[wanita-muslimah] On Painting and Photography

2006-11-19 Terurut Topik Ambon
http://www.arabnews.com/?page=5section=0article=88922d=19m=11y=2006

Friday, 17, November, 2006 (26, Shawwal, 1427)


  On Painting and Photography
  Adil Salahi, Arab News
 

  Q. You mentioned in an earlier answer that it is permissible 
to paint natural scenery and people's faces. I have been quoted a Hadith that 
makes painting people and animals forbidden. Could you please clarify this 
confusion?

  Sarah



  A. The Hadith does not speak of painting as such. It uses the 
term tasweer that we nowadays use primarily for photography, and we may include 
under it other forms of producing a likeness. Photography was unknown at the 
time of the Prophet (peace be upon him), but the word was used in the Hadith 
and in the Qur'an, so we need to define its meaning at the time. Fortunately, 
we do not have to look far. If we look at the different instances of its use in 
the Qur'an we formulate a clear concept of its meaning, which is to shape, 
give form, fashion, etc. A Hadith that includes a clear prohibition explains 
that tasweer aims at making something to look like God's creation. This is 
clearly forbidden, because it includes an implicit claim of an ability similar 
to that of God. Hence, the person who produces such a likeness will be told on 
the Day of Judgment to give life to his production, and he will not be able to 
do so.

  Unfortunately, people with a restrictive tendency apply the 
word as we use it today and make all types of image making forbidden. This is 
not right. One Hadith makes a clear exception of what is painted on clothes and 
similar material. This is not much different from a painting on a canvass. The 
prohibition certainly does not apply to photography, which is nothing more than 
the printing of a reflection against a lens, similar to a reflection in a mirror
 
   
 


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Fw: [koran-sastra] FYI: Hati-hati Sindikat Carrefour

2006-11-18 Terurut Topik Ambon
Kalau hoax bilang terus terang supaya orang lain juga bisa tahu, itu maksudnya 
berita disiarkan dari yang mempunyai pengelanan lebih luas  guna memberi 
keterangan kepada yang kurang tahu atau atau yang tidak tahu bisa menjadi lebih 
pandai sehingga tidak gampang terjerumus pada hal yang sama.   

Mengembiklah dengan atitut posit bukan seperti tukang copet teriak copet!



  - Original Message - 
  From: IrwanK juga 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, November 18, 2006 9:26 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: [koran-sastra] FYI: Hati-hati Sindikat 
Carrefour


  Jadi loper koran/info sih boleh aja.. tapi jangan mubazir..
  yang gak boleh kan nyebarin hoax.. :-p
  Udah dibahas di milis ini, koq ya (masih) dikirim lagi.. :-)
  Makanya klo ada pengumuman tuh dibaca.. jangan dilewatin doank..
  kebanyakan ikut milis sih.. :D

  Wassalam,

  Irwan.K

  On 11/18/06, Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Biar udah lewat tapi akan datang kereta lain, yang tidak memperlajari
   pengalaman lalu akan selalu dirugikan!
  
  
   - Original Message -
   From: IrwanK juga
   Sent: Friday, November 17, 2006 3:00 PM
   Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: [koran-sastra] FYI: Hati-hati Sindikat
   Carrefour
  
   Bos, kereta jurusan Surabaya udah lewat.. :-p
  
   Wassalam,
  
   Irwan.K
  
   On 11/17/06, Ambon [EMAIL PROTECTED] sea%40swipnet.se wrote:
   
   
- Original Message -
From: Taufik Munir
To: isdn
Sent: Friday, November 17, 2006 10:35 AM
Subject: [koran-sastra] FYI: Hati-hati Sindikat Carrefour
   
Selama ini kita selalu waspada supaya barang kita yang di tas tidak
dicuri orang, ternyata ada modus lain, sindikat ini malah memberi
barang yang tidak kita inginkan. Hati-hati jika berada di pusat
perbelanjaan, karena sekarang ada sindikat ( oknum satpam  oknum
polisi ) dg modus :
- mencari wanita yang belanja sendirian
- yang membawa tas yang tidak tertutup rapat ( tidak ada
retsliutingnya )
- menaruh/mencemplung kan benda kecil ( c/: obat batuk ) ke
dalam tas wanita
- setelah wanita membayar belanjaannya lalu meninggalkan
kasir maka satpam akan menggeledah shg ditemukan obat batuk
tersebut.
- Tentu saja si wanita tidak akan mengaku karena memang bukan
pengutil/pencuri
- Maka dia dibawa ke kantor polisi
- Untuk menebus si wanita dibutuhkan uang jutaan bahkan
belasan juta.
  

  [Non-text portions of this message have been removed]



   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition.
  Version: 7.1.409 / Virus Database: 268.14.7/537 - Release Date: 11/17/2006


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Dokter Jangan Jadi Agen Penjual Obat, RS Tidak Boleh Menolak Pasien dengan Alasan Apapun

2006-11-18 Terurut Topik Ambon
http://www.hariansib.com/content/view/17317/39/


  Written by Redaksi 
  Dokter Jangan Jadi Agen Penjual Obat, RS Tidak Boleh Menolak Pasien 
dengan Alasan Apapun 


  Nov 18, 2006 at 08:37 AM  
  Medan (SIB)
  Menteri Kesehatan dr Siti Fadilah Supari meminta para dokter jangan 
menjadi agen penjual obat yang kerjanya memberikan...
  rekomendasi pemakaian obat tertentu kepada pasien. Karena itulah yang 
memberatkan masyarakat  berobat karena harus membeli obat-obatan yang relatif 
lebih mahal. Larangan itu telah diatur dalam Rancangan  Undang-Undang tentang 
Kerumahsakitan yang saat ini sedang dibahas oleh pemerintah dalam hal ini 
Departemen Kesehatan dan DPR RI di Jakarta.
  Siti Fadillah mengatakan, rancangan UU Kerumahsakitan itu dibuat sebagai 
upaya pemerintah memperbaiki kualitas pelayanan rumah sakit dan dokter 
sekaligus menekan tingginya biaya perobatan selama ini yang dilakukan oleh 
rata-rata rumah-sakit di Indonesia.

  Masalah pelayanan kesehatan katanya, sudah banyak dikeluhkan masyarakat 
Indonesia terutama biaya tinggi dan kurang profesionalnya pelayanan rumah sakit 
dan dokter. Sehingga tak bisa disalahkan kalau banyak masyarakat yang pergi 
berobat ke rumah sakit di luar negeri karena biaya perobatannya malah lebih 
murah dan pelayanannya memuaskan.

  Banyak warga Indonesia berobat ke luar negeri. Memang ada anggapan 
pengobatan di luar negeri lebih murah dan lebih bagus, tapi memang itu tidak 
sepenuhnya benar karena masih banyak juga dokter dan rumah sakit di Indonesia 
yang memberi pelayanan yang cukup memuaskan, ujar Menkes menjawab wartawan di 
Bandara Polonia, Kamis (16/11) soal penilaian masih buruknya pelayanan 
kesehatan di Indonesia meski biaya perobatan di sejumlah rumah sakit umumnya 
sangat mahal.

  Terkait fenomena itu menurut Rancangan UU itu, secara umum ada tiga poin 
yang menjadi fokus perhatian pemerintah untuk memperbaiki pelayanan kesehatan 
yakni menurunkan harga obat, memperbaiki mekanisme perawatan dan meningkatkan 
kualitas/profesionalisme para dokter.

  Soal perbaikan mekanisme perawatan itu lanjut Menkes, dalam RUU tersebut 
juga ada diatur, pihak rumah sakit tidak boleh  menolak pasien dengan alasan 
apapun. Dalam RUU itu juga diatur sanksi tegas terhadap rumah-sakit yang 
kedapatan menolak ataupun menelantarkan pasien terutama keluarga tak mampu, 
ujarnya.

  Ke depan, pihak rumah sakit juga harus lebih transparan menetapkan biaya 
perobatan atau perawatan. Pihak rumah sakit katanya harus menjelaskan 
komponen-komponen apa saja yang diberikan dalam tarif perobatan di rumah sakit 
bersangkutan meliputi biaya dokter, harga kamar, obat dan lain-lain. Sehingga 
katanya, rumah sakit tidak lagi seenaknya menetapkan tarif kepada pasien.

  Pada bagian lain soal virus flu burung, menurut Menteri, dari data yang 
ada sebanyak 55 orang meninggal dunia karena virus flu burung dari 74 kasus. 
Namun jumlah daerah yang sebelumnya dinyatakan endemis  kini tinggal 20 
propinsi masih endemis dari sebelumnya 30 propinsi.

  Salah satu langkah mengatasi virus H5N1 itu menurut Menteri, pemerintah 
telah menyediakan 12 juta butir tamiflu yang diproduksi di dalam negeri yang 
telah disebarkan ke seluruh Puskesmas di Indonesia dan tidak dijual secara 
bebas.
  Tamiflu itu katanya, obat yang efektif diberikan  2 hari setelah 
seseorang ditemukan mengalami sakit dengan gejala dan ciri-ciri yang sama 
dengan virus flu burung seperti demam yang sangat tinggi.

  Langkah berikutnya untuk pencegahan, bila seseorang ditemukan mengidap 
penyakit seperti itu maka seluruh penduduk dalam radius 1 kilometer dalam 
lokasi pengidap juga harus diberikan tamiflu itu meskipun belum sakit. Jadi 
pemusnahan dan vaksinasi bukan cara efektif untuk mencegah flu burung, 
katanya.(B3/d) 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Puluhan Istri Pejabat Minut 'Cuci Mata' di Singapura

2006-11-18 Terurut Topik Ambon
HARIAN KOMENTAR
18 November 2006 


  Diduga berkedok studi banding ke Batam


  Puluhan Istri Pejabat Minut 'Cuci Mata' di Singapura 
 



Bertepatan dengan kunjungan Presiden AS George Bush di Singapura Kamis (16/11) 
lalu, sekitar 32 istri pejabat dan pengurus PKK Kabupaten Minut menginjakkan 
kaki di negara 'sorga belanja' tersebut. Delegasi Minut yang diduga menggunakan 
uang rakyat ini, masuk Singapura via Batam. 


Sumber Komentar di Batam menyebutkan, begitu tiba di Batam dengan Lion Air dari 
Manado Kamis (16/11) itu. Rombongan yang dipimpin Ibu Wabup Minut, Ny Altje 
Singal-Polii MSi, begitu tiba menyem-patkan diri untuk makan di sebuah restoran 
di Batam.


 

Sedangkan sorenya sekitar Pukul 16.00, mereka langsung menuju kapal Feri 
menyeberang ke Singapura, untuk kemudian mencari hotel yang disebut-sebut 
berada di kawasan elit dan tempat shopping, Orchard untuk menginap. Nah, 
kemarin (17/11) mereka langsung mengimplementasi salah satu program yakni 'cuci 
mata' plus shopping. 


Aksi pasiar para ibu PKK ini, mengundang sorotan sejumlah warga Minut. Ini 
patut dipertanyakan dan dimintai per-tanggung jawaban dari hasil studi banding 
tersebut, karena keterangan yang ada, para Pe-ngurus PKK menggunakan budget 
dari anggaran pemkab, kata Tokoh Pemuda Minut, William Luntungan seraya 
me-nambahkan tujuan dari studi banding ini terkesan hanya untuk jalan-jalan 
saja.


 

Sementara itu, Praktisi Hukum Unsrat Riyanto 'Syors' Maluega SH MH menilai , 
de-ngan adanya kejadian-kejadian semacam ini (studi banding, red), menunjukan 
gejala yang negatif di dalam sistem pemerintahan di Minut. Sebab label studi 
banding yang dulunya hanya digunakan oleh kala-ngan legislatif maupun 
ekse-kutif, kini mulai merambah di hingga ke organisasi-organisasi yang 
tergabung dalam lembaga pemerintahan seperti TP PKK tersebut.


 

Untuk itu staf pengajar di Fakultas Hukum Unsrat ini menyarankan agar LSM dan 
tokoh-tokoh Masyarakat di Minut harus meminta pertang-gungjawaban hasil studi 
banding yang dilakukan TP PKK. Dan jika pertanggungjawaban itu tidak diberikan, 
maka persoalan ini akan menjadi persoa-lan hukum, sebab menggunakan anggaran 
pemerintah.


Di sisi lain, Pemkab Minut ketika dikonfirmasi harian ini melalui Kabag Humas 
dan Protokoler Ir Ronny Siwi mengatakan, keberangkatan TP PKK Minut ke 
Singapura hanya kebetulan saja, karena seusai melakukan studi banding di Batam, 
mereka menyebarang ke Singapura. Ironisnya meski dikatakan secara kebetulan, 
namun sejumlah anggota PKK Minut dikabarkan telah melakukan pengurusan paspor 
sejak jauh hari sebelum keberangkatan. 


 

Sedangkan tujuan studi banding itu sendiri lanjut Siwi, guna mempelajari peran 
serta PKK dalam menunjang pem-bangunan daerah yang dila-kukan oleh TP PKK Batam 
saat ini.


Keberangkatan TP PKK Minut tidak sepenuhnya dibiayai oleh pemkab, sebab yang 
benar sebagian besar biaya ditanggung masing-masing, dan hanya ada bantuan 
pemkab yang hanya sekitar seperempat dari anggaran mereka dan itu diambil dari 
pos anggaran PKK, jelas Si-wi.(oan/rik


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Fw: [koran-sastra] FYI: Hati-hati Sindikat Carrefour

2006-11-17 Terurut Topik Ambon

- Original Message - 
From: Taufik Munir 
To: isdn 
Sent: Friday, November 17, 2006 10:35 AM
Subject: [koran-sastra] FYI: Hati-hati Sindikat Carrefour



Selama ini kita selalu waspada supaya barang kita yang di tas tidak
dicuri orang, ternyata ada modus lain, sindikat ini malah memberi
barang yang tidak kita inginkan. Hati-hati jika berada di pusat
perbelanjaan, karena sekarang ada sindikat ( oknum satpam  oknum
polisi ) dg modus :
- mencari wanita yang belanja sendirian
- yang membawa tas yang tidak tertutup rapat ( tidak ada
retsliutingnya )
- menaruh/mencemplung kan benda kecil ( c/: obat batuk ) ke
dalam tas wanita
- setelah wanita membayar belanjaannya lalu meninggalkan
kasir maka satpam akan menggeledah shg ditemukan obat batuk
tersebut.
- Tentu saja si wanita tidak akan mengaku karena memang bukan
pengutil/pencuri
- Maka dia dibawa ke kantor polisi
- Untuk menebus si wanita dibutuhkan uang jutaan bahkan
belasan juta.

Hal ini terjadi pada PRT ( pembantu) nya teman saya. Beberapa hari
sebelum lebaran yang lalu, PRTnya pamit pergi ke Carre Four di BJ
bubutan Surabaya untuk belanja oleh-oleh mudik tapi menghilang. Esok
harinya dia baru di telpon bahwa PRTnya di kantor polisi dan harus
ditebus. Ternyata kejadian malam itu, setelah bayar di kasir dan
melewati pintu alarm CF, PRTnya langsung di geledah  dituduh
mencuri. Padahal alarm tidak berbunyi. Tampaknya obat batuk itu
memang bukan barang CF. Tentu saja PRTnya tidak mengaku karena memang
tidak mencuri. Akhirnya dia dibawa ke kantor polisi. Ternyata sampai
di sana banyak sekali wanita yang bernasip sial seperti dia. Mereka
bahkan diperlakukan kasar dan diperintah untuk mengepel, memakaikan
kaos kaki  memijat polisi, bahkan ada yang dilecehkan ( maaf,
dicolek2 dll ). Sampai2 PRTnya menegur polisi bahwa sekarang bulan
puasa kog kelakuan begitu. Tapi polisi mesem2 aja. Satu per satu
orang2 tadi ditebus dengan biaya 16 juta,9 juta, paling murah 4 juta.
Uang PRT cuma 800 rb karena sudah habis dibelanjakan tapi dia
disuruh nelpon majikannya untuk pinjam uang. Oleh teman saya tidak
dipinjamkan karena kasihan nanti hutang PRTnya banyak. Singkat cerita
akhirnya si PRT ditebus 1,3 jt. Itu pun disetujui polisi setelah
mereka survey, lewat depan rumah teman saya yang memang bukan orang
kaya. Ini juga yang menjadi alasan kenapa teman saya tidak berani
melapor atau menulis pengalaman ini ke surat pembaca dll. Karena
identitas dan alamatnya diketahui sindikat itu. Sebelum pulang teman
saya sempat melihat para polisi itu bagi2 uang hasil tebusan tadi,
bahkan ada yang bilang : ini untuk si A yang di Carre Four ya..
titip. Sambil menyerahkan uang dan obat batuk kepada temannya yang
akan keluar.
Selain waspada ada baiknya kita mendoakan mereka supaya bisa
bertobat. Mudah2an sindikat ini cepat terbongkar. Dan tidak ada lagi
korban. Solusi lain bila hal itu terjadi sebaiknya mengaku lupa dan
membayar barang yang dituduhkan tadi. Kalo tidak salah CF mendenda
sebannyak 10x lipat harga barang yang dicuri.

Pengirim: 
Posted by: ama [EMAIL PROTECTED] com admasari 



Sponsored Link

Degrees for working adults in as fast as 1 year. Bachelors, Masters, 
Associates. Top schools

 





No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.409 / Virus Database: 268.14.6/536 - Release Date: 11/16/2006


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Fw: [koran-sastra] FYI: Hati-hati Sindikat Carrefour

2006-11-17 Terurut Topik Ambon
Biar udah lewat tapi akan datang kereta lain, yang tidak memperlajari 
pengalaman  lalu akan selalu dirugikan!

  - Original Message - 
  From: IrwanK juga 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, November 17, 2006 3:00 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: [koran-sastra] FYI: Hati-hati Sindikat 
Carrefour


  Bos, kereta jurusan Surabaya udah lewat.. :-p

  Wassalam,

  Irwan.K

  On 11/17/06, Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
  
   - Original Message -
   From: Taufik Munir
   To: isdn
   Sent: Friday, November 17, 2006 10:35 AM
   Subject: [koran-sastra] FYI: Hati-hati Sindikat Carrefour
  
   Selama ini kita selalu waspada supaya barang kita yang di tas tidak
   dicuri orang, ternyata ada modus lain, sindikat ini malah memberi
   barang yang tidak kita inginkan. Hati-hati jika berada di pusat
   perbelanjaan, karena sekarang ada sindikat ( oknum satpam  oknum
   polisi ) dg modus :
   - mencari wanita yang belanja sendirian
   - yang membawa tas yang tidak tertutup rapat ( tidak ada
   retsliutingnya )
   - menaruh/mencemplung kan benda kecil ( c/: obat batuk ) ke
   dalam tas wanita
   - setelah wanita membayar belanjaannya lalu meninggalkan
   kasir maka satpam akan menggeledah shg ditemukan obat batuk
   tersebut.
   - Tentu saja si wanita tidak akan mengaku karena memang bukan
   pengutil/pencuri
   - Maka dia dibawa ke kantor polisi
   - Untuk menebus si wanita dibutuhkan uang jutaan bahkan
   belasan juta.
  

  [Non-text portions of this message have been removed]



   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition.
  Version: 7.1.409 / Virus Database: 268.14.6/536 - Release Date: 11/16/2006


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Malas Bekerja, Suami Diadukan ke Polisi

2006-11-17 Terurut Topik Ambon
Refleksi: Bagaimana  pendapat anggota WM, apakah tindakan para isteri adalah 
wajar?. 

http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/2006/11/17/brk,20061117-87937,id.html

Malas Bekerja, Suami Diadukan ke Polisi
Jum'at, 17 November 2006 | 21:03 WIB 



TEMPO Interaktif, Jakarta: Seorang suami pengangguran, Odita Rahman, 26 tahun, 
dilaporkan kedua istrinya ke polisi karena malas mencari kerja. Polisi pun kini 
menahan suami yang berpura-pura sakit itu. 

Neli Simajuntak, 26 tahun, dan Turaya, 31 tahun, melaporkan suaminya ke 
Kepolisian Sektor Cilincing, Jakarta Utara. Mereka tak tahan dengan ulah 
suaminya yang berpura-pura cedera. 

Oding, panggilan si suami, mengelabui kedua istrinya dengan berpura-pura 
cedera. Agar dipercaya, warga Jalan Raya Pelabuhan, Koja, itu pun memasang gips 
di kaki kirinya. Gips itu bekas keponakan saya yang sempat patah tulang, kata 
Oding kepada wartawan. 

Oding mengakui, kelakuanya semata-mata karena sifat pemalasnya. Padahal, kedua 
istrinya setiap hari bekerja sebagai buruh di Kawasan Berikat Nusantara 
Marunda. Saya pura-pura sakit selama seminggu, kata pria berdarah 
Makasar-Ambon itu. 

Oding mengaku malas bekerja setelah gagal berlayar bersama kapal penangkapan 
ikan ke perairan Maluku. Saya malu. Dari pada kelihatan menganggur, lebih baik 
berpura-pura sakit, kata Oding. 

Oding menikahi Neli tiga tahun silam. Ia lalu menikahi istri keduanya, Turaya, 
enam bulan lalu. Selama itu, Oding tak pernah menafkahi istrinya. Bahkan, untuk 
keperluan sehari-hari pun Oding bergantung pada hasil keringat kedua istrinya. 
Saya menyesal menjadi malas, ujar Oding.

Kepala Unit Reserse dan Kriminal Polsek Cilincing, Inspektur Satu Sutikno, 
mengatakan, kasus Oding terbilang sangat unik. Tersangka akan dijerat 
pasal-pasal pidana perkawinan dan penipuan. Hukumannya maksimal lima tahun 
penjara, kata Sutikno. 

Sandy Indra Pratama



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] 'Islam Stands for Peace, Rejects Extremism'

2006-11-17 Terurut Topik Ambon
http://www.arabnews.com/?page=1section=0article=88910d=17m=11y=2006

Friday, 17, November, 2006 (26, Shawwal, 1427) 
 


'Islam Stands for Peace, Rejects Extremism'
Raid Qusti, Arab News

 



Interior Minister Prince Naif, left, holds the hands of Grand Mufti 
Sheikh Abdul Aziz Al-Asheikh as they arrive at the event on Wednesday. (AN 
photo by Waseeem Al-Obeidi)

  RIYADH, 17 November 2006 - Interior Minister Prince Naif, the president 
of the Supreme Council of the Naif Ibn Abdul Aziz International Contest for 
Islamic Studies and the Memorization of Hadith, gave cash awards and 
certificates to the winners of the second round of the contest here on 
Wednesday evening.

  According to Education Minister Abdullah Bin-Obaid, who attended the 
event, 45,000 students from elementary, intermediate, and secondary schools 
from across the Kingdom participated in the contest. The contest included girls 
for the first time.

  Total cash prizes worth SR308,000 were given to the 30 men and women 
winners of the five top positions in three categories.

  This event comes at a time when the Prophet Muhammad (peace be upon him) 
is being targeted by campaigns that aim to tarnish his image, message and 
followers, said the education minister.

  He said the contest had received recognition within the Islamic community 
worldwide and among international organizations due to its significant role in 
preserving the sayings of the Prophet.

  He also said the contest had given awards to several international 
Islamic dignitaries for their services to the Sunnah.

  Grand Mufti Sheikh Abdul Aziz Al-Asheikh said that Hadiths were the 
second source for rulings and way of life of Muslims after the Holy Qur'an.

  Hadiths are the means of completing a Muslim's understanding of the 
Qur'an as narrated by Prophet Muhammad (pbuh), he said.

  He also said that a true Muslim defends the Prophet, his words, teachings 
and sayings. This, he said, is part of the love of God.

  Al-Asheikh mentioned how the companions of the Prophet and their 
followers were extra cautious in conveying the Prophet's sayings and teachings. 
Those sayings and teachings have now been passed on to us today, said the 
grand mufti. We now know not only what the Prophet said, but also how he 
smiled, how he laughed, how he was compassionate, merciful, how he was wise, 
and even descriptions of his way of living to the smallest details.

  Secretary-general of the contest Dr. Said Al-Harthi said the Kingdom was 
the first and still remains the only country in the world that framed its 
constitution according to the Qur'an and the Sunnah. 

  Al-Harthi stressed that Islam is a religion of peace, mercy and tolerance 
and rejects extremism.

  Lately Islam and Muslims have been linked with terrorism without any 
reason. And it is unfortunate to say that many Muslims have also led campaigns 
against Islam, he said. Al-Harthi said that among other things the contest was 
aimed at guiding non-Muslims toward Islam and preaching them its merciful 
universal teachings. The contest is part of the Saudi government's initiative 
to support anything that serves Islam and Muslims, he said
 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Reformasi Penempatan TKI Tak Berjalan

2006-11-17 Terurut Topik Ambon
http://www.suarapembaruan.com/News/2006/11/17/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Reformasi Penempatan TKI Tak Berjalan
[JAKARTA] Reformasi penempatan TKI yang diamanatkan Inpres Nomor 06 Tahun 2006 
ternyata tidak berjalan sebagaimana diharapkan. Fakta di lapangan menunjukkan 
belum adanya perubahan sistem yang lebih praktis, bahkan mengakibatkan 
peningkatan biaya. 

Hal itu dikemukakan Penasihat asosiasi penempatan TKI untuk Taiwan (Tawindo), 
Alibirham di Jakarta, Kamis (16/11). 

Dikatakan, pembentukan konsorsium asuransi perlindungan TKI yang menggantikan 
lembaga-lembga perlindungan TKI sebelumnya justru semakin memberatkan TKI. 
Harga preminya naik, tetapi nila pertanggungannya semakin rendah. 

Contohnya, asuransi paripurna dulu hanya memungut biaya dari TKI sebesar Rp 
200.000 dengan nilai klaim pertanggungan Rp 3 juta, sementara konsorsium baru 
yang ditunjuk Depnakertrans justru meningkatkan biaya premi menjadi Rp 400.000 
per TKI dengan nilai pertanggungan hanya Rp 2,5 juta. 

Selain itu, nilai premi sekarang disamaratakan sebesar Rp 400.000 untuk seluruh 
negara penempatan TKI. Hal itu jelas berbeda dengan asuransi paripurna yang 
membedakan tarif premi sesuai negara tujuan penempatan. 

Di negara penempatan di mana TKI mendapatkan upah lebih baik dikenai tarif 
premi lebih mahal daripada tarif premi utuk negara-negara yang memberikan gaji 
TKI lebih rendah. Gaji TKI di Taiwan pasti lebih tinggi daripada gaji di 
Malaysia untuk jenis pekerjaan sama. Sehingga, wajar kalau kala itu premi untuk 
TKI di Taiwan sebesar Rp 400.000 dan Malaysa hanya Rp 200.000. Tapi, sekarang 
kok dipukul rata. Saya enggak tahu pertimbangannya,'' ujarnya. 

Lebih lanjut Alibirham mengemukakan, pembenahan dan penyederhanaan sistem 
penempatan TKI tidak perlu harus menunggu terbentuknya Badan Nasional 
Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri (BNPTKLN). Inpres 06/2006 sudah dapat 
dijadikan payung hukum untuk menyederhanakan birokrasi yang selama ini 
amburadul. 

Apa artinya Inpres kalau kondisinya tidak berubah, bahkan cenderung lebih 
parah,'' katanya. Ada kesan, badan nasional itu lambat terbentuk hanya karena 
pemerintah belum mendapatkan sosok yang akan menjabat ketua. Padahal, masalah 
itu sebenarnya sederhana. Pemerintah tinggal mengajukan calon dan membuka 
bursa calon, lalu menyeleksinya secara transparan, kan beres,'' usulnya. [L-7] 


Last modified: 17/11/06 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Pemerintah Harus Segera Tetapkan Ketua BNP2TKI

2006-11-17 Terurut Topik Ambon
http://www.suarapembaruan.com/News/2006/11/17/index.html

Pemerintah Harus Segera Tetapkan Ketua BNP2TKI

[JAKARTA] Pemerintah harus segera menetapkan Ketua Badan Nasional Penempatan 
dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) karena struktur lembaga ini 
telah ditandatangani oleh Presiden 9 September 2006. Dengan ditetapkannya ketua 
beserta perangkat lainnya maka badan ini diharapkan segera melaksanakan 
tugasnya mengingat banyaknya permintaan TKI di pasar internasional serta untuk 
membuat sistem perlindungan TKI yang baku. 

Tentu saja anggota BNP2TKI harus orang yang memiliki pengetahuan, pengalaman, 
dan motivasi yang kuat untuk menempatkan dan melindungi TKI di luar negeri, 
ujar pengamat TKI Yunus M Yamani, Kamis (16/11). 

BNP2TKI berada langsung di bawah presiden dan lembaga ini terdiri dari 
instansi-instansi terkait. Di luar pejabat Depnakertrans, ia mengusulkan nama 
Abdul Wahid yang sekarang Dubes Indonesia untuk Qatar karena memiliki 
pengalaman di Qatar dan pernah menjadi Konsul Jenderal RI di Jeddah, Arab 
Saudi, lokasi penempatan TKI yang cukup besar. 

Di lingkungan Depnakertrans, diusulkan nama Besar Setiyoko yang saat ini Dirjen 
Pembinaan, Pelatihan, dan Produktivitas. Kemudian Fifi Aryanti dan Mardjono, 
direktur di Depnakertrans serta M Sugyarto, mantan Atase Perburuhan di KBRI 
Riyadh. BNP2TKI merupakan badan yang mengurus persiapan, pelatihan, 
pemberangkatan, penempatan dan perlindungan TKI. Dasar pembentukannya UU No 39 
Tahun 2004. [R-6] 


Last modified: 17/11/06 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Dutch to ban wearing of Muslim burqa in public

2006-11-17 Terurut Topik Ambon
http://thestar.com.my/services/printerfriendly.asp?file=/2006/11/18/worldupdates/2006-11-18T011443Z_01_NOOTR_RTRJONC_0_India-276730-1.aspsec=worldupdates

November 18, 2006
Dutch to ban wearing of Muslim burqa in public
By Alexandra Hudson 

AMSTERDAM (Reuters) - The Dutch government agreed on Friday a total ban on the 
wearing of burqas and other Muslim face veils in public, justifying the move on 
security grounds.  

Immigration Minister Rita Verdonk will now draw up legislation which will 
result in the Netherlands, once one of Europe's most easy-going nations, 
imposing some of the continent's toughest laws against concealing the face.  

 
  Burqas on display as part of a headscarf exhibition in Amsterdam in this 
February 28, 2006 file photo. The Dutch government agreed on Friday a total ban 
on the wearing of burqas and other Muslim face veils in public, justifying the 
move on security grounds. (REUTERS/Paul Vreeker) 
The cabinet finds it undesirable that garments covering the face -- including 
the burqa -- should be worn in public in view of public order, (and) the 
security and protection of fellow citizens, the Dutch Justice Ministry said in 
a statement.  

The debate on face veils and whether they stymie Muslim integration has 
gathered momentum across Europe.  

The Netherlands would be the first European state to impose a countrywide ban 
on Islamic face coverings, though other countries have already outlawed them in 
specific places.  

The move by the centre-right government comes just five days before a general 
election. The campaign has focused so far on issues like the economy rather 
than immigration because most mainstream parties have hardened their stances in 
recent years.  

Last December Dutch lawmakers voted in favour of a proposal by far-right 
politician Geert Wilders to outlaw face-coverings and asked Verdonk to examine 
the feasibility of such a ban.  

Because veils were worn for religious reasons, she had feared new legislation 
could come into conflict with religious freedom laws. But she said on Friday 
this was not the case.  

MUSLIM HEADSCARF  

Existing legislation already limits the wearing of burqas and other total 
coverings on public transport or in schools.  

France has banned the Muslim headscarf and other religious garb from state 
schools while discussion in Britain centres on limiting the full facial veil, 
or niqab.  

Italy has a decades-old law against covering the face in public as an 
anti-terrorism measure. Some politicians have called for this rule to be 
enforced against veiled Muslim women.  

The Muslim community estimates that only about 50 women in the Netherlands wear 
the head-to-toe burqa or the niqab, a face veil that conceals everything but 
the eyes.  

Dutch Muslim groups have complained a burqa ban would make the country's 1 
million Muslims feel more victimised and alienated, regardless of whether they 
approve of burqas or not.  

This will just lead to more girls saying 'hey I'm also going to wear a burqa 
as a protest', Naima Azough, a member of parliament from the opposition Green 
Left, told an election campaign meeting for fellow members of the Moroccan 
community.  

Job Cohen, the Labour mayor of Amsterdam, said he opposed burqas in schools and 
public buildings, and said women wearing one who failed to get a job should not 
expect welfare benefits.  

From the perspective of integration and communication, it is obviously very 
bad because you can't see each other so the fewer the better, he told foreign 
journalists.  

But actually hardly anybody wears one ... The fuss is much bigger than the 
number of people concerned.  

Since the murder of anti-immigration maverick Pim Fortuyn in 2002, the Dutch 
have lost a reputation for tolerance, pushing through some of Europe's toughest 
entry and integration laws.  

Social and religious tensions have escalated in the last few years, exacerbated 
by the murder of film director and Islam critic Theo van Gogh by a 
Dutch-Moroccan militant in 2004.  

(Additional reporting by Emma Thomasson)  







[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Rape: Who Gets Punished and Who Does Not?

2006-11-16 Terurut Topik Ambon
http://www.arabnews.com/?page=7section=0article=88865d=16m=11y=2006

Thursday, 16, November, 2006 (25, Shawwal, 1427)


  Rape: Who Gets Punished and Who Does Not?
  Abeer Mishkhas, [EMAIL PROTECTED]
 

  Last week the Arabic daily Okaz carried a story on two more rape cases in 
Qatif. One of them involved a 17-year-old boy who was dragged into a field by 
two men and raped. The atrocity was also filmed. The two rapists then attempted 
to assault another young man who managed to escape and go to the police. The 
two men were eventually caught and are now awaiting trial.

  These two crimes follow the famous rape case known in Saudi Arabia as the 
Qatif Girl incident which was a top news story a few months ago. For those 
who don't know, it was the gang rape of a girl in Qatif who called for help and 
when a man attempted to help her, he was beaten up and raped as well. The 
sentences, as reported by Arab News, were Four of the seven men have been sent 
to jail for periods ranging from one to five years and will be given 80 to 
1,000 lashes. In addition, The court also sentenced the woman and the man she 
was meeting to 90 lashes for having met in private. The security source from 
the Eastern Province said, 'The judge sentenced the girl and the man to 90 
lashes because they were alone with the intention of doing something bad. 
Because of that, they will be punished.' Relatives of the woman said that they 
would appeal the 90-lash-sentence.

  The subsequent outcry and debate after the sentence is worth considering 
- especially in light of a sentence in another famous rape case in Riyadh a few 
years ago. A girl was set up by a former boyfriend and raped by the boyfriend's 
Nigerian driver. The rape was filmed by another friend of the boyfriend. The 
man who filmed the attack was sentenced to 12 years and 1,200 lashes. The 
Nigerian rapist was given 6 years and 600 lashes and the former boyfriend who 
arranged everything got only 2 years and 200 lashes. Now, there is a big 
discrepancy here. The men in Qatif were sentenced to from 1 to 5 years. What is 
the difference in the two cases? The girl in the Riyadh case was not punished 
though she had been involved earlier with one of the men. The Qatif girl was 
sentenced to 90 lashes because the court suspected the intention of doing 
something bad.

  I certainly am not suggesting that the Riyadh girl be punished; what I am 
doing is wondering about the different sentences. In following this up, we can 
ask another question: Are people punished for nothing more than intentions 
and suspicions? And how did the court in Qatif know that the girl intended to 
do something bad? The girl denied this accusation and said he was a total 
stranger who came to help her. What possible foundation for punishment is there 
here? If the two of them had been walking down a street and there was no proven 
case of adultery, then there is no law which can punish them. Even under 
Islamic law, people are not punished for intentions and suspicions.

  In a well-known episode from Islamic history, Omar ibn Al-Khattab, the 
second caliph, was patrolling the streets of Madinah and saw a couple 
committing adultery in a deserted place. He did not stop them; he went back to 
his council and proposed bringing them in for punishment. Ali ibn Abu Taleb 
opposed the idea immediately and asked the caliph where the evidence and 
witnesses were. There could be no prosecution with neither. He told Omar, 
Either you provide witnesses or we must punish you for slandering the couple. 
The case was dropped even though the caliph knew the couple had committed a sin.

  In a comment on the Al-Arabiyah website, a writer enumerated a variety of 
punishments in rape cases. He asked the Ministry of Justice to have a clear set 
of laws and punishments for such crimes so that people would not be puzzled at 
the light sentences in some cases and heavy ones in others. This is a very 
reasonable request and one which the ministry should agree to and all 
responsible Muslims should join the writer in requesting.
 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Peduli Diabetes

2006-11-15 Terurut Topik Ambon
http://www.indomedia.com/bpost/112006/16/opini/opini1.htm




Peduli Diabetes

Hanya dengan kesadaran diri, diabetes dapat dicegah dari terjadinya komplikasi 
yang membahayakan penderitanya.

Oleh: Asiandi
Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan Unmuh Purwakerto

Kemarin, 14 November 2006, seluruh warga dunia memperingati Hari Diabetes 
Sedunia. Hari ini penting untuk diperingati, mengingat angka prevalensi 
terjadinya diabetes di seluruh dunia cenderung terus meningkat dari waktu ke 
waktu.

Diproyeksikan pada 2030 akan datang, angka prevalensi diebetes di seluruh dunia 
meningkat sebesar 366 juta penderita. Ini berarti akan terjadi peningkatan 
lebih dua kali lipat dibanding pada 2000 yang baru mencapai 171 juta penderita 
(WHO, 2006). Di Indonesia, prevalensi diabetes menempati peringkat ke-2 setelah 
India untuk wilayah Asia Tenggara.

Angka prevalensi diabetes di Indonesia pada 2000 mencapai 8,426 juta, dan 
diproyeksikan meningkat menjadi 21,257 juta pada 2030. Ini berarti akan terjadi 
peningkatan lebih 2,5 kali lipat. Di wilayah Asia Fasifik, peringkat pertama 
ditempati China dengan prevalensi 20,757 juta (2000) dan diproyeksikan 
meningkat menjadi 42,321 juta (2030). Bagaimana kita mengatasi persoalan ini?

Diabetes adalah salah satu penyakit kronis yang dapat timbul karena dipengaruhi 
gaya hidup (life style) seseorang. Penyakit ini dapat menimbulkan dampak sangat 
serius bagi kehidupan penderitanya, jika kurang peduli terhadap kesembuhan yang 
utamanya sangat ditunjang dengan perlunya mengubah gaya hidup menuju pola hidup 
sehat. Jika tidak, penderita akan mengalami komplikasi berat seperti penyakit 
jantung, ginjal, menurunnya kemampuan organ penglihatan dan lain-lain.

Oleh karena itu, pada 2006 ini WHO mencanangkan peringatan Hari Diabetes 
Sedunia dengan tema 'Diabetes Care for Everyone'. Tema ini bertujuan 
meningkatkan kesadaran setiap orang pada diabetes atau berisiko diabetes dengan 
memberikan kesempatan kepada penderita untuk meningkatkan kualitas pendidikan, 
melakukan pencegahan dan perawatan terbaik dengan fokus masyarakat kurang 
beruntung dan rentan di seluruh dunia.

Untuk dapat meminimalkan komplikasi dan memaksimalkan kualitas hidup penderita 
diabetes, maka kesadaran setiap orang dituntut agar mampu meningkatkan 
kesehatan, mencegah dan merawatnya dengan sebaik mungkin. Tindakan ini sejalan 
dengan fungsi inti yang ingin dicapai WHO dalam mengatasi diabetes di seluruh 
dunia. Utamanya dengan menetapkan norma dan standar, meningkatkan surveillance 
dan kesadaran serta memperkuat pencegahan dan pengontrolan.

Bagi masyarakat, kesadaran itu dapat diupayakan dengan senantiasa berperilaku 
sehat. Utamanya dengan memperhatikan berat badan jangan sampai berlebihan 
(obesitas). Kecenderungan obesitas dikhawatirkan akan mengarahkan pada 
terjadinya epidemi diabetes global.

Di antara perilaku sehat ini antara lain adalah meningkatkan kualitas hidup 
melalui kegemaran berolahraga, istirahat dan makan obat secara teratur. Tiga 
kunci hidup sehat bagi penderita diabetes jika dilaksanakan dengan baik, akan 
menjadikan penderita sebagai manusia yang tetap produktif dan aktif.

Masyarakat luas diharapkan sedikitnya berolahraga secara teratur 30 menit 
sehari, serta melakukan aktivitas dengan intensitas sedang dalam kesehariannya. 
Dengan hidup lebih aktif ini diharapkan berat badan dapat dikontrol.

Selain itu, penderita perlu melakukan peran serta dalam melakukan intervensi 
yang relatif murah (cost saving) dan layak (feasible) seperti periksa gula 
darah, tekanan darah dan merawat kaki secara teratur. Tindakan lainnya seperti 
melakukan skrining retinopati (penyebab kebutaan), pemeriksaan lemak darah 
(untuk mengatur tingkat kolesterol) dan melakukan skrining tanda awal penyakit 
ginjal yang timbul karena diabetes.

Ancaman global

Hanya dengan kesadaran diri, diabetes dapat dicegah dari terjadinya komplikasi 
yang membahayakan penderitanya. Tanpa kesadaran hidup seimbang dengan olahraga, 
istirahat dan minum obat secara teratur, tak disangsikan lagi diabetes sebagai 
ancaman utama kesehatan masyarakat global tetap akan terus semakin memburuk. 
Khususnya di negara berkembang sebagaimana gambaran proyeksi WHO.

Sejalan pula dengan tema Hari Kesehatan Nasional 12 November lalu yang ingin 
meningkatkan Desa Siaga dalam konteks Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa 
(PKMD), maka kesadaran masyarakat mendeteksi sedini mungkin penderita diabetes 
di lingkungannya dan menanggulanginya dengan segera adalah upaya yang tepat 
dalam rangka memperkecil angka mortalitas yang ditimbulkan oleh diabetes.

Di sinilah dituntut peran serta Posyandu, Puskesmas, instansi Dinas Kesehatan 
dan Departeman Kesehatan untuk semakin peduli memperhatikan kesehatan 
masyarakat seoptimal mungkin. 

Peran serta tatanan kesehatan tersebut diharapkan dapat meringankan/menurunkan 
angka kematian akibat diabetes, yang pada 2005 saja mencapai 1,1 juta jiwa dan 
80 persen terjadi di negara berpendapatan rendah dan menengah termasuk 

Re: Fw: [wanita-muslimah] dosa zina apakah tak termaafkan...?

2006-11-11 Terurut Topik Ambon
Teman saya bilang agama mungkin lebih banyak berguna untuk di dunia 
seberang, tetapi tambahnya, bahwa kita hidup sekarang di bumi. Kehidupan di 
bumi sekarang ini  membutuhkan berbagai  bidang ilmu pengetahuan agar bisa 
mempertinggi tingkat kehidupan kita.

Kurang lebih 1/2 dari penduduk adalah kaum wanita. Kalau yang 1/2 ini 
terkebelakang, berarti jalan kehidupan masyarakat pincang. Jadi berarti 
untuk bisa masyarakat berjalan baik maka
 kaum wanita juga harus diajak, diberi kesempatan untuk memberikan sumbangan 
positif dalam peningkatan hidup baik dalam rumahnya sendiri maupun di luar 
rumah.

Jadi dibutuhkan  sebanyak mungkin kaum wanita  berpartispasi aktif dalam 
membina dan membimbing masyarakat, maka oleh karena pula wanita harus aktif 
dalam menguasai berbagai cabang ilmu pengetahuan. Tanpa partisipasi kaum 
wanita akan sulit menantikan adanya perubahan memada yang diinginkan dalam 
mempertinggi mutu kehidupan masyarakat.

Bagaimana komentar Anda sekalian, salahkah pandangan tsb?

- Original Message - 
From: FAUZAN [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Saturday, November 11, 2006 11:56 AM
Subject: Re: Fw: [wanita-muslimah] dosa zina apakah tak termaafkan...?


 memang bagusnya kalo wanita jangan sering sering keluar rumah :)

 anyway kalo orang belajar biologi ke guru biologi, kalo belajar matematika
 ya ke guru matematika. anehnya, jaman sekarang banyak orang belajar ilmu
 agama bukan dari guru ilmu agama, tapi otodidak 0_o

 On Wed, 08 Nov 2006 16:40:59 +0700, Herni Sri Nurbayanti
 [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mas Fauzan,

 Kita ini kan orang Indonesia, jadi tau lah berbagai level/derajat cara
 orang menegur sesama. Termasuk bilang, saya gak bilang wajib lhooo,
 cuma mengingatkan. Mau dengar silakan, gak ya gpp. Tipikal banget deh
 :) Saya juga bisa bilang: Qu'ran kan menganjurkan utk saling
 menasehati dlm kebaikan. Jadi, ini respon balik 'nasehat' saya ke mas
 Fauzan :) Kan katanya SALING :))



 -- 
 Wassalamu'alaykum Wa Rahmatulloh Wa Barokatuh

 Brian Arfi Faridhi / Fauzan bin Hadi

 www.PernikMuslim.com --- One Stop e-Muslim Shop
 Al-Fauzan.blogspot.com
 0856-336-4677
 Semolowaru Elok G-7 Surabaya 60119


 Using Opera's revolutionary e-mail client: http://www.opera.com/mail/
 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com


 ===
 Milis Wanita Muslimah
 Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
 Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
 ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
 Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
 Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

 This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 
 Yahoo! Groups Links






 -- 
 No virus found in this incoming message.
 Checked by AVG Free Edition.
 Version: 7.1.409 / Virus Database: 268.14.2/528 - Release Date: 11/10/2006

 



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Re: [wanita-muslimah] Tentang Mbakyu Nani..anti Arab?

2006-11-08 Terurut Topik Ambon
Kalau begitu  Indonesia diganti menjadi Mojopahit atau Kepulaun Incoqnito? 
Orang Italia, Turki tidak mempersoalkan nama sekalipun dulu pernah bahagian 
dari Yunani atau terpengaruh oleh kebudayaan Yunani.

Malah kerajaan Romawi pun mengusasi Yunani, Turki, sampai ke Timur Tengah dan 
Afrika Utara. Bisa dilihat sisa-sisa peninggalan dari kerajaan Romawin 
dibahagian dunia tsb.

  - Original Message - 
  From: radityo djadjoeri 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, November 08, 2006 7:25 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Tentang Mbakyu Nani..anti Arab?


  Ambo...Sutan Paruik Gadangdi milis WAMUS:))

  Saya bukannya anti Arab atau gimana-gimana lho ya Mbah...
  Cuman setelah dapat berbagai masukan dari mas-mas dan mbak-mbak semua, saya
  tetap bersikukuh bahwa kata YUNANI patut diganti.

  Pasalnya, sumber istilah YUNANI adalah sebuah kawasan yang kini masuk wilayah 
Turki, dan saya denger sebagian lagi masuk ke wilayah Italia. Jadi istilah yang 
tepat dipakai adalah HELENAkatanya sih orang Greek seneng makai istilah itu.

  Yo wis lah...nanti dicap lagi anti-Arab..:))

  -
  Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail.

  [Non-text portions of this message have been removed]



   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition.
  Version: 7.1.409 / Virus Database: 268.13.32/523 - Release Date: 11/7/2006


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Polri Akan Tindak Tegas Penggunaan Software Bajakan

2006-11-07 Terurut Topik Ambon
Polri Akan Tindak Tegas Penggunaan Software Bajakan



Jakarta-Kepala Bidang Penerangan Umum (Kabidpenum) Mabes Polri Kombes Pol 
Bambang Kuncoro kepada SH, Senin (6/11), di Mabes Polri mengatakan satuan Cyber 
Crime Bareskrim Mabes Polri akan menindak tegas perusahaan-perusahaan yang 
mengunakan software atau peranti lunak ilegal. Tingkat pembajakan di Indonesia 
sendiri, menurut Direktur II Bareskrim Brigjen Pol Wenny Waraouw, sangat 
tinggi, yaitu sekitar 87 persen. 


BSA dan Polri telah bekerja sama menindak para pembajak software ilegal. Oleh 
karena itu, Polri akan terus menindak tegas sejumlah perusahaan yang datanya 
telah dikantongi dan didapat dari BSA, kata Wenny kepada SH di Mabes Polri, 
Senin (6/11).


Menurut Bambang, sebelumnya, tepatnya pertengahan Oktober 2006 ini, Polri 
berhasil menindak tegas dua manajer dari dua perusahaan yang melakukan 
pembajakan peranti lunak komputer ilegal itu. Kedua manajer tersebut adalah 
Manager PT Surya Toto Indonesia (STI) Sintawati dan Direktur Marketing PT STI 
Yuliawansari. Akibat perbuatan tersebut, kedua pelaku pembajakan itu dapat 
dikenai Pasal 72 Ayat 1 dan Ayat 3 UU No 19 Tahun 2002. Oleh karena itu, Polri 
akan menindak tegas perusahaan yang menggunakan software bajakan tersebut, 
katanya.


Wenny Waraouw di kesempatan sama menambahkan, dengan menggunakan peranti lunak 
komputer ilegal, perusahaan tersebut telah merugikan pemegang lisensi resmi 
software yang dimiliki Business Software Alliance (BSA).


Sementara itu, Direktur Business Software Alliance Tarun Sawiney kepada SH, 
Senin (6/11) malam, mengatakan akan kembali memberikan data-data sejumlah 
perusahaan dan mal yang melakukan penjualan software bajakan. (maya handhini


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Korupsi Dan Komoditas Politik

2006-11-07 Terurut Topik Ambon
http://www.indomedia.com/bpost/112006/8/opini/opini4.htm

Korupsi Dan Komoditas Politik



ADA kabar menggembirakan terkait tren positif yang dicapai Indonesia dalam 
upaya pemberantasan korupsi akhir-akhir ini. Berdasarkan data yang dikeluarkan 
Transparency International (TI), Senin (6/11), Indeks Persepsi 
Korupsi/Corruption Perception Index (IPK) Indonesia naik, dari 2,2 pada 2005 
menjadi 2,4 pada 2006. 

Indonesia menempati ranking 130 dari 163 negara. Sedangkan pada 2005, Indonesia 
berada di posisi ke-133 dari 146 negara.

Dari data yang ada, prestasi Indonesia memang terus naik sejak 2003. Pada tahun 
tersebut, IPK Indonesia 1,9 dan pada 2004 naik menjadi 2,0. 

Hanya, meski ranking merangkak naik, Indonesia masih jauh di bawah 
negara-negara Asia lainnya. Seperti, Singapura (9,4), Hong Kong (8,3), Jepang 
(7,6), Taiwan (5,9), Korea Selatan (5,1), Malaysia (5,0), Thailand (3,6), China 
(3,3), India (3,3), Sri Lanka (3,1) dan Filipina (2,5).

Terlepas dari keberhasilan tersebut, kita pun masih prihatin sebab kenyataannya 
upaya pemberantasan korupsi masih banyak menemui ganjalan. Selain karena 
lemahnya aparatur penegak hukum, dukungan birokrasi pun jauh dari harapan.

Data yang diungkap Indonesia Corruption Watch (ICW), sangat mencengangkan. 
Setidaknya 11 koruptor berhasil kabur sepanjang dua tahun masa pemerintahan 
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Mereka antara lain bos kelompok Texmaco 
Marimutu Sinivasan, mantan Direktur Pengolahan Pertamina, Tabrani Ismail, dan 
mantan Ketua DPRD Banten, Dharmono K Lawi. Belum lagi sejumlah nama yang kini 
masuk daftar DPO dan harus ditayangkan lewat televisi.

Melihat kenyataan seperti itu, bukan mustahil sebenarnya IPK di Indonesia bisa 
'berlari' dibandingkan prestasi saat ini, andaikata seluruh komponen memegang 
komitmen yang sama.

Menurut hemat kita, istilah korupsi kini seakan masih sebatas komoditas 
politik. Pengungkapan korupsi belum menjadi kesadaran dalam kerangka mewujudkan 
profesionalitas. Sebaliknya, banyak kasus korupsi terungkap ke permukaan hanya 
karena ada latar belakang suka atau tidak suka terhadap oknum bersangkutan.

Contoh paling aktual dialami sejumlah kepala daerah yang berhasil memenangkan 
pilkada beberapa waktu lalu. Banyak pejabat segera digoyang isu korupsi, karena 
memendam persoalan dengan lawan-lawan politiknya-- meski di antara mereka ada 
yang terbukti dan ada pula yang mentah. 

Dalam tataran lain, kasus sebangun dialami Presiden Yudhoyono dalam pembentukan 
Unit Kerja Presiden Untuk Pengelolaan Program Kebijakan dan Reformasi (UKP3R). 
Lembaga yang dipimpin Marsillam Simandjuntak itu, kontan mendapat penentangan 
dari Partai Golkar, termasuk Wapres Jusuf Kalla dan lain-lainnya. Dalam 
kontroversi yang muncul pun lebih kental nuansa politis dibandingkan alasan 
fungsionalnya. 

Sebagian besar kalangan lebih mempersoalkan kekhawatiran akan tumpang tindihnya 
dalam kelembagaan. Sebaliknya, kajian tentang seberapa jauh efektifitas kinerja 
lembaga tersebut nyaris tak terdengar. 

UKP3R yang telah menetapkan lima tugas pokok, yaitu perbaikan iklim usaha dan 
investasi, menjaga pelaksanaan reformasi, peningkatan kinerja BUMN, perluasan 
peranan usaha kecil menengah, dan perbaikan penegakan hukum, itu seakan mentah 
gara-gara perbedaan kepentingan semata. 

Akhirnya, kita sepakat bahwa gerakan anti-korupsi seharusnya menjadi nafas 
bersama, tanpa pandang bulu dan tebang pilih. Keluarnya Inpres tentang 
pemberantasan korupsi maupun program prioritas dari Kapolri Jenderal Sutanto 
saat ini, seharusnya bisa diterjemahkan setiap elemen, tak terkecuali birokrasi 
di tingkat paling rendah sekali pun.

Tentu jika komitmen itu benar-benar diwujudkan, kita optimis IPK pemberantasan 
korupsi di Indonesia tidak akan berjalan lambat, atau bahkan jalan di tempat. 
Bukan hal mustahil kita pun bisa menyalip prestasi negara-negara tentangga, 
sepeti Thailand, Sri Lanka, Filipina, dan lain-lainnya. Semoga


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of 

[wanita-muslimah] Normal Form of Islamic Greetings

2006-11-07 Terurut Topik Ambon
REFLEKSI: Pada akhir artikel ini ditulis : dishonesty is forbidden in Islam., 
Tetapi, bagaimana petinggi-petinggi  Republik Indonesia dan begundal-begundal 
mereka? 


http://www.arabnews.com/?page=5section=0article=83174d=3m=11y=2006pix=islam.jpgcategory=Islam

Friday, 3, November, 2006 (12, Shawwal, 1427)


  Normal Form of Islamic Greetings
  Adil Salahi, Arab News 

 
  Muslims all over the world use the Islamic form of greeting, 
assalamu alaikum, which means peace be to you. The very wording helps 
generate a friendly and relaxed atmosphere. It is also common in its shorter 
and longer forms to all Muslim communities wherever they happen to be. Thus, 
when two Muslims meet who are total strangers to each other, the moment they 
use this greeting, they immediately feel that they have common ground, even 
though they do not speak each other's language. 

  The Islamic greeting has different versions, the shortest of 
which is the one we have already mentioned. The rule in Islam is that when we 
are offered a greeting, we return it with a better one, or with its equal at 
least. God orders in the Qur'an: When a greeting is offered you, answer it 
with an even better greeting, or (at least) with its like. God keeps count of 
all things. (4: 86) 

  The better greeting and reply are illustrated in the 
following Hadith. Umar reports that he was riding with Abu Bakr on one mount. 
When they passed by people, Abu Bakr greeted them saying: Assalamu alaikum 
and they replied: Wa alaikum assalam wa rahmatu Allah. Or he may greet them 
saying: Assalamu alaikum wa rahmatu Allah, for which their reply was: Wa 
alaikum assalam wa rahmatu Allah wa barakatuh. Abu Bakr commented: 'Today, 
people have gained much more than us.' (Related by Al-Bukhari in Al-Adab 
Al-Mufrad) 

  We note that every time Abu Bakr offered a greeting, its 
reply was the same with an addition. The first one was the short form of the 
greeting of peace. The reply stated: Wa alaikum assalam wa rahmatu Allah. 
This means: And to you be peace together with God's mercy. Thus, the reply 
adds a prayer that the person who offered us a greeting should be blessed with 
God's mercy, both in this life and in the life to come. When the person who 
starts the greeting includes in it this same prayer for mercy to the one being 
accosted, the latter replies with yet another addition, wa barakatuh, which 
adds a wish for God's blessing to the one who took advantage and offered us a 
friendly greeting. Abu Bakr's comment at the end of the Hadith shows that he 
was pleased with the fact that people always replied to his greeting with a 
better one.

  These are the normal form of greetings mostly used in Muslim 
communities. Rarely does a greeting go beyond these. It is reported that a man 
from the Yemen visited Abdullah ibn Abbas and greeted him with the full 
greeting Assalamu alaikum wa rahmatu Allah wa barakatuh, but added something 
extra. Ibn Abbas told him: A greeting of peace ends with the wish for God's 
blessings. This means that Ibn Abbas thought that such addition is 
unnecessary. However, Kharijah ibn Zaid, a scholar of very high standing who 
belonged to the generation that followed the Prophet's companions, i.e. the 
tabieen, used to write when he addressed the caliph: Assalamu alaikum wa 
rahmatu Allah wa barakatuh wa maghfiratuh wa tayyib salawatih. 

  The added last phrases express a prayer that the addressee 
will also have God's forgiveness and special blessings. Kharijah would not have 
added these phrases if he had the slightest doubt about such addition being 
appropriate. His father was distinguished among the Prophet's companions for 
his scholarship. When we have two reputable scholars expressing opposite views, 
we say that one of them was aware of something the other did not know. Perhaps 
Kharijah was aware that when addressing a person of eminence, the use of 
additional phrases would be in order. 

  Another Hadith that speaks of the importance of the wording 
of the Islamic greeting quotes the Prophet as saying: The Jews do not envy you 
for anything more than they do for the greeting of peace and saying Aameen. 
This Hadith stresses the special distinction given to the Islamic greeting. The 
Jews the Prophet refers to here are the ones with profound knowledge, such as 
the well-versed rabbis. They are the ones to appreciate the significance of the 
Islamic greeting, assalamu alaikum. Aameen is a word which we say when someone 
addresses a prayer to God. It signifies a request made to God to answer his 
prayer. This makes the prayer a collective one, with all those who are present 
joining their fellow Muslim in an appeal to God on behalf of the one who is 
saying that prayer. But why would the Jews be envious of our greeting? The word 
salam, which means 

[wanita-muslimah] Learn to Respect the Rights of Others

2006-11-07 Terurut Topik Ambon
http://www.arabnews.com/?page=13section=0article=79050d=7m=11y=2006pix=kingdom.jpgcategory=Local%20Press

Tuesday, 7, November, 2006 (16, Shawwal, 1427


  Learn to Respect the Rights of Others
  Dr. Anwar Abu Khaled . Al-Riyadh 

 
  Parents always complain how difficult it is to teach children not to 
touch things that do not belong to them. This is especially the case with 
household ornaments and antiques. I always noticed this problematic behavior 
when children from different families get together; they end up creating a 
chaotic mess out of everything around them.

  The question is whether children act and behave in such a way merely to 
discover their surroundings? Or do they do so because they are careless and 
messy?

  From a young age, children usually learn to respect the rights of others. 
They learn this by dealing with people in the environment that they grow up in. 
They learn the rights of others and the boundaries they are not supposed to 
cross.

  Families deal with this issue in two different ways. Some have no middle 
ground and tend to be very strict punishing their children when they behave 
chaotically and carelessly. Others are very lenient and never question or 
correct their children's behavior or mistakes.

  In both cases, parents' reactions incite children to develop a sense of 
disrespect toward other people. Ultimately they may begin to develop a psyche 
of ignoring all redlines that they have been told not to cross. A sense of 
pressure always creates strong reactions and a far too strict or even lenient 
atmosphere creates similar results. The rights of children and their families 
tend to get lost and so both end up going around in circles. While growing up, 
this chaotic behavior becomes a daily habit and starts to control their 
thinking, psychological health and ultimately their daily lives, thus affecting 
even those around them.

  To protect our children from this psychological and behavioral confusion 
we must get them accustomed to a disciplined life. They need to know their 
limits and boundaries, and be able to respect the rights of others. This sort 
of teaching develops a sense of awareness in children that they must achieve 
goals and organize their thoughts. 

  Children must know how to discuss freely in a disciplined way. They must 
feel comfortable to vent their inner feelings. They must be accustomed to deal 
with their personal belongings freely while maintaining respect for people 
around them. Children must learn discipline, they must become psychologically 
balanced, must acquire the art of behaving and dealing with others, and be able 
to value time and productivity.

  For instance, children can be afforded the freedom to play with their 
toys, but they should know that they have no liberty to break or ruin them. 
They should be given the right to stay up late at night on the condition that 
they respect other people and do not bother or annoy anyone. Likewise, children 
should be given the right to look at ornaments kept in a house but they should 
know that they have no right to touch or ruin anything. These redlines teach 
children to be productive and respectful of the rights of others. 

  Disciplining children and clarifying boundaries do not necessarily mean 
that children have been deprived of their childhood needs of wanting to play, 
discover and be creative. We must remember that we need to teach our children 
to respect each individual and their personal freedoms. It's also the right of 
children to be provided with means to fulfill their physical and psychological 
needs
 


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Wanita Indonesia di Organisasi Voli Dunia

2006-11-06 Terurut Topik Ambon
http://www.suarapembaruan.com/News/2006/11/06/Personal/per01.htm

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Wanita Indonesia di Organisasi Voli Dunia

 

Bicara olahraga, khususnya voli, ia sangat antusias dan bersemangat. Ia akan 
memberikan semua yang dipunyainya, tenaga, pikiran, dan juga waktu, untuk voli. 
Komitmennya begitu besar. 

Demi voli pula ia tak peduli ketika harus terombang-ambing di tengah lautan, di 
kegelapan malam, dalam embusan angin yang tidak bersahabat. Ia harus 
menyerahkan bantuan bagi korban tsunami yang menghantam beberapa negara di Asia 
pada Desember 2004. Ia menjalani tugas dengan penuh tanggung jawab. 

Dialah Rita Subowo, warga negara Indonesia yang menjadi salah satu tokoh voli 
dunia. Tugas itu ia emban karena ia ditunjuk sebagai ketua proyek pemberian 
bantuan bernilai 3 juta dolar AS. Bantuan itu dikumpulkan oleh Federasi Bola 
Voli Internasional (FIVB) kepada negara-negara yang terkena tsunami, seperti 
Indonesia, Sri Lanka, Maladewa, dan Thailand. Rita mendapat tugas dari Presiden 
FIVB Ruben Acosta untuk memberikan bantuan langsung kepada negara-negara itu. 

Tugas yang paling berat, adalah ketika ia memberikan bantuan kepada Maladewa, 
negara kecil di tengah laut. Ia harus naik perahu saat orang lain lagi nyenyak 
tidur malam. Hanya ada dua wanita, semua 'nenek-nenek'. Satunya lagi Mrs 
Hwang, Sekretaris Presiden AVC (Konfederasi Voli Asia), kata Rita. 

Awal perjuangan dimulai dari Sri Lanka. Ia tiba di negara itu, pada pukul 11 
malam, setelah menempuh perjalanan dari Singapura. Rita langsung bergegas 
menuju hotel, karena sudah ditunggu Presiden Persatuan Bola Voli Sri Lanka, 
yang ternyata salah satu menteri di negara itu. Setelah rapat satu jam, kami 
istirahat dan paginya langsung keliling memberikan bantuan. Hanya enam tempat 
yang dapat kami kunjungi karena situasi tidak memungkinkan. Sampai hotel jam 
tujuh malam, ujarnya. 

Sekitar pukul satu malam, rombongan melanjutkan perjalanan ke Maladewa. 
Perjalanan udara menempuh waktu dua jam. Ia sebenarnya ingin segera ke hotel 
untuk merebahkan diri, tetapi ternyata harus menunggu perahu. Bandara di 
Maladewa berada di sebuah pulau tersendiri sehingga untuk mencapai kota harus 
naik perahu. Ombaknya cukup besar, ia mengenang. 

Beristirahat sejenak, pagi hari itu rombongan langsung memberikan bantuan 
dengan menggunakan perahu, karena sebagian besar tempatnya berada di tepi 
pantai. Rita sempat takut karena pada saat itu CNN menayangkan peristiwa 
pembunuhan 11 orang di daerah yang ia kunjungi. 

Selesai mengemban tugas, ia langsung meninggalkan Maladewa untuk ke Thailand 
melalui Sri Lanka. Saat itu, waktu menunjukkan pukul tiga pagi. Di Thailand 
ternyata tengah ada kudeta. Namun, untungnya presiden voli Thailand dapat 
menjamin keselamatan rombongan. Saya bahkan tiba-tiba disuruh memimpin Sidang 
Regional AVC, sehingga acara ke Phuket (tempat bantuan diberikan) yang 
seharusnya sore hari ditunda, ceritanya. 

Satu-satunya Wanita 

Hari-hari yang melelahkan bagi Rita. Meskipun berat, ia menjalaninya dengan 
gembira. Ia menikmatinya. Kami memang ingin program itu selesai sesegera 
mungkin sehingga dapat dilaporkan dalam Kongres FIVB secepatnya, katanya. 

Oleh Rita, program pemberian bantuan tersebut ia kemukakan kepada hadirin dalam 
Kongres FIVB ke-30 yang digelar akhir Oktober lalu di Tokyo. Bantuan FIVB 
senilai 3 juta dolar AS itu di antaranya untuk membangun 18 sekolah di empat 
negara tersebut. Indonesia, negara terparah yang terkena tsunami, mendapat 
jatah paling besar. 

Di Aceh, dibangun delapan sekolah baru, tujuh di antaranya lapangan voli di 
luar ruangan (outdoor) dan satu lainnya lapangan voli dalam ruangan (indoor). 
Di Thailand, FIVB memberi bantuan untuk pembangunan lima sekolah dengan 
lapangan voli outdoor dan lapangan voli pantai. Sri Lanka mendapat jatah empat 
sekolah, dilengkapi lapangan voli outdoor dan voli pantai. Maladewa memperoleh 
sumbangan berupa satu sekolah dan satu lapangan voli outdoor. 

Masing-masing sekolah itu dibangun dengan biaya 140.000 dolar AS. Fasilitas 
kelas yang diberikan meja, kursi, papan tulis, dan lapangan voli outdoor 
sintetis lengkap dengan bola (50 buah). Lapangan sintetis dengan kualitas 
terbaik itu sumbangan dari produsen lapangan voli Mondo, yang menjadi patner 
FIVB. Proyek tersebut diharapkan selesai 2007. 

Kerja keras Rita di voli dunia tidak perlu diragukan lagi. Karena itu, tidaklah 
heran bila ia terpilih kembali duduk di kursi Wakil Presiden FIVB pada kongres 
tersebut. Ibu dari Dini, Andru, dan Anton, serta istri dari A Subowo itu, untuk 
kedua kalinya menjabat sebagai orang nomor dua di induk organisasi voli dunia 
tersebut. Bukan karena memang berparas cantik, tetapi Rita juga paling cantik. 
Ia satu-satunya wanita yang duduk dalam pucuk pimpinan FIVB. Jabatan itu tidak 
terlalu penting, tetapi bagaimana kita mengabdikan diri secara maksimal, 
katanya. 

Saya sebagai salah satu peserta kongres sangat bangsa atas terpilihnya kembali 
Bu Rita. Ibu mendapat 

Re: [wanita-muslimah] Re: Greece = Yunani, bagaimana Gerika?

2006-11-06 Terurut Topik Ambon
 Namanya tergantung siapa yang memakai dan cara menyebutnya. 

  - Original Message - 
  From: Rye Woo 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, November 06, 2006 4:16 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Greece = Yunani, bagaimana Gerika?


  Iyaaa.. yang saya tau yunani itu berasal dari Bahasa persia. coba deh 
cari lgii yg bener...
  Kalo ga suka ya tinggal pindah aja ke negeri yunani pasti disana nyebutnya 
grecekan hehehee.. simple kan?


  Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Yunani berasalah dari bahasa Persia!

  - Original Message - 
  From: ariel 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, November 06, 2006 3:04 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Greece = Yunani, bagaimana Gerika?

  Menurut saya bahasa Indonesia banyak sekali memasukkan bahasa Arab
  dalam pembentukan kata, contohnya sebagian adalah : ilmu, dunia,
  yatim, miskin, akal. Jadi kalau 'mempermasalahkan' kata-kata pada
  bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab, tentu dibutuhkan
  perombakan revolusioner dalam bahasa Indonesia untuk mengganti
  kata-kata tersebut :)

  salam,
  -ariel-

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, radityo djadjoeri
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Mohon bantuannya. Adakah yang tahu kenapa negeri Greece di Eropa kita 
   sebut sebagai Yunani? Sejak kapan julukan itu dipakai disini? Siapa
   penggagas awalnya?
   
   Menurut informasi dari seorang teman yang berprofesi sebagai penulis, 
   istilah Yunani berasal dari bahasa Arab (bersumber dari Ioania,
  sekarang
   menjadi Turki). Sedangkan pada Alkitab keluaran 1970an menyebutkan
  bahwa naskah asli Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Gerika. Orang
  Batak malah punya istilah lain: Gorik. Betulkah? 
   
   Bagaimana dengan KBBI? Adakah yang bisa membukakannya karena saya tak
   mempunyainya? Terus terang, saya pribadi lebih menyukai negeri yang
  penuh peninggalan sejarah kuno itu disebut 
   dengan istilah Gris atau Geris. Gerika juga tidak masalah karena 
   tak jauh beda dengan nama aslinya. Soal sumber awalnya dari mana,
  buat saya 
   tak masalah. 
   Kalau disebut Yunani kok terkesan mirip nama orang saja. Perlu
  Anda ketahui, 
   orang Jawa memanggil kakak perempuannya yang bernama Nani dengan 
   sebutan Yu Nani, atau lengkapnya Mbakyu Nani. Kalau sudah
  berumah tangga,
   oleh para tetangga si Nani akan dipanggil Bu Nani. Jadi, saya
  usulkan kepada 
   Lembaga Bahasa Indonesia dan media massa agar istilah Yunani diganti 
   saja menjadi Gris atau Geris atau Gerika. Gorik? Hmm, boleh 
   juga. Siapa takut? Apalagi istilah Yunani itu agak mirip-mirip dengan 
   kata onani (dibahasaindonesiakan menjadi merancap, sayang kalah
   populer). 
   Berikut beberapa alasan dari teman saya kenapa istilah Yunani layak 
   diganti:
   1. Sebal, kenapa bangsa Indonesia tidak mencari padanannya dengan 
   menggunakan sistematika sendiri? Tak selamanya kita harus membebek
   terus pada bangsa Arab. 
   2. Temuan istilah Gerika adalah adopsi fonologis yang gemilang
  dengan 
   menggunakan kata asal Greek. Vokal a pada suku kata terakhir 
   Gerika menyiratkan gramatical gender feminin pada bahasa Greek, 
   sebagaimana semua bahasa di dunia menyebut ibu bagi bumi, tanah 
   kelahiran, dan negerinya.
   
   3. Orang Batak menyerapnya juga dengan pilihan kata yang sangat
   gemilang: Gorik. Hemat saya, bukankah dalam konteks keindonesiaan
   kita seharusnya lebih akrab dengan bahasa Batak ketimbang Arab? 
   Jadi jika sungkan menyebutnya sebagai Gerika, karena itu merupakan 
   temuan Lembaga Alkitab Indonesia, kenapa tak menyebutnya sebagai 
   Gorik?
   
   Akhir kata, warga negara Greece tentu akan sangat berterima kasih
  kalau 
   bangsa Indonesia menyebut negeri mereka dengan Gris, Geris atau 
   Gerika, daripada Yunani. Jauh banget gitu lho
   
   Salam,
   
   RD
   
   
   -
   Check out the New Yahoo! Mail - Fire up a more powerful email and
  get things done faster. 
   
   [Non-text portions of this message have been removed]
  

  --

  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition.
  Version: 7.1.409 / Virus Database: 268.13.28/518 - Release Date: 11/4/2006

  [Non-text portions of this message have been removed]

  -
  Access over 1 million songs - Yahoo! Music Unlimited Try it today.

  [Non-text portions of this message have been removed]



   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition.
  Version: 7.1.409 / Virus Database: 268.13.28/518 - Release Date: 11/4/2006


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group

[wanita-muslimah] Ba'asyir setuju Saddam dihukum mati

2006-11-06 Terurut Topik Ambon
http://www.bisnis.com/servlet/page?_pageid=196_dad=portal30_schema=PORTAL30p_topik=W20p_prev=482865

  Senin, 06/11/2006 09:24WIB

 
  Ba'asyir setuju Saddam dihukum mati 

 
  KEDIRI (Antara): Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Abu Bakar 
Ba`asyir menyatakan setuju pelaksanaan hukuman mati yang dijatuhkan terhadap 
mantan Presiden Irak Saddam Hussein. 
  Saddam Hussein sangat tepat dihukum mati karena perbuatannya membantai 
umat Islam di Irak, katanya saat ditemui Senin dinihari usai Tabligh Akbar di 
Masjid Al Ihlash, Ngadiluwih, Kediri, Jatim. 

  Meski sebagai sesama seorang Muslim yang dimusuhi Amerika Serikat, namun 
Ba`asyir tetap menyatakan setuju hukuman mati bagi Saddam Hussein. 

  Walaupun dia muslim, tapi dia membunuh banyak gerilyawan Islam. Tidak 
ada ajaran Islam yang membolehkan membunuh sesama muslim, ujar pengasuh Ponpes 
Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Jateng itu. 

  Ia berpendapat, Saddam Hussein adalah seorang sosialis tulen sehingga 
pola kepemimpinan dan perilakunya seringkali bertentangan dengan ajaran Islam. 

  Dia yakin semua umat Islam di seluruh dunia mendukung pelaksanaan 
eksekusi mati terhadap mantan diktator Irak yang berkuasa lebih dari 20 tahun 
itu. 

  Sebelumnya pengadilan Irak menjatuhkan vonis hukuman mati dengan cara 
digantung setelah Saddam terbukti melakukan tindak kejahatan kemanusiaan dengan 
memerintahkan pembunuhan terhadap 148 warga syiah yang bermukim di Desa Dujail, 
wilayah utara Baghdad, pada 1982 lalu. 

  Vonis yang dijatuhkan pengadilan di Irak itu menimbulkan reaksi beragam. 
Masyarakat Irak sendiri ada yang setuuju dan ada tidak sedikit yang menolak 
bahkan mengecamnya. 

  Amnesti Internasional yang berkedudukan di London, Inggris pun merasa 
prihatin dengan vonis yang dijatuhkan terhadap pimpinan Partai Baath itu. 
(editor dj) 
 

 


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Bush Applauds Hussein Verdict

2006-11-06 Terurut Topik Ambon
REFLEKSI: Terlihat persobatan kental antara Ustadz  B'yasir dan president  
Bush, kedua-duanya menyetujui Sadam Husein Majid dihukum mati. Apakah Ba'yasir 
akan berteriak Haleluya dan Bush berteriak Allohu Akbar pada waktu 
diexekusi Sadam Hussein,  masih terlalu pagi untuk dikatakan sekarang ini :-))


http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2006/11/05/AR2006110500774.html?referrer=email


Bush Applauds Hussein Verdict
On the Campaign Trail, Both Parties Hail Court's Decision

By Peter Baker
Washington Post Staff Writer
Monday, November 6, 2006; Page A16 

GRAND ISLAND, Neb., Nov. 5 -- President Bush and politicians from both parties 
hailed the conviction of Saddam Hussein on Sunday but disagreed on its larger 
meaning as campaign strategists tried to gauge the political impact just 48 
hours before hard-fought midterm elections.

Speaking in the shadow of Air Force One on a Texas tarmac and at later campaign 
events, Bush called the verdict a landmark event in Iraq's transition to 
democracy, and aides hoped it would be seen as vindication of his decision to 
go to war. Democrats were quick to agree that justice had been done for a 
vicious tyrant but argued it would not fix what they see as the debacle in Iraq.

The timing of the verdict, which had been scheduled weeks ago, stirred anxiety 
among Democrats who worried it could be a November surprise that would 
persuade Republicans to turn out, much as the release of an Osama bin Laden 
tape just before the 2004 election was credited with helping to put Bush over 
the top. Some voiced suspicions that the Bush administration had orchestrated 
the court schedule to influence the vote, a contention the White House rejected.

Some key strategists in both parties, however, said they doubted the verdict 
would make much difference. In a campaign that has been dominated by debate 
over the Iraq war, it provided a rare day of good news for Bush at a key 
moment, they said, but most voters had already made up their minds about how 
they view the situation there.

It makes the environment incrementally better but only incrementally, said Ed 
Rogers, a Republican lobbyist close to the White House. It reminds everybody 
of what a bad guy Saddam was. It reminds everybody of why we were there in the 
first place. I don't know that it drives any votes at this point. I wish it 
did, but it doesn't.

Hussein was a brutal, evil dictator who is getting the punishment that he 
deserves, Sen. Charles E. Schumer (N.Y.), who runs the Senate Democratic 
campaign arm, said Sunday on NBC's Meet the Press. But, he added, I don't 
think his conviction makes much of a difference in this election, even though 
it's a very good thing that it happened.

Hussein has been a regular feature of Bush's stump speech for weeks as the 
president tells audiences that he made the right decision in removing the Iraqi 
leader from power and argues that the world is better off. By the time the 
verdict was announced in a Baghdad court, aides traveling with Bush on the 
campaign trail were ready with talking points. White House press secretary Tony 
Snow was booked on television programs starting at 7 a.m., and his office sent 
e-mails touting other reactions.

Saddam Hussein's trial is a milestone in the Iraqi people's efforts to replace 
the rule of a tyrant with the rule of law, Bush told reporters before leaving 
Texas for campaign stops here and in Topeka, Kan. It's a major achievement for 
Iraq's young democracy and its constitutional government.

Although he did not predict whether it would help the reconciliation process in 
Iraq, Bush portrayed the trial as a chance to expunge Hussein's legacy. The 
man who once struck fear in the hearts of Iraqis had to listen to free Iraqis 
recount the acts of torture and murder that he ordered against their families 
and against them, he said. Today, the victims of this regime have received a 
measure of the justice which many thought would never come.

He then introduced the verdict into his campaign speech later in the day, using 
similar language. When he announced the verdict at a boisterous rally here in a 
hall filled with flags, cornhusks and hay bales, the crowd cheered.

Other Republicans, who have been on the defensive over the war as U.S. troop 
casualties spiked to a two-year high, quickly jumped on the bandwagon. This 
verdict is a victory for justice and a victory for the Iraqi people and all 
freedom-loving people in the Middle East, said House Majority Leader John 
Boehner (Ohio). His whip, Roy Blunt (Mo.), said the world is safer because 
Saddam Hussein sits on death row, not in a palace in Baghdad plotting to harm 
millions of innocent Americans and Iraqis.

Democrats praised the verdict while still bashing Bush. Tragically, I believe 
today's verdict does not change the fact that the administration's policy in 
Iraq has been the most incompetent execution of American foreign policy in my 
lifetime, said House Minority 

Re: [wanita-muslimah] Re: Greece = Yunani, bagaimana Gerika?

2006-11-06 Terurut Topik Ambon
Bahasa-babasa yang  di dunia sekarang ini adalah hasil interaksi manusia dan  
perkembangan dari berbagai jurusan. Di Indonesia bukan saja bahasa Arab tetapi 
ada juga bahasa sanskrit, Inggris, Belanda, Perancis, Tionghoa dan bahasa 
daerah yang telah diadaptasi menjadi bahasa Indonesia.

  - Original Message - 
  From: ariel 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, November 06, 2006 3:04 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Greece = Yunani, bagaimana Gerika?



  Menurut saya bahasa Indonesia banyak sekali memasukkan bahasa Arab
  dalam pembentukan kata, contohnya sebagian adalah : ilmu, dunia,
  yatim, miskin, akal. Jadi kalau 'mempermasalahkan' kata-kata pada
  bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab, tentu dibutuhkan
  perombakan revolusioner dalam bahasa Indonesia untuk mengganti
  kata-kata tersebut :)

  salam,
  -ariel-

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, radityo djadjoeri
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Mohon bantuannya. Adakah yang tahu kenapa negeri Greece di Eropa kita 
   sebut sebagai Yunani? Sejak kapan julukan itu dipakai disini? Siapa
   penggagas awalnya?
   
   Menurut informasi dari seorang teman yang berprofesi sebagai penulis, 
   istilah Yunani berasal dari bahasa Arab (bersumber dari Ioania,
  sekarang
   menjadi Turki). Sedangkan pada Alkitab keluaran 1970an menyebutkan
  bahwa naskah asli Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Gerika. Orang
  Batak malah punya istilah lain: Gorik. Betulkah? 
   
   Bagaimana dengan KBBI? Adakah yang bisa membukakannya karena saya tak
   mempunyainya? Terus terang, saya pribadi lebih menyukai negeri yang
  penuh peninggalan sejarah kuno itu disebut 
   dengan istilah Gris atau Geris. Gerika juga tidak masalah karena 
   tak jauh beda dengan nama aslinya. Soal sumber awalnya dari mana,
  buat saya 
   tak masalah. 
   Kalau disebut Yunani kok terkesan mirip nama orang saja. Perlu
  Anda ketahui, 
   orang Jawa memanggil kakak perempuannya yang bernama Nani dengan 
   sebutan Yu Nani, atau lengkapnya Mbakyu Nani. Kalau sudah
  berumah tangga,
   oleh para tetangga si Nani akan dipanggil Bu Nani. Jadi, saya
  usulkan kepada 
   Lembaga Bahasa Indonesia dan media massa agar istilah Yunani diganti 
   saja menjadi Gris atau Geris atau Gerika. Gorik? Hmm, boleh 
   juga. Siapa takut? Apalagi istilah Yunani itu agak mirip-mirip dengan 
   kata onani (dibahasaindonesiakan menjadi merancap, sayang kalah
   populer). 
   Berikut beberapa alasan dari teman saya kenapa istilah Yunani layak 
   diganti:
   1. Sebal, kenapa bangsa Indonesia tidak mencari padanannya dengan 
   menggunakan sistematika sendiri? Tak selamanya kita harus membebek
   terus pada bangsa Arab. 
   2. Temuan istilah Gerika adalah adopsi fonologis yang gemilang
  dengan 
   menggunakan kata asal Greek. Vokal a pada suku kata terakhir 
   Gerika menyiratkan gramatical gender feminin pada bahasa Greek, 
   sebagaimana semua bahasa di dunia menyebut ibu bagi bumi, tanah 
   kelahiran, dan negerinya.
   
   3. Orang Batak menyerapnya juga dengan pilihan kata yang sangat
   gemilang: Gorik. Hemat saya, bukankah dalam konteks keindonesiaan
   kita seharusnya lebih akrab dengan bahasa Batak ketimbang Arab? 
   Jadi jika sungkan menyebutnya sebagai Gerika, karena itu merupakan 
   temuan Lembaga Alkitab Indonesia, kenapa tak menyebutnya sebagai 
   Gorik?
   
   Akhir kata, warga negara Greece tentu akan sangat berterima kasih
  kalau 
   bangsa Indonesia menyebut negeri mereka dengan Gris, Geris atau 
   Gerika, daripada Yunani. Jauh banget gitu lho
   
   Salam,
   
   RD
   
   
   -
   Check out the New Yahoo! Mail - Fire up a more powerful email and
  get things done faster. 
   
   [Non-text portions of this message have been removed]
  



   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition.
  Version: 7.1.409 / Virus Database: 268.13.28/518 - Release Date: 11/4/2006


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To 

[wanita-muslimah] Saudi Salesgirls Speak of Challenges, Social Attitudes

2006-11-06 Terurut Topik Ambon
http://www.arabnews.com/?page=1section=0article=79046d=7m=11y=2006pix=kingdom.jpgcategory=Kingdom

Tuesday, 7, November, 2006 (16, Shawwal, 1427)


  Saudi Salesgirls Speak of Challenges, Social Attitudes
  Arab News 

 
  JEDDAH, 7 November 2006 - For decades, in fear of criticism, Saudi women 
have shied away from certain jobs considered exclusive for men. Working as shop 
assistants was a taboo but now attitudes are changing and a new assertive 
generation of young Saudi women is picking the gauntlet up by taking these jobs.

  It is beneficial for women to work in mixed environments and not in a 
female-oriented domain where feminine rivalry leads to conflicts and jealousy, 
said Duja Sbari, an ambitious sales assistant who works for a store in Jeddah.

  Sbari spoke to Al-Watan newspaper about her experience working as a sales 
assistant. According to Sbari, working women that endeavor to preserve their 
values, modesty, manners and behaviors - according to both the teachings of 
Islam and Saudi cultural practices - still continue to suffer criticism. Most 
critics tend to be people who have misconceptions about working women and have 
very little respect and understanding of the jobs we do, said Sbari, adding 
that she has along with her colleagues been well received by the company she 
works for.

  They guide us and provide us with training in order to further expand 
our skills to be able to perform successfully, she said.

  Working in this sector demands a woman to be dynamic. She requires 
special skills and must be well qualified to deal with people from different 
backgrounds that include both Saudis and non-Saudis. Saleswomen must be wise 
enough to preserve their strong personalities in order to be able to succeed, 
said Sbari, adding that woman who work must also try to dress modestly in order 
to avoid abuse and sexual harassment.

  For some women, working as sales assistants has empowered them to prove 
themselves. Muna is another sales assistant who feels working as a saleswoman 
has given her confidence and helped her to prove herself. 

  With training it has become much easier for me to know how to deal with 
different customers and also created a lot of confidence in me. I can also 
easily tell whether a customer is serious and interested in a product or not, 
she said.

  Muna also urged the wider community and customers to respect saleswomen 
and make for them working easy. It is only by working that women are allowed 
to feel a little independent and therefore end up not totally relying on their 
families, she added.

  Other women have experienced difficulties in working as sales assistants. 
One such woman is Afrah Al-Saggaf who says she faced a lot of obstacles at the 
beginning. 

  With the help of my colleagues and the manager of the women's section 
where I work I have been able to adapt to the environment, she said, adding 
that in spite of having undertaken training she still faces some difficulties 
in dealing with customers and convincing them to buy. 

  I am usually rather selective in which customer I will approach and how 
I will deal with them, said Al-Saggaf, who believes Saudi women should invest 
their time and effort in finding jobs rather than just sitting at home. Almost 
all job opportunities that are available now are related to the marketing 
sector. This sector helps females to be strong and gives them the ability to 
deal with the different situations that they may possibly face, she said.

  Other working Saudi women mention how they aim to work and also remain 
attached to Saudi cultural norms. We live in a conservative society; as 
representatives of our company we tend to keep our veil on so as to project a 
good image not only for the company that we work for but also for ourselves; by 
doing this we prevent any potential harassment and disrespect, said Irada 
Al-Saggaf, another sales assistant.

  Al-Saggaf has great ambitions and wants to ultimately to start her own 
business. I want to become a businesswoman. I want to run my own business and 
train other Saudi women to take up jobs similar to what I am doing right now, 
she said. 

  One Saudi sales assistant complained about the low wages saleswomen get. 
We pay the phone bill, drivers and for the clothes that wear which must be 
appropriate and suitable so that they reflect well on our company. 
Unfortunately our wages do not allow us to pay for all these expenses along 
with our personal and family expenses, said Mirvat, a saleswoman working for 
the same company. 

  Some Saudi women are university students who work part time. Dina 
Al-Sabari, along with her two sisters who are all shop assistants, is at 
university and is working part time. I arrange my time in a way where I can 
study and work simultaneously. This enhances my skills and has given me a lot 
of experience, she said.

  Al-Sabari, who is single, 

[wanita-muslimah] Musharraf Urges Muslims to Empower Women

2006-11-06 Terurut Topik Ambon
http://www.arabnews.com/?page=4section=0article=77988d=7m=11y=2006

Tuesday, 7, November, 2006 (16, Shawwal, 1427)


  Musharraf Urges Muslims to Empower Women
  Azhar Masood  Agencies 


 
  ISLAMABAD, 7 November 2006 - Pakistani President Pervez Musharraf said 
yesterday that Muslim countries have to empower their women - both politically 
and economically - as part of efforts to achieve development.

  We need to mainstream and empower the women in the Muslim world, 
Musharraf told the opening of the World Islamic Economic Forum, a conference on 
development in Islamic countries. They constitute 50 percent of the 
population, generally. We must empower them politically and economically, but 
it's easier said than done. We need to develop their capacity, first of all. 

  Women are guaranteed reserved seats in national and local-level 
assemblies in Pakistan. Many of the seats are filled by women from political 
families.

  Musharraf also called for efforts to correct a perception of militancy 
and extremism that dogged the Islamic world and stressed the need for a more 
effective media and better education. The extremism is on the rise as opposed 
to moderation and this is an unfortunate reality because this is a critical 
malaise which spawns terrorism. Musharraf also called for better governance 
and economic modernization - which he said did not mean Westernization.

  We need to liberalize, we need to deregulate and we need to privatize in 
a big way, he said. The World Islamic Economic Forum emerged from an 
Organization of Islamic Conference business forum and is holding its second 
session in the Pakistani capital, Islamabad. Founded in 2003, the forum aims to 
forge economic cooperation between the world's more than 50 Muslim countries.

  Malaysian Prime Minister Abdullah Badawi and several former leaders are 
among hundreds of delegates, most of them business people and diplomats, at the 
Islamabad talks. Musharraf, a major ally in the US-led war on terrorism, also 
called on the United States and Europe to help solve political disputes at the 
root of international turmoil and singled out the Palestinian problem. 

  If we are trying to address Iraq and Lebanon and Afghanistan, we are 
putting the cart before the horse. We must resolve the Palestinian dispute that 
is the core which has led to Iraq and Lebanon and Afghanistan and everything 
else, he said.
 


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Maluku villages whip up traditional post-Idul Fitri fun

2006-11-05 Terurut Topik Ambon
http://www.thejakartapost.com/yesterdaydetail.asp?fileid=20061104.G02


MUST-SEE EVENT: The highlight of the seventh Syawal celebration is ?pukul 
manyapu?, a tradition in which youths from neighboring villages whip each other 
with brooms made from the ribs of coconut leaves. JP/Azis Tunny 



Maluku villages whip up traditional post-Idul Fitri fun 
National News - November 04, 2006 


M. Azis Tunny, The Jakarta Post, Ambon

Residents of Mamala and Morela villages in Leihitu, Central Maluku, celebrated 
the end of Idul Fitri by holding various traditional activities Thursday.

The highlight was the pukul manyapu ritual, annually performed on the eve of 
the seventh day after Idul Fitri (Syawal in the Islamic calender). 

Pukul manyapu is a ritual in which youths from the two villages whip each other 
with brooms made from split coconut leaves. 

The youths, who were divided into two groups, lashed the bodies of their 
opponents with the brooms. The ritual was held simultaneously in front of the 
mosques in Mamala and Morela. 

The purpose of the spectacle between the two Muslim-dominated villages is to 
commemorate the Kapahaha fighters who fought against Dutch colonial troops in 
Maluku in the 17th century. 

The medicinal treatment used to heal the injuries sustained in the ritual 
differs between the two villages. In Morela, treatment involves using sap from 
the jatropha plant, while in Mamala, a concoction of traditional ointment 
called minyak mamala is used. The ointment is made from a mixture of coconut, 
clove and nutmeg oil. 

The healing process with both methods is very fast and leaves no scars. 

According to village folklore, the Mamala oil was initially used to repair a 
mosque's broken wooden beam in the 17th century. 

After the Kapahaha war in 1646, the Dutch colonial administration issued an 
order for people living in the mountains to descend and build settlements along 
the coast. Residents, who had already embraced Islam, subsequently moved to 
coastal areas and built villages. 

One day when residents were constructing a mosque, one of its wooden beams 
broke. Traditional leaders, Imam Tuni (the head of the mosque), Mamala 
traditional ruler Latulehu and head mason Patikiambessy, discussed the matter 
and requested Imam Tuni pray, asking for guidance to resolve the problem. 

One night while sleeping, Imam Tuni was approached in his dream by an old man 
who told him not to worry. The old man advised him to smear coconut oil, which 
had been blessed through the recital of Koranic verses, on the broken beam and 
then wrap it with a white cloth. 

The following night, he followed the instructions from the old man in his 
vision, and when he unwrapped the beam the next day, it had been miraculously 
repaired. 

After they found the broken beam had been miraculously restored, the Mamala oil 
was then tested on humans by lashing a man's body until he was cut all over. 

The torn skin from the whippings was later smeared with the oil and the wounds 
were healed without leaving a scar. 

The special coconut oil later became known as Tasala or Mamala oil. Iman Tuni's 
descendants are still producing the ointment, which they say is effective for 
bruises and fractures. 

A Morela resident, Jufri Sialana, said the pukul manyapu performance had become 
a must-see event for both locals and overseas visitors. 

An English tourist, Thomas Williams, 73, told The Jakarta Post that he was 
pleased to be able to visit Mamala and Morela to watch the traditional 
performances. 

What I've seen so far has been really amazing, he said after watching the 
spectacle. 

A variety of other cultural attractions, such as a boat race, traditional 
carnival and dances were also held. 

Although the celebrations in Mamala and Morela have strong religious 
connotations, the atmosphere was noticeably cordial between visitors of 
different faiths, as demonstrated by the arrival of residents from nearby 
Christian-dominated villages. 

At least 350 Tiouw residents from the largely Christian island of Saparua 
arrived in Mamala a day before the celebration, while hundreds of Waai 
residents stayed overnight in villagers' homes in Morela. 

A Tiouw resident, Faya Patawala, 26, told the Post, 

I was very moved by the peaceful atmosphere due to the family ties between our 
village and Mamala. We are free to visit, even stay in any resident's house, 
and have been treated well, 


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted

Re: [wanita-muslimah] Greece = Yunani, bagaimana Gerika?

2006-11-05 Terurut Topik Ambon
What is another name for the Greeks?


There are a few names the Greeks went by, other than Greeks of course.  
Hellenes, Romioi, Yunani, and Greek are probably the most well known names, 
perhaps not in this day and age but over the ages these other names were well 
known.

Hellenes is a term that comes from Hellen, mythological son of Deucalion and 
Pyrrha.Originally a small tribe in Thessaly was called Hellenes, but the 
term spread to the rest of the peninsula and eventually all of Greek people.  
This name is still used in Greece today.

Romioi is a political name by which the Greeks were known by during the Late 
Antiquity and the Middle Ages.   It was used to refer to those Greeks who lived 
in Rome.  This name is also still used in Greece today.

Yunani is from the Persian Yauna, which is from the Greek word Ionians, and 
ancient region in Greece.

The term Greek comes from a place named Boeotia.   The dialects spoken there 
were the foundation of the modern day Greek language.  That there were so many 
Greek dialects probably caused much confusion, and probably gave us the term 
'it's all Greek to me.

Homer used the terms Achaeans, Argives, and Danaans in his writing to signify 
Greek allied forces.


  - Original Message - 
  From: radityo djadjoeri 
  To: tionghoa-net@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, November 05, 2006 2:55 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Greece = Yunani, bagaimana Gerika?


  Mohon bantuannya. Adakah yang tahu kenapa negeri Greece di Eropa kita 
  sebut sebagai Yunani? Sejak kapan julukan itu dipakai disini? Siapa
  penggagas awalnya?

  Menurut informasi dari seorang teman yang berprofesi sebagai penulis, 
  istilah Yunani berasal dari bahasa Arab (bersumber dari Ioania, sekarang
  menjadi Turki). Sedangkan pada Alkitab keluaran 1970an menyebutkan bahwa 
naskah asli Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Gerika. Orang Batak malah 
punya istilah lain: Gorik. Betulkah? 

  Bagaimana dengan KBBI? Adakah yang bisa membukakannya karena saya tak
  mempunyainya? Terus terang, saya pribadi lebih menyukai negeri yang penuh 
peninggalan sejarah kuno itu disebut 
  dengan istilah Gris atau Geris. Gerika juga tidak masalah karena 
  tak jauh beda dengan nama aslinya. Soal sumber awalnya dari mana, buat saya 
  tak masalah. 
  Kalau disebut Yunani kok terkesan mirip nama orang saja. Perlu Anda 
ketahui, 
  orang Jawa memanggil kakak perempuannya yang bernama Nani dengan 
  sebutan Yu Nani, atau lengkapnya Mbakyu Nani. Kalau sudah berumah tangga,
  oleh para tetangga si Nani akan dipanggil Bu Nani. Jadi, saya usulkan 
kepada 
  Lembaga Bahasa Indonesia dan media massa agar istilah Yunani diganti 
  saja menjadi Gris atau Geris atau Gerika. Gorik? Hmm, boleh 
  juga. Siapa takut? Apalagi istilah Yunani itu agak mirip-mirip dengan 
  kata onani (dibahasaindonesiakan menjadi merancap, sayang kalah
  populer). 
  Berikut beberapa alasan dari teman saya kenapa istilah Yunani layak 
  diganti:
  1. Sebal, kenapa bangsa Indonesia tidak mencari padanannya dengan 
  menggunakan sistematika sendiri? Tak selamanya kita harus membebek
  terus pada bangsa Arab. 
  2. Temuan istilah Gerika adalah adopsi fonologis yang gemilang dengan 
  menggunakan kata asal Greek. Vokal a pada suku kata terakhir 
  Gerika menyiratkan gramatical gender feminin pada bahasa Greek, 
  sebagaimana semua bahasa di dunia menyebut ibu bagi bumi, tanah 
  kelahiran, dan negerinya.

  3. Orang Batak menyerapnya juga dengan pilihan kata yang sangat
  gemilang: Gorik. Hemat saya, bukankah dalam konteks keindonesiaan
  kita seharusnya lebih akrab dengan bahasa Batak ketimbang Arab? 
  Jadi jika sungkan menyebutnya sebagai Gerika, karena itu merupakan 
  temuan Lembaga Alkitab Indonesia, kenapa tak menyebutnya sebagai 
  Gorik?

  Akhir kata, warga negara Greece tentu akan sangat berterima kasih kalau 
  bangsa Indonesia menyebut negeri mereka dengan Gris, Geris atau 
  Gerika, daripada Yunani. Jauh banget gitu lho

  Salam,

  RD

  -
  Check out the New Yahoo! Mail - Fire up a more powerful email and get things 
done faster. 

  [Non-text portions of this message have been removed]



   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition.
  Version: 7.1.409 / Virus Database: 268.13.28/518 - Release Date: 11/4/2006


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  

[wanita-muslimah] Dubes Marty Berharap Indonesia Miliki Masjid di London

2006-11-05 Terurut Topik Ambon
http://www.antara.co.id/seenws/?id=45660

Dubes Marty Berharap Indonesia Miliki Masjid di London


London (ANTARA News) - Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris Raya dan 
Republik Irlandia, Marty Natalegawa, mengharapkan bahwa umat Islam Indonesia 
yang tergabung dalam KIBAR (Keluarga Islam Indonesia di Britania Raya) dapat 
memiliki masjid layaknya yang dimiliki oleh komunitas muslim dari Bangladesh, 
Pakistan, Turki, dan India yang ada di London.

Harapan itu disampaikannya saat bincang-bincang dengan para peserta pertemuan 
musim gugur KIBAR Gathering, yang diikuti sekitar 200 peserta dari berbagai 
kota di Inggris yang berlangsung selama dua hari, Sabtu dan Minggu (4-5/11), di 
Kompleks Masjid Sultan Selim, London. 

Kompleks Masjid Sultan Selim yang terletak di St. Ann Road, London, merupakan 
bekas gereja yang dibeli komunitas Turki di London, dan lokasinya tidak jauh 
dari markas klub sepakbola Spurs alias Totenham Hotspur, yang tahun lalu 
bertengger di papan atas Liga Utama (Premiers League) Inggris.

Sudah saatnya komunitas muslim Indonesia memikirkan dan mengikuti apa yang 
telah dilakukan oleh komunitas Turki, sehingga pengajaran agama Islam bagi 
keluarga Indonesia di Inggris dapat terselenggara dengan baik, ujar Marty saat 
berbincang dengan Ketua KIBAR, Bernardi Pranggono, dan Ketua Panitia Pertemuan, 
Hendri Lucky.

Dikatakannya, meskipun jauh dari Tanah Air, kebiasaan mengajarkan agama Islam 
di Indonesia dapat berlangsung, sementara silaturahmi juga dapat terjalin 
antar-warga muslim Indonesia yang ada di rantau, khususnya yang telah menjadi 
penduduk London dan sekitarnya.

Sebelumnya, dalam sambutannya selaku Dubes RI, Marty pun mengungkapkan bahwa 
pentingnya muslim Indonesia di Inggris untuk bersikap terbuka terhadap kaum 
muslim maupun non-muslim, dan menjelaskan tentang Indonesia secara menarik 
dengan tutur kata yang santun.

Selain itu, Marty yang cukup lama mengenyam pendidikan di Inggris juga 
berharap, agar umat Islam Indonesia dapat memberi contoh yang baik dalam 
kehidupan sehari-hari. dan bergaul dengan berbagai bangsa yang latar belakang 
budaya berbeda-beda.

Dengan keterbukaan dan kesantunan berkomunikasi inilah kita akan memberikan 
kontribusi positif terhadap perdamaian dunia, ujar mantan Juru Bicara 
Departemen Luar Negeri RI yang meraih gelar Master Philosophy di Cambridge 
University, Inggris, tersebut. (*)


Copyright © 2006 ANTARA

6 November 2006 3:15


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Kekeliruan dalam Pendidikan Agama

2006-11-05 Terurut Topik Ambon
SUARA MERDEKA
Senin, 06 Nopember 2006

Kekeliruan dalam Pendidikan Agama
  a.. Oleh M Saifuddin Alia dan Ulin Nuha 
  b.. 
Rendahnya kualitas pendidikan agama yang menyebabkan masih banyaknya siswa 
terjerumus dalam akhlaqussayyiah tidak lain karena selama ini pendidikan agama 
dalam praktiknya cenderung hanya menekankan pada hafalan, ta'lim dan aspek 
kognitif/intelektual semata. Mengabaikan ranah afektif yang membutuhkan 
perenungan dan penghayatan secara mendalam.

MENINGKATNYA jumlah siswi hamil serta masih banyaknya siswa yang terjerumus 
dalam perilaku amoralis, seperti mengonsumsi narkoba, tawuran antarpelajar, 
pergaulan bebas, berbuat zina, mencuri dan lain-lain menunjukkan betapa 
buruknya kualitas pendidikan agama yang ada saat ini. Pendidikan agama baru 
mampu membekali pengetahuan agama siswa semata dan belum mampu membangun 
moralitas dan akhlaknya. Padahal secara substantif mestinya menanamkan keimanan 
dan ketakwaan pada siswa. 

Fokusnya adalah pendidikan rohani, moral, akhlaqul karimah, etika dan budi 
pekerti luhur. Pendidikan agama bertanggung jawab penuh pada ranah afektif atau 
ta'dib seperti dalam kurikulum pendidikan agama (Islam)-nya At-Toumy yang 
semuanya bermuara pada pembangunan akhlaqul karimah (At-Toemy, 1979).

Sebatas Hafalan

Rendahnya kualitas pendidikan agama yang menyebabkan masih banyaknya siswa 
terjerumus dalam akhlaqussayyiah tersebut tidak lain dikarenakan selama ini 
pendidikan agama dalam praktiknya cenderung hanya menekankan pada hafalan, 
ta'lim dan aspek kognitif/intelektual semata. Mengabaikan ranah afektif yang 
membutuhkan perenungan dan penghayatan secara mendalam.

Pendidikan agama selama ini hanya sebatas transfer of knowledge pada siswa 
tidak sampai pada kedalaman transfer of values. Padahal kunci keberhasilan 
pendidikan agama sesungguhnya terletak pada sejauh mana kedalaman transfer 
nilai tersebut bisa dilaksanakan setiap hari.

Akibatnya sangat fatal, siswa hanya dapat menguasai materi pelajaran agama 
saja, tetapi tidak mampu mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam 
pelajaran agama ke dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh para siswa saat 
ini mayoritas hafal dan paham dalil naqli (Alquran/Hadis) tertuang larangan 
bertengkar, bermusuhan, saling menyakiti dan saling bunuh-membunuh, tetapi para 
siswa belum mampu merealisasikan ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 

Hal ini terbukti dengan masih banyaknya kasus tawuran antarpelajar dalam satu 
tahun ini dan siswa terlibat dalam berbagai tindak kekerasan.

Jelasnya mayoritas siswa hafal dan paham atas larangan saling menyakiti, saling 
menghina dan menyinggung perasaan orang lain yang terdapat dalam Alquran Surat 
Al-Hujurat 11; Hai orang-orang yang beriman janganlah ada kelompok di antara 
kamu itu menghina kelompok lain, karena boleh jadi mereka yang dihina lebik 
baik daripada mereka yang menghina. Dan larangan saling bunuh-membunuh (QS 
An-Nissa 4: 29),Dan janganlah kamu membunuh dirimu (dalam keterangan 287 
mencakup juga larangan membunuh orang lain)'', tetapi mereka belum bisa 
menghayati dan mengaplikasikannya dalam kehidupan.

Begitu pula dalam masalah narkoba yang sesungguhnya dalam kurikulum pendidikan 
agama telah ada pembahasan secara khusus. Sebagai contoh di tingkat SMA jelas 
diutarakan bahwa khomar (minuman keras) termasuk narkoba sebab illatnya 
sama-sama memabukkan, perjudian, berhala, dan mengundi nasib itu keji termasuk 
perbuatan setan maka jauhilah supaya kamu bahagia. (Al-Maidah: 90). 

Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslim: Kullu sarobin askara fahuwa khomrun 
(setiap minuman yang memabukkan hukumnya khomar). Serta Kullu muskirin khomrun 
wakdlu khomrin kharomun (setiap yang memabukkan adalah khomar dan setiap khomar 
itu haram hukumnya). 

Mayoritas siswa SMP dan SMA sudah hafal dan paham dalil perihal keharaman 
narkoba tersebut, tetapi hingga saat ini tidak sedikit siswa yang masih 
mengonsumsi (kecanduan) narkoba. Ini membuktikan bahwa pelajaran agama yang 
hanya mengandalkan transfer of knowledge gagal, karena tidak mampu membebaskan 
siswa dari narkoba.

Demikian pula dalam hal pergaulan bebas (berpacaran), mayoritas siswa juga 
sudah hafal dan paham perihal keharaman kissing, netting, petting, dan 
intercouse (KNPI) yang jelas-jelas dosa dan jauh dari norma-norma agama, sebab 
Alquran melarang zina, karena zina adalah suatu perbuatan yang keji dan buruk 
(QS 17: 32), tetapi pada realitasnya saat ini mereka justru melaksanakannya. 

Tragisnya dengan terang-terangan dan penuh kebanggaan. Lagi-lagi ini 
membuktikan bahwa pelajaran agama hanya sebatas transfer of knowledge semata, 
tidak sampai pada kedalaman transfer of values.

Transfer Nilai 

Makanya agar pendidikan agama ke depan lebih berkualitas dan mampu membebaskan 
siswa dari akhlaqussayyi'ah (akhlak buruk) sebagaimana gambaran di atas, tidak 
ada pilihan lain bagi guru agama kecuali dalam mengajar harus selalu menekankan 
transfer nilai . Hal ini sesuai dengan amanat hasil konferensi 

Re: [wanita-muslimah] Re: Greece = Yunani, bagaimana Gerika?

2006-11-05 Terurut Topik Ambon
Yunani berasalah dari bahasa Persia!

  - Original Message - 
  From: ariel 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, November 06, 2006 3:04 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Greece = Yunani, bagaimana Gerika?



  Menurut saya bahasa Indonesia banyak sekali memasukkan bahasa Arab
  dalam pembentukan kata, contohnya sebagian adalah : ilmu, dunia,
  yatim, miskin, akal. Jadi kalau 'mempermasalahkan' kata-kata pada
  bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab, tentu dibutuhkan
  perombakan revolusioner dalam bahasa Indonesia untuk mengganti
  kata-kata tersebut :)

  salam,
  -ariel-

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, radityo djadjoeri
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Mohon bantuannya. Adakah yang tahu kenapa negeri Greece di Eropa kita 
   sebut sebagai Yunani? Sejak kapan julukan itu dipakai disini? Siapa
   penggagas awalnya?
   
   Menurut informasi dari seorang teman yang berprofesi sebagai penulis, 
   istilah Yunani berasal dari bahasa Arab (bersumber dari Ioania,
  sekarang
   menjadi Turki). Sedangkan pada Alkitab keluaran 1970an menyebutkan
  bahwa naskah asli Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Gerika. Orang
  Batak malah punya istilah lain: Gorik. Betulkah? 
   
   Bagaimana dengan KBBI? Adakah yang bisa membukakannya karena saya tak
   mempunyainya? Terus terang, saya pribadi lebih menyukai negeri yang
  penuh peninggalan sejarah kuno itu disebut 
   dengan istilah Gris atau Geris. Gerika juga tidak masalah karena 
   tak jauh beda dengan nama aslinya. Soal sumber awalnya dari mana,
  buat saya 
   tak masalah. 
   Kalau disebut Yunani kok terkesan mirip nama orang saja. Perlu
  Anda ketahui, 
   orang Jawa memanggil kakak perempuannya yang bernama Nani dengan 
   sebutan Yu Nani, atau lengkapnya Mbakyu Nani. Kalau sudah
  berumah tangga,
   oleh para tetangga si Nani akan dipanggil Bu Nani. Jadi, saya
  usulkan kepada 
   Lembaga Bahasa Indonesia dan media massa agar istilah Yunani diganti 
   saja menjadi Gris atau Geris atau Gerika. Gorik? Hmm, boleh 
   juga. Siapa takut? Apalagi istilah Yunani itu agak mirip-mirip dengan 
   kata onani (dibahasaindonesiakan menjadi merancap, sayang kalah
   populer). 
   Berikut beberapa alasan dari teman saya kenapa istilah Yunani layak 
   diganti:
   1. Sebal, kenapa bangsa Indonesia tidak mencari padanannya dengan 
   menggunakan sistematika sendiri? Tak selamanya kita harus membebek
   terus pada bangsa Arab. 
   2. Temuan istilah Gerika adalah adopsi fonologis yang gemilang
  dengan 
   menggunakan kata asal Greek. Vokal a pada suku kata terakhir 
   Gerika menyiratkan gramatical gender feminin pada bahasa Greek, 
   sebagaimana semua bahasa di dunia menyebut ibu bagi bumi, tanah 
   kelahiran, dan negerinya.
   
   3. Orang Batak menyerapnya juga dengan pilihan kata yang sangat
   gemilang: Gorik. Hemat saya, bukankah dalam konteks keindonesiaan
   kita seharusnya lebih akrab dengan bahasa Batak ketimbang Arab? 
   Jadi jika sungkan menyebutnya sebagai Gerika, karena itu merupakan 
   temuan Lembaga Alkitab Indonesia, kenapa tak menyebutnya sebagai 
   Gorik?
   
   Akhir kata, warga negara Greece tentu akan sangat berterima kasih
  kalau 
   bangsa Indonesia menyebut negeri mereka dengan Gris, Geris atau 
   Gerika, daripada Yunani. Jauh banget gitu lho
   
   Salam,
   
   RD
   
   
   -
   Check out the New Yahoo! Mail - Fire up a more powerful email and
  get things done faster. 
   
   [Non-text portions of this message have been removed]
  



   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition.
  Version: 7.1.409 / Virus Database: 268.13.28/518 - Release Date: 11/4/2006


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Veil war breaks out on Egypt university campus

2006-11-04 Terurut Topik Ambon
http://www.gulfnews.com/articles/06/10/22/10076682.html

  Published: 10/22/2006 12:00 AM (UAE)
 

  Suad Saleh, a famous TV preacher and a former 
dean of the women's college at the religious University of Al Azhar, says it is 
wrong to consider the niqab an obligatory item of the Islamic attire. 
   
 
   
Veil war breaks out on Egypt university campus 
By Ramadan Al Sherbini, Correspondent
 
   

Cairo: Zeinab, a veiled student at the University of 
Helwan in Cairo, vows to defy a controversial decision against female students 
who don the niqab from staying at the university hostel. (The niqab is a veil 
covering the woman's face except for the eyes). 

I won't give up this attire, which makes me feel 
decent and secure. Why should they target veiled female students, while 
tolerating scantily clad girls on the campus, said Zeinab, aged 20.

A few weeks ago the Provost of Helwan University Abdul 
Hayy Ebeid infuriated Islamists in Egypt when he ordered that niqab-wearing 
students should not be allowed into the dormitories of the institution unless 
they agreed to be checked by security women to verify their identities. 
Students are accommodated in these hostels for very low fees.

The decision has drawn protests from students and human 
rights groups, who have slammed it as an infringement on personal freedom.

Officials at the university say the decision was taken 
on security grounds. 

The university will not rescind this decision because 
it would be blamed if a man, veiling his face behind the niqab, walked into the 
female-only dormitories, Mahmoud Refaat, a director at the University of 
Helwan, said in press remarks.

The niqab has been grossly misused by criminals and 
even terrorists, said another university official, who asked not to to be 
named. 

We should not forget that over a year ago two veiled 
women were involved in a foiled attack on a tourist bus in Cairo, he told Gulf 
News.

Last week, a female Muslim preacher was threatened with 
death after declaring the niqab was not an Islamic duty. Suad Saleh, a famous 
TV preacher and a former dean of the women's college at the religious 
University of Al Azhar, told the private satellite channel TV Dream that it was 
wrong to consider the niqab an obligatory item of the Islamic attire.

There is no unequivocal text in the Holy Quran that 
women must cover their faces, she argued. 

Islamists have filed a lawsuit against Saleh and Dream 
TV over the remarks.

The niqab was common in the Arabian Peninsula 
centuries before Islam and was not imposed by this religion, said Amnah 
Nousir, a professor of Islamic philosophy. 

The face is one's mirror. So why should the woman hide 
herself behind this black veil? she told Gulf News.

Her argument is supported by Jamal Al Bana, a liberal 
Muslim thinker, who said in a recent interview that the niqab is an insult and 
he who calls for it is backward.

MP Ebrahim Zakaria of the Muslim Brotherhood has filed 
a complaint with the Prosecutor-General demanding investigations into alleged 
exclusions of veiled students from government-run universities.

In recent years the hijab (headscarf) and the niqab 
have become popular among Egyptian women
   
 
   
 


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Demystifying modesty

2006-11-04 Terurut Topik Ambon
http://www.gulfnews.com/weekend/society/10079406.html
  Published: 11/02/2006 12:00 AM (UAE)
 
 


Demystifying modesty
By Vinita Bharadwaj, Staff Writer

 
The veil takes many forms throughout the Islamic world. 

One of the first questions that emerged soon after UK Foreign Secretary Jack 
Straw called the veil a visible statement of separation and of difference, 
was why do Muslim women wear the veil? Considering that the Quran does not 
explicitly call for the face to be covered, non-Muslims are now discovering and 
learning that the face veil or niqab is actually a rarer form of covering and 
primarily what Straw was referring to in his comments.

The niqab leaves just a slit for the eyes, at times even covering them with a 
see-through material, and is not mandatory according to the Quran. If some 
Muslim women do choose to wear the niqab, it is more for cultural reasons than 
religious requirements.

The Quran says that all Muslim men and women must dress modestly. This is 
translated from the concept of hijab (meaning 'covering up' in Arabic) that 
widely interprets male modesty as wearing loose clothing and covering the area 
between the navel and the knees and female modesty as covering everything 
except the face, hands and feet in the presence of men they are not related to.

Muna, a 26-year old GCC national, says that foreigners often get confused 
between the hijab and the niqab. Hijab is a scarf that covers the neck and 
hair and it's not surprising to see Muslim women wearing this around the world. 
Even with the hijab, there are different traditions and styles of covering the 
hair depending on where you come from, she says.

When in the UAE, for instance, Muna wears a shayla (see illustration) and an 
abaya. However, if she is travelling, she admits to following the hijab, as 
prescribed by Islam, but opts for loose-fitting clothing without an abaya.

Mark of dignity

Cultural, geographical and historical factors are responsible for the presence 
of various types of veils and headscarves worn in the Muslim world.

For instance, Muslim women in South Asia drape the dupatta (long rectangular 
scarf accompanying the traditional shalwar kameez) around their heads as 
opposed to wearing a separate hijab or veil. Farha, a Muslim from India, says 
she wears a hijab only when she is on a pilgrimage or is visiting elderly 
relatives, whom she describes as being more traditional. Both Farha and Muna 
agree with the definition of the hijab on the popular website, Islamonline.com, 
as an attitude, a way of thinking and behaviour.

Definitely. Wearing a scarf or even a veil and then having no morals totally 
defeats the purpose of the hijab, says Muna. The site elaborates on the 
ideology, saying it involves conducting oneself with dignity at all times.

Historically, the first recorded use of the veil is attributed to the 
Assyrians, the Greeks and even the Persians and dates back as far as the 13th 
century BC. It was worn by Anglo-Saxon and Anglo-Norman women until the late 
12th century AD. These veils were used to cover the hair and the neck. 

Variations of veils and headscarves were also known to have existed and used in 
other religions such as Christianity and Judaism. Some Hindu women in the 
northern parts of India - particularly Rajasthan - are known to cover their 
heads and faces (purdah) in front of all men other than their husbands. 

However, some historians believe this is yet another example of a cultural 
shift as the northern parts of India were heavily influenced by Muslim rulers.

The niqab can be extended into different forms such as the burqa, which is worn 
by women in Afghanistan, Pakistan and India. The Afghan veil covers the woman's 
entire face except for the region around her eyes, which is covered by a net 
transparent enough to permit visibility. 

The Pakistani and Indian versions are generally known to reveal the face or 
eyes. Blue is said to be a popular choice of colour for a burqa. The cap can be 
elaborately embroidered.

The Iranian chador is an outer cloak that is worn in public. It is a long 
semi-circular cloth thrown over the head and closed in the front. There are no 
openings for the hands. Traditionally, the chador was worn with a headscarf and 
a long rectangular white veil below the eyes.

 
However, the modern chador does not require the veil. Though online sources say 
that Ayatollah Khomeini regarded black as the appropriate colour for a chador, 
some Iranian women opt for other colours. 

Many Iranian women choose to wear the chador, but others, especially the young, 
prefer a reasonable facsimile - a headscarf and long overcoat, or any other 
loose-fitting clothes that hide the female figure.

Not just for women

It is the men and not the women of the Tuareg of North Africa who wear the 
veil. It is based on a belief that by covering their faces they ward off evil 
spirits. There are also anthropological suggestions that the harsh 

[wanita-muslimah] Published: 10/19/2006 12:00 AM (UAE)

2006-11-04 Terurut Topik Ambon
http://www.gulfnews.com/weekend/Special_Report/10076019.html

  Published: 10/19/2006 12:00 AM (UAE)
 
  AP
  A young boy makes drums for washing machines in 
Cairo. Unicef estimates that Egypt has 2.7 million child labourers. 
   
 
   
World's forgotten children  
By Vinita Bharadwaj, Staff Writer 
 
   

Anouradha Bakshi was mildly surprised when contacted 
for a feature on child labour. 

She's not campaigning for ending it and she certainly 
isn't an agency representative who can be quoted about the state of children 
across the world. 

However, by establishing and running Project Why, which 
is her response to keeping children off the streets, Bakshi, who lives in New 
Delhi, has created a solution that can be replicated. 

Anywhere, by anyone, she says. 

Project Why operates nine centres in South Delhi, with 
four primary extension centres.These four, says Bakshi, are most critical for 
protecting young children from straying. 

We have one on the road that's for gypsy children, one 
in a factory area and is located in a garbage dump that has taken children who 
were earlier part of a gang and used to steal and deal in drugs. Now I'm the 
gang leader and the children are in school, she says recounting her meetings 
with the original members of the local mafia. 

While Project Why's efforts are not directly targeting 
under-age children in labour, Bakshi questions the very validity and 
intelligence of passing a law with such urgency as the Indian government did. 

Laws are all very well, but when you don't have an 
alternative, what are these children going to do? 

After all, like their fellow labourers in other 
countries, none of these children work willingly. 

More often than not, they're compelled by circumstances 
- with poverty topping the list of reasons - to take up physical tasks that can 
seem cruel and inhumane on the face of it. 

Unicef's Trish Hiddleston, who is the regional 
protection adviser for the Middle East and North Africa, says that governments 
that single out child labour as an issue without addressing the real causes 
will find it harder to eradicate it as a social evil. 

Definitely, there has to be an equal commitment to 
encourage primary education and provide solid infrastructure and support that 
makes schooling attractive for children in labour, she replies in response to 
whether child labour and education need to be tackled in parallel. 

Where do you draw the line for something that's done 
because it's a natural part of growing up and responsibility and when does it 
become harmful or detrimental to a child's health? she asks. 

As an issue Unicef is categorically against the worst 
forms of child labour - trafficking, armed forces, prostitution and occupations 
that are dangerous to the health - but Hiddleston admits that there are plenty 
of jobs that fall into what she calls in between black and white. 

These cases that don't do the child any harm, we're 
not against, provided the child gets an education and does go to school, she 
says. 

No real control 

Such initiative is, says Bakshi, what governments need 
to explore. 

Firstly in developing countries such as India, where 
there's no real control over birth certificates or records of birth, how do you 
tell if a child is 14? Street kids are smart and even 10-year-olds pass 
themselves off as 14 blaming malnutrition for their appearance, she says. 

Bakshi's effort mainly takes in children who have some 
form of a home and family structure to return to. 

She is, however, more concerned about the children that 
are runaways and abandoned. 

In our case we have the parents to sensitise. We urge 
them to put aside one rupee per day per child for education. We create an 
environment that is child-friendly, teach them English, computer skills and try 
to make them more employable. But what about the solitary child who needs to 
work to feed himself? If that child has to go and admit himself to a government 
centre, he's better off in his current job, she says. 

Out in Karachi, Pakistan, Kamila Hyat, who is joint 
director of the Human Rights Commission talks of a similar scenario. The issue 
of child labour in Pakistan was thrust into the media's glare this year, 
courtesy of 

[wanita-muslimah] Rumus Makan dan Kemiskinan

2006-11-03 Terurut Topik Ambon
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/112006/03/0902.htm


Rumus Makan dan Kemiskinan
Oleh WIDODO ASMOWIYOTO 

  BULAN Ramadan baru saja berlalu. Sebagai bulan tarbiyah, bulan pendidikan, 
dan pelatihan (diklat), dengan sendirinya Ramadan 1427 H telah menghasilkan 
banyak sekali alumni. Soal kualitas alumni, terpulang kepada masing-masing umat 
Islam untuk menjawabnya. Akan tetapi, memang sering kita dengar pertanyaan yang 
bernada menggugat. Misalnya, umat Islam sudah puluhan kali menjalani saum 
Ramadan, tetapi mengapa hasil yang tampak dalam kehidupan sosial dalam 11 bulan 
berikutnya sepertinya tidak ada korelasinya atau bahkan kontradiktif?

Pertanyaan lain yang lebih variatif, yang intinya bernada menggugat, bisa saja 
Anda kemukakan. Tergantung dari sisi mana kita akan melihat korelasi antara 
pelaksanaan ibadah saum Ramadan dan praktik kehidupan sehari-hari pada 
bulan-bulan berikutnya. Pada kesempatan ini saya hanya akan mengaitkannya 
dengan problem kemiskinan di negara kita tercinta ini. Khususnya dilihat dari 
hasil saum kita, yang entah sejauhmana kualitasnya, tetapi yang jelas kita 
telah dilatih untuk menahan rasa haus dan lapar. Semua itu bermuara pada tujuan 
agar kita mampu berempati kepada nasib mereka yang sering lapar. Bukan lapar 
karena sengaja saum, tetapi karena benar-benar sering lapar atau kelaparan 
karena ketiadaan bahan pangan. Setidaknya hal itulah yang sering kita dengar 
dari isi dakwah para dai.

Seperti sering diberitakan bahwa di antara sekian juta penduduk miskin di 
negeri ini, kenyataannya masih terdapat sejumlah orang yang benar-benar miskin 
atau melarat atau fakir sehingga mereka tidak mampu untuk makan secara layak 
dan rutin sehari-hari. Kalaupun mereka berusaha keras untuk bisa makan secara 
relatif teratur, bahan pangan yang mereka dapatkan bukan lagi kategori layak 
sehingga gizinya pun tidak memadai. Karena itu, tidak jarang kita menyaksikan 
melalui media massa masih ada sejumlah penduduk negeri kita, termasuk balita, 
yang tubuhnya sangat kurus seperti halnya kondisi sejumlah penduduk Benua 
Afrika yang mengalami musibah kelaparan.

Kenyataan seperti itu bagaimanapun membuat kita sedih, trenyuh. Pertanyaan pun 
segera muncul, mengapa hal itu terjadi di negara kita yang sumber daya alamnya 
sangat melimpah ini? Biasanya pertanyaan ini pertama-tama akan ditujukan kepada 
pemerintah, yang ujung-ujungnya pemerintah akan kita nilai secara negatif. Kali 
ini saya mencoba tidak ikut-ikutan menuding pemerintah, melainkan mencoba 
mengajak Anda semua untuk introspeksi. Siapa tahu kita pun --sebagai masyarakat 
biasa di luar birokrasi pemerintahan-- ikut bersalah?

Terus terang, tulisan ini saya buat setelah saya merenungi beberapa sabda 
Rasulullah saw, yang mestinya juga menjadi rujukan umat Islam, mayoritas 
penduduk Indonesia tercinta. Hanya mungkin karena kita selama ini sibuk dengan 
urusan masing-masing, sabda Rasul itu kurang kita renungi secara mendalam 
meskipun sering kita dengar.

Sabda Rasul dimaksud di antaranya adalah, Tidaklah anak cucu Adam mengisi 
wadah yang lebih buruk dari perutnya. Sebenarnya beberapa suap saja sudah cukup 
untuk menegakkan tulang rusuknya. Kalau toh dia harus mengisinya, maka 
sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk 
bernapas. (H.R. Turmudzi, Ibnu Majah, dan Muslim).

Makanan satu orang cukup untuk dua orang, makanan dua orang cukup untuk empat 
orang, dan makanan empat orang sebenarnya cukup untuk delapan orang. (H.R. 
Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Ahmad, dan Darimi).

Sesungguhnya termasuk sikap berlebih-lebihan bila kamu memakan segala sesuatu 
yang kamu inginkan. (H.R. Ibnu Majah)

Seorang mukmin makan dengan satu usus, sementara orang kafir makan dengan 
tujuh usus. (H.R. Muslim, Turmudzi, Ahmad, dan Ibnu Majah).

Nabi Muhammad saw. juga pernah bersabda, Kami adalah orang-orang yang tidak 
makan, kecuali setelah lapar, dan bila makan, kami tidak sampai kenyang. (H.R. 
Abu Dawud)

Selain itu, Allah SWT juga berfirman dalam Alquran surat Al-A'raf ayat 31, 
Makan dan minumlah, tapi jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak 
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

Hadis Rasul dan firman Allah tersebut saya kutip dari buku Pola Makan 
Rasulullah, Makanan Sehat Berkualitas Menurut al-Quran dan as-Sunnah karangan 
Prof. Dr. Abdul Basith Muhammad as-Sayyid (Penerbit Almahira, 2006). Di dalam 
buku itu ditulis pula ucapan Umar bin al-Khatthab, Jauhilah oleh kalian sikap 
rakus dalam makan, karena tindakan itu bisa merusak tubuh, dan dapat mengundang 
penyakit.

Dalam buku tersebut Prof. Abdul Basith antara lain menulis, Mengenai makanan 
dan pola makan, Islam tidak hanya menyinggung tentang makanan dan kandungannya 
saja, juga kesempurnaan dan kesehatan makanan, serta cara mengonsumsinya. 
Sebab, pola makan yang buruk dan berlebih-lebihan dalam mengonsumsi makanan 
atau sebaliknya, terlalu sedikit mengonsumsi makanan dari yang seharusnya, 
serta tidak memerhatikan keseimbangan 

[wanita-muslimah] A Liberal Saudi Living Aboard

2006-11-03 Terurut Topik Ambon
http://www.arabnews.com/?page=13section=0article=83173d=3m=11y=2006pix=kingdom.jpgcategory=Local%20Press

Thursday, 2, November, 2006 (11, Shawwal, 1427)


  A Liberal Saudi Living Aboard
  Ala Al-Hathlool . Okaz 

  You always see him hesitant to talk to girls, his steps 
indicate his lack of confidence, his looks are distracted and his movements are 
shaky. But when he realizes that his presence doesn't create embarrassment, he 
regains his self-confidence and initiates conversation with girls. He always 
talks about his love for freedom and respect for women. He addresses the social 
status of women in their country. He dislikes the unfairness and injustice 
women are treated with and this is something that makes him sad. He believes he 
is a warrior and a fighter struggling along with other people calling for the 
equality of women and vigorously defending their deprived rights.

  When one of the girls uses a Qur'anic verse to prove a 
certain point of view, he quotes a prophetic saying to support his arguments 
and opinions. And when another girl tries to find excuses and justifications 
for the social habits and attitudes against women in the Kingdom, he strongly 
objects and resents the weakness of citizens who are surrendering to social 
pressures. He even asks her to stop finding excuses to justify the cruelty of 
our society. Each girl develops a mixture of feelings and whispers to herself 
how much she envies the woman who will end up sharing life with this man.

  He continues his speech choosing different names and titles 
for himself and them. Words they have never heard of and don't understand such 
as liberal and secularist. And when the girls try to ask what he means by 
liberalism because they are familiar with the word in an economic context, he 
becomes puzzled with their ignorance. For him, they represent independence and 
open-mindedness; therefore, it's such a shame to lack this kind of knowledge.

  At the end of the conversation, he surprises them with his 
moral generosity asking them not to share the secret of meeting him and he 
promises to keep theirs as well. His request and promise confuse the girls so 
they start to wonder which sin they have committed. What have they done? Did 
they address a prohibited issue? Did they backbite anyone? Did they talk badly 
about someone mistakenly during their conversation with him?

  He becomes tongue-tied and unable to respond to their 
questions and becomes lost for words. He leaves them analyzing his last 
statement while his mind drifts away. They follow his steps and from all the 
parked cars he rides into one where a woman is waiting: his wife. A woman 
sitting in a luxurious car watching her husband coming while enjoying her time 
inside the car instead of being left imprisoned at home. Her dreaming gazes 
wish to cross the boundaries of the car and wander freely. Yet the car runs 
fast crossing all borders going back to a smaller darker universe.
 
   
 


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] A Jew in My Riyadh Living Room'

2006-11-03 Terurut Topik Ambon
http://www.arabnews.com/?page=7section=0article=81699d=3m=11y=2006pix=opinion.jpgcategory=Opinion

Friday, 3, November, 2006 (12, Shawwal, 1427)


  A Jew in My Riyadh Living Room'
  Lubna Hussain, [EMAIL PROTECTED]
 

  There was a farewell dinner for a close Brazilian friend of mine last 
week and the topic of conversation turned to my last article in which I 
mentioned the seemingly all too abstruse virtually impossible phenomenon of 
there having been a Jew in my Riyadh living room. I narrated the subsequent 
fallout from this to my British friend who had been present during the original 
discussion.

  I was at an embassy this morning, I began, and a kindly diplomat who 
was helping me with some paperwork said, 'I read all your articles but how much 
of what you write is actually true?' 

  You're kidding? said my friend.

  Had you not been there maybe you would have thought that I had made the 
whole thing up too but what people don't realize is that, in Riyadh, fact can 
be stranger than fiction. What's more is that our Jewish friend has been here 
three times in the past 18 months and do you know what? I asked smarting at 
the accusation I was about to relate.

  What? she asked.

  I received so much rubbish about how Jews are not allowed into Saudi 
Arabia. There was one e-mail that began, 'The author is a liar and her friends 
were neither Jew nor Christian but Marxist and Communist!' There is such 
confusion between religious and political issues. People have no concept about 
how there is no problem with Jews coming into the Kingdom, but that the issue 
lies with Israel. We can marry Jews for goodness sake! 

  Yeah, said my friend. A bit like the whole thing between Americans not 
being allowed to go to North Korea. 

  And do you know what? Loads of people have made the facile point that 
she has been allowed in only because of her anti-Israeli beliefs which is why 
we repeatedly welcome her with open arms. 

  Can you imagine which section of the visa application form she would 
have written that into? How can people really believe that the Saudi Embassy 
would be inquiring into her political persuasion? It just doesn't make any 
sense, she commented.

  Absolutely, I agreed. I mean it's challenging enough for them to 
process the normal items on the applications! Getting a visa from anywhere to 
here is rocket science. They have enough of a challenge on their hands figuring 
out far more mundane questions like interpreting gender options and deciphering 
port of disembarkation with the aid of a map without them sussing out your 
political sensibilities. Sometimes I think that people think we are far more 
sophisticated than we actually are. They have this illusion that we have a real 
state-controlled system and that things are run in the manner of the KGB, which 
is nonsense. 

  Yes my dear, mused my friend, it's got a lot to do with PR. 

  Oh brother, I replied exasperated. Don't get me started. We have no 
concept of how to not only present our best side but just how to be normal when 
it comes to such matters. You have lived here long enough to know that the vast 
majority of people like it and are happy. It's not the kind of droll and 
controlled Orwellian place that it's made out to be.

  Case in point. I was invited on TV to appear as a guest on a National Day 
program.

  Oh Lord! It was as if Stalin himself had written the script for that one.

  The whole set was devised in such astonishingly poor taste it was beyond 
belief. There were Saudi flags draped across every inch of the studio and all 
these guests who appeared as if there were guns pointing to their heads just 
off camera talking in the most stultified manner about how wonderful the 
Kingdom of Saudi Arabia was and how brilliant it was and how it was this 
shining beacon of hope and, boy, was there a lot of construction and it was the 
best, no sorry, the most fabulous construction in the universe and on and on ad 
nauseam! 

  I came on and when the hostess asked me about my opinion I said, Do you 
want me to give you my honest opinion? and she sort of twitched a bit and her 
plastic grin showed signs of melting. As soon as I opened my mouth she tried 
coercing me into what to say and when that didn't work the producer immediately 
thought it infinitely more sensible to transfer to a live satellite link in 
London (thereby proving to the viewers how technologically savvy they are, 20 
year old repeats of Lassie being the most exciting feature in the program list 
notwithstanding) where there was a guy talking yet again about what nice 
buildings we have! 

  I lasted all of four minutes although I had been billed to stay for 45! 
Anyone watching that would have believed that we are not allowed to say 
anything other than praise the country parrot-fashion like a bunch of 
lobotomized zombies. 

  And yet look at us now, I 

[wanita-muslimah] US Special Envoy Warns Indonesia on Human Trafficking

2006-11-03 Terurut Topik Ambon
http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2006/11/03/brk,20061103-87069,uk.html

US Special Envoy Warns Indonesia on Human Trafficking
Friday, 03 November, 2006 | 17:01 WIB 

TEMPO Interactive, Jakarta: US Special Envoy for Human Trafficking John R 
Miller has admonished the government for not seriously handling human 
trafficking. He (John R. Miller) was surprised why Indonesia's complaints on 
trafficking were very few, Assistant Deputy of Child Protection and Human 
Trafficking at the Department of Women's Empowerment, Soepalarto Soedibjo, told 
Tempo Friday (11/3). 

Miller metaphorically mentioned the problem as a mountain of ice phenomenon. He 
suspected that the number of human trafficking cases in Indonesia that were not 
handled were very high. 

According to the report from the institution that Miller led, Indonesia is 
ranked as a cautious Tier 2: a level for a country with exploding cases of 
human trafficking. 

However, he said, human trafficking cases were not handled well. As for this 
year, according to Soepalarto, there were around 100 complaints to police. This 
was a decline compared to reports in 2002 which reached 800 . Miller has asked 
that the government cooperate with members of the House of Representatives 
(DPR). None of the invited was present.

Mustafa Moses 


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Re: [wanita-muslimah] Re: Pengen Baekk, pls..??

2006-11-02 Terurut Topik Ambon
Why can't you find a woman or women by yourself among your clients or friends? 

  - Original Message - 
  From: erul.satra 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, November 01, 2006 10:01 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Pengen Baekk, pls..??



  Totally different subject...

  Bismillahirrahmanirrahiim..

  Apologize if below mentioned e-mail is not suppose tobe here...

  TO WHOM IT MAY CONCEREN:

  someone is seeking for a life partner with below criteria:

  An un-married young muslim female with good education, height minimum
  170cm, able to live and stay out of the country, good health and good
  looking as well.

  His profile :

  Moslem, Indonesian nationality (real indonesian)187 cm height with 86 kg
  weight, working in a multinational grop of company sub-department head
  position. currenth monthly income more than.25 milion indonesian rupiah,
  30 years of age.

  He has good khowledges of religion, a serious person with good health
  and behavior.

  This e-mail are for Good will, only a serious Responded can reply,
  additional information can be provided on request basis.

  May Allah bless us!



   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition.
  Version: 7.1.409 / Virus Database: 268.13.22/512 - Release Date: 11/1/2006


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Re: [wanita-muslimah] Re: Pilih Palang Merah atau Bulan Sabit Merah atau dua-duanya

2006-11-02 Terurut Topik Ambon
Menolong manusia yang kesusahaan, apakh terlebih dahulu  harus ditanya agama 
apa yang dianut baru ditolong? Ataukah ditolong tanpa ditanya? Bila agamanya 
cocok baru di tolong, khususnya di Indonesia, maka  saya yakin yang namanya 
Indonesia menuju jalan yang tak menentu selain kehancuran menunggu waktunya 
sebelum berumur 100 tahun.

Sebagai informasi dapat diberitahukan bahwa antara Red Cross dan Red Cresent 
Society terdapat kerjasama, tanpa melihat apakah para korban itu Islam atau 
kafir. Malah lambang bersama adalah seperti  + C, hal bisa dilihat sendiri 
informasinya di situs yang bersangkutan. 




  - Original Message - 
  From: Donnie 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, November 02, 2006 9:11 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Pilih Palang Merah atau Bulan Sabit Merah 
atau dua-duanya



  Setahu saya PMI adalah NGO yang independen dan non profit. Mereka 
  melakukan fund rising sendiri terutama dengan cara bulan dana PMI. 
  Mungkin juga mereka mendapat dana dari IFRC tapi setahu saya berbasis 
  projek, misalnya kemarin pas ada gempa bumi di Jogja.

  Terkait dengan transfusi darah, mungkin saya perlu menjelaskan 
  tentang sistem bank darah yang ada. Bank darah di Indonesia, maupun 
  di luar negeri memang umumnya dipegang oleh palang merah setempat. 
  Mereka yang melakukan kampanye untuk mencari donor darah dan kemudian 
  mereka pula yang mendistribusikannya.

  Ada beberapa alasan memang untuk mensentralisasikan bank darah 
  tersebut. Satu hal adalah jaringan untuk mendistribusikan suplai dan 
  demand dari darah tersebut. Jelas RS tidak punya kapasitas untuk 
  melakukan hal tersebut. Karena core bisnis rumah sakit memang bukan 
  disitu, dan memang mereka tidak punya kapasitas baik tenaga maupun 
  fasilitas untuk melakukan hal tersebut (fungsi jaringan).

  Alasan lain adalah untuk standarisasi pemeriksaan dan pada akhirnya 
  sebagai sistem keamaan bank darah tersebut, terutama agar tidak 
  menyebabkan HARM bagi penerima transfusinya. entah karena reaksi 
  transfusi maupun karena terinfeksi oleh berbagai penyakit lain 
  misalnya hepatitis B, C HIV/AIDS, malaria.

  Untuk itu berbagai pemeriksaan dilakukan seperti cross matching 
  beberapa faktor yang dapat menyebabkan reaksi transfusi (tidak 
  kompatibelnya darah donor dengan tubuh penerima - yang tidak semata 
  ditentukan oleh sama atau tidaknya golongan darah donor dan resipien) 
  dan juga pemeriksaan untuk mengetahui berbagai penyakit diatas. 
  Belum lagi semua peralatan untuk pengambilan darah, kantong darah 
  yang harus disposible mengingat kemungkinan penularan penyakit.

  Ini belum ditambah biaya untuk preparasi darah terutama bila yang 
  dibutuhkan adalah komponen darah atau darah yang butuh perlakuan 
  tertentu, biaya untuk penyimpanan dan lain lain (termasuk biaya untuk 
  menggaji personel yang menjalankan kegiatan tersebut - toh mereka 
  butuh digaji juga karena mereka adalah pegawai full time).

  Saya tidak tahu persis berapa unit cost untuk masing masing komponen 
  tersebut, tapi yang pasti bukanlah sesuatu yang murah terutama biaya2 
  untuk melakukan pemeriksaan agar mereka bisa menjamin keamanan darah 
  tersebut. Reagen untuk melakukan pemeriksaan2 tersebut jelas tidak 
  murah.
  Jelas juga biaya tersebut tidak bisa dibebankan pada orang yang 
  mendonorkan (makanya kalau donor darah tidak dipungut biaya).

  Seperti yang saya sampaikan diatas PMI setahu saya adalah organisasi 
  non profit dan kegiatan donor darah juga bukan kegiatan profit center 
  bagi mereka

  yang pernah dekat dengan PMI
  Donnie

  ===
  On 02 Nov 06, at 10:24, Lina Dahlan wrote:

   Saya mau bertanya soal Palang Merah Indonesia. Apakah PMI itu
   mendapatkan dana dari IFRC tsb?
  
   Seorang teman ingin menyumbangkan darahnya untuk ayahnya yang
   tergeletak di rumah sakit. Kebetulan golongan darahnya sama-sama B.
   Tapi pihak rumah sakit mengatakan tidak bisa transfusi langsung,
   harus melalui PMI (gak jelas alasannya apa: karena alasan medis
   semata?). Maka, jadilah melalui PMI. Tapi, kok teman saya harus
   tetap bayar ke PMI Rp. 600.000,-/kantong. Alasannya uang tsb untuk
   biasa proses pemeriksaan medis, sterilisasi dan kantong plastik tsb.
   Emangnya RS gak bisa meriksa? ato emang RS gak punya alat tsb? Ato
   memang belum pasti cocok, meskipun sama-sama B ?
  
   Pikiran awam saya kita menyumbang darah (gratis) ke PMI, tapi PMI
   menjual darah karena alasan2 tsb. Komersil??
  
   Mohon pencerahan. Mungkin pak KM bisa memberi pencerahan?
  
   wassalam,
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi W. Soegardi
   [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Lembaga Internasionalnya jadi satu wadah
   International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies
   (ifrc.org)
   lambangnya pun palang merah dan bulan sabit merah.
   Yang saya heran di Indonesia selain ada PMI yang sudah lebih dulu
   aktif,
   akhir-akhir ini ada BSMI. Apakah ada koordinasi antara 

[wanita-muslimah] Federation of the Future

2006-11-02 Terurut Topik Ambon
http://www.ifrc.org/who/fof.asp#globalagenda

Federation of the Future 
The global challenges confronting the International Federation of Red Cross and 
Red Crescent Societies are mounting every day. HIV/AIDS is killing over 8,000 
people a day. More than 1 billion people live on less than US$ 1 a day. Every 
day, 30,000 children under the age of five die. Far too many of them are killed 
by preventable diseases. Access to basic health services and clean water is 
still a dream for the majority of the world's population. Moreover, each year, 
millions of people are affected by natural disasters. Vulnerable communities 
look to the International Federation and our network of Red Cross and Red 
Crescent National Societies to address these global challenges, increase the 
scale and scope of our work and show the results and impact of our actions and 
advocacy.

The Federation of the Future process defines how the organization works 
together to achieve our mission of alleviating human suffering. Millions of 
people stand to benefit from a strong, focused and relevant Federation which is 
outward looking and engaged. Our impact in the world is increased when it 
functions well and works together effectively.

  a.. Federation of the Future  (1.3 Mb, 26 pages) 
The Global Agenda

Achieving the ambitious goals set out in the Global Agenda will constitute the 
Federation's major contribution to the realization of the Millennium 
Development Goals and the Hyogo Framework. Over the next five years, the 
collective focus of the Federation will be on achieving the following goals and 
priorities:

Our goals

Goal 1: Reduce the number of deaths, injuries and impact from disasters.

Goal 2: Reduce the number of deaths, illnesses and impact from diseases and 
public health emergencies.

Goal 3: Increase local community, civil society and Red Cross Red Crescent 
capacity to address the most
urgent situations of vulnerability.

Goal 4: Promote respect for diversity and human dignity, and reduce 
intolerance, discrimination
and social exclusion.

Our priorities

 Improving our local, regional and international capacity to respond to 
disasters and public health emergencies.

 Scaling up our actions with vulnerable communities in health promotion, 
disease prevention and disaster risk reduction.

 Increasing significantly our HIV/AIDS programming and advocacy.

 Renewing our advocacy on priority humanitarian issues, especially fighting 
intolerance, stigma and discrimination, and promoting disaster risk reduction.

The Global Agenda provides a framework to align our planning, prioritize our 
programming and mobilize additional resources to deliver Strategy 2010. It also 
commits the Federation to scale up and improve the reach, quality and impact of 
our programming at domestic and international levels, aiming for a significant 
increase in programming and resources over the next five years.


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Turkish Scholar Who Mocked Head Scarves Is Acquitted

2006-11-02 Terurut Topik Ambon
http://www.nytimes.com/2006/11/02/world/europe/02turkey.html?_r=1oref=slogin


Turkish Scholar Who Mocked Head Scarves Is Acquitted 

 
Mustafa Ozer/Agence France-Presse - Getty Images
A court in Istanbul took only half an hour to rule that Muazzez Ilmiye Cig, a 
92-year-old academic, was not guilty of inciting religious hatred. 


By SEBNEM ARSU
Published: November 2, 2006
ISTANBUL, Nov. 1 - In the latest case challenging freedom of expression in 
Turkey, an Istanbul court on Wednesday acquitted a 92-year-old academic of 
inciting religious hatred by putting the head scarf in ancient history in a 
sexual context and by criticizing abusive religious marriages.

In one of her published letters, Muazzez Ilmiye Cig, an expert on Sumerian 
civilization, asserted that 5,000 years ago, the head scarf was a symbol to 
distinguish the temple priestess who had ritual sex with young men to celebrate 
fertility. As such, her satirical letter argued, the wearing of a head scarf 
should not indicate a woman's morality or religious devotion in today's world.

This comparison and other satires appeared in her book My Reactions as a 
Citizen and prompted Yusuf Akin, an Islamic-oriented lawyer based in Izmir, to 
file a complaint against Ms. Cig and her publisher, Ismet Ogutcu.

More than 50 people chanted slogans supporting Ms. Cig and applauded as she 
left the courthouse after a hearing of only half an hour. She and Mr. Ogutcu 
each faced up to a year and a half in jail if convicted.

So far, most of the cases challenging freedom of expression in Turkey have 
concerned references to the mass killings of Armenians in the 1910s, partly 
because it is illegal to insult the Turkish state or identity. Intellectuals 
like the Nobel laureate Orhan Pamuk and the novelist Elif Shafak have been 
tried in that regard. Ms. Cig's case, however, falls under a separate law.

Charges of insulting the Turkish identity brought against Mr. Pamuk were 
dropped, and Ms. Shafak was acquitted. But the laws under which the cases have 
been brought cause contention within the European Union, which Turkey wants to 
join. The recent cases are likely to generate scorn when the union reports next 
on Turkey, next Wednesday.

Ms. Cig, a devotee of Ataturk, the founder of the Turkish Republic, and his 
secular principles, said her case was not a blot on Turkey's progress in human 
rights or freedom of expression. Instead, she said: My trial acted as a tool 
to display the strength of the secular tradition in Turkey against the 
fundamentalists. This will encourage people like me to think more, act more 
courageously and voice their opposition more openly.

In Turkey, a predominantly Muslim country, head scarves are common in public 
life but banned from government offices, including universities, to protect the 
secular character of the state. Head scarves were an electoral issue in 2002 
when the current government came to power with promises to remove the ban. The 
secular establishment, however, backed by strong institutions like the 
military, upholds the ban.

Ms. Cig has also criticized Emine Erdogan, the wife of Turkey's prime minister, 
Recep Tayyip Erdogan, for wearing a head scarf that excludes her from state 
functions, and asked her to give up her covered looks to prevent a 
misrepresentation of modern Turkish women.

More Articles in International »

[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Indonesia Perlu Belajar dari Cina

2006-11-02 Terurut Topik Ambon
refleksi:Dikatakan bahwa  lebih mudah bagi anak muda  mempelajari dan memahami 
sesuatu yang baru dibandingan dengan
orang yang lanjut usia. Indonesia sudah berumur 61 tahun,   kalau  Indonesia 
diibaratkan sebagai manusia berarti sudah lanjut usia. Akan mudahkah  orang  
lanjut usia ini  mengejar kereta api zaman yang telah pergi? Apa  pendapat Anda?

http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2006/11/3/b1.htm

Dari Warung Global Interaktif Bali Post
Dibanjiri Barang Cina---
Indonesia Perlu Belajar dari Cina 

ADA kesan bahwa masyarakat Indonesia sangat bangga jika menggunakan produk 
impor karena memiliki nilai gengsi, padahal produk Indonesia tidak kalah 
mutunya dengan produk luar. Kini, ketika banyaknya produk Cina membanjiri 
Indonesia dikarenakan harga yang terjangkau serta dengan kualitas yang cukup 
bagus. Inilah yang seharusnya dipelajari di Indonesia. Demikian terungkap dalam 
acara warung global yang disiarkan langsung radio Global 96,5 FM, Kamis (2/11) 
kemarin dan dipancar luaskan radio Singaraja FM. Berikut rangkuman selengkapnya.

-

Mahayadi di Ungasan mengatakan bahwa yang banyak memiliki modal dan kapitalis 
adalah orang-orang Cina di Indonesia bahkan di Asean. Apa pun alasannya kita 
sebagai warga pribumi biasanya hanya mengikuti sistem sedangkan kapital dari 
orang Cina. Namun kita sebagai yang memiliki negara ini masih belum mampu untuk 
menunjukkan bahwa kita memiliki modal, baik secara internal maupun eksternal. 
Misalnya PMDN, PT-PT yang tergabung dalam pertekstilan, bank-bank hampir 90% 
milik orang Cina. Harus kita akui bahwa sulit menyeimbangkan pribumi dengan 
Cina. Bahkan sejarah mengatakan hampir dua dekade raja bank Asia adalah 
keturunan Cina Indonesia.

Putu Adi di Klungkung menilai sebenarnya tidak masalah jika Cina menempati 
posisi pertama. Yang menjadi masalah adalah ekspor kita. Jangan sampai impor 
besar tetapi ekspor kecil. Yang harus menjadi perhatian adalah impor secara 
keseluruhan, artinya kita memiliki ketergantungan impor terlalu tinggi terlepas 
dari negara mana.

Anton yang juga di Klungkung menambahkan bahwa kita harusnya terpacu karena 
kita banyak sekali mengimpor dari Cina padahal seharusnya kita bisa mandiri dan 
kalau bisa meniru cara mereka. Secara kebetulan Adi pernah melihat pameran di 
Cina yang benar-benar luar biasa. Karena alat-alat yang dijual memang untuk 
produksi dengan jumlah yang besar. Bahkan sampai membingungkan, jadi setiap 
propinsi yang ada di Cina berlomba-lomba memproduksi mesin agar bisa diekspor. 
Misalnya dalam hal fotografi, perbandingannya kalau kita membeli mesin yang 
punya Jepang harganya mencapai Rp 1 M tetapi setelah diproduksi Cina cukup 
dengan sepersepuluhnya. Sehingga banyak mesin Cina yang dijual di Indonesia 
dengan kualitas yang tidak kalah. Sehingga diharapkan di Indonesia mampu 
membuat, bukan hanya pemakai. 

Marbun di Nusa Dua berpendapat bahwa kita telah dijajah oleh para pemikir dari 
luar, kenapa kita hanya pemakai tidak bisa membuat? Kemana para profesor dan 
doktor kita di Indonesia? Kita harus berani berjuang seperti mereka. Kapan para 
profesor kita di Indonesia bisa membuat sehingga kita tidak perlu ke luar 
negeri? Kemudian kalau kita memakai produk luar bangganya setengah tiang. Ini 
memang sangat menarik, sehingga perlu diperhatikan oleh pemegang otoritas 
bagaimana supaya meningkatkan kualitas produk. 

Menurut Iskandar di Denpasar bukan masalah siapa yang memasukkan tetapi 
harganya yang murah. Yang dijajah atau banjir di pasaran bukan hanya di 
Indonesia tetapi juga Australia dan Amerika banjir barang Cina. Kalau dulu 
fenomenanya orang yang punya duit baru bisa membeli barang dan bermerek, tapi 
sekarang mau merek a,b,c,d, tetapi murah dan terjangkau masyarakat bawah. Maka 
selaku pebisnis dia melihat kesempatan walaupun murah tidak bermerek tetapi 
bisa dipakai bahkan bisa dikatakan bagus. Kita merasa bahwa barang-barang Cina 
menguasai dunia karena harganya murah, inilah yang perlu dipelajari Indonesia. 
Jangan sampai kita membuat barang di Indonesia dikirim ke Jepang tetapi 
dikembalikan ke Indonesia.

Ngurah Adi di Tabanan mengatakan seharusnya pemerintah bisa mengatur, menahan, 
mengerem jumlah barang-barang impor terutama yang murah-murah. Karena kalau 
negara kita terus dibanjiri barang-barang murah nanti masyarakat kita jadi 
konsumtif.

Gede Biasa di Denpasar menilai ini adalah pemanasan menjelang pasar bebas. Kita 
sebagai negara memiliki hubungan bilateral antar negara termasuk hubungan 
dagang, perjanjian dagang ada. Sehingga sebagai negara yang memiliki hubungan 
dagang tidak bisa sepihak menutup masuknya barang dari luas. Misalnya dengan 
Cina sendiri kita punya hubungan dagang, kalau kita menutup barang-barang Cina 
yang masuk ke Indonesia, bagaiman perjanjiannya? Sebenarnya ini tidak perlu 
dikhawatirkan, kita harus memacu diri dengan belajar dari Cina sendiri.

Menurut Warsa di Jimbaran sebenarnya Indonesia bukan kalah mutu tetapi yang 
kita 

[wanita-muslimah] Poso Akan Dijadikan Basis Pendirian Negara Islam

2006-11-02 Terurut Topik Ambon
CENDRAWASIH POS

Jumat, 02 November 2006


















































































































Analisis Sidney Jones Dikecam 

*Poso Akan Dijadikan Basis Pendirian Negara Islam 



JAKARTA-Pengamat masalah konflik Sidney Jones memprediksi kawasan Poso sebagai 
tempat yang ideal untuk mengembangkan pemikiran jihad. Menurut peneliti 
International Crisis Group itu, kawasan Poso layak menjadi qoidah aminah. Yakni 
tempat untuk menjalankan prinsip-prinsip syariat Islam secara aman. 

They believe that parts of Maluku and Poso, but particularly Poso, have the 
potential to develop into a qoidah aminah, a secure area where residents can 
live by Islamic principles and apply Islamic law, tulis Sidney. 

Dalam laporan yang telah dirilis di websitenya www.crisisgroup.org, Poso 
terus-menerus memanas karena beberapa hal. Menurut Sidney, anggota dari 
organisasi-organisasi mujahidin besar di Indonesia -yaitu Jemaah Islamiyah 
(JI), pecahan maupun cabang dari Darul Islam (DI), KOMPAK dan lainnya - melihat 
Maluku dan Poso sebagai daerah ancaman bagi komunitas Muslim. 

Masih menurut Sidney, Poso dapat dijadikan basis untuk kemudian dapat dijadikan 
daerah ujicoba untuk pembentukan sebuah negara Islam. Karena itu, maka Maluku 
dan Poso terus menjadi fokus bagi upaya dakwah dan perekrutan anggota baru 
organisasi-organisasi itu. 

Penelitian Sidney mengatakan, sebagian dari mujahidin yang pernah bertempur di 
daerah konflik, baik dari daerah setempat maupun luar, sulit untuk kembali ke 
kehidupan 'sipil' yang biasa-biasa saja. Selain itu, adanya konsentrasi para 
bekas mujahidin di kedua daerah konflik tersebut menarik bagi buronan polisi 
yang dimasa lalu sudah menemukan network yang siap membantu mereka. 

Rilis berjudul Weakening Indonesia's Mujahidin Networks: Lessons from Maluku 
and Poso (Melemahkan Jaringan Kelompok Mujahidin di Indonesia: Pelajaran dari 
Maluku dan Poso) itu jadi perbincangan hangat di kalangan aktivis Islam dalam 
sebuah diskusi di Jakarta kemarin. 

Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto menilai analisis 
Sidney Jones terlalu mengada-ada. Apa buktinya, itu hanya kepentingan dia saja 
agar mendapatkan dana besar, ujarnya dengan mimik muka marah. 

Menurut Yusanto yang getol mengkampanyekan formalisasi syariat Islam itu rilis 
ICG justru menimbulkan ketegangan baru. Kami menolak keras analisa 
itu,ujarnya. 

Bagi HTI, yang terpenting sekarang adalah keseriusan polisi menangkap pelaku 
kerusuhan. Tentu saja berdasarkan bukti-bukti permulaan yang cukup. 
Kepemimpinan Sutanto benar-benar diuji, katanya. 

Komentar tak kalah pedas disampaikan wakil ketua Komisi III DPR Al Muzammil 
Yusuf. Wajar jika Sidney Jones kita tolak di Indonesia, dia selalu membikin 
ulah, katanya. 

Meski begitu, rilis ICG tidak bisa begitu saja diabaikan. Kalau tidak ada 
rilis itu, aktivis Islam tidak segera sadar untuk bersatu,katanya.(rd


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Re: [wanita-muslimah] Re: Dilema atlet putri berjilbab di Asian Games

2006-11-01 Terurut Topik Ambon
Bisakah berpikir lebih luas mengapa orang Yahudi, Nasrani atau pada umumnya 
wanita di daerah gurun pasir atau semi gurun pasir memakai jilbab, dan 
laki-laki pakai baju panjang jubah atau garabeya?  

  - Original Message - 
  From: Yulia Artati 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, November 01, 2006 7:44 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Dilema atlet putri berjilbab di Asian Games


  Dengan Allah menurunkan perintah wanita utk. berjilbab adalah salah 
  satu cara wanita utk. menunjukkan identitasnya sebagai seorang 
  muslim, maka menurut saya bila kita yakin bahwa Allah akan menolong 
  kita bila kita menolong Agama Allah (kalau tdk salah S.Muhammad ayat 
  9), maka Insya Allah akan ada jalan keluarnya karena Allah akan 
  menolong kita sebagaimana janjinya tersebut.
  Pengalaman saya yg berjilbab sejak tahun 1982 (waktu itu belum ada 
  yg pakai jilbab di kantor saya dan saya yg pertama memakai) 
  alhamdulillah dengan keyakinan dan keihlasan saya bisa melewatinya 
  dengan mudah meskipun 2 x boss tertinggi saya non muslim. Dan 
  sekarang alhamdulillah mayoritas teman-teman saya sudah berbusana 
  muslim. 

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] 
  wrote:
  
   saya ke peniwen ikut baksos anak anak UAKI Unibraw, mantan kepala 
  desanya
   udah masuk islam, tuh. malah pas bazar baju murah semua penduduk 
  desa,baik
   islam maupun kristen rame rame beli baju di pelataran masjid itu.
   
   kadang kadang aku mikir, pilot project rebutan desa jadi desa 
  kristen atau
   desa islam ini lebih kental urusan politiknya. dan orang orang 
  dari luar
   cuman ingin memperkeruh suasana aja.
   
   waktu aku ke sana, panti asuhan ar rahman/kinasih itu baru aja 
  mendirikan
   mesjid di bagian depan, hasil tanah yg berhasil diakuisisi dari 
  pendduduk
   setempat. pulang dari peniwen aku jadi fundies islam, tapi ketika 
  hijrah ke
   jakarta, kebalikan yg aku lihat, umat islam yg rajin nutup gereja 
  dan
   sekolah kristen. huehehehhe
   
   
   
   
   On 11/1/06, Nawiro Aisyataini [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
Nggak begitu maksud saya. Kalo jilbab dalam pemikiran yang 
  saya dapatkan
adalah bukan simbol, tapi kedudukannya sama dengan ibadah-ibadah 
  wajib yang
lain. Artinya saran/nasihat buka tutup jilbab tetap harus 
  menyampaikan hukum
sebenarnya dari jilbab tsb. Kalo pemikiran jilbab itu simbol itu 
  gimana?
Dari sinilah sebenarnya keberanian untuk mempertahankan ibadah 
  wajib itu
didahulukan daripada masalah perut. Di desa Peniwen Malang 
  Selatan th 1996
saya menginap di satu keluarga yang satu-satunya keluarga muslim 
  (yang lain
di kristenkan) dan mereka bersedia diblokade airnya selama 
  berminggu-minggu
daripada di KTP dicantumin agama kristen. Esensinya lebih baik 
  tetap bisa
sholat (wajib0 meski ada kemungkinan nggak bisa minum. Masih 
  ingat cerita
istri Firaun yang memilih untuk terjun ke minyak yang panas 
  daripada
mengakui Firaun sebagai Tuhannya. Masih ingat beberapa muslimah 
  yang
diharuskan melepaskan jilbabnya atau keluar dari SMUN di 
  jakarta, dan mereka
lebih memilih keluar? yang
dari shiroh dan great women nyusul ya.
   
Salam
   
- Original Message 
From: Mia [EMAIL PROTECTED] aldiy%40yahoo.com
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%
  40yahoogroups.com
Sent: Wednesday, November 1, 2006 10:09:48 AM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Dilema atlet putri berjilbab di 
  Asian Games
   
Oh, kalau gitu contoh sejarah itu mungkin cocok dengan 
  situasi
khusus yang saya katakan Dalam situasi khusus, kita tahu apa 
  yang
harus kita lakukan, sekalipun itu melibatkan spekulasi tinggi.
Manejemen resiko.
   
Cut Nyak Dien kan lebih memilih mati sakit-sakitan di hutan
ketimbang menyerah atau berkolaborasi dengan Belanda. Demikian 
  juga
Nyi Serang. Kartini memilih level perjuangan intelektual 
  ketimbang
fisik, mungkin sesuai dengan situasinya sendiri.
   
Dan bagaimana dengan (simbol) jilbab? Apakah situasi sekarang 
  yang
demokratis ini merupakan situasi khusus?
   
Diskusi dengan mba Chae, mulanya kan tentang pilihan jilbab di 
  masa
sekarang ini. Dimana perempuan suka dilema di antara jilbab dan
pekerjaan. Dan konteks diskusi kita adalah situasi umum manajemen
resiko masing-masing, bagaimana kita baca situasi sekarang ini.
   
Tapi dalam pikiran mba Nawiro adalah tampilan figur sejarah 
  dimana
ada situasi khusus, misalnya saja - jilbab sebagai simbol 
  perjuangan
melawan kolonialis penjajah, ini misalnya loh. Nyawa adalah
taruhannya.
   
Di sinilah kemampuan kontekstual kita dituntut, yang meminta
renungan mendalam dan kedewasaan dalam menganalisa inti sejarah, 
  dan
nggak menurutkan hawa nafsu asal menang.
   
Salam
Mia
   
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%
  

[wanita-muslimah] Women's lives 'no better' in new Afghanistan

2006-11-01 Terurut Topik Ambon
http://news.independent.co.uk/world/asia/article1945761.ece

Women's lives 'no better' in new Afghanistan 
By Justin Huggler, Asia Correspondent 
Published: 01 November 2006 

The lives of Afghanistan's women have changed little five years after the fall 
of the Taliban, according to a new report by a UK-based women's rights group. 

Womankind Worldwide found violence against women is still endemic - and the 
number of women setting fire to themselves because they cannot bear their lives 
is rising dramatically.

The iconic images of women throwing off their burqas after the overthrow of the 
Taliban in 2001 were always a fiction. Except among a small elite in Kabul, the 
overwhelming majority of women in Afghanistan are still forced to cover their 
entire bodies and faces.

The report's researchers found that very little has changed. Between 60 and 80 
per cent of all marriages in Afghanistan are forced. As many as 57 per cent of 
girls are married off below the age of 16, some as young as six. Because of the 
custom of paying a bride price, marriage is essentially a financial 
transaction, and girls a commodity.

The custom of baad, when girls and women are exchanged to settle debts and 
disputes, is still widely practised. The women are not treated as proper wives, 
but in effect are slave workers for their husbands.

Honour killing is also still widespread. Women are killed for dishonouring 
their families through crimes such as even being seen associating with a man. 
A family member kills the woman.

Even women who have been raped cannot report the crime because they risk being 
prosecuted for having sex outside marriage.

The Taliban were vilified for denying girls education, but even now only 19 per 
cent of Afghan schools are for girls and only 5 per cent of girls of secondary 
school age are enrolled.

And the West cannot blame the Taliban, as many of the abuses take place in the 
north and west, where the Taliban are not active.

In the north-east, where the Taliban never had control, a woman dies every 20 
minutes in childbirth. 

The lives of Afghanistan's women have changed little five years after the fall 
of the Taliban, according to a new report by a UK-based women's rights group. 

Womankind Worldwide found violence against women is still endemic - and the 
number of women setting fire to themselves because they cannot bear their lives 
is rising dramatically.

The iconic images of women throwing off their burqas after the overthrow of the 
Taliban in 2001 were always a fiction. Except among a small elite in Kabul, the 
overwhelming majority of women in Afghanistan are still forced to cover their 
entire bodies and faces.

The report's researchers found that very little has changed. Between 60 and 80 
per cent of all marriages in Afghanistan are forced. As many as 57 per cent of 
girls are married off below the age of 16, some as young as six. Because of the 
custom of paying a bride price, marriage is essentially a financial 
transaction, and girls a commodity.

The custom of baad, when girls and women are exchanged to settle debts and 
disputes, is still widely practised. The women are not treated as proper wives, 
but in effect are slave workers for their husbands.

Honour killing is also still widespread. Women are killed for dishonouring 
their families through crimes such as even being seen associating with a man. 
A family member kills the woman.

Even women who have been raped cannot report the crime because they risk being 
prosecuted for having sex outside marriage.

The Taliban were vilified for denying girls education, but even now only 19 per 
cent of Afghan schools are for girls and only 5 per cent of girls of secondary 
school age are enrolled.

And the West cannot blame the Taliban, as many of the abuses take place in the 
north and west, where the Taliban are not active.

In the north-east, where the Taliban never had control, a woman dies every 20 
minutes in childbirth. 


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:

[wanita-muslimah] Bidan Aborsi Ditangkap

2006-11-01 Terurut Topik Ambon
http://www.indomedia.com/bpost/112006/2/nusantara/nusa4.htm

Bidan Aborsi Ditangkap



Seorang bidan, Harti Istiarti (40), tak banyak alsan ketika duduk di hadapan 
petugas. Bidan itu berurusan dengan Sat Reskrim Polresta Blitar karena diduga 
melakukan praktik aborsi di Jalan Lawu nomor 46 Kota Blitar.

Pengungkapan tindak pidana sang bidan bermula dengan tertangkapnya pelaku 
aborsi, pasiennya bernama Tuti Nurhayati (28), warga Kademangan, Kabupaten 
Blitar, yang saat itu selesai menjalani proses aborsi. 

Sepeninggal dari ruang praktik bidan ini, Tuti dalam kondisi lemas dibawa 
seorang pria ke sebuah hotel, ujar Kepala Polresta Blitar AKBP Agus Sariful 
Hidayat, Rabu (1/11).

Polisi memang sempat membuntutinya hingga hotel. Saat ditangkap di hotel, 
petugas pun mendapati kain batik berlumuran darah. 

Selang beberapa jam, tempat praktik Harti di Jalan Lawu 46 menjadi sasaran 
penggerebekan. Polisi berhasil mengamankan seperangkat peralatan medis dan 
obat-obatan. 

Sebelumnya kami melakukan pengawasan di tempat praktik tersangka sejak tiga 
bulan terakhir. Dan dalam jangka waktu itu, memang banyak perempuan muda yang 
datang ke tempat praktiknya, kata Kapolresta. 

Kepada penyidik, Harti mengaku sudah tiga tahun menjalankan praktik abosrsi dan 
setiap orang yang menggunakan jasanya dikenai tarif Rp700 ribu hingga Rp1 juta. 

Sebelumnya, Harti bekerja sebagai bidan di RSK Budirahayu, Kota Blitar, namun 
sejak 2003 mengundurkan diri kemudian buka praktik di luaran. 

Tuti mengaku, melakukan hal itu lantaran kandungannya yang berusia dua pekan 
dianggap terlalu dekat dengan anak pertamanya yang baru berusia enam bulan. 

Kami belum mampu membiayai kelahiran anak ini, makanya kami gugurkan, ujarnya 
di depan penyidik. 

Atas perbuatan tersebut, kedua tersangka terancam hukuman tujuh tahun penjara 
karena dianggap telah melanggar pasal 80 Undang-undang nomor 32 tahun 1992 
tentang Kesehatan, pasal 76 UU No 29/2004 tentang Praktik Kedokteran, dan Pasal 
348 KUHP tentang membantu menggugurkan kandungan. ant


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Re: [wanita-muslimah] Re: Antara Taekwondo dan Karate: Dilema atlet putri berjilbab di Asian Games

2006-10-31 Terurut Topik Ambon
Bukankah Ibu negara juga telah naik haji. Jadi paling tidak beliau menegerti 
syarat-syaratnya. Bukan itu saja malah suaminya waktu berkunjung ke Timur 
Tengah beberapa waktu lalu, sesuai berita beliau diminta memimping gerakan 
Islam sedunia. 

  - Original Message - 
  From: Nawiro Aisyataini 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, October 31, 2006 1:31 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Antara Taekwondo dan Karate: Dilema atlet 
putri berjilbab di Asian Games


  Lha yang jadi contoh kok ibu negara...?? jadi contoh itu ya misal ibu Hj 
Lutfiah Sungkar, atau Inneke. Maksud saya ngapain sih memprotes orang pakai 
jilbab, kan suka-suka mereka. Lagian kalo pejabat kebanyakan jadi 
teladanbiasanya sih teladan buruk. :)

  - Original Message 
  From: Ambon [EMAIL PROTECTED]
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Sent: Monday, October 30, 2006 9:36:54 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Antara Taekwondo dan Karate: Dilema atlet 
putri berjilbab di Asian Games

  Ibu negara [isteri presiden RI] pakai jilbab sesukanya, apakah ini contoh 
yang wajar? 

  - Original Message - 
  From: Nawiro Aisyataini 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, October 30, 2006 11:42 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Antara Taekwondo dan Karate: Dilema atlet 
putri berjilbab di Asian Games

  Nggak usah diproteslah, buang energi. Mau jilbab atau nggak itu urusan 
pribadi2, lagian itu cara mereka menafsirkan perintah Alloh. Artinya 
berpendapat ttg ini, tentunya sudah tahu ttg kebaikan dan kejelekannya. Cuma 
yang nggak nyambung apa hubungannya mantra Hizbut Tahrir dengan jilbab?

  - Original Message 
  From: Mia [EMAIL PROTECTED]
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Sent: Sunday, October 29, 2006 7:51:52 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Antara Taekwondo dan Karate: Dilema atlet 
putri berjilbab di Asian Games

  Iya, makanya mereka mesti siap-siap membiasakan buka-tutup jilbab 
  kalo mau diving dsb. Jangan sampe jilbab menghalangi dan dipersoalkan.

  Begitu pesenku ke keponakanku, dan disetujui ibunya (yang berjilbab 
  juga).

  Dan pesen lain, ati-ati di ITS jangan kena mantra Hisbut Tahrir...:-(

  salam
  Mia

  PS: Silakan yang mau protes pada 'fatwa buka-tutup jilbab'...:-)

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] 
  wrote:
  
   mbak mia,
   
   anak teknik kelautan (teknik sipil yg terus melebar jadi jurusan 
  sendiri
   jadi ilmu sipil bangunan laut) , teknik perkapalan, dan lain lain 
  di ITS
   malah banyak banget tuh yg pake jilbab. sampai yg kerja di PAL 
  dan di
   tambang tambang sono, juga banyak yg pake jilbab.
   
   
   
   On 10/27/06, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
saya bilang kepada keponakanku yang pake jilbab dan mengambil 
  jurusan
arsitek kelautan, jadi dia mesti belajar diving: dari sekarang
biasainlah mulai copotin jilbab. bismillah dulu, nanti juga biasa 
  buka-
tutup jilbab
   
salam
Mia
   
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%
  40yahoogroups.com,
Dwi W. Soegardi
soegardi@ wrote:

 Tim Karate Putri Iran Boikot Asian Games
 http://www.media-indonesia.com/berita.asp?id=115016

   

   
   
   
   [Non-text portions of this message have been removed]
  

  ===
  Milis Wanita Muslimah
  Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
  Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
  ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
  Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
  Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

  This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
  Yahoo! Groups Links

  [Non-text portions of this message have been removed]

  --

  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition.
  Version: 7.1.408 / Virus Database: 268.13.17/505 - Release Date: 10/27/2006

  [Non-text portions of this message have been removed]

  ===
  Milis Wanita Muslimah
  Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
  Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
  ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
  Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
  Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

  This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
  Yahoo! Groups Links

  [Non-text portions of this message have been removed]



   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition

[wanita-muslimah] 18 Ribu Warga Purwakarta Buta Huruf

2006-10-31 Terurut Topik Ambon
Refeleksi: Kalau hanya di Purwakarta terdapat 18.000, kira-kira berapa jumlah 
kaum butahuruf di Indonesia? Mengapa pemerintah Indonesia tidak berusaha 
sekeras-kerasnya memberantas  butahuruf ?. 


http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/jawamadura/2006/11/01/brk,20061101-86859,id.html


18 Ribu Warga Purwakarta Buta Huruf
Rabu, 01 November 2006 | 01:37 WIB 

TEMPO Interaktif, Purwakarta:Sebanyak 18 ribu warga Kabupaten Purwakarta, Jawa 
Barat, masih buta hurup. Mereka kebnyakan bertempat tinggal di pedesaan. 
Persoalan ini memerlukan perhatian semua pihak, kata Elin Halimah Hambali 
Hasan, Ketua Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) Kabupaten Purwakarta, 
kemarin.

Elin sedang koordinasi dengan berbagai elemen masyrakat untuk mengentaskan 
warga yang tak sempat mengenyam pendidikan itu. Intinya banyak pihak yang 
menyatakan kesiapannya membantu, kata Elin. 

Dari pendataan ulang, diperoleh hasil yang cukup mencengangkan. Sebanyak 16 
ribu dari 18 ribu warga yang buta huruf adalah kaum perempuan, tutur Elin. 
Tingkat usianya tercatat mulai tujuh hingga dia atas 70 tahun.

Menurut Elin, dibutuhkan waktu minimal enam bulan untuk bisa memberikan 
pengajaran agar mereka bisa membaca, menulis dan berhitung.

Dari hasil pendataan juga diketahui, banyak penyandang buta huruf yang lebih 
memilih menjadi pekerja di usia produktif pendidikan dasar. Alasan yang 
diperoleh sangat sederhana, membantu mencari nafkah orang tuanya. 

NANANG SUTISNA


 


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Re: [wanita-muslimah] Re: Antara Taekwondo dan Karate: Dilema atlet putri berjilbab di Asian Games

2006-10-30 Terurut Topik Ambon

Ibu negara [isteri presiden RI] pakai jilbab sesukanya, apakah ini contoh yang 
wajar? 


  - Original Message - 
  From: Nawiro Aisyataini 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, October 30, 2006 11:42 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Antara Taekwondo dan Karate: Dilema atlet 
putri berjilbab di Asian Games


  Nggak usah diproteslah, buang energi. Mau jilbab atau nggak itu urusan 
pribadi2, lagian itu cara mereka menafsirkan perintah Alloh. Artinya 
berpendapat ttg ini, tentunya sudah tahu ttg kebaikan dan kejelekannya. Cuma 
yang nggak nyambung apa hubungannya mantra Hizbut Tahrir dengan jilbab?

  - Original Message 
  From: Mia [EMAIL PROTECTED]
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Sent: Sunday, October 29, 2006 7:51:52 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Antara Taekwondo dan Karate: Dilema atlet 
putri berjilbab di Asian Games

  Iya, makanya mereka mesti siap-siap membiasakan buka-tutup jilbab 
  kalo mau diving dsb. Jangan sampe jilbab menghalangi dan dipersoalkan.

  Begitu pesenku ke keponakanku, dan disetujui ibunya (yang berjilbab 
  juga).

  Dan pesen lain, ati-ati di ITS jangan kena mantra Hisbut Tahrir...:-(

  salam
  Mia

  PS: Silakan yang mau protes pada 'fatwa buka-tutup jilbab'...:-)

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] 
  wrote:
  
   mbak mia,
   
   anak teknik kelautan (teknik sipil yg terus melebar jadi jurusan 
  sendiri
   jadi ilmu sipil bangunan laut) , teknik perkapalan, dan lain lain 
  di ITS
   malah banyak banget tuh yg pake jilbab. sampai yg kerja di PAL 
  dan di
   tambang tambang sono, juga banyak yg pake jilbab.
   
   
   
   On 10/27/06, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
saya bilang kepada keponakanku yang pake jilbab dan mengambil 
  jurusan
arsitek kelautan, jadi dia mesti belajar diving: dari sekarang
biasainlah mulai copotin jilbab. bismillah dulu, nanti juga biasa 
  buka-
tutup jilbab
   
salam
Mia
   
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%
  40yahoogroups.com,
Dwi W. Soegardi
soegardi@ wrote:

 Tim Karate Putri Iran Boikot Asian Games
 http://www.media-indonesia.com/berita.asp?id=115016

   

   
   
   
   [Non-text portions of this message have been removed]
  

  ===
  Milis Wanita Muslimah
  Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
  Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
  ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
  Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
  Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

  This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
  Yahoo! Groups Links

  [Non-text portions of this message have been removed]



   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition.
  Version: 7.1.408 / Virus Database: 268.13.17/505 - Release Date: 10/27/2006


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Kelompok Radikal Bermain

2006-10-30 Terurut Topik Ambon
http://www.indomedia.com/bpost/102006/30/depan/utama1.htm

Kelompok Radikal Bermain

Palu, BPost
Wakil Presiden Jusuf Kalla, Minggu (29/10) malam menggelar pertemuan tertutup 
dengan aparat keamanan bersama sejumlah menteri, setibanya di Bandara Mutiara, 
Palu, Sulawesi Tengah. Pertemuan itu dalam rangka mengatasi ketegangan di Poso 
saat ini.

Usai mendengar laporan Kapolda Sulteng, Brigjen Badrodin Haiti, dan pejabat 
Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Mabes Polri di Bandara Mutiara, Kalla 
menghadiri acara halalbihalal di kantor Pemprov Sulteng yang dilanjutkan 
pertemuan tertutup dengan tokoh agama yang dilaksanakan terpisah.

Usai pertemuan, dua tokoh agama, Jafar Umar Thalib (Islam) dan Pastor Mgr John 
Liku Ada (Uskup Agung Makassar) mengungkapkan, adanya kelompok radikal baru 
yang menyusup untuk mengacaukan situasi di Poso. 

Saya melihat, tidak ada lagi masalah antara umat Islam dan umat Kristen di 
Poso. Tetapi, di kedua komunitas ini ternyata ada orang-orang yang menginginkan 
situasi tidak aman, ujar Jafar yang mantan komandan Laskar Jihad.

Mereka adalah kelompok-kelompok sempalan yang mengarah ke satu target. 
Kelompok ini sudah ada sebelumnya, imbuhnya.

Kalla sengaja mengikutkan Jafar karena dianggap masih memiliki pengaruh di 
kelompok Islam yang cenderung menganut garis keras di Poso. 

Pastor Liku Ada mengatakan, ada hal yang mesti diluruskan mengenai pemahaman 
kata memaafkan dalam perjanjian Malino I. Saya mengharapkan kelompok tertentu 
diberi pemahaman soal kata memaafkan dalam perjanjian itu. Dulu, kita sepakat 
akan menjadikan musuh bersama kalau ada kelompok yang ingin mengacaukan Poso 
lagi, ujarnya. 

Menurutnya, hal inilah yang tidak terjadi sekarang sehingga kebersamaan 
menghadapi kelompok radikal tidak muncul di masyarakat. Liku menilai, konflik 
yang terjadi sekarang berbeda dengan konflik yang terjadi beberapa waktu lalu. 
Ini bukan soal agama tapi ada masalah besar yakni adanya kelompok radikal yang 
berusaha membuat Poso kembali kacau, paparnya. 

Dalam pandangan dia, kelompok radikal sudah ada pada saat konflik komunal 
meletus tujuh tahun silam namun perannya belum menonjol. Dia juga mengingatkan, 
Kalla pernah mengatakan, penyelesaian masalah Poso tidak sepenuhnya dengan 
penegakan hukum. Namun, yang lebih penting adalah saling memaafkan.

Pak Jusuf Kalla pernah bilang, meskipun ada 100 penjara di Poso, itu tidak 
akan menampung tahanan konflik Poso, kata Liku.

Situasi Terakhir

Saat di Bandara Mutiara Palu, Kalla mendengarkan penjelasan Badrodin mengenai 
situasi terakhir Palu dan Poso serta dugaan kelompok yang diduga berada di 
balik sejumlah aksi teror yang terjadi di Poso dan Palu belakangan ini.

Usai pertemuan, Kalla menuju Palu Golden Hotel beristirahat selama 20 menit. 
Kalla kemudian menghadiri acara halal bihalal di Kantor Pemprov Sulteng. 

Selain sejumlah tokoh Islam seperti KH Ma'ruf Amin, Ketua Majelis Ulama 
Indonesia (MUI), acara ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh Kristen dan 
Katolik dari Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST), Persekutuan Gereja-gereja 
Indonesia (PGI), dan Keuskupan Agung Makassar.

Dalam acara yang diwarnai pementasan lagu Salawat Badar ini, Kalla menyampaikan 
sejumlah hal, di antaranya mengajak semua elemen dan tokoh masyarakat dan agama 
duduk bersama.

Wakil Ketua MPR RI, Aksa Mahmud, yang ikut dalam rombongan Kalla mengatakan, 
wapres sengaja menggelar rapat terpisah agar wakil kedua pihak bisa lebih bebas 
mengemukakan akar masalah.

Optimis

Wakil Jusuf Kalla mengajak semua elemen dan kelompok-kelompok masyarakat di 
Poso, Sulawesi Tengah, kembali pada prinsip damai Deklarasi Malino. Dia optimis 
adanya pertemuan tokoh komunitas Muslim dan Kristen dapat membuahkan hasil.

Saya yakin semua masalah bisa diselesaikan jika kita mau duduk bersama dan 
bertukar-pikiran, kata Kalla.

Dia meyakini aparat keamanan bisa menyelesaikan masalah gangguan keamanan di 
Poso. Saya yakin Polri dan TNI dapat menyelesaikan (masalah gangguan keamanan 
di Poso), cetusnya.

Sebelumnya Kalla dalam sebuah pernyataan keras mengingatkan bahwa pemerintah 
tidak bisa ditekan oleh pihak manapun terkait pelaksanaan kamtibmas di Poso dan 
daerah sekitar. 

Tidak ada tentara atau polisi yang ingin ditugaskan ke daerah konflik 
meninggalkan anak dan istri dengan uang makan Rp17.500 per hari. Tapi, itulah 
tugas negara, katanya.

Demikian pula, lanjut dia, tidak ada yang ingin berlama-lama di sini (Palu dan 
Poso), meninggalkan anak dan istri. Tidak ada satu pun yang menginginkan itu. 
Semua menginginkan perdamaian. Sehebat apa pun, kita tetap ingin damai. Kalau 
masyarakat tidak ingin damai akan sulit, imbuh Kalla.

Usai memberikan sambutan pada acara yang dihadiri Menko Polhukam Widodo AS, 
Mendagri M. Ma'ruf, Mensos Bachtiar Chamsyah, Menkum dan HAM Hamid Awaluddin, 
serta Kapolri Jenderal Sutanto, Wapres Jusuf Kalla melakukan pertemuan dengan 
tokoh-tokoh komunitas muslim asal Poso dan Palu di Aula Kantor Bappeda Sulteng 
Jln Muhammad Yamin.


[wanita-muslimah] Because we don't already have enough fried foods..

2006-10-29 Terurut Topik Ambon
http://news.yahoo.com/s/nm/20061027/od_nm/life_coke1_dc

 
Because we don't already have enough fried foods.. 

Fri Oct 27, 8:34 AM ET 
NEW YORK, Oct 26 (Reuters Life!) - A new fast food is making its debut at U.S. 
fairs this fall -- fried Coke. 


Abel Gonzales, 36, a computer analyst from Dallas, tried about 15 different 
varieties before coming up with his perfect recipe -- a batter mix made with 
Coca-Cola syrup, a drizzle of strawberry syrup, and some strawberries.
Balls of the batter are then deep-fried, ending up like ping-pong ball sized 
doughnuts which are then served in a cup, topped with Coca-Cola syrup, whipped 
cream, cinnamon sugar and a cherry on the top.

It tastes great, said Sue Gooding, a spokeswoman for the State Fair of Texas 
where Gonzales' fried Coke made its debut this fall. It was a huge success. 
Gonzales ran two stands at the State Fair of Texas and sold up to 35,000 fried 
Cokes over 24 days for $4.50 each -- and won a prize for coming up with most 
creative new fair food.

Now other fairs in North Carolina and Arizona are following the trend, and 
other people are trying to emulate Gonzales' recipe. Gonzales gave no 
indication of the calories in his creation and said he would not patent it.

The best I can hope for is that it's the original and hopefully the best fried 
Coke out there, he said.
But Gonzales said the success of his fried Coke had inspired him. Next year's 
fair-goers can look forward to fried Sprite or -- for those watching their 
weight -- fried diet Coke. We are trying to cut a lot of the sugar out of it. 
It has less calories but it's still very, very sweet, he said.

Ray Crockett, a spokesman for Coca-Cola Co., said: We're constantly amazed at 
the creative ways folks find to enjoy their Coke and make it part of 
celebrations like fairs and festivals. This is one is definitely different! 

[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Re: [wanita-muslimah] catatan lebaran (lebaran kapan si....?) - 1

2006-10-29 Terurut Topik Ambon
 terbenam, bulan masih di bawah ufuk, yaitu
   antara lain Gorontalo, Manado, Ternate, Halmahera, Ambon, Seram, Papua,
   secara hisab, berlebaran semsetinya hari Selasa.
  
   Tentu ada yang bertanya, mengapa di sebelah barat yang lebih dahulu
   lebaran? Untuk itu silakan dibaca reposting Seri di bawah Seri 750.
   Wassalam
   HMNA
   ***
  
   [Non-text portions of this message have been removed]
  
   
  

  [Non-text portions of this message have been removed]



   

[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Ekonomi, Perempuan, dan Nobel

2006-10-29 Terurut Topik Ambon
REFLEKSI:Dr Muhammad Yunus beragama Islam, dan berasal dari negeri yang 
mayoritas beragama Islam. Barangkali yang menjadi pertanyaan ialah mengapa 
beliau tidak menpergunakan  zakat sebagi solusi untuk menolong wanita miskin, 
tetapi melalui apa yang dinamakan Gramin Bank sebagai jalan meringankan jerat 
beban kemiskinan ? 


KOMPAS
Senin, 30 Oktober 2006 

  
Ekonomi, Perempuan, dan Nobel 


Saparinah Sadli 

Ekonom Banglades, Dr Muhammad Yunus, dinilai berhasil mengembangkan status 
sosial ekonomi kelompok miskin, mulai dari bawah. 

Dr Yunus dengan Grameen Bank-nya (bank desa) memilih sebagai sasaran penerima 
pinjaman dalam skala kecil kelompok masyarakat yang paling rentan, yakni 
perempuan miskin. 

Ia mengamati, perempuan miskin adalah penduduk paling marginal dan rentan 
terhadap kekerasan. Mereka tidak hanya miskin secara ekonomi, tetapi juga 
miskin bila ditinjau dari pemenuhan kebutuhan dasarnya, seperti status 
kesehatan dan tingkat pendidikannya rendah, serta keterampilannya minim 
sehingga secara ekonomis tidak bisa melakukan pekerjaan produktif (dalam ukuran 
ekonomi). 

Dalam kondisi serba kurang, mereka tetap hamil dan melahirkan, merawat dan 
memenuhi kebutuhan fisik dan emosional anggota keluarganya. Karena kondisi 
fisik dan sosial ekonominya, perempuan miskin tidak mudah berpindah tempat 
tinggal. Sebaliknya, mereka lebih bertanggung jawab dalam membelanjakan uangnya 
untuk keperluan keluarga. 

Asumsi ekonomi yang mendasari pilihan Dr Yunus adalah perempuan dianggap 
sebagai peminjam low risk dalam mengembalikan pinjaman bila dibandingkan dengan 
laki-laki. 

Kini Grameen Bank mempunyai 2.200 cabang dan melayani 6,6 juta peminjam di 
lebih kurang 71.000 desa. Sebanyak 97 persen dari peminjamnya ialah perempuan 
dan tercatat sebagai peminjam bertanggung jawab yang membayar kembali tepat 
waktu. 

Apa yang memotivasi ekonom Dr Yusuf mengangkat derajat kelompok miskin? 

Ekonom yang gelisah 

Diceritakan, pada suatu hari Dr Yunus bertemu perempuan pengemis di dekat 
kampus tempat ia mengajar. Pertemuan itu dan melihat kemiskinan di sekitarnya 
membuat Yunus menjadi gelisah dengan gelarnya sebagai doktor ekonomi. 

Ia merasa dengan gelar doktor ekonominya, ia tidak bisa mengangkat derajat 
hidup warga Banglades yang kelaparan. Kegelisahan itu kemudian memotivasinya 
mencari cara membantu dan memberdayakan kelompok paling miskin di negaranya. 

Cara yang dipilih, meminjam uang ke bank untuk dipinjamkan kepada kaum papa. 
Ada yang mengembalikan, ada pula yang tidak. Ia tidak gusar. Kenyataan itu 
justru memotivasinya mencari tahu mengapa ada kegagalan. 

Belajar dari kondisi hidup penduduk miskin di akar rumput, secara bertahap ia 
mulai mengembangkan cara membantu kaum papa berdasarkan tiga prinsip: 
meminjamkan uang kepada yang termiskin, mereka yang tak punya lahan, dan 
pinjaman diharapkan kembali. 

Ternyata ketiga prinsip itu dapat dipenuhi oleh peminjam perempuan yang 
tergolong amat miskin. Pengalaman ini meyakinkannya, rakyat miskin tidak 
memerlukan belas kasihan. Mereka memerlukan akses untuk dapat memanfaatkan 
kesempatan yang tersedia. 

Ia lalu membuat model ekonomi yang dapat menyediakan akses yang diperlukan 
kelompok peminjam untuk bangkit sendiri. Dengan demikian, Yunus memberi harapan 
bagi mereka yang tidak mempunyai harapan. Kini, dengan hadiah Nobel Perdamaian 
yang ia raih, Yunus menumbuhkan rasa bangga dalam hati 147 juta rakyat 
Banglades. 

Mempromosikan perdamaian 

Mengentaskan perempuan dari kemiskinan melalui partisipasi dalam kegiatan 
ekonomi produktif berarti mengangkat kesejahteraan sosial ekonomi perempuan dan 
keluarga miskin. 

Grameen Bank Dr Yunus telah memberi makna nyata pada perjuangan gerakan 
perempuan yang dicanangkan dalam tema Kesetaraan, Pembangunan, dan Perdamaian 
sejak Konferensi Perempuan Sedunia di Nairobi (1985). 

Grameen Bank menunjukkan adanya keterkaitan antara kesetaraan jender, 
pembangunan, dan perdamaian melalui penciptaan mekanisme ekonomi yang memberi 
akses kepada perempuan. Cara itu memberdayakan perempuan miskin sekaligus 
memberi mereka kesempatan mengangkat dirinya menjadi tenaga produktif dalam 
pembangunan bangsa. 

Dua faktor itu berkontribusi terciptanya rasa damai dalam diri perempuan maupun 
relasi sosialnya, dan menjadi landasan kuat terciptanya perdamaian. 

Sebagai doktor ekonomi, Dr Yunus berhasil menciptakan model pengentasan 
kemiskinan sensitif jender. Adapun yang membesarkan hati rakyat Banglades 
adalah panitia hadiah Nobel menganggap penerapan model ekonomi pro-miskin dan 
sensitif jender pantas diberi hadiah Nobel Perdamaian. Suatu indikasi upaya 
menciptakan perdamaian adalah kurang lengkap bila tidak disertai kepercayaan 
bahwa memberi akses yang setara kepada perempuan dan mengembangkan potensi 
perempuan, termasuk potensi perempuan miskin, adalah perlu dan penting. 

Dr Yunus memberi teladan kepada kita, bantuan yang tidak didasarkan belas 
kasihan, tetapi dengan cara memodifikasi prinsip ekonomi 

[wanita-muslimah] Curry may keep elderly minds sharp

2006-10-28 Terurut Topik Ambon
 

Curry may keep elderly minds sharp 
Thu Oct 26, 12:10 PM ET 



NEW YORK (Reuters Health) - A diet containing curry may help protect the aging 
brain, according a study of elderly Asians in which increased curry consumption 
was associated with better cognitive performance on standard tests. 


Curcumin, found in the curry spice turmeric, possesses potent antioxidant and 
anti-inflammatory properties.

It's known that long-term users of anti-inflammatory drugs have a reduced risk 
of developing Alzheimer's disease, although these agents can have harmful 
effects in the stomach, liver and kidney, limiting their use in the elderly.

Antioxidants, such as vitamin E, have been shown to protect neurons in lab 
experiments but have had limited success in alleviating cognitive decline in 
patients with mild-to-moderate dementia.

In their study, Dr. Tze-Pin Ng from National University of Singapore and 
colleagues compared scores on the Mini-Mental State Exam (MMSE) for three 
categories of regular curry consumption in 1,010 nondemented Asians who were 
between 60 and 93 years old in 2003.

Most of the study subjects consumed curry at least occasionally (once every 6 
months), 43 percent ate curry at least often or very often (between monthly and 
daily) while 16 percent said they never or rarely ate curry.

After taking into account factors that could impact test results, they found 
that people who consumed curry occasionally and often or very often had 
significantly better MMSE scores than did those who never or rarely consumed 
curry.

Even with the low and moderate levels of curry consumption reported by the 
respondents, better cognitive performance was observed, Ng and colleagues 
report.]

These results, they note, provide the first epidemiologic evidence supporting 
a link between curry consumption and cognitive performance that has been 
suggested by a large volume of earlier experimental evidence.

Curry is used widely by people in India and interestingly, the prevalence of 
Alzheimer's disease among India's elderly ranks is fourfold less than that seen 
in the United States.

In view of its efficacy and remarkably low toxicity, curry shows promise for 
the prevention of Alzheimer's disease, the researchers conclude.

SOURCE: American Journal of Epidemiology, November 1, 2006.

http://news.yahoo.com/s/nm/20061026/hl_nm/curry_minds_dc


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Ex-dictator Pinochet ordered arrested in Chile

2006-10-28 Terurut Topik Ambon
Refleksi: Mengapa Pinochet tidak semujur Pak Harto? 


http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2006/10/27/AR2006102700622.html

Ex-dictator Pinochet ordered arrested in Chile

By Antonio de la Jara
Reuters
Friday, October 27, 2006; 6:18 PM 

SANTIAGO, Chile (Reuters) - A judge ordered the arrest of former Chilean 
dictator Augusto Pinochet on Friday for torture, murder and kidnapping early in 
his 1973-1990 regime.

Judge Alejandro Solis ordered the arrest of Pinochet for 36 cases of 
kidnapping, one of homicide and for 23 cases of torture at the Villa Grimaldi, 
a political detention center run by Pinochet's secret police where thousands of 
people were tortured between 1974 and 1977.

I am not going to give any details until Monday, when he will be legally 
notified, he said outside the court house.

Solis, in charge of the Villa Grimaldi investigation, questioned Pinochet this 
month about what happened at the former detention center in the Chilean capital 
of Santiago.

Pinochet was forced to cancel celebrations for his 90th birthday last November 
after he was placed under house arrest on charges related to the disappearance 
and presumed death of three leftists during his 17-year rule.

The house arrest, also on charges of tax fraud, lasted for seven weeks, ending 
in early January when he was granted bail.

Pinochet has been diagnosed with mild dementia caused by frequent mini-strokes 
and he has avoided trial in other human rights cases on the basis he was too 
ill to stand trial.

I don't think it has been proven that he is mentally ill, said Solis, who 
last met the former dictator on October 18, and remarked on how healthy 
Pinochet was looking.

During that meeting with the judge, Pinochet denied responsibility for the 
torture of opponents at Villa Grimaldi, one of the country's most infamous 
secret detention centers.

He told Solis he was not involved in what happened and had no knowledge of it.

Villa Grimaldi is also the prison where Chilean President Michelle Bachelet, 
the country's first woman president, was held and tortured three decades ago. 
Pinochet has not been questioned about Bachelet's case.

Pinochet made international headlines this week on reports he stashed gold in 
Hong Kong during the 1980s. HSBC Bank Plc, the bank involved, has denied the 
reports. Pinochet's defense team accused the government of leaking the fake 
documents.

Pinochet was first arrested in 1998 in London on an international warrant 
issued by Spanish judge Baltazar Garzon.

He was released in 2000, after 16 months of house arrest, on the grounds he was 
medically unfit to be tried.

(Additional reporting by Erik Lopez and Pav Jordan)






[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Ethiopian's trial focuses on female circumcision

2006-10-28 Terurut Topik Ambon
http://www.washtimes.com/national/20061027-112930-3201r.htm

Ethiopian's trial focuses on female circumcision
By Doug Gross
ASSOCIATED PRESS
October 28, 2006 



LAWRENCEVILLE, Ga. -- The trial of an Atlanta-area man accused of circumcising 
his 2-year-old daughter with scissors is focusing attention on an ancient 
African practice that experts say is slowly becoming more common in the United 
States as immigrant communities grow. 
Khalid Adem, a 30-year-old immigrant from Ethiopia, is charged with 
aggravated battery and cruelty to children. Human rights observers said they 
believe this is the first criminal case in the United States involving the 
5,000-year-old practice. 
Prosecutors say Mr. Adem used scissors to remove his daughter's clitoris in 
their apartment in 2001. The child's mother said she did not discover it until 
more than a year later. 
He said he wanted to preserve her virginity, Fortunate Adem, the girl's 
mother, testified this week. He said it was the will of God. I became angry in 
my mind. I thought he was crazy. 
Mrs. Adem said she may not have noticed the cutting sooner because the girl 
regularly developed rashes -- visiting a doctor two dozen times before she was 
3. A doctor testified that tissue in the area heals quickly and that the part 
of her body that was cut likely would not be checked during a regular exam. 
The girl, now 7, also testified, clutching a teddy bear and saying that Mr. 
Adem cut me on my private part. Mr. Adem cried loudly as his daughter left 
the courtroom. 
Testifying on his own behalf, Mr. Adem said he never circumcised his 
daughter or asked anyone else to do so. He said he grew up in Addis Ababa, the 
capital of Ethiopia, and considers the practice more prevalent in rural areas. 
Mr. Adem, who removed a handkerchief from his pocket and cried at one point 
during his testimony, was asked what he thought of someone who believes in the 
practice. He replied: The word I can say is 'mind in the gutter.' He is a 
moron. 
His attorney, Mark Hill, acknowledged that Mr. Adem's daughter had been 
cut. But he implied that Mrs. Adem's family, who immigrated from South Africa 
when she was 6, may have had the procedure done. 
The Adems divorced in 2003, and Mr. Hill suggested that the couple's 
daughter was encouraged to testify against her father by her mother, who has 
full custody. 
If convicted, Mr. Adem, a clerk at a suburban Atlanta gas station, could 
get up to 40 years in prison. 
The U.S. Department of Health and Human Services, using figures from the 
1990 census, estimated that 168,000 girls and women in the United States have 
undergone the procedure or were at risk of being subjected to it.

The State Department estimated that up to 130 million women worldwide had 
undergone circumcision as of 2001. Knives, razors or even sharp stones are 
usually used, according to a 2001 department report. The tools often are not 
sterilized, and often many girls are circumcised at the same ceremony, leading 
to infection. 
It is unknown how many girls have died from the procedure, either during 
the cutting or from infections, or years later in childbirth. 
Nightmares, depression, shock and feelings of betrayal are common 
psychological side effects, according to the federal report. 
The report estimated that 73 percent of women in Ethiopia had undergone the 
procedure, based on a 1997 survey. 
Taina Bien-Aime, executive director of Equality Now, an international human 
rights group, said female circumcision is most widely practiced in a 28-country 
swath of Africa. She said more than 90 percent of women in Ethiopia are 
believed to have been subjected to the practice, and more in places like Egypt 
and Somalia. 
It is a preparation for marriage, Miss Bien-Aime said. If the girl is 
not circumcised, her chances of being married are very slim. 
The practice crosses ethnic and cultural lines and is not tied to a 
particular religion. Activists say the practice is intended to deny women 
sexual pleasure. In its most extreme form, the clitoris and parts of the labia 
are removed and the labia that remain are stitched together. 
I had maybe read about it in Reader's Digest or some other journal, but 
not really considered it a possibility here, said Dr. Rose Badaruddin, the 
pediatrician for the Adems' daughter. 
Many refugees from Ethiopia and Somalia come to Georgia through a federal 
refugee-resettlement program. 
With immigration, the immigrants travel with their traditions, Miss 
Bien-Aime said. Female genital mutilation is not an exception. 
Federal law specifically bans the practice, but many states do not have a 
law addressing it. Georgia lawmakers, with the support of Mrs. Adem, passed an 
anti-mutilation law last year. Khalid Adem is not being tried under that law, 
since it did not exist when his daughter's cutting reputedly was done. 




[Non-text portions of this 

[wanita-muslimah] Women under attack in Iraq, Afghanistan

2006-10-27 Terurut Topik Ambon
http://news.yahoo.com/s/ap/20061027/ap_on_re_eu/un_women_violenceprinter=1

Back to Story - Help



Women under attack in Iraq, Afghanistan 
By EDITH M. LEDERER, Associated Press Writer1 hour, 43 minutes ago 



Women are facing increasing violence in Iraq, Afghanistan and Somalia, 
especially when they speak out publicly to defend women's rights, a senior U.N. 
official told the U.N. Security Council.

Noeleen Heyzer, executive director of the U.N. Development Fund for Women, 
called on for fresh efforts to ensure the safety of women in countries emerging 
from conflicts, to provide them with jobs, and ensure that they receive 
justice, including compensation for rape.

What UNIFEM is seeing on the ground - in Iraq, Afghanistan, Somalia - is that 
public space for women in these situations is shrinking, Heyzer said Thursday. 
Women are becoming assassination targets when they dare defend women's rights 
in public decision-making.

Heyzer spoke at a daylong open council meeting on implementation of a 2000 
resolution that called for women to be included in decision-making positions at 
every level of striking and building on peace deals. It also called for the 
prosecution of crimes against women and increased protection of women and girls 
during war.

Undersecretary-General for Peacekeeping Jean-Marie Guehenno said that, in the 
past year, Liberian President Ellen Johnson Sirleaf became the first woman head 
of state in Africa, Liberia adopted an anti-rape law, women in Sierra Leone 
pushed for laws on human trafficking, inheritance and property rights and women 
in East Timor submitted a draft domestic violence bill to parliament.

Despite these positive developments, he said, women face widespread insecurity 
and in many societies violence is still used as a tool to control and regulate 
the actions of women and girls seeking to rebuild their homes and communities.

In Afghanistan, attacks on school establishments put the lives of girls at 
risk when they attempt to exercise their basic rights to education, Guehenno 
said. Women and girls are raped when they go out to fetch firewood in Darfur. 
In Liberia, over 40 percent of women and girls surveyed have been victims of 
sexual violence. In the eastern Congo, over 12,000 rapes of women and girls 
have been reported in the last six months alone.

Assistant Secretary-General Rachel Mayanja, the U.N. special adviser on women's 
issues, said that from Congo and Sudan to Somalia and East Timor, she said, 
women continue to be exposed to violence or targeted by parties to the 
conflict ... lacking the basic means of survival and health care.

At the same time, Mayanja said, they remain underrepresented in 
decision-making, particularly on war and peace issues.

Assistant Secretary-General Carolyn McAskie, who is in charge of supporting the 
new U.N. Peacebuilding Commission which was established this year to help 
countries emerging from conflict, said her office will try to ensure that 
space is created for women's active participation in political, economic and 
social life.

We cannot ignore the voices of the women from the time we broker peace 
onwards, McAskie said. Peacemaking is not just an exercise involving 
combatants, it must involve all of society, and that means women.

At the end of the meeting, the council said it remains deeply concerned by the 
pervasiveness of all forms of violence against women in armed conflicts. and 
reiterated its strong condemnation of all acts of sexual misconduct by U.N. 
peacekeeping personnel.

Allegations of sexual abuse have also been reported in peacekeeping missions in 
Congo, Bosnia, Kosovo, Cambodia, East Timor and West Africa.


Copyright © 2006 The Associated Press. All rights reserved. The information 
contained in the AP News report may not be published, broadcast, rewritten or 
redistributed without the prior written authority of The Associated Press. 


  Copyright © 2006 Yahoo! Inc. All rights reserved.
  Questions or Comments
  Privacy Policy -Terms of Service - Copyright/IP Policy - Ad  


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL 

[wanita-muslimah] Kawasan Konservasi Gajah di Riau Kembali Terbakar

2006-10-27 Terurut Topik Ambon
REFLEKSI: Terbakar mudah dikatakan, tetapi kalau dibilang dibakar berarti ada 
yang membakar.Siapa yang membakar? Bila diadakan perbandingan  dalam sejarah 
kepulauan nusantara, apakah juga sering terjadi hutan terbakar pada zaman 
Indonesia sebelum merdeka? Merdeka untuk membakar dan merusak? Perlukah 
kemerdekaan yang demikian?

http://www.antara.co.id/seenws/?id=44494

Kawasan Konservasi Gajah di Riau Kembali Terbakar

Pekanbaru, (ANTARA News) - Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) yang 
merupakan konservasi gajah Sumatera di Riau, kembali terbakar setelah pada 
Agustus lalu juga terbakar.

Kepala Seksi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau Nukman, 
dari lokasi menghubungi ANTARA, Senin (16/10) mengatakan, kawasan TNTN tersebut 
dirambah dan dibakar.

Luas areal yang terbakar telah mencapai 60-70 hektare berada di lokasi TNTN 
denagn koordinat LS 00 12 BT 101 59`, ungkap Nukman.

Ia menjelaskan, sejak Ahad (15/10) kemarin pihaknya bersama 20 orang tim 
Manggala Agni, tujuh orang tim dari PT RAPP dan tujuh orang dari Polsek Ukui 
memadamkan api.

Karena lahan sangat kering api sulit dijinakkan dan cepat meluas, ujarnya 
seraya menambahkan areal TNTN yang dirambah itu berada di Desa Air Hitam 
Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan.

Sementara itu, aktivis WWF Riau Alhamra yang juga berada di lokasi kebakaran 
hutan TNTN mengatakan, kawasan yang terbakar merupakan wilayah perambahan pada 
April 2006 lalu telah ditindak Polsek Ukui karena ditemukan satu unit alat 
berat eskavator.

Pada April lalu dikawasan yang terbakar saat ini telah diamankan satu unit 
eskavator dan saat ini masih diproses aparat keamanan, katanya.

Ia mengatakan, pada saat itu areal hutan TNTN yang dirambah telah ditebang dan 
dibuat kanal-kanal, saat itulah pihaknya bersama Polsek Ukui menemukan alat 
berat yang sedang bekerja.

Pemilik lahan itu bernama Iwan Sitorus warga pendatang yang berdomisili di 
Desa Air Hitam. Ada indikasi kawasan hutan itu dijual dan dirambah dengan 
melibatkan orang perusahaan, ungkap Alhamra.

Menurut dia, kawasan TNTN yang kini terbakar itu berbatasan dengan Hutan 
Tanaman Industri (HTI) PT RAPP dan PT Inti Indosawit.

saat kami turun tidak ditemukan siapa yang membakar tetapi api telah 
membesar, katanya seraya menambahkan tim pemadaman saat ini juga sedang 
bekerja memadamkan api.(*)


Copyright © 2006 ANTARA

16 Oktober 2006 12:22

Kirim  Cetak


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] MMI Kaitkan Konflik Poso dengan Bush

2006-10-27 Terurut Topik Ambon
http://www.gatra.com/artikel.php?id=98964


Rusuh Sulteng
MMI Kaitkan Konflik Poso dengan Bush



Jakarta, 28 Oktober 2006 00:28
Juru bicara MMI Ustadz Fauzan Al Anshori mempertanyakan, apakah kondisi tegang 
di Poso, Sulawesi Tengah, terkait dengan kedatangan Presiden AS George W Bush, 
yang dijadwalkan bakal ke Jakarta, November mendatang.

Apakah untuk menciptakan kondisi tegang menjelang kedatangan Bush (Presiden 
Amerika Serikat George W Bush yang dijadwalkan akan ke Jakarta pada November 
mendatang --Red), supaya ada `proyek` baru terorisme. Dugaan itu sudah di depan 
mata, kata Fauzan, di Jakarta, Jum`at (27/10).

Fauzan menduga hal tersebut untuk menambah kredit poin di depan George W Bush 
menjelang kunjungannya ke Jakarta.

Selain itu, Fauzan juga mempertanyakan alasan Polri menempatkan Pasukan Brimob 
BKO (Bawah Kendali Operasi) di Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Kehadirannya (Pasukan Brimob BKO --Red) justru menimbulkan antipati 
masyarakat. Dulu ketika Tibo Cs menyebut adanya 16 nama lain yang diduga 
terlibat, Polri tidak menempatkan BKO di Poso. Tetapi untuk menangkap beberapa 
orang saja sekarang perlu BKO, ini mencurigakan, papar Fauzan, di Jakarta, 
Jum`at (27/10).

Fauzan menambahkan, beberapa waktu lalu di Poso ada kasus mutilasi yang 
menewaskan tiga pelajar, kemudian peristiwa penembakan Pendeta Irianto. Dari 
kedua peristiwa itu, katanya, BKO masuk dengan tujuan melakukan `sweeping` 
untuk menangkap beberapa orang yang diduga pelaku kejahatan tersebut.

Menurutnya, tuntutan yang saat ini sangat didesak oleh masyarakat muslim Poso 
adalah seluruh Pasukan BKO agar meninggalkan Poso karena kehadiran pasukan 
tersebut di sana tidak beralasan dan justru menyulut ketegagangan atau 
kesalahpahaman. Itu bisa dibuktikan dengan terjadinya insiden belum lama ini 
yang menewaskan satu orang dan melukai dua orang lainnya, ujar Fauzan.

Senin (30/10), akan ada demonstrasi besar di Poso untuk menuntut agar Pasukan 
BKO meninggalkan Poso, katanya. [EL, Ant]

[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Fitrikan Hatimu, Sayang!~

2006-10-27 Terurut Topik Ambon
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2006102301132416

  Senin, 23 Oktober 2006 
 

  BURAS 
 
 
 


Fitrikan Hatimu, Sayang!~ 



   
  H.Bambang Eka Wijaya:

  SMS-mu bunyi! Pasti dari kakakmu! ujar ibu ke putri bungsu yang 
menemaninya tinggal di desa. Cepat lihat sampai mana perjalanan mudik di malam 
takbir ini!

  Berharap segera menerima oleh-oleh dari kakaknya yang membuatnya gembira 
setiap Lebaran, adik melihat pesan singkat di ponsel. Tapi dengan sendatan isak 
tangis ia berkata ke ibunya, Kakak tidak pulang! Katanya giliran, Idulfitri di 
rumah mertua!

  Balas SMS-nya, katakan kita sehat walafiat! Salam ibu ke mertuanya! 
sambut ibu.

  Begitu saja? entak bungsu. Kok tak kita sesalkan, malam takbir baru 
mengabari tak pulang, padahal kita menunggu?

  Tak disebut pun dia tahu kita mengharap kedatangannya! sambut ibu. 
Maka itu dia SMS memastikan tak perlu ditunggu!

  Tapi masak setelah malam takbiran baru dia kabari! timpal bungsu. 
Kalau memang tak bisa pulang kan bisa lebih awal! Paling tidak oleh-olehnya 
dikirimkan teman sekampung yang mudik!

  Ibu merangkul bungsu yang terisak. Ibu yakin kakakmu berusaha keras 
untuk pulang sampai akhirnya terpaksa menyerah dengan mengirim SMS itu! bisik 
ibu. Kehidupan di kota besar tak seindah dibayangkan! Bisa saja kakakmu dalam 
kesibukan yang tak bisa digantika, atau mendapat kesulitan yang tak bisa 
diatasi sampai akhirnya ia SMS tak bisa pulang! Malah, jangan-jangan dia juga 
tak berlebaran di rumah mertuanya!

  Ibu kesankan kakak tak berdaya seperti korban bencana! sengan bungsu.

  Cipcipcip! ibu mengelus bungsu. Derita bukan cuma akibat bencana alam! 
Derita lebih memilukan justru yang bukan akibat bencana, tapi akibat kelalaian 
dan kesalahan pemimpin yang lebih sibuk mengurus kepentingan pribadi dan 
golongan justru dengan mengorbankan kepentingan rakyat! Setiap bicara demi 
kepentingan rakyat, tapi dalam praktek, rakyat dilantarkan dalam kemiskinan, 
malah digusur dari rumah atau tempat usahanya, dan seterusnya!

  Pemimpin seperti itu tak layak dimaafkan, dalam Idulfitri sekalipun! 
entak bungsu.

  Sikap seperti itu keliru! timpal ibu. Karena dengan begitu, masih ada 
yang mengganjal di hati kita! Padahal agar kita kembali fitri, harus 
benar-benar bersih dan suci dari segala bentuk bercak yang mengganjal!

  Lantas, harus bagaimana? sambut bungsu.

  Tuluskan hati kita dari segala kekecewaan akibat perbuatan siapa pun! 
tegas ibu. Hanya dengan ketulusan memaafkan dalam segala hal yang mengganjal 
di hati kitalah kita bisa membersihkan hati sampai benar-benar fitri!

  Bagaimana bisa tulus? tanya bungsu.

  Agar tulus, yakin tidak satu pun kejadian di dunia ini di luar 
kehendak-Nya! jawab ibu. Jadi, fitrikan hatimu Sayang, dengan menyerahkan 
seikhlas-ikhlasnya segala sesuatu ke hadirat-Nya, sembari tak henti memohon 
ampunan dan rida-Nya!

  Memaafkan orang tanpa diminta, jelas amat mulia! sambut bungsu menarik 
napas lega dan mencium tangan ibunya. Mohon maaf lahir dan batin! Minal 'aidin 
wal-faizin! *
 


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Pekik Kemenangan

2006-10-27 Terurut Topik Ambon
 
REPUBLIKA
Jumat, 27 Oktober 2006


Pekik Kemenangan 

Oleh : Zaim Uchrowi 


Berapa banyak takbir yang kita gemakan pada Idul Fitri kali ini? Berapa banyak 
hati yang kita sertakan dari setiap 'Allahu Akbar' yang terucapkan? Berapa 
dalam makna yang dapat kita rasakan dari pengagungan asma Sang Pemilik Alam 
Semesta ini?

Seruan bertakbir itu pasti bukan untuk 'kepentingan' Allah SWT melainkan untuk 
kepentingan manusia sendiri. Dalam tradisi Islam, seruan bertakbir adalah 
semacam pekik kemenangan. Pasukan Jenghis Khan dari pojok stepa Mongolia 
menaklukkan daratan Asia dan Eropa dengan pekik kemenangannya: hura ... hura. 
Pekik kemenangan semacam itu pula yang selalu ditebarkan para trainer pelatihan 
pengembangan diri.

Dahsyat, luar biasa, bisa dan sebagainya adalah penyemangat kemenangan 
yang sangat efektif. Jika pekik kemenangan seperti itu telah diteriakkan, dan 
kita meneriakkannya secara bersungguh-sungguh dari dalam hati terdalam, apa 
yang dapat menggagalkan untuk memenangkan kehidupan ini?

Allahu akbar bukan sekadar pekik kemenangan biasa. Pekik ini bukan semata 
ledakan dari energi diri, melainkan energi diri yang telah dipompa dengan 
semangat Ilahiah. Pekik 'Allahu akbar' telah membuat para sahabat Rasul tidak 
gentar menghadapi pertempuran apa pun, dengan musuh sekuat apa pun. Bahkan, di 
saat harus bertempur di bulan puasa, tengah hari, di tengah gurun seperti pada 
Perang Badar sekalipun.

Allahu akbar itulah energizer yang membuat mereka hampir selalu meraih 
kemenangan gilang-gemilang. Betapapun kecil jumlah mereka. Betapapun sederhana 
persenjataan mereka.

Namun, kemenangan gilang-gemilang tak boleh membuat mereka larut dalam euforia. 
Perang melawan musuh kuat itu, kata Rasul, cuma perang kecil. Ada perang besar 
yang harus dimenangkan. Siapa mampu memenangkan perang besar itu akan meraih 
kemenangan sejati. Sebuah kemenangan yang hasilnya tidak hanya akan dipetik di 
akhirat kelak, namun di kehidupan dunia sekarang ini juga. Perang besar itu 
adalah perang menaklukkan atau mengendalikan diri sendiri.

Rasul bukan hanya menyeru ajaran Ilahi buat meraih kemenangan sejati. Rasul 
bahkan menunjukkan jalannya. Jalan itu adalah pelatihan besar sebulan penuh 
dengan berpuasa Ramadhan. Itulah candradimuka yang menempa kita buat 
menaklukkan diri sendiri. Siapa mampu menaklukkan diri sendiri, menurut resep 
Ilahiah ini, akan mampu menaklukkan apa pun, siapa pun, di medan pertempuran 
manapun. Termasuk di medan pertempuran kehidupan sehari-hari.

Jadi, sukses sejati tidak akan datang begitu saja. Sukses sejati hanya akan 
hadir setelah kita menempuh usaha ekstrakeras. Berpuasa Ramadhan sebulan penuh 
adalah sebuah usaha ekstrakeras jika kita memang bersungguh-sungguh 
menjalaninya. Begitu keras pelatihan itu hingga tak semua orang mampu 
melakukannya. Bahkan, yang mengaku Muslim sekalipun. 

Menyelesaikan puasa sebulan penuh pun tak berarti telah menjalani usaha 
ekstrakeras hingga berhak untuk 'lulus'. Bukankah Rasulullah SAW telah 
mengingatkan betapa banyak yang berpuasa Ramadhan tak memperoleh apa pun selain 
rasa lapar dan dahaga.

Insya Allah kita tak termasuk golongan demikian. Insya Allah kita termasuk yang 
telah lulus pelatihan ekstrakeras itu hingga layak mendapatkan 'hari 
kemenangan' Idul Fitri. Sebuah hari yang memang dimaksudkan untuk merayakan 
keberhasilan menuntaskan pelatihan keras buat menaklukkan diri sendiri. Buat 
merayakan hari kemenangan ini kita bahkan dibekali dengan pekik kemenangan 
'Allahu akbar'! Sebuah pekik kemenangan buat mengafirmasi atau meneguhkan 
kesiapan diri guna menaklukkan kehidupan selama sebelas bulan ke depan.

Rangkaian proses itu adalah ajaran yang sangat jelas bahwa semestinya umat 
Rasul akan selalu memenangkan pertempuran apa pun, baik ekonomi, sosial, 
budaya, maupun lainnya. Apalagi moralitas. Tak ada alasan untuk kalah. Tak ada 
alasan tidak sukses karena kunci sukses adalah menaklukkan diri sendiri. 
Sedangkan kita telah terlatih menaklukkan diri sendiri itu lewat puasa 
Ramadhan. Maka, sukses adalah hak setiap umat Rasul, meskipun setiap orang 
tetap harus terus siap untuk sesekali menerima ujian-Nya. Jika kita masih gagal 
menaklukkan kehidupan sehari-hari, maka tentu ada yang tidak pas atau malah 
salah dalam cara kita memahami ajaran luar biasa ini. Inilah persoalan serius 
umat ini.

Sering kita menghibur diri saat kalah menghadapi pertempuran kehidupan. 
Biarlah kami sekarang menderita, yang penting nanti masuk surga. Dunia kan 
cuma perhiasan, dunia kan sementara, sedangkan akhirat yang kekal. Sangka kita 
shalat, puasa, dzikir, dan ibadah lainnya sudah mencukupi untuk menjamin lancar 
menuju surga. Padahal kita tahu ayat Quran: Apakah kalian menyangka masuk surga 
begitu saja, padahal belum jelas bagi Allah siapa yang sungguh-sungguh 
bertempur dan siapa yang sabar. Jelaslah bahwa surga atau sukses akhirat tak 
akan teraih tanpa memiliki jiwa kemenangan (winning spirit). Begitu juga sukses 
di dunia ini.

Winning spirit atau 

[wanita-muslimah] Kebaya Membuat Wanita Cantik

2006-10-27 Terurut Topik Ambon
http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=264906kat_id=405

REPUBLIKA
  Minggu, 17 September 2006

  Amy Atmanto 
  Kebaya Membuat Wanita Cantik 

  Oleh : bur 


  Aminy Aim Sani seorang ibu yang pintar menjahit. Lebih 
spesial: menjahit kebaya. Salah seorang putrinya selalu mengamati saat Aminy 
bekerja. Diam-diam, sang putri yang masih remaja itu mengikuti jejak Aminy. Ia 
membuat pola, merancang pakaian yang akan dikenakannya. ''Dari kelas 3 SMP saya 
sudah biasa menjahit baju sendiri,'' ucap Amy Atmanto, sang putri itu.

  Remaja putri itu kini berangkat dewasa. Mengikuti jejak sang 
ibu, dia menjadi perancang busana. Fokusnya hampir sama: kebaya. Hasil 
rancangannya dipakai wanita kelas atas negeri ini, juga wanita kelas atas di 
berbagai negara. Kini ia membangun tiga brand: Royal Sulam, Victoria Couture, 
Royal Caftan. Ada 59 orang yang dipekerjakan untuk itu.

  Belajar, belajar, dan belajar
  Masa kecilnya tumbuh dalam disiplin yang cukup ketat. Prof Dr 
Ayip Sani Ibrahim, ayahnya, selalu menekankan untuk terus belajar. Kedisiplinan 
itu mulai berbuah di usianya yang masih belia. Saat duduk di bangku SMAN 3 
Setiabudi, Jakarta, ia terpilih mengikuti pertukaran pelajar dalam program AFS. 
Lulus SMA, beasiswa dari Pemerintah Australia diperolehnya. Perempuan kelahiran 
Jakarta, 19 Agustus 1974, ini memilih Jurusan Komunikasi di University of 
Technology Sydney, sambil belajar di jurusan hukum internasional. Lulus lebih 
cepat dengan nilai cum laude untuk jurusan komunikasi, ia tak sempat 
merampungkan studi hukum internasionalnya. Mengapa tidak memilih studi desain, 
kegemaran di masa kecil? Amy punya alasan rasional. Dia bilang, ''Pilihan 
beasiswanya tidak ada. Jadi saya pilih yang agak mirip.'' Toh, di sela-sela 
masa liburan, setiap summer, ia manfaatkan waktunya belajar di fashion di 
sebuah institut di Sydney dengan menyisihkan sisa uang saku dari beasiswa. 
''Jadi, hidup saya selama masa remaja ya belajar, belajar, dan belajar,'' ujar 
dia.

  Reporter televisi Kembali ke Indonesia, Amy mencoba 
menerapkan ilmunya. Masuk ke TVRI News, sembari magang di sebuah perusahaan 
event organizer asing. ''Saya jadi manajer sebentar, kemudian masuk ke RCTI, 
jadi reporter yang bertugas di Istana,'' ucapnya. Chris Kelana, sosok yang 
disebutnya banyak memberikan bimbingan ketika itu.

  Amy mengambil cuti saat hamil. Perjalanan waktu 
mempertemukannya dengan Ram Punjabi, pemilik Multivision. Amy menjadi manajer 
public relations di situ. ''Sampai sekarang saya dipercaya untuk posisi 
corporate secretary dan senior advisor untuk Parkit, perusahaan induknya,'' 
kata dia.

  Menemukan jati diri
  Kelahiran Fais Rafi Darmanto, anak keduanya, 2001, menyertai 
Adam Rikhan Darmanto, anak sulungnya, membuat Amy berpikir lain. ''Saya merasa, 
saya harus punya waktu buat suami dan anak-anak saya yang sudah mulai besar, 
mulai butuh perhatian,'' ujar dia.

  Kegelisahan pun mendera. Banyak perusahaan menawarinya 
pekerjaan dengan imbalan menggiurkan, tapi dorongan untuk memberi perhatian 
kepada keluarga lebih kuat menariknya. Toh, pilihan harus dijatuhkan. 
''Akhirnya, sampai ketemu hobi saya. Suami saya selalu bilang, 'Mulai dengan 
apa yang kamu suka. Terus fokus','' kata dia mengenang.

  Amy semula membuka usaha, memanfaatkan kesempatan yang sering 
ia peroleh ke luar negeri dengan membeli berbagai jenis pakaian. Pakaian itu 
dijual di butik milik seorang teman, sampai akhirnya menyewa tempat di 
Kabayoran. Setahun dua tahun berjalan, dia menjadi terbiasa membuat baju 
sendiri. ''Sampai kadang-kadang, kok kalau saya di-jahitin orang, polanya nggak 
enak. Saya bikin sendiri polanya,'' jelas dia.

  Pakaian dengan pola yang ia buat sendiri itu ternyata 
mendapat pujian banyak orang. Terkesan unik di mata banyak temannya. 
Sampai-sampai ada orang yang berminat membeli baju yang sedang ia kenakan. 
Babak baru dalam kehidupannya pun mulai. Dia seakan menemukan dunianya yang 
'hilang', dunia yang disenanginya sejak kecil: desain.

  Membangun mimpi
  Tapi, mengapa lebih condong ke kebaya? Dia bilang, ''Tadinya, 
yang saya jahit bukan hanya kebaya. Ada baju, ada blus. Tapi teman-teman saya 
bilang, 'lu enak sih... kebaya'.'' Teknik menjahit kebaya termasuk yang paling 
susah. Tidak boleh ada lekukan sedikit. ''Belum lagi tantangannya. Orang yang 
badannya XXL, yang justru paling sering pakai kebaya,'' kata dia. Maka, ia pun 
terus menekuni kebaya.

  Komentar banyak orang, ternyata tidak keliru. Lima tahun di 
bawah payung Royal Sulam, tak terbilang perempuan kelas atas menggunakan gaun 
rancangannya. Menteri Pemberdayaan Perempuan, Meuthia Hatta, memujinya. 
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata mengajaknya bekerja sama, 

[wanita-muslimah] Mufti komen pakaian wanita enggan berundur

2006-10-27 Terurut Topik Ambon
http://www.bharian.com.my/m/BHarian/Saturday/Dunia/20061028014515/Article/Dunia_html

Mufti komen pakaian wanita enggan berundur



APA KHABAR: al-Hilali dikerumuni penyokongnya 
ketika meninggalkan Masjid Lakemba, Sydney semalam 
selepas solat Jumaat.

CANBERRA: Mufti Australia yang dikritik kerana menganggap wanita tidak 
bertudung mengundang kejadian rogol menegaskan semalam beliau tidak akan 
berundur selagi Rumah Putih terus mempengaruhi dunia.


 


Lembaga persatuan masjid Lakemba, Sydney mengadakan pertemuan dengan Sheik Taj 
Aldin al-Hilali semalam dan memutuskan untuk menerima permohonan maaf beliau 
kerana membandingkan wanita yang tidak menutup aurat sama seperti daging yang 
terdedah tetapi melarang beliau daripada menyampaikan khutbah selama dua hingga 
tiga bulan.

Ditanya jika beliau akan meletak jawatan, al-Hilali memberitahu pemberita:

Selepas kita membersihkan dunia daripada pengaruh Rumah Putih terlebih dulu. 
Beliau bagaimanapun tidak mengulas lanjut.

Kenyataan itu mendapat sorakan dan tepukan daripada penyokongnya. Mufti 
berkenaan lantang menentang perang Iraq dan pernah menyifatkan Presiden Bush, 
Perdana Menteri Britain, Tony Blair dan Perdana Menteri Australia, John Howard, 
tiga pemimpin yang mengisytiharkan perang terhadap regim Saddam Hussein, 
sebagai kuasa jahat.

Al-Hilali tidak menyampaikan khutbah ketika sembahyang Jumaat semalam selaras 
dengan larangan yang dikenakan terhadapnya.

Beliau mencetuskan bantahan selepas membuat kenyataan mengenai pakaian yang 
tidak sopan sebulan lalu tetapi hanya disiarkan kelmarin oleh akhbar The 
Australian.

Howard yang mengkritik kenyataan al-Hilali berkata, masyarakat Islam Australia 
akan berubah menyokong pemimpin kelahiran Mesir itu jika dia terus menjadi 
pemimpin agama.

Apa yang saya katakan kepada masyarakat Islam adalah: Jika mereka tidak 
menyelesaikan masalah ini, ia mungkin akan merosakkan pandangan terhadap 
masyarakat itu di kalangan masyarakat Australia, kata Howard kepada Southern 
Cross Broadcasting. - AP

[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Nicaragua to ban all abortions

2006-10-27 Terurut Topik Ambon
http://www.theage.com.au/news/world/nicaragua-to-ban-all-abortions/2006/10/27/1161749314665.html



Nicaragua to ban all abortions
Catherine Bremer, Managua
October 28, 2006


NICARAGUAN MPs have banned abortions for rape victims and women who risk dying 
in childbirth.

The tactical vote for the tough new law came just days ahead of the Central 
American republic's presidential election.

The law was approved with the support of reluctant left-wing legislators who 
backed it to help their party's leader, Daniel Ortega, a former Cold War foe of 
the US, return to power in the November 5 election.

Barring a veto from President Enrique Bolanos, the law will take effect in 30 
days. The bill will overturn a 130-year-old policy permitting abortions in 
exceptional cases and put Nicaragua among several countries, mostly in Africa 
and the Middle East, with total bans.

Nicaragua's powerful Catholic Church and the ruling Liberal Party had promoted 
the law and Mr Ortega's Sandinista party supported it to avoid alienating 
church leaders and religious voters in the last days of a tight campaign.

The law changes included jail terms of up to 30 years for women, and their 
doctors, who terminate a pregnancy, but legislators put off a vote on that 
issue, meaning the current maximum sentence of six years will stand.

Medical associations and women's groups had campaigned against the new laws 
and, with the country locked in a fierce debate, senior UN officials had called 
on MPs to think carefully before voting.

Mr Ortega, who led a 1979 revolution and fought a civil war against US-backed 
Contra rebels throughout the 1980s, has a strong lead, but he would face a 
tough run-off if he failed to win in the first round of voting.

US officials worry Mr Ortega will join an anti-US bloc in Latin America led by 
Venezuelan President Hugo Chavez and are backing his conservative rival, 
Eduardo Montealegre.

When Mr Ortega was in power, his government reinforced a law giving women the 
right to terminate pregnancies resulting from rape or incest, or if three 
doctors stated a woman's life was at risk. This year, however, Mr Ortega has 
refused to be drawn on the abortion law and has pushed a vague pro-life message.

Twenty-five Sandinistas in the National Assembly supported the proposal, 
although some sent their back-ups to cast the vote rather than do it 
themselves. The party's 13 other MPs stayed away from the session, where the 
law was passed in a 52-0 vote.

Hundreds of people had protested outside the National Assembly in the capital 
Managua on Wednesday night, saying the law would be a death sentence for the 
estimated 400 women who suffer ectopic pregnancies in Nicaragua each year.

They are forcing women and girls to die. They are not pro-life, they are 
pro-death, protester Xiomara Luna said.

The Catholic Church says allowing abortion in certain cases is an aberration, 
and rallied thousands to marches in favour of the change, which puts Nicaragua 
alongside countries such as Chile and El Salvador in imposing a blanket ban.

Cardinal Miguel Obando y Bravo, the influential former archbishop of Managua, 
recently urged voters to back candidates who look after life, who defend life 
from conception.

REUTERS


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Islam Syariat Bisa Berubah

2006-10-26 Terurut Topik Ambon
http://www.gatra.com/artikel.php?id=98724


Islam Syariat Bisa Berubah


Masalah serius harus kita hadapi jika gerakan Islam syariat seperti yang 
dilakukan Hizbut Tahrir Indonesia, Majelis Mujahidin Indonesia, dan Komite 
Penegakan Syariat Islam Sulawesi Selatan menjadi arus kuat di Indonesia. 
Masalahnya, Islam akan berwajah lebih rigid, doktriner, dan elitis, yang dapat 
melahirkan kultur santri baru yang semakin ortodoks. Ia juga sangat 
memungkinkan terjadinya perluasan fragmentasi yang melahirkan generasi Islam 
abangan yang lebih besar. Bahkan bisa muncul kecenderungan ekstrem berupa arus 
baru konversi kepemelukan Islam ke agama lain yang dirasa lebih memberi 
kenyamanan beragama daripada tetap berada dalam Islam yang serba syariat dan 
berwajah ideologis.

Itulah temuan Haedar Nashir dalam disertasi Gerakan Islam Syari'at Reproduksi 
Salafiyah Ideologis, yang dipertahankan di Universitas Gadjah Mada, 
Yogyakarta, 20 September lalu. Disertasi yang tampaknya mengkhawatirkan 
menguatnya gerakan Islam syariat itu menyebutkan bahwa yang dimaksud gerakan 
Islam syariat adalah gerakan Islam yang bercorak ideologis dengan 
memperjuangkan Islam secara formal dalam negara. Gerakan ini muncul dengan 
militan karena dorongan keyakinan dan paham keagamaan yang ingin mencetak ulang 
(reproduksi) tipe ideal zaman Nabi dan generasi salaf al-shalih (generasi 
terbaik sesudah Nabi) secara harfiah dan formal.

Disertasi salah satu Ketua PP Muhammadiyah itu sulit disanggah. Referensinya 
sangat kaya, metodologinya sangat ketat. Tujuh guru besar penguji yang terdiri 
dari Miftah Thoha, Sunyoto Usman, Tadjuddin Noer Effendi, Amin Abddullah, 
Azyumardi Azra, Ali Haidar, dan saya memberi yudisium kelulusan dengan predikat 
cum laude tanpa dissenting opinion. Ketika menguji pun, saya tak mempersoalkan 
temuan ilmiah yang telah dibingkai dengan konsep dan metodologi yang ketat itu. 
Saya hanya mengemukakan fakta bahwa meskipun gerakan itu dikatakan didorong 
oleh keyakinan, dalam kenyataan sejarah, sikap dan militansi penganut gerakan 
Islam syariat seperti itu bisa berubah atau diubah oleh situasi tertentu.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafi`i Ma`arif, pada masa mudanya 
adalah orang yang mencitakan berdirinya negara Islam Indonesia. Tetapi, setelah 
nyantri ke Universitas Chicago dan berguru kepada Prof. Fazlur Rahman, dia 
berubah sangat drastis dan menjadi penentang gerakan Islam syariat.

Mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada mulanya mengidolakan gerakan 
Al-Ikhwan al-Muslimin, sebuah gerakan Islam radikal yang pernah membunuh 
Presiden Anwar Sadat di Mesir karena dianggap kurang membela Islam, Bahkan, 
karena kekagumannya pada gerakan itu, ketika masih belia, Gus Dur pernah 
membangun organisasi Al-Ikhwan itu di Jombang. Tetapi, setelah belajar ke 
Mesir, Irak, dan bekerja di Eropa selama beberapa tahun, Gus Dur pulang ke 
Indonesia dengan visi pluralisme yang sangat liberal dan sangat 
anti-formalisasi Islam dalam kehidupan kenegaraan.

Banyak juga tokoh lain yang tadinya menggelorakan gerakan Islam syariat menjadi 
berubah dan sangat akomodatif terhadap yang serba non-Islam setelah menjadi 
anggota DPR atau masuk ke kabinet. Mereka bahkan menjadi sangat fasih 
menerangkan bahwa negara Pancasila adalah negara yang sudah final.

Perubahan seperti itu juga terjadi pada organisasi politik yang dulu 
jelas-jelas mengusung semacam gerakan Islam syariat. Minimal ada tiga parpol 
yang pada masa-masa awal reformasi menegaskan diri sebagai parpol Islam yang 
akan memperjuangkan berlakunya syariat Islam, mengubah Pasal 29 UUD 1945, 
bahkan ada yang menyatakan akan memperjuangkan berlakunya substansi Piagam 
Jakarta. Tetapi, setelah agenda itu dipertarungkan melalui mekanisme demokrasi 
di DPR dan MPR, sekarang parpol-parpol itu berubah diam. Mereka sadar dan 
ikut mengatakan bahwa negara Pancasila memang final sebagai pilihan yang secara 
demokratis tak bisa dilawan.

Maka, kalau kita memang takut akan menguatnya gerakan Islam syariat, minimal 
ada tiga situasi yang bisa mengubah gerakan itu. Pertama, menyekolahkan mereka 
ke universitas yang maju agar wawasannya lebih luas dan akomodatif seperti yang 
dialami Syafi`i Ma`arif, Gus Dur, dan lain-lain.

Kedua, memberi kesempatan dan tempat bagi mereka di lembaga demokrasi seperti 
DPR. Sebab, kalau kalah dalam pertarungan di sana, mereka takkan bisa berbuat 
apa-apa dan tetap harus terikat dengan segala konsekuensi keputusan yang telah 
diambil secara demokratis.

Ketiga, memberi jabatan penting pada tokoh mereka. Sebab, dalam kenyataannya, 
setelah tawar-menawar jabatan, tak sedikit di antara mereka yang tiba-tiba 
berubah dan mengatakan secara sama dengan yang kita inginkan bahwa untuk bangsa 
yang majemuk seperti Indonesia, negara Pancasila adalah pilihan final.

Menyambung tanya-jawab saya dengan promovendus pada ujian promosi doktor itu, 
Miftah Thoha menutup pertanyaan kepada Haedar Nashir. Apakah Ustad Anu yang 
sangat keras dalam gerakan Islam 

[wanita-muslimah] Tuhan, Agama, dan Negara

2006-10-26 Terurut Topik Ambon
KOMPAS
Jumat, 27 Oktober 2006 

  
Tuhan, Agama, dan Negara 


Komaruddin Hidayat 

Otoritas yang bersumber pada Tuhan, agama, dan negara sering bertabrakan dalam 
panggung sejarah. 

Masing-masing menawarkan keselamatan dan pembebasan sekaligus menuntut 
loyalitas dan pengorbanan. Rasionalitas ketiganya berbeda dalam mewujudkan 
eksistensi dan peran di masyarakat yang penuh paradoks. 

Ketiganya abstrak, tetapi peran dan pengaruhnya amat besar dalam sejarah 
kemanusiaan. Secara ontologis, agama dan negara adalah derivasi dan akibat 
firman Tuhan karena Tuhan adalah Maha-absolut, sumber dan akhir segala wujud. 
Namun, kini ketiganya hadir bersama dalam kesadaran manusia, menjelma dalam 
lembaga yang adakalanya saling memperebutkan hegemoni. Pada awal diwahyukan, 
firman Tuhan selalu memihak kaum tertindas dan melahirkan gerakan politik 
emansipatoris. Dalam perjalanannya, firman Tuhan terbelenggu lembaga yang 
kemudian dikooptasi tokoh-tokohnya dengan mengatasnamakan Tuhan dalam semua 
tindakan yang adakalanya represif-manipulatif. 

Padahal, sejatinya ada rentang metafisis dan kognitif yang jauh antara Tuhan 
dan penalaran tokoh agama. Masing-masing pada arsy berbeda. Pemikiran agama 
adalah produk historis yang penuh muatan budaya, bersifat kondisional, dan 
relatif. Sementara Firman (F besar) bersifat absolut, tidak mungkin diraih 
secara utuh oleh nalar manusia yang nisbi. 

Namun, tak jarang tokoh agama berbicara dan bertindak berdasar persepsi dan 
kepentingan pribadi, disakralisasi atas nama Tuhan agar berbobot sehingga lebih 
berwibawa saat akan memengaruhi massa. 

Semua agama sepakat, Tuhan adalah Esa. Dialah satu-satunya pencipta dan 
pemelihara semesta, tetapi manusia memanggil- Nya dengan nama berbeda-beda. 
Selain beda sebutan, titik pokok perbedaan ada pada pemahaman, penafsiran, dan 
keyakinan seputar relasi Tuhan-manusia serta Tuhan-semesta. 

Mereka yang beriman dan berislam pada Tuhan yakin, Tuhan Maha Kasih tetapi akan 
bertindak sebagai hakim yang mengadili semua yang manusia perbuat di bumi di 
akhirat. Bagi faham deisme, alam dipandang bagai jam raksasa yang bekerja 
otomatis, dan Tuhan bagai Sang Pencipta tidak akan campur tangan setelah 
ciptaan-Nya selesai. 

Kontestasi agama dan negara 

Pemahaman, sosok agama, dan negara senantiasa berkembang. Muatan dan spirit 
keberagamaan yang lahir belasan abad lalu pasti mengalami perkembangan karena 
zaman berubah. 

Meski semula agama diyakini sebagai firman Tuhan yang menyejarah, pada 
urutannya lembaga-lembaga agama berkembang otonom di bawah kekuasaan 
tokoh-tokohnya. Wibawa Tuhan lalu mendapat saingan berupa institusi agama dan 
negara. Bahkan, negara lebih berkuasa dibandingkan dengan Tuhan dan agama dalam 
mengendalikan masyarakat. Atas nama negara, sebuah rezim bisa memberangus agama 
karena beranggapan, berbeda agama berarti berbeda Tuhan, dan perbedaan berarti 
ancaman bagi yang lain sehingga negara tampil sebagai hakim. 

Dalam realitas sosial-politik, berbagai upaya dicari untuk menemukan format 
tepat bagaimana memosisikan ketiganya, yaitu kebertuhanan, keberagamaan, dan 
kebernegaraan. Indonesia sebagai negara yang rakyatnya memiliki semangat 
beragama yang tinggi sering digoyang tidak hanya oleh gelombang pasar global, 
tetapi juga konflik solidaritas dan loyalitas keagamaan yang melampaui sentimen 
nasionalisme dan kemanusiaan. Sering orang lebih membela kepentingan kelompok 
seagama meski di luar wilayah Indonesia. Atau lebih loyal pada kelompok atau 
partai yang mengusung simbol agama ketimbang pada cita-cita berbangsa, 
bernegara, dan kemanusiaan. 

Ketika kontestasi antara negara dan agama melahirkan krisis, sementara ruang 
agama dan negara dirasakan pengap, orang kembali merindukan Tuhan melalui 
caranya sendiri, di luar institusi agama. Mereka tak lagi percaya pada 
pengkhotbah dan janji-janji modernisme yang ditawarkan negara. Lalu muncul 
gerakan spiritual dan mistik yang ingin memperoleh pencerahan dan ketenangan 
batin di luar syariah agama. Mereka membangun dunia maya guna menemukan kembali 
spiritualitas (virtual world of spirituality). 

Maraknya pusat meditasi dan latihan spiritual menjadi indikasi krisis 
kepercayaan pada lembaga agama, ilmuwan, dan politisi yang dinilai gagal 
menciptakan kesejahteraan dan kedamaian. Tidak heran jika muncul pemberontakan 
intelektual terhadap lembaga agama dan politisi yang keduanya sering bertengkar 
dan berkolaborasi. 

Membangun sintesa 

Secara teoretis normatif, baik agama maupun negara muncul untuk melayani 
masyarakat. Bahkan, negara merupakan anak kandung masyarakat. Tetapi, pada 
perjalanannya, lembaga agama dan negara sering meninggalkan jati dirinya 
sebagai pengayom, lalu berkolaborasi untuk mengawetkan kepentingan sekelompok 
elite penguasa sambil menindas masyarakat. 

Tampaknya bangsa Indonesia masih bingung menemukan hubungan mapan untuk 
mempertemukan kesetiaan warganya pada Tuhan, agama, dan negara. Idealnya, 
ketiganya bersinergi membangun sintesa 

[wanita-muslimah] Funeral Devils

2006-10-25 Terurut Topik Ambon
http://www.arabnews.com/?page=13section=0article=87174d=25m=10y=2006pix=kingdom.jpgcategory=Local%20Press


Wednesday, 25, October, 2006 (03, Shawwal, 1427)

  Funeral Devils
  Suleiman Al-Fulaih . Al-Jazirah
 

  Before a recent funeral, a man stood up and shouted, I will 
not forgive this man. He pointed at a body that had been laid for funeral 
prayers in a mosque along with three others. Many people were shocked at what 
this man was saying and began looking at him in disbelief that there could 
possibly be someone that would speak ill about a dead man. The man walked 
toward the body mumbling to himself.

  Before we try to understand the man's story, let us talk 
about the evil acts committed by people in the least expected of situations. 
Many people do not understand why these actions take place at such moments.

  For example, imagine there are people standing outside the 
sacred mosques in Madinah or Makkah, wearing ihram and preparing for action. 
These people are not out to pray, but rather to rob people of their wallets and 
money. After robbing them they leave people in desperate situations without 
their identity documents and money to return home with. Such thieves are void 
of emotions and cannot differentiate between good and bad. This is a fine 
example of people without hearts and souls who take advantage of people that 
come for worship during the blessed month at a very sacred place. I hope these 
people are caught by the police and given severe punishments in tune with their 
terrible crimes.

  Another ghastly example is of the thieves who hide between 
people carrying the funeral bier to the cemetery. These thieves take advantage 
of people's emotions and their sorrowful mourning to rob them of their money 
and cell phones.

  The worst example of all is that of the man who shouted that 
he would not forgive a person who had just died because he owed him SR15,000. 
People at the mosque asked the man to forgive the deceased saying he was dead 
and incapable of paying his debt. The man said he had reminded the dead man 
about the money he owed him but the dead man continually refused to pay. At 
that he began invoking God to punish the dead man in his grave for leaving an 
outstanding debt.

  People who had gathered for the funeral then dug deep into 
their pockets and began gathering money until they had accumulated SR15,000. 
After the man was paid, he said he would forgive the dead man but added that he 
had taken an oath not to pray at the dead man's funeral. So he left the mosque 
with the SR15,000 firmly in his hand. After the funeral prayer, family members 
carried the other three bodies to the grave while the fourth, for which money 
had been gathered, remained on the ground. People assumed the man had no 
relatives and so the imam of the mosque went to the body and opened the sheet. 
To his surprise there was no body, just pillows. 

  That man behaved worse than the devil. He conjured up a plan 
that even the devil himself could possibly not think of.
 
   
 


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Women's Civic IDs

2006-10-25 Terurut Topik Ambon
http://www.arabnews.com/?page=13section=0article=88320d=20m=10y=2006pix=kingdom.jpgcategory=Local%20Press

Tuesday, 17, October, 2006 (25, Ramadhan, 1427)


  Women's Civic IDs
  Haya Al-Manie, Al-Riyadh 

 
  Saudi women have been delighted to finally possess their own 
civic ID cards. This is considered to be a move toward acknowledging the equal 
rights of Saudi women and considering them as real citizens of the country.

  Civic ID cards are normally used in institutions such as 
courts, universities and government offices. Unfortunately, the use of the 
women's ID card is limited to banks and some charitable organizations. Other 
governmental bodies are still wary of the ID cards and will not recognize them 
as official identification for women.

  When women want to issue a power of attorney, their IDs are 
rejected and they are asked to bring their family ID cards. The question arises 
as to which is safer for a woman to use, her personal IDs, or the family card? 
We all know that family cards are not competent sources of proof because they 
do not contain pictures or fingerprints. 

  When women apply for jobs, personal ID cards are rejected and 
only family ones are accepted. The question arises as to why they were issued 
in the first place. What is even worse is that some internal bodies don't 
accept women's personal ID cards. For instance, police officers demand a copy 
of family cards and refuse to look at the personal IDs. 

  The card is definitely neither recognized nor accepted in 
hotels or when buying and selling. Is a paper from a legal guardian, even if he 
is less than 18 years old, more important than a woman's civic card? Even when 
a woman wants to reserve a room in a hotel, having a boy with her is better 
than having her ID card. The Ministry of Interior issues these almost useless 
cards according to strict legal procedures that have no room for flexibility.

  The Ministry of Interior - considering that it's the foremost 
agency responsible for a citizen's security internally - is obliged to 
recognize women's ID cards everywhere, including in law courts. This is 
especially essential since there are many cases where men have taken advantage 
of the situation and, with the help of other females, issued authorization 
documents on behalf of their wives without their knowledge. How could the judge 
identify who is the woman behind the veil pretending to be the wife? Men resort 
to such acts to serve their wily purposes of stealing and robbing their wives 
who own properties or have financial assets.

  I think that restricting any official procedure to a women's 
personal ID card would solve many problems and correct many mistakes where 
women end up becoming the victims. The ID has to be recognized inside the 
Kingdom while traveling from one city to another and when a woman wants to 
reside in a hotel for any reason. Women should be able to stay in hotels 
without having to bring a paper from the police or her legal guardian.

  Worrying about women is necessary - and so is worrying about 
men - but without denying their existence and losing their trust. When people 
fail to protect themselves, neither others nor documented papers protect them. 
When a 50-year-old woman can't stay in a hotel in Makkah or Madinah, what 
purpose does that serve? What value does that add to our society?
 
   
 


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Displaced Women Build New Lives, Brick by Brick

2006-10-25 Terurut Topik Ambon
http://www.ipsnews.net/news.asp?idnews=34194

COLOMBIA:
Displaced Women Build New Lives, Brick by Brick
Gloria Helena Rey


CARTAGENA, Colombia, Aug 1 (IPS) - The City of Women, in the northern 
Colombian municipality of Turbaco, 11 kilometres from the fortified walls of 
this tourist resort city, bears no resemblance to Federico Fellini's 1980 film 
by the same name, or to the similarly dubbed Buenos Aires neighbourhood of 
Puerto Madero, where almost all the streets and public spaces are named for 
famous women. 

These Colombian women, in contrast, are very real and still alive, and are 
making their own mark on the country. Displaced by war, survivors of massacres 
and crimes, some were victims of the paramilitaries, others of guerrillas or 
the state security forces. Colombia has the world's second largest internally 
displaced population (after Sudan) -- at least 2.5 million, according to 
government figures. Women account for 49 percent of the displaced. 

The new community in Turbaco was built on the hard work of such women. 
Initially, eight founded the Liga de Mujeres Desplazadas (League of Displaced 
Women) in 1998, to get forced displacement recognised as a war crime, to seek 
humanitarian aid to improve their terrible health conditions and poor 
nutrition, and to reclaim their own rights and those of their families. 

Seeing the terrible poverty in the streets was unbearable, remembers Patricia 
Guerrero, a lawyer displaced by threats in 1997, mother of three daughters and 
the driving force behind the Liga de Mujeres and this unique village. 

Around 100 women joined her to begin construction in 2003, building their new 
lives brick by brick. They themselves manufactured the 120,000 cement blocks 
used in the 97 houses (78 square meters each), which now house the 500 people 
that give life to the five-block settlement. 

The project, which included the cost of the land and the construction of the 
dwellings, was negotiated with the owner for more than a year and a half. 

Guerrero obtained 500,000 dollars from the U.S. Congress to kick-start the 
process. Additional money came from the office of the United Nations High 
Commissioner for Refugees, the World Food Programme, the Spanish government, 
the Ford Foundation and other public and private organisations. 

As soon as more funds come in, construction of new houses will continue, says 
Héctor Useche, administrative assistant director and Liga project coordinator. 

Training is a key component of the initiative. Many of these women were peasant 
farmers or domestics before coming here. 

It was hard to learn how to make bricks, but I proved that women could do it, 
says Niris Romero, a mother of five, and one of the 30 women trained in the 
skill. I also worked on the beams of my house, and helped mould each column 
and make the mix to cement the blocks. I am happy -- I have a roof and a 
trade. 

Some of her peers were trained as bricklayers or in agriculture -- everyone 
received some kind of training. Two hundred Liga members who did not receive 
state housing subsidies underwent training and took part in productive projects 
and other activities during the construction phase. All have carried their 
training further, particularly in the field of human development. 

It was extremely hard to get this project off the ground, says Guerrero, who, 
having secured the initial funding, negotiated the purchase of the land. 

Later, we came under attack: I was accused of doing it for personal gain, and 
people predicted I would fail. During the construction process, we were 
threatened, people were 'disappeared' and killed, and bodies were dumped on the 
surrounding land to scare us. They wanted to drive us out, whatever it took, 
she remembers. 

The husband of Simona Velásquez, 46, a mother of six who was displaced by the 
war three times, was killed with a machete while he was guarding materials used 
in the construction of the settlement. They didn't steal the materials, but 
the murder caused panic. Many of the women wanted to give up, says Guerrero. 

But they did not, because it would have been like killing our last hope. 
That's why we stayed, says Nerlides Almansa, 48, mother of six and current 
co-ordinator of productive projects for the Liga and City of Women. 

The women have since been nominated for the National Peace Prize, awarded to 
individuals or organisations that contribute to resolving Colombia's 
four-decade armed conflict. The project's success story has been held up as a 
model for other regions in the country. 

The women's families have also received training and awareness-raising classes. 
Guerrero describes a youth league and explains that work on the concept of 
masculinity is done with husbands. We do not want abusive husbands, or 
children who will be drawn into the war or prostitution. Our community is 
grounded in ethical values, and we educate everyone on their citizen's rights. 

The women have also laid in 

[wanita-muslimah] Islamic studies 'letting down' multicultural needs

2006-10-25 Terurut Topik Ambon
http://www.guardian.co.uk/religion/Story/0,,1931309,00.html


Islamic studies 'letting down' multicultural needs 

Press Association
Wednesday October 25, 2006
Guardian Unlimited 


 
Islamic studies in Britain's higher education institutions are failing to meet 
the needs of a 21st-century multicultural society, according to a report 
published today. 
Academics at Dundee's Al-Maktoum Institute for Arabic and Islamic Studies 
examined 55 UK higher education departments and centres currently offering 
courses in the study of Islam and Muslims. 

They claim education structures are letting down Muslims and are calling for 
a new agenda offering education which is more relevant to contemporary 
British society and takes a more multicultural approach. 



The report, entitled Time for Change: Report on the Future of the Study of 
Islam and Muslims in Universities and Colleges in Multicultural Britain, was 
written by Abd al-Fattah El-Awaisi and Malory Nye. 
Prof El-Awaisi said: The call for a new agenda is timely and necessary to 
prevent the misguided and narrow interpretation of Islam which is the source of 
so many problems in our multicultural society. 

It is only through multicultural education we can work to eliminate extremism 
and fundamentalism. 

The report found most British non-Muslims do not get Islam and do not 
understand what makes Muslims tick. 

Many British communities, including British Muslims, have failed to understand 
each other and have failed to engage effectively in multicultural Britain, it 
states. 

There is mutual incomprehension and this can only be addressed by education. 

The report claims Muslim schools and colleges run by Muslims for Muslims is not 
the answer. 

Multiculturalism is not about separatism, ghettoisation or Balkanisation; it 
is instead recognition of diversity, the need for common ground, mutual respect 
and cultural engagement, it states. 

It adds that some departments concentrated on out of date and irrelevant 
issues, while others chose local religious leaders as lecturers for political 
correctness. 

It also criticised some Muslim institutions for focusing on their own political 
links and agendas and not those of multicultural Britain. 

The report makes a number of recommendations including a 
government-commissioned study on Muslim institutions and their place in the 
development of Islam and Muslims as an integral part of multicultural British 
society. 

It also calls for Muslim institutions to be encouraged to integrate more 
actively into the British higher education system. 

Prof Nye said: All those who participate in the development of this area of 
higher education have the responsibility to respond to the new realities of 
contemporary multicultural Britain. 

We must ensure the integration of all aspects of society within these debates 
and also recognise the need to make the understanding of Islam and Muslims a 
mainstream part of the curricula.





[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Dokter dan Tanggung Jawab Sosial

2006-10-25 Terurut Topik Ambon
KOMPAS
 Kamis, 26 Oktober 2006 

  
Dokter dan Tanggung Jawab Sosial 


Kartono Mohamad 

Apakah kehadiran dokter membuat kesehatan masyarakat menjadi lebih baik? Ini 
pertanyaan lama yang melatarbelakangi Ivan Illich menulis The Medical Nemesis, 
1970-an. Ia mengkritik pelayanan kesehatan modern yang membuat rakyat kian 
sakit. 

Pertanyaan itu relevan dan sulit dijawab hingga HUT ke-23 Ikatan Dokter 
Indonesia (23 Oktober). Selama ini pemerintah menanam anggapan bahwa kehadiran 
dokter akan meningkatkan kesehatan masyarakat. Anggapan itu seolah janji. 
Bagaimana para dokter membuktikan janji itu? 

Hal itu bergantung pada motivasi dokter saat mengikuti proses pegawai tidak 
tetap (PTT). Adakah ia ikut PTT agar lepas dari kewajiban dan bisa masuk 
spesialisasi, atau masuk PTT agar segera diangkat menjadi PNS dengan segala 
fasilitasnya, atau benar-benar ingin mengabdi dan menjadi agent of change di 
masyarakat. Pemerintah agaknya tak hirau soal itu, yang penting secara politis 
telah menunjukkan perhatian terhadap kesehatan rakyat. Apakah kehadiran dokter 
membuat masyarakat lebih sehat atau tidak itu soal lain. 

Data Departemen Kesehatan ihwal derajat kesehatan rakyat dibandingkan dengan 
jumlah dokter di provinsi menunjukkan asumsi itu tidak benar. Jumlah dokter per 
100.000 penduduk di Maluku, misalnya, mencapai 28 orang. Lebih tinggi dari 
jumlah dokter per 100.000 penduduk DKI Jakarta yang 22 orang. Namun, dari 
tingkat kesehatan rakyat (misal angka kematian bayi), Jakarta lebih baik 
dibandingkan dengan Maluku. Pemerintah (dan DPR) tentu akan menggunakan dalih 
geografis dan komunikasi sebagai alasan, padahal kedua faktor itu adalah given 
factor sehingga mestinya diperhitungkan saat membuat janji kepada rakyat. Di 
perkotaan, asumsi ketersediaan dokter akan membuat kesehatan rakyat kota lebih 
baik tidak terbukti. Kasus ketidakmampuan mengendalikan demam berdarah, TBC, 
HIV, bahkan malaria muncul kembali di beberapa tempat, menunjukkan derajat 
kesehatan rakyat kota tidak menjadi lebih baik meski banyak dokter ada di kota. 

Harapan kepada dokter 

Ihwal motivasi dan kesiapan dokter terjun ke masyarakat, jika hanya ingin 
menjadi PNS, sikap kreatif dan berani berinisiatif tidak akan muncul. Selama 30 
tahun lebih, PNS digembleng untuk hanya mengabdi dan patuh kepada atasan tanpa 
perlu berinisiatif bagi masyarakat. Kenaikan pangkat dan jabatan tidak 
didasarkan keberanian berinisiatif untuk rakyat, tetapi kepandaian menjilat 
atasan. Buat apa repot-repot melayani masyarakat? 

Faktor pendidikan di fakultas juga berperan membentuk motivasi. Pendidikan 
kedokteran kita, seperti dikatakan Seldin terhadap pendidikan kedokteran 
Amerika tahun 1950-an, membentuk dua macam dokter. Pertama, kelompok dokter 
ilmuwan-teknisi yang mengandalkan diagnosis kepada bantuan laboratorium (dan 
teknologi). Kedua, kelompok dokter yang dididik sebagai empirical users of 
science. 

Keduanya mempelajari manusia sebagai parts and particles dalam menangani 
pasien. Yang satu mengandalkan analisis ilmiah yang harus didukung teknologi, 
yang lain mendasarkan pengalaman ilmiah empiris. Keduanya bagus, tetapi tidak 
pernah, atau sedikit, diperkenalkan kepada pasien dalam konteks sosialnya 
sehingga dokter tidak mampu melihat perannya di masyarakat. Maka, mungkinkah 
mengharap dokter menjadi agent of change masyarakat. Dengan menempatkan dokter 
seperti itu, disertai harapan mereka akan dapat meningkatkan derajat kesehatan 
rakyat, bisa jadi hal sebaliknya yang terjadi. Adanya dokter mungkin memudahkan 
dan memperbaiki layanan kesehatan, tetapi tidak pernah mampu menekan angka 
sakit (morbiditas) atau malah meningkat. 

Peranan organisasi profesi 

Di negara berkembang, organisasi profesi kedokteran selalu menjadi kelompok 
elite. Suatu privilese yang dapat dijadikan kekuatan ke arah yang baik bagi 
rakyat atau sebaliknya. Kini organisasi profesi ini dinilai skeptis bahkan 
sinis oleh masyarakat Indonesia karena dinilai tidak sesuai harapan masyarakat. 
Ada e-mail kepada saya mengatakan, dokterlah yang membuat layanan kesehatan di 
Indonesia tidak bermutu dan mahal sehingga sebenarnya mereka ikut memiskinkan 
rakyat. 

Yang mungkin tidak disadari para dokter adalah mereka telah terbawa arus 
neoliberalisme yang menyerah kepada pasar. Layanan kesehatan yang diberikan 
lebih mengikuti selera hedonis masyarakat tanpa menggunakan ilmu dan 
kekuatannya untuk mengurangi hedonisme ini dan mengarahkannya kepada layanan 
bermutu berdasar the real needs masyarakat yang dilayani. 

Para dokter pun mengutamakan hedonis sendiri. Kesempatan ini ditangkap industri 
farmasi dan alat kedokteran sehingga terjadi kolusi, yang disebut medico- 
industrial complex. Pasien digunakan dokter untuk menekan industri agar 
memenuhi keinginannya dan industri memanfaatkan kesempatan untuk kepentingan 
omzet jualan. Pasien hanyalah komoditas. 

Pemerintah tidak peduli dengan hal itu karena tujuan politisnya tercapai dengan 
menempatkan dokter di 

[wanita-muslimah] Poso dan Elit Politik

2006-10-24 Terurut Topik Ambon
http://www.ranesi.nl/arsipaktua/Asia/indonesia060905/Poso_elit_politik061023

Poso dan Elit Politik
Ranesi

23-10-2006


Seorang laki-laki tertembak mati dalam kerusuhan yang kembali melanda Poso. Dua 
orang lainnya terluka. Menurut wakil presiden RI Jusuf Kalla, konflik di Poso 
sebenarnya bukan konflik komunal, tapi sisa-sisa radikalisme. George Junus 
Aditjondro dari Poso Centre berpendapat ungkapan Jusuf Kalla ini sebenarnya 
terlambat, dan sang wapres sendirilah yang diuntungkan dari konflik Poso. Lebih 
lanjut George Junus Aditjondro kepada Radio Nederland Wereldomroep.

Rakyat dan teroris
George Junus Aditjondro [GJA]: Jusuf Kalla mestinya mengatakan itu lima tahun 
yang lalu. Sejak Malino 9 Desember tahun 2001, orang yang mengenal konflik Poso 
sudah tahu bahwa ini bukan lagi konflik antara komunitas Kristen dan komunitas 
Islam. Ini konflik antara rakyat dan teroris. 
Kan yang jadi sasaran adalah komunitas Kristen. Tapi komunitas Kristen juga 
tidak melihat bahwa yang menyerang mereka atau berbagai tindakan penembakan 
misterius dan lain-lain itu dilakukan oleh komunitas Islam. Mereka lebih 
melihatnya itu sebagai tindakan orang-orang yang terlatih. Baik dari dalam 
aparat sendiri, maupun orang-orang yang dilatih oleh unsur-unsur militer dan 
polisi.

Ungkapan munafik
Radio Nederland Wereldomroep [RNW]: Jadi ungkapan Jusuf Kalla sebenarnya 
terlambat ya Pak?

GJA: Ya, dan itu hanya untuk mencuci dirinya. Sebab katakanlah ada ketegangan 
yang meningkat di Poso, dalam arti kemarahan kelompok komunitas Kristen. Karena 
orang yang sama sekali bukan pelaku utama konflik Poso, yaitu almarhum Tibo dkk 
dieksekusi dan yang ikut mendorong supaya cepat dieksekusi adalah Jusuf Kalla 
juga.

Yang jelas dengan eskalasi ketegangan di Poso, yang untung juga Jusuf Kalla. 
Sebab dengan penambahan pasukan, yang untung adalah perusahaan keluarga Jusuf 
Kalla, Bukaka, yang sedang membangun sebuah PLTA yang sangat kontroversial di 
sana, yang berdampak terhadap desa-desa sepanjang sungai Poso. Jadi itu 
ungkapan yang agak munafik saya anggap.

Untung
RNW: Kerusuhan di Poso tampaknya tidak kunjung berakhir. Apakah ini karena 
pemerintah kurang berupaya atau lalai menangani masalah ini?

GJA: Kerusuhan di Poso sebenarnya justru menguntungkan segmen-segmen tertentu 
dalam pemerintah. Terutama angkatan bersenjata, baik polisi maupun militer. 
Yang dengan merdekanya Timor Leste, dan juga perdamaian di Aceh, kehilangan 
ladang latihan, tapi juga ladang tempat mencari tambahan pendapatan. Jadi yang 
diuntungkan adalah faksi-faksi dalam militer dan polisi.

Yang kedua yang juga diuntungkan adalah mereka yang kemudian juga ikut 
mengkorup dana bantuan kemanusiaan. Dan itu tidak sedikit. Dalam kasus Poso 
dari 200 milyar yang dicadangkan dari tahun 2000 sampai 2004, 2005 hanya 
seperempat yang kabarnya sampai ke pengungsi. Jadi ada korupsi setingkat 75 
persen.

Nah yang ketiga adalah perusahaan-perusahaan besar seperti kelompok Bukaka. 
Dan juga beberapa kelompok perusahaan lain yang diuntungkan dengan penempatan 
pasukan sebanyak-banyaknya ke Sulewesi Tengah bagian Timur. Jadi karena ada 
yang diuntungkan maka tentu ini dilanjutkan.

Satu paket
Yang lain juga adalah ucapan almarhum Munir bahwa Ambon dan Poso hanya 
merupakan pemantik api untuk membakar jerami di Jawa. Jerami di Jawa adalah 
kelompok-kelompok Islam radikal, dan kalau sampai misalnya ada imbas ke 
kelompok Islam di Poso, misalnya ada penyerangan terhadap ini, maka sebagian 
pembalasan terhadap orang Kristen atau gereja-gereja Kristen di Jawa, akan 
menaikkan suhu politik demikian tingginya, sehingga tentara akan ikut campur 
tangan secara langsung. Dan dengan demikian usaha ke arah demiliterasi 
pemerintahan Indonesia dan supremasi sipilnya akan terganggu.

Dengan kata lain almarhum Munir melihat bahwa Ambon, Poso dan kemudian 
kerusuhan di Jawa merupakan satu paket. Dan berada di belakang paket juga 
jaringan intelejen yang dulu dirintis oleh Hendro Priyono.  

Bagian kecil
RNW: Jadi konflik di Poso sebenarnya bagian kecil dari sesuatu yang lebih 
besar lagi?

GJA: Saya melihat konflik di Poso adalah bagian tindakan militer untuk 
melepaskan urusan sipil kepada polisi. Sehingga dengan kegagalan sipil 
mendamaikan Ambon, khususnya Poso dan Sulewesi Tengah, maka tentara bisa 
mengatakan kami harus tetap ikut campur. Dan dengan demikian mementahkan 
ketetapan MPR untuk memisahkan polisi dari ABRI.

Dan ini masih kuat. Kuatnya kelompok yang ingin kembali ke supremasi militer 
sangat besar. Dan itu bisa dilihat dari ketegasan aparat militer untuk 
melakukan eksekusi terhadap almarhum Tibo dan juga untuk mengerahkan pasukan 
begitu banyak, ribuan militer dan polisi di Sulewesi Tengah, dan Nusa Tenggara 
Timur. Jadi tidak kelihatan kemajuan di dalam usaha menegakkan demokrasi dan 
supremasi sipil. Tetapi justru yang terjadi sebaliknya.


 Kirim ke Teman

Reaksi: 


ali nasrun, [EMAIL PROTECTED], 23-10-2006 - germany 

Akhirnya toh jelas bahwa konflik kristen dan

[wanita-muslimah] Ramadan di Kampung Orang-Orang Jawa di Suriname (4-Habis)

2006-10-24 Terurut Topik Ambon
http://www.indopos.co.id/index.php?act=detailid=7610


Senin, 23 Okt 2006,

Ramadan di Kampung Orang-Orang Jawa di Suriname (4-Habis) 


Lebaran Disambut Beduk, Takbir Keliling, Minus Pasudon Rega
Warga keturunan Jawa di Suriname merayakan Idul Fitri sama dengan tradisi 
pendahulunya. Ada takbir keliling, menabuh beduk, dan membunyikan petasan. 

ARIES SNTOSA, Paramaribo 

BERBEDA dengan keturunan para kuli kontrak di Kaledonia Baru, Kepulauan 
Pasifik, orang-orang Jawa di Suriname masih bisa mempertahankan jati diri 
sebagai orang Jawa. Bukan hanya bahasa, tapi juga khazanah adat-istiadat 
warisan leluhur tetap mereka jaga dengan baik. 

Banyak generasi muda dalam komunitas Jawa di Kaledonia yang kini tidak mengerti 
bahasa Jawa (hanya berbahasa Prancis). Tapi, orang-orang Jawa di Suriname, 
selain bisa menggunakan bahasa Belanda, aktif menggunakan bahasa ibu (Jawa) di 
rumah atau dalam pergaulan antarmereka.

Kerukunan mereka terlihat nyata pada saat Lebaran yang dirayakan Senin, 23 
Oktober 2006. Republik Suriname -mungkin satu-satunya negara di Benua Amerika- 
menyatakan Idul Fitri sebagai hari libur nasional.

Tapi, ada juga warga di Suriname yang sudah berlebaran kemarin (Minggu, 22 
Oktober). Sabtu malam waktu Suriname, sudah ada warga yang menggemakan takbir. 
Warga yang berlebaran kemarin adalah di Desa Java Weg, sekitar 20 kilo meter 
arah selatan dari Paramaribo. Yang menarik, kebanyakan warga muslim di sana 
yang didominasi kelompok kilenan (kiblatnya tetap menghadap ke barat, seperti 
di Indonesia), selama ramadan tidak berpuasa. Bahkan, saat lebaran pun, mereka 
kebanyakan juga tidak malaksanakan salat Id. 

Warga di desa itu, menurut Leles Muchlis Pawirodinomo, salah seorang anggota 
parlemen Suriname keturunan Jawa termasuk kelompok: ngakoni Islam, anging ora 
nglakoni ajarane (mengakui Islam, tapi tidak melaksanakan ajarannya).

Saat lebaran tiba, tak berbeda dengan di Indonesia, warga Suriname menjalankan 
salat id di lapangan pusat kota. Setelah itu dilanjutkan silaturahmi atau 
bersalam-salaman.

Mangke, sak sampunipun salam-salaman, tiyang angsal pacitan, lajeng mulih ning 
omahe dewe-dewe (Nanti, setelah berjabat tangan, orang mendapat makanan kecil, 
lalu pulang ke rumah masing-masing, Red), kata Leles. 

Di rumah ibu-ibu sudah menyiapkan makanan Lebaran, seperti kupat-lontong opor, 
soto, dan aneka jajan pasar khas Jawa (jadah, wajik, gethuk, enting-enting, 
peyek, krupuk, dan sebagainya). 

Biasane keluarga kumpul. Terus mangan bareng-bareng. Bocah-bocah cilik 
diwenehi duit receh dienggo jajan. Cah-cah seneng banget (Biasanya seluruh 
keluarga kumpul. Terus makan bersama-sama. Anak-anak kecil diberi uang receh 
untuk jajan. Mereka senang sekali, Red), kata Roosmi Tambeng, istri Kapten 
Does. 

Bedanya dengan orang-orang Jawa di Suriname, menyambut hari fitri setelah 
sebulan berpuasa, mereka tidak punya kebiasaan harus memakai barang-barang 
serbabaru. Seperti disaksikan Jawa Pos, pada hari-hari menjelang Lebaran 
toko-toko di Suriname biasa-biasa saja. Tidak ada program potongan harga 
(pasudon rega, istilah orang Jawa Suriname) besar-besaran yang digelar di 
plaza-plaza atau mal seperti di Indonesia. 

Neng kene opo-opo larang. Dadi, gawe opo tuku klambi anyar nek klambi sing ono 
isih apik (Di sini apa-apa mahal. Jadi, untuk apa beli baju baru kalau baju 
yang ada masih baik), papar Hadi Waluyo, warga Kampoeng Baroe.

Bisa dimaklumi jika muslim di Suriname tidak konsumtif pada saat Lebaran. 
Selain mereka tidak mengenal tradisi jor-joran baju baru, harga barang-barang 
di toko memang mahal. Misalnya, baju batik lengan panjang yang di Pasar Turi 
Surabaya dibanderol Rp 100 ribu di Suriname bisa sampai Rp 300 ribu. 

Bagi kebanyakan warga Jawa, harga baju yang puluhan sampai ratusan dolar 
Suriname (SRD) amat memberatkan kehidupan ekonomi mereka. Karena itu, mereka 
memilih tidak membeli yang tidak primer pada Lebaran.

Daripada untuk beli baju baru, mending untuk makan bisa berhari-hari, tutur 
Toemirah, warga Sidodadi. Pada malam Lebaran di Suriname juga masih ada 
arak-arakan keliling untuk takbiran. Mereka mengendarai sepeda motor dan mobil 
berputar-putar di sekitar kota sambil melantunkan asma Allah. 

Begitu pula di masjid-masjid suara takbir dikumandangkan lewat mikrofon. 
Bahkan, semalaman sambil menabuh beduk. Mercon dan kembang api juga dinyalakan 
sebagai tanda datangnya Lebaran Fiter (istilah mereka untuk Idul Fitri). 
Keesokan paginya mereka berduyun-duyun ke lapangan atau masjid untuk 
menjalankan salat id. Lalu, bila di lapangan, salat menghadap ke mana yang 
dianut? 

Seperti tahun-tahun sebelumnya, salat id dipusatkan di lapangan tengah kota 
Paramaribo. Salat ini dilaksanakan sesuai perintah Allah, yakni menghadap ke 
kiblat (ke arah timur). 

Leles mengaku tidak tahu apakah masih ada pelaksanaan salat id yang menghadap 
ke barat seperti tradisi yang dibawa dari Indonesia dulu. Lha monggo bade 
salat madep pundi. Menawi kulo madep kiblat (Silakan mau salat 

[wanita-muslimah] Pasal Penghinaan Presiden, Pasal Karet + etc

2006-10-24 Terurut Topik Ambon
http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_cid=251948

Senin, 16 Okt 2006,

Pasal Penghinaan Presiden, Pasal Karet yang Kini Digugat


Menggugat Warisan Kolonial
Kehormatan presiden dilindungi pasal penghinaan presiden. Parameter penghinaan 
tidak pernah dirumuskan secara jelas dalam KUHP. Karena itu, pasal tersebut 
biasa disebut pasal karet karena ketidakjelasan unsur-unsur di dalamnya.

Dalam dua tahun pemerintahan SBY, sekurang-kurangnya ada lima orang yang 
didakwa dengan pasal karet tersebut, bahkan satu di antaranya telah diputus (in 
khract). Pada 24 Maret 2005, I Wayan Gendo Suardana, terdakwa kasus pembakaran 
foto presiden dan wakil presiden, divonis enam bulan penjara oleh PN Denpasar.

Aktivis Pandapotan Lubis ditangkap 18 Mei 2006 dengan alasan membawa poster 
yang menuntut SBY dan Kalla mundur dari jabatannya saat berdemonstrasi di 
Bundaran HI pada 16 Mei 2006. Nasib yang sama menimpa Fahrur Rohman alias 
Paung. Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) tersebut ditangkap saat 
berdemonstrasi di depan Kampus Universitas Nasional Pejaten. Terdakwa ditangkap 
karena membagikan poster SBY dan Kalla yang wajahnya diberi tanda silang dan 
tulisan Kami Tidak Tahan. Tindakan itu dianggap menghina presiden dan wakilnya. 

Yang terbaru adalah Eggi Sudjana. Dia didakwa menyebarkan rumor pemberian 
Jaguar oleh pengusaha Harry Tanoesudibyo kepada salah seorang anak SBY, 
sekretaris negara, dan dua juru bicara SBY. Pengacara itu pun didakwa 
menggunakan pasal penghinaan terhadap presiden. 

Saat ini, Eggi menggugat pasal karet itu ke Mahkamah Konstitusi. Pengacara yang 
juga dikenal sebagai politikus tersebut menilai pasal 134 dan 136 KUHP yang 
menjeratnya sudah tak relevan pada era demokrasi. Bahkan di Belanda, asal 
pasal tersebut, sudah dilarang, ujarnya. 

Pakar Komunikasi Universitas Indonesia Effendi Gazali sependapat dengan Eggi. 
Dia menilai, pasal karet tersebut saat ini tidak relevan lagi. Bagaimana tidak? 
Secara historis, pasal itu digunakan penjajah Belanda untuk menindak siapa pun 
yang menghina Ratu Belanda, representasi Kerajaan Belanda. Tidak hanya itu, 
penerapan pasal tersebut tentu saja kontraproduktif dengan prinsip-prinsip 
demokrasi yang dianut Indonesia saat ini. 

Seharusnya, pasal tersebut telah dibatalkan karena bertentangan dengan 
amandemen UUD 1945 pasal 28 F yang menjamin setiap orang berkomunikasi dan 
menyampaikan informasi dengan menggunakan jenis saluran yang tersedia, ungkap 
Effendi saat dihubungi Jawa Pos kemarin. 

Pria yang juga memandu sebuah acara humor sarat kritik itu berpendapat, 
kebebasan yang dijamin pasal 28 F tersebut akan diekspresikan dengan cara 
berbeda, bergantung pada lingkungan sosial masyarakat. Cara mahasiswa 
menyampaikan kritik tentu saja berbeda dengan pelawak atau masyarakat biasa. 
Ini bergantung lingkungan sosial masing-masing, tambahnya. 

Soal batasan kesopanan dan mana yang boleh dan tidak boleh, presiden dan 
pengadilan tidak berwenang menginterpretasikannya. Presiden justru seharusnya 
arif menanggapi esensi kritik yang disampaikan masyarakat. Daripada menanggapi 
kritik yang tidak pernah akan habis, lebih baik presiden fokus dengan visinya, 
ungkap Effendi.

Cara berekspresi tentu saja bergantung pilihan masyarakat. Meski demikian, 
tambah Effendi, semakin elegan komunikasi politik yang disampaikan, itu semakin 
baik. 

Yang tidak boleh dimungkiri, pemerintahan SBY berada di era pencitraan bebas. 
Citra pemerintahan, termasuk SBY sebagai presiden, tidak bisa dipaksakan 
seperti saat Orde Baru. Pencitraan tersebut tentu saja terkait erat dengan 
kebijakan pemerintah, termasuk pembuktian janji-janji presiden yang pernah 
disampaikannya. Presiden boleh berjanji setinggi-tingginya sampai tak 
terbatas, orang lain juga boleh dong marah dalam bentuk apa saja jika janji itu 
tidak terbukti, ungkap Effendi. 

Tidak hanya SBY, siapa pun presiden di sebuah negara demokrasi memiliki 
tantangan untuk menghadapi kritik dari masyarakat. Misalnya Amerika Serikat, 
hampir setiap hari presiden diprotes dan dicaci-maki dengan cara apa pun, 
termasuk membakar foto presiden, mengejeknya melalui lagu dan film, bahkan 
membuat karikatur yang kadang sarkastis atas diri presiden. Bedanya, hal 
tersebut dihadapi dengan sikap wajar oleh presiden dan dianggap sebagai risiko 
dari demokrasi. Jangan hanya bisa berjanji, SBY juga harus mau menghadapi 
rakyatnya yang protes terhadap kebijakannya dan mungkin kecewa atas 
performanya, tambah Effendi.

Di lain pihak, anggota DPR Benny K. Harman berpendapat, meski pasal penghinaan 
presiden itu tidak relevan dengan kondisi saat ini yang relatif demokratis, 
selama masih menjadi hukum positif dan belum dicabut, pasal-pasal tersebut 
masih dapat digunakan. Meski demikian, hal tersebut kontra dengan proses 
demokratisasi yang saat ini kita jalani, ungkapnya. 

Politikus Partai Demokrat itu mengungkapkan, pasal tersebut harus segera 
dicabut dengan mekanisme uji materiil di Mahkamah Konstitusi atau merevisi 
KUHP. 

[wanita-muslimah] Humans living far beyond planet's means: WWF

2006-10-24 Terurut Topik Ambon
http://news.yahoo.com/s/nm/20061024/ts_nm/environment_wwf_planet_dc



Humans living far beyond planet's means: WWF 

By Ben Blanchard Tue Oct 24, 6:29 AM ET 



BEIJING (Reuters) - Humans are stripping nature at an unprecedented rate and 
will need two planets' worth of natural resources every year by 2050 on current 
trends, the WWF conservation group said on Tuesday. 

Populations of many species, from fish to mammals, had fallen by about a third 
from 1970 to 2003 largely because of human threats such as pollution, clearing 
of forests and overfishing, the group also said in a two-yearly report.

For more than 20 years we have exceeded the earth's ability to support a 
consumptive lifestyle that is unsustainable and we cannot afford to continue 
down this path, WWF Director-General James Leape said, launching the WWF's 
2006 Living Planet Report.

If everyone around the world lived as those in America, we would need five 
planets to support us, Leape, an American, said in Beijing.

People in the United Arab Emirates were placing most stress per capita on the 
planet ahead of those in the United States, Finland and Canada, the report said.

Australia was also living well beyond its means.

The average Australian used 6.6 global hectares to support their developed 
lifestyle, ranking behind the United States and Canada, but ahead of the United 
Kingdom, Russia, China and Japan.

If the rest of the world led the kind of lifestyles we do here in Australia, 
we would require three-and-a-half planets to provide the resources we use and 
to absorb the waste, said Greg Bourne, WWF-Australia chief executive officer.

Everyone would have to change lifestyles -- cutting use of fossil fuels and 
improving management of everything from farming to fisheries.

As countries work to improve the well-being of their people, they risk 
bypassing the goal of sustainability, said Leape, speaking in an 
energy-efficient building at Beijing's prestigous Tsinghua University.

It is inevitable that this disconnect will eventually limit the abilities of 
poor countries to develop and rich countries to maintain their prosperity, he 
added.

The report said humans' ecological footprint -- the demand people place on 
the natural world -- was 25 percent greater than the planet's annual ability to 
provide everything from food to energy and recycle all human waste in 2003.

In the previous report, the 2001 overshoot was 21 percent.

On current projections humanity, will be using two planets' worth of natural 
resources by 2050 -- if those resources have not run out by then, the latest 
report said.

People are turning resources into waste faster than nature can turn waste back 
into resources.

RISING POPULATION

Humanity's footprint has more than tripled between 1961 and 2003, it said. 
Consumption has outpaced a surge in the world's population, to 6.5 billion from 
3 billion in 1960. U.N. projections show a surge to 9 billion people around 
2050.

It said that the footprint from use of fossil fuels, whose heat-trapping 
emissions are widely blamed for pushing up world temperatures, was the 
fastest-growing cause of strain. 

Leape said China, home to a fifth of the world's population and whose economy 
is booming, was making the right move in pledging to reduce its energy 
consumption by 20 percent over the next five years. 

Much will depend on the decisions made by China, India and other rapidly 
developing countries, he added. 

The WWF report also said that an index tracking 1,300 vetebrate species -- 
birds, fish, amphibians, reptiles and mammals -- showed that populations had 
fallen for most by about 30 percent because of factors including a loss of 
habitats to farms. 

Among species most under pressure included the swordfish and the South African 
Cape vulture. Those bucking the trend included rising populations of the Javan 
rhinoceros and the northern hairy-nosed wombat in Australia. 

(Additional reporting by Alister Doyle in Helsinki) 


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an 

[wanita-muslimah] Amien Rais: Indonesia Negeri Kleptokrasi

2006-10-23 Terurut Topik Ambon
MEDIA INDONESIA
Senin, 23 Oktober 2006 16:45 WIB
HUMANIORA - Keagamaan


Amien Rais: Indonesia Negeri Kleptokrasi
Penulis: Agus Mawar


YOGYAKARTA--MIOL: Mantan Ketua PP Muhammadiyan Amien Rais mengajak semangat 
Idul Fitri ini untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas kerohanian 
sehari-hari.

Di depan silaturahmi Idul Fitri yang diselenggarakan PP Muhammadiyah 
Yogyakarta, Senin (23/10), Amien Rais juga meminta agar pemerintah memperbaiki 
diri, tidak sombong, jujur, dan menegakkan amanat.

Ia menjelaskan, kesombongan telah mengakibatkan banyak kesengsaraan dan 
karenanya harus dihindari. Sedangkan sikap tidak jujur selama ini juga sering 
ditunjukkan oleh pemerintah kita. Amien mencontohkan, sikap tidak jujur itu 
misalnya menyampaikan data penganggur yang tidak valid dalam pidato kenegaraan. 
Kalau di Amerika Serikat, itu sudah bisa menjadikan alasan untuk melakukan 
impeachment, katanya.

Tidak jujur, lanjut Amien, juga berarti bohong. Menurut dia, kebohongan yang 
dilakukan pemerintah itu sudah sering dimunculkan. Misalnya beberapa hari 
setelah gempa melanda Yogyakarta, seorang pejabat tinggi negeri ini berjanji 
akan memberikan bantuan bagi korban gempa yang rumahnya rusak ringan sebesar 
Rp10 juta, rusak sedang Rp20 juta dan rusak berat Rp40 juta. Dan ternyata 
ucapan itu tidak ditepati sama sekali, katanya. Selain itu, katanya, 
pemerintah ternyata juga tidak amanah. Dikatakan, pemerintah sudah seharusnya 
melayani rakyat dan berusaha keras untuk menyejahterakan rakyat. Tetapi, 
katanya, ternyata pemerintah lebih banyak memperhatikan dan melayani 
konglomerat. Konglomerat hitam lagi, katanya.

Berbagai kondisi itu, menurut Amien, menunjukkan bahwa pemerintah kita saat ini 
merupakan pemerintahan kleptokrasi. Artinya negeri maling dalam pemerintahan, 
katanya. Karena itu, lanjut Amien, jika tidak segera dibersihkan, maka negeri 
ini akan berubah nama menjadi Republik Maling Indonesia, katanya. (AU/OL-01

[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Amien Rais: Indonesia Negeri Kleptokrasi

2006-10-23 Terurut Topik Ambon
MEDIA INDONESIA
Senin, 23 Oktober 2006 16:45 WIB
HUMANIORA - Keagamaan

 

Amien Rais: Indonesia Negeri Kleptokrasi
Penulis: Agus Mawar

 

YOGYAKARTA--MIOL: Mantan Ketua PP Muhammadiyan Amien Rais mengajak semangat 
Idul Fitri ini untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas kerohanian 
sehari-hari.

Di depan silaturahmi Idul Fitri yang diselenggarakan PP Muhammadiyah 
Yogyakarta, Senin (23/10), Amien Rais juga meminta agar pemerintah memperbaiki 
diri, tidak sombong, jujur, dan menegakkan amanat.

Ia menjelaskan, kesombongan telah mengakibatkan banyak kesengsaraan dan 
karenanya harus dihindari. Sedangkan sikap tidak jujur selama ini juga sering 
ditunjukkan oleh pemerintah kita. Amien mencontohkan, sikap tidak jujur itu 
misalnya menyampaikan data penganggur yang tidak valid dalam pidato kenegaraan. 
Kalau di Amerika Serikat, itu sudah bisa menjadikan alasan untuk melakukan 
impeachment, katanya.

Tidak jujur, lanjut Amien, juga berarti bohong. Menurut dia, kebohongan yang 
dilakukan pemerintah itu sudah sering dimunculkan. Misalnya beberapa hari 
setelah gempa melanda Yogyakarta, seorang pejabat tinggi negeri ini berjanji 
akan memberikan bantuan bagi korban gempa yang rumahnya rusak ringan sebesar 
Rp10 juta, rusak sedang Rp20 juta dan rusak berat Rp40 juta. Dan ternyata 
ucapan itu tidak ditepati sama sekali, katanya. Selain itu, katanya, 
pemerintah ternyata juga tidak amanah. Dikatakan, pemerintah sudah seharusnya 
melayani rakyat dan berusaha keras untuk menyejahterakan rakyat. Tetapi, 
katanya, ternyata pemerintah lebih banyak memperhatikan dan melayani 
konglomerat. Konglomerat hitam lagi, katanya.

Berbagai kondisi itu, menurut Amien, menunjukkan bahwa pemerintah kita saat ini 
merupakan pemerintahan kleptokrasi. Artinya negeri maling dalam pemerintahan, 
katanya. Karena itu, lanjut Amien, jika tidak segera dibersihkan, maka negeri 
ini akan berubah nama menjadi Republik Maling Indonesia, katanya. (AU/OL-01

[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Dua Tahun Kepresidenan SBY

2006-10-22 Terurut Topik Ambon
http://www.ranesi.nl/arsipaktua/Asia/indonesia060905/dua_tahun_sby061020

Dua Tahun Kepresidenan SBY
Dikhawatirkan Indonesia Kembali Pada Demokrasi Semu
Ranesi

20-10-2006


Jum'at 20 Oktober 2006, tepat dua tahun lalu Susilo Bambang Yudhoyono dilantik 
sebagai presiden Indonesia keenam. Walau begitu dikhawatirkan SBY tetap sulit 
membangun demokrasi. Kenapa demikian dan masalah-masalah apa yang menghambat 
SBY? Berikut rangkuman wawancara Professor Nico Schulte Nordholt, pakar 
Indonesia di Universitas Twente, Belanda, kepada Radio Nederland Wereldomroep.

Korupsi masih merajalela
Nico Schulte Nordholt [NSN]: 'Saya kira yang paling obyektif sebagai titik 
berangkat memakai program SBY dan Yusuf Kalla sendiri pada waktu mereka 
dilantik dua tahun yang lalu. Dan pada waktu itu kalau saya tidak salah ada 
lima butir yang paling utama adalah perang anti korupsi. Kemudian memperkokoh 
demokrasi, memperbaiki ekonomi keempat damai di Aceh dan Papua dan kelima 
tentang kesejahteraan.'


  
  Dengarkan wawancara dengan Nico Schulte Nordholt
 
'Nah mengenai anti korupsi. Bari-baru Indonesia Corruption Watch menyuarakan 
suara yang sangat prihatin. Meskipun ada beberapa kasus yang memberi harapan 
bahwa ada kesungguhan menggarap masalah ini karena justru seluruh kelembagaan 
yudikatif, hakim, jaksa plus polisi itu masih sangat korup. Maka hampir tidak 
ada kemajuan dalam bidang itu. Jadi ini masih suatu perjuangan yang sangat 
panjang.' 
Niat SBY lain daripada Kalla
'Dan ini saya lihat dapat dikaitkan dengan butir kedua yaitu memperkokoh proses 
demokrasi. Saya tetap percaya bahwa SBY berniat mendorong ke arah itu. Tetapi 
dia kerja sama dengan Yusuf Kalla yang di dalam salah satu pidato kalau tidak 
salah di Singapura pernah mengatakan bahwa demokrasi untuk Indonesia mungkin 
tidak terlalu tepat.'


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] The End of an Era?

2006-10-22 Terurut Topik Ambon
http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2006/10/21/AR2006102100337.html?referrer=email

The End of an Era?
With Farrakhan Ill, the Nation of Islam Prepares for Change

By Darryl Fears and Hamil R. Harris
Washington Post Staff Writers
Sunday, October 22, 2006; Page A03 

Nearly 30 years after Louis Farrakhan seized control of the Nation of Islam, 
the organization is preparing for a change at the top. The controversial 
minister is battling what he has described as a life-threatening illness -- 
painful swelling of the prostate that has left him more than 30 pounds 
underweight, dehydrated, anemic and unwilling to eat.

Farrakhan, 73, recently relinquished his duties and turned control over to an 
executive panel of trusted lieutenants, exhorting them to move the Nation of 
Islam forward and prove that it is more than the charisma and influence of one 
man.

The minister has good days. He has bad days, said Ishmael Muhammad, who leads 
the organization's flagship Mosque Maryam in Chicago and sits on the executive 
board. The doctors are meeting to talk about what steps they can take to help 
him . . . so that he does not have to suffer through the pain he's constantly 
in.

Muhammad said the board runs the Nation of Islam's day-to-day responsibilities. 
It includes Abdul-Alim Muhammad, Farrakhan's medical adviser; Leonard Muhammad, 
the chief of staff; and Mustafa Farrakhan, one of the leader's sons.

Although they are considered equals, each board member is poised to take over 
the organization if Louis Farrakhan fails to fully recover.

Power struggles are nothing new within the deeply insular Nation of Islam. 
After leader Elijah Muhammad died in 1975, Farrakhan split with Wallace D. 
Mohammed, the son who replaced him, and started his own following.

Wallace Mohammed angered some members by renouncing his father's unorthodox 
teachings and seeking to convert the Nation to orthodox Sunni Islam. But 
Farrakhan, a former calypso singer, followed Elijah Muhammad's doctrine almost 
to the letter, mesmerizing black audiences with messages of social liberation 
and empowerment that culminated with the Million Man March in 1995, one of the 
largest African American gatherings in history.

Minister Farrakhan has been one of the strongest voices in our community in 
terms of his critique against racism in the black community, and that voice has 
been important, said Ronald Walters, a University of Maryland professor of 
political science who teaches a course in black leadership.

But Farrakhan failed to follow through on his promises to unify black men, 
create jobs and make black communities self-sufficient, Walters said.

It didn't go anywhere, he said. He didn't lend himself to implementation. He 
went off into the desert, and we couldn't get the implementation and 
administration started.

A change in leadership could allow the Nation to move away from a controversial 
mythology. Followers are taught that the group's founder, Wallace Fard, was an 
incarnation of God and that a scientist named Yacub created white people, 
notions that are dismissed by orthodox Muslims.

Eight years ago, as he fought prostate cancer, Farrakhan softened his tone and 
sought to burnish an image that had been improving since the Million Man March. 
He said reports that he had called Judaism a gutter religion misquoted him, 
and he said he did not mean to offend.

But recently, Farrakhan returned to anti-Semitic statements. During a speech at 
the group's Savior's Day ceremony in February, he was quoted as saying that 
false Jews promote the filth of Hollywood, including homosexuality. You may 
not like me, he said, but I don't give a damn. I'm throwing down the gauntlet 
today.

Such comments by the Nation of Islam leader are offensive not only to Jews, 
but it hurts their credibility as an organization trying to lift up blacks, 
said Deborah Lauter, director of civil rights for the Anti-Defamation League, a 
Jewish organization. Promoting hatred of Jews and whites diminishes the 
positive messages they're trying to send. The Jewish people will not sit at the 
table with hate groups, whether they are black or white.

Earlier this year, Farrakhan began experiencing pain that he says was a result 
of the radiation treatment he received for his bout with prostate cancer in 
1998.

As you know, I have been suffering from the after-effects of an extremely high 
dose of radiated seed, Farrakhan wrote in a statement last month. Over time, 
these seeds have done severe internal damage.

He continued, I am postponing indefinitely all engagements, meetings and 
appointments so that I can concentrate, with Allah's (God's) Help, to bring 
myself back to a state where I may be able to continue to serve the rise of our 
people.

Speaking more directly to his followers, he wrote, I know that you (the 
Believers) will accept the challenge to move our Nation forward, being ever 
watchful for any smart, crooked deceiver and hypocrite 

[wanita-muslimah] Teh Dapat Mencegah Kanker

2006-10-22 Terurut Topik Ambon
http://www.metrobalikpapan.co.id/berita/index.asp?IDKategori=279id=56534

  Minggu, 22 Oktober 2006


  Teh Dapat Mencegah Kanker  



  EFEK teh yang bermanfaat pada kesehatan telah didemonstrasikan pada studi 
eksperimental menggunakan hewan dan beberapa studi manusia. Dua penyakit yang 
paling intensif diinvestigasi adalah penyakit jantung dan kanker. 
  Walaupun mekanisme aktivitas protektif dari teh terhadap penyakit 
tersebut telah diajukan, ada inkonsistensi dalam hubungan antara konsumsi teh 
dan risiko penyakit tersebut pada manusia. 

  Banyak studi epidemiologik telah menginvestigasi efek konsumsi teh pada 
penyakit kardiovaskuler. Pada suatu studi jangka panjang di Belanda, konsumsi 
teh berhubungan dengan risiko kematian yang rendah akibat penyakit jantung 
koroner dan insidensi stroke yang rendah. 

  Pada studi di Rotterdam, suatu hubungan terbaik konsumsi teh dengan 
keparahan aterosklerosis aortik telah diobservasi. Studi kesehatan di Boston 
menemukan bahwa subyek yang minum satu cangkir (200-250 ml) atau lebih teh 
hitam per hari memiliki kira-kira setengah risiko dari suatu serangan jantung 
dibanding dengan orang yang tidak minum teh. 

  Satu mekanisme yang diajukan untuk efek protektif yang mungkin dari teh 
terhadap penyakit kardiovaskuler adalah bahwa polifenol teh menghambat oksidari 
LDL, yang diketahui terlibat dalam perkembangan aterosklerosis. 

  Studi telah mengindikasikan bahwa konsumsi teh hitam telah memproteksi 
LDL terhadap oksidasi ex vivo. Polifenol teh berakumulasi pada partikel LDL 
setelah 3 hari konsumsi teh hijau atau hitam, tetapi level mereka tidak cukup 
untuk memperkuat resistensi terhadap oksidasi LDL. 

  Aktivitas hipokolesterolemik dari teh dapat juga berkontribusi kepada 
proteksi terhadap penyakit jantung. Pada hewan yang diberi pakan tinggi lemak 
dan kolesterol, teh hijau, teh hitam, dan polifenol teh telah mencegah 
peningkatan liida serum dan hati, telah menurunkan kolesterol total serum atau 
indeks aterogenik, dan telah meningkatkan ekskresi fekal dari lipida dan 
kolesterol total. 

  Bila hamster diberi pakan lemak tinggi, hamster yang diberi minum teh 
hijau atau plifenol teh hijau memiliki kolesterol total serum dan level 
triasilgliserol yang rendah tetapi ekskresi lemak fekal yang lebih tinggi 
daripada kelompok kontrol. 

  Namun, studi epidemiologik dan uji pada manusia telah gagal untuk 
menunjukkan suatu efek yang menurunkan kolesterol serum dari konsumsi teh hijau 
atau hitam. Dari 13 studi epidemiologik, hanya empat yang melaporkan hubungan 
terbalik. Suatu mekanisme potensial lain mungkin melalui efek teh pada berat 
dan lemak tubuh. 

  Observasi terbaru bahwa administrasi intragastrik teh hitam telah 
menghambat agregasi platelet dan telah mencegah thrombosis koronari 
eksperimental pada anjing dan bahwa konsumsi polifenol teh hijau telah 
menurunkan agregasi platelet yang terinduksi ADP yang memberikan suatu 
mekanisme yang mungkin untuk pencegahan penyakit kardiovaskuler. Namun, ekstrak 
teh hijau yang ekuivalen dengan 10 cangkir (2 liter) teh untuk 4 minggu tidak 
memiliki efek signifikan pada beberapa indikator yang berhubungan ke penyakit 
kardiovaskuler. 

  Teh hitam dan hijau telah menyebabkan peningkatan akut yang besar (30 
menit setelah ingesti) pada tekanan darah daripada kafein sendiri. Namun, 
konsumsi teh reguler tidak mengubah tekanan darah. 

  Teh dan kanker 

  Teh telah dianggap sebagai suatu minuman pencegah kanker karena aktivitas 
seperti itu telah didemonstrasikan pada banyak model hewan. 

  Model-model tersebut meliputi kanker kulit, paru, esofagus, lambung, 
hati, usus halus, pankreas, kolon, kantung kemih, prostat, dan kelenjar susu. 
Larutan teh biasanya diberikan kepada hewan sebagai sumber tunggal cairan 
minuman. 

  Studi ekstensif pada tumorigenesis yang diinduksi cahaya UV dan bahan 
kimia sebagaimana tumor paru yang terinduksi bahan kimia dan yang terjadi 
spontan pada mencit telah mengindikasikan bahwa teh memiliki aktivitas 
inhibitori yang luas terhadap tumorigenesis dan efektif bila diadministrasikan 
selama tahap insiasi, promosi atau progresi karsinogenesis. Konklusi ini juga 
mungkin diaplikasikan pada model lain. 

  Hasil yang bertentangan telah dilaporkan mengenai efek teh pada 
karsinogenesis kolon; penghambatan dan kurang hambatan keduanya telah 
dilaporkan. Penghambatan dari tumorigenesis kelenjar susu yang terinduksi 
secara kimiawi oleh teh telah diobservasi pada tikus yang diberi pakan berlemak 
tinggi. EGCG telah diperlihatkan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker payudara 
dan prostat manusia. 

  Banyak mekanisme yang telah diajukan mengenai aksi inhibitori teh 
terhadap karsinogenesis. Mekanisme yang paling umum adalah aktivitas 
antioksidatif, tetapi banyak mekanisme yang lain juga penting. Efek 
antiproliferatif dari catechin teh telah didemonstrasikan pada model 
tumorigenesis paru dan kulit pada 

[wanita-muslimah] Umat Islam Diminta Saling Menghormati

2006-10-22 Terurut Topik Ambon

http://www.tribun-timur.com/view.php?id=35713jenis=Front
Sabtu, 21-10-2006 



Umat Islam Diminta Saling Menghormati


Imbauan Depag Terkait Kemungkinan Perbedaan Hari Idul Fitri; Muhammadiyah 
Siapkan Delapan Lokasi Salat Id di Makassar; Sebagian Besar Spanduk Salat Id 
Belum Mencantumkan Tanggal dan Hari Idul Fitri
 
Makassar, Tribun -- Pemerintah melalui Menteri Agama RI akan mengumumkan 
penetapan 1 Syawal untuk salat Idul Fitri 1427 Hijriyah, Minggu (22/7) malam 
ini. 
Kepala Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan Depag, Masyhuri, mengungkapkan 
hal tersebut di Jakarta, Sabtu (21/10). 
Menurutnya, sebelum pengumuman penetapan 1 Syawal, Menteri Agama Maftuh Basyuni 
akan memimping sidang isbat bersama sejumlah organisasi Islam dan akademisi 
universitas Islam.
 
Penentuan Hari Raya Idul Fitri 1427 Hijriyah memunculkan dua pendapat. 
Muhammadiyah memastikan melaksanakan salat Id pada 23 Oktober besok, sementara 
Nahdlatul Ulama (NU) dan beberapa ormas Islam lainnya menunggu keputusan 
pemerintah. 
Di Sulawesi Selatan, Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PDM) Sulsel sudah 
menyiapkan sejumlah lokasi pelaksanaan salat Id. Di Makassar, misalnya, 
sedikitnya tujuh titik akan menjadi lokasi salat, besok. 
Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar menyiapkan lokasi salat Id di Lapangan 
Karebosi. Pelaksaan salat Id di Karebosi akan mengikuti keputusan pemerintah 
dan menjadi pelaksanaan salat bagi jajaran muspida provinsi dan kota. 

Sementara itu, ratusan spanduk yang berisi lokasi salat Id belum mencantumkan 
tanggal pelaksanaan salat kecuali di lokasi yang disiapkan Muhammadiyah. 

Persiapan Muhammadiyah 
Puluhan ribu warga Muhammadiyah di Sulsel akan merayakan salat Idul Fitri, 
besok. Hampir sebagian besar lokasi salat id dilaksanakan di lapangan. 
Di Makassar, salat Id dipustkan di Lapangan Awwalul Islam, Parangloe, Kecamatan 
Manggala. Panitia telah menyiapkan lahan seluas 4,5 hektar untuk menampung 
jamaah dari berbagai penjuru Kota Makassar yang ingin melaksanakan salat Id 
secara berjamaah. 
Terdapat sekitar delapan lokasi pelaksanaan salat Id. Lokasi- tersebut sudah 
dibenahi. Sebagian di antaranya sudah dipasangi umbul-umbul dan spanduk yang 
bertuliskan tanggal dan khatib salat Id. 
Ketua PWM Sulsel KH Bahruddin Pagim kepada Tribun menjelaskan, beberapa cabang 
Muhammdiyah (pengurus tingkat kecamatan) di Makassar telah melaporkan rencana 
pelaksanaan salat Id di wilayah mereka masing-masing. 

Insya Allah, kami akan melakukan salat Id secara serentak pada hari Senin 23 
Oktober lusa (besok). Kami juga mengimbau kepada masyarakat yang ingin 
bergabung melaksanakan salat Id secara berjamaah, dipersilahkan untuk datang, 
katanya. 
Menurutnya, dari hasil perhitungan tim rukyat Muhammadiyah bulan sudah berada 
di atas atau sudah wujudul hilal sehingga diputuskan untuk melaksanakan salat 
Id pada hari Senin. 
Muhammdiyah Daerah 

Sementara itu, ribuan warga Muhammadiyah Kota Palopo, Bulukumba, Bone, Maros, 
dan Parepare juga akan melaksanakan salat Id secara serentak. 
Masing-masing pengurus Muhammadiyah di daerah telah mendapatkan instruksi 
melaksanakan Idul Fitri pada hari tersebut. 

Insya Allah salat Idul Fitri bagi umat Islam Muhammadiyah dan sekitarnya akan 
dipusatkan di halaman kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah (STIEM) 
Kota Palopo Jl Jenderal Sudirman kilometer tiga, Palopo, kata pengurus 
Muhammadiyah Palopo Dr Abu Bakar Malinta. 
Fungsionaris Muhammadiyah Kabupaten Bulukumba Andi Edy Manaf ketika dihubungi 
via telepon mengatakan, panitia telah mempersiapkan pelaksanaan salat Id di 
beberapa tempat di Bulukumba. 

Panitia akan memusatkan pelaksanaan salat Id di Lapangan Gattareng, Jl Sultan 
Hasanuddin, Bulukumba. Ribuan simpatisan Muhammadiyah dan warga sekitar 
diperkirakan akan memenuhi lapangan tersebut untuk melaksanakan salat Id. 

Diskusi 
Sementara itu, acara buka puasa bersama di kediaman Wapres Jusuf Kalla bersama 
pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) menjadi ajang diskusi penetapan 1 Syawal 

Ulama dan menteri yang hadir larut dalam pembicaraan serius. Diskusi mendadak 
itu berlangsung setelah ceramah agama yang disampaikan Prof Dr Quraish Shihab, 
cendekiawan Islam asal Sidrap, Sulsel. 

Quraish mengaku heran karena masih ada perbedaan akhir Ramadan antara ormas 
Islam dengan pemerintah dalam metode isbat atau rukyah. 
Menurutnya sudah ada fatwa ulama Mesir yang menyebutkan bila mereka di bumi 
bagian timur telah melihat hilal yang menandai awal Ramadan dan lebaran, maka 
yang tinggal di bagian barat harus mengikuti. 

Dengan kemajuan teknologi yang seolah membuat dunia jadi sempit, harusnya umat 
Islam dunia bisa puasa dan lebaran pada saat bersamaan, papar mantan Rektor 
IAIN Syarief Hidayatullah Jakarta ini. 
Menteri agama di akhir kepemimpinan Presiden Soeharto ini mengakui ada faktor 
geografis membedakan waktu bagian barat dan timur. Tapi selisihnya amat kecil 
dan tidak bisa dijadikan alasan penyebab perbedaan. 

Dia mengusulkan ulama Timur Tengah diundang untuk 

[wanita-muslimah] Idul Fitri, Kemenangan (untuk Siapa?)

2006-10-22 Terurut Topik Ambon
KOMPAS
Senin, 23 Oktober 2006 

  
Idul Fitri, Kemenangan (untuk Siapa?) 


Abd A'la 

Idul Fitri kembali tiba. Seperti sebelumnya, para khatib shalat id biasanya 
berkhotbah. Isinya, umat Islam yang telah menjalankan ibadah puasa sebulan 
penuh adalah termasuk yang kembali ke fitrah, terlahir kembali dalam keadaan 
suci. Mereka adalah hamba-hamba Tuhan yang memperoleh kemenangan. 

newarea 1 Dalam konteks Indonesia kini, pertanyaan menggugat di balik khotbah 
yang sudah mentradisi itu adalah kebenaran ungkapan terkait fenomena kehidupan 
yang kini menggejala kuat. 

Fitrah adalah kesucian sikap dan perilaku yang lahir dari pengembangan 
ketakwaan. Intinya, kemampuan seseorang untuk konsisten ada dalam moralitas 
luhur yang berdimensi individual dan sosial. Dalam realitas, kondisi semacam 
itu masih jauh panggang dari api. 

Di berbagai daerah, krisis kehidupan terus mendera masyarakat, sebagian besar 
akibat degradasi moral dan ulah kejahatan mereka. Sebagai contoh, di Jambi 
beberapa waktu lalu, asap tebal menaburkan polusi udara hingga ke negara 
tetangga. Di Sidoarjo, lumpur panas belum tertangani tuntas, dan gizi buruk 
melanda anak balita kita yang justru banyak didapati di Jakarta. Belum lagi 
kasus-kasus hukum seperti pembunuhan Munir yang kian gelap. 

Kasus-kasus semacam ini-jujur saja-salah satu penyebabnya muncul dari 
kekurangpedulian kita terhadap sesama dan lingkungan hingga derajat tertentu 
akibat keserakahan dan sikap kita yang mau enak dan menang sendiri. Konkretnya, 
keberagamaan yang kita jalani-khususnya dalam pelaksanaan puasa dan Idul 
Fitri-belum mampu menjadikan diri kita manusia yang benar-benar beragama yang 
mampu mengubah menjadi fitri. 

Tidak ada perubahan 

Melihat kenyataan itu, perubahan signifikan dalam diri, mulai puasa hingga Idul 
Fitri, tampaknya belum terjadi. Ibadah puasa-seperti Idul Fitri-lebih 
menunjukkan nuansa ritual formalistik, bahkan telah berkembang menjadi kegiatan 
mentradisi yang kurang menukik ke makna substantif di balik kegiatan itu. 

Sebagian (besar) umat Islam Indonesia agaknya terpaku pada kesemarakan ibadah. 
Aktivitas ritual yang terkait puasa terkesan terbingkai dalam nuansa pesta. 
Begitu pula shalat malam tarawih, bernuansa pesta, malam nuzulul Quran sebagai 
ajang yang berbau pesta, Idul Fitri juga sebagai hari berpesta. Bahkan, tak 
cukup dengan semua itu, mereka menutup rangkaian ibadah dengan pesta besar 
dalam bentuk lain, halalbihalal. 

Mungkin tidak berlebihan jika kita menyebut semua aktivitas itu sebagai sesuatu 
yang kental dengan warna pesta karena berbagai dimensinya mewujudkan diri dalam 
makna dan hakikat pesta. Dalam persiapan dan pelaksanaan kegiatan itu, polanya 
ditekankan pada hal-hal yang penuh gaung, penampilannya terkesan branded dalam 
pengertian luas, dan prosesnya benar-benar seremonial semata. 

Sejalan dengan itu, sebagian Muslim Indonesia hanya memikirkan hal-hal besar 
dan bersifat struktural. Mereka melupakan persoalan-persoalan kecil yang 
sejatinya menjadi persoalan keseharian umat, dari pemiskinan yang terus 
berlangsung di sekitarnya hingga kekerasan dalam berbagai bentuk (kultural, 
struktural, dan langsung) yang sejatinya berakar dari diri sendiri. 

Ada anggapan, melalui kerja besar, persoalan-persoalan yang kecil pasti hilang 
sendiri. Mereka belum menyadari, agenda besar masih bersifat bangunan besar 
yang belum ada isinya selain angan-angan. 

Dari individual ke sosial 

Akibatnya, dari tahun ke tahun puasa dan Idul Fitri datang silih berganti, 
tetapi kondisi umat secara khusus dan bangsa secara keseluruhan belum mengarah 
pada perbaikan substantif berarti. 

Realitas buram semacam itu senyatanya perlu menjadi perhatian umat Islam 
Indonesia. Jangan sampai umat Islam terperangkap ke dalam buaian keberhasilan 
puasa formal yang bersifat fisik semata, tidak menjadikannya sebagai puncak 
kemenangan yang hanya diakhiri dengan aktivitas semacam pesta. 

Untuk itu, sebuah terobosan yang sama sekali tidak baru perlu dilakukan. 
Puasa-sebagaimana sering kita dengar-adalah ibadah yang amat individual yang 
hanya pelaku dan Tuhan semata yang mengetahui kesungguhan dia dalam 
melakukannya. 

Pada sisi ini, pelaku puasa perlu menjadikannya sebagai sesuatu yang bermakna 
bagi kehidupan masing-masing ke depan. 

Melalui puasa, kita perlu membuat program perbaikan kehidupan setahap demi 
setahap menuju pencapaian ketakwaan hakiki. Artinya, setahun ke depan 
pascapuasa kali ini, mereka harus meniscayakan adanya perubahan ke arah 
perbaikan satu poin meningkat dari sebelumnya. Tahun berikut, dikembangkan 
menjadi dua poin, demikian seterusnya. 

Sejalan dengan itu, setiap umat Islam perlu melakukan pengamatan dalam bentuk 
refleksi diri yang berkesinambungan mengenai keberhasilan atau kegagalan proses 
yang mereka jalani dengan penuh ketulusan dan kejujuran. 

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau sebaliknya, umat Islam membuat 
indikator yang jelas dan akurat dalam dimensi individual dan sosial. 
Konsistensi 

[wanita-muslimah] ''Shock Therapy'' Koruptor Kakap

2006-10-22 Terurut Topik Ambon
Refleksi: Shock Therapy yang benar ialah semua kekayaan keluarga yang berada 
dalam negeri maupun di luarnegeri disita dengan larangan berusaha dalam bidang 
apapun selama 50 tahun,  biang koruptor dihukum seumur hidup dengan pekerjaan 
di tambang tertutup. 

http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2006/10/23/o1.htm


''Shock Therapy'' Koruptor Kakap

KEBIJAKAN Kejaksaan Agung mulai 16 Oktober lalu menayangkan wajah koruptor 
bukan hal baru di negeri ini. Beberapa tahun lalu wajah sejumlah koruptor di 
Indonesia sudah pernah ditayangkan di media televisi. Namun, kasus korupsi 
bukannya semakin mengecil, sebaliknya semakin membesar. Peringkat Indonesia 
tidak turun-turun, tetap di papan atas negara terkorupsi di dunia. 

Mantan Direktur Utama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia atau BPUI Sudjiono 
Timan, koruptor dana pinjaman pemerintah senilai Rp 90 milyar, menjadi koruptor 
pertama yang ditayangkan wajahnya di satu stasiun televisi swasta nasional. 
Menurut Jaksa Agung, ke-13 orang lagi akan ditayangkan masih berada di dalam 
negeri.

Ketika melihat tayangan itu, kita teringat wajah buronan pembobol trilyunan 
rupiah Bank Bapindo (kini merger jadi Bank Mandiri) Eddy Tansil yang juga 
ditayangkan di TV beberapa tahun lalu. Hingga kini buronan yang paling dicari 
itu belum juga tertangkap atau menyerahkan diri. Itu sebabnya upaya 
pemberantasan korupsi menjadi sangat pelik. Selain aparat penegak hukum terasa 
sangat lemah, Indonesia sepertinya ''diatur'' koruptor.

Selain memberikan shock therapy, memuat gambar para koruptor, perlu juga 
diperkuat dengan kesungguhan aparat penegak hukum, khususnya Kejaksaan Agung. 
Selama ini, Kejaksaan Agung maupun Kejati daerah dinilai kurang proaktif 
sehingga kasus-kasus korupsi yang dibawa ke pengadilan baru sedikit dan sering 
juga bebas. 

Menayangkan gambar wajah dan data para koruptor yang dinyatakan buron di 
televisi (TV)   patut disambut baik, dengan catatan penegak hukum harus bersih, 
tegas dan punya target waktu untuk mengejar para koruptor itu. Lembaga 
pemberantasan korupsi harusnya sudah lebih dulu bebas dari korupsi. Jangan 
sampai, oknumnya pula terlibat dalam kasus korupsi. Semua kasus korupsi harus 
dibongkar termasuk yang terjadi di lembaga penegak hukum. Semuanya harus diberi 
sanksi hukum berat karena sangat banyak merugikan keuangan negara dan 
menyengsarakan rakyat. 

Kita setuju wajah para koruptor dipublikasikan seluas-luasnya. Tidak hanya 
lewat TV, juga lewat media massa lainnya, asalkan tujuannya untuk kebaikan, 
bukan sekadar sensasi belaka. Jika perlu tidak hanya seminggu sekali, bisa 
diperbanyak dan disiarkan berulang-ulang. Dengan diberitakan atau wajahnya 
dipampang di media massa diharapkan dapat menimbulkan efek jera bagi para 
pelaku lainnya. Masyarakat juga dapat melaporkan kalau mengetahui keberadaan 
koruptor tersebut di lingkungannya.

Korupsi di Indonesia bagai ketiak ular. Panjang berlanjut, tidak 
putus-putusnya. Maka diperlukan tindakan nyata yakni penggal ketiaknya. Bikin 
putus bukan dengan omongan dan retorika, tetapi dengan tindakan nyata di depan 
hukum.

Selama ini pemberantasan korupsi terlalu lemah. Artinya, yang sudah nyata 
melakukan megakorupsi tidak juga diseret ke pengadilan. Bahkan, pengemplang 
dana BLBI (bantuan likuiditas Bank Indonesia) sampai bisa dibawa ke Istana 
Negara. Ini memalukan. Sangat merusak citra hukum dan rasa keadilan. 

Masyarakat sangat mengharapkan duet SBY-Kalla dapat menggencarkan pemberantasan 
korupsi, mulai dari tingkat bawah sampai atas. 

Dengan penayangan foto wajah koruptor buronan di televisi, secara langsung 
masyarakat luas akan mengetahui wajah koruptor itu, dengan harapan masyarakat 
akan mengucilkan koruptor tersebut dan keluarganya. Sudah saatnya rakyat di 
negeri ini diberi pendidikan dan pengetahuan tentang akibat dari perbuatan 
korupsi yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu, bahwa perbuatan tersebut 
dapat menyengsarakan dan merugikan banyak orang, bukan hanya sekarang, tetapi 
anak cucu kita juga kebagian sengsaranya.


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To 

[wanita-muslimah] Puluhan Ribu Orang Antri Sedekah PT Gudang Garam

2006-10-21 Terurut Topik Ambon
???

http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/jawamadura/2006/10/21/brk,20061021-86479,id.html

Puluhan Ribu Orang Antri Sedekah PT Gudang Garam
Sabtu, 21 Oktober 2006 | 13:49 WIB 



TEMPO Interaktif, Kediri:Sedikitnya 12.500 orang orang dari berbagai daerah 
membanjiri pabrik rokok PT Gudang Garam Tbk Kediri, Sabtu (21/10). Mereka 
datang untuk mendapatkan sedekah lebaran. Pemberian sedekah tersebut merupakan 
tradisi tahunan produsen rokok terbesar di Asia itu. Untuk menghindari segala 
kemungkinan, selain aparat kemanan juga dikerahkan tim medis dan mobil pemadam 
kebakaran.

Dari pantuan Tempo, sejak usai waktu makan sahur, puluhan ribu orang telah 
berduyun-duyun memasuki komplek perusahaan rokok di kawasan Semampir Kota 
Kediri. Padahal acara pembagian sedekah baru dilaksanakan pada pukul 08.00 WIB.

Acara pembagian sedekah lebaran yang dipusatkan di Unit I, Jalan Semampir Gang 
I Kecamatan Kota Kediri membuat kawasan pabrik berubah menjadi lautan manusia. 
Dari mulai bayi, anak-anak, remaja, ibu-ibu, bapak-bapak hingga nenek-nenek 
ikut antri untuk mendapatkan sedekah lebaran. Padahal jika dihitung, nilai uang 
yang diberikan sangat tidak seimbang dengan dengan waktu menunggu, 
transpoartasi dan situasi yang sangat berdesak-desakkan. Tiap orang, dari 
berbagai usia mendapatkan sedekah lebaran dalam jumlah sama yaitu Rp 10 ribu pe 
orang.

Terus terang kami tidak melihat nilai uangnya, tapi lebih karena acara ini 
sudah merupakan tradisi sejak jaman kakek nenek kami. Ada kepuasan tersendiri 
jika bisa mendapatkan uang sedakah lebaran dari PT Gudang Garam. Istilahnya 
'ngalab' berkah begitu lah, kata Sugriwo, warga Tulungagung. 

Uniknya, para pengalap sedekah lebaran yang berasal dari luar Kota Kediri 
datang dengan menggunakan mobil carteran. Biaya sewa mobil mereka tanggung 
bersama. 
Sesungguhnya biaya kedatangan kami ke Kediri tidak sebanding dengan uang yang 
kami terima. Tapi rasanya ada kebanggaan bisa mendapatkan uang lebaran dari 
Gudang Garam. Uang ini tidak akan kami belanjakan, tapi disimpan saja, kata 
Murtiningsih, warga asal Nganjuk.

Meski antisipasi yang dilakukan aparat sudah maksimal, ternyata tetap saja tak 
bisa membendung antrian masa. Karena padatnya konsentrasi mjassa, sejumlah 
pengunjung sempat minta bantuan tanaga medis karena terjepit dan membuatnya 
sesak napas. 

Kalau tahun lalu cukup banyak warga yang pingsan. Karena banyaknya korban 
pingsan, mobil ambulance dan kendaraan siaga satpam PT Gudang Garam yang telah 
disiapkan terpaksa bolak-balik mengangkut korban pingsan ke RS Angkatan Darat 
DKT yang hanya berjarak 100 meter dari tempat pembagian sedekah, jelas Mifta 
Scorpio, Gresik yang tiap tahun ikut menonton pemberian sedekah.

Juru bicara PT Gudang Garam Tbk, Vidya Rahayu Budianti menjelaskan, 
perusahaannya tidak membedakan strata masyarakat yang datang untuk menerima 
sedekah. Semuanya diberi Rp 10 ribu. 

Kami tak bisa menghitung jumlah massa yang datang. Pokoknya berapapun yang 
datang tetap kami beri. Jumlah dana yang kami keluarkan juga tidak bisa kami 
hitung. Dengan perkiraan 12.500 orang yang datang, tinggal mengkalikan Rp 10 
ribu. Kira-kira jumlah dana yang kami keluarkan ya sejumlah itu, kata Vidya. 

DWIDJO U. MAKSUM


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Pasang Surut Peradaban Islam

2006-10-21 Terurut Topik Ambon
http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=269242kat_id=16

Jumat, 20 Oktober 2006


Pasang Surut Peradaban Islam 
Oleh : Amich Alhumami
Peneliti Sosial, Bekerja di Direktorat Agama dan Pendidikan, Bappenas

Salah satu keunikan peradaban Islam adalah sifat adaptif dan terbuka dalam 
menyerap dan mengadopsi unsur-unsur peradaban besar dunia seperti Yunani, 
Persia, India, dan Cina. Peradaban serapan itu kemudian dikembangkan secara 
kreatif dan inovatif dengan menonjolkan unsur-unsur Islam sendiri. 

Proses penyerapan dan adopsi ini bersifat alamiah mengingat peradaban-peradaban 
besar dunia tersebut telah hidup selama ribuan tahun, jauh sebelum Islam mulai 
berkembang pada abad ke-7. Namun, justru dengan cara inilah peradaban Islam 
mengalami pasang naik yang ditandai oleh pencapaian yang cemerlang di bidang 
filsafat, sains, teknologi, arsitektur, seni, dan lain-lain.

Pencapaian yang cemerlang itu dimulai dengan penerjemahan karya-karya filsafat 
Yunani Helenistik, yang dirintis penguasa Dinasti Umayyah. Setelah jatuh pada 
pertengahan abad ke-8, penguasa baru Dinasti Abbasiyyah terutama pada masa 
Khalifah Al Manshur, tetap melanjutkannya bahkan dengan skala yang lebih besar 
dan masif, dengan memperkuat lembaga ilmu pengetahuan Jundi-Shapur Academy 
warisan imperium Persia. 

Mengadopsi sistem ini, Khalifah Al-Makmun membangun Bait Al Hikmah sebagai 
pusat pengembangan ilmu pengetahuan sekaligus lembaga riset dan penerjemahan. 
Kegiatan penerjemahan sendiri berlangsung sampai abad ke-10. Di antara 
penerjemah masyhur adalah Hunain ibnu Ishaq dan anaknya Ishaq ibnu Hunain. 
Karya-karya asli dan terjemahan kemudian disusun dalam bentuk indeks, Fihrist 
Al Ulum, oleh Mahbub Ibnu Al Nadim, yang di Barat dikenal dengan nama 
Al-Nadim's Index of Sciences.

Sepanjang abad ke-8 sampai ke-13 lahir banyak ilmuwan Muslim raksasa dengan 
karya-karya magnum opus. Yang mengagumkan adalah, para ilmuwan Muslim jenius 
umumnya menguasai lebih dari satu bidang ilmu. Ibnu Hayyan, misalnya, selain 
ahli kimia juga ahli kosmologi dan astrologi, yang menulis sekitar 500 risalah. 
Al Khawarizmi adalah ahli matematika dan astronomi, yang memberi sumbangan 
besar pada pembuatan tabel astronomi dan menulis banyak buku mengenai ilmu 
hitung dan aljabar. 

Kitab hisab Jabr wa Al Muqabalah adalah salah satu karya master piece-nya. 
Al-Razi dikenal sebagai ilmuwan besar bidang kedokteran yang menulislebih dari 
200 buku. Ibnu Sina adalah ilmuwan masyhur bidang kedokteran yang mengarang 
lebih dari 240 buku. Al Shifa adalah buku babon terdiri 20 jilid yang 
berpengaruh besar pada perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran, sementara 
Qanun fi Al Thibb menjadi karya ensiklopedik yang sangat terkenal di penjuru 
dunia. 

Al-Biruni adalah ilmuwan Muslim multitalenta, yang menguasai matematika, 
astronomi, fisika, dan geografi, serta menulis banyak buku seperti Asrar Al 
Baqiyya, Qanun Al Masudi, Kitab Al Saidana, dan Kitab Al Jawahar. Menurut 
sejarawan Philip K Hitti, buku-buku magnum opus karangan ilmuwan Muslim 
tersebut menjadi text books wajib di universitas-universitas Eropa sampai abad 
ke-16, yang sekaligus merupakan sumbangan paling besar dunia Islam pada 
peradaban Barat.

Ilmuwan Muslim yang menguasai banyak bidang keilmuan tersebut memainkan peranan 
penting dan strategis dalam proses penyebaran Islam ke berbagai belahan dunia. 
Ilmu geografi dan astronomi dimanfaatkan untuk membantu melakukan penjelajahan 
wilayah, menyusun karakteristik fisik daerah, membantu lalu lintas jawatan pos, 
dan mengenali produk-produk komersial untuk misi perdagangan. Matematika 
dimanfaatkan untuk menyusun tabel astronomi, menganalisis kondisi geografis, 
dan melakukan pemetaan wilayah untuk memudahkan penyusunan peta.

Metodologi ilmiah
Meskipun ilmuwan Muslim menyerap dan mengadopsi karya-karya ilmiah para filosof 
Yunani, namun ada perbedaan mendasar dalam hal metodologi pengembangan ilmu 
pengetahuan. Para filosof Yunani lebih mendasarkan pada kekuatan logika, 
analisis, dan refleksi, tetapi cenderung mengabaikan observasi dan 
eksperimentasi. Tak heran, bila dasar epistemologi yang dibangun bersifat 
spekulasi. 

Karena spekulatif, filosof besar sekaliber Plato keliru fatal ketika mengatakan 
bumi itu datar. Padahal, setelah dilakukan observasi dan pengujian empiris 
diketahui bumi itu bundar. Ini disebabkan pada zaman Yunani kuno tidak 
ditemukan laboratorium atau observatorium untuk kegiatan ilmiah berupa 
percobaan dan pengujian. 

Para ilmuwan Muslim memadukan penalaran rasional, logika, dan spekulasi dengan 
observasi dan eksperimentasi melalui laboratorium dan observatorium sebagai 
pusat penelitian ilmiah. Berbeda dengan filosof Yunani yang hanya menggunakan 
metode deduktif, ilmuwan Muslim menggunakan kombinasi metode induktif-deduktif. 

Prinsip ilmiah seperti observasi, eksperimentasi, analisis, dan sikap skeptis 
juga diakui dalam proses pencarian kebenaran ilmiah. Bahkan prinsip dan sikap 
ilmiah ini dipegang teguh oleh Al 

[wanita-muslimah] Muhammad Asad tentang Alquran

2006-10-21 Terurut Topik Ambon
http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=268821kat_id=19

Selasa, 17 Oktober 2006


Muhammad Asad tentang Alquran 
Oleh : Ahmad Syafii Maarif 


 
Di antara mufassir Alquran kontemporer, almarhum Muhammad Asad patut dicatat 
sebagai salah seorang yang paling terkemuka. The Message of the Qur'an 
barangkali merupakan magnum opus (karya besarnya) yang dikerjakan seumur hidup 
dengan menetap di Arabia selama beberapa tahun. Terjemahan tafsir yang aslinya 
setebal hampir 1.000 halaman ini ke dalam bahasa Indonesia akan diterbitkan 
Mizan dalam tempo dekat ini. Dengan munculnya karya Asad dalam versi Indonesia, 
maka bertambahlah literatur tafsir Kitab Suci umat Islam ini. 

The Message diterbitkan pertama kali oleh Dar al-Andalus, Gibraltar, 1980, dan 
telah dipakai oleh puluhan universitas di seluruh dunia yang ingin mengenal 
lebih jauh tentang sumber utama ajaran Islam. Dengan penguasaan bahasa Arab, 
termasuk dialek-dialek lokal, Asad dengan The Message-nya tidak diragukan lagi 
telah memberikan sumbangan yang sangat berharga kepada khazanah ilmu 
pengetahuan dan kemanusiaan.

Dalam suasana Nuzul Alquran ini ada baiknya kita menurunkan beberapa pandangan 
Asad tentang Kitab Suci ini sebagaimana dapat dibaca dalam kata pengantar 
tafsirnya itu. Kita kutip: ''Antara ayat pertama dan terakhir terkembang 
lebarlah sebuah kitab yang, melebihi gejala lain manapun yang kita kenal, telah 
memengaruhi secara fundamental sejarah agama, sosial, dan politik dunia. Tidak 
ada kitab suci lain yang pernah memiliki dampak langsung serupa atas kehidupan 
orang yang pertama kali mendengarkan pesannya dan, via mereka dan generasi yang 
mengikutinya, atas seluruh arus peradaban.'' (Hlm i). 

Asad dan banyak sarjana Barat lain telah sama sampai kepada kesimpulan bahwa 
tanpa Alquran tidak akan ada gerakan Renaisans di Eropa yang kemudian mendorong 
munculnya abad ilmu pengetahuan yang berlanjut sampai hari ini. Menurut Asad, 
tafsir ini mungkin yang pertama dalam sebuah bahasa Eropa dengan menggunakan 
pendekatan yang bersifat idiomatik (hlm v). 

Menurut Asad, pertanyaan kunci yang hendak dijawab Alquran adalah: ''Bagaimana 
semestinya saya berperilaku agar meraih kehidupan yang baik di dunia dan 
kebahagiaan dalam kehidupan yang akan datang?'' (Hlm i). Pertanyaan Asad ini 
sebenarnya tidak lain dari doa yang hampir selalu kita ucapkan: ''Tuhan kami, 
berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan bebaskan kami dari 
siksa neraka.'' (Al-Baqarah: 201). Jika kita konfrontasikan pertanyaan Asad ini 
dengan realitas kehidupan umat Islam sekarang, jawaban yang diberikan sebegitu 
jauh masih belum juga mengenai sasaran. Kitab Suci ini belum kita jadikan 
sahabat utama dalam perjalanan. Dalam perlombaan peradaban kita keok, nasib di 
akhirat pun penuh tanda tanya. Alquran memang masih dibaca dan bahkan 
diperlombakan, tetapi suasana dunia Islam, menurut pantauan saya, sangat tidak 
bersahabat dengan gambaran yang diberikan Kitab Suci ini, yaitu sebuah corak 
kehidupan yang adil, sejahtera, dan bebas, sebagai realisasi dari surat 
Al-Anbiya: 107 berupa rahmatan li al-'alamin (rahmat bagi semesta alam). 
Jangankan menebarkan rahmat Allah di muka bumi, kita sendiri tampaknya sudah 
sulit membedakan mana jalan lurus yang harus ditempuh dan mana pula jalan 
bengkok yang harus dihindari. Alquran di depan kita tidak lagi berfungsi 
sebagai alfurqan (kriterium pembeda) antara jalan yang benar dan jalan yang 
salah.

Tetapi, kita tentu percaya bahwa kita tidak akan terus terpasung di lorong 
sempit yang pengap ini. Setelah berabad-abad menderita kena pukulan palu godam 
sejarah, lambat atau cepat kesadaran menyeluruh di berbagai bagian dunia Islam 
untuk sebuah pencerahan pasti akan datang. Syaratnya, inisiatif untuk 
''memancing'' perhatian Tuhan harus senantiasa dilakukan, berupa kerja-kerja 
kreatif yang berani untuk melawan suasana kebekuan. The Message Muhammad Asad 
adalah di antara langkah strategis untuk menuju kebangkitan umat secara 
otentik, sebuah ummatan wasathan (umat medium, tidak ekstrem), seperti yang 
terbaca dalam Al-Baqarah: 143. Asad menerjemahkannya dengan a community of the 
middle way (komunitas jalan tengah, hlm 30). Semoga kita semua akan bergerak 
menuju ummatan wasathan itu sekalipun banyak gangguan dalam perjalanan. A


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:

[wanita-muslimah] Ikan di Laut Indonesia Sudah Habis?

2006-10-21 Terurut Topik Ambon
REFELKSI: Kekayaan  apa yang  tidak akan habis bila yang namanya negara 
dikuasai oleh bandit tukang copet bin garong?


http://www.suarapembaruan.com/News/2006/10/21/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Ikan di Laut Indonesia Sudah Habis?

Tahun 2006, terjadi penurunan jumlah ekspor ikan. Laporan mengejutkan itu 
meluncur dari Kepala Dinas Perikanan Sulawesi Utara, Fritz Kaunang. Jika tahun 
2005 jumlah ikan yang mampu di ekspor Sulawesi Utara adalah 172.000 ton, tahun 
2006 hingga Agustus 2006 baru sekitar 34.000 ton. 

Kecil kemungkinan angka tahun 2005 itu bisa dicapai, melihat kondisi yang ada 
sekarang ini, kata Fritz. 

Penurunan jumlah ekspor ikan tersebut tentu saja akibat dari jumlah tangkapan 
nelayan yang juga menurun. Fenomena memburuk juga tampak dari beberapa industri 
perikanan di tanah air, yang harus ditutup karena kesulitan suplai bahan baku. 
Padahal, dengan wilayah laut Indonesia yang sangat luas, ikan yang bisa 
ditangkap tidak terbatas jumlahnya. 

Tapi kenyataannya, bukan hanya jumlah ikan yang berkurang, ukurannya juga sudah 
semakin kecil. Jika dahulu nelayan bisa menangkap seekor ikan dengan berat 60 
kg lebih, saat ini sudah sangat jarang ikan dengan berat seperti itu. Yang 
paling banyak ditangkap para nelayan saat ini adalah ikan dengan berat sekitar 
8 kg per ekornya. Yang paling banyak adalah ikan dengan berat 2 kg. 

Seorang pengusaha perikanan di Bitung, Denny Sondakh menyebutkan salah satu 
penyebab berkurangnya ikan di perairan Indonesia tersebut adalah penanaman 
rumpon di perbatasan perairan antara Indonesia dengan Filipina. Rumpon tersebut 
ditempatkan di jalur bermigrasinya ikan-ikan dari Indonesia ke Filipina dan 
sebaliknya. 

Dengan rumpon-rumpon tersebut, ikan-ikan tidak masuk lagi ke perairan 
Indonesia. Alhasil ikan-ikan itu dinikmati oleh nelayan Filipina karena mereka 
mempunyai peralatan yang canggih. Nelayan Indonesia gigit jari, hanya 
menangkap sisa-sisanya, yang bisa masuk ke perairan Indonesia. 

Menurut Denny Sondakh pemerintah seharusnya mengeluarkan undang-undang tentang 
pengaturan pembuatan rumpon, lengkap dengan sanksinya. Sekarang memang sudah 
ada peraturan menteri tentang penanaman rumpon, tapi itu hanya sebatas 
peraturan, tanpa ada sanksi yang jelas. Harus segera di keluarkan 
undang-undang tentang rumpon, kalau tidak nelayan kita tidak akan mendapat ikan 
lagi, tegasnya. 


Kapasitas Terpasang 

Kondisi minimnya tangkapan ikan ini menjadi keluhan berbagai industri perikanan 
yang ada di Bitung. Dalam kunjungan Pembaruan ke beberapa pabrik ikan di Bitung 
September yang lalu terungkap bahwa hanya 50 persen kapasitas terpasang yang 
digunakan karena minimnya suplai bahan baku berupa ikan segar tersebut. Memang 
diakui, kenaikan harga BBM juga menjadi faktor penyebab turunnya tangkapan ikan 
karena nelayan harus menghitung secara cermat untung rugi jika melaut. 

Seperti dikemukakan Ir Nabsar Badoa dari PT Nutrindo Fresfood Internasional, 
mereka setiap hari kekurangan bahan baku. Padahal produk mereka, ikan tuna 
segar yang diekspor ke Jepang pasarnya sangat bagus. 

Tuna segar yang kami beli dari nelayan di pagi hari, setelah diolah langsung 
di ekspor ke Jepang dan keesokan harinya orang Jepang telah dapat menyantap 
ikan itu di Tokyo dalam bentuk sashimi, ujarnya. 

Begitu juga dengan PT Bitung Mina Utama, saat ini mereka kekurangan bahan baku. 
Kapasitas terpasang pabrik ini adalah 250 ton per hari, tapi kenyataannya bahan 
baku yang mereka peroleh hanya sekitar 100 ton per hari. 

Inilah kenyataan yang ada, kapasitas terpasang kami tidak bisa dipergunakan 
sepenuhnya, ujar Jerry Ko, warga Taiwan yang menangani pengoperasian pabrik 
tersebut. 

Yang lebih menarik lagi adalah PT Samudera Sentosa perusahaan miliki warga 
Filipina ini, tidak setiap hari beroperasi karena tidak adanya bahan baku. 
Mereka beroperasi jika ada bahan baku untuk diolah. Dan itu semua sangat 
tergantung dari hasil tangkapan para nelayan. 

Padahal perusahaan kami ini banyak mendapat pesanan ikan kaleng dari luar 
negeri dengan merek yang telah ditentukan sendiri oleh negara pemesan, kata 
Manager Pabriknya, Sigit Saptono. 

Banyak nelayan mengakui bahan baku menjadi kendala utama dalam industri 
perikanan di Indonesia saat ini. Memang ada bantuan dari pemerintah kepada 
nelayan, seperti bantuan kapal nelayan. Sehubungan hal ini, mereka menghimbau 
agar dalam memberikan bantuan diikutsertakan industri perikanan yang ada. 
Dengan demikian, nelayan tidak terlalu dibebani dengan biaya operasional yang 
sangat mahal. 

Jika perusahaan industri perikanan diikutsertakan dalam kerja sama membantu 
nelayan dengan kepala penangkap ikan, maka perusahaan perikanan dapat memberi 
bantuan biaya operasional, sehingga nelayan tidak perlu memikirkan biaya 
operasional mereka menangkap ikan, katanya. 


Kapal Asing Dilarang 

Menghadapi keadaan industri perikanan Indonesia yang kekurangan bahan baku ikan 
ini, Denny Sondakh meminta pemerintah menutup peluang kepada nelayan asing 

[wanita-muslimah] Pengetahuan Akademis Pantas Dijual?

2006-10-21 Terurut Topik Ambon
REFLEKSI: Bila politik dan undang-undang  pendidikan mengakomodasi  institusi  
atau lembaga pendidikan sebagai salah satu sumber pengeruk laba, maka sudah 
tentu pengetahuan akademis adalah komoditi dagang, jadi bisa dijual. 

Tetapi, kalau diprinsipkan  sebagai hak kewarganegaraan yang adalah sebahagian 
dari Hak Azasi Manusia, maka sepatutnya pendidikan dilaksanakan bebas 
pembayaran uang masuk, uang itu dan ini. Bagaimana komentar Anda?



http://www.suarapembaruan.com/News/2006/10/21/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Pengetahuan Akademis Pantas Dijual?
 

Mikhael Dua 


Ada persepsi baru universitas dewasa ini terhadap pengetahuan yang ia miliki. 
Jika di masa lampau universitas dengan bangga mempublikasikan temuan ilmiahnya 
dan mendiskusikannya dengan banyak orang di sekitarnya, dewasa ini etos semacam 
itu sudah dianggap kuno. Pengetahuan memiliki dimensi komersial. Ia dapat 
disimpan di 'gudang' jika harganya belum baik, dan siap dipajang di rak-rak 
dagangan, jika waktunya sudah matang untuk dijual. 

Kesan ini bisa dikatakan agak aneh. Tetapi itulah yang sedang terjadi jika kita 
mencermati jargon- jargon baru di kalangan universitas, seperti gagasan 
enterprenerial university, academic venture, dan hak paten. Tidak hanya itu, 
banyak seminar akademis dan talk-show akademis yang sebelumnya gratis dalam 
rangka pencerdasan kehidupan banyak orang, sekarang harus dinikmati dengan 
ongkos finansial. 

Pengetahuan yang sebelumnya dilihat sebagai instrumen pencerdasan bangsa 
sekarang telah berubah menjadi pengetahuan sebagai instrumen keuntungan 
finansial. 


Persoalan lama 

Situasi semacam ini tentu bukanlah fenomen baru. Apa yang terjadi sekarang 
mirip dengan apa yang pernah dilakukan kaum Sofis pada abad ke-4 sebelum masehi 
di Yunani. Dalam kacamata kelompok cendikiawan ini, pengajaran pengetahuan 
merupakan bagian dari pekerjaan yang perlu mendapat penghargaan finansial. 
Dengan keliling dari satu kota ke kota yang lain, mereka memposisikan diri 
seba- gai profesional yang menawarkan pengetahuan. 

Apa yang sudah lama diperjuangkan oleh kaum cendikiawan Yunani klasik tersebut 
memiliki gemanya pada situasi kita dewasa ini. Banyak peneliti dewasa ini yakin 
bahwa pengetahuan ilmiah dapat ditempatkan sebagai bagian dari pelayanan 
masyarakat justru ketika ia dikomersialisasikan. Jika komersialisasi 
pengetahuan dihambat, yang terjadi tidak saja pundi-pundi cendikiawan akan 
berkurang, juga penemuan-penemuan baru tidak dapat dicapai. 

Saya dapat memahami argumentasi jika memperhatikan bagaimana seorang seperti 
Paul Janssen, seorang dokter keturunan Belgia, terpaksa meninggalkan 
universitas untuk bisa lebih produktif. Dengan menghasilkan lebih dari 400 hak 
paten obat-obatan, memperoleh 22 anugerah doktor honoris causa, menerbitkan 
lebih dari 850 buah karya ilmiah, Janssen membuktikan bahwa seorang ilmuwan 
perlu memiliki semangat enterprenerial untuk dapat memberikan andil yang besar 
bagi kepentingan masyarakat. Begitu juga jika kita membayangkan tokoh sebesar 
BJ Habibie yang memiliki repur- tasi internasional dalam bidang pesawat 
terbang. 

Namun ajakan untuk komersialisasi pengetahuan bukan tanpa tantangan. Sejak awal 
motif komersialisasi pengetahuan akademis sudah dicurigai Sokrates dalam 
kritiknya terhadap kaum Sofis. Setiap kegiatan pengajaran wajar jika 
mendapatkan penghargaan finansial yang pantas. 

Namun, dengan melihat keuntungan finansial sebagai tujuannya, kaum 
Sofis-cendikiawan telah me-lakukan pelecehan pengetahuan. Lebih parah lagi, 
jika yang mereka jual bukanlah pengetahuan yang benar atau pengetahuan yang 
menimbulkan pengertian yang aktual atas hidup peserta didik, melainkan tidak 
lebih dari teknik berpikir, berargumentasi, dan teknik untuk sukses dalam 
profesi. 

Keberatan yang sama ini memiliki relevansinya jika kita diajak untuk 
mendefinisikan kembali peran pendidikan tinggi. Jika kita melihat tujuan dasar 
dari pendidikan kita adalah pencerdasan kehidupan bangsa, maka 
universitas-universitas kita dewasa ini perlu menahan diri untuk memfokuskan 
diri hanya pada usaha pencerdasan kehidupan bangsa. Jika bukan itu yang menjadi 
tujuannya pantas kiranya universitas dicurigai sebagai lembaga bisnis jasa 
pendidikan. 

Apa yang memang dipersoalkan pada kenyataan tidak begitu mencemaskan. Tidak 
semua pengetahuan yang diajarkan di universitas memiliki dimensi komersial. 
Kritik Sokrates pada kaum Sofis menunjukkan pengajaran filsafat bagi anak muda 
misalnya tidak bisa ditempatkan dalam kerangka bisnis. 

Aristoteles pernah mengatakan bahwa filsafat cocok untuk orang tua, yang ingin 
mencari kebijaksanaan hidup. Orang-orang muda masih memberikan perhatian pada 
bagaimana mengatur dirinya, mengerti lingkungannya, dan mengorganisasikan 
dirinya dalam lingkungan ter- sebut. 

Begitu juga jika kita berbicara tentang banyak pengetahuan teoretis, seperti 
fisika teoretis, astronomi, dan teologi. Implikasi finansial pengetahuan 
semacam ini hampir tidak pernah dirasakan. 

[wanita-muslimah] A Face Veil Goes One Step Beyond a Dress Code

2006-10-21 Terurut Topik Ambon
http://www.arabnews.com/?page=7section=0article=84216d=21m=10y=2006pix=opinion.jpgcategory=Opinion

Saturday, 21, October, 2006 (29, Ramadhan, 1427)


  A Face Veil Goes One Step Beyond a Dress Code
  Iman Kurdi, [EMAIL PROTECTED] 

 
  When the debate on the hijab raged in France a little while 
ago, I found myself firmly defending the right of girls to wear the hijab to 
school. But now I find the shoe is on the other foot. I find myself sympathetic 
to Jack Straw, the former British foreign secretary, and others who have 
followed him in expressing a growing unease at dealing with women wearing a 
full-face veil. 

  There is a world of difference between the hijab and the 
niqab. The hijab is a form of dress based on modesty. It leaves a woman 
relatively free to interact with others, to drive a car, to chop vegetables, to 
operate machinery, to see a computer screen or to stand in front of a classroom 
and teach. 

  The second is a veil in the true sense of the word. It hides 
and separates. It also physically impedes a woman from fully interacting with 
others, chopping vegetables, operating machinery or doing any number of every- 
day tasks which require the full use of the five senses. 

  Both can be considered religious customs. My personal view is 
that neither is a religious dictate, but this is irrelevant to this debate. If 
a woman believes that wearing the hijab or covering herself up in a niqab is 
her religious duty then I must accept and respect that belief. I cannot ask her 
to take off her hijab or her face covering at the door of the school or the 
hospital as if it were merely a fashion item. However as a patient or as a 
parent, I have the right to expect the highest level of care. Hence I believe 
that it is entirely correct that Kirklees Council suspended the teacher Aishah 
Azmi because she was not prepared to teach without a face cover. Their duty is 
toward their pupils. Teaching is based on complex interaction between student 
and teacher. This interaction requires the student to make eye contact, to see 
the lips move as they speak, to register facial expressions and to build a 
relationship of sorts - all of which is severely impeded if the teacher's face 
is covered, even if there are peep holes for the eyes. 

  Mrs. Azmi was suspended not because she is Muslim but because 
she is unable to perform her job to the standard that parents have a right to 
expect for their children. If she believes that it is her religious duty to 
wear the full-face veil - as she does - then clearly she cannot be asked to 
remove it, but neither can she expect to teach in a mixed-gender environment. I 
have no doubt that Aishah Azmi is a dedicated and capable teacher but she 
should be teaching at a single-gender school where she can be free to teach 
without a face cover. Clearly she knows this since she did not wear a face 
covering to her job interview at the school.

  There are a host of jobs that Muslims cannot undertake. Some, 
like wine tasting, are out of bounds for men and women. Others, like being a 
lifeguard, are out of bounds for veiled women. It is in the nature of the job. 
It is ludicrous to cry racial discrimination because the job we wish to do is 
incompatible with our religious customs.

  All of this has stirred up the debate on integration in 
Britain. Jack Straw who started this particular snowball rolling revealed that 
he asked women who visited him at his constituency to remove their face veils. 
He did this in a highly respectful manner: It was a request, not a condition; 
there was always someone else present in the room and most importantly it was 
not done with any malicious intent. I can understand his unease at speaking to 
someone behind a veil. I can also understand his contention that you cannot 
build trust and understanding if you cannot see the facial expression of your 
interlocutor. I agree with him fully though I worry about its implications. It 
is hard enough for a citizen to visit their MP without also having to contend 
with lifting their veils. But since it is merely a request, where is the harm? 
They are free to say they prefer to stay veiled.

  The problem of course is that this debate has become highly 
politicized and comes at a time when the Muslim community in Britain feels 
increasingly targeted. But the debate is one that needs to take place.

  And then I read the news and I notice that in Tunisia, a 
Muslim country, there is a law banning women from wearing the heap in public 
places. It is not a new law, and Tunisia is not the only Muslim country to have 
such a law - Turkey for instance has similar rules banning women from covering 
up in public institutions - but this law is being applied with renewed vigor 
and Tunisian 

[wanita-muslimah] 'Yudhoyono Faltering on Human Rights'

2006-10-21 Terurut Topik Ambon
http://www.ipsnews.net/news.asp?idnews=35173


INDONESIA:
'Yudhoyono Faltering on Human Rights'
Fabio Scarpello



JAKARTA, Oct 20 (IPS) - After two years at the helm, Indonesian President 
Susilo Bambang Yudhoyono has drawn praise for ending the 30-year war in Aceh. 
Yet, human rights activists do not share the same enthusiasm when it comes to 
reforming the powerful military and solving human rights cases. 

In an IPS interview, Agung Yudhawiranata, programme coordinator for the Human 
Rights Campaign at the Institute for Policy Research and Advocacy (ELSAM), 
labelled the former army general's first two years in office a failure. We can 
really say that in two years he has achieved next to nothing in the context of 
human rights, he said. 

Yudhoyono was sworn into office on Oct. 20, 2004 after being elected by an 
overwhelming majority in Indonesia's first ever presidential election -- 
marking a major transition from the chaotic situation that followed the 1998 
ouster of Suharto, a former army general whose 32 years in power were marked by 
both repression and high corruption. 

Yudhoyono who, according to the latest poll by the Indonesian Survey Institute, 
is still supported by 67 percent of the population, was once dubbed the 
thinking general for his preference for studying rather than spending time in 
battlefields. 

During his military career, he had several tours of duty in East Timor, and 
many educational spells in the United States, where he gained an MA in business 
management from Webster University in 1991. He retired from active service on 
Apr. 1, 2000 as a four star general. 

His political career started when he was appointed mines and energy minister in 
the government of president Abdurrahman Wahid in 2000. He was soon promoted to 
the key position of minister for security and political affairs. 

In 2001, when Megawati Sokarnoputri was elected president, Yudhoyono lost the 
election for vice-president, but was later appointed a minister. He resigned 
from Megawati's government in March 2004 and beat her a few months later in the 
presidential race, receiving 60.87 percent of the popular vote. 

According to Yudhawiranata, Yudhoyono's military past could be a reason for the 
slow paced military reforms. Under Yudhoyono, the reform of the TNI (Tentara 
Nasional Indonesia or armed forces) started well; then it slowed down, and now 
it is at a standstill, said the activist. 

Maybe he does not want to rock the boat, or maybe he thinks that certain 
problems may involve him as well, like the abuses in East Timor, he added. 

The TNI, the country's most powerful institution, has been accused of gross 
human rights abuses. In the wake of the 'Reformasi' movement -- the student-led 
uprising that disposed of Suharto eight years ago -- the army was at the core 
of a reform programme.. The results are mixed. 

In a recent report released by the Washington-based East-West Centre, titled 
'The Politics of Military Reform in Post-Suharto Indonesia', author Marcus 
Mietzner, noted that Indonesia has made remarkable progress in advancing 
first-generation military reforms, which include extensive changes to the 
country's institutional framework, judicial system, electoral mechanism, 
composition of representative bodes, and the responsibilities of security 
agencies. 

However, he also noted that there is a lot left to do. Most importantly, 
policymakers did not proceed with initiatives to reform the territorial command 
structure, Mietzner, a Jakarta-resident, said. 

The territorial system, under which the TNI maintained units that ran parallel 
to the civil government structure, was the basis of the military's domination 
of Indonesian society and politics under the Suharto regime. The structure gave 
the TNI immense influence over local politics, and led to army personnel often 
acting above the law. 

Yudhawiranata said that the TNI still thinks it is better than the rest. It 
still considers itself the supreme body, he said, citing as example defence 
minister Juwono Sudarsono's recent refusal to have the military stand trial for 
misdemeanours in civilian court. 

Yet, they want to take part in the 2009 election. That is a contradiction, as 
the election is a civilian matter, and if they do not consider themselves 
civilian, then they should not take part, he continued. 

The TNI has expressed interest in participating in Indonesia's next general 
election in three years' time. 

Yudhawiranata also noted a distinct lack of progress in the handing over of the 
TNI's business empire to the government, as stated by a law approved in 2004, 
just before the election of Yudhoyono. 

The law says that all military assets -- which are estimated to be worth up to 
966.18 million US dollars, and which provide for about 70 percent of TNI's 
annual budget -- were to be handed over to the government within five years, 
Yudhwiranata said. ''This topic has all but been forgotten; nobody talks about 

[wanita-muslimah] Astronomer Says Eid Will Be Monday

2006-10-21 Terurut Topik Ambon
http://www.arabnews.com/?page=1section=0article=84255d=21m=10y=2006

Saturday, 21, October, 2006 (29, Ramadhan, 1427)


  Astronomer Says Eid Will Be Monday
  P.K. Abdul Ghafour, Arab News 

 
  JEDDAH, 21 October 2006 - Eid Al-Fitr, the celebration marking the end of 
fasting in Ramadan, will be Monday, according to Khaled ibn Saleh Al-Zaaq, 
member of Arab Space Science Federation and supervisor of Buraidah Astronomical 
Observatory. In a statement carried by Al-Eqtisadiah newspaper, Al-Zaaq said it 
would be impossible to sight the Shawwal crescent today (Saturday) as it will 
disappear one hour before the sunset.

  We can only see the new moon on Monday evening with difficulty as it 
will be visible for only 36 minutes with a glow of 1.90 percent, said Al-Zaaq, 
who is also a member of the Islamic Project to Observe the Crescent. He urged 
the public not to be confused by seeing celestial bodies on Saturday evening.

  Ali Manikfan, an Indian expert on moon sighting, also confirmed that 
Monday would be the first day of Eid. I have observed the waning phases of the 
moon in the last days of Ramadan. Yesterday morning I could see the crescent at 
about 8 a.m. It was about 25 degrees away from the sun. The crescent will be 
visible today (Saturday) before sunrise. This will be the last visible phase of 
the moon for Ramadan, Manikfan said in a statement.

  Sunday morning the crescent will not be seen even though it will rise 
before the sun. This is the day on which the moon phase is not visible to the 
earth. Somewhere in the world both the sun and the moon will rise together on 
Sunday, said Manikfan, who is a staunch advocate of a unified Islamic calendar.

  called upon Muslims all over the world to celebrate Eid Al-Fitr on the 
same day. He urged the Organization of the Islamic Conference to unify the 
Islamic calendar. 

  Eid Al-Fitr should be celebrated on the first day of the lunar month of 
Shawwal. Muslims around the world are now celebrating it on three different 
days due to the lack of a unified calendar, he told Arab News.

  Manikfan urged Muslims to adopt modern technological methods to sight 
crescent. 

  Islam is the most advanced and scientific religion. It's impossible to 
believe that the Prophet (pbuh) would instruct his followers in this age of 
science and technology to search for the new moon with their naked eyes when 
lunar and solar dates can be determined in advance on the basis of scientific 
calculations, he said. He hoped that Saudi Arabia would take the lead and 
prepare a unified Islamic calendar for distribution in all Muslim countries.
 


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Waspadai Perdagangan Bangkai Ayam

2006-10-21 Terurut Topik Ambon
HARIAN ANALISA
Edisi Sabtu, 21 Oktober 2006 

Waspadai Perdagangan Bangkai Ayam 

Medan, (Analisa) 

Hingga saat ini disinyalir perdagangan ayam mati (bangkai) masih terus 
berlangsung di sejumlah pasar tradisional Medan, karenanya diharapkan 
masyarakat harus mewaspadainya. 

Hal ini diungkapkan sejumlah pedagang ayam di Pasar Simpang Limun Medan, Jumat 
(20/10) seraya menambahkan, tingginya harga ayam saat ini membuat sementara 
oknum berbuat nakal memperdagangkan ayam mati. 

Dari hasil pantauan Analisa di beberapa pasar tradisional, masih banyak ayam 
ras (ayam potong) yang diperdagangkan dalam kondisi sudah mati dengan warga 
daging kebiru-biruan. 

Melihat kondisi yang demikian, para ibu rumah tangga enggan membelinya dan 
lebih memilih ayam yang masih hidup meskipun dengan harga lebih mahal. 

Para ibu rumah tangga yang dimintai komentarnya di sejumlah pasar tradisional 
Medan kemarin membenarkan mereka enggan membeli ayam buras yang diperdagangkan 
sudah dalam kondisi mati tersebut, karena santernya berita menyebutkan saat ini 
banyak bangkai ayam diperdagangkan di pasaran. 

Lebih baik membeli ayam yang dalam keadaan hidup meski dengan harga lebih 
mahal ketimbang nanti mengonsumsi bangkai walaupun tidak secara langsung. 
Buktinya, sebagian besar ayam yang diperdagangkan dalam keadaan mati itu 
dagingnya sudah membiru, ungkap Butet (36) warga Marindal. 

Keputusan yang diambil para ibu rumah tangga tersebut dinilai cukup bijak 
karena membeli ayam dalam kondisi sudah mati sangat rentan dengan ancaman 
penyakit, termasuk flu burung, karena ayam yang diperdagangkan dalam kondisi 
sudah mati tersebut tidak dapat dipastikan apakah sehat atau malah terserang 
virus. 

Sama halnya daging sapi ilegal eks luar negeri yang disinyalir masih banyak 
diseludupkan berbagai pihak tidak bertanggungjawab ke daerah ini, tak dapat 
dijamin kesterilannya bagi kesehatan konsumen. 

Untuk cara yang paling aman menghadapi permasalahan ini adalah tidak membeli 
ayam yang sudah mati maupun daging eks luar negeri meski harganya jauh lebih 
murah. 

Sedangkan para pedagang ayam yang dimintai tanggapannya dengan tegas membantah 
kalau mereka memperdagangkan bangkai ayam. 

Daging ayam yang kami jual sedikit membiru karena tertimpa-timpa, sebab sekali 
potong dalam jumlah besar, ungkap seorang pedagang ayam yang enggan disebutkan 
namanya. 

Ayam dalam kondisi sudah dipotong (mati) saat ini diperdagangkan pada posisi 
Rp17.000, sedangkan yang hidup Rp19.000 dan ayam kampung Rp30.000 per kilogram. 
(rama


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Ancient fish fossil provides missing link in evolution of land animals

2006-10-20 Terurut Topik Ambon
http://news.independent.co.uk/world/australasia/article1904967.ece

Ancient fish fossil provides missing link in evolution of land animals 
By Kathy Marks in Sydney 
Published: 20 October 2006 


The discovery of a 380 million-year-old fossil in a remote region of Western 
Australia has given scientists new insight into the process by which fish 
evolved into land animals. 

The perfect skeleton of the Gogonasus fish was found preserved in limestone 
during an expedition organised by Melbourne's Museum Victoria.

It looks like it died yesterday, said the expedition leader, John Long. You 
can still open and close the mouth.

Dr Long said the fossil demonstrated that fish developed the anatomical 
features of four-legged land creatures, or tetrapods, much earlier than once 
thought. Other specimens from that era had been incomplete, or squashed flat. 
This one was complete and three-dimensional, enabling palaentologists to 
analyse it in greater detail.

Gogonasus, which swam in an ancient reef system before there was life on land, 
had a large hole in its skull and a fin strong enough to support its body 
weight. It's definitely a fish, Dr Long told the Australian Broadcasting 
Corporation. It's got gills, it swims in water, it's got fins. But it's a fish 
that is showing the beginnings of the tetrapod's advanced body plan that would 
eventually carry on to all living land animals.

The skeleton, which he called the most perfect, complete, three-dimensional 
fish of its kind ever discovered in the whole world, was found in the rugged 
Kimberley region, in a fossil area known as the Gogo site. In 1985 Dr Long 
discovered a snout and skull fragment of the same species there. He named it 
Gogonasus, which means snout from Gogo.

The latest specimen was found by Tim Senden, a member of the team that went on 
the expedition in July last year. Dr Senden, who was on his first field trip, 
told the Melbourne Herald-Sun that he did not initially appreciate its 
significance. I was the lucky one that picked up the right rock, he said. It 
was the thrill of a lifetime.

It took Dr Long four months to extract the fossil from the limestone. It was 
then analysed, using new software technology developed by Dr Senden, at the 
Australian National University in Canberra.

Dr Long, who reported the team's findings online yesterday in the journal 
Nature, said that analysis of the limited specimens previously available had 
suggested that Gogonasus had quite primitive features. But the new fossil - 
which has gone on display at Museum Victoria - demonstrated that it was hiding 
a lot of deceptively advanced features that were not recognised before, until 
we had such a perfect specimen. Dr Long added: This particular fish is a bit 
like a wolf in sheep's clothing.

The hole in the skull is believed to be an early version of the middle ear in 
land animals. Gogonasus's pectoral fin had the same bone pattern as tetrapod 
forelimbs. It also had a single pair of nostrils, like those of humans.

The transition from fish living and breathing in water to animals with arms and 
legs, living on land and breathing air, is a key stage in the history of 
evolution.

Dr Long believes that Gogonasus is more closely related to tetrapods than 
another fish, Eusthenopteron, which was considered the common ancestor of all 
land animals. It's replaced Eusthenopteron as the best fish to use when 
studying the ancestry of the first tetrapods, he said.

Another ancient species, Tiktaalik, which was discovered this year, is the most 
amphibian-like fish identified so far. Dr Long said many questions remained , 
such as the manner in which fin rays evolved into digits. 

The discovery of a 380 million-year-old fossil in a remote region of Western 
Australia has given scientists new insight into the process by which fish 
evolved into land animals. 

The perfect skeleton of the Gogonasus fish was found preserved in limestone 
during an expedition organised by Melbourne's Museum Victoria.

It looks like it died yesterday, said the expedition leader, John Long. You 
can still open and close the mouth.

Dr Long said the fossil demonstrated that fish developed the anatomical 
features of four-legged land creatures, or tetrapods, much earlier than once 
thought. Other specimens from that era had been incomplete, or squashed flat. 
This one was complete and three-dimensional, enabling palaentologists to 
analyse it in greater detail.

Gogonasus, which swam in an ancient reef system before there was life on land, 
had a large hole in its skull and a fin strong enough to support its body 
weight. It's definitely a fish, Dr Long told the Australian Broadcasting 
Corporation. It's got gills, it swims in water, it's got fins. But it's a fish 
that is showing the beginnings of the tetrapod's advanced body plan that would 
eventually carry on to all living land animals.

The skeleton, which he called the most perfect, complete, three-dimensional 
fish of its 

[wanita-muslimah] Palestinian infighting is a curse

2006-10-20 Terurut Topik Ambon
http://www.gulfnews.com/opinion/columns/region/10076356.html
Published: 10/21/2006 12:00 AM (UAE)

  Illustration by Dwynn Trazo/Gulf News
 
   
 
 




Palestinian infighting is a curse
By As'ad Abdul Rahman, Special to Gulf News
 

When two communist parties exist in one country at the same time, then one of 
them is an opportunist. 

This is how Lenin, most righteously, once put it. In view of the Palestinian 
status quo, one can probably rephrase this statement to read as follows: When 
two armed organisations, with two different ideologies and two opposite 
policies, exist in one place at the same time, then confrontation between them 
is imminent. 

This remains true unless essential changes take place before such a clash. 

A few days ago, I gazed at a caricature by A'wartani on the differences between 
Fatah and Hamas. The artist depicted them as two cocks fighting each other 
inside a cage, while the Israeli occupant was happily busy sharpening his knife 
to slay both of them. 

This is precisely what an Israeli political analyst had said in Yediot 
Ahranoth. Israel, she had asserted, in a long range strategic planning, has 
succeeded in pushing the Palestinians into a pit of chaos and internal fighting 
through weakening of the two poles of Palestinian rivals, as well as through 
economic siege and political pressure enforced on the Palestinian people, 
especially in the Gaza Strip. 

At the time when Israel claims to have no axe to grind with what is taking 
place in the [occupied] Palestinian territories, describing it as internal 
affairs, this serious conflict originates from the Israeli policy of equally 
weakening both parties, Fatah and Hamas, in such a way as no one of the two can 
effectively control the Palestinian territories. The chaos and internal 
Palestinian fighting are but a result of long-term Israeli planning. 

We, Palestinians and Arabs, have heard so many statements regarding a possible 
Palestinian civil war, with a strong internal wish to absolutely believe that 
such a war is taboo and a transgression of our sacred principles. 

However, why and how should we be different from other nations that descended 
into civil war whenever the causes were? 

Painful as it is, we, unfortunately, do have sufficient reasons to be driven 
into a civil war despite all the inhibitive deterrents that still prevent, or 
at least postpone, its occurrence. However, an absolute deterrent, or a 
guarantee, is certainly absent. 

Based on this, we sincerely believe all slogans in praise of the sacred 
Palestinian unity, and consider the civil war a taboo that no one dares come 
near. 

Did it not actually happen in the far as well as near past, in fact a few days 
ago? Can we really believe that Palestinian blood is a red line, when there 
are two ideologically and politically different and armed organisations, both 
insisting on keeping their arms? This is to say nothing of the international 
and regional pressures that are being put on both parties in favour of such a 
confrontation. 

No guarantees 

All this is likely to provide the spark that will detonate the dynamite build 
up caused by this situation. Indeed, the guarantee lies (a) in the collective 
Palestinian awareness that refuses Palestinian infighting, and (b) in the 
rationality that the leaders of both parities should have. These two 
guarantees, frankly, are not absolutely certain. 

True, until now, both conditions have been effective and may remain so for a 
while, irrespective, so far, of the casualties on both sides. Still it is 
certain that an absolute guarantee, based on the aforementioned conditions, for 
the negation of widescale fighting is not there. 

For what will prevent a civil war if the general populace expressing the 
Palestinian conscience is kept marginal, and if the discretion on part of one 
or both of the two major parties is absent? What will prevent such a war if the 
external parties pushing for the fight get the upper hand? 

The seeds of the crisis and the factors of contradiction are, therefore, there. 
They only need effort and rationality on behalf of the leaderships, in addition 
to revival of the collective memory of our people, to prevent an explosion. 

Rationality, however, is not a permanent state. One side may have it; both 
together might not. Thanks also to external pressures! As a result of this, 
it becomes seriously dangerous to relax at the idea that a civil war is a 
taboo . and will never happen. 

With the continuous failure to accept the Arab initiative, eruption of a 
civil war is becoming more and more likely. In this case, Palestinian blood 
will not remain a red line. 

The two organisations should discern that the way out of this crisis is not 
possible with a kind of Palestinian vs Palestinian monologue that may fill us 
with political ecstasy, without offering a political solution. 

What is needed is a political dialogue 

[wanita-muslimah] Ahmadinejad: Israel will disappear

2006-10-20 Terurut Topik Ambon
http://www.jpost.com/servlet/Satellite?apage=2cid=1159193483487pagename=JPost%2FJPArticle%2FShowFull
Oct. 20, 2006 10:59 | Updated Oct. 21, 2006 0:44




Ahmadinejad: Israel will disappear
By ASSOCIATED PRESS

   
 
Iranian President Mahmoud Ahmadinejad branded Israeli leaders a group of 
terrorists Friday, after Israel's prime minister warned Teheran would have a 
price to pay if it doesn't roll back its nuclear program. 
The exchange was among the harshest from either leader, and reflected tension 
ahead of the planned circulation next week of a UN draft resolution on Iran's 
nuclear program. 

Ahmadinejad called the UN Security Council and all its decisions illegitimate 
and said the world body was being used as a tool of Iran's enemies - the United 
States and Britain. 

Across Iran, millions took to the streets on Al-Quds Day, Arabic for 
Jerusalem - a national holiday established by the late Ayatollah Ruhollah 
Khomeini to assert Muslim claims on the holy city. Rallies took place in Cairo, 
Beirut, Baghdad and elsewhere across the Islamic world. 

Ahmadinejad, speaking to a crowd of hundreds of thousands in Teheran, 
threatened any country that supports Israel, and said the US and its allies had 
imposed a group of terrorists on the region by their support of the Jewish 
state. 

It is in your own interest to distance yourself from these criminals... This 
is an ultimatum. Don't complain tomorrow, he cautioned. Nations will take 
revenge. 

His comments came a day after Prime Minister Ehud Olmert warned that Iran would 
have a price to pay if it does not give up its nuclear ambitions - and hinted 
Israel might be forced to take action. 

He did not specifically threaten to cripple Iran's nuclear program with a 
military strike, as Israel did 25 years ago in Iraq when it sent combat planes 
to destroy an unfinished nuclear reactor. But Olmert, en route home from a 
three-day trip to Moscow, said the Iranians should be afraid of the 
consequences of their defiance. 

They have to understand that if they object to every compromise, there will be 
a price to pay, he said. 

Israel also accused the Iranian government of paying US $50 million to Hamas 
leader Khaled Mashaal to block a deal that would have freed kidnapped IDF Cpl. 
Gilad Shalit. 

The Hamas representative in Lebanon, Osama Hamdan, dismissed the report as an 
obvious Israeli lie. 

Diplomats have said they'll seek limited sanctions against Teheran for its 
refusal to suspend uranium enrichment - a key process that can produce either 
fuel for a nuclear reactor or material for a warhead. 

Iran claims enrichment as a national right, but says its program aims only to 
generate electricity. The US and some in Europe accuse Teheran of seeking to 
develop nuclear weapons. 

What sort of Security Council is this? The whole world knows that the US and 
Britain are enemies of the Iranian nation, Ahmadinejad said Friday. 

The United States and Britain - along with France, Russia and China - have 
power to veto any Security Council measures. 

The time is over for such logic. Under such circumstances, the Security 
Council is illegitimate and its decisions are illegitimate, Ahmadinejad said, 
drawing chants of Death to America from the crowd.

A spokesman for British Prime Minister Tony Blair said Ahmadinejad's comments 
came as no surprise. 

They're consistent with what Mr. Ahmadinejad has said for some time, the 
spokesman said on condition of anonymity in keeping with government policy. 
It's why we take the issue of Iran in general so seriously and the possibility 
of it acquiring nuclear weaponry so seriously. 

French Foreign Minister Philippe Douste-Blazy also condemned Ahmadinejad's 
remarks as unacceptable. 

Ahmadinejad, who has previously called for Israel to be wiped off the map, 
again predicted the Jewish state's demise Friday. 

This regime, thanks to God, has lost the reason for its existence, he said. 
You should believe that this regime is disappearing. 

Hundreds participated in pro-Palestinian rallies across the Middle East, but 
Iran's protests were the largest by far. 

Down down with Israel! Generation after generation we will never recognize the 
state of Israel! chanted some of the 500 protesters at Cairo's Al-Azhar 
mosque, among the Sunni Arab world's most prominent institutions. 

In Lebanon, Hizbullah's No. 2 leader said his group would never stop its 
resistance against Israel, after last summer's war. 

Israeli was defeated and fled from Lebanon. The Israeli society was shaken and 
its vulnerability was exposed from within, deputy leader Sheik Naim Kassem 
told hundreds of attendees at an Al-Quds Day concert in Beirut. 

In Kfar Kila near the Israeli border, Lebanese soldiers blocked hundreds of 
protesters carrying yellow Hizbullah flags from marching close to the border 
fence. Parades wove through at least two of Lebanon's Palestinian refugee 
camps. 

Some 60 Islamist demonstrators burned American 

[wanita-muslimah] Penentuan Idul Fitri, Bolehkah Berbeda

2006-10-20 Terurut Topik Ambon
http://www.indomedia.com/bpost/102006/21/opini/opini1.htm

Penentuan Idul Fitri, Bolehkah Berbeda

Saat ini perkembangan teknologi dan informasi yang canggih, sebetulnya muslim 
mendapatkan kemudahan untuk melaksanakan puasa dan Idul Fitri secara serentak 
di seluruh dunia.

Oleh: Mispansyah
Akademisi

Sebagaimana biasa, kedatangan Ramadhan disambut meriah oleh muslim di seluruh 
dunia. Sayangnya, kehadiran bulan mulia ini terkadang 'ternodai' oleh 
ketidaksatuan sikap kaum muslimin. Misalnya saja dalam penentuan awal dan akhir 
Ramadhan. Sebagian ikut pendapat yang dikeluarkan organisasi sendiri, ada yang 
menyandarkan sepenuhnya pada keputusan pemerintah, ada pula yang mengikuti 
Timur Tengah, dan lain sebagainya. Tak jarang keanehan, kejanggalan, 
kebingungan bahkan perselisihan mengiringi awal-akhir Ramadhan. Di Indonesia 
juga akan terjadi dua hari raya yaitu 23 dan 24 Oktober 2006.

Menurut empat mazhab yaitu Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi'i dan Imam 
Hambali, sekitar 13 abad lalu menetapkan wajib hukumnya bagi muslim di mana pun 
berada untuk memulai puasa Ramadhan dengan dasar penetapan rukyatul hilal 
(penyaksian bulan sabit). Namun ada beda pendapat dalam hal, apakah puasa harus 
serentak satu rukyat bagi muslim seluruh dunia. Ataukah tidak serentak, yakni 
boleh mendasari rukyat wilayah masing-masing?

Imam Malik menyatakan, apabila penduduk Kota Bashrah (Irak) melihat bulan sabit 
Ramadhan lalu berita itu disebarkan sampai ke Kuffah, Madinah (Arab Saudi) dan 
Yaman, maka muslim di semua kota itu wajib berpuasa berdasarkan rukyat 
tersebut. Jika berita itu datangnya terlambat (sesudah fajar), mereka harus 
melaksanakan qadla puasa (Tafsir Al Qurthuby). Imam Hanafi menyatakan, 
perbedaan mathla' (tempat terbit dan terlihatnya bulan baru) tidak dapat 
dijadikan pegangan. Begitu juga melihat bulan sabit di siang hari, sebelum 
maupun menjelang zhuhur. Penduduk di negeri timur (sebelum timur Madinah) harus 
mengikuti (rukyat muslim) yang ada di belahan barat (barat Madinah), asalkan 
rukyat itu sah dan dapat diterima menurut syara' (Imam Al Hashfaky dalam Ad 
Daarul Mukhtar wa Raddul Muhtar). Imam Hambali menegaskan, apabila rukyat 
terbukti di suatu negeri yang jauh atau dekat maka muslim di seluruh dunia 
wajib berpasa (Mughniyul Muhtaj).

Sebagian pengikut Mazhab Maliki di antaranya Ibnu Al Hajizun menambahkan 
syarat, rukyat itu harus diterima seorang khalifah, pemimpin tunggal kaum 
muslimin. Ibnu Al Hajizun berkata: Tidak wajib atas penduduk suatu negeri 
mengikuti rukyat negeri lain, kecuali hal itu telah terbukti diterima oleh Al 
Imam Al A'dham (khalifah). Setelah itu muslim wajib berpuasa. Seluruh negeri 
(Islam) bagaikan satu, sedangkan keputusan khalifah berlaku untuk seluruh 
muslim. (Nailul Authar).

Pendapat imam mazhab tersebut didasarkan pada berbagai hadits, di antaranya 
yang diriwayatkan Imam Al Hakim: Sesungguhnya Allah telah menjadikan bulan 
sabit sebagai tanda awal bulan, jika kalian melihatnya (bulan sabit Ramadhan) 
berpuasalah. Jika kalian melihat bulan sabit Syawal, berbukalah. Apabila 
penglihatan kalian terhalang (awan), genapkanlah hitungannya menjadi 30 hari. 
Ketahuilah, setiap bulan tidak pernah lebih dari 30 hari (HR Al-Hakim dalam 
Mustadrak). Menurut Al Hakim hadits ini shahih dari segi sanad berdasarkan 
kriteria Imam Bukhari dan Muslim, meskipun keduanya tidak meriwayatkan hadits 
tersebut. Pendapat ini dibenarkan Adz Dzahabi, masih banyak hadits yang sejalan 
dengan makna hadits tersebut.

Lafadzh hadits di atas bersifat umum, mencakup seluruh muslim. Jika penduduk 
negeri Timur Jauh (misalnya China, Jepang, Korea) melihat bulan Ramadhan maka 
rukyat mereka wajib diikuti muslim di negeri Belahan Barat (Maroko, Tunisia, 
Libia dan Aljazair) tanpa pengecualian. Karena itu wajib atas muslim di seluruh 
negeri Islam melakukan puasa pada hari yang sama.

Pengikut Mazhab Syafi'i mempunyai pendapat lain. Apabila telah terbukti rukyat 
di suatu tempat, maka daerah lain yang berdekatan dengan tempat itu wajib 
berpuasa berdasarkan bukti tersebut. Jarak yang berdekatan ini dapat diukur 
dengan mathla' yang satu, yaitu jarak yang terletak antara dua mathla' (sekitar 
24 farsakh, atau 120 kilometer). Sedangkan penduduk di wilayah yang jauh tidak 
wajib berpuasa berdasarkan rukyat tersebut, karena berbeda mathla'nya (Al Fiqh 
'ala Al Madzhaahibil Al 'Arba'ah). Itulah dua kelompok besar pendapat di 
kalangan muslim dalam menentukan awal Ramadhan.

Pendapat lain dari kalangan ulama mutaakhkhirin adalah puasa atau Idul Fitri 
dapat ditentukan berdasarkan hisab, tidak harus rukyat. Pendapat ini didasarkan 
pada hadits Rasulullah SAW: Sesungguhnya kita adalah umat yang ummi, tidak 
dapat menulis dan berhitung. Maka puasalah (kalian) jika melihat bulan dan 
berbukalah (kalian) jika melihat bulan. (Shahih Bukhari dan Shahih Muslim). 
Dari hadits ini dipahami, jika muslim sudah mahir membaca, menulis dan 
berhitung maka tidak diperlukan lagi keharusan rukyat. Terlebih lagi 

[wanita-muslimah] IPods Carry Worm to Windows Computers

2006-10-19 Terurut Topik Ambon
http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2006/10/18/AR2006101801711.html?referrer=email

IPods Carry Worm to Windows Computers
Apple Says Devices Were Infected During Tests; Anti-Virus Programs Can Fix 
Problem

By Brian Krebs
Special to the Washington Post
Thursday, October 19, 2006; Page D05 



For more than a month, some iPod music players have spread a computer worm to 
Windows computers and external drives connected to those computers, leaving 
them vulnerable to attacks from hackers.

The worm, which has been traced to a Windows computer used to test iPod 
software during manufacturing, affected less than 1 percent of the devices 
available for purchase after Sept. 12, said Greg Joswiak, Apple Computer Inc's 
vice president of iPod product marketing. It affected only computers running 
the Microsoft Windows operating system.

The problem has been fixed, Joswiak said. He would not say how many devices 
were affected. Apple has received fewer than 25 reports of the problem, he said.

Edward W. Felten, director of the Center for Information Technology Policy at 
Princeton University, said many Windows users may not know that their computers 
are compromised because the worm installs itself when infected iPods are 
connected to computers.

This type of thing is a risk that follows from the fact that these are storage 
devices, but also that Windows is designed to accept programs from storage 
devices very easily, Felten said. Twenty-five complaints translates into who 
knows how many people infected.

The worm goes by two names -- RavMonE.exe and W32/Rjump.worm -- and spreads to 
all storage devices connected to infected computers. It also opens a backdoor 
that can be used to gain access to the machines.

Apple did not recall infected iPods. The company said Windows users should be 
able to clean up the problem with up-to-date anti-virus software. Users should 
also scan removable storage devices that may have been connected to infected 
computers.




[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Darwin's entire works go online

2006-10-19 Terurut Topik Ambon
http://www.guardian.co.uk/science/story/0,,1925715,00.html


Darwin's entire works go online 

Ian Sample, science correspondent
Thursday October 19, 2006
The Guardian 



Galapagos finches from Darwin's zoology of the voyage of HMS Beagle
 


A missing notebook clutched by a Shropshire lad who circumnavigated the globe, 
returned to Britain, and demolished the Victorian hubris that humans stood 
alone as the pinnacle of creation is published for the first time today. 
The original notebook, which documents Charles Darwin's observations throughout 
his five-year voyage to the Amazon, Patagonia and the Pacific aboard HMS 
Beagle, is presumed stolen, but using a microfilm copy, Cambridge University 
scientists today make it available free online, along with the entire works of 
the scientist credited with the most important advance in science of the past 
300 years. 

The collection brings Darwin's breathtaking range of writing together for the 
first time, with 50,000 pages of searchable text, and tens of thousands of 
images, many from previously unpublished manuscripts, together with notebooks, 
diaries and original publications such as The Origin of Species, The Voyage of 
the Beagle (the Journal of Researches) and The Descent of Man. Audio versions 
of key works will be free to download at the project website, 
darwin-online.org.uk . 

Nowhere possesses this complete collection. It's a complete run of his papers 
which has never been assembled in any form anywhere, said John van Wyhe, 
director of The Complete Work of Charles Darwin Online project. 

Randal Keynes, Darwin's great, great grandson, told the Guardian the project 
fulfilled the Darwin family's long-standing aim to have all of the scientist's 
work available for everyone.


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Kapan Kita Lebaran?

2006-10-19 Terurut Topik Ambon
http://www.indomedia.com/bpost/102006/20/depan/utama2.htm


Kapan Kita Lebaran?

Jakarta, BPost
Ada pernyataan menarik dari Menteri Agama Maftuh Basyuni. Meski pemerintah 
telah menetapkan, --sebagaimana yang tercantum dalam kalender-kalender yang 
beredar--, Hari Raya Idul Fitri 1427 H jatuh pada Selasa (24/10), Maftuh 
mengatakan bisa saja keputusan itu berubah. Lebaran tidak pada Selasa namun 
Senin (23/10).

Bisa saja terjadi ada kemungkinan. Segala kemungkinan itu bisa terjadi. 
Mudah-mudahan saja waktunya sama, ujar Maftuh kepada pers di Jakarta, kemarin. 

Kembali dikatakan Maftuh, keputusan final pemerintah akan ditetapkan dalam 
sidang itsbat, Minggu (22/10). Kita tunggu saja sidang itsbatnya. Akan tetapi, 
kalau pun ada perbedaan, itu wajar saja, ujarnya. 

Kemungkinan tidak bersatunya umat Islam Indonesia merayakan lebaran membuat 
bingung masyarakat. Seperti yang diungkapkan Aris (32) warga pendatang dari 
Banyuwangi yang kini bertempat tinggal di Kayu Tangi, Banjarmasin. Dia 
menyayangkan sikap pemerintah yang hampir dari tahun ke tahun selalu 
kebingungan dalam menetapkan 1 Syawal.

Kalau pemerintahnya saja bingung, lha rakyat kecil seperti kami ini harus 
bagaimana. Seharusnya pemerintah tegas dalam menetapkan Idul Fitri. Kenapa 
selalu mendekati hari H, baru dipastikan. Kalau bisa satu minggu sebelumnya 
jadi kita enak mengatur persiapan lebaran, terutama kalau mau mudik, keluh 
Aris.

Coba kita contoh agama lain, mereka tidak ada yang berbeda-beda. Perbedaan ini 
membuat rakyat bingung, pas lagi puasa ternyata ada yang Shalat Ied. Kalau 
seperti itu, puasa kami jadinya haram atau tidak? Belum lagi soal zakat, kalau 
lewat 1 Syawal jadinya kan hanya sedekah, lanjutnya.

Fadilah (36) warga Pasir Mas, Banjarmasin Barat juga mengaku heran dengan 
pemerintah yang selalu kesulitan menentukan Idul Fitri. Padahal menurutnya, 
pemerintah melalui menteri agama itu memiliki banyak ahli untuk menghitung 
jatuhnya 1 Syawal.

Tapi nyatanya kok selalu kesulitan. Kalau sekarang sudah mendekati lebaran 
pemerintah juga bingung, sudah pasti kami ikut bingung. Untuk merayakan Idul 
Fitri, keluarga saya selalu berpatokan pada pemerintah. Sebab, jangankan 
menghitung jatuhnya lebaran, menghitung pendapatan untuk beli beras saja 
susah, tukasnya.

Sebelumnya, Ketua PP Muhammadiyah Dien Syamsuddin menegaskan ormasnya merayakan 
lebaran pada Senin (23/10). Hal serupa dilakukan umat Hizbut Tahrir Indonesia 
(HTI).

Sedangkan Nahdlatul Ulama (NU) belum bersikap karena masih menunggu pelaksanaan 
rukyatul hilal (melihat bulan dengan mata telanjang). Ormas Islam lainnya, 
Persatuan Islam (Persis) menetapkan lebaran pada Selasa (24/10).

Dari catatan BPost, perbedaan Idul Fitri beberapa kali terjadi di negara ini. 
Tahun 1992 (1412 H), ada yang berhari raya Jumat 3 April 1993 mengikuti Makkah, 
ada yang Sabtu, 4 April 1992 sesuai dengan hasil rukyat NU, dan ada pula yang 
Minggu, 5 April 1992 mendasarkan keputusan pemerintah. Tahun berikutnya adalah 
1993 (1413 H) dan 1994 (1414 H), penetapan awal Syawal juga mengalami perbedaan 
pendapat.

Juga pada 2001. Saat itu masyarakat bahkan dibingungkan sejak awal Ramadhan 
1422 H. Bagaimana tidak, sebagian umat Islam telah memulai Shalat Tarawih pada 
Kamis, 15 November 2001, ternyata pemerintah menetapkan awal puasa pada Sabtu, 
17 November 2001.

Tak hanya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha di negara ini pun pernah mengalami 
perbedaan, yakni pada 2000 (1420 H). Pemerintah yang saat itu dipimpin Presiden 
KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menetapkan Hari Raya Qurban pada 16 Maret 2000. 
Sedangkan Nadhlatul Ulama yang juga dipimpin Gus Dur menetapkan pada 17 Maret 
2000. ais/dws


[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



<    1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   >