On 11/24/05, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:
On Wed, Nov 23, 2005 at 12:14:34PM +0100, Made Wiryana wrote: BTW, kalo mo niru Silicon Valley, Bangalore dsb, jangan kirim orang teknik ke sana, kirim orang antropologi. Biar belajar dari sisi non teknis,
semangat, dan sejarah.atau mungkin tidak perlu
On 11/24/05, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:
atau mungkin tidak perlu benar-benar kirim orang (?)
misalnya kalau sudah ada hasil studi kualitatif di
sana bisa jadi kasih insight yang
lebih baik.
...
ada hal-hal yang tidak terungkap di dalam hasil studi.
biasanya hal-hal ini yang bersifat
On 11/25/05, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote:
On 11/24/05, adi [EMAIL PROTECTED] wrote: atau mungkin tidak perlu benar-benar kirim orang (?) misalnya kalau sudah ada hasil studi kualitatif di sana bisa jadi kasih insight yang
lebih baikada hal-hal yang tidak terungkap di dalam hasil
On Fri, Nov 25, 2005 at 04:28:16PM +0100, Made Wiryana wrote:
Salah satu PR yg mereka sudah lakukan dan belum kita lakukan (di Indonesia)
- Pemeratanaan kualitas dan masalisasi SDM (alias jangan ngumpul di satu
lokasi, dan institusi saja)
- Modal dasar ilmu
- Mental swadesi
saya setuju soal
On Fri, Nov 25, 2005 at 06:50:58PM +0700, Budi Rahardjo wrote:
ada hal-hal yang tidak terungkap di dalam hasil studi.
biasanya hal-hal ini yang bersifat personal, atau
kalau ditulis bisa dituntut. he he he.
tapi itu tdk bersifat 'universe' :-) anyway, welcome to the real world.
tidak ada
On Sat, Nov 26, 2005 at 05:05:12AM +0700, adi wrote:
sebenarnya maksudnya lebih ke pemanfaatan hasil-hasil studi (buku) yang
sudah ada, misalnya untuk BHTV atau yang lain. jadi, sebaiknya karena
dianggap 'tidak komprehensif' terus ditinggal atau dilewati. alasannya
sederhana: murah.
maaf,
On 11/26/05, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:
...
tidak ada satu pun di dunia ini yang bisa 'diterangkan'
dengan 100% komprehensif.
...
setuju.
sebenarnya maksudnya lebih ke pemanfaatan hasil-hasil
studi (buku) yang sudah ada, misalnya untuk BHTV atau
yang lain. jadi, sebaiknya karena
2005/11/26, Made Wiryana [EMAIL PROTECTED]:
dalam email terdahulu carlos juga mengatakan bahwa
singapore (NUS?) buka kantor di sana. jadi ingin tahu
lebih lanjut.
Carlos buka juga donk kantor di sana, minimal jual makanan Indonesia :-)
Ide bagus nih. ayo dong om Carlos. Jadi mahasiswa2
Pakcik wrote:
2005/11/26, Made Wiryana [EMAIL PROTECTED]:
dalam email terdahulu carlos juga mengatakan bahwa
singapore (NUS?) buka kantor di sana. jadi ingin tahu
lebih lanjut.
Carlos buka juga donk kantor di sana, minimal jual makanan Indonesia :-)
Ide bagus nih. ayo dong om
dalam email terdahulu carlos juga mengatakan bahwa
singapore (NUS?) buka kantor di sana. jadi ingin tahu
lebih lanjut.
Sorrry...
ini kayaknya URLnya lebih bagus deh:
NUS Enterprise Centre in Silicon Valley
http://www.enterprise.nus.edu.sg/nvs/overseas/overseas_SV_faq.html
NUS- VC
2005/11/23, adi [EMAIL PROTECTED]:
Tapi saya sangat tidak setuju kalau kritik terhadap
BHTV, misalnya, bergeser menjadi budi rahardjo bashing (Pak, anda tidak
perlu capek-capek menunjukkan who you are hanya untuk membuktikan bahwa
ide BHTV itu benar hi..hi..).
Sorry baru baca email, ini
BTW, kalo mo niru Silicon Valley, Bangalore dsb, jangan kirim orang teknik
ke sana, kirim orang antropologi. Biar belajar dari sisi non teknis,
semangat, dan sejarah.
Kalau dari sisi non-teknis seperti semangat dan sejarah sudah
dilakukan Pak Budi dan Pak Armien sebenarnya.Tulisan Pak Budi
On 11/23/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kalau dari sisinon-teknis seperti semangat dan sejarah sudahdilakukan Pak Budi dan Pak Armien sebenarnya.Tulisan Pak Budididraftnya sudah lumayan lengkap.
Wah Mas Budi dan Mas Armien, bagi - bagi dong draft-nya :-)
-- Oskar
On 11/23/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote:
BTW, kalo mo niru Silicon Valley, Bangalore dsb, jangan kirim orang teknik ke sana, kirim orang antropologi. Biar belajar dari sisi non teknis, semangat, dan sejarah.Kalau dari sisinon-teknis seperti semangat dan sejarah sudah
walau sering dg
asumsi ah itu khan cuma masalah sosial dan sejarah:, Dan bukannya dari
dulu kita udah banyak kirim orang teknis ke luar ?, belajar ini dan itu.
Banyak kirim ini dalam pengertian dikirim lembaga(dibiayai gov) atau
kirim/datang dengan sendirian ? (biaya sendiri)
Apakah yang
On 11/24/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote:
orang teknis datang atas biaya dan kemauan sendiri untuk
keperluan Bekerja (dan bukan belajar).
Koreksi dikit, untuk bekerja dan *belajar bekerja*
karena bekerja itu juga perlu belajar lho.
Kadang-kadang kita merasa bahwa bekerja
On 11/23/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote:
walau sering dg asumsi ah itu khan cuma masalah sosial dan sejarah:, Dan bukannya dari dulu kita udah banyak kirim orang teknis ke luar ?, belajar ini dan itu.Banyak kirim ini dalam pengertian dikirim lembaga(dibiayai gov) atau
On 11/23/05, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote:
...Yang di kampus pun ada manfaatnya- Pengalaman Made membimbing mahasiswa dan mengelola lab(termasuk keuangan, planning, dsb. dsb. dsb.) ituseperti apa sih?
Oh ya walaupun di kampus saya juga di sini ada pengalaman sedikit dg
pengembangan
On 11/24/05, Made Wiryana [EMAIL PROTECTED] wrote:
Seperti kata orang, kita sering terjebak hanya berdiskusi masalah teknis
dan ekonomis, tapi melupakan masalah spirit, sejarah perkembangan dsb.
...
Nah, buku saya akan lebih membicarakan masalah sejarah.
Saya memang senang sejarah komputer
2005/11/24, Made Wiryana [EMAIL PROTECTED]:
BTW, saran saya baca beberapa artikel di AI dan Society, yg tiap edisi
membahas perkembangan industri TI di beberapa negara. Rata-rata ditulis
oleh ethnographer dan orang teknis (bareng nulisnya). Tentu saja yg
dibutuhkan adalah studi semacam
Ambil contoh:
- Pengalaman Carlos di Juniper itu kayak apa sih?
Bagaimana orang-orang menyikapi langkah dari Huawei?
Wah setuju banget Pak.Itu yang saya harapkan juga.
Informasinya ya gak mesti selalu menggunakan label company,tapi
berdasarkan pengalaman pada industri sejenis.
(
2005/11/24, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED]:
Saya masih inget kalau Pakcik pernah gagal outsourcing projek ke
Indonesia(ada di email sebelumnya),tolong kalau bisa di sharing juga
ceritanya PakCik.Please.
Wah, saya suka kelepasan . Saya emang pernah terlibat outsource
kecil2an ke
On 11/24/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote:
Tapi intinya, cari tempat outsource di Indonesia itu susah. Mungkin
ada perusahaan2 gede , tapi salah satu alasan outsource kan reduce
cost. Tapi kalau di cari perusahaan kecil yang punya 10 sampai 20
employee, banyak sekali penyakitnya. Gak bisa
baskara wrote:
Seringkali yang terjadi adalah pengelola perusahaan kecil tidak
mengenal kemampuan sumber daya manusia perusahaannya. Pokoknya asal
ada penawaran, setiap jenis pekerjaan langsung diambil, dan lalu
dilempar ke pegawai yang ada, tidak merekrut orang baru demi
efisiensi.
On 11/24/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ambil contoh: - Pengalaman Carlos di Juniper itu kayak apa sih? Bagaimana orang-orang menyikapi langkah dari Huawei?Wah setuju banget Pak.Itu yang saya harapkan juga.Informasinya ya gak mesti selalu menggunakan label company,tapi
Andriansah wrote:
On 11/24/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ambil contoh:
- Pengalaman Carlos di Juniper itu kayak apa sih?
Bagaimana orang-orang menyikapi langkah dari Huawei?
Wah setuju banget Pak.Itu yang saya harapkan juga.
Informasinya ya gak
On 11/22/2005 at 10:14 AM Pakcik wrote:
Wah harus disamakan dulu yang dimaksud dengan customization.
Coba kalau kita lihat produk seperti SAP, Oracle, dsb.
Produk ini membutuhkan customization untuk client2nya.
Sekali customization = US$1 juta cing!
Sekarang udah banyak di Jakarta ginian Pak.
On 11/22/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote:
tahap requirement udah gagal? dan itu pengalaman develope product?
hi hi hi. tentu saja ada yang lain.
tapi yang lain itu didevelop dengan tidak mengacu ke standar
software engineering yang baku (alias dibuat dengan cara
tukang ngoprek). yang gini
2005/11/22, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED]:
Terus diskusinya, pakcik...
Terlalu banyak yang mau di komentarin Pak. Panjang banget nanti. :)
Gak akan ada abis2nya, tapi intinya saya merasa pak Budi dengan BHTV
lebih memilih yang gak realistis.
Pertama kali saya masuk milis ini, ada wacana
On 11/22/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote:
Terlalu banyak yang mau di komentarin Pak. Panjang banget nanti. :)
Gak akan ada abis2nya, tapi intinya saya merasa pak Budi dengan BHTV
lebih memilih yang gak realistis.
Saya justru melihat itu realistis. Coba ngobrol-ngobrol dengan
developer
2005/11/22, baskara [EMAIL PROTECTED]:
On 11/22/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote:
Terlalu banyak yang mau di komentarin Pak. Panjang banget nanti. :)
Gak akan ada abis2nya, tapi intinya saya merasa pak Budi dengan BHTV
lebih memilih yang gak realistis.
Saya justru melihat itu
Pada hari Selasa, tanggal 22/11/2005 pukul 18:01 +0700, Budi Rahardjo
menulis:
ps: pekerjaan ini sudah lazim dikerjakan di india.
mungkin bentar lagi vietnam nyusul.
indonesia? dilewatin aja deh.
Saya ada tau sebuah perusahaan IT Finlandia yang para pengembangnya
sebagian ada di Vietnam. Dari
On 11/22/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote:
Terlalu banyak yang mau di komentarin Pak. Panjang banget nanti. :)
Gak akan ada abis2nya, tapi intinya saya merasa pak Budi dengan BHTV
lebih memilih yang gak realistis.
Saya sampai kepada titik ini juga membutuhkan waktu :)
Ini juga berkat
...
On 11/22/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote:
om Baskara dan teman2 yang lain mungkin banyak juga yang merasa itu
realistis dan gak muluk2, ok, go ahead. Sampai saat ini yang
realistis saya liat itu adalah usaha2 kecil itu. Karna itu yang ADA
(REAL) di Indonesia. Itu yang perlu dirame
On 11/22/05, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote:
Again ... sebenarnya sih kita mampu. Asal MAU...
Sependapat pak. Yang kurang itu informasi mengenai how to get the job
done. Untuk Pak Budi yang wawasannya banyak mungkin bisa membayangkan
how to get the job done saat ada tawaran pekerjaan
2005/11/22, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED]:
Saya berharap juga pakcik bisa tetap berjalan dengan yang
kecil-kecil. Siapa tahu yang kecil-kecil ini bisa membuat
lapangan pekerjaan bagi 100.000 pekerja, seperti yang
ada di industri lain. Prove me wrong, pak.
boleh tau progress reportnya BHTV
2005/11/22, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED]:
Pasalnya, kita sudah coba cara lama / konvensional (seperti
yang diceritakan Pakcik dengan software house kecil2),
tapi gak jalan.
pak Budi berharap kita bisa jalan dengan yang gede, tapi gak jalan
dengan yang kecil?
Industri elektronika
My point is, orang di sana juga tidak sedemikian hebat kok.
Saya yang termasuk biasa aja di Indonesia bisa masuk
jajaran orang2 di sana, apalagi rekan-rekan yang pinter2.
hehe .. Pernah dengar begini gak Pak? Dia itu gak hebat/pinter kok,
karna rajin aja bisa begitu Bukankah orang yang
On Tue, Nov 22, 2005 at 03:05:44PM +0200, Mohammad DAMT wrote:
0. Tidak terima balasan berupa ide untuk mengganti bahasa pemrograman (C
tambah tambah apalagi Erlangga *-P)
nyindir siapa hayoo :-))
untuk telco, kabarnya erlangga ini juga menjadi pendamping yang seimbang
untuk java. java
On Tue, Nov 22, 2005 at 05:33:21PM +0700, Budi Rahardjo wrote:
saya rasa bukan itu. waktu itu rms menjelaskan bahwa tidak benar
bahwa kalau semua program adalah free software maka tidak ada gunanya
sekolah di jurusan komputer. kemudian dia mengeluarkan statistik
bahwa sebagian besar para
On Tue, Nov 22, 2005 at 11:15:01PM -, Muhamad Carlos Patriawan wrote:
Nah,disinilah salah satu pentingnya BHTV untuk menunjukkan harga diri
engineer Indonesia kalau kita can do the job.Tapi tentu
saja,profesionalisme juga harus ditingkatkan supaya kita lebih credible
baik didalam dan
adi wrote:
On Tue, Nov 22, 2005 at 11:15:01PM -, Muhamad Carlos Patriawan wrote:
Nah,disinilah salah satu pentingnya BHTV untuk menunjukkan harga diri
engineer Indonesia kalau kita can do the job.Tapi tentu
saja,profesionalisme juga harus ditingkatkan supaya kita lebih credible
baik
terus terang saya nggak ngerti bisnis biotech.apa sih hebatnya. kemudian saya tanya ke salah
satu entrepreneur hebat indonesia: iskandar alisyahbana.dia menjelaskan kepada saya. barulah saya ngeh.Tolong di share pak -- Andriansah
On 11/21/05, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote:
...
Open source software profit centernya kan memang
kebanyakan ada di servis.
Jadi jangan salahkan bisnis modelnya :-).
Yang ini saya setuju, dan memang yang saya lakukan seperti itu :)
Tapi, saya tidak setuju kalau semua lari ke satu
2005/11/22, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED]:
Kalau didengarkan ceramahnya Richard Stallman, dia mengatakan
bahwa sebagain besar software engineers tidak membuat produk
yang proprietary :) atau bahkan tidak buat produk akan
tetapi customization :)
pak Budi, ini serius banget, pak Budi harus
pak Budi, ini serius banget, pak Budi harus coba develope product.
Hi,ini masukan yang bagus dan sama dengan yang saya ungkapkan
sebelumnya.
Tapi sebaiknya kawans juga perhatikan limitnya Pak Budi,yang Pak Budi
maksud dengan software customize dan free software itu saya rasa
mungkin sekali
On Tue, Nov 22, 2005 at 08:23:11AM +0900, Pakcik wrote:
2005/11/22, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED]:
Kalau didengarkan ceramahnya Richard Stallman, dia mengatakan
bahwa sebagain besar software engineers tidak membuat produk
yang proprietary :) atau bahkan tidak buat produk akan
tetapi
On 11/22/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote:
pak Budi, ini serius banget, pak Budi harus coba develope product.
hi hi hi. Sudah pernah. Waktu di Canada dulu (tahun 88?) saya
pernah mendirikan sebuah software house yang bergerak di
bidang biomedical. Kami gulung tikar pada tahap requirement,
dan
2005/11/22, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED]:
On 11/22/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote:
pak Budi, ini serius banget, pak Budi harus coba develope product.
hi hi hi. Sudah pernah. Waktu di Canada dulu (tahun 88?) saya
pernah mendirikan sebuah software house yang bergerak di
bidang
ada tukang cukur teriak ama tukang - tukang becak di pasar.
tukang cukur: loe kalo mau cepet nganter Ibu Sofy, lewat jalan tikus X
dan becaknya di modifikasi kayak becak di thailand biar lebih efisien.
Gue dule pernah juga jadi tukang becak di vietnam, Gua modifikasi
becak Gua dan Gua tau jalan
On 11/22/05, Trias Adijaya [EMAIL PROTECTED] wrote:
Wah ini contoh yang bagus hhehe
kebetulan saya lagi bikin untuk membuat CD Linux yg di customized buat
suatu perusahaan pelayaran mungkin bisa bagi pengalaman pak ?
wah.. denger2 temen saya yang di samudera indonesia, company-nya lagi dalam
On 11/22/05, didik achmadi [EMAIL PROTECTED] wrote:
On 11/22/05, Trias Adijaya
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Wah ini contoh yang bagus hhehe
kebetulan saya lagi bikin untuk membuat CD Linux yg di customized buat
suatu perusahaan pelayaran mungkin bisa bagi pengalaman pak ?
wah.. denger2 temen saya
On 11/22/05, Trias Adijaya [EMAIL PROTECTED] wrote:
On 11/22/05, Budi Rahardjo
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Contoh lagi. Customization bisa dilakukan dengan membuathooks yang memudahkan user melakukan customization.Ini yang terjadi dengan dynamic web sites / portal / blogs,dimana user dapat melakukan
53 matches
Mail list logo