iagi-net]
  MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS
  PRESIDEN SBY
  
  
  
 






Rekan-rekan IAGI - MGEI - AKADEMISI yang budiman,



Tanggal 16 September 2014 yang lalu, sesaat sebelum mang Okim berangkat ke
Mangga Dua Square Jakarta untuk mendukung perhelatan akbar Indonesian
Gemstones Exhibition and Contest ( 17-22 September 2014 ), mang Okim
menyempatkan diri menulis komentar tentang kegiatan penggalian TTRM/TIMNAS
di Situs Megalitik Punden Berundak G. Padang yang telah diakui terbesar di
kawasan Asia Tenggara. Sebagai bahan acuan, mang Okim petik dari 11 artikel
di Pikiran Rakyat ( antara lain tentang alokasi dana 23 Milyar ), Viva News
dan buku karangan Dr. Ali Akbar ( tentang pintu gerbang setinggi 18 meter ,
semen purba berumur 13.000-23.000 tahun mengandung 41 % unsur besi , adanya
reactor listrik hidro di level 4 G.Padang ), beberapa foto dari media
maya/internet, pengamatan mang Okim secara langsung di lapangan , dan
hasil penelitian tim expert Badan Geologi di G. Lalakon, G. Sadahurip, dan
G. Padang ( dikomandani oleh Prof. Sutikno Bronto ). 



Sepulangnya dari Jakarta kemaren, mang Okim sungguh terkejut membaca respon
dari Pak Andi Arief lewat FB beliau . Isinya penuh dengan ungkapan dan
ancaman yang menyuratkan dan menyiratkan betapa dendamnya beliau kepada mang
Okim 

Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY

2014-09-24 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Insya Allah Hari Sabtu ini sy masih di G Padang. Silahkan Pak.  Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: Bandono SalimSent: Rabu, 24 September 2014 15:08To: IagiReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBYAyo rame rame kita ke gn Padang.
Pada 24 Sep 2014 15:00, "wildanto p nusantara" wpnusant...@gmail.com menulis:pak ban.. nebeng dong..
On Sep 24, 2014 2:58 PM, "Bandono Salim" bandon...@gmail.com wrote:Sabtu lusa bisa pak? 
Pada 24 Sep 2014 14:02, "Danny Hilman Natawidjaja" danny.hil...@gmail.com menulis:Silahkan Pak. Dikoordinasikan saja, tidak ada masalah. Lebih cepat lebih baik karena sy tidak tahu sampai kapan kotak2 gali akan dibiarkan terbuka meskipun sy sudah usulkan ke pihak berwenang agar beberapa kotak gali kunci dikonservasi utk Public Display dan bahan utk penelitian selanjutnya.Salam,DHN  Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: Bandono SalimSent: Rabu, 24 September 2014 13:40To: IagiReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBYTanya sama Danny H.N.
Kita kan tamu, kalo nylonong gitu aja kan seperti tamu tak diundang.
Salam.
Pada 24 Sep 2014 12:45, "sonny t pangestu" SRS0-Q+OJ=6R=yahoo.com=sonnytpange...@iagi.or.id menulis:








Kapan euy ?Mau ikut liat.From:  "Sujatmiko" m...@cbn.net.id
Sender:  iagi-net@iagi.or.id
Date: Wed, 24 Sep 2014 10:16:37 +0700To: iagi-net@iagi.or.idReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id
Cc: 'MGEI'economicgeol...@yahoogroups.comSubject: RE: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN :  ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF,
 STAFSUS PRESIDEN SBY



Yth Pak Danny,



Hatur rebu nuhun atas tawaran Kang Danny yang sangat simpatik. Harapan
mang Okim, semoga dengan telah dibukanya beberapa bagian di Situs Gunung
Padang, hipotesis rekan-rekan TTRM/TIMNAS tentang adanya beberapa tinggalan
budaya penting di perut Gunung Padang ada yang terbukti. Mengenai
kunjungan ke lapangan, insyaallah bisa diatur, khususnya setelah ada pers
release tentang adanya temuan yang berkaitan dengan hipotesis rekan-rekan
( bukan sekedar koin, gerabah, atau kujang yang debatable ). Sekali lagi
hatur nuhun Kang Danny atas goodwilnya ( mohon bantuan Pak Danny sebagai sesama
anggota Rotary Indonesia , untuk membisikkan ke Pak Andi Arief bahwa nothing
wrong dengan Rotary. Prinsip kita kan “ Service Above Self “ alias pengabdian/pelayanan
kemanusiaan di atas kepentingan pribadi ). Terima kasih Kang Danny atas
pengertiannya.



Wassalam,

Mang Okim







From: iagi-net@iagi.or.id
[mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Danny Hilman Natawidjaja
Sent: Tuesday, September 23, 2014 8:54 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; iagi-net@iagi.or.id
Cc: MGEI
Subject: Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF,
STAFSUS PRESIDEN SBY









Saran saya pada Mang Okim,





Datanglah sekarang ke Gunung Padang karena skr sudah ada data
singkapan dari lapisan di bawah permukaannya dari beberapa kotak gali yang
sudah dibuat dalam sebulan terakhir ini. Juga ada data singkapan dari satu
tebing bekas longsor yg sekarang sudah dibersihkan dari tetumbuhan yg
menutupinya. Jadi Mang Okim tidak perlu pusing lagi dgn data geofisika bawah
permukaan dan data bor., langsung bisa lihat batuannya (dan juga 'semen' yg
diributkan itu). Silahkan kami diberi pencerahan.  Boleh juga
sekalian ajak Pak Sutikno Bronto dan lainnya.





Kita perlu data dan analisa bukan cuma cerita, apalagi gossip
media massa.











Salam,





DHN











Sent from my BlackBerry 10 smartphone.




 
  
  
  
  From:
  Sujatmiko
  
  
  Sent:
  Selasa,
  23 September 2014 18:35
  
  
  To:
  iagi-net@iagi.or.id
  
  
  Reply
  To: iagi-net@iagi.or.id
  
  
  Cc:
  MGEI
  
  
  Subject:
  [iagi-net]
  MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS
  PRESIDEN SBY
  
  
  
 






Rekan-rekan IAGI - MGEI - AKADEMISI yang budiman,



Tanggal 16 September 2014 yang lalu, sesaat sebelu

Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY

2014-09-23 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
agai objek eksperimen geologi yang dengan seenaknyaditrenching, dibor, digali dan dikupas di banyak bagian, termasuk di lerengyang terjal (Gambar 2-5). Bagi siapapun yang melihat foto-foto tersebutpasti akan sepakat bahwa cepat atau lambat, "bencana arkeologi" yangmengancam kelestarian bangunan punden berundak kebanggaan bangsa Indonesiaini akan tiba,Mang Okim sungguh takjub bahwa dalam masalah Situs Gunung Padang ini ,Presiden SBY sampai turun tangan langsung . Melalui Kep.Mendikbud, TIMNASPenelitian Gunung Padang dibentuk menggantikan TTRM , dengan anggaranfantastis, 23 milyar rupiah. Targetnya sederhana antara lain untukmembuktikan bahwa di dalam perut Gunung Padang ada peninggalan budaya berupapiramida, pintu gerbang setinggi 18 meter, ruang kosong yang didugamenyimpan "brankas", lapisan pasir "ayakan" untuk meredam gempa, industrimetalurgi canggih, empat lapisan budaya, dan indikasi adanya reaktor listrikhidro di lapisan budaya terbawah (23.000 tahun yang lalu ). Temuan semencanggih dengan kandungan besi sampai 41 % tentunya termasuk yang perludibuktikan ( hipotesis fatal yang telah mang Okim sanggah di beberapakesempatan, Gambar 6 ).Sebagai penutup, mang Okim sampaikan reaksi spontan dari seorang pakararkeologi yang kemaren menyaksikan kegiatan TIMNAS : " Saya sangat sedihmelihat perkembangan kegiatan penelitian di Situs Gunung Padang hari ini.Kotak ekskavasi dibuka di sembarang tempat, tidak mengacu pada kegiatanpenelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Beberapa kotak dibuka di lahanyang sangat rawan akan longsor. Begitu juga dengan hak publik yang datangberkunjung ke situs yang telah terampas. Sebagian besar situs ditutup denganterpal setinggi 2 meteran. Mau apa mereka sebenarnya di situs yang kitabanggakan ini ???"Salam Cinta Geo-Arkeologi,Mang Okim(6 foto tidak dilampirkan, bisa dilihat di FB mang Okim)---FB Andi Arief Dua 16 September 2014 Pak Sujatmiko Miko https://www.facebook.com/sujatmiko.miko24  Ysh, sayaprotes keras terhadap postingan yang menurut saya bisa menimbulkanpenafsiran yang negatif terhadap riset yang saya pimpinannya. Apa yang bapaktulis untuk usia setua bapak, dan seluas ilmu bapak, sangat tidak layak.Saya bisa menempuh jalur hukum kepada bapak karena ini bukan kali pertamabapak melakukannya. Saya tidak main-main, semua yang bapak posting itukeliru. Usia setua bapak dengan segudang pengalaman hidupnya percaya isu,sekali lagi tanpa memngurangi rasa hormat saya pada ketuaan bapak, agarsecara sportif bapak minta maaf. Tetapi kalau tidak, maka saya akan menempuhjalur hukum di negeri ini, nanti setelah 20 oktober 2014.-FB Andi Arief Dua 16 September 2014 PETISI DAN GEOLOG SUJATMIKO TERBUKTI MENGHASUT--- TNI AD dan Penelitimendapat fitnah yang luar biasa dari para penentang riset. lihat saja Geologsenior yang menurut saya sudah sampai tingkat keterlaluan penghasutannya diantaranya pak Sujatmiko Miko di wallnya, semua isinya adalah menggambarkankualitas dan keprinadiannya, membuat fitnah riset dibantu dikbud 23 milyar,merusak situs, menyebut bencana arkeologi. Baru saja pertemuan antaradirektur cagar Budaya Pak Hary Widianto dengan Pak Danny Hilman ,Natawidjaja Pak Ali Akbar, Pak letkol Andi dandim Cianjur, dan berbicara viatelp dengan saya, menjadi ajang pembuktian geolog Sujatmiko Miko yangmudanya CGMI yang selamat (kawan-kawannya banyak terbunuh) yang sekarangpemimpin Rotary adalah melakukan kebohongan intelektual. Direktur cagarbudaya memuji metode trenching Pak Danny Hilman Natawidjaja yang dibanttuTNI yang bisa menjadi metode arkeologi ke depan, sistematis, terukur,berdasarkan pemindaian dan tidak ada satu buktipun merusak situs. Kerja TNIAD dihargai dan sangat membantu. Saya berharap semua yang telah membuatulah, fitnah dan menggagalkan riset ini untuk mengubah rasa iri, dengki,yang berkarat dalam tubuh. itu bukan sikap intelektual. Penuntasan risettetap berjalan, Timnas diupayakan segera bekerja juga membantu TTRM. Secarapribadi saya sudah meminta Pak Sujatmiko Miko meminta maaf karena bukansekedar pelanggaran ITE (saya tidak akan menggunakan itu), tetapi di dalamsosial media dan di luar sosial media selalu memprovokasi agar riset inibatal. Atas fitnahnya saya pimpina Riset mandiri ini meminta Ia secarasportif memohon maaf atas kekeliruannya. Kalau tidak dilakukan, saya yangmenahan diri 3 tahun lebih akan menggunakan hak saya untuk menggunakan jalurhukum atas sejumlah fitnah, kebohongan, penghinaan. Saya serius, dan akansaya lakukan setelah saya tidak lagi menjabat staf khusu Presiden tgl 20Oktober nanti. Ini sudah soal prinsip, saya tidak akan mundur meski sayatahu siapa dibalik petisi dan Pak Sujatmiko Miko. Biar menjadi

RE: [iagi-net] Bongkar

2014-09-18 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
 didapat berdasar metodologi ilmiah yg baik, baru 
dilakukan interpretasi dan sintesa. Bagi yg kontra temuan piramid ini, 
termasuk Mang Okim dan saya sendiri adalah cara interpretasi. Belum2 sudah 
diumumkan adanya struktur piramid yg canggih, bahkan ada power plant di perut 
G Padang yg umurnya puluhan ribu th. Kembali ke temuan artefak, tentunya hrs 
diteliti oleh yg kompeten. Sementara saya simpulkan, bahwa ada strata 
kebudayaan di G Padang, dari paleolitik sampai zaman perunggu? Tolong excavasi 
nya harus hati2 supaya tidakmerusak strata aslinya dari situs.
Salam,
Yatno

On Sep 17, 2014 3:51 PM, Sujatmiko m...@cbn.net.id wrote:

Pak Bandono,

 

Kasarnya, disomasi adalah dituntut meminta maaf ke seluruh pihak atas kesalahan 
seseorang, dengan ancaman akan dituntut secara hukum. Tuduhannya menyebar 
fitnah 

 

Wassalam

Mang Okim


Terkirim dari tablet Samsung 


Bandono Salim bandon...@gmail.com menulis:

Somasi itu apa Mang?
Maap kurang paham masalah hukum; apa ada kaitannya dgn perdata?
Hati hati dijalan ya .

Pada 17 Sep 2014 09:01, Sujatmiko m...@cbn.net.id menulis:

Yth Pak Danny,

 

Hatur rebu nuhun atas tanggapannya yang tidak meliuk-liuk ( cukup bijak dan 
sangat berbeda dengan tanggapan Pak Andi Arif yang dengan bumbu bumbu kasar dan 
pedas, langsung mensomasi mang Okim --- Alhamdulilah, kali ini tidak lewat 
Ketum IAGI).

Sehubungan dengan temuan coin logam, mang Okim menyarankan agar eksposenya 
tidak berlebihan. Masalahnya, coin tersebut dan juga temuan artekfaktual 
lainnya (gerabah etc) ditemukan di level yang menurut TTRM , hasil datingnya 
13.000 -23.000 tahun. Apakah hal tersebut tidak dikaji dulu oleh  Dr. Ali Akbar 
--- sebelum disampaikan ke Pak Menteri dan Pres. SBY? Ini sekedar himbauan dari 
seorang mang Okim lho, bisa dipertimbangkan, bisa juga tidak --- ta' iya !!!

 

 

Wassalam,

 

Mang Okim

 



Terkirim dari tablet Samsung 


Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com menulis:

Yth Mang Okim,

Terimakasih atas tanggapan dan uraiannya yang meliuk-liuk.

Alhamdulillah dengan istiqomah dan kerja keras penelitian berjalan baik dan 
hasilnya cukup sesuai dgn yg diharapkan. Tadi Pak Direktur Purbakala juga Ketua 
Timnas berkunjung ke GP. Beliau sangat senang dan antusias dengan proses dan 
hasil2 yang sudah dicapai. Beliau sepenuhnya paham dan setuju dengan penggalian 
yg sudah dilakukan, tidak ada yg merusak atau menyalahi aturan, bahkan beliau 
bilang metoda integratif geologi-geofisika-arkeologi di GP patut dijadikan 
pioneer untuk dikembangkan lebih lanjut di Indonesia.

Besok rencananya Bpk Mendikbud dan rombongan akan berkunjung juga ke GP.

 

Wass,

DHN

 

Sent from my BlackBerry 10 smartphone.


From: Sujatmiko

Sent: Senin, 15 September 2014 11:57

To: iagi-net@iagi.or.id

Reply To: iagi-net@iagi.or.id

Cc: MGEI

Subject: RE: [iagi-net] Bongkar

 

Yth Pak Danny-Pak Ali Akbar,

 

Setelah mengikuti perkembangan penelitian TIMNAS Gunung Padang sejak beberapa 
hari terakhir ini, mang Okim hanya bisa mendo’akan , semoga yang dicari sejak 3 
tahun terakhir ini ketemu, yaitu adanya chamber atau ruang kosong yang 
ditengarai ada “brankasnya”, bidang pemangkasan (batas budaya ?), pintu gerbang 
18 meteran, pasir ayakan peredam gempa, semen canggih mengandung 45 % mineral 
besi ( semen tercanggih di abad modern mengandung kurang dari 6 % kadar besi ), 
industri metalurgi canggih, dan kemungkinan adanya reaktor listrik hidro di 
level 4 ( 13.000 – 23.000 tahun yang lalu !!! ).

 

Sekedar informasi, di front page koran Pikiran Rakyat pagi ini  diumumkan 
tentang adanya temuan artefak aneh dari batuan andesit-basalt yang seluruh 
permukaannya masih terbungkus kulit pelapukan . Pak Andi Arif dengan bangga 
memberikan komentar  bahwa artefak tersebut dibuat dengan menggunakan teknologi 
tinggi, mengandung serat kawat dari besi memanjang, memiliki anomaly magnetic 
tinggi, memiliki hanya satu kutub magnet, porositas permukaan konsisten, dan 
mirip senjata kujang. Mang Okim sangat prihatin atas statemen tersebut karena 
di batuan yang dianggap artefak ternyata tidak terlihat adanya bekas bidang 
pemangkasan alias utuh , sehingga interpretasinya lebih ke batuan murni sebagai 
sisa pelapukan. Sekedar catatan, batuan dengan bentuk yang lebih kurang sama 
banyak ditemukan di kawasan karst Citatah, dan itu adalah murni hasil pelapukan 
alamiah .

 

Mang Okim juga sangat prihatin melihat foto-foto kegiatan ekskavasi yang 
melibatkan personel militer dan membongkar tebing curam .  Mang Okim kurang 
setuju bahwa secara teknis  dan prinsip , trenching geologi  tidak ada bedanya 
dengan trenching arkeologi. Bocoran berita berikut dari arkeolog yang 
menyaksikan kegiatan di Gunung Padang semoga dapat menjadi pertimbangan : “ 
Saya sangat sedih melihat perkembangan kegiatan penelitian di Situs Gunung 
Padang hari ini. Kotak ekskavasi dibuka di sembarang tempat, tidak mengacu pada 
kegiatan  penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Beberapa kotak dibuka di 
lahan yang sangat

Re: [iagi-net] Bongkar

2014-09-18 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Nah... pertanyaan Pak Ban sangat tepat, kalo Pak Benyamin Sembiring kehilangan KONTEKS-nya :-)  Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: Bandono SalimSent: Kamis, 18 September 2014 19:33To: IagiReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: Re: [iagi-net] BongkarBagaimana ada koin diantara batuan andesit? .
Pada 18 Sep 2014 19:13, "Benyamin Sembiring" benyaminsembir...@gmail.com menulis:

 Salam,

 Benda arkeologi, artefak, koin yang didapatkan dari hasil pengeboran sudah kehilangan sebagian konteksnya.
 Mari kita bayangkan koin tersebut dibawah sana, bagaimana keberadaannya, berapa jumlahnya, dengan benda apa dia disana, bagaimana posisinya, letaknya dgn benda lain. Apakah ini tidak pernah terpikirkan? Mungkin kita senang sekali dengan penemuan ini, seolah olah kita berhasil, tapi banyak sekali konteks yg hilang.

 Coba perhatikan ini
 1. Koin bisa dimaknai sbg bekal kubur, apabila dia ditemukan dgn tulang belulang manusia. Mungkin sebagai alat tukar, harta yg dibawa saat mati. Tapi penemuan ini sama sekali gak menjawab
 2. Koin bisa sebagai benda benda keramat, mungkin alat beribadah. Ini sama seperti para pendeta budha menyimpan banyak benda benda pribadi mereka di dalam sebuah stupa. Apakah ini juga bisa dijawab.
 3. Koin bisa sebagai perhiasan apabila dia ditemukan berangkaian dgn benda benda lain. Seperti koin koin yg dijadikan kalung. Ini juga tidak terjawab.
 4. Kalo koin yg ditemukan sebenarnya adalah koin didalam sebuah gerabah, karena kena matabor, gerabah pecah, koin naik melalui lumpur bor. Hilanglah makna koin tersebut.
 4. Banyaknya sekali makna koin. Tapi ini tak kan pernah terjawab jika menggunakan mata bor.

 Koin yg ditemukan adalah sebuah koin tanpa makna yg berarti.

 Begitulah apabila penemuan koin berdasarkan pemboran, kita kehilangan konteksnya, kita kehilangan maknanya. Menurut saya ini perusakan benda purbakala, walaupun dimaksudkan untuk mencari data data purbakala.

 Benz




 On 18 Sep 2014, at 15:43, "Danny Hilman Natawidjaja" danny.hil...@gmail.com wrote:

 Sayangnya arkeolog teman karib Mang Okim dkk ini terlalu sibuk membuat propaganda opini anti-thesis untuk berkontroversi dengan TTRM jadi lupa mengetengahkan dan mempertahankan thesis sendiri untuk tandingan..

 Dalam akademis thesis dilawan dengan thesis bukan dengan opini yang meliuk-liuk... Atau jangan-jangan kurang PD dengan thesisnya sehingga lebih nyaman jadi kritikus saja ... poko’e TTRM salah aja he he he Eh sekarang sudah gabung jadi Timnas.

 Baru tahu kalau Balar Bandung/Arkenas juga pernah melakukan pengeboran geologi di Gunung Padang.. apa iya?

 ‘Koin’ artefak yang diguncingkan itu keluar bersama bor cutting dari kedalaman 11.11 – 11.12 m dari rongga-rongga diatara lapisan andesit segar yang sering terisi pasir lepas atau tanah di bawah Teras 5 Gunung Padang. Di atas struktur andesit berselang-seling pasir dan tanah itu sekarang posisinya tertimbun tanah timbun (transported) yang usia kandungan karbonnya sekitar 8000 thn SM.

 Nah kalo Lutfi Yondri, teman mang Okim itu, bilang bahwa koin yang ditemukan adalah koin Belanda maka sama saja bilang walau tidak mengakui bahwa di bawah situs megalitik G Padang (Teras 5) ada struktur bangunan dan yang buatnya BELANDA J Atau alternatif lain, Belanda pernah bongkar dan masuk ke bawah situs Nah tidak kalah ruwetnya dengan thesis bahwa pada Zaman Batu-Pra-sejarah mungkin sudah ada cetakan logam untuk buat koin berelief sangat detil... Pilih mana?

 Santai saja, biarkan nanti koin dan konteknya diteliti lebih lanjut oleh Timnas Gunung Padang. Nanti akan saya usulkan agar Lutfi Yondri dkk dipanggil untuk presentasi di depan Timnas supaya thesis dan buah pikirannya bisa diapresiasi dan dijadikan referensi kalau memang baik. Kalau data lapangannya saya yakin pasti berguna siapapun yang melakukan surveynya.

 

 Wassalam,

 DHN

 

 

 From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of m...@cbn.net.id
 Sent: 18 September 2014 11:29
 To: Milis Iagi
 Subject: Re: [iagi-net] Bongkar

 

 Pak Bandono,

 Expert arkeologi Gunung Padang sebetulnya ada di Balar Bandung. Temuan2 artefaktual di situs tersebut ada di laporan Balar, hanya tak pernah dijadikan referensi, apalagi diapresiasi. Inilah sebetulnya yang mang Okim sangat prihatinkan --- dikenal sebagai " Reinventing The Wheel " alias mulai lagi dari titik NOL. Kapan kita majunya --- ta' iya !!!

 Wassalam, 

 Mang Okim

 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 ___

Re: [iagi-net] Posisi

2014-09-18 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Tidak dibukaan kekar Pak.  Saya bilang 11.11 - 11.12 itu. Kedalaman titik bor ketika water loss  Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: Bandono SalimSent: Jumat, 19 September 2014 06:39To: IagiReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: [iagi-net] PosisiBoleh tau kekar yang berkoin itu mendatar atau miring berapa derajat terhadap dinding lobang bor?
Ini sangat menarik karena koin tersebut terselip di bukaan kekar sebesar 1 cm saja. 
Salam hormat, bdn.



Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of 
any information posted on IAGI mailing list.




Siapkan waktu PIT IAGI ke-43

Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition

JAKARTA,15-18 September 2014



Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact



Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti



Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id



DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of 

any information posted on IAGI mailing list.






Re: [iagi-net] Posisi

2014-09-18 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Benar, yang dijumpai adalah selang seling andesit cukup segar dengan loose sands  Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: Bandono SalimSent: Jumat, 19 September 2014 09:16To: IagiReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: Re: [iagi-net] PosisiOops jadi pada tanah pasir. Aku sudah salah sangka diantara andesit. Apakah diantara "bata andesit" di pasir yang bersifat sangat permeable?
Maaf karena ada andesit saya kira dia tara kekar andesit.
Salam.
Pada 19 Sep 2014 06:46, "Danny Hilman Natawidjaja" danny.hil...@gmail.com menulis:Tidak dibukaan kekar Pak.  Saya bilang 11.11 - 11.12 itu. Kedalaman titik bor ketika water loss  Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: Bandono SalimSent: Jumat, 19 September 2014 06:39To: IagiReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: [iagi-net] PosisiBoleh tau kekar yang berkoin itu mendatar atau miring berapa derajat terhadap dinding lobang bor?
Ini sangat menarik karena koin tersebut terselip di bukaan kekar sebesar 1 cm saja. 
Salam hormat, bdn.



Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of 
any information posted on IAGI mailing list.




Siapkan waktu PIT IAGI ke-43

Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition

JAKARTA,15-18 September 2014



Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact



Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti



Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id



DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of 

any information posted on IAGI mailing list.








Siapkan waktu PIT IAGI ke-43

Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition

JAKARTA,15-18 September 2014



Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact



Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujuk

Re: [iagi-net] Bongkar

2014-09-16 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
 Teguh Paripurno
Sent: Monday, September 15, 2014 8:30 AM
To: iagi-net
Subject: Re: [iagi-net] Bongkar





Menarik sekali pak DHN. Semoga kerja2 berikutnya di banyak kawasan lain, Peg
Kendeng Blora dan Pati misalnya, dilakukan dengan seksama,
sumberdaya memadai dan penuh koordinasi seperti di GP.
Salam hormat

ET Paripurno
+62818260162 
paripu...@gmail.com
www.geohazard.blog.com
---



On Sep 15, 2014 8:09 AM, "Danny Hilman
Natawidjaja" danny.hil...@gmail.com
wrote:





Alhamdulillah semua lancar aman dan hasilnya baik. Sekarang ini
sudah bukan lagi aktivitas TTRM tapi TIMNAS berdasarkan KepMen, juga Surat
Tugas langsung dari KepMen utk melakukan penelitian 'awal'. Selain itu,
Tim peneliti juga bekerjasama dengan TNI AD yg selain melakukan Karya Bakti
juga ditugaskan oleh KASAD (atas perintah presiden langsung) untuk membantu
kegiatan penelitian dan pelestarian. Dalam Timnas, sy adalah Wk Ketua Bidang
Geologi sedang untuk Bidang Arkeologi Pak Ali Akbar.





Trenching geologi yg biasa dilakukan dalam penelitian geologi
Kuarter, paleoseismologi dan paleotsunami secara teknis dan prinsip tidak ada
bedanya dengan trenching arkeologi kecuali tentunya dalam fokus yg diamati dan
pendokumentasian. Dua-duanya tentu saja harus memperhatikan keamanan dan
kelestarian lingkungan.





Sekarang ini sudah dibuka beberapa trenching diluar pagar situs
sedalam 1.5 - 2.5 m yang fokus utamanya untuk pembuktian model geologi-geofisika
(berdasarkan geolistrik, georadar, seismik tomografi, bor). Selain itu ada satu
tebing "head scarp" bekas longsor yang setelah dibersihkan dari
semak-semak dan tetumbuhan yang menutup ternyata memperlihatkan singkapan
geologi dari lapisan-lapisan batuan di bawah Situs. Sekarang ini adalah
kesempatan yang baik bagi rekan2 geologi yang tertarik untuk melihat fakta
geologi bawah permukaan G.Padang. Kemp ada juga kunjungan dari ITB 80 (berbagai
jurusan) ke GP.





Sekarang ini trenching yg awalnya berfokus geologi sudah juga
diakui dan didokumentasikan oleh Tim Arkeologi karena ternyata dianggap
memperlihatkan bukti arkeologi sangat penting, termasuk temuan banyak artefak
batu. Dengan kata lain, anggapan (dan status legal) bahwa situs hanya ada di
dalam pagar dan hanya di permukaan kelihatannya tidak benar.











Salam geologi





DHN























Sent from my BlackBerry 10 smartphone.




 
  
  
  
  From:
  Bandono
  Salim
  
  
  Sent:
  Senin,
  15 September 2014 05:32
  
  
  To:
  Iagi
  
  
  Reply
  To: iagi-net@iagi.or.id
  
  
  Subject:
  [iagi-net]
  Bongkar
  
  
  
 






Katanya TTRM sudah mulai membuat trench dan
sumur uji di gn padang.
Kalau cara geologi yang digunakan situs itu dapat brantakan. Semoga Ali Akbar
dapat memberi arahan dan petunjuk cara arkeologi menggali sehingga kalau
meninggalkan situs gn padang; kondisi situs kembali mendekati kondisi awal.
Apapun hasilnya asal tidak memalukan dua DR. Geologi dan teman geologi lainnya.
Salam hormat, bdn.



Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use
of 
any information posted on IAGI mailing list.








Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A

Re: [iagi-net] Bongkar

2014-09-16 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Mang Okim ysh,Berita itu bocor sebelum artefak sampai ke tangan Pak Ali Akbar. Sekarang sedang dipelajari.  Tentu tadi ketika kunjungan Mendikbud, Wagub, Wabut, artefak itu diperlihatkan dan diuraikan analisa awalnya oleh Pak Ali karena ini salah satu temuan sangat penting. Tadi banyak sekali wartawan yang ingin memotret tentunya, tapi kami tidak perkenankan supaya interpretasi dan spekulasinya menjadi tambah liar. Terimakasih atas pengingatannya. Kami sepaham.Salam,DHN  Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: SujatmikoSent: Rabu, 17 September 2014 09:00To: iagi-net@iagi.or.idReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: Re: [iagi-net] BongkarYth Pak Danny,Hatur rebu nuhun atas tanggapannya yang tidak "meliuk-liuk" ( cukup bijak dan sangat berbeda dengan tanggapan Pak Andi Arif yang dengan bumbu bumbu kasar dan pedas, langsung mensomasi mang Okim --- Alhamdulilah, kali ini tidak lewat Ketum IAGI).Sehubungan dengan temuan coin logam, mang Okim menyarankan agar eksposenya tidak berlebihan. Masalahnya, coin tersebut dan juga temuan artekfaktual lainnya (gerabah etc) ditemukan di level yang menurut TTRM , hasil datingnya 13.000 -23.000 tahun. Apakah hal tersebut tidak dikaji dulu oleh Dr. Ali Akbar --- sebelum disampaikan ke Pak Menteri dan Pres. SBY? Ini sekedar himbauan dari seorang mang Okim lho, bisa dipertimbangkan, bisa juga tidak --- ta' iya !!!Wassalam,Mang OkimTerkirim dari tablet Samsung Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com menulis:Yth Mang Okim,Terimakasih atas tanggapan dan uraiannya yang meliuk-liuk.Alhamdulillah dengan istiqomah dan kerja keras penelitian berjalan baik dan hasilnya cukup sesuai dgn yg diharapkan. Tadi Pak Direktur Purbakala juga Ketua Timnas berkunjung ke GP. Beliau sangat senang dan antusias dengan proses dan hasil2 yang sudah dicapai. Beliau sepenuhnya paham dan setuju dengan penggalian yg sudah dilakukan, tidak ada yg merusak atau menyalahi aturan, bahkan beliau bilang metoda integratif geologi-geofisika-arkeologi di GP patut dijadikan pioneer untuk dikembangkan lebih lanjut di Indonesia.Besok rencananya Bpk Mendikbud dan rombongan akan berkunjung juga ke GP.Wass,DHN  Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: SujatmikoSent: Senin, 15 September 2014 11:57To: iagi-net@iagi.or.idReply To: iagi-net@iagi.or.idCc: MGEISubject: RE: [iagi-net] Bongkar












Yth
Pak Danny-Pak Ali Akbar,



Setelah mengikuti perkembangan penelitian TIMNAS
Gunung Padang sejak beberapa hari terakhir ini, mang Okim hanya bisa mendo’akan
, semoga yang dicari sejak 3 tahun terakhir ini ketemu, yaitu adanya chamber
atau ruang kosong yang ditengarai ada “brankasnya”, bidang
pemangkasan (batas budaya ?), pintu gerbang 18 meteran, pasir ayakan peredam
gempa, semen canggih mengandung 45 % mineral besi ( semen tercanggih di abad
modern mengandung kurang dari 6 % kadar besi ), industri metalurgi canggih, dan
kemungkinan adanya reaktor listrik hidro di level 4 ( 13.000 – 23.000
tahun yang lalu !!! ).



Sekedar informasi, di front page koran Pikiran
Rakyat pagi ini diumumkan tentang adanya temuan artefak aneh dari batuan
andesit-basalt yang seluruh permukaannya masih terbungkus kulit pelapukan . Pak
Andi Arif dengan bangga memberikan komentar bahwa artefak tersebut dibuat
dengan menggunakan teknologi tinggi, mengandung serat kawat dari besi
memanjang, memiliki anomaly magnetic tinggi, memiliki hanya satu kutub magnet,
porositas permukaan konsisten, dan mirip senjata kujang. Mang Okim sangat prihatin
atas statemen tersebut karena di batuan yang dianggap artefak ternyata tidak
terlihat adanya bekas bidang pemangkasan alias utuh , sehingga interpretasinya
lebih ke batuan murni sebagai sisa pelapukan. Sekedar catatan, batuan dengan bentuk
yang lebih kurang sama banyak ditemukan di kawasan karst Citatah, dan itu
adalah murni hasil pelapukan alamiah .



Mang Okim juga sangat prihatin melihat
foto-foto kegiatan ekskavasi yang melibatkan personel militer dan membongkar
tebing curam . Mang Okim kurang setuju bahwa secara 

Re: [iagi-net] Bongkar

2014-09-14 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Alhamdulillah semua lancar aman dan hasilnya baik. Sekarang ini sudah bukan lagi aktivitas TTRM tapi TIMNAS berdasarkan KepMen, juga Surat Tugas langsung dari KepMen utk melakukan penelitian 'awal'. Selain itu, Tim peneliti juga bekerjasama dengan TNI AD yg selain melakukan Karya Bakti juga ditugaskan oleh KASAD (atas perintah presiden langsung) untuk membantu kegiatan penelitian dan pelestarian. Dalam Timnas, sy adalah Wk Ketua Bidang Geologi sedang untuk Bidang Arkeologi Pak Ali Akbar.Trenching geologi yg biasa dilakukan dalam penelitian geologi Kuarter, paleoseismologi dan paleotsunami secara teknis dan prinsip tidak ada bedanya dengan trenching arkeologi kecuali tentunya dalam fokus yg diamati dan pendokumentasian. Dua-duanya tentu saja harus memperhatikan keamanan dan kelestarian lingkungan.Sekarang ini sudah dibuka beberapa trenching diluar pagar situs sedalam 1.5 - 2.5 m yang fokus utamanya untuk pembuktian model geologi-geofisika (berdasarkan geolistrik, georadar, seismik tomografi, bor). Selain itu ada satu tebing "head scarp" bekas longsor yang setelah dibersihkan dari semak-semak dan tetumbuhan yang menutup ternyata memperlihatkan singkapan geologi dari lapisan-lapisan batuan di bawah Situs. Sekarang ini adalah kesempatan yang baik bagi rekan2 geologi yang tertarik untuk melihat fakta geologi bawah permukaan G.Padang. Kemp ada juga kunjungan dari ITB 80 (berbagai jurusan) ke GP.Sekarang ini trenching yg awalnya berfokus geologi sudah juga diakui dan didokumentasikan oleh Tim Arkeologi karena ternyata dianggap memperlihatkan bukti arkeologi sangat penting, termasuk temuan banyak artefak batu. Dengan kata lain, anggapan (dan status legal) bahwa situs hanya ada di dalam pagar dan hanya di permukaan kelihatannya tidak benar.Salam geologiDHN  Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: Bandono SalimSent: Senin, 15 September 2014 05:32To: IagiReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: [iagi-net] BongkarKatanya TTRM sudah mulai membuat trench dan sumur uji di gn padang.
Kalau cara geologi yang digunakan situs itu dapat brantakan. Semoga Ali Akbar dapat memberi arahan dan petunjuk cara arkeologi menggali sehingga kalau meninggalkan situs gn padang; kondisi situs kembali mendekati kondisi awal.
Apapun hasilnya asal tidak memalukan dua DR. Geologi dan teman geologi lainnya.
Salam hormat, bdn.



Siapkan waktu PIT IAGI ke-43

Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition

JAKARTA,15-18 September 2014



Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact



Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti



Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id



DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of 

any information posted on IAGI mailing list.






Siapkan waktu PIT IAGI ke-43

Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition

JAKARTA,15-18 September 2014



Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact



Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti



Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id


RE: [iagi-net] Geologi Ahli Sejarah

2014-03-27 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Cocok.  Selain sejarah bumi, boleh jadi merambah ke merekonstruksi ulang
sejarah manusia... karena terkait dengan proses alam, khususnya yang
katastrofi :-)


-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
rahmawanhe...@gmail.com
Sent: 28 Maret 2014 10:39
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Bls: [iagi-net] Geologi Ahli Sejarah

Betul mbaah
Harus dibedakan mana yang POKOK, mana yang asesoris. Apapun itu untuk
kemajuan bersama haaay laaah be positive thinking, ask.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: abacht...@cbn.net.id
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Fri, 28 Mar 2014 03:15:50
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net] Geologi Ahli Sejarah Geologi itu ilmu sejarah - sejarah
bumi - dan geologist itu sejatinya adalah ahli sejarah. Embel2 insinyur,
engineer, atau perekayasa pada geologist: itu adalah keahlian tambahan
sekaligus profesi. Seperti ahli sejarah yg kemudian berprofesi jadi
politisi, seringkali mrk juga punya potensi: merekayasa sejarah.
Waspadalah!

(Bahan Kuliah Revolusi Sedimentologi #ADB# - SMIAGI STTNAS Yogjakarta, 29
Mar 2014) Powered by Telkomsel BlackBerryR


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.



RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang- tanggapan

2014-03-03 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Para Iaginetter yang sy hormati,

Terimakasih atas perhatian dan masukan-masukannya.  Mohon dipahami bahwa
diskusi ilmiah yang baik hanya dapat terjadi setelah mendengar paparan
kemudian disambung dengan diskusi yang timbal balik sehingga perbedaan
pendapat yang rancu  akibat kesalahpahaman dapat dihindari.  Ada beberapa
hal yang ingin diklarifikasi.

1.  Tidak ada yang menyatakan bahwa penelitian TTRM (Tim Terpadu Riset
Mandiri) di Gunung Padang sudah tuntas - atau pembuktiannya sudah selesai
(tersirat di twitter SBY no.3,4,5).  KepGub yang baru keluar dan juga pidato
pengarahan Presiden di Gunung Padang hanya mengatakan bahwa hasil penelitian
TTRM di GP (Gunung Padang) bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Rencana selanjutnya akan dilakukan penuntasan pembuktian yang lebih
konkrit/baik lagi supaya data-data arkeologi, geologi dan interpretasi
geofisika bawah permukaan menjadi fakta yang bisa dilihat dan diraba oleh
orang awam (apabila benar terbukti) - seperti dikatakan Sdr Awang.  

2.  Yang mengikuti paparan di ITB tentu tahu bahwa saya tidak 'ngotot'
dengan semua data dan interpretasi termasuk umur karbon dating, melainkan
hanya memaparkan  sesuai dengan data yang didapat dengan interpretasi yang
masuk akal.  Dalam laporan TTRM ke Presiden (sebelum kunjungan) kami katakan
jelas bahwa data umur yang ada masih belum maksimal dan banyak
kekurangan/ketidakpastiannya sehingga memerlukan analisa penentuan umur yang
lebih detil dan komprehensif.  Perbedaan interpretasi data, termasuk hasil
karbon dating tentu ada (seperti juga didiskusikan di acara seminar ITB)
tapi yang jelas ada DATAnya tidak beropini atau asal tebak saja.

3.  Hasil penelitian TTRM di GP memang seperti tidak masuk akal apabila
dibenturkan dengan pengetahuan dan pemahaman sejarah yang ada (seperti
tersirat pada komentar Pak Bandono), baik kesimpulan tentang struktur
bangunannya yang cukup luarbiasa atau juga umurnya yang bisa sangat tua.
Untuk itu pada seminar di Geologi ITB saya memaparkan konsep baru tentang
kaitan bencana katastrofi dan siklus peradaban manusia untuk mencoba
menjelaskan hal ini.  Konsep baru diperlukan karena Konsep yang ada sekarang
tidak cocok.  Konsep tektonik lempeng ketika pertama kali dikemukakan
sebagai hipotesa  Continental Drift oleh Wagener (1914)  ditolak orang, dan
Wagener dianggap gila; Tektonik Lempeng baru diterima  setelah Hess (1961)
membuktikan adanya Oceanic Spreading Centers.

4.  Data yang paling konkrit adalah keberadaan Lapisan 2 situs yang
tersusun dari batuan columnar joints yang hanya tertimbun 1-2m tanah saja
dibawah permukaan.  Lapisan 2 ini yang sebetulnya bisa dikatakan sebagai
the real controversy .  Kami meyakini bahwa lapisan 2 ini bukan lapisan
alamiah tapi situs/bangunan.  Alasannya: 1. kedudukan kolom-kolomnya sejajar
lapisan (yang natural harus tegak lurus), 2. dipenggalian terlihat jelas
ukuran dari diameter kolomnya sangat bervariasi (yang natural umumnya
mempunya ukuran kurang-lebih sama), 3. Diantara kolom-kolomnya ada material
lempung yang bukan hasil pelapukan (mengulit bawang) - tidak benar-benar
tight-interlocked seperti di alam, 4. Lapisan 2 ini tebalnya hanya 3-4 meter
saja dan dibawahnya dilandasi oleh lapisan pasir-kerikil.  Dari 4 hal
tersebut menurut hemat kami sudah bisa dipastikan bahwa lapisan 2 bukan
alamiah.   Nah, sebaliknya Kelompok yang kontra (Arkenas dan para pendukung
Petisi) meyakini bahwa lapisan 2 ini adalah natural columnar-joint rocks ,
tapi sampai sekarang saya belum mendapat alasan-ilmiahnya yang jelas kenapa
mereka demikian yakin.  Setiap saya tanya jawabannya selalu muter-muter.
Mungkin karena keyakinan (membabibuta?) inilah maka mereka juga otomatis
yakin-seyakin-yakinnya bahwa  di bawah permukaan Gunung Padang tidak mungkin
ada situs/bangunan tertimbun, tidak mau tahu lagi dengan data geofisika
bawah permukaan dan data bor punya TTRM.  Alasan yang berulang-kali
dikemukakan: pokoknya  data geologi (bor) dan geofisika bawah permukaan
belum tentu benar. Lho 'piye toh',  asal jangan dibuang saja... kita kan
geologist, kalo engga becus menginterpretasikan data bawah permukaan
geologist engga diperlukan.

5.  Perlu diketahui juga bahwa TTRM bereaksi keras terhadap kelompok
yang kontra bukan karena berbeda pendapat tapi karena mereka, atas dasar
keyakinan sepihaknya, menuduh hasil penelitian TTRM tidak ilmiah dan para
penelitinya tidak kompeten bahkan merusak situs, kemudian membuat petisi
(untuk presiden) supaya penelitian TTRM dihentikan alias tidak dilanjutkan.

6.  Kontroversi di media masa tentang piramida, harta karun, dll yang
aneh-aneh adalah isapan jempol... saya malah curiga hal ini malah sengaja
dibesar-besarkan oleh pihak yang kontra untuk menutupi atau membiaskan
KONTROVERSI (ILMIAH) YANG SEBENARNYA yaitu yang dijelaskan pada poin 4 di
atas. Sering juga penelitian TTRM dikaitkan dengan kasus Supertoy dan Blue
Energy (seperti dikatakan Sdr. Hadiyanto-darimana menyimpulkan bahwa
informasinya tidak clean and 

RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,

2014-03-03 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Ya, bukan dari gerabah tapi dari serpihan karbon pada tanah penutup, lapisan
pasir, dan tanah/material lempung diantara susunan batu-batu kolomnya.  Ada
sekitar sepuluh sampel dari permukaan sampai kedalaman  belasan meter
(diambil dari sampel bor dan korak gali arkeologi.  Asumsinya unsur karbon
berasal dari bio-organisms sama dengan usia tanah penutup (dan bukan diambil
dari tanah yang jauh lebih tua), karbon pada lapisan pasir yang dihamparkan
di dasar Lapisan 2 dianggap berasal dari bioarganisms dari masa ketika pasir
tersebut dihamparkan (atau pasirnya diambil dari pasir sungai yang sezaman),
dan karbon pada tanah/material dianatara sela-sela kolom batuan dianggap
berasal dari bio-organism yang hidup pada masa pembangunan situs.  Asumsi
ini belum tentu benar, karenanya masih harus dilakukan pengujian lebih
lanjut.  Sampel bor terbatas, sering tidak ada pilihan, harus dari
penggalian sehingga bisa pilih sampel karbon yang terbaik.

Kenapa gerabah?.   Kalaupun ada gerabah, saya malah tidak mengerti  apakah
unsur karbon yang terkandung dalam material gerabah akan merepresentasikan
umur ketika dibuatnya gerabah tersebut?  Gerabah terbuat dari tanah... dan
tanah bisa saja diambil dari tanah yang umurnya jauh lebih tua dari ketika
gerabah tersebut dibuat.

 

Salam,

DHN

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Bandono
Salim
Sent: 03 Maret 2014 18:08
To: Iagi
Subject: RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,

 

Data carbon datingnya bukan dari gerabah.  Kalau tidak salah dari sisa
tetumbuhan. Lebih baik tanya ke DH saja.
Salam.

Pada 3 Mar 2014 14:25, Awang Harun Satyana aha...@skkmigas.go.id
menulis:

All prospects look good until drilled.

 

Saya sepaham dengan pendapat Pak Koesoema.

 

Pak Mino, teman-teman oil company pun sangat ilmiah dan datanya memadai,
termasuk melakukan berbagai modeling, saat mengusulkan suatu bor eksplorasi
atas suatu prospek. Mereka juga meyakini (dalam tingkat keyakinan yang
berbeda-beda) bahwa prospeknya mengandung minyak. Ketika sumur dibor,
ternyata gagal, bor lagi, gagal lagi. Ternyata prospek yang kelihatannya
begitu bagus itu tak mengandung migas.

 

Saat ini, selama belum kasat mata bahwa ada bangunan besar dan sangat maju
pada zamannya di dalam Gunung Padang itu, bangunan besar di dalam Gunung
Padang itu hanyalah prospek, semaju apa pun modeling geofisika menggunakan
geolistrik atau tomografi atasnya.  Bahkan untuk Gunung Padang dua atau tiga
sumur uji yang telah dibor pun belum cukup untuk membuktikan bahwa ada
bangunan besar di dalamnya. Data umur berdasarkan metode karbon-14 itu yang
menghasilkan umur sangat tua, belum tentu berasal dari sampel artefak yang
ditembus oleh sumur, bukan?

 

Maka sekarang bila telah dirasa cukup semua penelitian geofisika dan geologi
atas Gunung Padang itu, mulailah memikirkan melakukan pemugaran (tanpa
merusak situs megalitik yang sudah ada) dan tunjukkan bahwa bangunan di
dalam Gunung Padang itu benar-benar ada, bahwa tak hanya bilah2 megalitik
yang ditemukan di sekeliling gunung ini. 

 

Sederhananya, tunjukkanlah bahwa ada bangunan seperti kita sekarang bisa
melihat Borobudur berdiri di atas tanah. Bila hanya berdasarkan data
geofisika dan bor, lalu paritan arkeologi yang belum optimal, sudah
menyimpulkan ada bangunan besar, sangat maju, sangat tua, pusat peradaban
dunia, hm.itu terlalu terburu2. Hanya bangunan besar yang kasat mata berdiri
di atas tanah yang akan membuat percaya, bukan data2 geofisika, bor, atau
buku2 sebagus apa pun analisis atas data itu, sebagus apa pun buku itu
ditulis. Bedakan antara data dan fakta.

 

Salam,
Awang

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
koeso...@melsa.net.id
Sent: Monday, March 03, 2014 12:25 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,

 

Memang reseachnya sangat mengagumkan, tetapi secara implisit teori piramida
sudah tdak muncul, tetapi bukit G. Padang itu alami, (volcanic neck
barangkali) hanya saja bangunan di puncak dan lereng bagian atasnya telah
disusun oleh columnar jointed batuan beku. Jadi lebih luas dan lebih dalam
daripada bangunan megalithik yg sebelumnya sudah diketemukan. Masalah apakah
itu mencerminkan peradaban yg tinggi masih debatable karena yg
didefinisikan peradaban harus ada bukti adanya sistem pemerintahan,
perniagaan dan differensiasi pekerjaan. Bukti2 ini belum diketemukan, bahkan
diketemukannya artefakpun belum dilaporkan.
RPK

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Ben Sapiie bsap...@geodin.net 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Mon, 3 Mar 2014 05:06:14 +

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,

 

Saya pertama kali mendengarkan presentasi DH di kampus ITB minggu lalu.
Menurut saya dia memberikan sebuah argumen scientific yang baik dan jelas
serta berdasarkan data yang cukup banyak dan tertata dengan baik. Walaupun
interpretasinya masih mungkin bisa 

RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,

2014-03-03 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Dalam seminar kemarin saya memberikan perbandingan kasus yang  serupa, yaitu
Situs Gobekli Tepe di Turki.  Lapisan bangunan paling tuan yang sudah
tergali umurnya 11.600 tahun lalu. Katanya masih ada lapisan yang lebih tua
lagi yang belum tergali.  Bangunan 11.600 tahun lalu ini DITIMBUN secara
sengaja pada masa sekitar 9600 tahun lalu.  Untuk apa dibangun dan kenapa
ditimbun sampai sekarang masih misteri.  Gunung Padang bukan teka-teki
mudah.  Mungkin harus bertahap dalam menguraikan teka-tekinya. Diteliti
lebih lanjut  lapis per lapis struktur fisik dan umurnya.  Syukur-syukur
bisa menemukan sesuatu yang memberikan informasi tentang lembaran sejarah
peradaban yang hilang...

 

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Bandono
Salim
Sent: 03 Maret 2014 19:28
To: Iagi
Subject: RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,

 

Tumpang tindih lokasi peribadatan sampai sekarang juga masih ada. Islam,
Hindu,  dijumpai Kudus; Hindu, Budha pernah kulihat di Bali; tetapi semua
masih dalam skala tahun.
Sejarah Pompei yang tertimbun 6-7mtr hasil erupsi Vesuvius ditemukan tidak
sengaja. Dalam hitungan abad.
Jadi saya anggap sangat hebat penerus pembangunan GP yang berbeda waktunya
dlm hitungan ributaun.
Juga lapisan 1 dan 2 apalagi lapisan 3, tebalnya tanah penutup sudah dapat
menghilangkan jejak bekas bangunan peribadatan.
Peralatan/perhitungan apa astronomi atau kalender apa yang digunakan?

Kalau tanah penutup diambil dari sekitar dan pembangungannya dalam skala
abad, juga sulit diterima.

Ini fikiran gampang saja krn hanya melihat contoh di Jawa Bali.
Salam geol geologi.

Bandono Salim bandon...@gmail.com menulis:

 Data carbon datingnya bukan dari gerabah.  Kalau tidak salah dari sisa
tetumbuhan. Lebih baik tanya ke DH saja.
 Salam.

 Pada 3 Mar 2014 14:25, Awang Harun Satyana aha...@skkmigas.go.id
menulis:

 All prospects look good until drilled.

  

 Saya sepaham dengan pendapat Pak Koesoema.

  

 Pak Mino, teman-teman oil company pun sangat ilmiah dan datanya memadai,
termasuk melakukan berbagai modeling, saat mengusulkan suatu bor eksplorasi
atas suatu prospek. Mereka juga meyakini (dalam tingkat keyakinan yang
berbeda-beda) bahwa prospeknya mengandung minyak. Ketika sumur dibor,
ternyata gagal, bor lagi, gagal lagi. Ternyata prospek yang kelihatannya
begitu bagus itu tak mengandung migas.

  

 Saat ini, selama belum kasat mata bahwa ada bangunan besar dan sangat
maju pada zamannya di dalam Gunung Padang itu, bangunan besar di dalam
Gunung Padang itu hanyalah prospek, semaju apa pun modeling geofisika
menggunakan geolistrik atau tomografi atasnya.  Bahkan untuk Gunung Padang
dua atau tiga sumur uji yang telah dibor pun belum cukup untuk membuktikan
bahwa ada bangunan besar di dalamnya. Data umur berdasarkan metode karbon-14
itu yang menghasilkan umur sangat tua, belum tentu berasal dari sampel
artefak yang ditembus oleh sumur, bukan?

  

 Maka sekarang bila telah dirasa cukup semua penelitian geofisika dan
geologi atas Gunung Padang itu, mulailah memikirkan melakukan pemugaran
(tanpa merusak situs megalitik yang sudah ada) dan tunjukkan bahwa bangunan
di dalam Gunung Padang itu benar-benar ada, bahwa tak hanya bilah2 megalitik
yang ditemukan di sekeliling gunung ini.

  

 Sederhananya, tunjukkanlah bahwa ada bangunan seperti kita sekarang bisa
melihat Borobudur berdiri di atas tanah. Bila hanya berdasarkan data
geofisika dan bor, lalu paritan arkeologi yang belum optimal, sudah
menyimpulkan ada bangunan besar, sangat maju, sangat tua, pusat peradaban
dunia, hm.itu terlalu terburu2. Hanya bangunan besar yang kasat mata berdiri
di atas tanah yang akan membuat percaya, bukan data2 geofisika, bor, atau
buku2 sebagus apa pun analisis atas data itu, sebagus apa pun buku itu
ditulis. Bedakan antara data dan fakta.

  

 Salam,
 Awang

  

 From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
koeso...@melsa.net.id
 Sent: Monday, March 03, 2014 12:25 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,

  

 Memang reseachnya sangat mengagumkan, tetapi secara implisit teori
piramida sudah tdak muncul, tetapi bukit G. Padang itu alami, (volcanic neck
barangkali) hanya saja bangunan di puncak dan lereng bagian atasnya telah
disusun oleh columnar jointed batuan beku. Jadi lebih luas dan lebih dalam
daripada bangunan megalithik yg sebelumnya sudah diketemukan. Masalah apakah
itu mencerminkan peradaban yg tinggi masih debatable karena yg
didefinisikan peradaban harus ada bukti adanya sistem pemerintahan,
perniagaan dan differensiasi pekerjaan. Bukti2 ini belum diketemukan, bahkan
diketemukannya artefakpun belum dilaporkan.
 RPK

 Powered by Telkomsel BlackBerryR

 

 From: Ben Sapiie bsap...@geodin.net

 Sender: iagi-net@iagi.or.id

 Date: Mon, 3 Mar 2014 05:06:14 +

 To: iagi-net@iagi.or.id

 ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id

 Subject: Re: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,

  

 Saya 

RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang (TL dating),

2014-03-03 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Halo Eddy,
Ya, usulan anda sangat menarik.  Kelihatannya metoda TL dating ini belum
dikenal di dunia arkeologi Indonesia.  Gerabahnya harus yang mengandung
kuarsa ya?  Sepemahaman saya yang bisa ditentukan umurnya dengan karbon
dating bukan gerabahnya tapi kalau ada sisa makanan di gerabah itu yang bisa
di-karbon dating.  Jadi TL akan menjadi alternatif yang bagus.  Saya belum
familiar dengan metoda ini, mudah-mudahan bisa juga dipakai di G.Padang.
Kalau untuk lapisan pasir (banyak mengandung butir kuarsa) yang
'terperangkap' di dalam situs Gunung Padang bisa tidak?  Asumsikan saja
bahwa pasir itu dulunya berada diluar, misalnya di sungai (terkena sinar
matahari), kemudian diambil untuk mengisi rongga di dalam situs atau
dihamparkan untuk menjadi alas dari bangunan situs sehingga kemudian tidak
lagi terkena sinar matahari.

Salam,
DHN


-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
suci...@gc.itb.ac.id
Sent: 03 Maret 2014 16:45
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang (TL dating),

Pak Danny dan rekan-rekan IAGI net Yth.,

Usulan mengunakan gerabah/tembikar/keramik (kalau ada)dengan metoda
Thermoluminescence (TL) dating yang saya ungkapkan waktu diskusi Gn.
Padang di ITB, Jumat lalu adalah untuk membantu dalam penentuan umur.
Mengingat Pak Danny mengatakan bahwa sampel Carbon dating di ambil dari
tanah timbunan situs Gn. Padang yang tentunya akan lebih tua dari umur
pembangunan situs tersebut.

Secara prinsip: Thermoluminescence (TL) dating is the determination, by
means of measuring the accumulated radiation dose, of the time elapsed since
material containing crystalline minerals was either heated (lava,
ceramics) or exposed to sunlight (sediments). As a crystalline material is
heated during measurements the process of thermoluminescence starts.
Thermoluminescence emits a weak light signal that is proportional to the
radiation dose absorbed by the material.

Dengan demikian kita tidak menentukan umur material keramiknya tapi lebih ke
umur pada saat material tersebut dipanaskan.

Dari beberapa material yang pernah kami ujiternyata mineral kuarsa
memberikan umur yang relatif bagus pada metoda Thermoluminescence (TL)
dating.

Salam,
Eddy Sucipta, GL - ITB



 Ya, bukan dari gerabah tapi dari serpihan karbon pada tanah penutup, 
 lapisan pasir, dan tanah/material lempung diantara susunan batu-batu 
 kolomnya.
 Ada
 sekitar sepuluh sampel dari permukaan sampai kedalaman  belasan meter 
 (diambil dari sampel bor dan korak gali arkeologi.  Asumsinya unsur 
 karbon berasal dari bio-organisms sama dengan usia tanah penutup (dan 
 bukan diambil dari tanah yang jauh lebih tua), karbon pada lapisan 
 pasir yang dihamparkan di dasar Lapisan 2 dianggap berasal dari 
 bioarganisms dari masa ketika pasir tersebut dihamparkan (atau 
 pasirnya diambil dari pasir sungai yang sezaman), dan karbon pada 
 tanah/material dianatara sela-sela kolom batuan dianggap berasal dari 
 bio-organism yang hidup pada masa pembangunan situs.  Asumsi ini belum 
 tentu benar, karenanya masih harus dilakukan pengujian lebih lanjut.  
 Sampel bor terbatas, sering tidak ada pilihan, harus dari penggalian 
 sehingga bisa pilih sampel karbon yang terbaik.

 Kenapa gerabah?.   Kalaupun ada gerabah, saya malah tidak mengerti  apakah
 unsur karbon yang terkandung dalam material gerabah akan 
 merepresentasikan umur ketika dibuatnya gerabah tersebut?  Gerabah 
 terbuat dari tanah... dan tanah bisa saja diambil dari tanah yang 
 umurnya jauh lebih tua dari ketika gerabah tersebut dibuat.



 Salam,

 DHN



 From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of 
 Bandono Salim
 Sent: 03 Maret 2014 18:08
 To: Iagi
 Subject: RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,



 Data carbon datingnya bukan dari gerabah.  Kalau tidak salah dari sisa 
 tetumbuhan. Lebih baik tanya ke DH saja.
 Salam.




Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
limited to direct or 

RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang (TL dating),

2014-03-03 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Ok.  Mohon diinfokan apabila beliau datang.
Terimakasih atas saran dan informasinya.

Salam
DHN


-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
suci...@gc.itb.ac.id
Sent: 04 Maret 2014 0:40
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang (TL dating),

Pak Danny Yth.,

Bisa dicoba untuk melakukan TL dating pada lapisan yang mengandung kuarsa
tersebut. Ada teman saya yang pernah melakukan hal itu untuk endapan sedimen
yang mengandung kuarsa di Thailand utara.

Kami juga pernah melakukan TL dating pada lava basalt yang mengandung
xenocryts kuarsa di Sabah, Malaysia. Dan mendapatkan hasil sekitar 100 Ka
yang kami anggap merupakan batuan volkanik termuda di Kalimantan.

Jika memang mau melakukan itumungkin bisa kontak dengan Sensei saya yang
rencananya akan datang ke Bandung pada pertengahan Maret ini.

Salam,
Eddy Sucipta


 Halo Eddy,
 Ya, usulan anda sangat menarik.  Kelihatannya metoda TL dating ini 
 belum dikenal di dunia arkeologi Indonesia.  Gerabahnya harus yang 
 mengandung kuarsa ya?  Sepemahaman saya yang bisa ditentukan umurnya 
 dengan karbon dating bukan gerabahnya tapi kalau ada sisa makanan di 
 gerabah itu yang bisa di-karbon dating.  Jadi TL akan menjadi 
 alternatif yang bagus.  Saya belum familiar dengan metoda ini, 
 mudah-mudahan bisa juga dipakai di G.Padang.
 Kalau untuk lapisan pasir (banyak mengandung butir kuarsa) yang 
 'terperangkap' di dalam situs Gunung Padang bisa tidak?  Asumsikan 
 saja bahwa pasir itu dulunya berada diluar, misalnya di sungai 
 (terkena sinar matahari), kemudian diambil untuk mengisi rongga di 
 dalam situs atau dihamparkan untuk menjadi alas dari bangunan situs 
 sehingga kemudian tidak lagi terkena sinar matahari.

 Salam,
 DHN


 -Original Message-
 From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of 
 suci...@gc.itb.ac.id
 Sent: 03 Maret 2014 16:45
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang (TL dating),

 Pak Danny dan rekan-rekan IAGI net Yth.,

 Usulan mengunakan gerabah/tembikar/keramik (kalau ada)dengan metoda 
 Thermoluminescence (TL) dating yang saya ungkapkan waktu diskusi Gn.
 Padang di ITB, Jumat lalu adalah untuk membantu dalam penentuan umur.
 Mengingat Pak Danny mengatakan bahwa sampel Carbon dating di ambil 
 dari tanah timbunan situs Gn. Padang yang tentunya akan lebih tua dari 
 umur pembangunan situs tersebut.

 Secara prinsip: Thermoluminescence (TL) dating is the determination, 
 by means of measuring the accumulated radiation dose, of the time 
 elapsed since material containing crystalline minerals was either 
 heated (lava,
 ceramics) or exposed to sunlight (sediments). As a crystalline 
 material is heated during measurements the process of thermoluminescence
starts.
 Thermoluminescence emits a weak light signal that is proportional to 
 the radiation dose absorbed by the material.

 Dengan demikian kita tidak menentukan umur material keramiknya tapi 
 lebih ke umur pada saat material tersebut dipanaskan.

 Dari beberapa material yang pernah kami ujiternyata mineral kuarsa 
 memberikan umur yang relatif bagus pada metoda Thermoluminescence (TL) 
 dating.

 Salam,
 Eddy Sucipta, GL - ITB




Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection
with the use of any information posted on IAGI mailing list.



Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- 

RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,

2014-03-03 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Halo Pak Kartiko,

Sy sudah lihat dan baca juga buku itu.  Pak Ali Akbar tidak pernah
mendiskusikan perihal buku itu dengan saya sampai sudah terbitnya.   Secara
umum buku itu menceritakan di seputar penelitian Gn.Padang dengan menarik,
cukup informatif dan komprehensif, terutama untuk kalangan arkeolog dan
umum.  Namun, terusterang saya agak menyesalkan karena memuat cukup banyak
gambar-gambar dan keterangan data survey geofisika-geologi tanpa
mendiskusikannya terlebih dahulu.  Data geologi-geofisika itu status di
dunia ilmiahnya masih in-progress, unpublished.  Mempublikasikan di buku
cetak resmi dengan sembarangan akan mengurangi nilai ilmiahnya bahkan bisa
menjadi malapetaka apabila nanti paper ilmiah benerannya di submit ke
Journal Internasional, apalagi yang kelas satu karena biasanya mereka sangat
ketat terhadap materials yang sudah dipublikasikan di mana saja.
Memperlihatkan pada umum gambar-gambar penampang geofisika tanpa keterangan
teknis-ilmiah dan diskusi yang cukup pun tidak ada gunanya selain hanya
memperlihatkan bahwa data itu beneran ada.   Tentu juga banyak distorsi pada
keterangannya yang menyangkut survey dan data geologi-geofisika karena bukan
keteranggan langsung dari pelakunya. Sebetulnya dari tujuan dan esensi buku
tersebut, dia bisa menceritakan perihal survey geologi-geofisikanya tanpa
harus terlalu teknis dan memperlihatkan gambar-gambar.  Tapi sudah
terlanjur, tidak apa-apa, Pak Ali juga bermaksud baik,hanya tidak familiar
dengan etika dan kebiasaan di dunia ilmiah earth sciences; lagian sebagian
gambar-gambar itu sebelumnya juga sudah tersebar kemana-mana di internet.
Ini memang sikon penelitian yang lain dari yang lain; sebuah proses
penelitian ilmiah yang menjadi public domain, mudah2an tidak membuat
rintangan sulit ketika nanti kami membuat publikasi ilmiahnya di Jurnal.
Apapun nanti sudah konsekwensinya, dan esensi dari penelitian ini tidak
semata untuk kepentingan dan prestasi ilmiah individual  tapi berkaitan
dengan kepentingan publik dan berbagai tujuan baik lainnya.  Demikian Pak
pandangan saya.

 

Sebagai info menarik juga bagaimana strictnya dunia ilmiah, dalam Buku
Plato Tidak bohong... yang saya buat,  saya menceritakan perihal endapan
tsunami Pra-2004 di Aceh yaitu yang terjadi tahu 1390 dan 1450 M (dalam
kaitannya dengan hilangnya Kerajaan Samudra Pasai).  Saya memperlihatkan
endapan itu dengan foto saya sendiri, namun umur carbon datingnya saya
katakan hasil dari Tim Prof. Kerry Sieh dari  EOS, Singapore (yang belum
di-publish resmi di Jurnal).  Saya juga ada menyertakan satu foto beliau dan
saya ketika penelitian di Mentawai.  Akibatnya, setelah Pak Kerry lihat Buku
Plato ... itu dia marah besar...  Sebetulnya saya sudah menduga dia bisa
tidak senang karena etika umum sekecil apapun kita mau mempublish sesuatu
yang berhubungan dengan (hasil) peneliti lain harus ada komunikasi dulu.
Waktu itu publikasi buku terburu-buru sehingga saya tidak sempat.  Saya
tidak menduga beliau bukan hanya tidak senang tapi murka!  Dan saya lebih
paham serta minta maaf setelah beliau menjelaskan kenapa murka...

 

Salam,

Danny

 

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of kartiko
samodro
Sent: 04 Maret 2014 10:31
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,

 

Pak Danny

 

Saya saat jalan jalan di gramedia,  sempat melihat dan  baca buku Misteri
Gunung Padang tulisan dari Pak Ali Akbar...

 

Apakah Pak Danny mengetahui tentang penerbitan buku tersebut ? Dan bagaimana
menurut Pak Danny terhadap pendapat yang ditulis di buku tersebut ? Apakah
sejalan dengan pemikiran Pak Danny ?

 

ps : Banyak foto  Mas Andang yang dijadikan model profesional geologist yang
bekerja di penelitian gunung Padang  :-)


Regards

 

Kartiko

2014-03-03 23:09 GMT+07:00 Danny Hilman Natawidjaja
danny.hil...@gmail.com:

Dalam seminar kemarin saya memberikan perbandingan kasus yang  serupa, yaitu
Situs Gobekli Tepe di Turki.  Lapisan bangunan paling tuan yang sudah
tergali umurnya 11.600 tahun lalu. Katanya masih ada lapisan yang lebih tua
lagi yang belum tergali.  Bangunan 11.600 tahun lalu ini DITIMBUN secara
sengaja pada masa sekitar 9600 tahun lalu.  Untuk apa dibangun dan kenapa
ditimbun sampai sekarang masih misteri.  Gunung Padang bukan teka-teki
mudah.  Mungkin harus bertahap dalam menguraikan teka-tekinya. Diteliti
lebih lanjut  lapis per lapis struktur fisik dan umurnya.  Syukur-syukur
bisa menemukan sesuatu yang memberikan informasi tentang lembaran sejarah
peradaban yang hilang...

 

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Bandono
Salim
Sent: 03 Maret 2014 19:28
To: Iagi
Subject: RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,

 

Tumpang tindih lokasi peribadatan sampai sekarang juga masih ada. Islam,
Hindu,  dijumpai Kudus; Hindu, Budha pernah kulihat di Bali; tetapi semua
masih dalam skala tahun.
Sejarah Pompei yang tertimbun 6-7mtr hasil erupsi Vesuvius ditemukan tidak
sengaja. Dalam

RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : TEMUAN REAKTOR HYDROELECTRIC DI PERUTNYA

2013-10-04 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
 bukan pasir  air fall  alias pasir
vulkanik seperti yang diduga kuat oleh pakar volkanologi. Untuk masalah
kedua, mang Okim yang langsung mengamati dan memotret singkapan di lapangan
menyimpulkan bahwa yang disebut semen perekat canggih tersebut tak lain
adalah tanah  pelapukan dari batuan andesit basalt berstruktur kekar tiang.
Tanda-tandanya sangat jelas antara lain adanya struktur pseudo-layers yang
simetris di antara 2 kekar tiang dengan lapisan  kerak besi di bagian
tengahnya ( foto di lampiran ). Fenomena geologi semacam ini dipastikan
tidak akan pernah terlihat di pelapukan semen artifisial. Beberapa hari lalu
, Prof Sutikno Bronto yang ekskursi ke G. Padang bersama mahasiswa UGM
mengirim foto singkapan yang sama dan mengonfirmasi bahwa singkapan tersebut
bukan semen purba melainkan  tanah pelapukan model kulit bawang / spheroidal
weathering.

 

Naah, nanti kalau email mang Okim ini ditanggapi, sebaiknya tidak lagi
mengungkit masalah di luar pasir ayakan dan semen purba termasuk hasil
interpretasi geofisik,  langsung saja ke  interpretasi pengamatan TTRM di
singkapan berikut  hasil laboratoriumnya - - -  mah ennyak setelah lebih
setahun ditemukan,  tidak keluar pisan  hasilna - - - ta' iya !  Hal ini
penting karena kalau terbukti bahwa semen perekatnya ternyata alamiah alias
residual soil dari kekar tiang, maka penelitian TTRM termasuk dating dari 4
lapisan yang konon terindikasi di perut G. Padang adalah murni penelitian
geologi bawah permukaan dan nothing to do dengan penelitian arkeologi ( bisa
melanggar UU niih ! ). Selain dari itu, anggapan dari beberapa expert TTRM
( antara lain  tim Tomografi , Geodesi , Sipil, Arsitektur , dll )  bahwa
lebih 2 juta  batu tiang bersegi yang bertebaran dan  insitu  di G. Padang
adalah bentukan  manusia pendiri G. Padang hendaknya dapat segera
diluruskan. Malu aah kalau mereka keukeuh beranggapan demikian, sementara di
TTRM ada beberapa pakar geologi yang mumpuni, yang seharusnya dapat
menjelaskan tentang proses pembentukan kekar tiang di batuan andesit basalt.

 

Sekedar tambahan, karena TTRM selalu nyebut-nyebut Machu Picchu di Peru,
waktu TTRM ninjau ke sana, apakah sempat mengamati 3 tembok massif dari
benteng Sacsahuaman yang tiap-tiap tembok panjangnya 365 meter?
Tembok-tembok tersebut tersusun dari balok-balok batuan tanpa semen lho,
padahal di abad 16 Masehi ? Well, mohon beribu maaf kalau email mang Okim
ini mengganggu ketenangan week-end rekan-rekan.

 

Wassalam,

 

Mang Okim 

 

From: noor syarifuddin [mailto:noorsyarifud...@gmail.com] 
Sent: 05 Oktober 2013 8:00
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : TEMUAN REAKTOR HYDROELECTRIC
DI PERUTNYA

 

All,

Memang kelihatannya ada perbedaan pendapat yg sangat mendasar yg saya pahami
sejak bberapa waktu yl. 

 

Saat itu didiskusikan soal apakah barang yg dilihat di seismik itu adalah
hasil interpretasi atau seperti kita melihat foto...

Ini mungkin latar belakang ini yg menimbulkan kenapa ada perbedaan
pengertian mengenai konsep masih hipothesis atau sudah conclusive

 

 

Salam,

On Tuesday, October 1, 2013, yustinus yuwono wrote:

Mungkin anda tidak membaca tanggapan dari teman2 lain di milis ini, misalnya
dari rekan saya Awang Harun, serta yang lainnya?

 

Salam,

YSY

 

2013/10/1 Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com

Hipothesis apa atau yang mana ya Pak?

Ini beda pemakaian istilah  kayanya.  Sepemahaman saya hipothesis itu ada di
awal penelitian.  Orang setelah melakukan penelitian, apalagi sudah tahap
lanjut, maka hasil data-analisa-interpretasinya tidak lagi dalam tahap
ber-hipothesis, menurut hemat saya.  Masalah sependapat atau tidak lain
perkara.  Nanti orang yang berinterpretasi atau berkeyakinan bulat bahwa di
bawah Situs Gunung Padang itu tidak ada 'apa-apanya' tanpa ditunjang
(analisa) data subsurface sama sekali disebutnya apa dong?  Masa mau disebut
ber-imajinasi atau ber-halusinasi pak.  Nanti orangnya marah.

 

Salam

DHN

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus
yuwono
Sent: 01 Oktober 2013 16:14
To: iagi-net
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : TEMUAN REAKTOR HYDROELECTRIC
DI PERUTNYA

 

Danny yang baik,

Yang mulai meng-analogi dengan explor HC kan anda sendiri. Sekarang rekan2
HC (Awang dkk) telah menjelaskan dengan baik (menurut saya). Juga rekan
miner ikut menjelaskan. Saya urun dikit: Di Oil Company yang saya dengar
(dari P Koesoema) berlaku kiat: banyak yang tidak ngebor lapangannya,
meskipun sudah segudang data geofisik yang menunjang adanya HC di tempat
tersebut kenapa? Karena belum terbukti ada HC nya, supaya harga jual
lapangan tetap tinggi ya gak usah di bor dulu. Karena kalo sudah di bor
ternyata kosong, harga jual akan anjlok alih-2 dapat untung malah buntung
(rugi), data geofisik yang mungkin harganya milyaran itu baru sekedar tool,
bukan real evidence. Jadi ya apapun itu selama belum proven saya
menganggap masih hypothesis saja.

Salam,

YSY

 

2013/9/26 bandon

RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : TEMUAN REAKTOR HYDROELECTRIC DI PERUTNYA

2013-09-16 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
 temuan
TTRM  yang secara terbuka diumumkan atau dirilis oleh Pak Erick Rizky di
DetikNews --- dan dinyatakan sebagai temuan sangat istimewa dan tak ada
duanya di dunia ? Kami ingin tahu juga dong  tentang  Reaktor Pembangkit
Energi Hydroelectric yang ditemukan oleh TTRM di perut Gunung Padang level 3
dan 4. Waktu mang Okim menemukan Taman Jasper di Tasikmalaya, mang Okim juga
bilang sebagai temuan yang tak ada duanya di dunia --- itu karena benda dan
gambar-gambarnya memang ada --- ta' iya ! Demikian dulu Pak Danny tanggapan
mang Okim. Semoga dialog dan perbedaan pendapat ini  tidak mengurangi ikatan
persahabatan dan silaturahmi kita . Kalau kebetulan Pak Danny di Bandung,
please do come to our meeting at Grand Royal Panghegar, ada kunjungan resmi
District Governor Eva Kurniaty ke club kita ( tahun ini beliau nyumbang USD
100.000,- untuk proyek kemanusiaan kita, menyusul sumbangan dari PDG Mustain
Sjadzali sebesar USD 250.000 ).

Wassalam,

Mang Okim  

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]
Sent: 16 September 2013 9:42
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: 'MGEI'; 'Bachtiar T.'
Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : TEMUAN REAKTOR HYDROELECTRIC
DI PERUTNYA

Rekan-rekan IAGI yang baik,
Tanpa bermaksud menyerang siapa-siapa, saya sungguh heran membaca posting
Mang Okim di bawah, padahal sudah sering kami jelaskan.  Menurut hemat kami
Petisi 34 hanya berkedok kelestarian dan penyelamatan Gunung Padang tapi
maksud sebenarnya menghentikan penelitian Tim Mandiri dan merebutnya
(silahkan benar-benar dicermati isinya).  Isi Petisi 34 menghasut dan
terang-terangan menghina tim mandiri sebagai para peneliti yang tidak
kompeten dan dituduh hanya merusak.  Tindakan Petisi 34 sangat bertolak
belakang dengan semangat gotong royong dan etika serta kebebasan dunia
ilmiah-akademis.  Untunglah presiden kita waras sehingga tidak terhasut oleh
petisi ajaib ini.
Lebih ajaib lagi kalau perihal ijin penelitian dari Tim Mandiri masih
dipermasalahkan.  Tim punya ijin lengkap, dari Bupati dan Pemda setempat dan
dari Dikbud serta Dirjen Purbakala-BPCB.  Apalagi kalau dikatakan sudah
instruksi presiden masa iya perijinan masih jadi masalah, ini pernyataan
yang bertabrakan. Faktanya lagi Mendikbud, M.Nuh sudah berkunjung ke
G.Padang didampingin DirJen dan Ketua BPCB serta para aparat PEMDA setempat.
Beliau dengan tegas mendukung penelitian tim mandiri dan memerintahkan
jajarannya untuk membantu jalannya penelitian (seperti diberitakan banyak
media).
Tindakan kekerasan pada para peneliti baru-baru ini bukan isyu tapi
benar-benar terjadi.  Bukan juga karena warga masyarakat protes dan marah
tapi hanya tindakan sekelompok orang (sekitar 20 orang) yang datang
tiba-tiba ke lokasi ketika tim sedang melakukan survey seismik tomografi dan
tanpa ba-bi-bu langsung melakukan pengeroyokan dan pemukulan sampai beberapa
anggauta tim babak belur.  Tidak ada gejala protes masyarakat atau
komunikasi apapun sebelumnya.  Terlepas apakah gerakan kelompok ini
terencana atau hanya tindakan anarki dari sekelompok orang-orang yang tidak
faham, ini adalah kriminal.  Beberapa orang pelaku utamanya sekarang sudah
diciduk oleh polisi setempat.  Alangkah tidak bijaksananya apabila ada pihak
yang malah seperti membela atau membenarkan tindakan biadab ini; Termasuk
beberapa media yang malah memberitakan pelaku kekerasannya seolah-olah
pahlawan dan menjadikannya narasumber, tanpa cross-check ke pihak-pihak
berwenang, termasuk korban kekerasannya.  Penggunaan bahan peledak yang
diisyukan itu hanya mercon yang sebesar bola kasti yang dipakai untuk source
dari seismik tomografinya.  Source ini sudah teruji sangat aman, suaranya
tidak keras (tertimbun sekitar 1 meter) dan tidak ada bekas ledakan berarti
di lokasi-nya.  Setelahnya, lokasi-lokasi peledakan dirapihkan dan sudah
sukar terlihat lagi jejaknya.  Penggunaan mercon ini tentu atas seijin dan
panduan dari POLRES dan POLSEK setempat, juga sudah disosialisasikan kepada
masyarakat setempat dengan baik, tidak ada masalah apa-apa sebelum kejadian
pengeroyokan ini.  Menurut hemat kami ini bukan hanya penganiayaan biasa
tapi sudah merupakan penghinaan pada dunia dan profesi peneliti.  Apabila
dibiarkan akan menjadi preseden buruk ke depan.
Adalah sangat disrespectfull apabila dikatakan kerja keras tanpa profit
dan pamrih dari penelitian Tim Mandiri (yang biaya sendiri) dalam dua tahun
terakhir ini dikatakan tanpa hasil nyata. Terlebih lagi disamakan dengan
Kasus Supertoy dan Blue Energi.  Survey dan hasil penelitian TTRM sangat
intensif dari berbagai bidang keahlian: arkeologi-geologi permukaan dan
eskavasi, Geofisika: georadar, geolistrik, geomagnet, dan baru-baru ini
seismik tomografi; dan core drilling (sampai saat ini sudah ada 4 titik
bor).  Jadi, hasil penelitian tim mandiri (TTRM) yang mengatakan Situs di
permukaan melingkupi seluruh bukit dan keberadaan bangunan lebih tua dan
ruang-ruang besar dibawahnya adalah berdasarkan data yang sangat kuat.
Dugaaan keberadaan

RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : TEMUAN REAKTOR HYDROELECTRIC DI PERUTNYA

2013-09-15 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Rekan-rekan IAGI yang baik,
Tanpa bermaksud menyerang siapa-siapa, saya sungguh heran membaca posting
Mang Okim di bawah, padahal sudah sering kami jelaskan.  Menurut hemat kami
Petisi 34 hanya berkedok kelestarian dan penyelamatan Gunung Padang tapi
maksud sebenarnya menghentikan penelitian Tim Mandiri dan merebutnya
(silahkan benar-benar dicermati isinya).  Isi Petisi 34 menghasut dan
terang-terangan menghina tim mandiri sebagai para peneliti yang tidak
kompeten dan dituduh hanya merusak.  Tindakan Petisi 34 sangat bertolak
belakang dengan semangat gotong royong dan etika serta kebebasan dunia
ilmiah-akademis.  Untunglah presiden kita waras sehingga tidak terhasut oleh
petisi ajaib ini.
Lebih ajaib lagi kalau perihal ijin penelitian dari Tim Mandiri masih
dipermasalahkan.  Tim punya ijin lengkap, dari Bupati dan Pemda setempat dan
dari Dikbud serta Dirjen Purbakala-BPCB.  Apalagi kalau dikatakan sudah
instruksi presiden masa iya perijinan masih jadi masalah, ini pernyataan
yang bertabrakan. Faktanya lagi Mendikbud, M.Nuh sudah berkunjung ke
G.Padang didampingin DirJen dan Ketua BPCB serta para aparat PEMDA setempat.
Beliau dengan tegas mendukung penelitian tim mandiri dan memerintahkan
jajarannya untuk membantu jalannya penelitian (seperti diberitakan banyak
media).
Tindakan kekerasan pada para peneliti baru-baru ini bukan isyu tapi
benar-benar terjadi.  Bukan juga karena warga masyarakat protes dan marah
tapi hanya tindakan sekelompok orang (sekitar 20 orang) yang datang
tiba-tiba ke lokasi ketika tim sedang melakukan survey seismik tomografi dan
tanpa ba-bi-bu langsung melakukan pengeroyokan dan pemukulan sampai beberapa
anggauta tim babak belur.  Tidak ada gejala protes masyarakat atau
komunikasi apapun sebelumnya.  Terlepas apakah gerakan kelompok ini
terencana atau hanya tindakan anarki dari sekelompok orang-orang yang tidak
faham, ini adalah kriminal.  Beberapa orang pelaku utamanya sekarang sudah
diciduk oleh polisi setempat.  Alangkah tidak bijaksananya apabila ada pihak
yang malah seperti membela atau membenarkan tindakan biadab ini; Termasuk
beberapa media yang malah memberitakan pelaku kekerasannya seolah-olah
pahlawan dan menjadikannya narasumber, tanpa cross-check ke pihak-pihak
berwenang, termasuk korban kekerasannya.  Penggunaan bahan peledak yang
diisyukan itu hanya mercon yang sebesar bola kasti yang dipakai untuk source
dari seismik tomografinya.  Source ini sudah teruji sangat aman, suaranya
tidak keras (tertimbun sekitar 1 meter) dan tidak ada bekas ledakan berarti
di lokasi-nya.  Setelahnya, lokasi-lokasi peledakan dirapihkan dan sudah
sukar terlihat lagi jejaknya.  Penggunaan mercon ini tentu atas seijin dan
panduan dari POLRES dan POLSEK setempat, juga sudah disosialisasikan kepada
masyarakat setempat dengan baik, tidak ada masalah apa-apa sebelum kejadian
pengeroyokan ini.  Menurut hemat kami ini bukan hanya penganiayaan biasa
tapi sudah merupakan penghinaan pada dunia dan profesi peneliti.  Apabila
dibiarkan akan menjadi preseden buruk ke depan.
Adalah sangat disrespectfull apabila dikatakan kerja keras tanpa profit
dan pamrih dari penelitian Tim Mandiri (yang biaya sendiri) dalam dua tahun
terakhir ini dikatakan tanpa hasil nyata. Terlebih lagi disamakan dengan
Kasus Supertoy dan Blue Energi.  Survey dan hasil penelitian TTRM sangat
intensif dari berbagai bidang keahlian: arkeologi-geologi permukaan dan
eskavasi, Geofisika: georadar, geolistrik, geomagnet, dan baru-baru ini
seismik tomografi; dan core drilling (sampai saat ini sudah ada 4 titik
bor).  Jadi, hasil penelitian tim mandiri (TTRM) yang mengatakan Situs di
permukaan melingkupi seluruh bukit dan keberadaan bangunan lebih tua dan
ruang-ruang besar dibawahnya adalah berdasarkan data yang sangat kuat.
Dugaaan keberadaan ruang adalah dari image refleksi-refraksi gelombang
georadar, very-high resistivity body di penampang geolistrik (puluhan ribu
ohm.m), very-low seismic-velocity zone (di bawah seribu m/s) pada survey
tomografi, dan total water loss sampai puluhan meter kubik ketika pemboran.
Demikian juga perihal situs yang multi-layer peradaban dari yang berumur
2500 tahun sampai yang lebih tua dari 10.000 tahun lalu didasarkan oleh
analisa carbon dating yang cukup banyak dan teruji. Sebaliknya, Keyakinan
para petisi 34 bahwa situs hanya di atas bukit di permukaan saja semata-mata
berdasarkan opini subyektif tidak didukung data yang memadai.  Faktanya
sekarang, keyakinan mereka terbukti tidak benar.  Tim Mandiri sangat terbuka
untuk berseminar, berdiskusi, bekerjasama dengan siapa saja dari dunia
penelitian dan pendidikan yang tertarik, termasuk dari kelompok Petisi 34
kalau memang bermaksud baik untuk kemajuan bangsa dan ilmu pengetahuan.
Dalam mimbar ilmiah, tidak perlu kita bergunjing terlalu jauh tentang apa
isi dari Gunung Padang sebenarnya.  Bagi dunia ilmiah keberadaan bangunan
sangat besar dari masa pra-sejarah Indonesia dengan struktur yang tidak
sederhana terutama adanya ruang-ruang sudah cukup merupakan hal 

RE: [iagi-net] MISTERI YOUNGER DRYAS DAN HANCURNYA ATLANTIS

2013-06-19 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Halo pak Kartiko,

Bukan teori saya Atlantis di Indonesia, saya hanya membahas bahwa deskripsi
alam Atlantis di CRITIAS-PLATO cocok dengan kondisi Sundaland ketika Zaman
Es (dan peralihan).  Tentu banyak juga berbagai naskah, mitos-mitos,
bukti-bukti artefak yang menunjang termasuk penelitian DNA-nay Oppenheimer
tapi tidak perlu dibahas karena sudah banyak yang membahas, seperti Santos.
Masa YD dari 12.900 - 11.600-an tahun BP, jadi ya.; Setelah airlaut naik di
akhir YD sampai sekitar 10.000 thn BP pun tinggi air laut masih 50 meteran
di bawah sekarang.

 

1.  Perkiraan anda tepat, menurut literatur beda suhu di Sundaland
antara Zaman Es dan sekarang memang sekitar 10 deg C.  Jadi suhu di
Jakarta-Laut Jawa sekitar 20 deg C dan itu sepanjang tahun.   Sangat nyaman
memang, terlebih kalau kita membayangkan kondisi paleogeografi waktu itu
ketika Laut Jawa masih berupa dataran rendah yang sangat subur dialiri
sungai yang sangat besar, hmmm. J

2.  Ya, bencana yang menghancurkan Atlantis di CRITIAS disebutkan 9600
tahun BC = akhir Younger Dryas (YD). Benar, apabila diukur dari minima ke
maksima kelihatannya 200-an tahun, tapi ada bagian yang vertikal-nya dengan
beda suhu mendekati 10 deg! Menurut literatur bisa dalam interval waktu
hanya beberapa tahun-puluh tahun(?-saya harus cek lagi literaturnya).  Ini
untuk adaptasi dan survival manusia merupakan perubahan suhu ekstrim!   Yang
kita sebut sebagai global warming sekarang inikan hanya naik 1-2 deg saja
dalam 50 tahunan dan itu sudah membuat kita repot.  Belum lagi kita belum
tahu APA yang menyebabkan kenaikan suhu tajam itu.  Yang jelas bukan letusan
gunung api.  Menurut teoti Out of Sundaland (misalnya yang dianut
S.Oppenheimer).  Orang-orang Sundaland memang bermigrasi keluar setelah
banjir besar-besaran itu.  Logikanya tidak semua keluar, ada yang tinggal di
Indonesia.  Apakah ada hubungannya dengan bentuk atap rumah tradisional di
wilayah perbukitan (Minang, Batak, Toraja) bentuknya seperti perahu?
Wallahu alam.  Ha ha ha, iya, G.Padang kandidat kuat pak.

3.  Di laut Jawa-Karimata belum pernah dilakukan penelitian
arkeologi-marin, kecuali mencari bangkai kapal tenggelam. Ya  kalau ada
pasti sudah tertimbun lumpur dan sedimen.  Saya pikir ini sangat menarik
untuk diteliti, tidak hanya sisi arkeologinya tapi juga geologinya.  Laut
jawa-Karimata sangat unik, selama ratusan ribu bahkan jutaan tahun basin ini
kerjanya kering-basah-kering-basah  sejalan siklus zaman es dan panasnya

 

Demikian pak.  Masih banyak misteri/pertanyaan yang belum terjawab.
Sama-sama

 

Salam

DHN

 

 

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of kartiko
samodro 
Sent: 19 Juni 2013 14:42
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] MISTERI YOUNGER DRYAS DAN HANCURNYA ATLANTIS

 

Pak Danny 

 

Hubungan dengan teori Pak Danny sebelumnya bahwa peradaban atlantis berada
di Indonesia/sundaland  pada saat zaman es sehingga seluruh sundaland
merupakan daratan apakah memang pada masa younger dryas cooling ? 

 

Saya jadi timbul beberapa pertanyaan 

 

1. Berapakah suhu di wilayah asia / sundaland  saat itu kalau di central
greenland ice core sekitar - 47 deg C ?  Apakah saya bisa berasumsi
perbedaan sekitar  65 deg C antara sundaland dengan central greenland ice
core , jadi suhu saat itu di sundaland sekitar 20-an  deg C ? kalau memang
suhu sundaland segitu maka memang masa yang bagus untuk kehidupan/peradaban

 

2. Apakah kepunahan atlantis terjadi pada saat warming at end of younger
dryas ? Kalau saya lihat graphic pada chart yang bapak kirim kemungkinan
masa warming ini berkisar 200 an ( 9600 bc+/- 100 tahun) tahun. Memang
sepertinya sangat cepat dalam waktu geologi tapi dalam peradaban manusia
mungkin tidak. Yang jadi pertanyaan apakah peradaban atlantis itu punah
ataukah sebenarnya mereka cuma berimigrasi/pindah dari dataran rendah ke
dataran tinggi saja (salah satunya gunung padang ?).

 

3. Apakah ditemukan bekas peninggalan bangunan / artefact di area sundaland
yang sekarang menjadi laut jawa / selat karimata ?  Apakah artifact/bangunan
tersebut sekarang tidak terlihat karena endapan lumpur dan sedimen ?

Saya pernah melihat tentang penyelaman untuk meneliti adanya tumpukan batu
batu besar  yang seperti tidak natural di daerah lautan pasific / lepas
pantai jepang, apakah mungkin itu juga bagian dari peradaban atlantis
sebelumnya di sundaland ?

 

Terima kasih untuk ceritanya 

 

Kartiko

2013/6/19 Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com

ATLANTIS HANCUR OLEH BENCANA DI AKHIR MASA THE YOUNGER DRYAS
Dari pengetahuan geologi mainstream kita tahu tentang kepunahan massal
(Global extinctions) karena bencana global yang terjadi berkali-kali dalam
selang waktu puluhan - ratusan juta tahun
(https://en.wikipedia.org/wiki/Extinction_event).  Yang paling terkenal
adalah yang terjadi di akhir Zaman Kapur (punahnya Dinasaurus) dan permulaan
Zaman Tersier (C-T Boundary).  Namun pengetahuan tentang kepunahan massal
yang terjadi dalam

RE: [iagi-net] MISTERI YOUNGER DRYAS DAN HANCURNYA ATLANTIS

2013-06-19 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Panjang ceritanya, sebaiknya baca buku yang saya buat saja dulu (Plato
tidak bohong...). Dibahas di situ semua poin pentingnya. Cuma sekarang
bukunya belum muncul di Gramedia, kata penerbitnya sih sebentar lagi.  Atau
bisa juga  coba baca langsung naskah aslinya: CRITIAS, tapi agak puyeng baca
Englishnya yang rada-rada amburadul J

Singkatnya, setahu saya rujukan utama Atlantis ya Plato. Baru tahu filsuf
Yunani suka teler pake Jamur, jangan-jangan itu kebudayaan yang dibawa dari
Bali (= magic mashroom) oleh pasukan Atlantis dulu J ha ha ha maap
becanda.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Argo
Wuryanto
Sent: 19 Juni 2013 19:25
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] MISTERI YOUNGER DRYAS DAN HANCURNYA ATLANTIS

 

Pak Dhany,

Apakah Plato ini yg selama ini menjadi rujukan utk konsep Hancurnya
Atlantis? Kalo yg saya pernah lihat di History Channel, para filsuf2 Yunani
tersebut, seringkali teler dengan menggunakan semacam jamur utk
mendapatkan pencerahan. Kalo memang benar begitu, seberapa shahihnya
kita bisa mempercayai kisah2 Plato tsbt.

Kalo boleh saya katakan cerita karena Plato sendiri hidup kurang lebih
500BC, sedangkan Atlantisnya 1BC. Boleh jadi plato merupakan
arkeologis/ geologis pioneer yg meneliti kehidupan sebelumnya.

id.m.wikipedia.org/wiki/Atlantis

Salam hormat,
Argo

On 19 Jun 2013 19:45, bandon...@gmail.com wrote:

Aku pernah nyelam sampai kedalaman 40 m di kepulauan seribu, sudah megang
dasar samodra, isinya yaa butiran pasir dari terumbuh koral sama lumpur, ada
beberapa bongkah karang.. Memang ada sih yang sampai 70 m dibawah muka air
laut, tapi peralatan scuba dgn udara tidak mengizinkan untuk kedalaman itu. 
Mohon dumana sih letak yang tepat dari atlantis di Paparan Sunda? Biar kalo
punya waktu dan ada sedikit uang aku nyelem deh kesana. Kalau perlu belajar
pakai Nitrox supaya boleh nyelem sampai mentuk di dasar laut jawa. 
Salam.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Wed, 19 Jun 2013 14:41:52 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net] MISTERI YOUNGER DRYAS DAN HANCURNYA ATLANTIS

 

Pak Danny 

 

Hubungan dengan teori Pak Danny sebelumnya bahwa peradaban atlantis berada
di Indonesia/sundaland  pada saat zaman es sehingga seluruh sundaland
merupakan daratan apakah memang pada masa younger dryas cooling ? 

 

Saya jadi timbul beberapa pertanyaan 

 

1. Berapakah suhu di wilayah asia / sundaland  saat itu kalau di central
greenland ice core sekitar - 47 deg C ?  Apakah saya bisa berasumsi
perbedaan sekitar  65 deg C antara sundaland dengan central greenland ice
core , jadi suhu saat itu di sundaland sekitar 20-an  deg C ? kalau memang
suhu sundaland segitu maka memang masa yang bagus untuk kehidupan/peradaban

 

2. Apakah kepunahan atlantis terjadi pada saat warming at end of younger
dryas ? Kalau saya lihat graphic pada chart yang bapak kirim kemungkinan
masa warming ini berkisar 200 an ( 9600 bc+/- 100 tahun) tahun. Memang
sepertinya sangat cepat dalam waktu geologi tapi dalam peradaban manusia
mungkin tidak. Yang jadi pertanyaan apakah peradaban atlantis itu punah
ataukah sebenarnya mereka cuma berimigrasi/pindah dari dataran rendah ke
dataran tinggi saja (salah satunya gunung padang ?).

 

3. Apakah ditemukan bekas peninggalan bangunan / artefact di area sundaland
yang sekarang menjadi laut jawa / selat karimata ?  Apakah artifact/bangunan
tersebut sekarang tidak terlihat karena endapan lumpur dan sedimen ?

Saya pernah melihat tentang penyelaman untuk meneliti adanya tumpukan batu
batu besar  yang seperti tidak natural di daerah lautan pasific / lepas
pantai jepang, apakah mungkin itu juga bagian dari peradaban atlantis
sebelumnya di sundaland ?

 

Terima kasih untuk ceritanya 

 

Kartiko

2013/6/19 Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com

ATLANTIS HANCUR OLEH BENCANA DI AKHIR MASA THE YOUNGER DRYAS
Dari pengetahuan geologi mainstream kita tahu tentang kepunahan massal
(Global extinctions) karena bencana global yang terjadi berkali-kali dalam
selang waktu puluhan - ratusan juta tahun
(https://en.wikipedia.org/wiki/Extinction_event).  Yang paling terkenal
adalah yang terjadi di akhir Zaman Kapur (punahnya Dinasaurus) dan permulaan
Zaman Tersier (C-T Boundary).  Namun pengetahuan tentang kepunahan massal
yang terjadi dalam kurun waktu Zaman Kuarter (sejak 2 Juta tahun lalu) atau
lebih khususnya lagi dalam kurun manusia modern (sejak 200 ribu tahun lalu)
malah sedikit pengetahuannya.  Hal ini berkaitan karena tidak banyak ahli
geologi yang menekuni Zaman Kuarter dan bidang bencana.  Bidang penelitian
ini memang jauh dari gemerlapnya kilauan emas dan minyak.  Yang sudah cukup
banyak dibahas adalah tentang kepunahan massal karena letusan Toba 70-75
ribu tahun lalu.  Sekarang dalam khasanah ilmu kebumian muncul fakta yang
sangat hot, yaitu kepunahan berbagai spesies dibumi secara besar

RE: [iagi-net] Crisis = danger + opportunity

2013-06-10 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Baru nonton Film After Earthya ? J

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Rovicky
Dwi Putrohari
Sent: 10 Juni 2013 14:10
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Crisis = danger + opportunity

 

Ada yang baru nih :

Danger is real, fear is an imagination, courage is an option.

rdp
--
Control yourself, and you got freedom


2013/6/10  bandon...@gmail.com:
 Kalau salah dalam meninjau dan menghitung bisa buahaya Pak. Oportunity
kalau
 sdh mahir memang bisa jadi keuntungan, kalau nurutin nafsu saja hehehe
 selamat kelaut Pak.
 Hati hati melangkah, perhatikan tanda2.
 Salam.
 Powered by Telkomsel BlackBerryR
 
 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Sender: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Mon, 10 Jun 2013 12:58:28 +0700
 To: IAGIiagi-net@iagi.or.id; geologi...@googlegroups.com;
 geosaintist...@googlegroups.com
 ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net] Crisis = danger + opportunity

 Ketika segalanya sudah pasti dunia bisnis malah lesu, karena tidak ada
 PERSAINGAN. Ketidak pastian konon justru memunculkan 'OPPORTUNITY'.
 The Chinese use two brush strokes to write the word 'crisis.' One brush
 stroke stands for danger; the other for opportunity. In a crisis, be aware
 of the danger--but recognize the opportunity. ― John F. Kennedy.
 Indonesia yang dianggap sedang krisis ini justru menarik dan memunculkan
 investor dan interpreneur baru. Kalau kita tidak menyadari adanya
 opportunity di Indonesia ini maka hanya danger (bahaya) yang kita
 kahwatirkan, dan kita lupa opportunity (kesempatan) yang ada didalamnya.

 Semangat Pagi !

 RDP
 --
 Control yourself, and you got freedom



RE: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist

2013-06-03 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Bukan Cuma dua professor Pak Ban, tapi buanyak buanget di seluruh dunia yang
menyatakan Atlantis itu tidak benar (khayalan).  Tidak heran kalo dianggap
kerjaan pemimpi.  Tapi sebelum dianggap mimpi sebaiknya dibaca dulu buku-nya
(Plato tidak bohong...) baru dibahas/di-comment/di-kritik dsb sehingga
menjadi bermanfaat dan menarik.  Dijamin tidak membosankan dan akan banyak
surprise setelah membaca buku itu... hmm maaf jadi agak promosi nih J.
Iya benar, di berita kok jadi dari ITB ya.  Kalo lulusan ITB sih memang iya
J

 

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
bandon...@gmail.com
Sent: 03 Juni 2013 14:21
To: Iagi
Subject: Re: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist

 

Walah, kan 2 profesor sudah menyatakan itu tidak benar,
1 prof RP Koesoema dinata (ITB) dan 
2 Prof Adjat Sudradjat (Unpad) 
pada th 2010 waktu seminar internasional budaya Sunda di Bogor. 

Setelaah membaca info baru ini, apa ada perubahan pendapat Prof?

Salam hormat.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: koeso...@melsa.net.id 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Mon, 3 Jun 2013 07:14:24 +

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist

 

Yang ngomong katanya orang ITB lho!
RPK

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: bandon...@gmail.com 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Mon, 3 Jun 2013 07:09:51 +

To: Iagiiagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist

 

Mimpi kalee. 
Salam.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Muhammad Razi mufar...@gmail.com 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Mon, 3 Jun 2013 10:16:04 +0400

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist

 

 

FYI berita koran singapur hari ini  


Atlantis was located in S-E Asia: Geologist


Published on Jun 02, 2013   

By Wahyudi Soeriaatmadja Indonesia Correspondent In Jakarta

The mythical island of Atlantis was in our neighbourhood, a veteran
Indonesian geologist claims in a controversial new book.

Dr Danny Hilman Natawidjaja of the Bandung Institute of Technology said the
description of the island by ancient Greek philosopher Plato perfectly fits
Indonesia when Sundaland existed.

Sundaland is the biogeographical region of South-east Asia which encompassed
the Sunda Shelf, the part of the Asian continental shelf that was exposed
during the last Ice Age. It included the Malay peninsula and the large
islands of Borneo, Java, Sumatra and their surroundings.

People have over the ages debated the possible existence of Atlantis. Some
claim it sank in the Atlantic Ocean or the Mediterranean. Others claim it
never existed at all.

http://www.straitstimes.com/breaking-news/se-asia/story/atlantis-was-located
-s-e-asia-geologist-20130602



RE: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist

2013-06-03 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Siapa yang bilang ada di Azores Pak?  Mbah Plato engga bilang begitu J

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
bandon...@gmail.com
Sent: 03 Juni 2013 15:18
To: Iagi
Subject: Re: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist

 

Dari plato tidak bohong, dikatakan itu ada di Azores, suatu kepulauan di
barat Spanyol ( separo nyolong?) Kalau ada tulisan di majah science, hehehe
nomernya lupa.
Salam.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Mon, 3 Jun 2013 15:03:47 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: RE: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist

 

Bukan Cuma dua professor Pak Ban, tapi buanyak buanget di seluruh dunia yang
menyatakan Atlantis itu tidak benar (khayalan).  Tidak heran kalo dianggap
kerjaan pemimpi.  Tapi sebelum dianggap mimpi sebaiknya dibaca dulu buku-nya
(Plato tidak bohong...) baru dibahas/di-comment/di-kritik dsb sehingga
menjadi bermanfaat dan menarik.  Dijamin tidak membosankan dan akan banyak
surprise setelah membaca buku itu... hmm maaf jadi agak promosi nih J.
Iya benar, di berita kok jadi dari ITB ya.  Kalo lulusan ITB sih memang iya
J

 

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
bandon...@gmail.com
Sent: 03 Juni 2013 14:21
To: Iagi
Subject: Re: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist

 

Walah, kan 2 profesor sudah menyatakan itu tidak benar,
1 prof RP Koesoema dinata (ITB) dan 
2 Prof Adjat Sudradjat (Unpad) 
pada th 2010 waktu seminar internasional budaya Sunda di Bogor. 

Setelaah membaca info baru ini, apa ada perubahan pendapat Prof?

Salam hormat.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: koeso...@melsa.net.id 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Mon, 3 Jun 2013 07:14:24 +

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist

 

Yang ngomong katanya orang ITB lho!
RPK

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: bandon...@gmail.com 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Mon, 3 Jun 2013 07:09:51 +

To: Iagiiagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist

 

Mimpi kalee. 
Salam.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Muhammad Razi mufar...@gmail.com 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Mon, 3 Jun 2013 10:16:04 +0400

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist

 

 

FYI berita koran singapur hari ini  


Atlantis was located in S-E Asia: Geologist


Published on Jun 02, 2013   

By Wahyudi Soeriaatmadja Indonesia Correspondent In Jakarta

The mythical island of Atlantis was in our neighbourhood, a veteran
Indonesian geologist claims in a controversial new book.

Dr Danny Hilman Natawidjaja of the Bandung Institute of Technology said the
description of the island by ancient Greek philosopher Plato perfectly fits
Indonesia when Sundaland existed.

Sundaland is the biogeographical region of South-east Asia which encompassed
the Sunda Shelf, the part of the Asian continental shelf that was exposed
during the last Ice Age. It included the Malay peninsula and the large
islands of Borneo, Java, Sumatra and their surroundings.

People have over the ages debated the possible existence of Atlantis. Some
claim it sank in the Atlantic Ocean or the Mediterranean. Others claim it
never existed at all.

http://www.straitstimes.com/breaking-news/se-asia/story/atlantis-was-located
-s-e-asia-geologist-20130602



RE: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist

2013-06-03 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Setuju pak, apalagi kalau timing-nya tidak cocok.  Namun Kerajaan Atlantis itu 
menguasi banyak wilayah di dunia (kata naskah Plato).  Jadi tidak heran juga 
kalau peradabannya tersebar di mana-mana.  Ribuan tahun ke depan para arkeolog 
nanti akan menemukan bahwa Jejak-jejak ‘peradaban’ MacDonald, Kentucky Fried 
Chicken, dan Starbuck tidak hanya ada di USA saja J

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Franciscus 
B Sinartio
Sent: 03 Juni 2013 16:46
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist

 

satu hal yang harus dipertimbangkan, adalah  kalau benar ada masyarakat jaman 
dulu yang menguasai teknologi tinggi di suatu tempat maka  mungkin saja di 
tempat lain juga ada masyarakat lain yang berbeda sama sekali yang menguasai  
teknologi tinggi yang sederajat atau lebih.

point saya   adalah:  kalau ada ditemukan bukti masyarakat jaman dulu yang 
meguasai teknologi tinggi, tidak otomatis berarti mereka itu dari atlantis.

 

silahkan simak atlantis 2 yang di claim di tempat yang lain.

mereka  juga meng claim adanya bukti penggunaan teknologi tinggi pada jaman 
dulu.  tetapi belum tentu berarti itulah atlantis.

 

salam,

frank

 

 

  _  

From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, June 3, 2013 3:03 AM
Subject: RE: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist

 

Bukan Cuma dua professor Pak Ban, tapi buanyak buanget di seluruh dunia yang 
menyatakan Atlantis itu tidak benar (khayalan).  Tidak heran kalo dianggap 
kerjaan pemimpi.  Tapi sebelum dianggap mimpi sebaiknya dibaca dulu buku-nya 
(“Plato tidak bohong...”) baru dibahas/di-comment/di-kritik dsb sehingga 
menjadi bermanfaat dan menarik.  Dijamin tidak membosankan dan akan banyak 
“surprise” setelah membaca buku itu... hmm maaf jadi agak promosi nih J.Iya 
benar, di berita kok jadi dari ITB ya.  Kalo lulusan ITB sih memang iya J

 

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of 
bandon...@gmail.com
Sent: 03 Juni 2013 14:21
To: Iagi
Subject: Re: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist

 

Walah, kan 2 profesor sudah menyatakan itu tidak benar,
1 prof RP Koesoema dinata (ITB) dan 
2 Prof Adjat Sudradjat (Unpad) 
pada th 2010 waktu seminar internasional budaya Sunda di Bogor. 

Setelaah membaca info baru ini, apa ada perubahan pendapat Prof?

Salam hormat.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

  _  

From: koeso...@melsa.net.id 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Mon, 3 Jun 2013 07:14:24 +

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist

 

Yang ngomong katanya orang ITB lho!
RPK

Powered by Telkomsel BlackBerry®

  _  

From: bandon...@gmail.com 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Mon, 3 Jun 2013 07:09:51 +

To: Iagiiagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist

 

Mimpi kalee. 
Salam.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

  _  

From: Muhammad Razi mufar...@gmail.com 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Mon, 3 Jun 2013 10:16:04 +0400

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist

 

 

FYI berita koran singapur hari ini  


Atlantis was located in S-E Asia: Geologist


Published on Jun 02, 2013   

By Wahyudi Soeriaatmadja Indonesia Correspondent In Jakarta

The mythical island of Atlantis was in our neighbourhood, a veteran Indonesian 
geologist claims in a controversial new book.

Dr Danny Hilman Natawidjaja of the Bandung Institute of Technology said the 
description of the island by ancient Greek philosopher Plato perfectly fits 
Indonesia when Sundaland existed.

Sundaland is the biogeographical region of South-east Asia which encompassed 
the Sunda Shelf, the part of the Asian continental shelf that was exposed 
during the last Ice Age. It included the Malay peninsula and the large islands 
of Borneo, Java, Sumatra and their surroundings.

People have over the ages debated the possible existence of Atlantis. Some 
claim it sank in the Atlantic Ocean or the Mediterranean. Others claim it never 
existed at all.

http://www.straitstimes.com/breaking-news/se-asia/story/atlantis-was-located-s-e-asia-geologist-20130602

 



RE: [iagi-net] Kontekstual Pyramid Gunung Padang

2013-05-17 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Pak Ketum ada-ada ajah,

Analisis Tim Mandiri sudah jauh lebih rasional daripada gambar 'klenik' ini
boss J

Masa iya Adam 5500 tahun SM sih? Paling tidak nol-nya kurang satu tuh.
Homo Sapien yang sudah ada sejak 190.000-an tahun lalu keturunan siapa
jadinya? J

Banjir Nabi Nuh kok ditaruh di 3500 tahun SM sih.  Di sejarah geologi engga
ada banjir besar ketika 3500 SM, tapi air laut sudah mencapai maximum high
stand-nya.  Kurang tua 8000 tahun kalee.

 

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Rovicky
Dwi Putrohari
Sent: 17 Mei 2013 16:16
To: IAGI
Subject: [iagi-net] Kontekstual Pyramid Gunung Padang

 

Satu presentasi yang mengundang banyak pengunjung di Booth IAGI dalam
Konvensi IPA adalah Presentasi Gunung Padang Oleh Pak ADB. 

Begitu meyakinkan Pak ADB mendongang Gunung padang, yang diikuti banyak
pengunjung, inilah, semakin kontroversi semakin menarik. Semakin besar
sesuatu berita semakin besar pula pengunjung dan peminatnya. Konteks
antara besar dan kecilnya sebuah penemuan itu tergantung dari dampak dan
juga dukungan akan sesuatu itu sendiri. Demikian juga dengan Gunung
Padang. Ah bukan Situs megalith Gunung padang yang besar tetapi Pyramid
Gunung Padang ... istilah pyramid saja sudah besar gemanya. Apalagi dengan
ukuran sekian kali Borobudur !

Dalam arkeologi dikenal istilah kontekstual dari sebuah penemuan situs.
Apabila situs itu hanya berupa satu tonggak batu megalith, barangkali ini
hanya mewakili sekitar satu kecamatan saja. Dalam tulisan ketua IAAI pak
Junus sebelumnya menyatakan Konteks adalah hubungan-hubungan yang
menjelaskan keterkaitan antara satu unsur terhadap unsur lainnya. Demikian
juga Gunung Padang, eh Pyramid Gunung Padang tidak akan lepas dalam
kontekstualnya. Sama halnya kalau saya bilang bahwa cadangan emasnya 500
juta ounce, maka konteksnya sudah bukan hanya satu proses hydrotermal
porphyry yg kecil. Harus didukung oleh teory plate tectonic dan vulkanisme
yg besar pula. Lah Tambang Freeport saja hanya sekitar 67 juta ounce.

Nah kalau Gunung Padang ini bener-bener ada dibangun pada masasekian ribu
tahun lalu, berapa orang yang membangun ? Borobudur saja memerlukan satu
kerajaan untuk membangun. Lah kalau ini ?

Tentusaja perlu ada riset, penelitian untuk menceriterakan bagaimana status
kepemimpinan saat itu, bagaimana sistem kerjanya, bagaimana memberi makan
orang-orangnya, bagaimana pertanian, peternakan dll. 

Nah ini ada satu tulisan menarik tentang jumlah dan perkembangan jumlah
penduduk dunia, jumlah populasi dunia dari tahun-ke tahun. silahkan tengok
disini http://www.ldolphin.org/popul.html Situs dunia maya ini (website)
menceriterakan perkiraan julah penduduk dri tahun-ketahun sejak bumi
diciptakan. 

Satu gambar yang menarik adalah gambar terlampir. Perkiraan populasi bumi
sejak tahun 0 bahkan sebelum banjir nabi Nuh ! Dalam gambar ini
memperlihatkan jumlah penduduk dunia bahkan hingga 9 milyar ... ya 9 milyar
yang tersapu habis ketika ada Giga Tsunami menghapuskan semua manusia pada
3500 tahun yang lalu. Ntah kemana binatangnya yg terkena badai tsunami Noah,
tapi saya yakin team mandiri ini akan senang bila mendapatkan informasi ini.
Karena kontekstual spekulasi jumlah penduduk pada 3500 tahun yang lalupun
sudah ada disitu. Dan cukup untuk membangun Pyramida Gunung Padang, bila
dipakai sebagai reason. 

Jadi benarkan Pyramida Gunung padang ini dibangun oleh penduduk dunia yang
saat itu sudah mencapai milyaran ? 
Monggo ini soal kepercayaan bukan hanya sekedar saintific, karena
perkiraannya juga menggunakan rumus dan itungan njlimet


Salam week end !!

RDP




--
Nasionalisme itu ekspresi perasaan ketika negaramu terpuruk



RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-07 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Ah Abah mah mani ujug2.  Likewise buat rekan-rekan semua.   Peneliti juga
manusia J  Ada aksi ada reaksi.

Hatur nuhun atas wejangannya.   Insya Allah

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Yanto R.
Sumantri
Sent: 07 Mei 2013 13:25
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

DR. Danny Hilman ysh 

 

Saya menghargai usaha Anda untuk membuktikan sesuatu yang menurut Anda dan
kawan kawan adalah suatu yang benar dan akan bermanfaat bagi bangsa dan
Negara.an berkorban untuk itu.

 

Saya hanya ingatkan agar  Anda harus dapat  membalas kritik kepada Anda atau
hipotesa yang Anda yakini dengan TETAP berpegang kepada ETIKA seorang
ILMUWAN.Apalagi dalam ruang publik.

Semoga dapat direnungkan . Terima kasih.

 

yanto r sumantri / si Abah

Anggota Dewan Penasehat IAGI 

 

  _  

From: yustinus yuwono yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com
To: iagi-net iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, May 5, 2013 12:29 AM
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Dr. Danny Hilman yang baik dan budiman,

Saya marah karena anda bilang asbun! Apakah anda tidak pernah diajar sopan
santun? Tolong baca baik2 komentar saya itu seluruhnya, bagian mana yang
asbun? Ini milis terbuka dibaca ribuan orang lho.

Mengenai kolomnar joint yang anda pake kartu truf itu kebetulan ada rekan
yang send salah satu contoh singkapan bagus sekali, tolong perhatikan
arahnya, ada yang vertikal, ada yang horizontal, bahkan saya pernah lihat
ada yang berbentuk kipas, sangat kompleks.

Salam hormat,

Yatno (yang bergelar baru doktor geologi asbun).

 

2013/5/5 Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com

Pak Yatno, daripada asbun dan komentar hal-hal yang bapak sendiri kurang
paham mendingan bantuin Mang Okim untuk bedain susunan kolom andesit yang
alamiah atau bukan.  Atau sekalian ikut meneliti semen Gunung Padang itu
dengan keahlian bapak.  Itu baru mantap.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus
yuwono
Sent: 05 Mei 2013 0:12
To: iagi-net


Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Mang Okim yth,

 

Jadi apakah memang betul pijakan hipotesa kemungkinan adanya bangunan
canggih di bawah G Padang itu didasarkan atas dugaan paranormal (ghoib)?
Wah..wah..wah (gk ada komentar lanjut).

 

Sharing I : Kalo menggunakan paranormal gitu, meskipun saya yang doktor
geologi dengan desertasi petrologi volkanik purba ini, masih bisa mentolerir
bila menggunakan jasa paranormal misalnya kalo menyangkut keselamatan nyawa
manusia (misal mencari orang hilang dsb nya). Tapi kalo untuk tujuan mencari
endapan mineral, ataupun esplorasi geologi lainnya, dibayar berapapun saya
tidak akan mau nglakoni, karena saya menganggap pelecehan terhadap
geoscience. Malu sama profesor yang membimbing saya, malu sama almamater
tempat saya mendapat gelar, malu sama kaidah science itu sendiri (meskipun
mungkin berhasil?).

 

Sharing II : Seingat saya, ajaran dari Prof Sukendar Alm: di bidang geologi,
ada banyak tool untuk mendapatkan data (geologi) salah satunya adalah metoda
geofisik. Jadi (menurut beliau, dan saya juga percaya) geofisik adalah tool.
Namanya saja tool, jadi hasil geofisik adalah basic data, bukan final result
untuk membuat sintesa geologi. Yang lebih berkompeten untuk membuat sintesa-
nya adalah geologist bukan geophysisist. Dalam hal G Padang geologist yang
paling berkompeten untuk membuat sintesa nya adalah geologist bidang
gunungapi karena materi yang dipelajari adalah produk volkanik (karena tidak
semua geologist mengenal dengan baik karakter volcanic products, apalagi
geophysisist). Bisa saja seorang geophysisist belajar geologi tetapi yaitu,
pasti pengetahuan dasar geologinya sangat tidak memadai dibanding geologist
yang sehari- hari menggeluti ilmu geologi itu sendiri. Bukan melecehkan
teman2 geophysisist wong nyatanya kebanyakan mereka rata2 makmur secara
finansial karena sering dapat proyek yg nilainya em -em an dan mereka rata2
pandai-pandai. Tetapi saya ingin mendudukkan profesi masing2 secara
proporsional. 

 

Sekedar sharing malam Minggu.

Salam,

Yatno

 

2013/5/4 bandon...@gmail.com

Naa siapa mas yang penasihat turangga seta?

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Sujatmiko m...@cbn.net.id 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Sat, 4 May 2013 12:31:59 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Abah Yanto,

 

Eta teh hereuy Abah. Yang mang Okim tahu, pencetus pertamanya adalah Yasasan
Turangga Seta. Mang Okim tahunya ketika mereka presentasi di kantor Wagub
Jabar dimana mang Okim spesial diundang. Disanalah mang Okim lihat video
yang menayangkan penjelasan penasehat ahli Turangga Seta tentang hasil
interpretasi geolistrik/georadar yang mendukung hipotesis Turangga Seta (
asalnya dari  bisikan ghoib ).  Semoga jelas Abah,

 

Wassalam,

 

Mang Okim

 

From: Yanto R

RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-06 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Tentang umur pasir yang ditemukan di kedalaman 8-10 meter di bor-nya Mas
Andang.

Umur itu umur karbon yang terdapat dalam pasir.  Karbon-karbon itu
diasumsikan berasal dari renik-renik organisma yang mati, sehingga kita
menganggap umur karbon itu sama dengan umur pengendapan lapisan pasir.

Setting lokasi pasir itu ada diantara (rongga) lapisan kolom-kolom andesit.
Dari kacamata geologi, kalau kita menganggap lapisan kolom-kolom andesit ini
adalah lapisan geologi alamiah dan pasir itu lapisan (lense) alamiahnya maka
umur pasir kira-kira sama dengan umur lapisan kolom-kolom andesit.  Kita
tahu bahwa G.Padang ada dalam kompleks gunung api tersier yang umurnya
jutaan - puluhan juta tahun.  Nah harusnya umur pasir itu ya jutaan juga
kalau selaras.  Kenapa umurnya hanya 11.600 tahun?

Dari fisiknya terlihat pasir itu seperti diayak sortingnya bagus.  Menurut
ADB bukan endapan piroklastik tapi lebih mirip pasir sungai (yang diayak).
Jadi kelihatannya pasir itu mengisi rongga jauh kemudian (tidak selaras
dengan lapisan kolom andesitnya).  Pertanyaannya.  Bagaimana pasir itu bisa
menclok di dekat puncak bukit ini?  Di bawa orang dari sungai atau tempat
lain terus dimasukkan ke situ atau di bawa tsunami setinggi 800 meter ke
situ (ketawa) ?  Dua-duanya sulit dipercaya bukan, tapi saya pilih yang
option pertama.  Kalau kita menganggap bahwa lapisan kolom andesit itu
bangunan, maka pasir itu interpretasinya ya bagian dari bangunan, misalnya
sengaja dimasukkan di situ untuk mengisi satu ruang/rongga sebagai material
pengawet/penyangga untuk menyimpan sesuatu.  Mungkin ada option lain.
Silahkan saja.  Intinya memilih sampel untuk melakukan karbon dating memang
harus benar-benar mempelajari konteksnya dengan sangat hati-hati.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of benyamin
sembiring
Sent: 06 Mei 2013 10:41
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Salam,

Pak Dani, sedikit mau mempertajam tentang umur.

 

Geologi mempelajari bagaimana hasil karya Tuhan (alam). Oleh karena itu
karya Tuhan mungkin masih banyak sekali yg tidak diketahui manusia bagaimana
Tuhan menciptakannya. Jadi apabila ada sesuatu yg tidak sesuai dgn apa yg
kita biasa pahami, jangan dulu kita katakan sebagai karya manusia.

Arkeologi mempelajari bagaimana hasil karya manusia. KEBUDAYAN. Biasanya
apabila manusia tidak bisa menjelaskan suatu fenomeno itu lah dikatakan
sebagai karya Tuhan.

Untuk umur yg bapak lakukan itu, umur apa pak?
misal pasir yg ditemukan : 
Umur pasir diayak yang mengisi rongga-nya adalah 11.600 tahun lalu
(lebih muda)..

Kalo geologi umur yg dimaksud adalah umur saat Tuhan (alam)
membuatnya/terbentuknya.
Tapi kalo arkeologi adalah umur pasir tersebut saat berinteraksi dgn
manusia.

Nah...bagaimana bapak tau kapan pasir tersebut berinteraksi dgn manusia,
kira-kira dari apanya pak?

Mungkin pasir tersebut diangkat dgn ember/karung, ember/karung tersebut
ditemukan dan bisa kita tau umur pembuatan ember tersebut, disitulah kita
bisa tau pasir tersebut kapan berinteraksi dgn manusia. Saat pasir tidak
berinteraksi dgn manusia, kayaknya bukan arkeologi.

 

Jadi apabila pasir tersebut tidak bisa kita buktikan bahwa pernah
berinteraksi dgn manusia, hasil karya manusia, kayaknya gak cocok masuk ke
dunia arkeologi.

 

begitu juga untuk umur semen, umur tanah urukan?

Pak Dani, mohon dishare data-data arkeologi apa yg tim miliki atau artefak
apa yg sudah ditemukan untuk mendukung penelitian ini.

Saya berharap ada bangunan besar seperti animasi Pak Ali Akbar, mirip
piramida, supaya Indonesia menjadi kiblat peradaban dunia.

Salam

benz

 

 

 

Pada 5 Mei 2013 16.24, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
menulis:

Ilmuwan itu harus 'skeptis', namun di sini sering diterjemahkan menjadi
'apatis'. Skeptis yang benar selalu berusaha memahami dengan seksama semua
tahapan dan analisa penelitian orang, terutama masalah akurasi dan
ketidakpastiannya.  Etika ilmiah yang benar adalah menanyakan dengan sopan
kepada peneliti apabila ada sesuatu yang dirasa belum clear, bukan memandang
remeh peneliti apalagi langsung mem-vonis bahwa hasil penelitiannya salah.
Sikap skeptis berarti banyak diskusi sehingga saling mengisi ilmu membuat
analisa menjadi lebih tajam.  Itulah kenapa seorang Oppenheimer ketika
ditanya tentang Sadahurip dan Gunung Padang jawabannya saya tidak tahu;
terus terang saya skeptis, tapi saya ingin sekali melihat data dan
analisanya karena apabila benar, ini hal yang sangat luarbiasa.  Jadi
skeptis bukan semangat menghina atau membuang hasil penelitian orang, itu
apatis, melainkan semangat untuk membuat hasil penelitian menjadi lebih
baik.

Keraguan akan hasil dating adalah hal yang memang seharusnya demikian,
karena sampai sekarang kamipun masih terus menganalisanya, sering diskusi
dengan teman-teman yang lebih ahli dalam hal ini.  Hasil dating Gunung
Padang sekarang yang terbaik untuk tahap ini yang bisa kami lakukan dengan

RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-06 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Saya tidak mengerti pertanyaannya.  Ada kerancuan beda pengertian di sini.
Coba dibaca teliti dulu uraian saya di bawah.Karbon yang didating bukan
sisa pembakaran tapi karbon alamiah dari sisa-sisa renik tumbuhan atau
hewan.  Maksud data arkeologi itu apa ya di sini?  Penelitian di Gunung
Padang tidak ditujukan untuk penelitian gempa.  

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of benyamin
sembiring
Sent: 06 Mei 2013 15:01
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Salam,

Jadi yg diambil untuk penentuan adalah sisa sisa pembakaran (arang) pada
situs tersebut.

Dari mana kita tahu bahwa arang tersebut adalah merupakan sisa sisa dari
peradaban, bisa saja terjadi kebakaran hutan dan meninggalkan banyak arang
di situs tersebut.

Jadi data yg dipergunakan masih belum merupakan data arkeologi. 

Pak Data arkeologi nya yg mana?

 

Pak Dani, pertanyaan ini sederhana,

Apakah kita bisa menjawab hal arkeologi tapi menggunakan data geologi? 

 

maksud saya begini pak,

Bapak sebgai ahli gempa, apakah bisa menawab terjadinya gempa (geolog)
dengan menggunakan cerita rakyat (sosiolog)? Apakah itu benar secara
scientifik.

Salam
benz

 

Pada 6 Mei 2013 14.36, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
menulis:

Tentang umur pasir yang ditemukan di kedalaman 8-10 meter di bor-nya Mas
Andang.

Umur itu umur karbon yang terdapat dalam pasir.  Karbon-karbon itu
diasumsikan berasal dari renik-renik organisma yang mati, sehingga kita
menganggap umur karbon itu sama dengan umur pengendapan lapisan pasir.

Setting lokasi pasir itu ada diantara (rongga) lapisan kolom-kolom andesit.
Dari kacamata geologi, kalau kita menganggap lapisan kolom-kolom andesit ini
adalah lapisan geologi alamiah dan pasir itu lapisan (lense) alamiahnya maka
umur pasir kira-kira sama dengan umur lapisan kolom-kolom andesit.  Kita
tahu bahwa G.Padang ada dalam kompleks gunung api tersier yang umurnya
jutaan - puluhan juta tahun.  Nah harusnya umur pasir itu ya jutaan juga
kalau selaras.  Kenapa umurnya hanya 11.600 tahun?

Dari fisiknya terlihat pasir itu seperti diayak sortingnya bagus.  Menurut
ADB bukan endapan piroklastik tapi lebih mirip pasir sungai (yang diayak).
Jadi kelihatannya pasir itu mengisi rongga jauh kemudian (tidak selaras
dengan lapisan kolom andesitnya).  Pertanyaannya.  Bagaimana pasir itu bisa
menclok di dekat puncak bukit ini?  Di bawa orang dari sungai atau tempat
lain terus dimasukkan ke situ atau di bawa tsunami setinggi 800 meter ke
situ (ketawa) ?  Dua-duanya sulit dipercaya bukan, tapi saya pilih yang
option pertama.  Kalau kita menganggap bahwa lapisan kolom andesit itu
bangunan, maka pasir itu interpretasinya ya bagian dari bangunan, misalnya
sengaja dimasukkan di situ untuk mengisi satu ruang/rongga sebagai material
pengawet/penyangga untuk menyimpan sesuatu.  Mungkin ada option lain.
Silahkan saja.  Intinya memilih sampel untuk melakukan karbon dating memang
harus benar-benar mempelajari konteksnya dengan sangat hati-hati.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of benyamin
sembiring
Sent: 06 Mei 2013 10:41


To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Salam,

Pak Dani, sedikit mau mempertajam tentang umur.

 

Geologi mempelajari bagaimana hasil karya Tuhan (alam). Oleh karena itu
karya Tuhan mungkin masih banyak sekali yg tidak diketahui manusia bagaimana
Tuhan menciptakannya. Jadi apabila ada sesuatu yg tidak sesuai dgn apa yg
kita biasa pahami, jangan dulu kita katakan sebagai karya manusia.

Arkeologi mempelajari bagaimana hasil karya manusia. KEBUDAYAN. Biasanya
apabila manusia tidak bisa menjelaskan suatu fenomeno itu lah dikatakan
sebagai karya Tuhan.

Untuk umur yg bapak lakukan itu, umur apa pak?
misal pasir yg ditemukan : 
Umur pasir diayak yang mengisi rongga-nya adalah 11.600 tahun lalu
(lebih muda)..

Kalo geologi umur yg dimaksud adalah umur saat Tuhan (alam)
membuatnya/terbentuknya.
Tapi kalo arkeologi adalah umur pasir tersebut saat berinteraksi dgn
manusia.

Nah...bagaimana bapak tau kapan pasir tersebut berinteraksi dgn manusia,
kira-kira dari apanya pak?

Mungkin pasir tersebut diangkat dgn ember/karung, ember/karung tersebut
ditemukan dan bisa kita tau umur pembuatan ember tersebut, disitulah kita
bisa tau pasir tersebut kapan berinteraksi dgn manusia. Saat pasir tidak
berinteraksi dgn manusia, kayaknya bukan arkeologi.

 

Jadi apabila pasir tersebut tidak bisa kita buktikan bahwa pernah
berinteraksi dgn manusia, hasil karya manusia, kayaknya gak cocok masuk ke
dunia arkeologi.

 

begitu juga untuk umur semen, umur tanah urukan?

Pak Dani, mohon dishare data-data arkeologi apa yg tim miliki atau artefak
apa yg sudah ditemukan untuk mendukung penelitian ini.

Saya berharap ada bangunan besar seperti animasi Pak Ali Akbar, mirip
piramida, supaya Indonesia menjadi kiblat peradaban dunia.

Salam

benz

 

 

 

Pada 5 Mei

RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-06 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
'Artefak' atau 'Fitur' budaya yang banyak terlihat sekarang adalah susunan
batu-batu kolom dan dugaan semen itulah.  Tim Pak Ali Akbar ada juga sih
menemukan beberapa artefak lain atau  'artepak' yang seperti anda maksud,
tapi belum ada yang benar-benar signifikan.Dalam tahapan eksplorasi
seperti sekarang, kita sebagai ahli geologi fungsinya adalah membantu bidang
arkeologi ini untuk menyingkap artefak dan fitur budaya yang sekarang masih
'diselimuti' oleh faktor 'batu' (dan tanah) itu.  Apabila nanti tersingkap,
tugas utama ahli geologi selesai  sudah.  Para arkeolog yang maju di depan.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of benyamin
sembiring
Sent: 06 Mei 2013 15:31
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

salam,

Pak data arkeologi itu yg saya maksud adalah artefak? Bukan kah seharusnya
artefak yg berbicara, bukan batu yang berbicara.

Arkeolog berbicara atas dasar artefak dan geolog bicara atas dasar batu.

Saya pikir kalo artefak yg berbicara masalah ini tidak akan panjang.

 

semoga sukses pak penggaliannya

gali terus pak supaya terungkap kebenaran bahwa Indonesia punya peradaban yg
maju


salam

benz

 

 

Pada 6 Mei 2013 15.11, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
menulis:

Saya tidak mengerti pertanyaannya.  Ada kerancuan beda pengertian di sini.
Coba dibaca teliti dulu uraian saya di bawah.Karbon yang didating bukan
sisa pembakaran tapi karbon alamiah dari sisa-sisa renik tumbuhan atau
hewan.  Maksud data arkeologi itu apa ya di sini?  Penelitian di Gunung
Padang tidak ditujukan untuk penelitian gempa.  

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of benyamin
sembiring
Sent: 06 Mei 2013 15:01


To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Salam,

Jadi yg diambil untuk penentuan adalah sisa sisa pembakaran (arang) pada
situs tersebut.

Dari mana kita tahu bahwa arang tersebut adalah merupakan sisa sisa dari
peradaban, bisa saja terjadi kebakaran hutan dan meninggalkan banyak arang
di situs tersebut.

Jadi data yg dipergunakan masih belum merupakan data arkeologi. 

Pak Data arkeologi nya yg mana?

 

Pak Dani, pertanyaan ini sederhana,

Apakah kita bisa menjawab hal arkeologi tapi menggunakan data geologi? 

 

maksud saya begini pak,

Bapak sebgai ahli gempa, apakah bisa menawab terjadinya gempa (geolog)
dengan menggunakan cerita rakyat (sosiolog)? Apakah itu benar secara
scientifik.

Salam
benz

 

Pada 6 Mei 2013 14.36, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
menulis:

Tentang umur pasir yang ditemukan di kedalaman 8-10 meter di bor-nya Mas
Andang.

Umur itu umur karbon yang terdapat dalam pasir.  Karbon-karbon itu
diasumsikan berasal dari renik-renik organisma yang mati, sehingga kita
menganggap umur karbon itu sama dengan umur pengendapan lapisan pasir.

Setting lokasi pasir itu ada diantara (rongga) lapisan kolom-kolom andesit.
Dari kacamata geologi, kalau kita menganggap lapisan kolom-kolom andesit ini
adalah lapisan geologi alamiah dan pasir itu lapisan (lense) alamiahnya maka
umur pasir kira-kira sama dengan umur lapisan kolom-kolom andesit.  Kita
tahu bahwa G.Padang ada dalam kompleks gunung api tersier yang umurnya
jutaan - puluhan juta tahun.  Nah harusnya umur pasir itu ya jutaan juga
kalau selaras.  Kenapa umurnya hanya 11.600 tahun?

Dari fisiknya terlihat pasir itu seperti diayak sortingnya bagus.  Menurut
ADB bukan endapan piroklastik tapi lebih mirip pasir sungai (yang diayak).
Jadi kelihatannya pasir itu mengisi rongga jauh kemudian (tidak selaras
dengan lapisan kolom andesitnya).  Pertanyaannya.  Bagaimana pasir itu bisa
menclok di dekat puncak bukit ini?  Di bawa orang dari sungai atau tempat
lain terus dimasukkan ke situ atau di bawa tsunami setinggi 800 meter ke
situ (ketawa) ?  Dua-duanya sulit dipercaya bukan, tapi saya pilih yang
option pertama.  Kalau kita menganggap bahwa lapisan kolom andesit itu
bangunan, maka pasir itu interpretasinya ya bagian dari bangunan, misalnya
sengaja dimasukkan di situ untuk mengisi satu ruang/rongga sebagai material
pengawet/penyangga untuk menyimpan sesuatu.  Mungkin ada option lain.
Silahkan saja.  Intinya memilih sampel untuk melakukan karbon dating memang
harus benar-benar mempelajari konteksnya dengan sangat hati-hati.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of benyamin
sembiring
Sent: 06 Mei 2013 10:41


To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Salam,

Pak Dani, sedikit mau mempertajam tentang umur.

 

Geologi mempelajari bagaimana hasil karya Tuhan (alam). Oleh karena itu
karya Tuhan mungkin masih banyak sekali yg tidak diketahui manusia bagaimana
Tuhan menciptakannya. Jadi apabila ada sesuatu yg tidak sesuai dgn apa yg
kita biasa pahami, jangan dulu kita katakan sebagai karya manusia.

Arkeologi mempelajari bagaimana hasil karya manusia. KEBUDAYAN. Biasanya

RE: [iagi-net] Kekar kolom

2013-05-06 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Benar Pak Avi, makin banyak ahli yang ikut meneliti akan makin baik dan
seru.  Sulitnya penelitian ini bukan funded project jadi harus atas dasar
volunteer.  Saran pak Avi sudah dibahas diemail sebelumnya, memang benar
demikian. Metoda lain yang bisa membantu untuk membedakan dengan jelas
antara sangat padat dan ruang adalah survey microgravity.  Alternatif
lainnya ya di bor atau di gali.  Di Tim kami tidak ada yang punya
peralatannya.  Kalau ada rekan IAGI yang berminat untuk iseng-iseng survey
microgravity di sana akan sangat membantu.

 

Salam

Danny

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of rakhmadi
avianto
Sent: 06 Mei 2013 15:33
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Kekar kolom

 

Pak Danny

 

Jangan menyerah, tapi ada bagusnya team anda itu diperkuat, misalnya ada
structural expert, Hard rock expert shg semua loop holes yg mungkin ada
bisa teratasi. Kalau melibatkan ADB dan anda berdua rasanya masih belum
cukup, biar bisa bikin well rounded story.

Dan seperti pak Kusuma bilang be open minded, kalau Geoscientist memang
bisa membuka tabir yg masuk ranahnya Arkeolog kenapa tidak.

 

Oh saya mau urun rembuk aja bahwa High Resistive bisa ruang terbuka (baca
ruangan kaya auditorium) atau very damned tight rock juga loh. Selama
chancesnya 50-50, maka anda harus menyiapkan jawaban untuk itu.

 

OK salam sukses

Avi - Bendahara IAGI

 

2013/5/6 MINARWAN minarw...@gmail.com

Pak,

 

Diskusi yang menarik sehingga membuat saya iseng-iseng berusaha membaca
mengenai topik kekar kolom ini, selalu vertikal atau bisa ada posisi lain. 

 

Kebetulan saya menemukan abstrak tentang kekar kolom yang horisontal,
katanya ada di Korsel:

http://adsabs.harvard.edu/abs/2010AGUFM.V23B2451J


Saya sendiri tak ikut memikirkan perdebatan G. Padang ini jadi tak bisa
berkomentar lebih banyak.

 

Salam

Minarwan

2013/5/5 Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com

Waktu saya lihat singkapan susunan batu kolom di bawah permukaan Gunung
Padang, ekspresinya sebaliknya,  saya benar-benar terkesiap karena posisi
horisontalnya (dan arahnya persis sama dengan yang terlihat di dinding situs
Teras 1 ke 2) menunjukkan jelas bukan insitu alamiah, tapi rapihnya
susunanalamak LUARBIASA RAPIH SEPERTI BUATAN ALAM saja!  


-- 
- when one teaches, two learn -
http://www.linkedin.com/in/minarwan 

 



RE: [iagi-net] Pertemuan 'empat mata' Ketua IAGI dan IAAI seputar Gunung Padang.

2013-05-06 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Tidak benar berita Kompas itu.  Koran Kompas  aneh, biasanya beritanya
teliti dan berimbang tapi untuk masalah ini kok sangat tendensius ya.  Ada
faktor X mungkin.  Tapi mudah-mudahan tidak pake conspiracy theorylah,
ngeri.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus
yuwono
Sent: 07 Mei 2013 1:42
To: iagi-net
Subject: Re: [iagi-net] Pertemuan 'empat mata' Ketua IAGI dan IAAI seputar
Gunung Padang.

 

 

Good point Pak Ketum, jalan terus! OH ya Kompas hari ini memuat lagi berita
penelitian G Padang dihentikan sementara.

YSY

 

2013/5/6 bandon...@gmail.com

Bbrp hari lalu, aku ketemu prof YZaim, ternyata dia mengikuti milis Iagi ttg
gn padang.
Mnrt aku, beliau terbuka kok kalau diminta bicara ttg gn padang.
Salam.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Mon, 6 May 2013 07:52:08 +0700

To: IAGIiagi-net@iagi.or.id;
economicgeologyeconomicgeol...@yahoogroups.com;
geosaintist...@googlegroups.com

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: [iagi-net] Pertemuan 'empat mata' Ketua IAGI dan IAAI seputar
Gunung Padang.

 

Dear All IAGI-ers,

Sabtu siang kemarin saya bertemu Pak Junus Ketua Umum IAAI di Chitos, saya
sendiri dan beliau juga sendiri saja, empat mata. Sehingga saya tidak dapat
hadir diacara FGMI MGEI di hari yg sama.

Kami ngobrol santai sampai hampir 2 jam tentang issue Gunung Padang. Dan
kami saling mengemukakan pandangan organisasi pada issue yang sedang
berkembang ini. Beliau mengemukakan kekhawatiran kalau issue ini berkembang
lanjut akan mempengaruhi profesi arkeologi secara umum. Saya mengerti
concern beliau tentang hal ini. Saya juga mengemukakan bahwa dalam
eksplorasi situs arkeologi ini, anggota IAGI atau geolog sebagai supporting
sciencenya. Penggalian situs Arkeologi bukan ranah utamanya ahli geologi.
Namun ilmu geologi sudah berinteraksi dengan arkeologi dalam hal ini.

Gunung Padang

Saya memberitahukan bahwa IAGI sebagai organisasi profesi sangat terbuka
kepada semua anggotanya untuk berkreasi dan berkiprah dalam bidang apapun
asalkan masih dalam koridor ilmiah akademis. Walaupun pada akhirnya ada
perbedaan dan bahkan kontradiksi dalam hal interpretasi atau opini, IAGI
tidak akan memihak salah satu. Justru dengan dua tiga hingga berapapun macam
hasil interpretasinya akan menambah wawasan dan perkembangan berpendapat,
dan IAGI tetap akan melindunginya sebagai hak mengemukakan pendapat, sekali
lagi, asalkan semuanya kaidah keilmuannya tidak dilanggar. Saya memberikan
contoh bagaimana IAGI saat ini berusaha tidak memberikan opini karena adanya
perbedaan pendapat tentang Lusi yang juga ada pro-kontra diantara anggota
IAGI.

Pak Junus mengerti pendapat IAGI diatas, beliau juga sama dalam hal hak dan
kebebasan berpendapat pada anggotanya ini. Tetapi beliau, sebagai arkeolog,
dan kawan-kawan lainnya, sangat konsen dengan masa depan profesinya (ahli
arkeologi) bila pengambilan kesimpulan yang menurut beliau sangat
terburu-buru ini masuk dalam keputusan kepemerintahan dan menjadi kebiasaan
yang berkelanjutan. Saya rasa ini hal yang wajar kalau beliau sangat konsen.

Beberapa aspek keilmuan dalam pengujian hipotesa arkeologi juga diceritakan
termasuk bagaimana menjelaskan aspek supporting socia (community, group,
kelopon state dll) ketika sebuah bangunan (konstruksi) yang sangat besar
dibangun pada satu masa saja. Seberapa besarnya aspek sosial ini. Dalam
pembangunan sebuah candi yg besar, memerlukan waktu, jumlah tenaga manusia
yang besar, food, shelter, dll dimana didalamnya ada sebuah manajemen sosial
yg tentunya juga masih harus dijawab sebelum memberikan sebuah kesimpulan
final adanya bangunan besar dibawah situs, apalagi untuk melakukan sebuah
excavasi atau penggalian penemuan yang baru. 

Salah satu diskusi lain yaitu tentang ijin, justifikasi serta otorita
excavasi situs purbakala juga mengemuka tadi siang. Kalau misalnya ada satu
penemuan situs candi di Jogja tentunya relatif mudah untuk melakukan
justifikasi serta ijin excavasi, apalagi diatasnya tidak ada situs yg harus
dilindungi. Namun untuk excavasi di G Padang tentunya harus ada banyak
reasons based on researches  yang perlu dilakukan sebelum melakukan
excavasi besar-besaran. Beliau mengingatkan juga bahwa situs G Padang
bukanlah satu-satunya situs megalith di Jawa Barat, namun merupakan situs
Megalith terbesar di Asia. Jadi perlu perlindungan khusus. Penggalian
dibawah situs purbakala ini memang sepertinya belum ada rujukan pastinya.
(catatan: ini PR untuk institusi kepurbakalaan)

Sebagai seorang PNS Penyidik, beliau mengkhawatirkan apabila nantinya
mengarah pada penyidikan. Salah satu kasus yang beliau lakukan pada kasus
pembongkaran Batutulis dahulu, yang merupakan salah satu dugaan
(kemungkinan) adanya pelanggaran aturan yang berlaku. Sepertinya memang team
mandiri ini harus bersabar sebelum melakukan pembuktian melalui excavasi
dibawah Gunung Padang. Dan saya pribadi beberapa kali menyingung dengan

RE: [iagi-net] age of homo sapines....Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-06 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Iya nih Pak.  Kapan dong bisa berpartisipasi kalau kami presentasi,  Hari
Sabtu kemarin kami kan presentasi juga di acara FGMI.  Pak Yatno absen juga.
Status saya tidak sendirian pak, sudah menikah dan punya anak.
Alhamdulillah.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus
yuwono
Sent: 07 Mei 2013 1:56
To: iagi-net
Subject: Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS GUNUNG
PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Ha...haa...

Makin banyak yang turun gunung yabagus lah BS (Benyamin Sapiie yang juga
skeptis seperti saya. Kalo gk salah th yl pernah diundang AR ke Setneg ya,
saya gk bs datang waktu itu). Saya harap ada rekan2 lain dari geofisik yang
ikut nimbrung, kayanya kok DH sendirian ya?

YSY

 

On Sun, May 5, 2013 at 7:12 PM, danny.hil...@gmail.com wrote:

Bung Mino kayanya kurang nyimak inti permasalahannya deh. Bukan ttg ilmiah
Orang bertanya atau kritik atau mledek ya perlu disambut supaya tdk kecewa.
Yang sy defence bukan saya tapi kebenaran. Sy sih biasa2 aja kok.

Kamana wae euy?

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

  _  

From: Ben Sapiie bsap...@geodin.net 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Sun, 5 May 2013 17:49:18 +0700

To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS GUNUNG
PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Wah kelihatannya dua kubu sudah menggali Kampak perang nih utk urusan
penelitian Gunung Padang.  Menyimak diskusinya sudah sangat menarik walaupun
akhirnya tetap tidak memberikan kesimpulan maupun keyakinan yg pasti paling
tidak buat saya. Karena sejauh ini argumennya belum berimbang baik metoda
maupun sample yang dianalisa. Agak sulit kalau perdebatan ilmiah tetapi
membanding interpretasinya bukan datanya dulu. Harapan saya utk
berargumentasi ilmiah harus Ada duplikasi analisa atau bahkan memberikan
alternatif metoda yang dapat dijadikan acuan secara kuantitatif. 

 

Misalnya sample semen, kekar kolom dan juga dating method. Sudah banyak
contoh dalam paper ilmiah yang memberikan perbedaan dalam hasil analisa utk
sample yang sama. Belum lagi masalah kontaminasi dalam pengambilan dll. Hal
yang menarik jika benar adalah homo sapien yang 23,000  sdh sangat maju.
Terus terang saya skeptic ... Tetapi cukup menarik utk diikuti..

 

DH tidak perlu terlalu defensif saya kira ini Hal biasa dalam science
seperti yang diperlihatkan dalam sejarah. Pak Sujatmiko dengan group juga
harus demikian paling tidak bisa hrs berargumentasi secara seimbang dengan
hasil team independen. Sebagai contoh, sampai saat ini juga masih Ada yang
mengatut teori expanding earth misalnya atau anti dengan plate tectonic.
Sejarah memperlihatkan bahwa perjalanan utk pembuktian sebuah teori atau
hipotesa bisa sangat panjang  Atau tidak berakhir..

 

Sayangnya bukti yang dapat menyakinkan kebenaran ini utk Gn. Padang sekarang
kelihatannya akan tertunda..

 

Salam,

 

Ben Sapiie

 

 

 

 

 

 

 

 


Send from my iPad 


On May 5, 2013, at 4:54 PM, Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
wrote:

http://en.wikipedia.org/wiki/Human

 

sekedar memperlancar diskusi,  ini saya kasih link ke wikipedia ttg umur
hamo sapiens.

 

saya cut dan paste sedikit juga

 

Humans (Homo sapiens) are  http://en.wikipedia.org/wiki/Primate primates
of the family  http://en.wikipedia.org/wiki/Hominidae Hominidae, and the
only  http://en.wiktionary.org/wiki/extant extant species of the genus
http://en.wikipedia.org/wiki/Homo Homo.
http://en.wikipedia.org/wiki/Human#cite_note-2 [2]
http://en.wikipedia.org/wiki/Human#cite_note-3 [3] Humans are
characterized by having a  http://en.wikipedia.org/wiki/Encephalization
large  http://en.wikipedia.org/wiki/Human_brain brain relative to body
size, with a particularly well developed
http://en.wikipedia.org/wiki/Neocortex neocortex,
http://en.wikipedia.org/wiki/Prefrontal_cortex prefrontal cortex and
http://en.wikipedia.org/wiki/Temporal_lobe temporal lobes, making them
capable of abstract  http://en.wikipedia.org/wiki/Reasoning reasoning,
http://en.wikipedia.org/wiki/Language language,
http://en.wikipedia.org/wiki/Introspection introspection,
http://en.wikipedia.org/wiki/Problem_solving problem solving and
http://en.wikipedia.org/wiki/Culture culture through social learning. This
mental capability, combined with an adaptation to
http://en.wikipedia.org/wiki/Bipedal bipedal locomotion that frees the
hands for manipulating objects, has allowed humans to make far greater use
of  http://en.wikipedia.org/wiki/Tool tools than any other species. Humans
are the only extant species known to build
http://en.wikipedia.org/wiki/Fire firesand
http://en.wikipedia.org/wiki/Cooking cook their food, as well as the only
known species to  http://en.wikipedia.org/wiki/Clothing clothe themselves
and create and use numerous other  http://en.wikipedia.org/wiki/Technology
technologies and  http://en.wikipedia.org/wiki

RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-05 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Ilmuwan itu harus 'skeptis', namun di sini sering diterjemahkan menjadi
'apatis'. Skeptis yang benar selalu berusaha memahami dengan seksama semua
tahapan dan analisa penelitian orang, terutama masalah akurasi dan
ketidakpastiannya.  Etika ilmiah yang benar adalah menanyakan dengan sopan
kepada peneliti apabila ada sesuatu yang dirasa belum clear, bukan memandang
remeh peneliti apalagi langsung mem-vonis bahwa hasil penelitiannya salah.
Sikap skeptis berarti banyak diskusi sehingga saling mengisi ilmu membuat
analisa menjadi lebih tajam.  Itulah kenapa seorang Oppenheimer ketika
ditanya tentang Sadahurip dan Gunung Padang jawabannya saya tidak tahu;
terus terang saya skeptis, tapi saya ingin sekali melihat data dan
analisanya karena apabila benar, ini hal yang sangat luarbiasa.  Jadi
skeptis bukan semangat menghina atau membuang hasil penelitian orang, itu
apatis, melainkan semangat untuk membuat hasil penelitian menjadi lebih
baik.

Keraguan akan hasil dating adalah hal yang memang seharusnya demikian,
karena sampai sekarang kamipun masih terus menganalisanya, sering diskusi
dengan teman-teman yang lebih ahli dalam hal ini.  Hasil dating Gunung
Padang sekarang yang terbaik untuk tahap ini yang bisa kami lakukan dengan
segala keterbatasan yang ada.  Sudah jauh lebih baik dari kelompok Petisi 34
yang tidak punya data umur karbon dating sama sekali, kecuali karbon dating
dari longsoran di sungai di bawahnya yang kemudian dijadikan umur maksimal
untuk situs, entah apa alasannya, bahkan longsoran itu asalnya darimana,
apakah dari Gunung Padang atau Gunung Karuhun, tidak dibahas
Penentuan umur karbon yang dilakukan oleh Beta Analytic terkenal sangat
akurat dan dijamin keakuratannya.  Yang krusial adalah: umur itu
merepresentasikan apa? Apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan?  Kunci
utama adalah mendapatkan SAMPEL terbaik.  Waktu itu option kami sangat
terbatas.
Kami belum berhasi menemukan sampel terbaik, misalnya renik biologi yang
sudah pasti insitu atau paling tidak lempengan charcoal.  Yang kami dating
adalah very fine grain carbon yang disseminated dalam materialnya.
Nonetheless, kelihatannya umur-umur yang akmi dapat cukup konsisten.
Perkiraan umur dari bangunan di bawah kedalaman 5m-8m yang diwakili oleh
karbon di dalam 'semen' adalah berkisar antara 13.000 - 23.000 tahun lalu.
Umur pasir ayak yang mengisi rongga-nya adalah 11.600 tahun lalu (lebih
muda), umur tanah urug yang menutupnya 8600 tahun lalu.  Bagian atas
stratigrafinya ditutup oleh lapisan pasir-kerikil yang umur karbonnya 6600
tahun lalu (yang di kedalaman 4-5 meter).
Yang paling bisa dipercaya (terbaik) dalam batch-1 umur karbon sekarang
adalah umur dari tanah urug yaitu 8600 tahun lalu.  Yang kedua  adalah umur
pasir.  Umur semen menurut hemat saya yang mempunyai ketidakpastian paling
tinggi.  Tapi rasanya masih cukup masuk akal apabila untuk sekarang ini
umurnya dianggap dalam kisaran batas min dan maxnya yaitu dari 13.000 sampai
23.000 itu.
Penggalian itu salahsatu agendanya adalah dalam rangka mencari sampel yang
lebih baik untuk karbon dating.  Rencananya akan dilakukan lagi karbon
dating dari sampel penggaliannya Pak Ali Akbar.  Sekian dulu.  Mudah-mudahan
keterangan ini membantu.  Saya harus boarding sebentar lagi

Salam

-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
bandon...@gmail.com
Sent: 05 Mei 2013 13:22
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

Semen purba berumur 23.000 tahun
Ketika Tim Mandiri Gunung Padang mengumumkan ke seantero dunia bahwa
merekamenemukan semen perekat kolom andesit  berumur 13.000 - 23.000 tahun,

Di atas  aku copy paste dari mang okim.

Kalau di bawah ini copy paste dari ahli geofisika TTPMG

Perihal karbon dating ini adalah pekerjaan saya sehari-hari, dan saya
tahupersis bukan hal yang mudah.  Kita dating semen karena material itu
adadiantara kolom-kolom andesit yang disusun manusia bukan alamiah.

Naa silakan tanya ke ybs.

Salam

Powered by Telkomsel BlackBerry®



RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-05 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Homo Sapiens atau manusia modern sudah muncul sejak 190.000 tahun lalu Pak.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
bandon...@gmail.com
Sent: 05 Mei 2013 9:44
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Setau aku piramida maya itu dibangun pada masa sejarah. Manusia sdh dpt
mengolah logam, mengenal angka, huruf dsb. Bisa meramal kiamat th 2012
meskipun tdk terjadi.

Manusia modern (homo sapien sapien) kata ahlinya kan baru muncul di 1
BC. (Apa bener pak Prof Yahdi Zaim? Betulkan bila aku salah)

Naa di tanah Sunda sdh ada peradaban besar yang memakai semen berumur 23000
BC. Kan luar biasa itu. Itu sisi menariknya. 

Salam.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Achmad Luthfi aluthfi...@gmail.com 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Sun, 5 May 2013 05:36:27 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id mailto:iagi-net@iagi.or.id%3ciagi-...@iagi.or.id
iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

 

Wah terus berlanjut keramaian diskusi Situs G. Padang dari dua kubu.

Kalau dilihat dari korelasi nama Piramid dengan kebiasaan nama orang. Di G.
Padang konon ada yang berpendapat di G. Padang ada situs Piramid, dimana
terminologi Piramid yang merupakan situs purbakala lebih populer di Mesir,
misalnya Piramid Giza. Mungkin saja Piramid bangunan kuno ala Mesir ini
hadir di Jawa Barat G. Padang), karena kalau kita lihat model penamaan orang
di Sunda khususnya sering terjadi perulangan seperti Erly Tjarlia, Ajat
Sudrajat. Di Mesir juga kita jumpai mungkin leluhurnya dari Tanah Sunda,
misalnya mantan Sekjen PBB, Butros Butros Gali.

Ini sekedar intermezo untuk meredakan ketegangan soal situs G. Padang.

 

 

Lam Salam,



On Sunday, May 5, 2013, wrote:

Nampaknya lupa ya pada historical geologi? Manusia modern (homo sapiens) itu
munculnya kapan? Nurut buku historical geology pada waktu wurm glacial

There is evidence of the metals in Chaldea and Egypt about 5000 B.C. Ini
tertulis di hal 647 buku historical geology 1933 karangan Moore.R.C.
(Hihihi buku kuno ada dirumaku)
Aku tidak punya buku baru tentang sejarah geologi, Bisa jadi akan terbit
buku baru yang mengubah dunia., dengan kemampuan manusia Sunda yang bikin
cement bercampur besi pada 23000 S.M

Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Sat, 4 May 2013 23:24:52
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Boleh-boleh saja orang berinterpretasi bahwa 'kerak lempung' yang membungkus
atau diantara kolom andesit itu adalah hasil pelapukan tapi harus didukung
oleh analisa yang lebih detil lagi tidak asal kesimpulan saja.  Mungkin Pak
Tikno dan Mas Pujo harus lihat yang masih segar yang ada di bawah permukaan
supaya lebih baik lagi analisisnya, terus dilanjutkan dengan analisa
petrografi dan kimianya atau pake XRD.
Yang lebih gamblang adalah posisi susunan batu kolom yang sangat rapih (yang
ada semen/kerak lempungnya) di bawah situs yang dianggap sebagai batuan
sumber oleh Arkenas/BALAR.  Posisi kolomnya horisontal padahal lapisan
batuan di bawah situs ini horisontal juga (dari image georadar dan
geolistrik).  Tidak ada intrusi (dyke) vertikal.  Artinya susunan kolom itu
bukan batuan sumber columnar joints alamiah, karena di alam kolom-kolom itu
harus tegak lurus dengan arah perlapisan (permukaan pendinginan).  Kalau
tidak percaya silahkan cek di textbook, atau browsing internet, atau tanya
ke Pa Sutikno atau ke Pak Yatno.

Perihal karbon dating ini adalah pekerjaan saya sehari-hari, dan saya tahu
persis bukan hal yang mudah.  Kita dating semen karena material itu ada
diantara kolom-kolom andesit yang disusun manusia bukan alamiah.
Homo erectus sudah punah sekitar 150.000-an tahun lalu.  23.000-an tahun mah
sudah tidak ada atuh.  Kalo manusia Neanderthal masih ada sampai 30.000-an.

Semoga dibukakan hati supaya tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa
Mahakarya Gunung Padang adalah mis-interpretasi.


-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
Sujatmiko
Sent: 04 Mei 2013 10:11
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: MGEI
Subject: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

Rekan-rekan IAGI yang budiman,



Situs Gunung Padang rupanya memiliki misteri dan pancaran energi yang luar
biasa sehingga mengundang perdebatan dan diskusi multi disiplin yang tak
berkesudahan. Ketika mang Okim berkeliaran di kawasan ini tahun 1970-an
dalam rangka penerbitan Peta Geologi Lembar Cianjur ( 1972 ), tak terlintas
di pikiran mang Okim bahwa batu andesit berserakan di Gunung Padang itu
berkaitan dengan bangunan punden berundak. Di peta geologipun tak muncul
karena dianggap unmapable alias tak terpetakan di peta skala 1:100.000,- .
Nah, 40 tahun kemudian, ketika mang Okim sudah

RE: [iagi-net] HASIL GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH GUNUNG API PURBA

2013-05-05 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Keterangan terhadap uraian mang Okim di bawah:
1. Kotak gali itu sudah tertutup. Yang terlihat di atas hanya tanah penutup
dan serakan batu kolom longsoran dari atas.
2. Mang Okim lihat piroklastik di mana di Teras 4-5 ya? Kami tidak menemukan
lapisan piroklastik (dari data bor dan korelasi subsurface -
georadargeolistrik).
3. Nampaknya interpretasi geolistrik Mang Okim misunderstanding.  Perlu
diketahui bahwa Mang Okim dan rekan-rekan yang tergabung di Tim Petisi 34
hanya pernah melihat hasil geolisrik-georadar Tim Mandiri sekitar setahun
lalu ketika data masih sedikit dan belum diolah tuntas.  Sekarang sudah jauh
lebih banyak dan sudah tuntas.  Tim Petisi 34 sama sekali belum pernah
melihat dan tidak pernah meminta kami untuk presentasi dan diskusi.
Sebaiknya tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan hanya berdasarkan dari
berita news.  Dalam dunia ilmiah beneran kesimpulan model begini tidak
pernah ada.  
4. Perihal Lava Andesit sudah kami presentasikan sejak 7 Februari 2012 (Mang
Okim hadir), namun waktu itu lehernya belum ketemu. Lidah lava sudah saya
uraikan di email sebelumnya di artikel Dialog Imajineer Tim Terpadu Mandiri
dan Tim Arkenas/Petisi 34.  Di dalam Gunung Padang ada unsur geologi ada
unsur fitur budaya.  Kalau penamaan Gunung Purba saya kira tidak ada
perbedaan, hanya kalau kami lebih spesifik bagian apa, strukturnya seperti
apa, dimana dan pada kedalaman berapa; tapi kalau Tim petisi 34 tidak,
pokok-e Gunung Purba.  Dengar-dengar sih Tim Petisi 34 percaya Gunung Padang
itu terbentuk dari volcanic plugnya (pada main conduit).  Kalau memang
demikian, ya beda banget walaupun sama-sama Gunung Api Purba.  Kami sih
berdasarkan data subsurface geophysics dan geology.  Entah Tim Petisi 34 ada
data lain selain data permukaan atau tidak?
Akhir kata, kedua tim harus ketemu dalam satu forum diskusi ilmiah, baru
akan jelas permasalahannya. Asal dalam diskusi satu kata harus dilarang,
yaitu kata poko-e.  
Demikian.  


-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
Sujatmiko
Sent: 05 Mei 2013 18:11
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: MGEI
Subject: [iagi-net] HASIL GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH GUNUNG API
PURBA

Rekan-rekan IAGI yang budiman,

Di postingan mang Okim tanggal 2 Mei 2013  berjudul  Petisi 34 : Situs
Gunung Padang Terselamatkan , disebutkan bahwa dari hasil peninjauan ke
lokasi lobang ekskavasi di tebing timur Teras III ( mang Okim salah, yang
benar Teras I ), mang Okim dkk menyimpulkan bahwa beberapa balok andesit
yang terlihat di lokasi tersebut adalah fenomena alamiah, bukan produk
budaya. Selanjutnya diinterpretasikan bahwa batuan andesit penyusun Gunung
Padang hanya nongol di permukaan Teras I , Teras II, dan  Teras III,
sedangkan  Teras IV dan V  tertutup oleh produk klastik gunung api yang
telah lapuk.  Dari  tulisan Pak Danny Hilman di VIVAnews Senin 1 April 2013,
interpretasi mang Okim dkk tersebut ternyata tidak berbeda dengan hasil
interpretasi geolistrik -georadar di lintasan sekitar lobang ekskavasi Teras
I. 

 

Cobalah rekan-rekan simak dengan seksama sebagian dari  tulisan Pak Danny
Hilman di bawah ini . Seandainya Tim Mandiri tidak tergesa-gesa menganggap
bahwa balok-balok andesit di lobang ekskavasi adalah struktur bangunan (
gara-gara susunannya yang dianggap bikinan orang dan ada bahan pengisi yang
diyakini sebagai semen purba ), maka hasil interpretasi geolistrik-georadar
sudah sangat sesuai dengan kenyataan di lapangan yaitu  bukit Gunung Padang
adalah lapisan batuan ( andesit ) dengan ketebalan 30-50 meter. Analisa
petrologi oleh Dr. Andri Subandrio demikian juga, sangat aneh bahwa
retakan-retakan mikroskopik pada sayatan tipis batu kolom andesit  diduga
non-alamiah. Kalau non-alamiah, apakah retakan mikroskopik tersebut hasil
kerjaan manusia prasejarah ??? 

 

Hal lainnya yang membuat mang Okim bersorak gembira adalah interpretasi  Pak
Danny Hilman tentang adanya lidah lava dengan leher intrusinya  di area
selatan Situs Gunung Padang. Nah, kalau sudah demikian, mengapa Tim Mandiri
masih keukeuh menyatakan bahwa Gunung Padang adalah Bangunan Mahakarya
Peradaban yang Hilang ta' iya !!! Bukankah yang dijelaskan Pak Danny Hilman
tersebut , yang didasarkan pada hasil interpretasi geolistrik-georadar ,
adalah fenomena geologi dari sebuah gunung api purba ???  Sehubungan dengan
itu, marilah kita tinggalkan imaginasi yang tidak-tidak tentang isi perut
Gunung Padang. Bangunan Megalitik Punden Berundak yang ada di atasnya sudah
berstatus terbesar dan termegah di kawasan Asia Tenggara.  Janganlah kita
merindukan burung di langit, sementara burung di tangan dilepaskan. 

 

Salam Cinta Geo-Arkeologi

 

Mang Okim

 


---

Gunung Padang, Mahakarya Peradaban yang Hilang

( Dr Danny Hilman ,VIVAnews 1 April 2013 ) :

Sampai saat ini penggalian dilakukan baru sampai kedalaman 4 meteran 

RE: [iagi-net] HASIL GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH GUNUNG API PURBA

2013-05-05 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Yth Pak Koesoema,
Tulisan yang sangat inspiratif dan sangat menggugah. Juga mengingatkan
kembali akan nostalgia tentang kontroversi konsep Delapsi-nya Pak Sartono
Alm.

Namun ingin meralat atau bertanya sedikit. Dalam uraian disebutkan:
Tentu sebagaimana pendidikan geologi di seluruh dunia pendidikan geologi di
Indonesia mengikuti mainstream geology, di mana secara tegas columnar joints
yang diperdebatkan ini dinyatakan sebagai gejala alam dan dapat dijelaskan
dengan penciutan magma/lavayang membeku. Dengan digembar-gemborkannya oleh
media masa akan adanya piramida di G. Padang yang jelas terdiri dari
columnar joints itu saya kira akan juga mempengaruhi persepsi mahasiswa akan
terjadinya gejala ini sebagai buatan manusia (yang tentunya lebih menarik),
walaupun bertentangan dengan penjelasan yang diberikan di ruang kuliah
dengan alasan kebebasan akademis dalam menyatakan pendapat, dan muncul lah
pada peta geologi mereka pyramid atau bangunan puba  setiap kali diketemukan
columnar jointing. Saya tidak tahu apakah pandangan Pak Danny dan Pak Andang
ini hanya terbatas pada columnar jointing yang ada di G. Padang saja atau
untuk semua columnar jointing.

Pak Koesoema, bukan columnar jointingnya yang diperdebatkan.  Walaupun saya
termasuk side streamer (aliran sesat) tapi masih waras pak (ha ha ha).
Yang diperdebatkan adalah status posisinya sekarang: apakah masih alamiah
(in situ) atau sudah (diangkut dan) disusun oleh manusia.  Seperti para
mainstreamer science yakini columnar jointing di alam akan selalu TEGAK
LURUS dengan bidang pendinginan (umumnya sama dengan bidang perlapisan).
Nah dari observasi kami di lapangan dan juga dibantu survey georadar dan
geolistrik, columnar joints yang terlihat di Gunung Padang ini arahnya
SEJAJAR dengan permukaan atau bidang perlapisannya, jadi TIDAK DALAM POSISI
ALAMIAH.  Aspek lainnya adalah tentang keberadaan matriks diantara
kolom-kolom andesitnya, apakah statusnya hasil pelapukan atau material
grooting.

Jadi walaupun impactnya akan berbuntut kepada bentrokan konsep Sidestreamer
vs mainstreamer tapi obyek observasi yang diperdebatkan adalah masalah
geologi biasa yang ada dalam mainstreamer.  Dengan kata lain kalau dilihat
dari sudut ilmu geologi, kami mainstreamer kok pak.  Yang memandang kami
side streamer adalah dari ilmu arkeologi

Wassalam
Danny


-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
R.P.Koesoemadinata
Sent: 06 Mei 2013 2:10
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] HASIL GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH GUNUNG
API PURBA

Saya sudah beberapa tahun tidak masuk mailing list ini, dan waktu saya
mendapatkan akses kembali ternyata perdebatan G. Padang masih berlanjut. 
Beberapa hari ini saya termenung apakah yang terjadi dengan ilmu geologi di
Indonesia ini? Ini menjadi pikiran, sayapun merenungkan masalah ini terutama
menjelang tidur. Akhirna saya tuangkan renungan itu dalam bentuk tulisan
terlampir yang cukup panjang, dengan harapan bahwa dengan selesainya
renungan ini saya dapat tidur dengan pulas.
Wassalam
R.P.Koesoemadinata



- Original Message -
From: Sujatmiko m...@cbn.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: MGEI economicgeol...@yahoogroups.com
Sent: Sunday, May 05, 2013 6:11 PM
Subject: [iagi-net] HASIL GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH GUNUNG API
PURBA


 Rekan-rekan IAGI yang budiman,

 Di postingan mang Okim tanggal 2 Mei 2013  berjudul  Petisi 34 : Situs
 Gunung Padang Terselamatkan , disebutkan bahwa dari hasil peninjauan ke
 lokasi lobang ekskavasi di tebing timur Teras III ( mang Okim salah, yang
 benar Teras I ), mang Okim dkk menyimpulkan bahwa beberapa balok andesit
 yang terlihat di lokasi tersebut adalah fenomena alamiah, bukan produk
 budaya. Selanjutnya diinterpretasikan bahwa batuan andesit penyusun Gunung
 Padang hanya nongol di permukaan Teras I , Teras II, dan  Teras III,
 sedangkan  Teras IV dan V  tertutup oleh produk klastik gunung api yang
 telah lapuk.  Dari  tulisan Pak Danny Hilman di VIVAnews Senin 1 April
 2013,
 interpretasi mang Okim dkk tersebut ternyata tidak berbeda dengan hasil
 interpretasi geolistrik -georadar di lintasan sekitar lobang ekskavasi
 Teras
 I.



 Cobalah rekan-rekan simak dengan seksama sebagian dari  tulisan Pak Danny
 Hilman di bawah ini . Seandainya Tim Mandiri tidak tergesa-gesa menganggap
 bahwa balok-balok andesit di lobang ekskavasi adalah struktur bangunan (
 gara-gara susunannya yang dianggap bikinan orang dan ada bahan pengisi
 yang
 diyakini sebagai semen purba ), maka hasil interpretasi
 geolistrik-georadar
 sudah sangat sesuai dengan kenyataan di lapangan yaitu  bukit Gunung
 Padang
 adalah lapisan batuan ( andesit ) dengan ketebalan 30-50 meter. Analisa
 petrologi oleh Dr. Andri Subandrio demikian juga, sangat aneh bahwa
 retakan-retakan mikroskopik pada sayatan tipis batu kolom andesit  diduga
 non-alamiah. Kalau non-alamiah, apakah retakan mikroskopik tersebut hasil
 kerjaan manusia prasejarah ???



 Hal lainnya yang 

RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-04 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Boleh-boleh saja orang berinterpretasi bahwa 'kerak lempung' yang membungkus
atau diantara kolom andesit itu adalah hasil pelapukan tapi harus didukung
oleh analisa yang lebih detil lagi tidak asal kesimpulan saja.  Mungkin Pak
Tikno dan Mas Pujo harus lihat yang masih segar yang ada di bawah permukaan
supaya lebih baik lagi analisisnya, terus dilanjutkan dengan analisa
petrografi dan kimianya atau pake XRD.  
Yang lebih gamblang adalah posisi susunan batu kolom yang sangat rapih (yang
ada semen/kerak lempungnya) di bawah situs yang dianggap sebagai batuan
sumber oleh Arkenas/BALAR.  Posisi kolomnya horisontal padahal lapisan
batuan di bawah situs ini horisontal juga (dari image georadar dan
geolistrik).  Tidak ada intrusi (dyke) vertikal.  Artinya susunan kolom itu
bukan batuan sumber columnar joints alamiah, karena di alam kolom-kolom itu
harus tegak lurus dengan arah perlapisan (permukaan pendinginan).  Kalau
tidak percaya silahkan cek di textbook, atau browsing internet, atau tanya
ke Pa Sutikno atau ke Pak Yatno. 

Perihal karbon dating ini adalah pekerjaan saya sehari-hari, dan saya tahu
persis bukan hal yang mudah.  Kita dating semen karena material itu ada
diantara kolom-kolom andesit yang disusun manusia bukan alamiah.
Homo erectus sudah punah sekitar 150.000-an tahun lalu.  23.000-an tahun mah
sudah tidak ada atuh.  Kalo manusia Neanderthal masih ada sampai 30.000-an.

Semoga dibukakan hati supaya tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa
Mahakarya Gunung Padang adalah mis-interpretasi.


-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
Sujatmiko
Sent: 04 Mei 2013 10:11
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: MGEI
Subject: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

Rekan-rekan IAGI yang budiman,

 

Situs Gunung Padang rupanya memiliki misteri dan pancaran energi yang luar
biasa sehingga mengundang perdebatan dan diskusi multi disiplin yang tak
berkesudahan. Ketika mang Okim berkeliaran di kawasan ini tahun 1970-an
dalam rangka penerbitan Peta Geologi Lembar Cianjur ( 1972 ), tak terlintas
di pikiran mang Okim bahwa batu andesit berserakan di Gunung Padang itu
berkaitan dengan bangunan punden berundak. Di peta geologipun tak muncul
karena dianggap unmapable alias tak terpetakan di peta skala 1:100.000,- .
Nah, 40 tahun kemudian, ketika mang Okim sudah menjadi geolog gaek yang over
petung puluh, muncullah kontroversi Gunung Padang. Sebetulnya kalau mau
jujur, hak atas kekayaan intelektual (HAKI) dari hipotesis tentang
tersembunyinya bangunan budaya di perut Gunung Padang tersebut  dan juga di
Gunung Lalakon dan Gunung Sadahurip ada di tangan Yayasan Turangga Seta yang
Direkturnya mengaku jebolan MIT ( Menyan Institute of Technology ) . 

 

Puji syukur kepada Tuhan YMK bahwa berkat ketiga gunung piramida tersebut
maka mang Okim dapat berkenalan dengan beberapa arkeolog yang jam terbangnya
puluhan tahun, di antaranya ada yang  doktor dan bahkan profesor. Berkat
para arkeolog tersebutlah maka mang Okim menjadi tertarik dengan
geo-arkeologi sehingga tergerak untuk mengumpulkan  stone tools alias
artefak . Semangat mang Okim dipacu lagi oleh  Bagawan Atlantis Oppenheimer
yang ketika berkunjung ke Pak SBY tahun lalu atas undangan Stafsus Presiden
Bidang Bantuan Sosial dan Bencana  berpesan : Untuk mengetahui kejayaan
manusia pra-sejarah di Indonesia, telitilah stone tools, jangan  piramida di
perut gunung, karena hal itu tidak mudah ! Believe it or not, koleksi
artefak mang Okim yang umumnya dari periode Paleolitik sudah nyampe puluhan
ribu batu, dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Jenis batunya
beragam, demikian juga tipologinya. Dari hasil buka-buka internet dan
baca-baca buku arkeologi, mang Okim menjadi yakin bahwa manusia prasejarah
Indonesia memang lebih maju dari rekan-rekannya di negara lain.

 

Semen purba berumur 23.000 tahun

 

Ketika Tim Mandiri Gunung Padang mengumumkan ke seantero dunia bahwa mereka
menemukan semen perekat kolom andesit  berumur 13.000 - 23.000 tahun, mang
Okim kebetulan sedang bersama beberapa Arkeolog dan mendengarkan diskusi
mereka. Mereka bilang bahwa penentuan umur yang demikian nothing to do with
archeology or paleo-culture . Lain halnya kalau semen tersebut bertautan
dengan objek arkeologi yang sudah confirmed. Ketika mang Okim berkunjung ke
Gunung Padang 3 hari lalu, semen purba tersebut sempat mang Okim amati
bersama Prof. Sutikno Bronto dan Ir. Pudjo Asmoro, keduanya ahli gunung api
purba. Semen purba tersebut yang tersingkap di tebing undak antara teras 1
dan teras 2 diduga kuat sebagai hasil pelapukan batuan andesit dimana
terlihat  adanya perlapisan semu yang di bagian tengahnya ada lapisan tipis
karbon hitam sub-horizontal . Fenomena semacam ini sangat umum terlihat di
singkapan batuan yang mengalami proces leaching. Nah, kalau contoh semen
purba ini didating, tentu saja bermanfaat, tetapi tidak untuk arkeologi
melainkan untuk geologi - - - ta' iya !!!

 

Dari contoh sederhana di atas apalagi 

RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-04 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Pak Yatno, daripada asbun dan komentar hal-hal yang bapak sendiri kurang
paham mendingan bantuin Mang Okim untuk bedain susunan kolom andesit yang
alamiah atau bukan.  Atau sekalian ikut meneliti semen Gunung Padang itu
dengan keahlian bapak.  Itu baru mantap.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus
yuwono
Sent: 05 Mei 2013 0:12
To: iagi-net
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Mang Okim yth,

 

Jadi apakah memang betul pijakan hipotesa kemungkinan adanya bangunan
canggih di bawah G Padang itu didasarkan atas dugaan paranormal (ghoib)?
Wah..wah..wah (gk ada komentar lanjut).

 

Sharing I : Kalo menggunakan paranormal gitu, meskipun saya yang doktor
geologi dengan desertasi petrologi volkanik purba ini, masih bisa mentolerir
bila menggunakan jasa paranormal misalnya kalo menyangkut keselamatan nyawa
manusia (misal mencari orang hilang dsb nya). Tapi kalo untuk tujuan mencari
endapan mineral, ataupun esplorasi geologi lainnya, dibayar berapapun saya
tidak akan mau nglakoni, karena saya menganggap pelecehan terhadap
geoscience. Malu sama profesor yang membimbing saya, malu sama almamater
tempat saya mendapat gelar, malu sama kaidah science itu sendiri (meskipun
mungkin berhasil?).

 

Sharing II : Seingat saya, ajaran dari Prof Sukendar Alm: di bidang geologi,
ada banyak tool untuk mendapatkan data (geologi) salah satunya adalah metoda
geofisik. Jadi (menurut beliau, dan saya juga percaya) geofisik adalah tool.
Namanya saja tool, jadi hasil geofisik adalah basic data, bukan final result
untuk membuat sintesa geologi. Yang lebih berkompeten untuk membuat sintesa-
nya adalah geologist bukan geophysisist. Dalam hal G Padang geologist yang
paling berkompeten untuk membuat sintesa nya adalah geologist bidang
gunungapi karena materi yang dipelajari adalah produk volkanik (karena tidak
semua geologist mengenal dengan baik karakter volcanic products, apalagi
geophysisist). Bisa saja seorang geophysisist belajar geologi tetapi yaitu,
pasti pengetahuan dasar geologinya sangat tidak memadai dibanding geologist
yang sehari- hari menggeluti ilmu geologi itu sendiri. Bukan melecehkan
teman2 geophysisist wong nyatanya kebanyakan mereka rata2 makmur secara
finansial karena sering dapat proyek yg nilainya em -em an dan mereka rata2
pandai-pandai. Tetapi saya ingin mendudukkan profesi masing2 secara
proporsional. 

 

Sekedar sharing malam Minggu.

Salam,

Yatno

 

2013/5/4 bandon...@gmail.com

Naa siapa mas yang penasihat turangga seta?

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Sujatmiko m...@cbn.net.id 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Sat, 4 May 2013 12:31:59 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Abah Yanto,

 

Eta teh hereuy Abah. Yang mang Okim tahu, pencetus pertamanya adalah Yasasan
Turangga Seta. Mang Okim tahunya ketika mereka presentasi di kantor Wagub
Jabar dimana mang Okim spesial diundang. Disanalah mang Okim lihat video
yang menayangkan penjelasan penasehat ahli Turangga Seta tentang hasil
interpretasi geolistrik/georadar yang mendukung hipotesis Turangga Seta (
asalnya dari  bisikan ghoib ).  Semoga jelas Abah,

 

Wassalam,

 

Mang Okim

 

From: Yanto R. Sumantri [mailto:yrs_...@yahoo.com] 
Sent: 04 Mei 2013 12:11
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Mang Okim

 

Apakah untuk satu situs cagar alam/cagar budaya berlaku asas HAKI ?

Kalau baca UU  cagar budaya tidak ada disebut mengenai HAKI.

Tapi memang penemu akan diberikan penghargaan oleh Pemerintah , karena
prinsip yang dipakai dalam UU itu bahwa seluruh cagar budaya adalah milik
Negara.

 

Saya sangat kagum akan kegigihan dan konsistensi Mang Okim dalam menekuni
persoaan persoalan tsb (yang ndak ada fulusnya hehehe).

 

Salam manis dari sweet seventy si Abah

 

 

  _  

From: Sujatmiko m...@cbn.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id 
Cc: MGEI economicgeol...@yahoogroups.com 
Sent: Saturday, May 4, 2013 10:10 AM
Subject: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG


Rekan-rekan IAGI yang budiman,



Situs Gunung Padang rupanya memiliki misteri dan pancaran energi yang luar
biasa sehingga mengundang perdebatan dan diskusi multi disiplin yang tak
berkesudahan. Ketika mang Okim berkeliaran di kawasan ini tahun 1970-an
dalam rangka penerbitan Peta Geologi Lembar Cianjur ( 1972 ), tak terlintas
di pikiran mang Okim bahwa batu andesit berserakan di Gunung Padang itu
berkaitan dengan bangunan punden berundak. Di peta geologipun tak muncul
karena dianggap unmapable alias tak terpetakan di peta skala 1:100.000,- .
Nah, 40 tahun kemudian, ketika mang Okim sudah menjadi geolog gaek yang over
petung puluh, muncullah kontroversi Gunung Padang. Sebetulnya kalau mau
jujur, hak atas kekayaan intelektual (HAKI) dari hipotesis tentang
tersembunyinya bangunan budaya di perut Gunung Padang tersebut  dan juga di

RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-04 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Artikel dan gambar menarik.  Prinsipnya arah kolom tegak lurus arah aliran
atau permukaan pendinginan. Deflection dari arah umum tidak aneh.  
Ada beda arah kolom ekstrim yang dimaksud itu maksudnya yang foto paling
bawahnya? Untuk kasus khusus apabila lavanya masuk ke dalam air sehingga
mengalami pendinginan dipengaruhi oleh arus air.  Yang terlihat seperti acak
itu hanya bagian atas dari lava yang karena aliran air membuat
front'pendinginannya bayak arah sehingga terjadi struktur yang bukan
columnar joint biasa tapi disebut sebagai:ENTABLATURE.  Dalam foto idak
jelas diperlihatkan apakah masih berbentuk kolom hexagonal atau tidak
(disebutnya sebagai irregular, hackly jointing)


-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
gozal...@gmail.com
Sent: 05 Mei 2013 0:08
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

Salam rekan dan senior,
Saya cukup menikmati diskusi ini, sangat menarik...
Hanya iseng saja googling di internet tanpa tendensi ke salah satu
interpretasi, ternyata posisi columnar joint bisa kemana saja, link di
bawah, blog nya AGU, ada dokumentasi singkapan menunjukkan posisi columnar
joint dari vertikal, rebah sampai horizontal di singkapan yang sama dan
dalam jarak yang dekat... 
Saya attachkan juga image nya. Ada yang bisa memberi pencerahan? 
http://blogs.agu.org/georneys/2012/11/18/geology-word-of-the-week-c-is-for-c
olumnar-jointing/

Salam hormat
Sent from my BlackBerryR smartphone powered by U Mobile

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Sat, 4 May 2013 23:24:52
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Boleh-boleh saja orang berinterpretasi bahwa 'kerak lempung' yang membungkus
atau diantara kolom andesit itu adalah hasil pelapukan tapi harus didukung
oleh analisa yang lebih detil lagi tidak asal kesimpulan saja.  Mungkin Pak
Tikno dan Mas Pujo harus lihat yang masih segar yang ada di bawah permukaan
supaya lebih baik lagi analisisnya, terus dilanjutkan dengan analisa
petrografi dan kimianya atau pake XRD.  
Yang lebih gamblang adalah posisi susunan batu kolom yang sangat rapih (yang
ada semen/kerak lempungnya) di bawah situs yang dianggap sebagai batuan
sumber oleh Arkenas/BALAR.  Posisi kolomnya horisontal padahal lapisan
batuan di bawah situs ini horisontal juga (dari image georadar dan
geolistrik).  Tidak ada intrusi (dyke) vertikal.  Artinya susunan kolom itu
bukan batuan sumber columnar joints alamiah, karena di alam kolom-kolom itu
harus tegak lurus dengan arah perlapisan (permukaan pendinginan).  Kalau
tidak percaya silahkan cek di textbook, atau browsing internet, atau tanya
ke Pa Sutikno atau ke Pak Yatno. 

Perihal karbon dating ini adalah pekerjaan saya sehari-hari, dan saya tahu
persis bukan hal yang mudah.  Kita dating semen karena material itu ada
diantara kolom-kolom andesit yang disusun manusia bukan alamiah.
Homo erectus sudah punah sekitar 150.000-an tahun lalu.  23.000-an tahun mah
sudah tidak ada atuh.  Kalo manusia Neanderthal masih ada sampai 30.000-an.

Semoga dibukakan hati supaya tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa
Mahakarya Gunung Padang adalah mis-interpretasi.


-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
Sujatmiko
Sent: 04 Mei 2013 10:11
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: MGEI
Subject: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

Rekan-rekan IAGI yang budiman,

 

Situs Gunung Padang rupanya memiliki misteri dan pancaran energi yang luar
biasa sehingga mengundang perdebatan dan diskusi multi disiplin yang tak
berkesudahan. Ketika mang Okim berkeliaran di kawasan ini tahun 1970-an
dalam rangka penerbitan Peta Geologi Lembar Cianjur ( 1972 ), tak terlintas
di pikiran mang Okim bahwa batu andesit berserakan di Gunung Padang itu
berkaitan dengan bangunan punden berundak. Di peta geologipun tak muncul
karena dianggap unmapable alias tak terpetakan di peta skala 1:100.000,- .
Nah, 40 tahun kemudian, ketika mang Okim sudah menjadi geolog gaek yang over
petung puluh, muncullah kontroversi Gunung Padang. Sebetulnya kalau mau
jujur, hak atas kekayaan intelektual (HAKI) dari hipotesis tentang
tersembunyinya bangunan budaya di perut Gunung Padang tersebut  dan juga di
Gunung Lalakon dan Gunung Sadahurip ada di tangan Yayasan Turangga Seta yang
Direkturnya mengaku jebolan MIT ( Menyan Institute of Technology ) . 

 

Puji syukur kepada Tuhan YMK bahwa berkat ketiga gunung piramida tersebut
maka mang Okim dapat berkenalan dengan beberapa arkeolog yang jam terbangnya
puluhan tahun, di antaranya ada yang  doktor dan bahkan profesor. Berkat
para arkeolog tersebutlah maka mang Okim menjadi tertarik dengan
geo-arkeologi sehingga tergerak untuk mengumpulkan  stone tools alias
artefak . Semangat mang Okim dipacu lagi oleh  Bagawan Atlantis Oppenheimer
yang ketika

RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-04 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Oh kalau yang diatach ini kelihatannya hanya deflection saja, mungkin karena
didekat edges lava-nya atau karena iregularity morfologi/base-nya.  Tapi
kelihatannya engga sampai 90 derajat ah bedanya.  Itu 'efek'angle foto saja.
Mungkin sekitar 20-30 derajat saja deflectionnya.  Waktu saya ke singkapan
columnar joint di Giant Cause Way, Irlandia Utara, saya juga mengamati
gejala ini.


-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
gozal...@gmail.com
Sent: 05 Mei 2013 0:08
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

Salam rekan dan senior,
Saya cukup menikmati diskusi ini, sangat menarik...
Hanya iseng saja googling di internet tanpa tendensi ke salah satu
interpretasi, ternyata posisi columnar joint bisa kemana saja, link di
bawah, blog nya AGU, ada dokumentasi singkapan menunjukkan posisi columnar
joint dari vertikal, rebah sampai horizontal di singkapan yang sama dan
dalam jarak yang dekat... 
Saya attachkan juga image nya. Ada yang bisa memberi pencerahan? 
http://blogs.agu.org/georneys/2012/11/18/geology-word-of-the-week-c-is-for-c
olumnar-jointing/

Salam hormat
Sent from my BlackBerryR smartphone powered by U Mobile

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Sat, 4 May 2013 23:24:52
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Boleh-boleh saja orang berinterpretasi bahwa 'kerak lempung' yang membungkus
atau diantara kolom andesit itu adalah hasil pelapukan tapi harus didukung
oleh analisa yang lebih detil lagi tidak asal kesimpulan saja.  Mungkin Pak
Tikno dan Mas Pujo harus lihat yang masih segar yang ada di bawah permukaan
supaya lebih baik lagi analisisnya, terus dilanjutkan dengan analisa
petrografi dan kimianya atau pake XRD.  
Yang lebih gamblang adalah posisi susunan batu kolom yang sangat rapih (yang
ada semen/kerak lempungnya) di bawah situs yang dianggap sebagai batuan
sumber oleh Arkenas/BALAR.  Posisi kolomnya horisontal padahal lapisan
batuan di bawah situs ini horisontal juga (dari image georadar dan
geolistrik).  Tidak ada intrusi (dyke) vertikal.  Artinya susunan kolom itu
bukan batuan sumber columnar joints alamiah, karena di alam kolom-kolom itu
harus tegak lurus dengan arah perlapisan (permukaan pendinginan).  Kalau
tidak percaya silahkan cek di textbook, atau browsing internet, atau tanya
ke Pa Sutikno atau ke Pak Yatno. 

Perihal karbon dating ini adalah pekerjaan saya sehari-hari, dan saya tahu
persis bukan hal yang mudah.  Kita dating semen karena material itu ada
diantara kolom-kolom andesit yang disusun manusia bukan alamiah.
Homo erectus sudah punah sekitar 150.000-an tahun lalu.  23.000-an tahun mah
sudah tidak ada atuh.  Kalo manusia Neanderthal masih ada sampai 30.000-an.

Semoga dibukakan hati supaya tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa
Mahakarya Gunung Padang adalah mis-interpretasi.


-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
Sujatmiko
Sent: 04 Mei 2013 10:11
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: MGEI
Subject: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

Rekan-rekan IAGI yang budiman,

 

Situs Gunung Padang rupanya memiliki misteri dan pancaran energi yang luar
biasa sehingga mengundang perdebatan dan diskusi multi disiplin yang tak
berkesudahan. Ketika mang Okim berkeliaran di kawasan ini tahun 1970-an
dalam rangka penerbitan Peta Geologi Lembar Cianjur ( 1972 ), tak terlintas
di pikiran mang Okim bahwa batu andesit berserakan di Gunung Padang itu
berkaitan dengan bangunan punden berundak. Di peta geologipun tak muncul
karena dianggap unmapable alias tak terpetakan di peta skala 1:100.000,- .
Nah, 40 tahun kemudian, ketika mang Okim sudah menjadi geolog gaek yang over
petung puluh, muncullah kontroversi Gunung Padang. Sebetulnya kalau mau
jujur, hak atas kekayaan intelektual (HAKI) dari hipotesis tentang
tersembunyinya bangunan budaya di perut Gunung Padang tersebut  dan juga di
Gunung Lalakon dan Gunung Sadahurip ada di tangan Yayasan Turangga Seta yang
Direkturnya mengaku jebolan MIT ( Menyan Institute of Technology ) . 

 

Puji syukur kepada Tuhan YMK bahwa berkat ketiga gunung piramida tersebut
maka mang Okim dapat berkenalan dengan beberapa arkeolog yang jam terbangnya
puluhan tahun, di antaranya ada yang  doktor dan bahkan profesor. Berkat
para arkeolog tersebutlah maka mang Okim menjadi tertarik dengan
geo-arkeologi sehingga tergerak untuk mengumpulkan  stone tools alias
artefak . Semangat mang Okim dipacu lagi oleh  Bagawan Atlantis Oppenheimer
yang ketika berkunjung ke Pak SBY tahun lalu atas undangan Stafsus Presiden
Bidang Bantuan Sosial dan Bencana  berpesan : Untuk mengetahui kejayaan
manusia pra-sejarah di Indonesia, telitilah stone tools, jangan  piramida di
perut gunung, karena hal itu tidak mudah ! Believe it or not, koleksi
artefak mang Okim

RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-04 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Yang bilang dugaan bangunan di bawah G.Padang berdasarkan paranormal.

Yang paling bekompeten interpretasi geolistrik untuk lingkungan Gunung Api
hanya vulkcanologist.

Gitu Pak.   Mohon maaf kalau bapak sampai tersinggung.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus
yuwono
Sent: 05 Mei 2013 0:30
To: iagi-net
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Dr. Danny Hilman yang baik dan budiman,

Saya marah karena anda bilang asbun! Apakah anda tidak pernah diajar sopan
santun? Tolong baca baik2 komentar saya itu seluruhnya, bagian mana yang
asbun? Ini milis terbuka dibaca ribuan orang lho.

Mengenai kolomnar joint yang anda pake kartu truf itu kebetulan ada rekan
yang send salah satu contoh singkapan bagus sekali, tolong perhatikan
arahnya, ada yang vertikal, ada yang horizontal, bahkan saya pernah lihat
ada yang berbentuk kipas, sangat kompleks.

Salam hormat,

Yatno (yang bergelar baru doktor geologi asbun).

 

2013/5/5 Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com

Pak Yatno, daripada asbun dan komentar hal-hal yang bapak sendiri kurang
paham mendingan bantuin Mang Okim untuk bedain susunan kolom andesit yang
alamiah atau bukan.  Atau sekalian ikut meneliti semen Gunung Padang itu
dengan keahlian bapak.  Itu baru mantap.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus
yuwono
Sent: 05 Mei 2013 0:12
To: iagi-net


Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Mang Okim yth,

 

Jadi apakah memang betul pijakan hipotesa kemungkinan adanya bangunan
canggih di bawah G Padang itu didasarkan atas dugaan paranormal (ghoib)?
Wah..wah..wah (gk ada komentar lanjut).

 

Sharing I : Kalo menggunakan paranormal gitu, meskipun saya yang doktor
geologi dengan desertasi petrologi volkanik purba ini, masih bisa mentolerir
bila menggunakan jasa paranormal misalnya kalo menyangkut keselamatan nyawa
manusia (misal mencari orang hilang dsb nya). Tapi kalo untuk tujuan mencari
endapan mineral, ataupun esplorasi geologi lainnya, dibayar berapapun saya
tidak akan mau nglakoni, karena saya menganggap pelecehan terhadap
geoscience. Malu sama profesor yang membimbing saya, malu sama almamater
tempat saya mendapat gelar, malu sama kaidah science itu sendiri (meskipun
mungkin berhasil?).

 

Sharing II : Seingat saya, ajaran dari Prof Sukendar Alm: di bidang geologi,
ada banyak tool untuk mendapatkan data (geologi) salah satunya adalah metoda
geofisik. Jadi (menurut beliau, dan saya juga percaya) geofisik adalah tool.
Namanya saja tool, jadi hasil geofisik adalah basic data, bukan final result
untuk membuat sintesa geologi. Yang lebih berkompeten untuk membuat sintesa-
nya adalah geologist bukan geophysisist. Dalam hal G Padang geologist yang
paling berkompeten untuk membuat sintesa nya adalah geologist bidang
gunungapi karena materi yang dipelajari adalah produk volkanik (karena tidak
semua geologist mengenal dengan baik karakter volcanic products, apalagi
geophysisist). Bisa saja seorang geophysisist belajar geologi tetapi yaitu,
pasti pengetahuan dasar geologinya sangat tidak memadai dibanding geologist
yang sehari- hari menggeluti ilmu geologi itu sendiri. Bukan melecehkan
teman2 geophysisist wong nyatanya kebanyakan mereka rata2 makmur secara
finansial karena sering dapat proyek yg nilainya em -em an dan mereka rata2
pandai-pandai. Tetapi saya ingin mendudukkan profesi masing2 secara
proporsional. 

 

Sekedar sharing malam Minggu.

Salam,

Yatno

 

2013/5/4 bandon...@gmail.com

Naa siapa mas yang penasihat turangga seta?

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Sujatmiko m...@cbn.net.id 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Sat, 4 May 2013 12:31:59 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Abah Yanto,

 

Eta teh hereuy Abah. Yang mang Okim tahu, pencetus pertamanya adalah Yasasan
Turangga Seta. Mang Okim tahunya ketika mereka presentasi di kantor Wagub
Jabar dimana mang Okim spesial diundang. Disanalah mang Okim lihat video
yang menayangkan penjelasan penasehat ahli Turangga Seta tentang hasil
interpretasi geolistrik/georadar yang mendukung hipotesis Turangga Seta (
asalnya dari  bisikan ghoib ).  Semoga jelas Abah,

 

Wassalam,

 

Mang Okim

 

From: Yanto R. Sumantri [mailto:yrs_...@yahoo.com] 
Sent: 04 Mei 2013 12:11
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Mang Okim

 

Apakah untuk satu situs cagar alam/cagar budaya berlaku asas HAKI ?

Kalau baca UU  cagar budaya tidak ada disebut mengenai HAKI.

Tapi memang penemu akan diberikan penghargaan oleh Pemerintah , karena
prinsip yang dipakai dalam UU itu bahwa seluruh cagar budaya adalah milik
Negara.

 

Saya sangat kagum akan kegigihan dan konsistensi Mang Okim dalam menekuni
persoaan persoalan tsb (yang ndak ada fulusnya hehehe).

 

Salam manis dari sweet seventy si Abah

RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-04 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Kalau columnar jointnya berasal dari dyke (vertical) kolomnya akan
horisontal, atau kalau lapisan lavanya sudah terlipat oleh tektonik bisa ada
yang horisontal juga pak.

-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
gozal...@gmail.com
Sent: 05 Mei 2013 0:49
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

Oh begitu, terimakasih banyak,
jadi yang posisi alamiahnya horizontal tidak dapat dikategorikan sebagai
columnar joint :)

Best regards,

Gozali
Sent from my BlackBerryR smartphone powered by U Mobile

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Sun, 5 May 2013 00:39:20
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Artikel
dan gambar menarik.  Prinsipnya arah kolom tegak lurus arah aliran atau
permukaan pendinginan. Deflection dari arah umum tidak aneh.  
Ada beda arah kolom ekstrim yang dimaksud itu maksudnya yang foto paling
bawahnya? Untuk kasus khusus apabila lavanya masuk ke dalam air sehingga
mengalami pendinginan dipengaruhi oleh arus air.  Yang terlihat seperti acak
itu hanya bagian atas dari lava yang karena aliran air membuat
front'pendinginannya bayak arah sehingga terjadi struktur yang bukan
columnar joint biasa tapi disebut sebagai:ENTABLATURE.  Dalam foto idak
jelas diperlihatkan apakah masih berbentuk kolom hexagonal atau tidak
(disebutnya sebagai irregular, hackly jointing)


-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
gozal...@gmail.com
Sent: 05 Mei 2013 0:08
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

Salam rekan dan senior,
Saya cukup menikmati diskusi ini, sangat menarik...
Hanya iseng saja googling di internet tanpa tendensi ke salah satu
interpretasi, ternyata posisi columnar joint bisa kemana saja, link di
bawah, blog nya AGU, ada dokumentasi singkapan menunjukkan posisi columnar
joint dari vertikal, rebah sampai horizontal di singkapan yang sama dan
dalam jarak yang dekat... 
Saya attachkan juga image nya. Ada yang bisa memberi pencerahan? 
http://blogs.agu.org/georneys/2012/11/18/geology-word-of-the-week-c-is-for-c
olumnar-jointing/

Salam hormat
Sent from my BlackBerryR smartphone powered by U Mobile

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Sat, 4 May 2013 23:24:52
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Boleh-boleh saja orang berinterpretasi bahwa 'kerak lempung' yang membungkus
atau diantara kolom andesit itu adalah hasil pelapukan tapi harus didukung
oleh analisa yang lebih detil lagi tidak asal kesimpulan saja.  Mungkin Pak
Tikno dan Mas Pujo harus lihat yang masih segar yang ada di bawah permukaan
supaya lebih baik lagi analisisnya, terus dilanjutkan dengan analisa
petrografi dan kimianya atau pake XRD.  
Yang lebih gamblang adalah posisi susunan batu kolom yang sangat rapih (yang
ada semen/kerak lempungnya) di bawah situs yang dianggap sebagai batuan
sumber oleh Arkenas/BALAR.  Posisi kolomnya horisontal padahal lapisan
batuan di bawah situs ini horisontal juga (dari image georadar dan
geolistrik).  Tidak ada intrusi (dyke) vertikal.  Artinya susunan kolom itu
bukan batuan sumber columnar joints alamiah, karena di alam kolom-kolom itu
harus tegak lurus dengan arah perlapisan (permukaan pendinginan).  Kalau
tidak percaya silahkan cek di textbook, atau browsing internet, atau tanya
ke Pa Sutikno atau ke Pak Yatno. 

Perihal karbon dating ini adalah pekerjaan saya sehari-hari, dan saya tahu
persis bukan hal yang mudah.  Kita dating semen karena material itu ada
diantara kolom-kolom andesit yang disusun manusia bukan alamiah.
Homo erectus sudah punah sekitar 150.000-an tahun lalu.  23.000-an tahun mah
sudah tidak ada atuh.  Kalo manusia Neanderthal masih ada sampai 30.000-an.

Semoga dibukakan hati supaya tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa
Mahakarya Gunung Padang adalah mis-interpretasi.


-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
Sujatmiko
Sent: 04 Mei 2013 10:11
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: MGEI
Subject: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

Rekan-rekan IAGI yang budiman,

 

Situs Gunung Padang rupanya memiliki misteri dan pancaran energi yang luar
biasa sehingga mengundang perdebatan dan diskusi multi disiplin yang tak
berkesudahan. Ketika mang Okim berkeliaran di kawasan ini tahun 1970-an
dalam rangka penerbitan Peta Geologi Lembar Cianjur ( 1972 ), tak terlintas
di pikiran mang Okim bahwa batu andesit berserakan di Gunung Padang itu
berkaitan dengan bangunan punden berundak. Di peta geologipun tak muncul
karena dianggap unmapable alias tak terpetakan di peta skala 1:100.000,- .
Nah, 40 tahun kemudian

RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-04 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Mungkin, atau wide-angle biasa saja.  Mudahnya, perhatikan bahwa kolom-kolom
di pojok kiri yang terlihat horisontal itu sebenarnya selaras dengan
kolom-kolom yang melengkung di bagian tengah.

-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
gozal...@gmail.com
Sent: 05 Mei 2013 0:53
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

Betul juga Pak,
Mungkin fotografernya menggunakan lensa khusus (semacam fish eye), jadi
distorsinya besar sekali.

Best regards,



Sent from my BlackBerryR smartphone powered by U Mobile

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Sun, 5 May 2013 00:44:29
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Oh kalau
yang diatach ini kelihatannya hanya deflection saja, mungkin karena didekat
edges lava-nya atau karena iregularity morfologi/base-nya.  Tapi
kelihatannya engga sampai 90 derajat ah bedanya.  Itu 'efek'angle foto saja.
Mungkin sekitar 20-30 derajat saja deflectionnya.  Waktu saya ke singkapan
columnar joint di Giant Cause Way, Irlandia Utara, saya juga mengamati
gejala ini.


-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
gozal...@gmail.com
Sent: 05 Mei 2013 0:08
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

Salam rekan dan senior,
Saya cukup menikmati diskusi ini, sangat menarik...
Hanya iseng saja googling di internet tanpa tendensi ke salah satu
interpretasi, ternyata posisi columnar joint bisa kemana saja, link di
bawah, blog nya AGU, ada dokumentasi singkapan menunjukkan posisi columnar
joint dari vertikal, rebah sampai horizontal di singkapan yang sama dan
dalam jarak yang dekat... 
Saya attachkan juga image nya. Ada yang bisa memberi pencerahan? 
http://blogs.agu.org/georneys/2012/11/18/geology-word-of-the-week-c-is-for-c
olumnar-jointing/

Salam hormat
Sent from my BlackBerryR smartphone powered by U Mobile

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Sat, 4 May 2013 23:24:52
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Boleh-boleh saja orang berinterpretasi bahwa 'kerak lempung' yang membungkus
atau diantara kolom andesit itu adalah hasil pelapukan tapi harus didukung
oleh analisa yang lebih detil lagi tidak asal kesimpulan saja.  Mungkin Pak
Tikno dan Mas Pujo harus lihat yang masih segar yang ada di bawah permukaan
supaya lebih baik lagi analisisnya, terus dilanjutkan dengan analisa
petrografi dan kimianya atau pake XRD.  
Yang lebih gamblang adalah posisi susunan batu kolom yang sangat rapih (yang
ada semen/kerak lempungnya) di bawah situs yang dianggap sebagai batuan
sumber oleh Arkenas/BALAR.  Posisi kolomnya horisontal padahal lapisan
batuan di bawah situs ini horisontal juga (dari image georadar dan
geolistrik).  Tidak ada intrusi (dyke) vertikal.  Artinya susunan kolom itu
bukan batuan sumber columnar joints alamiah, karena di alam kolom-kolom itu
harus tegak lurus dengan arah perlapisan (permukaan pendinginan).  Kalau
tidak percaya silahkan cek di textbook, atau browsing internet, atau tanya
ke Pa Sutikno atau ke Pak Yatno. 

Perihal karbon dating ini adalah pekerjaan saya sehari-hari, dan saya tahu
persis bukan hal yang mudah.  Kita dating semen karena material itu ada
diantara kolom-kolom andesit yang disusun manusia bukan alamiah.
Homo erectus sudah punah sekitar 150.000-an tahun lalu.  23.000-an tahun mah
sudah tidak ada atuh.  Kalo manusia Neanderthal masih ada sampai 30.000-an.

Semoga dibukakan hati supaya tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa
Mahakarya Gunung Padang adalah mis-interpretasi.


-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
Sujatmiko
Sent: 04 Mei 2013 10:11
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: MGEI
Subject: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

Rekan-rekan IAGI yang budiman,

 

Situs Gunung Padang rupanya memiliki misteri dan pancaran energi yang luar
biasa sehingga mengundang perdebatan dan diskusi multi disiplin yang tak
berkesudahan. Ketika mang Okim berkeliaran di kawasan ini tahun 1970-an
dalam rangka penerbitan Peta Geologi Lembar Cianjur ( 1972 ), tak terlintas
di pikiran mang Okim bahwa batu andesit berserakan di Gunung Padang itu
berkaitan dengan bangunan punden berundak. Di peta geologipun tak muncul
karena dianggap unmapable alias tak terpetakan di peta skala 1:100.000,- .
Nah, 40 tahun kemudian, ketika mang Okim sudah menjadi geolog gaek yang over
petung puluh, muncullah kontroversi Gunung Padang. Sebetulnya kalau mau
jujur, hak atas kekayaan intelektual (HAKI) dari hipotesis tentang
tersembunyinya bangunan budaya di perut Gunung Padang tersebut  dan juga di
Gunung Lalakon dan Gunung

RE: [iagi-net] Kekar kolom

2013-05-04 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Waktu saya lihat singkapan susunan batu kolom di bawah permukaan Gunung
Padang, ekspresinya sebaliknya,  saya benar-benar terkesiap karena posisi
horisontalnya (dan arahnya persis sama dengan yang terlihat di dinding situs
Teras 1 ke 2) menunjukkan jelas bukan insitu alamiah, tapi rapihnya
susunanalamak LUARBIASA RAPIH SEPERTI BUATAN ALAM saja!  

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
aluthfi...@gmail.com
Sent: 05 Mei 2013 6:04
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Kekar kolom

 


Kalau pernah lihat kolumnar joint di Devil Tower (natural) di Montana,Amrik,
kolumnar joint yang batuan beku natural ini persis man made padahal bukan. 

Sent from my BlackBerryR
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

  _  

From: gozal...@gmail.com 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Sat, 4 May 2013 18:19:27 +

To: iagi-net@iagi.or.id mailto:iagi-net@iagi.or.id%3ciagi-...@iagi.or.id
iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net] Kekar kolom

 

Terimakasih banyak Pak atas sharingnya,
Dalam kasus gunung padang ini jika di hipotesa kan sebagai man made (?)
alias bukan merupakan bentukan kerucut volkanik,
Apapun posisi columnar jointnya mungkin tetap akan di interpretasikan bukan
posisi alamiah Pak.
Semakin menarik dan menghibur diskusinya.

Best regards,

Gozali

Sent from my BlackBerryR smartphone powered by U Mobile

  _  

From: yustinus yuwono yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Sun, 5 May 2013 01:04:53 +0700

To: iagi-netiagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: [iagi-net] Kekar kolom

 

Rekan-rekan,

Ijinkan saya sharing, mudah2an bisa bermanfaat, terutama para geologiwan
muda yang bekerja di lapangan volkanik.

Ini ada contoh foto singkapan bagus yang dikirim seorang milis berupa
singkapan kekar kolom, ini saya attach.

 

Secara teoritis kekar kolom adalah kekar yang diakibatkan dari proses
pendinginan batuan beku, umumnya terjadi pada batuan beku ekstrusif maupun
intrusi hypabysal. Sumbu memanjang dari kekar kolom secara teoritis umumnya
tegak lurus atau hampir tegak lurus terhadap bidang kontak pendinginan.
Kalau sumbu memanjangnya vertikal, berarti bidang kontak pendinginan- nya
horisontal atau sebaliknya. Misalnya saja ada aliran lava yang cukup tebal
yang mengalir pada lembah dengan dinding yang tegak di kanan- kirinya. Maka
tidak mengherankan kalau pada unit lava flow ini akan terbentuk kekar kolom
yang berbeda- beda arahnya yang mengikuti hukum tegak lurus terhadap bidang
pendinginan. Bagian samping akan horisontal, bagian tengah/ bawah akan
vertikal. Begitu pula untuk volcanick neck, bagian atas/ pinggir berarah
horisontal, bagian tengah/bawah akan vertikal. Ini fenomena yang umum
dijumpai di volcanick terrain. Singkapan volcanick neck yang sering dijumpai
umumnya kekar kolomnya vertikal, karena bagian pinggir yang horisontal
biasanya sudah jatuh ke bawah, tinggal bagian tengahnya saja (yang kekar
kolomnya vertikal) yang masih resisten. Atau bisa juga erosinya sudah sangat
dalam, sehingga bagian kekar kolom yang horisontal sudah hilang tererosi,
tinggal bagian tengah/ bawah yang vertikal yang masih tersisa. Dyke dan sill
juga sering memperlihatkan struktur kekar kolom yang arahnya lebih sederhana
(hanya satu arah) dibandingkan pada neck dan lava flow.

Mungkin sharing singkat ini bisa bermanfaat.

Salam,

Yatno

 



RE: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

2013-05-02 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Bisa, khususnya kalau diantara rekan-rekan ada yang ahli dalam survey 
microgravity untuk dibandingkan dengan geolistrik.

Dari geolistrik indikasi ruangan adalah dari tubuh dengan resistivity yang 
sangat tinggi (puluhan ribu-100.000 OhmMeter) yang sangat kontras dengan 
sekelilingnya yang hanya ribuan Ohm-meter. Diskusi dengan teman-teman yang 
biasa main geolistrik umumnya sepaham bahwa very high resistivity bodies di 
bawah situs Gunung Padang itu lebih mungkin ruang daripada very dense rocks.  
Bentuk dan lokasinya pun pas untuk dicurigai sebagai ruang bangunan.  Survey 
microgravity kemungkinan bisa memberikan info lebih meyakinkan apakah very high 
resistivity body itu anomali negative (ruang) atau positif (very dense).  

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Franciscus 
B Sinartio
Sent: 02 Mei 2013 13:09
To: iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
Subject: Re: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

 

Bagaiamana  kalau ditambahin  gravity dan magnetic  dan juga resistivity.

 

jadi layering nya  pakai GPR  (digabung dengan seismic refraksi), lalu layering 
ini dipakai untuk inversion model gravity, magnetic dan resistivity.

 

fbs

 

 

  _  

From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Wednesday, May 1, 2013 11:53 PM
Subject: Re: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

 

Sakjanne fungsi GPR bukan hanya mencari ruang kosong (Void) bawah tanah, itu 
hanya salah satu yg dapat dideteksi. Masih perlu data lain untuk meyakinkannya. 
Mirip seperti seismic juga perlu ilmu interpretasi juga. 

Dalam paper yg saya tuliskan sebelumnya ini terutama bagaimana GPR dipakai 
untuk meneliti atau lebih tepatnya mencari explore peninggalan-peninggalan 
arkeologi. Bahkan 3D GPR sudah lazim dipergunakan dalam situs-situs purbakala 
dibawah perkotaan yg ramai.

Sependek pengetahuan saya, Arkeologi konvensional saat ini masih memerlukan 
excavasi sebagai pencarian bukti atau evidence dari fakta peninggalan, 
namun yang namanya excavasi-pun masih juga mengundang kontroversi karena pada 
dasarnya kegiatan excavasi adalah memberi gangguan pada situs. Bahkan 
arkeolog masih ada yang tidak setuju dengan restorasi, karena pasti ada satu 
sisi perubahan akibat ulah manusia. Makanya aturan yang dipergunakan untuk 
mengexcavasi sebuah situs purbakala itu diatur dengan peraturan yang sangat 
ketat. Dan mungkin saja ada yang terpeleset ketka melakukan penggalian situs 
ini.

Kalau saja GPR sudah sedetil dan secanggih USG melihat bayi didalam perut ibu, 
tentunya kita tidak perlu lagi melakukan ekscavasi situs-situs purbakala. Cukup 
melihat gambar 3Dnya dalam hologram :) (mimpi kali yee). Jadi tak perlu lagi 
merusak eh menganggu keaslian situs purbakala. 

Masih penasaran dengan viod dengan GPR ? 
Silahkan download papernya disini : http://virtualacademia.com/pdf/eng84_90.pdf 
(Mas Danny d Pak ADB pasti dah baca :) )
Voids Investigation at Gabbari Tombs, Alexandria, Egypt Using Ground 
Penetrating Radar Technique Adel ElFouly Cairo University, Geology Department, 
Giza, Egypt. 
psst yang menulis dari geologi looh, bukan arkeologi  

Mudah-mudahan kita di IAGI tidak terjebak dalam ruang nostalgia .. eh ruang 
euphoria yang sangat licin ini :)

Salam nyaintifik !

RDP


--
Nasionalisme itu ekspresi perasaan ketika negaramu terpuruk

 

2013/5/2 bandon...@gmail.com

Setau saya, georadar sangat bagus untuk mengetahui logam yang bersifat 
magnetik. Pernah cari bijih besi di sumatra barat pakai georadar. Tanah saja 
tidak terdeteksi. Mungkin alatnya kurAng canggih.
Untuk cari ruang/gua dlm tanah aku belum pernah coba.
Salam.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

  _  

From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Thu, 2 May 2013 09:03:10 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: RE: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

 

He he he, tahu aja Pak Ketum.  

Ya, saya punya textbook si Conyers yang edisi terbarunya.

Tapi kebanyakan contoh untuk yang high frequency – shallow depth – hanya 
beberapa meter.  Contoh aplikasi untuk body yang lebih besar – penetrasi sampai 
30m meter sangat sedikit di literatur.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Rovicky Dwi 
Putrohari
Sent: 02 Mei 2013 7:50
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

 

Untuk diskusi yang lebih tehnis.
Dibawah ini ada paper terbaru masih panas dari oven tentang aplikasi georadar 
GPR utk Arhaelogiy

*   -  
http://www.sciencedirect.com/science/science?_ob=GatewayURL_method=citationSearch_urlVersion=4_origin=SDTOPALERTHTML_version=1_piikey=S0926-9851%2813%2900090-6md5=aebe41f78e2540d104d0913734f4c56d
 Ground Penetrating Radar (GPR) Attribute Analysis for Archaeological 
Prospection   
Journal of Applied Geophysics, Available online 29 April 2013, Pages
Wenke Zhao, Emanuele Forte, Michele Pipan, Gang Tian

-- Ini salahsatu contoh

RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-05-02 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Jadi ingat Haji Muhidin.  Dia bilang Saya ini sudah haji dua kali, mabrur
lagi! 

 

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
Sujatmiko
Sent: 03 Mei 2013 0:21
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Dengan hormat, 

 

Sekedar sharing, setelah memperhatikan kenyataan di lapangan dan demi
penyelamatan situs yang telah diakui sebagai Punden Berundak terbesar di
kawasan Asia Tenggara yang kelestariannya dilindungi oleh Undang-undang,
maka  langkah  terpenting saat ini adalah menghentikan   upaya ekskavasi
besar-besaran yang telah direncanakan oleh  TTMPGP. Alasannya sangat
sederhana, ekskavasi pertama saja yang dilakukan TTMPGP  di lereng timur
punden  tidak mempertimbangkan slope stability dan keselamatan struktur
punden di atasnya. Selain dari itu, hasil ekskavasinya juga tidak jelas (
lobang galiannya keburu diurug dengan tanah ). 

 

Untuk pertemuan,  sebetulnya telah dilaksanakan beberapa kali, hanya mana
bisa ketemu kalau pijakan yang satu geo-arkeologi logis sedangkan yang lain
geo-arkeologi pseudo alias fantastis.

 

Wassalam, Mang Okim.

 

 

From: ginanjar.nugr...@gmail.com [mailto:ginanjar.nugr...@gmail.com] 
Sent: 02 Mei 2013 23:25
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Bad news..

Saya pikir akan ada pertemuan antara tim TTMTGP dan kelompok petisi 34 untuk
re-cheking, re-pengamatan dan re-interpretasi data data dan fakta yg ada
sebelum memutuskan lanjut tidaknya penelitian G. Padang. 

Sayang sekali...



Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Thu, 2 May 2013 09:01:38 -0700 (PDT)

To: iagi-net@iagi.or.id mailto:iagi-net@iagi.or.id%3ciagi-...@iagi.or.id
iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Good news .

Cuma setelah membaca sekilas UU mengenai cagar budaya , rupanya kewenangan
pengelolaan cagar budaya itu ber-tigkat2 sesuai dengan jenjang pemerintahan
yi Pemerintah Pusat , Propinsi dam Kabupaten/Kota.

 

si Abah

 

  _  

From: Sujatmiko m...@cbn.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id 
Cc: MGEI economicgeol...@yahoogroups.com 
Sent: Thursday, May 2, 2013 10:40 PM
Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Rekan-rekan IAGI yang budiman,

 

Puji syukur ke hadlirat Tuhan YMK bahwa kemaren , Rabu 1 Mei 2013, mang Okim
diundang oleh Pusat Survey Geologi untuk mendampingi Prof. Sutikno Bronto
dalam melakukan  peninjauan ke Situs Punden Berundak Gunung Padang  ( pasca
terbitnya Petisi Penyelamatan Situs Gunung Padang 26 April 2013 ). Untuk
mengoptimalkan hasil peninjauan ,  Prof Sutikno Bronto mengajak juga Ir.
Pudjo  Asmoro MSc , Vulkanolog di PSG,  dan Drs.Lutfi Yondri M.Hum.,
Arkeolog di Balar Bandung (peneliti utama Situs Gunung Padang ). Berkat
kehadiran Pak Lutfi alhamdulilah kami diterima oleh Kepala Dinas Budpar
Cianjur dan dipertemukan dengan Direktur Cagar Budaya dan Permuseuman , Drs.
Surya Helmi . Dari diskusi yang berkembang, kedatangan Drs.Surya Helmi dan
timnya  dari Jakarta ternyata dalam rangka persiapan  MORATORIUM Penelitian
Situs Gunung Padang. Siang harinya, 14 Kepala UPT Balai Cagar Budaya dari 14
wilayah di Indonesia bergabung di Gunung Padang.

 

Di sepanjang perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang ,  kami berempat yang
sama-sama ikut menanda-tangani  Petisi 26 April 2013 mendiskusikan banyak
hal antara lain tentang reaksi keras Pak Andi Arief yang sebagai Staf Khusus
Presiden RI dianggap  tidak sepatutnya  mengeluarkan pernyataan-pernyataan
yang begitu emosional, apalagi sampai meminta 3 Menteri Kabinet dan 1 Wakil
Menteri mengundurkan diri karena dianggap ikut berperan dalam keluarnya
petisi 26 April 2013. Selain dari itu kami mendiskusikan juga tentang
temuan-temuan Tim Terpadu Mandiri Penelitian  Gunung Padang ( TTMPGP ) yang
secara luas diumumkan di media cetak, elektronik dan maya antara lain
tentang pasir ayakan, semen perekat batu, gumpalan besi sisa pekerjaan
metalurgi prasejarah, ekskavasi yang dilakukan di luar area situs, dan
lain-lain.

 

Pengamatan di kawasan Situs Gunung Padang

 

Perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang memakan waktu sekitar 1,5 jam,
melewati jalanan yang rusak cukup berat sepanjang hampir 20 km. Di lokasi
parkir mobil pertama di kawasan Gunung Padang, terlihat  bengkel pemrosesan
bijih emas dengan mesin glundung/ tromol dimana batuan bijih emasnya diambil
dari Gunung Rosa / Cikondang yang terletak agak jauh di selatan. Di lokasi
parkir atas,  terlihat singkapan batuan terubah dengan struktur pemangkasan
dan top soil yang mengindikasikan sebagai hasil longsoran lama. Fenomena
geologi lainnya yang kami amati antara lain sumur berair jernih yang
struktur dindingnya sederhana, susunan tangga dari kekar tiang yang terletak
di atas batuan lapuk atau terubah  yang di beberapa bagian terancam longsor
, 

RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-05-02 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Waduh, Pak Ban ini kok ketinggalan zaman sih (becanda pak).  Haji Muhidin
itu temennya Haji Sulam Pak, itu tuh di pelem seri tipi yang paling digemari
ibu-ibu ituu yang diputar hampir tiap malam di RCTI :-)

-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
bandon...@gmail.com
Sent: 03 Mei 2013 4:54
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

Maaf, haji Muhiddin itu siapa? Dalam kisah apa? Belum pernah baca.
Powered by Telkomsel BlackBerryR



RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-05-02 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Setiap baca singkatan TTMPGP saya jadi ingat masa-masa sering i'tikaf di
pesantren dulu : Tawajjuh Tengah Malam Perkuat Gapai Pencerahan.  Kalo
TTM-nya memang istilah beneran di pesantren, tidak bercanda; PGP-nya Tim
Petisi 34 yang nambahin J

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
Sujatmiko
Sent: 03 Mei 2013 0:21
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Dengan hormat, 

 

Sekedar sharing, setelah memperhatikan kenyataan di lapangan dan demi
penyelamatan situs yang telah diakui sebagai Punden Berundak terbesar di
kawasan Asia Tenggara yang kelestariannya dilindungi oleh Undang-undang,
maka  langkah  terpenting saat ini adalah menghentikan   upaya ekskavasi
besar-besaran yang telah direncanakan oleh  TTMPGP. Alasannya sangat
sederhana, ekskavasi pertama saja yang dilakukan TTMPGP  di lereng timur
punden  tidak mempertimbangkan slope stability dan keselamatan struktur
punden di atasnya. Selain dari itu, hasil ekskavasinya juga tidak jelas (
lobang galiannya keburu diurug dengan tanah ). 

 

Untuk pertemuan,  sebetulnya telah dilaksanakan beberapa kali, hanya mana
bisa ketemu kalau pijakan yang satu geo-arkeologi logis sedangkan yang lain
geo-arkeologi pseudo alias fantastis.

 

Wassalam, Mang Okim.

 

 

From: ginanjar.nugr...@gmail.com [mailto:ginanjar.nugr...@gmail.com] 
Sent: 02 Mei 2013 23:25
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Bad news..

Saya pikir akan ada pertemuan antara tim TTMTGP dan kelompok petisi 34 untuk
re-cheking, re-pengamatan dan re-interpretasi data data dan fakta yg ada
sebelum memutuskan lanjut tidaknya penelitian G. Padang. 

Sayang sekali...



Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Thu, 2 May 2013 09:01:38 -0700 (PDT)

To: iagi-net@iagi.or.id mailto:iagi-net@iagi.or.id%3ciagi-...@iagi.or.id
iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Good news .

Cuma setelah membaca sekilas UU mengenai cagar budaya , rupanya kewenangan
pengelolaan cagar budaya itu ber-tigkat2 sesuai dengan jenjang pemerintahan
yi Pemerintah Pusat , Propinsi dam Kabupaten/Kota.

 

si Abah

 

  _  

From: Sujatmiko m...@cbn.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id 
Cc: MGEI economicgeol...@yahoogroups.com 
Sent: Thursday, May 2, 2013 10:40 PM
Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Rekan-rekan IAGI yang budiman,

 

Puji syukur ke hadlirat Tuhan YMK bahwa kemaren , Rabu 1 Mei 2013, mang Okim
diundang oleh Pusat Survey Geologi untuk mendampingi Prof. Sutikno Bronto
dalam melakukan  peninjauan ke Situs Punden Berundak Gunung Padang  ( pasca
terbitnya Petisi Penyelamatan Situs Gunung Padang 26 April 2013 ). Untuk
mengoptimalkan hasil peninjauan ,  Prof Sutikno Bronto mengajak juga Ir.
Pudjo  Asmoro MSc , Vulkanolog di PSG,  dan Drs.Lutfi Yondri M.Hum.,
Arkeolog di Balar Bandung (peneliti utama Situs Gunung Padang ). Berkat
kehadiran Pak Lutfi alhamdulilah kami diterima oleh Kepala Dinas Budpar
Cianjur dan dipertemukan dengan Direktur Cagar Budaya dan Permuseuman , Drs.
Surya Helmi . Dari diskusi yang berkembang, kedatangan Drs.Surya Helmi dan
timnya  dari Jakarta ternyata dalam rangka persiapan  MORATORIUM Penelitian
Situs Gunung Padang. Siang harinya, 14 Kepala UPT Balai Cagar Budaya dari 14
wilayah di Indonesia bergabung di Gunung Padang.

 

Di sepanjang perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang ,  kami berempat yang
sama-sama ikut menanda-tangani  Petisi 26 April 2013 mendiskusikan banyak
hal antara lain tentang reaksi keras Pak Andi Arief yang sebagai Staf Khusus
Presiden RI dianggap  tidak sepatutnya  mengeluarkan pernyataan-pernyataan
yang begitu emosional, apalagi sampai meminta 3 Menteri Kabinet dan 1 Wakil
Menteri mengundurkan diri karena dianggap ikut berperan dalam keluarnya
petisi 26 April 2013. Selain dari itu kami mendiskusikan juga tentang
temuan-temuan Tim Terpadu Mandiri Penelitian  Gunung Padang ( TTMPGP ) yang
secara luas diumumkan di media cetak, elektronik dan maya antara lain
tentang pasir ayakan, semen perekat batu, gumpalan besi sisa pekerjaan
metalurgi prasejarah, ekskavasi yang dilakukan di luar area situs, dan
lain-lain.

 

Pengamatan di kawasan Situs Gunung Padang

 

Perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang memakan waktu sekitar 1,5 jam,
melewati jalanan yang rusak cukup berat sepanjang hampir 20 km. Di lokasi
parkir mobil pertama di kawasan Gunung Padang, terlihat  bengkel pemrosesan
bijih emas dengan mesin glundung/ tromol dimana batuan bijih emasnya diambil
dari Gunung Rosa / Cikondang yang terletak agak jauh di selatan. Di lokasi
parkir atas,  terlihat singkapan batuan terubah dengan struktur pemangkasan
dan top soil yang mengindikasikan sebagai hasil longsoran lama. Fenomena
geologi lainnya yang kami amati antara lain sumur berair jernih 

RE: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

2013-05-02 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Tentu. Ruang (=air) itu resistivitynya sangat tinggi. Kami sudah sering
kalibrasi.  Kalo mau reference bisa tanya ke Oom Google, banyak contohnya;
salah satunya ini: http://www.agiusa.com/brochure_schnabel_cave.shtml.  Kami
pakai SuperSting R-8 alatnya.

Makin dry ruangnya akan makin tinggi resistivitynya.  Tapi kalau
ruang/rongga itu lembab bisa jadi rendah (karena H2O konduktor listrik yang
sangat baik), atau juga kalau rongga/ruang itu terisi tanah.  Yang terlihat
jadi resistivitas tanahnya.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of kartiko
samodro
Sent: 03 Mei 2013 5:43
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

 

Mas Danny, jadi yg dimaksud ruangan justru resistivitynya tinggi dibanding
sekitarnya ? saya mengira kalau ruangan di dalam batuan beku justru
resistivity rendah di antara resistivity tinggi ? Bukannya kalau resistivity
tinggi hanya menunjukan massive batuan beku karena batuan beku memang
resistivitinya tinggi. Mungkin tool geolistriknya bisa dikalibrasi dengan
melakukan pengukuran columnar joint seperti di karang sambung (kalau masih
ada ) sehingga kita punya gambaran seberapa nilai resistivity batuan beku
dan lalu dibandingkan dengan peengukuran gunung padang.

On May 2, 2013 1:33 PM, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
wrote:

Bisa, khususnya kalau diantara rekan-rekan ada yang ahli dalam survey
microgravity untuk dibandingkan dengan geolistrik.

Dari geolistrik indikasi ruangan adalah dari tubuh dengan resistivity yang
sangat tinggi (puluhan ribu-100.000 OhmMeter) yang sangat kontras dengan
sekelilingnya yang hanya ribuan Ohm-meter. Diskusi dengan teman-teman yang
biasa main geolistrik umumnya sepaham bahwa very high resistivity bodies di
bawah situs Gunung Padang itu lebih mungkin ruang daripada very dense rocks.
Bentuk dan lokasinya pun pas untuk dicurigai sebagai ruang bangunan.  Survey
microgravity kemungkinan bisa memberikan info lebih meyakinkan apakah very
high resistivity body itu anomali negative (ruang) atau positif (very
dense).  

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
Franciscus B Sinartio
Sent: 02 Mei 2013 13:09
To: iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
Subject: Re: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

 

Bagaiamana  kalau ditambahin  gravity dan magnetic  dan juga resistivity.

 

jadi layering nya  pakai GPR  (digabung dengan seismic refraksi), lalu
layering ini dipakai untuk inversion model gravity, magnetic dan
resistivity.

 

fbs

 

 

  _  

From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Wednesday, May 1, 2013 11:53 PM
Subject: Re: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

 

Sakjanne fungsi GPR bukan hanya mencari ruang kosong (Void) bawah tanah, itu
hanya salah satu yg dapat dideteksi. Masih perlu data lain untuk
meyakinkannya. Mirip seperti seismic juga perlu ilmu interpretasi juga. 

Dalam paper yg saya tuliskan sebelumnya ini terutama bagaimana GPR dipakai
untuk meneliti atau lebih tepatnya mencari explore
peninggalan-peninggalan arkeologi. Bahkan 3D GPR sudah lazim dipergunakan
dalam situs-situs purbakala dibawah perkotaan yg ramai.

Sependek pengetahuan saya, Arkeologi konvensional saat ini masih memerlukan
excavasi sebagai pencarian bukti atau evidence dari fakta peninggalan,
namun yang namanya excavasi-pun masih juga mengundang kontroversi karena
pada dasarnya kegiatan excavasi adalah memberi gangguan pada situs. Bahkan
arkeolog masih ada yang tidak setuju dengan restorasi, karena pasti ada satu
sisi perubahan akibat ulah manusia. Makanya aturan yang dipergunakan untuk
mengexcavasi sebuah situs purbakala itu diatur dengan peraturan yang sangat
ketat. Dan mungkin saja ada yang terpeleset ketka melakukan penggalian
situs ini.

Kalau saja GPR sudah sedetil dan secanggih USG melihat bayi didalam perut
ibu, tentunya kita tidak perlu lagi melakukan ekscavasi situs-situs
purbakala. Cukup melihat gambar 3Dnya dalam hologram :) (mimpi kali yee).
Jadi tak perlu lagi merusak eh menganggu keaslian situs purbakala. 

Masih penasaran dengan viod dengan GPR ? 
Silahkan download papernya disini :
http://virtualacademia.com/pdf/eng84_90.pdf (Mas Danny d Pak ADB pasti dah
baca :) )
Voids Investigation at Gabbari Tombs, Alexandria, Egypt Using Ground
Penetrating Radar Technique Adel ElFouly Cairo University, Geology
Department, Giza, Egypt. 
psst yang menulis dari geologi looh, bukan arkeologi  

Mudah-mudahan kita di IAGI tidak terjebak dalam ruang nostalgia .. eh ruang
euphoria yang sangat licin ini :)

Salam nyaintifik !

RDP


--
Nasionalisme itu ekspresi perasaan ketika negaramu terpuruk

 

2013/5/2 bandon...@gmail.com

Setau saya, georadar sangat bagus untuk mengetahui logam yang bersifat
magnetik. Pernah cari bijih besi di sumatra barat pakai georadar. Tanah saja
tidak terdeteksi. Mungkin alatnya kurAng canggih.
Untuk cari ruang/gua dlm tanah aku belum pernah coba.
Salam.

Powered by Telkomsel

RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-05-02 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Betul pak, kami ini sedang dijadikan domba-domba untuk diadu-adu kemudian
dimakan oleh para srigala.

Masa iya Metoda Geofisika-Geologi (georadar, geolistrik, data bor) itu
disebut pseudo alias fantastis, dan yang logis itu yang cuma pake metoda
liat-liat dan ketok-ketok batu (mohon maaf tidak ada maksud sedikitpun untuk
melecehkan metoda paling dasar dalam geologi  ini, karena sayapun
ketok-ketok batu dulu sebelum melanjutkan ke metoda yang lebih advance) ?

Saya lihat di internet jadi banyak rekan-rekan arkeolog yang sangat
menyepelekan metoda-metoda geofisika ini dengan bilang metoda ini tidak bisa
dipake, tidak bisa dipercaya, interpretasinya bisa apa sajah, tidak valid
dst...  Inikan sangat melecehkan para ahli geologi dan geofisika. Harusnya
rekan-rekan geologi yang terlibat memberi penyuluhan yang benar pada para
arkeologi ini supaya lebih paham tentang kegunaan berbagai metoda-metoda
tersebut dan aplikasinya untuk bidang arkeologi, bukannya malah jadi
komporrr yang membuat mereka jadi semakin kepanasan.  Tapi domba panas
apalagi domba guling emang enak sih..

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
aluthfi...@gmail.com
Sent: 03 Mei 2013 6:51
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 


Wah membaca kalimat Mang Okim mana bisa ketemu kalau pijakan yang satu
geo-arkeologi logis sedangkan yang lain geo-arkeologi pseudo alias
fantastis, saya jadi teringat akhir dekade 80-an membaca buku yang ditulis
Romo Mangunwijoyo berjudul Dibawah Bayang-Bayang Adikuasa, dalam Bab Kota
UTRECHT (Belanda), diceritakan Universitas Utrecht tempat mengembangkan Ilmu
Penjajahan Indonesia, dipelajari karakter bangsa Indonesia yang mudah
terpecah belah sehingga muncullah politik devide at empera. 
Melihat kelompok Petisi 34 dan TTMPGP seperti melihat Kraton Kartosuro dan
Kraton Ngayojokarto yang tak pernah bisa bersatu. 

Hayooo kita ingat Satu Nusa Satu Bangsa Satu Bahasa. Hayooo bersatulah
UNTUK INDONESIA


Lam Salam,
LTH



Sent from my BlackBerryR
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

  _  

From: Sujatmiko m...@cbn.net.id 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Fri, 3 May 2013 00:20:59 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Dengan hormat, 

 

Sekedar sharing, setelah memperhatikan kenyataan di lapangan dan demi
penyelamatan situs yang telah diakui sebagai Punden Berundak terbesar di
kawasan Asia Tenggara yang kelestariannya dilindungi oleh Undang-undang,
maka  langkah  terpenting saat ini adalah menghentikan   upaya ekskavasi
besar-besaran yang telah direncanakan oleh  TTMPGP. Alasannya sangat
sederhana, ekskavasi pertama saja yang dilakukan TTMPGP  di lereng timur
punden  tidak mempertimbangkan slope stability dan keselamatan struktur
punden di atasnya. Selain dari itu, hasil ekskavasinya juga tidak jelas (
lobang galiannya keburu diurug dengan tanah ). 

 

Untuk pertemuan,  sebetulnya telah dilaksanakan beberapa kali, hanya mana
bisa ketemu kalau pijakan yang satu geo-arkeologi logis sedangkan yang lain
geo-arkeologi pseudo alias fantastis.

 

Wassalam, Mang Okim.

 

 

From: ginanjar.nugr...@gmail.com [mailto:ginanjar.nugr...@gmail.com] 
Sent: 02 Mei 2013 23:25
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Bad news..

Saya pikir akan ada pertemuan antara tim TTMTGP dan kelompok petisi 34 untuk
re-cheking, re-pengamatan dan re-interpretasi data data dan fakta yg ada
sebelum memutuskan lanjut tidaknya penelitian G. Padang. 

Sayang sekali...



Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Thu, 2 May 2013 09:01:38 -0700 (PDT)

To: iagi-net@iagi.or.id mailto:iagi-net@iagi.or.id%3ciagi-...@iagi.or.id
iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Good news .

Cuma setelah membaca sekilas UU mengenai cagar budaya , rupanya kewenangan
pengelolaan cagar budaya itu ber-tigkat2 sesuai dengan jenjang pemerintahan
yi Pemerintah Pusat , Propinsi dam Kabupaten/Kota.

 

si Abah

 

  _  

From: Sujatmiko m...@cbn.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id 
Cc: MGEI economicgeol...@yahoogroups.com 
Sent: Thursday, May 2, 2013 10:40 PM
Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Rekan-rekan IAGI yang budiman,

 

Puji syukur ke hadlirat Tuhan YMK bahwa kemaren , Rabu 1 Mei 2013, mang Okim
diundang oleh Pusat Survey Geologi untuk mendampingi Prof. Sutikno Bronto
dalam melakukan  peninjauan ke Situs Punden Berundak Gunung Padang  ( pasca
terbitnya Petisi Penyelamatan Situs Gunung Padang 26 April 2013 ). Untuk
mengoptimalkan hasil peninjauan ,  Prof Sutikno Bronto mengajak juga Ir.
Pudjo  Asmoro MSc , Vulkanolog di PSG,  dan Drs.Lutfi Yondri M.Hum.,
Arkeolog di Balar Bandung (peneliti utama Situs Gunung Padang ). Berkat

RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-05-02 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Untuk check and re-check, saya konsultasikan email Mang Okim di bawah ke
rekan Ali Akbar.  Pak Ali khususnya mengomentari pernyataan Mang Okin yang
ini: 

Klimaks dari peninjauan kami adalah bekas ekskavasi pertama TTMPGP di
lereng timur  Teras III yang luasnya 3 X 9 m2 dengan kedalaman 4 meter.
Ekskavasi yang dinilai oleh beberapa arkeolog di tempat  inapropriate karena
menyimpang dari SOP , ternyata lokasinya berada di lereng/tebing bersudut
kritis, sekitar 40 derajat. Jaraknya yanghanya sekitar 30 meteran di
bawah struktur Teras III yang telah mengalami pergelinciran , jelas  sangat
membahayakan keselamatan situs. Kurang dari 10 meteran di bawah ekskavasi
pertama, TTMPGP melakukan juga ekskavasi kedua  yang tidak tuntas. Di
ekskavasi kedua ini terlihat adanya beberapa balok andesit yang bercampur
dengan tanah lempungan. Hal ini memberikan indikasi bahwa balok-balok
andesit tersebut yang sumbunya tegak lurus terhadap arah tebing timur
merupakan  bawaan longsoran.  Lokasi ekskavasi TTMPGP yang diumumkan
terletak di tanah masyarakat , ternyata merupakan satu kesatuan dengan
bangunan punden berundak.

 

Ini komentar Pak Ali (saya copy-paste saja):

Perlu diketahui, peneliti yang melakukan ekskavasi di lereng timur tidak
hanya TTPMGP, tetapi juga Tim Pusat Arkeologi Nasional. Tim-tim itu telah
menutup masing-masing kotak ekskavasinya, sehingga pengamat yg tidak hadir
saat ekskavasi tidak dapat secara pasti menyebut ukuran dan kedalaman kotak
gali. Ukuran dan kedalaman kotak gali pasti didengar dari hasil
perbincangan, bukan pengamatan. 
Silakan klarifikasi kepada tim Pusat Arkeologi Nasional:
1) Yg ekskavasi di teras III itu siapa? Jauh sekali dgn lokasi ekskavasi
TTPMGP. Justru yg Mang Okim lihat itu kemungkinan besar bekas ekskavasi
Pusat Arkeologi Nasional (Nov 2012) yg ada di sekitar teras III-IV.
2) Mengapa seorang geolog dapat mengambil kesimpulanternyata merupakan satu
kesatuan dengan bangunan punden berundak? Padahal arkeolog-arkeolog
berpengalaman di tim Pusat Arkeologi Nasional menyatakan yg di tanah
masyarakat bukan  (catatan: penggalian itu di luar pagar situs, di tanah
masyarakat)

-End - 

Kemudian Pak Ali mengomentari butir 2 di atas:

Kali ini saya salut dengan pengamatan Mang Okim. Dalam 1 hari dapat
mengambil kesimpulan yg menurut saya sangat tepat. Kesimpulan seorang geolog
ini justru berbeda dgn kesimpulan arkeolog-arkeolog berpengalaman dari tim
Pusat Arkeologi Nasional.

 

Abdi oge ngiring salut Mang.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
Sujatmiko
Sent: 02 Mei 2013 22:41
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: MGEI
Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Rekan-rekan IAGI yang budiman,

 

Puji syukur ke hadlirat Tuhan YMK bahwa kemaren , Rabu 1 Mei 2013, mang Okim
diundang oleh Pusat Survey Geologi untuk mendampingi Prof. Sutikno Bronto
dalam melakukan  peninjauan ke Situs Punden Berundak Gunung Padang  ( pasca
terbitnya Petisi Penyelamatan Situs Gunung Padang 26 April 2013 ). Untuk
mengoptimalkan hasil peninjauan ,  Prof Sutikno Bronto mengajak juga Ir.
Pudjo  Asmoro MSc , Vulkanolog di PSG,  dan Drs.Lutfi Yondri M.Hum.,
Arkeolog di Balar Bandung (peneliti utama Situs Gunung Padang ). Berkat
kehadiran Pak Lutfi alhamdulilah kami diterima oleh Kepala Dinas Budpar
Cianjur dan dipertemukan dengan Direktur Cagar Budaya dan Permuseuman , Drs.
Surya Helmi . Dari diskusi yang berkembang, kedatangan Drs.Surya Helmi dan
timnya  dari Jakarta ternyata dalam rangka persiapan  MORATORIUM Penelitian
Situs Gunung Padang. Siang harinya, 14 Kepala UPT Balai Cagar Budaya dari 14
wilayah di Indonesia bergabung di Gunung Padang.

 

Di sepanjang perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang ,  kami berempat yang
sama-sama ikut menanda-tangani  Petisi 26 April 2013 mendiskusikan banyak
hal antara lain tentang reaksi keras Pak Andi Arief yang sebagai Staf Khusus
Presiden RI dianggap  tidak sepatutnya  mengeluarkan pernyataan-pernyataan
yang begitu emosional, apalagi sampai meminta 3 Menteri Kabinet dan 1 Wakil
Menteri mengundurkan diri karena dianggap ikut berperan dalam keluarnya
petisi 26 April 2013. Selain dari itu kami mendiskusikan juga tentang
temuan-temuan Tim Terpadu Mandiri Penelitian  Gunung Padang ( TTMPGP ) yang
secara luas diumumkan di media cetak, elektronik dan maya antara lain
tentang pasir ayakan, semen perekat batu, gumpalan besi sisa pekerjaan
metalurgi prasejarah, ekskavasi yang dilakukan di luar area situs, dan
lain-lain.

 

Pengamatan di kawasan Situs Gunung Padang

 

Perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang memakan waktu sekitar 1,5 jam,
melewati jalanan yang rusak cukup berat sepanjang hampir 20 km. Di lokasi
parkir mobil pertama di kawasan Gunung Padang, terlihat  bengkel pemrosesan
bijih emas dengan mesin glundung/ tromol dimana batuan bijih emasnya diambil
dari Gunung Rosa / Cikondang yang terletak agak jauh di selatan. Di lokasi
parkir atas,  terlihat singkapan batuan terubah dengan struktur pemangkasan
dan top 

RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-05-01 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
 sebabnya yang kami utamakan adalah
 demand masyarakat luas dulu. Sadahurip, seperti sy katakan
 sementara ini penelitiannya ditunda dulu. Ttg data, kalo mau
 liat dan ingin mendiskusikannya silahkan saja main2 ke
 kantor pak. Tidak dirahasiakan kok.  Engga perlu nunggu
 publikasinya.

 Salam



 Danny Hilman Natawidjaja
 LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
 Geoteknologi - LIPI

  _

 From: yustinus yuwono yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com

 Sender: iagi-net@iagi.or.id

 Date: Wed, 1 May 2013 18:29:28 +0700

 To: iagi-netiagi-net@iagi.or.id

 ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id

 Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
 TERSELAMATKAN



 Rekan Danny,



 Ini pendapat pribadi lho Pak Ketum, bukan atas lembaga
 apapun.



 Memang dahsyat diskusi geo-arkeologi piramid ini. Saya dulu
 pernah bilang, silakan teruskan penelitian ini, kita nanti
 menikmati hasilnya. Ngomong-ngomong hasil, rekan Danny H N,
 apakah sudah ada yang published? Syukur dalam majalah ilmiah
 internasional yang berwibawa? Kalau belum ya kita ini
 (diskusi ini) anggap saja ngomong2 warung kopi saja, jangan
 bawa-2 ilmiah segala lah meskipun yang ambil bagian diskusi
 para sarjana bahkan banyak yang mumpuni di bidangnya
 masing-masing.

 Bahkan dulu Danny bersedia open data untuk publik kalo
 hasilnya sudah publish, kita nanti dapat data gratis dan
 masing-2 boleh membuat interpretasi bebas. Jadi sekali lagi
 teruskan saja asal sesuai prosedur baku (baik standar ilmiah
 maupun aspek legal). Oh iya, meskipun fokus anda sekarang di
 G Padang, hasil di piramid lain (sada hurip dll) apa
 pernah di published? Anda bilang data nya kurang bagus, itu
 dari segi apa? Seingat saya di geologi, sejelek apapun data
 yang kita peroleh itu pasti berguna pada satu saat. Jangan
 hanya data yang kira2 sesuai dengan yang kita harapkan saja
 yang dianggap bagus.

 Slamat berjuang mudah-2 an hipotesis piramid ini terbukti
 secara ilmiah (meskipun secara pribadi saya pesimis), dengan
 demikian ada anak bangsa yg sanggup mengungkap sejarah
 leluhur.

 Salam,

 YSY





 2013/5/1 danny.hil...@gmail.com

 Betul begitu pak. Terimakasih atas perhatiannya.



 Danny Hilman Natawidjaja
 LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
 Geoteknologi - LIPI

  _

 From: bandon...@gmail.com

 Sender: iagi-net@iagi.or.id

 Date: Wed, 1 May 2013 05:37:43 +

 To: iagi-net@iagi.or.id

 ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id

 Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
 TERSELAMATKAN



 terimakasih pak Dany, kalau memang betul begitu.

 Powered by Telkomsel BlackBerry®

  _

 From: danny.hil...@gmail.com

 Sender: iagi-net@iagi.or.id

 Date: Wed, 1 May 2013 05:29:27 +

 To: iagi-net@iagi.or.id

 ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id

 Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
 TERSELAMATKAN



 Saya 'terprovokasi'Sadahurip dari foto yang diperlihatkan
 dua orang sahabat saya yang menemukannya (bukan Turangga
 Seta). Kemudian iseng2 melakukan satu lintasan geolistrik.
 Kebetulan ada kelompok Turangga Seta yang ikut serta.
 Hasilnya menarik tapi saya dan ADB waktu itu benar2 wanti2
 kepada mereka supaya infonya tidak disebarkan karena masih
 sangat mentah. Namun mereka ternyata membocorkannya juga.
 Terjadilah gonjang-ganjing. Kami (Tim Katastrofi) jadi kerap
 diisyukan menjadi antek2 TS yang metodanya klenik. Sampai
 akhirnya, terpaksa kami 'keluar dari persembunyian' karena
 isyu menjadi bertambah miring. Selanjutnya kami meneruskan
 survey di Sadahurip. Hasil cukup menarik, baik dipandang
 dari segi geologi atau kemungkinan adanya artefak. Survey
 sementara ini dihentikan karena dipindahkan fokusnya ke G
 Padang yang relatif lebih mudah diteliti. Mungkin nanti
 dilanjutkan lagi di Sadahurip. Kalau G. Lalakon yang
 menemukan memang Kelompok Turangga Seta. Kami hanya pernah
 melakukan geolistrik satu lintasan saja bersamaan waktunya
 dengan Sadahurip waktu survey pertamakali. Tidak pernah
 diteruskan kecuali pernah saya minta TA Sanny untuk bantu
 survey georadar, satu lintasan tapi hasilnya kurang bagus.
 Secara ilmiah kita tidak dapat mengatakan apa-apa ttg
 Lalakon. Itu saja.

 Danny Hilman Natawidjaja
 LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
 Geoteknologi - LIPI

  _

 From: bandon...@gmail.com

 Sender: iagi-net@iagi.or.id

 Date: Wed, 1 May 2013 04:26:45 +

 To: iagi-net@iagi.or.id

 ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id

 Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
 TERSELAMATKAN



 Maaf, asal usul saja; awal penelitian sadahurip, gn lalakon;
 pencetus awalnya siapa pak Dany? Sekdar bertanya saja,
 kemudian merembet ke Gn Padang. Itu yang ingin saya ketahui.

 Powered by Telkomsel BlackBerry®

  _

 From: Danny Hilman danny.hil...@gmail.com

 Sender: iagi-net@iagi.or.id

 Date: Wed, 1 May 2013 11:11:53 +0700

 To: iagi-net@iagi.or.id

 ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id

 Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
 TERSELAMATKAN



 Mohon penjelasan Mang Okim.  Yang melakukan eskavasi itu
 adalah para arkeolog UI yang

RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-05-01 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Abah, lebih baik ngomongin yang ada orangnya di sini dan yang jelas
konteknya atuh.  Yang engga ada kan tidak bisa membela diri Bah.  

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Yanto R.
Sumantri
Sent: 01 Mei 2013 19:04
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Lho , kan saya bilang KALAU ...selama ini sih saya menilai
perbedaan pendapat itu masih dalam koridor yang baik.

Saya hanya tergelitik oleh tulisan pak Miko , bahwa Pak Andi Arief sampai 

marah dan menyebut pemecatan segala ??? Apa bemer ???

Nah kalau itu bener , maka ada unsur yang saya sebutkan tadi.

 

si Abah

  _  

From: danny.hil...@gmail.com danny.hil...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Wednesday, May 1, 2013 6:58 PM
Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN





Maksudnya apa ya Bah?
Politik siapa dan untuk apa?

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

  _  

From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Wed, 1 May 2013 04:17:12 -0700 (PDT)

To: iagi-net@iagi.or.id mailto:iagi-net@iagi.or.id%3ciagi-...@iagi.or.id
iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Mang OKIM 

 

Selamat atas jasa Anda untuk tetap berpijak dijalan yang lurus , yaitu jalan
yang didasarkan atas pemikiran pemikiran ilmiah.

 

Sebenarnya perbedaan pendapat dalam ilmu apalagi geologi atau arkeologi
adalah hal yang wajar , akan menjadi tidak wajar , apabila disusupi oleh
kepentingan politik.

 

Sekali lagi hatur nuhun ,

 

si Abah

 

  _  

From: Sujatmiko m...@cbn.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id 
Cc: MGEI economicgeol...@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, April 30, 2013 7:59 PM
Subject: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN


Rekan-rekan IAGI yang budiman,




Mang Okim sungguh tidak menduga diberikan kepercayaan menjadi nara sumber di
Diskusi Ilmiah Sehari yang digelar oleh Puslit Arkenas di Pejaten Jakarta
pada Jum'at 26 April 2013 dengan tema :  Rasionalitas Gunung Padang dan
Piramida Atlantis. Adalah Prof.Ris. H. Truman Simanjuntak yang menelpon mang
Okim beberapa hari sebelumnya untuk minta kesediaan mang Okim. Mungkin
karena Dr.Budi Brahmantyo , Koordinator KRCB, tidak berada di tempat, maka
mang Okim ketiban pulung. Selain mang Okim dari KRCB,  dari Bandung diundang
juga Prof.Ris.Sutikno Bronto yang didampingi Ir.Pudjo Asmoro MSc. dari PSG,
Dr. Ony Suganda dari PVMBG., dan  Drs. Lutfi Yondrie dari Balar Bandung.
Karena dari awalnya mang Okim memang kurang sependapat dengan
hipotesis-hipotesis Tim Katastropik Purba bentukan Stafsus Presiden Bidang
Bantuan Sosial dan Bencana, maka mang Okim langsung saja menerima undangan
Prof Truman tersebut.



Yang hadir di diskusi ilmiah sekitar 40 orang ( 6 Profesor, banyak Doktor,
banyak S2 dan S1, serta wartawan cetak dan elektronik ). Diskusinya dipimpin
Drs Bambang Budi Utomo, Peneliti Utama Puslit Arkenas , didampingi oleh
Dr.Bambang Sulistyanto, Ka.Puslit Arkenas. Sebagai pembukaan, Prof Truman
Simanjuntak memaparkan tentang makna rasionalitas, halusinasi, dan hipotesis
Atlantis yang terkesan dijadikan pegangan oleh Tim Terpadu Penelitian
Mandiri Gunung Padang (TTPMGP). Selanjutnya dijelaskan  tentang penelitian
TTPMGP yang inappropriate, yang tidak mematuhi Undang-undang Cagar Budaya
dan mengabaikan proses yang baku ( karena memburu temuan ). Selain dari itu,
TTPMGP dianggap terlalu cepat memberikan interpretasi temuannya yang  tanpa
digodog langsung dilempar ke sarana publik. TTPMGP dianggap juga kurang
memahami prasejarah nasional sehingga memunculkan hal-hal sensasional
seperti adanya bangunan budaya yang maha hebat di perut G. Padang, teknologi
lebih maju dari Mesir purba, dan lain-lain. Prof. Truman menyinggung juga
tentang pseudo archeology, fantastic archeology, dll.nya.



Jalannya diskusi dan lahirnya petisi



Nara sumber  lainnya yang mendapat kesempatan  berbicara adalah Prof.
Mundardjito dari UI, Prof. Sutikno Bronto dari PSG, Drs. Lutfi Yondri dari
Balar Bandung, Dr. Ony Suganda dari PVMBG Bandung, Prof. Wahyu Hantoro dari
LIPI, Drs. Junus Satrio Atmodjo Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia, mang
Okim dari KRCB, dan lain-lainnya. Hal-hal yang disampaikan meliputi antara
lain legalitas penelitian Tim Mandiri termasuk  leadernya, MOP dari setiap
penelitian arkeologi, arkeolog pendamping dari instansi terkait sesuai
dengan yang diamanatkan dalam UU Cagar Budaya, pengerahan tenaga massa yang
dapat membahayakan keselamatan cagar budaya, dan lain-lain. Mang Okim
sendiri mengawali sharingnya dengan menyitir pesan Frederic Lahee  : One
must be careful not to draw conclusions from too brief an examination (Field
Geology, 1961, hal. 41). Karena mengabaikan pesan tersebut maka muncullah
interpretasi sensasional yang langsung diumumkan ke luar,  antara lain
tentang piramida tertinggi di dunia

RE: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

2013-05-01 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
He he he, tahu aja Pak Ketum.  

Ya, saya punya textbook si Conyers yang edisi terbarunya.

Tapi kebanyakan contoh untuk yang high frequency - shallow depth - hanya
beberapa meter.  Contoh aplikasi untuk body yang lebih besar - penetrasi
sampai 30m meter sangat sedikit di literatur.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Rovicky
Dwi Putrohari
Sent: 02 Mei 2013 7:50
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

 

Untuk diskusi yang lebih tehnis.
Dibawah ini ada paper terbaru masih panas dari oven tentang aplikasi
georadar GPR utk Arhaelogiy

*   -
http://www.sciencedirect.com/science/science?_ob=GatewayURL_method=citatio
nSearch_urlVersion=4_origin=SDTOPALERTHTML_version=1_piikey=S0926-9851%2
813%2900090-6md5=aebe41f78e2540d104d0913734f4c56d Ground Penetrating Radar
(GPR) Attribute Analysis for Archaeological Prospection   
Journal of Applied Geophysics, Available online 29 April 2013, Pages
Wenke Zhao, Emanuele Forte, Michele Pipan, Gang Tian

-- Ini salahsatu contoh aplikasi 3D GPR

Kalau teorinya mestinya team ini sudah khatam baca buku ini :

*   Conyers and Goodman, 1997   L.B. Conyers, D. Goodman
Ground-penetrating Radar: An Introduction for Archaeologists, AltaMira
Press, Walnut Creek, California (1997)

Monggo dibabar sisi tehnisnya.

RDP


--
Nasionalisme itu ekspresi perasaan ketika negaramu terpuruk

 



RE: [iagi-net] Arkeolog Duga Tinggi Bangunan Gunung Padang 110 Meter, Buatan Manusia

2013-04-02 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Lebih baik baca artikel di VivaNews ini yang lebih lengkap infonya:

http://analisis.news.viva.co.id/news/read/401651-gunung-padang--mahakarya-pe
radaban-yang-hilang

 

Salam

DHN

 

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
Franciscus B Sinartio
Sent: 02 April 2013 14:06
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Arkeolog Duga Tinggi Bangunan Gunung Padang 110
Meter, Buatan Manusia

 

Kalau tidak salah dulu ada yang interpretasi bahwa bangunan itu sengaja
dikubur untuk proteksi dari lava dan batu2an yang terlempar dari gunung
api sekitarnya dan juga mungkin dari lahar.

justru itu ngak dibongkar.  dan dicarikan pintunya.

dan katanya juga pintunya sudah ketemu.

entahlah.

 

ada yang tahu imgae GPR nya menampakkkan apa?  kan kalau ngak salah ada
rencana untuk me run GPR di Gn Padang ini

 

mudah2an cepat diketahui rahasia bangunan itu.

 

 

 

  _  

From: H Herwin henricus.her...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, April 1, 2013 2:44 PM
Subject: Re: [iagi-net] Arkeolog Duga Tinggi Bangunan Gunung Padang 110
Meter, Buatan Manusia

 

Hallo Kartiko,

Terima kasih untuk artikelnya yang sangat menarik. Saya pribadi tidak
mempunyai background yang kuat untuk berkomentar lebih banyak tetapi sangat
tertarik untuk tahu lebih banyak.

 

Saya lihat ada rekan2 IAGI yang terlibat disini, termasuk Pak Andang. Apakah
ada yang bisa memberi ulasan lebih jauh ?

 

Salam hangat,

Henky

2013/3/30 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com

http://news.detik.com/read/2013/03/30/170305/2207354/10/arkeolog-duga-tinggi
-bangunan-gunung-padang-110-meter-buatan-manusia

 

 



RE: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI

2013-03-01 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Fenomena alam yang sangat menarik Cak ADB.  
Sy coba cari lokasi danau karst ini di Google tapi engga ketemu, tapi kalo
daerah Tilatang Kamangnya sih ada di sebelah timur Kota Bukit tinggi di
jalan ke Payakumbuh.  Artinya danau ini tidak terletak pada jalur utama
patahan Sumatra yang lewat Koto Gadang (di sebelah barat Bukit Tinggi).  
Siklus isi-kosong danau yang bulanan/tahunan ini kalau sudah berlangsung
ratusan-ribuan tahun kelihatannya akan sangat baik untuk chrono-stratigrafi.
Mungkin lokasi ini akan bagus untuk studi paleoclimate dan paleoseismologi
(dari efek shaking thd liquifaction dsb).


-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Andang
Bachtiar
Sent: 02 Maret 2013 7:10
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI

Tarusan Kamang, Integrasi Wisata dan Riset Ilmiah Rabu, 27 February 2013 |
01:52 WIB

MI/Yose Hendra/ip

Metrotvnews.com, Padang: Rakit itu mulai menepi. Tini, 50, juru kemudi
dengan cekatan menujamkan gala ke sedimen keras di danau karst pada cekungan
pegunungan Bukit Barisan tersebut. Dorongan dari tuas tersebut mempercepat
laju rakit.

Dia tak sabar lagi hendak melarutkan diri dalam keramaian di pinggir danau
bernama Tarusan Kamang itu. Dalam rakit itu dia membawa serta keluarganya.
Hari itu, Sabtu (23/2), warga sekitar pinggir Tarusan Kamang, Nagari Kamang
Mudiak, Kabupaten Agam, berbondong-bondong menuju padang rumput asri dekat
'telinga' danau.

Mereka begitu antusias menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu yang datang
seperti geolog, fotografer, planalog, dan penggiat wisata.  
Tarusan ini kadang berair kadang kering. Terakhir kering Mei lalu.  
Kalau kering, tarusan berfungsi menjadi lapangan bola, dan kami ke ladang di
perbukitan Pupuakan hanya berjalan kaki, jelas Tini.

Tarusan Kamang merupakan jenis danau karst. Namun, jika danau sejenis
kandungan air tergantung intensitas cuaca, kondisi danau Tarusan Kamang
berubah-ubah. Kadang berair, kadang kering, yang masih misteri selama ini.

Untuk memecahkan misteri tersebut, berawal gonjang-ganjing sebuah foto 'dua
wajah' danau yang dijepret fotografer Erison J. Kambari, beberapa orang
geolog tertarik datang untuk meneliti.

Sejauh ini, masyarakat setempat menganggap fenomena tersebut sebagai siklus
biasa yang telah ada sejak dahulu kala. Mereka menilai air yang ada diisap
mulut goa yang ada di bibir terusan, sebab itu terkadang kering.

Menurut warga sekitar, Imran Malin Mudo, 50, ada tujuh mulut goa di bibir
danau, di kaki bukit Pupukan. Air yang ada di danau ini mengalir melalui
sungai bawah tanah di menuju ke Simarasok, Baso, Kabupaten Agam, ujarnya.

Dia menambahkan, rata-rata danau ini mengalami kekeringan satu kali dalam
setahun. Masa berair lebih lama ketimbang masa kering. Danau ini pernah
berair terus selama 2 tahun, ucapnya.

Menurutnya, proses berair terjadi selama satu bulan. Air datang saja
tiba-tiba. Tak tergantung curah hujan. Berair di saat musim kering.  
Kering saat musim hujan. Seiring itu, ikan juga bermunculan, katanya.

Pada 2000-an, dikatakan Imran, pernah terjadi keanehan. Mula genangan air
saat itu ditandai dengan letusan seperti dentuman meriam. Lokasi bunyinya
sekitar 'telinga' tarusan, di dekat bukit Pupukan. Terlepas dari folklor
itu, danau Tarusan Kamang memiliki potensi wisata plus riset ilmiah berkelas
dunia jika dikelola dengan baik.

Menanggapi hal itu, Bupati Agam Indra Catri mengatakan untuk dijadikan objek
pariwisata memang menarik, tapi ekspektasi jangan terlalu tinggi.
Tahap awal wisat, menurutnya harus survei dulu.

Danau Tarusan Kamang, ujar Indra, memang menjanjikan karena terjadi
perpaduan landscape natural dan kultural. Sebelum menjadikan tempat wisata,
kita harus mempertimbangkan dulu keseriusan masyarakat, harapan masyarakat,
budi daya yang telah dilakukan masyarakat. Setelah itu baru kita tata
sedemikian rupa, dan bangun akses, jelasnya.

Selain menarik untuk jadi objek wisata, danau dengan luas sekitar 0,38 km
persegi atau 38 ha tersebut juga seksi sebagai objek studi ilmiah.  
Menurut
Indra, kawasan danau tersebut punya kans untuk subjek studi planologi,
morfologi, kegempaan, geologi, geografi, vegetasi air.

Kawasan danau merupakan jalur patahan Semangka. Ada getaran lain yang juga
muncul di sini. Ada vegetasi yang unik. Perpaduan ini merupakan landscape
yang mesti dieksploitasi dari hari ke hari, tutur Indra.

Danau Tarusan Kamang selama ini dimanfaatkan warga untuk budi daya ikan,
kubangan kerbau, memancing, dan mandi. Kala kering, ikan-ikan yang menghiasi
tarusan banyak terperangkap dalam tambak-tambak yang dipasang sebagian
warga. Ada beragam jenis ikan di sana seperti pantau, nila, rayo, panser,
bada putih.

Misteri Mulai Terpecahkan

Ekpedisi Danau Tarusan Kamang yang dimotori penggiat wisata Sumatra Barat
Nafrin Nafilus mendatangkan geolog ternama Andang Bachtiar, Kurnia Chalik,
dan Purnama. Melalui ekspedisi itu, fenomena hilang timbulnya air danau
selama ini bisa diungkap. Di balik ekspedisi itu 

RE: [iagi-net] OOT : Prinsip Stratigrafi

2013-02-25 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
TERJEMAHAN GEOLOGIST YANG LAGI NGERES:

Hukum Original Horizontality: Yang (burungnya) horisontal cuma orang-orang
tua atau yang kurang mampu, kalo yang normal masih bisa vertikal

Hukum Superposisi : Emang kalo masih muda suka di atas, kalo sudah tua di
bawah karena udah males.

Hukum Lateral Continuity: kalo sudah nempel di lokasi yang enak biasanya
merayap terus secara lateral sampai...at the edge of the (small) basin
kemudian ...pinch out :-)



-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
abacht...@cbn.net.id
Sent: 25 Februari 2013 12:13
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net] OOT : Prinsip Stratigrafi

PRINSIP2 STRATIGRAFI (DAN TERJEMAHAN PUSING DARI YG SEDANG BONGKAR2
REFERENSI)

Hukum Original Horizontality: Beds of sediment deposited in water form as
horizontal (or nearly horizontal) layers due to gravitational settling.
Terjemahannya: Orang2 yang normal tidurnya horizontal (Hanya tentara
jaga-monyet saja yang tidurnya sikap sempurna)

Hukum Superposisi : In undisturbed strata, the oldest layer lies at the
bottom and the youngest layer lies at the top. Terjemahannya: Kurang ajar!!
Masak orang tua ada di bawah; anak muda petangkringan di atasnya.?! (Itu
dalam kondisi tidak terganggu; kalau dalam kondisi terganggu: saat orang tua
ada di atas, anak2 muda malah menghilang: mojok!!!)

Hukum Lateral Continuity: Horizontal strata extend laterally until they
thin to zero thickness (pinch out) at the edge of their basin of deposition.
Terjemahannya: Lapisan itu kalau kamu ikuti kemana-mana secara lateral, maka
kamu akan dianggap orang gila!! (Wkwkwkwkwk!!! Ngapain juga lapisan
di-ikut2-i?!)

ADB, Tebet, 21 Feb 2013
Powered by Telkomsel BlackBerryR



RE: [iagi-net-l] IAGI PENGDA KALTIM : CERAMAH GUNUNG PIRAMIDA

2012-10-10 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
 Cinta Geo-Arkeologi,



 Mang Okim



 LAMPIRAN  GAMBAR



  alat1-40.jpg

 Gambar 1 : Santapan  manusia Pawon ( 5660 - 9520 Tahun BP ) ,  beragam 
 jenis siput dan

  keong yang bagian apex-nya terpotong (  untuk memudahkan nyedot ).



 alat4-40.jpg

 Gambar 2 : Pecahan-pecahan  gerabah meng-arang yang ditemukan

  sampai di kedalaman 60 cm  ( periode antara 7320 dan 5660 tahun BP ).



 alat8-40.jpg

 Gambar 3 :  Beragam jenis artefak / alat serpih batu  manusia Pawon  
 yang banyak

  ditemukan sampai dasar ekskavasi Balar Bandung pada kedalaman sekitar 
 2 meter .



 pawon91-40.jpg

 Gambar 4 : Temuan spektakuler Tim Balar Bandung pada kedalaman 143 cm 
 , kerangka manusia

 Pawon berumur  sekitar 7320 Tahun BP ( cincin merah putih untuk 
 pembanding ).









 From: Danny Hilman [mailto:danny.hil...@gmail.com]
 Sent: 02 Oktober 2012 20:57
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] IAGI PENGDA KALTIM : CERAMAH GUNUNG PIRAMIDA



 Mohon maaf terpaksa berkomentar.  Mang Okim  paparan 'obyektif'nya 
 terlihat seperti cuplikan berita media yang sepotong-sepotong dan 
 sepihak. Tidak ada yang menghentikan dan mengambil alih penelitian 
 G.Padang kok, masih jalan terus.  Kalau hal itu benar artinya yang 
 'tersingkir oleh kekuasaan' Tim
 Mandiri dong?   Faktanya, Tim Berwenang yang sekarang dibentuk Arkenas itu
 bisa ada karena kami yang mengusulkannya ke MenDikBud.  Perkara yang 
 mengusulkannya malah ditendang oleh Tim yang terbentuk ya lain lagi 
 ceritanya :-).  Tapi mungkin lebih baik begitu sehingga kalau ada dua 
 tim independen yang melakukan penelitian akan bisa berduet untuk 
 saling mengisi dan mengkoreksi, Amien.  Semoga masalah 
 ilmiah-penelitian tidak dicampuradukkan dengan rasa sentimen dan 
 kewenangan (atau arogansi?).
 Bukankah  penelitian KRCB dulu di Gua Pawon  juga dianggap membuat 
 sakit hati dan mengganggu kewenangan institusi?  sehingga konon 
 katanya diambil alih secara paksa oleh Yang Berwenang?

 Cuplikan berita Pikiran Rakyat ttg Penelitian G.Padang yang katanya 
 'Omong Kosong' itu menarik.  Lalu apa yang akan diteliti oleh Tim Arkenas
?
 Membuktikan Omong Kosong? Wahh... seru tuh :-)

 Sekali lagi mohon maaf, banyak membanyol...



 Salam

 DHN

 Danny Hilman Natawidjaja
 LabEarth - Geoteknologi  LIPI, Gd.70
 Komplek LIPI - Gd.70, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135, Indonesia

 --
 --
 PP-IAGI 2011-2014:
 Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
 Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
 --
 -- Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 
 September 2012.
 REGISTER NOW !
 Contact Person:
 Email : pit.iagi.2...@gmail.com
 Phone : +62 82223 222341 (lisa)
 --
 -- To unsubscribe, send email to: 
 iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For 
 topics not directly related to Geology, users are advised to post the 
 email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id 
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara 
 Mulia No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no 
 event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
 limited to direct or indirect damages, or damages of any kind 
 whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out 
 of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing
list.
 -





PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com


Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa)


To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not
directly related to Geology, users are advised to post the email to:
o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran
anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas

RE: [iagi-net-l] IAGI PENGDA KALTIM : CERAMAH GUNUNG PIRAMIDA

2012-10-10 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Mang Okim anu aktip sareng sumanget pisan,
Umur C-14 age yang 13.000 BP itu memang umur unsur karbon yang ada di
lapisan pasir yang diharapkan merepresentasikan umur dari lapisan tersebut.
Apakah lapisan pasir itu bagian dari 'artefak' situs G.Padang atau alamiah
urusan lain.  Tapi kalau lapisan pasir alamiah seharusnya tidak semuda itu
tapi lebih dari satu juta tahun toh, sesuai dengan hasil pemetaan Mang Okim
dulu (catatan: umur maksimal C-14 age cuma bisa sampai 50.000 tahun = 10 x
dari waktu paruhnya)
Urusan carbon dating sebetulnya lebih di kepakaran geologi (khususnya
Kuarter, paleoseismologi dll) bukan di kepakaran Arkeologi.  Carbon dating
tidak mudah, khususnya dalam kasus ini masih diteliti apakah unsur karbon
itu berasosiasi dengan waktu 'pengendapan'nya atau karena proses sekunder
berikutnya.  Itulah kenapa saya katakan, saya sendiripun belum percaya 100%
terhadap hasil carbon dating tersebut, makanya sekarang sedang dilakukan
lagi analisis yang lebih baik.  Kita lihat saja nanti hasilnya.
Terimakasih atas masukan dan sarannya.

Salam
DHN

-Original Message-
From: Sujatmiko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: 10 Oktober 2012 11:06
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: MGEI; marwan
Subject: RE: [iagi-net-l] IAGI PENGDA KALTIM : CERAMAH GUNUNG PIRAMIDA

Yth Pak Danny nu bageur dan rekan-rekan IAGI,  

Dengan tambahan penjelasan dari Pak Bandono dan Pak Budi, maka semakin
sempurnalah flash back tentang temuan Situs Gua Pawon. Mang Okim sangat
beruntung dapat menemani Pak Budi dan Pak Eko pada penggalian eksplorasi
perdana di Gua Pawon. Saat itu mang Okim seharusnya menemani ketua Kadin
Jabar dan Pak Gubernur Jabar ke Banten tetapi mang Okim batalkan karena
dorongan hati lebih kuat ke Pak Budi dan Pak Eko yang konon akan naik angkot
ke lokasi Gua Pawon. Alhamdulilah, impian banyak arkeolog dan geolog sejak
ratusan tahun yang lalu untuk menemukan jejak  manusia pembuat artefak di
sekitar danau Bandung akhirnya menjadi kenyataan. 

Mengenai hasil carbon dating di G. Padang yang sampai 13.000-an tahun BP,
mang Okim pernah mendapat masukan dari rekan arkeolog bahwa carbon dating
baru  dilakukan kalau ada kaitannya dengan temuan artefaktual,  baik berupa
peralatan, gerabah,  sisa makanan, atau tengkorak / kerangka manusia. Contoh
yang aktual adalah carbon dating di lobang ekskavasi Gua Pawon yang
dilakukan di level-level dimana telah ditemukan tengkorak / kerangka
manusia. Kalau carbon dating dilakukan di section pemboran yang tidak ada
kaitannya dengan temuan artefaktual, maka hasilnya tidak mencerminkan umur
dari tinggalan prasejarah melainkan umur dari unsur carbon yang mungkin saja
dihasilkan dari proses alamiah ( terbakarnya gas metan atau kebakaran lokal
yang alamiah ). Dengan demikian maka hipotesis atau asumsi bahwa kalau ada
bangunan budaya di bawah titik carbon dating umurnya lebih tua dari hasil
carbon dating, hal itu seharusnya patut dipertanyakan / diragukan.

Demikian Pak Danny sekedar tambahan dari mang Okim. Semoga masukan dari
rekan arkeolog di atas dapat dipertimbangkan juga - - - agar hasil
penelitian Tim BKP di masa yad lebih sempurna - - - ta' iya !!!

Wassalam,

Mang Okim 

-Original Message-
From: Budi Brahmantyo [mailto:bud...@gc.itb.ac.id]
Sent: 10 Oktober 2012 14:22
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] IAGI PENGDA KALTIM : CERAMAH GUNUNG PIRAMIDA

Kang Danny ysh.,

Karena ada Gua Pawon, ingin ikut menanggapi.

Gua Pawon sdh tercatat dalam literatur Belanda tetapi hanya sebatas fenomena
gua saja, setahu saya tdk ada yg melaporkan adanya temuan arkeologis di
sana.
Tahun 1999 kami KRCB (saat itu Saya, Eko, dan Johan Arif) merintis utk
melakukan eksplorasi geoarkeologi dg konsep kalau di Bandung Utara sdh
ditemukan artefak 6.000 - 3.000 th yl yg dikumpulkan oleh Von Koenigswald
(1935), jangan2 hidupnya di Gua Pawon.
Tahun 2000 - 2001 kami melakukan test-pit stlh raangkaian pemetaan
geomorfologi gua dan pengukuran geomagnetik. Galian pertama th 2000 oleh
saya, Eko dan mang Okim, dan menumpulkan benda2 yg kami yakini sbg artefak
(alat tulang, alat batu, pecahan sisa2 makanan, pecahan gerabah, dll).

Lalu setelah melalui tahap diskusi panas Maret 2003 (begitu aja saya
nyebutnya) dg Balai Arkeologi Bdg / BAB (dan difasilitasi IAGI Pengda
Jabar), Juli dan Okt 2003 BAB melakukan ekskavasi arkeologis dan mengungkap
kerangka Manusia Pawon. Tahun 2005 dalam rangka thesis S2 UI pak Lutfi
Yondri, c14 dating dilakukan dg umur antara 5.600 - 9.500 (dari arang yg
selapis dg empat sisa-sisa tulang manusia).

Dari semua temuan itu, kami menarik kesimpulan sebagaimana susunan
prasejarah yg sudah mapan selama ini di Nusantara: mereka adalah kelompok
pemburu dan pengumpul hasil hutan pada Zaman Neolitik.

Gitu kronologi singkatnya. Silakan interpretasi siapa penemunya... hehehe...

Salam,
BB

 Mang Okim yang baik,

 Sekali lagi kami ungkapkan bahwa penelitian G.Padang berjalan 
 baik-baik saja, dan akan terus dilanjutkan karena hasil-hasilnya 
 positif dan bertambah menarik.  Dari 

RE: [iagi-net-l] IAGI PENGDA KALTIM : CERAMAH GUNUNG PIRAMIDA

2012-10-10 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
 konon besarnya 
 lebih 10 kali Candi Borobudur  dibangun oleh manusia yang tradisinya 
 masih berburu binatang dan kemampuannya baru bisa membuat peralatan 
 batu yang sangat sederhana seperti halnya manusia
 Pawon ?   Selain dari itu, perlu dipertanyakan kembali tentang tidak
 ditemukannya jejak-jejak artefaktual yang dapat memberikan petunjuk 
 tentang adanya pengerahan massa berikut sisa-sisa bahan bangunan yang 
 berkaitan dengan pembangunan Piramida G. Padang - - - dan juga G.
 Sadahurip - - - dan juga G. Lalakon  ( buat Tim TS ).



 Semoga korelasi sederhana antara temuan beneran di Situs Gua Pawon 
 dan temuan dugaan di Situs G. Padang di atas dapat menjadi bahan 
 pertimbangan bagi  Tim Mandiri / BKP seandainya masih merasa wajib 
 untuk melanjutkan penelitian di Situs Megalitik G.Padang  dan di G.
 Sadahurip.



 Salam Cinta Geo-Arkeologi,



 Mang Okim



 LAMPIRAN  GAMBAR



  alat1-40.jpg

 Gambar 1 : Santapan  manusia Pawon ( 5660 - 9520 Tahun BP ) ,  
 beragam jenis siput dan

  keong yang bagian apex-nya terpotong (  untuk memudahkan nyedot ).



 alat4-40.jpg

 Gambar 2 : Pecahan-pecahan  gerabah meng-arang yang ditemukan

  sampai di kedalaman 60 cm  ( periode antara 7320 dan 5660 tahun BP ).



 alat8-40.jpg

 Gambar 3 :  Beragam jenis artefak / alat serpih batu  manusia Pawon 
 yang banyak

  ditemukan sampai dasar ekskavasi Balar Bandung pada kedalaman 
 sekitar
 2 meter .



 pawon91-40.jpg

 Gambar 4 : Temuan spektakuler Tim Balar Bandung pada kedalaman 143 cm 
 , kerangka manusia

 Pawon berumur  sekitar 7320 Tahun BP ( cincin merah putih untuk 
 pembanding ).









 From: Danny Hilman [mailto:danny.hil...@gmail.com]
 Sent: 02 Oktober 2012 20:57
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] IAGI PENGDA KALTIM : CERAMAH GUNUNG 
 PIRAMIDA



 Mohon maaf terpaksa berkomentar.  Mang Okim  paparan 'obyektif'nya 
 terlihat seperti cuplikan berita media yang sepotong-sepotong dan 
 sepihak. Tidak ada yang menghentikan dan mengambil alih penelitian 
 G.Padang kok, masih jalan terus.  Kalau hal itu benar artinya yang 
 'tersingkir oleh kekuasaan' Tim
 Mandiri dong?   Faktanya, Tim Berwenang yang sekarang dibentuk Arkenas
 itu
 bisa ada karena kami yang mengusulkannya ke MenDikBud.  Perkara yang 
 mengusulkannya malah ditendang oleh Tim yang terbentuk ya lain lagi 
 ceritanya :-).  Tapi mungkin lebih baik begitu sehingga kalau ada dua 
 tim independen yang melakukan penelitian akan bisa berduet untuk 
 saling mengisi dan mengkoreksi, Amien.  Semoga masalah 
 ilmiah-penelitian tidak dicampuradukkan dengan rasa sentimen dan 
 kewenangan (atau arogansi?).
 Bukankah  penelitian KRCB dulu di Gua Pawon  juga dianggap membuat 
 sakit hati dan mengganggu kewenangan institusi?  sehingga konon 
 katanya diambil alih secara paksa oleh Yang Berwenang?

 Cuplikan berita Pikiran Rakyat ttg Penelitian G.Padang yang katanya 
 'Omong Kosong' itu menarik.  Lalu apa yang akan diteliti oleh Tim 
 Arkenas
 ?
 Membuktikan Omong Kosong? Wahh... seru tuh :-)

 Sekali lagi mohon maaf, banyak membanyol...



 Salam

 DHN

 Danny Hilman Natawidjaja
 LabEarth - Geoteknologi  LIPI, Gd.70
 Komplek LIPI - Gd.70, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135, Indonesia

 -
 -
 --
 PP-IAGI 2011-2014:
 Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
 Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
 -
 -
 -- Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 
 September 2012.
 REGISTER NOW !
 Contact Person:
 Email : pit.iagi.2...@gmail.com
 Phone : +62 82223 222341 (lisa)
 -
 -
 -- To unsubscribe, send email to:
 iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For 
 topics not directly related to Geology, users are advised to post the 
 email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id 
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara 
 Mulia No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: 
 http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no 
 event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
 limited to direct or indirect damages, or damages of any kind 
 whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out 
 of or in connection with the use of any information posted on IAGI 
 mailing
 list

  1   2   >