[teknologia] Re: Digital Divide
Andre Kusuma wrote: caranya india ya yang diatas itu sebenarnya. TKW= Tenaka Kerja Windia ? alias expatriate India :-) Jadi SDM Windia ini dibekali ilmu2 what people wants dari pembeli,simpel sebenarnya. On Demand Skillsets. salah satu training informal yang mengajarkan 'on demand skillsets' contohnya inixindo http://www.inixindo.co.id dst dst.. kayaknya bagus juga tuh, asalkan hasil karbitnya bisa berkembang sendiri, jangan gede dikarbit doang, lepas dari karbit nggak bisa berkembang sendiri, alias mentok. mungkin keenakan, ato males ngedalemin skillset karbitannya tadi :( kalau mau tahu kandidatnya bisa berkembang terus atau tidak bisa kelihatan dari interview pertama kali (attitude, aptitude dan motivation test). saya sering 'reject' kandidat yang pintar diatas cv tapi motivasi,etc-nya kurang. Carlos
[teknologia] Re: no competitor = bad idea
mesti dipahami kalau __sebenarnya__ engineer2 terbaik seperti di Google,etc itu ya datangnya dari persh hitek dalam sektor yang yang sama yang sudah 'leading' sebelumnya seperti Yahoo. Ini terjadi di hampir semua sektor. Makanya kalau kita ngomongin sebuah persh hitek pemenang baru,isi engineer2nya sering kali sama dengan engineer di persh yang sudah mapan sebelumnya...jadi orangnya itu itu saja sebenarnya, yang mereka buat hanya 'solving' problem dengan metode yang berbeda. Carlos didik achmadi wrote: On 1/23/06, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote: Contoh wanna-be's yang sukses: Google (yahoo wannabe), Microsoft (apple wannabe), perusahaan2 mobil korea (japan wannabe), Juniper (Oracle wannabe?). Dan masih banyak deh kayaknya wannabe yang justru lebih sukses daripada perusahaan yang awalnya mereka tiru.
[teknologia] Re: OOT (was: Re: [teknologia] Re: Math Will Rock Your World)
Akhirnya keluar kampus gak tahu musti ngapain, paling banter kerja di MNC. Gak ada visi untuk membuat produk dan layanan yang berguna dan terjangkau bagi orang Indon sesuia dengan ilmu yang dipelajari. Ilmu kita sangat jarang diamalkan. Pantas lah Indon gak maju-maju. Yap bener banget lagi. Saya rasa banyak orang pinter di Indo, yang kurang adalah orang yg punya visi dan bisa memotivasi. visi , bisa memotivasi dan saling bersinergi alias saling membantu. 3 hal itu yang kudu di'improve' secara generasi ( ya generasi kita maxudnya ). Carlos
[teknologia] Re: Digital Divide
SDM kita juga kurang pengalaman :( mungkin bisa niru cara TKW, di training dulu di sini ? ya untuk sementara kita masukin ke bedeng, trus di godok beberapa minggu. karbitan hehe trus sebelum berangkat dikasi cheatsheets :p caranya india ya yang diatas itu sebenarnya. TKW= Tenaka Kerja Windia ? alias expatriate India :-) Jadi SDM Windia ini dibekali ilmu2 what people wants dari pembeli,simpel sebenarnya. Carlos
[teknologia] Re: *ralat* Re: Outsoutcing/Renting Network Infrastruktur
cara kerjanya gini: Network access server dan bandwidth dimiliki PTT,sementara radius dan server2 lainnya dimiliki isp A dan B. waktu user dial up, begitu masuk ke NAS, akan distart l2tp client darisitu (sebagai LAC) dan akan diterminate di router nethop sebagai LNS.Nah ISP A dan ISP B di-differentiate entarh dari usernamenya atau dari dialin numbernya (via radius attribute) jadi [EMAIL PROTECTED] masuk ke radius isp a dan [EMAIL PROTECTED] masuk ke [EMAIL PROTECTED] b. Soalnya kalau sudah bisa begini,semua ISP di Indonesia tidak perlu lagi punya NOC,cukup leasing atau outsource ke telkom, jadi boleh dibilang seluruh perusahaan punya infrastruktur sama seperti telkom dari sabang merauke karena yang dipinjem dial up ports dan bandwidthnya. sekali lagi ACW. carlos Kalau saya simpulkan, bener nggak sih kalau cara ini mirip dgn cara yang dipakai oleh Mobile-8 utk jualan Internet ke home user ? Jadi Mobile-8 cuma sedia last-mile ke customer via CDMA network, dan dia mengundang ISP-ISP untuk pasang radius di Mobile8, lengkap dgn bandwidth ke masing2 ISP. Jadi si customer M8 cukup login ke M8, lalu login VPN ke radius masing2 ISP yang dia langgani. kurang lebih, fungsi radiusnya memang untuk membedakan otorisasi user dan darimana user tersebut berasal. nanti begitu klient dial/dsl , dari NAS nya mobile8 start l2tp tunnel dan terminate tunnelnya di router mobile 8 sebagai LNS dan (bisa) juga berfungsi sebagai mpls PE (provider edge) router, dari PE router sini,si isp bisa punya VPN (vrf istilah teknisnya) sehingga network infrastrukturnya bisa diset di kotamana saja yang dia mau,diset bandwidthnya berapa (via qos rate-limiting,etc). Btw, ini juga cara yang dipakai di ISP Dial dan DSL di US. Kalau speedy di jakarta mungkin juga kayak gini kali ya ? Belum pernah pake speedy sih. Yang ini saya nggak tahu gimana sekarang, tapi dulu 1998-1999 waktu speedy telkomnya baru mulai para isp protes lah lha kalau ptt seperti telkom jualan dial yang dibundling dengan infrastruktur mereka ya jelas yang lain gak mampu bersaing :-) Model kayak gini sebenarnya bagus. Biasanya kan telco gak berpengalaman mengurus Internet connection, dan ISP gak punya tenaga buat bikin last mile yang besar. Kalau kerjasama kayak gini insyaALLAH menguntungkan buat semuanya. Betul sekali. Operator Telekomunikasi dapat Bisnis karena jualan wholesale infrastruktur (Dial/DSL/Cable Ports + Bandwidth) ISP Besar dan kecil dapat Bisnis dari jualan retail dial up/DSL/Cable. Content provider seperti detik.com bisa memberikan akses dial up/DSL kepada customernya. Bahkan,persh2 besar yang punya cabang dimana2 pun jadi efisien,misalnya bca, mereka bisa punya notelp yangmereka gunakan sendiri (if needed). Semuanya kebagian untung, nah kalau sekarang dari NAP sampai dial-upnya disediakan satu provider saja yaitu [siapa ayoo] ... udah gitu mau dipajekin lagi bandwidthnya . ACW, CMIIW, ampun maaf, tobat -affan carlos
[teknologia] Re: Halo Effect iPod was: OOT: MacOSX untuk x86
2 tahun terakhir cisco beli bcn system dan prockets , nah itu yang paling strategis sebenarnya karena otak 2 startup ini gabungan linus torsvald,wetse venema,bill gates dan steve jobs (kalo masih jadi engineer) .. hahahaha :-) no hype koq but that's true.. O iya, saya baru inget salah satu company yg cukup baru, namanya Topspin, dia bikin solusi virtualization network. Dengan satu card networking tech (Infiniband) bisa dipakai utk masukin network, storage dan sekalian dgn virtual workstation nya. btw, trims, anyway saya bilang MA dua diatas kelihatannya sangat 'strategis' karena (nulisnya harus hati2, cukup beri hints saja) ; tapi dibahas di http://www.networkworld.com/newsletters/optical/2004/1206optical1.html btw kalau dah baca disitu berikut ada artikel menarik dari Business Communication Review dari David Passmore mengenai perbandingan OS (monolithic,pre-emptive multitask,etc) secara brief: http://www.bcr.com/bcrmag/2005/10/p16.php dan 'Convergence Infrastructure' di http://www.bcr.com/bcrmag/2005/10/p04.php . Si Passmore ini pinter dan analitik sekali euy, dia tahu arah perkembangan teknologi networking dan tema apa yang jadi RD sekarang padahal saya gak kasih tahu he he he :-) Carlos ps: tuk mengerti semua yang saya maksud diatas, baca semua urlnya pelan pelan per-paragraph...sediakan waktu 68 menit untuk baca kemudian riset lagi soalnya saya tulis 'masa depan networking' cuman dalam 2 paragraph.
[teknologia] studi perbandingan tipe-tipe outsourcing Re: Menggalakkan outsourcing
Lepas dari itu, dengan pengeluaran yang bersaing (baru asumsi, bisa saja salah), nilai kontrak yang ditawarkan bisa menarik. Kalau awalnya mematok tarif $20/jam saja, cukup menarik bukan? [*] http://ariya.pandu.org/blog/archives/2005/05/funny-uncorrelated-thing.html maaf top posting, Tadi ngitung-ngitung mengerjakan proyek outsourcing/ contract individual ( sendirian) dengan rate ( USD 20/hr ) di Indonesia dan rata2 persh vendor/outsourcing cost per employee di India. Data yang saya terima dari input persh India di Bangalore, rata2 cost per employee (average) berkisar dari USD 26,000 - 30,000 per tahunnya. Yields to USD 2166 usd/mo s/d 2500 usd/mo. Waktu kerja 40hr/week dalam setahun kurang lebih 40*4*12 = 1920 hours. Jadi cost per employee per hour kurang lebih adalah 13.54 usd/hr - 15.62 usd/hr Singkatnya kalau terus-terusan dapat proyek individual (individual contractor/ freelance outsourcing) lebih dari 15 usd/hr di Indonesia lebih bagus dari kerja di persh outsourcing. Mungkin kisaran angka 15 USD/hour ini bisa jadi patokan. diskelaimer : tentunya dalam hal ini saja lho (tidak dihitung 'knowledge gain',training,etc jika gabung di persh outsourcing dan cost marketing untuk mendapatkan proyek). PACW. Carlos
[teknologia] Re: *ralat* Re: Outsoutcing/Renting Network Infrastruktur
selain bisa menjadi MVNO perusahaan yang sudah punya branding juga bisa menjadi MVNE (mobile virtual network enabler) misalnya yang fanatic sama groupnya SLANK, slank bisa aja menjadi network enabler dimana nanti SLank bisa menjual pre-paid system card dan nama operator networknya bisa jadi SLANK-TEL, betul sekali pak, kalau soal otorisasi macam system card itu tinggal billing (BOSS istilahnya) dan radius untuk otorisasi. Kalau masalah network bandwidth dan SLA bisa pakai QoS dan untuk konektivitas vpn antar kotanya untuk membedakan SLANK-TEL dan BRITNEYSPEARS-TEL menggunakan mpls vpn (entah 2547 atau vpls) atau bahkan gre tunnels (meskipun kurang 'managable'). buat segmented market spt ini kan bagus, bisa membuka banyak peluang pekerjaan dan operator yang asli juga ngga perlu repot dengan marketing, karena bisa di jual ke Enabler dan enabler yang manage market mereka sendiri. Betul, jadi ini efisiensi dan fokus. Masing2 menggarap dan fokus pada 'niche'nya saja. concept yang bagus, cuman di indonesia masih agak sulit, ngga usah tanya kenapa yaa anda tahu sendiri lah. ps. kebetulan ikut terlibat dalam project MVNO/E di sini jadi tahu seberapa besar potential marketnya yang bisa di garap. Betul: big market... big time :-) nah kalau saya dulu tahun 2000 terlibat project dev. dan integrasi software2nya on top of mpls vpns. sebenarnya ide wholesale provider ini datangnya dari ISP dan PTT juga koq yang diteruskan ke vendor. Carlos adjie
[teknologia] waktu kerja,efisiensi,dlsb Re: {OOT}Re: apa yang membuat Yahudi Pintar.
bertemu dengan banyak orang Yahudi. Cerita lebih detail lagi dong Mas Adjie. Mereka tidur berapa jam sih sehari? Makannya apa? Olahraga gak? skrg aktifitas yang kamu lakukan apa .. mungkin mereka juga melakukan hal yang sama koq. Iya bener banget Djie, Zak jangan pernah beranggapan kalau orang di LN itu lebih rajin daripada di Indonesia , justru sebenarnya engineer2 di Indonesia pada dasarnya lebih rajin dibanding di luar negeri contohnya admin isp di indonesia. Makannya juga sama koq: rendang dan jengkol, olahraga juga sama: catur dan main kartu :-) di LN apalagi tempat RD, sistemnya secara global/keseluruhan sudah bagus , jadi efisien dan kerjanya lebih spesialis dan mempengaruhi output. Carlos
[teknologia] Re: Outsoutcing/Renting Network Infrastruktur
Ronny Haryanto wrote: On Friday 20 January 2006 17:27, muhamad carlos patriawan wrote: Saya masukin satu lagi satu tipe bisnis model yang mirip dengan outsourcing,sebenarnya lebih tepat renting sich, cuman lagi2 di Indonesia belum ada tapi dari bisnis model ini terlihat gimana persh bisa lebih efisien. Taunya di Indonesia belum ada gimana ya? Apa sekedar spekulasi aja yg mirip dg infamous 68% itu? Hehehe. Saya kenal satu org yg perusahaannya punya bisnis model begitu di Jakarta. harusnya lebih definitip lagi ya Ron , itu dulu :-) thanks atas koreksinya anyway kalo sekrg dah ada. Tapi pointnya disini, semua dial up lines dan banwidth dimiliki PTT. PT X cuman renting dial up portsnya saja. Carlos
[teknologia] Re: Halo Effect iPod was: OOT: MacOSX untuk x86
Affan Basalamah wrote: On 1/20/06, muhamad carlos patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: di networking cisco ... karena di abad pergolakan internet pertama kali (1995) memang cuman cisco sendirian yang berhasil mengambil market karena kepintaranya melihat peluang di packet networks (tcp/ip).Waktu itu (1990an) cisco tergolong kecil,gak ada apa apanya dibanding player seperti siemens atau lucent. Now looks after 10 years sampai sampai orang publik tahunya router = cisco :) Halo efeknya,waktu cisco merambah ke bidang lain dan bikin device di ATM,FR,enterprise switch,wireless,network management,dll perceive publik juga bagus banget alias apresiasi,padahal sebenarnya kebanyakan produk yang pakai brand cisco itu hasil akuisisi saja,bukan hasil internal RD. Nah skrg cisco sendiri meranjak ke home-entertainment device dan masuk ke set-top-boxes menyaingi MOT (motorolla) dengan membeli scientific-atlanta. Carlos Iya pak bener, ada yg punya daftar nya gak ya ? terutama yang pertama2, spt Kalpana -- Catalyst switch dan Stratacom -- WAN switch. Apalagi om akuisisinya Cisco yang jadi produk unggulannya ? ATM Switches (BPX) --- Stratacom (bekas group saya di cisco dulu) FR Switches --- Stratacom Enterprise Switches -- Kalpana (original teamnya banyak di cabletron dulu) wireless -- banyak mulai dari aironet storage -- andiamo networks (vcnya cisco sendiri) network management -- atlantech ( jadi cisco cemf ) optical -- cerent , dkk home networking --- linksys vpn acceleration -- allegro 2 tahun terakhir cisco beli bcn system dan prockets , nah itu yang paling strategis sebenarnya karena otak 2 startup ini gabungan linus torsvald,wetse venema,bill gates dan steve jobs (kalo masih jadi engineer) .. hahahaha :-) no hype koq but that's true.. Carlos -affan
[teknologia] Re: OOT (was: Re: [teknologia] Re: Math Will Rock Your World)
Lha itu hebatnya di Indon. Matematika kok dihapal. Otak ciptaan Tuhan bagus-bagus kok didowngrade jadi number cruncher dan Matlab. Ini perasaan saya waktu mengerjakan UTS dan UAS digital signal prosessing dulu. Mbok ya leave it to the pro, yaitu prosesor yang sudah capek2 dibikinkan oleh insinyur Intel dan AMD yang jenius. Kita kuliah itu gak pernah diberitahu alasannya apa gunanya belajar ini itu, akhirnya orang (maksudnya saya) gak tahu apa gunanya belajar ini itu, kecuali buat teman2 saya yang suka tantangan untuk membuktikan bahwa saya bisa! :P Akhirnya keluar kampus gak tahu musti ngapain, paling banter kerja di MNC. Gak ada visi untuk membuat produk dan layanan yang berguna dan terjangkau bagi orang Indon sesuia dengan ilmu yang dipelajari. Ilmu kita sangat jarang diamalkan. Pantas lah Indon gak maju-maju. provok mode on :) provok off mending di MNC-nya kerjaanya litbang (penelitian pengembangan) yang litbang (sulit banget), lha ini jualan tok. /off Kalo lama2 diterusin threadnya, 68% kemungkinan akan bercabang dan berakhir pada konsensus dan ptn vs pts :) remind mode on katanya pak budi: harus lebih banyak lagi orang indonesia yang belajar-bekerja di pusat litbang yang litbang ( jadi gak jualan ) off Carlos
[teknologia] Re: Keuntungan Outsourcing
Arie Reynaldi Z wrote: Keuntungan terbesar buat persh yang memberi outsource: *fokus* Yap.. Kalau fokus jalannya lebih 'kenceng'. so pasti secara teori .. namanya juga fokus dan efisien. Kalo inget kata2 fokus ini inget Harvard Business School Review :-) intinya kalo persh mau survive harus *fokus* dan kalo mau fokus harus outsourcing. Carlos PS: di persh di AS: biasanya IT dan HRD yang mayoritas di outsourcing. Mm.. lonceng kematian buat yang masih kerja dibidang IT / HRD dalam suatu perusahaan ? kalo yg saya lihat sich gini,kalo gak di outsource, IT headcountnya bisa 50 orang,tapi begitu di outsource, IT Dept tetap ada, tapi hanya tinggal 5 orang. Buat yang melihat lonceng kematian gimana ? ya join persh outsourcing , itu lebih aman istilahnyatapi kerjanya per proyek basis biasanya (sub kontrak 6 bulan, 1 t tahun , 2 tahun) ke klient. Tapi itu di luar koq.. BTW, gimana sih 'keamanan data' yang diberikan outsoucing ? Nah iya ini kudu hati2... memang jauh lebih baik ke outsourcing ke rekanan yang sudah punya track record. Di 'klause' masalah keamanan data sangat penting. Memang ada satu dua 'incident' dalam masalah outsourcing ini kalo employee-nya si subkontraktor ini 'nakal',dulu pernah ada kejadian di india seseorang dari persh outsourcing ini mempublish sebagian source code.Tapi jelas kalau ada internal process untuk menangani hal2 seperti ini,ini bisa ditanggulangi karena sudah kelakuan kriminal dan penjara adalah jawabanya. Carlos
[teknologia] Ipod ... analisa komponen di dalamnya
Yuk bongkar ipod ( nano | shuffle ) , dan hitung harga komponenya...biar bisa dapat berapa harga manufaktur dan apple profit. shuffle: http://www.pcworld.com/news/article/0,aid,119799,00.asp nano: http://neasia.nikkeibp.com/neasia/002785 kemaren2 sempet nanya ke temen orang cypress...hmmm lumayan juga 'untung'nya ..tapi mending gak dishare dulu ah.Silahkan ditambah jika ada informasi lain. Carlos
[teknologia] Re: Ipod ... analisa komponen di dalamnya
Ary Setijadi Prihatmanto wrote: - Original Message - From: muhamad carlos patriawan [EMAIL PROTECTED] To: teknologia teknologia@googlegroups.com Sent: Friday, January 20, 2006 6:39 PM Subject: [teknologia] Ipod ... analisa komponen di dalamnya Yuk bongkar ipod ( nano | shuffle ) , dan hitung harga komponenya...biar bisa dapat berapa harga manufaktur dan apple profit. shuffle: http://www.pcworld.com/news/article/0,aid,119799,00.asp nano: http://neasia.nikkeibp.com/neasia/002785 kemaren2 sempet nanya ke temen orang cypress...hmmm lumayan juga 'untung'nya ..tapi mending gak dishare dulu ah.Silahkan ditambah jika ada informasi lain. Bang Carlos, apa ide-ide model ipod itu juga menarik bagi VC? Jelas Iya. Note: VC itu sama seperti investor saja tapi mereka punya kontak,pengalaman dan spesialiasi khusus di bidang2 tertentu seperti hitek dan biotek (kebanyakan vc ya patent maker, startup founder dan developer juga koq ) Yang penting buat mereka apakah produk yg dikembangkan nanti bisa berhasil dan menjadi income, sekalian 'managing risknya' mereka. Dari sisi content technology-nya kan nggak terlalu susah sebetulnya, karena yang penting idenya. Memang ini yang pelan pelan saya ingin kembangkan via milis ini. Sebenarnya yang pertama itu kan ide-nya. Pak Budi pun sudah memberikan gambaran yang sama dan dipakai orang2 dimana2 bagaimana ide tersebut berkembang menjadi produk (melalui angel investor atau vc). Nah gimana nih manage agar idenya nggak keburu bocor sebelum direalisasi. nah ini menarik, dari diskusi dengan vc yang saya tahu: you are making wrong investment if you don't have competitor :-) Artinya, memang lumrahnya apa yang kita mau buat ini sudah ada produk kompetitornya, yang penting nichenya menurut vc tersebut. Bisa sich bikin 'something' yang sama sekali belum ada,tapi itu risknya lebih tinggi menurutnya. Kalau jangan bocornya,ya bikin aggrement yang namanya non-disclosure-aggrement yg mesti ditandatangani untuk mereka yang melihat ide/penemuan itu pertama kali,salah satunya dilarang membocori isi ide tersebut sebelum direalisasikan. Carlos
[teknologia] Re: Ipod ... analisa komponen di dalamnya
saya pikir kedepanya di masa depan akan ada ipod wifi karena lebih managable jika semua lagu/video ada di distributed/centralized system/networks (misalnya pc di rumah), fungsi harddisk tetap ada dan tidak tertanggu tapi buat apa sync atau download jika by default (di masa depan) kita sudah always-on entah menggunakan wifi (seperti pda) atau gprs (blackberry). Makanya apa yang dikerjakan startup www.stoke.com untuk konvergensi wireless network revolusioner nich kalau berhasil. Carlos Justin Waruwu wrote: soalnya iPod 60 GB itu terasa kurang, untuk pemakaian di kamar. 2006/1/20, Justin Waruwu [EMAIL PROTECTED]: menarik, ada nggak yang pernah coba merakit hard disk 250 GB ke nano MP3 tanpa PC ? 2006/1/20, muhamad carlos patriawan [EMAIL PROTECTED]: Ary Setijadi Prihatmanto wrote: - Original Message - From: muhamad carlos patriawan [EMAIL PROTECTED] To: teknologia teknologia@googlegroups.com Sent: Friday, January 20, 2006 6:39 PM Subject: [teknologia] Ipod ... analisa komponen di dalamnya Yuk bongkar ipod ( nano | shuffle ) , dan hitung harga komponenya...biar bisa dapat berapa harga manufaktur dan apple profit. shuffle: http://www.pcworld.com/news/article/0,aid,119799,00.asp nano: http://neasia.nikkeibp.com/neasia/002785 kemaren2 sempet nanya ke temen orang cypress...hmmm lumayan juga 'untung'nya ..tapi mending gak dishare dulu ah.Silahkan ditambah jika ada informasi lain.
[teknologia] Re: How to
Ronny Haryanto wrote: On Saturday 21 January 2006 03:33, muhamad carlos patriawan wrote: dulu saya sudah coba model seperti ini menggunakan pda blutut dan works fine ; tapi orang iseng aja yang ngerjain begini... lho orang di pdanya sudah ada wifi koq. Ya bluetooth dongle kan jauh lebih murah drpd beli wifi AP/card. Selain org iseng juga org ngirit dan mengoptimalkan apa yg dimiliki kayak saya gini :-) bukanya dah murahan wifi ron ? soalnya wifi AP/router udah dapat dibawah 20 dolar sekarang, terus wifi card-nya dah dibawah 10 dolar juga. terus hotspot wifi kan dimana2... hehehe :) Carlos
[teknologia] Re: How to
Ronny Haryanto wrote: On Saturday 21 January 2006 10:56, muhamad carlos patriawan wrote: Ronny Haryanto wrote: Ya bluetooth dongle kan jauh lebih murah drpd beli wifi AP/card. Selain org iseng juga org ngirit dan mengoptimalkan apa yg dimiliki kayak saya gini :-) bukanya dah murahan wifi ron ? soalnya wifi AP/router udah dapat dibawah 20 dolar sekarang, terus wifi card-nya dah dibawah 10 dolar juga. Masa sih semurah itu? Yg buatan China beli di ebay ya? Hehehe. udah di toko retail juga koq ... makanya gua bilang dah jatuh banget harganya. sebagian emang hampir pasti diproduksi di china (linksys,air*). PS: sekalian kemaren harddisk hiteachi 250 giga cuman 39 dollar (after rebate).. Maksud saya, mengoptimalkan apa yg dimiliki itu jadi gak usah beli yg baru, bluetooth dongle saya pinjem punya teman, jadi $0 lebih menang dibanding $10 atau $20, hahaha.. dasar student pelit! :-) terus hotspot wifi kan dimana2... hehehe :) Iya, kadang nemu kadang ndak, mungkin tempat2 yg sering saya kunjungi di Sydney gak banyak yg ngasih free access. Sementara sih perlunya cuma di rumah aja buat research doang, jadi pake BT dongle yg udah ada udah cukup. pake hitemberry ... dah ada modemnya 28.8k...akses internet 24 jam flat charge :) ngomong2 data charge untuk wireless hitemberry ini 20 dollar sementara dsl bisa cuman 14 dollar dah murahan fixed broadband daripada mobile :0 Carlos
[teknologia] *ralat* Re: Outsoutcing/Renting Network Infrastruktur
muhamad carlos patriawan wrote: Ronny Haryanto wrote: On Friday 20 January 2006 17:27, muhamad carlos patriawan wrote: Saya masukin satu lagi satu tipe bisnis model yang mirip dengan outsourcing,sebenarnya lebih tepat renting sich, cuman lagi2 di Indonesia belum ada tapi dari bisnis model ini terlihat gimana persh bisa lebih efisien. Taunya di Indonesia belum ada gimana ya? Apa sekedar spekulasi aja yg mirip dg infamous 68% itu? Hehehe. Saya kenal satu org yg perusahaannya punya bisnis model begitu di Jakarta. harusnya lebih definitip lagi ya Ron , itu dulu :-) thanks atas koreksinya anyway kalo sekrg dah ada. Tapi pointnya disini, semua dial up lines dan banwidth dimiliki PTT. PT X cuman renting dial up portsnya saja. Carlos Ralatnya kudu diralat nich.. setelah diskusi offline ini (mungkin) belum ada di indonesia. cara kerjanya gini: Network access server dan bandwidth dimiliki PTT,sementara radius dan server2 lainnya dimiliki isp A dan B. waktu user dial up, begitu masuk ke NAS, akan distart l2tp client darisitu (sebagai LAC) dan akan diterminate di router nethop sebagai LNS.Nah ISP A dan ISP B di-differentiate entarh dari usernamenya atau dari dialin numbernya (via radius attribute) jadi [EMAIL PROTECTED] masuk ke radius isp a dan [EMAIL PROTECTED] masuk ke [EMAIL PROTECTED] b. Soalnya kalau sudah bisa begini,semua ISP di Indonesia tidak perlu lagi punya NOC,cukup leasing atau outsource ke telkom, jadi boleh dibilang seluruh perusahaan punya infrastruktur sama seperti telkom dari sabang merauke karena yang dipinjem dial up ports dan bandwidthnya. sekali lagi ACW. carlos
[teknologia] Re: no competitor = bad idea
Ronny Haryanto wrote: On Saturday 21 January 2006 15:19, adi wrote: On Sat, Jan 21, 2006 at 10:18:21AM +0700, Harry Sufehmi wrote: nah ini menarik, dari diskusi dengan vc yang saya tahu: you are making wrong investment if you don't have competitor :-) Tadi saya lagi speed reading milis ini, tiba2 terhenti gara2 baris di atas. Ini cara berpikir yang menarik sekali. Saya tadinya berprinsip sebaliknya. lho .. bukannya mudah ditangkap pesannya? maksudnya: jangan pernah jadi pionir :-) Jangan jadi pionir yg gagal. Jadi pionir yg sukses :-) Pesannya saya lebih setuju kalo you are making a wrong investment if you will never have competitor. Kalo *belum* ada kompetitor sih ya itu, pionir, hehe. Ronny hehehehe :-) kurang lebih ronny bener. maksudnya kurang lebih begini, kalau bikin sesuatu kan ada target marketnya, nah kalau ada target marketnya (peluang bisnis) maka kemungkinan besar ada orang lain juga yang melihat peluang tersebut ( cepat atau lambat), nah kalau lama2 tidak ada orang yang melihat peluang tersebut bukan berarti anda benar, tapi kemungkinan besar memang tidak ada peluang di market tersebut. Intinya: kalau mau bikin sesuatu tapi sudah ada kompetitornya,jangan takut, karena yang penting mengembangnya nichenya produk kita sendiri. Statement kedua yang dia bilang: We rather make investment in the market where there're many smaller startup company Moral of story: belum ada winner di market tersebut :-) jadi intinya juga sama: kembangkan 'niche' produk anda :) Carlos
[teknologia] Re: Tax Outsourcing
Oskar Syahbana wrote: On 1/18/06, muhamad carlos patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: di kopih: Ada lagi jenis kerja yang lain? -analisan keuangan perushaan -pembuatan tax perusahaan -pembuatan tax individu -personal remote secretary Mungkin kawan2 banyak yang kurang tahu, tahu ada very huge market buat para analis pajak di Indonesia. Engga cuma pajak sebenarnya. Bahkan pembacaan ECG para dokter saja juga sudah bisa di-outsource. Korrekt. Hanya ngebuka kontak antara Indonesia dengan rumah sakit US/Europe saja yang susah. Ini kan urusan kesehatan, hidup matinya orang dan mereka ga mau coba - coba (ditambah lagi reputasi Indonesia yang memang tidak terlalu baik). Kalo ada kontak bisa beres ini. Jadi gini,tiap awal tahun kan wn usa harus submit tax paperworknah orang india ini pinter, dibikin sama dia (dia India) 100 orang india yang jadi expert di bidang perpajakan di AS (tentunya butuh pendidikan), terus dia jalin kerja sama dengan tax consulting yang ada di US sebagai associate, contohnya jackson hewitts. Nah ini ada pasar baru lagi Mas Carlos. Korrekt Bagaimana kalau dibuka kursus perpajakan untuk sistem US/Western Europe di Indonesia dan institusi pendidikannya juga ngebrokerin lulusannya untuk mendapat klien. Hum... nice idea actually (loh kok jadi narcis...). Korrekt. Yang dilakukan India itu ya ITU . asli dah gak pinter pinter banget sebenarnya secara teknis, cuman pinter memanfaatkan peluang saja ;-)) Nah,nanti jackson hewitts ini yang jadi penghubung dengan klient. Untungnya: luar biasa...biasanya mereka ngecharge presentase dari return yang bakal diterima. Persentase dari return yang bakal diterima? Bisa diperjelas? Tax filing itu kan suka ada return-nya,jadi si pembayar pajak dibalikin duitnya, nah ini ama mereka diambil 20%nya. Kalo gak ada return,artinya si pembayar pajak harus ngutang lebih ke pemerintah,kalo masalahnya gini,dia beri flat charge ke tax client. FYi..dari statistik,lebih dari 50% kalo gak salah,data prosesing tax di AS di kerjakan di India. Dari bukunya Friedman yah :-D. Yes and no... dari economist,mercury news macam2 .. :-) Wrap-up: Saya rasa banyak kok yang bisa orang Indonesia lakukan untuk ikut dalam outsourcing wave ini. Masalahnya hanya satu loh Mas, koneksi. Orang - orang India itu gampang dapet koneksi karena mereka memang sudah dapet stereotype sebagai bangsa yang dapat dipercaya. Kalau dari human resource sih gampang. Orang - orang Indonesia itu pinter - pinter kok ;-) Betul: KONTAK dan ini sedikit banyak bisa bantu kondisi di Indonesia. Kan saya dah ratusan kali bilang kalo ini cuman masalah kontak. Kalo stereotype gak masalah karena orang luar sebenarnya gak terlalu perduli apa itu Indonesia,etc... yang penting ada satu dua rekanan di Indonesia yang bisa dipercaya olehnya. Carlos
[teknologia] kenapa persh hitek RD besar pinda dan outsource ke negara dunia ke tiga.
Ariya Hidayat wrote: yang beri signal siapa untuk backport ? AFAICS backport selalu sangat dianjurkan oleh si rilis koordinator (setidak-tidaknya, sampai orang yang sekarang). Tinggal bergantung si developer yang membuat patch saja apakah dia mau membackport atau diam saja. Nah itu DIA permasalahan yang vendor hadapi dan sangat ribet managingnya :-) Bisa kebayang. Nah itulah, saya dah masukin sisi teknisnya kan, skrg dari sisi bisnis : 1. vendor punya banyak produk,dalam satu produk saja branchingnya macam2...kompleksitasnya jauh melebihi retail based customer. 2. siapa yang urus next-fitur atau next-gen produk ? 3. siapa yang urus fitur yang sudah ada alias stable release , etc ? sementara di lain pihak 4. persaingan meningkat,vendor2 dari china/india berdatangan termasuk dari startup valley sendiri 5. harga teknologi makin menurun karena selalu lebih canggih dan lebih murah tiap tahunnya(moore's law?),harga komponen turun drastis, akhirnya profit margin jatuh. Contoh yang paling jelas itu harga komponen untuk 10 GigE ethernet dan SONET OC-192 4 tahun terakhir. 6. pasar juga dah rada2 peak,harus inovasi terus kalo pembeli mau terus datang. Di inovasi IT ini menarik, untuk tetap hidup harus efisien, tetapi mereka selalu butuh SDM TEKNIS dan SDM MKTG yang unggul dan gak bisa dicut.Jadi yang bisa mereka lakukan sebenarnya cuman cutting cost ; tapi cutting headcount itu nggak bisa. Perhatikan perbedaanya ( cost vs headcount ). Jadi, apa yang harus dilakukan vendor : 1. hanya develop fitur yang bener2 perlu jadi gak menghabiskan resources. 2. 'cut' proyek yg gak perlu 3. 'cut' komponen yg mungkin gak terlalu perlu, asic contohnya. 4. outsource sebagain proses yang bisa dilakukan di tempat lain (hutapea: cost control) 5. buka RD yg bisa menyediakan sdm berkualitas di kota lain.Ini sebenarnya ini very long term stratey , kalau suatu saat nanti vendor china sudah bener2 100% bisa kompetisi dengan vendor di valley secara kualitas, persh hanya bisa survive jika punya resources yang punya daya saing cost struktur bersaing dengan vendor china/india. Jadi jangan heran kalo dari intel sampai apple semuanya investasinya 8-9 digit ke negara dunia ke tiga. Itu bukan karena orang India pintar saja , tapi karena THEY HAVE TO alias no choice. Untuk Indonesia, ibarat kite punya rumah dan tetangga living standardnya pada naek semua karena IT .. kita cuman bisa bengong ... negara tetangganya gak cuman satu lagi, tapi semuanya ... :-) Carlos
[teknologia] Digital Divide
Btw sory yach, saya karena mendengar dan melihat dua sisi kehidupan IT ini makanya sering nulis.karena baik vendor dan perusahaan outsourcing seperti infosys SELALU MENGELUH kekurangan orang/SDM/resources sementara engineer Indonesia SELALU MENGELUH gak dapat kerjaan atau proyek yang bagus. Nah, ini kan sebetulnya peluang. Mungkin, jangan2 sebetulnya cukup 1 orang saja yang kerja full-time ini. Carlos kasih lead / koneksi, lalu dia follow up. Setelah deal, lalu kerjaannya diboyong ke Indonesia. == Wah planningnya mas Harry mulia sekali. Akan tetapi ; itu yang saya bilang itu di level perusahaan lho , seperti Infosys,TCS,etc yang selalu kurang resources untuk mengerjakan proyek-proyeknya, kurang orangnya ini salah satunya karena turnover consultant mereka tinggi. Jadi khusus dalam kasus ini, kudu orang indonesia-nya yang join infosys/HCL/TCS dulu. Bisa sih,bikin persh terus dapat subkontrakan dari infosys,tapi itu kalo dah punya kontak dan track record yang lama. Kalo kita mau dapat langsung project dari fortune 500 US company ke indonesia (yg sekala besar ) ,kudu punya CMM Level 5 katanya :-) Carlos
[teknologia] Re: Tax Outsourcing
Ary Setijadi Prihatmanto wrote: - Original Message - From: muhamad carlos patriawan [EMAIL PROTECTED] To: teknologia teknologia@googlegroups.com Sent: Thursday, January 19, 2006 5:24 PM Subject: [teknologia] Re: Tax Outsourcing (deleted) Betul: KONTAK dan ini sedikit banyak bisa bantu kondisi di Indonesia. Kan saya dah ratusan kali bilang kalo ini cuman masalah kontak. Kalo stereotype gak masalah karena orang luar sebenarnya gak terlalu perduli apa itu Indonesia,etc... yang penting ada satu dua rekanan di Indonesia yang bisa dipercaya olehnya. Pertama2, mau minta maaf dengan top posting di email sebelumnya. Kelupaan... Nah menurut Bang Carlos sendiri gimana nih mulai buat KONTAKnya? IMHO, urusan KONTAK ini gampang2 susah kalo yang di Indo, gimana mau buat kontak kalo yang sudah di luar, gimana nih buat kontak yang berarti... kita bahasanya masih dalam tataran yang dikemukakan ariya yach,jadi no silver bullet dan keep expectation cool :-) pertama kalo dari sisi individu,kontak saya jelas persh di valley , jadi bisa menolong individu langsung NOW buat yang mau ambil pekerjaan RD/litbang atau mengerjakan proyek outsourcing dari US ( tapi kerja di AS juga) . Yang ini DONE deal lah pokoknya karena emang sudah mengusahakan ini secara pribadi ... jadi kalau masalahnya bagaimana mendapatkan pekerjaan riset di LN (even di spore) mungkin saya bisa bantu melalui channel .. di tiap kompany ada koq dari apple sampai SAP :) sedangkan kontak untuk skala perusahaan,dari sejarahnya bisa ditempuh dalam dua hal: 1. punya kontak Indonesian yang juga belajar-bekerja di bidang tax misalnya,jadi mereka yang mulai outsource tax dari luar ke indonesia. 2. dari level pengusaha, pengusaha indonesia kan sebenarnya kontaknya banyak walaupun bidangnya tidak sejenis ,cuman mereka gak pernah melihat inihanya saja , jika ada enterpreneur di indonesia yang inovatif dan bisa melakukan pendekatan bisnis ini langsung, 3. dari misi pemerintah dong seperti bkpm, itu SBY sudah start the engine kelihatannya melalui visitnya ketemu narayana murthi :-) Carlos PS: masalah kontak ini sebenarnya emang masalah gimana giat orang yg mencarinya,saya dulu di jakarta tahun 1998 dah ketemu investor di indonesia yg mau invest di bisnis internet (dia juga investor dan ceo di salah satu persh minyak di indonesia), ketemunya dimana ? di milis isp-asia bisnis :-)
[teknologia] Re: consulting
boy avianto wrote: On 19/01/06, muhamad carlos patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: boy avianto wrote: On 19/01/06, muhamad carlos patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: kontak dengan firm di silicon valley untuk mengerjakan kontrak proyek/consulting di persh hitek di valley atau US umumnya, ini untuk pengerjaan software,network consulting,consulting management. Siapa takut? Saya rasa disini banyak yang skillnya sudah lebih dari decent untuk menangani ini. Asik. jawaban 'siapa takut' ini yang bikin semangat .. HAHAHA :) Beneran nih, siapa takut? Justru makin tinggi tantangannya makin membuat adrenaline naik dan itu menyenangkan =)). Semangat juga nih. lah iya lah beneran , gua kan dulu sama kayak elu juga... pening ngeliatin macetnya jakarta dan pening ngeliatin orang berantem...mana bisa potensi tergali. Jeleknya dan buruknya: orangnya harus berada di AS. Yah... memang ini yang bikin runtuh semangat. Mau sih mau banget kesana, tapi untuk penghidupan sehari-hari aja harus bermacet-macet ria boro-boro nabung =(. *loh kok jadi curhat hehehe*. Lho ? emang kenapa ? kan semuanya dari tiket pesawat dkk nya diurus oleh kantor ? jadi ya gak keluar dana sama sekali lah. Kantor mana yang ngurus? atau kantor siapa? Hehehe, seriously kalo bisa, mau berangkat besok pagi juga dijabanin... kantor yang meng hire lah. lho dulu emangnya saya bisa ke luar negeri kalo gak diurus kantor ? ya mana bisa orang tiket pesawatnya aja lebih mahal dari gaji jadi manager di isp ... hehehehehe :) cuman emang dulu sebelum ketemu 'pencari bakat' ; saya dah hitung2 diatas kertas peluang-peluangnya dan caranya ; makanya pilih networking sektor karena gampang dipelajari , very high demand , very low supply ...gak peak kayak webs :-) Iya, gak pening namanya juga outsourcing... gak perlu mikirin market produknya siapa, untungnya berapa de el el. Yup, yang jelas create the best thing ever aja kan tujuannya. Biar nanti dipakai lagi dan lagi dan lagi hahahaha. Ayo ayo. Semangat bersambut ;) entar lewat japri aja ngasih tahu caraa caranya. Carlos
[teknologia] Re: [Hardware] USB controller untuk client-mode
Dalam hal memakai solder uap kayak gini, saya mengaku kalah dengan tukang servis HP di pinggir2 jalan. Nah, kalau begitu (merujuk ke diskusi di thread yang lain) outsourcing kan saja ke tukang servis itu ! Gampang kan :-) sekalian promosi , ada satu kawan di milis indocisco sudah bisa menerima SERVICE repair Router Cisco dkk , mulai dari 16x series sampai 3600 :-) Siapa tahu ada yang butuh... lumayan bagi rejeki ke mereka. Carlos
[teknologia] Re: Digital Divide
Harry Sufehmi wrote: On 1/19/2006 at 5:30 PM muhamad carlos patriawan wrote: Btw sory yach, saya karena mendengar dan melihat dua sisi kehidupan IT ini makanya sering nulis.karena baik vendor dan perusahaan outsourcing seperti infosys SELALU MENGELUH kekurangan orang/SDM/resources sementara engineer Indonesia SELALU MENGELUH gak dapat kerjaan atau proyek yang bagus. Nah, ini kan sebetulnya peluang. Mungkin, jangan2 sebetulnya cukup 1 orang saja yang kerja full-time ini. Carlos kasih lead / koneksi, lalu dia follow up. Setelah deal, lalu kerjaannya diboyong ke Indonesia. == Wah planningnya mas Harry mulia sekali. Akan tetapi ; itu yang saya bilang itu di level perusahaan lho , seperti Infosys,TCS,etc yang selalu kurang resources untuk mengerjakan proyek-proyeknya, kurang orangnya ini salah satunya karena turnover consultant mereka tinggi. Yah, kalau perusahaan belum bisa masuk :-) enggak apa. Nah, berarti sekarang bagaimana caranya supaya orang-orangnya kita yang bisa masuk ? Kalau ide saya, kita bikin pool, daftar orang2 yang siap di rekrut. Isinya adalah orang2 yang kita rekomendasikan (jadi bukan asal cabut dari mana-mana). Lalu, Infosys tinggal melihat ke daftar itu, dan menunjuk mana saja yang dia pingin interview. KORREKT ! plus skillsets matching , kasih ratin A-E berapa kualitasnya. Sebenarnya mas harry, gua lagi kelimpungan juga sich,gara2 di milis ccieindo si himawan forward hot jobs untuk kerjaan di valley ... jadi banyak yang kirim email japri ; nah itu yang berminat ampe yang dual-engine ccie segala .. dah kelas berat :-) Carlos, apakah ini kira2 bisa berjalan? Maksudnya dari sisi Infosys (dan perush. lainnya), apakah mereka akan tertarik dengan scheme spt ini. Kalau ya, saya bisa jalankan ini. Bisa banget ! Infosys yang small size kan ada juga, nah itu yang reqsnya kita bisa masuk. Bisa sih,bikin persh terus dapat subkontrakan dari infosys,tapi itu kalo dah punya kontak dan track record yang lama. Caranya begini: Banyakin orang2 di Infosys, lalu setelah banyak, keluar semua dan bikin perusahaan sendiri. Lalu jadi subcon Infosys, he he, misalnya nama perusahaannya Infonesia *grin* Ini solusi win-win; Infosys gak pusing, tinggal outsource ke Infonesia. Dan Infonesia tentu jadi kebagian duitnya Infosys :-) EXACTLY KORREKT. Dan ingat ada infosys2 kecil yg gua bisa bantu , nah Pak Hutapea kelihatannya bisa turun tangan nich :-)) Emang cara yang ini gua maksudkan. Cara orang india,china dan irlandia juga gitu koq... nanti kalo kita dah 'kuat' didalam ada dependensi sehingga mereka yang tergantung ama kita, nah pas sudah begtu kan bargaining position kita kuat...kita bikin startup atau small firm lagi :-)... *maklumlah kebanyakan temen yahudi+india+china jadi paham permainanya*. Ini cara yang dipakai oleh beberapa orang di Birmingham City Council. Dulunya mereka pegawai negeri - kini, ITnet telah menjadi salah satu IT company terbesar di Inggris. Not bad, indeed. Ini cara dimana2 mas untuk mengejar ketertinggalan dan gak perlu minta bantuan asing :-) Carlos ps: kita bikin milis baru aja untuk yang ini,tapi khusus untuk yang minat dan extra serius saja... jadi kalo cuman passive/mo dengerin doang gak boleh..
[teknologia] Re: Orang penting dan open-source
Arie Reynaldi Z wrote: di LN. Jadinya saya memikirkan untuk jadi guru SMA saja setelah lulus kuliah nanti. Itu kalau bisa lulus dari ITB hidup-hidup. Hiks...hiks. Duh.. bombastis amat.. emang ITB udah kayak ST*DN ? dan kawan-kawan lainnya. Ya tapi itu tadi, saya belum bisa ikutan Mas Ariya yang turut berkontribusi ngembagin KDE. Dan juga seperti Mas MDAMT. Untuk kontribusi, bisa mulai dari yang sederhana, translation. Coba cek http://id.gnome.org, atau ada tempat yang lain, saya kurang tau. iya... halo om zaki: partisipasi aja langsung di ietf working group ..iptv working group misalnya, nanti kalo diminta ada komentar gak tentang draft ini ? nanti kamu bilang, wah TLV ini harusnya diletakan di byte terakhir daripada di byte pertama. kalo ditanya alasanya: bilang aja lebih enak dilihat .. yang penting kan gaulnya :) hahaha :-) Carlos PS: ada cerita lucu mengenai ietf ini, kemaren ada yg ngasih tahu kesaya kalo ietf miting mau dipropose di jakarta, kata orang ietfnya: emangnya ini seminar ...tunggu dulu kalo orang indonya banyak yang partisipasi baru kita bisa plan adakan di jakarta katanya. -- Arie Reynaldi Zanahar reymanx at gmail.com http://www.reynaldi.or.id
[teknologia] Re: kenapa persh hitek RD besar pinda dan outsource ke negara dunia ke tiga.
Zaki Akhmad wrote: muhamad carlos patriawan wrote: Untuk Indonesia, ibarat kite punya rumah dan tetangga living standardnya pada naek semua karena IT .. kita cuman bisa bengong ... negara tetangganya gak cuman satu lagi, tapi semuanya ... :-) Carlos Analoginya bagus Bang Carlos! Sederhana namun mengena. Apa karena faktor budaya juga pada akhirnya? Kita banyak gontok-gontok-annya ya? Kita gak biasa beda pendapat ya? Efek samping orde baru? Ah sudahlah membahas hal diatas tidak akan selesai-selesai. Sekarang saatnya menatap masa depan, berkarya mengukir bintang di langit sana. supaya semangat gua kasih 2 motivational class buat kamu zak hari ini: - Anggap Saja Generasi 1970an dan 1980an di Indonesia sama dengan Generasi 1920 yang memerdekan Indonesia tahun 1945.Singkatnya kita harus lebih maju dan lebih kerja keras dibanding generasi diatas kita. - Ada 1001 alasan untuk tidak maju atau mempertahankan status quo, tapi cukup dengan satu alasan orang untuk bisa maju. :-) Carlos PS: yang diatas itu motivational class buat gua sendiri sebenarnya yang sudah diapplied dari dulu... hehehehe :))
[teknologia] Re: kenapa persh hitek RD besar pinda dan outsource ke negara dunia ke tiga.
Zaki Akhmad wrote: muhamad carlos patriawan wrote: supaya semangat gua kasih 2 motivational class buat kamu zak hari ini: Asyik ada kuliah tambahan. SPP kuliah Universitas MCP berapa nih Bang Carlos? entar aja spp bayarnya kalo udah gak jadi skrip kiddis :) - Anggap Saja Generasi 1970an dan 1980an di Indonesia sama dengan Generasi 1920 yang memerdekan Indonesia tahun 1945.Singkatnya kita harus lebih maju dan lebih kerja keras dibanding generasi diatas kita. Lu gile kali ye, ya Los. Titik dua D. Gw baru baca biografi Bung Hatta karya Deliar Noer. Bung Hatta berani berjanji untuk tidak menikah sebelum Indonesia merdeka. Bung Hatta baru menikah pada tanggal 18 November 1948 dengan Siti Rahmiati di Megamendung. Terus gw sekarang berani berjanji apa sebelum apa? Ih takut ah janji-janji-an. ya gak usah janji-janji-an lah...yg penting konsisten dan kerja keras sesuai isi dari buku buku yang kamu baca zak... nanti kami lihat sepuluh tahun lagi kamu ada dimana zak .. - Ada 1001 alasan untuk tidak maju atau mempertahankan status quo, tapi cukup dengan satu alasan orang untuk bisa maju. :-) Maju menabrak tabung katoda maksud elo Los? Titik dua D. Haha tabung katoda gak ada profit marginnya ach...males ikutan..enakan outsourcing :-) Carlos *lagi makan lontong padang
[teknologia] Re: kenapa persh hitek RD besar pinda dan outsource ke negara dunia ke tiga.
Jefri Abdullah wrote: On 1/20/06, win_hadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Carlos *lagi makan lontong padang emang ada lontong padang ? kayaknya sate padang itu di makan sama ketupat.. :-) Oh iya bener, pantesan gw rasa ada yg janggal :D, ketupat padang kali? ha ha :-) bener bener ... ketupat padang maklum lah kan tinggal makan. Carlos
[teknologia] Re: Halo Effect iPod was: OOT: MacOSX untuk x86
Oskar Syahbana wrote: On 1/18/06, Arie Reynaldi Z [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya kalo ke 'pabrik' sering geleng2 lihat mac OS. Mau beli buat sendir, belum ada duit, lagian masih dapet jatah laptop presario widescreen + suse 10, mayan lah. Cuma kalo dibilang, karena iPod apple jadi bangkit, kalo dipikir2 betul juga.. Hanya, kok bisa 1 produk bisa membuat 1 perusahaan bangkit, bandingin sama microsoft yang punya banyak diversi produk (dari palm sampai ke server). Apa karena produknya, atau orang2 memang nyari 'cult brand' yang lain karena bosan dengan microsoft, atau.. yaa.. karena iPod kewl aja geto. *pasti banyak yang mau bilang, karena semuanya.. :D * Kalo mau dibilang cult brand, apple udah punya cult-nya sendiri kok semenjak Apple II, ini juga yang bisa bikin Apple tetep mampu ngeluarin produk sampe Mac9 (walaupun dengan ngos-ngosan tentunya). Dan tentang iPod yang bisa membuat Apple bangkit lagi ini ada benarnya juga. Dulu pas tahun 2000 (kalau tidak salah, Mac fan bisa ngebenerin?) MacOS X diluncurkan sebagai The Most Advanced Operating System. Memang bagus dan taglinenya juga benar. Hanya saja ternyata produk ini tidak mendapat apresiasi yang luas karena masih ada stereotype bahwa mac itu hanya untuk orang - orang tertentu saja. Keluarlah kemudian iPod yang merangsek masuk ke semua kalangan. Dari kakek - kakek sampai anak kecil pun menggunakan MP3 player dengan earphone putih ini. Hal ini juga kemudian yang mengenerate more sales buat Apple (yang berlanjut dengan keluarnya MacMini) Dalam bidang marketing (eh ternyata ga cuma marketing doang kok), hal ini dinamakan Halo Effect. Pengertian kasarnya sih, penilaian terhadap sesuatu hal menjadi bertambah dikarenakan atribut - atribut eksternal. Contohnya yah iPod ini. Produk - produk Apple lainnya akhirnya di perceive sebaik dan semudah iPod (which is fortunately true). Halo Effect yang lainnya di bidang IT salah satunya adalah DOS dan Win95-nya Windows. Pada dua produk tersebutlah Windows (microsoft) bener - bener gaining momentum. Ada rekan - rekan yang dapat memberikan contoh Halo effect yang lain? di networking cisco ... karena di abad pergolakan internet pertama kali (1995) memang cuman cisco sendirian yang berhasil mengambil market karena kepintaranya melihat peluang di packet networks (tcp/ip).Waktu itu (1990an) cisco tergolong kecil,gak ada apa apanya dibanding player seperti siemens atau lucent. Now looks after 10 years sampai sampai orang publik tahunya router = cisco :) Halo efeknya,waktu cisco merambah ke bidang lain dan bikin device di ATM,FR,enterprise switch,wireless,network management,dll perceive publik juga bagus banget alias apresiasi,padahal sebenarnya kebanyakan produk yang pakai brand cisco itu hasil akuisisi saja,bukan hasil internal RD. Nah skrg cisco sendiri meranjak ke home-entertainment device dan masuk ke set-top-boxes menyaingi MOT (motorolla) dengan membeli scientific-atlanta. Carlos
[teknologia] Re: Menggalakkan outsourcing
Boku Baka wrote: Kalo menurut pengalaman saya. Dalam sebuah perusahaan yang sudah mapan (dalam hal ini tidak outsourcing tentunya) malah designer yang sering berhadapan dengan klien. Sehingga tuntutan dari klien cukup banyak. Kesannya malah programmer jadi seperti bekerja di balik layar. Benar sekali rasanya dua dunia ini memang butuh sebuah jembatan yang bagus. Sekedar pandangan dari saya, sebenarnya bisa kita lihat dengan adanya CMS dan Template (theme) (dalam dunia web). Sebuah CMS membantu pekerjaan designer dan template membantu pekerjaaan programmer. Apakah dalam bidang lain ada kolaborasi seperti ini? jelas: hardware engineer ---dev.test --- sw.dev. developer --- dev.test dev.test -- tech support/escalation engineer tech.support --- marketing/sales/post sales/system engineer Carlos
[teknologia] Re: Menggalakkan outsourcing
baskara wrote: On 1/20/06, Jefri Abdullah [EMAIL PROTECTED] wrote: On 1/20/06, Boku Baka [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalo menurut pengalaman saya. Dalam sebuah perusahaan yang sudah mapan (dalam hal ini tidak outsourcing tentunya) loh emangnnya yang outsourcing itu perusahaan yang belum mapan ya? banyak sekali loh contoh perusahaan besar yang sudah mapan melakukan outsource sistem informasinya Mungkin maksudnya adalah perusahaan yang menerima pekerjaan outsource dari luar? luar itu apa sich ? kalo outsourcing ya macam2 kan, persh yang nerima outsourcingnya bisa yg berada di DN bisa juga yang berada di LN. Btw Jeffry bener sekali,justru persh yang makin mapan biasanya yang paling mengoutsource pekerjaan,maklum...tuntutan efisiensi. Carlos
[teknologia] Outsoutcing/Renting Network Infrastruktur
Saya masukin satu lagi satu tipe bisnis model yang mirip dengan outsourcing,sebenarnya lebih tepat renting sich, cuman lagi2 di Indonesia belum ada tapi dari bisnis model ini terlihat gimana persh bisa lebih efisien. Di AS ISP bisnis, ISP2 dial up di luar seperti Earthlink dan AOL gitu sebenarnya mereka gak punya network infrastruktur sendiri. Infrastruktur seperti NAS Server,phone number,bandwidth,etc semuanya rent/outsource ke telco vendor (macam att/verizon,qwest,etc), yang si AOL itu punya hanya massive data center saya (plus servers) tapi infrastruktur untuk networkingnya bukan punya dia. Keuntunganya AOL,mereka fokus banget untuk develop content tanpa diributi masalah2 ISP networks karena sudah dihandle telco provider. Nah bayangin dengan kasus di Indonesia, dimana ada banyak isp yang punya peralatan dan noc sendiri2...padahal kalo misalnya semuanya rent/outsource dengan PTT seperti kasus AOL,itu bisa dilakukan demi efisiensi. Carlos
[teknologia] Re: Keuntungan Outsourcing
ahutapea wrote: 1. apa sih keuntungan outsourcing untuk hal ini (perawatan komputer) ? pertimbangan kami : a. tidak perlu pusing masalah komputer b. total cost per tahun lebih murah daripada hire orang c. kalo hire orang, anggaran di pos Belanja Pegawai udah terlalu tinggi :) ada yang bisa share keuntungan lainnya ? Sebetulnya keuntungan utamanya cuman satu 'mas yaitu cost bisa kekontrol. Kalau udah sampe 500an PC keatas vaariantnya besar sekali dan bos2 diatas kaga suka variable yang ngak kekontrol. kalau kita kan waktu annual review performance dilihat dari critical tasknya, kalau mereka faktor risk itu yg paling besar. Keuntungan terbesar buat persh yang memberi outsource: *fokus* Fokus karena hal2 sampingan macam HRD dan IT sudah ada outsource company yang mengerjakan. jadi mereka gak perlu lagi refot refot untuk Build up HRD team dan IT Teamnya karena sudah diprovide oleh outsourcing company. Kalo inget kata2 fokus ini inget Harvard Business School Review :-) intinya kalo persh mau survive harus *fokus* dan kalo mau fokus harus outsourcing. Carlos PS: di persh di AS: biasanya IT dan HRD yang mayoritas di outsourcing.
[teknologia] Re: Menggalakkan outsourcing
baskara wrote: On 1/20/06, muhamad carlos patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: luar itu apa sich ? Definisi luar = di luar perusahaan, yang bisa saja dari luar negeri atau di dalam kecamatan yang sama. Saya hanya mempertanyakan maksud kalimat perusahaan yang sudah mapan (dalam hal ini tidak outsourcing tentunya), yang dipersepsikan secara berbeda oleh saya dan jeprih. Jeprih mengartikannya sebagai perusahaan yang tidak melakukan outsourcing, sedangkan saya mengartikannya sebagai perusahaan yang tidak menerima pekerjaan outsourcing dari luar. oohh.. kayaknya yang dimaxud si boku itu == yang dimaxud jeprih deh, jadi maxudnya: perusahaan yang tidak melakukan outsourcing. Carlos
[teknologia] Re: Menggalakkan outsourcing
Boku Baka wrote: Maaf, kalo jadi tendensius. Outsourcing menurut penggambaran di benak saya. Sebuah perusahaan (besar/kecil mapan/tidak) yang perlu menuntaskan sebuah pekerjaan proyek (develop aplikasi mungkin) kemudian mencari sdm dari luar namun hanya selama proyek tersebut saja. Saya bekerja di bagian sistem informasi. Jadi kalau sedang ada proyek maupun tidak saya pun tetap masuk kerja. ooh itu satu bagian kecil model outsourcing saja. model lain outsourcing ya banyak dari departmental (IT,HRD) , Medical software / Financial banking yang 100% di outsource , Call Center (Citibank customer support contohnya) , Technical Support (Microsoft misalnya) dan bahkan Research Development ( Cisco/HCL contohnya). Memang di Indonesia hanya outsourcing kecil2an yang terlihat, tapi kalau melihat model2 yang dilakukan di LN pasti terkejut karena gak membayangkan sebelumnya (misalnya tax processing dan medical analysis) Carlos
[teknologia] Re: Outsoutcing/Renting Network Infrastruktur
Yang menyewakan infrastruktur copper jelas Telkom, di-outsource ke vendor lain malah jadi lebih mahal. Jadi inget kemarin ada dua orang Telkom menawarkan kerjasama. Dengan senang hati Pak, kami ISP butuh infrastruktur Bapak Oh, bisa kami sediakan DSL udah ada pak? Wah, belum tahu, mungkin nanti Speedy mau diluncurkan Bukan Speedy-nya pak, infrastruktur DSL-nya saja, kami ISP menyewa infrastrukturnya Nanti kami kabari Dan belum ada penjelasan lagi... kalo kita dulu: ISP: Pak, Internetnya mati dari sisi TLK TLK: Kami kirim rekan2 ke lapangan pak nunggu 2 jam TLK: wah ternyata modemnya mati pak ISP: kenapa mati: TLK: dimatiin ama rekan dari divisi customer satisfaction pak ISP: kenapa dimatiin ? TLK: saya check dengan divisi keuangan deh pak nunggu 1 jam TLK: wah ternyata bapak belum bayar ISP: HAH ? Belum bayar ? emang ada tagihanya ? TLK: Wah kami chek dulu pak. ISP: ya sudah ..cepet ! TLK: Wah ternyata billingnya belum dikirim pak, tapi bapakkan customer,harusnya langsung bayar aja walaupun belum ditagih !! *sambil melirik mas Koen* Ah tapi itu 9 tahun yang lalu koq... he he he :)) Carlos PS: gua demen nich *telkom* bashing :-))
[teknologia] Re: Menggalakkan outsourcing
Ariya Hidayat wrote: Tapi saya senang koq,di milis lain sudah mulai ada iklan hiring outsourcing engineer Indonesia di Jakarta untuk mengerjakan proyek Network Management.Ini juga tech specs nya gak susah dan Engineer Indonesia bisa ambil. Bang Carlos, ini terkategori model kerja yang bisa dikerjakan jarak jauh atau orang yang dikontrak mesti datang ke tempat kerjanya? yg jelas ini bisa di outsource. Udah deh gua langsung aja yah sebut nama ... cape juga gak kasih nama .. hehehe :-) saya dulu pernah kasih contoh case study outsourcing yang ke vietnam kan ? :-) nah itu proyeknya outsourcing untuk maintain MIBS table dari produk network management softwarenya si Luc** Technologies. Ps: Arya, kalo mau cari cari model freelancer yg proyeknya besar dan bisa dikerjakan dari jauh secara individual/small team, mungkin ada baiknya kontak infosys/wipro/tata langsung, dulu waktu persh saya sebelumnya outsourcing ke mereka, mereka bikin small team yang isinya 6 developer,nah whether 6 developer ini ada di kantor terus atau tidak saya kurang tahu, tapi saya koq yakin kalau ada good communication (apalagi di persh seperti wipro/infosys/tata yang punya standard communication bagus) kerja dari rumah/jauh gak jadi masalah Lha kita yang di vendor aja sebagian kerjanya dari rumah koq dan tidak terikat. Jadi balik ke pertanyaan diatas: tergantung policy perusahaan tapi by nature: bisa. Carlos
[teknologia] Re: Melacak commits secara real-time
PS: Kenapa ya kalau pas ada post macam gini biasanya tidak rame? udah pada bosen kali ya :D hehehehehe Hehe, kalau ditanya seperti ini nanti metadiskusi lebih panjang daripada diskusinya sendiri :-) Karena orang yang suka commit gak ada taste kali ... hahahhaa :-) anywa masalah commit ini sebenarnya punya mazhab lagi karena commit/checkin punya peran erat dengan kualitas produk dan akhirnya company revenue/images. Masalah mazhabnya kurang lebih: - untuk fixing bugs mau di checked in di stable code atau di release khusus ? kalau di release khusus apakah tiap customer kudu punya special release code ? atau sebaiknya semua checked in code dimasukin ke satu image ? - untuk fitur gimana kalo sudah deket deadline ? misalnya mau nambahin fitur OSPF LSA Pacing enhancement on ATM-OC3 interfaces with PPP encapsulation, apa mau codenya dicommit/direlease walaupun ada 20 showstoppers ? ataukah langsung deliver aja ? (kalo kustomer nemu,baru disembuhin,etc). Carlos
[teknologia] Re: Kebijakan check-in/commit (was Re: Melacak commits secara real-time)
Ariya Hidayat wrote: Di vendor,ada aturan sangat ketat untuk check-in code ; Untuk checkin di stable release, gak boleh sembarangan ; harus LULUS Peer code review dulu. Habis itu dilihat lagi,apakah codenya bener2 perlu atau tidak. Hehe, ini lebih relaks dari kebijakan di dunia open-source. Umumnya, asalkan sudah tercompile, kode baru sudah dimasukin ke trunk (main development branch). Jelas untuk branch yang ditujukan jadi versi bugfix (atau service release), kodenya pasti lebih ketat. Juga kalau h ... kalo aturan branching nya ya beda lah,,, kalo peer code review itu dah wajib anytime anywhere . musim bug fixing (setelah feature freeze), semua perlu kena peer review. Untuk KDE, lengkapnya informasinya di sini http://developer.kde.org/policies/commitpolicy.html kalo di open source macam kde gituh yg nentukan check-in atau tidaknya siapa sih ? terus yang bakal code review siapa ? satu orang ? atau dev. lain dalam 1 team ? kalo di vendor, misalnya bikin router... team sw devnya dipecah lagi ke modul2 utama: misalnya routing, mpls , dan system... si routing misalnya punya 4 resources,nah biasanya ada satu team lead disitu,dan team lead itu yang review code temen temenya yang mau commit. IIRC di Microsoft dulunya (info dari Joel on Software), yang memasukkan kode yang membuat aplikasi tidak jalan (compiler error dsb) bertugas jadi babysitter untuk build systemnya, sampai ada yang lain lagi yang membuat kesalahan. Mirip kucing-kucingan. Untuk melihat status keseluruhan, yang saya tahu adalah pakai Mozilla Tinderbox (yang pastinya juga digunakan untuk pengembangan Mozilla). Hampir pasti tool yang lain yang fungsinya sama juga ada. Dan ini memancing pertanyaan selanjutnya: apakah untuk vendor ada message-freeze juga? Kalau untuk KDE (dan pastinya GNOME), ini perlu karena translator harus diberi kesempatan dan cukup waktu untuk menerjemahkan teks dalam program. Tidak bisa hanya detik-detik terakhir. maksudnya run automated test untuk unit testing ? jelas iya. Carlos
[teknologia] Re: Menggalakkan outsourcing
Ariya Hidayat wrote: nah itu proyeknya outsourcing untuk maintain MIBS table dari produk network management softwarenya si Luc** Technologies. OK, apalah ini dimasukkan kategori Software Programming/Development kan? Kalau iya, kategori kerja yang potensial untuk didapatkan outsourcingnya adalah: - Software Programming/Development - Desain grafis - Dokumentasi teknis wah kalau dokumentasi teknis saya belum pernah lihat tuch. Ada lagi jenis kerja yang lain? -analisan keuangan perushaan -pembuatan tax perusahaan -pembuatan tax individu -personal remote secretary -Business Process Outsourcing (misalnya HRD atau Printing Departement). -Technical Support -Call Center -Low Cost Call Center Lah koq semuanya yach ... :-) hahahahahhaa. baca deh the world is flat... entar dapat ide lain :-)) Kalau ke hardware, asumsinya lebih sulit (bukan tidak mungkin). Ini misalnya karena perlu alat-alat atau instrumen yang spesifik. hihihi... justru kalau hardware manufacturing itu yang 100% di outsource.Tapi ini manufacturingnya yach (misalnya ke flextronics) tapi kalo design-nya bisa dari dalem, bisa juga custom :-) ... Btw, to make things more complicated vendor sering beli code juga Ariya, coba deh buka : http://www.dataconnection.com/ ... jadi kerja vendor lebih gampang,tinggal combine semua APInya ... jadi gak start dari awal. Jadi balik ke pertanyaan diatas: tergantung policy perusahaan tapi by nature: bisa. Ini yang penting. Di IT apa sih yang gak bisa .. asal bisa commit,punya taste dan punya kontak semua urusan beres :) Carlos
[teknologia] Re: Kebijakan check-in/commit (was Re: Melacak commits secara real-time)
repost : 8. muhamad carlos patriawan Jan 18, 1:14 pm show options From: muhamad carlos patriawan [EMAIL PROTECTED] - Find messages by this author Date: Wed, 18 Jan 2006 08:14:04 - Local: Wed, Jan 18 2006 1:14 pm Subject: Re: Melacak commits secara real-time Reply | Reply to Author | Forward | Print | Individual Message | Show original | Remove | Report Abuse PS: Kenapa ya kalau pas ada post macam gini biasanya tidak rame? udah pada bosen kali ya :D hehehehehe Hehe, kalau ditanya seperti ini nanti metadiskusi lebih panjang daripada diskusinya sendiri :-) Karena orang yang suka commit gak ada taste kali ... hahahhaa :-) anywa masalah commit ini sebenarnya punya mazhab lagi karena commit/checkin punya peran erat dengan kualitas produk dan akhirnya company revenue/images. Masalah mazhabnya kurang lebih: - untuk fixing bugs mau di checked in di stable code atau di release khusus ? kalau di release khusus apakah tiap customer kudu punya special release code ? atau sebaiknya semua checked in code dimasukin ke satu image ? - untuk fitur gimana kalo sudah deket deadline ? misalnya mau nambahin fitur OSPF LSA Pacing enhancement on ATM-OC3 interfaces with PPP encapsulation, apa mau codenya dicommit/direlease walaupun ada 20 showstoppers ? ataukah langsung deliver aja ? (kalo kustomer nemu,baru disembuhin,etc). Carlos
[teknologia] Tax Outsourcing
di kopih: Ada lagi jenis kerja yang lain? -analisan keuangan perushaan -pembuatan tax perusahaan -pembuatan tax individu -personal remote secretary Mungkin kawan2 banyak yang kurang tahu, tahu ada very huge market buat para analis pajak di Indonesia. Jadi gini,tiap awal tahun kan wn usa harus submit tax paperworknah orang india ini pinter, dibikin sama dia (dia India) 100 orang india yang jadi expert di bidang perpajakan di AS (tentunya butuh pendidikan), terus dia jalin kerja sama dengan tax consulting yang ada di US sebagai associate, contohnya jackson hewitts. Nah,nanti jackson hewitts ini yang jadi penghubung dengan klient. Untungnya: luar biasa...biasanya mereka ngecharge presentase dari return yang bakal diterima. FYi..dari statistik,lebih dari 50% kalo gak salah,data prosesing tax di AS di kerjakan di India. Carlos
[teknologia] Re: Menggalakkan outsourcing
Harry Sufehmi wrote: On 1/17/2006 at 4:43 PM muhamad carlos patriawan wrote: Makanya,saya juga agak 'ngotot' dengan outsourcing ini karena saya lihat technical requirementnya sebenarnya gak tinggi tinggi banget dan bisa dikerjakan di Indonesia. Ya, tapi kebetulan memang kebanyakan kita masih kelas teri, jadinya cuma bisa bengong membaca berbagai bahasan mengenai soal outsourcing kelas atas. Nah, dipadukan dengan ide dari Ariya, maka jadi muncul peluang outsourcing kelas teri. Mudah2an bisa banyak bermanfaat untuk rekan2 kita. Thanks. no problemo mas Harry.. 1000 journey dilakukan pertama kali dengan one small step. Mungkin dari threadnya si Ariya ini, bakal jadi cikal bakal Infosys Indonesia* Carlos *Gak juga sich, dah banyak yang jalan secara persh tapi ya gak di radar screen aja...paling mereka comment: Emang elu aja yang ngerti IT dan outsourcing .. he he he :)
[teknologia] Re: HITEK ABM tipe NGETIK-1
Mohammad DAMT wrote: Karena dikomplain harus posting seputar TI karena kita orang TI (padahal ini milis teknologia jadi harusnya bebas aja asal masih ngomongin teknologi) dan jangan posting ttg tukang bangunan. ini dia produk kita selanjutnya HITEK ABM (Alat Bantu Mengetik) tipe NGETIK-1 (Ya masih berkutat dgn laser murah). Ada buatan Cina harganya 200 dollar. Kita bisa tidak bikin dgn harga Rp 500.000,-? http://www.virtual-laser-keyboard.com/ Cara kerjanya dengan memproyeksikan susunan tata letak papan ketik ke media apapun yang diletakkan di depan alat kita ini. Kita tinggal mencet-mencet di buku, papan, atau kardus, segala yg kita ketikkan kemudian nongol di komputer. ini produknya sudah punya kompetitor belum ya ? Produk cina ini pakai blutut, nah si HITEK ini supaya murah bisa pakai kabel USB biasa atau bikin dua versi satu pakai blutut dan satu pakai kabel. Jadi misalnya CEO PT Pabrik Panci Persada sedang jalan2 ke SF bisa ngobrol dalam ruang ceting di WC airport cuma beralaskan kertas tisu. *Mudah2an belom dipatenin* Sudah sudah ditulisin tuh unique patent-pending ... Tapi cuek aja kaya' China ;-) Carlos
[teknologia] Re: Menggalakkan outsourcing
Dan kalau iya, sekarang perlu ditelusuri langkah konkrit apa supaya perusahaan atau individu (yang mau mendapatkan kontrak outsourcing, yang tidak mau yang tidak dipaksa). Yang sudah disebutkan adalah: - membuat kontak dengan perusahaan pemberi kerja kalau saya yang ini DONE. tapi dalam tahap bagaimana supaya orang Indonesia bisa belajar-bekerja dan mencuri ilmu di silicon valley. Gua ampe sebel dikejer2 mereka: Mana temen2 lu yang jago2..kasih ke kita dong... client nungguin tuch. - menggunakan jasa situs seperti guru.com dst mempunyai kontak bisnis dengan infosys/HCL/wipro/TCS/CG alias komunitas outsourcing the big guy. Saya dulu kerja di salah satu persh macam ini koq dan saya lihat banyak proyeknya yang tidak canggih canggih amat sebenarnya,cuman butuh small 3-5 dev. team,tapi ya itu..harus diatas perusahaan dan punya kontak. Sekarang ini kita juga punya kontak di master outsourcing koq,manfaatkan juga dong alias bersinergi. sambil melirik *seseorang* di milis ini :-) Jangan lupa komunitas open source itu masih sebagian saja di dunia IT ...ada jutaan orang India yang maju dan dapat projek outsourcing karena mereka punya kemampuan teknis dan Kontak tanpa mengenal apa itu open source. Carlos
[teknologia] Re: Menggalakkan outsourcing
Ariya Hidayat wrote: Mungkin dari threadnya si Ariya ini, bakal jadi cikal bakal Infosys Indonesia* Carlos *Gak juga sich, dah banyak yang jalan secara persh tapi ya gak di radar screen aja...paling mereka comment: Emang elu aja yang ngerti IT dan outsourcing .. he he he :) Dan mudah-mudahan komentarnya bukan seperti itu, sebab dari awal thread sampai sekarang, rasanya *nggak ada* (atau malah ada?) yang mengklaim ngerti IT dan outsourcing. Malah justru sebaliknya. Itulah yang saya bilang mas Ariya yg di milis ini kan cuman sebagian kecil saja dari komunitas IT jadi terlalu drastis kalo menarik kesimpulan dari milis ini saja. Lagipula,orang2 dan persh2 yang punya pengalaman lebih dari 15 tahun di bisnis IT kan buanyk Btw, kata2 diatas itu benar benar diucapkan seorang kawan saya yang memimpin salah tiga persh IT di Indonesia setelah ada satu bapak di milis yang kurang sedap komentarnya tentang sesuatu yang mereka bikin. Carlos
[teknologia] Re: Menggalakkan outsourcing
Ariya Hidayat wrote: mempunyai kontak bisnis dengan infosys/HCL/wipro/TCS/CG alias komunitas outsourcing the big guy. Ayo lebih konkrit lagi karena mempunyai itu bukan kata kerja yang mencerminkan aksi (bandingkan dengan ngeblog, bisa membuat orang yang tidak punya blog jadi punya blog, dan memakan tenaga/waktu). Kontak ini sering terjadi karena pernah kerja bareng , pernah kerja disitu atau sama-sama sholat jumat di mesjid yang sama terus ngobrol-ngobrol2 .. Step by stepnya apakah seperti ini: (1) buat perusahaan, karenanya katanya harus perusahaan. Apakah CV cukup? Atau harus PT? Atau yang penting berlandaskan hukum (bukan OTB) ? nah ini ada dua pendekatan , mau serius bikin perusahaan , atau engineernya join persh outsourcing yang sudah settled di dalam dan luar negeri. Yang saya sudah done sebelumnya, dah kerja di persh outsourcing terkenal :-) (2) buat CV untuk tim developernya. Perlu kan? so pasti. kalo mo bantuan contoh CV seperti apa ..dont worry to contact me..nanti saya kasih contoh gimana resume Indian,etc ... (3) kontak komunitas outsourcing yang big guy itu. nah, siapa orangnya (nama, alamat e-mail, dsb) ? orang2nya jelas yang bekerja di sektor itulah... narayanamuthi @ infosys.com :) lihat pendekatan diatas: Kontak ini sering terjadi karena pernah kerja bareng , pernah kerja disitu atau sama-sama sholat jumat di mesjid yang sama terus ngobrol-ngobrol2 .. Carlos
[teknologia] Re: Menggalakkan outsourcing
Tolong dikoreksi kalau salah. Membayangkan jadi developer yang kerja di Indonesia dan ingin mendapatkan kontrak outsourcing, rasanya kalimat di atas cukup deskriptif. kurang lebih begitu. saya dulu pernah kerja di persh yang nomor 6 atau nomor 7 nya. nah sebagian company tsb ada juga yang punya operasi di luar india ,seperti malaysia :-)) jadi paling tidak kawan seperti Affan bisa develop programing atau proyek yang dia suka karena bekerja di 'right company' ,tinggal di negara yang ada azan subuhnya dan bisa snorkeling ke Tioman Island. Btw sory yach, saya karena mendengar dan melihat dua sisi kehidupan IT ini makanya sering nulis.karena baik vendor dan perusahaan outsourcing seperti infosys SELALU MENGELUH kekurangan orang/SDM/resources sementara engineer Indonesia SELALU MENGELUH gak dapat kerjaan atau proyek yang bagus. Saya teh bukan broker , cuman ngasih lihat aja ada Dua GAP besar antara sebagian IT di Indonesia dan IT di luar (pas keluar dari batam dah kelihatan bedanya .. he he :-) ) Carlos
[teknologia] Re: HITEK ABM tipe NULIS-1
Mohammad DAMT wrote: OK. Kali ini bukan perangkat keras berbasis laser, tapi perangkat lunak. Produk ini adalah perangkat lunak pengenal tulisan tangan (Handwriting Recognition). Produk ini dibutuhkan oleh perangkat2 PDA atau tablet. Ada banyak produk semacam ini mulai dari buatan Israel sampai buatan Jepang tapi mahalnya ratusan ribu dolar: http://www.google.com/search?q=handwriting+recognition handwriting recogniztion ini sudah ada di pocket pc by default bang (notes,word,etc).. carlos
[teknologia] niche markets
Moral #1 : Untuk kasus ini, saya lihat finding the niche itu cukup penting. Kalau ketemu niche yang tepat, kadang dengan modal minim pun kita bisa potensi mendapatkan return yang cukup besar. Di kasus ini, modalnya cukup development fee sebulan. Kalau gagal pun saya tidak terlalu banyak merugi. = sebenarnya kalo dari sisi global kan sudah terlihat ya kalo leading di software adalah india,manufactur china...ada lagi, ternyata niche market di networking yang orang belum tahu... adalah dipegang Pakistan ! Nah lhoiya kalau misalnya datang ke vendor networking,lebih banyak ketemu si Khan dan Amir Syed dibanding Puntesh dan Hitesh. Koq gitu ? setelah saya tanya ternyata di pakistan dari dulu punya perhatian khusus dengan networking dan telekomunikasi,pttnya telekom pakistan ternyata sangat gesit dalam mengembangkan sdm telco dan networksnya. Balik lagi, orang bodoh seperti saya tidak mau mendefinisikan niche market buat Indonesia itu apa. Saya mau seperti yang zaki katakan: tidak orang tua saya sekalipun yang bias mendefinisikan kerjaan saya apa. berangkat dari situ,orang yg punya pengalaman seperti kita mas,harusnya ya hanya memberitahu semua jalan dan peluang yang ada melalui wawasan dan pengalaman..nanti org2 mau mengerjakan apa, itu terserah mereka sendiri. Carlos
[teknologia] Re: Kebijakan check-in/commit (was Re: Melacak commits secara real-time)
Ariya Hidayat wrote: anywa masalah commit ini sebenarnya punya mazhab lagi karena commit/checkin punya peran erat dengan kualitas produk dan akhirnya company revenue/images. Betul. - untuk fixing bugs mau di checked in di stable code atau di release khusus ? Mazhab KDE (CMIIW): trunk/main brunch selalu unstable (kecuali mau rilis). Jadi bug fix selalu di dimasukkan branch yang dipakai untuk rilis. Lalu, kalau masih ada di trunk, yang di-forwardport. Atau kalau ketemunya di trunk, dibackport ke branch. yang beri signal siapa untuk backport ? kalau di release khusus apakah tiap customer kudu punya special release code ? atau sebaiknya semua checked in code dimasukin ke satu image ? Hehe, kalau di dunia open-source semua customernya sama. Jadi ini nggak berlaku. Tapi saya bisa membayangkan version controlnya penuh dengan tag-tag per customer. Wah, mergenya gimana tuh? Nah itu DIA permasalahan yang vendor hadapi dan sangat ribet managingnya :-) belum lagi waktu di kompile kan ada fitur yang harus disertakan,beda platform beda masalah (ada device pake ppc ada intel based contohnya)...terus ada fitur yang tidak disertakan.Akhirnya sebagian vendor punya kebijakan, kalau ada major release baru,jangan disuruh customer untuk upgrade ke build tersebut,kecuali they really have to.. Terus terang kalau masalah ini saya tertarik sekali dan dari hasil diskusi dengan sw lead, saya berikan kepada mereka agar bagian devtest dan bagian dev. menuliskan sebuah 'paragraph' tentang kualitas modul yang ditulisnya , kedua dev/dev.test memberikan rating kepada modulnya,termasuk kemungkinan loophole nya ada dimana,yang untested yang mana,yang low quality dalam kondisi apa ? yang menyebabkan race condition di hal yang mana. Wah ide yang ini saya harus segera PATENkan .. karena proses ini saya yang menemukan dan kasih ide...mumpung belum dicuri orang .. hehehe :-) Carlos
[teknologia] Re: Kebijakan check-in/commit (was Re: Melacak commits secara real-time)
wah yang ini lupa: - untuk fitur gimana kalo sudah deket deadline ? misalnya mau nambahin fitur OSPF LSA Pacing enhancement on ATM-OC3 interfaces with PPP encapsulation, apa mau codenya dicommit/direlease walaupun ada 20 showstoppers ? ataukah langsung deliver aja ? (kalo kustomer nemu,baru disembuhin,etc). Mazhab KDE: beberapa bulan sebelum rilis tidak boleh ada fitur baru. Kalau mau buat fitur baru, harus siap bikin branch dan (di masa depan) merge sendiri nantinya. Dan fitur baru tetap saja tidak akan ikut ke rilis yang sekarang, namanya juga feature freeze. Optimasi dihitung fitur baru, kecuali super trivial. oh bukan ya.. maksud gue tuh kalu elu sudah checked in fitur diatas , tapi kemudian begitu sudah dekat deadline, kualitasnya buruk... masih ada 10 showstopper misalnya jadi fiturnya gak kerja. gimana pendekatanya kalu di open source ? terus di rilis atau fiturnya di'buang' ? kalo vendor tergantung mazhab,tapi sering dilihat case by case dulu.. Carlos
[teknologia] Re: HITEK ABM tipe NGETIK-1
Ariya Hidayat wrote: ini dia produk kita selanjutnya HITEK ABM (Alat Bantu Mengetik) tipe NGETIK-1 (Ya masih berkutat dgn laser murah). Ada buatan Cina harganya 200 dollar. Kita bisa tidak bikin dgn harga Rp 500.000,-? http://www.virtual-laser-keyboard.com/ Cara kerjanya dengan memproyeksikan susunan tata letak papan ketik ke media apapun yang diletakkan di depan alat kita ini. Kita tinggal mencet-mencet di buku, papan, atau kardus, segala yg kita ketikkan kemudian nongol di komputer. BTW, asyik nih kalau digabungkan dengan head-mounted display (misalnya produknya http://www.virtualresearch.com/ yang dipakai di Heinz-Nixdorf Institute, universitas saya). Bisa nyaman kerja di mana saja. Tapi kalau display terlalu berat, jadinya potensial sakit kepala. Mari kita kupas teknologinya. Lebih mudah kalau ada yang berkorban mau beli dan dibongkar untuk reverse-engineering :-) tadi saya lihat virtual-keyboard buatan china/HK (hutchison) sementara yang virtual research pembuatnya perusahaan di silicon valley juga (di aptos/santa cruz). Silakan ditambahi/dikoreksi/diperbaiki/dikecam. ayo 'market intellegence'nya kembangkan. Saya masih belum tahu kalo virtual research dari aptos diatas untuk keperluan apa saja ? any insight bang ? marketnya siapa ? ada bayangan growthnya 5 tahun ke depan bagaimana ? Carlos
[teknologia] Re: HITEK ABM tipe NULIS-1
Mohammad DAMT wrote: Pada hari Rabu, tanggal 18/01/2006 pukul 10:21 -0800, muhamad carlos patriawan menulis: handwriting recogniztion ini sudah ada di pocket pc by default bang (notes,word,etc).. Produk tablet dan pda kan bukan pocket pc aja, dan produsen2 ini butuh teknologi tsb (yg murah dan OK). produsen pda yg mana ? kalo gue gak salah,dah ada itu fitur recognitionya by default kalo pakai windows mobile bang. dan harga pda dah relatif terjangkau .. palagi kalo bekas :-) Kalo Microsoft yang punya litbang (horeee ini lagi yg keluar) kayaknya akan pakai produk in-house ya? (atau juga cari ke luar?) nah yang ini gua gak tahu ... harus tanya orang mikrosop ;-) Tapi,sebagian persh IT memang prosesnya sering outsourcing ke luar koq... :) Carlos
[teknologia] Re: HITEK ABM tipe NULIS-1
Mohammad DAMT wrote: Pada hari Rabu, tanggal 18/01/2006 pukul 20:33 +, muhamad carlos patriawan menulis: produsen pda yg mana ? kalo gue gak salah,dah ada itu fitur Ada deeeh. hahaha kalo pda yang berbasis windows mobil handwriting recogniztion mah sudah ada by default .. recognitionya by default kalo pakai windows mobile bang. dan harga pda dah relatif terjangkau .. palagi kalo bekas :-) Maksutnya 'engine'-nya itu loh. Kalau ada yg lebih murah dan OK pada produk selanjutnya, si arsitek utama setelah mendapat bisikan dari semua arsitek di bagian tulis-menulis akan bilang: Yak mulai produk ini kita tidak lagi pakai engine dari PT Anging Mamiri lagi, tapi kita akan tukar dengan engine HITEK ABM tipe NULIS-1 dari PT YAHPOS karena lebih murah dan sudah komitmen untuk menyediakan API yang sama disertai fitur2 yang lebih meriah. Sip satuju kalo yg ini. carlos
[teknologia] Re: HITEK ABM tipe NGETIK-1
Masuk akal, tinggal dipasang translator (look-up table) yang sesuai di otaknya. gua baca dari email elu ber2 tentang reverse engineering dst cuman bisa menyimpulkan kalo lu bedua sebaiknya kerja di startup silicon valley bagian RD yang visinya invent 'something new' , orang seperti arya rugi kalo cuman mengerjakan proyek outsourcing :) carlos
[teknologia] Re: Math Will Rock Your World
Edo Caligula wrote: On 1/14/06, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: And last May two brothers, Amit and Balraj Singh, sold Perabit Networks -- a company that developed algorithms for genetic research -- to Juniper Networks (JNPR ) for $337 million. === Wah Kamsiah Bang Oskar,kerjaan saya skrg masuk businessweek ternyata.Dua orang diatas is sitting next to my cubicle :) tapi yang kita kerjakan emang asik sich,mengubah long pattern menjadi bytes. Carlos Wah Carlos boleh sedikit cerita ttg Perabit Networks ini atau kalau ada url yg bisa dishare juga boleh. Saya kemarin2 bertemu dengan yg 'agak' historik ada di http://www.mindfully.org/GE/GE3/Computer-Genetic.htm tapi google saja peribit networks dan bukan perabit. Ini idenya datang dari waktu foundernya yang research dna pattern di stanford waktu disana untuk melakukan kompression terhadap data networks menggunakan metode file compression seperti LZ dan dna pattern recogniztion. Perbedaan algorithmanya diungkap sedikit di http://www.computerworld.com/networkingtopics/networking/story/0,10801,63479,00.html Hasilnya,data di packet bisa reduced sampai 99% (tergantung data type),tapi itu baru satu hal. Hal selanjutnya yang di 'hack' adalah tcp ; dibikin sedemikian rupa sehingga throughput tcp tradisional yang misalnya hanya 50 kbps menjadi 1 Mbps.Kalau ini teknisnya total beda dibanding compression. Yang dihack ketiga adalah application protocols,seperti CIFS (Samba/Microsoft File sharing) dan MAPI/Exchange. website formalnya sekarang ada di www.juniper.net bagian apps acceleration ; juga bagus untuk liat2 kompetitor seperti riverbed (http://www.riverbed.com/ ) atau expand ( www.expand.com) ,kalau riverbed ini teknologinya berdasar paper foundernya waktu research di uc berkeley. Carlos Carlos
[teknologia] Re: Math Will Rock Your World
Buku Ian Witten yg Data Mining saya tidak terlalu sreg mungkin gara2 saya mulainya bukan dari awal. Buku Ian Witten yg Managing Gigabytes lumayan menarik buat yg suka mainan large datasets. http://www.cs.mu.oz.au/mg/ memang contoh dibuku ini yang dipakai di packet compression company dan data mining/search engine seperti google. Carlos
[teknologia] Re: Math Will Rock Your World
Harry Sufehmi wrote: On 1/19/2006 at 3:22 AM muhamad carlos patriawan wrote: Hasilnya,data di packet bisa reduced sampai 99% (tergantung data type),tapi itu baru satu hal. *speechless* rasanya sulit mau mempercayai paragraf di atas. Then again, saya juga tidak percaya ketika pertama kali mendengar rasio kompresi JPEG - sampai akhirnya melihat sendiri faktanya (ternyata bisa ya !) btw; itu lossy atau bukan ? jadii ada dua hal: 1. ada pattern yang bisa 99% seperti text file (halaman koran misalnya), kalau raw file dan gz ya lebih sedikit ratio kompresinya. 2. Reductionnya dilakukan diatas Memory dan Harddisk, kalau yang HD-based misalnya bisa capture pattern yang panjang sekali, isi CD misalnya :-) Carlos
[teknologia] Re: consulting
boy avianto wrote: On 19/01/06, muhamad carlos patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: kontak dengan firm di silicon valley untuk mengerjakan kontrak proyek/consulting di persh hitek di valley atau US umumnya, ini untuk pengerjaan software,network consulting,consulting management. Siapa takut? Saya rasa disini banyak yang skillnya sudah lebih dari decent untuk menangani ini. Asik. jawaban 'siapa takut' ini yang bikin semangat .. HAHAHA :) Jeleknya dan buruknya: orangnya harus berada di AS. Yah... memang ini yang bikin runtuh semangat. Mau sih mau banget kesana, tapi untuk penghidupan sehari-hari aja harus bermacet-macet ria boro-boro nabung =(. *loh kok jadi curhat hehehe*. Lho ? emang kenapa ? kan semuanya dari tiket pesawat dkk nya diurus oleh kantor ? jadi ya gak keluar dana sama sekali lah. makanya...enakan ini dibanding bikin produk... hehehe :-) Yup, setuju sekali dengan poin yang satu ini. Iya, gak pening namanya juga outsourcing... gak perlu mikirin market produknya siapa, untungnya berapa de el el. Carlos
[teknologia] Re: niche markets
boy avianto wrote: On 19/01/06, muhamad carlos patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Moral #1 : Untuk kasus ini, saya lihat finding the niche itu cukup penting. Kalau ketemu niche yang tepat, kadang dengan modal minim pun kita bisa potensi mendapatkan return yang cukup besar. Di kasus ini, modalnya cukup development fee sebulan. Kalau gagal pun saya tidak terlalu banyak merugi. Contoh paling bagus untuk 'keberhasilan' nembak niche market itu adalah 37signals. Dulu mereka menawarkan servis pengembangan, konsultasi dan testing situs tapi sekarang justru menghasilkan beberapa produk berbasis servis yang cukup banyak dipakai oleh 'niche' market. Mereka juga hebat marketingnya memanfaatkan blog-blog dan viral marketing. Dicari: sparring partner utk develop ide untuk jadi produk berbasis servis via web! partnernya dalam bentuk apa nich ? Carlos
[teknologia] Re: USB controller untuk client-mode
Herry Susanto wrote: Ada yang pernah mengembangkan hardware dengan USB sebagai client nggak? Kalau ada yang pernah, biasanya pake controller apa (chip-nya), dan beli di mana. kalo vendor chips,etc gini pasti ada di magazine enthusiast , start dari http://www.embedded.com/marketplace/ Soalnya kalau pakai RS232 udah terlalu jadul dan lambat banget. Sekalian ngecek disini ada yang main hardware nggak. Terimakasih -- I am nobody, nobody is perfect http://hericz.net
[teknologia] Re: Teknologi dan perspektif (Re: Why I should work for Google)
Made Wiryana wrote: On 1/17/06, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote: Maaf jangan-jangan kita terlalu yakin' padahal sebetulnya secara nasional tidak memiliki modal utk itu. Sayangnya banyak pendapat IT == software :( Kalau di sisi software saja, memang kita masih sangat jauh. Nah ini yang ingin saya push. Kalau memang gagal, kita bisa kembali fokus ke pabrik toner, harddisk, packaging IC, dsb. It's ok. Atau mending jadi petani aja, tapi petani/nelayan kelas dunia ?. Laut besar jangan dianggurin, manfaatkan TI utk explorasi laut. Tapi ... no panci. Bukan karena pancinya, tapi karena kita belum punya pengalaman membuat panci. Sebagai nelayan kita sudah punya pengalaman. Kenapa ini tidak lebih diexplorasi lagi, Sebetulnya inti yg ingin saya katakan adalah, jangan industri TI utk TI itu sendiri, tapi industri TI utk apa. ? Dan apanya ini yang dikembangkan sesuai dengan apa yang kita telah kuasai. Maaf Pak Made, tapi sebaiknya ndak asal berikan alasan saja. Half of My family masih jadi nelayan miskin di pedalaman sumatra yang pendapatanya hanya 1000 perak sehari. Jumlah ikan juga makin menipis tiap hari. Belum lagi polusi dst. Solusi buat mereka: harus BERHENTI jadi nelayan , jangan dikira enak jadi nelayan ! dan ini sudah dilakukan dan sukses. Kalau kita orang IT,seperti katanya Pak Budi,lakukan apa yang sebenarnya kita bisa lakukan lah, jangan ngeles seperti wah nanam cabe saja. Di Gatra pernah saya baca, ibu-ibu yang sukses jadi pengexport ikan ke manca negara, dan punya pabrik pengolahan ikan besar. Betul kata Ari, mending kita jualan panci, ... Masalahnya, justru belum ada track record jualan panci di LN. Coba dicek. (Jangan-jangan malah panci yang ada di dalam negeri sudah buatan China semua???) Ntar ada yang bilang Bikin panci aja ndak bisa mo bikin komputer he he he he Makanya, waktu kita bikin sesuatu , kita hitung untung ruginya dulu. Kalo kasus iptn dulu memang salah dan bikin sebagian orang 'takut' dengan industri hitek. Carlos
[teknologia] Re: Teknologi dan perspektif (Re: Why I should work for Google)
Made Wiryana wrote: On 1/17/06, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Waktu bulan lalu saya ke Indonesia (pendek sekali cuma 10 hari, jadi ndak sempet kongkow-kongkow), saya sempet beli buku. 'Ironi Pahlawan Devisa yang bercerita ttg para TKI. Bagus buat dibaca bagi yang semangat ber-outsource. Biar ndak besar pasak daripada tiang. salah persamaan. Outsourcing =! TKI (yang ke Arab itu). Memang tidak sama, tapi sama sama ngedatengin devisa :-), hayo jangan-jangan kalah devisa yg didatengin-nya. hahaha...kalau masalah tenaga kerja ini kan ada dua, yang berbasis labour work seperti tenaga kerja dan expatriate yang berbasis skill. Dua duanya menghasilkan devisa,saya tahu persis berapa nilai export tenaga kerja pilipina,indonesia dan outsourcing juga. Kalau dari sektor global, yang paling tinggi ya masih outsourcing sektor IT jelas. Note: TK Indonesia(Labour work) kalah bersaing dengan TK pilipina karena skillset,TK pilipina bisa lebih maju karena penguasaan bahasa inggris dan keterampelan medical school (nursing) yang diajari di pilipin. Btw, mestinya banyak dosen dan engineer yang ke bangalore nich , biar bisa melihat sendiri bagaimana TKA bekerja disana (Tenaga Kerja ex-Amerika)... :) BTW, kalau kita ntar selalu mikir produk TI yg memenuhi pasar asing, terus pasar dalam negeri siapa yg ngurisin :-), jangan-jangan malah import lagi Pak Made , 'cut it short' saja ya ... kalau Pak Made mau mengatakan supaya di Indonesia pakai open source software , ya silahkan saja.Tapi beda masalah dengan *technya Pak Budi. Carlos
[teknologia] Re: Menggalakkan outsourcing
Gampangnya: kalau sabar dan beruntung bisa dapat duit yang lumayan. Hanya perlu duduk meluangkan beberapa jam tiap hari bisa dapat beberapa juta ;) (tanpa harus melakukan spamming :D) Exactly That is what i am talking about :-) Akhirnya. ( Sebenarnya ada lagi proyek2 lain yang cukup menggiurkan non-outsourcing kalau ada yang 'modali' , tapi konsepnya sama, output dari produknya adalah devisa export ) Makanya,saya juga agak 'ngotot' dengan outsourcing ini karena saya lihat technical requirementnya sebenarnya gak tinggi tinggi banget dan bisa dikerjakan di Indonesia. Satu masalah besar yang kita hadapi adalah KONTAK. Kedua kita harus pelan pelan belajar agar meraih predikat CMM Level tertinggi (ini dari sisi perusahaan). Tapi saya senang koq,di milis lain sudah mulai ada iklan hiring outsourcing engineer Indonesia di Jakarta untuk mengerjakan proyek Network Management.Ini juga tech specs nya gak susah dan Engineer Indonesia bisa ambil. Carlos
[teknologia] Re: Menggalakkan outsourcing
Akhmad Fathonih wrote: On 1/17/06, Ariya Hidayat [EMAIL PROTECTED] wrote: Buat rekans yang berkecimpung di dunia pembuatan software / aplikasi web, apakah sudah mencoba melihat-lihat situs semacam GetAFreelancer, CodeLance dan GetACoder? Atau malah sudah ada yang mendulang kontrak outsourcing dari situs-situs tersebut? Saya sendiri pernah iseng-iseng melihat isi GetAFreelancer . Kadang noisenya terlalu tinggi karena si pencari kerjanya mengiklankan layanan perusahaannya dengan uraian yang melenceng dari spesifikasi si pemberi kerja [*], terkesan hanya copy-paste saja dari template yang ada. Atau ada yang asal-asalan, misalnya mencari aplikasi cloningnya ebay hanya seharga ratusan dollar. ese sh**s? nah, diskusi ini sangat bagus dan sangat produktif. Trims. Waktu Pak Armien di Stanford dulu dan ikut diskusi dengan kita, salah satu pointnya adalah bagaimana untuk mendapatkan lebih banyak lagi proyek outsourcing dari luar ke dalam ? bagaimana memperkenalkan kemampuan persh/individu IT di Indonesia yang bisa mengerjakan proyek dari luar ? Kalau dari hasil diskusi dengan kawan2 yang sudah mengerjakan proyek outsourcing,biasanya mereka sudah kenal dulu alias punya kontak dengan yang memberikan jobs. Nah,sekarang bagaimana mensiasati aga di Indonesia mendapatkan lebih banyak software outsourcing. Iklan ? ikut BKPM ? Ikut showcase ? Teman saya satu Indonesian yang aktif disini ('temen' baik Pak Budi Rahardjo) sampai pernah ke pameran IT terkna; dan sangat terkejut begitu datang ke stand negara Arab yang menjual kemampuan outsourcing orang2 dalam negerinya. Bayangin,negara arab :) Carlos
[teknologia] Re: HITEK ABM tipe RX-1
Adjie wrote: On 1/17/06, Mohammad DAMT [EMAIL PROTECTED] wrote: Pada hari Senin, tanggal 16/01/2006 pukul 12:30 +0100, Made Wiryana menulis: Alat kayak gini di jual di Jerman kadang cuma 16 EU, buatan Jerman pula Nah kita jual 10 saja. Kembali ke pertanyaan saya: hambatannya apa untuk bikin ginian, kita punya tidak teknologinya? (untuk skala industri rumahan) masalah teknologi bisa di bikinken, di indo itu perlu sample, kalau ada satu yang sukses, pasti banyak yang ikutan, Korrekt : Perlu DUA software house company di Indonesia yang bisa mencapai CMM Level 5 ,punya kontak luas dan outsourcing di Indonesia IS DONE DEAL. yg saya lihat dari software house teman saya yang Bang Oskar saja impressed adalah mereka punya banyak kontak dan punya bisnis bagus,tapi mungkin kurang awarenessnya dengan CMM :) Carlos
[teknologia] Re: Teknologi dan perspektif (Re: Why I should work for Google)
saya pribadi sebagai wongcilik malah berandai-andai bukan cuma BHTV saja tetapi THTB (Tegal High Tech Bangalore)..hehehehe. jadi bukan hanya menyandang jepangnya indonesia saja..tetapi bangalorenya indonesia...smoga. saya sepakat 100 persen... yg penting bangalorenya memang ... jadi si paimin sang penjual kain sari di hosur road bangalore, bisa punya anak yang namanya paidjo dan bekerja di Intel Bangalore mendevelop next-gen chips. Dua duanya saling mendukung. Gak perlu dipertentangkan.Wong dua duanya menghasilkan devisa koq. PS: dulu di BHTV, ada bapak yang sudah membuat medical divais di daerah tegal kalo gak salah. = Kalau yang ini saya kira semua akur, mungkin sebelum bikin suatu product baca-baca dulu buku IT Blue Book and Blue Ocean (kimmaugorgne). selain penguasaan iptek ; juga penguasaan projek management ; dan ilmu pasar. Sepakat Pak. Carlos
[teknologia] Re: Menggalakkan outsourcing
Akhmad Fathonih wrote: On 1/18/06, Boku Baka [EMAIL PROTECTED] wrote: numpang bertanya, ada nggak ya situs freelance seperti diatas namun untuk designer / animator? thanks. Sejauh saya tahu di situs-situs freelancer itu juga ada proyek-proyek yang memerlukan jasa design. paling tidak itu yang (kemarin-kemarin) sering saya temui di scriptlance, meskipun jumlahnya masih jauh kalah dengan pekerjaan menulis kode (non-design). Biasanya sih pekerjaan desain sudah tercakup dalam suatu proyek (tidak dipisah dengan jelas dari pekerjaan menulis kode). Kalau hal ini menyulitkan orang-orang yang mempunyai spesialisasi desain, saya kira tidak ada salahnya bagi mereka untuk bersekutu dengan coder sehingga harapan proyek terpenuhi :). Sip bagus nich buat kolaborasi developer dan designer :) Seperti itu yang sering saya dapati di bid listnya: We are a great team in Heiderabad, mastering SQL, MSSQL, Visual basic, etc bla bla bla. We've understand all your requirement. We will deliver good quality of project. ;) -- baca: sekutu sip: nich yang kayak gini yang gua bilang kita bisa menyaingi india... kadang2 india itu seperti image saja sich..sepertinya jago semua, padahal tidak ( mengikuti teori DISKursus massa-nya Jalaludin Rahmad yang diungkap Mas Koencoro ). Jadi engineer indonesia punya daya kompetitif disini :-) maklum saya sering interview orang orang India ini dan gua sering bilang ke bos, I'd rather hire Indonesian :-) Carlos
[teknologia] Re: OOT: MacOSX untuk x86
satu lagi: kalau pakai MAC + IPOD itu artinya punya Taste. Sesuai komentarnya jobs ke gates : Bil, elu gak punya taste. :-) Terus terang saya masih lebih kagum dengan Ipod dibanding Mac, kayaknya yang bikin Apple bangkit 2 tahun terakhir ya karena penjualan Ipod. Carlos pipit wrote: On 1/18/06, Ronny Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote: On Wednesday 18 January 2006 14:13, Zaki Akhmad wrote: Oskar, kamu mau buat pakai apa si MacOSX X86? Kamu emang desainer ya? Mac cuma buat desainer itu cuma myth. Tul. Beberapa kenalan pindah ke Mac alasannya sedikit virus. Ada lagi yang pindah, karena mac itu keren ! :P -- Pipit http://pipit.wordpress.com
[teknologia] Re: Menggalakkan outsourcing
boy avianto wrote: On 18/01/06, muhamad carlos patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Sejauh saya tahu di situs-situs freelancer itu juga ada proyek-proyek yang memerlukan jasa design. paling tidak itu yang (kemarin-kemarin) sering saya temui di scriptlance, meskipun jumlahnya masih jauh kalah dengan pekerjaan menulis kode (non-design). Biasanya sih pekerjaan desain sudah tercakup dalam suatu proyek (tidak dipisah dengan jelas dari pekerjaan menulis kode). Kalau hal ini menyulitkan orang-orang yang mempunyai spesialisasi desain, saya kira tidak ada salahnya bagi mereka untuk bersekutu dengan coder sehingga harapan proyek terpenuhi :). Sip bagus nich buat kolaborasi developer dan designer :) Sorry kalo rants, Sebagai orang UX (User Experience) yang mau tidak mau harus minimal mastering both world saya melihat bahwa ada gap yang cukup dalam antara developer dan desainer terutama dalam 'membagi' pekerjaan. Entah karena para developer merasa 'mengerti' desain atau para desainer yang malas memahami 'programming', yang jelas ada kesan saling 'gengsi' sehingga yang ada bukannya kolaborasi melainkan berantem antar 'agama'. Tugas saya sebagai jembatan antara dua dunia ini sebenarnya menantang, tapi maaf untuk kondisi di Indonesia ternyata memang 'desain' itu masih jadi nomor sekian di dunia 'teknologi' yang sarat dengan jargon-jargon teknis. Ada benarnya. Dulu waktu team saya di Jakarta harus handle masalah ini juga, pendekatan yang saya bikin rotasi project management antara orang design dan orang development untuk decision making. Tapi saya sering beri orang desain porsi lebih karena orang programming cenderung kurang open dalam menerima ide. Intinya... saya melihat banyak sekali programmer/developer yang 'sok tahu' masalah desain dan bersikap arogan terhadap 'karya'nya sehingga pada saat diberi masukan soal UI dijawab dengan nada melecehkan... Ntah bagaimana di luar Indonesia. Sama,saya juga mengalaminya ... di LN saya ndak tahu. Kalo disini (valley), orang software groups yang begitu orang hadware, devtest,TAC,manajemen (basically: the rest of the company) :-) sering gak dianggep ,tapi itu contoh buruk ajah. Carlos
[teknologia] Re: OOT: MacOSX untuk x86
baskara wrote: On 1/18/06, muhamad carlos patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Terus terang saya masih lebih kagum dengan Ipod dibanding Mac, kayaknya yang bikin Apple bangkit 2 tahun terakhir ya karena penjualan Ipod. IPOD + ITUNES. Bisa menjual 30 juta ipod + 850 juta lagu adalah hal yang luar biasa. Gila emang, idenya sich biasa sebenarnya, tapi 30 juta ipodnya itu yang bikin Apple bangkit. Hasil penjualan Mac tidak diekspos saat keynote kemarin. :-) Kalah saya tidak salah, growthnya stabil dan cenderung flattening,dulu sempet baca2 financial reportnya AAPL. Taste itu memang perlu, supaya tidak hambar ala kebanyakan masakan Jepang. Masak sich ? bukanya sushi, teriyaki,yakisoba dan gyoza tidak hambar ? Carlos
[teknologia] Re: Developer vs. Desainer (was Re: [teknologia] Re: Menggalakkan outsourcing)
Arie Reynaldi Z wrote: Kalo disini (valley), orang software groups yang begitu orang hadware, devtest,TAC,manajemen (basically: the rest of the company) :-) sering gak dianggep ,tapi itu contoh buruk ajah. Ada contoh baiknya gak pak? segi baiknya ya karena 99. % persh tergantung dengan kerja mereka ... ha ha ha :) Padahal aplikasi/pekerjaan itu sebenarnya kan harus team work. Semua punya peran yang sama penting. Kayaknya sama dengan perusahaan marketing, lebih disayang marketing daripada staff lain. Karena, mereka merasa yang 'mencari' uang. Mungkin orang software groups juga meresa 'jadi tulang punggung' makanya betingkah arogan. Jadi, yang harus dipegang orang PM nya, biar dia bisa melakukan pendekatan ke dua kubu. Betul ! Orang Project Management yang handle yang bisa jadi decision maker jika terjadi krisis. Dulu,saya *terpaksa* terlibat di hal seperti diatas (saya lebih cenderung ngurusin networks), jadinya ya fungsi PM-nya saya rotate. Carlos
[teknologia] Re: OOT: MacOSX untuk x86
Saya bicara dari sisi ekonomi ya: Arie Reynaldi Z wrote: Terus terang saya masih lebih kagum dengan Ipod dibanding Mac, kayaknya yang bikin Apple bangkit 2 tahun terakhir ya karena penjualan Ipod. Carlos Saya kalo ke 'pabrik' sering geleng2 lihat mac OS. Mau beli buat sendir, belum ada duit, lagian masih dapet jatah laptop presario widescreen + suse 10, mayan lah. Cuma kalo dibilang, karena iPod apple jadi bangkit, kalo dipikir2 betul juga.. Kalau dari analisa growth Ipod dan Imac 3 tahun terakhir.Kelihatan koq divisi produk apa di dalam apple yang nyumbang revenue terbesar. Hanya, kok bisa 1 produk bisa membuat 1 perusahaan Hebatnya satu produk itu MP3 Player doang lagi. pinter bagus tuh Jobs...cuman gua mikir juga, orang indonesia kan jago tuh kalo masalah desain , mungkin kalau apple hire indonesian untuk produk desainnya,mungkin bisa lebih keren lagi tuh...(siapa tahu)... bangkit, bandingin sama microsoft yang punya banyak diversi produk (dari palm sampai ke server). Apa karena produknya, atau orang2 memang koreksi: pocket pc .. nyari 'cult brand' yang lain karena bosan dengan microsoft, atau.. yaa.. karena iPod kewl aja geto. *pasti banyak yang mau bilang, karena semuanya.. :D * kayaknya kalo apple emang ipod-nya yang bikin k00l. Di microsoft,jangan lupakan XBOX ... ini orang2 gamer tergila2 juga dengan benda ini. Gua liat di kampusnya microsof di remond banyak flyers XBOX dimana... Anyway,perhatikan deh,produk yg ngetop di CES akhir2 ini kayaknya produk yang entertaining ... Carlos sorry kalo jadi OOT -- Arie Reynaldi Zanahar reymanx at gmail.com http://www.reynaldi.or.id
[teknologia] Re: OOT: MacOSX untuk x86
Affan Basalamah wrote: Zaki Akhmad wrote: Anthony Fajri wrote: emang mac cuman buat designer ? ato buat developer ? lha matlab di mac kan juga ada.. di tempet saya kerja, ada 1 buah lab yang isinya emac semua (rencana akan nambah lagi 1 lab yg isinya imac x86). alasan adanya lab komp yang isinya mac : biar mahasiswa tidak hanya bisa memakai windows :) -- --- http://fajri.freebsd.or.id Ah Fajri bisa aja. Iya deh, kamu kan udah punya iMac ya Jri. Hiks.hiks...hiks..sementara saat ini aku masih harus setia dengan komputer yang belum bisa dipangku dan belum bisa dimasukin tas ransel. Makanya, join the notebook club dgn 4 'mahzab' yang haq, baik second atau baru: - Apple iBook (10 jt) Apple Powerbook 12 (15jt) - HP/Compaq M300/M700 (4-5jt) - IBM/Lenovo Thinkpad X20/T22 (4-5jt), X30/R52 (10jt) - Toshiba Portege 2000 (6.5jt), R150 (13jt) It's your call. Saran saya, cari yg kecil enteng. Selamat terprovokasi ;) kalo saya prinsipnya sama dengan data center google -- quantity over quality ..gak papa PC biasa tapi harus banyak :-) Jadi di rumah pake 4 pc + 4 laptop (2 kantor) plus gadget plus voip phone plus blackberry etc ..Buset koq ada 4 ? lha iya kan buat server dan buat anak2 jugatapi ...semuanya terjangkau koq..maklum beli di Ebay, biasanya beli PC PIII bekas di ebay 50 dollaran doang ... buruknya: kabel everywhere .. need 'wireless' solar cells. Btw: target price saya buat beli laptop : harus dibawah 300 dollar .. :) Carlos PS: Beli 3 APPLE Ibook baru ternyata sudah dapat 1 mobil VAN bekas yach .. hahahaha :)
[teknologia] Re: Developer vs. Desainer (was Re: [teknologia] Re: Menggalakkan outsourcing)
boy avianto wrote: On 18/01/06, muhamad carlos patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Padahal aplikasi/pekerjaan itu sebenarnya kan harus team work. Semua punya peran yang sama penting. Jadi, yang harus dipegang orang PM nya, biar dia bisa melakukan pendekatan ke dua kubu. Betul ! Orang Project Management yang handle yang bisa jadi decision maker jika terjadi krisis. Dulu,saya *terpaksa* terlibat di hal seperti diatas (saya lebih cenderung ngurusin networks), jadinya ya fungsi PM-nya saya rotate. Salut soal rotasi, tapi bukankah nanti PM tetap ada ke'berpihak'an terhadap kubu masing2? Nah, makanya sebenarnya ini rants saya, dan juga rekan2 UX lainnya, karena untuk orang2 programmer (teknis) kami adalah yang paling 'nyeni' sedangkan untuk orang2 desainer (art) kamu adalah yang paling teknis hehe. Jeleknya disini, malahan dimusuhin hahaha, karena dianggap memihak pihak yang lain =P. saya kalo disuruh menilai kualitas desain web (anything web) dari Indonesia, bisa disimpulkan dengan dua kata: world class Carlos
[teknologia] Re: Melacak commits secara real-time
Ariya Hidayat wrote: Pointnya adalah memberikan nilai eksklusiftas dan kebanggaan bagi orang-orang yang telah melakukan commit .. biar lebih semangat lagi unutk menulis kode :) Yang ini sempat tidak begitu disukai di KDE, karena jumlah commit tidak selalu (kadang sih iya) sebanding dengan kualitasnya. Contohnya, saya bisa ganti indentasi banyak berkas sesuai dengan gaya pemrograman (coding style) yang disepakati. Hasilnya memang commits banyak, tapi tidak mencerminkan kebanggaan apapun. Sementara ada developer lain yang commit satu superfitur yang sekaligus juga memperbaiki ratusan bug, walaupun satu commit ini bisa berharga sekali. Betul. Kalau vendor lebih sering pake istilah check-in code daripada commit. Di vendor,ada aturan sangat ketat untuk check-in code ; Untuk checkin di stable release, gak boleh sembarangan ; harus LULUS Peer code review dulu. Habis itu dilihat lagi,apakah codenya bener2 perlu atau tidak. Kalau masalah kuantiti chekin mah gak sama dengan kualitas , justru sering terjadi sebaliknya. PS: Biasanya dev. yang punya commits tinggi adalah dev. yang punya bug assigned to him/her yang paling banyak juga... he he he :)) Carlos
[teknologia] Re: Teknologi dan perspektif (Re: Why I should work for Google)
Mohammad DAMT wrote: Tapi patut kita hargai upaya bung Carlos (dengar nama Carlos jadi ingat Carlos Arozamena di komik Mimin) karena menjadi kompor cap Butterfly wah orang finlan ini lupa dulu pernah ke cempaka putih ya :) untuk mengajak bertebaran di bumi Amerika menjadi insinyur nomor satu karena ga semua orang berminat jadi pembuat panci. Siapa tahu nanti kalau sudah pulang dari Amerika selain bikin produk-produk haitek juga bikin pabrik panci haitek dengan merek HAITEK (jadi ingat di sini ada kursi santai model bola kasti buatan Cina dengan tulisan gede-gede GONG XI FACAI di kanan kiri sisi kursinya, tapi kok bisa laku ya?). Pasti akan berguna bagi kita semua di kemudian hari (mungkin ini yang beliau sebut dengan pandangan secara long-term). ini orang finlan bin bogor nyosor belakangan. kurang lebih begitu mengenai long term. koreksi: amerikanya gak penting sebenarnya,yang penting research centernya mengikuti gaya bahasa om budi rahardjo. maklum tugas berat menanti kita,menangani panci google yang jumlahnya 100,000 itu. HE HE HE :) Carlos
[teknologia] Re: Teknologi dan perspektif (Re: Why I should work for Google)
Kesannya saya jadi sombong, maunya diturutin. Padahal sebenarnya tidak, saya ingin merangkul dua kubu di sini. Kalau sekarang ga mau sepaham dengan Carlos cs, ya tidak apa-apa. Ketika dunia nanti kelaparan kemudian insinyur2 komputer tsb pulang kampung dengan tujuan kembali yang lucu itu kalo ada istilah paham, karena paham saya cuman MajuISME :) Saya ketularan stanford-ISME nya pak budi barang kali eh salah ketularan 10% otak india, sino dan yahudi terbaik. Jujur saja,selama saya disini,saya banyak sekali belajar **behavior** dan **attitude** kawan2 dari negeri lain yang sudah berhasil (dari india ampe china).Ternyata mereka punya banyak sekali kesamaan. Jadi ini bukan 'Carlos's story' tapi indian's dan sino's story' sebenarnya.Yang menarik: kehidupan mereka rata2 JAH Lebih susah dibanding kehidupan kita di Indonesia ini waktu mereka masih di kampungnya. sekarang nanya: ada gak sich orang di jalanan ngasih tahu cara: kalo mau hidup tentram,enak caranya begini,gak perlu modal asing,gak perlu ngutang,gak perlu jadi pengemis . artinya ngajarin ke arah yang lebih baik agar bisa memproduksi 'something', bukan konsumtif kayak iklan yang ada di pinggir jalan. kalau tidak mau tidak apa-apa,namanya juga 'jalan'...cuman. #1 jangan pernah komplen kalo harga minyak 4500 seliter dan kemungkinan bakal naik terus.#2 jangan pernah komplen kalo 1 dolar ceban Intinya: tiap orang punya jalan masing-masing. Tapi tiap orang juga boleh mempromosikan jalan yang sudah ditempuh yang ternyata enak kepada rekan lainnya. namanya jalan,ada yang jalan dah pake jalan version 1.0 ada yang 2.0, sebagian ada yang 20.0 ... yah kita berbagi info dan saling membantu sajalah baik buruk masing2 jalan apa,yang penting motonya satu: mau maju dan gak mau lihat anak anak kita jadi tukang bikin panci. keadaan ini ? Bisa .. caranya, wah.. saya 'script kiddies'.. gak bisa Ah pasti sama sebalnya dengan saya kalau sering2 membaca alasan 'skript kiddies' ini. si zaki harus bertanggung jawab. carlos
[teknologia] Re: Teknologi dan perspektif (Re: Why I should work for Google)
Mohammad DAMT wrote: Pada hari Senin, tanggal 16/01/2006 pukul 08:21 +, Muhamad Carlos Patriawan menulis: Mohammad DAMT wrote: Tapi patut kita hargai upaya bung Carlos (dengar nama Carlos jadi ingat Carlos Arozamena di komik Mimin) karena menjadi kompor cap Butterfly wah orang finlan ini lupa dulu pernah ke cempaka putih ya :) Ingat. Bersama seorang petinggi dari ABRI.mil.id di sana. Tapi cuma 9 hari karena ada hasutan yang datang lebih kuat. *-P percaya atau tidak: sang petinggi abri.mil.id tersebut sempet main2 dengan petinggi fbi.gov (yang ini agen rahasia beneran) gara2 kerjaanya selalu berkutat di dinding api dan keamanan jaringan... gua denger ceritanya ngakak aja... buat yang lain: petinggi abri.mil.id ini mantan anak didiknya pak samik. kurang lebih begitu mengenai long term. koreksi: amerikanya gak penting sebenarnya,yang penting research centernya mengikuti gaya bahasa om budi rahardjo. maklum tugas berat menanti kita,menangani panci google yang jumlahnya 100,000 itu. HE HE HE :) Kalau yang diajakin susah untuk dikomporin saat ini, ya sudah. Tapi nanti kembali lagi beberapa bulan/tahun lagi dan tulis di blog besar-besar: Tuh kan gué bilang juga apé! Dulu diajakin ga maú! hahaha... sebenarnya sich gua dah sampai pada phase Tuh kan gué bilang juga apé! Dulu diajakin ga maú! tersebut ... :-) Carlos
[teknologia] Re: Teknologi dan perspektif (Re: Why I should work for Google)
Arie Reynaldi Z wrote: namanya jalan,ada yang jalan dah pake jalan version 1.0 ada yang 2.0, sebagian ada yang 20.0 ... yah kita berbagi info dan saling membantu sajalah baik buruk masing2 jalan apa,yang penting motonya satu: mau maju dan gak mau lihat anak anak kita jadi tukang bikin panci. Halah.. diskusinya jadi tambah aneh. :-) Sampai perlu 'dirangkul' segala.. mm.. seneng rangkul2an ya.. *wink-wink* :) yang namanya membantu itu bukan bantu seperti saling rangkul di mailing-list .. hehehe... debat nya sich sama sekali tidak penting. tapi saling membantu dimanapun kalau diminta opini atau bantuan lainnya. Lihat ada informasi baru yang diungkap pak BR, kalau VC-nya ternyata mendekati2 BR. itu saja kalau bisa digali serius, mungkin bisa jadi peluang baru ( buat yang berminat dan punya kompetensi tentunya ). Saya setuju.. jalan kita beda2... Ada yang jadi soft devel, outsourcing, tech support, saya sendiri pedagang non-IT. Dan saya setuju kata2 'bikin panci nomor 1'. saya sudah tahap,gak usah ngeyel jadi mau jadi panci #1, bikin panci #5,asalkan menghasilkan devisa :) selama ini panci #99 pun tidak. panci itu misalnya outsourcing dan IT service. Carlos
[teknologia] Re: Why I should work for Google
Budi Rahardjo wrote: Di IT juga seperti itu. Ada bedanya mengelola warnet 10 komputer dengan mengelola infrastruktur Google dengan 100 ribu komputer. wah siapa bilang goog* cuman punya 100.000 komputer ??? eh udah ah gara2 ada angka 100,000 nya itu saya gatel.. :)) mikirin power supply-nya aja udah ngeri! powerbarnya berapa banyak ya? he he he. (tentu saja ini kalau mikirnya dalam bentuk komputer biasa, atau bahkan blade. kalau bentuknya mainframe, lain cerita.) ngeliat data centernya perusahaan game di indonesia saja sudah mual. apalagi ngurusin yang banyak gitu. Hints dengan kata sandi: pz dengan topi bukan biru 4 ... dan jumlah 100,000 itu sangat *underestimate* Btw, ini agak serius: VC itu datang untuk peluang bisnis apa ? ada deh :p dia juga datang diumpan oleh kawan-kawan lain (yang perusahaannya juga dibackup oleh VC). kalau ke tempat saya dia hanya mau ngobrol2 saja. santai di bandung :) tapi prinsipnya sih dia masih tertarik ke IT yang memberdayakan masyarakat di asia. Kelihatannya tren yang ada saat ini adalah pilih Vietnam! Mengapa tidak Indonesia? Yuppe, pasti karena di vietnam orang-orangnya sudah bosen bikin panci ! he he he. some people just don't get it, right? :p right. buat yang dont get it memang sebaiknya melihat sendiri ke bangalore dan vietnam. saya yakin bergumam koq bisa ya ...tapi begitu pesawat garudanya mendarat di sukarno hatta bergumam ah itu kan di vietnam :) Carlos
[teknologia] Re: Memory Mailing-List (was:Konsensus Milis Teknologia
Made Wiryana wrote: On 1/15/06, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Milis ini merupakan cerminan keadaan sebenarnya: memang nggak pernah ada niat untuk mencapai konsensus! Kalau demikian, apa bedanya dong dengan telematika? Yang sudah dianggap sukses berdasarkan pengakuan beberapa anggota tentang mailing list ini adalah kemauan untuk mengikuti tata tertib penulisan dan pengiriman email. Sedangkan tentang materi di dalamnya, kelihatannya memang potensial untuk dibelokkan ke topik-topik di luar alur utama Teknologia. Milis yang bisa berusia lama, biasanya malah yang tidak ketat tata-tertib-nya. Ini utk ukuran Indonesia. Ndak percaya ? suka atau tidak suka TELEMATIKA bisa berusia lama mungkin karena ini he he heh e Di Telematika,dari sejarah dan membernya kebanyakan orang-orang dari organisasi dibawah mastel.Saya dulu sering *terpaksa* ikut meeting mastel ini yang biasanya diadakan di gedung indosat.Makanya tidak heran kenapa telematika seperti itu.Hebatnya,sudah satu dekade orangnya itu itu saja :-)) Pendekatanya disana beda,pendekatanya selalu How to govern (catat: bukan how to produce) maklum dari background Bapak2 di sana yg memimpin organisasi yg kebetulan *terpaksa* menguasai ict indonesia. Gak heran sampai masuk Blogsnya Priyadi.Tapi komentarnya BBR di blogs kanan kiri cukup mewakili gambaran 'telematika' dan bapak-bapak kita sebenarnya. Carlos ps: masih ada yang memburu nono sutrisno gak ?? :) hahahaha :)
[teknologia] Re: apa yang membuat Yahudi Pintar.
disini selain arte, ada juga TFJ, dan channel2 lainnyaa... terus mengenai cara berfikir mereka yang bercabang ternyata kita bisa latih dan di bantu dengan software namanya mind mapper and mind manager atau ada juga yang free http://freemind.sourceforge.net/. Wah ! Terimakasih sangat untuk softwarenya,gak nyangka ada software seperti ini. Dari screen shotsnya mirip-mirip build trees :) setelah saya liat_liat software ini rasanya saya yakin bisa mengalahkan pola fikirnya yahudi di tambah bergaul sama yahudi+India+cina kalau kata Carlos bisa menyerap 10% cara berfikir mereka pasti kita bisa beat them. Sepakat 100%. Yang diatas itu IMO sebenarnya statement paling penting sebagai output pemikiran di milis teknologia. Carlos
[teknologia] Re: apa yang membuat Yahudi Pintar.
Adjie wrote: Paling tidak kita belajar untuk bisa mengalahkan mereka atau menyamai mereka, kalau kita ngga bisa, kita bisa siapkan anak cucu kita untuk leading the world, yaa caranya mengetahui apa kelemahan bangsa ini dan apa kekuatan bangsa lain dan bagaimana mengalahkannya, jadi saya fikir obrolan ini bukan cuman sekarang bukan omong2 yang akhirnya jadi konsensus tapi sedikit bermanfaat terutama buat kita semua bagaimana membimbing kita atau anak2 kita become to be some one leading the world. Kan kalau mengutip Aa Gym harus di mulai dari kita dan yang paling kecil so is up to you to decide,wanna be come some one leading or some one following... == Wah saya terharu dan tertegun baca paragrap diatas. Salah satunya pada point bukan untuk omong2/konsensus saja tapi juga untuk masa depan mempersiapkan anak2 kita. Ucapan terimakasih mungkin kurang cukup untuk paragrap diatas, tapi nanti kalau saya ada rejeki ke paris boleh dong bertandang dan merepotkan mas Adjie, begitupun sebaliknya :-) Carlos
[teknologia] Re: Teknologi dan perspektif (Re: Why I should work for Google)
tinggal (4) ... ah. itulah dia mengapa saya ngotot IT (dalam hal ini menjadi subset dari elektronik) sangat penting diperhatikan karena suatu saat, kita *terpaksa* mengandalkan itu. yaitu setelah kita tidak punya minyak, kayu, dan tekstil. tidak lama lagi. mungkin kurang dari 40 tahun [EMAIL PROTECTED] kalau tidak kita rencanakan, maka kita terpaksa bergantung kepada yang lain lagi. entah apa? jual pulau? -- budi ada banyak hal lagi mengapa IT: 1. karena kita orang IT , dan IT kata kuncinya adalah inovasi 2. jualan barang tangible, nilai daya kompetisinya rendah,memang bisa sich kita produksi,tapi boleh dipastikan negara lain terutama china pasti bisa bikin harga yang lebih murah ( masalah pengkomoditian apa saja oleh China sekarang ini adalah masalah besar di dunia,pemimpin negara maju seperti US dan Eropa sudah menekan China agar currencynya dirubah sehingga bisnis exim menguntungkan untuk semua. Sebenarnya yang paling merasakan dampak dari kebijakan ekonomi china bukan amerika,bukan jepang,bukan eropa tapi negara besar yang gak bisa menghidupi kebutuhanya sendiri yaitu Indonesia sendiri...sadar gak sadar kemajuan China sebenarnya sangat menghambat kemajuan kita untuk bangkit). 3. bisnis tangible punya market yang fixed,susah ada inovasi dibidang ini. 4. bisnis export IT yang intangible sebenarnya adalah what people wants. Korporate2 di negara maju gak bisa hidup tanpa IT,marketnya besar. Saya sendiri beberapa kali dikirim email oleh rekan2 dan terkejut begitu mengetahui nilai export software dan kebutuhan IT di luar yang disupply India,China,Vietnam,ini bukan skala kecil tapi skala massive yang bisa merubah semua negara. 5. kata kunci IT saat ini adalah: SERVICE dan EFISIENSI. Lihat bacaan dari economist yang om adjie forward kalau service sektor di IT yang nomor satu,artinya bukan kemampuan bikin produk yang jadi pemenang,tapi industri service/consulting/outsourcing/integration/customization. Mengenai efisiensi,ini ada hubunganya dengan the world is flat,tapi karena perubahan struktur ekonomi dan IT di dunia,kalau persh IT mau survice,mereka HARUS(BACA: HARUS) investasi SDM jangka panjang di Asia. Bayangin,orang sono yang tergopoh2 datang ke Asia supaya companynya survive. Carlos
[teknologia] Re: Memory Mailing-List (was:Konsensus Milis Teknologia
Made Wiryana wrote: On 1/16/06, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Milis yang bisa berusia lama, biasanya malah yang tidak ketat tata-tertib-nya. Ini utk ukuran Indonesia. Ndak percaya ? suka atau tidak suka TELEMATIKA bisa berusia lama mungkin karena ini he he heh e Pendekatanya disana beda,pendekatanya selalu How to govern (catat: bukan how to produce) maklum dari background Bapak2 di sana yg memimpin organisasi yg kebetulan *terpaksa* menguasai ict indonesia. Gak heran sampai masuk Blogsnya Priyadi.Tapi komentarnya BBR di blogs kanan kiri cukup mewakili gambaran 'telematika' dan bapak-bapak kita sebenarnya. Itulah gambaran lengkap sesungguhnya Indonesia :-), jadi jangan sering-sering hanya di dunia para dewa-dewa, perlu melihat kondisi bumi. Salah satunya dengan rajin membaca TELEMATIKA hahahaha yang dari Bumi itu ya saya sendiri Pak..mungkin lebih lama saya di bumi daripada om made di jerman .saya khususnya dah lama bergaul dan perhatikan kenapa (IT) gak bisa maju,bagaimana situasi di perinternetan indonesia,... obatnya juga saya sudah tahu koq, pak Budi sudah jelaskan beratus-ratus kali. Justru karena melihat hal itulah makanya harus berubah DAN HIJRAH DULU; tentunya dimulai dari diri sendiri dulu. Carlos
[teknologia] Re: Teknologi dan perspektif (Re: Why I should work for Google)
hahaha .. udah berlebihan diskusi ini sepertinya? muter2 trus kayak angkot. Ada yang ngambeklah, manyunlah (gak biasa diskusi). Dulu saya bilang jengkol versus hitek. sekarang panci versus IT. Seperti kata pak Budi, kerja, kerja, kerja. Udah cukup diskusinya kayanya, cari topik lain aja. Tinggal eksekusi. Bikin milis baru untuk eksekusi, bhtv group, infosys indonesia group, whatever. Atau minta izin ke pak moderator, ini jadi milis eksekusinya. Pakcik paling senang kalau sudah di topik ini :-) saya koq yakin anda akan tiba2 masuk di tengah2 yah. Show me Bro, don't just tell me. btw, yang show disini cuman 3, game, kamus offline, kamus on the fly. eh 4, ada Sam dengan salesforce? lainnya cuman tell atau OMONG DOANG (termasuk gue). Kalau dianalogikan startup, semua pada sibuk bawa presentasi powerpoint (OMONG DOANG), cuman 4 yang demo. SALAH TOTAL :-) Router yang anda pakai untuk forward traffic internet di persh dan negara anda itu buatan sebagian dari kami :-) Carlos
[teknologia] Re: Teknologi dan perspektif (Re: Why I should work for Google)
saya gak masuk, saya bilang diskusinya tentang ini udah kepanjangan, stop it. trims,saya setuju.. tapi saya minta juga *please* ... kita (yg di milis ini) ini orang *tech ; paling tidak, tidak usahlah berkomentar kalau kita ini cuman bisa bikin panci saja. Show me Bro, don't just tell me. btw, yang show disini cuman 3, game, kamus offline, kamus on the fly. eh 4, ada Sam dengan salesforce? lainnya cuman tell atau OMONG DOANG (termasuk gue). Kalau dianalogikan startup, semua pada sibuk bawa presentasi powerpoint (OMONG DOANG), cuman 4 yang demo. SALAH TOTAL :-) Router yang anda pakai untuk forward traffic internet di persh dan negara anda itu buatan sebagian dari kami :-) ok, kalau begitu 5 orang yang 'show'?. btw, kami itu siapa? me dong dan ... mas adjie ... terus ada lagi kawan2 dari industri outsourcing india yang sudah geleng2 kali dari kemaren2 :) Carlos
[teknologia] Re: Memory Mailing-List (was:Konsensus Milis Teknologia
perinternetan indonesia,... obatnya juga saya sudah tahu koq, pak Budi sudah jelaskan beratus-ratus kali. Kalau dijelaskan beratus-ratus kali, ndak bisa sembuh. Tapi harus diobati pasiennya :-) tanya aja ama pak PY yang dokter. obatnya menurut Pak Budi: mesti banyak engineer Indonesia yang belajar-bekerja di research center. hihihi :-) Carlos
[teknologia] Re: Teknologi dan perspektif (Re: Why I should work for Google)
Made Wiryana wrote: On 1/16/06, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Betul kata Ari, mending kita jualan panci, tapi jangan tanggung-tanggung. Kalau bisa ngalahin panci merk SILIT yang harganya mahal di Jerman (1 panci 250 EU). Toh pabrik panci juga ntar butuh TI, jadi bisa juga ngidupin mereka yg bisnis TI. Ya gini saja sebaiknya. Kita definisikan siapa kita. Kita ya saya dan Anda (termasuk member lainnya), jelas kita ini bukan situ ama sapi kalo kata lenong betawi :-)) he he he he . Maksud saya jualan panci, jelas bukan sekedar jual panci jadi, tapi termasuk jadi produsennya. ha ha ha lucu jugaya silahkan monggo kalau mau jualan panci Pak :) Kalau kita-nya you dan kawan...silahkan ... monggo, no problemo Sir,not big issue ..tapi beneran dong, jualan panci ...jangan hanya di milis saja. Panci -- produk lainnya yg sepertinya remeh-temeh, atau sesuatu hal yang sepertinya tidak ada kaitannya dengan TI, tapi nyata dibutuhkan orang banyak. tergantung dari mana melihatnya :-) saya teh gak beli panci sebulan sekali,tapi kalau langganan software yang monthly-based iya.. artinya orang mungkin lebih butuh software dibanding panci :) masalah panci pancian ini sebenarnya begini, mau melihat secara statistik atau tidak,tapi nanti begitu angkanya dikasih lihatpun, kan nanti komentarnya: ah itu di china, di india , di malaysia di vietnam di pilipinah di singapura :-)) eh sudah semua negara asean termasuk yach. tapi sekali lagi, GO ON with the panci's :) Kalau ada rekan lain yang mau maju juga jangan dimanyunkan,karena definisi kitanya mungkin beda. Sebab saya melihat buaanyak sekali kawan2 yang bersemangat belajar-bekerja di sektor IT khususnya networking dan ini modal besar (buat yang bisa melihat tentunya). Juga, jangan komplen kalo cabe 30,000 dan harga minyak 4500. gitu aja deh om made :) Sektor TI akan melaju, kalau ada yang pakai. Pabrik panci, pedagang cabe gede-gedean, dlsb-nya inilah yang akan mendorong sektor industri TI melaju. Abis itu bisa lah mau jualan router dan teman-temannya. SALAH DRASTIS kalau dikira kita harus bikin produk canggih seperti router. Tidak Pak, melainkan industri service yang sebaiknya dibangun,pelan-pelan, dari yang lowtech sampai yg benar2 hitech,yang penting menyerap SDM dan tidak lebih besar pasak daripada tiang...Ingat ini bisa dilakukan melalui investasi asing ,aduh Pak Budi sudah berapa kali ya mengatakan ini. Kedua, produk ini (tangible/intangible) harus berapa DEVISA dan EXPORT KE LN (jadi sektor di DN tidak usah menyumbang ke sektor IT ini), ujarnya mas Budi itu begitu. Oh ya, produsen cabe gede-gedean sekarang khan juga invest untuk riset bioteknologi yang peralatan server dan jaringannya tidak main-main. Itu yang saya maksud, bukan TI utk TI, tapi TI utk apa gitu. Nah ini salah satunya mungkin ... ha ha ha :-) Soal panci, saya masih bercita-cita beli panci merk SILIT, untuk oleh-oleh mertua, sayang takut ndak diterima beliau, udah beli mahal-mahal, tapi merknya koq malu-maluin. saya mungkin kalo kasih hadiah,saya bakal kasih GPS buatan Indonesia bernama NUSAMAP, biar mereka bergumam oh orang indonesia sudah bisa bikin GPS yach :) Carlos
[teknologia] Re: Teknologi dan perspektif (Re: Why I should work for Google)
ok, kalau begitu 5 orang yang 'show'?. btw, kami itu siapa? me dong dan ... mas adjie ... terus ada lagi kawan2 dari industri outsourcing india yang sudah geleng2 kali dari kemaren2 :) good. berarti anda gak termasuk yang OMONG DOANG seperti saya. boleh saya tau udah berapa jauh outsourcing businessnya sekarang? berapa duit yang anda tambahkan ke devisa Indonesia? udah berapa kali outsource ke Indonesia? dua hal: 1. yang mengerjakan proyek outsourcing di Indonesia sudah ada ...cuman ya ngasih tahu saja kepada anda,tapi jelas ada beberapa :-)), kan dulu pernah diulas bahwa kita punya SDM. 2. Yang saya maksud diatas, engineer Indonesia yang belajar-bekerja di persh outsourcing India yang sebenarnya bisa banget memberi gambaran, peluang-peluang apa dan apa (sebagai orang Indonesia) agar sebagian persh Indonesia mendapatkan proyek outsourcing. Carlos
[teknologia] Re: Teknologi dan perspektif (Re: Why I should work for Google)
2. Yang saya maksud diatas, engineer Indonesia yang belajar-bekerja di persh outsourcing India yang sebenarnya bisa banget memberi gambaran, peluang-peluang apa dan apa (sebagai orang Indonesia) agar sebagian persh Indonesia mendapatkan proyek outsourcing. udah cukuplah gambaran. cukup lecture tentang multi billion dollar business. saran saya, coba outsource beberapa project. show us, stop telling us. Sekalipun anda steve jobs yang punya kemampuan reality distortion, anda tetap perlu tunjukkan ke kita. jadi nanti kita ngikut. ya ente juga biasa saja lah...saya juga masih muda seperti ente,cuman karena melihat kenyataan,ada keinginan berubah,setelah berubah,melihat,merasa dan menganalisa sekian lama memberitahu yang lain.untung masih ada orang seperti pak budi yang punya know-how dan ingin sharing. outsource sudah BANYAK SEKALI dilakukan,tapi ya itu, ke india :) dan dalam masalah itulah,saya beritahu...apa yang sebaiknya dilakukan jika kita kudu dapat outsource proyek dari luar (refer ke soal software company dengan CMM Level 2). kalau mau main2 salah-salahan,harusnya gampang sajaharusnya ada generasi lebih tua dari saya yang sudah bikin infosys. jadi pakcik: Relaks aja ente .. kita sama sama bangun , kita kontribusi dan gak usah grogi dengan multi billion dollar business :) Carlos
[teknologia] Re: Teknologi dan perspektif (Re: Why I should work for Google)
baskara wrote: On 1/17/06, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Outsourcing =! TKI (yang ke Arab itu). Btw, mestinya banyak dosen dan engineer yang ke bangalore nich , biar bisa melihat sendiri bagaimana TKA bekerja disana (Tenaga Kerja ex-Amerika)... :) Atau tanya ke Naren Shankar, bagaimana caranya dari seorang engineer bisa menjadi produser CSI. :-) atau keluarga Patel yang menguasai sebagian besar jaringan hotel dan motel di AS :-)) Carlos
[teknologia] Re: Memory Mailing-List (was:Konsensus Milis Teknologia
Arif Hidayat wrote: milis telematika itu di mana? bagaimana cara masuknya? telematika @ yahoogroups bang saya kalau iseng2 baca milis itu selalu terkenang masa-masa lalu he he he .. sebenarnya saya baru subs juga setelah baca blogsnya priyadi, menarik dan sedih sebenarnya dilain pihak...sudah 10 tahun pola berpikirnya nggak berubah :-)) Carlos
[teknologia] bagaimana cara Engineer hitek berproduktif tinggi ? sediakan free Junk Food
satu lagi artikel menarik,satu alasan kuat kenapa software engineer bisa bertahan 16 jam sehari untuk bekerja ternyata resepnya simple: free breakfast,lunch and dinner. Wah bener banget :) http://www.siliconvalley.com/mld/siliconvalley/13566026.htm -cut--- As soon as your supply of Twizzlers and Diet Coke runs out, so do your people. They leave the office to go home or go out to eat. And when people leave, even for a short lunch break, you can lose the rhythm . . . the hum of execution . . . to say nothing of that esprit de corps that comes with foraging for Pop-tarts at 2 a.m. or the creativity that accompanies your third Red Bull and fourth bag of Nacho cheese-flavored Doritos in an hour. I once worked for a start-up computing company that grew to $7 billion in annual revenue during my stint. In the early years we brought in doughnuts every morning. As time went on the doughnut bill got to be outrageous. So we cut back to doughnuts only on Wednesday mornings. Funny thing, our product launches began to stretch out. We were not moving as fast as we once had. When I asked the vice president of engineering what had happened, he said, ``You cut back the doughnuts! My guys used to get in here by 8 a.m. every day to get their favorite doughnut before it was gone. Now they come in around 9. I have 600 engineers in this organization, and I lost about 600 man-hours per day because you stopped the doughnuts!'' Why should junk food have this effect? Can a doughnut really motivate folks to come to work earlier? Sure. It's simple: People eat stuff at work they would never be caught dead buying and never allow themselves at home. It is compensation for long hours. And wholesome food really doesn't cut it. -cut--
[teknologia] Re: Why I should work for Google
Ariya Hidayat wrote: anyway jangan salahkan DNA ,itu namanya emang udah gagal sebelum mencoba. Tentu saja maksudnya bukan menyalahkan, tapi mempertanyakan. Kalau memang ada orang-orang (*) yang perlunya dan mahirnya adalah kalau kita lihat dari 'sejarah' inovasi,ada dua cara dimana inovasi pertama kali berkembang 1. kaum 'elite' techie di societynya menemukan dan invent sesuatu (yang kemudian bisa menjadi industri/income) TANPA bantuan atau injeksi dari pemimpin. Ini contohnya sejarah silicon valley,microsoft/apple/hewlett packard,sejarah bagaimana wright brothers menemukan pesawat terbang dan bagaimana infosys mulai.Tapi satu pre-kondisi yang harus ada adalah environmen dimana invention dan development mendapat dukungan(referensi dari wright brothers). 2. INJEKSI atau Kebijakan dari pemimpin,contohnya: cyberjaya di malaysia,IPTN di Indonesia dan kebijakan 'peniruan silicon valley' di negara2 seperti india,irlandia,singapura dan china. Model #1,itu development bottom up. jadi 'you do something' dan masyrakat disekitar akan menerima manfaatnya setelah beberapa tahun. Model #2,development top down,jadi 'we wait til gov. do something',nanti kalau pemthnya sadar dan memberi injeksi,baru nanti dibawah itu yang bergerak dan berinovasi (makanya perhatikan industri hitek di malaysia kebanyakan contract manufacturer). Indonesia mau pilih mana ? Pak Budi bisa bantu ... tapi jelas #2 is on the way. membangun pabrik panci, bukan software company, barangkali yang harus digalakkan adalah kerjaan outsourcing membuat panci. Dalam inovasi, yang diinginkan adalah merubah untuk perubahan. Kalau 'sang perubah'nya saja berpikir konservatif,mana bisa berubah,alias tetap jadi tukang panci terus seumur hidup :-) Emangnya waktu bil gates dan steve jobs dulu bikin microsoft atau apple tidak ditertawakan :)) he he he (bisa ditimpali pak budi nich). Saya jawab lagi diatas,coba kita analogikan lagi,ada dua kampung,masing2 kampung punya penduduk 100 orang.Tarohlah penduduk A dan B sama sama pintar,penduduk kampung A ada 90 orang yang bikin panci(dan 10 org bikin software) dan kampung B ada 50 orang yang bikin software(sisanya bikin panci).Jelas kampung yang mayoritasnya bikin software yang 'living standard'nya jauh lebih tinggi dibanding kampung yang cuman bisa bikin panci. Syahdan,Akhirnya 10 org software dari kampung tukang bikin panci ini mikir,gimana sich supaya bisa jadi seperti kampung tukang bikin software yg hidupnya enak.Nah akhirnya mereka memutuskan 10 orang itu untuk datang ke kampung tukang software,mencuri ilmunya, dan kemudian setelah beberapa tahun kembali ke kampungnya untuk kemudian merubah masyrakat tukang bikin panci menjadi tukang bikin software.Akhirnya berhasil,setelah 10-20 tahun apa yang mereka cita citakan terjadi.Masyrakat tukang bikin panci menjadi masyrakat tukang bikin IC dan software. Singkatnya,contoh diatas itu adalah apa yang dilakukan orang India,China,Taiwan dan Irlandia. Anyway untuk anak2 muda,yang penting sebetulnya gak usah terlalu sering komplen 'kenapa gak begitu,kenapa gak begini'...tapi langsung saja JOIN dimana ada perkampungan dan tempat dimana inovasi dan invention bisa dilakukan.Nanti jika mahir,pulang dan kembangkan di Indonesiajoin/bikin google,microsoft,infosys,apple :) ***And Join (or start) startup company if you're 'tough guy' and very serious about developing country :-) Sudah pasti juga yang (*) itu tidak beririsan dengan kelompok yang mencintai pekerjaan coding, yang bisa jadi hanya minoritas. kaum perubah itu dimanapun juga (termasuk AS) adalah kaum minoritas. jadi ndak perlu resah :-) jangan dikira banyak orang amerika yang suka jadi software engineer atau innovator, di amerika ini problemnya sama dengan di indonesia,orangnya sebagian besar maunya bikin atau jualan panci doang tapi tetap hidup enak :)) Carlos