Re: [iagi-net] Tes email dari sekretariat

2020-11-11 Terurut Topik wahyu budi - wahyubudisetya...@yahoo.com
 ok.
Pada Kamis, 12 November 2020 05.30.01 WIB, Abdul Bari 
 menulis:  
 
 Baik, terimakasih.Salam,AB
Pada tanggal Rab, 11 Nov 2020 pukul 10.36 Sekretariat IAGI  
menulis:

tgl 11/11/2020 jam 10:34am










Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
No. Rek: 123 0085005314


Facebook Page: IAGI Page


Facebook Group: IAGI Group

Instagram: @iagi

Twitter: @iaginet



Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
No. Rek: 123 0085005314


Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.




Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
No. Rek: 123 0085005314


Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.

  


Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)

No. Rek: 123 0085005314





Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id



DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 

any information posted on IAGI mailing list.



[iagi-net-l] Penerbit IAGI Bls: Re: [iagi-net-l] Re: Maaf, Kecewa: Prosiding PIT IAGI tanpa ISBN

2012-10-04 Terurut Topik wahyu budi
Kalau bpk noor syarifudin pernah mengurus ISBN d perpustakaan nasional, maka 
IAGI telah tercatat sbg penerbit. Sbg tanda anggota tentu oleh pihak perpus nas 
kepada IAGI diberikartu anggota. Gunanya kartu itu adalah untuk mengurus isbn 
buku lain yg diterbitkan oleh IAGI. Dgn kartu itu pula sebenarnya IAGI bs 
mengendalikan setiap penerbitan buku agar secara resmi d perpusnas tercatat 
diterbitkan oleh IAGI. Yg perlu kita tanyakan adalah apakah pak noor syarifudin 
msh menyimpan kartu anggota yg diperoleh ketika mengurus isbn dahulu? 

--
Terkirim dari telepon Nokia saya

--Pesan asli--
Dari: noor syarifuddin 
To: "iagi-net@iagi.or.id" 
Date: Wednesday, October 3, 2012 5:34:30 PM GMT-0700
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Maaf, Kecewa: Prosiding PIT IAGI tanpa ISBN

sekedar nostalgia...
 
PIT IAGI di Bidakara, ADB jadi ketuanya, saya sekretarisnya 
kami berdua waktu itu adalah orang swasta yang tidak pernah berpikir apa itu 
pentingnya ISBN. tapi waktu rapat koordinasi, banyak saran masuk untuk 
mendaftarkan proceedings IAGI supaya bisa dapat ISBN
akhirnya saya jalan ke Perpustakaan nasional di Salemba (kalau gak salah ingat) 
dan bertanya soal hal ini, dan pegawai di sana dengan ramah membantu 
menerangkan apa itu ISBN, termausk bedanya dengan ISSN dan lain-lainnya. Juga 
diterangkan syarat-syaratnya yang ternyata tidak terlalu rumit
uppss, kita penuhi syaratnya dan keluarlah ISBN untuk proceedings PIT (yang 
waktu itu untuk pertama kalinya dicetak dengan kualitas setara proceedings IPA 
- at least dari mutu kertas dan cetakannya...:-)
 
 
salam,

From: altin muhammad 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Cc: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia  
Sent: Wednesday, October 3, 2012 7:14 AM
Subject: Fw: [iagi-net-l] Re: Maaf, Kecewa: Prosiding PIT IAGI tanpa ISBN

Sama hal nya dengan Pak Budhi Kuswan Susilo dari IAGI, kami dari perguruan 
tinggi atau mungkin pns dari instasi lain mengharapkan setiap prosiding PIT 
HAGI maupun PIT IAGI supaya diseratai dengan ISBN.   

Selama ini Prosiding HAGI tanpa ISBN..

Wass

Muh. Altin Massinai
Geofisika Unhas Makassar



- Forwarded Message -
From: otto ongkosongo 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, October 2, 2012 11:12 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Maaf, Kecewa: Prosiding PIT IAGI tanpa ISBN

Yang masih tersisa ditetel covernya, ganti dengan cover baru setelah dicetak 
dengan menambahkan ISBN (tentunya setelah diurus). Bila perlu IAGI buat cover 
baru yang sudah ditambahi ISBN, kemudian filenya dikirim ke semua peserta PIT 
(terutama yang membutuhkan). Jadi secara formal ada bukti dari IAGI sebagai 
penanggung jawab.
Wassalam,
Otto--- Pada Sel, 2/10/12, rakhmadi avianto  
menulis:

>Dari: rakhmadi avianto 
>Judul: Re: [iagi-net-l] Re: Maaf, Kecewa: Prosiding PIT IAGI tanpa ISBN
>Kepada: iagi-net@iagi.or.id
>Tanggal: Selasa, 2 Oktober, 2012, 10:01 AM
>
>
>Bagus mbak Prem, jadi masalah waktu aja, jadi S3 jadi dong dan juga bisa naik 
>pangkat.SalamAvi 
>2012/10/2 
> 
>Rekan2 ysh. ISBN sedang diuruskan oleh pak Sutardjo/PP. Apabila sdh siap, kami 
>kirimkan penomoran beserta surat pernyataannya. Mhn maaf atas ketdknyamanan 
>ini. Terima kasih. 
>>Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
>>Teruuusss...!
>>From: "Budhi Kuswan Susilo" 
>> 
>>Date: Tue, 2 Oct 2012 09:35:04 +0700
>>To: ; 
>>; 
>>
>>Cc: ; 
>>
>>Subject: Maaf, Kecewa: Prosiding PIT IAGI tanpa ISBN
>>Yth. Pak Ketua Umum dan Sekjen IAGIYth. Ketua Panitia PIT IAGI ke-41 
>>Yogyakarta
>> 
>>Assalamu’alaikum Wr. Wb.,
>Salam sejahtera untuk kita semua, rekan-rekan IAGI
>  
>Meriah PIT IAGI Yogya yang baru lalu!!! 
>Kehadiran saya selain sebagai pribadi, juga mewakili Pengda IAGI Sumsel pada 
>kegiatan Rakernas. 
>Pada PIT kali ini, saya berkontribusi dengan menuliskan dan mempresentasikan 
>dua paper: UG-09  dan EG-13. 
>Namun, sepulang dari Yogya… sebagai pribadi saya kecewa sekali. Mengapa? 
>   1.    Prosiding yang dicetak tidak dilengkapi dengan ISBN 
>(International Standard Book Number)
>   2.    CD Prosiding dibuat, maaf, tidak standar: tidak sama 
>seperti versi cetaknya, tidak ada cover, halaman judul, daftar isi. Per 
>chapter: ada yang bernomer halaman, namun ada juga yang tidak, dan sayangnya 
>nomor halaman tidak urut.
>  
>Bukti publikasi bagi kami sangat penting sekali, apalagi yang berkarir di 
>Pendidikan Tinggi atau Lembaga Penelitian, misalnya publikasi di jurnal dengan 
>ISSNnya atau prosiding dengan ISBNnya. Adanya ISBN artinya

[iagi-net-l] Penerbit IAGI Bls: Re: [iagi-net-l] Re: Maaf, Kecewa: Prosiding PIT IAGI tanpa ISBN

2012-10-04 Terurut Topik wahyu budi
Kalau bpk noor syarifudin pernah mengurus ISBN d perpustakaan nasional, maka 
IAGI telah tercatat sbg penerbit. Sbg tanda anggota tentu oleh pihak perpus nas 
kepada IAGI diberikartu anggota. Gunanya kartu itu adalah untuk mengurus isbn 
buku lain yg diterbitkan oleh IAGI. Dgn kartu itu pula sebenarnya IAGI bs 
mengendalikan setiap penerbitan buku agar secara resmi d perpusnas tercatat 
diterbitkan oleh IAGI. Yg perlu kita tanyakan adalah apakah pak noor syarifudin 
msh menyimpan kartu anggota yg diperoleh ketika mengurus isbn dahulu? 

--
Terkirim dari telepon Nokia saya

--Pesan asli--
Dari: noor syarifuddin 
To: "iagi-net@iagi.or.id" 
Date: Wednesday, October 3, 2012 5:34:30 PM GMT-0700
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Maaf, Kecewa: Prosiding PIT IAGI tanpa ISBN

sekedar nostalgia...
 
PIT IAGI di Bidakara, ADB jadi ketuanya, saya sekretarisnya 
kami berdua waktu itu adalah orang swasta yang tidak pernah berpikir apa itu 
pentingnya ISBN. tapi waktu rapat koordinasi, banyak saran masuk untuk 
mendaftarkan proceedings IAGI supaya bisa dapat ISBN
akhirnya saya jalan ke Perpustakaan nasional di Salemba (kalau gak salah ingat) 
dan bertanya soal hal ini, dan pegawai di sana dengan ramah membantu 
menerangkan apa itu ISBN, termausk bedanya dengan ISSN dan lain-lainnya. Juga 
diterangkan syarat-syaratnya yang ternyata tidak terlalu rumit
uppss, kita penuhi syaratnya dan keluarlah ISBN untuk proceedings PIT (yang 
waktu itu untuk pertama kalinya dicetak dengan kualitas setara proceedings IPA 
- at least dari mutu kertas dan cetakannya...:-)
 
 
salam,

From: altin muhammad 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Cc: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia  
Sent: Wednesday, October 3, 2012 7:14 AM
Subject: Fw: [iagi-net-l] Re: Maaf, Kecewa: Prosiding PIT IAGI tanpa ISBN

Sama hal nya dengan Pak Budhi Kuswan Susilo dari IAGI, kami dari perguruan 
tinggi atau mungkin pns dari instasi lain mengharapkan setiap prosiding PIT 
HAGI maupun PIT IAGI supaya diseratai dengan ISBN.   

Selama ini Prosiding HAGI tanpa ISBN..

Wass

Muh. Altin Massinai
Geofisika Unhas Makassar



- Forwarded Message -
From: otto ongkosongo 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, October 2, 2012 11:12 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Maaf, Kecewa: Prosiding PIT IAGI tanpa ISBN

Yang masih tersisa ditetel covernya, ganti dengan cover baru setelah dicetak 
dengan menambahkan ISBN (tentunya setelah diurus). Bila perlu IAGI buat cover 
baru yang sudah ditambahi ISBN, kemudian filenya dikirim ke semua peserta PIT 
(terutama yang membutuhkan). Jadi secara formal ada bukti dari IAGI sebagai 
penanggung jawab.
Wassalam,
Otto--- Pada Sel, 2/10/12, rakhmadi avianto  
menulis:

>Dari: rakhmadi avianto 
>Judul: Re: [iagi-net-l] Re: Maaf, Kecewa: Prosiding PIT IAGI tanpa ISBN
>Kepada: iagi-net@iagi.or.id
>Tanggal: Selasa, 2 Oktober, 2012, 10:01 AM
>
>
>Bagus mbak Prem, jadi masalah waktu aja, jadi S3 jadi dong dan juga bisa naik 
>pangkat.SalamAvi 
>2012/10/2 
> 
>Rekan2 ysh. ISBN sedang diuruskan oleh pak Sutardjo/PP. Apabila sdh siap, kami 
>kirimkan penomoran beserta surat pernyataannya. Mhn maaf atas ketdknyamanan 
>ini. Terima kasih. 
>>Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
>>Teruuusss...!
>>From: "Budhi Kuswan Susilo" 
>> 
>>Date: Tue, 2 Oct 2012 09:35:04 +0700
>>To: ; 
>>; 
>>
>>Cc: ; 
>>
>>Subject: Maaf, Kecewa: Prosiding PIT IAGI tanpa ISBN
>>Yth. Pak Ketua Umum dan Sekjen IAGIYth. Ketua Panitia PIT IAGI ke-41 
>>Yogyakarta
>> 
>>Assalamu’alaikum Wr. Wb.,
>Salam sejahtera untuk kita semua, rekan-rekan IAGI
>  
>Meriah PIT IAGI Yogya yang baru lalu!!! 
>Kehadiran saya selain sebagai pribadi, juga mewakili Pengda IAGI Sumsel pada 
>kegiatan Rakernas. 
>Pada PIT kali ini, saya berkontribusi dengan menuliskan dan mempresentasikan 
>dua paper: UG-09  dan EG-13. 
>Namun, sepulang dari Yogya… sebagai pribadi saya kecewa sekali. Mengapa? 
>   1.    Prosiding yang dicetak tidak dilengkapi dengan ISBN 
>(International Standard Book Number)
>   2.    CD Prosiding dibuat, maaf, tidak standar: tidak sama 
>seperti versi cetaknya, tidak ada cover, halaman judul, daftar isi. Per 
>chapter: ada yang bernomer halaman, namun ada juga yang tidak, dan sayangnya 
>nomor halaman tidak urut.
>  
>Bukti publikasi bagi kami sangat penting sekali, apalagi yang berkarir di 
>Pendidikan Tinggi atau Lembaga Penelitian, misalnya publikasi di jurnal dengan 
>ISSNnya atau prosiding dengan ISBNnya. Adanya ISBN artinya

Bls: [iagi-net-l] [Fwd: Re: [Anggota] Piramida Garut, Tim Beberkan Temuan]

2012-01-07 Terurut Topik wahyu budi
Apa yang dikatakan sebagai temuan Piramida Garut itu berkaitan dengan fenomena 
geologi.Oleh karena itu, seyogyanyalah di dalam tim itu ada ahli geologi yang 
terlibat di dalamnya.Apabila tidak ada ahli geologi di dalam tim itu, maka 
sangat besar kemungkinannya terjadi kekeliruan interpretasi.
Perlu juga diingatkan bahwa jangan sampai silau dengan jabatan atau status 
seseorang dalam menilai suatu fenomena alam. Yang penting, lihat kompetensinya.
Salam,WBS

--- Pada Sab, 7/1/12, Yanto R.Sumantri  menulis:

Dari: Yanto R.Sumantri 
Judul: [iagi-net-l] [Fwd: Re: [Anggota] Piramida Garut, Tim Beberkan Temuan]
Kepada: "Sujatmiko none" , iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Sabtu, 7 Januari, 2012, 7:23 AM



Menarik ,apa ada yang bisa menerangkan riciannya ?

si Abah

 Original Message

Subject: Re: [Anggota] Piramida Garut,
Tim Beberkan Temuan
From:"L. S. Djatnika"

Date:Sat, January 7, 2012 4:11 am
To:  "Milis Korps Mahawarman Batalyon 1 - ITB"

--

Jurnalis TV Nasional Temukan Pintu Masuk Piramida Garut

Hasil foto IFSAR di Gunung Sadaurip, Garut (ist)

Politikindonesia - Temuan awal tentang struktur yang kuat diduga
merupakan Piramida di Gunung Sadahurip Kabupaten Garut, oleh Tim
Mitigasi Bencana Katastropik Purba menarik minat berbagai kalangan.
Temuan itu, bukan hanya mengundang rasa ingin tahu dari Prof
Openheimer dari Oxford University, Frank Joseph (assisten alm Prof
Aryos Santos), lembaga riset Jerman DOG, Singapura, Australia dan
China, tetapi juag disambut antusias oleh kalangan jurnalis
Indonesia.
Kabarnya, jurnalis dari salah satu stasiun TV nasional
menemukan
sesuatu yang baru di gunung Sadahurip tersebut.

Hal ini dikemukakan oleh Asisten Staf Khusus Presiden bidang Bantuan
Sosial dan Bencana, Iwan Sumule dalam perbincangannya dengan
politikindonesia.com, Jumat (06/01).

Iwan yang juga anggota
Tim Katastropik Purba ini mengatakan, salah
seorang jurnalis dari
Stasiun TV Nasional, yang acaranya berjudul
Jejak Temuan Misterius
telah menemukan pintu masuk dari Piramida di
Kabupaten Garut
tersebut. "Salah satu kru, Ali Taba mengatakan kepada
kami,
telah merekam pintu masuk piramida tersebut dengan kamera", ujar
Iwan Sumule.

Stasiun TV tersebut. ujar Iwan, memang antusias
untuk mengetahui lebih
lanjut indikasi temuan piramida di Gunung
Sadahurip. "Sebagai jurnalis
investigatif kami antusias atas
riset ilmiah ini dan kami berhasil
temukan sesuatu,: ujar Iwan
mengutip Ali Taba.

Dikatakan Iwan, Ali Taba dan rekannya,
berencana secepatnya membuat
film dokumenter untuk menyiarkan kabar
gembira ini ke masyarakat.
Mereka turut mendukung riset tim
katastropik, membangun nasionalisme
baru Indonesia dan membuktikan
bahwa dunia jurnalistik investigatif
harus menjadi spirit
profesionalisme media.

Kata Iwan, Tim Katastropik Purba yang
diinisiasi oleh Staf Khusus
Presiden bidang Bantuan Sosial dan
Bencana sangat senang dengan
banyaknya inisiatif dan partisipasi
masyarakat dari berbagai kalangan.
Meski Piramida Garut ini, adalah
temuan ikutan dari kegiatan utama Tim
Katastropik Purba yang meneliti
sumber-sumber Bencana di masa purba
yang berpotensi mengulang, tetap
saja temuan piramida Garut adalah
sesuatu yang sangat berharga.

Kata Iwan, tak hanya Ali Taba dkk, selama ini peran jurnalis
dalam
membantu riset ini sangat besar beberapa redaktur media online
maupun
cetak secara sukarela mendukung aktif riset Tim Katastropik
Purba.
"Nanti saatnya akan kami umumkan siapa saja mereka",
ujar Iwan.

Mengenai riset ini sendiri, staf khusus Presiden
Andi Arief mengatakan
telah masuk ke tahap finishing. Tim ahli masih
harus penuhi satu tahap
scientific lagi sehingga dari segala sudut
ilmiah bisa terpenuhi.

Tim juga mendengarkan masukan secara
informal dari para
geologis/volkanologis/arkeologis senior, ahli
filologi, Fakultas ilmu
Budaya Universitas Indonesia, periset Bandung
Fe Isitute, penulis
produktif A Samantho, penulis dan pembawa acara
TV serta pemilik
perguruan Dicky Zainal. Secara formal juga sudah
melakukan pertemuan
dengan wakil dari Arkenas dan Dirjen
Kepurbakalaan.

(kap/rin/nis)


On 12/20/11, bayu
sandi  wrote:
> Ada yang bisa
menjelaskan apakah isi berita berikut dapat menghasilkan
>
kesimpulan konvergen? Ataukah bukti-bukti yang disampaikan merupakan
> pembenaran (kesimpulan tergantung siapa yang menafsirkan dan
kepentingannya
> apa)?
>
>
http://nasional.vivanews.com/news/read/273418-piramida-garut--tim-beberkan-temuan
>
> *Dalam keterangan tertulis yang diterimaVIVAnews.com,
Senin, 19 Desember
> 2011, Anggota Tim Bencana Katastropik Purba
yang dibentuk Kantor Staf
> Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial
dan Bencana, Iwan Sumule mengatakan
> hasil geolistrik dengan
jarak elektroda 20 meter dan 10 meter, menunjukan
> ada horizontal
unconformity atau “pemancungan” pada tubuh batuan intrusi
> (merah) di kedalaman sekitar 120 meter dari puncak.
>
> Upaya pembuktian itu menghasilka

[iagi-net-l] NPA 1348 Re: Bls: [iagi-net-l] Laporan Penghitungan Suara Pemilu IAGI 2011

2011-10-05 Terurut Topik wahyu budi
Benar, NPA Rovicky 1348 (04-00-715-1348).Nomor itu antara lain tercatat dalam 
Daftar Iuran Anggota IAGI per 30 April 2003 yang dicantumkan di dalam Berita 
IAGI edisi no. 09.38/Mei 2003.
Salam,Wahyu NPA 2300

--- Pada Kam, 6/10/11, Rovicky Dwi Putrohari  menulis:

Dari: Rovicky Dwi Putrohari 
Judul: Re: Bls: [iagi-net-l] Laporan Penghitungan Suara Pemilu IAGI 2011
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Kamis, 6 Oktober, 2011, 6:48 AM

Abah Yanto,
NPA saya 1348. Dulu yang mendaftarkan di IAGI dikoordinir Pak Witan. Kalau ngga 
salah sekitar tahun 1989.
 
Salam
Rovicky

On Wed, Oct 5, 2011 at 9:23 PM, MINARWAN  wrote:

NPA Mas RDP tidak jelas Pak, sepertinya bukan anggota resmi IAGI deh.
Wah gawat, sudah dipilih jadi ketua lagi :))


Salam
Minarwan
NPA 1590

2011/10/5 Yanto R.Sumantri :

>
> Mas Dhanu
>
> Ngomong ngomong mas RDP NPA - nya berapa sih ?
>
> si Abah
>


--
- when one teaches, two learn -
http://www.phpbber.com/phpbb/index.php?mforum=geotutor

http://www.linkedin.com/in/minarwan


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id

sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...


Ayo siapkan diri!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
September 2011
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id

To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id


Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.

-




-- 
"Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !"





Bls: [iagi-net-l] Deformasi Merapi

2010-11-04 Terurut Topik wahyu budi
Intensitas erupsi Merapi terus meningkat, dan saya yakin telah ada tambahan 
magma ke dapur magma dangkal. Dengan kecenderungan intensitas erupsi yang terus 
meningkat, dan keasaman magma yang telah bertambah, yang saya khawatirkan 
adalah kelanjutan skenario erupsi Merapi sekarang. Akankah erupsi Merapi kali 
ini akan mengikuti skenario erupsi Krakatau tahun 1883 yang menghancurkan 
sebagai puncaknya dan lalu collapse?Semoga tidak demikian.
WBS

--- Pada Jum, 5/11/10, Rovicky Dwi Putrohari  menulis:

Dari: Rovicky Dwi Putrohari 
Judul: [iagi-net-l] Deformasi Merapi
Kepada: "IAGI" , "Forum HAGI" , 
geologi...@googlegroups.com
Tanggal: Jumat, 5 November, 2010, 8:23 AM

Salah satu cara melihat seberapa besar jumlah magma yang akan keluar dapat
dilihat dari deformasi gunung. Namun yang sulit diduga tambahan dari magma
dalam ke dapur dangkal. Awal waktu dinyatakan AWAS, diperkirakan 30 juta yg
akan dimuntahkan. Hingga kini sudah 50 juta keluar. Yakin kalau ada supply
baru dari magma dalam.
Apakah mungkin dengan dGPS memperkirakan deformasi ini ?


Pray For Jogja
RDP




[iagi-net-l] Aktifitas Bakteri Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau

2009-01-14 Terurut Topik wahyu budi
Dear All, 

Saya ingin memberikan sedikit penjelasan bahwa pembentukan gas H2S di dasar 
danau itu adalah karena aktifitas bakteri pereduksi sulfat. Bakteri tersebut 
hadir di lingkungan tanpa oksigen atau reduksi seperti di dasar danau atau di 
dasar laut. Apabila di lingkungan yang mengandung oksigen atau oksidasi, proses 
dekomposisi mempergunakan ion oksigen dan menghasilkan CO2, maka di lingkungan 
anaerob atau reduksi, bakteri menggunakan ion sulfat dan menghasilkan H2S.Gas 
inilah yang kemudian naik dan menyebabkan kematian ikan-ikan di danau.
Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana gas tersebut bisa bebas dari dasar 
danau dan naik ke permukaan?

Salam,
WBS 


--- On Wed, 1/14/09, koesoema  wrote:

> From: koesoema 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water  vs Erupsi Sulfida Dasar Danau
> To: "iagi-net" 
> Date: Wednesday, January 14, 2009, 10:27 PM
> Saya hanya ingin mengingatkan saja bahwa keluarnya H2S itu
> tidak selalu
> harus berhubungan dengan magmatism dan hydrothermal
> activity. Pembusukan
> zat organik itu sering menghasilkan H2S. Terjadi di
> sedimentary
> environment yang tidak ada sirkulasi oxygen (anoxic),
> karena tertutup
> ambang dari laut terbuka.
> Bahkan manusia sebagai organism juga sewaktu-waktu
> mengeluarkan H2S, jadi
> tidak selalu harus berhubungan dengan magmatism, volcanism 
> atau
> hydrothermal activity. 
> Saya kira banyak di textbook membahas mengenai euxinic
> condition ini.
> Wassalam
> RPK
> On 1/14/2009, "Andri Slamet Subandrio"
>  wrote:
> 
> >Pak Koesoemadinata yth, terimakasih atas masukannya
> yang sangat
> >berharga. Kondisi euxinic dan kaya H2S memang tidak
> selalu berkaitan
> >dengan kegiatan volkanik, walaupun sebagian besar
> danau-danau seperti
> >Maninjau berasosiasi dengan lingkungan gunungapi.
> Pengayaan sulfida
> >tanpa campur tangan aktifitas hidrotermal gunungapi dan
> menghasilkan
> >mineralisasi Cu-Pb-Zn adalah endapan Kupferschiefer
> (Copper Shale) yang
> >terdapat cekungan Perm di Eropa Tengah. Matinya ikan
> didanau memang
> >akibat naiknya kosentrasi H2S yang bisa disebabkan
> kondisi euxinic atau
> >aktifitas hidrotermal didasar danau.
> >
> >Salam
> >Andri  SSM
> >
> >R.P.Koesoemadinata wrote:
> >> Hanya mengingatkan saja bahwa terjadi pemunculan
> H2S di air Danau
> >> tidak selalu harus dihubungkan dengan magmatism
> atau hydothermal
> >> activity.
> >> Sejak saya kuliah diajarkan bahwa extremely
> reducing sedimentary
> >> environment diberbagai danau di dunia, bahkan di
> laut tertutup pun
> >> dapat terjadi euxinic basins (mungkin sekarang
> disebutnya anoxic), di
> >> mana zat organic membusuk menjadi sapropel, dan
> sewaktu-waktu
> >> mengeluarkan H2S yang membunuh organisme di dekat
> permukaan danau,
> >> sehingga menambah lagi supply zat organik yang
> membusuk, serta
> >> menghasilkan black shale facies yang khas dengan
> golden fossils-nya,
> >> karena cangkang fosil sudah diubah dengan pyrit.
> Salah satu contoh
> >> dari suatu euxinic basinsering disebut-sebut Laut
> Hitam (Black Sea).
> >> Hanya sekadar tambahan saja
> >> Wassalam
> >> RPK
> >> - Original Message - From: "Andri
> Slamet Subandrio"
> >> 
> >> To: 
> >> Sent: Tuesday, January 13, 2009 8:45 AM
> >> Subject: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi
> Sulfida Dasar Danau
> >>
> >>
> >>> IAGI Netter yang budiman,
> >>>
> >>> Menarik sekali info yang di rilis oleh Bung
> Setiabudi Djaelani. Ikan
> >>> danau terkapar karena kemungkinan semburan
> sulfida dari dasar danau.
> >>> Fenomena ini sebenarnya merupakan fenomena
> umum didaerah gunungapi,
> >>> apalagi yang terkaya seperti Indonesia. Erupsi
> sulfida ini merupakan
> >>> proses hidrotermal yang bisa terjadi didarat
> atau dibawah air. Proses
> >>> ini merupakan paduan antara aspek rekahan,
> reservoir dan magmatisme.
> >>> Rekahan merupakan bagian dari saluran yang
> menghubungkan air
> >>> meteorik, air danau atau air laut dengan
> reservoir yang  terpanaskan
> >>> oleh magma dibawahnya. Disinahlah terjadi
> sirkulasi hidrotermal yang
> >>> bisa mengeluarkan sulfida, sulfat, serta
> semburan ion-ion metal
> >>> sepertu Cu, Au, Hg, As, Fe, Pb, Zn dsb kedasar
> danau atau laut. VMS
> >>> (Volcanic Massive Sulfide) yang sudah sangat
> terkenal sebagai
> >>> penghasil logam dasar (Cu-Pb-Zn) barit, dan
> gipsum juga didahului
> >>> oleh semburan asap hitam (black smoker) atau
> putih didasar danau atau
> >>> cekungan yang mengandung sulfida. Danau-danau
> di Sumatra berasosiasi
> >>> dengan gunungapi juga patahan besar Semangko,
> dengan demikian
> >>> fenomena semburan sulfida merupakan yang wajar
> namun perlu mendapat
> >>> perhatian, karena mungkin saja ini menjadi
> pertanda bagi peningkatan
> >>> aktifitas tektonik maupun vulkanik! Nah
> mungkin kita harus simak
> >>> Smoke on The WaterFire in  the sky..yang
> tejadi di Ring of Fire
> >>> Archiepelago ? Ikan "mendem"
> (keracunan), bau telur busuk di danau
> >>> siapa tahu bisa dijadikan indikator
> peningkatan aktifitas volkanik?
> 

Re: [iagi-net-l] Dua Tahun Semburan LUSI (29 Mei 2006-29 Mei 2008)

2008-05-29 Terurut Topik wahyu budi
Lho, kok "semoga pendek umurmu"?

Rasanya lebih tepat "semoga panjang umurmu LUSI". 

Maksudnya panjang umur LUSI dalam ingatan manusia, khususnya bangsa Indonesia. 
LUSI semoga selalau diingat bagaimana suatu kelalaian berubah menjadi sesuatu 
yang luar biasa. Semoga selalu pula dingat bagaimana kelemahan kita dalam 
menyelesaikan suatu masalah.

Salam,
WBS

--- On Thu, 5/29/08, Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [iagi-net-l] Dua Tahun Semburan LUSI (29 Mei 2006-29 Mei 2008)
To: "IAGI" , "Forum HAGI" <[EMAIL PROTECTED]>, 
"Geo Unpad" <[EMAIL PROTECTED]>, "Eksplorasi BPMIGAS" <[EMAIL 
PROTECTED]>
Date: Thursday, May 29, 2008, 5:27 PM

Hari ini, 29 Mei 2008 tepat dua tahun semburan LUSI (lumpur Sidoarjo) telah
terjadi. Ia tetap menyemburkan lumpur sekitar 100.000 m3/hari dengan temperatur
rata-rata di atas100 deg C. Area penurunannya makin meluas, makin keluar dari
pusat erupsi.
   
  Setelah tepat dua tahun pula dilaporkan koran Bisnis Jakarta hari ini, 29 Mei
2008, gununglumpur lama bernama Kalang Anyar di kawasan Buncitan Tani, Sedati
Sidoarjo, beberapa km di sebelah timurlaut LUSI membawa minyak dalam erupsi
lumpurnya yang telah meleler selama puluhan tahun.
   
  Sebuah sumur air digali penduduk dua bulan lalu 500 meter dari Kalang Anyar.
Baru-baru ini air sumurnya tercampur minyak dan terbakar ketika disulut api.
Sumur ditutup dan ketika dibuka sangat berbau gas -jelas menunjukkan akumulasi
gas terjadi.
   
  Proses naiknya lumpur dan gas di LUSI telah mengacaukan sistem
"plumbing" fluida di wilayah ini, termasuk gunung-gununglumpur lama
di wilayah ini. Rumah-rumah yang berdiri hanya beberapa belas meter dari
leleran lumpur Kalang Anyar perlu waspada. Kalang Anyar tengah aktif lagi
akibat plumbing system fluida yang diinduksi erupsi LUSI.
   
  Sementara itu, PT Minarak, perusahaan yang ditunjuk untuk mengganti rugi
lahan terdampak LUSI telah mulai membayar sisa uang ganti rugi lahan penduduk.
Masyrakat mengaku puas dengan ganti rugi itu (berita TransTV 28 Mei 2008).
Sebuah berita yang menggembirakan.
   
  Sementara itu pula, belum ada lagi solusi dan operasi tepat yang dilakukan
untuk menghentikan LUSI. Belum ada kasus penuntutan legal yang baru. Belum ada
kesepakatan di antara para ahli apa penyebab semburan LUSI. Setiap kubu
bertahan dengan keyakinannya masing-masing.
   
  Semua dari kita tengah belajar dengan LUSI. 
   
  Selamat ulang tahun LUSI, semoga pendek umurmu (!)
   
  salam,
  awang


  

Re: [iagi-net-l] Sedimentasi Segara Anakan, Cilacap

2008-05-07 Terurut Topik wahyu budi
Dear All, 

Untuk melengkapi informasi. Tentang sejarah pembentukan dan faktor-faktor yang 
mempengaruhi perkembangan Segara Anakan telah saya bahas secara singkat dalam 
makalah yang saya presentasikan pada saat PIT IAGI ke-31 di Surabaya pada tahun 
2002.

Salam,
WBS


--- On Wed, 5/7/08, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> From: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: Re: [iagi-net-l] Sedimentasi Segara Anakan, Cilacap
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Date: Wednesday, May 7, 2008, 9:52 PM
> Pak Awang dan Rekans Yth.,
> Sedimentasi Segara Anakan ini telah menjadi bahan tesis S2
> (sudah lulus)
> bimbingan saya, Sdr. Praptisih MT.,dari Geoteknologi LIPI
> dengan kajian
> proses sedimentasi pada Zaman Kuarter - Holosen. Hasil
> tesis S2 tersebut
> kemudian diedit dalam bentuk makalah yang akan diterbitkan
> dalam Jurnal
> Teknologi Mineral (JTM) - ITB dengan penulis utama
> Praptisih dan saya
> sebagai penulis pendamping, sekarang ini sudah dalam tahap
> perbaikan
> penulisan setelah selesai direview.
> Segera setelah terbit, akan saya kirimkan copy print-nya ke
> Pak Awang.
> 
> Wassalam,
> 
> Yahdi Zaim
> KK Geologi
> Prodi Teknik Geologi
> FITB - ITB
> 
> 
> 
> > Mudjiono, Kepala Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup
> Dinas Kebersihandan
> > Lingkungan Hidup (DKLH) Cilacap, menguatirkan Segara
> Anakan (kini tinggal
> > seluas 600 ha) akan hilang lima tahun mendatang akibat
> sedimentasi oleh
> > sungai-sungai yang bermuara di laguna ini. ( Setiap
> tahun sekitar 1 juta
> > m3 sedimen diendapkan di Segara Anakan, terutama
> berasal dari Sungai
> > Citanduy, sungai yang menjadi batas alam antara Jawa
> Barat dan Jawa Tengah
> > di bagian selatan.
> >
> >   Sedimentasi ini mengancam kelestarian hutan mangrove
> dan sekaligus pada
> > saatnya akan mengancam penurunan produksi ikan dan
> udang yang dibiakkan
> > di laguna tersebut. Untuk mengurangi sedimentasi ini,
> Mudjiono
> > mengatakan akan dibangun waduk-waduk di empat titik :
> Tasikmalaya,
> > Ciamis, Banjarpatroman, dan Cilacap.
> >
> >   Demikian berita singkat yang disarikan dari
> "Media Indonesia" 5 Mei 2008
> > halaman 19 kolom 1.
> >
> >   Cukup mengejutkan mengetahui bahwa luas Segara
> Anakan kini hanya tersisa
> > seluas 600 ha. Buku sangat bagus "Ecology of Java
> and Bali" (Whitten
> > dkk., 1996) masih menyebutkan luas Segara Anakan
> 21.000 ha. Memang
> > katanya luas laguna ini menyempit secara drastis dalam
> 20 tahun
> > terakhir. Studi oleh Erftemeijer dkk (1988 - The
> importance of Segara
> > Anakan for nature conservation...PHPA Bogor Report No.
> 5, Asian Wetland
> > Bureau) dengan membandingkan peta/foto udara antara
> tahun 1917-1988
> > menunjukkan bagaimana penyempitan ini terjadi, yaitu
> mengerucut ke arah
> > barat menuju muara Citanduy. Ahli lain (Kvalvagnaes,
> 1980) bahkan
> > meramalkan bahwa Segara Anakan akan hilang pada tahun
> 1995 - sebuah
> > perkiraan yang meleset ternyata.
> >
> >   Melihat tingkat sedimentasinya yang tinggi, juga
> tingkat
> > pendayagunaannya yang tak terkelola (termasuk
> pencurian kayu di wilayah
> > ini), saat ini Segara Anakan dikelola ke dalam 11 zone
> peruntukan,
> > antara lain : protection zone, reserve, forest,
> development,
> > agriculture, human settlement, aquatic, ministry of
> justice (berhubungan
> > dengan LP Nusa Kambangan), dan marine zone.
> >
> >   Area mangrove Segara Anakan sebenarnya merupakan
> yang terluas di Jawa
> > (13.500 ha). Jumlahnnya kini semakin menyusut seiring
> dengan banyaknya
> > terjadi reklamasi lahan ilegal dan pencurian kayu
> bakau. Padahal, hutan
> > mangrove ini menjadi tempat berlindung 85 spesies
> burung, termasuk
> > spesies yang endemik hanya ada di Segara Anakan :
> Centropus nigrorufus.
> > Bahkan hutan bakau Segara Anakan sering menjadi ajang
> berkumpulnya
> > kawanan burung yang bermigrasi dari selatan saat di
> wilayah Australia
> > musim dingin.
> >
> >   Untuk kita para geologist, sebenarnya laguna Segara
> Anakan sangat ideal
> > untuk belajar proses sedimentasi di lingkungan shallow
> estuarine lagoon.
> > Intertidal mud flats-nya ideal. Rombongan kuliah
> lapangan dapat datang
> > ke sini membawa sekop, sendok tembok, dan pipa paralon
> untuk membuat
> > paritan sederhana, menghaluskan dindingnya dengan
> sendok tembok dan
> > belajar struktur sedimen moderen yang muncul, lalu
> mengambil core
> > sedimen pantai dengan melesakkan pipa paralon ke
> endapan pantai laguna
> > dan memeriksanya. Saya melakukan teknik2 pengamatan
> ini saat mengikuti
> > kuliah lapangan ke pantai Aquitaine Basin di Prancis
> bersama kawan2
> > Total Oktober 2007 - di Segara Anakan pun kita bisa
> melakukan hal yang
> > sama.
> >
> >   Lain lagi dengan Nusa Kambangan, barier yang
> menghalangi Segara Anakan
> > ini tersusun atas karbonat Pegunungan Selatan Jawa.
> Itu adalah terminal
> > terakhir karbonat muncul sebab ke sebelah timurnya
> mereka tenggelam
> > sampai ke bawah laut akibat proses indentasi tektonik
> Jawa Tengah
> > selat

Re: [iagi-net-l] Banyak Jurnal Tak Ada Penulis--->was: Re: Nilai Majalah Ilmiah...

2008-04-28 Terurut Topik wahyu budi
Menarik juga dialog tentang jurnal ini.

Saya pernah berusaha mempelajari bagaimana agar sebuah jurnal dapat terbit dan 
bertahan. Hal itu saya lakukan dengan berkunjung ke Fakultas Biologi 
Universitas Atmajaya Yogyakarta. Berikut ini apa yang dapat saya tangkap dari 
dialog kami dengan pengelola jurnal di sana yang sejauh ini sukses.

1. Ruang sekretariat hrs ada dengan alamat yang jelas - kita sudah punya.
2. Satu orang di sekretariat yang ditugaskan penuh mengelola naskah yang masuk 
dan melakukan komunikasi berkaitan dengan jurnal - Bisa diadakan (atau bisa 
kita manfatkan tenaga di sekretariat IAGI sekarang.
3. Biaya penerbitan - saya kira keuangan IAGI sekarang cukup kuat. Bila sudah 
berjalan, nanti kita bisa minta kontribusi penulis untuk biaya pencetakan. 
Sekarang ini, beberapa jurnal menarik kontribusi dari para penulis yang 
naskahnya diterima sekitar Rp 200.000,- sampai Rp. 250.000,- per naskah. 
Kontribusi dimintakan setelah naskah siap diterbitkan.
4. Editor / Tim editor - Banyak potensi di IAGI.
5. Reviewer - Banyak potensi di IAGI.
6. Sumber makalah - seluruh anggota IAGI. Melihat makalah yang masuk pada 
setiap PIT, rasanya MGI ngak akan kekurangan makalah.

Yang perlu dilakukan adalah:
1. Membentuk organissi pengelola MGI yang mapan dan relatif independen. 
Maksudnya, organisasi itu tidak terpengaruh dengan perubahan kepemimpinan di 
IAGI. - Organisasi pengurus MGI yang mapan dan stabil sangat menjamin 
kelangsungan hidup MGI. Perlu diatur masa aktif yang cukup lama (mungkin 5 
tahun), perlu diatur pergantian yang bertahap dan sebagian-sebagian (maksudnya 
jangan mengganti pengelola secara total pada setiap pergantian pengurus, karena 
hal itu akan menyebabkan tidak ada kesinambungan pola kerja dan irama kerja). 
2. Mengupayakan MGI mendapatkan akreditasi, bisa akreditasi dari DIKNAS atau 
LIPI, atau yang lainnya bila ada. Dengan akreditasi akan membuat makalah yang 
diterbitkan di MGI bernilai tinggi bila diajukan untuk kenaikan pangkat. Perlu 
diingat bahwa banyak diantara kita yang membutuhkan penilaian seperti itu. 
Untuk akreditasi di LIPI diperlukan terbitan selama dua tahun. Jadi, untuk MGI, 
kita sudah dapat mengajukan untuk akreditasi.

Hal lain yang mungkin perlu dilakukan adalah: menjadikan MGI sebagai bagian 
dari aktifitas keanggotaan IAGI. Maksudnya MGI dibagikan kepada semua anggota 
IAGI yang aktif membayar iuran keanggotaan. Dengan cara ini, anggota IAGI akan 
merasakan langsung manfaat menjadi anggota IAGI. Selain itu, cara ini juga 
merupakan cara untuk promosi. Bila MGI tersebar ke sebagian besar anggota IAGI 
di Indonesia dan luar Indonesia, mungkin akan menarik pihak industri untuk 
beriklan melalui MGI.

Hal lain lagi yang perlu diperhitungkan adalah bahwa IAGI adalah organisasi 
profesi. Sekarang ini ada kecenderungan untuk memberi nilai yang lebih tinggi 
kepada jurnal yang dipublikasi oleh organisasi profesi daripada yang 
dipublikasikan oleh suatu institusi. Saya kira ini bisa menjadi keunggulan  MGI 
dibandingkan jurnal dari institusi.

Ini sekedar sumbang saran.

Semoga bermanfaat. 

Salam,
WBS 




--- On Mon, 4/28/08, mohammad syaiful <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> From: mohammad syaiful <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: Re: [iagi-net-l] Banyak Jurnal Tak Ada Penulis--->was: Re: Nilai 
> Majalah Ilmiah...
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Date: Monday, April 28, 2008, 3:11 PM
> kang minarwan,
> 
> mungkin mesti dibuat dulu analisis swot-nya ya: mana
> keuntungan dan
> mana kelemahannya. kamu aja deh yg bikin, siapa tahu nanti
> keluar
> kesimpulan yg menguntungkan banyak pihak.
> 
> salam,
> syaiful
> 
> On 4/28/08, Minarwan (Min) <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> > Mas Syaiful,
> >
> >  Bagaimana yah? *sambil garuk2 kepala*
> >
> >  Jalan paling baik adalah membuat sebuah jurnal yang
> betul2 super hebat
> >  di level Indonesia sehingga semua akhirnya
> "memilih", dengan kesadaran
> >  sendiri untuk mengisi jurnal itu. :)
> >
> >  Atau IAGInya yang ngalah hehehe..(gak mungkin
> kali yah?).
> >
> >  Salam
> >
> > Minarwan
> >
> >
> >  On 4/28/08, mohammad syaiful
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >  > Minarwan dkk lainnya,
> >  >
> >  > Saya pernah bertemu dg dua orang geolog dari dua
> perguruan tinggi
> >  > berbeda (satu dari Jakarta dan satu lagi dari
> Bandung) dan satu orang
> >  > dari badan pemerintah yg namanya kini sudah
> berubah dan terletak di
> >  > Bandung.
> >  >
> >  > Saya pernah tanyakan kenapa ke-3 lembaga tsb
> punya 'jurnal' sendiri.
> >  > Lagi2, mohon maaf, alasannya adalah tentang kum
> yg harus diperoleh. Dg
> >  > punya jurnal sendiri, ada kepastian dan jaminan,
> bahwa dalam satu
> >  > tahun yg diinginkan, makalahnya dapat
> dipublikasikan dan diajukan utk
> >  > kenaikan pangkat.
> >  >
> >  > Kalau makalahnya dikirimkan ke acara pertemuan
> ilimiah tahunan
> >  > organisasi (IAGI, IPA, HAGI, dll) belum tentu
> diterima 100%, masih ada
> >  > kemungkinan utk ditolak dan hilanglah kesempatan
> utk menambah nilai
> >  > kum tahun tsb.
> >  

Re: [iagi-net-l] Nilai Majalah Ilmiah dan Saran untuk MGI [iagi-net-l] Re: Poster vs Oral Presentation

2008-04-26 Terurut Topik wahyu budi
nilaian
mestinya telah berubah, seperti kita juga harus menghargai poster sama dengan
oral presentation.
   
  salam,
  awang

wahyu budi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Pak Awang, 

Melihat perjalanan MGI (dari jauh), rasanya tinggal selangkah lagi yang
diperlukan untuk merubah MGI dari sekedar tempat berekspresi menjadi media yang
juga bernilai akademik, yaitu dengan mengajukan akreditasi. Saya yakin, bila
telah terakreditasi, maka MGI akan diminati juga oleh para penulis yang
membutuhkan penilaian untuk tulisannya. Dan, MGI tetap dapat dapat terbuka
untuk kalangan manapun dengan berbagai latar belakang pekerjaan, karena
akreditasi tidak membatasi seseorang untuk menulis berdasarkan latar belakang
pekerjaan.

Kiranya perlu juga diketahui bahwa nilai karya ilmiah yang dipublikasikan dalam
bentuk prosiding berbeda nilainya dengan yang dipublikasikan di dalam majalah
ilmiah terakreditasi. Untuk institusi penelitian, nilai tulisan di dalam
prosiding adalah 10 poin, sedang di dalam majalah ilmiah terakreditasi nilainya
25. Apabila majalah ilmiah internasional nilainya 40. Sedang untuk tulisan yang
hanya diseminarkan nilainya 5. (untuk perguruan tinggi saya tidak tahu
bagaimana penilaiannya). Kondisi penilaian yang demikian akan membuat MGI
sangat kompetitif bila terakreditasi. 

Apabila MGI terakreditasi, maka pada setiap PIT IAGI dapat ditawarkan pilihan
kepada para peserta, apakah tulisannya akan dipublikasikan di dalam prosiding
atau di dalam MGI. Memang akan ada pekerjaan tambahan untuk meng-improve
makalah yang masuk agar sesuai untuk diterbitkan di dalam MGI (majalah ilmiah).
Namun, mengingat nilainya (1 banding 2,5), saya kira akan banyak yang mau untuk
diterbitkan di MGI. Apalagi sekarang biaya yang diperlukan untuk ikut PIT
semakin tinggi, tentu penulis makalah juga mengharapan reward yang tinggi (bagi
yang membutuhkan penilaian). Mengingat banyaknya makalah yang masuk pada setiap
PIT, saya optimis MGI (yang terakreditasi) akan banyak diminati bila kepada
penyumbang makalah diberikan tawaran seperti di atas.

Mengenai ISSN, sekarang untuk mendapatkan ISSN sudah dapat dilakukan secara
online melalui situs LIPI di http://www.lipi.go.id, di bagian layanan publik.
Selain itu juga telah ada ISSN untuk serial yang diterbitkan secara digital.
Jadi, berbeda nomor ISSN antara serial yang dicetak dan serial yang digital.
Hanya, untuk serial digital diperlukan adanya situs dari serial itu.

Salam,
WBS

--- On Fri, 4/25/08, Awang Satyana wrote:
From: Awang Satyana 
Subject: Re: [iagi-net-l] Nilai Majalah Ilmiah dan Saran untuk MGI [iagi-net-l]
Re: Poster vs Oral Presentation
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Friday, April 25, 2008, 11:47 PM

Pak Wahyu,

Penjelasan yang rinci dan lugas tentang nilai jurnal serta saran yang baik
untuk MGI, terima kasih. 

Kalau kita perhatikan terbitan-terbitan MGI sejak awal-terakhir ini,
kelihatannya MGI tidak disiapkan secara khusus untuk bisa menjadi jurnal ilmiah
yang bisa memberikan nilai akademik tinggi kepada para penulisnya. Ia lebih
disiapkan sebagai media ekspresi berkarya para anggota IAGI. Artikel-artikel di
dalamnya pun dikontribusi oleh para penulis dengan berbagai latar belakang
pekerjaan.

Dengan hadirnya beberapa jurnal sejenis di perguruan tinggi (misalnya
"Scientific Contribution" di Lemigas, "Warta Geologi" di
Badan Geologi), dan rutinnya pertemuan-pertemuan ilmiah tahunan yang dapat
menghadirkan 100-150 makalah; maka kontribusi ke MGI sangat minimal; apalagi
kalau penulisnya memikirkan nilai akademik yang akan diperoleh bila menulis di
MGI kecil saja.

Asalkan ada empat artikel saja yang masuk, MGI bisa diterbitkan. Saat ini
hanya ada dua draft artikel, dan tak bertambah lagi sejak awal tahun 2008.
Beberapa calon penulis potensial berencana berkontribusi, tetapi tak kunjung
datang artikelnya.

salam,
awang

wahyu budi wrote:
Memang benar, bagi kalangan perguruan tinggi, lembaga penelitian dan
litbang-litbang yang ada di berbagai departemen tulisan yang dipublikasikan
dalam jurnal / majalah ilmiah itu memiliki nilai yang berbeda, tergantung pada
jurnalnya.

Hirarkinya saya kira sebagai berikut (dari yang paling rendah sampai yang
paling tinggi):
(1) Majalah ilmiah yang tidak ber-ISSN
(2) Majalah ilmiah yang ber-ISSN dan tidak terakreditasi
(3) Majalah ilmiah yang ber-ISSN dan terakreditasi (boleh oleh DIKNAS, LIPI
atau lembaga akreditasi lain).

Majalah ilmiah dibedakan lagi menjadi: (1) ilmiah dan (2) ilmiah populer. Nilai
di majalah ilmiah lebih tinggi.

Majalah ilmiah juga dapat dibedakan lagi menjadi: (1) majalah ilmiah
internasional, (2) nasional, dan (3) lokal. Nilai majalah ilmiah internasional
paling tinggi nilainya.

Kemudian, akreditasi majalah ilmiah itupun bertingkat menjadi Terakreditasi A,
B, dan C. Majalah yang terakreditasi A nilainya tertnggi. 

Akreditasi suatu majalah ilmiah ditentukan oleh banyak faktor, antara lain
mulai dari tampilan fisik majalah, kejelasan alamat, editor (termasuk
stabilitasnya / tidak cepat berga

Re: [iagi-net-l] Nilai Majalah Ilmiah dan Saran untuk MGI [iagi-net-l] Re: Poster vs Oral Presentation

2008-04-25 Terurut Topik wahyu budi
Pak Awang, 

Melihat perjalanan MGI (dari jauh), rasanya tinggal selangkah lagi yang 
diperlukan untuk merubah MGI dari sekedar tempat berekspresi menjadi media yang 
juga bernilai akademik, yaitu dengan mengajukan akreditasi. Saya yakin, bila 
telah terakreditasi, maka MGI akan diminati juga oleh para penulis yang 
membutuhkan penilaian untuk tulisannya. Dan, MGI tetap dapat dapat terbuka 
untuk kalangan manapun dengan berbagai latar belakang pekerjaan, karena 
akreditasi tidak membatasi seseorang untuk menulis berdasarkan latar belakang 
pekerjaan.

Kiranya perlu juga diketahui bahwa nilai karya ilmiah yang dipublikasikan dalam 
bentuk prosiding berbeda nilainya dengan yang dipublikasikan di dalam majalah 
ilmiah terakreditasi. Untuk institusi penelitian, nilai tulisan di dalam 
prosiding adalah 10 poin, sedang di dalam majalah ilmiah terakreditasi nilainya 
25. Apabila majalah ilmiah internasional nilainya 40. Sedang untuk tulisan yang 
hanya diseminarkan nilainya 5. (untuk perguruan tinggi saya tidak tahu 
bagaimana penilaiannya). Kondisi penilaian yang demikian akan membuat MGI 
sangat kompetitif bila terakreditasi. 

Apabila MGI terakreditasi, maka pada setiap PIT IAGI dapat ditawarkan pilihan 
kepada para peserta, apakah tulisannya akan dipublikasikan di dalam prosiding 
atau di dalam MGI. Memang akan ada pekerjaan tambahan untuk meng-improve 
makalah yang masuk agar sesuai untuk diterbitkan di dalam MGI (majalah ilmiah). 
Namun, mengingat nilainya (1 banding 2,5), saya kira akan banyak yang mau untuk 
diterbitkan di MGI. Apalagi sekarang biaya yang diperlukan untuk ikut PIT 
semakin tinggi, tentu penulis makalah juga mengharapan reward yang tinggi (bagi 
yang membutuhkan penilaian). Mengingat banyaknya makalah yang masuk pada setiap 
PIT, saya optimis MGI (yang terakreditasi) akan banyak diminati bila kepada 
penyumbang makalah diberikan tawaran seperti di atas.

Mengenai ISSN, sekarang untuk mendapatkan ISSN sudah dapat dilakukan secara 
online melalui situs LIPI di http://www.lipi.go.id, di bagian layanan publik. 
Selain itu juga telah ada ISSN untuk serial yang diterbitkan secara digital. 
Jadi, berbeda nomor  ISSN antara  serial yang dicetak dan serial yang digital. 
Hanya, untuk serial digital diperlukan adanya situs dari serial itu.

Salam,
WBS

--- On Fri, 4/25/08, Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [iagi-net-l] Nilai Majalah Ilmiah dan Saran untuk MGI [iagi-net-l] 
Re: Poster vs Oral Presentation
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Friday, April 25, 2008, 11:47 PM

Pak Wahyu,
   
  Penjelasan yang rinci dan lugas tentang nilai jurnal serta saran yang baik
untuk MGI, terima kasih. 
   
  Kalau kita perhatikan terbitan-terbitan MGI sejak awal-terakhir ini,
kelihatannya MGI tidak disiapkan secara khusus untuk bisa menjadi jurnal ilmiah
yang bisa memberikan nilai akademik tinggi kepada para penulisnya. Ia lebih
disiapkan sebagai media ekspresi berkarya para anggota IAGI. Artikel-artikel di
dalamnya pun dikontribusi oleh para penulis dengan berbagai latar belakang
pekerjaan.
   
  Dengan hadirnya beberapa jurnal sejenis di perguruan tinggi (misalnya
"Scientific Contribution" di Lemigas,  "Warta Geologi" di
Badan Geologi), dan rutinnya pertemuan-pertemuan ilmiah tahunan yang dapat
menghadirkan 100-150 makalah; maka kontribusi ke MGI sangat minimal; apalagi
kalau penulisnya memikirkan nilai akademik yang akan diperoleh bila menulis di
MGI kecil saja.
   
  Asalkan ada empat artikel saja yang masuk, MGI bisa diterbitkan. Saat ini
hanya ada dua draft artikel, dan tak bertambah lagi sejak awal tahun 2008.
Beberapa calon penulis potensial berencana berkontribusi, tetapi tak kunjung
datang artikelnya.
   
  salam,
  awang

wahyu budi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Memang benar, bagi kalangan perguruan tinggi, lembaga penelitian dan
litbang-litbang yang ada di berbagai departemen tulisan yang dipublikasikan
dalam jurnal / majalah ilmiah itu memiliki nilai yang berbeda, tergantung pada
jurnalnya.

Hirarkinya saya kira sebagai berikut (dari yang paling rendah sampai yang
paling tinggi):
(1) Majalah ilmiah yang tidak ber-ISSN
(2) Majalah ilmiah yang ber-ISSN dan tidak terakreditasi
(3) Majalah ilmiah yang ber-ISSN dan terakreditasi (boleh oleh DIKNAS, LIPI
atau lembaga akreditasi lain).

Majalah ilmiah dibedakan lagi menjadi: (1) ilmiah dan (2) ilmiah populer. Nilai
di majalah ilmiah lebih tinggi.

Majalah ilmiah juga dapat dibedakan lagi menjadi: (1) majalah ilmiah
internasional, (2) nasional, dan (3) lokal. Nilai majalah ilmiah internasional
paling tinggi nilainya.

Kemudian, akreditasi majalah ilmiah itupun bertingkat menjadi Terakreditasi A,
B, dan C. Majalah yang terakreditasi A nilainya tertnggi. 

Akreditasi suatu majalah ilmiah ditentukan oleh banyak faktor, antara lain
mulai dari tampilan fisik majalah, kejelasan alamat, editor (termasuk
stabilitasnya / tidak cepat berganti) dan reviewer, keteraturan j

[iagi-net-l] Nilai Majalah Ilmiah dan Saran untuk MGI [iagi-net-l] Re: Poster vs Oral Presentation

2008-04-25 Terurut Topik wahyu budi
Memang benar, bagi kalangan perguruan tinggi, lembaga penelitian dan 
litbang-litbang yang ada di berbagai departemen tulisan yang dipublikasikan 
dalam jurnal / majalah ilmiah itu memiliki nilai yang berbeda, tergantung pada 
jurnalnya.

Hirarkinya saya kira sebagai berikut (dari yang paling rendah sampai yang 
paling tinggi):
(1) Majalah ilmiah yang tidak ber-ISSN
(2) Majalah ilmiah yang ber-ISSN dan tidak terakreditasi
(3) Majalah ilmiah yang ber-ISSN dan terakreditasi (boleh oleh DIKNAS, LIPI 
atau lembaga akreditasi lain).

Majalah ilmiah dibedakan lagi menjadi: (1) ilmiah dan (2) ilmiah populer. Nilai 
di majalah ilmiah lebih tinggi.

Majalah ilmiah juga dapat dibedakan lagi menjadi: (1) majalah ilmiah 
internasional, (2) nasional, dan (3) lokal. Nilai majalah ilmiah internasional 
paling tinggi nilainya.

Kemudian, akreditasi majalah ilmiah itupun bertingkat menjadi Terakreditasi A, 
B, dan C. Majalah yang terakreditasi A nilainya tertnggi. 

Akreditasi suatu majalah ilmiah ditentukan oleh banyak faktor, antara lain 
mulai dari tampilan fisik majalah, kejelasan alamat, editor (termasuk 
stabilitasnya / tidak cepat berganti) dan reviewer, keteraturan jadwal terbit, 
distribusi sampai jumlah cadangan naskah yang siap terbit.

Akreditasi suatu majalah ilmiah berlaku untuk 3 (tiga) tahun. Setelah itu harus 
diakreditasikan lagi.

Akhir-akhir ini sudah muncul wacana memberi nilai yang tinggi bagi najalah 
ilmiah yang diterbitkan oleh organisasi profesi, seperti IAGI.

Berkaitan dengan kondisi seperti itu, maka majalah ilmiah yang baru lahir atau 
belum terakreditasi menghadapi kondisi yang berat dalam hal menarik para 
penulis untuk mempublikasikan tulisannya di dalam majalah itu. Karena, tulisan 
yang dipublikasikan di dalam majalah yang belum terakreditasi akan dinilai 
rendah. Saya kira, kondisi inilah yang sekarang dihadapi oleh MGI bila MGI 
belum diakreditasikan (berkaitan dengan langkanya naskah yang masuk).

BIla suatu majalah ilmiah telah terakreditasi, maka kondisi itu akan menjadi 
daya tarik bagi para penulis untuk mempublikasikan tulisannya. Pengalaman 
menunjukkan, banyak penulis bersedia antri dan membayar biaya untuk dapat 
menerbitkan tulisannya di majalah yang telah terakreditasi.

Jadi, saran saya untuk MGI:

(1) yang perlu dilakukan agar MGI memiliki daya tarik adalah dengan 
mengajukannya untuk akreditasi. Rasanya kelengkapan bahan untuk pengajuan 
akreditasi telah ada.

(2) agar menginternasional, deklarasikan MGI menjadi majalah dwi bahasa 
(Indonesia dan Ingris). Selain menerima naskah berbahas Inggris, tindakan 
teknis yang diperlukan a.l. nama majalah ditulis dalam dua bahasa, juga daftar 
isi, judul makalah, abstrak, keterangan gambar dan tabel. Bila dirasa perlu, 
tulisan berbahasa Indonesia dilengkapi dengan ringkasan (bukan abstrak) dalam 
Bahasa Indonesia.

(3) jadikan MGI sebagai bagian dari reward yang diperoleh dari organisasi bagi 
para anggotanya. Maksudnya MI didistribusikan kepada seluruh anggota IAGI yang 
aktif membayar iuran keanggotaan. Kebijakan ini akan saling menguntungkan bagi 
Anggota, MGI dan IAGI.

(4) pengelola MGI hendaknya dibuat terlepas dari kepengurusan IAGI dan 
alamatnya dibuat tetap. Maksudnya tidak terpengaruh oleh perubahan kepemimpinan 
IAGI, meskipun tetap harus bertanggungjawab kepada Ketua IAGI.  Selama  
berkinerja baik, biarlah pengelola MGI bekerja terus  selama mungkin 
sesanggupnya.  Dalam hal ini perlu  disepakati dahulu mekanisme pergantian 
pengelola, antara lain, pergantian pengelola jangan dilakukan sekaligus 
semuanya melainkan satu persatu, atau dengan menanyakan berapa lama seseorang 
bersedia menyumbangkan tenaganya untuk mengelola MGI.

Salam,
WBS




--- On Fri, 4/25/08, Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: RE: RE: [iagi-net-l] Re: Poster vs Oral Presentation
To: "iagi-net@iagi.or.id" 
Date: Friday, April 25, 2008, 3:09 PM

Nah, itu juga alasan yang selalu dikemukakan kebanyakan teman akademisi saat
saya minta menyumbang tulisan untuk Majalah Geologi Indonesia (MGI). Saat ini
MGI punya no. ISSN 0216-1061. "Wah, kalau hanya ISSN malas-lah, coba
naikkan dulu ke status ISBN, baru nanti saya kontribusi tulisan" begitu
kata seorang teman dari Perguruan Tinggi. Nilai kum jurnal ber-ISBN lebih
tinggi daripada nilai kum jurnal ber-ISSN. Hm...ada maksud lain rupanya dengan
menyumbang tulisan itu, tadinya saya hanya berpikir "scientist must
write" Maka MGI pun sangat sepi dikontribusi...

Seorang kandidat doktor pernah menghubungi saya bertanya bagaimana caranya
memasukkan paper ke jurnal internasional, bila masuk, maka predikat
judicium-nya akan naik. Memang begitulah aturan2 di akademik kelihatannya,
semua ada perhitungannya. Berapa paper di simposium, berapa paper di jurnal
(jurnal mana dulu nih; jurnal internasional dengan ISBN, yang terkenal, yang
ada peer review-nya tentu akan dinilai tinggi kreditnya); semua ada nilainya
(untuk jadi profesor atau menduduki jenj

Re: [iagi-net-l] Ironi pembangunan PLTN Muria

2007-08-14 Terurut Topik wahyu budi
Ironi pembangunan PLTN Muria ini ternyata menambah 
daftar ironi yang terjadi di Indonesia.

Seperti kita ketahui, dahulu Malaysia meminta bantuan
Indonesia untuk meningkatkan pendidikan di negara itu.
Sekarang, kondisi kualitas pendidikan kita telah
tertinggal dari Malaysia.

---

Ironi itu mungkin terjadi karena para pengambil
keputusan di negara kita tidak memiliki visi ke depan.
Tidak mampu membaca kemungkinan yang akan terjadi di
masa depan. Atau, sibuk dengan kekuasaan baik itu
dengan upaya merebut kekuasaan atau pun sibuk dengan
upaya mempertahankan kekuasaan. Sehingga tidak sempat
berpikir untuk kebutuhan masa depan.


Salam,
WBS


--- Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Sungguh Ironis kalau membaca berita tentang usaha
> belajar mengelola
> PLTN dari Korea seperti dalam berita di sini.
>
http://www.detikfinance.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/07/tgl/28/time/002703/idnews/810501/idkanal/10
> 
> Kusmayanto dan lima anggota Komisi Energi DPR
> berkunjung ke Korea
> Selatan dan Jepang untuk melakukan studi banding
> proyek PLTN. Sebagian
> dana berasal dari lembaga Korean International
> Cooperation Agency dan
> Japan External Trade Organization. Kunjungan ini
> menuai kritik dari
> berbagai kalangan.
> 
> Berita di KOMPAS menyebutkan angka hingga 5 Milyar
> dari dana APBN
> untuk biaya sosialisasi, yang salah satunya
> kunjungan ke PLTN di Korea
> seperti diatas.
>
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0707/27/humaniora/3718375.htm
> 
> Yang ironis adalah apa yang dipermasalahkan oleh
> kalangan politisi
> pengritik, yaitu sumber dana. Sepertinya pemrotes
> ngga peduli soal
> tehnis PLTN tapi hanya menyerang sisi politis atau
> sisi ecek-ecek yang
> bukan fundamental dalam soal PLTN … :(
> 
> Lebih ironis lagi
> Banyak yang ngga tahu kalau Korea ini dulu belajar
> nuklir di reaktor Kartini.
> dikutip dari Tempo 49/XXXV/29 (4 Februari 2007)
> 
> Pada 1987, Korea Selatan meminta bantuan Batan
> untuk membuat
> reaktor. Badan itu diajak bergabung karena sudah
> sejak 1979
> mengoperasikan reaktor nuklir Kartini di Yogyakarta.
> Dua windu
> kemudian, negeri itu sudah memiliki lima pembangkit
> listrik nuklir.
> Awal Desember lalu, bersamaan dengan kunjungan
> presiden Korea Selatan
> Roh Moo-Hyun ke Jakarta, Korean Hydro Nuclear Power
> Co. Ltd.
> menawarkan bantuan untuk membangun pembangkit di
> Muria.
> 
> Tanya kenappa ?
> 
> -- 
> http://rovicky.wordpress.com/
> 
>

> Hot News!!!
> EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
> 228 papers have been accepted to be presented;
> send the extended-abstract or full paper
> by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
> Joint Convention Bali 2007
> The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI
> Annual Convention and Exhibition,
> Bali Convention Center, 13-16 November 2007
>

> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
-
> 
> 



   

Building a website is a piece of cake. Yahoo! Small Business gives you all the 
tools to get online.
http://smallbusiness.yahoo.com/webhosting 


Hot News!!!
EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
228 papers have been accepted to be presented;
send the extended-abstract or full paper
by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] Informasi Rig di perairan eretan Indramayu

2007-04-11 Terurut Topik wahyu budi
Dear All,

Untuk keperluan penelitian oseanografi (gelombang) di
perairan Eretan, Indramayu, saya perlu melakukan
mooring. Saya lihat di perairan pesisir Eretan ada
sebuah Rig, dan bermaksud untuk mempergunakan rig itu
untuk menambatkan Tide Gauge.

Adakah diantara rekan-rekan yang mengetahui siapa
pemilik rig yang di perairan Eretan itu? Dan, kemana
saya harus meminta izin (siapa yang harus saya
hubungi) bila ingin mempergunakannnya sebagai tempat
mooring?

Terima kasih.

Salam
WBS


   

Finding fabulous fares is fun.  
Let Yahoo! FareChase search your favorite travel sites to find flight and hotel 
bargains.
http://farechase.yahoo.com/promo-generic-14795097


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] Mencegah dan Memperbaiki, Pilih mana?

2007-02-19 Terurut Topik wahyu budi
Dear All,

"Mencegah lebih baik daripada mengobati".
Kata pepatah ini sudah sering kita dengar dan diamini
orang bila mendengarnya. Tetapi, ternyata sulit sekali
untuk dilaksanakan.

Sore ini detik.com memberitakan bahwa banjir di awal
Febuari 2007 yang lalu menyebabkan kerugian sebesar
kira-kira Rp. 8,8 Triliun.
http://www.detikfinance.com/index.php/kanal.read/tahun/2007/bulan/02/tgl/19/time/155940/idnews/744049/idkanal/4

Angak itu bukan angka yang kecil. Dan, banyak yang
dapat bisa kita perbuat dengan uang sebesar itu.

Sekarang coba kita ingat lagi, berapa anggaran yang
dibutuhkan untuk program penanggulangan banjir dari
Pemda DKI?

Pada tanggal 10 Febuari 2007 yang lalu, setelah
banjir, Tempo Interaktif mengabarkan bahwa pemerintah
menambah dana sebesar Rp. 2,7 Triliun untuk
menyelesaikan Proyek Banjir Kanal Timur, dengan
harapan proyek itu dapat selesai dalam 2 tahun.
http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2007/02/10/brk,20070210-92915,id.html

Denagn kondisi seperti itu, boleh kan bila kita
bertanya, "Mengapa uang sebanyak itu tidak diberikan
sejak Proyek BKT dicetuskan?"

Secara sederhana, kalau uang sebanyak itu diberikan
pada tahun 2003, setelah banjir tahun 2002. Sangat
mungkin Jakarta tidak kebanjiran seperi di awal
Febuari 2007 lalu. Katakanlah, bila kala itu diberikan
sebesar 3 triliun, tentu masih "tidak kehilangan"
sebesar 5 triliun.

Adakah yang salah dalam cara "kita" berpikir? Bukankah
itu berarti kita memilih "rugi" daripada "tidak rugi"?

Entah sampai kapan pola berpikir seperti itu masih
terus dianut oleh pengambil keputusan.

Memang, dalam kondisi "tidak ada bencana" nilai 3
triliun "terasa sangat tinggi". Apalagi bila hanya
untuk membuat kanal yang akan dilalui air setahun
sekali. Tidak ada keuntungan materi yang langsung dari
kanal-kanal itu. Hal ini berbeda dengan membangun
pusat-pusat perdagangan dan bisnis.

Semoga Banjir Jakarta 2007 dapat menjadi pelajaran,
sehingga kita bisa memilih "tidak rugi".

Salam
WBS

Teman di belakang kepala saya berbisik. Katanya:
"Eh.., tapi kan yang 8,8 triliun itu ditanggung
rame-rame, sedang kalau 3 triliun diberikan yang
nanggung hanya pemerintah?"

He, he, he



 

Do you Yahoo!?
Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.
http://new.mail.yahoo.com


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention 
and Exhibition, 
Patra Bali, 19 - 22 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] Hanya prasangka tak beralasan? - Re: [iagi-net-l] IAGI: Mary Sears Memata-matai

2007-02-04 Terurut Topik wahyu budi
Dear All netter.

Saya tidak akan memberikan konfirmasi, melainkan
sedikit ulasan tentang kemungkinan kegiatan
mematai-matai yang diprasangkakan itu.

Ada hal yang perlu dicatat bahwa:
1. Kapal itu kapal oseanografi dan bekerja untuk
mendeteksi suatu objek di dasar laut. Teknologi yang
dipergunakan mungkin Sonar atau Multi Beam Echo
Sounder. Hasil yang diperoleh adalah gambaran
morfologi dasar laut, atau data pantulan gelombang
dari objek-objek (logam) tertentu yang ada di dasar
laut. Laporan dari kantor Berita Antara tanggal 15
Januari 2007 menyebutkan bahwa kapal itu menunggu
hidrofon. Alat itu untuk mendeteksi benda atau
gelombang suara dengan frekuensi yang sangat kecil.

2. Sepengetahuan saya, kapal tersebut tidak melakukan
operasi seismik. Kita tahu bahwa seismik bukan untuk
mengidentifikasi objek di permukaan.

Jadi, sebagai kesimpulan: data yang akan diperoleh
oleh kapal itu adalah data pantulan gelombang suara
dari berbagai objek di dasar laut. Dari data ini,
sangat mungkin mereka mengetahui morfologi atau
topografi dasar laut. Kalau pun mereka mendapatkan
data kondisi bawah permukaan, rasanya tidak sampai
sangat dalam seperti bila menggukana operasi seismik.

Pertanyaannya sekarang adalah: 
1. apakah mungkin dari data morfologi dasar laut bisa
diketahui cadangan minyak di dalam bumi? (saya kira
tidak bisa, dan kalau saya salah tolong dikoreksi)

2. apakah ada teknologi lain, selain seismik, yang
dapat memberikan data bawah permukaan sebagaimana yang
diberikan data seismik?

Dengan demikian, adalah tidak beralasan untuk curiga
bahwa kapal itu memata-matai cadangan atau kandungan
minyak bumi di dasar perairan Selat Makasar. Sedang
kalau data morfologi dasar laut, pasti mereka
dapatkan.

Menurut hemat saya, data penting yang mereka peroleh
adalah data batimetri selat makasar. Kita tahu bahwa
kawasan itu adalah jalur pelayaran internasional.
Siapa pun boleh melaluinya. Data batimetri itu penting
untuk operasi pelayaran kapal selam.

Salam
WBS



 



--- Budi Brahmantyo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Mohon konfirmasi IAGI Pusat atas berita di bawah ini
> yang menyebut-nyebut
> nama IAGI. Terima kasih.
> 
> 
> Salam,
> BB
> 
> --
> 
> Mary Sears Memata-matai
> (Tribun Jabar 30 Januari 2007)
> 
> Kehadiran kapal oseanografi milik Amerika Serikat,
> USNS Mary Seras yang
> berjasa memastikan posisi kotak hitam (black box)
> pesawat Adam Air KI-574
> ternyata dicuriagai punya agenda untuk memata-matai
> kandungan minyak bumi
> dan gas perairan Sulawesi.
> 
> Kecurigaan ini dikemukakan pengamat perminyakan dari
> Ikatan Ahli Geologi
> Indonesia (IAGI), Ikhsyat Syukur dan pengamat serba
> bisa, Roy Suryo. Mary
> Sears merupakan kapal canggih yang di dalamnya
> dilengkapi alat survei
> laut.
> 
> "Disengaja atau tidak meneliti kandungan minyak bumi
> di perairan Sulawesi,
> kapal ini akan mendapat semua informasi yang ada di
> dalam laut maupun di
> kedalaman. Termasuk data kondisi letak muka laut di
> bawah selat Makassar
> mereka akan tahu" ujar Ikhyat.
> 
> "Soal dugaan kapal Mary Sears memata-matai blok
> minyak itu sudah pasti.
> Dia sangat berkepentingan dengan mengajak beberapa
> ahli minyak dalam kapal
> itu. Ada beberapa ahli kelihatan dari backgroundnya
> bukan hanya ahli
> pesawat," ujar Roy Suryo yang mengaku sedang di
> Makassar untuk mengetahui
> data-data yang diungkap Mary Sears tentang kotak
> hitam.
> 
> Lebih lanjut Ikhyat mengatakan, hasil penelitian
> awal IAGI sudah
> menunjukkan adanya indikasi sumber minyak di sekitar
> Selat Makassar.
> Apalagi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
> terbukti menawarkan 12
> blok migas di sana.
> 
> Sedangkan menurut Roy Suryo, kecurigaan lainnya
> terhadap Mary Sears,
> adalah tidak ada ahli dari Indonesia yang disertakan
> di dalam kapal
> kecuali empat perwira TNI. Apalagi hasil temuan Mary
> Sears diumumkan lewat
> Duta Besar AS di Indonesia. Anehnya saat mengumumkan
> itu, Ketua Komite
> Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), dan para
> tokoh yang kompeten
> seperti Danlanal, tidak tahu (JBP/amb/tar). ***
> 
> 
> 
> 
>

> Hot News!!!
> CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007
> to [EMAIL PROTECTED]
> Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the
> 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, 
> Patra Bali, 19 - 22 November 2007
>

> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
---

[iagi-net-l] Terlalu peka? Re: [iagi-net-l] Klarifikasi Rudi Rubiandini

2006-12-14 Terurut Topik wahyu budi
Sebaiknya kita jangan cepat marah, atau tersinggung.

Berikut ini kutipan bagian yang dirasakan
"menyakitkan". Mari kita simak dengan interpretasi
yang lain.

"Oleh karena itu, bencana alam ataupun tidak
sangat ditentukan oleh
selesainya relief well. Dan setelah itu baru
dievaluasi oleh para geolog
yang bukan dari Lapindo dan bukan dibayar oleh
lapindo tetapi Harus oleh
geolog independen. Jadi kalau memang pernyataan
bencana alam nanti
dikeluarkan di akhir pekerjaan, maka itu jelas
akan diterima oleh semua
orang," tandas  Rudi Rubiandini. (der)
---

Kata-kata "para geolog yang bukan dari Lapindo", bisa
berarti "para geolog yang tidak bekerja pada Lapindo".

Kata-kata "para geolog yang bukan dibayar oleh
Lapindo", bisa berarti "geolog yang diminta bekerja
dengan bayaran dari Lapindo". Untuk ini bisa ada 2
interpretasi: (1) geolog itu netral dan diminta
bekerja, karena semua beban pembiayaan dipikulkan pada
Lapindo, maka geolog itu pun dibayar oleh lapindo, dan
ini tidak harus berarti "dibayar dan mendapat
pesanan", dan (2) geolog yang secara khusus diminta
dengan bayaran untuk mengeluarkan suatu pendapat
sesuai keinginan yang membayar.

Kalau yang dimaksudkan itu adalah jenis geolog yan
ke-dua, dan memang bisa dibuktikan ada, maka
rekan-rekan geologi "pantas untuk marah". tetapi bila
yang dimaksudkan yang pertama, maka "tidak perlu
marah".

Coba kita perhatikan. Semua urusan dibebankan kepada
Lapindo pembayarannya. karena itu, rasanya juga wajar
bila ada geolog netral yang kemudian juga dibayar.

kalau geolgo itu tidak dibayar, mau bekerja bagaimana?
Apakah ada yang suka rela mengeluarkan biaya dari
sakunya pribadi? Kalau minta ke Pemerintah bayarannya,
juga bisa ditafsirkan lain, misalnya "ada
kongkalingkon sehingga pemerintah mau membayar biaya
geolog itu untuk bekerja, kan itu harusnya biaya
ditanggung lapindo?". Atau IAGI mau mengeluarkan biaya
untuk itu? Nanti juga bisa ada suara "IAGI dibayar
Lapindo untuk .".

Jadi, sebaiknya kita bisa melihat pernyataan itu
dengan kepoala dingin.

Tidak perlu kita cepat marah dan berprasangka dan
cepat tersinggung. Karena semua itu akan menambah
keruh suasana yang memang rumit.

Salam,
WBS

"saya hanya ingin semuanya menjadi lebih baik dan
bukan bertambah rumit"




 

Yahoo! Music Unlimited
Access over 1 million songs.
http://music.yahoo.com/unlimited

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
-  detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Tr : [iagi-net-l] diuji saja secara ilmiah (science) --> Acara IAGI di Swara

2006-12-05 Terurut Topik wahyu budi
Saya kira upaya untuk mencari tahu apa penyebab dari
fenomena semburan Lumpur Sidoarjo itu hanya penting
bagi masalan siapa yang harus bertanggungjawab
terhadap dampak dari fenomena itu, dan seberapa besar
tanggungjawabnya; dan tentu saja terkait masalah
asuransi.

Tetapi, bagi masyarakat di sekitarnya, yang lebih
penting, saya kira adalah bagaimana menghadapi
semburan yang sampai sekarang belum berhenti, dan
menghadapi genangan lumpur yang terus bertambah
volumenya. Jadi apapun penyebabnya, kenyataan ril di
lapangan adalah genangan lumpur yang perlu ditangani
dengan memadai agar tidak menimbulkan kerugian yang
lebih besar. Sampai di sini, masalsh penentuan
seberapa luas daerah bahaya menjadi penting. karena
hal itu menyangkut masalah pemindahan penduduk dan
segala aktifitasnya, serta pemindahan infrastruktur.

Salam
WBS




--- [EMAIL PROTECTED] wrote:

> kalaupun alasannya salah satu, salah dua, atau salah
> tiga dari hal
> tersebut.
> kok enggak dibahas cara ngatasinya ? present is the
> key to the past, tapi
> kalau enggak ada action untuk ke depannya ya gimana
> ?
> 
> Regards
> 
> Kartiko SAMODRO
> 
> Telp : (0 )147443540
> 
> 
> 
> - Réacheminé par Kartiko SAMODRO/DEF/FR/EP/Corp
> le 05/12/2006 16:41
> -
> 
>   
>  "Rovicky Dwi   
>   
>  Putrohari" 
>   
>  <[EMAIL PROTECTED]  
> A
>  m>   
> iagi-net@iagi.or.id 
> 
>cc
>  05/12/2006 16:08   
>   
> 
> Objet
>[iagi-net-l]
> diuji saja secara  
>  Veuillez répondre ilmiah
> (science) --> Acara IAGI di
>  à Swara
> 
>  <[EMAIL PROTECTED]  
>   
>.id> 
>   
> 
>   
> 
>   
> 
>   
> 
>   
> 
> 
> 
> 
> karena ada 3 pendapat , Lusi ini karena
> 1. Kesalahan pemboran
> 2. Bencana Alam
> 3. Adanya mud volkano.
> Mari kita uji dengan cara ilmiah. Misal falsifikasi
> . Apakah ada
> yang "tidak mungkin" diantara ketiganya ?
> Uji dengan "Ockham's razor" mana penjelasan paling
> mudah.
> Uji dengan "Scientific method"
> (menurut wikipedia) Scientific method is a body of
> techniques for
> investigating phenomena and acquiring new knowledge,
> as well as for
> correcting and integrating previous knowledge. It is
> based on
> gathering observable, empirical, measurable
> evidence, subject to the
> principles of reasoning[1].
> - Observable
> - Empirical
> - Measurable
> - Reasoning
> 
> Yang jelas hasil uji ilmiah bisa saja berbeda dengan
> uji hukum (legal).
> 
> RDP
> 
> On 12/5/06, ismail zaini <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Komentar Pojok / Rehatnya Republika 5 Des 2006 =
> > Aspemigas : Ahli geologi bahas lumpur lapindo
> >   " Dibuang tidak Dibahas..."
> > Masih dalam koran yang sama , bahwa pertemuan para
> ahli ini (
> > geologi,geofisika,perminyakan ) yg digagas
> Aspermigas tsb untuk
> menyamakan
> > pandangan tentang penyebabnya , karena ada 3
> pendapat , Lusi ini karena
> 1.
> > kesalahan pemboran 2. Bencana Alam ( gempa ) dan 3
> adanya mud volkano. (
> > Republika 5 des 2006 )
> > Nah apakah nanti setelah pertemuan hanya ada satu
> statmen  dari para ahli
> > tsb tentang penyebabnya ? ( salah satu dari 3
> pandangan tsb )
> >
> > Ism
> >
> 
>
-
> -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November
> 2006
> -  detail information in
> http://pekanbaru2006.iagi.or.id
>
-
> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
-
> 
> 
> 
>
---

[iagi-net-l] LUSI: maaf, tidak ada dana Pemerintah!

2006-11-29 Terurut Topik wahyu budi
Dear All,

Meskipun bencana lumpur di Sodiarjo dari hari ke hari
makin banyak menimbulkan kerugian, tetapi Pemerintah
masih berkeras pada pendiriannya: TIDAK ADA DANA
PEMERINTAH UNTUK BENCANA ITU. Pada tahun anggaran 2006
dan 2007 nanti pun Pemerintah memang sengaja tidak
mencadangkan dana (Detik.com, Rabu 29 Nopember 2006
jam 14.00 WIB).

Untuk yang sedih, geram dan terluka, serta pengambil
keputusan dengan LUSI. Silahkan ke
http://wahyu-read.blogspot.com/

Salam,
WBS

--- ismail zaini <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Disekitar situ ada infra struktur vital , Jalan Tol.
> Pipa Gas , Rel Kereta 
> dan Jaringan Listrik. Satu persatu sudah berguguran
> ( yang paling fatal pipa 
> gas kemarin dg menelan korban )
> Apakah akan jatuh korban berikutnya ( jaringan
> transmisi listrik ) ? Jangan 
> sampai "kecolongan" lagi seperti gas kemarin.
> 
> ISM
> 
> 
>


 

Yahoo! Music Unlimited
Access over 1 million songs.
http://music.yahoo.com/unlimited

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
-  detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] Kaldera Lumpur Sidoarjo semakin nyata

2006-11-22 Terurut Topik wahyu budi
Dear All,

Pagi dini hari ini diberitakan oleh Detik.com bahwa
amblesan sedalam 5 meter telah menyebabkab terjadinya
ledakan pipa gas Pertamina Porong. Ini menegaskan
bahwa pementukan Kaldera Lumpur Sidoarjo semakin nyata
secara visual. Ini berarti pula tuntutan pemindahan
infrastruktur semakin tegas. 

Selanjutnya, silahkan ke: 
http://wahyu-read.blogspot.com 

Salam
WBS

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
-  detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Fw: Benua Atlantis itu (Ternyata) Indonesia

2006-11-09 Terurut Topik wahyu budi
Apapun yang dikatakan, sebagai dongeng sebelum tidur
cerita ini cukup menarik. Namun bila tulisan itu
dilihat dengan kacamata geologi, banyak yang dapat
dipertanyakan.

Salam,
WBS 


--- soegiri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> 
> 
> 
> 
> 
> - Original Message -
> 
> Posted by: "radityo djadjoeri" [EMAIL PROTECTED] com
> 
> Benua Atlantis itu (Ternyata) Indonesia
> Oleh Prof. Dr. H. PRIYATNA ABDURRASYID, Ph.D.
> 
> Source: http://www.pikiran- rakyat.com/ cetak/2006/
> 102006/02/ 0902.htm
> 
> MUSIBAH alam beruntun dialami Indonesia. Mulai dari
> tsunami di Aceh
> hingga yang mutakhir semburan lumpur panas di Jawa
> Timur. Hal itu
> mengingatkan kita pada peristiwa serupa di wilayah
> yang dikenal sebagai
> Benua
> Atlantis. Apakah ada hubungan antara Indonesia dan
> Atlantis?
> 
> Plato (427 - 347 SM) menyatakan bahwa puluhan ribu
> tahun lalu terjadi
> berbagai letusan gunung berapi secara serentak,
> menimbulkan gempa,
> pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu
> mengakibatkan sebagian permukaan
> bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua
> yang hilang atau
> Atlantis.
> 
> Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Aryso
> Santos, menegaskan
> bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang
> disebut Indonesia. Setelah
> melakukan penelitian selama 30 tahun, ia
> menghasilkan buku Atlantis,
> The Lost Continent Finally Found, The Definitifve
> Localization of Plato's
> Lost Civilization (2005). Santos menampilkan 33
> perbandingan, seperti
> luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi,
> dan cara bertani,
> yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah
> Indonesia. Sistem
> terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya,
> ialah bentuk yang
> diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir,
> dan bangunan kuno Aztec di
> Meksiko.
> 
> Konteks Indonesia
> 
> Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958,
> atas gagasan Prof.
> Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu
> tahun 1960,
> mencetuskan Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan
> bahwa negara Indonesia
> dengan perairan pedalamannya merupakan kesatuan
> wilayah nusantara. Fakta itu
> kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut
> Internasional 1982. Merujuk
> penelitian Santos, pada masa puluhan ribu tahun yang
> lalu wilayah negara
> Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu. Tidak
> terpecah-pecah dalam
> puluhan ribu pulau seperti halnya sekarang.
> 
> Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis
> merupakan benua
> yang membentang dari bagian selatan India, Sri
> Lanka, Sumatra, Jawa,
> Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia
> (yang sekarang) sebagai
> pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung
> berapi yang aktif dan
> dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama
> Orientale, terdiri dari
> Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
> 
> Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan
> benua yang hilang
> akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan
> meletus. Pada masa itu
> sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh
> lapisan-lapisan es (era
> Pleistocene) . Dengan meletusnya berpuluh-puluh
> gunung berapi secara
> bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah
> Indonesia (dulu) itu,
> maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh
> air asal dari es yang
> mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India
> Selatan dan gunung
> Semeru/Sumeru/ Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan
> gunung berapi di
> Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau
> Somasir, yang merupakan
> puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan
> yang paling dahsyat di
> kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang
> memecah bagian Sumatera
> dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat
> dataran Sunda.
> 
> Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang
> berarti surga atau
> menara peninjauan (watch tower), Atalaia (Potugis),
> Atalaya (Spanyol).
> Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat
> itu merupakan pusat
> dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan
> alam, ilmu/teknologi, dan
> lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak Atlantis
> itu di Samudera Atlantik
> sekarang. Pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini
> datar dan dikelilingi
> oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh.
> 
> Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang
> berarti mengelilingi
> secara menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang
> oleh ahli-ahli di
> kemudian hari seperti Copernicus, Galilei-Galileo,
> Einstein, dan Stephen
> Hawking.
> 
> Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi
> Atlantis. Ilmuwan Brazil
> itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya
> letusan berbagai gunung
> berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan
> mengalir ke samudera
> sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal
> dari abu gunung berapi
> tersebut membebani samudera dan dasarnya,
> mengakibatkan tekanan luar biasa
> kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada
> pantai benua. Tekanan ini
> mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh
> gunung-gunung yang
> meletus kem

Re: [iagi-net-l] Saya keliru?-website Media Center-Re: [iagi-net-l] Media Center Lusi di Setiabudi Bldg

2006-11-09 Terurut Topik wahyu budi
Dear All,

Pada website yang saya tuliskan alamatnya itu, tidak
menyebutkan adanya alamat Setiabudi Bld. Jl HR Rasuna
Said,Apakah saya keliru?

Website tersebut dikelola Yayasan Air Putih, beralamat
di Nariba Plaza jl. mampang Raya, Mampang Prapatan.

Salam,
WBS 

--- wahyu budi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Dear All,
> 
> Bagi yang ingin melhat website Media Center, ini
> alamatnya:
> 
> http://www.mediacenter.or.id/
> 
> Sampai malam ini masih dapat dikunjungi.
> 
> Salam,
> WBS
> 
> 
> 
> --- Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Pak Sugeng dan rekan lain
> > Apakah ada websitenya Media Centre ini  ?
> > 
> > Thx
> > RDP
> > 
> > On 11/9/06, Sugeng Hartono
> > <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > >
> > > Di antara deretan restoran-2 hebat di Setiabudi
> > Bld. Jl HR Rasuna Said,
> > > terdapat ruangan/ kantor yang menarik perhatian.
> > > Menarik karena di dindingnya banyak ditempel
> > gambar, foto masyarakat, foto
> > > satelit, diagram, montage dll.
> > > Rupanya ini merupakan kantor Media Center Lusi,
> > Timnas Penanggulangan
> > > Semburan Lumpur di Sidoardjo.
> > > Salah satu  montage menarik yang dipasang adalah
> > karya mas Bambang Istadi,
> > > memuat informasi lengkap, mulai dari penampang
> > geologi,
> > > well diagram dll.
> > >
> > > Pengunjung akan mendapat informasi, juga brosur
> > keluaran Timnas. Sampul
> > > brosur memuat foto rel kereta api yang
> melengkung,
> > dan semburan lumpur.
> > > Wawancara Pak Basuki Hadimulyono, Ketua Timnas
> > juga dimuat dalam brosur.
> > > Pada kolom wacana pakar diisi tulisan Pak
> Sukendar
> > Asikin.
> > > Wawancara lainnya antara lain dengan Pak Asis
> > Djajadiningrat (ITB) dan Pak
> > > Agus Guntoro (Trisakti).
> > > Juga ada foto-2 kegiatan membuat batu bata dari
> > bahan lumpur, pemukiman
> > > sementara para pengungsi, bahkan penyaluran
> > bantuan keuangan.
> > > Rekan-2 geosains yang berkantor di daerah
> Kuningan
> > bisa berkunjung untuk
> > > mendapatkan informasi yang lengkap dan akurat.
> > > Semoga dengan kerja sama yang baik antara Timnas
> 
> > dan pihak-2 terkait,
> > > semburan lumpur bisa segera diatasi.
> > >
> > > Wassalam,
> > > Sugeng
> > >
> > >
> > >
> > >
> > 
> > 
> > -- 
> > http://rovicky.wordpress.com/
> > 
> 
> 
> 
>  
>

> Do you Yahoo!?
> Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail
> beta.
> http://new.mail.yahoo.com
> 
>
-
> -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November
> 2006
> -  detail information in
> http://pekanbaru2006.iagi.or.id
>
-
> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
-
> 
> 



 

Do you Yahoo!?
Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.
http://new.mail.yahoo.com

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
-  detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] Hotmudflow, terus saja-Re: [iagi-net-l] Media Center Lusi di Setiabudi Bldg

2006-11-09 Terurut Topik wahyu budi
Rovicky, apabila memelihara hotmudflow.wordpress ngak
menjadi beban, sebaiknya tetaplah jalan terus, karena
masing-masing memiliki karakter yang berbeda.

Salam
Wahyu




--- Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Itulah yang saya cari Pak Syaiful. Kalau ada digital
> file apalagi dalam
> "media centre web", kan akan lebih mudah menyebarkan
> info.
> Jadi kalau sudah ada yg lebih kompeten nanti
> webblogku di
> http://hotmudflow.wordpress.com bisa aku
> istirahatkan :)
> 
> RDP
> 
> On 11/9/06, mohammad syaiful
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > pak sugeng nggak cerita soal buletin yg sudah
> terbit paling tidak
> > selama 4 nomor. pasti nggak kebagian ya? he..he..
> >
> > salam,
> > syaiful
> >
> > On 11/9/06, Sugeng Hartono
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > > Di antara deretan restoran-2 hebat di Setiabudi
> Bld. Jl HR Rasuna Said,
> > terdapat ruangan/ kantor yang menarik perhatian.
> > > Menarik karena di dindingnya banyak ditempel
> gambar, foto masyarakat,
> > foto satelit, diagram, montage dll.
> > > Rupanya ini merupakan kantor Media Center Lusi,
> Timnas Penanggulangan
> > Semburan Lumpur di Sidoardjo.
> > > Salah satu  montage menarik yang dipasang adalah
> karya mas Bambang
> > Istadi, memuat informasi lengkap, mulai dari
> penampang geologi,
> > > well diagram dll.
> > >
> > > Pengunjung akan mendapat informasi, juga brosur
> keluaran Timnas. Sampul
> > brosur memuat foto rel kereta api yang melengkung,
> dan semburan lumpur.
> > > Wawancara Pak Basuki Hadimulyono, Ketua Timnas
> juga dimuat dalam brosur.
> > Pada kolom wacana pakar diisi tulisan Pak Sukendar
> Asikin.
> > > Wawancara lainnya antara lain dengan Pak Asis
> Djajadiningrat (ITB) dan
> > Pak Agus Guntoro (Trisakti).
> > > Juga ada foto-2 kegiatan membuat batu bata dari
> bahan lumpur, pemukiman
> > sementara para pengungsi, bahkan penyaluran
> bantuan keuangan.
> > > Rekan-2 geosains yang berkantor di daerah
> Kuningan bisa berkunjung untuk
> > mendapatkan informasi yang lengkap dan akurat.
> > > Semoga dengan kerja sama yang baik antara Timnas
>  dan pihak-2 terkait,
> > semburan lumpur bisa segera diatasi.
> > >
> > > Wassalam,
> > > Sugeng
> > >
> > >
> > >
> > >
> >
> >
> > --
> > Mohammad Syaiful - Explorationist
> > Mobile: 62-812-9372808
> > Email: [EMAIL PROTECTED]
> >
> > Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
> > Head Office:
> > Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810
> Indonesia
> > Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140
> > Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
> >
> >
>
-
> > -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November
> 2006
> > -  detail information in
> http://pekanbaru2006.iagi.or.id
> >
>
-
> > To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> > No. Rek: 123 0085005314
> > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> > Bank BCA KCP. Manara Mulia
> > No. Rekening: 255-1088580
> > A/n: Shinta Damayanti
> > IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >
>
-
> >
> >
> 
> 
> -- 
> http://rovicky.wordpress.com/
> 



 

Do you Yahoo!?
Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.
http://new.mail.yahoo.com

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
-  detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] website Media Center-Re: [iagi-net-l] Media Center Lusi di Setiabudi Bldg

2006-11-09 Terurut Topik wahyu budi
Dear All,

Bagi yang ingin melhat website Media Center, ini
alamatnya:

http://www.mediacenter.or.id/

Sampai malam ini masih dapat dikunjungi.

Salam,
WBS



--- Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Pak Sugeng dan rekan lain
> Apakah ada websitenya Media Centre ini  ?
> 
> Thx
> RDP
> 
> On 11/9/06, Sugeng Hartono
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Di antara deretan restoran-2 hebat di Setiabudi
> Bld. Jl HR Rasuna Said,
> > terdapat ruangan/ kantor yang menarik perhatian.
> > Menarik karena di dindingnya banyak ditempel
> gambar, foto masyarakat, foto
> > satelit, diagram, montage dll.
> > Rupanya ini merupakan kantor Media Center Lusi,
> Timnas Penanggulangan
> > Semburan Lumpur di Sidoardjo.
> > Salah satu  montage menarik yang dipasang adalah
> karya mas Bambang Istadi,
> > memuat informasi lengkap, mulai dari penampang
> geologi,
> > well diagram dll.
> >
> > Pengunjung akan mendapat informasi, juga brosur
> keluaran Timnas. Sampul
> > brosur memuat foto rel kereta api yang melengkung,
> dan semburan lumpur.
> > Wawancara Pak Basuki Hadimulyono, Ketua Timnas
> juga dimuat dalam brosur.
> > Pada kolom wacana pakar diisi tulisan Pak Sukendar
> Asikin.
> > Wawancara lainnya antara lain dengan Pak Asis
> Djajadiningrat (ITB) dan Pak
> > Agus Guntoro (Trisakti).
> > Juga ada foto-2 kegiatan membuat batu bata dari
> bahan lumpur, pemukiman
> > sementara para pengungsi, bahkan penyaluran
> bantuan keuangan.
> > Rekan-2 geosains yang berkantor di daerah Kuningan
> bisa berkunjung untuk
> > mendapatkan informasi yang lengkap dan akurat.
> > Semoga dengan kerja sama yang baik antara Timnas 
> dan pihak-2 terkait,
> > semburan lumpur bisa segera diatasi.
> >
> > Wassalam,
> > Sugeng
> >
> >
> >
> >
> 
> 
> -- 
> http://rovicky.wordpress.com/
> 



 

Do you Yahoo!?
Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.
http://new.mail.yahoo.com

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
-  detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Komentar lain ttg seminar IAGI ttg Lusi

2006-10-03 Terurut Topik wahyu budi
Saat pertemuan dengan Presiden di dalam sidang kabinet
yang lalu. Upaya untuk menghentikan semburan lumpur
yang dilaporkan adalah apa yang dilakukan oleh
(berdasarkan pendapat dari) Bapak Rudi Rubiandini.
Selanjutnya, ketika Presiden memberikan 7 petunjuk,
salah satunya adalah meneruskan upaya menghentikan
lumpur yang sedang dilakukan saat ini (maksudnya upaya
yang dilakukan Bapak Rudi Rubiandini). BIla demikian,
dengan persetujuan untuk melanjutkannya, tentu kita
bisa mengatakan bahwa hipotesa dari bapak Rudi
Rubiandini bisa diterima dan dipersilahkan untuk
mengujinya atau membuktikannya.

Selanjutnya, bila alur pikiran di atas dapat diterima
maka, konsekuensi dari hasilnya saya kira sebagai
berikut:
1. Bila semburan berhasil diatasi, berarti hipotesa
Bapak Rudi Rubiandini benar, yaitu semburan terjadi
karena underground blow out.
2. Bila semburan tidak berhasil, berarti dua
kemungkinan:
a. semburan itu fenomena mud volcano atau hidrothermal
(fenomena alam), atau 
b. underground blow out yang telah termodifikasi
menjadi bencana alam.


Selanjutnya, bila kita menerima itu sebagai fenomena
alam, maka kita tidak fair bila membebankan semua
biaya kepada Lapindo.

Sebaliknya, bila itu underground blow out yang
berkembang menjadi fenomena alam, apakah semuanya
masih tetap ditanggung Lapindo? Bisakah untuk
penyelesaiannya kita mengacu pada kasus Exxon Valdez?

Salam,
WBS


--- oki musakti <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Kalau relief well berhasil menghentikan lumpur, baru
> kita bisa bilang bahwa penyebabnya adalah
> underground blow out.
>
>   Kalau gak berhasil? Bisa ketiga kemungkinan
> (UBO, geothermal, mud volcano) atau bahkan
> kemungkinan lainnya toh?
>
>   Kalau relief well berhasil, orang pasti bilang UBO
> karena kecerobohan (atau bahkan ada yang bilang
> kesengajaan) praktek pengeboran Lapindo.
>
>   Kalau gak berhasil .berarti kemungkinan
> dianggap sebagai bencana alam makin besar. Dengan
> segala konsekuensi hukum dan ekonomi nya.
>
>   Embuh lah
>   Lumpur sudah keruh...eeh makin banyak yang
> memperkeruh
> 
>   Oki
>   
> wahyu budi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   
> Bagaimana mengetahui salah satunya? Ditentukan hasil
> relief well.
> 
> Salam,
> WBS
> 
> 
> --- Rovicky Dwi Putrohari wrote:
> 
> > Sebenernya sejauh mana sih dampaknya kalau memang
> > sudah diketahui
> > pasti penyebabnya ?
> > Apakah akan merubah rencana penanggulangannya atau
> > sekedar masalah
> > tanggung jawab ? Kan sudah pasti yg nanggung ya
> > penduduk sekitar sana,
> > dan yg njawab ya kita-kita ini ... bisane ngomong
> > thok hihihihi,
> > paling banter ngeblog .
> > 
> > hef e nais whik en
> > 
> > rdp
> > 
> > On 9/29/06, Ismail Zaini 
> wrote:
> > > Kalau diperhatikan sebetulnya perbedaan persepsi
> > dari masing- masing ada
> > > pada " sebab - akibat " yang sampai sekarang
> belum
> > diperoleh jawaban yang
> > > tegas .
> > >
> > > ISM
> > 
> >
>
-
> > - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> > - Call For Papers until 26 May 2006 
> > 
> > - Submit to:
> > [EMAIL PROTECTED] 
> >
>
-
> > To unsubscribe, send email to:
> > iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > To subscribe, send email to:
> > iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> > No. Rek: 123 0085005314
> > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> > Bank BCA KCP. Manara Mulia
> > No. Rekening: 255-1088580
> > A/n: Shinta Damayanti
> > IAGI-net Archive 1:
> > http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > IAGI-net Archive 2:
> > http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >
>
-
> > 
> > 
> 
> 
> __
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam
> protection around 
> http://mail.yahoo.com 
> 
>
-
> - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> - Call For Papers until 26 May 2006 
> - Submit to:
> [EMAIL PROTECTED] 
>
-
> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembay

Re: [iagi-net-l] Komentar lain ttg seminar IAGI ttg Lusi

2006-09-29 Terurut Topik wahyu budi
Saya waktu itu ikut hadir di arena diskusi.
Yang tertangkap oleh saya, ada 3 kemungkinan penyebab
semburan LUSI:
1. Mud Volcano: 
2. Geothermal:
3. Underground Blowout:

Ke-3 kemungkinan itu mempunyai bukti-bukti
pendukungnya, dan tidak ada yang mengklaim yang paling
benar.

Bapak Rudi Rubiandini, dengan keyakinannya bahwa ini
adalah Underground Blowout, berpendapat semburan ini
masih dapat diatasi dengan relief well.

Sementara itu, dikhawatirkan bahwa LUSI mendapat
suplai air dari sistem aquifer yang berpangkal di
kawasan Gunung Arjuna. Kalau ini yang terjadi, maka
ngak ada obatnya.

Demikian pula kalau mud volcano. Ngak tahu cara
menghentikannya.

Tentang tanggungjawab, itu urusan pengadilan.

Bagaimana mengetahui salah satunya? Ditentukan hasil
relief well.

Salam,
WBS


--- Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Sebenernya sejauh mana sih dampaknya kalau memang
> sudah diketahui
> pasti penyebabnya ?
> Apakah akan merubah rencana penanggulangannya atau
> sekedar masalah
> tanggung jawab ? Kan sudah pasti yg nanggung ya
> penduduk sekitar sana,
> dan yg njawab ya kita-kita ini ... bisane ngomong
> thok hihihihi,
> paling banter ngeblog .
> 
> hef e nais whik en
> 
> rdp
> 
> On 9/29/06, Ismail Zaini <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Kalau diperhatikan sebetulnya perbedaan persepsi
> dari masing- masing ada
> > pada " sebab - akibat " yang sampai sekarang belum
> diperoleh jawaban yang
> > tegas .
> >
> > ISM
> 
>
-
> -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> -  Call For Papers until 26 May 2006
> 
> -  Submit to:
> [EMAIL PROTECTED]
>
-
> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
-
> 
> 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] Mud Volcano Sidoarjo: status bahaya

2006-09-26 Terurut Topik wahyu budi
Detik.com tanggal 22 September 2006 memberitakan bahwa
Menteri ESDM menyatakan status bahaya lumpur Sidoarjo
masih Darurat. Sementara itu Komisi VI DPR-RI
menghendaki status dinaikkan menjadi Bahaya. Sampai
sekarang, penentuan status bahaya belum jelas siapa
yang memiliki otoritas menetapkan status itu, dan
bagaimana status itu ditetapkan juga belum jelas.
Sebenarnya bagaimana sih bahaya lumpur Sidoarjo itu?
Silahkan lihat http://wahyu-read.blogspot.com/.

Salam,
WBS

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] Mud Volcano Sidoarjo: kita hanya bicara

2006-09-25 Terurut Topik wahyu budi
Minggu yang lalu kita mendengar kabar bahwa tanggul
lumpur jebol. Malam ini juga terulang kembali tanggul
jebol, di Siring. Belum musim hujan saja tanggul
jebol, bagaimana bila di musim hujan?
Katanya, upaya menyelesaikan masalah lumpur tersebut
dengan mementingkan keselamatan warga. Tapi, upaya
nyata lebul dilakukan, kecuali hanya berdebat. 
Saya mencoba merekam suasana selama sepekan yang lalu
dari berita media massa, tentang perdebatan yang
terjadi tanpa jalan keluar yang nyata. Ada 11 kutipan
berita. Selanjutnya, silahkan simak di
http://wahyu-read.blogspot.com/.

Salam
WBS



__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Geothermal BPJ

2006-09-22 Terurut Topik wahyu budi
Pak Yatno,

Secara sederhana, apakah kita bisa mengharapkan bahwa
indikator untuk geothermal low T adalah kandungan
karbonat yang tinggi di dalam air panasnya, dan untuk
geothermal high T kandungan silikanya yang tinggi?

Kemudian, tentu tidak sulit untuk membedakan antara
fluida hidrothermal dan fluida jenis lainnya.

Selanjutnya, apakah ada yang tahu (atau pernah
melakukan), kalau kita menyulut api di atas semburan
lumpur itu, terbakar ngak?

Salam,
WBS


--- Y S Yuwono <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Melihat kondisi geologinya, mungkin sekali ada
> kontribusi air geothermal 
> yang ikut bercampur derngan lumpur Porong ini.
> Pengalaman saya di Geothermal Field, air panas dapat
> muncul dengan jarak 
> sampai 20 km dari pusat erupsi gunungapi. Airpanas
> jenis ini bisa 
> menghasilkan endapat travertin (kalsit) dan
> indikator yang baik bagi low T 
> geotermal di bawahnya. Sedangkan airpanas yang dekat
> pusat erupsi biasanya 
> menghasilkan endapan silika sinter (SiO2) dan
> sebagai indikator yang baik 
> bagi High T  (>175 C) geotermal di bawahnya. Hanya
> saja pengendapan 
> travertin maupun silika sinter tidak dapat
> diharapkan terjadi dalam waktu 
> singkat, bisa puluhan ataupun ratusan tahun baru
> terakumulasi endapannya. 
> Ada satu tipe energi geotermal yang disebut
> "Geopressurized Type". Melihat 
> datanya (lumpurnya berasaldari pressured zone) ,
> lumpur Porong ini sudah 
> dapat diklasifikasikan sebagai aktifitas geotermal
> tipe ini (geopressurized 
> type menurut klasifikasi Muffler 1976). Apalagi
> kalau nantinya terbukti ada 
> tambahan supply fluida hidrotermal dari gunungapi di
> dekatnya (G. Welirang). 
> Dalam hal ini penanganan akan makin bertambah sulit.
> Salam,
> Yatno
> 
> - Original Message - 
> From: <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Monday, September 18, 2006 2:35 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Geothermal BPJ
> 
> 
> > Vick :
> >
> > Nggak tau rek. Seperti kubilang tempo hari aku
> nggak punya data apa-apa
> > tentang Lusi. Dari komposisi kimia air dan lumpur
> mungkin bisa dilihat
> > signature geothermal. Chloride ya bisa dari
> geothermal, tidak harus air 
> > laut.
> > Di Bandung ada pemboran air ketemu air payau.
> Dugaanku berasal dari 
> > geothermal
> > field. Besok presentasi di seminar international
> di Bandung.
> >
> > Trims
> >
> > Lambok.
> >
> >
> >> On 9/18/06, [EMAIL PROTECTED]
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >>> Komentar tentang Lumpur Sidoarjo dan Geothermal.
> Penggunaan isotop dalam
> >>> penentuan sumber fluida bisa dilakukan tanpa
> penyuntikan (tracer test).
> >>> Deuterium dan O-18 biasa digunakan, dan kami
> sudah memakainya untuk
> >>> lapangan geotermal Wayang-Windu, mata air asin
> Wamena (Papua) dan mata 
> >>> air
> >>> Sibolangit (Sumut)
> >>>
> >>> Trims,
> >>>
> >>> Lambok.
> >>>
> >>>
> >>
> >> Pak Lambok, apakah ada indikasi geothermal sbg
> sumber steam dibawah 
> >> semburan
> >> Lapindo ini ?
> >> kalau liat geothermal gradien yg saya miliki utk
> daerah ini sepertinya 
> >> suhu
> >> di formasi Kujung (karbonate yg ditembus
> Porong-1) sekitar 260deg F atau
> >> sekitar 120 dec C. lah minggu kemarin di
> permukaan saja 120 C (dr Pak 
> >> Awang
> >> tadi).
> >>
> >> thx
> >>
> >> RDP
> >>
> >>
>
-
> -
> >> PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> >> -  Call For Papers until 26 May 2006
> >> -  Submit to:
> [EMAIL PROTECTED]
> >>
>
-
> To
> >> unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> >> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> >> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> >> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> >> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> >> No. Rek: 123 0085005314
> >> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> >> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> >> No. Rekening: 255-1088580
> >> A/n: Shinta Damayanti
> >> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> >> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >>
>
-
> >
> >
> >
> >
> >
>
-
> > -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> > -  Call For Papers until 26 May 2006
> > -  Submit to:
> [EMAIL PROTECTED]
> >
>
-
> > To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> > No. Rek: 123 0085005314
> > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> > Bank BCA KCP. Manara Mulia
> > No. Rekening: 255-1088580
> > A/n: Shinta Damayanti
> > IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > IAGI-net Archive 2:

[iagi-net-l] Ringkasan - Technical Report dari UN-OCHA

2006-09-14 Terurut Topik wahyu budi
Pada tanggal 20 Juni 2006, Kementrian Lingkungan Hidup
(KLH) mengajukan permintaan bantuan teknis untuk
mengidentifikasi dampak lingkungan dari “aliran
lumpur” kepada United Nation Office of Humanitarian
Affair (OCHA). Environmental Emergencies Section OCHA
dengan bekerjasama dengan Field Coordination Support
Section OCHA mengirimkan tim United Nation Disaster
Assessment and Coordination (UNDAC) yang beranggotakan
5 orang ahli masalah lingkungan dari tanggal 25 Juni
sampai 6 Juli 2006. Menyusul permintaan ke-2 dari KLH
pada akhir misi darurat UNDAC pada tanggal 27 Juli
2006, seorang ahli lingkungan kembali dikirimkan ke
Indonesia. Pemerintah Swiss mengirimkan ahlinya untuk
misi tindak lanjut.

Laporan lengkapnya beberapa hari yang lalu telah
diberikan oleh http://rovicky.wordpress.com/

Bagi yang tidak punya waktu untuk men-download-nya,
ringkasan laporan itu bisa dilihat di
http://wahyu-read.blogspot.com/

Semoga bermanfaat.

Salam
WBS


--- Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Hot Mud Flow East Java, Indonesia Final Technical
> Report:
> Environmental Assessment by United Nation
> 
> http://rovicky.wordpress.com/
> 
> Nah, sebelum beradu argumentasi tentang analisa
> kimia-fisika, berikut
> ada sebuah laporan Environmental Assessment Hot Mud
> Flow East Java,
> Indonesia. Final Technical Report: United Nations
> Disaster Assessment
> and Coordination mission in June & July 2006 and
> follow-up mission in
> July 2006, UNITED NATIONS.
> 
> Kalau kita menganggap UNDAC (United Nations Disaster
> Assessment and
> Coordination) cukup fair dan kredible. Sebaiknya
> data-data seperti ini
> yang kita gunakan. Data-data yang ada disini
> tentunya dapat sebagai
> acuan bersama. Semoga dengan penyatuan hasil data
> ini semua mengarah
> ke kesamaan langkah penanganannya. Silahkan di unduh
> disini.
> 
> File dalam pdf 400 Kb
> 
> Terimakasih Mas Amien, semoga report yg free
> distributed ini
> mengurangi kepenasaran pembaca dan masyarakat awam.
> 
> rdp
> -- 
> http://rovicky.wordpress.com/
> 
>
-
> -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> -  Call For Papers until 26 May 2006
> 
> -  Submit to:
> [EMAIL PROTECTED]
>
-
> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
-
> 
> 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] Lumpur Sidoarjo, persoalan volume yang sangat besar

2006-09-07 Terurut Topik wahyu budi
Memang benar, secara substansial, lumpur bukan
polutan. Bila tidak mengandung material yang beracun
dan berbahaya, lumpur tidak berbahaya. Yang menjadi
persoalan adalah, volume lumpur yang sangat besar dan
kita juga tidak tahu sampai kapan akan bertambah terus
volumenya itu.

Bila lumpur dalam jumlah sedikit dibuang ke laut,
tentu tidak jadi masalah. Yang jadi masalah adalah
bila jumlahnya sngat banyak. 

Bila volume lumpur yang sangat besar itu dibuang ke
laut, maka yang akan terjadi adalah: (1) kekeruhan
yang tinggi di kolom air, dan (2) sedimentasi yang
sangat tinggi di dasar perairan. Kedua hal inilah yang
akan merusak kegiatan perikanan dan ekosistem pesisir.

Salam,
WBS

Selengkapnya ada di 
http://wahyu-read.blogspot.com/2006/09/bila-lumpur-dibuang-ke-laut-siapa-dan.html


--- Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> saya stuju lumpur itu bukan polutan, namun akan
> lebih bagus seandainya
> lumpur itu dijadikan komoditi, ini "first priority".
> membuang itu jelas ada masalah lain, yang masih
> belum terlihat saat
> ini adalah menganggap lumpur sbg bahan galian. ini
> harus digali dan
> diciptakan. lebih banyak yg menganggap lumpur sbg
> bahan tak berguna,
> alias sampah dan bahkan polutan.
> adanya Hg memang menakutkan tapi kebenarannya perlu
> ditliti lebih
> detil. dalam bentuk atau terikat sbg unsur apa,
> berapa jumlahnya,
> bagaimana genesanya, dan apakah benar identifikasi
> bahwa ini memang
> sampah.
> analisa fisis mineralogis lumpur ini sangat penting
> utk diketahui.
> 
> pirowene nglakuin analisa mineraloginya ini seeh ?
> 
> rdp
> 
> On 9/7/06, Pangestu, Sonny T <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> > sudah pak bisa lihat di sini
> >
>
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/092006/06/0901.htm
> >
> > -Original Message-
> > From: koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Sent: 07 September 2006 9:44
> > To: iagi-net
> > Subject: Re: [iagi-net-l] Buang Lumpur Lapindo ke
> Laut!
> >
> > Apakah Pikiran Rakyat telah memuat artikel saya
> ini?
> > RPK
> >
> > On 9/7/2006, "Erik_Yogapurana"
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > >
> >
> >
>
-
> > -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> > -  Call For Papers until 26 May 2006
> > -  Submit to:
> [EMAIL PROTECTED]
> >
>
-
> > To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
> > Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran
> anggota ditujukan ke:
> > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> > No. Rek: 123 0085005314
> > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara
> > Mulia No. Rekening: 255-1088580
> > A/n: Shinta Damayanti
> > IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >
>
-
> >
> >
>
-
> > -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> > -  Call For Papers until 26 May 2006
> > -  Submit to:
> [EMAIL PROTECTED]
> >
>
-
> > To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> > No. Rek: 123 0085005314
> > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> > Bank BCA KCP. Manara Mulia
> > No. Rekening: 255-1088580
> > A/n: Shinta Damayanti
> > IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >
>
-
> >
> >
> 
> 
> -- 
> http://rovicky.wordpress.com/
> 
>
-
> -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> -  Call For Papers until 26 May 2006
> 
> -  Submit to:
> [EMAIL PROTECTED]
>
-
> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
-
> 
> 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mai

[iagi-net-l] Lumpur jadi batubata?

2006-09-07 Terurut Topik wahyu budi
Kalau kemudian ternyata benar mereka sanggup membuat
batubata dengan kecepatan yang dapat mengimbangi
keluarnya lumpur, lalu:

1. berapa banyak batubata yang akan dihasilkan?

2. siapa yang akan memakai?

3. kalau dipakai untuk daerah yang jauh, biaya
angguknya tinggi, harga bata jadi tinggi, (dibagi
gratisan batanya?)

4. lalu bagaimana dengan nasib para pembuat batubata
yang ada sekarang di berbagai daerah? usaha mereka
bisa mati (tentu mereka akan protes berat).

Lalu.?

Salam,
WBS


--- Yudi S Purnama <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Saya sepakat dengan Pak Rovicky: MENGANGGAP  LUMPUR
> SEBAGAI BAHAN SUATU 
> PRODUCT. Dalam beberapa tayangan Metro TV beberapa
> minggu lalu, sudah ada 
> beberapa pengusaha setempat  yang membuat batubata
> dari lumpur lapindo 
> menurutnya hasilnya lebih bagus dari bahan lempung
> yang biasanya mereka 
> dapatkan. Dari segi penambangan batubata tersebut,
> bahkan mereka akan 
> mendapatkan bahan baku yang melimpah, sehingga tidak
> harus menggali lempung, 
> melainkan cukup dengan 'menimba' lumpur yang ada.
> Bahkan saya 
> 'dengar-dengar' juga kalau lumpur itu juga baik
> sebagai bahan baku keramik 
> lainnya.
> 
> Jika, kecepatan pengolahan lumpur lapindo (didukung
> dengan serapan pasar) 
> kurang lebih sama dengan volume keluarnya lumpur,
> nampaknya lumpur lapindo 
> tidak perlu dibuang ke laut. Jadi, menurut saya,
> salah satu hal yang perlu 
> kita pikirkan mengenai lumpur lapindo adalah
> bagaimana lumpur tersebut 
> justru bisa menjadi BLESSING IN DISGUISE !...
> 
> 
> Salam,
> Yudi
> 
> 
> - Original Message - 
> From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Thursday, September 07, 2006 2:12 PM
> Subject: [iagi-net-l] Re: Buang Lumpur Lapindo ke
> Laut!
> 
> 
> > saya stuju lumpur itu bukan polutan, namun akan
> lebih bagus seandainya
> > lumpur itu dijadikan komoditi, ini "first
> priority".
> > membuang itu jelas ada masalah lain, yang masih
> belum terlihat saat
> > ini adalah menganggap lumpur sbg bahan galian. ini
> harus digali dan
> > diciptakan. lebih banyak yg menganggap lumpur sbg
> bahan tak berguna,
> > alias sampah dan bahkan polutan.
> > adanya Hg memang menakutkan tapi kebenarannya
> perlu ditliti lebih
> > detil. dalam bentuk atau terikat sbg unsur apa,
> berapa jumlahnya,
> > bagaimana genesanya, dan apakah benar identifikasi
> bahwa ini memang
> > sampah.
> > analisa fisis mineralogis lumpur ini sangat
> penting utk diketahui.
> >
> > pirowene nglakuin analisa mineraloginya ini seeh ?
> >
> > rdp
> >
> > On 9/7/06, Pangestu, Sonny T
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >> sudah pak bisa lihat di sini
> >>
>
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/092006/06/0901.htm
> >>
> >> -Original Message-
> >> From: koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> >> Sent: 07 September 2006 9:44
> >> To: iagi-net
> >> Subject: Re: [iagi-net-l] Buang Lumpur Lapindo ke
> Laut!
> >>
> >> Apakah Pikiran Rakyat telah memuat artikel saya
> ini?
> >> RPK
> >>
> >> On 9/7/2006, "Erik_Yogapurana"
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >>
> >> >
> >>
> >>
>
-
> >> -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> >> -  Call For Papers until 26 May 2006
> >> -  Submit to:
> [EMAIL PROTECTED]
> >>
>
-
> >> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> >> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
> >> Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran
> anggota ditujukan ke:
> >> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> >> No. Rek: 123 0085005314
> >> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara
> >> Mulia No. Rekening: 255-1088580
> >> A/n: Shinta Damayanti
> >> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> >> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >>
>
-
> >>
> >>
>
-
> >> -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> >> -  Call For Papers until 26 May 2006
> >> -  Submit to:
> [EMAIL PROTECTED]
> >>
>
-
> >> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> >> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> >> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> >> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> >> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> >> No. Rek: 123 0085005314
> >> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> >> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> >> No. Rekening: 255-1088580
> >> A/n: Shinta Damayanti
> >> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> >> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >>
>
-
> >>
> >>
> >
> >
> > -- 
> > http://rovicky.wordpress.

[iagi-net-l] Mengapa kita tidak duduk bersama?

2006-09-05 Terurut Topik wahyu budi
Sampai hari ini, agaknya pihak-pihak yang saling
berbeda pendapat tentang apa yang harus dilakukan
terhadap Lumpur Sidoarjo masih terus saling bersilang
pendapat. Sementara Pemerintah masih tetap tampak ragu
dan belum mengambil keputusan, dan penduduk mulai
hilang kepercayaannya terhadap upaya menyelesaikan
masalah ini, tampaknya mulai ada upaya menyelesaikan
persoalan itu secara irrasional (Detik.com, Selasa, 5
September 2006).
Untuk bisa menyelesaikan masalah yang multi-dimensi
ini, tidakkah baik bila kita semua duduk bersama,
saling mengemukakan pendapat, saling mendengarkan, dan
kemudian bersama-sama memikirkan jalan keluar yang
terbaik. Kita menimbang persoalan tersebut dari
berbagai sudut pandang dan kepentingan. Memikirkan dan
mengambil keputusan apa yang seharusnya kita lakukan.
Dengan volume lumpur yang demikian besar dan terus
menerus bertambah tanpa kepastian kapan akan berhenti,
rasanya tidak ada pilihan penyelesaian yang tidak
memiliki resiko atau dampak negatif. Oleh karena itu,
yang perlu kita pikirkan sekarang adalah mencari
alternatif penyelesaian yang paling sedikit resiko
dampak negatifnya. Saya rasa semua pihak setuju dengan
cara berpikir seperti ini: memilih alternatif dengan
resiko negatif minimal diantara berbagai alternatif
pilihan berresiko negatif. Saling bersikeras dengan
pendapat masing-masing rasanya tidak akan menyelesaan
persoalan, dan yang akan timbul adalah silang pendapat
yang akan menambah rumit persoalan yang sebenarnya
bisa disederhanakan.

Saya telah mencoba mengumpulkan berbagai pendapat dan
yang muncul berkaitan dengan semburan Lumpur Sidoarjo
ini. Semuanya saya beberkan di dalam:
 http://wahyu-read.blogspot.com/

Salam,
WBS


--- Ariadi Subandrio <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

> Vick,
>   saya yakin bencana lumpur di Sidoarjo itu gak akan
> menjadi MULTIDIMENSI kalau yang melakukan kecelakaan
> kerja pemboran sumur Banjar Panji-1 itu bukan
> Lapindo.
>   Katakanlah misalnya BP yang ngebor di Banjarpanji,
> kalau mereka "diperlakukan" seperti saat ini, saya
> yakin kedutaan besar Inggris juga akan turun tangan,
> atau Exxon atau Total... , persoalan menjadi
> Multidimensi (atau runyamnya) itu kan gak terlepas
> dari masalah salahseorang pemilik Lapindo yang
> "dibenci" banyak orang. kalo urusan penanganan
> bencana dicampur dengan "dendam" bisnis, sentimen
> dll. duh, kasian rakyatnya euy tidur bersama
> lumpur terus.
>
>   Modal dasarnya Lapindo itu berapa ya, pengeluaran
> untuk lumpurnya apa ya masih bisa ngatasi. kalo
> secara hukum harusnya sudah pailit, lha kenapa
> Lapindo gak memailitkan diri saja. resiko emang
> ditahan, tapi akan jelas yang akan kebakaran
> jenggot.
>
>
>   lam-salam,
>   ar-.
>
>
>   
> Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   **
> 
> *Salah seorang teman netter menanyakan pendapat saya
> tentang penanganan
> lumpur ini.*
> 
> Perlu kehati-hatian dalam menangani hal ini karena
> sudah menjadi multi
> dimensi ketika sebuah proses bencana alam terpicu
> oleh proses manusia.
> Awalnya sangat mungkin hanyalah sebuah kecelakaan
> industri, akhirnya "*
> memicu*" proses alam yg berkembang menjadi sebuah
> bencana. Dan akhirnya
> bermuara kehal-hal yang berdampak luas ke masalah
> sosial, ekonomi dan
> akhirnya politis. Curiga-mencurigai antar penduduk
> desa sekitar kolam-kolam
> penampungan ini jelas menunjukkan adanya dampak
> sosial yg kritis. Ketika
> sudah berkembang menjadi wacana politis, lagi-lagi
> diluar kompetensi saya
> sebagai seorang "*natural scientist*".
> 
> [image: More...]
> Seperti yg saya uraikan dalam tulisan-tulisan saya
> di webblog "*dongeng
> geologi*" (http://rovicky.wordpress.com ) dimana
> saya lebih berkonsentrasi
> dengan apa yg terjadi dan bagaimana bisa terjadi
> proses keluarnya lumpur
> dari perut bumi. Awalnya kejadian ini hanyalah
> sebuah niatan untuk menambah
> pasokan energi Indonesia. Niatan ini tentunya
> terpicu oleh "niat ekonomis",
> mencari untung. Proses awal inilah yg mungkin sekali
> menjadikan kejadian
> bencana banjir lumpur. Sesuai dengan kompetensi
> saya, maka saya hanya
> membatasi proses alami yng terjadi.
> 
> *Lumpur Lapindo "bukan limbah" dan juga "bukan
> tailing".*
> 
> **
> Lumpur yang keluar itu merupakan material alami
> bawah permukaan yg keluar
> dengan sendirinya (tanpa dipompa, dan tanpa "usaha"
> manusia untuk
> mengeluarkannya). Lumpur yg keluar ini bisa dan
> mungkin saja keluar akibat
> terpicu oleh aktifitas pengeboran. Aktifitas
> pemboran inilah yang "diduga"
> sebagai penyebab namun perlu diingat bahwa dugaan
> ini perlu pembuktian
> pengadilan, sehingga pembahasannya adalah pembahasan
> aspek hukum yg diluar
> kompetensi saya.
> 
> Menurut penghertian saya "limbah" merupakan side
> product dari sebuah proses
> produksi industri yg tidak dapat dipergunakan atau
> tidak memilki nilai
> ekonomi. Perlu diketahui juga bahwa lumpur yg keluar
> ini "bukanlah tailing"
> dari sebuah proses pertambangan. Tid

[iagi-net-l] Tercemar Industri? RE: [iagi-net-l] Lusi, Sampel yang ada Hg tersebut dari desa Siring

2006-09-03 Terurut Topik wahyu budi
Ya, mengingat ada beberapa pabrik yang sekarang
tergenang lumpur, sangat mungkin Hg berasal dari salah
satu kegiatan industri yang ada.

Yang selama ini terlupakan adalah kemungkinan
bahan-bahan pencemar yang tersimpan di pabrik-pabrik
yang tergenang lumpur. Kita perlu mencari informasi
pabrik apa saja yang sekarang tergenang lumpur itu,
dan bahan-bahan apa saja yang tersimpan di sana dan
sekarang tergenang lumpur.

Ada baiknya bila kita bisa membandingkan komposisi
lumpur yang berasal dari dekat pusat erupsi dengan
komposisi lumpur dari kawasan pabrik yang tergenang,
dan dengan dari daerah pemukiman yang tergenang.

Maaf, saya hanya bisa menyarankan.

Salam,
WBS



--- Agus Hendratno <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Informasi dari teman-teman IAGI Jatim, tentang
> polemik
> Hg, tersebut bahwa ibu Tity (ITS) mengambil raw
> material luberan lumpur yang ada di desa Siring.
> (nah
> sekitar Siring itu juga banyak Industri, sebelum
> kebanjiran lumpur). Nah, interpretasi sementara bisa
> jadi Hg tersebut kontaminan dari limbah-limbah cair
> di
> sekitar industri, yang bercampur dengan LUSI. Coba
> kalau ada yang mau cek sampel LUSI di dekat erupsi
> LUSI atau minimal 50 m dari pusat semburan LUSI.
> Adakah Hg?? Silahkan
> 
> Nuwun
> Agus Hendratno
> 
> --- "Maryanto (Maryant)" <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> 
> > 
> > Cak Andang Bachtiar, yang Exploration Think Thank
> > Indonesia ini,
> > biasanya tahu hingga detil-detil bagaimana kadar
> > merkuri Jatim. 
> > 
> > Ya tak Cak ? 
> > 
> > Atawa yang lain ?
> > 
> > MYT.
> > 
> > -Original Message-
> > From: R.P. Koesoemadinata
> > [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> > Sent: Friday, September 01, 2006 5:08 AM
> > To: iagi-net@iagi.or.id
> > Subject: Re: [iagi-net-l] Lusi
> > 
> > Yang saya uraikan sebetulnya hanyalah lelucon.
> > Intinya apakah benar
> > lumpur itu mengandung kadar Hg begitu tinggi?
> > Kalau benar begitu tinggi, geologist yang jadinya
> > pusing, dari mana
> > asalnya kadar Hg begitu tinggi? Jangan-jangan
> sample
> > yang diambil itu
> > adalah dari lumpur yng sudah dicemari oleh air
> > sungai sekitar daerah
> > industri, bukan dari lumpur yang masih fresh
> keluar
> > dari semburan!
> > RPK
> > - Original Message -
> > From: "budi santoso" <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: 
> > Sent: Friday, September 01, 2006 1:17 AM
> > Subject: Re: [iagi-net-l] Lusi
> > 
> > 
> > > Dari uraian pak RPK, hal ini mestinya bisa
> > di'masukkan' ke dalam 
> > > skenario penanganan dari bencana ini, karena
> > ternyata (mungkin) 
> > > sesuatu yang tadinya berpeluang sangat
> mengancam,
> > hingga perlu dibahas
> > 
> > > dan dipertentangkan oleh banyak pihak yang saya
> > yakin sebagian besar 
> > > dari beliau-beliau itu hanya melihat dari sisi
> > 'bahayanya', sisi 
> > > buruknya dst, tapi dengan pemikiran yang selalu
> > mengedepankan ada 
> > > hikmah di balik sesuatu yang terjadi maka hal
> ini
> > malah jadi 
> > > 'tantangan' yang sepertinya akan segera menjadi
> > 'peluang'. Tentu jika 
> > > benar-benar ditindak lanjuti dengan
> > hitungan-hitungan teknis, ekonomis
> > 
> > > dan logis .
> > > .  jika akhirnya Hg tsb bisa dimanfaatkan dan
> > justru menguntungkan, 
> > > wah huebatt itu!!. Mungkin PEMDA kabupaten
> > setempat/propinsi bisa 
> > > memberdayakan Perusda yang ada . . . dan bu
> > Lily/ITS bisa sebagai 
> > > konsultannya . . . cak Imam Utomo, pripun niki
> ??,
> > sudah "dibantu" 
> > > oleh alam "melalui" Lapindo untuk
> mengeluarkannya,
> > sekarang tinggal . 
> > > . . .
> > >
> > > TJ
> > >
> > > --- "R.P. Koesoemadinata"
> <[EMAIL PROTECTED]>
> > > wrote:
> > >
> > >> Sebetulnya kalau  walaupun kadar Hg itu 2,565
> > mg/l boleh jadi 
> > >> ekonomis untuk di"tambang" karena tidak ada
> lagi
> > biaya penggalian, 
> > >> transport, penghancuran (crushing), pelarutan
> > dsb, tinggal diendapkan
> > 
> > >> dan di"saring" saja, bahkan mungkin tidak perlu
> > dipompakan, karena 
> > >> sudah ngalir sendiri. Tinggal menghitung harga
> Hg
> > sekarang per kg nya
> > 
> > >> berapa dan
> > >> bahan2 untuk terjadinya
> > >> pengendapan. Barangkali ada entrepreneur yang
> > ingin memproduksi Hg 
> > >> dengan keuntungan?
> > >> RPK
> > >> - Original Message -
> > >> From: "Maryanto (Maryant)"
> <[EMAIL PROTECTED]>
> > >> To: ; "Himpunan Ahli
> > Geofisika Indonesia (HAGI)"
> > >> <[EMAIL PROTECTED]>
> > >> Sent: Thursday, August 31, 2006 4:57 PM
> > >> Subject: RE: [iagi-net-l] Lusi
> > >>
> > >>
> > >> >
> > >> > Terimakasih Pak Koesoema. Analisa yang tajam.
> > Kami
> > >> cenderung pilihan
> > >> > kedua, yang kecil.
> > >> >
> > >> > Kita lihat kalimat aslinya, Mas Moko
> > Darjatmoko,
> > >> menulis :
> > >> > " analisa Lily Pudjiastuti (ITS) tentang
> > >> kandungan merkuri (Hg)
> > >> > yang didapati 2.565 mg/liter Hg (limit 0.002
> > >> mg/liter) yang dikutip
> > >> > Koran Tempo."
> > >> >
> > >> > Tulisan itu, cenderung kami artikan berat
> > merkuri
> > >> (Hg) 2,565 mg/liter
> > >> > dari ambang batas 0,002 mg/l

[iagi-net-l] Menimbang perlakuan terhadap Lumpur Sidoarjo

2006-09-02 Terurut Topik wahyu budi
Di tengah-tengah ketidak-pastian kapan semburan Lumpur
Sidoarjo akan berhenti, dan kepastian datangnya musim
hujan yang semakin mendekat, dan Pemerintah yang belum
mengambil keputusan, muncul dua kubu pendapat: (1)
yang menginginkan lumpur tetap di darat, dan (2) yang
menginginkan lumpur dialirkan ke laut.

Bagaimana keuntungan dan kerugian dari kedua varian
pendapat itu?

Silahkan kunjungi http://wahyu-read.blogspot.com/

Salam,
WBS



__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] Bila LUSI dibuang ke laut; (Realistis menghadapi LUSI 2)

2006-09-01 Terurut Topik wahyu budi
Ditengah-tengah ketidak-pastian pengambilan keputusan
oleh yang berwenang (Pemerintah) tentang LUSI, tidak
salahnya bila kita membayangkan bila LUSI dibuang
kelaut.

Selanjutnya, silahkan simak di:
http://wahyu-read.blogspot.com/

Salam,
WBS

--- Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Yang sudah pasti dan belum pasti
> (
>
http://hotmudflow.wordpress.com/2006/08/31/yang-sudah-pasti-dan-belum-pasti/
> )
> 
> Pernyataan Pak Menteri KLH (meminta kepastian lumpur
> aman utk biota
> laut) ini bisa dimengerti karena beliaulah yang
> menjadi penanggung
> jawab layak tidaknya lingkungan hidup ini. Beliau
> sebagai penjaga
> pintu lingkungan. Namun pernyataan beliau akan
> sangat sulit dijawab
> oleh siapapun.
> 
> Berkejaran dengan waktu
> 
> Saat ini penduduk sekitar luapan lumpur sidoarjo
> dikejar-kejar oleh
> banyak pihak. Dikejar lumpur dari bawah dengan debit
> yang semakin
> besar dari yang sebelumnya. Dikejar juga oleh waktu
> musim hujan yang
> segara akan datang beberapa bulan atau beberapa
> minggu lagi.
> Barangkali juga dikejar-kejar kebutuhan hidupnya yg
> sudah menjadi
> rutin sebelumnya.
> 
> Pihak yang menangani semburan bawah tanah (relief
> well) mungkin baru
> akan menunjukkan hasil sekitar 4 minggu lagi paling
> cepat. Itupun
> dengan kemungkinan kesuksesan yang masih belum
> menunjukkan kepastian.
> 
> Pihak yang menangani diatas dengan ponds (kolam)
> sudah menunjukkan
> kesulitannya dengan jebolnya tanggul beberapa kali
> yang sudah
> menunjukkan kepastian matinya jalan tol yg sangat
> strategis.
> 
> Masih dalam berita yang sama Tim ITS di Pond 2
> membutuhkan waktu 1-2
> bulan untuk mengendapkan. belum lagi untuk menangani
> proses
> penjernihannya.
> 
> Kepastian yg diminta Pak Menteri KLH yang dimuat di
> Media Centre dan
> dikutip sebelumnya di Blog ini sungguh akan
> mempersulit dan
> meningkatkan risiko yang jauh lebih besar.
> 
> Saya melihat bahwa kepastian yang ada hanyalah
> kepastian risiko
> jebolnya tanggul. Namun saya juga tidak bisa
> memastikan bahwa lumpur
> atau air yg dialirkan ke selat akan aman. Saya hanya
> mampu menunjukkan
> bahwa ada lumpur yg dialirkan ke laut dengan aman di
> Delta Ujung
> Pangkah yg berdekatan dengan lokasi kejadian. Sangat
> mungkin itu belum
> cukup sebagai bukti kepastian aman buat pak Mentri
> KLH sebagai penjaga
> gawang lingkungan.
> 
> Yang pasti hanyalah kepastian meningginya risiko
> jebolnya tanggul.
> Itu saja yang saya tahu.
> 
> -- 
> http://rovicky.wordpress.com/
> 
>
-
> -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> -  Call For Papers until 26 May 2006
> 
> -  Submit to:
> [EMAIL PROTECTED]
>
-
> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
-
> 
> 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] Realistis menghadapi lumpur Sidoarjo

2006-08-30 Terurut Topik wahyu budi
Persoalan banjir lumpur panas Sidoarjo dari hari ke
hari semakin kritis dengan ancaman bahaya yang makin
terus meningkat pula. Sementara semburan lumpur masih
terus berlangsung, dan kita tidak tahu kapan akan
berakhir, musim hujan makin mendekat. Semburan lumpur
panas yang tanpa henti menyebabkan genangan lumpur
yang makin tinggi. Tanggul telah dibuat, dan terus
ditinggikan mengikuti tingginya permukaan genangan
lumpur, tapi kita tahu bahwa tanggul itu adalah
tanggul sementara yang tidak memiliki pondasi yang
kuat karena hanya dibuat dari tumpukan timbunan tanah,
tanpa kaki tertanam dengan kuat. Dengan kondisi yang
demikian itu, tidaklah kita heran bila akhir-akhir ini
makin sering terdengar kabar bahwa tanggul jebol. 

Menghadapi persoalan yang makin lama semakin berbahaya
itu, apa yang telah dilakukan Pemerintah? Rasanya
tidak ada satu pun tindakan nyata Pemerintah untuk
mengurangi bahaya lumpur itu selain dari menunggu.
Menunggu lumpur itu dihentikan. Sementara itu, volume
genangan lumpur dari hari hari terus bertambah, dan
makin berbahaya. Sampai saat ini, praktis tidak ada
kegiatan pengurangan volume lumpur yang berarti.

Apa yang kita tunggu?
Uraian lebih lanjut silahkan lihat di
http://wahyu-read.blogspot.com/

Salam,
WBS


--- Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> dilaporkan "semakin deras",
> berapakah debit saat ini ?
> 
> rdp
> ===
> 30/08/2006 12:10 - Nusantara/Headline News
> Rapat kabinet terbatas yang salah satunya membahas
> masalah lumpur
> panas di Sidoarjo.
> (Metro TV)
> 
> Metrotvnews.com, Jakarta: Masalah lumpur panas di
> Sidoarjo menjadi
> agenda pembahasan dalam rapat kabinet terbatas di
> Kantor Kepresidenan,
> Jakarta, Rabu (30/8) pagi. Rapat yang dimulai
> sekitar pukul 09.00 WIB
> ini dipimpin langsung Presiden Susilo Bambang
> Yudhoyono. Dibahas
> mengenai kondisi terakhir di Porong dan upaya
> penanganannya.
> 
> Rapat terbatas ini diikuti sejumlah menteri antara
> lain Menteri
> Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Aburizal
> Bakrie, Menteri
> Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro,
> Mentri Negara
> Lingkungan Hidup Rahmat Witoelar, Menteri
> Perhubungan Hatta Rajasa dan
> Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah. Dalam rapat ini
> hadir pula Bupati
> Sidoarjo Win Hendrarso dan Gubernur Jatim Imam
> Utomo.
> 
> Dari Sidoarjo, dilaporkan, jalan tol
> Gempol-Surabaya, masih ditutup
> akibat masih tingginya lumpur panas di ruas jalan
> kilometer 39/300
> hingga 39/200. PT Jasa Marga menilai ketinggian
> lumpur yang mencapai
> 30 sentimeter bisa membahayakan para pengguna jalan.
> Penutupan jalan
> tol Gempol-Surabaya mengakibatkan kemacetan di jalur
> alternatif, yakni
> jalur Porong-Gempol. Berdasarkan pemantauan siang
> ini, antrean
> kendaraan mencapai sekitar dua kilometer. Volume
> kendaraan semakin
> bertambah di jalur ini karena kendaraan dari arah
> Surabaya, pun
> dialihkan ke jalur alternatif ini.
> 
> Sementara semburan lumpur panas dari sumur PT
> Lapindo Brantas di
> Porong, semakin deras. Di bagian lain, ratusan warga
> korban lumpur
> kembali berunjuk-rasa. Aksi yang digelar di jalan
> tol ini menuntut
> agar segera dilakukan perbaikan tanggul. Bahkan,
> warga sempat
> mengambil sebuah truk pengangkut sirtu--material
> padat--untuk segera
> menutup tanggul yang jebol. Namun, tuntutan ini tak
> bisa segera
> dipenuhi karena lokasi tanggul yang jebol sulit
> dijangkau. Hingga saat
> ini, warga masih berkerumun di sepanjang tol,
> tepatnya di kilometer
> 39/200.(DEN)
> 
> -- 
> http://rovicky.wordpress.com/
> 
>
-
> -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> -  Call For Papers until 26 May 2006
> 
> -  Submit to:
> [EMAIL PROTECTED]
>
-
> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
-
> 
> 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

Re: [iagi-net-l] Siapa yang harus Ganti ?????

2006-08-28 Terurut Topik wahyu budi
Bisa ngak ya, kalau kasus LUSI ini disebandingkan
dengan bencana lainnya, seperti kebakaran hutan,
banjir bandang, atau kekeringan.

Pada Kebakaran Hutan, pemerintah (pusat atau
daerah)langsung turun tangan mengatasinya tanpa
berusaha menimpakan biaya kerugian pada siapa pun.
Diketahui titik-titik apinya, tetapi pengelola areal
tempat titik-titik api itu tidak serta merta menjadi
penanggungjawab kebakaran hutan. (?).

Pada Banjir Bandang, diketahui bahwa banjir bandang
itu berkaitan dengan penggunduan hutan. Entah siapa
yang melakukan, tetapi areal yang gundul dan titik
awal banjir tentu jelas lokasi atau arealnya. Tetapi,
mengapa tidak serta merta pengelola areal hutan yang
gundul itu atau areal titik awal banjir bandang yang
dinyatakan sebagai penanggung-jawab kerugian. (?).

Pada Kekeringan, diketahi bahwa hal itu terjadi karena
kawasan hutan atau DAS (daerah aliran sungai) yang
rusak tataairnya. Daerah itu dengan mudah diketahui,
dan pengelolanya pun diketahui pula. Tetapi mengapa
kepada mereka tidak serta merta dimintakan
pertanggung-jawabannya. (?).

Bisa ngak ya ketiga contoh itu disebandingkan dengan
kasus semburan lumpus sidoarjo?

Kalau bisa, mengapa pada tiga kasus contoh itu tidak
terdengar ada yang "tertuduh" yang harus
bertanggung-jawab.

Kalau tidak bisa, ada yang bisa membantu memberikan
penjelasannya?

Salam,

WBS

--- [EMAIL PROTECTED] wrote:

> 
> 
> 
>  Rekan rekan
> 
>  Re  -  Lusi , Sub - Re : Siapa yang harus
> melakukan ganti rugi ?
> 
>  Berita mas media , pernyataan RI-1 , opini
> publik , seluruhnya
>  mengatakan :
>  " TERJADINYA BENCANA LUMPUR SIDOARJO ADALAH
> AKIBAT PEMBORAN BANJIR
>  PANJI - 1, SEHINGGA LAPINDO BRANTAS BERTANGGUNG
> JAWAB 100 PERSEN"
> 
>  Kan kira kira begitu !
> 
>  Apakah betul  pemboran dan/atau kesalahan
> operasional yang terjadi
>  dalam pemboran Banjar Panji - 1 adalah 100 %
> penyebab terjadinya
>  "tragedi" LUSI ?
> 
>  Apakah data bawah permukaan yang sudah ada ,
> maupun yang terhimpun
>  selama ini  sudah mem"BUKTIKAN" bahwa memang
> pemboran/ dan atau
>  kesalahan operasional dalam pemboran Banjar
> Panji- 1 sebagai satu
>  satunya penyebab ?
> 
>  Dari awal saya posting perihal ini , saya sudah
> meng-indikasikan
>  bahwa kejadian ini akan mempunyai implikasi
> hukum yang sangat rumit
>  (posting saya dua hari setelah adanya aliran
> lumpur).
> 
> Kalau ini menjadi kasus hukum , maka berlaku
> asas "praduga tak ber -
> salah" .
> 
> Artinya bahwa Lapindo Brantas belum berkewajiban
> untuk melakukan ganti
> rugi kepada siapa - pun selama putusan
> pengadilan belum mempunyai
> kekuatan hukum yang tetap .
> 
> Padahal (!) yang dirugikan merupakan
> masyarakat yang berjumlah
> cukup banyak ?
> Menurut saya , bagaimanapun ganti rugi /
> kerugian masyarakat harus
> segera diganti , agar mereka bisa kembali hidup
> normal.
> 
> Jadi bagaimana ?
> 
> Si- Abah tidak mencoba memmenangkan Lapindo ,
> akan tetapi sebagai salah
> satu asosiasi ahli kebumian , mestinya kita bisa
> memberikan penjelasan
> dari sisi ilmu kebumian sebagai SALAH SATU
> pertimbangan bagi suatu
> keputusan hukum kelak .
> 
> Siapkah kita ???
> 
> 
> Si - Abah
> 
>
>
__
> 
> 
>
-
> -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> -  Call For Papers until 26 May 2006
> 
> -  Submit to:
> [EMAIL PROTECTED]
>
-
> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
-
> 
> 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nam

[iagi-net-l] Membuang lumpur ke Laut: Pilihan terbaik dari yang buruk

2006-08-28 Terurut Topik wahyu budi

Adalah ide yang menarik dari Rovicky, mengalirkan
lumpur ke laut dan mengharapkannya menjadi delta
(buatan). Hal itu memang mungkin terjadi, karena
banyak contoh yang demikian. Selain Ujung Pangkah,
delta baru Ciujung-Cidurian di Serang, Banten juga
demikian halnya.

Mungkin persoalannya adalah bahwa kedua delta "buatan"
itu dibuat dengan "tidak sengaja" atau "tidak
disadari", sementara pembuangan lumpur panas itu
dilakukan dengan "sadar" sehingga kerugian yang timbul
dapat dicari penanggung-jawabnya. Untuk kasus delta
Ciujung-Cidurian, motif pembuatan kanal yang berujung
pada munculnya delta baru dan matinya delta lama
(Tanjung Pontang), adalah upaya mengatasi banjir.
Karena arah perubahan itu tidak disadari, maka
semuanya terasa "alamiah" sehingga segala kerugian
yang terjadi dapat "diterima". Sangat berbeda dengan
masalah rencana pembuangan lumpur sekarang. Semua
kerugian yang akan dirasakan sangat disadari dan dapat
dihitung berapa rupiahnya. Diketahui penyebabnya,
sehingga diketahui kemana meminta ganti rugi.

Persoalan lain adalah masalah waktu. Waktu pembentukan
delta buatan itu. Selama pembentukan delta buatan itu,
praktis pencaharian masyarakat sekitarnya akan
terganggu. Berapa banyak yang akan terganggu dan
berapa lama, serta berapa kompensasi yang harus
dibayarkan, adalah hal yang perlu dipikirkan.

Bila lumpur jadi dibuang ke laut, memang persoalan di
darat dapat dibatasi sampai batas yang sekarang
(lumpur bisa dikurung dalam batas tanggul sekarang).
tetapi persoalan itu meluas ke laut dan pesisir.

Bayangan secara kasar, kerugian ekonomii bila lumpur
dibuang ke laut lebih kecil daripada
mempertahankannnya di darat. Sementara itu, di laut
kita juga mendapat "bantuan" dari alam untuk
menyelesaikan masalah ini.

Salam

WBS

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Bila Lumpur di buang ke sungai / laut - was Re: [iagi-net-l] BERIKUT ARTIKEL TENTANG KERUGIAN AKIBAT LUMPUR PANAS:

2006-08-15 Terurut Topik wahyu budi
Saya membayangkan ban mobil yang dipompa dengan keras.
Sampai tekanan tertentu pembesaran volume terjadi,
tetapi bila terus dipompa, tekanan masih dapat naik
sedang volume ban tetap.

Demikian pula pada kasus semburan lumpur itu. Bila
kondisinya sebanding maka keluarnya lumpur itu
sebanding pula dengan keluarnya angin dari dalam ban
mobil yang dipompa dengan keras. Jadi perubahan volume
ruang yang terjadi karena keluarnya lumpur itu relatif
kecil, dan interaksi dinding-dinding ruang yang ada
dapat mencegah terjadinya collapse. Apalagi letak
sumber lumpur yang cukup dalam (berapa dalam ?).
Meskipun demikian, tidak ada salahnya bila sejak dini
sudah dipelajari dan dilakukan pemantauan terhadap
kemungkinan terjadinya collapse.

Salam,
WBS



--- Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Kalau lumpur ini dibuang, lantas material apakah yg
> nantinya
> menggantikan volume yg dibuang ini ?
> Secara natural tentunya ada "supply - demand", kalau
> dibawah terambil
> harus ada yg menggantikan, lah kalau dibuang ke laut
> trus apakah
> membiarkan terbentuk cekungan karena nantinya
> terbentuk "crater"
> (collapse) ?
> 
> rdp
> 
> On 8/15/06, wahyu budi <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> > Ya. Tulisan saya sebelumnya dibuat dengan asumsi
> > lumpur dibuang ke perairan Selat Madura. Di
> perairan
> > selat itu, berdasarkan pada kedalamannya, tidak
> akan
> > dijumpai termoklin.
> >
> > 1. lumpur bisa dipompakan ke laut dalam, sampai di
> > bawah zona termoklin. Tetapi itu berarti harus
> > membangun pipa ke Samudera Hindia di selatan yang
> > panjangnya mungkin mencapai 75 km.
> >
> > 2. bisa juga diangkut dengan tongkang lalu di
> lepas ke
> > laut lepas. Untuk ini juga hanya mungkin di
> lakukan di
> > Samudera Hindia. Ini juga berarti harus menarik
> sekian
> > ribu tongkang.
> >
> > 3. pengeringan juga bisa, tetapi volumenya yang
> sangat
> > besar juga perlu diperhitungkan.
> >
> > Dengan berbagai alternatif itu, selain masalah
> biaya
> > yang harus dikeluarkan, hal yang juga perlu
> diingat
> > adalah masalah waktu, yaitu bahwa:
> >
> > 1. kita belum tahu kapan semburan lumpur itu akan
> > berhenti. Sehingga kita juga belum tahu berapa
> banyak
> > lumpur yang akan kita buang dan berapa lama.
> >
> > 2. kita berpacu dengan kemungkinan datangnya hal
> hang
> > lebih buruk bila musim hujan tiba.
> >
> > Rasanya perlu juga dipikirkan bila ternyata
> semburan
> > lumpur itu "permanen".
> >
> > Salam,
> > WBS
> >
> >
> > --- Wayan Ismara Heru Young <[EMAIL PROTECTED]>
> > wrote:
> >
> > > atau mungkin bisa di pompa ke laut dalam
> (seperti
> > > tailing tambang newmont  nusa tenggara gitu)...
> > > tinggal hitung-2an saja, mana yang paling murah,
> > > paling kecil dampaknya, dan bisa dilakukan
> dengan
> > > mudah dan cepat (yang paling feasible)...
> > >
> > > Ariadi Subandrio <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> > > Mas Budi,
> > >   misalnya lumpur yang seabreg itu (yang water
> > > content-nya diatas 70%) itu dikeringkan, lantas
> sisa
> > > solid yang ada unload di laut yang lebih lepas
> jauh
> > > dari kawasan budidaya (tambak dsb) .apa
> tidak
> > > memungkinkan? (anggap saja kayak bawa
> batubara
> > > dari Kaltim, tapi dilepas dilautan lepas, jauh
> dari
> > > batas thermoklin) . itu juga kalau mau
> dibuang,
> > > atau barangkali malah bisa dijual ke
> Singapore
> > > jadi gak perlu ngeruk dari pasir Riau atau
> > > dimanfaatkan lebih serius lagi sebagai
> sumberdaya
> > > baru, misalnya jadi bahan batubata.
> > >
> > >   kayak2nya dengan de-watering (pengeringan) -
> masak
> > > teknologi dan modal kuat gak mampu menangani
> sih-
> > > dan dilakukan simultan oleh beberapa tim
> permukaan,
> > > misalnya :
> > >   1. Tim-1 : menangani lumpur yang saat ini
> existing
> > > keluar, asumsi 50.000 M3 per hari.
> > >   2. Tim-2 : Menangani lumpur yang sudah
> terlanjur
> > > nyebar berjuta meter kubik itu, dikeringkan
> juga.
> > >
> > >   Asalkan kita gak buru-buru bilang "susah",
> rasanya
> > > kok seberapa truk, berapa tongkang, berapa
> banyak
> > > "kompor" untuk nguapin air dari lumpur, dsb...
> pasti
> > > bisa dihitung dan jangan-jangan jauh lebih
> murah
> > > dari pembiayaan selama ini. Syaratnya satu :
> Asal
> > > ma

Re: [iagi-net-l] Bila Lumpur di buang ke sungai / laut - was Re: [iagi-net-l] BERIKUT ARTIKEL TENTANG KERUGIAN AKIBAT LUMPUR PANAS:

2006-08-15 Terurut Topik wahyu budi
Ya. Tulisan saya sebelumnya dibuat dengan asumsi
lumpur dibuang ke perairan Selat Madura. Di perairan
selat itu, berdasarkan pada kedalamannya, tidak akan
dijumpai termoklin.

1. lumpur bisa dipompakan ke laut dalam, sampai di
bawah zona termoklin. Tetapi itu berarti harus
membangun pipa ke Samudera Hindia di selatan yang
panjangnya mungkin mencapai 75 km.

2. bisa juga diangkut dengan tongkang lalu di lepas ke
laut lepas. Untuk ini juga hanya mungkin di lakukan di
Samudera Hindia. Ini juga berarti harus menarik sekian
ribu tongkang.

3. pengeringan juga bisa, tetapi volumenya yang sangat
besar juga perlu diperhitungkan.

Dengan berbagai alternatif itu, selain masalah biaya
yang harus dikeluarkan, hal yang juga perlu diingat
adalah masalah waktu, yaitu bahwa:

1. kita belum tahu kapan semburan lumpur itu akan
berhenti. Sehingga kita juga belum tahu berapa banyak
lumpur yang akan kita buang dan berapa lama.

2. kita berpacu dengan kemungkinan datangnya hal hang
lebih buruk bila musim hujan tiba.

Rasanya perlu juga dipikirkan bila ternyata semburan
lumpur itu "permanen".

Salam,
WBS 


--- Wayan Ismara Heru Young <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

> atau mungkin bisa di pompa ke laut dalam (seperti
> tailing tambang newmont  nusa tenggara gitu)...
> tinggal hitung-2an saja, mana yang paling murah,
> paling kecil dampaknya, dan bisa dilakukan dengan
> mudah dan cepat (yang paling feasible)...
> 
> Ariadi Subandrio <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Mas Budi,
>   misalnya lumpur yang seabreg itu (yang water
> content-nya diatas 70%) itu dikeringkan, lantas sisa
> solid yang ada unload di laut yang lebih lepas jauh
> dari kawasan budidaya (tambak dsb) .apa tidak
> memungkinkan? (anggap saja kayak bawa batubara
> dari Kaltim, tapi dilepas dilautan lepas, jauh dari
> batas thermoklin) . itu juga kalau mau dibuang,
> atau barangkali malah bisa dijual ke Singapore
> jadi gak perlu ngeruk dari pasir Riau atau
> dimanfaatkan lebih serius lagi sebagai sumberdaya
> baru, misalnya jadi bahan batubata.
>
>   kayak2nya dengan de-watering (pengeringan) - masak
> teknologi dan modal kuat gak mampu menangani sih-
> dan dilakukan simultan oleh beberapa tim permukaan,
> misalnya :
>   1. Tim-1 : menangani lumpur yang saat ini existing
> keluar, asumsi 50.000 M3 per hari.
>   2. Tim-2 : Menangani lumpur yang sudah terlanjur
> nyebar berjuta meter kubik itu, dikeringkan juga.
>
>   Asalkan kita gak buru-buru bilang "susah", rasanya
> kok seberapa truk, berapa tongkang, berapa banyak
> "kompor" untuk nguapin air dari lumpur, dsb... pasti
> bisa dihitung dan jangan-jangan jauh lebih murah
> dari pembiayaan selama ini. Syaratnya satu : Asal
> mau, dan yang mau ya kudu kompak dari berbagai macam
> pihak, baik pemerintah, baik lapindo, baik
> masyarakat. atau pilihannya adalah tiap hari
> kita saksikan kesedihan masyarakat sekitar yang
> semakin perih.
>    
>   Setelah beres urusan permukaan, putuskan
> penanganan dengan mengkaitkan fakta bawah
> permukaannya.
>
>   salam,
>   ar-
>

   
> 
> wahyu budi  wrote:
>   Ide untuk membuang lumpur porong ke laut mulai
> memuncak. Ada pihak yang setuju dan ada pihak yang
> tidak setuju.
> 
> Secara geologis, pembuangan lumpur tersebut ke
> sungai
> atau laut tidak menjadi masalah, karena itu hanya
> sedimen biasa. Tetapi kita perlu melihat hal lain,
> yaitu penduduk atau masyarakat yang hajat hidupnya
> berkaitan dengan sumberdaya hayati di pantai dan
> perairan pesisir atau laut.
> 
> Secara sederhana, bila lumpur itu dibuang ke laut
> yang
> terjadi adalah munculnya kekeruhan yang sangat
> tinggi
> di perairan pantai atau pasisir. Hal ini dapat
> dipandang sebagai pencemaran oleh muatan sedimen.
> Dampak negatif dari hal itu secara ekonomi bagi
> nelayan atau petani tambak adalah:
> 
> 1. Tambak tidak dapat dioperasikan, karena tambak
> membutuhkan air laut yang baik. Kita perlu
> menghitung
> berapa luas tambak yang akan terpengaruh dan
> nilainya.
> 
> 2. Kekeruhan perairan yang tinggi menyebabkan tempat
> hidup ikan rusak dan ikan-ikan akan lari menjauh.
> Dari
> sisi nelayan, hal ini berarti kerusakan daerah
> penangkapan ikan mereka. Akibatnya, para nelayan
> harus
> mencari ikan ke daerah yang lebih jauh lagi (yang
> berarti tambahan biaya operasional). Kita perlu
> menghitung dimana dan berapa luas daerah penangkapan
> ikan yang akan terpengaruh.
> 
> Hal yang penting dilakukan sebelum membuang lumpur
> itu
> ke laut atau sungai adalah mempelajari hal berikut:
> 
> 1. Pola arus dan gelombang, yang akan menentukan
> arah
> penyebaran dari lumpur tersebut setelah masuk ke
> laut.
> Dari sini bisa diperoleh gambaran daera

[iagi-net-l] Bila Lumpur di buang ke sungai / laut - was Re: [iagi-net-l] BERIKUT ARTIKEL TENTANG KERUGIAN AKIBAT LUMPUR PANAS:

2006-08-15 Terurut Topik wahyu budi
Ide untuk membuang lumpur porong ke laut mulai
memuncak. Ada pihak yang setuju dan ada pihak yang
tidak setuju.

Secara geologis, pembuangan lumpur tersebut ke sungai
atau laut tidak menjadi masalah, karena itu hanya
sedimen biasa. Tetapi kita perlu melihat hal lain,
yaitu penduduk atau masyarakat yang hajat hidupnya
berkaitan dengan sumberdaya hayati di pantai dan
perairan pesisir atau laut.

Secara sederhana, bila lumpur itu dibuang ke laut yang
terjadi adalah munculnya kekeruhan yang sangat tinggi
di perairan pantai atau pasisir. Hal ini dapat
dipandang sebagai pencemaran oleh muatan sedimen.
Dampak negatif dari hal itu secara ekonomi bagi
nelayan atau petani tambak adalah:

1. Tambak tidak dapat dioperasikan, karena tambak
membutuhkan air laut yang baik. Kita perlu menghitung
berapa luas tambak yang akan terpengaruh dan nilainya.

2. Kekeruhan perairan yang tinggi menyebabkan tempat
hidup ikan rusak dan ikan-ikan akan lari menjauh. Dari
sisi nelayan, hal ini berarti kerusakan daerah
penangkapan ikan mereka. Akibatnya, para nelayan harus
mencari ikan ke daerah yang lebih jauh lagi (yang
berarti tambahan biaya operasional). Kita perlu
menghitung dimana dan berapa luas daerah penangkapan
ikan yang akan terpengaruh.

Hal yang penting dilakukan sebelum membuang lumpur itu
ke laut atau sungai adalah mempelajari hal berikut:

1. Pola arus dan gelombang, yang akan menentukan arah
penyebaran dari lumpur tersebut setelah masuk ke laut.
Dari sini bisa diperoleh gambaran daerah-daerah yang
akan terkena dampak.

2. Mempelajari "residence time" dari lumpur tersebut
bila masuk ke perairan. Hal ini penting untuk
memperhitungkan berapa lama lumpur tersebut akan
menghilang dari kolom air, dan untuk memperkirakan
"lamanya penderitaan" para nelayan yang harus
ditanggung atau diberi kompensasi.

3. Dari sisi ekologi, perlu dipelajari berapa lama
waktu yang dibutuhkan untuk recovery kerusakan
ekosistem yang terjadi.

Selanjutnya, hal terpenting dari semua itu adalah:
membicarakan semua itu dengan masyarakat nelayan di
daerah yang mungkin akan terkena dampak. Tentang apa
yang akan dilakukan, bagaimana dampaknya, dan
bagaimana kompensasi yang diberikan selama kondisi
lingkungan belum pulih. Ini berarti harus ada yang mau
menanggung dan memberi kompensasi terganggunya
pencaharian para nelayan, sampai semuanya normal
kembali.

Analisa neraca untuk rugi antara membuang lumpur ke
laut dan tidak membuangnya ke laut perlu dilakukan
secara transparan. Sehingga tidak ada pihak yang
merasa teraniaya.

Salam,
WBS
 

--- Amir Al Amin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> kenapa tidak dibuang di sungai saja ya..? toh ini
> sedimen biasa, bukan tailing.
> 
> LSM lingkungan saja yang paling keras menentang.
> Daripada tumpah
> kemana-mana , apa tidak membuat kerusakan lebih
> luas.
> 
> Berikutnya lapangan ini bisa diekplorasi lagi.
> Kalau sampai bangkrut, terus dibeli asing dengan
> harga murah.
> Inikah yang diinginkan LSM 2 itu?
> 
> salam,
> 
> ***
> Amir Al Amin
> Operation/ Wellsite Geologist
> (62)811592902
> amir13120[at]yahoo.com
> amir.al.amin[at]gmail.com
> 
> 
>
-
> -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> -  Call For Papers until 26 May 2006
> 
> -  Submit to:
> [EMAIL PROTECTED]
>
-
> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
-
> 
> 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group

Re: [iagi-net-l] Kita masih diberi waktu menyelamatkan diri dari Tsunami !

2006-07-21 Terurut Topik wahyu budi
Tadi malam sudah saya baca di news stick transtv bahwa
BMG akan bekerja sama dengan para operator tlp seluler
untuk penyebaran berita gempa via sms.
Ini suatu kemajuan.

salam,
wbs

--- Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Menit-menit mendebarkan saat tsunami tanggal 17 July
> 2006 di Pangandaran
>
http://rovicky.wordpress.com/2006/07/21/menit-menit-mendebarkan-saat-tsunami-tanggal-17-july-2006-di-pangandaran/
> -
> 
> Berikut foto-foto kiriman kawan saya Mas Sonny yang
> mendapat slide
> dari Arianes dan Daniel yg kebetulan berada di
> Pangandaran waktu
> terjadi tsunami itu. Mereka sedang memeriksa tambak
> di Pangandaran.
> Saya minta ijin Arianes dan Daniel untuk memposting
> di Blog ini,
> sebagai ajang berbagi info utk kita semua, belajar.
> Trimakasih dan
> bersyukur anda berdua selamat.
> 
> Kronologi kejadian Jam 08.45 - 15.30 :
> More...Kami berangkat dari Ancol menuju Pangandaran
> .
> Dengan tujuan untuk melakukan sampling di dempond
> tambak udang daerah
> Babakan – Pangandaran.
> 
> Jam 15.30 Kami langsung ke tambak, terlihat 3 kolam
> yang kering
> setelah panen. Udara cerah Jam 15.30
> Kami langsung ke tambak, terlihat 3 kolam yang
> kering setelah panen.
> Udara cerah
> 15 45 16.00 slide6.JPG slide7.JPG slide8.JPG
> slide9.JPGslide10.JPG
> slide11.JPG slide12.JPG slide13.JPG slide14.JPG
> slide15.JPG
> slide16.JPG slide17.JPG slide18.JPG slide19.JPG
> slide20.JPG
> slide21.JPG
> 
> Ada bahan pelajaran dan data penting buatku buat
> kita, yang harus
> dipelajari saat ini.
> 
> Ternyata tsunami datang sekitar 45 menit - satu jam
> setelah gempa
> utama (main shock). Hal ini sebenernya mirip dengan
> gempa-tsunami di
> Aceh. Dan . bingo sesuai dengan catatan di
> blogku sendiri serta
> yang aku buat di Web IAGI disini. Ini pertanda bagus
> utk early
> warning. Ada kemungkinan ada generation time yang
> bisa saja tidak
> instan oleh main shock, atau ada kemungkinan lain
> bahwa traveling
> speed / kecepatan rambat dari gelombang ini kurang
> dari 800Km sejam
> seperti model2 sebelumnya.
> 
> Ada dua hal yg sangat penting :
> 
>1. Kalau memang bener, berarti kita masih punya
> cukup waktu untuk
> dimanfaatkan dalam emmberikan warning ke masyarakat.
>2. Walaupun dekat dengan pantai Arienes dan
> Daniel tidak merasakan
> adanya getaran, hanya sms kawannya yg justru
> sebenarnya merupakan
> early warning buatnya.
> 
> Trimaksih Arienes dan Daniel. Informasi anda ini
> bermanfaat untuk
> studi "tsunamic warning".
> 
>
-
> -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> -  Call For Papers until 26 May 2006
> -  Submit to:
> [EMAIL PROTECTED]
>
-
> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
-
> 
> 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] Salah kutip? Re: [iagi-net-l] Jawa Barat Selatan Aman dari Tsunami

2006-07-20 Terurut Topik wahyu budi
Itu hanya berita di surat kabar. Setelah saya cermati,
saya tidak mengerti bagaimana mereka sampai pada
kesimpulan bahwa gelombang sampai ke pantai hanya satu
meter tingginya.

Apakah para ahli itu salah melakukan analisa, atau
media yang salah mengutip dan terlalu bombastis.

Perhatikan kutipan ini:
> > Karena dengan kondisi laut dalam serta pantai
> > terjal,
> > sehingga energi
> > gelombang yang diakibatkan dari tabrakan lempengan
> > Benua Australia dan
> > Asia, tidak akan sampai ke daerah kawasan pantai
> > ini,
> > jelasnya.

Salam,
WBS




-- kutipan---
--- [EMAIL PROTECTED] wrote:

> 
> Itu bukan ramalan, tapi hasil penelitian. Tolong
> baca deh semua
>
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0305/04/04p03.htm
> >
> > Tsunami tak Akan Terjadi di Jabar Selatan
> > Tim Ahli Pastikan Pangandaran Aman
> > Dari kajian kajian ilmiah dan lainnya, akhirnya
> > menyimpulkan bahwa
> > tidak ada masalah dengan pantai di daerah ini.
> >
> > Dari hasil kajian atau penelitian yang kita
> lakukan,
> > akhirnya kami
> > simpulkan bahwa pantai ini, termasuk Pangandaran
> > aman
> > dari tsunami.
> > Karena dengan kondisi laut dalam serta pantai
> > terjal,
> > sehingga energi
> > gelombang yang diakibatkan dari tabrakan lempengan
> > Benua Australia dan
> > Asia, tidak akan sampai ke daerah kawasan pantai
> > ini,
> > jelasnya.
> >
> > Pihaknya juga melakukan simulasi dari kemungkinan
> > skenario terburuk
> > ada bencana gempa tektonik di laut. Hasilnya bahwa
> > kalaupun ada
> > gelombang besar, kemungkinannya hingga ke pantai
> > dengan ketinggian
> > gelombangnya satu meter. Itu kondisi paling buruk,
> > sehingga pantai
> > Jabar Selatan itu relatif aman, dan tenang.
> > Wisatawan
> > tidak perlu
> > takut lagi untuk datang ke Pangandaran, tegasnya.
> >
> > Penelitian ini bisa dipertanggungjawabkan secara
> > ilmiah, karena pakar
> > yang tergabung juga benar-benar ahli dan punya
> dasar
> > keilmuan yang
> > kuat dalam bidangnya. 

---akhir kutipan


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] Menyedihkan - Fwd: [ISOI_net] Beberapa berita evaluasi kejadian tsunami di Pangandaran

2006-07-19 Terurut Topik wahyu budi
Berikut ini kutipan dari email tetangga.
Apa yang salah dengan kita?, sehinga kita sedemikian
tidak berdaya dan lambat.
Sangat menyedihkan.

Salam
WBS  

--- Eny Buchary <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> To: "Eny Anggraini Buchary"
> <[EMAIL PROTECTED]>
> From: "Eny Buchary" <[EMAIL PROTECTED]>
> Date: Wed, 19 Jul 2006 13:19:58 -0700
> Subject: [ISOI_net] Beberapa berita evaluasi
> kejadian tsunami di Pangandaran
> 
> Dear all,
 
> Berikut ada News Digest yang saya pikir bermanfaat
> untuk dishare sebagai informasi dan renungan kita
> bersama… bahwa negara kita masih amat sangat tidak
> siap untuk menghadapi tsunami; kalah dengan Thailand
> dan Malaysia yang kayaknya sudah lebih siap
> sistemnya (sejak kejadian tsunami 2004 menimpa
> mereka), lengkap dengan menara sirene-nya di daerah
> pesisir yang siap mengumumkan peringatan evakuasi
> dalam berbagai bahasa! 
> 
> Salam,
>  
> Eny
> 
> Vancouver, Canada
 
> -

> SAMUDRA News Alert: Today's Headlines
> 
> 19 Jul 2006-5:00 PM IST 
 
> * Indonesia
>

>  didn't relay tsunami warnings
> 
> A government minister said Tuesday that Indonesia
> received warnings from two regional agencies that
> the powerful undersea earthquake had the potential
> to trigger a tsunami, but it did not try to pass
> them on to threatened communities. 
> 
> Science and Technology Minister Kusmayanto Kadiman
> said Indonesia received the bulletins from the
> Pacific Tsunami Warning Center and Japan's
> Meteorological Agency after the quake, but "we did
> not announce them." 
> 
> The warnings were sent about 45 minutes before the
> tsunami struck. Even if the government had an
> attempt to contact the local authorities by phone,
> radio or e-mail, it's unclear how those warnings
> would have been passed along to residents or
> tourists on the beach with no system of sirens or
> alarms in place. Coastal residents reported that
> they did not feel the earthquake.
> 
> Source: Associated
>

>  Press
> 
> 
> * Tsunami
>

>  warning system questioned
> By Shawn Donnan
> 
> Questions were being asked on Tuesday night about
> the effectiveness of a warning system set up in the
> wake of the 2004 Indian Ocean tsunami after
> Indonesian officials said an e-mailed warning about
> Monday's offshore earthquake was received 14 minutes
> after towering waves hit southern Java. 
> 
> The death toll from the latest tsunami -- the result
> of a 7.7-magnitude earthquake in the Indian Ocean --
> rose to around 400 on Wednesday as rescuers
> continued to scour the rubble in coastal
> communities. But as the toll rose, observers were
> beginning to question the efficacy of the
> much-touted Indian Ocean tsunami warning network. 
> 
> "For a local tsunami, there is no way to warn people
> in advance," said Budi Waluyo, the deputy head of
> earthquake information at Indonesia's Bureau of
> Meteorology and Geophysics. "The tsunami was moving
> very fast." 
> 
> It emerged on Tuesday that the Pacific Tsunami
> Warning Centre in Hawaii issued an e-mail bulletin
> on Monday warning of "the possibility of a local
> tsunami that could affect coasts no more than 100
> kilometres from the earthquake epicentre". 
> 
> However, the e-mail landed at Indonesia's
> Meteorological and Geophysical Agency 20 minutes
> after the earthquake, which happened at 3.19pm local
> time. According to Mr Waluyo, the first of a series
> of waves -- moving at 900 km an hour -- hit the
> southern coast of Java at 3.25pm, 14 minutes before
> the e-mail landed. 
> 
> Tony Elliott, head of the inter-governmental
> co-ordination group overseeing the deployment of the
> Indian Ocean tsunami warning system, led by the
> United Nations Educational, Scientific and Cultural
> Organisation, said the 20 minutes it took to issue
> the warning was "a very good result". 
> 
> Officials in India concurred with the warning,
> causing authorities to monitor the sea around the
> Andaman and Nicobar islands for five to six hours --
> the time it would have taken a tsunami to cross the
> Indian Ocean -- before declaring the all-clear. 
> 
> Mr Elliott said the goal was to cut the time it took
> to issue a tsunami warning to five minutes or less.
> But in places such as Indonesia, which sits on
> several seismic fault-lines, even that may do little
> to save lives. 
> 
> Indonesia had a deadly relationship with tsunamis
> long before the December 2004 disaster, which left
> more than 160,000 dead in the Sumatran province of
> Aceh. In 1883 more than 36,000 died after the
> eruption of Krakatoa. Tsunamis also hit the eastern
> island of Flores in 1992 and eastern Java in 1994,
> causing hundreds of fatalities each time. 
> 
> Even if the warning had arrived before the waves,
> Indonesian officials said on Tuesday

[iagi-net-l] IAGI terbatas (: Re: [iagi-net-l] PIT IAGI 2006 : Apakah perlu ditunda/dibatalkan ?)

2006-06-30 Terurut Topik wahyu budi
IAGI tidak mungkin dapat memenuhi keinginan atau
kebutuhan semua anggotanya. Banyak hal yang
menyebabkannya.
Secara "alamiah", anggota-anggota yang aktif terlibat
dalam berbagai kegiatan IAGI akan terseleksi dengan
sendirinya. Banyak hal yang menyebabkannya, antara
lain waktu / kesempatan, biaya, tenaga dan komunikasi.

Kita dapat melihat hal ini dalam beberapa hal berikut:

1. Interaksi via iagi-net / website iagi. Dalam
interaksi internet ini, dengan sendirinya terpilah
antara anggota yang memiliki kemudahan akses dan yang
tidak memilikinya. 

2. PIT-IAGI. 
a). Acara ini dilaksanakan berpindah-pindah. Tidak
samanya kekuatan keuangan anggota membuat tidak semua
anggota dapat ikut serta pada setiap PIT yang
diadakan. (mungkin memiliki makalah maupun kesempatan
/ waktu).
b). Untuk acara seminar. Tidak semua anggota memiliki
kesempatan menulis makalah. (dengan berbagai sebab)
c). Sebagai tempat pertemuan interaksi anggota. Tidak
semua memandangnya penting. Atau ingin hadir tapi
tidak ada biaya.

3. Keterlibatan dalam kegiatan IAGI. Tidak semua
anggota memiliki kesempatan / waktu. Keterbatasan
biaya. Hambatan komunikasi (anggota tidak tahu rencana
kegiatan iagi dan iagi tidak tahu kondisi anggotanya,
kecuali yang dekat dengan pengurus). 

4. Warta IAGI. Apakah dapat selalu terbit? Apakah
isinya mencerminkan kegiatan IAGI? Apakah selalu
dikirimkan kepada semua anggota? Apakah semua anggota
bayar iuran anggota? IAGI memiliki anggota mendekati
3000 orang (?) tetapi yang membayar iuran kurang dari
300 orang (?)(per Agustus 2004). Dari iuran ini, bila
warta IAGI hanya diberikan kepada yang membayar iuran,
praktis hanya 300 orang itu yang selalu berkomunkasi
dengan IAGI.

Dengan keterbatasan itu, rasanya tak mungkin IAGI
dapat memenuhi keinginan / kebutuhan semua anggotanya
dengan baik.

Untuk memperbaiki komunikasi, kemungkinan yang nampak
mudah adalah melalui warta IAGI, tetapi ini pun
terbentur pada masalah Iuran Anggota (alamat anggota).
Yang tidak membayar iuran, dianggap tidak memandang
penting berkomunikasi dengan iagi, jadi kepadanya
tidak dikirimkan warta iagi.

Lalu ???!!!

1. Kalau ada kesempatan ke warnet, sekali-kali, buka
email, lihat diskusi iagi-net atau website iagi.

2. Kalau pas PIT-IAGI diadakan di dekat rumah,
datanglah kalau pas ada rezeki untuk bayar regristrasi
(yang sekarang semakin tinggi,?)

3. Kalau ingin terus berkomunikasi dengan biaya
sedikit, cukup bayar iuran iagi saja (yang masih
murah)(saya sendiri masih nunggak iuran 2 tahun...,
maaf) 

Salam
WBS


--- sanggam hutabarat <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> wah Cak Ar koq past tense melulu..gimana Panitia? eh
> perlu  juga nich denger suara Pak Ketum
>
>   salam geologi
>   shb
>   ==
>   
> 
> Ariadi Subandrio <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Broers,
> IAGI adalah milik rakyat Indonesia, IAGI bukanlah
> milik segelintir golongan "orang2 sukses", seperti
> yang tersinyalir. 

 dipotong
> 
> lam-salam,
> ar-
> (Divisi Sumberdaya Manusia PP-IAGI 2005-2008..
> 
> 
> 
> heri ferius wrote:
> Saya mungkin masih anggota IAGI, itupun karena
> didaftarkan oleh, dan sampai saat ini belum
> pernah ikut iuran, sudah ngak terima kartu anggota
> baru lagi sejak th2000 an, mungkin IAGI ngak bikin
> baru atau salah alamat ?, ngak tahulah kalau
> dibayarin terus, tapi rasanya tidak mungkin lah..
> 
> Maaf, karena awan dengan kegiatan IAGI, tapi yang
> ketangkap dari info2 dan email di IAGI, sepertinya
> sama saja dengan assosiasi2 lainnya, hanya milik
> atau dinikmati oleh segelintir orang2 sukses,
> berduit, perusahaan, pejabat dll, dsb. Selain dari
> itu, yang lain mungkin hanya sekedar liwet. 
> 
> Sudah saat nya IAGI mikir dan kalau dapat saling
> membantu tentang masa depan geologist yang kurang
> mampu / tidak sukses, bukan jadi barrier, malah
> banyak geologist yang banting stir ke bidang lain,
> hanya sekedar menutupi kehidupan primer, karena
> mungkin dulu salah jurusan, tapi terpaksa tamat PT
> sebagai geologist dalam rangka menyenangkan hati
> ortu.
> 
> Bila perlu IAGI dan atau anggota2 dapat memberi
> jalan keluarnya bagi masyarakat geologi dimana saja
> berada. Kalau itu masuk agenda saluto buat IAGI.
> Saya sendiri di Riau malah hanya sekedar tahu akan
> ada PIT IAGI di PKU (ngak / belum aktif aja, kok
> protes..)
> 
> Begitu juga, mengapa kita lebih mudah dapat data
> dari BULE, dari pada bangsa sendiri, mungkin
> jawabannya ada pada diri masing2. Seperti: ngak PD,
> takut bersaing, ABS, dll, dsb. Coba saja di
> Indonesia untuk bertanya gaji saja, katanya tidak
> ettis, padahal maksud bertanya untuk menawarkan gaji
> yang lebih tinggi.
> 
> PIT IAGI akan lebih menggigit bila membahas hal2
> sehari2 spt; bencana gempa, longsor dll dsb. Kalau
> perlu ganti topik dan lokasi agar lebih update dan
> akan dikenal masyarakat.. Jangan hanya perusahaan2,
> institusi aja, sekedar bikin buku warna-warni.
> Sementara yang diluar garis lingkaran ngapain aja
> 
> 
> Sekedar pemikiran dan semoga berkenan walaupun dari
> sisi ne

Re: [iagi-net-l] Menyambut liburan sekolah (Re: [iagi-net-l]Banjar Panji Mud-Extrusion: Objek wisata)

2006-06-14 Terurut Topik wahyu budi
OK, setuju jangan dulu mendekat ke Merapi.
Ketika saran itu saya tulis kemarin, patokan saya
adalah status yang dinyatakan telah turun dari "Awas"
menjadi "Siaga", saya belum mengetahui kondisi
terakhir Merapi.
Dengan ini, saran saya cabut. Kita tunggu perkembangan
aktifitas Merapi lebih lanjut.

Salam,
WBS

--- Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Jangan dulu deh 
> Kayaknya amsih perlu duabulan lagi baru aman 
> Tapi seperti yg aku
> pernah tulis dulu.
> Apa yg akan terjadi bila ada brita hari H tsunami
> akan datang,
> sebagian orang berjejer di pinggir pantai, untuk
> menyaksikan !
> 
> On 6/14/06, wahyu budi <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> > Pak Amir, kalau ingin melihat Merapi yang aman dan
> > jelas bisa dilakukan dari lintasan Blabak - Ketep
> -
> > Selo - Cepogo - Boyolali. Pada lintasan ini daerah
> > Ketep terlewati, dan kalau mau bisa berbelok untuk
> > mampir sebentar (berbelok masuk kira-kira 1 km
> dari
> > jalur itu).
> 
> 
> 2006-06-15 06:34:00
>  Terjebak di Bunker Kaliadem, 2 orang Belum Berhasil
> Dievakuasi
> 
>  Nurfajri Budi Nugroho - detikcom
> Sleman - Dua orang yang terjebak di dalam bunker
> saat berlindung dari
> luncuran awan panas Gunung Merapi hingga pagi ini
> belum berhasil
> dievakuasi. Tim SAR Daerah Sleman dibantu aparat TNI
> dan Polri masih
> berusaha mengeluarkan keduanya.
> 
>  "Kondisi dua orang ini masih di cari, dan
> kedengaran ada usaha dari
> dalam bunker melalui pipa udara," ujar Sekretaris
> Tim SAR Sleman,
> Kristian, saat dihubungi detikcom, Kamis
> (15/6/2006), pukul 06.30 WIB.
> 
>  Diduga dua orang yang terjebak di dalam bunker
> tersebut adalah satu
> orang warga Dusun Kinahrejo dan seorang anggota
> relawan. Mereka tengah
> berada di Kaliadem saat awan panas dalam skala besar
> meluncur, dan
> memilih masuk ke dalam bunker untuk menghindari
> terjangan lahar panas.
> 
>  Kristian juga mengaku tidak terlalu mengkhawatirkan
> kondisi dua orang
> yang terjebak di dalam bunker tersebut. Pasalnya, di
> dalam bunker
> telah disediakan tabung oksigen sebagai alat bantu
> pernafasan.
> 
>  "Tim kita juga sudah membersihkan material yang
> menutupi bunker.
> Peralatan juga sesuai dengan prosedur tetap yang
> telah ditentukan,"
> ungkapnya.(fjr)
> 
>
-
> -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> -  Call For Papers until 26 May 2006
> 
> -  Submit to:
> [EMAIL PROTECTED]
>
-
> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
-
> 
> 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Menyambut liburan sekolah (Re: [iagi-net-l]Banjar Panji Mud-Extrusion: Objek wisata)

2006-06-14 Terurut Topik wahyu budi
Pak Amir, kalau ingin melihat Merapi yang aman dan
jelas bisa dilakukan dari lintasan Blabak - Ketep -
Selo - Cepogo - Boyolali. Pada lintasan ini daerah
Ketep terlewati, dan kalau mau bisa berbelok untuk
mampir sebentar (berbelok masuk kira-kira 1 km dari
jalur itu).

Kalau berangkat dari Yogya, anda berjalan ke arah
Magelang (jalan Yogya - Magelang). Sesampai di Blabak
(Pabrik Kertas Blabak, setelah Muntilan) belok ke
kanan (satu-satunya jalan yang ke arah kanan di
Blabak). Setelah berjalan sekitar 7 atau 10 km (?,
lupa), ada persimpangan yang menunjukkan ke arah Ketep
ke arah kiri. Rambunya cukup jelas. Bila ke kiri ke
arah Ketep, dan ke kanan (lurus) ke arah Selo - Cepogo
- Boyolali.

Melalui jalur ini, Merapi dapat dilihat jelas mulai
dari simpang tiga Ketep sampai Selo.

Jalur ini adalah jalur penghubung Magelang - Boyolali
yang dilalui kenderaan penumpang. Rasanya jalur ini
cukup aman. Bahaya yang mungkin ada adalah tebing
jalan yang longsor di waktu hujan (seperti yang
terjadi beberapa waktu yang lalu). Saya melewati jalur
ini bersama keluarga pada 25 Mei yang lalu.

Sebaiknya melintas daerah itu sebelum tengah hari.
Bila lepas tengah hari, kemungkinan puncak Merapi
tertutup awan lebih besar.

Semoga bermanfaat.

Salam,
WBS



--- Amir Al Amin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Babadan dan ketep itu kalau dari Jogja ke arah mana?
> 
> Thanks..
> 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l]Banjar Panji Mud-Extrusion: Objek wisata

2006-06-14 Terurut Topik wahyu budi
Memang, kita perlu hati-hati dalam membuat kawasan itu
sebagai objek wisata. Tentunya kita tidak mengundang
banyak orang untuk melihat dalam jarak yang sangat
dekat seperti di Bledug Kuwu itu, yang sebenarnya
salah dalam pengelolaan. Di sana tidak ada petunjuk
apapun tentang objek itu. Tidak ada zonasi batas
keamanan, sehingga semua orang diperbolehkan mendekat
bahkan sampai tetapi kubangan lumpur yang lunak. tidak
ada rambu-rambu peringatan bahaya. Tidak ada petugas
yang mengawasi pengunjung. 

Saya kira, dengan pengelolaan yang baik dan benar,
kawasan semburan lumpur Banjar Panji dapat menjadi
objek wisata yang sangat menarik. Objek itu akan
menarik banyak pengunjung karena sangat dekat dengan
kota besar, dan jalan raya. Dua hal itu sangat
menguntungkan bagi objek wisata, selain tentu saja
daya tarik alamiah ojeknya sendiri. Pengunjung yang
bepergian kesuatu tujuan dan lewat dekat dengan
kawasan itu dapat berhenti mampir sebentar untuk
melihatnya.

Apalagi bila ada kekhawatiran tentang collapsnya
struktur permukaan Banjar Panji. Tentu akan sangat
aman bila dalam radius tertentu kawasan itu
dikosongkan dari berbagai kegiatan permanen seperti
pemukiman dan sebagainya. 

Salam,
WBS


--- Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Tetapi, harus hati2 menjadikan wilayah "small
> catastrophism" seperti ini untuk objek geo-wisata.
> Bercermin ke Bledug Kuwu, tanahnya sangat labil dan
> siap mengisap siapa saja kalau tak hati-hati memilih
> jalan. Coba kita lihat di Bledug Kuwu, di situ ada
> kerangka2 sapi yang dulunya mendekat ke Bledug Kuwu
> untuk mencecap air asinnya dan tenggelam lalu
> terapung lagi setelah sekian lama sebagai kerangka.
> Teman saya, seorang expat berbadan tinggi besar,
> melesak kakinya ketika salah memilih jalan mau
> melihat Bledug Kuwu dari dekat. Kalau kelak struktur
> permukaan Banjar Panji collaps, mau tak mau ia bisa
> jadi rawa.
>
>   salam,
>   awang
> 
> wahyu budi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Semburan lumpur Banjar Panji ini mengingatkan pada
> Bledug Kuwu di sebelah timur Purwodadi. Melihat
> perkembangannya saat ini, rasanya tidak untuk
> menghentikan semburan lumpur itu. Biaya yang telah
> dialokasinya untuk menghentikan semburan atau
> membersihkan lumpur, sebaiknya dipergunakan untuk
> merelokasi warga.
> 
> Saya setuju dengan Bung Ujay, sebaiknya lokasi
> disekitar semburan segera dikosongkan saja dari
> pemukiman dan aktifitas lain, dan kemudian kawasan
> itu
> dijadikan objek wisata alam "small catatrophism".
> tentu akan sangat menarik.
> 
> Salam
> WBS
> 
> 
> 
> 
> 
> --- Ujay wrote:
> 
> > setahu saya saat ini sudah ada tim independen di
> > lokasi yang melakukan penelitian, kemudian akan
> > disusul oleh tim berikutnya dari institusi yang
> > berbeda. Waktu bagi merteka adalah 2 minggu untuk
> > menentukan/memberikan second opini ke BPMIGAS
> > mengenai
> > yang sedang terjadi di banjarpanji. 
> > 
> > kalo saya sih lebih baik saat ini dibebaskan dulu
> > 80-100 ha disekitar 5 lokasi hotspring yang sudah
> > terlanjur menjadi ajang lumpur panas, dibangun
> > bendungan atau waduk untuk menghambat pergerakan
> > lumpur tersebut lebih meluas. hal ini untuk
> > melokalisasi bencana. baru kemudian diputuskan
> > apakah
> > akan mematikan lumpur tersebut ataukah didiamkan
> dan
> > dijadikan objek wisata small catatrophism. 
> > 
> > udah ga tahan liat lumpur yang makin merajalela
> > sambil
> > kita belum tau gimana matiinnya.. mending warga
> > sekitar direlokasi dikasih kompensasi atas tanah
> dan
> > rumahnya sesuai dengan harga yang layak... at
> least
> > dari musibah ini mereka jadi kaya mendadak... 
> > 
> > apa terlalu gila yah? 
> > 
> > 
> > rgds
> > ujay
> > 
> 
>  __
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam
> protection around 
> http://mail.yahoo.com 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l]Banjar Panji Mud-Extrusion: Objek wisata

2006-06-13 Terurut Topik wahyu budi
Semburan lumpur Banjar Panji ini mengingatkan pada
Bledug Kuwu di sebelah timur Purwodadi. Melihat
perkembangannya saat ini, rasanya tidak untuk
menghentikan semburan lumpur itu. Biaya yang telah
dialokasinya untuk menghentikan semburan atau
membersihkan lumpur, sebaiknya dipergunakan untuk
merelokasi warga.

Saya setuju dengan Bung Ujay, sebaiknya lokasi
disekitar semburan segera dikosongkan saja dari
pemukiman dan aktifitas lain, dan kemudian kawasan itu
dijadikan objek wisata alam "small catatrophism".
tentu akan sangat menarik.

Salam
WBS

 



--- Ujay <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> setahu saya saat ini sudah ada tim independen di
> lokasi yang melakukan penelitian, kemudian akan
> disusul oleh tim berikutnya dari institusi yang
> berbeda. Waktu bagi merteka adalah 2 minggu untuk
> menentukan/memberikan second opini ke BPMIGAS
> mengenai
> yang sedang terjadi di banjarpanji. 
> 
> kalo saya sih lebih baik saat ini dibebaskan dulu
> 80-100 ha disekitar 5 lokasi hotspring yang sudah
> terlanjur menjadi ajang lumpur panas, dibangun
> bendungan atau waduk untuk menghambat pergerakan
> lumpur tersebut lebih meluas. hal ini untuk
> melokalisasi bencana. baru kemudian diputuskan
> apakah
> akan mematikan lumpur tersebut ataukah didiamkan dan
> dijadikan objek wisata small catatrophism. 
> 
> udah ga tahan liat lumpur yang makin merajalela
> sambil
> kita belum tau gimana matiinnya.. mending warga
> sekitar direlokasi dikasih kompensasi atas tanah dan
> rumahnya sesuai dengan harga yang layak... at least
> dari musibah ini mereka jadi kaya mendadak... 
> 
> apa terlalu gila yah? 
> 
> 
> rgds
> ujay
> 
> --- Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Masalah penelitian untuk cost recovery ada saatnya
> > nanti. Itu pun dalam kewenangan BPMIGAS. Semua
> data
> > tentu akan diteliti. Yang sekarang lebih penting
> > adalah memang penelitian dari mana sumber lumpur
> di
> > permukaan itu. Sebab, ini akan menentukan tindakan
> > selanjutnya untuk mengatasinya. Kalau dari
> kemarin2
> > sudah diketahui dengan pasti asal semburannya,
> tentu
> > relieve well telah dibor. Kalau kasusnya lain, dan
> > ini mungkin yang berlaku untuk Banjar Panji, tentu
> > tak sesederhana itu.
> > 
> > Semua tim bergerak, tim subsurface mencari asal
> > sumber lumpur. Tim surface menanggulangi semburan
> > lumpur dengan menggali kali2 baru, membendung,
> dll.
> > Untuk informasi saja, ini tak sesederhana blow out
> > Randublatung yang baru2 ini terjadi.
> > 
> > Salam,
> > awang
> > 
> > -Original Message-
> > From: heri ferius [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> > Sent: Tuesday, June 13, 2006 4:20 PM
> > To: iagi-net@iagi.or.id
> > Subject: Re: [iagi-net-l] Informasinya benar
> (Banjar
> > Panji Mud-Extrusion)
> > 
> > Catatan saya dari berberapa milis ini:
> > 1. Sayang sekali info  FS dimana @ .DD ?.
> > 2. Apakah di Banjar Panji adalah ekstrusi
> liquefied
> > clay yang berasal dari
> > Upper Kalibeng clay di kedalalaman 4000-6000 ft 
> apa
> > sudah dicover oleh
> > casing ?.
> > 3. Dari hasil  LOT di shoe casing terakhir dan
> > perjalanan profil MW versud
> > depth menunjukkan tak perlu set casing baru di
> > sekuen bawahnya , sementara
> > LOT hanya dilakuan beberapa feet dibawah FS, bukan
> > berarti aman sampai
> > target.
> > 4. Sampai kedalaman 9000Ft, pihak Lapindo
> diingatkan
> > lagi untuk set casing
> > karena semua orang di lokasi sudah ketar-ketir
> > apabila terjadi semburan, blm
> > ada proteksinya, lagi2, Lapindo menolaknya.
> > 5. Akhirnya di +/- 9200, terjadi loss total
> > (indikasi telah masuk formasi
> > gas), tentu akan terjadi instabilitas lobang bor
> > terutama pada clay Kalibeng
> > .
> > 6. Saat itupun sebenarnya keadaan masih bisa
> > dikendalikan, harusnya langsung
> > dipompakan cement untuk plug sumur, lagi2 Lapindo
> > masih berpikir untuk
> > menyelamatkan sumur yg sudah di bor.
> > 7. Apa di cement plug secara kontinue sampai
> kedalam
> > casing, sebelum di
> > Abandoned?. Bila tidak,  tentu pressure dari bawah
> > sebagai pendorong bisa
> > connect dengan liquefied clay dr Kalibeng dan akan
> > menerus ke fracture2 yang
> > menerus sampai ke permukaan.
> > 8. Sekarang rig sudah keluar, yang bisa dilakukan
> > hanya meneliti ?,
> > sementara lumpur panas liquefied clay terus
> mengalir
> > dan dialirkan ke
> > ?
> > 
> > Semoga diteliti seobjekif mungkin, apalagi
> > menyangkut cost recovery, kasihan
> > rakyat, korban gempa saja belum dapat ini itu.
> > 
> > Salam
> > HF 1393
> > 
> > 
> > - Original Message - 
> > From: "Budi Brahmantyo" <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: 
> > Sent: Tuesday, June 13, 2006 1:59 PM
> > Subject: RE: [iagi-net-l] Informasinya benar
> (Banjar
> > Panji Mud-Extrusion)
> > 
> > 
> > > Hm...setahu saya likuefaksi umumnya hanya
> terjadi
> > pada pasir yang jenuh
> > > air, tidak pada lumpur, dan biasanya hanya
> terjadi
> > saat digoncang gempa.
> > > Setelah goncangan hilang, ia akan kembali
> menjadi
> > pasir yang pasif.
> > > Lumpur panas y

RE: [iagi-net-l] mata air panas di gedung arsip nasional Jakarta

2006-06-09 Terurut Topik wahyu budi
Benar, lebih baik lagi kalau sebelum memberikan
komentar, kita periksa dahulu kondisi sebenarnya di
lokasi "mata air".

Saya punya pengalaman dengan kejadian seperti ini.
Ketika itu di Ambon, di rawa-rawa sagu di dalam Kampus
Universitas Pattimura, tahun 1993 (?). Saya diberitahu
bahwa ada "mata air panas" di dalam kampus. Pengamatan
sekilas memang tampak ada uap putih yang keluar dari
rawa . Setelah saya periksa bersama pegawai PLN,
ternyata sumber panasnya adalah dari kabel PLN yang
tertanam di dalam rawa yang rusak pembungkusnya.

Salam,
WBS



--- Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> 
> 
> Sebaiknya, dicek dulu peta geologi Kuarter dan
> seismotektonik DKI Jakarta skala besar yang
> diterbitkan P3G Bandung. Dan, kalau memang ada
> patahan Ciputat-Kota, mengapa mesti segera
> menyebutnya sebagai patahan gempa ? Masyarakat kita
> sekarang ini sedang traumatik dengan masalah
> kebencanaan geologi sejak Tsunami Aceh Desember
> 2004. Dan mereka pun akan berpikir, jangan-jangan
> Jakarta benar2 akan diserang gempa besar. Kata
> seorang teman, dua DI di Indonesia sudah
> diporakporandakan gempa (Aceh dan Yogya), tinggal
> DKI-nya nih (!)
> 
> Sebaiknya, bijaklah kita mengeluarkan pendapat,
> jangan sensasional selagi kita belum tau duduk
> perkaranya dengan benar sebab seperti kata Bowo,
> berita2 sensasional (bad news)itu sangat disukai
> media (good news), tetapi itu akan menimbulkan
> keresahan kepada masyarakat.
> 
> Coba diteliti dulu, apakah mata air panas itu memang
> keluar dari patahan Ciputat-Kota. Kita tahu memang
> mata air (panas) bisa sebagai penanda sesar.
> Bagaimana bisa langsung menghubungkannya ke patahan
> gempa ? Coba kita lihat, andai patahan ini benar ada
> dan disebutkan sebagai patahan gempa, maka penduduk
> Ciputat, Pondok Indah, Kebayoran Baru, Senayan,
> Slipi, Tomang, Grogol, Kota yang berada di atas
> patahan SBD-UTL ini bisa saja resah dan membayangkan
> kalau saja gempa datang, kerusakannya akan seperti
> di Jetis - Klaten yang duduk di atas Sesar Opak.
> 
> Sejauh apa kemungkinannya ini patahan yang
> diaktifkan gempa ? Saya pikir sih kecil sekali.
> Pertama, Jakarta jauh dari pusat konvergensi lempeng
> di Samudra Hindia, 375 km jauhnya. Kejauhan ini tak
> akan menimbulkan gempa dangkal <60 km karena
> kompresi lempeng seperti terjadi kemarin di Yogya.
> Banyak konfigurasi batuan masif yang berada di
> selatan Jakarta sebelum ia meretakkan lempeng
> Eurasia di bawah Jakarta. Kalaupun ada pusat gempa
> di bawah Jakarta, ia akan dalam, paling tidak 300
> km, sebab kemiringan Wadati-Benioff makin dalam
> makin ke utara Jawa. Gempa dalam tak akan
> menimbulkan goncangan besar. Apakah sesar
> Ciputat-Kota tersambung ke sesar lain yang punya
> pengalaman pernah digiatkan kembali oleh gempa
> (seperti sesar Cimandiri dan Baribis ?). Kalau sesar
> Cimandiri memang punya pengalaman digiatkan gempa2
> di sekitar Sukabumi, sebab ia juga di ujung baratnya
> bisa berhubungan dengan pusat2 gempa di selatan
> Sunda. 
> 
> Apakah Ciputat-Kota menyambung ke Cimandiri ? Ada
> beberapa yang bilang begitu via batas antara Teluk
> Jakarta-Teluk Pelabuhanratu dan Banten Block, tetapi
> asumsinya lemah. Penelitian terakhir malah
> menyebutkan Cimandiri tersambung ke Baribis di
> timur-timurlaut, dan Baribis tersambung ke
> Citanduy-Kroya di Banyumas. Baribis tidak lewat
> Jakarta, ia masuk ke Pamanukan, dari Pamanukan ke
> utara Kep Seribu via NST (North Seribu Trough).
> Kalau saya, tak melihat Cimandiri-Baribis melintasi
> Jakarta via splay faults-nya. Artinya, kecil
> kemungkinan Ciputat-Kota dirambati gempa dari
> Cimandiri dan Baribis. Andai dirambati pun energinya
> akan jauh melemah karena selama perambatan itu
> melalui kerak2 masif yang bisa meredam propagasi
> energi.
> 
> Justru Citanduy-Kroya yang harus diwaspadai sejak
> sekarang, ia adalah pasangan sesar Opak di batas
> barat indentasi Jawa Tengah. Kalau ada kerak
> overriding plate di selatan Nusa Kambangan yang
> sedang dalam stress tinggi dan siap pecah, gayanya
> bisa terpropagasi ke baratlaut via Citanduy-Kroya
> Fault yang dextral.
> 
> Patahan Ciputat-Kota memang perlu diindahkan, tetapi
> jangan berlebihan. Kita lihat dulu dengan benar peta
> seismotektonik dan geologi Kuarter wilayah Jakarta,
> dan kumpulkan data histori gempa di Jakarta.
> 
> Salam,
> awang
> 
> 
> -Original Message-
> From: Bowo Pangarso [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: Friday, June 09, 2006 8:10 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] mata air panas di gedung
> arsip nasional Jakarta
> 
> Rekans,
> Sebelum memulai pembicaraan saintifik yang mendalam.
> Apa ya kira-kira jawaban praktis tetapi tetap valid
> yang bisa diberikan ke
> misalnya tetangga sebelah rumah kalau ada yang
> bertanya "bakalan ada gempa
> merusak kayak di yogya ngga ya di jakarta?, soalnya
> saya liat diberita ada
> air panas keluar pak di gd. Arsip Nasional", ya
> mirip kayak pertanyaannya
> pak Aziz, sebesar apa potensi gempa yang ada?
> 
> Karen

Re: [iagi-net-l] EARTHQUAKE STORM ?! (was RE: [iagi-net-l] Gempa 5.5 SR Menggoyang Menado)

2006-06-06 Terurut Topik wahyu budi
Kalau Earthquake Strom dikaitkan dengan terjadinya
serangkaian gempa di suatu kawasan yang dipicu oleh
gempa di kawasan lain di dekatnya, dan semuanya
terjadi di suatu lempeng yang sama, maka fenomena
gempa yang sekarang terjadi di Indonesia mungkin
berbeda.

Dengan teori tektonik lempeng, diterima pandangan
bahwa di kawasan Indonesia dan sekitarnya setidaknya
berinteraksi tiga lempeng utama (Eurasia, India,
Pasifik) dan satu lempeng yang kecil (Filipina).
Setiap lempeng tersebut bergerak relatif satu terhadap
yang lainnya. Keadaan ini bisa kita bayangkan sebagai
kepingan-kepingan papan yang mengapung di atas air
yang terkumpul di suatu kawasan.

Dengan kondisi yang demikian, maka mungkin terjadi
guncangan pada suatu lempeng atau batas lempeng dapat
mempengaruhi atau mengguncang lempeng atau batas
lempeng lainnya.

Salam,
WBS





--- Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Hanya dalam 10 hari, Indonesia dikurung gempa di
> selatan-barat-utara-timur. Setiap batas konvergensi
> lempeng yang memagari wilayah Indonesia tak mau
> ketinggalan menggelar goncangannya. Bergantung
> kepada lokasi episentrum di mana, kedalaman berapa,
> magnitudo berapa, berapa padat dihuni, berapa
> fleksibilitas bangunan terhadap gempa - itulah yang
> akan mengontrol jumlah korban.
> 
> Apakah Indonesia tengah mengalami "earthquake
> storm", "badai gempa" ? Menarik untuk diselidiki
> lebih jauh. Earthquake storm adalah terminologi
> relatif baru, sebuah teori yang diajukan bahwa
> sebuah gempa besar dapat memicu serangkaian gempa
> besar lainnya di dalam suatulempeng yang sama karena
> stress/gaya gempa dirambatkan melalui sesar.
> Serangkaian gempa besar ini berpotensi menghancurkan
> suatu kawasan geografi atau suatu negri. Beberapa
> kasus yang dikemukakan oleh paleoseismologi adalah
> kejadian gempa di akhir Abad Perunggu dan saat
> Kerajaan Romawi. Juga apa yang pernah terjadi di
> Turki katanya juga itu earthquake storm.
> 
> "Earthquake storm" sebenarnya istilah yang ditemukan
> oleh media (BBC), istilah ilmiah resminya :
> "remotely triggered earthquakes". Penelitian ini
> dimulai tahun 1992 saat sebuah gempa bermagnitude
> 7.2 mengguncang California di wilayah Landers.
> Dikatakan bahwa gempa Landers ini telah memicu semua
> gempa di California di luar wilayah perkiraan
> aftershocks-nya. Orang membayangkan, gempa Landers
> seolah seperti saklar yang dihidupkan saja, sesudah
> itu peta gempa California menyala, seperti
> lampu-lampu pada pohon Natal. 
> 
> Peristiwa tersebut mendorong lahirnya konsep
> "remotely triggered earthquakes". Dipostulasikan
> bahwa gempa besar dapat mempengaruhi gempa lain
> sampai jauh di luar wilayah immediate
> aftershock-nya. Ini bisa berlangsung dalam hitungan
> hari, minggu, bulan, atau tahun. Untuk merambat,
> estafet gempa ini akan butuh sesar, dan progressive
> faulting biasa terjadi di earthquake storm. Orang
> sering menyebut Anatolian Fault di wilayah Turki
> adalah contoh bagus progressive faulting pembawa
> estafet gempa.  
> 
> Bagaimana dengan gempa2 terakhir di Indonesia ini ?
> Tak ada salahnya melihat-lihat apa syarat2
> earthquake storm bisa dipenuhi oleh kejadian2 gempa
> belakangan ini. Sebagai catatan saja, konfigurasi
> tektonik Indonesia jauh lebih rumit daripada
> California. Tak bisa membawa semua postulasi
> earthquake storm ke Indonesia. Hanya ini tantangan
> untuk dipikirkan kembali.
> 
> Siapa tahu "goncangan2 di pagar tektonik" ini saling
> berhubungan.
> 
> Salam,
> awang
> 
> -Original Message-
> From: Arief Budiman [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: Wednesday, June 07, 2006 7:44 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net-l] Gempa 5.5 SR Menggoyang
> Menado
> 
> Ada lagi yg lebih dahsyat mbak? Apa tuh? Ada
> prediksi dimana, kapan dan seberapa besar?
> 
>  
>  
> A R I E F   B U D I M A N
> Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63
> 
> 
> -Original Message-
> From: Dr. Premonowati
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: Tuesday, June 06, 2006 2:33 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: [iagi-net-l] Gempa 5.5 SR Menggoyang Menado
> 
> Ini baru fase awal kita...pemanasan untuk menuju
> yang lebih dahsyat..
> Salam
>   
> Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Nah, maka dalam 10 hari terakhir ini lengkaplah
> Indonesia dikurung oleh gempa : di selatan ada gempa
> Yogya, di barat ada gempa Padang, di utara ada gempa
> Menado, di timur ada gempa Wamena. Pertanda apa ini
> ? Seperti kata Pak Yatno, silakan menafsirkannya
> secara kerohanian atau secara sains, mana yang lebih
> suka, setiap orang tentu berbeda-beda. 
> 
> Yang jelas, kalau Indonesia dikurung oleh
> jalur-jalur subduksi lempeng, ya memang gempa sudah
> risikonya. Tapi jangan lupa, negri kita pun kaya
> akan energi dan mineral juga karena dikurung oleh
> jalur2 subduksi itu. 
> 
> Yang lebih penting, kita - bangsa Indonesia harus
> sangat earthquake alert, waspada gempa. Mulai
> sekarang, coba kita amati rumah kita masing2 ke sisi
> mana kita sebaiknya 

Re: [iagi-net-l] JAWABAN: Gerakan lempeng di selatan Yogya penyebab gempa.

2006-06-01 Terurut Topik wahyu budi


--- Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> 
> APA YANG MENYEBABKAN GEMPA YOGJA-JATENG 27 MEI 2006
> KEMARIN?
> •KEGIATAN GUNUNG MERAPI (Komisi Tektonik PP-IAGI)
> •GERAKAN LEMPENG BUMI DI LAUT SELATAN YOGJA (BMG)
> •GERAKAN PATAHAN LAPISAN BUMI YANG MEMANJANG DARI
> BANTUL SAMPAI KLATEN (BG-ESDM)
> 

Untuk memilih salah satu dari tiga kemungkinan di atas
yang sampai sekarang belum ada kesepakatan, saya kira
kita perlu melihat skala luasan pengaruh gempa, dan
lokasi pusat gempa. 

Secara teoritis, memang ketiga hal tersebut mungkin,
tetapi bila kita perhatikan skala pengaruhnya maka
kita bisa mengeliminir dua dari tiga kemungkinan yang
ada.

Perlu kita ketahui bahwa gempa utama pukul 05.55
Yogya-Jateng 27 Mei 2006 itu terasa sampai di
Semarang, Demak, Kudus (di kawasan Utara).

Dari jarak pusat gempa dan radius daerah yang terkena
pengaruh gempa, dua alternatif penyebab gempa dapat
dieliminir, yaitu:
1. Kegiatan Gunung Merapi.  Saya belum pernah
menemukan informasi bahwa gempa yang disebabkan oleh
aktifitas volkanisme dapat terasa sampai sedemikian
jauh (dari Yogya sampai Semarang). Apabila kita
perhatikan aktifitas erupsi Merapi yang hanya
mengeluarkan semburan awan panas, rasanya sangat tidak
mungkin mencetuskan gempa yang cukup kuat hingga
terasa sampai ke Semarang.

2. Patahan yang memanjang dari Bantul sampai Klaten.
Dari skalanya, kembali kemungkinan ini sulit untuk
dapat diterima. Apabila kembali kita perhatikan ukuran
patahannya, maka secara regional JAwa Tengah, ukuran
patahan tersebut relatif kecil.

Dengan mengeliminasi ke-2 kemungkinan tersebut, maka
tinggal satu kemungkinan yaitu Gerakan lempeng di di
laut selatan Yogya.

Dari sudut pandang skala pengaruhnya, kemungkinan yang
terakhir ini sangat mungkin. Sejauh ini bisa diterima
bahwa pola berbagai struktur geologi di Jawa sangat
dipengaruhi oleh sistem interaksi lempeng yang ada di
selatan jawa. Vokanisme di Jawa pun dapat diterangkan
berkaitan dengan aktifitas penunjaman di selatan Jawa.

Dengan demikian, kemungkinan yang paling kuat dan
logis adalah bahwa penunjaman di selatan jawa yang
mencetuskan gempa 27 mei 2006 itu. Gerakan gelombang
gempa dari laur selatan itu kemudian mempengaruhi
patahan Kali Opak yang memanjang dari Bantul sampai
Klaten. Selain itu getaran gempa juga dapat
mempengaruhi aktifitas Gunung Merapi. Dapur dan
saluran magma dari gunungapi tersebut diguncang.

Guncangan terhadap dapur dan saluran magma tersebut
memberikan beberapa kemungkinan:
1. terbentuk retakan atau celah, dan magma yang semula
akan naik kemudian masuk ke dalamnya, sementara
saluran utama tetap terbuka. Bila ini terjadi,
aktifitas erupsi Merapi akan mereda,

2. terbentuk retakan atau celah, sementara saluran
utama menjadi tersumbat atau menyempit. Bila
kemungkinan ini yang terjadi maka aktifitas erupsi di
saluran utama mereda, tetapi magma akan mendesak masuk
ke retakan atau celah baru dan membuat jalan keluar
yang baru.

3. guncangan gempa mempersempit saluran utama, sedang
celah baru tidak terbentuk atau tidak memadai. Bila
alternatif ini yang terjadi maka sekarang tekanan di
dalam tubuh Gunung Merapi sekarang sedang meningkat.

4. guncangan gempa tidak menyebabkan perubahan kondisi
sebelum gempa secara signifikan. Bila kemungkinan ini
yang terjadi maka pola erupsi sebelumnya akan terus
berlanjut.

Untuk mengetahui alternatif mana yang terjadi, perlu
pemantauan terus terhadap aktifitas Merapi setelah
gempa.

Salam,
WBS


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] Problem Waktu dan Proses Geologi Yang Abstrak

2006-05-30 Terurut Topik wahyu budi
Berkaitan dengan penjelasan atau sosialisasi tentang
bencana geologi kepada masyarakat, pengalaman yang
saya alami mengajarkan bahwa ada masalah yang sangat
sulit dipahami oleh masyarakat umum tentang Waktu
Geologi dan Proses Geologi. Keduanya sangat abstrak,
dan sulit dipahami. Kedua hal tersebut menyebabkan
masyarakat menjadi tidak peduli dengan bencana geologi
yang belum pernah mereka alami sendiri.

Masalah seruan mengungsi dari bahaya dari erupsi gunug
Merapi bisa menjadi contoh. Bagi masyarakat Turgo yang
pernah mengalami dilanda awan panas, seruan untuk
mengungsi akan serta merta ditaati (karena mereka
pernah mengalami hal itu sebelumnya); sementara bagi
masyarakat daerah lain, mereka masih berpikir bahwa
awan panas belum pernah mereka alami melanda daerah
mereka sehingga sulit sekali meminta mereka mengungsi.

Pemerintah pun demikian. Sebelum tsunami di aceh,
berbicara masalah bahaya tsunami rasanya seperti
membicarakan suatu dongeng. tetapi sekarang, setelah
bencana tsunami itu benar-benar terjadi, persoalannya
menjadi lain.

Masalah gempa di yogya juga demikian. Di tahun 1970-an
akhir, ketika saya melihat saudara yang membangun
rumah tanpa tulang besi dan mempertanyakannya, hal itu
dikatakan "ngak apa". tetapi barang kali sekarang,
setelah melihat banyak bangunan tanpa tulang roboh
karena gempa, mungkin akan lebih mudah berbicara
masalah itu.

Apakah karakter masyarakat kita memang demikian? Harus
mengalami dahulu baru percaya?
Atau kita (yang paham geologi) tidak memiliki bahasa
yang mudah dipahami masyarakat?

Salam,
WBS

--- Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Tentu saja masyarakat Yogya dan sekitarnya akan
> menganggap bahwa gempa Yogya kemarin itu berhubungan
> dengan Merapi sebab telah berminggu2 ini mereka
> melihat Merapi bergiat. Dan, itulah yang kasat mata
> sehari-hari. 
> 
> Tidak ada yang kasat mata terlihat di selatan Yogya
> bahwa 300 km dari Parangtritis di kedalaman
> 5000-7000 meter dua kerak batuan sesungguhnya sedang
> saling tindih-menindih, tekan-menekan. Dan, retakan
> akibat tekan-menekan itulah yang membangkitkan
> guncangan ke seantero Yogya dan sekitarnya Sabtu
> pagi lalu. 
> 
> Gawir Kali Opak sudah ada dari dulu, apa masyarakat
> Bambanglipuro, Jetis, dan wilayah2 Bantul lainnya
> yang sebelah-menyebelah dengan gawir itu tahu bahwa
> itu gawir sesar, gawir dua batas litologi yang
> sangat kontras, dan yang kemudian telah menjadi
> "garis kematian" menebar malapetaka ke sekitarnya ?
> Dari tahun 1970-an sampai sekarang, bahkan mungkin
> sejak zaman Bothe tahun 20-30an, para ahli geologi
> sudah tahu itu sesar, tetapi sekarang pun masyarakat
> di sekitarnya tak tahu itu sesar pembunuh. Tak ada
> yang memberitahukannya kepada mereka.
> 
> Memang ada seminar geotechnical hazard di Yogya
> tepat sebulan sebelum bumi Yogyakarta dan sekitarnya
> diguncang gempa, tetapi itu terkunci di ruang
> seminar, atau dibawa yang hadir, dilihat-lihat lagi
> materinya sebentar dan...dilupakan ! Atau ada
> sosialisasi hasil seminar ke Pemda karena
> geotechnical hazard menyangkut hajat hidup orang
> banyak ? Bagus kalau ada, tetapi tak akan menjamin
> info sampai ke pelosok2. Dan...lagi-lagi kita lalu
> tertikam dari belakang oleh gempa ini.
> 
> Perlu dipikirkan bagaimana caranya kita meneruskan
> info2 geotechnical hazard ini ke masyarakat sampai
> pelosok. Setiap mahasiswa atau ahli geologi yang
> melakukan pemetaan di pelosok2 yang mereka tahu
> rawan bencana geologi, mestinya menyosialisasikan
> penemuannya ke masyarakat di balai2 pertemuan dusun.
> Dan, mereka juga harus diperlengkapi dengan
> pengetahuan bagaimana tindakan tanggap darurat
> menghadapi bencana geologi dan bagaimana membangun
> di daerah rawan dengan mengikuti earthquake code of
> building.
> 
> Geologist adalah ilmuwan pengabdi kemanusiaan, kita
> tak ingin hanya diskusi2 ilmiah di ruang seminar
> atau tumpukan tebal paper2.
> 
> Salam,
> awang
> -Original Message-
> From: Rovicky Dwi Putrohari
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: Tuesday, May 30, 2006 7:15 AM
> To: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI);
> iagi-net@iagi.or.id
> Subject: [iagi-net-l] Re: Mengapa pengamatan kita
> terlepas ?
> 
> Wah trims infonya.
> Dan seperti yang saya duga bahwa hampir setiap
> gejala gempa di Jogja dan
> sekitarnya lebih diasosiasikan akibat aktifitas G
> Merapi. Tidak (belum)
> terpikirkan bahwa itu aktifitas tektonik aktif. Dan
> mungkin yang lebih
> menarik adalah bahwa adanya hubungan antara gempa
> tektonik dengan aktifitas
> G Merapi. Catatan yg dikemukakan Danny ini datingnya
> bisa jadi mirip dengan
> aktifitas G Merapi. Ini yg menjadi pelajaran dan
> barangkali "alert" buat G
> Merapi dalam dua minggu ini. Status Awas merapi
> mungkin masih perlu
> diteruskan.
> 
> Dan bukan hal yang aneh kalau Gempa Jogja selama ini
> tidak dipikirkan akibat
> tektonik. Coba bayangkan 50 tahun yang lalu kalau
> ada gempa, siapa sih yg
> berpikir akibat aktifitas plate tectonik ? Lah wong
> teori plate tektonik

[iagi-net-l] Perubahan karakter "mongso"

2006-05-20 Terurut Topik wahyu budi
Mas Maryanto, tentang el Nino dan la Nina saya belum
bisa bicara banyak, tetapi saya pernah membaca (lupa
di mana) bahwa sejak beberapa dekade yang lalu
terdapat kecenderungan bahwa intensitas angin topan
makin meningkat. Saya kira ada suatu kondisi atmosfer
yang mempengaruhi fenomena angin topan itu yang juga
mempengaruhi geala el Nino dan la Nina.

Dari segi "driving factor"-nya, fenomena angin dan
hujan sangat berbeda bila dibandingkan dengan fenomena
gerhana. Fenomena gerhana (bulan atau matahari) hanya
ditentukan oleh pergerakan rotasi dan revolusi Bumi
dan Bulan terhadap Matahari. Kedua jenis gerakan
tersebut dapat dikatakan adalah "tetap" (deviasi
sangat kecil). Oleh karena itu, perhitungan kejadian
gernaha dapat dilakukan (bisa diprediksi) dengan baik.

Lain halnya dengan fenomena cuaca (angin dan hujan).
Pengaruhi oleh gerak rotasi dan revolusi benda langit
terhadap fenomena cuaca sifatnya "tidak langsung",
tepai melalui "perbedaan tingkat intensitas penyinaran
simar matahari" terhadp permukaan Bumi yang tercermin
pada temperatur udara secara umum. Secara garis besar
(dalam skala global), perbedaan temperatur udara itu
dari satu tempat ke tempat yang lain sangat ditentukan
oleh posisi lintang. Pada skala global ini ada pola
angin global.

Pada skala yang lokal yang lebih kecil, tempertur
udara yang mempengaruhi pergerakan angin, uap air dan
pembentukan hujan, juga ditengaruhi oleh kondisi
lokal. Kondisi lokal itu seperti ketinggian lokasi,
dan kondisi permukaan Bumi. Pemanasan udara di atas
permukaan Laut akan berbeda dengan udara di atas
permukaan Bumi. Sehingga ada angin laut dan angin
darat. Demikian pula dengan perbedaan ketinggian, ada
angin yang bergerak ke atas di atas lereng gunung atau
daerah pegunungan.

Di permukaan Bumi pun dapat terjadi perbedaan
intensitas pemantulan panas yang terjadi ke udara. Hal
ini ditentukan oleh kondisi tutupan lahan (tataguna
lahan). Daerah hutan yang bervegetasi lebat tentu akan
berbeda dengan kawasan bervegetasi tipis, persawahan,
pemukiman.

Secara teoritis berkurangnya lahan bervegetasi lebat
di jawa karena konversi menjadi lahan pemukiman,
persawahan, pasti akan menyebabkan perubahan
intensitas pemantulan panas dari permukaan Bumi ke
atmosfer.

Secara matematis, gambaran tentang Perubahan Mongso
(PM) di Pulau Jawa dipengaruhi oleh berbagai faktor
dapat kita gambarkan sebagai berikut:

PM = (pengaruh benda langit + pemanasan suhu udara
global + pengaruh la Nina dan el Nino + kondisi lokal
Pulau Jawa)

Kondisi seperti itulah yang menyebabkan kondisi angin
dan hujan menjadi sulit diprediksi.

Kalender "Mongso" di Jawa dahulu dibuat oleh pendahulu
kita ketika kondisi permukaan Bumi belum seperti
sekarang. Di masa itu industri dan penebangan hutan
yang mempengaruhi suhu udara global belum seperti
sekarang. El Nino dan la Nina pun intensitasnya belum
sebesar sekarang (?), dan vegetasi / hutan masih
banyak di Pulau Jawa. Dengan kondisi seperti itu di
masa lalu, maka praktis tinggal faktor posisi Bumi,
Bulan, dan Matahari yang dominan mempengaruhi cuaca.

Sekarang kondisinya telah banyak berubah. Karena itu,
sangat mungkin "Kalender Mongso Jawa" juga mengalami
perubahan, minimal secara lokal.

Ini suatu tantangan yang menarik untuk dipelajari.

Salam,
WBS


--- "Maryanto (Maryant)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

 
> 
> Ngomong-ngomong, masih ikuti siklus muson ini mirip
> dengan selama 40 th
> ini ? Di jawa ada 12 masa "Mongso", yakni Mongso 1
> hingga 12, di mana
> mongso ke-3, terkenal dengan Mongso Ketigo. Ini di
> Maret, awal musim
> kering di Jawa itu. Nah, banyak yang relatif merubah
> pola angin muson
> itu, misal el nino, juga la nina. Gimana Mas Wahyu
> "perintah ke"
> angin-angin di Jawa ini ?
> 
> Peristiwa gerhana bulan dan matahari, telah di
> hitung hingga 1000 th
> kedepan, dengan deviasi hanya dalam ukuran menitan,
> apalagi kalau hanya
> soal terbit dan terbenam. Astronom ini, membuat
> banyak manusia (atau
> semua) bisa "nyuruh" matahari dan bulan dengan
> akurasi yang amat kecil
> itu. 
> 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
--

[iagi-net-l] Arah Debu Merapi: angin di yogya

2006-05-18 Terurut Topik wahyu budi
Sekarang bulan Mei. Di Jawa, saat ini berlangsung
musim peralihan dari Musim Barat (des - maret) ke
musim timur (juni - sep). Pada saat ini di selatan
Pulau Jawa (di Samudera Hindia) bertiup angin dengan
arah umum dari selatan-tenggara, dan angin tersebut
melemah di Pulau Jawa. Dengan kondisi angin yang
demikian maka wajar bila debu dari Gunung Merapi
dominan bertiup ke arah barat sampai utara. Karena
tiupan angin relatif lemah, maka debu relatif tersebar
tidak jauh. Bila erupsi terjadi di bulan Oktober, maka
debu akan tertiup lebih jauh lagi dapa arah yang sama
dengan arah sekarang (barat sampai utara)sampai
Temanggung. Bila di bulan Januari ke arah timur ke
Boyolali dan Sragen. Bila bulan Juli ke arah barat
(magelang, Purworejo). Secara umum, di Jawa bagian
tengah (yogya) tidak ada angin yang bertiup ke arah
selatan dari utara.

Salam,
WBS 


--- "Maryanto (Maryant)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> 
> Hujan abu:
> Kini matahari di utara katulistiwa. Dugakan angin
> dari tenggara ke arah
> barat laut. Wah tempat  embah, yang di tenggara
> Merapi, lebih aman oleh
> bantuan angin ini. Lava kebanyakan ke arah
> barat-daya, maksimum 4 km.
> Kalau ke tenggara maksimum 1 km.
> 
> Angin akan lebih banyak ke arah Magelang, Secang,
> Wonosobo, Dieng,
> Tegal, ...
> Tapi ya tak tahu kebenarannya, wong cuma duga-duga
> saja, tak punya data.
> 
> Nah, kalau Kulonprogo, yang notabene di barat daya
> Merapi, jarak 25 km
> saja kena abu, mestinya yang barat laut akan lebih
> jauh dari 25 km. Atau
> di jarak 25 km akan lebih tebal, di banding abu di
> Kulonprogo. 
> 
> Begitu ?
> 
> Salam,
> Maryanto.  
> 
> -Original Message-
> From: Dr. Premonowati 
> 
> 
>   ..bahkan sampai Kulonprogo (West Progo), kira-kira
> 25 kilometer arah
> barat daya Merapi.
>
>   Hujan abu, eh masudnya abu berterbangan (walaupun
> air hujannya tak
> ada), menyebar hingga Umumbulhajo (Cangkringan),
> Kaliurang (Pakem),
> Dukun (Muntilan), Selo (Boyolali), radius 5 - 7 km
> dari puncak.
> 
> 
>
-
> -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> -  Call For Papers until 26 May 2006
> -  Submit to:
> [EMAIL PROTECTED]
>
-
> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
-
> 
> 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] Dance of Giant Continents

2006-05-10 Terurut Topik wahyu budi
Tentang Supercontinent bisa dicari dengan google,
dengan kata kunci antara lain: Ur continent, Ur
Rodinia, Dance Giant Continent, scotese paleomap.

Secara ringkas, perkembangan superkontinen sebagai
berikut:

3 Ga Supercontinent Ur
1,2 Ga Supercontinent Rodinia
830 Ma (Rodinia terbagi menjadi) Gondwana Barat dan
Timur
630 Ma Superkontinent Gondwana ? Pannotia
530 Ma Gondwana terbagi
300 Ma Pangea
200 Ma pange terbagi

ref.
Cawood, P.A., 2005. Terra Australis Orogen: Rodinia
breakup and development of the Pacific and Iapetus
margin of Gondwana during the Neoproterozoic and
Paleozoic. Earth-Science Review, 69: 249-279.

Referensi lain bisa dilihat pada website.

Salam,
WBS


--- "Maryanto (Maryant)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> 
> Mas Awang,
> Apa bisa sedikit memberikan info hasil diskusi
> tentang :Supercontinent
> Cycle Hypothesis ?
> Pendapat siapa saja, umur-umur siklusnya, serta
> deviasi umur (kalau
> ada).
> 
> Salam,
> Maryanto.
> 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] RE: REDI Merapi: pasang surut

2006-05-09 Terurut Topik wahyu budi


--- "Maryanto (Maryant)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

 
> Bagaimana sih siklus tertinggi muka laut harian ?
> Jam berapa
> tertinggi-terrendah ? Siklus tahunan ? Ada yang bisa
> kasih tahu ? 

Pak Maryanto, posisi tinggi muka laut sangat
ditentukan oleh tataletak Bumi, Bulan, dan Matahari.

Tinggi muka laut harian, ditentukan oleh posisi bulan
pada hari itu, dan posisi itu terus bergeser. Posisi
tinggi muka laut di suatu tempat setip harinya selalu
terlambat 50 menit dari hari sebelumnya. Sedang
tingginya tergantung posisi bulan pada waktu itu.
(Variasi harian).

Untuk variasi bulanan, posisi muka laut tertinggi di
suatu tempat terjadi pada saat bulan purnama atau
bulan mati.

Untuk variasi tahunan, posisi matahari. Pasang
tertinggi terjadi bila matahari berada di
khatulistiwa, yaitu pada tanggal 21 Maret dan 21
September setiap tahunnya.

Kemudian, pasang tertinggi sepanjang tahun akan
terjadi pada waktu posisi bumi terdekat dengan
matahari (lintasa Bumi terhadap matahari berbentuk
ellips).

Pasang surut bisa diprediksi. Dinas Hidro-oseanografi
TNI-AL setiap tahun melakukan prediksi pasang surut
dan di publikasikan dalam bentuk buku Tabel Pasang
Surut yang dijual bebas. Bila kurang jelas tentang
pasang surut, karena saya hanya tahu sedikit, bisa
ditanyakan kepada Dinas Hidro-Oseanografi TNI-AL di
Ancol, Bakosurtanal Cibinong, Oseanografi ITB Bandung
atau IPB Bogor, atau Puslit Oseanografi LIPI di Ancol.

Salam,
WBS 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Tonga quacke and (No) tsunami

2006-05-08 Terurut Topik wahyu budi
Saya juga bersyukur bahwa tidak terjadi tsunami dengan
gempa tersebut. Malam itu saya mendapat info
peringatan dini dari beberapa stasiun pemantau di
kawasan Pasifik sampai 6 kali yang terus mengabarkan
perkembangannya sampai tengah malam. Sayangnya, situs
BMG tidak ikut mengabarkannya, pada hal, kawasan timur
Indonesia ada kemungkinan ikut kena bila gelombang itu
terjadi.

Gempa yang sedemikian kuat tidak menimbulkan tsunami,
benar karena kurangnya vertical displacement.
Sementara itu, di kawasan tersebut tidak ada palung
laut dalam yang memungkinkan bagi terjadinya longsoran
bawah laut seperti yang pernah terjadi di sebelah
utara Papua beberapa tahun yang lalu (tahun? lupa).
Tsunami karena longsoran bawah laut berasosiasi dengan
keberadaan palung laut dalam atau atau daerah tepi
benua.

Salam,
WBS

--- oki musakti <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Sambil bersyukur bahwa hal ini tidak terjadi, ada
> yang bisa mencerahkan kenapa gempa magnitude 8 di
> dekat Tonga kemarin tidak sampai menimbulkan
> tsunami?
>
>   Apakah karena tidak ada longsoran bawah laut,
> kurangnya vertical displacement atau ada sebab2
> lain?
>
>   Cheers
>   Oki
> 
>   
> -
> Blab-away for as little as 1¢/min. Make  PC-to-Phone
> Calls using Yahoo! Messenger with Voice.


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] Mengendalikan & Memanfaatkan alam

2006-04-24 Terurut Topik wahyu budi
Alam memang tidak dapat ditaklukkan, tetapi dalam
batas-batas tertentu dapat dimanfaatkan atau
dikendalikan untuk kepentingan manusia. Pengembangan
prinsip pengendalian dan pemanfaatan inilah yang
membuat kita dapat mendapai kemajuan treknologi dan
dapat hidup dengan lebih "baik".

Contoh sederhana: dengan mengendalikan api dan
memanfaatkan logam-logam kita membuat mesin, dengan
memanfaatkan api dan logam-logam dan angin kita bisa
menerbangakan pesawat terbang. Di pantai, dengan
bangunan teknik tertentu kita bisa mengatur pola arus
dan dapat merubah kondisi erosi menjadi sedimentasi.
Panas bumi dari magma bisa dimanfaatkan sebagai sumber
tenaga pembangkit listrik.

Tentang perubahan lingkungan akibat aktifitas manusia?
Itu suatu pilihan. Bisa diperhitungkan neraca untung
ruginya. Untuk Terusan Suez atau Panama misalnya. Bila
tidak dibuat hanya karena takut lingkungan berubah
atau rusak, sampai sekarang manusia yang berlayar
masih harus berkeliling ujung Afrika dan Amarika
Selatan. Keruskan ada, tapi keuntungan jauh lebih
besar.

Prinsipnya, alam itu harus dipelajari, dikonservasi
dan dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Ketiga hal
itu harus seimbang.

Tentang menaklukkan Gunung Merapi? Jangan mimpilah!
Mengapa harus ditaklukkan? Saat ini Gunung Merapi
sedang memenuhi kodratnya untuk "mengeluarkan" isi
perutnya yang nanti akan menjadi lahan yang subur bagi
manusia untuk bercocok tanam dan berternak. Toh apapun
yang akan dikeluarkan oleh Gunung Merapi nanti untuk
kepentingan manusia juga. Karena itu, apa salahnya
untuk sementara manusia "menyingkir" dahulu. Sebentar
saja.

Bayangkan, kalau Gunung Merapi mengikuti keinginan
manusia. 

Melantur sedikit ya. Untung manusia hadir setelah
gunung, laut dan segalanya siap untuk dimanfaatkan.
kalau tidak mungkin manusia akan berkeinginan jangan
ada letusan gunung api, jangan ada gempa, jangan ada
erosi, jangan ada banjir, jangan ada badai, dan lain
sebagainya yang oleh manusia sekarang dipandang
sebagai bencana. Padahal semua itu bagian dari
skenario memakmurkan bumi dari yang menciptakannya
untuk kepentingan manusia.

Salam,
WBS



--- "R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

> Harus disadari bahwa terjadi perubahan "paradigma"
> pada sekitar pertengahan 
> abad ke-20. Sebelumnya para cendekiawan/ilmuwan itu
> begitu arrogant bahwa 
> alam itu dapat ditaklukan oleh manusia dengan sains
> dan teknologinya. 
> Makanya Belanda melakukan reklamasi dan dapat lahan
> di bawah permukaan laut 
> dengan sistim tanggulnya, Suez canal dan Panama
> canal digali, 
> bendungan-bendungan raksasa dibangun untuk
> mengendalikan banjir, irigasi dan 
> tenaga listrik dsb
> Sekarang adalah bahwa manusia harus hidup
> menyesuaikan diri dengan alam, 
> jangan mengganggu alam. Jika Suez canal baru
> dicanangkan sekarang, mungkin 
> tidak akan pernah dibangun, karena mungkin akan
> merusak ecosystem Samudra 
> Hindia dengan tercampurnya ecosystem dari Laut
> Tengah.
> Sekarang membangun bendungan kecil saja sudah harus
> memperhitungkan dampak 
> lingkungan dan banyak ditentang.
> Gn Merapi mau ditaklukan oleh manusia?
> RPK
> - Original Message - 
> From: <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Cc: 
> Sent: Monday, April 24, 2006 8:10 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL
> FORECASTING
> 
> 
> > Ga setuju, Lobeck hidupnya kan dulu, udah ngga
> trendi ah.
> >
> > Nature is to be understood, hence to be managed
> for the better world for
> > human beings ( ini menurut Siregar, 2006)
> > Alam itu untuk dimengerti untuk kemudian
> dimanage/diatur/dikontrol untuk
> > kebaikan umat manusia.
> >
> >
> >
> > Jadi bapak2 IAGI yang punya nama ALAM, (Harry
> Alam, Syamsu Alam) sudah
> > nasib kalianlah dikontrol kalau menunjukkan
> gejala2 keluar jalur, paling
> > ngga sama istri2nya mereka masing2.  :-)
> >
> > Smile, everybody, it's still monday.
> >
> >
> > Parvita H. Siregar
> > Geologist-ENI Indonesia
> > Atrium Mulia 3A floor
> > Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B10-11
> > Jakarta 12910 Indonesia
> > Tel: (62-21) 3000-3200, 5296-2200
> > Fax: (62-21) 3000-3230
> > mailto:[EMAIL PROTECTED]
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > [EMAIL PROTECTED]
> > 04/21/2006 08:52 AM
> > Please respond to iagi-net
> >
> >
> >To: 
> >cc:
> >Subject:Re: [iagi-net-l]
> ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING
> >
> >
> >
> > alam bukan untuk diatur atau dilawan..tetapi untuk
> dipahami dan dimengerti
> >
> > Ingat tulisan pada halaman depan suatu buku klasik
> geologi (kalau tidak
> > salah karangan Lobeck, cmiiw), tertulis
> > 'Nature, to be commanded, must be obeyed'.
> >
> > Budi Satrio
> >
> >
> >
> >
> >  "Nataniel
> >  Mangiwa"  To:
> iagi-net@iagi.or.id
> >
> >   >  @gmail.com>  
> Subject: Re: [iagi-net-l]
> > ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING
> >
> >  21/04/2006 09:20
> >  AM
> >  Please respond to
> >

[iagi-net-l] Menunggu kabar baik dari Gunung Merapi

2006-04-22 Terurut Topik wahyu budi
Persiapan pemerintah pusat dan daerah dan berbagai
pihak untuk menghadapi kemungkinan erupsi Gunung
Merapi telah dilakukan. Pengungsian sejumlah ribuan
penduduk dari beberapa desa yang berada dalam zona
bahaya telah dilakukan. Dan, 4 skenario evakuasi telah
pula disiapkan (Kompas online, Sabtu, 22 April,
06.30). Disebutkan pula bahwa untuk menghindari
simpang siur, wewenang telah diberikan kepada
Direktorat Volkanologi dan Mitigasi Gunung Berapi
untuk mengubah dan menetapkan status Gunung Merapi
menjadi lebih berbahaya atau bersahabat. Para ahli
gunungapi pun terus bekerja keras mengawasi aktifitas
Gunung Merapi. Dan, sekarang semuanya tinggal menunggu
waktu perubahan status Siaga menjadi Awas (Kompas
online, Sabtu 22 April 14.49). 

Dari berita-berita terakhir itu, tampaknya kita semua
telah siap untuk menghadapi erupsi Gunung Merapi bila
benar-benar terjadi.

Selama "menunggu" perubahan status itu sebenarnya ada
persoalan lain yang perlu perhitungkan. Pertanyaannya
adalah "Berapa lama kita harus menunggu?". Berapa lama
penduduk harus berada di pengungsian dengan segala
ketidak-nyamanan dan ketidak-pastian?, Bagaimana
dengan nafkah hidup mereka selama dipengungsian?,
Bagaimana dengan pengawasan terhadap keamanan harta
benda yang mereka tinggalkan selama mengungsi?

Setelah semua bersiaga dan menunggu. Tantangan
terbesar sekarang ada dipundak para ahli volkanologi
untuk memastikan apakah akan terjadi erupsi atau
tidak. Mereka harus dapat menjawab pertanyaan yang
nantinya akan muncul, yaitu: "Kapan kami boleh
pulang?", dari para pengungsi bila mereka mulai jemu
dan menjadi tidak sabar di pengungsian. 

Itulah tantang yang sedang kita hadapi sekarang. Daya
tahan dan kesabaran penduduk untuk tetap di
pengungsian. Kemampuan Pemerintah mengakomodasi mereka
selama di pengungsian. Kemampuan para ahli membaca
Gunung Merapi. Dan, kredibilitas Pemerintah dan
Ilmuwan serta keselamatan penduduk menjadi taruhannya.

Pada kasus erupsi gunung De Colima episode 1998-2000
di Meksiko (Gavilanes-Ruiz, 2000), evakuasi dilakukan
sampai 3 (tiga) kali. 

Semoga kita segera mendengar kabar baik dari Gunung
Merapi, sebelum kesabaran habis dan kredibilitas
runtuh.

Salam,

WBS

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] Sukses Mitigasi Bencana GA: Pelajaran dari Filipina dan Meksiko

2006-04-20 Terurut Topik wahyu budi
Sukses atau gagalnya upaya mitigasi bencana gunungapi
diukur dari ada atau tidaknya korban jiwa karena
erupsi gunungapi. Persoalan inilah yang sekarang
sedang kita hadapi seiring dengan aktifitas gunung
Merapi di Jawa Tengah saat ini.

Ada 2 contoh kasus sukses mitigasi bencana gunungapi,
yaitu dari Filipina ketika erupsi Gunung Mayon tahun
2000, dan Meksiko ketika erupsi Gunung De Colima
episode 1998-2000.

Dari Filipina, Corpuz et al. (2000) menyebutkan sukses
tersebut ditentukan oleh 4 hal:
1). pengamatan terus menerus sepanjang waktu,
2). asesmen bencana bertahun-tahun,
3). pemerintah pusat dan lokal yang responsif,
4). sedikit KEBERUNTUNGAN.

Dari Meksiko, Ganivales-Ruiz (2000) menyebutkan
mitigasi bencana gunungapi tidak akan berhasil hanya
dengan penelitian dan monitoring aktifitas gunungapi.
Diperlukan juga pemahaman lingkungan sosial masyarakat
setempat. Untuk mendapatkan partisipasi masyarakat
dalam mitigasi bencana, pemerintah dan ilmuwan perlu
memandang serius batas-batas bencana yang dapat
diterima oleh masyarakat. Untuk itu diperlukan
dukungan penelitian geo-sosial dan aktifitas komunkasi
bencana dengan memasukkan spesialis yang ahli dalam
kerentanan sosial dalam komite ilmiah gunungapi aktif.

Kemudian, dari Meksiko disebutkan bahwa: kemampuan
memprediksi terjadinya erupsi gunungapi dan efeknya
dalam bentuk suatu Peta Daerah Bahaya merupakan kunci
utama keberhasilan kegiatan mitigasi. Kemampuan
dikatakan sangat penting karena:
1). dengan kemampuan itu dapat ditentukan apa yang
harus dilakukan dalam upaya mitigasi,
2). peta bahaya sangat diperlukan bagi penyusunan
rancangan pengelolaan bencana ketika bencana itu
terjadi,
3). kredibilitas pemerintah dan para ilmuwan
dipertaruhkan di hadapan masyarakat yang terancam
bahaya erupsi gunungapi, dan ini mempengaruhi sukses
atau tidaknya upaya mitigasi bencana.

Berkaitan dengan kondisi Gunung Merapi saat ini, yang
perlu dilakukan adalah:
1). ilmuwan terus berupaya mengamati tingkah laku
gunungapi dalam upaya memprediksi waktu terjadinya
erupsi dan bahaya yang akan terjadi,
2). pemerintah pusat dan daerah terus melakukan
persiapan untuk melakukan tindakan penyelamatan bila
bencana itu benar-benar terjadi,
3). para ilmuwan beserta pemerintah (pusat dan daerah)
hendaknya berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan
berkaitan dengan prediksi waktu terjadinya erupsi
untuk menjaga kredibilitas di mata masyarakat. Perlu
disadari bahwa peringatan yang semu (false alarm) akan
memunculkan masalah sosial-ekonomi bagi penduduk yang
dievakuasi, dan dapat menghilangkan kredibilitas
pemerintah serta ilmuwan di hadapan masyarakat yang
perlu dievakuasi.

Salam,

WBS


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Lagi lagi energi, saatnya bangun

2005-08-18 Terurut Topik wahyu budi
Nampaknya kita terbuai dengan kekayaan. Seingat saya,
sejak kecil (SD) kita telah dibuai dengan cerita bahwa
Indonesia adalah kaya dengan sumberdaya alam.

Akibatnya adalah, meskipun hidup di abad 21, sikap
kita masih sebagai "pengumpul", seperti dahulu ketika
bercocok-tanam belum dikenal.
 
Kita mengumpulkan sumberdaya alam seakan sumberdaya
itu tidak akan habis. Dan, tidak pernah berpikir untuk
menghemat atau mendaur ulang atau mencari
sumber-sumber alternatif lain. Berkaitan dengan
energi, sekarang kita mulai merasakan akibatnya.
Mungkin nanti menyusul dengan kayu dan air tanah.

Terkait dengan sumber energi alternatif, banyak negara
telah berusaha mengembangkannya. Ada yang telah
berhasil dan ada yang belum. Tetapi nampaknya kita
belum mau belajar dengan serius dan konsisten. 

Semoga, masalah energi sekarang ini menyadarkan kita
semua untuk mau lebih serius dan konsisten dengan
upaya mengembangkan sumber-sumber energi alternatif.

Matahari masih bersinar, Angin masih bertiup,
Gelombang masih bergerak, Hujan masih turun, Sungai
masih mengalir, Gunungapi masih aktif, Tanah masih
subur, dan Hutan masih mau tumbuh. Yang dibutuhkan
adalah siapa yang mau bergerak .., memanfatkannya
dengan bijaksana.

Salam
WBS 


--- Minarwan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Pak Ismail,
> 
> Pertanyaan pendek saja, apakah Pak Ismail tahu
> kira-kira kebijakan
> energi kita (dalam hal riset-riset untuk
> menggantikan fossil fuel di
> masa yang akan datang) di masa datang seperti apa?
> Di negara maju
> (yang tidak punya cukup SDA) mereka sudah lama
> berusaha menggantikan
> fossil fuel tapi sepertinya di Indonesia tidak/belum
> berjalan?
> 
> Salam
> Minarwan
> On 8/19/05, ismail <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Belum selesai sepenuhnya masalah kelangkaan BBM ,
> sekarang terjadi
> > kelangkaan setrum yang tba tiba mati sejak pagi
> tadi. Begitu rawannya
> > masalah suplai energi akhir akhir ini, ada
> goyangan dikit saja , sudah
> > terjadi "kekacauan suplai", Padahal sumberdaya
> alam ( kususnya SDA energi
> > Migas,batubara, geothermal) kita merupakan suatu
> keunggulan dibanding di
> > negara negara Asean lainnya, namun justru
> "malapetaka" disektor ini (
> > energi),yg sering terjadi, Malah di tempatnya
> sendiri yg kaya akan SDA
> > energi , industri energinya tdk bisa berkembang.
> >  Ibaratnya kalau umur sudah 60 tahun, maka akan
> rentan thd penyakit, lha
> > kita yang sudah merdeka 60 tahun ini ternyta
> sangat rentan thd masalah
> > energi ini, dan kelihatnnya kerentanan ini akan
> terus bertambah seiring dg
> > pertambahan umur.Seharusnya semakin berumur kan
> semakin banyak
> > pengalamannya, sehingga semakin resisten thd
> gangguan gangguan. Jangan
> > jangan ada yang salah selama ini dalam
> pengelolaannya, terutama dalam
> > pengelolaan SDA kita ini mulai dari hulu nya.tapi
> salahnya dimana
> > ya..
> > 
> > ISM
> > 
> 
> -- 
> - 100 Gmail invitations to go, contact me if you're
> interested.
> - Articles on Liverpool FC at
> http://minarwan.spymac.net/blog
> 
>
-
> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
>
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy
> Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
> Komisi Karst : Hanang
> Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
> Komisi Sertifikasi : M.
> Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
> Komisi OTODA : Ridwan
> Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
> [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
> Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
> Komisi Database Geologi : Aria A.
> Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
>
-
> 
> 




__ 
Do you Yahoo!? 
Read only the mail you want - Yahoo! Mail SpamGuard. 
http://promotions.yahoo.com/new_mail 

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
---

Re: [iagi-net-l] Morphology dendritik channel di offshore

2005-06-22 Terurut Topik wahyu budi
Kuat dugaan, kenampakan itu adalah indikasi bahwa
daerah tersebuat pernah tersingkap ke udara, dan
kemudian tergenang oleh laut.
Seingat saya, kenampakan seperti itu pernah saya lihat
di kawasan timur Indonesia, seperti di pulau-pulau di
kawasan tenggara Sulawesi.

Salam,
WBS

--- [EMAIL PROTECTED] wrote:

> Mau menanyakan.
> 
> Kira - kira bagaimana terjadinya morphology
> dendritik channel ( sungai - 
> sunngai kecil yang menyatu menjadi sungai besar )
> terjadi di offshore 
> ya...?
> 
> Regards
> 
> Kartiko-Samodro
> Telp : 3852
> 
> 
>
-
> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
>
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy
> Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
> Komisi Karst : Hanang
> Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
> Komisi Sertifikasi : M.
> Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
> Komisi OTODA : Ridwan
> Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
> [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
> Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
> Komisi Database Geologi : Aria A.
> Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
>
-
> 
> 




__ 
Do you Yahoo!? 
Read only the mail you want - Yahoo! Mail SpamGuard. 
http://promotions.yahoo.com/new_mail 

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



[iagi-net-l] JCS2005 Sepi?

2005-06-21 Terurut Topik wahyu budi
Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan JCS2005
sepi:

1. Biaya Tinggi. Bagi peserta yang datang dgn biaya
sendiri / tanpa dibiayai instansi tempat kerja, biaya
bisa menjadi kendala. Joint Conf 3 organisasi profesi
membayangkan kegiatan yang besar, dan biaya yang besar
pula. Baik biaya pendaftaran, transportasi, maupun
penginapan. Ada kecenderungan biaya pendaftaran terus
meningkat dari tahun ke tahun. Transportasi juga
demikian. Penginapan ?. Bagi peserta dari Jakarta atau
Bandung, bisa menghabiskan biaya lebih dari Rp. 1 juta
(penginapan 3 malam minimal Rp. 300.000,-;
transportasi KA pp Rp. 500.000,-; regristrasi (?) Rp.
250.000,-; biaya hidup selama di Srby Rp. 300.000,-).
Yang dari Yogya mungkin kurang sedikit di
transportasi. Belum lagi biaya untuk prosiding, iuran
keanggotaan, dan lainnya. Berkaitan dengan faktor
biaya ini, mungkin perlu dipelajari, untuk setiap PIT,
peserta yang terbanyak datang dari mana? Jakarta,
Bandung, Yoyga, Semarang, Surabaya, Medan, Ujung
Pandang, Nusa Tenggara, Kalimantan dll. Juga perlu
diketahui, siapa yang membiayai kehadiran peserta bagi
setiap PIT (biaya instansi atau pribadi). Atau
karakter lainnya. Apabila banyak dari Jakarta atau
Bandung dan biaya pribadi, mungkin wajar bila JCS2005
sepi.

2. Siklus tahunan terlalu cepat? Sulit diketahui, tapi
mungkin juga bisa jadi penyebab. Kalau PIT di akhir
tahun, sementara deadline tahun berikutnya di
pertengahan tahun, berarti di awal tahun sudah harus
bersiap-siap. Irama atau siklus yang demikian bisa
terasa menyesakkan, kecuali bagi orang-orang tertentu.
Tapi berapa banyak yang dengan tenang mengikuti irama
ini? Mungkin perlu diadakan polling yang menanyakan
apakan PIT terlalu cepat siklusnya? 

Dari segi biaya, mungkin hanya beberapa persen yang
sanggup mengikuti irama itu.

Dari segi kesiapan materi / bahan untuk tulisan?
Mungkin juga tidak banyak yang dengan mudah mengikuti
siklus itu. Bagi yang kerjanya hanya penelitian,
mungkin punya sesuatu yang dapat ditulis. Tetapi bagi
yang lainnya? Mungkin tidak setiap tahun ada.

Keadaan berubah. Kalau dulu setahun terasa longgar,
mungkin sekarang menyesakkan.

3. Kesibukan lain? Bisa jadi.

4. Tidak perduli? Boleh juga dipertanyakan. Ini
mungkin bisa diperoleh gambarannya dari jumlah anggota
tercatat, dan berapa yang membayar iuran. Mungkin juga
PIT tidak dirasakan manfaatnya. Boleh kan
dipertanyakan?(Tapi, tahun-tahun sebelumnya kok
ramai?).

Ada kemungkinan lain?

Sambil berharap keajaiban di detik terakhir, untuk
melihat apa yang sebenarnya terjadi, mungkin ada
baiknya bila deadline untuk pemasukan Abstrak digeser
sampai 2 atau 3 minggu lagi, sampai pertengahan Juli.

Saya sendiri, tahun lalu tidak ikut PIT karena
kesibukan. Sekarang ? tidak ada bayangan sanggup hadir
ke sana, berat.

Salam,

WBS

 



--- Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Kaget juga tahu kalau target paper baru tercapai 8
> %, sementara deadline tinggal tiga hari, mungkinkah
> terkejar ? Biasanya banyak abstrak dikirimkan at the
> last minutes, tetapi kalau baru 10 abstrak apakah
> bisa mengejar target 120 abstrak ? 
>  
> Padahal ini rencananya joint conference antara
> IAGI-HAGI-PERHAPI, mestinya banyak sekali abstrak
> yang masuk, kok ini malah kontras yang terjadi ? Ada
> kejenuhan menulis paper ? Saya pikir bukan kejenuhan
> (sebab tingkat rajin menulis atau produktif pun
> belum, bagaimana bisa jenuh), tetapi barangkali
> ketidakpedulian...
>  
> Kalau sudah tidak peduli memang repot. Saya suka
> menghimbau teman2 geologist di kantor, KPS2,
> kampus2, perusahaan batubara dll, sebulan ini agar
> mereka mau kontribusi paper buat joint conference
> ini, kelihatannya hanya senyum2 saja alias tak
> tertarik.
>  
> Tapi, semoga ada kejutan di last minutes besok2 atau
> perlu memperpanjang deadline ?
>  
> Publish or perish !
>  
> salam,
> awang
> 
> [EMAIL PROTECTED] wrote:
> 
> terimakasih yg se-besar2-nya kepada teman2 di:
> 
> * PT. Pertamina (Persero) DOH Jawa Bagian Barat
> * PT. Saripari Geosains-BGP Indonesia
> * R and D Centre for Mineral and Coal Technology
> * Dept. Teknik Geofisika - ITB
> * Pertamina, Geophysical Technology Support
> * Medco E&P Indonesia - Technical Knowledge & Data
> Management
> * Oil and Gas Educational and Training Centre
> (Pusdiklat Migas)
> * Fungsi Eksplorasi, PT. Pertamina DOH Sumbagsel &
> GeoData Processing, PT.
> Elnusa Geosains;
> 
> yg telah mengirimkan abstrak utk diajukan pada join
> convention surabaya
> 2005
> (kerja-bareng antara hagi-iagi-perhapi).
> 
> sampai hari ini, 10 abstrak telah diterima panitia
> dari kumpeni2 di atas.
> 
> apakah teman2 di institusi lainnya masih sibuk utk
> bikin abstrak dan belum
> sempat mengirimkannya kepada panitia?
> 120 slot disiapkan, baru 10 abstrak yg diajukan.
> mungkin tidak perlu
> saringan lagi...
> 
> sekedar info, salam,
> syaiful
> 
> 
> 
> 
>
-
> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send em

[iagi-net-l] Kita mendapat dua "kata baru"

2005-06-10 Terurut Topik wahyu budi
Nampaknya kita mendapat dua istilah "baru".

PERTAAMA.
"membuyat" - oleh RPD diartikan "politisasi".
Contoh pemakaian:
1. Peristiwa itu telah "membuyat". - Artinya:
peristiwa itu telah "mengalami politisasi".

2. Masalah ini jangan "dibuyatkan". - Artinya: masalah
ini jangan "dipolitisasi".

Jadi, kata "buyat" berarti "politisasi".

Sejarahnya: ingat peristiwa heboh pencemaran Teluk
Buyat di Sulawesi Utara.

KEDUA.
"membusang" - oleh RPD diartikan "exagerasi".
Contoh pemakaian:
1. Peristiwa itu telah "membusang". - Artinya:
peristiwa itu telah "mengalami eksagerasi" atau
"dibesar-besarkan".

2. Masalah itu telah "dibusangkan". - Artinya: masalah
itu telah "dibesar-besarkan" atau "dieksagerasi".

Jadi, kata "busang" berarti "eksagerasi".

Sejarahnya: ingat peristiwa heboh penemuan emas di
Busang, Kalimantan Timur.


Dengan demikian, dari uraian di atas, kita mendapatkan
bahwa:
1. Kata "buyat" sinonim dari kata "politisasi".
2. Kata "busang" sinonim dari kata "eksagerasi".

Maaf, bila ini di luar konteks. Tapi, tidak salahkan
bila kita luangkan waktu untuknya.

Berikut adalah teks asli dari munculnya kedua kata
baru itu:

--- Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Saya rasa, paling tidak ada beberapa target yg ingin
> dicapai dengan
> seminar ini ie:
> - Pertama, Informasi yg ada selama ini tidak menjadi
> bias karena hanya
> dari sisi kedua pihak yg "bertarung"
> (pertamina-ExxonMobil, atau
> Indonesia-Amrik hehehe atau Bush-SBY :). Aku pikir
> IAGI sebagai
> organisasi lokal perlu memberikan pandangannya,
> sebagai bagian dari
> stake holder. Termasuk kemungkinan ada tidaknya
> "membuyat"
> (politisasi) serta membusang (exagerasi).
> - Lapangan Cepu mesti dikelola dengan sebaik2nya
> demi "Indonesia"
> (paling tidak itu kan visinya IAG "Indonesia").

-- dihilangkan--

> Salam
> RDP
> 

Salam,
WBS




__ 
Discover Yahoo! 
Stay in touch with email, IM, photo sharing and more. Check it out! 
http://discover.yahoo.com/stayintouch.html

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



[iagi-net-l] Kita mendapat dua "kata baru"

2005-06-10 Terurut Topik wahyu budi
Nampaknya kita mendapat dua istilah "baru".

PERTAAMA.
"membuyat" - oleh RPD diartikan "politisasi".
Contoh pemakaian:
1. Peristiwa itu telah "membuyat". - Artinya:
peristiwa itu telah "mengalami politisasi".

2. Masalah ini jangan "dibuyatkan". - Artinya: masalah
ini jangan "dipolitisasi".

Jadi, kata "buyat" berarti "politisasi".

Sejarahnya: ingat peristiwa heboh pencemaran Teluk
Buyat di Sulawesi Utara.

KEDUA.
"membusang" - oleh RPD diartikan "exagerasi".
Contoh pemakaian:
1. Peristiwa itu telah "membusang". - Artinya:
peristiwa itu telah "mengalami eksagerasi" atau
"dibesar-besarkan".

2. Masalah itu telah "dibusangkan". - Artinya: masalah
itu telah "dibesar-besarkan" atau "dieksagerasi".

Jadi, kata "busang" berarti "eksagerasi".

Sejarahnya: ingat peristiwa heboh penemuan emas di
Busang, Kalimantan Timur.


Dengan demikian, dari uraian di atas, kita mendapatkan
bahwa:
1. Kata "buyat" sinonim dari kata "politisasi".
2. Kata "busang" sinonim dari kata "eksagerasi".

Maaf, bila ini di luar konteks. Tapi, tidak salahkan
bila kita luangkan waktu untuknya.

Berikut adalah teks asli dari munculnya kedua kata
baru itu:

--- Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Saya rasa, paling tidak ada beberapa target yg ingin
> dicapai dengan
> seminar ini ie:
> - Pertama, Informasi yg ada selama ini tidak menjadi
> bias karena hanya
> dari sisi kedua pihak yg "bertarung"
> (pertamina-ExxonMobil, atau
> Indonesia-Amrik hehehe atau Bush-SBY :). Aku pikir
> IAGI sebagai
> organisasi lokal perlu memberikan pandangannya,
> sebagai bagian dari
> stake holder. Termasuk kemungkinan ada tidaknya
> "membuyat"
> (politisasi) serta membusang (exagerasi).
> - Lapangan Cepu mesti dikelola dengan sebaik2nya
> demi "Indonesia"
> (paling tidak itu kan visinya IAG "Indonesia").

-- dihilangkan--

> Salam
> RDP
> 

Salam,
WBS




__ 
Discover Yahoo! 
Find restaurants, movies, travel and more fun for the weekend. Check it out! 
http://discover.yahoo.com/weekend.html 


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] online books

2005-06-09 Terurut Topik wahyu budi
Dear All,

Untuk mendapatkan buku-buku gratis, silahkan masuk ke
webnya National Academic Press di bawah ini:

http://www.nap.edu/catalog/9812.html

Setelah login, saya tidak dapat mundur lagi ke halaman
muka yang menunjukkan informasi gratis bagi pembaca
dari Indonesia. Jadi, silahkan dicoba sendiri.

Mereka memiliki kebijakan untuk menggratiskan buku
bagi pembaca dari Indonesia. Hanya, untuk buku-buku
yang spesifik geologi mungkin tidak ada. Kalau Earth
Sciences, ada.

Saya telah mencoba mendownload satu judul buku, dan
berhasil dengan baik.

Semoga bermanfaat.

Salam,
WBS


--- Paulus Tangke Allo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> buat rekan2 yg ingin baca2 textbookscr online bisa
> lihat di:
> 
> http://print.google.com
> 
> sayang, bukunya tidak bisa di-download.
> 
> 
> --pta
> 
>
-
> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
>
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy
> Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
> Komisi Karst : Hanang
> Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
> Komisi Sertifikasi : M.
> Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
> Komisi OTODA : Ridwan
> Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
> [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
> Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
> Komisi Database Geologi : Aria A.
> Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
>
-
> 
> 




__ 
Discover Yahoo! 
Get on-the-go sports scores, stock quotes, news and more. Check it out! 
http://discover.yahoo.com/mobile.html

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] online books

2005-06-09 Terurut Topik wahyu budi
Terima kasih untuk informasinya.
Sangat bermanfaat, dan memang butuh kesabaran untuk
dapat membacanya.
Tapi, lumayan, daripada tidak ada. 

Salam,
WBS


--- Paulus Tangke Allo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> buat rekan2 yg ingin baca2 textbookscr online bisa
> lihat di:
> 
> http://print.google.com
> 
> sayang, bukunya tidak bisa di-download.
> 
> 
> --pta
> 
>
-
> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
>
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy
> Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
> Komisi Karst : Hanang
> Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
> Komisi Sertifikasi : M.
> Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
> Komisi OTODA : Ridwan
> Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
> [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
> Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
> Komisi Database Geologi : Aria A.
> Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
>
-
> 
> 




__ 
Yahoo! Mail Mobile 
Take Yahoo! Mail with you! Check email on your mobile phone. 
http://mobile.yahoo.com/learn/mail 

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] TATA RUANG BERBASIS GEOLOGI

2005-06-08 Terurut Topik wahyu budi
Ada dua tanggapan / usul:

1. Di dalam alinea pembuka / pertama perlu ditegaskan
pengertian Tata Ruang Berbasis Geologi. Mungkin bisa
ditambahkan kalimat berikut: "Tata Ruang Bersasis
Geologi adalah tata ruang yang dibuat berdasarkan pada
data-data geologi ...dst".

2. Sebaiknya diberikan satu contoh kasus aktual di
Indonesia (ada kan?) persoalan dalam pengembangan kota
atau wilayah yang tidak memperhatikan kondisi geologi.
Hal tersebut saya kira penting karena uraian tentang
contoh yang diberikan di dalam naskah tersebut memberi
kesan sangat rumit dan banyak pekerjaan yang halus
dilakukan untuk mendapat suatau kesimpulan (idealnya
memang demikian). Sementara itu, yang sekarang
berlangsung, tanpa semua kerumitan tersebut,
pembangunan kota atau pembuatan tata ruang tepat dapat
dilakukan (meskipun dengan berbagai resiko - dari
masalah lingkungan, bencana alam sampai konflik).
Dengan adanya contoh kasus aktual diharapkan, semua
gambaran kerumitan yang ada di dalam perencanaan
tataruang berbasis geologi dapat tereliminir oleh
gambaran resiko yang akan dihadapi di masa depan bila
tata ruang dibuat tanpa memperhitungkan kondisi
geologi.

Salam,
WBS



--- Sekretariat Pengurus Pusat <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

> 
> Mohon tanggapannya tentang Tata Ruang Berbasis
> Geologi ini, karena akan
> masuk dalam pembahasan (point ke 4) di Rapat Dengar
> Pendapat dengan
> Komisi VII DPR RI
> 
> 
> Terimakasih
> 
> 
> -lina-
> 
> 
> TATA RUANG BERBASIS GEOLOGI
> 
> Dalam perencanaan tata ruang dibutuhkan dua(2) tahap
> proses , yakni
> proses kajian kesesuaian geologi dan kajian
> perencanaan tata ruang.Tata
> ruang berbasis geologi merupakan salah satu bagian
> dalam menghasilkan
> PETA KESESUAIAN GEOLOGI yang menggambarkan semua
> informasi potensi dan
> kendala dari berbagai PETA DASAR (Peta Kemampuan
> Lahan). Peta ini harus
> mampu memberikan informasi kemampuan fisik secara
> kuantitatif ataupun
> semi kuantitatif. Berbagai peta dasarnya dapat
> berupa peta-peta bentang
> alam, geologi teknik, daya dukung tanah, erosi dan
> gerakan tanah
> (Bencana Geologi), airtanah, lokasi limbah,
> drainase, bahan galian dan
> sebagainya. Setiap peta dasar mempunyai sebaran
> setiap unit lahannya.
> Informasi potensi dan kendala, dari setiap unit
> lahan telah mampu
> dinilai secara kuantitatif. Pada prinsipnya Peta
> Kesesuaian Geologi
> merupakan peta gabungan dari berbagai peta dasar
> yang siap digunakan
> oleh Ahli Perencana dalam membuat Tata Ruang
> Berbasis Geologi.
>  Sebagai contoh untuk mendapatkan satu Peta
> Kemampuan Lahan Airtanah
> (Peta Dasar Airtanah), maka kita harus mendapatkan
> semua informasi
> airtanah (kuantitas dan kualitas) dalam wilayah peta
> tersebut. Datanya
> dapat berupa data bor airtanah (dangkal/dalam) yang
> terdiri dari data
> log bor (jenis akifer), uji pemompaan (debit/K/T),
> uji kualitas (air
> bersih + unsur-unsur utama airtanah) dan mungkin ada
> data lain yang
> terkait dengan airtanah. Semua data ini dapat
> menghasilkan informasi
> POTENSI dan KENDALA dari AIRTANAH, yang akan
> menghasilkan unit-unit
> airtanah (dikaitkan dengan unit geologinya). Setiap
> unit lahan yang
> dihasilkan haruslah diberi NILAI(Penilaian) dalam
> kisaran  5(Terbaik)
> hingga 1(Terburuk)/  
>  Begitu pula untuk peta dasar lainnya yang
> memungkinkan kita untuk
> mendapatkan lebih dari delapan (8) lembar peta
> dasar, sesuai dengan data
> dasar yang mampu diperoleh. Selanjutnya adalah
> menentukan RANGKING BOBOT
> ke delapan peta tersebut dalam kisaran 5 (tertinggi)
> hingga 1
> (tertendah), penentuan nilai bobot harus dilakukan
> secara bersama dalam
> Tim Tataruang. Karena ke delapan peta dasar telah
> mempunyai Bobot, maka
> kita tinggal mengalikan antara Bobot dengan Nilai
> unit lahannya. Dalam
> tahap akhir setiap unit lahan dari peta dasar (Peta
> Kemampuan Lahan)
> akan mempunyai nilai. 
>  Untuk mendapatkan Peta Kesesuaian Lahan, maka semua
> Peta Kemampuan
> Lahan harus dilakukan tumpang-tindih (overlay), dan
> akhirnya akan
> didapatkan beberapa unit lahan yang setiap unitnya
> mempunya informasi
> potensi kendala, kisaran nilai dan rekomendasi untuk
> mengatasi kendala
> ataupun terkait dengan informasi yang belum jelas.
> Peta Kesesuaian
> Geologi yang dihasilkan telah digunakan oleh ahli
> perencana (planologi)
> dalam merumuskan kebijakan tata ruang yang akan
> direncanakannya.
>  Kalau setiap wilayah di Indonesia (Propinsi) telah
> melakukan Kajian
> Tataruang Berbasiskan Data Geologi, maka beberapa
> hal sudah dapat
> dilakukan ANTISIPASI/MONITORING/KONSERVASI yang
> terkait dengan :
> Mitigasi dan Potensi Bencana Geologi ; Eksplorasi
> Sumberdaya Air dan
> Tinjauan Geologi atas Konflik Kepentingan antar
> Sektor
> Pertambangan/Lingkungan.
>  
> 




__ 
Discover Yahoo! 
Use Yahoo! to plan a weekend, have fun online and more. Check it out! 
http://discover.yahoo.com/

-
To u

Re: [iagi-net-l] Sumatera Tsunami Chapter...In Japan

2005-05-23 Terurut Topik wahyu budi

--- Fajar Lubis <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Kebetulan hari ini saya menghadiri `Japan Earth and
> Planetary Science Joint Meeting 2005` ini seperti
> PIT-nya IAGI kita, hanya bedanya cakupannya lebih
> luas yaitu untuk seluruh ahli ilmu kebumian
> (Geologi, Geofisika, Geodesi, Meteorologi,
> Oceanografi dan lain-lain). Acara ini berlangsung
> selama 5 hari. (bisa dilihat di
> http://epsu.jp/jmoo2005/index_e.html )
 
> beberapa pertanyaan yang tersisa : 
> - Kenapa mereka tidak memanggil ahli dari Indonesia
> yang juga meneliti hal yang sama sebagai komparasi?

Saya telah melihat Web site tersebut. Itu acara
internasional yang terbuka untuk siapapun. Jadi, yang
menjadi pertanyaan adalah "mengapa diantara kita di
Indonesia tidak ada yang tahu atau berinisiatif untuk
hadir?" Tidak ada keharusan kan bagi mereka untuk
mengundang peneliti dari Indonesia?

> - Kira-kira apa output dari riset yang melibatkan
> berbagai disiplin ilmu ini untuk mereka? 

Pengetahuan mereka lebih banyak. Mereka juga sadar
bahwa hal yang sama bisa juga mereka alami. Kata
"tsunami" berasal dari mereka.

> - Seandainya didapatkan hasil yang baik di kemudian
> hari..apakah kita berhak untuk ikut mengetahui atau
> mengaplikasikannya?

Anda yang berada di forum itu, raihlah
sebanyak-banyaknya dan bawa pulang. Tentu kita tidak
berharap "disulang" kan?

>  
> Yang terakhir Sepertinya tidak ada data Aceh
> terbaru yang tidak mereka punya
> jangan-jangan.Hmmm.

Jangan berprasangka buruk dulu. Mereka serius dan
sungguh-sungguh dalam bekerja. Tentu hasilnya juga
banyak dan baik. Kalau kita serius dan sungguh-sungguh
seperti mereka, tentu hasilnya akan lebih baik, karena
semua itu ada di rumah kita. 

Salam,

Wahyu

>  
>  
> Salam,
> Fajar Lubis
> 
> 
>  
> __
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam
> protection around 
> http://mail.yahoo.com 



__ 
Do you Yahoo!? 
Yahoo! Small Business - Try our new Resources site
http://smallbusiness.yahoo.com/resources/

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Lebih jauh dengan Air (lintas) perbatasan

2003-10-24 Terurut Topik wahyu budi
Kalau konflik air antar propinsi, rasanya belum pernah
mendengar, karena mungkin dianggap urusan dalam negeri
sehigga tidak diungkap ke luar negeri. Atau bisa juga
yang konflik itu dijewer oleh pemerintah pusatnya yang
kuat, sehingga mereka jadi akur kembali
Ini mah pikiran saya saja semoga benar.

Salam,
WBS



--- Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
> Sepertinya 'konflik air' ini lebih menyangkut "antar
> negara". Apakah ada juga konflik dalam negeri antar
> distrik (province) dari contoh diluar negeri 
> Siapa tahu penanganannya dapat ditiru (weeh nyontek
> dulu nih :) ... Karena hal ini yg mungkin menjadi
> konflik di Indonesia dalam wektu dekat ... :(
> 
> Ada ngga sih konvensi Interasional soa air 
> masih jauh sih ... ini RUU utk nasional aja masih
> amburadul je ... :(
> 
> Aku jadi inget ketika diskusi soal Timor Gap dengan
> Pak Bona. Bukan soal air tapi soal penagkapan
> "ikan". Ntah bagaimana caranya sedemikian sehingga
> dalam perjanjiannya berbunyi --> "teritorial milik
> negara A tetapi ikannya milik negara B" ini
> serius looh !.. Kali ikannya punya pasport, ya :)
> ... 
> Itulah sebabnya banyak penangkap ikan (nelayan)
> Indonesia banyak yg ditahan di Darwin dan kapalnya
> dibakar ... karena mreka ngga tahu isi perjanjiannya
> 
> 
> Kalao "efective source rock" yang di North Bengkalis
> Trough itu masuk konsesi Kondur, Tapi minyaknya
> sebagian migrasi ke daerah Coastal Plain Block (dulu
> CPP-Caltex) ... bisa diklaim ndak ya ... hupst !!
> 
> RDP
> 
> >Bagi yang berminat dengan masalah air lintas
> >perbatasan, ini ada kabar baik. Silahkan simak
> pesan
> >di bawah ini mengenai undangan Simposium di
> Meksiko.
> >Yang ingin berpartisipasi, masih ada kesempatan.
> >Deadline abstrak masih tanggal 15 November 2003,
> dan
> >ada kesempatan memperebutkan "grant" untuk hadir di
> >sana. Ingin lebih jelas? ada alamat website
> simposium
> >itu di bagian akhir pesan ini.
> >Semoga bermanfaat.
> >
> >Salam,
> >WBS
> 
> 
> 
>
-
> To unsubscribe, e-mail:
> [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> 
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
> Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy
> Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED]
> atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
> Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A.
> Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
>
-
> 


__
Do you Yahoo!?
The New Yahoo! Shopping - with improved product search
http://shopping.yahoo.com

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



[iagi-net-l] Lebih jauh dengan "Air (lintas) perbatasan"

2003-10-23 Terurut Topik wahyu budi
Bagi yang berminat dengan masalah air lintas
perbatasan, ini ada kabar baik. Silahkan simak pesan
di bawah ini mengenai undangan Simposium di Meksiko.
Yang ingin berpartisipasi, masih ada kesempatan.
Deadline abstrak masih tanggal 15 November 2003, dan
ada kesempatan memperebutkan "grant" untuk hadir di
sana. Ingin lebih jelas? ada alamat website simposium
itu di bagian akhir pesan ini.
Semoga bermanfaat.

Salam,
WBS

--

Message: 1
   Date: Wed, 22 Oct 2003 00:10:14 -
   From: "Nabil El-Khodari" <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Call for papers: Transboundary Groundwater
Flow Symposium, 
Mexico, October 2004

Transboundary Groundwater Flow Symposium at
XXXIII IAH (International Association of
Hydrogeologists) Congress
Zacatecas, Mexico, October 11-15, 2004 
www.indy2.igeograf.unam.mx/aih/

During the 2004 IAH XXXIII Conference "Groundwater
Flow Understanding 
>From Local to Regional Scales", one of the Associated
Symposia will 
be Transboundary Groundwater Flow, co-chaired by David
Rudolph, 
Shammy Puri, Luis Marin and Michael E. Campana.

Transboundary water issues have traditionally focused
on river basins 
with little emphasis given to transboundary aquifers
until very 
recently. Future water shortages and global change
will likely stress 
subsurface water sources more than they are at present
and may lead 
to conflict among nations sharing transboundary
groundwater 
resources. Cross-border contamination may also cause
tensions to 
escalate. On the other hand, the realization that a
shared resource 
is critical to the wellbeing of all parties may
promote cooperation. 

The conveners seek abstracts dealing with all aspects 
hydrogeological, political, social, legal, economic,
etc. of 
transboundary groundwaters from all parts of the
world. 

Abstracts must be submitted to the Secretariat,
following the 
instructions at www.indy2.igeograf.unam.mx/aih/ (click
on "Abstract 
Submission"). 
Indicate that you are submitting an abstract for the
Transboundary 
Groundwater Flow symposium.  Please also send an
electronic copy of 
your abstract to [EMAIL PROTECTED] (M. Campana). 

Abstracts are due by 15 December 2003 - so act
quickly.  A full 
manuscript is not required.  To find out more details
about the 
meeting, go to the Congress Web site at:  
http://www.igeograf.unam.mx/aih/

Janot R. Mendler
Project Co-ordinator
GEF IW:LEARN
www.iwlearn.org
International Waters Resource Centre
www.iwlearn.net

---





__
Do you Yahoo!?
The New Yahoo! Shopping - with improved product search
http://shopping.yahoo.com

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] "Air (lintas) perbatasan", pelajaran dari India

2003-10-23 Terurut Topik wahyu budi
Anda benar. India telah jauh hari mengelola masalah
air ini. Kalau mengingat banyak bagian negara kita
yang kesulitan masalah air, seperti kawasan Gunung
Kidul dan di banyak pulau-pulau kecil (seperti, di
kawasan Taman Nasional Taka Bonerate, Sulawesi
Selatan, air menjadi salah satu bahan dagangan antar
pulau), ada baiknya kita belajar dari India.

Salam,
WBS


--- Minarwan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Konflik mengenai air ini juga bisa diakses di
> website berikut (hasil
> pencarian menggunakan google):
> 
> http://www.rainwaterharvesting.org/
> 
> 
> Min
> 


__
Do you Yahoo!?
The New Yahoo! Shopping - with improved product search
http://shopping.yahoo.com

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



[iagi-net-l] "Air (lintas) perbatasan"

2003-10-22 Terurut Topik wahyu budi
Mengenai RUU SDA itu, saya belum pernah membacanya
secara utuh, karena itu mungkin ada yang dapat
memberikan penjelasan mengenai pengelolaan air atau
tubuh air yang menjadi perbatasan atau lintas batas
kabupaten atau propinsi. Adakah hal itu juga cantumkan
dalam RUU SDA?

Tentang "air (lintas) perbatasan" ini, sangat penting
untuk diatur aturan mainnya. Bila hal itu tidak ada
aturan mainnya, maka berpotensi menjadi sumber
konflik.

Dalam skala internasional, masalah air seperti itu
telah dikenal menimbulkan masalah, sehingga ada yang
menyebutkan istilah "Water War". Sebagai contoh,
konflik antara India dan Bangladesh (Sungai
Gangga-Brahmaputra), Turki, Siria dan Irak (Sungai
Eufrat).

Lebih jauh mengenai air sebagai sumber konflik, dapat
dilihat dalam web site ini:

http://www.rff.org/resources_articles/files/waterwar.htm
(Saya coba akses lagi, ternyata tidak ada lagi. Saya
punya file artikel tersebut. Ada yang mau?)

Salam,
WBS


__
Do you Yahoo!?
The New Yahoo! Shopping - with improved product search
http://shopping.yahoo.com

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Tujuan Reklamasi? (prinsip pemanfaatan sda)

2003-10-19 Terurut Topik wahyu budi
Dalam berurusan dengan (sumberdaya) alam ada prinsip
sebagai berikut: "save it, study it and use it". Saya
telah lupa dari buku apa saya membacanya, tetapi saya
setuju dengan prinsip itu.
Prinsip itu menghendaki kebijaksanaan manusia dalam
memanfaatkan sumberdaya alam sehingga sumberdaya alam
tersebut dapat melayani kebutuhan manusia secara
berkelanjutan. Dikehendaki manusia melindungi
sumberdaya alam dari kerusakan, mempelajarinya, dan
kemudian memanfaatkannya dengan berdasarkan
pengetahuannya itu agar sumberdaya alam dapat terus
melayaninya.

Salam,
WBS


--- "R.P.Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
> Jadi masalahnya adalah kepentingan manusia. Kalau
> kepentingan manusia, ya
> manusia boleh "memperbaiki" lingkungannya, membuat
> banjir kanal, membuat
> bendungan untuk menahan banjir, buat tanggul, pantai
> dikelola, direklamasi,
> sungai dikeruk pasirnya, selama tidak menimbulkan
> gejala2 yang tidak
> menimbulkan bencana, cebakan ditambang (termasuk
> dalam hutan lindung?).
> 
> - Original Message -
> From: "wahyu budi" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Friday, October 17, 2003 5:31 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Tujuan Reklamasi?
> 
> 
> > Pak Koesoema, terima kasih dengan pertanyaannya.
> Dan
> > izinkan saya memberikan sedikit penjelasan
> mengenai
> > hal tersebut.
> >
> > Apabila kita melihat dari kacamata geologi, memang
> > istilah "rusak", dan juga "bencana alam", itu
> tidak
> > ada.
> > Istilah tersebut muncul setelah kita melihat dari
> > kacamata kepentingan manusia. Dengan kacamata ini,
> dan
> > ini dipakai dalam hal pengelolan wilayah pesisir,
> > erosi dan sedimentasi bisa dipandang sebagai hal
> yang
> > merusak dan menguntungkan.
> > Apabila kedua proses alam itu bersinggungan dengan
> > kepentingan manusia dan dipandang merugikan, maka
> > dipandang sebagai hal yang merusak atau merugikan.
> > Sebagai contoh sedimentasi. Dari sudut pandang
> > pertambahan lahan, dipandang positif, tetapi dari
> > sudut pandang perubahan ekosistem dipandang
> merusak
> > (biasanya dilihat oleh pecinta lingkungan).
> > Erosi juga serupa. Hal itu tidak pernah
> > dipermasalahkan selama tidak mengangkut
> kepentingan
> > manusia secara langsung. Bila mengenai kepentingan
> > manusia, seperti kehilangan lahan pertanian,
> kerusakan
> > daerah pemukiman, kerusakan daerah wisata, merusak
> > keindahan (biasanya pantai pasir yang landai yang
> > dipandang indah untuk kepentingan wisata), maka
> proses
> > erosi dipandang sebagai merusak.
> >
> > Salam,
> > WBS
> >
> >
> >
> >
> > --- "R.P.Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]>
> > wrote:
> > > Pantai rusak karena erosi? Bukankah erosi itu
> > > process alam? Bagaimana alam
> > > merusak diri sendiri?
> > >
> > > - Original Message -
> > > From: "wahyu budi" <[EMAIL PROTECTED]>
> > > To: <[EMAIL PROTECTED]>
> > > Sent: Wednesday, October 15, 2003 6:44 PM
> > > Subject: [iagi-net-l] Tujuan Reklamasi?
> > >
> > >
> > > > Pandangan umum memang program reklamasi
> bertujuan
> > > > untuk menambah luas daratan, tetapi ada hal
> lain
> > > yang
> > > > dapat dicapai, yaitu:
> > > > - memperbaiki kondisi fisik pantai (seperti
> bila
> > > > pantai rusak karena erosi),
> > > > - memperbaiki keindahan lingkungan pantai
> > > (bayangkan
> > > > bila setiap pemilik zona pantai masing-masing
> > > > mereklamasi pantai sendiri-sendiri),
> > > > - mendapatkan kondisi lingkungan pantai yang
> lebih
> > > > sehat.
> > > > - untuk pengelolaan pantai yang jelas
> > > > penanggungjawabnya.
> > > >
> > > > Saya pernah berjalan di sepanjang pantai di
> daerah
> > > > Carita. Sepanjang sekitar 16 km garis pantai
> dari
> > > > Pasauran sampai Labuan, sampai setiap penguasa
> > > lahan
> > > > pantai melakukan reklamasi pantai
> sendiri-sendiri,
> > > > terutama pengelolan hotel dan lokasi wisata.
> > > > Akibatnya:
> > > > - garis pantai menjadi tidak menentu. ada yang
> > > jauh
> > > > menjorok ke laut di atas reef flat tetapi ada
> yang
> > > > tidak direklamasi.
> > > > - reklamasi dengan cara yang tidak menentu.
> ada
> > > yang
> > > > tinggi dan ada yang rendah. ada yang
>

Re: [iagi-net-l] Tujuan Reklamasi?

2003-10-17 Terurut Topik wahyu budi
Pak Koesoema, terima kasih dengan pertanyaannya. Dan
izinkan saya memberikan sedikit penjelasan mengenai
hal tersebut.

Apabila kita melihat dari kacamata geologi, memang
istilah "rusak", dan juga "bencana alam", itu tidak
ada. 
Istilah tersebut muncul setelah kita melihat dari
kacamata kepentingan manusia. Dengan kacamata ini, dan
ini dipakai dalam hal pengelolan wilayah pesisir,
erosi dan sedimentasi bisa dipandang sebagai hal yang
merusak dan menguntungkan.
Apabila kedua proses alam itu bersinggungan dengan
kepentingan manusia dan dipandang merugikan, maka
dipandang sebagai hal yang merusak atau merugikan.
Sebagai contoh sedimentasi. Dari sudut pandang
pertambahan lahan, dipandang positif, tetapi dari
sudut pandang perubahan ekosistem dipandang merusak
(biasanya dilihat oleh pecinta lingkungan).
Erosi juga serupa. Hal itu tidak pernah
dipermasalahkan selama tidak mengangkut kepentingan
manusia secara langsung. Bila mengenai kepentingan
manusia, seperti kehilangan lahan pertanian, kerusakan
daerah pemukiman, kerusakan daerah wisata, merusak
keindahan (biasanya pantai pasir yang landai yang
dipandang indah untuk kepentingan wisata), maka proses
erosi dipandang sebagai merusak.

Salam,
WBS




--- "R.P.Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
> Pantai rusak karena erosi? Bukankah erosi itu
> process alam? Bagaimana alam
> merusak diri sendiri?
> 
> - Original Message -
> From: "wahyu budi" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Wednesday, October 15, 2003 6:44 PM
> Subject: [iagi-net-l] Tujuan Reklamasi?
> 
> 
> > Pandangan umum memang program reklamasi bertujuan
> > untuk menambah luas daratan, tetapi ada hal lain
> yang
> > dapat dicapai, yaitu:
> > - memperbaiki kondisi fisik pantai (seperti bila
> > pantai rusak karena erosi),
> > - memperbaiki keindahan lingkungan pantai
> (bayangkan
> > bila setiap pemilik zona pantai masing-masing
> > mereklamasi pantai sendiri-sendiri),
> > - mendapatkan kondisi lingkungan pantai yang lebih
> > sehat.
> > - untuk pengelolaan pantai yang jelas
> > penanggungjawabnya.
> >
> > Saya pernah berjalan di sepanjang pantai di daerah
> > Carita. Sepanjang sekitar 16 km garis pantai dari
> > Pasauran sampai Labuan, sampai setiap penguasa
> lahan
> > pantai melakukan reklamasi pantai sendiri-sendiri,
> > terutama pengelolan hotel dan lokasi wisata.
> > Akibatnya:
> > - garis pantai menjadi tidak menentu. ada yang
> jauh
> > menjorok ke laut di atas reef flat tetapi ada yang
> > tidak direklamasi.
> > - reklamasi dengan cara yang tidak menentu. ada
> yang
> > tinggi dan ada yang rendah. ada yang kualitanya
> baik
> > dan ada yang burut. akibatnya garis pantai tampak
> > seperti pakaian tambal sulam.
> > - akses umum untuk masyarakat menjadi hilang
> karena
> > yang melakukan reklamasi tidak memperhatikan
> ketentuan
> > adanya public domain untuk daerah sepanjang
> pantai.
> > ketika melakukan perjalana itu, saya harus naik
> turun
> > tembok dinding pantai. berhadapan dengan satpam di
> > banyak kapling.
> > - penguasaan terhadap reef flat menjadi tidak
> jelas.
> > reef flat seharusnya menjadi publik domain, tetapi
> di
> > beberapa segmen telah dikuasai pemilik modah.
> >
> > Dari pengalaman lapangan di Carita itu, mungkin
> ada
> > baiknya kebijakan reklamasi diperhitungkan sebagai
> > salah satu cara pengelolaan wilayah pesisir. Agar
> kita
> > mendapat lingkungan yang baik dan sehat dan indah
> dan
> > jelas siapa pengelolanya dan kita semua dapat
> > menikmatinya.
> >
> > Salam,
> > WBS
> >
> >
> >
> > --- "Imam A. Sadisun" <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> > > Sedikit menambahkan: Secara umum reklamasi
> pantai
> > > bertujuan untuk menambah
> > > jumlah daratan, dapat dilaksanakan dengan:
> > > - filling
> > > - polder
> > > - drainage
> > > atau kombinasi dari ketiga metode tsb., terutama
> > > tergantung morfologi
> > > pantai yg akan direklamasi.
> > >
> > > Salam,
> > > ~imam
> > >
> > > On Wed, 15 Oct 2003, Untung Sudarsono wrote:
> > >
> > > > Gampangnya ya ngurug laut alias lautnya
> ditimbun
> > > begitu.
> > > >
> >
> >
> > __
> > Do you Yahoo!?
> > The New Yahoo! Shopping - with improved product
> search
> > http://shopping.yahoo.com
> >
> >
>
-
> > To u

[iagi-net-l] Tujuan Reklamasi?

2003-10-15 Terurut Topik wahyu budi
Pandangan umum memang program reklamasi bertujuan
untuk menambah luas daratan, tetapi ada hal lain yang
dapat dicapai, yaitu:
- memperbaiki kondisi fisik pantai (seperti bila
pantai rusak karena erosi),
- memperbaiki keindahan lingkungan pantai (bayangkan
bila setiap pemilik zona pantai masing-masing
mereklamasi pantai sendiri-sendiri),
- mendapatkan kondisi lingkungan pantai yang lebih
sehat.
- untuk pengelolaan pantai yang jelas
penanggungjawabnya.

Saya pernah berjalan di sepanjang pantai di daerah
Carita. Sepanjang sekitar 16 km garis pantai dari
Pasauran sampai Labuan, sampai setiap penguasa lahan
pantai melakukan reklamasi pantai sendiri-sendiri,
terutama pengelolan hotel dan lokasi wisata.
Akibatnya:
- garis pantai menjadi tidak menentu. ada yang jauh
menjorok ke laut di atas reef flat tetapi ada yang
tidak direklamasi.
- reklamasi dengan cara yang tidak menentu. ada yang
tinggi dan ada yang rendah. ada yang kualitanya baik
dan ada yang burut. akibatnya garis pantai tampak
seperti pakaian tambal sulam.
- akses umum untuk masyarakat menjadi hilang karena
yang melakukan reklamasi tidak memperhatikan ketentuan
adanya public domain untuk daerah sepanjang pantai.
ketika melakukan perjalana itu, saya harus naik turun
tembok dinding pantai. berhadapan dengan satpam di
banyak kapling.
- penguasaan terhadap reef flat menjadi tidak jelas.
reef flat seharusnya menjadi publik domain, tetapi di
beberapa segmen telah dikuasai pemilik modah.

Dari pengalaman lapangan di Carita itu, mungkin ada
baiknya kebijakan reklamasi diperhitungkan sebagai
salah satu cara pengelolaan wilayah pesisir. Agar kita
mendapat lingkungan yang baik dan sehat dan indah dan
jelas siapa pengelolanya dan kita semua dapat
menikmatinya.

Salam,
WBS



--- "Imam A. Sadisun" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Sedikit menambahkan: Secara umum reklamasi pantai
> bertujuan untuk menambah 
> jumlah daratan, dapat dilaksanakan dengan:
> - filling 
> - polder  
> - drainage
> atau kombinasi dari ketiga metode tsb., terutama
> tergantung morfologi 
> pantai yg akan direklamasi.
> 
> Salam,
> ~imam
> 
> On Wed, 15 Oct 2003, Untung Sudarsono wrote:
> 
> > Gampangnya ya ngurug laut alias lautnya ditimbun
> begitu.
> > 


__
Do you Yahoo!?
The New Yahoo! Shopping - with improved product search
http://shopping.yahoo.com

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] 85% Delta Mahakam Rusak, Teluk Jakarta

2003-09-25 Terurut Topik wahyu budi
Ibu Parvita, berkaitan dengan pola sedimentasi di
Teluk Jakarta, setahu saya memang PPGL pernah bekerja
di Teluk Jakarta dan terutama untuk wilayah yang dekat
dengan Kota Jakarta. Kepastian lebih jauh mengenai hal
ini tentu kita tunggu respon dari rekan-relan di PPGL.

Kalau mengenai sedimentasi di Kepulauan Seribu sampai
jarak sekitar 50-an km, dan sumber materialnya dari
Jakarta, saya rasa terlalu jauh pernyataan itu.
Pengalaman dari kawasan Tanjung Pontang di Banten,
yang sekarang ini mendapat influx muatan sedimen yang
besar dari Ciujung, penyebaran suspensi dari muara
tidak sejauh itu (hanya beberapa KM). Karena itu,
untuk kasus di kepulauan Seribu, mungkin ada sumber
sedimen yang lain. Mungkin saja dari Citarum. 

Salam,
WBS

--- [EMAIL PROTECTED] wrote:
> 
> Pak Wahyu Budi dan rekan2 lainnya,
> 
> Kalau kerusakan delta Mahakam bisa dideteksi lewat
> citra satelit, tentunya
> hal yang sama bisa dilakukan untuk melihat kondisi
> Teluk Jakarta dan
> sekitarnya.  Ada yang tahu saya bisa memperolehnya
> di mana, karena ada yang
> mengatakan sedimentasi di Utara Jakarta sampai ke
> Kepulauan Seribu (sampai
> ke Pulau Kotok-Pulau Matahari-Pulau Papateo). 
> Lumayan jauh itu, sekitar 50
> km-an.  Saya sendiri mengalami bahwa visibility di
> Pulau Seribu selama
> bulan2 terakhir ini luarbiasa jeleknya, dan banyak
> koral2 yang tertutup
> oleh silt.  Apa ada pulse yang extraordinary tahun
> ini, dan kalau itu
> karena kegiatan manusia, misalnya ada proyek
> besar2an di Utara Jakarta,
> mustinya bisa kelihatan ya.  Mungkin dari PPGL bisa
> bantu?
> 
> 
> Parvita H. Siregar
> 
> 
> 
> 
> 
>     
> 
>  
> wahyu budi  
> 
>  
>   [EMAIL PROTECTED]
>  
> yahoo.com>cc:   
> 
>  
>  
> Subject: Re: [iagi-net-l] 85% Delta Mahakam
> Rusak
> 09/24/2003 07:27 PM 
> 
>  
> Please respond to   
> 
>  
> iagi-net
> 
>  
> 
> 
>  
> 
> 
>  
> 
> 
> 
> 
> Pak Awang dan rekan-rekan lainnya, saya sendiri
> belum
> pernah secara langsung mempelajari apa yang terjadi
> dengan Delta Mahakam. Tetapi, apa saya lihat dari
> hasil analisis citra satelit yang pernah di lakukan
> teman-teman sebelumnya, nampaknya memang aktifitas
> manusia membuka kawasan mangrove untuk dikonversi
> menjadi areal tambak sekarang ini sangat dominan di
> Delta Mahakam. Namun, bagaimana kaitannya antara
> aktifitas tersebut (dan juga yang lainnya) dengan
> pola
> pertumbuhan (sedimentasi) dan pola perusakan (erosi)
> Delta Mahakam, saya belum bisa memberikan keterangan
> apa-apa.
> 
> Study yang sejenis, tahun ini, sedang saya lakukan
> di
> pesisir utara Banten (Jawa bagian barat) antara
> Tanjung Pontang sampai Tanjung Kait. Sebagian hasil
> awalnya telah saya presentasikan pada pertemuan di
> PPGL pada tanggal 25 Agustus 2003 yang lalu. Apabila
> ada yang berminat dengan naskah lengkapnya silahkan
> hubungi saya.
> 
> Salam,
> Wahyu
> 
> 
> --- Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Apakah pernah ada studi foto udara untuk
> > mengkonfirmasi pola pertumbuhan (sedimentasi) dan
> > pola perusakan (erosi) delta Mahakam dari 1946 ke
> > 2001 ? Studi sejenis pernah intensif dilakukan
> oleh
> > teman-teman LGPN LIPI tahun-tahun 1980an untuk
> Delta
> > Cimanuk di Jawa Barat (Pak Ade bisa konfirmasi ?)
> > atau juga LON (Pak Wahyu Budi bisa konfirmasi ?)
> dan
> > juga daerah muara Citanduy-Nusa Kambangan.
> Harusnya,
> > mengingat pentingnya Delta Mahakam sebagai
> > laboratorium alam untuk geologi, studi semacam itu
> > penting. Juga, apakah erosi itu hanya sebab
> manusia
> > (petani tambak), bukan pola oseanografi yang
> berubah
> > (katakanlah yang tadinya tide-wave dominated
> mungkin
> > jadi wave dominated). Semuanya itu 

Re: [iagi-net-l] 85% Delta Mahakam Rusak

2003-09-24 Terurut Topik wahyu budi
Pak Awang dan rekan-rekan lainnya, saya sendiri belum
pernah secara langsung mempelajari apa yang terjadi
dengan Delta Mahakam. Tetapi, apa saya lihat dari
hasil analisis citra satelit yang pernah di lakukan
teman-teman sebelumnya, nampaknya memang aktifitas
manusia membuka kawasan mangrove untuk dikonversi
menjadi areal tambak sekarang ini sangat dominan di
Delta Mahakam. Namun, bagaimana kaitannya antara
aktifitas tersebut (dan juga yang lainnya) dengan pola
pertumbuhan (sedimentasi) dan pola perusakan (erosi)
Delta Mahakam, saya belum bisa memberikan keterangan
apa-apa.

Study yang sejenis, tahun ini, sedang saya lakukan di
pesisir utara Banten (Jawa bagian barat) antara
Tanjung Pontang sampai Tanjung Kait. Sebagian hasil
awalnya telah saya presentasikan pada pertemuan di
PPGL pada tanggal 25 Agustus 2003 yang lalu. Apabila
ada yang berminat dengan naskah lengkapnya silahkan
hubungi saya.

Salam,
Wahyu


--- Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Apakah pernah ada studi foto udara untuk
> mengkonfirmasi pola pertumbuhan (sedimentasi) dan
> pola perusakan (erosi) delta Mahakam dari 1946 ke
> 2001 ? Studi sejenis pernah intensif dilakukan oleh
> teman-teman LGPN LIPI tahun-tahun 1980an untuk Delta
> Cimanuk di Jawa Barat (Pak Ade bisa konfirmasi ?)
> atau juga LON (Pak Wahyu Budi bisa konfirmasi ?) dan
> juga daerah muara Citanduy-Nusa Kambangan. Harusnya,
> mengingat pentingnya Delta Mahakam sebagai
> laboratorium alam untuk geologi, studi semacam itu
> penting. Juga, apakah erosi itu hanya sebab manusia
> (petani tambak), bukan pola oseanografi yang berubah
> (katakanlah yang tadinya tide-wave dominated mungkin
> jadi wave dominated). Semuanya itu kan bisa terekam
> di foto udara. Kalau rusak begitu, maka area field
> trip Mahakam di deltaic plain akan
> terganggu...Tetapi, apakah dredging untuk lokasi
> sumur bukannya lama-lama akan merusak juga ?
>  
> Salam,
> Awang
> 
> ERY ARIFULLAH <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> (Cuplikan Kaltim Post/ 19 Sept. 2003):
> 
> ”1000 km2 luasan daratan Delta Mahakam (Delta Plain)
> 
> ternyata 85 % diantaranya telah rusak yang telah
> beralih 
> fungsi menjadi tambak. Kepala Departemen Lingkungan
> Total 
> EP Indonesie Suripno kepada Kaltim Post tanggal 18 
> September 2003 mengemukakan bahwa alih fungsi
> menjadi 
> tambak akan mengancam keseimbangan ekosistem yang
> ada di 
> Delta Mahakam. Pada tahun 1986 kondisi Delta Mahakam
> masih 
> bagus. Pada tahun 1992 sudah mulai ada pembangunan
> tambak 
> dan mulai ada kerusakan-kerusakan dan pada tahun
> 1999, 85 
> % Delta Mahakam sudah menjadi tambak. Dengan
> demikian 
> perbandingan laju sedimentasi dan erosi telah
> menjadi 1:2 
> selama tahun 1946-1996. Sementara perbandingan laju 
> sedimentasi dan erosi tahun 1996-2001 sudah mencapai
> 1:50. 
> Artinya kehilangan luas daratan yang terjadi selama
> 50 
> tahun (1946-1996) seluas 635 ha. Sedangkan selama
> lima 
> tahun (1996-2001) telah kehilangan daratan seluas
> 697 
> ha” .
> 
> 
> Pertumbuhan tambak yang tidak terkontrol menyebabkan
> 
> degradasi mangrove. Kegagalan produksi seperti
> terjadi di 
> Jawa, pantai timur Lampung dan Sulawesi
> mengakibatkan 
> penambahan areal tambak semakin meningkat tajam,
> apalagi 
> keuntungan ekonomis sangat menjanjikan dalam
> menyumbang 
> PAD.
> 
> Sejak tahun 1970-an sampai sekarang riset geologi
> telah 
> dilakukan secara antusias di Delta Mahakam. Delta
> Mahakam 
> modern adalah laboratorium alam geologi ”recent 
> analogues” yang khas di Indonesia yang punya kaitan 
> erat dengan sedimen-sedimen di Kutai Basin. Dari
> studi 
> geologi di Delta Mahakam selama tiga dasawarsa telah
> 
> memberikan pemahaman yang bagus kepada kita dalam 
> dileneasi lingkungan pengendapan di Kutai Basin
> untuk 
> eksplorasi. Jadi bisa dibayangkan seberapa besar
> jasa 
> Delta Mahakam bagi pengetahuan geologi?? 
> 
> Kelestarian Delta Mahakam bukan hanya tanggung jawab
> 
> environmentalist, tapi juga tanggung jawab kita
> sebagai 
> ahli geologi (?). 
> 
> Salam,
> Ery Arifullah
> Mhs. Prog. Master Geologi ITB.
> 
>
===
> TELKOMNet INSTAN : mudah pemakaiannya, luas
> jangkauannya dan sekarang . ada hadiahnya
> pula !
>
===
> 
>
-
> To unsubscribe, e-mail:
> [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/gro

Re: [iagi-net-l] List of accepted papers for JCJ 2003, format penulisan makalah?

2003-09-13 Terurut Topik wahyu budi
Dear Sekretariat JCJ 2003,

Setelah mengumuman abstrak yang diterima, untuk
penulisan makalah, adakah format penulisan atau
template yang harus diikuti?

Apabila untuk hal tersebut belum terpikirkan, saya
menyarankan agar dibuat format penulisan atau template
yang harus diikuti oleh para penulis makalah.

Ini demi keseragaman cara penulisan dan memperingan
pekerjaan editing. Sedang apabila hal tersebut telah
ada, tolong segera disebarkan, agar kami dapat
mengikutinya dalam menulis makalah untuk JCJ 2003.

Kemudian, dalam First Circular disebutkan bahwa
deadline pemasukan full paper adalah tanggal 31
Oktober 2003, sementara itu dalam web site disebutkan
tanggal 30 September 2003. Mana yang harus diikuti?

Salam,
Wahyu Budi Setyawan

--- "Allo, Paulus T"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> daftar paper yg diterima utk JCJ 2003 bisa dilihat
> di:
> http://jcj2003.iagi.or.id/list.php
> 
> daftar ini akan terus di-update, jadi bila paper
> anda belum tertera
> disitu, silahkan lihat 1-2 hari lagi.
> 
> 
> thanks,
> 
> Paulus
> 
>
-
> To unsubscribe, e-mail:
> [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> 
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
> Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy
> Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED]
> atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
> Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A.
> Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
>
-
> 


__
Do you Yahoo!?
Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software
http://sitebuilder.yahoo.com

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Renungan IAGI & Lingkungan; keseimbangan

2003-09-11 Terurut Topik wahyu budi
Sebenarnya, yang diperlukan adalah menjaga
keseimbangan antara pemanfaatan sumberdaya alam dan
menjaga kondisi lingkungan agar tetap dapat melayani
kebutuhan manusia (bukan dilestarikan).

Kita semua tentu tahu bahwa alam itu menjalani suatu
proses. Lahir dan kemudian Mati. 
Perhatikan manusia, tumbuhan, hewan.
Perhatikan batuan, daratan, dan air.
Tanpa campur tangan manusia pun perubahan akan
terjadi, dan manusia pun adalah bagian dari perubahan
tersebut.

Persoalan yang sebenarnya kan ., bagaimana
perubahan itu berlangsung dan tidak "menyakiti"
manusia.

Dalam menjaga berlangsungnya proses-proses geologi
itu, agar "tidak terlalu cepat", di situlah
peranan geologi.

Salam,
WBS


--- [EMAIL PROTECTED] wrote:
> Urun rembug,
> 
> Bukannya pesimis, tapi untuk zero (0) terhadap
> dampak lingkungan oleh
> industri ekstratif kebumian adalah impossible.
> Kecuali semua industi ekstraktif kebumian secara
> serempak dihentikan di
> seluruh dunia, dan menurut saya ini juga impossible.
> Kasarnya kemajuan teknologi dan kehidupan tidak bisa
> di "reset" kaya
> komputer jika terjadi "error" 
> 
> Kita tidak bisa mengatakan tidak ada kemudahan
> transportasi kecuali jalan
> kaki setelah penemuan sepeda, kita tidak bisa
> mengatakan tidak ada yang
> lebih cepat dari sepeda setelah manusia menemukan
> motor, kita tidak bisa
> mengatakan motor paling nyaman setelah manusia
> menemukan mobil, dst, dst.
> 
> Misalkan kita menghapus mobil untuk menghilangkan
> polusi udara, dengan
> langkah menghentikan industri eksploitasi bahan
> bakar, maka kita akan
> beralih ke sepeda sehingga perusahaan tambang besi,
> baja, nickel harus
> hidup. Jika kita melarang penggunaan sepeda sehingga
> dampak industri tambang
> bisa kita hentikan, maka kita akan terpaksa jalan
> kaki. Dan sanggupkah kita
> jalan kaki saat ini?
> 
> Rekan-rekan bisa bayangkan jika tempat tinggal di
> Bekasi dan tiap hari harus
> jalan kaki menuju Sudirman atau Gatot Subroto, butuh
> berapa jam untuk
> perjalanan? tahankah dengan debu, panas, dan
> keringat serta capek? Hilang
> berapa jam dalam sehari hanya untuk jalan PP? Belum
> lagi jika rekan-rekan
> kampungnya di Jawa Timur, cuti dapat 12 hari
> setahun, untuk jalan pulang
> Bekasi- jawa Timur pp butuh berapa lama? Intinya
> saya ingin mengatakan,
> marilah bersikap realistis, bahwa setelah semua
> kemajuan ini yang mau tidak
> mau melibatkan industri ekstraktif kebumian, kita
> pada dasarnya tidak
> mungkin kembali ke zero (0) lagi.
> 
> Kata orang bijak tentang hukum kesuksesan adalah
> SUKSES ADA HARGANYA, JIKA
> MAU SUKSES, KITA HARUS BERANI MEMBAYAR HARGANYA,
> hanya orang gila yang
> maunya sukses namun tidak mau membayar harga
> kesuksesan yang diinginkan.
> 
> a. JIka demi kelangsungan hidup manusia, menutup
> semua industri kebumian
> adalah jalannya. 
> b. Dilain pihak, demi kelangsungan hidup budaya
> manusia, meneruskan industri
> ektraktif kebumian adalah jalannya. 
> 
> Jika a yang kita pilih, maka kita siap jalan kaki
> kalo cuti dari Jakarta ke
> jawa timur (jangan tanggung tanggung)
> Namun jika pilih b, polusi dan kerusakan tak
> terhindarkan.
> Maka jika saya yang suruh milih, Saya akan memilih B
> dengan catatan kita
> menyadari bahwa akan ada harga kerusakan lingkungan
> yang musti kita bayar.
> Jadi masalahnya tinggal bayar membayar tingkat
> kerusakan lingkungan, yang
> harus kita lakukan adalah bagaimana kita bisa
> mewujudkan seringan-ringannya,
> sekecil kecilnya kerusakan lingkungan. 
> 
> Ibarat komputer, kita tidak mampu "reset" lagi, yang
> bisa kuta lakukan
> adalah mengatasi dan memperkecil error nya
> Dan langkah Pak ketum untuk deket dan bersahabat
> dengan kaum environmentalis
> adalah salah satu caranya.
> 
> Salam,
> didik
> 
> 


__
Do you Yahoo!?
Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software
http://sitebuilder.yahoo.com

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Pertambangan ....., melihat hubungan spasial

2003-09-03 Terurut Topik wahyu budi
Sekarang ini sedang musim kemarau, dan di banyak
bagian Indonesia sedang mengalami kekeringan. Mungkin
ini saatnya untuk mengajukan bukti tentang kaitan
kerusakan hutan, kegiatan pertambangan dan kekeringan.

Yang perlu dilakukan pada tahap awal hanya memetakan
daerah hutan lindung, daerah kegiatan pertambangan,
daerah hutan yang rusak dan daerah kekeringan yang
sekarang terjadi. 

Dari peta-peta tersebut secara spasial akan terlihat
hubungan antara daerah kekeringan dan kawasan hutan
dan pertambangan.

Untuk mencari siapa penyebab kerusakan hutan yang
sebenarnya, dapat ditambahkan peta penyebaran kegiatan
pemanfaatan hutan / lahan, baik itu HPH, penduduk
setempat, pertanian, perkebunan, maupun pertambangan.

Apabila kita dapat membuat peta-peta tersebut, tentu
akan diperoleh bukti yang kuat tentang apa yang sedang
diperdebatka sekarang.

Salam,
WBS



--- Sukmandaru Prihatmoko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Berita di media tsb memang sangat tendensius, banyak
> pernyataan yang
> dikutip, sepertinya nyambung satu sama lain, padahal
> tidak (bisa
> dipertanyakan). Saya harap ini karena ke-"piawai"-an
> wartawan saja dalam
> menyajikan berita. Contohnya:
> ..."Pemerintah dan DPR diminta tidak meloloskan
> lagi pertambangan
> terbuka di hutan lindung. Perusakan hutan lindung
> secara terus-menerus akan
> berdampak pada kekeringan yang semakin parah di
> masa-masa mendatang."
> .(saya kutip seperti aslinya).
> 
> Pertambangan terbuka di hutan lindung mengakibatkan
> perusakan hutan lindung
> = masih nyambung; perusakan hutan lindung
> mengakibatkan kekeringan = masih
> nyambung juga. Tapi menyambungkan pertambangan di
> hutan lindung dengan
> kekeringan = nanti dulu, karena ini bukan matematika
> dimana kalau A = B dan
> B = C, maka A = C. Karena kita musti lihat berapa
> banyak seh
> pertambangan di hutan lindung, kemudian seberapa
> banyak hutan lindung yang
> rusak (secara keseluruhan), serta seberapa luas
> hutan lindung yang rusak
> karena pertambangan.
> 
> Itu tadi satu conto saja.. masih ada
> beberapa lagi pernyataan yang
> tidak saling nyambung tapi "enak" dibaca.
> 
> Ini saya kutipkan data ttg hutan dan tambang
> Indonesia, sumbernya Made
> Astawa Rai, 2002 (Seminar - Isu dan Kendala
> Pengelolaan Sumberdaya
> Pertambangan dan Kehutanan).
> (1) Area Kontrak Karya = 21 juta ha (termasuk
> wilayah eksplorasi)
> (2) Area tambang = 0,135 juta ha
> (3) Luas hutan total Indonesia = 120 juta ha
> (4) HPH = 66 juta ha
> (5) Hutan lindung = 33,5 juta ha
> (6) Hutan konservasi = 20,5 juta ha
> (7) Laju kerusakan hutan dalam 7 tahun terakhir
> (hutan konservasi, hutan
> lindung, dan hutan produksi) = 1,36 juta ha/ tahun
> (Kongres Kehutanan
> Indonesia, Jakarta, 2001).
> 
> Jika diasumsikan seluruh area tambang rusak, berarti
> hanya 10% dari laju
> kerusakan hutan per tahun. Padahal kenyataanya tidak
> demikian karena banyak
> lahan bekas tambang yang telah direklamasi.
> (Meskipun, tidak perlu
> dipungkiri pasti ada juga perusahaan nakal yang
> tidak beres
> reklamasinya).
> 
> Jadi silakan tebak sendiri yang 90% itu dilakukan
> oleh siapa.
> 
> Salam - Daru
> 
> - Original Message -
> From: <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Thursday, August 28, 2003 10:46 AM
> Subject: RE: [iagi-net-l] Pertambangan di hutan
> lindung harus diminimalisir
> 
> 
> > Saya setuju dengan Mas Bondan Brillianto.
> >
> > Jangan "gebyah uyah" bahwa kerusakan hutan
> semata-mata disebabkan hanya
> oleh
> > perusahaan Tambang.
> > Mari kita buka mata dan telinga, berapa hutan yang
> rusak (area) dan apakah
> > ada kontribusi perusahaan tambang disana
> (jangan-jangan di daerah rusak
> > hutan tersebut tidak ada perusahaan tambangnya).
> >
> > Sebab pencurian kayu liar dan penebangan liar oleh
> penduduk tidak bisa
> > dilihat sebelah mata.
> > Disekitar konsesi INCO, ada wilayah yang namanya
> Danau Towuti... Di desa
> > pinggir danau tersebut ada beberapa orang yang
> bisa dikategorikan "sangat
> > kaya" dengan jenis usaha membeli kayu dari para
> penebang liar (dari dulu
> dan
> > berlanjut hingga sekarang ..). Hasilnya mereka
> jual ke Jawa dan
> disepanjang
> > jalan dari daerah itu ke Makassar ada "retribusi
> khusus" yang sudah rutin
> > mereka lakukan.
> >
> > Selain itu, sejauh yang saya tahu hampir semua
> perusahaan tambang punya
> > seksi revegetasi / reklamasi lahan dan ada hukum
> yang bisa dikenakan jika
> > melanggar peraturan pemerintah tersebut ...
> > So saya setuju jika peninjauan kembali izin
> tambang dengan melakukan
> > pengecekan seberapa jauh si perusahaan mengikuti
> hukum sudah dilakukan.
> Jika
> > memang melanggar, musti dikenakan sanksi, namun
> jika bersih.. perusahaan
> > tetap bisa dijalankan ...
> >
> > Masalahnya, pernah penebang liar di daerah towuti
> tersebut ditertibkan ..
> > ujungnya ratusan orang demo minta PEMDA
> menyediakan lapangan kerja ..
> pemda
> > tidak sanggup .. yaaa tebang lagi lah hutannya ..
> >
> > Salam,
> > didik
> 

[iagi-net-l] Evolusi ===> Memahami cara kerja Tuhan (1), manusia dan evolusi karyanya.

2003-09-03 Terurut Topik wahyu budi
Kita mulai pembicaraan dari manusia (yang belum
mengetahui teknologi seperti sekarang ini) dan bumi
tempat tinggalnya.

Dalam pikiran saya, semula manusia hanya tahu membawa
sesuatu dengan kedua tangannya atau menyeretnya tanpa
alat bantu.
Selanjutnya, membawa sesuatu dengan alat bantu,
seperti memikul dan menandu (membawa dengan tandu
sederhana).
Selanjutnya, menyeret dengan alat bantu.

Selanjutnya, manusia menekukan teknologi roda, maka
dipasang roda pada alat bantu yang diseret itu.

Selanjutnya, dari alat bantu beroda, katakanlah
gerobak, terus berkembang menjadi alat angkut yang
ditarik oleh hewan.

Jumlah roda, mungkin dari 2 (seperti gerobak
sapi)bertambah menjadi 4 (seperti kereta kuda beroda
4).

Dengan ditemukan mesin, muncul mobil.
varian lainnya adalah sepeda motor, dan kereta api.
Mobil ada yang kemudian menjadi beroda 3 seperti Bemo
dan Bajai. Mobil ada juga yang rodanya terus bertambah
menjadi Truk, Truk gandeng, dan Trailer.

Varian lain dari roda muncul Traktor beroda besar,
atau beroda rantai.

-- 

Entah sejak kapan, manusia menyadari kayu dan
sejenisnya bisa mengapung. 

Selanjutnya muncul rakit, perahu dayung, perahu layar,
parahu motor (ketika mesin dipadukan dengan perahu).
Dari perahu motor, muncul jenis-jenis kapal penumpang
dari yang kecil sampai raksasa seperti Titanic, muncul
juga kapal-kapal angkut barang seperti kapal curah,
kapal peti kemas, kapal pengangkut gas alam cair.
Muncul juga kemudian Kapal Selam, baik diesel maupun
nuklir.



Ketika kemudian manusia ingi terbang seperti burung,
muncul pesawat terbang. Mulai dari yang sederhana,
sampai pesawat penumpang moderen seperti Concord, Air
Bus, Boing dll. Muncul juga pesawat tempur seperti
Sukhoi yang sekarang jadi pembicara di tanah air kita.

kemudian, ketika manusia ingin ke ruang angkasa,
muncul Apollo, Soyuz dan berbagai pesawat lainnya yang
tanpa awak diluncurkan ke angkasa, juga satelit.

-

Semua alat transportasi itu, dari yang paling awal
sampai mutakhir, sekarang masih dapat kita saksikan
dipergunakan. Di desa-desa kita masih melihat kereta
yang ditarik sapi. Kita melihat Bapak pemungut sampah
menarik gerobak sampah. Di desa-desa nelayan, kita
melihat perahu dayung. 

Tentu kita tidak akan mengatakan, kalau kapal induk
itu dari perahu, tentu perahu itu sekarang tidak ada
lagi sekarang.

Tentu juga kita tidak akan mengatakan, kalau BMW atau
Mercy itu dari gerobak, tentu gerobak itu tidak ada
lagi sekarang.

-

Perkembangan alat transportasi itu tentu saja tidak
berkembang sendirian. Tanpa ditunjang dengan
perkembangan lain seperti teknologi elektronika,
pengolahan logam, misalnya; serta keinginan manusia
untuk mengungkapkan berbagai gejala alam lainnya; dan
berbagai "kebetulan" (seperti Archimedes dengan
airnya, dan pengamatan Apel jatuh yang kemudian
lelahirkan hukum gravitasi oleh .? maf lupa),
semuanya tidak akan ada seperti sekarang.

Lalu.?, Kita bisa atau tidak mengatakan: untuk
menciptakan semua itu dan apa yang ada sekarang ini,
seperti "handphone yang paling baru" komputer yang
kita pakai untuk berkomunikasi ini, Tuhan cukup
menciptakan manusia dengan segala potensinya dan Bumi
tempat hidupnya. 
Semua perkembangan dan penemuan itu, sudah ditentukan
waktunya, oleh Tuhan.

Salam,

WBS











__
Do you Yahoo!?
Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software
http://sitebuilder.yahoo.com

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



[iagi-net-l] Evolusi ===> Memahami cara kerja Tuhan (1), contoh dari alam.

2003-09-03 Terurut Topik wahyu budi
Mari kita perhatikan sebutir biji yang bernas.
Bagaimana butiran biji itu kemudian mulai retak di
tanah, kemudian mulai tumbuh.
Ambil sebuah contoh biji asam jawa.
Kalau ada waktu (sambilan), coba ikuti
pertumbuhannya.
Biji itu tumbuh dan berkembang menurut suatu urutan
waktu dan kadar yang telah ditentukan untuknya.

Setelah tiba waktunya, biji terangat oleh batang
lunak, kemudian terbelah dan keluar daun.

Setelah waktunya tiba, batang lunak itu bercabang dan
di setiap cabang ada daun.

Setelah waktunya tiba, batang lunak mengeras dan pohon
terus membesar dan makin banyak cabangnya.

Setelah waktunya tiba, pohon berbungan dan kemudian
bunga berubah menjadi buah muda dan kemudian buah
masak. Selanjutnya biji dari buah masak siap
mengulangi apa yang dilakui induknya.

Siapa yang menentukan waktu-waktu perkembangan dan
kadar perkembangan itu?
Siapa yang menentukan unsur-unsur dari dalam tanah
yang dihisap akar akan menjadi batang, daun, bunga,
buah, kulit dll?
Kita harus mengakui bahwa kita tidak tahu. Bagi yang
percaya Tuhan, akan menjawab: Tuhan. Bagi yang tidak:
hukum alam.

Selanjutnya, coba kita lihat pohon-pohon lain.
bagaimana itu berbeda satu sama lain, sementara semua
itu tumbuh di tanah yang sama? (tentu dengan sedikit
perbedaan unsur kimianya).

masih banyak contoh-contoh lain yang bisa kita buat
(termasuk bagaimana perubahan magma yang keluar dari
dalam bumi menjadi aneka ragam batuan dan mineral yang
asosiasinya berbeda satu sama lain).

Dengan contoh ini, saya hanya ingin mengatakan bahwa
banyak rahasia Tuhan yang belum kita ketahui.




__
Do you Yahoo!?
Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software
http://sitebuilder.yahoo.com

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Evolusi ===> Sudut pandang lain yoooook.

2003-08-27 Terurut Topik wahyu budi
Di bumi ini ada 100 lebih unsur kimia, mulai dari
unsur mayor, minor, sampai trace element. Ada yang
logam, non-logam, dan radioaktif. 

Sekarang, kalau benda-benda, makhluk-makhluk atau
apapun yang ada di bumi ini (juga alam semesta?) ini
'diuraikan', maka, hasilnya tidak akan lari dari
kelompok unsur-unsur kimia yang sekarang ada di bumi
kita tercinta ini. bedanya hanya... jumlahnya saja
yang berbeda dan berbedaan sedikit ada tidaknya unsur
tertentu (mungkin tak mampu terdeteksi saja). mari
kita ingat-ingat lagi perbandingan komposisi kimia
batuan dan mineral (bila kita geologist).

lalu, pertanyaannya? Bagaimana semua itu bisa
demikian? Sebagai contoh: masak sih, ketika membuat
basalt, andesit, atau granit, dll, Tuhan harus bekerja
seperti analist kimia setiap waktu?, mulai dari
Pracambrium sampai Sekarang. Manusia saja maunya kalau
membuat sesuatu sekali kerja semua urusan beres.

Untuk makhluk hidup?
Juga, masak sih, Tuhan, harus menciptakan beberapa
jenis, memusnahkan dan lalu menciptakan beberapa jenis
lain berulang-ulang? Kita saja sekarang kalau disuruh
menulis makalah dengan komputer atau dengan mesin
ketik manual, tentu memilih komputer. Diantara
alasanya mungkin supaya mudah memperbaiki, mudah
memperbanyak, dan mudah mudah memodifikasi.

Kalau kita memperhatikan sejarah manusia menciptakan
barang-barang., rasanya berevolusi.

Misalnya kemampuan manusia menulis, telah berevolusi
sedemikian rupa sehingga sekarang ini ada komputer,
printer, fax, foto kopi, telegram, scanner dll. Semua
itu dimulai dari kemampuan manusia menulis.

Transportasi juga demikian, dimulai dari berjalan
kaki, sekarang ada pesawat terbang, mobil, sepeda
motor, becak, gerobak dorong, kereta kuda, kereta api,
gerobak sapi serta pesawat ruang angkasa dll dst.

lalu.., sambung sendiri-sendiri saja ya!!!


WBS

--- Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
> Kalo aku kok malah mudah sekali menerima evolusi ya
> ...
> Karena aku yakin "wadag" manusia ini merupakan
> 'benda' atau 'bahan alam'
> yang mempunyai sifat sangat 'alami'.  Buktinya sudah
> terlalu banyak utk
> menyatakan bahwa sifat2 bendawinya  yang ternyata
> sangat berguna buat kita
> termasuk ilmu kesehatan kedokteran dll yg merupakan
> ilmu atau alat
> pertahanan diri manusia.
> 
> Evolusi sendiri merupakan sebuat "ilusi historis" yg
> merupakan hasil
> perekaman impuls otak akibat penerimaan data-data
> dari input-input indera
> penglihatan penciuman, peraba dll  serta .
> "nalar". Tapi bukan berarti
> yg ngga percaya evolusi berarti ngga pake nalar looh
> ya  Awas kalo
> di-puter2  :)
> 
> Evolusi juga hanya merupakan "ilusi waktu" yg juga
> akibat
> perekaman-perekaman alam
> terhadap peristiwa-peristwa yang dilaluinya ...
> lagi-lagi "dimensi waktu"
> ini yg menjadi sebuah dimensi baru dalam kehidupan
> manusia ... setelah
> dimensi ketiga yang "belum lama" juga disadari
> manusia  Coba anda lihat
> gambar di Mesir ... pernahkan anda melihat gambar 3
> di Pyramid ?
> Gambar yg menunjukkn 3 dimensi yg bagus baru
> dilakukan ketika Leonardo Da
> Vinci menggambar the last supper (jamuan makan
> malam) ... itu saja kan baru
> "kemaren" sore :-)
> Menembus dimensi baru emang selalu mengundang
> pro-kontra ... termasuk
> Columbus yang tidak takut jatuh kelaut !! Namun
> masih juga ada yg percaya
> bumi ini datar ... :p
> Banyak juga yang ngga percaya teori kuantum 
> tapi sudah menggunakan
> 
> Soal tuhan ... upst !!
> Aku ngga ngerti apaan sih keberatannya sehingga ada
> yg menganggap  Tuhan '
> tersinggung' adanya teori evolusi ?
> 
> rdp
> - Original Message -
> From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Monday, August 25, 2003 9:57 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Evolusi ===> was Re:
> [iagi-net-l] Batugamping dan
> Homo P Erectus
> 
> 
> > Memang sangat susah menerima teori evolusi,
> apalagi kalau sudah
> dihubungkan ke manusia. Kita akan lebih gampang
> menerima teori "penciptaan
> terpisah", semua spesies yang ada sekarang
> diciptakan terpisah satu demi
> satu, tidak ada nenek moyang bersama. Sejak pertama
> diciptakan bentuknya
> sudah sama persis dengan sekarang. Bahkan variasi
> sekecil apapun di spesies
> sekecil apa pun itu adalah hasil penciptaan
> terpisah, bukan evolusi. Kalau
> Darwin menemukan 15 variasi paruh kutilang di
> Galapagos, ya itu ga mesti
> evolusi atau adaptasi, memang sudah dari sononya
> begitu. 15 nya diciptakan
> terpisah sudah dengan paruh yang macam-macam. Jadi,
> tak heranlah kenapa
> teori evolusi menimbulkan "debate of centuries"...
> Tak langsung dapat
> diterima akal saat itu juga, mungkin ini alasan
> utamanya, dan masa mau kita
> disatu phylogeni-kan (pohon kehidupan) dengan
> protozoa
> >
> > Benarkah teori evolusi, ada apa dengan teori
> evolusi ?  Kalau buat saya,
> karena saya gak bisa konsisten sebagai evolusionis,
> juga saya gak bisa
> konsisten sebagai kreasionis, juga saya gak bisa
> mengabaikan begitu saja
> ajaran iman t

RE: [iagi-net-l] Deepwater Source rock - akhirnya (Bahasa campur aduk !!!)

2003-07-18 Terurut Topik wahyu budi
Bahasa yang campur aduk itu menunjukkan Bahasa
Indonesia perlu diperkaya, dan juga menunjukkan kita
memerlukan Ensiklopedi.

WBS

--- "Istadi, Bambang P"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Note:  Maaf bahasanya campur aduk, tapi istilah2
> teknis kalau
> diIndonesiakan malah saya-nya yang binggung.
> 
> wass. 
> 
> Bambang Istadi
> ConocoPhillips Inc.
> New Ventures Exploration
> +1-281-293-3763
> 
> 


__
Do you Yahoo!?
SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month!
http://sbc.yahoo.com

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] berita sakit

2003-07-18 Terurut Topik wahyu budi
Kami turut berharap Pak Taka diberi kekuatan oleh Yang
Maha Kuasa dan dapat sehat kembali.

WBS



--- "M.Untung" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Hari ini, menurut berita yang saya terima dari Pak
> Budiharto, anggota IAGI senior, bapak FRED TAKA
> sedang mengalami koma di Rumah Sakit CAROLIUS,
> Jakarta. Beliau telah sakit beberapa lama. Pak Taka
> adalah anggota IAGI senior, aktif pada waktu
> berdirinya IAGI. Mari kita doakan semoga pak Taka
> diberi kesembuhan oleh Yang Maha Kuasa dan kembali
> sehat seperti sediakala. Saya kurang mengetahui
> apakah dapat ditengok atau tidak. Alamat rumahnya
> ialah:
> Jl. Kenanga 2, Komplek Perumahan Ferry Sonnevile,
> Gunung Putri, Cibinong 16961. Telepon: 021-8670190.
> Demikian berita yang saya dapat.
> M. Untung
> 
> 
> 
> 
> 


__
Do you Yahoo!?
SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month!
http://sbc.yahoo.com

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Diskusi Tebatas !!

2003-07-08 Terurut Topik wahyu budi
Dear Sekretariat IAGI,

Membaca satu dua tanggapan, dan keinginan saya juga,
mungkin ada baiknya kalau acara diskusi diadakan
selepas jam kerja di sore hari.

WBS


--- SYARIFUDDIN Noor <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
> monya sih ikutan juga, cuman khan berarti harus
> ngabur dari jam kantor 
> ya..nanti jadi mirip anggota DPR dong yang suka
> 'korupsi waktu'.
> 
> 
> salam,
> 
> 
> 
> 
> 
> "IAGI Pusat" <[EMAIL PROTECTED]>
> 08/07/2003 04:22 PM
> Please respond to iagi-net
> 
>  
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> cc: 
> Subject:[iagi-net-l] Diskusi Tebatas
> !!
> 
> 
> IAGI Netters,
> 
> PP IAGI akan mengadakan Diskusi Tebatas "Menggugat
> Keberadaan Celah Timor 
> dan Gugusan Pulau Pasir" pada:
> 
> Hari/Tanggal: Senin, 14 Juli 2003
> Pukul : 10.00 WIB
> Tempat: Sekretariat IAGI, Jl. Dr. Supomo SH, No.: 10
> Nara Sumber: Dr. Bona Situmorang 
> 
> Kalau teman-teman di IAGI Netter berminat untuk tahu
> "apa, mengapa dan 
> bagimana" Timor Gap, Ikuti share blak-blakan dari
> Pak Bona!
> 
> Krn tempat sangat terbatas, mohon bagi yang berminat
> melakukan reservasi 
> ke sekretariat IAGI, Ijul/Benz... 021 83702848 /
> 83702577 email: 
> [EMAIL PROTECTED]
> 
> salam,
> -chandra
> 
> 
> 
> 
> 


__
Do you Yahoo!?
SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month!
http://sbc.yahoo.com

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Diskusi Tebatas !!

2003-07-08 Terurut Topik wahyu budi
Maunya sih, ikut. Tetapi waktu yang tidak ada.
Saya dan banyak teman lainnya tentu senang mengetahui
hasil diskusi itu.

Salam,
WBS

--- IAGI Pusat <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> IAGI Netters,
> 
> PP IAGI akan mengadakan Diskusi Tebatas "Menggugat
> Keberadaan Celah Timor dan Gugusan Pulau Pasir"
> pada:
> 
> Hari/Tanggal: Senin, 14 Juli 2003
> Pukul : 10.00 WIB
> Tempat: Sekretariat IAGI, Jl. Dr. Supomo SH, No.: 10
> Nara Sumber: Dr. Bona Situmorang 
> 
> Kalau teman-teman di IAGI Netter berminat untuk tahu
> "apa, mengapa dan bagimana" Timor Gap, Ikuti share
> blak-blakan dari Pak Bona!
> 
> Krn tempat sangat terbatas, mohon bagi yang berminat
> melakukan reservasi ke sekretariat IAGI,
> Ijul/Benz... 021 83702848 / 83702577 email:
> [EMAIL PROTECTED]
> 
> salam,
> -chandra
> 
> 
> 


__
Do you Yahoo!?
SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month!
http://sbc.yahoo.com

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Benarkan "Perut" Monas Menyimpan Cadangan Minyak Bumi?

2003-06-16 Terurut Topik wahyu budi
Saya rasa kabar ini hanya isapan jempol, seperti
halnya kabar tentang harta karun di situs purbakala di
Bogor tempo hari. Masih ingat kan?

Salam,
WBS

--- Sena Reksalegora <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> WACANA (Pikiran Rakyat Cyber Media, 16 Juni 2003)
> 
> Benarkan "Perut" Monas Menyimpan Cadangan Minyak
> Bumi?
>  
> 
> ..partly deleted.
> 
> Belakangan ini, teka-teki keberadaan Monas ini mulai
> diusik orang. Ada yang mengatakan, Bung Karno
> memilih
> lokasi itu, karena di bawah tugu Monas terdapat
> sumber
> minyak bumi yang cadangannya cukup besar. Namun,
> untuk
> mengeksploitasinya tidak semudah yang dilakukan
> penambang di kawasan pantai maupun di daerah
> lainnya. 
> 
> Seorang pengusaha yang bergerak di bidang konsultan
> perminyakan dalam suatu perbincangan mengakui
> besarnya
> cadangan minyak bumi di bawah kawasan Monas itu. 
> 
> "Itu sudah ada penelitiannya. Hanya saja, cara
> mengeksplotiasinya yang sedang dicari. Masalahnya,
> kawasan Monas tidak mungkin dibongkar, seperti
> pekerjaan minyak di Riau atau daerah lainnya.
> Diperlukan teknologi super modern," ujar pengusaha
> yang tidak mau disebutkan namanya itu. 
> 
> Pengusaha ini pun memperkirakan, Bung Karno
> membangun
> Tugu Monas di kawasan itu bukan sembarangan. Sebagai
> seorang Insinyur, -- apalagi Bung Karno katanya
> memiliki indera keenam -- tentu ia bisa melihat dan
> mengetahui apa yang ada di dalam perut bumi itu. 
> 
> "Untuk mengeksplotasinya, diperlukan teknonolgi
> super
> modern. Penambangannya, harus dilakukan di bawah
> tanah. Bayangkan, berdasarkan penelitian, sumber
> minyak bumi itu berada di bawah tiang pancang Tugu
> Monas. Mungkin 135 meter di bawah baru ditemukan
> sumber minyaknya. Jadi, penambangannya akan
> dilakukan
> dengan cara pengeboran dan kemudian dengan memasang
> pipa bawah tanah mencapai ratusan kilometer ke
> Balongan, Indramayu atau ke Cirebon," kata pengusaha
> yang sangat optimis minyak itu bisa digali. 
> 
> Upaya mengeksploitasi minyak di Monas itu, katanya,
> sedang dibicarakan dengan perusahaan minyak raksasa
> Amerika Serikat. 
> 
> Apa yang dikemukakan pengusaha itu, juga dibenarkan
> oleh sebuah sumber di Lembaga Penelitian Minyak dan
> Gas (Lemigas). Lembaga yang berada di bawah
> Departemen
> Energi dan Sumber Daya Mineral itu telah melakukan
> penelitian. Hanya saja, lembaga ini diminta tutup
> mulut mengenai hasil penelitiannya. 
> 
> "Ada seorang staf Lemigas yang ingin mencoba
> membeberkan hasil penelitian ini. Tetapi, ia
> langsung
> dipecat," kata sumber yang tak mau disebut namanya
> itu. Sumber di Lemigas ini juga mengakui, cadangan
> minyak di bawah Monas itu sangat besar. 
> 
> Sebenarnya, fakta-fakta adanya sumber minyak di
> kawasan Monas selama ini banyak. Misalnya, seringnya
> masyarakat di sekitar -- seperti di Setiabudi atau
> kawasan Tanah Abang yang "kelelap" ketika sedang
> menggali sumur. Dan setelah diteliti, sumur yang
> digali itu mengandung gas -- yang tidak lain juga
> sumber minyak. 
> 
> Atau barangkali, "Api Nan Tak Kunjung Padam" di
> Puncak
> Tugu Monas itu nantinya menjadi kenyataan, karena
> kalau minyak dieksploitasi, harus ada buangan api
> yang
> tidak padam, seperti di Balongan. (H. Mangarahon
> Dongoran/"PR")***
>  
> 
> 
> __
> Do you Yahoo!?
> SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month!
> http://sbc.yahoo.com
> 
>
-
> To unsubscribe, e-mail:
> [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> 
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
> Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy
> Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED]
> atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
> Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A.
> Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
>
-
> 


__
Do you Yahoo!?
SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month!
http://sbc.yahoo.com

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMA

Re: [iagi-net-l] Update Info : Joint Convention Jakarta 2003

2003-06-16 Terurut Topik wahyu budi
Dear Sekretariat,

Saya turut bergembira dengan sistem yang dicoba
bangun, pengiriman abstrak melalui website.

Namun, sampai saat ini, rasanya ada satu informasi
yang perlu disampaikan kepada publik tetapi belum
disampaikan, yaitu "berapa jumlah abstrak yang
sekarang telah masuk?".

Hal ini penting berkaitan dengan seruan untuk
memasukkan abstrak via website. Dalam website, rasanya
sampai saat ini hanya terlihat kurang dari sepuluh
abstrak yang masuk. Jadi yang terbayang adalah bahwa
kegiatan ini sedikit sekali mendapat respon. Hal ini
membayangkan citra negatif. 

Jadi, untuk menetralkan kesan negatif itu, perlu juga
diinformasikan dalam website tentang jumlah makalah
yang telah masuk via e-mail (sebelum cara via website
ini dapat berfungsi).

Salam,
WBS

--- "Allo, Paulus T"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> sekedar update info,
> pengiriman abstrak saat ini bisa dilakukan lewat
> website http://jcj2003.iagi.or.id
> kalau sebelumnya ada beberapa rekan yang mengalami
> kesulitan
> saat mengirim abstrak, kami sudah melakukan beberapa
> perbaikan kecil.
> Silahkan menggunakan media ini dalam mengirimkan
> abstrak anda.
>  
>  
> terima kasih,
>  
> Paulus
> 
>
-
> To unsubscribe, e-mail:
> [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> 
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
> Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy
> Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED]
> atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
> Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A.
> Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
>
-
> 


__
Do you Yahoo!?
SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month!
http://sbc.yahoo.com

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Launching website JCJ-2003

2003-06-04 Terurut Topik wahyu budi
Dear Organizing Comm.
Bagaimana kabarnya dengan abstrak-abstrak yang telah
dikirimkan melalui e-mail reguler sebelum ada
kebijakan baru ini?
WBS


--- Abdul Mutalib Masdar
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Kepada Yth.
> Seluruh Anggota HAGI/IAGI dan seluruh Geoscienties
> dimana pun berada,
> 
> Untuk memudahkan pengiriman abstraks ke panitia
> JCJ-2003, kami informasikan bahwa per hari ini
> tanggal 2 Juni 2003 Bapak-bapak/Ibu/Sdr/i dapat
> mengirimkannya langsung melalui website resmi
> JCJ-2003 untuk call for papers dengan alamat :
> http://jcj2003.iagi.or.id/ . Seluruh abstrak/paper
> yang masuk akan dikelola secara elektronik dan
> informasi yang berhubungan dengan kegiatan JCJ-2003
> juga akan disampaikan melalui website tersebut.
> Terimakasih kepada Pengurus IAGI pusat yang sudah
> memberikan izinnya untuk menggunakan websitenya
> untuk kegiatan JCJ-2003. Terimakasih juga kepada
> seluruh anggota OC JCJ-2003 yang sudah bersusah-ria
> membangun website dimaksud.
> 
> Demikian disampaikan, mohon untuk disebarluaskan
> kepada seluruh geophysicist/geologist/geoscientist
> atau perusahaan-perusahaan, institusi-institusi,
> lembaga pemerintah maupun non pemerintah, yang
> berminat untuk berpartisipasi di Joint Convention
> Jakarta 2003, The 32nd IAGI dan The 28th HAGI Annual
> Convention. 
> 
> Masukan dan sarannya sangat kami harapkan.
> Terimakasih atas perhatiannya dan Semoga bermanfaat.
> 
> Salam
> Abdul Mutalib Masdar
> Organizing Committe JCJ 2003.
> 
> 


__
Do you Yahoo!?
Yahoo! Calendar - Free online calendar with sync to Outlook(TM).
http://calendar.yahoo.com

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



[iagi-net-l] Awas Virus!!!!

2003-03-31 Terurut Topik wahyu budi
Dear All,

Saya mendapat info tentang adanya virus baru yang
nampaknya sangat berbahaya. Berhati-hatilah.
Penjelasan lebih lanjut seperti di bawah ini.

Salam
WBS

Message: 7
   Date: Mon, 31 Mar 2003 11:25:10 +0800
   From: "Nuriman, Harry (kem)"
<[EMAIL PROTECTED]>
Subject: WARNING: VIRUS



> > Subject: URGENT
> > 
> > Thu, 20 Mar 2003 09:41:54 +0700
> > >>
> > >>PERHATIAN !!!
> > >>
> > >>Kepada rekan-rekan semuanya, Bila suatu hari
anda menerima e-mail 
> > >>Powerpoint
> > >>Presentation dgn
> > >>judul "Life is beautiful.pps", JANGAN DIBUKA
DENGAN ALASAN APAPUN
> > >>dan delete-lah segera. Apabila anda membuka file
tsb, maka di 
layar 
> > anda
> > >>akan terbaca "Now it is too late, your
> > >>life is no longer beatiful", setelah itu kamu
akan KEHILANGAN 
> > SEMUANYA 
> > >>BAIK
> > >>DATA,
> > >>SOFTWARE, PROGRAM ATAUPUN SEJENISNYA YANG ADA DI
PC
> > >>anda, jenis virus ini sangat merusak dan orang
yang mengirimkanya 
> > akan
> > >>mendapat nama akses,
> > >>e-mail & password anda. Itu adalah jenis virus
baru yang mulai 
> > pada hari
> > >>Sabtu malam dan belum ada anti virusnya. Berita
ini dikirimkan 
oleh 
> > >>seorang
> > >>kawan saya yang kini belajar di Taiwan,
berhubung PC temannya 
telah
> > >>terjangkit virus ini.
> > >>
> > >>MOHON E-MAIL INI DI FORWARD KEPADA SEMUA TEMAN
> > >>DAN RELASI ANDA !
> > >>
> > 


__
Do you Yahoo!?
Yahoo! Platinum - Watch CBS' NCAA March Madness, live on your desktop!
http://platinum.yahoo.com

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Mengutip dokumen on-line

2003-03-13 Terurut Topik wahyu budi
Rasanya cara mensitir dokumen on-line yang disarankan
dalam makalah tersebut tidak berlaku umum (baca: tidak
benar). 

Yang berlaku umum rasanya seperti berikut ini:
Lambert B. (2003). Micropaleontological investigations
in the modern Mahakam delta, East Kalimantan
(Indonesia).
http://imbi.uwc.ac.za/cg/CG2003_A02_BL/CG2003_A02_BL.pdf.
March, 14, 2003.

Setelah penulisan judul, dituliskan alamay URL dan
tanggal akses dilakukan.

WBS
 

--- PUTROHARI Rovicky
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Aku pikir ini sebuah paper bagus ... tambahan
> referensi buat para pecinta 
> paleontologi dan mahakam explorer, 
> Confidential ?? ah bukan ... paper ini "sudah
> online" sejak minggu lalu 
> ... masih anget ...:-D
> silahkan donlod kumplit dengan gambar berwarna : 
>
http://imbi.uwc.ac.za/cg/CG2003_A02_BL/CG2003_A02_BL.pdf
> atau
> http://imbi.uwc.ac.za/cg/CG2003_A02_BL/index.html 
> 
>  start quote ==
> PLATE 2
> Fig. 1: Pseudorotalia conoides (ORBIGNY) 1826
> Fig. 1a: umbilical view
> Fig. 1b: profile view
> Fig. 1c: spiral view
>  ah jadi inget ngulik-ulik "kutu air" nih 
> 
> yg menarik lainnya  cara mensitir dokumen online
> (kenapa tanpa url ya) 
> --> ada dibawah ...
> 
> 
> hef e nais whik en ..
> RDP
> "masih mencari lowstand reservoir, nih ;-("
> 
> 
> ==
> 
> Micropaleontological investigations in the modern
> Mahakam delta, East 
> Kalimantan (Indonesia)
> Bernard Lambert
> Total Fina Elf, DGEP/GSR/PN, Tour Coupole, 2 Place
> de Coupole, La Défense 
> 6 - Cédex 4, 92078 Paris La Défense (France)
> [EMAIL PROTECTED]
> Manuscript online since March 8, 2003
> 
> Abstract
>  The Mahakam delta is a mixed, fluvial and wave
> dominated delta located in 
> the eastern part of the island of Borneo (the East
> Kalimantan province of 
> Indonesia). The distribution of benthic fauna in
> this delta system is 
> influenced by the combined or antagonistic action of
> three main 
> parameters: fluvial input of fresh water and
> sediment, tide, and a strong 
> regional north to south drift current. A model of
> the present-day faunal 
> distribution has been established taking into
> account the perturbations 
> induced by the tide and by the regional drift
> current. This model has been 
> extrapolated into the recent past through the study
> of shallow cores that 
> permit the reconstruction of late Holocene deltaic
> regression patterns. 
> 
> Key Words
> Indonesia, Kalimantan, Mahakam Delta, fluvial input,
> tide, drift current, 
> benthonic Foraminifera, biofacies, distribution
> pattern. 
> 
> Citation
> Lambert B. (2003).- Micropaleontological
> investigations in the modern 
> Mahakam delta, East Kalimantan (Indonesia).- Carnets
> de Géologie / 
> Notebooks on Geology, Maintenon, Article 2003/02
> (CG2003_A02_BL) 
> 
> 
>
-
> To unsubscribe, e-mail:
> [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> 
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
> Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy
> Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED]
> atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
> Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A.
> Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
>
-
> 


__
Do you Yahoo!?
Yahoo! Web Hosting - establish your business online
http://webhosting.yahoo.com

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] kid-tainment, geologi dalam bahasa anak-anak

2003-02-07 Terurut Topik wahyu budi
Saya sendiri belum melihat artikel dalam majalah Bobo
tersebut, tetapi rasanya kita jangan terlalu cepat
mengatakan penulisnya bukan dari geologi.

Ada kemungkinan, penulisnya orang geologi atau tahu
geologi, tetapi memang demikian itulah bahasa yang
dapat dipahami untuk anak-anak yang mengkonsumsi
majalah Bobo.

Tidak mudah...kan menyampaikan sesuatu yang orang
dewasa awam pun sulit mengerti kepada anak-anak
pengkonsumsi majalah Bobo itu?

WBS


--- SYARIFUDDIN Noor
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Buat yang concern sama anak-anak :
> 
> - kalau mau nerangin ttg kejadian minyak bumi ke
> anak-anak, Bobo edisi 
> minggu ini membuat artikel & kartun tentang
> terjadinya minyak bumi (2 
> halaman). Cukup bagus, cuman sayangnya yang nulis
> bukan dari geologi kali 
> ya:-(
> 
> salam,
> 


__
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail Plus - Powerful. Affordable. Sign up now.
http://mailplus.yahoo.com

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] memposisikan iagi, bisnis IAGI

2003-01-30 Terurut Topik wahyu budi

kalau memang IAGI perlu berbisnis untuk memenuhi
kebutuhan keuangannya, mungkin kita sudah saatnya
mulai memikirkan bisnis macam apa yang pantas bagi
IAGI. Apakah ada yang mengetahui contoh organisasi
serupa IAGI yang berbisnis? Mungkin pula kita perlu
belajar pada organisasi profesi besar kelas
internasional tentang cara mereka mengelola keuangan
(mendapatkan uang).

---  Witan OA <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> IAGI memang bukan organisasi bisnis, tapi seharusnya
> ada seksi yg mengurusi
> bisnis secara serius (business development). Karena
> hasilnya bisa dipakai
> untuk menunjang usaha2 mulia yg berguna bagi
> masyarakat. Kalau hanya
> mengandalkan iuran dan sumbangan kelihatannya agak
> sulit.
> 
> Witan
> - Original Message -
> From: "wahyu budi" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Wednesday, January 29, 2003 8:11 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] memposisikan iagi, geologi
> dalam kehidupan
> sehari-hari
> 
> 
> > Saya setuju dengan pendapat Mas Andang bahwa IAGI
> > bukan organisasi bisnis.
> >
> >
> 
> 
> 
>
-
> To unsubscribe, e-mail:
> [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> 
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
> Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy
> Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED]
> atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
> Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A.
> Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
>
-
> 


__
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail Plus - Powerful. Affordable. Sign up now.
http://mailplus.yahoo.com

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] memposisikan iagi, geologi dalam kehidupan sehari-hari

2003-01-29 Terurut Topik wahyu budi
Saya setuju dengan pendapat Mas Andang bahwa IAGI
bukan organisasi bisnis.

Selain kepada anggotanya, tentu ada sumbangan IAGI
bagi masyarakat atau terlibat dalam kegiatan
kemasyarakatan.

Tetapi hendaknya kegiatan yang berkaitan dengan
masyarakat diarahkan kepada peningkatan kesadaran
masyarakat akan pentingnya geologi dalam kehidupan
sehari-hari (Public Awareness). Kesadaran itu dapat
berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan dengan
sumberdaya geologi dan harus pula berkaitan dengan
sumber bencana geologi.

Dengan memahami sumberdaya geologi, tentu masyarakat
akan dapat memanfaatkan sumberdaya tersebut untuk
kehidupannya. 
Dengan memahami sumber bencana geologi, masyarakat
akan dapat terhindar bencana geologi atau mengurangi
ancaman resiko kerugian akibat bencana geologi.
Saya kira, dalam dua lapangan itulah peranan IAGI yang
sebenarnya ditunggu oleh masyarakat luas.

Dengan munculnya kesadaran-kesadaran tersebut, dan
kemudian masyarakat dapat merasakan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari, tentu nama IAGI akan harum di
tengah-tengah kehidupan masyarakat.

Salam,

WBS



--- Andang Bachtiar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Memposisikan IAGI
> 
>  
> 
> Oleh: Andang Bachtiar (Ketua Umum IAGI)
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
> Bermula dari surat
> 
>  
> 
> Surat dari seorang anggota ditahun 2002 yang lalu
> menyarankan dengan sangat kepada saya untuk dapat
> kiranya membentuk kepengurusan daerah IAGI di suatu
> propinsi di luar Jawa, karena masyarakat / pemda
> didaerah tersebut membutuhkan konsultan geologi
> untuk membangun daerahnya, termasuk mengeksplorasi
> sumberdaya buminya. Kebetulan wakil gubernur daerah
> tersebut juga adalah seorang sarjana geologi.
> Anggota tersebut tidak menyadari bahwa sebenarnya
> Pengda IAGI di Propinsi tersebut sudah terbentuk
> paling tidak sejak jaman kepengurusan sebelum saya, 
> tetapi tidak pernah terdengar kabar berita
> kegiatannya. Yang menarik untuk dikemukakan disini
> bukanlah fenomena “tertidurnya” Pengda-Pengda IAGI
> di hampir sebagian besar daerah luar Jawa tersebut
> -kecuali Riau dan Nusa Tenggara-, tetapi lebih pada
> persepsi kawan saya yang  anggota IAGI tadi tentang
> perlunya IAGI menjadi konsultan geologi bagi
> daerah-daerah di Indonesia.
> 
>  
> 
> IAGI bukan entitas bisnis
> 
> Apakah memang IAGI bisa menjadi konsultan? 
> Konsultan yang seperti apa? Kalau bayangan kawan
> tersebut konsultan pelaksana seperti Geoindo, Kwarsa
> Hexagon, Geoservices, Sumagud Sapta Sinar, Robertson
> Research, Corelab, GDA,  Eksindo Pratama, dan yang
> lain-lainnya, maka alangkah naasnya citra IAGI
> dimata anggotanya. Karena apa? Karena dengan
> pemikiran demikian, maka kita telah memposisikan
> IAGI tak lebih dari sebuah entitas bisnis. Padahal
> IAGI didirikan bukan untuk berbisnis secara
> komersial seperti itu. IAGI ada untuk jadi wadah
> yang meningkatkan kesejahteraan anggotanya lewat
> peningkatan ilmu, networking, diskusi dalam
> pertemuan-pertemuan ilmiah, penerbitan majalah dan
> prosiding; selain juga meningkatkan pengembangan
> ilmu geologi, dan ikut berperan dalam pembangunan
> nasional di Indonesia. IAGI ada bukan untuk
> berbisnis, apalagi sampai menyaingi bisnis
> konsultan-konsultan yang sudah ada yang notabene
> juga dilahirkan dan dijalankan oleh anggota IAGI. 
> 
>  
> 
> Partisipasi dalam pembangunan nasional
> 
> Mungkin ada yang berargumentasi, bahwa “menjadi
> konsultan bagi pemda-pemda”, merupakan perwujudan
> dari tujuan IAGI untuk ikut berpartisipasi dalam
> pembangunan nasional. Menurut saya, argumentasi
> tersebut agak kurang benar, karena berpartisipasi
> dalam pembangunan nasional tidak harus dilakukan
> dengan mengorbankan prinsip-prinsip IAGI.
> Partisipasi dapat dilakukan dengan memberikan
> masukan ke pemda-pemda tentang geologi dan
> sumberdaya bumi pada tataran kebijakan dan
> strategis, bukannya pada tataran operasional, dimana
> lahan tersebut sebenarnya merupakan arena bermain
> dari sebagian anggota IAGI yang memang berprofesi
> sebagai konsultan ataupun di perusahan jasa.
> Lagipula, kalau IAGI harus menjadi konsultan
> pelaksana seperti itu, siapa yang akan jadi
> pasukannya? Pengurus IAGI? Pengurus IAGI, baik PP
> maupun Pengda kesemuanya bukanlah geologist
> pengangguran; mereka semua punya “title” dan
> “occupation” yang jelas. Selain menjadi pengurus PP
> ataupun Pengda, mereka semua adalah: pegawai
> perusahaan minyak, pegawai perusahaan tambang,
> dosen, peneliti, konsultan independen, pegawai
> perusahaan jasa bidang geologi, pejabat pemerintah,
> dan sebagainya. Mereka semua tidak mungkin bekerja
> untuk IAGI dengan mengerjakan proyek-proyek geologi
> seperti yang dikerjakan di konsultan-konsultan
> maupun di perusahaan jasa geologi, yang mendorong
> mereka kedalam kelompok KKN yang secara etis harus
> dihindarkan. Kalau mereka lakukan itu semua,
> dikhawatirkan banyak terjadi pemecatan karena
> aktivis-aktivis IAGI ternyata mempunyai konflik
> kepentingan dengan perusahaan dimana mereka bekerja.
> Jadi jelasnya, IAGI bukan 

[iagi-net-l] Bencana nasional dan daerah

2002-11-25 Terurut Topik wahyu budi
Bencana nasinal adalah bencana yang presiden atau
wakil presiden "ikut" merasa prihatin. Sehingga
mengeluarkan pernyataan bahwa suatu bencana menjadi
bencana nasional.

Bencana daerah adalah bencana yang presiden dan wakil
presiden "tidak ikut" prihatin. Sehingga tidak ada
pernyataan bahwa suatu bencana menjadi bencana
nasional.

Kalau bencana teroris internasional adalah bencana
yang presiden dengan "sangat segera" merasa ikut
prihatin. Contohnya Bom Bali.

Maaf juga, definisi yang rada bodoh juga.


--- "Siregar, Parvita"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Maaf pertanyaannya rada bodoh.  Perbedaannya bencana
> nasional dan
> bencana daerah itu apa ya?  
> 
> 
> >-Original Message-
> >From: wahyu budi
> [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> >Sent: Monday, November 25, 2002 5:09 PM
> >To: [EMAIL PROTECTED]
> >Subject: Re: [iagi-net-l] Pengawas aktifitas G.
> Papandayan / efek
> >otonomi? 
> >
> >
> >Kekurangan Sembako bagi para pengungsi dan petugas
> >pemantau dan lainnya itu mungkin efek dari otonomi
> >daerah.
> >
> >Undang-undang otonomi daerah seingat saya tidak
> >mengatur masalah bencana. Sehingga jiga terjadi
> >bencana siapa yang harus bertanggung jawab? 
> >
> >Kalau sudah dinyatakan sebagai bencana nasional,
> >urusannya jelas, urusan negara / pusat. Tetapi bila
> >biasa-biasa saja? siapa yang bertangung jawab,
> daerah
> >atau pusat?
> >
> >Salam,
> >WBS
> >
> >--- Franciscus B Sinartio <[EMAIL PROTECTED]>
> >wrote:
> >> Menurut berita dari Indosiar yang saya dengar
> pagi
> >> ini
> >> bukan hanya pengungsi korban G. Papandayan yang
> >> keadaannnya mengenaskan, tetapi juga petugas
> >> pemantau
> >> (dll) aktifitas G. Papandayan.  Mereka kekurangan
> >> sembako.
> >> kasihan juga, apakah pemerintah sudah kekurangan
> >> dana
> >> untuk membiayai mereka yang bertugas untuk rakyat
> ?
> >> atau IAGI mau membantu ? atau paling tidak
> koordinir
> >> bantuan dari anggota IAGI (kalau di kumpulkan
> bisa
> >> lumayan juga)?
> >> 
> >> fbs
> >> 
> >> 
> >> --- Koesoema <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >> > Berita terkini:
> >> > Imam Samudra telah melakukan pengakuan pada
> polisi
> >> > bahwa selain dia itu telah menjadi otak
> pemboman
> >> di
> >> > Bali, dia juga telah membidani pemboman lainnya
> >> > seperti pemboman gereja dan mesjid Istiqlal di
> >> > Jakarta beberapa tahun lalu, termasuk peledakan
> G.
> >> > Papandayan baru-baru ini.
> >> > 
> >> 
> >> 
> >>
> __
> >> Do you Yahoo!?
> >> Yahoo! Mail Plus - Powerful. Affordable. Sign up
> >> now.
> >> http://mailplus.yahoo.com
> >> 
> >>
>
>-
> >> To unsubscribe, e-mail:
> >> [EMAIL PROTECTED]
> >> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> >> IAGI-net Archive 1:
> >>
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> >> IAGI-net Archive 2:
> >> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >> 
> >> Komisi FOSI : F. Hasan
> >> Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> >> Komisi SDM/Pendidikan : Edy
> >> Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> >> Komisi Karst : Hanang
> Samodra([EMAIL PROTECTED])
> >> Komisi Sertifikasi : M.
> Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> >> Komisi OTODA : Ridwan
> >> Djamaluddin([EMAIL PROTECTED]), 
> >>Arif Zardi
> >> Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> >> Komisi Database Geologi : Aria A.
> >> Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> >>
>
>-
> >> 
> >
> >
> >__
> >Do you Yahoo!?
> >Yahoo! Mail Plus - Powerful. Affordable. Sign up
> now.
> >http://mailplus.yahoo.com
> >
>
>-
> >
> >To unsubscribe, e-mail:
> [EMAIL PROTECTED]
> >
> >Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> >
> >IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> >
> >IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >
> >
> >
> >Komisi FOSI : F. Hasan
> Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.

  1   2   >