[wanita-muslimah] On Painting and Photography
http://www.arabnews.com/?page=5section=0article=88922d=19m=11y=2006 Friday, 17, November, 2006 (26, Shawwal, 1427) On Painting and Photography Adil Salahi, Arab News Q. You mentioned in an earlier answer that it is permissible to paint natural scenery and people's faces. I have been quoted a Hadith that makes painting people and animals forbidden. Could you please clarify this confusion? Sarah A. The Hadith does not speak of painting as such. It uses the term tasweer that we nowadays use primarily for photography, and we may include under it other forms of producing a likeness. Photography was unknown at the time of the Prophet (peace be upon him), but the word was used in the Hadith and in the Qur'an, so we need to define its meaning at the time. Fortunately, we do not have to look far. If we look at the different instances of its use in the Qur'an we formulate a clear concept of its meaning, which is to shape, give form, fashion, etc. A Hadith that includes a clear prohibition explains that tasweer aims at making something to look like God's creation. This is clearly forbidden, because it includes an implicit claim of an ability similar to that of God. Hence, the person who produces such a likeness will be told on the Day of Judgment to give life to his production, and he will not be able to do so. Unfortunately, people with a restrictive tendency apply the word as we use it today and make all types of image making forbidden. This is not right. One Hadith makes a clear exception of what is painted on clothes and similar material. This is not much different from a painting on a canvass. The prohibition certainly does not apply to photography, which is nothing more than the printing of a reflection against a lens, similar to a reflection in a mirror [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Fw: [koran-sastra] FYI: Hati-hati Sindikat Carrefour
Kalau hoax bilang terus terang supaya orang lain juga bisa tahu, itu maksudnya berita disiarkan dari yang mempunyai pengelanan lebih luas guna memberi keterangan kepada yang kurang tahu atau atau yang tidak tahu bisa menjadi lebih pandai sehingga tidak gampang terjerumus pada hal yang sama. Mengembiklah dengan atitut posit bukan seperti tukang copet teriak copet! - Original Message - From: IrwanK juga To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Saturday, November 18, 2006 9:26 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: [koran-sastra] FYI: Hati-hati Sindikat Carrefour Jadi loper koran/info sih boleh aja.. tapi jangan mubazir.. yang gak boleh kan nyebarin hoax.. :-p Udah dibahas di milis ini, koq ya (masih) dikirim lagi.. :-) Makanya klo ada pengumuman tuh dibaca.. jangan dilewatin doank.. kebanyakan ikut milis sih.. :D Wassalam, Irwan.K On 11/18/06, Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: Biar udah lewat tapi akan datang kereta lain, yang tidak memperlajari pengalaman lalu akan selalu dirugikan! - Original Message - From: IrwanK juga Sent: Friday, November 17, 2006 3:00 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: [koran-sastra] FYI: Hati-hati Sindikat Carrefour Bos, kereta jurusan Surabaya udah lewat.. :-p Wassalam, Irwan.K On 11/17/06, Ambon [EMAIL PROTECTED] sea%40swipnet.se wrote: - Original Message - From: Taufik Munir To: isdn Sent: Friday, November 17, 2006 10:35 AM Subject: [koran-sastra] FYI: Hati-hati Sindikat Carrefour Selama ini kita selalu waspada supaya barang kita yang di tas tidak dicuri orang, ternyata ada modus lain, sindikat ini malah memberi barang yang tidak kita inginkan. Hati-hati jika berada di pusat perbelanjaan, karena sekarang ada sindikat ( oknum satpam oknum polisi ) dg modus : - mencari wanita yang belanja sendirian - yang membawa tas yang tidak tertutup rapat ( tidak ada retsliutingnya ) - menaruh/mencemplung kan benda kecil ( c/: obat batuk ) ke dalam tas wanita - setelah wanita membayar belanjaannya lalu meninggalkan kasir maka satpam akan menggeledah shg ditemukan obat batuk tersebut. - Tentu saja si wanita tidak akan mengaku karena memang bukan pengutil/pencuri - Maka dia dibawa ke kantor polisi - Untuk menebus si wanita dibutuhkan uang jutaan bahkan belasan juta. [Non-text portions of this message have been removed] -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.409 / Virus Database: 268.14.7/537 - Release Date: 11/17/2006 [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Dokter Jangan Jadi Agen Penjual Obat, RS Tidak Boleh Menolak Pasien dengan Alasan Apapun
http://www.hariansib.com/content/view/17317/39/ Written by Redaksi Dokter Jangan Jadi Agen Penjual Obat, RS Tidak Boleh Menolak Pasien dengan Alasan Apapun Nov 18, 2006 at 08:37 AM Medan (SIB) Menteri Kesehatan dr Siti Fadilah Supari meminta para dokter jangan menjadi agen penjual obat yang kerjanya memberikan... rekomendasi pemakaian obat tertentu kepada pasien. Karena itulah yang memberatkan masyarakat berobat karena harus membeli obat-obatan yang relatif lebih mahal. Larangan itu telah diatur dalam Rancangan Undang-Undang tentang Kerumahsakitan yang saat ini sedang dibahas oleh pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan dan DPR RI di Jakarta. Siti Fadillah mengatakan, rancangan UU Kerumahsakitan itu dibuat sebagai upaya pemerintah memperbaiki kualitas pelayanan rumah sakit dan dokter sekaligus menekan tingginya biaya perobatan selama ini yang dilakukan oleh rata-rata rumah-sakit di Indonesia. Masalah pelayanan kesehatan katanya, sudah banyak dikeluhkan masyarakat Indonesia terutama biaya tinggi dan kurang profesionalnya pelayanan rumah sakit dan dokter. Sehingga tak bisa disalahkan kalau banyak masyarakat yang pergi berobat ke rumah sakit di luar negeri karena biaya perobatannya malah lebih murah dan pelayanannya memuaskan. Banyak warga Indonesia berobat ke luar negeri. Memang ada anggapan pengobatan di luar negeri lebih murah dan lebih bagus, tapi memang itu tidak sepenuhnya benar karena masih banyak juga dokter dan rumah sakit di Indonesia yang memberi pelayanan yang cukup memuaskan, ujar Menkes menjawab wartawan di Bandara Polonia, Kamis (16/11) soal penilaian masih buruknya pelayanan kesehatan di Indonesia meski biaya perobatan di sejumlah rumah sakit umumnya sangat mahal. Terkait fenomena itu menurut Rancangan UU itu, secara umum ada tiga poin yang menjadi fokus perhatian pemerintah untuk memperbaiki pelayanan kesehatan yakni menurunkan harga obat, memperbaiki mekanisme perawatan dan meningkatkan kualitas/profesionalisme para dokter. Soal perbaikan mekanisme perawatan itu lanjut Menkes, dalam RUU tersebut juga ada diatur, pihak rumah sakit tidak boleh menolak pasien dengan alasan apapun. Dalam RUU itu juga diatur sanksi tegas terhadap rumah-sakit yang kedapatan menolak ataupun menelantarkan pasien terutama keluarga tak mampu, ujarnya. Ke depan, pihak rumah sakit juga harus lebih transparan menetapkan biaya perobatan atau perawatan. Pihak rumah sakit katanya harus menjelaskan komponen-komponen apa saja yang diberikan dalam tarif perobatan di rumah sakit bersangkutan meliputi biaya dokter, harga kamar, obat dan lain-lain. Sehingga katanya, rumah sakit tidak lagi seenaknya menetapkan tarif kepada pasien. Pada bagian lain soal virus flu burung, menurut Menteri, dari data yang ada sebanyak 55 orang meninggal dunia karena virus flu burung dari 74 kasus. Namun jumlah daerah yang sebelumnya dinyatakan endemis kini tinggal 20 propinsi masih endemis dari sebelumnya 30 propinsi. Salah satu langkah mengatasi virus H5N1 itu menurut Menteri, pemerintah telah menyediakan 12 juta butir tamiflu yang diproduksi di dalam negeri yang telah disebarkan ke seluruh Puskesmas di Indonesia dan tidak dijual secara bebas. Tamiflu itu katanya, obat yang efektif diberikan 2 hari setelah seseorang ditemukan mengalami sakit dengan gejala dan ciri-ciri yang sama dengan virus flu burung seperti demam yang sangat tinggi. Langkah berikutnya untuk pencegahan, bila seseorang ditemukan mengidap penyakit seperti itu maka seluruh penduduk dalam radius 1 kilometer dalam lokasi pengidap juga harus diberikan tamiflu itu meskipun belum sakit. Jadi pemusnahan dan vaksinasi bukan cara efektif untuk mencegah flu burung, katanya.(B3/d) [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Puluhan Istri Pejabat Minut 'Cuci Mata' di Singapura
HARIAN KOMENTAR 18 November 2006 Diduga berkedok studi banding ke Batam Puluhan Istri Pejabat Minut 'Cuci Mata' di Singapura Bertepatan dengan kunjungan Presiden AS George Bush di Singapura Kamis (16/11) lalu, sekitar 32 istri pejabat dan pengurus PKK Kabupaten Minut menginjakkan kaki di negara 'sorga belanja' tersebut. Delegasi Minut yang diduga menggunakan uang rakyat ini, masuk Singapura via Batam. Sumber Komentar di Batam menyebutkan, begitu tiba di Batam dengan Lion Air dari Manado Kamis (16/11) itu. Rombongan yang dipimpin Ibu Wabup Minut, Ny Altje Singal-Polii MSi, begitu tiba menyem-patkan diri untuk makan di sebuah restoran di Batam. Sedangkan sorenya sekitar Pukul 16.00, mereka langsung menuju kapal Feri menyeberang ke Singapura, untuk kemudian mencari hotel yang disebut-sebut berada di kawasan elit dan tempat shopping, Orchard untuk menginap. Nah, kemarin (17/11) mereka langsung mengimplementasi salah satu program yakni 'cuci mata' plus shopping. Aksi pasiar para ibu PKK ini, mengundang sorotan sejumlah warga Minut. Ini patut dipertanyakan dan dimintai per-tanggung jawaban dari hasil studi banding tersebut, karena keterangan yang ada, para Pe-ngurus PKK menggunakan budget dari anggaran pemkab, kata Tokoh Pemuda Minut, William Luntungan seraya me-nambahkan tujuan dari studi banding ini terkesan hanya untuk jalan-jalan saja. Sementara itu, Praktisi Hukum Unsrat Riyanto 'Syors' Maluega SH MH menilai , de-ngan adanya kejadian-kejadian semacam ini (studi banding, red), menunjukan gejala yang negatif di dalam sistem pemerintahan di Minut. Sebab label studi banding yang dulunya hanya digunakan oleh kala-ngan legislatif maupun ekse-kutif, kini mulai merambah di hingga ke organisasi-organisasi yang tergabung dalam lembaga pemerintahan seperti TP PKK tersebut. Untuk itu staf pengajar di Fakultas Hukum Unsrat ini menyarankan agar LSM dan tokoh-tokoh Masyarakat di Minut harus meminta pertang-gungjawaban hasil studi banding yang dilakukan TP PKK. Dan jika pertanggungjawaban itu tidak diberikan, maka persoalan ini akan menjadi persoa-lan hukum, sebab menggunakan anggaran pemerintah. Di sisi lain, Pemkab Minut ketika dikonfirmasi harian ini melalui Kabag Humas dan Protokoler Ir Ronny Siwi mengatakan, keberangkatan TP PKK Minut ke Singapura hanya kebetulan saja, karena seusai melakukan studi banding di Batam, mereka menyebarang ke Singapura. Ironisnya meski dikatakan secara kebetulan, namun sejumlah anggota PKK Minut dikabarkan telah melakukan pengurusan paspor sejak jauh hari sebelum keberangkatan. Sedangkan tujuan studi banding itu sendiri lanjut Siwi, guna mempelajari peran serta PKK dalam menunjang pem-bangunan daerah yang dila-kukan oleh TP PKK Batam saat ini. Keberangkatan TP PKK Minut tidak sepenuhnya dibiayai oleh pemkab, sebab yang benar sebagian besar biaya ditanggung masing-masing, dan hanya ada bantuan pemkab yang hanya sekitar seperempat dari anggaran mereka dan itu diambil dari pos anggaran PKK, jelas Si-wi.(oan/rik [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Fw: [koran-sastra] FYI: Hati-hati Sindikat Carrefour
- Original Message - From: Taufik Munir To: isdn Sent: Friday, November 17, 2006 10:35 AM Subject: [koran-sastra] FYI: Hati-hati Sindikat Carrefour Selama ini kita selalu waspada supaya barang kita yang di tas tidak dicuri orang, ternyata ada modus lain, sindikat ini malah memberi barang yang tidak kita inginkan. Hati-hati jika berada di pusat perbelanjaan, karena sekarang ada sindikat ( oknum satpam oknum polisi ) dg modus : - mencari wanita yang belanja sendirian - yang membawa tas yang tidak tertutup rapat ( tidak ada retsliutingnya ) - menaruh/mencemplung kan benda kecil ( c/: obat batuk ) ke dalam tas wanita - setelah wanita membayar belanjaannya lalu meninggalkan kasir maka satpam akan menggeledah shg ditemukan obat batuk tersebut. - Tentu saja si wanita tidak akan mengaku karena memang bukan pengutil/pencuri - Maka dia dibawa ke kantor polisi - Untuk menebus si wanita dibutuhkan uang jutaan bahkan belasan juta. Hal ini terjadi pada PRT ( pembantu) nya teman saya. Beberapa hari sebelum lebaran yang lalu, PRTnya pamit pergi ke Carre Four di BJ bubutan Surabaya untuk belanja oleh-oleh mudik tapi menghilang. Esok harinya dia baru di telpon bahwa PRTnya di kantor polisi dan harus ditebus. Ternyata kejadian malam itu, setelah bayar di kasir dan melewati pintu alarm CF, PRTnya langsung di geledah dituduh mencuri. Padahal alarm tidak berbunyi. Tampaknya obat batuk itu memang bukan barang CF. Tentu saja PRTnya tidak mengaku karena memang tidak mencuri. Akhirnya dia dibawa ke kantor polisi. Ternyata sampai di sana banyak sekali wanita yang bernasip sial seperti dia. Mereka bahkan diperlakukan kasar dan diperintah untuk mengepel, memakaikan kaos kaki memijat polisi, bahkan ada yang dilecehkan ( maaf, dicolek2 dll ). Sampai2 PRTnya menegur polisi bahwa sekarang bulan puasa kog kelakuan begitu. Tapi polisi mesem2 aja. Satu per satu orang2 tadi ditebus dengan biaya 16 juta,9 juta, paling murah 4 juta. Uang PRT cuma 800 rb karena sudah habis dibelanjakan tapi dia disuruh nelpon majikannya untuk pinjam uang. Oleh teman saya tidak dipinjamkan karena kasihan nanti hutang PRTnya banyak. Singkat cerita akhirnya si PRT ditebus 1,3 jt. Itu pun disetujui polisi setelah mereka survey, lewat depan rumah teman saya yang memang bukan orang kaya. Ini juga yang menjadi alasan kenapa teman saya tidak berani melapor atau menulis pengalaman ini ke surat pembaca dll. Karena identitas dan alamatnya diketahui sindikat itu. Sebelum pulang teman saya sempat melihat para polisi itu bagi2 uang hasil tebusan tadi, bahkan ada yang bilang : ini untuk si A yang di Carre Four ya.. titip. Sambil menyerahkan uang dan obat batuk kepada temannya yang akan keluar. Selain waspada ada baiknya kita mendoakan mereka supaya bisa bertobat. Mudah2an sindikat ini cepat terbongkar. Dan tidak ada lagi korban. Solusi lain bila hal itu terjadi sebaiknya mengaku lupa dan membayar barang yang dituduhkan tadi. Kalo tidak salah CF mendenda sebannyak 10x lipat harga barang yang dicuri. Pengirim: Posted by: ama [EMAIL PROTECTED] com admasari Sponsored Link Degrees for working adults in as fast as 1 year. Bachelors, Masters, Associates. Top schools No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.409 / Virus Database: 268.14.6/536 - Release Date: 11/16/2006 [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Fw: [koran-sastra] FYI: Hati-hati Sindikat Carrefour
Biar udah lewat tapi akan datang kereta lain, yang tidak memperlajari pengalaman lalu akan selalu dirugikan! - Original Message - From: IrwanK juga To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, November 17, 2006 3:00 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: [koran-sastra] FYI: Hati-hati Sindikat Carrefour Bos, kereta jurusan Surabaya udah lewat.. :-p Wassalam, Irwan.K On 11/17/06, Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: - Original Message - From: Taufik Munir To: isdn Sent: Friday, November 17, 2006 10:35 AM Subject: [koran-sastra] FYI: Hati-hati Sindikat Carrefour Selama ini kita selalu waspada supaya barang kita yang di tas tidak dicuri orang, ternyata ada modus lain, sindikat ini malah memberi barang yang tidak kita inginkan. Hati-hati jika berada di pusat perbelanjaan, karena sekarang ada sindikat ( oknum satpam oknum polisi ) dg modus : - mencari wanita yang belanja sendirian - yang membawa tas yang tidak tertutup rapat ( tidak ada retsliutingnya ) - menaruh/mencemplung kan benda kecil ( c/: obat batuk ) ke dalam tas wanita - setelah wanita membayar belanjaannya lalu meninggalkan kasir maka satpam akan menggeledah shg ditemukan obat batuk tersebut. - Tentu saja si wanita tidak akan mengaku karena memang bukan pengutil/pencuri - Maka dia dibawa ke kantor polisi - Untuk menebus si wanita dibutuhkan uang jutaan bahkan belasan juta. [Non-text portions of this message have been removed] -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.409 / Virus Database: 268.14.6/536 - Release Date: 11/16/2006 [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Malas Bekerja, Suami Diadukan ke Polisi
Refleksi: Bagaimana pendapat anggota WM, apakah tindakan para isteri adalah wajar?. http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/2006/11/17/brk,20061117-87937,id.html Malas Bekerja, Suami Diadukan ke Polisi Jum'at, 17 November 2006 | 21:03 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta: Seorang suami pengangguran, Odita Rahman, 26 tahun, dilaporkan kedua istrinya ke polisi karena malas mencari kerja. Polisi pun kini menahan suami yang berpura-pura sakit itu. Neli Simajuntak, 26 tahun, dan Turaya, 31 tahun, melaporkan suaminya ke Kepolisian Sektor Cilincing, Jakarta Utara. Mereka tak tahan dengan ulah suaminya yang berpura-pura cedera. Oding, panggilan si suami, mengelabui kedua istrinya dengan berpura-pura cedera. Agar dipercaya, warga Jalan Raya Pelabuhan, Koja, itu pun memasang gips di kaki kirinya. Gips itu bekas keponakan saya yang sempat patah tulang, kata Oding kepada wartawan. Oding mengakui, kelakuanya semata-mata karena sifat pemalasnya. Padahal, kedua istrinya setiap hari bekerja sebagai buruh di Kawasan Berikat Nusantara Marunda. Saya pura-pura sakit selama seminggu, kata pria berdarah Makasar-Ambon itu. Oding mengaku malas bekerja setelah gagal berlayar bersama kapal penangkapan ikan ke perairan Maluku. Saya malu. Dari pada kelihatan menganggur, lebih baik berpura-pura sakit, kata Oding. Oding menikahi Neli tiga tahun silam. Ia lalu menikahi istri keduanya, Turaya, enam bulan lalu. Selama itu, Oding tak pernah menafkahi istrinya. Bahkan, untuk keperluan sehari-hari pun Oding bergantung pada hasil keringat kedua istrinya. Saya menyesal menjadi malas, ujar Oding. Kepala Unit Reserse dan Kriminal Polsek Cilincing, Inspektur Satu Sutikno, mengatakan, kasus Oding terbilang sangat unik. Tersangka akan dijerat pasal-pasal pidana perkawinan dan penipuan. Hukumannya maksimal lima tahun penjara, kata Sutikno. Sandy Indra Pratama [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] 'Islam Stands for Peace, Rejects Extremism'
http://www.arabnews.com/?page=1section=0article=88910d=17m=11y=2006 Friday, 17, November, 2006 (26, Shawwal, 1427) 'Islam Stands for Peace, Rejects Extremism' Raid Qusti, Arab News Interior Minister Prince Naif, left, holds the hands of Grand Mufti Sheikh Abdul Aziz Al-Asheikh as they arrive at the event on Wednesday. (AN photo by Waseeem Al-Obeidi) RIYADH, 17 November 2006 - Interior Minister Prince Naif, the president of the Supreme Council of the Naif Ibn Abdul Aziz International Contest for Islamic Studies and the Memorization of Hadith, gave cash awards and certificates to the winners of the second round of the contest here on Wednesday evening. According to Education Minister Abdullah Bin-Obaid, who attended the event, 45,000 students from elementary, intermediate, and secondary schools from across the Kingdom participated in the contest. The contest included girls for the first time. Total cash prizes worth SR308,000 were given to the 30 men and women winners of the five top positions in three categories. This event comes at a time when the Prophet Muhammad (peace be upon him) is being targeted by campaigns that aim to tarnish his image, message and followers, said the education minister. He said the contest had received recognition within the Islamic community worldwide and among international organizations due to its significant role in preserving the sayings of the Prophet. He also said the contest had given awards to several international Islamic dignitaries for their services to the Sunnah. Grand Mufti Sheikh Abdul Aziz Al-Asheikh said that Hadiths were the second source for rulings and way of life of Muslims after the Holy Qur'an. Hadiths are the means of completing a Muslim's understanding of the Qur'an as narrated by Prophet Muhammad (pbuh), he said. He also said that a true Muslim defends the Prophet, his words, teachings and sayings. This, he said, is part of the love of God. Al-Asheikh mentioned how the companions of the Prophet and their followers were extra cautious in conveying the Prophet's sayings and teachings. Those sayings and teachings have now been passed on to us today, said the grand mufti. We now know not only what the Prophet said, but also how he smiled, how he laughed, how he was compassionate, merciful, how he was wise, and even descriptions of his way of living to the smallest details. Secretary-general of the contest Dr. Said Al-Harthi said the Kingdom was the first and still remains the only country in the world that framed its constitution according to the Qur'an and the Sunnah. Al-Harthi stressed that Islam is a religion of peace, mercy and tolerance and rejects extremism. Lately Islam and Muslims have been linked with terrorism without any reason. And it is unfortunate to say that many Muslims have also led campaigns against Islam, he said. Al-Harthi said that among other things the contest was aimed at guiding non-Muslims toward Islam and preaching them its merciful universal teachings. The contest is part of the Saudi government's initiative to support anything that serves Islam and Muslims, he said [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Reformasi Penempatan TKI Tak Berjalan
http://www.suarapembaruan.com/News/2006/11/17/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Reformasi Penempatan TKI Tak Berjalan [JAKARTA] Reformasi penempatan TKI yang diamanatkan Inpres Nomor 06 Tahun 2006 ternyata tidak berjalan sebagaimana diharapkan. Fakta di lapangan menunjukkan belum adanya perubahan sistem yang lebih praktis, bahkan mengakibatkan peningkatan biaya. Hal itu dikemukakan Penasihat asosiasi penempatan TKI untuk Taiwan (Tawindo), Alibirham di Jakarta, Kamis (16/11). Dikatakan, pembentukan konsorsium asuransi perlindungan TKI yang menggantikan lembaga-lembga perlindungan TKI sebelumnya justru semakin memberatkan TKI. Harga preminya naik, tetapi nila pertanggungannya semakin rendah. Contohnya, asuransi paripurna dulu hanya memungut biaya dari TKI sebesar Rp 200.000 dengan nilai klaim pertanggungan Rp 3 juta, sementara konsorsium baru yang ditunjuk Depnakertrans justru meningkatkan biaya premi menjadi Rp 400.000 per TKI dengan nilai pertanggungan hanya Rp 2,5 juta. Selain itu, nilai premi sekarang disamaratakan sebesar Rp 400.000 untuk seluruh negara penempatan TKI. Hal itu jelas berbeda dengan asuransi paripurna yang membedakan tarif premi sesuai negara tujuan penempatan. Di negara penempatan di mana TKI mendapatkan upah lebih baik dikenai tarif premi lebih mahal daripada tarif premi utuk negara-negara yang memberikan gaji TKI lebih rendah. Gaji TKI di Taiwan pasti lebih tinggi daripada gaji di Malaysia untuk jenis pekerjaan sama. Sehingga, wajar kalau kala itu premi untuk TKI di Taiwan sebesar Rp 400.000 dan Malaysa hanya Rp 200.000. Tapi, sekarang kok dipukul rata. Saya enggak tahu pertimbangannya,'' ujarnya. Lebih lanjut Alibirham mengemukakan, pembenahan dan penyederhanaan sistem penempatan TKI tidak perlu harus menunggu terbentuknya Badan Nasional Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri (BNPTKLN). Inpres 06/2006 sudah dapat dijadikan payung hukum untuk menyederhanakan birokrasi yang selama ini amburadul. Apa artinya Inpres kalau kondisinya tidak berubah, bahkan cenderung lebih parah,'' katanya. Ada kesan, badan nasional itu lambat terbentuk hanya karena pemerintah belum mendapatkan sosok yang akan menjabat ketua. Padahal, masalah itu sebenarnya sederhana. Pemerintah tinggal mengajukan calon dan membuka bursa calon, lalu menyeleksinya secara transparan, kan beres,'' usulnya. [L-7] Last modified: 17/11/06 [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Pemerintah Harus Segera Tetapkan Ketua BNP2TKI
http://www.suarapembaruan.com/News/2006/11/17/index.html Pemerintah Harus Segera Tetapkan Ketua BNP2TKI [JAKARTA] Pemerintah harus segera menetapkan Ketua Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) karena struktur lembaga ini telah ditandatangani oleh Presiden 9 September 2006. Dengan ditetapkannya ketua beserta perangkat lainnya maka badan ini diharapkan segera melaksanakan tugasnya mengingat banyaknya permintaan TKI di pasar internasional serta untuk membuat sistem perlindungan TKI yang baku. Tentu saja anggota BNP2TKI harus orang yang memiliki pengetahuan, pengalaman, dan motivasi yang kuat untuk menempatkan dan melindungi TKI di luar negeri, ujar pengamat TKI Yunus M Yamani, Kamis (16/11). BNP2TKI berada langsung di bawah presiden dan lembaga ini terdiri dari instansi-instansi terkait. Di luar pejabat Depnakertrans, ia mengusulkan nama Abdul Wahid yang sekarang Dubes Indonesia untuk Qatar karena memiliki pengalaman di Qatar dan pernah menjadi Konsul Jenderal RI di Jeddah, Arab Saudi, lokasi penempatan TKI yang cukup besar. Di lingkungan Depnakertrans, diusulkan nama Besar Setiyoko yang saat ini Dirjen Pembinaan, Pelatihan, dan Produktivitas. Kemudian Fifi Aryanti dan Mardjono, direktur di Depnakertrans serta M Sugyarto, mantan Atase Perburuhan di KBRI Riyadh. BNP2TKI merupakan badan yang mengurus persiapan, pelatihan, pemberangkatan, penempatan dan perlindungan TKI. Dasar pembentukannya UU No 39 Tahun 2004. [R-6] Last modified: 17/11/06 [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Dutch to ban wearing of Muslim burqa in public
http://thestar.com.my/services/printerfriendly.asp?file=/2006/11/18/worldupdates/2006-11-18T011443Z_01_NOOTR_RTRJONC_0_India-276730-1.aspsec=worldupdates November 18, 2006 Dutch to ban wearing of Muslim burqa in public By Alexandra Hudson AMSTERDAM (Reuters) - The Dutch government agreed on Friday a total ban on the wearing of burqas and other Muslim face veils in public, justifying the move on security grounds. Immigration Minister Rita Verdonk will now draw up legislation which will result in the Netherlands, once one of Europe's most easy-going nations, imposing some of the continent's toughest laws against concealing the face. Burqas on display as part of a headscarf exhibition in Amsterdam in this February 28, 2006 file photo. The Dutch government agreed on Friday a total ban on the wearing of burqas and other Muslim face veils in public, justifying the move on security grounds. (REUTERS/Paul Vreeker) The cabinet finds it undesirable that garments covering the face -- including the burqa -- should be worn in public in view of public order, (and) the security and protection of fellow citizens, the Dutch Justice Ministry said in a statement. The debate on face veils and whether they stymie Muslim integration has gathered momentum across Europe. The Netherlands would be the first European state to impose a countrywide ban on Islamic face coverings, though other countries have already outlawed them in specific places. The move by the centre-right government comes just five days before a general election. The campaign has focused so far on issues like the economy rather than immigration because most mainstream parties have hardened their stances in recent years. Last December Dutch lawmakers voted in favour of a proposal by far-right politician Geert Wilders to outlaw face-coverings and asked Verdonk to examine the feasibility of such a ban. Because veils were worn for religious reasons, she had feared new legislation could come into conflict with religious freedom laws. But she said on Friday this was not the case. MUSLIM HEADSCARF Existing legislation already limits the wearing of burqas and other total coverings on public transport or in schools. France has banned the Muslim headscarf and other religious garb from state schools while discussion in Britain centres on limiting the full facial veil, or niqab. Italy has a decades-old law against covering the face in public as an anti-terrorism measure. Some politicians have called for this rule to be enforced against veiled Muslim women. The Muslim community estimates that only about 50 women in the Netherlands wear the head-to-toe burqa or the niqab, a face veil that conceals everything but the eyes. Dutch Muslim groups have complained a burqa ban would make the country's 1 million Muslims feel more victimised and alienated, regardless of whether they approve of burqas or not. This will just lead to more girls saying 'hey I'm also going to wear a burqa as a protest', Naima Azough, a member of parliament from the opposition Green Left, told an election campaign meeting for fellow members of the Moroccan community. Job Cohen, the Labour mayor of Amsterdam, said he opposed burqas in schools and public buildings, and said women wearing one who failed to get a job should not expect welfare benefits. From the perspective of integration and communication, it is obviously very bad because you can't see each other so the fewer the better, he told foreign journalists. But actually hardly anybody wears one ... The fuss is much bigger than the number of people concerned. Since the murder of anti-immigration maverick Pim Fortuyn in 2002, the Dutch have lost a reputation for tolerance, pushing through some of Europe's toughest entry and integration laws. Social and religious tensions have escalated in the last few years, exacerbated by the murder of film director and Islam critic Theo van Gogh by a Dutch-Moroccan militant in 2004. (Additional reporting by Emma Thomasson) [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Rape: Who Gets Punished and Who Does Not?
http://www.arabnews.com/?page=7section=0article=88865d=16m=11y=2006 Thursday, 16, November, 2006 (25, Shawwal, 1427) Rape: Who Gets Punished and Who Does Not? Abeer Mishkhas, [EMAIL PROTECTED] Last week the Arabic daily Okaz carried a story on two more rape cases in Qatif. One of them involved a 17-year-old boy who was dragged into a field by two men and raped. The atrocity was also filmed. The two rapists then attempted to assault another young man who managed to escape and go to the police. The two men were eventually caught and are now awaiting trial. These two crimes follow the famous rape case known in Saudi Arabia as the Qatif Girl incident which was a top news story a few months ago. For those who don't know, it was the gang rape of a girl in Qatif who called for help and when a man attempted to help her, he was beaten up and raped as well. The sentences, as reported by Arab News, were Four of the seven men have been sent to jail for periods ranging from one to five years and will be given 80 to 1,000 lashes. In addition, The court also sentenced the woman and the man she was meeting to 90 lashes for having met in private. The security source from the Eastern Province said, 'The judge sentenced the girl and the man to 90 lashes because they were alone with the intention of doing something bad. Because of that, they will be punished.' Relatives of the woman said that they would appeal the 90-lash-sentence. The subsequent outcry and debate after the sentence is worth considering - especially in light of a sentence in another famous rape case in Riyadh a few years ago. A girl was set up by a former boyfriend and raped by the boyfriend's Nigerian driver. The rape was filmed by another friend of the boyfriend. The man who filmed the attack was sentenced to 12 years and 1,200 lashes. The Nigerian rapist was given 6 years and 600 lashes and the former boyfriend who arranged everything got only 2 years and 200 lashes. Now, there is a big discrepancy here. The men in Qatif were sentenced to from 1 to 5 years. What is the difference in the two cases? The girl in the Riyadh case was not punished though she had been involved earlier with one of the men. The Qatif girl was sentenced to 90 lashes because the court suspected the intention of doing something bad. I certainly am not suggesting that the Riyadh girl be punished; what I am doing is wondering about the different sentences. In following this up, we can ask another question: Are people punished for nothing more than intentions and suspicions? And how did the court in Qatif know that the girl intended to do something bad? The girl denied this accusation and said he was a total stranger who came to help her. What possible foundation for punishment is there here? If the two of them had been walking down a street and there was no proven case of adultery, then there is no law which can punish them. Even under Islamic law, people are not punished for intentions and suspicions. In a well-known episode from Islamic history, Omar ibn Al-Khattab, the second caliph, was patrolling the streets of Madinah and saw a couple committing adultery in a deserted place. He did not stop them; he went back to his council and proposed bringing them in for punishment. Ali ibn Abu Taleb opposed the idea immediately and asked the caliph where the evidence and witnesses were. There could be no prosecution with neither. He told Omar, Either you provide witnesses or we must punish you for slandering the couple. The case was dropped even though the caliph knew the couple had committed a sin. In a comment on the Al-Arabiyah website, a writer enumerated a variety of punishments in rape cases. He asked the Ministry of Justice to have a clear set of laws and punishments for such crimes so that people would not be puzzled at the light sentences in some cases and heavy ones in others. This is a very reasonable request and one which the ministry should agree to and all responsible Muslims should join the writer in requesting. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Peduli Diabetes
http://www.indomedia.com/bpost/112006/16/opini/opini1.htm Peduli Diabetes Hanya dengan kesadaran diri, diabetes dapat dicegah dari terjadinya komplikasi yang membahayakan penderitanya. Oleh: Asiandi Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan Unmuh Purwakerto Kemarin, 14 November 2006, seluruh warga dunia memperingati Hari Diabetes Sedunia. Hari ini penting untuk diperingati, mengingat angka prevalensi terjadinya diabetes di seluruh dunia cenderung terus meningkat dari waktu ke waktu. Diproyeksikan pada 2030 akan datang, angka prevalensi diebetes di seluruh dunia meningkat sebesar 366 juta penderita. Ini berarti akan terjadi peningkatan lebih dua kali lipat dibanding pada 2000 yang baru mencapai 171 juta penderita (WHO, 2006). Di Indonesia, prevalensi diabetes menempati peringkat ke-2 setelah India untuk wilayah Asia Tenggara. Angka prevalensi diabetes di Indonesia pada 2000 mencapai 8,426 juta, dan diproyeksikan meningkat menjadi 21,257 juta pada 2030. Ini berarti akan terjadi peningkatan lebih 2,5 kali lipat. Di wilayah Asia Fasifik, peringkat pertama ditempati China dengan prevalensi 20,757 juta (2000) dan diproyeksikan meningkat menjadi 42,321 juta (2030). Bagaimana kita mengatasi persoalan ini? Diabetes adalah salah satu penyakit kronis yang dapat timbul karena dipengaruhi gaya hidup (life style) seseorang. Penyakit ini dapat menimbulkan dampak sangat serius bagi kehidupan penderitanya, jika kurang peduli terhadap kesembuhan yang utamanya sangat ditunjang dengan perlunya mengubah gaya hidup menuju pola hidup sehat. Jika tidak, penderita akan mengalami komplikasi berat seperti penyakit jantung, ginjal, menurunnya kemampuan organ penglihatan dan lain-lain. Oleh karena itu, pada 2006 ini WHO mencanangkan peringatan Hari Diabetes Sedunia dengan tema 'Diabetes Care for Everyone'. Tema ini bertujuan meningkatkan kesadaran setiap orang pada diabetes atau berisiko diabetes dengan memberikan kesempatan kepada penderita untuk meningkatkan kualitas pendidikan, melakukan pencegahan dan perawatan terbaik dengan fokus masyarakat kurang beruntung dan rentan di seluruh dunia. Untuk dapat meminimalkan komplikasi dan memaksimalkan kualitas hidup penderita diabetes, maka kesadaran setiap orang dituntut agar mampu meningkatkan kesehatan, mencegah dan merawatnya dengan sebaik mungkin. Tindakan ini sejalan dengan fungsi inti yang ingin dicapai WHO dalam mengatasi diabetes di seluruh dunia. Utamanya dengan menetapkan norma dan standar, meningkatkan surveillance dan kesadaran serta memperkuat pencegahan dan pengontrolan. Bagi masyarakat, kesadaran itu dapat diupayakan dengan senantiasa berperilaku sehat. Utamanya dengan memperhatikan berat badan jangan sampai berlebihan (obesitas). Kecenderungan obesitas dikhawatirkan akan mengarahkan pada terjadinya epidemi diabetes global. Di antara perilaku sehat ini antara lain adalah meningkatkan kualitas hidup melalui kegemaran berolahraga, istirahat dan makan obat secara teratur. Tiga kunci hidup sehat bagi penderita diabetes jika dilaksanakan dengan baik, akan menjadikan penderita sebagai manusia yang tetap produktif dan aktif. Masyarakat luas diharapkan sedikitnya berolahraga secara teratur 30 menit sehari, serta melakukan aktivitas dengan intensitas sedang dalam kesehariannya. Dengan hidup lebih aktif ini diharapkan berat badan dapat dikontrol. Selain itu, penderita perlu melakukan peran serta dalam melakukan intervensi yang relatif murah (cost saving) dan layak (feasible) seperti periksa gula darah, tekanan darah dan merawat kaki secara teratur. Tindakan lainnya seperti melakukan skrining retinopati (penyebab kebutaan), pemeriksaan lemak darah (untuk mengatur tingkat kolesterol) dan melakukan skrining tanda awal penyakit ginjal yang timbul karena diabetes. Ancaman global Hanya dengan kesadaran diri, diabetes dapat dicegah dari terjadinya komplikasi yang membahayakan penderitanya. Tanpa kesadaran hidup seimbang dengan olahraga, istirahat dan minum obat secara teratur, tak disangsikan lagi diabetes sebagai ancaman utama kesehatan masyarakat global tetap akan terus semakin memburuk. Khususnya di negara berkembang sebagaimana gambaran proyeksi WHO. Sejalan pula dengan tema Hari Kesehatan Nasional 12 November lalu yang ingin meningkatkan Desa Siaga dalam konteks Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD), maka kesadaran masyarakat mendeteksi sedini mungkin penderita diabetes di lingkungannya dan menanggulanginya dengan segera adalah upaya yang tepat dalam rangka memperkecil angka mortalitas yang ditimbulkan oleh diabetes. Di sinilah dituntut peran serta Posyandu, Puskesmas, instansi Dinas Kesehatan dan Departeman Kesehatan untuk semakin peduli memperhatikan kesehatan masyarakat seoptimal mungkin. Peran serta tatanan kesehatan tersebut diharapkan dapat meringankan/menurunkan angka kematian akibat diabetes, yang pada 2005 saja mencapai 1,1 juta jiwa dan 80 persen terjadi di negara berpendapatan rendah dan menengah termasuk
Re: Fw: [wanita-muslimah] dosa zina apakah tak termaafkan...?
Teman saya bilang agama mungkin lebih banyak berguna untuk di dunia seberang, tetapi tambahnya, bahwa kita hidup sekarang di bumi. Kehidupan di bumi sekarang ini membutuhkan berbagai bidang ilmu pengetahuan agar bisa mempertinggi tingkat kehidupan kita. Kurang lebih 1/2 dari penduduk adalah kaum wanita. Kalau yang 1/2 ini terkebelakang, berarti jalan kehidupan masyarakat pincang. Jadi berarti untuk bisa masyarakat berjalan baik maka kaum wanita juga harus diajak, diberi kesempatan untuk memberikan sumbangan positif dalam peningkatan hidup baik dalam rumahnya sendiri maupun di luar rumah. Jadi dibutuhkan sebanyak mungkin kaum wanita berpartispasi aktif dalam membina dan membimbing masyarakat, maka oleh karena pula wanita harus aktif dalam menguasai berbagai cabang ilmu pengetahuan. Tanpa partisipasi kaum wanita akan sulit menantikan adanya perubahan memada yang diinginkan dalam mempertinggi mutu kehidupan masyarakat. Bagaimana komentar Anda sekalian, salahkah pandangan tsb? - Original Message - From: FAUZAN [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Saturday, November 11, 2006 11:56 AM Subject: Re: Fw: [wanita-muslimah] dosa zina apakah tak termaafkan...? memang bagusnya kalo wanita jangan sering sering keluar rumah :) anyway kalo orang belajar biologi ke guru biologi, kalo belajar matematika ya ke guru matematika. anehnya, jaman sekarang banyak orang belajar ilmu agama bukan dari guru ilmu agama, tapi otodidak 0_o On Wed, 08 Nov 2006 16:40:59 +0700, Herni Sri Nurbayanti [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Fauzan, Kita ini kan orang Indonesia, jadi tau lah berbagai level/derajat cara orang menegur sesama. Termasuk bilang, saya gak bilang wajib lhooo, cuma mengingatkan. Mau dengar silakan, gak ya gpp. Tipikal banget deh :) Saya juga bisa bilang: Qu'ran kan menganjurkan utk saling menasehati dlm kebaikan. Jadi, ini respon balik 'nasehat' saya ke mas Fauzan :) Kan katanya SALING :)) -- Wassalamu'alaykum Wa Rahmatulloh Wa Barokatuh Brian Arfi Faridhi / Fauzan bin Hadi www.PernikMuslim.com --- One Stop e-Muslim Shop Al-Fauzan.blogspot.com 0856-336-4677 Semolowaru Elok G-7 Surabaya 60119 Using Opera's revolutionary e-mail client: http://www.opera.com/mail/ Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.409 / Virus Database: 268.14.2/528 - Release Date: 11/10/2006 === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Tentang Mbakyu Nani..anti Arab?
Kalau begitu Indonesia diganti menjadi Mojopahit atau Kepulaun Incoqnito? Orang Italia, Turki tidak mempersoalkan nama sekalipun dulu pernah bahagian dari Yunani atau terpengaruh oleh kebudayaan Yunani. Malah kerajaan Romawi pun mengusasi Yunani, Turki, sampai ke Timur Tengah dan Afrika Utara. Bisa dilihat sisa-sisa peninggalan dari kerajaan Romawin dibahagian dunia tsb. - Original Message - From: radityo djadjoeri To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, November 08, 2006 7:25 AM Subject: [wanita-muslimah] Tentang Mbakyu Nani..anti Arab? Ambo...Sutan Paruik Gadangdi milis WAMUS:)) Saya bukannya anti Arab atau gimana-gimana lho ya Mbah... Cuman setelah dapat berbagai masukan dari mas-mas dan mbak-mbak semua, saya tetap bersikukuh bahwa kata YUNANI patut diganti. Pasalnya, sumber istilah YUNANI adalah sebuah kawasan yang kini masuk wilayah Turki, dan saya denger sebagian lagi masuk ke wilayah Italia. Jadi istilah yang tepat dipakai adalah HELENAkatanya sih orang Greek seneng makai istilah itu. Yo wis lah...nanti dicap lagi anti-Arab..:)) - Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail. [Non-text portions of this message have been removed] -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.409 / Virus Database: 268.13.32/523 - Release Date: 11/7/2006 [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Polri Akan Tindak Tegas Penggunaan Software Bajakan
Polri Akan Tindak Tegas Penggunaan Software Bajakan Jakarta-Kepala Bidang Penerangan Umum (Kabidpenum) Mabes Polri Kombes Pol Bambang Kuncoro kepada SH, Senin (6/11), di Mabes Polri mengatakan satuan Cyber Crime Bareskrim Mabes Polri akan menindak tegas perusahaan-perusahaan yang mengunakan software atau peranti lunak ilegal. Tingkat pembajakan di Indonesia sendiri, menurut Direktur II Bareskrim Brigjen Pol Wenny Waraouw, sangat tinggi, yaitu sekitar 87 persen. BSA dan Polri telah bekerja sama menindak para pembajak software ilegal. Oleh karena itu, Polri akan terus menindak tegas sejumlah perusahaan yang datanya telah dikantongi dan didapat dari BSA, kata Wenny kepada SH di Mabes Polri, Senin (6/11). Menurut Bambang, sebelumnya, tepatnya pertengahan Oktober 2006 ini, Polri berhasil menindak tegas dua manajer dari dua perusahaan yang melakukan pembajakan peranti lunak komputer ilegal itu. Kedua manajer tersebut adalah Manager PT Surya Toto Indonesia (STI) Sintawati dan Direktur Marketing PT STI Yuliawansari. Akibat perbuatan tersebut, kedua pelaku pembajakan itu dapat dikenai Pasal 72 Ayat 1 dan Ayat 3 UU No 19 Tahun 2002. Oleh karena itu, Polri akan menindak tegas perusahaan yang menggunakan software bajakan tersebut, katanya. Wenny Waraouw di kesempatan sama menambahkan, dengan menggunakan peranti lunak komputer ilegal, perusahaan tersebut telah merugikan pemegang lisensi resmi software yang dimiliki Business Software Alliance (BSA). Sementara itu, Direktur Business Software Alliance Tarun Sawiney kepada SH, Senin (6/11) malam, mengatakan akan kembali memberikan data-data sejumlah perusahaan dan mal yang melakukan penjualan software bajakan. (maya handhini [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Korupsi Dan Komoditas Politik
http://www.indomedia.com/bpost/112006/8/opini/opini4.htm Korupsi Dan Komoditas Politik ADA kabar menggembirakan terkait tren positif yang dicapai Indonesia dalam upaya pemberantasan korupsi akhir-akhir ini. Berdasarkan data yang dikeluarkan Transparency International (TI), Senin (6/11), Indeks Persepsi Korupsi/Corruption Perception Index (IPK) Indonesia naik, dari 2,2 pada 2005 menjadi 2,4 pada 2006. Indonesia menempati ranking 130 dari 163 negara. Sedangkan pada 2005, Indonesia berada di posisi ke-133 dari 146 negara. Dari data yang ada, prestasi Indonesia memang terus naik sejak 2003. Pada tahun tersebut, IPK Indonesia 1,9 dan pada 2004 naik menjadi 2,0. Hanya, meski ranking merangkak naik, Indonesia masih jauh di bawah negara-negara Asia lainnya. Seperti, Singapura (9,4), Hong Kong (8,3), Jepang (7,6), Taiwan (5,9), Korea Selatan (5,1), Malaysia (5,0), Thailand (3,6), China (3,3), India (3,3), Sri Lanka (3,1) dan Filipina (2,5). Terlepas dari keberhasilan tersebut, kita pun masih prihatin sebab kenyataannya upaya pemberantasan korupsi masih banyak menemui ganjalan. Selain karena lemahnya aparatur penegak hukum, dukungan birokrasi pun jauh dari harapan. Data yang diungkap Indonesia Corruption Watch (ICW), sangat mencengangkan. Setidaknya 11 koruptor berhasil kabur sepanjang dua tahun masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Mereka antara lain bos kelompok Texmaco Marimutu Sinivasan, mantan Direktur Pengolahan Pertamina, Tabrani Ismail, dan mantan Ketua DPRD Banten, Dharmono K Lawi. Belum lagi sejumlah nama yang kini masuk daftar DPO dan harus ditayangkan lewat televisi. Melihat kenyataan seperti itu, bukan mustahil sebenarnya IPK di Indonesia bisa 'berlari' dibandingkan prestasi saat ini, andaikata seluruh komponen memegang komitmen yang sama. Menurut hemat kita, istilah korupsi kini seakan masih sebatas komoditas politik. Pengungkapan korupsi belum menjadi kesadaran dalam kerangka mewujudkan profesionalitas. Sebaliknya, banyak kasus korupsi terungkap ke permukaan hanya karena ada latar belakang suka atau tidak suka terhadap oknum bersangkutan. Contoh paling aktual dialami sejumlah kepala daerah yang berhasil memenangkan pilkada beberapa waktu lalu. Banyak pejabat segera digoyang isu korupsi, karena memendam persoalan dengan lawan-lawan politiknya-- meski di antara mereka ada yang terbukti dan ada pula yang mentah. Dalam tataran lain, kasus sebangun dialami Presiden Yudhoyono dalam pembentukan Unit Kerja Presiden Untuk Pengelolaan Program Kebijakan dan Reformasi (UKP3R). Lembaga yang dipimpin Marsillam Simandjuntak itu, kontan mendapat penentangan dari Partai Golkar, termasuk Wapres Jusuf Kalla dan lain-lainnya. Dalam kontroversi yang muncul pun lebih kental nuansa politis dibandingkan alasan fungsionalnya. Sebagian besar kalangan lebih mempersoalkan kekhawatiran akan tumpang tindihnya dalam kelembagaan. Sebaliknya, kajian tentang seberapa jauh efektifitas kinerja lembaga tersebut nyaris tak terdengar. UKP3R yang telah menetapkan lima tugas pokok, yaitu perbaikan iklim usaha dan investasi, menjaga pelaksanaan reformasi, peningkatan kinerja BUMN, perluasan peranan usaha kecil menengah, dan perbaikan penegakan hukum, itu seakan mentah gara-gara perbedaan kepentingan semata. Akhirnya, kita sepakat bahwa gerakan anti-korupsi seharusnya menjadi nafas bersama, tanpa pandang bulu dan tebang pilih. Keluarnya Inpres tentang pemberantasan korupsi maupun program prioritas dari Kapolri Jenderal Sutanto saat ini, seharusnya bisa diterjemahkan setiap elemen, tak terkecuali birokrasi di tingkat paling rendah sekali pun. Tentu jika komitmen itu benar-benar diwujudkan, kita optimis IPK pemberantasan korupsi di Indonesia tidak akan berjalan lambat, atau bahkan jalan di tempat. Bukan hal mustahil kita pun bisa menyalip prestasi negara-negara tentangga, sepeti Thailand, Sri Lanka, Filipina, dan lain-lainnya. Semoga [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of
[wanita-muslimah] Normal Form of Islamic Greetings
REFLEKSI: Pada akhir artikel ini ditulis : dishonesty is forbidden in Islam., Tetapi, bagaimana petinggi-petinggi Republik Indonesia dan begundal-begundal mereka? http://www.arabnews.com/?page=5section=0article=83174d=3m=11y=2006pix=islam.jpgcategory=Islam Friday, 3, November, 2006 (12, Shawwal, 1427) Normal Form of Islamic Greetings Adil Salahi, Arab News Muslims all over the world use the Islamic form of greeting, assalamu alaikum, which means peace be to you. The very wording helps generate a friendly and relaxed atmosphere. It is also common in its shorter and longer forms to all Muslim communities wherever they happen to be. Thus, when two Muslims meet who are total strangers to each other, the moment they use this greeting, they immediately feel that they have common ground, even though they do not speak each other's language. The Islamic greeting has different versions, the shortest of which is the one we have already mentioned. The rule in Islam is that when we are offered a greeting, we return it with a better one, or with its equal at least. God orders in the Qur'an: When a greeting is offered you, answer it with an even better greeting, or (at least) with its like. God keeps count of all things. (4: 86) The better greeting and reply are illustrated in the following Hadith. Umar reports that he was riding with Abu Bakr on one mount. When they passed by people, Abu Bakr greeted them saying: Assalamu alaikum and they replied: Wa alaikum assalam wa rahmatu Allah. Or he may greet them saying: Assalamu alaikum wa rahmatu Allah, for which their reply was: Wa alaikum assalam wa rahmatu Allah wa barakatuh. Abu Bakr commented: 'Today, people have gained much more than us.' (Related by Al-Bukhari in Al-Adab Al-Mufrad) We note that every time Abu Bakr offered a greeting, its reply was the same with an addition. The first one was the short form of the greeting of peace. The reply stated: Wa alaikum assalam wa rahmatu Allah. This means: And to you be peace together with God's mercy. Thus, the reply adds a prayer that the person who offered us a greeting should be blessed with God's mercy, both in this life and in the life to come. When the person who starts the greeting includes in it this same prayer for mercy to the one being accosted, the latter replies with yet another addition, wa barakatuh, which adds a wish for God's blessing to the one who took advantage and offered us a friendly greeting. Abu Bakr's comment at the end of the Hadith shows that he was pleased with the fact that people always replied to his greeting with a better one. These are the normal form of greetings mostly used in Muslim communities. Rarely does a greeting go beyond these. It is reported that a man from the Yemen visited Abdullah ibn Abbas and greeted him with the full greeting Assalamu alaikum wa rahmatu Allah wa barakatuh, but added something extra. Ibn Abbas told him: A greeting of peace ends with the wish for God's blessings. This means that Ibn Abbas thought that such addition is unnecessary. However, Kharijah ibn Zaid, a scholar of very high standing who belonged to the generation that followed the Prophet's companions, i.e. the tabieen, used to write when he addressed the caliph: Assalamu alaikum wa rahmatu Allah wa barakatuh wa maghfiratuh wa tayyib salawatih. The added last phrases express a prayer that the addressee will also have God's forgiveness and special blessings. Kharijah would not have added these phrases if he had the slightest doubt about such addition being appropriate. His father was distinguished among the Prophet's companions for his scholarship. When we have two reputable scholars expressing opposite views, we say that one of them was aware of something the other did not know. Perhaps Kharijah was aware that when addressing a person of eminence, the use of additional phrases would be in order. Another Hadith that speaks of the importance of the wording of the Islamic greeting quotes the Prophet as saying: The Jews do not envy you for anything more than they do for the greeting of peace and saying Aameen. This Hadith stresses the special distinction given to the Islamic greeting. The Jews the Prophet refers to here are the ones with profound knowledge, such as the well-versed rabbis. They are the ones to appreciate the significance of the Islamic greeting, assalamu alaikum. Aameen is a word which we say when someone addresses a prayer to God. It signifies a request made to God to answer his prayer. This makes the prayer a collective one, with all those who are present joining their fellow Muslim in an appeal to God on behalf of the one who is saying that prayer. But why would the Jews be envious of our greeting? The word salam, which means
[wanita-muslimah] Learn to Respect the Rights of Others
http://www.arabnews.com/?page=13section=0article=79050d=7m=11y=2006pix=kingdom.jpgcategory=Local%20Press Tuesday, 7, November, 2006 (16, Shawwal, 1427 Learn to Respect the Rights of Others Dr. Anwar Abu Khaled . Al-Riyadh Parents always complain how difficult it is to teach children not to touch things that do not belong to them. This is especially the case with household ornaments and antiques. I always noticed this problematic behavior when children from different families get together; they end up creating a chaotic mess out of everything around them. The question is whether children act and behave in such a way merely to discover their surroundings? Or do they do so because they are careless and messy? From a young age, children usually learn to respect the rights of others. They learn this by dealing with people in the environment that they grow up in. They learn the rights of others and the boundaries they are not supposed to cross. Families deal with this issue in two different ways. Some have no middle ground and tend to be very strict punishing their children when they behave chaotically and carelessly. Others are very lenient and never question or correct their children's behavior or mistakes. In both cases, parents' reactions incite children to develop a sense of disrespect toward other people. Ultimately they may begin to develop a psyche of ignoring all redlines that they have been told not to cross. A sense of pressure always creates strong reactions and a far too strict or even lenient atmosphere creates similar results. The rights of children and their families tend to get lost and so both end up going around in circles. While growing up, this chaotic behavior becomes a daily habit and starts to control their thinking, psychological health and ultimately their daily lives, thus affecting even those around them. To protect our children from this psychological and behavioral confusion we must get them accustomed to a disciplined life. They need to know their limits and boundaries, and be able to respect the rights of others. This sort of teaching develops a sense of awareness in children that they must achieve goals and organize their thoughts. Children must know how to discuss freely in a disciplined way. They must feel comfortable to vent their inner feelings. They must be accustomed to deal with their personal belongings freely while maintaining respect for people around them. Children must learn discipline, they must become psychologically balanced, must acquire the art of behaving and dealing with others, and be able to value time and productivity. For instance, children can be afforded the freedom to play with their toys, but they should know that they have no liberty to break or ruin them. They should be given the right to stay up late at night on the condition that they respect other people and do not bother or annoy anyone. Likewise, children should be given the right to look at ornaments kept in a house but they should know that they have no right to touch or ruin anything. These redlines teach children to be productive and respectful of the rights of others. Disciplining children and clarifying boundaries do not necessarily mean that children have been deprived of their childhood needs of wanting to play, discover and be creative. We must remember that we need to teach our children to respect each individual and their personal freedoms. It's also the right of children to be provided with means to fulfill their physical and psychological needs [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Wanita Indonesia di Organisasi Voli Dunia
http://www.suarapembaruan.com/News/2006/11/06/Personal/per01.htm SUARA PEMBARUAN DAILY Wanita Indonesia di Organisasi Voli Dunia Bicara olahraga, khususnya voli, ia sangat antusias dan bersemangat. Ia akan memberikan semua yang dipunyainya, tenaga, pikiran, dan juga waktu, untuk voli. Komitmennya begitu besar. Demi voli pula ia tak peduli ketika harus terombang-ambing di tengah lautan, di kegelapan malam, dalam embusan angin yang tidak bersahabat. Ia harus menyerahkan bantuan bagi korban tsunami yang menghantam beberapa negara di Asia pada Desember 2004. Ia menjalani tugas dengan penuh tanggung jawab. Dialah Rita Subowo, warga negara Indonesia yang menjadi salah satu tokoh voli dunia. Tugas itu ia emban karena ia ditunjuk sebagai ketua proyek pemberian bantuan bernilai 3 juta dolar AS. Bantuan itu dikumpulkan oleh Federasi Bola Voli Internasional (FIVB) kepada negara-negara yang terkena tsunami, seperti Indonesia, Sri Lanka, Maladewa, dan Thailand. Rita mendapat tugas dari Presiden FIVB Ruben Acosta untuk memberikan bantuan langsung kepada negara-negara itu. Tugas yang paling berat, adalah ketika ia memberikan bantuan kepada Maladewa, negara kecil di tengah laut. Ia harus naik perahu saat orang lain lagi nyenyak tidur malam. Hanya ada dua wanita, semua 'nenek-nenek'. Satunya lagi Mrs Hwang, Sekretaris Presiden AVC (Konfederasi Voli Asia), kata Rita. Awal perjuangan dimulai dari Sri Lanka. Ia tiba di negara itu, pada pukul 11 malam, setelah menempuh perjalanan dari Singapura. Rita langsung bergegas menuju hotel, karena sudah ditunggu Presiden Persatuan Bola Voli Sri Lanka, yang ternyata salah satu menteri di negara itu. Setelah rapat satu jam, kami istirahat dan paginya langsung keliling memberikan bantuan. Hanya enam tempat yang dapat kami kunjungi karena situasi tidak memungkinkan. Sampai hotel jam tujuh malam, ujarnya. Sekitar pukul satu malam, rombongan melanjutkan perjalanan ke Maladewa. Perjalanan udara menempuh waktu dua jam. Ia sebenarnya ingin segera ke hotel untuk merebahkan diri, tetapi ternyata harus menunggu perahu. Bandara di Maladewa berada di sebuah pulau tersendiri sehingga untuk mencapai kota harus naik perahu. Ombaknya cukup besar, ia mengenang. Beristirahat sejenak, pagi hari itu rombongan langsung memberikan bantuan dengan menggunakan perahu, karena sebagian besar tempatnya berada di tepi pantai. Rita sempat takut karena pada saat itu CNN menayangkan peristiwa pembunuhan 11 orang di daerah yang ia kunjungi. Selesai mengemban tugas, ia langsung meninggalkan Maladewa untuk ke Thailand melalui Sri Lanka. Saat itu, waktu menunjukkan pukul tiga pagi. Di Thailand ternyata tengah ada kudeta. Namun, untungnya presiden voli Thailand dapat menjamin keselamatan rombongan. Saya bahkan tiba-tiba disuruh memimpin Sidang Regional AVC, sehingga acara ke Phuket (tempat bantuan diberikan) yang seharusnya sore hari ditunda, ceritanya. Satu-satunya Wanita Hari-hari yang melelahkan bagi Rita. Meskipun berat, ia menjalaninya dengan gembira. Ia menikmatinya. Kami memang ingin program itu selesai sesegera mungkin sehingga dapat dilaporkan dalam Kongres FIVB secepatnya, katanya. Oleh Rita, program pemberian bantuan tersebut ia kemukakan kepada hadirin dalam Kongres FIVB ke-30 yang digelar akhir Oktober lalu di Tokyo. Bantuan FIVB senilai 3 juta dolar AS itu di antaranya untuk membangun 18 sekolah di empat negara tersebut. Indonesia, negara terparah yang terkena tsunami, mendapat jatah paling besar. Di Aceh, dibangun delapan sekolah baru, tujuh di antaranya lapangan voli di luar ruangan (outdoor) dan satu lainnya lapangan voli dalam ruangan (indoor). Di Thailand, FIVB memberi bantuan untuk pembangunan lima sekolah dengan lapangan voli outdoor dan lapangan voli pantai. Sri Lanka mendapat jatah empat sekolah, dilengkapi lapangan voli outdoor dan voli pantai. Maladewa memperoleh sumbangan berupa satu sekolah dan satu lapangan voli outdoor. Masing-masing sekolah itu dibangun dengan biaya 140.000 dolar AS. Fasilitas kelas yang diberikan meja, kursi, papan tulis, dan lapangan voli outdoor sintetis lengkap dengan bola (50 buah). Lapangan sintetis dengan kualitas terbaik itu sumbangan dari produsen lapangan voli Mondo, yang menjadi patner FIVB. Proyek tersebut diharapkan selesai 2007. Kerja keras Rita di voli dunia tidak perlu diragukan lagi. Karena itu, tidaklah heran bila ia terpilih kembali duduk di kursi Wakil Presiden FIVB pada kongres tersebut. Ibu dari Dini, Andru, dan Anton, serta istri dari A Subowo itu, untuk kedua kalinya menjabat sebagai orang nomor dua di induk organisasi voli dunia tersebut. Bukan karena memang berparas cantik, tetapi Rita juga paling cantik. Ia satu-satunya wanita yang duduk dalam pucuk pimpinan FIVB. Jabatan itu tidak terlalu penting, tetapi bagaimana kita mengabdikan diri secara maksimal, katanya. Saya sebagai salah satu peserta kongres sangat bangsa atas terpilihnya kembali Bu Rita. Ibu mendapat
Re: [wanita-muslimah] Re: Greece = Yunani, bagaimana Gerika?
Namanya tergantung siapa yang memakai dan cara menyebutnya. - Original Message - From: Rye Woo To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, November 06, 2006 4:16 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Greece = Yunani, bagaimana Gerika? Iyaaa.. yang saya tau yunani itu berasal dari Bahasa persia. coba deh cari lgii yg bener... Kalo ga suka ya tinggal pindah aja ke negeri yunani pasti disana nyebutnya grecekan hehehee.. simple kan? Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: Yunani berasalah dari bahasa Persia! - Original Message - From: ariel To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, November 06, 2006 3:04 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Greece = Yunani, bagaimana Gerika? Menurut saya bahasa Indonesia banyak sekali memasukkan bahasa Arab dalam pembentukan kata, contohnya sebagian adalah : ilmu, dunia, yatim, miskin, akal. Jadi kalau 'mempermasalahkan' kata-kata pada bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab, tentu dibutuhkan perombakan revolusioner dalam bahasa Indonesia untuk mengganti kata-kata tersebut :) salam, -ariel- --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED] wrote: Mohon bantuannya. Adakah yang tahu kenapa negeri Greece di Eropa kita sebut sebagai Yunani? Sejak kapan julukan itu dipakai disini? Siapa penggagas awalnya? Menurut informasi dari seorang teman yang berprofesi sebagai penulis, istilah Yunani berasal dari bahasa Arab (bersumber dari Ioania, sekarang menjadi Turki). Sedangkan pada Alkitab keluaran 1970an menyebutkan bahwa naskah asli Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Gerika. Orang Batak malah punya istilah lain: Gorik. Betulkah? Bagaimana dengan KBBI? Adakah yang bisa membukakannya karena saya tak mempunyainya? Terus terang, saya pribadi lebih menyukai negeri yang penuh peninggalan sejarah kuno itu disebut dengan istilah Gris atau Geris. Gerika juga tidak masalah karena tak jauh beda dengan nama aslinya. Soal sumber awalnya dari mana, buat saya tak masalah. Kalau disebut Yunani kok terkesan mirip nama orang saja. Perlu Anda ketahui, orang Jawa memanggil kakak perempuannya yang bernama Nani dengan sebutan Yu Nani, atau lengkapnya Mbakyu Nani. Kalau sudah berumah tangga, oleh para tetangga si Nani akan dipanggil Bu Nani. Jadi, saya usulkan kepada Lembaga Bahasa Indonesia dan media massa agar istilah Yunani diganti saja menjadi Gris atau Geris atau Gerika. Gorik? Hmm, boleh juga. Siapa takut? Apalagi istilah Yunani itu agak mirip-mirip dengan kata onani (dibahasaindonesiakan menjadi merancap, sayang kalah populer). Berikut beberapa alasan dari teman saya kenapa istilah Yunani layak diganti: 1. Sebal, kenapa bangsa Indonesia tidak mencari padanannya dengan menggunakan sistematika sendiri? Tak selamanya kita harus membebek terus pada bangsa Arab. 2. Temuan istilah Gerika adalah adopsi fonologis yang gemilang dengan menggunakan kata asal Greek. Vokal a pada suku kata terakhir Gerika menyiratkan gramatical gender feminin pada bahasa Greek, sebagaimana semua bahasa di dunia menyebut ibu bagi bumi, tanah kelahiran, dan negerinya. 3. Orang Batak menyerapnya juga dengan pilihan kata yang sangat gemilang: Gorik. Hemat saya, bukankah dalam konteks keindonesiaan kita seharusnya lebih akrab dengan bahasa Batak ketimbang Arab? Jadi jika sungkan menyebutnya sebagai Gerika, karena itu merupakan temuan Lembaga Alkitab Indonesia, kenapa tak menyebutnya sebagai Gorik? Akhir kata, warga negara Greece tentu akan sangat berterima kasih kalau bangsa Indonesia menyebut negeri mereka dengan Gris, Geris atau Gerika, daripada Yunani. Jauh banget gitu lho Salam, RD - Check out the New Yahoo! Mail - Fire up a more powerful email and get things done faster. [Non-text portions of this message have been removed] -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.409 / Virus Database: 268.13.28/518 - Release Date: 11/4/2006 [Non-text portions of this message have been removed] - Access over 1 million songs - Yahoo! Music Unlimited Try it today. [Non-text portions of this message have been removed] -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.409 / Virus Database: 268.13.28/518 - Release Date: 11/4/2006 [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group
[wanita-muslimah] Ba'asyir setuju Saddam dihukum mati
http://www.bisnis.com/servlet/page?_pageid=196_dad=portal30_schema=PORTAL30p_topik=W20p_prev=482865 Senin, 06/11/2006 09:24WIB Ba'asyir setuju Saddam dihukum mati KEDIRI (Antara): Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Abu Bakar Ba`asyir menyatakan setuju pelaksanaan hukuman mati yang dijatuhkan terhadap mantan Presiden Irak Saddam Hussein. Saddam Hussein sangat tepat dihukum mati karena perbuatannya membantai umat Islam di Irak, katanya saat ditemui Senin dinihari usai Tabligh Akbar di Masjid Al Ihlash, Ngadiluwih, Kediri, Jatim. Meski sebagai sesama seorang Muslim yang dimusuhi Amerika Serikat, namun Ba`asyir tetap menyatakan setuju hukuman mati bagi Saddam Hussein. Walaupun dia muslim, tapi dia membunuh banyak gerilyawan Islam. Tidak ada ajaran Islam yang membolehkan membunuh sesama muslim, ujar pengasuh Ponpes Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Jateng itu. Ia berpendapat, Saddam Hussein adalah seorang sosialis tulen sehingga pola kepemimpinan dan perilakunya seringkali bertentangan dengan ajaran Islam. Dia yakin semua umat Islam di seluruh dunia mendukung pelaksanaan eksekusi mati terhadap mantan diktator Irak yang berkuasa lebih dari 20 tahun itu. Sebelumnya pengadilan Irak menjatuhkan vonis hukuman mati dengan cara digantung setelah Saddam terbukti melakukan tindak kejahatan kemanusiaan dengan memerintahkan pembunuhan terhadap 148 warga syiah yang bermukim di Desa Dujail, wilayah utara Baghdad, pada 1982 lalu. Vonis yang dijatuhkan pengadilan di Irak itu menimbulkan reaksi beragam. Masyarakat Irak sendiri ada yang setuuju dan ada tidak sedikit yang menolak bahkan mengecamnya. Amnesti Internasional yang berkedudukan di London, Inggris pun merasa prihatin dengan vonis yang dijatuhkan terhadap pimpinan Partai Baath itu. (editor dj) [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Bush Applauds Hussein Verdict
REFLEKSI: Terlihat persobatan kental antara Ustadz B'yasir dan president Bush, kedua-duanya menyetujui Sadam Husein Majid dihukum mati. Apakah Ba'yasir akan berteriak Haleluya dan Bush berteriak Allohu Akbar pada waktu diexekusi Sadam Hussein, masih terlalu pagi untuk dikatakan sekarang ini :-)) http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2006/11/05/AR2006110500774.html?referrer=email Bush Applauds Hussein Verdict On the Campaign Trail, Both Parties Hail Court's Decision By Peter Baker Washington Post Staff Writer Monday, November 6, 2006; Page A16 GRAND ISLAND, Neb., Nov. 5 -- President Bush and politicians from both parties hailed the conviction of Saddam Hussein on Sunday but disagreed on its larger meaning as campaign strategists tried to gauge the political impact just 48 hours before hard-fought midterm elections. Speaking in the shadow of Air Force One on a Texas tarmac and at later campaign events, Bush called the verdict a landmark event in Iraq's transition to democracy, and aides hoped it would be seen as vindication of his decision to go to war. Democrats were quick to agree that justice had been done for a vicious tyrant but argued it would not fix what they see as the debacle in Iraq. The timing of the verdict, which had been scheduled weeks ago, stirred anxiety among Democrats who worried it could be a November surprise that would persuade Republicans to turn out, much as the release of an Osama bin Laden tape just before the 2004 election was credited with helping to put Bush over the top. Some voiced suspicions that the Bush administration had orchestrated the court schedule to influence the vote, a contention the White House rejected. Some key strategists in both parties, however, said they doubted the verdict would make much difference. In a campaign that has been dominated by debate over the Iraq war, it provided a rare day of good news for Bush at a key moment, they said, but most voters had already made up their minds about how they view the situation there. It makes the environment incrementally better but only incrementally, said Ed Rogers, a Republican lobbyist close to the White House. It reminds everybody of what a bad guy Saddam was. It reminds everybody of why we were there in the first place. I don't know that it drives any votes at this point. I wish it did, but it doesn't. Hussein was a brutal, evil dictator who is getting the punishment that he deserves, Sen. Charles E. Schumer (N.Y.), who runs the Senate Democratic campaign arm, said Sunday on NBC's Meet the Press. But, he added, I don't think his conviction makes much of a difference in this election, even though it's a very good thing that it happened. Hussein has been a regular feature of Bush's stump speech for weeks as the president tells audiences that he made the right decision in removing the Iraqi leader from power and argues that the world is better off. By the time the verdict was announced in a Baghdad court, aides traveling with Bush on the campaign trail were ready with talking points. White House press secretary Tony Snow was booked on television programs starting at 7 a.m., and his office sent e-mails touting other reactions. Saddam Hussein's trial is a milestone in the Iraqi people's efforts to replace the rule of a tyrant with the rule of law, Bush told reporters before leaving Texas for campaign stops here and in Topeka, Kan. It's a major achievement for Iraq's young democracy and its constitutional government. Although he did not predict whether it would help the reconciliation process in Iraq, Bush portrayed the trial as a chance to expunge Hussein's legacy. The man who once struck fear in the hearts of Iraqis had to listen to free Iraqis recount the acts of torture and murder that he ordered against their families and against them, he said. Today, the victims of this regime have received a measure of the justice which many thought would never come. He then introduced the verdict into his campaign speech later in the day, using similar language. When he announced the verdict at a boisterous rally here in a hall filled with flags, cornhusks and hay bales, the crowd cheered. Other Republicans, who have been on the defensive over the war as U.S. troop casualties spiked to a two-year high, quickly jumped on the bandwagon. This verdict is a victory for justice and a victory for the Iraqi people and all freedom-loving people in the Middle East, said House Majority Leader John Boehner (Ohio). His whip, Roy Blunt (Mo.), said the world is safer because Saddam Hussein sits on death row, not in a palace in Baghdad plotting to harm millions of innocent Americans and Iraqis. Democrats praised the verdict while still bashing Bush. Tragically, I believe today's verdict does not change the fact that the administration's policy in Iraq has been the most incompetent execution of American foreign policy in my lifetime, said House Minority
Re: [wanita-muslimah] Re: Greece = Yunani, bagaimana Gerika?
Bahasa-babasa yang di dunia sekarang ini adalah hasil interaksi manusia dan perkembangan dari berbagai jurusan. Di Indonesia bukan saja bahasa Arab tetapi ada juga bahasa sanskrit, Inggris, Belanda, Perancis, Tionghoa dan bahasa daerah yang telah diadaptasi menjadi bahasa Indonesia. - Original Message - From: ariel To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, November 06, 2006 3:04 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Greece = Yunani, bagaimana Gerika? Menurut saya bahasa Indonesia banyak sekali memasukkan bahasa Arab dalam pembentukan kata, contohnya sebagian adalah : ilmu, dunia, yatim, miskin, akal. Jadi kalau 'mempermasalahkan' kata-kata pada bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab, tentu dibutuhkan perombakan revolusioner dalam bahasa Indonesia untuk mengganti kata-kata tersebut :) salam, -ariel- --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED] wrote: Mohon bantuannya. Adakah yang tahu kenapa negeri Greece di Eropa kita sebut sebagai Yunani? Sejak kapan julukan itu dipakai disini? Siapa penggagas awalnya? Menurut informasi dari seorang teman yang berprofesi sebagai penulis, istilah Yunani berasal dari bahasa Arab (bersumber dari Ioania, sekarang menjadi Turki). Sedangkan pada Alkitab keluaran 1970an menyebutkan bahwa naskah asli Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Gerika. Orang Batak malah punya istilah lain: Gorik. Betulkah? Bagaimana dengan KBBI? Adakah yang bisa membukakannya karena saya tak mempunyainya? Terus terang, saya pribadi lebih menyukai negeri yang penuh peninggalan sejarah kuno itu disebut dengan istilah Gris atau Geris. Gerika juga tidak masalah karena tak jauh beda dengan nama aslinya. Soal sumber awalnya dari mana, buat saya tak masalah. Kalau disebut Yunani kok terkesan mirip nama orang saja. Perlu Anda ketahui, orang Jawa memanggil kakak perempuannya yang bernama Nani dengan sebutan Yu Nani, atau lengkapnya Mbakyu Nani. Kalau sudah berumah tangga, oleh para tetangga si Nani akan dipanggil Bu Nani. Jadi, saya usulkan kepada Lembaga Bahasa Indonesia dan media massa agar istilah Yunani diganti saja menjadi Gris atau Geris atau Gerika. Gorik? Hmm, boleh juga. Siapa takut? Apalagi istilah Yunani itu agak mirip-mirip dengan kata onani (dibahasaindonesiakan menjadi merancap, sayang kalah populer). Berikut beberapa alasan dari teman saya kenapa istilah Yunani layak diganti: 1. Sebal, kenapa bangsa Indonesia tidak mencari padanannya dengan menggunakan sistematika sendiri? Tak selamanya kita harus membebek terus pada bangsa Arab. 2. Temuan istilah Gerika adalah adopsi fonologis yang gemilang dengan menggunakan kata asal Greek. Vokal a pada suku kata terakhir Gerika menyiratkan gramatical gender feminin pada bahasa Greek, sebagaimana semua bahasa di dunia menyebut ibu bagi bumi, tanah kelahiran, dan negerinya. 3. Orang Batak menyerapnya juga dengan pilihan kata yang sangat gemilang: Gorik. Hemat saya, bukankah dalam konteks keindonesiaan kita seharusnya lebih akrab dengan bahasa Batak ketimbang Arab? Jadi jika sungkan menyebutnya sebagai Gerika, karena itu merupakan temuan Lembaga Alkitab Indonesia, kenapa tak menyebutnya sebagai Gorik? Akhir kata, warga negara Greece tentu akan sangat berterima kasih kalau bangsa Indonesia menyebut negeri mereka dengan Gris, Geris atau Gerika, daripada Yunani. Jauh banget gitu lho Salam, RD - Check out the New Yahoo! Mail - Fire up a more powerful email and get things done faster. [Non-text portions of this message have been removed] -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.409 / Virus Database: 268.13.28/518 - Release Date: 11/4/2006 [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To
[wanita-muslimah] Saudi Salesgirls Speak of Challenges, Social Attitudes
http://www.arabnews.com/?page=1section=0article=79046d=7m=11y=2006pix=kingdom.jpgcategory=Kingdom Tuesday, 7, November, 2006 (16, Shawwal, 1427) Saudi Salesgirls Speak of Challenges, Social Attitudes Arab News JEDDAH, 7 November 2006 - For decades, in fear of criticism, Saudi women have shied away from certain jobs considered exclusive for men. Working as shop assistants was a taboo but now attitudes are changing and a new assertive generation of young Saudi women is picking the gauntlet up by taking these jobs. It is beneficial for women to work in mixed environments and not in a female-oriented domain where feminine rivalry leads to conflicts and jealousy, said Duja Sbari, an ambitious sales assistant who works for a store in Jeddah. Sbari spoke to Al-Watan newspaper about her experience working as a sales assistant. According to Sbari, working women that endeavor to preserve their values, modesty, manners and behaviors - according to both the teachings of Islam and Saudi cultural practices - still continue to suffer criticism. Most critics tend to be people who have misconceptions about working women and have very little respect and understanding of the jobs we do, said Sbari, adding that she has along with her colleagues been well received by the company she works for. They guide us and provide us with training in order to further expand our skills to be able to perform successfully, she said. Working in this sector demands a woman to be dynamic. She requires special skills and must be well qualified to deal with people from different backgrounds that include both Saudis and non-Saudis. Saleswomen must be wise enough to preserve their strong personalities in order to be able to succeed, said Sbari, adding that woman who work must also try to dress modestly in order to avoid abuse and sexual harassment. For some women, working as sales assistants has empowered them to prove themselves. Muna is another sales assistant who feels working as a saleswoman has given her confidence and helped her to prove herself. With training it has become much easier for me to know how to deal with different customers and also created a lot of confidence in me. I can also easily tell whether a customer is serious and interested in a product or not, she said. Muna also urged the wider community and customers to respect saleswomen and make for them working easy. It is only by working that women are allowed to feel a little independent and therefore end up not totally relying on their families, she added. Other women have experienced difficulties in working as sales assistants. One such woman is Afrah Al-Saggaf who says she faced a lot of obstacles at the beginning. With the help of my colleagues and the manager of the women's section where I work I have been able to adapt to the environment, she said, adding that in spite of having undertaken training she still faces some difficulties in dealing with customers and convincing them to buy. I am usually rather selective in which customer I will approach and how I will deal with them, said Al-Saggaf, who believes Saudi women should invest their time and effort in finding jobs rather than just sitting at home. Almost all job opportunities that are available now are related to the marketing sector. This sector helps females to be strong and gives them the ability to deal with the different situations that they may possibly face, she said. Other working Saudi women mention how they aim to work and also remain attached to Saudi cultural norms. We live in a conservative society; as representatives of our company we tend to keep our veil on so as to project a good image not only for the company that we work for but also for ourselves; by doing this we prevent any potential harassment and disrespect, said Irada Al-Saggaf, another sales assistant. Al-Saggaf has great ambitions and wants to ultimately to start her own business. I want to become a businesswoman. I want to run my own business and train other Saudi women to take up jobs similar to what I am doing right now, she said. One Saudi sales assistant complained about the low wages saleswomen get. We pay the phone bill, drivers and for the clothes that wear which must be appropriate and suitable so that they reflect well on our company. Unfortunately our wages do not allow us to pay for all these expenses along with our personal and family expenses, said Mirvat, a saleswoman working for the same company. Some Saudi women are university students who work part time. Dina Al-Sabari, along with her two sisters who are all shop assistants, is at university and is working part time. I arrange my time in a way where I can study and work simultaneously. This enhances my skills and has given me a lot of experience, she said. Al-Sabari, who is single,
[wanita-muslimah] Musharraf Urges Muslims to Empower Women
http://www.arabnews.com/?page=4section=0article=77988d=7m=11y=2006 Tuesday, 7, November, 2006 (16, Shawwal, 1427) Musharraf Urges Muslims to Empower Women Azhar Masood Agencies ISLAMABAD, 7 November 2006 - Pakistani President Pervez Musharraf said yesterday that Muslim countries have to empower their women - both politically and economically - as part of efforts to achieve development. We need to mainstream and empower the women in the Muslim world, Musharraf told the opening of the World Islamic Economic Forum, a conference on development in Islamic countries. They constitute 50 percent of the population, generally. We must empower them politically and economically, but it's easier said than done. We need to develop their capacity, first of all. Women are guaranteed reserved seats in national and local-level assemblies in Pakistan. Many of the seats are filled by women from political families. Musharraf also called for efforts to correct a perception of militancy and extremism that dogged the Islamic world and stressed the need for a more effective media and better education. The extremism is on the rise as opposed to moderation and this is an unfortunate reality because this is a critical malaise which spawns terrorism. Musharraf also called for better governance and economic modernization - which he said did not mean Westernization. We need to liberalize, we need to deregulate and we need to privatize in a big way, he said. The World Islamic Economic Forum emerged from an Organization of Islamic Conference business forum and is holding its second session in the Pakistani capital, Islamabad. Founded in 2003, the forum aims to forge economic cooperation between the world's more than 50 Muslim countries. Malaysian Prime Minister Abdullah Badawi and several former leaders are among hundreds of delegates, most of them business people and diplomats, at the Islamabad talks. Musharraf, a major ally in the US-led war on terrorism, also called on the United States and Europe to help solve political disputes at the root of international turmoil and singled out the Palestinian problem. If we are trying to address Iraq and Lebanon and Afghanistan, we are putting the cart before the horse. We must resolve the Palestinian dispute that is the core which has led to Iraq and Lebanon and Afghanistan and everything else, he said. [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Maluku villages whip up traditional post-Idul Fitri fun
http://www.thejakartapost.com/yesterdaydetail.asp?fileid=20061104.G02 MUST-SEE EVENT: The highlight of the seventh Syawal celebration is ?pukul manyapu?, a tradition in which youths from neighboring villages whip each other with brooms made from the ribs of coconut leaves. JP/Azis Tunny Maluku villages whip up traditional post-Idul Fitri fun National News - November 04, 2006 M. Azis Tunny, The Jakarta Post, Ambon Residents of Mamala and Morela villages in Leihitu, Central Maluku, celebrated the end of Idul Fitri by holding various traditional activities Thursday. The highlight was the pukul manyapu ritual, annually performed on the eve of the seventh day after Idul Fitri (Syawal in the Islamic calender). Pukul manyapu is a ritual in which youths from the two villages whip each other with brooms made from split coconut leaves. The youths, who were divided into two groups, lashed the bodies of their opponents with the brooms. The ritual was held simultaneously in front of the mosques in Mamala and Morela. The purpose of the spectacle between the two Muslim-dominated villages is to commemorate the Kapahaha fighters who fought against Dutch colonial troops in Maluku in the 17th century. The medicinal treatment used to heal the injuries sustained in the ritual differs between the two villages. In Morela, treatment involves using sap from the jatropha plant, while in Mamala, a concoction of traditional ointment called minyak mamala is used. The ointment is made from a mixture of coconut, clove and nutmeg oil. The healing process with both methods is very fast and leaves no scars. According to village folklore, the Mamala oil was initially used to repair a mosque's broken wooden beam in the 17th century. After the Kapahaha war in 1646, the Dutch colonial administration issued an order for people living in the mountains to descend and build settlements along the coast. Residents, who had already embraced Islam, subsequently moved to coastal areas and built villages. One day when residents were constructing a mosque, one of its wooden beams broke. Traditional leaders, Imam Tuni (the head of the mosque), Mamala traditional ruler Latulehu and head mason Patikiambessy, discussed the matter and requested Imam Tuni pray, asking for guidance to resolve the problem. One night while sleeping, Imam Tuni was approached in his dream by an old man who told him not to worry. The old man advised him to smear coconut oil, which had been blessed through the recital of Koranic verses, on the broken beam and then wrap it with a white cloth. The following night, he followed the instructions from the old man in his vision, and when he unwrapped the beam the next day, it had been miraculously repaired. After they found the broken beam had been miraculously restored, the Mamala oil was then tested on humans by lashing a man's body until he was cut all over. The torn skin from the whippings was later smeared with the oil and the wounds were healed without leaving a scar. The special coconut oil later became known as Tasala or Mamala oil. Iman Tuni's descendants are still producing the ointment, which they say is effective for bruises and fractures. A Morela resident, Jufri Sialana, said the pukul manyapu performance had become a must-see event for both locals and overseas visitors. An English tourist, Thomas Williams, 73, told The Jakarta Post that he was pleased to be able to visit Mamala and Morela to watch the traditional performances. What I've seen so far has been really amazing, he said after watching the spectacle. A variety of other cultural attractions, such as a boat race, traditional carnival and dances were also held. Although the celebrations in Mamala and Morela have strong religious connotations, the atmosphere was noticeably cordial between visitors of different faiths, as demonstrated by the arrival of residents from nearby Christian-dominated villages. At least 350 Tiouw residents from the largely Christian island of Saparua arrived in Mamala a day before the celebration, while hundreds of Waai residents stayed overnight in villagers' homes in Morela. A Tiouw resident, Faya Patawala, 26, told the Post, I was very moved by the peaceful atmosphere due to the family ties between our village and Mamala. We are free to visit, even stay in any resident's house, and have been treated well, [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted
Re: [wanita-muslimah] Greece = Yunani, bagaimana Gerika?
What is another name for the Greeks? There are a few names the Greeks went by, other than Greeks of course. Hellenes, Romioi, Yunani, and Greek are probably the most well known names, perhaps not in this day and age but over the ages these other names were well known. Hellenes is a term that comes from Hellen, mythological son of Deucalion and Pyrrha.Originally a small tribe in Thessaly was called Hellenes, but the term spread to the rest of the peninsula and eventually all of Greek people. This name is still used in Greece today. Romioi is a political name by which the Greeks were known by during the Late Antiquity and the Middle Ages. It was used to refer to those Greeks who lived in Rome. This name is also still used in Greece today. Yunani is from the Persian Yauna, which is from the Greek word Ionians, and ancient region in Greece. The term Greek comes from a place named Boeotia. The dialects spoken there were the foundation of the modern day Greek language. That there were so many Greek dialects probably caused much confusion, and probably gave us the term 'it's all Greek to me. Homer used the terms Achaeans, Argives, and Danaans in his writing to signify Greek allied forces. - Original Message - From: radityo djadjoeri To: tionghoa-net@yahoogroups.com Sent: Sunday, November 05, 2006 2:55 PM Subject: [wanita-muslimah] Greece = Yunani, bagaimana Gerika? Mohon bantuannya. Adakah yang tahu kenapa negeri Greece di Eropa kita sebut sebagai Yunani? Sejak kapan julukan itu dipakai disini? Siapa penggagas awalnya? Menurut informasi dari seorang teman yang berprofesi sebagai penulis, istilah Yunani berasal dari bahasa Arab (bersumber dari Ioania, sekarang menjadi Turki). Sedangkan pada Alkitab keluaran 1970an menyebutkan bahwa naskah asli Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Gerika. Orang Batak malah punya istilah lain: Gorik. Betulkah? Bagaimana dengan KBBI? Adakah yang bisa membukakannya karena saya tak mempunyainya? Terus terang, saya pribadi lebih menyukai negeri yang penuh peninggalan sejarah kuno itu disebut dengan istilah Gris atau Geris. Gerika juga tidak masalah karena tak jauh beda dengan nama aslinya. Soal sumber awalnya dari mana, buat saya tak masalah. Kalau disebut Yunani kok terkesan mirip nama orang saja. Perlu Anda ketahui, orang Jawa memanggil kakak perempuannya yang bernama Nani dengan sebutan Yu Nani, atau lengkapnya Mbakyu Nani. Kalau sudah berumah tangga, oleh para tetangga si Nani akan dipanggil Bu Nani. Jadi, saya usulkan kepada Lembaga Bahasa Indonesia dan media massa agar istilah Yunani diganti saja menjadi Gris atau Geris atau Gerika. Gorik? Hmm, boleh juga. Siapa takut? Apalagi istilah Yunani itu agak mirip-mirip dengan kata onani (dibahasaindonesiakan menjadi merancap, sayang kalah populer). Berikut beberapa alasan dari teman saya kenapa istilah Yunani layak diganti: 1. Sebal, kenapa bangsa Indonesia tidak mencari padanannya dengan menggunakan sistematika sendiri? Tak selamanya kita harus membebek terus pada bangsa Arab. 2. Temuan istilah Gerika adalah adopsi fonologis yang gemilang dengan menggunakan kata asal Greek. Vokal a pada suku kata terakhir Gerika menyiratkan gramatical gender feminin pada bahasa Greek, sebagaimana semua bahasa di dunia menyebut ibu bagi bumi, tanah kelahiran, dan negerinya. 3. Orang Batak menyerapnya juga dengan pilihan kata yang sangat gemilang: Gorik. Hemat saya, bukankah dalam konteks keindonesiaan kita seharusnya lebih akrab dengan bahasa Batak ketimbang Arab? Jadi jika sungkan menyebutnya sebagai Gerika, karena itu merupakan temuan Lembaga Alkitab Indonesia, kenapa tak menyebutnya sebagai Gorik? Akhir kata, warga negara Greece tentu akan sangat berterima kasih kalau bangsa Indonesia menyebut negeri mereka dengan Gris, Geris atau Gerika, daripada Yunani. Jauh banget gitu lho Salam, RD - Check out the New Yahoo! Mail - Fire up a more powerful email and get things done faster. [Non-text portions of this message have been removed] -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.409 / Virus Database: 268.13.28/518 - Release Date: 11/4/2006 [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
[wanita-muslimah] Dubes Marty Berharap Indonesia Miliki Masjid di London
http://www.antara.co.id/seenws/?id=45660 Dubes Marty Berharap Indonesia Miliki Masjid di London London (ANTARA News) - Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia, Marty Natalegawa, mengharapkan bahwa umat Islam Indonesia yang tergabung dalam KIBAR (Keluarga Islam Indonesia di Britania Raya) dapat memiliki masjid layaknya yang dimiliki oleh komunitas muslim dari Bangladesh, Pakistan, Turki, dan India yang ada di London. Harapan itu disampaikannya saat bincang-bincang dengan para peserta pertemuan musim gugur KIBAR Gathering, yang diikuti sekitar 200 peserta dari berbagai kota di Inggris yang berlangsung selama dua hari, Sabtu dan Minggu (4-5/11), di Kompleks Masjid Sultan Selim, London. Kompleks Masjid Sultan Selim yang terletak di St. Ann Road, London, merupakan bekas gereja yang dibeli komunitas Turki di London, dan lokasinya tidak jauh dari markas klub sepakbola Spurs alias Totenham Hotspur, yang tahun lalu bertengger di papan atas Liga Utama (Premiers League) Inggris. Sudah saatnya komunitas muslim Indonesia memikirkan dan mengikuti apa yang telah dilakukan oleh komunitas Turki, sehingga pengajaran agama Islam bagi keluarga Indonesia di Inggris dapat terselenggara dengan baik, ujar Marty saat berbincang dengan Ketua KIBAR, Bernardi Pranggono, dan Ketua Panitia Pertemuan, Hendri Lucky. Dikatakannya, meskipun jauh dari Tanah Air, kebiasaan mengajarkan agama Islam di Indonesia dapat berlangsung, sementara silaturahmi juga dapat terjalin antar-warga muslim Indonesia yang ada di rantau, khususnya yang telah menjadi penduduk London dan sekitarnya. Sebelumnya, dalam sambutannya selaku Dubes RI, Marty pun mengungkapkan bahwa pentingnya muslim Indonesia di Inggris untuk bersikap terbuka terhadap kaum muslim maupun non-muslim, dan menjelaskan tentang Indonesia secara menarik dengan tutur kata yang santun. Selain itu, Marty yang cukup lama mengenyam pendidikan di Inggris juga berharap, agar umat Islam Indonesia dapat memberi contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari. dan bergaul dengan berbagai bangsa yang latar belakang budaya berbeda-beda. Dengan keterbukaan dan kesantunan berkomunikasi inilah kita akan memberikan kontribusi positif terhadap perdamaian dunia, ujar mantan Juru Bicara Departemen Luar Negeri RI yang meraih gelar Master Philosophy di Cambridge University, Inggris, tersebut. (*) Copyright © 2006 ANTARA 6 November 2006 3:15 [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Kekeliruan dalam Pendidikan Agama
SUARA MERDEKA Senin, 06 Nopember 2006 Kekeliruan dalam Pendidikan Agama a.. Oleh M Saifuddin Alia dan Ulin Nuha b.. Rendahnya kualitas pendidikan agama yang menyebabkan masih banyaknya siswa terjerumus dalam akhlaqussayyiah tidak lain karena selama ini pendidikan agama dalam praktiknya cenderung hanya menekankan pada hafalan, ta'lim dan aspek kognitif/intelektual semata. Mengabaikan ranah afektif yang membutuhkan perenungan dan penghayatan secara mendalam. MENINGKATNYA jumlah siswi hamil serta masih banyaknya siswa yang terjerumus dalam perilaku amoralis, seperti mengonsumsi narkoba, tawuran antarpelajar, pergaulan bebas, berbuat zina, mencuri dan lain-lain menunjukkan betapa buruknya kualitas pendidikan agama yang ada saat ini. Pendidikan agama baru mampu membekali pengetahuan agama siswa semata dan belum mampu membangun moralitas dan akhlaknya. Padahal secara substantif mestinya menanamkan keimanan dan ketakwaan pada siswa. Fokusnya adalah pendidikan rohani, moral, akhlaqul karimah, etika dan budi pekerti luhur. Pendidikan agama bertanggung jawab penuh pada ranah afektif atau ta'dib seperti dalam kurikulum pendidikan agama (Islam)-nya At-Toumy yang semuanya bermuara pada pembangunan akhlaqul karimah (At-Toemy, 1979). Sebatas Hafalan Rendahnya kualitas pendidikan agama yang menyebabkan masih banyaknya siswa terjerumus dalam akhlaqussayyiah tersebut tidak lain dikarenakan selama ini pendidikan agama dalam praktiknya cenderung hanya menekankan pada hafalan, ta'lim dan aspek kognitif/intelektual semata. Mengabaikan ranah afektif yang membutuhkan perenungan dan penghayatan secara mendalam. Pendidikan agama selama ini hanya sebatas transfer of knowledge pada siswa tidak sampai pada kedalaman transfer of values. Padahal kunci keberhasilan pendidikan agama sesungguhnya terletak pada sejauh mana kedalaman transfer nilai tersebut bisa dilaksanakan setiap hari. Akibatnya sangat fatal, siswa hanya dapat menguasai materi pelajaran agama saja, tetapi tidak mampu mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam pelajaran agama ke dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh para siswa saat ini mayoritas hafal dan paham dalil naqli (Alquran/Hadis) tertuang larangan bertengkar, bermusuhan, saling menyakiti dan saling bunuh-membunuh, tetapi para siswa belum mampu merealisasikan ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terbukti dengan masih banyaknya kasus tawuran antarpelajar dalam satu tahun ini dan siswa terlibat dalam berbagai tindak kekerasan. Jelasnya mayoritas siswa hafal dan paham atas larangan saling menyakiti, saling menghina dan menyinggung perasaan orang lain yang terdapat dalam Alquran Surat Al-Hujurat 11; Hai orang-orang yang beriman janganlah ada kelompok di antara kamu itu menghina kelompok lain, karena boleh jadi mereka yang dihina lebik baik daripada mereka yang menghina. Dan larangan saling bunuh-membunuh (QS An-Nissa 4: 29),Dan janganlah kamu membunuh dirimu (dalam keterangan 287 mencakup juga larangan membunuh orang lain)'', tetapi mereka belum bisa menghayati dan mengaplikasikannya dalam kehidupan. Begitu pula dalam masalah narkoba yang sesungguhnya dalam kurikulum pendidikan agama telah ada pembahasan secara khusus. Sebagai contoh di tingkat SMA jelas diutarakan bahwa khomar (minuman keras) termasuk narkoba sebab illatnya sama-sama memabukkan, perjudian, berhala, dan mengundi nasib itu keji termasuk perbuatan setan maka jauhilah supaya kamu bahagia. (Al-Maidah: 90). Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslim: Kullu sarobin askara fahuwa khomrun (setiap minuman yang memabukkan hukumnya khomar). Serta Kullu muskirin khomrun wakdlu khomrin kharomun (setiap yang memabukkan adalah khomar dan setiap khomar itu haram hukumnya). Mayoritas siswa SMP dan SMA sudah hafal dan paham dalil perihal keharaman narkoba tersebut, tetapi hingga saat ini tidak sedikit siswa yang masih mengonsumsi (kecanduan) narkoba. Ini membuktikan bahwa pelajaran agama yang hanya mengandalkan transfer of knowledge gagal, karena tidak mampu membebaskan siswa dari narkoba. Demikian pula dalam hal pergaulan bebas (berpacaran), mayoritas siswa juga sudah hafal dan paham perihal keharaman kissing, netting, petting, dan intercouse (KNPI) yang jelas-jelas dosa dan jauh dari norma-norma agama, sebab Alquran melarang zina, karena zina adalah suatu perbuatan yang keji dan buruk (QS 17: 32), tetapi pada realitasnya saat ini mereka justru melaksanakannya. Tragisnya dengan terang-terangan dan penuh kebanggaan. Lagi-lagi ini membuktikan bahwa pelajaran agama hanya sebatas transfer of knowledge semata, tidak sampai pada kedalaman transfer of values. Transfer Nilai Makanya agar pendidikan agama ke depan lebih berkualitas dan mampu membebaskan siswa dari akhlaqussayyi'ah (akhlak buruk) sebagaimana gambaran di atas, tidak ada pilihan lain bagi guru agama kecuali dalam mengajar harus selalu menekankan transfer nilai . Hal ini sesuai dengan amanat hasil konferensi
Re: [wanita-muslimah] Re: Greece = Yunani, bagaimana Gerika?
Yunani berasalah dari bahasa Persia! - Original Message - From: ariel To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, November 06, 2006 3:04 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Greece = Yunani, bagaimana Gerika? Menurut saya bahasa Indonesia banyak sekali memasukkan bahasa Arab dalam pembentukan kata, contohnya sebagian adalah : ilmu, dunia, yatim, miskin, akal. Jadi kalau 'mempermasalahkan' kata-kata pada bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab, tentu dibutuhkan perombakan revolusioner dalam bahasa Indonesia untuk mengganti kata-kata tersebut :) salam, -ariel- --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED] wrote: Mohon bantuannya. Adakah yang tahu kenapa negeri Greece di Eropa kita sebut sebagai Yunani? Sejak kapan julukan itu dipakai disini? Siapa penggagas awalnya? Menurut informasi dari seorang teman yang berprofesi sebagai penulis, istilah Yunani berasal dari bahasa Arab (bersumber dari Ioania, sekarang menjadi Turki). Sedangkan pada Alkitab keluaran 1970an menyebutkan bahwa naskah asli Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Gerika. Orang Batak malah punya istilah lain: Gorik. Betulkah? Bagaimana dengan KBBI? Adakah yang bisa membukakannya karena saya tak mempunyainya? Terus terang, saya pribadi lebih menyukai negeri yang penuh peninggalan sejarah kuno itu disebut dengan istilah Gris atau Geris. Gerika juga tidak masalah karena tak jauh beda dengan nama aslinya. Soal sumber awalnya dari mana, buat saya tak masalah. Kalau disebut Yunani kok terkesan mirip nama orang saja. Perlu Anda ketahui, orang Jawa memanggil kakak perempuannya yang bernama Nani dengan sebutan Yu Nani, atau lengkapnya Mbakyu Nani. Kalau sudah berumah tangga, oleh para tetangga si Nani akan dipanggil Bu Nani. Jadi, saya usulkan kepada Lembaga Bahasa Indonesia dan media massa agar istilah Yunani diganti saja menjadi Gris atau Geris atau Gerika. Gorik? Hmm, boleh juga. Siapa takut? Apalagi istilah Yunani itu agak mirip-mirip dengan kata onani (dibahasaindonesiakan menjadi merancap, sayang kalah populer). Berikut beberapa alasan dari teman saya kenapa istilah Yunani layak diganti: 1. Sebal, kenapa bangsa Indonesia tidak mencari padanannya dengan menggunakan sistematika sendiri? Tak selamanya kita harus membebek terus pada bangsa Arab. 2. Temuan istilah Gerika adalah adopsi fonologis yang gemilang dengan menggunakan kata asal Greek. Vokal a pada suku kata terakhir Gerika menyiratkan gramatical gender feminin pada bahasa Greek, sebagaimana semua bahasa di dunia menyebut ibu bagi bumi, tanah kelahiran, dan negerinya. 3. Orang Batak menyerapnya juga dengan pilihan kata yang sangat gemilang: Gorik. Hemat saya, bukankah dalam konteks keindonesiaan kita seharusnya lebih akrab dengan bahasa Batak ketimbang Arab? Jadi jika sungkan menyebutnya sebagai Gerika, karena itu merupakan temuan Lembaga Alkitab Indonesia, kenapa tak menyebutnya sebagai Gorik? Akhir kata, warga negara Greece tentu akan sangat berterima kasih kalau bangsa Indonesia menyebut negeri mereka dengan Gris, Geris atau Gerika, daripada Yunani. Jauh banget gitu lho Salam, RD - Check out the New Yahoo! Mail - Fire up a more powerful email and get things done faster. [Non-text portions of this message have been removed] -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.409 / Virus Database: 268.13.28/518 - Release Date: 11/4/2006 [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Veil war breaks out on Egypt university campus
http://www.gulfnews.com/articles/06/10/22/10076682.html Published: 10/22/2006 12:00 AM (UAE) Suad Saleh, a famous TV preacher and a former dean of the women's college at the religious University of Al Azhar, says it is wrong to consider the niqab an obligatory item of the Islamic attire. Veil war breaks out on Egypt university campus By Ramadan Al Sherbini, Correspondent Cairo: Zeinab, a veiled student at the University of Helwan in Cairo, vows to defy a controversial decision against female students who don the niqab from staying at the university hostel. (The niqab is a veil covering the woman's face except for the eyes). I won't give up this attire, which makes me feel decent and secure. Why should they target veiled female students, while tolerating scantily clad girls on the campus, said Zeinab, aged 20. A few weeks ago the Provost of Helwan University Abdul Hayy Ebeid infuriated Islamists in Egypt when he ordered that niqab-wearing students should not be allowed into the dormitories of the institution unless they agreed to be checked by security women to verify their identities. Students are accommodated in these hostels for very low fees. The decision has drawn protests from students and human rights groups, who have slammed it as an infringement on personal freedom. Officials at the university say the decision was taken on security grounds. The university will not rescind this decision because it would be blamed if a man, veiling his face behind the niqab, walked into the female-only dormitories, Mahmoud Refaat, a director at the University of Helwan, said in press remarks. The niqab has been grossly misused by criminals and even terrorists, said another university official, who asked not to to be named. We should not forget that over a year ago two veiled women were involved in a foiled attack on a tourist bus in Cairo, he told Gulf News. Last week, a female Muslim preacher was threatened with death after declaring the niqab was not an Islamic duty. Suad Saleh, a famous TV preacher and a former dean of the women's college at the religious University of Al Azhar, told the private satellite channel TV Dream that it was wrong to consider the niqab an obligatory item of the Islamic attire. There is no unequivocal text in the Holy Quran that women must cover their faces, she argued. Islamists have filed a lawsuit against Saleh and Dream TV over the remarks. The niqab was common in the Arabian Peninsula centuries before Islam and was not imposed by this religion, said Amnah Nousir, a professor of Islamic philosophy. The face is one's mirror. So why should the woman hide herself behind this black veil? she told Gulf News. Her argument is supported by Jamal Al Bana, a liberal Muslim thinker, who said in a recent interview that the niqab is an insult and he who calls for it is backward. MP Ebrahim Zakaria of the Muslim Brotherhood has filed a complaint with the Prosecutor-General demanding investigations into alleged exclusions of veiled students from government-run universities. In recent years the hijab (headscarf) and the niqab have become popular among Egyptian women [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Demystifying modesty
http://www.gulfnews.com/weekend/society/10079406.html Published: 11/02/2006 12:00 AM (UAE) Demystifying modesty By Vinita Bharadwaj, Staff Writer The veil takes many forms throughout the Islamic world. One of the first questions that emerged soon after UK Foreign Secretary Jack Straw called the veil a visible statement of separation and of difference, was why do Muslim women wear the veil? Considering that the Quran does not explicitly call for the face to be covered, non-Muslims are now discovering and learning that the face veil or niqab is actually a rarer form of covering and primarily what Straw was referring to in his comments. The niqab leaves just a slit for the eyes, at times even covering them with a see-through material, and is not mandatory according to the Quran. If some Muslim women do choose to wear the niqab, it is more for cultural reasons than religious requirements. The Quran says that all Muslim men and women must dress modestly. This is translated from the concept of hijab (meaning 'covering up' in Arabic) that widely interprets male modesty as wearing loose clothing and covering the area between the navel and the knees and female modesty as covering everything except the face, hands and feet in the presence of men they are not related to. Muna, a 26-year old GCC national, says that foreigners often get confused between the hijab and the niqab. Hijab is a scarf that covers the neck and hair and it's not surprising to see Muslim women wearing this around the world. Even with the hijab, there are different traditions and styles of covering the hair depending on where you come from, she says. When in the UAE, for instance, Muna wears a shayla (see illustration) and an abaya. However, if she is travelling, she admits to following the hijab, as prescribed by Islam, but opts for loose-fitting clothing without an abaya. Mark of dignity Cultural, geographical and historical factors are responsible for the presence of various types of veils and headscarves worn in the Muslim world. For instance, Muslim women in South Asia drape the dupatta (long rectangular scarf accompanying the traditional shalwar kameez) around their heads as opposed to wearing a separate hijab or veil. Farha, a Muslim from India, says she wears a hijab only when she is on a pilgrimage or is visiting elderly relatives, whom she describes as being more traditional. Both Farha and Muna agree with the definition of the hijab on the popular website, Islamonline.com, as an attitude, a way of thinking and behaviour. Definitely. Wearing a scarf or even a veil and then having no morals totally defeats the purpose of the hijab, says Muna. The site elaborates on the ideology, saying it involves conducting oneself with dignity at all times. Historically, the first recorded use of the veil is attributed to the Assyrians, the Greeks and even the Persians and dates back as far as the 13th century BC. It was worn by Anglo-Saxon and Anglo-Norman women until the late 12th century AD. These veils were used to cover the hair and the neck. Variations of veils and headscarves were also known to have existed and used in other religions such as Christianity and Judaism. Some Hindu women in the northern parts of India - particularly Rajasthan - are known to cover their heads and faces (purdah) in front of all men other than their husbands. However, some historians believe this is yet another example of a cultural shift as the northern parts of India were heavily influenced by Muslim rulers. The niqab can be extended into different forms such as the burqa, which is worn by women in Afghanistan, Pakistan and India. The Afghan veil covers the woman's entire face except for the region around her eyes, which is covered by a net transparent enough to permit visibility. The Pakistani and Indian versions are generally known to reveal the face or eyes. Blue is said to be a popular choice of colour for a burqa. The cap can be elaborately embroidered. The Iranian chador is an outer cloak that is worn in public. It is a long semi-circular cloth thrown over the head and closed in the front. There are no openings for the hands. Traditionally, the chador was worn with a headscarf and a long rectangular white veil below the eyes. However, the modern chador does not require the veil. Though online sources say that Ayatollah Khomeini regarded black as the appropriate colour for a chador, some Iranian women opt for other colours. Many Iranian women choose to wear the chador, but others, especially the young, prefer a reasonable facsimile - a headscarf and long overcoat, or any other loose-fitting clothes that hide the female figure. Not just for women It is the men and not the women of the Tuareg of North Africa who wear the veil. It is based on a belief that by covering their faces they ward off evil spirits. There are also anthropological suggestions that the harsh
[wanita-muslimah] Published: 10/19/2006 12:00 AM (UAE)
http://www.gulfnews.com/weekend/Special_Report/10076019.html Published: 10/19/2006 12:00 AM (UAE) AP A young boy makes drums for washing machines in Cairo. Unicef estimates that Egypt has 2.7 million child labourers. World's forgotten children By Vinita Bharadwaj, Staff Writer Anouradha Bakshi was mildly surprised when contacted for a feature on child labour. She's not campaigning for ending it and she certainly isn't an agency representative who can be quoted about the state of children across the world. However, by establishing and running Project Why, which is her response to keeping children off the streets, Bakshi, who lives in New Delhi, has created a solution that can be replicated. Anywhere, by anyone, she says. Project Why operates nine centres in South Delhi, with four primary extension centres.These four, says Bakshi, are most critical for protecting young children from straying. We have one on the road that's for gypsy children, one in a factory area and is located in a garbage dump that has taken children who were earlier part of a gang and used to steal and deal in drugs. Now I'm the gang leader and the children are in school, she says recounting her meetings with the original members of the local mafia. While Project Why's efforts are not directly targeting under-age children in labour, Bakshi questions the very validity and intelligence of passing a law with such urgency as the Indian government did. Laws are all very well, but when you don't have an alternative, what are these children going to do? After all, like their fellow labourers in other countries, none of these children work willingly. More often than not, they're compelled by circumstances - with poverty topping the list of reasons - to take up physical tasks that can seem cruel and inhumane on the face of it. Unicef's Trish Hiddleston, who is the regional protection adviser for the Middle East and North Africa, says that governments that single out child labour as an issue without addressing the real causes will find it harder to eradicate it as a social evil. Definitely, there has to be an equal commitment to encourage primary education and provide solid infrastructure and support that makes schooling attractive for children in labour, she replies in response to whether child labour and education need to be tackled in parallel. Where do you draw the line for something that's done because it's a natural part of growing up and responsibility and when does it become harmful or detrimental to a child's health? she asks. As an issue Unicef is categorically against the worst forms of child labour - trafficking, armed forces, prostitution and occupations that are dangerous to the health - but Hiddleston admits that there are plenty of jobs that fall into what she calls in between black and white. These cases that don't do the child any harm, we're not against, provided the child gets an education and does go to school, she says. No real control Such initiative is, says Bakshi, what governments need to explore. Firstly in developing countries such as India, where there's no real control over birth certificates or records of birth, how do you tell if a child is 14? Street kids are smart and even 10-year-olds pass themselves off as 14 blaming malnutrition for their appearance, she says. Bakshi's effort mainly takes in children who have some form of a home and family structure to return to. She is, however, more concerned about the children that are runaways and abandoned. In our case we have the parents to sensitise. We urge them to put aside one rupee per day per child for education. We create an environment that is child-friendly, teach them English, computer skills and try to make them more employable. But what about the solitary child who needs to work to feed himself? If that child has to go and admit himself to a government centre, he's better off in his current job, she says. Out in Karachi, Pakistan, Kamila Hyat, who is joint director of the Human Rights Commission talks of a similar scenario. The issue of child labour in Pakistan was thrust into the media's glare this year, courtesy of
[wanita-muslimah] Rumus Makan dan Kemiskinan
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/112006/03/0902.htm Rumus Makan dan Kemiskinan Oleh WIDODO ASMOWIYOTO BULAN Ramadan baru saja berlalu. Sebagai bulan tarbiyah, bulan pendidikan, dan pelatihan (diklat), dengan sendirinya Ramadan 1427 H telah menghasilkan banyak sekali alumni. Soal kualitas alumni, terpulang kepada masing-masing umat Islam untuk menjawabnya. Akan tetapi, memang sering kita dengar pertanyaan yang bernada menggugat. Misalnya, umat Islam sudah puluhan kali menjalani saum Ramadan, tetapi mengapa hasil yang tampak dalam kehidupan sosial dalam 11 bulan berikutnya sepertinya tidak ada korelasinya atau bahkan kontradiktif? Pertanyaan lain yang lebih variatif, yang intinya bernada menggugat, bisa saja Anda kemukakan. Tergantung dari sisi mana kita akan melihat korelasi antara pelaksanaan ibadah saum Ramadan dan praktik kehidupan sehari-hari pada bulan-bulan berikutnya. Pada kesempatan ini saya hanya akan mengaitkannya dengan problem kemiskinan di negara kita tercinta ini. Khususnya dilihat dari hasil saum kita, yang entah sejauhmana kualitasnya, tetapi yang jelas kita telah dilatih untuk menahan rasa haus dan lapar. Semua itu bermuara pada tujuan agar kita mampu berempati kepada nasib mereka yang sering lapar. Bukan lapar karena sengaja saum, tetapi karena benar-benar sering lapar atau kelaparan karena ketiadaan bahan pangan. Setidaknya hal itulah yang sering kita dengar dari isi dakwah para dai. Seperti sering diberitakan bahwa di antara sekian juta penduduk miskin di negeri ini, kenyataannya masih terdapat sejumlah orang yang benar-benar miskin atau melarat atau fakir sehingga mereka tidak mampu untuk makan secara layak dan rutin sehari-hari. Kalaupun mereka berusaha keras untuk bisa makan secara relatif teratur, bahan pangan yang mereka dapatkan bukan lagi kategori layak sehingga gizinya pun tidak memadai. Karena itu, tidak jarang kita menyaksikan melalui media massa masih ada sejumlah penduduk negeri kita, termasuk balita, yang tubuhnya sangat kurus seperti halnya kondisi sejumlah penduduk Benua Afrika yang mengalami musibah kelaparan. Kenyataan seperti itu bagaimanapun membuat kita sedih, trenyuh. Pertanyaan pun segera muncul, mengapa hal itu terjadi di negara kita yang sumber daya alamnya sangat melimpah ini? Biasanya pertanyaan ini pertama-tama akan ditujukan kepada pemerintah, yang ujung-ujungnya pemerintah akan kita nilai secara negatif. Kali ini saya mencoba tidak ikut-ikutan menuding pemerintah, melainkan mencoba mengajak Anda semua untuk introspeksi. Siapa tahu kita pun --sebagai masyarakat biasa di luar birokrasi pemerintahan-- ikut bersalah? Terus terang, tulisan ini saya buat setelah saya merenungi beberapa sabda Rasulullah saw, yang mestinya juga menjadi rujukan umat Islam, mayoritas penduduk Indonesia tercinta. Hanya mungkin karena kita selama ini sibuk dengan urusan masing-masing, sabda Rasul itu kurang kita renungi secara mendalam meskipun sering kita dengar. Sabda Rasul dimaksud di antaranya adalah, Tidaklah anak cucu Adam mengisi wadah yang lebih buruk dari perutnya. Sebenarnya beberapa suap saja sudah cukup untuk menegakkan tulang rusuknya. Kalau toh dia harus mengisinya, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernapas. (H.R. Turmudzi, Ibnu Majah, dan Muslim). Makanan satu orang cukup untuk dua orang, makanan dua orang cukup untuk empat orang, dan makanan empat orang sebenarnya cukup untuk delapan orang. (H.R. Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Ahmad, dan Darimi). Sesungguhnya termasuk sikap berlebih-lebihan bila kamu memakan segala sesuatu yang kamu inginkan. (H.R. Ibnu Majah) Seorang mukmin makan dengan satu usus, sementara orang kafir makan dengan tujuh usus. (H.R. Muslim, Turmudzi, Ahmad, dan Ibnu Majah). Nabi Muhammad saw. juga pernah bersabda, Kami adalah orang-orang yang tidak makan, kecuali setelah lapar, dan bila makan, kami tidak sampai kenyang. (H.R. Abu Dawud) Selain itu, Allah SWT juga berfirman dalam Alquran surat Al-A'raf ayat 31, Makan dan minumlah, tapi jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. Hadis Rasul dan firman Allah tersebut saya kutip dari buku Pola Makan Rasulullah, Makanan Sehat Berkualitas Menurut al-Quran dan as-Sunnah karangan Prof. Dr. Abdul Basith Muhammad as-Sayyid (Penerbit Almahira, 2006). Di dalam buku itu ditulis pula ucapan Umar bin al-Khatthab, Jauhilah oleh kalian sikap rakus dalam makan, karena tindakan itu bisa merusak tubuh, dan dapat mengundang penyakit. Dalam buku tersebut Prof. Abdul Basith antara lain menulis, Mengenai makanan dan pola makan, Islam tidak hanya menyinggung tentang makanan dan kandungannya saja, juga kesempurnaan dan kesehatan makanan, serta cara mengonsumsinya. Sebab, pola makan yang buruk dan berlebih-lebihan dalam mengonsumsi makanan atau sebaliknya, terlalu sedikit mengonsumsi makanan dari yang seharusnya, serta tidak memerhatikan keseimbangan
[wanita-muslimah] A Liberal Saudi Living Aboard
http://www.arabnews.com/?page=13section=0article=83173d=3m=11y=2006pix=kingdom.jpgcategory=Local%20Press Thursday, 2, November, 2006 (11, Shawwal, 1427) A Liberal Saudi Living Aboard Ala Al-Hathlool . Okaz You always see him hesitant to talk to girls, his steps indicate his lack of confidence, his looks are distracted and his movements are shaky. But when he realizes that his presence doesn't create embarrassment, he regains his self-confidence and initiates conversation with girls. He always talks about his love for freedom and respect for women. He addresses the social status of women in their country. He dislikes the unfairness and injustice women are treated with and this is something that makes him sad. He believes he is a warrior and a fighter struggling along with other people calling for the equality of women and vigorously defending their deprived rights. When one of the girls uses a Qur'anic verse to prove a certain point of view, he quotes a prophetic saying to support his arguments and opinions. And when another girl tries to find excuses and justifications for the social habits and attitudes against women in the Kingdom, he strongly objects and resents the weakness of citizens who are surrendering to social pressures. He even asks her to stop finding excuses to justify the cruelty of our society. Each girl develops a mixture of feelings and whispers to herself how much she envies the woman who will end up sharing life with this man. He continues his speech choosing different names and titles for himself and them. Words they have never heard of and don't understand such as liberal and secularist. And when the girls try to ask what he means by liberalism because they are familiar with the word in an economic context, he becomes puzzled with their ignorance. For him, they represent independence and open-mindedness; therefore, it's such a shame to lack this kind of knowledge. At the end of the conversation, he surprises them with his moral generosity asking them not to share the secret of meeting him and he promises to keep theirs as well. His request and promise confuse the girls so they start to wonder which sin they have committed. What have they done? Did they address a prohibited issue? Did they backbite anyone? Did they talk badly about someone mistakenly during their conversation with him? He becomes tongue-tied and unable to respond to their questions and becomes lost for words. He leaves them analyzing his last statement while his mind drifts away. They follow his steps and from all the parked cars he rides into one where a woman is waiting: his wife. A woman sitting in a luxurious car watching her husband coming while enjoying her time inside the car instead of being left imprisoned at home. Her dreaming gazes wish to cross the boundaries of the car and wander freely. Yet the car runs fast crossing all borders going back to a smaller darker universe. [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] A Jew in My Riyadh Living Room'
http://www.arabnews.com/?page=7section=0article=81699d=3m=11y=2006pix=opinion.jpgcategory=Opinion Friday, 3, November, 2006 (12, Shawwal, 1427) A Jew in My Riyadh Living Room' Lubna Hussain, [EMAIL PROTECTED] There was a farewell dinner for a close Brazilian friend of mine last week and the topic of conversation turned to my last article in which I mentioned the seemingly all too abstruse virtually impossible phenomenon of there having been a Jew in my Riyadh living room. I narrated the subsequent fallout from this to my British friend who had been present during the original discussion. I was at an embassy this morning, I began, and a kindly diplomat who was helping me with some paperwork said, 'I read all your articles but how much of what you write is actually true?' You're kidding? said my friend. Had you not been there maybe you would have thought that I had made the whole thing up too but what people don't realize is that, in Riyadh, fact can be stranger than fiction. What's more is that our Jewish friend has been here three times in the past 18 months and do you know what? I asked smarting at the accusation I was about to relate. What? she asked. I received so much rubbish about how Jews are not allowed into Saudi Arabia. There was one e-mail that began, 'The author is a liar and her friends were neither Jew nor Christian but Marxist and Communist!' There is such confusion between religious and political issues. People have no concept about how there is no problem with Jews coming into the Kingdom, but that the issue lies with Israel. We can marry Jews for goodness sake! Yeah, said my friend. A bit like the whole thing between Americans not being allowed to go to North Korea. And do you know what? Loads of people have made the facile point that she has been allowed in only because of her anti-Israeli beliefs which is why we repeatedly welcome her with open arms. Can you imagine which section of the visa application form she would have written that into? How can people really believe that the Saudi Embassy would be inquiring into her political persuasion? It just doesn't make any sense, she commented. Absolutely, I agreed. I mean it's challenging enough for them to process the normal items on the applications! Getting a visa from anywhere to here is rocket science. They have enough of a challenge on their hands figuring out far more mundane questions like interpreting gender options and deciphering port of disembarkation with the aid of a map without them sussing out your political sensibilities. Sometimes I think that people think we are far more sophisticated than we actually are. They have this illusion that we have a real state-controlled system and that things are run in the manner of the KGB, which is nonsense. Yes my dear, mused my friend, it's got a lot to do with PR. Oh brother, I replied exasperated. Don't get me started. We have no concept of how to not only present our best side but just how to be normal when it comes to such matters. You have lived here long enough to know that the vast majority of people like it and are happy. It's not the kind of droll and controlled Orwellian place that it's made out to be. Case in point. I was invited on TV to appear as a guest on a National Day program. Oh Lord! It was as if Stalin himself had written the script for that one. The whole set was devised in such astonishingly poor taste it was beyond belief. There were Saudi flags draped across every inch of the studio and all these guests who appeared as if there were guns pointing to their heads just off camera talking in the most stultified manner about how wonderful the Kingdom of Saudi Arabia was and how brilliant it was and how it was this shining beacon of hope and, boy, was there a lot of construction and it was the best, no sorry, the most fabulous construction in the universe and on and on ad nauseam! I came on and when the hostess asked me about my opinion I said, Do you want me to give you my honest opinion? and she sort of twitched a bit and her plastic grin showed signs of melting. As soon as I opened my mouth she tried coercing me into what to say and when that didn't work the producer immediately thought it infinitely more sensible to transfer to a live satellite link in London (thereby proving to the viewers how technologically savvy they are, 20 year old repeats of Lassie being the most exciting feature in the program list notwithstanding) where there was a guy talking yet again about what nice buildings we have! I lasted all of four minutes although I had been billed to stay for 45! Anyone watching that would have believed that we are not allowed to say anything other than praise the country parrot-fashion like a bunch of lobotomized zombies. And yet look at us now, I
[wanita-muslimah] US Special Envoy Warns Indonesia on Human Trafficking
http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2006/11/03/brk,20061103-87069,uk.html US Special Envoy Warns Indonesia on Human Trafficking Friday, 03 November, 2006 | 17:01 WIB TEMPO Interactive, Jakarta: US Special Envoy for Human Trafficking John R Miller has admonished the government for not seriously handling human trafficking. He (John R. Miller) was surprised why Indonesia's complaints on trafficking were very few, Assistant Deputy of Child Protection and Human Trafficking at the Department of Women's Empowerment, Soepalarto Soedibjo, told Tempo Friday (11/3). Miller metaphorically mentioned the problem as a mountain of ice phenomenon. He suspected that the number of human trafficking cases in Indonesia that were not handled were very high. According to the report from the institution that Miller led, Indonesia is ranked as a cautious Tier 2: a level for a country with exploding cases of human trafficking. However, he said, human trafficking cases were not handled well. As for this year, according to Soepalarto, there were around 100 complaints to police. This was a decline compared to reports in 2002 which reached 800 . Miller has asked that the government cooperate with members of the House of Representatives (DPR). None of the invited was present. Mustafa Moses [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Re: Pengen Baekk, pls..??
Why can't you find a woman or women by yourself among your clients or friends? - Original Message - From: erul.satra To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, November 01, 2006 10:01 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Pengen Baekk, pls..?? Totally different subject... Bismillahirrahmanirrahiim.. Apologize if below mentioned e-mail is not suppose tobe here... TO WHOM IT MAY CONCEREN: someone is seeking for a life partner with below criteria: An un-married young muslim female with good education, height minimum 170cm, able to live and stay out of the country, good health and good looking as well. His profile : Moslem, Indonesian nationality (real indonesian)187 cm height with 86 kg weight, working in a multinational grop of company sub-department head position. currenth monthly income more than.25 milion indonesian rupiah, 30 years of age. He has good khowledges of religion, a serious person with good health and behavior. This e-mail are for Good will, only a serious Responded can reply, additional information can be provided on request basis. May Allah bless us! -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.409 / Virus Database: 268.13.22/512 - Release Date: 11/1/2006 [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Re: Pilih Palang Merah atau Bulan Sabit Merah atau dua-duanya
Menolong manusia yang kesusahaan, apakh terlebih dahulu harus ditanya agama apa yang dianut baru ditolong? Ataukah ditolong tanpa ditanya? Bila agamanya cocok baru di tolong, khususnya di Indonesia, maka saya yakin yang namanya Indonesia menuju jalan yang tak menentu selain kehancuran menunggu waktunya sebelum berumur 100 tahun. Sebagai informasi dapat diberitahukan bahwa antara Red Cross dan Red Cresent Society terdapat kerjasama, tanpa melihat apakah para korban itu Islam atau kafir. Malah lambang bersama adalah seperti + C, hal bisa dilihat sendiri informasinya di situs yang bersangkutan. - Original Message - From: Donnie To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, November 02, 2006 9:11 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Pilih Palang Merah atau Bulan Sabit Merah atau dua-duanya Setahu saya PMI adalah NGO yang independen dan non profit. Mereka melakukan fund rising sendiri terutama dengan cara bulan dana PMI. Mungkin juga mereka mendapat dana dari IFRC tapi setahu saya berbasis projek, misalnya kemarin pas ada gempa bumi di Jogja. Terkait dengan transfusi darah, mungkin saya perlu menjelaskan tentang sistem bank darah yang ada. Bank darah di Indonesia, maupun di luar negeri memang umumnya dipegang oleh palang merah setempat. Mereka yang melakukan kampanye untuk mencari donor darah dan kemudian mereka pula yang mendistribusikannya. Ada beberapa alasan memang untuk mensentralisasikan bank darah tersebut. Satu hal adalah jaringan untuk mendistribusikan suplai dan demand dari darah tersebut. Jelas RS tidak punya kapasitas untuk melakukan hal tersebut. Karena core bisnis rumah sakit memang bukan disitu, dan memang mereka tidak punya kapasitas baik tenaga maupun fasilitas untuk melakukan hal tersebut (fungsi jaringan). Alasan lain adalah untuk standarisasi pemeriksaan dan pada akhirnya sebagai sistem keamaan bank darah tersebut, terutama agar tidak menyebabkan HARM bagi penerima transfusinya. entah karena reaksi transfusi maupun karena terinfeksi oleh berbagai penyakit lain misalnya hepatitis B, C HIV/AIDS, malaria. Untuk itu berbagai pemeriksaan dilakukan seperti cross matching beberapa faktor yang dapat menyebabkan reaksi transfusi (tidak kompatibelnya darah donor dengan tubuh penerima - yang tidak semata ditentukan oleh sama atau tidaknya golongan darah donor dan resipien) dan juga pemeriksaan untuk mengetahui berbagai penyakit diatas. Belum lagi semua peralatan untuk pengambilan darah, kantong darah yang harus disposible mengingat kemungkinan penularan penyakit. Ini belum ditambah biaya untuk preparasi darah terutama bila yang dibutuhkan adalah komponen darah atau darah yang butuh perlakuan tertentu, biaya untuk penyimpanan dan lain lain (termasuk biaya untuk menggaji personel yang menjalankan kegiatan tersebut - toh mereka butuh digaji juga karena mereka adalah pegawai full time). Saya tidak tahu persis berapa unit cost untuk masing masing komponen tersebut, tapi yang pasti bukanlah sesuatu yang murah terutama biaya2 untuk melakukan pemeriksaan agar mereka bisa menjamin keamanan darah tersebut. Reagen untuk melakukan pemeriksaan2 tersebut jelas tidak murah. Jelas juga biaya tersebut tidak bisa dibebankan pada orang yang mendonorkan (makanya kalau donor darah tidak dipungut biaya). Seperti yang saya sampaikan diatas PMI setahu saya adalah organisasi non profit dan kegiatan donor darah juga bukan kegiatan profit center bagi mereka yang pernah dekat dengan PMI Donnie === On 02 Nov 06, at 10:24, Lina Dahlan wrote: Saya mau bertanya soal Palang Merah Indonesia. Apakah PMI itu mendapatkan dana dari IFRC tsb? Seorang teman ingin menyumbangkan darahnya untuk ayahnya yang tergeletak di rumah sakit. Kebetulan golongan darahnya sama-sama B. Tapi pihak rumah sakit mengatakan tidak bisa transfusi langsung, harus melalui PMI (gak jelas alasannya apa: karena alasan medis semata?). Maka, jadilah melalui PMI. Tapi, kok teman saya harus tetap bayar ke PMI Rp. 600.000,-/kantong. Alasannya uang tsb untuk biasa proses pemeriksaan medis, sterilisasi dan kantong plastik tsb. Emangnya RS gak bisa meriksa? ato emang RS gak punya alat tsb? Ato memang belum pasti cocok, meskipun sama-sama B ? Pikiran awam saya kita menyumbang darah (gratis) ke PMI, tapi PMI menjual darah karena alasan2 tsb. Komersil?? Mohon pencerahan. Mungkin pak KM bisa memberi pencerahan? wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi W. Soegardi [EMAIL PROTECTED] wrote: Lembaga Internasionalnya jadi satu wadah International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (ifrc.org) lambangnya pun palang merah dan bulan sabit merah. Yang saya heran di Indonesia selain ada PMI yang sudah lebih dulu aktif, akhir-akhir ini ada BSMI. Apakah ada koordinasi antara
[wanita-muslimah] Federation of the Future
http://www.ifrc.org/who/fof.asp#globalagenda Federation of the Future The global challenges confronting the International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies are mounting every day. HIV/AIDS is killing over 8,000 people a day. More than 1 billion people live on less than US$ 1 a day. Every day, 30,000 children under the age of five die. Far too many of them are killed by preventable diseases. Access to basic health services and clean water is still a dream for the majority of the world's population. Moreover, each year, millions of people are affected by natural disasters. Vulnerable communities look to the International Federation and our network of Red Cross and Red Crescent National Societies to address these global challenges, increase the scale and scope of our work and show the results and impact of our actions and advocacy. The Federation of the Future process defines how the organization works together to achieve our mission of alleviating human suffering. Millions of people stand to benefit from a strong, focused and relevant Federation which is outward looking and engaged. Our impact in the world is increased when it functions well and works together effectively. a.. Federation of the Future (1.3 Mb, 26 pages) The Global Agenda Achieving the ambitious goals set out in the Global Agenda will constitute the Federation's major contribution to the realization of the Millennium Development Goals and the Hyogo Framework. Over the next five years, the collective focus of the Federation will be on achieving the following goals and priorities: Our goals Goal 1: Reduce the number of deaths, injuries and impact from disasters. Goal 2: Reduce the number of deaths, illnesses and impact from diseases and public health emergencies. Goal 3: Increase local community, civil society and Red Cross Red Crescent capacity to address the most urgent situations of vulnerability. Goal 4: Promote respect for diversity and human dignity, and reduce intolerance, discrimination and social exclusion. Our priorities Improving our local, regional and international capacity to respond to disasters and public health emergencies. Scaling up our actions with vulnerable communities in health promotion, disease prevention and disaster risk reduction. Increasing significantly our HIV/AIDS programming and advocacy. Renewing our advocacy on priority humanitarian issues, especially fighting intolerance, stigma and discrimination, and promoting disaster risk reduction. The Global Agenda provides a framework to align our planning, prioritize our programming and mobilize additional resources to deliver Strategy 2010. It also commits the Federation to scale up and improve the reach, quality and impact of our programming at domestic and international levels, aiming for a significant increase in programming and resources over the next five years. [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Turkish Scholar Who Mocked Head Scarves Is Acquitted
http://www.nytimes.com/2006/11/02/world/europe/02turkey.html?_r=1oref=slogin Turkish Scholar Who Mocked Head Scarves Is Acquitted Mustafa Ozer/Agence France-Presse - Getty Images A court in Istanbul took only half an hour to rule that Muazzez Ilmiye Cig, a 92-year-old academic, was not guilty of inciting religious hatred. By SEBNEM ARSU Published: November 2, 2006 ISTANBUL, Nov. 1 - In the latest case challenging freedom of expression in Turkey, an Istanbul court on Wednesday acquitted a 92-year-old academic of inciting religious hatred by putting the head scarf in ancient history in a sexual context and by criticizing abusive religious marriages. In one of her published letters, Muazzez Ilmiye Cig, an expert on Sumerian civilization, asserted that 5,000 years ago, the head scarf was a symbol to distinguish the temple priestess who had ritual sex with young men to celebrate fertility. As such, her satirical letter argued, the wearing of a head scarf should not indicate a woman's morality or religious devotion in today's world. This comparison and other satires appeared in her book My Reactions as a Citizen and prompted Yusuf Akin, an Islamic-oriented lawyer based in Izmir, to file a complaint against Ms. Cig and her publisher, Ismet Ogutcu. More than 50 people chanted slogans supporting Ms. Cig and applauded as she left the courthouse after a hearing of only half an hour. She and Mr. Ogutcu each faced up to a year and a half in jail if convicted. So far, most of the cases challenging freedom of expression in Turkey have concerned references to the mass killings of Armenians in the 1910s, partly because it is illegal to insult the Turkish state or identity. Intellectuals like the Nobel laureate Orhan Pamuk and the novelist Elif Shafak have been tried in that regard. Ms. Cig's case, however, falls under a separate law. Charges of insulting the Turkish identity brought against Mr. Pamuk were dropped, and Ms. Shafak was acquitted. But the laws under which the cases have been brought cause contention within the European Union, which Turkey wants to join. The recent cases are likely to generate scorn when the union reports next on Turkey, next Wednesday. Ms. Cig, a devotee of Ataturk, the founder of the Turkish Republic, and his secular principles, said her case was not a blot on Turkey's progress in human rights or freedom of expression. Instead, she said: My trial acted as a tool to display the strength of the secular tradition in Turkey against the fundamentalists. This will encourage people like me to think more, act more courageously and voice their opposition more openly. In Turkey, a predominantly Muslim country, head scarves are common in public life but banned from government offices, including universities, to protect the secular character of the state. Head scarves were an electoral issue in 2002 when the current government came to power with promises to remove the ban. The secular establishment, however, backed by strong institutions like the military, upholds the ban. Ms. Cig has also criticized Emine Erdogan, the wife of Turkey's prime minister, Recep Tayyip Erdogan, for wearing a head scarf that excludes her from state functions, and asked her to give up her covered looks to prevent a misrepresentation of modern Turkish women. More Articles in International » [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Indonesia Perlu Belajar dari Cina
refleksi:Dikatakan bahwa lebih mudah bagi anak muda mempelajari dan memahami sesuatu yang baru dibandingan dengan orang yang lanjut usia. Indonesia sudah berumur 61 tahun, kalau Indonesia diibaratkan sebagai manusia berarti sudah lanjut usia. Akan mudahkah orang lanjut usia ini mengejar kereta api zaman yang telah pergi? Apa pendapat Anda? http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2006/11/3/b1.htm Dari Warung Global Interaktif Bali Post Dibanjiri Barang Cina--- Indonesia Perlu Belajar dari Cina ADA kesan bahwa masyarakat Indonesia sangat bangga jika menggunakan produk impor karena memiliki nilai gengsi, padahal produk Indonesia tidak kalah mutunya dengan produk luar. Kini, ketika banyaknya produk Cina membanjiri Indonesia dikarenakan harga yang terjangkau serta dengan kualitas yang cukup bagus. Inilah yang seharusnya dipelajari di Indonesia. Demikian terungkap dalam acara warung global yang disiarkan langsung radio Global 96,5 FM, Kamis (2/11) kemarin dan dipancar luaskan radio Singaraja FM. Berikut rangkuman selengkapnya. - Mahayadi di Ungasan mengatakan bahwa yang banyak memiliki modal dan kapitalis adalah orang-orang Cina di Indonesia bahkan di Asean. Apa pun alasannya kita sebagai warga pribumi biasanya hanya mengikuti sistem sedangkan kapital dari orang Cina. Namun kita sebagai yang memiliki negara ini masih belum mampu untuk menunjukkan bahwa kita memiliki modal, baik secara internal maupun eksternal. Misalnya PMDN, PT-PT yang tergabung dalam pertekstilan, bank-bank hampir 90% milik orang Cina. Harus kita akui bahwa sulit menyeimbangkan pribumi dengan Cina. Bahkan sejarah mengatakan hampir dua dekade raja bank Asia adalah keturunan Cina Indonesia. Putu Adi di Klungkung menilai sebenarnya tidak masalah jika Cina menempati posisi pertama. Yang menjadi masalah adalah ekspor kita. Jangan sampai impor besar tetapi ekspor kecil. Yang harus menjadi perhatian adalah impor secara keseluruhan, artinya kita memiliki ketergantungan impor terlalu tinggi terlepas dari negara mana. Anton yang juga di Klungkung menambahkan bahwa kita harusnya terpacu karena kita banyak sekali mengimpor dari Cina padahal seharusnya kita bisa mandiri dan kalau bisa meniru cara mereka. Secara kebetulan Adi pernah melihat pameran di Cina yang benar-benar luar biasa. Karena alat-alat yang dijual memang untuk produksi dengan jumlah yang besar. Bahkan sampai membingungkan, jadi setiap propinsi yang ada di Cina berlomba-lomba memproduksi mesin agar bisa diekspor. Misalnya dalam hal fotografi, perbandingannya kalau kita membeli mesin yang punya Jepang harganya mencapai Rp 1 M tetapi setelah diproduksi Cina cukup dengan sepersepuluhnya. Sehingga banyak mesin Cina yang dijual di Indonesia dengan kualitas yang tidak kalah. Sehingga diharapkan di Indonesia mampu membuat, bukan hanya pemakai. Marbun di Nusa Dua berpendapat bahwa kita telah dijajah oleh para pemikir dari luar, kenapa kita hanya pemakai tidak bisa membuat? Kemana para profesor dan doktor kita di Indonesia? Kita harus berani berjuang seperti mereka. Kapan para profesor kita di Indonesia bisa membuat sehingga kita tidak perlu ke luar negeri? Kemudian kalau kita memakai produk luar bangganya setengah tiang. Ini memang sangat menarik, sehingga perlu diperhatikan oleh pemegang otoritas bagaimana supaya meningkatkan kualitas produk. Menurut Iskandar di Denpasar bukan masalah siapa yang memasukkan tetapi harganya yang murah. Yang dijajah atau banjir di pasaran bukan hanya di Indonesia tetapi juga Australia dan Amerika banjir barang Cina. Kalau dulu fenomenanya orang yang punya duit baru bisa membeli barang dan bermerek, tapi sekarang mau merek a,b,c,d, tetapi murah dan terjangkau masyarakat bawah. Maka selaku pebisnis dia melihat kesempatan walaupun murah tidak bermerek tetapi bisa dipakai bahkan bisa dikatakan bagus. Kita merasa bahwa barang-barang Cina menguasai dunia karena harganya murah, inilah yang perlu dipelajari Indonesia. Jangan sampai kita membuat barang di Indonesia dikirim ke Jepang tetapi dikembalikan ke Indonesia. Ngurah Adi di Tabanan mengatakan seharusnya pemerintah bisa mengatur, menahan, mengerem jumlah barang-barang impor terutama yang murah-murah. Karena kalau negara kita terus dibanjiri barang-barang murah nanti masyarakat kita jadi konsumtif. Gede Biasa di Denpasar menilai ini adalah pemanasan menjelang pasar bebas. Kita sebagai negara memiliki hubungan bilateral antar negara termasuk hubungan dagang, perjanjian dagang ada. Sehingga sebagai negara yang memiliki hubungan dagang tidak bisa sepihak menutup masuknya barang dari luas. Misalnya dengan Cina sendiri kita punya hubungan dagang, kalau kita menutup barang-barang Cina yang masuk ke Indonesia, bagaiman perjanjiannya? Sebenarnya ini tidak perlu dikhawatirkan, kita harus memacu diri dengan belajar dari Cina sendiri. Menurut Warsa di Jimbaran sebenarnya Indonesia bukan kalah mutu tetapi yang kita
[wanita-muslimah] Poso Akan Dijadikan Basis Pendirian Negara Islam
CENDRAWASIH POS Jumat, 02 November 2006 Analisis Sidney Jones Dikecam *Poso Akan Dijadikan Basis Pendirian Negara Islam JAKARTA-Pengamat masalah konflik Sidney Jones memprediksi kawasan Poso sebagai tempat yang ideal untuk mengembangkan pemikiran jihad. Menurut peneliti International Crisis Group itu, kawasan Poso layak menjadi qoidah aminah. Yakni tempat untuk menjalankan prinsip-prinsip syariat Islam secara aman. They believe that parts of Maluku and Poso, but particularly Poso, have the potential to develop into a qoidah aminah, a secure area where residents can live by Islamic principles and apply Islamic law, tulis Sidney. Dalam laporan yang telah dirilis di websitenya www.crisisgroup.org, Poso terus-menerus memanas karena beberapa hal. Menurut Sidney, anggota dari organisasi-organisasi mujahidin besar di Indonesia -yaitu Jemaah Islamiyah (JI), pecahan maupun cabang dari Darul Islam (DI), KOMPAK dan lainnya - melihat Maluku dan Poso sebagai daerah ancaman bagi komunitas Muslim. Masih menurut Sidney, Poso dapat dijadikan basis untuk kemudian dapat dijadikan daerah ujicoba untuk pembentukan sebuah negara Islam. Karena itu, maka Maluku dan Poso terus menjadi fokus bagi upaya dakwah dan perekrutan anggota baru organisasi-organisasi itu. Penelitian Sidney mengatakan, sebagian dari mujahidin yang pernah bertempur di daerah konflik, baik dari daerah setempat maupun luar, sulit untuk kembali ke kehidupan 'sipil' yang biasa-biasa saja. Selain itu, adanya konsentrasi para bekas mujahidin di kedua daerah konflik tersebut menarik bagi buronan polisi yang dimasa lalu sudah menemukan network yang siap membantu mereka. Rilis berjudul Weakening Indonesia's Mujahidin Networks: Lessons from Maluku and Poso (Melemahkan Jaringan Kelompok Mujahidin di Indonesia: Pelajaran dari Maluku dan Poso) itu jadi perbincangan hangat di kalangan aktivis Islam dalam sebuah diskusi di Jakarta kemarin. Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto menilai analisis Sidney Jones terlalu mengada-ada. Apa buktinya, itu hanya kepentingan dia saja agar mendapatkan dana besar, ujarnya dengan mimik muka marah. Menurut Yusanto yang getol mengkampanyekan formalisasi syariat Islam itu rilis ICG justru menimbulkan ketegangan baru. Kami menolak keras analisa itu,ujarnya. Bagi HTI, yang terpenting sekarang adalah keseriusan polisi menangkap pelaku kerusuhan. Tentu saja berdasarkan bukti-bukti permulaan yang cukup. Kepemimpinan Sutanto benar-benar diuji, katanya. Komentar tak kalah pedas disampaikan wakil ketua Komisi III DPR Al Muzammil Yusuf. Wajar jika Sidney Jones kita tolak di Indonesia, dia selalu membikin ulah, katanya. Meski begitu, rilis ICG tidak bisa begitu saja diabaikan. Kalau tidak ada rilis itu, aktivis Islam tidak segera sadar untuk bersatu,katanya.(rd [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Re: Dilema atlet putri berjilbab di Asian Games
Bisakah berpikir lebih luas mengapa orang Yahudi, Nasrani atau pada umumnya wanita di daerah gurun pasir atau semi gurun pasir memakai jilbab, dan laki-laki pakai baju panjang jubah atau garabeya? - Original Message - From: Yulia Artati To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, November 01, 2006 7:44 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Dilema atlet putri berjilbab di Asian Games Dengan Allah menurunkan perintah wanita utk. berjilbab adalah salah satu cara wanita utk. menunjukkan identitasnya sebagai seorang muslim, maka menurut saya bila kita yakin bahwa Allah akan menolong kita bila kita menolong Agama Allah (kalau tdk salah S.Muhammad ayat 9), maka Insya Allah akan ada jalan keluarnya karena Allah akan menolong kita sebagaimana janjinya tersebut. Pengalaman saya yg berjilbab sejak tahun 1982 (waktu itu belum ada yg pakai jilbab di kantor saya dan saya yg pertama memakai) alhamdulillah dengan keyakinan dan keihlasan saya bisa melewatinya dengan mudah meskipun 2 x boss tertinggi saya non muslim. Dan sekarang alhamdulillah mayoritas teman-teman saya sudah berbusana muslim. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] wrote: saya ke peniwen ikut baksos anak anak UAKI Unibraw, mantan kepala desanya udah masuk islam, tuh. malah pas bazar baju murah semua penduduk desa,baik islam maupun kristen rame rame beli baju di pelataran masjid itu. kadang kadang aku mikir, pilot project rebutan desa jadi desa kristen atau desa islam ini lebih kental urusan politiknya. dan orang orang dari luar cuman ingin memperkeruh suasana aja. waktu aku ke sana, panti asuhan ar rahman/kinasih itu baru aja mendirikan mesjid di bagian depan, hasil tanah yg berhasil diakuisisi dari pendduduk setempat. pulang dari peniwen aku jadi fundies islam, tapi ketika hijrah ke jakarta, kebalikan yg aku lihat, umat islam yg rajin nutup gereja dan sekolah kristen. huehehehhe On 11/1/06, Nawiro Aisyataini [EMAIL PROTECTED] wrote: Nggak begitu maksud saya. Kalo jilbab dalam pemikiran yang saya dapatkan adalah bukan simbol, tapi kedudukannya sama dengan ibadah-ibadah wajib yang lain. Artinya saran/nasihat buka tutup jilbab tetap harus menyampaikan hukum sebenarnya dari jilbab tsb. Kalo pemikiran jilbab itu simbol itu gimana? Dari sinilah sebenarnya keberanian untuk mempertahankan ibadah wajib itu didahulukan daripada masalah perut. Di desa Peniwen Malang Selatan th 1996 saya menginap di satu keluarga yang satu-satunya keluarga muslim (yang lain di kristenkan) dan mereka bersedia diblokade airnya selama berminggu-minggu daripada di KTP dicantumin agama kristen. Esensinya lebih baik tetap bisa sholat (wajib0 meski ada kemungkinan nggak bisa minum. Masih ingat cerita istri Firaun yang memilih untuk terjun ke minyak yang panas daripada mengakui Firaun sebagai Tuhannya. Masih ingat beberapa muslimah yang diharuskan melepaskan jilbabnya atau keluar dari SMUN di jakarta, dan mereka lebih memilih keluar? yang dari shiroh dan great women nyusul ya. Salam - Original Message From: Mia [EMAIL PROTECTED] aldiy%40yahoo.com To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah% 40yahoogroups.com Sent: Wednesday, November 1, 2006 10:09:48 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Dilema atlet putri berjilbab di Asian Games Oh, kalau gitu contoh sejarah itu mungkin cocok dengan situasi khusus yang saya katakan Dalam situasi khusus, kita tahu apa yang harus kita lakukan, sekalipun itu melibatkan spekulasi tinggi. Manejemen resiko. Cut Nyak Dien kan lebih memilih mati sakit-sakitan di hutan ketimbang menyerah atau berkolaborasi dengan Belanda. Demikian juga Nyi Serang. Kartini memilih level perjuangan intelektual ketimbang fisik, mungkin sesuai dengan situasinya sendiri. Dan bagaimana dengan (simbol) jilbab? Apakah situasi sekarang yang demokratis ini merupakan situasi khusus? Diskusi dengan mba Chae, mulanya kan tentang pilihan jilbab di masa sekarang ini. Dimana perempuan suka dilema di antara jilbab dan pekerjaan. Dan konteks diskusi kita adalah situasi umum manajemen resiko masing-masing, bagaimana kita baca situasi sekarang ini. Tapi dalam pikiran mba Nawiro adalah tampilan figur sejarah dimana ada situasi khusus, misalnya saja - jilbab sebagai simbol perjuangan melawan kolonialis penjajah, ini misalnya loh. Nyawa adalah taruhannya. Di sinilah kemampuan kontekstual kita dituntut, yang meminta renungan mendalam dan kedewasaan dalam menganalisa inti sejarah, dan nggak menurutkan hawa nafsu asal menang. Salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%
[wanita-muslimah] Women's lives 'no better' in new Afghanistan
http://news.independent.co.uk/world/asia/article1945761.ece Women's lives 'no better' in new Afghanistan By Justin Huggler, Asia Correspondent Published: 01 November 2006 The lives of Afghanistan's women have changed little five years after the fall of the Taliban, according to a new report by a UK-based women's rights group. Womankind Worldwide found violence against women is still endemic - and the number of women setting fire to themselves because they cannot bear their lives is rising dramatically. The iconic images of women throwing off their burqas after the overthrow of the Taliban in 2001 were always a fiction. Except among a small elite in Kabul, the overwhelming majority of women in Afghanistan are still forced to cover their entire bodies and faces. The report's researchers found that very little has changed. Between 60 and 80 per cent of all marriages in Afghanistan are forced. As many as 57 per cent of girls are married off below the age of 16, some as young as six. Because of the custom of paying a bride price, marriage is essentially a financial transaction, and girls a commodity. The custom of baad, when girls and women are exchanged to settle debts and disputes, is still widely practised. The women are not treated as proper wives, but in effect are slave workers for their husbands. Honour killing is also still widespread. Women are killed for dishonouring their families through crimes such as even being seen associating with a man. A family member kills the woman. Even women who have been raped cannot report the crime because they risk being prosecuted for having sex outside marriage. The Taliban were vilified for denying girls education, but even now only 19 per cent of Afghan schools are for girls and only 5 per cent of girls of secondary school age are enrolled. And the West cannot blame the Taliban, as many of the abuses take place in the north and west, where the Taliban are not active. In the north-east, where the Taliban never had control, a woman dies every 20 minutes in childbirth. The lives of Afghanistan's women have changed little five years after the fall of the Taliban, according to a new report by a UK-based women's rights group. Womankind Worldwide found violence against women is still endemic - and the number of women setting fire to themselves because they cannot bear their lives is rising dramatically. The iconic images of women throwing off their burqas after the overthrow of the Taliban in 2001 were always a fiction. Except among a small elite in Kabul, the overwhelming majority of women in Afghanistan are still forced to cover their entire bodies and faces. The report's researchers found that very little has changed. Between 60 and 80 per cent of all marriages in Afghanistan are forced. As many as 57 per cent of girls are married off below the age of 16, some as young as six. Because of the custom of paying a bride price, marriage is essentially a financial transaction, and girls a commodity. The custom of baad, when girls and women are exchanged to settle debts and disputes, is still widely practised. The women are not treated as proper wives, but in effect are slave workers for their husbands. Honour killing is also still widespread. Women are killed for dishonouring their families through crimes such as even being seen associating with a man. A family member kills the woman. Even women who have been raped cannot report the crime because they risk being prosecuted for having sex outside marriage. The Taliban were vilified for denying girls education, but even now only 19 per cent of Afghan schools are for girls and only 5 per cent of girls of secondary school age are enrolled. And the West cannot blame the Taliban, as many of the abuses take place in the north and west, where the Taliban are not active. In the north-east, where the Taliban never had control, a woman dies every 20 minutes in childbirth. [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to:
[wanita-muslimah] Bidan Aborsi Ditangkap
http://www.indomedia.com/bpost/112006/2/nusantara/nusa4.htm Bidan Aborsi Ditangkap Seorang bidan, Harti Istiarti (40), tak banyak alsan ketika duduk di hadapan petugas. Bidan itu berurusan dengan Sat Reskrim Polresta Blitar karena diduga melakukan praktik aborsi di Jalan Lawu nomor 46 Kota Blitar. Pengungkapan tindak pidana sang bidan bermula dengan tertangkapnya pelaku aborsi, pasiennya bernama Tuti Nurhayati (28), warga Kademangan, Kabupaten Blitar, yang saat itu selesai menjalani proses aborsi. Sepeninggal dari ruang praktik bidan ini, Tuti dalam kondisi lemas dibawa seorang pria ke sebuah hotel, ujar Kepala Polresta Blitar AKBP Agus Sariful Hidayat, Rabu (1/11). Polisi memang sempat membuntutinya hingga hotel. Saat ditangkap di hotel, petugas pun mendapati kain batik berlumuran darah. Selang beberapa jam, tempat praktik Harti di Jalan Lawu 46 menjadi sasaran penggerebekan. Polisi berhasil mengamankan seperangkat peralatan medis dan obat-obatan. Sebelumnya kami melakukan pengawasan di tempat praktik tersangka sejak tiga bulan terakhir. Dan dalam jangka waktu itu, memang banyak perempuan muda yang datang ke tempat praktiknya, kata Kapolresta. Kepada penyidik, Harti mengaku sudah tiga tahun menjalankan praktik abosrsi dan setiap orang yang menggunakan jasanya dikenai tarif Rp700 ribu hingga Rp1 juta. Sebelumnya, Harti bekerja sebagai bidan di RSK Budirahayu, Kota Blitar, namun sejak 2003 mengundurkan diri kemudian buka praktik di luaran. Tuti mengaku, melakukan hal itu lantaran kandungannya yang berusia dua pekan dianggap terlalu dekat dengan anak pertamanya yang baru berusia enam bulan. Kami belum mampu membiayai kelahiran anak ini, makanya kami gugurkan, ujarnya di depan penyidik. Atas perbuatan tersebut, kedua tersangka terancam hukuman tujuh tahun penjara karena dianggap telah melanggar pasal 80 Undang-undang nomor 32 tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 76 UU No 29/2004 tentang Praktik Kedokteran, dan Pasal 348 KUHP tentang membantu menggugurkan kandungan. ant [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Re: Antara Taekwondo dan Karate: Dilema atlet putri berjilbab di Asian Games
Bukankah Ibu negara juga telah naik haji. Jadi paling tidak beliau menegerti syarat-syaratnya. Bukan itu saja malah suaminya waktu berkunjung ke Timur Tengah beberapa waktu lalu, sesuai berita beliau diminta memimping gerakan Islam sedunia. - Original Message - From: Nawiro Aisyataini To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, October 31, 2006 1:31 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Antara Taekwondo dan Karate: Dilema atlet putri berjilbab di Asian Games Lha yang jadi contoh kok ibu negara...?? jadi contoh itu ya misal ibu Hj Lutfiah Sungkar, atau Inneke. Maksud saya ngapain sih memprotes orang pakai jilbab, kan suka-suka mereka. Lagian kalo pejabat kebanyakan jadi teladanbiasanya sih teladan buruk. :) - Original Message From: Ambon [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, October 30, 2006 9:36:54 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Antara Taekwondo dan Karate: Dilema atlet putri berjilbab di Asian Games Ibu negara [isteri presiden RI] pakai jilbab sesukanya, apakah ini contoh yang wajar? - Original Message - From: Nawiro Aisyataini To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, October 30, 2006 11:42 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Antara Taekwondo dan Karate: Dilema atlet putri berjilbab di Asian Games Nggak usah diproteslah, buang energi. Mau jilbab atau nggak itu urusan pribadi2, lagian itu cara mereka menafsirkan perintah Alloh. Artinya berpendapat ttg ini, tentunya sudah tahu ttg kebaikan dan kejelekannya. Cuma yang nggak nyambung apa hubungannya mantra Hizbut Tahrir dengan jilbab? - Original Message From: Mia [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Sunday, October 29, 2006 7:51:52 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Antara Taekwondo dan Karate: Dilema atlet putri berjilbab di Asian Games Iya, makanya mereka mesti siap-siap membiasakan buka-tutup jilbab kalo mau diving dsb. Jangan sampe jilbab menghalangi dan dipersoalkan. Begitu pesenku ke keponakanku, dan disetujui ibunya (yang berjilbab juga). Dan pesen lain, ati-ati di ITS jangan kena mantra Hisbut Tahrir...:-( salam Mia PS: Silakan yang mau protes pada 'fatwa buka-tutup jilbab'...:-) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] wrote: mbak mia, anak teknik kelautan (teknik sipil yg terus melebar jadi jurusan sendiri jadi ilmu sipil bangunan laut) , teknik perkapalan, dan lain lain di ITS malah banyak banget tuh yg pake jilbab. sampai yg kerja di PAL dan di tambang tambang sono, juga banyak yg pake jilbab. On 10/27/06, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: saya bilang kepada keponakanku yang pake jilbab dan mengambil jurusan arsitek kelautan, jadi dia mesti belajar diving: dari sekarang biasainlah mulai copotin jilbab. bismillah dulu, nanti juga biasa buka- tutup jilbab salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah% 40yahoogroups.com, Dwi W. Soegardi soegardi@ wrote: Tim Karate Putri Iran Boikot Asian Games http://www.media-indonesia.com/berita.asp?id=115016 [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed] -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.408 / Virus Database: 268.13.17/505 - Release Date: 10/27/2006 [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed] -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition
[wanita-muslimah] 18 Ribu Warga Purwakarta Buta Huruf
Refeleksi: Kalau hanya di Purwakarta terdapat 18.000, kira-kira berapa jumlah kaum butahuruf di Indonesia? Mengapa pemerintah Indonesia tidak berusaha sekeras-kerasnya memberantas butahuruf ?. http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/jawamadura/2006/11/01/brk,20061101-86859,id.html 18 Ribu Warga Purwakarta Buta Huruf Rabu, 01 November 2006 | 01:37 WIB TEMPO Interaktif, Purwakarta:Sebanyak 18 ribu warga Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, masih buta hurup. Mereka kebnyakan bertempat tinggal di pedesaan. Persoalan ini memerlukan perhatian semua pihak, kata Elin Halimah Hambali Hasan, Ketua Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) Kabupaten Purwakarta, kemarin. Elin sedang koordinasi dengan berbagai elemen masyrakat untuk mengentaskan warga yang tak sempat mengenyam pendidikan itu. Intinya banyak pihak yang menyatakan kesiapannya membantu, kata Elin. Dari pendataan ulang, diperoleh hasil yang cukup mencengangkan. Sebanyak 16 ribu dari 18 ribu warga yang buta huruf adalah kaum perempuan, tutur Elin. Tingkat usianya tercatat mulai tujuh hingga dia atas 70 tahun. Menurut Elin, dibutuhkan waktu minimal enam bulan untuk bisa memberikan pengajaran agar mereka bisa membaca, menulis dan berhitung. Dari hasil pendataan juga diketahui, banyak penyandang buta huruf yang lebih memilih menjadi pekerja di usia produktif pendidikan dasar. Alasan yang diperoleh sangat sederhana, membantu mencari nafkah orang tuanya. NANANG SUTISNA [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Re: Antara Taekwondo dan Karate: Dilema atlet putri berjilbab di Asian Games
Ibu negara [isteri presiden RI] pakai jilbab sesukanya, apakah ini contoh yang wajar? - Original Message - From: Nawiro Aisyataini To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, October 30, 2006 11:42 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Antara Taekwondo dan Karate: Dilema atlet putri berjilbab di Asian Games Nggak usah diproteslah, buang energi. Mau jilbab atau nggak itu urusan pribadi2, lagian itu cara mereka menafsirkan perintah Alloh. Artinya berpendapat ttg ini, tentunya sudah tahu ttg kebaikan dan kejelekannya. Cuma yang nggak nyambung apa hubungannya mantra Hizbut Tahrir dengan jilbab? - Original Message From: Mia [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Sunday, October 29, 2006 7:51:52 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Antara Taekwondo dan Karate: Dilema atlet putri berjilbab di Asian Games Iya, makanya mereka mesti siap-siap membiasakan buka-tutup jilbab kalo mau diving dsb. Jangan sampe jilbab menghalangi dan dipersoalkan. Begitu pesenku ke keponakanku, dan disetujui ibunya (yang berjilbab juga). Dan pesen lain, ati-ati di ITS jangan kena mantra Hisbut Tahrir...:-( salam Mia PS: Silakan yang mau protes pada 'fatwa buka-tutup jilbab'...:-) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] wrote: mbak mia, anak teknik kelautan (teknik sipil yg terus melebar jadi jurusan sendiri jadi ilmu sipil bangunan laut) , teknik perkapalan, dan lain lain di ITS malah banyak banget tuh yg pake jilbab. sampai yg kerja di PAL dan di tambang tambang sono, juga banyak yg pake jilbab. On 10/27/06, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: saya bilang kepada keponakanku yang pake jilbab dan mengambil jurusan arsitek kelautan, jadi dia mesti belajar diving: dari sekarang biasainlah mulai copotin jilbab. bismillah dulu, nanti juga biasa buka- tutup jilbab salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah% 40yahoogroups.com, Dwi W. Soegardi soegardi@ wrote: Tim Karate Putri Iran Boikot Asian Games http://www.media-indonesia.com/berita.asp?id=115016 [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed] -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.408 / Virus Database: 268.13.17/505 - Release Date: 10/27/2006 [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Kelompok Radikal Bermain
http://www.indomedia.com/bpost/102006/30/depan/utama1.htm Kelompok Radikal Bermain Palu, BPost Wakil Presiden Jusuf Kalla, Minggu (29/10) malam menggelar pertemuan tertutup dengan aparat keamanan bersama sejumlah menteri, setibanya di Bandara Mutiara, Palu, Sulawesi Tengah. Pertemuan itu dalam rangka mengatasi ketegangan di Poso saat ini. Usai mendengar laporan Kapolda Sulteng, Brigjen Badrodin Haiti, dan pejabat Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Mabes Polri di Bandara Mutiara, Kalla menghadiri acara halalbihalal di kantor Pemprov Sulteng yang dilanjutkan pertemuan tertutup dengan tokoh agama yang dilaksanakan terpisah. Usai pertemuan, dua tokoh agama, Jafar Umar Thalib (Islam) dan Pastor Mgr John Liku Ada (Uskup Agung Makassar) mengungkapkan, adanya kelompok radikal baru yang menyusup untuk mengacaukan situasi di Poso. Saya melihat, tidak ada lagi masalah antara umat Islam dan umat Kristen di Poso. Tetapi, di kedua komunitas ini ternyata ada orang-orang yang menginginkan situasi tidak aman, ujar Jafar yang mantan komandan Laskar Jihad. Mereka adalah kelompok-kelompok sempalan yang mengarah ke satu target. Kelompok ini sudah ada sebelumnya, imbuhnya. Kalla sengaja mengikutkan Jafar karena dianggap masih memiliki pengaruh di kelompok Islam yang cenderung menganut garis keras di Poso. Pastor Liku Ada mengatakan, ada hal yang mesti diluruskan mengenai pemahaman kata memaafkan dalam perjanjian Malino I. Saya mengharapkan kelompok tertentu diberi pemahaman soal kata memaafkan dalam perjanjian itu. Dulu, kita sepakat akan menjadikan musuh bersama kalau ada kelompok yang ingin mengacaukan Poso lagi, ujarnya. Menurutnya, hal inilah yang tidak terjadi sekarang sehingga kebersamaan menghadapi kelompok radikal tidak muncul di masyarakat. Liku menilai, konflik yang terjadi sekarang berbeda dengan konflik yang terjadi beberapa waktu lalu. Ini bukan soal agama tapi ada masalah besar yakni adanya kelompok radikal yang berusaha membuat Poso kembali kacau, paparnya. Dalam pandangan dia, kelompok radikal sudah ada pada saat konflik komunal meletus tujuh tahun silam namun perannya belum menonjol. Dia juga mengingatkan, Kalla pernah mengatakan, penyelesaian masalah Poso tidak sepenuhnya dengan penegakan hukum. Namun, yang lebih penting adalah saling memaafkan. Pak Jusuf Kalla pernah bilang, meskipun ada 100 penjara di Poso, itu tidak akan menampung tahanan konflik Poso, kata Liku. Situasi Terakhir Saat di Bandara Mutiara Palu, Kalla mendengarkan penjelasan Badrodin mengenai situasi terakhir Palu dan Poso serta dugaan kelompok yang diduga berada di balik sejumlah aksi teror yang terjadi di Poso dan Palu belakangan ini. Usai pertemuan, Kalla menuju Palu Golden Hotel beristirahat selama 20 menit. Kalla kemudian menghadiri acara halal bihalal di Kantor Pemprov Sulteng. Selain sejumlah tokoh Islam seperti KH Ma'ruf Amin, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), acara ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh Kristen dan Katolik dari Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST), Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), dan Keuskupan Agung Makassar. Dalam acara yang diwarnai pementasan lagu Salawat Badar ini, Kalla menyampaikan sejumlah hal, di antaranya mengajak semua elemen dan tokoh masyarakat dan agama duduk bersama. Wakil Ketua MPR RI, Aksa Mahmud, yang ikut dalam rombongan Kalla mengatakan, wapres sengaja menggelar rapat terpisah agar wakil kedua pihak bisa lebih bebas mengemukakan akar masalah. Optimis Wakil Jusuf Kalla mengajak semua elemen dan kelompok-kelompok masyarakat di Poso, Sulawesi Tengah, kembali pada prinsip damai Deklarasi Malino. Dia optimis adanya pertemuan tokoh komunitas Muslim dan Kristen dapat membuahkan hasil. Saya yakin semua masalah bisa diselesaikan jika kita mau duduk bersama dan bertukar-pikiran, kata Kalla. Dia meyakini aparat keamanan bisa menyelesaikan masalah gangguan keamanan di Poso. Saya yakin Polri dan TNI dapat menyelesaikan (masalah gangguan keamanan di Poso), cetusnya. Sebelumnya Kalla dalam sebuah pernyataan keras mengingatkan bahwa pemerintah tidak bisa ditekan oleh pihak manapun terkait pelaksanaan kamtibmas di Poso dan daerah sekitar. Tidak ada tentara atau polisi yang ingin ditugaskan ke daerah konflik meninggalkan anak dan istri dengan uang makan Rp17.500 per hari. Tapi, itulah tugas negara, katanya. Demikian pula, lanjut dia, tidak ada yang ingin berlama-lama di sini (Palu dan Poso), meninggalkan anak dan istri. Tidak ada satu pun yang menginginkan itu. Semua menginginkan perdamaian. Sehebat apa pun, kita tetap ingin damai. Kalau masyarakat tidak ingin damai akan sulit, imbuh Kalla. Usai memberikan sambutan pada acara yang dihadiri Menko Polhukam Widodo AS, Mendagri M. Ma'ruf, Mensos Bachtiar Chamsyah, Menkum dan HAM Hamid Awaluddin, serta Kapolri Jenderal Sutanto, Wapres Jusuf Kalla melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh komunitas muslim asal Poso dan Palu di Aula Kantor Bappeda Sulteng Jln Muhammad Yamin.
[wanita-muslimah] Because we don't already have enough fried foods..
http://news.yahoo.com/s/nm/20061027/od_nm/life_coke1_dc Because we don't already have enough fried foods.. Fri Oct 27, 8:34 AM ET NEW YORK, Oct 26 (Reuters Life!) - A new fast food is making its debut at U.S. fairs this fall -- fried Coke. Abel Gonzales, 36, a computer analyst from Dallas, tried about 15 different varieties before coming up with his perfect recipe -- a batter mix made with Coca-Cola syrup, a drizzle of strawberry syrup, and some strawberries. Balls of the batter are then deep-fried, ending up like ping-pong ball sized doughnuts which are then served in a cup, topped with Coca-Cola syrup, whipped cream, cinnamon sugar and a cherry on the top. It tastes great, said Sue Gooding, a spokeswoman for the State Fair of Texas where Gonzales' fried Coke made its debut this fall. It was a huge success. Gonzales ran two stands at the State Fair of Texas and sold up to 35,000 fried Cokes over 24 days for $4.50 each -- and won a prize for coming up with most creative new fair food. Now other fairs in North Carolina and Arizona are following the trend, and other people are trying to emulate Gonzales' recipe. Gonzales gave no indication of the calories in his creation and said he would not patent it. The best I can hope for is that it's the original and hopefully the best fried Coke out there, he said. But Gonzales said the success of his fried Coke had inspired him. Next year's fair-goers can look forward to fried Sprite or -- for those watching their weight -- fried diet Coke. We are trying to cut a lot of the sugar out of it. It has less calories but it's still very, very sweet, he said. Ray Crockett, a spokesman for Coca-Cola Co., said: We're constantly amazed at the creative ways folks find to enjoy their Coke and make it part of celebrations like fairs and festivals. This is one is definitely different! [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] catatan lebaran (lebaran kapan si....?) - 1
terbenam, bulan masih di bawah ufuk, yaitu antara lain Gorontalo, Manado, Ternate, Halmahera, Ambon, Seram, Papua, secara hisab, berlebaran semsetinya hari Selasa. Tentu ada yang bertanya, mengapa di sebelah barat yang lebih dahulu lebaran? Untuk itu silakan dibaca reposting Seri di bawah Seri 750. Wassalam HMNA *** [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Ekonomi, Perempuan, dan Nobel
REFLEKSI:Dr Muhammad Yunus beragama Islam, dan berasal dari negeri yang mayoritas beragama Islam. Barangkali yang menjadi pertanyaan ialah mengapa beliau tidak menpergunakan zakat sebagi solusi untuk menolong wanita miskin, tetapi melalui apa yang dinamakan Gramin Bank sebagai jalan meringankan jerat beban kemiskinan ? KOMPAS Senin, 30 Oktober 2006 Ekonomi, Perempuan, dan Nobel Saparinah Sadli Ekonom Banglades, Dr Muhammad Yunus, dinilai berhasil mengembangkan status sosial ekonomi kelompok miskin, mulai dari bawah. Dr Yunus dengan Grameen Bank-nya (bank desa) memilih sebagai sasaran penerima pinjaman dalam skala kecil kelompok masyarakat yang paling rentan, yakni perempuan miskin. Ia mengamati, perempuan miskin adalah penduduk paling marginal dan rentan terhadap kekerasan. Mereka tidak hanya miskin secara ekonomi, tetapi juga miskin bila ditinjau dari pemenuhan kebutuhan dasarnya, seperti status kesehatan dan tingkat pendidikannya rendah, serta keterampilannya minim sehingga secara ekonomis tidak bisa melakukan pekerjaan produktif (dalam ukuran ekonomi). Dalam kondisi serba kurang, mereka tetap hamil dan melahirkan, merawat dan memenuhi kebutuhan fisik dan emosional anggota keluarganya. Karena kondisi fisik dan sosial ekonominya, perempuan miskin tidak mudah berpindah tempat tinggal. Sebaliknya, mereka lebih bertanggung jawab dalam membelanjakan uangnya untuk keperluan keluarga. Asumsi ekonomi yang mendasari pilihan Dr Yunus adalah perempuan dianggap sebagai peminjam low risk dalam mengembalikan pinjaman bila dibandingkan dengan laki-laki. Kini Grameen Bank mempunyai 2.200 cabang dan melayani 6,6 juta peminjam di lebih kurang 71.000 desa. Sebanyak 97 persen dari peminjamnya ialah perempuan dan tercatat sebagai peminjam bertanggung jawab yang membayar kembali tepat waktu. Apa yang memotivasi ekonom Dr Yusuf mengangkat derajat kelompok miskin? Ekonom yang gelisah Diceritakan, pada suatu hari Dr Yunus bertemu perempuan pengemis di dekat kampus tempat ia mengajar. Pertemuan itu dan melihat kemiskinan di sekitarnya membuat Yunus menjadi gelisah dengan gelarnya sebagai doktor ekonomi. Ia merasa dengan gelar doktor ekonominya, ia tidak bisa mengangkat derajat hidup warga Banglades yang kelaparan. Kegelisahan itu kemudian memotivasinya mencari cara membantu dan memberdayakan kelompok paling miskin di negaranya. Cara yang dipilih, meminjam uang ke bank untuk dipinjamkan kepada kaum papa. Ada yang mengembalikan, ada pula yang tidak. Ia tidak gusar. Kenyataan itu justru memotivasinya mencari tahu mengapa ada kegagalan. Belajar dari kondisi hidup penduduk miskin di akar rumput, secara bertahap ia mulai mengembangkan cara membantu kaum papa berdasarkan tiga prinsip: meminjamkan uang kepada yang termiskin, mereka yang tak punya lahan, dan pinjaman diharapkan kembali. Ternyata ketiga prinsip itu dapat dipenuhi oleh peminjam perempuan yang tergolong amat miskin. Pengalaman ini meyakinkannya, rakyat miskin tidak memerlukan belas kasihan. Mereka memerlukan akses untuk dapat memanfaatkan kesempatan yang tersedia. Ia lalu membuat model ekonomi yang dapat menyediakan akses yang diperlukan kelompok peminjam untuk bangkit sendiri. Dengan demikian, Yunus memberi harapan bagi mereka yang tidak mempunyai harapan. Kini, dengan hadiah Nobel Perdamaian yang ia raih, Yunus menumbuhkan rasa bangga dalam hati 147 juta rakyat Banglades. Mempromosikan perdamaian Mengentaskan perempuan dari kemiskinan melalui partisipasi dalam kegiatan ekonomi produktif berarti mengangkat kesejahteraan sosial ekonomi perempuan dan keluarga miskin. Grameen Bank Dr Yunus telah memberi makna nyata pada perjuangan gerakan perempuan yang dicanangkan dalam tema Kesetaraan, Pembangunan, dan Perdamaian sejak Konferensi Perempuan Sedunia di Nairobi (1985). Grameen Bank menunjukkan adanya keterkaitan antara kesetaraan jender, pembangunan, dan perdamaian melalui penciptaan mekanisme ekonomi yang memberi akses kepada perempuan. Cara itu memberdayakan perempuan miskin sekaligus memberi mereka kesempatan mengangkat dirinya menjadi tenaga produktif dalam pembangunan bangsa. Dua faktor itu berkontribusi terciptanya rasa damai dalam diri perempuan maupun relasi sosialnya, dan menjadi landasan kuat terciptanya perdamaian. Sebagai doktor ekonomi, Dr Yunus berhasil menciptakan model pengentasan kemiskinan sensitif jender. Adapun yang membesarkan hati rakyat Banglades adalah panitia hadiah Nobel menganggap penerapan model ekonomi pro-miskin dan sensitif jender pantas diberi hadiah Nobel Perdamaian. Suatu indikasi upaya menciptakan perdamaian adalah kurang lengkap bila tidak disertai kepercayaan bahwa memberi akses yang setara kepada perempuan dan mengembangkan potensi perempuan, termasuk potensi perempuan miskin, adalah perlu dan penting. Dr Yunus memberi teladan kepada kita, bantuan yang tidak didasarkan belas kasihan, tetapi dengan cara memodifikasi prinsip ekonomi
[wanita-muslimah] Curry may keep elderly minds sharp
Curry may keep elderly minds sharp Thu Oct 26, 12:10 PM ET NEW YORK (Reuters Health) - A diet containing curry may help protect the aging brain, according a study of elderly Asians in which increased curry consumption was associated with better cognitive performance on standard tests. Curcumin, found in the curry spice turmeric, possesses potent antioxidant and anti-inflammatory properties. It's known that long-term users of anti-inflammatory drugs have a reduced risk of developing Alzheimer's disease, although these agents can have harmful effects in the stomach, liver and kidney, limiting their use in the elderly. Antioxidants, such as vitamin E, have been shown to protect neurons in lab experiments but have had limited success in alleviating cognitive decline in patients with mild-to-moderate dementia. In their study, Dr. Tze-Pin Ng from National University of Singapore and colleagues compared scores on the Mini-Mental State Exam (MMSE) for three categories of regular curry consumption in 1,010 nondemented Asians who were between 60 and 93 years old in 2003. Most of the study subjects consumed curry at least occasionally (once every 6 months), 43 percent ate curry at least often or very often (between monthly and daily) while 16 percent said they never or rarely ate curry. After taking into account factors that could impact test results, they found that people who consumed curry occasionally and often or very often had significantly better MMSE scores than did those who never or rarely consumed curry. Even with the low and moderate levels of curry consumption reported by the respondents, better cognitive performance was observed, Ng and colleagues report.] These results, they note, provide the first epidemiologic evidence supporting a link between curry consumption and cognitive performance that has been suggested by a large volume of earlier experimental evidence. Curry is used widely by people in India and interestingly, the prevalence of Alzheimer's disease among India's elderly ranks is fourfold less than that seen in the United States. In view of its efficacy and remarkably low toxicity, curry shows promise for the prevention of Alzheimer's disease, the researchers conclude. SOURCE: American Journal of Epidemiology, November 1, 2006. http://news.yahoo.com/s/nm/20061026/hl_nm/curry_minds_dc [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Ex-dictator Pinochet ordered arrested in Chile
Refleksi: Mengapa Pinochet tidak semujur Pak Harto? http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2006/10/27/AR2006102700622.html Ex-dictator Pinochet ordered arrested in Chile By Antonio de la Jara Reuters Friday, October 27, 2006; 6:18 PM SANTIAGO, Chile (Reuters) - A judge ordered the arrest of former Chilean dictator Augusto Pinochet on Friday for torture, murder and kidnapping early in his 1973-1990 regime. Judge Alejandro Solis ordered the arrest of Pinochet for 36 cases of kidnapping, one of homicide and for 23 cases of torture at the Villa Grimaldi, a political detention center run by Pinochet's secret police where thousands of people were tortured between 1974 and 1977. I am not going to give any details until Monday, when he will be legally notified, he said outside the court house. Solis, in charge of the Villa Grimaldi investigation, questioned Pinochet this month about what happened at the former detention center in the Chilean capital of Santiago. Pinochet was forced to cancel celebrations for his 90th birthday last November after he was placed under house arrest on charges related to the disappearance and presumed death of three leftists during his 17-year rule. The house arrest, also on charges of tax fraud, lasted for seven weeks, ending in early January when he was granted bail. Pinochet has been diagnosed with mild dementia caused by frequent mini-strokes and he has avoided trial in other human rights cases on the basis he was too ill to stand trial. I don't think it has been proven that he is mentally ill, said Solis, who last met the former dictator on October 18, and remarked on how healthy Pinochet was looking. During that meeting with the judge, Pinochet denied responsibility for the torture of opponents at Villa Grimaldi, one of the country's most infamous secret detention centers. He told Solis he was not involved in what happened and had no knowledge of it. Villa Grimaldi is also the prison where Chilean President Michelle Bachelet, the country's first woman president, was held and tortured three decades ago. Pinochet has not been questioned about Bachelet's case. Pinochet made international headlines this week on reports he stashed gold in Hong Kong during the 1980s. HSBC Bank Plc, the bank involved, has denied the reports. Pinochet's defense team accused the government of leaking the fake documents. Pinochet was first arrested in 1998 in London on an international warrant issued by Spanish judge Baltazar Garzon. He was released in 2000, after 16 months of house arrest, on the grounds he was medically unfit to be tried. (Additional reporting by Erik Lopez and Pav Jordan) [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Ethiopian's trial focuses on female circumcision
http://www.washtimes.com/national/20061027-112930-3201r.htm Ethiopian's trial focuses on female circumcision By Doug Gross ASSOCIATED PRESS October 28, 2006 LAWRENCEVILLE, Ga. -- The trial of an Atlanta-area man accused of circumcising his 2-year-old daughter with scissors is focusing attention on an ancient African practice that experts say is slowly becoming more common in the United States as immigrant communities grow. Khalid Adem, a 30-year-old immigrant from Ethiopia, is charged with aggravated battery and cruelty to children. Human rights observers said they believe this is the first criminal case in the United States involving the 5,000-year-old practice. Prosecutors say Mr. Adem used scissors to remove his daughter's clitoris in their apartment in 2001. The child's mother said she did not discover it until more than a year later. He said he wanted to preserve her virginity, Fortunate Adem, the girl's mother, testified this week. He said it was the will of God. I became angry in my mind. I thought he was crazy. Mrs. Adem said she may not have noticed the cutting sooner because the girl regularly developed rashes -- visiting a doctor two dozen times before she was 3. A doctor testified that tissue in the area heals quickly and that the part of her body that was cut likely would not be checked during a regular exam. The girl, now 7, also testified, clutching a teddy bear and saying that Mr. Adem cut me on my private part. Mr. Adem cried loudly as his daughter left the courtroom. Testifying on his own behalf, Mr. Adem said he never circumcised his daughter or asked anyone else to do so. He said he grew up in Addis Ababa, the capital of Ethiopia, and considers the practice more prevalent in rural areas. Mr. Adem, who removed a handkerchief from his pocket and cried at one point during his testimony, was asked what he thought of someone who believes in the practice. He replied: The word I can say is 'mind in the gutter.' He is a moron. His attorney, Mark Hill, acknowledged that Mr. Adem's daughter had been cut. But he implied that Mrs. Adem's family, who immigrated from South Africa when she was 6, may have had the procedure done. The Adems divorced in 2003, and Mr. Hill suggested that the couple's daughter was encouraged to testify against her father by her mother, who has full custody. If convicted, Mr. Adem, a clerk at a suburban Atlanta gas station, could get up to 40 years in prison. The U.S. Department of Health and Human Services, using figures from the 1990 census, estimated that 168,000 girls and women in the United States have undergone the procedure or were at risk of being subjected to it. The State Department estimated that up to 130 million women worldwide had undergone circumcision as of 2001. Knives, razors or even sharp stones are usually used, according to a 2001 department report. The tools often are not sterilized, and often many girls are circumcised at the same ceremony, leading to infection. It is unknown how many girls have died from the procedure, either during the cutting or from infections, or years later in childbirth. Nightmares, depression, shock and feelings of betrayal are common psychological side effects, according to the federal report. The report estimated that 73 percent of women in Ethiopia had undergone the procedure, based on a 1997 survey. Taina Bien-Aime, executive director of Equality Now, an international human rights group, said female circumcision is most widely practiced in a 28-country swath of Africa. She said more than 90 percent of women in Ethiopia are believed to have been subjected to the practice, and more in places like Egypt and Somalia. It is a preparation for marriage, Miss Bien-Aime said. If the girl is not circumcised, her chances of being married are very slim. The practice crosses ethnic and cultural lines and is not tied to a particular religion. Activists say the practice is intended to deny women sexual pleasure. In its most extreme form, the clitoris and parts of the labia are removed and the labia that remain are stitched together. I had maybe read about it in Reader's Digest or some other journal, but not really considered it a possibility here, said Dr. Rose Badaruddin, the pediatrician for the Adems' daughter. Many refugees from Ethiopia and Somalia come to Georgia through a federal refugee-resettlement program. With immigration, the immigrants travel with their traditions, Miss Bien-Aime said. Female genital mutilation is not an exception. Federal law specifically bans the practice, but many states do not have a law addressing it. Georgia lawmakers, with the support of Mrs. Adem, passed an anti-mutilation law last year. Khalid Adem is not being tried under that law, since it did not exist when his daughter's cutting reputedly was done. [Non-text portions of this
[wanita-muslimah] Women under attack in Iraq, Afghanistan
http://news.yahoo.com/s/ap/20061027/ap_on_re_eu/un_women_violenceprinter=1 Back to Story - Help Women under attack in Iraq, Afghanistan By EDITH M. LEDERER, Associated Press Writer1 hour, 43 minutes ago Women are facing increasing violence in Iraq, Afghanistan and Somalia, especially when they speak out publicly to defend women's rights, a senior U.N. official told the U.N. Security Council. Noeleen Heyzer, executive director of the U.N. Development Fund for Women, called on for fresh efforts to ensure the safety of women in countries emerging from conflicts, to provide them with jobs, and ensure that they receive justice, including compensation for rape. What UNIFEM is seeing on the ground - in Iraq, Afghanistan, Somalia - is that public space for women in these situations is shrinking, Heyzer said Thursday. Women are becoming assassination targets when they dare defend women's rights in public decision-making. Heyzer spoke at a daylong open council meeting on implementation of a 2000 resolution that called for women to be included in decision-making positions at every level of striking and building on peace deals. It also called for the prosecution of crimes against women and increased protection of women and girls during war. Undersecretary-General for Peacekeeping Jean-Marie Guehenno said that, in the past year, Liberian President Ellen Johnson Sirleaf became the first woman head of state in Africa, Liberia adopted an anti-rape law, women in Sierra Leone pushed for laws on human trafficking, inheritance and property rights and women in East Timor submitted a draft domestic violence bill to parliament. Despite these positive developments, he said, women face widespread insecurity and in many societies violence is still used as a tool to control and regulate the actions of women and girls seeking to rebuild their homes and communities. In Afghanistan, attacks on school establishments put the lives of girls at risk when they attempt to exercise their basic rights to education, Guehenno said. Women and girls are raped when they go out to fetch firewood in Darfur. In Liberia, over 40 percent of women and girls surveyed have been victims of sexual violence. In the eastern Congo, over 12,000 rapes of women and girls have been reported in the last six months alone. Assistant Secretary-General Rachel Mayanja, the U.N. special adviser on women's issues, said that from Congo and Sudan to Somalia and East Timor, she said, women continue to be exposed to violence or targeted by parties to the conflict ... lacking the basic means of survival and health care. At the same time, Mayanja said, they remain underrepresented in decision-making, particularly on war and peace issues. Assistant Secretary-General Carolyn McAskie, who is in charge of supporting the new U.N. Peacebuilding Commission which was established this year to help countries emerging from conflict, said her office will try to ensure that space is created for women's active participation in political, economic and social life. We cannot ignore the voices of the women from the time we broker peace onwards, McAskie said. Peacemaking is not just an exercise involving combatants, it must involve all of society, and that means women. At the end of the meeting, the council said it remains deeply concerned by the pervasiveness of all forms of violence against women in armed conflicts. and reiterated its strong condemnation of all acts of sexual misconduct by U.N. peacekeeping personnel. Allegations of sexual abuse have also been reported in peacekeeping missions in Congo, Bosnia, Kosovo, Cambodia, East Timor and West Africa. Copyright © 2006 The Associated Press. All rights reserved. The information contained in the AP News report may not be published, broadcast, rewritten or redistributed without the prior written authority of The Associated Press. Copyright © 2006 Yahoo! Inc. All rights reserved. Questions or Comments Privacy Policy -Terms of Service - Copyright/IP Policy - Ad [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL
[wanita-muslimah] Kawasan Konservasi Gajah di Riau Kembali Terbakar
REFLEKSI: Terbakar mudah dikatakan, tetapi kalau dibilang dibakar berarti ada yang membakar.Siapa yang membakar? Bila diadakan perbandingan dalam sejarah kepulauan nusantara, apakah juga sering terjadi hutan terbakar pada zaman Indonesia sebelum merdeka? Merdeka untuk membakar dan merusak? Perlukah kemerdekaan yang demikian? http://www.antara.co.id/seenws/?id=44494 Kawasan Konservasi Gajah di Riau Kembali Terbakar Pekanbaru, (ANTARA News) - Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) yang merupakan konservasi gajah Sumatera di Riau, kembali terbakar setelah pada Agustus lalu juga terbakar. Kepala Seksi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau Nukman, dari lokasi menghubungi ANTARA, Senin (16/10) mengatakan, kawasan TNTN tersebut dirambah dan dibakar. Luas areal yang terbakar telah mencapai 60-70 hektare berada di lokasi TNTN denagn koordinat LS 00 12 BT 101 59`, ungkap Nukman. Ia menjelaskan, sejak Ahad (15/10) kemarin pihaknya bersama 20 orang tim Manggala Agni, tujuh orang tim dari PT RAPP dan tujuh orang dari Polsek Ukui memadamkan api. Karena lahan sangat kering api sulit dijinakkan dan cepat meluas, ujarnya seraya menambahkan areal TNTN yang dirambah itu berada di Desa Air Hitam Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan. Sementara itu, aktivis WWF Riau Alhamra yang juga berada di lokasi kebakaran hutan TNTN mengatakan, kawasan yang terbakar merupakan wilayah perambahan pada April 2006 lalu telah ditindak Polsek Ukui karena ditemukan satu unit alat berat eskavator. Pada April lalu dikawasan yang terbakar saat ini telah diamankan satu unit eskavator dan saat ini masih diproses aparat keamanan, katanya. Ia mengatakan, pada saat itu areal hutan TNTN yang dirambah telah ditebang dan dibuat kanal-kanal, saat itulah pihaknya bersama Polsek Ukui menemukan alat berat yang sedang bekerja. Pemilik lahan itu bernama Iwan Sitorus warga pendatang yang berdomisili di Desa Air Hitam. Ada indikasi kawasan hutan itu dijual dan dirambah dengan melibatkan orang perusahaan, ungkap Alhamra. Menurut dia, kawasan TNTN yang kini terbakar itu berbatasan dengan Hutan Tanaman Industri (HTI) PT RAPP dan PT Inti Indosawit. saat kami turun tidak ditemukan siapa yang membakar tetapi api telah membesar, katanya seraya menambahkan tim pemadaman saat ini juga sedang bekerja memadamkan api.(*) Copyright © 2006 ANTARA 16 Oktober 2006 12:22 Kirim Cetak [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] MMI Kaitkan Konflik Poso dengan Bush
http://www.gatra.com/artikel.php?id=98964 Rusuh Sulteng MMI Kaitkan Konflik Poso dengan Bush Jakarta, 28 Oktober 2006 00:28 Juru bicara MMI Ustadz Fauzan Al Anshori mempertanyakan, apakah kondisi tegang di Poso, Sulawesi Tengah, terkait dengan kedatangan Presiden AS George W Bush, yang dijadwalkan bakal ke Jakarta, November mendatang. Apakah untuk menciptakan kondisi tegang menjelang kedatangan Bush (Presiden Amerika Serikat George W Bush yang dijadwalkan akan ke Jakarta pada November mendatang --Red), supaya ada `proyek` baru terorisme. Dugaan itu sudah di depan mata, kata Fauzan, di Jakarta, Jum`at (27/10). Fauzan menduga hal tersebut untuk menambah kredit poin di depan George W Bush menjelang kunjungannya ke Jakarta. Selain itu, Fauzan juga mempertanyakan alasan Polri menempatkan Pasukan Brimob BKO (Bawah Kendali Operasi) di Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng). Kehadirannya (Pasukan Brimob BKO --Red) justru menimbulkan antipati masyarakat. Dulu ketika Tibo Cs menyebut adanya 16 nama lain yang diduga terlibat, Polri tidak menempatkan BKO di Poso. Tetapi untuk menangkap beberapa orang saja sekarang perlu BKO, ini mencurigakan, papar Fauzan, di Jakarta, Jum`at (27/10). Fauzan menambahkan, beberapa waktu lalu di Poso ada kasus mutilasi yang menewaskan tiga pelajar, kemudian peristiwa penembakan Pendeta Irianto. Dari kedua peristiwa itu, katanya, BKO masuk dengan tujuan melakukan `sweeping` untuk menangkap beberapa orang yang diduga pelaku kejahatan tersebut. Menurutnya, tuntutan yang saat ini sangat didesak oleh masyarakat muslim Poso adalah seluruh Pasukan BKO agar meninggalkan Poso karena kehadiran pasukan tersebut di sana tidak beralasan dan justru menyulut ketegagangan atau kesalahpahaman. Itu bisa dibuktikan dengan terjadinya insiden belum lama ini yang menewaskan satu orang dan melukai dua orang lainnya, ujar Fauzan. Senin (30/10), akan ada demonstrasi besar di Poso untuk menuntut agar Pasukan BKO meninggalkan Poso, katanya. [EL, Ant] [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Fitrikan Hatimu, Sayang!~
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2006102301132416 Senin, 23 Oktober 2006 BURAS Fitrikan Hatimu, Sayang!~ H.Bambang Eka Wijaya: SMS-mu bunyi! Pasti dari kakakmu! ujar ibu ke putri bungsu yang menemaninya tinggal di desa. Cepat lihat sampai mana perjalanan mudik di malam takbir ini! Berharap segera menerima oleh-oleh dari kakaknya yang membuatnya gembira setiap Lebaran, adik melihat pesan singkat di ponsel. Tapi dengan sendatan isak tangis ia berkata ke ibunya, Kakak tidak pulang! Katanya giliran, Idulfitri di rumah mertua! Balas SMS-nya, katakan kita sehat walafiat! Salam ibu ke mertuanya! sambut ibu. Begitu saja? entak bungsu. Kok tak kita sesalkan, malam takbir baru mengabari tak pulang, padahal kita menunggu? Tak disebut pun dia tahu kita mengharap kedatangannya! sambut ibu. Maka itu dia SMS memastikan tak perlu ditunggu! Tapi masak setelah malam takbiran baru dia kabari! timpal bungsu. Kalau memang tak bisa pulang kan bisa lebih awal! Paling tidak oleh-olehnya dikirimkan teman sekampung yang mudik! Ibu merangkul bungsu yang terisak. Ibu yakin kakakmu berusaha keras untuk pulang sampai akhirnya terpaksa menyerah dengan mengirim SMS itu! bisik ibu. Kehidupan di kota besar tak seindah dibayangkan! Bisa saja kakakmu dalam kesibukan yang tak bisa digantika, atau mendapat kesulitan yang tak bisa diatasi sampai akhirnya ia SMS tak bisa pulang! Malah, jangan-jangan dia juga tak berlebaran di rumah mertuanya! Ibu kesankan kakak tak berdaya seperti korban bencana! sengan bungsu. Cipcipcip! ibu mengelus bungsu. Derita bukan cuma akibat bencana alam! Derita lebih memilukan justru yang bukan akibat bencana, tapi akibat kelalaian dan kesalahan pemimpin yang lebih sibuk mengurus kepentingan pribadi dan golongan justru dengan mengorbankan kepentingan rakyat! Setiap bicara demi kepentingan rakyat, tapi dalam praktek, rakyat dilantarkan dalam kemiskinan, malah digusur dari rumah atau tempat usahanya, dan seterusnya! Pemimpin seperti itu tak layak dimaafkan, dalam Idulfitri sekalipun! entak bungsu. Sikap seperti itu keliru! timpal ibu. Karena dengan begitu, masih ada yang mengganjal di hati kita! Padahal agar kita kembali fitri, harus benar-benar bersih dan suci dari segala bentuk bercak yang mengganjal! Lantas, harus bagaimana? sambut bungsu. Tuluskan hati kita dari segala kekecewaan akibat perbuatan siapa pun! tegas ibu. Hanya dengan ketulusan memaafkan dalam segala hal yang mengganjal di hati kitalah kita bisa membersihkan hati sampai benar-benar fitri! Bagaimana bisa tulus? tanya bungsu. Agar tulus, yakin tidak satu pun kejadian di dunia ini di luar kehendak-Nya! jawab ibu. Jadi, fitrikan hatimu Sayang, dengan menyerahkan seikhlas-ikhlasnya segala sesuatu ke hadirat-Nya, sembari tak henti memohon ampunan dan rida-Nya! Memaafkan orang tanpa diminta, jelas amat mulia! sambut bungsu menarik napas lega dan mencium tangan ibunya. Mohon maaf lahir dan batin! Minal 'aidin wal-faizin! * [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Pekik Kemenangan
REPUBLIKA Jumat, 27 Oktober 2006 Pekik Kemenangan Oleh : Zaim Uchrowi Berapa banyak takbir yang kita gemakan pada Idul Fitri kali ini? Berapa banyak hati yang kita sertakan dari setiap 'Allahu Akbar' yang terucapkan? Berapa dalam makna yang dapat kita rasakan dari pengagungan asma Sang Pemilik Alam Semesta ini? Seruan bertakbir itu pasti bukan untuk 'kepentingan' Allah SWT melainkan untuk kepentingan manusia sendiri. Dalam tradisi Islam, seruan bertakbir adalah semacam pekik kemenangan. Pasukan Jenghis Khan dari pojok stepa Mongolia menaklukkan daratan Asia dan Eropa dengan pekik kemenangannya: hura ... hura. Pekik kemenangan semacam itu pula yang selalu ditebarkan para trainer pelatihan pengembangan diri. Dahsyat, luar biasa, bisa dan sebagainya adalah penyemangat kemenangan yang sangat efektif. Jika pekik kemenangan seperti itu telah diteriakkan, dan kita meneriakkannya secara bersungguh-sungguh dari dalam hati terdalam, apa yang dapat menggagalkan untuk memenangkan kehidupan ini? Allahu akbar bukan sekadar pekik kemenangan biasa. Pekik ini bukan semata ledakan dari energi diri, melainkan energi diri yang telah dipompa dengan semangat Ilahiah. Pekik 'Allahu akbar' telah membuat para sahabat Rasul tidak gentar menghadapi pertempuran apa pun, dengan musuh sekuat apa pun. Bahkan, di saat harus bertempur di bulan puasa, tengah hari, di tengah gurun seperti pada Perang Badar sekalipun. Allahu akbar itulah energizer yang membuat mereka hampir selalu meraih kemenangan gilang-gemilang. Betapapun kecil jumlah mereka. Betapapun sederhana persenjataan mereka. Namun, kemenangan gilang-gemilang tak boleh membuat mereka larut dalam euforia. Perang melawan musuh kuat itu, kata Rasul, cuma perang kecil. Ada perang besar yang harus dimenangkan. Siapa mampu memenangkan perang besar itu akan meraih kemenangan sejati. Sebuah kemenangan yang hasilnya tidak hanya akan dipetik di akhirat kelak, namun di kehidupan dunia sekarang ini juga. Perang besar itu adalah perang menaklukkan atau mengendalikan diri sendiri. Rasul bukan hanya menyeru ajaran Ilahi buat meraih kemenangan sejati. Rasul bahkan menunjukkan jalannya. Jalan itu adalah pelatihan besar sebulan penuh dengan berpuasa Ramadhan. Itulah candradimuka yang menempa kita buat menaklukkan diri sendiri. Siapa mampu menaklukkan diri sendiri, menurut resep Ilahiah ini, akan mampu menaklukkan apa pun, siapa pun, di medan pertempuran manapun. Termasuk di medan pertempuran kehidupan sehari-hari. Jadi, sukses sejati tidak akan datang begitu saja. Sukses sejati hanya akan hadir setelah kita menempuh usaha ekstrakeras. Berpuasa Ramadhan sebulan penuh adalah sebuah usaha ekstrakeras jika kita memang bersungguh-sungguh menjalaninya. Begitu keras pelatihan itu hingga tak semua orang mampu melakukannya. Bahkan, yang mengaku Muslim sekalipun. Menyelesaikan puasa sebulan penuh pun tak berarti telah menjalani usaha ekstrakeras hingga berhak untuk 'lulus'. Bukankah Rasulullah SAW telah mengingatkan betapa banyak yang berpuasa Ramadhan tak memperoleh apa pun selain rasa lapar dan dahaga. Insya Allah kita tak termasuk golongan demikian. Insya Allah kita termasuk yang telah lulus pelatihan ekstrakeras itu hingga layak mendapatkan 'hari kemenangan' Idul Fitri. Sebuah hari yang memang dimaksudkan untuk merayakan keberhasilan menuntaskan pelatihan keras buat menaklukkan diri sendiri. Buat merayakan hari kemenangan ini kita bahkan dibekali dengan pekik kemenangan 'Allahu akbar'! Sebuah pekik kemenangan buat mengafirmasi atau meneguhkan kesiapan diri guna menaklukkan kehidupan selama sebelas bulan ke depan. Rangkaian proses itu adalah ajaran yang sangat jelas bahwa semestinya umat Rasul akan selalu memenangkan pertempuran apa pun, baik ekonomi, sosial, budaya, maupun lainnya. Apalagi moralitas. Tak ada alasan untuk kalah. Tak ada alasan tidak sukses karena kunci sukses adalah menaklukkan diri sendiri. Sedangkan kita telah terlatih menaklukkan diri sendiri itu lewat puasa Ramadhan. Maka, sukses adalah hak setiap umat Rasul, meskipun setiap orang tetap harus terus siap untuk sesekali menerima ujian-Nya. Jika kita masih gagal menaklukkan kehidupan sehari-hari, maka tentu ada yang tidak pas atau malah salah dalam cara kita memahami ajaran luar biasa ini. Inilah persoalan serius umat ini. Sering kita menghibur diri saat kalah menghadapi pertempuran kehidupan. Biarlah kami sekarang menderita, yang penting nanti masuk surga. Dunia kan cuma perhiasan, dunia kan sementara, sedangkan akhirat yang kekal. Sangka kita shalat, puasa, dzikir, dan ibadah lainnya sudah mencukupi untuk menjamin lancar menuju surga. Padahal kita tahu ayat Quran: Apakah kalian menyangka masuk surga begitu saja, padahal belum jelas bagi Allah siapa yang sungguh-sungguh bertempur dan siapa yang sabar. Jelaslah bahwa surga atau sukses akhirat tak akan teraih tanpa memiliki jiwa kemenangan (winning spirit). Begitu juga sukses di dunia ini. Winning spirit atau
[wanita-muslimah] Kebaya Membuat Wanita Cantik
http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=264906kat_id=405 REPUBLIKA Minggu, 17 September 2006 Amy Atmanto Kebaya Membuat Wanita Cantik Oleh : bur Aminy Aim Sani seorang ibu yang pintar menjahit. Lebih spesial: menjahit kebaya. Salah seorang putrinya selalu mengamati saat Aminy bekerja. Diam-diam, sang putri yang masih remaja itu mengikuti jejak Aminy. Ia membuat pola, merancang pakaian yang akan dikenakannya. ''Dari kelas 3 SMP saya sudah biasa menjahit baju sendiri,'' ucap Amy Atmanto, sang putri itu. Remaja putri itu kini berangkat dewasa. Mengikuti jejak sang ibu, dia menjadi perancang busana. Fokusnya hampir sama: kebaya. Hasil rancangannya dipakai wanita kelas atas negeri ini, juga wanita kelas atas di berbagai negara. Kini ia membangun tiga brand: Royal Sulam, Victoria Couture, Royal Caftan. Ada 59 orang yang dipekerjakan untuk itu. Belajar, belajar, dan belajar Masa kecilnya tumbuh dalam disiplin yang cukup ketat. Prof Dr Ayip Sani Ibrahim, ayahnya, selalu menekankan untuk terus belajar. Kedisiplinan itu mulai berbuah di usianya yang masih belia. Saat duduk di bangku SMAN 3 Setiabudi, Jakarta, ia terpilih mengikuti pertukaran pelajar dalam program AFS. Lulus SMA, beasiswa dari Pemerintah Australia diperolehnya. Perempuan kelahiran Jakarta, 19 Agustus 1974, ini memilih Jurusan Komunikasi di University of Technology Sydney, sambil belajar di jurusan hukum internasional. Lulus lebih cepat dengan nilai cum laude untuk jurusan komunikasi, ia tak sempat merampungkan studi hukum internasionalnya. Mengapa tidak memilih studi desain, kegemaran di masa kecil? Amy punya alasan rasional. Dia bilang, ''Pilihan beasiswanya tidak ada. Jadi saya pilih yang agak mirip.'' Toh, di sela-sela masa liburan, setiap summer, ia manfaatkan waktunya belajar di fashion di sebuah institut di Sydney dengan menyisihkan sisa uang saku dari beasiswa. ''Jadi, hidup saya selama masa remaja ya belajar, belajar, dan belajar,'' ujar dia. Reporter televisi Kembali ke Indonesia, Amy mencoba menerapkan ilmunya. Masuk ke TVRI News, sembari magang di sebuah perusahaan event organizer asing. ''Saya jadi manajer sebentar, kemudian masuk ke RCTI, jadi reporter yang bertugas di Istana,'' ucapnya. Chris Kelana, sosok yang disebutnya banyak memberikan bimbingan ketika itu. Amy mengambil cuti saat hamil. Perjalanan waktu mempertemukannya dengan Ram Punjabi, pemilik Multivision. Amy menjadi manajer public relations di situ. ''Sampai sekarang saya dipercaya untuk posisi corporate secretary dan senior advisor untuk Parkit, perusahaan induknya,'' kata dia. Menemukan jati diri Kelahiran Fais Rafi Darmanto, anak keduanya, 2001, menyertai Adam Rikhan Darmanto, anak sulungnya, membuat Amy berpikir lain. ''Saya merasa, saya harus punya waktu buat suami dan anak-anak saya yang sudah mulai besar, mulai butuh perhatian,'' ujar dia. Kegelisahan pun mendera. Banyak perusahaan menawarinya pekerjaan dengan imbalan menggiurkan, tapi dorongan untuk memberi perhatian kepada keluarga lebih kuat menariknya. Toh, pilihan harus dijatuhkan. ''Akhirnya, sampai ketemu hobi saya. Suami saya selalu bilang, 'Mulai dengan apa yang kamu suka. Terus fokus','' kata dia mengenang. Amy semula membuka usaha, memanfaatkan kesempatan yang sering ia peroleh ke luar negeri dengan membeli berbagai jenis pakaian. Pakaian itu dijual di butik milik seorang teman, sampai akhirnya menyewa tempat di Kabayoran. Setahun dua tahun berjalan, dia menjadi terbiasa membuat baju sendiri. ''Sampai kadang-kadang, kok kalau saya di-jahitin orang, polanya nggak enak. Saya bikin sendiri polanya,'' jelas dia. Pakaian dengan pola yang ia buat sendiri itu ternyata mendapat pujian banyak orang. Terkesan unik di mata banyak temannya. Sampai-sampai ada orang yang berminat membeli baju yang sedang ia kenakan. Babak baru dalam kehidupannya pun mulai. Dia seakan menemukan dunianya yang 'hilang', dunia yang disenanginya sejak kecil: desain. Membangun mimpi Tapi, mengapa lebih condong ke kebaya? Dia bilang, ''Tadinya, yang saya jahit bukan hanya kebaya. Ada baju, ada blus. Tapi teman-teman saya bilang, 'lu enak sih... kebaya'.'' Teknik menjahit kebaya termasuk yang paling susah. Tidak boleh ada lekukan sedikit. ''Belum lagi tantangannya. Orang yang badannya XXL, yang justru paling sering pakai kebaya,'' kata dia. Maka, ia pun terus menekuni kebaya. Komentar banyak orang, ternyata tidak keliru. Lima tahun di bawah payung Royal Sulam, tak terbilang perempuan kelas atas menggunakan gaun rancangannya. Menteri Pemberdayaan Perempuan, Meuthia Hatta, memujinya. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata mengajaknya bekerja sama,
[wanita-muslimah] Mufti komen pakaian wanita enggan berundur
http://www.bharian.com.my/m/BHarian/Saturday/Dunia/20061028014515/Article/Dunia_html Mufti komen pakaian wanita enggan berundur APA KHABAR: al-Hilali dikerumuni penyokongnya ketika meninggalkan Masjid Lakemba, Sydney semalam selepas solat Jumaat. CANBERRA: Mufti Australia yang dikritik kerana menganggap wanita tidak bertudung mengundang kejadian rogol menegaskan semalam beliau tidak akan berundur selagi Rumah Putih terus mempengaruhi dunia. Lembaga persatuan masjid Lakemba, Sydney mengadakan pertemuan dengan Sheik Taj Aldin al-Hilali semalam dan memutuskan untuk menerima permohonan maaf beliau kerana membandingkan wanita yang tidak menutup aurat sama seperti daging yang terdedah tetapi melarang beliau daripada menyampaikan khutbah selama dua hingga tiga bulan. Ditanya jika beliau akan meletak jawatan, al-Hilali memberitahu pemberita: Selepas kita membersihkan dunia daripada pengaruh Rumah Putih terlebih dulu. Beliau bagaimanapun tidak mengulas lanjut. Kenyataan itu mendapat sorakan dan tepukan daripada penyokongnya. Mufti berkenaan lantang menentang perang Iraq dan pernah menyifatkan Presiden Bush, Perdana Menteri Britain, Tony Blair dan Perdana Menteri Australia, John Howard, tiga pemimpin yang mengisytiharkan perang terhadap regim Saddam Hussein, sebagai kuasa jahat. Al-Hilali tidak menyampaikan khutbah ketika sembahyang Jumaat semalam selaras dengan larangan yang dikenakan terhadapnya. Beliau mencetuskan bantahan selepas membuat kenyataan mengenai pakaian yang tidak sopan sebulan lalu tetapi hanya disiarkan kelmarin oleh akhbar The Australian. Howard yang mengkritik kenyataan al-Hilali berkata, masyarakat Islam Australia akan berubah menyokong pemimpin kelahiran Mesir itu jika dia terus menjadi pemimpin agama. Apa yang saya katakan kepada masyarakat Islam adalah: Jika mereka tidak menyelesaikan masalah ini, ia mungkin akan merosakkan pandangan terhadap masyarakat itu di kalangan masyarakat Australia, kata Howard kepada Southern Cross Broadcasting. - AP [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Nicaragua to ban all abortions
http://www.theage.com.au/news/world/nicaragua-to-ban-all-abortions/2006/10/27/1161749314665.html Nicaragua to ban all abortions Catherine Bremer, Managua October 28, 2006 NICARAGUAN MPs have banned abortions for rape victims and women who risk dying in childbirth. The tactical vote for the tough new law came just days ahead of the Central American republic's presidential election. The law was approved with the support of reluctant left-wing legislators who backed it to help their party's leader, Daniel Ortega, a former Cold War foe of the US, return to power in the November 5 election. Barring a veto from President Enrique Bolanos, the law will take effect in 30 days. The bill will overturn a 130-year-old policy permitting abortions in exceptional cases and put Nicaragua among several countries, mostly in Africa and the Middle East, with total bans. Nicaragua's powerful Catholic Church and the ruling Liberal Party had promoted the law and Mr Ortega's Sandinista party supported it to avoid alienating church leaders and religious voters in the last days of a tight campaign. The law changes included jail terms of up to 30 years for women, and their doctors, who terminate a pregnancy, but legislators put off a vote on that issue, meaning the current maximum sentence of six years will stand. Medical associations and women's groups had campaigned against the new laws and, with the country locked in a fierce debate, senior UN officials had called on MPs to think carefully before voting. Mr Ortega, who led a 1979 revolution and fought a civil war against US-backed Contra rebels throughout the 1980s, has a strong lead, but he would face a tough run-off if he failed to win in the first round of voting. US officials worry Mr Ortega will join an anti-US bloc in Latin America led by Venezuelan President Hugo Chavez and are backing his conservative rival, Eduardo Montealegre. When Mr Ortega was in power, his government reinforced a law giving women the right to terminate pregnancies resulting from rape or incest, or if three doctors stated a woman's life was at risk. This year, however, Mr Ortega has refused to be drawn on the abortion law and has pushed a vague pro-life message. Twenty-five Sandinistas in the National Assembly supported the proposal, although some sent their back-ups to cast the vote rather than do it themselves. The party's 13 other MPs stayed away from the session, where the law was passed in a 52-0 vote. Hundreds of people had protested outside the National Assembly in the capital Managua on Wednesday night, saying the law would be a death sentence for the estimated 400 women who suffer ectopic pregnancies in Nicaragua each year. They are forcing women and girls to die. They are not pro-life, they are pro-death, protester Xiomara Luna said. The Catholic Church says allowing abortion in certain cases is an aberration, and rallied thousands to marches in favour of the change, which puts Nicaragua alongside countries such as Chile and El Salvador in imposing a blanket ban. Cardinal Miguel Obando y Bravo, the influential former archbishop of Managua, recently urged voters to back candidates who look after life, who defend life from conception. REUTERS [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Islam Syariat Bisa Berubah
http://www.gatra.com/artikel.php?id=98724 Islam Syariat Bisa Berubah Masalah serius harus kita hadapi jika gerakan Islam syariat seperti yang dilakukan Hizbut Tahrir Indonesia, Majelis Mujahidin Indonesia, dan Komite Penegakan Syariat Islam Sulawesi Selatan menjadi arus kuat di Indonesia. Masalahnya, Islam akan berwajah lebih rigid, doktriner, dan elitis, yang dapat melahirkan kultur santri baru yang semakin ortodoks. Ia juga sangat memungkinkan terjadinya perluasan fragmentasi yang melahirkan generasi Islam abangan yang lebih besar. Bahkan bisa muncul kecenderungan ekstrem berupa arus baru konversi kepemelukan Islam ke agama lain yang dirasa lebih memberi kenyamanan beragama daripada tetap berada dalam Islam yang serba syariat dan berwajah ideologis. Itulah temuan Haedar Nashir dalam disertasi Gerakan Islam Syari'at Reproduksi Salafiyah Ideologis, yang dipertahankan di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 20 September lalu. Disertasi yang tampaknya mengkhawatirkan menguatnya gerakan Islam syariat itu menyebutkan bahwa yang dimaksud gerakan Islam syariat adalah gerakan Islam yang bercorak ideologis dengan memperjuangkan Islam secara formal dalam negara. Gerakan ini muncul dengan militan karena dorongan keyakinan dan paham keagamaan yang ingin mencetak ulang (reproduksi) tipe ideal zaman Nabi dan generasi salaf al-shalih (generasi terbaik sesudah Nabi) secara harfiah dan formal. Disertasi salah satu Ketua PP Muhammadiyah itu sulit disanggah. Referensinya sangat kaya, metodologinya sangat ketat. Tujuh guru besar penguji yang terdiri dari Miftah Thoha, Sunyoto Usman, Tadjuddin Noer Effendi, Amin Abddullah, Azyumardi Azra, Ali Haidar, dan saya memberi yudisium kelulusan dengan predikat cum laude tanpa dissenting opinion. Ketika menguji pun, saya tak mempersoalkan temuan ilmiah yang telah dibingkai dengan konsep dan metodologi yang ketat itu. Saya hanya mengemukakan fakta bahwa meskipun gerakan itu dikatakan didorong oleh keyakinan, dalam kenyataan sejarah, sikap dan militansi penganut gerakan Islam syariat seperti itu bisa berubah atau diubah oleh situasi tertentu. Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafi`i Ma`arif, pada masa mudanya adalah orang yang mencitakan berdirinya negara Islam Indonesia. Tetapi, setelah nyantri ke Universitas Chicago dan berguru kepada Prof. Fazlur Rahman, dia berubah sangat drastis dan menjadi penentang gerakan Islam syariat. Mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada mulanya mengidolakan gerakan Al-Ikhwan al-Muslimin, sebuah gerakan Islam radikal yang pernah membunuh Presiden Anwar Sadat di Mesir karena dianggap kurang membela Islam, Bahkan, karena kekagumannya pada gerakan itu, ketika masih belia, Gus Dur pernah membangun organisasi Al-Ikhwan itu di Jombang. Tetapi, setelah belajar ke Mesir, Irak, dan bekerja di Eropa selama beberapa tahun, Gus Dur pulang ke Indonesia dengan visi pluralisme yang sangat liberal dan sangat anti-formalisasi Islam dalam kehidupan kenegaraan. Banyak juga tokoh lain yang tadinya menggelorakan gerakan Islam syariat menjadi berubah dan sangat akomodatif terhadap yang serba non-Islam setelah menjadi anggota DPR atau masuk ke kabinet. Mereka bahkan menjadi sangat fasih menerangkan bahwa negara Pancasila adalah negara yang sudah final. Perubahan seperti itu juga terjadi pada organisasi politik yang dulu jelas-jelas mengusung semacam gerakan Islam syariat. Minimal ada tiga parpol yang pada masa-masa awal reformasi menegaskan diri sebagai parpol Islam yang akan memperjuangkan berlakunya syariat Islam, mengubah Pasal 29 UUD 1945, bahkan ada yang menyatakan akan memperjuangkan berlakunya substansi Piagam Jakarta. Tetapi, setelah agenda itu dipertarungkan melalui mekanisme demokrasi di DPR dan MPR, sekarang parpol-parpol itu berubah diam. Mereka sadar dan ikut mengatakan bahwa negara Pancasila memang final sebagai pilihan yang secara demokratis tak bisa dilawan. Maka, kalau kita memang takut akan menguatnya gerakan Islam syariat, minimal ada tiga situasi yang bisa mengubah gerakan itu. Pertama, menyekolahkan mereka ke universitas yang maju agar wawasannya lebih luas dan akomodatif seperti yang dialami Syafi`i Ma`arif, Gus Dur, dan lain-lain. Kedua, memberi kesempatan dan tempat bagi mereka di lembaga demokrasi seperti DPR. Sebab, kalau kalah dalam pertarungan di sana, mereka takkan bisa berbuat apa-apa dan tetap harus terikat dengan segala konsekuensi keputusan yang telah diambil secara demokratis. Ketiga, memberi jabatan penting pada tokoh mereka. Sebab, dalam kenyataannya, setelah tawar-menawar jabatan, tak sedikit di antara mereka yang tiba-tiba berubah dan mengatakan secara sama dengan yang kita inginkan bahwa untuk bangsa yang majemuk seperti Indonesia, negara Pancasila adalah pilihan final. Menyambung tanya-jawab saya dengan promovendus pada ujian promosi doktor itu, Miftah Thoha menutup pertanyaan kepada Haedar Nashir. Apakah Ustad Anu yang sangat keras dalam gerakan Islam
[wanita-muslimah] Tuhan, Agama, dan Negara
KOMPAS Jumat, 27 Oktober 2006 Tuhan, Agama, dan Negara Komaruddin Hidayat Otoritas yang bersumber pada Tuhan, agama, dan negara sering bertabrakan dalam panggung sejarah. Masing-masing menawarkan keselamatan dan pembebasan sekaligus menuntut loyalitas dan pengorbanan. Rasionalitas ketiganya berbeda dalam mewujudkan eksistensi dan peran di masyarakat yang penuh paradoks. Ketiganya abstrak, tetapi peran dan pengaruhnya amat besar dalam sejarah kemanusiaan. Secara ontologis, agama dan negara adalah derivasi dan akibat firman Tuhan karena Tuhan adalah Maha-absolut, sumber dan akhir segala wujud. Namun, kini ketiganya hadir bersama dalam kesadaran manusia, menjelma dalam lembaga yang adakalanya saling memperebutkan hegemoni. Pada awal diwahyukan, firman Tuhan selalu memihak kaum tertindas dan melahirkan gerakan politik emansipatoris. Dalam perjalanannya, firman Tuhan terbelenggu lembaga yang kemudian dikooptasi tokoh-tokohnya dengan mengatasnamakan Tuhan dalam semua tindakan yang adakalanya represif-manipulatif. Padahal, sejatinya ada rentang metafisis dan kognitif yang jauh antara Tuhan dan penalaran tokoh agama. Masing-masing pada arsy berbeda. Pemikiran agama adalah produk historis yang penuh muatan budaya, bersifat kondisional, dan relatif. Sementara Firman (F besar) bersifat absolut, tidak mungkin diraih secara utuh oleh nalar manusia yang nisbi. Namun, tak jarang tokoh agama berbicara dan bertindak berdasar persepsi dan kepentingan pribadi, disakralisasi atas nama Tuhan agar berbobot sehingga lebih berwibawa saat akan memengaruhi massa. Semua agama sepakat, Tuhan adalah Esa. Dialah satu-satunya pencipta dan pemelihara semesta, tetapi manusia memanggil- Nya dengan nama berbeda-beda. Selain beda sebutan, titik pokok perbedaan ada pada pemahaman, penafsiran, dan keyakinan seputar relasi Tuhan-manusia serta Tuhan-semesta. Mereka yang beriman dan berislam pada Tuhan yakin, Tuhan Maha Kasih tetapi akan bertindak sebagai hakim yang mengadili semua yang manusia perbuat di bumi di akhirat. Bagi faham deisme, alam dipandang bagai jam raksasa yang bekerja otomatis, dan Tuhan bagai Sang Pencipta tidak akan campur tangan setelah ciptaan-Nya selesai. Kontestasi agama dan negara Pemahaman, sosok agama, dan negara senantiasa berkembang. Muatan dan spirit keberagamaan yang lahir belasan abad lalu pasti mengalami perkembangan karena zaman berubah. Meski semula agama diyakini sebagai firman Tuhan yang menyejarah, pada urutannya lembaga-lembaga agama berkembang otonom di bawah kekuasaan tokoh-tokohnya. Wibawa Tuhan lalu mendapat saingan berupa institusi agama dan negara. Bahkan, negara lebih berkuasa dibandingkan dengan Tuhan dan agama dalam mengendalikan masyarakat. Atas nama negara, sebuah rezim bisa memberangus agama karena beranggapan, berbeda agama berarti berbeda Tuhan, dan perbedaan berarti ancaman bagi yang lain sehingga negara tampil sebagai hakim. Dalam realitas sosial-politik, berbagai upaya dicari untuk menemukan format tepat bagaimana memosisikan ketiganya, yaitu kebertuhanan, keberagamaan, dan kebernegaraan. Indonesia sebagai negara yang rakyatnya memiliki semangat beragama yang tinggi sering digoyang tidak hanya oleh gelombang pasar global, tetapi juga konflik solidaritas dan loyalitas keagamaan yang melampaui sentimen nasionalisme dan kemanusiaan. Sering orang lebih membela kepentingan kelompok seagama meski di luar wilayah Indonesia. Atau lebih loyal pada kelompok atau partai yang mengusung simbol agama ketimbang pada cita-cita berbangsa, bernegara, dan kemanusiaan. Ketika kontestasi antara negara dan agama melahirkan krisis, sementara ruang agama dan negara dirasakan pengap, orang kembali merindukan Tuhan melalui caranya sendiri, di luar institusi agama. Mereka tak lagi percaya pada pengkhotbah dan janji-janji modernisme yang ditawarkan negara. Lalu muncul gerakan spiritual dan mistik yang ingin memperoleh pencerahan dan ketenangan batin di luar syariah agama. Mereka membangun dunia maya guna menemukan kembali spiritualitas (virtual world of spirituality). Maraknya pusat meditasi dan latihan spiritual menjadi indikasi krisis kepercayaan pada lembaga agama, ilmuwan, dan politisi yang dinilai gagal menciptakan kesejahteraan dan kedamaian. Tidak heran jika muncul pemberontakan intelektual terhadap lembaga agama dan politisi yang keduanya sering bertengkar dan berkolaborasi. Membangun sintesa Secara teoretis normatif, baik agama maupun negara muncul untuk melayani masyarakat. Bahkan, negara merupakan anak kandung masyarakat. Tetapi, pada perjalanannya, lembaga agama dan negara sering meninggalkan jati dirinya sebagai pengayom, lalu berkolaborasi untuk mengawetkan kepentingan sekelompok elite penguasa sambil menindas masyarakat. Tampaknya bangsa Indonesia masih bingung menemukan hubungan mapan untuk mempertemukan kesetiaan warganya pada Tuhan, agama, dan negara. Idealnya, ketiganya bersinergi membangun sintesa
[wanita-muslimah] Funeral Devils
http://www.arabnews.com/?page=13section=0article=87174d=25m=10y=2006pix=kingdom.jpgcategory=Local%20Press Wednesday, 25, October, 2006 (03, Shawwal, 1427) Funeral Devils Suleiman Al-Fulaih . Al-Jazirah Before a recent funeral, a man stood up and shouted, I will not forgive this man. He pointed at a body that had been laid for funeral prayers in a mosque along with three others. Many people were shocked at what this man was saying and began looking at him in disbelief that there could possibly be someone that would speak ill about a dead man. The man walked toward the body mumbling to himself. Before we try to understand the man's story, let us talk about the evil acts committed by people in the least expected of situations. Many people do not understand why these actions take place at such moments. For example, imagine there are people standing outside the sacred mosques in Madinah or Makkah, wearing ihram and preparing for action. These people are not out to pray, but rather to rob people of their wallets and money. After robbing them they leave people in desperate situations without their identity documents and money to return home with. Such thieves are void of emotions and cannot differentiate between good and bad. This is a fine example of people without hearts and souls who take advantage of people that come for worship during the blessed month at a very sacred place. I hope these people are caught by the police and given severe punishments in tune with their terrible crimes. Another ghastly example is of the thieves who hide between people carrying the funeral bier to the cemetery. These thieves take advantage of people's emotions and their sorrowful mourning to rob them of their money and cell phones. The worst example of all is that of the man who shouted that he would not forgive a person who had just died because he owed him SR15,000. People at the mosque asked the man to forgive the deceased saying he was dead and incapable of paying his debt. The man said he had reminded the dead man about the money he owed him but the dead man continually refused to pay. At that he began invoking God to punish the dead man in his grave for leaving an outstanding debt. People who had gathered for the funeral then dug deep into their pockets and began gathering money until they had accumulated SR15,000. After the man was paid, he said he would forgive the dead man but added that he had taken an oath not to pray at the dead man's funeral. So he left the mosque with the SR15,000 firmly in his hand. After the funeral prayer, family members carried the other three bodies to the grave while the fourth, for which money had been gathered, remained on the ground. People assumed the man had no relatives and so the imam of the mosque went to the body and opened the sheet. To his surprise there was no body, just pillows. That man behaved worse than the devil. He conjured up a plan that even the devil himself could possibly not think of. [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Women's Civic IDs
http://www.arabnews.com/?page=13section=0article=88320d=20m=10y=2006pix=kingdom.jpgcategory=Local%20Press Tuesday, 17, October, 2006 (25, Ramadhan, 1427) Women's Civic IDs Haya Al-Manie, Al-Riyadh Saudi women have been delighted to finally possess their own civic ID cards. This is considered to be a move toward acknowledging the equal rights of Saudi women and considering them as real citizens of the country. Civic ID cards are normally used in institutions such as courts, universities and government offices. Unfortunately, the use of the women's ID card is limited to banks and some charitable organizations. Other governmental bodies are still wary of the ID cards and will not recognize them as official identification for women. When women want to issue a power of attorney, their IDs are rejected and they are asked to bring their family ID cards. The question arises as to which is safer for a woman to use, her personal IDs, or the family card? We all know that family cards are not competent sources of proof because they do not contain pictures or fingerprints. When women apply for jobs, personal ID cards are rejected and only family ones are accepted. The question arises as to why they were issued in the first place. What is even worse is that some internal bodies don't accept women's personal ID cards. For instance, police officers demand a copy of family cards and refuse to look at the personal IDs. The card is definitely neither recognized nor accepted in hotels or when buying and selling. Is a paper from a legal guardian, even if he is less than 18 years old, more important than a woman's civic card? Even when a woman wants to reserve a room in a hotel, having a boy with her is better than having her ID card. The Ministry of Interior issues these almost useless cards according to strict legal procedures that have no room for flexibility. The Ministry of Interior - considering that it's the foremost agency responsible for a citizen's security internally - is obliged to recognize women's ID cards everywhere, including in law courts. This is especially essential since there are many cases where men have taken advantage of the situation and, with the help of other females, issued authorization documents on behalf of their wives without their knowledge. How could the judge identify who is the woman behind the veil pretending to be the wife? Men resort to such acts to serve their wily purposes of stealing and robbing their wives who own properties or have financial assets. I think that restricting any official procedure to a women's personal ID card would solve many problems and correct many mistakes where women end up becoming the victims. The ID has to be recognized inside the Kingdom while traveling from one city to another and when a woman wants to reside in a hotel for any reason. Women should be able to stay in hotels without having to bring a paper from the police or her legal guardian. Worrying about women is necessary - and so is worrying about men - but without denying their existence and losing their trust. When people fail to protect themselves, neither others nor documented papers protect them. When a 50-year-old woman can't stay in a hotel in Makkah or Madinah, what purpose does that serve? What value does that add to our society? [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Displaced Women Build New Lives, Brick by Brick
http://www.ipsnews.net/news.asp?idnews=34194 COLOMBIA: Displaced Women Build New Lives, Brick by Brick Gloria Helena Rey CARTAGENA, Colombia, Aug 1 (IPS) - The City of Women, in the northern Colombian municipality of Turbaco, 11 kilometres from the fortified walls of this tourist resort city, bears no resemblance to Federico Fellini's 1980 film by the same name, or to the similarly dubbed Buenos Aires neighbourhood of Puerto Madero, where almost all the streets and public spaces are named for famous women. These Colombian women, in contrast, are very real and still alive, and are making their own mark on the country. Displaced by war, survivors of massacres and crimes, some were victims of the paramilitaries, others of guerrillas or the state security forces. Colombia has the world's second largest internally displaced population (after Sudan) -- at least 2.5 million, according to government figures. Women account for 49 percent of the displaced. The new community in Turbaco was built on the hard work of such women. Initially, eight founded the Liga de Mujeres Desplazadas (League of Displaced Women) in 1998, to get forced displacement recognised as a war crime, to seek humanitarian aid to improve their terrible health conditions and poor nutrition, and to reclaim their own rights and those of their families. Seeing the terrible poverty in the streets was unbearable, remembers Patricia Guerrero, a lawyer displaced by threats in 1997, mother of three daughters and the driving force behind the Liga de Mujeres and this unique village. Around 100 women joined her to begin construction in 2003, building their new lives brick by brick. They themselves manufactured the 120,000 cement blocks used in the 97 houses (78 square meters each), which now house the 500 people that give life to the five-block settlement. The project, which included the cost of the land and the construction of the dwellings, was negotiated with the owner for more than a year and a half. Guerrero obtained 500,000 dollars from the U.S. Congress to kick-start the process. Additional money came from the office of the United Nations High Commissioner for Refugees, the World Food Programme, the Spanish government, the Ford Foundation and other public and private organisations. As soon as more funds come in, construction of new houses will continue, says Héctor Useche, administrative assistant director and Liga project coordinator. Training is a key component of the initiative. Many of these women were peasant farmers or domestics before coming here. It was hard to learn how to make bricks, but I proved that women could do it, says Niris Romero, a mother of five, and one of the 30 women trained in the skill. I also worked on the beams of my house, and helped mould each column and make the mix to cement the blocks. I am happy -- I have a roof and a trade. Some of her peers were trained as bricklayers or in agriculture -- everyone received some kind of training. Two hundred Liga members who did not receive state housing subsidies underwent training and took part in productive projects and other activities during the construction phase. All have carried their training further, particularly in the field of human development. It was extremely hard to get this project off the ground, says Guerrero, who, having secured the initial funding, negotiated the purchase of the land. Later, we came under attack: I was accused of doing it for personal gain, and people predicted I would fail. During the construction process, we were threatened, people were 'disappeared' and killed, and bodies were dumped on the surrounding land to scare us. They wanted to drive us out, whatever it took, she remembers. The husband of Simona Velásquez, 46, a mother of six who was displaced by the war three times, was killed with a machete while he was guarding materials used in the construction of the settlement. They didn't steal the materials, but the murder caused panic. Many of the women wanted to give up, says Guerrero. But they did not, because it would have been like killing our last hope. That's why we stayed, says Nerlides Almansa, 48, mother of six and current co-ordinator of productive projects for the Liga and City of Women. The women have since been nominated for the National Peace Prize, awarded to individuals or organisations that contribute to resolving Colombia's four-decade armed conflict. The project's success story has been held up as a model for other regions in the country. The women's families have also received training and awareness-raising classes. Guerrero describes a youth league and explains that work on the concept of masculinity is done with husbands. We do not want abusive husbands, or children who will be drawn into the war or prostitution. Our community is grounded in ethical values, and we educate everyone on their citizen's rights. The women have also laid in
[wanita-muslimah] Islamic studies 'letting down' multicultural needs
http://www.guardian.co.uk/religion/Story/0,,1931309,00.html Islamic studies 'letting down' multicultural needs Press Association Wednesday October 25, 2006 Guardian Unlimited Islamic studies in Britain's higher education institutions are failing to meet the needs of a 21st-century multicultural society, according to a report published today. Academics at Dundee's Al-Maktoum Institute for Arabic and Islamic Studies examined 55 UK higher education departments and centres currently offering courses in the study of Islam and Muslims. They claim education structures are letting down Muslims and are calling for a new agenda offering education which is more relevant to contemporary British society and takes a more multicultural approach. The report, entitled Time for Change: Report on the Future of the Study of Islam and Muslims in Universities and Colleges in Multicultural Britain, was written by Abd al-Fattah El-Awaisi and Malory Nye. Prof El-Awaisi said: The call for a new agenda is timely and necessary to prevent the misguided and narrow interpretation of Islam which is the source of so many problems in our multicultural society. It is only through multicultural education we can work to eliminate extremism and fundamentalism. The report found most British non-Muslims do not get Islam and do not understand what makes Muslims tick. Many British communities, including British Muslims, have failed to understand each other and have failed to engage effectively in multicultural Britain, it states. There is mutual incomprehension and this can only be addressed by education. The report claims Muslim schools and colleges run by Muslims for Muslims is not the answer. Multiculturalism is not about separatism, ghettoisation or Balkanisation; it is instead recognition of diversity, the need for common ground, mutual respect and cultural engagement, it states. It adds that some departments concentrated on out of date and irrelevant issues, while others chose local religious leaders as lecturers for political correctness. It also criticised some Muslim institutions for focusing on their own political links and agendas and not those of multicultural Britain. The report makes a number of recommendations including a government-commissioned study on Muslim institutions and their place in the development of Islam and Muslims as an integral part of multicultural British society. It also calls for Muslim institutions to be encouraged to integrate more actively into the British higher education system. Prof Nye said: All those who participate in the development of this area of higher education have the responsibility to respond to the new realities of contemporary multicultural Britain. We must ensure the integration of all aspects of society within these debates and also recognise the need to make the understanding of Islam and Muslims a mainstream part of the curricula. [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Dokter dan Tanggung Jawab Sosial
KOMPAS Kamis, 26 Oktober 2006 Dokter dan Tanggung Jawab Sosial Kartono Mohamad Apakah kehadiran dokter membuat kesehatan masyarakat menjadi lebih baik? Ini pertanyaan lama yang melatarbelakangi Ivan Illich menulis The Medical Nemesis, 1970-an. Ia mengkritik pelayanan kesehatan modern yang membuat rakyat kian sakit. Pertanyaan itu relevan dan sulit dijawab hingga HUT ke-23 Ikatan Dokter Indonesia (23 Oktober). Selama ini pemerintah menanam anggapan bahwa kehadiran dokter akan meningkatkan kesehatan masyarakat. Anggapan itu seolah janji. Bagaimana para dokter membuktikan janji itu? Hal itu bergantung pada motivasi dokter saat mengikuti proses pegawai tidak tetap (PTT). Adakah ia ikut PTT agar lepas dari kewajiban dan bisa masuk spesialisasi, atau masuk PTT agar segera diangkat menjadi PNS dengan segala fasilitasnya, atau benar-benar ingin mengabdi dan menjadi agent of change di masyarakat. Pemerintah agaknya tak hirau soal itu, yang penting secara politis telah menunjukkan perhatian terhadap kesehatan rakyat. Apakah kehadiran dokter membuat masyarakat lebih sehat atau tidak itu soal lain. Data Departemen Kesehatan ihwal derajat kesehatan rakyat dibandingkan dengan jumlah dokter di provinsi menunjukkan asumsi itu tidak benar. Jumlah dokter per 100.000 penduduk di Maluku, misalnya, mencapai 28 orang. Lebih tinggi dari jumlah dokter per 100.000 penduduk DKI Jakarta yang 22 orang. Namun, dari tingkat kesehatan rakyat (misal angka kematian bayi), Jakarta lebih baik dibandingkan dengan Maluku. Pemerintah (dan DPR) tentu akan menggunakan dalih geografis dan komunikasi sebagai alasan, padahal kedua faktor itu adalah given factor sehingga mestinya diperhitungkan saat membuat janji kepada rakyat. Di perkotaan, asumsi ketersediaan dokter akan membuat kesehatan rakyat kota lebih baik tidak terbukti. Kasus ketidakmampuan mengendalikan demam berdarah, TBC, HIV, bahkan malaria muncul kembali di beberapa tempat, menunjukkan derajat kesehatan rakyat kota tidak menjadi lebih baik meski banyak dokter ada di kota. Harapan kepada dokter Ihwal motivasi dan kesiapan dokter terjun ke masyarakat, jika hanya ingin menjadi PNS, sikap kreatif dan berani berinisiatif tidak akan muncul. Selama 30 tahun lebih, PNS digembleng untuk hanya mengabdi dan patuh kepada atasan tanpa perlu berinisiatif bagi masyarakat. Kenaikan pangkat dan jabatan tidak didasarkan keberanian berinisiatif untuk rakyat, tetapi kepandaian menjilat atasan. Buat apa repot-repot melayani masyarakat? Faktor pendidikan di fakultas juga berperan membentuk motivasi. Pendidikan kedokteran kita, seperti dikatakan Seldin terhadap pendidikan kedokteran Amerika tahun 1950-an, membentuk dua macam dokter. Pertama, kelompok dokter ilmuwan-teknisi yang mengandalkan diagnosis kepada bantuan laboratorium (dan teknologi). Kedua, kelompok dokter yang dididik sebagai empirical users of science. Keduanya mempelajari manusia sebagai parts and particles dalam menangani pasien. Yang satu mengandalkan analisis ilmiah yang harus didukung teknologi, yang lain mendasarkan pengalaman ilmiah empiris. Keduanya bagus, tetapi tidak pernah, atau sedikit, diperkenalkan kepada pasien dalam konteks sosialnya sehingga dokter tidak mampu melihat perannya di masyarakat. Maka, mungkinkah mengharap dokter menjadi agent of change masyarakat. Dengan menempatkan dokter seperti itu, disertai harapan mereka akan dapat meningkatkan derajat kesehatan rakyat, bisa jadi hal sebaliknya yang terjadi. Adanya dokter mungkin memudahkan dan memperbaiki layanan kesehatan, tetapi tidak pernah mampu menekan angka sakit (morbiditas) atau malah meningkat. Peranan organisasi profesi Di negara berkembang, organisasi profesi kedokteran selalu menjadi kelompok elite. Suatu privilese yang dapat dijadikan kekuatan ke arah yang baik bagi rakyat atau sebaliknya. Kini organisasi profesi ini dinilai skeptis bahkan sinis oleh masyarakat Indonesia karena dinilai tidak sesuai harapan masyarakat. Ada e-mail kepada saya mengatakan, dokterlah yang membuat layanan kesehatan di Indonesia tidak bermutu dan mahal sehingga sebenarnya mereka ikut memiskinkan rakyat. Yang mungkin tidak disadari para dokter adalah mereka telah terbawa arus neoliberalisme yang menyerah kepada pasar. Layanan kesehatan yang diberikan lebih mengikuti selera hedonis masyarakat tanpa menggunakan ilmu dan kekuatannya untuk mengurangi hedonisme ini dan mengarahkannya kepada layanan bermutu berdasar the real needs masyarakat yang dilayani. Para dokter pun mengutamakan hedonis sendiri. Kesempatan ini ditangkap industri farmasi dan alat kedokteran sehingga terjadi kolusi, yang disebut medico- industrial complex. Pasien digunakan dokter untuk menekan industri agar memenuhi keinginannya dan industri memanfaatkan kesempatan untuk kepentingan omzet jualan. Pasien hanyalah komoditas. Pemerintah tidak peduli dengan hal itu karena tujuan politisnya tercapai dengan menempatkan dokter di
[wanita-muslimah] Poso dan Elit Politik
http://www.ranesi.nl/arsipaktua/Asia/indonesia060905/Poso_elit_politik061023 Poso dan Elit Politik Ranesi 23-10-2006 Seorang laki-laki tertembak mati dalam kerusuhan yang kembali melanda Poso. Dua orang lainnya terluka. Menurut wakil presiden RI Jusuf Kalla, konflik di Poso sebenarnya bukan konflik komunal, tapi sisa-sisa radikalisme. George Junus Aditjondro dari Poso Centre berpendapat ungkapan Jusuf Kalla ini sebenarnya terlambat, dan sang wapres sendirilah yang diuntungkan dari konflik Poso. Lebih lanjut George Junus Aditjondro kepada Radio Nederland Wereldomroep. Rakyat dan teroris George Junus Aditjondro [GJA]: Jusuf Kalla mestinya mengatakan itu lima tahun yang lalu. Sejak Malino 9 Desember tahun 2001, orang yang mengenal konflik Poso sudah tahu bahwa ini bukan lagi konflik antara komunitas Kristen dan komunitas Islam. Ini konflik antara rakyat dan teroris. Kan yang jadi sasaran adalah komunitas Kristen. Tapi komunitas Kristen juga tidak melihat bahwa yang menyerang mereka atau berbagai tindakan penembakan misterius dan lain-lain itu dilakukan oleh komunitas Islam. Mereka lebih melihatnya itu sebagai tindakan orang-orang yang terlatih. Baik dari dalam aparat sendiri, maupun orang-orang yang dilatih oleh unsur-unsur militer dan polisi. Ungkapan munafik Radio Nederland Wereldomroep [RNW]: Jadi ungkapan Jusuf Kalla sebenarnya terlambat ya Pak? GJA: Ya, dan itu hanya untuk mencuci dirinya. Sebab katakanlah ada ketegangan yang meningkat di Poso, dalam arti kemarahan kelompok komunitas Kristen. Karena orang yang sama sekali bukan pelaku utama konflik Poso, yaitu almarhum Tibo dkk dieksekusi dan yang ikut mendorong supaya cepat dieksekusi adalah Jusuf Kalla juga. Yang jelas dengan eskalasi ketegangan di Poso, yang untung juga Jusuf Kalla. Sebab dengan penambahan pasukan, yang untung adalah perusahaan keluarga Jusuf Kalla, Bukaka, yang sedang membangun sebuah PLTA yang sangat kontroversial di sana, yang berdampak terhadap desa-desa sepanjang sungai Poso. Jadi itu ungkapan yang agak munafik saya anggap. Untung RNW: Kerusuhan di Poso tampaknya tidak kunjung berakhir. Apakah ini karena pemerintah kurang berupaya atau lalai menangani masalah ini? GJA: Kerusuhan di Poso sebenarnya justru menguntungkan segmen-segmen tertentu dalam pemerintah. Terutama angkatan bersenjata, baik polisi maupun militer. Yang dengan merdekanya Timor Leste, dan juga perdamaian di Aceh, kehilangan ladang latihan, tapi juga ladang tempat mencari tambahan pendapatan. Jadi yang diuntungkan adalah faksi-faksi dalam militer dan polisi. Yang kedua yang juga diuntungkan adalah mereka yang kemudian juga ikut mengkorup dana bantuan kemanusiaan. Dan itu tidak sedikit. Dalam kasus Poso dari 200 milyar yang dicadangkan dari tahun 2000 sampai 2004, 2005 hanya seperempat yang kabarnya sampai ke pengungsi. Jadi ada korupsi setingkat 75 persen. Nah yang ketiga adalah perusahaan-perusahaan besar seperti kelompok Bukaka. Dan juga beberapa kelompok perusahaan lain yang diuntungkan dengan penempatan pasukan sebanyak-banyaknya ke Sulewesi Tengah bagian Timur. Jadi karena ada yang diuntungkan maka tentu ini dilanjutkan. Satu paket Yang lain juga adalah ucapan almarhum Munir bahwa Ambon dan Poso hanya merupakan pemantik api untuk membakar jerami di Jawa. Jerami di Jawa adalah kelompok-kelompok Islam radikal, dan kalau sampai misalnya ada imbas ke kelompok Islam di Poso, misalnya ada penyerangan terhadap ini, maka sebagian pembalasan terhadap orang Kristen atau gereja-gereja Kristen di Jawa, akan menaikkan suhu politik demikian tingginya, sehingga tentara akan ikut campur tangan secara langsung. Dan dengan demikian usaha ke arah demiliterasi pemerintahan Indonesia dan supremasi sipilnya akan terganggu. Dengan kata lain almarhum Munir melihat bahwa Ambon, Poso dan kemudian kerusuhan di Jawa merupakan satu paket. Dan berada di belakang paket juga jaringan intelejen yang dulu dirintis oleh Hendro Priyono. Bagian kecil RNW: Jadi konflik di Poso sebenarnya bagian kecil dari sesuatu yang lebih besar lagi? GJA: Saya melihat konflik di Poso adalah bagian tindakan militer untuk melepaskan urusan sipil kepada polisi. Sehingga dengan kegagalan sipil mendamaikan Ambon, khususnya Poso dan Sulewesi Tengah, maka tentara bisa mengatakan kami harus tetap ikut campur. Dan dengan demikian mementahkan ketetapan MPR untuk memisahkan polisi dari ABRI. Dan ini masih kuat. Kuatnya kelompok yang ingin kembali ke supremasi militer sangat besar. Dan itu bisa dilihat dari ketegasan aparat militer untuk melakukan eksekusi terhadap almarhum Tibo dan juga untuk mengerahkan pasukan begitu banyak, ribuan militer dan polisi di Sulewesi Tengah, dan Nusa Tenggara Timur. Jadi tidak kelihatan kemajuan di dalam usaha menegakkan demokrasi dan supremasi sipil. Tetapi justru yang terjadi sebaliknya. Kirim ke Teman Reaksi: ali nasrun, [EMAIL PROTECTED], 23-10-2006 - germany Akhirnya toh jelas bahwa konflik kristen dan
[wanita-muslimah] Ramadan di Kampung Orang-Orang Jawa di Suriname (4-Habis)
http://www.indopos.co.id/index.php?act=detailid=7610 Senin, 23 Okt 2006, Ramadan di Kampung Orang-Orang Jawa di Suriname (4-Habis) Lebaran Disambut Beduk, Takbir Keliling, Minus Pasudon Rega Warga keturunan Jawa di Suriname merayakan Idul Fitri sama dengan tradisi pendahulunya. Ada takbir keliling, menabuh beduk, dan membunyikan petasan. ARIES SNTOSA, Paramaribo BERBEDA dengan keturunan para kuli kontrak di Kaledonia Baru, Kepulauan Pasifik, orang-orang Jawa di Suriname masih bisa mempertahankan jati diri sebagai orang Jawa. Bukan hanya bahasa, tapi juga khazanah adat-istiadat warisan leluhur tetap mereka jaga dengan baik. Banyak generasi muda dalam komunitas Jawa di Kaledonia yang kini tidak mengerti bahasa Jawa (hanya berbahasa Prancis). Tapi, orang-orang Jawa di Suriname, selain bisa menggunakan bahasa Belanda, aktif menggunakan bahasa ibu (Jawa) di rumah atau dalam pergaulan antarmereka. Kerukunan mereka terlihat nyata pada saat Lebaran yang dirayakan Senin, 23 Oktober 2006. Republik Suriname -mungkin satu-satunya negara di Benua Amerika- menyatakan Idul Fitri sebagai hari libur nasional. Tapi, ada juga warga di Suriname yang sudah berlebaran kemarin (Minggu, 22 Oktober). Sabtu malam waktu Suriname, sudah ada warga yang menggemakan takbir. Warga yang berlebaran kemarin adalah di Desa Java Weg, sekitar 20 kilo meter arah selatan dari Paramaribo. Yang menarik, kebanyakan warga muslim di sana yang didominasi kelompok kilenan (kiblatnya tetap menghadap ke barat, seperti di Indonesia), selama ramadan tidak berpuasa. Bahkan, saat lebaran pun, mereka kebanyakan juga tidak malaksanakan salat Id. Warga di desa itu, menurut Leles Muchlis Pawirodinomo, salah seorang anggota parlemen Suriname keturunan Jawa termasuk kelompok: ngakoni Islam, anging ora nglakoni ajarane (mengakui Islam, tapi tidak melaksanakan ajarannya). Saat lebaran tiba, tak berbeda dengan di Indonesia, warga Suriname menjalankan salat id di lapangan pusat kota. Setelah itu dilanjutkan silaturahmi atau bersalam-salaman. Mangke, sak sampunipun salam-salaman, tiyang angsal pacitan, lajeng mulih ning omahe dewe-dewe (Nanti, setelah berjabat tangan, orang mendapat makanan kecil, lalu pulang ke rumah masing-masing, Red), kata Leles. Di rumah ibu-ibu sudah menyiapkan makanan Lebaran, seperti kupat-lontong opor, soto, dan aneka jajan pasar khas Jawa (jadah, wajik, gethuk, enting-enting, peyek, krupuk, dan sebagainya). Biasane keluarga kumpul. Terus mangan bareng-bareng. Bocah-bocah cilik diwenehi duit receh dienggo jajan. Cah-cah seneng banget (Biasanya seluruh keluarga kumpul. Terus makan bersama-sama. Anak-anak kecil diberi uang receh untuk jajan. Mereka senang sekali, Red), kata Roosmi Tambeng, istri Kapten Does. Bedanya dengan orang-orang Jawa di Suriname, menyambut hari fitri setelah sebulan berpuasa, mereka tidak punya kebiasaan harus memakai barang-barang serbabaru. Seperti disaksikan Jawa Pos, pada hari-hari menjelang Lebaran toko-toko di Suriname biasa-biasa saja. Tidak ada program potongan harga (pasudon rega, istilah orang Jawa Suriname) besar-besaran yang digelar di plaza-plaza atau mal seperti di Indonesia. Neng kene opo-opo larang. Dadi, gawe opo tuku klambi anyar nek klambi sing ono isih apik (Di sini apa-apa mahal. Jadi, untuk apa beli baju baru kalau baju yang ada masih baik), papar Hadi Waluyo, warga Kampoeng Baroe. Bisa dimaklumi jika muslim di Suriname tidak konsumtif pada saat Lebaran. Selain mereka tidak mengenal tradisi jor-joran baju baru, harga barang-barang di toko memang mahal. Misalnya, baju batik lengan panjang yang di Pasar Turi Surabaya dibanderol Rp 100 ribu di Suriname bisa sampai Rp 300 ribu. Bagi kebanyakan warga Jawa, harga baju yang puluhan sampai ratusan dolar Suriname (SRD) amat memberatkan kehidupan ekonomi mereka. Karena itu, mereka memilih tidak membeli yang tidak primer pada Lebaran. Daripada untuk beli baju baru, mending untuk makan bisa berhari-hari, tutur Toemirah, warga Sidodadi. Pada malam Lebaran di Suriname juga masih ada arak-arakan keliling untuk takbiran. Mereka mengendarai sepeda motor dan mobil berputar-putar di sekitar kota sambil melantunkan asma Allah. Begitu pula di masjid-masjid suara takbir dikumandangkan lewat mikrofon. Bahkan, semalaman sambil menabuh beduk. Mercon dan kembang api juga dinyalakan sebagai tanda datangnya Lebaran Fiter (istilah mereka untuk Idul Fitri). Keesokan paginya mereka berduyun-duyun ke lapangan atau masjid untuk menjalankan salat id. Lalu, bila di lapangan, salat menghadap ke mana yang dianut? Seperti tahun-tahun sebelumnya, salat id dipusatkan di lapangan tengah kota Paramaribo. Salat ini dilaksanakan sesuai perintah Allah, yakni menghadap ke kiblat (ke arah timur). Leles mengaku tidak tahu apakah masih ada pelaksanaan salat id yang menghadap ke barat seperti tradisi yang dibawa dari Indonesia dulu. Lha monggo bade salat madep pundi. Menawi kulo madep kiblat (Silakan mau salat
[wanita-muslimah] Pasal Penghinaan Presiden, Pasal Karet + etc
http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_cid=251948 Senin, 16 Okt 2006, Pasal Penghinaan Presiden, Pasal Karet yang Kini Digugat Menggugat Warisan Kolonial Kehormatan presiden dilindungi pasal penghinaan presiden. Parameter penghinaan tidak pernah dirumuskan secara jelas dalam KUHP. Karena itu, pasal tersebut biasa disebut pasal karet karena ketidakjelasan unsur-unsur di dalamnya. Dalam dua tahun pemerintahan SBY, sekurang-kurangnya ada lima orang yang didakwa dengan pasal karet tersebut, bahkan satu di antaranya telah diputus (in khract). Pada 24 Maret 2005, I Wayan Gendo Suardana, terdakwa kasus pembakaran foto presiden dan wakil presiden, divonis enam bulan penjara oleh PN Denpasar. Aktivis Pandapotan Lubis ditangkap 18 Mei 2006 dengan alasan membawa poster yang menuntut SBY dan Kalla mundur dari jabatannya saat berdemonstrasi di Bundaran HI pada 16 Mei 2006. Nasib yang sama menimpa Fahrur Rohman alias Paung. Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) tersebut ditangkap saat berdemonstrasi di depan Kampus Universitas Nasional Pejaten. Terdakwa ditangkap karena membagikan poster SBY dan Kalla yang wajahnya diberi tanda silang dan tulisan Kami Tidak Tahan. Tindakan itu dianggap menghina presiden dan wakilnya. Yang terbaru adalah Eggi Sudjana. Dia didakwa menyebarkan rumor pemberian Jaguar oleh pengusaha Harry Tanoesudibyo kepada salah seorang anak SBY, sekretaris negara, dan dua juru bicara SBY. Pengacara itu pun didakwa menggunakan pasal penghinaan terhadap presiden. Saat ini, Eggi menggugat pasal karet itu ke Mahkamah Konstitusi. Pengacara yang juga dikenal sebagai politikus tersebut menilai pasal 134 dan 136 KUHP yang menjeratnya sudah tak relevan pada era demokrasi. Bahkan di Belanda, asal pasal tersebut, sudah dilarang, ujarnya. Pakar Komunikasi Universitas Indonesia Effendi Gazali sependapat dengan Eggi. Dia menilai, pasal karet tersebut saat ini tidak relevan lagi. Bagaimana tidak? Secara historis, pasal itu digunakan penjajah Belanda untuk menindak siapa pun yang menghina Ratu Belanda, representasi Kerajaan Belanda. Tidak hanya itu, penerapan pasal tersebut tentu saja kontraproduktif dengan prinsip-prinsip demokrasi yang dianut Indonesia saat ini. Seharusnya, pasal tersebut telah dibatalkan karena bertentangan dengan amandemen UUD 1945 pasal 28 F yang menjamin setiap orang berkomunikasi dan menyampaikan informasi dengan menggunakan jenis saluran yang tersedia, ungkap Effendi saat dihubungi Jawa Pos kemarin. Pria yang juga memandu sebuah acara humor sarat kritik itu berpendapat, kebebasan yang dijamin pasal 28 F tersebut akan diekspresikan dengan cara berbeda, bergantung pada lingkungan sosial masyarakat. Cara mahasiswa menyampaikan kritik tentu saja berbeda dengan pelawak atau masyarakat biasa. Ini bergantung lingkungan sosial masing-masing, tambahnya. Soal batasan kesopanan dan mana yang boleh dan tidak boleh, presiden dan pengadilan tidak berwenang menginterpretasikannya. Presiden justru seharusnya arif menanggapi esensi kritik yang disampaikan masyarakat. Daripada menanggapi kritik yang tidak pernah akan habis, lebih baik presiden fokus dengan visinya, ungkap Effendi. Cara berekspresi tentu saja bergantung pilihan masyarakat. Meski demikian, tambah Effendi, semakin elegan komunikasi politik yang disampaikan, itu semakin baik. Yang tidak boleh dimungkiri, pemerintahan SBY berada di era pencitraan bebas. Citra pemerintahan, termasuk SBY sebagai presiden, tidak bisa dipaksakan seperti saat Orde Baru. Pencitraan tersebut tentu saja terkait erat dengan kebijakan pemerintah, termasuk pembuktian janji-janji presiden yang pernah disampaikannya. Presiden boleh berjanji setinggi-tingginya sampai tak terbatas, orang lain juga boleh dong marah dalam bentuk apa saja jika janji itu tidak terbukti, ungkap Effendi. Tidak hanya SBY, siapa pun presiden di sebuah negara demokrasi memiliki tantangan untuk menghadapi kritik dari masyarakat. Misalnya Amerika Serikat, hampir setiap hari presiden diprotes dan dicaci-maki dengan cara apa pun, termasuk membakar foto presiden, mengejeknya melalui lagu dan film, bahkan membuat karikatur yang kadang sarkastis atas diri presiden. Bedanya, hal tersebut dihadapi dengan sikap wajar oleh presiden dan dianggap sebagai risiko dari demokrasi. Jangan hanya bisa berjanji, SBY juga harus mau menghadapi rakyatnya yang protes terhadap kebijakannya dan mungkin kecewa atas performanya, tambah Effendi. Di lain pihak, anggota DPR Benny K. Harman berpendapat, meski pasal penghinaan presiden itu tidak relevan dengan kondisi saat ini yang relatif demokratis, selama masih menjadi hukum positif dan belum dicabut, pasal-pasal tersebut masih dapat digunakan. Meski demikian, hal tersebut kontra dengan proses demokratisasi yang saat ini kita jalani, ungkapnya. Politikus Partai Demokrat itu mengungkapkan, pasal tersebut harus segera dicabut dengan mekanisme uji materiil di Mahkamah Konstitusi atau merevisi KUHP.
[wanita-muslimah] Humans living far beyond planet's means: WWF
http://news.yahoo.com/s/nm/20061024/ts_nm/environment_wwf_planet_dc Humans living far beyond planet's means: WWF By Ben Blanchard Tue Oct 24, 6:29 AM ET BEIJING (Reuters) - Humans are stripping nature at an unprecedented rate and will need two planets' worth of natural resources every year by 2050 on current trends, the WWF conservation group said on Tuesday. Populations of many species, from fish to mammals, had fallen by about a third from 1970 to 2003 largely because of human threats such as pollution, clearing of forests and overfishing, the group also said in a two-yearly report. For more than 20 years we have exceeded the earth's ability to support a consumptive lifestyle that is unsustainable and we cannot afford to continue down this path, WWF Director-General James Leape said, launching the WWF's 2006 Living Planet Report. If everyone around the world lived as those in America, we would need five planets to support us, Leape, an American, said in Beijing. People in the United Arab Emirates were placing most stress per capita on the planet ahead of those in the United States, Finland and Canada, the report said. Australia was also living well beyond its means. The average Australian used 6.6 global hectares to support their developed lifestyle, ranking behind the United States and Canada, but ahead of the United Kingdom, Russia, China and Japan. If the rest of the world led the kind of lifestyles we do here in Australia, we would require three-and-a-half planets to provide the resources we use and to absorb the waste, said Greg Bourne, WWF-Australia chief executive officer. Everyone would have to change lifestyles -- cutting use of fossil fuels and improving management of everything from farming to fisheries. As countries work to improve the well-being of their people, they risk bypassing the goal of sustainability, said Leape, speaking in an energy-efficient building at Beijing's prestigous Tsinghua University. It is inevitable that this disconnect will eventually limit the abilities of poor countries to develop and rich countries to maintain their prosperity, he added. The report said humans' ecological footprint -- the demand people place on the natural world -- was 25 percent greater than the planet's annual ability to provide everything from food to energy and recycle all human waste in 2003. In the previous report, the 2001 overshoot was 21 percent. On current projections humanity, will be using two planets' worth of natural resources by 2050 -- if those resources have not run out by then, the latest report said. People are turning resources into waste faster than nature can turn waste back into resources. RISING POPULATION Humanity's footprint has more than tripled between 1961 and 2003, it said. Consumption has outpaced a surge in the world's population, to 6.5 billion from 3 billion in 1960. U.N. projections show a surge to 9 billion people around 2050. It said that the footprint from use of fossil fuels, whose heat-trapping emissions are widely blamed for pushing up world temperatures, was the fastest-growing cause of strain. Leape said China, home to a fifth of the world's population and whose economy is booming, was making the right move in pledging to reduce its energy consumption by 20 percent over the next five years. Much will depend on the decisions made by China, India and other rapidly developing countries, he added. The WWF report also said that an index tracking 1,300 vetebrate species -- birds, fish, amphibians, reptiles and mammals -- showed that populations had fallen for most by about 30 percent because of factors including a loss of habitats to farms. Among species most under pressure included the swordfish and the South African Cape vulture. Those bucking the trend included rising populations of the Javan rhinoceros and the northern hairy-nosed wombat in Australia. (Additional reporting by Alister Doyle in Helsinki) [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an
[wanita-muslimah] Amien Rais: Indonesia Negeri Kleptokrasi
MEDIA INDONESIA Senin, 23 Oktober 2006 16:45 WIB HUMANIORA - Keagamaan Amien Rais: Indonesia Negeri Kleptokrasi Penulis: Agus Mawar YOGYAKARTA--MIOL: Mantan Ketua PP Muhammadiyan Amien Rais mengajak semangat Idul Fitri ini untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas kerohanian sehari-hari. Di depan silaturahmi Idul Fitri yang diselenggarakan PP Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (23/10), Amien Rais juga meminta agar pemerintah memperbaiki diri, tidak sombong, jujur, dan menegakkan amanat. Ia menjelaskan, kesombongan telah mengakibatkan banyak kesengsaraan dan karenanya harus dihindari. Sedangkan sikap tidak jujur selama ini juga sering ditunjukkan oleh pemerintah kita. Amien mencontohkan, sikap tidak jujur itu misalnya menyampaikan data penganggur yang tidak valid dalam pidato kenegaraan. Kalau di Amerika Serikat, itu sudah bisa menjadikan alasan untuk melakukan impeachment, katanya. Tidak jujur, lanjut Amien, juga berarti bohong. Menurut dia, kebohongan yang dilakukan pemerintah itu sudah sering dimunculkan. Misalnya beberapa hari setelah gempa melanda Yogyakarta, seorang pejabat tinggi negeri ini berjanji akan memberikan bantuan bagi korban gempa yang rumahnya rusak ringan sebesar Rp10 juta, rusak sedang Rp20 juta dan rusak berat Rp40 juta. Dan ternyata ucapan itu tidak ditepati sama sekali, katanya. Selain itu, katanya, pemerintah ternyata juga tidak amanah. Dikatakan, pemerintah sudah seharusnya melayani rakyat dan berusaha keras untuk menyejahterakan rakyat. Tetapi, katanya, ternyata pemerintah lebih banyak memperhatikan dan melayani konglomerat. Konglomerat hitam lagi, katanya. Berbagai kondisi itu, menurut Amien, menunjukkan bahwa pemerintah kita saat ini merupakan pemerintahan kleptokrasi. Artinya negeri maling dalam pemerintahan, katanya. Karena itu, lanjut Amien, jika tidak segera dibersihkan, maka negeri ini akan berubah nama menjadi Republik Maling Indonesia, katanya. (AU/OL-01 [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Amien Rais: Indonesia Negeri Kleptokrasi
MEDIA INDONESIA Senin, 23 Oktober 2006 16:45 WIB HUMANIORA - Keagamaan Amien Rais: Indonesia Negeri Kleptokrasi Penulis: Agus Mawar YOGYAKARTA--MIOL: Mantan Ketua PP Muhammadiyan Amien Rais mengajak semangat Idul Fitri ini untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas kerohanian sehari-hari. Di depan silaturahmi Idul Fitri yang diselenggarakan PP Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (23/10), Amien Rais juga meminta agar pemerintah memperbaiki diri, tidak sombong, jujur, dan menegakkan amanat. Ia menjelaskan, kesombongan telah mengakibatkan banyak kesengsaraan dan karenanya harus dihindari. Sedangkan sikap tidak jujur selama ini juga sering ditunjukkan oleh pemerintah kita. Amien mencontohkan, sikap tidak jujur itu misalnya menyampaikan data penganggur yang tidak valid dalam pidato kenegaraan. Kalau di Amerika Serikat, itu sudah bisa menjadikan alasan untuk melakukan impeachment, katanya. Tidak jujur, lanjut Amien, juga berarti bohong. Menurut dia, kebohongan yang dilakukan pemerintah itu sudah sering dimunculkan. Misalnya beberapa hari setelah gempa melanda Yogyakarta, seorang pejabat tinggi negeri ini berjanji akan memberikan bantuan bagi korban gempa yang rumahnya rusak ringan sebesar Rp10 juta, rusak sedang Rp20 juta dan rusak berat Rp40 juta. Dan ternyata ucapan itu tidak ditepati sama sekali, katanya. Selain itu, katanya, pemerintah ternyata juga tidak amanah. Dikatakan, pemerintah sudah seharusnya melayani rakyat dan berusaha keras untuk menyejahterakan rakyat. Tetapi, katanya, ternyata pemerintah lebih banyak memperhatikan dan melayani konglomerat. Konglomerat hitam lagi, katanya. Berbagai kondisi itu, menurut Amien, menunjukkan bahwa pemerintah kita saat ini merupakan pemerintahan kleptokrasi. Artinya negeri maling dalam pemerintahan, katanya. Karena itu, lanjut Amien, jika tidak segera dibersihkan, maka negeri ini akan berubah nama menjadi Republik Maling Indonesia, katanya. (AU/OL-01 [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Dua Tahun Kepresidenan SBY
http://www.ranesi.nl/arsipaktua/Asia/indonesia060905/dua_tahun_sby061020 Dua Tahun Kepresidenan SBY Dikhawatirkan Indonesia Kembali Pada Demokrasi Semu Ranesi 20-10-2006 Jum'at 20 Oktober 2006, tepat dua tahun lalu Susilo Bambang Yudhoyono dilantik sebagai presiden Indonesia keenam. Walau begitu dikhawatirkan SBY tetap sulit membangun demokrasi. Kenapa demikian dan masalah-masalah apa yang menghambat SBY? Berikut rangkuman wawancara Professor Nico Schulte Nordholt, pakar Indonesia di Universitas Twente, Belanda, kepada Radio Nederland Wereldomroep. Korupsi masih merajalela Nico Schulte Nordholt [NSN]: 'Saya kira yang paling obyektif sebagai titik berangkat memakai program SBY dan Yusuf Kalla sendiri pada waktu mereka dilantik dua tahun yang lalu. Dan pada waktu itu kalau saya tidak salah ada lima butir yang paling utama adalah perang anti korupsi. Kemudian memperkokoh demokrasi, memperbaiki ekonomi keempat damai di Aceh dan Papua dan kelima tentang kesejahteraan.' Dengarkan wawancara dengan Nico Schulte Nordholt 'Nah mengenai anti korupsi. Bari-baru Indonesia Corruption Watch menyuarakan suara yang sangat prihatin. Meskipun ada beberapa kasus yang memberi harapan bahwa ada kesungguhan menggarap masalah ini karena justru seluruh kelembagaan yudikatif, hakim, jaksa plus polisi itu masih sangat korup. Maka hampir tidak ada kemajuan dalam bidang itu. Jadi ini masih suatu perjuangan yang sangat panjang.' Niat SBY lain daripada Kalla 'Dan ini saya lihat dapat dikaitkan dengan butir kedua yaitu memperkokoh proses demokrasi. Saya tetap percaya bahwa SBY berniat mendorong ke arah itu. Tetapi dia kerja sama dengan Yusuf Kalla yang di dalam salah satu pidato kalau tidak salah di Singapura pernah mengatakan bahwa demokrasi untuk Indonesia mungkin tidak terlalu tepat.' [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] The End of an Era?
http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2006/10/21/AR2006102100337.html?referrer=email The End of an Era? With Farrakhan Ill, the Nation of Islam Prepares for Change By Darryl Fears and Hamil R. Harris Washington Post Staff Writers Sunday, October 22, 2006; Page A03 Nearly 30 years after Louis Farrakhan seized control of the Nation of Islam, the organization is preparing for a change at the top. The controversial minister is battling what he has described as a life-threatening illness -- painful swelling of the prostate that has left him more than 30 pounds underweight, dehydrated, anemic and unwilling to eat. Farrakhan, 73, recently relinquished his duties and turned control over to an executive panel of trusted lieutenants, exhorting them to move the Nation of Islam forward and prove that it is more than the charisma and influence of one man. The minister has good days. He has bad days, said Ishmael Muhammad, who leads the organization's flagship Mosque Maryam in Chicago and sits on the executive board. The doctors are meeting to talk about what steps they can take to help him . . . so that he does not have to suffer through the pain he's constantly in. Muhammad said the board runs the Nation of Islam's day-to-day responsibilities. It includes Abdul-Alim Muhammad, Farrakhan's medical adviser; Leonard Muhammad, the chief of staff; and Mustafa Farrakhan, one of the leader's sons. Although they are considered equals, each board member is poised to take over the organization if Louis Farrakhan fails to fully recover. Power struggles are nothing new within the deeply insular Nation of Islam. After leader Elijah Muhammad died in 1975, Farrakhan split with Wallace D. Mohammed, the son who replaced him, and started his own following. Wallace Mohammed angered some members by renouncing his father's unorthodox teachings and seeking to convert the Nation to orthodox Sunni Islam. But Farrakhan, a former calypso singer, followed Elijah Muhammad's doctrine almost to the letter, mesmerizing black audiences with messages of social liberation and empowerment that culminated with the Million Man March in 1995, one of the largest African American gatherings in history. Minister Farrakhan has been one of the strongest voices in our community in terms of his critique against racism in the black community, and that voice has been important, said Ronald Walters, a University of Maryland professor of political science who teaches a course in black leadership. But Farrakhan failed to follow through on his promises to unify black men, create jobs and make black communities self-sufficient, Walters said. It didn't go anywhere, he said. He didn't lend himself to implementation. He went off into the desert, and we couldn't get the implementation and administration started. A change in leadership could allow the Nation to move away from a controversial mythology. Followers are taught that the group's founder, Wallace Fard, was an incarnation of God and that a scientist named Yacub created white people, notions that are dismissed by orthodox Muslims. Eight years ago, as he fought prostate cancer, Farrakhan softened his tone and sought to burnish an image that had been improving since the Million Man March. He said reports that he had called Judaism a gutter religion misquoted him, and he said he did not mean to offend. But recently, Farrakhan returned to anti-Semitic statements. During a speech at the group's Savior's Day ceremony in February, he was quoted as saying that false Jews promote the filth of Hollywood, including homosexuality. You may not like me, he said, but I don't give a damn. I'm throwing down the gauntlet today. Such comments by the Nation of Islam leader are offensive not only to Jews, but it hurts their credibility as an organization trying to lift up blacks, said Deborah Lauter, director of civil rights for the Anti-Defamation League, a Jewish organization. Promoting hatred of Jews and whites diminishes the positive messages they're trying to send. The Jewish people will not sit at the table with hate groups, whether they are black or white. Earlier this year, Farrakhan began experiencing pain that he says was a result of the radiation treatment he received for his bout with prostate cancer in 1998. As you know, I have been suffering from the after-effects of an extremely high dose of radiated seed, Farrakhan wrote in a statement last month. Over time, these seeds have done severe internal damage. He continued, I am postponing indefinitely all engagements, meetings and appointments so that I can concentrate, with Allah's (God's) Help, to bring myself back to a state where I may be able to continue to serve the rise of our people. Speaking more directly to his followers, he wrote, I know that you (the Believers) will accept the challenge to move our Nation forward, being ever watchful for any smart, crooked deceiver and hypocrite
[wanita-muslimah] Teh Dapat Mencegah Kanker
http://www.metrobalikpapan.co.id/berita/index.asp?IDKategori=279id=56534 Minggu, 22 Oktober 2006 Teh Dapat Mencegah Kanker EFEK teh yang bermanfaat pada kesehatan telah didemonstrasikan pada studi eksperimental menggunakan hewan dan beberapa studi manusia. Dua penyakit yang paling intensif diinvestigasi adalah penyakit jantung dan kanker. Walaupun mekanisme aktivitas protektif dari teh terhadap penyakit tersebut telah diajukan, ada inkonsistensi dalam hubungan antara konsumsi teh dan risiko penyakit tersebut pada manusia. Banyak studi epidemiologik telah menginvestigasi efek konsumsi teh pada penyakit kardiovaskuler. Pada suatu studi jangka panjang di Belanda, konsumsi teh berhubungan dengan risiko kematian yang rendah akibat penyakit jantung koroner dan insidensi stroke yang rendah. Pada studi di Rotterdam, suatu hubungan terbaik konsumsi teh dengan keparahan aterosklerosis aortik telah diobservasi. Studi kesehatan di Boston menemukan bahwa subyek yang minum satu cangkir (200-250 ml) atau lebih teh hitam per hari memiliki kira-kira setengah risiko dari suatu serangan jantung dibanding dengan orang yang tidak minum teh. Satu mekanisme yang diajukan untuk efek protektif yang mungkin dari teh terhadap penyakit kardiovaskuler adalah bahwa polifenol teh menghambat oksidari LDL, yang diketahui terlibat dalam perkembangan aterosklerosis. Studi telah mengindikasikan bahwa konsumsi teh hitam telah memproteksi LDL terhadap oksidasi ex vivo. Polifenol teh berakumulasi pada partikel LDL setelah 3 hari konsumsi teh hijau atau hitam, tetapi level mereka tidak cukup untuk memperkuat resistensi terhadap oksidasi LDL. Aktivitas hipokolesterolemik dari teh dapat juga berkontribusi kepada proteksi terhadap penyakit jantung. Pada hewan yang diberi pakan tinggi lemak dan kolesterol, teh hijau, teh hitam, dan polifenol teh telah mencegah peningkatan liida serum dan hati, telah menurunkan kolesterol total serum atau indeks aterogenik, dan telah meningkatkan ekskresi fekal dari lipida dan kolesterol total. Bila hamster diberi pakan lemak tinggi, hamster yang diberi minum teh hijau atau plifenol teh hijau memiliki kolesterol total serum dan level triasilgliserol yang rendah tetapi ekskresi lemak fekal yang lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Namun, studi epidemiologik dan uji pada manusia telah gagal untuk menunjukkan suatu efek yang menurunkan kolesterol serum dari konsumsi teh hijau atau hitam. Dari 13 studi epidemiologik, hanya empat yang melaporkan hubungan terbalik. Suatu mekanisme potensial lain mungkin melalui efek teh pada berat dan lemak tubuh. Observasi terbaru bahwa administrasi intragastrik teh hitam telah menghambat agregasi platelet dan telah mencegah thrombosis koronari eksperimental pada anjing dan bahwa konsumsi polifenol teh hijau telah menurunkan agregasi platelet yang terinduksi ADP yang memberikan suatu mekanisme yang mungkin untuk pencegahan penyakit kardiovaskuler. Namun, ekstrak teh hijau yang ekuivalen dengan 10 cangkir (2 liter) teh untuk 4 minggu tidak memiliki efek signifikan pada beberapa indikator yang berhubungan ke penyakit kardiovaskuler. Teh hitam dan hijau telah menyebabkan peningkatan akut yang besar (30 menit setelah ingesti) pada tekanan darah daripada kafein sendiri. Namun, konsumsi teh reguler tidak mengubah tekanan darah. Teh dan kanker Teh telah dianggap sebagai suatu minuman pencegah kanker karena aktivitas seperti itu telah didemonstrasikan pada banyak model hewan. Model-model tersebut meliputi kanker kulit, paru, esofagus, lambung, hati, usus halus, pankreas, kolon, kantung kemih, prostat, dan kelenjar susu. Larutan teh biasanya diberikan kepada hewan sebagai sumber tunggal cairan minuman. Studi ekstensif pada tumorigenesis yang diinduksi cahaya UV dan bahan kimia sebagaimana tumor paru yang terinduksi bahan kimia dan yang terjadi spontan pada mencit telah mengindikasikan bahwa teh memiliki aktivitas inhibitori yang luas terhadap tumorigenesis dan efektif bila diadministrasikan selama tahap insiasi, promosi atau progresi karsinogenesis. Konklusi ini juga mungkin diaplikasikan pada model lain. Hasil yang bertentangan telah dilaporkan mengenai efek teh pada karsinogenesis kolon; penghambatan dan kurang hambatan keduanya telah dilaporkan. Penghambatan dari tumorigenesis kelenjar susu yang terinduksi secara kimiawi oleh teh telah diobservasi pada tikus yang diberi pakan berlemak tinggi. EGCG telah diperlihatkan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker payudara dan prostat manusia. Banyak mekanisme yang telah diajukan mengenai aksi inhibitori teh terhadap karsinogenesis. Mekanisme yang paling umum adalah aktivitas antioksidatif, tetapi banyak mekanisme yang lain juga penting. Efek antiproliferatif dari catechin teh telah didemonstrasikan pada model tumorigenesis paru dan kulit pada
[wanita-muslimah] Umat Islam Diminta Saling Menghormati
http://www.tribun-timur.com/view.php?id=35713jenis=Front Sabtu, 21-10-2006 Umat Islam Diminta Saling Menghormati Imbauan Depag Terkait Kemungkinan Perbedaan Hari Idul Fitri; Muhammadiyah Siapkan Delapan Lokasi Salat Id di Makassar; Sebagian Besar Spanduk Salat Id Belum Mencantumkan Tanggal dan Hari Idul Fitri Makassar, Tribun -- Pemerintah melalui Menteri Agama RI akan mengumumkan penetapan 1 Syawal untuk salat Idul Fitri 1427 Hijriyah, Minggu (22/7) malam ini. Kepala Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan Depag, Masyhuri, mengungkapkan hal tersebut di Jakarta, Sabtu (21/10). Menurutnya, sebelum pengumuman penetapan 1 Syawal, Menteri Agama Maftuh Basyuni akan memimping sidang isbat bersama sejumlah organisasi Islam dan akademisi universitas Islam. Penentuan Hari Raya Idul Fitri 1427 Hijriyah memunculkan dua pendapat. Muhammadiyah memastikan melaksanakan salat Id pada 23 Oktober besok, sementara Nahdlatul Ulama (NU) dan beberapa ormas Islam lainnya menunggu keputusan pemerintah. Di Sulawesi Selatan, Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PDM) Sulsel sudah menyiapkan sejumlah lokasi pelaksanaan salat Id. Di Makassar, misalnya, sedikitnya tujuh titik akan menjadi lokasi salat, besok. Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar menyiapkan lokasi salat Id di Lapangan Karebosi. Pelaksaan salat Id di Karebosi akan mengikuti keputusan pemerintah dan menjadi pelaksanaan salat bagi jajaran muspida provinsi dan kota. Sementara itu, ratusan spanduk yang berisi lokasi salat Id belum mencantumkan tanggal pelaksanaan salat kecuali di lokasi yang disiapkan Muhammadiyah. Persiapan Muhammadiyah Puluhan ribu warga Muhammadiyah di Sulsel akan merayakan salat Idul Fitri, besok. Hampir sebagian besar lokasi salat id dilaksanakan di lapangan. Di Makassar, salat Id dipustkan di Lapangan Awwalul Islam, Parangloe, Kecamatan Manggala. Panitia telah menyiapkan lahan seluas 4,5 hektar untuk menampung jamaah dari berbagai penjuru Kota Makassar yang ingin melaksanakan salat Id secara berjamaah. Terdapat sekitar delapan lokasi pelaksanaan salat Id. Lokasi- tersebut sudah dibenahi. Sebagian di antaranya sudah dipasangi umbul-umbul dan spanduk yang bertuliskan tanggal dan khatib salat Id. Ketua PWM Sulsel KH Bahruddin Pagim kepada Tribun menjelaskan, beberapa cabang Muhammdiyah (pengurus tingkat kecamatan) di Makassar telah melaporkan rencana pelaksanaan salat Id di wilayah mereka masing-masing. Insya Allah, kami akan melakukan salat Id secara serentak pada hari Senin 23 Oktober lusa (besok). Kami juga mengimbau kepada masyarakat yang ingin bergabung melaksanakan salat Id secara berjamaah, dipersilahkan untuk datang, katanya. Menurutnya, dari hasil perhitungan tim rukyat Muhammadiyah bulan sudah berada di atas atau sudah wujudul hilal sehingga diputuskan untuk melaksanakan salat Id pada hari Senin. Muhammdiyah Daerah Sementara itu, ribuan warga Muhammadiyah Kota Palopo, Bulukumba, Bone, Maros, dan Parepare juga akan melaksanakan salat Id secara serentak. Masing-masing pengurus Muhammadiyah di daerah telah mendapatkan instruksi melaksanakan Idul Fitri pada hari tersebut. Insya Allah salat Idul Fitri bagi umat Islam Muhammadiyah dan sekitarnya akan dipusatkan di halaman kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah (STIEM) Kota Palopo Jl Jenderal Sudirman kilometer tiga, Palopo, kata pengurus Muhammadiyah Palopo Dr Abu Bakar Malinta. Fungsionaris Muhammadiyah Kabupaten Bulukumba Andi Edy Manaf ketika dihubungi via telepon mengatakan, panitia telah mempersiapkan pelaksanaan salat Id di beberapa tempat di Bulukumba. Panitia akan memusatkan pelaksanaan salat Id di Lapangan Gattareng, Jl Sultan Hasanuddin, Bulukumba. Ribuan simpatisan Muhammadiyah dan warga sekitar diperkirakan akan memenuhi lapangan tersebut untuk melaksanakan salat Id. Diskusi Sementara itu, acara buka puasa bersama di kediaman Wapres Jusuf Kalla bersama pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) menjadi ajang diskusi penetapan 1 Syawal Ulama dan menteri yang hadir larut dalam pembicaraan serius. Diskusi mendadak itu berlangsung setelah ceramah agama yang disampaikan Prof Dr Quraish Shihab, cendekiawan Islam asal Sidrap, Sulsel. Quraish mengaku heran karena masih ada perbedaan akhir Ramadan antara ormas Islam dengan pemerintah dalam metode isbat atau rukyah. Menurutnya sudah ada fatwa ulama Mesir yang menyebutkan bila mereka di bumi bagian timur telah melihat hilal yang menandai awal Ramadan dan lebaran, maka yang tinggal di bagian barat harus mengikuti. Dengan kemajuan teknologi yang seolah membuat dunia jadi sempit, harusnya umat Islam dunia bisa puasa dan lebaran pada saat bersamaan, papar mantan Rektor IAIN Syarief Hidayatullah Jakarta ini. Menteri agama di akhir kepemimpinan Presiden Soeharto ini mengakui ada faktor geografis membedakan waktu bagian barat dan timur. Tapi selisihnya amat kecil dan tidak bisa dijadikan alasan penyebab perbedaan. Dia mengusulkan ulama Timur Tengah diundang untuk
[wanita-muslimah] Idul Fitri, Kemenangan (untuk Siapa?)
KOMPAS Senin, 23 Oktober 2006 Idul Fitri, Kemenangan (untuk Siapa?) Abd A'la Idul Fitri kembali tiba. Seperti sebelumnya, para khatib shalat id biasanya berkhotbah. Isinya, umat Islam yang telah menjalankan ibadah puasa sebulan penuh adalah termasuk yang kembali ke fitrah, terlahir kembali dalam keadaan suci. Mereka adalah hamba-hamba Tuhan yang memperoleh kemenangan. newarea 1 Dalam konteks Indonesia kini, pertanyaan menggugat di balik khotbah yang sudah mentradisi itu adalah kebenaran ungkapan terkait fenomena kehidupan yang kini menggejala kuat. Fitrah adalah kesucian sikap dan perilaku yang lahir dari pengembangan ketakwaan. Intinya, kemampuan seseorang untuk konsisten ada dalam moralitas luhur yang berdimensi individual dan sosial. Dalam realitas, kondisi semacam itu masih jauh panggang dari api. Di berbagai daerah, krisis kehidupan terus mendera masyarakat, sebagian besar akibat degradasi moral dan ulah kejahatan mereka. Sebagai contoh, di Jambi beberapa waktu lalu, asap tebal menaburkan polusi udara hingga ke negara tetangga. Di Sidoarjo, lumpur panas belum tertangani tuntas, dan gizi buruk melanda anak balita kita yang justru banyak didapati di Jakarta. Belum lagi kasus-kasus hukum seperti pembunuhan Munir yang kian gelap. Kasus-kasus semacam ini-jujur saja-salah satu penyebabnya muncul dari kekurangpedulian kita terhadap sesama dan lingkungan hingga derajat tertentu akibat keserakahan dan sikap kita yang mau enak dan menang sendiri. Konkretnya, keberagamaan yang kita jalani-khususnya dalam pelaksanaan puasa dan Idul Fitri-belum mampu menjadikan diri kita manusia yang benar-benar beragama yang mampu mengubah menjadi fitri. Tidak ada perubahan Melihat kenyataan itu, perubahan signifikan dalam diri, mulai puasa hingga Idul Fitri, tampaknya belum terjadi. Ibadah puasa-seperti Idul Fitri-lebih menunjukkan nuansa ritual formalistik, bahkan telah berkembang menjadi kegiatan mentradisi yang kurang menukik ke makna substantif di balik kegiatan itu. Sebagian (besar) umat Islam Indonesia agaknya terpaku pada kesemarakan ibadah. Aktivitas ritual yang terkait puasa terkesan terbingkai dalam nuansa pesta. Begitu pula shalat malam tarawih, bernuansa pesta, malam nuzulul Quran sebagai ajang yang berbau pesta, Idul Fitri juga sebagai hari berpesta. Bahkan, tak cukup dengan semua itu, mereka menutup rangkaian ibadah dengan pesta besar dalam bentuk lain, halalbihalal. Mungkin tidak berlebihan jika kita menyebut semua aktivitas itu sebagai sesuatu yang kental dengan warna pesta karena berbagai dimensinya mewujudkan diri dalam makna dan hakikat pesta. Dalam persiapan dan pelaksanaan kegiatan itu, polanya ditekankan pada hal-hal yang penuh gaung, penampilannya terkesan branded dalam pengertian luas, dan prosesnya benar-benar seremonial semata. Sejalan dengan itu, sebagian Muslim Indonesia hanya memikirkan hal-hal besar dan bersifat struktural. Mereka melupakan persoalan-persoalan kecil yang sejatinya menjadi persoalan keseharian umat, dari pemiskinan yang terus berlangsung di sekitarnya hingga kekerasan dalam berbagai bentuk (kultural, struktural, dan langsung) yang sejatinya berakar dari diri sendiri. Ada anggapan, melalui kerja besar, persoalan-persoalan yang kecil pasti hilang sendiri. Mereka belum menyadari, agenda besar masih bersifat bangunan besar yang belum ada isinya selain angan-angan. Dari individual ke sosial Akibatnya, dari tahun ke tahun puasa dan Idul Fitri datang silih berganti, tetapi kondisi umat secara khusus dan bangsa secara keseluruhan belum mengarah pada perbaikan substantif berarti. Realitas buram semacam itu senyatanya perlu menjadi perhatian umat Islam Indonesia. Jangan sampai umat Islam terperangkap ke dalam buaian keberhasilan puasa formal yang bersifat fisik semata, tidak menjadikannya sebagai puncak kemenangan yang hanya diakhiri dengan aktivitas semacam pesta. Untuk itu, sebuah terobosan yang sama sekali tidak baru perlu dilakukan. Puasa-sebagaimana sering kita dengar-adalah ibadah yang amat individual yang hanya pelaku dan Tuhan semata yang mengetahui kesungguhan dia dalam melakukannya. Pada sisi ini, pelaku puasa perlu menjadikannya sebagai sesuatu yang bermakna bagi kehidupan masing-masing ke depan. Melalui puasa, kita perlu membuat program perbaikan kehidupan setahap demi setahap menuju pencapaian ketakwaan hakiki. Artinya, setahun ke depan pascapuasa kali ini, mereka harus meniscayakan adanya perubahan ke arah perbaikan satu poin meningkat dari sebelumnya. Tahun berikut, dikembangkan menjadi dua poin, demikian seterusnya. Sejalan dengan itu, setiap umat Islam perlu melakukan pengamatan dalam bentuk refleksi diri yang berkesinambungan mengenai keberhasilan atau kegagalan proses yang mereka jalani dengan penuh ketulusan dan kejujuran. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau sebaliknya, umat Islam membuat indikator yang jelas dan akurat dalam dimensi individual dan sosial. Konsistensi
[wanita-muslimah] ''Shock Therapy'' Koruptor Kakap
Refleksi: Shock Therapy yang benar ialah semua kekayaan keluarga yang berada dalam negeri maupun di luarnegeri disita dengan larangan berusaha dalam bidang apapun selama 50 tahun, biang koruptor dihukum seumur hidup dengan pekerjaan di tambang tertutup. http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2006/10/23/o1.htm ''Shock Therapy'' Koruptor Kakap KEBIJAKAN Kejaksaan Agung mulai 16 Oktober lalu menayangkan wajah koruptor bukan hal baru di negeri ini. Beberapa tahun lalu wajah sejumlah koruptor di Indonesia sudah pernah ditayangkan di media televisi. Namun, kasus korupsi bukannya semakin mengecil, sebaliknya semakin membesar. Peringkat Indonesia tidak turun-turun, tetap di papan atas negara terkorupsi di dunia. Mantan Direktur Utama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia atau BPUI Sudjiono Timan, koruptor dana pinjaman pemerintah senilai Rp 90 milyar, menjadi koruptor pertama yang ditayangkan wajahnya di satu stasiun televisi swasta nasional. Menurut Jaksa Agung, ke-13 orang lagi akan ditayangkan masih berada di dalam negeri. Ketika melihat tayangan itu, kita teringat wajah buronan pembobol trilyunan rupiah Bank Bapindo (kini merger jadi Bank Mandiri) Eddy Tansil yang juga ditayangkan di TV beberapa tahun lalu. Hingga kini buronan yang paling dicari itu belum juga tertangkap atau menyerahkan diri. Itu sebabnya upaya pemberantasan korupsi menjadi sangat pelik. Selain aparat penegak hukum terasa sangat lemah, Indonesia sepertinya ''diatur'' koruptor. Selain memberikan shock therapy, memuat gambar para koruptor, perlu juga diperkuat dengan kesungguhan aparat penegak hukum, khususnya Kejaksaan Agung. Selama ini, Kejaksaan Agung maupun Kejati daerah dinilai kurang proaktif sehingga kasus-kasus korupsi yang dibawa ke pengadilan baru sedikit dan sering juga bebas. Menayangkan gambar wajah dan data para koruptor yang dinyatakan buron di televisi (TV) patut disambut baik, dengan catatan penegak hukum harus bersih, tegas dan punya target waktu untuk mengejar para koruptor itu. Lembaga pemberantasan korupsi harusnya sudah lebih dulu bebas dari korupsi. Jangan sampai, oknumnya pula terlibat dalam kasus korupsi. Semua kasus korupsi harus dibongkar termasuk yang terjadi di lembaga penegak hukum. Semuanya harus diberi sanksi hukum berat karena sangat banyak merugikan keuangan negara dan menyengsarakan rakyat. Kita setuju wajah para koruptor dipublikasikan seluas-luasnya. Tidak hanya lewat TV, juga lewat media massa lainnya, asalkan tujuannya untuk kebaikan, bukan sekadar sensasi belaka. Jika perlu tidak hanya seminggu sekali, bisa diperbanyak dan disiarkan berulang-ulang. Dengan diberitakan atau wajahnya dipampang di media massa diharapkan dapat menimbulkan efek jera bagi para pelaku lainnya. Masyarakat juga dapat melaporkan kalau mengetahui keberadaan koruptor tersebut di lingkungannya. Korupsi di Indonesia bagai ketiak ular. Panjang berlanjut, tidak putus-putusnya. Maka diperlukan tindakan nyata yakni penggal ketiaknya. Bikin putus bukan dengan omongan dan retorika, tetapi dengan tindakan nyata di depan hukum. Selama ini pemberantasan korupsi terlalu lemah. Artinya, yang sudah nyata melakukan megakorupsi tidak juga diseret ke pengadilan. Bahkan, pengemplang dana BLBI (bantuan likuiditas Bank Indonesia) sampai bisa dibawa ke Istana Negara. Ini memalukan. Sangat merusak citra hukum dan rasa keadilan. Masyarakat sangat mengharapkan duet SBY-Kalla dapat menggencarkan pemberantasan korupsi, mulai dari tingkat bawah sampai atas. Dengan penayangan foto wajah koruptor buronan di televisi, secara langsung masyarakat luas akan mengetahui wajah koruptor itu, dengan harapan masyarakat akan mengucilkan koruptor tersebut dan keluarganya. Sudah saatnya rakyat di negeri ini diberi pendidikan dan pengetahuan tentang akibat dari perbuatan korupsi yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu, bahwa perbuatan tersebut dapat menyengsarakan dan merugikan banyak orang, bukan hanya sekarang, tetapi anak cucu kita juga kebagian sengsaranya. [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To
[wanita-muslimah] Puluhan Ribu Orang Antri Sedekah PT Gudang Garam
??? http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/jawamadura/2006/10/21/brk,20061021-86479,id.html Puluhan Ribu Orang Antri Sedekah PT Gudang Garam Sabtu, 21 Oktober 2006 | 13:49 WIB TEMPO Interaktif, Kediri:Sedikitnya 12.500 orang orang dari berbagai daerah membanjiri pabrik rokok PT Gudang Garam Tbk Kediri, Sabtu (21/10). Mereka datang untuk mendapatkan sedekah lebaran. Pemberian sedekah tersebut merupakan tradisi tahunan produsen rokok terbesar di Asia itu. Untuk menghindari segala kemungkinan, selain aparat kemanan juga dikerahkan tim medis dan mobil pemadam kebakaran. Dari pantuan Tempo, sejak usai waktu makan sahur, puluhan ribu orang telah berduyun-duyun memasuki komplek perusahaan rokok di kawasan Semampir Kota Kediri. Padahal acara pembagian sedekah baru dilaksanakan pada pukul 08.00 WIB. Acara pembagian sedekah lebaran yang dipusatkan di Unit I, Jalan Semampir Gang I Kecamatan Kota Kediri membuat kawasan pabrik berubah menjadi lautan manusia. Dari mulai bayi, anak-anak, remaja, ibu-ibu, bapak-bapak hingga nenek-nenek ikut antri untuk mendapatkan sedekah lebaran. Padahal jika dihitung, nilai uang yang diberikan sangat tidak seimbang dengan dengan waktu menunggu, transpoartasi dan situasi yang sangat berdesak-desakkan. Tiap orang, dari berbagai usia mendapatkan sedekah lebaran dalam jumlah sama yaitu Rp 10 ribu pe orang. Terus terang kami tidak melihat nilai uangnya, tapi lebih karena acara ini sudah merupakan tradisi sejak jaman kakek nenek kami. Ada kepuasan tersendiri jika bisa mendapatkan uang sedakah lebaran dari PT Gudang Garam. Istilahnya 'ngalab' berkah begitu lah, kata Sugriwo, warga Tulungagung. Uniknya, para pengalap sedekah lebaran yang berasal dari luar Kota Kediri datang dengan menggunakan mobil carteran. Biaya sewa mobil mereka tanggung bersama. Sesungguhnya biaya kedatangan kami ke Kediri tidak sebanding dengan uang yang kami terima. Tapi rasanya ada kebanggaan bisa mendapatkan uang lebaran dari Gudang Garam. Uang ini tidak akan kami belanjakan, tapi disimpan saja, kata Murtiningsih, warga asal Nganjuk. Meski antisipasi yang dilakukan aparat sudah maksimal, ternyata tetap saja tak bisa membendung antrian masa. Karena padatnya konsentrasi mjassa, sejumlah pengunjung sempat minta bantuan tanaga medis karena terjepit dan membuatnya sesak napas. Kalau tahun lalu cukup banyak warga yang pingsan. Karena banyaknya korban pingsan, mobil ambulance dan kendaraan siaga satpam PT Gudang Garam yang telah disiapkan terpaksa bolak-balik mengangkut korban pingsan ke RS Angkatan Darat DKT yang hanya berjarak 100 meter dari tempat pembagian sedekah, jelas Mifta Scorpio, Gresik yang tiap tahun ikut menonton pemberian sedekah. Juru bicara PT Gudang Garam Tbk, Vidya Rahayu Budianti menjelaskan, perusahaannya tidak membedakan strata masyarakat yang datang untuk menerima sedekah. Semuanya diberi Rp 10 ribu. Kami tak bisa menghitung jumlah massa yang datang. Pokoknya berapapun yang datang tetap kami beri. Jumlah dana yang kami keluarkan juga tidak bisa kami hitung. Dengan perkiraan 12.500 orang yang datang, tinggal mengkalikan Rp 10 ribu. Kira-kira jumlah dana yang kami keluarkan ya sejumlah itu, kata Vidya. DWIDJO U. MAKSUM [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Pasang Surut Peradaban Islam
http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=269242kat_id=16 Jumat, 20 Oktober 2006 Pasang Surut Peradaban Islam Oleh : Amich Alhumami Peneliti Sosial, Bekerja di Direktorat Agama dan Pendidikan, Bappenas Salah satu keunikan peradaban Islam adalah sifat adaptif dan terbuka dalam menyerap dan mengadopsi unsur-unsur peradaban besar dunia seperti Yunani, Persia, India, dan Cina. Peradaban serapan itu kemudian dikembangkan secara kreatif dan inovatif dengan menonjolkan unsur-unsur Islam sendiri. Proses penyerapan dan adopsi ini bersifat alamiah mengingat peradaban-peradaban besar dunia tersebut telah hidup selama ribuan tahun, jauh sebelum Islam mulai berkembang pada abad ke-7. Namun, justru dengan cara inilah peradaban Islam mengalami pasang naik yang ditandai oleh pencapaian yang cemerlang di bidang filsafat, sains, teknologi, arsitektur, seni, dan lain-lain. Pencapaian yang cemerlang itu dimulai dengan penerjemahan karya-karya filsafat Yunani Helenistik, yang dirintis penguasa Dinasti Umayyah. Setelah jatuh pada pertengahan abad ke-8, penguasa baru Dinasti Abbasiyyah terutama pada masa Khalifah Al Manshur, tetap melanjutkannya bahkan dengan skala yang lebih besar dan masif, dengan memperkuat lembaga ilmu pengetahuan Jundi-Shapur Academy warisan imperium Persia. Mengadopsi sistem ini, Khalifah Al-Makmun membangun Bait Al Hikmah sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan sekaligus lembaga riset dan penerjemahan. Kegiatan penerjemahan sendiri berlangsung sampai abad ke-10. Di antara penerjemah masyhur adalah Hunain ibnu Ishaq dan anaknya Ishaq ibnu Hunain. Karya-karya asli dan terjemahan kemudian disusun dalam bentuk indeks, Fihrist Al Ulum, oleh Mahbub Ibnu Al Nadim, yang di Barat dikenal dengan nama Al-Nadim's Index of Sciences. Sepanjang abad ke-8 sampai ke-13 lahir banyak ilmuwan Muslim raksasa dengan karya-karya magnum opus. Yang mengagumkan adalah, para ilmuwan Muslim jenius umumnya menguasai lebih dari satu bidang ilmu. Ibnu Hayyan, misalnya, selain ahli kimia juga ahli kosmologi dan astrologi, yang menulis sekitar 500 risalah. Al Khawarizmi adalah ahli matematika dan astronomi, yang memberi sumbangan besar pada pembuatan tabel astronomi dan menulis banyak buku mengenai ilmu hitung dan aljabar. Kitab hisab Jabr wa Al Muqabalah adalah salah satu karya master piece-nya. Al-Razi dikenal sebagai ilmuwan besar bidang kedokteran yang menulislebih dari 200 buku. Ibnu Sina adalah ilmuwan masyhur bidang kedokteran yang mengarang lebih dari 240 buku. Al Shifa adalah buku babon terdiri 20 jilid yang berpengaruh besar pada perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran, sementara Qanun fi Al Thibb menjadi karya ensiklopedik yang sangat terkenal di penjuru dunia. Al-Biruni adalah ilmuwan Muslim multitalenta, yang menguasai matematika, astronomi, fisika, dan geografi, serta menulis banyak buku seperti Asrar Al Baqiyya, Qanun Al Masudi, Kitab Al Saidana, dan Kitab Al Jawahar. Menurut sejarawan Philip K Hitti, buku-buku magnum opus karangan ilmuwan Muslim tersebut menjadi text books wajib di universitas-universitas Eropa sampai abad ke-16, yang sekaligus merupakan sumbangan paling besar dunia Islam pada peradaban Barat. Ilmuwan Muslim yang menguasai banyak bidang keilmuan tersebut memainkan peranan penting dan strategis dalam proses penyebaran Islam ke berbagai belahan dunia. Ilmu geografi dan astronomi dimanfaatkan untuk membantu melakukan penjelajahan wilayah, menyusun karakteristik fisik daerah, membantu lalu lintas jawatan pos, dan mengenali produk-produk komersial untuk misi perdagangan. Matematika dimanfaatkan untuk menyusun tabel astronomi, menganalisis kondisi geografis, dan melakukan pemetaan wilayah untuk memudahkan penyusunan peta. Metodologi ilmiah Meskipun ilmuwan Muslim menyerap dan mengadopsi karya-karya ilmiah para filosof Yunani, namun ada perbedaan mendasar dalam hal metodologi pengembangan ilmu pengetahuan. Para filosof Yunani lebih mendasarkan pada kekuatan logika, analisis, dan refleksi, tetapi cenderung mengabaikan observasi dan eksperimentasi. Tak heran, bila dasar epistemologi yang dibangun bersifat spekulasi. Karena spekulatif, filosof besar sekaliber Plato keliru fatal ketika mengatakan bumi itu datar. Padahal, setelah dilakukan observasi dan pengujian empiris diketahui bumi itu bundar. Ini disebabkan pada zaman Yunani kuno tidak ditemukan laboratorium atau observatorium untuk kegiatan ilmiah berupa percobaan dan pengujian. Para ilmuwan Muslim memadukan penalaran rasional, logika, dan spekulasi dengan observasi dan eksperimentasi melalui laboratorium dan observatorium sebagai pusat penelitian ilmiah. Berbeda dengan filosof Yunani yang hanya menggunakan metode deduktif, ilmuwan Muslim menggunakan kombinasi metode induktif-deduktif. Prinsip ilmiah seperti observasi, eksperimentasi, analisis, dan sikap skeptis juga diakui dalam proses pencarian kebenaran ilmiah. Bahkan prinsip dan sikap ilmiah ini dipegang teguh oleh Al
[wanita-muslimah] Muhammad Asad tentang Alquran
http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=268821kat_id=19 Selasa, 17 Oktober 2006 Muhammad Asad tentang Alquran Oleh : Ahmad Syafii Maarif Di antara mufassir Alquran kontemporer, almarhum Muhammad Asad patut dicatat sebagai salah seorang yang paling terkemuka. The Message of the Qur'an barangkali merupakan magnum opus (karya besarnya) yang dikerjakan seumur hidup dengan menetap di Arabia selama beberapa tahun. Terjemahan tafsir yang aslinya setebal hampir 1.000 halaman ini ke dalam bahasa Indonesia akan diterbitkan Mizan dalam tempo dekat ini. Dengan munculnya karya Asad dalam versi Indonesia, maka bertambahlah literatur tafsir Kitab Suci umat Islam ini. The Message diterbitkan pertama kali oleh Dar al-Andalus, Gibraltar, 1980, dan telah dipakai oleh puluhan universitas di seluruh dunia yang ingin mengenal lebih jauh tentang sumber utama ajaran Islam. Dengan penguasaan bahasa Arab, termasuk dialek-dialek lokal, Asad dengan The Message-nya tidak diragukan lagi telah memberikan sumbangan yang sangat berharga kepada khazanah ilmu pengetahuan dan kemanusiaan. Dalam suasana Nuzul Alquran ini ada baiknya kita menurunkan beberapa pandangan Asad tentang Kitab Suci ini sebagaimana dapat dibaca dalam kata pengantar tafsirnya itu. Kita kutip: ''Antara ayat pertama dan terakhir terkembang lebarlah sebuah kitab yang, melebihi gejala lain manapun yang kita kenal, telah memengaruhi secara fundamental sejarah agama, sosial, dan politik dunia. Tidak ada kitab suci lain yang pernah memiliki dampak langsung serupa atas kehidupan orang yang pertama kali mendengarkan pesannya dan, via mereka dan generasi yang mengikutinya, atas seluruh arus peradaban.'' (Hlm i). Asad dan banyak sarjana Barat lain telah sama sampai kepada kesimpulan bahwa tanpa Alquran tidak akan ada gerakan Renaisans di Eropa yang kemudian mendorong munculnya abad ilmu pengetahuan yang berlanjut sampai hari ini. Menurut Asad, tafsir ini mungkin yang pertama dalam sebuah bahasa Eropa dengan menggunakan pendekatan yang bersifat idiomatik (hlm v). Menurut Asad, pertanyaan kunci yang hendak dijawab Alquran adalah: ''Bagaimana semestinya saya berperilaku agar meraih kehidupan yang baik di dunia dan kebahagiaan dalam kehidupan yang akan datang?'' (Hlm i). Pertanyaan Asad ini sebenarnya tidak lain dari doa yang hampir selalu kita ucapkan: ''Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan bebaskan kami dari siksa neraka.'' (Al-Baqarah: 201). Jika kita konfrontasikan pertanyaan Asad ini dengan realitas kehidupan umat Islam sekarang, jawaban yang diberikan sebegitu jauh masih belum juga mengenai sasaran. Kitab Suci ini belum kita jadikan sahabat utama dalam perjalanan. Dalam perlombaan peradaban kita keok, nasib di akhirat pun penuh tanda tanya. Alquran memang masih dibaca dan bahkan diperlombakan, tetapi suasana dunia Islam, menurut pantauan saya, sangat tidak bersahabat dengan gambaran yang diberikan Kitab Suci ini, yaitu sebuah corak kehidupan yang adil, sejahtera, dan bebas, sebagai realisasi dari surat Al-Anbiya: 107 berupa rahmatan li al-'alamin (rahmat bagi semesta alam). Jangankan menebarkan rahmat Allah di muka bumi, kita sendiri tampaknya sudah sulit membedakan mana jalan lurus yang harus ditempuh dan mana pula jalan bengkok yang harus dihindari. Alquran di depan kita tidak lagi berfungsi sebagai alfurqan (kriterium pembeda) antara jalan yang benar dan jalan yang salah. Tetapi, kita tentu percaya bahwa kita tidak akan terus terpasung di lorong sempit yang pengap ini. Setelah berabad-abad menderita kena pukulan palu godam sejarah, lambat atau cepat kesadaran menyeluruh di berbagai bagian dunia Islam untuk sebuah pencerahan pasti akan datang. Syaratnya, inisiatif untuk ''memancing'' perhatian Tuhan harus senantiasa dilakukan, berupa kerja-kerja kreatif yang berani untuk melawan suasana kebekuan. The Message Muhammad Asad adalah di antara langkah strategis untuk menuju kebangkitan umat secara otentik, sebuah ummatan wasathan (umat medium, tidak ekstrem), seperti yang terbaca dalam Al-Baqarah: 143. Asad menerjemahkannya dengan a community of the middle way (komunitas jalan tengah, hlm 30). Semoga kita semua akan bergerak menuju ummatan wasathan itu sekalipun banyak gangguan dalam perjalanan. A [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to:
[wanita-muslimah] Ikan di Laut Indonesia Sudah Habis?
REFELKSI: Kekayaan apa yang tidak akan habis bila yang namanya negara dikuasai oleh bandit tukang copet bin garong? http://www.suarapembaruan.com/News/2006/10/21/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Ikan di Laut Indonesia Sudah Habis? Tahun 2006, terjadi penurunan jumlah ekspor ikan. Laporan mengejutkan itu meluncur dari Kepala Dinas Perikanan Sulawesi Utara, Fritz Kaunang. Jika tahun 2005 jumlah ikan yang mampu di ekspor Sulawesi Utara adalah 172.000 ton, tahun 2006 hingga Agustus 2006 baru sekitar 34.000 ton. Kecil kemungkinan angka tahun 2005 itu bisa dicapai, melihat kondisi yang ada sekarang ini, kata Fritz. Penurunan jumlah ekspor ikan tersebut tentu saja akibat dari jumlah tangkapan nelayan yang juga menurun. Fenomena memburuk juga tampak dari beberapa industri perikanan di tanah air, yang harus ditutup karena kesulitan suplai bahan baku. Padahal, dengan wilayah laut Indonesia yang sangat luas, ikan yang bisa ditangkap tidak terbatas jumlahnya. Tapi kenyataannya, bukan hanya jumlah ikan yang berkurang, ukurannya juga sudah semakin kecil. Jika dahulu nelayan bisa menangkap seekor ikan dengan berat 60 kg lebih, saat ini sudah sangat jarang ikan dengan berat seperti itu. Yang paling banyak ditangkap para nelayan saat ini adalah ikan dengan berat sekitar 8 kg per ekornya. Yang paling banyak adalah ikan dengan berat 2 kg. Seorang pengusaha perikanan di Bitung, Denny Sondakh menyebutkan salah satu penyebab berkurangnya ikan di perairan Indonesia tersebut adalah penanaman rumpon di perbatasan perairan antara Indonesia dengan Filipina. Rumpon tersebut ditempatkan di jalur bermigrasinya ikan-ikan dari Indonesia ke Filipina dan sebaliknya. Dengan rumpon-rumpon tersebut, ikan-ikan tidak masuk lagi ke perairan Indonesia. Alhasil ikan-ikan itu dinikmati oleh nelayan Filipina karena mereka mempunyai peralatan yang canggih. Nelayan Indonesia gigit jari, hanya menangkap sisa-sisanya, yang bisa masuk ke perairan Indonesia. Menurut Denny Sondakh pemerintah seharusnya mengeluarkan undang-undang tentang pengaturan pembuatan rumpon, lengkap dengan sanksinya. Sekarang memang sudah ada peraturan menteri tentang penanaman rumpon, tapi itu hanya sebatas peraturan, tanpa ada sanksi yang jelas. Harus segera di keluarkan undang-undang tentang rumpon, kalau tidak nelayan kita tidak akan mendapat ikan lagi, tegasnya. Kapasitas Terpasang Kondisi minimnya tangkapan ikan ini menjadi keluhan berbagai industri perikanan yang ada di Bitung. Dalam kunjungan Pembaruan ke beberapa pabrik ikan di Bitung September yang lalu terungkap bahwa hanya 50 persen kapasitas terpasang yang digunakan karena minimnya suplai bahan baku berupa ikan segar tersebut. Memang diakui, kenaikan harga BBM juga menjadi faktor penyebab turunnya tangkapan ikan karena nelayan harus menghitung secara cermat untung rugi jika melaut. Seperti dikemukakan Ir Nabsar Badoa dari PT Nutrindo Fresfood Internasional, mereka setiap hari kekurangan bahan baku. Padahal produk mereka, ikan tuna segar yang diekspor ke Jepang pasarnya sangat bagus. Tuna segar yang kami beli dari nelayan di pagi hari, setelah diolah langsung di ekspor ke Jepang dan keesokan harinya orang Jepang telah dapat menyantap ikan itu di Tokyo dalam bentuk sashimi, ujarnya. Begitu juga dengan PT Bitung Mina Utama, saat ini mereka kekurangan bahan baku. Kapasitas terpasang pabrik ini adalah 250 ton per hari, tapi kenyataannya bahan baku yang mereka peroleh hanya sekitar 100 ton per hari. Inilah kenyataan yang ada, kapasitas terpasang kami tidak bisa dipergunakan sepenuhnya, ujar Jerry Ko, warga Taiwan yang menangani pengoperasian pabrik tersebut. Yang lebih menarik lagi adalah PT Samudera Sentosa perusahaan miliki warga Filipina ini, tidak setiap hari beroperasi karena tidak adanya bahan baku. Mereka beroperasi jika ada bahan baku untuk diolah. Dan itu semua sangat tergantung dari hasil tangkapan para nelayan. Padahal perusahaan kami ini banyak mendapat pesanan ikan kaleng dari luar negeri dengan merek yang telah ditentukan sendiri oleh negara pemesan, kata Manager Pabriknya, Sigit Saptono. Banyak nelayan mengakui bahan baku menjadi kendala utama dalam industri perikanan di Indonesia saat ini. Memang ada bantuan dari pemerintah kepada nelayan, seperti bantuan kapal nelayan. Sehubungan hal ini, mereka menghimbau agar dalam memberikan bantuan diikutsertakan industri perikanan yang ada. Dengan demikian, nelayan tidak terlalu dibebani dengan biaya operasional yang sangat mahal. Jika perusahaan industri perikanan diikutsertakan dalam kerja sama membantu nelayan dengan kepala penangkap ikan, maka perusahaan perikanan dapat memberi bantuan biaya operasional, sehingga nelayan tidak perlu memikirkan biaya operasional mereka menangkap ikan, katanya. Kapal Asing Dilarang Menghadapi keadaan industri perikanan Indonesia yang kekurangan bahan baku ikan ini, Denny Sondakh meminta pemerintah menutup peluang kepada nelayan asing
[wanita-muslimah] Pengetahuan Akademis Pantas Dijual?
REFLEKSI: Bila politik dan undang-undang pendidikan mengakomodasi institusi atau lembaga pendidikan sebagai salah satu sumber pengeruk laba, maka sudah tentu pengetahuan akademis adalah komoditi dagang, jadi bisa dijual. Tetapi, kalau diprinsipkan sebagai hak kewarganegaraan yang adalah sebahagian dari Hak Azasi Manusia, maka sepatutnya pendidikan dilaksanakan bebas pembayaran uang masuk, uang itu dan ini. Bagaimana komentar Anda? http://www.suarapembaruan.com/News/2006/10/21/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Pengetahuan Akademis Pantas Dijual? Mikhael Dua Ada persepsi baru universitas dewasa ini terhadap pengetahuan yang ia miliki. Jika di masa lampau universitas dengan bangga mempublikasikan temuan ilmiahnya dan mendiskusikannya dengan banyak orang di sekitarnya, dewasa ini etos semacam itu sudah dianggap kuno. Pengetahuan memiliki dimensi komersial. Ia dapat disimpan di 'gudang' jika harganya belum baik, dan siap dipajang di rak-rak dagangan, jika waktunya sudah matang untuk dijual. Kesan ini bisa dikatakan agak aneh. Tetapi itulah yang sedang terjadi jika kita mencermati jargon- jargon baru di kalangan universitas, seperti gagasan enterprenerial university, academic venture, dan hak paten. Tidak hanya itu, banyak seminar akademis dan talk-show akademis yang sebelumnya gratis dalam rangka pencerdasan kehidupan banyak orang, sekarang harus dinikmati dengan ongkos finansial. Pengetahuan yang sebelumnya dilihat sebagai instrumen pencerdasan bangsa sekarang telah berubah menjadi pengetahuan sebagai instrumen keuntungan finansial. Persoalan lama Situasi semacam ini tentu bukanlah fenomen baru. Apa yang terjadi sekarang mirip dengan apa yang pernah dilakukan kaum Sofis pada abad ke-4 sebelum masehi di Yunani. Dalam kacamata kelompok cendikiawan ini, pengajaran pengetahuan merupakan bagian dari pekerjaan yang perlu mendapat penghargaan finansial. Dengan keliling dari satu kota ke kota yang lain, mereka memposisikan diri seba- gai profesional yang menawarkan pengetahuan. Apa yang sudah lama diperjuangkan oleh kaum cendikiawan Yunani klasik tersebut memiliki gemanya pada situasi kita dewasa ini. Banyak peneliti dewasa ini yakin bahwa pengetahuan ilmiah dapat ditempatkan sebagai bagian dari pelayanan masyarakat justru ketika ia dikomersialisasikan. Jika komersialisasi pengetahuan dihambat, yang terjadi tidak saja pundi-pundi cendikiawan akan berkurang, juga penemuan-penemuan baru tidak dapat dicapai. Saya dapat memahami argumentasi jika memperhatikan bagaimana seorang seperti Paul Janssen, seorang dokter keturunan Belgia, terpaksa meninggalkan universitas untuk bisa lebih produktif. Dengan menghasilkan lebih dari 400 hak paten obat-obatan, memperoleh 22 anugerah doktor honoris causa, menerbitkan lebih dari 850 buah karya ilmiah, Janssen membuktikan bahwa seorang ilmuwan perlu memiliki semangat enterprenerial untuk dapat memberikan andil yang besar bagi kepentingan masyarakat. Begitu juga jika kita membayangkan tokoh sebesar BJ Habibie yang memiliki repur- tasi internasional dalam bidang pesawat terbang. Namun ajakan untuk komersialisasi pengetahuan bukan tanpa tantangan. Sejak awal motif komersialisasi pengetahuan akademis sudah dicurigai Sokrates dalam kritiknya terhadap kaum Sofis. Setiap kegiatan pengajaran wajar jika mendapatkan penghargaan finansial yang pantas. Namun, dengan melihat keuntungan finansial sebagai tujuannya, kaum Sofis-cendikiawan telah me-lakukan pelecehan pengetahuan. Lebih parah lagi, jika yang mereka jual bukanlah pengetahuan yang benar atau pengetahuan yang menimbulkan pengertian yang aktual atas hidup peserta didik, melainkan tidak lebih dari teknik berpikir, berargumentasi, dan teknik untuk sukses dalam profesi. Keberatan yang sama ini memiliki relevansinya jika kita diajak untuk mendefinisikan kembali peran pendidikan tinggi. Jika kita melihat tujuan dasar dari pendidikan kita adalah pencerdasan kehidupan bangsa, maka universitas-universitas kita dewasa ini perlu menahan diri untuk memfokuskan diri hanya pada usaha pencerdasan kehidupan bangsa. Jika bukan itu yang menjadi tujuannya pantas kiranya universitas dicurigai sebagai lembaga bisnis jasa pendidikan. Apa yang memang dipersoalkan pada kenyataan tidak begitu mencemaskan. Tidak semua pengetahuan yang diajarkan di universitas memiliki dimensi komersial. Kritik Sokrates pada kaum Sofis menunjukkan pengajaran filsafat bagi anak muda misalnya tidak bisa ditempatkan dalam kerangka bisnis. Aristoteles pernah mengatakan bahwa filsafat cocok untuk orang tua, yang ingin mencari kebijaksanaan hidup. Orang-orang muda masih memberikan perhatian pada bagaimana mengatur dirinya, mengerti lingkungannya, dan mengorganisasikan dirinya dalam lingkungan ter- sebut. Begitu juga jika kita berbicara tentang banyak pengetahuan teoretis, seperti fisika teoretis, astronomi, dan teologi. Implikasi finansial pengetahuan semacam ini hampir tidak pernah dirasakan.
[wanita-muslimah] A Face Veil Goes One Step Beyond a Dress Code
http://www.arabnews.com/?page=7section=0article=84216d=21m=10y=2006pix=opinion.jpgcategory=Opinion Saturday, 21, October, 2006 (29, Ramadhan, 1427) A Face Veil Goes One Step Beyond a Dress Code Iman Kurdi, [EMAIL PROTECTED] When the debate on the hijab raged in France a little while ago, I found myself firmly defending the right of girls to wear the hijab to school. But now I find the shoe is on the other foot. I find myself sympathetic to Jack Straw, the former British foreign secretary, and others who have followed him in expressing a growing unease at dealing with women wearing a full-face veil. There is a world of difference between the hijab and the niqab. The hijab is a form of dress based on modesty. It leaves a woman relatively free to interact with others, to drive a car, to chop vegetables, to operate machinery, to see a computer screen or to stand in front of a classroom and teach. The second is a veil in the true sense of the word. It hides and separates. It also physically impedes a woman from fully interacting with others, chopping vegetables, operating machinery or doing any number of every- day tasks which require the full use of the five senses. Both can be considered religious customs. My personal view is that neither is a religious dictate, but this is irrelevant to this debate. If a woman believes that wearing the hijab or covering herself up in a niqab is her religious duty then I must accept and respect that belief. I cannot ask her to take off her hijab or her face covering at the door of the school or the hospital as if it were merely a fashion item. However as a patient or as a parent, I have the right to expect the highest level of care. Hence I believe that it is entirely correct that Kirklees Council suspended the teacher Aishah Azmi because she was not prepared to teach without a face cover. Their duty is toward their pupils. Teaching is based on complex interaction between student and teacher. This interaction requires the student to make eye contact, to see the lips move as they speak, to register facial expressions and to build a relationship of sorts - all of which is severely impeded if the teacher's face is covered, even if there are peep holes for the eyes. Mrs. Azmi was suspended not because she is Muslim but because she is unable to perform her job to the standard that parents have a right to expect for their children. If she believes that it is her religious duty to wear the full-face veil - as she does - then clearly she cannot be asked to remove it, but neither can she expect to teach in a mixed-gender environment. I have no doubt that Aishah Azmi is a dedicated and capable teacher but she should be teaching at a single-gender school where she can be free to teach without a face cover. Clearly she knows this since she did not wear a face covering to her job interview at the school. There are a host of jobs that Muslims cannot undertake. Some, like wine tasting, are out of bounds for men and women. Others, like being a lifeguard, are out of bounds for veiled women. It is in the nature of the job. It is ludicrous to cry racial discrimination because the job we wish to do is incompatible with our religious customs. All of this has stirred up the debate on integration in Britain. Jack Straw who started this particular snowball rolling revealed that he asked women who visited him at his constituency to remove their face veils. He did this in a highly respectful manner: It was a request, not a condition; there was always someone else present in the room and most importantly it was not done with any malicious intent. I can understand his unease at speaking to someone behind a veil. I can also understand his contention that you cannot build trust and understanding if you cannot see the facial expression of your interlocutor. I agree with him fully though I worry about its implications. It is hard enough for a citizen to visit their MP without also having to contend with lifting their veils. But since it is merely a request, where is the harm? They are free to say they prefer to stay veiled. The problem of course is that this debate has become highly politicized and comes at a time when the Muslim community in Britain feels increasingly targeted. But the debate is one that needs to take place. And then I read the news and I notice that in Tunisia, a Muslim country, there is a law banning women from wearing the heap in public places. It is not a new law, and Tunisia is not the only Muslim country to have such a law - Turkey for instance has similar rules banning women from covering up in public institutions - but this law is being applied with renewed vigor and Tunisian
[wanita-muslimah] 'Yudhoyono Faltering on Human Rights'
http://www.ipsnews.net/news.asp?idnews=35173 INDONESIA: 'Yudhoyono Faltering on Human Rights' Fabio Scarpello JAKARTA, Oct 20 (IPS) - After two years at the helm, Indonesian President Susilo Bambang Yudhoyono has drawn praise for ending the 30-year war in Aceh. Yet, human rights activists do not share the same enthusiasm when it comes to reforming the powerful military and solving human rights cases. In an IPS interview, Agung Yudhawiranata, programme coordinator for the Human Rights Campaign at the Institute for Policy Research and Advocacy (ELSAM), labelled the former army general's first two years in office a failure. We can really say that in two years he has achieved next to nothing in the context of human rights, he said. Yudhoyono was sworn into office on Oct. 20, 2004 after being elected by an overwhelming majority in Indonesia's first ever presidential election -- marking a major transition from the chaotic situation that followed the 1998 ouster of Suharto, a former army general whose 32 years in power were marked by both repression and high corruption. Yudhoyono who, according to the latest poll by the Indonesian Survey Institute, is still supported by 67 percent of the population, was once dubbed the thinking general for his preference for studying rather than spending time in battlefields. During his military career, he had several tours of duty in East Timor, and many educational spells in the United States, where he gained an MA in business management from Webster University in 1991. He retired from active service on Apr. 1, 2000 as a four star general. His political career started when he was appointed mines and energy minister in the government of president Abdurrahman Wahid in 2000. He was soon promoted to the key position of minister for security and political affairs. In 2001, when Megawati Sokarnoputri was elected president, Yudhoyono lost the election for vice-president, but was later appointed a minister. He resigned from Megawati's government in March 2004 and beat her a few months later in the presidential race, receiving 60.87 percent of the popular vote. According to Yudhawiranata, Yudhoyono's military past could be a reason for the slow paced military reforms. Under Yudhoyono, the reform of the TNI (Tentara Nasional Indonesia or armed forces) started well; then it slowed down, and now it is at a standstill, said the activist. Maybe he does not want to rock the boat, or maybe he thinks that certain problems may involve him as well, like the abuses in East Timor, he added. The TNI, the country's most powerful institution, has been accused of gross human rights abuses. In the wake of the 'Reformasi' movement -- the student-led uprising that disposed of Suharto eight years ago -- the army was at the core of a reform programme.. The results are mixed. In a recent report released by the Washington-based East-West Centre, titled 'The Politics of Military Reform in Post-Suharto Indonesia', author Marcus Mietzner, noted that Indonesia has made remarkable progress in advancing first-generation military reforms, which include extensive changes to the country's institutional framework, judicial system, electoral mechanism, composition of representative bodes, and the responsibilities of security agencies. However, he also noted that there is a lot left to do. Most importantly, policymakers did not proceed with initiatives to reform the territorial command structure, Mietzner, a Jakarta-resident, said. The territorial system, under which the TNI maintained units that ran parallel to the civil government structure, was the basis of the military's domination of Indonesian society and politics under the Suharto regime. The structure gave the TNI immense influence over local politics, and led to army personnel often acting above the law. Yudhawiranata said that the TNI still thinks it is better than the rest. It still considers itself the supreme body, he said, citing as example defence minister Juwono Sudarsono's recent refusal to have the military stand trial for misdemeanours in civilian court. Yet, they want to take part in the 2009 election. That is a contradiction, as the election is a civilian matter, and if they do not consider themselves civilian, then they should not take part, he continued. The TNI has expressed interest in participating in Indonesia's next general election in three years' time. Yudhawiranata also noted a distinct lack of progress in the handing over of the TNI's business empire to the government, as stated by a law approved in 2004, just before the election of Yudhoyono. The law says that all military assets -- which are estimated to be worth up to 966.18 million US dollars, and which provide for about 70 percent of TNI's annual budget -- were to be handed over to the government within five years, Yudhwiranata said. ''This topic has all but been forgotten; nobody talks about
[wanita-muslimah] Astronomer Says Eid Will Be Monday
http://www.arabnews.com/?page=1section=0article=84255d=21m=10y=2006 Saturday, 21, October, 2006 (29, Ramadhan, 1427) Astronomer Says Eid Will Be Monday P.K. Abdul Ghafour, Arab News JEDDAH, 21 October 2006 - Eid Al-Fitr, the celebration marking the end of fasting in Ramadan, will be Monday, according to Khaled ibn Saleh Al-Zaaq, member of Arab Space Science Federation and supervisor of Buraidah Astronomical Observatory. In a statement carried by Al-Eqtisadiah newspaper, Al-Zaaq said it would be impossible to sight the Shawwal crescent today (Saturday) as it will disappear one hour before the sunset. We can only see the new moon on Monday evening with difficulty as it will be visible for only 36 minutes with a glow of 1.90 percent, said Al-Zaaq, who is also a member of the Islamic Project to Observe the Crescent. He urged the public not to be confused by seeing celestial bodies on Saturday evening. Ali Manikfan, an Indian expert on moon sighting, also confirmed that Monday would be the first day of Eid. I have observed the waning phases of the moon in the last days of Ramadan. Yesterday morning I could see the crescent at about 8 a.m. It was about 25 degrees away from the sun. The crescent will be visible today (Saturday) before sunrise. This will be the last visible phase of the moon for Ramadan, Manikfan said in a statement. Sunday morning the crescent will not be seen even though it will rise before the sun. This is the day on which the moon phase is not visible to the earth. Somewhere in the world both the sun and the moon will rise together on Sunday, said Manikfan, who is a staunch advocate of a unified Islamic calendar. called upon Muslims all over the world to celebrate Eid Al-Fitr on the same day. He urged the Organization of the Islamic Conference to unify the Islamic calendar. Eid Al-Fitr should be celebrated on the first day of the lunar month of Shawwal. Muslims around the world are now celebrating it on three different days due to the lack of a unified calendar, he told Arab News. Manikfan urged Muslims to adopt modern technological methods to sight crescent. Islam is the most advanced and scientific religion. It's impossible to believe that the Prophet (pbuh) would instruct his followers in this age of science and technology to search for the new moon with their naked eyes when lunar and solar dates can be determined in advance on the basis of scientific calculations, he said. He hoped that Saudi Arabia would take the lead and prepare a unified Islamic calendar for distribution in all Muslim countries. [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Waspadai Perdagangan Bangkai Ayam
HARIAN ANALISA Edisi Sabtu, 21 Oktober 2006 Waspadai Perdagangan Bangkai Ayam Medan, (Analisa) Hingga saat ini disinyalir perdagangan ayam mati (bangkai) masih terus berlangsung di sejumlah pasar tradisional Medan, karenanya diharapkan masyarakat harus mewaspadainya. Hal ini diungkapkan sejumlah pedagang ayam di Pasar Simpang Limun Medan, Jumat (20/10) seraya menambahkan, tingginya harga ayam saat ini membuat sementara oknum berbuat nakal memperdagangkan ayam mati. Dari hasil pantauan Analisa di beberapa pasar tradisional, masih banyak ayam ras (ayam potong) yang diperdagangkan dalam kondisi sudah mati dengan warga daging kebiru-biruan. Melihat kondisi yang demikian, para ibu rumah tangga enggan membelinya dan lebih memilih ayam yang masih hidup meskipun dengan harga lebih mahal. Para ibu rumah tangga yang dimintai komentarnya di sejumlah pasar tradisional Medan kemarin membenarkan mereka enggan membeli ayam buras yang diperdagangkan sudah dalam kondisi mati tersebut, karena santernya berita menyebutkan saat ini banyak bangkai ayam diperdagangkan di pasaran. Lebih baik membeli ayam yang dalam keadaan hidup meski dengan harga lebih mahal ketimbang nanti mengonsumsi bangkai walaupun tidak secara langsung. Buktinya, sebagian besar ayam yang diperdagangkan dalam keadaan mati itu dagingnya sudah membiru, ungkap Butet (36) warga Marindal. Keputusan yang diambil para ibu rumah tangga tersebut dinilai cukup bijak karena membeli ayam dalam kondisi sudah mati sangat rentan dengan ancaman penyakit, termasuk flu burung, karena ayam yang diperdagangkan dalam kondisi sudah mati tersebut tidak dapat dipastikan apakah sehat atau malah terserang virus. Sama halnya daging sapi ilegal eks luar negeri yang disinyalir masih banyak diseludupkan berbagai pihak tidak bertanggungjawab ke daerah ini, tak dapat dijamin kesterilannya bagi kesehatan konsumen. Untuk cara yang paling aman menghadapi permasalahan ini adalah tidak membeli ayam yang sudah mati maupun daging eks luar negeri meski harganya jauh lebih murah. Sedangkan para pedagang ayam yang dimintai tanggapannya dengan tegas membantah kalau mereka memperdagangkan bangkai ayam. Daging ayam yang kami jual sedikit membiru karena tertimpa-timpa, sebab sekali potong dalam jumlah besar, ungkap seorang pedagang ayam yang enggan disebutkan namanya. Ayam dalam kondisi sudah dipotong (mati) saat ini diperdagangkan pada posisi Rp17.000, sedangkan yang hidup Rp19.000 dan ayam kampung Rp30.000 per kilogram. (rama [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Ancient fish fossil provides missing link in evolution of land animals
http://news.independent.co.uk/world/australasia/article1904967.ece Ancient fish fossil provides missing link in evolution of land animals By Kathy Marks in Sydney Published: 20 October 2006 The discovery of a 380 million-year-old fossil in a remote region of Western Australia has given scientists new insight into the process by which fish evolved into land animals. The perfect skeleton of the Gogonasus fish was found preserved in limestone during an expedition organised by Melbourne's Museum Victoria. It looks like it died yesterday, said the expedition leader, John Long. You can still open and close the mouth. Dr Long said the fossil demonstrated that fish developed the anatomical features of four-legged land creatures, or tetrapods, much earlier than once thought. Other specimens from that era had been incomplete, or squashed flat. This one was complete and three-dimensional, enabling palaentologists to analyse it in greater detail. Gogonasus, which swam in an ancient reef system before there was life on land, had a large hole in its skull and a fin strong enough to support its body weight. It's definitely a fish, Dr Long told the Australian Broadcasting Corporation. It's got gills, it swims in water, it's got fins. But it's a fish that is showing the beginnings of the tetrapod's advanced body plan that would eventually carry on to all living land animals. The skeleton, which he called the most perfect, complete, three-dimensional fish of its kind ever discovered in the whole world, was found in the rugged Kimberley region, in a fossil area known as the Gogo site. In 1985 Dr Long discovered a snout and skull fragment of the same species there. He named it Gogonasus, which means snout from Gogo. The latest specimen was found by Tim Senden, a member of the team that went on the expedition in July last year. Dr Senden, who was on his first field trip, told the Melbourne Herald-Sun that he did not initially appreciate its significance. I was the lucky one that picked up the right rock, he said. It was the thrill of a lifetime. It took Dr Long four months to extract the fossil from the limestone. It was then analysed, using new software technology developed by Dr Senden, at the Australian National University in Canberra. Dr Long, who reported the team's findings online yesterday in the journal Nature, said that analysis of the limited specimens previously available had suggested that Gogonasus had quite primitive features. But the new fossil - which has gone on display at Museum Victoria - demonstrated that it was hiding a lot of deceptively advanced features that were not recognised before, until we had such a perfect specimen. Dr Long added: This particular fish is a bit like a wolf in sheep's clothing. The hole in the skull is believed to be an early version of the middle ear in land animals. Gogonasus's pectoral fin had the same bone pattern as tetrapod forelimbs. It also had a single pair of nostrils, like those of humans. The transition from fish living and breathing in water to animals with arms and legs, living on land and breathing air, is a key stage in the history of evolution. Dr Long believes that Gogonasus is more closely related to tetrapods than another fish, Eusthenopteron, which was considered the common ancestor of all land animals. It's replaced Eusthenopteron as the best fish to use when studying the ancestry of the first tetrapods, he said. Another ancient species, Tiktaalik, which was discovered this year, is the most amphibian-like fish identified so far. Dr Long said many questions remained , such as the manner in which fin rays evolved into digits. The discovery of a 380 million-year-old fossil in a remote region of Western Australia has given scientists new insight into the process by which fish evolved into land animals. The perfect skeleton of the Gogonasus fish was found preserved in limestone during an expedition organised by Melbourne's Museum Victoria. It looks like it died yesterday, said the expedition leader, John Long. You can still open and close the mouth. Dr Long said the fossil demonstrated that fish developed the anatomical features of four-legged land creatures, or tetrapods, much earlier than once thought. Other specimens from that era had been incomplete, or squashed flat. This one was complete and three-dimensional, enabling palaentologists to analyse it in greater detail. Gogonasus, which swam in an ancient reef system before there was life on land, had a large hole in its skull and a fin strong enough to support its body weight. It's definitely a fish, Dr Long told the Australian Broadcasting Corporation. It's got gills, it swims in water, it's got fins. But it's a fish that is showing the beginnings of the tetrapod's advanced body plan that would eventually carry on to all living land animals. The skeleton, which he called the most perfect, complete, three-dimensional fish of its
[wanita-muslimah] Palestinian infighting is a curse
http://www.gulfnews.com/opinion/columns/region/10076356.html Published: 10/21/2006 12:00 AM (UAE) Illustration by Dwynn Trazo/Gulf News Palestinian infighting is a curse By As'ad Abdul Rahman, Special to Gulf News When two communist parties exist in one country at the same time, then one of them is an opportunist. This is how Lenin, most righteously, once put it. In view of the Palestinian status quo, one can probably rephrase this statement to read as follows: When two armed organisations, with two different ideologies and two opposite policies, exist in one place at the same time, then confrontation between them is imminent. This remains true unless essential changes take place before such a clash. A few days ago, I gazed at a caricature by A'wartani on the differences between Fatah and Hamas. The artist depicted them as two cocks fighting each other inside a cage, while the Israeli occupant was happily busy sharpening his knife to slay both of them. This is precisely what an Israeli political analyst had said in Yediot Ahranoth. Israel, she had asserted, in a long range strategic planning, has succeeded in pushing the Palestinians into a pit of chaos and internal fighting through weakening of the two poles of Palestinian rivals, as well as through economic siege and political pressure enforced on the Palestinian people, especially in the Gaza Strip. At the time when Israel claims to have no axe to grind with what is taking place in the [occupied] Palestinian territories, describing it as internal affairs, this serious conflict originates from the Israeli policy of equally weakening both parties, Fatah and Hamas, in such a way as no one of the two can effectively control the Palestinian territories. The chaos and internal Palestinian fighting are but a result of long-term Israeli planning. We, Palestinians and Arabs, have heard so many statements regarding a possible Palestinian civil war, with a strong internal wish to absolutely believe that such a war is taboo and a transgression of our sacred principles. However, why and how should we be different from other nations that descended into civil war whenever the causes were? Painful as it is, we, unfortunately, do have sufficient reasons to be driven into a civil war despite all the inhibitive deterrents that still prevent, or at least postpone, its occurrence. However, an absolute deterrent, or a guarantee, is certainly absent. Based on this, we sincerely believe all slogans in praise of the sacred Palestinian unity, and consider the civil war a taboo that no one dares come near. Did it not actually happen in the far as well as near past, in fact a few days ago? Can we really believe that Palestinian blood is a red line, when there are two ideologically and politically different and armed organisations, both insisting on keeping their arms? This is to say nothing of the international and regional pressures that are being put on both parties in favour of such a confrontation. No guarantees All this is likely to provide the spark that will detonate the dynamite build up caused by this situation. Indeed, the guarantee lies (a) in the collective Palestinian awareness that refuses Palestinian infighting, and (b) in the rationality that the leaders of both parities should have. These two guarantees, frankly, are not absolutely certain. True, until now, both conditions have been effective and may remain so for a while, irrespective, so far, of the casualties on both sides. Still it is certain that an absolute guarantee, based on the aforementioned conditions, for the negation of widescale fighting is not there. For what will prevent a civil war if the general populace expressing the Palestinian conscience is kept marginal, and if the discretion on part of one or both of the two major parties is absent? What will prevent such a war if the external parties pushing for the fight get the upper hand? The seeds of the crisis and the factors of contradiction are, therefore, there. They only need effort and rationality on behalf of the leaderships, in addition to revival of the collective memory of our people, to prevent an explosion. Rationality, however, is not a permanent state. One side may have it; both together might not. Thanks also to external pressures! As a result of this, it becomes seriously dangerous to relax at the idea that a civil war is a taboo . and will never happen. With the continuous failure to accept the Arab initiative, eruption of a civil war is becoming more and more likely. In this case, Palestinian blood will not remain a red line. The two organisations should discern that the way out of this crisis is not possible with a kind of Palestinian vs Palestinian monologue that may fill us with political ecstasy, without offering a political solution. What is needed is a political dialogue
[wanita-muslimah] Ahmadinejad: Israel will disappear
http://www.jpost.com/servlet/Satellite?apage=2cid=1159193483487pagename=JPost%2FJPArticle%2FShowFull Oct. 20, 2006 10:59 | Updated Oct. 21, 2006 0:44 Ahmadinejad: Israel will disappear By ASSOCIATED PRESS Iranian President Mahmoud Ahmadinejad branded Israeli leaders a group of terrorists Friday, after Israel's prime minister warned Teheran would have a price to pay if it doesn't roll back its nuclear program. The exchange was among the harshest from either leader, and reflected tension ahead of the planned circulation next week of a UN draft resolution on Iran's nuclear program. Ahmadinejad called the UN Security Council and all its decisions illegitimate and said the world body was being used as a tool of Iran's enemies - the United States and Britain. Across Iran, millions took to the streets on Al-Quds Day, Arabic for Jerusalem - a national holiday established by the late Ayatollah Ruhollah Khomeini to assert Muslim claims on the holy city. Rallies took place in Cairo, Beirut, Baghdad and elsewhere across the Islamic world. Ahmadinejad, speaking to a crowd of hundreds of thousands in Teheran, threatened any country that supports Israel, and said the US and its allies had imposed a group of terrorists on the region by their support of the Jewish state. It is in your own interest to distance yourself from these criminals... This is an ultimatum. Don't complain tomorrow, he cautioned. Nations will take revenge. His comments came a day after Prime Minister Ehud Olmert warned that Iran would have a price to pay if it does not give up its nuclear ambitions - and hinted Israel might be forced to take action. He did not specifically threaten to cripple Iran's nuclear program with a military strike, as Israel did 25 years ago in Iraq when it sent combat planes to destroy an unfinished nuclear reactor. But Olmert, en route home from a three-day trip to Moscow, said the Iranians should be afraid of the consequences of their defiance. They have to understand that if they object to every compromise, there will be a price to pay, he said. Israel also accused the Iranian government of paying US $50 million to Hamas leader Khaled Mashaal to block a deal that would have freed kidnapped IDF Cpl. Gilad Shalit. The Hamas representative in Lebanon, Osama Hamdan, dismissed the report as an obvious Israeli lie. Diplomats have said they'll seek limited sanctions against Teheran for its refusal to suspend uranium enrichment - a key process that can produce either fuel for a nuclear reactor or material for a warhead. Iran claims enrichment as a national right, but says its program aims only to generate electricity. The US and some in Europe accuse Teheran of seeking to develop nuclear weapons. What sort of Security Council is this? The whole world knows that the US and Britain are enemies of the Iranian nation, Ahmadinejad said Friday. The United States and Britain - along with France, Russia and China - have power to veto any Security Council measures. The time is over for such logic. Under such circumstances, the Security Council is illegitimate and its decisions are illegitimate, Ahmadinejad said, drawing chants of Death to America from the crowd. A spokesman for British Prime Minister Tony Blair said Ahmadinejad's comments came as no surprise. They're consistent with what Mr. Ahmadinejad has said for some time, the spokesman said on condition of anonymity in keeping with government policy. It's why we take the issue of Iran in general so seriously and the possibility of it acquiring nuclear weaponry so seriously. French Foreign Minister Philippe Douste-Blazy also condemned Ahmadinejad's remarks as unacceptable. Ahmadinejad, who has previously called for Israel to be wiped off the map, again predicted the Jewish state's demise Friday. This regime, thanks to God, has lost the reason for its existence, he said. You should believe that this regime is disappearing. Hundreds participated in pro-Palestinian rallies across the Middle East, but Iran's protests were the largest by far. Down down with Israel! Generation after generation we will never recognize the state of Israel! chanted some of the 500 protesters at Cairo's Al-Azhar mosque, among the Sunni Arab world's most prominent institutions. In Lebanon, Hizbullah's No. 2 leader said his group would never stop its resistance against Israel, after last summer's war. Israeli was defeated and fled from Lebanon. The Israeli society was shaken and its vulnerability was exposed from within, deputy leader Sheik Naim Kassem told hundreds of attendees at an Al-Quds Day concert in Beirut. In Kfar Kila near the Israeli border, Lebanese soldiers blocked hundreds of protesters carrying yellow Hizbullah flags from marching close to the border fence. Parades wove through at least two of Lebanon's Palestinian refugee camps. Some 60 Islamist demonstrators burned American
[wanita-muslimah] Penentuan Idul Fitri, Bolehkah Berbeda
http://www.indomedia.com/bpost/102006/21/opini/opini1.htm Penentuan Idul Fitri, Bolehkah Berbeda Saat ini perkembangan teknologi dan informasi yang canggih, sebetulnya muslim mendapatkan kemudahan untuk melaksanakan puasa dan Idul Fitri secara serentak di seluruh dunia. Oleh: Mispansyah Akademisi Sebagaimana biasa, kedatangan Ramadhan disambut meriah oleh muslim di seluruh dunia. Sayangnya, kehadiran bulan mulia ini terkadang 'ternodai' oleh ketidaksatuan sikap kaum muslimin. Misalnya saja dalam penentuan awal dan akhir Ramadhan. Sebagian ikut pendapat yang dikeluarkan organisasi sendiri, ada yang menyandarkan sepenuhnya pada keputusan pemerintah, ada pula yang mengikuti Timur Tengah, dan lain sebagainya. Tak jarang keanehan, kejanggalan, kebingungan bahkan perselisihan mengiringi awal-akhir Ramadhan. Di Indonesia juga akan terjadi dua hari raya yaitu 23 dan 24 Oktober 2006. Menurut empat mazhab yaitu Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi'i dan Imam Hambali, sekitar 13 abad lalu menetapkan wajib hukumnya bagi muslim di mana pun berada untuk memulai puasa Ramadhan dengan dasar penetapan rukyatul hilal (penyaksian bulan sabit). Namun ada beda pendapat dalam hal, apakah puasa harus serentak satu rukyat bagi muslim seluruh dunia. Ataukah tidak serentak, yakni boleh mendasari rukyat wilayah masing-masing? Imam Malik menyatakan, apabila penduduk Kota Bashrah (Irak) melihat bulan sabit Ramadhan lalu berita itu disebarkan sampai ke Kuffah, Madinah (Arab Saudi) dan Yaman, maka muslim di semua kota itu wajib berpuasa berdasarkan rukyat tersebut. Jika berita itu datangnya terlambat (sesudah fajar), mereka harus melaksanakan qadla puasa (Tafsir Al Qurthuby). Imam Hanafi menyatakan, perbedaan mathla' (tempat terbit dan terlihatnya bulan baru) tidak dapat dijadikan pegangan. Begitu juga melihat bulan sabit di siang hari, sebelum maupun menjelang zhuhur. Penduduk di negeri timur (sebelum timur Madinah) harus mengikuti (rukyat muslim) yang ada di belahan barat (barat Madinah), asalkan rukyat itu sah dan dapat diterima menurut syara' (Imam Al Hashfaky dalam Ad Daarul Mukhtar wa Raddul Muhtar). Imam Hambali menegaskan, apabila rukyat terbukti di suatu negeri yang jauh atau dekat maka muslim di seluruh dunia wajib berpasa (Mughniyul Muhtaj). Sebagian pengikut Mazhab Maliki di antaranya Ibnu Al Hajizun menambahkan syarat, rukyat itu harus diterima seorang khalifah, pemimpin tunggal kaum muslimin. Ibnu Al Hajizun berkata: Tidak wajib atas penduduk suatu negeri mengikuti rukyat negeri lain, kecuali hal itu telah terbukti diterima oleh Al Imam Al A'dham (khalifah). Setelah itu muslim wajib berpuasa. Seluruh negeri (Islam) bagaikan satu, sedangkan keputusan khalifah berlaku untuk seluruh muslim. (Nailul Authar). Pendapat imam mazhab tersebut didasarkan pada berbagai hadits, di antaranya yang diriwayatkan Imam Al Hakim: Sesungguhnya Allah telah menjadikan bulan sabit sebagai tanda awal bulan, jika kalian melihatnya (bulan sabit Ramadhan) berpuasalah. Jika kalian melihat bulan sabit Syawal, berbukalah. Apabila penglihatan kalian terhalang (awan), genapkanlah hitungannya menjadi 30 hari. Ketahuilah, setiap bulan tidak pernah lebih dari 30 hari (HR Al-Hakim dalam Mustadrak). Menurut Al Hakim hadits ini shahih dari segi sanad berdasarkan kriteria Imam Bukhari dan Muslim, meskipun keduanya tidak meriwayatkan hadits tersebut. Pendapat ini dibenarkan Adz Dzahabi, masih banyak hadits yang sejalan dengan makna hadits tersebut. Lafadzh hadits di atas bersifat umum, mencakup seluruh muslim. Jika penduduk negeri Timur Jauh (misalnya China, Jepang, Korea) melihat bulan Ramadhan maka rukyat mereka wajib diikuti muslim di negeri Belahan Barat (Maroko, Tunisia, Libia dan Aljazair) tanpa pengecualian. Karena itu wajib atas muslim di seluruh negeri Islam melakukan puasa pada hari yang sama. Pengikut Mazhab Syafi'i mempunyai pendapat lain. Apabila telah terbukti rukyat di suatu tempat, maka daerah lain yang berdekatan dengan tempat itu wajib berpuasa berdasarkan bukti tersebut. Jarak yang berdekatan ini dapat diukur dengan mathla' yang satu, yaitu jarak yang terletak antara dua mathla' (sekitar 24 farsakh, atau 120 kilometer). Sedangkan penduduk di wilayah yang jauh tidak wajib berpuasa berdasarkan rukyat tersebut, karena berbeda mathla'nya (Al Fiqh 'ala Al Madzhaahibil Al 'Arba'ah). Itulah dua kelompok besar pendapat di kalangan muslim dalam menentukan awal Ramadhan. Pendapat lain dari kalangan ulama mutaakhkhirin adalah puasa atau Idul Fitri dapat ditentukan berdasarkan hisab, tidak harus rukyat. Pendapat ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW: Sesungguhnya kita adalah umat yang ummi, tidak dapat menulis dan berhitung. Maka puasalah (kalian) jika melihat bulan dan berbukalah (kalian) jika melihat bulan. (Shahih Bukhari dan Shahih Muslim). Dari hadits ini dipahami, jika muslim sudah mahir membaca, menulis dan berhitung maka tidak diperlukan lagi keharusan rukyat. Terlebih lagi
[wanita-muslimah] IPods Carry Worm to Windows Computers
http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2006/10/18/AR2006101801711.html?referrer=email IPods Carry Worm to Windows Computers Apple Says Devices Were Infected During Tests; Anti-Virus Programs Can Fix Problem By Brian Krebs Special to the Washington Post Thursday, October 19, 2006; Page D05 For more than a month, some iPod music players have spread a computer worm to Windows computers and external drives connected to those computers, leaving them vulnerable to attacks from hackers. The worm, which has been traced to a Windows computer used to test iPod software during manufacturing, affected less than 1 percent of the devices available for purchase after Sept. 12, said Greg Joswiak, Apple Computer Inc's vice president of iPod product marketing. It affected only computers running the Microsoft Windows operating system. The problem has been fixed, Joswiak said. He would not say how many devices were affected. Apple has received fewer than 25 reports of the problem, he said. Edward W. Felten, director of the Center for Information Technology Policy at Princeton University, said many Windows users may not know that their computers are compromised because the worm installs itself when infected iPods are connected to computers. This type of thing is a risk that follows from the fact that these are storage devices, but also that Windows is designed to accept programs from storage devices very easily, Felten said. Twenty-five complaints translates into who knows how many people infected. The worm goes by two names -- RavMonE.exe and W32/Rjump.worm -- and spreads to all storage devices connected to infected computers. It also opens a backdoor that can be used to gain access to the machines. Apple did not recall infected iPods. The company said Windows users should be able to clean up the problem with up-to-date anti-virus software. Users should also scan removable storage devices that may have been connected to infected computers. [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Darwin's entire works go online
http://www.guardian.co.uk/science/story/0,,1925715,00.html Darwin's entire works go online Ian Sample, science correspondent Thursday October 19, 2006 The Guardian Galapagos finches from Darwin's zoology of the voyage of HMS Beagle A missing notebook clutched by a Shropshire lad who circumnavigated the globe, returned to Britain, and demolished the Victorian hubris that humans stood alone as the pinnacle of creation is published for the first time today. The original notebook, which documents Charles Darwin's observations throughout his five-year voyage to the Amazon, Patagonia and the Pacific aboard HMS Beagle, is presumed stolen, but using a microfilm copy, Cambridge University scientists today make it available free online, along with the entire works of the scientist credited with the most important advance in science of the past 300 years. The collection brings Darwin's breathtaking range of writing together for the first time, with 50,000 pages of searchable text, and tens of thousands of images, many from previously unpublished manuscripts, together with notebooks, diaries and original publications such as The Origin of Species, The Voyage of the Beagle (the Journal of Researches) and The Descent of Man. Audio versions of key works will be free to download at the project website, darwin-online.org.uk . Nowhere possesses this complete collection. It's a complete run of his papers which has never been assembled in any form anywhere, said John van Wyhe, director of The Complete Work of Charles Darwin Online project. Randal Keynes, Darwin's great, great grandson, told the Guardian the project fulfilled the Darwin family's long-standing aim to have all of the scientist's work available for everyone. [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Kapan Kita Lebaran?
http://www.indomedia.com/bpost/102006/20/depan/utama2.htm Kapan Kita Lebaran? Jakarta, BPost Ada pernyataan menarik dari Menteri Agama Maftuh Basyuni. Meski pemerintah telah menetapkan, --sebagaimana yang tercantum dalam kalender-kalender yang beredar--, Hari Raya Idul Fitri 1427 H jatuh pada Selasa (24/10), Maftuh mengatakan bisa saja keputusan itu berubah. Lebaran tidak pada Selasa namun Senin (23/10). Bisa saja terjadi ada kemungkinan. Segala kemungkinan itu bisa terjadi. Mudah-mudahan saja waktunya sama, ujar Maftuh kepada pers di Jakarta, kemarin. Kembali dikatakan Maftuh, keputusan final pemerintah akan ditetapkan dalam sidang itsbat, Minggu (22/10). Kita tunggu saja sidang itsbatnya. Akan tetapi, kalau pun ada perbedaan, itu wajar saja, ujarnya. Kemungkinan tidak bersatunya umat Islam Indonesia merayakan lebaran membuat bingung masyarakat. Seperti yang diungkapkan Aris (32) warga pendatang dari Banyuwangi yang kini bertempat tinggal di Kayu Tangi, Banjarmasin. Dia menyayangkan sikap pemerintah yang hampir dari tahun ke tahun selalu kebingungan dalam menetapkan 1 Syawal. Kalau pemerintahnya saja bingung, lha rakyat kecil seperti kami ini harus bagaimana. Seharusnya pemerintah tegas dalam menetapkan Idul Fitri. Kenapa selalu mendekati hari H, baru dipastikan. Kalau bisa satu minggu sebelumnya jadi kita enak mengatur persiapan lebaran, terutama kalau mau mudik, keluh Aris. Coba kita contoh agama lain, mereka tidak ada yang berbeda-beda. Perbedaan ini membuat rakyat bingung, pas lagi puasa ternyata ada yang Shalat Ied. Kalau seperti itu, puasa kami jadinya haram atau tidak? Belum lagi soal zakat, kalau lewat 1 Syawal jadinya kan hanya sedekah, lanjutnya. Fadilah (36) warga Pasir Mas, Banjarmasin Barat juga mengaku heran dengan pemerintah yang selalu kesulitan menentukan Idul Fitri. Padahal menurutnya, pemerintah melalui menteri agama itu memiliki banyak ahli untuk menghitung jatuhnya 1 Syawal. Tapi nyatanya kok selalu kesulitan. Kalau sekarang sudah mendekati lebaran pemerintah juga bingung, sudah pasti kami ikut bingung. Untuk merayakan Idul Fitri, keluarga saya selalu berpatokan pada pemerintah. Sebab, jangankan menghitung jatuhnya lebaran, menghitung pendapatan untuk beli beras saja susah, tukasnya. Sebelumnya, Ketua PP Muhammadiyah Dien Syamsuddin menegaskan ormasnya merayakan lebaran pada Senin (23/10). Hal serupa dilakukan umat Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Sedangkan Nahdlatul Ulama (NU) belum bersikap karena masih menunggu pelaksanaan rukyatul hilal (melihat bulan dengan mata telanjang). Ormas Islam lainnya, Persatuan Islam (Persis) menetapkan lebaran pada Selasa (24/10). Dari catatan BPost, perbedaan Idul Fitri beberapa kali terjadi di negara ini. Tahun 1992 (1412 H), ada yang berhari raya Jumat 3 April 1993 mengikuti Makkah, ada yang Sabtu, 4 April 1992 sesuai dengan hasil rukyat NU, dan ada pula yang Minggu, 5 April 1992 mendasarkan keputusan pemerintah. Tahun berikutnya adalah 1993 (1413 H) dan 1994 (1414 H), penetapan awal Syawal juga mengalami perbedaan pendapat. Juga pada 2001. Saat itu masyarakat bahkan dibingungkan sejak awal Ramadhan 1422 H. Bagaimana tidak, sebagian umat Islam telah memulai Shalat Tarawih pada Kamis, 15 November 2001, ternyata pemerintah menetapkan awal puasa pada Sabtu, 17 November 2001. Tak hanya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha di negara ini pun pernah mengalami perbedaan, yakni pada 2000 (1420 H). Pemerintah yang saat itu dipimpin Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menetapkan Hari Raya Qurban pada 16 Maret 2000. Sedangkan Nadhlatul Ulama yang juga dipimpin Gus Dur menetapkan pada 17 Maret 2000. ais/dws [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/