[mediacare] Gagal Jadi Kiblat ASEAN

2007-10-08 Terurut Topik Sunny
  Refleksi: Bagaimana bisa berbuat banyak kalau disini banyak  militer 
tanpa pakaian dinas dengan bintang-bintang mengkilat di pundak dan di dada yang 
berkuasa, disana juga militer, tentunya gagal karena  ada simpati solidaritas 
prajurit. Jadi ada benarnya bila dikatakan pemerintah NKRI adalah macan ompong 
terhadap diktatur militer Burma. 

  http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_cid=307183
  Senin, 08 Okt 2007,


  Gagal Jadi Kiblat ASEAN

  Indonesia kembali dituding gagal memainkan peran politik penting di 
ASEAN. Kali ini Jakarta dituding ibarat macan ompong terhadap junta militer 
Myanmar pimpinan Jenderal Senior Than Shwe. 

  Kita dianggap tak banyak berbuat untuk menekan junta militer Myanmar agar 
segera menyelesaikan gejolak politik di negeri itu dengan damai. Membuka pintu 
rekonsiliasi menuju demokratisasi.

  Salah seorang aktivis oposisi yang melarikan diri dan menetap di Bangkok 
mengeluh. Kami kecewa dengan Indonesia. Sebagai pendiri utama ASEAN, Jakarta 
praktis tak banyak berbuat untuk Myanmar. Indonesia berhasil melalui reformasi 
politik yang damai. Menjadi negara demokrasi. Tetapi, keberhasilan itu gagal 
disemaikan di Myanmar, katanya pekan lalu.

  Gagal menjadi yang terdepan. Gagal menjadi acuan. Gagal menjadi lokomotif 
perubahan. Gagal menunjukkan vitalitasnya guna menciptakan perdamaian di 
kawasan ASEAN.

  Ini harapan yang kandas. Negeri-negeri ASEAN dan bangsa-bangsa di Asia 
Tenggara sadar bahwa Indonesia adalah negara raksasa di kawasan ini. Mereka 
membaca sejarah bahwa Indonesia adalah pendiri utama sekaligus inisiator 
terdepan pendirian ASEAN pada 1967.

  Oleh sebab itu, jika dalam sejumlah persoalan politik banyak kalangan 
ASEAN menggantungkan harapan pada Jakarta untuk menunjukkan kekuatannya, itu 
hal yang wajar. 

  Wajar pula jika saat ini aktivis prodemokrasi di Myanmar berharap kepada 
Jakarta untuk menekan junta militer. Tekanan itu dimaksudkan agar Jenderal Shwe 
memilih jalan damai. Shwe harus menghentikan pembantaian terhadap rakyat dan 
pemimpin agama di sana.

  Mengapa Jakarta lembek? Mengapa negeri kecil seperti Singapura dan 
Malaysia lebih bergigi untuk memainkan perannya di ASEAN? Padahal, selain 
pendiri dan anggota paling senior ASEAN, saat ini Indonesia menjadi anggota 
tidak tetap Dewan Keamanan PBB (DK PBB).

  Ada kehati-hatian yang berlebihan -untuk tidak menyebut ketidakpercayaan 
diri- dalam kancah diplomasi. Tidak peka. Tidak sensitif. Akibatnya, Indonesia 
menjadi lembek. Kurang inisiatif. Pada akhirnya tidak banyak berbuat sesuatu 
yang menentukan dalam forum-forum internasional yang menyangkut perdamaian dan 
keadilan.

  Terhadap Myanmar, misalnya, telah lama Jakarta tak konkret menekan junta 
militer yang berkuasa dengan tangan besi. Padahal, pemimpin kelompok 
prodemokrasi Aung San Suu Kyi lebih sepuluh tahun ditahan Jenderal Shwe.

  Indonesia justru terkesan lebih reponsif terhadap persoalan-persoalan 
Timur Tengah. Taruhlah, misalnya, masalah Timur Tengah terkait penduduk muslim 
yang seagama dengan sebagian besar rakyat Indonesia. Tetapi, jangan lupa banyak 
penduduk muslim Myanmar yang mengalami represi dari junta militer negeri itu.

  Contoh lain ketidakpekaan -atau memang enggan berbuat- Jakarta terhadap 
Myanmar diperlihatkan dalam sidang DK PBB Sabtu lalu di New York. Sebagai 
anggota tidak tetap DK PBB, Indonesia praktis tidak memperlihatkan peran 
menonjol dalam sidang DK PBB.

  Akibatnya, sidang itu tidak menghasilkan resolusi yang memberi sanksi 
kepada junta militer Myanmar. Sidang lima belas anggota DK PBB -termasuk 
Indonesia- hanya menghasilkan kecaman kepada Yangon.

  Dalam kapasitas sebagai pendiri ASEAN, peran Indonesia dalam sidang DK 
PBB sungguh memalukan. Kalau secara sendiri di ASEAN tak banyak berbuat, di DK 
PBB pun gagal menyelamatkan rakyat Myanmar lepas dari incaman senapan dan bedil 
junta militer. 
 


[mediacare] Stagnasi Partai Islam!

2007-10-08 Terurut Topik Sunny
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2007100803131414

  Senin, 8 Oktober 2007 
 
  BURAS 
 
 
 
Stagnasi Partai Islam! 

   
  H.Bambang Eka Wijaya:



  HASIL survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) September 2007 menunjukkan, 
jumlah dukungan terhadap partai politik berasas Islam dan berbasis massa Islam 
mengalami stagnasi dan cenderung merosot! ujar Umar. Kondisi sebaliknya 
terjadi pada partai yang tidak berasaskan agama! (Kompas, 6-10)

  Gambarannya seperti apa? kejar Amir.

  Dukungan terhadap PKB, PPP, dan PKS, masing-masing hanya 4 persen! Malah 
PAN, cuma 3 persen! Merosot dibanding hasil Pemilu 2004,--PKB 11 persen, PPP 8 
persen, PKS 7 persen, dan PAN 6 persen! jawab Umar. Sedang PDI-P pada Pemilu 
2004 18,5 persen, jadi 20 persen! Partai Demokrat 7 persen jadi 14 persen! Cuma 
Golkar ikut turun, dari 22 ke 17,5 persen!

  Itu kontras dengan perolehan 43 persen bagi calon gubernur DKI Jakarta 
dari PKS, bulan sebelumnya! sambut Amir. Tapi boleh jadi karena survei itu 
berskala nasional!

  Menurut Saiful Mujani, pimpinan LSI, hal itu terjadi karena orientasi 
nilai politik sekuler di kalangan muslim Indonesia kian menguat! Aktivis Islam 
gagal menerjemahkan nilai politik Islam dalam bentuk gerakan dan kekuatan 
elektoral! ujar Umar. Kedua, kegagalan mengimplementasikan nilai Islam juga 
disebabkan ketakmampuan aktivis Islam menguasai sumber keuangan yang tetap 
dimonopli kelompok politik sekuler!

  Kedua faktor penyebab kegagalan itu bisa dirasakan! timpal Amir. Yang 
pertama, kita sering terkesan kebanyakan--tak semua--aktivis partai belum 
menguasai nilai politik Islam, terputar political games mainan kelompok 
sekuler! Contohnya 'demam studi banding', para aktivis ikutan melalaikan 
prioritas amanah yang diterimanya untuk mendahulukan kepentingan rakyat yang 
kesusahan! Prioritas nilai ini dicontohkan Khalifah Umar bin Khatab, mereka 
harus mencari warga yang tak punya jalan keluar dari kesusahan--bukan malah 
ditinggal pergi menjauh bersenang-senang!

  Cerminan rendahnya orientasi nilai Islam pada perilaku politik 
aktivisnya itu jelas bisa menurunkan dukungan umat! tukas Umar. Seperti, 
nilai politik Islam mengutamakan kesederhanaan, tapi umat melihat tempat parkir 
aktivis dipenuhi mobil mewah, atau gubuknya seketika jadi istana!

  Dari karakter aktor itu tampak pangkalnya rekrutmen! tegas Amir. 
Kaitan ke faktor pertama, rekrutmen tidak mengutamakan kedalaman penguasaan 
dan penghayatan nilai-nilai Islam! Rekrutmennya lebih berat ke bobot 
materi--bisa setor biaya kampanye! Akibatnya, kiprah mereka jadi malu-malu, tak 
bernyali menegaskan prinsip-prinsip islami! Kaitannya ke faktor kedua, karena 
setoran itu dianggap investasi, prioritas pertama aktivis menghitung 
RoI--return on investment! Lalu,hasil akomodasi kekuasaan mengakses 
sumber-sumber keuangan jadi tak kumulatif dan terlembaga dalam kebersamaan, 
tapi jadi timbunan kekuatan personal para aktor!

  Dengan itu tampak, kemerosotan akibat konstituen melihat perjuangan 
partai Islam serba gantung kopling--penegakan nilai-nilai islami 
setengah-setengah, orientasinya ke sekuler cuma terbawa arus! sambut Umar. 
Itu membuahkan realitas, Indonesia ini negara Islam bukan, negara sekuler juga 
bukan! Tak aneh jika aktivisnya juga jadi politisi yang bukan-bukan! 
 
bening.gifburas.jpg

[mediacare] Heboh Hibah Harta Karun

2007-10-08 Terurut Topik Sunny
Refleksi: Ini bukti  bahwa sekalipun seorang profesor tahu banyak hal tetapi 
tidak mengetahui semua hal. Agaknya kedudukan Prof Malik begitu empuk 
mengakibatkan beliau kurang rajin membaca hal-hal umum dan oleh karena itu 
rahasia umum tentang janji harta karum jenis ini tidak diketahui atau mungkin 
juga satu sekolah dengan Dr Said Agil Al Munawar, mantan menteri agama NKRI 
yang bermimpi bahwa di Batutulis tertanam harta karum yang bisa melunasi hutang 
luarnegeri yang ditinggalkan pemerintahan oleh Haji Muhammad Soeharto. Baik 
prof Malik dan  Dr Said, keduanya terlibat dalam soal uang tidak halal dan 
mesti menginap pada hotel tanpa kebebasan. Dan barangkali juga dapat dikatakan 
bahwa biasanya yang memiliki banyak harta mau lebih banyak lagi, tak pernah 
kenal atau lupa akan arti dari makna cukup sekian saja. 

http://www.gatra.com/versi_cetak.php?id=108443


Penipuan
Heboh Hibah Harta Karun

Profesor Malik, sebutlah namanya demikian, benar-benar apes. Kekayaan rektor 
universitas swasta di Jakarta Barat itu amblas dalam waktu kurang dari sebulan. 
Padahal, harta yang hilang itu adalah hasil jerih payahnya selama 40 tahun. 
Dua milyar rupiah lebih saya ditipu, ujarnya kesal, Rabu pekan lalu, di Polda 
Metro Jaya.

Penipuan itu bermula dari sebuah surat elektronik (e-mail) yang diterima Malik, 
3 September lalu. Surat elektronik itu, kata Malik, dikirim oleh orang yang 
mengaku dari Bank of Africa yang berpusat di Burkina Faso, sebuah negara miskin 
di Afrika Barat.

Di dalam e-mail itu pula, menurut Malik, tertulis pesan bahwa Prince Shanka 
Moye telah diutus sebagai pembawa box family treasure alias peti harta karun. 
Berdasarkan scan exre barang berharga, peti itu ditaksir bernilai US$ 25 juta 
atau sekitar Rp 200 milyar.

Untuk meyakinkan Malik, e-mail itu dilampiri bukti scan exre dan surat jalan 
airway bill sebagai identitas Moye. Katanya, harta karun itu tersimpan di Bank 
of Africa sebagai milik keluarga pengusaha kaya raya asal Jerman.

Namun keluarga pemilik peti harta karun itu tewas dalam kecelakaan pesawat 
terbang di Landasan Udara Deegol, Prancis, tujuh tahun silam. Karena itu, peti 
tersebut dihibahkan pada Malik. Hebatnya, pengirim e-mail itu tahu betul jejak 
rekam Malik. Di sana antara lain disebut, Malik pernah bekerja di bagian 
keuangan PBB.

Sebenarnya, kata Malik, surat itu tidak menjelaskan alasan harta tersebut 
dihibahkan kepadanya. Dia hanya mengatakan, kami dengar universitas Bapak 
antusias membangun kampus internasional, ujarnya.

Malik pun menyanggupi tawaran hibah itu berikut sederet persyaratannya. 
Pertama, ia mentransfer uang Rp 56,7 juta ke rekening BCA Cabang Mandala Raya, 
Jakarta Barat, atas nama Yuniwaty Veronik.

Selanjutnya, Moye memintanya bertemu secara langsung di Hotel Atlet Century 
Park, Jakarta. Undangan itu disertai permintaan agar Malik membawa uang tunai 
sebesar Rp 320 juta. Syarat itu pun dipenuhi Malik tanpa curiga. Dalam 
pertemuan kali pertama itu, Malik tidak lupa mengambil gambar lelaki berusia 32 
tahun itu.

Esoknya, Jumat malam 7 September, lagi-lagi Moye mengontak Malik. Ia diminta 
bertemu di Club House, Hotel Mulia Senayan, Jakarta. Dalam pertemuan itu, Moye 
memperlihatkan tanda pengenal sebagai seorang diplomat.

Malam itu Malik sepakat untuk menambah lagi uang pelicin sebesar Rp 100 juta. 
Uang itu adalah syarat pencairan harta karun yang belum turun seluruhnya. 
Besoknya, uang itu diserahkan secara tunai kepada Moye di halaman parkir Hotel 
Atlet Century Park.

Malik benar-benar seperti sedang terbius. Buktinya, pada 13 September, ia 
mentransfer lagi uang sebesar Rp 1,3 milyar ke rekening Bank Lippo atas nama 
Diallo Mamadou Noumou.

Itu pun belum cukup. Sebagai syarat terakhir, guru besar ilmu ekonomi itu masih 
harus menyerahkan uang tunai sebesar Rp 1,7 milyar. Setelah dihitung-hitung, 
ternyata uang yang diserahkan Malik kepada Moye mencapai Rp 3,4 milyar!

Begitu menyadari besarnya uang yang sudah dibobol, barulah kepercayaan Malik 
kepada Moye mulai memudar. Apalagi, janji manis Moye yang hendak menghibahkan 
peti harta karun tak kunjung terbukti.

Ia pun lantas mengontak Perwakilan PBB untuk Asia Tenggara yang berkedudukan di 
Malaysia. Ternyata nama Prince Shanka Moye tidak terdaftar sebagai diplomat, 
tutur Malik, lesu.

Karena itu, Malik melaporkan perbuatan Moye ke Polda Metro Jaya. Dengan mudah 
Satuan Resmob di bawah komando Ajun Komisaris Besar Reza Calvian Gumay 
meringkus Moye di seberang jalan Hotel Century Park. Ia pun digelandang ke 
rumah tahanan Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

Kepada polisi, Moye yang kemudian diketahui bernama Anthony Nnadozie Nmelu 
membantah telah menipu Malik. Warga negara Nigeria ini malah menuding bahwa 
Malik sendiri yang meminta bantuannya untuk menggandakan uang.

Toh, polisi tetap menahan dan menuduhnya melanggar Pasal 378 atau 372 Kitab 
Undang-Undang Hukum Pidana. Sekarang, menurut Gumay, tersangka sedang diperiksa 
lebih intensif.

Rita Triana Budiarti dan Deni Muliya Barus

[mediacare] SBY dan Mega Bersaing

2007-10-08 Terurut Topik Sunny
Refleksi: Silahkan bersaing, tetapi apakah yang mereka lakukan selama ini 
menunjukan bahwa persaingan mereka berazaskan perbaikan kehidupan rakyat 
mayoritas ataukah hanya kepentingan kursi empuk berfasilitas memperkaya diri?

http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2007/10/8/p2.htm

SBY dan Mega Bersaing 
Jakarta (Bali Post) - 
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Megawati, dua tokoh nasional ini, akan 
bersaing ketat dalam Pilpres 2009. Kedua tokoh ini masih populer dibandingkan 
tokoh lain yang kini telah direka-reka masuk dalam bursa capres. 

Berdasarkan Lembaga Survai Indonesia (LSI), SBY diperkirakan masih mampu meraup 
sekitar 35,5 persen suara pemilih, di atas saingan utamanya yaitu Ketua Umum 
PDI Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri yang diprediksi meraih suara 
pemilih sebanyak 28 persen. Hasil survai yang diumumkan Minggu (7/10) kemarin, 
mengambil sampel 1.300 responden, yang tersebar di seluruh Indonesia.  

Menurut Direktur Eksekutif LSI Saiful Mujani yang memaparkan hasil survai itu, 
hasil yang diraih SBY dan Megawati itu jauh di atas jumlah suara yang dapat 
diperoleh tokoh-tokoh lain yang diperkirakan bakal maju dalam pilpres 
mendatang. Di bawah kedua nama tersebut, terdapat tokoh-tokoh yang merupakan 
nama-nama lama dalam pilpres mendatang.

Nama-nama itu di antaranya Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) 
Wiranto, mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, Ketua MPR 
Hidayat Nurwahid dan Wakil Presiden yang juga Ketua Umum Partai Golkar Jusuf 
Kalla.

Masih populernya nama SBY meski di berbagai survai kinerjanya dinilai tidak 
memuaskan, menurut Mujani, dapat terjadi karena saat ini tidak ada tokoh 
nasional yang dapat dikatakan menonjol. Tokoh-tokoh yang masih berkibar saat 
ini, jelas Mujani, dinilai para pemilih kapasitasnya masih di bawah SBY. ''Dia 
populer bukan karena kinerjanya baik, tetapi karena tidak ada tokoh yang lebih 
baik dari dia. Kita sekarang sedang menghadapi kebuntuan dalam mencari pemimpin 
yang lebih baik dari SBY.''

Alasan lain dari masih banyaknya responden yang memilih SBY, jelas Mujani, 
karena mantan Menko Polkam ini dinilai sebagai figur yang bisa dipercaya dan 
banyak memberi perhatian terhadap kepentingan rakyat. Di antaranya menyebutkan 
SBY sebagai figur yang tegas daripada nama-nama lain. 



Kepuasan Menurun



Meski popularitasnya masih tertinggi dibandingkan tokoh-tokoh nasional lainnya 
di bursa capres, namun tingkat kepuasan responden terhadap kinerja SBY yang 
juga diukur oleh LSI, nama SBY terus merosot. Jika pada awal pemerintahannya 
tahun 2004 lalu tingkat kepuasan terhadap kinerja SBY mencapai 80 persen, maka 
saat diukur pada Oktober ini, tingkat kepuasan itu hanya menjadi 54 persen, 
atau mengalami penurunan cukup signifikan sebanyak 26 persen. 

''Penurunan kepuasan ini terjadi pada warga di perkotaan Jawa-Bali dan kelompok 
menengah ke bawah,'' ungkap Mujani sambil menambahkan, kelompok masyarakat yang 
merasa kecewa dengan kinerja SBY sebagian besar merupakan korban dari lambannya 
pertumbuhan ekonomi di masa pemerintahan saat ini.  

Penurunan tingkat kepuasan masyarakat ini, dikatakan Mujani, harus diperhatikan 
dengan serius oleh SBY di sisa masa pemerintahannya itu. Jika masalah itu 
dianggap sepele oleh SBY, Mujani khawatir peluang SBY dalam pilpres mendatang 
akan terancam  jika masih ingin mencalonkan diri lagi. (kmb5)


[mediacare] Ban against Islamic sect criticized

2007-10-07 Terurut Topik Sunny
http://www.thejakartapost.com/detailgeneral.asp?fileid=20071007194339irec=1

8 Oct. 2007

Ban against Islamic sect criticized 
PADANG (JP): Activists in West Sumatra have protested against a raid on the 
Al-Widayah Al-Islamiyah Islamic sect by police acting on the orders of the 
Indonesian Ulema Council (MUI). 

The sect has found itself under attack in several parts of the country, 
including West Sumatra and West Java, since the council declared it blasphemous 
on Thursday and demanded the government ban it. 

The Pusaka Inter-Community Study Center, a non-governmental organization 
promoting pluralism in West Sumatra, has called for the public to respect 
individual's rights to perform their religions and beliefs according to human 
rights. 

Labeling a group's teachings as blasphemous and thenattacking them is against 
the Constitution. 

The police and the Indonesian Ulema Council should refrain (from doing so) and 
solve the matter wisely, Pusaka director Sudarto told The Jakarta Post. 
(Syofiardi Bachyul Jb.) 


Re: [mediacare] Cara cepat menghapuskan FPI dari muka bumi

2007-10-06 Terurut Topik Sunny
Apakah FPI atau organisasi-organisasi sejenisnya perlu dicatat pada kantor 
pencatatan sipil, kalau dibelakangnya berdiri badan institusi negara atau 
oknom-oknom berkedudukan tinggi dalam institusi tsb? Seandainya mereka 
mencatatkan diri atau dicatat, apakah mereka tidak akan melakukan apa yang 
dilakukan selama ini? 

  - Original Message - 
  From: mediacare 
  To: mediacare yahoogroups ; zamanku ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] 
  Cc: [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Saturday, October 06, 2007 7:42 AM
  Subject: [mediacare] Cara cepat menghapuskan FPI dari muka bumi



  Konon pemerintah ragu untuk membubarkan FPI, karena istilah membubarkan 
adalah tabu di alam demokrasi. Mungkin ada yang tahu:

  1. Apakah organisasi bernama FPI itu resmi dan sah tercatat di Lembar Negara 
atau hanya organisasi jadi-jadian? Kalau bukan organisasi beneran kenapa 
punya banyak cabang di berbagai daerah?

  2. Apakah FPI itu sekadar metamorfosis dari Pemuda Pancasila, ataukah 
pesaingnya?

  Nah, sebenarnya ada cara lain untuk membubarkan FPI, yaitu meminta Departemen 
Agama untuk memasukkan FPI ke dalam aliran Islam yang SESAT. Dengan begitu, 
mudah tergulung.

  Pertanyaannya: Apakah Depag mau? Soalnya FPI kadang dipinjem tenaganya oleh 
orang Depag dan MUI dalam menjalankan misi mereka?




   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition. 
  Version: 7.5.488 / Virus Database: 269.14.2/1052 - Release Date: 10/5/2007 
6:53 PM


[mediacare] The world's first cloned kitten

2007-10-06 Terurut Topik Sunny
http://www.guardian.co.uk/science/gallery/2007/jul/17/genetics?picture=330208989

Animal cloning (9 pictures) 
 
Copycat
The world's first cloned kitten, named Cc, was created by scientists in Texas 
using a cell taken from an adult tortoiseshell female (see next picture). The 
photo, taken on December 22 2001 when the kitten was seven weeks old, was made 
public in February 2002.
15.02.2002: First cloned kitten

  a.. 
clonedkitten-5252.jpg

[mediacare] Malaysia issues guidebook for Muslims in space

2007-10-06 Terurut Topik Sunny
http://www.gulfnews.com/world/Malaysia/10158479.html


  Malaysia issues guidebook for Muslims in space  
  Agencies
  Published: October 06, 2007, 12:06
 

  Kuala Lumpur: Malaysia has come up with the world's first comprehensive 
guidebook for Muslims in space as its first astronaut prepares to go into orbit 
next week. 

  The book, Guidelines for Performing Islamic Rites at the International 
Space Station, teaches Muslim astronauts how to perform ablutions, determine 
the location of Mecca when praying, and how to fast in space, the Star 
newspaper reported on Saturday. 

  We wanted to ensure our astronaut could fully concentrate on his 
mission, without having to worry about how he should perform his religious 
obligations in space, Abdullah Md Zin, a minister for religious affairs, was 
quoted as saying. 

  The 18-page guidebook will be translated into English, Russian, Arabic 
and possibly more languages for future Muslim astronauts, he said. 



  Shaikh Muszaphar Shukor, an orthopaedic surgeon from Kuala Lumpur, is 
scheduled to leave Earth from Kazakhstan for Russia's International Space 
Station base on Wednesday. 
  The 34-year-old Malaysian has said he will try to observe as much of the 
Muslim fasting month of Ramadan in orbit as possible. 

  Saudi Prince Sultan bin Salman, who was the first Muslim in space, had 
said that although he managed to pray and fast, he was not able to face towards 
Mecca and could not fully kneel on the ground
 

 
Malaysia 
   
 
  Reuters
  Malaysian astronaut Shaikh Muszaphar Shukor waves 
as he is being fitted on a spacesuit at the Baikonur cosmodrome in Kazakhstan. 
   
 
   
 
06_wd_malaysia_astronaut_rt_4.jpg

[mediacare] Presiden: Tidak Ada Data Harta Soeharto di Bank Dunia

2007-10-06 Terurut Topik Sunny
Refleksi: (1) Apakah seharusnya Bank Dunia mempunyai angka-angka simpanan uang 
Soeharto? (2) Maksud presiden SBY ialah supaya simpanan uang haram Soeharto 
tidak perlu diusut? (3) Bila demikian halnya maka ini berita adalah hadiah 
lebaran terbagus nan istimewa bagi rakyat NKRI [Negara Koruptor Republik 
Indonesia]. 



Presiden: Tidak Ada Data Harta Soeharto di Bank Dunia
Minggu, 07 Oktober 2007 | 00:11 WIB 

TEMPO Interaktif, Jakarta:
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan bahwa Bank Dunia tidak memiliki 
data harta bekas presiden Soeharto di luar negeri. Hal ini ia ungkapkan saat 
acara buka puasa bersama Partai Demokrat di kediaman pribadi Puri Cikeas, 
Bogor, kemarin sore.

Kesimpulan itu diperolehnya setelah bertemu dengan Presiden Bank Dunia Robert 
B. Zoellick di New York, September silam. Bank dunia tidak punya data 
siapa-siapa yang punya aset di luar negeri, siapa yang tidak, kata Presiden.

Sebelumnya, Bank Dunia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan prakarsa 
Stolen Assets Recovery (StAR) atau pengembalian harta curian. Menurut 
Yudhoyono, dalam pertemuan di New York itu pihaknya sepakat bekerja sama dengan 
program StAR untuk memulangkan aset yang disembunyikan di luar negeri. Sutarto



[mediacare] Kiamat di Bumi, Kiamat di Tata Surya, Kiamat Alam Semesta

2007-10-06 Terurut Topik Sunny


http://hariansib.com/2007/10/06/kiamat-di-bumi-kiamat-di-tata-surya-kiamat-alam-semesta/

Kiamat di Bumi, Kiamat di Tata Surya, Kiamat Alam Semesta

Jakarta, (SIB)
Siapa saja umat Islam yang mengaku dirinya beriman pasti yakin kiamat akan 
tiba.Kiamat adalah keniscayaan meskipun hal itu artinya ras manusia harus punah.
Mengacu pada Alquran dan Hadis, banyak sudah gambaran ciri-ciri manakala hari 
kiamat akan tiba. Tetapi ahli fisika Febdian Rusydi punya penjelasan ilmiah 
mengenai bagaimana terjadinya kiamat.
Yang pertama itu kiamat di bumi. Skenario kiamat yang bisa diprediksi oleh 
sains terjadi di bumi, kata penyandang gelar master di bidang teknik fisika 
itu dalam acara ceramah di Masjid Baitul Ihsan, Kompleks BI, Jl Budi Kemuliaan 
II, Jakarta Pusat, Rabu (3/10).
Bumi terdiri dari lapisan-lapisan. Paling dalam adalah inti yang bentuknya 
solid dan cair. Lapisan berikutnya adalah mantel yang terdiri dari silikat, 
gabungan silikon dan air.
Mantel adalah lapisan tempat panas bumi berada. Panas ini berputar di dalam 
mantel dan bisa menggerakkan bagian kerak (crust) bumi sehingga muncul gempa.
Febdian mengatakan kiamat terjadi di bumi ketika sistem gravitasi yang ada 
menjadi kacau oleh aliran panas bumi di lapisan mantel. Saat itulah terjadi 
pergerakan lempengan bumi yang ditandai dengan munculnya gempa.
Saat terjadi gempa orang akan sulit sekali berjalan. Febdian mengatakan dirinya 
mendengar kerabatnya di Padang mengaku baru bisa keluar dari rumah saat gempa 
berhenti mengguncang pesisir barat Pulau Sumatera beberapa waktu lalu.
Saat normal, gravitasi seragam di setiap permukaan bumi. Tapi saat gempa 
gravitasi tidak lagi seragam di daerah gempa, ujar pria penyandang gelar 
master di teknik fisika itu.
Pergerakan lempeng di bumi itu terus berlanjut alias berevolusi. Bukti ilmiah 
menunjukkan dulu di bumi hanya ada satu kontinen besar sebelum akhirnya 
terpecah-pecah menjadi yang sekarang ini.
Pengaruh gaya gravitasi itu begitu besar. Sehingga bila terjadi gempa dengan 
skala yang luar biasa maka efek yang dihasilkannya pun besar pula.
Gunung pun bisa tercungkil atau dengan kata lain bisa terangkat dan terbalik.
Itulah skenario kiamat di bumi, terangnya.
Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (Q.S. Al Qariah:5)
Febdian mengatakan soal waktu tepatnya kiamat terjadi tetap hanya Allah yang 
tahu. Tetapi Allah juga telah memerintahkan untuk belajar dan mencari tahu 
tentang misteri alam atau lingkungan.
Kiamat di Tata Surya
Setelah kiamat di bumi, skenario berikutnya dalam kiamat yang dijelaskan secara 
fisika adalah kiamat di tata surya kita. Hal ini terjadi karena ukuran matahari 
yang kian membesar, memakan planet-planet di dekatnya seperti Merkurius, Venus, 
dan Bumi.
Fenomena itu dinamakan Red Giant. Dan prosesnya tidak lama, mungkin sekitar 3 
menit, kata ahli fisika Febdian Rusydi dalam ceramah di Masjid Baitul Ihsan, 
Kompleks BI, Jl Budi Kemuliaan II, Jakarta Pusat, Rabu (3/10).
Matahari yang tergolong dalam keluarga bintang bisa membesar ketika bahan 
bakarnya, yakni Hidrogen, habis. Bahan bakar itu dibutuhkan matahari untuk 
melakukan reaksi fusi nuklir yang nantinya menghasilkan cahaya dan atom-atom 
berat.
Dan Hidrogen itu jumlahnya di permukaan matahari jumlahnya terbatas, ujar 
pria yang juga menjadi pengajar di Universitas Airlangga itu.
Saat Hidrogen habis, inti matahari akan terus mengecil dan kian masif 
bentuknya. Sementara bagian terluar yang lebih bersifat loose akan terus 
membesar sehingga menjadi Red Giant.
Jika perkembangannya sudah maksimal maka matahari akan meledak dan terjadilah 
peristiwa yang dinamakan supernova. Bagian-bagian yang terbuang akan menjadi 
debu-debu kosmik, cikal bakal bintang baru.
Debu-debu kosmik tersebut akan berkumpul dan membentuk awan molekul raksasa. 
Awan raksasa berputar sehingga bagian pusatnya membentuk bola (Nebula).
Perputaran itu makin cepat sehingga bagian pusat makin solid dan bagian luar 
terlempar. Bagian dalam inilah yang akan membentuk bintang dan bagian terluar 
membentuk gugusan planet.
Lalu kapan ini terjadi? Febdian mengatakan prediksi sains menunjukkan matahari 
akan berubah menjadi Red Giant sekitar 5 miliar tahun lagi.
Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang dijatuhkan. (Q.S. At 
Takwiir:1-2) (gah/bal)
Kiamat Alam Semesta
Salah satu teori tentang pembentukan alam semesta adalah teori dentuman besar 
(The Bigbang). Ide dasar teori ini adalah alam semesta bermula dari sebuah 
titik yang mengembang lewat sebuah ledakan.
Lalu bagaimana kiamat bisa terjadi? Karena terus berkembang maka ada 3 
kemungkinan secara sains alam semesta akan mengalami kiamat.
Ada 3 kemungkinan. Alam akan mengalami Big Crunch, Big Chill, atau Big Rip, 
ujar ahli fisika Febdian Rusydi dalam ceramah di Masjid Baitul Ihsan, Kompleks 
BI, Jl Budi Kemuliaan II, Jakarta Pusat, Rabu (3/10).
Big Crunch menyatakan alam semesta akan terus berkembang hingga mencapai titik 
maksimal. Setelah mencapai titik maksimal maka alam semesta 

[mediacare] Arab Saudi Belum Terapkan Upah TKI Minimal 800 Real

2007-10-06 Terurut Topik Sunny
http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=39308ik=6


  Arab Saudi Belum Terapkan Upah TKI Minimal 800 Real   

 
  Kamis 4 Oktober 2007, Jam: 19:14:00   
 
  JAKARTA (Pos Kota) - Surat edaran Kepala Badan Nasional Penempatan dan 
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), M. Jumhur Hidayat, tentang upah 
TKI minimal 800 Real belum dilaksanakan Perwakilan Indonesia di Arab Saudi. 

  Padahal, Qatar dan Uni Emirat Arab sudah menerapkan surat edaran 
tersebut. Tinggal Arab Saudi saja yang masih memberlakukan upah 600 Real, 
padahal negara itu yang mempekerjakan TKI informal terbesar, Ketua Himpunan 
Pengusaha Jasa TKI (Himsataki) Yunus M Yamani, disela acara buka puasa di 
BNP2TKI. 

  Atase Perburuhan RI di Jeddah Agus Suwandi, mengatakan memang masih ada 
agen TKI di Saudi yang meminta rekomendasi agar gaji TKi tetap 600 Real. Kami 
masih menerimanya karena menilai saat ini masih dalam masa transisi, kata Agus 
yang dihubungi melalui telepon seluler. 

  Sementara Jumhur menyatakan masih bisa menerima permintaan upah TKI tetap 
600 Real perbulan. Asosiasi Agen Tenaga Kerja Asing (TKA) Saudi (Sanarcom) 
memang meminta agar kebijakan itu ditunda hingga 1 Januari 2008 karena 
pemerintah Saudi akan memberlakukan paket perlindungan bagi TKI informal, juga 
pada majikan yang mempekerjakannya,  jelasnya. 

  JADI MASALAH 
  Di sisi lain, Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa TKI (Apjati) Husein Alaydrus 
meminta KJRI agar tidak memberi rekomendasi kepada agen TKA yang masih 
mensyaratkan gaji 600 Real dalam perjanjian kerja (PK) TKI dengan majikannya.  


[mediacare] Kapoltabes Diperintahkan Periksa Pemukul Wartawan

2007-10-06 Terurut Topik Sunny
http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2007/10/7/b3.html

Kapoltabes Diperintahkan Periksa Pemukul Wartawan
Kapolda: Dua Hari harus Tuntas
Denpasar (Bali Post) -
Kapolda Bali Irjen Pol. Paulus Purwoko, MDA tak mau menanggung malu akibat ulah 
Iptu Wayan Suarya memukul wartawan Denpost, Ngurah Kertanegara, Jumat (5/10) 
pukul 14.00. Kapoltabes Denpasar Kombes Pol. Yovianes Mahar diperintahkan 
memeriksa oknum perwira tersebut. Dalam waktu dua hari, laporan dari penyidik 
Poltabes harus sudah lengkap.

''Saya sudah perintahkan Pak Kapoltabes memeriksa langsung anggota yang 
dilaporkan memukul wartawan. Dua hari ini pasti bisa, saya janji sudah 
tuntas,'' tegasnya usai menjadi Irup Gelar Pasukan Pengamanan Lebaran 2007, di 
Lapangan Umum Renon, Sabtu (6/10) kemarin. Kasus pemukulan wartawan yang 
melibatkan oknum perwira Poltabes tentu menodai komitmen Kapolda yang tengah 
gencar membangun pelayanan profesional. Iptu Suarya pun dipastikan bakal 
menerima ganjaran setimpal. Ini adalah kasus penganiayaan kedua yang melibatkan 
mantan Ka. SPK Poltabes itu. Pelaku diduga marah gara-gara diberitakan memukul 
seorang pria yang mem-booking CO, beberapa bulan lalu.

Kapolda menjamin oknum Polri yang terbukti memukul wartawan pasti ditindak 
tegas. Hasil pemeriksaan di Poltabes akan menjadi kajian hukum, sejauh mana 
pelanggaran yang dilakukan Iptu Suarya. ''Sanksi bagi anggota nakal pasti ada, 
mohon tunggu hasil pemeriksaan,'' tambahnya.

Irjen Purwoko memang tak banyak memberi komentar terkait kasus pemukulan 
wartawan. Toh begitu, sikap serius menanggapi laporan korban tampak jelas di 
raut muka jenderal kelahiran Pati, Jateng itu.

Buktinya Kapolda langsung memanggil Kapoltabes dan memberi pengarahan soal 
proses hukum terhadap pelaku. ''Beliau minta kasus ini ditangani cepat, 
terutama apa yang terjadi di lapangan,'' kata Kabid Humas Kombes Pol. AS 
Reniban.



Divisum

Sementara penyidik Poltabes sudah memeriksa dua saksi, masing-masing Ngurah 
Kertanegara dan Hence Silalahi (wartawan Fajar Bali). Korban saat memberi 
keterangan di hadapan petugas didampingi langsung oleh Kapoltabes Yovianes. 
''Saya sudah jelaskan apa yang dilakukan Pak Suarya. Mudah-mudahan kasus ini 
tak terulang. Semua masalah bisa diselesaikan tanpa harus main gebuk,'' tegas 
korban saat keluar dari ruang pemeriksaan bersama Hence.

Ngurah usai memberi keterangan langsung dibawa ke RS Trijata untuk menjalani 
visum. Sementara sejumlah wartawan dari berbagai media menyatakan prihatin, dan 
menyesalkan tindakan oknum polisi main pukul. ''Pak Kapolda pasti bersikap arif 
dan paham terhadap tugas-tugas wartawan di lapangan,'' begitu bisikan para 
wartawan yang ngepos di Polda. (kmb10


[mediacare] Tragedi TKI di Arab Saudi dan Malaysia

2007-10-06 Terurut Topik Sunny
http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_cid=306894

Sabtu, 06 Okt 2007,


Tragedi TKI di Arab Saudi dan Malaysia
Oleh Pradana Boy ZTF 

Paradoks Negeri Syariat
DERITA tenaga kerja Indonesia di luar negeri sepertinya tak kunjung berakhir. 
Satu berita tentang penganiayaan hingga pembunuhan TKI di sebuah negara belum 
lagi pupus dari ingatan kita, menyusul lagi berita-berita serupa yang tak kalah 
mengerikan. Semua itu mengandung paradoks; karena tragedi penganiayaan, 
pelecehan, dan pembunuhan tersebut sebagian besar terjadi di dua negara yang 
menganut syariat Islam sebagai hukum resmi negara: Arab Saudi dan Malaysia.

Demi melihat kejadian-kejadian yang menistakan TKI di kedua negara itu, saya 
tidak pernah berhenti berpikir mengapa hal-hal tersebut terjadi justru di 
negara yang menganut syariat Islam. 

Ketika saya sampaikan keresahan ini kepada seorang teman, dia berpendapat bahwa 
apa yang terjadi dengan TKI di kedua negara muslim itu sama sekali tidak 
berhubungan dengan syariat Islam. Alasannya, kejadian-kejadian tersebut 
merupakan tindakan individu dan bukan tindakan resmi negara sehingga tidak pada 
tempatnya menunjuk fakta ini sebagai paradoks.

Bagi saya, argumentasi itu terasa janggal dan sulit diterima. Benar bahwa 
peristiwa-peristiwa tersebut adalah tindakan individu, tetapi tindakan individu 
yang merupakan bagian dari sebuah sistem yang bernama negara, tidak bisa 
dipisahkan dari aspek hukum. Yang banyak terjadi adalah, para pelaku 
pelanggaran HAM terhadap TKI itu umumnya tidak mendapatkan perlakuan hukum 
semestinya dan penderitaan para TKI tersebut dilupakan begitu saja. 

Ungkapan itu juga mengandung kejanggalan karena pada dasarnya hukum dilahirkan 
untuk mengatur masyarakat yang terdiri atas individu-individu. Sehingga subjek 
dan sekaligus objek hukum pada dasarnya adalah individu. 

Karena itu, jika tindakan-tindakan tersebut dianggap terpisah sama sekali dari 
konteks syariat Islam yang menjadi hukum resmi di kedua negara itu, lalu untuk 
apa syariat diundangkan? 

Dalam pemikiran hukum Islam, layak dikenal adagium bahwa hukum sebenarnya 
bertujuan untuk memelihara jiwa, harta benda, kehormatan, hak, dan keturunan. 

Sayang, rumusan normatif tersebut sepertinya tidak selamanya bisa diwujudkan 
dalam praktik sehingga di negeri-negeri syariat itu tindakan-tindakan yang 
mengarah kepada pelenyapan jiwa manusia, misalnya, dengan begitu mudah 
ditemukan. 

Hanya Retorika

Lebih dari itu, fakta tersebut menunjukkan bahwa apa yang disebut sebagai 
syariat Islam di kedua negara itu baru berada pada tingkatan retorika. Yang 
dimaksud dengan retorika di sini bukan berarti hukum-hukum itu tidak 
dilaksanakan, tetapi terjadi pengesampingan terhadap nilai-nilai yang sering 
diklaim sebagai nilai syariat yang hendak dikembangkan oleh negara. 

Jika pun syariat sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat kedua negara 
itu, hampir bisa dipastikan terjadi praktik hukum yang diskriminatif terhadap 
mereka yang bukan warga kedua negara tersebut.

Satu hal penting, apa yang terjadi di Malaysia dan Arab Saudi berkaitan dengan 
TKI tidak hanya menjadi perhatian masyarakat Indonesia, tetapi juga menjadi 
perhatian dunia. Karena itu, di luar persoalan hak-hak kerja yang terlanggar 
atau HAM yang terlindas, pada aspek yang lebih luas, peristiwa itu juga telah 
mempermalukan Islam di mata dunia. 

Kita memang masih bisa berdalih bahwa perlakuan tak manusiawi terhadap TKI 
bukanlah khas negara-negara muslim. Tetapi justru di situlah akan muncul 
persoalan baru.

Jika itu merupakan fenomena umum, mengapa negara-negara muslim yang 
mengagung-agungkan Islam dan hukum Islam sebagai rahamatan li al-alamin itu 
tidak pernah tampil sebagai contoh yang baik bagi perlindungan hak-hak pekerja? 

Bukankah Islam memiliki doktrin yang sangat manusiawi berkaitan dengan 
pemenuhan hak-hak pekerja? Sebuah hadis Nabi secara tegas memerintahkan kita 
untuk membayar upah para pekerja sebelum keringat mereka kering.

Itu bermakna bahwa syariat Islam memberikan perhatian sangat besar terhadap 
pemenuhan hak-hak pekerja. Bayarkanlah upah pekerja sebelum kering 
keringatnya merupakan ungkapan yang teramat manusiawi dan memberikan jaminan 
kepastian terhadap para pekerja. 

Faktanya, tidak sedikit TKI yang berkeluh kesah tentang hak-haknya yang tak 
pernah terpenuhi selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Tidak hanya gaji 
yang tak terbayar, mereka bahkan mendapatkan perlakuan yang sangat bertentangan 
dengan hukum Islam. Sehingga pada aspek ini terjadi pelanggaran hak, 
kehormatan, dan jiwa yang merupakan hal-hal yang dilindungi oleh syariat.

Bisa jadi, hal-hal semacam itulah yang menjadikan sebagian pemikir muslim di 
Indonesia merasa enggan dengan desakan formalisasi syariat. Moeslim 
Abdurrahman, misalnya, pernah memperingatkan bahwa jika Indonesia menerapkan 
syariat sebagai hukum positif negara, maka perempuan akan sangat rawan menjadi 
korban pertamanya. 

Apa yang terjadi di Malaysia dan Arab Saudi 

[mediacare] Japanese probe enters lunar orbit in new space race

2007-10-06 Terurut Topik Sunny
http://www.gulfnews.com/world/Japan/10158422.html

AP
A artist's rendering of Japan's Selene probe that has successfully reached the 
lunar orbit, a first for this country.

Japanese probe enters lunar orbit in new space race

  Reuters
  Published: October 06, 2007, 00:42
 

  Tokyo: Japan's first lunar probe began to orbit the moon yesterday, 
getting off to a smooth start in a new space race with China, India and the 
United States.

  Nicknamed Kaguya, after a fairy-tale princess, the three-tonne explorer 
orbited the Earth twice before successfully entering its orbit around the moon, 
Japan's space agency said. Kaguya was launched in mid-September after a long 
delay.

  The explorer will take another two weeks to move closer to the moon, 
after which preparations will begin for full-scale observation to start in 
December. 

  Our priority for now is to place it into its final orbit, a spokesman 
said. After that, we can activate the instruments for observation to take 
place. 


--

   

--


  Japanese scientists say the 55-billion yen (Dh1,77 billion) Selenological 
and Engineering Explorer, or Selene is the world's most technically complex 
mission to the moon since the US Apollo programme decades ago.

  The mission consists of a main orbiter and two baby satellites equipped 
with 14 observation instruments designed to examine surface terrain, gravity 
and other features for clues on the origin and evolution of the moon. Selene 
will orbit the moon for about a year until it runs out of fuel.

  The launch is about four years behind schedule due to rocket failures and 
technical glitches.

  China plans to launch a lunar orbiter called Chang'e One in the second 
half of this year to take 3D images, while India is planning its first unmanned 
mission to orbit the moon in 2008, powered by a locally built rocket
 
06_wo_japan_selene_4.jpg

Re: [mediacare] Pak YHG vs Nyonya Mus = Radityo Djadjoeri #59595

2007-10-05 Terurut Topik Sunny
Sensei,
Nyonya Mus lagi datang bulan purnama, jadi tidak akan  bisa undangan Anda. 
Insyaalloh, kalau semua beres pasti datang, demikian keterangan bodyguardnya 
melalui telepon tadi pagi. Harap maklum adanya.

- Original Message - 
From: Deddy Mansyur [EMAIL PROTECTED]
To: mediacare@yahoogroups.com
Sent: Friday, October 05, 2007 6:17 AM
Subject: Re: [mediacare] Pak YHG vs Nyonya Mus = Radityo Djadjoeri #59595


 Saya sudah mengundang Nyonya Mus untuk datang ke KJRI Houston dan adakan
 dialog antara Nyonya Mus dan Ahli Ahli Agama Islam.

 Tapi belon di jawab.

 Alangkah baiknya kalau plan ini kesampaian jadi semua masyarakat Indonesia
 di Houston dan seluruh Texas bisa belajar dari Nyonya Mus, orang Indonesia
 yang paling hebat di amrik.

 Me?
 Latihan karate saja sampe tua.

 salam,
 sensei deddy mansyur
 university of houston
 www.uh.edu/shotokan

 - Original Message - 
 From: Yap Hong-Gie [EMAIL PROTECTED]
 To: mediacare@yahoogroups.com
 Sent: Thursday, October 04, 2007 12:33 PM
 Subject: [mediacare] Pak YHG vs Nyonya Mus = Radityo Djadjoeri #59595


 Bung Radityo Yth,

 Terima kasih untuk tulisan yang telah mengklarifikasi beberapa hal.
 Angkat topi untuk Anda, yang memiliki photographic memory atau
 database yang begitu lengkap, yang bisa merekam berbagai detail kecil
 untuk melengkapi profil seseorang, dari sekian ribu anggota.


 Memang benar saya pernah bekerja di Steady Safe Taxi, kemudian di unit
 usaha Zebra Taxi Surabaya, dari pemilik yang sama.
 Setelah menyelesaikan kontrak di Surabaya, saya kembali bergabung di
 perusahaan dimana saya pernah bekerja selama 11 tahun.

 Hubungan saya dengan Pak Harto, dimulai setelah beliau sakit sekitar
 tahun 2000, itupun hanya setahun sekali bersilaturahmi pada hari
 pertama Idul Fitri.


 Serangan saya terhadap Nyonya Mus (MM), merupakan reaksi terhadap
 fitnah rendahan terhadap orang tua saya.
 Saya tidak akan mempersoalkan serangan terhadap pribadi saya, tetapi
 kalau sudah menyeret-nyeret orang tua yang sudah meninggal 18 tahun
 yll, yang notabene tidak ada hubungannya dengan konteks diskusi, itu
 menandakan bahwa kita memasuki gelanggang free-fight, dimana hanya
 satu aturan yang berlaku: no rules!


 Sejak 5 tahun terakhir saya sudah mengenal tulisan-tulisan MM,
 diberbagai milis berbahasa Indonesia.  Pola dan misinya semua sama,
 menciptakan konflik dengan cara memanipulasi data, pembohongan publik,
 provokasi massa (umat, etnis, golongan), dibidang sosial-politik atau
 agama.  Karena masalah SARA adalah isu paling sensitif, maka menu
 utama tulisan MM adalah (konflik) agama.
 Tapi coba suruh buktikan; bawa data pendukung atau menunjukan
 referensi kredibel mengenai salah satu pernyataannya, pasti MM
 lari-lari seperti petasan injek.


 Kalau tidak percaya mari kita tes, minta MM buktikan dan pertanggung
 jawabkan dihadapan publik terhormat ini, pernyataannya (#59412)
 seperti kutipan dibawah ini.

 Orang ini memang turun temurun telah menjadi Cina yang opportunistik
 dan parasitik, sejak dari ayahnya sudah mengabdi kepada penguasa yang
 bisa memberikan security feeling kepada keluarganya.

 Yap Thiam Hien yang menjadi ayahnya sangat dikenal dizaman Suharto,
 dialah yang dijadikan tameng untuk melindungi kepentingan Suharto saat
 berhadapan dengan dunia Internasional dalam pelanggaran2 HAM. Disatu
 pihak dia bersandiwara dipihak opposisi pak Harto agar bisa
 menempatkan posisi sebagai pelindung pada saat ada serangan fatal.



 Secara prinsip saya setuju bahwa urusan latar belakang 'the man behind
 the gun', jangan mempengaruhi penilaian atas substansi suatu tulisan.
 Tetapi kita juga dibekali kecerdasan untuk melakukan analisa, agar
 tidak terbelenggu dalam tata-nilai secara kaku.
 Jangan terpaku diantara semak belukar sehingga menyebabkan kita
 tersesat, tidak bisa melihat rimbanya lagi.

 Suatu saat kita mengenali pola-pola yang sama, kemudian mempertanyakan
 pesan apa yang ingin disampaikan penulis?
 Apakah ada motif, maksud-tujuan, atau misi khusus yang terkandung
 dibalik penyampaian tulisan-tulisan tersebut.


 Sebuah pertanyaan, adakah dari rekan-rekan yang pernah menemukan
 tulisan MM yang bersifat positif mengenai NKRI?


 Wassalam, yhg.
 



 Mailing list:
 http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

 Blog:
 http://mediacare.blogspot.com

 http://www.mediacare.biz



 Yahoo! Groups Links









 Mailing list:
 http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

 Blog:
 http://mediacare.blogspot.com

 http://www.mediacare.biz



 Yahoo! Groups Links





 -- 
 No virus found in this incoming message.
 Checked by AVG Free Edition.
 Version: 7.5.488 / Virus Database: 269.14.0/1048 - Release Date: 10/3/2007 
 8:22 PM

 



Re: [mediacare] Menyesal dan prihatin - Re: My dear Ny. Muslim binti Muskitawati - Re: Soeharto

2007-10-05 Terurut Topik Sunny
Nyonya Muskita sering bilang itu dan ini karena maklumlah datang bulannya tidak 
menentu dan lagi agak panjang waktunya seperti musim hujan yang henti-henti.

 Mungkin maksudnya supaya masalah yang dibicarakan ditinjau lagi dari multi 
dimensi segi agar bisa obyektif pemahamannya dari pada cuma menelan apa yang 
biasa disodorkan. Atau bagaimana Nyonya Musmus? Kalau sudah habis datang bulan 
purnamanya jangan lupa beri kabar baik. OK?

Wasslam
  - Original Message - 
  From: mediacare 
  To: mediacare@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, October 05, 2007 10:44 AM
  Subject: Re: [mediacare] Menyesal dan prihatin - Re: My dear Ny. Muslim 
binti Muskitawati - Re: Soeharto


  Dalam berinteraksi melalui milis, saya sarankan tidak perlu bertanya-tanya 
dan menelisik apa agamanya, apa sukunya, apa kewarganegaraannya, apa warna 
kulitnya, anaknya siapa, dan lain sebagainya. Kalau ngebet ingin bertanya 
tentang hal-hal tersebut, daripada berspekulasi, silakan kirim melalui japri 
(jalur pribadi kepada ybs). 

  Dalam pengelolaan milis, memang berbeda-beda aturannya. Tidak seragam. 
Sedangkan milis Mediacare adalah milis dimoderasi yang relatif longgar, walau 
inti dari topik yang dibahas berkaitan dengan media massa. 

  Untuk Mas Suryadi, kalau memang Nyonya Muskitawati kerap menjelek-jelekkan 
Islam, silakan disanggah apa yang ia tulis. Tidak perlu menebak-nebak bahwa ia 
pendeta Kristen. Seolah musuh Islam cuma orang Kristen saja. Bukankah banyak 
juga umat Islam yang gerah dengan kondisi agama yang ia peluk? Bukankah Islam 
itu warna-warni, alias tidak tunggal? Apa kita akan diam saja kalau ada umat 
yang mengaku Islam tapi merusak sana-sini, ancam kiri-kanan, bahkan saling 
bunuh-bunuhan? Apa lelakon itu tak perlu kita kritisi? Apa Mas Suryadi diam 
berpangku tangan saja, tidak ada upaya untuk menyadarkan mereka? Atau 
barangkali ulah macam FPI sesuai dengan pikiran Mas Suryadi?

  Kalau mengikuti alur tulisan Nyonya Mus sejak ia bergabung di apakabar hingga 
kini di mediacare, 
  walau ia mengaku Islam tapi menurut saya ia sosok yang tak perlu lagi 
menyandang agama. Entah sekuler, agnostik, atheis, penganut Scientology seperti 
Tom Cruise, atau menyembah-nyembah pohon. 






- Original Message - 
From: Ferry Wardiman 
To: mediacare@yahoogroups.com 
Sent: Thursday, October 04, 2007 4:55 PM
Subject: [mediacare] Menyesal dan prihatin - Re: My dear Ny. Muslim binti 
Muskitawati - Re: Soeharto


Mas Supriyadi,

Saya tidak ingin berspekulasi soal yang saya tidak ketahui.
Apalagi yang berpotensi meruwetkan pembahasan mengenai substansi.

Bila ada yang mendiskreditkan Islam dan lantas langsung menunjuk 
kemungkinan ia Kristen dan begitu pula sebaliknya, kalau ada yang 
mendiskreditkan Kristen dan langsung melontarkan dugaan ia Islam, apa 
dunia tidak makin runyam jadinya?.

Soal latar belakangnya apa seseorang itu, tidak merubah substansi 
yang dibicarakan bukan?
Saya juga banyak tidak sependapat dengan dugaan rekan MM. Misalnya 
tentang pemimpin Al Qaeda itu adalah agen CIA :))
Tapi saya belum punya alasan mengatakan dia mendiskreditkan Islam, 
apalagi mengatakan dia pastur atau bhiksu atau PKI sekalipun. 
Dasarnya apa saya mesti sambit-sambitan tuduhan dan mempolusi 
thread spt itu?.

Main duga dan memperlakukan opini seolah-olah fakta itu sangatlah 
berbahaya. Ditimpali lagi dengan makian dari seberang satunya, lalu 
meluas menenteng latar belakang yang bisa berupa agama, ras, 
kelompok dll. Jadi gak bereslah dunia kalau begitu.

Saya kurang setuju dengan cara Bung YHG menenteng latar belakang 
tsb. Kurang arif saya kira.
Selain saya juga kurang setuju dengan MM yang menyumat lelatu awal 
dengan api (flame) pertama.

Yang lainnya, alih alih kita mengembalikan kepada pokok bahasan, 
malah bertepuk tangan dipinggiran memanaskan udara yang mestinya 
lebih baik dingin.

Ayo kembalikan pada bahasan. Apa betul sih CIA sampai sejauh itu 
merambah sendi sendi masyarakat dunia sampai ke tokoh-tokohnya?
Itu kan yang paling menarik sebagai inti cerita? :)

Kita tunggu rekan MM melanjutkan kata katanya. Ada lagi gak rekan 
MM? :)

fw

--- In mediacare@yahoogroups.com, Supriyadi [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bung Ferry,
 
 Kira kira ada hubungannya tidak antara tulisan MM yang sering 
mendiskreditkan Islam dengan kepastorannya ? (Andaikata bung Yap Hong 
Gie betul pernyataannya bahwa MM adalah mantan pastor).
 
 Hemat saya tulisan seseorang yang subyektif, manipulatif, dan 
tendensius selalu ada kaitannya dengan latar belakangnya. Bukan 
begitu?
 
 Salam,
 Supriyadi
 
 
 
 - Original Message - 
 From: Ferry Wardiman 
 To: mediacare@yahoogroups.com 
 Sent: Thursday, October 04, 2007 12:32 PM
 Subject: [mediacare] Menyesal dan prihatin - Re: My dear Ny. 
Muslim binti 

[mediacare] MUI Says Al-Qiyadah Al-Islamiyah is Misleading

2007-10-05 Terurut Topik Sunny
Reflection: Wow! Something new and interesting, but better late than never.

+++

MUI Says Al-Qiyadah Al-Islamiyah is Misleading
Friday, 05 October, 2007 | 16:00 WIB 

TEMPO Interactive, Jakarta: The Indonesian Ulemas Council (MUI) said Al-Qiyadah 
al-Islamiyah, which first appeared in 2000, is a misleading sect. The decision 
was taken after MUI researched the organization for the last three months.

Up to 2006, this sect wasn't brave enough to appear. But starting in 2007, 
they bluntly spread their lessons to the public, MUI Chairman, K.H. Ma'ruf, 
told the press yesterday (4/10).

For a sect that is only seven years old, he viewed, its progress is rapid. The 
structure is in order and the leaders easily attract public sympathy. 
Al-Qiyadah's leader, Ahmad Moshaddeq, whose real name is Haji Salam, said he 
was an apostle since July 23, 2007 after ascetic meditation for 40 days and 
nights in Bunder Mount, Bogor, West Java.

They even changed Islam to existing apostle or prophet after Muhammad, that is 
Masih Al-Mau'ud, said Ma'ruf.

For gaining devotees, according to Ma'ruf, Ahmad promised rewards of a 
motorcycle for those who can recruit 40 new members and a car for 70 members. 
This sect managed to add about a thousand new members every month.

The sect has been spread in all major cities in Indonesia, including West 
Sumatra, East Java, Yogyakarta, Batam and Sulawesi.

The research team's head, Utang Ranuwijaya, said that in spreading the sect, 
Al-Qidayah divided it in six phases: sirrun (secret), jahrun (inclusive), 
hijrah (migrating), qital (war), futuh (winning) and khilafah (leader). They 
also have leadership structures after the apostle, hawariyun, siraj, and 
thariq.  Uniqely, there is a level, then another level, said Utang.

So far MUI acknowledged it has not yet been able to obtain any data on Haji 
Salam a.k.a. Ahmad Moshaddeq. Ma'ruf said MUI is still studying it. The 
council, he said, submits this matter to the police to be prosecuted with a 
criminal charge of defaming religion. The public mustn't take the law into 
their own hands. What's important is be cautious, he said.

REH ATEMALEM SUSANTI



[mediacare] Arabic language in contemporary Indonesian

2007-10-05 Terurut Topik Sunny
Refleksi: Banyak orang di Indonesia belagak  bahasa Arab, tetapi apakah mereka 
betul menguasai bahasa Arab, ataukah hanya beberapa kata saja yang dipakai 
sebagai modal mempertinggi gensi tong kosong untuk dekat dengan surga?

http://www.thejakartapost.com/detaileditorial.asp?fileid=20071005.F04irec=3


Arabic language in contemporary Indonesian 

Arabic language in contemporary Indonesian

One of the most often heard cliches is that Bahasa Indonesia is a simple 
language. I find this cliche is mainly used by those who have never mastered 
the language. Nevertheless, it should be admitted that Arabic is much more 
complex and difficult to master.

Before being posted to Jakarta, I expected that my knowledge of Arabic would be 
a great advantage in Indonesia. As I started studying Arabic in the 1960s and 
have lived and worked in various Arab countries for over 15 years, I thought I 
would have a soft linguistic landing when assuming my new responsibilities as 
Ambassador of the Netherlands in Jakarta in August 2005. 

I expected things to be even easier because I was aware that Indonesian also 
contains numerous words of Dutch origin. According to European Loanwords in 
Indonesian (published in 1983 by the Indonesian Etymological Project), some 
5,400 words in Indonesian are of Dutch origin. 

According to a sister publication, Arabic Loan-Words in Indonesian (compiled by 
Russell Jones who focuses specifically on the root forms of Arabic- and 
Persian-derived words), there are some 2750 Indonesian words derived from 
Arabic. 

This means that, even if some words in Jones' list are now obsolete, the real 
number of Arabic words in Indonesian may be more than 3000. This is because 
Jones' compilation does not include the derivative words which are so abundant 
in Indonesian. For example, syair, which produces bersyair, menyairkan, 
penyair, kepenyairan, syairi and so on. 

Adding the 2,750 and 5,400 figures led me to suppose that I already knew more 
than 8000 Indonesian words, even before arriving in Jakarta. During my first 
ride by car on the highway from Soekarno-Hatta Airport to our new residence in 
Menteng, I tested my elementary vocabulary by reading the first large billboard 
we passed. It was the well-known sign warning against the dangers of smoking 
which reads: Merokok menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan 
gangguan kehamilan dan janin (smoking causes cancer, heart disease, impotence, 
and pregnancy complications). 

Enthusiastically I concluded from this first practical linguistic encounter, 
that of the ten different words mentioned here, I already knew more than half, 
because they were of either Dutch, European or Arabic origin: merokok, kanker 
and impotensi are easily recognizable by any Dutchman, whereas the Arabic 
origin of menyebabkan (from sabab), kehamilan (from hamil) and janin is easily 
identifiable for anyone with a rudimentary knowledge of both Arabic and the 
Indonesian system of prefixes and suffixes. 

This led me to the optimistic -- albeit somewhat premature -- conclusion that, 
with my linguistic background, it would be a relatively easy task to learn 
Indonesian. And the other way around: that I could likely make good use of my 
knowledge of Arabic in my contacts with Indonesian society. This was also 
suggested to me by Indonesians on various occasions. 

But the reality turned out to be rather different. Of course, I had a big 
advantage over other foreigners who did not know either Arabic or Dutch. But in 
practice I discovered that -- despite what many people, including many 
Indonesians, say or believe -- Bahasa Indonesia has a rich original vocabulary. 
Therefore I am obliged to consult my Indonesian dictionaries rather frequently. 

In fact, I am not able to use Arabic particularly often, because -- despite my 
expectations -- there are few Indonesians who can actually communicate in 
Arabic. Nevertheless, speaking Arabic well in Indonesia is generally regarded 
as something prestigious, deserving of great respect. 

I think that the Arabic component of Indonesian is rather overestimated. 
Certainly this is so when it comes to the real usage and knowledge of the words 
of Arabic origin in Indonesian daily life. The fact that some 3,000 -- if not 
many more -- words of Arabic origin can be found in Indonesian language 
dictionaries does not imply that these words are being used on a daily basis, 
let alone that their meaning is generally known to the Indonesian public, 
whether well-educated or not. Nor does it mean that people are generally aware 
of the particular Arabic origin of words they use in modern Indonesian. 

As a participant in an intensive Indonesian language course at the well-known 
Alam Bahasa Indonesia Institute in Yogyakarta (formerly known as Puri), I was 
asked by my teacher to translate various texts from English into Indonesian, as 
part of my homework. Since I had only the Indonesian-Dutch dictionary of 
Professor A. Teeuw 

[mediacare] U.S. opens DV Lottery to Indonesian citizens

2007-10-05 Terurut Topik Sunny
http://www.thejakartapost.com/detailworld.asp?fileid=20071005.I01irec=0

U.S. opens DV Lottery to Indonesian citizens 
The Jakarta Post, Jakarta

The United States Embassy in Jakarta announced Wednesday that Indonesians could 
apply for U.S. immigrant visas under the 2009 Diversity Visa (DV) Lottery 
scheme.

The DV Lottery registration period is from Oct. 3 to Dec. 2, 2007, and 
registration is free, the embassy said in a press release sent to The Jakarta 
Post. 

The U.S. Embassy encourages Indonesians interested in immigrating to the 
United States who meet the minimum requirements to apply, the release said. 

Under the scheme, also known as the green card lottery, people can apply for 
one of 50, immigration visas to live and work in the U.S. 

Those wishing to enter the lottery can register online at 
www.dvlottery.state.gov. 

The embassy warned Indonesian citizens about companies and websites claiming to 
be able to help in the process. 

Applicants should be aware that the website listed is the only valid place to 
register for the DV Lottery and should be cautious about companies or websites 
claiming they can help obtain a Diversity Visa, the embassy said. 

Around 30,000 Indonesians applied for 2007 DV Lottery visas, 245 of whom were 
selected. 


printer friendly 

Post Your Comments

Comments could also be sent to: [EMAIL PROTECTED]


[mediacare] Mengeroyok Kemiskinan!

2007-10-05 Terurut Topik Sunny
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2007100503082914

  Jum'at, 5 Oktober 2007 
 

  BURAS 
 
 
 

Mengeroyok Kemiskinan! 


   
  H.Bambang Eka Wijaya:

  RAMAI sekali orang mengambil formulir pencalonan diri dalam Pemilihan 
Gubernur Lampung! entak Umar. Sebagian besar mengaku terpanggil untuk 
meningkatkan derajat hidup rakyat dari kemiskinan, yang tercatat termiskin 
kedua di Sumatera!

  Syukurlah! sambut Amir. Kian ramai orang mampu bertekad mengeroyok 
kemiskinan, makin baik! Sebab, hanya dengan semua pihak dari segala penjuru 
mengerubutiinya, bisa lebih cepat pula kemiskinan diatasi!

  Tekad awal untuk memfokuskan perhatian pada kemiskinan itu penting, 
sehingga saat terpilih kelak menempatkan usaha mengatasi kemiskinan sebagai 
prioritas utama, bukan lagi di urutan ke sekian yang akhirnya cuma jadi 
sambilan! tegas Umar. Lantas, saat hasil survei BPS menyebut kemiskinan 
memburuk, dengan mudah pula melempar kemiskinan itu tanggung jawab 
kabupaten/kota! Di lain pihak, kabupaten/kota mengelak, tak mungkin pihaknya 
mengatasi kemiskinan dengan pendapatan asli daerah (PAD) yang minim, untuk 
belaja DPRD saja tak cukup!

  Itu dia, kasihan rakyat menderita berlarut-larut akibat lempar-melempar 
tanggung jawab! tegas Amir. Padahal, untuk mengatasi kemiskinan perlu usaha 
bersama, secara keroyokan! Sektor pemerintah, mulai pusat, provinsi, 
kabupaten/kota, kecamatan, kepala desa, kepala dusun sampai RW/RT melakukan 
kegiatan efektif dengan program masing-masing, didukung program ekstra dari 
BUMN dan lembaga yang ada seperti Koperasi, BKKBN, dan seterusnya! Lantas 
lembaga sosial-politik, dari partai-partai politik--yang setiap kampanye 
berjanji meningkatkan kesejahteraan rakyat--hingga organisasi kemasyarakatan 
(ormas), menjalankan program pengentasan kemiskinan masing-masing! Semua itu 
diperkuat gerakan lembaga swadaya masyarakat (LSM) membina rakyat sesuai dengan 
bidang pengabdian masing-masing! Itu pun masih belum cukup! Para pengusaha, 
lewat program CSR--corporate social responsibility--perusahaan miliknya, 
memfokuskan bantuan ke pengentasan kemiskinan!

  Kalau dikeroyok ramai-ramai begitu, diyakini usaha pengentasan 
kemiskinan bisa berhasil lebih cepat! timpal Umar. Tapi untuk itu, khususnya 
eksekutif di pemerintah daerah, harus lebih dahulu bisa membangun perspektif di 
kalangan DPRD, yang menentukan dalam penetapan APBD!

  Dan itu tak mudah! Sebab, pengalaman menunjukkan DPRD cenderung 
menjadikan APBD sebagai 'bargain' kepentingan mereka dengan kepentingan 
eksekutif, yang kedua-duanya belum benar-benar berorientasi pada kepentingan 
rakyat! tukas Amir. Contohnya, karena DPRD setiap kali maunya jalan-jalan 
studi banding ke luar daerah, sebagai bargain-nya tak terhalang eksekutif pun 
ulang-alik studi banding ke luar negeri dengan rombongan besar, termasuk 
sebagai gratifikasi buat para pendukung politiknya!

  Alasannya, kalau Presiden biasa membawa rombongan besar ke luar negeri, 
apa beda eksekutif daerah, sama-sama pemerintah! timpal Umar. Diharapkan 
orang yang ramai ikut mendaftar calon gubernur bukan hanya karena ingin sering 
jalan-jalan ke luar negeri dengan biaya APBD, melainkan sungguh-sungguh demi 
mengangkat rakyat dari kemiskinan! ***
 
bening.gifburas.jpg

[mediacare] Who failed the test?

2007-10-05 Terurut Topik Sunny
Published in Cairo by AL-AHRAM established in 1875
4 - 10 October 2007
Issue No. 865
http://weekly.ahram.org.eg/2007/865/op1.htm


Who failed the test?
Columbia University shamed itself when its president clumsily attempted to 
vilify Ahmadinejad, writes Hassan Nafaa* 



I followed closely the controversy surrounding Mahmoud Ahmadinejad's invitation 
to Columbia University. The Iranian president was invited for an open debate 
with faculty and students as part of the World Leaders Forum that the 
university has been organising since 2003. Although Columbia University came 
under immense pressure to cancel the invitation, it went ahead with the debate, 
which took place 24 September. I watched the proceedings live on television, 
but relied for the purposes of this article on the transcriptions of the 
encounter as published on the website of Columbia University.

Since he came to office in 2005, I took a personal interest in Ahmadinejad, the 
plain-dressed man who came from nowhere to take centre stage in Iranian 
politics. Ahmadinejad edged one of Iran's most seasoned politicians, 
Rafsanjani, out of the way and managed to replace the moderate and widely 
respected Khatami. My curiosity was such that I made an extra effort to 
understand this man who, despite appearances, turned out to be extremely 
complex and at times reckless.

Judging Ahmadinejad's remarks about the Holocaust to be unhelpful and 
irresponsible, I criticised him in the media, including the Arabic-language 
Iranian channel Al-Alam. My point was that the Iranian president gave Tehran's 
enemies ammunition and opportunity to blackmail and blockade his country. 
Perhaps someone was trying to create another Saddam in order to find a reason 
to attack Iran and liquidate its regime, I speculated. But my annoyance with 
some of Ahmadinejad's statements did not prevent me from finding an excuse for 
his behaviour, especially in the light of the arrogance and extremism of the 
current US administration. This administration was -- in my view -- at least 
partly responsible for undermining Khatami's reformist plans, and is therefore 
to blame for the revival of conservatism in Iran.

President Bush tends to act like a man receiving revelations from heaven. At 
one point, he suggested that his policies paved the way for the return of 
Christ, so one must not be surprised when Iranians put in office a man who 
believes that his own policies will hasten the return of the hidden imam. In 
such a context, and with a cold religious war taking place between Bush and 
Ahmadinejad, Columbia University's invitation could have been an opportunity to 
break through the vicious circle of extremism and counter-extremism. It could 
have been an opportunity to discredit absolutist ideological ideas and those 
who see the world as a battlefield between pure goodness and pure evil.

As it turned out, the organisers of the event had other things on mind. Had 
Columbia University offered Ahmadinejad a chance to see another aspect of 
America -- one that differs from the views held by the Bush administration -- 
the encounter could have helped defuse international tensions. But the 
university failed that test, and its president, Professor Lee Bollinger, made 
several major errors.

Bollinger's first error was to abandon routine formalities. The standard 
practice for a university president in such an occasion is say a few words 
welcoming the guest and explaining why he was invited to campus and what the 
university hopes to achieve. Then the guest would make a speech and take 
questions from the audience.

But the university president decided otherwise. He launched into a diatribe 
befitting a public prosecutor, casting Ahmadinejad as a defendant. Such an 
approach was demeaning to Columbia University, and backfired. Bollinger made 
Ahmadinejad look like an innocent man who had been set up.

Bollinger's speech was all wrong. He insulted Ahmadinejad, calling him a petty 
and cruel dictator, and said that he was brazenly provocative or 
astonishingly uneducated to deny the Holocaust. Bollinger's views mirrored the 
views of the US administration, and at times surpassed them in extremism. 

At times, the Columbia University president sounded less of an academic than of 
an official spokesman of the US government. He blamed the Iranian government 
for the current crisis. Why have women, members of the Bahaai faith, 
homosexuals and so many of our academic colleagues become targets of 
persecution in your country? he asked, adding that the Iranian government was 
undermining American troops in Iraq by funding, arming, and providing safe 
transit to insurgent leaders.

Bollinger put himself firmly on the side of Israel and the Zionist movement. He 
even apologised for those pained by the university's invitation of 
Ahmadinejad. You should know that Columbia is a world centre of Jewish 

Re: [mediacare] Malaysia Minta Bukti 'Rasa Sayange' Lagu Milik Indonesia

2007-10-04 Terurut Topik Sunny
Memang bisa seperti apa yang Anda katakan dan juga karena dulu tidak ada 
pencatatan apa yang disebut intelektual property right atau hak cipta di 
Indonesia, selain itu lagu rakyat biasa yang tidak menpunyai perlindungan 
hukum, jadi  dalam perselisihan secara hukum mungkin sekali sulit 
dipertahankan. Selain itu barangkali dapat dicatat bahwa lagu tsb ada juga yang 
dinyanyikan dalam bahasa Jepang, ini karena dulu dikuasi tentara Jepang.
  - Original Message - 
  From: Paulus Tanuri 
  To: mediacare@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, October 04, 2007 5:21 AM
  Subject: Re: [mediacare] Malaysia Minta Bukti 'Rasa Sayange' Lagu Milik 
Indonesia


  Kalau soal bisa menyanyikan saya kira itu susah untuk dijadikan bukti. Jangan 
lupa lagu bengawan solo saja kelihatannya orang luar lebih hafal daripada kita. 
Tapi jangan putus asa, kalau memang benar, maka pasti bisa terungkap. 

  Regards,
  Paulus T.


  On 10/4/07, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:
refleksi:  Kalau ada arkif musik, mungkin bisa dibuktikan dengan piring 
hitam  musik hawaian Rudy Wairata atau lain yang dibuat pada tahun 1950-1960an. 
Tiap anak atau orang di Maluku pasti bisa menyanyi lagu tsb. Apakah di Malaysia 
juga demikian.



   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition. 
  Version: 7.5.488 / Virus Database: 269.13.39/1045 - Release Date: 10/2/2007 
6:43 PM


Re: [mediacare] Malaysia, bangsa yg malu-maluin !

2007-10-04 Terurut Topik Sunny
Mereka belajar, tetapi apa yang dipelajari  dengan sungguh-sungguh ialah 
bagaimana bisa korupsi dengan cara lebih baik. Jadi seperti halnya dalam 
mempertinggi mutu profesionalisme. Langkah ke arah tsb bisa dilihat bagaimana 
sengitnya perlobaan mereka untuk menduduki kursi kekuasaan nan empuk pembawa 
rejeki nomplok. Makin tinggi posisi, makin besar rejeki dan tentunya 
membutuhkan manipulasi prosional untuk bisa korupsi, lain dari pada itu tidak 
begitu penting atau asal-asalan saja.
  - Original Message - 
  From: Pattiwael, Adolf Rudolf Cleffy 
  To: mediacare@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Thursday, October 04, 2007 8:53 AM
  Subject: RE: [mediacare] Malaysia, bangsa yg malu-maluin !


  Memang, saya juga bingung dengan sikap petinggi2 dinegri ini.
  Semuanya tidak mau belajar dari pengalaman yg lalu2, semuanya serba terlambat.
  Apabila terjadi sesuatu baru ribut...serba terlambat.
  Apa memang rasa nasionalis kita semua sudah luntur, saya setuju sekali dgn 
pendapat anda bung Budi.

-Original Message-
From: mediacare@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Budi 
Dharma
Sent: 04 Oktober 2007 12:13
To: mediacare@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]
Subject: [mediacare] Malaysia, bangsa yg malu-maluin !



Meski mungkin opini saya ini tidak ada hubungannya, namun ternyata 
pemberlakuan syariat islam di negeri jiran tersebut tokh tidak mengubah 
karakter bangsa Melayu yg beneran pemalasnya nggak ketulungan. Lihat aja 
kalangan pribuminya yg dikasih hak istimewa, eh yg ngerjain proyeknya orang 
suku bangsa lain. 
Babak belur di kejuaraan sepakbola piala Asia kemarin, stasiun2 radionya 
diinvasi lagu2 Indonesia, jutaan TKI kita “menjajah” pasar tenaga kerja 
pembantu disana ( yang sayangnya tidak diayomo hak-haknya ), ikutan nyolong 
kayu2 di hutan Kalimantan, Sumatera, dan Papua, kini masalah lagu daerah pun 
hendak diembat juga. Pakai minta bukti segala pula bukti hak cipta lagu “Rasa 
Sayange”. Btw, mungkin kita juga bisa bertanya atas beberapa kasus lainnya, apa 
hak Malaysia mengklaim kepulauan Ambalat ?
Balik lagi ke kasus “rasa sayange”, menunjukkan para pejabat tinggi memang 
tidak punya kebanggaan atas karya negerinya. Dicap sebagai negara terkorup, 
nggak bergeming. Hasil alamnya dicolong luar biasa, nyaris tanpa reaksi. 
TKW-nya disiksa bangsa lain, ya penangannya gitu2 aja. Tapi kalo ada daerah 
Palestina dibom Israel, weleh weleh… yg ngantri ikut unjuk rasa luar biasa 
hebohnya bikin macet.
Perhatian media massa (khususnya cetak dan televise) nggak begitu heboh, yg 
lebih penting soal persiapan mudik tahunan dan soal “pecahnya” SBY-JK. Para 
sesepuh politik mulai rame2 mengajukan diri sebagai capres, nggak ada yg mau 
jadi cawapres. Nggak ada gitu judul menggugah, seperti waktu menara kembar WTC 
ditabrak pesawat, mayoritas headline media adalah “US under attack !”. Untuk 
kasus berulangkalinya Malaysia menghina harga diri bangsa Indonesia seperti 
ini, mestinya media ikut mengobarkan semangat nasionalisme jilid baru dengan 
judul : “Indonesia under-construction” ( ih, kayak tulisan di website aja, he 
he…. )
Mungkin perlu diberi travel warning : Malaysia, the truly laziest  a thief 
nation !?



Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers 

  IMPORTANT NOTICE: 
  The information in this email (and any attachments) is confidential. If you 
are not the intended recipient, you must not use or disseminate the 
information. If you have received this email in error, please immediately 
notify me by Reply command and permanently delete the original and any copies 
or printouts thereof. Although this email and any attachments are believed to 
be free of any virus or other defect that might affect any computer system into 
which it is received and opened, it is the responsibility of the recipient to 
ensure that it is virus free and no responsibility is accepted by American 
International Group, Inc. or its subsidiaries or affiliates either jointly or 
severally, for any loss or damage arising in any way from its use.

   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition. 
  Version: 7.5.488 / Virus Database: 269.14.0/1048 - Release Date: 10/3/2007 
8:22 PM


[mediacare] Re: [tourismindonesia] Sungguh-sungguh terjadi: FPI ngeri menghadapi orang Dayak

2007-10-04 Terurut Topik Sunny
Bukan tidak berani, tetapi kuatir setelah habis napas bisa dicegat oleh 
awwah-arwah FPI di tengah perjalanan ke surga, jadi lebih baik diam untuk 
selamat di dunia seberang di hari kemudian . Bayankan kalau dibuang ke nereka, 
waduuh panasnya bukan mian, kata bahagian informasi dan propaganda FPI. 
hehehehe
  - Original Message - 
  From: radityo djadjoeri 
  To: [EMAIL PROTECTED] ; mediacare ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
[EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Wednesday, October 03, 2007 1:43 AM
  Subject: [tourismindonesia] Sungguh-sungguh terjadi: FPI ngeri menghadapi 
orang Dayak


  Di Pulau Jawa, semua orang takut dengan ulah FPI. Saat FPI menjalankan 
aksinya, tak ada yang berani melawan. Beda dengan warga Dayak di Kalimantan. 
Mereka berhasil menggencet ulah FPI.



  Berita dari Tribun Kaltim, www.tribunkaltim.co.id

  FPI dan Warga Dayak Berdamai

  SAMARINDA, TRIBUN- Front Pembela Islam (FPI) akhirnya berdamai dengan
  warga Dayak,  pasca- perselisihan saat sweeping FPI Sabtu (29/9) lalu
  di Samarinda.

  Ini disampaikan Kapoltabes Samarinda, Kombespol Marwoto Soeto di
  Samarinda, Selasa (2/10), sesuai hasil kesepakatan mereka.  Kedua
  pihak bertemu dan sepakat mengakhiri perselisihan ini, Senin (1/10)
  malam.

  Marwoto mengatakan, FPI berjanji tidak akan melakukan sweeping dengan
  pendekatan seperti yang dilakukan pekan lalu. Kami kepolisian sudah
  me-warning, kalau mau pawai atau konvoi melaporlah ke polisi supaya
  kami kawal. Kalau melakukan sweeping, sekalipun tidak berbenturan
  dengan masyarakat tetap harus lapor polisi,  kan begitu. Tetap kami
  akan proses kalau mereka mukul orang, tandasnya.

  Jika FPI menemukan gejala yang meresahkan masyarakat seperti minuman
  keras dan aksi kriminalitas lainnya, Marwoto berharap,  mereka
  melaporkannya secara resmi kepada pihak berwajib.

  Terkait penanahan dua oknum anggota FPI, Marwoto menegaskan, proses
  hukum terus berlanjut.  Tapi penangguhan mereka disetujui. Selain itu,
  polisi masih mencari pelaku lain yang diduga terlibat pemukulan di
  Samarinda Seberang.

  Mengenai laporan senjata tajam (sajam),  menurut Marwoto, cuma
  mengada-ada. Itu kan alat mereka. Kalau orang Dayak jaga malam kan
  memang menggunakan itu,  ujarnya.

  Ia berharap kedua pihak menghormati kesepakatan yang sudah dibuat.
  Jika terjadi perselisihan yang berujung bentrok fisik, polisi tidak
  segan-segan menindak. Siapa saja kalau anarkis dan meresahkan
  masyarakat, kami pasti tindak, tegasnya.

  Sebelumnya Ketua DPD FPI Kaltim, Muhammad Alwi Assegaf, mengatakan FPI
  hanya menggelar konvoi damai untuk menyejukkan bulan puasa. Niat untuk
  melakukan sweeping didasari kondisi Samarinda yang tidak  nyaman
  selama Ramadan. (asi)

  KESEPAKATAN

  1.Pihak FPI Samarinda bersedia meminta maaf atas tindakan yang telah
  dilakukan yaitu adanya ucapan atau yel-yel yang menyinggung perasaan
  etnis Dayak

  2. Warga Dayak meminta maaf kepada FPI atas perbuatan yang terjadi
  setelah permasalahan ketersinggungan tersebut.

  3. Penyampaian permohonan maaf  FPI kepada Etnis Dayak di media massa,
  diserahkan kepada Poltabes Samarinda untuk menyampaikannya

  4. Terhadap kasus pemukulan yang dilakukan oknum FPI, masing-masing
  pihak sepakat untuk menyerahkan kasus tersebut kepada Poltabes
  Samarinda untuk diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

  5. Masing-masing pihak sepakat untuk meredam permasalahan yang terjadi
  agar tidak berkembang dan terulang lagi.(asi)

  KRONOLOGI PERDAMAIAN

  1 Oktober 2007

  * Pukul 10.00-11.00 - Kapoltabes bertemu Tokoh Adat Dayak di ruangan
  Kapoltabes. Mereka meminta FPI menyampaikan maaf secara terbuka kepada
  warga etnis Dayak.

  * Pukul 14.00-15.00 - Kapoltabes bertemu dengan FPI. FPI meminta
  Poltabes Samarinda memfasilitasi pertemuan FPI dengan tokoh adat
  Dayak.

  * Pukul 20.00-23.00 - pengurus FPI Samarinda dengan perwakilan Tokoh
  Adat Dayak bertemu di ruang rapat Poltabes Samarinda. Wakil dari FPI
  delapan orang sedangkan wakil Adat Dayak 12 orang. Mereka sepakat
  untuk berdamai dan mengakhiri perselisihan

  Sumber: Poltabes Samarinda (asi)




--
  Tonight's top picks. What will you watch tonight? Preview the hottest shows 
on Yahoo! TV.  


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition. 
  Version: 7.5.488 / Virus Database: 269.14.0/1048 - Release Date: 10/3/2007 
8:22 PM


[mediacare] Indonesia Tak Bisa Klaim Lagu Rasa Sayange

2007-10-04 Terurut Topik Sunny
Indonesia Tak Bisa Klaim Lagu Rasa Sayange
Kamis, 04 Oktober 2007 | 23:10 WIB 

TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur: Menteri Kebudayaan, Kesenian dan Warisan 
Malaysia Datuk Seri Dr Rais Yatim mengatakan seruan para wakil rakyat Indonesia 
untuk menentang Malaysia memakai lagu rakyat Rasa Sayange dalam kampanye wisata 
Malaysia, Truly Asia, adalah tidak realistis. 

Menurut Rais, masalah itu seharusnya tak muncul sebagai lagu, seperti lagu 
rakyat lain semacam Jauh Di Mata, Burung Pungguk dan Terang Bulan, yang adalah 
lagu-lagu di nusantara yang diwarisi rakyat dari nenek moyangnya.

Saya pikir Indonesia atau pihak lain tak dapat membuktikan siapa pengarang 
lagu itu, kata Rais kepada wartawan dalam acara buka puasa bersama kementerian 
itu di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Selasa lalu, seperti dikutip Bernama hari 
ini.

Sebelumnya Hakam Naja, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Indonesia dari 
Partai Amanat Nasional, menyerukan agar pemerintah Indonesia menuntut malaysia 
karena menggunakan lagu tersebut dalam kampanye wisatanya.

Priyo Budi Santoso, Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR, juga meminta pemerintah 
Indonesia perlu memastikan apakah Malaysia memakai lagu itu tanpa izin 
Indonesia atau tidak.

Orang Indonesia yakin bahwa Rasa Sayange adalah lagu rakyat Indonesia yang 
berasal dari Maluku dan dinyanyikan dari generasi ke generasi di sana.

Tapi, Malaysia juga dapat mengatakan bahwa lagu-lagu yang dinyanyikan dan 
direkam di Indonesia itu berasal dari negeri ini (Malaysia) karena (Indonesia) 
tak pernah menerima pembayaran royalti, kata Rais.

Hakam juga menuduh Malaysia telah mengklaim kepemilikan kerajinan tradisional 
Indonesia, seperti batik dan wayang kulit.

Rais juga mengatakan wayang kulit, yang sering dipentaskan di Malaysia, tak ada 
urusannya dengan Indonesia karena kesenian itu berasal dari tradisi Hinduisme.

Indonesia tak punya hak mengklaim kepemilikan wayang kulit karena dia dibawa 
oleh penguasa Hindu Sri Wijaya di abad ketujuh dan kesenian itu menyebar di 
Langkasuka (Kedah), Palembang, Batavia dan Temasik, kata Rais.

Jika Indonesia ingin menggugat masalah ini, dia akan menghadapi jalan buntu 
dan akan berdampak pada hubungan Malaysia-Indonesia, kata dia.

| BERNAMA | THE STAR | IWANK


[mediacare] Kepala Lapas Batu Bantah Eksekusi Amrozi Digelar Malam Ini

2007-10-04 Terurut Topik Sunny
Kepala Lapas Batu Bantah Eksekusi Amrozi Digelar Malam Ini
Kamis, 04 Oktober 2007 | 22:29 WIB 



TEMPO Interaktif, Semarang:
Kepala Lembaga Pemasyarakatn Kelas II Batu, Nusakambangan, Cilacap, Jawa 
Tengah, Sudijanto membantah adanya kabar yang mengatakan bahwa terpidana Bom 
Bali II Amrozi dan kawan-kawan akan dieksekusi malam ini. 

Itu tidak mungkin dan saya membantah adanya kabar akan ada eksukusi itu, kata 
Sudijanto di Semarang kepada Tempo malam ini (Kamis, 4/10). 

Sujianto mengaku tidak tahu-menahu mengenai asal kabar itu. Saya belum 
mendengar sama sekali. Saya mendengar baru kali ini tentang kabar itu, 
katanya. 

Sujianto mengatakan, sesuai dengan aturannya, sebelum eksekusi mati 
dilaksanakan harus ada beberapa persyaratan yang mesti dipenuhi. Sujianto 
mencontohkan syarat seperti harus ada pemberitahuan minimal dua kali 24 jam 
sebelum eksekusi. Syarat lain, kata dia, adalah harus ada persiapan tim dokter 
dan rohaniawan. Lha, ini belum ada persiapan sama sekali, katanya. 

Melihat kenyataan seperti itu, Sujianto menegaskan, Tidak mungkin (eksekusi 
dilaksanakan malam ini. 

Sebagai kepala LP Batu, tempat Amrozi dan kawan-kawan saat ini ditahan, dirinya 
seharusnya tahu akan ada ekseskusi. Bahkan, malam ini Sujianto mengaku berada 
di Semarang. 

Amrozi menjadi terpidana mati kasus bom di Bali pada 2002 bersama dua terpidana 
lain: yakni kakaknya, Ali Gufron alias Muklas; dan Imam Samudra. Mereka sempat 
meringkuk di tahanan Kerobokan, Denpasar. Tapi kini ketiganya ditahan di 
Lembaga Pemasyarakatan Batu, Nusakambangan, Jawa Tengah, sejak Oktober 2005. 
Rofiuddin/Sohirin 


[mediacare] World celebrates 50th anniversary of first-ever man-made satellite Sputnik

2007-10-04 Terurut Topik Sunny
http://english.pravda.ru/news/world/04-10-2007/98177-sputnik-0

  04.10.2007 


World celebrates 50th anniversary of first-ever man-made satellite Sputnik

Engineers, military officials and former cosmonauts on Thursday celebrated the 
50th anniversary of the launch of the world's first artificial satellite, 
Sputnik, which marked the dawn of the Space Age and sparked the race to land a 
man on the moon. 

Ceremonies were held at the Russia's cosmonaut training center, Star City, 
outside of Moscow and engineers were to gather at the Academy of Sciences to 
recall the events leading up to the Oct. 4, 1957, launch of the spikey, 184 
pound (83-kilogram) metal ball that beeped as it circled the globe for some 22 
days. 

Military officials held a small ceremony to lay flowers at the grave of the 
father of the Soviet space program, Sergei Korolyov, who was buried with honors 
at the foot of the Kremlin walls. 

The success of Soviet engineers in launching Sputnik stunned the world, and was 
followed just four years later by another historic achievement - the launch of 
Yuri Gagarin, the first human in space. 

Sputnik galvanized the U.S. government to pour money into space research and 
technology with the goal of landing a man on the moon - an event that occurred 
nearly 12 years later. 

Of course speaking just for us specialists (the launch) sparked an unexpected 
furor around the world. No one expected this, even including our engineers, 
Viktor Frusmon, a co-worker of Korolyov's, said in a televised comments 
Thursday.

The satellite was 58 cm (about 23 in) in diameter and weighed approximately 
83.6 kg (about 183 lb). Each of its elliptical orbits around the Earth took 
about 96 minutes.

Sputnik 2 was launched on November 3, 1957 and carried the first living 
passenger into orbit, a dog named Laika. The mission planners did not provide 
for the safe return of the spacecraft or its passenger, making Laika the first 
orbital casualty. This mission was promptly dubbed Muttnick by humorists.

The first attempt to launch Sputnik 3, on February 3, 1958, failed, but the 
second on May 15 succeeded, and it carried a large array of instruments for 
geophysical research. Its tape recorder failed, however, making it unable to 
measure the Van Allen radiation belts.

Sputnik 4 was launched two years later, on May 15, 1960.

Sputnik 5 was launched on August 19, 1960 with the dogs Belka and Strelka, 40 
mice, 2 rats and a variety of plants on board. The spacecraft returned to earth 
the next day and all animals were recovered safely.


[mediacare] Bridge plan to link Java and Sumatra

2007-10-04 Terurut Topik Sunny
http://www.theage.com.au/news/world/bridge-plan-to-link-java-and-sumatra/2007/10/04/1191091279251.html


Bridge plan to link Java and Sumatra 
Mark Forbes, Jakarta
October 5, 2007


INDONESIA plans to build the world's longest suspension bridge across the 
earthquake-prone Sunda Strait, passing about 50 kilometres from the active 
Krakatau volcano.

Traversing 30 kilometres, the bridge will link Indonesia's main islands of Java 
and Sumatra at an estimated cost of $12 billion.

Governors of Java's Banten and Sumatra's Lampung provinces have signed a 
memorandum to begin designing the bridge with construction company Artha Graha, 
which is headed by one of Indonesia's richest and most colourful tycoons, Tommy 
Winata.

Mr Winata is renowned for his close ties to former president Soeharto and 
ongoing links to business interests of senior military figures. He has big 
investments in entertainment around Jakarta's Chinatown.

The bridge, sitting on the Pacific ring of fire, the most earthquake and 
volcano-prone region in the world, will link Java's Merak Port with Bakauheni 
in Sumatra. It will pass through the islands of Ular, Sangian and Prajurit, and 
stand 70 metres high so large ships can pass.

Experts said the bridge was technologically feasible, but extensive and 
expensive safety measures would be essential to withstand earthquakes. Several 
quakes measuring more than seven on the Richter scale have struck waters off 
Sumatra in recent weeks and a stronger quake caused a massive tsunami off the 
west coast in 2004.

Senior design consultant with Artha Graha, Wangsadinata Wiratman, said flexible 
construction materials would be used to protect the bridge against earthquakes 
of up to nine magnitude based on the planned Messina Strait Bridge in Italy.

This bridge was to have boasted the longest single suspension span in the world 
but was abandoned last year.


[mediacare] Empat Mahasiswa Indonesia Dirampok di Apartemen Kuala Lumpur

2007-10-04 Terurut Topik Sunny
HARIAN ANALISA
Edisi Jumat, 5 Oktober 2007

Empat Mahasiswa Indonesia Dirampok di Apartemen Kuala Lumpur 

Kuala Lumpur, (Analisa) 

Empat mahasiswa Indonesia yang menempati apartemen di kawasan Sentul, Kuala 
Lumpur dirampok tiga orang, Kamis dinihari selepas sahur, menyebabkan dua orang 
terluka dan dua notebook raib diambil perampok. 

Perampok telah membacok tangan Hussein Fauzi sedangkan kaki saya dipukul benda 
keras sehingga kelinking kaki kanan patah, kata David Satria, ditemui di RS 
Kuala Lumpur, Kamis. 

Empat mahasiswa Indonesia yang menempati apartemen itu yakni Hussein Fauzi, 
Ervan, Sahid, dan Faisal. Mereka merupakan mahasiswa Cosmopoint College di 
Kuala Lumpur. Pada malam itu, ada tiga teman mereka menginap di antaranya David 
Satria dan adiknya. 

Ketujuh mahasiswa Indonesia merupakan alumni Sekolah Indonesia di Jeddah karena 
orang tua mereka merupakan ekspatriat di Arab Saudi. Orang tua kami semua 
sudah tahu. Mereka cemas juga. Kami pikir kuliah di Malaysia lebih aman ... eeh 
malah kena rampok, kata Hussein yang tangannya kena bacok sebelum dioperasi di 
RS Kuala Lumpur. 

Menurut cerita, mereka makan sahur di luar. Setelah pulang ke rumah dan sekitar 
30 menit istirahat, ada yang chatting, mengerjakan tugas kampus, dan baca-baca. 
Tiba-tiba ada yang ketuk pintu. Hussein yang sedang chatting kemudian bangun 
dan membuka pintu. Begitu pintu dibuka sebilah parang menyabet tangannya. Para 
perampok sudah berhasil membuka teralis besi di depan pintu rumah. 

Mereka langsung mendorong pintu dan mengejar saya dan menyabet tangan saya 
yang lain sehingga dua-duanya tergores kena parang. Tiga orang masuk 
menggunakan tutup kepala dan hanya matanya kelihatan. Mereka membawa parang dan 
pedang, kata Hussein. 

Beberapa teman Hussein kemudian berteriak-teriak Rampok-Rampok sambil menarik 
Hussein masuk ke dalam kamar. 

Sedangkan David sempat memberikan tendangan sehingga salah satu perampok 
terjatuh tapi yang lainnya sempat memukul kakinya dengan benda keras sehingga 
jari kelingking patah. Saya masuk kamar cari benda keras tidak dapat, akhirnya 
ditemukan minyak wangi, diambil kemudian dilempar ke perampok tapi tidak kena 
namun minyak wangi muncrat kena kaos perampok. 

Ketujuh mahasiswa akhirnya berhasil masuk ke kamar dan berteriak-teriak. Begitu 
perampok kabur sambil menggondol dua notebook lewat tangga kemudian mereka lari 
sambil mengejar tapi perampok cepat menghilang. 

TANGKAP 2 TERSANGKA 

Kepolisian Sentul Kuala Lumpur kini telah menahan dua warga Malaysia yang 
dicurigai. Kedua orang itu ditahan karena meninggalkan mobil dalam keadaan 
pintu terbuka di depan gerbang apartemen. Dalam mobil itu ditemukan beberapa 
benda tajam seperti parang dan pedang serta KTP Malaysia tapi tidak ada 
orangnya, kata Ervan. 

Kami sangat mencurigai ke dua orang itu karena mereka meninggalkan mobil 
dengan pintu terbuka. Ditanya mau kemana jawabnya berubah-ubah. Mereka jawab 
ketemu teman penghuni apartemen, tapi ketika ditanya nama dan alamatnya, mereka 
tidak mau jawab, ujar Ervan. 

Kemudian mereka ngomong abis makan di kedai India yang jaraknya 150 m. Tapi 
kenapa parkirnya mobil di apartemen dan pintu terbuka. Lagi pula salah satu nya 
menggunakan kaos dengan wangi minyak wangi yang dilempar David. Jadi dugaan 
kami semakin kuat, kata Ervan. 

Kedua warga Malaysia yang dicurigai kini sudah ditahan di Kepolisian Sentul, 
Kuala Lumpur, berikut mobilnya. Sementara itu, Ketua Umum PPI (Persatuan 
Pelajar Indonesia) Malaysia Muhammad Iqbal yang sempat mengunjungi keduanya 
sangat prihatin atas kejadian ini. (An


Re: [mediacare] Walubi: Biksu Myanmar Sebenarnya Tak Usah Demo, Tapi Seruan

2007-10-03 Terurut Topik Sunny
Kardinal Sin tidak menentang demo, tetapi menentang pemakaian kondom.  Yang 
lucunya ialah Kardinal tidak bikin anak, koq mau bikin aturan larangan kondom. 
Bayangkan saja, orang yang tidak pernah main bola, bikin aturan tentang 
pertandingan sepak bola.
  - Original Message - 
  From: Harry Adinegara 
  To: media care ; ppi india ; prol 
  Sent: Wednesday, October 03, 2007 2:44 AM
  Subject: [mediacare] Walubi: Biksu Myanmar Sebenarnya Tak Usah Demo, Tapi 
Seruan


  Jangan2 Biksu Agung Paramitha ini anteknya Tiongkok dan Rusia yang tidak 
setuju kalau Myanmar itu ditindak lanjuti sebagai pelanggar HAM dengan seruan 
di tingkatkannya blokade ekonomi.

  Yang jadi pertanyaan sewaktu Kardinal Sin memimpin peaple power di Filipina 
tempo lalu apa gereja Katolik di Indonesia menentang adanya demo2 ini ya?

  Atau mungkin Biksu Paramatha ini getol dan suka bergumul ria dengan para 
militer, diktator dan para koruptor? No big deal lho cuman tanya, jangan yang 
anggota Walubi naik pitam.
  Kok Biksu Paramatha ini seneng seru2-in orang agar bermoral ya, mana bisa 
sih. Lha gimana sih Biksu ini, rakyat yang sudah di-injak2 selama 40 tahun-nan 
lebih oleh para diktator militer yang korup,dan mereka para biksu Myanmar ini 
menyerukan dengan cara demo albeit sangat damai koq di anjurin jangan demo. Apa 
Biksu Paramatha itu tidak punya naluri tentang keadilan ya?

  Harry Adinegara







http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/10/tgl/01/time/143646/idnews/836408/idkanal/10

=
Biksu Myanmar Sebenarnya Tak Usah Demo, Tapi Seruan Moral Anwar Khumaini - 
detikcom

Jakarta - Gonjang-ganjing di Myanmar belum berakhir. Biksu, wartawan dan 
masyarakat menjadi korban kekerasan junta militer Myanmar. Namun perwakilian 
agama Budha di Indonesia menyayangkan aksi turun ke jalan yang dilakukan di 
Myanmar.

Dengan alasan apa pun, sebenarnya mereka tidak usah turun langsung untuk 
berdemonstrasi. Harusnya mereka lebhi mengedepankan tindakan-tindakan yang 
bersifat seruan moral, kata Bhiksu Agung Paramitha di Kantor Center for 
Dialogue dan Coorporation Among Civilizations di Jl Kemiri, Jakarta Pusat, 
Senin (1/10/2007).

Biksu Agung Paramitha yang juga perwakilan Walubi, meminta kepada junta 
Myanmar, umat Budha, dan masyarakat untuk menahan diri dan mengembalikan 
stabilitas keamanan Myanmar. Caranya dengan mengedepankan dialog yang simpatik 
dan efektif.

Sementara itu, Komite Indonesia Agama untuk Perdamaian mengeluarkan seruan 
keprihatinan. Bahkan mereka menyatakan belasungkawa dan kesedihan mendalam atas 
jatuhnya korban akibat tindak kekerasan.

Kami menyerukan agar para penguasa Myanmar segera menghentikan segala 
bentuk kekerasan dan membebaskan semua tahanan, serta memulai sebuah dialog 
damai dengan kelompok agama dan pihak oposisi, ujar juru bicara Komite 
Indonesia Agama untuk Perdamaian, Teo Bela (mly/sss)

(sumber: www.detik.com)





.
 





--
  Sick of deleting your inbox? Yahoo!7 Mail has free unlimited storage. Get it 
now.  


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition. 
  Version: 7.5.488 / Virus Database: 269.13.37/1042 - Release Date: 10/1/2007 
6:59 PM


[mediacare] 1 Syawal:Muhammadiyah-NU Tidak Capai Sepakat

2007-10-03 Terurut Topik Sunny
Refleksi:  Apakah uraian ilmunya tak jelas sehingga terdapat perbedaan?

http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2007100303212813

  Rabu, 3 Oktober 2007 
 

  UTAMA
 
 
 
 

1 Syawal:Muhammadiyah-NU Tidak Capai Sepakat 


  JAKARTA (Lampost): Upaya pemerintah menyatukan Idulfitri 1428 H antara 
Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) kembali gagal. Pertemuan ulama 
Muhammadiyah dan NU di Gedung NU, Selasa (2-10), tidak mencapai kesepakatan 
mengenai penentuan Lebaran.

  Muhammadiyah tetap berpendirian Idulfitri jatuh pada tanggal 12 Oktober, 
sedangkan NU menunggu rukyatulhilal atau melihat bulan.

  Sedangkan pemerintah baru mengumumkan Idulfitri usai sidang isbat yang 
diikuti sejumlah ormas Islam dan duta besar negara-negara Islam, kata Menteri 
Agama (Menag) Maftuh Basyuni usai pertemuan tersebut.

  Dirjen Bimas Islam Departemen Agama (Depag) Nazaruddin Umar membenarkan 
dialog belum bisa menyatukan persamaan penentuan tanggal 1 Syawal tahun ini. 
PBNU dan PP Muhammadiyah mempunyai pandangan masing-masing tentang penentuan 
tanggal 1 Syawal.

  Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah 
Susiknan Azhari mengatakan 1 Syawal 1428 Hijriah jatuh pada tanggal 12 Oktober 
atas perhitungan keilmuan. Muhammadiyah menggunakan metode hisab atau 
perhitungan astronomi dalam menentukan Idulfitri 1428 H.

  Sementara itu, Ketua Lajnah Falakiah NU K.H. Ghozalie Masroeri menyatakan 
pihaknya memakai metode hisab sebagai patokan melaksanakan rukyat. Jatuhnya 
Lebaran bergantung pada hasil rukyat.

  Pertemuan di Gedung PBNU juga Ketua Umum PBNU K.H. Hasyim Muzadi. 
Pertemuan itu tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya di Kantor Wakil Presiden, 
Minggu (30-9), dengan tujuan mencari titik temu dalam menentukan Idulfitri.

  Sebelumnya, Nasaruddin menyatakan penentuan akhir Ramadan menjadi sangat 
penting. Itu bukan semata soal pranata, melainkan urusan halal atau haram. 
Sebab itu, masyarakat awam bingung ketika menemui kenyataan adanya perbedaan 
penentuan Idulfitri.

  Menurut Hasyim Muzadi, semestinya umat diberi tahu bahwa perbedaan tidak 
selalu berarti bertentangan. Kadang-kadang saya malu sebagai umat Islam. Orang 
Barat sudah sampai di bulan, la kita umat Islam berkutat di urusan mengintip 
(bulan) saja, katanya. n U-1
 
bening.gif

[mediacare] Malaysia Minta Bukti 'Rasa Sayange' Lagu Milik Indonesia

2007-10-03 Terurut Topik Sunny
refleksi:  Kalau ada arkif musik, mungkin bisa dibuktikan dengan piring hitam  
musik hawaian Rudy Wairata atau lain yang dibuat pada tahun 1950-1960an. Tiap 
anak atau orang di Maluku pasti bisa menyanyi lagu tsb. Apakah di Malaysia juga 
demikian.


HARIAN ANALISA
Edisi Kamis, 4 Oktober 2007

Malaysia Minta Bukti 'Rasa Sayange' Lagu Milik Indonesia 

Jakarta, (Analisa) 

Mendbudpar Jero Wacik mengaku telah berkomunikasi dengan Menteri Kebudayaan 
Malaysia tentang lagu Rasa Sayange. 

Mereka bilang, kalau Indonesia bisa membuktikan, mereka akan melakukan sesuai 
kewajibannya, ujar Jero Wacik kepada wartawan sebelum menghadiri rapat kabinet 
di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (3/10). 

Sebelumnya Menteri Kebudayaan dan Menteri Pariwisata Malaysia menyatakan bahwa 
lagu yang di negeri jiran bernama Rasa Sayang itu adalah lagu rakyat yang biasa 
terdengar di Kepulauan Nusantara (Melayu) yang merupakan warisan leluhur. Jadi 
bukan milik Indonesia semata. 

Jero menuturkan, menggugat kepemilikan lagu tersebut bukan perkara mudah. 
Apalagi Indonesia tidak punya bukti. Kepedulian kita pada hukum (hak cipta) 
masih rendah, kata Jero. 

Jero mengaku dirinya telah mengecek lagu Rasa Sayange yang digunakan Malaysia 
sebagai tema kampanye pariwisata Truly Asia. 

Saya cek no name. Kalau didengarkan lagu ini memang seperti lagu Ambon, 
Manado, Melayu, karena budayanya mirip-mirip, ujarnya. 

Sekarang bagaimana kita buktikan kalau itu karya kita. Kita masih mengumpulkan 
data, ujarnya. 

Jero menyatakan puluhan ribu karya budaya belum didaftarkan hak ciptanya. Saya 
berkali-kali minta para seniman kalau punya karya budaya cepat didaftarkan agar 
tidak mudah diklaim. Dan kalau diklaim, kita mudah menuntutnya, paparnya. 

Saya minta para seniman Ambon, beri saya bukti. Kalau ada, agar bisa kita 
gunakan. Tanpa bukti kita akan sulit, demikian Jero


[mediacare] Semua Agama Punya Sejarah Radikal

2007-10-03 Terurut Topik Sunny
http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_cid=306503

Rabu, 03 Okt 2007,



Semua Agama Punya Sejarah Radikal


JAKARTA - Kecintaan Umi Komariyah Madjid, istri cendekiawan muslim (alm) 
Nurcholish Madjid (Cak Nur) terhadap Universitas Paramadina tak pernah padam. 
Kemarin (2/10), misalnya, dia menyempatkan diri untuk membuka dan mengikuti 
seminar bertajuk Islam Rahmatan Lil'alamin di Tengah Suburnya Islam Garis 
Tengah di Universitas yang didirikan Cak Nur itu.

Dalam kesempatan tersebut, Umi menyampaikan bahwa membumikan Islam yang 
rahmatan lil'alamin (memberi rahmat bagi semua umat, Red) harus dimulai dengan 
kesediaan untuk mendengar pendapat orang lain, baik itu dari kalangan Islam 
maupun non-Islam.

Manusia tidak mungkin mengetahui kebenaran mutlak. Itu milik Tuhan, katanya. 
Dia menyebut, kebenaran manusia setinggi apa pun masih terbatas. Karena itu, 
setiap manusia dengan rendah hati harus mengakui kemungkinan adanya ilmu 
(kebenaran) yang lebih tinggi.

Diskusi yang dimulai pukul 16.00 tersebut turut menghadirkan mantan Panglima 
Laskar Jihad Jaffar Umar Thalib. Selain itu, ada Ketua PB NU Masdar Farid 
Masudi, Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir, dan pengamat politik Islam Fachry 
Ali.

Jaffar Umar yang datang dengan mengenakan gamis dan serban putih tidak lagi 
meledak-ledak. Dia justru menyampaikan bahwa dalam memahami Islam, ada 
prinsip-prinsip dasar yang harus dipegang, yaitu ikhlas dan sabar. Perlunya 
kesabaran itu, misalnya, dalam menyikapi problem-problem sosial dan politik.

Persoalan sosial politik itu ada sejak manusia mengenal pemerintahan, 
katanya. Meski demikian, dia mengingatkan untuk tetap mewaspadai demokrasi yang 
hanya mendukung figur-figur populer. Untuk itu, sesuai hadis Nabi, ujar Jaffar, 
penguasa bisa ditaati sepanjang tidak melanggar syariat Islam. Tapi, kalau 
sebaliknya, kita harus berlepas diri dari penguasa seperti itu, tegasnya.

Menurut Ketua PB NU Masdar Farid Masudi, akar radikalisme ada pada setiap paham 
keagamaan, bahkan pada paham yang antiagama. Semua agama punya sejarah 
radikalisme, katanya. Pemahaman keagamaan yang sejak awal memilih angle-angle 
keras berpotensi memunculkan radikalisme.

Apalagi, selama 13 tahun pertama kenabian Muhammad SAW, terjadi sekitar 27 
fenomena konflik atau perang. Sayangnya, lanjut dia, ada sebagian umat Islam 
yang ternyata terus-menerus terjebak pada suasana tegang itu. Seolah-olah 
Islam itu agama yang lahir dalam kondisi darurat dan terus begitu, sindirnya.

Dengan nada guyon, pendiri P3M (Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan 
Masyarakat) itu lantas mencontohkan bendera Arab Saudi yang menggandengkan 
kalimat tauhid dengan sebilah pedang. Kenapa dengan pedang, bukan bunga?, 
candanya.

Tapi, pastilah ada nuansa psikologis tertentu yang membuat mereka memilih 
itu, tambahnya cepat. Menurut dia, pilihan pemahaman yang keras itu semakin 
tersulut pada kondisi sosial ekonomi yang timpang dan struktur global yang 
tidak adil. 

Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, kalau tidak mau melihat 
terorisme agama, terorisme negara juga harus dieliminasi. Setiap tatanan sosial 
ekonomi yang tidak hadir pasti a selalu melahirkan revitalisasi kekuatan 
politik agama. Dalam titik yang ekstrem, ini akan menjadi radikalisme 
beragama, tandasnya.

Dia berharap, gerakan Islam arus tengah, seperti Muhammadiyah, NU, termasuk 
Paramadina, perlu melipatgandakan usaha-usaha dakwahnya yang bersifat 
pencerahan. Rebut ruang publik untuk diisi dengan isu-isu Islam yang damai, 
menyejukkan, dan ramah, ajaknya.

Fachry Ali menyebut radikalisme Islam yang kini berkembang secara spesifik 
hadir untuk melawan dominasi Barat. Sebab, ada sebagian umat Islam yang masih 
terperangkap pada masa lalu (kejayaan Islam) sehingga tidak bisa memahami 
perubahan itu.

Bagaimana mungkin, komunitas otentik yang hadir jauh sebelum Amerika Serikat 
tampil harus menyesuaikan diri pada sesuatu yang lebih muda, ujarnya. Karena 
itu, tegas Fachry, untuk mengatasi radikalisme Islam, harus ada pembenahan 
aspek-aspek struktural global. (p


[mediacare] Gubernur Maluku Bersikeras Lagu Rasa Sayange Milik Indonesia

2007-10-03 Terurut Topik Sunny
http://www.antara.co.id/arc/2007/10/3/gubernur-maluku-bersikeras-lagu-rasa-sayange-milik-indonesia/

03/10/07 21:56

Gubernur Maluku Bersikeras Lagu Rasa Sayange Milik Indonesia

Ambon (ANTARA News) - Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu bersikeras lagu 
Rasa Sayange adalah milik Indonesia, karena merupakan lagu rakyat yang telah 
membudaya di provinsi ini sejak leluhur, sehingga klaim Malaysia itu hanya 
mengada-ada.

Saya sejak lahir tahun 1946 sudah digendong ibu sambil menyanyikan lagu ini. 
Bahkan lagu ini telah merakyat di bumi Maluku sejak leluhur sehingga Malaysia 
jangan memanfaatkan tidak dipatenkannya hak cipta lagu Rasa Sayange itu 
menjadi icon parawisata negaranya, katanya ketika dikonfirmasi ANTARA News, di 
Ambon Rabu malam.

Ia bahkan menunjuk kata-kata pada syair pada lagu tersebut seperti lia 
(lihat-red) jao (jauh-red), adalah ungkapan dialek orang Ambon, sehingga 
tidak beralasan bagi Malaysia mengklaim lagu Rasa Sayange adalah milik negara 
tersebut.

Karenanya Gubernur Ralahalu memandang perlu menghimpun para seniman Maluku 
untuk mencari tahu siapa sesungguhnya pencipta lagu Rasa Sayange sehingga 
bisa dipatenkan hak ciptanya agar tidak diklaim negara lain seperti Malaysia.

Kita sudah saatnya memperhatikan hak cipta para seniman Maluku maupun 
Indonesia secara umum agar tidak dibajak negara lain, karena berdampak 
merugikan kita dari berbagai segi, terutama budaya dan pariwisata yang 
sebenarnya memiliki keunggulan komparatif dibanding negara lain, katanya.

Ketua DPRD Maluku Richard Louhenapessi secara terpisah memandang perlu 
sekiranya Malaysia masih bersikeras mengklaim lagu Rasa Sayange milik mereka, 
maka legislatif setempat akan melakukan protes ke Mahkamah Internasional 
melalui pemerintah Indonesia maupun DPR-RI.

Terpenting inisiatif pemerintah dan masyarakat Maluku ini didukung Pemerintah 
Pusat sehingga lagu Rasa Sayange ini dihargai sebagai lagu rakyat Maluku yang 
harus diwariskan kepada anak cucu sehingga tidak terancam punah, katanya.

Louhenapessy merasa perlu untuk mengambil hikmah dari klaim Malaysia terhadap 
lagu rasa sayange karena memangnya penghargaan terhadap hak cipta maupun 
hasil karya seniman Maluku relatif terbatas, akibatnya dimanfaatkan negara lain 
untuk hal-hal yang strategis seperti mendukung promosi pariwisata.

Ia pun mencontohkan lagu Sayang Kane yang merupakan lagu rakyat Maluku 
dimanfaatkan oleh Airlines Cina dalam mendukung promosi maskapai penerbangan 
mereka. 

Jadinya hak cipta para seniman Maluku sudah saatnya dilindungi dan dihargai 
sehingga memiliki kekuatan hukum agar tidak dimanfaatkan oleh negara lain dalam 
rangka kepentingan pariwisata maupun program-program strategis lainnya yang 
sebenarnya merugikan Indonesia maupun Maluku secara khusus, katanya.(*)


Copyright © 2007 ANTARA



http://www.antara.co.id/arc/2007/10/3/lagu-kebangsaan-malaysia-diduga-jiplakan-lagu-indonesia/

03/10/07 19:41

Lagu Kebangsaan Malaysia Diduga Jiplakan Lagu Indonesia

Yogyakarta (ANTARA News) - Lagu kebangsaan Malaysia Negaraku diduga hasil 
jiplakan lagu Indonesia berjudul Terang Bulan yang dinyanyikan sejak 1930-an.

Lagu Terang bulan sudah dinyanyikan di Indonesia sejak lama, setelah merdeka 
1957 Malaysia mengubah lagu tersebut menjadi `Negaraku` dan menjadikannya 
sebagai lagu kebangsaan, kata pakar multimedia, Roy Suryo kepada ANTARA News 
di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, lagu `Rasa Sayange` yang dijadikan Malaysia sebagai lagu untuk 
promosi pariwisata sebenarnya juga sudah dinyanyikan di Indonesia jauh sebelum 
negara jiran tersebut merdeka, dan lagu ini sering dinyanyikan oleh orang-orang 
Melayu.

Dalam film `insulinde zooals het leeft en werkt`, film dokumenter Indonesia 
1927-1940 produksi NV Haghefilm Denhaag, sudah ada lagu `Rasa Sayange`. 

Ini sebenarnya dapat menjadi bukti bahwa lagu tersebut sudah dinyanyikan 
masyarakat Indonesia jauh sebelum Malaysia merdeka, katanya.

Ia menyatakan dirinya saat ini sedang mengumpulkan bukti film asli, baik untuk 
lagu `Rasa Sayange` maupun `Terang Bulan` guna pembuktian lagu tersebut dicipta 
oleh orang Indonesia.

Meskipun saya sudah punya film digitalnya, tetapi besok saya akan ke kantor 
Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) untuk mencari film aslinya, kata dia. 

Ia menambahkan, kemungkinan Malaysia sudah mempatenkan terlebih dulu baru lagu 
`Rasa Sayange` tersebut kemudian baru mempublikasikannya.

Kasus ini persis seperti batik, tempe dan beberapa tarian asal Indonesia yang 
diklaim hasil karya Malaysia. Sebenarnya ini menjadi pelajaran bagi bangsa 
Indonesia terutama untuk melindungi budaya daerah dengan segera mempatenkan 
hasil karya anak bangsa, katanya.(*)




[mediacare] Kabel Penangkal Petir Indosat Disikat Maling

2007-10-03 Terurut Topik Sunny
Refleksi: Kemarin atau kemarin dulu diberitakan pencurian besi jembatan, 
sekarang kabel penangkal petir indosat, besok apa lagi?  Kapan NKRI yang 
berAllah bebas pencurian dan korupsi? 

http://www.gatra.com/artikel.php?id=108339


Kabel Penangkal Petir Indosat Disikat Maling

Bandung, 3 Oktober 2007 15:58
Kabel penangkal petir sepanjang 50 meter di menara Base Transceiver Station 
(BTS) milik PT Indosat, Cibogo Atas, Kecamatan Sukajadi Kota Bandung, raib 
disabet maling, pukul 01:30 WIB, Rabu (3/10).

Seorang saksi mata, Suryana, mengatakan, dirinya sempat melihat dua orang pria 
yang sedang menggunting kabel tembaga berdiameter sekitar 5 sentimeter itu di 
menara BTS.

Saya kira kedua orang berjaket hitam itu pekerja PT Indosat yang biasa 
melakukan pengontrolan, dan perbaikan. Tetapi setelah saya amati kedua orang 
itu pergi melalui benteng belakang, kata Suryana.

Menyadari hal itu, kontan Suryana bersama beberapa rekannya yang sedang 
begadang menunggu makan sahur berteriak, dan memanggil pengurus warga setempat 
hingga akhirnya belasan warga mengepung tempat kejadian.

Namun, pengepungan serta pencarian itu tidak membuahkan hasil karena 
keterbatasan penerangan lampu di area sekitar BTS, dan diduga seluruh pelaku 
telah melarikan diri setelah mendengar teriakan warga.

Ketua RT setempat, Muchidin mengatakan pihaknya bersama warga telah berusaha 
mencari dan mengejar pelaku hingga sekitar pukul 03:30 WIB, namun tidak 
berhasil menemukan pelaku.

Setelah diamati di area BTS, warga menemukan sebilah pisau yang diduga untuk 
menyobek kabel itu, dan tampak serpihan karet sintetis pembungkus kabel, 
katanya.

Dikatakan Muchidin, pihaknya belum melaporkan hal tersebut kepada pihak 
kepolisian, sementara pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut kepada PT 
Indiosat.

Menurutnya, pihaknya merasa tidak berwenang melaporkan kejadian tersebut, dan 
dianggapnya PT Indosat lebih berhak melaporkan kejadian tersebut.

Kini akibat pencurian itu warga setempat merasa cemas, dan khawatir terhadap 
dampak buruk yang ditimbulkan kepada ratusan warga setempat dari menara BTS 
setinggi 60 meter itu, terkait penangkal petir pada menara itu tidak berfungsi 
lagi. [TMA,

[mediacare] The southern axis of evil

2007-10-03 Terurut Topik Sunny
http://www.atimes.com/atimes/Middle_East/IJ03Ak02.html

Oct 3, 2007 


THE ROVING EYE 
The southern axis of evil 
By Pepe Escobar


Hitler did New York and was received like, well, the new Adolf Hitler. Then 
he flew south and was received like a revolutionary hero. Iranian President 
Mahmud Ahmadinejad has seen the face of two radically different Americas. Call 
it a practical lesson in the new multipolar world order. 

After the sparring at Columbia University and his speech at the United Nations, 
the Iranian president visited Bolivian President Evo Morales in La Paz and 
Venezuelan President Hugo Chavez in Merida. Both countries are rich in natural 
resources, against the George W Bush administration's hegemonic designs, and 
supportive of the Iranian civilian nuclear program. As such, they are 
configured as Iran's key strategic allies in South America. From the point of 
view of the Islamic Republic, this is regarded as nothing short than a key 
geopolitical victory. 

Ahmadinejad arrived in La Paz on a Venezuelan government plane. Iran and 
Bolivia swiftly established diplomatic relations and immediately agreed on a 
five-year, US$1 billion industrial cooperation plan, plus a $100 million plan 
to boost technology and trade. According to the Bolivians, the Iranians are 
very much interested in exploiting lithium and uranium in South America. 

Then Ahmadinejad flew to Venezuela for a new flurry of bilateral agreements on 
joint projects in both countries. The rhetoric was epic. Ahmadinejad greeted 
Chavez as one of the greatest anti-imperialist fighters. Chavez answered in 
kind: An imperial spokesman tried to disrespect you, calling you a cruel 
little tyrant. You responded with the greatness of a revolutionary. We felt 
like you were our representative. 

Ahmadinejad and Chavez have already met six times, in both Iran and Venezuela. 
Their economic and energy deals - on oil refineries, petrochemicals, the auto 
industry - amount to $17 billion, and counting. Iranian diplomats were 
ecstatic. Chavez' tacit support for the peaceful use of nuclear energy is 
considered very important - a counterpunch to the heavy pressure of the US 
and the European Union. The overwhelming majority of Latin American governments 
- including President Luiz Inacio Lula da Silva in Brazil, who has very good 
relations with the Bush administration - regard Iran's nuclear program as a 
totally legitimate path to generate electricity. 

Naturally the Iran/Venezuela strategic partnership was widely denounced by the 
medieval Bolivian landowning oligarchy - which strictly follows White House cue 
cards and swears Iran is a terrorist state that wants a nuclear bomb. And there 
is nothing like revolutionary nations getting together to make the US 
industrial/military complex go nuts - with the usual ensuing apocalyptic 
rhetoric of an imminent communist-style back yard cross-border invasion. 

This is especially so when someone like Bolivian Vice President Alvaro Garcia 
Linera regards Ahmadinejad's visit as a political project. Morales' and 
Linera's MAS (Movimiento al Socialismo, the party in power) sees it as 
consolidating an anti-neo-liberal, anti-US-hegemony alternative bloc, even if 
Bolivia, Venezuela and Iran do not exactly share the same political ideology. 
What they do share is a lot of precious natural resources, between Organization 
of Petroleum Exporting Countries members Iran and Venezuela, and Bolivia's 
second-largest gas reserves in Latin America. 

Rafael Correa in Ecuador, Daniel Ortega in Nicaragua and eternal US nemesis 
Fidel Castro of Cuba also qualify for the alternative bloc. On Sunday, 
Correa, a US-trained socialist economist, captured a huge victory at the polls, 
with a new, truly representative batch of parliamentary members expected to 
follow the current corrupt, right-wing-controlled House and perform as a true 
constituent assembly. 

The big picture 
One does not need to be the invaluable Immanuel Wallerstein, professor emeritus 
at Yale and director of the Fernand Braudel Center in New York, to read the 
writing on the wall. Wallerstein argues that the Bush administration's 
endless-war ethos has not only exposed all the limits of US bombs-and-bullets 
power but has also laid bare to the world US political impotence. 

This is the real talk of the town in western Europe, Latin America, the Middle 
East, Asia and Africa: US hegemony coming to an irreversible end, revealing, 
Wallerstein would say, multiple poles of geopolitical power. We are entering 
a situation of structural crisis towards the construction of a new world 
system - with no hegemonic power. 

The multiple poles include the US, western Europe, Russia, China, Japan, India, 
South Africa, Iran, Brazil and the southern cone and, Wallerstein would add, 
maybe South America as a regional bloc. 

South America already boasts a powerful regional economic bloc, Mercosur 
(Brazil, Argentina, Uruguay and Paraguay as full members; 

[mediacare] Jakarta court holds line on polygamy

2007-10-03 Terurut Topik Sunny
Reflection: It's a man's wolrd.  
http://www.youtube.com/watch?v=VCIyzNISw1Qmode=relatedsearch=


http://www.theage.com.au/news/world/jakarta-court-holds-line-on-polygamy/2007/10/03/1191091192300.html


Jakarta court holds line on polygamy 
Mark Forbes, Jakarta
October 4, 2007


INDONESIA'S Constitutional Court has criticised polygamy, ruling against 
broadening its legality but leaving untouched the loopholes used by many men.

The court yesterday rejected an application by businessman Muhammad Insa to 
allow poly-gamy to be practised by all. Mr Insa lodged the application after 
being refused permission to take a younger wife, complaining many others had.

The polygamy controversy has divided Indonesia's 200 million Muslims and its 
two main Islamic organisations. Prominent clerics have taken extra wives, but 
women's groups and President Susilo Bambang Yudhoyono have condemned the 
practice.

Although legal, polygamy is supposed to be subject to strict conditions in 
Indonesia, including the approval of existing wives, who must be childless, 
terminally ill or incapable of fulfilling their sexual obligations

Constitutional Court judges, lead by Jimly Ashidiqie, rejected Mr Insa's claim 
that restricting polygamy led to adultery and divorce and led widows to become 
sex workers. Rather, higher rates of polygamy resulted in more divorces, the 
court said.

But the court found that under the existing marital law the foundation of 
marriage is monogamy and that polygamy is allowed under certain conditions and 
the procedure is not against the Islamic teachings.

The executive director of women's rights group Kalyanamitra, Rena Herdiyani, 
praised the decision, but said the marital law should be scrapped.

The national court should not recognise polygamy at all, Ms Herdiyani said. 
Although the majority of Indonesians are Muslim, marital law is for everybody, 
regardless of their religion.

Women were exploited by polygamy and many suffered domestic violence, she said. 
Most cases of polygamy did not meet Islamic requirements and many involved MPs 
or senior officials.

The fact is most second wives are more beautiful, Ms Herdiyani said. People 
take religion to justify their personal interests.

Mr Insa said he was disappointed by the verdict, and claimed that under Islam 
there should be no restrictions on polygamy, other than the obligation to tell 
your wife.

With KARUNI ROMPIES


[mediacare] Road To Freedom Runs Via Norway

2007-10-03 Terurut Topik Sunny
http://www.sptimes.ru/index.php?action_id=2story_id=23185

 

   
  Road To Freedom Runs Via Norway

  By Peter Apps

  Reuters

  OSLO - Using secret material smuggled out of Myanmar, the Oslo-based 
Democratic Voice of Burma's radio and TV stations are a key source of 
information for those inside and outside the country on the government's 
crackdown on protesters.

  As demonstrators clash with troops in a nation with no independent media, 
exiled journalists and workers broadcasting from a sleek office in the 
Norwegian capital hope their work will help end military rule in their homeland.

  Undercover local journalists secretly film and record events, risking 
arrest and torture to send footage and facts to the station. Material is 
smuggled out by airline passengers or diplomats, or sent by e-mail.

  As protests grew last week, the station found itself providing film to 
the world's broadcasters largely unable to get their own material from inside 
Myanmar, formerly known as Burma.

  Our station is a key factor in making a change, Khin Maung Win, a 
veteran of 1988 protests which ended in bloodshed with a military crackdown, 
said. In 1988, Burma was a completely closed country. There was no media 
coverage. Now everyone is watching.

  With about a dozen from its staff of 100 in Oslo, the newsroom is alive 
with discussion about events half a world away. Never report rumors says a 
sign on the wall alongside a painting of democracy icon and Nobel Peace Prize 
laureate Aung San Suu Kyi.

  The Democratic Voice of Burma broadcasts by shortwave radio. It also 
beams satellite television for several hours a day.

  Funded by the governments of Norway, Sweden, Denmark, the United States 
and the Netherlands, the broadcaster has increased its output and most staff 
have almost doubled their hours since protests led by Buddhist monks began 
earlier this month.

  Myanmar's government last week blocked Internet access but people in 
Myanmar continued to talk to the station by mobile phone, Win said.

  Before the protests, the station estimated its radio programs reached 
about 13 million of Myanmar's 56 million people and its satellite television 
about half of the estimated 10 million viewers in the country.

  Nowadays, we think everyone is tuning in, he said. People are watching 
and listening publicly. People are proud when their voices are heard on the air 
- they would never have that chance with state media.

  Mobile and satellite phone calls are its main expense, Win said, adding 
that last week alone the station spent its usual annual total of nearly 
$100,000 on communications. Governments that support the radio have pledged 
more funds.

  Working for the station is a crime in Myanmar, and the staff worry about 
the safety of their workers and family members. Some staff in Oslo avoid 
communication with families back home for fear of endangering them.

  The broadcaster also sees a role for itself in a free Myanmar. In the 
past we were effectively propaganda for the pro-democracy movement, Win said. 
Now, we try to be objective so we can become the independent media of a free 
Burma.

  There is cause for optimism, Win says. The station reported that some 
army units refused to fire on protesters or monks: signs of a potential split 
in the military, he said.
 


[mediacare] Persaingan Baru Para Mitra Lama

2007-10-03 Terurut Topik Sunny
http://www.gatra.com/artikel.php?id=108340


Persaingan Baru Para Mitra Lama


Sutiyoso dinilai sebagai penantang serius pada pemilu presiden 2009. Tanpa 
mengecilkan kekuatan kandidat yang lain, banyak yang meramalkan, Bang Yos bakal 
menjadi pesaing serius presiden incumbent SBY. Label sebagai muka baru dalam 
pentas politik nasional pada Bang Yos justru dianggap menguntungkan. Menurut 
Sukardi Rinakit, pengamat politik dari Soegeng Sarjadi Syndicated, ada 
kecenderungan pada publik untuk memilih tokoh berpengalaman, tapi baru muncul 
ke bursa calon presiden. Misalnya Sutiyoso, katanya. Tokoh muka baru, kata 
Sukardi, diyakini lebih berani membuat kebijakan pro-rakyat.

Proses pencalonan Bang Yos juga berbeda dari kandidat lain yang diusung partai 
politik. Jauh-jauh hari, seperti diungkapkannya selepas deklarasi 
pencalonannya, Bang Yos menasbihkan sebagai calon independen. Saya ini 
kesatria yang sedang menanti kereta (partai politik), ujarnya, sambil 
mengklaim sudah ada 14 partai politik yang menyatakan siap mendukungnya.

Artinya, Bang Yos lebih dulu mencalonkan diri, kemudian menyusul mendapat 
dukungan dari partai politik. Namun, hingga kini, Bang Yos belum mau menyebut 
parpol-parpol yang mendukungnya. Bila melihat partai-partai yang hadir dalam 
pendeklarasian, indikasi dukungan ini diperlihatkan oleh partai baru, seperti 
Partai Bela Negara, Partai Indonesia Sejahtera, Partai Kongres, dan Laskar 
Merah Putih.

Sedangkan muka lama yang mengisyaratkan dukungan adalah PNBK dan PAN. Sampai 
sekarang, keputusan rapat partai masih mengusung nama Sutiyoso, kata Eros 
Djarot, Ketua Umum PNBK. Sedangkan Sutrisno Bachir, Ketua Umum DPP PAN, memberi 
sinyal, Kalau Bang Yos hakulyakin mau jadi presiden, PAN siap jadi kendaraan 
politiknya, katanya.

Selama 10 tahun jadi Gubernur DKI, Bang Yos menunjukkan sosok pemimpin yang 
berani bertindak dan tegas. Bekas prajurit yang malang melintang di berbagai 
daerah konflik, mulai Aceh hingga Timor Timur, ini begitu yakin dengan 
langkahnya, sekalipun dihujani kritik dari sana-sini. Sebut saja kebijakan 
memagar Monas dan proyek busway yang menghebohkan. Pemimpin Indonesia harus 
berani ambil risiko dalam membuat perubahan yang lebih baik, kata Sutiyoso 
dalam berbagai kesempatan.

Karakter inilah yang kemudian sering dibandingkan dengan gaya kepemimpinan SBY 
yang hati-hati. Masyarakat membutuhkan pemimpin yang memiliki keberanian dan 
ketegasan. Tidak seperti pemimpin yang sekarang berkuasa, terlalu hati-hati 
dan cenderung elitis serta mementingkan kelompoknya saja, kata Eros Djarot, 
seperti dikutip Suara Pembaruan.

Namun tak semua enjoy dengan gaya kepemimpinan Bang Yos. Wardah Hafidz, 
Koordinator Urban Poor Consortium (UPC), organisasi non-pemerintah yang bekerja 
sama dengan komunitas marjinal perkotaan, misalnya, terang-terangan merasa 
gerah melihat kinerja Bang Yos selama dua periode menakhodai Jakarta. Sutiyoso 
itu otoriter dan anti-rakyat miskin, katanya.

Di mata Wardah, selama ini Bang Yos tak pernah berdialog dengan warga dalam 
mengelola kota. Mau bikin patung atau apa pun, terserah dia, ujarnya. 
Akibatnya, rakyat miskin kerap jadi korban. Wardah menunjuk berbagai 
penggusuran yang dinilainya tak mengindahkan hak-hak warga.

Menyoroti gaya kepemimpinan SBY dan Bang Yos, Samsuddin, pengamat politik LIPI, 
menyatakan memang berbeda. SBY boleh dibilang lebih hati-hati. Sedangkan Bang 
Yos lebih berani dan cepat mengambil keputusan. Menurut Samsuddin, dari dua 
tipikal itu, yang cocok menjadi pemimpin ke depan adalah yang lebih tegas. 
Sebab Indonesia sudah banyak dipimpin presiden yang cenderung lembek. 
Betulkah pemimpin yang dibutuhkan itu Bang Yos?

Hidayat Gunadi, Anthony, Deni Muliya Barus, dan Rach Alida Bahaweres
[Laporan Utama, Gatra Nomor 47 Beredar Kamis, 4 Oktober 2007] 

9.jpg

[mediacare] RIGHTS: Native Peoples Score Historic Political Victory

2007-10-03 Terurut Topik Sunny
http://www.ipsnews.net/news.asp?idnews=39258


RIGHTS: Native Peoples Score Historic Political Victory
By Haider Rizvi

  Credit:UN Photo/Ryan Brown 

  Delegates at the opening of the sixth session of the Permanent Forum on 
Indigenous Issues at UN Headquarters in New York.  

UNITED NATIONS, Sep 13 (IPS) - After 22 years of long and cumbersome 
negotiations, leaders of the world's 370 million indigenous people have won a 
powerful symbolic victory in their fight for recognition of the right to 
self-determination and control over their land and resources.

On Thursday, an overwhelming majority of the 192-member U.N. General Assembly 
said yes to a resolution calling for the adoption of the Universal 
Declaration on the Rights of Indigenous Peoples. 

It's a triumph for indigenous peoples around the world, said U.N. 
Secretary-General Ban Ki-moon after the General Assembly vote. This marks a 
historic moment when member states and indigenous peoples reconciled with their 
painful histories. 

In her comments, General Assembly President Haya Al Khalifa described the 
outcome of the vote as a major step forward towards the promotion and 
protection of human rights and fundamental freedoms for all. 

While pleased with the General Assembly's decision, indigenous leaders told IPS 
they had hoped the declaration would be adopted by consensus, but since certain 
countries remained unwilling to recognise their rights until the end, a 
majority vote was the only possible option left. 

If a few states did not accept the declaration, then it would be a reflection 
on them rather than the document, said Les Malezer, an aboriginal leader from 
Australia, before the resolution was presented to the General Assembly. 

As expected, the United States, Canada, Australia and New Zealand refused to 
accept the declaration endorsed by as many as 143 countries. 

The nations that neither supported nor objected to the declaration were 
Azerbaijan, Bangladesh, Bhutan, Burundi, Columbia, Georgia, Kenya, Nigeria, 
Russia, Samoa and Ukraine. 

Before the vote, many indigenous leaders accused the United States and Canada 
of pressuring economically weak and vulnerable nations to reject the calls for 
the Declaration's adoption. Initially, some African countries were also 
reluctant to vote in favour, but later changed their position after the 
indigenous leadership accepted their demand to introduce certain amendments in 
the text. 

The Declaration emphasises the rights of indigenous peoples to maintain and 
strengthen their institutions, cultures and traditions and pursue their 
development in keeping with their own needs and aspirations. 

It also calls for recognition of indigenous peoples' right to 
self-determination, a principle fully recognised by the Geneva-based Human 
Rights Council, but deemed controversial by the United States and some of its 
allies who fear that it could undermine the sovereignty of states. 

In return for their support, the African countries wanted the declaration to 
mention that it does not encourage any actions which would undermine the 
territorial integrity or political unity of sovereign states. 

Despite the fact that the African viewpoint has been incorporated into the 
amended version, the draft declaration remains assertive of the indigenous 
peoples' right to self-determination and control over their land and resources. 

It is subject to interpretation, but we can work with this, Les Malezer, 
chair of the Global Indigenous Caucus, told IPS last week. Like many other 
indigenous leaders, Malezer, a longtime aboriginal rights activist, initially 
did not approve of amendments in the draft. 

We would not have gone for the amendments, he said. But presented with the 
amended declaration, presented with the agreement made between approximately 
130 states, then we have a very good result. 

Thursday, Malezer and his colleagues in the U.N. Permanent Forum on Indigenous 
Issues described the world body's decision as a major victory. 

The 13th of September 2007 will be remembered as an international human rights 
day for the indigenous peoples of the world, said Vicky Tauli-Corpus, 
chairperson of the Permanent Forum, in an emotional tone filled with joy. 

This is magnificent endeavour which brought you to sit together with us to 
listen to our cries and struggles and to hammer out words which will respond to 
these is unprecedented, she told U.N. diplomats after the vote. 

But in the same breath, Tauli-Corpus also raised the question of effective 
implementation of the Declaration, saying it will the test of commitment of 
states and the whole international community to protect, respect and fulfill 
indigenous peoples collective and individual human rights. 

I call on governments, the U.N. system, indigenous peoples and civil society 
at large to rise to the historic task before us and make the U.N. Declaration 
on the Rights of Indigenous Peoples a living document for the 

[mediacare] 23 Daerah Maju Dinyatakan Tertinggal

2007-10-03 Terurut Topik Sunny
http://www.cenderawasihpos.com/detail.php?id=5887

04 Oktober 2007 05:48:18



23 Daerah Maju Dinyatakan Tertinggal



Termasuk Diantaranya Jayapura


JAKARTA-Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Lukman Edy kemarin 
mengumumkan data terbaru daerah tertinggal di Indonesia. Dalam dua tahun, 
Kementerian PDT berhasil mengentaskan 27 kabupaten tertinggal. Namun hasil itu 
diikuti dengan terpuruknya 23 daerah maju menjadi tertinggal.




Menurut Lukman Edy, data terbaru akan resmi diumumkan bulan depan. ''Kita masih 
menunggu verifikasi 15 kabupaten hasil pemekaran. Tapi sebenarnya sudah pasti 
tertinggal,'' kata Lukman Edy saat pembukaan bazaar produk daerah tertinggal di 
kantornya kemarin.


Sisanya delapan kabupaten maju sudah dipastikan akan masuk kategori tertinggal. 
Yakni Pelalawan (Riau), Batang Hari (Jambi), Lingga (Kepulauan Riau), Banjar 
(Jabar), Purbalingga (Jateng), Batang (Jateng), Pekalongan (Jateng), Tanah 
Bumbu (Kalsel). ''Kabupaten tersebut kinerjanya buruk. Walaupun anggarannya 
besar, pemerintah daerahnya tidak mampu mengelola dengan baik,'' kata Lukman 
Edy.


Salah satu kabupaten yang mengejutkan adalah Pekalongan. Kabupaten penghasil 
Batik itu sebelumnya merupakan kabupaten dengan kategori maju. Apalagi di sana 
terdapat industri sarung tenun. Home industri batik pekalongan juga terkenal. 
''Kenyataannya pemerintah setempat tidak mampu memanfaatkan kelebihan yang 
dimiliki. Home industri mereka kalah bersaing,'' kata menteri dari PKB itu.


Lukman juga mengumumkan kabupaten tertinggal yang sudah berhasil dientaskan 
dari ketertinggalannya. Ada 27 kabupaten yang selama dua tahun tertinggal, kini 
sudah dinyatakan lulus. Lima kabupaten di Aceh, termasuk dalam kategori 
tersebut, yakni Aceh Tengah, Aceh Besar, Pidie, Beureun, dan Aceh Utara. 
Otonomi khusus yang berlaku di Nanggroe Aceh Darussalam diyakini mempercepat 
pengentasan kabupaten tertinggal. Sebelumnya, hampir seluruh wilayah di NAD 
masuk kategori tertinggal. 


Yang menggembirakan lagi, kabupaten Wonogiri yang selama ini terkenal sebagai 
daerah tertinggal, karena tandus seperti Gunung Kidul, tahun ini berhasil lepas 
dari ketertinggalan. Selama ini kawasan tertinggal di daerah ini dikenal dengan 
sebutan Pawonsari (Pacitan, Wonogiri, Wonosari (Gunung Kidul). Berarti Wonogiri 
berhasil meninggalkan dua kabupaten tetangganya.


Di Jawa Timur, ada lima kabupaten yang berhasil lulus ujian ketertinggalan. Dan 
tidak ada daerah maju di Jatim yang terpuruk menjadi tertinggal. Kelima 
kabupaten tersebut adalah Bondowoso, Situbondo, Madiun, Bangkalan, dan 
Pamekasan. 


''Di Madura ada dua kabupaten yang berhasil dientaskan. Ini diharapkan bisa 
menstimulasi kabupaten sekitarnya untuk berubah maju,'' jelas Lukman. 
(selengkapnya lihat grafis).


Menurut Lukman, kriteria tertinggal dilihat dari tingkat pendidikan, kesehatan, 
dan perekonomian masyarakat. Setiap tahun, perkembangan setiap daerah akan 
dipantua kementerian PDT dan akan dilakukan penilaian. ''Jadi setiap tahun akan 
terlihat perkembangan di setiap daerah,'' papar mantan Sekjen DPP PKB itu.


Kemarin, Lukman menggelar bazaar produk daerah tertinggal. Produk-produk itu 
didatangkan dari berbagai daerah tertinggal di Indonesia. Tidak hanya itu, 
Lukman dan deputi-deputinya juga menjadi peragawan dadakan yang menampilkan 
busana muslim produksi daerah tertinggal.(tom)




[mediacare] Muslim groups differ on Idul Fitri

2007-10-03 Terurut Topik Sunny
http://www.thejakartapost.com/[EMAIL PROTECTED]irec=0

Muslim groups differ on Idul Fitri 


Alfian, The Jakarta Post, Jakarta

It seems Indonesian Muslims may not be able to celebrate Idul Fitri together, 
as the two largest Muslim organizations still differ on the official date to 
mark the holiday.

Indonesia's second largest Muslim organization, Muhammadiyah, has confirmed 
Oct. 12 as the beginning of the holiday, while Nahdlatul Ulama (NU), the 
largest Muslim organization, said it would wait until Oct. 11 to decide when 
the holiday should begin. 

The dates were discussed Tuesday in a meeting between both organizations at 
NU's headquarters, in Jakarta. 

Muhammadiyah has based its decision on hisab; an astronomical calculation that 
has predicted the hilal, or new moon, will appear on Oct. 11. This means Idul 
Fitri will begin the following morning. 

Meanwhile, NU has based its decision on rukyah, or the sighting of the new 
moon. If the hilal is not visible on Oct. 11, NU will announce that Idul Fitri 
begins on Oct. 13. 

We will hold a meeting on Oct. 11. If we can see the new moon then we can 
celebrate Idul Fitri together, said Nasaruddin Umar, the general director for 
Islamic mass guidance. 

Since NU uses a different approach to that of Muhammadiyah, the group is likely 
to celebrate Idul Fitri on a different date. 

Indonesia is the only Muslim-majority country in the world that has set two 
different dates for the Idul Fitri holiday. 

In other Muslim countries, the governments have the authority to determine the 
date, said Susiknan Azhari of Muhammadiyah. 

In Indonesia, however, the situation is rather different, he said. 

He added the NU and Muhammadiyah organizations existed before the Indonesian 
government, thus, to some extent they have authority over such a decision. 

Both NU and Muhammadiyah have said they will try to minimize differences 
between the two in the future, especially in regard to deciding the beginning 
and end dates for Ramadhan. 

The meeting highlighted the urgency for astronomy training for organization 
members. 

The formulation of an Islamic calendar independent from the lunar system was 
also recommended in the meeting. 

The government will announce the date for Idul Fitri after a meeting on Oct. 
11, which will involve both Islamic organizations, said Religious Affairs 
Minister Maftuh Basyuni.


printer friendly 


Post Your Comments

Comments could also be sent to: [EMAIL PROTECTED]


[mediacare] Lawmaker accuses Malaysia of heritage theft

2007-10-02 Terurut Topik Sunny
Reflection: Menuduh bisa saja,  tetapi apakah diadukan ke pengadilan? Itu 
bedanya, antara macan ompong dan macan bergigi.

http://www.thejakartapost.com/[EMAIL PROTECTED]irec=2

Lawmaker accuses Malaysia of heritage theft 


The Jakarta Post, Jakarta

The House on Monday urged an immediate response from the government to 
Malaysia's use of the traditional Indonesian song Rasa Sayange in its Truly 
Asia tourism campaign.

House of Representatives member Hakam Naja of the National Mandate Party (PAN) 
said if the government could prove the song belonged to Indonesia, Indonesia 
should sue the Malaysian government. 

The government needs to check on its origins, whether it's from Indonesia or 
not, the deputy chairman of House Commission X overseeing education and 
tourism was quoted as saying by detik.com newsportal. 

Rasa Sayange is believed to have originated in Maluku, where it has been sung 
for generations by people to express their love for the environment. 

Hakam said Malaysia has in the past claimed ownership of traditional Indonesian 
handicrafts such as batik and wayang puppets. 

Such claims occurred because of the lack of action by the Indonesian 
government to copyright or patent the nation's heritage. In order to avoid 
one-sided claims, the government should patent the song immediately, he said. 

He also urged an immediate inventory of the country's culture, to help protect 
Indonesia's heritage through patents or copyrights. 

So if someone wants to use cultural elements of Indonesia, there should be 
compensation for the government, otherwise, other countries will keep trying to 
undermine us, he said. 

Chairman of the Golkar Party faction at the House, Priyo Budi Santoso, said the 
government needed to determine whether Malaysia was using the song without 
Indonesia's permission. 

If they want to use Indonesia's traditional music, Malaysia should first ask 
for our permission, because that's our country's heritage, he said. 

Chairman of Indonesia's Copyright Council, Enteng Tanamal, said suing Malaysia 
was unlikely to succeed because the song's author was unknown. 

How can we sue Malaysia if nobody knows who wrote the song? he said. 

Therefore, it's fine if Malaysia uses the song as their tourism theme song. 

However, he said the government could check the Directorate General for Patents 
or the Tourism and Culture Ministry to try and find the song's creator. 

He said Malaysia was not the only party to claim the song. 

Ambon in Maluku and Manado in North Sulawesi have been arguing over ownership 
of the song for generations. (13)


printer friendly 


Post Your Comments

Comments could also be sent to: [EMAIL PROTECTED]


[mediacare] Data Korupsi Soeharto?

2007-10-02 Terurut Topik Sunny
KOMPAS
Rabu, 03 Oktober 2007 

  
Data Korupsi Soeharto? 


Harry Seldadyo 

September adalah bulan perlawanan korupsi. Di antara rentetan kasus korupsi 
yang mengemuka di bulan ini, kasus Soeharto tetap yang paling menonjol. Ini 
karena ada kado Rp 1 triliun yang diberikan kepada sang Jenderal Besar, 
selain penolakan MA atas data Time Asia yang dipublikasikan 24 Mei 1999. 

Sebaliknya, StAR Initiative Bank Dunia-PBB menggebrak publik dengan menempatkan 
sang penerima penghargaan FAO 1984 itu di posisi pertama liga korupsi dunia. 
Dalam laporannya StAR Initiative juga menyodorkan data (hal 11). 

Asal data 

Pertanyaannya, bisakah kita bergantung pada data itu? Ada beberapa hal yang 
bisa didiskusikan di sini. 

Pertama, soal sumber data. Patut dicatat, StAR Initiative tidak melakukan 
investigasi baru, ia hanya mendaur ulang data Transparansi Internasional (TI) 
yang pernah dituang dalam Global Corruption Report 2004 (hal 13). Data ini juga 
pernah muncul dalam The Guardian (24/3/2004) di laporan khusus soal Indonesia 
dan Timor Timur. Menariknya, tentang Soeharto, TI menyebut Time Asia sebagai 
sumber data. Padahal, data Time Asia ini ditolak mentah-mentah oleh MA. 

Kedua, data korupsi Soeharto dalam StAR Initiative, TI, The Guardian, dan Time 
Asia adalah produk investigasi jurnalistik. Dalam laporan TI ataupun StAR 
Initiative, beberapa kali diberikan catatan atas akurasinya. TI menulis .the 
estimates.are extremely approximate. Hal senada juga dinyatakan StAR 
Initiative. Pertanyaan bagi kita, apakah ada kandungan yuridis dalam data ini? 
Hampir terang, jawabannya tidak. Artinya, kalau data ini dipakai, penuntut 
Soeharto harus siap ditembak lagi oleh MA di titik yang persis sama. 

Ketiga, hal serupa juga muncul jika data ini dipersoalkan secara ilmiah. 
Korupsi adalah sebuah ruang gelap. Banyak eksperimen metodologis yang mencoba 
menyingkap tabirnya. Untuk masuk pada isu magnitudo korupsi, benturan pertama 
yang harus dihadapi adalah presisi data. Sejauh ini tidak ada teknik estimasi 
yang bisa mengklaim punya presisi tinggi dalam menggambarkan magnitudo korupsi. 

Ini menjadi penjelas mengapa di tingkat makro, korupsi didekati dari persepsi 
untuk kemudian dilahirkan sebuah indeks. Di tingkat mikro, masih mungkin kita 
mengestimasi besaran suap yang dibayar perusahaan ke petugas perizinan, Pajak, 
Bea dan Cukai, dan lain-lain. Namun, di tingkat individual, isu sudah bergeser 
ke sisi hukum. 

Keempat, seberapa lebar Soeharto harus didefinisikan? Time Asia memakai kata 
Suharto Inc, the Family Firm yang di dalamnya ada nama enam anaknya. Jadi ini 
terbatas pada keluarga batih. Namun, siapakah sebenarnya pemegang saham 
Soeharto Inc? Soeharto sendiri? Terlibatkah para (mantan) menantu, kroni, atau 
proksi Soeharto? Rentang definisi ini akan menentukan seberapa makmur kerajaan 
Bapak Pembangunan Indonesia itu. 

Kelima, estimasi 15 miliar-35 miliar dollar AS tentu tergantung rentang 
definisi Soeharto Inc dan metode penghitungannya. Ia bisa terlalu besar atau 
justru terlalu kecil. Kleptokrat, apalagi yang telah puluhan tahun berkarat, 
tentu paham betul di mana celah untuk sembunyi. Tak mudah kita melacaknya 
seraya berharap akan hasil yang berpresisi tinggi, apalagi menyeretnya ke bui. 

Apa daya? 

Merujuk data korupsi Soeharto saja, kita harus berhadapan dengan problem 
pembuktian. Ini menunjukkan betapa tebalnya magnitudo persoalan Soeharto. 
Namun, kasus Soeharto bukan ketiak ular, kita masih bisa mengambil beberapa 
jalan pilihan. 

Pertama, mengingat korupsi telah dianggap sebagai kasus extraordinary, tindakan 
yang diambil juga harus extraordinary. Pendekatan legalistik-formal telah 
terbukti gagal karena terlalu banyak aral menjegal. Kalau boleh saya sarankan, 
lupakanlah. Kita perlu menjajal pendekatan politik, dari yang ekstrem, semisal 
nasionalisasi perusahaan anak dan kroninya, hingga yang moderat, semisal meja 
perundingan. Lagi pula, data kejahatan Soeharto tidak tunggal. Pintu kamar 
penjara masih banyak bisa dibuka untuk banyak kasus agar beliau menikmati hari 
tuanya di sana. 

Kedua, lakukan kilas balik rentetan kebijakan yang pernah dibuatnya, lalu kejar 
siapa yang pernah mengambil manfaatnya. Kebijakan Soeharto pada masa lalu punya 
potensi tinggi menciptakan rentseekers. Segelintir orang telah menjadi hartawan 
karena kepada kroninya, Soeharto amat dermawan. Membangun basis data untuk 
kepentingan itu masih dimungkinkan ketimbang mencari harta Soeharto. Lelah kita 
menegakkan benang basah. 

Ketiga, telusuri perilaku bisnis dan pergerakan aset anak dan kroni Soeharto. 
Ini cuma punya dua syarat. Satu, jangan ada lagi pejabat pengkhianat yang 
menggunting dalam lipatan. Sungguh tak bisa dimengerti, bagaimana bisa dua 
pejabat tinggi hukum susul-menyusul memberi ruang gerak lebar bagi aliran dana 
mencurigakan anak Soeharto? Yang menarik, keduanya tidak buta hukum dan 
politik. Lalu, dua, lakukan tindakan extraordinary. Sekali lagi, extraordinary. 

Keempat, saat ini kita 

[mediacare] TKW Asal Cimahi Diduga Hilang di Arab Saudi

2007-10-02 Terurut Topik Sunny
http://www.gatra.com/artikel.php?id=108284


TKW Asal Cimahi Diduga Hilang di Arab Saudi

Cimahi, 2 Oktober 2007 16:48
Sulaeha bin Syambas, 28 tahun, seorang TKW di Arab Saudi, diduga hilang, karena 
sejak 2002 tidak pernah memberi kabar kepada keluarganya di Cimahi.

Saat ditemui di kediaman Sulaeha di Pojok RT 02/12 Kelurahan Setiamanah 
Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, ibu kandung Sulaeha, Ny Khadijah, 50 
tahun, Selasa, menuturkan, pihaknya sama sekali tidak pernah berkomunikasi 
dengan Suleha sejak pertengahan 2002.

Sulaeha pergi bekerja ke Arab melalui sebuah penyalur di Bogor, dia 
meninggalkan tiga orang anak yang masih bersekolah. Sejak kepergiannya itu baru 
dua kali mengirimkan surat dan mengirim uang sebanyak 650 dolar AS, lirih 
Khadijah.

Dikatakan, awal kepergiannya untuk bekerja menjadi pembantu rumah tangga (PRT), 
Sulaeha ditemani seorang tetangganya Sulastri (29), dan setelah bekerja selama 
dua tahun Sulastri pulang kekampung halaman sementara Sulaeha malah tidak ada 
kabar beritanya.

Alamat terakhir yang diterima melalui surat yang sempat dikirimkannya, Sulaeha 
bekerja di kawasan Al-Taif Hawiya bekerja pada majikannya, Abdul Ghani Syarif.

Dibenarkan Khadijah berdasar informasi terakhir melalui telepon, Sulaeha 
bekerja secara ilegal sejak habis masa kerja kontraknya, dan terakhir anaknya 
itu bergabung bersama kelompok TKW asal Kabupaten Cianjur di sebuah kawasan 
tempat umroh (Makkah).

Sulaeha pergi menjadi TKW pada 2001 melalui sebuah PJTKI bernama PT Amira 
dengan alamat terakhir di Ciangsana, Cikeas Parung Bogor No.9, dan 
keberangkatannya itu dibantu seorang kerabatnya warga Cibeber Cimahi.

Demi mendidik, dan menafkahi tiga orang anak yang ditinggal Sulaeha, Agus (14) 
Devi (10), dan Lia (7), Khadijah kini terpaksa menjadi seorang ayah sekaligus 
ibu bagi ketiga orang bocah itu dengan bekerja menjadi PRT pada seorang 
tetangganya.

Saya pernah mendatangi Pemkot Cimahi agar membantu serta mencarikan informasi 
keberadaan anak saya itu. Namun hingga kini belum ada kepastian, ucapnya.

Kepada ANTARA, Kasie Penempatan Tenaga Kerja, Dinas Tenaga Kerja Kependudukan, 
dan Catatan Sipil Pemkot Cimahi, Ritta Miranisa, pihaknya telah mengawali 
pencarian dengan menghubungi pihak PJTKI yang memberangkatkan Sulaeha. Setelah 
berkoordinasi dengan Disnaker Kabupaten Bogor, ternyata PJTKI itu telah gulung 
tikar, dan sementara ini terputuslah pencarian itu, ucapnya. Namun, Ritta 
berjanji akan mengupayakan pencarian keberadaan warga Kota Cimahi itu dengan 
terus menjalin koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan pihak Depnaker 
RI.

Dikatakan, berbagai data ketenagakerjaan warga Cimahi hingga tahun 2001 masih 
berada pada Pemkab Bandung karena Kota Cimahi merupakan daerah pemekaran 
kabupaten tersebut sejak awal 2002 yang semula berstatus kotif atau kota 
administratif. [TMA, Ant

[mediacare] Space Odyssey

2007-10-02 Terurut Topik Sunny
http://context.themoscowtimes.com/stories/2007/09/28/105.html

Space Odyssey 

Fifty years after Sputnik streaked into the sky, a book by Matthew Brzezinski 
reconstructs the dawn of a new age. 

By Asif Siddiqi
Published: September 28, 2007 

It is hard to imagine that a metal ball about the size of a basketball could 
throw the United States into panic. But 50 years ago, on Oct. 4, 1957, when the 
Soviet Union launched the world's first artificial satellite into orbit, 
Americans went into collective shock. To them, the Soviet Union embodied a 
nation of collective farms, drab cities and household appliances that rarely 
worked. Sputnik's success completely altered this view, as the Soviets took the 
first baby steps into the final frontier of outer space. Beyond its political 
and scientific importance, the success of Sputnik also underscored the 
vulnerability of the United States: After all, if the Soviets could launch a 
satellite that flew around the world, they could also deliver an atomic bomb to 
the enemy.

Matthew Brzezinski provides an absorbing account of these hidden rivalries 
that ignited the space age in Red Moon Rising, an expansive work full of 
colorful characters worthy of a great Cold War novel. Although Brzezinski, a 
former Moscow correspondent for The Wall Street Journal, often glosses over the 
messy complexities of history, he displays a particular talent for capturing 
the human essence of this epic battle -- the small detail of a scene, the odd 
biographical factoid, the cultural fashions of the day that distinguish his 
book from the many generic works on the early history of the space program.

The central personality in Brzezinski's narrative is the famous Chief Designer 
of the Soviet space program, Sergei Korolyov. A childhood aviation enthusiast 
who later in life was attracted to space travel, Korolyov started his career in 
the 1930s as a rocket engineer before being sent to the gulag on trumped-up 
charges. Six years in the camps left him deeply scarred, but he never fully 
lost his faith in Josef Stalin. After the war, Korolyov rose rapidly in the 
missile program and gained a reputation as a hardheaded manager. His gruff 
personality, stubbornness and managerial genius were indispensable in 
convincing uninterested Communist Party and military leaders to commit 
resources to a satellite project. Brzezinski gives a fascinating account of 
Nikita Khrushchev's visit to Korolyov's design bureau in 1956, during which the 
Chief Designer extracted a verbal commitment from the Soviet leader to back the 
launching of a satellite. Khrushchev and his fellow Politburo members were more 
bewildered than bedazzled when Korolyov showed them a full-scale model of the 
R-7, the first Soviet intercontinental ballistic missile, or ICBM.



  Itar-Tass
  Sputnik's launch marked a major milestone in a race filled with hurdles 
on either side.  
 


To Soviet leaders, developing an ICBM was a matter of life and death. The 
Soviet Union was literally surrounded by U.S. military bases, where squadrons 
of bombers waited for orders to deliver their deadly nuclear weapons to the 
Soviet landmass. By the middle of the 1950s, the U.S. nuclear arsenal was five 
times bigger than the Soviet one. Desperate to counter this juggernaut, Soviet 
industrial leaders invested enormous resources in developing nuclear weapons 
and the ballistic missiles for sending them across oceans. But Korolyov and his 
colleagues knew that an ICBM could also lob a small object into orbit around 
the Earth. It was this marriage of military imperative and utopian dreaming 
that Korolyov exploited. The Soviet military enthusiastically supported the 
ICBM project, while Korolyov surreptitiously made plans to use it for a goal 
whose importance few understood. As Brzezinski shows, the road to launching 
Sputnik was littered with wrong turns, serendipitous events and brushes with 
failure. Korolyov came out ahead by barely a hair's breadth. 

In the United States, there were many with similar ambitions, including the 
handsome and erudite German rocket scientist Wernher von Braun, widely 
considered to be Korolyov's Western doppelganger. To his credit, Brzezinski 
foregoes that well-trod ground and instead touts Major General John Bruce 
Medaris, the commander of the Army's ballistic rocket efforts and von Braun's 
superior, as a more worthy parallel to Korolyov. Brzezinski convincingly argues 
that it was really Medaris' iron will and stubborn refusal to yield to 
bureaucratic setbacks that eventually facilitated an American foothold in 
space. 

U.S. efforts to reach the high frontier were bogged down by fierce 
inter-service rivalry, major missteps, ill-advised decisions and just plain bad 
luck. From 1955, Medaris, a veteran of two world wars, consistently advanced 
von Braun's idea of using a Redstone long-range rocket to lob a U.S. satellite 
into space. These entreaties fell on deaf ears, as senior 

[mediacare] Conflict areas more peaceful: Govt

2007-10-02 Terurut Topik Sunny
http://www.thejakartapost.com/detailnational.asp?fileid=20071002.H02irec=1


Conflict areas more peaceful: Govt 
The Jakarta Post, Jakarta

The government has said the situation in the three conflict areas of Aceh, 
Maluku and Papua are moving steadily toward peace -- but said national security 
would remain on alert against separatist movements.

In general, security conditions in the three areas are relatively conducive to 
peace ... there are almost no armed conflicts, Coordinating Minister for 
Political, Legal and Security Affairs Widodo A.S. was quoted as saying by 
Antara. 

Widodo met with the House of Representatives Commission I overseeing defense 
and security affairs on Monday, along with Maritime Affair and Fisheries 
Minister Freddy Numberi, the Indonesia Military chief Air Chief Marshal Djoko 
Suyanto, the National Police chief Gen. Sutanto and the State Intelligence 
Agency chief Syamsir Siregar. 

Widodo said small criminal incidents in Aceh were because Aceh residents were 
not satisfied with tsunami rehabilitation works or with post-conflict 
reintegration efforts. 

Flag-burning and the establishment of a new local party GAM are against the 
spirit of Helsinki peace agreement and have led to security incidents in Aceh, 
Widodo said. 

The flag-burning incident took place in North Aceh before the celebration of 
Indonesia's Independence Day on Aug. 17. 

Aug. 17 also saw some 150 national flags lowered across Aceh, including in the 
provincial capital Banda Aceh. 

Widodo said the implementation in Papua of a special autonomy status and the 
following developments throughout Papua and West Papua provinces had eased 
security problems there. 

However, Papuan armed and unarmed separatists movement still exist. The armed 
group is considered a threat despite its small size. 

The Free Papua Organization (OPM) is involved in a low-level conflict in Papua. 

The separatist groups often focus on poor human rights and slow development 
issues, Widodo said. 

They also try to bring Papua issues to the international arena to demand the 
United Nations review the integration of Papua into Indonesia. 

On Maluku, Widodo said the separatists incidents carried out by supporters of 
the South Maluku Republic (RMS) included a separatist flag being raised in 
Ambon on July 3. And he said on March 24 a flag was flown in Utrecht, the 
Netherlands. 

Widodo said RMS supporters were seeking sympathy from local and international 
communities through the distribution of brochures, flag raising activities and 
bombings. 

They just want to show their existence to local and international 
communities, he said. 

RMS supporters performed on June 29 a cakalele war dance and tried to unfurl a 
separatist flag in front of President Susilo Bambang Yudhoyono who was in Ambon 
to commemorate National Family Day. 

Widodo said his office had issued policies to prevent similar disintegration 
movements nationwide. 

Technically, we are conducting intelligence and defense operations for the 
defense sector, he said. 

The central government also urges regional administrations to carry out 
existing regional autonomy schemes. 

Regions should develop local economies to increase their public's welfare. 


printer friendly 

Post Your Comments

Comments could also be sent to: [EMAIL PROTECTED]

  Name  required  
  City  
  Country  
  E-mail  will not be shown  

   
   
 
 
bold.gifitalic.gifunderline.gifseparator.gifstrikethrough.gifjustifyleft.gifjustifycenter.gifjustifyright.gifjustifyfull.gifbullist.gifnumlist.gifundo.gifredo.gif

[mediacare] Polisi Usut Sweeping FPI di Samarinda

2007-10-02 Terurut Topik Sunny
  http://www.tribunkaltim.co.id/


  Polisi Usut Sweeping FPI di Samarinda  | Cetak |  

  Senin, 01 Oktober 2007  
  SAMARINDA, TRIBUN- Poltabes Samarinda terus mengusut tindakan sweeping 
yang dilakukan oleh Front Pembela Islam (FPI), Sabtu (29/9) dinihari lalu. 
Polisi sudah mendapat laporan seorang warga yang terjaring sweeping tersebut.

  Menurut Kasat Reskrim Poltabes Samarinda, Kompol Novi Irawan SIK, 
pihaknya sedang mendalami laporan itu, yakni terkait unsur pidana pengeroyokan 
oleh oknum anggota FPI. Polisi sudah mengantongi nama pelaku. Sekarang kami 
sedang mencari yang bersangkutan untuk dimintai keterangan, ujar Novi, Minggu 
(30/9) siang. 

  Ia menjelaskan, pria berinisial JY itu dikenali oleh korban pengeroyokan 
saat FPI sweeping. Novi mengaku telah menelusuri tempat tinggal pelaku namun 
sejauh ini belum menemukannya.

  Selain JY, kata Novi, kemungkinan masih ada pelaku lain yang tidak 
dikenali korban.

  Kabag Operasional Poltabes Samarinda, Kompol Robert SP SIK mengatakan, 
peristiwa pengeroyokan di Samarinda Seberang sebenarnya tidak termasuk dalam 
agenda aksi konvoi FPI malam itu. Kami hanya mendapat pemberitahuan dari FPI, 
mereka akan melakukan konvoi keliling Kota Samarinda. Isi pemberitahuan cuma 
konvoi. Tidak ada yang lain, ujarnya.

  Karena itu, Robert menurunkan sekitar 400 pesrsonil untuk membantu 
pengawalan aksi damai tersebut. Namun setelah 2 jam melakukan konvoi, polisi 
kata Robert tak mengira sebagian anggota FPI akan melakukan sweeping di 
Samarinda Seberang karena mereka kembali ke tempat semula, Masjid Darun Nikmah 
Karang Asam. Sebagian dari mereka sudah pulang, karena itu anggota juga 
kembali ke Mapoltabes, ujarnya.

  Robert mengatakan, Poltabes Samarinda akan melakukan tindakan sesuai 
dengan undang-undang pidana. 

  Ketua Laskar FPI Kaltim, Habib Fauzi yang dikonfirmasi mengatakan, 
sweeping di Samarinda Seberang tidak masuk dalam agenda. Malam itu FPI hanya 
menggelar konvoi damai. Tujuannya cuma konvoi saja. Kita tidak tahu persoalan 
pemukulan itu, ujarnya. Jika hal tersebut terjadi Habib Fauzi mengatakan itu 
hanya ulah segelintir oknum FPI, tidak mengatasnamakan FPI secara kelembagaan. 
Tidak Boleh 

  Pengurus Wilayah GP Ansor Kaltim menyayangkan aksi  sweeping Front 
Pembela Islam (FPI) Kaltim, Sabtu (29/9) kemarin, hingga menyebabkan Kapolsek 
Seberang AKP Arif Budiman SIK terluka. 

  Kita ini ada aturan hukum, tidak lantas ada ormas atau OKP yang lalu 
mengambil langkah- langkah sendiri tanpa memperdulikan hukum yang telah 
berlaku.  Itu namanya main hakim sendiri, kata Syaparudin J, ketua PW GP Ansor 
Kaltim kepada Tribun, Minggu (30/9).

  Menurut dia, jika berbentuk anarkhis maka aparat kepolisian berhak 
melakukan tindakan tegas dan tidak membiarkan aksi-aksi tersebut dilakukan 
sehingga mengganggu stabilitas keamanan kota Samarinda pada khususnya.

  Polisi kami yakin tahu yang mana bentuknya anarkhis, mana yang tidak. 
Apalagi sampai ada yang terluka. Polisi berhak untuk mengambil tindakan hukum 
yang tegas terhadap aksi yang tidak dibenarkan itu, jelasnya.

  Muhammadiyah Menyayangkan 

  Pimpinan Wilayah (PW) Pemuda Muhammadiyah Kaltim juga menyayangkan aksi 
itu. Menurut Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Kaltim Ahmad Aznem, seharusnya 
sweeping tak dilakukan oleh ormas tersebut. Kami di Pemuda Muhammadiyah pun 
begitu, jika menemukan kejanggalan atau sesuatu temuan serahkan kepada polisi. 
Biar aparat kepolisian yang bertindak, kata Aznem, Minggu (30/9).

  Meski demikian Aznem memandang, konvoi damai yang berujung pada pemukulan 
hingga mengakibatkan sejumlah warga dan Kapolsek Samarinda Seberang terluka itu 
sebagai bentuk kekecewaan FPI terhadap kinerja aparat. Semestinya, hal ini bisa 
dicegah jika saja aparat telah lebih dulu mengantisipai dan mawas diri.

  Kenapa FPI turun? Itu mungkin karena aparat kurang sigap, dan dipandang 
kurang proaktif. Dalam hal ini saya menilai kerja aparat lamban, karena 
terbukti ada ormas Islam yang harus turun menertibkan kota di bulan puasa ini. 
Kenapa setelah FPI turun, aparat baru turun? tanya Aznem.

  Pada Ramadan 1428 H ini, PW Pemuda Muhammadiyah Kaltim menyerukan 
pesan-pesan perubahan dan pembebasan kepada seluruh umat Islam. Di antaranya 
mengajak masyarakat Kaltim untuk menahan diri, mengendalikan emosi dan 
menjalankan hak dan kewajiban hidupnya namun tidak harus mengganggu hak dan 
kewajiban hidup orang lain.

  Tugas Aparat

  Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama (Kanwil Depag) Kaltim Farid Wadjdy 
berharap jika ada ormas yang akan turun ke jalan, terkait pengamanan di bulan 
Ramadan bisa meminta pengawalan dari kepolisian.

   Jika ada tindakan main hakim sendiri aparat harus bertindak untuk lebih 
responsif. Dan bagi ormas yang turun ke jalan dan sudah meminta pengawalan dari 
kepolisian maka yang melakukan tindakan di lapangan hanya dari aparat, ujar 
Farid, Minggu (30/9).

  Sebelumnya, 

Re: [mediacare] Sungguh-sungguh terjadi: FPI ngeri menghadapi orang Dayak

2007-10-02 Terurut Topik Sunny
Orang di Jawa termasuk SBY dan konco-konco pengauasa takut kepada FPI, karena 
kuatir nanti dicegat dan tidak bisa masuk surga bila leher dicekik malaekat 
jibrael. 
  - Original Message - 
  From: radityo djadjoeri 
  To: [EMAIL PROTECTED] ; mediacare ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
[EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Wednesday, October 03, 2007 1:43 AM
  Subject: [mediacare] Sungguh-sungguh terjadi: FPI ngeri menghadapi orang Dayak


  Di Pulau Jawa, semua orang takut dengan ulah FPI. Saat FPI menjalankan 
aksinya, tak ada yang berani melawan. Beda dengan warga Dayak di Kalimantan. 
Mereka berhasil menggencet ulah FPI.



  Berita dari Tribun Kaltim, www.tribunkaltim.co.id

  FPI dan Warga Dayak Berdamai

  SAMARINDA, TRIBUN- Front Pembela Islam (FPI) akhirnya berdamai dengan
  warga Dayak,  pasca- perselisihan saat sweeping FPI Sabtu (29/9) lalu
  di Samarinda.

  Ini disampaikan Kapoltabes Samarinda, Kombespol Marwoto Soeto di
  Samarinda, Selasa (2/10), sesuai hasil kesepakatan mereka.  Kedua
  pihak bertemu dan sepakat mengakhiri perselisihan ini, Senin (1/10)
  malam.

  Marwoto mengatakan, FPI berjanji tidak akan melakukan sweeping dengan
  pendekatan seperti yang dilakukan pekan lalu. Kami kepolisian sudah
  me-warning, kalau mau pawai atau konvoi melaporlah ke polisi supaya
  kami kawal. Kalau melakukan sweeping, sekalipun tidak berbenturan
  dengan masyarakat tetap harus lapor polisi,  kan begitu. Tetap kami
  akan proses kalau mereka mukul orang, tandasnya.

  Jika FPI menemukan gejala yang meresahkan masyarakat seperti minuman
  keras dan aksi kriminalitas lainnya, Marwoto berharap,  mereka
  melaporkannya secara resmi kepada pihak berwajib.

  Terkait penanahan dua oknum anggota FPI, Marwoto menegaskan, proses
  hukum terus berlanjut.  Tapi penangguhan mereka disetujui. Selain itu,
  polisi masih mencari pelaku lain yang diduga terlibat pemukulan di
  Samarinda Seberang.

  Mengenai laporan senjata tajam (sajam),  menurut Marwoto, cuma
  mengada-ada. Itu kan alat mereka. Kalau orang Dayak jaga malam kan
  memang menggunakan itu,  ujarnya.

  Ia berharap kedua pihak menghormati kesepakatan yang sudah dibuat.
  Jika terjadi perselisihan yang berujung bentrok fisik, polisi tidak
  segan-segan menindak. Siapa saja kalau anarkis dan meresahkan
  masyarakat, kami pasti tindak, tegasnya.

  Sebelumnya Ketua DPD FPI Kaltim, Muhammad Alwi Assegaf, mengatakan FPI
  hanya menggelar konvoi damai untuk menyejukkan bulan puasa. Niat untuk
  melakukan sweeping didasari kondisi Samarinda yang tidak  nyaman
  selama Ramadan. (asi)

  KESEPAKATAN

  1.Pihak FPI Samarinda bersedia meminta maaf atas tindakan yang telah
  dilakukan yaitu adanya ucapan atau yel-yel yang menyinggung perasaan
  etnis Dayak

  2. Warga Dayak meminta maaf kepada FPI atas perbuatan yang terjadi
  setelah permasalahan ketersinggungan tersebut.

  3. Penyampaian permohonan maaf  FPI kepada Etnis Dayak di media massa,
  diserahkan kepada Poltabes Samarinda untuk menyampaikannya

  4. Terhadap kasus pemukulan yang dilakukan oknum FPI, masing-masing
  pihak sepakat untuk menyerahkan kasus tersebut kepada Poltabes
  Samarinda untuk diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

  5. Masing-masing pihak sepakat untuk meredam permasalahan yang terjadi
  agar tidak berkembang dan terulang lagi.(asi)

  KRONOLOGI PERDAMAIAN

  1 Oktober 2007

  * Pukul 10.00-11.00 - Kapoltabes bertemu Tokoh Adat Dayak di ruangan
  Kapoltabes. Mereka meminta FPI menyampaikan maaf secara terbuka kepada
  warga etnis Dayak.

  * Pukul 14.00-15.00 - Kapoltabes bertemu dengan FPI. FPI meminta
  Poltabes Samarinda memfasilitasi pertemuan FPI dengan tokoh adat
  Dayak.

  * Pukul 20.00-23.00 - pengurus FPI Samarinda dengan perwakilan Tokoh
  Adat Dayak bertemu di ruang rapat Poltabes Samarinda. Wakil dari FPI
  delapan orang sedangkan wakil Adat Dayak 12 orang. Mereka sepakat
  untuk berdamai dan mengakhiri perselisihan

  Sumber: Poltabes Samarinda (asi)




--
  Tonight's top picks. What will you watch tonight? Preview the hottest shows 
on Yahoo! TV.  


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition. 
  Version: 7.5.488 / Virus Database: 269.13.37/1042 - Release Date: 10/1/2007 
6:59 PM


Re: [mediacare] FPI harus dibubarkan.

2007-10-02 Terurut Topik Sunny
Terjemahan huruf yunani:
FPI sudah tidak layak disebut sebagai ormas islam. Pencitraan islam oleh FPI 
sudah sangat meresahkan.
Saya menuliskan di blog,
(http:/gmenrekang.blogspot.com)

Senin, 2007 Oktober 01
FPI, MEDIA DAN ISLAM 
Saat massa FPI melakukan razia, yang muncul pasti anarkisme, brutal dan sangar. 
Dan ini diberitakan ditelevisi nasional. Berapa juta orang yang menontnnya dan 
apa kesan yang terlintas ?
FPI yang memakai jubah dan beragama islam bagi saya adalah organisasi radikal. 
Apakah semua ormas seperti itu ? Tidak juga. Tapi media selalu memberitakan hal 
seperti ini. 

Pada prinsipnya media massa memiliki fungsi untuk medidik, memberi informasi 
dan menghibur. Dimana fungsi media dalam hal ini ?


Media kita memang sudah kehilangan arah, dan selalu mengejar hal yang fantastis 
dan berburu rating. Dan inilah yang membuat media kita kebablasan. seharusnya 
ada hal-hal yang perlu disensor dalam menyediakan sesuatu di media.

Kembali Ke FPI. Ormas seperti ini memang perlu ditertibkan. Dan ini tugas 
negara. Negara menjamin setiap warga negara untuk mengemukakan pendapat dan 
negara juga menjamin bagi siapa saja untuk menjalankan syariat islam. Apa yang 
dilakukan oleh FPI dalam menjalankan aktifitasnya sepertinya tidak 
memperlihatka sebagai ormas yang baik yang membawa pencerahan.

Saya jadi takut jika ada yang nanya, apakah islam semua seperti itu ?

Dibulan yang suci ini tak baiklah kiranya terlalu menonjolkan diri, saya tahu 
FPI juga meyakini itu, memberi nasehat kepada orang lain adalah hal yang baik 
bukan dengan paksaan. siapakah yang ertanggungjawab pada beredarnya kemaksiatan 
di dunia ini. Kita sama-sama harus memeranginya tapi bukan dengan kekuatan otot 
tapi nalar.

Dan selalu terjadi peristiwa yang berulang-ulang, kejadian seperti ini 
dilakukan FPI setiap ramadhan. Kemana mereka sehari-harinya. Kegiatan dakwah 
seperti apa yang dijalankan. jangan-jangan mereka juga ada yang ke tempat 
hiburan malam.

marilah kita tunjukkan jalan yang baik dengan menasehati orang lain dengan 
semestinya.



  - Original Message - 
  From: lapanre to membura 
  To: mediacare@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, October 03, 2007 5:31 AM
  Subject: [mediacare] FPI harus dibubarkan.


  FPI sudah tidak layak disebut sebagai ormas islam. Pencitraan islam oleh FPI 
sudah sangat meresahkan.
  Saya menuliskan di blog,
  (http:/gmenrekang.blogspot.com)

  Senin, 2007 Oktober 01
  FPI, MEDIA DAN ISLAM 
  Saat massa FPI melakukan razia, yang muncul pasti anarkisme, brutal dan 
sangar. Dan ini diberitakan ditelevisi nasional. Berapa juta orang yang 
menontnnya dan apa kesan yang terlintas ?
  FPI yang memakai jubah dan beragama islam bagi saya adalah organisasi 
radikal. Apakah semua ormas seperti itu ? Tidak juga. Tapi media selalu 
memberitakan hal seperti ini. 

  Pada prinsipnya media massa memiliki fungsi untuk medidik, memberi informasi 
dan menghibur. Dimana fungsi media dalam hal ini ?


  Media kita memang sudah kehilangan arah, dan selalu mengejar hal yang 
fantastis dan berburu rating. Dan inilah yang membuat media kita kebablasan. 
seharusnya ada hal-hal yang perlu disensor dalam menyediakan sesuatu di media.

  Kembali Ke FPI. Ormas seperti ini memang perlu ditertibkan. Dan ini tugas 
negara. Negara menjamin setiap warga negara untuk mengemukakan pendapat dan 
negara juga menjamin bagi siapa saja untuk menjalankan syariat islam. Apa yang 
dilakukan oleh FPI dalam menjalankan aktifitasnya sepertinya tidak 
memperlihatka sebagai ormas yang baik yang membawa pencerahan.

  Saya jadi takut jika ada yang nanya, apakah islam semua seperti itu ?

  Dibulan yang suci ini tak baiklah kiranya terlalu menonjolkan diri, saya tahu 
FPI juga meyakini itu, memberi nasehat kepada orang lain adalah hal yang baik 
bukan dengan paksaan. siapakah yang ertanggungjawab pada beredarnya kemaksiatan 
di dunia ini. Kita sama-sama harus memeranginya tapi bukan dengan kekuatan otot 
tapi nalar.

  Dan selalu terjadi peristiwa yang berulang-ulang, kejadian seperti ini 
dilakukan FPI setiap ramadhan. Kemana mereka sehari-harinya. Kegiatan dakwah 
seperti apa yang dijalankan. jangan-jangan mereka juga ada yang ke tempat 
hiburan malam.

  marilah kita tunjukkan jalan yang baik dengan menasehati orang lain dengan 
semestinya.



  - Pesan Asli 
  Dari: Martin Widjaja [EMAIL PROTECTED]
  Kepada: mediacare@yahoogroups.com; Forum Kompas [EMAIL PROTECTED]
  Terkirim: Rabu, 3 Oktober, 2007 7:21:57
  Topik: Re: [mediacare] Sungguh-sungguh terjadi: FPI ngeri menghadapi orang 
Dayak



  Mas Radit, kalau nggak salah beberapa hari lalu
  saya lihat di SCTV tayangan masa FPI Jati Petamburan
  dihadang dan digembosi di jalan Gunung Sahari oleh
   polisi dr Polres Jakut.
  AKBP Wayan bilang, patroli, sweeping adalah tugas 
  polis , jadi masa FPI itu kami bubarkan , beliau ini
  tegas dan berani , percaya diri. Kayaknya potensial 
  sbg generasi muda yg bisa diharapkan menegakkan 
  dan menjaga ketertiban umum.

  Si 

[mediacare] Diusulkan, Tidore Jadi Daerah Istimewa

2007-10-01 Terurut Topik Sunny
Refleksi: Inggris di Tidore pada tahun 1793?

http://www.suarapembaruan.com/News/2007/10/01/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Diusulkan, Tidore Jadi Daerah Istimewa
[JAKARTA] Keberadaan Tidore Kepulauan sebagai wilayah karesidenan dan memiliki 
andil besar dalam sejarah pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia 
(NKRI), menjadikan wilayah itu layak diubah statusnya menjadi daerah istimewa. 

Kami meminta kepada Pemerintah RI agar Tidore yang sekarang berubah status 
dari ibu kota Pemerintahan Halmahera Tengah, sekarang menjadi daerah otonom 
Kota Tidore Kepulauan, betul-betul diperhatikan dan didukung sepenuhnya, baik 
dari aspek pemerintahan, pengembangan ekonomi, pendidikan, demi kesejahteraan 
rakyat Tidore. Tidak seperti induk ayam yang menetas kemudian meninggalkan 
anak-anaknya, tutur Ketua Tidore Development Foundation, M Syamsul kepada SP 
di Jakarta, pekan lalu. 

Dijelaskan, Tidore adalah bagian integral yang tidak bisa dipisahkan dari NKRI 
dan sejarah perjuangan bangsa sebagaimana Yogyakarta, Nanggroe Aceh Darussalam, 
dan kesultanan-kesultanan lain yang selama ini mendapat perhatian khusus 
pemerintah. 

Karena itu, kami dan seluruh rakyat Tidore akan menyerukan setiap saat tentang 
wacana Daerah Istimewa Kota Tidore sebagai bekas ibu kota perjuangan Irian 
Barat masuk ke pangkuan NKRI, ujarnya. 

Dijelaskan, dalam sejarah NKRI rakyat dan pimpinan Tidore memiliki catatan 
harum. Pada 1793 Inggris ingin menjadikan Papua sebagai koloni baru. Atas 
perintah gubernur Inggris di Tidore, Inggris mulai mengadakan penjajakan dan 
membagi garis pulau sekitar Papua serta mendirikan benteng Coronation di Teluk 
Doreri. Karena tentangan keras dari Sri Sultan Tidore Kamaludin Syah saat itu 
yang berkuasa 1814, akhirnya Inggris meninggalkan Papua. 


Disegani 

Perjuangan rakyat dan pemimpin Tidore berlanjut, khususnya pada masa kesultanan 
Tidore dan Ternate. Ketika itu kesultanan tersebut disegani dan berpengaruh di 
Nusantara bahkan sampai Filipina, Madagaskar, dan Afrika Selatan. Hubungan itu 
berlanjut pada masa Trikora, Tidore menjadi ibu kota provinsi perjuangan Irian 
Barat waktu itu, tutur dia. 

Perjuangan mengembalikan Irian Barat ke NKRI melalui UU 15 tahun 1956 juga 
berkat andil rakyat Tidore. Bahkan ditetapkan ibu kota Soasio-Tidore dan 
Gubernur Irian Barat pada saat itu adalah Sultan Tidore Yang Mulia Sri Sultan 
Zainal Abidin Sjah. 

Sementara itu, Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan yang juga tokoh masyarakat 
Tidore, Salahuddin Adrias mengatakan, usulan Tidore menjadi daerah istimewa 
wajar-wajar saja. Apalagi demi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat 
Tidore. 

Jika ada kalangan masyarakat mengusulkan seperti itu, ini bukti masih ada yang 
cinta dengan Tidore. Memang benar Tidore mencatat sejarah bagi NKRI. Dan itu 
jangan dilupakan, ujarnya. [Y-4] 




Last modified: 30/9/07 

[mediacare] Untung Sebenarnya Bernama Kusman

2007-10-01 Terurut Topik Sunny
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0710/01/sh04.html


Letkol (Purn) Soehardi:
Untung Sebenarnya Bernama Kusman
Oleh
Julius Pour


Salah seorang sosok misterius dalam Peristiwa G-30-S (Gerakan 30 September) 
namanya Untung. Dengan mendadak, dia muncul ke atas pentas. Dia tampil sebagai 
tokoh utama sekaligus pusat peristiwa. Tetapi, hanya dua minggu nama Komandan 
Dewan Revolusi tersebut bertahan, sebelum akhirnya bisa diringkus di Tegal, 
ditahan, dan diajukan ke Mahmilub (Mahkamah Militer Luar Biasa) kemudian 
dijatuhi hukuman mati. 

Untung bernama asli Kusman, waktu kecil senangnya main bola, anggota KVC, 
Keparen Voetball Club di Kelurahan Jayengan, Solo. Orang tua tersebut 
melukiskan semuanya dengan lancar. Dia bukan sekadar kenal melainkan, .ayah 
angkatnya bernama Samsuri, bekerja sebagai buruh batik di rumah orang tua saya. 
Maka kalau Si Kus menyapa, dia selalu memanggil saya Gus Hardi.Pensiunan 
letnan kolonel yang mengungkapkan kisah di atas namanya Soehardi. Tanggal 20 
Mei lalu usianya genap 80 tahun. Oleh karena sudah di ambang senja, dia kini 
bersedia membuka tabir sekitar Letnan Kolonel (Inf) Untung Samsuri. 
Untung Samsuri menjadi sosok kontroversial dalam sejarah Indonesia baru dengan 
jabatan resmi terakhir Komandan Batalyon I Kawal Kehormatan Resimen 
Tjakrabirawa, kesatuan khusus pengawal Presiden Soekarno.


Untung kemudian terkenal dalam kaitan Peristiwa 30 September. Pada dini hari 
tanggal 1 Oktober 1965 tersebut, dia memimpin gerombolan G-30-S menculik 
sejumlah jenderal Angkatan Darat. Tujuh perwira tinggi akan ditangkap, dituduh 
sebagai anggota Dewan Jenderal yang bermaksud menggulingkan Bung Karno. Dari 
tujuh jenderal yang jadi sasaran, enam berhasil mereka tangkap. Sasaran utama, 
KSAB Jenderal AH Nasution, justru berhasil meloloskan diri.

Sesudah enam jenderal ditangkap, paginya akan dihadapkan kepada Bung Karno 
.semuanya terserah kepada Bapak Presiden, apa tindakan yang akan dijatuhkan 
kepada mereka, demikian jawaban Untung pada sidang Mahmilub yang nantinya 
menjatuhkan vonis hukuman mati dan eksekusinya dilaksanakan pertengahan tahun 
1966.

Skenario di atas ternyata menjadi berantakan. Para jenderal yang baru saja 
diculik oleh anak buah Untung kemudian dibunuh di Lubang Buaya. Siapa yang 
memerintahkan? Bukan saya,  jawab Untung dalam sidang Mahmilub. 

Nantinya diketahui, perintah justru diberikan oleh anggota Biro Khusus PKI. 
Dengan membawa akibat, skenario awal tadi akhirnya lepas kendali, menyambar ke 
segala arah dengan ekses berikut derita, yang meski telah empat dasawarsa 
berlalu, dukanya belum bisa terpulihkan. 
Khususnya derita para keluarga korban aksi pembunuhan massal yang menghabiskan 
sekurangnya 500.000 nyawa pengikut komunis dan mereka yang sekadar dianggap 
sebagai komunis.


Sesama Tjakrabirawa

Soehardi anggota Tjakrabirawa, berasal dari CPM (Corps Polisi Militer) dengan 
jabatan saat Peristiwa G-30-S meletus, Kepala Provost Tjakrabirawa. Ketika 
tahun 1966, kesatuan tersebut dibubarkan dan tugas mengawal Presiden digantikan 
Yon POMAD/Para, Soehardi tidak ikut di-bersih-kan karena tidak terlibat. 
Sesungguhnya, meski Untung menjabat Komandan Batalyon, hanya satu Kompi 
bersedia mengikuti petualangannya ke Lubang Buaya. Anggota Tjakrabirawa 
lainnya, tidak tahu apa-apa. 

Memasuki masa pensiun tahun 1982. Sebelumnya, Soehardi di-tugas-karya-kan di 
Inspektorat Jenderal Depdikbud, ketika Daoed Joesoef menjadi menteri. Panjang 
jalan harus ditempuh oleh anak juragan batik asal Solo tersebut dalam meniti 
karier militer, diawali dengan menjadi anggota PT (Polisi Tentara) di masa 
perang kemerdekaan. 

Awal tahun 1965, di Istana Merdeka, Soehardi bertemu kembali dengan teman masa 
kecilnya. Lho, Gus Hardi inggih wonten mriki? (Lho, Gus Hardi juga di sini), 
begitu tanya Untung spontan.

Menurut Soehardi, Saya langsung menjawab sambil menghormat, siap Mayor. Dia 
segera menambahkan, Saya harus menghormat, karena saya hanya Kapten, dia sudah 
Mayor. Meski saya sudah tugas di Istana Presiden sejak tahun 1954 dan Untung 
baru saja pindah dari Semarang, dalam kepangkatan kenyataannya dia lebih 
senior.

Pengalaman semasa kecil, jarak sosial dan hal-hal lain menyebabkan 
Soehardi-Kusman tidak akrab sesudah sama-sama di Jakarta. Sebagai pejabat baru 
di Tjakrabirawa dia tidak menonjol, tinggalnya di daerah Cikini, dekat dengan 
rumah DN Aidit, Ketua CC PKI. Kami tidak pernah melakukan kontak, sebab sejak 
kecil dia orangnya pendiam.

Ayah kandung Untung namanya Abdullah, bekerja di toko peralatan batik milik 
warga keturunan Arab di Pasar Kliwon, Solo. Tetapi sudah sejak kecil Untung 
diambil anak oleh Samsuri, pamannya, yang bekerja sebagai buruh batik di rumah 
orang tua Soehardi. 

Untung masuk sekolah dasar di Ketelan, kemudian melanjutkan ke sekolah dagang. 
Pelajaran belum selesai, Jepang masuk dan dia menjadi Heiho...


Meloloskan diri ke Madiun

Semasa perang kemerdekaan Untung berada di daerah Wonogiri, Solo, menjadi 
anggota Batalyon 

[mediacare] G30S/PKI dan Teori Kebisuan Spiral

2007-10-01 Terurut Topik Sunny
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0710/01/opi01.html


G30S/PKI dan Teori Kebisuan Spiral

Oleh
Tjipta Lesmana



Setap orang umumnya mempunyai pendapat tentang persoalan atau masalah yang ada 
di sekitarnya. Pendapat tersebut bersumber pada (a) hasil interaksi sosialnya 
dengan orang lain, khususnya dengan peer group, dan (b) terpaan media massa. 


Dari kedua sumber ini, pada era modern yang ditandai oleh arus informasi yang 
begitu massif, pengaruh media massa lebih kuat daripada interaksi sosial dalam 
pembentukan opini kita. Pengaruh media massa begitu kuat, sehingga masyarakat 
modern, de facto, menjadikan media massa sebagai sumber utama informasi dan 
opini. 


Elizabeth Noelle Neumann, seorang sosiolog Jerman, melakukan penelitian 
intensif dan bertahun-tahun tentang korelasi antara terpaan media massa dan 
pembentukan opini publik. Hasilnya berupa sebuah teori yang kini dipakai oleh 
para teoretisi dan praktisi komunikasi massa di seluruh dunia. Teori itu 
bernama Spiral of Silence, teori kebisuan spiral.


Teori kebisuan spiral mengajarkan kita bahwa dalam masalah-masalah penting atau 
kontroversial, opini publik cenderung pecah menjadi dua, tiga, atau empat blok. 
Dalam proses pembentukan opini publik, dengan cepat dan mudah, kita akan 
menyaksikan munculnya opini mayoritas dan opini minoritas. Mereka yang berada 
dalam kubu minoritas cenderung merapatkan barisannya ke tepi, karena khawatir 
dihukum, entah dalam bentuk perasaan malu, dikucilkan, atau diancam secara 
fisik. 


Akibatnya, mereka menahan diri untuk tidak bersuara (membisu). Sebaliknya, 
mereka yang berada dalam kubu mayoritas biasanya bersuara keras, dan tampil ke 
depan secara mencolok. Makin keras suara mereka didengungkan kepada publik, 
tingkat kebenaran opininya seakan semakin tinggi. 


Makin tinggi kebenaran yang dikesankan oleh suara mayoritas, kelompok minoritas 
pun makin khawatir, bahkan makin takut, sehingga mereka semakin mundur ke 
belakang sehingga terbentuk kebisuan spiral. Lambat-laun, suara opini minoritas 
nyaris sirna. Yang muncul adalah kebenaran tunggal.

Bukan Berarti Mati


Tapi, hasil penelitian Neumann juga membuktikan bahwa itu bukan berarti 
pendapat minoritas telah mati. Secara aktif dan rahasia, orang-orang di kubu 
minoritas sebenarnya terus bergerilya untuk melancarkan komunikasinya, 
berusaha meyakinkan orang-orang sekitar tentang kebenaran opini mereka. 


Mereka yang berada dalam kubu mayoritas pun menjadi sasaran gerilya 
komunikasi tersebut, sepanjang mereka dinilai bisa diajak berdialog. Tidak 
mustahil, gerilya komunikasi ini lambat-laun membuahkan hasil, yaitu makin 
banyak orang yang menyeberang ke kubu minoritas. Pada suatu saat tidak mustahil 
terjadi keseimbangan opini, bahkan yang minoritas menjadi mayoritas, dan yang 
semula mayoritas justru menyusut menjadi minoritas.


Naik dan jatuhnya rezim Orde Baru merupakan salah satu contoh kasus paling 
bagus tentang kebenaran teori kebisuaan spiral. Selama Orde Baru, dominant 
opinion itu amat gamblang: bahwa pemerintahan Soeharto yang bertumpukan 
demokrasi Pancasila betul-betul demokratis, mekanisme kepemimpinan nasional 
lima tahunan adalah contoh dari demokrasi yang dimaksud, bahwa pers Indonesia 
bebas (Pancasila), bahwa rakyat bebas menyatakan pendapatnya, bahwa pembangunan 
ekonomi berhasil meningkatkan kesejahteraan rakyat dan lain sebagainya. 


Pendapat minoritas di luar itu praktis habis dibunuh dan mereka yang kokoh 
dengan pendapat minoritas pun akhirnya takut menyuarakannya; atau tidak lagi 
ada media yang berani menyuarakannya. Toh, pada akhirnya, sejarah berbalik. 
Pada akhirnya, opini mayoritas berhasil dihancurkan, dan opini minoritas 
bangkit sehingga menjadi opini mayoritas.


Selama Pak Harto berkuasa, kebenaran cerita tentang Gerakan 30 September/PKI 
cuma satu, yakni tragedi itu merupakan kudeta bersenjata Partai Komunis 
Indonesia (PKI) yang dibantu oleh sejumlah perwira ABRI yang sudah lama 
disusupi oleh kader-kader PKI. Tujuannya jelas, menumbangkan kekuasaan Soekarno 
untuk kemudian mendirikan pemerintahan komunis di Indonesia.

Opini Rontok
Kira-kira tiga atau empat tahun setelah G30S/PKI pecah, sejumlah ilmuwan di 
Cornell University, Amerika, sebenarnya, mempublikasikan hasil penelitian 
mereka. Menurut mereka, G30S/PKI merupakan konspirasi banyak faktor, internal, 
maupun eksternal. 


Yang paling utama adalah keterlibatan Amerika untuk menghancurkan rezim 
Soekarno yang dinilai sangat antibarat, khususnya anti-Amerika. Melalui operasi 
clandestine CIA, Washington diam-diam memberikan bantuan dana maupun logistik 
kepada perwira-perwira probarat. 


Tatkala jenderal-jenderal pro-Amerika ini tewas dibantai oleh perwira-perwira 
muda pada 1 Oktober 1995 dini hari, dan ketika Mayjen Soeharto dengan cepat 
tampil untuk menghancurkan G30S/PKI, Amerika pun dengan cepat memberikan 
dukungannya kepada Soeharto. 


Versi Cornell Papers ini dijegal oleh penguasa Orde Baru, karena ia 
bertentangan dengan dominant 

[mediacare] Klaim Lagu Rasa Sayange, DPR Nilai Malaysia Keterl aluan

2007-10-01 Terurut Topik Sunny
Refleksi: Bagi yang mau dengar versi jiplakan Malaysia, click: 
http://www.rasasayang.com.my/index.cfm


HARIAN ANALISA
Edisi Selasa, 2 Oktober 2007 

Klaim Lagu Rasa Sayange, DPR Nilai Malaysia Keterlaluan 

Jakarta, (Analisa) 

Tidak hanya publik Indonesia saja yang mengecam pencatutan lagu Rasa Sayange 
dijadikan sebagai lagu kampanye pariwisatanya oleh pemerintah Malaysia. Anggota 
DPR pun tidak mau ketinggalan. Malaysia dianggap sudah keterlaluan. Padahal 
lagu itu sudah populer di Indonesia sejak puluhan tahun silam. 

Wakil Ketua MPR AM Fatwa misalnya, mengaku lagu itu sudah dikenalnya sejak 
tahun 1955-an ketika dia bergabung dengan pandu Islam di Sulawesi Selatan. 

Karena itu, jika ada negara yang mengklaim lagu tersebut punya mereka, 
pemerintah Indonesia perlu mempertanyakannya. 

Agar tidak berlarut-larut, pemerintah diminta membentuk tim investigasi untuk 
mencari tahu pencipta lagu tersebut dan mempatenkannya agar tidak dijiplak 
negara lain. 

Apa yang dilakukan Malaysia itu tidak etis, tidak elegan. Saya juga pernah 
nyanyi itu saat saya di pandu Islam, tahun 1955 di Sulawesi dan Sumbawa. 
Pemerintah harus konsolidasi untuk mengecek siapa penciptanya, karena lagu itu 
cukup populer, beber Fatwa di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (1/30). 

Politisi PAN ini meminta pemerintah segera mengklarifikasi masalah ini ke 
pemerintah Malaysia. Jika dari klarifikasi ditemukan upaya untuk merebut lagu 
itu sebagai lagu Malaysia, pemerintah harus memprotesnya. Setelah klarifikasi, 
baru ambil tindakan, protes atau yang lain, ujarnya. 

Sementara anggota FKB Nursjahbani Katjasungkana menilai Malaysia sudah di luar 
batas sebagai negara tetangga. Meski sederhana, tapi pengklaiman itu sangat 
tidak simpatik dan tidak bersahabat. 

HARUS DITUNTUT 

Menyikapi hal itu, Komisi X DPR akan mendesak pemerintah bersikap tegas 
terhadap Malaysia yang mengklaim lagu Rasa Sayange sebagai milik mereka. Cukup 
sudah negeri jiran itu merendahkan Indonesia. 

Secara politik, pemerintah harus bertindak. Kita Komisi X akan mendesak 
pemerintah untuk segera mengecek masalah ini, tegas Wakil Ketua Komisi X 
(bidang kebudayaan) DPR Hakam Naja. 

Pemerintah harus mengecek keaslian dan asal lagu tersebut di Indonesia, apakah 
benar dari Maluku atau bukan. Jika terbukti benar, pemerintah bisa melakukan 
penuntutan kepada Malaysia karena menjadikan lagu itu bagian dari promosi 
wisatanya yang bertema Truly Asia. 

Sebab tindakan negeri jiran itu sudah sangat berlebihan. Tidak hanya lagu saja 
yang kini diklaim, Malaysia sebelumnya juga sudah mempatenkan batik Indonesia, 
kerajinan tangan dan wayang karena mereka ingin menjadi etalase Asia. 

Saya kira pemerintah perlu mengambil suatu tindakan sebab kalau begitu terus, 
kita dianggap sebelah mata. Ibaratnya, halaman rumah dipakai tetangga untuk 
menanam bunga mereka tanpa izin, tuturnya. 

Pengklaiman ini, imbuh dia, bisa dijadikan titik bagi pemerintah untuk unjuk 
gigi, sehingga Malaysia tidak melihat Indonesia sebagai negara miskin 
mengekspor TKI yang tidak punya posisi tawar. 

Soal ini, kami akan mendesak Menbudpar untuk segera mengambil tindakan, tidak 
usah ditunda-tunda. Jadi biar semua secara simultan, dilakukan pengecekan ke 
arsip nasional, dan kemudian segera memprotes, ujarnya. 

SEJARAH LAGU 

Sebagai nyong Ambon, Andre Hehanussa tahu benar sejarah lagu Rasa Sayange yang 
'dicatut' Malaysia sebagai lagu kampanye pariwisatanya. Menurut penyanyi 
'Bidadari' itu, lagu Rasa Sayange diciptakan oleh Katje Hehanussa pada tahun 
1940. 

Katje membuatnya pada zaman perang dengan Belanda sekitar tahun 1940, ujar 
Andre. 

Menurut Andre, lagu Rasa Sayange bisa sampai ke Malaysia karena dibawa oleh 
Belanda saat menjajah Indonesia. 

Lagu itu favoritnya orang Belanda, makanya sampai dibawa-bawa saat berkunjung 
ke Malaysia, urai pria hitam manis ini. 

Andre mengaku tidak mempersoalkan lagu Rasa Sayange dijadikan single iklan 
pariwisata Malaysia. Yang penting Malaysia membayar royaltinya. 

Namun saya tidak tahu apakah Malaysia sudah membayarnya, nanti saya cek, 
pungkas calon General Manager (GM) Karya Cipta Indonesia (KCI) ini. (dtc) 



[mediacare] Ramadhan harvest time for music industry

2007-10-01 Terurut Topik Sunny
Refleksi: Apakah kalau hukum Syariah diterapkan di Indonesia akan bisa ada 
panen buat industri musik pada waktu Ramadhan? Sebagai jawaban dapat dikatakan 
sulit dijamin, karena pada waktu Thaliban berkuasa di Afghanistan diberlakukan 
hukum Sariah, tidak dibolehkan musik, TV, film dan main layangan. Semua ini 
diberlakukan atas nama perintah Allah. 

http://www.thejakartapost.com/detaileditorial.asp?fileid=20071001.F04irec=3


Ramadhan harvest time for music industry 
Akh. Muzakki, Surabaya
Ramadhan Karim (Ramadhan, the noble)! Ramadhan Mubarak (Ramadhan, the blessed)!

Muslims commonly use these two Arabic utterances to show appreciation for the 
holy month. A moment like no other for Muslims, Ramadhan extends beyond the 
religious sphere and influences economic life as well. 

For some, the symbols of Islam that are on display during Ramadhan represent 
increased piety and passion. However, for those who exploit these symbols in 
the marketplace, they represent increased economic capital. 

In recent years we have seen the phenomenon of music groups without an Islamic 
orientation releasing religiously themed musical collections at Ramadhan. 

Collections such as pop group Ungu's Surgamu (Your Heaven) album and Radja's 
1001 Malam (1001 Nights) are two high-profile examples. Another is Pintu Surga 
(Heaven's Gate) from veteran pop-rockers Gigi. 

The fact that non-Islamic oriented groups have turned to releasing 
Islamic-themed albums suggests that these products are tradable commodities 
with good prospects for attracting the interest of consumers. Indeed, 250,000 
copies of Surgamu were sold within two weeks of its September 2006 release; 
approximately 400,000 were sold within the next few months. 

The commercial success of Islamic-oriented singers (broadly defined as Muslim 
singers who specialize in Islamic songs) seems to have inspired non-Islamic 
oriented artists. 

For example, 1.3 million copies of the two-disc Cinta Rasul (Prophet's Love), 
composed by Hadad Alwi, have been sold since 1999. And Opick's Astaghfirullah 
(We Seek God's Forgiveness) has sold more than 850,000 copies. For this 
achievement the artist was awarded five golden platina. A golden platinum is 
the highest award given to a musician for marketability of an album. 

Kristina Santi, producer of Opick's album, describes itexcellent achievement in 
the genre of religious music. Opick went on to publish a book about his career 
as an Islamic-oriented singer titled Opick: Oase Spiritual dalam Senandung 
(2006). 

Both gross sales and the diversity of products exploited by the so-called 
Islamic industries indicate that the future is bright for entrepreneurs trading 
in the symbolism of Islam in Indonesia. Islamic-themed pop music represents not 
only a popular consumer commodity but also a means for influencing the public 
and private features of Islam here. 

If Islamic-themed popular music can become a commodity, so can Islam itself. 
Through the process of commodification, Islam becomes a saleable economic 
object. As a practical matter, the process of commodification bestows on 
commodified objects or forms a so-called exchange value. This exchange value 
allows a variety of objects with their use values to become real, worthy and 
valuable facets within the economic mechanism. 

In this way, abstract things such as Islamic ideas and expressions (as 
represented by the lyrics of Islamic pop songs) become a real, saleable 
commodity. Through the commodification process, Islamic ideas and expressions 
promoted through popular music come to represent certain ideological and 
emotional understandings of Islamic thought. They characterize what Jean 
Baudrillard calls commodity signs. 

What does the phenomenon of commodification mean for Islam in Indonesia, the 
world's largest Muslim country? 

First, the scholarly debates on Indonesian Islam should not be restricted 
exclusively to opposing interpretations of religious concepts. 

Indonesian Islam cannot be reduced to a dichotomy between radical and liberal 
thought, as represented by the country's radical and liberal Muslim groups. 
Neither do the moderate views espoused by the country's two major Islamic 
groupings - Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah - tell the whole story. 

Muslims in Indonesia consume ideas, concepts and thoughts, which are abstract 
elements of Islam. They also consume the material culture of Islam, which is 
increasingly being commodified. As such, Islamic material culture presents 
itself as an alternative medium of exchange among Muslims. And Islam becomes a 
concrete, real, valuable and tradable commodity. 

Second, the commodification of Islam provides support for the view that Islam 
in Indonesia should be approached from a broader analytical perspective than 
can be offered by traditional Islamic or religious studies alone. The 
commercial success of Islamic-themed pop music suggests that political economy 
and cultural studies are paradigms that 

Re: [mediacare] CIA dan Gerakan Separatis

2007-09-30 Terurut Topik Sunny
Perlakuan tidak adil memang menjadi salah satu hal utama, seperti halnya 
dulu para tokoh memperjuangkan kemerdekaan disebabkan karena tidak ada 
keadilan  yang memada dari pihak kaum kolonial terhadap anak negeri.

Agaknya pemerintah Indonesia sekarang juga melakukan praktek yang sama. 
Untuk melepaskan tanggung jawab penguasa NKRI, sering argumen campur tangan 
asing untuk merong-rong kemerdekaan Indonesia yang dipakai.


- Original Message - 
From: Lisman Manurung [EMAIL PROTECTED]
To: mediacare@yahoogroups.com
Sent: Sunday, September 30, 2007 6:11 AM
Subject: Re: [mediacare] CIA dan Gerakan Separatis


 Gerakan separatis tidak selalu dibangkitkan oleh pihak
 asing saja. Kita sendiripun bisa berpotensi mendorong
 keinginan bagian-bagian wilayah RI untuk merdeka.
 Menurut pihak yang ingin merdeka mereka selalu
 diperlakukan tidak adil. Contoh soal, aspirasi merdeka
 di Aceh selalu oleh mereka dikatakan karena perlakuan
 yang tidak adil selama sekian tahun. Demikian pula
 dengan di Papua. Mereka menyoal tingginya hasil alam
 yang dikeruk di Papua, namun kesejahteraan masyarakat
 Papua jauh di bawah rata-rata. Bahkan pendatang di
 sana menikmati kemerdekaan, dan menurut mereka bukan
 merupakan suatu bentuk keadilan.

 Jadi, ketika kita melihat adanya kecenderungan untuk
 memisahkan diri dari wilayah-wilayah NKRI, maka
 kitapun perlu bertanya ke dalam diri kita, apakah
 kita, melakukan praktik apartheid terhadap elemen
 bangsa kita lainnya? Pengertian apartheid di Afrika
 Selatan, harus dilihat bertahun-tahun dipandang
 sesuatu yang wajar saja: bahwa kaum putih boleh naik
 bis dan kaum hitam naik truk terbuka, dan segala
 bentuk diskriminasi lainnya. Belakangan barulah orang
 Afsel merasa 'ngah' telah menjalankan praktik
 apartheid.

 Jadi kita perlu melakukan penelitian mendalam, untuk
 mengetahui apa saja yang menjadi motif pihak-pihak
 yang ingin lepas dari NKRI itu. Dengan memperoleh
 masukan yang ilmiah, maka kita tidak semata-mata
 melakukan pendekatan politik saja untuk meredam
 kecenderungan pemisahan wilayah, atau hanya mencari
 kesalahan Amerika yang memang di mana-mana selalu ada
 dan bikin semua menoleh siapa Amerika, lagak kebiasaan
 orang kaya dunia.


 --- Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:


 http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=308359kat_id=16

 Rabu, 26 September 2007


 CIA dan Gerakan Separatis
 Oleh : Zaenal Ma'arif
 Mantan Wakil Ketua DPR


 Sebagai satu-satunya negara super power setelah
 runtuhnya Uni Soviet, Amerika Serikat (AS) merasa
 menjadi polisi dunia dan bisa berlaku
 sewenang-wenang terhadap negara lain yang dipandang
 menjadi musuh potensialnya. Maka pemerintah AS
 menilai negara lain yang tidak sejalan dengan
 policy-nya untuk menguasai dunia dianggap sebagai
 'poros kejahatan'. Maka Irak menjadi korban kedua
 setelah Afghanistan. Rakyat Irak dan Afghanistan
 sampai sekarang sangat menderita akibat
 keangkaramurkaan rezim Presiden George W Bush yang
 dikenal berideologi evangelish fanatik.

 Namun rakyat Irak dan Afghanistan ternyata tidak
 mudah untuk ditaklukkan AS, berbeda dengan rakyat
 Panama dan Grenada yang mudah menyerah setelah AS
 melakukan invasi militer ke negara di Amerika Tengah
 itu (1983). Terbukti mereka tidak berani melakukan
 perlawanan total dan menyerah kepada AS menyusul
 kejatuhan pemerintahannya. Barangkali para pembuat
 policy strategis di Washington berpikir AS akan
 dengan mudah menaklukkan kedua negara Muslim
 tersebut sebagaimana Panama dan Grenada. Namun
 ternyata perhitungan tersebut meleset dan sampai
 sekarang lebih dari 4.000 tentara AS mati sia-sia di
 Irak dan Afghanistan serta jumlahnya setiap hari
 terus bertambah. Bahkan Presiden Bush terus berusaha
 agar tidak kehilangan muka untuk keluar dari kedua
 negara tersebut sebagaimana di Vietnam dulu.

 Pemerintah AS tidak hanya berusaha melakukan
 intervensi di negara yang dianggap musuhnya, bahkan
 negara yang dinilai sebagai sahabatnya juga akan
 dilemahkan dan dipecah-belah. Indonesia salah satu
 korbannya. Meski pemerintah Indonesia berusaha
 menjalin hubungan sebaik mungkin dengan AS sejak
 zaman orde lama, orde barum hingga reformasi
 sekarang, kenyataannya AS belum puas selama
 Indonesia masih menjadi negara kesatuan. NKRI
 berusaha akan dihancurkan secara diam-diam melalui
 silent operation dengan membantu gerakan separatis
 seperti Aceh, Papua, dan Maluku. Bahkan di awal
 reformasi ada juga wacana untuk mendirikan negara
 Riau merdeka. Tampaknya AS belum puas meski sukses
 menekan pemerintahan Presiden BJ Habibie untuk
 mengadakan referendum di Timor Timur dan berakhir
 dengan berdirinya negara Timor Leste.

 Setelah berhasil menguasai pemerintahan Aceh dengan
 seorang gubernur dan delapan bupati/wali kota, kaum
 separatis telah membentuk Partai GAM yang bertujuan
 mengadakan referendum bagi kemerdekaan Aceh.
 Sebelumnya SIRA selalu aktif menyerukan tuntutan
 referendum Aceh. Sementara di Papua, kaum separatis
 baru saja mengadakan Konferensi Besar Masyarakat
 Adat

Re: [mediacare] Isu Soeharto Cina, Siapa Bapaknya ?

2007-09-30 Terurut Topik Sunny
Jangan dilupakan juga para petinggi agama surgawi yang keenakan. Bukankah 
MUI didirikan sebagai salah satu pilar penegak kekuasaannya.

- Original Message - 
From: Yap Hong-Gie [EMAIL PROTECTED]
To: mediacare@yahoogroups.com
Sent: Sunday, September 30, 2007 5:29 AM
Subject: [mediacare] Isu Soeharto Cina, Siapa Bapaknya ?


 Dengan adanya berita ini mudah-mudahan para Cina oportunis, tidak
 menghujat Pak Harto seenaknya jidatnya lagi.
 Jangan kira dengan berlomba menghujat dan menista Pak Harto,
 masyarakat akan merubah penilaian mereka, bahwa etnis Cina adalah
 korban rezim Orde Baru, itu salah bezaar .

 Ditambah lagi, kalau Suharto Inc. dibongkar maka akan banyak
 saudara-saudara etnis sendiri yang kena tersangkut, seperti yang
 ditulis International Commission on Soeharto Inc. Buster, yang
 dipublikasikan GLOBE ASIA VERSION (Volume 1 Number 7- August 2007);
 Soeharto Inc., and Cronies: 150 The Richest in Indonesia 2007


 -
 ttp://www.geocities.com/capitolhill/4120/soeharto.html

 IHCC - Indonesian Huaren Crisis Center
 Isu Soeharto Cina, Siapa Bapaknya ?

 TAK BISA dibayangkan bagaimana keabsahan Soeharto sebagai presiden
 selama 32 tahun, bila ternyata dia bukanlah orang Indonesia asli.

 Pergunjingan tentang Soeharto keturunan Cina itu, dilontarkan oleh
 Mashuri, SH. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1969-1974) itu,
 berbicara kepada Liberty (grup Jawa Pos/grup tablod OPOSISI) bahwa
 silsilah Soeharto yang selama ini dipublikasikan - selama Soeharto
 masih berkuasa - yang benar hanya dari sisi ibunya.

 Adapun tentang bapaknya, di berbagai tulisan tentang otobiografi
 Soeharto - yang ada saat ini - hampir semuanya salah.
 Yang benar? Tidak jelas. Campur-baur. Antara orang Cina dan Jawa,
 kata Mashuri yang juga mantan Menteri Penerangan RI (1974-1979) ini di
 rumahnya di Solo. Dia bisa disebut lembu peteng (sebutan untuk
 anak-anak yang di lahirkan tanpa ayah yang jelas, red), tandasnya.
 Mengatakan lembu peteng Mashuri menekankan keyakinan bahwa ayah
 Soeharto keturunan Cina.

 Siapakah dia ? Di Jawa Tengah, belakangan ini beredar kisah.
 Konon, di Yogyakarta pada awal abad sembilan belas, ada pedagang cukup
 terpandang, yang rajin berhubungan dengan rakyat Jawa Tengah. Pedagang
 ini cukup populer di masa itu. Maklum, dia tidak saja menjual barang
 dagangannya yang dibeli dari daerah lain, tapi juga karena dia membeli
 hasil bumi penduduk untuk diperdagangkan.
 Kegiatan pedagang ini kian hari kian besar. Oleh karena itu dia
 membutuhkan orang-orang yang bisa membantunya. Dari hubungan seperti
 itulah lantas pedagang ini berkenalan dengan wanita miskin tapi
 berwajah lumayan. Namanya Sukirah. Tidak jelas, bagaimana kemudian
 hubungan antara pedagang ini dengan Sukirah.
 Yang jelas, menurut Mashuri, Sukirah itulah ibu kandung Soeharto. Dia
 adalah wanita miskin dari Desa Kemusa, Argomulyo, Bantul, Yogyakarta.
 Sukirah, kendati miskin, memiliki beberapa kelebihan. Ulet, daya
 juangnya untuk hidup tinggi. Dan setelah Soeharto lahir, memiliki daya
 linuwih. Ini karena dia pernah bertapa di atas genting rumahnya selama
 40 hari. Kegiatan bertapa itu dilakukan setelah Soeharto lahir.
 Oleh karena itu wajar bila Soeharto juga memiliki kelebihan. Warisan
 dari ibunya. Aura ibunya. Dengan demikian wajar pula bila Soeharto
 sulit dikalahkan, kata lelaki berkacamata ini.

 Kelinuwihan Soeharto tidak saja dari ibunya. Tapi juga dari lelaki
 sakti asal Wonogiri. Lelaki itu, sering disebut dukun. Namanya Daryatmo.
 Oleh karena itu nama Daryatmo begitu melekat pada diri Soeharto. Dalam
 bukunya, Soeharto: Ucapan dan Tindakan nama Daryatmo disebut-sebut.
 Soeharto mengakui bahwa Daryatmo banyak memberi inspirasi dalam
 perjalanan hidupnya. Bahkan sampai Soeharto menjadi presiden.
 Setiap bulan, kata Mashuri, sedikitnya satu kali, Soeharto datang
 menemui Daryatmo. Di sana dia minta petunjuk khusus apa yang harus
 dijalankannya. Dan semua petunjuk dari sang dukun itu pasti dilakukan.

 DENDAM KEPADA MAJIKAN
 Ketika di Wonogiri, Soeharto kecil hidup miskin. Bahkan pernah menjadi
 pembantu pada keluarga kaya. Ketika menjadi pembantu itu Soeharto
 bertekad menjadi orang kaya.
 Tekad itu dibentuk oleh dendamnya yang kuat. Dia dendam karena
 keluarga kaya yang jadi majikannya itu memperlakukannya tidak baik.
 Soeharto tidak digaji dan makan dari makanan sisa sang majikan.
 Dendam untuk menjadi orang kaya itu pula yang mengantar Soeharto
 berjuang, berpindah-pindah tempat, sampai akhirnya menemukan 'orang
 tua' yang menyekolahkannya dan kemudian berkarier di militer melalui KNIL.

 MENGERTI DIRINYA CINA
 Banyak yang menyebut bahwa Soeharto mengerti bahwa dirinya keturunan
 Cina. Itu sebabnya barangkali dia kemudian dekat dan berpartner dengan
 Liem Sioe Liong dan Bob Hasan.
 Konon orang Cina yang juga dijadikan partner oleh Soeharto bernama Tek
 Kiong. Pria ini disebut-sebut sebagai adik Soeharto.
 Tak hanya Tek Kiong adik Soeharto. Di Solo 

[mediacare] Pregnant RI worker raped brutally in Malaysia

2007-09-30 Terurut Topik Sunny
http://www.thejakartapost.com/detailgeneral.asp?fileid=20070930194820irec=2 

 

Pregnant RI worker raped brutally in Malaysia 

 

KUALA LUMPUR (Antara): A two-month pregnant Indonesian woman worker was 
brutally raped by 12 Malaysians early this month, the Indonesian consulate in 
Johor Bahru, Malaysia said Sunday. 

10 of the alleged rapists have been detained by the Malaysian Police, it added. 

The victim, RS, 21, who originates from Lampung, Sumatra, initially worked as a 
maid in Klang, Selangor, but she ran away three months after working there. She 
later married to an Indonesian man worker, identified as MM, Antara reported. 

On Sept. 7, 2007, they got an unexpected visit from two Malaysians who 
introduced themselves as policemen. The two told them to follow their 
instruction, and finally raped RS in a local hotel. After the rape, they called 
their buddies to follow suit. 

We condemn the rape. It is inhumane. Robbery, beating, and arrest by Malaysian 
citizens who claimed themselves from the police against Indonesian workers have 
happened so many times, Didik Tirmardjono of the Indonesian consulate in Johor 
Bahru said Sunday


[mediacare] Masyarakat Bali Minta Amrozy Tetap Dieksekusi

2007-09-30 Terurut Topik Sunny

Masyarakat Bali Minta Amrozy Tetap Dieksekusi


Sabtu, 29 September 2007 | 09:28 WIB 
TEMPO Interaktif, Jakarta:
Jaksa Agung Hendarman Supandji diminta untuk tetap menjadwalkan dan 
mempersiapkan eksekusi Amrozy dkk tanpa menunggu pengajuan grasi. Hal itu untuk 
menjamin adanya kepastian hukum dan mencegah para terpidana mengulur-ulur 
waktu. Apalagi mereka sudah berkali-kali menyatakan tidak akan mengajukan 
grasi, kata Wakil Ketua DPRD Bali IGK Adhiputra, Sabtu (29/9).


Dia menegaskan, eksekusi setelah PK ditolak adalah tuntutan UU. Itu bukan 
hanya tuntutan kami. Apalagi sudah jelas PK Kedua tidak ada tempatnya di sistim 
hukum kita, kata dia. 

Anggota DPD RI asal Bali I Wayan Sudhirta SH menegaskan, penjadwalan dan 
persiapan eksekusi perlu dilakukan untuk menunjukkan adanya kepastian hukum. 
Adanya peluang untuk mengajukan grasi, memang harus dihormati. Tapi ia meminta 
Jaksa Agung bertindak pro-aktif dalam hal ini dengan segera menghubungi para 
terpidana atau pengacaranya untuk menanyakan, apakah mereka akan mengajukan 
grasi ataukah tidak.

Mereka juga harus diberi tenggang waktu untuk menjawab pertanyaan itu. Menurut 
dia, hal itu tidak sulit karena ketiga terpidana kini berada dalam penjara. 
Kalau tidak, masyarakat Bali akan menganggap Jaksa Agung tidak sensitif. 
Padahal selain korban langsung sampai saat ini pariwisata Bali masih menjadi 
korban,  ujarnya. Rofiqi Hasan 

[mediacare] Pengkhianatan G-30-S/PKI!

2007-09-30 Terurut Topik Sunny
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2007093001025615

  Minggu, 30 September 2007 
 
  BURAS 
 
 
 
Pengkhianatan G-30-S/PKI! 

   
  H.Bambang Eka Wijaya:

  JUTAAN buku sejarah sekolah lanjutan dimusnahkan Kejaksaan Agung di 
seantero Tanah Air! Pasalnya, di dalamnya peristiwa pengkhianatan G-30-S tanpa 
menyebutkan PKI--Partai Komunis Indonesia--sebagai pelakunya! ujar Umar. 
Padahal, dalam setiap proses sejarah, pelaku atau aktornya merupakan faktor 
sentral!

  Di sisi lain, justru mengalir deras dorongan untuk mengungkap 
pembantaian terhadap jutaan anggota PKI dan organisasi-organisasi mantelnya! 
sambut Amir. Terkesan kuat usaha mendiskredit penguasa zaman itu dan 
pendukungnya telah melakukan holocaust!

  Pokoknya sejarah mau dibuat seperti balon! tukas Umar. Satu pihak 
memencet satu sisi untuk menggelembungkan sisi yang lain, pihak lain memencet 
sisi sebelah pula untuk menggelembungkan sisi lainnya!

  Kecenderungan seperti itu tak boleh terjadi karena dengan demikian 
sejarah hanya akan menjadi produk manipulasi demi kepentingan pihak-pihak 
tertentu saja! Sekaligus, sejarah akan kehilangan makna esensialnya, yakni 
kebenaran! timpal Amir. Sebab itu, perlu kesepakatan baru untuk menulis 
sejarah secara benar dan komprehensif dari semua sisinya! Hanya dengan 
demikian, generasi muda penerus bangsa ini bisa mempelajari sejarah secara 
benar, sehingga bisa menarik pelajaran agar peristiwa serupa tak terulang!

  Dengan pengkhianatan G-30-S/PKI itu ditulis secara benar, generasi muda 
akan dapat mengetahui betapa buruknya partai politik yang menghalalkan segala 
cara untuk mencapai tujuan seperti PKI! tegas Umar. Sebaliknya, jika ditulis 
secara benar pula, pembantaian terhadap anggota PKI itu bisa membuat generasi 
muda mawas diri bahwa hanya mengumbar nafsu membalas dendam manusia bisa lebih 
buas dari binatang!

  Itu menunjukkan sejarah yang benar sarat nilai yang jika dalam proses 
belajar mendapat pengarahan berorientasi pada keluhuran budi manusia, akan bisa 
membentuk kepribadian manusia makin beradab! sambut Amir. Nilai-nilai sejarah 
juga menjadi cermin bagi generasi penerus untuk melihat dirinya agar mengetahui 
kelemahan historis warga masyarakatnya, guna memperkokoh tekad untuk menjadi 
manusia yang lebih baik!

  Hanya kebenaran yang bisa memunculkan penilaian tentang baik dan buruk 
sebagai modal untuk bersikap benar menurut ajaran etika-moral! tegas Umar. 
Tanpa kebenaran sejarah, orang bisa terperosok mengagung-agungkan yang 
sesungguhnya salah! Jika itu terjadi, kesalahan masa lalu akan terus berlanjut, 
sehingga mencapai suatu posisi point of no return dalam kesalahan! Ini bisa 
menjerumuskan bangsa dalam kondisi serbasalah, tak mudah mencari 
ujung-pangkalnya untuk keluar dari situasi serbarunyam!

  Hal itu bisa terjadi karena beralas sejarah yang dimanipulasi, penjahat 
besar malah tampil sebagai pahlawan yang dipuja-puji, sedang pahlawan 
sesungguhnya malah tergilas! timpal Amir. Pengkhianatan G-30-S/PKI harus 
dipelajari secara komprehensif betapa buruk kejadian dan akibatnya, telah 
menjadi noktah hitam berkepanjangan dalam kehidupan bernegara-bangsa! 
 
bening.gifburas.jpg

[mediacare] Aidit dan G30S

2007-09-30 Terurut Topik Sunny
http://www.suarapembaruan.com/News/2007/09/29/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Aidit dan G30S 
Oleh Iwan Gardono Sujatmiko 


Peristiwa G30S yang telah terjadi lebih dari 40 tahun lalu masih menarik 
dianalisis. Peristiwa tersebut dapat dilihat dari perspektif makro sebagai 
pembunuhan anggota PKI, penghancuran organisasi PKI, kudeta dan perebutan 
kekuasaan, revolusi sosial yang gagal, atau ideologi yang gagal. 

Sementara itu, secara mikro atau peran aktor, dikelompokkan menjadi enam pola: 
PKI dan Biro Khususnya, Klik AD, CIA/AS, Inggris-CIA, Presiden Sukarno, dan tak 
ada pelaku tunggal (Bayang-Bayang PKI ; ISAI, 1995). Terdapat pula analisis 
yang menyatakan keterlibatan Soeharto (Wertheim; Latief, Hanafi). Pembahasan 
berikut akan mengaitkan faktor mikro, khususnya Aidit, dengan strategi PKI dan 
partai-partai komunis. 


Strategi Komunis dan PKI 

Mayoritas upaya perebutan kekuasaan oleh partai komunis dilakukan dengan 
kekerasan dan dikategorikan menjadi empat pola (Cyril Black, 1964): revolusi 
domestik (Albania, RRT, Vietnam Utara, Yugoslavia, Rusia; namun gagal antara 
lain di Jerman dan Hongaria 1919); revolusi dari luar (negeri) (Bulgaria, 
Cekoslowakia, Jerman Timur, Hongaria, Mongolia, Korea Utara, Polandia, Rumania; 
namun gagal di Polandia/ 1920, Gilan/Iran, Finlandia/1939, Korea Selatan/1950); 
revolusi dari atas (Kuba); dan revolusi melalui pemilu (Kerala/India, San 
Marino/Italia, bukan tingkat nasional). 

Selain itu partai komunis juga ikut dalam koalisi di Spanyol, Prancis, Italia, 
Islandia, Cile, dan Guatemala. Setelah tahun 1964 terdapat beberapa negara yang 
(sempat) menjadi komunis seperti Afghanistan, Vietnam Selatan, dan Laos (dari 
luar dan dalam), dan Kamboja (kombinasi atas/Sihanouk dan dari luar/RRT). 

Saat itu PKI menerapkan strategi radikal dari dalam, yang mencakup buruh, tani 
dan infiltasi tentara (Metode Kombinasi Tiga Bentuk Perjuangan/MKTBP) dan 
mendapat tantangan dari pihak non-PKI. Upaya melalui pemilu juga terhambat 
karena ditundanya pemilu. Sementara itu revolusi dari luar agak sulit karena 
adanya perang dingin dan Indonesia terpisah dari negara komunis walaupun ada 
tawaran bantuan (senjata) dari RRT. Akhirnya, Aidit memilih konflik elite 
atau revolusi dari atas, dengan membonceng Sukarno (Nasakom) setelah 
mempelajari kasus Kuba dan Aljazair (Olle Tornquist, Dilemmas of Third World 
Communism: The Destruction of the PKI in Indonesia, 1984). 

Kasus Kuba menunjukkan bagaimana Castro yang awalnya bukan komunis menggunakan 
partai komunis. Dalam kasus Aljazair, partai komunisnya sebenarnya 
berkesempatan mengubah kudeta yang progresif (dari atas) menjadi revolusi (dari 
bawah). 


Peran Aidit 

John Roosa dalam bukunya, Pretext for Mass Murder: The September 30th Movement 
and Suharto's Coup d'Etat in Indonesia, 2006, menunjukkan bahwa peran Aidit 
bukan hanya pasif namun sangat dominan. Tesis ini sebenarnya telah dikemukakan 
dalam Nugroho Notosusanto dan Ismail Saleh; Buku Putih Orde baru, Tornquist; 
Brackman; dan pernyataan Sudisman, Subekti, dan Munir di Mahmilub. 

Demikian pula Sukarno dalam pidato Pelengkap Nawaksara menyatakan Peristiwa 
G30S ditimbulkan oleh keblingeran pimpinan PKI, selain subversi nekolim dan 
oknum-oknum yang tidak benar. Namun Roosa mendukung tesisnya dengan berbagai 
sumber yang baru, yakni wawancara dengan Hasan (nama samaran pimpinan PKI 
yang mengetahui Biro Khusus), Iskandar Subekti (sekretaris pribadi Aidit), 
serta 30 informan termasuk beberapa rekan Aidit serta Syam. Selain itu Roosa 
menggunakan sumber tertulis yakni Tiga Faktor Penyebab G30S oleh A Karim DP 
(1999); Otobiografi Hasan (1998), dan Dokumen Suparjo yang menurutnya dapat 
dipercaya karena telah dicek silang dengan beberapa sumber. 

Dalam buku tersebut Aidit dikatakan pernah membahas kudeta di Aljazair di mana 
Kolonel Harri Boumediene menggulingkan Presiden Ben Bella pada 19 Juni 1965. 
Saat itu Aidit menyarankan agar partai komunis Aljazair mendukung kudeta 
progresif tersebut menjadi revolusi. 

Adanya Dewan Revolusi di Aljazair itu bahkan menjadi inspirasi Aidit untuk 
diterapkan dalam kasus Indonesia. Sebenarnya inspirasi Kuba dan Aljazair itu 
pernah dibahas secara singkat oleh buku Tornquist (1984) namun tidak menjadi 
rujukan buku Roosa. 

Dalam buku Roosa, Aidit dan kelompok kecilnya (Sudisman, Oloan Hutapea, Lukman 
dan Rewang) sangat terlibat dalam rencana gerakan. Dalam pertemuan mereka Aidit 
menyarankan pembentukan Dewan Revolusi sebagai upaya Nasakomisasi yang 
terdiri dari militer dan tidak mencerminkan PKI. Aidit menyatakan kudeta 
seperti di Aljazair tidak akan mengubah perimbangan kekuasaan, namun hal itu 
akan dapat meradikalisasi massa serta meningkatkan tuntutan (buku Tornquist). 
Dalam rencananya, strategi Aidit tersebut membonceng Sukarno dan akhirnya PKI 
diharapkan dapat berkuasa. 


Peristiwa G30S 

Berdasarkan berbagai data baru (Roosa) dan sumber lainnya dapat direkronstruksi 
peran Aidit, strategi PKI, dan partai komunis. 

[mediacare] 'Orang Kaye Disuap, Tuh!'

2007-09-29 Terurut Topik Sunny
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2007092801103814

  Jum'at, 28 September 2007 
 

  BURAS
 
 
 
 

'Orang Kaye Disuap, Tuh!' 


   
  H.Bambang Eka Wijaya:

  DI Stasiun Gambir, Edo masuk WC umum. Keluar dari WC ia berikan selembar 
lima ribuan ke penjaga kotak duit bayaran WC. Tak ada kembalian! ujar penjaga 
kotak. Kasih uang pas aja, buang air kecil dua ribu! Tau supaya pas, silakan 
buang air besar, tarifnya tiga ribu!

  Aku buru-buru! entak Edo. Ditukar uang dari kotak, dong!

  Kunci kotaknya dibawa bos! jawab penjaga.

  Bosnya pergi ke mana? kejar Edo.

  Salat, ke Istiqlal! jelas penjaga. Dari zuhur, biasanya bakda asar 
baru kembali!

  Kok jauh dan lama sekali? timpal Edo. Gini aja, kukasih sisa recehanku 
seribu, ya?

  Nanti kalau dia hitung uangnya ganjil, aye disalahin! jawab penjaga.

  Uang yang seribu jangan masukin kotak, kau kantongi aja! bujuk Edo.

  Mau nyuap gue? tukas penjaga menatap Edo. Orang puase disuap, ntar 
batal! Nggak useh, ye...! Jangan kate sebab miskin gini gue tergode! Kemarin 
orang kaye lagi puase disuap siang bolong ditangkep, tuh!

  Kembali ke bahasa Indonesia yang baik seperti tadi! Aku tak ngerti 
omongan gado-gado Jakarte! pinta Edo. Orang kaye mana yang ditangkap?

  Di Kebayoran! Ramai dibicarakan orang! jawab penjaga. Itulah, orang 
kaye, banyak duit, gaji besar, masih mau disuap! Itu terjadi bulan puasa, 
ketika setan-setan diborgol!

  Yang mereka bicarakan orang kaye bukan orang kaya seperti dalam dialek 
Betawi, tapi orang KY singkatan Komisi Yudisial! tegas Edo. Kata 
pengacaranya, dia tertangkap justru saat ditugaskan untuk melakukan jebakan 
atas kasus penyuapan yang harus diungkap! Soalnya, jabatan orang itu 
koordinator bidang pengawasan, keluhuran martabat dan perilaku hakim! Jabatan 
mulia dan terhormat!

  Kalau aku dapat jabatan semulia itu, gajinya puluhan juta sebulan, kagak 
mikir macem-macem deh! sambut penjaga WC. Bisa kerja jaga WC saja sudah 
syukur! Sedang orang itu, masak tak sadar dapat kedudukan mulia godaannya juga 
besar! Itu akibat lupa bersyukur, tanpa bantuan setan pun dia terjerumus dalam 
siksa yang pedih! Itu baru siksa dunia, belum di sono-nya lagi nanti!

  Tapi itu bukan semata salahnya orang itu! tegas Edo. Kesalahan pertama 
terletak pada panitia seleksi anggota Komisi Yudisial, tanpa kecuali tim 
seleksi yang berada di eksekutif atau legslatif! Kalau pilihannya benar, hal 
itu tak perlu terjadi!

  Kayaknya memang susah memilih orang untuk jabatan mulia begitu! timpal 
penjaga. Ibarat memilih buah dari pohon yang baik pun, dalam perjalanan karena 
hawa panas atau jalan yang rusak, bisa saja buahnya lantas jadi busuk! Dahulu 
tokoh-tokoh pilihan dari pohon yang baik di KPU, juga begitu!

  Justru tokoh-tokoh pilihan itu yang harus menciptakan iklim dan jalan 
yang baik dalam perjalanan bangsa! tegas Edo. Dengan kata lain, mereka itu 
harus seperti ragi yang membuat tape jadi manis! Karena raginya selalu salah, 
kita pun jadi bangsa tape malang yang kecut!

  Seleksi tokoh buat kedudukan mulia begitu paling tepat diuji dengan 
menjaga kotak duit WC umum! sambut penjaga. Kalau sabar hingga isi kotak 
tetap utuh dan bersyukur atas keberkahan usahanya, baru dia layak dan patut! 
Sebab, kalau benar perilakunya seperti itu, untuk jadi penjaga kotak WC saja 
tak layak, apalagi patut! ***
 

bening.gifburas.jpg

Re: [mediacare] YAHUDI lagi....

2007-09-29 Terurut Topik Sunny
Dear Sensei,

I'm  not in favour of heavenly business, but believe or not, the verse 5:51 is 
: Believers take neither Jews nor Christians for your friends and 
protectors.They are friends and protectors of one another. Whoever of you seeks 
their friendshipand supports them shall become one of their number. Allah does 
not guide the wrongdoers.
 

  - Original Message - 
  From: Deddy Mansyur 
  To: mediacare@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, September 28, 2007 9:09 PM
  Subject: Re: [mediacare] YAHUDI lagi


  Istri saya orang amrik, bule dan YAHUDI.
  Gimana tuh..apakah saya harus dibakar hidup-hidup.

  Salam,
  sensei deddy mansyur
  university of houston
  www.uh.edu/shotokan 

  FYI:
  Dulu sewaktu masih dibangku SD, saya pernah sekolah di madrasah di Cipete, 
JakSel.

- Original Message - 
From: Sunny 
To: mediacare@yahoogroups.com 
Sent: Friday, September 28, 2007 10:39 AM
Subject: Re: [mediacare] YAHUDI lagi


Tidak boleh bersahabat dengan Yahudi dan Nasrani itu sudah diatur oleh 
Allah. Kalau Anda tidak percaya, silahkan buka Al Quran dan lihat pada ayat 
5:51. Mengapa tidak boleh bersahabat? Tentunya disebabkan kebencian. 

Jadi Allah itu rasis?  Hehehehe.

  - Original Message - 
  From: Willy Samosir 
  To: mediacare@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, September 28, 2007 11:54 AM
  Subject: Re: [mediacare] YAHUDI lagi


  kebodohan aj si pak, soalnya benci yahudi itu kan krn rasis aj 
sebenernya..lebih lagi, yahudi itu kan suku yang berasal dari keturunan anak 
ke-4-nya nabi yakub alias israel..mgkn kebencian pada yahudi jg dsebabkan 
krn adanya neo-nazi..eh tp klo dblg yahudi jenius musik saya krg setuju jg, krn 
Johann Sebastian Bach, Beethoven, bahkan Kurt Cobain, Pance F. Pondaag dan 
Benyamin Su'eb itu ga ada yahudi2nya..


  - Original Message 
  From: roi8890 [EMAIL PROTECTED]
  To: mediacare@yahoogroups.com
  Sent: Friday, 28 September, 2007 10:03:04 AM
  Subject: Re: [mediacare] YAHUDI lagi


  bukannya Yahudi itu 'dikutuk' punya otak yang encer
  ya?
  coba deh riset pelaku bisnis top di dunia, gw pikir
  sih mayoritas orang yahudi juga.
  Coba juga riset penerima nobel...

  --- Henny [EMAIL PROTECTED] n.com wrote:

   Saat ini saya sedang menyusun dan mempelajari
   musical dari beberapa Broadway Musical al seperti:
   - West Side Story
   - Man of La Mancha
   - The Sound of Music
   - The Full Monty
   - Annie
   - Fiddler on The Roof
   
   Ternyata karya-karya musical besar majority dibuat
   oleh tokoh-tokoh keturunan Yahudi dan kelahiran New
   York tahun 1895-1930. Kebanyakan adalah kelahiran
   1918 dan salah satu yang tidak asing tentunya
   Leonard Berstein. Pasti deh banyak yang tahu
   karyanya sebutkan saja Somewhere, Tonight, Maria. 
   
   Bukan hanya karya mereka menerima Oscar, Grammy,
   Emmy, Tony bahkan Pulitzer.
   
   Sutradara West Side Story Mr. Jerome Robbins
   ternyata belajar menari dari Yeichi Nimura. Wah
   keturunan Jepang gimana ini koq bisa ..dan
   gimana ya mau bersaing ternyata banyak sekali yang
   beberapa langkah mendahului kita ya.
   
   Yang istimewa adalah David Yazbeck kelahiran
   tahun1960 dalam The Full Monty. Beliau berasal dari
   ayah keturunan Yahudi dan ibu keturunan Arab. Musisi
   ulung ini diusia 26 tahun sdh memenangkan Emmy
   selain menulis juga menjadi producer terhadap group
   band dan musisi besar lainnya seperti Queen, Tito
   Puentes. 
   
   Ini belum termasuk beberapa Yahudi lainnya seperti
   Irving Berlin kelahiran tahun 1888 yg berimigrasi ke
   US tahun 1893. Siapa nggak kenal lagu White
   Christmas, Always, Blue Skies, God Bless America,
   Anything You Can do (I can do better), Change
   Partner, Cheek to cheek. Let your self Go , How deep
   is the Ocean, Let face the music and dance
   
   Wadduh saya nggak habis pikir apa ya alasan orang
   membenci YAHUDI ya.kayaknya bukan agama saja lho
   MAS..tapi SIRIK juga kali ya. Tapi aku koq
   nggak ada tuh rasa bencinya, malah kagum. Mungkin
   karena tak pernah diajarkan membenci kali ya
   
   Aduh.Ini aku yang salah tempat dilahirkan
   ataukah mereka yang salah
   terdampar... pusing. ..tapi pasrah deh...takdir.
   HH

   _ _ _ _ _ _
  Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who 
knows. Yahoo! Answers - Check it out. 
  http://answers. yahoo.com/ dir/?link= listsid= 396545433






--
  For ideas on reducing your carbon footprint visit Yahoo! For Good this 
month

[mediacare] Besi Jembatan di Membalong Dicuri

2007-09-29 Terurut Topik Sunny
Refleksi: Apa saja yang belum dicuri?

http://www.bangkapos.com/berita.php?id=57827halaman=2topik=76



Besi Jembatan di Membalong Dicuri


Sabtu, 29 Sep 2007 01:10
MEMBALONG, POS BELITUNG -- Aksi pencurian besi Jembatan Kubu di Tanjungpandan 
ternyata bukan satu-satunya kasus yang terjadi di Kabupaten Belitung. Sejumlah 
jembatan di daerah Kecamatan Membalong ternyata juga menjadi sasaran para 
penjahat hingga besi-besinya hilang.Informasi dari kalangan DPRD Kabupaten 
Belitung menyebutkan, jembatan-jembatan di wilayah Desa Simpang Rusa hingga 
Desa Membalong yang dijarah besinya itu berada di bawah wewenang pemeliharaan 
Dinas Kimpraswil Provinsi Babel. 

Kondisi ini membuat risih anggota DPRD Kabupaten Belitung Budiarti SSos dan 
Zuhaidi SAg. Anggota DPRD asal pemilihan Kecamatan Membalong itu mengimbau 
instansi terkait agar dapat mengawasi keselamatan aset negara tersebut. Mereka 
juga berharap polisi dapat segera mengungkap dan menangkap pelaku pencuri besi 
jembatan tersebut. 

Berdasarkan pengecekan di lapangan, ada sejumlah jembatan yang berada di 
antara wilayah Simpang Rusa sampai Desa Membalong banyak hilang besi 
jembatannya. Diperkirakan besi-besi itu hilang dicuri dengan cara digergaji 
oleh orang yang tak bertanggungjawab. Karena itu, semua instansi terkait harus 
bisa menindaklanjutinya, ungkap Budiarti kepada Grup Bangka Pos, Kamis (27/9). 

Budiarti mengungkapkan, kasus serupa sebelumnya juga terjadi di kawasan Desa 
Simpang Rusa, Aik Merah, Lassar, dan Desa Perpat. Ia sangat menyayangkan adanya 
aksi pencurian besi jembatan ini. Apalagi keberadaan besi jembatan itu sangat 
berguna bagi keamanan kendaraan atau warga. 

Kita khawatir jika tidak dilakukan pengawasan secara ketat akan memberikan 
peluang bagi pelaku untuk mencuri besi-besi jembatan lainnya, kata Budiarti. 

Hal senada juga dikemukakan Zuhaidi. Praktik pencurian besi jembatan di 
Membalong ini, menurut Zuhaidi, tak jauh berbeda dengan kasus yang menimpa besi 
Jembatan Kubu Desa Air Saga yang pelakunya berhasil dibekuk polisi beberapa 
waktu lalu. 

Zuhaidi memperkirakan pencurian besi itu menggunakan alat pemotong besi atau 
gergaji besi untuk memotong besi jembatan. 

Kami sudah meminta warga untuk dapat turut serta mengawasi keberadaan 
besi-besi jembatan itu, karena warga juga sebagai pihak yang menggunakan 
jembatan tersebut. Begitu juga dengan aparat kepolisian, kami minta untuk 
mengungkap dan menangkap aksi pencurian itu, kata Zuhaidi kepada harian ini, 
Jumat (28/9). 

Himbauan dua anggota dewan ini mendapat dukungan anggota Komisi II DPRD 
Kabupaten Belitung Harpan Effendi SH. Harpan mengimbau semua pihak untuk ikut 
menjaga dan mengawasi aset tersebut, mengingat jembatan merupakan aset daerah 
yang secara otomatis juga adalah aset negara. 

Terkait masalah ini, Plt Kepala Kantor Kimpraswil Provinsi Babel di Belitung, 
Agus, ditemui harian ini, Kamis (27/9), menyatakan, pihaknya belum mengetahui 
adanya kasus pencurian besi jembatan-jembatan di wilayah Kecamatan Membalong. 
Agus berencana melakukan pengecekan langsung keberadaan jembatan yang 
dikabarkan besinya hilang tersebut. 

Kita akan lakukan antisipasi terhadap persoalan itu, agar tidak terjadi lagi 
aksi pencurian terhadap besi jembatan tersebut, kata Agus. 

Kapolres Belitung AKBP Drs Manshuri melalui Kapolsek Membalong Ipda Situngkir 
kepada harian ini, Kamis (27/9), mengatakan pihaknya akan menyelidiki kasus 
pencurian besi jembatan ini. Hasil pengamatan lapangan, diperkirakan aksi 
pencurian itu terjadi sekitar dua bulan lalu. 

Begitu menerima laporan tentang pencurian besi jembatan itu, kita langsung 
tindaklanjuti dengan melakukan pengawasan ke lapangan. Memang ada oknum warga 
yang kita curigai sebagai pelakunya, tapi belum bisa diungkap karena belum ada 
cukup bukti yang kuat, kata Situngkir. (sya)

[mediacare] Masyarakat, hukum dan kekuasaan

2007-09-29 Terurut Topik Sunny
http://www.indomedia.com/poskup/2007/09/28/edisi28/opini.htm


Masyarakat, hukum dan kekuasaan

(Mengenang setahun Tibo, Marinus dan Dominggus)

Oleh Simon Tukan 

FABIANUS Tibo, Marinus Riwu dan Dominggus da Silva adalah tiga nama yang telah 
banyak mengisi halaman-halaman penegakan hukum di Indonesia. Mereka didakwa 
sebagai dalang kerusuhan Poso dan pembunuh banyak orang di Poso serta divonis 
dengan hukuman mati oleh semua tingkat pengadilan di Indonesia. Vonis tersebut 
menuai protes banyak kalangan baik di dalam maupun di luar negeri sampai 
Kejaksaan Agung mengeksekusi hukuman tersebut setahun yang lalu, tepatnya pada 
22 September 2006. 

Kematian mereka patut dikenang. Sebab peristiwa yang menimpa mereka telah 
menorehkan kekelaman baru dalam sejarah penegakan hukum di Indonesia. Tulisan 
ini mau merefleksikan hubungan antara masyarakat, hukum dan kekuasaan dalam 
konteks penegakan hukum di Indonesia. Pertanyaan pokok di sini adalah bagaimana 
hubungan antara masyarakat, hukum dan kekuasaan? Bagaimana penerapannya dalam 
konteks penegakan hukum di Indonesia, khususnya dalam penyelesaian kasus 
kerusuhan Poso.

Hukum merupakan seperangkat aturan yang dibuat oleh manusia yang saling 
berhubungan dalam suatu masyarakat untuk mengatur tingkah laku manusia dan 
melindungi kepentingan manusia dalam masyarakat agar anggota-anggota masyarakat 
tidak saling merugikan. Pelaksanaan fungsi hukum tersebut bertujuan untuk 
menciptakan tatanan masyarakat yang tertib, menciptakan ketertiban dan 
keseimbangan dalam masyarakat. Di Indonesia hukum dibuat untuk melindungi 
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan 
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan 
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan 
sosial. Jadi hukum sesungguhnya dibuat oleh manusia untuk kepentingan manusia, 
bukan sebaliknya manusia untuk hukum.

Agar supaya hukum bisa mencapai tujuannya diperlukan kekuasaan untuk menerapkan 
hukum dalam masyarakat. Kekuasaan diperlukan untuk memaksakan penerapan hukum 
melalui pemberian sanksi kepada para pelanggar hukum. Kekuasaan memberikan 
kekuatan kepada hukum untuk melaksanakan fungsinya.Tanpa kekuasaan, hukum hanya 
tinggal sebagai keinginan-keinginan atau ide-ide belaka. Dalam masyarakat yang 
kompleks (modern), hukum dibuat oleh kekuasaan yang sah. Karena itu hukum pada 
hakekatnya adalah kekuasaan itu sendiri.

Hukum sebagai kekuasaan berfungsi mengatur tingkah laku manusia, mengusahakan 
ketertiban dan membatasi ruang gerak setiap individu. Dalam pelaksanaannya, 
kekuasaan yang bersumber pada hukum dijalankan oleh seseorang atau sekelompok 
orang yang diberi hak oleh masyarakat. Hak untuk berkuasa tersebut dibatasi 
oleh sejumlah kewajiban sehingga kekuasaan itu bersifat terbatas, tidak mutlak. 
Kekuasaan dalam pengertian ini digunakan untuk menegakan hukum, melaksanakan 
fungsi hukum, agar hukum mencapai tujuannya. Kekuasaan digunakan untuk 
memberikan perlindungan kepada manusia dan kepentingan-kepentingannya.

Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum, maka para pemegang kekuasaan 
harus memberikan perlindungan kepada warga masyarakat yang telah memberi mereka 
kekuasaan untuk menegakkan hukum. Jika ada warga negara yang melanggar hukum 
maka, hukuman yang diberikan kepadanya harus didasarkan pada asas persamaan di 
depan hukum dan oleh pengadilan yang bebas dari segala pengaruh kepentingan apa 
pun. Kekuasaan harus tunduk kepada pengaturan hukum yang mendasarinya. Hanya 
kekuasaan yang tunduk kepada ketentuan-ketentuan hukum dapat menjamin dan 
melindungi setiap warga negara.

Dalam kasus yang menimpa Fabianus Tibo dkk, kekuasaan hukum tersebut 
disalahgunakan. Hukum tidak menjadi dasar bagi penyelesaian kasus kekerasan di 
Poso dan pemulihan keamanannya. Para penegak hukum, yaitu polisi, hakim, jaksa 
yang didukung oleh advokat (pengacara) tidak bekerja berdasarkan hukum yang 
berlaku. Ketaatan hukum dalam penyelesaian kasus Poso, hanya pro forma. Tibo 
dkk adalah korban dari ketidakmampuan para penegak hukum untuk bekerja menurut 
hukum yang benar dan independen. 

Hukum digunakan sebagai alat untuk melegitimasi kepentingan sesaat baik ekonomi 
maupun politik dari seseorang atau pun sekelompok orang dalam masyarakat. 
Dengan kata lain, dalam penyelesaian kasus Poso yang berlaku adalah hukum 
kekuasaan. Artinya, kekuasaanlah yang menentukan keputusan-keputusan 
pengadilan, sehingga betapapun Tibo dkk belum terbukti secara sah dan 
meyakinkan sebagai pelaku kerusuhan Poso yang membunuh banyak orang, mereka 
tetap dihukum mati. Mereka dibunuh untuk memenuhi kehendak kekuasaan tanpa ada 
perlindungan sedikitpun.

Hukum kekuasaan menempatkan hukum hanya untuk yang berkuasa. Hukum 
disalahgunakan dan dipakai semata-mata untuk menegakkan kepentingan pihak yang 
berkuasa. Dalam peristiwa Tibo dkk, segala prosedur hukum yang ditempuh selama 
proses peradilan mengikuti kehendak para penguasa. 

[mediacare] Mengenang Tragedi 1965

2007-09-29 Terurut Topik Sunny
SUARA MERDEKA
Sabtu, 29 September 2007

Mengenang Tragedi 1965 
  a.. Oleh FS Swantoro 
TRAGEDI berdarah 1965 sampai sekarang masih menyisakan misteri. Konflik politik 
PKI vs TNI-AD ini menjadi noda hitam politik Indonesia. Diperkirakan sejuta 
warga sipil terbunuh dalam konflik itu. 

Pertanyaannya siapa dalang di balik peristiwa itu? Apa motif tragedi tersebut 
dan berapa korban yang mati sia-sia? Pertanyaan itu meski telah muncul 42 tahun 
silam, sampai sekarang menjadi misteri yang belum terungkap.

Ada beberapa versi tragedi itu. Pertama, versi resmi pemerintah seperti Buku 
Putih terbitan Sekretaris Negara (1994) atau tulisan Nugroho dan Ismail Saleh 
(1968), menyebutkan tragedi 1965 dilakukan PKI. Melakukan kudeta dengan 
merekrut perwira TNI-AD untuk menghancurkan Jenderal TNI-AD yang ingin merebut 
kekuasaan. Kedua,versi seperti ditulis Anderson dan McVey dikenal Cornell 
Paper. Disebutkan, upaya pemberontakan adalah urusan intern TNI-AD versus PKI 
yang terlibat secara insidental. 

Versi ketiga, terwakili Harold Crouch (1999) menyebutkan upaya kudeta merupakan 
usaha bersama PKI dengan perwira TNI-AD pembangkang. Tiap kelompok punya motif 
berbeda menghancurkan Dewan Jenderal.

Awal September 1965 muncul rumor yang menyebutkan PKI melancarkan isu Dewan 
Jenderal akan merebut kekuasaan pada 5 Oktober 1965. Susunan Kabinet Dewan 
Jenderal yang dicatat dalam Buku Putih itu hampir sama dengan yang diungkap 
Letkol Untung dan Nyono, Ketua CC PKI. Munculnya isu Dewan Jenderal itu sampai 
sekarang masih misterius, pelakunya tak pernah terkuak.

Isu itu dipicu merosotnya kondisi kesehatan Presiden Soekarno. Diperkirakan 
Bung Karno bisa meninggal mendadak jika tidak mendapat perawatan intensif. 

Dua pekan kemudian muncul pamflet mengungkap detail rapat PKI, membahas 
kemungkinan mengambil alih kekuasaan andai kata Bung Karno meninggal. Isi 
pamflet itu menimbulkan kecemasan di kalangan perwira AD, karena memuat daftar 
nama jenderal yang akan dihabisi. Sebaliknya, PKI mendapat pamflet gelap berisi 
rencana Dewan Jenderal untuk merebut kekuasaan dan mengeksekusi elite PKI. Ini 
konflik PKI VS TNI AD yang menegangkan. 

Dua minggu sebelum meletusnya G-30-S/PKI, Dubes AS di Jakarta, Marshall Green 
minta CIA meningkatkan propaganda menyerang Bung Karno. Laporan intelijen 
Inggris menyiarkan berita menyesatkan. Muncul berita tentang kapal bermuatan 
senjata China untuk PKI sedang berlayar menuju Jakarta. (Ralph McGehee; The 
Indonesian Massacres and the CIA). Mantan veteran CIA itu menyebut ada rekayasa 
disinformasi. Kemudian dibuat dokumen palsu hingga sulit dibedakan dengan yang 
asli, seperti dokumen tentang daftar nama jenderal yang akan dibunuh. CIA 
berhasil menimbulkan ketegangan antara PKI dengan TNI-AD yang menjadi pemantik 
penyulut tragedi.

PKI Versus TNI-AD 

Puncak konflik politik ketika kelompok perwira dipimpin Letkol Untung, 
menyodorkan anggota Dewan Jenderal kepada Bung Karno. Namun atas perintah Syam 
Kamaruzaman Dewan Jenderal itu harus dieksekusi. Syam yang disebut tokoh 
misterius menurut berbagai versi, pernah menjadi kader PSI, dan menjadi intel 
Kodam Jaya yang disusupkan PKI. Dia mengaku kepada aparat yang memeriksa dalam 
suatu penyidikan, Syam adalah kader kepercayaan DN Aidit untuk membentuk Biro 
Khusus yang tugasnya menginfiltrasi TNI-AD. 

Anehnya, tak satu pun jajaran anggota Politbiro PKI mengetahui Biro Khusus itu 
dan di mana Syam berada. Suatu hal yang sama misteriusnya dengan Aidit yang 
dieksekusi TNI-AD di Boyolali. Eksekusi itu menutup kemungkinan pembuktian Biro 
Khusus PKI.

Peter Dale Scott, melihat banyak kejanggalan. Dalam siaran di RRI, Letkol 
Untung mengatakan Presiden Soekarno aman di bawah lindungan Dewan Revolusi. 
Padahal Bung Karno berada di Halim Perdana Kusuma. 

Dalam susunan Dewan Revolusi Letkol Untung sama sekali tidak pernah menyebut 
Bung Karno terlibat tragedi 1965. Anehnya di seberang RRI adalah markas Kostrad 
yang tidak pernah tersentuh. Sama seperti Biro Khusus PKI peran Letkol Untung 
sulit diketahui. Ia sama seperti Aidit dieksekusi dalam pelariannya di Jawa 
Tengah. 

Sedangkan Kol Latief dalam pledoinya menyebut dekat dengan Mayjen Soeharto dan 
sudah dua kali menyampaikan informasi mengenai rencana kudeta Dewan Jenderal 
itu. Namun, Soeharto tidak memberi reaksi karena sedang menunggui Tommy anaknya 
yang sakit di RS Gatot Subroto. Latief disebut sebagai orang kedua setelah 
Letkol Untung, dalam pledoinya, Dewan Jenderal itu ada dan ingin menggulingkan 
Bung Karno.

Pengungkapan kembali tragedi ini penting, bisa memulihkan penderitaan sejuta 
rakyat yang pernah disiksa atas tuduhan terlibat G-30-S/PKI, tanpa tahu 
kesalahannya (11). 

--- FS Swantoro, peneliti pada Soegeng Sarjadi Syndicate, Jakarta.


[mediacare] Besar, Manfaat Ekonomi PT Freeport Indonesia Bagi Papua

2007-09-28 Terurut Topik Sunny
refleksi: Hanya dari satu sumber alam di Papua, pemerintah Jakarta menerima US$ 
1,6 milyar pada tahun 2006.  Ini tentu hasil pajak, tetapi kalau ditambah 
dengan deviden dan sumbangan kepada TNI pasti jumlahnya lebih besar lagi. Siapa 
saja pemegang saham dari pihak Indonesia? 

http://www.cenderawasihpos.com/detail.php?id=4900ses=

  13 September 2007 23:40:00







  Besar, Manfaat Ekonomi PT Freeport Indonesia Bagi Papua





  JAKARTA-Manfaat ekonomi PT Freeport Indonesia bagi Papua, lumayan besar. 
Hal itu bisa dilihat dari penerimaan per tahun yang terus meningkat. Seperti 
penerimaan Papua dari PT Freeport Indonesia (PTFI) pada tahun 2006 sebesar Rp 
1,44 triliun, dimana terjadi peningkatan dibanding penerimaan tahun 2005 
sebesar Rp 899,12 miliar. Bahkan sejak tahun 2002 hingga 2006, jumlah 
penerimaan Provinsi Papua dari PTFI itu mencapai Rp 3,41 triliun.


  Angka-angka tersebut merupakan hasil penelitian Lembaga Penyelidikan 
Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) yang 
terangkum dalam Laporan Penelitian Analisa Dampak Ekonomi PT Freeport Indonesia 
Tahun 2006.


  Masih menurut laporan tersebut, penerimaan tahun 2006 sebesar Rp 1,44 
triliun itu terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp 34,06 miliar, 
Dana Bagi Hasil Pajak Rp 132,50, Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Rp 1,07 
triliun, Dana Alokasi Umum Rp 188,82 miliar dan Dana Lokasi Khusus dan Otonomi 
Khusus Rp 13,66.


  Penerimaan Papua dari PTFI tahun 2006 sebesar Rp 1,44 triliun itu 
merupakan bagian dari total manfaat ekonomi yang diterima Pemerintah Indonesia 
dari PTFI selama tahun 2006 yaitu sebesar 1,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp 
14 triliun yang telah dibayarkan PTFI.


  Laporan LPEM FEUI itu menyimpulkan bahwa PTFI telah memberikan kontribusi 
fiskal dalam meningkatkan penerimaan negara yang tidak kecil, baik bagi 
pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah. Kontinuitas kontribusi fiskal PTFI 
tersebut sangat diperlukan untuk meningkatkan penerimaan anggaran pendapatan 
dan belanja.(*)
   

 
F11.JPG

Re: [mediacare] Wawancara Tempo dengan World Bank

2007-09-28 Terurut Topik Sunny
Disebarkan laporan [dokumen] setebal  48 halaman dan bisa dibaca. Apakah tidak 
sama dengan press release?


- Original Message - 
From: Yap Hong-Gie [EMAIL PROTECTED]
To: mediacare@yahoogroups.com
Sent: Friday, September 28, 2007 9:52 AM
Subject: [mediacare] Wawancara Tempo dengan World Bank


 Kalau angka korupsi Pak Harto sejumlah US$ 15-35 miliar bukan
 bersumber dari World Bank (WB), kenapa WB tidak buat press release
 resmi, sebagai klarifikasi kepada publik dunia?
 
 Atau, motifnya cuma untuk menyelamatkan TIME .
 - 
 
 
 http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/COUNTRIES/EASTASIAPACIFICEXT/INDONESIAINBAHASAEXTN/0,,contentMDK:21484546~pagePK:1497618~piPK:217854~theSitePK:447244,00.html
 
 Prakarsa StAR Bukan Hanya untuk Indonesia
 juga tersedia di: English
 
 Diluncurkan di New York pada 17 September lalu, Stolen Asset Recovery
 (StAR) Initiative adalah suatu prakarsa internasional untuk membantu
 negara berkembang mendapatkan kembali aset hasil korupsi yang
 disembunyikan di luar negeri. Bank Dunia dan Perserikatan
 Bangsa-Bangsa, melalui Kantor Urusan Obat Terlarang dan Kejahatan
 (UNODC), menjadi tuan rumah program ini.
 
 Dalam dokumen StAR yang dirilis kepada publik, tercantum nama 10 bekas 
 pemimpin disebut sebagai pencuri aset negara bernilai miliaran dolar, 
 termasuk mantan Presiden Indonesia, Soeharto. Untuk mengetahui lebih
 jauh perihal Prakarsa StAR dan cara kerjanya, Tempo mewawancarai Joel
 Hellman, Chief Governance Advisor World Bank untuk Asia Timur dan
 Pasifik, Kamis lalu.
 
 Empat tahun menempati pos Jakarta, Hellman pernah menjadi koordinator 
 sejumlah proyek World Bank di Aceh dan Sumatera Utara. Perbincangan
 dengan wartawan Tempo Arti Ekawati, Budi Riza, dan Hermien Y. Kleden
 berlangsung di kantor Bank Dunia, Gedung Bursa Efek Jakarta lantai 12,
 Jakarta Selatan, selama hampir satu jam.
 
 
 Berikut ini petikannya:
 
 Pada Rabu pekan lalu, Kepala Bank Dunia Jakarta Joachim von Amsberg 
 menyerahkan dokumen kepada Jaksa Agung Hendarman Supandji. Apa isinya?
 Saya ada bersama Joachim ketika itu. Yang kami serahkan adalah dokumen
 yang persis kami berikan ke Tempo sekarang ini, tidak kurang tidak
 lebih (dokumen StAR-Red).
 
 Benarkah Anda juga menyerahkan nomor-nomor bank Soeharto di luar negeri?
 Sama sekali tidak (tertawa lebar). Kami berbicara tentang Prakarsa
 StAR, dan menyampaikan kesiapan kami membantu jika pemerintah
 Indonesia memerlukan bantuan melacak harta hasil korupsi. Perlu saya
 tegaskan, StAR adalah prakarsa internasional untuk membantu negara
 berkembang mana saja, dan bukan hanya Indonesia.
 
 Apa yang harus disiapkan Indonesia agar segera bisa mendapat akses
 bantuan StAR?
 Komitmen pemerintah! Itu yang paling penting. Fungsi kami adalah
 melakukan koordinasi internasional, asistensi, memberikan pelatihan
 dan peningkatan kapasitas dalam melaksanakan pengembalian harta hasil
 korupsi.
 
 Banyak yang bilang program ini tak akan bergigi di Indonesia,
 mengingat korupsi sudah berurat-akar..
 Yang membuat program ini bergigi atau tidak adalah kesungguhan
 pemerintah yang melaksanakannya. Kita melihat contoh sukses dari
 Nigeria dan sejumlah negara lain.
 
 Apakah StAR akan terlibat langsung dalam proses pengembalian harta curian?
 Yang dapat mengambil aset curian itu adalah negara itu sendiri. Umpama 
 Indonesia mau mengambil kembali harta dari, misalnya, Singapura atau
 Swiss. 
 Yang melakukannya, ya, bukan Bank Dunia atau PBB, melainkan pemerintah 
 Indonesia sendiri. Tapi prosesnya pasti kompleks dan rumit. Nah, kami
 akan menyediakan antara lain pelatihan yang tepat, koordinasi
 internasional, peningkatan kapasitas agar proses itu dapat ditangani
 secara efektif oleh setiap negara yang berkomitmen.
 
 Uang hasil korupsi banyak disimpan di lembaga keuangan negara Barat
 dan menguntungkan mereka. Bagaimana Bank Dunia membuat mereka bekerja
 sama?
 Orang mengatakan Bank Dunia selama cuma berani menceramahi Indonesia
 dan negara berkembang lain. Sekarang kami akan menceramahi negara
 maju. Akan kami katakan bahwa kalian negara maju harus turut memikul
 tanggung jawab soal ini. Bank Dunia dan PBB bisa menggunakan
 pengaruhnya kepada negara maju, menekan mereka agar lebih terbuka.
 
 Dalam dokumen StAR, tercantum nama Soeharto yang diperkirakan mencuri
 uang US$ 15-35 miliar. Benarkah data ini dari Transparansi
 Internasional (TI)?
 Ini isu penting bagi Indonesia dan perlu diklarifikasi. Sulit untuk
 tahu angka spesifik uang yang telah dicuri, siapa mencuri apa. Kami
 akui, kami tidak dapat memperkirakan angka yang spesifik. Tapi kami
 yakin, sejumlah besar dana hilang lewat saluran tertentu. Ada indikasi
 jumlahnya mencapai miliaran dolar. Jadi, kami menggunakan data
 Transparansi Internasional, lembaga yang berpengalaman dan
 berhati-hati dalam pekerjaannya. Data itu penting bagi kami sebagai
 ilustrasi besaran masalah.
 
 Anda yakin program ini akan ada hasilnya?
 Yang tidak bisa saya janjikan adalah dengan ikut 

[mediacare] Antara Sydney dan New York

2007-09-28 Terurut Topik Sunny
http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_cid=305722


Jumat, 28 Sept 2007,


Antara Sydney dan New York


Oleh Goei Tiong Ann Jr 



Paradoks Getir Hutan Indonesia 
Merusak Hutan Menghancurkan Kehidupan(Ahli Botani Manuel Fidalgo)


Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan, Indonesia akan memperjuangkan 
kompensasi atas emisi karbon dari negara-negara maju yang diserap hutan-hutan 
tropis kita. 

Wapres menegaskan, Indonesia akan menunjukkan bukti aktivitas pihak-pihak 
internasional yang bertanggung jawab terhadap kerusakan hutan di Indonesia. Dia 
menambahkan, bukan hanya tugas Indonesia untuk menjaga hutan kita, tapi 
tanggung jawab dunia (Jawa Pos, 27/9).

Pernyataan Wapres perlu dikritisi. Sebab, pernyataan itu seolah mengesankan 
kesalahan hanya ada pada pihak lain. Negara-negara maju yang dituding Wapres 
sebenarnya mulai menyadari andilnya dalam merusak hutan tropis. Lihat, mereka 
berani merogoh kocek untuk menyelamatkan hutan tropis kita. 

Misalnya, dalam ajang KTT APEC di Sydney (8-9 September), Presiden SBY 
mendapatkan bantuan 30 juta dolar Australia dari pemerintah Australia untuk 
pengelolaan hutan Kalimantan. Jumlah itu bisa meningkat menjadi 100 juta dolar 
Australia dalam periode empat tahun. 

Bantuan juga didapat dari AS. Dalam pertemuan khusus dengan Presiden SBY di 
Sydney (9/9), Bush memberikan 20 juta USD yang berasal dari pajak warganya guna 
mengatasi penggundulan hutan di negeri kita. Bantuan-bantuan tersebut merupakan 
upaya menekan emisi CO (karbon) sehingga global warming bisa ditekan. 

***

Hutan dan kaitannya dengan pemanasan global memang kian menjadi isu sentral dan 
signifikan. Bahkan dalam Forum Tingkat Tinggi Perubahan Iklim PBB di New York 
(25/9), Presiden SBY menyerukan kepada dunia internasional untuk turut terlibat 
dalam upaya penanggulangan dampak perubahan iklim, di antaranya lewat bantuan 
menyelamatkan hutan tropis. Presiden RI juga menggalang kemitraan dengan para 
pemimpin dari negara-negara pemilik hutan tropis.

Memang kalau kita bicara pemanasan global, hutan tropis seperti di negeri kita 
bisa menjadi gantungan terakhir untuk menekan pemanasan itu. Hutan tropis punya 
kemampuan menetralisasi buangan karbon. Hutan tropis juga mampu menyerap secara 
alami kandungan karbon di udara dan mengendalikan kenaikan suhu ataupun meredam 
gas rumah kaca.

Sayang, kerusakan hutan kita makin sulit dihentikan. Bahkan, saat Presiden RI 
berbicara di New York guna menyelamatkan hutan tropis, kebakaran dalam skala 
besar tengah menghabiskan 13 kawasan hutan lindung di Kalbar. Dua heli PMK 
jenis Kamov 32 A yang disewa Dephut sebesar Rp 26 miliar dari Korsel pun tak 
bisa mengatasi kebakaran tersebut (Jawa Pos, 25/9).

Selain kebakaran, illegal logging turut memacu laju deforestasi. Untuk praktik 
seperti itu, tentunya kesalahan tidak bisa ditimpakan pada negara-negara maju. 
Kebijakan pemerintah, yang diawali rezim Orba, hanya setengah hati untuk 
melestarikan hutan kita. 

Bahkan, para aktivis lingkungan seperti Greenpeace atau Walhi menyebut 
kebijakan kehutanan Orba yang berlangsung hingga rezim sekarang amat 
eksploitatif dan destruktif. UU Pokok Kehutanan No 5/1967, UU Pokok 
Pertambangan No 11/1967, PP No 21/197 tentang Pemberian Konsesi untuk Hak 
Pengusahaan Hutan adalah regulasi yang memberikan legitimasi bagi kerusakan dan 
memacu laju deforestasi.

Pada dasawarsa 1970-an, angka deforestasi seluas 300 ribu hektare per tahun. 
Pada 1980-an, meningkat menjadi 600 ribu hektare per tahun. Pada 1990-an 
menjadi 1 juta hektare per tahun. Jumlah total deforestasi nasional 1985-1997, 
belum termasuk Papua, tercatat seluas 1,6 juta hektare per tahun. Deforestasi 
periode 1997-2000 mencapai rata-rata 2,83 juta hektare per tahun untuk lima 
pulau besar, termasuk Maluku dan Papua. 

Berdasar data terbaru, deforestasi 2001-2003 menjadi di bawah 1,5 juta hektare 
per tahun.Tidak heran seperti diungkapkan Greenpeace, kepunahan hutan kita 
mencapai 70 persen.

***

Silakan pemerintah RI menuntut kompensasi pada negara-negara maju atas 
kerusakan hutan. Itu menjadi hak kita. Tapi, jangan lupa kita juga perlu 
memikirkan hutan kita punya environmental right yang harus dibela. Hak seperti 
itu perlu disuarakan karena hutan jelas tidak bisa membela dirinya. Untuk itu, 
sebenarnya yang dibutuhkan ialah penegakan hukum. Lihat para cukong dan 
pembalak liar atau perusak hutan lain yang hanya divonis ringan. Tak heran, 
birokrat dan aparat kita tak takut untuk ikut bermain dalam praktik tersebut. 

Silakan saja kita menyalahkan negara maju yang juga gemar menyalahkan negeri 
tropis seperti RI. Namun, pemerintah RI juga harus berani menunjuk hidung 
sendiri. Tidak etis terus menyalahkan negara-negara maju sambil menuntut 
kompensasi dari mereka, tetapi di dalam negeri, kita justru tak bisa 
menghentikan laju kerusakan dan deforestasi. Kita belum mencapai level bangsa 
yang dewasa, jika hanya bisa menyalahkan kerusakan hutan ini ada pada pihak 
lain.

Jadi, antara KTT 

[mediacare] PK TIME Asia demi Kebebasan Pers

2007-09-28 Terurut Topik Sunny
http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_cid=305726

Jumat, 28 Sept 2007,



PK TIME Asia demi Kebebasan Pers


Oleh Prija Djatmika 

Peringkat kebebasan pers di Indonesia tahun ini dalam catatan organisasi 
wartawan internasional di Paris, Reporter tanpa Perbatasan (Reporters Sans 
Forntieres/RSF), dipastikan akan jauh merosot dibandingkan tahun-tahun 
sebelumnya.

Penyebab utamanya adalah adanya keputusan kasasi Mahkamah Agung (MA) yang 
memenangkan gugatan mantan Presiden Soeharto kepada majalah TIME Asia dengan 
hukuman denda Rp 1 triliun.

Pada 2002, di era semangat reformasi masih panas-panasnya, kebebasan pers di 
Indonesia dicatat RSF ada di peringkat ke-57 di antara 139 negara yang dipantau.

Seiring berjalannya waktu, ketika pers banyak diperkarakan di pengadilan dengan 
tuduhan pencemaran nama baik, peringkat kebebasan pers di Indonesia terus 
merosot. 

Pada 2003, kebebasan pers Indonesia berada pada peringkat ke-111 di antara 166 
negara yang dipantau. Pada 2004 merosot lebih jauh lagi ke peringkat 117 di 
antara 167 negara yang diamati. Pada 2007 ini, dipastikan dengan adanya 
keputusan MA itu, peringkat kebebasan pers Indonesia akan jauh merosot lagi. 

Pasal Pencemaran Nama Baik

Sesungguhnya, apa yang dilakukan para pengacara Soeharto, yakni dengan 
memperkarakan kasus pencemaran nama baik majalah TIME Asia kepada kliennya 
melalui gugatan perdata, sudah sesuai dengan semangat reformasi yang sejauh 
mungkin menghindarkan wartawan dari penjara.

Namun, jumlah denda yang dijatuhkan MA sungguh di luar kepatutan dan kepantasan 
rasa keadilan publik. Sepengetahuan saya, sebagaimana juga diungkapkan Todung 
Mulya Lubis, pengacara TIME Asia, belum pernah ada media di dunia ini yang 
dihukum denda Rp 1 triliun.

Keputusan pengadilan seperti itu tidak hanya membangkrutkan 
perusahaan-perusahaan pers, tetapi juga mengancam kualitas kebebasan pers di 
negara bersangkutan. Sebagaimana ancaman pidana penjara terhadap kerja 
jurnalistik yang akan membuat para wartawan melakukan swasensor beritanya 
karena bayang-bayang pidana penjara yang mengikutinya selalu.

Jika ditilik lebih jauh, sebagian besar sengketa pemberitaan pers yang berujung 
ke pengadilan senantiasa berhubungan dengan kepentingan publik. Bagi pers, itu 
pilihan yang sulit dihindarkan.

Dengan demikian, pemberitaan yang mengandung kontrol sosial semacam itu 
merupakan amanat yang harus diemban pers, seperti ditegaskan dalam pasal 3 UU 
Pers (UU No 40/1999). Yakni, pers nasional mempunyai fungsi sebagai media 
informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial.

Fungsi kontrol sosial itulah yang membuat pers harus bersinggungan dengan 
kepentingan -dan nama baik- tokoh publik. Baik tokoh itu duduk di lembaga 
pemerintahan maupun lembaga bisnis. Pemberitaan pers tersebut kemudian berbuah 
menjadi perkara hukum, jika para tokoh publik itu merasa terusik harga diri dan 
kepentingannya. 

Faktor-faktor itulah yang menjadi modal untuk mengajukan perkara ke pengadilan, 
baik secara perdata maupun pidana, dengan menggunakan pasal pencemaran nama 
baik.

Peninjauan Kembali

Tentu saja keadaan tersebut menghambat terciptanya good governance, terutama 
untuk pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pada saat yang sama, 
konstelasi itu juga akan berimplikasi negatif terhadap pelaksanaan kualitas 
kebebasan pers.

Karena itu, banyak negara yang telah memperbarui hukumnya, yakni dengan cara 
mengubah pasal pencemaran nama baik dari hukum pidana ke perdata dengan sanksi 
denda proporsional yang tidak akan membangkrutkan perusahaan pers bersangkutan.

Di antaranya adalah Republik Afrika Tengah (2004), Togo di Afrika Barat (2004), 
serta Ghana, Uganda, Timor Lorosae, dan Nederland (1992). Selain itu, Amerika 
Serikat, Sri Lanka, Jepang, El Salvador, dan Ukraina.

Sayang, gairah tersebut belum menyentuh semangat para pembuat RUU KUHP kita 
yang masih memasukkan pasal pencemaran nama baik sebagai salah satu delik pers 
(pasal 511). Selain itu, tetap ada dalam wilayah hukum perdata kita (pasal 
1365, 1372 dan 1376 KUH Perdata).

Melihat kenyataan hukum di Indonesia seperti ini, dalam pertemuan sekitar 40 
wakil asosiasi jurnalistik Asia-Pasifik pada 7-10 Juli 2005 di Taipei, 
dihasilkan resolusi tentang Indonesia. Resolusi tersebut berisi tentang desakan 
agar pemerintah Indonesia mengubah pasal pencemaran nama baik dari pidana ke 
perdata sehingga sanksi yang dijatuhkan bukan hukuman penjara, tetapi hukuman 
denda yang proporsional.

Tentu saja hukuman denda ganti rugi sebesar Rp 1 triliun yang dijatuhkan MA 
kepada majalah TIME Asia jauh dari proporsional. Ketentuan perdata memang tidak 
membatasi besarnya ganti rugi yang harus diputuskan hakim, namun harus 
didasarkan pada rasa kepatutan, kepantasan, serta aspirasi keadilan hakim dan 
publik.

Rasa keadilan hakim mestinya menyadari bahwa hukum yang tidak adil bukanlah 
hukum (unjustice law is not law). Apabila keputusan seperti itu dipaksakan, 
yang terjadi adalah pembangkangan terhadap hukum. 

Re: [mediacare] Re: Besar, Manfaat Ekonomi PT Freeport Indonesia Bagi Papua

2007-09-28 Terurut Topik Sunny
Supaya Anda tahu. Pendapatan  perusahaan - segala onkos [termasuk pajak] = laba 
atau rugi. Tentu dalam hal ini  PTFI memperoleh laba. Laba ini  biasanya 
sebahgian antara lain reinvestasi adan sisanya dibagi-bagi kepada pemegang 
saham. Makin banyak  jumlah saham dimiliki Anda ,  makin besar duit masuk 
kantong Anda. 

Kalau tidak keliru Indonesia hanya memiliki kurang lebih 13% dari saham PTFI, 
dimana 10% adalah milik privat dan 3 % milik NKRI. Yang menarik ialah siapa 
saja privat Indonesia yang memiliki 10% itu. 

  - Original Message - 
  From: irwank 
  To: mediacare@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Friday, September 28, 2007 11:21 AM
  Subject: [mediacare] Re: Besar, Manfaat Ekonomi PT Freeport Indonesia Bagi 
Papua


  Quote:
  ..
  Laporan LPEM FEUI itu menyimpulkan bahwa PTFI telah memberikan kontribusi 
fiskal 
  dalam meningkatkan penerimaan negara yang tidak kecil, baik bagi pemerintah 
pusat, 
  maupun pemerintah daerah. Kontinuitas kontribusi fiskal PTFI tersebut sangat 
diperlukan 
  untuk meningkatkan penerimaan anggaran pendapatan dan belanja.(*)
  ..

  Pajak itu berapa persen dari keuntungan? 'Sisanya' lari ke mana? 
  Lebih besar pajak atau 'sisanya'? 

  Sorry jadi personalnya yang dibahas, LPEM FEUI ini isinya orang pinter 
  atau minterin publik sih?

  Wassalam,

  Irwan.K


  On 9/28/07, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: 

refleksi: Hanya dari satu sumber alam di Papua, pemerintah Jakarta menerima 
US$ 1,6 milyar pada tahun 2006.  Ini tentu hasil pajak, tetapi kalau ditambah 
dengan deviden dan sumbangan kepada TNI pasti jumlahnya lebih besar lagi. Siapa 
saja pemegang saham dari pihak Indonesia? 

http://www.cenderawasihpos.com/detail.php?id=4900ses =

  13 September 2007 23 :40:00







  Besar, Manfaat Ekonomi PT Freeport Indonesia Bagi Papua





  JAKARTA-Manfaat ekonomi PT Freeport Indonesia bagi Papua, lumayan 
besar. Hal itu bisa dilihat dari penerimaan per tahun yang terus meningkat. 
Seperti penerimaan Papua dari PT Freeport Indonesia (PTFI) pada tahun 2006 
sebesar Rp 1,44 triliun, dimana terjadi peningkatan dibanding penerimaan tahun 
2005 sebesar Rp 899,12 miliar. Bahkan sejak tahun 2002 hingga 2006, jumlah 
penerimaan Provinsi Papua dari PTFI itu mencapai Rp 3,41 triliun.


  Angka-angka tersebut merupakan hasil penelitian Lembaga Penyelidikan 
Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) yang 
terangkum dalam Laporan Penelitian Analisa Dampak Ekonomi PT Freeport Indonesia 
Tahun 2006.


  Masih menurut laporan tersebut, penerimaan tahun 2006 sebesar Rp 1,44 
triliun itu terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp 34,06 miliar, 
Dana Bagi Hasil Pajak Rp 132,50, Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Rp 1,07 
triliun, Dana Alokasi Umum Rp 188,82 miliar dan Dana Lokasi Khusus dan Otonomi 
Khusus Rp 13,66.


  Penerimaan Papua dari PTFI tahun 2006 sebesar Rp 1,44 triliun itu 
merupakan bagian dari total manfaat ekonomi yang diterima Pemerintah Indonesia 
dari PTFI selama tahun 2006 yaitu sebesar 1,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp 
14 triliun yang telah dibayarkan PTFI.


  Laporan LPEM FEUI itu menyimpulkan bahwa PTFI telah memberikan 
kontribusi fiskal dalam meningkatkan penerimaan negara yang tidak kecil, baik 
bagi pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah. Kontinuitas kontribusi fiskal 
PTFI tersebut sangat diperlukan untuk meningkatkan penerimaan anggaran 
pendapatan dan belanja.(*)
   

 

   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition. 
  Version: 7.5.488 / Virus Database: 269.13.33/1034 - Release Date: 9/27/2007 
5:00 PM


[mediacare] Genealogi Kejumudan Pemikiran Islam

2007-09-28 Terurut Topik Sunny
http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_cid=305724

Jumat, 28 Sept 2007,


Genealogi Kejumudan Pemikiran Islam


Oleh Fahrul Muzaqqi 

Islam merupakan pengingkaran total terhadap Eropa (Ernest Renan, 1824)
---

Ungkapan di atas disampaikan Ernest Renan dalam pengukuhannya di College de 
France, akademi di Prancis yang memberikan penghargaan kebudayaan terhadap 
Ernest. Olehnya, Islam direpresentasikan sebagai eksotisme kebudayaan yang 
identik dengan fanatisme, radikalisme, dan tentunya ekslusivisme yang anti 
terhadap ide-ide yang terus berkembang dalam ilmu pengetahuan.

Persepsi Ernest sekaligus pula merupakan representasi pandangan Barat yang 
selalu melihat negatif terhadap Islam. Tentunya, persepsi tersebut mempunyai 
alasan-alasan mendasar yang kuat. Di antaranya, Islam cenderung terjebak dalam 
teokrasi kekuasaan dan teologi pemikiran yang eksklusif.

Pembelaan dari sebagian intelektual Islam pun semakin memantapkan sentimen 
negatif Barat terhadap Islam. Bahwa Islam itu sudah sempurna dan universal 
sepanjang zaman. Modernisasi dan pembaruan terhadap Islam percuma belaka dan 
hanya membawa Islam dalam kubangan yang lembek, lemah, dan hina.

Dalam hal itu, kejumudan pemikiran Islam dalam OKP-OKP Islam saat ini tidak 
dapat dilepaskan dari latar historis-genealogis di atas yang masih 
diperdebatkan hingga kini. Dalam sebuah pengantarnya, Charles Kurzman (1998) 
mengategorikan setidaknya ada tiga mainstream pemikiran Islam yang menurunkan 
varian-varian pemikirannya.

Pertama, Islam adat (customary Islam). Tradisi pemikiran itu berkembang pada 
masa awal sepeninggal Rasulullah SAW yang mengombinasikan lokalitas kultural di 
daerah-daerah penyebaran Islam di luar Arab (Asia Selatan, Asia Tenggara, dan 
sebagian Afrika) dengan ajaran-ajaran murni Islam yang berlandaskan Alquran dan 
Hadis.

Kedua, tradisi pemikiran Islam revivalis (revivalist Islam). Tradisi itu 
mengkritik dan menolak tradisi Islam adat yang dinilai sudah keluar dari Islam 
dan cenderung mengarah pada bid'ah, khurafat, dan musyrik. 

Mengapa? Sebab, itu tidak sejalan dengan kemurnian ajaran Islam yang diwahyukan 
Rasulullah Muhammad SAW dan memelintir Islam kepada tradisi lokal berbau 
animisme-dinamisme, yakni percaya kepada kekuatan selain Allah SWT. Ia 
menghendaki dimurnikannya ajaran Islam sebagaimana pada masa kejayaan Islam, 
yakni masa Rasulullah SAW yang sudah final.

Ketiga, tradisi Islam liberal. Di samping mengkritik dua tradisi pemikiran 
sebelumnya, ia lebih mengakomodasi perkembangan zaman untuk kepentingan masa 
depan ketimbang masa lalu yang kontras dengan prinsip yang dipegang oleh 
kalangan revivalis, yang lebih mengakomodasi perkembangan zaman untuk 
kepentingan masa lalu. 

Dalam perjalanan sejarahnya, ketiga tradisi pemikiran tersebut saling 
mengkritik untuk memperoleh legitimasi pemikiran dan pengikut 
sebanyak-banyaknya. Tak jarang terjadi pertumpahan darah atas nama ideologi 
pemikiran di antara mereka. Agaknya, kita perlu jeli dan berhati-hati dalam 
menyikapi ketiga tradisi pemikiran tersebut sebelum memutuskan dengan ekstrem 
ekslusivitas maupun inklusivitas dalam Islam yang akan kita pegang.

Kejumudan pemikiran dalam Islam cenderung tidak melihat kenyataan sejarah Islam 
yang sedikit banyak mengundang perang saudara maupun perang wacana. Lebih 
parah, Islam hanya dijadikan komoditas simbolis untuk memperoleh 
kebutuhan-kebutuhan pragmatis-politis individu ataupun komunitas.

Islam adat menghendaki lokalitas-lokalitas yang ada untuk dipertahankan, namun 
sering abai dalam mengantisipasi penyelewengan kearifan lokal yang mengarah 
pada kemunduran rasionalitas dalam masyarakat. Dengan dalih penghormatan 
terhadap warisan nenek moyang, praktik-praktik lokal dimistifikasi, yang 
kemudian menimbulkan kesalahpahaman ketika dikontekskan dalam relaitas 
masyarakat.

Masyarakat awam sering menelan mentah-mentah segala ide yang dianut oleh 
mayoritasnya. Dalam hal itu, praktik-praktik semacam ziarah, sedekah bumi, 
sekaten, wayangan, dan sebagainya yang kental dengan nuansa lokal hendaknya 
dijelaskan secara mendalam dan gamblang oleh OKP-OKP Islam yang punya 
mainstream dan tanggung jawab etis untuk itu. 

Di sisi lain, penganut tradisi pemikiran revivalis hendaknya tidak memungkiri 
kenyataan masyarakat Indonesia yang multireligio-kultural dan perkembangan 
zaman yang kian cepat. Artinya, fundamentalisme Islam yang dianggap sudah 
final, yang dalam praktiknya identik dengan Arabisme -penggunaan simbol-simbol 
Arab dan penolakan simbol-simbol Barat- tidak dapat secara membabi-buta 
memaksakan ideologinya dalam masyarakat.

Begitu pun penganut inklusivisme ekstrem semacam Islam liberal. Dikotomi tegas 
antara agama dan politik yang dianut kalangan sekularis menafikan kenyataan 
negara Indonesia yang masih mengakomodasi agama dalam sila pertama Pancasila. 
Namun, bukan berarti penulis kemudian menolak ketiga tradisi pemikiran tersebut.

Segala wacana tentunya mempunyai prinsip-prinsip inklusi dan eksklusi 

[mediacare] Kasus Majalah Time Dinilai Langgar UU Pers

2007-09-28 Terurut Topik Sunny
http://www.antara.co.id/arc/2007/9/28/kasus-majalah-time-dinilai-langgar-uu-pers/

28/09/07 21:11

Kasus Majalah Time Dinilai Langgar UU Pers

Jakarta (ANTARA News - Anggota Dewan Pers, Leo Batubara menilai putusan 
Mahkamah Agung (MA) terhadap kasus majalah Time versus mantan Presiden Soeharto 
melanggar UU No 40/1999 tentang Pers dalam empat hal.

Leo menyampaikan hal tersebut dalam diskusi panel yang digelar oleh Koordinator 
Nasional Persatuan Wartawan Indonesia Reformasi (PWIR) berjudul Mengurai 
Sumbat Kebebasan Pers pada Kasasi Mahkamah Agung di Jakarta Media Center, 
Kebon Sirih, Jakarta, Jumat sore.

Pertama, menurut UU Pers hasil investigasi Time Asia itu telah memenuhi kode 
etik jurnalistik sehingga tidak sepatutnya dihukum, kata Leo.

Denda sebesar Rp1 triliun yang dikenakan kepada Time juga disebut Leo melanggar 
pasal 18 ayat (2) UU Pers yang membatasi jumlah denda maksimal Rp500 juta.

Selain itu, hukuman yang dikenakan terhadap wartawan juga disebut Leo melanggar 
UU Pers karena pertanggungjawaban harusnya dilakukan secara corporate.

Bila pers salah, wartawan dilindungi dan perusahaan yang membayar ganti rugi, 
katanya.

Permintaan maaf yang diminta mantan Presiden Soeharto juga dinilai berlebihan 
karena seharusnya permintaan maaf hanya dimuat di media yang bersangkutan.

Pengacara majalah Time Asia Todung Mulya Lubis yang juga hadir dalam diskusi 
itu menekankan mengenai putusan yang dinilainya tanpa melalui pertimbangan 
hukum yang matang.

Dari 35 halaman putusan MA yang menghebohkan itu, cuma ada 2,5 halaman 
pertimbangan hukum, kata Todung.

Ia kemudian membandingkan dengan kasus Harian Garuda di Medan pada tahun 1989 
yang dituduh mencemarkan nama baik PT Anugerah Langkat Makmur.

Mahkamah Agung waktu itu memenangkan harian Garuda dengan pertimbangan hukum 
antara lain apa yang diberitakan pers tidak mesti kebenaran yang bersifat 
absolut dan MA menghormati mekanisme penyelesaian permasalahan akibat 
pemberitaan pers dengan menggunakan hak jawab.

Jika membaca putusan kasus Garuda pertimbangan hukumnya cukup bernas, cukup 
panjang dan putusan itu merupakan `milestone` dari perkembangan pers di 
Indonesia, kata Todung.

Majalah Time sendiri sedang mengupayakan proses peninjauan kembali (PK) 
terhadap kasus tersebut dengan menghadirkan bukti (novum) baru.(*)



[mediacare] MA Ancam Kebebasan Media

2007-09-28 Terurut Topik Sunny
http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_cid=305391

 
 
Rabu, 26 Sept 2007,


MA Ancam Kebebasan Media


Kekalahan Time Asia Gembosi Kejagung
SURABAYA - Advokat senior Todung Mulya Lubis memiliki penilaian 
tersendiri terkait putusan kasasi MA yang mengabulkan gugatan Soeharto terhadap 
majalah Time Asia. 

Menurut Todung, dikabulkannya gugatan Soeharto itu menjadi preseden 
buruk bagi masa depan media di Indonesia. Jika media sudah dipersalahkan dalam 
pemberitaan, katanya, masa depan kebebasan media akan lebih buruk lagi. 

Tidak tertutup kemungkinan, narasumber dan wartawan turut 
digugat, ujarnya seraya menambahkan bahwa pada akhirnya, media menjadi takut 
memberitakan sesuatu. 

Todung yang juga penasihat hukum Time Asia itu menjelaskan bahwa 
sebenarnya putusan kasasi MA banyak yang bisa menjadi yurisprudensi bagi 
putusan-putusan kasasi berikutnya untuk melindungi kebebasan media. 

Mantan ketua Dewan Pengurus Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia 
(YLBHI) itu memberikan contoh yang terjadi 15 tahun silam. Saat itu, katanya, 
putusan kasasi MA terhadap Harian Garuda di Medan sangat progresif. Dalam amar 
putusan kasasinya, MA menyebut tidak pernah ada kebenaran absolut dalam 
pemberitaan di media. Kebenarannya selalu bersifat ilusif. 

Sejauh wartawan melakukan fungsinya, seperti cover both side, tidak 
ada kecerobohan, atau niat jahat yang disengaja, dan telah sesuai dengan kaidah 
jurnalistik, maka pemberitaan haruslah dianggap benar. Tidak bisa digugat. 
Putusan itu juga menegaskan bahwa tidak pernah ada berita yang sepenuhnya 
akurat, katanya.

Menurut Todung, berita adalah fakta jurnalistik yang berbeda dengan 
fakta hukum. Sehingga, lanjutnya, ketika wartawan media dituntut membuat berita 
yang mengandung kebenaran absolut, maka kebebasan pers akan mati sebelum lahir.

Praktisi hukum itu mengatakan bahwa pemberitaan Time mengenai 
Soeharto bukan hal yang baru dan membuat pembaca menganga. Sebab, pada 
1999/2000, Soeharto diberitakan habis-habisan. Bahkan, saat itu nyaris tidak 
ada berita yang tidak menyebutkan KKN Soeharto. 

Itu juga diperkuat oleh munculnya TAP MPR No 11/1999 yang di 
dalamnya menyebutkan bahwa kewajiban negara untuk melakukan penyelidikan dan 
penyidikan terhadap dugaan KKN oleh Soeharto, keluarga, dan kroninya.

Berita Time yang digugat itu juga kurang lebih serupa dengan 
berita-berita di berbagai media Indonesia. Malah sebelum Time menerbitkan 
berita tersebut didahului dengan penelitian selama empat bulan di sebelas 
negara. Wartawan Time bisa mendapatkan foto rumah Soeharto di Selandia Baru, 
Beverly Hills, dan London. Mereka juga mengetahui perusahaan milik Tutut dan 
Tommy, ujarnya.

Jadi, berita Time itu demi kepentingan umum. Karena demi 
kepentingan umum itulah, maka tidak bisa dipersalahkan. Baik pidana maupun 
perdata, jelas pengacara yang biasa tampil dandy itu. 

Todung juga menilai putusan kasasi MA menggembosi upaya-upaya 
Kejagung yang saat ini sedang giat-giatnya menggugat Soeharto. Sekarang 
Soeharto bisa bilang, berita Time itu tidak betul. Buktinya, kalah di 
pengadilan. Jadi, tidak bisa dijadikan rujukan, katanya. (
   
 


Re: [mediacare] YAHUDI lagi....

2007-09-28 Terurut Topik Sunny
Tidak boleh bersahabat dengan Yahudi dan Nasrani itu sudah diatur oleh Allah. 
Kalau Anda tidak percaya, silahkan buka Al Quran dan lihat pada ayat 5:51. 
Mengapa tidak boleh bersahabat? Tentunya disebabkan kebencian. 

Jadi Allah itu rasis?  Hehehehe.

  - Original Message - 
  From: Willy Samosir 
  To: mediacare@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, September 28, 2007 11:54 AM
  Subject: Re: [mediacare] YAHUDI lagi


  kebodohan aj si pak, soalnya benci yahudi itu kan krn rasis aj 
sebenernya..lebih lagi, yahudi itu kan suku yang berasal dari keturunan anak 
ke-4-nya nabi yakub alias israel..mgkn kebencian pada yahudi jg dsebabkan 
krn adanya neo-nazi..eh tp klo dblg yahudi jenius musik saya krg setuju jg, krn 
Johann Sebastian Bach, Beethoven, bahkan Kurt Cobain, Pance F. Pondaag dan 
Benyamin Su'eb itu ga ada yahudi2nya..


  - Original Message 
  From: roi8890 [EMAIL PROTECTED]
  To: mediacare@yahoogroups.com
  Sent: Friday, 28 September, 2007 10:03:04 AM
  Subject: Re: [mediacare] YAHUDI lagi


  bukannya Yahudi itu 'dikutuk' punya otak yang encer
  ya?
  coba deh riset pelaku bisnis top di dunia, gw pikir
  sih mayoritas orang yahudi juga.
  Coba juga riset penerima nobel...

  --- Henny [EMAIL PROTECTED] n.com wrote:

   Saat ini saya sedang menyusun dan mempelajari
   musical dari beberapa Broadway Musical al seperti:
   - West Side Story
   - Man of La Mancha
   - The Sound of Music
   - The Full Monty
   - Annie
   - Fiddler on The Roof
   
   Ternyata karya-karya musical besar majority dibuat
   oleh tokoh-tokoh keturunan Yahudi dan kelahiran New
   York tahun 1895-1930. Kebanyakan adalah kelahiran
   1918 dan salah satu yang tidak asing tentunya
   Leonard Berstein. Pasti deh banyak yang tahu
   karyanya sebutkan saja Somewhere, Tonight, Maria. 
   
   Bukan hanya karya mereka menerima Oscar, Grammy,
   Emmy, Tony bahkan Pulitzer.
   
   Sutradara West Side Story Mr. Jerome Robbins
   ternyata belajar menari dari Yeichi Nimura. Wah
   keturunan Jepang gimana ini koq bisa ..dan
   gimana ya mau bersaing ternyata banyak sekali yang
   beberapa langkah mendahului kita ya.
   
   Yang istimewa adalah David Yazbeck kelahiran
   tahun1960 dalam The Full Monty. Beliau berasal dari
   ayah keturunan Yahudi dan ibu keturunan Arab. Musisi
   ulung ini diusia 26 tahun sdh memenangkan Emmy
   selain menulis juga menjadi producer terhadap group
   band dan musisi besar lainnya seperti Queen, Tito
   Puentes. 
   
   Ini belum termasuk beberapa Yahudi lainnya seperti
   Irving Berlin kelahiran tahun 1888 yg berimigrasi ke
   US tahun 1893. Siapa nggak kenal lagu White
   Christmas, Always, Blue Skies, God Bless America,
   Anything You Can do (I can do better), Change
   Partner, Cheek to cheek. Let your self Go , How deep
   is the Ocean, Let face the music and dance
   
   Wadduh saya nggak habis pikir apa ya alasan orang
   membenci YAHUDI ya.kayaknya bukan agama saja lho
   MAS..tapi SIRIK juga kali ya. Tapi aku koq
   nggak ada tuh rasa bencinya, malah kagum. Mungkin
   karena tak pernah diajarkan membenci kali ya
   
   Aduh.Ini aku yang salah tempat dilahirkan
   ataukah mereka yang salah
   terdampar... pusing. ..tapi pasrah deh...takdir.
   HH

   _ _ _ _ _ _
  Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who 
knows. Yahoo! Answers - Check it out. 
  http://answers. yahoo.com/ dir/?link= listsid= 396545433






--
  For ideas on reducing your carbon footprint visit Yahoo! For Good this month. 
 


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition. 
  Version: 7.5.488 / Virus Database: 269.13.33/1034 - Release Date: 9/27/2007 
5:00 PM


[mediacare] Menelusuri Awal Masuknya Islam di Sulsel

2007-09-28 Terurut Topik Sunny
http://www.tribun-timur.com/view.php?id=48899jenis=Opini

  Jumat, 14-09-2007  
  Opini Tribun
 

  Menelusuri Awal Masuknya Islam di Sulsel 
  Oleh: Amir Djumbia, Staf Publikasi Balai Pelestarian Peninggalan 
Purbakala Makassar 


  Berbagai peninggalan sejarah dan purbakala di Sulawesi Selatan (Sulsel) 
sampai sekarang ini masih banyak yang belum terungkap, termasuk keberadaan 
masjid di Mangallekana Kabupaten Gowa dan pelaksanaan Islam sebelum abad 16.

  Kronologis keberadaan Islam sebagai bukti sejarah, Islam di Sulsel masih 
membutuhkan pengkajian yang mendalam supaya sejarahnya lebih objektif. 
Kehadiran budaya Islam pertama kali di Kerajaan Gowa jauh sebelum diterimanya 
agama Islam sebagai agama resmi kerajaan. Agama Islam dibawah oleh para 
pedagang Muslim dari Arab, Parsia, India, Cina, dan Melayu ke Ibu Kota Kerajaan 
Gowa, Somba Opu. 

  Di Mangallekana 

  Pada abad ke-15, yaitu pada masa pemerintahan Raja Gowa ke- 12 bernama I 
Monggorai Dg Mammeta Karaeng Bonto Langkasa Tunijallo (1565-1590) dialah yang 
memberikan fasilitas bagi para pedagang-pedagang Muslim untuk bermukim di 
sekitar istana kerajaan. Para pedagang juga diberi kemudahan untuk mendirikan 
masjid di Kampung Mangallekana. Ini merupakan masjid tertua yang pernah berdiri 
di Sulsel. 

  Menurut perkiraan, penduduk Makassar pada abad ke-16 sudah memeluk Islam. 
Mereka sudah ada di masyarakat dan berbaur dengan masyarakat Gowa atau 
berinteraksi sosial antar individu dan berintreraksi jual-beli atau hubungan 
dagang. Itu berlansung lama. 
  Suasana seperti itu berlangsung lama di dalam wilayah Kerajaan Gowa dan 
di luar pusat Kerajaan Gowa utamanya dalam hubungan dengan kerajaan-kerajaan di 
Ternate, Sumatera, Jawa, dan Kalimantan yang jauh lebih dahulu memeluk Islam. 

  Raja Gowa 
  Menurut lontara, pada tahun 1605 Masehi, Islam diterima secara resmi di 
Kerajaan Tallo dan Gowa disusul dengan masuknya Islam Raja Tallo I Sultan 
Abdullah Awwalul Islam dengan Raja Gowa XIV, I Mangarangi Dg Manrabbia Sultan 
Alauddin pada tanggal 22 September 1605 Masehi. 

  Kedua raja ini masuk Islam pada malam Jumat. Raja Tallo keesokkan hari 
langsung salat Jumat di Masjid Tallo bersama rakyatnya yang Islam. Menurut 
catatan Harian Lontarak yang mengizinkan Raja Tallo dan Raja Gowa masuk islam 
adalah khatib Abdul Makmur Dato Ri Bandang asal Kota Minangkabau. Dua tahun 
kemudian, yakni tahun 1607, seluruh rakyat Tallo dan Gowa telah berhasil 
diislamkan. Dengan penekanan dakwa mengembangkan syariat Islam di kalangan 
rakyat, Dato Ri Bandang berhasil menyebarkan Islan di kalangan karajaan. 

  Berbeda dengan sahabatnya, khatib yang bungsu bernama Abdul Jawad yang 
menyebarkan Islam di wilayah bahagian selatan Sulsel utamanya di Bulukumba yang 
menekankan pelajaran Tasawwuf kepada rakyat sesuai dengan keinginan masyarakat 
yang lebih menyukai hal-hal yang bersifat kabatinan. Khatib Abdul Jawad inilah 
yang menjadi mubalig sampai akhir hayatnya di Tiro Kabupaten Bulukumba, 
sehingga digelar sebagai Datok Ri Tiro. 

  Kerajaan Luwu 
  Khatib Sulaiman yang menyebarkan Islam di Tanah Luwu berhasil 
mengislamkan Datu Luwu La Patiware Dg Parrebung, kemudian diberi gelar Sultan 
Muhammad. Khatib Sulaeman menyebarkan agama lebih menenkankan pada pengetahuan 
tauhid, yang diajarkan kepada masyarakat yang berkaitan pada kepercayaan Dewa 
Seuwae. 
  Sebagai ganti Dewa Seuwae masyarakat diajarkan untuk mempercayai adanya 
Allah SWT. Khatib Suleman meninggal di Luwu Utara dan dimakamkan di Desa 
Patimang sehingga juga disebut Dato Patimang. 

  Suasana masyarakat Sulsel pada sekitar akhir abad ke-16 dan awal abad 
ke-17 sibuk mempelajari agama baru, Islam. Kala itu Islam disebarkan dan 
diajarkan oleh ketiga ulama dari Minangkabau, Dato Ri Bandang, Datok Ri Tiro, 
dan Dato Patimang. Ketiga penyiar Islam ini berkerja sama dengan bangsawan dan 
kerabat kerajaan di istana raja. Para bangsawan dan kerabat kerajaan berusaha 
secara berangsur-angsur mengetahui dan memahami ajaran-ajaran Islam melalui 
pengajian, pengkajian Al Quran, salat berjamaah, dan diskusi-diskusi. 

  Melalui Pedagang 

  Kalau kita melihat dari sumber sejarah, bahwa penyebaran Islam di 
Indonesia khususnya di Sulsel dilakukan oleh parah saudagar Muslim yang 
mengadakan kontak dagang antarpulau baik dengan pedagang dalam negeri maupun 
dengan dagang antarnegara. Dapatlah dipahami bahwa yang mula-mula membawa agama 
Islam ke Sulsel adalah pelaut-pelaut dari Arab, kemudian saudagar-saudagar 
India, dan Iran. Selanjutnya Islam disiarkan oleh pedagang-pedagang dari Melayu 
dan dari Jawa. Berdasarkan kajian sejarah Islam sudah berpengaruh di Jawa 
sekitar tahun 1500-1550 M yaitu pada masa pemerintahan Kerajaan Demak. 

  Pengaruh Islam semakin kuat setelah Malaka direbut oleh Portugis pada 
tahun 1511 M. Setelah jatuhnya Malaka ketangan Portugis, semakin banyak 
kerajaan Islam di Pulau Jawa dan 

[mediacare] CIA dan Gerakan Separatis

2007-09-28 Terurut Topik Sunny
http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=308359kat_id=16

Rabu, 26 September 2007


CIA dan Gerakan Separatis 
Oleh : Zaenal Ma'arif
Mantan Wakil Ketua DPR


Sebagai satu-satunya negara super power setelah runtuhnya Uni Soviet, Amerika 
Serikat (AS) merasa menjadi polisi dunia dan bisa berlaku sewenang-wenang 
terhadap negara lain yang dipandang menjadi musuh potensialnya. Maka pemerintah 
AS menilai negara lain yang tidak sejalan dengan policy-nya untuk menguasai 
dunia dianggap sebagai 'poros kejahatan'. Maka Irak menjadi korban kedua 
setelah Afghanistan. Rakyat Irak dan Afghanistan sampai sekarang sangat 
menderita akibat keangkaramurkaan rezim Presiden George W Bush yang dikenal 
berideologi evangelish fanatik.

Namun rakyat Irak dan Afghanistan ternyata tidak mudah untuk ditaklukkan AS, 
berbeda dengan rakyat Panama dan Grenada yang mudah menyerah setelah AS 
melakukan invasi militer ke negara di Amerika Tengah itu (1983). Terbukti 
mereka tidak berani melakukan perlawanan total dan menyerah kepada AS menyusul 
kejatuhan pemerintahannya. Barangkali para pembuat policy strategis di 
Washington berpikir AS akan dengan mudah menaklukkan kedua negara Muslim 
tersebut sebagaimana Panama dan Grenada. Namun ternyata perhitungan tersebut 
meleset dan sampai sekarang lebih dari 4.000 tentara AS mati sia-sia di Irak 
dan Afghanistan serta jumlahnya setiap hari terus bertambah. Bahkan Presiden 
Bush terus berusaha agar tidak kehilangan muka untuk keluar dari kedua negara 
tersebut sebagaimana di Vietnam dulu.

Pemerintah AS tidak hanya berusaha melakukan intervensi di negara yang dianggap 
musuhnya, bahkan negara yang dinilai sebagai sahabatnya juga akan dilemahkan 
dan dipecah-belah. Indonesia salah satu korbannya. Meski pemerintah Indonesia 
berusaha menjalin hubungan sebaik mungkin dengan AS sejak zaman orde lama, orde 
barum hingga reformasi sekarang, kenyataannya AS belum puas selama Indonesia 
masih menjadi negara kesatuan. NKRI berusaha akan dihancurkan secara diam-diam 
melalui silent operation dengan membantu gerakan separatis seperti Aceh, Papua, 
dan Maluku. Bahkan di awal reformasi ada juga wacana untuk mendirikan negara 
Riau merdeka. Tampaknya AS belum puas meski sukses menekan pemerintahan 
Presiden BJ Habibie untuk mengadakan referendum di Timor Timur dan berakhir 
dengan berdirinya negara Timor Leste.

Setelah berhasil menguasai pemerintahan Aceh dengan seorang gubernur dan 
delapan bupati/wali kota, kaum separatis telah membentuk Partai GAM yang 
bertujuan mengadakan referendum bagi kemerdekaan Aceh. Sebelumnya SIRA selalu 
aktif menyerukan tuntutan referendum Aceh. Sementara di Papua, kaum separatis 
baru saja mengadakan Konferensi Besar Masyarakat Adat Papua awal bulan lalu, di 
mana bendera Bintang Kejora juga sempat dikibarkan dan mereka menginginkan 
referendum meski pemerintah telah memberikan otonomi khusus (otsus). Sedangkan 
di Maluku kaum separatis RMS/FKM sempat mengibarkan bendera RMS dihadapan 
Presiden SBY saat menghadiri peringatan Harganas di Ambon.

Ketiga peristiwa penting tersebut tidak mungkin terjadi tanpa adanya intervensi 
tangan-tangan asing terutama AS dan Australia. Sebab, mereka khawatir jika NKRI 
tetap tegak, sebagai negara Muslim terbesar di dunia maka Indonesia lambat atau 
cepat akan menjadi negara yang potensial menjadi musuh AS sebagaimana Iran, 
Suriah dan Pakistan. Sebab AS memandang Indonesia dan Pakistan bisa menjadi 
musuh berbahaya jika keduanya berhasil dikuasai kekuatan Islam, apalagi 
Pakistan telah memiliki senjata nuklir dan Indonesia sedang berencana membangun 
PLTN.

Lebih berbahaya
Seharusnya aparat intelijen seperti BIN, BIA dan lembaga intelijen lain sudah 
sejak dini memperhitungkan bahaya gerakan separatis bagi kelangsungan NKRI. 
Namun tampaknya kekuatan intelijen beserta aparat TNI dan Polri lebih 
difokuskan pada pemberantasan terorisme. Padahal sesungguhnya separatisme tidak 
kalah bahayanya dari terorisme, bahkan lebih menghawatirkan. Sebab meraka 
secara diam-diam mendapat dukungan dari Barat terutama AS dan Australia. 
Sementara kalau urusan terorisme, kedua negara tersebut habis-habisan membantu 
pemerintah dengan dana jutaan dolar. Sedangkan kalau masalah separatisme mereka 
hanya diam seolah-olah tidak mengetahui, tetapi di belakangnya membantu secara 
rahasia melalui NGO yang berkolaborasi dengan donatur Barat.

Seharusnya pemerintahan Presiden SBY sudah mampu membaca skenario AS untuk 
menghancurkan NKRI. Kunjungan 17 jenderal AS di Aceh pada Mei lalu dan lawatan 
anggota Kongres yang dikenal pro kemerdekaan Papua, Eni Faleomavaega, ke 
Indonesia bulan lalu bahkan diterima langsung Presiden SBY meski memakai celana 
pendek. Seharusnya hal itu sudah menjadi warning pemerintah Indonesia akan 
bahaya gerakan separatis. Separatisme di Indonesia sudah menjadi isu 
internasional termasuk di kalangan anggota Kongres AS seperti Eni Faleomavaega 
yang juga ketua Sub Komisi Asia Pasifik Kongres AS (Samoa), James Moran 
(Virginia), 

[mediacare] Indonesian migrant worker raped in Johor

2007-09-28 Terurut Topik Sunny
http://www.thejakartapost.com/detailgeneral.asp?fileid=20070928113913irec=6


Indonesian migrant worker raped in Johor 
 

JOHOR BARU (Antara): An Indonesian female migrant worker was raped by 12 men at 
two separate locations in Johor Baru, Malaysia, early this month an official 
said. 

That is right. She is an Indonesian worker. As the incident happened in Johor 
Baru we have asked the Indonesia consulate general there to handle the case, 
the head of the worker protection taskforce of the Indonesian embassy in Kuala 
Lumpur, Tatang B Razak, said on Thursday. 

He said the woman came to Malaysia to work as a maid but she later escaped from 
her employer thus losing her immigration status as a foreign worker.


[mediacare] Eksekusi Amrozi Tunggu Pengajuan Grasi

2007-09-28 Terurut Topik Sunny
Rfeleksi: Maksudnya Amrozi tunggu diampuni dari hukuman mati dan kemudian 
dibebaskan?

http://www.gatra.com/artikel.php?id=108170


Eksekusi Amrozi Tunggu Pengajuan Grasi


Jakarta, 28 September 2007 13:52
Jaksa Agung Hendarman Soepandji mengatakan, eksekusi terhadap terpidana mati 
kasus Bom Bali I Amrozi, belum akan akan dilakukan hingga ada kepastian 
terhadap proses pengajuan grasi yang diajukan tim penasehatnya ditetapkan.

Yang bersangkutan kini kan tengah mengajukan grasi. Karena baru ditolak 
PK-nya, katanya, usai penandatanganan nota kesepahaman Penanganan Kasus 
Penyimpangan Pengelolaan Negara Berindikasi Korupsi antara Polri, Kejaksaan 
Agung (Kejagung) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), di 
Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jum`at (28/9).

Jika sudah ada ketetapan yang final terhadap PK dan grasi tesebut, maka 
eksekusi terhadap Amrozi baru dapat dilakukan, tambah Hendarman.

Amrozi bersama Ali Imron, Ali Gufron alias Mukhlas (kakak Amrozi), dan Imam 
Samudra dituduh terlibat dalam peristiwa bom Bali I pada 12 Oktober 2002.

Terpidana mati itu sempat akan dieksekusi pada 22 Agustus 2006, namun tertunda, 
karena kuasa hukumnya mengajukan PK dan PK itu akhirnya ditolak Mahkamah Agung 
(MA) pada 30 Agustus 2007.

Sementara itu, PK (Peninjauan Kembali) yang diajukan Ali Gufron alias Mukhlas, 
46 tahun, dan Abdul Azis alias Imam Samudra, 38 tahun, belum diputuskan MA. 
Istri Ali Gufron dan lima anaknya kini berada di Johor, Malaysia.

Secara terpisah, pengacara TPM Fahmi H Bachmid SH MH mengatakan, pihaknya masih 
berencana mengajukan jalur hukum lain, yakni grasi atau PK tahap kedua.

Tapi, kalau putusan MA sudah final dan terpidana tidak mau mengurus grasi, 
maka penegak hukum wajib mengupayakan pertemuan Amrozi dengan keluarga untuk 
terakhir kalinya. Itu wajib, katanya

[mediacare] Kenapa Memilih Sekularisme?

2007-09-28 Terurut Topik Sunny
http://www.suarapembaruan.com/News/2007/09/28/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 

Kenapa Memilih Sekularisme?
Oleh Hamzah Sahal 



 

Pada akhir Juli, dua kawan yang saling berjauhan mengirimkan pesan singkat 
(SMS). Satu di Surakarta, satu di Kairo, Mesir. Keduanya tidak saling kenal. 
Tapi, SMS dari dua orang itu isinya sama, tak ada satu huruf pun yang berbeda. 
Pesan singkat itu mengabarkan Pemda Manokwari menetapkan kota tersebut sebagai 
Kota Injil. SMS itu berbunyi ajakan kepada umat Islam untuk melakukan tahajud 
(salat sunnah malam) dan berdoa untuk saudara-saudara muslim di Manokwari. 

Tidak tahu betul apa motif dan tujuan kedua kawan itu. Penulis memilih untuk 
tidak bertanya. Membaca pesan pendek itu, sejenak terdiam. Tentu, pertanyaan 
pertama yang muncul di benak adalah, betulkah Pemda Manokwari menerapkan 
Syariat Nasrani yang dikabarkan dua teman tadi? 

Tetapi, terus terang saja, selanjutnya penulis tidak bisa bersikap kritis 
merespons berita itu. Pertanyaan yang seketika muncul tadi tidak diikuti dengan 
mencari kebenaran atau kebohongan berita itu. Yang langsung muncul justru 
bersikap reaktif, seakan-akan membenarkan berita itu. Yang sebetulnya terjadi 
di Manokwari adalah reaksi atas penerapan perda-perda Syariat Islam yang marak 
di berbagai daerah, demikian yang terlintas di kepala waktu itu. Kemudian, 
membayangkan apa yang akan terjadi pada kaum minoritas di sana? 

Lalu angan-angan meloncat ke Bali. Seandainya Pemda Bali menerapkan segala 
aturan dan adat istiadat Hindu, apa yang akan terjadi pada kaum minoritas yang 
tinggal di sana? Di daerah yang bupati dan legislatifnya mayoritas orang NU, 
apa yang akan terjadi jika mereka membuat perda yang berisi salat subuh harus 
qunut, setalah salat diwajibkan wiridan berjamaah, salat tarawih harus dua 
puluh rakaat, masjid harus ada beduknya, harus ada ritual tujuh bulanan untuk 
orang hamil, puputan untuk bayi yang baru dilahirkan, harus ada upacara tujuh 
hari, empat puluh hari untuk upacara kematian, dan lain-lain? 

Sebaliknya, di kabupaten yang bupati dan legislatifnya berbasis Islam puritan 
dan keras, akan memberlakukan perda bertajuk 'Umat Islam bersih dari TBC'. 
Segala ajaran yang dianggap tahayul, bid'ah, dan churafat harus dibuang 
jauh-jauh. Beduk harus dibakar, tahlil, puputan, qunut, dan salat tarawih dua 
puluh rakaat harus ditinggalkan. Di sekolah-sekolah, ruang perempuan harus 
disendirikan, dipisahkan dengan murid laki-laki, perempuan tidak boleh keluar 
sendirian, tidak boleh tampil di muka umum. 

Terpikir kemudian, di mana tempat kaum adat yang di banyak wilayah di Indonesia 
menjadi minoritas? Harus mengikuti kaum mayoritas atau harus hijrah ke mana? 
Pandangan-pandangan, sikap-sikap, perilaku-perilaku despotis mayoritas terhadap 
minoritas terus memenuhi pikiran. Berita SMS dan rentetan angan-angan, adalah 
bentuk politik identitas yang mengental pascarezim reformis berkuasa. 
Menguatnya politik identitas itu disebabkan, pertama, karena kekangan rezim 
Orde Baru atas kekuatan-ke- kuatan politik yang tidak sejalan dengan 
kebijakannya. Kedua, watak atau karakter alamiah yang tidak akan hilang dari 
dalam diri setiap individu atau kelompok. Yang ketiga tentu saja, kepentingan 
kelompok atau aliran tertentu. 

Para penganut politik identitas itu memandang arena berpolitik, bernegara, dan 
berbangsa layaknya sistem musyarakah (salah satu model perjanjian dagang dalam 
fikih/hukum Islam). Sistem itu menganut pembagian untung berdasarkan besarnya 
modal yang ditanam. Jika pemodal menanam delapan puluh persen, maka dia akan 
menutut untung delapan puluh persen pula. 

Dalam sistem perdagangan yang kalkulasinya memang matematis, cara-cara seperti 
itu sah, dan itulah yang adil. Tetapi, apa jadinya kalau sistem politik, 
negara, dan bangsa, dihitung sebagaimana jual beli musyarakah? Tiap kelompok 
mayoritas akan menuntut keterwakilan sesuai dengan pasokan suara, sistem 
regulasinya pun diatur sesuai dengan selera mayoritas. 

Jika yang terjadi demikian, posisi negera, alih-alih akan mengembangkan 
kemaslahatan, keadilan, kesejateraan, ketenangan kepada rakyatnya, tapi justru 
bendera otoritarianismelah yang berkibar, despotismelah yang berjalan. Sudah 
barang tentu, jika kondisi itu terus dibiarkan, akan mengancam fakta 
keberagaman dalam negeri ini. 

Pertanyaannya kemudian, bagaimana menghindar dari bentuk otoritarianisme 
(agama/kelompok)? Adakah sistem yang pas untuk mendamaikan dua kekuatan, 
mayoritas vs minoritas, yang tidak berimbang itu? 


Memilih Sekularisme 

Sekularisme menjadi semacam melting pot atau tungku pelebur otoritarianisme 
agama negeri ini. Sekularisme terbukti telah mampu mewadahi 
kepentingan-kepentingan kelompok tanpa ada yang merasa teranaktirikan. 

Meskipun tak lempang-lempang amat, Amerika Serikat adalah contoh negera sekular 
yang baik. Di sana, kelompok-kelompok minoritas seperti Islam, Arab, kulit 
hitam, diuntungkan dengan sistem sekular. Sekularisme menyediakan ruang yang 
jembar 

[mediacare] Stop Internasionalisasi Masalah Domestik

2007-09-28 Terurut Topik Sunny
Refleksi: Bagus begini seperti KI Hasyim Musadi, ketua PBNU yang berterus 
terang menyatakan pendapatnya, tanpa putar-memutar silaf lidah.

http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_cid=305087

 
Senin, 24 Sept 2007,

Stop Internasionalisasi Masalah Domestik 





Banyak pihak yang gembira dengan adanya intervensi asing dalam 
penanganan kasus HAM dan korupsi di Indonesia. Itu disebabkan pemerintah 
dinilai kurang berkomitmen dalam menyelesaikan sejumlah kasus hukum, seperti 
pembunuhan Munir dan dugaan korupsi mantan Presiden Soeharto. 

Tetapi, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) KH Hasyim 
Muzadi berseberangan pendapat. Hasyim justru minta bangsa Indonesia tidak 
selalu membawa masalah dalam negeri ke dunia internasional. 

Jangan menginternasionalkan masalah-masalah internal keluarga 
bangsa, seperti masalah Pak Harto dan Munir, ungkapnya di Jakarta kemarin 
(23/9). Menurut dia, internasionalisasi sejumlah masalah dalam negeri dapat 
menurunkan martabat bangsa. Juga, menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang 
selalu berada dalam pengaruh asing.

Kasus paling gres ialah korupsi mantan Presiden Soeharto. Menurut 
Hasyim, masalah itu bisa diselesaikan di internal pemerintah. Karena itu, pihak 
asing tak perlu terlibat dalam kasus mantan presiden kedua tersebut.

Urusan Pak Harto dengan keputusan MA adalah masalah hukum 
domestik, tak perlu campur tangan PBB atau Bank Dunia, tegasnya. 

Kasus pembunuhan aktivis HAM Munir juga menjadi perhatian Hasyim. 
Mantan ketua PW NU Jawa Timur tersebut mengatakan telah terjadi pembiasan isu 
yang merembet keluar konteks hukum. Masalahnya merembet ke mana-mana. Tidak 
fokus dan semakin kabur karena ada kepentingan orang asing, jelas pengasuh 
Pondok Pesantren Al-Hikam itu.(cak/tom
   
 


1190565297b
Description: Binary data


[mediacare] Australia Beri Pinjaman Sangat Lunak Rp 2,4 Triliun

2007-09-28 Terurut Topik Sunny
Refleksi: Dulu hutang, sekarang hutang, tak akan hidup tanpa kutang, eh  eh 
hutang,  sampai tujuh turunan harus bayar hutang.  Pak,  hutang untuk proyek 
perusahan  sendiri?

http://www.suarapembaruan.com/News/2007/09/28/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Australia Beri Pinjaman Sangat Lunak Rp 2,4 Triliun

[JAKARTA] Pemerintah Australia memberi pinjaman sangat lunak ke Indonesia 
senilai $A 300 juta atau setara Rp 2,4 triliun. Pinjaman itu tidak dikenai 
bunga, tanpa ongkos apa pun, dan akan dikembalikan dalam jangka waktu 40 tahun 
dengan grace period 10 tahun. 

Pinjaman itu untuk program peningkatan jaringan jalan nasional di Kawasan Timur 
Indonesia. Penandatanganan perjanjian pinjaman dilakukan Duta Besar Australia 
Bill Farmer dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada awal September 
2007 tetapi dilansir ke publik di Jakarta, Kamis (27/9). 

Kepada wartawan, Farmer mengatakan, masyarakat desa terpencil di KTI juga akan 
mendapatkan akses lebih baik terhadap kesempatan sosial dan ekonomi. Hal ini 
diharapkan mampu memberi dukungan untuk pembangunan dan pengembangan ekonomi 
daerah. 

Australia bekerja sama secara erat dengan Departemen Pekerjaan Umum untuk 
meneliti dan memperbaiki jalan yang paling memerlukan perbaikan. Peningkatan 
ini diharapkan dapat memberi keuntungan ekonomi secara nyata di Indonesia, 
kata Farmer. 

Menurutnya, kerja sama Australia dan Departemen Pekerjaan Umum itu untuk 
meneliti dan memperbaiki jalan yang paling memerlukan perbaikan. Karena itu, 
Australia juga menyertakan hibah senilai Rp 209 miliar untuk perencanaan dan 
perancangan guna mendukung pekerjaan rekayasa berkualitas tinggi. 

Prioritas awal meliputi wilayah pesisir Selatan dan Timur Sulawesi Selatan dan 
Tenggara, Kalimantan Barat dan Selatan, serta Bali dan Nusa Tenggara Barat. 
Dukungan awal juga akan diberikan untuk mengganti jembatan-jembatan di Sulawesi 
Selatan yang terkena banjir awal 2006 lalu. Pekerjaan konstruksi ini rencananya 
akan dimulai pada awal 2008 dan diperkirakan selesai pada 2011. 

Sementara itu Direktur Jenderal Bina Marga, Hermanto Dardak mengatakan, 
pinjaman Pemerintah Australia difokuskan untuk memperbaiki 750-100 kilometer 
jalan dan jembatan nasional di wilayah Indonesia Timur. Angka itu diperoleh 
dari total panjang jalan yang rusak di Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara 
Timur, Maluku dan Bali. Perbaikan ini akan membuat jalan-jalan yang diperbaiki 
menjadi jalan standar dengan kelas delapan ton dan lebar tujuh meter. [L-10] 




Last modified: 28/9

Re: [mediacare] Ulurkan Tangan Untuk Sebuah Harapan

2007-09-27 Terurut Topik Sunny
Pernah ada seorang anak di Batam namanya Novembri, anak orang tidak berada yang 
 mempunyai tunor seperti ini, dia dibantu oleh suatu sebuah yayasan  dan 
dioperasi di Taiwan. Operasinya berhasil baik, sekalipun masih diperlukan lagi 
beberapa operasi plastik untuk memaniskan mukanya. Kalau tak salah malah TV 
channel Discovery pernah mempunyai program tentang Novembri.

Barangkali ada diantara netters yang berdiam di Batam tahu masalahnya, dan coba 
dihubungi keluarga tsb barangkali bisa memberitahukan alamat yayasan tsb untuk 
minta dibantu dan semoga bisa dibantu dengan segera.


  - Original Message - 
  From: virgina veryastuti 
  To: [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Thursday, September 27, 2007 10:54 AM
  Subject: [mediacare] Ulurkan Tangan Untuk Sebuah Harapan






  Ulurkan Tangan Untuk Sebuah Harapan
  Oleh: Vie

  Wajah kanannya yang bengkak menutupi seluruh wajahnya terlihat mulai 
mengganggu penglihatannya, terbayang begitu berat penderitaan yang harus 
dilaluinya. Sebuah lubang kecil di tenggorokan adalah satu-satunya alat untuk 
bernafas dan menyalurkan makanan, adakah yang bisa kita perbuat untuk 
membantunya? 
   
  Herianto, 30, sebelumnya penah bekerja di salah satu perusahaan keramik  di 
Jakarta, namun akhirnya dikeluarkan karena sering tidak masuk kerja. Sudah 3 
bulan terakhir ini, secara intensif Herianto berobat di rumah sakit Dharmais 
Jakarta, namun belum banyak perubahan yang berarti didapatnya bahkan sebaliknya 
kondisi badannya semakin lemah karena penyakit yang dideritanya. 
   
  Kondisi tersebutlah yang membuat  para dokter yang menanganinya di rumah 
sakit tak dapat berbuat banyak bahkan untuk sebuah  kemoterapi. Penyakit yang 
bermula dari sakit gigi biasa ternyata setelah di diagnosa dokter menunjukkan 
bahwa Herianto mengidap penyakit kanker pada mulut / gusi stadium III. 
   
  Berbagai upaya telah dilakukan keluarga untuk pengobatannya dan saat ini 
salah satu masalah utama adalah keterbatasan dana dan biaya pengobatan yang 
tinggi. Teman dan sahabat dari Herianto berupaya untuk menggalang dana guna 
mencari dan mendapatkan kesembuhan, agar suatu hari kelak Herianto dapat 
kembali beraktivitas seperti sediakala, menjadi ayah yang mengajak bermain 
putri kecilnya yang baru berusia 2 tahun. Putri yang sedang membutuhkan kasih 
sayang orangtua terutama ayahnya, Maukah Anda membantu mereka? Bantuan sekecil 
apapun akan sangat berarti bagi keluarga Herianto, untuk sebuah harapan.[v]
   
   
  Informasi lebih lanjut :

  Keluarga Herianto
  Jl. Jembatan II
  Gg. Padamulya VIII no. 39
  Rt. 001/09 Jakarta   Barat 11330
  Pina HP. 08..82264   
  Puput HP 0818.0700.6340 
  Lily  021-70004717 

  Saat ini Herianto berada di RS Dharmais Jakarta, Lt. 8 R804.
   
  Sumbangan dapat di transfer melalui : 
   
  Bank Central Asia (BCA)
  Cabang Pluit
  Account no : 168. 1757. 983
  a/n. : OEY PINAWATI






  Salam, 
  ~Vie 
  http://virgina.multiply.com 
  http://blog.360.yahoo.com/virghien 
  http://kksmelati.multiply.com


--
  Got a little couch potato? 
  Check out fun summer activities for kids.  


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition. 
  Version: 7.5.488 / Virus Database: 269.13.32/1032 - Release Date: 9/26/2007 
8:20 PM
image/jpeg

Re: [mediacare] Terima kasih Sunny --- Goenawan Mohamad: Liberalisme adalah suatu skandal

2007-09-27 Terurut Topik Sunny
Bung Karno itu selama masih mahasiswa sudah membaca banyak buku, termasuk 
buku tulisan pandangan berhaluan kiri termasuk  Engels Marx, yang banyak 
berpengaruh dalam jalan pikiran beliau dan kalau tidak keliru waktu 
melakukan pidato pembelaannya di depan pengadilan Belanda ( Dibawah Bendera 
Revolusi [?] beliau mengucip apa yang dibacanya.

Sebagai mahasiswa yang tidak pernah keluar negeri, patut dinilai 
kehebatannya beliau bisa berbahasa Inggris, Belanda (tentunya), Perancis, 
Jerman, bila dibandingkan dengan kaum akademisi sekarang, pulang balik ke 
luarnegeri, bahasa Inggris saja tidak kuat dikuasai.

Agaknya, 4 points dari pancasila sesudah silah pertama keTuhanan yang 
mahasaesa itu adalah pandangan beraliran sosialisme. Di Indonesia 
dibicarakan pancasila sebagai azas tunggal, setia pancasila  etc tetapi 
dasar insipirasi pandangan  seperti dalam 4 points tsb tidak diteliti, 
diajarkan, diselidiki dari segi ilmu pengetahuan dari sumber resmi, tetapi 
malah dilarang. Jadi bagaimana bisa maju?

Yang dihebatkan ialah ajaran surgawi, sampai ucapan merdeka! dan bebas! pun, 
yang maksudnya bebas dari segala penderitaan diganti dengan ucapan 
asalamalaikum waktu berbicara dihadapan umum.

Jadi jangan kaget kalau asalamailakum juga bagi kemiskinan dan korupsi untuk 
merajalela.

Atau bagaimana


- Original Message - 
From: BDG KUSUMO [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Cc: mediacare@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, September 27, 2007 11:12 AM
Subject: [mediacare] Terima kasih Sunny --- Goenawan Mohamad: Liberalisme 
adalah suatu skandal


 Terimakasih, akan saya cari. Bung Karno juga telah sering menganjurkan
 pemakaian pisau analisis Marxistis, yang ternyata berlaku sampai tidak 
 tahu
 kapan.
 Salam, Bismo DG

  - Original Message - 
  From: Sunny
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Sent: Wednesday, September 26, 2007 11:54 PM
  Subject: Re: [nasional-list] Mas Bismo --- Goenawan Mohamad: 
 Liberalisme adalah suatu skandal


  Silahkan baca ini kalau bisa didapat di perpustakaan setempat :

  John Cassidy, THE RETURN OF KARL MARX, The New Yorker, October 20, 
 1997,
  p. 248

  Keywords
  Capitalism;
  Communism;
  Economics;
  Marx, Karl
  THE NEXT THINKER about Karl Marx's influence as an economist... Writer 
 was
  talking with a college friend who now worked at a big Wall Street 
 investment
  bank... To my surprise, he brought up Karl Marx. The longer I spend on 
 Wall
  Street, the more convinced I am that Marx was right, he said. I assumed 
 he
  was joking. There is a Nobel Prize waiting for the economist who 
 resurrects
  Marx and puts it all together in a coherent model, he continued, quite
  seriously. I am absolutely convinced that Marx's approach is the best 
 way
  to look at capitalism. I didn't hide my astonishment. We had both 
 studied
  economics during the early eighties at Oxford, where most of our teachers
  agreed with Keynes that Marx's economic theories were complicated
  hocus-pocus and Communism was an insult to our intelligence. The
  prevailing attitude among bright students of our generation was that 
 Marx's
  arguments were fit only for polytechnic lecturers and aspiring Labour 
 Party
  politicians... More than fifty years ago, Edmund Wilson noted that much 
 of
  Marx's prose hypnotizes the reader with its paradoxes and eventually 
 puts
  him to sleep. The passing decades have not made the going any easier. 
 Marx
  was ludicrously prolix... The writer gradually began to understand what 
 his
  friend meant. In many ways, Marx's legacy has been obscured by the 
 failure
  of Communism, which wasn't his primary interest. In fact, he had little 
 to
  say about how a socialist society should operate, and what he did write,
  about the withering away of the state and so on, wasn't very
  helpful--something Lenin and his comrades quickly discovered after 
 seizing
  power... When Marx wasn't driving the reader to distraction, he wrote
  riveting passages about globalization, inequality, political corruption,
  monopolization, technical progress, the decline of high culture, and the
  enervating nature of modern existence--issues that economists are now
  confronting anew... Marx was born in 1818, and died in 1883... Marx 
 wasn't a
  crude reductionist, but he did believe that the way in which society
  organized production ultimately shaped people's attitudes and beliefs.
  Capitalism, for example, made human beings subjugate themselves to base
  avarice... Globalization is the buzzword of the late twentieth century, 
 on
  the lips of everybody from Jiang Zemin to Tony Blair, but Marx predicted
  most of its ramifications a hundred and fifty years ago... Globalization 
 is
  set to become the biggest political issue of the next century... In one 
 way,
  Marx's efforts were a failure. His mathematical model of the economy, 
 which
  depended on the idea that labor is the source of all value, was riven 
 with
  internal inconsistencies

[mediacare] Saudis Rethink Taboo on Women Behind the Wheel

2007-09-27 Terurut Topik Sunny
http://www.nytimes.com/2007/09/28/world/middleeast/28drive.html?ref=world



Saudis Rethink Taboo on Women Behind the Wheel 
By HASSAN M. FATTAH
Published: September 28, 2007


DUBAI, United Arab Emirates, Sept. 27 - In a recent episode of Saudi Arabia's 
most popular television show, broadcast during Ramadan this month, a Saudi man 
of the future is seen sitting in his house as his daughter pulls into the 
driveway, her children piled into the back of the car.

Where have you been? the father asks.

The kids were bored, so I took them to the movies, she replies, 
matter-of-factly, as she gets out of the driver's seat.

The scene may appear mundane, but in Saudi Arabia, where women are forbidden to 
drive - and, by the way, where there are no movie theaters, either - the skit 
portends something of a revolution. From a taboo about which there could be no 
open discussion, a woman's right to drive is becoming a topic of growing and 
lively debate in Saudi Arabia.

Coming after other recent changes - women may now travel abroad without male 
accompaniment (though male permission is still required), seek divorce and own 
their own companies - the driving discussion is noteworthy. Whether it signals 
that women will actually be driving soon or merely talking about it openly 
remains to be seen.

We are telling everyone this is coming, whether today or tomorrow, said 
Abdallah al-Sadhan, producer, writer and host of Tash Ma Tash (No Big 
Deal), a variety comedy show that is broadcast during Ramadan and tackles 
controversial social issues in Saudi Arabia. Other episodes have also shown 
women driving in what Mr. Sadhan says is a deliberate message. There will be a 
time we will accept it, so now is the time to get prepared for that.

In another popular Saudi show, Amsha Bint Amash (Amsha, Daughter of Amash), 
a woman who loses her father is forced to move to the city, where she 
masquerades as a man to become a taxi driver. 

Saudi newspapers have begun writing about the implications and acceptability of 
having women drive. The Saudi National Human Rights Association has begun 
researching the effect of women's driving on families and Saudi society, 
activists said.

A group of Saudi women have led a petition drive asking the king to repeal the 
ban on driving by women, placing the issue at the heart of a discussion about 
modernity and Saudi Arabia's place in the world. And the government, which was 
hostile toward the last such petition in 1990, now seems mildly receptive.

You get the feeling that they are preparing the population for this issue, 
said Wajeha al- Huwaider, 45, one of the organizers. It is just like the 
decision to allow women education. They resisted it, but now it's a reality.

On Sunday, Ms. Huwaider and some 1,100 other women sent the petition to King 
Abdullah.

Some Saudi officials and religious men agree with the women that Islam does not 
forbid women to drive. In the past, Saudi women were able to move freely on 
camel and horseback, and Bedouin women in the desert openly drive pickup trucks 
far from the public eye. 

Clerics and religious conservatives maintain that allowing women to drive would 
open Saudi society to untold corruption. Women alone in a car, they say, would 
be more open to abuse, to going wayward, and to getting into trouble if they 
had an accident or were stopped by the police. The net result would be an 
erosion of social mores, they say.

In 1990, a group of prominent Saudi women seized on the presence of Western 
news media covering the first Persian Gulf war, boarded cars and drove through 
a Riyadh boulevard. Several of the women were jailed briefly; many lost high 
positions in schools and universities, and others were forced to leave the 
country for some time.

This time, however, the women are being given wide latitude to make their case, 
Ms. Huwaider said. She believes that this is because the case is being made in 
pragmatic social and economic terms, not purely as a matter of women's rights.

Because of the rising cost of living in Saudi Arabia, women have been entering 
the work force in large numbers. That in turn has given them new economic clout 
in the family and greater leverage.

Ebtihal Mubarak, another organizer of the petition drive, who is an editor at 
Arab News, an English-language daily newspaper, said the cost of a driver had 
begun to impinge on Saudi families. Most middle-class people can't afford 
drivers anymore, she said.

Saudi women say the seeming momentum behind the issue is fueled in part by what 
they can now see and read about the freedoms of women abroad on satellite 
television and the Internet. They also feel they have become more sophisticated 
in dealing with the Saudi system.

This is more organized and is a real campaign, said Khalid Al-Dakhil, 
professor of political sociology at King Saud University in Riyadh. They have 
been on the Net, sending out e-mails.

Still, few expect any change to come soon. Ms. 

Re: [mediacare] Tanda-Tanda Negeri

2007-09-27 Terurut Topik Sunny
Belum tentu banyak orang tertawa itu karena negerinya makmur, karena 
kemiskinan menekan kehidupan se-hari dan satu-satu hiburan tanpa 
mengeluarkan duit ialah tertawa diri sendiri untuk menghiburkan hati yang 
sedih dan makan tak kenyang.

Selain itu sesuai berita koran beberapa waktu silam bahwa  sekian prosen 
penduduk  Indonesia sakit jiwa dan tentunya yang sakit jiwa suka tertawa.

Jadi mudah tertawa belum tentu negeri makmur dan sentosa.

- Original Message - 
From: agussyafii [EMAIL PROTECTED]
To: mediacare@yahoogroups.com
Sent: Friday, September 28, 2007 5:56 AM
Subject: [mediacare] Tanda-Tanda Negeri


 Tanda-Tanda Negeri

 Pada satu malam di bulan suci ramadhan  saya sempat berbincang dengan
 bapak. menurut bapak kondisi negeri ini bisa dilihat dari apa yang
 sering dialami oleh orang-orang pada umumnya. kok bisa pak? tanya
 saya. Iya, jika banyak orang  sering kelaparan, pertanda penguasa
 melakukan penindasan. Jika banyak orang  sakit perut, berarti
 penguasa banyak yang korupsi. Jika banyak orang pada sakit kepala,
 berarti ada sebagian elit mempersiapkan makar.

 Bagaimana kalo menunjukkan negeri ini sedang makmur? tanya
 saya. Mudah saja, jika banyak orang yang mudah tertawa berarti
 negeri itu makmur dan sentosa  jawab bapak.

 Wassalam,
 agussyafii

 =
 Pengaruh terbaik dari orang baik menjadikan diri kita yang terbaik

 silahkan kirimkan komentar di http://agussyafii.blogspot.com atau sms
 di 0888 176 48 72
 =







 Mailing list:
 http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

 Blog:
 http://mediacare.blogspot.com

 http://www.mediacare.biz



 Yahoo! Groups Links





 -- 
 No virus found in this incoming message.
 Checked by AVG Free Edition.
 Version: 7.5.488 / Virus Database: 269.13.32/1032 - Release Date: 
 9/26/2007 8:20 PM

 



Re: [mediacare] Arab Saudia dan Dunia Islam Sunni Kuatir Amerika Keluar Dari Ira

2007-09-26 Terurut Topik Sunny
Amerika dan tentara sekutunya hanya menang menambah kesusahan bagi rakyat 
Irak, bukan sebaliknya.

Sebelum invasi telah diperingatkan oleh  Tariq Aziz, bahwa bila Irak 
diinvansi akan terjadi seperti di Viet Nam.  Ucapannya ternyata benar. Taiq 
Aziz  mantan menteri dalam pemerintahan rezim Saddam Hussein, sekarang 
menjadi tawanan USA di Bagdad.

USA  tidak akan bisa menang secara militer maupun politik, jadi opsi yang 
tinggal ialah bagaimana bisa mundur dengan muka terhormat.

- Original Message - 
From: Alandy Setiawansyah [EMAIL PROTECTED]
To: mediacare@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, September 26, 2007 8:37 AM
Subject: RE: [mediacare] Arab Saudia dan Dunia Islam Sunni Kuatir Amerika 
Keluar Dari Ira




 Ini orang analisanya pangke dengkul. Keberadaan AS di Iraq sudah terbukti
 hanya membuat kekacauan dan Timur Tengah baik Negara maupun masyarakatnya
 menjadi terpecah-pecah. Biarlah bangsa Iraq yang menyelesaikan masalahnya
 sendiri. Saat ini yang paling terpenting adalah membangun solidaritas
 kemanusiaan untuk menolong orang-orang yang tak berdosa (masyarakat sipil)
 di Iraq. Sambil ada upaya untuk mengajak pemerintah Iraq yang berkuasa
 dalam berbagai dialog yang menciptakan stabilitas, hentikan perang dan
 kekerasan. Upaya ini yang seharusnya dilakukan oleh  Amerika dan PBB, tapi
 dalam kenyataannya kan tidak. Jadi sekarang yang harus dilakukan adalah
 peran lembaga-lembaga internasional di luar PBB dan organisasi-organisasi
 Islam yang cinta pada perdamaian, tanpa membedakan aliran dan keyakinan.

 merpatimerah

From: Karma, I Nengah [Kalki Awatara] [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: mediacare@yahoogroups.com
To: mediacare@yahoogroups.com
Subject: RE: [mediacare] Arab Saudia dan Dunia Islam Sunni Kuatir Amerika
Keluar Dari Irak
Date: Wed, 26 Sep 2007 13:27:01 +0800

Di Indonesia kok lain, orang teriak 2 agar Amerika cepat keluar dari
iraq. Nah itulah jeleknya orang kita tidak mengerti akar masalah negara
lain malah mau turut campur.



From: mediacare@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of Hafsah Salim
Sent: Wednesday, September 26, 2007 12:23 PM
To: mediacare@yahoogroups.com
Subject: [mediacare] Arab Saudia dan Dunia Islam Sunni Kuatir Amerika
Keluar Dari Irak



Arab Saudia dan Dunia Islam Sunni Kuatir Amerika Keluar Dari Irak

Ulama Islam di Indonesia sangatlah berbeda dengan ulama2 di Mesir
maupun Arab Saudia. Sebagian besar ulama dan umat Islam di Indonesia
mengharapkan keluarnya Amerika dari Iraq. Bahkan suara2 di Amerika
sendiri juga mendorong presiden Bush untuk segera menarik keluar
pasukan Amerika se-segera mungkin.

Berbeda dengan Kerajaan Arab Saudia maupun ulama2 di Mesir, mereka
sangat mengharapkan agar pasukan Amerika bisa dipertahankan lebih lama
lagi, karena keluarnya pasukan Amerika sama halnya menyerahkan Iraq
kepada kekuasaan Islam Syiah. Jutaan penganut Sunni di Irak terancam
pembunuhan massal untuk menebus dosa2 mereka terhadap umat Syiah yang
juga dibunuhi secara massal dibawah presiden Sadam Hussein.

Usul Amerika untuk menciptakan negara sekuler di Irak telah secara
tidak langsung ditolak oleh pihak Syiah. Pada mulanya pihak Syiah
memang se-olah2 menerima usul Amerika tsb. Namun secara bertahap,
semua menteri dan semua wakil2 yang berasal dari Islam Sunni telah
ditendang keluar dari kabinet. Hingga kini kekuatan politik di Irak
dikuasai keseluruhannya oleh pihak Syiah yang semakin lama semakin
keras dan terang2an mengingini keluarnya pasukan Amerika dari wilayah
Iraq.

Bisa dipastikan, pengaruh Islam Syiah didunia akan makin berkembang
pesat dengan keberhasilan Shiah menguasai iraq dimasa depan. Arab
Saudia sangat kuatir melihat perkembangan ini dan mengharapkan agar
Amerika mau menunda keluarnya pasukan2 yang sekarang ini. Upaya untuk
rekonsiliasi antara Sunni dan Syiah yang dilakukan oleh raja Arab
Saudia mengalami kegagalan total. Pengaruh Syiah sementara ini sudah
menyusup jauh kedalam wilayah Mesir. Ulama2 Sunni sudah meminta umat
Sunni berwaspada dan bersiap untuk perang jihad melawan pengaruh Shiah
ini. Sudah banyak ulama2 Sunni yang kemudia beralih menjadi Syiah di
Mesir yang membuat berang Arab Saudia.

Dipihak Amerika sendiri, banyak pendapat yang menolak untuk turut
campur melindungi umat Sunni di Iraq, mereka menganggap Islam Sunni
telah mengkhianati Amerika dalam teror 911 sehingga wajar kalo Iraq
diserahkan kepada kekuatan mayoritas Shiah dan membiarkan mereka
melakukan pembunuhan massal balas dendam menumpas Islam Sunni punah
dari wilayah Iraq.

Usul2 ulama2 dari Indonesia untuk secepatnya Amerika angkat kaki dari
Irak juga kemungkinannya ulama2 di Indonesia sudah kesusupan Islam
Shiah.

Ny. Muslim binti Muskitawati.

Ny. Muslim binti Muskitawati.





 _
 Express yourself instantly with MSN Messenger! Download today it's FREE!
 http://messenger.msn.click-url.com/go/onm00200471ave/direct/01/



 Mailing list:
 

[mediacare] Abu Dujana Lindungi Pelaku Peledakan Bom Tentena + Terpidana Kasus Teroris Melarikan Diri

2007-09-26 Terurut Topik Sunny
http://www.antara.co.id/arc/2007/9/26/abu-dujana-lindungi-pelaku-peledakan-bom-tentena/

26/09/07 15:13

Abu Dujana Lindungi Pelaku Peledakan Bom Tentena

Jakarta (ANTARA News) - Tersangka pelaku terorisme Abu Dujana melindungi 
terdakwa peledakan bom di pasar Tentena, Poso, Sulawesi Tengah, Syaiful Anam 
alias Brekele alias Mujadid alias Idris (26).

Brekele ketika memberikan keterangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, 
Rabu, menyatakan dirinya disuruh untuk tetap bersembunyi di Jawa setelah 
meledakkan bom di Tentena.

Pesan untuk tetap bersembunyi di Jawa itu didapatkan dari seorang kawan bernama 
Sur. Menurut Brekele, Sur mengatakan bahwa Brekele diperintahkan oleh Pak Guru 
untuk tetap berada di Jawa.

Ketika ditanya oleh Jaksa Penuntut Umum tentang identitas Pak Guru, Brekele 
menyatakan orang tersebut adalah Abu Dujana.

Kalau dari BAP yang ada, beliau adalah Abu Dujana, kata Brekele.

Namun demikian, Brekele tidak pernah bertemu langsung dengan Abu Dujana. Semua 
pesan Abu Dujana dia terima melalui perantara.

Akhirnya Brekele berhasil ditangkap di Temanggung ketika bersama dengan 
keluarganya, setelah sekian lama bersembunyi.

Pada sidang sebelumnya, Anam alias Brekele alias Mujadid alias Idris (26), 
diancam hukuman mati karena melakukan tindak pidana terorisme.

Tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) ketika membacakan dakwaan menyatakan terdakwa 
terbukti melawan hukum seperti diatur dalam pasal 15 jo pasal 6 UU 15 Tahun 
2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme (UU Terorisme) dengan 
ancaman maksimal hukuman mati.

Dalam dakwaan subsider, Brekele dijerat dengan pasal 15 jo pasal 7 UU 
Terorisme. Terdakwa juga dijerat dengan pasal 15 jo pasal 9 UU Terorisme dalam 
dakwaan lebih subsider.

JPU Totok Bambang menguraikan, peledakan bom Tentena pada 28 Mei 2005 dilakukan 
oleh Brekele bersama Ardin Djanatu dan Aat (keduanya disidang dalam berkas 
terpisah).

Beberapa hari sebelum meledakkan bom, ketiga terdakwa melakukan survei di pasar 
Tentena untuk mencari tempat yang paling tepat untuk meledakkan bom.(*)



http://www.antara.co.id/arc/2007/9/22/terpidana-kasus-teroris-melarikan-diri/

22/09/07 21:39

Terpidana Kasus Teroris Melarikan Diri

Makassar (ANTARA News) - Seorang terpidana kasus teroris peledakan kafe 
Sampoddo, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, tahun 2003, Jasmin alias Yasmin bin 
Kasau (25) melarikan diri dari Lembaga Permasyarakatan Masyarakat (Lapas) kelas 
I Makassar, pada Jumat malam.

Terpidana 20 tahun penjara itu, melarikan diri usai shalat taraweh di masjid 
yang berada di dalam Lapas Makassar.

Petugas Lapas yang berjumlah 13 orang dibantu empat orang tenaga petugas baru 
mengetahuinya setelah para terpidana ribut.

Kepala Kesatuan Penjagaan Lapas Makassar, Drs M Fadli kepada wartawan di 
Makassar, Sabtu, mengatakan, petugas menemukan sebuah tali dengan panjang 
sekitar empat meter lebih di balik tembok dinding pengaman bagian belakang 
Lapas.

Petugas Lapas segera meminta bantuan kepada polisi dan menyebarkan foto Jasmin 
ke seluruh kantor polisi, katanya.

Warga Dusun Lowa, Desa Mulandimeng, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu, itu 
mendekam di Blok D kamar 7 bersama dengan terpidana eksodus Timor Timur yakni 
Komaruddin yang menjalani hukuman 14 tahun penjara.

Jasmin, bersama tiga rekannya yakni Ahmad yang menjalani masa tahanan 18 tahun 
penjara, dan Komaruddin itu merupakan tahanan dari Kabupaten Palopo kemudian 
dipindahkan ke tahanan kelas I Makassar pada tahun 2004. (*)


Re: [mediacare] Re: KOMPAS Promosikan Israel

2007-09-26 Terurut Topik Sunny
Emosinya tidak bisa menutup kenyataan bahwa 20% dari penduduk dan 
warganegara Israel adalah Arab/Palestina beragama Islam.  Bukan itu saja 
malah dalam tertara Israel terdapat banyak serdadu dari suku Beduin dan Drus 
yang beragama Islam.

Israel mempunyai hubungan diplomatik dan perjanjian militer dengan Turki 
yang 99% penduduknya beragama Islam, dimana mereka melakukan latihan perang 
bersama, pesawat terbang militer Israel bisa terbang dan mendarat di wilayah 
Turki dan sebaliknya.

Kaum garis keras Indonesia agaknya tidak mau mengetahui bahwa sebahagian 
pesawat terbang milik TNI AU dibeli dari Israel pada zaman Pak Harto.

- Original Message - 
From: Roslina Podico [EMAIL PROTECTED]
To: mediacare@yahoogroups.com
Sent: Thursday, September 27, 2007 9:30 AM
Subject: Re: [mediacare] Re: KOMPAS Promosikan Israel


 anda tidak menyukai Israel karena Objective atau Subjective? Tidak suka
 karena anda cemburu melihat kehebatan mereka di bidang politik, ekonomi,
 tehnology? Waspaada seh kesiapa saja. Tapi kebencian itu umumnya muncul
 bukan dari akal sehat tapi dari emosi yg tak terkendalikan.


 Unik Ihsan wrote:
 untuk Indonesia, saya katakan bahwa Indonesia beruntung sudah
 diperingatkan oleh mayoritas muslimnya. Segelintir liberalism dalam
 Islam sedikit memberi peluang bagi israel untuk di maklumi tindak
 tanduknya. Tapi pada akhirnya , semua orang akan tahu, semua akan
 sadar akan yang sebenarnya, jika memang mereka mencari tahu.
 Mau pakai alasan apapun sekarang ini, untuk membenci israel sangatlah
 bisa diterima, dari yang masuk akal hingga yang tak masuk akal. dari
 sudut agama, maupun dari sudut ateis...dari sisi kemanusiaan hingga
 sisi politis. Buat saya, seluruh lorong sudah menempatkan dia menjadi
 negara yang WAJIB di WASPADAI dalam skala tertinggi. Akui saja,
 Indonesia belum mampu untuk bersahabat dengan israel, wong dengan
 malaysia aja masi berantam. Bersahabat dengan israel, sama dengan
 menggiring kita tidak pada posisi setara, tapi direndahkan...lihat
 saja amerika.
 saya juga tidak menyukai negara kawasan arab lainnya, tapi kalau
 ditempatkan dalam skala 1-10, israel tetap no 1. No 1 the most bastard
 nation is the world!


 */insudira [EMAIL PROTECTED]/* wrote:

 untuk di indonesia, secara objektif dan real alasan dari sdr.
 siauwlah yang paling tepat dan jitu, kalau ada yang mngingkari itu
 karena kemunafikan belaka. ini berdasarkan fakta-fakta yang tidak
 terbantahkan seperti misalnya pada peristiwa teror peledakan bom di
 bali, peristiwa penghancuran gedung wtc new york, para tokoh di
 indonesia ataupun di ln yang sealiran selalu saja mencoba
 mengalihkan opini, menyangkal dsb-nya melalui berbagai media dan
 saya amati anehnya mayoritas orang-orang indonesia kok percaya, hayo
 kenapa...

 produk-produk hasil pemikiran orang yahudi, atau yang didevelop di
 israel kenapa tidak di benci sekalian, kenapa enjoy aja makainya
 lagi-lagi itu karena kemunafikan

 damai untuk semua makhluk
 insudira

 --- In mediacare@yahoogroups.com
 mailto:mediacare%40yahoogroups.com, siauw ve [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
 
  Kalo di Indonesia ini aku kok ga percaya kalo ada orang yg
 membenci israel bukan krn alasan agama, apalagi kalo ada yg sok
 bicara dari segi politik dan keamanan, wong secara politik banyak
 rezim yg lebih brengsek dari israel tp para pembenci israel ini juga
 diam aja. Dari segi HAM msh banyak yg layak dikutuk dari sekedar
 israel. Kemana aja kalian selama ini shg diam aja melihat
 pelanggaran HAM di arab saudi dan negara arab lain. Kenapa kalian
 diam aja ketika melihat bom al qaeda tiap hari merenggut nyawa
 penduduk sipil tidak berdosa.Bagi saya apapun alasannya entah
 pembebasan, perjuangan kemerdekaan, ketertindasan ataupun alasan
 lain tdk membuat seseorang boleh membunuhi orang lain. Bahkan kadar
 kebencian kita terhadap israel mungkin lbh tinggi dari kadar
 kebencian orang arab ataupun palestina thd israel, buktinya msh
 banyk kok orang palestina yg kerja di israel tiap hari. Penduduk
 israel juga ada yg beretnis arab. Untuk para pembenci israel, gimana
  kalo kalian jalan2 dulu ke israel, lihat kehidupan sosial disana
 dan baru bikin postingan lagi.
  FYI, aku bukan fansnya israel tapi juga tidak termasuk pembenci
 israel. Kalo harus membenci, Aku lebih benci malaysia, he he he.
 
 
  - Original Message 
  From: Unik Ihsan [EMAIL PROTECTED]
  To: mediacare@yahoogroups.com mailto:mediacare%40yahoogroups.com
  Sent: Thursday, September 20, 2007 2:11:53 AM
  Subject: Re: [mediacare] KOMPAS Promosikan Israel
 
  TIDAK. they are truly bastards! (saya bicara Israel, bukan yahudi)
  saya bersikekeh tetap tidak membela Israel dalam bentuk apapun.
 Dahulu mungkin pernah saya mencoba bersikap objektif...tetapi
 Tidak Sekarang...kenyataa n sudah sangat jelas...
 
  

[mediacare] Still Number One

2007-09-26 Terurut Topik Sunny
TEMPO
 No. 04/VIII/Sept 25 - Oct 01, 2007
Cover Story 
Still Number One 


THE United Nations and the World Bank named Suharto as the world's top 
corruptor. This announcement was based on data from Transparency International, 
a world body which tracks down illicit funds. 

The two world bodies have also established the Stolen Asset Recovery (StAR) 
Initiative, under which they are going to assist the Indonesian government in 
tracking down Suharto's wealth, regardless of its location. 

The success of this program depends on the political will of the Indonesian 
government. However, there is one fact which may dishearten us: at home, 
investigation into the Suharto criminal case has been stopped. Of the 10 
corrupt individuals named by the UN, Suharto is the only one who has not been 
declared guilty by his own government. 




THE 48-page document was entitled Stolen Asset Recovery (StAR) Initiative. The 
first part explains the need for the plan and why it is being launched at this 
time. 

In another section, the experience of a number of countries in recovering the 
wealth of top corruptors is presented. This includes the cases of General Sani 
Abacha in Nigeria, Alberto Fujimori in Peru, and the wealth of Ferdinand Marcos 
in the Philippines. 

Thus is the latest worldwide effort to uncover the wealth of top corruptors as 
led by two major organizations, namely the United Nations (UN) and the World 
Bank. Conceived in July 2007, the concept was officially unveiled in New York, 
on Monday last week. 

It is a rather straightforward concept: the World Bank and the UN are going to 
assist countries which are attempting­ to recover assets spirited abroad by 
corruptors. The status of the corruptor is not­ important. They can be a 
prominent Chinese businessperson or a former head of state. 

The strategy is deemed best because the World Bank has an extensive network­ in 
international banking and is experienced in getting past bank secrecy. Indeed, 
the UN is recognized as a skilled operator in investigating corrupted wealth. 
Supported by international cooperation this method may prove to be very 
effective, which accounts for why the initiative was well-received by many 
countries. 

A real eye-opener for the Indonesian public is a chart on page 11 of the 
document. There, a list of the top 10 most corrupt political leaders in the 
world can be found, of which former Indonesian President Suharto occupies the 
first place. The total amount of his stolen wealth is listed as US$15-35 
billion (Rp135-315 trillion). 

However, since the publication of the report on Monday last week, there have 
been some discrepancies in the news regarding this ranking. Several newspapers 
reported that the World Bank and the UN had discovered Suharto's wealth in a 
number of countries. 

Others reported that the World Bank data suggests that the wealth of this New 
Order leader has been distributed in a number of foreign bank accounts. 
Without mentioning any sources, some newspapers have reported that the World 
Bank already has evidence to that effect. 

And yet, as inscribed on said page of the document, the rank and amount of 
wealth were quoted from Transparency International-an international institution 
which actively investigates corruption-in 2004. This data is not very detailed 
and has not yet been verified by the World Bank. 

However, in a special interview with Tempo on Friday last week, World Bank 
Senior Go­vernance Advisor Joel Hellman stressed that it was difficult to 
calculate how much money had actually been stolen by those political leaders. 
However, there were strong indications that the number is in the trillions of 
rupiah. 

It is for this reason the World Bank referred to the data from Transparency 
International, which, according to Hellman, is an experienced and cautious 
organization. This data was quoted by the World Bank to point out just how 
enormous these corruption cases are. 

The World Bank has already publicized its StAR program to the Indonesian 
government. On Wednesday last week, Hellman met with Attorney General Hendarman 
Supanji. Hellman gave him information on the initial concept of the program. 
Hendarman confirmed that his institution would take action. We are studying 
the material, said Hendarman. In addition to meeting with the Indonesian 
Attorney General, the World Bank also met with the Minister of Foreign Affairs, 
the Minister of Finance, and the Corruption Eradication Commission (KPK). 

If Indonesia accepts the World Bank's offer, a StAR team will institute legal 
cooperation with countries in which the stolen assets are located. The body 
will also design training programs for Indonesian investigators. 

Indonesia has not been sitting still on this issue. On Saturday of this week, 
President Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) flew to New York, USA. During a break 
in the UN's annual 

[mediacare] DPR Menilai Penyadapan Merupakan Perlakuan Tak Wajar

2007-09-26 Terurut Topik Sunny
DPR Menilai Penyadapan Merupakan Perlakuan Tak Wajar
Rabu, 26 September 2007 | 18:58 WIB 



TEMPO Interaktif, Jakarta:Ketua Komisi Informasi dan Komunikasi DPR Theo L. 
Sambuaga mengatakan telah terjadi perlakuan yang tidak wajar pada pelaku 
jurnalistik. Perlakuan itu mengarah kepada pelanggaran terhadap pelaksanaan 
tugas jurnalistik. 

Theo menyampaikan hal ini dalam pertemuan dengan pimpinan dan wartawan Tempo, 
Rabu 26 September 2007 di Gedung DPR. Dalam pertemuan itu, Tempo menyampaikan 
kasus penyadapan telepon Telkom Flexi milik wartawan majalah TEMPO Metta 
Dharmasaputra oleh aparat penegak hukum. 

Metta diperiksa Polda Metro Jaya sebagai saksi kasus Vincentius Amin Sutanto, 
financial controller PT Asian Agri, anak perusahaan Raja Garuda Mas milik 
Sukanto Tanoto. Vincent sudah dipidana penjara 11 tahun karena dianggap 
terbukti melakukan pencucian uang US$ 3,1 juta. Vincent melarikan dokumen yang 
diduga bisa membuktikan penggelapan pajak oleh grup RGM yang diduga merugikan 
negara Rp 794 Miliar. RGM terancam denda lebih dari Rp 3 Triliun jika ini 
penggelapan pajak terbukti. 

?Komisi satu menemukan tendensi kesewenang-wenangan terhadap pelaksanaan 
kebebasan pers. Seharusnya semua pihak menghormati pelaksanaan asas jurnalistik 
yang baik. Kalau pers bersalah, pakailah UU Pers untuk memeriksanya,? ujar Theo 
Sambuaga. 

Meskipun bidang pajak bukan bidang Komisi Satu, tapi Theo Sambuaga berjanji 
akan terus mengawal persoalan ini mengingat magnitude dan ancaman kerugian 
negara yang besar. Pada tanggal 1 Oktober mendatang, persoalan ini akan 
ditanyakan Komisi Satu dalam dengar pendapat dengan Menteri Koordinator 
Politik, Hukum, dan Keamanan. ?Penggelapan pajak yang begitu besar akan kami 
angkat dalam perteman itu,? ujar Theo. 

Deddy Djamaludin Malik dari F PAN akan mengusulkan kepada Komisinya untuk 
memanggil PT Telkom untuk membuka siapa yang mengajukan surat permintaan 
penyadapan. ?Wartawan harus bebas untuk menjalankan tugasnya dan melakukan 
investigasi.? 

Andi M. Ghalib dari FPP mengaku prihatin atas kejadian yang menimpa Metta 
Dharmasaputra menyangkut berita tentang penggelapan pajak yang tiba-tiba 
berubah menjadi isu penyadapan. Ghalib mengaku telah meminta Menkominfo untuk 
menindak pejabat Telkom yang terlibat pembocoran SMS Metta. ?Penggelapan pajak 
dan pembalakan liar juga harus kita dorong untuk dibongkar,? kata Ghalib. 

Jeffry Masse mengatakan penyadapan hanyalah usaha mengalihkan perhatian dari 
isu penggelapan pajak. ?Kita akan tanyakan soal ini kepada Kapolri,? katanya, 

Yudhi Chrisnandi dari Partai Golkar mengatakan cara-cara penyadapan tidak bisa 
dibenarkan di era demokratis sekarang ini. ?Cara-cara tiran begini harus 
dilawan,? katanya. ?Kepada pelakunya harus diberikan hukuman yang memberikan 
efek jera. Komisi I akan meminta PT Telkom untuk membuka siapa yang bertanggung 
jawab, dan kepada Kapolri akan ditanyakan siapa pejabat kepolisian yang 
bertanggung jawab atas kasus ini. Tim TEMPO 


[mediacare] KPK Tangkap Basah Anggota KY dalam Kasus Suap

2007-09-26 Terurut Topik Sunny
HARIAN ANALISA
Edisi Kamis, 27 September 2007 

KPK Tangkap Basah Anggota KY dalam Kasus Suap 

Jakarta, (Analisa) 

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap basah anggota Komisi Yudisial 
(KY), Irawady Joenoes dalam kasus suap. 

Irawady yang menjabat Koordinator Pengawasan Perilaku Hakim itu ditangkap di 
kawasan Panglima Polim, Jakarta Selatan, Rabu, karena diduga menerima sejumlah 
uang terkait pengadaan tanah untuk rencana Gedung KY di wilayah Kramat, Jakarta 
Pusat. 

Irawady Joenoes tertangkap tangan bersama dengan Freddy Santoso di sebuah rumah 
milik saudara ipar Irawady di kawasan Panglima Polim, Jakarta Selatan. Dari tas 
Irawady, penyidik KPK menemukan uang Rp600 juta dan 30 ribu dolar AS dari 
kantong pakaiannya. 

Dari hasil pemeriksaan di KPK, Freddy telah mengakui pemberian uang itu kepada 
Irawady. Namun, Irawady masih membantahnya. 

Menurut Wakil Ketua KPK Bidang Penindakan Tumpak Hatorangan Panggabean dalam 
jumpa pers di kantor KPK kemarin, untuk kepentingan penyidikan KPK akan menahan 
Irawady Joenoes dan Freddy Santoso selama 1x24 jam sejak Rabu (26/9) hingga 
Kamis (27/9) pukul 13.30 WIB. Keduanya masih menjalani pemeriksaan intensif. 

Menurut Tumpak, setidaknya Irawady dan Freddy bisa dikenakan pasal 5 ayat 1 UU 
No.31/1999 tentang Tindak Pidana Korupsi, dan pasal 11 dan 12b tentang 
penerimaan hadiah. 

Sementara itu Ketua KY Busyro Muqoddas mengatakan, meski terkejut dan 
menganggap penangkapan terhadap Irawady Joenoes sebagai musibah, KY mendukung 
proses hukum yang dilakukan KPK terhadap anggotanya itu. 

KY akan kooperatif terhadap proses hukum yang dilakukan KPK. Kami mendukung 
KPK dalam melakukan tugas dan wewenangnya, katanya. (Ant/dt


[mediacare] Pemerintah RI Nyatakan Keinginan Berpartisipasi dalam StAR

2007-09-26 Terurut Topik Sunny
Refleksi: Alangkah hebatnya dalam pertemuan selama 30 menit bisa banyak hal 
dibicarakan dan disetujui. Apakah dalam pembicaraan tsb ini juga dinyatakan 
keinginan penyitaan segala simpanan harta korupsi Pak Harto yang berada di mana 
pun di pelosok dunia ini?


HARIAN ANALISA
Edisi Kamis, 27 September 2007 

Pemerintah RI Nyatakan Keinginan Berpartisipasi dalam StAR 

New York, (Analisa) 

Pemerintah Indonesia menyatakan keinginan untuk berpartisipasi dalam inisiatif 
StAR/Stolen Asset Recovery guna lebih memperkuat kemampuannya melaksanakan 
ketentuan Bab V Konvensi PBB mengenai pemberantasan korupsi (United Nations 
Convention Against Corruption/UNCAC) 2003 mengenai pengembalian aset, khususnya 
dalam hal melacak, membekukan dan mengembalikan aset yang berada di luar 
wilayah yuridiksinya. 

Hal tersebut dikemukakan dalam suatu pertemuan dwipihak antara Presiden Susilo 
Bambang Yudhoyono dan Presiden Bank Dunia Robert B Zoellick di sela-sela sidang 
umum ke-62 PBB, di New York, Selasa sore waktu setempat atau dini hari waktu 
Indonesia. 

Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan kedua belah pihak, disebutkan kedua 
belah pihak menggarisbawahi StAR sebagai sebuah program unik dan inovatif yang 
memungkinkan negara berkembang dan negara maju mendapatkan manfaat dalam 
konteks implementasi UNCAC 2003. 

Disebutkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir Indonesia telah mengambil 
langkah-langkah penting dan mendasar dalam upaya memberantas korupsi. 

Oleh karena itu, sebagai negara pihak dari Konvensi UNCAC 2003 dan tuan rumah 
penyelenggaraan pertemuan ke-2 negara-negara pihak dari UNCAC 2003 di Bali, 28 
Januari-1 Febuari 2008, Indonesia menyatakan keinginan untuk berpartisipasi 
dalam inisiatif StAR. 

Sebagai tindak lanjut maka misi bersama Bank Dunia dan UNODC akan berkunjung ke 
Indonesia guna mengembangkan lebih lanjut program bantuan teknis spesifik di 
bawah inisiatif StAR. 

Kedua pemimpin juga mendesak negara-negara maju untuk mengambil langkah-langkah 
yang diperlukan guna memastikan bahwa pusat-pusat keuangan dunia tidak menjadi 
tempat penyimpanan dana hasil korupsi yang dilarikan dari negara berkembang. 

Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 30 menit itu kedua belah pihak juga 
bertekad melakukan kerja sama dalam bentuk suatu strategi baru kemitraan negara 
untuk mendukung pencapaian prioritas-prioritas pembangunan Indonesia di 
tahun-tahun mendatang. 

Hal itu berlaku khususnya di bidang pengentasan kemiskinan, reformasi 
pemerintahan, keberlanjutan lingkungan, investasi pembangunan infrastruktur dan 
pengembangan sektor swasta. 

Secara umum, pertemuan itu membahas berbagai isu yang menjadi kepentingan 
bersama, termasuk kemitraan strategis Bank Dunia di Indonesia, inisiatif StAR 
yang baru diluncurkan bersama oleh kantor PBB untuk masalah obat terlarang dan 
kriminal (United Nations Office on Drugs and Crima) dan Bank Dunia serta peran 
kepemimpinan Indonesia di bidang lingkungan dan perubahan iklim. 

Sementara beberapa hari terakhir di Indonesia marak berkembang pro-kontra 
mengenai inisiatif StAR yang menempatkan mantan presiden kedua RI Soeharto di 
peringkat pertama mantan penguasa yang melakukan pencurian aset negara 
terbesar. 

Sejumlah pihak mendukung upaya baik yang diusulkan oleh Bank Dunia namun tidak 
sedikit juga yang mempertanyakan maksud dibalik semua keputusan yang terkesan 
mendadak itu. (Ant) 



[mediacare] Indonesia Termasuk dalam 38 Negara Terkorup di Dunia

2007-09-26 Terurut Topik Sunny
REFLEKSI: Bukan aneh bin ajaib bila NKRI termasuk 38 negara terkorup di dunia, 
karena juara kampiun perorangan, adalah Pak Haji Muhammad Soeharto, mantan 
jenderal TNI dan presiden NKRI.  

HARIAN ANALISA
Edisi Kamis, 27 September 2007

Indonesia Termasuk dalam 38 Negara Terkorup di Dunia 

Jakarta, (Analisa) 

Transparency International (TI) Indonesia di Jakarta, Rabu, menyatakan 
Indonesia termasuk dalam 38 negara yang dipresepsikan terkorup di dunia. 

Pernyataan itu muncul dalam Peluncuran Indeks Presepsi Korupsi 2007 oleh 
koalisi global Transparency International. 

Ketua Dewan Pengurus TI Indonesia, Todung Mulya Lubis mengatakan Indonesia 
berada di urutan 143 dengan nilai 2,3. Selain Indonesia, urutan 143 juga 
ditempati Togo, Rusia, dan Gambia. 

Nilai maksimal 9,4 diperoleh Selandia Baru, Finlandia, dan Denmark. Ketiga 
negara itu dipresepsikan sebagai negara bersih dari korupsi. 

Kami menggunakan angka dari 0 sampai 10. Nilai 10 berarti paling baik, 
sedangkan 0 berarti paling korup, kata Todung. 

Sementara itu, Indonesia menjadi negara yang relatif paling bebas korupsi dari 
38 negara terkorup di dunia. Dari 38 negara itu, Myanmar dan Somalia menjadi 
negara terkorup dengan nilai 1,4. 

Ke-37 negara terkorup itu adalah Indonesia, Rusia, Togo, Gambia, Angola, 
Guinea-Bissau, Nigeria, Azerbaijan, Belarus, Republik Kongo, Cote d Ivoire, 
Ekuador, Kazakhstan. 

Selain itu Kenya, Kyrgyzstan, Liberia, Siera Leone, Tajikistan, Zimbabwe, 
Bangladesh, Kamboja, Republik Afrika Tengah, Papua Nugini, Turkmenistan, 
Venezuela, Republik Demokratik Kongo. 

Kemudian Equatorial Guinea, Guinea, Laos, Afganistan, Chad, Sudan, Tonga, 
Uzbekistan, Haiti, Irak, Myanmar, dan Somalia. 

Todung mengatakan survei dilakukan di 180 negara dengan responden sebagian 
besar adalah kalangan pebisnis. 

Menurut Todung, responden sangat mengerti perilaku korupsi di segala tingkatan. 
Praktik korupsi itu sering mereka temukan dalam proses perizinan dan 
operasional bisnis mereka. 

Responden sangat mengetahui perilaku korupsi baik di daerah maupun pusat belum 
berubah, kata Todung. 

Dengan kata lain, para responden mempresepsikan keparahan korupsi di beberapa 
negara yang disurvei, termasuk Indonesia. 

Indeks Presepsi Korupsi TI juga didasarkan pada sedikitnya 13 survei yang 
dilakukan 11 lembaga internasional. 

Ke-13 survei itu adalah Country Performance Assessment Ratings by the ADB, 
Country Policy and Institutional Assessment by the AFDB, Bertelsmann 
Transformation Index, Country Policy and Institutional Assessment by tha IDA 
and IBRD. 

Kemudian Economist Intelligence Unit, Freedom House, Nations in Transit, Global 
Insights, World Competitiveness Report of the Insitute for Management 
Development, Merchant International Group, Political and Economic Risk 
Consultancy, United Nations Economic Commission for Africa, dan Global 
Competitiveness Report of the World Economic Forum. 

Indonesia adalah negara yang paling sering menjadi objek survei dan 11 dari 13 
survei internasional itu dilakukan di Indonesia. 


Re: [mediacare] Please, I Need Your Help Urgently.

2007-09-25 Terurut Topik Sunny
Mulanya surat penipuan jenis ini  biasanya dikirim melalui surat biasa dari 
Nigeria dan kini melalui internet. Sekarang ada yang menulis dari Tiongkok, 
Inggris dan Spanyol. Isi surat ada macam-macam, misalnya  dulu dikatakan bahwa 
pengirim bekerja di bank dan mempunyai telah didepositkan sekain juta dollar, 
tetapi karena peraturan negerinya membutuhkan konto dan nama bank di luar 
negeri untuk bisa mentransfer uang tsb. Nanti kalau dijawab surat yang 
diterima, dia bilang dibutuhkan misalnya US$ 500,-- untuk ongkos administrasi. 
Kalau Anda kirim US$ 500,--  tidak akan datang intruksi baru dan uang yang 
dikirim sebagai ongkos itu hilang. Cara lian ialah surat dari janda, seperti 
Jenderal Obacha atau Syek Arab yang kaya raya yang meninggalkan harta X 
milyun dollar, dan karena ini janda ini tidak punya anak maka dia ingin 
menyumbangkan hartanya kepada anak yatim piatu, untuk itu dibutuhkan seorang 
yang berhati baik untuk mengurus duit itu guna dipergunakan sebaik-baiknya. 
Kalau Anda menjawab surat si janda, maka prosedur akan seperti contoh pertama. 

Singkatnya jangan samapi tertipu dengan surat-surat atau e-mail yang demikian.

 

  - Original Message - 
  From: Paulus Tanuri 
  To: mediacare@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, September 25, 2007 6:55 AM
  Subject: Re: [mediacare] Please, I Need Your Help Urgently.


  Sepertinya ada yang salah dengan email Papuan Diary ini. Mungkin ada yang 
bisa klarifikasikan dengan yang bersangkutan, apakah Papuan Diary masih bisa 
mengakses emailnya atau sudah dibajak oleh orang tidak bertanggung jawab. 
  Bila sudah dibajak, mungkin sebaiknya moderator meng unsubscribe email ini. 
Dan Papuan Diary yang asli bisa mendaftar lagi dengan email yang lain.

  Dan untuk rekan2 di mediacare agar jangan gegabah menanggapi email-email 
seperti ini. Karena banyak sekali email penipuan seperti ini. Cuma kalau 
biasanya mereka mengirim email dengan alamat yang tidak anda kenal, sekarang 
mereka mengirim email dengan email yang berhasil mereka bajak. 

  Regards,
  Paulus T.


  On 9/25/07, Papuan Diary [EMAIL PROTECTED] wrote:
  How are you doing today? I am sorry i didn't inform you about my 
traveling to Africa for a program called Empowering Youth to Fight Racism, 
HIV/AIDS, Poverty and Lack of Education, the program is taking place in three 
major countries in Africa which is Ghana, South Africa and Nigeria. It as been 
a very sad and bad moment for me, the present condition that i found myself is 
very hard for me to explain.

  I am really stranded in Nigeria because I forgot my little bag in the 
Taxi where my money, passport, documents and other valuable things were kept on 
my way to the Hotel am staying, I am facing a hard time here because i have no 
money on me. I am now owning a hotel bill of $ 1550 and they wanted me to pay 
the bill soon else they will have to seize my bag and hand me over to the Hotel 
Management., I need this help from you urgently to help me back home, I need 
you to help me with the hotel bill and i will also need $1600 to feed and help 
myself back home so please can you help me with a sum of $3500 to sort out my 
problems here? I need this help so much and on time because i am in a terrible 
and tight situation here, I don't even have money to feed myself for a day 
which means i had been starving so please understand how urgent i needed your 
help. 

   I am sending you this e-mail from the city Library and I only have 30 
min, I will appreciate what so ever you can afford to send me for now and I 
promise to pay back your money as soon as i return home so please let me know 
on time so that i can forward you the details you need to transfer the money 
through Money Gram or Western Union.




   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition. 
  Version: 7.5.488 / Virus Database: 269.13.30/1025 - Release Date: 9/23/2007 
1:53 PM


Re: [mediacare] Tips Jika Otak Buntu Menulis

2007-09-25 Terurut Topik Sunny
menulis dengan computer bisa juga dibuat bunyinya seperti menulis dengan mesin 
tik biasa bila dipakai program untuk membunyikan suara mesin tik.
  - Original Message - 
  From: A.Nurpatria Krisna 
  To: mediacare@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, September 26, 2007 12:55 AM
  Subject: Re: [mediacare] Tips Jika Otak Buntu Menulis


  Ada tembahan dari saya, Asbari Nurpatria Krisna, 64, novelis:

  1. Pergilah jalan-jalan ke daerah atau negeri mana pun yang Anda pandang 
memberikan inspirasi.   Bertemulah dengan manusia lain.  Di Belanda saya banyak 
bertemu dengan orang,dalam rangka meliput atau wawancara.  Tetapi negeri yang 
mapan seperti Belanda tidak inspiratif untuk saya.   Eropa Timur, Italia,  
Jerman, Spanyol, Yunani, skandinavia malah memberikan banyak inspirasi.

  2. Kalau sudah terlalu banyak menulis dan banyak pula buku atau novel 
diterbitkan, mintalah pendapat pembaca Anda, (seorang wanita lebih baik) yang 
memang benar-benar suka membaca.  Jangan terjebak pada tema, topik dan pola 
cerita yang yang monoton, karena Anda bekerja sangat rutin.

  3. Jalan-jalan ke toko buku, menyaksikan betapa karya orang lain ditulis dan 
terutama di cetak.   Di Belanda banyak fiksi setebal-tebal bantal (ha, ha, ha 
--- bantal bayi!)

  4. Menulis dengan komputer dan mesin tulis ada untung  ruginya.   Tetapi 
sebenarnya kalau didengar telinga, menulis dengan mesin tulis lebih 
asiikk, karena suara detakan tuts mesin tulis atau fonts, 
walapun susah untuk mengoreksi (mesin tulis listrik lebih gampang).

  5. Cara menyembuhkan kebuntuan adalah dengan terus menulis apa saja, mulai 
dari mana saja dan jangan berhenti kalau belum benar-benar buntu, seperti saran 
yang pernah saya terima dari Pramoedya Ananta Toer..

  6. Buatlah selingan dengan menulis humor, surat cinta (walaupun entah untuk 
siapa), nasihat untuk anak (kalau sudah punya anak) atau untuk anak yang belum 
pernah lahir (karena belum menikah)

  7.  Tetap jatuh cintalah pada seseorang agar semangat menulis tetap 
berkobar-kobar.


  Begitu tambahan dari saya.

  Salam,
  Asbari Nurpatria Krisna
  Arminiushof 2
  1216KE Hilversum
  The Netherlands
  +31642883883




  Erwin Arianto [EMAIL PROTECTED] wrote:
Tips Jika Otak Buntu Menulis
Otak Buntu Menulis (Writer's Block) kerap terjadi pada siapa saja. Bahkan 
penulis mahir juga sering menghadapi writer's block¨Ckebuntuan menulis. Apa 
yang bisa dilakukan untuk mengatasi ini? Berikut sejumlah kiat sederhana: 
SIMPAN TULISAN FAVORIT ANDA
Simpan tulisan Anda yang terbagus menurut Anda. Baca kembali ketika Anda 
menjadi terlalu kritis terhadap diri sendiri sampai tak berdaya menulis. Ini 
akan mengembalikan rasa percaya diri yang akan mendorong Anda untuk mulai 
menulis. 
UBAH SUDUT PANDANG
Cobalah untuk melihat apa saja yang Anda tulis dari sudut pandang berbeda 
untuk sementara waktu. Ini akan membuat Anda menilai suatu masalah secara 
obyektif dan secara kreatif sekaligus, serta memacu dorongan untuk menulis. 
AMBIL JARAK
Seringkali Anda harus menyisihkan tulisan secara fisik dan membiarkan alam 
bawah sadar Anda mengerjakan tulisan itu. Pergilah berjalan-jalan, atau 
mengerjakan apa saja yang lain, dan kembalilah setelah segar. 
RUNTUHKAN KERUTINAN
Coba menulis pada waktu yang berbeda dari kebiasaan Anda, makan di restoran 
tradisional yang baru dibuka, belanja di pasar yang berbeda atau mengambil rute 
lain ketika pulang ke rumah. Melakukan sesuatu secara berbeda memungkinkan Anda 
untuk melihat masalah secara baru dan mengeksplorasi pengalaman baru yang tidak 
pernah Anda lakukan. 
GANTI ALAT TULIS ANDA
Jika Anda biasa menggunakan komputer pengolah kata, coba menulis dengan 
mesin ketik atau tulis tangan.
UBAH LINGKUNGAN KERJA
Temukan tempat baru untuk menulis. Parkir mobil Anda di tempat dengan 
pemandangan indah dan mulailah menulis. Atau menulislah di taman dekat rumah 
Anda sekadar untuk membuat perubahan suasana. 
BICARALAH KEPADA ANAK-ANAK
Sungguh, cobalah bicarakan topik yang Anda tulis pada anak-anak! Bahkan 
jika mereka tidak sepenuhnya memahami subyek yang Anda katakan mereka umumnya 
memiliki pendapat yang unik dan seringkali bisa membantu Anda melihat sebuah 
topik dari sudut pandang yang sama sekali berbeda. 

MEMBACA BUKU
Dengan membca buku kita bisa menambah imaginasi kita dan dapat menghimpun 
tulisan baru
asep.wordpress.com/


-- 
Best Regard
Erwin Arianto,SE
¤¨¤ë¥¦¥£¥ó¡¡¥¢¥ê¥¢¥ó¤È
Internal Auditor  
PT.Sanyo Indonesia
Ejip Industrial Park Plot 1a Cikarang-Bekasi

See my Article On http://blogerwinarianto.blogspot.com/ 




--
  Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, 
news, photos  more.  


--


  No virus found in 

[mediacare] Al-quran berbahasa Aceh diluncurkan

2007-09-24 Terurut Topik Sunny
http://www.antara.co.id/arc/2007/9/24/polisi-tingkatkan-pengamanan-di-aceh/

24/09/07 14:08

Polisi Tingkatkan Pengamanan di Aceh

Banda Aceh (ANTARA News) - Aparat kepolisian meningkatkan pengamanan kawasan 
pantai timur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) untuk mengantisipasi 
kriminal bersenjata api menjelang hari raya Idul Fitri 1428 Hijriyah.

Kita mengamankan kelancaran arus lalulintas dan juga kenyamanan bagi 
masyarakat yang ingin merayakan lebaran Idul Fitri, kata Kapolda NAD, Irjen 
Polisi Rismawan, di Banda Aceh, Senin.

Pos-pos polisi akan segera didirikan khususnya dititik rawan kecelakaan di 
jalan raya dan gangguan kriminal sebagai upaya mengantisipasi khusus perampokan 
bersenjata, tambah dia.

Dijelaskannya, pengamanan lebaran yang dirangkai dalam operasi ketupat 
rencong tersebut mulai digelar H-10 sampai H+7. 

Posko-posko simpatik itu kita buka di beberapa lokasi di daerah rawan 
kecalakaan dan rawan gangguan kriminal. Pembentukan pos tersebut diperlukan 
sebagai upaya memberi rasa aman kepada masyarakat, tambah Kapolda.

Untuk pengamanan lebaran atau operasi ketupat rencong itu dipimpin langsung 
masing-masing Kapolres di Aceh. Sementara kekuatan personil yakni sebesar 2/3 
kekuatan dari masing-masing Polres. 

Terkait dengan pelaku kriminal bersenjata, Kapolda Rismawan menegaskan pihaknya 
akan menindak tegas setiap oknum masyarakat yang memiliki senjata api illegal.

Kita sudah mengeluarkan imbauan warga yang masih memiliki dan menyimpang 
senjata api secara illegal agar segera diserahkan ke polisi, kalau dalam tempo 
satu bulan tidak diserahkan maka aparat keamanan akan menggelar razia 
besar-besaran, kata dia.

Waktu telah diberikan selama satu bulan terhitung 8 September 2007 untuk 
menyerahkan senjata api yang masih disimpan/dimiliki warga sipil secara illegal 
kepada aparat keamanan, kata Rismawan. (*)


http://www.antara.co.id/arc/2007/9/24/p3ki-luncurkan-terjemahan-al-quran-berbahasa-aceh/

24/09/07 12:44

P3KI Luncurkan Terjemahan Al-quran Berbahasa Aceh

Banda Aceh (ANTARA News) - Pusat Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Islam 
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) meluncurkan terjemahan Al-Qur`an 
berbahasa Aceh.

Terjemahan ini adalah hasil karya dari ulama terkemuka Tgk. H. Mahjiddin Yusuf 
selama kurun waktu tiga puluh tahun, kata Ketua Direktur P3KI Prof Dr Ahmad 
Daudi MA di Banda Aceh, Senin.

Menurut dia, Al-Qur`an terjemahan bahasa Aceh hasil kerjasama dengan Badan 
Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias tersebut merupakan cetakan kedua 
sekaligus untuk menyempurnakan cetakan sebelumnya pada tahun 1995.

Kali ini P3KI bekerjasama dengan BRR kembali mencetak 12.000 terjemahan 
Al-Qur`an berbahasa Aceh dengan total dana senilai Rp1,9 miliar, katanya.

Ketua Panitia peluncuran Dr Abdul Rani Usman Msi mengatakan, terjemahan 
tersebut nantinya akan dibagikan ke sejumlah lembaga pemerintahan dan 
masyarakat di Aceh, termasuk ke 6.100 desa di Provinsi NAD.

Selain itu, katanya, Al-Qur`an terjemahan bahasa Aceh itu juga akan 
disumbangkan ke berbagai perguruan tinggi yang ada di dalam dan luar negeri.

Sementara, Kepala Deputi Sosial, Budaya dan Agama BRR NAD-Nias, T Safir 
Iskandar Wijaya mengatakan, peluncuran terjemahan Al-Qur`an berbahasa Aceh 
tersebut diharapkan dapat membantu penerapan syariat Islam di Aceh.

Al-Qur`an ini nantinya akan menjadi milik seluruh masyarakat sebagai upaya 
transformasi nilai, sehingga terwujud kebudayaan yang sesuai dengan ajaran 
Islam, ujarnya.

Dia juga mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat untuk menjaga dan 
menggunakan Al-Qur`an tersebut dengan baik. Al-Qur`n ini jangan hanya 
dijadikan pajangan, tapi harus diamalkan, kata Safir.(*)




[mediacare] Soeharto Inc. Versus Time

2007-09-24 Terurut Topik Sunny
HARIAN KOMENTAR
24 September 2007


  Soeharto Inc. Versus Time 
  Oleh: Benny Rhamdani 
 


MAJALAH Time Asia, yang berkantor di Hongkong, baru saja divonis bersalah 
karena mencemarkan nama baik Soeharto dalam edisi 24 Mei 1999. Kasus ini 
sendiri telah mengendap sejak 2001. Dalam laporan yang diberi judul 'Soeharto 
Inc', Time memperkirakan harta kekayaan keluarga Soeharto mencapai US$ 15 
miliar (atau Rp 141,7 triliun).




Dalam tulisan Majalah Tempo (17-23 September), yang juga pernah dibredel oleh 
orang yang sama, Time dituduh bersalah karena dua hal. Pertama, Ilustrasi 
majalah itu yang menggambarkan Soeharto memeluk rumah besar adalah pencemaran 
nama baik karena itu bukan milik Soeharto. Kedua, isi berita yang menyebut ada 
transfer US$ 9 miliar milik Soeharto dari bank Swiss ke rekening di Austria 
ternyata hanya isapan jempol, alias tak bisa dibuktikan. Baik Tempo sendiri 
vonis Mahkamah Agung terhadap Majalah Time ini, yang keluarkan tiga hakim 
agungnya, adalah vonis atas kreativitas dan karya jurnalistik. Sebuah lonceng 
kematian bagi kebebasan pers! 




Soeharto tampaknya akan terus menjadi 'fenomena multidimensi' di tanah air. 
Makna multidimensional itu memberi pengertian bahwa Soeharto selalu menarik 
dilihat dari banyak sudut pandang. Dari sudut pandang (antropo-logi) politik, 
misalnya, Niels Mulder (dalam Ruang Batin Masyarakat Indonesia, 1999), Soeharto 
adalah figur anak manusia Jawa, yang bukan turunan anak bangsawan, yang mampu 
menjadikan tiga dasawarsa kehidupan politik sebagai ruang bagi manifestasi 
konsepsi politik Jawa. Tiga da-sawarsa adalah buah dari politik Jawa seorang 
Soeharto.
Dari sudut pandang sejarah Republik, Soeharto terus menjadi teka-teki di balik 
tragedi pembantaian massal PKI 1965'. Peran Soeharto terus menjadi misteri, 
termasuk ke-wenangan dia atas Supersemar yang surat aslinya entah berada di 
mana. Dengan Tap MPRS, teori-teori Marxisme haram dipelajari, seolah-olah buah 
pikiran dalam Marxisme akan mengajak manusia Indonesia berbondong-bondong 
memasuki api neraka.


Dalam sudut pandang korupsi, Soeharto tak tersentuh. Kasus vonis MA atas 
Majalah Time adalah daftar panjang dari riwayat susahnya institusi hukum kita 
menjerat dan memasukkan Soeharto ke sumpeknya hotel prodeo. Hal yang sama tidak 
terjadi pada barisan kroninya seperi Bob Hasan, bahkan saudara tirinya sendiri, 
Probosutedjo mesti menikmati 'ketidakbebasan' dalam kamar prodeo. Jadi, 
Soeharto bukan saja 'the Smiling General', tapi juga, 'the Untouchable General'.


Soeharto dan Agenda Reformasi yang Terbajak
Soeharto jelas nama yang sangat populer. Mungkin hanya Soeharto seorang yang 
paling sering dihujat jutaan demonstran yang turun ke jalan-jalan sebelum sang 
tiran itu jatuh Mei 1998. Tak ada penguasa di Indonesia yang begitu dihujat 
menjelang masa jatuhnya. 


Dalam sudut pandang ama-nah reformasi, bagi penulis, susahnya menjerat seorang 
Soeharto menjadi pesakitan hukum, merefleksikan tiga hal: Pertama, benarlah 
dalil dari teori struktural yang mengatakan bahwa kejatuhan seorang Soeharto 
barulah menyentuh 'sisi personifikasi, sisi figuritas'. Benar pula bahwa sejak 
jatuhnya Seoharto, secara gradual, terjadi proses penataan struktural, mungkin 
lebih tepatnya: 'persesuaian struktural' yang mengubah 'tata politik, ekonomi 
dan hukum' nasional. Sistem politik nasional menjadi sangat 'liberal', 
partai-partai tumbuh layaknya jamur di musim penghujan. Bahkan, dalam putusan 
Mahkamah Konstitusi terbaru, dimungkinkan calon perseorangan ikut dalam 
pemilihan umum. 


Pemerintah juga mulai menangkap para koruptor, mulai dari penjahat keuangan 
kelas pimpinan DPRD hingga tokoh kaliber nasional. Presiden SBY bahkan pernah 
dianugerahi penghargaan sebagai salah satu pemimpin yang bersinar di Asia oleh 
Asia Week karena usaha pemberantasan korupsinya. Namun Soeharto adalah 
Soeharto, the Untouchable General! Dia tetap tak tersentuh, bahkan menurut 
Aditjondro, Soeharto adalah satu-satunya diktator di dunia yang tak tersentuh 
hukum, tidak seperti Marcos dan yang lainnya. 


Ternyata reformasi hukum baru menangkap 'koruptor kelas ikan teri', belum 
berani menangkap 'kelas Kakap'. Dalam konteks ini, perubahan 
struktural-politik, yang terjadi secara berangsur-angsur, hanyalah melahirkan 
elit politik yang datang dari 'golongan tua', atau 'mereka yang menunggu di 
tikungan jalan'. Singkatnya, reformasi politik hanya melahirkan 'kaum establish 
baru' dan 'kaum oportunis baru'. Reformasi politik tak melahirkan elit nasional 
yang berani bersikap tegas terhadap masa lalu! 
Kedua, dalam gambar analisa yang demikian, maka strategi menjatuhkan rezim 
politik yang tiranik-despotik dan korup mestilah dipahami sebagai pintu masuk 
saja. Teori Perubahan dengan jalan revolusioner tampaknya mesti mulai dikikis 
dari cita-cita dan mimpi perubahan untuk kasus Indonesia. Dalam suasana dan 
sistem politik Liberal kayak sekarang, jalan 'Sosial-Demokrat atau 



Parlementarian' telah menjadi 

[mediacare] Takhayul-Takhayul Baru Politik!

2007-09-24 Terurut Topik Sunny
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2007092401051416

  Senin, 24 September 2007 
 

  BURAS 
 
 
 

Takhayul-Takhayul Baru Politik! 


   
  H.Bambang Eka Wijaya:

  KAU tonton Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kick Andy, Metro TV? tanya 
Umar. Saat harus memutuskan mundur dari jabatan Gubernur DIY, ia istikharah di 
masjid pukul 12.00 malam! Itu membantah kepercayaan awam bahwa kekuasaan 
keraton di Jawa punya hubungan dengan Nyi Roro Kidul!

  Hubungan raja-raja Jawa dengan Nyi Roro Kidul itu takhayul lama! timpal 
Amir. Kau benar, pernyataan Sri Sultan itu menghapus takhayul lama itu! Tapi 
bukan berarti kancah politik kita telah sama sekali lepas dari takhayul! 
Takhayul-takhayul baru segera menggantikan!

  Takhayul-takhayul seperti apa? kejar Umar.

  Misalnya takhayul bahwa pemimpin--presiden, gubernur, bupati/wali kota 
dan anggota legislatif semua tingkat--hasil pemilihan langsung oleh rakyat akan 
prorakyat! Itu takhayul modern yang dalam periode jabatannya saja bisa 
dibuktikan salah! tegas Amir. Takhayul baru berikutnya, malah sedang in, 
adalah hasil survei yang dijadikan dasar DPP parpol untuk menafikan hasil 
pemilihan bakal calon yang diproses secara demokratis sesuai mekanisme 
partainya!

  Kenapa kau sebut itu takhayul? tanya Umar.

  Disebut takhayul modern karena dilakukan tanpa dasar standar yang 
berlaku dalam organisasi, seperti PD-PRT, tapi justru bisa mengalahkan proses 
standar yang dilakukan berdasar PD-PRT! jelas Amir. Setidaknya dalam dua 
partai besar, Golkar dan PDI-P, dewasa ini berlaku meski rakerdasus atau 
rakercabsus telah memilih bakal calon kepala daerah, kalau hasil survei 
popularitas bakal calon berbeda, DPP berhak menetapkan lain! Tanpa kecuali, 
proses rakerdasus itu telah melibatkan unsur partai sampai anak cabang atau 
bahkan ranting!

  Pantas, bersamaan iklan DPD PDIP-P Lampung menjaring bakal calon 
gubernur, meski secara nyata Sjachroedin Z.P. telah mendapat dukungan semua 
cabang, dia sendiri menyatakan rela mengalah jika hasil survei menyebutkan 
lain! timpal Umar. Lantas secara organisasi dasarnya apa, hasil survei bisa 
mengalahkan putusan yang diambil berdasar PD-PRT?

  Dasarnya cuma karena pengurus pusat menghendaki begitu! tegas Amir. 
Maka itu, bisa digolongkan takhayul karena meski menyalahi standar organisasi 
yang wajib ditaati, tetap diikuti karena takut kualat!

  Tapi apa benar calon yang unggul dalam survei pasti menang pilkada? 
kejar Umar.

  Menurut Ketua DPP PDI-P, Panda Nababan, skornya dari 15 pilkada, 10 
menang! jelas Amir. Hasil survei awal dijadikan modal untuk dikembangkan 
lebih efektif oleh mesin partai! Jadi, setelah DPP menetapkan calon, tidak 
lantas tidur! Tapi segera mengambil tanggung jawab pemenangannya lewat 
mekanisme survei itu! Yakni, terus memupuk dan mengembangkan popularitas calon, 
sehingga setiap tahapan survei berikutnya persentase dukungan terus meningkat!

  Meski begitu, pasti publikasi hasil tahapan survei itu yang lebih 
memengaruhi pilihan orang--seperti massa mengambang yang sebenarnya tak punya 
pilihan! timpal Umar. Daripada suaranya percuma, lebih baik memberi suara 
kepada yang lebih mungkin menang! Sebagai pemilih pun, tentu orang ingin menang
 
bening.gifburas.jpg

Re: [mediacare] FPI Makin Ngawur dan Arogan aja !

2007-09-24 Terurut Topik Sunny
Kalau FPI merusak citra Islam, mengapa organ seperti MUI partai-partai 
berazaskan ajaran agama Islam tidak membuka suara menyatakan bahwa FPI, MMI, 
Laskar Jihad Sunnah Wal Jamaah  etc serta tokoh-tokoh mereka memburukan dan 
merusak citra agama Islam?

  - Original Message - 
  From: Roy Hamandika 
  To: mediacare@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, September 24, 2007 11:51 AM
  Subject: Re: [mediacare] FPI Makin Ngawur dan Arogan aja !


  Bung Firdaus,

  Perbuatan segelintir orang ini memang sangat memprihatinkan. Apalagi kalau 
orang lalu pukul rata menilai bahwa begitulah ajaran Islam sebab mereka 
menamakan dirinya Front Pembela Islam. Merekalah yg merusak citra Islam yg 
katanya mereka belasepertinya bertindak tanpa dipikir dulu 
akibatnya.benar-2 sempit wawasannya.

  Percuma berharap aparat/pemerintah akan bertindak tegas terhadapa kelompok-2 
seperti ini. Sudah terlalu sering kan kita mendengar orang meminta mereka 
ditindak tegas tapi pemerintah/aparat tidak pernah berani mengambil tindakan. 
Lebih parah lagi, FPI berani melakukan tindakan anrkis didepan hidung 
polisi/penegak hukum kok...Jangan berharap ada penegakan hukum atas 
kelompok-2 yg membawa-bawa nama Islam, semua takut nanti dituduh anti Islam. 
Anehnya mereka (aparat/penegak) tahu betul bahwa ulah kelompok FPI dan 
sejenisnya ini juga mencemari nama Islam itu sendiri. Ini bentuk KEMUNAFIKAN yg 
sangat luar biasa..benar-2 kasihan dech melihatnya hehehehe..

  Salam perdamanain/Roy H

  firdaus cahyadi [EMAIL PROTECTED] wrote:
Dear All,
Pagi tadi (24/9) saya menonton berita di SCTV. Pada berita itu ditanyangkan 
 ttg sepak terjang FPI di Ciamis yang merusak tempat makan (warung nasi) hanya 
gara-gara buka pada siang hari di bulan puasa. Menurutku kelakuan FPI ini sudah 
keterlaluan bahkan cenderung menyesatkan. Tidak ada larangan dalam Islam untuk 
berjualan makanan pada siang hari di bulan puasa. 

Bukankah anak-anak, wanita yang sedang berhalangan, orang sakit dan juga 
musafir diberi keringanan untuk tidak berpuasa. Nah kalo warung nasi tidak 
boleh berdagang pada siang hari, mereka akan mencari makanan dimana? Apakah 
orang yang telah diberi keringanan oleh Allah SWT untuk tidak berpuasa harus 
dipaksa untuk tetap berpuasa hanya karena untuk menghormati saudara-saudaranya 
yang berpuasa? Sesat dan Arogan sekali para aktrivis FPI ini! 

Saya berharap aparat pemerintah bertindak tegas untuk segera membubarkan 
FPI, bukan hanya karena kekerasan yang membahayakan tapi juga pola pikirnya 
yang sudah cenderung sesat..

Salam,
Daus



Pinpoint customers who are looking for what you sell. 




--
  Shape Yahoo! in your own image. Join our Network Research Panel today!  


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition. 
  Version: 7.5.488 / Virus Database: 269.13.30/1025 - Release Date: 9/23/2007 
1:53 PM


  1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   >