Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] DISKUSI PAKAR : TEKTONIK DAN POTENSI KEGEMPAAN DI PULAU SULAWESI DAN PULAU JAWA
t-unsubscr...@iagi.or.id >> >> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information >> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. >> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but >> not limited >> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, >> resulting >> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with >> the use of >> any information posted on IAGI mailing list. >> >> > > Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI) > No. Rek: 123 0085005314 > > > Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id > Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id > > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. > In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not > limited > to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, > resulting > from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with > the use of > any information posted on IAGI mailing list. > > -- Danny Hilman Natawidjaja LabEarth - Geoteknologi LIPI, Gd.70 Komplek LIPI - Gd.70, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135, Indonesia Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI) No. Rek: 123 0085005314 Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
Re: [iagi-net] Potensi Tsunami 57 m
Saya menggarisbawahi ini: "seberapa besar kemungkinan Tsunami 57 meter itu terjadi dalam 50 tahun lagi ? " Jawaban pertanyaan sangta sulit, membutuhkan penelitian dan data yang cukup banyak dan komprehensif. Namun, dalam praktek mitigasi tsunami, cukup atau tidaknya data, tetap saja harus memilih scenario gempa-tsunami mana yang akan diambil untuk tindakan mitigasi dan edukasi masyarakat. Contoh kasus Tsunami Sendai tahun 2011 itu membuktikan bahwa dengan penelitian dan data di Jepang tentunya sudah cukup komprehensif, tetap saja bisa salah ambil putusan karena memang bukan masalah mudah untuk mengkuantifikasi masalah ini. Dalam mitigasi gempa, khususnya Seismic Hazard (untuk aspek guncangan) para teknik sipil memang sangat terbiasa mengkuantifikasikan bahaya untuk desain struktur bangunan memakai cara Probabilitas (Probilistic Seismic Hazard Assesment - PSHA). Untuk desain bangunan tertentu biasanya sudah ada kesepakatan seberapa besar resiko/investasi yang harus diambil dengan cara memilih return period (level probabilistas) tertentu, misalnya: "return period" (perioda ulang) 500 tahun (= 10% probability of excedance in 50 years) atau 2500 tahun (2% probability of excedance in 50 years). Tentu makin besar return period yang diambil akan makin mahal kosntruksinya tapi makin aman. Ini yang menentukan bukan geolog tapi para ahli bangunan. Nah yang perlu digarisbawahi: PSHA yang umumnya dipakai adalah yang TIME INDEPENDENT, artinya seluruh input sumber gempa DIASUMSIKAN MULAI DARI AWAL SIKLUS (T0). Jadi dalam PSHA ini sumber gempa megathrust Aceh-Andaman yang sebagian besar sudah keluar energinya tahun 2004 bisa terhitung sama probabilitas atau potensinya dengan megathrust Mentawai yang belum banyak keluar energinya dan sudah di akhir siklus, karena dua-duanya di-reset ke Time nol dalam siklus gempanya. Tapi hal ini dianggap no problem untuk perhitungan keamanan konstruksi bangunan. Memang untuk membuat PSHA yang TIME DEPENDENT itu sangat sulit. Datanya harus lengkap semua, setiap sumber gempa harus diketahui siklus/frekuensi dari "characteristic earthquake"nya dan juga kapan kejadian yang terakhir. Dengan diketahui dua parameter ini kan bisa untuk mengkuantifikasikan likelyhood/probabilitas the next earthquake nya. Di dunia ini belum banyak PSHA Time Dependent, atau bahkan belum ada. yang saya tahu yang sudah dilakukan PSHA Time dependent adalah di Southern California, itupun khusus untuk San Andreas Fault yang sudah cukup lengkap datanya. Demikian yang saya tahu. Salam, DHN 2018-04-06 13:39 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>: > *Apakah prosentase (frekuensi kejadian) penting? * > > Ini pertanyaan yang menjadi *sangat penting*, terutama kalau diberikan ke > ahli teknik sipil yang akan dipakai dalam membuat konstruksi.Ketika geolog > memberikan angka ke Teknik sipil, selalu saja menjadi konsen utama bagi > ahli sipil ketika akan membuat konstruksi. Ahli sipil akan menggunakan data > geolog dalam merencanakan yang tentusaja akan berhubungan dengan BIAYA, ya > biaya. > > Dalam membuat bendungan, ahli teknik sipil selalu meminta data pengukuran > hujan 100 tahun terakhir. Namun selalu pengukuran hujan itu ga akan ada > data kalau mau membuat 100 tahun yang lalu. Nah ada satu formula menarik > yaitu hurst exponent, yaitu prediksi berapa besaran hujan terbesar dalam > 100 tahun. Ini digunakan bila bendungan diharapkan mampu menahan banjir 100 > tahunan. Dari perhitungan inilah maka ahli teknik sipil akan membuat > konstruksinya.Seolah-olah, bagi ahli teknik sipil, tidak ada jembatan atau > bendungan yang tidak dapat dibuat. > > Saya kira demikian juga untuk kegempaan, perlu sebuah angka yang nantinya > akan dipakai ahli sipil. Kalau geolognya memberikan angka potensinya > sebesar itu ya *konsekuensinya biaya besar*. Termasuk misalnya mengatakan > potensi longsornya besar, ya tentu nantinya konstruksinya diharapkan mampu > menahan potensi yang diperkirakan geolog. Kalau hitungan keekonomian > (biaya) masih bisa masuk ya tentunya akan dikerjakan. Kalau enggak mampu ya > tidak dikerjakan. > > Nah pertanyaannya sebenernya valid, seberapa besar kemungkinan Tsunami 57 > meter itu terjadi dalam 50 tahun lagi ? > Nah saya kira, itu nanti akan dipakai untuk menentukan konstruksi penahan > dalam mitigasinya. > > Bagaimana kalau geologist ga bisa jawab ? > Atau geolognya menjawab *"hanya tuhan yang tahu ?"* > > Malah saya jadi inget Sri Mulyani kebingungan > >> "Pak Arcandra bilang hanya Tuhan yang tahu, waduh kalau itu susah juga >> kita kan. Jadi hulu harus dibereskan, distribusi di hilir juga harus >> dibereskan," tutur Sri Mulyani. >> > https://economy.okezone.com/read/2016/12/15/320/1567321/ > respons-pernyataan-arcandra-sri-mulyani-waduh-susah-juga > > RDP > > > RDP >
Re: [iagi-net] Potensi Tsunami 57 m
He he he Pak Dhe rupanya penasaran ni... JAWABAN singkatnya: TIDAK TAHU URAIAN singkatnya: pertanyaan ini sepertinya sederhana namun sebenarnya luar biasa ruwet. Mungkin ilmuwan gempa Jepangpun bakal berkerut-kerut keningnya kalo ditanya hal ini untuk kasus segmentasi megathrust di Jepang meskipun data yang ada terbilang paling lengkap di dunia. Untuk mengetahui karakteristik tektonik dan siklus gempa setiap segmen saja tidak mudah, apalagi untuk interaksi beberapa segmen; Ini menyangkut masalah mekanik statis, dinamis dan proses interaksi dan perturbasi siklus gempa yang ruwets bingits. Mungkin solusinya akan sederhana apabila kita punya data sejarah kegempaan yang lengkap dan panjaang sekali, katakanlah untuk kurun 10 ribu terakhir, sehingga tinggal pake statistik 'bodo' aja... nah untuk saat sekarang masih belum ada (world-wide). ILUSTRASI singkat: Bencana Tsunami Sendai-Jepang tahun 2011 (M9+) itu sangat mengagetkan...Kenapa? karena data paleoseismik hanya tahu bahwa ada satu kejadian gempa-tsunami dengan M9+ sekitar 1000 tahun lalu di wilayah tersebut; Namun dalam kurunseratus tahun terakhir gempa besar yang terjadi maksimum hanya bermagnitudo 8+dengan perioda ulang puluhan tahun. Olehkarena itu gempa 8+ inilah yang dipakai untuk tujuan praktis mitigasi bencana, termasuk untuk menentukan tinggi benteng penahan tsunami...Nah apesnya malah M9+ ini yang datang... sehingga benteng tsunami yang dibuatpun terlibas habisgimana tuh? Apakah prosentase (frekuensi kejadian) penting? Segmen megathrust Aceh-Andaman tahun 2004 itu panjangnya mencapai 1200km, bergerak sekaligus dalam waktu sekitar 6 menit. Salam, DHN 2018-04-05 15:03 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>: > Seberapa prosentase kemungkinan seluruh segment ini bergerak "bareng" > dalam selang waktu singkat ? > > Btw, ada yg inget (tahu) berapa lama (menit) segment sepanjang 800km di > aceh itu bergerak ? > > Salam waspada > > Rdp > > On Thursday, April 5, 2018, Danny Hilman Natawidjaja < > danny.hil...@gmail.com> wrote: > >> Apa yang diuraikan Pak Rovicky, umumnya sepaham, cuma mengenai >> itung-itungan probabilitas perlu ada diskusinya sedikit. >> >> 1. benar bahwa perkiraan maksimum magnitude itu didapat dari mengukur >> besar sumber sesar (panjangxlebar) dikalikan rigiditas batuannya, dan ya >> panjangnya bisa mencapai 1000 km dengang lebar 150 - 200 km. >> 2. dari data seismisitas terlihat jelas bahwa segmen megathrust dari >> wilayah Selat Sunda sampai selatan Jawa Barat itu merupakan "seismic gap", >> yang artinya merupakan wilayah yang seismisitasnya 'sepi' >> (=tidak/belum/sedikit sudah mengeluarkan akumulasi strainnya) --> jadi bisa >> dianggap punya potensi sebagai the next megathrust event di jalur Sunda >> Subduction Zone >> 3. Disertasi Rahma Hanifa yang menggunakan modelling data GPS >> memperlihatkan bahwa semne megathrust di Selatan Jawabarat itu dalam >> kondisi "locked" (mengakumulasi strain) dan dari area locked zone nya ini >> dia menghitung maximum magnitudenya M8.7. >> 4. Dalam "worst case" scenario dimungkinkan melibatkan beberapa segmen >> sekaligus dalam satu kejadian gempa, sehingga segmen megathrust yang >> diteliti Rahma ditambah segmen di Selat Sunda kalau disatukan menjadi M9 >> (catatan: Gempa 9.2 Aceh-Andaman tahun 2004 itu menggerakan 3-4 segmen >> sekaligus) >> >> Perlu diketahui bahwa seminar di BMKG kemarin itu judulnya "SEMINAR >> ILMIAH..." bukan acara disseminasi pengetahuan kegempaan untuk masyarakat >> umum. Dalam pembahasan ilmiah segala aspek termasuk berbagai perhitungan >> dan scenario hazards dapat atau harus dibahas. Masalah scenario mana yang >> akan disampaikan ke publik untuk kesiapsiagaan atau scenario mana yang akan >> diterapkan , misalnya untuk membuat peta tsunami inundation atau sebagai >> dasar untuk menerapkan kode bangunan adalah masalah lain lagi. >> Isi yang komplit dari seminar kemarin dapat dilihat di link youtube di >> bawah; presentasi saya di bagian awal dan presentasi Widjo (tsunami) di >> bagian akhir: >> https://youtu.be/HpJ_9wjrVtk >> >> Umumnya potensi bencana tsunami yang dikomunikasikan ke masyarakat atau >> untuk membuat peta inundasi adalah yang deterministik (berdasarkan scenario >> sumber) bukan yang probabilistik. Peta PTHA (Probabilistic Tsunami Hazard >> Assesment) untuk seluruh Indonesia juga kita punya(sudah dibuat). Di PTHA >> ini tsunami hazard (tinggi maksimum tsunami) untuk pesisir Jawa rata-rata >> lebih tinggi dari Sumatra. >> >> Perlu juga diperhatikan bahwa isyu megathrust untuk Jakarta ini bukan hal >> baru tapi isyu lama. Sudah pernah dibuka tahun 2014 dan keti
Re: [iagi-net] Potensi Tsunami 57 m
ggota ditujukan ke: >>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI) >>> No. Rek: 123 0085005314 >>> >>> >>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id >>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id >>> >>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information >>> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. >>> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but >>> not limited >>> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, >>> resulting >>> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with >>> the use of >>> any information posted on IAGI mailing list. >>> >>> = >>> >>> >>> >>> >>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) >>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI) >>> No. Rek: 123 0085005314 >>> >>> >>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id >>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id >>> >>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information >>> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. >>> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but >>> not limited >>> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, >>> resulting >>> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with >>> the use of >>> any information posted on IAGI mailing list. >>> >>> >> >> >> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) >> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI) >> No. Rek: 123 0085005314 >> >> >> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id >> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id >> >> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information >> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. >> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but >> not limited >> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, >> resulting >> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with >> the use of >> any information posted on IAGI mailing list. >> >> > > > > Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI) > No. Rek: 123 0085005314 > > > Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id > Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id > > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. > In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not > limited > to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, > resulting > from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with > the use of > any information posted on IAGI mailing list. > > -- Danny Hilman Natawidjaja LabEarth - Geoteknologi LIPI, Gd.70 Komplek LIPI - Gd.70, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135, Indonesia Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI) No. Rek: 123 0085005314 Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
RE: [iagi-net] Gempa di Kinibalu
IAGI netter ysh, Gempa Kinibalu M6 bulan lalu hal biasa-biasa saja; banyak yang ‘lebih aneh/surprise’ dibanding itu karena lokasinya yang bukan di, atau jauh dari active plate boundaries atau active intra-plate fault zones. Prinsip dasarnya karena plates tidak benar-benar rigid seperti yang di asumsikan dalam teori plate tectonics tapi “deformed” juga, yang dipelajari dalam konsep continental tectonics. Relative motions antar plates adalah penyebab utama terjadinya akumulasi stress di mana saja, tidak terkecuali di Kalimantan, apalagi wilayah Kinibalu tidak terlalu jauh dari plate boundaries, yaitu subduction zones di Philipine dan Manilla Trench, juga di Utara Sulawesi. Jadi, ada relative motions diantara SE Asian, Philipine-sea, dan Pacific Plates. Gempa bisa terjadi di jalur sesar yang masih terus bergerak aktif tapi bisa juga di sesar tua yang direaktifasi karena akumulasi strain dari present regional field stress; atau mungkin juga karena gravity seperti di-ulas Bung Ben dan Pak Habash. Tapi saya tidak melihat alasan karena gravity karena lokasi episeternya di-tengah-tengah perbukitan bukan di pinggiran. Apa alasannya tiba-tiba ada ketidakstabilan gravity atau isostasi yang memicu gempa M6 ini? Kecuali kalau memang ada aktifitas magma atau “plume” di bawahnya. Dari focal mechanism Gempa Kinibalu ini sesar normal dengan arah strike NNE, searah dengan bentuk memanjang teluk di utaranya, atau garis pantai NNW Borneo dan continental margin yang juga berarah NNE di South China Sea. Jadi mungkin saja ada struktur sesar aktif tapi sliprate-nya sangat rendah, atau yang lebih mungkin adalah struktur tua yang direaktifasi. Gempa pada struktur tua di wilayah yang jauh dari active plate boundaries yang direaktifasi ini banyak contohnya, bahkan bisa sampai skala magnitud 8 seperti terjadi di New Madrid – di sisi timur Benua Amerika Utara yang posisinya berada di timur Passive Margin Atlantic Ocean Plate. Di wilayah ini, selain New Madrid, ada juga gempa di New Hampshire tahun 1638 M 6.5-7.0 atau di Charleson tahun 1886 M 7.0. Contoh lain, di Australia ada gempa Meeberie tahun 1941 , M 7.2, di dekat Kota Perth di sebelah barat Benua Australia yang posisi active tectonicnya bisa dibilang ‘lebih stabil’ dibanding Kalimantan. Ini adalah gempa terkuat dalam sejarah Australia. Lainnya adalah gempa Meckering tahun 1968, M6.8-6.9 di Selatan Perth, yang merupakan gempa kedua terkuat. Kemudian, mungkin rekan-rekan masih ingat dengan gempa kembar M 8.6 dan M8.2 di Lautan Hindia sebelah barat Sumatra pada bulan April 2012. Gempa ini merupakan gempa strike-slip fault terbesar yang pernah terekam alat. Apakah gempa twin 2012 ini berada pada zona tektonik aktif? TIDAK, tapi terjadi pada struktur tua sesar-sesar transform dan ridges yang sebenarnya sudah tidak aktif lagi (se-generasi dengan “Ninety nineeast ridges dan Wharton basin). Spreading center dan struktur transform dan ridges yang sekarang aktif berada jauh di sebelah selatan-nya. Indian dan Australian plates ini statusnya bergerak secara passive saja. Reaktifasi kemungkinan terjadi karena modern relative plate motion membuat Indian Ocean Plate secara regiona berputar searah jarum jam sehingga menggerakkan bidang-bidang diskontinuitas di-dalamnya, termasuk gempa 2012 ini. Salam, DHN From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Ben Sapiie Sent: 06 Juli 2015 11:28 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Gempa di Kinibalu Pak Habash, Saya pikir sangat mungkin sekali Kalau Ini yang memicu sesar2 aktif yg dorman cukup lama. Mechanism Ini Paling mudah dimengerti dibandingakan long term stress accumulation yg disimpan dalam batuan. Perlu diteliti lebih lanjut Utk Hal Ini terutama yg berkaitan dgn plume tectonics. Salam, BS Sent from my iPhone On Jul 6, 2015, at 9:12 AM, Habash Semimbar hse...@gmail.com wrote: Apa tidak mungkin terjadi Gravity tectonics disini? Kalau kondisinya memungkinkan, Gravititional Movement kan bisa terjadi dimana saja, tidak harus di jalur gempa? Maaf, saya bukan ahli tektonik... ? Salam, Habash On Jun 6, 2015 3:56 PM, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote: Ini terjadi gempa di Kinibalu, Borneo, belum ada komentar dari mana asalnya gempa itu? Apakah ada sesar geser besar? Subduction? Collision? Barangkali ada teori lain? Wassalam RPK Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe:
RE: [iagi-net] Gempa Nepal dan Potensi Gempa di Indonesia
Pak Ban ini pintar mancing-mancing J Dongeng pakde RDP ttg Gempa nepal dipicu dan bisa memicu gempa di Indonesia tentu saja lebay... pergerakan gempa Nepat M7.8 yang hanya beberapa meter amat-sangat sedikit alaias bisa diabaikan pengaruhnya ke sumber gempa lain yang jaraknya ribuan kilometer walaupun dalam tektonik regionalnya terkait atau masih dalam satu sistem regional. Malah kalau dari logika tektoniknya pergerakan gempa Nepal malah mengurangi ketegangan (tectonic stress) yang ke arah Indonesia... hmm bagaimana bisa? Ingat model Indentasi Tektonik dari Tapponier bahwa indentasi/tumbukan lempeng India ke arah Utara terhadap Asia menyebabkan pegunungan Himalaya naik, namun tidak seluruhnya stress dari tumbukan ini terserap, melainkan sisanya ditransfer secara Lateral ke arah Timur terus ke Selatan, yaitu ke Indonesia (berhubugan dengan pergerakan Red River Fault dan Sumatran Fault. Pergerakan Thrust di Nepal menyebabkan pergerakan hanging wall ke arah Selatan pada bidangnya yang miring ke Utara. Artinya gempa-gempa thrust di Nepal mengurangi tekanan indentasi India yang ke arah utara-timur-selatan ini, bukan sebaliknya. Ini big picture-nya, tapi kalau hubunan interaksi langsung per-kejadian gempa anatara Nepal dan Indonesia tentu bisa diabaikan. Nah kalau gempa Nepal M7.3 yang terjadi kemarin baru benar-benar dipicu oleh Gempa Nepal M7.8 bulan lalu karena source gempa (bidang patahan aktif yang pecah) dari kedua gempa tersebut persis bersebelahan. Gempa M7.3 kemarin “rupture”nya persis di ujung Timur rupture gempa M7.8. Salam, DHN From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Bandono Salim Sent: 06 Mei 2015 6:01 To: Iagi Subject: Re: [iagi-net] Gempa Nepal dan Potensi Gempa di Indonesia maaf pak, kalau sosialisasi lewat IAGI net; bisa menyentuh perhatian para pejabat dgn daerah rawan gempa dan tsunami berapa %?. Sekarang ilmunya DR Danny untuk meramal kejadian lokasi dan besaran gempa; sangat bermanfaat. hayo pa DH; keunggulan Anda sangat dinantikan. salam sejahtere, bdn. Pada 5 Mei 2015 11:26, S. (Daru) Prihatmoko sprihatm...@gmail.com menulis: Selamat pagi para “iagiers… Di bawah ini link berita yg bersumber dari “dongeng” pakde Rovicky. http://news.detik.com/read/2015/05/04/181338/2905369/10/dampak-gempa-nepal-pada-indonesia-waspadai-gempa-besar-di-sini http://news.detik.com/read/2015/05/04/181338/2905369/10/dampak-gempa-nepal-pada-indonesia-waspadai-gempa-besar-di-sini? Kewaspadaan, kesadaran dan kesiapan menghadapi gempa (dan bencana kegeologian yg lain) memang perlu terus didengungkan, agar kita semua tidak terlena, terutama masyarakat di sekitar daerah berpotensi bencana. Peristiwa geologi spt gempa bumi, gunung meletus, tanah longsor, banjir, pendangkalan (sedimentasi) dll - yg sebagiannya bisa berujung menjadi bencana adalah suatu keniscayaan (kecuali waktu kejadiannya yg tidak/ belum bisa diprediksi)…. Beberapa darinya dapat diusahakan memitigasinya, seperti tanah longsor, banjir dimana bisa diupayakan pengurangan sebab-musababnya. Tetapi untuk sebagian yg lainnya spt gempa bumi dan letusan gunung api, yang bisa dilakukan dng bersiap diri untuk menghadapi dan menghindari dampak-nya. Apa yg di-“dongeng”-kan pakde RDP saya pahami sebagai upaya sosialisasi untuk memperkuat kesadaran dan kesiapan masyarakat di daerah potensi gempa bumi (yg secara geologi/ tektonik dapat diperkirakan). Salut…untuk hal ini, krn di era teknologi komunikasi sekarang ini akan dan telah tersebar sangat cepat. Namun kita (geologist) juga perlu bersiap-siap menjawab pertanyaan-pertanyaan awam ttg potensi gempa ini. Seperti misalnya kapan dan dimana tepatnya gempa akan terjadi? Bahkan tadi pagi via sms seseorang yg mengatas-namakan masyarakat pesisir barat Sumatera meminta klarifikasi ttg hal ini. Salam waspada, Daru Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
RE: [iagi-net] tim-geologi-ekspedisi-nkri-temukan-bukit-unik-berisi-batu-heksagonal-di-bima
Sangat menarik. Dari deskripsi umum dan 3 buah foto bukit singkapan beresolusi rendah sepertinya batuan columnar joint dalam formasi primer alamiah. Namun dari satu foto yang lebih close up memperlihatkan kemasan batuan yang tidak menunjukan “interlocking” antara batuan columnar-nya dan juga ada banyak celah diantaranya, tidak rapat seperti formasi alamiah yang primer..atau apakah pelapukannya sudah demikian lanjut sehingga sudah sangat terdesintegrasi...agak sulit menganalisa lebih lanjut kemasan batuan ini hanya dari 1 buah foto beresolusi rendah ini. Yang jelas, terlihat kedudukan arah kolom batuan ini (sub)horisontal. Jadi kalau ini lapisan batuan columnar joint alamiah maka kedudukan perlapisannya harus (hampir) tegak lurus, bisa berupa “Dyke”(korok) atau lava Tersier yang sudah mengalami deformasi lanjut (sehingga lapisannya tegak). Oleh karena itu seharusnya tim dapat menemukan/memetakan lapisan ini, termasuk batas kontak atas dan bawahnya dengan formasi batuan disekitarnya. Entah seberapa sulit medannya di situ. Nanti saya coba cari kenampakan morfologi dari SRTM-30-nya, mungkin bisa membantu. Sayangnya tidak ada lokasi geografis (lat-lon) persisnya dari singkapan ini ya. Salam, DHN From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of pak soegiri Sent: 24 April 2015 6:25 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] tim-geologi-ekspedisi-nkri-temukan-bukit-unik-berisi-batu-heksagonal-di-bima Pak Masykur ini Geologist alumni UGM yang memang dinas di Bapeda Kab. Bima . Salam Sg On Apr 23, 2015 10:36 PM, MINARWAN minarw...@gmail.com wrote: Ini versi lengkapnya Mas: http://www.ekspedisinkri.com/2015/04/tim-geologi-ekspedisi-nkri-temukan.html Masykur mengaku belum mengetahui apakah batuan tersebut terbentuk berdasarkan proses alamiah atau hasil karya tangan manusia.Kami masih dalami itu susunan apa sebetulnya. Namun kalau secara ilmiah, ada juga penjelasan yang masuk akal, terangnya. Masih ragu kalau Pak Masykur itu seorang geologist? Minarwan 2015-04-23 9:34 GMT+07:00 Amir Al Amin amir.al.a...@gmail.com: hkalau geologist mustinya ga terlalu heran yah..? apalagi bingung mengaku belum mengetahui apakah batuan tersebut terbentuk berdasarkan proses alamiah atau hasil karya tangan manusia mudah2an hanya pers salah kutip. -- - when one teaches, two learn - http://www.linkedin.com/in/minarwan EKSKURSI 200 TAHUN ERUPSI TAMBORA 55 TAHUN IAGI Bima, NTB tanggal 11-14 April 2015 http://www.iagi.or.id/event/200-years-of-tambora-eruption-iagi-55th-anniversary Registrasi: Email : sekretariatm...@gmail.com Telp : 085262076783 (Enrico Aritonang) Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. EKSKURSI 200 TAHUN ERUPSI TAMBORA 55 TAHUN IAGI Bima, NTB tanggal 11-14 April 2015 http://www.iagi.or.id/event/200-years-of-tambora-eruption-iagi-55th-anniversary Registrasi: Email : sekretariatm...@gmail.com Telp : 085262076783 (Enrico Aritonang) Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In
RE: [iagi-net] kesamaan nkri
Walah... kok jadi membandingkan jeruk dan apel ya pak? Akan lebih bermanfaat kalau mengkaji fakta dan uraian dari setiap informasi/pendapatnya dulu sebelum dibandingkan dan kemudian menghasikan kesimpulan ‘gado-gado’. From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Bandono Salim Sent: 31 Maret 2015 22:28 To: Iagi Subject: [iagi-net] kesamaan nkri mari kita lihat suatu wilayah ditinjau dari dua teori, yang berbeda cara memandangnya. satu dari kisah Plato satu lagi dari matematikawan yang mendasarkan pemahannya tentang kitab suci agamanya dan ilmu matematik. begitulah teori dpt berbeda betdasar keyakinan pengikutnya. EKSKURSI 200 TAHUN ERUPSI TAMBORA 55 TAHUN IAGI Bima, NTB tanggal 11-14 April 2015 http://www.iagi.or.id/event/200-years-of-tambora-eruption-iagi-55th-anniversary Registrasi: Email : sekretariatm...@gmail.com Telp : 085262076783 (Enrico Aritonang) Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. EKSKURSI 200 TAHUN ERUPSI TAMBORA 55 TAHUN IAGI Bima, NTB tanggal 11-14 April 2015 http://www.iagi.or.id/event/200-years-of-tambora-eruption-iagi-55th-anniversary Registrasi: Email : sekretariatm...@gmail.com Telp : 085262076783 (Enrico Aritonang) Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
[iagi-net] Ranking Peneliti Indonesia berdasarkan Citations
Menarik untuk disimak. Baru-baru ini Project http://research-acumen.eu/ ACUMEN of European Commission 7th Framework Programme, Capacities, Science in Society melakukan survey Ranking Peneliti di seluruh dunia termasuk Indonesia berdasarkan Google Scholar Citations. Di bawah ini adalah weblink untuk hasil surveynya: http://www.webometrics.info/en/node/96 Citation adalah parameter standar yang umum digunakan dalam dunia ilmiah untuk mengukur prestasi peneliti (baik orang lain ataupun sendiri) dilihat dari berapa banyak publikasi yang dirujuk orang. EKSKURSI 200 TAHUN ERUPSI TAMBORA 55 TAHUN IAGI Bima, NTB tanggal 11-14 April 2015 http://www.iagi.or.id/event/200-years-of-tambora-eruption-iagi-55th-anniversary Registrasi: Email : sekretariatm...@gmail.com Telp : 085262076783 (Enrico Aritonang) Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
RE: [iagi-net] Fracturing-induced Earthquake?
Pak Yatno, Hydrofracturing itu fracturing atau faulting yang terjadi atau terpicu karena ada penambahan tekanan air pori. Saya pikir yang dimaksud dengan topik di sini adalah yang berasosiasi dengan kegiatan manusia seperti pemboran atau pembuatan bendungan misalnya. Hydrofacturing yang terjadi secara alamiah tentu juga banyak. Salam, Danny From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus yuwono Sent: 21 Januari 2015 1:54 To: iagi-net Subject: RE: [iagi-net] Fracturing-induced Earthquake? Rekan Danny n yg lain, mohon pencerahan. Yg dimaksud hydrofracturing, fracture induce earthquake itu yg bagaimana ya, just courious. Saya hanya tahu induced fracture dalam drilling, yaitu fracture pada batuan yg terlihat pada inti bor yang diakibatkan oleh drilling process. Trimakasih sebelumnya. Salam, YSY On Jan 8, 2015 3:26 PM, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com wrote: Dalam hydrofracturing dalam kaitannya dengan earthquake triiger: Tekanan air pori pada bidang fracture/fault akan menurunkan “normal stress” sehingga gaya friksi (=normal stress x coeficient friction) akan turun. Hal ini yang bisa menyebabkan gaya tektonik (field stress) pada sekitar fracture/fault yang tadinya di bawah gaya friksi-nya bisa menjadi relatif lebih besar dari gaya friksi fracture/fault sehingga menyebabkan “faulting” atau pergesaran -à gempa. Salam, DHN From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of surah...@ymail.com Sent: 07 Januari 2015 11:24 To: IAGI Subject: Re: [iagi-net] Fracturing-induced Earthquake? Terimakasih pakdhe, penjelasannya. Personally, kalo boleh saya simpulkan sementara terkait risk/hazard potential, seperti dalam article USGS: 'unknowns questions moving forward'... Salam, Rahmat Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network. From: Rovicky Dwi Putrohari Sent: Rabu, 7 Januari 2015 07.18 To: IAGI Reply To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Fracturing-induced Earthquake? Mas Eko bener soal website terkenal tersebut. Tetapi saya ingin sedikit menjelaskan tentang Micro Seismic (MS), yang dalam bahasa awam sama saja dengan micro earthquake. Untuk memonitor efektifitas dan efisiensi proses hidrofracturing menggunakan teori atau cara yang dipakai dalam earthquake monitoring. Alatnya sama saja berupa geophone utk merekam gemeretak-nya batuan ketika direkahkan. Pada dasarnya earthquake besar yang kita rasakah juga berup rekah dan atau akibat bergesernya batuan. Identifikasi dan mengenali titik-titik episenter (pusat gempa) ini, sejatinya sama dengan titik-titik rekahnya batuan saat dilakukan hydrofracture. Dan MS ini dimanfaatkan untuk alat monitoring kegiatan hydrofracture. HESS sebagai perusahaan operator shale gas/shale oil juga memonitor hal ini seperti dilansir dalam websitenya : http://www.hess.com/technology/finding-oil-and-gas/microseismic-monitoring USGS juga mencatat man made earthquake ini : http://www.usgs.gov/blogs/features/usgs_top_story/man-made-earthquakes/ Trigger (pemicu dari sebuah gempa besar memang menjadi menarik. Walaupun seringkali masih diabaikan. Daerah-daerah matang (seismic gap) bisa diketahui dari sejarah kegempaan zona gempa. Namun kapan potensi gempa ini akan tertrigger masih menjadi kajian. Danny Hilman lebih tahu soal ini. Dan khususnya untuk Indonesia yang sedang mengalami stress tentunya perubahan-perubahan kecil memang wajar kalau dikhawatirkan mampu mentrigger gempa besar. Fracture induce earthquake ini memang menjadi konsen terutama di Eropa yang secara tektonik lebih banyak stress ketimbang Amerika (kecuali sekitar San Andreas tentusaja). Sehingga penolakan unconventional shale oil/shale gas dengan hydro-fracturing ini lebih kuat di eropa. Artikel sederhana ada dalam First Break Vol 29, July 2011 Identifying faults and fractures in unconventional reservoirs through microseismic monitoring Silahkan lihat lampiran gambar ini. Fracture itu dapat mencapai jangkauan hingga 600-800 meter dari lubang sumur. jarak ini akan menentukan seberapa sering spasi antar sumur horizontal nantinya. Salam RDP -- Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip. On Tue, Jan 6, 2015 at 1:15 PM, Eko Prasetyo strivea...@gmail.com wrote: Wkwkwwk, The VERGE :P Kalo saran saya sih, untuk yang hal-hal sains berat atau hal-hal teknologi berat, jauh2lah dari The VERGE. Ini situs sangat komersial, setali tiga uang lah dengan Engadget, Tom's Hardware, atau Gadgt, rentan artikel berbayar dan jauh dari jurnalisme, kebanyakan hanya artikel berat di opini. On Tue, Jan 6, 2015 at 2:00 PM, surah...@ymail.com wrote: Dear fellow IAGI-netters, Tulisan Menarik dari The Verge.com, one of the well established gadget, tech science web: www.theverge.com/2015/1/5/7495823/fracking-felt-earthquake-ohio-hydraulic-fracturing - 'A magnitude 3 earthquake in 2014 was one of the largest earthquake ever
RE: [iagi-net] Fracturing-induced Earthquake?
Dalam hydrofracturing dalam kaitannya dengan earthquake triiger: Tekanan air pori pada bidang fracture/fault akan menurunkan “normal stress” sehingga gaya friksi (=normal stress x coeficient friction) akan turun. Hal ini yang bisa menyebabkan gaya tektonik (field stress) pada sekitar fracture/fault yang tadinya di bawah gaya friksi-nya bisa menjadi relatif lebih besar dari gaya friksi fracture/fault sehingga menyebabkan “faulting” atau pergesaran -à gempa. Salam, DHN From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of surah...@ymail.com Sent: 07 Januari 2015 11:24 To: IAGI Subject: Re: [iagi-net] Fracturing-induced Earthquake? Terimakasih pakdhe, penjelasannya. Personally, kalo boleh saya simpulkan sementara terkait risk/hazard potential, seperti dalam article USGS: 'unknowns questions moving forward'... Salam, Rahmat Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network. From: Rovicky Dwi Putrohari Sent: Rabu, 7 Januari 2015 07.18 To: IAGI Reply To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Fracturing-induced Earthquake? Mas Eko bener soal website terkenal tersebut. Tetapi saya ingin sedikit menjelaskan tentang Micro Seismic (MS), yang dalam bahasa awam sama saja dengan micro earthquake. Untuk memonitor efektifitas dan efisiensi proses hidrofracturing menggunakan teori atau cara yang dipakai dalam earthquake monitoring. Alatnya sama saja berupa geophone utk merekam gemeretak-nya batuan ketika direkahkan. Pada dasarnya earthquake besar yang kita rasakah juga berup rekah dan atau akibat bergesernya batuan. Identifikasi dan mengenali titik-titik episenter (pusat gempa) ini, sejatinya sama dengan titik-titik rekahnya batuan saat dilakukan hydrofracture. Dan MS ini dimanfaatkan untuk alat monitoring kegiatan hydrofracture. HESS sebagai perusahaan operator shale gas/shale oil juga memonitor hal ini seperti dilansir dalam websitenya : http://www.hess.com/technology/finding-oil-and-gas/microseismic-monitoring USGS juga mencatat man made earthquake ini : http://www.usgs.gov/blogs/features/usgs_top_story/man-made-earthquakes/ Trigger (pemicu dari sebuah gempa besar memang menjadi menarik. Walaupun seringkali masih diabaikan. Daerah-daerah matang (seismic gap) bisa diketahui dari sejarah kegempaan zona gempa. Namun kapan potensi gempa ini akan tertrigger masih menjadi kajian. Danny Hilman lebih tahu soal ini. Dan khususnya untuk Indonesia yang sedang mengalami stress tentunya perubahan-perubahan kecil memang wajar kalau dikhawatirkan mampu mentrigger gempa besar. Fracture induce earthquake ini memang menjadi konsen terutama di Eropa yang secara tektonik lebih banyak stress ketimbang Amerika (kecuali sekitar San Andreas tentusaja). Sehingga penolakan unconventional shale oil/shale gas dengan hydro-fracturing ini lebih kuat di eropa. Artikel sederhana ada dalam First Break Vol 29, July 2011 Identifying faults and fractures in unconventional reservoirs through microseismic monitoring Silahkan lihat lampiran gambar ini. Fracture itu dapat mencapai jangkauan hingga 600-800 meter dari lubang sumur. jarak ini akan menentukan seberapa sering spasi antar sumur horizontal nantinya. Salam RDP -- Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip. On Tue, Jan 6, 2015 at 1:15 PM, Eko Prasetyo strivea...@gmail.com wrote: Wkwkwwk, The VERGE :P Kalo saran saya sih, untuk yang hal-hal sains berat atau hal-hal teknologi berat, jauh2lah dari The VERGE. Ini situs sangat komersial, setali tiga uang lah dengan Engadget, Tom's Hardware, atau Gadgt, rentan artikel berbayar dan jauh dari jurnalisme, kebanyakan hanya artikel berat di opini. On Tue, Jan 6, 2015 at 2:00 PM, surah...@ymail.com wrote: Dear fellow IAGI-netters, Tulisan Menarik dari The Verge.com, one of the well established gadget, tech science web: www.theverge.com/2015/1/5/7495823/fracking-felt-earthquake-ohio-hydraulic-fracturing - 'A magnitude 3 earthquake in 2014 was one of the largest earthquake ever induced by hydraulic fracturing in the US' - 'Hydraulic fracturing could potentially trigger larger magnitude earthquakes' - 'May have been felt by only a few people likely cause little or no damage' Mohon sharing pencerahannya dari rekan rekan yang berkecimpung di Migas khususnya fracturing activities. Salam, Rahmat Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti
RE: [iagi-net] atlantis di spanyol?
Mungkin ini maksudnya: http://channel.nationalgeographic.com/channel/videos/where-was-atlantis/ Atau ini: https://www.youtube.com/watch?v=nyEY0tROZgI Data awal yang menarik dari foto satelit walaupun belum banyak subsurface datanya tapi sudah berani dipublikasi luas oleh National Geography. Kalau hal sama dilakukan di Indonesia bisa jadi malah belum apa-apa sudah banyak diprotes dan dicela orang :-) Yang jelas kalaupun ada sisa peradaban kuno di bawah Rawa Donona Spanyol ini bukan Atlantis yang dimaksud Plato karena deskripsi lokasi geografis, geologi, iklim, flora-fauna dll-nya sama sekali tidak cocok dengan yang di naskah Plato... Tapi tetap menarik untuk ditonton.. paling tidak menginspirasi kita tentang ide-ide menarik dan passion di dunia penelitian. -Original Message- From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of godang Sent: 29 Desember 2014 13:50 To: IAGI Forum Subject: Re: [iagi-net] atlantis di spanyol? Pak bandono, Bisa di share web/youtube nya ? G.S Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: bandono.s bandon...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Mon, 29 Dec 2014 13:39:20 To: Iagiiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] atlantis di spanyol? national geographic dari tv kabel, saat ini baru cerita tentang penemuan Atlantis di spanyol. bagus sekali. salam bdn. Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
RE: [iagi-net] Megalit g padang: Intuisi dan Data
Pak Yatno ysh, Untung saya tidak sensi dianggap peneliti yang suka mencari pembenaran dari apa yang diyakini pak. Tapi tidak masalah, kami sudah terbiasa disangka dan dikatain macam-macam jadi tidak diambil hati J Setuju 100%, yang penting data yang dipakai harus benar, termasuk deskripsinya bisa dipahami bersama. Interpretasi bisa saja berbeda kalau sama-sama bisa menjadi solusi bagi datanya dan tidak bertentangan dengan prinsip geologi yang dipahami bersama. Itulah kenapa saya menanyakan dasar-analisa bapak bukan sekedar kesimpulan/interpretasi. Jadi silahkan pak... menarik juga kalau benar catatan (data?) lapangan geologist itu bisa jauh berbeda... seharusnya sih kurang lebih sama... Silahkan pake bahasa lugas saja, yang penting ada argumentasi ilmiahnya sehingga bisa didiskusikan dan berguna untuk semua. Di ekskursi kemarin yang kita lihat bersama dan bisa menjadi fokus adalah data singkapan/kotak gali dan permukaan situs serta morfologi. Jadi apapun interpretasinya saya kira harus menerangkan apa yang dilihat bersama itu. Tentu bagi kami tim peneliti bukan hanya data singkapan/kotak gali saja yang dianalisa tapi banyak data lainnya yang harus juga dipikirkan, termasuk puluhan lintasan geolistrik dan georadar berbagai resolusi, beberapa seismik tomografi , 7 data bor kedalaman 15 – 35m-termasuk analisa petrologi/petrografi sampel bor, data arkeologi, analisa morphologi dari IFSAR 5m grid dan foto udara 3D.Tapi kita fokus kepada data yang kita lihat bersama saja, sehingga diskusinya akan menarik juga paling tidak bagi rekan-rekan yang ikut ekskursi. Hari Minggu kemarin saya kirim email ke IAGI-net menguraikan opini Pak Yatno yang heboh , entah masuk atau tidak ya ke IAGI-net? Mungkin mental karena saya selipkan foto lapangan ...padahal filenya tidak lebih dari ½ Mb... Salam, Danny From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus yuwono Sent: 25 Nopember 2014 13:49 To: iagi-net Subject: RE: [iagi-net] Megalit g padang: Intuisi dan Data Rekan DHN yg baik, Saya lagi coba nyusun kata2 yg baik menganai geologi subsurfce nya, surface geology note saya saja sudah heboh apalagi nanti subsurface nya? Makanya mohon maaf sebelumnya kalo catatan saya nanti tidak sesuai dengan harapan rekan- rekan terutama rekan Danny. Di dalam earth science yg kita geluti ini saya selalu berpegang untuk mencari atau mendekati kebenaran bukan pembenaran dari apa yang kita yakini. Oleh karena itu data hrs benar, interpretasi boleh berbeda. Bukti baru yg diperoleh nanti akan memperkuat intepretasi mana yg lebih baik. Laporan mhs bahwa kalo saya suka mbanyol klo kuliah itu memang betul, krn jam kul saya selalu jatuh pada jam 15.00, setengah mhs pada ketiduran apalagi kul nya nyebelin yaitu min optik dll yg ilmunya tidak mudah nanti klo krj bidang ini kering, maklum ilmu dasar umumnya kurang disenangi. Supaya mhs terbangun kadang2 saya selingi banyolan. Berarti mhs yg lapor anda itu mhs yg baik, tidak tertidur saat ikut kul saya. Salam. Yatno. Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. = Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
RE: [iagi-net] Megalit g padang
Mohon maaf Pak Yatno, saya memang punya sifat jelek suka ngeledek ... wah saya udah engga berani ngasih tanda senyum lagi nih sekarang, takut disangka lebih meledek. Kok jadi sensi pak, sepengetahuan saya dari info para bekas mahasiswa, bapak ini senang nge-banyol katanya. Tapi pertanyaan saya serius dan sincere lho, saya memang curious ingin memahami analisa bapak. Mohon juga maklum, sering kebiasaan sehari-hari, seperti terbiasa mengajar, terbawa keluar. Tapi tidak ada maksud menuduh bapak bersikap yang selalu benar kalo mengajar lho. Okay pak, ditunggu analisa/catatan subsurface dan singkapannya. Habis bapak ini ngeluarin kesimpulannya duluan sih J Setahu saya Pak Andri dan Mahasiswanya, juga Pak Andang dan Timnya tidak menemukan singkapan columnar joint rocks (alamiah) di sekitar Gunung Padang. Salam, DHN From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus yuwono Sent: 22 Nopember 2014 15:45 To: iagi-net Subject: RE: [iagi-net] Megalit g padang Danny yg baik, Anda menyinggung perasaan saya lagi, tanyakan sama mhs saya apakah saya punya sifat yg seperti anda tuduhkan itu meskipun anda menambahkan dengan nada bergurau, yaitu meluluskan mhs berdasar selera pribadi? Ok lah kalo anda sifatnya demikian ya saya maklum aja lah. Tapi ini kan ranah publik, tulisan anda bisa -memberikan penilaian buruk dari follower terhadap pribadi anda. Untuk pertanyaan anda, kan saya janji mau memberi catatan subsurface yg belum saya berikan. Sementara ini saya baru membahas surface dulu, nanti akan saya penuhi janji saya sekali gus menjawab pertanyaan anda. Oh ya kalo dah dipetakan seperti itu ditemukan enggak singkapan basalt berstruktur kekar kolom yg batuannya mirip di situs itu, klo ditemukan di mana lokasinya?, sebagai jawaban kemungkinan adanya quarry site dari situs? Salam, Yatno On Nov 22, 2014 2:48 PM, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com wrote: Pak Yatno yang budiman, Justru saya menanyakan argumentasi logisnya dari pengamatan bapak, khususnya dari deskripsi singkapan di kotak-kotak gali supaya ada diskusi dan pembelajaran. Kalau sekedar kesimpulan dari intuisi dan jam terbang. tinggi ya tidak bisa disangkal dan mungkin susah juga diterima.. kecuali oleh mahasiswa pak Yatno karena bisa engga lulus lulus he he he. Sebagai info, pemetaan yang sudah dilakukan sudah cukup intensif, termasuk pemetaan geodetic detil memakai total station, data IFSAR 5m, pemetaan geologi dari mahasiswa geologi ITB (sudah lulus) bimbingan Mas Andri Subandrio. Mas Andang dan Tim GDA-nya pun melakukan pemetaan geologi. Sudah pernah ngobrol dengan Andri? Kalau pemetaan geologi teknik mungkin untuk studi kestabilan lereng, bukan untuk masalah yang didiskusikan. Salam, Danny From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus yuwono Sent: 22 Nopember 2014 14:05 To: iagi-net Subject: RE: [iagi-net] Megalit g padang Danny yg baik dan jg rekan yg lain. Interpretasi saya itu hanya pengamatan saat eskursi itu dan mendengarkan diskusi rekan yang lain termasuk data yg anda paparkan. Untuk membuat sintesa yg lebih pasti hrs dilakukan pemetaan rinci dan sistimatis ke daerah sekitarnya juga, peta yang layak untuk ini misalnya peta geologi teknik skala 5000 atau 10 000. Rekan Iman Sudisun mungkin bisa diminta bantuannya. Kembali ke interpretasi saya sebelumnya. Mungkin saya dianggap terlalu berani memberikan interpretasi seperti itu, padahal hanya melihat sehari. Begini, interpretasi itu saya berani sharingkan ke rekan2 itu karena dibantu juga oleh semacam intuisi saya yg telah bergelut dengan batuan volkanik sepanjang karier saya mulai dari lapangan sampai analisa lab. Karena seringnya melakukan penelitian di daersh volkanic terrain. Untuk mempunyai intuisi seperti itu diperlukan konsistensi penelitian dan jam terbang yang cukup. Menjawab pertanyaan Danny itu saya anjurkan utk membuat peta geologi teknik oleh orang yang kompeten, karena memetanya agak berbeda dengan peta geologi biasa. Saya jamin sejauh 6 atau 10 km sekeliling dari gunung padang tidak akan pernah ditemukan singkapan basalt berstruktur kolom seperti tumpukan megalit itu. Kalau gak ada yang mau melakukan pemetaan itu ya sementara boleh memakai interpretasi saya itu. Itupun kalo rekan2 percaya saya. Kalau gak percaya atau menganggap interpretasi saya tidak logis secara ilmiah ya silahkan, syah2 saja, tapi harus mampu memberikan argumen yang lebih logis untuk menyangkalnya, atau minimum mengajukan usul metoda lain yang lebih dapat memberikan hasil hasil yang lebih baik. Saya mohon komentar dr rekan2 lain terutama pak ketum yg kebetulan berlatar belakang ilmu minersl deposit yg termasuk mazab hard rocker? Salam, YSY On Nov 22, 2014 12:04 PM, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com wrote: Halo Pak Yatno, Kenapa beranggapan bahwa pembuat situs megalit (dipermukaan) meratakan puncak bukit dari batuan alamiah berupa bukit lidah
Re: [iagi-net] Megalit g padang
Terimakasih nasehatnya.Sudah sy respon kan analisa beliau. Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: Eiqia IiqSent: Minggu, 23 November 2014 10:39To: iagi-net@iagi.or.idReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: RE: [iagi-net] Megalit g padang @kang Dany mohon kang Dany lebih bisa menjaga skalasi konten humornya | jgn sampai membuat derivasi lain pihak di luar lawan bicara, khawatir pernyataan kang Dany bisa menimbulkan interpretasi minor yg dapat membuat ketersinggungan di lain pihak | mohon pula agar tegur pengingat ini tidak ditafsirkan negatif pula :) | sebagai warga milist yg tidak dalam kepakaran namun dalam ketertarikan akan topik ini, meskipun hanya sebatas menyimak ; ada harapan saya paparan hipotesis/analisis pak Yatno dijawab juga dgn paparan analitik dari kang Dany berdasarkan konten "update" yg sedang dibicarakan. Sehingga tidak sekedar respon terbatas atau tanya belaka dari paparan pak Yatno. Dengan itu saya harap kami dan khususnya saya yg awam dapat memperoleh pengetahuan yg lebih dari perbincangan para pakar ini. begitu kira-kira harapan saya, mohon maaf atas kekurangan saya dalam menyampaikan perihal ini. hormat saya "Mahasiswa bandelnya pak Yatno, Pak Agus, dan pak Bandono", yg tentu tidak menolak dikatakan membela para dosen/guru yg saya muliakan tsb, namun pula tidak dalam posisi yg ingin mendiskreditkan kang Dany :) salam Sent from my Windows Phone From: yustinus yuwono Sent: 22/11/2014 15:45 To: iagi-net Subject: RE: [iagi-net] Megalit g padang Danny yg baik, Anda menyinggung perasaan saya lagi, tanyakan sama mhs saya apakah saya punya sifat yg seperti anda tuduhkan itu meskipun anda menambahkan dengan nada bergurau, yaitu meluluskan mhs berdasar selera pribadi? Ok lah kalo anda sifatnya demikian ya saya maklum aja lah. Tapi ini kan ranah publik, tulisan anda bisa -memberikan penilaian buruk dari follower terhadap pribadi anda. Untuk pertanyaan anda, kan saya janji mau memberi catatan subsurface yg belum saya berikan. Sementara ini saya baru membahas surface dulu, nanti akan saya penuhi janji saya sekali gus menjawab pertanyaan anda. Oh ya kalo dah dipetakan seperti itu ditemukan enggak singkapan basalt berstruktur kekar kolom yg batuannya mirip di situs itu, klo ditemukan di mana lokasinya?, sebagai jawaban kemungkinan adanya quarry site dari situs? Salam, Yatno On Nov 22, 2014 2:48 PM, "Danny Hilman Natawidjaja" danny.hil...@gmail.com wrote: Pak Yatno yang budiman, Justru saya menanyakan argumentasi logisnya dari pengamatan bapak, khususnya dari deskripsi singkapan di kotak-kotak gali supaya ada diskusi dan pembelajaran. Kalau sekedar kesimpulan dari intuisi dan jam terbang. tinggi ya tidak bisa disangkal dan mungkin susah juga diterima.. kecuali oleh mahasiswa pak Yatno karena bisa engga lulus lulus he he he. Sebagai info, pemetaan yang sudah dilakukan sudah cukup intensif, termasuk pemetaan geodetic detil memakai total station, data IFSAR 5m, pemetaan geologi dari mahasiswa geologi ITB (sudah lulus) bimbingan Mas Andri Subandrio. Mas Andang dan Tim GDA-nya pun melakukan pemetaan geologi. Sudah pernah ngobrol dengan Andri? Kalau pemetaan geologi teknik mungkin untuk studi kestabilan lereng, bukan untuk masalah yang didiskusikan. Salam, Danny From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus yuwono Sent: 22 Nopember 2014 14:05 To: iagi-net Subject: RE: [iagi-net] Megalit g padang Danny yg baik dan jg rekan yg lain. Interpretasi saya itu hanya pengamatan saat eskursi itu dan mendengarkan diskusi rekan yang lain termasuk data yg anda paparkan. Untuk membuat sintesa yg lebih pasti hrs dilakukan pemetaan rinci dan sistimatis ke daerah sekitarnya juga, peta yang layak untuk ini misalnya peta geologi teknik skala 5000 atau 10 000. Rekan Iman Sudisun mungkin bisa diminta bantuannya. Kembali ke interpretasi saya sebelumnya. Mungkin saya dianggap terlalu berani memberikan interpretasi seperti itu, padahal hanya melihat sehari. Begini, interpretasi itu saya berani sharingkan ke rekan2 itu karena dibantu juga oleh semacam intuisi saya yg telah bergelut dengan batuan volkanik sepanjang karier saya mulai dari lapangan sampai analisa lab. Karena seringnya melakukan penelitian di daersh volkanic terrain. Untuk mempunyai intuisi seperti itu diperlukan konsistensi penelitian dan jam terbang yang cukup. Menjawab pertanyaan Danny itu saya anjurkan utk membuat peta geologi teknik oleh orang yang kompeten, karena meme
RE: [iagi-net] Megalit g padang
Halo Pak Yatno, Kenapa beranggapan bahwa pembuat situs megalit (dipermukaan) meratakan puncak bukit dari batuan alamiah berupa bukit lidah lava berstruktur kekar kolom? Apakah bapak melihat bukti ada singkapan kekar kolom alamiah dari tubuh lava-nya di (dekat) permukaan? Data yang menunjang tubuh lava-nya sampai ke (dekat) permukaan apa? Salam, DHN From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus yuwono Sent: 22 Nopember 2014 0:25 To: iagi-net Subject: Re: [iagi-net] Megalit g padang Rekan2, Saya belum punya data absolut dating juga blm ada referensi tentang ini. Tapi pengalaman saya memberikan perkiraan berdasar kondisi morfologi serta tingkat pelapukan saya perkirakan umurnya Pliosen atau lebih tua. Saya juga perkirakan bssalt bukan dari seamont ataupun mor, dari peta geologi regional lebih cenderung subduction related. Meskipun saya juga gk ada data kimianya, perkiraan saya cenderung berafinitas toleit. Perkiraan saya volkanisme yang bertanggung jwb adalah awal dari volkanisme Tersier di Busur Sunda ini. Suatu busur volkanik biasanya diawali produk toleit sebelum berkembang menjadi lebih alkali. Memang pembuat situs ini adalah nenek moyang kita yg sangat cerdas, mereka sudah memahami prinsip engineering, yaitu memanfaatkan material yang ada, tidak perlu mengangkut jauh dr tempat lain. Hebatnya lagi dengan alat apa mereka menggali dan meratakan puncak bukit untuk membentuk 5 teras ini? Apakah sudah ada peralatan dari besi atau logam semacam cangkul atau sekop pada zamannya? Mohon pencerahan dr rekan2 arkeologi yg lebih berkompeten. Salam, YSY kartiko.samo...@gmail.com wrote: Menarik Pak Yatno. Apakah ada dating umur dari lava basaltnya ? Apakah lava basalt itu berasosiasi dengan seamount atau mor ? atau ada mekanisme lain ? Regards Kartiko 2014-11-13 17:17 GMT+07:00 yustinus yuwono yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com: Rekans, berikut catatan singkat pengamatan saya saat eskursi yl. 1. Melihat morfologi dan surface appearance g padang, tak pelak lagi g padang adalah sisa lidah lava basaltis yg di ekstrusikan in situ, dengan struktur dominan columnar jointed. 2. Pelapukan kimia terlihat sangat intensif menghasilkan residual soil tipe lateritik yang cukup tebal berwarna kemerahan. Intensitas pelapukan beragam secara lateral maupun vertikal. Pelapukan kimia ini di beberapa tempat diikuti pelapukan mekanik membentuk fenomena spheroidal weathering. 3. Di atas punggungan g padang yang membujur kurang lebih arah utara- selatan inilah dijumpai punden berundak yang terdiri dari 5 tingkatan teras yang di atasnya dijumpai kumpulan2 yang berkelompok dari batu kolom sisa pelapukan yang membentuk situs megalitik, sebagai bukti tak terbantahkan adanya sisa kebudayaan manusia purba yg hidup pada zamannya. 4. Dari pengamatan geologi permukaan, kelompok batu kolom ini pasti tidak mengelompok sedemikian rupa secara alamiah, pasti disusun oleh orang2 yg hidup pada waktu itu, jadi pasti ada campur tangan manusia untuk keperluan ritual atau yg lain, teman2 arkeologi pasti lebih memahaminya. Bentukan teras berundak juga jelas bukan terbentuk secara alamiah karena ada keteraturan yg sangat tinggi mengikuti selera manusia dibandingkan selera alam. 5. Dari deskripsi di atas, dapatlah dibuat rekonstruksi sederhana sbb:-) G Padang sebelum dibentuk situs, adalah sebuah singkapan lidah lava basaltik dengan ciri berstruktur kekar kolom yang mengalami pelapukan kimiawi sangat intensif diikuti pelapukan mekanik di beberapa bagian permukaan. Seperti lazimnya singkapan batuan aliran lava secara umum akan membentuk permukaan yang smooth bukan morfologi yang rough bila telah mengalami pelapukan apalagi cukup intensif. Jadi punggungan bukit yang smooth ini yang permukaan nya tersusun oleh residual soil lateritik dengan banyak sisa bongkah batu kolom bersembulan dari permukaan tanah dipilih oleh manusia purba untuk dibangun sebagai tempat pemujaan? Kenapa ada sisa batu kolom bersembulan? Itu mudah dijelaskan karena adanya erosi sehingga menyisakan batu2 kolom yang sudah terlepas satu sama lain karena pelapukan yang terjadi sebelumnya. Orang2 pada zaman itu lalu meratakan tanah membentuk 5 buah teras di masing2 teras disusunlah batu2 kolom yang tadinya terserak tidak teratur. Pada saat mereka menggali tanah untuk membuat teras2 itu pasti mereka menemukan sisa batu kolom yang lebih banyak lagi di bawah permukaan tanah karena seluruh punggungan gunung ini memang semuanya batuan lava basalt. Semua batu2 kolom ini baik yang tadinya sudah ada di permukaan maupun temuan saat menggali lalu disusun dikelompokkan menurut keperluannya untuk membentuk situs seperti yang kita lihat sekarang. Dengan penjelasan yang mudah2an logis secara geologis ini, tidak perlu lagi mencari darimana asal batu2 kolom itu??? Jadi batu2 ini tidak perlu diangkut dari tempat lain. Teknologi yang mereka pakai utk membuat
RE: [iagi-net] Megalit g padang
Pak Yatno yang budiman, Justru saya menanyakan argumentasi logisnya dari pengamatan bapak, khususnya dari deskripsi singkapan di kotak-kotak gali supaya ada diskusi dan pembelajaran. Kalau sekedar kesimpulan dari intuisi dan jam terbang. tinggi ya tidak bisa disangkal dan mungkin susah juga diterima.. kecuali oleh mahasiswa pak Yatno karena bisa engga lulus lulus he he he. Sebagai info, pemetaan yang sudah dilakukan sudah cukup intensif, termasuk pemetaan geodetic detil memakai total station, data IFSAR 5m, pemetaan geologi dari mahasiswa geologi ITB (sudah lulus) bimbingan Mas Andri Subandrio. Mas Andang dan Tim GDA-nya pun melakukan pemetaan geologi. Sudah pernah ngobrol dengan Andri? Kalau pemetaan geologi teknik mungkin untuk studi kestabilan lereng, bukan untuk masalah yang didiskusikan. Salam, Danny From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus yuwono Sent: 22 Nopember 2014 14:05 To: iagi-net Subject: RE: [iagi-net] Megalit g padang Danny yg baik dan jg rekan yg lain. Interpretasi saya itu hanya pengamatan saat eskursi itu dan mendengarkan diskusi rekan yang lain termasuk data yg anda paparkan. Untuk membuat sintesa yg lebih pasti hrs dilakukan pemetaan rinci dan sistimatis ke daerah sekitarnya juga, peta yang layak untuk ini misalnya peta geologi teknik skala 5000 atau 10 000. Rekan Iman Sudisun mungkin bisa diminta bantuannya. Kembali ke interpretasi saya sebelumnya. Mungkin saya dianggap terlalu berani memberikan interpretasi seperti itu, padahal hanya melihat sehari. Begini, interpretasi itu saya berani sharingkan ke rekan2 itu karena dibantu juga oleh semacam intuisi saya yg telah bergelut dengan batuan volkanik sepanjang karier saya mulai dari lapangan sampai analisa lab. Karena seringnya melakukan penelitian di daersh volkanic terrain. Untuk mempunyai intuisi seperti itu diperlukan konsistensi penelitian dan jam terbang yang cukup. Menjawab pertanyaan Danny itu saya anjurkan utk membuat peta geologi teknik oleh orang yang kompeten, karena memetanya agak berbeda dengan peta geologi biasa. Saya jamin sejauh 6 atau 10 km sekeliling dari gunung padang tidak akan pernah ditemukan singkapan basalt berstruktur kolom seperti tumpukan megalit itu. Kalau gak ada yang mau melakukan pemetaan itu ya sementara boleh memakai interpretasi saya itu. Itupun kalo rekan2 percaya saya. Kalau gak percaya atau menganggap interpretasi saya tidak logis secara ilmiah ya silahkan, syah2 saja, tapi harus mampu memberikan argumen yang lebih logis untuk menyangkalnya, atau minimum mengajukan usul metoda lain yang lebih dapat memberikan hasil hasil yang lebih baik. Saya mohon komentar dr rekan2 lain terutama pak ketum yg kebetulan berlatar belakang ilmu minersl deposit yg termasuk mazab hard rocker? Salam, YSY On Nov 22, 2014 12:04 PM, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com wrote: Halo Pak Yatno, Kenapa beranggapan bahwa pembuat situs megalit (dipermukaan) meratakan puncak bukit dari batuan alamiah berupa bukit lidah lava berstruktur kekar kolom? Apakah bapak melihat bukti ada singkapan kekar kolom alamiah dari tubuh lava-nya di (dekat) permukaan? Data yang menunjang tubuh lava-nya sampai ke (dekat) permukaan apa? Salam, DHN From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus yuwono Sent: 22 Nopember 2014 0:25 To: iagi-net Subject: Re: [iagi-net] Megalit g padang Rekan2, Saya belum punya data absolut dating juga blm ada referensi tentang ini. Tapi pengalaman saya memberikan perkiraan berdasar kondisi morfologi serta tingkat pelapukan saya perkirakan umurnya Pliosen atau lebih tua. Saya juga perkirakan bssalt bukan dari seamont ataupun mor, dari peta geologi regional lebih cenderung subduction related. Meskipun saya juga gk ada data kimianya, perkiraan saya cenderung berafinitas toleit. Perkiraan saya volkanisme yang bertanggung jwb adalah awal dari volkanisme Tersier di Busur Sunda ini. Suatu busur volkanik biasanya diawali produk toleit sebelum berkembang menjadi lebih alkali. Memang pembuat situs ini adalah nenek moyang kita yg sangat cerdas, mereka sudah memahami prinsip engineering, yaitu memanfaatkan material yang ada, tidak perlu mengangkut jauh dr tempat lain. Hebatnya lagi dengan alat apa mereka menggali dan meratakan puncak bukit untuk membentuk 5 teras ini? Apakah sudah ada peralatan dari besi atau logam semacam cangkul atau sekop pada zamannya? Mohon pencerahan dr rekan2 arkeologi yg lebih berkompeten. Salam, YSY kartiko.samo...@gmail.com wrote: Menarik Pak Yatno. Apakah ada dating umur dari lava basaltnya ? Apakah lava basalt itu berasosiasi dengan seamount atau mor ? atau ada mekanisme lain ? Regards Kartiko 2014-11-13 17:17 GMT+07:00 yustinus yuwono yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com: Rekans, berikut catatan singkat pengamatan saya saat eskursi yl. 1. Melihat morfologi dan surface appearance g padang, tak pelak lagi g padang adalah sisa
RE: [iagi-net] Ekskursi ke Situs Megalitikum Gn Padang
para peserta untuk observasi, khususnya dalam deskripsi-analisa outcrops/kotakgali; kemudian mencoba menyimpulkan apa yang dilihat. Mungkin dapat dibagi beberapa kelompok kalau banyak. Nanti setelah session observasi baru diadakan diskusi bareng.Tentu dalam diskusi dapat diperkaya dengan tambahan data-data dari survey geofisika bawah permukaan dan sampel bor. Tapi fokusnya sebaiknya diskusi outcrops, karena itu yang dilihat sama-sama. Jadi jangan dimulai dengan mendengarkan para peneliti berkicau dan terus dilanjutkan dengan masih mendengarkan para penelitinya mengoceh di setiap outcrop, sementara para peserta senyum-senyum, manggut-manggut atau geleng-geleng ; atau hanya tepuk tangan kalau para penelitinya bertengkar :-) Saran saja... Salam, DHN 2014-10-21 10:34 GMT+07:00 Iryanto Rompo ri...@yahoo.co.uk: Dear Rekan2 IAGI, Semalam sy mencoba mengirim flyer tentang kegiatan Ekskursi Gn Padang ke milis ini tetapi nampaknya email sy bouncing. Untuk informasi detail tentang kegiatan ini bisa dilihat melalui link dibawah ini: https://www.dropbox.com/s/pu6q70uzqyt6vdr/Flyer%20Gn%20Padang.jpg?dl=0 Seperti yg telah didiskusikan melalui milis ini, MGEI bekerjasama dengan IAGI JBB dan SM-IAGI ITB akan melaksanakan Ekskursi ke gn Padang pada hari Sabtu tanggal 1 November 2014. Acara Ekskursi akan diawali oleh presentasi dari Bpk. Danny Hilman, Sutikno Bronto dan Ketua IAGI, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke lapangan dan berdiskusi. Kami sebagai panitia, mengakomodir peserta yg akan berangkat baik dari Bandung maupun dari Jakarta. Untuk yg berangkat dari Bandung bisa menghubungi Bpk. Nurcahyo Basuki (HP: 081210712350) dan yang akan berangkat via Jakarta dan sekitarnya bisa menghubungi saya (Iryanto Rompo HP: 08111555665). Dimohon kepada yg berminat untuk segera mendaftarkan diri, karena seat kami batasi (Bandung dan Jkt). Kami juga menyediakan diskon khusus buat adik2 mahasiswa yg ingin ikut. Demikian, terima kasih. Salam, IR Iryanto Rompo || riexx[at]yahoo.co.uk || iryanto.rompo[at]gmail.com || riexx(YM) || iryanto.rompo (skype) MAKE EVERYTHING AS SIMPLE AS POSSIBLE BUT NOT SIMPLER (ALBERT EINSTEIN) Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -- Danny Hilman Natawidjaja LabEarth - Geoteknologi LIPI, Gd.70 Komplek LIPI - Gd.70, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135, Indonesia Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list
RE: [iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014
Yth Pak Dede Mariana, Terimakasih atas tanggapan yang sangat positif dan menyejukkan, dan juga kesediaannya untuk ikut memfasilitasi komunikasi dan diskusi diantara para akademisi, peneliti, dan semua pemerhati budaya khususnya Situs Gunung Padang via Pemprov Jabar. Semoga ke depan berbagai masukan termasuk perbedaan pendapat dari berbagai kalangan dan disiplin ilmu dapat membuahkan usaha yang lebih baik untuk pengembangan Situs Gunung Padang dan ilmu pengetahuan serta azas silih asih silih asah dan silih asuh dalam bermasyarakat. Salam, DHN From: dedemari...@yahoo.com [mailto:dedemari...@yahoo.com] Sent: 10 Oktober 2014 12:51 To: Danny Hilman Natawidjaja; iagi-net@iagi.or.id Cc: Nina Lubis Prof; din_...@yahoo.com; 'erick ridzky'; h-widia...@indo.net.id; Demiz Wagub Subject: Re: [iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014 Yth. Pa Danny Hilman dan IAGI Netter Terima kasih informasinya. Mudah2an ke depan para akademisi dan peneliti yg memiliki perhatian dan concern terhadap keberadaan situs gunung padang, baik yang tergabung di timnas peneliti situs gunung padang, maupun yang berada di luar timnas, dapat bertemu di suatu forum akademik untuk saling bertukar pikiran ikhwal pentingnya riset dan pengembangan situs gunung padang ini secara lebih konstruktif dan penuh keterbukaan. Dengan cara demikian, maka budaya akademik, budaya riset, dan pengembangan keilmuan, serta pelajaran berharga dari keberadaan situs gunung padang, akan dapat dimaksimalkan untuk pengembangan ilmu dan kemanusiaan di masa yang akan datang, tidak hanya bagi kita bangsa Indonesia, namun bagi dunia. Apabila, para pihak berkenan, pemprov jabar bersedia untuk menjadi tuan rumah diskusi/dialog/seminar bagi para pihak ini. Terima kasih. -ddmariana- CC: Gubernur Jawa Barat cq Wagub Jabar Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! _ From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Date: Fri, 10 Oct 2014 11:01:41 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id Cc: ninaherlinalu...@gmail.com; din_...@yahoo.com; 'erick ridzky'erick.rid...@gmail.com; h-widia...@indo.net.id; dedemari...@yahoo.com Subject: RE: [iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014 Yth IAGI Netter, Perlu saya sampaikan bahwa kami dari TIMNAS Gunung Padang tidak diundang ke Seminar di UNPAD ini. Sekarang ini tim peneliti di Gunung Padang statusnya tidak lagi TTRM tapi sudah TIMNAS resmi yang dibentuk berdasarkam KepMendikud No 225/P/2014 ditetapkan 8 Agustus 2014. Dewan Pengarah Timnas termasuk Mendikbud, Dirjen, KASAD, Gubernur JABAR, dan Bupati Cianjur. Ketua TIMNAS adalah DR. Harry Widianto, Direktur Pelestarian Cagar Budaya, Kemendikbud. Saya menjadi Wk.Ketua 1. Bidang Bidang geologi, Wk.Ketua 2 adalah Pak Made (Ketua Arkenas)-umum, dan Wk.Ketua 3. Dr Ali Akbar untuk Bidang Arkeologi. Kemudian Penelitian di Gunung Padang sejak Agustus sampai akhir September ini kami lakukan berdasarkan Surat Tugas dari Mendikbud dan juga dari Ketua Timnas untuk memulai penelitian sebagai kegiatan awal Timnas. Penggalian yang dilakukan dibantu dan didokumentasi oleh Tim Arkeologi dari BPCB (Badan Pelestarian Cagar Budaya) Serang, institusi yang langsung bertanggung jawab untuk pelestarian Situs Gunung Padang. Ketua BPCB Pak Yusuf adalah juga anggauta Timnas. Keterlibatan TNI bukan diminta peneliti tapi karena ada perintah presiden kepada KASAD untuk melaksanakan Karya Bakti di wilayah Situs G.Padang. Kegiatan TNI tidak hanya membantu penelitian tapi juga membantu masyarakat setempat dan membersihkan serta memperindah situs, termasuk membuat pagar dan mengecat bangunan di situs. TNI yang langsung dibawah komando KASAD-WAKASAD tentu berkoordinasi dengan Kemendikbud. Jadi apabila ada Kelompok lain yang punya perbedaan pendapat atau ingin mengkritik secara konstruktif silahkan dilakukan dengan cara beradab dan sesuai dengan etika akademis/ilmiah serta profesi karena kami bukan sekumpulan orang-orang liar yang tidak bertanggung jawab. Sewaktu acara Seminar Nasional Pemaparan Hasil Riset TTRM di Kampus LIPI tgl 14 Maret 2014 semua pihak termasuk kelompok yang berbeda pendapat (seperti Pak Sujatmiko, Pak Lutfi, Bu Nina Lubis, Pak Sutikno Bronto dll) resmi diundang. Prof. Adjat Sudrajat bahkan kami undang khusus untuk menjadi pembahas, tapi beliau tidak bisa hadir karena sudah ada acara lain. Senior yang hadir dan menjadi pembahas adalah Prof. Sampoerno dan juga Prof. Hery Harjono, mantan Deputi Ilmu Kebumian LIPI. Prof. Sampoerno pertama diskusi agak skeptis tapi kemudian setelah lebih paham duduk perkaranya beliau sangat apresiasi dan banyak memberi masukan-masukan berharga. Waktu itu Pak Wagub, Guruh Soekarnoputra hadir dan memberikan respon sangat positif. Mang Okim dan Pak Lutfi Yondri juga saya lihat hadir di Seminar LIPI ini. Entah kenapa Seminar yang diadakan pihak UNPAD tgl 7 Okt. tersebut tidak meminta
RE: [iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014
Terimakasih Pak Ketum. Kami banyak belajar dari Pak Daru waktu ke GP tentang aspek mineralisasi di GP, khususnya yang terlihat di sampel inti bor. Mudah-mudahan acara ekskursi ini dapat dilaksanakan. Apabila diperlukan saya (dan mungkin dengan Pak Andang Bachtiar) bisa juga mempresentasikan update hasil penelitian terakhir, bisa dilakukan sebelum ekskursi atau langsung di lokasi, atau setelahnya. Salam, DHN From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of S. (Daru) Prihatmoko Sent: 10 Oktober 2014 11:49 To: iagi-net@iagi.or.id Cc: ninaherlinalu...@gmail.com; din_...@yahoo.com; 'erick ridzky'; h-widia...@indo.net.id; dedemari...@yahoo.com; Mailist MGEI Subject: Re: [iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014 Pak Danny yang baik.. Senang membaca penjelasannya yang lengkap dan akomodatif ini. Beberapa kali saya ke GP, penerimaan dan penjelasan yg baikpun juga saya dapatkan dari Timnas di GP. Jadi saya kira akan baik kalau makin banyak rekan-rekan anggota IAGI dan geologist yg bisa menyempatkan ke GP untuk memperkaya diskusi dan kajian aspek geologinya. Kombinasi dengan kajian disiplin ilmu lain (arkeologi dll) tentunya akan lebih baik lagi sesuai kaidah-kaidah diskusi keilmuan yg kita anut. Dari diskusi di luar milist, beberapa dari kita ingin mengorganisasikan Ekskursi GP dalam waktu dekat ini, yang akan dikoordinasikan oleh rekan-rekan MGEI dan Pengda IAGI Jabar-Banten. Waktunya sedang kita atur-atur berkoordinasi dng pak Danny dan tim (spt-nya sekitar 1-2 Nov). Acara ini rencananya akan didahului dengan penjelasan/ presentasi tim MGEI yg pernah melakukan observasi lapangan terkait dengan geologi dan kemungkinan mineralisasi GP dsk. Mudah-mudahan ekskursi ini akan bisa menjadi ajang pertemuan para peneliti yg berbeda pendapat langsung di depan obyek penelitiannya. Silakan rekan-rekan yg tertarik bersiap diri. Info detil ttg acara ini akan diluncurkan dalam waktu dekat oleh MGEI/ Pengda IAGI Jabar-Banten. Salam, Sukmandaru Prihatmoko (Ketua IAGI Terpilih - tapi belum Sertijab) From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Reply-To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, October 10, 2014 at 11:01 AM To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Cc: ninaherlinalu...@gmail.com, din_...@yahoo.com, 'erick ridzky' erick.rid...@gmail.com, h-widia...@indo.net.id, dedemari...@yahoo.com Subject: RE: [iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014 Yth IAGI Netter, Perlu saya sampaikan bahwa kami dari TIMNAS Gunung Padang tidak diundang ke Seminar di UNPAD ini. Sekarang ini tim peneliti di Gunung Padang statusnya tidak lagi TTRM tapi sudah TIMNAS resmi yang dibentuk berdasarkam KepMendikud No 225/P/2014 ditetapkan 8 Agustus 2014. Dewan Pengarah Timnas termasuk Mendikbud, Dirjen, KASAD, Gubernur JABAR, dan Bupati Cianjur. Ketua TIMNAS adalah DR. Harry Widianto, Direktur Pelestarian Cagar Budaya, Kemendikbud. Saya menjadi Wk.Ketua 1. Bidang Bidang geologi, Wk.Ketua 2 adalah Pak Made (Ketua Arkenas)-umum, dan Wk.Ketua 3. Dr Ali Akbar untuk Bidang Arkeologi. Kemudian Penelitian di Gunung Padang sejak Agustus sampai akhir September ini kami lakukan berdasarkan Surat Tugas dari Mendikbud dan juga dari Ketua Timnas untuk memulai penelitian sebagai kegiatan awal Timnas. Penggalian yang dilakukan dibantu dan didokumentasi oleh Tim Arkeologi dari BPCB (Badan Pelestarian Cagar Budaya) Serang, institusi yang langsung bertanggung jawab untuk pelestarian Situs Gunung Padang. Ketua BPCB Pak Yusuf adalah juga anggauta Timnas. Keterlibatan TNI bukan diminta peneliti tapi karena ada perintah presiden kepada KASAD untuk melaksanakan Karya Bakti di wilayah Situs G.Padang. Kegiatan TNI tidak hanya membantu penelitian tapi juga membantu masyarakat setempat dan membersihkan serta memperindah situs, termasuk membuat pagar dan mengecat bangunan di situs. TNI yang langsung dibawah komando KASAD-WAKASAD tentu berkoordinasi dengan Kemendikbud. Jadi apabila ada Kelompok lain yang punya perbedaan pendapat atau ingin mengkritik secara konstruktif silahkan dilakukan dengan cara beradab dan sesuai dengan etika akademis/ilmiah serta profesi karena kami bukan sekumpulan orang-orang liar yang tidak bertanggung jawab. Sewaktu acara Seminar Nasional Pemaparan Hasil Riset TTRM di Kampus LIPI tgl 14 Maret 2014 semua pihak termasuk kelompok yang berbeda pendapat (seperti Pak Sujatmiko, Pak Lutfi, Bu Nina Lubis, Pak Sutikno Bronto dll) resmi diundang. Prof. Adjat Sudrajat bahkan kami undang khusus untuk menjadi pembahas, tapi beliau tidak bisa hadir karena sudah ada acara lain. Senior yang hadir dan menjadi pembahas adalah Prof. Sampoerno dan juga Prof. Hery Harjono, mantan Deputi Ilmu Kebumian LIPI. Prof. Sampoerno pertama diskusi agak skeptis tapi kemudian setelah lebih paham duduk perkaranya beliau sangat apresiasi dan banyak memberi masukan-masukan berharga. Waktu itu Pak Wagub, Guruh Soekarnoputra hadir dan memberikan
RE: [iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014
oleh Rektor dan Civitas Academica UNPAD yang merasa bertanggung jawab atas kelestarian tinggalan budaya di Wilayah Tatar Sunda. Mengenai tidak diundangnya Bapak, dalam kesempatan bertukar fikiran dengan Prof. Adjat Sudradjat, kami juga menyinggung nama Bapak yang seharusnya ikut juga diundang sebagai Nara Sumber. Hanya sayang sekali, kami tidak sempat menyampaikan hal ini kepada penyelenggara karena undangan kepada kami juga sangat mepet waktunya. Kami berharap hal ini tidak menyurutkan semangat Bapak dalam membimbing kami semua untuk beramar ma’ruf nahi munkar , baik dalam ilmu geologi ataupun dalam etika profesi. Salam hormat, Mang Okim From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of koeso...@melsa.net.id Sent: Thursday, October 09, 2014 2:27 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014 Saya tidk diundang, euy! Powered by Telkomsel BlackBerry® _ From: Sujatmiko m...@cbn.net.id Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Thu, 9 Oct 2014 14:19:43 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014 Rekan-rekan IAGI yang budiman, Kepada rekan-rekan yang bermaksud mengomentari postingan Pak Danny tentang Seminar di UNPAD 7 September 2014, demi martabat IAGI dan martabat komunitas ilmuwan kebumian, mohon dengan bahasa yang santun mengingat kedudukan beliau-beliau (minus mang Okim ). Beliau-beliau yang mang Okim maksud adalah : Drs. Junus Satrio Atmodjo, M.Hum. ( Wakil Ketua 1 Tim Ahli Nasional Cagar Budaya Kemdikbud dan Ketua Umum Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia ), Prof.Dr. Mundardjito ( Anggota Tim Ahli Nasional Cagar Budaya ), Prof. Dr.Ir.Adjat Sudradjat ( Guru Besar Geologi UNPAD ), Prof.Dr. Sutikno Bronto ( Badan Geologi), Drs. Lutfi Yondri M.Hum. ( Balar Bandung ), Prof. Nina Lubis (Ketua masyarakat Sejarawan Indonesia-Jawa barat ), dan mang Okim ( geolog gaek , silahkan dihujat sepuasnya seperti yang dicontohkan oleh Pak Andi Arief dkk ). Terima kasih atas perhatian dan pengertiannya. Wassalam, Mang Okim From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Danny Hilman Natawidjaja Sent: Thursday, October 09, 2014 12:01 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014 Terimakasih koreksinya Pak Ban, benar Dewi Drupadi istri Pandawa, From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Bandono Salim Sent: 09 Oktober 2014 10:01 To: Iagi Subject: Re: [iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014 Maaf Dany yang mau ditelanjangi oleh Dursasana itu Drupadi istri Pandawa, bukan Sembadra istri Arjuna. Mohon cek lagi di mahabarata. Sekedar koreksi dari literarur masa remaja. Salam hormat.bdn. Pada 9 Okt 2014 08:24, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com menulis: FILM DRAMA SERI GUNUNG PADANG (https://www.youtube.com/watch?v=CLDj9OqtrQs#t=235 ), Episode: Para beghawan arogan Tgl 7 Okt. Kemarin Fak.Budaya UNPAD mengadakan Seminar Nasional Gunung Padang dan permasalahannya. Dalam seminar tersebut para pembicara terhormat tidak datang untuk berbagi ilmu dan memperlihatkan data serta karya mereka tapi bak politik Beghawan Sengkuni dan para penggede Kurawa mereka mempertontonkan data hasil jerih payah orang lain untuk dilecehkan dimuka umum. Satu persatu bagian tubuh data yang memang elok tersebut ditelanjangi dan diludahi sambil tidak henti-hentinya menghina dan menghujat yang punya data. Kemudian, Masya Allah..., mereka memperkosa data tersebut beramai-ramai dimuka umum sambil tersenyum-senyum. Ibarat adegan Dewi Subadra yang ditelanjangi ramai-ramai di aula istana Kerajaan Hastinapura, para Kurawa berkata bahwa tidak masalah menelanjangi Subadra karena milik Pandawa yang sudah menjadi budak akibat kalah judi. Mereka tidak peduli bahwa di dunia akademis mempertontonkan gambar dan data orang itu haram hukumnya tanpa seijin yang punya walaupun untuk tujuan baik, apalagi untuk dikacaukan analisa dan interpretasinya; padahal mereka juga bicara tentang etika akademis... Tidak hanya sampai pemerkosaan data, mereka kemudian masuk ke ranah hukum, bicara undang-undang dan peraturan dengan lihai , kemudian mengancam akan memenjarakan para peneliti dengan tuduhan telah membuat kerusakan. Acara seminar berubah seperti ruang pengadilan tanpa kehadiran terdakwa dan saksi-saksi. Acara main hakim ini diakhiri dengan menjatuhkan vonis bahwa para terdakwa terbukti bersalah. Oleh karena itu akan diusulkan bahwa proyek kegiatan di Gunung Padang yang sedang dikerjakan para peneliti lain tersebut harus menjadi milik mereka Bagi yang berminat menonton bisa dilihat di-link: https://www.youtube.com/watch?v=CLDj9OqtrQs#t=235 Selamat menikmati. Mohon ide dan sarannya untuk film episode berikutnya
[iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014
FILM DRAMA SERI GUNUNG PADANG (https://www.youtube.com/watch?v=CLDj9OqtrQs#t=235 ), Episode: Para beghawan arogan Tgl 7 Okt. Kemarin Fak.Budaya UNPAD mengadakan Seminar Nasional Gunung Padang dan permasalahannya. Dalam seminar tersebut para pembicara terhormat tidak datang untuk berbagi ilmu dan memperlihatkan data serta karya mereka tapi bak politik Beghawan Sengkuni dan para penggede Kurawa mereka mempertontonkan data hasil jerih payah orang lain untuk dilecehkan dimuka umum. Satu persatu bagian tubuh data yang memang elok tersebut ditelanjangi dan diludahi sambil tidak henti-hentinya menghina dan menghujat yang punya data. Kemudian, Masya Allah..., mereka memperkosa data tersebut beramai-ramai dimuka umum sambil tersenyum-senyum. Ibarat adegan Dewi Subadra yang ditelanjangi ramai-ramai di aula istana Kerajaan Hastinapura, para Kurawa berkata bahwa tidak masalah menelanjangi Subadra karena milik Pandawa yang sudah menjadi budak akibat kalah judi. Mereka tidak peduli bahwa di dunia akademis mempertontonkan gambar dan data orang itu haram hukumnya tanpa seijin yang punya walaupun untuk tujuan baik, apalagi untuk dikacaukan analisa dan interpretasinya; padahal mereka juga bicara tentang etika akademis... Tidak hanya sampai pemerkosaan data, mereka kemudian masuk ke ranah hukum, bicara undang-undang dan peraturan dengan lihai , kemudian mengancam akan memenjarakan para peneliti dengan tuduhan telah membuat kerusakan. Acara seminar berubah seperti ruang pengadilan tanpa kehadiran terdakwa dan saksi-saksi. Acara main hakim ini diakhiri dengan menjatuhkan vonis bahwa para terdakwa terbukti bersalah. Oleh karena itu akan diusulkan bahwa proyek kegiatan di Gunung Padang yang sedang dikerjakan para peneliti lain tersebut harus menjadi milik mereka Bagi yang berminat menonton bisa dilihat di-link: https://www.youtube.com/watch?v=CLDj9OqtrQs#t=235 Selamat menikmati. Mohon ide dan sarannya untuk film episode berikutnya. Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
RE: [iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014
Terimakasih koreksinya Pak Ban, benar Dewi Drupadi istri Pandawa, From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Bandono Salim Sent: 09 Oktober 2014 10:01 To: Iagi Subject: Re: [iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014 Maaf Dany yang mau ditelanjangi oleh Dursasana itu Drupadi istri Pandawa, bukan Sembadra istri Arjuna. Mohon cek lagi di mahabarata. Sekedar koreksi dari literarur masa remaja. Salam hormat.bdn. Pada 9 Okt 2014 08:24, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com menulis: FILM DRAMA SERI GUNUNG PADANG (https://www.youtube.com/watch?v=CLDj9OqtrQs#t=235 ), Episode: Para beghawan arogan Tgl 7 Okt. Kemarin Fak.Budaya UNPAD mengadakan Seminar Nasional Gunung Padang dan permasalahannya. Dalam seminar tersebut para pembicara terhormat tidak datang untuk berbagi ilmu dan memperlihatkan data serta karya mereka tapi bak politik Beghawan Sengkuni dan para penggede Kurawa mereka mempertontonkan data hasil jerih payah orang lain untuk dilecehkan dimuka umum. Satu persatu bagian tubuh data yang memang elok tersebut ditelanjangi dan diludahi sambil tidak henti-hentinya menghina dan menghujat yang punya data. Kemudian, Masya Allah..., mereka memperkosa data tersebut beramai-ramai dimuka umum sambil tersenyum-senyum. Ibarat adegan Dewi Subadra yang ditelanjangi ramai-ramai di aula istana Kerajaan Hastinapura, para Kurawa berkata bahwa tidak masalah menelanjangi Subadra karena milik Pandawa yang sudah menjadi budak akibat kalah judi. Mereka tidak peduli bahwa di dunia akademis mempertontonkan gambar dan data orang itu haram hukumnya tanpa seijin yang punya walaupun untuk tujuan baik, apalagi untuk dikacaukan analisa dan interpretasinya; padahal mereka juga bicara tentang etika akademis... Tidak hanya sampai pemerkosaan data, mereka kemudian masuk ke ranah hukum, bicara undang-undang dan peraturan dengan lihai , kemudian mengancam akan memenjarakan para peneliti dengan tuduhan telah membuat kerusakan. Acara seminar berubah seperti ruang pengadilan tanpa kehadiran terdakwa dan saksi-saksi. Acara main hakim ini diakhiri dengan menjatuhkan vonis bahwa para terdakwa terbukti bersalah. Oleh karena itu akan diusulkan bahwa proyek kegiatan di Gunung Padang yang sedang dikerjakan para peneliti lain tersebut harus menjadi milik mereka Bagi yang berminat menonton bisa dilihat di-link: https://www.youtube.com/watch?v=CLDj9OqtrQs#t=235 Selamat menikmati. Mohon ide dan sarannya untuk film episode berikutnya. Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind
RE: [iagi-net] Perihal Penelitian di Gunung Padang
MIXED COMMENTS Abah, Pak Ban, Tiga isyu berbeda dicampurkan jadi satu. Hal berkaitan dengan Turangga Seta dari gossip media massa tidak perlu dibahas, tidak ada kaitannya. Hal Plato dan Atlantis menarik tapi harus dibahas terpisah dengan pendekatan berbeda, tidak terkait langsung dan bahkan tidak perlu ada kaitannya dengan penelitian geologi-arkeologi di G Padang yg berbasis data survey lapangan. Sebaiknya menyederhanakan masalah bukan malah memblunderkan. Punden berundak dan piramid itu hanya perguncingan istilah saja, engga substansial. Arkeolog kita menyebut Situs megalitik Lebak Cibedug sebagai punden berundak sedangkan jurnal luar sering menyebutnya sebagai “Indonesian stepped pyramid”. Kontroversi bawah permukaan Gunung Padang yang utama-kan mempertanyakan apakah di bawah situs megalitik itu seluruhnya batuan alami atau masih lapisan budaya/bangunan. Yang Pak Ban lihat di G.Padang dan sama-sama kita diskusikan adalah singkapan dari lapisan susunan batu columnar joint di bawah permukaan di kotak-kotak gali dan juga pada tebing bekas longsor yang dibersihkan dari tetumbuhan yang menutupinya itu. Nah, kenapa tidak dimulai dengan mengomentari apakah lapisan batu columnar tersebut alamiah atau artifisial? Kalau misalnya alamiah, lapisan batuan apa? Terus matriks halus yang mengisi ruang atau membungkus kolom-kolom batu itu matriks alamiah, hasil pelapukan atau artifisial? Sebaiknya masalah geologi yang simpel ini dulu diuraikan pak sebelum meloncat ke ruang-ruang bawah tanah. Demikian pak. Salam, DHN . From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Yanto R. Sumantri - yrs_...@yahoo.com Sent: 06 Oktober 2014 14:25 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Perihal Penelitian di Gunung Padang Don GOOD COMMENTS. Memang belum meyakinkan , tapi biarlah TTRM mencoba untuk membuktikannya , DENGAN CATATAN jangan merusak Situs-nya. Diskusi boleh jalan terus kan. si Abah On Monday, October 6, 2014 2:18 PM, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote: Mungkin DH dan AB; mulai melupakan sejarah munculnya piramid di Indonesia, dimulai dari perkumpulam mistik turangga seta; trus tulisan tentang Plato tak pernah bohong; terceritakan masalah Atlantis di Sundaland; maka muncullah Gn Padang punden berundak; di kisahkan sbg piramid dan diteliti luar biasa oleh TTRM. Hasilnya kembali masih (bagi aku) belum jelas apakah piramid apa tetap punden berundak. Juga ruang ruang yang katanya ada mnrt tomografi dan resistivity nampaknya belum terbukti saat penggalian terakhir. Itu yang aku lihat waktu ke gnpadang. Salam sejahtera, bdn. Pada 6 Okt 2014 13:41, Muhammad Razi mufar...@gmail.com menulis: Pak Danny, Kalo saya melihat titik lemahnya ada di sosok andi arif yg srg bicara mengatasnamakan tim tp komennya krg ilmiah (pernah sy liat komen dia ttg gunung padang tp dikaitkan dgn sadahurip dan lainnya). Meski dia diperlukan oleh tim utk akses ke kekuasaan, tp mgkn perlu ditatar dikit2 sisi ilmiahnya. Salam Razi On 6 Oct 2014 09:10, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com wrote: Pak Yatno dan IAGI Netter ysh, Terimakasih atas klarifikasinya. Bukan hal baru kalau penelitian kami di Gunung Padang selalu di-pseudoilmiah-kan dengan berbagai cara, seperti diasosiasikan dengan peristiwa supertoy dan blue energi, atau kegiatan bermau mistik dari Kelompok Turangga Seta di Lalakon dan Sadahurip yang tidak ada kaitannya; atau juga dicampur-adukan dengan isyu mencari harta karun atau gossip obrolan warung kopi tentang isyu aneh-aneh seperti keberadaan hydro-electric power, UFO dll, atau tentang ‘piramid’ ini yang menurut saya hanya debat-kusir istilah yang tidak substantial. Kemudian serangan yang sering dijadikan senjata utama oleh pihak kontra adalah isyu perusakan situs seperti dikatakan dalam PETISI bln April 2013 yang ingin menghentikan penelitian, sampai tudingan miring perusakan dari kegiatan eskavasi bersama TNI dalam dua bulan terakhir ini. Padahal semua kegiatan eskavasi dilakukan dengan supervisi tim arkeologi termasuk dari BPCB (Badan Pelestarian Cagar Budaya). Bukti tidak ada eskavasi asal-asalan bisa dilihat sendiri di lokasi. Fitnah lainnya adalah tentang isyu dana besar dari pemerintah yang juga dilontarkan berkali-kali oleh pihak yang kontra mulai dari isyu back-up dana besar dari istana, isyu pemakaian dana abadi DIKBUD (tahun 2013) yang puluhan milyar bahkan trilyun, sampai kepernyataan Mendikbud baru-baru ini ttg akan diback-up DIKBUD sebesar 3M tapi juga diisyukan sampai trilyunan. Faktanya sampai saat ini belum ada dana pemerintah yang sampai kepada kami. Pembiayaan penelitian kami masih tetap mandiri, seadanya saja. Penelitian di Gunung Padang yang dimulai sejak Oktober 2011 adalah benar-benar kegiatan mandiri bukan “funded research”. Artinya para peneliti bekerja tanpa dibayar, bahkan sering harus nombokin biaya operasional. Hipotesa, metoda dan berbagai SOP
RE: [iagi-net] Perihal Penelitian di Gunung Padang
Tapi berarti tidak berminat diskusi namun senang berkontroversi J Saya kira rekan-rekan IAGI-Netter lebih paham sekarang kenapa ‘kontroversi’ Gunung Padang berlarut-larut dan semrawut. Soalnya diskusinya satu arah dan tidak fokus ke masalah real-nya. From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Bandono Salim Sent: 06 Oktober 2014 18:26 To: Iagi Subject: RE: [iagi-net] Perihal Penelitian di Gunung Padang Tidak bertanya tidak berarti setuju. Pada 6 Okt 2014 18:09, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com menulis: MIXED COMMENTS Abah, Pak Ban, Tiga isyu berbeda dicampurkan jadi satu. Hal berkaitan dengan Turangga Seta dari gossip media massa tidak perlu dibahas, tidak ada kaitannya. Hal Plato dan Atlantis menarik tapi harus dibahas terpisah dengan pendekatan berbeda, tidak terkait langsung dan bahkan tidak perlu ada kaitannya dengan penelitian geologi-arkeologi di G Padang yg berbasis data survey lapangan. Sebaiknya menyederhanakan masalah bukan malah memblunderkan. Punden berundak dan piramid itu hanya perguncingan istilah saja, engga substansial. Arkeolog kita menyebut Situs megalitik Lebak Cibedug sebagai punden berundak sedangkan jurnal luar sering menyebutnya sebagai “Indonesian stepped pyramid”. Kontroversi bawah permukaan Gunung Padang yang utama-kan mempertanyakan apakah di bawah situs megalitik itu seluruhnya batuan alami atau masih lapisan budaya/bangunan. Yang Pak Ban lihat di G.Padang dan sama-sama kita diskusikan adalah singkapan dari lapisan susunan batu columnar joint di bawah permukaan di kotak-kotak gali dan juga pada tebing bekas longsor yang dibersihkan dari tetumbuhan yang menutupinya itu. Nah, kenapa tidak dimulai dengan mengomentari apakah lapisan batu columnar tersebut alamiah atau artifisial? Kalau misalnya alamiah, lapisan batuan apa? Terus matriks halus yang mengisi ruang atau membungkus kolom-kolom batu itu matriks alamiah, hasil pelapukan atau artifisial? Sebaiknya masalah geologi yang simpel ini dulu diuraikan pak sebelum meloncat ke ruang-ruang bawah tanah. Demikian pak. Salam, DHN . From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Yanto R. Sumantri - yrs_...@yahoo.com Sent: 06 Oktober 2014 14:25 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Perihal Penelitian di Gunung Padang Don GOOD COMMENTS. Memang belum meyakinkan , tapi biarlah TTRM mencoba untuk membuktikannya , DENGAN CATATAN jangan merusak Situs-nya. Diskusi boleh jalan terus kan. si Abah On Monday, October 6, 2014 2:18 PM, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote: Mungkin DH dan AB; mulai melupakan sejarah munculnya piramid di Indonesia, dimulai dari perkumpulam mistik turangga seta; trus tulisan tentang Plato tak pernah bohong; terceritakan masalah Atlantis di Sundaland; maka muncullah Gn Padang punden berundak; di kisahkan sbg piramid dan diteliti luar biasa oleh TTRM. Hasilnya kembali masih (bagi aku) belum jelas apakah piramid apa tetap punden berundak. Juga ruang ruang yang katanya ada mnrt tomografi dan resistivity nampaknya belum terbukti saat penggalian terakhir. Itu yang aku lihat waktu ke gnpadang. Salam sejahtera, bdn. Pada 6 Okt 2014 13:41, Muhammad Razi mufar...@gmail.com menulis: Pak Danny, Kalo saya melihat titik lemahnya ada di sosok andi arif yg srg bicara mengatasnamakan tim tp komennya krg ilmiah (pernah sy liat komen dia ttg gunung padang tp dikaitkan dgn sadahurip dan lainnya). Meski dia diperlukan oleh tim utk akses ke kekuasaan, tp mgkn perlu ditatar dikit2 sisi ilmiahnya. Salam Razi On 6 Oct 2014 09:10, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com wrote: Pak Yatno dan IAGI Netter ysh, Terimakasih atas klarifikasinya. Bukan hal baru kalau penelitian kami di Gunung Padang selalu di-pseudoilmiah-kan dengan berbagai cara, seperti diasosiasikan dengan peristiwa supertoy dan blue energi, atau kegiatan bermau mistik dari Kelompok Turangga Seta di Lalakon dan Sadahurip yang tidak ada kaitannya; atau juga dicampur-adukan dengan isyu mencari harta karun atau gossip obrolan warung kopi tentang isyu aneh-aneh seperti keberadaan hydro-electric power, UFO dll, atau tentang ‘piramid’ ini yang menurut saya hanya debat-kusir istilah yang tidak substantial. Kemudian serangan yang sering dijadikan senjata utama oleh pihak kontra adalah isyu perusakan situs seperti dikatakan dalam PETISI bln April 2013 yang ingin menghentikan penelitian, sampai tudingan miring perusakan dari kegiatan eskavasi bersama TNI dalam dua bulan terakhir ini. Padahal semua kegiatan eskavasi dilakukan dengan supervisi tim arkeologi termasuk dari BPCB (Badan Pelestarian Cagar Budaya). Bukti tidak ada eskavasi asal-asalan bisa dilihat sendiri di lokasi. Fitnah lainnya adalah tentang isyu dana besar dari pemerintah yang juga dilontarkan berkali-kali oleh pihak yang kontra mulai dari isyu back-up dana besar dari istana, isyu pemakaian dana abadi DIKBUD (tahun
RE: [iagi-net] Perihal Penelitian di Gunung Padang
Selamat pagi Rupanya Pak Ban punya cara pandang khusus dalam segala hal termasuk arti berdebat dan ngeyel. Ruang/rongga yang dimaksud itu di lokasi Mas Andang nge-bor, memang tidak/belum digali. Waktu nge-bor 30rb liter air yang tersedot masuk. Syukurlah tangki airnya tidak hilang. Kalau hilang pasti Mas Andang dan seluruh crew bor sudah lari tunggang langgang ... From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Bandono Salim Sent: 07 Oktober 2014 2:09 To: Iagi Subject: RE: [iagi-net] Perihal Penelitian di Gunung Padang Coba banyak anggota iagi juga diam tak beri tanggapan. Apakah mereka juga setuju? Belum tentu. Ada yang skeptis, ada juga yang tak setuju, meski tidak kurang yang setuju. Kalau saya tidak mau berdebat ada beberapa hal: antar lain telah saya tuliskan bahwa perlu telitian mineralogi dibanding kimia. Baik mikroskopis maupun cara lain. Hehehe aku tak punya data. Nggak punya data kok ngeyel. Tidak ilmiah kan? Kedua banyak non geologis yang waktu itu hadir. Lho namanya tamu yaa menghormati tuan rumah dan hadirin lainnya. Jadi aku memilih diam. Soal ruang; bukankah dalam paparan di Geo ITB dan LIPPI hal tersebut dipastikan ada.? Waktu di lapangan aku tidak melihat nyata adanya ruang kosong tempat 30 (?) tangki air menghilang. Hanya sekedar bertanya. Tidak ada niat menyudutkan. Salam hormat dan sejahtera.bdn. Pada 6 Okt 2014 21:09, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com menulis: Tapi berarti tidak berminat diskusi namun senang berkontroversi J Saya kira rekan-rekan IAGI-Netter lebih paham sekarang kenapa ‘kontroversi’ Gunung Padang berlarut-larut dan semrawut. Soalnya diskusinya satu arah dan tidak fokus ke masalah real-nya. From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Bandono Salim Sent: 06 Oktober 2014 18:26 To: Iagi Subject: RE: [iagi-net] Perihal Penelitian di Gunung Padang Tidak bertanya tidak berarti setuju. Pada 6 Okt 2014 18:09, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com menulis: MIXED COMMENTS Abah, Pak Ban, Tiga isyu berbeda dicampurkan jadi satu. Hal berkaitan dengan Turangga Seta dari gossip media massa tidak perlu dibahas, tidak ada kaitannya. Hal Plato dan Atlantis menarik tapi harus dibahas terpisah dengan pendekatan berbeda, tidak terkait langsung dan bahkan tidak perlu ada kaitannya dengan penelitian geologi-arkeologi di G Padang yg berbasis data survey lapangan. Sebaiknya menyederhanakan masalah bukan malah memblunderkan. Punden berundak dan piramid itu hanya perguncingan istilah saja, engga substansial. Arkeolog kita menyebut Situs megalitik Lebak Cibedug sebagai punden berundak sedangkan jurnal luar sering menyebutnya sebagai “Indonesian stepped pyramid”. Kontroversi bawah permukaan Gunung Padang yang utama-kan mempertanyakan apakah di bawah situs megalitik itu seluruhnya batuan alami atau masih lapisan budaya/bangunan. Yang Pak Ban lihat di G.Padang dan sama-sama kita diskusikan adalah singkapan dari lapisan susunan batu columnar joint di bawah permukaan di kotak-kotak gali dan juga pada tebing bekas longsor yang dibersihkan dari tetumbuhan yang menutupinya itu. Nah, kenapa tidak dimulai dengan mengomentari apakah lapisan batu columnar tersebut alamiah atau artifisial? Kalau misalnya alamiah, lapisan batuan apa? Terus matriks halus yang mengisi ruang atau membungkus kolom-kolom batu itu matriks alamiah, hasil pelapukan atau artifisial? Sebaiknya masalah geologi yang simpel ini dulu diuraikan pak sebelum meloncat ke ruang-ruang bawah tanah. Demikian pak. Salam, DHN . From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Yanto R. Sumantri - yrs_...@yahoo.com Sent: 06 Oktober 2014 14:25 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Perihal Penelitian di Gunung Padang Don GOOD COMMENTS. Memang belum meyakinkan , tapi biarlah TTRM mencoba untuk membuktikannya , DENGAN CATATAN jangan merusak Situs-nya. Diskusi boleh jalan terus kan. si Abah On Monday, October 6, 2014 2:18 PM, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote: Mungkin DH dan AB; mulai melupakan sejarah munculnya piramid di Indonesia, dimulai dari perkumpulam mistik turangga seta; trus tulisan tentang Plato tak pernah bohong; terceritakan masalah Atlantis di Sundaland; maka muncullah Gn Padang punden berundak; di kisahkan sbg piramid dan diteliti luar biasa oleh TTRM. Hasilnya kembali masih (bagi aku) belum jelas apakah piramid apa tetap punden berundak. Juga ruang ruang yang katanya ada mnrt tomografi dan resistivity nampaknya belum terbukti saat penggalian terakhir. Itu yang aku lihat waktu ke gnpadang. Salam sejahtera, bdn. Pada 6 Okt 2014 13:41, Muhammad Razi mufar...@gmail.com menulis: Pak Danny, Kalo saya melihat titik lemahnya ada di sosok andi arif yg srg bicara mengatasnamakan tim tp komennya krg ilmiah (pernah sy liat komen dia ttg gunung padang tp dikaitkan dgn sadahurip dan lainnya). Meski dia
Re: [iagi-net] Re: Gunung Peteng
Pak Yatno yg bijak,Silahkan dibaca kembal dari mulai "Yang saya tahusampai ...G..Peteng"...Maksudnya apa ya pak?Bukan 'menuduh' penelitian TTRM sama dgn Supertoy? Terus kenapa anda jadi malu dan sedih? Sedih karena ada para intelektual ternama buat petisi politik utk melawan penelitian? Atau karena hal lain?Salam,DHN Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: yustinus yuwonoSent: Minggu, 5 Oktober 2014 13:54To: iagi-netReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: [iagi-net] Re: Gunung PetengDany yg baik, Tolong dibaca coment saya baik2, bagian mana yang menuduh? Dan siapa yang dituduh? Materi tuduhan apa? Maksud dari koment saya kan jelas, yaitu harapan dari sesama insan geologi, kan boleh berharap mudah2an tidak berulang lagi skandal yang memalukan itu. Kalau anda merasa dituduh, itu urusan anda sendiri. Yang jelas saya ber-iktikad baik, tidak ada niatan menyakiti hati seseorang. Kalau saya tidak boleh berharap seperti itu, padahal isi harapan itu kan demi kebaikan komunitas geologi yang kita cintai ini, berarti saya tidak peduli? Sedangkan saya sangat peduli dari awal, meskipun tidak ikut aktif meneliti seperti rekan yang lain. Salam, YSY On Oct 5, 2014 1:12 AM, "yustinus yuwono" yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com wrote:Diskusi G Padang memang harus dihentikan karena sudah tidak mungkin dipertemukan lagi, saya setuju dengan anjuran Prof RPK. Bayangkan dua fihak saja tidak sama persepsinya tentang apa itu hipotesis apa itu sintesis. Apalagi berinterprestasi dari singkapan batuan yg sama, satu semen fihak lain pelapukan, fihak satu mengklaim pasir ayak peredam gempa yg satu fihak menganggap tuff, dst.dst. Yg saya tahu TTRM di back up oleh staf khusus presiden SBY. Yg saya tahu lagi dulu SBY dikibuli temuan blue energi yaitu bahan bakar energi dari air. Yang saya tahu SBY pernahh juga dikibuli temuan bibit padi Super toy. Semoga nasib G Padang tidak berakhir seperti skandal super toy maupun blue energi itu. Sehingga sebagai insan geologi saya menjadi sedih dan malu. Kalau demikian saya usulkan merobah nama G Padang atau bhs Jawa artinys G Terang menjadi G Peteng atau gunung gelap ?? Salam, YSY Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no
RE: [iagi-net] Re: Gunung Peteng
by Telkomsel BlackBerryR _ From: bronto.sut...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Sun, 5 Oct 2014 10:58:32 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Re: Gunung Peteng Mas Danny, Pak Yatno, Pak Bandono, Pak Miko dan Bapak2 lainnya ysh, marilah kita sudahi perdebatan yang sudah tidak mengenakkan ini. Saya yang mengenal dekat Bapak2 (kalau boleh saya klaim kenal dekat), jadi merasa tidak enak hati. Bapak2 semuanya adalah geologist ternama, sekedar mengingatkan kembali sepertinya sudah tidak pada tempatnya berdebat seperti ini (maaf, maaf). Hal ini akan membuat ide2 geolog (muda) lainnya segan utk diutarakan. Jangan2 nantinya akan ditanggapi dengan hanya debat kusir. Terima kasih, Salam Bronto Sutopo Powered by Telkomsel BlackBerryR _ From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Sun, 05 Oct 2014 17:41:53 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Re: Gunung Peteng Pak Yatno yg bijak, Silahkan dibaca kembal dari mulai Yang saya tahusampai ...G..Peteng...Maksudnya apa ya pak? Bukan 'menuduh' penelitian TTRM sama dgn Supertoy? Terus kenapa anda jadi malu dan sedih? Sedih karena ada para intelektual ternama buat petisi politik utk melawan penelitian? Atau karena hal lain? Salam, DHN Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: yustinus yuwono Sent: Minggu, 5 Oktober 2014 13:54 To: iagi-net Reply To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] Re: Gunung Peteng Dany yg baik, Tolong dibaca coment saya baik2, bagian mana yang menuduh? Dan siapa yang dituduh? Materi tuduhan apa? Maksud dari koment saya kan jelas, yaitu harapan dari sesama insan geologi, kan boleh berharap mudah2an tidak berulang lagi skandal yang memalukan itu. Kalau anda merasa dituduh, itu urusan anda sendiri. Yang jelas saya ber-iktikad baik, tidak ada niatan menyakiti hati seseorang. Kalau saya tidak boleh berharap seperti itu, padahal isi harapan itu kan demi kebaikan komunitas geologi yang kita cintai ini, berarti saya tidak peduli? Sedangkan saya sangat peduli dari awal, meskipun tidak ikut aktif meneliti seperti rekan yang lain. Salam, YSY On Oct 5, 2014 1:12 AM, yustinus yuwono yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com wrote: Diskusi G Padang memang harus dihentikan karena sudah tidak mungkin dipertemukan lagi, saya setuju dengan anjuran Prof RPK. Bayangkan dua fihak saja tidak sama persepsinya tentang apa itu hipotesis apa itu sintesis. Apalagi berinterprestasi dari singkapan batuan yg sama, satu semen fihak lain pelapukan, fihak satu mengklaim pasir ayak peredam gempa yg satu fihak menganggap tuff, dst.dst. Yg saya tahu TTRM di back up oleh staf khusus presiden SBY. Yg saya tahu lagi dulu SBY dikibuli temuan blue energi yaitu bahan bakar energi dari air. Yang saya tahu SBY pernahh juga dikibuli temuan bibit padi Super toy. Semoga nasib G Padang tidak berakhir seperti skandal super toy maupun blue energi itu. Sehingga sebagai insan geologi saya menjadi sedih dan malu. Kalau demikian saya usulkan merobah nama G Padang atau bhs Jawa artinys G Terang menjadi G Peteng atau gunung gelap ?? Salam, YSY Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri
RE: [iagi-net] Re: Gunung Peteng
Sangat mendukung. Kalau saya diajukan ke Dewan Etik malah bisa 'tragedi' nanti, karena di Dewan Etik kalau tidak salah ada Mas ADB yang juga dedengkot Tim Peneliti G.Pdg :-D Akan lebih sempurna kalau Forum Diskusi disertai ekskursi ke Gunung Padang sehingga bisa lebih faktual, terutama karena sekarang sudah banyak kotak gali yang memperlihatkan singkapan geologinya. Sebaiknya fokusnya adalah murni diskusi ilmiah untuk mengungkap fakta dan mendiskusikan berbagai hal yang menarik, bukan sekedar ingin senang-senang menonton 'pertarungan dua kubu'. Tanpa Kubu yang bersebranganpun menurut hemat saya tidak apa-apa karena belum tentu mereka mau diajak berpartisipasi dalam forum ilmiah terbuka Sudah seharusnya IAGI berperan dalam kontroversi (media massa) yang semrawut ini, karena isyu ini sudah sangat meluas bahkan sampai dunia internasional. Harus didudukan mana yang ilmiah , mana yang politis dll. Jangan diam saja hanya karena etika uwuh-pakewuh atau tidak mau dibilang memihak sehingga menjadi abu-abu IAGI harus berpihak pada dunia ilmiah dan profesi serta ikut mencerdaskan seluruh anggautanya dan masyarakat umum. Membiarkan kebathilan terjadi itu salah. Yang benar harus dibenarkan dan yang salah harus dikoreksi. Kalau tidak tegas... susah kita maju. Salam, DHN From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of bronto.sut...@gmail.com Sent: 05 Oktober 2014 19:04 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Re: Gunung Peteng Mas Bawa, Ajakan dan tawaran yang menarik dan simpatik. Sepertinya bisa diusulkan untuk jadi kegiatan 'perdana' dalam kepengurusan IAGI yang baru, mas Sukmandaru untuk mempertemukan kedua 'kubu' kedalam sebuah forum ilmiah (dilanjutkan FT lagi), instead of mengajukan beliau-beliau ke Dewan Etik :D. Salam, -Bronto Sutopo Powered by Telkomsel BlackBerryR _ From: E.Bawa Santosa eba...@cbn.net.id Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Sun, 5 Oct 2014 18:29:10 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] Re: Gunung Peteng Dear all, Barangkali temen-2 dari IAGI / MGI / HAGI bisa memfasilitasi untuk menyelenggarakan forum diskusi terbuka bagi para senior kita yang terhormat (tersebut di bawah ini), agar beliau-beliau tersebut bisa membuahkan suatu hasil kajian yang berbobot secara scientific (sekalipun mungkin juga ada hasil kajian yang berbeda) dan kelak hasil tersebut bisa di up-load kedalam milis IAGI-NET ini sebagai referensi. Dengan demikian ada solusi bagi suatu perbedaan dan tidak discouraging bagi Geologist yunior untuk mengungkapkan suatu opini atau topik bahasan. Mungkin mas Bronto bisa berinisiasi mengajak temen geologist lainnya untuk membentuk fasilitator tersebut. Semoga diskusi GUNUNG PADANG bisa memberi inspirasi dengan pemahaman geologi secara positip bagi kita semuanya. Diskusi GUNUNG PADANG bukan untuk berunjuk kesombongan diri dan tokoh sentral antara mang Okim dan mas Danny bisa menahan diri di media publik guna menghindari nuansa yang kurang konstruktif. Salam, EBS Note : BTW, jika diskusi di media publik terbuka ini berlangsung terus menerus, barangkali bisa dititipkan ke Pak Dhe RDP menjadi bagian series dongeng geologi From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of bronto.sut...@gmail.com Sent: 05 Oktober 2014 17:59n To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Re: Gunung Peteng Mas Danny, Pak Yatno, Pak Bandono, Pak Miko dan Bapak2 lainnya ysh, marilah kita sudahi perdebatan yang sudah tidak mengenakkan ini. Saya yang mengenal dekat Bapak2 (kalau boleh saya klaim kenal dekat), jadi merasa tidak enak hati. Bapak2 semuanya adalah geologist ternama, sekedar mengingatkan kembali sepertinya sudah tidak pada tempatnya berdebat seperti ini (maaf, maaf). Hal ini akan membuat ide2 geolog (muda) lainnya segan utk diutarakan. Jangan2 nantinya akan ditanggapi dengan hanya debat kusir. Terima kasih, Salam Bronto Sutopo Powered by Telkomsel BlackBerryR _ From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Sun, 05 Oct 2014 17:41:53 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Re: Gunung Peteng Pak Yatno yg bijak, Silahkan dibaca kembal dari mulai Yang saya tahusampai ...G..Peteng...Maksudnya apa ya pak? Bukan 'menuduh' penelitian TTRM sama dgn Supertoy? Terus kenapa anda jadi malu dan sedih? Sedih karena ada para intelektual ternama buat petisi politik utk melawan penelitian? Atau karena hal lain? Salam, DHN Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: yustinus yuwono Sent: Minggu, 5 Oktober 2014 13:54 To: iagi-net Reply To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] Re: Gunung Peteng Dany yg baik, Tolong dibaca coment saya baik2, bagian mana yang menuduh? Dan siapa yang dituduh? Materi tuduhan apa? Maksud dari koment saya kan jelas, yaitu harapan dari sesama insan geologi, kan boleh berharap
RE: [iagi-net] Perihal Penelitian di Gunung Padang
. Kami selalu terbuka untuk berdiskusi dengan siapa saja, termasuk kalau ingin melihat semua data hasil-hasil penelitian ataupun kotak-kotak gali di lapangan. Untuk para ‘kontrawan’ intelektual sebaiknya menghentikan kontroversi (tidak ilmiah) yang kontraproduktif demi kemajuan ilmu pengetahuan dan kepentingan negara dan rakyat. Salam, DHN From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus yuwono Sent: 05 Oktober 2014 23:17 To: iagi-net Subject: Re: [iagi-net] Re: Gunung Peteng Dany serta rekan2 yang baik. Terutama rekan saya Dany, sekali lagi maaf kalau tulisan saya membuat tidak enak, krn saya belum pernah liat singkapan di g padang saya selalu berusaha netral, saya selalu membri smangat rekan2 terutama yg muda2 utk melakukan penelitian apapun demi kemajuan ilmu kita ini. Biasanya sbg org yg lebih tua, secara insting ingin memberikan harapan sekaligus peringatan, di dalam penelitian apapun spy hasilnya nanti baik dan memberikan pencerahan. Mengenai supertoy dan blue energi yg saya singgung itu kan data empiris yg pernah terjadi pada sby presiden kita ini. Nah kalo nantinya hipotesis piramid itu tidak terbukti, apakah sbg sesama insan geologi tidak sedih dan malu? Nah kalo memang terbukti ya syukur dan bangga atas prestasinya, dan ini harapan saya yg saya sebut dlm email sebelumnya. Biasanya harapan atas keberhasilan selalu diikuti dengan doa, itu yg saya maksud. Jadi selain berharap dan mendoakan, saya juga memberikan peringatan dan sedikit opini, karena saya merasa tahu sedikit lebih banyak tentang volcanic products serta aspek volkanisme lain terhadap batuan yang dihasilkan. Satu lagi yg gk pernah dijawab, apakah sudah ada published paper di jurnal intenasional? Karena menurut saya hasil suatu penelitian ilmiah adalah paper. Krn rekan Dany gk jwb kesimpulan saya ya belum ada? Selama belum ada ya diskusi ini saya anggap masih wacana saja atau sekedar obrolan tukar pikiran. Buat rekan Mino dan rekan Bronto setuju sekali atas statement nya. Salam, YSY On Oct 5, 2014 5:42 PM, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com wrote: Pak Yatno yg bijak, Silahkan dibaca kembal dari mulai Yang saya tahusampai ...G..Peteng...Maksudnya apa ya pak? Bukan 'menuduh' penelitian TTRM sama dgn Supertoy? Terus kenapa anda jadi malu dan sedih? Sedih karena ada para intelektual ternama buat petisi politik utk melawan penelitian? Atau karena hal lain? Salam, DHN Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: yustinus yuwono Sent: Minggu, 5 Oktober 2014 13:54 To: iagi-net Reply To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] Re: Gunung Peteng Dany yg baik, Tolong dibaca coment saya baik2, bagian mana yang menuduh? Dan siapa yang dituduh? Materi tuduhan apa? Maksud dari koment saya kan jelas, yaitu harapan dari sesama insan geologi, kan boleh berharap mudah2an tidak berulang lagi skandal yang memalukan itu. Kalau anda merasa dituduh, itu urusan anda sendiri. Yang jelas saya ber-iktikad baik, tidak ada niatan menyakiti hati seseorang. Kalau saya tidak boleh berharap seperti itu, padahal isi harapan itu kan demi kebaikan komunitas geologi yang kita cintai ini, berarti saya tidak peduli? Sedangkan saya sangat peduli dari awal, meskipun tidak ikut aktif meneliti seperti rekan yang lain. Salam, YSY On Oct 5, 2014 1:12 AM, yustinus yuwono yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com wrote: Diskusi G Padang memang harus dihentikan karena sudah tidak mungkin dipertemukan lagi, saya setuju dengan anjuran Prof RPK. Bayangkan dua fihak saja tidak sama persepsinya tentang apa itu hipotesis apa itu sintesis. Apalagi berinterprestasi dari singkapan batuan yg sama, satu semen fihak lain pelapukan, fihak satu mengklaim pasir ayak peredam gempa yg satu fihak menganggap tuff, dst.dst. Yg saya tahu TTRM di back up oleh staf khusus presiden SBY. Yg saya tahu lagi dulu SBY dikibuli temuan blue energi yaitu bahan bakar energi dari air. Yang saya tahu SBY pernahh juga dikibuli temuan bibit padi Super toy. Semoga nasib G Padang tidak berakhir seperti skandal super toy maupun blue energi itu. Sehingga sebagai insan geologi saya menjadi sedih dan malu. Kalau demikian saya usulkan merobah nama G Padang atau bhs Jawa artinys G Terang menjadi G Peteng atau gunung gelap ?? Salam, YSY Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti
RE: [iagi-net] Perihal Penelitian di Gunung Padang
Terimakasih Abah Sependapat 100%. Salam hormat, DHN From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Yanto R. Sumantri - yrs_...@yahoo.com Sent: 06 Oktober 2014 9:00 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Perihal Penelitian di Gunung Padang Danny yang baik hati Sykurlah kalau memang TTRM itu pada awalnya merupakan riset mandiri , bahwa sekarang pak SBY dan stafnya tertarik untuk membantu tentunya itu sangat mngembirakan. Paling tidak apa yang dibutuhkan oleh TTRM akan dapat dipenuhi atau minimal dibantu. Karena pak SBY sebentar lagi akan lengser , mungkin perlu juga pendekatan kepada pak JKW/JK agar komitmen bantuan yang diberikan pak SBY saat ini , bisa dilanjutkan oleh JKW/JK. Walau pun sebagai Presiden , pak SBY menduduki jabatan politik , saya kira pada posisi sekarang (semoga) pak SBY akan bersikap sebagai seorang ilmuwan , yang berhrap gn Padang dapat memberikan nilai tambah bagi bangsa dan negara. Tentunya beliau ingin mendapatkan suatu kesimpulan yang firm dan lebih bermanfaat bagi ilmu penetahuan , bangsa dan negara. Kalau pak Yatno khawatir pak SBY akan mengalami penipuan sebagaimana terjadi pada kasus blue energy dan supertoy , saya percaya saat ini beliau tidak akan mengalami hal ini. Kan hanya keledai yang terperosok pada lubang yang sama lebih dari sekali. Saya kurang sependapat apabila diskusi mengenai gn Padang dihentikan . Akan hal adanya perbedaan pendapat saya kira itulah dinamika ilmu pengetahuan , kita sikapi dengan diskusi yang didasarkan oleh fakta , data dan hipotesa yang ilmiah. Mari kita selesaikan kasus gn padang ini dengan berdasarkan kaidah keilmuan , tanpa emosi yang negatip seperti ditunjukan oleh wakil wakil rakyat di DPR. si Abah On Monday, October 6, 2014 8:09 AM, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com wrote: Pak Yatno dan IAGI Netter ysh, Terimakasih atas klarifikasinya. Bukan hal baru kalau penelitian kami di Gunung Padang selalu di-pseudoilmiah-kan dengan berbagai cara, seperti diasosiasikan dengan peristiwa supertoy dan blue energi, atau kegiatan bermau mistik dari Kelompok Turangga Seta di Lalakon dan Sadahurip yang tidak ada kaitannya; atau juga dicampur-adukan dengan isyu mencari harta karun atau gossip obrolan warung kopi tentang isyu aneh-aneh seperti keberadaan hydro-electric power, UFO dll, atau tentang ‘piramid’ ini yang menurut saya hanya debat-kusir istilah yang tidak substantial. Kemudian serangan yang sering dijadikan senjata utama oleh pihak kontra adalah isyu perusakan situs seperti dikatakan dalam PETISI bln April 2013 yang ingin menghentikan penelitian, sampai tudingan miring perusakan dari kegiatan eskavasi bersama TNI dalam dua bulan terakhir ini. Padahal semua kegiatan eskavasi dilakukan dengan supervisi tim arkeologi termasuk dari BPCB (Badan Pelestarian Cagar Budaya). Bukti tidak ada eskavasi asal-asalan bisa dilihat sendiri di lokasi. Fitnah lainnya adalah tentang isyu dana besar dari pemerintah yang juga dilontarkan berkali-kali oleh pihak yang kontra mulai dari isyu back-up dana besar dari istana, isyu pemakaian dana abadi DIKBUD (tahun 2013) yang puluhan milyar bahkan trilyun, sampai kepernyataan Mendikbud baru-baru ini ttg akan diback-up DIKBUD sebesar 3M tapi juga diisyukan sampai trilyunan. Faktanya sampai saat ini belum ada dana pemerintah yang sampai kepada kami. Pembiayaan penelitian kami masih tetap mandiri, seadanya saja. Penelitian di Gunung Padang yang dimulai sejak Oktober 2011 adalah benar-benar kegiatan mandiri bukan “funded research”. Artinya para peneliti bekerja tanpa dibayar, bahkan sering harus nombokin biaya operasional. Hipotesa, metoda dan berbagai SOP penelitian geologi-geofisika-arkeologi yang dilakukan semua tidak ada yang aneh-aneh, sesuai dengan standard umum saja. Survey lapangan yang bisa dibilang sangat intensif (berbulan-bulan dalam setahun) dilakukan karena “passion” ingin menjawab berbagai pertanyaan ilmiah dalam memecahkan misteri Gunung Padang, bukan karena dapat duit apalagi karena alasan politik segala. Dalam penelitian ilmiah perkara hasilnya membuktikan atau tidak membuktikan hipotesis awal bukan masalah. Meskipun demikian, Alhamdulillah, sepanjang data-analisis yang ada, khususnya hasil penelitian 2 bulan terakhir ini, hipotesis awal kami kelihatannya terbukti. Faktanya lagi hasil riset Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) sudah diakui oleh pemerintah; sudah ada Keputusan Gubernur JABAR untuk penelitian sejak Desember 2013, kemudian baru-baru ini TTRM sudah resmi menjadi Tim Nasional Pelestarian dan Pengelolaan Gunung Padang (dengan tambahan personal) oleh KepMendikbud berlaku sejak 8 Agustus 2014. Terakhir, Malam Minggu kemarin dalam rapat khusus di istana negara yang langsung dipimpin Presiden bersama para menteri (Mensekab, Mendikbud, MenPU, Menparikraf) dan pimpinan TNI AD diputuskan bahwa masalah Gunung Padang akan dipayungi
Re: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)
n dsb. Karena menurut hemat saya sudah tidak ada objektivitas lagi, bahkan pihak-pihak dalam konntroversi ini cenderung terobsesi dengan pendapatnya, angan-angannya, maka tidak mungkin akan ada titik temu, dan diskusi akan sia-sia saja dan buang waktu. Saya menganut kebebasan akademis. Kalau mau melakukan research apasaja dan berpandangan apa saja, termasuk bahwa bumi ikita ini datar, ya silahkan saja. Masyarakat ilmiah "mainstream" dan sejarah lah yang akan menetukan. Wasalam RPK - Original Message - From: yustinus yuwono To: iagi-net Sent: Friday, October 03, 2014 8:04 PM Subject: Re: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB) Dany yth, Apa anda dkk sudah publish paper G Padang di jurnal ilmiah internasional? Tolong minta copy nya klo sudah published, nuhun. Salam, Yatno. On Oct 2, 2014 1:27 PM, "rakhmadi avianto" rakhmadi.avia...@gmail.com wrote: Para netter yg terhormat, Selama dibicarakan dalam koridor Ilmiyah mestinya tidak ada yg tersinggung, demi kemajuan ilmu marilah kita berdiskusi dengan sehat tanpa melemparkan kata2 yg tidak pantas. Jujur saya menikmati dari data2 yg dikemukakan termasuk sanggahan dari bbrp ahli, semoga kedua belah pihak bisa beradu argumen dg wewenang ilmu masing2, karena ini kayaknya perlu banyak disiplin yg terlibat dan mungkin saran saya jangan terlalu menyederhanakan masalah kalau memang tidak bisa di sederhanakan. Salam hormat buat kedua sisi peneliti. Kaji Avi Bendahara Umum IAGI 2011-14 -- Do not give up and do not ever look back and tawakkal ilallah -- On Thu, Oct 2, 2014 at 9:47 AM, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote: This message is eligible for Automatic Cleanup! (bandon...@gmail.com) Add cleanup rule | More info Apa yang saya lihat, memang ada pelapukan dan "penyemenan". "Semen" dapat dilihat di dinding antara teras 1 dan teras 2; berupa tanah yang terdapat di antara kolom batu. Pelapukan mengulit bawang juga dapat dilihat di beberapa tempat. Kenampakan mengulit bawang ini yang jadi masalah apakah ini hasil penyemenan atau hasil pelapukan. Lah ini yang harus dilihat secara milroskopis atawa x ray. Ditelitinya juga lapis demi lapis; sehingga jelas perbedaannya. Dilihat juga "semen" yang dijumpai tersingkap di permukaan maupun semen yang ada di bawah permukaan, yang konon ceritanya sangat lengket. Memang perlu waktu dan biaya serta ahli mineralogi. Begitu yang sedang aku usahakan. Semoga diijinkan mengambil dan memeriksa semen dan "semen" serta pelapukan atau ubahan pada kolom batu yang ada di gn Padang. Salam sejahtera.bdn. Pada 2 Okt 2014 08:28, "wildanto p nusantara" wpnusant...@gmail.com menulis: menarik sekali penjelasan pak dani di gunung padang kmarin lalu. dengan temuan terbaru yg diceritakan kmarin, nampaknya seperti bangunan megalitik yg terus berevolusi yg tetap dipakai sampai masa sejarah. (koin dengan kandungan nikel kemungkinan besar berasal dr abad 18 karena nikel br ditemukan di tahun 1750-an). mungkin bisa lebih seru klo ada field trip yg bisa ikutan rapelling turun ke lubang penggalian. salam wildan On Oct 2, 2014 7:54 AM, "Danny Hilman Natawidjaja" danny.hil...@gmail.com wrote: Aneh, Pak Bandono kan sudah lihat sendiri bukti-buktinya di lapangan (dan waktu itu tidak menyanggah). Silahkan berbagi pandangan dengan teman-teman tentang apa yang dilihat bukan malah menyitir berita media lagi dan membuat pernyataan mblunder. Sebaiknya tidak memperdebatkan istilah piramid atau bukan karena IAGI-net kan forum ilmiah geologi pak. Deskripsi data dan analisa akan lebih menarik dan berguna bagi kita semua. Salam DHN Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: Bandono Salim Sent: Kamis, 2 Oktober 2014 07:03 To: Iagi Reply To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB) Bukan piramid, tertulis di kompas tgl 1-Okt 2004. Hipotesis piramid belum terbukti. Salam hormat, bdn. Pada 1 Okt 2014 08:08, "Bandono Salim" bandon...@gmail.com menulis: Hehehe kita tunggu semoga waktunya dapat sesuai Pengin lihat yang di teras lima; yang waktu kesono blm dapat diperlihatkan. Mumpung belum ditutup. Salam sejahtera.bdn. Pada 1 Okt 2014 08:42, "Ok Taufik" ok.tau...@gmail.com menulis: kan bisa minta di undang lagi 2014-10-01 7:29 GMT+07:00 Bandono Salim bandon...@gmail.com: Kan sdh lewar undangannya. Pada 1 Okt 2014 08:22, "Ok Taufik" ok.tau...@gmail.com menulis: Betul nih Mang Okim..nggak seru kalau debatnya study media vs riset lapangan, mustinya apple to apple ..hadir saja atas undangan kang Danny, observe fakta di lapangan dan bantahan berdasarkan data. maaf kalau t
Re: [iagi-net] Gunung Peteng
Mau menghentikan diskusi kok sambil nuduh Pak? Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: yustinus yuwonoSent: Minggu, 5 Oktober 2014 01:12To: iagi-netReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: [iagi-net] Gunung PetengDiskusi G Padang memang harus dihentikan karena sudah tidak mungkin dipertemukan lagi, saya setuju dengan anjuran Prof RPK. Bayangkan dua fihak saja tidak sama persepsinya tentang apa itu hipotesis apa itu sintesis. Apalagi berinterprestasi dari singkapan batuan yg sama, satu semen fihak lain pelapukan, fihak satu mengklaim pasir ayak peredam gempa yg satu fihak menganggap tuff, dst.dst. Yg saya tahu TTRM di back up oleh staf khusus presiden SBY. Yg saya tahu lagi dulu SBY dikibuli temuan blue energi yaitu bahan bakar energi dari air. Yang saya tahu SBY pernahh juga dikibuli temuan bibit padi Super toy. Semoga nasib G Padang tidak berakhir seperti skandal super toy maupun blue energi itu. Sehingga sebagai insan geologi saya menjadi sedih dan malu. Kalau demikian saya usulkan merobah nama G Padang atau bhs Jawa artinys G Terang menjadi G Peteng atau gunung gelap ?? Salam, YSY Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
Re: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)
Aneh bin ajaib.Membuat Petisi untuk menghakimi penelitian orang itu tidak melanggar Kode Etik Dunia Ilmiah dan Professional ya ?Silahkan Komite Etik IAGI menilainya.Salam dan Selamat Hari Raya Iedul AdhaDHN Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: SujatmikoSent: Sabtu, 4 Oktober 2014 15:57To: iagi-net@iagi.or.idReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: RE: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB) Ketua Umum IAGI yang sangat saya hormati, Setelah membaca tanggapan Pak Danny Hilman, dan demi martabat profesi geologi yang kita cintai dan banggakan, mang Okim berharap agar Komite Etik IAGI dapat sesegera mungkin menilai dan mengoreksi pernyataan-pernyataan Pak Danny Hilman yang sangat bertentangan dengan semangat kerjasama dan persatuan antar profesi khususnya Geologi-Arkeologi. Sebagai Paleoseismologist yang ingin mengembangkan bidang Arkeo-Geologi / Geo-Arkeologi, sungguh di luar kepatutan kalau Petisi 26 April 2013 , yang disepakati oleh 27 Ahli Arkeologi , di antaranya Kepala Pusat Arkeologi Nasional, Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia, 3 Profesor Arkeologi terkemuka di Indonesia , dan sejumlah Doktor serta Sarjana Arkeologi , ditambah dengan 7 Ahli Geologi dan Ahli Geofisika ( termasuk 2 Profesor Riset ), dinyatakan oleh seorang anggota/ pengurus IAGI , sebagai Petisi Jahat dan Murahan. Semoga kita semua diberikan keteguhan iman dan keberanian dalam beramar ma’ruf nahi munkar. Amiin. Salam Cinta IAGI, Sujatmiko / Mang Okim From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Danny Hilman Natawidjaja Sent: Saturday, October 04, 2014 1:27 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB) Baik, Dua poin yg dikemukakan Mang Okim sama sekali bukan pokok utama atau hal penting dalam 'controversi". Tidak perlu mencari-cari kelemahan. Dua hal ini juga sekarang sudah ada update-nya. Demikian juga hal carbon dating - tidak ada masalah secara prosedur dan ilmiah (ingat Mang saya ini paleoseismologist yg paham dan sehari-harinya memakai carbon dating). Kami ini ingin mengembangkan bidang Arkeo-geologi atau geo-arkeologi, kok malah Mang Okim ini melarang!..mana salam geoarkeologinya? Ada tim peneliti lain yg mengumumkan hasil penelitian kok pada berang? Bukannya ngajak diskusi atau seminar ilmiah bareng malah buat petisi jahat dan murahan itu? Mohon maaf kalo saya ini 'togmol' saja. Salam, DHN Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: Sujatmiko Sent: Sabtu, 4 Oktober 2014 13:08 To: iagi-net@iagi.or.id Reply To: iagi-net@iagi.or.id Cc: MGEI; marwan Subject: RE: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB) Yth Prof Koesoemadinata dan rekan-rekan IAGI/MGEI, Argumentasi yang mang Okim sampaikan selama ini , baik di milis IAGI, FB, dll. insyaallah 100 % didasarkan pada ilmu geologi yang mang Okim dapatkan dari para dosen di ITB + pengalaman sebagai pemeta geologi + referensi dari buku-buku dan hasil penelitian para ahli , baik geologi ataupun arkeologi , dan spot checks ke lapangan ( bukan hipotesis melulu yang sampai detik ini belum pernah satupun terbukti ). Mang Okim berulang kali menekankan pentingnya pembuktian kebenaran hipotesis pasir ayakan peredam gempa dan semen perekat sebagai kreasi teknologi super canggih pada periode 13.000 – 23.000 tahun yang lalu, karena hal tersebut selain bertolak belakang dengan keyakinan para arkeolog di seluruh dunia (mainstream), juga argumentasi yang mendasarinya sangat fatal . Argumentasi sangat fatal yang mang Okim maksud adalah : 1. Pengumuman spontan oleh Pak AB di Seminar Sekab 7 Februari 2012 tentang temuan pasir ayakan peredam gempa. Pertanyaannya apakah hasil penelitian laboratorium dapat / telah membuktikan bahwa pasir tersebut benar-benar pasir ayakan dan bukan pasir / debu vulkanik alias air-fall ? Kalau benar pasir ayakan, jelaskan analisanya termasuk komposisinya ( atas izin Pak AB, mang Okim mendapat contoh sesendok teh pasir tersebut dan seluruh butirannya angular –very angular ! 2. Komposisi semen perekat yang diumumkan secara luas oleh Pak AD/ Pak DH/ Pak Andi Arief sbb : Mineral besi 45 %, mineral silica 41 %, mineral lempung 14 %. Mang Okim hanya bisa mengelus dada atas pernyataan tersebut, apalagi diembel-embeli oleh pernyataan lainnya bahwa kandungan mineral be
RE: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)
YTH Mang Okim, walaupun sudah 4 kali ke G Pdg pastinya Mang Okim belum pernah melihat batuan di bawah permukaan G Padang, khususnya struktur susunan batu-batu kolom yang mempunyai matriks perekat(sering disebut semen purba). Jadi yang disebut 'semen purba' dan kenampakan mengulit bawang yang sering Mang Okim sebut belum tentu mengacu ke barang yang sama. Demikian juga apa yang Mang Okim sebut sebagai singkapan batuan geologi dan yang kami sebut lapisan batuan artifisial belum tentu mengacu ke barang yang sama juga. Jadi sayapun menganjurkan Mang Okim untuk kembali ke basic geology, lihat singkapan yang sama baru diskusi. Bagi kami berbeda pendapat dalam koridor ilmiah bukan untuk berbantah-bantahan tapi untuk berdiskusi konstruktif supaya analisa menjadi lebih tajam. Kami sama sekali tidak anti perbedaan pendapat malah sangat senang berdiskusi. Namun kelompok intelektual yang tega membuat petisi fitnah untuk menghentikan penelitian memang layak disebut sebagai penjahat intelektual. Dan sekali lagi saya tegaskan, saya dan ADB tidak pernah mendukung kegiatan Turangga Seta; dan sebaiknya tidak selalu berusaha mengaduk-adukan masalah sehingga rancu... atau memang maksudnya demikian untuk menghindari diskusi ilmiah yang sehat? Salam geologi, DHN -Original Message- From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Sujatmiko Sent: 02 Oktober 2014 20:39 To: iagi-net@iagi.or.id Cc: MGEI Subject: RE: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB) Yth Pak Syaeful dan rekan-rekan IAGI, Mungkin Pak Syaeful dan rekan-rekan mengira mang Okim belum pernah ke Situs Gunung Padang ya. Keliru Pak, mang Okim paling sedikit sudah 4 kali ngeluruk kesana. Yang pertama bareng Arkeolog, yang kedua bareng KRCB+ Wagub Jabar, yang ketiga bareng Tim Badan Geologi dipimpin Prof Sutikno Bronto + Arkeolog ( kami kemudian bergabung dengan rombongan Direktur Permuseuman dan Cagar Budaya Serang + 14 Kepala UPT Balai Cagar Budaya dari seluruh Indonesia ), dan yang keempat bareng Arkeolog + DAAI TV. Di kunjungan ke 3, mang Okim sempat memungut sepotong batu tiang yang tergeletak di kawasan parkir Situs Gunung Padang untuk uji kualitas ( lihat email mang Okim di milis IAGI 10 Mei 2013 : Batu Gunung Padang Nan Memukau ). Uji kualitas ini dimaksudkan sebagai alternative bagi masyarakat di sekitar Situs Gunung Padang dalam meningkatkan kesejahteraannya melalui kerajinan batu mulia ( sudah mendapat lampu hijau dari beberapa dinas terkait di Pemprov Jabar ). Dengan demikian maka argumentasi ilmiah yang selama ini mang Okim posting insyaallah bukan ASBUN melainkan didasarkan atas pengamatan lapangan ditambah banyak referensi arkeologi/geologi ( bukan reka-reka atau hipotesis !). Kepada rekan-rekan IAGI/MGEI, mengapa siih tidak ada yang memberi komentar tentang pasir ayakan peredam gempa, industry metalurgi canggih, semen perekat berkomposisi 45 % kandungan mineral besi , kandungan mineral besi di lokasi pertambangan yang tidak lebih dari 5 % , atau instalasi reactor listrik hidro di level 4, dll.nya ??? Itu semua yang konon dibangun pada periode 13.000 - 23.000 tahun yl bukan fitnah mang Okim tetapi pernyataan yang langsung keluar dari jubir TTRM/TIMNAS serta pimpinan tertingginya. Tegakah kita membiarkan Presiden SBY menerima hipotesis-hipotesis yang selama lebih dari 2 tahun penelitian tidak pernah terbukti ??? Di bawah ini mang Okim salin jawaban mang Okim atas tanggapan Pak Danny di Facebook, semoga lebih memperjelas lagi argumentasi ilmiah mang Okim : Yth Pak Danny, Masyarakat berhak tahu tentang latar belakang lahirnya hipotesis piramida. Bukankah Bapak dan Pak AD mendukung penuh penelitian Turangga Seta sejak di G. Lalakon dan G. Sadahurip ? Tidak ingatkah Bapak ketika pada 19 Maret 2011 mang Okim nelpon Bapak dari puncak G. Lalakon, menanyakan tentang kebenaran interpretasi hasil geolistrik seperti yang dijelaskan oleh Pak AD dalam video yang diputar di Gedung Sate ? Bapak bilang data geolistriknya masih diolah ( pada hal Pak AD secara gamblang telah mengonfirmasi tentang hipotesis adanya piramida di G. Lalakon dan G. Sadahurip ). Yang mang Okim herankan , mengapa setiap himbauan mang Okim untuk kembali ke basic geological knowledge, selalu dibalas dengan cemoohan, penghinaan, ancaman, dll.nya. Masalah pasir ayakan peredam gempa dan semen perekat mengandung 45 % unsur besi tidak pernah dijelaskan, padahal sudah ditanyakan banyak kali, di forum terbuka atau di milis / FB. Mengenai hipotesis adanya piramida di Gunung Padang, bukankah sudah ada undangan terbuka dari Pak Andi Arief lewat FB beliau ? Mang Okim tidak perlu mengelaborate masalah piramida ini karena penjelasannya telah muncul di koran Kompas kemaren dan hari ini ( pendapat Ketua IAAI Pak Yunus dan sesepuh Arkeologi Prof. Harry Truman, dll ). Apakah Pak Danny dkk masih saja akan menganggap beliau-beliau ini sebagai orang bodoh dan penghianat intelektual seperti yang selama ini dilontarkan oleh Pak Andi Arief ?
Re: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)
Aneh, Pak Bandono kan sudah lihat sendiri bukti-buktinya di lapangan (dan waktu itu tidak menyanggah). Silahkan berbagi pandangan dengan teman-teman tentang apa yang dilihat bukan malah menyitir berita media lagi dan membuat pernyataan mblunder.Sebaiknya tidak memperdebatkan istilah piramid atau bukan karena IAGI-net kan forum ilmiah geologi pak. Deskripsi data dan analisa akan lebih menarik dan berguna bagi kita semua.SalamDHN Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: Bandono SalimSent: Kamis, 2 Oktober 2014 07:03To: IagiReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: Re: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)Bukan piramid, tertulis di kompas tgl 1-Okt 2004. Hipotesis piramid belum terbukti. Salam hormat, bdn. Pada 1 Okt 2014 08:08, "Bandono Salim" bandon...@gmail.com menulis:Hehehe kita tunggu semoga waktunya dapat sesuai Pengin lihat yang di teras lima; yang waktu kesono blm dapat diperlihatkan. Mumpung belum ditutup. Salam sejahtera.bdn. Pada 1 Okt 2014 08:42, "Ok Taufik" ok.tau...@gmail.com menulis:kan bisa minta di undang lagi2014-10-01 7:29 GMT+07:00 Bandono Salim bandon...@gmail.com:Kan sdh lewar undangannya. Pada 1 Okt 2014 08:22, "Ok Taufik" ok.tau...@gmail.com menulis:Betul nih Mang Okim..nggak seru kalau debatnya study media vs riset lapangan, mustinya apple to apple ..hadir saja atas undangan kang Danny, observe fakta di lapangan dan bantahan berdasarkan data.maaf kalau tak berkenan.2014-09-30 21:48 GMT+07:00 Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com:Aya-aya wae Mang Okim yang rajin ini. Tidak bosannya dengan ulasan yang itu-itu saja... Sadahurip lagi, Lalakon lagi, Turangga Seta lagi...reaktor listrik hidro lagi... Inikan IAGI-Net Mang bukan forum warung kopi. Saya lihat yang diposting Mang Okim di FB foto-foto singkapan di Lalakon tapi dipakai untuk menyimpulkan G Padang... wahh. Biar ada materi pembahasan yang lebih menggigit silahkan mampir dulu ke Gunung Padang, lihat kotak galinya, baru komentar lagi. Mang Okim kan belum pernah lihat singkapan 'semen perekat purba', 'kenampakan seperti mengulit bawang'dan struktur lapisan batuan di bawah permukaan situs, kok sudah menyimpulkan...Tentu saja bukti apapun tidak bisa membuktikan kalau belum dilihat ta iya :-) Wass DHN -Original Message- From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Sujatmiko Sent: 30 September 2014 15:57 To: iagi-net@iagi.or.id Cc: MGEI Subject: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB) Rekan-rekan IAGI- MGEI yang budiman, Tadi dini hari , mang Okim mosting di Face Book , catatan yang berkaitan dengan undangan terbuka Pak Andi Arief ke Gunung Padang pada Minggu 28 September 2014 ( kemaren dulu ). Tema undangan adalah Pembuktian Piramida Gunung Padang. Mang Okim mencoba melampirkan 5 dari 9 foto di FB, semoga bisa diakomodir di milis IAGI/MGEI. Semoga bermanfaat, Wassalam, Mang Okim - UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG Undangan terbuka yang disampaikan oleh Pak Andi Arief sebagai pimpinan tertinggi TIMNAS Penelitian Situs Gunung Padang kepada semua pihak untuk hadir di Situs Gunung Padang pada Minggu 28 September 2014 sungguh menarik untuk diberikan catatan. Tema undangannya sangat luar biasa yaitu : Pembuktian Piramida Gunung Padang. Keyakinan tentang adanya piramida di perut Gunung Padang rupanya didukung oleh temuan yang oleh TIMNAS diklaim sebagai struktur dinding bangunan di dasar lobang galian Teras 5 ( Tribunnews 27 September 2014 ). Walaupun mang Okim tidak dapat memenuhi undangan, namun ketika ada kata PIRAMIDA , mang Okim langsung ingat ke Yayasan Turangga Seta /YTS , pencetus pertama hipotesis piramida ( Gambar 1 ) ,. Untuk membuktikan hipotesisnya, pada 14-16 Maret 2011, YTS melakukan penggalian lobang besar di puncak G.Lalakon yang sangat membahayakan instalasi Indonesia Power (Gambar 2). Di lobang ini, YKS mengklaim telah menemukan batu bronjongan sebagai penutup piramida, padahal dalam ilmu geologi , batu bronjongan tersebut dikenal sebagai " residual boulders " alias alamiah ( Arthur Holmes 1984, Principles of Physical Geology hal. 254 ). Usai mengacak Gunung Lalakon, Tim YTS + Tim BKP pindah ke Gunung Sadahurip di Garut. Dengan bekal hipotesis yang sama, mereka melakukan 2 penggalian lobang di puncak G.Sadahurip dan ter
RE: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)
Aya-aya wae Mang Okim yang rajin ini. Tidak bosannya dengan ulasan yang itu-itu saja... Sadahurip lagi, Lalakon lagi, Turangga Seta lagi...reaktor listrik hidro lagi... Inikan IAGI-Net Mang bukan forum warung kopi. Saya lihat yang diposting Mang Okim di FB foto-foto singkapan di Lalakon tapi dipakai untuk menyimpulkan G Padang... wahh. Biar ada materi pembahasan yang lebih menggigit silahkan mampir dulu ke Gunung Padang, lihat kotak galinya, baru komentar lagi. Mang Okim kan belum pernah lihat singkapan 'semen perekat purba', 'kenampakan seperti mengulit bawang'dan struktur lapisan batuan di bawah permukaan situs, kok sudah menyimpulkan...Tentu saja bukti apapun tidak bisa membuktikan kalau belum dilihat ta iya :-) Wass DHN -Original Message- From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Sujatmiko Sent: 30 September 2014 15:57 To: iagi-net@iagi.or.id Cc: MGEI Subject: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB) Rekan-rekan IAGI- MGEI yang budiman, Tadi dini hari , mang Okim mosting di Face Book , catatan yang berkaitan dengan undangan terbuka Pak Andi Arief ke Gunung Padang pada Minggu 28 September 2014 ( kemaren dulu ). Tema undangan adalah Pembuktian Piramida Gunung Padang. Mang Okim mencoba melampirkan 5 dari 9 foto di FB, semoga bisa diakomodir di milis IAGI/MGEI. Semoga bermanfaat, Wassalam, Mang Okim - UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG Undangan terbuka yang disampaikan oleh Pak Andi Arief sebagai pimpinan tertinggi TIMNAS Penelitian Situs Gunung Padang kepada semua pihak untuk hadir di Situs Gunung Padang pada Minggu 28 September 2014 sungguh menarik untuk diberikan catatan. Tema undangannya sangat luar biasa yaitu : Pembuktian Piramida Gunung Padang. Keyakinan tentang adanya piramida di perut Gunung Padang rupanya didukung oleh temuan yang oleh TIMNAS diklaim sebagai struktur dinding bangunan di dasar lobang galian Teras 5 ( Tribunnews 27 September 2014 ). Walaupun mang Okim tidak dapat memenuhi undangan, namun ketika ada kata PIRAMIDA , mang Okim langsung ingat ke Yayasan Turangga Seta /YTS , pencetus pertama hipotesis piramida ( Gambar 1 ) ,. Untuk membuktikan hipotesisnya, pada 14-16 Maret 2011, YTS melakukan penggalian lobang besar di puncak G.Lalakon yang sangat membahayakan instalasi Indonesia Power (Gambar 2). Di lobang ini, YKS mengklaim telah menemukan batu bronjongan sebagai penutup piramida, padahal dalam ilmu geologi , batu bronjongan tersebut dikenal sebagai residual boulders alias alamiah ( Arthur Holmes 1984, Principles of Physical Geology hal. 254 ). Usai mengacak Gunung Lalakon, Tim YTS + Tim BKP pindah ke Gunung Sadahurip di Garut. Dengan bekal hipotesis yang sama, mereka melakukan 2 penggalian lobang di puncak G.Sadahurip dan ternyata tidak menemukan apa-apa ( Gambar 4 )..Walaupun demikian, Tim BKP yang mengambil alih penelitianj , mengklaim telah menemukan pintu gerbang ke bangunan piramida ( dibantah oleh Sekdes Sukahurip., Gambar 5 ). Pada 8 Januari 2012, hasil survey mang Okim ke G.Sadahurip menyimpulkan bahwa G. Sadahurip adalah gunung api purba yang terbentuk secara alamiah. Kesimpulan mang Okim dimuat di rubrik OPINI Pikiran Rakyat berjudul : Gunung Sadahurip Bukan Piramida ( PR 14 januari 2012 ) , dan Kontroversi Lalakon ( 30 januari 2012 ). GUNUNG PADANG JUGA BUKAN PIRAMIDA Usai G.Lalakon dan G. Sadahurip , Tim BKP pindah ke Gunung Padang dengan punden berundaknya yang telah diakui sebagai cagar budaya nasional terbesar di kawasan Asia Tenggara. . Hipotesis untuk Gunung Padang sedikit lebih lengkap dari kedua gunung lainnya karena ditambah dengan survey tomografi , pemboran, dan penggalian. Hipotesis yang dikembangkan antara lain adanya lapisan pasir ayakan peredam gempa, semen perekat batu tiang, empat lapisan budaya . dan indikasi adanya bangunan Reaktor Listrik Hidro di level terbawah, dan lain-lain. Sebagai insan kebumian yang insyaallah akan selalu berusaha untuk bersikap sabar dan tawakal dalam menerima ancaman, cercaan, dan hinaan dari Pak Andi Arief, mang Okim sangat menyayangkan bahwa TTRM/TIMNAS selalu tergesa-gesa dalam berhipotesis dan menyampaikannya ke publik . Hal sederhana misalnya tentang semen perekat yang mengandung 45 % besi, 41 % silika, dan 14 % lempung. Seandainya TTRM/TIMNAS mau buka buku , atau tanya ke Google, maka akan tahulah bahwa kadar besi 15 % saja sudah bisa dianggap sebagai bijih besi ( Dietrich Skinner 1979 : Rock and Rock Mineral ). Pernyataan lainnya yang cukup fatal adalah bahwa kandungan besi di lokasi tambang besi hanya 5% . Perlu diketahui bahwa kadar besi di singkapan bijih besi yang pernah mang Okim eksplorasi mengandung kadar besi sampai 70 % . Sekedar pertimbangan, komposisi semen portland PT Semen Gresik mengandung unsur oksida Fe/Mg tak lebih dari 6 %. Dalam kaitannya dengan
Re: [iagi-net] RE: [economicgeology] Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY
edar tambahan, mang Okim pernah dua kali mendapat peringatan keras dari Pak Andi Arief unjtuk minta maaf di Koran, dengan ancaman somasi ( lewat Ketum IAGI ). Semoga rekan-rekan IAGI dapat menilai secara objektif , postingan mang Okim dan dua balasan Pak Andi Arief. Pencerahan dan sarannya mang Okim tunggu ya. Salam cinta Geo-Arkeologi, Mang Okim -- FB MANG OKIM 16 September 2014 BENCANA ARKEOLOGI DI SITUS MEGALITIK GUNUNG PADANG Beberapa foto bocoran dari dunia maya yang merekam kegiatan penelitian TIMNAS di Situs Megalitik Gunung Padang, membuat mang Okim tak kuasa menahan linangan air mata. Bagaimana tidak, peninggalan prasejarah yang telah diakui sebagai bangunan punden berundak terbesar di kawasan Asia Tenggara ini dan telah berstatus sebagai cagar budaya nasional (Gambar 1), tiba-tiba diperlakukan sebagai objek eksperimen geologi yang dengan seenaknya ditrenching, dibor, digali dan dikupas di banyak bagian, termasuk di lereng yang terjal (Gambar 2-5). Bagi siapapun yang melihat foto-foto tersebut pasti akan sepakat bahwa cepat atau lambat, "bencana arkeologi" yang mengancam kelestarian bangunan punden berundak kebanggaan bangsa Indonesia ini akan tiba, Mang Okim sungguh takjub bahwa dalam masalah Situs Gunung Padang ini , Presiden SBY sampai turun tangan langsung . Melalui Kep.Mendikbud, TIMNAS Penelitian Gunung Padang dibentuk menggantikan TTRM , dengan anggaran fantastis, 23 milyar rupiah. Targetnya sederhana antara lain untuk membuktikan bahwa di dalam perut Gunung Padang ada peninggalan budaya berupa piramida, pintu gerbang setinggi 18 meter, ruang kosong yang diduga menyimpan "brankas", lapisan pasir "ayakan" untuk meredam gempa, industri metalurgi canggih, empat lapisan budaya, dan indikasi adanya reaktor listrik hidro di lapisan budaya terbawah (23.000 tahun yang lalu ). Temuan semen canggih dengan kandungan besi sampai 41 % tentunya termasuk yang perlu dibuktikan ( hipotesis fatal yang telah mang Okim sanggah di beberapa kesempatan, Gambar 6 ). Sebagai penutup, mang Okim sampaikan reaksi spontan dari seorang pakar arkeologi yang kemaren menyaksikan kegiatan TIMNAS : " Saya sangat sedih melihat perkembangan kegiatan penelitian di Situs Gunung Padang hari ini. Kotak ekskavasi dibuka di sembarang tempat, tidak mengacu pada kegiatan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Beberapa kotak dibuka di lahan yang sangat rawan akan longsor. Begitu juga dengan hak publik yang datang berkunjung ke situs yang telah terampas. Sebagian besar situs ditutup dengan terpal setinggi 2 meteran. Mau apa mereka sebenarnya di situs yang kita banggakan ini ???" Salam Cinta Geo-Arkeologi, Mang Okim (6 foto tidak dilampirkan, bisa dilihat di FB mang Okim) - FB ANDI ARIEF DUA 16 September 2014 Pak Sujatmiko Miko https://www.facebook.com/sujatmiko.miko24 Ysh, saya protes keras terhadap postingan yang menurut saya bisa menimbulkan penafsiran yang negatif terhadap riset yang saya pimpinannya. Apa yang bapak tulis untuk usia setua bapak, dan seluas ilmu bapak, sangat tidak layak. Saya bisa menempuh jalur hukum kepada bapak karena ini bukan kali pertama bapak melakukannya. Saya tidak main-main, semua yang bapak posting itu keliru. Usia setua bapak dengan segudang pengalaman hidupnya percaya isu, sekali lagi tanpa memngurangi rasa hormat saya pada ketuaan bapak, agar secara sportif bapak minta maaf. Tetapi kalau tidak, maka saya akan menempuh jalur hukum di negeri ini, nanti setelah 20 oktober 2014. - FB ANDI ARIEF DUA 16 September 2014 PETISI DAN GEOLOG SUJATMIKO TERBUKTI MENGHASUT TNI AD dan Peneliti mendapat fitnah yang luar biasa dari para penentang riset. lihat saja Geolog senior yang menurut saya sudah sampai tingkat keterlaluan penghasutannya di antaranya pak Sujatmiko Miko di wallnya, semua isinya adalah menggambarkan kualitas dan keprinadiannya, membuat fitnah riset dibantu dikbud 23 milyar, merusak situs, menyebut bencana arkeologi. Baru saja pertemuan antara direktur cagar Budaya Pak Hary Widianto dengan Pak Danny Hilman , Natawidjaja Pak Ali Akbar, Pak letkol Andi dandim Cianjur, dan berbicara via telp dengan saya, menjadi ajang pembuktian geolog Sujatmiko Miko yang mudanya CGMI yang selamat (kawan-kawannya banyak terbunuh) yang sekarang pemimpin Rotary adalah melakukan kebohongan intelektual. Direktur cagar budaya memuji metode trenching Pak Danny Hilman Natawidjaja yang dibanttu TNI yang bisa menjadi metode arkeologi ke depan, sistematis, teru
Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY
Silahkan Pak. Dikoordinasikan saja, tidak ada masalah. Lebih cepat lebih baik karena sy tidak tahu sampai kapan kotak2 gali akan dibiarkan terbuka meskipun sy sudah usulkan ke pihak berwenang agar beberapa kotak gali kunci dikonservasi utk Public Display dan bahan utk penelitian selanjutnya.Salam,DHN Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: Bandono SalimSent: Rabu, 24 September 2014 13:40To: IagiReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBYTanya sama Danny H.N. Kita kan tamu, kalo nylonong gitu aja kan seperti tamu tak diundang. Salam. Pada 24 Sep 2014 12:45, "sonny t pangestu" SRS0-Q+OJ=6R=yahoo.com=sonnytpange...@iagi.or.id menulis: Kapan euy ?Mau ikut liat.From: "Sujatmiko" m...@cbn.net.id Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Wed, 24 Sep 2014 10:16:37 +0700To: iagi-net@iagi.or.idReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Cc: 'MGEI'economicgeol...@yahoogroups.comSubject: RE: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY Yth Pak Danny, Hatur rebu nuhun atas tawaran Kang Danny yang sangat simpatik. Harapan mang Okim, semoga dengan telah dibukanya beberapa bagian di Situs Gunung Padang, hipotesis rekan-rekan TTRM/TIMNAS tentang adanya beberapa tinggalan budaya penting di perut Gunung Padang ada yang terbukti. Mengenai kunjungan ke lapangan, insyaallah bisa diatur, khususnya setelah ada pers release tentang adanya temuan yang berkaitan dengan hipotesis rekan-rekan ( bukan sekedar koin, gerabah, atau kujang yang debatable ). Sekali lagi hatur nuhun Kang Danny atas goodwilnya ( mohon bantuan Pak Danny sebagai sesama anggota Rotary Indonesia , untuk membisikkan ke Pak Andi Arief bahwa nothing wrong dengan Rotary. Prinsip kita kan “ Service Above Self “ alias pengabdian/pelayanan kemanusiaan di atas kepentingan pribadi ). Terima kasih Kang Danny atas pengertiannya. Wassalam, Mang Okim From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Danny Hilman Natawidjaja Sent: Tuesday, September 23, 2014 8:54 PM To: iagi-net@iagi.or.id; iagi-net@iagi.or.id Cc: MGEI Subject: Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY Saran saya pada Mang Okim, Datanglah sekarang ke Gunung Padang karena skr sudah ada data singkapan dari lapisan di bawah permukaannya dari beberapa kotak gali yang sudah dibuat dalam sebulan terakhir ini. Juga ada data singkapan dari satu tebing bekas longsor yg sekarang sudah dibersihkan dari tetumbuhan yg menutupinya. Jadi Mang Okim tidak perlu pusing lagi dgn data geofisika bawah permukaan dan data bor., langsung bisa lihat batuannya (dan juga 'semen' yg diributkan itu). Silahkan kami diberi pencerahan. Boleh juga sekalian ajak Pak Sutikno Bronto dan lainnya. Kita perlu data dan analisa bukan cuma cerita, apalagi gossip media massa. Salam, DHN Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: Sujatmiko Sent: Selasa, 23 September 2014 18:35 To: iagi-net@iagi.or.id Reply To: iagi-net@iagi.or.id Cc: MGEI Subject: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY Rekan-rekan IAGI - MGEI - AKADEMISI yang budiman, Tanggal 16 September 2014 yang lalu, sesaat sebelum mang Okim berangkat ke Mangga Dua Square Jakarta untuk mendukung perhelatan akbar Indonesian Gemstones Exhibition and Contest ( 17-22 September 2014 ), mang Okim menyempatkan diri menulis komentar tentang kegiatan penggalian TTRM/TIMNAS di Situs Megalitik Punden Berundak G. Padang yang telah diakui terbesar di kawasan Asia Tenggara. Sebagai bahan acuan, mang Okim petik dari 11 artikel di Pikiran Rakyat ( antara lain tentang alokasi dana 23 Milyar ), Viva News dan buku karangan Dr. Ali Akbar ( tentang pintu gerbang setinggi 18 meter , semen purba berumur 13.000-23.000 tahun mengandung 41 % unsur besi , adanya reactor listrik hidro di level 4 G.Padang ), beberapa foto dari media maya/internet, pengamatan mang Okim secara langsung di lapangan , dan hasil penelitian tim expert Badan Geologi di G. Lalakon, G. Sadahurip, dan G. Padang ( dikomandani oleh Prof. Sutikno Bronto ). Sepulangnya dari Jakarta kemaren, mang Okim sungguh terkejut membaca respon dari Pak Andi Arief lewat FB beliau . Isinya penuh dengan ungkapan dan ancaman yang menyuratkan dan menyiratkan betapa dendamnya beliau kepada mang Okim
Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY
Insya Allah Hari Sabtu ini sy masih di G Padang. Silahkan Pak. Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: Bandono SalimSent: Rabu, 24 September 2014 15:08To: IagiReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBYAyo rame rame kita ke gn Padang. Pada 24 Sep 2014 15:00, "wildanto p nusantara" wpnusant...@gmail.com menulis:pak ban.. nebeng dong.. On Sep 24, 2014 2:58 PM, "Bandono Salim" bandon...@gmail.com wrote:Sabtu lusa bisa pak? Pada 24 Sep 2014 14:02, "Danny Hilman Natawidjaja" danny.hil...@gmail.com menulis:Silahkan Pak. Dikoordinasikan saja, tidak ada masalah. Lebih cepat lebih baik karena sy tidak tahu sampai kapan kotak2 gali akan dibiarkan terbuka meskipun sy sudah usulkan ke pihak berwenang agar beberapa kotak gali kunci dikonservasi utk Public Display dan bahan utk penelitian selanjutnya.Salam,DHN Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: Bandono SalimSent: Rabu, 24 September 2014 13:40To: IagiReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBYTanya sama Danny H.N. Kita kan tamu, kalo nylonong gitu aja kan seperti tamu tak diundang. Salam. Pada 24 Sep 2014 12:45, "sonny t pangestu" SRS0-Q+OJ=6R=yahoo.com=sonnytpange...@iagi.or.id menulis: Kapan euy ?Mau ikut liat.From: "Sujatmiko" m...@cbn.net.id Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Wed, 24 Sep 2014 10:16:37 +0700To: iagi-net@iagi.or.idReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Cc: 'MGEI'economicgeol...@yahoogroups.comSubject: RE: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY Yth Pak Danny, Hatur rebu nuhun atas tawaran Kang Danny yang sangat simpatik. Harapan mang Okim, semoga dengan telah dibukanya beberapa bagian di Situs Gunung Padang, hipotesis rekan-rekan TTRM/TIMNAS tentang adanya beberapa tinggalan budaya penting di perut Gunung Padang ada yang terbukti. Mengenai kunjungan ke lapangan, insyaallah bisa diatur, khususnya setelah ada pers release tentang adanya temuan yang berkaitan dengan hipotesis rekan-rekan ( bukan sekedar koin, gerabah, atau kujang yang debatable ). Sekali lagi hatur nuhun Kang Danny atas goodwilnya ( mohon bantuan Pak Danny sebagai sesama anggota Rotary Indonesia , untuk membisikkan ke Pak Andi Arief bahwa nothing wrong dengan Rotary. Prinsip kita kan “ Service Above Self “ alias pengabdian/pelayanan kemanusiaan di atas kepentingan pribadi ). Terima kasih Kang Danny atas pengertiannya. Wassalam, Mang Okim From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Danny Hilman Natawidjaja Sent: Tuesday, September 23, 2014 8:54 PM To: iagi-net@iagi.or.id; iagi-net@iagi.or.id Cc: MGEI Subject: Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY Saran saya pada Mang Okim, Datanglah sekarang ke Gunung Padang karena skr sudah ada data singkapan dari lapisan di bawah permukaannya dari beberapa kotak gali yang sudah dibuat dalam sebulan terakhir ini. Juga ada data singkapan dari satu tebing bekas longsor yg sekarang sudah dibersihkan dari tetumbuhan yg menutupinya. Jadi Mang Okim tidak perlu pusing lagi dgn data geofisika bawah permukaan dan data bor., langsung bisa lihat batuannya (dan juga 'semen' yg diributkan itu). Silahkan kami diberi pencerahan. Boleh juga sekalian ajak Pak Sutikno Bronto dan lainnya. Kita perlu data dan analisa bukan cuma cerita, apalagi gossip media massa. Salam, DHN Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: Sujatmiko Sent: Selasa, 23 September 2014 18:35 To: iagi-net@iagi.or.id Reply To: iagi-net@iagi.or.id Cc: MGEI Subject: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY Rekan-rekan IAGI - MGEI - AKADEMISI yang budiman, Tanggal 16 September 2014 yang lalu, sesaat sebelu
Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY
agai objek eksperimen geologi yang dengan seenaknyaditrenching, dibor, digali dan dikupas di banyak bagian, termasuk di lerengyang terjal (Gambar 2-5). Bagi siapapun yang melihat foto-foto tersebutpasti akan sepakat bahwa cepat atau lambat, "bencana arkeologi" yangmengancam kelestarian bangunan punden berundak kebanggaan bangsa Indonesiaini akan tiba,Mang Okim sungguh takjub bahwa dalam masalah Situs Gunung Padang ini ,Presiden SBY sampai turun tangan langsung . Melalui Kep.Mendikbud, TIMNASPenelitian Gunung Padang dibentuk menggantikan TTRM , dengan anggaranfantastis, 23 milyar rupiah. Targetnya sederhana antara lain untukmembuktikan bahwa di dalam perut Gunung Padang ada peninggalan budaya berupapiramida, pintu gerbang setinggi 18 meter, ruang kosong yang didugamenyimpan "brankas", lapisan pasir "ayakan" untuk meredam gempa, industrimetalurgi canggih, empat lapisan budaya, dan indikasi adanya reaktor listrikhidro di lapisan budaya terbawah (23.000 tahun yang lalu ). Temuan semencanggih dengan kandungan besi sampai 41 % tentunya termasuk yang perludibuktikan ( hipotesis fatal yang telah mang Okim sanggah di beberapakesempatan, Gambar 6 ).Sebagai penutup, mang Okim sampaikan reaksi spontan dari seorang pakararkeologi yang kemaren menyaksikan kegiatan TIMNAS : " Saya sangat sedihmelihat perkembangan kegiatan penelitian di Situs Gunung Padang hari ini.Kotak ekskavasi dibuka di sembarang tempat, tidak mengacu pada kegiatanpenelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Beberapa kotak dibuka di lahanyang sangat rawan akan longsor. Begitu juga dengan hak publik yang datangberkunjung ke situs yang telah terampas. Sebagian besar situs ditutup denganterpal setinggi 2 meteran. Mau apa mereka sebenarnya di situs yang kitabanggakan ini ???"Salam Cinta Geo-Arkeologi,Mang Okim(6 foto tidak dilampirkan, bisa dilihat di FB mang Okim)---FB Andi Arief Dua 16 September 2014 Pak Sujatmiko Miko https://www.facebook.com/sujatmiko.miko24 Ysh, sayaprotes keras terhadap postingan yang menurut saya bisa menimbulkanpenafsiran yang negatif terhadap riset yang saya pimpinannya. Apa yang bapaktulis untuk usia setua bapak, dan seluas ilmu bapak, sangat tidak layak.Saya bisa menempuh jalur hukum kepada bapak karena ini bukan kali pertamabapak melakukannya. Saya tidak main-main, semua yang bapak posting itukeliru. Usia setua bapak dengan segudang pengalaman hidupnya percaya isu,sekali lagi tanpa memngurangi rasa hormat saya pada ketuaan bapak, agarsecara sportif bapak minta maaf. Tetapi kalau tidak, maka saya akan menempuhjalur hukum di negeri ini, nanti setelah 20 oktober 2014.-FB Andi Arief Dua 16 September 2014 PETISI DAN GEOLOG SUJATMIKO TERBUKTI MENGHASUT--- TNI AD dan Penelitimendapat fitnah yang luar biasa dari para penentang riset. lihat saja Geologsenior yang menurut saya sudah sampai tingkat keterlaluan penghasutannya diantaranya pak Sujatmiko Miko di wallnya, semua isinya adalah menggambarkankualitas dan keprinadiannya, membuat fitnah riset dibantu dikbud 23 milyar,merusak situs, menyebut bencana arkeologi. Baru saja pertemuan antaradirektur cagar Budaya Pak Hary Widianto dengan Pak Danny Hilman ,Natawidjaja Pak Ali Akbar, Pak letkol Andi dandim Cianjur, dan berbicara viatelp dengan saya, menjadi ajang pembuktian geolog Sujatmiko Miko yangmudanya CGMI yang selamat (kawan-kawannya banyak terbunuh) yang sekarangpemimpin Rotary adalah melakukan kebohongan intelektual. Direktur cagarbudaya memuji metode trenching Pak Danny Hilman Natawidjaja yang dibanttuTNI yang bisa menjadi metode arkeologi ke depan, sistematis, terukur,berdasarkan pemindaian dan tidak ada satu buktipun merusak situs. Kerja TNIAD dihargai dan sangat membantu. Saya berharap semua yang telah membuatulah, fitnah dan menggagalkan riset ini untuk mengubah rasa iri, dengki,yang berkarat dalam tubuh. itu bukan sikap intelektual. Penuntasan risettetap berjalan, Timnas diupayakan segera bekerja juga membantu TTRM. Secarapribadi saya sudah meminta Pak Sujatmiko Miko meminta maaf karena bukansekedar pelanggaran ITE (saya tidak akan menggunakan itu), tetapi di dalamsosial media dan di luar sosial media selalu memprovokasi agar riset inibatal. Atas fitnahnya saya pimpina Riset mandiri ini meminta Ia secarasportif memohon maaf atas kekeliruannya. Kalau tidak dilakukan, saya yangmenahan diri 3 tahun lebih akan menggunakan hak saya untuk menggunakan jalurhukum atas sejumlah fitnah, kebohongan, penghinaan. Saya serius, dan akansaya lakukan setelah saya tidak lagi menjabat staf khusu Presiden tgl 20Oktober nanti. Ini sudah soal prinsip, saya tidak akan mundur meski sayatahu siapa dibalik petisi dan Pak Sujatmiko Miko. Biar menjadi
RE: [iagi-net] Bongkar
didapat berdasar metodologi ilmiah yg baik, baru dilakukan interpretasi dan sintesa. Bagi yg kontra temuan piramid ini, termasuk Mang Okim dan saya sendiri adalah cara interpretasi. Belum2 sudah diumumkan adanya struktur piramid yg canggih, bahkan ada power plant di perut G Padang yg umurnya puluhan ribu th. Kembali ke temuan artefak, tentunya hrs diteliti oleh yg kompeten. Sementara saya simpulkan, bahwa ada strata kebudayaan di G Padang, dari paleolitik sampai zaman perunggu? Tolong excavasi nya harus hati2 supaya tidakmerusak strata aslinya dari situs. Salam, Yatno On Sep 17, 2014 3:51 PM, Sujatmiko m...@cbn.net.id wrote: Pak Bandono, Kasarnya, disomasi adalah dituntut meminta maaf ke seluruh pihak atas kesalahan seseorang, dengan ancaman akan dituntut secara hukum. Tuduhannya menyebar fitnah Wassalam Mang Okim Terkirim dari tablet Samsung Bandono Salim bandon...@gmail.com menulis: Somasi itu apa Mang? Maap kurang paham masalah hukum; apa ada kaitannya dgn perdata? Hati hati dijalan ya . Pada 17 Sep 2014 09:01, Sujatmiko m...@cbn.net.id menulis: Yth Pak Danny, Hatur rebu nuhun atas tanggapannya yang tidak meliuk-liuk ( cukup bijak dan sangat berbeda dengan tanggapan Pak Andi Arif yang dengan bumbu bumbu kasar dan pedas, langsung mensomasi mang Okim --- Alhamdulilah, kali ini tidak lewat Ketum IAGI). Sehubungan dengan temuan coin logam, mang Okim menyarankan agar eksposenya tidak berlebihan. Masalahnya, coin tersebut dan juga temuan artekfaktual lainnya (gerabah etc) ditemukan di level yang menurut TTRM , hasil datingnya 13.000 -23.000 tahun. Apakah hal tersebut tidak dikaji dulu oleh Dr. Ali Akbar --- sebelum disampaikan ke Pak Menteri dan Pres. SBY? Ini sekedar himbauan dari seorang mang Okim lho, bisa dipertimbangkan, bisa juga tidak --- ta' iya !!! Wassalam, Mang Okim Terkirim dari tablet Samsung Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com menulis: Yth Mang Okim, Terimakasih atas tanggapan dan uraiannya yang meliuk-liuk. Alhamdulillah dengan istiqomah dan kerja keras penelitian berjalan baik dan hasilnya cukup sesuai dgn yg diharapkan. Tadi Pak Direktur Purbakala juga Ketua Timnas berkunjung ke GP. Beliau sangat senang dan antusias dengan proses dan hasil2 yang sudah dicapai. Beliau sepenuhnya paham dan setuju dengan penggalian yg sudah dilakukan, tidak ada yg merusak atau menyalahi aturan, bahkan beliau bilang metoda integratif geologi-geofisika-arkeologi di GP patut dijadikan pioneer untuk dikembangkan lebih lanjut di Indonesia. Besok rencananya Bpk Mendikbud dan rombongan akan berkunjung juga ke GP. Wass, DHN Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: Sujatmiko Sent: Senin, 15 September 2014 11:57 To: iagi-net@iagi.or.id Reply To: iagi-net@iagi.or.id Cc: MGEI Subject: RE: [iagi-net] Bongkar Yth Pak Danny-Pak Ali Akbar, Setelah mengikuti perkembangan penelitian TIMNAS Gunung Padang sejak beberapa hari terakhir ini, mang Okim hanya bisa mendo’akan , semoga yang dicari sejak 3 tahun terakhir ini ketemu, yaitu adanya chamber atau ruang kosong yang ditengarai ada “brankasnya”, bidang pemangkasan (batas budaya ?), pintu gerbang 18 meteran, pasir ayakan peredam gempa, semen canggih mengandung 45 % mineral besi ( semen tercanggih di abad modern mengandung kurang dari 6 % kadar besi ), industri metalurgi canggih, dan kemungkinan adanya reaktor listrik hidro di level 4 ( 13.000 – 23.000 tahun yang lalu !!! ). Sekedar informasi, di front page koran Pikiran Rakyat pagi ini diumumkan tentang adanya temuan artefak aneh dari batuan andesit-basalt yang seluruh permukaannya masih terbungkus kulit pelapukan . Pak Andi Arif dengan bangga memberikan komentar bahwa artefak tersebut dibuat dengan menggunakan teknologi tinggi, mengandung serat kawat dari besi memanjang, memiliki anomaly magnetic tinggi, memiliki hanya satu kutub magnet, porositas permukaan konsisten, dan mirip senjata kujang. Mang Okim sangat prihatin atas statemen tersebut karena di batuan yang dianggap artefak ternyata tidak terlihat adanya bekas bidang pemangkasan alias utuh , sehingga interpretasinya lebih ke batuan murni sebagai sisa pelapukan. Sekedar catatan, batuan dengan bentuk yang lebih kurang sama banyak ditemukan di kawasan karst Citatah, dan itu adalah murni hasil pelapukan alamiah . Mang Okim juga sangat prihatin melihat foto-foto kegiatan ekskavasi yang melibatkan personel militer dan membongkar tebing curam . Mang Okim kurang setuju bahwa secara teknis dan prinsip , trenching geologi tidak ada bedanya dengan trenching arkeologi. Bocoran berita berikut dari arkeolog yang menyaksikan kegiatan di Gunung Padang semoga dapat menjadi pertimbangan : “ Saya sangat sedih melihat perkembangan kegiatan penelitian di Situs Gunung Padang hari ini. Kotak ekskavasi dibuka di sembarang tempat, tidak mengacu pada kegiatan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Beberapa kotak dibuka di lahan yang sangat
Re: [iagi-net] Bongkar
Nah... pertanyaan Pak Ban sangat tepat, kalo Pak Benyamin Sembiring kehilangan KONTEKS-nya :-) Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: Bandono SalimSent: Kamis, 18 September 2014 19:33To: IagiReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: Re: [iagi-net] BongkarBagaimana ada koin diantara batuan andesit? . Pada 18 Sep 2014 19:13, "Benyamin Sembiring" benyaminsembir...@gmail.com menulis: Salam, Benda arkeologi, artefak, koin yang didapatkan dari hasil pengeboran sudah kehilangan sebagian konteksnya. Mari kita bayangkan koin tersebut dibawah sana, bagaimana keberadaannya, berapa jumlahnya, dengan benda apa dia disana, bagaimana posisinya, letaknya dgn benda lain. Apakah ini tidak pernah terpikirkan? Mungkin kita senang sekali dengan penemuan ini, seolah olah kita berhasil, tapi banyak sekali konteks yg hilang. Coba perhatikan ini 1. Koin bisa dimaknai sbg bekal kubur, apabila dia ditemukan dgn tulang belulang manusia. Mungkin sebagai alat tukar, harta yg dibawa saat mati. Tapi penemuan ini sama sekali gak menjawab 2. Koin bisa sebagai benda benda keramat, mungkin alat beribadah. Ini sama seperti para pendeta budha menyimpan banyak benda benda pribadi mereka di dalam sebuah stupa. Apakah ini juga bisa dijawab. 3. Koin bisa sebagai perhiasan apabila dia ditemukan berangkaian dgn benda benda lain. Seperti koin koin yg dijadikan kalung. Ini juga tidak terjawab. 4. Kalo koin yg ditemukan sebenarnya adalah koin didalam sebuah gerabah, karena kena matabor, gerabah pecah, koin naik melalui lumpur bor. Hilanglah makna koin tersebut. 4. Banyaknya sekali makna koin. Tapi ini tak kan pernah terjawab jika menggunakan mata bor. Koin yg ditemukan adalah sebuah koin tanpa makna yg berarti. Begitulah apabila penemuan koin berdasarkan pemboran, kita kehilangan konteksnya, kita kehilangan maknanya. Menurut saya ini perusakan benda purbakala, walaupun dimaksudkan untuk mencari data data purbakala. Benz On 18 Sep 2014, at 15:43, "Danny Hilman Natawidjaja" danny.hil...@gmail.com wrote: Sayangnya arkeolog teman karib Mang Okim dkk ini terlalu sibuk membuat propaganda opini anti-thesis untuk berkontroversi dengan TTRM jadi lupa mengetengahkan dan mempertahankan thesis sendiri untuk tandingan.. Dalam akademis thesis dilawan dengan thesis bukan dengan opini yang meliuk-liuk... Atau jangan-jangan kurang PD dengan thesisnya sehingga lebih nyaman jadi kritikus saja ... poko’e TTRM salah aja he he he Eh sekarang sudah gabung jadi Timnas. Baru tahu kalau Balar Bandung/Arkenas juga pernah melakukan pengeboran geologi di Gunung Padang.. apa iya? ‘Koin’ artefak yang diguncingkan itu keluar bersama bor cutting dari kedalaman 11.11 – 11.12 m dari rongga-rongga diatara lapisan andesit segar yang sering terisi pasir lepas atau tanah di bawah Teras 5 Gunung Padang. Di atas struktur andesit berselang-seling pasir dan tanah itu sekarang posisinya tertimbun tanah timbun (transported) yang usia kandungan karbonnya sekitar 8000 thn SM. Nah kalo Lutfi Yondri, teman mang Okim itu, bilang bahwa koin yang ditemukan adalah koin Belanda maka sama saja bilang walau tidak mengakui bahwa di bawah situs megalitik G Padang (Teras 5) ada struktur bangunan dan yang buatnya BELANDA J Atau alternatif lain, Belanda pernah bongkar dan masuk ke bawah situs Nah tidak kalah ruwetnya dengan thesis bahwa pada Zaman Batu-Pra-sejarah mungkin sudah ada cetakan logam untuk buat koin berelief sangat detil... Pilih mana? Santai saja, biarkan nanti koin dan konteknya diteliti lebih lanjut oleh Timnas Gunung Padang. Nanti akan saya usulkan agar Lutfi Yondri dkk dipanggil untuk presentasi di depan Timnas supaya thesis dan buah pikirannya bisa diapresiasi dan dijadikan referensi kalau memang baik. Kalau data lapangannya saya yakin pasti berguna siapapun yang melakukan surveynya. Wassalam, DHN From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of m...@cbn.net.id Sent: 18 September 2014 11:29 To: Milis Iagi Subject: Re: [iagi-net] Bongkar Pak Bandono, Expert arkeologi Gunung Padang sebetulnya ada di Balar Bandung. Temuan2 artefaktual di situs tersebut ada di laporan Balar, hanya tak pernah dijadikan referensi, apalagi diapresiasi. Inilah sebetulnya yang mang Okim sangat prihatinkan --- dikenal sebagai " Reinventing The Wheel " alias mulai lagi dari titik NOL. Kapan kita majunya --- ta' iya !!! Wassalam, Mang Okim Powered by Telkomsel BlackBerry® ___
Re: [iagi-net] Posisi
Tidak dibukaan kekar Pak. Saya bilang 11.11 - 11.12 itu. Kedalaman titik bor ketika water loss Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: Bandono SalimSent: Jumat, 19 September 2014 06:39To: IagiReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: [iagi-net] PosisiBoleh tau kekar yang berkoin itu mendatar atau miring berapa derajat terhadap dinding lobang bor? Ini sangat menarik karena koin tersebut terselip di bukaan kekar sebesar 1 cm saja. Salam hormat, bdn. Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
Re: [iagi-net] Posisi
Benar, yang dijumpai adalah selang seling andesit cukup segar dengan loose sands Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: Bandono SalimSent: Jumat, 19 September 2014 09:16To: IagiReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: Re: [iagi-net] PosisiOops jadi pada tanah pasir. Aku sudah salah sangka diantara andesit. Apakah diantara "bata andesit" di pasir yang bersifat sangat permeable? Maaf karena ada andesit saya kira dia tara kekar andesit. Salam. Pada 19 Sep 2014 06:46, "Danny Hilman Natawidjaja" danny.hil...@gmail.com menulis:Tidak dibukaan kekar Pak. Saya bilang 11.11 - 11.12 itu. Kedalaman titik bor ketika water loss Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: Bandono SalimSent: Jumat, 19 September 2014 06:39To: IagiReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: [iagi-net] PosisiBoleh tau kekar yang berkoin itu mendatar atau miring berapa derajat terhadap dinding lobang bor? Ini sangat menarik karena koin tersebut terselip di bukaan kekar sebesar 1 cm saja. Salam hormat, bdn. Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujuk
Re: [iagi-net] Bongkar
Teguh Paripurno Sent: Monday, September 15, 2014 8:30 AM To: iagi-net Subject: Re: [iagi-net] Bongkar Menarik sekali pak DHN. Semoga kerja2 berikutnya di banyak kawasan lain, Peg Kendeng Blora dan Pati misalnya, dilakukan dengan seksama, sumberdaya memadai dan penuh koordinasi seperti di GP. Salam hormat ET Paripurno +62818260162 paripu...@gmail.com www.geohazard.blog.com --- On Sep 15, 2014 8:09 AM, "Danny Hilman Natawidjaja" danny.hil...@gmail.com wrote: Alhamdulillah semua lancar aman dan hasilnya baik. Sekarang ini sudah bukan lagi aktivitas TTRM tapi TIMNAS berdasarkan KepMen, juga Surat Tugas langsung dari KepMen utk melakukan penelitian 'awal'. Selain itu, Tim peneliti juga bekerjasama dengan TNI AD yg selain melakukan Karya Bakti juga ditugaskan oleh KASAD (atas perintah presiden langsung) untuk membantu kegiatan penelitian dan pelestarian. Dalam Timnas, sy adalah Wk Ketua Bidang Geologi sedang untuk Bidang Arkeologi Pak Ali Akbar. Trenching geologi yg biasa dilakukan dalam penelitian geologi Kuarter, paleoseismologi dan paleotsunami secara teknis dan prinsip tidak ada bedanya dengan trenching arkeologi kecuali tentunya dalam fokus yg diamati dan pendokumentasian. Dua-duanya tentu saja harus memperhatikan keamanan dan kelestarian lingkungan. Sekarang ini sudah dibuka beberapa trenching diluar pagar situs sedalam 1.5 - 2.5 m yang fokus utamanya untuk pembuktian model geologi-geofisika (berdasarkan geolistrik, georadar, seismik tomografi, bor). Selain itu ada satu tebing "head scarp" bekas longsor yang setelah dibersihkan dari semak-semak dan tetumbuhan yang menutup ternyata memperlihatkan singkapan geologi dari lapisan-lapisan batuan di bawah Situs. Sekarang ini adalah kesempatan yang baik bagi rekan2 geologi yang tertarik untuk melihat fakta geologi bawah permukaan G.Padang. Kemp ada juga kunjungan dari ITB 80 (berbagai jurusan) ke GP. Sekarang ini trenching yg awalnya berfokus geologi sudah juga diakui dan didokumentasikan oleh Tim Arkeologi karena ternyata dianggap memperlihatkan bukti arkeologi sangat penting, termasuk temuan banyak artefak batu. Dengan kata lain, anggapan (dan status legal) bahwa situs hanya ada di dalam pagar dan hanya di permukaan kelihatannya tidak benar. Salam geologi DHN Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: Bandono Salim Sent: Senin, 15 September 2014 05:32 To: Iagi Reply To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] Bongkar Katanya TTRM sudah mulai membuat trench dan sumur uji di gn padang. Kalau cara geologi yang digunakan situs itu dapat brantakan. Semoga Ali Akbar dapat memberi arahan dan petunjuk cara arkeologi menggali sehingga kalau meninggalkan situs gn padang; kondisi situs kembali mendekati kondisi awal. Apapun hasilnya asal tidak memalukan dua DR. Geologi dan teman geologi lainnya. Salam hormat, bdn. Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A
Re: [iagi-net] Bongkar
Mang Okim ysh,Berita itu bocor sebelum artefak sampai ke tangan Pak Ali Akbar. Sekarang sedang dipelajari. Tentu tadi ketika kunjungan Mendikbud, Wagub, Wabut, artefak itu diperlihatkan dan diuraikan analisa awalnya oleh Pak Ali karena ini salah satu temuan sangat penting. Tadi banyak sekali wartawan yang ingin memotret tentunya, tapi kami tidak perkenankan supaya interpretasi dan spekulasinya menjadi tambah liar. Terimakasih atas pengingatannya. Kami sepaham.Salam,DHN Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: SujatmikoSent: Rabu, 17 September 2014 09:00To: iagi-net@iagi.or.idReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: Re: [iagi-net] BongkarYth Pak Danny,Hatur rebu nuhun atas tanggapannya yang tidak "meliuk-liuk" ( cukup bijak dan sangat berbeda dengan tanggapan Pak Andi Arif yang dengan bumbu bumbu kasar dan pedas, langsung mensomasi mang Okim --- Alhamdulilah, kali ini tidak lewat Ketum IAGI).Sehubungan dengan temuan coin logam, mang Okim menyarankan agar eksposenya tidak berlebihan. Masalahnya, coin tersebut dan juga temuan artekfaktual lainnya (gerabah etc) ditemukan di level yang menurut TTRM , hasil datingnya 13.000 -23.000 tahun. Apakah hal tersebut tidak dikaji dulu oleh Dr. Ali Akbar --- sebelum disampaikan ke Pak Menteri dan Pres. SBY? Ini sekedar himbauan dari seorang mang Okim lho, bisa dipertimbangkan, bisa juga tidak --- ta' iya !!!Wassalam,Mang OkimTerkirim dari tablet Samsung Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com menulis:Yth Mang Okim,Terimakasih atas tanggapan dan uraiannya yang meliuk-liuk.Alhamdulillah dengan istiqomah dan kerja keras penelitian berjalan baik dan hasilnya cukup sesuai dgn yg diharapkan. Tadi Pak Direktur Purbakala juga Ketua Timnas berkunjung ke GP. Beliau sangat senang dan antusias dengan proses dan hasil2 yang sudah dicapai. Beliau sepenuhnya paham dan setuju dengan penggalian yg sudah dilakukan, tidak ada yg merusak atau menyalahi aturan, bahkan beliau bilang metoda integratif geologi-geofisika-arkeologi di GP patut dijadikan pioneer untuk dikembangkan lebih lanjut di Indonesia.Besok rencananya Bpk Mendikbud dan rombongan akan berkunjung juga ke GP.Wass,DHN Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: SujatmikoSent: Senin, 15 September 2014 11:57To: iagi-net@iagi.or.idReply To: iagi-net@iagi.or.idCc: MGEISubject: RE: [iagi-net] Bongkar Yth Pak Danny-Pak Ali Akbar, Setelah mengikuti perkembangan penelitian TIMNAS Gunung Padang sejak beberapa hari terakhir ini, mang Okim hanya bisa mendo’akan , semoga yang dicari sejak 3 tahun terakhir ini ketemu, yaitu adanya chamber atau ruang kosong yang ditengarai ada “brankasnya”, bidang pemangkasan (batas budaya ?), pintu gerbang 18 meteran, pasir ayakan peredam gempa, semen canggih mengandung 45 % mineral besi ( semen tercanggih di abad modern mengandung kurang dari 6 % kadar besi ), industri metalurgi canggih, dan kemungkinan adanya reaktor listrik hidro di level 4 ( 13.000 – 23.000 tahun yang lalu !!! ). Sekedar informasi, di front page koran Pikiran Rakyat pagi ini diumumkan tentang adanya temuan artefak aneh dari batuan andesit-basalt yang seluruh permukaannya masih terbungkus kulit pelapukan . Pak Andi Arif dengan bangga memberikan komentar bahwa artefak tersebut dibuat dengan menggunakan teknologi tinggi, mengandung serat kawat dari besi memanjang, memiliki anomaly magnetic tinggi, memiliki hanya satu kutub magnet, porositas permukaan konsisten, dan mirip senjata kujang. Mang Okim sangat prihatin atas statemen tersebut karena di batuan yang dianggap artefak ternyata tidak terlihat adanya bekas bidang pemangkasan alias utuh , sehingga interpretasinya lebih ke batuan murni sebagai sisa pelapukan. Sekedar catatan, batuan dengan bentuk yang lebih kurang sama banyak ditemukan di kawasan karst Citatah, dan itu adalah murni hasil pelapukan alamiah . Mang Okim juga sangat prihatin melihat foto-foto kegiatan ekskavasi yang melibatkan personel militer dan membongkar tebing curam . Mang Okim kurang setuju bahwa secara
Re: [iagi-net] Bongkar
Alhamdulillah semua lancar aman dan hasilnya baik. Sekarang ini sudah bukan lagi aktivitas TTRM tapi TIMNAS berdasarkan KepMen, juga Surat Tugas langsung dari KepMen utk melakukan penelitian 'awal'. Selain itu, Tim peneliti juga bekerjasama dengan TNI AD yg selain melakukan Karya Bakti juga ditugaskan oleh KASAD (atas perintah presiden langsung) untuk membantu kegiatan penelitian dan pelestarian. Dalam Timnas, sy adalah Wk Ketua Bidang Geologi sedang untuk Bidang Arkeologi Pak Ali Akbar.Trenching geologi yg biasa dilakukan dalam penelitian geologi Kuarter, paleoseismologi dan paleotsunami secara teknis dan prinsip tidak ada bedanya dengan trenching arkeologi kecuali tentunya dalam fokus yg diamati dan pendokumentasian. Dua-duanya tentu saja harus memperhatikan keamanan dan kelestarian lingkungan.Sekarang ini sudah dibuka beberapa trenching diluar pagar situs sedalam 1.5 - 2.5 m yang fokus utamanya untuk pembuktian model geologi-geofisika (berdasarkan geolistrik, georadar, seismik tomografi, bor). Selain itu ada satu tebing "head scarp" bekas longsor yang setelah dibersihkan dari semak-semak dan tetumbuhan yang menutup ternyata memperlihatkan singkapan geologi dari lapisan-lapisan batuan di bawah Situs. Sekarang ini adalah kesempatan yang baik bagi rekan2 geologi yang tertarik untuk melihat fakta geologi bawah permukaan G.Padang. Kemp ada juga kunjungan dari ITB 80 (berbagai jurusan) ke GP.Sekarang ini trenching yg awalnya berfokus geologi sudah juga diakui dan didokumentasikan oleh Tim Arkeologi karena ternyata dianggap memperlihatkan bukti arkeologi sangat penting, termasuk temuan banyak artefak batu. Dengan kata lain, anggapan (dan status legal) bahwa situs hanya ada di dalam pagar dan hanya di permukaan kelihatannya tidak benar.Salam geologiDHN Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: Bandono SalimSent: Senin, 15 September 2014 05:32To: IagiReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: [iagi-net] BongkarKatanya TTRM sudah mulai membuat trench dan sumur uji di gn padang. Kalau cara geologi yang digunakan situs itu dapat brantakan. Semoga Ali Akbar dapat memberi arahan dan petunjuk cara arkeologi menggali sehingga kalau meninggalkan situs gn padang; kondisi situs kembali mendekati kondisi awal. Apapun hasilnya asal tidak memalukan dua DR. Geologi dan teman geologi lainnya. Salam hormat, bdn. Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
RE: [iagi-net] Geologi Ahli Sejarah
Cocok. Selain sejarah bumi, boleh jadi merambah ke merekonstruksi ulang sejarah manusia... karena terkait dengan proses alam, khususnya yang katastrofi :-) -Original Message- From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of rahmawanhe...@gmail.com Sent: 28 Maret 2014 10:39 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Bls: [iagi-net] Geologi Ahli Sejarah Betul mbaah Harus dibedakan mana yang POKOK, mana yang asesoris. Apapun itu untuk kemajuan bersama haaay laaah be positive thinking, ask. Powered by Telkomsel BlackBerryR -Original Message- From: abacht...@cbn.net.id Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Fri, 28 Mar 2014 03:15:50 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] Geologi Ahli Sejarah Geologi itu ilmu sejarah - sejarah bumi - dan geologist itu sejatinya adalah ahli sejarah. Embel2 insinyur, engineer, atau perekayasa pada geologist: itu adalah keahlian tambahan sekaligus profesi. Seperti ahli sejarah yg kemudian berprofesi jadi politisi, seringkali mrk juga punya potensi: merekayasa sejarah. Waspadalah! (Bahan Kuliah Revolusi Sedimentologi #ADB# - SMIAGI STTNAS Yogjakarta, 29 Mar 2014) Powered by Telkomsel BlackBerryR Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang- tanggapan
Para Iaginetter yang sy hormati, Terimakasih atas perhatian dan masukan-masukannya. Mohon dipahami bahwa diskusi ilmiah yang baik hanya dapat terjadi setelah mendengar paparan kemudian disambung dengan diskusi yang timbal balik sehingga perbedaan pendapat yang rancu akibat kesalahpahaman dapat dihindari. Ada beberapa hal yang ingin diklarifikasi. 1. Tidak ada yang menyatakan bahwa penelitian TTRM (Tim Terpadu Riset Mandiri) di Gunung Padang sudah tuntas - atau pembuktiannya sudah selesai (tersirat di twitter SBY no.3,4,5). KepGub yang baru keluar dan juga pidato pengarahan Presiden di Gunung Padang hanya mengatakan bahwa hasil penelitian TTRM di GP (Gunung Padang) bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Rencana selanjutnya akan dilakukan penuntasan pembuktian yang lebih konkrit/baik lagi supaya data-data arkeologi, geologi dan interpretasi geofisika bawah permukaan menjadi fakta yang bisa dilihat dan diraba oleh orang awam (apabila benar terbukti) - seperti dikatakan Sdr Awang. 2. Yang mengikuti paparan di ITB tentu tahu bahwa saya tidak 'ngotot' dengan semua data dan interpretasi termasuk umur karbon dating, melainkan hanya memaparkan sesuai dengan data yang didapat dengan interpretasi yang masuk akal. Dalam laporan TTRM ke Presiden (sebelum kunjungan) kami katakan jelas bahwa data umur yang ada masih belum maksimal dan banyak kekurangan/ketidakpastiannya sehingga memerlukan analisa penentuan umur yang lebih detil dan komprehensif. Perbedaan interpretasi data, termasuk hasil karbon dating tentu ada (seperti juga didiskusikan di acara seminar ITB) tapi yang jelas ada DATAnya tidak beropini atau asal tebak saja. 3. Hasil penelitian TTRM di GP memang seperti tidak masuk akal apabila dibenturkan dengan pengetahuan dan pemahaman sejarah yang ada (seperti tersirat pada komentar Pak Bandono), baik kesimpulan tentang struktur bangunannya yang cukup luarbiasa atau juga umurnya yang bisa sangat tua. Untuk itu pada seminar di Geologi ITB saya memaparkan konsep baru tentang kaitan bencana katastrofi dan siklus peradaban manusia untuk mencoba menjelaskan hal ini. Konsep baru diperlukan karena Konsep yang ada sekarang tidak cocok. Konsep tektonik lempeng ketika pertama kali dikemukakan sebagai hipotesa Continental Drift oleh Wagener (1914) ditolak orang, dan Wagener dianggap gila; Tektonik Lempeng baru diterima setelah Hess (1961) membuktikan adanya Oceanic Spreading Centers. 4. Data yang paling konkrit adalah keberadaan Lapisan 2 situs yang tersusun dari batuan columnar joints yang hanya tertimbun 1-2m tanah saja dibawah permukaan. Lapisan 2 ini yang sebetulnya bisa dikatakan sebagai the real controversy . Kami meyakini bahwa lapisan 2 ini bukan lapisan alamiah tapi situs/bangunan. Alasannya: 1. kedudukan kolom-kolomnya sejajar lapisan (yang natural harus tegak lurus), 2. dipenggalian terlihat jelas ukuran dari diameter kolomnya sangat bervariasi (yang natural umumnya mempunya ukuran kurang-lebih sama), 3. Diantara kolom-kolomnya ada material lempung yang bukan hasil pelapukan (mengulit bawang) - tidak benar-benar tight-interlocked seperti di alam, 4. Lapisan 2 ini tebalnya hanya 3-4 meter saja dan dibawahnya dilandasi oleh lapisan pasir-kerikil. Dari 4 hal tersebut menurut hemat kami sudah bisa dipastikan bahwa lapisan 2 bukan alamiah. Nah, sebaliknya Kelompok yang kontra (Arkenas dan para pendukung Petisi) meyakini bahwa lapisan 2 ini adalah natural columnar-joint rocks , tapi sampai sekarang saya belum mendapat alasan-ilmiahnya yang jelas kenapa mereka demikian yakin. Setiap saya tanya jawabannya selalu muter-muter. Mungkin karena keyakinan (membabibuta?) inilah maka mereka juga otomatis yakin-seyakin-yakinnya bahwa di bawah permukaan Gunung Padang tidak mungkin ada situs/bangunan tertimbun, tidak mau tahu lagi dengan data geofisika bawah permukaan dan data bor punya TTRM. Alasan yang berulang-kali dikemukakan: pokoknya data geologi (bor) dan geofisika bawah permukaan belum tentu benar. Lho 'piye toh', asal jangan dibuang saja... kita kan geologist, kalo engga becus menginterpretasikan data bawah permukaan geologist engga diperlukan. 5. Perlu diketahui juga bahwa TTRM bereaksi keras terhadap kelompok yang kontra bukan karena berbeda pendapat tapi karena mereka, atas dasar keyakinan sepihaknya, menuduh hasil penelitian TTRM tidak ilmiah dan para penelitinya tidak kompeten bahkan merusak situs, kemudian membuat petisi (untuk presiden) supaya penelitian TTRM dihentikan alias tidak dilanjutkan. 6. Kontroversi di media masa tentang piramida, harta karun, dll yang aneh-aneh adalah isapan jempol... saya malah curiga hal ini malah sengaja dibesar-besarkan oleh pihak yang kontra untuk menutupi atau membiaskan KONTROVERSI (ILMIAH) YANG SEBENARNYA yaitu yang dijelaskan pada poin 4 di atas. Sering juga penelitian TTRM dikaitkan dengan kasus Supertoy dan Blue Energy (seperti dikatakan Sdr. Hadiyanto-darimana menyimpulkan bahwa informasinya tidak clean and
RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,
Ya, bukan dari gerabah tapi dari serpihan karbon pada tanah penutup, lapisan pasir, dan tanah/material lempung diantara susunan batu-batu kolomnya. Ada sekitar sepuluh sampel dari permukaan sampai kedalaman belasan meter (diambil dari sampel bor dan korak gali arkeologi. Asumsinya unsur karbon berasal dari bio-organisms sama dengan usia tanah penutup (dan bukan diambil dari tanah yang jauh lebih tua), karbon pada lapisan pasir yang dihamparkan di dasar Lapisan 2 dianggap berasal dari bioarganisms dari masa ketika pasir tersebut dihamparkan (atau pasirnya diambil dari pasir sungai yang sezaman), dan karbon pada tanah/material dianatara sela-sela kolom batuan dianggap berasal dari bio-organism yang hidup pada masa pembangunan situs. Asumsi ini belum tentu benar, karenanya masih harus dilakukan pengujian lebih lanjut. Sampel bor terbatas, sering tidak ada pilihan, harus dari penggalian sehingga bisa pilih sampel karbon yang terbaik. Kenapa gerabah?. Kalaupun ada gerabah, saya malah tidak mengerti apakah unsur karbon yang terkandung dalam material gerabah akan merepresentasikan umur ketika dibuatnya gerabah tersebut? Gerabah terbuat dari tanah... dan tanah bisa saja diambil dari tanah yang umurnya jauh lebih tua dari ketika gerabah tersebut dibuat. Salam, DHN From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Bandono Salim Sent: 03 Maret 2014 18:08 To: Iagi Subject: RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang , Data carbon datingnya bukan dari gerabah. Kalau tidak salah dari sisa tetumbuhan. Lebih baik tanya ke DH saja. Salam. Pada 3 Mar 2014 14:25, Awang Harun Satyana aha...@skkmigas.go.id menulis: All prospects look good until drilled. Saya sepaham dengan pendapat Pak Koesoema. Pak Mino, teman-teman oil company pun sangat ilmiah dan datanya memadai, termasuk melakukan berbagai modeling, saat mengusulkan suatu bor eksplorasi atas suatu prospek. Mereka juga meyakini (dalam tingkat keyakinan yang berbeda-beda) bahwa prospeknya mengandung minyak. Ketika sumur dibor, ternyata gagal, bor lagi, gagal lagi. Ternyata prospek yang kelihatannya begitu bagus itu tak mengandung migas. Saat ini, selama belum kasat mata bahwa ada bangunan besar dan sangat maju pada zamannya di dalam Gunung Padang itu, bangunan besar di dalam Gunung Padang itu hanyalah prospek, semaju apa pun modeling geofisika menggunakan geolistrik atau tomografi atasnya. Bahkan untuk Gunung Padang dua atau tiga sumur uji yang telah dibor pun belum cukup untuk membuktikan bahwa ada bangunan besar di dalamnya. Data umur berdasarkan metode karbon-14 itu yang menghasilkan umur sangat tua, belum tentu berasal dari sampel artefak yang ditembus oleh sumur, bukan? Maka sekarang bila telah dirasa cukup semua penelitian geofisika dan geologi atas Gunung Padang itu, mulailah memikirkan melakukan pemugaran (tanpa merusak situs megalitik yang sudah ada) dan tunjukkan bahwa bangunan di dalam Gunung Padang itu benar-benar ada, bahwa tak hanya bilah2 megalitik yang ditemukan di sekeliling gunung ini. Sederhananya, tunjukkanlah bahwa ada bangunan seperti kita sekarang bisa melihat Borobudur berdiri di atas tanah. Bila hanya berdasarkan data geofisika dan bor, lalu paritan arkeologi yang belum optimal, sudah menyimpulkan ada bangunan besar, sangat maju, sangat tua, pusat peradaban dunia, hm.itu terlalu terburu2. Hanya bangunan besar yang kasat mata berdiri di atas tanah yang akan membuat percaya, bukan data2 geofisika, bor, atau buku2 sebagus apa pun analisis atas data itu, sebagus apa pun buku itu ditulis. Bedakan antara data dan fakta. Salam, Awang From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of koeso...@melsa.net.id Sent: Monday, March 03, 2014 12:25 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang , Memang reseachnya sangat mengagumkan, tetapi secara implisit teori piramida sudah tdak muncul, tetapi bukit G. Padang itu alami, (volcanic neck barangkali) hanya saja bangunan di puncak dan lereng bagian atasnya telah disusun oleh columnar jointed batuan beku. Jadi lebih luas dan lebih dalam daripada bangunan megalithik yg sebelumnya sudah diketemukan. Masalah apakah itu mencerminkan peradaban yg tinggi masih debatable karena yg didefinisikan peradaban harus ada bukti adanya sistem pemerintahan, perniagaan dan differensiasi pekerjaan. Bukti2 ini belum diketemukan, bahkan diketemukannya artefakpun belum dilaporkan. RPK Powered by Telkomsel BlackBerryR _ From: Ben Sapiie bsap...@geodin.net Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Mon, 3 Mar 2014 05:06:14 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang , Saya pertama kali mendengarkan presentasi DH di kampus ITB minggu lalu. Menurut saya dia memberikan sebuah argumen scientific yang baik dan jelas serta berdasarkan data yang cukup banyak dan tertata dengan baik. Walaupun interpretasinya masih mungkin bisa
RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,
Dalam seminar kemarin saya memberikan perbandingan kasus yang serupa, yaitu Situs Gobekli Tepe di Turki. Lapisan bangunan paling tuan yang sudah tergali umurnya 11.600 tahun lalu. Katanya masih ada lapisan yang lebih tua lagi yang belum tergali. Bangunan 11.600 tahun lalu ini DITIMBUN secara sengaja pada masa sekitar 9600 tahun lalu. Untuk apa dibangun dan kenapa ditimbun sampai sekarang masih misteri. Gunung Padang bukan teka-teki mudah. Mungkin harus bertahap dalam menguraikan teka-tekinya. Diteliti lebih lanjut lapis per lapis struktur fisik dan umurnya. Syukur-syukur bisa menemukan sesuatu yang memberikan informasi tentang lembaran sejarah peradaban yang hilang... From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Bandono Salim Sent: 03 Maret 2014 19:28 To: Iagi Subject: RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang , Tumpang tindih lokasi peribadatan sampai sekarang juga masih ada. Islam, Hindu, dijumpai Kudus; Hindu, Budha pernah kulihat di Bali; tetapi semua masih dalam skala tahun. Sejarah Pompei yang tertimbun 6-7mtr hasil erupsi Vesuvius ditemukan tidak sengaja. Dalam hitungan abad. Jadi saya anggap sangat hebat penerus pembangunan GP yang berbeda waktunya dlm hitungan ributaun. Juga lapisan 1 dan 2 apalagi lapisan 3, tebalnya tanah penutup sudah dapat menghilangkan jejak bekas bangunan peribadatan. Peralatan/perhitungan apa astronomi atau kalender apa yang digunakan? Kalau tanah penutup diambil dari sekitar dan pembangungannya dalam skala abad, juga sulit diterima. Ini fikiran gampang saja krn hanya melihat contoh di Jawa Bali. Salam geol geologi. Bandono Salim bandon...@gmail.com menulis: Data carbon datingnya bukan dari gerabah. Kalau tidak salah dari sisa tetumbuhan. Lebih baik tanya ke DH saja. Salam. Pada 3 Mar 2014 14:25, Awang Harun Satyana aha...@skkmigas.go.id menulis: All prospects look good until drilled. Saya sepaham dengan pendapat Pak Koesoema. Pak Mino, teman-teman oil company pun sangat ilmiah dan datanya memadai, termasuk melakukan berbagai modeling, saat mengusulkan suatu bor eksplorasi atas suatu prospek. Mereka juga meyakini (dalam tingkat keyakinan yang berbeda-beda) bahwa prospeknya mengandung minyak. Ketika sumur dibor, ternyata gagal, bor lagi, gagal lagi. Ternyata prospek yang kelihatannya begitu bagus itu tak mengandung migas. Saat ini, selama belum kasat mata bahwa ada bangunan besar dan sangat maju pada zamannya di dalam Gunung Padang itu, bangunan besar di dalam Gunung Padang itu hanyalah prospek, semaju apa pun modeling geofisika menggunakan geolistrik atau tomografi atasnya. Bahkan untuk Gunung Padang dua atau tiga sumur uji yang telah dibor pun belum cukup untuk membuktikan bahwa ada bangunan besar di dalamnya. Data umur berdasarkan metode karbon-14 itu yang menghasilkan umur sangat tua, belum tentu berasal dari sampel artefak yang ditembus oleh sumur, bukan? Maka sekarang bila telah dirasa cukup semua penelitian geofisika dan geologi atas Gunung Padang itu, mulailah memikirkan melakukan pemugaran (tanpa merusak situs megalitik yang sudah ada) dan tunjukkan bahwa bangunan di dalam Gunung Padang itu benar-benar ada, bahwa tak hanya bilah2 megalitik yang ditemukan di sekeliling gunung ini. Sederhananya, tunjukkanlah bahwa ada bangunan seperti kita sekarang bisa melihat Borobudur berdiri di atas tanah. Bila hanya berdasarkan data geofisika dan bor, lalu paritan arkeologi yang belum optimal, sudah menyimpulkan ada bangunan besar, sangat maju, sangat tua, pusat peradaban dunia, hm.itu terlalu terburu2. Hanya bangunan besar yang kasat mata berdiri di atas tanah yang akan membuat percaya, bukan data2 geofisika, bor, atau buku2 sebagus apa pun analisis atas data itu, sebagus apa pun buku itu ditulis. Bedakan antara data dan fakta. Salam, Awang From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of koeso...@melsa.net.id Sent: Monday, March 03, 2014 12:25 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang , Memang reseachnya sangat mengagumkan, tetapi secara implisit teori piramida sudah tdak muncul, tetapi bukit G. Padang itu alami, (volcanic neck barangkali) hanya saja bangunan di puncak dan lereng bagian atasnya telah disusun oleh columnar jointed batuan beku. Jadi lebih luas dan lebih dalam daripada bangunan megalithik yg sebelumnya sudah diketemukan. Masalah apakah itu mencerminkan peradaban yg tinggi masih debatable karena yg didefinisikan peradaban harus ada bukti adanya sistem pemerintahan, perniagaan dan differensiasi pekerjaan. Bukti2 ini belum diketemukan, bahkan diketemukannya artefakpun belum dilaporkan. RPK Powered by Telkomsel BlackBerryR From: Ben Sapiie bsap...@geodin.net Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Mon, 3 Mar 2014 05:06:14 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang , Saya
RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang (TL dating),
Halo Eddy, Ya, usulan anda sangat menarik. Kelihatannya metoda TL dating ini belum dikenal di dunia arkeologi Indonesia. Gerabahnya harus yang mengandung kuarsa ya? Sepemahaman saya yang bisa ditentukan umurnya dengan karbon dating bukan gerabahnya tapi kalau ada sisa makanan di gerabah itu yang bisa di-karbon dating. Jadi TL akan menjadi alternatif yang bagus. Saya belum familiar dengan metoda ini, mudah-mudahan bisa juga dipakai di G.Padang. Kalau untuk lapisan pasir (banyak mengandung butir kuarsa) yang 'terperangkap' di dalam situs Gunung Padang bisa tidak? Asumsikan saja bahwa pasir itu dulunya berada diluar, misalnya di sungai (terkena sinar matahari), kemudian diambil untuk mengisi rongga di dalam situs atau dihamparkan untuk menjadi alas dari bangunan situs sehingga kemudian tidak lagi terkena sinar matahari. Salam, DHN -Original Message- From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of suci...@gc.itb.ac.id Sent: 03 Maret 2014 16:45 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang (TL dating), Pak Danny dan rekan-rekan IAGI net Yth., Usulan mengunakan gerabah/tembikar/keramik (kalau ada)dengan metoda Thermoluminescence (TL) dating yang saya ungkapkan waktu diskusi Gn. Padang di ITB, Jumat lalu adalah untuk membantu dalam penentuan umur. Mengingat Pak Danny mengatakan bahwa sampel Carbon dating di ambil dari tanah timbunan situs Gn. Padang yang tentunya akan lebih tua dari umur pembangunan situs tersebut. Secara prinsip: Thermoluminescence (TL) dating is the determination, by means of measuring the accumulated radiation dose, of the time elapsed since material containing crystalline minerals was either heated (lava, ceramics) or exposed to sunlight (sediments). As a crystalline material is heated during measurements the process of thermoluminescence starts. Thermoluminescence emits a weak light signal that is proportional to the radiation dose absorbed by the material. Dengan demikian kita tidak menentukan umur material keramiknya tapi lebih ke umur pada saat material tersebut dipanaskan. Dari beberapa material yang pernah kami ujiternyata mineral kuarsa memberikan umur yang relatif bagus pada metoda Thermoluminescence (TL) dating. Salam, Eddy Sucipta, GL - ITB Ya, bukan dari gerabah tapi dari serpihan karbon pada tanah penutup, lapisan pasir, dan tanah/material lempung diantara susunan batu-batu kolomnya. Ada sekitar sepuluh sampel dari permukaan sampai kedalaman belasan meter (diambil dari sampel bor dan korak gali arkeologi. Asumsinya unsur karbon berasal dari bio-organisms sama dengan usia tanah penutup (dan bukan diambil dari tanah yang jauh lebih tua), karbon pada lapisan pasir yang dihamparkan di dasar Lapisan 2 dianggap berasal dari bioarganisms dari masa ketika pasir tersebut dihamparkan (atau pasirnya diambil dari pasir sungai yang sezaman), dan karbon pada tanah/material dianatara sela-sela kolom batuan dianggap berasal dari bio-organism yang hidup pada masa pembangunan situs. Asumsi ini belum tentu benar, karenanya masih harus dilakukan pengujian lebih lanjut. Sampel bor terbatas, sering tidak ada pilihan, harus dari penggalian sehingga bisa pilih sampel karbon yang terbaik. Kenapa gerabah?. Kalaupun ada gerabah, saya malah tidak mengerti apakah unsur karbon yang terkandung dalam material gerabah akan merepresentasikan umur ketika dibuatnya gerabah tersebut? Gerabah terbuat dari tanah... dan tanah bisa saja diambil dari tanah yang umurnya jauh lebih tua dari ketika gerabah tersebut dibuat. Salam, DHN From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Bandono Salim Sent: 03 Maret 2014 18:08 To: Iagi Subject: RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang , Data carbon datingnya bukan dari gerabah. Kalau tidak salah dari sisa tetumbuhan. Lebih baik tanya ke DH saja. Salam. Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or
RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang (TL dating),
Ok. Mohon diinfokan apabila beliau datang. Terimakasih atas saran dan informasinya. Salam DHN -Original Message- From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of suci...@gc.itb.ac.id Sent: 04 Maret 2014 0:40 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang (TL dating), Pak Danny Yth., Bisa dicoba untuk melakukan TL dating pada lapisan yang mengandung kuarsa tersebut. Ada teman saya yang pernah melakukan hal itu untuk endapan sedimen yang mengandung kuarsa di Thailand utara. Kami juga pernah melakukan TL dating pada lava basalt yang mengandung xenocryts kuarsa di Sabah, Malaysia. Dan mendapatkan hasil sekitar 100 Ka yang kami anggap merupakan batuan volkanik termuda di Kalimantan. Jika memang mau melakukan itumungkin bisa kontak dengan Sensei saya yang rencananya akan datang ke Bandung pada pertengahan Maret ini. Salam, Eddy Sucipta Halo Eddy, Ya, usulan anda sangat menarik. Kelihatannya metoda TL dating ini belum dikenal di dunia arkeologi Indonesia. Gerabahnya harus yang mengandung kuarsa ya? Sepemahaman saya yang bisa ditentukan umurnya dengan karbon dating bukan gerabahnya tapi kalau ada sisa makanan di gerabah itu yang bisa di-karbon dating. Jadi TL akan menjadi alternatif yang bagus. Saya belum familiar dengan metoda ini, mudah-mudahan bisa juga dipakai di G.Padang. Kalau untuk lapisan pasir (banyak mengandung butir kuarsa) yang 'terperangkap' di dalam situs Gunung Padang bisa tidak? Asumsikan saja bahwa pasir itu dulunya berada diluar, misalnya di sungai (terkena sinar matahari), kemudian diambil untuk mengisi rongga di dalam situs atau dihamparkan untuk menjadi alas dari bangunan situs sehingga kemudian tidak lagi terkena sinar matahari. Salam, DHN -Original Message- From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of suci...@gc.itb.ac.id Sent: 03 Maret 2014 16:45 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang (TL dating), Pak Danny dan rekan-rekan IAGI net Yth., Usulan mengunakan gerabah/tembikar/keramik (kalau ada)dengan metoda Thermoluminescence (TL) dating yang saya ungkapkan waktu diskusi Gn. Padang di ITB, Jumat lalu adalah untuk membantu dalam penentuan umur. Mengingat Pak Danny mengatakan bahwa sampel Carbon dating di ambil dari tanah timbunan situs Gn. Padang yang tentunya akan lebih tua dari umur pembangunan situs tersebut. Secara prinsip: Thermoluminescence (TL) dating is the determination, by means of measuring the accumulated radiation dose, of the time elapsed since material containing crystalline minerals was either heated (lava, ceramics) or exposed to sunlight (sediments). As a crystalline material is heated during measurements the process of thermoluminescence starts. Thermoluminescence emits a weak light signal that is proportional to the radiation dose absorbed by the material. Dengan demikian kita tidak menentukan umur material keramiknya tapi lebih ke umur pada saat material tersebut dipanaskan. Dari beberapa material yang pernah kami ujiternyata mineral kuarsa memberikan umur yang relatif bagus pada metoda Thermoluminescence (TL) dating. Salam, Eddy Sucipta, GL - ITB Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,-
RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,
Halo Pak Kartiko, Sy sudah lihat dan baca juga buku itu. Pak Ali Akbar tidak pernah mendiskusikan perihal buku itu dengan saya sampai sudah terbitnya. Secara umum buku itu menceritakan di seputar penelitian Gn.Padang dengan menarik, cukup informatif dan komprehensif, terutama untuk kalangan arkeolog dan umum. Namun, terusterang saya agak menyesalkan karena memuat cukup banyak gambar-gambar dan keterangan data survey geofisika-geologi tanpa mendiskusikannya terlebih dahulu. Data geologi-geofisika itu status di dunia ilmiahnya masih in-progress, unpublished. Mempublikasikan di buku cetak resmi dengan sembarangan akan mengurangi nilai ilmiahnya bahkan bisa menjadi malapetaka apabila nanti paper ilmiah benerannya di submit ke Journal Internasional, apalagi yang kelas satu karena biasanya mereka sangat ketat terhadap materials yang sudah dipublikasikan di mana saja. Memperlihatkan pada umum gambar-gambar penampang geofisika tanpa keterangan teknis-ilmiah dan diskusi yang cukup pun tidak ada gunanya selain hanya memperlihatkan bahwa data itu beneran ada. Tentu juga banyak distorsi pada keterangannya yang menyangkut survey dan data geologi-geofisika karena bukan keteranggan langsung dari pelakunya. Sebetulnya dari tujuan dan esensi buku tersebut, dia bisa menceritakan perihal survey geologi-geofisikanya tanpa harus terlalu teknis dan memperlihatkan gambar-gambar. Tapi sudah terlanjur, tidak apa-apa, Pak Ali juga bermaksud baik,hanya tidak familiar dengan etika dan kebiasaan di dunia ilmiah earth sciences; lagian sebagian gambar-gambar itu sebelumnya juga sudah tersebar kemana-mana di internet. Ini memang sikon penelitian yang lain dari yang lain; sebuah proses penelitian ilmiah yang menjadi public domain, mudah2an tidak membuat rintangan sulit ketika nanti kami membuat publikasi ilmiahnya di Jurnal. Apapun nanti sudah konsekwensinya, dan esensi dari penelitian ini tidak semata untuk kepentingan dan prestasi ilmiah individual tapi berkaitan dengan kepentingan publik dan berbagai tujuan baik lainnya. Demikian Pak pandangan saya. Sebagai info menarik juga bagaimana strictnya dunia ilmiah, dalam Buku Plato Tidak bohong... yang saya buat, saya menceritakan perihal endapan tsunami Pra-2004 di Aceh yaitu yang terjadi tahu 1390 dan 1450 M (dalam kaitannya dengan hilangnya Kerajaan Samudra Pasai). Saya memperlihatkan endapan itu dengan foto saya sendiri, namun umur carbon datingnya saya katakan hasil dari Tim Prof. Kerry Sieh dari EOS, Singapore (yang belum di-publish resmi di Jurnal). Saya juga ada menyertakan satu foto beliau dan saya ketika penelitian di Mentawai. Akibatnya, setelah Pak Kerry lihat Buku Plato ... itu dia marah besar... Sebetulnya saya sudah menduga dia bisa tidak senang karena etika umum sekecil apapun kita mau mempublish sesuatu yang berhubungan dengan (hasil) peneliti lain harus ada komunikasi dulu. Waktu itu publikasi buku terburu-buru sehingga saya tidak sempat. Saya tidak menduga beliau bukan hanya tidak senang tapi murka! Dan saya lebih paham serta minta maaf setelah beliau menjelaskan kenapa murka... Salam, Danny From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of kartiko samodro Sent: 04 Maret 2014 10:31 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang , Pak Danny Saya saat jalan jalan di gramedia, sempat melihat dan baca buku Misteri Gunung Padang tulisan dari Pak Ali Akbar... Apakah Pak Danny mengetahui tentang penerbitan buku tersebut ? Dan bagaimana menurut Pak Danny terhadap pendapat yang ditulis di buku tersebut ? Apakah sejalan dengan pemikiran Pak Danny ? ps : Banyak foto Mas Andang yang dijadikan model profesional geologist yang bekerja di penelitian gunung Padang :-) Regards Kartiko 2014-03-03 23:09 GMT+07:00 Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com: Dalam seminar kemarin saya memberikan perbandingan kasus yang serupa, yaitu Situs Gobekli Tepe di Turki. Lapisan bangunan paling tuan yang sudah tergali umurnya 11.600 tahun lalu. Katanya masih ada lapisan yang lebih tua lagi yang belum tergali. Bangunan 11.600 tahun lalu ini DITIMBUN secara sengaja pada masa sekitar 9600 tahun lalu. Untuk apa dibangun dan kenapa ditimbun sampai sekarang masih misteri. Gunung Padang bukan teka-teki mudah. Mungkin harus bertahap dalam menguraikan teka-tekinya. Diteliti lebih lanjut lapis per lapis struktur fisik dan umurnya. Syukur-syukur bisa menemukan sesuatu yang memberikan informasi tentang lembaran sejarah peradaban yang hilang... From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Bandono Salim Sent: 03 Maret 2014 19:28 To: Iagi Subject: RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang , Tumpang tindih lokasi peribadatan sampai sekarang juga masih ada. Islam, Hindu, dijumpai Kudus; Hindu, Budha pernah kulihat di Bali; tetapi semua masih dalam skala tahun. Sejarah Pompei yang tertimbun 6-7mtr hasil erupsi Vesuvius ditemukan tidak sengaja. Dalam
RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : TEMUAN REAKTOR HYDROELECTRIC DI PERUTNYA
bukan pasir air fall alias pasir vulkanik seperti yang diduga kuat oleh pakar volkanologi. Untuk masalah kedua, mang Okim yang langsung mengamati dan memotret singkapan di lapangan menyimpulkan bahwa yang disebut semen perekat canggih tersebut tak lain adalah tanah pelapukan dari batuan andesit basalt berstruktur kekar tiang. Tanda-tandanya sangat jelas antara lain adanya struktur pseudo-layers yang simetris di antara 2 kekar tiang dengan lapisan kerak besi di bagian tengahnya ( foto di lampiran ). Fenomena geologi semacam ini dipastikan tidak akan pernah terlihat di pelapukan semen artifisial. Beberapa hari lalu , Prof Sutikno Bronto yang ekskursi ke G. Padang bersama mahasiswa UGM mengirim foto singkapan yang sama dan mengonfirmasi bahwa singkapan tersebut bukan semen purba melainkan tanah pelapukan model kulit bawang / spheroidal weathering. Naah, nanti kalau email mang Okim ini ditanggapi, sebaiknya tidak lagi mengungkit masalah di luar pasir ayakan dan semen purba termasuk hasil interpretasi geofisik, langsung saja ke interpretasi pengamatan TTRM di singkapan berikut hasil laboratoriumnya - - - mah ennyak setelah lebih setahun ditemukan, tidak keluar pisan hasilna - - - ta' iya ! Hal ini penting karena kalau terbukti bahwa semen perekatnya ternyata alamiah alias residual soil dari kekar tiang, maka penelitian TTRM termasuk dating dari 4 lapisan yang konon terindikasi di perut G. Padang adalah murni penelitian geologi bawah permukaan dan nothing to do dengan penelitian arkeologi ( bisa melanggar UU niih ! ). Selain dari itu, anggapan dari beberapa expert TTRM ( antara lain tim Tomografi , Geodesi , Sipil, Arsitektur , dll ) bahwa lebih 2 juta batu tiang bersegi yang bertebaran dan insitu di G. Padang adalah bentukan manusia pendiri G. Padang hendaknya dapat segera diluruskan. Malu aah kalau mereka keukeuh beranggapan demikian, sementara di TTRM ada beberapa pakar geologi yang mumpuni, yang seharusnya dapat menjelaskan tentang proses pembentukan kekar tiang di batuan andesit basalt. Sekedar tambahan, karena TTRM selalu nyebut-nyebut Machu Picchu di Peru, waktu TTRM ninjau ke sana, apakah sempat mengamati 3 tembok massif dari benteng Sacsahuaman yang tiap-tiap tembok panjangnya 365 meter? Tembok-tembok tersebut tersusun dari balok-balok batuan tanpa semen lho, padahal di abad 16 Masehi ? Well, mohon beribu maaf kalau email mang Okim ini mengganggu ketenangan week-end rekan-rekan. Wassalam, Mang Okim From: noor syarifuddin [mailto:noorsyarifud...@gmail.com] Sent: 05 Oktober 2013 8:00 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : TEMUAN REAKTOR HYDROELECTRIC DI PERUTNYA All, Memang kelihatannya ada perbedaan pendapat yg sangat mendasar yg saya pahami sejak bberapa waktu yl. Saat itu didiskusikan soal apakah barang yg dilihat di seismik itu adalah hasil interpretasi atau seperti kita melihat foto... Ini mungkin latar belakang ini yg menimbulkan kenapa ada perbedaan pengertian mengenai konsep masih hipothesis atau sudah conclusive Salam, On Tuesday, October 1, 2013, yustinus yuwono wrote: Mungkin anda tidak membaca tanggapan dari teman2 lain di milis ini, misalnya dari rekan saya Awang Harun, serta yang lainnya? Salam, YSY 2013/10/1 Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Hipothesis apa atau yang mana ya Pak? Ini beda pemakaian istilah kayanya. Sepemahaman saya hipothesis itu ada di awal penelitian. Orang setelah melakukan penelitian, apalagi sudah tahap lanjut, maka hasil data-analisa-interpretasinya tidak lagi dalam tahap ber-hipothesis, menurut hemat saya. Masalah sependapat atau tidak lain perkara. Nanti orang yang berinterpretasi atau berkeyakinan bulat bahwa di bawah Situs Gunung Padang itu tidak ada 'apa-apanya' tanpa ditunjang (analisa) data subsurface sama sekali disebutnya apa dong? Masa mau disebut ber-imajinasi atau ber-halusinasi pak. Nanti orangnya marah. Salam DHN From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus yuwono Sent: 01 Oktober 2013 16:14 To: iagi-net Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : TEMUAN REAKTOR HYDROELECTRIC DI PERUTNYA Danny yang baik, Yang mulai meng-analogi dengan explor HC kan anda sendiri. Sekarang rekan2 HC (Awang dkk) telah menjelaskan dengan baik (menurut saya). Juga rekan miner ikut menjelaskan. Saya urun dikit: Di Oil Company yang saya dengar (dari P Koesoema) berlaku kiat: banyak yang tidak ngebor lapangannya, meskipun sudah segudang data geofisik yang menunjang adanya HC di tempat tersebut kenapa? Karena belum terbukti ada HC nya, supaya harga jual lapangan tetap tinggi ya gak usah di bor dulu. Karena kalo sudah di bor ternyata kosong, harga jual akan anjlok alih-2 dapat untung malah buntung (rugi), data geofisik yang mungkin harganya milyaran itu baru sekedar tool, bukan real evidence. Jadi ya apapun itu selama belum proven saya menganggap masih hypothesis saja. Salam, YSY 2013/9/26 bandon
RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : TEMUAN REAKTOR HYDROELECTRIC DI PERUTNYA
temuan TTRM yang secara terbuka diumumkan atau dirilis oleh Pak Erick Rizky di DetikNews --- dan dinyatakan sebagai temuan sangat istimewa dan tak ada duanya di dunia ? Kami ingin tahu juga dong tentang Reaktor Pembangkit Energi Hydroelectric yang ditemukan oleh TTRM di perut Gunung Padang level 3 dan 4. Waktu mang Okim menemukan Taman Jasper di Tasikmalaya, mang Okim juga bilang sebagai temuan yang tak ada duanya di dunia --- itu karena benda dan gambar-gambarnya memang ada --- ta' iya ! Demikian dulu Pak Danny tanggapan mang Okim. Semoga dialog dan perbedaan pendapat ini tidak mengurangi ikatan persahabatan dan silaturahmi kita . Kalau kebetulan Pak Danny di Bandung, please do come to our meeting at Grand Royal Panghegar, ada kunjungan resmi District Governor Eva Kurniaty ke club kita ( tahun ini beliau nyumbang USD 100.000,- untuk proyek kemanusiaan kita, menyusul sumbangan dari PDG Mustain Sjadzali sebesar USD 250.000 ). Wassalam, Mang Okim -Original Message- From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] Sent: 16 September 2013 9:42 To: iagi-net@iagi.or.id Cc: 'MGEI'; 'Bachtiar T.' Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : TEMUAN REAKTOR HYDROELECTRIC DI PERUTNYA Rekan-rekan IAGI yang baik, Tanpa bermaksud menyerang siapa-siapa, saya sungguh heran membaca posting Mang Okim di bawah, padahal sudah sering kami jelaskan. Menurut hemat kami Petisi 34 hanya berkedok kelestarian dan penyelamatan Gunung Padang tapi maksud sebenarnya menghentikan penelitian Tim Mandiri dan merebutnya (silahkan benar-benar dicermati isinya). Isi Petisi 34 menghasut dan terang-terangan menghina tim mandiri sebagai para peneliti yang tidak kompeten dan dituduh hanya merusak. Tindakan Petisi 34 sangat bertolak belakang dengan semangat gotong royong dan etika serta kebebasan dunia ilmiah-akademis. Untunglah presiden kita waras sehingga tidak terhasut oleh petisi ajaib ini. Lebih ajaib lagi kalau perihal ijin penelitian dari Tim Mandiri masih dipermasalahkan. Tim punya ijin lengkap, dari Bupati dan Pemda setempat dan dari Dikbud serta Dirjen Purbakala-BPCB. Apalagi kalau dikatakan sudah instruksi presiden masa iya perijinan masih jadi masalah, ini pernyataan yang bertabrakan. Faktanya lagi Mendikbud, M.Nuh sudah berkunjung ke G.Padang didampingin DirJen dan Ketua BPCB serta para aparat PEMDA setempat. Beliau dengan tegas mendukung penelitian tim mandiri dan memerintahkan jajarannya untuk membantu jalannya penelitian (seperti diberitakan banyak media). Tindakan kekerasan pada para peneliti baru-baru ini bukan isyu tapi benar-benar terjadi. Bukan juga karena warga masyarakat protes dan marah tapi hanya tindakan sekelompok orang (sekitar 20 orang) yang datang tiba-tiba ke lokasi ketika tim sedang melakukan survey seismik tomografi dan tanpa ba-bi-bu langsung melakukan pengeroyokan dan pemukulan sampai beberapa anggauta tim babak belur. Tidak ada gejala protes masyarakat atau komunikasi apapun sebelumnya. Terlepas apakah gerakan kelompok ini terencana atau hanya tindakan anarki dari sekelompok orang-orang yang tidak faham, ini adalah kriminal. Beberapa orang pelaku utamanya sekarang sudah diciduk oleh polisi setempat. Alangkah tidak bijaksananya apabila ada pihak yang malah seperti membela atau membenarkan tindakan biadab ini; Termasuk beberapa media yang malah memberitakan pelaku kekerasannya seolah-olah pahlawan dan menjadikannya narasumber, tanpa cross-check ke pihak-pihak berwenang, termasuk korban kekerasannya. Penggunaan bahan peledak yang diisyukan itu hanya mercon yang sebesar bola kasti yang dipakai untuk source dari seismik tomografinya. Source ini sudah teruji sangat aman, suaranya tidak keras (tertimbun sekitar 1 meter) dan tidak ada bekas ledakan berarti di lokasi-nya. Setelahnya, lokasi-lokasi peledakan dirapihkan dan sudah sukar terlihat lagi jejaknya. Penggunaan mercon ini tentu atas seijin dan panduan dari POLRES dan POLSEK setempat, juga sudah disosialisasikan kepada masyarakat setempat dengan baik, tidak ada masalah apa-apa sebelum kejadian pengeroyokan ini. Menurut hemat kami ini bukan hanya penganiayaan biasa tapi sudah merupakan penghinaan pada dunia dan profesi peneliti. Apabila dibiarkan akan menjadi preseden buruk ke depan. Adalah sangat disrespectfull apabila dikatakan kerja keras tanpa profit dan pamrih dari penelitian Tim Mandiri (yang biaya sendiri) dalam dua tahun terakhir ini dikatakan tanpa hasil nyata. Terlebih lagi disamakan dengan Kasus Supertoy dan Blue Energi. Survey dan hasil penelitian TTRM sangat intensif dari berbagai bidang keahlian: arkeologi-geologi permukaan dan eskavasi, Geofisika: georadar, geolistrik, geomagnet, dan baru-baru ini seismik tomografi; dan core drilling (sampai saat ini sudah ada 4 titik bor). Jadi, hasil penelitian tim mandiri (TTRM) yang mengatakan Situs di permukaan melingkupi seluruh bukit dan keberadaan bangunan lebih tua dan ruang-ruang besar dibawahnya adalah berdasarkan data yang sangat kuat. Dugaaan keberadaan
RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : TEMUAN REAKTOR HYDROELECTRIC DI PERUTNYA
Rekan-rekan IAGI yang baik, Tanpa bermaksud menyerang siapa-siapa, saya sungguh heran membaca posting Mang Okim di bawah, padahal sudah sering kami jelaskan. Menurut hemat kami Petisi 34 hanya berkedok kelestarian dan penyelamatan Gunung Padang tapi maksud sebenarnya menghentikan penelitian Tim Mandiri dan merebutnya (silahkan benar-benar dicermati isinya). Isi Petisi 34 menghasut dan terang-terangan menghina tim mandiri sebagai para peneliti yang tidak kompeten dan dituduh hanya merusak. Tindakan Petisi 34 sangat bertolak belakang dengan semangat gotong royong dan etika serta kebebasan dunia ilmiah-akademis. Untunglah presiden kita waras sehingga tidak terhasut oleh petisi ajaib ini. Lebih ajaib lagi kalau perihal ijin penelitian dari Tim Mandiri masih dipermasalahkan. Tim punya ijin lengkap, dari Bupati dan Pemda setempat dan dari Dikbud serta Dirjen Purbakala-BPCB. Apalagi kalau dikatakan sudah instruksi presiden masa iya perijinan masih jadi masalah, ini pernyataan yang bertabrakan. Faktanya lagi Mendikbud, M.Nuh sudah berkunjung ke G.Padang didampingin DirJen dan Ketua BPCB serta para aparat PEMDA setempat. Beliau dengan tegas mendukung penelitian tim mandiri dan memerintahkan jajarannya untuk membantu jalannya penelitian (seperti diberitakan banyak media). Tindakan kekerasan pada para peneliti baru-baru ini bukan isyu tapi benar-benar terjadi. Bukan juga karena warga masyarakat protes dan marah tapi hanya tindakan sekelompok orang (sekitar 20 orang) yang datang tiba-tiba ke lokasi ketika tim sedang melakukan survey seismik tomografi dan tanpa ba-bi-bu langsung melakukan pengeroyokan dan pemukulan sampai beberapa anggauta tim babak belur. Tidak ada gejala protes masyarakat atau komunikasi apapun sebelumnya. Terlepas apakah gerakan kelompok ini terencana atau hanya tindakan anarki dari sekelompok orang-orang yang tidak faham, ini adalah kriminal. Beberapa orang pelaku utamanya sekarang sudah diciduk oleh polisi setempat. Alangkah tidak bijaksananya apabila ada pihak yang malah seperti membela atau membenarkan tindakan biadab ini; Termasuk beberapa media yang malah memberitakan pelaku kekerasannya seolah-olah pahlawan dan menjadikannya narasumber, tanpa cross-check ke pihak-pihak berwenang, termasuk korban kekerasannya. Penggunaan bahan peledak yang diisyukan itu hanya mercon yang sebesar bola kasti yang dipakai untuk source dari seismik tomografinya. Source ini sudah teruji sangat aman, suaranya tidak keras (tertimbun sekitar 1 meter) dan tidak ada bekas ledakan berarti di lokasi-nya. Setelahnya, lokasi-lokasi peledakan dirapihkan dan sudah sukar terlihat lagi jejaknya. Penggunaan mercon ini tentu atas seijin dan panduan dari POLRES dan POLSEK setempat, juga sudah disosialisasikan kepada masyarakat setempat dengan baik, tidak ada masalah apa-apa sebelum kejadian pengeroyokan ini. Menurut hemat kami ini bukan hanya penganiayaan biasa tapi sudah merupakan penghinaan pada dunia dan profesi peneliti. Apabila dibiarkan akan menjadi preseden buruk ke depan. Adalah sangat disrespectfull apabila dikatakan kerja keras tanpa profit dan pamrih dari penelitian Tim Mandiri (yang biaya sendiri) dalam dua tahun terakhir ini dikatakan tanpa hasil nyata. Terlebih lagi disamakan dengan Kasus Supertoy dan Blue Energi. Survey dan hasil penelitian TTRM sangat intensif dari berbagai bidang keahlian: arkeologi-geologi permukaan dan eskavasi, Geofisika: georadar, geolistrik, geomagnet, dan baru-baru ini seismik tomografi; dan core drilling (sampai saat ini sudah ada 4 titik bor). Jadi, hasil penelitian tim mandiri (TTRM) yang mengatakan Situs di permukaan melingkupi seluruh bukit dan keberadaan bangunan lebih tua dan ruang-ruang besar dibawahnya adalah berdasarkan data yang sangat kuat. Dugaaan keberadaan ruang adalah dari image refleksi-refraksi gelombang georadar, very-high resistivity body di penampang geolistrik (puluhan ribu ohm.m), very-low seismic-velocity zone (di bawah seribu m/s) pada survey tomografi, dan total water loss sampai puluhan meter kubik ketika pemboran. Demikian juga perihal situs yang multi-layer peradaban dari yang berumur 2500 tahun sampai yang lebih tua dari 10.000 tahun lalu didasarkan oleh analisa carbon dating yang cukup banyak dan teruji. Sebaliknya, Keyakinan para petisi 34 bahwa situs hanya di atas bukit di permukaan saja semata-mata berdasarkan opini subyektif tidak didukung data yang memadai. Faktanya sekarang, keyakinan mereka terbukti tidak benar. Tim Mandiri sangat terbuka untuk berseminar, berdiskusi, bekerjasama dengan siapa saja dari dunia penelitian dan pendidikan yang tertarik, termasuk dari kelompok Petisi 34 kalau memang bermaksud baik untuk kemajuan bangsa dan ilmu pengetahuan. Dalam mimbar ilmiah, tidak perlu kita bergunjing terlalu jauh tentang apa isi dari Gunung Padang sebenarnya. Bagi dunia ilmiah keberadaan bangunan sangat besar dari masa pra-sejarah Indonesia dengan struktur yang tidak sederhana terutama adanya ruang-ruang sudah cukup merupakan hal
RE: [iagi-net] MISTERI YOUNGER DRYAS DAN HANCURNYA ATLANTIS
Halo pak Kartiko, Bukan teori saya Atlantis di Indonesia, saya hanya membahas bahwa deskripsi alam Atlantis di CRITIAS-PLATO cocok dengan kondisi Sundaland ketika Zaman Es (dan peralihan). Tentu banyak juga berbagai naskah, mitos-mitos, bukti-bukti artefak yang menunjang termasuk penelitian DNA-nay Oppenheimer tapi tidak perlu dibahas karena sudah banyak yang membahas, seperti Santos. Masa YD dari 12.900 - 11.600-an tahun BP, jadi ya.; Setelah airlaut naik di akhir YD sampai sekitar 10.000 thn BP pun tinggi air laut masih 50 meteran di bawah sekarang. 1. Perkiraan anda tepat, menurut literatur beda suhu di Sundaland antara Zaman Es dan sekarang memang sekitar 10 deg C. Jadi suhu di Jakarta-Laut Jawa sekitar 20 deg C dan itu sepanjang tahun. Sangat nyaman memang, terlebih kalau kita membayangkan kondisi paleogeografi waktu itu ketika Laut Jawa masih berupa dataran rendah yang sangat subur dialiri sungai yang sangat besar, hmmm. J 2. Ya, bencana yang menghancurkan Atlantis di CRITIAS disebutkan 9600 tahun BC = akhir Younger Dryas (YD). Benar, apabila diukur dari minima ke maksima kelihatannya 200-an tahun, tapi ada bagian yang vertikal-nya dengan beda suhu mendekati 10 deg! Menurut literatur bisa dalam interval waktu hanya beberapa tahun-puluh tahun(?-saya harus cek lagi literaturnya). Ini untuk adaptasi dan survival manusia merupakan perubahan suhu ekstrim! Yang kita sebut sebagai global warming sekarang inikan hanya naik 1-2 deg saja dalam 50 tahunan dan itu sudah membuat kita repot. Belum lagi kita belum tahu APA yang menyebabkan kenaikan suhu tajam itu. Yang jelas bukan letusan gunung api. Menurut teoti Out of Sundaland (misalnya yang dianut S.Oppenheimer). Orang-orang Sundaland memang bermigrasi keluar setelah banjir besar-besaran itu. Logikanya tidak semua keluar, ada yang tinggal di Indonesia. Apakah ada hubungannya dengan bentuk atap rumah tradisional di wilayah perbukitan (Minang, Batak, Toraja) bentuknya seperti perahu? Wallahu alam. Ha ha ha, iya, G.Padang kandidat kuat pak. 3. Di laut Jawa-Karimata belum pernah dilakukan penelitian arkeologi-marin, kecuali mencari bangkai kapal tenggelam. Ya kalau ada pasti sudah tertimbun lumpur dan sedimen. Saya pikir ini sangat menarik untuk diteliti, tidak hanya sisi arkeologinya tapi juga geologinya. Laut jawa-Karimata sangat unik, selama ratusan ribu bahkan jutaan tahun basin ini kerjanya kering-basah-kering-basah sejalan siklus zaman es dan panasnya Demikian pak. Masih banyak misteri/pertanyaan yang belum terjawab. Sama-sama Salam DHN From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of kartiko samodro Sent: 19 Juni 2013 14:42 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] MISTERI YOUNGER DRYAS DAN HANCURNYA ATLANTIS Pak Danny Hubungan dengan teori Pak Danny sebelumnya bahwa peradaban atlantis berada di Indonesia/sundaland pada saat zaman es sehingga seluruh sundaland merupakan daratan apakah memang pada masa younger dryas cooling ? Saya jadi timbul beberapa pertanyaan 1. Berapakah suhu di wilayah asia / sundaland saat itu kalau di central greenland ice core sekitar - 47 deg C ? Apakah saya bisa berasumsi perbedaan sekitar 65 deg C antara sundaland dengan central greenland ice core , jadi suhu saat itu di sundaland sekitar 20-an deg C ? kalau memang suhu sundaland segitu maka memang masa yang bagus untuk kehidupan/peradaban 2. Apakah kepunahan atlantis terjadi pada saat warming at end of younger dryas ? Kalau saya lihat graphic pada chart yang bapak kirim kemungkinan masa warming ini berkisar 200 an ( 9600 bc+/- 100 tahun) tahun. Memang sepertinya sangat cepat dalam waktu geologi tapi dalam peradaban manusia mungkin tidak. Yang jadi pertanyaan apakah peradaban atlantis itu punah ataukah sebenarnya mereka cuma berimigrasi/pindah dari dataran rendah ke dataran tinggi saja (salah satunya gunung padang ?). 3. Apakah ditemukan bekas peninggalan bangunan / artefact di area sundaland yang sekarang menjadi laut jawa / selat karimata ? Apakah artifact/bangunan tersebut sekarang tidak terlihat karena endapan lumpur dan sedimen ? Saya pernah melihat tentang penyelaman untuk meneliti adanya tumpukan batu batu besar yang seperti tidak natural di daerah lautan pasific / lepas pantai jepang, apakah mungkin itu juga bagian dari peradaban atlantis sebelumnya di sundaland ? Terima kasih untuk ceritanya Kartiko 2013/6/19 Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com ATLANTIS HANCUR OLEH BENCANA DI AKHIR MASA THE YOUNGER DRYAS Dari pengetahuan geologi mainstream kita tahu tentang kepunahan massal (Global extinctions) karena bencana global yang terjadi berkali-kali dalam selang waktu puluhan - ratusan juta tahun (https://en.wikipedia.org/wiki/Extinction_event). Yang paling terkenal adalah yang terjadi di akhir Zaman Kapur (punahnya Dinasaurus) dan permulaan Zaman Tersier (C-T Boundary). Namun pengetahuan tentang kepunahan massal yang terjadi dalam
RE: [iagi-net] MISTERI YOUNGER DRYAS DAN HANCURNYA ATLANTIS
Panjang ceritanya, sebaiknya baca buku yang saya buat saja dulu (Plato tidak bohong...). Dibahas di situ semua poin pentingnya. Cuma sekarang bukunya belum muncul di Gramedia, kata penerbitnya sih sebentar lagi. Atau bisa juga coba baca langsung naskah aslinya: CRITIAS, tapi agak puyeng baca Englishnya yang rada-rada amburadul J Singkatnya, setahu saya rujukan utama Atlantis ya Plato. Baru tahu filsuf Yunani suka teler pake Jamur, jangan-jangan itu kebudayaan yang dibawa dari Bali (= magic mashroom) oleh pasukan Atlantis dulu J ha ha ha maap becanda. From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Argo Wuryanto Sent: 19 Juni 2013 19:25 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] MISTERI YOUNGER DRYAS DAN HANCURNYA ATLANTIS Pak Dhany, Apakah Plato ini yg selama ini menjadi rujukan utk konsep Hancurnya Atlantis? Kalo yg saya pernah lihat di History Channel, para filsuf2 Yunani tersebut, seringkali teler dengan menggunakan semacam jamur utk mendapatkan pencerahan. Kalo memang benar begitu, seberapa shahihnya kita bisa mempercayai kisah2 Plato tsbt. Kalo boleh saya katakan cerita karena Plato sendiri hidup kurang lebih 500BC, sedangkan Atlantisnya 1BC. Boleh jadi plato merupakan arkeologis/ geologis pioneer yg meneliti kehidupan sebelumnya. id.m.wikipedia.org/wiki/Atlantis Salam hormat, Argo On 19 Jun 2013 19:45, bandon...@gmail.com wrote: Aku pernah nyelam sampai kedalaman 40 m di kepulauan seribu, sudah megang dasar samodra, isinya yaa butiran pasir dari terumbuh koral sama lumpur, ada beberapa bongkah karang.. Memang ada sih yang sampai 70 m dibawah muka air laut, tapi peralatan scuba dgn udara tidak mengizinkan untuk kedalaman itu. Mohon dumana sih letak yang tepat dari atlantis di Paparan Sunda? Biar kalo punya waktu dan ada sedikit uang aku nyelem deh kesana. Kalau perlu belajar pakai Nitrox supaya boleh nyelem sampai mentuk di dasar laut jawa. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerryR _ From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Wed, 19 Jun 2013 14:41:52 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] MISTERI YOUNGER DRYAS DAN HANCURNYA ATLANTIS Pak Danny Hubungan dengan teori Pak Danny sebelumnya bahwa peradaban atlantis berada di Indonesia/sundaland pada saat zaman es sehingga seluruh sundaland merupakan daratan apakah memang pada masa younger dryas cooling ? Saya jadi timbul beberapa pertanyaan 1. Berapakah suhu di wilayah asia / sundaland saat itu kalau di central greenland ice core sekitar - 47 deg C ? Apakah saya bisa berasumsi perbedaan sekitar 65 deg C antara sundaland dengan central greenland ice core , jadi suhu saat itu di sundaland sekitar 20-an deg C ? kalau memang suhu sundaland segitu maka memang masa yang bagus untuk kehidupan/peradaban 2. Apakah kepunahan atlantis terjadi pada saat warming at end of younger dryas ? Kalau saya lihat graphic pada chart yang bapak kirim kemungkinan masa warming ini berkisar 200 an ( 9600 bc+/- 100 tahun) tahun. Memang sepertinya sangat cepat dalam waktu geologi tapi dalam peradaban manusia mungkin tidak. Yang jadi pertanyaan apakah peradaban atlantis itu punah ataukah sebenarnya mereka cuma berimigrasi/pindah dari dataran rendah ke dataran tinggi saja (salah satunya gunung padang ?). 3. Apakah ditemukan bekas peninggalan bangunan / artefact di area sundaland yang sekarang menjadi laut jawa / selat karimata ? Apakah artifact/bangunan tersebut sekarang tidak terlihat karena endapan lumpur dan sedimen ? Saya pernah melihat tentang penyelaman untuk meneliti adanya tumpukan batu batu besar yang seperti tidak natural di daerah lautan pasific / lepas pantai jepang, apakah mungkin itu juga bagian dari peradaban atlantis sebelumnya di sundaland ? Terima kasih untuk ceritanya Kartiko 2013/6/19 Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com ATLANTIS HANCUR OLEH BENCANA DI AKHIR MASA THE YOUNGER DRYAS Dari pengetahuan geologi mainstream kita tahu tentang kepunahan massal (Global extinctions) karena bencana global yang terjadi berkali-kali dalam selang waktu puluhan - ratusan juta tahun (https://en.wikipedia.org/wiki/Extinction_event). Yang paling terkenal adalah yang terjadi di akhir Zaman Kapur (punahnya Dinasaurus) dan permulaan Zaman Tersier (C-T Boundary). Namun pengetahuan tentang kepunahan massal yang terjadi dalam kurun waktu Zaman Kuarter (sejak 2 Juta tahun lalu) atau lebih khususnya lagi dalam kurun manusia modern (sejak 200 ribu tahun lalu) malah sedikit pengetahuannya. Hal ini berkaitan karena tidak banyak ahli geologi yang menekuni Zaman Kuarter dan bidang bencana. Bidang penelitian ini memang jauh dari gemerlapnya kilauan emas dan minyak. Yang sudah cukup banyak dibahas adalah tentang kepunahan massal karena letusan Toba 70-75 ribu tahun lalu. Sekarang dalam khasanah ilmu kebumian muncul fakta yang sangat hot, yaitu kepunahan berbagai spesies dibumi secara besar
RE: [iagi-net] Crisis = danger + opportunity
Baru nonton Film After Earthya ? J From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Rovicky Dwi Putrohari Sent: 10 Juni 2013 14:10 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Crisis = danger + opportunity Ada yang baru nih : Danger is real, fear is an imagination, courage is an option. rdp -- Control yourself, and you got freedom 2013/6/10 bandon...@gmail.com: Kalau salah dalam meninjau dan menghitung bisa buahaya Pak. Oportunity kalau sdh mahir memang bisa jadi keuntungan, kalau nurutin nafsu saja hehehe selamat kelaut Pak. Hati hati melangkah, perhatikan tanda2. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerryR From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Mon, 10 Jun 2013 12:58:28 +0700 To: IAGIiagi-net@iagi.or.id; geologi...@googlegroups.com; geosaintist...@googlegroups.com ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] Crisis = danger + opportunity Ketika segalanya sudah pasti dunia bisnis malah lesu, karena tidak ada PERSAINGAN. Ketidak pastian konon justru memunculkan 'OPPORTUNITY'. The Chinese use two brush strokes to write the word 'crisis.' One brush stroke stands for danger; the other for opportunity. In a crisis, be aware of the danger--but recognize the opportunity. ― John F. Kennedy. Indonesia yang dianggap sedang krisis ini justru menarik dan memunculkan investor dan interpreneur baru. Kalau kita tidak menyadari adanya opportunity di Indonesia ini maka hanya danger (bahaya) yang kita kahwatirkan, dan kita lupa opportunity (kesempatan) yang ada didalamnya. Semangat Pagi ! RDP -- Control yourself, and you got freedom
RE: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist
Bukan Cuma dua professor Pak Ban, tapi buanyak buanget di seluruh dunia yang menyatakan Atlantis itu tidak benar (khayalan). Tidak heran kalo dianggap kerjaan pemimpi. Tapi sebelum dianggap mimpi sebaiknya dibaca dulu buku-nya (Plato tidak bohong...) baru dibahas/di-comment/di-kritik dsb sehingga menjadi bermanfaat dan menarik. Dijamin tidak membosankan dan akan banyak surprise setelah membaca buku itu... hmm maaf jadi agak promosi nih J. Iya benar, di berita kok jadi dari ITB ya. Kalo lulusan ITB sih memang iya J From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of bandon...@gmail.com Sent: 03 Juni 2013 14:21 To: Iagi Subject: Re: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist Walah, kan 2 profesor sudah menyatakan itu tidak benar, 1 prof RP Koesoema dinata (ITB) dan 2 Prof Adjat Sudradjat (Unpad) pada th 2010 waktu seminar internasional budaya Sunda di Bogor. Setelaah membaca info baru ini, apa ada perubahan pendapat Prof? Salam hormat. Powered by Telkomsel BlackBerryR _ From: koeso...@melsa.net.id Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Mon, 3 Jun 2013 07:14:24 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist Yang ngomong katanya orang ITB lho! RPK Powered by Telkomsel BlackBerryR _ From: bandon...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Mon, 3 Jun 2013 07:09:51 + To: Iagiiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist Mimpi kalee. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerryR _ From: Muhammad Razi mufar...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Mon, 3 Jun 2013 10:16:04 +0400 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist FYI berita koran singapur hari ini Atlantis was located in S-E Asia: Geologist Published on Jun 02, 2013 By Wahyudi Soeriaatmadja Indonesia Correspondent In Jakarta The mythical island of Atlantis was in our neighbourhood, a veteran Indonesian geologist claims in a controversial new book. Dr Danny Hilman Natawidjaja of the Bandung Institute of Technology said the description of the island by ancient Greek philosopher Plato perfectly fits Indonesia when Sundaland existed. Sundaland is the biogeographical region of South-east Asia which encompassed the Sunda Shelf, the part of the Asian continental shelf that was exposed during the last Ice Age. It included the Malay peninsula and the large islands of Borneo, Java, Sumatra and their surroundings. People have over the ages debated the possible existence of Atlantis. Some claim it sank in the Atlantic Ocean or the Mediterranean. Others claim it never existed at all. http://www.straitstimes.com/breaking-news/se-asia/story/atlantis-was-located -s-e-asia-geologist-20130602
RE: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist
Siapa yang bilang ada di Azores Pak? Mbah Plato engga bilang begitu J From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of bandon...@gmail.com Sent: 03 Juni 2013 15:18 To: Iagi Subject: Re: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist Dari plato tidak bohong, dikatakan itu ada di Azores, suatu kepulauan di barat Spanyol ( separo nyolong?) Kalau ada tulisan di majah science, hehehe nomernya lupa. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerryR _ From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Mon, 3 Jun 2013 15:03:47 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist Bukan Cuma dua professor Pak Ban, tapi buanyak buanget di seluruh dunia yang menyatakan Atlantis itu tidak benar (khayalan). Tidak heran kalo dianggap kerjaan pemimpi. Tapi sebelum dianggap mimpi sebaiknya dibaca dulu buku-nya (Plato tidak bohong...) baru dibahas/di-comment/di-kritik dsb sehingga menjadi bermanfaat dan menarik. Dijamin tidak membosankan dan akan banyak surprise setelah membaca buku itu... hmm maaf jadi agak promosi nih J. Iya benar, di berita kok jadi dari ITB ya. Kalo lulusan ITB sih memang iya J From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of bandon...@gmail.com Sent: 03 Juni 2013 14:21 To: Iagi Subject: Re: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist Walah, kan 2 profesor sudah menyatakan itu tidak benar, 1 prof RP Koesoema dinata (ITB) dan 2 Prof Adjat Sudradjat (Unpad) pada th 2010 waktu seminar internasional budaya Sunda di Bogor. Setelaah membaca info baru ini, apa ada perubahan pendapat Prof? Salam hormat. Powered by Telkomsel BlackBerryR _ From: koeso...@melsa.net.id Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Mon, 3 Jun 2013 07:14:24 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist Yang ngomong katanya orang ITB lho! RPK Powered by Telkomsel BlackBerryR _ From: bandon...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Mon, 3 Jun 2013 07:09:51 + To: Iagiiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist Mimpi kalee. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerryR _ From: Muhammad Razi mufar...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Mon, 3 Jun 2013 10:16:04 +0400 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist FYI berita koran singapur hari ini Atlantis was located in S-E Asia: Geologist Published on Jun 02, 2013 By Wahyudi Soeriaatmadja Indonesia Correspondent In Jakarta The mythical island of Atlantis was in our neighbourhood, a veteran Indonesian geologist claims in a controversial new book. Dr Danny Hilman Natawidjaja of the Bandung Institute of Technology said the description of the island by ancient Greek philosopher Plato perfectly fits Indonesia when Sundaland existed. Sundaland is the biogeographical region of South-east Asia which encompassed the Sunda Shelf, the part of the Asian continental shelf that was exposed during the last Ice Age. It included the Malay peninsula and the large islands of Borneo, Java, Sumatra and their surroundings. People have over the ages debated the possible existence of Atlantis. Some claim it sank in the Atlantic Ocean or the Mediterranean. Others claim it never existed at all. http://www.straitstimes.com/breaking-news/se-asia/story/atlantis-was-located -s-e-asia-geologist-20130602
RE: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist
Setuju pak, apalagi kalau timing-nya tidak cocok. Namun Kerajaan Atlantis itu menguasi banyak wilayah di dunia (kata naskah Plato). Jadi tidak heran juga kalau peradabannya tersebar di mana-mana. Ribuan tahun ke depan para arkeolog nanti akan menemukan bahwa Jejak-jejak ‘peradaban’ MacDonald, Kentucky Fried Chicken, dan Starbuck tidak hanya ada di USA saja J From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Franciscus B Sinartio Sent: 03 Juni 2013 16:46 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist satu hal yang harus dipertimbangkan, adalah kalau benar ada masyarakat jaman dulu yang menguasai teknologi tinggi di suatu tempat maka mungkin saja di tempat lain juga ada masyarakat lain yang berbeda sama sekali yang menguasai teknologi tinggi yang sederajat atau lebih. point saya adalah: kalau ada ditemukan bukti masyarakat jaman dulu yang meguasai teknologi tinggi, tidak otomatis berarti mereka itu dari atlantis. silahkan simak atlantis 2 yang di claim di tempat yang lain. mereka juga meng claim adanya bukti penggunaan teknologi tinggi pada jaman dulu. tetapi belum tentu berarti itulah atlantis. salam, frank _ From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, June 3, 2013 3:03 AM Subject: RE: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist Bukan Cuma dua professor Pak Ban, tapi buanyak buanget di seluruh dunia yang menyatakan Atlantis itu tidak benar (khayalan). Tidak heran kalo dianggap kerjaan pemimpi. Tapi sebelum dianggap mimpi sebaiknya dibaca dulu buku-nya (“Plato tidak bohong...”) baru dibahas/di-comment/di-kritik dsb sehingga menjadi bermanfaat dan menarik. Dijamin tidak membosankan dan akan banyak “surprise” setelah membaca buku itu... hmm maaf jadi agak promosi nih J.Iya benar, di berita kok jadi dari ITB ya. Kalo lulusan ITB sih memang iya J From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of bandon...@gmail.com Sent: 03 Juni 2013 14:21 To: Iagi Subject: Re: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist Walah, kan 2 profesor sudah menyatakan itu tidak benar, 1 prof RP Koesoema dinata (ITB) dan 2 Prof Adjat Sudradjat (Unpad) pada th 2010 waktu seminar internasional budaya Sunda di Bogor. Setelaah membaca info baru ini, apa ada perubahan pendapat Prof? Salam hormat. Powered by Telkomsel BlackBerry® _ From: koeso...@melsa.net.id Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Mon, 3 Jun 2013 07:14:24 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist Yang ngomong katanya orang ITB lho! RPK Powered by Telkomsel BlackBerry® _ From: bandon...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Mon, 3 Jun 2013 07:09:51 + To: Iagiiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist Mimpi kalee. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® _ From: Muhammad Razi mufar...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Mon, 3 Jun 2013 10:16:04 +0400 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist FYI berita koran singapur hari ini Atlantis was located in S-E Asia: Geologist Published on Jun 02, 2013 By Wahyudi Soeriaatmadja Indonesia Correspondent In Jakarta The mythical island of Atlantis was in our neighbourhood, a veteran Indonesian geologist claims in a controversial new book. Dr Danny Hilman Natawidjaja of the Bandung Institute of Technology said the description of the island by ancient Greek philosopher Plato perfectly fits Indonesia when Sundaland existed. Sundaland is the biogeographical region of South-east Asia which encompassed the Sunda Shelf, the part of the Asian continental shelf that was exposed during the last Ice Age. It included the Malay peninsula and the large islands of Borneo, Java, Sumatra and their surroundings. People have over the ages debated the possible existence of Atlantis. Some claim it sank in the Atlantic Ocean or the Mediterranean. Others claim it never existed at all. http://www.straitstimes.com/breaking-news/se-asia/story/atlantis-was-located-s-e-asia-geologist-20130602
RE: [iagi-net] Kontekstual Pyramid Gunung Padang
Pak Ketum ada-ada ajah, Analisis Tim Mandiri sudah jauh lebih rasional daripada gambar 'klenik' ini boss J Masa iya Adam 5500 tahun SM sih? Paling tidak nol-nya kurang satu tuh. Homo Sapien yang sudah ada sejak 190.000-an tahun lalu keturunan siapa jadinya? J Banjir Nabi Nuh kok ditaruh di 3500 tahun SM sih. Di sejarah geologi engga ada banjir besar ketika 3500 SM, tapi air laut sudah mencapai maximum high stand-nya. Kurang tua 8000 tahun kalee. From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Rovicky Dwi Putrohari Sent: 17 Mei 2013 16:16 To: IAGI Subject: [iagi-net] Kontekstual Pyramid Gunung Padang Satu presentasi yang mengundang banyak pengunjung di Booth IAGI dalam Konvensi IPA adalah Presentasi Gunung Padang Oleh Pak ADB. Begitu meyakinkan Pak ADB mendongang Gunung padang, yang diikuti banyak pengunjung, inilah, semakin kontroversi semakin menarik. Semakin besar sesuatu berita semakin besar pula pengunjung dan peminatnya. Konteks antara besar dan kecilnya sebuah penemuan itu tergantung dari dampak dan juga dukungan akan sesuatu itu sendiri. Demikian juga dengan Gunung Padang. Ah bukan Situs megalith Gunung padang yang besar tetapi Pyramid Gunung Padang ... istilah pyramid saja sudah besar gemanya. Apalagi dengan ukuran sekian kali Borobudur ! Dalam arkeologi dikenal istilah kontekstual dari sebuah penemuan situs. Apabila situs itu hanya berupa satu tonggak batu megalith, barangkali ini hanya mewakili sekitar satu kecamatan saja. Dalam tulisan ketua IAAI pak Junus sebelumnya menyatakan Konteks adalah hubungan-hubungan yang menjelaskan keterkaitan antara satu unsur terhadap unsur lainnya. Demikian juga Gunung Padang, eh Pyramid Gunung Padang tidak akan lepas dalam kontekstualnya. Sama halnya kalau saya bilang bahwa cadangan emasnya 500 juta ounce, maka konteksnya sudah bukan hanya satu proses hydrotermal porphyry yg kecil. Harus didukung oleh teory plate tectonic dan vulkanisme yg besar pula. Lah Tambang Freeport saja hanya sekitar 67 juta ounce. Nah kalau Gunung Padang ini bener-bener ada dibangun pada masasekian ribu tahun lalu, berapa orang yang membangun ? Borobudur saja memerlukan satu kerajaan untuk membangun. Lah kalau ini ? Tentusaja perlu ada riset, penelitian untuk menceriterakan bagaimana status kepemimpinan saat itu, bagaimana sistem kerjanya, bagaimana memberi makan orang-orangnya, bagaimana pertanian, peternakan dll. Nah ini ada satu tulisan menarik tentang jumlah dan perkembangan jumlah penduduk dunia, jumlah populasi dunia dari tahun-ke tahun. silahkan tengok disini http://www.ldolphin.org/popul.html Situs dunia maya ini (website) menceriterakan perkiraan julah penduduk dri tahun-ketahun sejak bumi diciptakan. Satu gambar yang menarik adalah gambar terlampir. Perkiraan populasi bumi sejak tahun 0 bahkan sebelum banjir nabi Nuh ! Dalam gambar ini memperlihatkan jumlah penduduk dunia bahkan hingga 9 milyar ... ya 9 milyar yang tersapu habis ketika ada Giga Tsunami menghapuskan semua manusia pada 3500 tahun yang lalu. Ntah kemana binatangnya yg terkena badai tsunami Noah, tapi saya yakin team mandiri ini akan senang bila mendapatkan informasi ini. Karena kontekstual spekulasi jumlah penduduk pada 3500 tahun yang lalupun sudah ada disitu. Dan cukup untuk membangun Pyramida Gunung Padang, bila dipakai sebagai reason. Jadi benarkan Pyramida Gunung padang ini dibangun oleh penduduk dunia yang saat itu sudah mencapai milyaran ? Monggo ini soal kepercayaan bukan hanya sekedar saintific, karena perkiraannya juga menggunakan rumus dan itungan njlimet Salam week end !! RDP -- Nasionalisme itu ekspresi perasaan ketika negaramu terpuruk
RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Ah Abah mah mani ujug2. Likewise buat rekan-rekan semua. Peneliti juga manusia J Ada aksi ada reaksi. Hatur nuhun atas wejangannya. Insya Allah From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Yanto R. Sumantri Sent: 07 Mei 2013 13:25 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG DR. Danny Hilman ysh Saya menghargai usaha Anda untuk membuktikan sesuatu yang menurut Anda dan kawan kawan adalah suatu yang benar dan akan bermanfaat bagi bangsa dan Negara.an berkorban untuk itu. Saya hanya ingatkan agar Anda harus dapat membalas kritik kepada Anda atau hipotesa yang Anda yakini dengan TETAP berpegang kepada ETIKA seorang ILMUWAN.Apalagi dalam ruang publik. Semoga dapat direnungkan . Terima kasih. yanto r sumantri / si Abah Anggota Dewan Penasehat IAGI _ From: yustinus yuwono yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com To: iagi-net iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, May 5, 2013 12:29 AM Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Dr. Danny Hilman yang baik dan budiman, Saya marah karena anda bilang asbun! Apakah anda tidak pernah diajar sopan santun? Tolong baca baik2 komentar saya itu seluruhnya, bagian mana yang asbun? Ini milis terbuka dibaca ribuan orang lho. Mengenai kolomnar joint yang anda pake kartu truf itu kebetulan ada rekan yang send salah satu contoh singkapan bagus sekali, tolong perhatikan arahnya, ada yang vertikal, ada yang horizontal, bahkan saya pernah lihat ada yang berbentuk kipas, sangat kompleks. Salam hormat, Yatno (yang bergelar baru doktor geologi asbun). 2013/5/5 Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Pak Yatno, daripada asbun dan komentar hal-hal yang bapak sendiri kurang paham mendingan bantuin Mang Okim untuk bedain susunan kolom andesit yang alamiah atau bukan. Atau sekalian ikut meneliti semen Gunung Padang itu dengan keahlian bapak. Itu baru mantap. From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus yuwono Sent: 05 Mei 2013 0:12 To: iagi-net Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Mang Okim yth, Jadi apakah memang betul pijakan hipotesa kemungkinan adanya bangunan canggih di bawah G Padang itu didasarkan atas dugaan paranormal (ghoib)? Wah..wah..wah (gk ada komentar lanjut). Sharing I : Kalo menggunakan paranormal gitu, meskipun saya yang doktor geologi dengan desertasi petrologi volkanik purba ini, masih bisa mentolerir bila menggunakan jasa paranormal misalnya kalo menyangkut keselamatan nyawa manusia (misal mencari orang hilang dsb nya). Tapi kalo untuk tujuan mencari endapan mineral, ataupun esplorasi geologi lainnya, dibayar berapapun saya tidak akan mau nglakoni, karena saya menganggap pelecehan terhadap geoscience. Malu sama profesor yang membimbing saya, malu sama almamater tempat saya mendapat gelar, malu sama kaidah science itu sendiri (meskipun mungkin berhasil?). Sharing II : Seingat saya, ajaran dari Prof Sukendar Alm: di bidang geologi, ada banyak tool untuk mendapatkan data (geologi) salah satunya adalah metoda geofisik. Jadi (menurut beliau, dan saya juga percaya) geofisik adalah tool. Namanya saja tool, jadi hasil geofisik adalah basic data, bukan final result untuk membuat sintesa geologi. Yang lebih berkompeten untuk membuat sintesa- nya adalah geologist bukan geophysisist. Dalam hal G Padang geologist yang paling berkompeten untuk membuat sintesa nya adalah geologist bidang gunungapi karena materi yang dipelajari adalah produk volkanik (karena tidak semua geologist mengenal dengan baik karakter volcanic products, apalagi geophysisist). Bisa saja seorang geophysisist belajar geologi tetapi yaitu, pasti pengetahuan dasar geologinya sangat tidak memadai dibanding geologist yang sehari- hari menggeluti ilmu geologi itu sendiri. Bukan melecehkan teman2 geophysisist wong nyatanya kebanyakan mereka rata2 makmur secara finansial karena sering dapat proyek yg nilainya em -em an dan mereka rata2 pandai-pandai. Tetapi saya ingin mendudukkan profesi masing2 secara proporsional. Sekedar sharing malam Minggu. Salam, Yatno 2013/5/4 bandon...@gmail.com Naa siapa mas yang penasihat turangga seta? Powered by Telkomsel BlackBerryR _ From: Sujatmiko m...@cbn.net.id Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Sat, 4 May 2013 12:31:59 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Abah Yanto, Eta teh hereuy Abah. Yang mang Okim tahu, pencetus pertamanya adalah Yasasan Turangga Seta. Mang Okim tahunya ketika mereka presentasi di kantor Wagub Jabar dimana mang Okim spesial diundang. Disanalah mang Okim lihat video yang menayangkan penjelasan penasehat ahli Turangga Seta tentang hasil interpretasi geolistrik/georadar yang mendukung hipotesis Turangga Seta ( asalnya dari bisikan ghoib ). Semoga jelas Abah, Wassalam, Mang Okim From: Yanto R
RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Tentang umur pasir yang ditemukan di kedalaman 8-10 meter di bor-nya Mas Andang. Umur itu umur karbon yang terdapat dalam pasir. Karbon-karbon itu diasumsikan berasal dari renik-renik organisma yang mati, sehingga kita menganggap umur karbon itu sama dengan umur pengendapan lapisan pasir. Setting lokasi pasir itu ada diantara (rongga) lapisan kolom-kolom andesit. Dari kacamata geologi, kalau kita menganggap lapisan kolom-kolom andesit ini adalah lapisan geologi alamiah dan pasir itu lapisan (lense) alamiahnya maka umur pasir kira-kira sama dengan umur lapisan kolom-kolom andesit. Kita tahu bahwa G.Padang ada dalam kompleks gunung api tersier yang umurnya jutaan - puluhan juta tahun. Nah harusnya umur pasir itu ya jutaan juga kalau selaras. Kenapa umurnya hanya 11.600 tahun? Dari fisiknya terlihat pasir itu seperti diayak sortingnya bagus. Menurut ADB bukan endapan piroklastik tapi lebih mirip pasir sungai (yang diayak). Jadi kelihatannya pasir itu mengisi rongga jauh kemudian (tidak selaras dengan lapisan kolom andesitnya). Pertanyaannya. Bagaimana pasir itu bisa menclok di dekat puncak bukit ini? Di bawa orang dari sungai atau tempat lain terus dimasukkan ke situ atau di bawa tsunami setinggi 800 meter ke situ (ketawa) ? Dua-duanya sulit dipercaya bukan, tapi saya pilih yang option pertama. Kalau kita menganggap bahwa lapisan kolom andesit itu bangunan, maka pasir itu interpretasinya ya bagian dari bangunan, misalnya sengaja dimasukkan di situ untuk mengisi satu ruang/rongga sebagai material pengawet/penyangga untuk menyimpan sesuatu. Mungkin ada option lain. Silahkan saja. Intinya memilih sampel untuk melakukan karbon dating memang harus benar-benar mempelajari konteksnya dengan sangat hati-hati. From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of benyamin sembiring Sent: 06 Mei 2013 10:41 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Salam, Pak Dani, sedikit mau mempertajam tentang umur. Geologi mempelajari bagaimana hasil karya Tuhan (alam). Oleh karena itu karya Tuhan mungkin masih banyak sekali yg tidak diketahui manusia bagaimana Tuhan menciptakannya. Jadi apabila ada sesuatu yg tidak sesuai dgn apa yg kita biasa pahami, jangan dulu kita katakan sebagai karya manusia. Arkeologi mempelajari bagaimana hasil karya manusia. KEBUDAYAN. Biasanya apabila manusia tidak bisa menjelaskan suatu fenomeno itu lah dikatakan sebagai karya Tuhan. Untuk umur yg bapak lakukan itu, umur apa pak? misal pasir yg ditemukan : Umur pasir diayak yang mengisi rongga-nya adalah 11.600 tahun lalu (lebih muda).. Kalo geologi umur yg dimaksud adalah umur saat Tuhan (alam) membuatnya/terbentuknya. Tapi kalo arkeologi adalah umur pasir tersebut saat berinteraksi dgn manusia. Nah...bagaimana bapak tau kapan pasir tersebut berinteraksi dgn manusia, kira-kira dari apanya pak? Mungkin pasir tersebut diangkat dgn ember/karung, ember/karung tersebut ditemukan dan bisa kita tau umur pembuatan ember tersebut, disitulah kita bisa tau pasir tersebut kapan berinteraksi dgn manusia. Saat pasir tidak berinteraksi dgn manusia, kayaknya bukan arkeologi. Jadi apabila pasir tersebut tidak bisa kita buktikan bahwa pernah berinteraksi dgn manusia, hasil karya manusia, kayaknya gak cocok masuk ke dunia arkeologi. begitu juga untuk umur semen, umur tanah urukan? Pak Dani, mohon dishare data-data arkeologi apa yg tim miliki atau artefak apa yg sudah ditemukan untuk mendukung penelitian ini. Saya berharap ada bangunan besar seperti animasi Pak Ali Akbar, mirip piramida, supaya Indonesia menjadi kiblat peradaban dunia. Salam benz Pada 5 Mei 2013 16.24, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com menulis: Ilmuwan itu harus 'skeptis', namun di sini sering diterjemahkan menjadi 'apatis'. Skeptis yang benar selalu berusaha memahami dengan seksama semua tahapan dan analisa penelitian orang, terutama masalah akurasi dan ketidakpastiannya. Etika ilmiah yang benar adalah menanyakan dengan sopan kepada peneliti apabila ada sesuatu yang dirasa belum clear, bukan memandang remeh peneliti apalagi langsung mem-vonis bahwa hasil penelitiannya salah. Sikap skeptis berarti banyak diskusi sehingga saling mengisi ilmu membuat analisa menjadi lebih tajam. Itulah kenapa seorang Oppenheimer ketika ditanya tentang Sadahurip dan Gunung Padang jawabannya saya tidak tahu; terus terang saya skeptis, tapi saya ingin sekali melihat data dan analisanya karena apabila benar, ini hal yang sangat luarbiasa. Jadi skeptis bukan semangat menghina atau membuang hasil penelitian orang, itu apatis, melainkan semangat untuk membuat hasil penelitian menjadi lebih baik. Keraguan akan hasil dating adalah hal yang memang seharusnya demikian, karena sampai sekarang kamipun masih terus menganalisanya, sering diskusi dengan teman-teman yang lebih ahli dalam hal ini. Hasil dating Gunung Padang sekarang yang terbaik untuk tahap ini yang bisa kami lakukan dengan
RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Saya tidak mengerti pertanyaannya. Ada kerancuan beda pengertian di sini. Coba dibaca teliti dulu uraian saya di bawah.Karbon yang didating bukan sisa pembakaran tapi karbon alamiah dari sisa-sisa renik tumbuhan atau hewan. Maksud data arkeologi itu apa ya di sini? Penelitian di Gunung Padang tidak ditujukan untuk penelitian gempa. From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of benyamin sembiring Sent: 06 Mei 2013 15:01 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Salam, Jadi yg diambil untuk penentuan adalah sisa sisa pembakaran (arang) pada situs tersebut. Dari mana kita tahu bahwa arang tersebut adalah merupakan sisa sisa dari peradaban, bisa saja terjadi kebakaran hutan dan meninggalkan banyak arang di situs tersebut. Jadi data yg dipergunakan masih belum merupakan data arkeologi. Pak Data arkeologi nya yg mana? Pak Dani, pertanyaan ini sederhana, Apakah kita bisa menjawab hal arkeologi tapi menggunakan data geologi? maksud saya begini pak, Bapak sebgai ahli gempa, apakah bisa menawab terjadinya gempa (geolog) dengan menggunakan cerita rakyat (sosiolog)? Apakah itu benar secara scientifik. Salam benz Pada 6 Mei 2013 14.36, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com menulis: Tentang umur pasir yang ditemukan di kedalaman 8-10 meter di bor-nya Mas Andang. Umur itu umur karbon yang terdapat dalam pasir. Karbon-karbon itu diasumsikan berasal dari renik-renik organisma yang mati, sehingga kita menganggap umur karbon itu sama dengan umur pengendapan lapisan pasir. Setting lokasi pasir itu ada diantara (rongga) lapisan kolom-kolom andesit. Dari kacamata geologi, kalau kita menganggap lapisan kolom-kolom andesit ini adalah lapisan geologi alamiah dan pasir itu lapisan (lense) alamiahnya maka umur pasir kira-kira sama dengan umur lapisan kolom-kolom andesit. Kita tahu bahwa G.Padang ada dalam kompleks gunung api tersier yang umurnya jutaan - puluhan juta tahun. Nah harusnya umur pasir itu ya jutaan juga kalau selaras. Kenapa umurnya hanya 11.600 tahun? Dari fisiknya terlihat pasir itu seperti diayak sortingnya bagus. Menurut ADB bukan endapan piroklastik tapi lebih mirip pasir sungai (yang diayak). Jadi kelihatannya pasir itu mengisi rongga jauh kemudian (tidak selaras dengan lapisan kolom andesitnya). Pertanyaannya. Bagaimana pasir itu bisa menclok di dekat puncak bukit ini? Di bawa orang dari sungai atau tempat lain terus dimasukkan ke situ atau di bawa tsunami setinggi 800 meter ke situ (ketawa) ? Dua-duanya sulit dipercaya bukan, tapi saya pilih yang option pertama. Kalau kita menganggap bahwa lapisan kolom andesit itu bangunan, maka pasir itu interpretasinya ya bagian dari bangunan, misalnya sengaja dimasukkan di situ untuk mengisi satu ruang/rongga sebagai material pengawet/penyangga untuk menyimpan sesuatu. Mungkin ada option lain. Silahkan saja. Intinya memilih sampel untuk melakukan karbon dating memang harus benar-benar mempelajari konteksnya dengan sangat hati-hati. From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of benyamin sembiring Sent: 06 Mei 2013 10:41 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Salam, Pak Dani, sedikit mau mempertajam tentang umur. Geologi mempelajari bagaimana hasil karya Tuhan (alam). Oleh karena itu karya Tuhan mungkin masih banyak sekali yg tidak diketahui manusia bagaimana Tuhan menciptakannya. Jadi apabila ada sesuatu yg tidak sesuai dgn apa yg kita biasa pahami, jangan dulu kita katakan sebagai karya manusia. Arkeologi mempelajari bagaimana hasil karya manusia. KEBUDAYAN. Biasanya apabila manusia tidak bisa menjelaskan suatu fenomeno itu lah dikatakan sebagai karya Tuhan. Untuk umur yg bapak lakukan itu, umur apa pak? misal pasir yg ditemukan : Umur pasir diayak yang mengisi rongga-nya adalah 11.600 tahun lalu (lebih muda).. Kalo geologi umur yg dimaksud adalah umur saat Tuhan (alam) membuatnya/terbentuknya. Tapi kalo arkeologi adalah umur pasir tersebut saat berinteraksi dgn manusia. Nah...bagaimana bapak tau kapan pasir tersebut berinteraksi dgn manusia, kira-kira dari apanya pak? Mungkin pasir tersebut diangkat dgn ember/karung, ember/karung tersebut ditemukan dan bisa kita tau umur pembuatan ember tersebut, disitulah kita bisa tau pasir tersebut kapan berinteraksi dgn manusia. Saat pasir tidak berinteraksi dgn manusia, kayaknya bukan arkeologi. Jadi apabila pasir tersebut tidak bisa kita buktikan bahwa pernah berinteraksi dgn manusia, hasil karya manusia, kayaknya gak cocok masuk ke dunia arkeologi. begitu juga untuk umur semen, umur tanah urukan? Pak Dani, mohon dishare data-data arkeologi apa yg tim miliki atau artefak apa yg sudah ditemukan untuk mendukung penelitian ini. Saya berharap ada bangunan besar seperti animasi Pak Ali Akbar, mirip piramida, supaya Indonesia menjadi kiblat peradaban dunia. Salam benz Pada 5 Mei
RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
'Artefak' atau 'Fitur' budaya yang banyak terlihat sekarang adalah susunan batu-batu kolom dan dugaan semen itulah. Tim Pak Ali Akbar ada juga sih menemukan beberapa artefak lain atau 'artepak' yang seperti anda maksud, tapi belum ada yang benar-benar signifikan.Dalam tahapan eksplorasi seperti sekarang, kita sebagai ahli geologi fungsinya adalah membantu bidang arkeologi ini untuk menyingkap artefak dan fitur budaya yang sekarang masih 'diselimuti' oleh faktor 'batu' (dan tanah) itu. Apabila nanti tersingkap, tugas utama ahli geologi selesai sudah. Para arkeolog yang maju di depan. From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of benyamin sembiring Sent: 06 Mei 2013 15:31 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG salam, Pak data arkeologi itu yg saya maksud adalah artefak? Bukan kah seharusnya artefak yg berbicara, bukan batu yang berbicara. Arkeolog berbicara atas dasar artefak dan geolog bicara atas dasar batu. Saya pikir kalo artefak yg berbicara masalah ini tidak akan panjang. semoga sukses pak penggaliannya gali terus pak supaya terungkap kebenaran bahwa Indonesia punya peradaban yg maju salam benz Pada 6 Mei 2013 15.11, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com menulis: Saya tidak mengerti pertanyaannya. Ada kerancuan beda pengertian di sini. Coba dibaca teliti dulu uraian saya di bawah.Karbon yang didating bukan sisa pembakaran tapi karbon alamiah dari sisa-sisa renik tumbuhan atau hewan. Maksud data arkeologi itu apa ya di sini? Penelitian di Gunung Padang tidak ditujukan untuk penelitian gempa. From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of benyamin sembiring Sent: 06 Mei 2013 15:01 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Salam, Jadi yg diambil untuk penentuan adalah sisa sisa pembakaran (arang) pada situs tersebut. Dari mana kita tahu bahwa arang tersebut adalah merupakan sisa sisa dari peradaban, bisa saja terjadi kebakaran hutan dan meninggalkan banyak arang di situs tersebut. Jadi data yg dipergunakan masih belum merupakan data arkeologi. Pak Data arkeologi nya yg mana? Pak Dani, pertanyaan ini sederhana, Apakah kita bisa menjawab hal arkeologi tapi menggunakan data geologi? maksud saya begini pak, Bapak sebgai ahli gempa, apakah bisa menawab terjadinya gempa (geolog) dengan menggunakan cerita rakyat (sosiolog)? Apakah itu benar secara scientifik. Salam benz Pada 6 Mei 2013 14.36, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com menulis: Tentang umur pasir yang ditemukan di kedalaman 8-10 meter di bor-nya Mas Andang. Umur itu umur karbon yang terdapat dalam pasir. Karbon-karbon itu diasumsikan berasal dari renik-renik organisma yang mati, sehingga kita menganggap umur karbon itu sama dengan umur pengendapan lapisan pasir. Setting lokasi pasir itu ada diantara (rongga) lapisan kolom-kolom andesit. Dari kacamata geologi, kalau kita menganggap lapisan kolom-kolom andesit ini adalah lapisan geologi alamiah dan pasir itu lapisan (lense) alamiahnya maka umur pasir kira-kira sama dengan umur lapisan kolom-kolom andesit. Kita tahu bahwa G.Padang ada dalam kompleks gunung api tersier yang umurnya jutaan - puluhan juta tahun. Nah harusnya umur pasir itu ya jutaan juga kalau selaras. Kenapa umurnya hanya 11.600 tahun? Dari fisiknya terlihat pasir itu seperti diayak sortingnya bagus. Menurut ADB bukan endapan piroklastik tapi lebih mirip pasir sungai (yang diayak). Jadi kelihatannya pasir itu mengisi rongga jauh kemudian (tidak selaras dengan lapisan kolom andesitnya). Pertanyaannya. Bagaimana pasir itu bisa menclok di dekat puncak bukit ini? Di bawa orang dari sungai atau tempat lain terus dimasukkan ke situ atau di bawa tsunami setinggi 800 meter ke situ (ketawa) ? Dua-duanya sulit dipercaya bukan, tapi saya pilih yang option pertama. Kalau kita menganggap bahwa lapisan kolom andesit itu bangunan, maka pasir itu interpretasinya ya bagian dari bangunan, misalnya sengaja dimasukkan di situ untuk mengisi satu ruang/rongga sebagai material pengawet/penyangga untuk menyimpan sesuatu. Mungkin ada option lain. Silahkan saja. Intinya memilih sampel untuk melakukan karbon dating memang harus benar-benar mempelajari konteksnya dengan sangat hati-hati. From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of benyamin sembiring Sent: 06 Mei 2013 10:41 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Salam, Pak Dani, sedikit mau mempertajam tentang umur. Geologi mempelajari bagaimana hasil karya Tuhan (alam). Oleh karena itu karya Tuhan mungkin masih banyak sekali yg tidak diketahui manusia bagaimana Tuhan menciptakannya. Jadi apabila ada sesuatu yg tidak sesuai dgn apa yg kita biasa pahami, jangan dulu kita katakan sebagai karya manusia. Arkeologi mempelajari bagaimana hasil karya manusia. KEBUDAYAN. Biasanya
RE: [iagi-net] Kekar kolom
Benar Pak Avi, makin banyak ahli yang ikut meneliti akan makin baik dan seru. Sulitnya penelitian ini bukan funded project jadi harus atas dasar volunteer. Saran pak Avi sudah dibahas diemail sebelumnya, memang benar demikian. Metoda lain yang bisa membantu untuk membedakan dengan jelas antara sangat padat dan ruang adalah survey microgravity. Alternatif lainnya ya di bor atau di gali. Di Tim kami tidak ada yang punya peralatannya. Kalau ada rekan IAGI yang berminat untuk iseng-iseng survey microgravity di sana akan sangat membantu. Salam Danny From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of rakhmadi avianto Sent: 06 Mei 2013 15:33 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Kekar kolom Pak Danny Jangan menyerah, tapi ada bagusnya team anda itu diperkuat, misalnya ada structural expert, Hard rock expert shg semua loop holes yg mungkin ada bisa teratasi. Kalau melibatkan ADB dan anda berdua rasanya masih belum cukup, biar bisa bikin well rounded story. Dan seperti pak Kusuma bilang be open minded, kalau Geoscientist memang bisa membuka tabir yg masuk ranahnya Arkeolog kenapa tidak. Oh saya mau urun rembuk aja bahwa High Resistive bisa ruang terbuka (baca ruangan kaya auditorium) atau very damned tight rock juga loh. Selama chancesnya 50-50, maka anda harus menyiapkan jawaban untuk itu. OK salam sukses Avi - Bendahara IAGI 2013/5/6 MINARWAN minarw...@gmail.com Pak, Diskusi yang menarik sehingga membuat saya iseng-iseng berusaha membaca mengenai topik kekar kolom ini, selalu vertikal atau bisa ada posisi lain. Kebetulan saya menemukan abstrak tentang kekar kolom yang horisontal, katanya ada di Korsel: http://adsabs.harvard.edu/abs/2010AGUFM.V23B2451J Saya sendiri tak ikut memikirkan perdebatan G. Padang ini jadi tak bisa berkomentar lebih banyak. Salam Minarwan 2013/5/5 Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Waktu saya lihat singkapan susunan batu kolom di bawah permukaan Gunung Padang, ekspresinya sebaliknya, saya benar-benar terkesiap karena posisi horisontalnya (dan arahnya persis sama dengan yang terlihat di dinding situs Teras 1 ke 2) menunjukkan jelas bukan insitu alamiah, tapi rapihnya susunanalamak LUARBIASA RAPIH SEPERTI BUATAN ALAM saja! -- - when one teaches, two learn - http://www.linkedin.com/in/minarwan
RE: [iagi-net] Pertemuan 'empat mata' Ketua IAGI dan IAAI seputar Gunung Padang.
Tidak benar berita Kompas itu. Koran Kompas aneh, biasanya beritanya teliti dan berimbang tapi untuk masalah ini kok sangat tendensius ya. Ada faktor X mungkin. Tapi mudah-mudahan tidak pake conspiracy theorylah, ngeri. From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus yuwono Sent: 07 Mei 2013 1:42 To: iagi-net Subject: Re: [iagi-net] Pertemuan 'empat mata' Ketua IAGI dan IAAI seputar Gunung Padang. Good point Pak Ketum, jalan terus! OH ya Kompas hari ini memuat lagi berita penelitian G Padang dihentikan sementara. YSY 2013/5/6 bandon...@gmail.com Bbrp hari lalu, aku ketemu prof YZaim, ternyata dia mengikuti milis Iagi ttg gn padang. Mnrt aku, beliau terbuka kok kalau diminta bicara ttg gn padang. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerryR _ From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Mon, 6 May 2013 07:52:08 +0700 To: IAGIiagi-net@iagi.or.id; economicgeologyeconomicgeol...@yahoogroups.com; geosaintist...@googlegroups.com ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] Pertemuan 'empat mata' Ketua IAGI dan IAAI seputar Gunung Padang. Dear All IAGI-ers, Sabtu siang kemarin saya bertemu Pak Junus Ketua Umum IAAI di Chitos, saya sendiri dan beliau juga sendiri saja, empat mata. Sehingga saya tidak dapat hadir diacara FGMI MGEI di hari yg sama. Kami ngobrol santai sampai hampir 2 jam tentang issue Gunung Padang. Dan kami saling mengemukakan pandangan organisasi pada issue yang sedang berkembang ini. Beliau mengemukakan kekhawatiran kalau issue ini berkembang lanjut akan mempengaruhi profesi arkeologi secara umum. Saya mengerti concern beliau tentang hal ini. Saya juga mengemukakan bahwa dalam eksplorasi situs arkeologi ini, anggota IAGI atau geolog sebagai supporting sciencenya. Penggalian situs Arkeologi bukan ranah utamanya ahli geologi. Namun ilmu geologi sudah berinteraksi dengan arkeologi dalam hal ini. Gunung Padang Saya memberitahukan bahwa IAGI sebagai organisasi profesi sangat terbuka kepada semua anggotanya untuk berkreasi dan berkiprah dalam bidang apapun asalkan masih dalam koridor ilmiah akademis. Walaupun pada akhirnya ada perbedaan dan bahkan kontradiksi dalam hal interpretasi atau opini, IAGI tidak akan memihak salah satu. Justru dengan dua tiga hingga berapapun macam hasil interpretasinya akan menambah wawasan dan perkembangan berpendapat, dan IAGI tetap akan melindunginya sebagai hak mengemukakan pendapat, sekali lagi, asalkan semuanya kaidah keilmuannya tidak dilanggar. Saya memberikan contoh bagaimana IAGI saat ini berusaha tidak memberikan opini karena adanya perbedaan pendapat tentang Lusi yang juga ada pro-kontra diantara anggota IAGI. Pak Junus mengerti pendapat IAGI diatas, beliau juga sama dalam hal hak dan kebebasan berpendapat pada anggotanya ini. Tetapi beliau, sebagai arkeolog, dan kawan-kawan lainnya, sangat konsen dengan masa depan profesinya (ahli arkeologi) bila pengambilan kesimpulan yang menurut beliau sangat terburu-buru ini masuk dalam keputusan kepemerintahan dan menjadi kebiasaan yang berkelanjutan. Saya rasa ini hal yang wajar kalau beliau sangat konsen. Beberapa aspek keilmuan dalam pengujian hipotesa arkeologi juga diceritakan termasuk bagaimana menjelaskan aspek supporting socia (community, group, kelopon state dll) ketika sebuah bangunan (konstruksi) yang sangat besar dibangun pada satu masa saja. Seberapa besarnya aspek sosial ini. Dalam pembangunan sebuah candi yg besar, memerlukan waktu, jumlah tenaga manusia yang besar, food, shelter, dll dimana didalamnya ada sebuah manajemen sosial yg tentunya juga masih harus dijawab sebelum memberikan sebuah kesimpulan final adanya bangunan besar dibawah situs, apalagi untuk melakukan sebuah excavasi atau penggalian penemuan yang baru. Salah satu diskusi lain yaitu tentang ijin, justifikasi serta otorita excavasi situs purbakala juga mengemuka tadi siang. Kalau misalnya ada satu penemuan situs candi di Jogja tentunya relatif mudah untuk melakukan justifikasi serta ijin excavasi, apalagi diatasnya tidak ada situs yg harus dilindungi. Namun untuk excavasi di G Padang tentunya harus ada banyak reasons based on researches yang perlu dilakukan sebelum melakukan excavasi besar-besaran. Beliau mengingatkan juga bahwa situs G Padang bukanlah satu-satunya situs megalith di Jawa Barat, namun merupakan situs Megalith terbesar di Asia. Jadi perlu perlindungan khusus. Penggalian dibawah situs purbakala ini memang sepertinya belum ada rujukan pastinya. (catatan: ini PR untuk institusi kepurbakalaan) Sebagai seorang PNS Penyidik, beliau mengkhawatirkan apabila nantinya mengarah pada penyidikan. Salah satu kasus yang beliau lakukan pada kasus pembongkaran Batutulis dahulu, yang merupakan salah satu dugaan (kemungkinan) adanya pelanggaran aturan yang berlaku. Sepertinya memang team mandiri ini harus bersabar sebelum melakukan pembuktian melalui excavasi dibawah Gunung Padang. Dan saya pribadi beberapa kali menyingung dengan
RE: [iagi-net] age of homo sapines....Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Iya nih Pak. Kapan dong bisa berpartisipasi kalau kami presentasi, Hari Sabtu kemarin kami kan presentasi juga di acara FGMI. Pak Yatno absen juga. Status saya tidak sendirian pak, sudah menikah dan punya anak. Alhamdulillah. From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus yuwono Sent: 07 Mei 2013 1:56 To: iagi-net Subject: Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Ha...haa... Makin banyak yang turun gunung yabagus lah BS (Benyamin Sapiie yang juga skeptis seperti saya. Kalo gk salah th yl pernah diundang AR ke Setneg ya, saya gk bs datang waktu itu). Saya harap ada rekan2 lain dari geofisik yang ikut nimbrung, kayanya kok DH sendirian ya? YSY On Sun, May 5, 2013 at 7:12 PM, danny.hil...@gmail.com wrote: Bung Mino kayanya kurang nyimak inti permasalahannya deh. Bukan ttg ilmiah Orang bertanya atau kritik atau mledek ya perlu disambut supaya tdk kecewa. Yang sy defence bukan saya tapi kebenaran. Sy sih biasa2 aja kok. Kamana wae euy? Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI _ From: Ben Sapiie bsap...@geodin.net Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Sun, 5 May 2013 17:49:18 +0700 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Wah kelihatannya dua kubu sudah menggali Kampak perang nih utk urusan penelitian Gunung Padang. Menyimak diskusinya sudah sangat menarik walaupun akhirnya tetap tidak memberikan kesimpulan maupun keyakinan yg pasti paling tidak buat saya. Karena sejauh ini argumennya belum berimbang baik metoda maupun sample yang dianalisa. Agak sulit kalau perdebatan ilmiah tetapi membanding interpretasinya bukan datanya dulu. Harapan saya utk berargumentasi ilmiah harus Ada duplikasi analisa atau bahkan memberikan alternatif metoda yang dapat dijadikan acuan secara kuantitatif. Misalnya sample semen, kekar kolom dan juga dating method. Sudah banyak contoh dalam paper ilmiah yang memberikan perbedaan dalam hasil analisa utk sample yang sama. Belum lagi masalah kontaminasi dalam pengambilan dll. Hal yang menarik jika benar adalah homo sapien yang 23,000 sdh sangat maju. Terus terang saya skeptic ... Tetapi cukup menarik utk diikuti.. DH tidak perlu terlalu defensif saya kira ini Hal biasa dalam science seperti yang diperlihatkan dalam sejarah. Pak Sujatmiko dengan group juga harus demikian paling tidak bisa hrs berargumentasi secara seimbang dengan hasil team independen. Sebagai contoh, sampai saat ini juga masih Ada yang mengatut teori expanding earth misalnya atau anti dengan plate tectonic. Sejarah memperlihatkan bahwa perjalanan utk pembuktian sebuah teori atau hipotesa bisa sangat panjang Atau tidak berakhir.. Sayangnya bukti yang dapat menyakinkan kebenaran ini utk Gn. Padang sekarang kelihatannya akan tertunda.. Salam, Ben Sapiie Send from my iPad On May 5, 2013, at 4:54 PM, Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com wrote: http://en.wikipedia.org/wiki/Human sekedar memperlancar diskusi, ini saya kasih link ke wikipedia ttg umur hamo sapiens. saya cut dan paste sedikit juga Humans (Homo sapiens) are http://en.wikipedia.org/wiki/Primate primates of the family http://en.wikipedia.org/wiki/Hominidae Hominidae, and the only http://en.wiktionary.org/wiki/extant extant species of the genus http://en.wikipedia.org/wiki/Homo Homo. http://en.wikipedia.org/wiki/Human#cite_note-2 [2] http://en.wikipedia.org/wiki/Human#cite_note-3 [3] Humans are characterized by having a http://en.wikipedia.org/wiki/Encephalization large http://en.wikipedia.org/wiki/Human_brain brain relative to body size, with a particularly well developed http://en.wikipedia.org/wiki/Neocortex neocortex, http://en.wikipedia.org/wiki/Prefrontal_cortex prefrontal cortex and http://en.wikipedia.org/wiki/Temporal_lobe temporal lobes, making them capable of abstract http://en.wikipedia.org/wiki/Reasoning reasoning, http://en.wikipedia.org/wiki/Language language, http://en.wikipedia.org/wiki/Introspection introspection, http://en.wikipedia.org/wiki/Problem_solving problem solving and http://en.wikipedia.org/wiki/Culture culture through social learning. This mental capability, combined with an adaptation to http://en.wikipedia.org/wiki/Bipedal bipedal locomotion that frees the hands for manipulating objects, has allowed humans to make far greater use of http://en.wikipedia.org/wiki/Tool tools than any other species. Humans are the only extant species known to build http://en.wikipedia.org/wiki/Fire firesand http://en.wikipedia.org/wiki/Cooking cook their food, as well as the only known species to http://en.wikipedia.org/wiki/Clothing clothe themselves and create and use numerous other http://en.wikipedia.org/wiki/Technology technologies and http://en.wikipedia.org/wiki
RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Ilmuwan itu harus 'skeptis', namun di sini sering diterjemahkan menjadi 'apatis'. Skeptis yang benar selalu berusaha memahami dengan seksama semua tahapan dan analisa penelitian orang, terutama masalah akurasi dan ketidakpastiannya. Etika ilmiah yang benar adalah menanyakan dengan sopan kepada peneliti apabila ada sesuatu yang dirasa belum clear, bukan memandang remeh peneliti apalagi langsung mem-vonis bahwa hasil penelitiannya salah. Sikap skeptis berarti banyak diskusi sehingga saling mengisi ilmu membuat analisa menjadi lebih tajam. Itulah kenapa seorang Oppenheimer ketika ditanya tentang Sadahurip dan Gunung Padang jawabannya saya tidak tahu; terus terang saya skeptis, tapi saya ingin sekali melihat data dan analisanya karena apabila benar, ini hal yang sangat luarbiasa. Jadi skeptis bukan semangat menghina atau membuang hasil penelitian orang, itu apatis, melainkan semangat untuk membuat hasil penelitian menjadi lebih baik. Keraguan akan hasil dating adalah hal yang memang seharusnya demikian, karena sampai sekarang kamipun masih terus menganalisanya, sering diskusi dengan teman-teman yang lebih ahli dalam hal ini. Hasil dating Gunung Padang sekarang yang terbaik untuk tahap ini yang bisa kami lakukan dengan segala keterbatasan yang ada. Sudah jauh lebih baik dari kelompok Petisi 34 yang tidak punya data umur karbon dating sama sekali, kecuali karbon dating dari longsoran di sungai di bawahnya yang kemudian dijadikan umur maksimal untuk situs, entah apa alasannya, bahkan longsoran itu asalnya darimana, apakah dari Gunung Padang atau Gunung Karuhun, tidak dibahas Penentuan umur karbon yang dilakukan oleh Beta Analytic terkenal sangat akurat dan dijamin keakuratannya. Yang krusial adalah: umur itu merepresentasikan apa? Apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan? Kunci utama adalah mendapatkan SAMPEL terbaik. Waktu itu option kami sangat terbatas. Kami belum berhasi menemukan sampel terbaik, misalnya renik biologi yang sudah pasti insitu atau paling tidak lempengan charcoal. Yang kami dating adalah very fine grain carbon yang disseminated dalam materialnya. Nonetheless, kelihatannya umur-umur yang akmi dapat cukup konsisten. Perkiraan umur dari bangunan di bawah kedalaman 5m-8m yang diwakili oleh karbon di dalam 'semen' adalah berkisar antara 13.000 - 23.000 tahun lalu. Umur pasir ayak yang mengisi rongga-nya adalah 11.600 tahun lalu (lebih muda), umur tanah urug yang menutupnya 8600 tahun lalu. Bagian atas stratigrafinya ditutup oleh lapisan pasir-kerikil yang umur karbonnya 6600 tahun lalu (yang di kedalaman 4-5 meter). Yang paling bisa dipercaya (terbaik) dalam batch-1 umur karbon sekarang adalah umur dari tanah urug yaitu 8600 tahun lalu. Yang kedua adalah umur pasir. Umur semen menurut hemat saya yang mempunyai ketidakpastian paling tinggi. Tapi rasanya masih cukup masuk akal apabila untuk sekarang ini umurnya dianggap dalam kisaran batas min dan maxnya yaitu dari 13.000 sampai 23.000 itu. Penggalian itu salahsatu agendanya adalah dalam rangka mencari sampel yang lebih baik untuk karbon dating. Rencananya akan dilakukan lagi karbon dating dari sampel penggaliannya Pak Ali Akbar. Sekian dulu. Mudah-mudahan keterangan ini membantu. Saya harus boarding sebentar lagi Salam -Original Message- From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of bandon...@gmail.com Sent: 05 Mei 2013 13:22 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Semen purba berumur 23.000 tahun Ketika Tim Mandiri Gunung Padang mengumumkan ke seantero dunia bahwa merekamenemukan semen perekat kolom andesit berumur 13.000 - 23.000 tahun, Di atas aku copy paste dari mang okim. Kalau di bawah ini copy paste dari ahli geofisika TTPMG Perihal karbon dating ini adalah pekerjaan saya sehari-hari, dan saya tahupersis bukan hal yang mudah. Kita dating semen karena material itu adadiantara kolom-kolom andesit yang disusun manusia bukan alamiah. Naa silakan tanya ke ybs. Salam Powered by Telkomsel BlackBerry®
RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Homo Sapiens atau manusia modern sudah muncul sejak 190.000 tahun lalu Pak. From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of bandon...@gmail.com Sent: 05 Mei 2013 9:44 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Setau aku piramida maya itu dibangun pada masa sejarah. Manusia sdh dpt mengolah logam, mengenal angka, huruf dsb. Bisa meramal kiamat th 2012 meskipun tdk terjadi. Manusia modern (homo sapien sapien) kata ahlinya kan baru muncul di 1 BC. (Apa bener pak Prof Yahdi Zaim? Betulkan bila aku salah) Naa di tanah Sunda sdh ada peradaban besar yang memakai semen berumur 23000 BC. Kan luar biasa itu. Itu sisi menariknya. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerryR _ From: Achmad Luthfi aluthfi...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Sun, 5 May 2013 05:36:27 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id mailto:iagi-net@iagi.or.id%3ciagi-...@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Wah terus berlanjut keramaian diskusi Situs G. Padang dari dua kubu. Kalau dilihat dari korelasi nama Piramid dengan kebiasaan nama orang. Di G. Padang konon ada yang berpendapat di G. Padang ada situs Piramid, dimana terminologi Piramid yang merupakan situs purbakala lebih populer di Mesir, misalnya Piramid Giza. Mungkin saja Piramid bangunan kuno ala Mesir ini hadir di Jawa Barat G. Padang), karena kalau kita lihat model penamaan orang di Sunda khususnya sering terjadi perulangan seperti Erly Tjarlia, Ajat Sudrajat. Di Mesir juga kita jumpai mungkin leluhurnya dari Tanah Sunda, misalnya mantan Sekjen PBB, Butros Butros Gali. Ini sekedar intermezo untuk meredakan ketegangan soal situs G. Padang. Lam Salam, On Sunday, May 5, 2013, wrote: Nampaknya lupa ya pada historical geologi? Manusia modern (homo sapiens) itu munculnya kapan? Nurut buku historical geology pada waktu wurm glacial There is evidence of the metals in Chaldea and Egypt about 5000 B.C. Ini tertulis di hal 647 buku historical geology 1933 karangan Moore.R.C. (Hihihi buku kuno ada dirumaku) Aku tidak punya buku baru tentang sejarah geologi, Bisa jadi akan terbit buku baru yang mengubah dunia., dengan kemampuan manusia Sunda yang bikin cement bercampur besi pada 23000 S.M Salam. Powered by Telkomsel BlackBerryR -Original Message- From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Sat, 4 May 2013 23:24:52 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Boleh-boleh saja orang berinterpretasi bahwa 'kerak lempung' yang membungkus atau diantara kolom andesit itu adalah hasil pelapukan tapi harus didukung oleh analisa yang lebih detil lagi tidak asal kesimpulan saja. Mungkin Pak Tikno dan Mas Pujo harus lihat yang masih segar yang ada di bawah permukaan supaya lebih baik lagi analisisnya, terus dilanjutkan dengan analisa petrografi dan kimianya atau pake XRD. Yang lebih gamblang adalah posisi susunan batu kolom yang sangat rapih (yang ada semen/kerak lempungnya) di bawah situs yang dianggap sebagai batuan sumber oleh Arkenas/BALAR. Posisi kolomnya horisontal padahal lapisan batuan di bawah situs ini horisontal juga (dari image georadar dan geolistrik). Tidak ada intrusi (dyke) vertikal. Artinya susunan kolom itu bukan batuan sumber columnar joints alamiah, karena di alam kolom-kolom itu harus tegak lurus dengan arah perlapisan (permukaan pendinginan). Kalau tidak percaya silahkan cek di textbook, atau browsing internet, atau tanya ke Pa Sutikno atau ke Pak Yatno. Perihal karbon dating ini adalah pekerjaan saya sehari-hari, dan saya tahu persis bukan hal yang mudah. Kita dating semen karena material itu ada diantara kolom-kolom andesit yang disusun manusia bukan alamiah. Homo erectus sudah punah sekitar 150.000-an tahun lalu. 23.000-an tahun mah sudah tidak ada atuh. Kalo manusia Neanderthal masih ada sampai 30.000-an. Semoga dibukakan hati supaya tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa Mahakarya Gunung Padang adalah mis-interpretasi. -Original Message- From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Sujatmiko Sent: 04 Mei 2013 10:11 To: iagi-net@iagi.or.id Cc: MGEI Subject: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Rekan-rekan IAGI yang budiman, Situs Gunung Padang rupanya memiliki misteri dan pancaran energi yang luar biasa sehingga mengundang perdebatan dan diskusi multi disiplin yang tak berkesudahan. Ketika mang Okim berkeliaran di kawasan ini tahun 1970-an dalam rangka penerbitan Peta Geologi Lembar Cianjur ( 1972 ), tak terlintas di pikiran mang Okim bahwa batu andesit berserakan di Gunung Padang itu berkaitan dengan bangunan punden berundak. Di peta geologipun tak muncul karena dianggap unmapable alias tak terpetakan di peta skala 1:100.000,- . Nah, 40 tahun kemudian, ketika mang Okim sudah
RE: [iagi-net] HASIL GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH GUNUNG API PURBA
Keterangan terhadap uraian mang Okim di bawah: 1. Kotak gali itu sudah tertutup. Yang terlihat di atas hanya tanah penutup dan serakan batu kolom longsoran dari atas. 2. Mang Okim lihat piroklastik di mana di Teras 4-5 ya? Kami tidak menemukan lapisan piroklastik (dari data bor dan korelasi subsurface - georadargeolistrik). 3. Nampaknya interpretasi geolistrik Mang Okim misunderstanding. Perlu diketahui bahwa Mang Okim dan rekan-rekan yang tergabung di Tim Petisi 34 hanya pernah melihat hasil geolisrik-georadar Tim Mandiri sekitar setahun lalu ketika data masih sedikit dan belum diolah tuntas. Sekarang sudah jauh lebih banyak dan sudah tuntas. Tim Petisi 34 sama sekali belum pernah melihat dan tidak pernah meminta kami untuk presentasi dan diskusi. Sebaiknya tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan hanya berdasarkan dari berita news. Dalam dunia ilmiah beneran kesimpulan model begini tidak pernah ada. 4. Perihal Lava Andesit sudah kami presentasikan sejak 7 Februari 2012 (Mang Okim hadir), namun waktu itu lehernya belum ketemu. Lidah lava sudah saya uraikan di email sebelumnya di artikel Dialog Imajineer Tim Terpadu Mandiri dan Tim Arkenas/Petisi 34. Di dalam Gunung Padang ada unsur geologi ada unsur fitur budaya. Kalau penamaan Gunung Purba saya kira tidak ada perbedaan, hanya kalau kami lebih spesifik bagian apa, strukturnya seperti apa, dimana dan pada kedalaman berapa; tapi kalau Tim petisi 34 tidak, pokok-e Gunung Purba. Dengar-dengar sih Tim Petisi 34 percaya Gunung Padang itu terbentuk dari volcanic plugnya (pada main conduit). Kalau memang demikian, ya beda banget walaupun sama-sama Gunung Api Purba. Kami sih berdasarkan data subsurface geophysics dan geology. Entah Tim Petisi 34 ada data lain selain data permukaan atau tidak? Akhir kata, kedua tim harus ketemu dalam satu forum diskusi ilmiah, baru akan jelas permasalahannya. Asal dalam diskusi satu kata harus dilarang, yaitu kata poko-e. Demikian. -Original Message- From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Sujatmiko Sent: 05 Mei 2013 18:11 To: iagi-net@iagi.or.id Cc: MGEI Subject: [iagi-net] HASIL GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH GUNUNG API PURBA Rekan-rekan IAGI yang budiman, Di postingan mang Okim tanggal 2 Mei 2013 berjudul Petisi 34 : Situs Gunung Padang Terselamatkan , disebutkan bahwa dari hasil peninjauan ke lokasi lobang ekskavasi di tebing timur Teras III ( mang Okim salah, yang benar Teras I ), mang Okim dkk menyimpulkan bahwa beberapa balok andesit yang terlihat di lokasi tersebut adalah fenomena alamiah, bukan produk budaya. Selanjutnya diinterpretasikan bahwa batuan andesit penyusun Gunung Padang hanya nongol di permukaan Teras I , Teras II, dan Teras III, sedangkan Teras IV dan V tertutup oleh produk klastik gunung api yang telah lapuk. Dari tulisan Pak Danny Hilman di VIVAnews Senin 1 April 2013, interpretasi mang Okim dkk tersebut ternyata tidak berbeda dengan hasil interpretasi geolistrik -georadar di lintasan sekitar lobang ekskavasi Teras I. Cobalah rekan-rekan simak dengan seksama sebagian dari tulisan Pak Danny Hilman di bawah ini . Seandainya Tim Mandiri tidak tergesa-gesa menganggap bahwa balok-balok andesit di lobang ekskavasi adalah struktur bangunan ( gara-gara susunannya yang dianggap bikinan orang dan ada bahan pengisi yang diyakini sebagai semen purba ), maka hasil interpretasi geolistrik-georadar sudah sangat sesuai dengan kenyataan di lapangan yaitu bukit Gunung Padang adalah lapisan batuan ( andesit ) dengan ketebalan 30-50 meter. Analisa petrologi oleh Dr. Andri Subandrio demikian juga, sangat aneh bahwa retakan-retakan mikroskopik pada sayatan tipis batu kolom andesit diduga non-alamiah. Kalau non-alamiah, apakah retakan mikroskopik tersebut hasil kerjaan manusia prasejarah ??? Hal lainnya yang membuat mang Okim bersorak gembira adalah interpretasi Pak Danny Hilman tentang adanya lidah lava dengan leher intrusinya di area selatan Situs Gunung Padang. Nah, kalau sudah demikian, mengapa Tim Mandiri masih keukeuh menyatakan bahwa Gunung Padang adalah Bangunan Mahakarya Peradaban yang Hilang ta' iya !!! Bukankah yang dijelaskan Pak Danny Hilman tersebut , yang didasarkan pada hasil interpretasi geolistrik-georadar , adalah fenomena geologi dari sebuah gunung api purba ??? Sehubungan dengan itu, marilah kita tinggalkan imaginasi yang tidak-tidak tentang isi perut Gunung Padang. Bangunan Megalitik Punden Berundak yang ada di atasnya sudah berstatus terbesar dan termegah di kawasan Asia Tenggara. Janganlah kita merindukan burung di langit, sementara burung di tangan dilepaskan. Salam Cinta Geo-Arkeologi Mang Okim --- Gunung Padang, Mahakarya Peradaban yang Hilang ( Dr Danny Hilman ,VIVAnews 1 April 2013 ) : Sampai saat ini penggalian dilakukan baru sampai kedalaman 4 meteran
RE: [iagi-net] HASIL GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH GUNUNG API PURBA
Yth Pak Koesoema, Tulisan yang sangat inspiratif dan sangat menggugah. Juga mengingatkan kembali akan nostalgia tentang kontroversi konsep Delapsi-nya Pak Sartono Alm. Namun ingin meralat atau bertanya sedikit. Dalam uraian disebutkan: Tentu sebagaimana pendidikan geologi di seluruh dunia pendidikan geologi di Indonesia mengikuti mainstream geology, di mana secara tegas columnar joints yang diperdebatkan ini dinyatakan sebagai gejala alam dan dapat dijelaskan dengan penciutan magma/lavayang membeku. Dengan digembar-gemborkannya oleh media masa akan adanya piramida di G. Padang yang jelas terdiri dari columnar joints itu saya kira akan juga mempengaruhi persepsi mahasiswa akan terjadinya gejala ini sebagai buatan manusia (yang tentunya lebih menarik), walaupun bertentangan dengan penjelasan yang diberikan di ruang kuliah dengan alasan kebebasan akademis dalam menyatakan pendapat, dan muncul lah pada peta geologi mereka pyramid atau bangunan puba setiap kali diketemukan columnar jointing. Saya tidak tahu apakah pandangan Pak Danny dan Pak Andang ini hanya terbatas pada columnar jointing yang ada di G. Padang saja atau untuk semua columnar jointing. Pak Koesoema, bukan columnar jointingnya yang diperdebatkan. Walaupun saya termasuk side streamer (aliran sesat) tapi masih waras pak (ha ha ha). Yang diperdebatkan adalah status posisinya sekarang: apakah masih alamiah (in situ) atau sudah (diangkut dan) disusun oleh manusia. Seperti para mainstreamer science yakini columnar jointing di alam akan selalu TEGAK LURUS dengan bidang pendinginan (umumnya sama dengan bidang perlapisan). Nah dari observasi kami di lapangan dan juga dibantu survey georadar dan geolistrik, columnar joints yang terlihat di Gunung Padang ini arahnya SEJAJAR dengan permukaan atau bidang perlapisannya, jadi TIDAK DALAM POSISI ALAMIAH. Aspek lainnya adalah tentang keberadaan matriks diantara kolom-kolom andesitnya, apakah statusnya hasil pelapukan atau material grooting. Jadi walaupun impactnya akan berbuntut kepada bentrokan konsep Sidestreamer vs mainstreamer tapi obyek observasi yang diperdebatkan adalah masalah geologi biasa yang ada dalam mainstreamer. Dengan kata lain kalau dilihat dari sudut ilmu geologi, kami mainstreamer kok pak. Yang memandang kami side streamer adalah dari ilmu arkeologi Wassalam Danny -Original Message- From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of R.P.Koesoemadinata Sent: 06 Mei 2013 2:10 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] HASIL GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH GUNUNG API PURBA Saya sudah beberapa tahun tidak masuk mailing list ini, dan waktu saya mendapatkan akses kembali ternyata perdebatan G. Padang masih berlanjut. Beberapa hari ini saya termenung apakah yang terjadi dengan ilmu geologi di Indonesia ini? Ini menjadi pikiran, sayapun merenungkan masalah ini terutama menjelang tidur. Akhirna saya tuangkan renungan itu dalam bentuk tulisan terlampir yang cukup panjang, dengan harapan bahwa dengan selesainya renungan ini saya dapat tidur dengan pulas. Wassalam R.P.Koesoemadinata - Original Message - From: Sujatmiko m...@cbn.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Cc: MGEI economicgeol...@yahoogroups.com Sent: Sunday, May 05, 2013 6:11 PM Subject: [iagi-net] HASIL GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH GUNUNG API PURBA Rekan-rekan IAGI yang budiman, Di postingan mang Okim tanggal 2 Mei 2013 berjudul Petisi 34 : Situs Gunung Padang Terselamatkan , disebutkan bahwa dari hasil peninjauan ke lokasi lobang ekskavasi di tebing timur Teras III ( mang Okim salah, yang benar Teras I ), mang Okim dkk menyimpulkan bahwa beberapa balok andesit yang terlihat di lokasi tersebut adalah fenomena alamiah, bukan produk budaya. Selanjutnya diinterpretasikan bahwa batuan andesit penyusun Gunung Padang hanya nongol di permukaan Teras I , Teras II, dan Teras III, sedangkan Teras IV dan V tertutup oleh produk klastik gunung api yang telah lapuk. Dari tulisan Pak Danny Hilman di VIVAnews Senin 1 April 2013, interpretasi mang Okim dkk tersebut ternyata tidak berbeda dengan hasil interpretasi geolistrik -georadar di lintasan sekitar lobang ekskavasi Teras I. Cobalah rekan-rekan simak dengan seksama sebagian dari tulisan Pak Danny Hilman di bawah ini . Seandainya Tim Mandiri tidak tergesa-gesa menganggap bahwa balok-balok andesit di lobang ekskavasi adalah struktur bangunan ( gara-gara susunannya yang dianggap bikinan orang dan ada bahan pengisi yang diyakini sebagai semen purba ), maka hasil interpretasi geolistrik-georadar sudah sangat sesuai dengan kenyataan di lapangan yaitu bukit Gunung Padang adalah lapisan batuan ( andesit ) dengan ketebalan 30-50 meter. Analisa petrologi oleh Dr. Andri Subandrio demikian juga, sangat aneh bahwa retakan-retakan mikroskopik pada sayatan tipis batu kolom andesit diduga non-alamiah. Kalau non-alamiah, apakah retakan mikroskopik tersebut hasil kerjaan manusia prasejarah ??? Hal lainnya yang
RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Boleh-boleh saja orang berinterpretasi bahwa 'kerak lempung' yang membungkus atau diantara kolom andesit itu adalah hasil pelapukan tapi harus didukung oleh analisa yang lebih detil lagi tidak asal kesimpulan saja. Mungkin Pak Tikno dan Mas Pujo harus lihat yang masih segar yang ada di bawah permukaan supaya lebih baik lagi analisisnya, terus dilanjutkan dengan analisa petrografi dan kimianya atau pake XRD. Yang lebih gamblang adalah posisi susunan batu kolom yang sangat rapih (yang ada semen/kerak lempungnya) di bawah situs yang dianggap sebagai batuan sumber oleh Arkenas/BALAR. Posisi kolomnya horisontal padahal lapisan batuan di bawah situs ini horisontal juga (dari image georadar dan geolistrik). Tidak ada intrusi (dyke) vertikal. Artinya susunan kolom itu bukan batuan sumber columnar joints alamiah, karena di alam kolom-kolom itu harus tegak lurus dengan arah perlapisan (permukaan pendinginan). Kalau tidak percaya silahkan cek di textbook, atau browsing internet, atau tanya ke Pa Sutikno atau ke Pak Yatno. Perihal karbon dating ini adalah pekerjaan saya sehari-hari, dan saya tahu persis bukan hal yang mudah. Kita dating semen karena material itu ada diantara kolom-kolom andesit yang disusun manusia bukan alamiah. Homo erectus sudah punah sekitar 150.000-an tahun lalu. 23.000-an tahun mah sudah tidak ada atuh. Kalo manusia Neanderthal masih ada sampai 30.000-an. Semoga dibukakan hati supaya tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa Mahakarya Gunung Padang adalah mis-interpretasi. -Original Message- From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Sujatmiko Sent: 04 Mei 2013 10:11 To: iagi-net@iagi.or.id Cc: MGEI Subject: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Rekan-rekan IAGI yang budiman, Situs Gunung Padang rupanya memiliki misteri dan pancaran energi yang luar biasa sehingga mengundang perdebatan dan diskusi multi disiplin yang tak berkesudahan. Ketika mang Okim berkeliaran di kawasan ini tahun 1970-an dalam rangka penerbitan Peta Geologi Lembar Cianjur ( 1972 ), tak terlintas di pikiran mang Okim bahwa batu andesit berserakan di Gunung Padang itu berkaitan dengan bangunan punden berundak. Di peta geologipun tak muncul karena dianggap unmapable alias tak terpetakan di peta skala 1:100.000,- . Nah, 40 tahun kemudian, ketika mang Okim sudah menjadi geolog gaek yang over petung puluh, muncullah kontroversi Gunung Padang. Sebetulnya kalau mau jujur, hak atas kekayaan intelektual (HAKI) dari hipotesis tentang tersembunyinya bangunan budaya di perut Gunung Padang tersebut dan juga di Gunung Lalakon dan Gunung Sadahurip ada di tangan Yayasan Turangga Seta yang Direkturnya mengaku jebolan MIT ( Menyan Institute of Technology ) . Puji syukur kepada Tuhan YMK bahwa berkat ketiga gunung piramida tersebut maka mang Okim dapat berkenalan dengan beberapa arkeolog yang jam terbangnya puluhan tahun, di antaranya ada yang doktor dan bahkan profesor. Berkat para arkeolog tersebutlah maka mang Okim menjadi tertarik dengan geo-arkeologi sehingga tergerak untuk mengumpulkan stone tools alias artefak . Semangat mang Okim dipacu lagi oleh Bagawan Atlantis Oppenheimer yang ketika berkunjung ke Pak SBY tahun lalu atas undangan Stafsus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana berpesan : Untuk mengetahui kejayaan manusia pra-sejarah di Indonesia, telitilah stone tools, jangan piramida di perut gunung, karena hal itu tidak mudah ! Believe it or not, koleksi artefak mang Okim yang umumnya dari periode Paleolitik sudah nyampe puluhan ribu batu, dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Jenis batunya beragam, demikian juga tipologinya. Dari hasil buka-buka internet dan baca-baca buku arkeologi, mang Okim menjadi yakin bahwa manusia prasejarah Indonesia memang lebih maju dari rekan-rekannya di negara lain. Semen purba berumur 23.000 tahun Ketika Tim Mandiri Gunung Padang mengumumkan ke seantero dunia bahwa mereka menemukan semen perekat kolom andesit berumur 13.000 - 23.000 tahun, mang Okim kebetulan sedang bersama beberapa Arkeolog dan mendengarkan diskusi mereka. Mereka bilang bahwa penentuan umur yang demikian nothing to do with archeology or paleo-culture . Lain halnya kalau semen tersebut bertautan dengan objek arkeologi yang sudah confirmed. Ketika mang Okim berkunjung ke Gunung Padang 3 hari lalu, semen purba tersebut sempat mang Okim amati bersama Prof. Sutikno Bronto dan Ir. Pudjo Asmoro, keduanya ahli gunung api purba. Semen purba tersebut yang tersingkap di tebing undak antara teras 1 dan teras 2 diduga kuat sebagai hasil pelapukan batuan andesit dimana terlihat adanya perlapisan semu yang di bagian tengahnya ada lapisan tipis karbon hitam sub-horizontal . Fenomena semacam ini sangat umum terlihat di singkapan batuan yang mengalami proces leaching. Nah, kalau contoh semen purba ini didating, tentu saja bermanfaat, tetapi tidak untuk arkeologi melainkan untuk geologi - - - ta' iya !!! Dari contoh sederhana di atas apalagi
RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Pak Yatno, daripada asbun dan komentar hal-hal yang bapak sendiri kurang paham mendingan bantuin Mang Okim untuk bedain susunan kolom andesit yang alamiah atau bukan. Atau sekalian ikut meneliti semen Gunung Padang itu dengan keahlian bapak. Itu baru mantap. From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus yuwono Sent: 05 Mei 2013 0:12 To: iagi-net Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Mang Okim yth, Jadi apakah memang betul pijakan hipotesa kemungkinan adanya bangunan canggih di bawah G Padang itu didasarkan atas dugaan paranormal (ghoib)? Wah..wah..wah (gk ada komentar lanjut). Sharing I : Kalo menggunakan paranormal gitu, meskipun saya yang doktor geologi dengan desertasi petrologi volkanik purba ini, masih bisa mentolerir bila menggunakan jasa paranormal misalnya kalo menyangkut keselamatan nyawa manusia (misal mencari orang hilang dsb nya). Tapi kalo untuk tujuan mencari endapan mineral, ataupun esplorasi geologi lainnya, dibayar berapapun saya tidak akan mau nglakoni, karena saya menganggap pelecehan terhadap geoscience. Malu sama profesor yang membimbing saya, malu sama almamater tempat saya mendapat gelar, malu sama kaidah science itu sendiri (meskipun mungkin berhasil?). Sharing II : Seingat saya, ajaran dari Prof Sukendar Alm: di bidang geologi, ada banyak tool untuk mendapatkan data (geologi) salah satunya adalah metoda geofisik. Jadi (menurut beliau, dan saya juga percaya) geofisik adalah tool. Namanya saja tool, jadi hasil geofisik adalah basic data, bukan final result untuk membuat sintesa geologi. Yang lebih berkompeten untuk membuat sintesa- nya adalah geologist bukan geophysisist. Dalam hal G Padang geologist yang paling berkompeten untuk membuat sintesa nya adalah geologist bidang gunungapi karena materi yang dipelajari adalah produk volkanik (karena tidak semua geologist mengenal dengan baik karakter volcanic products, apalagi geophysisist). Bisa saja seorang geophysisist belajar geologi tetapi yaitu, pasti pengetahuan dasar geologinya sangat tidak memadai dibanding geologist yang sehari- hari menggeluti ilmu geologi itu sendiri. Bukan melecehkan teman2 geophysisist wong nyatanya kebanyakan mereka rata2 makmur secara finansial karena sering dapat proyek yg nilainya em -em an dan mereka rata2 pandai-pandai. Tetapi saya ingin mendudukkan profesi masing2 secara proporsional. Sekedar sharing malam Minggu. Salam, Yatno 2013/5/4 bandon...@gmail.com Naa siapa mas yang penasihat turangga seta? Powered by Telkomsel BlackBerryR _ From: Sujatmiko m...@cbn.net.id Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Sat, 4 May 2013 12:31:59 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Abah Yanto, Eta teh hereuy Abah. Yang mang Okim tahu, pencetus pertamanya adalah Yasasan Turangga Seta. Mang Okim tahunya ketika mereka presentasi di kantor Wagub Jabar dimana mang Okim spesial diundang. Disanalah mang Okim lihat video yang menayangkan penjelasan penasehat ahli Turangga Seta tentang hasil interpretasi geolistrik/georadar yang mendukung hipotesis Turangga Seta ( asalnya dari bisikan ghoib ). Semoga jelas Abah, Wassalam, Mang Okim From: Yanto R. Sumantri [mailto:yrs_...@yahoo.com] Sent: 04 Mei 2013 12:11 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Mang Okim Apakah untuk satu situs cagar alam/cagar budaya berlaku asas HAKI ? Kalau baca UU cagar budaya tidak ada disebut mengenai HAKI. Tapi memang penemu akan diberikan penghargaan oleh Pemerintah , karena prinsip yang dipakai dalam UU itu bahwa seluruh cagar budaya adalah milik Negara. Saya sangat kagum akan kegigihan dan konsistensi Mang Okim dalam menekuni persoaan persoalan tsb (yang ndak ada fulusnya hehehe). Salam manis dari sweet seventy si Abah _ From: Sujatmiko m...@cbn.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Cc: MGEI economicgeol...@yahoogroups.com Sent: Saturday, May 4, 2013 10:10 AM Subject: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Rekan-rekan IAGI yang budiman, Situs Gunung Padang rupanya memiliki misteri dan pancaran energi yang luar biasa sehingga mengundang perdebatan dan diskusi multi disiplin yang tak berkesudahan. Ketika mang Okim berkeliaran di kawasan ini tahun 1970-an dalam rangka penerbitan Peta Geologi Lembar Cianjur ( 1972 ), tak terlintas di pikiran mang Okim bahwa batu andesit berserakan di Gunung Padang itu berkaitan dengan bangunan punden berundak. Di peta geologipun tak muncul karena dianggap unmapable alias tak terpetakan di peta skala 1:100.000,- . Nah, 40 tahun kemudian, ketika mang Okim sudah menjadi geolog gaek yang over petung puluh, muncullah kontroversi Gunung Padang. Sebetulnya kalau mau jujur, hak atas kekayaan intelektual (HAKI) dari hipotesis tentang tersembunyinya bangunan budaya di perut Gunung Padang tersebut dan juga di
RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Artikel dan gambar menarik. Prinsipnya arah kolom tegak lurus arah aliran atau permukaan pendinginan. Deflection dari arah umum tidak aneh. Ada beda arah kolom ekstrim yang dimaksud itu maksudnya yang foto paling bawahnya? Untuk kasus khusus apabila lavanya masuk ke dalam air sehingga mengalami pendinginan dipengaruhi oleh arus air. Yang terlihat seperti acak itu hanya bagian atas dari lava yang karena aliran air membuat front'pendinginannya bayak arah sehingga terjadi struktur yang bukan columnar joint biasa tapi disebut sebagai:ENTABLATURE. Dalam foto idak jelas diperlihatkan apakah masih berbentuk kolom hexagonal atau tidak (disebutnya sebagai irregular, hackly jointing) -Original Message- From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of gozal...@gmail.com Sent: 05 Mei 2013 0:08 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Salam rekan dan senior, Saya cukup menikmati diskusi ini, sangat menarik... Hanya iseng saja googling di internet tanpa tendensi ke salah satu interpretasi, ternyata posisi columnar joint bisa kemana saja, link di bawah, blog nya AGU, ada dokumentasi singkapan menunjukkan posisi columnar joint dari vertikal, rebah sampai horizontal di singkapan yang sama dan dalam jarak yang dekat... Saya attachkan juga image nya. Ada yang bisa memberi pencerahan? http://blogs.agu.org/georneys/2012/11/18/geology-word-of-the-week-c-is-for-c olumnar-jointing/ Salam hormat Sent from my BlackBerryR smartphone powered by U Mobile -Original Message- From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Sat, 4 May 2013 23:24:52 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Boleh-boleh saja orang berinterpretasi bahwa 'kerak lempung' yang membungkus atau diantara kolom andesit itu adalah hasil pelapukan tapi harus didukung oleh analisa yang lebih detil lagi tidak asal kesimpulan saja. Mungkin Pak Tikno dan Mas Pujo harus lihat yang masih segar yang ada di bawah permukaan supaya lebih baik lagi analisisnya, terus dilanjutkan dengan analisa petrografi dan kimianya atau pake XRD. Yang lebih gamblang adalah posisi susunan batu kolom yang sangat rapih (yang ada semen/kerak lempungnya) di bawah situs yang dianggap sebagai batuan sumber oleh Arkenas/BALAR. Posisi kolomnya horisontal padahal lapisan batuan di bawah situs ini horisontal juga (dari image georadar dan geolistrik). Tidak ada intrusi (dyke) vertikal. Artinya susunan kolom itu bukan batuan sumber columnar joints alamiah, karena di alam kolom-kolom itu harus tegak lurus dengan arah perlapisan (permukaan pendinginan). Kalau tidak percaya silahkan cek di textbook, atau browsing internet, atau tanya ke Pa Sutikno atau ke Pak Yatno. Perihal karbon dating ini adalah pekerjaan saya sehari-hari, dan saya tahu persis bukan hal yang mudah. Kita dating semen karena material itu ada diantara kolom-kolom andesit yang disusun manusia bukan alamiah. Homo erectus sudah punah sekitar 150.000-an tahun lalu. 23.000-an tahun mah sudah tidak ada atuh. Kalo manusia Neanderthal masih ada sampai 30.000-an. Semoga dibukakan hati supaya tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa Mahakarya Gunung Padang adalah mis-interpretasi. -Original Message- From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Sujatmiko Sent: 04 Mei 2013 10:11 To: iagi-net@iagi.or.id Cc: MGEI Subject: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Rekan-rekan IAGI yang budiman, Situs Gunung Padang rupanya memiliki misteri dan pancaran energi yang luar biasa sehingga mengundang perdebatan dan diskusi multi disiplin yang tak berkesudahan. Ketika mang Okim berkeliaran di kawasan ini tahun 1970-an dalam rangka penerbitan Peta Geologi Lembar Cianjur ( 1972 ), tak terlintas di pikiran mang Okim bahwa batu andesit berserakan di Gunung Padang itu berkaitan dengan bangunan punden berundak. Di peta geologipun tak muncul karena dianggap unmapable alias tak terpetakan di peta skala 1:100.000,- . Nah, 40 tahun kemudian, ketika mang Okim sudah menjadi geolog gaek yang over petung puluh, muncullah kontroversi Gunung Padang. Sebetulnya kalau mau jujur, hak atas kekayaan intelektual (HAKI) dari hipotesis tentang tersembunyinya bangunan budaya di perut Gunung Padang tersebut dan juga di Gunung Lalakon dan Gunung Sadahurip ada di tangan Yayasan Turangga Seta yang Direkturnya mengaku jebolan MIT ( Menyan Institute of Technology ) . Puji syukur kepada Tuhan YMK bahwa berkat ketiga gunung piramida tersebut maka mang Okim dapat berkenalan dengan beberapa arkeolog yang jam terbangnya puluhan tahun, di antaranya ada yang doktor dan bahkan profesor. Berkat para arkeolog tersebutlah maka mang Okim menjadi tertarik dengan geo-arkeologi sehingga tergerak untuk mengumpulkan stone tools alias artefak . Semangat mang Okim dipacu lagi oleh Bagawan Atlantis Oppenheimer yang ketika
RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Oh kalau yang diatach ini kelihatannya hanya deflection saja, mungkin karena didekat edges lava-nya atau karena iregularity morfologi/base-nya. Tapi kelihatannya engga sampai 90 derajat ah bedanya. Itu 'efek'angle foto saja. Mungkin sekitar 20-30 derajat saja deflectionnya. Waktu saya ke singkapan columnar joint di Giant Cause Way, Irlandia Utara, saya juga mengamati gejala ini. -Original Message- From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of gozal...@gmail.com Sent: 05 Mei 2013 0:08 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Salam rekan dan senior, Saya cukup menikmati diskusi ini, sangat menarik... Hanya iseng saja googling di internet tanpa tendensi ke salah satu interpretasi, ternyata posisi columnar joint bisa kemana saja, link di bawah, blog nya AGU, ada dokumentasi singkapan menunjukkan posisi columnar joint dari vertikal, rebah sampai horizontal di singkapan yang sama dan dalam jarak yang dekat... Saya attachkan juga image nya. Ada yang bisa memberi pencerahan? http://blogs.agu.org/georneys/2012/11/18/geology-word-of-the-week-c-is-for-c olumnar-jointing/ Salam hormat Sent from my BlackBerryR smartphone powered by U Mobile -Original Message- From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Sat, 4 May 2013 23:24:52 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Boleh-boleh saja orang berinterpretasi bahwa 'kerak lempung' yang membungkus atau diantara kolom andesit itu adalah hasil pelapukan tapi harus didukung oleh analisa yang lebih detil lagi tidak asal kesimpulan saja. Mungkin Pak Tikno dan Mas Pujo harus lihat yang masih segar yang ada di bawah permukaan supaya lebih baik lagi analisisnya, terus dilanjutkan dengan analisa petrografi dan kimianya atau pake XRD. Yang lebih gamblang adalah posisi susunan batu kolom yang sangat rapih (yang ada semen/kerak lempungnya) di bawah situs yang dianggap sebagai batuan sumber oleh Arkenas/BALAR. Posisi kolomnya horisontal padahal lapisan batuan di bawah situs ini horisontal juga (dari image georadar dan geolistrik). Tidak ada intrusi (dyke) vertikal. Artinya susunan kolom itu bukan batuan sumber columnar joints alamiah, karena di alam kolom-kolom itu harus tegak lurus dengan arah perlapisan (permukaan pendinginan). Kalau tidak percaya silahkan cek di textbook, atau browsing internet, atau tanya ke Pa Sutikno atau ke Pak Yatno. Perihal karbon dating ini adalah pekerjaan saya sehari-hari, dan saya tahu persis bukan hal yang mudah. Kita dating semen karena material itu ada diantara kolom-kolom andesit yang disusun manusia bukan alamiah. Homo erectus sudah punah sekitar 150.000-an tahun lalu. 23.000-an tahun mah sudah tidak ada atuh. Kalo manusia Neanderthal masih ada sampai 30.000-an. Semoga dibukakan hati supaya tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa Mahakarya Gunung Padang adalah mis-interpretasi. -Original Message- From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Sujatmiko Sent: 04 Mei 2013 10:11 To: iagi-net@iagi.or.id Cc: MGEI Subject: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Rekan-rekan IAGI yang budiman, Situs Gunung Padang rupanya memiliki misteri dan pancaran energi yang luar biasa sehingga mengundang perdebatan dan diskusi multi disiplin yang tak berkesudahan. Ketika mang Okim berkeliaran di kawasan ini tahun 1970-an dalam rangka penerbitan Peta Geologi Lembar Cianjur ( 1972 ), tak terlintas di pikiran mang Okim bahwa batu andesit berserakan di Gunung Padang itu berkaitan dengan bangunan punden berundak. Di peta geologipun tak muncul karena dianggap unmapable alias tak terpetakan di peta skala 1:100.000,- . Nah, 40 tahun kemudian, ketika mang Okim sudah menjadi geolog gaek yang over petung puluh, muncullah kontroversi Gunung Padang. Sebetulnya kalau mau jujur, hak atas kekayaan intelektual (HAKI) dari hipotesis tentang tersembunyinya bangunan budaya di perut Gunung Padang tersebut dan juga di Gunung Lalakon dan Gunung Sadahurip ada di tangan Yayasan Turangga Seta yang Direkturnya mengaku jebolan MIT ( Menyan Institute of Technology ) . Puji syukur kepada Tuhan YMK bahwa berkat ketiga gunung piramida tersebut maka mang Okim dapat berkenalan dengan beberapa arkeolog yang jam terbangnya puluhan tahun, di antaranya ada yang doktor dan bahkan profesor. Berkat para arkeolog tersebutlah maka mang Okim menjadi tertarik dengan geo-arkeologi sehingga tergerak untuk mengumpulkan stone tools alias artefak . Semangat mang Okim dipacu lagi oleh Bagawan Atlantis Oppenheimer yang ketika berkunjung ke Pak SBY tahun lalu atas undangan Stafsus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana berpesan : Untuk mengetahui kejayaan manusia pra-sejarah di Indonesia, telitilah stone tools, jangan piramida di perut gunung, karena hal itu tidak mudah ! Believe it or not, koleksi artefak mang Okim
RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Yang bilang dugaan bangunan di bawah G.Padang berdasarkan paranormal. Yang paling bekompeten interpretasi geolistrik untuk lingkungan Gunung Api hanya vulkcanologist. Gitu Pak. Mohon maaf kalau bapak sampai tersinggung. From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus yuwono Sent: 05 Mei 2013 0:30 To: iagi-net Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Dr. Danny Hilman yang baik dan budiman, Saya marah karena anda bilang asbun! Apakah anda tidak pernah diajar sopan santun? Tolong baca baik2 komentar saya itu seluruhnya, bagian mana yang asbun? Ini milis terbuka dibaca ribuan orang lho. Mengenai kolomnar joint yang anda pake kartu truf itu kebetulan ada rekan yang send salah satu contoh singkapan bagus sekali, tolong perhatikan arahnya, ada yang vertikal, ada yang horizontal, bahkan saya pernah lihat ada yang berbentuk kipas, sangat kompleks. Salam hormat, Yatno (yang bergelar baru doktor geologi asbun). 2013/5/5 Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Pak Yatno, daripada asbun dan komentar hal-hal yang bapak sendiri kurang paham mendingan bantuin Mang Okim untuk bedain susunan kolom andesit yang alamiah atau bukan. Atau sekalian ikut meneliti semen Gunung Padang itu dengan keahlian bapak. Itu baru mantap. From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus yuwono Sent: 05 Mei 2013 0:12 To: iagi-net Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Mang Okim yth, Jadi apakah memang betul pijakan hipotesa kemungkinan adanya bangunan canggih di bawah G Padang itu didasarkan atas dugaan paranormal (ghoib)? Wah..wah..wah (gk ada komentar lanjut). Sharing I : Kalo menggunakan paranormal gitu, meskipun saya yang doktor geologi dengan desertasi petrologi volkanik purba ini, masih bisa mentolerir bila menggunakan jasa paranormal misalnya kalo menyangkut keselamatan nyawa manusia (misal mencari orang hilang dsb nya). Tapi kalo untuk tujuan mencari endapan mineral, ataupun esplorasi geologi lainnya, dibayar berapapun saya tidak akan mau nglakoni, karena saya menganggap pelecehan terhadap geoscience. Malu sama profesor yang membimbing saya, malu sama almamater tempat saya mendapat gelar, malu sama kaidah science itu sendiri (meskipun mungkin berhasil?). Sharing II : Seingat saya, ajaran dari Prof Sukendar Alm: di bidang geologi, ada banyak tool untuk mendapatkan data (geologi) salah satunya adalah metoda geofisik. Jadi (menurut beliau, dan saya juga percaya) geofisik adalah tool. Namanya saja tool, jadi hasil geofisik adalah basic data, bukan final result untuk membuat sintesa geologi. Yang lebih berkompeten untuk membuat sintesa- nya adalah geologist bukan geophysisist. Dalam hal G Padang geologist yang paling berkompeten untuk membuat sintesa nya adalah geologist bidang gunungapi karena materi yang dipelajari adalah produk volkanik (karena tidak semua geologist mengenal dengan baik karakter volcanic products, apalagi geophysisist). Bisa saja seorang geophysisist belajar geologi tetapi yaitu, pasti pengetahuan dasar geologinya sangat tidak memadai dibanding geologist yang sehari- hari menggeluti ilmu geologi itu sendiri. Bukan melecehkan teman2 geophysisist wong nyatanya kebanyakan mereka rata2 makmur secara finansial karena sering dapat proyek yg nilainya em -em an dan mereka rata2 pandai-pandai. Tetapi saya ingin mendudukkan profesi masing2 secara proporsional. Sekedar sharing malam Minggu. Salam, Yatno 2013/5/4 bandon...@gmail.com Naa siapa mas yang penasihat turangga seta? Powered by Telkomsel BlackBerryR _ From: Sujatmiko m...@cbn.net.id Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Sat, 4 May 2013 12:31:59 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Abah Yanto, Eta teh hereuy Abah. Yang mang Okim tahu, pencetus pertamanya adalah Yasasan Turangga Seta. Mang Okim tahunya ketika mereka presentasi di kantor Wagub Jabar dimana mang Okim spesial diundang. Disanalah mang Okim lihat video yang menayangkan penjelasan penasehat ahli Turangga Seta tentang hasil interpretasi geolistrik/georadar yang mendukung hipotesis Turangga Seta ( asalnya dari bisikan ghoib ). Semoga jelas Abah, Wassalam, Mang Okim From: Yanto R. Sumantri [mailto:yrs_...@yahoo.com] Sent: 04 Mei 2013 12:11 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Mang Okim Apakah untuk satu situs cagar alam/cagar budaya berlaku asas HAKI ? Kalau baca UU cagar budaya tidak ada disebut mengenai HAKI. Tapi memang penemu akan diberikan penghargaan oleh Pemerintah , karena prinsip yang dipakai dalam UU itu bahwa seluruh cagar budaya adalah milik Negara. Saya sangat kagum akan kegigihan dan konsistensi Mang Okim dalam menekuni persoaan persoalan tsb (yang ndak ada fulusnya hehehe). Salam manis dari sweet seventy si Abah
RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Kalau columnar jointnya berasal dari dyke (vertical) kolomnya akan horisontal, atau kalau lapisan lavanya sudah terlipat oleh tektonik bisa ada yang horisontal juga pak. -Original Message- From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of gozal...@gmail.com Sent: 05 Mei 2013 0:49 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Oh begitu, terimakasih banyak, jadi yang posisi alamiahnya horizontal tidak dapat dikategorikan sebagai columnar joint :) Best regards, Gozali Sent from my BlackBerryR smartphone powered by U Mobile -Original Message- From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Sun, 5 May 2013 00:39:20 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Artikel dan gambar menarik. Prinsipnya arah kolom tegak lurus arah aliran atau permukaan pendinginan. Deflection dari arah umum tidak aneh. Ada beda arah kolom ekstrim yang dimaksud itu maksudnya yang foto paling bawahnya? Untuk kasus khusus apabila lavanya masuk ke dalam air sehingga mengalami pendinginan dipengaruhi oleh arus air. Yang terlihat seperti acak itu hanya bagian atas dari lava yang karena aliran air membuat front'pendinginannya bayak arah sehingga terjadi struktur yang bukan columnar joint biasa tapi disebut sebagai:ENTABLATURE. Dalam foto idak jelas diperlihatkan apakah masih berbentuk kolom hexagonal atau tidak (disebutnya sebagai irregular, hackly jointing) -Original Message- From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of gozal...@gmail.com Sent: 05 Mei 2013 0:08 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Salam rekan dan senior, Saya cukup menikmati diskusi ini, sangat menarik... Hanya iseng saja googling di internet tanpa tendensi ke salah satu interpretasi, ternyata posisi columnar joint bisa kemana saja, link di bawah, blog nya AGU, ada dokumentasi singkapan menunjukkan posisi columnar joint dari vertikal, rebah sampai horizontal di singkapan yang sama dan dalam jarak yang dekat... Saya attachkan juga image nya. Ada yang bisa memberi pencerahan? http://blogs.agu.org/georneys/2012/11/18/geology-word-of-the-week-c-is-for-c olumnar-jointing/ Salam hormat Sent from my BlackBerryR smartphone powered by U Mobile -Original Message- From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Sat, 4 May 2013 23:24:52 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Boleh-boleh saja orang berinterpretasi bahwa 'kerak lempung' yang membungkus atau diantara kolom andesit itu adalah hasil pelapukan tapi harus didukung oleh analisa yang lebih detil lagi tidak asal kesimpulan saja. Mungkin Pak Tikno dan Mas Pujo harus lihat yang masih segar yang ada di bawah permukaan supaya lebih baik lagi analisisnya, terus dilanjutkan dengan analisa petrografi dan kimianya atau pake XRD. Yang lebih gamblang adalah posisi susunan batu kolom yang sangat rapih (yang ada semen/kerak lempungnya) di bawah situs yang dianggap sebagai batuan sumber oleh Arkenas/BALAR. Posisi kolomnya horisontal padahal lapisan batuan di bawah situs ini horisontal juga (dari image georadar dan geolistrik). Tidak ada intrusi (dyke) vertikal. Artinya susunan kolom itu bukan batuan sumber columnar joints alamiah, karena di alam kolom-kolom itu harus tegak lurus dengan arah perlapisan (permukaan pendinginan). Kalau tidak percaya silahkan cek di textbook, atau browsing internet, atau tanya ke Pa Sutikno atau ke Pak Yatno. Perihal karbon dating ini adalah pekerjaan saya sehari-hari, dan saya tahu persis bukan hal yang mudah. Kita dating semen karena material itu ada diantara kolom-kolom andesit yang disusun manusia bukan alamiah. Homo erectus sudah punah sekitar 150.000-an tahun lalu. 23.000-an tahun mah sudah tidak ada atuh. Kalo manusia Neanderthal masih ada sampai 30.000-an. Semoga dibukakan hati supaya tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa Mahakarya Gunung Padang adalah mis-interpretasi. -Original Message- From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Sujatmiko Sent: 04 Mei 2013 10:11 To: iagi-net@iagi.or.id Cc: MGEI Subject: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Rekan-rekan IAGI yang budiman, Situs Gunung Padang rupanya memiliki misteri dan pancaran energi yang luar biasa sehingga mengundang perdebatan dan diskusi multi disiplin yang tak berkesudahan. Ketika mang Okim berkeliaran di kawasan ini tahun 1970-an dalam rangka penerbitan Peta Geologi Lembar Cianjur ( 1972 ), tak terlintas di pikiran mang Okim bahwa batu andesit berserakan di Gunung Padang itu berkaitan dengan bangunan punden berundak. Di peta geologipun tak muncul karena dianggap unmapable alias tak terpetakan di peta skala 1:100.000,- . Nah, 40 tahun kemudian
RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Mungkin, atau wide-angle biasa saja. Mudahnya, perhatikan bahwa kolom-kolom di pojok kiri yang terlihat horisontal itu sebenarnya selaras dengan kolom-kolom yang melengkung di bagian tengah. -Original Message- From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of gozal...@gmail.com Sent: 05 Mei 2013 0:53 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Betul juga Pak, Mungkin fotografernya menggunakan lensa khusus (semacam fish eye), jadi distorsinya besar sekali. Best regards, Sent from my BlackBerryR smartphone powered by U Mobile -Original Message- From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Sun, 5 May 2013 00:44:29 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Oh kalau yang diatach ini kelihatannya hanya deflection saja, mungkin karena didekat edges lava-nya atau karena iregularity morfologi/base-nya. Tapi kelihatannya engga sampai 90 derajat ah bedanya. Itu 'efek'angle foto saja. Mungkin sekitar 20-30 derajat saja deflectionnya. Waktu saya ke singkapan columnar joint di Giant Cause Way, Irlandia Utara, saya juga mengamati gejala ini. -Original Message- From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of gozal...@gmail.com Sent: 05 Mei 2013 0:08 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Salam rekan dan senior, Saya cukup menikmati diskusi ini, sangat menarik... Hanya iseng saja googling di internet tanpa tendensi ke salah satu interpretasi, ternyata posisi columnar joint bisa kemana saja, link di bawah, blog nya AGU, ada dokumentasi singkapan menunjukkan posisi columnar joint dari vertikal, rebah sampai horizontal di singkapan yang sama dan dalam jarak yang dekat... Saya attachkan juga image nya. Ada yang bisa memberi pencerahan? http://blogs.agu.org/georneys/2012/11/18/geology-word-of-the-week-c-is-for-c olumnar-jointing/ Salam hormat Sent from my BlackBerryR smartphone powered by U Mobile -Original Message- From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Sat, 4 May 2013 23:24:52 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Boleh-boleh saja orang berinterpretasi bahwa 'kerak lempung' yang membungkus atau diantara kolom andesit itu adalah hasil pelapukan tapi harus didukung oleh analisa yang lebih detil lagi tidak asal kesimpulan saja. Mungkin Pak Tikno dan Mas Pujo harus lihat yang masih segar yang ada di bawah permukaan supaya lebih baik lagi analisisnya, terus dilanjutkan dengan analisa petrografi dan kimianya atau pake XRD. Yang lebih gamblang adalah posisi susunan batu kolom yang sangat rapih (yang ada semen/kerak lempungnya) di bawah situs yang dianggap sebagai batuan sumber oleh Arkenas/BALAR. Posisi kolomnya horisontal padahal lapisan batuan di bawah situs ini horisontal juga (dari image georadar dan geolistrik). Tidak ada intrusi (dyke) vertikal. Artinya susunan kolom itu bukan batuan sumber columnar joints alamiah, karena di alam kolom-kolom itu harus tegak lurus dengan arah perlapisan (permukaan pendinginan). Kalau tidak percaya silahkan cek di textbook, atau browsing internet, atau tanya ke Pa Sutikno atau ke Pak Yatno. Perihal karbon dating ini adalah pekerjaan saya sehari-hari, dan saya tahu persis bukan hal yang mudah. Kita dating semen karena material itu ada diantara kolom-kolom andesit yang disusun manusia bukan alamiah. Homo erectus sudah punah sekitar 150.000-an tahun lalu. 23.000-an tahun mah sudah tidak ada atuh. Kalo manusia Neanderthal masih ada sampai 30.000-an. Semoga dibukakan hati supaya tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa Mahakarya Gunung Padang adalah mis-interpretasi. -Original Message- From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Sujatmiko Sent: 04 Mei 2013 10:11 To: iagi-net@iagi.or.id Cc: MGEI Subject: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG Rekan-rekan IAGI yang budiman, Situs Gunung Padang rupanya memiliki misteri dan pancaran energi yang luar biasa sehingga mengundang perdebatan dan diskusi multi disiplin yang tak berkesudahan. Ketika mang Okim berkeliaran di kawasan ini tahun 1970-an dalam rangka penerbitan Peta Geologi Lembar Cianjur ( 1972 ), tak terlintas di pikiran mang Okim bahwa batu andesit berserakan di Gunung Padang itu berkaitan dengan bangunan punden berundak. Di peta geologipun tak muncul karena dianggap unmapable alias tak terpetakan di peta skala 1:100.000,- . Nah, 40 tahun kemudian, ketika mang Okim sudah menjadi geolog gaek yang over petung puluh, muncullah kontroversi Gunung Padang. Sebetulnya kalau mau jujur, hak atas kekayaan intelektual (HAKI) dari hipotesis tentang tersembunyinya bangunan budaya di perut Gunung Padang tersebut dan juga di Gunung Lalakon dan Gunung
RE: [iagi-net] Kekar kolom
Waktu saya lihat singkapan susunan batu kolom di bawah permukaan Gunung Padang, ekspresinya sebaliknya, saya benar-benar terkesiap karena posisi horisontalnya (dan arahnya persis sama dengan yang terlihat di dinding situs Teras 1 ke 2) menunjukkan jelas bukan insitu alamiah, tapi rapihnya susunanalamak LUARBIASA RAPIH SEPERTI BUATAN ALAM saja! From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of aluthfi...@gmail.com Sent: 05 Mei 2013 6:04 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Kekar kolom Kalau pernah lihat kolumnar joint di Devil Tower (natural) di Montana,Amrik, kolumnar joint yang batuan beku natural ini persis man made padahal bukan. Sent from my BlackBerryR powered by Sinyal Kuat INDOSAT _ From: gozal...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Sat, 4 May 2013 18:19:27 + To: iagi-net@iagi.or.id mailto:iagi-net@iagi.or.id%3ciagi-...@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Kekar kolom Terimakasih banyak Pak atas sharingnya, Dalam kasus gunung padang ini jika di hipotesa kan sebagai man made (?) alias bukan merupakan bentukan kerucut volkanik, Apapun posisi columnar jointnya mungkin tetap akan di interpretasikan bukan posisi alamiah Pak. Semakin menarik dan menghibur diskusinya. Best regards, Gozali Sent from my BlackBerryR smartphone powered by U Mobile _ From: yustinus yuwono yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Sun, 5 May 2013 01:04:53 +0700 To: iagi-netiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] Kekar kolom Rekan-rekan, Ijinkan saya sharing, mudah2an bisa bermanfaat, terutama para geologiwan muda yang bekerja di lapangan volkanik. Ini ada contoh foto singkapan bagus yang dikirim seorang milis berupa singkapan kekar kolom, ini saya attach. Secara teoritis kekar kolom adalah kekar yang diakibatkan dari proses pendinginan batuan beku, umumnya terjadi pada batuan beku ekstrusif maupun intrusi hypabysal. Sumbu memanjang dari kekar kolom secara teoritis umumnya tegak lurus atau hampir tegak lurus terhadap bidang kontak pendinginan. Kalau sumbu memanjangnya vertikal, berarti bidang kontak pendinginan- nya horisontal atau sebaliknya. Misalnya saja ada aliran lava yang cukup tebal yang mengalir pada lembah dengan dinding yang tegak di kanan- kirinya. Maka tidak mengherankan kalau pada unit lava flow ini akan terbentuk kekar kolom yang berbeda- beda arahnya yang mengikuti hukum tegak lurus terhadap bidang pendinginan. Bagian samping akan horisontal, bagian tengah/ bawah akan vertikal. Begitu pula untuk volcanick neck, bagian atas/ pinggir berarah horisontal, bagian tengah/bawah akan vertikal. Ini fenomena yang umum dijumpai di volcanick terrain. Singkapan volcanick neck yang sering dijumpai umumnya kekar kolomnya vertikal, karena bagian pinggir yang horisontal biasanya sudah jatuh ke bawah, tinggal bagian tengahnya saja (yang kekar kolomnya vertikal) yang masih resisten. Atau bisa juga erosinya sudah sangat dalam, sehingga bagian kekar kolom yang horisontal sudah hilang tererosi, tinggal bagian tengah/ bawah yang vertikal yang masih tersisa. Dyke dan sill juga sering memperlihatkan struktur kekar kolom yang arahnya lebih sederhana (hanya satu arah) dibandingkan pada neck dan lava flow. Mungkin sharing singkat ini bisa bermanfaat. Salam, Yatno
RE: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi
Bisa, khususnya kalau diantara rekan-rekan ada yang ahli dalam survey microgravity untuk dibandingkan dengan geolistrik. Dari geolistrik indikasi ruangan adalah dari tubuh dengan resistivity yang sangat tinggi (puluhan ribu-100.000 OhmMeter) yang sangat kontras dengan sekelilingnya yang hanya ribuan Ohm-meter. Diskusi dengan teman-teman yang biasa main geolistrik umumnya sepaham bahwa very high resistivity bodies di bawah situs Gunung Padang itu lebih mungkin ruang daripada very dense rocks. Bentuk dan lokasinya pun pas untuk dicurigai sebagai ruang bangunan. Survey microgravity kemungkinan bisa memberikan info lebih meyakinkan apakah very high resistivity body itu anomali negative (ruang) atau positif (very dense). From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Franciscus B Sinartio Sent: 02 Mei 2013 13:09 To: iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia Subject: Re: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi Bagaiamana kalau ditambahin gravity dan magnetic dan juga resistivity. jadi layering nya pakai GPR (digabung dengan seismic refraksi), lalu layering ini dipakai untuk inversion model gravity, magnetic dan resistivity. fbs _ From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, May 1, 2013 11:53 PM Subject: Re: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi Sakjanne fungsi GPR bukan hanya mencari ruang kosong (Void) bawah tanah, itu hanya salah satu yg dapat dideteksi. Masih perlu data lain untuk meyakinkannya. Mirip seperti seismic juga perlu ilmu interpretasi juga. Dalam paper yg saya tuliskan sebelumnya ini terutama bagaimana GPR dipakai untuk meneliti atau lebih tepatnya mencari explore peninggalan-peninggalan arkeologi. Bahkan 3D GPR sudah lazim dipergunakan dalam situs-situs purbakala dibawah perkotaan yg ramai. Sependek pengetahuan saya, Arkeologi konvensional saat ini masih memerlukan excavasi sebagai pencarian bukti atau evidence dari fakta peninggalan, namun yang namanya excavasi-pun masih juga mengundang kontroversi karena pada dasarnya kegiatan excavasi adalah memberi gangguan pada situs. Bahkan arkeolog masih ada yang tidak setuju dengan restorasi, karena pasti ada satu sisi perubahan akibat ulah manusia. Makanya aturan yang dipergunakan untuk mengexcavasi sebuah situs purbakala itu diatur dengan peraturan yang sangat ketat. Dan mungkin saja ada yang terpeleset ketka melakukan penggalian situs ini. Kalau saja GPR sudah sedetil dan secanggih USG melihat bayi didalam perut ibu, tentunya kita tidak perlu lagi melakukan ekscavasi situs-situs purbakala. Cukup melihat gambar 3Dnya dalam hologram :) (mimpi kali yee). Jadi tak perlu lagi merusak eh menganggu keaslian situs purbakala. Masih penasaran dengan viod dengan GPR ? Silahkan download papernya disini : http://virtualacademia.com/pdf/eng84_90.pdf (Mas Danny d Pak ADB pasti dah baca :) ) Voids Investigation at Gabbari Tombs, Alexandria, Egypt Using Ground Penetrating Radar Technique Adel ElFouly Cairo University, Geology Department, Giza, Egypt. psst yang menulis dari geologi looh, bukan arkeologi Mudah-mudahan kita di IAGI tidak terjebak dalam ruang nostalgia .. eh ruang euphoria yang sangat licin ini :) Salam nyaintifik ! RDP -- Nasionalisme itu ekspresi perasaan ketika negaramu terpuruk 2013/5/2 bandon...@gmail.com Setau saya, georadar sangat bagus untuk mengetahui logam yang bersifat magnetik. Pernah cari bijih besi di sumatra barat pakai georadar. Tanah saja tidak terdeteksi. Mungkin alatnya kurAng canggih. Untuk cari ruang/gua dlm tanah aku belum pernah coba. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® _ From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Thu, 2 May 2013 09:03:10 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi He he he, tahu aja Pak Ketum. Ya, saya punya textbook si Conyers yang edisi terbarunya. Tapi kebanyakan contoh untuk yang high frequency – shallow depth – hanya beberapa meter. Contoh aplikasi untuk body yang lebih besar – penetrasi sampai 30m meter sangat sedikit di literatur. From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Rovicky Dwi Putrohari Sent: 02 Mei 2013 7:50 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi Untuk diskusi yang lebih tehnis. Dibawah ini ada paper terbaru masih panas dari oven tentang aplikasi georadar GPR utk Arhaelogiy * - http://www.sciencedirect.com/science/science?_ob=GatewayURL_method=citationSearch_urlVersion=4_origin=SDTOPALERTHTML_version=1_piikey=S0926-9851%2813%2900090-6md5=aebe41f78e2540d104d0913734f4c56d Ground Penetrating Radar (GPR) Attribute Analysis for Archaeological Prospection Journal of Applied Geophysics, Available online 29 April 2013, Pages Wenke Zhao, Emanuele Forte, Michele Pipan, Gang Tian -- Ini salahsatu contoh
RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
Jadi ingat Haji Muhidin. Dia bilang Saya ini sudah haji dua kali, mabrur lagi! From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Sujatmiko Sent: 03 Mei 2013 0:21 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN Dengan hormat, Sekedar sharing, setelah memperhatikan kenyataan di lapangan dan demi penyelamatan situs yang telah diakui sebagai Punden Berundak terbesar di kawasan Asia Tenggara yang kelestariannya dilindungi oleh Undang-undang, maka langkah terpenting saat ini adalah menghentikan upaya ekskavasi besar-besaran yang telah direncanakan oleh TTMPGP. Alasannya sangat sederhana, ekskavasi pertama saja yang dilakukan TTMPGP di lereng timur punden tidak mempertimbangkan slope stability dan keselamatan struktur punden di atasnya. Selain dari itu, hasil ekskavasinya juga tidak jelas ( lobang galiannya keburu diurug dengan tanah ). Untuk pertemuan, sebetulnya telah dilaksanakan beberapa kali, hanya mana bisa ketemu kalau pijakan yang satu geo-arkeologi logis sedangkan yang lain geo-arkeologi pseudo alias fantastis. Wassalam, Mang Okim. From: ginanjar.nugr...@gmail.com [mailto:ginanjar.nugr...@gmail.com] Sent: 02 Mei 2013 23:25 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN Bad news.. Saya pikir akan ada pertemuan antara tim TTMTGP dan kelompok petisi 34 untuk re-cheking, re-pengamatan dan re-interpretasi data data dan fakta yg ada sebelum memutuskan lanjut tidaknya penelitian G. Padang. Sayang sekali... Powered by Telkomsel BlackBerryR _ From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Thu, 2 May 2013 09:01:38 -0700 (PDT) To: iagi-net@iagi.or.id mailto:iagi-net@iagi.or.id%3ciagi-...@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN Good news . Cuma setelah membaca sekilas UU mengenai cagar budaya , rupanya kewenangan pengelolaan cagar budaya itu ber-tigkat2 sesuai dengan jenjang pemerintahan yi Pemerintah Pusat , Propinsi dam Kabupaten/Kota. si Abah _ From: Sujatmiko m...@cbn.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Cc: MGEI economicgeol...@yahoogroups.com Sent: Thursday, May 2, 2013 10:40 PM Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN Rekan-rekan IAGI yang budiman, Puji syukur ke hadlirat Tuhan YMK bahwa kemaren , Rabu 1 Mei 2013, mang Okim diundang oleh Pusat Survey Geologi untuk mendampingi Prof. Sutikno Bronto dalam melakukan peninjauan ke Situs Punden Berundak Gunung Padang ( pasca terbitnya Petisi Penyelamatan Situs Gunung Padang 26 April 2013 ). Untuk mengoptimalkan hasil peninjauan , Prof Sutikno Bronto mengajak juga Ir. Pudjo Asmoro MSc , Vulkanolog di PSG, dan Drs.Lutfi Yondri M.Hum., Arkeolog di Balar Bandung (peneliti utama Situs Gunung Padang ). Berkat kehadiran Pak Lutfi alhamdulilah kami diterima oleh Kepala Dinas Budpar Cianjur dan dipertemukan dengan Direktur Cagar Budaya dan Permuseuman , Drs. Surya Helmi . Dari diskusi yang berkembang, kedatangan Drs.Surya Helmi dan timnya dari Jakarta ternyata dalam rangka persiapan MORATORIUM Penelitian Situs Gunung Padang. Siang harinya, 14 Kepala UPT Balai Cagar Budaya dari 14 wilayah di Indonesia bergabung di Gunung Padang. Di sepanjang perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang , kami berempat yang sama-sama ikut menanda-tangani Petisi 26 April 2013 mendiskusikan banyak hal antara lain tentang reaksi keras Pak Andi Arief yang sebagai Staf Khusus Presiden RI dianggap tidak sepatutnya mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang begitu emosional, apalagi sampai meminta 3 Menteri Kabinet dan 1 Wakil Menteri mengundurkan diri karena dianggap ikut berperan dalam keluarnya petisi 26 April 2013. Selain dari itu kami mendiskusikan juga tentang temuan-temuan Tim Terpadu Mandiri Penelitian Gunung Padang ( TTMPGP ) yang secara luas diumumkan di media cetak, elektronik dan maya antara lain tentang pasir ayakan, semen perekat batu, gumpalan besi sisa pekerjaan metalurgi prasejarah, ekskavasi yang dilakukan di luar area situs, dan lain-lain. Pengamatan di kawasan Situs Gunung Padang Perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang memakan waktu sekitar 1,5 jam, melewati jalanan yang rusak cukup berat sepanjang hampir 20 km. Di lokasi parkir mobil pertama di kawasan Gunung Padang, terlihat bengkel pemrosesan bijih emas dengan mesin glundung/ tromol dimana batuan bijih emasnya diambil dari Gunung Rosa / Cikondang yang terletak agak jauh di selatan. Di lokasi parkir atas, terlihat singkapan batuan terubah dengan struktur pemangkasan dan top soil yang mengindikasikan sebagai hasil longsoran lama. Fenomena geologi lainnya yang kami amati antara lain sumur berair jernih yang struktur dindingnya sederhana, susunan tangga dari kekar tiang yang terletak di atas batuan lapuk atau terubah yang di beberapa bagian terancam longsor ,
RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
Waduh, Pak Ban ini kok ketinggalan zaman sih (becanda pak). Haji Muhidin itu temennya Haji Sulam Pak, itu tuh di pelem seri tipi yang paling digemari ibu-ibu ituu yang diputar hampir tiap malam di RCTI :-) -Original Message- From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of bandon...@gmail.com Sent: 03 Mei 2013 4:54 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN Maaf, haji Muhiddin itu siapa? Dalam kisah apa? Belum pernah baca. Powered by Telkomsel BlackBerryR
RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
Setiap baca singkatan TTMPGP saya jadi ingat masa-masa sering i'tikaf di pesantren dulu : Tawajjuh Tengah Malam Perkuat Gapai Pencerahan. Kalo TTM-nya memang istilah beneran di pesantren, tidak bercanda; PGP-nya Tim Petisi 34 yang nambahin J From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Sujatmiko Sent: 03 Mei 2013 0:21 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN Dengan hormat, Sekedar sharing, setelah memperhatikan kenyataan di lapangan dan demi penyelamatan situs yang telah diakui sebagai Punden Berundak terbesar di kawasan Asia Tenggara yang kelestariannya dilindungi oleh Undang-undang, maka langkah terpenting saat ini adalah menghentikan upaya ekskavasi besar-besaran yang telah direncanakan oleh TTMPGP. Alasannya sangat sederhana, ekskavasi pertama saja yang dilakukan TTMPGP di lereng timur punden tidak mempertimbangkan slope stability dan keselamatan struktur punden di atasnya. Selain dari itu, hasil ekskavasinya juga tidak jelas ( lobang galiannya keburu diurug dengan tanah ). Untuk pertemuan, sebetulnya telah dilaksanakan beberapa kali, hanya mana bisa ketemu kalau pijakan yang satu geo-arkeologi logis sedangkan yang lain geo-arkeologi pseudo alias fantastis. Wassalam, Mang Okim. From: ginanjar.nugr...@gmail.com [mailto:ginanjar.nugr...@gmail.com] Sent: 02 Mei 2013 23:25 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN Bad news.. Saya pikir akan ada pertemuan antara tim TTMTGP dan kelompok petisi 34 untuk re-cheking, re-pengamatan dan re-interpretasi data data dan fakta yg ada sebelum memutuskan lanjut tidaknya penelitian G. Padang. Sayang sekali... Powered by Telkomsel BlackBerryR _ From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Thu, 2 May 2013 09:01:38 -0700 (PDT) To: iagi-net@iagi.or.id mailto:iagi-net@iagi.or.id%3ciagi-...@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN Good news . Cuma setelah membaca sekilas UU mengenai cagar budaya , rupanya kewenangan pengelolaan cagar budaya itu ber-tigkat2 sesuai dengan jenjang pemerintahan yi Pemerintah Pusat , Propinsi dam Kabupaten/Kota. si Abah _ From: Sujatmiko m...@cbn.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Cc: MGEI economicgeol...@yahoogroups.com Sent: Thursday, May 2, 2013 10:40 PM Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN Rekan-rekan IAGI yang budiman, Puji syukur ke hadlirat Tuhan YMK bahwa kemaren , Rabu 1 Mei 2013, mang Okim diundang oleh Pusat Survey Geologi untuk mendampingi Prof. Sutikno Bronto dalam melakukan peninjauan ke Situs Punden Berundak Gunung Padang ( pasca terbitnya Petisi Penyelamatan Situs Gunung Padang 26 April 2013 ). Untuk mengoptimalkan hasil peninjauan , Prof Sutikno Bronto mengajak juga Ir. Pudjo Asmoro MSc , Vulkanolog di PSG, dan Drs.Lutfi Yondri M.Hum., Arkeolog di Balar Bandung (peneliti utama Situs Gunung Padang ). Berkat kehadiran Pak Lutfi alhamdulilah kami diterima oleh Kepala Dinas Budpar Cianjur dan dipertemukan dengan Direktur Cagar Budaya dan Permuseuman , Drs. Surya Helmi . Dari diskusi yang berkembang, kedatangan Drs.Surya Helmi dan timnya dari Jakarta ternyata dalam rangka persiapan MORATORIUM Penelitian Situs Gunung Padang. Siang harinya, 14 Kepala UPT Balai Cagar Budaya dari 14 wilayah di Indonesia bergabung di Gunung Padang. Di sepanjang perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang , kami berempat yang sama-sama ikut menanda-tangani Petisi 26 April 2013 mendiskusikan banyak hal antara lain tentang reaksi keras Pak Andi Arief yang sebagai Staf Khusus Presiden RI dianggap tidak sepatutnya mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang begitu emosional, apalagi sampai meminta 3 Menteri Kabinet dan 1 Wakil Menteri mengundurkan diri karena dianggap ikut berperan dalam keluarnya petisi 26 April 2013. Selain dari itu kami mendiskusikan juga tentang temuan-temuan Tim Terpadu Mandiri Penelitian Gunung Padang ( TTMPGP ) yang secara luas diumumkan di media cetak, elektronik dan maya antara lain tentang pasir ayakan, semen perekat batu, gumpalan besi sisa pekerjaan metalurgi prasejarah, ekskavasi yang dilakukan di luar area situs, dan lain-lain. Pengamatan di kawasan Situs Gunung Padang Perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang memakan waktu sekitar 1,5 jam, melewati jalanan yang rusak cukup berat sepanjang hampir 20 km. Di lokasi parkir mobil pertama di kawasan Gunung Padang, terlihat bengkel pemrosesan bijih emas dengan mesin glundung/ tromol dimana batuan bijih emasnya diambil dari Gunung Rosa / Cikondang yang terletak agak jauh di selatan. Di lokasi parkir atas, terlihat singkapan batuan terubah dengan struktur pemangkasan dan top soil yang mengindikasikan sebagai hasil longsoran lama. Fenomena geologi lainnya yang kami amati antara lain sumur berair jernih
RE: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi
Tentu. Ruang (=air) itu resistivitynya sangat tinggi. Kami sudah sering kalibrasi. Kalo mau reference bisa tanya ke Oom Google, banyak contohnya; salah satunya ini: http://www.agiusa.com/brochure_schnabel_cave.shtml. Kami pakai SuperSting R-8 alatnya. Makin dry ruangnya akan makin tinggi resistivitynya. Tapi kalau ruang/rongga itu lembab bisa jadi rendah (karena H2O konduktor listrik yang sangat baik), atau juga kalau rongga/ruang itu terisi tanah. Yang terlihat jadi resistivitas tanahnya. From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of kartiko samodro Sent: 03 Mei 2013 5:43 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi Mas Danny, jadi yg dimaksud ruangan justru resistivitynya tinggi dibanding sekitarnya ? saya mengira kalau ruangan di dalam batuan beku justru resistivity rendah di antara resistivity tinggi ? Bukannya kalau resistivity tinggi hanya menunjukan massive batuan beku karena batuan beku memang resistivitinya tinggi. Mungkin tool geolistriknya bisa dikalibrasi dengan melakukan pengukuran columnar joint seperti di karang sambung (kalau masih ada ) sehingga kita punya gambaran seberapa nilai resistivity batuan beku dan lalu dibandingkan dengan peengukuran gunung padang. On May 2, 2013 1:33 PM, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com wrote: Bisa, khususnya kalau diantara rekan-rekan ada yang ahli dalam survey microgravity untuk dibandingkan dengan geolistrik. Dari geolistrik indikasi ruangan adalah dari tubuh dengan resistivity yang sangat tinggi (puluhan ribu-100.000 OhmMeter) yang sangat kontras dengan sekelilingnya yang hanya ribuan Ohm-meter. Diskusi dengan teman-teman yang biasa main geolistrik umumnya sepaham bahwa very high resistivity bodies di bawah situs Gunung Padang itu lebih mungkin ruang daripada very dense rocks. Bentuk dan lokasinya pun pas untuk dicurigai sebagai ruang bangunan. Survey microgravity kemungkinan bisa memberikan info lebih meyakinkan apakah very high resistivity body itu anomali negative (ruang) atau positif (very dense). From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Franciscus B Sinartio Sent: 02 Mei 2013 13:09 To: iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia Subject: Re: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi Bagaiamana kalau ditambahin gravity dan magnetic dan juga resistivity. jadi layering nya pakai GPR (digabung dengan seismic refraksi), lalu layering ini dipakai untuk inversion model gravity, magnetic dan resistivity. fbs _ From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, May 1, 2013 11:53 PM Subject: Re: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi Sakjanne fungsi GPR bukan hanya mencari ruang kosong (Void) bawah tanah, itu hanya salah satu yg dapat dideteksi. Masih perlu data lain untuk meyakinkannya. Mirip seperti seismic juga perlu ilmu interpretasi juga. Dalam paper yg saya tuliskan sebelumnya ini terutama bagaimana GPR dipakai untuk meneliti atau lebih tepatnya mencari explore peninggalan-peninggalan arkeologi. Bahkan 3D GPR sudah lazim dipergunakan dalam situs-situs purbakala dibawah perkotaan yg ramai. Sependek pengetahuan saya, Arkeologi konvensional saat ini masih memerlukan excavasi sebagai pencarian bukti atau evidence dari fakta peninggalan, namun yang namanya excavasi-pun masih juga mengundang kontroversi karena pada dasarnya kegiatan excavasi adalah memberi gangguan pada situs. Bahkan arkeolog masih ada yang tidak setuju dengan restorasi, karena pasti ada satu sisi perubahan akibat ulah manusia. Makanya aturan yang dipergunakan untuk mengexcavasi sebuah situs purbakala itu diatur dengan peraturan yang sangat ketat. Dan mungkin saja ada yang terpeleset ketka melakukan penggalian situs ini. Kalau saja GPR sudah sedetil dan secanggih USG melihat bayi didalam perut ibu, tentunya kita tidak perlu lagi melakukan ekscavasi situs-situs purbakala. Cukup melihat gambar 3Dnya dalam hologram :) (mimpi kali yee). Jadi tak perlu lagi merusak eh menganggu keaslian situs purbakala. Masih penasaran dengan viod dengan GPR ? Silahkan download papernya disini : http://virtualacademia.com/pdf/eng84_90.pdf (Mas Danny d Pak ADB pasti dah baca :) ) Voids Investigation at Gabbari Tombs, Alexandria, Egypt Using Ground Penetrating Radar Technique Adel ElFouly Cairo University, Geology Department, Giza, Egypt. psst yang menulis dari geologi looh, bukan arkeologi Mudah-mudahan kita di IAGI tidak terjebak dalam ruang nostalgia .. eh ruang euphoria yang sangat licin ini :) Salam nyaintifik ! RDP -- Nasionalisme itu ekspresi perasaan ketika negaramu terpuruk 2013/5/2 bandon...@gmail.com Setau saya, georadar sangat bagus untuk mengetahui logam yang bersifat magnetik. Pernah cari bijih besi di sumatra barat pakai georadar. Tanah saja tidak terdeteksi. Mungkin alatnya kurAng canggih. Untuk cari ruang/gua dlm tanah aku belum pernah coba. Salam. Powered by Telkomsel
RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
Betul pak, kami ini sedang dijadikan domba-domba untuk diadu-adu kemudian dimakan oleh para srigala. Masa iya Metoda Geofisika-Geologi (georadar, geolistrik, data bor) itu disebut pseudo alias fantastis, dan yang logis itu yang cuma pake metoda liat-liat dan ketok-ketok batu (mohon maaf tidak ada maksud sedikitpun untuk melecehkan metoda paling dasar dalam geologi ini, karena sayapun ketok-ketok batu dulu sebelum melanjutkan ke metoda yang lebih advance) ? Saya lihat di internet jadi banyak rekan-rekan arkeolog yang sangat menyepelekan metoda-metoda geofisika ini dengan bilang metoda ini tidak bisa dipake, tidak bisa dipercaya, interpretasinya bisa apa sajah, tidak valid dst... Inikan sangat melecehkan para ahli geologi dan geofisika. Harusnya rekan-rekan geologi yang terlibat memberi penyuluhan yang benar pada para arkeologi ini supaya lebih paham tentang kegunaan berbagai metoda-metoda tersebut dan aplikasinya untuk bidang arkeologi, bukannya malah jadi komporrr yang membuat mereka jadi semakin kepanasan. Tapi domba panas apalagi domba guling emang enak sih.. From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of aluthfi...@gmail.com Sent: 03 Mei 2013 6:51 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN Wah membaca kalimat Mang Okim mana bisa ketemu kalau pijakan yang satu geo-arkeologi logis sedangkan yang lain geo-arkeologi pseudo alias fantastis, saya jadi teringat akhir dekade 80-an membaca buku yang ditulis Romo Mangunwijoyo berjudul Dibawah Bayang-Bayang Adikuasa, dalam Bab Kota UTRECHT (Belanda), diceritakan Universitas Utrecht tempat mengembangkan Ilmu Penjajahan Indonesia, dipelajari karakter bangsa Indonesia yang mudah terpecah belah sehingga muncullah politik devide at empera. Melihat kelompok Petisi 34 dan TTMPGP seperti melihat Kraton Kartosuro dan Kraton Ngayojokarto yang tak pernah bisa bersatu. Hayooo kita ingat Satu Nusa Satu Bangsa Satu Bahasa. Hayooo bersatulah UNTUK INDONESIA Lam Salam, LTH Sent from my BlackBerryR powered by Sinyal Kuat INDOSAT _ From: Sujatmiko m...@cbn.net.id Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Fri, 3 May 2013 00:20:59 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN Dengan hormat, Sekedar sharing, setelah memperhatikan kenyataan di lapangan dan demi penyelamatan situs yang telah diakui sebagai Punden Berundak terbesar di kawasan Asia Tenggara yang kelestariannya dilindungi oleh Undang-undang, maka langkah terpenting saat ini adalah menghentikan upaya ekskavasi besar-besaran yang telah direncanakan oleh TTMPGP. Alasannya sangat sederhana, ekskavasi pertama saja yang dilakukan TTMPGP di lereng timur punden tidak mempertimbangkan slope stability dan keselamatan struktur punden di atasnya. Selain dari itu, hasil ekskavasinya juga tidak jelas ( lobang galiannya keburu diurug dengan tanah ). Untuk pertemuan, sebetulnya telah dilaksanakan beberapa kali, hanya mana bisa ketemu kalau pijakan yang satu geo-arkeologi logis sedangkan yang lain geo-arkeologi pseudo alias fantastis. Wassalam, Mang Okim. From: ginanjar.nugr...@gmail.com [mailto:ginanjar.nugr...@gmail.com] Sent: 02 Mei 2013 23:25 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN Bad news.. Saya pikir akan ada pertemuan antara tim TTMTGP dan kelompok petisi 34 untuk re-cheking, re-pengamatan dan re-interpretasi data data dan fakta yg ada sebelum memutuskan lanjut tidaknya penelitian G. Padang. Sayang sekali... Powered by Telkomsel BlackBerryR _ From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Thu, 2 May 2013 09:01:38 -0700 (PDT) To: iagi-net@iagi.or.id mailto:iagi-net@iagi.or.id%3ciagi-...@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN Good news . Cuma setelah membaca sekilas UU mengenai cagar budaya , rupanya kewenangan pengelolaan cagar budaya itu ber-tigkat2 sesuai dengan jenjang pemerintahan yi Pemerintah Pusat , Propinsi dam Kabupaten/Kota. si Abah _ From: Sujatmiko m...@cbn.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Cc: MGEI economicgeol...@yahoogroups.com Sent: Thursday, May 2, 2013 10:40 PM Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN Rekan-rekan IAGI yang budiman, Puji syukur ke hadlirat Tuhan YMK bahwa kemaren , Rabu 1 Mei 2013, mang Okim diundang oleh Pusat Survey Geologi untuk mendampingi Prof. Sutikno Bronto dalam melakukan peninjauan ke Situs Punden Berundak Gunung Padang ( pasca terbitnya Petisi Penyelamatan Situs Gunung Padang 26 April 2013 ). Untuk mengoptimalkan hasil peninjauan , Prof Sutikno Bronto mengajak juga Ir. Pudjo Asmoro MSc , Vulkanolog di PSG, dan Drs.Lutfi Yondri M.Hum., Arkeolog di Balar Bandung (peneliti utama Situs Gunung Padang ). Berkat
RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
Untuk check and re-check, saya konsultasikan email Mang Okim di bawah ke rekan Ali Akbar. Pak Ali khususnya mengomentari pernyataan Mang Okin yang ini: Klimaks dari peninjauan kami adalah bekas ekskavasi pertama TTMPGP di lereng timur Teras III yang luasnya 3 X 9 m2 dengan kedalaman 4 meter. Ekskavasi yang dinilai oleh beberapa arkeolog di tempat inapropriate karena menyimpang dari SOP , ternyata lokasinya berada di lereng/tebing bersudut kritis, sekitar 40 derajat. Jaraknya yanghanya sekitar 30 meteran di bawah struktur Teras III yang telah mengalami pergelinciran , jelas sangat membahayakan keselamatan situs. Kurang dari 10 meteran di bawah ekskavasi pertama, TTMPGP melakukan juga ekskavasi kedua yang tidak tuntas. Di ekskavasi kedua ini terlihat adanya beberapa balok andesit yang bercampur dengan tanah lempungan. Hal ini memberikan indikasi bahwa balok-balok andesit tersebut yang sumbunya tegak lurus terhadap arah tebing timur merupakan bawaan longsoran. Lokasi ekskavasi TTMPGP yang diumumkan terletak di tanah masyarakat , ternyata merupakan satu kesatuan dengan bangunan punden berundak. Ini komentar Pak Ali (saya copy-paste saja): Perlu diketahui, peneliti yang melakukan ekskavasi di lereng timur tidak hanya TTPMGP, tetapi juga Tim Pusat Arkeologi Nasional. Tim-tim itu telah menutup masing-masing kotak ekskavasinya, sehingga pengamat yg tidak hadir saat ekskavasi tidak dapat secara pasti menyebut ukuran dan kedalaman kotak gali. Ukuran dan kedalaman kotak gali pasti didengar dari hasil perbincangan, bukan pengamatan. Silakan klarifikasi kepada tim Pusat Arkeologi Nasional: 1) Yg ekskavasi di teras III itu siapa? Jauh sekali dgn lokasi ekskavasi TTPMGP. Justru yg Mang Okim lihat itu kemungkinan besar bekas ekskavasi Pusat Arkeologi Nasional (Nov 2012) yg ada di sekitar teras III-IV. 2) Mengapa seorang geolog dapat mengambil kesimpulanternyata merupakan satu kesatuan dengan bangunan punden berundak? Padahal arkeolog-arkeolog berpengalaman di tim Pusat Arkeologi Nasional menyatakan yg di tanah masyarakat bukan (catatan: penggalian itu di luar pagar situs, di tanah masyarakat) -End - Kemudian Pak Ali mengomentari butir 2 di atas: Kali ini saya salut dengan pengamatan Mang Okim. Dalam 1 hari dapat mengambil kesimpulan yg menurut saya sangat tepat. Kesimpulan seorang geolog ini justru berbeda dgn kesimpulan arkeolog-arkeolog berpengalaman dari tim Pusat Arkeologi Nasional. Abdi oge ngiring salut Mang. From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Sujatmiko Sent: 02 Mei 2013 22:41 To: iagi-net@iagi.or.id Cc: MGEI Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN Rekan-rekan IAGI yang budiman, Puji syukur ke hadlirat Tuhan YMK bahwa kemaren , Rabu 1 Mei 2013, mang Okim diundang oleh Pusat Survey Geologi untuk mendampingi Prof. Sutikno Bronto dalam melakukan peninjauan ke Situs Punden Berundak Gunung Padang ( pasca terbitnya Petisi Penyelamatan Situs Gunung Padang 26 April 2013 ). Untuk mengoptimalkan hasil peninjauan , Prof Sutikno Bronto mengajak juga Ir. Pudjo Asmoro MSc , Vulkanolog di PSG, dan Drs.Lutfi Yondri M.Hum., Arkeolog di Balar Bandung (peneliti utama Situs Gunung Padang ). Berkat kehadiran Pak Lutfi alhamdulilah kami diterima oleh Kepala Dinas Budpar Cianjur dan dipertemukan dengan Direktur Cagar Budaya dan Permuseuman , Drs. Surya Helmi . Dari diskusi yang berkembang, kedatangan Drs.Surya Helmi dan timnya dari Jakarta ternyata dalam rangka persiapan MORATORIUM Penelitian Situs Gunung Padang. Siang harinya, 14 Kepala UPT Balai Cagar Budaya dari 14 wilayah di Indonesia bergabung di Gunung Padang. Di sepanjang perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang , kami berempat yang sama-sama ikut menanda-tangani Petisi 26 April 2013 mendiskusikan banyak hal antara lain tentang reaksi keras Pak Andi Arief yang sebagai Staf Khusus Presiden RI dianggap tidak sepatutnya mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang begitu emosional, apalagi sampai meminta 3 Menteri Kabinet dan 1 Wakil Menteri mengundurkan diri karena dianggap ikut berperan dalam keluarnya petisi 26 April 2013. Selain dari itu kami mendiskusikan juga tentang temuan-temuan Tim Terpadu Mandiri Penelitian Gunung Padang ( TTMPGP ) yang secara luas diumumkan di media cetak, elektronik dan maya antara lain tentang pasir ayakan, semen perekat batu, gumpalan besi sisa pekerjaan metalurgi prasejarah, ekskavasi yang dilakukan di luar area situs, dan lain-lain. Pengamatan di kawasan Situs Gunung Padang Perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang memakan waktu sekitar 1,5 jam, melewati jalanan yang rusak cukup berat sepanjang hampir 20 km. Di lokasi parkir mobil pertama di kawasan Gunung Padang, terlihat bengkel pemrosesan bijih emas dengan mesin glundung/ tromol dimana batuan bijih emasnya diambil dari Gunung Rosa / Cikondang yang terletak agak jauh di selatan. Di lokasi parkir atas, terlihat singkapan batuan terubah dengan struktur pemangkasan dan top
RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
sebabnya yang kami utamakan adalah demand masyarakat luas dulu. Sadahurip, seperti sy katakan sementara ini penelitiannya ditunda dulu. Ttg data, kalo mau liat dan ingin mendiskusikannya silahkan saja main2 ke kantor pak. Tidak dirahasiakan kok. Engga perlu nunggu publikasinya. Salam Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI _ From: yustinus yuwono yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Wed, 1 May 2013 18:29:28 +0700 To: iagi-netiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN Rekan Danny, Ini pendapat pribadi lho Pak Ketum, bukan atas lembaga apapun. Memang dahsyat diskusi geo-arkeologi piramid ini. Saya dulu pernah bilang, silakan teruskan penelitian ini, kita nanti menikmati hasilnya. Ngomong-ngomong hasil, rekan Danny H N, apakah sudah ada yang published? Syukur dalam majalah ilmiah internasional yang berwibawa? Kalau belum ya kita ini (diskusi ini) anggap saja ngomong2 warung kopi saja, jangan bawa-2 ilmiah segala lah meskipun yang ambil bagian diskusi para sarjana bahkan banyak yang mumpuni di bidangnya masing-masing. Bahkan dulu Danny bersedia open data untuk publik kalo hasilnya sudah publish, kita nanti dapat data gratis dan masing-2 boleh membuat interpretasi bebas. Jadi sekali lagi teruskan saja asal sesuai prosedur baku (baik standar ilmiah maupun aspek legal). Oh iya, meskipun fokus anda sekarang di G Padang, hasil di piramid lain (sada hurip dll) apa pernah di published? Anda bilang data nya kurang bagus, itu dari segi apa? Seingat saya di geologi, sejelek apapun data yang kita peroleh itu pasti berguna pada satu saat. Jangan hanya data yang kira2 sesuai dengan yang kita harapkan saja yang dianggap bagus. Slamat berjuang mudah-2 an hipotesis piramid ini terbukti secara ilmiah (meskipun secara pribadi saya pesimis), dengan demikian ada anak bangsa yg sanggup mengungkap sejarah leluhur. Salam, YSY 2013/5/1 danny.hil...@gmail.com Betul begitu pak. Terimakasih atas perhatiannya. Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI _ From: bandon...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Wed, 1 May 2013 05:37:43 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN terimakasih pak Dany, kalau memang betul begitu. Powered by Telkomsel BlackBerry® _ From: danny.hil...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Wed, 1 May 2013 05:29:27 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN Saya 'terprovokasi'Sadahurip dari foto yang diperlihatkan dua orang sahabat saya yang menemukannya (bukan Turangga Seta). Kemudian iseng2 melakukan satu lintasan geolistrik. Kebetulan ada kelompok Turangga Seta yang ikut serta. Hasilnya menarik tapi saya dan ADB waktu itu benar2 wanti2 kepada mereka supaya infonya tidak disebarkan karena masih sangat mentah. Namun mereka ternyata membocorkannya juga. Terjadilah gonjang-ganjing. Kami (Tim Katastrofi) jadi kerap diisyukan menjadi antek2 TS yang metodanya klenik. Sampai akhirnya, terpaksa kami 'keluar dari persembunyian' karena isyu menjadi bertambah miring. Selanjutnya kami meneruskan survey di Sadahurip. Hasil cukup menarik, baik dipandang dari segi geologi atau kemungkinan adanya artefak. Survey sementara ini dihentikan karena dipindahkan fokusnya ke G Padang yang relatif lebih mudah diteliti. Mungkin nanti dilanjutkan lagi di Sadahurip. Kalau G. Lalakon yang menemukan memang Kelompok Turangga Seta. Kami hanya pernah melakukan geolistrik satu lintasan saja bersamaan waktunya dengan Sadahurip waktu survey pertamakali. Tidak pernah diteruskan kecuali pernah saya minta TA Sanny untuk bantu survey georadar, satu lintasan tapi hasilnya kurang bagus. Secara ilmiah kita tidak dapat mengatakan apa-apa ttg Lalakon. Itu saja. Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI _ From: bandon...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Wed, 1 May 2013 04:26:45 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN Maaf, asal usul saja; awal penelitian sadahurip, gn lalakon; pencetus awalnya siapa pak Dany? Sekdar bertanya saja, kemudian merembet ke Gn Padang. Itu yang ingin saya ketahui. Powered by Telkomsel BlackBerry® _ From: Danny Hilman danny.hil...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Wed, 1 May 2013 11:11:53 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN Mohon penjelasan Mang Okim. Yang melakukan eskavasi itu adalah para arkeolog UI yang
RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
Abah, lebih baik ngomongin yang ada orangnya di sini dan yang jelas konteknya atuh. Yang engga ada kan tidak bisa membela diri Bah. From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Yanto R. Sumantri Sent: 01 Mei 2013 19:04 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN Lho , kan saya bilang KALAU ...selama ini sih saya menilai perbedaan pendapat itu masih dalam koridor yang baik. Saya hanya tergelitik oleh tulisan pak Miko , bahwa Pak Andi Arief sampai marah dan menyebut pemecatan segala ??? Apa bemer ??? Nah kalau itu bener , maka ada unsur yang saya sebutkan tadi. si Abah _ From: danny.hil...@gmail.com danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, May 1, 2013 6:58 PM Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN Maksudnya apa ya Bah? Politik siapa dan untuk apa? Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI _ From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Wed, 1 May 2013 04:17:12 -0700 (PDT) To: iagi-net@iagi.or.id mailto:iagi-net@iagi.or.id%3ciagi-...@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN Mang OKIM Selamat atas jasa Anda untuk tetap berpijak dijalan yang lurus , yaitu jalan yang didasarkan atas pemikiran pemikiran ilmiah. Sebenarnya perbedaan pendapat dalam ilmu apalagi geologi atau arkeologi adalah hal yang wajar , akan menjadi tidak wajar , apabila disusupi oleh kepentingan politik. Sekali lagi hatur nuhun , si Abah _ From: Sujatmiko m...@cbn.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Cc: MGEI economicgeol...@yahoogroups.com Sent: Tuesday, April 30, 2013 7:59 PM Subject: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN Rekan-rekan IAGI yang budiman, Mang Okim sungguh tidak menduga diberikan kepercayaan menjadi nara sumber di Diskusi Ilmiah Sehari yang digelar oleh Puslit Arkenas di Pejaten Jakarta pada Jum'at 26 April 2013 dengan tema : Rasionalitas Gunung Padang dan Piramida Atlantis. Adalah Prof.Ris. H. Truman Simanjuntak yang menelpon mang Okim beberapa hari sebelumnya untuk minta kesediaan mang Okim. Mungkin karena Dr.Budi Brahmantyo , Koordinator KRCB, tidak berada di tempat, maka mang Okim ketiban pulung. Selain mang Okim dari KRCB, dari Bandung diundang juga Prof.Ris.Sutikno Bronto yang didampingi Ir.Pudjo Asmoro MSc. dari PSG, Dr. Ony Suganda dari PVMBG., dan Drs. Lutfi Yondrie dari Balar Bandung. Karena dari awalnya mang Okim memang kurang sependapat dengan hipotesis-hipotesis Tim Katastropik Purba bentukan Stafsus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, maka mang Okim langsung saja menerima undangan Prof Truman tersebut. Yang hadir di diskusi ilmiah sekitar 40 orang ( 6 Profesor, banyak Doktor, banyak S2 dan S1, serta wartawan cetak dan elektronik ). Diskusinya dipimpin Drs Bambang Budi Utomo, Peneliti Utama Puslit Arkenas , didampingi oleh Dr.Bambang Sulistyanto, Ka.Puslit Arkenas. Sebagai pembukaan, Prof Truman Simanjuntak memaparkan tentang makna rasionalitas, halusinasi, dan hipotesis Atlantis yang terkesan dijadikan pegangan oleh Tim Terpadu Penelitian Mandiri Gunung Padang (TTPMGP). Selanjutnya dijelaskan tentang penelitian TTPMGP yang inappropriate, yang tidak mematuhi Undang-undang Cagar Budaya dan mengabaikan proses yang baku ( karena memburu temuan ). Selain dari itu, TTPMGP dianggap terlalu cepat memberikan interpretasi temuannya yang tanpa digodog langsung dilempar ke sarana publik. TTPMGP dianggap juga kurang memahami prasejarah nasional sehingga memunculkan hal-hal sensasional seperti adanya bangunan budaya yang maha hebat di perut G. Padang, teknologi lebih maju dari Mesir purba, dan lain-lain. Prof. Truman menyinggung juga tentang pseudo archeology, fantastic archeology, dll.nya. Jalannya diskusi dan lahirnya petisi Nara sumber lainnya yang mendapat kesempatan berbicara adalah Prof. Mundardjito dari UI, Prof. Sutikno Bronto dari PSG, Drs. Lutfi Yondri dari Balar Bandung, Dr. Ony Suganda dari PVMBG Bandung, Prof. Wahyu Hantoro dari LIPI, Drs. Junus Satrio Atmodjo Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia, mang Okim dari KRCB, dan lain-lainnya. Hal-hal yang disampaikan meliputi antara lain legalitas penelitian Tim Mandiri termasuk leadernya, MOP dari setiap penelitian arkeologi, arkeolog pendamping dari instansi terkait sesuai dengan yang diamanatkan dalam UU Cagar Budaya, pengerahan tenaga massa yang dapat membahayakan keselamatan cagar budaya, dan lain-lain. Mang Okim sendiri mengawali sharingnya dengan menyitir pesan Frederic Lahee : One must be careful not to draw conclusions from too brief an examination (Field Geology, 1961, hal. 41). Karena mengabaikan pesan tersebut maka muncullah interpretasi sensasional yang langsung diumumkan ke luar, antara lain tentang piramida tertinggi di dunia
RE: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi
He he he, tahu aja Pak Ketum. Ya, saya punya textbook si Conyers yang edisi terbarunya. Tapi kebanyakan contoh untuk yang high frequency - shallow depth - hanya beberapa meter. Contoh aplikasi untuk body yang lebih besar - penetrasi sampai 30m meter sangat sedikit di literatur. From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Rovicky Dwi Putrohari Sent: 02 Mei 2013 7:50 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi Untuk diskusi yang lebih tehnis. Dibawah ini ada paper terbaru masih panas dari oven tentang aplikasi georadar GPR utk Arhaelogiy * - http://www.sciencedirect.com/science/science?_ob=GatewayURL_method=citatio nSearch_urlVersion=4_origin=SDTOPALERTHTML_version=1_piikey=S0926-9851%2 813%2900090-6md5=aebe41f78e2540d104d0913734f4c56d Ground Penetrating Radar (GPR) Attribute Analysis for Archaeological Prospection Journal of Applied Geophysics, Available online 29 April 2013, Pages Wenke Zhao, Emanuele Forte, Michele Pipan, Gang Tian -- Ini salahsatu contoh aplikasi 3D GPR Kalau teorinya mestinya team ini sudah khatam baca buku ini : * Conyers and Goodman, 1997 L.B. Conyers, D. Goodman Ground-penetrating Radar: An Introduction for Archaeologists, AltaMira Press, Walnut Creek, California (1997) Monggo dibabar sisi tehnisnya. RDP -- Nasionalisme itu ekspresi perasaan ketika negaramu terpuruk
RE: [iagi-net] Arkeolog Duga Tinggi Bangunan Gunung Padang 110 Meter, Buatan Manusia
Lebih baik baca artikel di VivaNews ini yang lebih lengkap infonya: http://analisis.news.viva.co.id/news/read/401651-gunung-padang--mahakarya-pe radaban-yang-hilang Salam DHN From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Franciscus B Sinartio Sent: 02 April 2013 14:06 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Arkeolog Duga Tinggi Bangunan Gunung Padang 110 Meter, Buatan Manusia Kalau tidak salah dulu ada yang interpretasi bahwa bangunan itu sengaja dikubur untuk proteksi dari lava dan batu2an yang terlempar dari gunung api sekitarnya dan juga mungkin dari lahar. justru itu ngak dibongkar. dan dicarikan pintunya. dan katanya juga pintunya sudah ketemu. entahlah. ada yang tahu imgae GPR nya menampakkkan apa? kan kalau ngak salah ada rencana untuk me run GPR di Gn Padang ini mudah2an cepat diketahui rahasia bangunan itu. _ From: H Herwin henricus.her...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, April 1, 2013 2:44 PM Subject: Re: [iagi-net] Arkeolog Duga Tinggi Bangunan Gunung Padang 110 Meter, Buatan Manusia Hallo Kartiko, Terima kasih untuk artikelnya yang sangat menarik. Saya pribadi tidak mempunyai background yang kuat untuk berkomentar lebih banyak tetapi sangat tertarik untuk tahu lebih banyak. Saya lihat ada rekan2 IAGI yang terlibat disini, termasuk Pak Andang. Apakah ada yang bisa memberi ulasan lebih jauh ? Salam hangat, Henky 2013/3/30 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com http://news.detik.com/read/2013/03/30/170305/2207354/10/arkeolog-duga-tinggi -bangunan-gunung-padang-110-meter-buatan-manusia
RE: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI
Fenomena alam yang sangat menarik Cak ADB. Sy coba cari lokasi danau karst ini di Google tapi engga ketemu, tapi kalo daerah Tilatang Kamangnya sih ada di sebelah timur Kota Bukit tinggi di jalan ke Payakumbuh. Artinya danau ini tidak terletak pada jalur utama patahan Sumatra yang lewat Koto Gadang (di sebelah barat Bukit Tinggi). Siklus isi-kosong danau yang bulanan/tahunan ini kalau sudah berlangsung ratusan-ribuan tahun kelihatannya akan sangat baik untuk chrono-stratigrafi. Mungkin lokasi ini akan bagus untuk studi paleoclimate dan paleoseismologi (dari efek shaking thd liquifaction dsb). -Original Message- From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Andang Bachtiar Sent: 02 Maret 2013 7:10 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI Tarusan Kamang, Integrasi Wisata dan Riset Ilmiah Rabu, 27 February 2013 | 01:52 WIB MI/Yose Hendra/ip Metrotvnews.com, Padang: Rakit itu mulai menepi. Tini, 50, juru kemudi dengan cekatan menujamkan gala ke sedimen keras di danau karst pada cekungan pegunungan Bukit Barisan tersebut. Dorongan dari tuas tersebut mempercepat laju rakit. Dia tak sabar lagi hendak melarutkan diri dalam keramaian di pinggir danau bernama Tarusan Kamang itu. Dalam rakit itu dia membawa serta keluarganya. Hari itu, Sabtu (23/2), warga sekitar pinggir Tarusan Kamang, Nagari Kamang Mudiak, Kabupaten Agam, berbondong-bondong menuju padang rumput asri dekat 'telinga' danau. Mereka begitu antusias menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu yang datang seperti geolog, fotografer, planalog, dan penggiat wisata. Tarusan ini kadang berair kadang kering. Terakhir kering Mei lalu. Kalau kering, tarusan berfungsi menjadi lapangan bola, dan kami ke ladang di perbukitan Pupuakan hanya berjalan kaki, jelas Tini. Tarusan Kamang merupakan jenis danau karst. Namun, jika danau sejenis kandungan air tergantung intensitas cuaca, kondisi danau Tarusan Kamang berubah-ubah. Kadang berair, kadang kering, yang masih misteri selama ini. Untuk memecahkan misteri tersebut, berawal gonjang-ganjing sebuah foto 'dua wajah' danau yang dijepret fotografer Erison J. Kambari, beberapa orang geolog tertarik datang untuk meneliti. Sejauh ini, masyarakat setempat menganggap fenomena tersebut sebagai siklus biasa yang telah ada sejak dahulu kala. Mereka menilai air yang ada diisap mulut goa yang ada di bibir terusan, sebab itu terkadang kering. Menurut warga sekitar, Imran Malin Mudo, 50, ada tujuh mulut goa di bibir danau, di kaki bukit Pupukan. Air yang ada di danau ini mengalir melalui sungai bawah tanah di menuju ke Simarasok, Baso, Kabupaten Agam, ujarnya. Dia menambahkan, rata-rata danau ini mengalami kekeringan satu kali dalam setahun. Masa berair lebih lama ketimbang masa kering. Danau ini pernah berair terus selama 2 tahun, ucapnya. Menurutnya, proses berair terjadi selama satu bulan. Air datang saja tiba-tiba. Tak tergantung curah hujan. Berair di saat musim kering. Kering saat musim hujan. Seiring itu, ikan juga bermunculan, katanya. Pada 2000-an, dikatakan Imran, pernah terjadi keanehan. Mula genangan air saat itu ditandai dengan letusan seperti dentuman meriam. Lokasi bunyinya sekitar 'telinga' tarusan, di dekat bukit Pupukan. Terlepas dari folklor itu, danau Tarusan Kamang memiliki potensi wisata plus riset ilmiah berkelas dunia jika dikelola dengan baik. Menanggapi hal itu, Bupati Agam Indra Catri mengatakan untuk dijadikan objek pariwisata memang menarik, tapi ekspektasi jangan terlalu tinggi. Tahap awal wisat, menurutnya harus survei dulu. Danau Tarusan Kamang, ujar Indra, memang menjanjikan karena terjadi perpaduan landscape natural dan kultural. Sebelum menjadikan tempat wisata, kita harus mempertimbangkan dulu keseriusan masyarakat, harapan masyarakat, budi daya yang telah dilakukan masyarakat. Setelah itu baru kita tata sedemikian rupa, dan bangun akses, jelasnya. Selain menarik untuk jadi objek wisata, danau dengan luas sekitar 0,38 km persegi atau 38 ha tersebut juga seksi sebagai objek studi ilmiah. Menurut Indra, kawasan danau tersebut punya kans untuk subjek studi planologi, morfologi, kegempaan, geologi, geografi, vegetasi air. Kawasan danau merupakan jalur patahan Semangka. Ada getaran lain yang juga muncul di sini. Ada vegetasi yang unik. Perpaduan ini merupakan landscape yang mesti dieksploitasi dari hari ke hari, tutur Indra. Danau Tarusan Kamang selama ini dimanfaatkan warga untuk budi daya ikan, kubangan kerbau, memancing, dan mandi. Kala kering, ikan-ikan yang menghiasi tarusan banyak terperangkap dalam tambak-tambak yang dipasang sebagian warga. Ada beragam jenis ikan di sana seperti pantau, nila, rayo, panser, bada putih. Misteri Mulai Terpecahkan Ekpedisi Danau Tarusan Kamang yang dimotori penggiat wisata Sumatra Barat Nafrin Nafilus mendatangkan geolog ternama Andang Bachtiar, Kurnia Chalik, dan Purnama. Melalui ekspedisi itu, fenomena hilang timbulnya air danau selama ini bisa diungkap. Di balik ekspedisi itu
RE: [iagi-net] OOT : Prinsip Stratigrafi
TERJEMAHAN GEOLOGIST YANG LAGI NGERES: Hukum Original Horizontality: Yang (burungnya) horisontal cuma orang-orang tua atau yang kurang mampu, kalo yang normal masih bisa vertikal Hukum Superposisi : Emang kalo masih muda suka di atas, kalo sudah tua di bawah karena udah males. Hukum Lateral Continuity: kalo sudah nempel di lokasi yang enak biasanya merayap terus secara lateral sampai...at the edge of the (small) basin kemudian ...pinch out :-) -Original Message- From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of abacht...@cbn.net.id Sent: 25 Februari 2013 12:13 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] OOT : Prinsip Stratigrafi PRINSIP2 STRATIGRAFI (DAN TERJEMAHAN PUSING DARI YG SEDANG BONGKAR2 REFERENSI) Hukum Original Horizontality: Beds of sediment deposited in water form as horizontal (or nearly horizontal) layers due to gravitational settling. Terjemahannya: Orang2 yang normal tidurnya horizontal (Hanya tentara jaga-monyet saja yang tidurnya sikap sempurna) Hukum Superposisi : In undisturbed strata, the oldest layer lies at the bottom and the youngest layer lies at the top. Terjemahannya: Kurang ajar!! Masak orang tua ada di bawah; anak muda petangkringan di atasnya.?! (Itu dalam kondisi tidak terganggu; kalau dalam kondisi terganggu: saat orang tua ada di atas, anak2 muda malah menghilang: mojok!!!) Hukum Lateral Continuity: Horizontal strata extend laterally until they thin to zero thickness (pinch out) at the edge of their basin of deposition. Terjemahannya: Lapisan itu kalau kamu ikuti kemana-mana secara lateral, maka kamu akan dianggap orang gila!! (Wkwkwkwkwk!!! Ngapain juga lapisan di-ikut2-i?!) ADB, Tebet, 21 Feb 2013 Powered by Telkomsel BlackBerryR
RE: [iagi-net-l] IAGI PENGDA KALTIM : CERAMAH GUNUNG PIRAMIDA
Cinta Geo-Arkeologi, Mang Okim LAMPIRAN GAMBAR alat1-40.jpg Gambar 1 : Santapan manusia Pawon ( 5660 - 9520 Tahun BP ) , beragam jenis siput dan keong yang bagian apex-nya terpotong ( untuk memudahkan nyedot ). alat4-40.jpg Gambar 2 : Pecahan-pecahan gerabah meng-arang yang ditemukan sampai di kedalaman 60 cm ( periode antara 7320 dan 5660 tahun BP ). alat8-40.jpg Gambar 3 : Beragam jenis artefak / alat serpih batu manusia Pawon yang banyak ditemukan sampai dasar ekskavasi Balar Bandung pada kedalaman sekitar 2 meter . pawon91-40.jpg Gambar 4 : Temuan spektakuler Tim Balar Bandung pada kedalaman 143 cm , kerangka manusia Pawon berumur sekitar 7320 Tahun BP ( cincin merah putih untuk pembanding ). From: Danny Hilman [mailto:danny.hil...@gmail.com] Sent: 02 Oktober 2012 20:57 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] IAGI PENGDA KALTIM : CERAMAH GUNUNG PIRAMIDA Mohon maaf terpaksa berkomentar. Mang Okim paparan 'obyektif'nya terlihat seperti cuplikan berita media yang sepotong-sepotong dan sepihak. Tidak ada yang menghentikan dan mengambil alih penelitian G.Padang kok, masih jalan terus. Kalau hal itu benar artinya yang 'tersingkir oleh kekuasaan' Tim Mandiri dong? Faktanya, Tim Berwenang yang sekarang dibentuk Arkenas itu bisa ada karena kami yang mengusulkannya ke MenDikBud. Perkara yang mengusulkannya malah ditendang oleh Tim yang terbentuk ya lain lagi ceritanya :-). Tapi mungkin lebih baik begitu sehingga kalau ada dua tim independen yang melakukan penelitian akan bisa berduet untuk saling mengisi dan mengkoreksi, Amien. Semoga masalah ilmiah-penelitian tidak dicampuradukkan dengan rasa sentimen dan kewenangan (atau arogansi?). Bukankah penelitian KRCB dulu di Gua Pawon juga dianggap membuat sakit hati dan mengganggu kewenangan institusi? sehingga konon katanya diambil alih secara paksa oleh Yang Berwenang? Cuplikan berita Pikiran Rakyat ttg Penelitian G.Padang yang katanya 'Omong Kosong' itu menarik. Lalu apa yang akan diteliti oleh Tim Arkenas ? Membuktikan Omong Kosong? Wahh... seru tuh :-) Sekali lagi mohon maaf, banyak membanyol... Salam DHN Danny Hilman Natawidjaja LabEarth - Geoteknologi LIPI, Gd.70 Komplek LIPI - Gd.70, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135, Indonesia -- -- PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com -- -- Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) -- -- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas
RE: [iagi-net-l] IAGI PENGDA KALTIM : CERAMAH GUNUNG PIRAMIDA
Mang Okim anu aktip sareng sumanget pisan, Umur C-14 age yang 13.000 BP itu memang umur unsur karbon yang ada di lapisan pasir yang diharapkan merepresentasikan umur dari lapisan tersebut. Apakah lapisan pasir itu bagian dari 'artefak' situs G.Padang atau alamiah urusan lain. Tapi kalau lapisan pasir alamiah seharusnya tidak semuda itu tapi lebih dari satu juta tahun toh, sesuai dengan hasil pemetaan Mang Okim dulu (catatan: umur maksimal C-14 age cuma bisa sampai 50.000 tahun = 10 x dari waktu paruhnya) Urusan carbon dating sebetulnya lebih di kepakaran geologi (khususnya Kuarter, paleoseismologi dll) bukan di kepakaran Arkeologi. Carbon dating tidak mudah, khususnya dalam kasus ini masih diteliti apakah unsur karbon itu berasosiasi dengan waktu 'pengendapan'nya atau karena proses sekunder berikutnya. Itulah kenapa saya katakan, saya sendiripun belum percaya 100% terhadap hasil carbon dating tersebut, makanya sekarang sedang dilakukan lagi analisis yang lebih baik. Kita lihat saja nanti hasilnya. Terimakasih atas masukan dan sarannya. Salam DHN -Original Message- From: Sujatmiko [mailto:m...@cbn.net.id] Sent: 10 Oktober 2012 11:06 To: iagi-net@iagi.or.id Cc: MGEI; marwan Subject: RE: [iagi-net-l] IAGI PENGDA KALTIM : CERAMAH GUNUNG PIRAMIDA Yth Pak Danny nu bageur dan rekan-rekan IAGI, Dengan tambahan penjelasan dari Pak Bandono dan Pak Budi, maka semakin sempurnalah flash back tentang temuan Situs Gua Pawon. Mang Okim sangat beruntung dapat menemani Pak Budi dan Pak Eko pada penggalian eksplorasi perdana di Gua Pawon. Saat itu mang Okim seharusnya menemani ketua Kadin Jabar dan Pak Gubernur Jabar ke Banten tetapi mang Okim batalkan karena dorongan hati lebih kuat ke Pak Budi dan Pak Eko yang konon akan naik angkot ke lokasi Gua Pawon. Alhamdulilah, impian banyak arkeolog dan geolog sejak ratusan tahun yang lalu untuk menemukan jejak manusia pembuat artefak di sekitar danau Bandung akhirnya menjadi kenyataan. Mengenai hasil carbon dating di G. Padang yang sampai 13.000-an tahun BP, mang Okim pernah mendapat masukan dari rekan arkeolog bahwa carbon dating baru dilakukan kalau ada kaitannya dengan temuan artefaktual, baik berupa peralatan, gerabah, sisa makanan, atau tengkorak / kerangka manusia. Contoh yang aktual adalah carbon dating di lobang ekskavasi Gua Pawon yang dilakukan di level-level dimana telah ditemukan tengkorak / kerangka manusia. Kalau carbon dating dilakukan di section pemboran yang tidak ada kaitannya dengan temuan artefaktual, maka hasilnya tidak mencerminkan umur dari tinggalan prasejarah melainkan umur dari unsur carbon yang mungkin saja dihasilkan dari proses alamiah ( terbakarnya gas metan atau kebakaran lokal yang alamiah ). Dengan demikian maka hipotesis atau asumsi bahwa kalau ada bangunan budaya di bawah titik carbon dating umurnya lebih tua dari hasil carbon dating, hal itu seharusnya patut dipertanyakan / diragukan. Demikian Pak Danny sekedar tambahan dari mang Okim. Semoga masukan dari rekan arkeolog di atas dapat dipertimbangkan juga - - - agar hasil penelitian Tim BKP di masa yad lebih sempurna - - - ta' iya !!! Wassalam, Mang Okim -Original Message- From: Budi Brahmantyo [mailto:bud...@gc.itb.ac.id] Sent: 10 Oktober 2012 14:22 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] IAGI PENGDA KALTIM : CERAMAH GUNUNG PIRAMIDA Kang Danny ysh., Karena ada Gua Pawon, ingin ikut menanggapi. Gua Pawon sdh tercatat dalam literatur Belanda tetapi hanya sebatas fenomena gua saja, setahu saya tdk ada yg melaporkan adanya temuan arkeologis di sana. Tahun 1999 kami KRCB (saat itu Saya, Eko, dan Johan Arif) merintis utk melakukan eksplorasi geoarkeologi dg konsep kalau di Bandung Utara sdh ditemukan artefak 6.000 - 3.000 th yl yg dikumpulkan oleh Von Koenigswald (1935), jangan2 hidupnya di Gua Pawon. Tahun 2000 - 2001 kami melakukan test-pit stlh raangkaian pemetaan geomorfologi gua dan pengukuran geomagnetik. Galian pertama th 2000 oleh saya, Eko dan mang Okim, dan menumpulkan benda2 yg kami yakini sbg artefak (alat tulang, alat batu, pecahan sisa2 makanan, pecahan gerabah, dll). Lalu setelah melalui tahap diskusi panas Maret 2003 (begitu aja saya nyebutnya) dg Balai Arkeologi Bdg / BAB (dan difasilitasi IAGI Pengda Jabar), Juli dan Okt 2003 BAB melakukan ekskavasi arkeologis dan mengungkap kerangka Manusia Pawon. Tahun 2005 dalam rangka thesis S2 UI pak Lutfi Yondri, c14 dating dilakukan dg umur antara 5.600 - 9.500 (dari arang yg selapis dg empat sisa-sisa tulang manusia). Dari semua temuan itu, kami menarik kesimpulan sebagaimana susunan prasejarah yg sudah mapan selama ini di Nusantara: mereka adalah kelompok pemburu dan pengumpul hasil hutan pada Zaman Neolitik. Gitu kronologi singkatnya. Silakan interpretasi siapa penemunya... hehehe... Salam, BB Mang Okim yang baik, Sekali lagi kami ungkapkan bahwa penelitian G.Padang berjalan baik-baik saja, dan akan terus dilanjutkan karena hasil-hasilnya positif dan bertambah menarik. Dari
RE: [iagi-net-l] IAGI PENGDA KALTIM : CERAMAH GUNUNG PIRAMIDA
konon besarnya lebih 10 kali Candi Borobudur dibangun oleh manusia yang tradisinya masih berburu binatang dan kemampuannya baru bisa membuat peralatan batu yang sangat sederhana seperti halnya manusia Pawon ? Selain dari itu, perlu dipertanyakan kembali tentang tidak ditemukannya jejak-jejak artefaktual yang dapat memberikan petunjuk tentang adanya pengerahan massa berikut sisa-sisa bahan bangunan yang berkaitan dengan pembangunan Piramida G. Padang - - - dan juga G. Sadahurip - - - dan juga G. Lalakon ( buat Tim TS ). Semoga korelasi sederhana antara temuan beneran di Situs Gua Pawon dan temuan dugaan di Situs G. Padang di atas dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Tim Mandiri / BKP seandainya masih merasa wajib untuk melanjutkan penelitian di Situs Megalitik G.Padang dan di G. Sadahurip. Salam Cinta Geo-Arkeologi, Mang Okim LAMPIRAN GAMBAR alat1-40.jpg Gambar 1 : Santapan manusia Pawon ( 5660 - 9520 Tahun BP ) , beragam jenis siput dan keong yang bagian apex-nya terpotong ( untuk memudahkan nyedot ). alat4-40.jpg Gambar 2 : Pecahan-pecahan gerabah meng-arang yang ditemukan sampai di kedalaman 60 cm ( periode antara 7320 dan 5660 tahun BP ). alat8-40.jpg Gambar 3 : Beragam jenis artefak / alat serpih batu manusia Pawon yang banyak ditemukan sampai dasar ekskavasi Balar Bandung pada kedalaman sekitar 2 meter . pawon91-40.jpg Gambar 4 : Temuan spektakuler Tim Balar Bandung pada kedalaman 143 cm , kerangka manusia Pawon berumur sekitar 7320 Tahun BP ( cincin merah putih untuk pembanding ). From: Danny Hilman [mailto:danny.hil...@gmail.com] Sent: 02 Oktober 2012 20:57 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] IAGI PENGDA KALTIM : CERAMAH GUNUNG PIRAMIDA Mohon maaf terpaksa berkomentar. Mang Okim paparan 'obyektif'nya terlihat seperti cuplikan berita media yang sepotong-sepotong dan sepihak. Tidak ada yang menghentikan dan mengambil alih penelitian G.Padang kok, masih jalan terus. Kalau hal itu benar artinya yang 'tersingkir oleh kekuasaan' Tim Mandiri dong? Faktanya, Tim Berwenang yang sekarang dibentuk Arkenas itu bisa ada karena kami yang mengusulkannya ke MenDikBud. Perkara yang mengusulkannya malah ditendang oleh Tim yang terbentuk ya lain lagi ceritanya :-). Tapi mungkin lebih baik begitu sehingga kalau ada dua tim independen yang melakukan penelitian akan bisa berduet untuk saling mengisi dan mengkoreksi, Amien. Semoga masalah ilmiah-penelitian tidak dicampuradukkan dengan rasa sentimen dan kewenangan (atau arogansi?). Bukankah penelitian KRCB dulu di Gua Pawon juga dianggap membuat sakit hati dan mengganggu kewenangan institusi? sehingga konon katanya diambil alih secara paksa oleh Yang Berwenang? Cuplikan berita Pikiran Rakyat ttg Penelitian G.Padang yang katanya 'Omong Kosong' itu menarik. Lalu apa yang akan diteliti oleh Tim Arkenas ? Membuktikan Omong Kosong? Wahh... seru tuh :-) Sekali lagi mohon maaf, banyak membanyol... Salam DHN Danny Hilman Natawidjaja LabEarth - Geoteknologi LIPI, Gd.70 Komplek LIPI - Gd.70, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135, Indonesia - - -- PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com - - -- Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) - - -- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list