RE: RE: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
Pak Doddy, Tahun 1990-1996, Huffco mengoperasikan wilayah Brantas, tahun 1996 Lapindo mengalih operatorship-nya. Lima tahun beroperasi di wilayah Brantas (onshore + offshore) lima sumur dibor (3 di darat 2 di laut). Dari kelima sumur itu hanya dua sumur menemukan gas yang menurut mereka tidak ekonomis. Tiga sumur lainnya gagal, bahkan satu sumur di offshore begitu banyak problemnya sehingga dalam zamannya memecahkan record sumur paling mahal di Indonesia. Maka karena rugi besar bubarlah Huffco mengoperasikan Blok Brantas. Lapindo masuk dan mengembangkan penemuan gas yang menurut Huffco tak ekonomis itu. Tahun 1999 Blok Brantas mulai memproduksikan gas. Gas itu berasal dari lapangan Wunut. Sumur yang Pak Doddy tulis di muka itu bernama sumur Porong-1, dibor Huffco tahun 1993. Target utamanya adalah karbonat Miosen. Target keduanya adalah Pleistocene Wunut sands. Sumur dibor di lereng collapse structure pada level silisiklastik di atas karbonat itu. Sumur ini banyak problem ketika menembus karbonat itu. Design dan pelaksanaan casing-nya banyak problem, maka Lapindo ketika mau mengebor Banjar Panji-1 telah menggunakan pelajaran dari Porong-1 ini untuk merancang susunan casingnya. Sumur menembus sampai ke karbonat dan ditinggalkan tanpa menemukan minyak. Sekuen silisiklastik di atasnya menunjukkan banyak bacaan gas yang menarik. Kegagalan sumur Porong-1 membimbing para eksplorasionis Huffco Brantas mengebor sumur Wunut-1 pada tahun 1994. Collapse structure itu telah menciptakan banyak sesar normal yang menjadi konduit untuk hidrokarbon dari wilayah Porong naik ke atas dan mengisi batupasir Wunut. Wunut-1 menemukan gas dan kondensat. Inilah periode penemuan Lapangan Wunut. Tahun 1995 Wunut-2 dibor dan menemukan gas. Tetapi karena tiga sumur lainnya gagal dan memakan banyak biaya serta gas saat itu bukan primadona lagipula tak ekonomis untuk mereka, mereka meninggalkan Blok Brantas dan menyerahkannya ke Lapindo. Tahun 2002 saya mempelajari gas geochemistry Lapangan Wunut untuk sebuah paper tentang regional geochemistry of East Java Basin (paper lengkapnya ada di proceedings PIT IAGI 2002 dan IPA 2003). Menarik sekali untuk Wunut, belasan reservoir dari bawah ke atas teratur sekali makin biogenik, atau makin termogenik dari atas ke bawah. Ini menunjukkan pengisian mixing yang menunjukkan pengisian dari collapse structure Porong kemungkinan besar benar. Menjawab pertanyaan Pak Doddy. Wunut sands (Formasi Pucangan dalam Lexicon Stratigrafi Indonesia) tak pernah menjadi target utama sejak dulu, ia target sekunder. Tetapi untuk menemukan lapangan Wunut jelas Wunut sands jadi target utama. Di sumur Porong-1 ia jadi target kedua, Huffco Brantas telah memperkirakan sands ini akan terisi juga. Tak persis sama antara konsep Porong-Wunut dan Dukuh-Miocen reef di Selat Madura. Karena Miocene reefs di wilayah onshore Brantas belum teruji, maka Lapindo mengajukan proposal untuk mengebornya kembali. Antara Banjar Panji dan Porong terhubung sistem sedimentasi carbonate yang sama yang khas untuk semua karbonat Miosen di Jawa Timur : pola backstepping ke arah timur laut pada sistem offshore isolated platform. Terima kasih atas info Pak Doddy tentang ekspresi vegetasi relatif terhadap batuan di atasnya. Teman2 saya yang pernah ke Karang Sambung suka bercerita kalau rasa dewegan alias kelapa muda di sana dipengaruhi batuan jenis apa di bawahnya. Teman2 inderaja (remote sensing) biasa menggunakan rona (vegetasi) untuk menafsir batuan di bawahnya. Saya pun begitu saat pernah bekerja menafsir foto udara untuk sebuah konsultan 20 tahun yang lalu. Salam, awang -Original Message- From: Doddy Suryanto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 03, 2008 5:24 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" Mengebor Banjar Panji-1 adalah ide baru atau usaha baru Lapindo menambah target eksplorasi-produksinya, mengebor lebih dalam sampai ke "Kujung" sebab selama ini mereka hanya memproduksi gas dari Wunut sands jauh di atas. Pak Awang Yth, Saya jadi ingat waktu ngobrol sama John Bates soal gas yang diproduksi dari wunut sand. Kalo ngga salah dulu dia bilang kalo target utama dari sumurnya sebenarnya adalah karbonat reef juga. Tapi karena closurenya sudah jebol maka gas nya mengisi wunut sand yang ada di atas karbonat reef ini. Pertanyaan saya, apakah memang dari dulu wunut sand ini jadi target utama? Ataukah ditemukan secara tidak sengaja karena closure dari reef yang sudah jebol? Yang saya tahu, sumur dukuh dulu dibor dengan concept yang salah satunya ya berharap closure dari reef yang jebol sehingga diharapkan akan mengisi lidah/paciran sand yang diatasnya. Soal formasi batuan akan mempengaruhi vegetasi di atasnya, saya sudah mencoba mempraktekannya. Waktu jalan2 ke Sampang dengan Greg Harris saya sempat ngobrol dengan dia soal pohon jati yang ada di sekitar pulau Madura. Saya bilang kalo di atasnya
RE: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
eksi uap) adalah mudah karena hanya mematikan sumur-sumur injeksi. Sebagai gambaran sistem injeksi uap yang dioperasikan pada reservoir dengan permeabilitas 2-8 darcy, hanya efektif dalam mematikan semburan dengan melakukan shut-in sumur injeksi dalam radius <2 km. Dalam kasus hipothesis Pak Rovicky mengenai water incharge, masih menyisakan pertanyaan bagi saya; apakah recharge area Gunung Penanggungan (sejauh ~5 km) efektif sebagai penyuplai acquifer Formasi Kujung. Berapa kapasitas aliran dari Formasi Kujung dan berapa debit dari recharge Gunung Penanggunggan. Mungkinkah suplai fluida uap panas lumpur Sidoarjo sebenarnya secara efektif hanya dari radius km tertentu sebagai insitu acquifer. Sebagai salah satu kasus pengurangan water incharge ke dalam reservoir adalah penggunaan interdiction well, yaitu memproduksi air di peripheral/flank reservoir - di sebuah lapangan California mereka secara konstan memproduksi lebih dari 100.000 bwpd dari beberapa sumur untuk mengurangi pengaruh water drive dari acquifer. Kasus adanya incharge dari Gunung Penanggungan adalah kasus dengan tingkat kesulitan tertinggi, karena akan menyangkut biaya operasi yang sangat besar. 3. Melakukan killing temperature/tekanan. Yaitu mendinginkan sumur atau reservoir dengan air. Kalau di operasi injeksi uap mudah dilakukan karena tinggal menginjeksikan air lewat sumur injeksi di sekeliling lokasi semburan. Dalam kasus semburan di Sidoarjo, hal ini memiliki kesulitan yang jauh lebih besar, karena menyangkut kedalaman acquifer (biaya pemboran, ukuran pompa injeksi), suplai air, dan juga apalagi bila ada teori pemanasan dari dapur magma. Teknik ini menuntut studi detil kondisi reservoir dan juga biaya operasi yang mahal karena menyangkut biaya pemboran sumur dan fasilitas suplai air termasuk pompa. Saya baca di blog Pak Rovicky ada ide dengan menahan tekanan semburan dengan meninggikan kolom lumpur di permukaan - mungkin ide teknis yang cukup baik, silahkan dicoba. 4. Hanya apabila tekanan telah cukup rendah, dilakukan injeksi semen/kontaminant untuk massive dumping menutup lubang atau rekahan. Dalam kasus Sidoarjo, tingkat kesulitan juga jauh lebih tinggi, mengingat harus dilakukan kembali relief well serta pemodelan rekahan yang telah terbentuk. Mungkin bola-bola beton sebenarnya ide teknik yang cukup baik meskipun sampai saat ini belum memberikan hasil yang memuaskan karena tekanan semburan masih terlalu tinggi untuk dapat diredam. Yang menjadi persoalan besar lagi adalah bagaimana menghadapi suplai material lumpur. Apabila diduga material adalah gerusan dari dinding lubang atau rekahan, maka tentunya menjadi hal yang terkait dengan kasus hidrotermal di atas. Bila dapat menghentikan aliran fluida panas, otomatis suplai material batuan lunak dari gerusan juga akan berhenti. Yang menjadi persoalan besar bila terjadi kasus liquifaction formasi shale atau adanya shale diapir. Kami belum pernah menghadapi kasus ini, jadi untuk sementara ya walahualam. Yang terakhir dan paling penting adalah kita memohon ampunan atas segala kesalahan kita, dan memohon izin Allah swt untuk berkenan menghentikan ujian peristiwa ini. Salam, ww -Original Message- From: Ariadi Subandrio [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 03, 2008 3:18 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" membaca info2 & analisa2 technicalnya pak Awang memang sangat menarik. Tapi mau tanya yang agak melenceng aja pak, langsung-langsung aja. Kalau sikap resminya BPMigas pada evidence Lusi ini apa sih? apakah Bencana Alam yang ditrigger oleh gempa Yogya ? seperti pernah disampaikan 2 tahunan lalu. Dan kini justifikasi untuk jawaban saat itu sudah sangat-sangat-sangat cukup bahkan berkelimpahan, ataukah bencana alam yang ditrigger oleh pemboran BJP-1 yang disebabkan adanya 'kelalaian prosedur' (oleh awam dibilangnya tidak pasang casing) ataukah nunggu putusan pengadilan pidana nanti?... ataukah ambil posisi seperti Prof. Mori?...atau.. ar-. - Original Message From: Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> To: "iagi-net@iagi.or.id" Sent: Friday, February 29, 2008 6:33:19 PM Subject: RE: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" Pertengahan Juni 2006, dua minggu setelah LUSI lahir, saya ikut rapat di gedung Wisma Mulia kantor Lapindo untuk membahas apa yang tengah terjadi dengan problem di Banjar Panji-1 sejak 29 Mei 2006 itu. Di meja rapat digelar semua seismic sections yang berhubungan, termasuk yang menghubungkan Porong dengan BJP-1 - ini section sangat penting. Saat itu semua pendapat adalah bahwa BJP-1 tengah mengalami UBO (underground blow out). Sebelum problem BJP-1 terjadi, saya telah selesai mempelajari paper berjudul "Structure and emplacement of mud volcano systems in the South Caspian Basin" oleh Stewart dan Davies (AAPG Bull v. 90, no. 5, p. 771-786). Begitu melihat seismic section yang menghubungkan BJP-1 dan Porong saya meliha
Re: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
kalau menurut mas Ariadi sendiri gimana? 2008/3/3 Ariadi Subandrio <[EMAIL PROTECTED]>: > membaca info2 & analisa2 technicalnya pak Awang memang sangat menarik. Tapi > mau tanya yang agak melenceng aja pak, langsung-langsung aja. Kalau sikap > resminya BPMigas pada evidence Lusi ini apa sih? apakah Bencana Alam yang > ditrigger oleh gempa Yogya ? seperti pernah disampaikan 2 tahunan lalu. Dan > kini justifikasi untuk jawaban saat itu sudah sangat-sangat-sangat cukup > bahkan berkelimpahan, ataukah bencana alam yang ditrigger oleh pemboran BJP-1 > yang disebabkan adanya 'kelalaian prosedur' (oleh awam dibilangnya tidak > pasang casing) ataukah nunggu putusan pengadilan pidana nanti?... ataukah > ambil posisi seperti Prof. Mori?...atau.. > > ar-. > > > > CALONKAN DIRI ANDA SEBAGAI KETUA UMUM IAGI 2008-2011 ! PENDAFTARAN CALON KETUA 13 FEB S/D 6 JUNI 2008 PENGHITUNGAN SUARA: PIT IAGI 37 DI BANDUNG - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
RE: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
Mengebor Banjar Panji-1 adalah ide baru atau usaha baru Lapindo menambah target eksplorasi-produksinya, mengebor lebih dalam sampai ke "Kujung" sebab selama ini mereka hanya memproduksi gas dari Wunut sands jauh di atas. Pak Awang Yth, Saya jadi ingat waktu ngobrol sama John Bates soal gas yang diproduksi dari wunut sand. Kalo ngga salah dulu dia bilang kalo target utama dari sumurnya sebenarnya adalah karbonat reef juga. Tapi karena closurenya sudah jebol maka gas nya mengisi wunut sand yang ada di atas karbonat reef ini. Pertanyaan saya, apakah memang dari dulu wunut sand ini jadi target utama? Ataukah ditemukan secara tidak sengaja karena closure dari reef yang sudah jebol? Yang saya tahu, sumur dukuh dulu dibor dengan concept yang salah satunya ya berharap closure dari reef yang jebol sehingga diharapkan akan mengisi lidah/paciran sand yang diatasnya. Soal formasi batuan akan mempengaruhi vegetasi di atasnya, saya sudah mencoba mempraktekannya. Waktu jalan2 ke Sampang dengan Greg Harris saya sempat ngobrol dengan dia soal pohon jati yang ada di sekitar pulau Madura. Saya bilang kalo di atasnya ada pohon jati maka besar kemungkinan batuan di bawahnya adalah batu gamping. Rupanya dia tidak percaya, dan ternyata setelah mendekat ke beberapa daerah yang banyak pohon jati, terbukti batuan bawahnya batu gamping. Waktu di Tulakan-Lorog-Pacitan pun demikian. Beberapa daerah yang banyak pohon jati terbukti batuan bawahnya adalah batu gamping wonosari. Tetapi di salah satu sudut kota Tulakan dimana tidak banyak ditemukan pohon jati diatasnya dan malah menjadi lahan buat singkong terbukti batuan dibawahnya adalah formasi jaten yang estuarin. Sedangkan daerah2 yang berbukit dan tidak banyak pohon jatinya terbukti sebagai terobosan volkanik andesit seperti Gunung Sepang contohnya. Rupanya alam juga banyak membantu, tergantung dari kitanya bagaimana melihatnya.. -doddy-
RE: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
Pak Ar, Saya tak tahu apa sikap resmi BPMIGAS atas LUSI. Sikap/pernyataan resmi semacam itu setahu saya tak pernah dikeluarkan BPMIGAS sebagai institusi. Semua yang saya tulis soal LUSI dalam periode mau dua tahun ini adalah atas nama Awang Harun Satyana, bukan BPMIGAS, dan saya ingin semua yang membaca tulisan saya soal LUSI memahaminya begitu. Apa yang saya pikirkan dan tuliskan tidak dipengaruhi oleh institusi mana pun, saya tidak menulis atas pesanan siapa pun, saya tidak membela siapa pun, juga saya tidak menyalahkan siapa pun. Putusan pidana. Bagaimana kalau seseorang dipidana atas kesaksian beberapa saksi ahli yang kemudian pada tahun2 y.a.d. ternyata terbukti bahwa kesaksian itu keliru ? Hm..seperti seorang hakim yang menjatuhkan hukuman mati kepada seseorang yang tak bersalah. LUSI bukan kasus hukum, apalagi pidana. Banjar Panji-1 dibor justru untuk memenuhi target meningkatkan produksi minyak yang dicanangkan Pemerintah. Ia telah lolos semua screening yang mesti dilaluinya : G & G, engineering, budget, dan semua perizinannya. Coba kita perhatikan kata-kata bijak Parke Dickey ini (dalam Perrodin, 1983), "We usually find oil in new place with old ideas. Sometimes, also, we find oil in an old place with a new idea, but we seldom find much oil in an old place with an old idea. Several times in the past, we have thought we were running out of oil, whereas actually we were only running out of ideas." Mengebor Banjar Panji-1 adalah ide baru atau usaha baru Lapindo menambah target eksplorasi-produksinya, mengebor lebih dalam sampai ke "Kujung" sebab selama ini mereka hanya memproduksi gas dari Wunut sands jauh di atas. Ini sama saja dengan Exxon Cepu masuk ke Prupuh sebab selama ini produksi hanya di Ngrayong dan Wonocolo. Dan lapangan besar Banyu Urip pun ditemukan, setelah 100 tahun lebih produksi bermain di atas. Kalau semua screening telah dilaluinya, mengapa usulan Lapindo ini mesti ditolak ? Tak berdasar sama sekali kalau BPMIGAS dipersalahkan karena memberi persetujuan atas pemboran sumur Banjar Panji-1. Salam, awang -Original Message- From: Ariadi Subandrio [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 03, 2008 3:18 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" membaca info2 & analisa2 technicalnya pak Awang memang sangat menarik. Tapi mau tanya yang agak melenceng aja pak, langsung-langsung aja. Kalau sikap resminya BPMigas pada evidence Lusi ini apa sih? apakah Bencana Alam yang ditrigger oleh gempa Yogya ? seperti pernah disampaikan 2 tahunan lalu. Dan kini justifikasi untuk jawaban saat itu sudah sangat-sangat-sangat cukup bahkan berkelimpahan, ataukah bencana alam yang ditrigger oleh pemboran BJP-1 yang disebabkan adanya 'kelalaian prosedur' (oleh awam dibilangnya tidak pasang casing) ataukah nunggu putusan pengadilan pidana nanti?... ataukah ambil posisi seperti Prof. Mori?...atau.. ar-. - Original Message From: Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> To: "iagi-net@iagi.or.id" Sent: Friday, February 29, 2008 6:33:19 PM Subject: RE: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" Pertengahan Juni 2006, dua minggu setelah LUSI lahir, saya ikut rapat di gedung Wisma Mulia kantor Lapindo untuk membahas apa yang tengah terjadi dengan problem di Banjar Panji-1 sejak 29 Mei 2006 itu. Di meja rapat digelar semua seismic sections yang berhubungan, termasuk yang menghubungkan Porong dengan BJP-1 - ini section sangat penting. Saat itu semua pendapat adalah bahwa BJP-1 tengah mengalami UBO (underground blow out). Sebelum problem BJP-1 terjadi, saya telah selesai mempelajari paper berjudul "Structure and emplacement of mud volcano systems in the South Caspian Basin" oleh Stewart dan Davies (AAPG Bull v. 90, no. 5, p. 771-786). Begitu melihat seismic section yang menghubungkan BJP-1 dan Porong saya melihat bahwa collapse zone (begitu Arse Kusumastuti dan para pembimbing master thesisnya menyebutnya di paper AAPG Bull v. 86 no. 2, p. 213-232) Porong sebagai bukan collapse zone akibat struktur lagi (kawan2 Lapindo selama ini menyebutnya sebagai collapse zone dengan penuh sesar normal yang jadi konduit migrasi), tetapi MV crater. Saya teringat gambar mud volcano collapse crater di Azerbaijan dari Stewart dan Davies (2007), saya melihat collapse zone Porong, hampir 100 % mirip. Maka, di rapat pertengahan Juni 2006 itu yang juga dihadiri Pak Bambang Istadi (ingat kan Mas Bambang ?), saya menyebutkan bahwa Porong collapse zone adalah Porong mud volcano collapse crater, dan yang tengah terjadi di Banjar Panji pun kemungkinan adalah mud volcano eruption yang nantinya akan berakhir seperti Porong collapse crater. Ada yang setuju ada yang tidak dengan pernyataan saya itu. Kepada kawan2 Lapindo saya berikan gambar2 collapse cratering MVs di Azerbaijan. Lalu penelitian2 pun dilakukan selama sisa 2006
Re: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
membaca info2 & analisa2 technicalnya pak Awang memang sangat menarik. Tapi mau tanya yang agak melenceng aja pak, langsung-langsung aja. Kalau sikap resminya BPMigas pada evidence Lusi ini apa sih? apakah Bencana Alam yang ditrigger oleh gempa Yogya ? seperti pernah disampaikan 2 tahunan lalu. Dan kini justifikasi untuk jawaban saat itu sudah sangat-sangat-sangat cukup bahkan berkelimpahan, ataukah bencana alam yang ditrigger oleh pemboran BJP-1 yang disebabkan adanya 'kelalaian prosedur' (oleh awam dibilangnya tidak pasang casing) ataukah nunggu putusan pengadilan pidana nanti?... ataukah ambil posisi seperti Prof. Mori?...atau.. ar-. - Original Message From: Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> To: "iagi-net@iagi.or.id" Sent: Friday, February 29, 2008 6:33:19 PM Subject: RE: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" Pertengahan Juni 2006, dua minggu setelah LUSI lahir, saya ikut rapat di gedung Wisma Mulia kantor Lapindo untuk membahas apa yang tengah terjadi dengan problem di Banjar Panji-1 sejak 29 Mei 2006 itu. Di meja rapat digelar semua seismic sections yang berhubungan, termasuk yang menghubungkan Porong dengan BJP-1 - ini section sangat penting. Saat itu semua pendapat adalah bahwa BJP-1 tengah mengalami UBO (underground blow out). Sebelum problem BJP-1 terjadi, saya telah selesai mempelajari paper berjudul "Structure and emplacement of mud volcano systems in the South Caspian Basin" oleh Stewart dan Davies (AAPG Bull v. 90, no. 5, p. 771-786). Begitu melihat seismic section yang menghubungkan BJP-1 dan Porong saya melihat bahwa collapse zone (begitu Arse Kusumastuti dan para pembimbing master thesisnya menyebutnya di paper AAPG Bull v. 86 no. 2, p. 213-232) Porong sebagai bukan collapse zone akibat struktur lagi (kawan2 Lapindo selama ini menyebutnya sebagai collapse zone dengan penuh sesar normal yang jadi konduit migrasi), tetapi MV crater. Saya teringat gambar mud volcano collapse crater di Azerbaijan dari Stewart dan Davies (2007), saya melihat collapse zone Porong, hampir 100 % mirip. Maka, di rapat pertengahan Juni 2006 itu yang juga dihadiri Pak Bambang Istadi (ingat kan Mas Bambang ?), saya menyebutkan bahwa Porong collapse zone adalah Porong mud volcano collapse crater, dan yang tengah terjadi di Banjar Panji pun kemungkinan adalah mud volcano eruption yang nantinya akan berakhir seperti Porong collapse crater. Ada yang setuju ada yang tidak dengan pernyataan saya itu. Kepada kawan2 Lapindo saya berikan gambar2 collapse cratering MVs di Azerbaijan. Lalu penelitian2 pun dilakukan selama sisa 2006 dan 2007 oleh banyak peneliti Indonesia maupun internasional, menghasilkan pendapat yang mengkristal LUSI adalah mud volcano eruption. Persoalan triggering effect yang memicu MVs itu masih jadi perdebatan hingga kini. Bahwa gempa sebagai pemicu MVs adalah mutlak di mana-mana, katalog 200 tahun untuk ini ada, baik yang disusun Manga dan Brodsky, Mellors et al, Aliyev, dll. Bahwa pemboran sebagai pemicu MVs adalah sesuatu yang baru. Kita sebenarnya tak punya referensi tentang ini. Yang sering dipakai adalah dari Tingay et al 2005. Tetapi kasus di Brunei itu di passive margin non volcanic low GG; sedangkan LUSI ada di active margin, volcanic arc, high GG, bukan "apple to apple" Pak Herman bisa bandingkan seismic section Porong collapse zone Arse Kusumastuti di hal 222 AAPG Bull v. 86 no. 2, p. 213-232, dengan collapse cratering MVs Azerbaijan hal 777 Stewart dan Davies (2007) AAPG Bull v. 90, no. 5, p. 771-786 - kemiripannya besar sekali. Salam, awang -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 29, 2008 4:57 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" 2008/2/29 <[EMAIL PROTECTED]>: > Maaf, mungkin saya yang salah menggunakan istilah. Mungkin mestinya MV > collapse structre. Tapi memang dia menyatakan bahwa Porong collapse structure > sebagai analog dari LUSI. Apakah seismic sectionnya sudah pernah di publish? > > Herman > Ya sudah dipublish lah, aku pertamakali menghubungkan crater ini dengan kejadian di Lusi segera setelah kejadian disini : http://rovicky.wordpress.com/2006/08/13/banjir-lumpur-panas-sidoarjo/ Seismicnya dirilis oleh Arse Kusumastuti di bulletin AAPG, sebagai bagian dari thesis-nya 2008/2/29 Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]>: > Kalimat ini menarik : > > > >Seismic sectionnya juga menunjukkan analog blow out crater alami yang > >>terjadi jauh sebelumnya di daerah yang sama. Konklusinya LUSI di trigger > >>oleh drilling. > > Yang dimaksud dengan "blow out crater alami" pastilah yang selama ini > disebutkan sebagai "Porong collapse structure". Struktur ini hanya beberapa > km dari Banjar Panji dan jelas terlihat di data
RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
Izin untuk publikasi paper akan berasal dari DitJen Migas melalui BPMIGAS. Menjawab pertanyaan Pak Rovicky apakah izin tersebut hanya diberikan ke Mazzini et al (2007), tentu saja tidak. Silakan saja kalau misalnya Davies, Tingay, dll. mau bekerja sama dengan Lapindo lalu mengeluarkan sebuah paper, seperti halnya yang dilakukan Adrian Mazzini, prosedurnya tetap sama : Lapindo mengajukan permintaan izin ke BPMIGAS, BPMIGAS akan mengajukan permintaan izin ke DitJen Migas. Salam, Awang -Original Message- From: noor syarifuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 03, 2008 9:54 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" kang Bambang, Terima kasih atas tawaran yang simpatik ini. Saya berasumsi tawaran ini juga terbuka kepada siapa saja yang memang berminat ttg hal ini (dan tentunya dalam koridor yang seperti disebutkan kang Bambang spt di bawah). Jadi saya kira sekarang jelas, bahwa tidak selakyanya masih ada komplain bahwa data-nya tertutup dan atau ditutup-tutupi. Pak Bambang sudah membuka pintu untuk hal ini. salam, - Original Message From: Bambang P. Istadi <[EMAIL PROTECTED]> To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 29, 2008 4:46:33 PM Subject: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" Cak Noor, Oden, pak Nyoto, Jangan berkecil hati,... silahkan datang ke Lapindo, nanti saya mintakan teman2 Lapindo untuk membukakan data2 Banjarpanji. Selama bapak2 masih objektif dalam menyikapi masalah ini dan masih dalam koridor peraturan pemerintah soal informasi dan atas persetujuan partner Lapindo, akan saya mintakan untuk dibuka, silahkan datang,... saya tunggu. Undangan yang sama telah saya lontarkan ke Richard Davies dan Mark Tingay beberapa waktu yang lalu. Tapi mereka tidak nongol. Daripada bapak2 mengambil konklusi dini dengan basis data dan fakta yang salah seperti Davies lalu menghujat Lapindo,... silahkan saya tunggu. Beberapa waktu yang lalu KMI dan IATMI berinisiatif untuk menyelenggarakan Drilling Forum mengupas data Banjarpanji, dan kami setuju untuk berbagi data,.. tapi kandas ditengah jalan karena ada pihak2 tertentu yang tidak setuju,.. yang jelas bukan Lapindo, tiada niatan kami untuk menutup-nutupi. Satu hal yang saya ingin garis bawahi,.. kita boleh berdebat dan berpolemik terus soal penyebab dan trigger lumpur, tapi selama ini kami lebih banyak diam karena berkonsentrasi untuk terus berbuat menyelesaikan masalah2 sosial kemasyarakatan, juga berbagai macam persoalan dilapangan. Kami tidak akan lari dan akan terus menyelesaikan masalah2 sosial kemasyarakatan. Ini suatu komitmen dan tidak memikirkan untuk menagih ke Pemerintah biaya yang sudah dikeluarkan saat ini sebesar Rp. 2.9T maupun yang akan dikeluarkan dan tetap patuh amanah PerPres 14 tahun 2007. Silahkan,.. saya tunggu Wass.w.w. Bambang Istadi CALONKAN DIRI ANDA SEBAGAI KETUA UMUM IAGI 2008-2011 ! PENDAFTARAN CALON KETUA 13 FEB S/D 6 JUNI 2008 PENGHITUNGAN SUARA: PIT IAGI 37 DI BANDUNG - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - Never miss a thing. Make Yahoo your home page. http://www.yahoo.com/r/hs This email was Anti Virus checked by Administrator. http://www.bpmigas.com CALONKAN DIRI ANDA SEBAGAI KETUA UMUM IAGI 2008-2011 ! PENDAFTARAN CALON KETUA 13 FEB S/D 6 JUNI 2008 PENGHITUNGAN SUARA: PIT IAGI 37 DI BANDUNG - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.i
Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
kang Bambang, Terima kasih atas tawaran yang simpatik ini. Saya berasumsi tawaran ini juga terbuka kepada siapa saja yang memang berminat ttg hal ini (dan tentunya dalam koridor yang seperti disebutkan kang Bambang spt di bawah). Jadi saya kira sekarang jelas, bahwa tidak selakyanya masih ada komplain bahwa data-nya tertutup dan atau ditutup-tutupi. Pak Bambang sudah membuka pintu untuk hal ini. salam, - Original Message From: Bambang P. Istadi <[EMAIL PROTECTED]> To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 29, 2008 4:46:33 PM Subject: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" Cak Noor, Oden, pak Nyoto, Jangan berkecil hati,... silahkan datang ke Lapindo, nanti saya mintakan teman2 Lapindo untuk membukakan data2 Banjarpanji. Selama bapak2 masih objektif dalam menyikapi masalah ini dan masih dalam koridor peraturan pemerintah soal informasi dan atas persetujuan partner Lapindo, akan saya mintakan untuk dibuka, silahkan datang,... saya tunggu. Undangan yang sama telah saya lontarkan ke Richard Davies dan Mark Tingay beberapa waktu yang lalu. Tapi mereka tidak nongol. Daripada bapak2 mengambil konklusi dini dengan basis data dan fakta yang salah seperti Davies lalu menghujat Lapindo,... silahkan saya tunggu. Beberapa waktu yang lalu KMI dan IATMI berinisiatif untuk menyelenggarakan Drilling Forum mengupas data Banjarpanji, dan kami setuju untuk berbagi data,.. tapi kandas ditengah jalan karena ada pihak2 tertentu yang tidak setuju,.. yang jelas bukan Lapindo, tiada niatan kami untuk menutup-nutupi. Satu hal yang saya ingin garis bawahi,.. kita boleh berdebat dan berpolemik terus soal penyebab dan trigger lumpur, tapi selama ini kami lebih banyak diam karena berkonsentrasi untuk terus berbuat menyelesaikan masalah2 sosial kemasyarakatan, juga berbagai macam persoalan dilapangan. Kami tidak akan lari dan akan terus menyelesaikan masalah2 sosial kemasyarakatan. Ini suatu komitmen dan tidak memikirkan untuk menagih ke Pemerintah biaya yang sudah dikeluarkan saat ini sebesar Rp. 2.9T maupun yang akan dikeluarkan dan tetap patuh amanah PerPres 14 tahun 2007. Silahkan,.. saya tunggu Wass.w.w. Bambang Istadi CALONKAN DIRI ANDA SEBAGAI KETUA UMUM IAGI 2008-2011 ! PENDAFTARAN CALON KETUA 13 FEB S/D 6 JUNI 2008 PENGHITUNGAN SUARA: PIT IAGI 37 DI BANDUNG - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - Never miss a thing. Make Yahoo your home page. http://www.yahoo.com/r/hs
RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
Seharusnya pak Nyoto juga mempunyai suatu pandangan yang elegant tidak hanya membuat pernyataan yang sedikit-dikit, Cuma buat kesimpulan kecil, betul si si A, bagus si B dan salah si C. lalu merasa capek. Buat dong pandangan yang oke punya. EGS -Original Message- From: nyoto - ke-el [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, 28 February, 2008 4:06 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" Pak Awang, Dah capek ngurusin data2nya pak Awang, mendingan ngurusin kerjaan saya yg sakumbruk drpd eyel2an di milis tak ada guna ngabisin energy, selama diantara kita masih ada kepentingan ... eeeh saya gak ada kepentingan sama sekali ding, kecuali hanya ingin yg bener menurut pemikiran saya aja , gitu aja koq repot amat lho ... Usulan dari mas Firman Fauzi bagus & simpatik sekali, tapi saya pribadi merasa pesimis bahwa hal itu akan bisa terjadi di alam Indonesia seperti sekarang ini, dimana terlalu banyak sekali beberapa pihak yg terlalu berkepentingan & berkuasa bisa menentukan segalanya di negara Ngastino ini Betul kata mas Hestu daripada capek berseteru terus , mendingan mencalonkan diri menjadi ketua IAGI baru, gimana siapa berani hayo ...?? wass, nyoto 2008/2/28 Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]>: > Manga dan Brodsky (2005) hanya analisis statistik magnitude gempa vs jarak > episentrum gempa (EQ)-mud volcano (MV). Harus diingat bahwa itu bukan > analisis geologi yang bermain di subsurface. Kalau ada titik mud volcano > yang keluar dari kecenderungan cross-plot Manga & Brodsky (2005) apakah kita > bisa dengan yakin berkata bahwa MV ini bukan karena EQ ini ? Saya tidak > yakin, namanya saja analisis statistik. Analisis statistik tidak bisa > serta-merta mengendalikan kebenaran geologi di bawah sana. > > Harus diakui bahwa ada hubungan kuat antara EQ dengan MV. Saat gempa Aceh > 26 Desember 2004, dalam menit yang sama terjadi Baratang MV di tengah pulau > Andaman berupa semburan lumpur dengan ketinggian melebihi pohon2 di > sekitarnya. Banyak lagi kasus kedekatan hubungan itu, kita bisa mengecek > dengan mempelajari semua MV dan EQ terutama di Kaspia dan Azerbaijan, tempat > dengan MV paling banyak di dunia. > > Korelasi itu jelas ada; tetapi kita tak tahu banyak soal ini : > > (1) the robustness of the correlation, > (2) the exact triggering mechanism, > (3) magnitude thresholds and triggering distances, > (4) possibility of delayed triggering > > Kurva Manga & Brodsky menyangkut no. (3). Sekali lagi, kurva itu dibangun > dengan analisis statistik dengan mekanisme sebenarnya yang kita tidak > ketahui dengan baik. Nah, apakah untuk sesuatu yang tidak kita ketahui > dengan baik akan kita gunakan 100 % sebagai pisau bedah, lalu menggunakannya > sebagai alat pengambilan keputusan yang eksesnya sangat besar, sementara > kita sebenarnya tidak mengertu dengan baik dan berbagai kemungkinan lain > bisa saja terjadi ? > > Disalin dari Antara : > > >Sebagai pakar geologi, ia juga membantah keras teori kemunculan luapan > >lumpur akibat gempa yang terjadi dua hari sebelum lumpur mulai muncul > >di Porong. > >Pada tanggal 27 Mei 2006, terjadi gempa bumi yang berpusat di > >Yogyakarta. Gempa itu berkekuatan 6,3 skala Richter. > >Pakar gempa bumi Manga & Brodsky menyebutkan bahwa gempa bumi memang > >bisa mengakibatkan semburan lumpur, tapi jika kekuatannya di atas 9 > >skala Richter dan berjarak dekat. > > Komentar : > > Kata siapa gempa dengan M > 9.0 yang hanya bisa memicu MV ? Manga & > Brodsky (2005)tak mengatakan begitu. Lihat juga publikasi Aliyev et al. > (2002) : Catalogue of recorded eruptions of mud volcanoes of Azerbaijan for > period of years 1810-2001, Nafta, Baku, Azerbaijan, 88 ps. Gempa sekecil M = > 4.6 pun bisa memicu sebuah MV. Gempa Aceh M=9 26 Desember 2004 pun diikuti > semburan lumpur di Alaska pada 28 Desember 2004. jarak Aceh-Alaska kita tahu > itu sangat jauh. > > Dari data pemboran (mud logging data), bagaimana kita mengartikan partial > loss di Banjar Panji-1 yang terjadi dalam menit2 yang tak lama setelah gempa > Yogya terjadi ? Bagaimana mengartikan total loss yang terjadi setelah > beberapa gempa susulan gempa Yogya ? Bagaimana mengartikan munculnya retakan > besar di sekitar pipe rack yang berorientasi sama dengan struktur utama di > wilayah ini (SW-NE) ? Bagaimana mengartikan hubungan temporal dan spasial > antara tersemburnya lumpur dan gempa Yogya ? Bagaimana mengartikan enam > titik semburan lumpur dan air panas yang terjadi pada hari2 pertama semburan > yang membentuk kelurusan SW-NE dan bukan radial mengelilingi sumur ? > Bagaimana mengartikan data isotop deuterium yang muncul belakangan yang > menunjukkan hadirnya air magmatik berasal dari kedalaman 22.
Re: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
ejadian semburan - Data monitoring GPS berkala paska semburan - Data kimia-fisika air, lumpur, gas berkala paska semburan - Data mudlog dan kromatografi sumur relief - Data yang diakuisisi oleh tim Bola Beton - Data yang diakuisisi oleh Badan Geologi ESDM - Geolograph dan real-time chart sumur Banjar Panji-1 - Dan berbagai data G&G&E lainnya yang dianggap perlu Manajemen riset: - Melibatkan semua ahli G&G&E yang mau terlibat termasuk dari LN - Screening alamiah voluntarism â operation cost dicarikan sponsornya tapi MAN-HOUR tidak dibayar - Mekanisme data terbuka lewat web - Ditambahi dengan 2 s/d 3 kali pertemuan intensif tertutup, minimum 2 hari sekali pertemuan dg MEMBAWA SEMUA DATA DASAR dan ANALISIS/INTERPRETASI-nya - Fase pertama 2 bulan, diikuti implementasi AKUISISI data tambahan 3 bulan - Mekanisme yang sama diulangi untuk 2 bulan berikutnya paska akuisisi data tambahan - Forum riset akan menghasilkan gambaran mutakhir bawah permukaan dan permukaan daerah semburan yang bersifat MULTI-INTERPRETASI - Pembuatan ranking alternatif interpretasi berdasarkan signifikansi implikasi bahayanya (bencana lebih lanjut) dan biaya engineering solutionnya - Engineering solution secara bertahap - Total waktu yang dibutuhkan sebelum implementasi engineering solution 7 bulan Data rahasia vs data publik: - Karena data-data âmigasâ yang terkait dengan kondisi geologi-geofisik-engineering dari semburan lumpur sangat dibutuhkan untuk kepentingan kemanusiaan yang lebih luas, maka seharusnya âotoritas dataâ tergugah untuk membuat data data itu menjadi DATA PUBLIK sehingga masalah bencana ini dapat segera diselesaikan Contoh penyelenggaraan forum tertutup saintis-periset-praktisi multi-kubu: - 17 Juni 2006, ketika sudah 19 hari lumpur menyembul, di Shangrilla Surabaya, 18 orang - 23 Juni 2006 di ITS 35 orang - 30 Juni 2006 di Shangrilla 30 orang. - 18 juli 2006 di Sommerset 35 orang - 29 Juli 2006 di Unpad 30 orang - 1 September 2006 di Sheraton Bandung 45 orang - 27 Januari 2007 di Graha Pena Surabaya 37 orang Salam Andang Bachtiar - Original Message - From: "nyoto - ke-el" To: Sent: Friday, February 29, 2008 8:47 PM Subject: Re: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" > Hehehehehe cuman bilang OOo ... gitu aja koq pada kebakaran > jenggot > lho, yg merasa dikubu yg kepentingannya terusik santai aja mas-mas > ... > whiken2 jee . malah Oom RDP pinter mendefinisikannya sebagai sumber > "suudzon" iya kali ye ? soalnya para ahli yg lainnya (baik dari > dalam negeri maupun yg dari LN) koq malah ngaku dapet datanya dari pihak > kepolisian, katanya mas Bambang tadi data2 aslinya terbuka utk siapa aja > & > bukan hanya terbuka utk kubu yg se-"bahasa", lha trus ngendi sing bener > kiye > ? > > > wass, > > > > > > 2008/2/29 Rovicky Dwi Putrohari : > >> Pak Awang atau Pak Bambang Istadi, >> >> Kalau mereka (Mazinni dkk) bisa memiliki akses ke data aslinya itu >> atas persetujuan siapa ? Ini yang menjadikan sumber "suudzon" >> (prasangka buruk) karena tidak ada "fairness", atau kesamaan dalam >> kebolehan melihat data. Prasangka buruk ini justru bisa saja >> (memungkinkan) berakibat buruk dalam kasus hukum nantinya. >> Yang perlu diketahui adalah pernyataan Pak Rudi dan Pak Andang yang >> justru melihat datanya dari kantor polisi seperti yang dilansir >> Antara. Mungkin bisa cross chek kapan data itu dilihat (ditliti >> Mazinni dkk). >> >> Btw, hal ini bisa jadi sumber masalah kasus hukumnya. Dimana saya >> sendiri (dan most of IAGI member) ngga punya kompetensi disini. >> OK lah ini hanya "ento-ento" atau kira-kira saja, seandainya, kalau >> saja semuanya terbuka sejak awal data-data ini kasusnya bisa lain. >> Tetapi kalau secara ilmiah emang benar, tanpa dispute dari sisi sini, >> maka hanya kasusnya akan bergeser ke penyembunyian data (evidence) dan >> fairness. Tentunya lebih ringan ketimbang drilling menyebabkan MV. >> >> Hahaha aku jadi jadi penasehat hukumnya Lapindo neeh :) >> >> Saya menyarankan kepada pihak Lapindo untuk memohon kepada yang >> berwenang ... (mboh siapa) ... untuk diberi ijin membuka data-data ini >> ke publik. Karena kalau memang terbukti bahwa Lapindo tidak bersalah >> (sesuai keyakinan Lapindo), maka yang untung juga Lapindo. Kasus >> hukumnya hanyalah (paling banter) penyembunyian data, bukan >> penghapusan data kan ? Dan ini ringan saja hukumannya dibandingkan >> salah drillingnya :) >> Dan ini bisa merembet tidak hanya Lapindo, semua peneliti akan terbuka >> untuk membuka data-data pengukuran yang sudah pernah diakuisisi, >> termasuk Pak Hasannudin yang pernah meneliti a
Re: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
> - Mekanisme data terbuka lewat web > > - Ditambahi dengan 2 s/d 3 kali pertemuan intensif tertutup, minimum 2 > hari sekali pertemuan dg MEMBAWA SEMUA DATA DASAR dan > ANALISIS/INTERPRETASI-nya > > - Fase pertama 2 bulan, diikuti implementasi AKUISISI data tambahan 3 > bulan > > - Mekanisme yang sama diulangi untuk 2 bulan berikutnya paska akuisisi > data tambahan > > - Forum riset akan menghasilkan gambaran mutakhir bawah permukaan dan > permukaan daerah semburan yang bersifat MULTI-INTERPRETASI > > - Pembuatan ranking alternatif interpretasi berdasarkan signifikansi > implikasi bahayanya (bencana lebih lanjut) dan biaya engineering solutionnya > > - Engineering solution secara bertahap > > - Total waktu yang dibutuhkan sebelum implementasi engineering solution 7 > bulan > > > > Data rahasia vs data publik: > > - Karena data-data "migas" yang terkait dengan kondisi > geologi-geofisik-engineering dari semburan lumpur sangat dibutuhkan untuk > kepentingan kemanusiaan yang lebih luas, maka seharusnya "otoritas data" > tergugah untuk membuat data data itu menjadi DATA PUBLIK sehingga masalah > bencana ini dapat segera diselesaikan > > > > Contoh penyelenggaraan forum tertutup saintis-periset-praktisi multi-kubu: > > - 17 Juni 2006, ketika sudah 19 hari lumpur menyembul, di Shangrilla > Surabaya, 18 orang > > - 23 Juni 2006 di ITS 35 orang > > - 30 Juni 2006 di Shangrilla 30 orang. > > - 18 juli 2006 di Sommerset 35 orang > > - 29 Juli 2006 di Unpad 30 orang > > - 1 September 2006 di Sheraton Bandung 45 orang > > - 27 Januari 2007 di Graha Pena Surabaya 37 orang > > > > Salam > > > > Andang Bachtiar > > > > - Original Message - > From: "nyoto - ke-el" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Friday, February 29, 2008 8:47 PM > Subject: Re: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" > > > > Hehehehehe cuman bilang OOo ... gitu aja koq pada kebakaran > jenggot > > lho, yg merasa dikubu yg kepentingannya terusik santai aja mas-mas > ... > > whiken2 jee . malah Oom RDP pinter mendefinisikannya sebagai sumber > > "suudzon" iya kali ye ? soalnya para ahli yg lainnya (baik dari > > dalam negeri maupun yg dari LN) koq malah ngaku dapet datanya dari pihak > > kepolisian, katanya mas Bambang tadi data2 aslinya terbuka utk siapa aja > & > > bukan hanya terbuka utk kubu yg se-"bahasa", lha trus ngendi sing bener > kiye > > ? > > > > > > wass, > > > > > > > > > > > > 2008/2/29 Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>: > > > >> Pak Awang atau Pak Bambang Istadi, > >> > >> Kalau mereka (Mazinni dkk) bisa memiliki akses ke data aslinya itu > >> atas persetujuan siapa ? Ini yang menjadikan sumber "suudzon" > >> (prasangka buruk) karena tidak ada "fairness", atau kesamaan dalam > >> kebolehan melihat data. Prasangka buruk ini justru bisa saja > >> (memungkinkan) berakibat buruk dalam kasus hukum nantinya. > >> Yang perlu diketahui adalah pernyataan Pak Rudi dan Pak Andang yang > >> justru melihat datanya dari kantor polisi seperti yang dilansir > >> Antara. Mungkin bisa cross chek kapan data itu dilihat (ditliti > >> Mazinni dkk). > >> > >> Btw, hal ini bisa jadi sumber masalah kasus hukumnya. Dimana saya > >> sendiri (dan most of IAGI member) ngga punya kompetensi disini. > >> OK lah ini hanya "ento-ento" atau kira-kira saja, seandainya, kalau > >> saja semuanya terbuka sejak awal data-data ini kasusnya bisa lain. > >> Tetapi kalau secara ilmiah emang benar, tanpa dispute dari sisi sini, > >> maka hanya kasusnya akan bergeser ke penyembunyian data (evidence) dan > >> fairness. Tentunya lebih ringan ketimbang drilling menyebabkan MV. > >> > >> Hahaha aku jadi jadi penasehat hukumnya Lapindo neeh :) > >> > >> Saya menyarankan kepada pihak Lapindo untuk memohon kepada yang > >> berwenang ... (mboh siapa) ... untuk diberi ijin membuka data-data ini > >> ke publik. Karena kalau memang terbukti bahwa Lapindo tidak bersalah > >> (sesuai keyakinan Lapindo), maka yang untung juga Lapindo. Kasus > >> hukumnya hanyalah (paling banter) penyembunyian data, bukan > >> penghapusan data kan ? Dan ini ringan saja hukumannya dibandingkan > >> salah drillingnya :) > >> Dan ini bisa merembet tidak hanya Lapindo, semua peneliti akan terbuka > >> untuk membuka data-data pengukuran yang sudah pernah diakuisi
Re: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
2 s/d 3 kali pertemuan intensif tertutup, minimum 2 hari sekali pertemuan dg MEMBAWA SEMUA DATA DASAR dan ANALISIS/INTERPRETASI-nya - Fase pertama 2 bulan, diikuti implementasi AKUISISI data tambahan 3 bulan - Mekanisme yang sama diulangi untuk 2 bulan berikutnya paska akuisisi data tambahan - Forum riset akan menghasilkan gambaran mutakhir bawah permukaan dan permukaan daerah semburan yang bersifat MULTI-INTERPRETASI - Pembuatan ranking alternatif interpretasi berdasarkan signifikansi implikasi bahayanya (bencana lebih lanjut) dan biaya engineering solutionnya - Engineering solution secara bertahap - Total waktu yang dibutuhkan sebelum implementasi engineering solution 7 bulan Data rahasia vs data publik: - Karena data-data âmigasâ yang terkait dengan kondisi geologi-geofisik-engineering dari semburan lumpur sangat dibutuhkan untuk kepentingan kemanusiaan yang lebih luas, maka seharusnya âotoritas dataâ tergugah untuk membuat data data itu menjadi DATA PUBLIK sehingga masalah bencana ini dapat segera diselesaikan Contoh penyelenggaraan forum tertutup saintis-periset-praktisi multi-kubu: - 17 Juni 2006, ketika sudah 19 hari lumpur menyembul, di Shangrilla Surabaya, 18 orang - 23 Juni 2006 di ITS 35 orang - 30 Juni 2006 di Shangrilla 30 orang. - 18 juli 2006 di Sommerset 35 orang - 29 Juli 2006 di Unpad 30 orang - 1 September 2006 di Sheraton Bandung 45 orang - 27 Januari 2007 di Graha Pena Surabaya 37 orang Salam Andang Bachtiar - Original Message - From: "nyoto - ke-el" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Friday, February 29, 2008 8:47 PM Subject: Re: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" > Hehehehehe cuman bilang OOo ... gitu aja koq pada kebakaran > jenggot > lho, yg merasa dikubu yg kepentingannya terusik santai aja mas-mas > ... > whiken2 jee . malah Oom RDP pinter mendefinisikannya sebagai sumber > "suudzon" iya kali ye ? soalnya para ahli yg lainnya (baik dari > dalam negeri maupun yg dari LN) koq malah ngaku dapet datanya dari pihak > kepolisian, katanya mas Bambang tadi data2 aslinya terbuka utk siapa aja > & > bukan hanya terbuka utk kubu yg se-"bahasa", lha trus ngendi sing bener > kiye > ? > > > wass, > > > > > > 2008/2/29 Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>: > >> Pak Awang atau Pak Bambang Istadi, >> >> Kalau mereka (Mazinni dkk) bisa memiliki akses ke data aslinya itu >> atas persetujuan siapa ? Ini yang menjadikan sumber "suudzon" >> (prasangka buruk) karena tidak ada "fairness", atau kesamaan dalam >> kebolehan melihat data. Prasangka buruk ini justru bisa saja >> (memungkinkan) berakibat buruk dalam kasus hukum nantinya. >> Yang perlu diketahui adalah pernyataan Pak Rudi dan Pak Andang yang >> justru melihat datanya dari kantor polisi seperti yang dilansir >> Antara. Mungkin bisa cross chek kapan data itu dilihat (ditliti >> Mazinni dkk). >> >> Btw, hal ini bisa jadi sumber masalah kasus hukumnya. Dimana saya >> sendiri (dan most of IAGI member) ngga punya kompetensi disini. >> OK lah ini hanya "ento-ento" atau kira-kira saja, seandainya, kalau >> saja semuanya terbuka sejak awal data-data ini kasusnya bisa lain. >> Tetapi kalau secara ilmiah emang benar, tanpa dispute dari sisi sini, >> maka hanya kasusnya akan bergeser ke penyembunyian data (evidence) dan >> fairness. Tentunya lebih ringan ketimbang drilling menyebabkan MV. >> >> Hahaha aku jadi jadi penasehat hukumnya Lapindo neeh :) >> >> Saya menyarankan kepada pihak Lapindo untuk memohon kepada yang >> berwenang ... (mboh siapa) ... untuk diberi ijin membuka data-data ini >> ke publik. Karena kalau memang terbukti bahwa Lapindo tidak bersalah >> (sesuai keyakinan Lapindo), maka yang untung juga Lapindo. Kasus >> hukumnya hanyalah (paling banter) penyembunyian data, bukan >> penghapusan data kan ? Dan ini ringan saja hukumannya dibandingkan >> salah drillingnya :) >> Dan ini bisa merembet tidak hanya Lapindo, semua peneliti akan terbuka >> untuk membuka data-data pengukuran yang sudah pernah diakuisisi, >> termasuk Pak Hasannudin yang pernah meneliti amblesannya secara >> geodetik. Juga dari ITS yang meneliti dan mengukur gaya beratnya >> (gravity survey), serta siapa saja yang pernah menelitinya. >> >> Nanti kalau sudah dapat ijin Lapindo tinggal menyediakan server di >> Internet, atau menyerahkan semua datanya ke lembaga yang diakui (saya >> saran sih BPPT). Datanya ditaruh di server, siapa saja berangkat dari >> data yang sama persis. Dan sudah tidak ada suudzon didalamnya. >> Sehingga kasus sciencenya cepat terseleseikan. Tentusaja sebelum >>
Re: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
lah bencana ini dapat segera diselesaikan Contoh penyelenggaraan forum tertutup saintis-periset-praktisi multi-kubu: - 17 Juni 2006, ketika sudah 19 hari lumpur menyembul, di Shangrilla Surabaya, 18 orang - 23 Juni 2006 di ITS 35 orang - 30 Juni 2006 di Shangrilla 30 orang. - 18 juli 2006 di Sommerset 35 orang - 29 Juli 2006 di Unpad 30 orang - 1 September 2006 di Sheraton Bandung 45 orang - 27 Januari 2007 di Graha Pena Surabaya 37 orang Salam Andang Bachtiar - Original Message - From: "nyoto - ke-el" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Friday, February 29, 2008 8:47 PM Subject: Re: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" > Hehehehehe cuman bilang OOo ... gitu aja koq pada kebakaran jenggot > lho, yg merasa dikubu yg kepentingannya terusik santai aja mas-mas ... > whiken2 jee . malah Oom RDP pinter mendefinisikannya sebagai sumber > "suudzon" iya kali ye ? soalnya para ahli yg lainnya (baik dari > dalam negeri maupun yg dari LN) koq malah ngaku dapet datanya dari pihak > kepolisian, katanya mas Bambang tadi data2 aslinya terbuka utk siapa aja & > bukan hanya terbuka utk kubu yg se-"bahasa", lha trus ngendi sing bener kiye > ? > > > wass, > > > > > > 2008/2/29 Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>: > >> Pak Awang atau Pak Bambang Istadi, >> >> Kalau mereka (Mazinni dkk) bisa memiliki akses ke data aslinya itu >> atas persetujuan siapa ? Ini yang menjadikan sumber "suudzon" >> (prasangka buruk) karena tidak ada "fairness", atau kesamaan dalam >> kebolehan melihat data. Prasangka buruk ini justru bisa saja >> (memungkinkan) berakibat buruk dalam kasus hukum nantinya. >> Yang perlu diketahui adalah pernyataan Pak Rudi dan Pak Andang yang >> justru melihat datanya dari kantor polisi seperti yang dilansir >> Antara. Mungkin bisa cross chek kapan data itu dilihat (ditliti >> Mazinni dkk). >> >> Btw, hal ini bisa jadi sumber masalah kasus hukumnya. Dimana saya >> sendiri (dan most of IAGI member) ngga punya kompetensi disini. >> OK lah ini hanya "ento-ento" atau kira-kira saja, seandainya, kalau >> saja semuanya terbuka sejak awal data-data ini kasusnya bisa lain. >> Tetapi kalau secara ilmiah emang benar, tanpa dispute dari sisi sini, >> maka hanya kasusnya akan bergeser ke penyembunyian data (evidence) dan >> fairness. Tentunya lebih ringan ketimbang drilling menyebabkan MV. >> >> Hahaha aku jadi jadi penasehat hukumnya Lapindo neeh :) >> >> Saya menyarankan kepada pihak Lapindo untuk memohon kepada yang >> berwenang ... (mboh siapa) ... untuk diberi ijin membuka data-data ini >> ke publik. Karena kalau memang terbukti bahwa Lapindo tidak bersalah >> (sesuai keyakinan Lapindo), maka yang untung juga Lapindo. Kasus >> hukumnya hanyalah (paling banter) penyembunyian data, bukan >> penghapusan data kan ? Dan ini ringan saja hukumannya dibandingkan >> salah drillingnya :) >> Dan ini bisa merembet tidak hanya Lapindo, semua peneliti akan terbuka >> untuk membuka data-data pengukuran yang sudah pernah diakuisisi, >> termasuk Pak Hasannudin yang pernah meneliti amblesannya secara >> geodetik. Juga dari ITS yang meneliti dan mengukur gaya beratnya >> (gravity survey), serta siapa saja yang pernah menelitinya. >> >> Nanti kalau sudah dapat ijin Lapindo tinggal menyediakan server di >> Internet, atau menyerahkan semua datanya ke lembaga yang diakui (saya >> saran sih BPPT). Datanya ditaruh di server, siapa saja berangkat dari >> data yang sama persis. Dan sudah tidak ada suudzon didalamnya. >> Sehingga kasus sciencenya cepat terseleseikan. Tentusaja sebelum >> "diterbitkan" harus diverifikasi dahulu. Mengapa diserahkan ke BPPT ? >> karena disanalah kasus ilmiah atau studi ilmiah itu mestinya >> dilakukan. >> >> Risiko buat Lapindo tentusaja ada, kalau terbukti kasus drilling >> penyebabnya. Tapi jangan takut Ya ndak apa-apa ta, wong selama >> ini Lapindo juga sudah mengeluarkan 2.9 Trilliun, seperti yang >> dibilang Mas Bambang Istadi. Artinya secara moral sudah menunjukkan >> "itikad baik" dalam menyeleseikan kasus ini dengan. Ingat "itikad >> baik" itu mempunyai dampak hukum yang sangat kuat. Wong utang yang >> sudah ga pernah dibayar trus yang hutang hanya bilang "iya deh nanti >> aku bayar", ini sudah menunjukkan itikad yang biasanya keputusan >> kasusnya akan di postpone. Si penghutang bisa lenggang kangkung, >> sampai nantinya digugat lagi. >> >> :( "Looh pakdhe kok tahu hukum gitu ?" >> :D "lah bude Laras it
Re: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
ntas) di paper itu, selain > validitas datanya menjadi meragukan, Pemerintah Indonesia pun (BPMIGAS dan > Ditjen Migas) akan mempermasalahkannya - mengapa data milik Pemerintah > Indonesia digunakan pihak asing tanpa keterlibatan si pemilik data ? > > > > Nah, sebaiknya janganlah kita berburuk sangka sebelum tahu duduk > perkaranya dengan jelas. > > > > Salam, > > awang > > > > > > -Original Message- > > From: Bambang P. Istadi [mailto:[EMAIL PROTECTED] > > > > > > Sent: Friday, February 29, 2008 5:08 C++ > > To: iagi-net@iagi.or.id > > Subject: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" > > > > Pak Nyoto, > > > > Para penulis minta saya untuk jadi co-author untuk menunjukan pada > scientific community bahwa mereka punya access ke data yang dimiliki oleh > Lapindo, karena menurut mereka di scientific community paper Davies dianggap > tidak credible dan spekulatif karena mengunakan data dari internet dan > sumber2 yang tidak jelas. > > > > Saya sempat keberatan, nanti paper tersebut akan dianggap sebagai pesan > sponsor Lapindo,... tapi sebaliknya mereka beranggapan paper tersebut akan > memiliki credibility kalau ada sumber data yang jelas. > > > > Apakah Lapindo atau saya bisa mempengaruhi mereka untuk mengatakan > sesuatu yang bertentangan dengan keyakinan mereka? Apakah kredibilitas > mereka sebagai scientist yang telah mereka bangun lama dan meneliti mud > volcano lebih dari 11 tahun diberbagai belahan dunia bisa saya pengaruhi dan > bisa dibeli? > > > > Please deh pak Nyoto,.. jangan beranggapan kita2 ini sebagai > professional akan mempertaruhkan kredibilitas dan profesionalisme demi gaji! > Saya sebagai pegawai bisa dipecat kapan saja,.. lalu pendapat saya akan > berubah tergantung siapa yang menggaji saya? > > > > Wass.w.w. > > Bambang Istadi > > > > > > -Original Message- > > From: nyoto - ke-el [mailto:[EMAIL PROTECTED] > > Sent: Friday, February 29, 2008 4:23 PM > > To: iagi-net@iagi.or.id > > Subject: Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" > > > > Mazzini dg pak Bb.Istadi ? Oooo > > > > > > yo wis, met whiken nek ngono > > > > > > > > > > > > 2008/2/29 Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>: > > > > > Mazzini menuliskannya juga di Earth Planetary science bersama Pak > Bambang > > > Istadi > > > > > > Triggering and dynamic evolution of the LUSI mud volcano, Indonesia > > > > > > A. Mazzini a,⁎, H. Svensen a, G.G. Akhmanov b, G. Aloisi c, S. Planke > a,d, > > > > > > A. Malthe-Sørenssen a, B. Istadi e > > > Silahkn donlod disini : > > > http://folk.uio.no/hensven/Mazzini_EPSL_07.pdf > > > Seperti kata Koenil, ini "perang" science bukan main ... jelan bukan > > > mainan > > > Tetapi kalau memang masih ada pro kontra begini, dari sisi hukum > jelas > > > teori > > > relasi gempa - MV ini tidak (*belum*) bisa dipakai sebagai "pisau > operasi" > > > kalau kata Pak Awang. > > > > > > RDP > > > 2008/2/29 <[EMAIL PROTECTED]>: > > > > > > > Tidak hanya di Indonesia yang sibuk soal lumpur. > > > > Di Belanda juga ada presentasi LUSI. Ini yang kedua kalinya. Tahun > lalu > > > > oleh Rick Swarbrick. Rick mempresentasikan seismik data dan > beberapa > > > data > > > > pengeboran. Dan kronologis drilling dan terjadinya mud volcano. > Seismic > > > > sectionnya juga menunjukkan analog blow out crater alami yang > terjadi > > > jauh > > > > sebelumnya di daerah yang sama. Konklusinya LUSI di trigger oleh > > > drilling. > > > > > > > > Dengar-dengar Adriano Mazzini akan memberikan ide tandingan yang > > > > menyatakan bahwa LUSI diakibatkan oleh gempa bumi. > > > > > > > > Nanti saya kasih updatenya. > > > > > > > > Salam dari negara kincir angin. > > > > > > > > Herman Darman > > > > > > > > ___ > > > > > > > > activity. > > > > > > > > Dear PGK Member, > > > > > > > > Please find attached your copy of the PGK March Newsletter. This > month's > > > > meeting will be held on Wednesday, March 19th, 2008. > > > > > > > > The agenda outline is as follows: > > > > >
Re: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
Pak Awang atau Pak Bambang Istadi, Kalau mereka (Mazinni dkk) bisa memiliki akses ke data aslinya itu atas persetujuan siapa ? Ini yang menjadikan sumber "suudzon" (prasangka buruk) karena tidak ada "fairness", atau kesamaan dalam kebolehan melihat data. Prasangka buruk ini justru bisa saja (memungkinkan) berakibat buruk dalam kasus hukum nantinya. Yang perlu diketahui adalah pernyataan Pak Rudi dan Pak Andang yang justru melihat datanya dari kantor polisi seperti yang dilansir Antara. Mungkin bisa cross chek kapan data itu dilihat (ditliti Mazinni dkk). Btw, hal ini bisa jadi sumber masalah kasus hukumnya. Dimana saya sendiri (dan most of IAGI member) ngga punya kompetensi disini. OK lah ini hanya "ento-ento" atau kira-kira saja, seandainya, kalau saja semuanya terbuka sejak awal data-data ini kasusnya bisa lain. Tetapi kalau secara ilmiah emang benar, tanpa dispute dari sisi sini, maka hanya kasusnya akan bergeser ke penyembunyian data (evidence) dan fairness. Tentunya lebih ringan ketimbang drilling menyebabkan MV. Hahaha aku jadi jadi penasehat hukumnya Lapindo neeh :) Saya menyarankan kepada pihak Lapindo untuk memohon kepada yang berwenang ... (mboh siapa) ... untuk diberi ijin membuka data-data ini ke publik. Karena kalau memang terbukti bahwa Lapindo tidak bersalah (sesuai keyakinan Lapindo), maka yang untung juga Lapindo. Kasus hukumnya hanyalah (paling banter) penyembunyian data, bukan penghapusan data kan ? Dan ini ringan saja hukumannya dibandingkan salah drillingnya :) Dan ini bisa merembet tidak hanya Lapindo, semua peneliti akan terbuka untuk membuka data-data pengukuran yang sudah pernah diakuisisi, termasuk Pak Hasannudin yang pernah meneliti amblesannya secara geodetik. Juga dari ITS yang meneliti dan mengukur gaya beratnya (gravity survey), serta siapa saja yang pernah menelitinya. Nanti kalau sudah dapat ijin Lapindo tinggal menyediakan server di Internet, atau menyerahkan semua datanya ke lembaga yang diakui (saya saran sih BPPT). Datanya ditaruh di server, siapa saja berangkat dari data yang sama persis. Dan sudah tidak ada suudzon didalamnya. Sehingga kasus sciencenya cepat terseleseikan. Tentusaja sebelum "diterbitkan" harus diverifikasi dahulu. Mengapa diserahkan ke BPPT ? karena disanalah kasus ilmiah atau studi ilmiah itu mestinya dilakukan. Risiko buat Lapindo tentusaja ada, kalau terbukti kasus drilling penyebabnya. Tapi jangan takut Ya ndak apa-apa ta, wong selama ini Lapindo juga sudah mengeluarkan 2.9 Trilliun, seperti yang dibilang Mas Bambang Istadi. Artinya secara moral sudah menunjukkan "itikad baik" dalam menyeleseikan kasus ini dengan. Ingat "itikad baik" itu mempunyai dampak hukum yang sangat kuat. Wong utang yang sudah ga pernah dibayar trus yang hutang hanya bilang "iya deh nanti aku bayar", ini sudah menunjukkan itikad yang biasanya keputusan kasusnya akan di postpone. Si penghutang bisa lenggang kangkung, sampai nantinya digugat lagi. :( "Looh pakdhe kok tahu hukum gitu ?" :D "lah bude Laras itu kan lulusan fakultas hukum thole" :( "Oooh, jadi nanti Pakdhe minta bayaran juga ?" :D " HUST !!" Potential loss-gain ? Secara ekonomi silahkan saja dihitung. Kalau gempa menjadi penyebab, maka kucuran duik 2.9 Trilliun akan menjadi cost recovery dan akan dikembalikan/dibrikan ke Lapindo. Lah wong aturannya kan masuk CR, kan ? Berapa probabilitynya ya ? Kalau ternyata drilling penyebabnya, maka Lapindo ada potensi kehilangan duik yang sudah dikucurkan. Tapi ini kan masih potential loss., bukan real lost, kan ? (cmiiw). Bahkan Lapindo masih memiliki tanah yang dibelinya. Tidak total lost 2.9 T kan Kalau tahu probabilitynya maka akan terlihat bahwa "dengan membuka data itu" akan memiliki EMV positip walaupun 50-50 ! RDP 2008/2/29 Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]>: > Pak Nyoto, > > Bila tak ada nama Pak Bambang Istadi (EMP Brantas) di paper itu, selain > validitas datanya menjadi meragukan, Pemerintah Indonesia pun (BPMIGAS dan > Ditjen Migas) akan mempermasalahkannya - mengapa data milik Pemerintah > Indonesia digunakan pihak asing tanpa keterlibatan si pemilik data ? > > Nah, sebaiknya janganlah kita berburuk sangka sebelum tahu duduk perkaranya > dengan jelas. > > Salam, > awang > > > -Original Message----- > From: Bambang P. Istadi [mailto:[EMAIL PROTECTED] > > > Sent: Friday, February 29, 2008 5:08 C++ > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" > > Pak Nyoto, > > Para penulis minta saya untuk jadi co-author untuk menunjukan pada > scientific community bahwa mereka punya access ke data yang dimiliki oleh > Lapindo, karena menurut mereka di scientific community paper Davies dianggap > tidak credible dan spekulatif karena mengunakan data dari internet dan > sumber2
RE: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
Pak Nyoto, Bila tak ada nama Pak Bambang Istadi (EMP Brantas) di paper itu, selain validitas datanya menjadi meragukan, Pemerintah Indonesia pun (BPMIGAS dan Ditjen Migas) akan mempermasalahkannya - mengapa data milik Pemerintah Indonesia digunakan pihak asing tanpa keterlibatan si pemilik data ? Nah, sebaiknya janganlah kita berburuk sangka sebelum tahu duduk perkaranya dengan jelas. Salam, awang -Original Message- From: Bambang P. Istadi [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 29, 2008 5:08 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" Pak Nyoto, Para penulis minta saya untuk jadi co-author untuk menunjukan pada scientific community bahwa mereka punya access ke data yang dimiliki oleh Lapindo, karena menurut mereka di scientific community paper Davies dianggap tidak credible dan spekulatif karena mengunakan data dari internet dan sumber2 yang tidak jelas. Saya sempat keberatan, nanti paper tersebut akan dianggap sebagai pesan sponsor Lapindo,... tapi sebaliknya mereka beranggapan paper tersebut akan memiliki credibility kalau ada sumber data yang jelas. Apakah Lapindo atau saya bisa mempengaruhi mereka untuk mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan keyakinan mereka? Apakah kredibilitas mereka sebagai scientist yang telah mereka bangun lama dan meneliti mud volcano lebih dari 11 tahun diberbagai belahan dunia bisa saya pengaruhi dan bisa dibeli? Please deh pak Nyoto,.. jangan beranggapan kita2 ini sebagai professional akan mempertaruhkan kredibilitas dan profesionalisme demi gaji! Saya sebagai pegawai bisa dipecat kapan saja,.. lalu pendapat saya akan berubah tergantung siapa yang menggaji saya? Wass.w.w. Bambang Istadi -Original Message- From: nyoto - ke-el [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 29, 2008 4:23 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" Mazzini dg pak Bb.Istadi ? Oooo yo wis, met whiken nek ngono 2008/2/29 Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>: > Mazzini menuliskannya juga di Earth Planetary science bersama Pak Bambang > Istadi > > Triggering and dynamic evolution of the LUSI mud volcano, Indonesia > > A. Mazzini a,⁎, H. Svensen a, G.G. Akhmanov b, G. Aloisi c, S. Planke a,d, > > A. Malthe-Sørenssen a, B. Istadi e > Silahkn donlod disini : > http://folk.uio.no/hensven/Mazzini_EPSL_07.pdf > Seperti kata Koenil, ini "perang" science bukan main ... jelan bukan > mainan > Tetapi kalau memang masih ada pro kontra begini, dari sisi hukum jelas > teori > relasi gempa - MV ini tidak (*belum*) bisa dipakai sebagai "pisau operasi" > kalau kata Pak Awang. > > RDP > 2008/2/29 <[EMAIL PROTECTED]>: > > > Tidak hanya di Indonesia yang sibuk soal lumpur. > > Di Belanda juga ada presentasi LUSI. Ini yang kedua kalinya. Tahun lalu > > oleh Rick Swarbrick. Rick mempresentasikan seismik data dan beberapa > data > > pengeboran. Dan kronologis drilling dan terjadinya mud volcano. Seismic > > sectionnya juga menunjukkan analog blow out crater alami yang terjadi > jauh > > sebelumnya di daerah yang sama. Konklusinya LUSI di trigger oleh > drilling. > > > > Dengar-dengar Adriano Mazzini akan memberikan ide tandingan yang > > menyatakan bahwa LUSI diakibatkan oleh gempa bumi. > > > > Nanti saya kasih updatenya. > > > > Salam dari negara kincir angin. > > > > Herman Darman > > > > ___ > > > > activity. > > > > Dear PGK Member, > > > > Please find attached your copy of the PGK March Newsletter. This month's > > meeting will be held on Wednesday, March 19th, 2008. > > > > The agenda outline is as follows: > > > > 17:00 - 18:00 hrs: Social hour (free drinks) > > > > 18:00 - 19:00 hrs: Lecture by Adriano Mazzini > > > >Title: "Causes and Triggers of the LUSI Mud Volcano, Indonesia" > > > > Furthermore we'd like to remind you of the short PGK excursion on > > Wednesday March 5th from 17:00-18:00 pm to the Shell iScope > Visualisation > > Centre in Rijswijk. For registration please contact Gary Ingram: > > [EMAIL PROTECTED] before 12 noon March 4th. > > > > We hope to see you all there! > > > > Best regards, > > > > Wieske Paulissen > > > > Secretary PGK > > > > <> > > > > ****** > > Wieske E. Paulissen > > > > Delft University of Technology > > Dept. of Geotechnology > > Stevinweg 1 - 2628 CN Delft > > The Netherlands > > > > Office: 0031 15 2782576 > > E-mail: [EMAIL PROTECTED] > > > > -Original
RE: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
Pertengahan Juni 2006, dua minggu setelah LUSI lahir, saya ikut rapat di gedung Wisma Mulia kantor Lapindo untuk membahas apa yang tengah terjadi dengan problem di Banjar Panji-1 sejak 29 Mei 2006 itu. Di meja rapat digelar semua seismic sections yang berhubungan, termasuk yang menghubungkan Porong dengan BJP-1 - ini section sangat penting. Saat itu semua pendapat adalah bahwa BJP-1 tengah mengalami UBO (underground blow out). Sebelum problem BJP-1 terjadi, saya telah selesai mempelajari paper berjudul "Structure and emplacement of mud volcano systems in the South Caspian Basin" oleh Stewart dan Davies (AAPG Bull v. 90, no. 5, p. 771-786). Begitu melihat seismic section yang menghubungkan BJP-1 dan Porong saya melihat bahwa collapse zone (begitu Arse Kusumastuti dan para pembimbing master thesisnya menyebutnya di paper AAPG Bull v. 86 no. 2, p. 213-232) Porong sebagai bukan collapse zone akibat struktur lagi (kawan2 Lapindo selama ini menyebutnya sebagai collapse zone dengan penuh sesar normal yang jadi konduit migrasi), tetapi MV crater. Saya teringat gambar mud volcano collapse crater di Azerbaijan dari Stewart dan Davies (2007), saya melihat collapse zone Porong, hampir 100 % mirip. Maka, di rapat pertengahan Juni 2006 itu yang juga dihadiri Pak Bambang Istadi (ingat kan Mas Bambang ?), saya menyebutkan bahwa Porong collapse zone adalah Porong mud volcano collapse crater, dan yang tengah terjadi di Banjar Panji pun kemungkinan adalah mud volcano eruption yang nantinya akan berakhir seperti Porong collapse crater. Ada yang setuju ada yang tidak dengan pernyataan saya itu. Kepada kawan2 Lapindo saya berikan gambar2 collapse cratering MVs di Azerbaijan. Lalu penelitian2 pun dilakukan selama sisa 2006 dan 2007 oleh banyak peneliti Indonesia maupun internasional, menghasilkan pendapat yang mengkristal LUSI adalah mud volcano eruption. Persoalan triggering effect yang memicu MVs itu masih jadi perdebatan hingga kini. Bahwa gempa sebagai pemicu MVs adalah mutlak di mana-mana, katalog 200 tahun untuk ini ada, baik yang disusun Manga dan Brodsky, Mellors et al, Aliyev, dll. Bahwa pemboran sebagai pemicu MVs adalah sesuatu yang baru. Kita sebenarnya tak punya referensi tentang ini. Yang sering dipakai adalah dari Tingay et al 2005. Tetapi kasus di Brunei itu di passive margin non volcanic low GG; sedangkan LUSI ada di active margin, volcanic arc, high GG, bukan "apple to apple" Pak Herman bisa bandingkan seismic section Porong collapse zone Arse Kusumastuti di hal 222 AAPG Bull v. 86 no. 2, p. 213-232, dengan collapse cratering MVs Azerbaijan hal 777 Stewart dan Davies (2007) AAPG Bull v. 90, no. 5, p. 771-786 - kemiripannya besar sekali. Salam, awang -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 29, 2008 4:57 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" 2008/2/29 <[EMAIL PROTECTED]>: > Maaf, mungkin saya yang salah menggunakan istilah. Mungkin mestinya MV > collapse structre. Tapi memang dia menyatakan bahwa Porong collapse structure > sebagai analog dari LUSI. Apakah seismic sectionnya sudah pernah di publish? > > Herman > Ya sudah dipublish lah, aku pertamakali menghubungkan crater ini dengan kejadian di Lusi segera setelah kejadian disini : http://rovicky.wordpress.com/2006/08/13/banjir-lumpur-panas-sidoarjo/ Seismicnya dirilis oleh Arse Kusumastuti di bulletin AAPG, sebagai bagian dari thesis-nya 2008/2/29 Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]>: > Kalimat ini menarik : > > > >Seismic sectionnya juga menunjukkan analog blow out crater alami yang > >>terjadi jauh sebelumnya di daerah yang sama. Konklusinya LUSI di trigger > >>oleh drilling. > > Yang dimaksud dengan "blow out crater alami" pastilah yang selama ini > disebutkan sebagai "Porong collapse structure". Struktur ini hanya beberapa > km dari Banjar Panji dan jelas terlihat di data seismik. Dulu struktur > tenggelam ini ditafsirkan sebagai kolaps akibat sesar2 normal. Sumur Porong-1 > dibor Huffco Brantas di sayap barat collapse structure ini. Setelah kejadian > LUSI, kita tahu bahwa struktur tenggelam Porong itu adalah mud volcano (MV) > collapse structure yang pernah terjadi paling tidak pada Pliosen Atas. Ini > sekaligus menjadi bukti kuat bahwa wilayah ini MV-prone. > Saya setuju statement bahwa "wilayah ini MV-Prone". Artinya sangat berpotensi untuk terjadi MV. Bahkan sudah menunjukkan tanda-tanda atau gejala-gejala dibeberapa tempat. Tetapi potensi akan tetap potensi tidak akan menjadi reserves kalau tidak ada yang mengusik. Nah sekarang pengusiknya apa ? > Mengkritisi Rick Swarbrick, bagaimana bisa menyebut Porong sebagai "blow out > crater alami ? Menurut hemat saya istilah itu tidak tepat, yang tepat adalah > "
Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
2008/2/29 Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]>: > Yang membuat repot masalah ini adalah karena membawa kasus ini ke hukum. > Dalam mau dua tahun penyidikan, pra-peradilan, dan persidangan di Surabaya > dan Jakarta, kita melihat bukan bahwa kasus ini pelik bukan main. Kejati > berkali-kali mengembalikan berkas ke Polda karena menganggap masalah ini > prematur untuk disidangkan, karena saksi yang dihadapkan saling berbeda > pendapat (he2 wajar sekali geologists2 itu berbeda pendapat, gak tahu aja > peradilan), dan beberapa alasan lainnya. > Betul Pak Awang, Memang kita harus bisa mendudukkan kasus hukum dengan science. Hukum akan memanfaatkan science dalam penyidikannya. Tapi bukan sebaliknya. Science berjalan aja sendirian tak peduli hukum bilang apa nantinya. Dan itulah yang semestinya. Soal prematur itu semestinya bukan karena science, tetapi mestinya karena perangkat hukumnya. Dalam hal ini Geological Science hanyalah "tool". Dan kalau sudah ga bisa ya ditinggalkan saja. Pakai saja prosedur drilling. Itulah sebabnya kenapa saya menuliskan disini : Lumpur Lapindo : "Mengapa tanya geoscientist ?" http://rovicky.wordpress.com/2008/02/29/lumpur-lapindo-mengapa-tanya-geoscientist/ > Kepelikan itu karena mau membuat kasus ini bak kasus kriminal saja, > kejahatan lingkungan, dll > > Laporan Tim P2LS DPR yang mengatakan bahwa LUSI adalah bencana alam langsung > disambut serangan di luar dan di dalam DPR sendiri, tentu saja, kesimpulan > itu berbeda dengan opini publik yang sudah mengkristal mau dua tahun ini. > > Pak Rovicky : Di kalangan para ahli relasi LUSI-gempa ada yang menolak, > relasi LUSI-pemboran Banjar Panji pun ada yang menolak. Dua2nya sama kuat. > Nah, karena peradilan telah meminta komentar saksi ahli kedua belah pihak dan > sama kuat, maka tak ada satu pun dari kedua relasi itu bisa digunakan sebagai > pisau bedah untuk membedah kasus ini. Kasus ini tak akan terbedah. Kalau > kasus ini sebagai kasus hukum : case closed ? Kita tangani saja dampaknya di > permukaan, itu lebih penting. > Kasus pro-kontra " Lusi <-> Gempa " itu merupakan studi kasus ilmiah (scientific problem) ... kita bisa "perang penelitian ilmiah" disini. Saya akan selalu skeptis, dan hanya akan mengikuti evidence-evidence yang ada. Tanpa ada evidence yang jelas, maka hipotesanya akan saya drop ! Dan seperti biasanya, bahwa keputusan atau hasil penelitian science itu tidak pernah statis ! Selalu berubah dengan data baru atau penemuan baru. Kasus "Lusi <-> Drilling" ... itu sudah menjadi kasus hukum, bukan ranah ilmiah saja Ini harus dimengerti bagi kawan-kawan geolog. Harus ada bukti, harus ada saksi, dan harus ada pengakuan, ada tersangkanya, ada panitera, ada penuntut ... wis aku dewe ya ngga mudeng !. Tentusaja jelas bahwa kajian ilmiah juga akan ada disini. Scientific prove bisa saja ada disini sebagai "alat". Namun harus diingat bahwa selama science itu solid, maka saya sepakat kata pak Awang, kalau sciencenya sudah solid barulah "pisau science" itu dipakai sebagai "pemutus" peradilan. Masih banyak yang harus diteliti sebagai sebuah kasus ilmiah, masih banyak data yang harus dikumpulkan. Baik data yang pernah diteliti atau diukur (yg tercecer), maupun data baru yang akan diakusisi (diambil dan direkam). Keseluruhan data ini diperlukan bukan hanya untuk menyeleseikan kasus "Lusi-Drilling" saja tetapi juga kasus "Lusi-Gempa" dengan segala prokontranya. Science could not explain everything hef e nais whik en RDP CALONKAN DIRI ANDA SEBAGAI KETUA UMUM IAGI 2008-2011 ! PENDAFTARAN CALON KETUA 13 FEB S/D 6 JUNI 2008 PENGHITUNGAN SUARA: PIT IAGI 37 DI BANDUNG - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
RE: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
Vick, Yang saya maksud bukan seismic section ini. Rick memperlihatkan seismic section yang menghubungkan LUSI dengan analognya. Seismic (Landmark) screen dump. Herman -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 29, 2008 10:57 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" 2008/2/29 <[EMAIL PROTECTED]>: > Maaf, mungkin saya yang salah menggunakan istilah. Mungkin mestinya MV > collapse structre. Tapi memang dia menyatakan bahwa Porong collapse structure > sebagai analog dari LUSI. Apakah seismic sectionnya sudah pernah di publish? > > Herman > Ya sudah dipublish lah, aku pertamakali menghubungkan crater ini dengan kejadian di Lusi segera setelah kejadian disini : http://rovicky.wordpress.com/2006/08/13/banjir-lumpur-panas-sidoarjo/ Seismicnya dirilis oleh Arse Kusumastuti di bulletin AAPG, sebagai bagian dari thesis-nya 2008/2/29 Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]>: > Kalimat ini menarik : > > > >Seismic sectionnya juga menunjukkan analog blow out crater alami yang > >>terjadi jauh sebelumnya di daerah yang sama. Konklusinya LUSI di trigger > >>oleh drilling. > > Yang dimaksud dengan "blow out crater alami" pastilah yang selama ini > disebutkan sebagai "Porong collapse structure". Struktur ini hanya beberapa > km dari Banjar Panji dan jelas terlihat di data seismik. Dulu struktur > tenggelam ini ditafsirkan sebagai kolaps akibat sesar2 normal. Sumur Porong-1 > dibor Huffco Brantas di sayap barat collapse structure ini. Setelah kejadian > LUSI, kita tahu bahwa struktur tenggelam Porong itu adalah mud volcano (MV) > collapse structure yang pernah terjadi paling tidak pada Pliosen Atas. Ini > sekaligus menjadi bukti kuat bahwa wilayah ini MV-prone. > Saya setuju statement bahwa "wilayah ini MV-Prone". Artinya sangat berpotensi untuk terjadi MV. Bahkan sudah menunjukkan tanda-tanda atau gejala-gejala dibeberapa tempat. Tetapi potensi akan tetap potensi tidak akan menjadi reserves kalau tidak ada yang mengusik. Nah sekarang pengusiknya apa ? > Mengkritisi Rick Swarbrick, bagaimana bisa menyebut Porong sebagai "blow out > crater alami ? Menurut hemat saya istilah itu tidak tepat, yang tepat adalah > "Porong mud volcano collapse structure". Bagaimana pula asal-muasalnya karena > menyebut Porong sebagai blow out crater ALAMI, maka Lalu menganalogikannya ke > LUSI akibat drilling (versi : underground blowout) ? Antara MV collapse > structure dan blowout crater akibat drilling jelas berbeda prosesnya. Saya > pernah menyaksikan blowout collapse structure akibat drilling awal tahun > 1990-an di offshore Mahakam (yang menelan rig Semnlu dan seorang radio > operator) dan di onshore Sumatra Utara. Yang saya saksikan sungguh berbeda > dengan seminggu pertama kejadian LUSI. > Barangkali yang dimaksudkan mekanisme "trigger" dan "potensi" itu yang harus dimengerti sebagai dua hal yang berbeda. Bendungan merupakan sebuah bangunan pengumpul potensi tenaga yang luar biasa besarnya. Kalau saja bendungan ini retak dan hanya tertrigger oleh ledakan granat saja bisa menyebabkan banjir yang ngga karu-karuan penyebabnya. orang pasti akan heran, masak granat bisa menyebabkan banjir sebesar itu ? (jadi inget crita Force Ten from Navarone-nya Alicestair Maclean > Rick Swarbrick adalah co-author Richard Davis dalam papernya tentang LUSI > yang banyak dikutip "kubu" drilling sebagai trigger LUSI, paper ini dikutip > sampai ke media2 di Indonesia. > Ya, itu perlu diakui dan dimengerti bahwa hal ini masih jadi kajian science ilmiah. Bahkan kubu-kubuan bisa saja dalam ranah scientific approach ... itu biasa :) RDP CALONKAN DIRI ANDA SEBAGAI KETUA UMUM IAGI 2008-2011 ! PENDAFTARAN CALON KETUA 13 FEB S/D 6 JUNI 2008 PENGHITUNGAN SUARA: PIT IAGI 37 DI BANDUNG - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, inc
RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
Pak Nyoto, Para penulis minta saya untuk jadi co-author untuk menunjukan pada scientific community bahwa mereka punya access ke data yang dimiliki oleh Lapindo, karena menurut mereka di scientific community paper Davies dianggap tidak credible dan spekulatif karena mengunakan data dari internet dan sumber2 yang tidak jelas. Saya sempat keberatan, nanti paper tersebut akan dianggap sebagai pesan sponsor Lapindo,... tapi sebaliknya mereka beranggapan paper tersebut akan memiliki credibility kalau ada sumber data yang jelas. Apakah Lapindo atau saya bisa mempengaruhi mereka untuk mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan keyakinan mereka? Apakah kredibilitas mereka sebagai scientist yang telah mereka bangun lama dan meneliti mud volcano lebih dari 11 tahun diberbagai belahan dunia bisa saya pengaruhi dan bisa dibeli? Please deh pak Nyoto,.. jangan beranggapan kita2 ini sebagai professional akan mempertaruhkan kredibilitas dan profesionalisme demi gaji! Saya sebagai pegawai bisa dipecat kapan saja,.. lalu pendapat saya akan berubah tergantung siapa yang menggaji saya? Wass.w.w. Bambang Istadi -Original Message- From: nyoto - ke-el [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 29, 2008 4:23 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" Mazzini dg pak Bb.Istadi ? Oooo yo wis, met whiken nek ngono 2008/2/29 Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>: > Mazzini menuliskannya juga di Earth Planetary science bersama Pak Bambang > Istadi > > Triggering and dynamic evolution of the LUSI mud volcano, Indonesia > > A. Mazzini a,⁎, H. Svensen a, G.G. Akhmanov b, G. Aloisi c, S. Planke a,d, > > A. Malthe-Sørenssen a, B. Istadi e > Silahkn donlod disini : > http://folk.uio.no/hensven/Mazzini_EPSL_07.pdf > Seperti kata Koenil, ini "perang" science bukan main ... jelan bukan > mainan > Tetapi kalau memang masih ada pro kontra begini, dari sisi hukum jelas > teori > relasi gempa - MV ini tidak (*belum*) bisa dipakai sebagai "pisau operasi" > kalau kata Pak Awang. > > RDP > 2008/2/29 <[EMAIL PROTECTED]>: > > > Tidak hanya di Indonesia yang sibuk soal lumpur. > > Di Belanda juga ada presentasi LUSI. Ini yang kedua kalinya. Tahun lalu > > oleh Rick Swarbrick. Rick mempresentasikan seismik data dan beberapa > data > > pengeboran. Dan kronologis drilling dan terjadinya mud volcano. Seismic > > sectionnya juga menunjukkan analog blow out crater alami yang terjadi > jauh > > sebelumnya di daerah yang sama. Konklusinya LUSI di trigger oleh > drilling. > > > > Dengar-dengar Adriano Mazzini akan memberikan ide tandingan yang > > menyatakan bahwa LUSI diakibatkan oleh gempa bumi. > > > > Nanti saya kasih updatenya. > > > > Salam dari negara kincir angin. > > > > Herman Darman > > > > ___ > > > > activity. > > > > Dear PGK Member, > > > > Please find attached your copy of the PGK March Newsletter. This month's > > meeting will be held on Wednesday, March 19th, 2008. > > > > The agenda outline is as follows: > > > > 17:00 - 18:00 hrs: Social hour (free drinks) > > > > 18:00 - 19:00 hrs: Lecture by Adriano Mazzini > > > >Title: "Causes and Triggers of the LUSI Mud Volcano, Indonesia" > > > > Furthermore we'd like to remind you of the short PGK excursion on > > Wednesday March 5th from 17:00-18:00 pm to the Shell iScope > Visualisation > > Centre in Rijswijk. For registration please contact Gary Ingram: > > [EMAIL PROTECTED] before 12 noon March 4th. > > > > We hope to see you all there! > > > > Best regards, > > > > Wieske Paulissen > > > > Secretary PGK > > > > <> > > > > ********** > > Wieske E. Paulissen > > > > Delft University of Technology > > Dept. of Geotechnology > > Stevinweg 1 - 2628 CN Delft > > The Netherlands > > > > Office: 0031 15 2782576 > > E-mail: [EMAIL PROTECTED] > > > > -Original Message- > > From: Bambang P. Istadi [mailto:[EMAIL PROTECTED] > > Sent: Friday, February 29, 2008 9:47 AM > > To: iagi-net@iagi.or.id > > Subject: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" > > > > > > Cak Noor, Oden, pak Nyoto, > > > > Jangan berkecil hati,... silahkan datang ke Lapindo, nanti saya mintakan > > teman2 Lapindo untuk membukakan data2 Banjarpanji. Selama bapak2 masih > > objektif dalam menyikapi masalah ini dan masih dalam koridor peraturan > > pemerintah soal informasi dan atas persetujuan partner Lapin
RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
Yang membuat repot masalah ini adalah karena membawa kasus ini ke hukum. Dalam mau dua tahun penyidikan, pra-peradilan, dan persidangan di Surabaya dan Jakarta, kita melihat bukan bahwa kasus ini pelik bukan main. Kejati berkali-kali mengembalikan berkas ke Polda karena menganggap masalah ini prematur untuk disidangkan, karena saksi yang dihadapkan saling berbeda pendapat (he2 wajar sekali geologists2 itu berbeda pendapat, gak tahu aja peradilan), dan beberapa alasan lainnya. Kepelikan itu karena mau membuat kasus ini bak kasus kriminal saja, kejahatan lingkungan, dll Laporan Tim P2LS DPR yang mengatakan bahwa LUSI adalah bencana alam langsung disambut serangan di luar dan di dalam DPR sendiri, tentu saja, kesimpulan itu berbeda dengan opini publik yang sudah mengkristal mau dua tahun ini. Pak Rovicky : Di kalangan para ahli relasi LUSI-gempa ada yang menolak, relasi LUSI-pemboran Banjar Panji pun ada yang menolak. Dua2nya sama kuat. Nah, karena peradilan telah meminta komentar saksi ahli kedua belah pihak dan sama kuat, maka tak ada satu pun dari kedua relasi itu bisa digunakan sebagai pisau bedah untuk membedah kasus ini. Kasus ini tak akan terbedah. Kalau kasus ini sebagai kasus hukum : case closed ? Kita tangani saja dampaknya di permukaan, itu lebih penting. Salam, awang -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 29, 2008 4:10 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" Mazzini menuliskannya juga di Earth Planetary science bersama Pak Bambang Istadi Triggering and dynamic evolution of the LUSI mud volcano, Indonesia A. Mazzini a,⁎, H. Svensen a, G.G. Akhmanov b, G. Aloisi c, S. Planke a,d, A. Malthe-Sørenssen a, B. Istadi e Silahkn donlod disini : http://folk.uio.no/hensven/Mazzini_EPSL_07.pdf Seperti kata Koenil, ini "perang" science bukan main ... jelan bukan mainan Tetapi kalau memang masih ada pro kontra begini, dari sisi hukum jelas teori relasi gempa - MV ini tidak (*belum*) bisa dipakai sebagai "pisau operasi" kalau kata Pak Awang. RDP 2008/2/29 <[EMAIL PROTECTED]>: > Tidak hanya di Indonesia yang sibuk soal lumpur. > Di Belanda juga ada presentasi LUSI. Ini yang kedua kalinya. Tahun lalu > oleh Rick Swarbrick. Rick mempresentasikan seismik data dan beberapa data > pengeboran. Dan kronologis drilling dan terjadinya mud volcano. Seismic > sectionnya juga menunjukkan analog blow out crater alami yang terjadi jauh > sebelumnya di daerah yang sama. Konklusinya LUSI di trigger oleh drilling. > > Dengar-dengar Adriano Mazzini akan memberikan ide tandingan yang > menyatakan bahwa LUSI diakibatkan oleh gempa bumi. > > Nanti saya kasih updatenya. > > Salam dari negara kincir angin. > > Herman Darman > > ___ > > activity. > > Dear PGK Member, > > Please find attached your copy of the PGK March Newsletter. This month's > meeting will be held on Wednesday, March 19th, 2008. > > The agenda outline is as follows: > > 17:00 - 18:00 hrs: Social hour (free drinks) > > 18:00 - 19:00 hrs: Lecture by Adriano Mazzini > >Title: "Causes and Triggers of the LUSI Mud Volcano, Indonesia" > > Furthermore we'd like to remind you of the short PGK excursion on > Wednesday March 5th from 17:00-18:00 pm to the Shell iScope Visualisation > Centre in Rijswijk. For registration please contact Gary Ingram: > [EMAIL PROTECTED] before 12 noon March 4th. > > We hope to see you all there! > > Best regards, > > Wieske Paulissen > > Secretary PGK > > <> > > ** > Wieske E. Paulissen > > Delft University of Technology > Dept. of Geotechnology > Stevinweg 1 - 2628 CN Delft > The Netherlands > > Office: 0031 15 2782576 > E-mail: [EMAIL PROTECTED] > > -Original Message- > From: Bambang P. Istadi [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Friday, February 29, 2008 9:47 AM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" > > > Cak Noor, Oden, pak Nyoto, > > Jangan berkecil hati,... silahkan datang ke Lapindo, nanti saya mintakan > teman2 Lapindo untuk membukakan data2 Banjarpanji. Selama bapak2 masih > objektif dalam menyikapi masalah ini dan masih dalam koridor peraturan > pemerintah soal informasi dan atas persetujuan partner Lapindo, akan > saya mintakan untuk dibuka, silahkan datang,... saya tunggu. > > Undangan yang sama telah saya lontarkan ke Richard Davies dan Mark > Tingay beberapa waktu yang lalu. Tapi mereka tidak nongol. Daripada > bapak2 mengambil konklusi dini dengan basis data dan fakta yang salah > seperti Davies lalu menghujat Lapindo,... silahkan saya tunggu. > > Beberapa waktu yang lalu KMI dan
Re: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
2008/2/29 <[EMAIL PROTECTED]>: > Maaf, mungkin saya yang salah menggunakan istilah. Mungkin mestinya MV > collapse structre. Tapi memang dia menyatakan bahwa Porong collapse structure > sebagai analog dari LUSI. Apakah seismic sectionnya sudah pernah di publish? > > Herman > Ya sudah dipublish lah, aku pertamakali menghubungkan crater ini dengan kejadian di Lusi segera setelah kejadian disini : http://rovicky.wordpress.com/2006/08/13/banjir-lumpur-panas-sidoarjo/ Seismicnya dirilis oleh Arse Kusumastuti di bulletin AAPG, sebagai bagian dari thesis-nya 2008/2/29 Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]>: > Kalimat ini menarik : > > > >Seismic sectionnya juga menunjukkan analog blow out crater alami yang > >>terjadi jauh sebelumnya di daerah yang sama. Konklusinya LUSI di trigger > >>oleh drilling. > > Yang dimaksud dengan "blow out crater alami" pastilah yang selama ini > disebutkan sebagai "Porong collapse structure". Struktur ini hanya beberapa > km dari Banjar Panji dan jelas terlihat di data seismik. Dulu struktur > tenggelam ini ditafsirkan sebagai kolaps akibat sesar2 normal. Sumur Porong-1 > dibor Huffco Brantas di sayap barat collapse structure ini. Setelah kejadian > LUSI, kita tahu bahwa struktur tenggelam Porong itu adalah mud volcano (MV) > collapse structure yang pernah terjadi paling tidak pada Pliosen Atas. Ini > sekaligus menjadi bukti kuat bahwa wilayah ini MV-prone. > Saya setuju statement bahwa "wilayah ini MV-Prone". Artinya sangat berpotensi untuk terjadi MV. Bahkan sudah menunjukkan tanda-tanda atau gejala-gejala dibeberapa tempat. Tetapi potensi akan tetap potensi tidak akan menjadi reserves kalau tidak ada yang mengusik. Nah sekarang pengusiknya apa ? > Mengkritisi Rick Swarbrick, bagaimana bisa menyebut Porong sebagai "blow out > crater alami ? Menurut hemat saya istilah itu tidak tepat, yang tepat adalah > "Porong mud volcano collapse structure". Bagaimana pula asal-muasalnya karena > menyebut Porong sebagai blow out crater ALAMI, maka Lalu menganalogikannya ke > LUSI akibat drilling (versi : underground blowout) ? Antara MV collapse > structure dan blowout crater akibat drilling jelas berbeda prosesnya. Saya > pernah menyaksikan blowout collapse structure akibat drilling awal tahun > 1990-an di offshore Mahakam (yang menelan rig Semnlu dan seorang radio > operator) dan di onshore Sumatra Utara. Yang saya saksikan sungguh berbeda > dengan seminggu pertama kejadian LUSI. > Barangkali yang dimaksudkan mekanisme "trigger" dan "potensi" itu yang harus dimengerti sebagai dua hal yang berbeda. Bendungan merupakan sebuah bangunan pengumpul potensi tenaga yang luar biasa besarnya. Kalau saja bendungan ini retak dan hanya tertrigger oleh ledakan granat saja bisa menyebabkan banjir yang ngga karu-karuan penyebabnya. orang pasti akan heran, masak granat bisa menyebabkan banjir sebesar itu ? (jadi inget crita Force Ten from Navarone-nya Alicestair Maclean > Rick Swarbrick adalah co-author Richard Davis dalam papernya tentang LUSI > yang banyak dikutip "kubu" drilling sebagai trigger LUSI, paper ini dikutip > sampai ke media2 di Indonesia. > Ya, itu perlu diakui dan dimengerti bahwa hal ini masih jadi kajian science ilmiah. Bahkan kubu-kubuan bisa saja dalam ranah scientific approach ... itu biasa :) RDP CALONKAN DIRI ANDA SEBAGAI KETUA UMUM IAGI 2008-2011 ! PENDAFTARAN CALON KETUA 13 FEB S/D 6 JUNI 2008 PENGHITUNGAN SUARA: PIT IAGI 37 DI BANDUNG - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
RE: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
Maaf, mungkin saya yang salah menggunakan istilah. Mungkin mestinya MV collapse structre. Tapi memang dia menyatakan bahwa Porong collapse structure sebagai analog dari LUSI. Apakah seismic sectionnya sudah pernah di publish? Herman -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 29, 2008 10:49 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" Kalimat ini menarik : >Seismic sectionnya juga menunjukkan analog blow out crater alami yang >terjadi >jauh sebelumnya di daerah yang sama. Konklusinya LUSI di trigger >oleh >drilling. Yang dimaksud dengan "blow out crater alami" pastilah yang selama ini disebutkan sebagai "Porong collapse structure". Struktur ini hanya beberapa km dari Banjar Panji dan jelas terlihat di data seismik. Dulu struktur tenggelam ini ditafsirkan sebagai kolaps akibat sesar2 normal. Sumur Porong-1 dibor Huffco Brantas di sayap barat collapse structure ini. Setelah kejadian LUSI, kita tahu bahwa struktur tenggelam Porong itu adalah mud volcano (MV) collapse structure yang pernah terjadi paling tidak pada Pliosen Atas. Ini sekaligus menjadi bukti kuat bahwa wilayah ini MV-prone. Mengkritisi Rick Swarbrick, bagaimana bisa menyebut Porong sebagai "blow out crater alami ? Menurut hemat saya istilah itu tidak tepat, yang tepat adalah "Porong mud volcano collapse structure". Bagaimana pula asal-muasalnya karena menyebut Porong sebagai blow out crater ALAMI, maka Lalu menganalogikannya ke LUSI akibat drilling (versi : underground blowout) ? Antara MV collapse structure dan blowout crater akibat drilling jelas berbeda prosesnya. Saya pernah menyaksikan blowout collapse structure akibat drilling awal tahun 1990-an di offshore Mahakam (yang menelan rig Semnlu dan seorang radio operator) dan di onshore Sumatra Utara. Yang saya saksikan sungguh berbeda dengan seminggu pertama kejadian LUSI. Rick Swarbrick adalah co-author Richard Davis dalam papernya tentang LUSI yang banyak dikutip "kubu" drilling sebagai trigger LUSI, paper ini dikutip sampai ke media2 di Indonesia. Salam, awang -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 29, 2008 3:54 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" Tidak hanya di Indonesia yang sibuk soal lumpur. Di Belanda juga ada presentasi LUSI. Ini yang kedua kalinya. Tahun lalu oleh Rick Swarbrick. Rick mempresentasikan seismik data dan beberapa data pengeboran. Dan kronologis drilling dan terjadinya mud volcano. Seismic sectionnya juga menunjukkan analog blow out crater alami yang terjadi jauh sebelumnya di daerah yang sama. Konklusinya LUSI di trigger oleh drilling. Dengar-dengar Adriano Mazzini akan memberikan ide tandingan yang menyatakan bahwa LUSI diakibatkan oleh gempa bumi. Nanti saya kasih updatenya. Salam dari negara kincir angin. Herman Darman ___ activity. Dear PGK Member, Please find attached your copy of the PGK March Newsletter. This month's meeting will be held on Wednesday, March 19th, 2008. The agenda outline is as follows: 17:00 - 18:00 hrs: Social hour (free drinks) 18:00 - 19:00 hrs: Lecture by Adriano Mazzini Title: "Causes and Triggers of the LUSI Mud Volcano, Indonesia" Furthermore we'd like to remind you of the short PGK excursion on Wednesday March 5th from 17:00-18:00 pm to the Shell iScope Visualisation Centre in Rijswijk. For registration please contact Gary Ingram: [EMAIL PROTECTED] before 12 noon March 4th. We hope to see you all there! Best regards, Wieske Paulissen Secretary PGK <> ** Wieske E. Paulissen Delft University of Technology Dept. of Geotechnology Stevinweg 1 - 2628 CN Delft The Netherlands Office: 0031 15 2782576 E-mail: [EMAIL PROTECTED] -Original Message- From: Bambang P. Istadi [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 29, 2008 9:47 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" Cak Noor, Oden, pak Nyoto, Jangan berkecil hati,... silahkan datang ke Lapindo, nanti saya mintakan teman2 Lapindo untuk membukakan data2 Banjarpanji. Selama bapak2 masih objektif dalam menyikapi masalah ini dan masih dalam koridor peraturan pemerintah soal informasi dan atas persetujuan partner Lapindo, akan saya mintakan untuk dibuka, silahkan datang,... saya tunggu. Undangan yang sama telah saya lontarkan ke Richard Davies dan Mark Tingay beberapa waktu yang lalu. Tapi mereka tidak nongol. Daripada bapak2 mengambil konklusi dini dengan basis data dan fakta yang salah seperti Davies lalu menghujat Lapindo,... silahkan saya tunggu. Beberapa waktu yang lalu KMI dan IATMI berinisiatif untuk menyelenggarakan Drilling Forum mengupas data Banjarpanji, dan kami setuju untuk berbagi data,
RE: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
Kalimat ini menarik : >Seismic sectionnya juga menunjukkan analog blow out crater alami yang >terjadi >jauh sebelumnya di daerah yang sama. Konklusinya LUSI di trigger >oleh >drilling. Yang dimaksud dengan "blow out crater alami" pastilah yang selama ini disebutkan sebagai "Porong collapse structure". Struktur ini hanya beberapa km dari Banjar Panji dan jelas terlihat di data seismik. Dulu struktur tenggelam ini ditafsirkan sebagai kolaps akibat sesar2 normal. Sumur Porong-1 dibor Huffco Brantas di sayap barat collapse structure ini. Setelah kejadian LUSI, kita tahu bahwa struktur tenggelam Porong itu adalah mud volcano (MV) collapse structure yang pernah terjadi paling tidak pada Pliosen Atas. Ini sekaligus menjadi bukti kuat bahwa wilayah ini MV-prone. Mengkritisi Rick Swarbrick, bagaimana bisa menyebut Porong sebagai "blow out crater alami ? Menurut hemat saya istilah itu tidak tepat, yang tepat adalah "Porong mud volcano collapse structure". Bagaimana pula asal-muasalnya karena menyebut Porong sebagai blow out crater ALAMI, maka Lalu menganalogikannya ke LUSI akibat drilling (versi : underground blowout) ? Antara MV collapse structure dan blowout crater akibat drilling jelas berbeda prosesnya. Saya pernah menyaksikan blowout collapse structure akibat drilling awal tahun 1990-an di offshore Mahakam (yang menelan rig Semnlu dan seorang radio operator) dan di onshore Sumatra Utara. Yang saya saksikan sungguh berbeda dengan seminggu pertama kejadian LUSI. Rick Swarbrick adalah co-author Richard Davis dalam papernya tentang LUSI yang banyak dikutip "kubu" drilling sebagai trigger LUSI, paper ini dikutip sampai ke media2 di Indonesia. Salam, awang -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 29, 2008 3:54 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" Tidak hanya di Indonesia yang sibuk soal lumpur. Di Belanda juga ada presentasi LUSI. Ini yang kedua kalinya. Tahun lalu oleh Rick Swarbrick. Rick mempresentasikan seismik data dan beberapa data pengeboran. Dan kronologis drilling dan terjadinya mud volcano. Seismic sectionnya juga menunjukkan analog blow out crater alami yang terjadi jauh sebelumnya di daerah yang sama. Konklusinya LUSI di trigger oleh drilling. Dengar-dengar Adriano Mazzini akan memberikan ide tandingan yang menyatakan bahwa LUSI diakibatkan oleh gempa bumi. Nanti saya kasih updatenya. Salam dari negara kincir angin. Herman Darman ___ activity. Dear PGK Member, Please find attached your copy of the PGK March Newsletter. This month's meeting will be held on Wednesday, March 19th, 2008. The agenda outline is as follows: 17:00 - 18:00 hrs: Social hour (free drinks) 18:00 - 19:00 hrs: Lecture by Adriano Mazzini Title: "Causes and Triggers of the LUSI Mud Volcano, Indonesia" Furthermore we'd like to remind you of the short PGK excursion on Wednesday March 5th from 17:00-18:00 pm to the Shell iScope Visualisation Centre in Rijswijk. For registration please contact Gary Ingram: [EMAIL PROTECTED] before 12 noon March 4th. We hope to see you all there! Best regards, Wieske Paulissen Secretary PGK <> ** Wieske E. Paulissen Delft University of Technology Dept. of Geotechnology Stevinweg 1 - 2628 CN Delft The Netherlands Office: 0031 15 2782576 E-mail: [EMAIL PROTECTED] -Original Message- From: Bambang P. Istadi [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 29, 2008 9:47 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" Cak Noor, Oden, pak Nyoto, Jangan berkecil hati,... silahkan datang ke Lapindo, nanti saya mintakan teman2 Lapindo untuk membukakan data2 Banjarpanji. Selama bapak2 masih objektif dalam menyikapi masalah ini dan masih dalam koridor peraturan pemerintah soal informasi dan atas persetujuan partner Lapindo, akan saya mintakan untuk dibuka, silahkan datang,... saya tunggu. Undangan yang sama telah saya lontarkan ke Richard Davies dan Mark Tingay beberapa waktu yang lalu. Tapi mereka tidak nongol. Daripada bapak2 mengambil konklusi dini dengan basis data dan fakta yang salah seperti Davies lalu menghujat Lapindo,... silahkan saya tunggu. Beberapa waktu yang lalu KMI dan IATMI berinisiatif untuk menyelenggarakan Drilling Forum mengupas data Banjarpanji, dan kami setuju untuk berbagi data,.. tapi kandas ditengah jalan karena ada pihak2 tertentu yang tidak setuju,.. yang jelas bukan Lapindo, tiada niatan kami untuk menutup-nutupi. Satu hal yang saya ingin garis bawahi,.. kita boleh berdebat dan berpolemik terus soal penyebab dan trigger lumpur, tapi selama ini kami lebih banyak diam karena berkonsentrasi untuk terus berbuat menyelesaikan masalah2 sosial kemasyarakatan, juga berbagai macam persoalan dilapangan. Kami tidak akan lari d
Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
Mazzini dg pak Bb.Istadi ? Oooo yo wis, met whiken nek ngono 2008/2/29 Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>: > Mazzini menuliskannya juga di Earth Planetary science bersama Pak Bambang > Istadi > > Triggering and dynamic evolution of the LUSI mud volcano, Indonesia > > A. Mazzini a,⁎, H. Svensen a, G.G. Akhmanov b, G. Aloisi c, S. Planke a,d, > > A. Malthe-Sørenssen a, B. Istadi e > Silahkn donlod disini : > http://folk.uio.no/hensven/Mazzini_EPSL_07.pdf > Seperti kata Koenil, ini "perang" science bukan main ... jelan bukan > mainan > Tetapi kalau memang masih ada pro kontra begini, dari sisi hukum jelas > teori > relasi gempa - MV ini tidak (*belum*) bisa dipakai sebagai "pisau operasi" > kalau kata Pak Awang. > > RDP > 2008/2/29 <[EMAIL PROTECTED]>: > > > Tidak hanya di Indonesia yang sibuk soal lumpur. > > Di Belanda juga ada presentasi LUSI. Ini yang kedua kalinya. Tahun lalu > > oleh Rick Swarbrick. Rick mempresentasikan seismik data dan beberapa > data > > pengeboran. Dan kronologis drilling dan terjadinya mud volcano. Seismic > > sectionnya juga menunjukkan analog blow out crater alami yang terjadi > jauh > > sebelumnya di daerah yang sama. Konklusinya LUSI di trigger oleh > drilling. > > > > Dengar-dengar Adriano Mazzini akan memberikan ide tandingan yang > > menyatakan bahwa LUSI diakibatkan oleh gempa bumi. > > > > Nanti saya kasih updatenya. > > > > Salam dari negara kincir angin. > > > > Herman Darman > > > > ___ > > > > activity. > > > > Dear PGK Member, > > > > Please find attached your copy of the PGK March Newsletter. This month's > > meeting will be held on Wednesday, March 19th, 2008. > > > > The agenda outline is as follows: > > > > 17:00 - 18:00 hrs: Social hour (free drinks) > > > > 18:00 - 19:00 hrs: Lecture by Adriano Mazzini > > > >Title: "Causes and Triggers of the LUSI Mud Volcano, Indonesia" > > > > Furthermore we'd like to remind you of the short PGK excursion on > > Wednesday March 5th from 17:00-18:00 pm to the Shell iScope > Visualisation > > Centre in Rijswijk. For registration please contact Gary Ingram: > > [EMAIL PROTECTED] before 12 noon March 4th. > > > > We hope to see you all there! > > > > Best regards, > > > > Wieske Paulissen > > > > Secretary PGK > > > > <> > > > > ****************** > > Wieske E. Paulissen > > > > Delft University of Technology > > Dept. of Geotechnology > > Stevinweg 1 - 2628 CN Delft > > The Netherlands > > > > Office: 0031 15 2782576 > > E-mail: [EMAIL PROTECTED] > > > > -Original Message- > > From: Bambang P. Istadi [mailto:[EMAIL PROTECTED] > > Sent: Friday, February 29, 2008 9:47 AM > > To: iagi-net@iagi.or.id > > Subject: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" > > > > > > Cak Noor, Oden, pak Nyoto, > > > > Jangan berkecil hati,... silahkan datang ke Lapindo, nanti saya mintakan > > teman2 Lapindo untuk membukakan data2 Banjarpanji. Selama bapak2 masih > > objektif dalam menyikapi masalah ini dan masih dalam koridor peraturan > > pemerintah soal informasi dan atas persetujuan partner Lapindo, akan > > saya mintakan untuk dibuka, silahkan datang,... saya tunggu. > > > > Undangan yang sama telah saya lontarkan ke Richard Davies dan Mark > > Tingay beberapa waktu yang lalu. Tapi mereka tidak nongol. Daripada > > bapak2 mengambil konklusi dini dengan basis data dan fakta yang salah > > seperti Davies lalu menghujat Lapindo,... silahkan saya tunggu. > > > > Beberapa waktu yang lalu KMI dan IATMI berinisiatif untuk > > menyelenggarakan Drilling Forum mengupas data Banjarpanji, dan kami > > setuju untuk berbagi data,.. tapi kandas ditengah jalan karena ada > > pihak2 tertentu yang tidak setuju,.. yang jelas bukan Lapindo, tiada > > niatan kami untuk menutup-nutupi. > > > > Satu hal yang saya ingin garis bawahi,.. kita boleh berdebat dan > > berpolemik terus soal penyebab dan trigger lumpur, tapi selama ini kami > > lebih banyak diam karena berkonsentrasi untuk terus berbuat > > menyelesaikan masalah2 sosial kemasyarakatan, juga berbagai macam > > persoalan dilapangan. Kami tidak akan lari dan akan terus menyelesaikan > > masalah2 sosial kemasyarakatan. Ini suatu komitmen dan tidak memikirkan > > untuk menagih ke Pemerintah biaya yang sudah dikeluarkan saat ini > > sebesar Rp. 2.9T
Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
Mazzini menuliskannya juga di Earth Planetary science bersama Pak Bambang Istadi Triggering and dynamic evolution of the LUSI mud volcano, Indonesia A. Mazzini a,⁎, H. Svensen a, G.G. Akhmanov b, G. Aloisi c, S. Planke a,d, A. Malthe-Sørenssen a, B. Istadi e Silahkn donlod disini : http://folk.uio.no/hensven/Mazzini_EPSL_07.pdf Seperti kata Koenil, ini "perang" science bukan main ... jelan bukan mainan Tetapi kalau memang masih ada pro kontra begini, dari sisi hukum jelas teori relasi gempa - MV ini tidak (*belum*) bisa dipakai sebagai "pisau operasi" kalau kata Pak Awang. RDP 2008/2/29 <[EMAIL PROTECTED]>: > Tidak hanya di Indonesia yang sibuk soal lumpur. > Di Belanda juga ada presentasi LUSI. Ini yang kedua kalinya. Tahun lalu > oleh Rick Swarbrick. Rick mempresentasikan seismik data dan beberapa data > pengeboran. Dan kronologis drilling dan terjadinya mud volcano. Seismic > sectionnya juga menunjukkan analog blow out crater alami yang terjadi jauh > sebelumnya di daerah yang sama. Konklusinya LUSI di trigger oleh drilling. > > Dengar-dengar Adriano Mazzini akan memberikan ide tandingan yang > menyatakan bahwa LUSI diakibatkan oleh gempa bumi. > > Nanti saya kasih updatenya. > > Salam dari negara kincir angin. > > Herman Darman > > ___ > > activity. > > Dear PGK Member, > > Please find attached your copy of the PGK March Newsletter. This month's > meeting will be held on Wednesday, March 19th, 2008. > > The agenda outline is as follows: > > 17:00 - 18:00 hrs: Social hour (free drinks) > > 18:00 - 19:00 hrs: Lecture by Adriano Mazzini > >Title: "Causes and Triggers of the LUSI Mud Volcano, Indonesia" > > Furthermore we'd like to remind you of the short PGK excursion on > Wednesday March 5th from 17:00-18:00 pm to the Shell iScope Visualisation > Centre in Rijswijk. For registration please contact Gary Ingram: > [EMAIL PROTECTED] before 12 noon March 4th. > > We hope to see you all there! > > Best regards, > > Wieske Paulissen > > Secretary PGK > > <> > > ** > Wieske E. Paulissen > > Delft University of Technology > Dept. of Geotechnology > Stevinweg 1 - 2628 CN Delft > The Netherlands > > Office: 0031 15 2782576 > E-mail: [EMAIL PROTECTED] > > -Original Message- > From: Bambang P. Istadi [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Friday, February 29, 2008 9:47 AM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" > > > Cak Noor, Oden, pak Nyoto, > > Jangan berkecil hati,... silahkan datang ke Lapindo, nanti saya mintakan > teman2 Lapindo untuk membukakan data2 Banjarpanji. Selama bapak2 masih > objektif dalam menyikapi masalah ini dan masih dalam koridor peraturan > pemerintah soal informasi dan atas persetujuan partner Lapindo, akan > saya mintakan untuk dibuka, silahkan datang,... saya tunggu. > > Undangan yang sama telah saya lontarkan ke Richard Davies dan Mark > Tingay beberapa waktu yang lalu. Tapi mereka tidak nongol. Daripada > bapak2 mengambil konklusi dini dengan basis data dan fakta yang salah > seperti Davies lalu menghujat Lapindo,... silahkan saya tunggu. > > Beberapa waktu yang lalu KMI dan IATMI berinisiatif untuk > menyelenggarakan Drilling Forum mengupas data Banjarpanji, dan kami > setuju untuk berbagi data,.. tapi kandas ditengah jalan karena ada > pihak2 tertentu yang tidak setuju,.. yang jelas bukan Lapindo, tiada > niatan kami untuk menutup-nutupi. > > Satu hal yang saya ingin garis bawahi,.. kita boleh berdebat dan > berpolemik terus soal penyebab dan trigger lumpur, tapi selama ini kami > lebih banyak diam karena berkonsentrasi untuk terus berbuat > menyelesaikan masalah2 sosial kemasyarakatan, juga berbagai macam > persoalan dilapangan. Kami tidak akan lari dan akan terus menyelesaikan > masalah2 sosial kemasyarakatan. Ini suatu komitmen dan tidak memikirkan > untuk menagih ke Pemerintah biaya yang sudah dikeluarkan saat ini > sebesar Rp. 2.9T maupun yang akan dikeluarkan dan tetap patuh amanah > PerPres 14 tahun 2007. > > Silahkan,.. saya tunggu > Wass.w.w. > Bambang Istadi > > > > > > > > CALONKAN DIRI ANDA SEBAGAI KETUA UMUM IAGI 2008-2011 ! > PENDAFTARAN CALON KETUA 13 FEB S/D 6 JUNI 2008 > PENGHITUNGAN SUARA: PIT IAGI 37 DI BANDUNG > > > - > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id >
Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
Bung Shofi dan semuanya, Rupanya diskusi berkembang menjadi semakin hangat. Kita sebagai geosaintis akan memandang Ibu Bumi bukan sebagai benda mati dan diam, tetapi merupakan benda hidup yang bergerak secara dinamis. Dan negeri ini terkenal terletak di pertemuan lempeng-2 teknonik yang selalu bergerak (sampai sekarang gempa bumi saling susul-menyusul saja). Sangat masuk akal kalau ada dugaan bahwa gaya-2 geologi ikut berperan (berpengaruh) dalam semburan lumpur. Kalau sebelumnya sudah ada yang menulis "diusik oleh pemboran", juga membaca pertanyaan-2 Bung Shofi, khususnya "apakah ada kick setelah lost circulation", jawabnya bisa: ya. Logikanya, selama pemboran, lubang sumur harus penuh dengan lumpur pemboran yang mempunyai berat- jenis tertentu; ketika terjadi loss (hilangnya lumpu bor ke dalam formasi) mengakibatkan turunnya permukaan lumpur dalam lubang sehingga tekanan hidrostatik akan berkurang (Seorang driller di rig sangat paham ini). Ini bisa berakibat runtuhnya dinding sumur (nantinya pipa terjepit, stuck drill pipe) dan mengalirnya fluida dari formasi ke dalam lubang sumur. Kalau aliran ini hanya kecil dan segera dapat diatasi, namanya "kick" tetapi kalau sudah menjadi besar dan tak terkendali disebut semburan liar atau blow-out. Kita (sampeyan dan saya) sebagai mantan mudlogger pasti sangat perhatian dengan pekerjaan di seputar pemboran dan mudlogging. Begitu melihat ada tanda-2 loss, perubahan trend Dxc, peningkatan background gas dll akan segera dilaporkan kepada atasan (drilling supervisor di lokasi). Supaya tidak berkembang lebih besar. Berikut laporan kami (29 tahun yll) ketika sumur kami mengalami blow out (kami rig-up peralatan mudlogging ketika pemboran sudah berjalan cukup dalam): Begitu peralatan mulai operasi, kami segera membuat laporan pagi secara rutin, lengkap dengan mudlog, pressure log dll Ketika pemboran mencapai +/- 2800 meter, atau sekitar seminggu sebelum blow out, kami telah menulis catatan dalam laporan pagi: Recommend to stop drilling, run logs to save data, set casing, and continue drilling. Tetapi pemboran tetap dilanjutkan; dua hari sebelum kejadian (blow out di 2924 m) kami tulis: Strongly recommended to stop drilling. Perhitungan kami bahwa "kick tolerance" sudah sangat kecil; kalau sampai terjadi "kick" sulit untuk killing well.In a kick situation it would not be possible to kill the well without loss of circulation below the casing shoe. This was the primary consideration in the frequent recommendation of logging and running 7" casing before attempting to drill further. Waktu itu kami menggangap bahwa casing design kurang tepat karena ada open hole yang panjang. Pemboran tetap berjalan, jam 20.20 ada drilling break (10 Cm), driller angkat pipa, lalu pemboran dilanjutkan dari 2923.4 M ke 2924' ketika ada drilling break yang lebih besar (dari rata-1 1,2 m/hr ke 12 m/hr). Ini segera diikuti naiknya volume lumpur di kolam lumpur (pit) yang mengindikasikan adanya aliran dari formasi. Semua ini sudah dilaporkan, namun malahan dilakukan sirkulasi dengan alasan untuk menaikkan berat lumpur. Pompa sempat dihentikan selama 4 menit, lalu dilakukan "flow check". Ada flow! Sirkulasi tetap dilanjutkan, dan terjadi kick. SICP (shut-in casing pressure 850 psi). Akhirnya diperlukan waktu 2-3 bulan untuk memadamkan blow out, dan sumur akhirnya hilang. Maka sangatlah penting untuk tetap konsentrasi, melakukan semua pekerjaan dengan baik, sesuai dengan program dan prosedur, serta komunikasi dengan kantor atau para pengambil kebijaksanaan. Jujur saja, kalau sedang bertugas sebagai wsg, saya kecewa (suka cerewet) dengan rekan-2 mudlogger yang kurang serius dengan tugasnya (sibuk memutar lagu atau film, atau membaca novel) mentang-2 sudah ada sample catcher, dan yang lain-2 dapat meng-copy dari wsg (sampai cutting sample description, oil show evaluation) untuk dicantumkan dalam mudlog. Semoga musibah semburan lumpur segera dapat ditanggulangi, dan para korban juga mendapat perhatian/ bantuan sebaik-baiknya. Salam hangat, sugeng - Original Message - From: "Shofiyuddin" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Thursday, February 28, 2008 4:52 PM Subject: Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" > Kalo pertanyaannya agak mendekati kejadian di sumur bagaimana ya. > Apakah ada hubungan antara Mud Volcano dengan kejadian sumur seperti Loss > Circulation? > Lebih jelasnya, apakah mungkin Loss Circulation menyebabkan Mud Volcano? > Apakah ada Kick setelah Loss Circulation? Apakah Kicknya telah berubah > menjadi blowout? > Apakah blowout bisa menyebabkan Mud Volcano? > > Loss circulation bisa diukur dan tercatat > Kick bisa diukur juga dan dicatat (SICP, SIDP), kemudian diitung tekanan > bawah permukaan > Blowout bisa dilihat dari efeknya di sekitar sumur. > Blowout akan memungkinkan gas keluar melalui casing yang ditanam, tapi bisa
Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
"Kami tidak akan lari dan akan terus menyelesaikan masalah2 sosial kemasyarakatan. Ini suatu komitmen dan tidak memikirkan untuk menagih ke Pemerintah biaya yang sudah dikeluarkan saat ini sebesar Rp. 2.9T maupun yang akan dikeluarkan dan tetap patuh amanah PerPres 14 tahun 2007." .. Yah kalo dah gitu ya selesailah persoalan kita semua, kan Lapindo dah komit mo' menyelesaikan masalah2 sosial kemasyarakatan & tidak memikirkan untuk menagih ke pemerintah biaya yg sudah dikeluarkan maupun yg akan dikeluarkan ... berarti kan masalahnya dah selesai kan, yg penting semua kerugian yg diderita masyarakat sebagai korban LUSI sudah & akan ditangani (asal bener2 lho ya, janji lho ...) ... so apa lagi ...? Makasih penjelasannya mas Bambang Istadi. wass, nyoto 2008/2/29 Bambang P. Istadi <[EMAIL PROTECTED]>: > Cak Noor, Oden, pak Nyoto, > > Jangan berkecil hati,... silahkan datang ke Lapindo, nanti saya mintakan > teman2 Lapindo untuk membukakan data2 Banjarpanji. Selama bapak2 masih > objektif dalam menyikapi masalah ini dan masih dalam koridor peraturan > pemerintah soal informasi dan atas persetujuan partner Lapindo, akan > saya mintakan untuk dibuka, silahkan datang,... saya tunggu. > > Undangan yang sama telah saya lontarkan ke Richard Davies dan Mark > Tingay beberapa waktu yang lalu. Tapi mereka tidak nongol. Daripada > bapak2 mengambil konklusi dini dengan basis data dan fakta yang salah > seperti Davies lalu menghujat Lapindo,... silahkan saya tunggu. > > Beberapa waktu yang lalu KMI dan IATMI berinisiatif untuk > menyelenggarakan Drilling Forum mengupas data Banjarpanji, dan kami > setuju untuk berbagi data,.. tapi kandas ditengah jalan karena ada > pihak2 tertentu yang tidak setuju,.. yang jelas bukan Lapindo, tiada > niatan kami untuk menutup-nutupi. > > Satu hal yang saya ingin garis bawahi,.. kita boleh berdebat dan > berpolemik terus soal penyebab dan trigger lumpur, tapi selama ini kami > lebih banyak diam karena berkonsentrasi untuk terus berbuat > menyelesaikan masalah2 sosial kemasyarakatan, juga berbagai macam > persoalan dilapangan. Kami tidak akan lari dan akan terus menyelesaikan > masalah2 sosial kemasyarakatan. Ini suatu komitmen dan tidak memikirkan > untuk menagih ke Pemerintah biaya yang sudah dikeluarkan saat ini > sebesar Rp. 2.9T maupun yang akan dikeluarkan dan tetap patuh amanah > PerPres 14 tahun 2007. > > Silahkan,.. saya tunggu > Wass.w.w. > Bambang Istadi > > > > > > > > CALONKAN DIRI ANDA SEBAGAI KETUA UMUM IAGI 2008-2011 ! > PENDAFTARAN CALON KETUA 13 FEB S/D 6 JUNI 2008 > PENGHITUNGAN SUARA: PIT IAGI 37 DI BANDUNG > > > - > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event > shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to > direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting > from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the > use of any information posted on IAGI mailing list. > - > >
RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
Tidak hanya di Indonesia yang sibuk soal lumpur. Di Belanda juga ada presentasi LUSI. Ini yang kedua kalinya. Tahun lalu oleh Rick Swarbrick. Rick mempresentasikan seismik data dan beberapa data pengeboran. Dan kronologis drilling dan terjadinya mud volcano. Seismic sectionnya juga menunjukkan analog blow out crater alami yang terjadi jauh sebelumnya di daerah yang sama. Konklusinya LUSI di trigger oleh drilling. Dengar-dengar Adriano Mazzini akan memberikan ide tandingan yang menyatakan bahwa LUSI diakibatkan oleh gempa bumi. Nanti saya kasih updatenya. Salam dari negara kincir angin. Herman Darman ___ activity. Dear PGK Member, Please find attached your copy of the PGK March Newsletter. This month's meeting will be held on Wednesday, March 19th, 2008. The agenda outline is as follows: 17:00 - 18:00 hrs: Social hour (free drinks) 18:00 - 19:00 hrs: Lecture by Adriano Mazzini Title: "Causes and Triggers of the LUSI Mud Volcano, Indonesia" Furthermore we'd like to remind you of the short PGK excursion on Wednesday March 5th from 17:00-18:00 pm to the Shell iScope Visualisation Centre in Rijswijk. For registration please contact Gary Ingram: [EMAIL PROTECTED] before 12 noon March 4th. We hope to see you all there! Best regards, Wieske Paulissen Secretary PGK <> ** Wieske E. Paulissen Delft University of Technology Dept. of Geotechnology Stevinweg 1 - 2628 CN Delft The Netherlands Office: 0031 15 2782576 E-mail: [EMAIL PROTECTED] -Original Message- From: Bambang P. Istadi [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 29, 2008 9:47 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" Cak Noor, Oden, pak Nyoto, Jangan berkecil hati,... silahkan datang ke Lapindo, nanti saya mintakan teman2 Lapindo untuk membukakan data2 Banjarpanji. Selama bapak2 masih objektif dalam menyikapi masalah ini dan masih dalam koridor peraturan pemerintah soal informasi dan atas persetujuan partner Lapindo, akan saya mintakan untuk dibuka, silahkan datang,... saya tunggu. Undangan yang sama telah saya lontarkan ke Richard Davies dan Mark Tingay beberapa waktu yang lalu. Tapi mereka tidak nongol. Daripada bapak2 mengambil konklusi dini dengan basis data dan fakta yang salah seperti Davies lalu menghujat Lapindo,... silahkan saya tunggu. Beberapa waktu yang lalu KMI dan IATMI berinisiatif untuk menyelenggarakan Drilling Forum mengupas data Banjarpanji, dan kami setuju untuk berbagi data,.. tapi kandas ditengah jalan karena ada pihak2 tertentu yang tidak setuju,.. yang jelas bukan Lapindo, tiada niatan kami untuk menutup-nutupi. Satu hal yang saya ingin garis bawahi,.. kita boleh berdebat dan berpolemik terus soal penyebab dan trigger lumpur, tapi selama ini kami lebih banyak diam karena berkonsentrasi untuk terus berbuat menyelesaikan masalah2 sosial kemasyarakatan, juga berbagai macam persoalan dilapangan. Kami tidak akan lari dan akan terus menyelesaikan masalah2 sosial kemasyarakatan. Ini suatu komitmen dan tidak memikirkan untuk menagih ke Pemerintah biaya yang sudah dikeluarkan saat ini sebesar Rp. 2.9T maupun yang akan dikeluarkan dan tetap patuh amanah PerPres 14 tahun 2007. Silahkan,.. saya tunggu Wass.w.w. Bambang Istadi CALONKAN DIRI ANDA SEBAGAI KETUA UMUM IAGI 2008-2011 ! PENDAFTARAN CALON KETUA 13 FEB S/D 6 JUNI 2008 PENGHITUNGAN SUARA: PIT IAGI 37 DI BANDUNG - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - CALONKAN DIRI ANDA SEBAGAI KETUA UMUM IAGI 2008-2011 ! PENDAFTARAN CALON KETUA 13 FEB S/D 6 JUNI 2008 PENGHI
RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
Cak Noor, Oden, pak Nyoto, Jangan berkecil hati,... silahkan datang ke Lapindo, nanti saya mintakan teman2 Lapindo untuk membukakan data2 Banjarpanji. Selama bapak2 masih objektif dalam menyikapi masalah ini dan masih dalam koridor peraturan pemerintah soal informasi dan atas persetujuan partner Lapindo, akan saya mintakan untuk dibuka, silahkan datang,... saya tunggu. Undangan yang sama telah saya lontarkan ke Richard Davies dan Mark Tingay beberapa waktu yang lalu. Tapi mereka tidak nongol. Daripada bapak2 mengambil konklusi dini dengan basis data dan fakta yang salah seperti Davies lalu menghujat Lapindo,... silahkan saya tunggu. Beberapa waktu yang lalu KMI dan IATMI berinisiatif untuk menyelenggarakan Drilling Forum mengupas data Banjarpanji, dan kami setuju untuk berbagi data,.. tapi kandas ditengah jalan karena ada pihak2 tertentu yang tidak setuju,.. yang jelas bukan Lapindo, tiada niatan kami untuk menutup-nutupi. Satu hal yang saya ingin garis bawahi,.. kita boleh berdebat dan berpolemik terus soal penyebab dan trigger lumpur, tapi selama ini kami lebih banyak diam karena berkonsentrasi untuk terus berbuat menyelesaikan masalah2 sosial kemasyarakatan, juga berbagai macam persoalan dilapangan. Kami tidak akan lari dan akan terus menyelesaikan masalah2 sosial kemasyarakatan. Ini suatu komitmen dan tidak memikirkan untuk menagih ke Pemerintah biaya yang sudah dikeluarkan saat ini sebesar Rp. 2.9T maupun yang akan dikeluarkan dan tetap patuh amanah PerPres 14 tahun 2007. Silahkan,.. saya tunggu Wass.w.w. Bambang Istadi CALONKAN DIRI ANDA SEBAGAI KETUA UMUM IAGI 2008-2011 ! PENDAFTARAN CALON KETUA 13 FEB S/D 6 JUNI 2008 PENGHITUNGAN SUARA: PIT IAGI 37 DI BANDUNG - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
Hanya ingin komentar sedikit saja Pak Nyoto, soal pernyataan Bapak di bawah. Kalau menurut saya sih perbedaan pendapat apalagi secara ilmiah apalagi yang menyangkut ilmu kebumian itu wajar sekali, karena parameternya banyak, ketidakpastiannya banyak. Jadi kalau ada perbedaan pendapat ilmiah dalam memandang masalah Lusi ini ya wajar sekali, dan tidak harus selalu karena ada 'kepentingan' di balik pendapat-pendapat yang berbeda itu. Saya tidak bilang tidak ada kepentingan bermain dalam hal ini, dalam masalah sebesar Lusi yang sudah dijadikan wacana politik pasti banyak kepentingan bermain, tapi tidak berarti setiap orang yang punya pendapat ilmiah berbeda jadi punya pendapat berbeda karena punya kepentingan atau agenda sendiri-sendiri. Apa tidak mungkin orang-orang ini punya pendapat berbeda sembari tetap mengusung kredibilitas keilmiahan mereka? Salam, Nila -- photo album: http://koeniel.fotopic.net blog: http://my-musings.blogdrive.com > On 29/02/2008, nyoto - ke-el <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Contohnya banyak mas, misalnya coba lihat aja para staff pengajar di ITB yg > > saya yakin kredibilitas & pengalamannya sudah sekaliber international, tapi > > diantara merekapun juga tetap ada "perbedaan" dalam soal kesimpulan apa > > penyebab LUSI ini, karena masing2 kelompok punya kepentingan yg berbeda ato > > bahkan bertentangan so ? ya tanya aja pada rumput yg bergoyang mas > > > CALONKAN DIRI ANDA SEBAGAI KETUA UMUM IAGI 2008-2011 ! PENDAFTARAN CALON KETUA 13 FEB S/D 6 JUNI 2008 PENGHITUNGAN SUARA: PIT IAGI 37 DI BANDUNG - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
san, lalu timbul lagi ketidakpuasan, perdebatan ilmiah panjang > lagi yang dibumbui oleh sindiran-sindiran, terus demikian berputar lagi, > tak ada habis-habisnya. > > Mudah-mudahan tulisan ini mengetuk hati dan pikiran Bapak-bapak dan > Ibu-ibu yang telah lebih jauh berpengalaman daripada saya yang muda ini. > Dengan segala kerendahan hati saya mohon dibukakan pintu maaf yang > seluas-luasnya apabila ada bagian dalam tulisan saya yang tidak > berkenan. Saya sadar saya masih belajar, tapi saya juga ingin sekali > menyampaikan pikiran saya, yang saya niatkan murni hanya untuk kebaikan, > bukan kesinisan. > > Salam hormat, > Firman Fauzi > > > > > -Original Message- > From: nyoto - ke-el [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Thursday, February 28, 2008 3:06 PM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" > > Pak Awang, > > Dah capek ngurusin data2nya pak Awang, mendingan ngurusin kerjaan saya > yg > sakumbruk drpd eyel2an di milis tak ada guna ngabisin energy, > selama > diantara kita masih ada kepentingan ... eeeh saya gak ada kepentingan > sama > sekali ding, kecuali hanya ingin yg bener menurut pemikiran saya aja , > gitu > aja koq repot amat lho ... > > Usulan dari mas Firman Fauzi bagus & simpatik sekali, tapi saya pribadi > merasa pesimis bahwa hal itu akan bisa terjadi di alam Indonesia seperti > sekarang ini, dimana terlalu banyak sekali beberapa pihak yg terlalu > berkepentingan & berkuasa bisa menentukan segalanya di negara Ngastino > ini > > > Betul kata mas Hestu daripada capek berseteru terus , mendingan > mencalonkan diri menjadi ketua IAGI baru, gimana siapa berani hayo ...?? > > wass, > nyoto > > > > > > > 2008/2/28 Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]>: > > > Manga dan Brodsky (2005) hanya analisis statistik magnitude gempa vs > jarak > > episentrum gempa (EQ)-mud volcano (MV). Harus diingat bahwa itu bukan > > analisis geologi yang bermain di subsurface. Kalau ada titik mud > volcano > > yang keluar dari kecenderungan cross-plot Manga & Brodsky (2005) > apakah kita > > bisa dengan yakin berkata bahwa MV ini bukan karena EQ ini ? Saya > tidak > > yakin, namanya saja analisis statistik. Analisis statistik tidak bisa > > serta-merta mengendalikan kebenaran geologi di bawah sana. > > > > Harus diakui bahwa ada hubungan kuat antara EQ dengan MV. Saat gempa > Aceh > > 26 Desember 2004, dalam menit yang sama terjadi Baratang MV di tengah > pulau > > Andaman berupa semburan lumpur dengan ketinggian melebihi pohon2 di > > sekitarnya. Banyak lagi kasus kedekatan hubungan itu, kita bisa > mengecek > > dengan mempelajari semua MV dan EQ terutama di Kaspia dan Azerbaijan, > tempat > > dengan MV paling banyak di dunia. > > > > Korelasi itu jelas ada; tetapi kita tak tahu banyak soal ini : > > > > (1) the robustness of the correlation, > > (2) the exact triggering mechanism, > > (3) magnitude thresholds and triggering distances, > > (4) possibility of delayed triggering > > > > Kurva Manga & Brodsky menyangkut no. (3). Sekali lagi, kurva itu > dibangun > > dengan analisis statistik dengan mekanisme sebenarnya yang kita tidak > > ketahui dengan baik. Nah, apakah untuk sesuatu yang tidak kita ketahui > > dengan baik akan kita gunakan 100 % sebagai pisau bedah, lalu > menggunakannya > > sebagai alat pengambilan keputusan yang eksesnya sangat besar, > sementara > > kita sebenarnya tidak mengertu dengan baik dan berbagai kemungkinan > lain > > bisa saja terjadi ? > > > > Disalin dari Antara : > > > > >Sebagai pakar geologi, ia juga membantah keras teori kemunculan > luapan > > >lumpur akibat gempa yang terjadi dua hari sebelum lumpur mulai muncul > > >di Porong. > > >Pada tanggal 27 Mei 2006, terjadi gempa bumi yang berpusat di > > >Yogyakarta. Gempa itu berkekuatan 6,3 skala Richter. > > >Pakar gempa bumi Manga & Brodsky menyebutkan bahwa gempa bumi memang > > >bisa mengakibatkan semburan lumpur, tapi jika kekuatannya di atas 9 > > >skala Richter dan berjarak dekat. > > > > Komentar : > > > > Kata siapa gempa dengan M > 9.0 yang hanya bisa memicu MV ? Manga & > > Brodsky (2005)tak mengatakan begitu. Lihat juga publikasi Aliyev et > al. > > (2002) : Catalogue of recorded eruptions of mud volcanoes of > Azerbaijan for > > period of years 1810-2001, Nafta, Baku, Azerbaijan, 88 ps. Gempa > sekecil M = > > 4.6 pun bisa memicu sebuah MV. Gempa Aceh M=9 26 Desember 2004 pun > diikuti > > s
RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
YTH Pak Nyoto, Bapak-bapak & Ibu-ibu IAGI netters, Justru saya yang muda ini maunya mendengar nada-nada optimis. Saya yakin bahwa di kalangan ahli kebumian, pengeboran, dan perminyakan yang sudah malang melintang belasan sampai puluhan tahun di ranah eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi banyak yang menjunjung tinggi kebenaran ilmiah. Bahkan 2 kubu baik yang bersikukuh bahwa semburan lumpur itu akibat dari pengeboran dan baik yang berpendapat semburan itu akibat dari proses bencana alam, tetap mengedepankan kebenaran ilmiah dalam kajian dan analisis mereka, walaupun kesimpulan yang dihasilkan berbeda. Maka dari itu, yang hendak saya tekankan adalah belum pernah ada satupun forum besar yang memiliki kredibilitas tinggi, yang diakui oleh kedua kubu, dan terdiri dari dua kubu tersebut tak terkecuali, yang mendasarkan analisisnya pada SATU PACKAGE DATA YANG SAMA dan telah diakui dan disetujui bersama sebelumnya bahwa data itu valid dan layak dijadikan bahan studi dan analisis. Yang saya tahu, forum-forum yang telah ada sebelumnya (yang saya hadiri adalah yang di BPPT) justru menyisakan prasangka dan opini bahwa salah satu kubu tidak disertakan dalam forum tersebut, sehingga berkembanglah opini bahwa satu kubu berusaha membungkam kubu lain dan mengumumkan hasil temuan mereka sepihak untuk kepentingan golongan tertentu. Sehingga ujung-ujungnya adalah perdebatan panjang yang tak berujung sama sekali, dan bahkan terbentuk opini-opini yang sangat tidak sehat dan tidak seimbang di media dan masyarakat. Saya yakin, forum besar yang kredibilitasnya diakui oleh seluruh ahli kebumian, perminyakan, dan pengeboran (dalam hal ini yang diakui bersama kenetralan dan keobyetifitasannya) dan mengacu kepada suite data lengkap yang sama dan telah diakui bersama pula ke-valid-annya, terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat ilmu kebumian baik awam, dikontrol dan dipublikasikan oleh media cetak dan elektronik yang kredibel di negeri ini, akan benar-benar membuka jalan untuk menghasilkan kesimpulan yang lebih diterima oleh semua pihak dan terhindar dari kemungkinan berkembangnya opini negatif pasca forum besar tersebut. Saya sangat yakin karena saya tahu dan cukup baik mengenal senior-senior dan guru-guru saya, dan juga saya cukup banyak tahu Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang sudah lebih dulu malang melintang di dunia perminyakan (dari tulisan-tulisan, opini-opini ilmiah, kertas kerja mereka), yang sangat menjunjung tinggi azas kebenaran ilmiah dan keterbukaan, baik yang menyatakan bahwa semburan lumpur itu adalah akibat dari pengeboran maupun yang berpendapat akibat bencana alam, sehingga apa, sehingga bila ada indikasi kecurangan atau pembungkaman suatu kubu oleh kubu yang lain, atau forum distir oleh kubu tertentu, insya Allah mereka akan angkat bicara dan mengontrol jalannya forum ini untuk tetap di rel yang semestinya. Demi Allah saya yakin Pak. Sekarang tinggal apakah kita semua meniatkan dan merealisasikannya, atau cukup senang dengan hanya melakukan perdebatan ilmiah dibumbui oleh sindiran-sindiran, yang tak henti-hentinya, dan akhirnya skeptis, lalu kemudian ada sebuah badan politik tertentu yang merekomendasikan suatu keputusan, lalu timbul lagi ketidakpuasan, perdebatan ilmiah panjang lagi yang dibumbui oleh sindiran-sindiran, terus demikian berputar lagi, tak ada habis-habisnya. Mudah-mudahan tulisan ini mengetuk hati dan pikiran Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang telah lebih jauh berpengalaman daripada saya yang muda ini. Dengan segala kerendahan hati saya mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya apabila ada bagian dalam tulisan saya yang tidak berkenan. Saya sadar saya masih belajar, tapi saya juga ingin sekali menyampaikan pikiran saya, yang saya niatkan murni hanya untuk kebaikan, bukan kesinisan. Salam hormat, Firman Fauzi -Original Message- From: nyoto - ke-el [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, February 28, 2008 3:06 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" Pak Awang, Dah capek ngurusin data2nya pak Awang, mendingan ngurusin kerjaan saya yg sakumbruk drpd eyel2an di milis tak ada guna ngabisin energy, selama diantara kita masih ada kepentingan ... eeeh saya gak ada kepentingan sama sekali ding, kecuali hanya ingin yg bener menurut pemikiran saya aja , gitu aja koq repot amat lho ... Usulan dari mas Firman Fauzi bagus & simpatik sekali, tapi saya pribadi merasa pesimis bahwa hal itu akan bisa terjadi di alam Indonesia seperti sekarang ini, dimana terlalu banyak sekali beberapa pihak yg terlalu berkepentingan & berkuasa bisa menentukan segalanya di negara Ngastino ini Betul kata mas Hestu daripada capek berseteru terus , mendingan mencalonkan diri menjadi ketua IAGI baru, gimana siapa berani hayo ...?? wass, nyoto 2008/2/28 Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]>: > Manga dan Brodsky (2005) hanya analisis statistik magnitude gempa vs jarak > episentrum gempa (EQ)-mud volcano (
Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
Yang Shofi sebutkan dibawah ini aku terjemahkan dalam dongengan "detak-detak kelahiran lusi" disini : http://rovicky.wordpress.com/2007/04/03/detak-detak/ Dengan dongengan sederhana diatas saya juga mencoba menjelaskan fenomena yang mengagetkan Wikan. Mengapa bisa menyebur dengan kekuatan sebesar itu. Sayangnya dongengan itu tidak berdasarkan data asli, tetapi hanya data sekunder, penelitian Pak Rudi, dan media lain. Tentusaja perlu diuji secara ilmiah dengan data asli serta pengukuran dan penelitian. Jelas membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya dan olah-pikir !!! RDP 2008/2/28 Shofiyuddin <[EMAIL PROTECTED]>: > Kalo pertanyaannya agak mendekati kejadian di sumur bagaimana ya. > Apakah ada hubungan antara Mud Volcano dengan kejadian sumur seperti Loss > Circulation? > Lebih jelasnya, apakah mungkin Loss Circulation menyebabkan Mud Volcano? > Apakah ada Kick setelah Loss Circulation? Apakah Kicknya telah berubah > menjadi blowout? > Apakah blowout bisa menyebabkan Mud Volcano? > > Loss circulation bisa diukur dan tercatat > Kick bisa diukur juga dan dicatat (SICP, SIDP), kemudian diitung tekanan > bawah permukaan > Blowout bisa dilihat dari efeknya di sekitar sumur. > Blowout akan memungkinkan gas keluar melalui casing yang ditanam, tapi bisa > juga melalui batuan yang dilaluinya kalo ternyata lemah, yang akhirnya lari > keluar dari casing dan berjalan jalan di sekitar sumur. > Saya dengar kabar burung satu onshore rig di kalimantan ambles dan satu > offshore rig sinking ditelan bumi karena underground blowout ini. > > Loss, kick dan blowout adalah pertanyaan mendasar yang saya yakin perlu > jawaban dari data data yang kita punya. > > > > > > On 2/28/08, Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Manga dan Brodsky (2005) hanya analisis statistik magnitude gempa vs jarak > > episentrum gempa (EQ)-mud volcano (MV). Harus diingat bahwa itu bukan > > analisis geologi yang bermain di subsurface. Kalau ada titik mud volcano > > yang keluar dari kecenderungan cross-plot Manga & Brodsky (2005) apakah > kita > > bisa dengan yakin berkata bahwa MV ini bukan karena EQ ini ? Saya tidak > > yakin, namanya saja analisis statistik. Analisis statistik tidak bisa > > serta-merta mengendalikan kebenaran geologi di bawah sana. > > > > Harus diakui bahwa ada hubungan kuat antara EQ dengan MV. Saat gempa Aceh > > 26 Desember 2004, dalam menit yang sama terjadi Baratang MV di tengah pulau > > Andaman berupa semburan lumpur dengan ketinggian melebihi pohon2 di > > sekitarnya. Banyak lagi kasus kedekatan hubungan itu, kita bisa mengecek > > dengan mempelajari semua MV dan EQ terutama di Kaspia dan Azerbaijan, > tempat > > dengan MV paling banyak di dunia. > > > > Korelasi itu jelas ada; tetapi kita tak tahu banyak soal ini : > > > > (1) the robustness of the correlation, > > (2) the exact triggering mechanism, > > (3) magnitude thresholds and triggering distances, > > (4) possibility of delayed triggering > > > > Kurva Manga & Brodsky menyangkut no. (3). Sekali lagi, kurva itu dibangun > > dengan analisis statistik dengan mekanisme sebenarnya yang kita tidak > > ketahui dengan baik. Nah, apakah untuk sesuatu yang tidak kita ketahui > > dengan baik akan kita gunakan 100 % sebagai pisau bedah, lalu > menggunakannya > > sebagai alat pengambilan keputusan yang eksesnya sangat besar, sementara > > kita sebenarnya tidak mengertu dengan baik dan berbagai kemungkinan lain > > bisa saja terjadi ? > > > > Disalin dari Antara : > > > > >Sebagai pakar geologi, ia juga membantah keras teori kemunculan luapan > > >lumpur akibat gempa yang terjadi dua hari sebelum lumpur mulai muncul > > >di Porong. > > >Pada tanggal 27 Mei 2006, terjadi gempa bumi yang berpusat di > > >Yogyakarta. Gempa itu berkekuatan 6,3 skala Richter. > > >Pakar gempa bumi Manga & Brodsky menyebutkan bahwa gempa bumi memang > > >bisa mengakibatkan semburan lumpur, tapi jika kekuatannya di atas 9 > > >skala Richter dan berjarak dekat. > > > > Komentar : > > > > Kata siapa gempa dengan M > 9.0 yang hanya bisa memicu MV ? Manga & > > Brodsky (2005)tak mengatakan begitu. Lihat juga publikasi Aliyev et al. > > (2002) : Catalogue of recorded eruptions of mud volcanoes of Azerbaijan for > > period of years 1810-2001, Nafta, Baku, Azerbaijan, 88 ps. Gempa sekecil M > = > > 4.6 pun bisa memicu sebuah MV. Gempa Aceh M=9 26 Desember 2004 pun diikuti > > semburan lumpur di Alaska pada 28 Desember 2004. jarak Aceh-Alaska kita > tahu > > itu sangat jauh. > > > > Dari data pemboran (mud logging data), bagaimana kita mengartikan partial > > loss di Banjar Panji-1 yang terjadi dalam menit2 yang tak lama setelah > gempa > > Yogya terjadi ? Bagaimana mengartikan total loss yang terjadi setelah > > beberapa gempa susulan gempa Yogya ? Bagaimana mengartikan munculnya > retakan > > besar di sekitar pipe rack yang berorientasi sama dengan struktur utama di > > wilayah ini (SW-NE) ? Bagaimana mengartikan
Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
Kalo pertanyaannya agak mendekati kejadian di sumur bagaimana ya. Apakah ada hubungan antara Mud Volcano dengan kejadian sumur seperti Loss Circulation? Lebih jelasnya, apakah mungkin Loss Circulation menyebabkan Mud Volcano? Apakah ada Kick setelah Loss Circulation? Apakah Kicknya telah berubah menjadi blowout? Apakah blowout bisa menyebabkan Mud Volcano? Loss circulation bisa diukur dan tercatat Kick bisa diukur juga dan dicatat (SICP, SIDP), kemudian diitung tekanan bawah permukaan Blowout bisa dilihat dari efeknya di sekitar sumur. Blowout akan memungkinkan gas keluar melalui casing yang ditanam, tapi bisa juga melalui batuan yang dilaluinya kalo ternyata lemah, yang akhirnya lari keluar dari casing dan berjalan jalan di sekitar sumur. Saya dengar kabar burung satu onshore rig di kalimantan ambles dan satu offshore rig sinking ditelan bumi karena underground blowout ini. Loss, kick dan blowout adalah pertanyaan mendasar yang saya yakin perlu jawaban dari data data yang kita punya. On 2/28/08, Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Manga dan Brodsky (2005) hanya analisis statistik magnitude gempa vs jarak > episentrum gempa (EQ)-mud volcano (MV). Harus diingat bahwa itu bukan > analisis geologi yang bermain di subsurface. Kalau ada titik mud volcano > yang keluar dari kecenderungan cross-plot Manga & Brodsky (2005) apakah kita > bisa dengan yakin berkata bahwa MV ini bukan karena EQ ini ? Saya tidak > yakin, namanya saja analisis statistik. Analisis statistik tidak bisa > serta-merta mengendalikan kebenaran geologi di bawah sana. > > Harus diakui bahwa ada hubungan kuat antara EQ dengan MV. Saat gempa Aceh > 26 Desember 2004, dalam menit yang sama terjadi Baratang MV di tengah pulau > Andaman berupa semburan lumpur dengan ketinggian melebihi pohon2 di > sekitarnya. Banyak lagi kasus kedekatan hubungan itu, kita bisa mengecek > dengan mempelajari semua MV dan EQ terutama di Kaspia dan Azerbaijan, tempat > dengan MV paling banyak di dunia. > > Korelasi itu jelas ada; tetapi kita tak tahu banyak soal ini : > > (1) the robustness of the correlation, > (2) the exact triggering mechanism, > (3) magnitude thresholds and triggering distances, > (4) possibility of delayed triggering > > Kurva Manga & Brodsky menyangkut no. (3). Sekali lagi, kurva itu dibangun > dengan analisis statistik dengan mekanisme sebenarnya yang kita tidak > ketahui dengan baik. Nah, apakah untuk sesuatu yang tidak kita ketahui > dengan baik akan kita gunakan 100 % sebagai pisau bedah, lalu menggunakannya > sebagai alat pengambilan keputusan yang eksesnya sangat besar, sementara > kita sebenarnya tidak mengertu dengan baik dan berbagai kemungkinan lain > bisa saja terjadi ? > > Disalin dari Antara : > > >Sebagai pakar geologi, ia juga membantah keras teori kemunculan luapan > >lumpur akibat gempa yang terjadi dua hari sebelum lumpur mulai muncul > >di Porong. > >Pada tanggal 27 Mei 2006, terjadi gempa bumi yang berpusat di > >Yogyakarta. Gempa itu berkekuatan 6,3 skala Richter. > >Pakar gempa bumi Manga & Brodsky menyebutkan bahwa gempa bumi memang > >bisa mengakibatkan semburan lumpur, tapi jika kekuatannya di atas 9 > >skala Richter dan berjarak dekat. > > Komentar : > > Kata siapa gempa dengan M > 9.0 yang hanya bisa memicu MV ? Manga & > Brodsky (2005)tak mengatakan begitu. Lihat juga publikasi Aliyev et al. > (2002) : Catalogue of recorded eruptions of mud volcanoes of Azerbaijan for > period of years 1810-2001, Nafta, Baku, Azerbaijan, 88 ps. Gempa sekecil M = > 4.6 pun bisa memicu sebuah MV. Gempa Aceh M=9 26 Desember 2004 pun diikuti > semburan lumpur di Alaska pada 28 Desember 2004. jarak Aceh-Alaska kita tahu > itu sangat jauh. > > Dari data pemboran (mud logging data), bagaimana kita mengartikan partial > loss di Banjar Panji-1 yang terjadi dalam menit2 yang tak lama setelah gempa > Yogya terjadi ? Bagaimana mengartikan total loss yang terjadi setelah > beberapa gempa susulan gempa Yogya ? Bagaimana mengartikan munculnya retakan > besar di sekitar pipe rack yang berorientasi sama dengan struktur utama di > wilayah ini (SW-NE) ? Bagaimana mengartikan hubungan temporal dan spasial > antara tersemburnya lumpur dan gempa Yogya ? Bagaimana mengartikan enam > titik semburan lumpur dan air panas yang terjadi pada hari2 pertama semburan > yang membentuk kelurusan SW-NE dan bukan radial mengelilingi sumur ? > Bagaimana mengartikan data isotop deuterium yang muncul belakangan yang > menunjukkan hadirnya air magmatik berasal dari kedalaman 22.000 ft ? > > Itu fakta2 yang harus dicari jawabannya. Hm...jangan menutup mata terhadap > segala kemungkinan. > > Salam, > awang > > > Salam, > awang >
RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
Semoga tidak membuat capek yang tidak berkenan. Tapi saya sebenarnya sungguh takjub dengan sedemikian besar material yang mampu dikeluarkan oleh kejadian erupsi ini. Saya sepanjang karier bekerja dalam lingkungan lapangan injeksi uap belum pernah melihat kejadian yang seperti lumpur lapindo. Sebagai gambaran lapangan injeksi uap dioperasikan dengan menginjeksian 1 juta barrel uap panas setiap hari (1 MMBSPD) dengan tekanan pompa sebesar 200-400 psig untuk mencapai kedalaman injeksi 300-700 ft (100-300 m) untuk wilayah seluas 60 km2. Tekanan formasi terukur mencapai 200-250 psi pada kedalaman 500 ft. Cukup sering terjadi erupsi uap panas ke permukaan, dan kejadian paling serius di akhir 1990-an bisa diatasi kira-kira dalam waktu 2 bulan (padahal semburannya sempat melemparkan rig drilling ke udara setinggi 30 m), dan terhitung volume lumpur yang spill-out "cuma" 2 juta meter kubik. Saya pikir di wilayah operasi ini potensi semburan uap/lumpur adalah sangat tinggi. Tetapi setiap kejadian bisa terkendali dan alhamdulillah tidak berkelanjutan seperti kejadian di Sidoarjo. Adapun kejadian erupsi yang terjadi tiba-tiba tanpa ada kegiatan pemboran tidak pernah melibatkan volume dan waktu pengendalian yang bisa dikategorikan menyamai kejadian semburan akibat pemboran. Tetapi tetap saja sedahsyat apapun kejadian di lapangan ini belum pernah menyamai kejadian di Sidoarjo. Sampai sekarang saya belum habis pikir sebesar apa kekuatan yang bisa menyemburkan lumpur sedahsyat Sidoarjo. Bagaimana bisa batuan keras di kedalaman ribuan meter bisa hancur lumat menjadi lumpur dengan volume yang luar biasa (kira-kira sudah 1 tahun kejadian berjalan dengan rate 100rb bpd = 36 jt barrel) dan tersembur ke permukaan. Apakah ada tekanan insitu yang sedemikian tinggi dan bersifat latent dengan batuan lunak yang kemudian diusik oleh pemboran menyemburkan volume sedahsyat itu? Bagaimana bila dibandingkan dengan suatu reservoir dengan kondisi artificial yang sudah diinjeksikan uap sebesar 7 milyar barrel (1 MMBSPD selama 20 tahun) tapi tidak mampu memiliki kekuatan yang setara. Ataukah perlu suatu interverensi kekuatan lain untuk memunculkan efek penghancurkan volume batuan sebesar itu ? Mungkin saya salah, tapi kalau boleh berpendapat kalaupun lumpur menyembur sendiri tanpa ada trigger pemboran, rasanya nggak akan sedahsyat ini, mungkin seperti letupan Bledug Kuwu saja. Sebaliknya kalau pemboran memberikan jalan bagi lumpur untuk menyembur, rasanya tetap perlu bantuan energi ekstra lain untuk mengkondisikan volume fluida dan batuan yang terhancurkan sedemikian besar. Mungkin yang menjadi pertanyaan, kalau lubang bor sudah dipasang casing sampai ke bawah, apakah lumpurnya tetap menyembur? Walahualam. Salam, ww -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, February 28, 2008 3:12 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" Sepakat dengan Pak Awang, siapa bilang gempa kecil ngga bisa mentriger ? "Evidence" (bukan prove/bukti) yang ada saat inipun hanyalah hubungan temporal-relational bukan bukti relasi kausal ! Pak awang menyebutkannya dalam 4 point dibawah. Ini mirip hubungan antara bulan dengan gempa, yang selama ini hanya diketahui temporal relationnya. Asal jangan sampai nanti menyalahkan bulan looh ya :) Dalam kasus hukum setahuku kalau masih ada dispute maka teori tidak dipakai dalam memutuskan kasus hukum. Jadi teori hubungan gempa-MV ini menurutku akan batal demi hukum ... buat geoscienteis ya tentusaja masih bisa dijadikan objek penelitian, kan ? Kunci untuk membuka tabir misteri ya tentusaja "realtime measurement" data, yang akuisisi datanya dilakukan pada saat drilling dilakukan. Banyak sekali chart-chart yang dibuat selama drilling. Tentusaja data inilah yang akan membuka pintu tabir ini. Do we have that ? I believe we do somewhere ? - Drilling sequence, atau drilling activities selalu dicatat dari jam-ke-jam, bahkan setiap langkah harus ada note atau catatan (sesuai yang ada dalam chart IADC) - Interpretasi kejadian misal "partial loss, total loss" yang dilansir oleh Pak Awang ini mestinya tercatat dalam salah satu chart yang ada. Kenapa saya sebut interpretasi, karena datanya hanya menunjukkan mengecilnya jumlah lumpur total. Bisa saja lumpurnya tumpah, misalnya, dan ini bisa dicross chek dng kesaksian Mud Engineer. - Tentusaja "partial loss dan total loss, kalau ada" yang "bersamaan" dengan gempa juga semestinya akan gugur dalam kasus hukum (dengan pertimbangan diatas tadi yaitu "unknow causal relation"). Dengan demikian sependek pengetahuan saya, maka kajian kausal dengan "tersangka-nya" proses pengeboran yang tepat adalah dilakukan oleh Drilling Engineer bukan geoscientist ! :( "Pakdhe, ya pantes aja kalau geologistnya berseteru !" :D "Thole, geoscientist itu bukan engineer !" :( "Lah Pakdhe kok
Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
Dari data pemboran (mud logging data), bagaimana kita mengartikan partial > loss di Banjar Panji-1 yang terjadi dalam menit2 yang tak lama setelah gempa > Yogya terjadi ? Bagaimana mengartikan total loss yang terjadi setelah > beberapa gempa susulan gempa Yogya ? Bagaimana mengartikan munculnya retakan > besar di sekitar pipe rack yang berorientasi sama dengan struktur utama di > wilayah ini (SW-NE) ? Bagaimana mengartikan hubungan temporal dan spasial > antara tersemburnya lumpur dan gempa Yogya ? Bagaimana mengartikan enam titik > semburan lumpur dan air panas yang terjadi pada hari2 pertama semburan yang > membentuk kelurusan SW-NE dan bukan radial mengelilingi sumur ? Bagaimana > mengartikan data isotop deuterium yang muncul belakangan yang menunjukkan > hadirnya air magmatik berasal dari kedalaman 22.000 ft ? > > Itu fakta2 yang harus dicari jawabannya. Hm...jangan menutup mata terhadap > segala kemungkinan. > > Salam, > awang > > > Salam, > awang > > > -Original Message- > From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Thursday, February 28, 2008 1:35 C++ > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" > > > > 2008/2/28 Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]>: > > Pak Nyoto, > > > > Jangan berburuk sangka dulu Pak. Data tidak dibuka kan kepada umum dan > media. Kepada pihak2 yang memerlukan (DPR, Polda, Tim BPLS, geologists dan > drilling engineers yang ditunjuk resmi untuk mempelajarinya) data telah > dibuka. > > > > > Mungkin Pak Nyoto baca tulisannya antara ini ya ? > Kalimat terakhirnya yg perlu diklarifikasi :) > > RDP > = > Data Lumpur Lapindo Harus Dibuka Untuk Publik > 29/01/08 20:36 Jakarta (ANTARA News) - Akses publik terhadap informasi > dan data yang terkait semburan lumpur panas akibat aktifitas > pengeboran di sumur PT Lapindo Brantas dinilai pakar geologi masih > sangat minim, sehingga masyarakat "buta" sama sekali dengan masalah > ini. > > > "Selama satu tahun terakhir kita buta sama sekali soal apa yang sudah > dilakukan Lapindo dan pemerintah dalam usaha mengatasi semburan > lumpur," kata mantan Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Andang > Bachtiar di Jakarta, Selasa, > > Ia menegaskan akses yang sangat minim terhadap data permukaan dan > bawah tanah tidak pernah ditampilkan ke situs-situs resmi, padahal > data itu sangat penting untuk mencari solusi dari berbagai pihak. > > Memang ada peraturan hukum yang menyebutkan bahwa informasi eksplorasi > tambang merupakan rahasia negara, dan pihak yang membocorkannya akan > didenda sangat berat. > > "Tapi lumpur Lapindo ini sudah mengganggu kepentingan rakyat, sehingga > data itu sudah seharusnya dibuka untuk publik dan tidak lagi dianggap > sebagai rahasia negara," kata Andang. > > Ketika berbicara di forum diskusi pakar bersama publik "Mengurai > Lumpur Lapindo dan Solusinya", Andang mengingatkan bahwa bencana alam > tidak bisa menjelaskan masalah luapan lumpur Lapindo. > > Dengan kalimat singkat, Andang menyimpulkan bahwa sebenarnya lumpur > meluap ke permukaan akibat proses pengeboran yang tidak sesuai dengan > standar operasi. > > Sebagai pakar geologi, ia juga membantah keras teori kemunculan luapan > lumpur akibat gempa yang terjadi dua hari sebelum lumpur mulai muncul > di Porong. > > Pada tanggal 27 Mei 2006, terjadi gempa bumi yang berpusat di > Yogyakarta. Gempa itu berkekuatan 6,3 skala Richter. > > Pakar gempa bumi Manga & Brodsky menyebutkan bahwa gempa bumi memang > bisa mengakibatkan semburan lumpur, tapi jika kekuatannya di atas 9 > skala Richter dan berjarak dekat. > > Sementara Yogyakarta dan Sidoarjo berjarak sekitar 300 km dan gempa > Yogya pun hanya 6,3 skala Richter. > > "Sangat kecil kemungkinan gempa Yogya memicu semburan lumpur di > Sidoarjo," demikian simpulan pakar gempa asal Institut Teknologi > Bandung (ITB) Sri Widyantoro. > > Sementara itu Rudi Rubiandini, mantan ketua tim investigasi independen > luapan lumpur Sidoarjo, mengatakan bahwa ternyata pihak Lapindo > sendiri tidak mengetahui secara persis titik sumber lumpur. > > "Itu karena mereka memang juga tidak tahu di mana titik bor mereka," kata > Rudi. > > Baik Andang maupun Rudi mengaku data dan fakta soal semburan lumpur > mereka peroleh justru dari pihak kepolisian, bukan dari Lapindo. (*) > > COPYRIGHT (c) 2008 > > > > > CALONKAN DIRI ANDA SEBAGAI KETUA UMUM IAGI 200
Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
Pak Awang, Dah capek ngurusin data2nya pak Awang, mendingan ngurusin kerjaan saya yg sakumbruk drpd eyel2an di milis tak ada guna ngabisin energy, selama diantara kita masih ada kepentingan ... eeeh saya gak ada kepentingan sama sekali ding, kecuali hanya ingin yg bener menurut pemikiran saya aja , gitu aja koq repot amat lho ... Usulan dari mas Firman Fauzi bagus & simpatik sekali, tapi saya pribadi merasa pesimis bahwa hal itu akan bisa terjadi di alam Indonesia seperti sekarang ini, dimana terlalu banyak sekali beberapa pihak yg terlalu berkepentingan & berkuasa bisa menentukan segalanya di negara Ngastino ini Betul kata mas Hestu daripada capek berseteru terus , mendingan mencalonkan diri menjadi ketua IAGI baru, gimana siapa berani hayo ...?? wass, nyoto 2008/2/28 Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]>: > Manga dan Brodsky (2005) hanya analisis statistik magnitude gempa vs jarak > episentrum gempa (EQ)-mud volcano (MV). Harus diingat bahwa itu bukan > analisis geologi yang bermain di subsurface. Kalau ada titik mud volcano > yang keluar dari kecenderungan cross-plot Manga & Brodsky (2005) apakah kita > bisa dengan yakin berkata bahwa MV ini bukan karena EQ ini ? Saya tidak > yakin, namanya saja analisis statistik. Analisis statistik tidak bisa > serta-merta mengendalikan kebenaran geologi di bawah sana. > > Harus diakui bahwa ada hubungan kuat antara EQ dengan MV. Saat gempa Aceh > 26 Desember 2004, dalam menit yang sama terjadi Baratang MV di tengah pulau > Andaman berupa semburan lumpur dengan ketinggian melebihi pohon2 di > sekitarnya. Banyak lagi kasus kedekatan hubungan itu, kita bisa mengecek > dengan mempelajari semua MV dan EQ terutama di Kaspia dan Azerbaijan, tempat > dengan MV paling banyak di dunia. > > Korelasi itu jelas ada; tetapi kita tak tahu banyak soal ini : > > (1) the robustness of the correlation, > (2) the exact triggering mechanism, > (3) magnitude thresholds and triggering distances, > (4) possibility of delayed triggering > > Kurva Manga & Brodsky menyangkut no. (3). Sekali lagi, kurva itu dibangun > dengan analisis statistik dengan mekanisme sebenarnya yang kita tidak > ketahui dengan baik. Nah, apakah untuk sesuatu yang tidak kita ketahui > dengan baik akan kita gunakan 100 % sebagai pisau bedah, lalu menggunakannya > sebagai alat pengambilan keputusan yang eksesnya sangat besar, sementara > kita sebenarnya tidak mengertu dengan baik dan berbagai kemungkinan lain > bisa saja terjadi ? > > Disalin dari Antara : > > >Sebagai pakar geologi, ia juga membantah keras teori kemunculan luapan > >lumpur akibat gempa yang terjadi dua hari sebelum lumpur mulai muncul > >di Porong. > >Pada tanggal 27 Mei 2006, terjadi gempa bumi yang berpusat di > >Yogyakarta. Gempa itu berkekuatan 6,3 skala Richter. > >Pakar gempa bumi Manga & Brodsky menyebutkan bahwa gempa bumi memang > >bisa mengakibatkan semburan lumpur, tapi jika kekuatannya di atas 9 > >skala Richter dan berjarak dekat. > > Komentar : > > Kata siapa gempa dengan M > 9.0 yang hanya bisa memicu MV ? Manga & > Brodsky (2005)tak mengatakan begitu. Lihat juga publikasi Aliyev et al. > (2002) : Catalogue of recorded eruptions of mud volcanoes of Azerbaijan for > period of years 1810-2001, Nafta, Baku, Azerbaijan, 88 ps. Gempa sekecil M = > 4.6 pun bisa memicu sebuah MV. Gempa Aceh M=9 26 Desember 2004 pun diikuti > semburan lumpur di Alaska pada 28 Desember 2004. jarak Aceh-Alaska kita tahu > itu sangat jauh. > > Dari data pemboran (mud logging data), bagaimana kita mengartikan partial > loss di Banjar Panji-1 yang terjadi dalam menit2 yang tak lama setelah gempa > Yogya terjadi ? Bagaimana mengartikan total loss yang terjadi setelah > beberapa gempa susulan gempa Yogya ? Bagaimana mengartikan munculnya retakan > besar di sekitar pipe rack yang berorientasi sama dengan struktur utama di > wilayah ini (SW-NE) ? Bagaimana mengartikan hubungan temporal dan spasial > antara tersemburnya lumpur dan gempa Yogya ? Bagaimana mengartikan enam > titik semburan lumpur dan air panas yang terjadi pada hari2 pertama semburan > yang membentuk kelurusan SW-NE dan bukan radial mengelilingi sumur ? > Bagaimana mengartikan data isotop deuterium yang muncul belakangan yang > menunjukkan hadirnya air magmatik berasal dari kedalaman 22.000 ft ? > > Itu fakta2 yang harus dicari jawabannya. Hm...jangan menutup mata terhadap > segala kemungkinan. > > Salam, > awang > > > Salam, > awang > > -Original Message- > From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Thursday, February 28, 2008 1:35 C++ > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" > > 2008/2/28 Awang Harun Satya
RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
Manga dan Brodsky (2005) hanya analisis statistik magnitude gempa vs jarak episentrum gempa (EQ)-mud volcano (MV). Harus diingat bahwa itu bukan analisis geologi yang bermain di subsurface. Kalau ada titik mud volcano yang keluar dari kecenderungan cross-plot Manga & Brodsky (2005) apakah kita bisa dengan yakin berkata bahwa MV ini bukan karena EQ ini ? Saya tidak yakin, namanya saja analisis statistik. Analisis statistik tidak bisa serta-merta mengendalikan kebenaran geologi di bawah sana. Harus diakui bahwa ada hubungan kuat antara EQ dengan MV. Saat gempa Aceh 26 Desember 2004, dalam menit yang sama terjadi Baratang MV di tengah pulau Andaman berupa semburan lumpur dengan ketinggian melebihi pohon2 di sekitarnya. Banyak lagi kasus kedekatan hubungan itu, kita bisa mengecek dengan mempelajari semua MV dan EQ terutama di Kaspia dan Azerbaijan, tempat dengan MV paling banyak di dunia. Korelasi itu jelas ada; tetapi kita tak tahu banyak soal ini : (1) the robustness of the correlation, (2) the exact triggering mechanism, (3) magnitude thresholds and triggering distances, (4) possibility of delayed triggering Kurva Manga & Brodsky menyangkut no. (3). Sekali lagi, kurva itu dibangun dengan analisis statistik dengan mekanisme sebenarnya yang kita tidak ketahui dengan baik. Nah, apakah untuk sesuatu yang tidak kita ketahui dengan baik akan kita gunakan 100 % sebagai pisau bedah, lalu menggunakannya sebagai alat pengambilan keputusan yang eksesnya sangat besar, sementara kita sebenarnya tidak mengertu dengan baik dan berbagai kemungkinan lain bisa saja terjadi ? Disalin dari Antara : >Sebagai pakar geologi, ia juga membantah keras teori kemunculan luapan >lumpur akibat gempa yang terjadi dua hari sebelum lumpur mulai muncul >di Porong. >Pada tanggal 27 Mei 2006, terjadi gempa bumi yang berpusat di >Yogyakarta. Gempa itu berkekuatan 6,3 skala Richter. >Pakar gempa bumi Manga & Brodsky menyebutkan bahwa gempa bumi memang >bisa mengakibatkan semburan lumpur, tapi jika kekuatannya di atas 9 >skala Richter dan berjarak dekat. Komentar : Kata siapa gempa dengan M > 9.0 yang hanya bisa memicu MV ? Manga & Brodsky (2005)tak mengatakan begitu. Lihat juga publikasi Aliyev et al. (2002) : Catalogue of recorded eruptions of mud volcanoes of Azerbaijan for period of years 1810-2001, Nafta, Baku, Azerbaijan, 88 ps. Gempa sekecil M = 4.6 pun bisa memicu sebuah MV. Gempa Aceh M=9 26 Desember 2004 pun diikuti semburan lumpur di Alaska pada 28 Desember 2004. jarak Aceh-Alaska kita tahu itu sangat jauh. Dari data pemboran (mud logging data), bagaimana kita mengartikan partial loss di Banjar Panji-1 yang terjadi dalam menit2 yang tak lama setelah gempa Yogya terjadi ? Bagaimana mengartikan total loss yang terjadi setelah beberapa gempa susulan gempa Yogya ? Bagaimana mengartikan munculnya retakan besar di sekitar pipe rack yang berorientasi sama dengan struktur utama di wilayah ini (SW-NE) ? Bagaimana mengartikan hubungan temporal dan spasial antara tersemburnya lumpur dan gempa Yogya ? Bagaimana mengartikan enam titik semburan lumpur dan air panas yang terjadi pada hari2 pertama semburan yang membentuk kelurusan SW-NE dan bukan radial mengelilingi sumur ? Bagaimana mengartikan data isotop deuterium yang muncul belakangan yang menunjukkan hadirnya air magmatik berasal dari kedalaman 22.000 ft ? Itu fakta2 yang harus dicari jawabannya. Hm...jangan menutup mata terhadap segala kemungkinan. Salam, awang Salam, awang -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, February 28, 2008 1:35 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" 2008/2/28 Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]>: > Pak Nyoto, > > Jangan berburuk sangka dulu Pak. Data tidak dibuka kan kepada umum dan > media. Kepada pihak2 yang memerlukan (DPR, Polda, Tim BPLS, geologists dan > drilling engineers yang ditunjuk resmi untuk mempelajarinya) data telah > dibuka. > Mungkin Pak Nyoto baca tulisannya antara ini ya ? Kalimat terakhirnya yg perlu diklarifikasi :) RDP = Data Lumpur Lapindo Harus Dibuka Untuk Publik 29/01/08 20:36 Jakarta (ANTARA News) - Akses publik terhadap informasi dan data yang terkait semburan lumpur panas akibat aktifitas pengeboran di sumur PT Lapindo Brantas dinilai pakar geologi masih sangat minim, sehingga masyarakat "buta" sama sekali dengan masalah ini. "Selama satu tahun terakhir kita buta sama sekali soal apa yang sudah dilakukan Lapindo dan pemerintah dalam usaha mengatasi semburan lumpur," kata mantan Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Andang Bachtiar di Jakarta, Selasa, Ia menegaskan akses yang sangat minim terhadap data permukaan dan bawah tanah tidak pernah ditampilkan ke situs-situs resmi, padahal data itu sangat penting untuk mencari solusi dari berbagai piha
RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang saya hormati, Mencermati pernyataan-pernyataan ini, saya bertindak sebagai pribadi mengusulkan perlu diadakan semacam seminar, pertemuan, lokakarya, atau apapun namanya. Pertemuan tersebut harus diprakarsai oleh sebuah badan besar yang diakui oleh Negara namun sekaligus diketahui kenetralannya, keobyektifannya, tidak berdiri di belakang pihak-pihak yang sedang berdebat, sehingga dijamin tidak akan membangun opini bahwa pertemuan ini telah distir oleh pihak tertentu. Dalam pertemuan ini (waktunya bebas ditentukan), akan diundang seluruh ahli kebumian, perminyakan, dan pengeboran, baik yang sudah pernah menyimpulkan penyebab utama semburan lumpur Sidoarjo atau Lapindo atau apapun namanya, maupun yang masih blank sama sekali. Dan dalam pertemuan itu, oleh penyelenggara harus disiapkan kumpulan data lengkap baik mentah maupun yang sudah terolah yang berhubungan langsung dengan pengeboran sumur Banjarpanji 1. Data tersebut selain data real time saat drilling berlangsung dan saat kejadian semburan terjadi, juga data-data pre drilling (log sumur terdekat, seismic, data pressure sumur terdekat, data-data regional, dan lain-lain) yang dijadikan acuan saat pemutusan dan disain sumur Banjarpanji 1. Data-data tersebut harus dipastikan dan disepakati secara bersama dan disahkan terlebih dahulu: bahwa data-data tersebut valid, dan tidak ada rekayasa sebelumnya. Pertemuan tersebut harus dirancang seperti sebuah workshop, di dalamnya tiap ahli-ahli yang hadir bebas memilih kelompoknya (dan masing-masing individu tidak dibatasi ada di dalam satu kelompok saja, tapi boleh lebih dari satu), atau bahkan boleh memilih untuk tidak bergabung dengan kelompok manapun tetapi hanya sendirian saja. Bila kelompok-kelompok dan individu-individu sudah terbentuk, setiap kelompok dan individu berhak memegang satu copy full suite, satu copy data lengkap, yang jumlah dan isinya sama, yang dibagikan oleh pihak penyelenggara (yang telah dipercaya dan diyakini bersama validitas datanya). Kemudian, dengan batasan waktu yang telah ditentukan dan disepakati bersama (bisa 1 hari, 2 hari, satu minggu, atau berapapun waktu yang disepakati), masing-masing kelompok dan individu menyusun suatu laporan atau paper ilmiah, atau buku putih atau apapun namanya, yang memuat seluruh analisis masing-masing dan kesimpulahn masing-masing berdasarkan kumpulan data yang sama, mengenai penyebab semburan lumpur sidoarjo atau lapindo atau apapun namanya itu. Setelah batas waktu yang ditentukan terlewati, setiap kelompok maupun individu wajib mempresentasikan hasil masing-masing di depan seluruh peserta, dan dalam sebuah arena perdebatan ilmiah terbuka dari seluruh kelompok yang berbeda pendapat, dan terbuka untuk umum, kalau perlu live di media elektonik di negeri ini, agak seluruh masyarakat dapat mengikuti juga. Dari sana insya Allah kesimpulan yang diambil akan memuaskan seluruh pihak. Dari sana insya Allah tidak akan ada lagi prasangka bahwa satu kelompok tidak dihadirkan dalam sebuah pertemuan untuk membungkam pendapat kelompok yang berlainan pendapat. Dari sana insya Allah akan ada bahan acuan komprehensif dan obyektif untuk memutuskan nasib rakyat korban semburan lumpur dan nasib perusahaan yang dituduh telah menyebabkan semburan lumpur tersebut. Saya yakin,workshop besar semacam ini akan mampu diadakan bila pihak-pihak berwenang yang terkait dengan masalah ini mau bersama-sama mengomandoi atau mengorganisir acara besar ini, demi kepentingan yang lebih besar, demi kepentingan bangsa ini. Surat ini saya tulis dan saya tujukan untuk seluruh ahli kebumian, perminyakan, dan pengeboran, yang peduli atas hal yang telah terjadi di Sidoarjo, yang peduli akan polemik panjang yang tidak sehat dan tidak berujung selama 2 tahun lebih ini. Terlebih yang peduli terhadap ketimpangan opini yang berkembang di masyarakat berkenaan dengan semburan ini. Dan terlebih lagi yang paling penting, terhadap rakyat Sidoarjo yang dengan adanya semburan lumpur ini nasibnya masih terlunta-lunta. Mudah-mudahan BP MIGAS, IAGI, HAGI, pemerintah mau mendengar dan menerima usulan saya ini. Karena bahkan sampai detik ini, forum besar workshop dan dilanjutkan dengan debat terbuka mengenai penyebab semburan lumpur belum pernah diadakan. Yang diadakan hanyalah forum-forum yang memang diadakan secara professional dan ilmiah, namun masih saja menyisakan ketidakpuasan untuk satu golongan karena merasa tidak diundang dalam forum tersebut, baik forum yang menyimpulkan bahwa semburan lumpur sidoarjo adalah akibat pengeboran sumur Banjarpanji 1, ataupun forum yang menyimpulkan akibat bencana alam. Salam, Firman Fauzi - berpendapat secara pribadi, tidak berpendapat untuk mewakili Energi Mega Persada, namun demi bangsa ini -Original Message- From: nyoto - ke-el [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, February 28, 2008 12:06 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" Lha kenapa ya, koq raw datanya jadi
Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
Ya sudah daripada berseteru...capek..da Mendingan siapa berani mendaftarkan diri jadi KETUA IAGI...AYO SIAPA BERANI... On 2/28/08, nyoto - ke-el <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Capek dah > > > > > > > > 2008/2/28 Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]>: > > > Pak Nyoto, > > > > Jangan berburuk sangka dulu Pak. Data tidak dibuka kan kepada umum dan > > media. Kepada pihak2 yang memerlukan (DPR, Polda, Tim BPLS, geologists > dan > > drilling engineers yang ditunjuk resmi untuk mempelajarinya) data telah > > dibuka. > > > > Karena telah mempelajarinya, maka mereka bisa berpendapat. Kalau tidak > > mempelajarinya lalu berpendapat maka secara ilmiah tak ada dasarnya > dong. > > Masalah perbedaan interpretasi kan biasa saja di antara geologists itu. > > Memang kita tahu persis 100 % saat2 kejadiannya ? Dan apakah semua > kejadian > > sedetail-detailnya itu bisa terukur dengan data ? Tetap ada > keterbatasan. > > Sehingga, yang bisa dilakukan hanyalah pendekatan2. > > > > Dalam kasus ini, media berlomba2 berpendapat dan berpihak, dan pendapat > > mereka telah menggalang opini publik. Ini pencerminan chaos theory, dari > > yang kecil yang masih kacau lalu ditangkap media dan terus-menerus > membesar > > dalam hampir dua tahun ini, akhirnya terbentuklah opini publik yang > tunggal > > yang seolah2 menjadi kebenaran umum. > > > > Yang berani menentang kebenaran umum itu disudutkannya, dituduhnya > > macam-macam (seorang teman yang merasa namanya "dicemarkan" akan > menuntut > > sebuah majalah dalam waktu dekat ini). Yang mendukung kebenaran umum itu > > dipujinya setinggi langit. > > > > Hm...sungguh tidak sehat situasi seperti ini. Capee dech..! > > > > Dua kubu ahli : (1) pro-Banjar Panji/underground blow out/man > > made-disaster dan (2) pro-gempa/tektonik/bencana alam sebagai penyebab > LUSI > > saat ini (27-28 Feb 2008) sedang beradu pendapat di Surabaya atas > inisiatif > > sebuah forum di Jatim dan DPR/DPRD. Apakah akan ada kesepakatan di > antara > > mereka ? Saya meragukan bahwa kesepakatan akan tercapai. > > > > Saya teringat kata2 Prof. Mori di simposium internasional LUSI setahun > > yang lalu. "Ini adalah bencana alam". "Penyebabnya ada dua : bisa > pemboran > > Banjar Panji-1 bisa gempa Yogya 27 Mei 2006". Ditanya oleh yang hadir, > "yang > > mana di antara dua itu ?". Dijawab, "Saya tidak tahu karena pelik, > mungkin > > dua-duanya". > > > > Perseteruan dan perdebatan biasa terjadi di kalangan para ahli karena > > mereka pintar. Lihat saja kasus terkini tentang susu formula untuk bayi > dan > > anak. Peneliti IPB bilang hampir 40 % mengandung bakteri yang bisa > > membahayakan perkembangan otak. Menteri kesehatan bilang : saya > meragukan > > hasil penelitian ahli2 IPB itu. Peneliti POM bilang : tidak ada bakteri > yang > > berbahaya, kalau bahaya pun bisa mati saat dimasak 1/2 jam (si peneliti > POM > > mungkin tak tahu menyiapkan susu anak - masa susu anak dimasak 1/2 jam > ?? > > -kata sebuah surat pembaca). Alhasil : masyarakat yang punya anak balita > > saat ini sedang bingung dan was-was. > > > > Salam, > > awang > > > > > > -Original Message- > > From: nyoto - ke-el [mailto:[EMAIL PROTECTED] > > Sent: Thursday, February 28, 2008 12:06 C++ > > To: iagi-net@iagi.or.id > > Subject: Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" > > > > Lha kenapa ya, koq raw datanya jadi "Black Box" gitu ...? takut > ketahuan > > kesalahannya ya ? or harus dibeli mahal dulu baru boleh dibuka ? or > bahkan > > udah dimusnahin biar nggak bisa dipelajari/diselidiki oleh yg berwenang > > ...? > > > > Benar mas Deni, kalau raw data nggak dibuka, ya semua bebas > > "menterjemahkan > > sendiri2" apa maunya atau debat kusir itu tadi, nggak akan ada > > kesimpulannya > > ... > > > > > > wass, > > > > > > > > 2008/2/28 Deni Rahayu <[EMAIL PROTECTED]>: > > > > > raw data ngak pernah dibuka sich..setiap orang pasti > > > punya asumsi dan analogi masing2, kl ngak dibuka2 raw > > > data nya wah...orang akan bebas berfantasi..he..he..he > > > tanpa fakta dan data...terus aja debat kusircape > > > dech > > > > > > salam, > > > oden > > > > > > --- Ariadi Subandrio
RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
saya tidak yakin DPR, Polda, Tim BPLS dan lainnya (dan institusi terkait) mendapatkan Raw Data itu :), bukan informasi atau secondary data looch... Oden - dNr --- Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Pak Nyoto, > > Jangan berburuk sangka dulu Pak. Data tidak dibuka > kan kepada umum dan media. Kepada pihak2 yang > memerlukan (DPR, Polda, Tim BPLS, geologists dan > drilling engineers yang ditunjuk resmi untuk > mempelajarinya) data telah dibuka. > > Karena telah mempelajarinya, maka mereka bisa > berpendapat. Kalau tidak mempelajarinya lalu > berpendapat maka secara ilmiah tak ada dasarnya > dong. Masalah perbedaan interpretasi kan biasa saja > di antara geologists itu. Memang kita tahu persis > 100 % saat2 kejadiannya ? Dan apakah semua kejadian > sedetail-detailnya itu bisa terukur dengan data ? > Tetap ada keterbatasan. Sehingga, yang bisa > dilakukan hanyalah pendekatan2. > > Dalam kasus ini, media berlomba2 berpendapat dan > berpihak, dan pendapat mereka telah menggalang opini > publik. Ini pencerminan chaos theory, dari yang > kecil yang masih kacau lalu ditangkap media dan > terus-menerus membesar dalam hampir dua tahun ini, > akhirnya terbentuklah opini publik yang tunggal yang > seolah2 menjadi kebenaran umum. > > Yang berani menentang kebenaran umum itu > disudutkannya, dituduhnya macam-macam (seorang teman > yang merasa namanya "dicemarkan" akan menuntut > sebuah majalah dalam waktu dekat ini). Yang > mendukung kebenaran umum itu dipujinya setinggi > langit. > > Hm...sungguh tidak sehat situasi seperti ini. Capee > dech..! > > Dua kubu ahli : (1) pro-Banjar Panji/underground > blow out/man made-disaster dan (2) > pro-gempa/tektonik/bencana alam sebagai penyebab > LUSI saat ini (27-28 Feb 2008) sedang beradu > pendapat di Surabaya atas inisiatif sebuah forum di > Jatim dan DPR/DPRD. Apakah akan ada kesepakatan di > antara mereka ? Saya meragukan bahwa kesepakatan > akan tercapai. > > Saya teringat kata2 Prof. Mori di simposium > internasional LUSI setahun yang lalu. "Ini adalah > bencana alam". "Penyebabnya ada dua : bisa pemboran > Banjar Panji-1 bisa gempa Yogya 27 Mei 2006". > Ditanya oleh yang hadir, "yang mana di antara dua > itu ?". Dijawab, "Saya tidak tahu karena pelik, > mungkin dua-duanya". > > Perseteruan dan perdebatan biasa terjadi di kalangan > para ahli karena mereka pintar. Lihat saja kasus > terkini tentang susu formula untuk bayi dan anak. > Peneliti IPB bilang hampir 40 % mengandung bakteri > yang bisa membahayakan perkembangan otak. Menteri > kesehatan bilang : saya meragukan hasil penelitian > ahli2 IPB itu. Peneliti POM bilang : tidak ada > bakteri yang berbahaya, kalau bahaya pun bisa mati > saat dimasak 1/2 jam (si peneliti POM mungkin tak > tahu menyiapkan susu anak - masa susu anak dimasak > 1/2 jam ?? -kata sebuah surat pembaca). Alhasil : > masyarakat yang punya anak balita saat ini sedang > bingung dan was-was. > > Salam, > awang > > > -Original Message- > From: nyoto - ke-el [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Thursday, February 28, 2008 12:06 C++ > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling > "berseteru" > > Lha kenapa ya, koq raw datanya jadi "Black Box" gitu > ...? takut ketahuan > kesalahannya ya ? or harus dibeli mahal dulu baru > boleh dibuka ? or bahkan > udah dimusnahin biar nggak bisa > dipelajari/diselidiki oleh yg berwenang ...? > > Benar mas Deni, kalau raw data nggak dibuka, ya > semua bebas "menterjemahkan > sendiri2" apa maunya atau debat kusir itu tadi, > nggak akan ada kesimpulannya > ... > > > wass, > > > > 2008/2/28 Deni Rahayu <[EMAIL PROTECTED]>: > > > raw data ngak pernah dibuka sich..setiap orang > pasti > > punya asumsi dan analogi masing2, kl ngak dibuka2 > raw > > data nya wah...orang akan bebas > berfantasi..he..he..he > > tanpa fakta dan data...terus aja debat > kusircape > > dech > > > > salam, > > oden > > > > --- Ariadi Subandrio <[EMAIL PROTECTED]> > > wrote: > > > > > "...Inilah alasannya mengapa seolah IAGI saling > > > "berseteru" tepatnya setahun silam dalam sebuah > > > workshop internasional... "- gak ada wasitnya > kali > > > ya > > > > > > ar-. > > > > > > Lumpur Lapindo, Lumpurnya "Tuhan"? > > > > > > Kamis, 28 Februari 2008 | 02:41 WIB > > > Jonatan Lassa > > > Without correct words, there will be no correct > > > practice. (Do
Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
>Baik Andang maupun Rudi mengaku data dan fakta soal semburan lumpur >mereka peroleh justru dari pihak kepolisian, bukan dari Lapindo. (*) jadi ada yang udah punya datanya dong bagi-bagi douong:-) - Original Message From: Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, February 28, 2008 2:35:10 PM Subject: Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" 2008/2/28 Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]>: > Pak Nyoto, > > Jangan berburuk sangka dulu Pak. Data tidak dibuka kan kepada umum dan > media. Kepada pihak2 yang memerlukan (DPR, Polda, Tim BPLS, geologists dan > drilling engineers yang ditunjuk resmi untuk mempelajarinya) data telah > dibuka. > Mungkin Pak Nyoto baca tulisannya antara ini ya ? Kalimat terakhirnya yg perlu diklarifikasi :) RDP = Data Lumpur Lapindo Harus Dibuka Untuk Publik 29/01/08 20:36 Jakarta (ANTARA News) - Akses publik terhadap informasi dan data yang terkait semburan lumpur panas akibat aktifitas pengeboran di sumur PT Lapindo Brantas dinilai pakar geologi masih sangat minim, sehingga masyarakat "buta" sama sekali dengan masalah ini. "Selama satu tahun terakhir kita buta sama sekali soal apa yang sudah dilakukan Lapindo dan pemerintah dalam usaha mengatasi semburan lumpur," kata mantan Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Andang Bachtiar di Jakarta, Selasa, Ia menegaskan akses yang sangat minim terhadap data permukaan dan bawah tanah tidak pernah ditampilkan ke situs-situs resmi, padahal data itu sangat penting untuk mencari solusi dari berbagai pihak. Memang ada peraturan hukum yang menyebutkan bahwa informasi eksplorasi tambang merupakan rahasia negara, dan pihak yang membocorkannya akan didenda sangat berat. "Tapi lumpur Lapindo ini sudah mengganggu kepentingan rakyat, sehingga data itu sudah seharusnya dibuka untuk publik dan tidak lagi dianggap sebagai rahasia negara," kata Andang. Ketika berbicara di forum diskusi pakar bersama publik "Mengurai Lumpur Lapindo dan Solusinya", Andang mengingatkan bahwa bencana alam tidak bisa menjelaskan masalah luapan lumpur Lapindo. Dengan kalimat singkat, Andang menyimpulkan bahwa sebenarnya lumpur meluap ke permukaan akibat proses pengeboran yang tidak sesuai dengan standar operasi. Sebagai pakar geologi, ia juga membantah keras teori kemunculan luapan lumpur akibat gempa yang terjadi dua hari sebelum lumpur mulai muncul di Porong. Pada tanggal 27 Mei 2006, terjadi gempa bumi yang berpusat di Yogyakarta. Gempa itu berkekuatan 6,3 skala Richter. Pakar gempa bumi Manga & Brodsky menyebutkan bahwa gempa bumi memang bisa mengakibatkan semburan lumpur, tapi jika kekuatannya di atas 9 skala Richter dan berjarak dekat. Sementara Yogyakarta dan Sidoarjo berjarak sekitar 300 km dan gempa Yogya pun hanya 6,3 skala Richter. "Sangat kecil kemungkinan gempa Yogya memicu semburan lumpur di Sidoarjo," demikian simpulan pakar gempa asal Institut Teknologi Bandung (ITB) Sri Widyantoro. Sementara itu Rudi Rubiandini, mantan ketua tim investigasi independen luapan lumpur Sidoarjo, mengatakan bahwa ternyata pihak Lapindo sendiri tidak mengetahui secara persis titik sumber lumpur. "Itu karena mereka memang juga tidak tahu di mana titik bor mereka," kata Rudi. Baik Andang maupun Rudi mengaku data dan fakta soal semburan lumpur mereka peroleh justru dari pihak kepolisian, bukan dari Lapindo. (*) COPYRIGHT (c) 2008 CALONKAN DIRI ANDA SEBAGAI KETUA UMUM IAGI 2008-2011 ! PENDAFTARAN CALON KETUA 13 FEB S/D 6 JUNI 2008 PENGHITUNGAN SUARA: PIT IAGI 37 DI BANDUNG - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - ___
Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
Capek dah 2008/2/28 Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]>: > Pak Nyoto, > > Jangan berburuk sangka dulu Pak. Data tidak dibuka kan kepada umum dan > media. Kepada pihak2 yang memerlukan (DPR, Polda, Tim BPLS, geologists dan > drilling engineers yang ditunjuk resmi untuk mempelajarinya) data telah > dibuka. > > Karena telah mempelajarinya, maka mereka bisa berpendapat. Kalau tidak > mempelajarinya lalu berpendapat maka secara ilmiah tak ada dasarnya dong. > Masalah perbedaan interpretasi kan biasa saja di antara geologists itu. > Memang kita tahu persis 100 % saat2 kejadiannya ? Dan apakah semua kejadian > sedetail-detailnya itu bisa terukur dengan data ? Tetap ada keterbatasan. > Sehingga, yang bisa dilakukan hanyalah pendekatan2. > > Dalam kasus ini, media berlomba2 berpendapat dan berpihak, dan pendapat > mereka telah menggalang opini publik. Ini pencerminan chaos theory, dari > yang kecil yang masih kacau lalu ditangkap media dan terus-menerus membesar > dalam hampir dua tahun ini, akhirnya terbentuklah opini publik yang tunggal > yang seolah2 menjadi kebenaran umum. > > Yang berani menentang kebenaran umum itu disudutkannya, dituduhnya > macam-macam (seorang teman yang merasa namanya "dicemarkan" akan menuntut > sebuah majalah dalam waktu dekat ini). Yang mendukung kebenaran umum itu > dipujinya setinggi langit. > > Hm...sungguh tidak sehat situasi seperti ini. Capee dech..! > > Dua kubu ahli : (1) pro-Banjar Panji/underground blow out/man > made-disaster dan (2) pro-gempa/tektonik/bencana alam sebagai penyebab LUSI > saat ini (27-28 Feb 2008) sedang beradu pendapat di Surabaya atas inisiatif > sebuah forum di Jatim dan DPR/DPRD. Apakah akan ada kesepakatan di antara > mereka ? Saya meragukan bahwa kesepakatan akan tercapai. > > Saya teringat kata2 Prof. Mori di simposium internasional LUSI setahun > yang lalu. "Ini adalah bencana alam". "Penyebabnya ada dua : bisa pemboran > Banjar Panji-1 bisa gempa Yogya 27 Mei 2006". Ditanya oleh yang hadir, "yang > mana di antara dua itu ?". Dijawab, "Saya tidak tahu karena pelik, mungkin > dua-duanya". > > Perseteruan dan perdebatan biasa terjadi di kalangan para ahli karena > mereka pintar. Lihat saja kasus terkini tentang susu formula untuk bayi dan > anak. Peneliti IPB bilang hampir 40 % mengandung bakteri yang bisa > membahayakan perkembangan otak. Menteri kesehatan bilang : saya meragukan > hasil penelitian ahli2 IPB itu. Peneliti POM bilang : tidak ada bakteri yang > berbahaya, kalau bahaya pun bisa mati saat dimasak 1/2 jam (si peneliti POM > mungkin tak tahu menyiapkan susu anak - masa susu anak dimasak 1/2 jam ?? > -kata sebuah surat pembaca). Alhasil : masyarakat yang punya anak balita > saat ini sedang bingung dan was-was. > > Salam, > awang > > > -Original Message- > From: nyoto - ke-el [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Thursday, February 28, 2008 12:06 C++ > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" > > Lha kenapa ya, koq raw datanya jadi "Black Box" gitu ...? takut ketahuan > kesalahannya ya ? or harus dibeli mahal dulu baru boleh dibuka ? or bahkan > udah dimusnahin biar nggak bisa dipelajari/diselidiki oleh yg berwenang > ...? > > Benar mas Deni, kalau raw data nggak dibuka, ya semua bebas > "menterjemahkan > sendiri2" apa maunya atau debat kusir itu tadi, nggak akan ada > kesimpulannya > ... > > > wass, > > > > 2008/2/28 Deni Rahayu <[EMAIL PROTECTED]>: > > > raw data ngak pernah dibuka sich..setiap orang pasti > > punya asumsi dan analogi masing2, kl ngak dibuka2 raw > > data nya wah...orang akan bebas berfantasi..he..he..he > > tanpa fakta dan data...terus aja debat kusircape > > dech > > > > salam, > > oden > > > > --- Ariadi Subandrio <[EMAIL PROTECTED]> > > wrote: > > > > > "...Inilah alasannya mengapa seolah IAGI saling > > > "berseteru" tepatnya setahun silam dalam sebuah > > > workshop internasional... "- gak ada wasitnya kali > > > ya > > > > > > ar-. > > > > > > Lumpur Lapindo, Lumpurnya "Tuhan"? > > > > > > Kamis, 28 Februari 2008 | 02:41 WIB > > > Jonatan Lassa > > > Without correct words, there will be no correct > > > practice. (Dombrowsky) > > > Rabi Greenberg menuturkan kisah lucunya tahun > > > 1950-an di New York City yang dilanda musim kering > > > dan pemerintah membuat awan buatan sebagai
Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
2008/2/28 Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]>: > Pak Nyoto, > > Jangan berburuk sangka dulu Pak. Data tidak dibuka kan kepada umum dan > media. Kepada pihak2 yang memerlukan (DPR, Polda, Tim BPLS, geologists dan > drilling engineers yang ditunjuk resmi untuk mempelajarinya) data telah > dibuka. > Mungkin Pak Nyoto baca tulisannya antara ini ya ? Kalimat terakhirnya yg perlu diklarifikasi :) RDP = Data Lumpur Lapindo Harus Dibuka Untuk Publik 29/01/08 20:36 Jakarta (ANTARA News) - Akses publik terhadap informasi dan data yang terkait semburan lumpur panas akibat aktifitas pengeboran di sumur PT Lapindo Brantas dinilai pakar geologi masih sangat minim, sehingga masyarakat "buta" sama sekali dengan masalah ini. "Selama satu tahun terakhir kita buta sama sekali soal apa yang sudah dilakukan Lapindo dan pemerintah dalam usaha mengatasi semburan lumpur," kata mantan Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Andang Bachtiar di Jakarta, Selasa, Ia menegaskan akses yang sangat minim terhadap data permukaan dan bawah tanah tidak pernah ditampilkan ke situs-situs resmi, padahal data itu sangat penting untuk mencari solusi dari berbagai pihak. Memang ada peraturan hukum yang menyebutkan bahwa informasi eksplorasi tambang merupakan rahasia negara, dan pihak yang membocorkannya akan didenda sangat berat. "Tapi lumpur Lapindo ini sudah mengganggu kepentingan rakyat, sehingga data itu sudah seharusnya dibuka untuk publik dan tidak lagi dianggap sebagai rahasia negara," kata Andang. Ketika berbicara di forum diskusi pakar bersama publik "Mengurai Lumpur Lapindo dan Solusinya", Andang mengingatkan bahwa bencana alam tidak bisa menjelaskan masalah luapan lumpur Lapindo. Dengan kalimat singkat, Andang menyimpulkan bahwa sebenarnya lumpur meluap ke permukaan akibat proses pengeboran yang tidak sesuai dengan standar operasi. Sebagai pakar geologi, ia juga membantah keras teori kemunculan luapan lumpur akibat gempa yang terjadi dua hari sebelum lumpur mulai muncul di Porong. Pada tanggal 27 Mei 2006, terjadi gempa bumi yang berpusat di Yogyakarta. Gempa itu berkekuatan 6,3 skala Richter. Pakar gempa bumi Manga & Brodsky menyebutkan bahwa gempa bumi memang bisa mengakibatkan semburan lumpur, tapi jika kekuatannya di atas 9 skala Richter dan berjarak dekat. Sementara Yogyakarta dan Sidoarjo berjarak sekitar 300 km dan gempa Yogya pun hanya 6,3 skala Richter. "Sangat kecil kemungkinan gempa Yogya memicu semburan lumpur di Sidoarjo," demikian simpulan pakar gempa asal Institut Teknologi Bandung (ITB) Sri Widyantoro. Sementara itu Rudi Rubiandini, mantan ketua tim investigasi independen luapan lumpur Sidoarjo, mengatakan bahwa ternyata pihak Lapindo sendiri tidak mengetahui secara persis titik sumber lumpur. "Itu karena mereka memang juga tidak tahu di mana titik bor mereka," kata Rudi. Baik Andang maupun Rudi mengaku data dan fakta soal semburan lumpur mereka peroleh justru dari pihak kepolisian, bukan dari Lapindo. (*) COPYRIGHT (c) 2008 CALONKAN DIRI ANDA SEBAGAI KETUA UMUM IAGI 2008-2011 ! PENDAFTARAN CALON KETUA 13 FEB S/D 6 JUNI 2008 PENGHITUNGAN SUARA: PIT IAGI 37 DI BANDUNG - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"
Pak Nyoto, Jangan berburuk sangka dulu Pak. Data tidak dibuka kan kepada umum dan media. Kepada pihak2 yang memerlukan (DPR, Polda, Tim BPLS, geologists dan drilling engineers yang ditunjuk resmi untuk mempelajarinya) data telah dibuka. Karena telah mempelajarinya, maka mereka bisa berpendapat. Kalau tidak mempelajarinya lalu berpendapat maka secara ilmiah tak ada dasarnya dong. Masalah perbedaan interpretasi kan biasa saja di antara geologists itu. Memang kita tahu persis 100 % saat2 kejadiannya ? Dan apakah semua kejadian sedetail-detailnya itu bisa terukur dengan data ? Tetap ada keterbatasan. Sehingga, yang bisa dilakukan hanyalah pendekatan2. Dalam kasus ini, media berlomba2 berpendapat dan berpihak, dan pendapat mereka telah menggalang opini publik. Ini pencerminan chaos theory, dari yang kecil yang masih kacau lalu ditangkap media dan terus-menerus membesar dalam hampir dua tahun ini, akhirnya terbentuklah opini publik yang tunggal yang seolah2 menjadi kebenaran umum. Yang berani menentang kebenaran umum itu disudutkannya, dituduhnya macam-macam (seorang teman yang merasa namanya "dicemarkan" akan menuntut sebuah majalah dalam waktu dekat ini). Yang mendukung kebenaran umum itu dipujinya setinggi langit. Hm...sungguh tidak sehat situasi seperti ini. Capee dech..! Dua kubu ahli : (1) pro-Banjar Panji/underground blow out/man made-disaster dan (2) pro-gempa/tektonik/bencana alam sebagai penyebab LUSI saat ini (27-28 Feb 2008) sedang beradu pendapat di Surabaya atas inisiatif sebuah forum di Jatim dan DPR/DPRD. Apakah akan ada kesepakatan di antara mereka ? Saya meragukan bahwa kesepakatan akan tercapai. Saya teringat kata2 Prof. Mori di simposium internasional LUSI setahun yang lalu. "Ini adalah bencana alam". "Penyebabnya ada dua : bisa pemboran Banjar Panji-1 bisa gempa Yogya 27 Mei 2006". Ditanya oleh yang hadir, "yang mana di antara dua itu ?". Dijawab, "Saya tidak tahu karena pelik, mungkin dua-duanya". Perseteruan dan perdebatan biasa terjadi di kalangan para ahli karena mereka pintar. Lihat saja kasus terkini tentang susu formula untuk bayi dan anak. Peneliti IPB bilang hampir 40 % mengandung bakteri yang bisa membahayakan perkembangan otak. Menteri kesehatan bilang : saya meragukan hasil penelitian ahli2 IPB itu. Peneliti POM bilang : tidak ada bakteri yang berbahaya, kalau bahaya pun bisa mati saat dimasak 1/2 jam (si peneliti POM mungkin tak tahu menyiapkan susu anak - masa susu anak dimasak 1/2 jam ?? -kata sebuah surat pembaca). Alhasil : masyarakat yang punya anak balita saat ini sedang bingung dan was-was. Salam, awang -Original Message- From: nyoto - ke-el [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, February 28, 2008 12:06 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" Lha kenapa ya, koq raw datanya jadi "Black Box" gitu ...? takut ketahuan kesalahannya ya ? or harus dibeli mahal dulu baru boleh dibuka ? or bahkan udah dimusnahin biar nggak bisa dipelajari/diselidiki oleh yg berwenang ...? Benar mas Deni, kalau raw data nggak dibuka, ya semua bebas "menterjemahkan sendiri2" apa maunya atau debat kusir itu tadi, nggak akan ada kesimpulannya ... wass, 2008/2/28 Deni Rahayu <[EMAIL PROTECTED]>: > raw data ngak pernah dibuka sich..setiap orang pasti > punya asumsi dan analogi masing2, kl ngak dibuka2 raw > data nya wah...orang akan bebas berfantasi..he..he..he > tanpa fakta dan data...terus aja debat kusircape > dech > > salam, > oden > > --- Ariadi Subandrio <[EMAIL PROTECTED]> > wrote: > > > "...Inilah alasannya mengapa seolah IAGI saling > > "berseteru" tepatnya setahun silam dalam sebuah > > workshop internasional... "- gak ada wasitnya kali > > ya > > > > ar-. > > > > Lumpur Lapindo, Lumpurnya "Tuhan"? > > > > Kamis, 28 Februari 2008 | 02:41 WIB > > Jonatan Lassa > > Without correct words, there will be no correct > > practice. (Dombrowsky) > > Rabi Greenberg menuturkan kisah lucunya tahun > > 1950-an di New York City yang dilanda musim kering > > dan pemerintah membuat awan buatan sebagai awal > > teknologi hujan buatan. > > Hal ini menyebabkan agamawan bertanya, apakah > > manusia mengambil alih peran Tuhan? "Saya ingat > > sebuah kartun di the New Yorker yang melukiskan > > sekelompok pendeta yang kelihatan amat cemas sedang > > duduk mengelilingi meja dan melihat keluar melalui > > jendela, menyaksikan turunnya hujan. Seorang pendeta > > berkata, 'Ini hujan kita, atau hujan mereka?'" > > (John Naisbit, 2001:49) > > Kita membayangkan suasana batin yang mungkin > > melingkupi Senayan dan Istana terkait peristiwa di > > Sidoarjo. Karikatur
Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling ”berseteru”
Lha kenapa ya, koq raw datanya jadi "Black Box" gitu ...? takut ketahuan kesalahannya ya ? or harus dibeli mahal dulu baru boleh dibuka ? or bahkan udah dimusnahin biar nggak bisa dipelajari/diselidiki oleh yg berwenang ...? Benar mas Deni, kalau raw data nggak dibuka, ya semua bebas "menterjemahkan sendiri2" apa maunya atau debat kusir itu tadi, nggak akan ada kesimpulannya ... wass, 2008/2/28 Deni Rahayu <[EMAIL PROTECTED]>: > raw data ngak pernah dibuka sich..setiap orang pasti > punya asumsi dan analogi masing2, kl ngak dibuka2 raw > data nya wah...orang akan bebas berfantasi..he..he..he > tanpa fakta dan data...terus aja debat kusircape > dech > > salam, > oden > > --- Ariadi Subandrio <[EMAIL PROTECTED]> > wrote: > > > "...Inilah alasannya mengapa seolah IAGI saling > > "berseteru" tepatnya setahun silam dalam sebuah > > workshop internasional... "- gak ada wasitnya kali > > ya > > > > ar-. > > > > Lumpur Lapindo, Lumpurnya "Tuhan"? > > > > Kamis, 28 Februari 2008 | 02:41 WIB > > Jonatan Lassa > > Without correct words, there will be no correct > > practice. (Dombrowsky) > > Rabi Greenberg menuturkan kisah lucunya tahun > > 1950-an di New York City yang dilanda musim kering > > dan pemerintah membuat awan buatan sebagai awal > > teknologi hujan buatan. > > Hal ini menyebabkan agamawan bertanya, apakah > > manusia mengambil alih peran Tuhan? "Saya ingat > > sebuah kartun di the New Yorker yang melukiskan > > sekelompok pendeta yang kelihatan amat cemas sedang > > duduk mengelilingi meja dan melihat keluar melalui > > jendela, menyaksikan turunnya hujan. Seorang pendeta > > berkata, 'Ini hujan kita, atau hujan mereka?'" > > (John Naisbit, 2001:49) > > Kita membayangkan suasana batin yang mungkin > > melingkupi Senayan dan Istana terkait peristiwa di > > Sidoarjo. Karikatur imajiner yang bisa menggambarkan > > batin penguasa dan rohaniwan Indonesia dengan > > pertanyaan, "Ini lumpur Lapindo atau lumpurnya > > Tuhan?" Kini, dalam realitas, DPR dan pemerintah > > memerlukan jawaban "bencana alam atau bencana > > teknologi"? > > Dalam tradisi mendefinisikan/ pendefinisian atas > > sesuatu, sebuah definisi terdiri dua bagian, yakni > > kata yang didefinisikan (definiendum) dan kelompok > > kata atau konsep yang digunakan untuk mendefinisikan > > (definien). Sebuah definiendum harus bermakna sama > > dengan definien. > > Neil Britton mengatakan, "Sebagaimana > > seorang/pihak menafsirkan sesuatu bergantung pada > > apa yang disyaratkan untuk dilakukan terhadap > > sesuatu dimaksud." Namun, Britton mengingatkan > > definisi bukan sekadar alat bantu berpikir, tetapi > > juga soal orientasi mental dan emosi, model > > pemaknaan dan cara pandang pemberi definisi. > > > > Definisi > > Salinan UU No 24/2007 mendefinisikan, "bencana > > adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang > > mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan > > masyarakat yang disebabkan faktor alam dan/atau > > faktor non-alam maupun faktor manusia, mengakibatkan > > timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, > > kerugian harta benda, dan dampak psikologis." > > Karena itu, peristiwa Sidoarjo memenuhi kecirian > > definisi bencana UU No 24/2007. Jika ditanyakan > > kepada rakyat yang mengalami, jawabannya, "rumah > > terkubur, pekerjaan hilang, aset penghidupan hancur, > > kerugian nasional mencapai paling sedikit Rp 7 > > triliun. Orang dari kaya menjadi miskin. Yang miskin > > makin melarat. Secara psikis tidak ada kata yang > > bisa menyamai pengalaman mengalami bencana itu." > > Definisi ini dikenal dengan definisi situatif. > > Pada titik ini, kata 'bencana' tidak > > merepresentasikan diri sendiri. Bencana juga tidak > > sekadar merepresentasikan lingkungan yang rusak. > > Bencana dan lingkungan yang rusak merepresentasikan > > manusia dan kepentingan manusia di baliknya. > > Istilah "bencana alam" bermakna kausalitas. > > Salinan UU No 24/2007 mengatakan, "Bencana alam > > adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau > > rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, > > antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung > > meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah > > longsor. Bencana non-alam adalah bencana yang > > diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa > > non-alam, antara lain berupa gagal teknologi, gagal > > modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit." > > Kelemahan paling mendasar UU No 24/2007 adalah tidak > > memberi ruang atau definisi kausalitas bencana untuk > > interaksi atau keterkaitan antara yang alami dan > > buatan manusia. Secara empiris, ini bertentangan > > karena ada yang dikenal sebagai "bencana > > antara". Peristiwa yang satu men-triger yang lain. > > Bisa saja kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber > > daya yang tidak menjalankan prinsip kehati-hatian > > men-trigger kejadian alam yang ekstrem. Misal, > > eksploitasi hutan memicu mudahnya banjir. > > Sebaliknya, peristiwa alam seperti gempa bisa memicu > > kecelakaan kebakaran seperti gempa Ko
Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling ”berseteru”
raw data ngak pernah dibuka sich..setiap orang pasti punya asumsi dan analogi masing2, kl ngak dibuka2 raw data nya wah...orang akan bebas berfantasi..he..he..he tanpa fakta dan data...terus aja debat kusircape dech salam, oden --- Ariadi Subandrio <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > "...Inilah alasannya mengapa seolah IAGI saling > âberseteruâ tepatnya setahun silam dalam sebuah > workshop internasional... "- gak ada wasitnya kali > ya > > ar-. > > Lumpur Lapindo, Lumpurnya "Tuhan"? > > Kamis, 28 Februari 2008 | 02:41 WIB > Jonatan Lassa > Without correct words, there will be no correct > practice. (Dombrowsky) > Rabi Greenberg menuturkan kisah lucunya tahun > 1950-an di New York City yang dilanda musim kering > dan pemerintah membuat awan buatan sebagai awal > teknologi hujan buatan. > Hal ini menyebabkan agamawan bertanya, apakah > manusia mengambil alih peran Tuhan? âSaya ingat > sebuah kartun di the New Yorker yang melukiskan > sekelompok pendeta yang kelihatan amat cemas sedang > duduk mengelilingi meja dan melihat keluar melalui > jendela, menyaksikan turunnya hujan. Seorang pendeta > berkata, âIni hujan kita, atau hujan mereka?ââ > (John Naisbit, 2001:49) > Kita membayangkan suasana batin yang mungkin > melingkupi Senayan dan Istana terkait peristiwa di > Sidoarjo. Karikatur imajiner yang bisa menggambarkan > batin penguasa dan rohaniwan Indonesia dengan > pertanyaan, âIni lumpur Lapindo atau lumpurnya > Tuhan?â Kini, dalam realitas, DPR dan pemerintah > memerlukan jawaban âbencana alam atau bencana > teknologiâ? > Dalam tradisi mendefinisikan/ pendefinisian atas > sesuatu, sebuah definisi terdiri dua bagian, yakni > kata yang didefinisikan (definiendum) dan kelompok > kata atau konsep yang digunakan untuk mendefinisikan > (definien). Sebuah definiendum harus bermakna sama > dengan definien. > Neil Britton mengatakan, âSebagaimana > seorang/pihak menafsirkan sesuatu bergantung pada > apa yang disyaratkan untuk dilakukan terhadap > sesuatu dimaksud.â Namun, Britton mengingatkan > definisi bukan sekadar alat bantu berpikir, tetapi > juga soal orientasi mental dan emosi, model > pemaknaan dan cara pandang pemberi definisi. > > Definisi > Salinan UU No 24/2007 mendefinisikan, âbencana > adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang > mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan > masyarakat yang disebabkan faktor alam dan/atau > faktor non-alam maupun faktor manusia, mengakibatkan > timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, > kerugian harta benda, dan dampak psikologis.â > Karena itu, peristiwa Sidoarjo memenuhi kecirian > definisi bencana UU No 24/2007. Jika ditanyakan > kepada rakyat yang mengalami, jawabannya, ârumah > terkubur, pekerjaan hilang, aset penghidupan hancur, > kerugian nasional mencapai paling sedikit Rp 7 > triliun. Orang dari kaya menjadi miskin. Yang miskin > makin melarat. Secara psikis tidak ada kata yang > bisa menyamai pengalaman mengalami bencana itu.â > Definisi ini dikenal dengan definisi situatif. > Pada titik ini, kata âbencanaâ tidak > merepresentasikan diri sendiri. Bencana juga tidak > sekadar merepresentasikan lingkungan yang rusak. > Bencana dan lingkungan yang rusak merepresentasikan > manusia dan kepentingan manusia di baliknya. > Istilah âbencana alamâ bermakna kausalitas. > Salinan UU No 24/2007 mengatakan, âBencana alam > adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau > rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, > antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung > meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah > longsor. Bencana non-alam adalah bencana yang > diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa > non-alam, antara lain berupa gagal teknologi, gagal > modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.â > Kelemahan paling mendasar UU No 24/2007 adalah tidak > memberi ruang atau definisi kausalitas bencana untuk > interaksi atau keterkaitan antara yang alami dan > buatan manusia. Secara empiris, ini bertentangan > karena ada yang dikenal sebagai âbencana > antaraâ. Peristiwa yang satu men-triger yang lain. > Bisa saja kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber > daya yang tidak menjalankan prinsip kehati-hatian > men-trigger kejadian alam yang ekstrem. Misal, > eksploitasi hutan memicu mudahnya banjir. > Sebaliknya, peristiwa alam seperti gempa bisa memicu > kecelakaan kebakaran seperti gempa Kobe 1995 atau > kecelakaan nuklir di Jepang setahun silam. > Wapres Jusuf Kalla mengatakan, âPerlu penelitian > mendalam. Saya kira tidak bisa dinyatakan secara > politik (oleh DPR). Bencana alam atau bukan, itu > bukan masalah politis.â (Kompas, 19/2/2008) > Perlu diketahui, sains tidak menawarkan kepastian > 100 persen. Sains datang dengan skenario, > probabilitas, kemungkinan, dan solusi trial and > error. Ini yang terjadi dengan sains dalam konteks > lumpur di Sidoarjo. Dalam tradisi epistemik di > universitas-universitas dunia, sebuah hasil > penelitian yang dipublikasikan