Re: [iagi-net-l] Pemerintah Menolak Permintaan Pertamina diBlok Cepu

2005-08-15 Terurut Topik Awang Satyana
Shofi,
 
BPMIGAS tak punya waktu yang cukup untuk tahu dapur KPS/JOB sampai ke 
pojok2nya, apalagi yang tak tersirat macam itu. Terus terang, proposal yang 
diajukan sekian banyaknya sementara personal BPMIGAS sedikit saja. Ada yang 
seharinya mesti hadir di lima atau enam rapat. Ditinggal rapat sejenak pun, 
meja sudah penuh dengan surat-surat dan proposal yang harus ditindaklanjuti. 
Suatu kelalaian dalam pengawasan, misal membiarkan proposal studi yang tak 
perlu lolos, atau anggaran tetap tinggi, adalah  wajar terjadi dalam arus 
pekerjaan yang begitu deras mengalir. 
 
Kami di BPMIGAS juga tahu dari sekian studi yang diusulkan KPS/JOB itu berapa 
sih yang benar2 perlu dan mendesak untuk dilakukan ? Sebagian TSA yang 
dilakukan adalah juga untuk menghidupi research center mereka di LN. Untuk 
itulah, maka kita selalu memodifikasi TSA, menurunkan anggarannya, menyalurkan 
sebagian ke DN, dll cara pengawasan.
 
Sangat membantu kalau tenaga nasional di KPS (yang jelas tahu dapurnya 
sendiri), memberitahu BPMIGAS soal-soal yang diragukannya tetapi tetap 
dipaksakan. Apakah BPMIGAS akan membocorkan identitasnya, tentu saja tidak. 
 
Seorang tenaga nasional di sebuah KPS asing pernah memberitahu kami tentang 
seorang ex-pat yang kelakuannya tak disukai, tak kooperatif, merendahkan tenaga 
nasional, dll. Nah, berbekal pemberitahuan ini, kami melakukan investigasi 
dengan cara kami. Lalu, saat si ex-pat ini diajukan kembali untuk diperpanjang 
(dengan berbagai alasan teknis yang bagus2 dll. dll.), kami memutuskan untuk 
menghentikan usulan perpanjangannya. 
 
Sebuah KPS  punya sister company sebuah perusahaan drilling service. Banyak 
sumur dibornya, berturut-turut kering. Sumur kering tinggal kering, sementara 
sister company telah dapat project. Di blok lain, pemboran mengalami hambatan 
serius karena ketidakseriusan sister company yang punya rig ini, sementara 
biaya rig jalan terus. Macet tinggal macet, uang terus mengalir ke sister 
company. Blok sudah produksi, cost recovery berlaku. Dicurigai, pemboran bukan 
concept-driven, tetapi project driven (!). Kalau kecurigaan benar, maka, 
memberi project kepada sister company dengan uang yang harusnya memperbesar 
pendapatan Negara (untuk kemakmuran rakyat)  adalah kejahatan besar. Secara 
kasar : merampok kemakmuran rakyat.
 
Tunggu dulu, tak semudah itu menagih cost recovery bila kecurigaan ini benar. 
Menyertakan sister company dalam tender adalah menyalahi aturan, macet operasi 
di sumur karena kelangkaan alat yang harusnya ada adalah kelalaian bahkan 
penipuan atas kontrak. 
 
Tetapi, harus diakui bahwa tak mungkin semua tindakan yang merugikan Negara 
tertangkap, maka tetap jiwa-jiwa nasionalis dibutuhkan untuk memberitahu bahwa 
ada suatu proyek yang dipaksakan dll. Kalau mau ditimpakan ke Indonesia, 
timpakan saja ke Indonesia, adalah bukan hanya terjadi di KPS asing, tetapi 
juga di KPS nasional. 
 
salam,
awang

Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Awang, sekedar sharing.
Saya punya pengalaman dengan situasi seperti ini, ini dulu ya. Saat itu saya 
diminta untuk presentasi TSA di BP Migas untuk beberapa study. Seperti 
biasa, saya selalu mencari alasan teknis di belakang itu. Saya menemukan ada 
satu TSA yang sama sekali kurang didukung alasan teknis. Saya mencoba 
diskusi dengan manajer dan chief geologist. Sang manajer bahkan cenderung 
menolak memberikan jawaban sementara sang chief memberikan alasan yang dapat 
dipatahkan dengan mudah. Keduanya akhirnya mengakui (jelas sekali jawabannya 
karena terdesak) bahwa proyek harus jalan, perlu atau gak perlu karena coy 
mau makes money. Cuma repotnya saat itu yang harus kasih presentasi ya saya 
sendiri.
Jeleknya lagi TSA itu secara teknikal bisa diterima BP Migas, sesuatu yang 
tidak saya harapkan. Kalo saya ngasih tahu kunci kelemahannya ... he he ... 
saya bisa malu sendiri gak bisa ngejawab pertanyaan. Lha harus gimana nih 
pak?
Tapi next time kayaknya saran pak Awang bisa diperhatikan dan dilakukan atas 
nama bendera merah putih. 
Salam
Shofi
kapan ya bisa presentasi di BP Migas lagi?

On 8/12/05, Awang Satyana wrote: 
 
 Di wilayah Jawa Timur onshore, dengan play yang sama, (Kujung/Prupuh/Mudi 
 target), Exxon mengajukan sumur dengan anggaran sekitar 775-825 US$/ft; 
 Pertamina sekitar 300-400 US$/ft, JOB Pertamina-Petrochina Tuban sekitar 
 375-450 US$/ft; Lundin Blora sekitar 450-550 US$/ft, Lapindo Brantas sekitar 
 550-650 US$/ft. Masih Exxon yang paling tinggi kan ? Tepatnya, lebih 
 daripada dua kali anggaran usulan Pertamina.
 
 Adalah menjadi tugas BPMIGAS untuk memotong anggaran2 itu sampai batas 
 kewajaran. Belum lama ini, saya memotong sekitar 15 juta US$ anggaran tiga 
 sumur di Indonesia Timur yang diajukan terlalu tinggi oleh operatornya.
 
 Kelak, anggaran2 itu akan ditagihkan ke Negara sebagai cost recovery. 
 Bagaimana halnya kalau tidak kita turunkan dari awal ? Tentu saja pendapatan 
 Negara akan berkurang.
 
 Terus-terang saja, banyak kontraktor yang royal dan hambur

RE: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi?

2005-08-15 Terurut Topik Awang Satyana
Tetapi, di NASA Houston, di toko cendera matanya, dijual fosil trilobit dengan 
harga 3.5 USD atau tektit - deposit kejut hasil benturan meteorit dengan Bumi - 
dijual dengan harga 2.0 USD.
 
Atau, di Vernal, Utah, di Dinosaur National Monument, di toko cendera matanya 
dijual gigi dinasurus.
 
Atau, di pelataran Opera House Sydney, dijual batu-batu polesan rapih sebesar 
piring bundar kecil dengan mineral2 yang mudah dideterminasi berasal dari 
batuan beku dan metamorf asal Pilbara Craton di West Australia, salah satu dari 
tiga craton di dunia yang umurnya  3500 juta tahun (dua lagi di Greenland dan 
South Afrika).
 
Nah, apakah di LN orang memang peduli dengan cagar geologi ? Sebagian ya 
sebagian tidak. 
 
Waktu field trip di Green River Formation di California, ingin sekali mengambil 
sampel oil shale Green River Formation yang terkenal itu (kita juga punya : 
Sangkarewang di Ombilin), tetapi dilarang, mengambil foto saja tidak boleh. 
Rupanya, mengambil foto itu dilarang karena di dekatnya ada pangkalan USAF - 
United States Air Force.
 
Teman saya, yang baru pulang dari fieldtrip ke Canadian Rockies menghadiahi 
saya siltstone dengan parallel lamination, itu diambilnya dari pecahan batuan 
yang terserak di sekitarnya. Mengambil sampel (fresh, dipalu ?) tidak boleh 
katanya.
 
Waktu jalan2 ke Cina, saya juga mengambil sampel batuan metamorf di dasar Great 
Wall, itu metamorf hasil orogeny Thay San, di Middle Jurassic. Tentu saja saya 
tidak mengambil dengan palu, tetapi serakan2 pecahan batuannya, kecil saja, 1/3 
genggaman. 
 
Saat di Xi-An, di terracota (puluhan prajurit tanah liat), saya juga mengambil 
sampel tanah merah itu yang khas loess deposits. Itu pun serakan tanah 
gemburannya. 
 
Atau, waktu di Stavenger, Norwegia, saya ambil sampel batuan metamorf filit dan 
sekis, yang juga penyusun fjord2 di wilayah Scandinavia, juga serakan2 
batuannya.
 
Cerita2 di atas hanya untuk menunjukkan : di LN pun fosil, mineral, batuan 
biasa dijadikan cendera mata. Kalau ikut rombongan field trip memang umumnya 
mereka tidak menyampel apa-apa, hanya foto. Memang mereka peduli (geologists 
maksudnya), tetapi masyarakat belum tentu (buktinya dijual juga). Kalau kita 
mau mengumpulkan sampel untuk koleksi, yah pecahannya saja dengan catatan 
pecahan itu tak jauh dari induknya (kan kita bisa membedakannya, ini sampel of 
nowhere, atau sampel pecahan yang jatuh dari outcrop di dekatnya).
 
salam,
awang


Ukat Sukanta [EMAIL PROTECTED] wrote:

Apa saja yang bisa jadi duit, nantinya bisa dicuri, sekalipun
dilindungi..caranya banyak.

Di luar, kita mengambil batu dari pantai saja (umpamanya boulder, karena
structur sedimentnya bagus), kita bisa kena denda...bahkan bisa masuk
penjara.

Di Padalarang saja, singkapan batu gamping yang sangat bagus,
kapan-kapan akan banyak yang hilang. Padahal kalau di luar, kita mukul
batu pakai palu saja mesti hati-hati, karena generasi yang akan datang.

Salam,
US


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Re: [iagi-net-l] Tanya tentang Biogenik gas

2005-08-18 Terurut Topik Awang Satyana
Sigit,
 
C2 (etana), C3 (propana) biasa terjadi di gas biogenik. Yang penting adalah : 
berapa persentase jumlahnya dibandingkan C1 (metana). Normalisasi dulu semua 
kandungan gas itu, buang gas2 non-hidrokarbonnya (CO2, N2, dll). Normalisasi 
semua gas HC C1, C2 dst. ke 100 %, baru lalukan persentase masing-masing 
komponen. Dengan cara ini baru kita lakukan karakterisasi jenis gas berdasarkan 
komposisi. Bila C1  99 % gas kemungkinan besar gas biogenik, 1 % -nya bisa 
berupa campuran C2 dan C3, nC4, iC4 biasanya sudah traces. Kalau kandungan C2+ 
(C2, C3, dst) sudah  5 %, maka itu sudah pasti gas termogenik.
 
Hati-hati, bahwa termogenic gas pun bisa punya C1  99 %, tetapi ini kita sebut 
dry thermogenic gas. Bagaimana membedakannya dengan biogenic gas yang komposisi 
C1-nya juga  99 %. Isotop karbon-13 kuncinya. Tanpa data isotop karbon-13, 
evaluasi gas geochemistry akan mengambang, lemah, dan tak akan tepat 
evaluasinya.
 
Gas biogenik punya nilai delta 13 C lebih negatif dari - 60 atau -55 per mile, 
gas termogenic punya nilai tersebut sekitar - 35 s/d -50 per mile, sedangkan 
dry termogenic gas punya nilai tersebut lebih positif dari -35 per mile (maka 
hanya isotop karbon 13 yang bisa bedakan biogenic gas dan dry termogenic gas, 
komposisi C1+ tak akan memberitahunya).
 
Mixing, adalah gejala umum. Gas biogenik dan termogenik bisa saling bercampur, 
baik di satu reservoir maupun di lain reservoir di dalam satu struktur. Dengan 
beberapa metode geokimia, sangat mudah menentukan jenis2 gas tersebut, juga 
buat gas2 yang mixing. Kalau C2 dan C3 cukup signifikan jumlahnya di gas 
biogenik, itu terjadi karena mixing.
 
Gas geochemistry hanya metode, yang lebih penting adalah bagaimana 
mengaitkannya dengan habitat gas di suatu wilayah, ini sudah melibatkan geologi 
dan petroleum system.
 
Paper klasik tentang gas biogenik bisa dibaca di Rice and Claypool (1981) : 
Generation, accumulation, and resource potential of biogenic gas : AAPG Bull v. 
65, p. 5-25. Paper2 yang lain juga ada, lebih spesifik ke karakterisasi 
geokimia tertentu, tetapi paper Rice and Claypool bagus karena lumayan 
komprehensif. Saya juga menulis paper yang isinya ada tentang geokimia dan 
habitat gas biogenik buat Jawa Timur, dipublikasi di Proceedings IPA 2003 : 
Geochemistry of the East Java BAsin : New Observation on Oil Grouping, Genetic 
Gas Types, and Trends of Hydrocarbon Habitats
 
Selat Madura dan selatan Sorong Fault adalah dua wilayah terkaya di Indonesia 
akan gas biogenik. Ini kekayaan masa depan yang belum tergarap dengan baik. 
Selat Madura sudah mulai aktif dikerjakan.
 
salam,
awang

Sigit Ari Prabowo [EMAIL PROTECTED] wrote:

Dear all G  G,

Saya sedang review tentang biogenik dan termogenik gas, dan saya kok
masih bertanya-tanya; mungkinkah di dalam biogenik gas, bisa ditemukan
unsur C2 dan C3; kalo iya; bagaimanakah hal ini bisa terjadi?,
apakah ada paper yang membahas tentang hal ini...

Mohon pencerahannya dari bapak-bapak...

Terimakasih


Salam

Sigit

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Re: [iagi-net-l] FW: [GeoUgm90] Tanya soal Jatibarang volcanics

2005-09-01 Terurut Topik Awang Satyana
OAF berumur 75-17 Ma (Latest Cretaceous-Early Miocene) ? Betapa lebar kisaran 
umurnya. Ini bisa mengakomodasi sampai tiga periode volkanisme di Jawa. OAF 
menurut penemunya (Verbeek and Fennema, 1896, Geologie Beschrijving van Java) 
hanya Oligo-Miosen. Kebobutak, Gabon, Totogan, Jampang di selatan Jawa adalah 
contoh-contohnya; ini semua volkanik-klastik Oligo-Miosen.
 
OAF adalah volcanic arc pertama di Jawa yang jelas, dan ini didukung oleh 
distribusi dominasi sebaran umur volkanik berdasarkan K-Ar dan fission track. 
Yang lebih tua dari itu, Eosen maksudnya, hanya background volcanism. 
 
Saya sukar membayangkan skenario tektonik-volkanik umur 75 Ma masuk di 
Pegunungan Selatan Jawa kemudian disebut OAF. Kita tak pernah punya volcanic 
arc berumur lebih tua dari Eosen di selatan Jawa. Kalau ada, ini akan sulit 
menghubungkannya dengan arcs umur lain seperti kata Pak Bambang. Latest 
Cretaceous arcs hanya ada di utara Jawa dengan pasangan subduction di 
Ciletuh-Luk Ulo-Bantimala. Lalu baru membentuk arc lagi pada Oligo-Miosen di 
selatan Jawa sampai Nusa Tenggara yang terkenal sekarang sebagai Pegunungan 
Selatan. Pasangan subduction-nya ada di submarine ridges selatan Jawa sekarang 
atau non-volcanics islands barat Sumatra sekarang.
 
Di mana volcanic arc Eosen ? Kuncinya, kelihatannya ada di Bayah dan 
Jatibarang. Tetapi riset petro-tektonik di dua daerah itu kurang sehingga kita 
tak tahu dengan jelas. Sebagian spekulasi menghubungkan volkanik Eosen Bayah 
dengan volkanik Eosen Jatibarang. Ini harus diklarifikasi dulu.
 
Umur volkanik 75 Ma di Jawa selatan akan memerlukan subduction yang jauh ke 
offshore selatan Jawa. Bagaimana hubungannya dengan volcanic arc seumur di Laut 
Jawa yang sekarang diskenariokan hasil subduction di Ciletuh-Luk Ulo. Tak 
mungkin ada double subduction pada umur itu dengan kedua volcanic arc muncul di 
utara dan selatan Jawa. Lalu, Latest Cretaceous volcanic arc di Jawa selatan 
akan tidak bisa diterima oleh konsep migrasi orogen yang menjauhi perisai 
benua, dan tak akan bisa diterima juga oleh mekanisme kemiringan subduction 
pada zone Wadati-Benioff.
 
Maka, lebih baik diperiksa ulang umur 75 Ma itu, K-Ar dating bisa meleset. 
Lagipula, satu sampel berumur itu tak akan mewakili seluruh Jawa selatan 
tentunya. Posisi paleomagnetik (paleo-latitude) sampel ini menjadi penting 
untuk klarifikasi, seperti kata Pak Bambang. 
 
Pak Satria Bijaksana 2 tahun lalu di PIT HAGI-IAGI 2003 Jakarta menampilkan 
riset S3-nya tentang paleomagnetik Jawa. Tetapi sebaran sampel hanya banyak 
untuk selatan Jawa Timur. Kesimpulannya, Jawa Timur pernah menduduki posisi 
lebih selatan dibandingkan sekarang. Tentu saja, ini sebagian kecil dari grand 
movement sejak Late Mesozoic untuk seluruh SE Asia bahwa pergerakan kontinen 
dan busur kepulauan menuju Equator.
 
Adalah suatu keniscayaan bahwa setiap penemuan baru akan segera membangkitkan 
perdebatan baru. Sejauh analisisnya valid, tak erroneous di laboratorium, itu 
berharga untuk didiskusikan lebih jauh.
 
salam,
awang
 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak-Bapak ysh,
Sedikit komentar tentang Volkanisme Kenozoik di Jawa. Boleh kan?
Ngkoimani  Bijaksana (2004, abstrak) menyebutkan telah menjumpai umur tua
(K-Ar) pada batuan Formasi Andesit Tua (OAF) : 17-75 Ma (Kalau tidak salah
yg 56 Ma di Watuadeg DIY, 75 Ma di Kulonprogo, DIY).
Sejauh hasil analisisnya reliable, perlu penjelasan tuh posisi volkanisme
ini thd posisi subduksi Jawa-Bantimala/Meratus (pra-Oligosen?) vs Jawa-NTT
(pasca-Oligosen/OAF). Data paleomagnetiknya menunjukkan pembentukan
batuan-batuan itu berada jauh di selatan daripada posisinya sekarang. Sdr
Laode Ngkoimani baru Senin (29/8/05)kemarin menyelesaikan S3 di Fisika ITB
tentang paleomagnetik Formasi Andesit Tua. Mudah-mudahan segera keluar
full-papernya ya?

Nuhun, semoga ada gunanya
bpriadi



 Adakah yang bisa membantu temen saya ini? Mtur Nuwun.


 Salam

 SG


 -Original Message-
 From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]


 Kali ini aku mau tanya dikit (agak serius nih) soal
 geologi Jawa. Risetku sekarang khan soal evolusi
 Cenozoic magmatism di Jawa dikaitkan dengan
 pembentukan resources (metallic deposits, geothermal
 energy, and mudah2an bisa ke hydrocarbon juga-paling
 tidak dihubungkan dengan pembentukan dan deformasi
 cekungan oleh proses island-arc magmatism).

 Nah ada hal yang menarik buatku, yaitu Jatibarang
 volcanic formation di daerah Cirebon dan sekitarnya.
 Yang jelas formasi ini umurnya adalah yang paling tua
 utk Tertiary volcanic di Jawa yaitu Eocene. Informasi
 ttg formasi ini mungkin adalah kunci utk mencari link
 antara Mesozoic arc (Meratus-LukUlo) dengan Cenozoic
 Sunda arc.

 Problemnya: 1. Sepertinya informasi ttg Jatibarang
 volcanics hanya diperoleh dari subsurface data, 2.
 Kalau baca report2 Pertamina ttg K-Ar datingnya,
 kayanya kok batunya sudah ter-altered semua. 3. Juga
 utk interest-ku yang lebih ke arah proses
 magmatismnya, tidak ada data tentang geokimia batuan
 

Re: [iagi-net-l] FW: [GeoUgm90] Tanya soal Jatibarang volcanics

2005-09-04 Terurut Topik Awang Satyana
Karena geologi bertanggung jawab menerangkan ruang-waktu, maka kondisi ruang 
dalam suatu waktu pada masa lampau menjadi penting. Lebih-lebih lagi, semua 
yang kita peroleh sekarang ini - pegunungan, lautan, mineral, minyak dan gas 
bumi -adalah hasil proses historis. Agar dapat memahaminya dengan baik, mau 
tidak mau kita harus bergelut dengan proses-proses natural history - sejarah 
alam.
 
Suatu rekonstruksi geologi dibangun atas sejumlah data dasar yang tercatat pada 
batuan seperti umur relatif, umur absolut, dan posisi paleomagnetik. Sekumpulan 
hard data ini akan berbicara bila kita menjalankannya dengan konsep-konsep 
geologi yang telah terbukti benar. 
 
Rekontsruksi juga harus harmonis antar berbagai unsurnya dan wajar secara 
ruang-waktu dan sesuai dengan bagaimana Bumi Pertiwi ini beroperasi. Sebuah 
data yang menyimpang dan jauh keluar dari jalurnya tak akan segera merusak 
rekontruksi yang sudah harmonis. Harus dicermati dulu, apakah data ini benar. 
Juga, harus dicermati dulu apakah ia signifikan secara keruangan. Kalau data 
benar dan secara keruangan signifikan, maka tak ada alasan untuk menolak sebuah 
revisi rekontruksi.
 
Oud Andesiet atau old andesite hanyalah istilah relatif yang suka dipakai 
Verbeek dan Fennema dan diikuti semua geologists Belanda sesudahnya yang 
bekerja di Jawa (van Bemmelen, Duyfjes, dll.) dan mendapatkan tempat khusus di 
buku van Bemmelen. Setua apa ia, tak ada data absolut di buku2 sumbernya, 
tetapi ia lebih tua dari andesit gunungapi2 Kuarter yang menumpahkan 
piroklastik calk-alkaline, dan lebih muda dari Paleosen. van Bemmelen sering 
menggolongkannya sebagai Oligo-Miosen. Maka, 75 Ma (Campanian, Late Cretaceous) 
jelas bukan Old Andesite.
 
Dating K-Ar memang tahun2 belakangan ini banyak diserang. Tetapi, ia hanya 
diserang sesudah ditemukan metode2 geokronologi canggih-supercanggih. Tak semua 
K-Ar dating patut diragukan. Saya hanya mengetesnya dengan keharmonisannya 
dengan rekontruksi tektonik. Sebuah misal. Dating K-Ar yang menyeluruh 
menyimpulkan bahwa umur volkanisme Jawa pertama yang jelas adalah Oligo-Miosen. 
Kemudian, ada selang tanpa volkanisme di antara 18-12 Ma. Saya percaya dengan 
itu karena ini harmonis dengan banyak unsur geologi yang terkait dalam ruang 
dan waktu yang berhubungan seperti tektonik atau sedimentasi karbonat (secara 
dominan, karbonat di Jawa selatan tak muncul saat volkanisme Oligo-Miosen 
terjadi, lalu mereka tiba-tiba menjadi mulai dominan di Miosen Tengah post 18 
Ma saat volkanime menurun).
 
Benang merahnya, kita dapat menguji keabsahan suatu data baru di geologi yang 
menunjukkan anomali dengan dua cara : (1) mengujinya dengan metode analisis 
yang lebih canggih, (2) menaruh data itu apa adanya di ruang-waktu geologi dan 
melihat keharmonisannya dengan sejarah alam.
 
salam, 
awang

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
On 9/1/05, Awang Satyana wrote:
 OAF berumur 75-17 Ma (Latest Cretaceous-Early Miocene) ? Betapa lebar kisaran 
 umurnya. Ini bisa mengakomodasi sampai tiga periode volkanisme di Jawa. OAF 
 menurut penemunya (Verbeek and Fennema, 1896, Geologie Beschrijving van Java) 
 hanya Oligo-Miosen. Kebobutak, Gabon, Totogan, Jampang di selatan Jawa adalah 
 contoh-contohnya; ini semua volkanik-klastik Oligo-Miosen.
 
  cut 

Mungkin karena metodenya. K-Ar kalau ngga salah sangat-sangat
dipengaruhi proses hydrothermal, sehingga proses yag terakhir akan
menunjukkan hasilnya. Nah kisaran itu barangkali saja muncul akibat
agggregat prses yg sudah dilaluinya.
Jadi, akan ada pengaruh akurasi serta presisi dari metode K-AR itu sendiri.

Mungkinkah 75 Ma ? 
Sulitnya disini kita sudah mendefinisikan OAF sebagai satu kesatuan
proses, mekanisme dan umur. Apalagi bahwa istilah OAF mengandung
kata-kata Old, yang selalu mengundang pertanyaan how old ? ataupun
older that what ?.

Saya sepakat dengan pendekatan Pak Awang selama ini dengan pendekatan
historis, atau kesatuan proses dengan yang lain. Walopun itu hal
inilah yg paling sulit dalam 'geological science protocol' dan
tentusaja dapat misleading, tetapi geologist selalu saja akan dituntut
untuk menjelaskan secara historis.

Salam
RDP

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha

[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Mohon Pencerahan Mengenai Organic Shale

2005-09-06 Terurut Topik Awang Satyana
Organic shales (maksudnya di siklus Delta Mahakam kan ?) diendapkan saat tubuh 
delta mengalami penenggelaman (flooding events, kita mengenalnya sekarang). 
Maka, organic shales adalah batas-batas flooding surface, atau maximum flooding 
surface, atau juga transgressive surface (TS). 
 
Pengalaman saya saat mempelajarinya dulu (Total, 1990) menunjukkan bahwa 
organic shales lebih baik sebagai marker untuk korelasi, dibandingkan sebagai 
batuan induk. Setelah mempelajari geokimia lapangan2 migas di Delta Mahakam, 
terbukti bahwa batubara asosiasi delta yang menjadi batuan induk utama migas di 
wilayah ini, dibandingkan kontribusi dari organic shales.
 
Pertanyaannya lebih mengarah ke karakteristik petrofisika batuan induk, 
khususnya log resistivitas. Karena shale, tentu GR-nya tinggi, terutama karena 
kontribusi mineral radioaktif uranium yang tinggi di dalam shale, dan moderate 
K dan thorium. Dalam hal resistivitas, maka perlu dibedakan antara batuan induk 
matang dan tidak matang. Batuan induk matang dan sudah selesai menggenerasikan 
migas (spent source rocks) akan punya GR tinggi dan resistivitas tinggi. Batuan 
induk matang yang sedang aktif menggenerasikan migas (saat ini ada di HC 
window) akan punya GR tinggi dan resistivitas tinggi (tetapi resistivitasnya 
lebih kecil dari spent source rocks). Dan, batuan induk shale yang belum matang 
(immature) akan punya GR tinggi dan RESISTIVITAS YANG RENDAH. 
 
Secara logis, ini mudah diterima karena minyak dan gas yang tergenerasi di 
batuan induk matang akan bersifat isolator sehingga menghasilkan resistivitas 
tinggi. Tetapi, shale yang immature di daerah delta fluida di dalamnya hampir 
semuanya air laut yang kita tahu bersifat elektrolit karena banyak garam 
terlarut di dalamnya sehingga resistivitasnya rendah.
 
Dan, harus juga dibedakan dengan coal yang punya resistivitas tinggi, yang 
semata-mata karena terkandung fluida bukan air laut. Coal yang telah 
menggenerasikan migas akan punya resistivitas yang maksimum.

Semoga cukup memberikan keterangan dalam hal logika.
 
salam,
awang

wanasherpa [EMAIL PROTECTED] wrote:
Rekan-rekans dan teman-temans,

saya minta penjelasan mengenai genesa organic shale, secara kasat mata 
terlihat menarik pada log respon dimana harga GR begitu tinggi yang di 
ikuti oleh dropnya harga Resistivity,
dan anggapan saya GR yang tinggi disebabkan oleh sifat shale nya 
(walaupun harga GR nya lebih tinggi dari clean shale) namun mengapa 
harga resistivitinya juga drop (lebih rendah dari clean shale) dengan 
asumsi adanya organic matter seharusnya menambah nilai resistiviy 
(seperti coal).
mohon pencerahannya.siapa tau saya salah 

wanasherpa




Moderators:
Budhi Setiawan '91 [EMAIL PROTECTED]
Edi Suwandi Utoro '92 [EMAIL PROTECTED]
Sandiaji '94 [EMAIL PROTECTED]
Wanasherpa '97 [EMAIL PROTECTED]
Satya '2000 [EMAIL PROTECTED]




SPONSORED LINKS 
College and university search School education Colleges and universities 
College and university search engine Colleges and universities in College and 
university information 

-
YAHOO! GROUPS LINKS 


Visit your group Geo_Unpad on the web.
  
To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
  
Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


-



__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa

2005-09-06 Terurut Topik Awang Satyana
 September 2005 mendatang.

Mudah-mudahan beberapa referensi di atas bisa memenuhi referensi yang Bapak
tanyakan/perlukan.

Terima kasih,

Salam Hormat saya,

Yahdi Zaim

- Original Message - 
From: R.P. Koesoemadinata 
To: 
Sent: Tuesday, September 06, 2005 8:08 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa


 Apakah age-dating ini bisa dikutip dan apakah referensinya yang dapat
 dipakai untuk digunakan studi?
 Atau e-mail Anda bisa saya gunakan sebagai referensi?
 RPK
 - Original Message - 
 From: Yahdi Zaim 
 To: ; 
 Sent: Tuesday, September 06, 2005 7:58 AM
 Subject: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa


  Maaf Rekan2 Yth.,
  Melengkapi informasi tentang hasil dating, Bronto et al. (2004) juga
  melaporkan hasil pentarikhan batuan volkanik Formasi Jatibarang yang
  disebut
  sebagai Cibitung Caldera, berumur 59+/- 1.94 jtl dan batuan lava andesit
  dari Sungai Ngalang, selatan Subang berumur 58.85+/- 3.24 jtl.yang
  keduanya
  menunjukkan Akhir Kapur - Awal Eosen, seusia dengan hasil pentarikhan
  batuan
  volkanik Watuadeg yang 56 atau 58 jtl.
 
  Wassalam,
 
  Yahdi Zaim
 
  - Original Message - 
  From: Yahdi Zaim 
  To: ; 
  Sent: Tuesday, September 06, 2005 7:44 AM
  Subject: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa
 
 
  Rekan2 yth.,
  Dating contoh batuan volkanik dari Watuadeg - Yogyakarta yang
dilakukan
  oleh La Ode Ngkoimani, mahasiswa S3 Dept. Fisika ITB menghasilkan umur
56
  jtl dan dari Kulonprogo 75 jtl. Pentarikhan tersebut dilakukan dengan
  metoda
  K-Ar di Lab. Australia. Contoh yang sama dari Watuadeg, menurut
informasi
  dari La Ode Ngkoimani kemarin siang ketika berbincang-bincang di ruang
  saya,
  juga telah di-dating dengan metoda K-Ar di sebuah Lab. di Amerika,
  menghasilkan umur 58 jtl. Kelihatannya, angka 56 jtl dari Australia,
  masih
  bisa dianggap bersesuaian dengan angka 58 jtl dari Amerika. Jadi, hasil
  pentarikhan La Ode Ngkoimani yang 56 jtl. mestinya bisa kita katakan
  absolutely right ketimbang absolutely wrong. Lagipula, menurut
Bronto
  et
  al. (2004), ada batuan volkanik di selatan Palabuhanratu, Jawa Barat,
  dalam
  peta geologi dimasukkan dalam Formasi Citirem yang berumur Mesozoikum.
  Oleh
  sebab itu, kelihatannya, angka2 56 dan 58 jtl untuk batuan volkanik
dari
  Watuadeg, 75 jtl. dari Kulonprogo dan batuan volkanik Formasi Citirem
  yang
  Mesozoik bukan masalah lagi, karena merupakan hasil penelitian dan
kajian
  ilmiah yang bisa dipertanggung - jawabkan. Yang sangat menarik dari
hasil
  pentarikhan tersebut adalah implikasinya terhadap perkembangan geologi
  Pulau
  Jawa. Kini kita memiliki data umur yang cukup tua (Mesozoikum) di
  Yogyakarta - Kulon Progo - Karangsambung dan Selatan Palabuhanratu,
Jawa
  Barat. Adalah tantangan bagi kita semua untuk melihat dan mengkaji
  kembali
  geologi sejarah Pulau Jawa, termasuk perkembangan geodinamika dan
  proses-proses geologi lainnya.
 
  Wassalam,
 
  Yahdi Zaim
 
 
  - Original Message - 
  From: Awang Satyana 
  To: ; 
  Sent: Thursday, September 01, 2005 5:32 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] FW: [GeoUgm90] Tanya soal Jatibarang
volcanics
 
 
  OAF berumur 75-17 Ma (Latest Cretaceous-Early Miocene) ? Betapa lebar
  kisaran umurnya. Ini bisa mengakomodasi sampai tiga periode volkanisme
di
  Jawa. OAF menurut penemunya (Verbeek and Fennema, 1896, Geologie
  Beschrijving van Java) hanya Oligo-Miosen. Kebobutak, Gabon, Totogan,
  Jampang di selatan Jawa adalah contoh-contohnya; ini semua
  volkanik-klastik
  Oligo-Miosen.
 
  OAF adalah volcanic arc pertama di Jawa yang jelas, dan ini didukung
oleh
  distribusi dominasi sebaran umur volkanik berdasarkan K-Ar dan fission
  track. Yang lebih tua dari itu, Eosen maksudnya, hanya background
  volcanism.
 
  Saya sukar membayangkan skenario tektonik-volkanik umur 75 Ma masuk di
  Pegunungan Selatan Jawa kemudian disebut OAF. Kita tak pernah punya
  volcanic
  arc berumur lebih tua dari Eosen di selatan Jawa. Kalau ada, ini akan
  sulit
  menghubungkannya dengan arcs umur lain seperti kata Pak Bambang. Latest
  Cretaceous arcs hanya ada di utara Jawa dengan pasangan subduction di
  Ciletuh-Luk Ulo-Bantimala. Lalu baru membentuk arc lagi pada
Oligo-Miosen
  di
  selatan Jawa sampai Nusa Tenggara yang terkenal sekarang sebagai
  Pegunungan
  Selatan. Pasangan subduction-nya ada di submarine ridges selatan Jawa
  sekarang atau non-volcanics islands barat Sumatra sekarang.
 
  Di mana volcanic arc Eosen ? Kuncinya, kelihatannya ada di Bayah dan
  Jatibarang. Tetapi riset petro-tektonik di dua daerah itu kurang
sehingga
  kita tak tahu dengan jelas. Sebagian spekulasi menghubungkan volkanik
  Eosen
  Bayah dengan volkanik Eosen Jatibarang. Ini harus diklarifikasi dulu.
 
  Umur volkanik 75 Ma di Jawa selatan akan memerlukan subduction yang
jauh
  ke
  offshore selatan Jawa. Bagaimana hubungannya dengan volcanic arc seumur
  di
  Laut Jawa yang sekarang diskenariokan hasil subduction di Ciletuh-Luk
  Ulo

Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa

2005-09-07 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Rovicky,
 
Pak Ade Kadarusman beberapa hari yang lalu, masih dalam kaitan subyek ini juga, 
 sudah posting urutan metode radiometri absolute dating dari yang sederhana - 
K-Ar (kualitas rendah ?) sampai yang tercanggih - SHRIMP (kualitas tinggi ?). 
Tetapi, saya lebih percaya ke keharmonisan sejarah geologi walaupun tidak 
berarti menafikan metode radiometri absolut. Juga tak akan menunggu-nunggu 
sampai SHRIMP melakukan pengukuran, kalau dengan K-Ar saja bisa. Hasil2-nya 
kita kontrol dengan keharmonisan geologi dalam ruang-waktu tadi.
 
Spotty dalam hal ini adalah kejadian2 yang dilaporkan masih di satu tempat 
(satu titik di peta), maka saya cukup tempatkan itu sementara di background. 
Kalau nanti2 makin banyak dilaporkan kejadian yang sekarang rasanya menyimpang, 
artinya sudah peak, maka tentu kita perlu memikirkan implikasi geodinamika.
 
Dalam satu periode memang hasil akhirlah yang terekam, tetapi dalam hal 
time-slice seismik 3 D, kalau kita lakukan time slice per 2 million years 
katakanlah, tentu kita akan banyak dapatkan evolusi paleogeografi, walaupun di 
setiap slice adalah hasil akhirnya.
 
Akan halnya dengan VR, tentu saja juga hasil akhir saat kita menancapkan sumur 
di wilayah itu dan mengukur VR cutting sample-nya. Tetapi, kita bisa 
merekonstruksi kematangannya dengan analisis burial depth, kan ini juga butuh 
profil depth vs. VR.
 
Geologi butuh interpretasi dinamik, bukan statik. Maka semua parameter harus 
bisa direkonstruksi sebab semua proses geologi adalah proses historis. 
 
Beberapa studi terakhir dari kawan2 yang menekuni Jawa (stratigrafi, tektonik, 
volkanisme) akan siap mengguncang pikiran kita. Saya tidak akan pernah menolak 
satu pun dari itu. Untuk kemudian mengatakannya ini benar itu salah, itu butuh 
proses lama, tetapi mari kita uji saja. Saya menganggap itu semua suatu 
peningkatan adrenalin dalam gairah kegeologian...
 
Btw, sayang Stephen Jay Gould telah tiada, guncangan evolusi kurang semarak 
tanpa dia. Belum ada yang seprolifik dia dalam berpikir dan mengkomunikasikan 
evolusi. 

salam,
awang

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Awang,

Adakah metode dating yg lebih baik dari K-Ar utk batuan volcanic ?.
K-Ar yg cenderung mengukur proses yg terakhir tentusaja akan sulit
menunjukkan atau memiliki hasil pengukuran umur yg lebih tua lagi.
Artinya walaupun hasil pengukuran dari sample location yg spotty
apakah kita masih juga belum dapat menggunakan setara/setingkat dengan
pengukuran2 lain, sehingga anda meletakkannya hanya sebagai
background ?

Sebenernya banyak sekali hasil-hasil dalam pengamatan geologi ini yg
hanya menunjukkan fase terakhir saja dari sebuah proses. Misalnya
penampakan sungai berkelok-kelok dalam timeslice seismic-pun adalah
hasil preservasi terakhir dari morfologi yang ada. Dengan demikian
seringkali kita melihat sungai berkelok2 dan menginterpretasikan
sebagai lingkungan coastal plain (misalnya). Namun kalau yg terjadi
adalah periode lowstand dari sebuah shelf, maka antara sungai dengai
dengan sedimen yg dipotongnya memiliki katidak samaan depositional
environment.

Hal mirip adalah VR (Vitrinite Reflectance). VR menunjukkan tingkat
kematangan (pressure-temperature) yang tertinggi. Dalam hal ini,
bukan yg terakhir, sdikit berbeda dengan yg dua metode identifikasi
diatas. Namun perlu diketahui bagaimana metode pengukuran yg kita
lakukan.

Btw, saya juga tidak akan terburu-buru merubah pemahaman saya tentang
volkanisme di jawa. Saya masih menggunakan pendekatan historical /
harmonical perspective atau keharmonisan sejarah geologi dari daerah
tersebut. Walopun tidak menutup kemungkinan adanya perubahan yg
kadangkala terasa radikal.
Pemahaman geologi juga akan evolutif, kadangkala pelaaan sekali
lam, bergeming sdkit walopun ada data-data baru. Namun juga kadang
sangat cepet seperti punctuation equilibirium-nya S.J Gould.

Salam
RDP

On 9/7/05, Awang Satyana wrote:
 55.8 +/- 0.2 Ma adalah batas terbaru (Gradstein et al., 2004, International 
 Commision on Stratigraphy, Geologic Time Scale, 2004, Cambridge University 
 Press) antara Paleosen dan Eosen. Enam tahun lalu, batas itu adalah 54.8 Ma 
 (Geologic Time Scale, 1999). Angka absolut ini membatasi stage Ypresian di 
 lowermost Eosen dan Thanetian di Upper Paleocene.
 
 Dengan menggunakan dua skala waktu itu, maka penemuan beberapa dating baru 
 seperti yang di-posting Pak Zaim, jelas menunjukkan umur volkanik/magmatik 
 Paleosen untuk Jatibarang, Subang Selatan, dan Watuadeg; dan Late Cretaceous 
 : Campanian untuk 75 Ma di Kulon Progo.
 
 Apakah kita perlu segera merevisi implikasi geodinamika volcanic arcs di Jawa 
 di periode Late Cretaceous-Paleogene ? Pada hemat saya, tidak segera. 
 Katakanlah semua umur itu benar secara analisis laboratorium. Maka, saya 
 hanya melihat itu hanya sebaran umur yang sparse/spotted - tak lebih dari 
 background volcanism Jawa di umur2 Paleosen-Eosen. Coba kita taruh umur2 tua 
 itu di histogram K-Ar dan fission track absolute dating Jawa

RE: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa

2005-09-08 Terurut Topik Awang Satyana
Mas,
 
OAF tak mungkin antara 75-52 Ma, jauh lebih muda dari itu, yaitu antara 30-20 
Ma. Angka2 absolut ini tak akan ditemukan di buku2 referensinya (Verbeek dan 
Fennema, 1896; van Bemmelen, 1949), tetapi saya menera tarikh absolutnya 
berdasarkan stratigrafi OAF di buku2 itu dari Sumatra Selatan-Jawa Timur. 
Dominasi OAF adalah Aquitanian (Early Miocene, 23-20.5 Ma). Contoh spesifiknya 
adalah volkaniklastik Jampang di Jawa Barat selatan.
 
Kejadian volcanic arc di sistem busur kepulauan atau tepi kontinen sangat 
bergantung kepada plate setting setempat dan mekanisme penunjamannya. 
Berdasarkan peak umur2 volkanik K-Ar dan fission track, di Sumatra terjadi di 
late Paleocene-early Eocene, middle-upper Eocene, dan early Miocene. Di Jawa : 
late Oligocene-early Miocene, dan late Miocene. Di Sulawesi : middle Eocene, 
early Miocene, dan Mio-Pliocene. Di Kalimantan hanya aktif dari late 
Oligocene-mid Miocene. Coba dikuantifikasi saja siklus itu, siapa tahu muncul 
lagi magic seven number (he..he..).
 
salam,
awang


Maryanto (Maryant) [EMAIL PROTECTED] wrote:
. deleted
Wah bagus sekali standar deviasi pengukurannya, yang hanya sekitar 3
juta untuk umur 58-59 Ma. OAF Old Andesit Formation sepertinya mengacu
umur antara 75-52 Ma. Ini bersesuaian dengan compresi mulai seperempat
akhir Cretaceus (83 Ma), hingga seperempat awal Cenocoic (52 Ma). 

Juga pertanyaan untuk Pak Awang: Kapan, umur-umur berapa saja dalam Ma,
batuan volkanik pada volcanic arc terjadi? Sewaktu kompresi atau
ekstensi? Apakah ada pada setiap siklus 7 Ma? Berikut ini analisa saya. 

deleted .
__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Re: [Fwd: Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa]

2005-09-08 Terurut Topik Awang Satyana
Abah,
 
Ini hanya khayalan saya saja, mekanisme emplacement continental sliver seperti 
itu bisa dengan cara :
 
1. rafted sliver yang lepas dari tepi utara Gondwana di selatan Jawa dan masuk 
ke wilayah Jawa selatan sebelum Tersier (mid Jurassic-Cretaceous). Ini model2 
emplacement yang dipakai untuk emplacement Paternoster dan Mangkalihat ke 
Kalimantan.
 
2. rafted sliver yang lepas dari Sundaland oleh sesar besar di tepi timur 
Sundaland - Jawa Tengah, terjadi di Paleogen, sebelum Oligo-Miocene volcanic 
arc membuat barrier untuk pengalihtempatan itu. Ini model emplacement yang 
dipakai untuk emplacement Sumba via Sumba fracture dari tepi timur Sundaland.
 
Proses pengujian khayalan ini bisa melalui tahap : (1) buktikan dulu apa benar 
ada continental sliver di antara Bayat-Nanggulan - dengan gravity, outcrop, 
dll. (2) ambil sampelnya dan lakukan pengujian isotop Pb-Nd (206-208 Pb/204 Pb 
dan 143 Nd/144 Nd) untuk asal terrane induknya (Sundaland ?, utara Gondwana ? 
NW Shelf Australia ?) dan tentukan umurnya dengan beberapa metode. Provenance 
continental fragments cukup ampuh ditentukan dengan isotop geochemistry Pb-Nd. 
(3) pikirkan mekanisme pengalihtempatannya. 
 
Ini pengujian sequential, kalau no. 1 tak terbukti, tentu tahap2 berikutnya 
gugur. Masih ada beberapa tempat di Jawa yang terra incognita, kita tak tahu 
pasti sejarah geotektoniknya. Harloff tahun 1933 memetakan Karang Sambung, 72 
tahun kemudian, tahun 2005, saat ini, benarkah bahwa kita 100 % memahaminya ? 
Di beberapa tempat masih menganga lebar butuh penjelasan sekalipun sudah berapa 
doktor dihasilkan dari situ. Kalau ada waktu dan semangat, blank spot 
pemahaman geologi di situ perlu dicerahkan. Itu baru Karang Sambung, kita belum 
bicara Ciletuh, Meratus, dan Bantimala, atau Garba, dll.
 
salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:

deleted...


Betul , memang adanya lapisan berumur eosen di Nanggulan sangat
aneh ?
Pemetaan saya awal thn 1974 didaerah itu say cukup bingun menerangkan
sejarah sedimentasinya (apalagi saat itu kan saya masih yunior sekali
dan belum terlalu mengenal plate tectonic.

Kalau khayalan mengenai adanya silver kontinen itu dteruskan , jadi
kira kira bagaimana sejarah tektonik Jawa Selatan?

Si Abah




-
 Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.

[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] tanya source Keutapang Fm

2005-09-08 Terurut Topik Awang Satyana
1. Kalau mau, Keutapang bisa kita sebut syn-inversion sequence. Itu artinya 
adalah sekuen sedimen yang diendapkan bersamaan dengan inversi (baca : 
pengangkatan) cekungan. Dalam hal Sumatra, yang terangkat adalah Pegunungan 
Barisan. Maka, memang sumber utama sedimen Keutapang adalah Peg. Barisan. Umur 
Mio-Pliosen adalah major period pengangkatan Barisan, dan itu seumur dengan 
Keutapang. Otomatis pula, Keutapang akan regresif dibandingkan Baong di 
bawahnya yang merupakan post-rift sequence. Tamiang Deep adalah foredeep 
Sumatra Utara saat Barisan naik, maka otomatis semua mollasic deposits 
(rosional sediments) akan sangat banyak mengisi Tamiang deep yang posisinya 
frontal di timur Barisan. Yang Besar High memang bisa jadi barier ke timur, 
tetapi itu bukan barier regional. keutapang masih bisa mencapai offshore timur 
laut Medan ke daerah NSO dan Krueng Mane.
 
2. Yang ditulis Pak Rudy Riacudu wajar secara geologi struktur (silakan 
komentar Kang !). Konfigurasi basement cekungan2 back-arc Sumatra dari utara ke 
selatan memang dikontrol oleh wrenching selain karena subduction roll back. 
Yang Anda uraikan tentang stage2 wrenching pada beberapa periode pun wajar 
secara struktur. Ekstensi dan kompresi di wilayah ini semua terhubung ke 
Sumatran Fault. Wrenching itu basement-involved, mestinya sampai ke lowermost 
parts of sediments pun bisa punya pengaruh. Hanya karena Keutapang itu di 
tempat dangkal, bisa saja ekspresinya hanya splay2 suatu flower structures yang 
bisa disalahtafsirkan sebagai kompresi pure-shear, padahal ia simple-shear 
alias terhubung ke sistem wrenching yang lebih besar.
 
salam,
awang
 
 
Hade B Maulin [EMAIL PROTECTED] wrote:

Salam hormat,

Saya senang sekaligus bangga tergabung dalam forum milis ini. Banyak masukan 
ilmu dan pengetahuan geologi baik basic maupun applied yg saya pelajari dr 
forum ini yg tentu sj tdk bs sy peroleh dari perkuliahan dulu  ^_^

Saat ini saya tergabung dalam tim konsultan perminyakan dan sedang project POD 
di Pertamina Rantau - NAD. Sebagai new comer (saya br lulus Febr. lalu) dalam 
bidang perminyakan , banyak hal yg tidak saya ketahui dan benar2 saya awam akan 
hal itu.Tapi saya sering menemukan solusinya dari forum milis ini. 

Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan kepada akang2/teteh2 berkaitan dengan 
bidang kajian kerja saya.

1. Dari mana source sedimen batupasir Formasi Keutapang dan bagaimana genesanya 
serta kaitannya dengan fase regresif dari akhir pengendapan Formasi Baong? 
Apakah benar sedimen yang terendapkan di Dalaman Tamiang berasal dari Bukit 
Barisan? Jika benar, berarti arah pengendapannya ke arah timur - timur laut dan 
dibatasi oleh Tinggian Hyang Besar?

2. Melihat basement configuration map of North Sumatra Basin, daerah Gebang, 
Pantai Pakam dan Kuala Simpang terletak pada konfigurasi yang berbeda. Apakah 
secara tektonik, framework struktur yang berkembang juga berbeda? Saya pernah 
membaca makalah Pak Rudy Ryacudu dkk (IPA - 21, Oct 1992), bahwa area Kuala 
Simpang dikontrol oleh wrench Fault berarah baratlaut - tenggara dan pada 
Formasi Keutapang terjadi 3 stage faulting. yaitu stage 1 : Late Mid Mio-Upper 
Mio ; tahap pengendapan Keutapang Fm yang menindih Baong. Telah terbentuk 
Flower strct. pada Belumai dan Baong FM.  Stage 2 : Plio-Plisto ; terjadi 
thrusting  pada ketiga formasi tersebut yang digenerate oleh Sumatran stress 
system. stage 3 : Holosen ; Terjadi wrencing oleh Andaman Stress System yang 
mengakibatkan shale flowage dari  Baong shale, menghasilkan diapiric zone. 
Apakah perubahan stress system tersebut diikuti oleh proses wrenching yang sama 
di setiap daerah ? Maksud saya, apakah penampakan wrenching (flower str
 uct, en
 echelon, dll) akan nampak (seismik) pada seluruh daerah penyebaran Formasi 
Keutapang tsb ?

Mohon pencerahan nya

terima kasih sebelumnya  : )

salam,

hade '99

 

 



-
Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. 

Moderators:
Budhi Setiawan '91 [EMAIL PROTECTED]
Edi Suwandi Utoro '92 [EMAIL PROTECTED]
Sandiaji '94 [EMAIL PROTECTED]
Wanasherpa '97 [EMAIL PROTECTED]
Satya '2000 [EMAIL PROTECTED]




SPONSORED LINKS 
College and university search School education Colleges and universities 
College and university search engine Colleges and universities in College and 
university information 

-
YAHOO! GROUPS LINKS 


Visit your group Geo_Unpad on the web.
  
To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
  
Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


-



__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Re: [iagi-net-l] Penyusunan Kesimpulan diskusi

2005-09-08 Terurut Topik Awang Satyana
Saya yakin tak sedikit waktu yang digunakan kawan2 untuk membaca 
diskusi-diskusi di IAGI net. Juga, tak sedikit waktu yang digunakan kawan2 
untuk menuliskan komentar-komentar atau jawaban detail. Harus diingat, bahwa 
dua hal itu dilakukan di tengah2 kesibukan rutinitas pekerjaan.
 
Maka, bila semuanya berakhir tanpa terdokumentasi, tentu sayang sekali. 
Kelemahan dalam dokumentasi dan pengarsipan adalah kelemahan kita semua. Mari 
kita lakukan yang lebih dari itu agar usaha kawan2 tak lenyap begitu saja. 
Dokumentasikan saja secara pribadi dulu. Kalau ada yang mau meluangkan waktu 
untuk menuliskan kesimpulan diskusi dan mengirimkannya ke IAGI-net, tentu akan 
sangat kita hargai. Tak mudah meringkas diskusi yang panjang, pilah-memilah 
harus dilakukan.
 
Mencatat adalah bagian penting suatu diskusi. Itulah satu-satunya yang 
tertinggal setelah diskusi usai. Bagaimana halnya kalau suatu diskusi/rapat 
tanpa catatan diskusi/notulen ?
 
salam,
awang

Prasiddha Hestu Narendra [EMAIL PROTECTED] wrote:
Abah, Mas Picky, dan lainnya

menyimpulkan diskusi ternyata gampang2 susah karena banyaknya topik shg 
jadi kewalahan sendiri he..he akhirnya diambil aja topik2 yg menurut 
pribadi perlu

nah utk kesimpulan diskusi baiknya sukarela saja, kalo diwajibkan ntar 
nggak ada yg mau tanya he..he..
kalo topiknya cukup hangat paling gampang kita bikin luncheon talk atau 
evening talk aja, nanti insyaAllah bisa dibantu untuk mengurusnya, gampang 
tinggal call sekretariat
3D modelling thin reservoir judulnya, siapa yg diusulkan mau bicara? kapan? 
hayooo.

salam,
pr




-
 Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.

[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] 2nd order (masih ttg keutapang FM)

2005-09-08 Terurut Topik Awang Satyana
Justru karena oblique subduction maka pure shear deformation tak berjalan di 
Sumatra. Di Intra-Miosen, subduksi miring itu telah mereaktivasi Sesar Sumatra 
menjadi dextral fault (harus dextral karena sisi aktif bergerak adalah subduksi 
kerak Hindia yang berada di sisi kiri garis sesar, bukan kerak kontinen Sunda 
di sisi kanan sesar). Sesar Sumatra ini sekaligus menjadi structural barrier 
untuk pure shear deformation bekerja di back-arc basins Sumatra. Dan, sesar 
sebesar Sesar Sumatra itu tentu punya en echelon sectors of deformation berupa 
splays yang masuk ke semua back-arc basins. Kinematika wrench inilah yang 
melipat semua batuan di cekungan2 itu.

Berbeda dengan di Jawa (coba lihat makalah saya tentang deformasi Jawa Timur 
oleh pure-shear normal subduction vs. simple-shear karena 
Rembang-Madura-Kangean-Sakala -RMKS wrench di Proceedings PIT IAGI Bandung 
2004), kedua unsur itu muncul dan cukup kompleks untuk membedakan mana hasil 
pure shear, mana hasil simple shear. Di Jawa Timur, banyak deformasi pure-shear 
yang kemudian terlipat ulang oleh en-echelon sistem RMKS wrench, dan saya 
menyebutnya forced folds. Dengan menerapkan analisis kinematika strain 
ellipsoid, itu bisa dibedakan.
 
Vektor subduction yang berbeda di Sumatra dan Jawa, tentu memberi bekas yang 
signifikan pada semua arsitektonik kerak Bumi dan lapisan sedimen penutupnya. 
Di Sumatra, tak akan ditemukan kedalaman Benioff lebih dari 300 km, tetapi di 
Jawa, Benioff masuk sampai sedalam 600 km di sektor dekat Muria, Jawa Tengah.
 
salam,
awang

Hade B Maulin [EMAIL PROTECTED] wrote:
Terima kasih Pak Awang atas tanggapannya. Namun pada beberapa hal saya masih 
bingung.
Jika pada Keutapang sesar2nya hanya merupakan splay dari flower yang berkembang 
akibat sistem wrenching, memang jelas kalau itu merupakan satu rangkaian dari 
wrench fault ( as assemblages) dan itu adalah simple - shear. Tapi adakah 
kemungkinannya sesar2 Keutapang tsb merupakan orde ke-2 (jika dia pure shear) 
dari sistem tegasan sumatra pada Intra-Mio?
Bagaimana kita membedakan apakah itu simpe-shear atau pure shear jika kita 
menganalisa struktur suatu daerah? apakah sistem tegasan juga berpengaruh, 
maksud saya, Sumatra kan subducted secara oblik sedangkan Jawa secara 
Frontal...nah, apakah itu juga bisa berbeda skenario Pak? (walaupun sama-sama 
Intra-Mio, misalnya). Di Sumatra simple shear (karena oblik) sedangkan di Jawa 
pure-shear (karena frontal), mengacu pada pemodelan sistem sesar ulir 
(wrenching) Pak Situmorang dkk.
 
Hatur Nuhun,
Hade '99
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 


-
Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. 

Moderators:
Budhi Setiawan '91 [EMAIL PROTECTED]
Edi Suwandi Utoro '92 [EMAIL PROTECTED]
Sandiaji '94 [EMAIL PROTECTED]
Wanasherpa '97 [EMAIL PROTECTED]
Satya '2000 [EMAIL PROTECTED]




SPONSORED LINKS 
College and university search School education Colleges and universities 
College and university search engine Colleges and universities in College and 
university information 

-
YAHOO! GROUPS LINKS 


Visit your group Geo_Unpad on the web.
  
To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
  
Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


-




-
 Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.

[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] stage dalam subduction

2005-09-14 Terurut Topik Awang Satyana
Tak ada kerak samudra yang lebih tua dari 200 juta tahun. Itu terjadi karena 
kerak ini selalu terdaur ulang melalui pembinasaan di zone2 penunjaman dan 
lahir kembali di punggung tengah samudra (MOR-mid oceanic ridge). Pendauran 
ulang itu mengikuti siklus sel konveksi di mantel atas.
 
Lepas dari tempat lahirnya di MOR, kerak samudra akan semakin tenggelam karena 
massa bertambah dan otomatis umurnya pun semakin tua. Ini bisa dilihat dari 
pola anomali magnetik yang berpasangan di kedua sisi MOR - semakin tua semakin 
menjauh dari MOR.
 
Sebuah segmen kerak samudra yang tua dan berat, saat bertemu dengan lempeng 
benua akan membentuk sudut Benioff yang curam terhadap bidang datar. Ini punya 
akibat akan memendekkan jarak rumpang palung-busur (ATG-arc trench gap) karena 
peleburan sebagian (partial melting) di kedalaman 200 km akan tercapai di dekat 
palung. Maka, busur volkanik hasil upwelling magma peleburan akan terbentuk tak 
jauh dari palung. 
 
Tetapi, saat yang berkonvergensi dengan benua adalah lempeng samudra yang 
relatif muda, tidak seberat lempeng samudra yang tua, maka sudut Benioff yang 
terbentuk akan landai. Akibatnya, peleburan di kedalaman 200 km akan tercapai 
jauh dari palung, ke arah benua. Hal ini mengakibatkan busur volkanik yang 
terbentuk dari upwelling magma hasil peleburan itu akan terbentuk jauh dari 
palung, membuat jarak ATG melebar.
 
Apa definisi kerak samudra tua dan muda itu ? Sebuah buku, misalnya Bally and 
Snelson (1986) mencantumkan 50 million years sebagai batas di tengah. Artinya  
50 my = muda, dan  50 my = tua.
 
Jawa adalah contoh ideal penerapan konsep ini. Bukan Sumatra. Staging dalam 
subduction tak ideal dalam suatu oblique subduction seperti Sumatra. Di Jawa, 
kita ambil tiga volcanic arcs : Oligo-Miosen arcs di selatan Jawa (sekarang 
Pegunungan Selatan), Late Miocene-Pliocene arcs di tengah Jawa, dan Quaternary 
arcs di tengah Jawa. Apa yang terjadi pada staging subduction saat menghasilkan 
arcs tersebut. Jelas ada perubahan sudut penekukan Benioff, ada perubahan umur 
kerak samudra yang menunjam.
 
Late Cretaceous arcs atau Eocene arcs (kalau ada) ada di utara Jawa, pada 
Oligo-Miosen arcs berpindah ke selatan. Ini terjadi karena pertumbuhan prisma 
akresi, juga karena umur samudra yang menunjam di Oligo-Miosen semakin tua 
dibanding yang menunjam pada Late Cretaceous/Eosen. Tetapi, pada Mio-Plio, arcs 
bukan semakin ke selatan, malah balik ke arah benua, yaitu di tengah Jawa. Maka 
yang terjadi adalah bahwa kerak samudra yang menunjam di Mio-Plio adalah 
generasi kerak samudra baru; bukan satu convection cell dengan yang Late 
Cretaceous-Oligo-Miosen. Sebuah kerak muda yang membentuk penekukan landai, 
maka ia membentuk volcanic arcs jauh ke utara dibandingkan saat Oligo-Miosen.
 
Bagaimana halnya dengan Muria-Lasem-Bawean ? ini bukan arcs tersendiri walaupun 
umur volkanismenya lower Quaternary. Mereka adalah contoh back-arc volcanism di 
mana magma potasik-ultra potasik masuk menerobos ke atas melalui sesar2 besar2 
di kerak kontinen. Harus diingat, di situ ada sesar besar Muria (yang 
menyambung ke Bawean-Meratus, juga ke selatan ke Kebumen).
 
Di Sumatra, tak jelas maju-mundurnya volcanic arcs sejak Paleogen itu. Volcanic 
arcs yang sekarang pun lebih banyak muncul ke permukaan karena Sesar Sumatra. 
Sebuah oblique subduction punya banyak penyimpangan tentu.
 
salam,
awang

Hade B Maulin [EMAIL PROTECTED] wrote:

terima kasih Pak Awang...cukup jelas...
tapi..saya jadi ingat waktu pak Awang dateng ke Kampus dan lecturing di 
Dago 4 beberapa bulan y.l (hari minggu)..waktu itu bapak menjelaskan ttg 
karakter oceanic plate pada stage terakhir ketika menunjam continent, yang 
cenderung merunduk dengan sudut makin tumpul untuk kemudian akhirnya patah 
terlepas dan lebur. Sehingga bagian oceanic muda yang selanjutnya subduct akan 
bersudut lancip sehingga tectonic setting yang baru akan tersusun lagi dengan 
posisi yg baru tentunya (forever young). Dengan demikian, kalau boleh saya 
berasumsi, berarti saat ini Hindia yang menumbuk Sunda telah mengalami 
fase/stage yang tua ini pak? dan kemudian (entah berapa lama lagi) posisi 
volcanic arc-nya akan mundur relatif ke arah Barat lagi? Begitu pula yg terjadi 
di Jawa, pak?
 


-
Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. 

Moderators:
Budhi Setiawan '91 [EMAIL PROTECTED]
Edi Suwandi Utoro '92 [EMAIL PROTECTED]
Sandiaji '94 [EMAIL PROTECTED]
Wanasherpa '97 [EMAIL PROTECTED]
Satya '2000 [EMAIL PROTECTED]




-
YAHOO! GROUPS LINKS 


Visit your group Geo_Unpad on the web.
  
To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
  
Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


-




-
Yahoo! for Good
 Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. 

Re: [iagi-net-l] Fenomena 20/80--Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa- Geologic Time Scale

2005-09-14 Terurut Topik Awang Satyana
Oki,
 
Dari sekitar 150 blok migas saat ini, ada sekitar 45 blok status produksi (PSC 
+ TAC). Sisanya berstatus : eksplorasi (sekitar 60), dan TAC yang sedang 
direhabilitasi (35 blok), 10 blok dalam proses pengembalian. Maka kalau mau 
dihitung yang produksi saja ya 30 % dari total blok migas. Produksi  80 % 
Indonesia memang dikontribusi tak lebih dari 20 % KPS2 yang ada. 
 
Dari sekitar 60 cekungan sedimen di Indonesia, 15 di antaranya cekungan 
produksi, atau 25 %-nya. Jumalah lapangan tua di Indonesia pun lebih dari 80 % 
atau kurang dari 20 %-nya lapangan baru. Bisa berarti juga bahwa lebih dari 80 
% produksi minyak Indonesia dikontribusi kurang dari 20 % lapangan baru 
(fenomena 80/20 berlaku). Tetapi juga bisa dibalikkan sebagai : Lebih dari 80 % 
produksi minyak Indonesia dikontribusi oleh lebih dari 80 % lapangan tua 
(fenomena 80/20 tak berlaku).
 
Yah.. bergantung kepada sudut memandangnya. Tetapi, bahwa 25/75 atau 20/80 atau 
sekitarnya memang statistik kejadiannya cukup banyak. Tetapi saya melihatnya 
sebagai hal relatif, bukan absolut...
 
salam,
awang

oki musakti [EMAIL PROTECTED] wrote:
Saya belum pernah baca buku yang disebut Yosef tapi secara pribadi sangat 
percaya pada fenomena 80/20 (atau 20/80 ?) ini.
Dalam bahasa saya, fenomena 20/80 bisa didefinisikan sebagai:
1) Banyak akibat dihasilkan oleh sedikit sebab
2) Banyak hasil disebabkan oleh sedikit tindakan
3) Banyak kejadian disebabkan oleh sedikit faktor
4) Diluar yang 20%, hukum yang terjadi adalah 'rate of diminishing return' dan 
lain-lain

Waktu masih jualan perusahaan saya waktu itu sangat sadar bahwa lebih dari 80 
persen revenue dihasilkan dari kurang dari 20% klien.Perhatian extra perlu 
diberikan pada yang 20% ini karena untuk memburu diluar opportunity diluar yang 
20% ini sering diperlukan usaha yang hampir sama besarnya dengan hasil jauh 
lebih kecil.



Contoh2 lain fenomena 20/80 :

- Lebih dari 80% suara dalam pemilu 2004 didapat oleh kurang dari 20% parpol. 
Silahkan cek data KPU

- Lebih dari 80% produksi migas Indonesia dihasilkan oleh kurang dari 20% KPS 
atau field.-- Mas Rovicky atau mas Awang, yang biasanya punya catatan lengkap, 
bisa tolong di cek. 

- lebih dari 80% wealth dunia (apalagi Indonesia) dikuasai oleh kurang dari 20% 
populasi.


- Di milis inipun saya berani taruhan bahwa lebih 80% posting ditulis oleh 
kurang dari 20% anggota

- DLL



Salam
Oki


Yosef Khairil Amin wrote:

awal kutipan

The 80/20 principle applies not only to groups of people and their behavior, 
but to virtually every aspect of life. There are always a small minority of 
very powerful forces and a great mass of unimportant ones. For instance:

- 20 percent of countries, containing far fewer than 20 percent of the 
world's population, consume 70 percent of its energy, 75 percent of its 
metals, and 85 percent of its timber.

- Far less than 20 percent of the Earth's surface produces 80 percent of its 
mineral wealth.

- Fewer than 20 percent of species cause more than 80 percent of ecological 
degradation. It's estimated that just one species, out of the 30 million on 
earth — that's 0.0003 percent — causes 40 percent of the harm. No prize 
for guessing the species.

- A very small percentage of meteorites falling to earth produce more than 
80 percent of the damage.

- Far fewer than 20 percent of wars produce more than 80 percent of 
casualties.

- The overwhelming majority of baby seals in Alaska die young; 80 percent of 
the survivors come from 20 percent of the mothers.

- Wherever you go, fewer than 20 percent of clouds will produce 80 percent 
of rain.

- Less than 20 percent of all recorded music is played more than 80 percent 
of the time. If you go to a concert, whether rock or classical, the old 
familiar pieces — a tiny portion of the total repertoire available — will be 
churned out time and again. 

- Fewer than 20 percent of the treasures in most art museums' inventories 
are on display more than 80 percent of the time.

- Of investments made by a successful venture capitalist, 5 percent of them 
provide 55 percent of cash, 10 percent produce 73 percent, and 15 percent 
yield a total of 82 percent.

- Fewer than 20 percent of inventions have more than 80 percent of impact on 
our lives. In the twentieth century, nuclear power and the computer probably 
had greater influence than the hundreds of thousands of other inventions and 
new technologies.

- More than 80 percent of food comes from far less than 20 percent of land. 
Also, fruit typically accounts for much less than 20 percent of the mass or 
weight of a tree or vine. And meat is a reduction of vast amounts of 
digested grain or grass.

- Drinks are also an extreme demonstration of the 80/20 principle. What 
makes Coca-Cola so much more valuable than any other soft drink on the 
planet? The sacred formula for tiny amounts of concentrate that, mixed with 
large volumes of water, produces Coke. Or what produces beer and makes 

RE: [iagi-net-l] Tanya: Fractured basement reservoir.

2005-09-15 Terurut Topik Awang Satyana
Fracture di basement bisa dianalisis dengan detail menggunakan image logs 
seperti FMI/FMS. Dataset ini bisa dipakai untuk memperoleh informasi 
semi-kuantitatif - kuantitatif  porositas, fracture aperture, fracture density, 
orientasi fracture. Untuk fracture networks, pola2 impedansi akustik, difraksi, 
dan koherensi yang diturunkan dari dataset seismik 3D bisa dipakai (tapi perlu 
fold coverage yang besar, paling tidak di atas 18-fold).
 
Log2 yang semi-kuantitatif tak bisa dipakai untuk menghitunf storage capacity 
fractures. Kalau ada core, dan diukur porosity dan permeability-nya (dengan 
menerapkan net-overburden pressure) maka estimasi storage capacity yang 
berhubungan dengan matrix atau fracture bisa dilakukan.

Performance produksi bisa diketahui dengan menera reservoir flow 
characteristics melalui multi-rate tests, pressure build-up analysis, dan 
inter-well interference tests.
 
Jenis litologi basement tentu mempengaruhi intensitas fracture. Semakin brittle 
semakin banyak fracture-nya (granitoid/meta limestones lebih fractired 
dibandingkan sekis misalnya). Semakin tua pun semakin banyak fracture-nya 
(karena yang tua tentu lebih banyak ter-ekspos terhadap deformasi dibandingkan 
yang muda). Contraction joints karena cooling, fractures karena deformasi, atau 
fractures karena weathering bisa menjadi asal fractured basement reservoir.
 
salam,
awang

Muhammad Nur Husni [EMAIL PROTECTED] wrote:
Yth. Bapak/Ibu, mohon bantuan pencerahan...

Di block Palmerah kami memiliki basement high yang kami jadikan
prospsect. Sudah ada discovery well dan di-test pada upper level dari
granite/granitoid dan flow gas dengan high CO2.

Bagaimana methoda untuk meng-estimate/memodelkan efektif porosity dari
fractured basement ini.. Apakah 3D seismic dan informasi dari FMI/FMS
adalah data utama dari input model?..

Apakah lithologi dari basement-nya sendiri menjadi penting untuk
mengakomodasi intensive fracture?...

Bagaimana typical dari production performance dari fractured basement
ini?.. 

Terimakasih sebelumnyah..



Muhammad Nur Husni
Geologist
Tately N.V.
021 5278991 ext 2125


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



-
Yahoo! for Good
 Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. 

[iagi-net-l] Seminar Geodinamika dan Metamorfisme Indonesia 6-9-2005

2005-09-16 Terurut Topik Awang Satyana
Berikut ini laporan hasil seminar yang diadakan PP IAGI baru2 ini. Saya 
terbeban menginformasikannya karena kebetulan saya mengikutinya dan di milis 
ini pun sebelumnya seminar tsb. diiklankan. Sebaiknya, ada info tentang 
pelaksanaannya. Barangkali, ada gunanya. 
 
Selasa 6 September 2005, minggu lalu, IAGI mengadakan seminar sehari berjudul, 
Recent Advances of Indonesian Geodynamics : Implications to Mineral and 
Hydrocarbon Exploration. Acara ini digelar bersamaan dengan peluncuran edisi 
khusus MGI (Majalah Geologi Indonesia) dengan tema Tertiary High Pressures 
Metamorphism and Tectonic Implication in Eastern Indonesia. Seminar 
berlangsung lancar di Hotel Le Meridien, Jakarta, diikuti oleh sekitar 50 orang 
anggota IAGI senior-junior dari berbagai instansi pemerintah kegeologian, 
perguruan tinggi, dan perusahaan. Seminar berlangsung dari pukul 09.00 - 16.00.
 
Seminar dibuka dengan pidato/presentasi kunci Prof. Rubini Soeria-Atmadja 
berjudul, Deformasi Batuan dan Metamorfosis dilanjutkan dengan presentasi 
enam makalah undangan sbb. : 
 
1. Tectonic, Deformation, and Metamorphism (Prof. Dr. Sukendar Asikin),
2. Eastern Indonesia Geodynamics : Implications for Petroleum Discoveries and 
Opportunities (Awang H. Satyana),
3. Paleogene Tectonics of Java Island (Dr. Benyamin Sapiie),
4. Pre-Tertiary High Grade Metamorphic Rocks of Sumatra (Prof. Dr. R.P. 
Koesoemadinata),
5. Western Papua (Indonesia) : Origin, Metamorphism, Emplacement Mechanism, 
and Tectonic Consequences (Dr. Haryadi Permana),
6. Central Indonesia Geological Province (Dr. Agus Guntoro).
 
Sesi diskusi berupa tanya-jawab dibuka baik untuk pidato kunci maupun makalah 
undangan. Penyegaran masalah tektonik dan metamorfisme serta 
pandangan-pandangan baru tentang geodinamika Indonesia merupakan hal penting 
yang dihasilkan seminar.
 
Seminar kecil semacam di atas dengan tema khusus dan dihadiri oleh para 
peminatnya yang serius kelihatannya lebih efektif dalam tahapan menuju kemajuan 
geosains di Indonesia.
 
salam,
awang
 
 

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

RE: [iagi-net-l] Seminar Geodinamika - PENGHARGAAN.

2005-09-18 Terurut Topik Awang Satyana
Mas,
 
Sekretariat IAGI punya rencana untuk mengarsip bahan-bahan presentasi para 
pembicara di seminar ini ke dalam CD. Silakan tunggu saja pengumumannya.
 
Soal penulisan gelar. Kalau gelarnya diperoleh dari berbagai perguruan tinggi 
yang berbeda, sah-sah saja dicantumkan semua, tidak melihat mana gelar yang 
tertinggi. Misalnya : Dr. Ir. Bagus Santoso, M.Sc. Ir-nya lulusan ITB. M.Sc-nya 
lulusan University of Adelaide, Dr.-nya dari UI. Tetapi kalau dari satu 
perguruan tinggi, mestinya hanya dicantumkan yang paling tingginya. Andai Bagus 
Santoso Dr-nya dari ITB, ya cukup : Dr. Bagus Santoso, M.Sc. Ini masalah 
kepatutan saja, yang terjadi sih umumnya didaftar semua gelarnya.
 
Penulisan gelar yang berturutan : tanpa tanda koma. Misal : Prof. Dr. Ir. Bagus 
Santoso, bukan Prof., Dr., Ir., Bagus Santoso.
 
Daftar referensi tak pernah menggunakan gelar, baik di AAPG Bulletin maupun 
referensi2 lain. Biasanya hanya : inisial first dan middle nama, kemudian nama 
panjang family name. Contoh : Martodjojo, S., 2003, ... atau 
Koesoemadinata, R.P., 2005, ...
 
salam,
awang

Maryanto (Maryant) [EMAIL PROTECTED] wrote:

Mas Awang, 

Apa ada file yang telah di masukkan ke CD dari hasil pertemuan bagus
banget ini ? Mau beli kalau ada.

Netters IAGI-HAGI,

Penghargaan kami sampaikan kepada best scientist Indonesia, terutama
yang pengaruhi penulisan kami. Selanjutnya di lakukan dengan menulis
awal nama-namanya di singkat dalam istilah yang di pakai dalam penulisan
paper. Ada seratusan lebih pakar di situ telah terdaftar. Daftar di
bawah, memperlihatkannya. Mereka adalah : 

http://www.geocities.com/maryanto7/Acknowledgement.pdf

Apakah juga nama dan gelar sudah cocok?
(yang suka Ir saya tulis Ir., yang suka Drs. Kutulis Drs. Pokoknya manut
banget)

Mau tanya nih:
- Bagaimana penulisan gelar yang resmi? 
- Apakah hanya di tulis gelar paling tingginya? Misal kalau sudah MSc.,
maka Ir, atau Drs-nya tak di tulis. Ada kadang saya lihat, gelar di
tulis semua. 
- Kalau di tulis semua, apakah ada koma di atara dua gelar? Misal Dr.,
Ir. atau Dr. Ir. ? Saya tak tahu, apakah Pak Koesoema sudah ngasih cara
nulis ini belum ya, saya cari-cari seminggu belum mendapatkannya. Waktu
itu, cara nulis model AAPG. Wah, makin banyak yang tak tahu saja aku.
- Kalau daftar reference, model AAPG itu tak ada gelarnya, ya. Betulkan?


Terimakasih atas jawabannya.

---deleted
__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[iagi-net-l] Materi Teknis Seminar Geodinamika dan Metamorfisme Indonesia 6-9-2005

2005-09-18 Terurut Topik Awang Satyana
 dan ditinjau lagi, (3) jangan takut berbeda pendapat. 
 
Nah, begitu catatan2 saya. 
 
salam,
awang

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:

Ada sedikit materi teknis yg dapat di post di web IAGI nggak ?
any new findings ?

thx

RDP

On 9/16/05, Awang Satyana wrote:
 Berikut ini laporan hasil seminar yang diadakan PP IAGI baru2 ini. Saya 
 terbeban menginformasikannya karena kebetulan saya mengikutinya dan di milis 
 ini pun sebelumnya seminar tsb. diiklankan. Sebaiknya, ada info tentang 
 pelaksanaannya. Barangkali, ada gunanya.


---deleted

 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] mau tanya ttg biostrat....

2005-09-18 Terurut Topik Awang Satyana
Rastra,
 
Memang biostratigrafi jarang dibahas di milis, tetapi bukan berarti itu tidak 
penting. Belum ada saja orang yang menanyakannya sebab diskusi di milis lebih 
banyak dihidupkan oleh tanya-jawab.
 
1. Dalam dunia migas, memang fosil terutama dipakai untuk penentuan umur dan 
lingkungan pengendapan. Beberapa perusahaan suka mengirimkan 
biostratigrapher-nya ke sumur2 eksplorasi yang jauh dari sumur2 lain di mana 
pengikatan lapisan2 batuan tak bisa dilakukan. Well-site paleontologist ini 
bertugas menentukan di lapisan mana posisi TD (total delpth) sumur saat itu. 
Itu dicek berdasarkan sekumpulan fosil dari serbuk bor yang bisa menunjukkan 
umur mana. Tanpa itu, pekerjaan bisa jadi buta, di mana posisi saat ini. Dengan 
berkembangnya sequence stratigraphy, biostratigrapher malah makin menjadi 
penting sebab lapisan2 yang dikorelasikan sebagai satu genetika itu harus 
dibuktikan oleh umurnya yang harus sama. Menentukan lingkungan pengendapan pun 
penting agar tahu kira2 fasies batupasir/karbonat apa yang mungkin bisa 
berkembang sebagai reservoir.
 
Memang pekerjaan2 biostrat hampir selalu diberikan ke service company saja, dan 
si perusahaan minyaknya tak punya biostratigrapher. Tetapi, saya kenal beberapa 
biostratigrapher yang sangat berpengalaman yang sedang ditugaskan untuk 
melakukan studi stratigrafi di perusahaan2 minyak. Hasil ini tentunya nanti 
akan berguna untuk penentuan/pengembangan konsep eksplorasi perusahaan2 itu. 
 
2. Rasanya tidak mungkin satu spesies fosil punya nama berbeda2 dari beberapa 
penulis. Ada terjadi seperti itu tetapi jarang sekali. Ada pun suka diberi 
keterangan di nama fosilnya dengan cf yang artinya bandingkan Misalnya : 
Orbulina universa d'Orbigny cf. .. (nah ini mungkin punya dua nama fosil, 
bandingkan dengan nama lainnya). 
 
Untuk fosil bentonik yang khas Indonesia rasanya tak ada publikasi khusus, 
kalau untuk umur ada, misalnya Klasifikasi Huruf Tersier foram besar dari van 
der Vlerk dan Umbgrove (1927) atau Adams (1970). Kalau untuk lingkungan 
bentonik, yang sampai sekarang banyak dipakai oleh service companies di 
Indonesia adalah klasifikasi dari Hedgpeth (1957) dan Ingle (1980).
 
Silakan input dari rekan netters lain.
 
salam,
awang

rastra wira dharma [EMAIL PROTECTED] wrote:
salam hormat...
sebelumnya ijinkan sy memperkenalkan diri,,nama sy
rastra geounpad00,sbenarnya sy sudah gabung di milis
ini beberapa bln yang lalu tp br skrg berkesempatan
tuk nampang disini...sy merasakan bnyak sekali manfaat
dari milis ini, begitu banyak ilmu serta masukan yang
menjadi tambahan bagi wawasan sy ttg geologi yang
berasal dari hasil diskusi dr teman2 maupn akang dan
teteh sekalian walaupun sy tidak terlibat langsug dlm
diskusi tsb,,sy kira banyak temen2 jg yg mendapat
manfaat serupa seperti sy (asal rajin buka milis ini
tentunya:)..
pd kesempatan ini juga sy coba sedikit bertanya dengan
akng atau teteh yang pasti akan jd masukan yg penting
bg saya..
1.slama gabung disini sy belum melihat adanya diskusi
yang membahas ttg biostratigrafi (mudah2an bkn krn sy
yg terlewat?),,mohon penjelasan bagaimana peranan
biostratigrafi dalam usaha pencarian minyak,,apakah
hanya sebatas untuk penentuan umur dan
lingk.pengendapan atau adakah usaha yang lebih
maksimal untuk memanfaatkan studi fosil ini???
2.sy mengambl bahsan TA ttg biostrat,,untuk penentuan
lingk.pengedapan dgn menggunakan fosil benton sy agak
kebngungan dengan banyaknya penamaan serta klasifikasi
yang berbeda untuk fosil yang sama pdhl kt harus
menggunakn salahsatu penamaan saja..bagaimana jika
dalam merujuk 1 literatur ada jenis spesies yg tidak
ada namun terdapat diliteratur lain yg mempunyai
penamaan serta klasifikasi yg berbeda? untuk wilayah
indonesia klasifikasi siapa yang terbaru dan lebih
cocok dipakai?
sekian dulu pertanyaan dari sy,,,ats bantuannya sy
ucapkan terimakasih..
salam
rastra 

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


Moderators:
Budhi Setiawan '91 [EMAIL PROTECTED]
Edi Suwandi Utoro '92 [EMAIL PROTECTED]
Sandiaji '94 [EMAIL PROTECTED]
Wanasherpa '97 [EMAIL PROTECTED]
Satya '2000 [EMAIL PROTECTED]




SPONSORED LINKS 
College and university search School education Colleges and universities 
Colleges and universities in College and university information Kantor 

-
YAHOO! GROUPS LINKS 


Visit your group Geo_Unpad on the web.
  
To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
  
Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


-



__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Re: [iagi-net-l] WAHYU : LARANGAN EKSPOR FOSIL KAYU MENTAH TAK COCOK !

2005-09-19 Terurut Topik Awang Satyana
Mang Okim, terima kasih atas penerusan cerita fosil amonit Papua dan Timor dan 
fosil kayu Banten. 
 
Sebagai orang yang mencintai geologi, lebih-lebih lagi geologi Indonesia, saya 
berpendapat bahwa kumpulan fosil itu mestinya tetap di tempatnya. Boleh diambil 
sebagian kecil hanya untuk keperluan alat peraga pendidikan. Tetapi kalau 
diambil sampai berton2 untuk keperluan komersial, apalagi dijual ke LN, apa 
yang mau kita tinggalkan untuk generasi penerus kita ?Apakah kelak kita akan 
bercerita kepada mereka, dulu di sini ada hutan fosil kayu, di situ ada 
singkapan batuan Perem dengan fosil amonit yang berlimpah.
 
Beberapa tahun yang lalu, saat mencoba jalan dari Bogor ke Pantai Carita via 
Jasinga-Rangkasbitung-Labuan, saya sempat ke luar dari badan jalan masuk ke 
wilayah Leuwidamar, Lebak dengan menyusuri ke hulu Sungai Ciujung. Mobil 
diparkir tak jauh dari tempat latihan infanteri sekitar Rangkasbitung. Yang 
sempat saya saksikan adalah beberapa lahan yang dari jauh pun sudah kelihatan 
bahwa itu petrified forests (memang ini yang mau saya saksikan dengan memilih 
jalan Bogor-Carita via Rangkasbitung). Saya percaya bahwa umur pembakaran hutan 
ini akibat volkanisme Pliosen, atau paling tua Mio-Pliosen, oleh rangkaian 
gunungapi sekitar proto-Gn. Karang, Pulasari di utara atau Halimun di 
tenggaranya.
 
Nah, kalau kayu2 yang terbakar volkanisme purba ini dibongkar (kalau dibiarkan 
lama-lama juga habis), lalu dijual, apa yang mau kita lihat lagi, padang rumput 
? Justru, harusnya diawetkan, diolah, dan dikemas jadi lahan geo-wisata, lalu 
disosialisasikan : Banten Petrified Forest. Bayangkan, kita jalan-jalan di 
areal hutan 7-5 juta tahun yang lalu. Lengkapi dengan banyak informasi geologi, 
wah pasti akan lebih menarik, sekaligus memberikan pendidikan buat masyarakat. 
Ini akan menjadi objek geo-wisata yang langka, di dunia pun langka. Mengapa 
kita tak sayang akan warisan sejarah alam ini ?
 
Begitu juga dengan fosil amonit di Papua dan Timor. Karena tak ada yang peduli, 
maka berton2 fosil amonit dan batuannya pindah tempat. Sejarah geologi 
Paleozoikum Indonesia masih minim, karena batuannya yang tersingkap sangat 
sedikit. Kalau dari yang sedikit kemudian dirusak juga, bagaimana ini ? Kalau 
Peter Marks, stratigrapher dan paleontologist yang menulis buku tebal sekali 
tentang paleontologi Indonesia itu, masih ada, tentu dia akan menangis 
sejadi-jadinya. Saya berharap molluscs paleontologists atau Paleozoic 
stratigrapher Indonesia mencermati masalah ini.
 
Konservasi geologi harus segera dilakukan di beberapa tempat. Syukur sudah 
mulai dilakukan. Minggu lalu tim dosen dari Unpad bertemu saya diskusi soal 
Ciletuh, dan seperti ditulis Mang Okim benar, mereka sedang terlibat dalam 
konservasi Gua Pawon Citatah dan Ciletuh. 
 
Pendek kata, saya setuju dengan Mang Okim, bahwa ada wilayah2 geologi di 
Indonesia yang mutlak harus dikonservasi. Masyarakat setempat tak akan pernah 
menderita dengan konservasi semacam itu, yang menderita adalah orang2 berduit 
di kota yang punya interest untuk menjadikan lahan konservasi sumber uang 
dengan meng-ekspornya. Maka, larangan ekspor fosil kayu mentah sungguh tepat !
 
salam,
awang

sujatmiko [EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Wahyu yang budiman dan Dear Gemstone Lovers IAGI,
Terima kasih atas e-mail Anda. Mang Okim mohon izin meneruskan kritik Anda ke 
forum Gemstone Lovers IAGI agar persoalannya bisa lebih diketahui oleh para 
Ahli Kebumian. Bagi rekan-rekan IAGI, perlu diketahui bahwa Pak Wahyu adalah 
Sarjana Ekonomi Manajemen, bekerja di Group TEMPO, dan beberapa kali bertemu 
dan berdialog dengan mang Okim di Bandung. Karenanya mang Okim cukup kaget atas 
pendapat Pak Wahyu yang rasanya bertolak belakang dengan apa yang telah 
didialogkan di Bandung, khususnya tentang Kep.MENPERINDAG No. 
385/MPP/Kep/6/2004 yang dengan tegas melarang ekspor bahan mentah batumulia dan 
khususnya fosil kayu. Kritik langsung dari Pak Wahyu ini adalah yang kedua 
setelah beberapa bulan yang lalu mang Okim diluruk ( didatangi ) oleh seorang 
pengusaha terkemuka di Bogor yang marah besar atas ulah mang Okim yang 
menyebabkan keluarnya Kepmen tersebut. Mang Okim harus akui bahwa Kepmen 
tersebut keluar setelah perjuangan tak kenal putus asa selama hampir 15 tahun ( 
walau
 implementasinya amburadul dan ekspornya tenang-tenang saja ! ).

Dear Gemstone Lovers dan Pak Wahyu yang budiman,
Mang Okim akan mencoba menyampaikan tanggapan atas kritik Pak Wahyu sbb.:

1. Syukur alhamdulilah bahwa Pak Wahyu kini punya berton-ton fosil Ammonit dari 
Papua dan Timor Indonesia. Selain Pak Wahyu, ada seorang pengusaha WN.Taiwan 
yang konon beberapa tahun yang lalu telah berhasil memborong lebih dari 100 ton 
fosil Ammonit. Untuk menjualnya apalagi setelah ada nilai tambahnya, itu siih 
syah-syah saja. Tetapi kalau sampai mengekspornya mentah-mentah, tentu sayang 
kaan. Mang Okim sendiri heran, kok sampai belum ada ahli kita yang tergetar dan 
tergerak hatinya mendengar ratusan ton Ammonit 

Re: [iagi-net-l] Payah nih ...ooopsss.... Bayah Nih

2005-09-21 Terurut Topik Awang Satyana
Menilik nama kampung Ciminyak dan database oil seepages se Jawa, saya kok 
yakin di Rangkas-Bayah atau kita sebut saja Banten Block itu ada rembesan. 
Apakah aktif atau tidak, itu soal lain. Database menunjukkan akumulasi beberapa 
titik rembesan minyak di wilayah itu.
 
Pengalaman mapping beberapa kali di wilayah Jawa Barat menggiring saya ke 
kesimpulan bahwa nama geografi itu bisa berkonotasi geologi. Cipanas selalu 
berasosiasi dengan mata air panas, dan plotting mata air panas yang berjejer di 
peta tentu punya arti tersendiri di geologi. Di Kuningan ada Ciuyah, rupanya 
itu berasosiasi dengan mud diapir skala kecil. Nah, maka Ciminyak pun janganlah 
disepelekan, itu toponim yang berarti buat orang geologi.
 
Eksplorasi hidrokarbon di Rangkasbitung dan sekitarnya akan berhadapan dengan 
endapan laut dalam turbidit yang dipersulit dengan deformasi sesar naik yang 
intens dan volkanisme yang lumayan hebat. Dua penyulit ini tak muncul di 
Makassar Strait, tetapi muncul di sepanjang Bogor-North Serayu-Kendeng trough 
yang melintang sepanjang posisi tengah Pulau Jawa. Rangkasbitung masuk ke 
sistem Bogor trough, bagian utaranya menduduki batas selatan Paparan Jawa Utara 
- Tangerang High, tetapi lebih banyak ke slope Bogor trough. Hidrokarbon ada di 
situ, tetapi tidak signifikan secara volumetrik.
 
Coba kita tunggu dulu bagaimana eksplorasi di Blok Citarum (dulu Blok 
Jatiluhur). Kalau berhasil di situ, maka Rangkasbitung utara akan punya model 
analog, tetapi Rangkasbitung selatan akan tetap menganga dalam tanda tanya 
besar.
 
Tak ada yang menyikapi eksplorasi Bogor-North Serayu-Kendeng dengan serius. 
Terlalu banyak gap data dan konsep geologi untuk dengan benar menilai potensi 
wilayah ini. Sumur British Gas Cipatulah di Malingping atau beberapa sumur lama 
Amoco dekat mata air panas Cisolok Bayah bisa dibuka2 lagi, meskipun ada pada 
setting cekungan yang lain2 (fore-arc dan intra-arc).
 
Beranilah keluar dari back-arc basins, kalau tidak, cekungan produktif di 
Indonesia akan tetap pada bilangan 15 cekungan dari 60 cekungan (kita patut 
merayakan kalau Abadi di Arafura nanti berproduksi - ia akan menambah 1 
cekungan produktif di Indonesia menjadi 16 setelah sekian puluh tahun bertahan 
di 15 cekungan).
 
Salam,
awang 
 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

Rekan rekan

Pada tahun 1975 atau 76 saya pernah mengerjakan beberapa lintasan
stratigrafi didaerah Bayah, Leuwidamar .
Seingat saya , saya tidak menemukan rembesan minyak maupun gas
didaerah tsb.

Si Abah
_
Rekan-rekan,

 Kalau dibandingkan dengan bagian pulau Jawa yang lainnya, region Bayah
 ini kegiatan eksplorasinya cenderung minimum. Beberapa operator yang
 pernah kesana, British Gas, pernah ngebor di offshore Ujungkulon
 Selatan, tapi tidak tahu kelanjutannya. Juga Repsol sekitar akhir
 dasawarsa 90-an pernah beraktifitas dengan mengebor 2 sumur yang
 distempel sebagai in-konklusif.

 Dulu, Pertamina pernah ngebor bagian utara daerah ini di Tangerang
 (denger-denger play di tinggian) dan di Ciputat (kurang paham play-nya).

 Padahal, kita bisa melihat dengan mudah didaerah Bojongmanik ada coal
 Miosen disamping adanya beberapa seepages di Ciminyak (ini rumor atau
 kenyataan? Saya sendiri belum pernah lihat kesono).

 Lha kalau begitu mestinya petroleum kitchen-nya mestinya sudah jalan,
 trus tinggal nyari reservoir, trap dan seal yang bener, ini bisa dari
 Cisubuh eqv.

 Ada yang tahuwhy???...apakah strukturnya yang terlalu komplesk?
 Ataukah karena sudah tertutup oleh volkanik ? Honje = OAF ??

 Salam,

 BSM
 --
 This e-mail, including any attached files, may contain confidential and
 privileged information for the sole use of the intended recipient. Any
 review, use, distribution, or disclosure by others is strictly prohibited.
 If you are not the intended recipient (or authorized to receive
 information for the intended recipient), please contact the sender by
 reply e-mail and delete all copies of this message.

 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
 (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
 Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
 Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
 Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
 Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
 [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
 Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
 

[iagi-net-l] Kelurusan Seribu - Jampang (was : Payah nih ...ooopsss.... Bayah Nih)

2005-09-23 Terurut Topik Awang Satyana
Diskusi soal Rangkasbitung dan Banten Block selalu mengingatkan saya ke problem 
pojok SW Java ini. Di situ Teluk Pelabuhanratu membuat belokan tajam dari 
Bayah-Pelabuhanratu-Ciletuh/Jampang membuat teluk menyiku 90 deg. 
 
Lalu kita lihat ke utara ke sebaran terumbu Kep. Seribu yang membuat trend 
lurus utara-selatan, lalu ke selatan lagi ke Teluk Pelabuhanratu. Nah, mereka 
membentuk garis lurus - kelurusan. Kita sebut saja Kelurusan Seribu - Jampang...
 
Kok bisa membentuk garis lurus begitu ? Menurut sebuah studi, terumbu Kep 
Seribu jadi di situ karena menghindari sedimentasi delta Citarum di timurnya. 
Ini tidak menjawab pertanyaan karena sungai besar yang sama, Cisadane, persis 
menumpahkan sedimennya di terumbu  selatan (Pulau Rambut). Lalu, mengapa 
kompleks terumbu ini membentuk pola lurus U-S rasanya tak bisa dijawab dengan 
sedimentasi sungai2 di Jawa Barat yang bermuara di utara. Kelurusan U-S pulau2 
di Kep Seribu mungkin punya kontrol basement high. Dan ini benar, paling tidak 
itu ditunjukkan oleh peta Noble et al. (1997 -paper joint Arco-Pertamina) sebab 
di bawah Kep Seribu adalah batas timur Tinggian basement Seribu Platform. 
Maka terumbu tak terjadi ke sebelah timur di utara Teluk Jakarta karena di situ 
sudah dalam. Walaupun terumbu moderen, pola basement high tetap berpengaruh. 
Basement High di situ sedalam 0.5 sec TWT.
 
Sekarang ke selatan kembali ke Pelabuhanratu dan sekitarnya. Batuan beku tertua 
pertama ada di Ciletuh, Jampang. Batuan tertua kedua ada di Bayah. Formasi2 
sedimen tertua juga ada di kedua wilayah ini. Batupasir Walat di utara Jampang 
Plato yang Early Oligocene dan fluviatil, sebagian penulis mengekivalenkannya 
dengan Formasi Bayah di Bayah yang berumur sama dan fluviatil juga.  Dua tempat 
ini, Bayah dan Jampang, mengindikasikan bahwa mereka pernah lurus barat - 
timur. Hanya, sekarang Jampang tergeser ke selatan.
 
Seperti ada barrier antara Bayah dan Jampang. Sebuah barrier yang selurus 
dengan trend Kep Seribu. Sebuah barrier yang persis memisahkan sistem volkanik 
Halimun di Bayah, dan Salak di utara Jampang. Barier Kelurusan Seribu - 
Jampang. Di situ kelihatannya ada gap basement structure yang besar. Data 
gravity menunjukkan bahwa konsentrasi milligal yang besar di Jawa Barat ada di 
Bayah dan Ciletuh/Jampang.
 
Saya hanya berspekulasi ada kelurusan basement dari Pulau Seribu ke Teluk 
Pelabuhanratu, dan berspekulasi bahwa Bayah dan Jampang dulu membentuk jalur 
yang sama barat-timur yang lalu tergeser menjadi terpisah seperti sekarang 
melalui pengaktifan dextral strike-slip yang besar di tepi basement high tadi.
 
Hal yang lebih kurang sama pernah dikemukakan oleh (1) Baumann et al (1973 - 
IPA, SW Java Geology) bahwa Bayah-Jampang dulunya menyatu berdasarkan kesamaan 
geologinya, (2) Soejono Martodjojo (disertasi 1984) bahwa Mandala Banten punya 
geologi sendiri, dan batas Mandala Banten dan Palung Bogor lebih kurang U-S 
itu. Pak Dardji yang disertasinya Banten Block (1996 ?) juga pernah menarik 
batas itu. 
 
Sekarang, kita wajib cermati kelurusan2 dan hal2 aneh yang terjadi di seluas 
kepulauan kita, siapa tahu punya pesan geologi tersembunyi yang perlu kita baca 
dan tafsirkan. Die Natur is Ein Buch, in dem Mann lessen lernen sollte
 
salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
Kang Awang,
 Sekedar info pemetaan sarjana Muda (5x5)km2 di daerah Banten dan 
sekitarnya  tahun 88-89 daribeberapa rekan angkatan 85 sptnya menemukan info 
seepage tsb.
tapi entah mungkin masih unpublished sampai sekarang. Kalo nggak salah salah 
satunya Ridwansyah atau Sonny S Gerson,dll. Mungkin laporannya bisa  dijadikan 
acuan untuk explorasi  pertamina eh BP Migas.
 
yud
-Mensaje original-
De: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] nombre de Awang Satyana
Enviado el: miércoles, 21 de septiembre de 2005 3:30
Para: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Asunto: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Payah nih ...ooopsss Bayah Nih


Menilik nama kampung Ciminyak dan database oil seepages se Jawa, saya kok 
yakin di Rangkas-Bayah atau kita sebut saja Banten Block itu ada rembesan. 
Apakah aktif atau tidak, itu soal lain. Database menunjukkan akumulasi beberapa 
titik rembesan minyak di wilayah itu.
 
deleted


-
Yahoo! for Good
 Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. 

RE: [iagi-net-l] Fwd: Re: [Geo_unpad] stage dalam subduction

2005-09-23 Terurut Topik Awang Satyana
, terlihat adanya kecepatan MOR Mid Ocean Ridge, misal
South Atlantic yang di interpretasi dari Palmer, 1978, adalah fungsi
sinusoidal sekitar 4 cm/a KT boundary 67 Ma, mengecil ke 2 cm/a pada Mid
Miosene, 50 Ma, membesar lagi menjadi 4 cm/a pada Oligocene 32 Ma,
maximum 6 cm/a pada Mid Miocene 13 Ma, dan mengecil lagi hingga kini
masih sekitar 5 cm/a. Darinya saya anggap MOR Indian Oceanpun begitu.
(Belum punya data umur- vs jarak untuk ini, ada yang sudah punya
grafiknya?).

Sementara data-data yang kupunya menunjukkan bahwa jari-jari himesphere
Pangea membesar sejak ini PermianTriassik, dengan catatan Thetis di
tutup. Anjurkan bahwa bumi, selain rotasi pada sumbunya dan revolusi
terhadap matahari, maka bergerak spiral dengan pereode SALAM, bumi
kembang kempis dengan siklus itu juga, semakin dekat matahari maka bumi
memanas, memuai, lithosfer extension, kontinental divergent, syn rift
(termasuk postrift, sagging), muka laut naik, kontinental semakin rendah
elevasinya, eustasi bertambah, dst. Kalau bumi menjauh dari matahari,
maka bumi semakin dingin, bumi mengkerut, banyak sekali wrench fault
pada lapisan kontinnetal yang 0.1 % jari-jari bumi ini. Divergensi
order1, 700 Ma, akibatkan meluasnya himespohere Pangea, atas pemuaian
bumi. Sayangnya, menjelaskan ini saya harus menunjukkan semua data fisik
yang telah dirangkum, ya pelan-pelan, sedikit-sedikit di sampaikan. 

IPA semakin bagus saja nih dengan IPA Newsletter-nya. Tentu salut ke
komite IPA, disini kayaknya ada diantaranya : misal Bu Titi Tabularasa.

Dua tulisan di Newsletter Juli 2005 berikan paper oleh Hill: Tectonic
and Regional Structure of Seram and the Banda Sea. Juga Robert Hall:
Mantle Tomography and Southeast Asian Tectonic. Apa ada paper lain, yang
mungkin malah gratis, yang bisa download tentang papper-paper
refrensinya atau yang menunjukkan tectonik Indonesia ini? Data-data
tomografi itu dimana bisa di dapatkan? 

Terimakasih ke Mas Awang, juga lainnya atas membacanya.

Salam,
Maryanto (MYT).


-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Tak ada kerak samudra yang lebih tua dari 200 juta tahun. Itu terjadi
karena kerak ini selalu terdaur ulang melalui pembinasaan di zone2
penunjaman dan lahir kembali di punggung tengah samudra (MOR-mid oceanic
ridge). Pendauran ulang itu mengikuti siklus sel konveksi di mantel
atas.

Lepas dari tempat lahirnya di MOR, kerak samudra akan semakin tenggelam
karena massa bertambah dan otomatis umurnya pun semakin tua. Ini bisa
dilihat dari pola anomali magnetik yang berpasangan di kedua sisi MOR -
semakin tua semakin menjauh dari MOR.

Sebuah segmen kerak samudra yang tua dan berat, saat bertemu dengan
lempeng benua akan membentuk sudut Benioff yang curam terhadap bidang
datar. Ini punya akibat akan memendekkan jarak rumpang palung-busur
(ATG-arc trench gap) karena peleburan sebagian (partial melting) di
kedalaman 200 km akan tercapai di dekat palung. Maka, busur volkanik
hasil upwelling magma peleburan akan terbentuk tak jauh dari palung. 

Tetapi, saat yang berkonvergensi dengan benua adalah lempeng samudra
yang relatif muda, tidak seberat lempeng samudra yang tua, maka sudut
Benioff yang terbentuk akan landai. Akibatnya, peleburan di kedalaman
200 km akan tercapai jauh dari palung, ke arah benua. Hal ini
mengakibatkan busur volkanik yang terbentuk dari upwelling magma hasil
peleburan itu akan terbentuk jauh dari palung, membuat jarak ATG
melebar.

Apa definisi kerak samudra tua dan muda itu ? Sebuah buku, misalnya
Bally and Snelson (1986) mencantumkan 50 million years sebagai batas di
tengah. Artinya  50 my = muda, dan  50 my = tua.

Jawa adalah contoh ideal penerapan konsep ini. Bukan Sumatra. Staging
dalam subduction tak ideal dalam suatu oblique subduction seperti
Sumatra. Di Jawa, kita ambil tiga volcanic arcs : Oligo-Miosen arcs di
selatan Jawa (sekarang Pegunungan Selatan), Late Miocene-Pliocene arcs
di tengah Jawa, dan Quaternary arcs di tengah Jawa. Apa yang terjadi
pada staging subduction saat menghasilkan arcs tersebut. Jelas ada
perubahan sudut penekukan Benioff, ada perubahan umur kerak samudra yang
menunjam.

Late Cretaceous arcs atau Eocene arcs (kalau ada) ada di utara Jawa,
pada Oligo-Miosen arcs berpindah ke selatan. Ini terjadi karena
pertumbuhan prisma akresi, juga karena umur samudra yang menunjam di
Oligo-Miosen semakin tua dibanding yang menunjam pada Late
Cretaceous/Eosen. Tetapi, pada Mio-Plio, arcs bukan semakin ke selatan,
malah balik ke arah benua, yaitu di tengah Jawa. Maka yang terjadi
adalah bahwa kerak samudra yang menunjam di Mio-Plio adalah generasi
kerak samudra baru; bukan satu convection cell dengan yang Late
Cretaceous-Oligo-Miosen. Sebuah kerak muda yang membentuk penekukan
landai, maka ia membentuk volcanic arcs jauh ke utara dibandingkan saat
Oligo-Miosen.

Bagaimana halnya dengan Muria-Lasem-Bawean ? ini bukan arcs tersendiri
walaupun umur volkanismenya lower Quaternary. Mereka adalah contoh
back-arc volcanism di mana magma potasik-ultra

Re: [iagi-net-l] RE : [iagi-net-l] Banten Petrified Forest

2005-09-26 Terurut Topik Awang Satyana
 kami
 menyebut tuff ini
 sebagai
 Cibaliung Tuff. Dating yg pernah dilakukan (K-Ar)
 menunjukkan angka
 4.95Ma.
 
 Menariknya kalau kita jalan antara Rangkasbitung -
 Bogor, tepatnya di
 sekitar Cipanas, akan banyak dijumpai petrified wood
 ini (dijual dalam
 bentuk mentahnya, bahkan ada yg terpajang di pinggir
 jalan kira2
 berdiameter
 0.5 m dan panjang 30m. Sewaktu berkunjung ke tambang
 emas Pongkor di
 perbatasan Bogor dan Lebak, kita juga bisa amati
 dacitic tuff yang mirip
 
 Cibaliung Tuff, jadi spt-nya fosil-fosil kayu tsb
 berasal dari
 (terawetkan
 oleh) dacitic tuff tsb.
 
 Seandainya ini benar, maka penyebaran dacitic tuff
 tsb memang sangat
 luas,
 dari selatan Pandeglang dekat Ujung Kulon sampai di
 daerah Pongkor yg
 memiliki rentang jarak lebih 200km. Wah... ini
 tentunya produk
 volkanisme
 besar, apalagi kalau mereka pyroclastic flows yang
 seumur. Saya
 membayangkan
 mungkin ini disemburkan oleh volkanisme berasosiasi
 dengan kaldera
 besar.
 Dimana ya?
 
 Salam - Daru
 
 - Original Message -
 From: Awang Satyana 
 To: ; wahyu muryadi
 ;
 
 Sent: Tuesday, September 20, 2005 12:07 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] WAHYU : LARANGAN EKSPOR
 FOSIL KAYU MENTAH TAK
 COCOK !
 
 
 === cut =
  Beberapa tahun yang lalu, saat mencoba jalan dari
 Bogor ke Pantai
 Carita
  via Jasinga-Rangkasbitung-Labuan, saya sempat ke
 luar dari badan jalan
 
  masuk ke wilayah Leuwidamar, Lebak dengan
 menyusuri ke hulu Sungai
  Ciujung. Mobil diparkir tak jauh dari tempat
 latihan infanteri sekitar
 
  Rangkasbitung. Yang sempat saya saksikan adalah
 beberapa lahan yang
 dari
  jauh pun sudah kelihatan bahwa itu petrified
 forests (memang ini
 yang
  mau saya saksikan dengan memilih jalan
 Bogor-Carita via
 Rangkasbitung).
  Saya percaya bahwa umur pembakaran hutan ini
 akibat volkanisme
 Pliosen,
  atau paling tua Mio-Pliosen, oleh rangkaian
 gunungapi sekitar
 proto-Gn.
  Karang, Pulasari di utara atau Halimun di
 tenggaranya.
 
  Nah, kalau kayu2 yang terbakar volkanisme purba
 ini dibongkar (kalau
  dibiarkan lama-lama juga habis), lalu dijual, apa
 yang mau kita lihat
  lagi, padang rumput ? Justru, harusnya diawetkan,
 diolah, dan dikemas
 jadi
  lahan geo-wisata, lalu disosialisasikan : Banten
 Petrified Forest.
  Bayangkan, kita jalan-jalan di areal hutan 7-5
 juta tahun yang lalu.
  Lengkapi dengan banyak informasi geologi, wah
 pasti akan lebih
 menarik,
  sekaligus memberikan pendidikan buat masyarakat.
 Ini akan menjadi
 objek
  geo-wisata yang langka, di dunia pun langka.
 Mengapa kita tak sayang
 akan
  warisan sejarah alam ini ?
 
 == cut ==
 
 
 

-
 To unsubscribe, send email to:
 iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to:
 iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive 1:
 http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2:
 http://groups.yahoo.com/group/iagi
 Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina

(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
 Komisi SDM/Pendidikan : Edy
 Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
 Komisi Karst : Hanang
 Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
 Komisi Sertifikasi : M.
 Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
 Komisi OTODA : Ridwan
 Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
 [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
 Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
 Komisi Database Geologi : Aria A.
 Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)

-
 
 
 
=== message truncated ===


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



-
Yahoo! for Good
 Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. 

RE: [iagi-net-l] FW: Mengapa???

2005-09-29 Terurut Topik Awang Satyana
Harus diklarifikasi dulu perusahaan migas yang melakukan pelatihan geologi 
itu apa ? - perusahaan minyak ? - perusahaan di bidang pengembangan SDM ? - 
perkumpulan profesi seperti IAGI/IPA/AAPG ? Dan, di mana domisili perusahaan 
itu ? - di DN, di LN ?
 
Daftar brosur pelatihan geologi yang saya kumpulkan menunjukkan bahwa 
pelatihan2 geologi yang ada di Indonesia lebih banyak menggunakan tenaga 
pengajar ahli geologi Indonesia. Coba saja amati semua kursus kegeologian yang 
ditawarkan IAGI bersamaan dengan PIT untuk lima tahun terakhir. Bisa ditemukan 
bahwa hampir 100 % adalah ahli geologi Indonesia. Juga, brosur2 yang ditawarkan 
lembaga2 kursus, hampir selalu orang Indonesia.
 
Maka, saya tak setuju dengan sinyalemen bahwa orang Indonesia tak mampu 
mengajar kursus geologi. Dalam hal penguasaan ilmu geologi, orang Indonesia 
sejajar dengan rekan-rekannya dari LN. Dalam hal pengembangan konsep dan 
teknologi kegeologian pun, ahli geologi Indonesia tidak tertinggal.
 
Hanya dalam hal publikasi, menurut pengamatan saya, memang tidak seagresif 
ahli2 LN. Tetapi, itu bukan suatu hal yang sulit untuk diatasi. Lihat saja 
publikasi2 di Proceedings IAGI atau IPA, bandingkan, tulisan siapa yang paling 
banyak ? Tentu tulisan ahli2 Indonesia. Di dunia internasional ? Tulisan2 ahli 
Indonesia semakin banyak dari tahun ke tahun. Suatu perkembangan yang 
menggembirakan.
 
Pendek kata, tak ada mengapa yang harus dicari alasannya. Atau, bangun dulu 
diri sendiri sekuat mungkin sebelum bersaing di dunia global. Dan, ahli2 
geologi Indonesia yang berkiprah di perusahaan2 migas di LN adalah bukti bahwa 
para ahli geologi Indonesia lebih dari sekedar mampu.
 
salam,
Awang
Eksplorasi BPMIGAS
 

Larasati, Dewi [EMAIL PROTECTED] wrote:
Saya pribadi berpendapat bahwa orang luar negeri lebih aggressive mempromosikan 
diri mereka. Baik lewat penelitian, membuat buku dll sebagainya.
Selain itu background pendidikan mereka juga dari universitas terkenal di 
Amerika atau Eropa yang sudah terkenal di seluruh dunia. Setelah itu ditambah 
pengalaman industrial mereka yang telah menjelajah dunia. Jadi orang lebih 
percaya kepada mereka yang memang berpengalaman luas pengetahuannya.

Orang Indonesia yang saya amati mulai mempromosikan dirinya adalah Pak Sigit 
Sukmono.

Jadi kalau mau bersaing dengan orang luar negeri ya harus pandai-pandai 
mempromosikan diri.

Salam

DL

-Original Message-
From: Sekretariat Pengurus Pusat [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, September 29, 2005 2:29 PM
To: PP-IAGI; IAGI-NET
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] FW: Mengapa???


Bapak/Ibu Yth.

Mohon bantuannya untuk menjawab email yang dibawah ini. 

Terimakasih
-lina-

-Original Message-
From: PT. Energitama Sigma [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 29 September 2005 12:57
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Mengapa???

Selamat Siang,
 
Saya mau tanya nih..Pak/Ibu. Kenapa saat ini banyak perusahaan -
perusahaan MiGas membuat pelatihan Geology. tapi tenaga pengajar nya
orang luar negeri. Apakah ini trend? atau tidak ada ahli Geology yang
dapat di percaya dan bermutu di Indonesia???
 
Salam,
 
Dedi


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



-

Re: [iagi-net-l] Kelurusan Seribu - Jampang (was : Payah nih ...ooopsss.... Bayah Nih)

2005-09-29 Terurut Topik Awang Satyana
Abah,
 
Pengaruhnya ke Blok Banten akan bergantung kepada apa sifat kelurusan geologi 
ini (sesar mendatar ? sesar normal ?) dan kapan penyesaran ini terjadi (Miosen 
? Pliosen ?). Katakanlah kelurusan ini berupa sesar mendatar yang punya slip 
normal dengan blok naik di bagian barat dan blok turun di bagian timur. Itu, 
paling tidak, akan menjelaskan mengapa kompleks terumbu Kep Seribu hanya ada di 
blok naik - sebab itulah substrate yang paling ideal buat terumbu tumbuh, ke 
timurnya terlalu dalam. Lalu, sebagian Rangkasbitung terangkat dan menjadi 
provenance buat Depresi Bogor di timurnya. Maka, sedimen Banten Block lebih 
tipis karena pengangkatan dan erosi. 
 
salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Awang yabng baik hati

Kalau begitu apakah akibatnya bagi sejarah sedimentasi di Blok Banten ?

Si Abah.




-
Yahoo! for Good
 Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. 

RE: [iagi-net-l] Fwd: Re: [Geo_unpad] stage dalam subduction

2005-09-29 Terurut Topik Awang Satyana
 kedua lokasi itu, yang jaraknya sekitar 70 km.
Lalu Kalender SALAM, yang tunjukkan series, umur SB order3 (7 Ma), dan
tectonic phase), perkiraan jarak gunung dari pelabuhan ratu ke utara:
Oligo, 32.4 Ma, late syn-rift, 40 km; 
Early Mio, 25.4 Ma , sagging, 20 Km; 
Mid Miocene, 18.4 Ma, compaction, 0 km; 
Late Miocene, 11.4 Ma, orogenesa1, 50 KM; 
PlioToHolocene, 4.4 Ma, orogenesa2, 70 Km.

Derajad extensi dan orogenesa berkorelasi langsung dengan jarak
volkanisme.

Begitu ? 

Subduction berkerak menjauh dari sumbu PermianTriassik:
Malay-Bangka-Kalimantan (Katili, 1985). Nah jarak Banka-current trench,
sekitar 700 Km. Maka bisa saja, jarak trench ke Pulau Bangka, trech itu
adalah berskala berjarak kasar:
PermianTriassic, 600 km,
Jurasik, 400, km,
Cretaceous, 200 km,
Cenozoic, 0 km.

Sumatra pun juga alami pergerakan trench menjauh dari sumbu
Permiantriassik pada order1 700 Ma. Perputaran siklun tektonik timur,
dari permiantriasik di P Kalimantan, lalu bergerak ketimur karena
himesphere Pangea mengembang), kini menjadi di Laut Banda. Siklun juga
memutar Kalimantan, Sumatra, Jawa, anticlokways. Pemutran ini
menggerakkan ujung Sumatra di utara juga bergerak ke barat. Ada daerah
sebagai pengulangan tempat lahirnya gunung, karean maju mundurnya siklus
70 Ma. 

Tak begitu?

Punya paper asli Milankovitch ? Referensi saya hanya pengikutnya, dan
hanya sepintas di bahas. Ada siklus 100 ka, 40 ka, 20 ka. Umumnya orang
mengatakan, siklus itu hanya berlaku untuk Kwater, dan sulit untuk umur
selanjutnya. Kalau datanya hanya pendek, misal rekord 100 th, maka ya
tentu jarak Matahari-Bumi konstan, 1 AU, 150 000 km itu. Nah kalau umur
tua bagaimana ?

Salah satau pengikut mashabnya, Dr. Djin S. Nio, aktif menggunakan itu.
Ketemu beliau, 3 jam presentasi beliau, di lanjutkan satu jam diskusi di
terenak kedua T-Bone-nya Tizi (setelah Glosis, dari 14 lokasi yang
pernah di coba di Bandung), katakan memang di kampungnya sana, Belanda,
aliran-aliran geologi ini sering tak saling bicara, misal dengan ahli
struktur Vaning Meiniesz, atau Wortel (geodinamik Eropa). Tentu diskusi
nyambung bila dengan profesor-profesor : De Jong (senior petrologist di
Eropa), de Boer (senior sedimentologist), Eisma ( salah satu yang
memahami climatic changes), atau yang lain. 

Nah, ini yang amat sangat menarik. Kent C. Codie, Robert E. Sloan, 1998:
origin and evolution of earth: sebut bahwa pembagian nama-nama umur
geologi adalah berdasar awalnya dari pengkelompokan fosil, lalu, terbaik
pengelompokan itu dengan sequence boundary, yakni ukuran butir, dan saya
pakai untuk jadikan rumusan yang amat sederhana Kalender itu, dengan
probability lebih dari 70-90 %. Eror bisa hanya 20-10 % di banding
dengan umur pengukuran yang standar deviasi pengukurannya jauh lebih
besar dari itu. Jadikan rumusan itu akan lebih di sukai, karena
sederhananya, dan mungkin ya hanya sederhana begitu kelakuan jagad ini.
Mantab banget.

Di mulai saja pembahasan, 1815, William Smith dengan fossil
succession, dan lahirkan kolom geologi pertama. Di ikuti muridnya,
Baron George Cuvier, dengan model catastropi. Lalu dOrbigny, France
dengan ide Cuvier, develop stage: a group of strata with same
assemblage of fossil. 1958, Christian Lochman Balk, and James L.
Wilson, Summary of the North American trilobite, assemblage zones were
used in North America. Meaningfull in stages sequences. Cambrian is the
time diversification of the major trilobite phyla and classes. 

Awal 1900's, James Hutton, promotes Unitarian geology. Lalu 1983,
Geologic Time Scale, juga 1999, dan terakhir 2004.

Penamaan umur dari keberadaan dan kepunahan fosil, lalu lebih bagus
dengan SB. Pengkuran error ada yang 1-2 Ma. Sayangnya ada error untuk
geologic setting yang tak disebutkan disitu, dan bisa saja ini hingga
3-4 Ma. Nah, stage itu, ternyata saya dekati dengan siklus 7 Ma dng
error 1.3 Ma. Atau 70 Ma error 8 Ma, atau 700 Ma dengan error 50 Ma.
Wow, siklusnya simpel, masih dalam daerah kesalahan pengukuran. Nah
Occam Razor: kalau ada rumus yang sama, maka pilihlah yang lebih
sederhana. Malah dengan kesederhanaannya, si kalender bisa integrasi ke
macam-macam: global tektonik, stratigrafi, muka laut, biologi evolution,
sejarah, gerak kutub, kemagnitan, ekonomi, dll, dll. 

Maka ya amat setuju bila ada kepunahan pada setiap SB 70 Ma, serta stage
7 Ma. Dari monyet tua ke munyet muda, dll, hingga Homosapien tiap 7 Ma.
Lalu dari Australopiticus, hingga Homohomsapien tiap 700 Ka, dan isi
otak bertambah sekitar 200 CC dari 300 cc itu setiap 700 Ka. Malah ada
sejarah dengan siklus 700 a, 70 a. Hem...

Jadi mengapa tak meng-uji-saja si kalender itu dengan semua estabished
theory untuk mendapatkan banyak kemudahan? 

Bagaimana Mas Awang ?

Kalau mau lihat sari buku bisa di lihat disini:
http://www.geocities.com/maryanto7/Codie.C.K.Origin.Evolution.of.earth.1
.doc


Wassalam,
Maryanto.

-Original Message-
From: Awang Satyana 

Mas,

Mengetahui umur kerak samudra dapat diturunkan dari pola magnetic
stripping yang menjauh

[iagi-net-l] Paleo-Antropologi (was : Re: [iagi-net-l] Kelurusan Seribu - Jampang)

2005-10-05 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Zaim,
 
Terima kasih atas kabarnya. Semoga tugas Pak Zaim berjalan lancar. Barangkali 
ada penemuan2 baru tentang paleo-antropologi berdasarkan konferensi evolusi 
manusia di Stony Brook New York itu dan riset Pak Zaim di Iowa University ? 
Kalau bahan presentasi/paper Pak Zaim di konferensi itu bisa dibagi, saya 
sangat berminat.
 
Laporan ekskursi paleo-antropologi Jawa ITB-Goethe Universitat sudah saya 
terima. Terima kasih sudah melibatkan BPMIGAS dalam riset-riset dasar semacam 
ini. 
 
salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:

Pak Awang Yth.,

Maaf baru merespon, karena saya baru bisa punya akses email di
Laboratorium Physical Anthropology, University of Iowa - Iowa City. Saya
di Iowa selama seminggu untuk riset paleontologi manusia, dan akan kembali
ke Indonesia 9 Oktober mendatang. Sebelumnya saya pada 26 Sept - 1 Okt.
yang lalu mengikuti Symposium and Workshop on Human Evolution di
University of Stony Brook, Long Island - New York. Saya membawakan makalah
tentang Geological Evidence of first appearence of Hominid in Indonesia.

Terima kasih komentarnya atas info saya tentang kelurusan Jampang - Pulau
Seribu.

Salam saya,

Zaim



-
Yahoo! for Good
 Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. 

Re: [iagi-net-l] Borneo lagi (ndeso banget !!)

2005-10-05 Terurut Topik Awang Satyana
Kalimantan lagi maksudnya, kita kan punya nama geografi ini, lagi pula wilayah 
Indonesia yang dimaksud. Kalau seluruh pulau yang dimaksud, bolehlah kita 
menggunakan nama Borneo. Kalimantan is an Indonesian part of Borneo Island..
 
Antiklinorium Balikpapan ? Atau, Antiklinorium Samarinda ? Yang terakhir adalah 
nama resminya, sebuah jalur lipatan ketat berporos SBD-UTL dari Teluk 
Balikpapan sampai sekitar Sangkulirang di BD Mangkalihat.
 
Saya baru membaca kalau ada strike-slip faulting yang sejajar poros 
Antiklinorium Samarinda. Selama ini, kita hanya dipaparkan kepada dua 
strike-slip besar yang membatasi Antiklinorium Samarinda di selatan (Sesar 
Adang) dan di utaranya (Sesar Mangkalihat). Dua sesar ini pula yang pernah 
dituduh bertanggung jawab kepada pembentukan antiklinorium. Sekarang kita tahu 
bahwa itu tak mungkin sebab Antiklinorium Samarinda bukan sebuah pop-up 
structure yang bisa dibentuk oleh dua strike-slip fault yang punya gaya kopel 
(sama2 dextral atau sama2 sinistral).
 
Nah, kalau secara regional, susah mencari kinematika strike-slip sejajar 
Samarinda Anticlinorium itu. Splay faults dari Adang dan Mangkalihat, kalaupun 
ada tak akan membentuk arah yang sejajar dengan antiklinorium. Apalagi sampai 
membentuk fenomena pull-apart basin, ini tentu mestinya sudah melibatkan 
beberapa strike-slip fault yang duplex dan release sifatnya (transtensional 
duplex fault system).
 
Terhadap rotasi Kalimantan ? Justru reaktivasi Adang dan Mangkalihat dipakai 
sebagai bidang gelincir saat terputar. Coba kita lihat. Adang tak terhenti di 
Paternoster, tetapi bisa menerus ke Walanae di Sulawesi Selatan, dan mungkin 
menyebrang ke Sumba Fracture. Kemudian, Mangkalihat juga tak terhenti di 
Kalimantan, tetapi menyebrang via celah sempit Tanjung Mangkalihat-Lembah Palu 
dan masuk ke sistem Palu-Koro. sistem anyam-menganyam sesar mendatar ini akan 
jadi sarana bagus buat propagasi gaya collision mikro-kontinen2 di timur 
Sulawesi untuk sampai ke Kalimantan. Pada saat yang sama, mikro-kontinen2 di 
selatan South China Sea sudah berhenti menubruk NW Kalimantan (macam Luconia), 
dan ini menghentikan Kalimantan di titik NW-nya, sementara dari timur, gaya 
collision dipropagasi ke Kalimantan. Resultannya : Kalimantan terputar CCW 
(counter-clockwise) hampir 50 deg. 
 
Katakanlah ada sesar besar strike-slip SBD-UTL di bawah Antiklinorium 
Samarinda, maka ia harus dextral fault dan membentuk sistem rombik terhadap 
Adang dan Mangkalihat agar bisa mengakomodasi rotasi Kalimantan yang 
counter-clockwise.

Tetapi, sebelum berandai2 semacam itu, harus dilihat dulu keberadaan 
strike-slip sejajar Antiklinorium Samarinda itu dan apakah meluas regional 
sepanjang Balikpapan-Mangkalihat. Gejala2 di seismik seperti negative flower 
sructure atau pull-apart bisa sebagai gejala lokal akibat release tension saja.
 
salam,
awang

Bambang Murti [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ada fenomena menarik yang terlihat disepanjang antiklinorium Balikpapan.
Present day memang sumbu memanjangnya paralel terhadap coast line, hanya
dibeberapa tempat kelihatannya ada semacam flower structure negatif yang
berkombinasi dengan strike slip faulting.

Lha yang menarik, arah memanjang dari strike slip fault ini justru
paralel dan berimpit dengan sumbu memanjang antklinorium Balikpapan.

Jelas terlihat kalau struktur tersebut terbentuk oleh multi tectonism
stages.

Ada kemunculan pull apart basin, walupun sangat lokal. Umur Late
Miocene - Pliocene.

Muncul dugaan, apakah ini salah satu bukti adanya rotasi Borneo.

Lha kalau iya, rotasinya njur clockwise atau anticlockwise?

Kelurusan strikeslipnya sekitar N20E sampai N30E.



Salam,

Bambang

--
This e-mail, including any attached files, may contain confidential and 
privileged information for the sole use of the intended recipient. Any review, 
use, distribution, or disclosure by others is strictly prohibited. If you are 
not the intended recipient (or authorized to receive information for the 
intended recipient), please contact the sender by reply e-mail and delete all 
copies of this message.

-
Yahoo! for Good
 Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. 

[iagi-net-l] Fwd: RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten (was : Re: [iagi-net-l] Kelurusan Seribu - Jampang )

2005-10-05 Terurut Topik Awang Satyana
Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:Date: Wed, 5 Oct 2005 18:53:21 -0700 
(PDT)
From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten (was : Re: [iagi-net-l] 
Kelurusan Seribu - Jampang )
To: [EMAIL PROTECTED]

Cileles-1 punya banyak HC shows di pasir2 Formasi Badui, ekivalen dengan Upper 
Cibulakan kira2. Rangkasbitung-1 menembus karbonat porous ekivalen Baturaja 
juga punya HC shows.
 
Kalau saya, akan gembira dan optimis melihat seeps. Apakah ada perangkap di 
bawahnya, itu nomor ke sekian. Yang penting, di wilayah ini sudah terbukti 
terjadi generasi dan migrasi hidrokarbon. Seeps memang bisa mengindikasi 
kegagalan penyekatan. Tetapi itu tak akan mengurungkan meneruskan eksplorasi. 
 
Coba kita lihat kasus lapangan2 tua di Jawa Timur, Sumatra Selatan, Sumatra 
Tengah, Salawati, Kutei, dan masih banyak lagi. Itu semua ditemukan berkat 
seeps. Bahkan, beberapa di antaranya ditemukan hanya di kedalaman sekitar 200 
meter. Sementara banyak seeps di atasnya, di bawahnya, hanya pada kedalaman 200 
meter terjadi penyekatan. Maka, seeps tak harus menggiring ke kebocoran, tetapi 
benar ke penemuan lapangan minyak.
 
Seeps tentu hanya pertanda awal, untuk sampai ke target titik bor tentu kita 
harus lakukan analisis cekungan dan petroleum system yang detail. Di mana 
kitchen, ke mana migrasi, di mana trap, dan bagaimana reservoir serta 
penyekatnya, lalu kapan semua ini terjadi dalam ruang dan waktu.
 
Maka kesimpulan saya : lihatlah seeps dengan optimis !
 
Seismiknya memang kurang bagus. Reflektor masih bisa diikuti sampai 2.0 
seconds. Lebih dalam dari 2.5 seconds blurred, tetapi itu juga basement. 
Masalah CO2 memang harus dipikirkan, mungkin yang lebih mengemuka bukan karena 
thermal breakdown of carbonates, tetapi pemanggangan karena volkanisme dan 
semua intrusi subsurface-nya di sekitar Mio-Plio-Pleistosen. Tetapi, ini bisa 
diantisipasi. Kalau kita tahu apa asal/penyebab CO2 tinggi di suatu wilayah, 
kita tak akan meraba-raba dalam gelap dan kejeblos mengebor target reservoir 
yang penuh CO2. Kelak di wilayah intra-arc basin semacam ini, volkanologi harus 
dilibatkan dalam evaluasi.
 
salam,
awang

Kuntadi Nugrahanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
Apakah ada informasi dari hasil sumur Cileles dan Rangkasbitung mas Awang?
 
Mengenai seeps ini saya ingin sekedar mencuatkan beberapa issue berkaitan 
dengan seeps sbb:
 
- adanya seeps justru dapat memperlemah elemen seal capacity dari batuan 
tudung yang diharapkan dapat menahan akumulasi hidrokarbon.
 
- lokasi seeps di permukaan tidak serta merta mewakili keterdapatan akumulasi 
perangkap hidrokarbon atau pun mature kitchen yang persis terdapat vertically 
di bawah lokasi seeps itu.  ini tergantung dari dinamika paleo geologi dan 
struktur di basin yang bersangkutan.
 
basin analyses yang ditunjang pengukuran geologi permukaan maupun data seismic 
(tp saya kok gak yakin bisa punya seismik bagus di daerah pegunungan tinggi ini 
ya?) harus secara hati-hati dilakukan untuk menentukan critical events di 
dalam suatu rangkaian petroleum system terpadu yg mencakup keterdapatan 
reservoir, seal, trap, dan migrasi (dari mature kitchen ke trap), serta the 
last tectonic event yang dapat memicu 2ndary or 3ertiary migration path atau 
erosi besar dll.
 
mas Awang apakah bisa memberikan gambaran tentang seismic data di daerah ini? 
saya hanya ingin tahu hingga kedalaman berapa sec. kah suatu lapisan masih 
dapat diidentifikasi secara jelas, belum lagi banyaknya volcanic intrusions dan 
sillsugghhh...belum lagi isu CO2 spt kita tahu di banten basins ini banyak 
sekali terdapat carbonates sejak dari Eocene hingga Late Miocene
 
tapi menarik banget.
 
kuntadi 86


-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Awang Satyana
Sent: Wednesday, October 05, 2005 2:48 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten (was : Re: [iagi-net-l] 
Kelurusan Seribu - Jampang )



Terlampir adalah peta rembesan minyak di Blok Banten dan semua lokasi sumur di 
blok tersebut. Dari keenam sumur itu, sumur Cileles adalah sumur yang paling 
prospektif. Perhatikan bahwa lokasinya adalah yang paling dekat dengan kumulasi 
rembesan tersebut.
 
Maka, perlu diwaspadai wilayah depresi yang diapit antara Tinggian 
Malingping-Honje, Tinggian Bayah, dan Tinggian Tangerang. Mestinya, itu sebuah 
depresi yang telah aktif menggenerasikan minyak. Harus dicari penyebaran 
batupasir Eosen di wilayah ini, bila objektif batugamping ekivalen Baturaja 
atau volkanik ekivalen Jatibarang tak prospektif di sini. 
 
Abah, yang menarik adalah lereng2 tinggian di sekeliling depresi itu, dan kalau 
ada, mencari reservoir batupasir Eosen (Formasi Bayah).
 
salam,
awang
 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

Awang

Terima kasih , jadi kalau kelurusan itu dihubungkan dengan
posisi yang relatif tinggi dibagian barat Teluk Jakarta yang menga-
kibatkan tipisnya sedimen di Blok Bogor , apakah ini

Re: [iagi-net-l] Arkeologi

2005-10-06 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Yatno,
 
Wah, kemana saja Pak selama ini ? Ada dua tahun mungkin ya tak melihat tulisan 
Pak Yatno di milis ini. Selama ini monitoring saja atau terputus dari milis ? 
Apapun itu, semoga Pak Yatno tetap sehat dan bersemangat !
 
Iya Pak, itu buku bagus, kebetulan saya beli sekitar awal tahun ini. Baker juga 
menulis beberapa buku lain tentang sejarah Perjanjian Lama. Dia memang ahli 
Perjanjian Lama. Memang kisah-kisah arkeologi untuk agama apa pun selalu akan 
menguatkan iman penganutnya. Apa yang dibaca di Kitab Suci, ternyata dibuktikan 
kebenarannya lewat penggalian2 arkeologi. Nah, tentu ini kan akan meningkatkan 
keimanan penganutnya.
 
Satu per satu kisah2 dalam Kitab Suci ditemukan bukti arkeologisnya, beberapa 
kisah keajaiban pun mulai dapat diterangkan oleh sains. Karena sudah bisa 
diterangkan oleh sains, apakah itu bukan keajaiban ? Saya pikir itu tetap 
keajaiban sebab semua kejadian itu kok bisa terjadi tiba-tiba dan dipakai untuk 
mengajar (atau 'menghajar') manusia, misalnya penghukuman Sodom dan Gomorah.
 
Tetapi betul Pak Yatno, tak semua harus bisa dijelaskan dengan nalar dan sains, 
sebab di situlah wilayah iman mulai - percaya saja walaupun tak melihat dan tak 
ada bukti.
 
Beberapa orang dan lembaga memaksakan kehendak agar Kitab Suci 100 % bisa 
diterangkan dengan sains. Untuk itu, mereka kalau perlu memalsukan sains, 
mengingkari metode2 ilmiah yang nalar, dll, nah inilah kelompok pseudo-sains, 
yang boleh jadi akan semakin banyak pengikutnya tahun-tahun ke depan. Geologi 
pun banyak diserang dan dijungkirbalikkan. Yah, semoga kita tetap jadi 
geologist yang baik dan juga ada dalam hitungan orang yang beriman, dan 
mengamalkan ilmu serta imannya untuk hubungan baik sesama manusia dan mengasihi 
Maha Pencipta.
 
salam,
awang

Y S Yuwono [EMAIL PROTECTED] wrote:
Apa kabar Pak Awang S dan yang lain-2?

Saya beli buku di TB Gramedia judulnya : Mari mengenal...Arkeologi Alkitab 
penulisnya dua bule D.L.Baker dan J.J. Bimson bukunya dalam bhs Indonesia 
yang bagus sekali bahasanya, di atas rata-2 penulis orang Indonesia 
sendiri!!!
Bagi rekan-2 milis yang ingin selingan bacaan ilmiah dan juga ada sisi 
rohaninya, buku ini sangat bagus dibaca, lebih-2 kita yang geoscientist, 
akan sangat mudah memahami isi buku ini. Kenapa?, karena buku ini isinya 
sangat scientifik (arkeologi). Pembahasannya dimulai dengan pembagian zaman 
arkeologis (10.000th SM sampai zaman modern), metode penggalian arkeologis, 
dan temuan-2 arkeologis di Mesopotamia dan Mesir, yaitu lokasi geografis 
lahirnya agama-agama Ibrahim (Yahudi, Kristen, dan Islam). Sayangnya 
pembahasannya berhenti sampai zaman Perjanjian Baru (karena memang judulnya 
demikian), sehingga kita tidak tahu zaman selanjutnya (misalnya Zaman Nabi 
Muhammad SAW). Tetapi karena sejak lahirnya Nabi Muhammad budaya baca-tulis 
sudah maju, maka kita dapat melihatnya dari segi penulisan sejarah.
Bagi rekan yang non kristen buku ini bagus juga untuk menambah pengetahuan 
mengenai kondisi kehidupan sebelum Nabi Muhammad SAW, sehingga kita akan 
diperkaya pengetahuan kita terutama dalam hal membayangkan kondisi kehidupan 
dan budaya di Timur Tengah zaman kuno. Dijamin buku ini bukan semacam dakwah 
untuk mengkristenkan umat lain, karena buku ini betul-2 ilmiah dengan segala 
kekurangannya, sehingga kadang-2 dikatakan secara jujur tidak mampu 
membuktikan kebenaran seluruh peristiwa-2 yang ditulis dalam Alkitab. Tentu 
saja, karena Alkitab adalah buku iman, sedangkan buku ini adalah buku 
science.

Salam,
Yatno-ITB 


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



-
Yahoo! for Good
 Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. 

Re: [iagi-net-l] Arkeologi

2005-10-10 Terurut Topik Awang Satyana
Ya Oki, Dave Rohl jadi populer sehabis menulis A Test of Time itu, kebetulan 
saya punya edisi paperback-nya yang tebal dengan cover jam pasir berwarna 
hitam. Benar kata Pak Yatno, buku2 provokatif pertama sekali akan membuat 
penulisnya populer. Banyak contohnya kan, misalnya Salman Rushdie dengan 
Satanic Verses-nya atau yang kini lagi populer dan laris bukunya bak kacang 
goreng : Dan Brown - Da Vinci Code. Karena buku Da Vinci Code populer, maka dia 
menerbitkan buku lamanya yang tidak populer (Devil and Angel), tetapi ternyata 
tak sepopuler Da Vinci Code juga.
 
Isinya, memang berbahaya buat orang yang tak punya pegangan iman yang kuat. 
Maka, akibat Da Vinci Code itu lahirlah buku2 lain yang menyerangnya atau 
mendukungnya. Nah, terpulang ke diri masing2. Iman adalah indah selama ia tetap 
misteri dan sulit diterima akal. Rasio ada batasnya, iman tak berbatas.
 
salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
Mas Oki

Makasih atas comments and info-nya.
Wah kalau bicara buku-2 provokatif seperti itu buaanyak sekali dan kalau
dibaca orang yang enggak kritis bisa kacau segalanya. Buku semacam itu ada
yang ditulis orang moslem, orang kristen dsb.nya. Biasanya isinya
menyerang agama lain dengan argumen menurut selera masing-2, tanpa
didukung secara keilmuan. Buku seperti itu tidak akan memberikan
pencerahan, kontra produktif,dan mengobarkan kebencian terhadap pemeluk
agama lain. Amit-2, kita yang intelek jangan sampai kena provokasi seperti
itu. Kita harus mampu membedakan iman (pewahyuan dari Tuhan) dan science
(usaha manusia untuk mengetahui segala rahasia alam, termasuk alam ghaib/
rohani/ supranatural).
Salam,
Yatno



 Mas Awang dan pak Yatno,
 Setahun lalu saya ketemu dua buku karangan David M Rohl, judulnya A
 test of Times' dan 'Genesis'.

 Isinya benar-benar provokatif. Dalam 'Test of time' David mengusulkan
 bahwa dengan cara membongkar kronologi Mesir Kuno khususnya satu masa
 yang dikenal sebagai 'Third Intermediary Period', ia bisa mencocokkan
 banyak tokoh2 Perjanjian Lama dari mulai (nabi) Yusuf, Musa, Saul, Daud
 sampai Sulaiman dengan tokoh-tokoh sejarah yang tercantum dalam
 extra-biblical literature. Yang saya ingat ia berargumentasi bahwa
 pharaoh yang mengejar Nabi Musa dan Bani Israil adalah Dudimose II,
 bukannya Ramses II seperti yang banyak diterima orang saat ini.

 Pharaoh Ramses II (Ramses the Great), justru adalah Paharaoh yang
 menyerang kerajaan-kerajaan Bani Israil di TransJordan yang terpecah
 pasca meninggalnya Raja (Nabi) Sulaiman.

 Buku Genesis lebih 'hebat' lagi. David berargumen bahwa ia bisa
 'menarik' sejarah sampai masa (Nabi) Adam dan Hawa di Taman Eden yang
 olehnya di letakkan di satu daratan tinggi di Iran.Juga ia mencocokkan
 tokoh dalam legenda Gilgamesh dengan salah satu Nabi yang dipercaya
 oleh Judaisme, Kristen dan Islam.

 Omong-omong soal buku provokatif, saya juga pernah baca buku Out of
 Egypt (pengarangnya lupa, Osman something, mantan Egyptian Director of
 Antiquity, bukan kredential yang main-main) yang berargumentasi
 bahwa apabila kita melihat apa yang tersirat bukan hanya tersurat,
 Perjanjian Lama tidak lain adalah kisah para Pharaoh di Mesir dan
 bukannya kisah perjalanan Bani Israil. Di buku ini antara lain keluar
 argumen bahwa Nabi Musa tidak lain adalah pharaoh AkenAten (sering
 disebut sebagai the heretic pharaoh yang karena membongkar kepercayaan
 pantheistic mesir kuno dengan penyembahan satu Tuhan yaitu Aten). Yang
 mungkin lebih 'serem' lagi adalah pengarang juga menyamakan Pharaoh
 TutankhAmun (terkenal dalam kutukan King Tut) sebagai 'hystorical Jesus'
 (Nabi Isa).

 Good read, tapi ujung-ujungnya kembali ke keimanan masing-masing.

 Salam Ramadhan
 Oki


 Awang Satyana wrote:
 Pak Yatno,

 Wah, kemana saja Pak selama ini ? Ada dua tahun mungkin ya tak melihat
 tulisan Pak Yatno di milis ini. Selama ini monitoring saja atau terputus
 dari milis ? Apapun itu, semoga Pak Yatno tetap sehat dan bersemangat !

 Iya Pak, itu buku bagus, kebetulan saya beli sekitar awal tahun ini.
 Baker juga menulis beberapa buku lain tentang sejarah Perjanjian Lama.
 Dia memang ahli Perjanjian Lama. Memang kisah-kisah arkeologi untuk
 agama apa pun selalu akan menguatkan iman penganutnya. Apa yang dibaca
 di Kitab Suci, ternyata dibuktikan kebenarannya lewat penggalian2
 arkeologi. Nah, tentu ini kan akan meningkatkan keimanan penganutnya.

 Satu per satu kisah2 dalam Kitab Suci ditemukan bukti arkeologisnya,
 beberapa kisah keajaiban pun mulai dapat diterangkan oleh sains. Karena
 sudah bisa diterangkan oleh sains, apakah itu bukan keajaiban ? Saya
 pikir itu tetap keajaiban sebab semua kejadian itu kok bisa terjadi
 tiba-tiba dan dipakai untuk mengajar (atau 'menghajar') manusia,
 misalnya penghukuman Sodom dan Gomorah.

 Tetapi betul Pak Yatno, tak semua harus bisa dijelaskan dengan nalar dan
 sains, sebab di situlah wilayah iman mulai - percaya saja walaupun tak
 melihat dan tak ada bukti.

 Beberapa orang dan lembaga memaksakan kehendak agar Kitab

Re: [iagi-net-l] Gempa Pakistan, India Afghanistan

2005-10-10 Terurut Topik Awang Satyana
Kalau kita analisis tectonic setting-nya, gempa Pakistan ini menunjukkan bahwa 
gempa bisa terjadi sekaligus pada saat yang sama di tepi lempeng aktif dan 
pasif. 
 
Episentrum gempa Pakistan itu persis duduk di suatu belokan Pegunungan Himalaya 
di utara India yang mengarah BBL-TTenggara membelok tajam atau berhenti, ke 
selatan, dan kemudian menyambung ke Pegunungan Zagros di Iran. Titik episentrum 
di Kashmir itu persis di suatu orocline (belokan regional pegunungan) yang 
terkenal sebagai Punjab orocline. Dalam geotektonik, orocline mencerminkan 
suatu pivot point atau syntaxis.
 
Dalam gerakannya membentur Eurasia mengangkat Tibet dan membentuk Himalaya, 
India membentuk dua orocline di barat dan timurnya. Di barat, belokan itu 
disebut Punjab orocline, di timur disebut Bengal orocline atau suka disebut 
juga Assam pivot/syntaxis. 
 
Punjab Orocline kemudian jadi tempat transform fault besar yang keluar dari 
sistem mid-oceanic ridge Indian Ocean di sektor Carlsberg di BD India. Sesar2 
transform biasa mengoyak-koyak MOR dan sebuah transform besar keluar terlalu 
jauh dari sistem MOR Carlsberg dan masuk ke wilayah tepi barat lempeng India, 
disebut sebagai Owen Fracture. Owen Fracture ini seolah2 menggeser Pegunungan 
Himalaya di utara India dan Pegunungan Zagros di Iran menjadi sistem transform 
sinistral yang besar.
 
Di titik Kashmir inilah orocline Punjab bertempat yang kemudian disobek oleh 
retakan besar Owen Fracture. Carlsberg Ridge masih aktif membuka, alias Owen 
Fracture masih aktif meretakkan sektor kerak Bumi di antara Lempeng India dan 
Lempeng Arabia. Kemudian, Owen Fracture ini menerus ke barat daya masuk ke 
Lempeng Somalia di timur Afrika dan bersatu dengan East African Rift system, 
Lembah retakan terbesar dan paling aktif di kerak Bumi saat ini.
 
Dengan kata lain, setting tepi aktif adalah collision India dengan Tibet 
Plateau, setting tepi pasif adalah pembukaan MOR di sektor Carlsberg. Bisa 
dibayangkan, kulminasi gaya pelepasan energi gempa di wilayah ini.
 
Di utara Indonesia, kita punya pasangan Punjab orocline, Assam syntaxis - di 
wilayah barat Myanmar. Ini juga punya akumulasi gaya gempa akibat collision 
India ke Eurasia. Hanya, titik pivot ini tak diretakkan transform fault ala 
Owen Fracture. Lurus di selatannya adalah Ninetyeast Ridge, tetapi ini mungkin 
bukan transform fault yang semekanisme dengan Owen Fracture. Maka, gempa ikutan 
yang dirasakan di Sumatra kemarin itu mestinya bukan propagasi gaya dari 
Kashmir epicentrum, tetapi lebih dibangkitkan gangguan kesetimbangan penyusupan 
lempeng Hindia secara keseluruhan akibat hentakan di wilayah Pakistan. 
Propagasi gaya ke tenggara dari Kashmir ke Indonesia harus melalui suatu buffer 
plate India yang masif yang akan melemahkan energi.
 
salam,
awang

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
Gempa dengan kekuatan 7.5 SR ini hingga Minggu siang 9 Oct 05 tercatat
lebih dari 25 getaran susulan dengan kekuatan diatas 5.0SR
Segment Sumatra Utara juga bergetar dua kemarin.
5.6 SR 2005/10/08 04:30:45 Depth: 30.0 NORTHERN SUMATRA, INDONESIA
4.9 SR 2005/10/07 16:25:13 Depth 40.5 SIMEULUE, INDONESIA

RDP

2005-10-09 16:30:15
Gempa Pakistan, India  Afghanistan Bantuan RI Dikirimkan Selasa

Nurvita Indarini - detikNews
Jakarta - Pemerintah Indonesia menjanjikan mengirim bantuan
kemanusiaan berupa rumah sakit lapangan dan tenaga medis ke Pakistan
yang dilanda gempa bumi. Rencananya bantuan itu bisa dikirimkan pada
Selasa 11 Oktober mendatang.

Dalam waktu 1-2 hari ini kita akan memberikan bantuan kepada
Pakistan. Kemungkinan Selasa sudah mulai dilakukan, kata Wakil
Presiden Jusuf Kalla kepada wartawan usai menghadiri Gelar Batik
Nusantara 2005 di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Minggu
(9/10/2005).

Menurut Jusuf Kalla, bantuan dari pemerintah Indonesia tersebut
nantinya pelaksanaannya dikoordinir oleh Menko Polhukam dan Panglima
TNI. Bantuan tersebut akan dikirim dengan menggunakan pesawat
Hercules.

Pemerintah Indonesia, kata Jusuf Kalla, melalui Departemen Luar Negeri
(Deplu) sudah menyampaikan pernyataan bela sungkawa dan duka cita
kepada pemerintah dan rakyat Pakistan yang sedang dilanda kesulitan
akibat gempa bumi.

Seperti diketahui, gempa berkekuatan 7,6 skala Richter terjadi Sabtu
(8/10/2005) pukul 10.50 WIB kemarin. Gempa berpusat di dekat garis
yang memisahkan Kashmir wilayah India dari Kashmir wilayah Pakistan
atau sekitar 95 km Timur Laut Islamabad. Informasi terkini, gempa itu
merenggut sedikitnya 18.000 jiwa, dan 41.000 lainnya luka-luka.(san)
--
Education can't stop natural disasters from occurring,
but it can help people prepare for the possibilities ---

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net 

[iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

2005-10-11 Terurut Topik Awang Satyana
Untuk itu, saya sangat berharap bahwa Lundin Banyumas berhasil dengan Jati-1, 
sumur yang sedang dibornya di fore-arc basin Banyumas. Nah, ini memang sumur 
yang risikonya sangat tinggi tetapi BPMIGAS mendukungnya dengan penuh. Sebelum 
sampai ke titik bor Jati, mungkin ada tiga tahun sendiri dihabiskan untuk 
membangun pengetahuan geologi yang komprehensif untuk Banyumas fore-arc, 
termasuk melakukan survai seismik di Karang Sambung dan mencari reservoir 
klastik Eosen sampai ke Citarum dan Bayah.
 
Kalau kita mencari contoh bagaimana berbagai studi dan survai dilakukan di 
suatu cekungan termasuk bagaimana drama pencarian partner untuk berbagi risiko 
(?) atau keberhasilan (?) sampai menggiring ke penajakan sebuah sumur 
eksplorasi, Blok Banyumas akan menjadi contoh yang baik.
 
Saat ini, sumur Jati-1 tengah mengalami kesulitan menembus barier yang dulu 
juga menjadi barier sumur2 Pertamina dan menghentikannya : overpressured zone ! 
Saat diskusi dulu, itu sudah kita peringatkan, semoga Lundin telah cukup 
mempunyai solusi untuk itu.
 
Di Banyumas, rembesan lumayan subur, masa kita tidak berhasil juga mencari si 
mutiara hitam ini setelah lebih dari 30 tahun ?
 
Fore-arc dan intra-arc basins adalah salah satu dari sekian tantangan 
eksplorasi di Indonesia. Itu ada dalam perhatian secara khusus oleh BPMIGAS 
saat ini mengacu kepada perannya yang tertuang dalam UU Migas 2001. BPMIGAS 
sedang mengubah organisasinya, dan akan ada satu bagian baru di dalamnya yang 
menangani masalah evaluasi cekungan/new venture. Bagian ini akan berasosiasi 
nantinya dengan Ditjen Migas dalam urusan yang sama.
 
Jangan kuatir, mestinya kita telah banyak belajar dari model2 penawaran lahan 
lima tahun terakhir ini, di mana kekuatan dan kelemahannya, semua akan 
dievaluasi untuk menuju ke penawaran yang lebih baik.

Tidak sulit memanggil service company untuk melakukan gravity atau magnetics 
regional di lahan-lahan yang akan ditawarkan. Model itu telah dilakukan 3 tahun 
ke belakang untuk seismik speculative survey. Sekarang yang sedang dibenahi 
adalah masalah bagaimana pembebanan biaya itu dalam hubungannya dengan kontrak 
PSC.
 
Tantangan eksplorasi Indonesia masih sangat besar. Dalam tantangan, selalu ada 
peluang berhasil dan risiko gagal. Tanpa menjawab tantangan itu sudah pasti 
kita akan gagal !
 
salam,
awang
 

Kuntadi Nugrahanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
Setuju dengan Anda, mari kita lihat seeps dengan optimistis.
Dan saya setuju sekali kalau usaha eksplorasi di daerah fore arc basins di 
seluruh Indonesia harus dimulai dengan menawarkan banyak blok di daerah2 
tersebut dengan penawaran jangka waktu eksplorasi yg lebih panjang, komitmen 
dan bagi hasil PSC yang jauh lebih menarik mengingat faktor resiko yang sangat 
tinggi ini.
 
Oleh karenanya mungkin perlu ada suatu sesi penawaran khusus dari pemerintah RI 
untuk menawarkan wilayah fore arc basins ini dalam satu term sekaligus dlm 
waktu bersamaan.  Dengan telah adanya beberapa sumur yang di bor dan terdapat 
indikasi hidrokarbon, tentunya bisa menambah menarik investor untuk mengkaji 
daerah dimaksud.  Perpetaan gaya berat dan gravitasi regional di bbrapa tempat 
pilihan perlu dilakukan lebih dulu sepertinya Mas Awang? apakah ada perusahaan 
Airborne gravity / magnetics yang mau invest di sini untuk mengetahui seberapa 
dalam dan terbentuk dari litologi apa sih kitchen yang ada di sabuk fore arc 
ini? Apakah memang intrusinya ataupun karbonatnya tersebar merata atau hanya 
setempat? semua ini insya Allah dapat terjawab dengan perpetaan dimaksud.
 
Regards, kuntadi


-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Awang Satyana
Sent: Thursday, October 06, 2005 8:53 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten (was : Re: [iagi-net-l] 
Kelurusan Seribu - Jampang )



Cileles-1 punya banyak HC shows di pasir2 Formasi Badui, ekivalen dengan Upper 
Cibulakan kira2. Rangkasbitung-1 menembus karbonat porous ekivalen Baturaja 
juga punya HC shows.
 
Kalau saya, akan gembira dan optimis melihat seeps. Apakah ada perangkap di 
bawahnya, itu nomor ke sekian. Yang penting, di wilayah ini sudah terbukti 
terjadi generasi dan migrasi hidrokarbon. Seeps memang bisa mengindikasi 
kegagalan penyekatan. Tetapi itu tak akan mengurungkan meneruskan eksplorasi. 
 
Coba kita lihat kasus lapangan2 tua di Jawa Timur, Sumatra Selatan, Sumatra 
Tengah, Salawati, Kutei, dan masih banyak lagi. Itu semua ditemukan berkat 
seeps. Bahkan, beberapa di antaranya ditemukan hanya di kedalaman sekitar 200 
meter. Sementara banyak seeps di atasnya, di bawahnya, hanya pada kedalaman 200 
meter terjadi penyekatan. Maka, seeps tak harus menggiring ke kebocoran, tetapi 
benar ke penemuan lapangan minyak.
 
Seeps tentu hanya pertanda awal, untuk sampai ke target titik bor tentu kita 
harus lakukan analisis cekungan dan petroleum system yang detail. Di mana 
kitchen, ke mana migrasi, di mana trap, dan bagaimana reservoir

Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

2005-10-12 Terurut Topik Awang Satyana
Overpressure di Banyumas terjadi oleh sedimentasi cepat saat terjadi peralihan 
dari intra-arc setting ke fore-arc setting, kira-kira di Intra-Miocene time. 
Fore-arc setting menyediakan space accomodation yang voluminous yang begitu 
dekatnya dengan sebuah tinggian ex intra-arc setting. Ke depresi itulah eroded 
sediments dibuang dalam waktu yang cepat, dan overpressuring pun terjadi.
 
Di Banyumas jelas terlihat pergeseran magmatic arc Oligo-Miosen Old Andesite 
Gabon Formation ke volcanic arc Mio-Pliosen di wilayah North Serayu ke sebelah 
utara. 
 
salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:

kalau yang ini pak ketum iagi sangat faseh. yang jelas sudah ada gas-nya
adalah ex-meulaboh block sama nias block, forearc basin di pantai barat
aceh, sumut dan sumbar. di bengkulu dilaporkan ada oil show. tapi kalau
kita lihat negara jiran, justru ada producing gas field di pandorra field,
papua new guinea. terus kalau kita terusin ke utara dari panbat sumatra ada
giant gas field di myanmar (yetagun, yadana), mungkin menerus sampai
krishna godavari di india (tapi udah different tectonic setting).




Nataniel Mangiwa 
@gmail.com cc: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was : 
12/10/2005 02:46 RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten ) 
PM 
Please respond to 
iagi-net 





Sekedar pertanyaan,
bisa sedikit di sharing pengetahuannya Pak, di mana daerah/field
(tentunya di luar Indonesia) yang sudah proven menghasilkan HC di
sistem Fore-arc basin ini?

dan, ada juga pertanyaan teknis yaitu: kira-kira darimana penyebab
overpressure zone yang ada di sumur Jati-1?

terimakasih









-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



-
 Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.

Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins

2005-10-12 Terurut Topik Awang Satyana
Adalah Jawa Shell yang pertama kali berani masuk ke South Java forearc dengan 
mengebor Alveolina-1 dan Borelis-1 (1971) yang menemukan gamping Miosen yang 
bagus tapi no HCs (source problem). Eksplorasi di Nias, Sibolga, Bengkulu, 
offshore Bayah, offshore selatan Jawa pernah dilakukan tetapi sangat minim. Ada 
penemuan biogenic gas skala kecil di Nias-Sibolga, ada oil show di Bengkulu. 
Belum menggembirakan. Karena back-arc basin lebih dahulu sukses dan terbukti 
prolific, orang lebih senang mengerjakan basin tipe ini. Akibatnya, riset 
tentang fore-arc basin jauh tertinggal. Maka, kita tak tahu pasti apakah 
sebenarnya tantangan dan risiko di wilayah frontier ini.
 
Ini yang sempat dipikirkan orang. (1) GG yang rendah, cool basin, membahayakan 
pematangan SR, (2) kualitas source rock rendah, (3) kualitas reservoir rock 
rendah. No. 1 disebabkan kolom air yang lumayan tebal dan jauh dari mantle 
convection di bawah kontinen yang sirkulasinya membawa termal ke permukaan. No 
1 dan 3 disebabkan volcanic impurities yang lebih banyak dibandingkan di 
back-arc basin, no. 3 juga karena tak ada sumber granit yang bisa kontribusi 
quartz sst seperti di back-arc yang punya granitic continental craton.
 
Apakah itu benar ? Bisa ya, bisa tidak. Yang jelas tak seluruhnya benar. Kita 
tak punya dasar untuk membenarkannya sebab penelitian kita untuk fore-arc 
sangat minim. Maka, fore-arc tetap peluang, tetapi juga tentu ada risikonya.
 
salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:

mungkin rada basic...

Apa saja sih perbedaan tantangan/ risiko dari fore arc basin dibandingkan
back arc basin...?

Regards

Kartiko-Samodro
Telp : 3852



|-+
| | [EMAIL PROTECTED]|
| | onas.com.my |
| | |
| | 13/10/2005 08:08 |
| | AM |
| | Please respond to|
| | iagi-net |
| | |
|-+
|
| |
| To: |
| cc: |
| Subject: Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was : RE: 
[Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )|
|





kalau yang ini pak ketum iagi sangat faseh. yang jelas sudah ada gas-nya
adalah ex-meulaboh block sama nias block, forearc basin di pantai barat
aceh, sumut dan sumbar. di bengkulu dilaporkan ada oil show. tapi kalau
kita lihat negara jiran, justru ada producing gas field di pandorra field,
papua new guinea. terus kalau kita terusin ke utara dari panbat sumatra ada
giant gas field di myanmar (yetagun, yadana), mungkin menerus sampai
krishna godavari di india (tapi udah different tectonic setting).




Nataniel Mangiwa

iagi-net@iagi.or.id
@gmail.com cc:

Subject: Re: [iagi-net-l]
Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
12/10/2005 02:46 RE: [Geo_unpad] Rembesan
Minyak Blok Banten )
PM

Please respond to

iagi-net






Sekedar pertanyaan,
bisa sedikit di sharing pengetahuannya Pak, di mana daerah/field
(tentunya di luar Indonesia) yang sudah proven menghasilkan HC di
sistem Fore-arc basin ini?

dan, ada juga pertanyaan teknis yaitu: kira-kira darimana penyebab
overpressure zone yang ada di sumur Jati-1?

terimakasih









-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)
-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-






This e-mail (including any attached documents) is intended only for the
recipient(s) named above. It may contain confidential or legally
privileged information and should not be copied or disclosed to, or
otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient,
please contact the sender and delete the e-mail from your system.



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 

Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

2005-10-12 Terurut Topik Awang Satyana
Betul Pak Nataniel, kasus-kasus overpressuring yang pernah saya amati di 
beberapa tempat (selatan Sorong Fault di foredeep Salawati, selatan Yapen Fault 
di foredeep Rombebai, di Bintuni di barat Lengguru belt, di Selat Madura di 
selatan Madura inverted island, di Banyumas, di inner Kutei, dan Makassar 
Strait) semuanya berhubungan dengan sedimentasi yang cepat dan sulitnya 
dewatering dari clay terjadi.
 
salam,
awang

Nataniel Mangiwa [EMAIL PROTECTED] wrote:
(Sedimentasi Cepat) Rapid Sedimentation ini juga yang divonis sebagai
penyebab Overpressure di Delta Mahakam. jadi kalau kita mempelajari
regional setting suatu daerah dan sempat terjadi rapid sedimentation
maka kita sudah bisa mengira-ngira di mana akan ketemu Overpressure.

Terimakasih Pak Awang

On 10/13/05, Awang Satyana wrote:
Overpressure di Banyumas terjadi oleh sedimentasi cepat saat terjadi
peralihan dari intra-arc setting ke fore-arc setting, kira-kira di
Intra-Miocene time. Fore-arc setting menyediakan space accomodation
yang voluminous yang begitu dekatnya dengan sebuah tinggian ex
intra-arc setting. Ke depresi itulah eroded sediments dibuang dalam
waktu yang cepat, dan overpressuring pun terjadi.

Di Banyumas jelas terlihat pergeseran magmatic arc Oligo-Miosen Old
Andesite Gabon Formation ke volcanic arc Mio-Pliosen di wilayah North
Serayu ke sebelah utara.

salam,
awang

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



-
 Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.

RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

2005-10-12 Terurut Topik Awang Satyana
Menarik kalau Edo menyebut Bintuni sebagai fore-arc basin. Apakah ini pendapat 
BP, he..he.. ? Seperti Pak Ukat, saya juga mengklasifikasikannya sebagai 
Foreland Basin : foredeepnya persis sebelah barat Lengguru Belt, dan 
platformnya jauh ke barat ke bagian barat Teluk Berau menuju Misool.
 
Salawati pun adalah Foreland, tetapi ia kemudian jadi Transform Margin karena 
efek Sorong Fault dengan sangat kuat mempengaruhi cekungan ini sejak Pliosen.
 
salam,
awang

Ukat Sukanta [EMAIL PROTECTED] wrote:

Kalau Bintuni Basin, kalau saya menamakannya Foreland Basin.

-Original Message-
From: Edward, Syafron [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, October 13, 2005 7:23 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

Tidak usah jauh-jauh, Di Indonesia juga ada Field ditemukan di Fore-Arc
basin yaitu Tangguh Field Papua (Bintuni Basin)

Salam Explorasi
edo

-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, October 12, 2005 1:46 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

Sekedar pertanyaan,
bisa sedikit di sharing pengetahuannya Pak, di mana daerah/field
(tentunya di luar Indonesia) yang sudah proven menghasilkan HC di sistem
Fore-arc basin ini?

dan, ada juga pertanyaan teknis yaitu: kira-kira darimana penyebab
overpressure zone yang ada di sumur Jati-1?

terimakasih

On 10/12/05, Awang Satyana wrote:
Untuk itu, saya sangat berharap bahwa Lundin Banyumas berhasil dengan
Jati-1, sumur yang sedang dibornya di fore-arc basin Banyumas. Nah, ini
memang sumur yang risikonya sangat tinggi tetapi BPMIGAS mendukungnya
dengan penuh. Sebelum sampai ke titik bor Jati, mungkin ada tiga tahun
sendiri dihabiskan untuk membangun pengetahuan geologi yang komprehensif
untuk Banyumas fore-arc, termasuk melakukan survai seismik di Karang
Sambung dan mencari reservoir klastik Eosen sampai ke Citarum dan Bayah.

Kalau kita mencari contoh bagaimana berbagai studi dan survai dilakukan
di suatu cekungan termasuk bagaimana drama pencarian partner untuk
berbagi risiko (?) atau keberhasilan (?) sampai menggiring ke penajakan
sebuah sumur eksplorasi, Blok Banyumas akan menjadi contoh yang baik.

Saat ini, sumur Jati-1 tengah mengalami kesulitan menembus barier yang
dulu juga menjadi barier sumur2 Pertamina dan menghentikannya :
overpressured zone ! Saat diskusi dulu, itu sudah kita peringatkan,
semoga Lundin telah cukup mempunyai solusi untuk itu.

Di Banyumas, rembesan lumayan subur, masa kita tidak berhasil juga
mencari si mutiara hitam ini setelah lebih dari 30 tahun ?

Fore-arc dan intra-arc basins adalah salah satu dari sekian tantangan
eksplorasi di Indonesia. Itu ada dalam perhatian secara khusus oleh
BPMIGAS saat ini mengacu kepada perannya yang tertuang dalam UU Migas
2001. BPMIGAS sedang mengubah organisasinya, dan akan ada satu bagian
baru di dalamnya yang menangani masalah evaluasi cekungan/new venture.
Bagian ini akan berasosiasi nantinya dengan Ditjen Migas dalam urusan
yang sama.

Jangan kuatir, mestinya kita telah banyak belajar dari model2 penawaran
lahan lima tahun terakhir ini, di mana kekuatan dan kelemahannya, semua
akan dievaluasi untuk menuju ke penawaran yang lebih baik.

Tidak sulit memanggil service company untuk melakukan gravity atau
magnetics regional di lahan-lahan yang akan ditawarkan. Model itu telah
dilakukan 3 tahun ke belakang untuk seismik speculative survey.
Sekarang yang sedang dibenahi adalah masalah bagaimana pembebanan biaya
itu dalam hubungannya dengan kontrak PSC.

Tantangan eksplorasi Indonesia masih sangat besar. Dalam tantangan,
selalu ada peluang berhasil dan risiko gagal. Tanpa menjawab tantangan
itu sudah pasti kita akan gagal !

salam,
awang


Kuntadi Nugrahanto wrote:
Setuju dengan Anda, mari kita lihat seeps dengan optimistis.
Dan saya setuju sekali kalau usaha eksplorasi di daerah fore arc basins
di seluruh Indonesia harus dimulai dengan menawarkan banyak blok di
daerah2 tersebut dengan penawaran jangka waktu eksplorasi yg lebih
panjang, komitmen dan bagi hasil PSC yang jauh lebih menarik mengingat
faktor resiko yang sangat tinggi ini.

Oleh karenanya mungkin perlu ada suatu sesi penawaran khusus dari
pemerintah RI untuk menawarkan wilayah fore arc basins ini dalam satu
term sekaligus dlm waktu bersamaan. Dengan telah adanya beberapa sumur
yang di bor dan terdapat indikasi hidrokarbon, tentunya bisa menambah
menarik investor untuk mengkaji daerah dimaksud. Perpetaan gaya berat
dan gravitasi regional di bbrapa tempat pilihan perlu dilakukan lebih
dulu sepertinya Mas Awang? apakah ada perusahaan Airborne gravity /
magnetics yang mau invest di sini untuk mengetahui seberapa dalam dan
terbentuk dari litologi apa sih kitchen yang ada di sabuk fore arc ini?
Apakah memang intrusinya ataupun karbonatnya tersebar merata atau hanya
setempat? semua ini

RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

2005-10-12 Terurut Topik Awang Satyana
Edo,
 
Pengklasifikasian fore-arc, intra-arc, back-arc basins harus mengacu kepada arc 
(volcanic arc). Maka, kita harus mencari dulu di mana volcanic arc-nya. Kalau 
bukan volcanic arc, hati-hati, kita akan salah menafsirkannya, sebab kalau 
sekedar tinggian, non-volcanic pun bisa.
 
Di Indonesia, ada 10 basin yang SAAT INI cocok disebut fore-arc basins : 1. 
Meulaboh, 2. Nias, 3. Mentawai-Bengkulu : di depan Barisan volcanic arc; 4. SW 
Java, 5. South Central Java, 6. SE Java, 7. South Java, 8. South Bali-Lombok, 
dan 9. Sawu : di depan Jawa-Nusa Tenggara volcanic arcs, dan 10. South Minahasa 
: di depan North Sulawesi volcanic arcs. SAAT INI karena basin bisa 
multi-history alias setting tektonik-nya bisa berganti-ganti sepanjang zaman 
geologi.
 
Bintuni Basin, kalau mengacu ke Lengguru FTB (fold-thrust belt) tak bisa 
disebut fore-arc, ini bukan volcanic arc. Kalau asal FTB ini sama dengan 
Central Range Papua, hanya ia terseret dua couple strike-slip di Kepala Burung 
(Sorong dan Tarera-Aiduna), maka Bintuni hanya sekedar foredeep sebuah foreland 
basin yang biasa dibatasi oleh fold thrust belt hasil collision; justru ini 
sangat khas foreland basin (lihat contoh lain untuk Barito foredeep yang 
dibatasi Meratus, dan Salawati foredeep yang dibatasi oleh Sorong FTB). 
 
Keberadaan Misool-Onin Geanticline justru menguatkan bahwa Bintuni adalah 
sangat khas foreland basin. Suatu foreland basin akan punya foredeep dan 
forebulge di sisi yang berlawanan. Nah, Bintuni Deep di Muturi itu adalah 
foredeep-nya dan Misool-Onin adalah forebulgenya. Misool Onin pun berlaku 
sebagai forebulge buat Salawati yang punya foredeep di selatan Sorong Fault.
 
Dan, dalam sejarahnya, kalau kita tarik sampai ke Mesozoik, Bintuni hanyalah 
peri-cratonic graben, alias passive margin basin yang retak di sekitar Triassic 
Jurassic dari NW Australia margin. Karena collision Melanesian orogeny-lah 
(yang membentuk Central Ranges of Papua dan Lengguru Belt) ia lalu jadi 
foreland basin.
 
Maka, saya tak menemukan bukti bahwa Bintuni pernah jadi fore-arc. Tak ada 
volcanic arc yang cukup kuat yang bisa dijadikan pegangan buat menaruh Bintuni 
maupun Salawati sebagai fore-arc basins.
 
salam,
awang

Edward, Syafron [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ini pendapat saya pribadi pak Awang, hampir disemua report ARCO
menyebutkan kalau Bintuni adalah Foreland basin...

Mengapa bisa berbeda.?, karena ada dua episode neogene tektonik penting
yang involve di daerah Bintuni ini yaitu terbentuknya Lengguru Fold Belt
yang meyebabkan terbentuknya Foredeep Bintuni basin ayng didalamnya
diendapkan Steenkol dan Klasafet dan yang kedua adalah Banda Arch
collision yang menyebabkan terbentuknya Misool Onin Ridge...

Disini menariknya, kalau kita mengacu pada Misool Onin Ridge ini, memang
intuni basin digolongkan Foreland Basin, tapi kalau melihat tektonik
yang sedikit lebih tua dari itu atau mengacu pada lengguru Fold belt,
Bintuni basin bisa digolongkan sebagai fore arc basin...

Memang tektonik yang complex didaerah ini bisa menyebabkan perbedaan
pendapat, apalagi kalau mengacu pada Tektonik yang lebih tua yaitu pada
saat Australian Plate collision dengan Island arch dari Pacific plate
pada umur Oligocene, maka area didaerah Bintuni semuanya adalah Fore arc
basin

Salam
edo 

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, October 13, 2005 8:53 AM
To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

Menarik kalau Edo menyebut Bintuni sebagai fore-arc basin. Apakah ini
pendapat BP, he..he.. ? Seperti Pak Ukat, saya juga
mengklasifikasikannya sebagai Foreland Basin : foredeepnya persis
sebelah barat Lengguru Belt, dan platformnya jauh ke barat ke bagian
barat Teluk Berau menuju Misool.

Salawati pun adalah Foreland, tetapi ia kemudian jadi Transform Margin
karena efek Sorong Fault dengan sangat kuat mempengaruhi cekungan ini
sejak Pliosen.

salam,
awang

Ukat Sukanta wrote:

Kalau Bintuni Basin, kalau saya menamakannya Foreland Basin.

-Original Message-
From: Edward, Syafron [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, October 13, 2005 7:23 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

Tidak usah jauh-jauh, Di Indonesia juga ada Field ditemukan di Fore-Arc
basin yaitu Tangguh Field Papua (Bintuni Basin)

Salam Explorasi
edo

-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, October 12, 2005 1:46 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

Sekedar pertanyaan,
bisa sedikit di sharing pengetahuannya Pak, di mana daerah/field
(tentunya di luar Indonesia) yang sudah proven menghasilkan HC di sistem
Fore-arc basin ini?

dan, ada juga pertanyaan teknis yaitu: kira-kira

RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins

2005-10-12 Terurut Topik Awang Satyana
Edot,
 
Betul, provenance di dua sisi fore-arc basins bisa tak menguntungkan tipe 
kualitas sedimen di fore-arc. Di satu sisi punya volcanic arc, di sisi lain ada 
uplifted melange complex. Kita tak merendahkan volcanic arcs sebagai penyumbang 
reservoir, sebab di Jawa ada beberapa field punya reservoir volkani-klastik 
turbidit. Tetapi, masalah sorting yang buruk dan alterasi reservoir yang 
negatif bisa lebih diderita di fore-arc. Sedimen tak punya jarak yang panjang 
untuk dicuci, immature, sebab provenance sedimen sering begitu dekat dengan 
depresi fore-arc basin. Material volkanik dan melange disusun oleh mineral2 
yang tak stabil di kondisi TP saat ini, mereka gampang terubah menutup pori 
(semoga tak senegatif itu).
 
Fore-arc yang dalam juga mungkin kekayaan organik-nya sudah jauh berkurang, 
dibandingkan kekayaan organik di back-arc basin yang sering berlimpah di 
epeiric sea (shelf) areanya. Redeposited source ala deepwater Makassar rasanya 
sulit terbentuk di situ sebab kita punya barrier volcanic arc yang besar, 
kecuali ada sistem delta di sisi luar volcanic arc yang tumbuh dan menyambung 
ke sistem fore-arc, ini malah bisa bagus.
 
Fore-arc basins di Myanmar, seperti ditulis Pak Aris, harus dilihat dulu 
setting-nya, apakah ia benar fore-arc basins ? Apa volcanic arc reference-nya. 
Setahu saya, Pegunungan Arakan di selatan Chittagong, dan Bilauktaung di utara 
Mergui, adalah pegunungan lipatan ekor collision Himalaya. Kalau memang 
volcanic ranges tentu betul fore-arc dan ini menggembirakan. 
 
Mendekati sumber sedimennya di Bengal Bay, tentu sedimen2 fore-arcs semakin 
tebal dari poros Jawa ke Sumatra ke Myanmar. Untuk alasan yang sama pula kenapa 
di selatan Jawa tak ada outer arc ala Nias-Mentawai sedangkan di Sumatra ada; 
sedimen asal Bengal sudah terlalu tipis di selatan Jawa.
 
salam,
awang

Suwandi Utoro, Edi (edsuwan) [EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Awang  netters lainnya,
Beberapa waktu lalu saya pernah baca well report salah satu sumur yang
dibor di Nias Block yaitu Ibusuma-1. hasil pengeboran Ibusuma-1 ini
ditemukan juga lapisan batugamping yang sangat tebal (kurang lebih
600-700 feet) berumur Middle Miocene dengan 2 feet gas show di top dari
lapisan batugamping ini. Sehingga dengan ketebalan gas seperti itu
memang skalanya sangat kecil sekali seperti yang pak Awang ungkapkan.

Kembali ke pernyataan pak Awang, No.1 selain yang disebutkan oleh pak
Awang, mungkin karena sedimen yang diendapkan di fore-arc basin ini
tipis jika dibandingkan dengan di back-arc basin yang mengakibatkan efek
dari over burden atau burial history-nya menjadi tidak significant dalam
proses pematangan HC. No.2 kalau kita amati memang fore-arc ini dari
segi provenance sedimennya kurang menguntungkan selain di-supply oleh
sedimen-sedimen asal volcanic arc dari bagian lain dia di-supply juga
oleh material-material sedimen dari prisma akresi ke depocenter dari
fore-arc basin ini, sehingga susah sekali kita berharap akan mendapatkan
provenance yang bagus untuk reservoir-nya. No.3 mungkin karena basinnya
kurang dalam sehingga tidak / kurang berkembang sedimen klastika halus
yang kaya akan material organik, mungkin seperti itu ya pak ? Mohon
pencerahannya.

Beberapa gas field di Myanmar yang pak Aris sebutkan mungkin fore-arc
basin-nya lebih tebal jika dibandingkan dengan fore-arc basin di
Indonesia khususnya di South Jawa fore-arc dan West Sumatra fore-arc,
sehingga semua unsur dalam petroleum system di fore-arc basin di Myanmar
tersebut bekerja dengan efektif.

Terima kasih.

Salam,
Edot


-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, October 13, 2005 8:32 AM
To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins

Adalah Jawa Shell yang pertama kali berani masuk ke South Java forearc
dengan mengebor Alveolina-1 dan Borelis-1 (1971) yang menemukan gamping
Miosen yang bagus tapi no HCs (source problem). Eksplorasi di Nias,
Sibolga, Bengkulu, offshore Bayah, offshore selatan Jawa pernah
dilakukan tetapi sangat minim. Ada penemuan biogenic gas skala kecil di
Nias-Sibolga, ada oil show di Bengkulu. Belum menggembirakan. Karena
back-arc basin lebih dahulu sukses dan terbukti prolific, orang lebih
senang mengerjakan basin tipe ini. Akibatnya, riset tentang fore-arc
basin jauh tertinggal. Maka, kita tak tahu pasti apakah sebenarnya
tantangan dan risiko di wilayah frontier ini.

Ini yang sempat dipikirkan orang. (1) GG yang rendah, cool basin,
membahayakan pematangan SR, (2) kualitas source rock rendah, (3)
kualitas reservoir rock rendah. No. 1 disebabkan kolom air yang lumayan
tebal dan jauh dari mantle convection di bawah kontinen yang
sirkulasinya membawa termal ke permukaan. No 1 dan 3 disebabkan volcanic
impurities yang lebih banyak dibandingkan di back-arc basin, no. 3 juga
karena tak ada sumber granit yang bisa kontribusi quartz sst seperti di
back-arc yang punya granitic continental craton.

Apakah itu benar ? Bisa ya

RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

2005-10-12 Terurut Topik Awang Satyana
Abah,
 
fore-arc dan foreland basin sama-sama lahir di era plate-tectonic setting akhir 
1960-an dan awal 1970-an, tetapi dari penulis yang berbeda2.. 
 
Foreland basins di satu hal bisa overlaps dengan back-arc basins. Lalu, ada 
juga pengembangan pengertian untuk foreland basins yang terjadi di sekitar 
pertengahan tahun 1990-an. Foreland basins pada awalnya didefinisikan sebagai 
cekungan2 muka daratan, cekungan2 di depan massa kontinen yang cratonic. Ke 
dalam klasifikasi ini masuk semua cekungan di Sumatra (NSB, CSB, SSB, West 
Java, East Java, Barito, Kutei, dll.). Ini mengacu kepada tulisan Soeparjadi et 
al. (1975) yang membagi cekungan di SE Asia jadi : outer arc, foreland, 
interior cratonic, open shelf on continental margin.
 
Pertengahan tahun 1990-an, AAPG mengeluarkan sebuah edisi khusus tentang 
foreland basins. Kalau dibaca di dalamnya, foreland basins yang dimaksud di 
sini adalah yang mengacu ke model di Canadian Rockies, yaitu suatu depresi yang 
dibatasi oleh suatu tinggian fold thrust belt (sekaligus provenance sedimen) di 
sisi luarnya dan ke depresi itulah sumber sedimen ditumpahkan. Maka, setelah 
Barisan naik, semua bagian barat NSB, CSB, SSB akan punya bagian foreland 
basins, bukan ?
 
Tetapi, definisi fore-arc dan foreland cukup rigid perbedaannya sehingga  tak 
sulit membedakannya.
 
salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pak Ukat dan Awang

Tolong saya mohon pencerahan (sudah agak lupa) apa term forc arc
basin dan foreland basin itu berasal dari theori tektonik yang sama?


Si Abah

Menarik kalau Edo menyebut Bintuni sebagai fore-arc basin. Apakah ini
 pendapat BP, he..he.. ? Seperti Pak Ukat, saya juga mengklasifikasikannya
 sebagai Foreland Basin : foredeepnya persis sebelah barat Lengguru Belt,
 dan platformnya jauh ke barat ke bagian barat Teluk Berau menuju Misool.

 Salawati pun adalah Foreland, tetapi ia kemudian jadi Transform Margin
 karena efek Sorong Fault dengan sangat kuat mempengaruhi cekungan ini
 sejak Pliosen.

 salam,
 awang

 Ukat Sukanta wrote:

 Kalau Bintuni Basin, kalau saya menamakannya Foreland Basin.

 -Original Message-
 From: Edward, Syafron [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Thursday, October 13, 2005 7:23 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
 RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

 Tidak usah jauh-jauh, Di Indonesia juga ada Field ditemukan di Fore-Arc
 basin yaitu Tangguh Field Papua (Bintuni Basin)

 Salam Explorasi
 edo

 -Original Message-
 From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, October 12, 2005 1:46 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
 RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

 Sekedar pertanyaan,
 bisa sedikit di sharing pengetahuannya Pak, di mana daerah/field
 (tentunya di luar Indonesia) yang sudah proven menghasilkan HC di sistem
 Fore-arc basin ini?

 dan, ada juga pertanyaan teknis yaitu: kira-kira darimana penyebab
 overpressure zone yang ada di sumur Jati-1?

 terimakasih

 On 10/12/05, Awang Satyana wrote:
 Untuk itu, saya sangat berharap bahwa Lundin Banyumas berhasil dengan
 Jati-1, sumur yang sedang dibornya di fore-arc basin Banyumas. Nah, ini
 memang sumur yang risikonya sangat tinggi tetapi BPMIGAS mendukungnya
 dengan penuh. Sebelum sampai ke titik bor Jati, mungkin ada tiga tahun
 sendiri dihabiskan untuk membangun pengetahuan geologi yang komprehensif
 untuk Banyumas fore-arc, termasuk melakukan survai seismik di Karang
 Sambung dan mencari reservoir klastik Eosen sampai ke Citarum dan Bayah.

 Kalau kita mencari contoh bagaimana berbagai studi dan survai dilakukan
 di suatu cekungan termasuk bagaimana drama pencarian partner untuk
 berbagi risiko (?) atau keberhasilan (?) sampai menggiring ke penajakan
 sebuah sumur eksplorasi, Blok Banyumas akan menjadi contoh yang baik.

 Saat ini, sumur Jati-1 tengah mengalami kesulitan menembus barier yang
 dulu juga menjadi barier sumur2 Pertamina dan menghentikannya :
 overpressured zone ! Saat diskusi dulu, itu sudah kita peringatkan,
 semoga Lundin telah cukup mempunyai solusi untuk itu.

 Di Banyumas, rembesan lumayan subur, masa kita tidak berhasil juga
 mencari si mutiara hitam ini setelah lebih dari 30 tahun ?

 Fore-arc dan intra-arc basins adalah salah satu dari sekian tantangan
 eksplorasi di Indonesia. Itu ada dalam perhatian secara khusus oleh
 BPMIGAS saat ini mengacu kepada perannya yang tertuang dalam UU Migas
 2001. BPMIGAS sedang mengubah organisasinya, dan akan ada satu bagian
 baru di dalamnya yang menangani masalah evaluasi cekungan/new venture.
 Bagian ini akan berasosiasi nantinya dengan Ditjen Migas dalam urusan
 yang sama.

 Jangan kuatir, mestinya kita telah banyak belajar dari model2 penawaran
 lahan lima tahun terakhir ini, di mana kekuatan dan kelemahannya, semua
 akan dievaluasi untuk menuju ke penawaran yang lebih baik.

 Tidak sulit memanggil service company untuk melakukan

[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins

2005-10-13 Terurut Topik Awang Satyana
Ini pertanyaan tembak langsung dan gaya manajer he..he..
 
Dalam beberapa kali kesempatan presentasi dan diskusi di depan group new 
venture yang berminat di Indonesia, setelah saya berbicara tektonik, 
stratigrafi, petroleum system dst., dst., pertanyaan dari top manager yang 
hadir selalu sama : Menurut Anda, di mana areal yang paling prospek di 
cekungan ini, di wilayah ini ? Tim geosaintis-nya, biasanya menggumam sambil 
memegang dagu masing : hmmm...
 
Dalam keterbatasan interpretasi dan data, saya berpendapat cekungan2 di barat 
Sumatra, di selatan Bayah, dan Banyumas bisa jadi pilihan pertama untuk 
eksplorasi lebih jauh cekungan tipe ini.
 
hmmm...
 
salam,
awang

Suwandi Utoro, Edi (edsuwan) [EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Awang, kalau menurut bapak dimana di Indonesia ini yang fore-arc
basinnya masih potensial untuk dieksplorasi lebih jauh ?
Terima kasih atas penjelasannya.

Salam,
Edot
  



-
 Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.

RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins

2005-10-13 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Bambang, ..rugi di bandar atuh.. kalau 15 : 85. Kan sudah ada tawaran 65 : 
35 untuk oil dan 55 : 45 untuk gas, masa masih kurang juga ?
 
Pak Zam-Zam, seperti tidak tahu saja, geologist itu punya kiat sendiri 
menghadapi manajer yang agak pintar he..he.. Lagipula, explorer itu harus 
optimis dong, apalagi sedang berjualan..
 
Hanya kalau saya selalu berpegang ini : all prospects look good until drilled !
 
salam,
awang

Bambang Murti [EMAIL PROTECTED] wrote:
Akan lebih menarik lagi, kalau misalnya, split jadi 15:85, bukan 85:15
untuk first commercial discovery saja he he he  Hwarakadahhh...pak
Awang bisa gulung koming nih ...

-Original Message-
From: Zamzam Nurzaman [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, October 13, 2005 1:51 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] RE: [iagi-net-l] Tantangan
Fore-arc  Intra-Arc Basins

Pertanyaan mungkin keluar dari manager lain seperti ini: Umumnya yang
proven di Indonesia timur, play nya mesti karbonat, apakah di daerah
yang anda sebutkan tersebut playnya bakalan sama?, bagaimana dengan
prospek turbiditnya?, bukankah di Banyumas turbiditnya malahan banyak
tersingkap?, apa akan banyak turbidit lain di area oil windows?,
Bukankah di barat Sumatra Barat (bengkulu) pernah ada bor eksplorasi di
suatu antiklin dengan play turbidit tapi kok hasilnya nihil? ..Ono opo
awaknyooo?

He..he ..h sangat menarik going to foreland basin play!

Cheers
Zammy


-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, October 13, 2005 1:32 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] RE: [iagi-net-l] Tantangan
Fore-arc  Intra-Arc Basins

Ini pertanyaan tembak langsung dan gaya manajer he..he..

Dalam beberapa kali kesempatan presentasi dan diskusi di depan group new
venture yang berminat di Indonesia, setelah saya berbicara tektonik,
stratigrafi, petroleum system dst., dst., pertanyaan dari top manager
yang hadir selalu sama : Menurut Anda, di mana areal yang paling
prospek di cekungan ini, di wilayah ini ? Tim geosaintis-nya, biasanya
menggumam sambil memegang dagu masing : hmmm...

Dalam keterbatasan interpretasi dan data, saya berpendapat cekungan2 di
barat Sumatra, di selatan Bayah, dan Banyumas bisa jadi pilihan pertama
untuk eksplorasi lebih jauh cekungan tipe ini.

hmmm...

salam,
awang

Suwandi Utoro, Edi (edsuwan) wrote:
Pak Awang, kalau menurut bapak dimana di Indonesia ini yang fore-arc
basinnya masih potensial untuk dieksplorasi lebih jauh ?
Terima kasih atas penjelasannya.

Salam,
Edot




-
Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-

--
This e-mail, including any attached files, may contain confidential and 
privileged information for the sole use of the intended recipient. Any review, 
use, distribution, or disclosure by others is strictly prohibited. If you are 
not the intended recipient (or authorized to receive information for the 
intended recipient), please contact the sender by reply e-mail and delete all 
copies of this message.

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id

RE: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS Yang Ke-3 Tahun 2005

2005-10-17 Terurut Topik Awang Satyana
Tentu saja ini berkorelasi positif. Semakin banyak eksplorasi = semakin banyak 
penemuan = semakin banyak kebutuhan tenaga geosaintis. Parameter yang no. 1 dan 
2 ada bukti statistiknya. Jadi jangan berharap banyak penemuan kalau eksplorasi 
minim.
 
Hal lain yang penting, pengalaman tiga tahun menunjukkan bahwa pemenuhan 
komitmen eksplorasi nyata (maksudnya survai seismik dan pengeboran) yang 
dilakukan perusahaan2 baru ini sangat buruk (!), bonus-bonus mesti ditagih 
berkali-kali, dan memundurkan komitmen dilakukan oleh semua perusahaan. Alasan 
pemunduran komitmen sama : kesulitan data (bisa benar/bisa sekedar alasan, yang 
jelas data adalah kambing hitam utama)
 
Saya senang perusahaan2 migas nasional serempak berani eksplorasi, tetapi kok 
tidak diikuti pemenuhan komitmen. Nah, serius gak sih mengambil blok ?
 
salam,
awang
(salah satu tugasnya : menagih komitmen2..!)

Suwandi Utoro, Edi (edsuwan) [EMAIL PROTECTED] wrote:
Bagaimana halnya dengan WKK No 3. Bengkulu, daratan dan lepas pantai
Bengkulu Endeavour Energy (Bengkulu) Pty Ltd, apakah posisinya di
fore-arc pantai barat Sumatra ? Apakah ini fore-arc basin di Bengkulu
yang menumpang pada Paleogene rift basin di bawahnya seperti yang pak
Koesoema utarakan minggu lalu ? Apabila ini adalah fore-arc basin yang
dimaksud, semoga aktivitas eksplorasinya berhasil sehingga menjadikan
fore-arc basin juga sebagai proven HC basin di Indonesia.
Makin banyak blok eksplorasi migas, makin banyak discovery dan makin
banyak kebutuhan akan geoscientist.ada korelasinya ngga yach ke-3
hal tsb ? 

Terima kasih.

Salam,
Edot 



-
 Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.

RE: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS Yang Ke-3 Tahun 2005

2005-10-17 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Eddy,
 
Menagih komitmen, menyetujui atau menolak maju/mundurnya komitmen adalah tugas 
BPMIGAS. Saat terminasi blok, BPMIGAS bekerja sama dengan DITJEN MIGAS. Setiap 
blok baru punya komitmen 3 tahun pertama yang HARUS dilakukan. Itu adalah 
komitmen2 yang diajukan investor saat menawar suatu blok. DITJEN MIGAS lah yang 
memeriksa komitmen itu wajar atau tidak, juga mempertimbangkan bonus2 yang 
ditawarkan. Lalu ditentukan pemenang. Kontrak yang menandatangani adalah Ka 
BPMIGAS dan pihak investor. Maka, mulailah pengejaran dan penagihan komitmen2 
itu. Sesuai kontrak, komitmen 3 tahun itu bisa dimajumundurkan dalam masa 
eksplorasi pertama 6 tahun. Dalam 3 tahun pertama tidak boleh alih operator 
(ini untuk mencegah perusahaan broker menjual ke perusahaan lain) - tetapi 
peraturan ini saya pikir belum efektif, broker bisa punya banyak cara. 
 
Ini penaltinya. Kegagalan memenuhi komitmen 3 tahun pertama akan menyebabkan 
pengembalian wilayah fase I di akhir tahun ke-3 akan lebih besar dari biasanya 
(biasanya 25 % luas awal, kalau gagal bisa menjadi 35-40 %) - ini juga belum 
membuat investor merasa kehilangan.
 
Penalti yang lebih besar. Saat mereka di akhir tahun ke-6 dan komitmen pasti (3 
tahun pertama itu) belum terlaksana seluruhnya, maka blok otomatis terminasi 
dan kembali ke Pemerintah, uang sejumlah komitmen 3 tahun itu harus dibayarkan 
ke Pemerintah. Bila sebagian sudah terlaksana, dan investor mau mengembalikan 
total wilayahnya, maka sisa komitmen pasti itu dalam bentuk uang harus 
dibayarkan ke Pemerintah. Investor bisa masuk ke tahun ke-7 bila sudah 
melakukan pemboran minimal 1 sumur.
 
Untuk tahun2 ke depan, BPMIGAS akan aktif ikut mengevaluasi penawaran lahan,  
menilai komitmen2 yang diajukan, dan menyusun kontrak. Ini dilatarbelakangi 
oleh banyaknya komitmen tidak wajar yang ditawarkan investor dan ternyata 
itulah pemenangnya, nah lalu BPMIGAS yang sekarang kesulitan mengejar2 dan 
menagih2 pemenuhan komitmen itu.
 
Mengundang investor dan membuat kontraknya adalah proses tarik-ulur. Pekerjaan2 
BPMIGAS pun penuh dengan proses tarik-ulur, ada saat harus keras menolak, ada 
saat terima langsung, ada saat menaruhnya di grey area dan melakukan 
modifikasi. Semua pertimbangan ini didasarkan kepada hal teknis, finansial, 
perolehan Negara, kondusif untuk investasi, tetapi mencegah sebanyak mungkin 
kebocoran. Dengan sumberdaya yang terbatas sementara puluhan investor dan lebih 
dari seratus blok yang harus diawasi dan diakomodasi, banyak yang terlewat atau 
seolah lambat. Tetapi, untuk mencapai visi dan misinya, BPMIGAS akan terus 
berusaha semakin baik. 
 
Paling tidak, apa yang menjadi kewenangan saya, akan saya lakukan semampu dan 
sebaik yang saya bisa. Saya percaya bahwa cita2 organisasi akan terbenahi 
sendiri bila semua individu di dalamnya peduli, berkomitmen untuk terus menuju 
perbaikan, kompak dan sinergis.
 
salam,
awang

Eddy Subroto [EMAIL PROTECTED] wrote:
Awang menulis (diedit):

 Saya senang perusahaan2 migas nasional serempak berani eksplorasi,
 tetapi kok tidak diikuti pemenuhan komitmen. Nah, serius gak sih
 mengambil blok ?

 salam,
 awang
 (salah satu tugasnya : menagih komitmen2..!)

Mas Awang,

Apakah ada konsekuaensi (baik administrasi maupun legal) jika janji atau
komitmen tersebut tidak dijalankan? Apakah mungkin bloknya diambil
pemerintah lagi sebelum waktunya, karena perusahaannya gagal memenuhi
komitmen tersebut, ataukan harus melalui peringatan pertama, kedua, dst.
sampai akhirnya waktu penguasaan blok itu habis? Apakah ini tugas utama
BPMIGAS atau MIGAS?

Syukur masih ada orang seperti Anda yang menempatkan salah satu tugasnya
menagih komitmen. Semoga komitmen eksplorasi ditepati, sehingga eksplorasi
semakin marak dan target negara untuk menaikkan kuota terpenuhi.

Wasalam,
EAS



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



-
 Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.

Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] RE: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS Yang Ke-3 Tahun 2005

2005-10-17 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Sena,
 
BPMIGAS sekarang sedang dalam proses mengubah organisasinya. Salah satu organ 
baru yang akan ditambahkan adalah Penawaran Lahan (setingkat divisi ? dinas ? 
masih dalam rapat2 organisasi). Organ baru ini akan bekerja sama dengan Ditjen 
Migas dalam proses tender. Harapannya, agar proses tender dan semua yang 
berhubungan dengannya lebih baik. Bagaimanapun, sebagian besar pekerja BPMIGAS 
adalah dulunya pemain juga, jadi tahu apakah komitmen itu realistis atau tidak, 
dan apakah suatu lahan itu menarik atau tidak.
 
Beban pekerjaan jelas akan bertambah. Dengan menangani operasi sekarang pun 
bisa dibilang cukup kewalahan. Penambahan SDM mestinya ada, suatu organisasi 
yang dikembangkan mestinya diikuti dengan pengembangan jumlah SDM agar fungsi 
berjalan optimal. Saya belum tahu nantinya bagaimana, yang jelas BPMIGAS juga 
nanti akan bekerja sama dengan pihak2 ketiga untuk masalah tender lahan ini, 
jadi tak selalu mesti berasal dari interen.
 
salam,
awang

Sena Reksalegora [EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Awang,
Bagaimana antisipasi BPMIGAS dengan bertambahnya
kegiatan yang harus diawasi ini, BPMIGAS tentunya akan
super sibuk apalagi dengan akan ikut terlibat dalam
proses tender bersama sama dengan Ditjen Migas. Ada
rencana untuk penambahan SDM kah?

-Sena

--- Awang Satyana wrote:

Dengan sumberdaya yang terbatas sementara
 puluhan investor dan lebih dari seratus blok yang
 harus diawasi dan diakomodasi, banyak yang terlewat
 atau seolah lambat. 



__ 
Yahoo! Music Unlimited 
Access over 1 million songs. Try it free.
http://music.yahoo.com/unlimited/

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



-
 Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.

Re: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS Yang Ke-3 Tahun 2005

2005-10-17 Terurut Topik Awang Satyana
Oki,
 
Mekanismenya lagi dirapatkan antara Dep ESDM dan Dep Keu.
 
salam,
awang

oki musakti [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kalau memang ada KPS yang nyata-nyata mangkir dari komitmen kontraknya, apakah 
bisa pemerintah menagihnya lewat kantor piutang negara, badan arbitrasi, 
perusahaan anjak piutang atau bahkan debt collector yang seren-serem itu ?

Kalau berhasil kan lumayan, siapatahu bisa mengurangi beban subsidi BBM.

Salam
Oki 

Awang Satyana wrote:
1. Monetisasi penemuan minyak dan gas, alias memproduksi migas hasil penemuan 
baru, perlu waktu lama, lebih dari lima tahun untuk lapangan2 besar, untuk 
lapangan2 kecil yang merupakan satelit suatu lapangan bisa di bawah dua tahun. 
Lalu, kontrak2 baru itu bisa dibilang 80 % memundurkan pelaksanaan komitmennya. 
Monetisasi yang makan waktu lama dan pemunduran komitmen pekerjaan telah 
membuat kontrak baru yang ditandatangani tidak sejalan dengan peningkatan 
produksi minyak Indonesia. Lebih parah lagi, saat kontrak2 baru ditandatangani, 
realisasi eksplorasi tahun ini jelas tidak akan mencapai 100 %, saya bahkan 
meragukan lewat 60 % pun tidak ! Ini karena KPS2 besar dan lama membatalkan 
komitmen eksplorasinya dan menggantinya dengan sumur2 produksi (karena harga 
minyak bagus) dan alasan2 lain, serta KPS2 kecil dan baru memundurkan 
komitmennya. Kami tentu selalu mengejar dan menagih komitmen2 itu, tetapi 
itulah, jelas tak akan 100 %. Seharusnya kita sama-sama menyadari : barang sia
pa tidak
berinvestasi melalui eksplorasi jangan berharap produksi lima tahun ke depan 
akan menggembirakan, bahkan akan semakin parah.

2. KPS2 baru serempak menyatakan paket data yang disediakan Migas di 
bid-document tidak lengkap, menelusurinya ke mana adalah seolah berjalan di 
rimba belantara yang gelap. Maka, semua KPS baru serempak di program tahun 
pertamanya mengajukan pembelian data. Data berhamburan di mana-mana, di service 
companies pun ada. Tetapi Migas membuat peraturan, data harus dibeli di lembaga 
di bawah Migas (Patra Nusa Data), bila dibeli di luar tidak sah dan mungkin 
akan terancam non-cost recovery. Nah, di PND tak mudah juga menemukan data itu 
karena mungkin masih dipegang Pertamina, KPS2 lama, dsb. dsb. Sulit. Pak 
Prasidha dari PND silakan mengklarifikasi.

3. Profil perusahaan si bidder diteliti Migas, tahun-tahun pertama kecolongan, 
memang broker yang menang, dan menjualnya ke perusahaan lain. Tahun2 terakhir 
broker semakin berkurang walaupun tak bisa dihilangkan sebab broker dengan 
mudah berganti baju dan bisa pinjam perusahaan lain yang mapan. Perusahaan2 
lain memang serius tetapi kesulitan finansial. Mereka terlalu berani langsung 
terjun menjadi KPS, harusnya bertahap mengerjakan lapangan2 tua, brown field, 
dulu baru eksplorasi dalam kontrak KPS. Yang mengherankan, blok yang sangat 
tinggi risikonya pun, yang KPS2 besar dan asing tidak berani, diambil juga, 
nah...sudah dua tahun mereka mandeg, studi pun tidak, apalagi seismik, apalagi 
bor..

Penandatanganan blok2 baru selalu menggembirakan, tetapi itu kalau diteruskan 
dengan pemenuhan komitmen yang serius. Dalam masa eksplorasi pertama 3-6 tahun 
mereka memang boleh memajumundurkan komitmen, nah saat mau masuk tahun ke-7 
akan banyak yang berguguran, diterminasi oleh kontraknya sendiri ! Nah, 
alangkah sayangnya lahan eksplorasi dipegang suatu perusahaan tetapi 6 tahun 
ditidurkan !

salam,
awang


-
Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.

-
 Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.

RE: [iagi-net-l] BERITA DUKA

2005-10-18 Terurut Topik Awang Satyana
Selamat jalan Pak Ismail, semoga amal ibadah Bapak diterima oleh Yang 
Mahakuasa, dan keluarga serta sanak saudara yang ditinggalkan diberikan 
ketabahan. Almarhum termasuk yang mengembangkan geologi marin di Indonesia, 
tulisan2nya tentang geologi marin bisa ditemukan di publikasi2 P3G dan IAGI 
akhir tahun 1970an dan awal 1980an. Semoga karyanya tetap bisa mencerdaskan 
bangsa...
 
salam,
awang
 

Sekretariat Pengurus Pusat [EMAIL PROTECTED] wrote:
Salam sejahtera,

Seluruh PP-IAGI dan Staff Sekretariat IAGI turut berdukacita atas
meninggalnya Bapak Ismail Usna. Semoga Keluarga yang ditinggal
mendapatkan ketabahan atas kejadian ini, serta diberi keteguhan iman
dalam menjalani kehidupan tanpa kehadiran Suami/Bapak/Kakek/Saudara di
sisi keluarga.

Bapak Ismail Usna adalah anggota IAGI nomer 0040.

Salam
benz

-Original Message-
From: Yahdi Zaim [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 18 Oktober 2005 11:45
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] BERITA DUKA

Assalamualaikum W.W.,

Teman2 IAGI-Net,
Baru saja saya mendapat berita dari Dr. Fachroel Aziz - P3G/GRDC yang
mengabarkan bahwa Bapak Ismail Usna, telah meninggal dunia tadi malam
sekitar jam 22 WIB, dan pagi ini Almarhum telah dimakamkan di Pemakaman
Sirnaraga-Bandung. Pak Ismail Usna adalah alumni Senior Akademi Geologi
dan Pertambangan (AGP) dan pernah menjabat sebagai Direktur/Kepala Pusat
Pengembangan Geologi Laut (PPGL - Marine Geology).
Dihari dan bulan yang penuh berkah ini, semoga amal ibadah almarhum
diterima Allah SWT. Amiin.

Innalillaahi wainnailaihi raajiuun,

Wassalam,

Yahdi Zaim
Departemen Teknik Geologi
FIKTM - ITB,
Jl. Ganesa no. 10,
BANDUNG
Telp (+Fax) ;022.250.21.97


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



-
 Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.

Re: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS Yang Ke-3 Tahun 2005

2005-10-18 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Noor,
 
Rambu2 di kontrak yang membuat kita sulit menterminasi sebelum waktunya. Nah, 
sebaiknya pembuat kontrak blok2 baru belajar dari kegagalan pemenuhan komitmen 
semacam ini, bahkan dari perbonekan ini. 
 
Tetapi, kalau antara pembuat kontrak dan pengawas pelaksanaan kontrak tidak 
satu atap, bagaimana kita bisa belajar atau berkomunikasi dengan baik ? Untuk 
itulah, BPMIGAS harus terlibat jauh dalam penyusunan kontrak. 
 
salam,
awang

Noor Syarifuddin [EMAIL PROTECTED] wrote:
From: Awang Satyana 
Yang mengherankan, blok yang sangat tinggi risikonya pun, yang KPS2 besar
dan asing tidak berani, diambil juga, nah...sudah dua tahun mereka mandeg,
studi pun tidak, apalagi seismik, apalagi bor..


Wah tidak hanya di sepak bola, urusan KPS pun ada boneknya juga
yah..kalau udah gini ya mosok musti nunggu sampai masuk tahun ke-7 pak
Awang..?





-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



-
 Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.

RE: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS Yang Ke-3 Tahun 2005

2005-10-18 Terurut Topik Awang Satyana
Peraturan2 harus dibuat sebagai bagian dari bisnis. Peraturan2 dikembangkan 
dari peraturan2 lama karena terdapatnya kelemahan di peraturan2 lama. Di luar, 
terlihatnya seperti birokrasi semakin panjang. Di dalam, kami melihat gaya 
permainan investor macam-macam, dari yang santun sampai yang seperti 
koboi.Maka, harus ada peraturan, yang diberlakukan adil. Kalau pembiayaan 
proyek bisa ditekan, kenapa dibiarkan tetap tinggi ? Catatan tiga tahun ini : 
cost recovery yang ditagihkan investor ke Negara meningkat tajam, dengan 
gradien lebih besar dari gradien penurunan produksi dan gradien penurunan 
penemuan eksplorasi. Maka, ini harus dibenahi, nampak di luar sebagai birokrasi.
 
Kontraktor baru mulai sekarang memang harus diikat secara finansial, bid-bond 
dan bank guarantee sudah diberlakukan di kontrak2 baru.
 
salam,
awang

Yanto Salim [EMAIL PROTECTED] wrote:
Mudah-mudahan usul Pak Kusuma ini tidak menambah ruwetnya birokrasi yang
sekarang ini makin panjang dan ber kelok-kelok sehingga efisiensi
menjadi tanda Tanya besar. Karena yang Birokrat mengaku membela Uang
Negara, yang Investor menjerit atas kelambanan dan biaya biaya yang
makin lama makin besar.

-Original Message-
From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, October 18, 2005 8:13 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS Yang Ke-3 Tahun 2005

Mengapa sih untuk menjamin bahwa tagihan2 itu dipenuhi, tidak diharuskan

menaruh bid bond saja sebelum penanda-tanganan KKS dilaksanakan?

- Original Message - 
From: Eddy Subroto 
To: 
Sent: Tuesday, October 18, 2005 7:18 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS Yang Ke-3 Tahun 2005


 Awang menulis (diedit):

 Saya senang perusahaan2 migas nasional serempak berani eksplorasi,
 tetapi kok tidak diikuti pemenuhan komitmen. Nah, serius gak sih
 mengambil blok ?

 salam,
 awang
 (salah satu tugasnya : menagih komitmen2..!)

 Mas Awang,

 Apakah ada konsekuaensi (baik administrasi maupun legal) jika janji
atau
 komitmen tersebut tidak dijalankan? Apakah mungkin bloknya diambil
 pemerintah lagi sebelum waktunya, karena perusahaannya gagal memenuhi
 komitmen tersebut, ataukan harus melalui peringatan pertama, kedua,
dst.
 sampai akhirnya waktu penguasaan blok itu habis? Apakah ini tugas
utama
 BPMIGAS atau MIGAS?

 Syukur masih ada orang seperti Anda yang menempatkan salah satu
tugasnya
 menagih komitmen. Semoga komitmen eksplorasi ditepati, sehingga
eksplorasi
 semakin marak dan target negara untuk menaikkan kuota terpenuhi.

 Wasalam,
 EAS



 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
 (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
 Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
 Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
 Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
 Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau 
 [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
 Komisi Database Geologi : Aria A.
Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
 -

 


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. 

Re: [iagi-net-l] Fwd: Coalbed methan

2005-10-18 Terurut Topik Awang Satyana
Penjelasannya akan panjang, untuk cepatnya merujuk saja ke paper di 28th Annual 
Convention IPA 2001 oleh Scott Stevens dan Kartono Sani, Coalbed Methane 
Potential of Indonesia : Preliminary Evaluation of a New Natural Gas Source. 
Itu paper yang komprehensif dan gampang diikuti dan yang penting mudah dicari.
 
salam,
awang

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
wah pas ada yg mau tanya nih ttg coalbed methan
ada yg bisa bantu aku ?
thx

RDP

-- Forwarded message --
From: Andy Kristianto 
Date: Oct 18, 2005 11:45 PM
Subject: Coalbed methan
To: [EMAIL PROTECTED]


Yth. Bpk rovicky
ditempat.


Mohon maaf jika menggangu kesibukan bapak.

Perkenalkan, nama saya andy kristianto, mahasiswa dari
geofisika UGM.
Begini pak, saya ingin menanyakan beberapa hal
mengenai coalbed methane.
1. Bagaimana proses pembentukan coalbed methane itu
pak?
2. Kemudian, seberapa besar cadangan coalbed methan di
indonesia pak?
3. Apakah di indonesia sudah banyak penelitian
mengenai coalbed metan pak?
4. Yang terakhir kira-kira prospek kedepannya seperti
apa pak?

Demikian beberapa hal yang ingin saya tanyakan, atas
perhatiannya saya ucapkan terima kasih.


Regards,

Andy Kristianto
Geofisika UGM
[EMAIL PROTECTED]



__
Start your day with Yahoo! - Make it your home page!
http://www.yahoo.com/r/hs


--
Education can't stop natural disasters from occurring,
but it can help people prepare for the possibilities ---

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



-
 Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.

Re: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS Yang Ke-3 Tahun 2005

2005-10-18 Terurut Topik Awang Satyana
Ferdi,
 
Masalah keamanan dan stabilitas politik, dari pengalaman, jarang punya efek 
langsung ke iklim investasi. Di berbagai sektor, kita lihat investasi tetap 
berjalan, walaupun sempat menurun secara drastis saat pergantian pemerintahan 
Mei 1998 itu, itu lebih karena shock, tetapi cepat pula naik kembali. Dibanding 
beberapa negara di Afrika, Indonesia jelas secara politik lebih stabil
 
Yang membuat perusahaan multi-nasional tidak masuk adalah : port-folio mereka 
sendiri secara korporat berubah, otonomi daerah saat ini di beberapa tempat 
malah membuat panjang birokrasi, dan tidak sepahamnya pemerintah pusat dan 
daerah dalam mengeluarkan peraturan2.
 
Contoh terbaru. Masyarakat Lengguru di Blok Sareba Lundin mendukung eksplorasi 
migas di situ. Tetapi, surat baru saja dikeluarkan oleh Menteri Kehutanan bahwa 
sebagian eksplorasi Blok Sareba total tak bisa dilakukan karena masuk ke 
kawasan hutan lindung. Nah, struktur paling bagus di Lengguru itu, yang punya 
rembesan minyak,  tak bisa diapa-apakan. Itu keputusan setelah 4 tahun berjuang 
!
 
Pertanyaannnya : (1) kalau itu kawasan hutan lindung/taman nasional kenapa 
diblok dong ? (2) kalau itu kawasan pertambangan kenapa hutannya tiba2 
dilindungi ? 
 
Contoh klasik lain : Blok Warim sudah ada di situ jauh sebelum Taman Nasional 
Lorentz ditetapkan PBB sebagai warisan dunia.
 
salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:

Pak Awang

kalau saya denger - denger

Apakah benar bahwa priority Indonesia dalam hal investasi menurun dengan
kondisi Indonesia yang seperti ini...
Kemarin sempat ngobrol dengan beberapa teman expat...ada kecendrungan
ketakutan dari pihak asing untuk berinvestasi di Indonesia karena alasan
keamanan
terutama setelah bom bali yang ke 2...dan banyaknya berita tentang extrem
kanan di mana - mana .
Banyak dari mereka melihat bahwa pemerintah sudah tidak dapat mampu
mengendalikan keamanan lagi di dalam negeri.
Sehingga selain risiko geologi (frontier area ) juga alasan keamanan
Karena kalau hanya alasan geologi..Total banyak masuk juga ke daerah yang
lebih frontier di seluruh dunia (angola,rusia, norwegia) dsb..

Tolong kalau reply juga ke [EMAIL PROTECTED], karena saya sering
tidak bisa terima email dari yahoo di email kantor...

Regards

Kartiko-Samodro
Telp : 3852



|-+
| | Noor |
| | Syarifuddin |
| | | | adoo.fr |
| | |
| | 19/10/2005 12:55 |
| | AM |
| | Please respond to|
| | iagi-net |
| | |
|-+
|
| |
| To: |
| cc: |
| Subject: Re: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS Yang Ke-3 Tahun 2005 |
|




From: Awang Satyana 
Yang mengherankan, blok yang sangat tinggi risikonya pun, yang KPS2 besar
dan asing tidak berani, diambil juga, nah...sudah dua tahun mereka mandeg,
studi pun tidak, apalagi seismik, apalagi bor..


Wah tidak hanya di sepak bola, urusan KPS pun ada boneknya juga
yah..kalau udah gini ya mosok musti nunggu sampai masuk tahun ke-7 pak
Awang..?





-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)
-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-






This e-mail (including any attached documents) is intended only for the
recipient(s) named above. It may contain confidential or legally
privileged information and should not be copied or disclosed to, or
otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient,
please contact the sender and delete the e-mail from your system.




-
 Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.

Re: [iagi-net-l] Data, PND - NDC

2005-10-20 Terurut Topik Awang Satyana
Hati-hati membaca dan menginterpretasikan regulasi. PP 35/2004 Pasal 14, 18 
menetapkan bahwa Kontraktor-lah yang berhak menyimpan dan mengelola data yang 
diperolehnya itu selama jangka waktu kontrak. Kontraktor bisa menunjuk pihak 
lain untuk pengelolaan itu setelah disetujui Menteri. 
 
Kalau kontraktor itu 30 tahun ada di suatu daerah, bisa tidak datanya dimiliki 
umum kan kerahasiaan data berakhir paling lama setelah 10 tahun sejak 
diperolehnya ? Ini tidak diatur PP 35/2004.
 
Kerahasiaan data. Pasal 23 mengatur masa kerahasiaan data. Jangan langsung 
diartikan bahwa setelah masa kerahasiaan data habis maka  data itu milik umum, 
siapa pun boleh mengaksesnya, termasuk individu2. Coba baca Penjelasan atas PP 
35/2004. Penjelasan Pasal 23 ayat (2) Masa kerahasiaan Data dihitung sejak 
status Data Dasar, Data Olahan dan Data Interpretasi ditetapkan oleh 
Pemerintah (Data log Wiriagar Deep memang sudah  10 tahun yang lalu umurnya, 
tetapi ada tidak penetapan Pemerintah kapan data ini ditetapkan sebagai data 
dasar ? - saya kira tidak/belum ada).
 
Kalau Kontraktor habis masa kerjanya, semua data tidak rahasia lagi, dan 
seluruhnya dikembalikan ke Pemerintah (Pasal 23 ayat 3). Apakah sesudah ini 
maka data menjadi milik umum ? Saya menafsirkannya tidak. Coba lihat penjelasan 
ayat ini. Hanya pihak yang berkepentingan dalam Eksplorasi dan Eksploitasi yang 
bisa mengaksesnya. Kalau data sehabis total relinquishment dilempar ke pasar 
data, maka itu jadi milik umum, kalau ke Pemerintah ? Ya milik Pemerintah, 
tetapi dapat diakses.

Boleh disebut, kepemilikan data menjadi domain umum, bebas, terbuka, bisa 
diakses siapa pun, tak diatur oleh PP 35/2004. 
 
Saya tahu kok, sebagian besar Kontraktor tidak rela data aktifnya dimiliki 
Kontraktor lain yang merupakan pesaingnya. Untuk urusan transfer data, 
penggunaan data aktif dll harus ada confidentiality agreement-nya. Untuk 
itulah, masalah data memang harus diatur Pemerintah. 
 
Catatan lain : PP 35/2004 tidak membatalkan aturan2 lain soal data yang pernah 
dikeluarkan lewat SK Menteri. Memang hirarkinya, PP lebih tinggi dari SK, 
tetapi pembatalan itu kalau ada harus disebutkan.
 
Kesimpulan : Abah, harus ada penetepan Menteri dulu kalau mau menyebut data 
Wiriagar Deep-1 tidak rahasia lagi - itu implikasi Penjelasan PP 35/2004

 
salam,
awang
 
(Data milik umum hanyalah data yang ada di publikasi-publikasi. Itu boleh 
digunakan siapa saja dan tak perlu minta izin siapa pun. Maka, publikasikanlah 
banyak-banyak biar pengetahuan menyebar ke mana-mana)

[EMAIL PROTECTED] wrote:
Vick , jadi sebenarnya aturannya sudah ada.
Sebagai contoh log log dari sumur sumur Wiriagar Deep , yang akan mensuplai
gas ke Tangguh , sekarang ini sudah bukan rahasia negara lagi ya !
(apa iya pak Awang ?)

Dus (cwuiiw) baca dulu deh PP 35 / 2004 .

Si Abah.

Kalau saya liat sepintas dari diskusi soal data ini ternyata persoalan
 data ini paling tidak ada dua hal yg mungkin tidak terpisahkan.
 Yaitu, persoalan kearsipan (archieving) dan persoalan yuridis (legal).
 Serta format data kalau mau ditambahkan, bagi yg konsen dengan
 database di kantornya tentunya faham dengan yg ketiga ini.

 Persoalan data terbuka dan tertutup ini bukan hanya soal birokrasi
 tetapi soal yuridis (legal). Persoalan data open (vs closed file
 policy) ini memerlukan undang-undang khusus ttg kearsipan negara.
 Termasuk diantaranya boleh tidaknya data ini dibawa ke Luar Negeri.
 Termasuk peraturan membawa sampel ke Luar Negeri. Seperti yg ditulis
 Pak liamsI sebagai Rahasia Negara.
 Jadi kalau mau menginginkan openfile policy (data terbuka) harus
 melalui perUUan. Jalannya tentunya cukup panjang, perlu pemikiran
 banyak termasuk soal kesiapan dari hankam dll.

 Usaha yg dilakukan PND dan NDC, sepertinya hanya merupakan usaha
 pengumpulan, penyimpanan, serta pengembilan (retrieving) secara umum
 barangkali bisa disebut kearsipan archieving (cmiiw). Tentusaja
 PND-NDC memerlukan biaya pada waktu pengumpulan, penyimpanan dll yg
 akhirnya juga memberikan harga pada data-data itu. Ya akhrirnya sulit
 kalau membuat mereka utk tidak profit oriented. Namun karena data
 tertutup saat ini menyebabkan beberapa kesulitan dalam pemanfaatannya.
 Saya yakin maksud pembentukan PND dan NDC ini utk mempermudah
 walaupun masih juga tidak mudah, let say it just a process.
 Namun yg menjadi permasalahan kali ini adalah bahwa Closed file Policy
 lah yg harus diregulasi. Jadi usaha PND dan NDC akan menjadi usaha
 private dalam penyediaan data, dan seandainya dengan openfile policy
 maka akan semakin banyak broker-broker data.

 Dalam closed file policy penyedia data ini akan mendapat hak khusus,
 sedangkan dalam open file policy setiap orang bisa saja memilikinya.

 Dari hasil diskusiku dulu dengan temen yg tahu lebih banyak soal data
 terbetik bahwa sebetulnya ini kembali kepada definisi kita (negara,
 dan pemerintah, dan masyarakat itu sendiri) terhadap penting/tidaknya
 suatu informasi (dalam bentuk mentahnya data). Apakah itu 

Re: [iagi-net-l] Data, PND - NDC sebuah urun rembug

2005-10-20 Terurut Topik Awang Satyana
Data sebesar apa pun bisa dengan mudah berpindah tangan via kemajuan teknologi. 
Seolah, peraturan-peraturan yang mengatur kerahasiaan dan kepemilikan data tak 
ada artinya apa-apa. Betul. Tetapi, harus diingat : itu melanggar peraturan2 
Pemerintah yang berlaku. Maka, terpulang ke diri masing2 : apakah kita senang 
menggunakan data yang sebenarnya dilarang oleh aturan2 Pemerintah ? Aturannya 
ada, memang data di kita masih closed-system, tetapi begitulah yang sekarang 
berlaku. Nanti2 ?, kan belum tentu selamanya begitu, siapa tahu nanti bisa 
open-policy.
 
salam,
awang
 
Taufik Manan [EMAIL PROTECTED] wrote:
Setahu saya mahasiswa kalau KP atau riset skripsi /
tesis di suatu perusahaan berhak mendapatkan data yang
dibutuhkannya tanpa membayar asal menjaga kerahasiaan
data dan penggunaannya disetujui perusahaan tsb. Tapi
memang nama seismic line, well and area dirahasiakan /
disamarkan. Mungkin ini peraturan pemerintah
(Pertamina / BP MIGAS).

Juga kalau kita mau presentasi data GG baik di forum
ilmiah nasional / internasional harus ada persetujuan
perusahaan tsb dan/atau instansi pemerintah (Pertamina
/ BP MIGAS).

Tentang Data di PND dan NDC, dulu di bawah Koordinasi
PUSDEP PERTAMINA. PND sudah berusaha mengelolanya
secara profesional, namun harus diakui masih banyak
kekurangannya dan butuh koreksi dari semua pihak. Juga
dukungan data dari sumber-sumber lainnya.

IPA dengan salah satu bagiannya, Data Management
pernah punya kerja sama dengan MIGAS untuk mengelola
Migas Data Management (dimana salah seorang
pengurusnya, Bapak Nur Darodjat pernah terlibat dalam
aktifitasnya). Saya tidak tahu bagaimana sekarang
perkembangannya (mungkin bisa diberikan penjelasan
oleh Pak Nur Darodjat).

Pada peraturan data management yang ada (yang saya
tahu dan mungkin sekarang berubah), jenis data ada
yang bersifat terbuka dan tertutup. Yang terbuka sudah
diserahkan ke PND dan dapat dipublikasikan, minimal
meta datanya sedangkan yang tertutup masih dalam
analisis kepentingan perusahaan yang punya area tsb.
Tapi setahu saya setiap laporan data, harus diserahkan
ke Pertamina (dulu) dan BP MIGAS (sekarang). Mungkin
yang perlu diperhatikan adalah kerahasiaan data
seperti dalam PP 35 / 2004 pasal 22 dan 23. Apakah
sudah dijalankan dengan benar ? Ini kunci
permasalahannya karena ada data yang masih disimpan di
perusahaannya lebih lama dari peraturan itu.

Masalah data sekurity memang merupakan isu yang rentan
karena kemajuan teknologi dapat menyebabkan data
berpindah dengan cepat melewati batas geografis. Juga
teknologi penyimpanan data dalam tape high medium,
seperti cartridges / DLT, dapat memuat banyak data
sampai lebih dari 40 GB dengan bentuk yang kecil
sampai mudah ditaruh di kantung baju / celana.

Data dasar juga cukup rentan, bila diproses di luar
negri atau dikirimkan ke HQ Perusahaan di luar negri.
serta saya percaya banyak data kita yang masih di luar
negri ketika dulu diproses sebelum tahun 1980-an
(belum ada processing center di Indonesia saat itu).

Mungkin sementara ini yang bisa di share ke forum.

Salam

TAM
yang waktu tesis mempergunakan data luar negri yang
lengkap dan tidak bayar serta tidak perlu izin
pemerintah (kecuali izin dari dosen pembimbing kampus)

--- Minarwan wrote:

 Asyik nih Pak kalau data sudah tidak rahasia lagi.
 Bagaimana yah cara membeli data ini dengan murah
 (murah artinya 
 terjangkau kantong mahasiswa)?
 Daripada beli data Australia kan mendingan beli data
 dari Natuna Barat 
 sana (misalnya) atau Jawa Baratlaut atau Salawati
 sana.
 
 Min
 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
  
  Mengenai masa kerahasiaan data :
  Pasal 23 :
  (1) Data dasar ,Data Olahan dan Data interpetasi
 sebagaimana dimaksud
  dalam Pasal 22 bersifat rahasia untuk JANGKA WAKTU
 TERTENTU.
  (2) Masa kerahasiaan Data sebagaimana dimaksud
 dalam ayat (1) adalah :
  a. Data dasar ditetapkan 4 (empat) tahun.
  b. Data olahan ditetapkan 6 (enam) tahun
  c. Data interpetasi, ditetapkan 8 (delapan)
 tahun.
  
  Vick , jadi sebenarnya aturannya sudah ada.
  Sebagai contoh log log dari sumur sumur Wiriagar
 Deep , yang akan mensuplai
  gas ke Tangguh , sekarang ini sudah bukan rahasia
 negara lagi ya !
  (apa iya pak Awang ?)
  
  Dus (cwuiiw) baca dulu deh PP 35 / 2004 .
  
  Si Abah.
  




__ 
Yahoo! Music Unlimited 
Access over 1 million songs. Try it free.
http://music.yahoo.com/unlimited/

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. 

Re: [iagi-net-l] Data, PND - NDC sebuah urun rembug

2005-10-20 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Rovicky,
 
Secara pribadi (bukan membawa BPMIGAS), saya lebih suka open-file policy. 
Hanya, tetap harus ada aturan2 yang mengatur pembatasannya dalam arti data itu 
tidak disalahgunakan pihak2 yang tidak berkepentingan. Saya yakin, sekarang pun 
secara tidak resmi data sudah terbuka via transparansi teknologi informasi - 
hanya sembunyi-sembunyi, back-street, black market.
 
Sebuah analogi. Dulu, 15-20 tahun yang lalu, saat saya sering mangkal di 
perpustakaan P3G, Direktorat Geologi Bandung, sistem perpustakaannya tertutup 
(closed-file policy). Orang hanya menelusuri katalog2 di empat lemari, mencatat 
kodenya, dan memberikannya ke salah satu dari empat pustakawan yang ada di 
situ. Bisa dibilang, 90-100 % laporan/jurnal/buku yang kita perlukan ada. Lalu, 
4 tahun yang lalu, saat berkunjung lagi ke sana untuk keperluan pencarian data, 
perpustakaan P3G telah menganut sistem terbuka (open-file policy) entah sejak 
kapan. Banyak lemari dan rak di situ berisi laporan2, jurnal2, buku2. Orang 
bebas saja mengambilnya, membawanya ke meja, dan mempelajarinya. Kalau perlu 
difotokopi, ada di situ, tinggal membayar sesuai aturan yang berlaku. Tetapi, 
saya tak menemukan kelebihan yang signifikan dengan membuka sistem ini, malahan 
banyak laporan penting dan klasik, hasil geoloog-geoloog Belanda dan ahli2 
geologi pertama Indonesia rusak dan tak lengkap lagi. Begitu
  pun
 jurnal dan buku, tak terawat - entah dimakan usia entah karena sudah terbuka. 
Kesimpulan saya saat itu : pembukaan sistem menurunkan mutu koleksi. Kelebihan 
sistem terbuka hanya satu : lebih mudah menelusuri laporan yang dicari, 
dibandingkan penelusuran via kartu2 katalog.
 
Dan, siapa yang berani menjamin bahwa koleksi2 itu tak akan hilang ?  Apalagi, 
pengamanan koleksi P3G bukan faktor yang diperhatikan kelihatannya.
 
Nah, begitulah, maksud saya, sistem open atau closed-policy punya plus minusnya 
masing2.
 
salam,
awang
 


Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
On 10/20/05, Awang Satyana wrote:
 Data sebesar apa pun bisa dengan mudah berpindah tangan via kemajuan 
 teknologi. Seolah, peraturan-peraturan yang mengatur kerahasiaan dan 
 kepemilikan data tak ada artinya apa-apa. Betul. Tetapi, harus diingat : itu 
 melanggar peraturan2 Pemerintah yang berlaku. Maka, terpulang ke diri masing2 
 : apakah kita senang menggunakan data yang sebenarnya dilarang oleh aturan2 
 Pemerintah ? Aturannya ada, memang data di kita masih closed-system, tetapi 
 begitulah yang sekarang berlaku. Nanti2 ?, kan belum tentu selamanya begitu, 
 siapa tahu nanti bisa open-policy.

 salam,
 awang

Bagaimana pendapat BPMigas atau pak Awang pribadi tentang open vs
closed file policy ?
Apakah peraturan saat ini memang memebratkan atau mempersulit
pencapaian goal dari target2 BPMigas sendiri, termasuk pemenuhan
komitment (krn penangguhan dg alasan data) impact pencapaian jumlah
discovery dll.
Kalau datanya terbuka tentunya daerah konsesi tidak harus luas2
banget. Kan pendapatan pajak lewat luas area juga akan terpengaruh
(wah blm apa2 mikir pajak deh gwe :) surri ).
Juga kalau data2 diketahui musuh kan bisa bahya utk dicaplok

Sebagai scientist tentunya banyak yg menginginkan openfile policy,
tetapi sisi lain tentunya ada yg harus dipertimbangkan. Termasuk
misalnya kesiapan kita seandainya terbuka jangan2 persh asing malah
lebih kuat yg mengelola data kita. Aku berharap seandainya nantinya
terbuka, maka PND dan NDC (MDM) akan menjadi usaha nasional paling
lengkap ketimbang yg lain dr LN, kan mereka sudah berjalan (start)
lebih dahulu :).

RDP

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



-
 Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.  

Re: [iagi-net-l] Data, PND - NDC - yg berhak menjual data hanya PND setahu saya

2005-10-20 Terurut Topik Awang Satyana
Rekan-rekan, 
 
Sebuah klarifikasi. PND hanya mengelola data di open area, yaitu data yang ex 
relinquishment area. Maka, data yang sudah lewat masa rahasianya, tetapi masih 
di wilayah PSC/JOB yang aktif, tetap kepunyaan Negara yang dikelola PSC/JOB 
tersebut dan tidak untuk diperjual belikan. Bisa diperjualbelikan via data 
trade antar PSC/JOB dengan persetujuan Negara. Data aktif ada dalam pengawasan 
BPMIGAS dan BPMIGAS tidak memperjualbelikan data. Data non-aktif (relinquished 
area, open area) ada dalam pengawasan MIGAS (yang menunjuk PND sebagai 
pengelolanya) dan itu bisa diperjualbelikan dengan aturan2 tertentu.
 
salam,
awang

Harry Kusna [EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Rovicky ysh., 

Dalam peraturan MDM, data bisa berubah statusnya menjadi open setelah suatu 
perioda tertentu, bergantung dari jenis data-nya, misalnya untuk:
- data dasar seperti data2 hasil survey langsung, akan menjadi open data 
setelah 4 tahun
- data hasil proses (processed data), akan menjadi open data setelah 6 tahun
- dan data hasil interpretasi (interpretive data), akan menjadi open sesudah 8 
tahun

Tetapi walaupun data tsb sudah menjadi open, yang berhak untuk 
menjual/mendistribusikan data tsb adalah hanya PND, institusi yg ditunjuk oleh 
pemerintah untuk hal ini. Jadi walaupun KPS yang bersangkutan mempunyainya, KPS 
tsb tidak berhak untuk menjual/mendistribusikan data tsb ke pihak lain. 
Demikian yg saya mengerti, dan mohon koreksinya jika saya salah. 
Terimakasih.

Wassalam,
Harry Kusna



Rovicky Dwi Putrohari wrote:
Wah kalau memang begitu berarti kita sudah boleh memiliki data-data
sumur tatangga ya ?
Apakah kita juga diperbolehkan memperjual belikan data ini juga ?
Misalnya saya membeli log/seismic kemudian saya interpretasikan dan
saya jual hasil interpretasi saya boleh nggak ?

RDP

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



-
Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.

-
 Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.  

Re: [iagi-net-l] ketebalan satu sequence karbonat

2005-10-20 Terurut Topik Awang Satyana
Itu akan sangat bergantung kepada kondisi lokal dan setting paleogeografinya. 
Di Cekungan Jawa Timur misalnya, karbonat Kujung berkembang di dua 
paleogeografi : (1) land attached platform - semua karbonat Kujung yang 
sekarang di offshore East Java Sea (contoh Kodeco West Madura, COPI Ketapang, 
Anadarko NE Madura), dan (2) offshore isolated platform - semua karbonat yang 
sekarang ada di onshore Jawa Timur (contoh Exxon-Pertamina Cepu, 
Petrochina-Pertamina Tuban, Husky BD).
 
Kondisi lokal akan mempengaruhi ada berapa systems tract di bawah MFS. Semakin 
lengkap systems tract-nya (LST, TST) tentu akan menambah tebal sekuen 
karbonatnya. Pengalaman melakukan seismic sequence stratigraphy di East Cepu 
High menunjukkan tebal satu sekuen (yang dibatasi dua SB) rata-rata sekitar 100 
- 150 ft, tetapi bisa  200 ft. Saya yakin, ketebalan ini akan lebih tipis di 
sistem land-attached platform karena di East Cepu High semua karbonat tumbuh 
sebagai pinnacle.
 
salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:

Man-Teman

Mau nanya.

kalau pengalaman rekan - rekan seberapa tebal maksimum karbonat (umumnya )
sebelum tertutup oleh 1 regional MF?

Regards

Kartiko-Samodro
Telp : 3852



This e-mail (including any attached documents) is intended only for the
recipient(s) named above. It may contain confidential or legally
privileged information and should not be copied or disclosed to, or
otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient,
please contact the sender and delete the e-mail from your system.



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



-
 Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.  

Re: [iagi-net-l] Data, PND - NDC

2005-10-20 Terurut Topik Awang Satyana
Abah,
 
Tidak ada aturan masa kerahasiaan data berlaku untuk data aktif KPS. Jangan 
ditafsirkan bahwa masa habis kerahasiaan data itu mengena ke KPS aktif, itu 
mengena ke data nonaktif. Yang namanya UU, PP memang suka dibuat tidak 
hitam-putih, tetapi lebih sering abu-abu. Ada juklak berikutnya yang hitam 
putih dan soal data MIGAS sudah mengeluarkan beberapa aturan. 
 
salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:

Awang

Kalau ini juga kalau penafsiran Anda benar , maka kembali lagi
sistim / pemikiran ambivalent Pemerintah seperti yang dulu dulu
muncul kembali.

Kalau si Abah , menganggap hal ini merupakan suatu kemajuan berdasar-
kan trend liberalisasi kehidupan berbangsa dan bernegara, yang tentu-
nya berdampak kepada seluruh sektor kehidupan.

Memang saya melihat ambivalentnya PP 35/2004 , kalau kita melihat
bahwa keputusan keputusan/ ijin dari hal yang bersifat operasional
-pun harus melalui persetujuan Menteri.

Memang benar KPS yang aktif tidak reladata didaerahnya dilihat
orang lain , walaupun data itu sudah lama , katakanlah sudah memenu-
hi syarat menjadi public domain. Tetapi justru disinilah kebijakan
Pemerintah harus berperan agar dengan lebih terbukanya data akan memacu
operator doing their best.
Bukankah esensi liberalisme itu persaingan yang akan menghasilkan
sesuatu menjadi lebih baik ?
Saya sendiri bukan liberalis murni , tapi bukankah ini sudah menjadi
pilihan bangsa ? Kapan kita mau tidak malu malu untuk ngaku liberal?

Si Abah



-
 Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.  

Re: [iagi-net-l] Data, PND - NDC

2005-10-20 Terurut Topik Awang Satyana
Pemerintah tentu harus melindungi perolehan dan penggunaan data oleh suatu 
Kontraktor sebab Pemerintah pun terikat oleh kontraknya dengan Kontraktor. Data 
betul milik Pemerintah tetapi penggunaannya harus diatur. Data di suatu blok ya 
memang hanya digunakan oleh Kontraktor pemilik blok. Kalau ia mau membagi 
datanya untuk kepentingan mengundang investor berbagi risiko, ada aturannya 
sendiri, yaitu dengan mekanisme access to data room. Kontraktor bersangkutan 
akan mengusulkan ini ke Pemerintah. Pemerintah setelah mengevaluasinya akan 
menyetujuinya dengan waktu access terbatas (3-6 bulan, dan bisa diperpanjang, 
plus confidentiality agreement). Urusan takut atau tidak takut adalah urusan 
pribadi demi pribadi atau oknum demi oknum. Yang jelas, semua ada aturan 
mainnya. Coba cermati : data aktif itu tidak selamanya tertutup. Kalau kita mau 
mengakses data, bahkan sebelum masa kerahasiaannya habis, bisa. Ajukan saja 
permintaan ke Kontraktor bersangkutan.Kontraktor akan melihat, buat 
 apa nih
 ? Buat ikut berinvestasi ? Kontraktor nanti akan meneruskannya ke Pemerintah. 
 
salam,
awang

Minarwan [EMAIL PROTECTED] wrote:
KPS tidak berkenan ini sebenarnya ruginya dimana yah? Saya bingung 
memikirkan alasannya.
Data yang diakusisi mereka bukannya di-cost recovery oleh pemerintah 
setelah mereka berproduksi?
Kalau takut rahasia mereka diketahui (demi kepentingan bisnis), 
perusahaan di tempat lain kok mau saja merelakan data yang mereka ambil 
di-open file-kan dalam waktu 3 tahun?
Atau mungkin pemerintah yang takut tidak mendapatkan pemasukan dari data 
yand dibukakan ini?

Minarwan



-
 Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.  

Re: [iagi-net-l] Extended Contract, bagaimana kriterianya?

2005-10-20 Terurut Topik Awang Satyana
Percayalah, Pemerintah tak ingin kontrak yang diperpanjang itu hanya dipakai 
Kontraktor untuk menguras habis sisa minyaknya. Tentu harus ada komitmen2 
eksplorasi yang jadi pertimbangan perpanjangan kontrak. Tak ada kewajiban 
Pemerintah untuk otomatis menyetujui perpanjangan suatu kontrak. Untuk itu, 
maka antara Kontraktor dan Pemerintah akan duduk bersama mendiskusikan terms 
dan conditions di extended contract. Eksplorasi adalah salah satu komitmen yang 
harus dilakukan. Lalu banyak perubahan2 lain : memasukkan FTP buat yang tadinya 
belum ada, mengubah split, dll. yang pada intinya akan lebih menguntungkan 
perolehan Negara dibandingkan kontrak sebelumnya. Juga, penyertaan Indonesian 
Participant (IP) sebagai salah satu share holder dalam extended contract.
 
Diskusi2 dan negosiasi2 untuk perpanjangan kontrak bahkan dilakukan sebelum 5 
tahun menuju batas kontrak. Sebab diskusi dan negosiasi ini bisa memakan waktu 
2-3 tahun, atau lebih untuk kasus2 tertentu.
 
Contoh paling baru : Blok Kangean, kontraknya sudah diperpanjang, dan lihatlah, 
mereka agresif dengan program eksplorasinya, bahkan kita suka membendungnya 
sementara agar tak terlalu membebani keekonomian Pagerungan field.
 
Kalau sekarang produksi kita turun terus, itu karena 5-10 tahun (bahkan 
sebelumnya) yang lalu kita tidak melakukan eksplorasi yang intensif. Tahun ini 
pun parah, sampai akhir tahun nanti, hanya sekitar 60 % program eksplorasi 
terealisasi. Setiap program yang tidak terlaksana akan menorehkan nilai merah 
di raport setiap Kontraktor.
 
No exploration no production !
 
salam,
awang

Ariadi Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote:
Banyak perdebatan yang menyatakan bahwa turunnya produksi migas kita 
diakibatkan juga menurunnnya aktivitas eksplorasi migas yang terjadi di negeri 
ini sebelum-belumnya. Pak Awang mungkin bisa menggambarkan budget 10 tahun 
terakhir eksplorasi migas di Indonesia sertaperbandingan prosentasenya dalam 
keseluruhan aktivitas perminyakan. Untuk menjawab aktivitas riil eksplorasi 
yang stagnan, ada argumen yang menyatakan bahwa dengan data yang terbuka akan 
meningkatkan gairah eksplorasi. Sebaliknya ada juga yang beranggapan 
(filosofis) bahwa data adalah mutlak konfidensial untuk melindungi 
kepentingan iklim investasi. Macam ragam argumen masalah sifat data dan 
pemanfaatannya tersebut sudah bisa lama menjadi perdebatan banyak 
pihak. ujungnya adalah, keputusan atas pengelolaan data ada pada 
pemegang otoritas negeri.

Dalam tatanan nyata, eksplorasi tidak hanya terbatas dengan cara ekstensifikasi 
lahan (new venture), eksplorasi juga dapat dilakukan dengan cara lebih intensif 
pada area yang telah mature (istilah Ketum IAGI : Siklus I Eksplorasi, Siklus 
II Eksplorasi, Siklus III Eksplorasi). Sayangnya, area-area migas mature 
umumnya sudah menjadi WK-WKnya kompeni-kompeni besar, yang sudah puluhan 
tahun operasi, yang sudah lama menikmati buah produksinya. Beberapa kompeni 
yang sudah saatnya untuk melakukan relinquisment total, biasanya 3-4 tahun 
jelang berakhirnya kontrak, negosiasi (melakukan lobby) perpanjangan kontrak 
area sudah mulai berjalan. Tahun 2004 ada beberapa kontrak perpanjangan area 
mature yang akan berakhir pada beberapa tahun yang akan datang sudah mulai 
ditandatangani extended contractnya. Adakah komitmen2 baru yang berniat untuk 
eksplorasi pada siklus2 berikutnya pada area yang masih sama tersebut?.

Rekan-rekan BPMigas sebagai ujung tombak negeri ini, ujung tombak kita (kita 
kan stake holdernya) bisakah memberikan pencerahan tentang reason dalam hal 
perpanjangan kontrak area migas pada suatu perusahaan. Selain menagih komitmen, 
perpanjangan kontrak lahan juga perlu mempertimbangkan kepentingan nasional 
rasanya 


lam-salam,
ar-.
(baru BSP/CPP block saja area produksi yang tidak dilakukan extended 
contract. tapi akibat-e Pak Harto turun euy...)



-
Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click. 

-
 Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.  

Re: [iagi-net-l] UBAH TATA CARA RELINGUISHMENT --Re: [iagi-net-l] Extended Contract, bagaimana kriterianya?

2005-10-20 Terurut Topik Awang Satyana
Artinya exploration cost yg
sudah dipakai tidak dapat dimasukkan sebagai cost recovery lagi pada
field yg sudah berproduksi. 
 
Ini sudah kita negosiasikan pada perpanjangan kontrak suatu blok, tetapi tidak 
ada kesepakatan dari kontraktor (tentu saja). Extended contract tetap punya 
kewajiban2 relinquishment. Kuncinya ada di program eksplorasi. Kalau kontraktor 
tak mau eksplorasi lagi maka di-carved out memang lahan2 di luar lapangan, dan 
waktu extended contract pun terbatas tak sampai usia lapangan habis. Bila mau 
eksplorasi boleh, tetapi dengan komitmen2 dan kewajiban relinquishment. 
Perusahaan2 pemain migas yang handal selalu melakukan eksplorasi, bukan sekedar 
menguras minyak.
 
salam,
awang

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
Salah satu cara untuk menjawab semua pertanyaan tadi adalah
-- UBAH TATA CARA RELINGUISHMENT !.

Daerah yg boleh ditahan hanya Daerah Produksi Areally dan Zone of
reservoir (stratigraphic/depth wise).

Hanya dengan cara pembatasan dimana daerah produksi setelah masa satu
kali eksplorasi inilah maka daerah-daerah atau lahan tidur akan
menjadi aktif kembali. Perusahaan boleh menahan data daerah yg
diproduksikannya (ini masih sesuai aturan). Penahanan 20% lahan
original PSC area ketika suatu daerah dinyatakan berproduksi hanya
menghasilkan lahan tidur saja. Jadi boleh saja daerah asalnya ribuan
kilometer, namun pada fase developement nantinya, hanya daerah field
producing saja yg di-retain

Cara ini sama sekali tidak memerlukan perubahan UU yg manapun dan DPR
tidak usah melakukan rapat2 yg mahal, Kita juga ngga usah repot-repot
meminta buka tutup data lagi. Hanya perlu mengubah cara memotong
daerah yg berproduksi.

Extended contract bolah-boleh saja untuk daerah yg berproduksi saja !
Atau mereka boleh mengajukan extension exploration period untuk daerah
yang sama, tetapi sudah separate contract. Artinya exploration cost yg
sudah dipakai tidak dapat dimasukkan sebagai cost recovery lagi pada
field yg sudah berproduksi. Jadi aturan cost recoverypun tidakk perlu
diubah kan ?

Perubahan relinguishment scheme yang sederhana ini tidak akan
mempengaruhi perhitungan keekonomian perusahaan ketika akan melakukan
pengembangan lapangan yg baru. Namun akan menjaga negara utk tidak
membayar sesuatu yg belum terjadi atau menjaga utk tidak melakukan
long commitment yg lebih berisiko.

RDP



-
 Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.  

Re: [iagi-net-l] UBAH TATA CARA RELINGUISHMENT --Re: [iagi-net-l] Extended Contract, bagaimana kriterianya?

2005-10-21 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Rovicky,
 
PSC baru tentu punya skema relinquishment sendiri, tinggal persentase luas yang 
dikembalikan saja yang mungkin harus dilihat lagi agar tak luas lahan tidurnya. 
Itu wewenang Migas, tetapi BPMIGAS akan mulai aktif ikut menyusun kontrak. 
 
Memang perpanjangan kontrak wewenang Pemerintah, tetapi kita tetap berdiskusi 
dan bernegosiasi untuk menyusun term and condition-nya. 
 
IP tak harus selalu diartikan Indonesian Participant, tetapi juga penyertaan 
perusahaan2 daerah. Dalam kasus EMP Kangean misalnya, IP-nya adalah bisa 
diambil untuk BUMD2 setempat.
 
salam,
awang

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Awang

Sebaiknya scheme relinguishment tidak hanya utk yg extended contract
tetapi juga new PSC contract area (eh ini wewenang Migas ya ... bukan
BPMigas, cmiiw).
Saya rasa perpanjangan kontrak bukanlah permohonan utk bernegosiasi,
tetapi permohonan utk persetujuan. Artnya boleh-boleh saja Migas
menolak atau tidak memperpanjang kontrak (psst kang Ariadi, aku ga
yakin gara-gara CPP Pak Harto nglengser, itu korelasional tapi bukan
kausal). Petronas sudah beberapa kali tidak memperpanjang kontrak
KPS-nya. Daerah-daerah ini akhirnya dioperasikan Petronas dan
dikerjakan oleh Indonesian GGE :).

Kalau saja saya mengira-ira menghitung luas area explorasi awalnya
1000 Km2, maka pada 6 tahun berikutnya (setelah habis exploration
period) akan di retain 20% atau seluas 200 Km2. Nah luas daerah
produksi bukan 200 Km tetapi luas lapangan, yang hanya kira2 20 Km2
(average saja lah). Ini berarti sebenernya masih banyak lahan tidur
atau yg nganggur. selama kurang lebih 20 tahun (masa produksi).

Sebenernya kalau extension dari EMP kangaen, apakah masih memerlukan
IP juga ? Bukannya mereka Indonesian juga. Saya berharap pemilik
sahanya juga org Indonesia sih, walopun sahamnya emang sudah listing
di BEJ.

rdp

 Ini sudah kita negosiasikan pada perpanjangan kontrak suatu blok, tetapi 
 tidak ada kesepakatan dari kontraktor (tentu saja). Extended contract tetap 
 punya kewajiban2 relinquishment. Kuncinya ada di program eksplorasi. Kalau 
 kontraktor tak mau eksplorasi lagi maka di-carved out memang lahan2 di luar 
 lapangan, dan waktu extended contract pun terbatas tak sampai usia lapangan 
 habis. Bila mau eksplorasi boleh, tetapi dengan komitmen2 dan kewajiban 
 relinquishment. Perusahaan2 pemain migas yang handal selalu melakukan 
 eksplorasi, bukan sekedar menguras minyak.

 salam,
 awang

 Rovicky Dwi Putrohari wrote:
 Salah satu cara untuk menjawab semua pertanyaan tadi adalah
 -- UBAH TATA CARA RELINGUISHMENT !.

 Daerah yg boleh ditahan hanya Daerah Produksi Areally dan Zone of
 reservoir (stratigraphic/depth wise).

 Hanya dengan cara pembatasan dimana daerah produksi setelah masa satu
 kali eksplorasi inilah maka daerah-daerah atau lahan tidur akan
 menjadi aktif kembali. Perusahaan boleh menahan data daerah yg
 diproduksikannya (ini masih sesuai aturan). Penahanan 20% lahan
 original PSC area ketika suatu daerah dinyatakan berproduksi hanya
 menghasilkan lahan tidur saja. Jadi boleh saja daerah asalnya ribuan
 kilometer, namun pada fase developement nantinya, hanya daerah field
 producing saja yg di-retain

 Cara ini sama sekali tidak memerlukan perubahan UU yg manapun dan DPR
 tidak usah melakukan rapat2 yg mahal, Kita juga ngga usah repot-repot
 meminta buka tutup data lagi. Hanya perlu mengubah cara memotong
 daerah yg berproduksi.

 Extended contract bolah-boleh saja untuk daerah yg berproduksi saja !
 Atau mereka boleh mengajukan extension exploration period untuk daerah
 yang sama, tetapi sudah separate contract. Artinya exploration cost yg
 sudah dipakai tidak dapat dimasukkan sebagai cost recovery lagi pada
 field yg sudah berproduksi. Jadi aturan cost recoverypun tidakk perlu
 diubah kan ?

 Perubahan relinguishment scheme yang sederhana ini tidak akan
 mempengaruhi perhitungan keekonomian perusahaan ketika akan melakukan
 pengembangan lapangan yg baru. Namun akan menjaga negara utk tidak
 membayar sesuatu yg belum terjadi atau menjaga utk tidak melakukan
 long commitment yg lebih berisiko.

 RDP

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)

Re: [iagi-net-l] Melange or Olisostrome ??

2005-10-21 Terurut Topik Awang Satyana
Ejaan yang benar melange (e pertama sebenarnya dengan apostrof Prancis, sebab 
itu artinya mixture) dan olistostrome. Baik melange maupun olistostrome adalah 
percampuran batuan aneka jenis dan aneka asal. Maka, keduanya selalu mempunyai 
struktur blocks in matrix - blok2 fragmen batuan aneka ukuran (sampai skala 
bukit fragmennya itu) aneka jenis terkepung oleh matrix halus. Kejadiannya bisa 
asal longsoran di lereng palung (inner wall of trench) melalui proses 
lengseran/longsoran/delapsi - sampai status ini ia disebut olistrostrome. 
Kemudian, bila sudah tertektonisasi, maka ia jadi melange. Matrixnya sudah jadi 
scally clay - serpih yang mengersik, sheared matrix. Sebagian fragmen dan 
matrix sudah mengalami metamorfosa dan boudinage (fragmen).
 
Baik olistostrome dan melange bisa ditemukan di wilayah yang sama. Dan keduanya 
adalah fosil convergent zone antar lempeng. Di Karang Sambung, misalnya, paper2 
terbaru menyebut dua jenis endapan/tektonit itu ada.
 
salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
Ahli ilmu kebumian masih rancu dalam yang membedakan Melange dan Olisostrome
(mohon koreksi jika ejaannya salah. 
Yang saya dapat di perkuliahan, Melange berasosiasi dgn gejala tektonik
sedangkan olisostrome lebih ke proses sedimentasinya, apakah demikian?
silakan sharing.

salam,

Fat


-
 Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.  

[iagi-net-l] Izin Publikasi Makalah (was : Re: [iagi-net-l] Data, PND - NDC sebuah urun rembug)

2005-10-23 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Noor,
 
Benar adanya. Semua surat izin publikasi paper dari DITJEN MIGAS mengeluarkan 
surat berisi butir2 default itu : 
 
Dalam rangka validasi bahan makalah yang akan dipresentasikan dan transfer 
ilmu pengetahuan, maka .(nama Kontraktor) wajib mengikutsertakan Staf 
Ditjen Migas pada pertemuan/forum tersebut, lalu disusul dengan ini  Kegiatan 
ini bersifat Non Cost Recovery dan izin tersebut berlaku sampai dengan 
tanggal..
 
Nah, saya banyak mendapatkan pertanyaan dari kawan2 tentang itu yang saya tidak 
bisa jawab sebab itu aturan MIGAS dan bukan BPMIGAS. Saya hanya bisa meneruskan 
ke kawan2 saya di MIGAS.
 
Soal penggantian nama, itu juga ada di aturan MIGAS dan dicantumkan di surat 
izin publikasi :
 
Materi presentasi tidak mencantumkan angka-angka cadangan minyak/gas; 
lokasi/nama sumur, satuan batuan dan lintasan seismik sebenarnya.
 
Semua surat di atas berlaku baik untuk forum dalam negeri maupun luar negeri. 
Pertanyaan kenapa kok aturannya begitu, MIGAS yang tahu latar belakangnya.
 
salam,
awang

Noor Syarifuddin [EMAIL PROTECTED] wrote:
Omong2 soal data ini kemarin sempat diskusi dengan beberapa rekan dan ada
pertanyaan sbb :
- mahasiswa thesis diharuskan menutup atau mengganti semua nama sumur, line
seismik maupun nama lapangan yang dipakai thesisnya...

kenyataan : ini hanya berlaku untuk mahasiswa Indonesia, beberapa mahasiswa
(terutama S2) dariluar yang thesis di Indonesia kelihatannya tidak terkena
ketentuan ini, karena di paper mereka seringkali namanya masih seperti
aslinya

- apa betul sekarang kalau dari KPS ada yang nulis paper dan akan
dipresentasikan di LN, maka KPS tsb harus menyertakan orang Migas untuk
menyaksikan presentasinya dan memvalidasi data yang dipakai?

salam,






-
 Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.  

Re: [iagi-net-l] Izin Publikasi Makalah

2005-10-24 Terurut Topik Awang Satyana
Saya juga sejak dulu prihatin dengan soal ini, terutama perahasiaan nama sumur 
bahkan formasi dll. Ini akan membuat proses berpikir ilmiah tersendat, seolah 
Mr. X saja... Betul Pak Noor, yang akan menyaring ini rahasia atau bukan adalah 
company-nya sendiri. Misalnya, Unocal, dalam beberapa tahun presentasi 
deepwater play-nya, mereka hanya menampilkan bahan2 presentasi dan tak pernah 
meninggalkan bahan tercetak/digital yang bisa di-copy. Coba tilik paper2 AAPG 
untuk Indonesia, tak ada yang dirahasiakan bukan ? Jadi, soal perahasiaan nama 
ini benar harus ditinjau lagi. 
 
Menurut saya, Negara malah diuntungkan kalau play yang berhasil di suatu daerah 
dan dipublikasikan secara detail lalu dibaca/dipelajari orang dan diterapkan di 
daerahnya lalu berhasil. Dunia ilmiah pun akan menyambut keberhasilan itu. 
Banyak positifnya.
 
Soal non-cost recovery. Itu hanya untuk penyertaan orang MIGAS ke forum, dan 
tetap cost recovery untuk orang2 company maupun yang disponsorinya. Jadi, Pak 
Eddy, sponshorship tetap berjalan dan bisa di-cost recovery. BPMIGAS mencarikan 
sponsor ke company2 dan tentu ini bisa di-cost recovery. Itu masuk ke biaya 
training di Exploration Administration. Hanya, tak semua company bisa 
dimintakan menyediakan sponshorship.
 
Tetapi jangan terlalu risau, koordinat sumur, nama line seismik dan angka 
reserve/test - lah yang memang kritis untuk dipublikasikan (itupun sementara). 
Di luar itu, biasanya tak dilarang. Makalah yang terlalu banyak nama formasi 
ABC, XYZ, sumur X kurang greget ! Orang juga pada akhirnya bisa menebak.
 
salam,
awang
 
 

Harry Kusna [EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Noor, 

Saya sependapat dengan Bapak.
Mungkin jika di dalam milist ini ada rekan2 yg dari MIGAS dan tidak 
berkeberatan, mohon kiranya dapat menberikan penjelasan perihal latar belakang 
aturan2 ini.
Kadang2 rasanya sulit juga untuk menerangkan ke Management, mengapa untuk hal2 
seperti ini prosesnya jadi sulit dan memerlukan ongkos yg besar (ongkos 
pesawat, akomodasi, dsb. bagi pejabat yg berwenang). Mungkin dengan latar 
belakang yg dijelaskan, kita saling bisa mengerti posisi kita masing2, posisi 
MIGAS dan posisi KPS, yg mungkin saja KPS tsb belum berproduksi Terimakasih.

Wassalam,
Harry Kusna

Noor Syarifuddin wrote:
Pak Awang,

Terima kasih infonya. Memang bukan teritorial pak Awang, cuman saya itu kok
ya melas banget kok sampai ada aturan yang begitu lho dari Migas:

- kalau untuk validasi, apanya yang divalidasi..? toh bisa dari
proceedingsnya (semua presenter wajib menyerahkan proceeding atau dalam
bentuk lainnya setelah presentasi).
Saya kebayang saja nanti semua paper dari Indonesia karena tidak boleh
menyebutkan hal-hal yang disebutkan itu maka malah tidak ada yang bisa
dijadikan referensi. Kebayang khan kalau judul dan isi papernya model thesis
adik-adik mahasiswa kita : Analysis stratigrafi formasi ABCD Daerah XYZ.
Kalau sudah begini siapa yang mau menjadikan referensi..?

Lagian kalau soal kerahasiaan data khan yang lebih berkepentingan itu
kumpeninya dibanding Migas. Banyak kumpeni yang nggak mau release data2 yang
sensitif karena bisa dipakai referensi kompetitornya. Lha kalau Migas apa
interesnya..?

- soal transfer ilmu pengetahuan, ini juga cara-cara yang sangat memelas
karena kita2 di KPS saja kalau mau ikut konvensi ya umumnya hanya dengan
jalan menulis makalah jadi ya selayaknya demikian pula dengan teman2 di
Migas, jangan hanya mendompleng hasil karya orang lain doang terus bisa
jalan-jalan (ini juga kenyataan lain yang saya perhatikan he he he ).

Hal lain yang ditakutkan adalah karena ini non cost-recovery maka akhirnya
manajemen memilih untuk tidak mengirim para calon presenter itu. Nah
akhirnya jadi bumerang buat kita semua khan



salam prihatin,






- Original Message -
From: Awang Satyana 
To: ; 
Sent: Monday, October 24, 2005 7:11 AM
Subject: [iagi-net-l] Izin Publikasi Makalah (was : Re: [iagi-net-l] Data,
PND - NDC sebuah urun rembug)


 Pak Noor,

 Benar adanya. Semua surat izin publikasi paper dari DITJEN MIGAS
mengeluarkan surat berisi butir2 default itu :

 Dalam rangka validasi bahan makalah yang akan dipresentasikan dan
transfer ilmu pengetahuan, maka .(nama Kontraktor) wajib
mengikutsertakan Staf Ditjen Migas pada pertemuan/forum tersebut, lalu
disusul dengan ini Kegiatan ini bersifat Non Cost Recovery dan izin
tersebut berlaku sampai dengan tanggal..

 Nah, saya banyak mendapatkan pertanyaan dari kawan2 tentang itu yang saya
tidak bisa jawab sebab itu aturan MIGAS dan bukan BPMIGAS. Saya hanya bisa
meneruskan ke kawan2 saya di MIGAS.

 Soal penggantian nama, itu juga ada di aturan MIGAS dan dicantumkan di
surat izin publikasi :

 Materi presentasi tidak mencantumkan angka-angka cadangan minyak/gas;
lokasi/nama sumur, satuan batuan dan lintasan seismik sebenarnya.

 Semua surat di atas berlaku baik untuk forum dalam negeri maupun luar
negeri. Pertanyaan kenapa kok aturannya begitu, MIGAS yang tahu latar
belakangnya.

 salam

[iagi-net-l] Jalan Raya Pos, Jalan Daendels (Pramoedya Toer, Oktober 2005)

2005-10-30 Terurut Topik Awang Satyana
Di usianya yang ke-80 tahun, Pramoedya Ananta Toer - penulis Indonesia 
terkenal, yang sepanjang hidupnya punya pengalaman getir tidur di penjara2 atau 
daerah2 pembuangan Indonesia - masih menghasilkan buku.
 
Karena dia menekuni sejarah, yang ditulisnya kali ini tak jauh dari keahliannya 
itu. Kali ini, bukunya tipis, 147 halaman (Pramoedya juga penulis roman/novel 
sejarah paling tebal Arus Balik yang tebalnya 700 halaman lebih), berjudul 
Jalan Raya Pos, Jalan Daendels. Buku ini baru saja terbit, Oktober 2005, oleh 
Lentera Dipantara, Utan Kayu, Jakarta Timur.
 
Pramoedya menguraikan sejarah kota-kota dan daerah-daerah yang dilalui Jalan 
Daendels itu yang terbentang 1000 km di sepanjang Pulau Jawa dari ujung barat 
di Anyer sampai ujung timur di Panarukan. Kalau Pramoedya pernah singgah di 
kota itu, maka diceritakan pula kisah ketika ia mengembara di wilayah itu - 
setengah autobiografi.
 
Yang dilihat Pramoedya dalam pembuatan jalan itu (tepatnya pelebaran dan 
pembatuan jalan yang sudah ada) adalah genocide - pembunuhan massal karena 
ribuan rakyat tewas akibat kerja paksa perintah tangan besi Herman Willem 
Daendels, juga korupsi kaum kolonial dan pribumi.
 
Menggunakan referensi cukup berbobot dan wawancara yang cukup akurat membuat 
buku kecil ini punya makna cukup besar. Paling tidak membuat kita tahu 
peristiwa2 sejarah kota2 besar di Jawa dan peristiwa2 di balik pembuatan jalan 
itu yang tak kita dapatkan dari buku2 pelajaran sejarah. 
 
Mengapa Pramoedya kuat menulis ? Untuk bertahan dari vandalisasi penjara. 
Penjara tak membuatnya berhenti sejengkal pun untuk menulis. Menulis adalah 
tugas nasional, katanya. Maka, 40 buku pun sudah ditulisnya, diterjemahkan ke 
dalam lebih dari 30 bahasa asing. Sampai kini, ia adalah satu-satunya wakil 
Indonesia yang namanya berkali-kali masuk dalam daftar Kandidat Pemenang Nobel 
Sastra.
 
Bahasanya lugas dan tak jarang keras, mungkin dilatarbelakangi nynyirnya 
penjara. Inilah kata-kata mutiara di bukunya yang terbaru ini, Indonesia 
adalah negeri budak. Budak di antara bangsa dan budak bagi bangsa-bangsa lain
 
Yang mau mudik Lebaran via pantura Jawa sampai Panarukan sana, mungkin buku ini 
bisa sedikit membagi pengetahuan sejarahnya he..he..
 
salam,
awang


-
 Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.  

Re: [iagi-net-l] Cadangan Minyak

2005-11-08 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Koesoema,
 
Terima kasih atas koreksinya. Memang kalau mengikuti definisi seperti yang 
disebutkan AAPG, reserve harus ditulis reserves (reserves are resources that 
can be economically extracted from the resource base, - McKelvey, 1975 : 
Concepts of reserves and resources, dalam : Methods of Estimating the Volume of 
Undiscovered Oil and Gas Resources - J.D.Haun (ed.), AAPG-Studies in Geology, 
No. 1, p. 11-14).
 
Hanya, Dictionary of Geological Terms (American Geological Institute - Dolphin 
Reference Book, 1962) masih menyebut reserve sebagai : (1) known ore bodies 
that may be worked at some future time, atau (2) petroleum or natural gas 
discovered, developed, and producible, but not yet produced.
 
Membandingkannya, saya memilih reserves. Kalau mengikuti terminologi resmi yang 
pernah dikeluarkan PERTAMINA, reserves = cadangan, dari struktur yang sudah 
dibor;  dan resources = sumberdaya, dari struktur yang belum dibor.
 
Terima kasih dan salam,
awang

R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote:
Maaf, saya ini gereteta sekali. Kalau baca laporan2 dalam bahasa Inggris yg 
ditulis geologist orang Indonesia selalu mengatakan cadangan dalam bahasa 
Inggris
sebagai reserve, padahal yang betul adalah reserves (dalam bentuk jamak), 
tetapi untuk sumberdaya sudah betul resources
Juga sering menggunakan istilah propose, pada hal yang dimaksud proposed 
(proposed well location, bukan propose well location)
Maaf saja, tetapi saya sudah sangat gatal. RPK
- Original Message - 


-
 Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.  

Re: [iagi-net-l] Cadangan Minyak, Statistik dan Strategi

2005-11-08 Terurut Topik Awang Satyana
Ada dua atau tiga perusahaaan nasional yang berani mengambil daerah frontier 
yang sulit di Indonesia Timur (yang perusahaan2 besar pun takut). Hanya, 
memang pemenuhan komitmennya tak berjalan mulus. Dan, ada yang mengambil blok 
di cekungan matang, tetapi daerah ini sulit. Pemenuhan komitmen perusahaan ini 
pun tak mulus. 
 
Apakah mereka memang berani atau tidak tahu risiko sebenarnya ? Atau, mereka 
mau menjadi pemilik sementara saja alias nanti dijual lagi ? Tidak tahu, yang 
jelas pengambilan blok2 risiko tinggi ini tiga tahun lalu cukup mengagetkan.
 
Eksplorasi lahan frontier harus didukung semua pihak, kalau tidak, kita akan 
berjalan di tempat dalam jumlah cekungan berproduksi. Tahun 1985, saat kita 
mencantumkan Indonesia punya 60 cekungan (IAGI, 1985), kita punya 14 cekungan 
berproduksi. Sekarang, angka itu masih sama juga walaupun kadang2 disebutkan 15 
cekungan berproduksi (plus Bone karena lapangan2 gas di Sengkang sudah 
berproduksi dari sejak akhir 1990-an).
 
salam,
awang
 
- Original Message -
From: Bambang P. Istadi 
To: 
Sent: Tuesday, November 01, 2005 4:48 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Cadangan Minyak, Statistik dan Strategi


Beberapa kata2 kunci yang dilontarkan Paulus sebenarnya menarik untuk
disimak, yaitu soal ke-nekat-an dan agresif. Untuk kasus Indonesia,
kita sangat bergantung pada investor asing untuk bereksplorasi untuk
menemukan cadangan2 baru, padahal kita tahu jumlah mereka tidak banyak
dan semakin berkurang. Lihat saja OGJ200 yang me-ranking perusahaan
minyak berbasis di US yang publicly traded, berdasarkan asset, revenue,
net income, stockholder equity, CapEx dll perusahaan2 tersebut. Laporan
tahunan ini bermula dari OGJ400, lalu menjadi OGJ300 pada tahun 1991.
Ditahun 1996 namanya menjadi OGJ200, sesuai dengan jumlah perusahaan.
Ditahun 2001 listnya berkurang menjadi 197 perusahaan, sedangkan
perusahaan US sebenarnya hanya 154. Apa yang terjadi? Banyak diantara
perusahaan minyak tersebut saling merger dan saling akuisisi,... Exxon
dengan Mobil, Conoco dengan Phillips, Total dengan Fina dan Elf, Unocal
dicaplok, Lasmo hilang. Padahal perusahaan2 sedang dan kecil tersebut
sebelumnya betul2 explorer, eg. Unocal dengan program deep water
Mahakan-nya, sedangkan mungkin saja setelah diambil ChevronTexaco
strateginya beda. Yang jelas perusahaan2 besar sekarang LEBIH BANYAK
dan LEBIH SENANG MAIN PORTFOLIO dan kurang tertarik dengan frontier
exploration meskipun size of the prize bisa besar sekali. Mereka
lebih tertarik dengan metrics dan berbagai indikator statistik demi
me-maximize share holder value. Managemen dan komando perusahaan juga
lebih banyak dipegang accountants, laywers, MBA, engineers dll., dan
mungkin sedikit yang dipegang geologist dengan intuisi sebagai
explorationist.

Kalau kita hanya bertumpu pada investor perusahaan2 besar ini,
konsekuensinya yaa yang sudah dipaparkan Paulus, cadangan yang ditemukan
kecil, konsentrasinya pada didaerah mature dengan strategi step out
exploration atau exploration tail dari development program. Yang
dikejar sudah jelas, naikkan produksi selagi harga minyak tinggi, dan
bisa saja karena mereka berpegang pada statistik yang menunjukkan bahwa
reserve dunia masih cukup untuk 56 tahun lagi, tapi kapasitas produksi
yang kecil. Sehingga program explorasinya kurang agresif.

Pertanyaannya adalah: bagaimana menyiasati agar ada yang mau melakukan
frontier exploration agar jumlah basin yang sudah berproduksi di
Indonesia bertambah?? IAGI sebenarnya punya kiat2 juga, karena kalau
hanya bertumpu pada memperbaiki fiscal terms, untuk daerah2 frontier
sebenarnya sudah cukup menarik,...

Wass.w.w.
Bambang Istadi,... Sekalian mau minta maaf lahir dan bathin, Selamat
hari Raya Idul Fitri 1426 H.





-
 Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.  

Re: Fw: [iagi-net-l] Jalan Raya Pos, Jalan Daendels (Pramoedya Toer, Oktober 2005)

2005-11-08 Terurut Topik Awang Satyana
Mas Sugeng,
 
Dokumen pertama yang paling dekat dengan pembangunan jalan Daendels 1808 itu 
berasal dari dokumen Raffles tahun 1811, menyebutkan bahwa jumlah korban rakyat 
Indonesia tewas akibat pembangunan jalan itu adalah 12.000 orang.
 
Korban pembangunan Great Wall of China tentu jauh lebih besar sebab panjangnya 
pun hampir 7 kalinya (6700 km) dan itu membangun dari awal sedangkan jalan pos 
Jawa hanya melebarkan jalan yang ada menjadi lebar 7 meter dan mengeraskannya 
dengan batu.
 
Tembok Cina di zone utara Beijing - sektor Badaling- (itu yang paling banyak 
didatangi wisatawan karena aksesnya gampang) terutama disusun oleh granit dan 
metamorf. Dua-duanya dibawa dari pegunungan Tian Shan di barat Cina yang 
berumur Yura. Yang metamorf saya punya sampelnya, memungut dari jatuhan2 di 
dasar tembok Cina, saat jalan2 ke sana dua tahun lalu bersama seorang geologist 
Cina.
 
salam,
awang

sugeng.hartono [EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Awang,
Maaf, email saya ada problem sehingga ditolak IAGI net.
Tolong ini saja untuk Pak Awang. Saya akhirnya sempat ke
Beijing-Xian-Harbin-Daqing. Rupanya di sana lebih maju dan lebih makmur dari
kita. Di Daqing udaranya sangat segar.
Oyha, mereka itu kaya dengan granite dll yha.
Salam hangat.
sugeng

- Original Message -
From: sugeng.hartono 
To: Yanto R. Sumantri 
Sent: Monday, October 31, 2005 2:01 PM
Subject: Fw: [iagi-net-l] Jalan Raya Pos, Jalan Daendels (Pramoedya Toer,
Oktober 2005)



 - Original Message -
 From: sugeng.hartono 
 To: 
 Sent: Monday, October 31, 2005 1:42 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Jalan Raya Pos, Jalan Daendels (Pramoedya Toer,
 Oktober 2005)


  AbahYth.
  Saya sudah baca novel trilogi Pram. Rasanya sangat bagus (saya kasihan
 sama
  Arnelis dan Minke yang bernasib malang), cuma mulai buku ketiga kok
banyak
  mengulas politik. Mungkin ceritanya memasuki jaman awal
  kebangkitan/kemerdekaan bangsa-2 Asia.
  Tentang kata mutiara terus terang saya merasa kurang nyaman
membacanya,
  tetapi mereka (Belanda) konon punya pepatah:
  Het zachtste volk de arde. Een volk van kolies en een koelie onder de
  volken.
  Maaf, saya sungkan menulis terjemahannya.
 
  Abah, saya ada cerita lucu. Waktu ngebor sumur di Salawati, saya ngobrol
  dengan mess boy asli Ternate yang berwajah tampan. Dia lulusan SMA
Sastra.
  Waktu saya tanya apakah sudah baca ringkasan novel-2 karya sastrawan
kita,
  dia bilang hanya baca catatan dari pak Guru. Lalu saya tanya, apakah
sudah
  dengar nama Pramudya? Dia kebingungan. Lalu dia balik bertanya: Pramudya
  suami Desi Pak? Lho, gantian saya yang kebingungan. Untung saya pernah
  buka-2 tabloid Nova di rumah. Konon mbak Desi, pemain sinetron itu akan
  bercerai dengan suaminya: Pram.
 
  Pak Awang, kalau jalan raya Daendels memakan korban ribuan nyawa, kira-2
  berapa juta manusia ya yang tewas dalam pembangunan Tembok Raksasa?
Pasti
  sangat banyak.
  Oyha, kira-2 jenis batuan apa yha di sekitar tembok di utara Beijing
itu?
  Warnanya keputihan, tidak keras dan masif, apakah granit?
  Salam,
 
  sugeng
 
 
  - Original Message -
  From: 
  To: 
  Sent: Monday, October 31, 2005 12:00 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Jalan Raya Pos, Jalan Daendels (Pramoedya
Toer,
  Oktober 2005)
 
 
   
   Awang,
  
   Dari dulu saya termasuk pengagum Pramudya , tapi tidak serta merta
   menytujui pandanga pandangan nya , termasuk komunisme yang merupakan
   dasar pemikirannya.
   Dia adalah seorang nasionalis tulen yang sangat merasakan penderitaan
   rakyat miskin , Ceritera dai Blora mungkin jelas memberikan gambaran
  itu.
  
   Jelas saya tidak sependapat dengan kata katanya dibawah ini , apakah
 Anda
   setuju ?Menurut saya lugas tidak harus berarti ngaco.
  
   Si Abah
  
  
 __
Bahasanya lugas dan tak jarang keras, mungkin dilatarbelakangi
 nynyirnya
penjara. Inilah kata-kata mutiara di bukunya yang terbaru ini,
  Indonesia
adalah negeri budak. Budak di antara bangsa dan budak bagi
 bangsa-bangsa
lain
   
Yang mau mudik Lebaran via pantura Jawa sampai Panarukan sana,
mungkin
buku ini bisa sedikit membagi pengetahuan sejarahnya he..he..
   
salam,
awang
   
   
-
Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.
  
  
  
   -
   To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
   To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
   Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
   IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
   IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
   Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
  (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
   Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
   Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
   Komisi Sertifikasi : M. 

Re: [iagi-net-l] Sulawesi dulunya adalah tujuh pulau terpisah?

2005-11-09 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Fajar,
 
Tidak disebutkan di artikel yang dikutip ketujuh pulau asal Sulawesi itu. 
Katakanlah : 1. South Arm of Sulawesi (Semenanjung Sulawesi Selatan disebut 
penulisnya), 2. Southeast Arm (Semenanjung Sulawesi Tenggara), 3. East Arm, 4. 
Northern Arm, 5. Buton-Muna, 6. Kep. Banggai (Peleng), dan 7. Pulau Taliabu. 
Memang, ketujuh wilayah ini sekarang membentuk Pulau Sulawesi dan sekitarnya. 
Tetapi, tidak berarti bahwa ketujuh pulau ini berasal dari tujuh proses 
penggabungan. Benar bahwa Sulawesi dibentuk oleh proses subduksi, benturan, 
obduksi, dan akresi.
 
Dalam geologi, Sulawesi biasanya dibagi atas beberapa provinsi tektonik 
(megatectonic province) sesuai dengan pembentukannya. Northern Arm yang 
terbentuk oleh late Paleogene-Neogene subduction related volcanic arc rocks 
yang berhubungan dengan subduksi Molluca Sea Plate ke barat atau Sulawesi Sea 
ke selatan. East dan Southeast Arms tersusun oleh kompleks metamorf dan ofiolit 
berumur Mesozoik dan lebih muda yang terobduksi pada Neogen. South Arm disusun 
oleh jalur magmatik dan volkanik Neogen dan yang lebih muda yang terbentuk di 
atas Mesozoic basement tepi tenggara Sundaland. Kemudian, ada dua provinsi 
tektonik mikro-benua yang membentur di timur Sulawesi, masing2 kompleks 
Buton-Tukang Besi di tenggara Southeast Arm dan kompleks Banggai-Sula di timur 
East Arm.
 
Melalui proses tektoniknya, kelihatannya South Arm adalah bagian tepi tenggara 
Sundaland yang terpisah dari Kalimantan oleh ekstensi Selat Makassar. Pemisahan 
terjadi setelah bagian ini merupakan pinggir lempeng aktif (oleh subduksi di 
Bantimala) Lalu, ada subduksi ke barat dari kerak samudra timur Lengan ini 
(Teluk Bone sekarang) yang membentuk magmatisme Sulawesi Selatan. Subduksi ini 
sekaligus menciptakan backarc spreading di Makassar Strait. North Arm adalah 
murni hasil magmatisme dan volkanisme island arc oleh subduction Molluca Sea 
Plate ke barat. Volcanic arc Lengan Selatan dan Utara ini membentuk satu jalur 
yang semula cembung ke arah timur (teori plate tectonics mengharuskan island 
arc selalu cembung ke arah subduksi karena subduksi terjadi di atas globe).
 
Di timur Lengan Selatan dan Utara ini ada jalur pasangan yang didominasi 
metamorphic subduction, ofiolit dan melange, yang juga sama2 cembung ke timur, 
inilah nantinya jadi Lengan Tenggara dan Timur. Maka, terdapat dua jalur 
volcanic arc dan melange yang sama-sama cembung ke timur. Ini semua terjadi 
pra-Neogen.
 
Di Neogen, terjadilah benturan mikro-benua2 yang lepas dari tepi utara Kepala 
Burung atau tepi utara Australia dibawa oleh sistem Sesar Sorong. Buton-Tukang 
Besi micro-continent membentur pertama kali, kemudian diikuti Banggai-Sula. 
Benturan ini sangat kuat, sehingga menghentikan ekstensi Selat Makassar dan 
yang terpenting adalah membalikkan polaritas (arah) jalur Sulawesi island arcs 
yang mencembung ke timur menjadi mencekung ke timur seperti bentuknya sekarang 
(K-shaped). Perubahan besar polaritas jalur ini menyebabkan banyak tektonik 
ekstruksi (escape tectonics) bekerja, persis seperti saat India membentur 
Eurasia. Maka, terjadilah sesar2 besar yang melintang Pulau Sulawesi seperti 
Palu-Koro Fault, Matano Fault, Lawanopo Fault, Hamilton Fault, dan ekstensi 
Teluk Bone akibat rotasi Lengan Tenggara yang bergerak melawan arah jarum jam.
 
Maka, kalau disimpulkan, Sulawesi dibentuk oleh tiga asal tectonic province : 
(1) South-North Arm, (2) SE-East Arm, dan (4) mikro-kontinen Buton-Tukang Besi 
dan Banggai-Sula melalui empat proses tektonik.
 
Akan halnya biogeografi wilayah ini (Wallace area), saya pernah publikasikan di 
Berita IAGI yang lalu. Endemisitas (kekhasan) fauna di wilayah ini tinggi sebab 
Sulawesi terpisah dari dua sumber fauna yang besar. Teori biogeografi pulau 
mengharuskannya demikian. Diversitas fauna akan berjalan naik secara logaritmik 
(bukan linier) bila (1) pulau semakin luas, (2) jarak dari daratan besar 
semakin dekat. Kita lihat, keduanya tak terjadi di Sulawesi, sehingga 
endemisitas pulau ini tinggi.
 
Saya pikir varietas katak di Lengan Tenggara dan Sulawesi Selatan tidak serta 
merta menggambarkan evolusi geologi kedua wilayah ini sebab thesis yang dipakai 
Wegener tak bisa langsung diterapkan di dua wilayah yang sekarang bertetangga 
itu. Wegener memakainya untuk fauna di Amerika Selatan, India, dan Antarktika 
yang dulu sama2 membentuk Gondwanaland dan sekarang saling jauh terpisah oleh 
lautan, bukan wilayah bertetangga.
 
salam,
awang

Fajar Lubis [EMAIL PROTECTED] wrote:
Dear IAGI Netters,

Terlampir berita dari suratkabar Kompas Sabtu yang lalu...

Hal yang menarik dalam berita ini adalah pernyataan :
` penelitian  ini membuktikan bahwa Sulawesi dulunya adalah tujuh pulau 
terpisah.

. Ditemukannya hubungan erat antara .Semenanjung Sulawesi Selatan dan 
Tenggara, merupakan hal yang kontroversial karena dapat mengubah pandangan 
evolusi geologi dan biogeografi Sulawesi.`

Ini mengingatkan kita dengan Alfred Wegener (1915) yang 

Re: [iagi-net-l] Sardono tentang Pram

2005-11-09 Terurut Topik Awang Satyana
Setuju dengan Batara, perbedaan (pendapat, faham, suku, agama, dll.) adalah 
anugerah yang harus disyukuri. Perbedaan pendapat menjalankan pikiran. Bila 
semua sudah sepakat, maka tak ada tantangan-tantangan dan perdebatan-perdebatan 
lagi yang harus dicari kebenarannya. 
 
Dalam dunia ilmu, kesepakatan akan menjadi Senjakala Ilmu Pengetahuan alias The 
End of Science (mengutip judul buku John Horbin yang baru saja diterjemahkan 
oleh Teraju). 
 
Keseragaman pikiran mematikan, perbedaan pikiranlah yang menghidupkan suasana. 
Hidup kemerdekaan berpikir !
 
salam,
awang
 
(buku harus dilawan dengan buku, bukan dengan api, maka pembakaran buku adalah 
penyangkalan dan penghinaan terhadap inteligensia !) 
 
Batara Sakti Simanjuntak [EMAIL PROTECTED] wrote:
Saya masih menyimpan tanggapan seniman Sardono W.Kusumo tentang maraknya 
pembakaran buku di republik ini, ucapannya dikutip dibawah (dalam Detik.com 
10 Mei 2001 ):

Sedangkan untuk buku-buku karya sastra, menurut Sardono, tidak gampang 
menilai mana buku yang bermuatan komunis atau tidak. Hal tersebut karena 
karya sastra mengandung multi-interpretasi dan paradok-paradok yang dalam 
pemahamannya tergantung dari referensi pikir setiap pembaca.


Kita tidak bisa berpikir secara hitam putih untuk sebuah karya sastra. 
Misalnya, apakah setiap karya Pramoedya (Ananta Toer) bermuatan faham 
komunis. Nilai-nilai luhur kemanusiaan serta paradoks nilai dan pemikiran 
banyak terkandung dalam karya-karya Pram, tandas budayawan yang juga 
koreografer handal tersebut.

Karya-karya besar Pram adalah karya yang mengandung muatan humanisme dan 
paradoks nilai tersebut, bukan karya-karya yang berbau slogan, kata 
Sardono. Jadi, menurutnya, sangat tidak demokratis kalau menghakimi secara 
hitam putih untuk sebuah karya seni.(tis)


Saya kira, setiap tulisan selalu mempunyai sisi subjectif penulisnya, dan 
para pembaca bebas menarik makna yang hendak diminatinya. Kalau dunia ini 
hanya berisi tulisan (yang notabene adalah pengejawantahan pikiran 
penulisnya) yang serupa, alangkah monoton nya hidup kita. Perbedaan 
pandangan adalah anugerah yang selayaknya dirayakan.

bat



-
 Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.  

[iagi-net-l] Pelarangan Buku (was : Re: [iagi-net-l] Sardono tentang Pram)

2005-11-10 Terurut Topik Awang Satyana
Yang sedang kita bicarakan adalah di luar konteks pornografi. Yang pornografi 
memang sebaiknya dilarang walaupun pelarangan pornografi belum sejalan dengan 
perbaikan moralitas kesusilaan masyarakat. Barangkali, pelarangannya belum 
serius dan tidak konsisten.
 
Mayoritas masyarakat kita memang masih mudah diombangambingkan ajaran-ajaran 
tertentu dan gampang terprovokasi. Maka, bahan bacaan yang oleh sebagian pihak 
dicap berbahaya cepat-cepat saja diberangus (ini sudah terjadi dari dulu di 
negara mana pun, misalnya pembakaran buku teori evolusi The Origin of Species 
Darwin 1859).
 
Dalam jangka pendek, tindakan ini kelihatannya efektif. Tetapi dalam jangka 
panjang, itu meninabobokan masyarakat. Masyarakat tidak diajak belajar 
menghadapi berbagai pemikiran, tidak tercipta learning society. Apapun yang 
diproteksi, dalam jangka panjang akan membahayakan. Lebih-lebih dalam arus 
globalisasi, kita tak bisa terus-menerus membentengi diri bukan ?
 
Lagipula, pelarangan itu relatif. Relatif berdasarkan rezim yang sedang 
berkuasa. Saya kemukakan beberapa contoh. Zaman ORBA, orang mencari buku 
Pramudya akan sangat sulit. Begitu ORBA mulai menunjukkan senjakalanya, 
mulailah buku2 re-print Pram bermunculan. Dan kini, orang tak akan kesulitan 
sedikit pun menemui belasan buku2 Pram - termasuk trilogi Buru-nya. Mereka 
berjejer2 di rak2 toko buku terkemuka.
 
Contoh lain. Slametmuljana (alm.) - professor UI dan UGM, ahli sejarah dan 
filolog (pembaca naskah kuno), yang katanya karier kesarjanaannya dihabiskan 
untuk meneliti Majapahit - tahun 1968 melalui penerbit Bhatara mengeluarkan 
sebuah buku Runtuhnya Majapahit dan Masuknya Islam di Jawa. Bukunya 
menimbulkan kehebohan luar biasa di kalangan sejarawan dan umat Islam. Tahun 
1971, bukunya ditarik dan dilarang beredar. 
 
Agustus 2005, buku ini kembali muncul dengan format dan ejaan baru, diterbitkan 
oleh sebuah penerbit di Yogyakarta, diberi kata pengantar bersifat mendukung 
oleh ahli sejarah UI dan bisa ditemukan di toko buku2 terkemuka. Apakah setelah 
34 tahun dilarang, buku ini akan dilarang lagi sebab menimbulkan kehebohan ? 
Kalau dilarang lagi, maka masyarakat kita tak pernah belajar selama 34 tahun ! 
Sungguh... Kapan2 saya ceritakan buku Slametmuljana ini.
 
Buku2 kreasionis bertebaran di mana-mana. Para kreasionis di Amerika dan 
Australia terkenal garang menyerang sendi-sendi ilmu pengetahuan dasar 
(biologi, geologi, astronomi). Bahkan, mereka berkuasa mengatur kurikulum 
pendidikan (say no to evolution, say yes to creationism). Masuk ke Indonesia, 
buku2 ini diterjemahkan oleh suatu yayasan kreasionisme di Indonesia. Sebagai 
geologist, membacanya membuat saya ingin terbahak dengan nalar2 yang 
digunakannya. Apakah buku2 ini mesti dilarang ? Oh tidak, biarkan saja, malahan 
harus ditulis buku untuk menandinginya dan biarkanlah masyarakat belajar dan 
para geologist pun belajar berargumen.
 
Saat anak kita bertanya, apakah benar dinosaurus pernah hidup sezaman dengan 
manusia, apakah kera itu berevolusi jadi manusia, benarkah umur Bumi miliaran 
tahun, kita harus memberikan pengertian yang benar, bukan memarahinya atau 
melindunginya.
 
salam,
awang

Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] wrote:
Maaf kalo agak melantur keluar, abisnya penasaran mau nanggapi.
Menurut saya sih ada baiknya juga larang melarang ini. Kretatifitas atau
karya tulis atau apapun bentuknya bagi sebagian orang adalah bebas dari
nilai tapi bagi yang laen mengandung misi (tidak bebas nilai). Menurut saya
sih harus lihat kasus per kasus. Saya gak bisa bayangin perasaan bapak kalo
anak bapak tiba tiba saja senang baca tulisan atau komik porno. Lihat
sekarang di jalan jalan buletin dan koran yang banyak mengumbar kata kata
gombal dan pamer piranti birahi? kepada siapa bapak berharap? kita berharap
dapat mengawasi anak tapi waktunya terbatas.
Negara (berfikir secara positif) harus melindungi rakyaknya dari ancaman
mental kayak begini.
Orang yang berubah setelah baca novel bermutu hanyalah orang orang yang
pinter! dan jumlahnya sangat sedikit. yang terbanyak adalah orang awam yang
baca tulisan gak bermutu! Negara harusnya melindungi rakyaknya. Hak cipta
tetap dihargai tapi juga harus diawasi. Belum lagi kalo kita lihat tayangan
televisi yang dengan entengnya mengumbar kata kata kasar  bangsat dan
bodoh (maaf) adalah hal yang biasa, belum lagi pameran yang wah wah lainnya!
yang jadi korban justru rakyat awam, orang yang berpendidikan cukup mungkin
bisa memberikan pengertian kepada anaknya, tapi bagaimana dengan orang yang
tak mampu? mereka sibuk cari makan! mereka harus dilindungi. Haruskah mereka
dibiarkan dengan hak ciptaannya? inget filem Buruan Ciuman Gue yang diprotes
Aa Gym? Niat yang baik untuk mengingatkan anak bangsa dari kejatuhan nilai
nilai luhur justru di protes!
Ya ... karena masyarakat awam sudah dijejali hak hak cipta seperti yang saya
kemukakan diatas.
Bapak bisa bilang . ya itu khan tergantung kita semua! tapi
bagaimana dengan yang laen pak? yang boro 

Re: [iagi-net-l] Sulawesi dulunya adalah tujuh pulau terpisah?..conclusion mark

2005-11-11 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Fajar,
 
Selama interpretasi menjadi mekanisme menuju kebenaran ilmu pengetahuan, 
seperti terdapat di geologi dan biologi, maka akan selalu terbuka peluang 
perbedaan pendapat atau interpretasi baru sekalipun seseorang itu sudah 
mendapatkan penghargaan. Penghargaan yang diberikan lebih kepada menghargai 
konsistensi usaha bertahun-tahun melakukan riset, bukan kepada hasil akhirnya. 
Dulu pun John Dalton mendapatkan penghargaan karena mengupas tuntas masalah 
atom sebagai a-tomos (tak terbagi, zarah terkecil), padahal kemudian diketahui 
bahwa atom bukanlah zarah terkecil, masih ada proton, neutron, dan bahkan 
quark. 
 
Semua orang sepakat bahwa kerak Bumi terpecah2 menjadi lempeng yang saling 
bergerak. Tetapi rekonstruksi suatu benua belum tentu disepakati semua orang. 
Banggai-Sula dan Buton disepakati semua orang sebagai mikro-kontinen. Tetapi, 
dari mana asalnya ada berbagai pendapat.
 
Selama ilmu itu bersifat historis, seperti halnya geologi juga biologi, 
perbedaan pendapat wajar terjadi. Sejarah G30S atau Super Semar 40 tahun lalu 
pun masih kabur (atau dikaburkan he..), ah apalagi sejarah pembentukan Sulawesi 
yang 30-5 juta tahun yang lalu. Tetapi, tentu kita tetap menyusun sejarah itu 
dengan penalaran ilmiah.
 
salam,
awang

Fajar Lubis [EMAIL PROTECTED] wrote:
Terimakasih atas penjelasannya...

Mengutip perkataan bapak dalam e-mail berikutnya dan juga sedang jadi topik 
hangat di millist ini ` Bila semua sudah sepakat, maka tak ada 
tantangan-tantangan dan perdebatan-perdebatan lagi yang harus dicari 
kebenarannya. Dalam dunia ilmu, kesepakatan akan menjadi Senjakala Ilmu 
Pengetahuan alias The End of Science` maka perbedaan konsep ini bisa menjadi 
bahan perdebatan ilmiah yang menarik sekaligus bisa melahirkan konsep baru..

Hanya mengingat pengemuka konsep ini sudah mendapat penghargaan di lingkup 
masyarakat sains dan dimuat di media nasional, maka dualisme mengenai konsep 
pembentukan pulau Sulawesi masih akan terus berkembang sepertinya...

Mudah-mudahan tidak membuat masyarakat kita tambah bingung nantinya...:p


Selamat Berakhir Pekan, 
Salam
Fajar


Pak Awang Satyana sudah menulis:

.diedit
Maka, kalau disimpulkan, Sulawesi dibentuk oleh tiga asal tectonic province : 
(1) South-North Arm, (2) SE-East Arm, dan (4) mikro-kontinen Buton-Tukang Besi 
dan Banggai-Sula melalui empat proses tektonik.

.diedit
salam,
awang

Fajar Lubis sudah menulis:
...diedit


Hal yang menarik dalam berita ini adalah pernyataan :
` penelitian  ini membuktikan bahwa Sulawesi dulunya adalah tujuh pulau 
terpisah.

. Ditemukannya hubungan erat antara .Semenanjung Sulawesi Selatan dan 
Tenggara, merupakan hal yang kontroversial karena dapat mengubah pandangan 
evolusi geologi dan biogeografi Sulawesi.`




-
Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click. 

-
 Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.  

RE: [iagi-net-l] Pelarangan Pemikiran

2005-11-11 Terurut Topik Awang Satyana
 dulu,
 disebutin juga di buku IPS/umum. Trus dia
 jalan-jalan ke gramedia iseng
 ngambil bukunya (kita orang tuanya kadang khilaf ya
 ngontrol apa saja
 yang dibaca anak kita). Kalau dia nggak punya
 pengetahuan yang banyak
 tentang sosok Pak Pram, langsung baca ide-idenya
 gimana ya jadinya ?
 
 Wassalam
 Hesty
 
 -Original Message-
 From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Friday, November 11, 2005 7:32 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [iagi-net-l] Pelarangan Buku (was : Re:
 [iagi-net-l] Sardono
 tentang Pram)
 
 Yang sedang kita bicarakan adalah di luar konteks
 pornografi. Yang
 pornografi memang sebaiknya dilarang walaupun
 pelarangan pornografi
 belum sejalan dengan perbaikan moralitas kesusilaan
 masyarakat.
 Barangkali, pelarangannya belum serius dan tidak
 konsisten.
 
 Mayoritas masyarakat kita memang masih mudah
 diombangambingkan
 ajaran-ajaran tertentu dan gampang terprovokasi.
 Maka, bahan bacaan yang
 oleh sebagian pihak dicap berbahaya cepat-cepat
 saja diberangus (ini
 sudah terjadi dari dulu di negara mana pun,
 misalnya pembakaran buku
 teori evolusi The Origin of Species Darwin 1859).
 
 Dalam jangka pendek, tindakan ini kelihatannya
 efektif. Tetapi dalam
 jangka panjang, itu meninabobokan masyarakat.
 Masyarakat tidak diajak
 belajar menghadapi berbagai pemikiran, tidak
 tercipta learning society.
 Apapun yang diproteksi, dalam jangka panjang akan
 membahayakan.
 Lebih-lebih dalam arus globalisasi, kita tak bisa
 terus-menerus
 membentengi diri bukan ?
 
 Lagipula, pelarangan itu relatif. Relatif
 berdasarkan rezim yang
 sedang berkuasa. Saya kemukakan beberapa contoh.
 Zaman ORBA, orang
 mencari buku Pramudya akan sangat sulit. Begitu
 ORBA mulai menunjukkan

=== message truncated ===





__
Yahoo! Mail - PC Magazine Editors' Choice 2005
http://mail.yahoo.com

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)
-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-







-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)
-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-






-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)
-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-







-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi

Re: [iagi-net-l] Geologi Kepulauan Sula

2005-11-13 Terurut Topik Awang Satyana
Pengetahuan akan keberadaan referensi suatu daerah bisa jadi menyusun setengah 
keberhasilan suatu pekerjaan atau penelitian. Pengetahuan tersebut tak akan 
terbangun di diri seseorang tanpa penelusuran yang tekun dan tak kenal lelah 
akan keberadaan referensi2 itu. Maka, akan lebih berguna mencarinya sendiri 
daripada menunggu referensi itu berdatangan. Sebab, yang ditunggu belum tentu 
datang, sementara pencarian bisa membuahkan hasil. Seek and you will find. No 
pain no gain.
 
salam,
awang

R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote:
Sebetulnya Sdr. itu sudah harus bisa cari sendiri mengenai referensi untuk 
tugas akhir Sdr. Saya hanya mau berikan tips saja.
Pertama, carilah Proceedings IPA terakhir, cek daftar isinya apakah ada 
makalah mengenai daerah Anda. Sebaiknya Anda melihat lebih regional, 
misalnya makalah mengenai seluruh Indonesia Timur, Banda arc, Maluku atau 
mengenai Sulawesi, kalau tidak ada lihat Proc IPA sebelumnya, dan 
seterusnya. Kalau sdr mendapatkan artikel mengenai daerah Sdr atau 
sekitarnya, catat daftar references, dan kemudian cari berdasarkan 
references itu apakah ada artikel2 sebelumnya. Juga lihat lembar peta 
geologi yang dikeluarkan oleh P3G, dan pelajari daftar pustakanya lagi. 
Pelajari juga buku Hamilton, 1976, Tectonics of the Indonesian Region, yang 
diterbitkan oleh USGS, pelajari dan catat daftar pustakanya yang relevant 
dengan pulau Mangole dan sekitarnya, kalau mau lebih lengkap lagi pelajari 
Buku van Bemmelen, dan daftar pustakanya lagi.
Kalau ternyata tidak ada makalah dari referensi itu di perpustakaan 
Universitas Sdr, baru minta tolong IAGI-net, dan sebutkan pengarang, judul 
dan publikasinya, mungkin banyak yang bisa membantu dengan mengirimkannya 
dalam bentuk .pdf dalam CD-ROM
Itu saja nasehat saya.
PLEASE DO NOT ATTACH FILE LARGER THAN 500 KB
R.P.Koesoemadinata
Jl. Sangkuriang G-1
Bandung 40135
Telp: 022-250-3995
Fax: 022-250-3995 (Please call before sending)
e-mail: [EMAIL PROTECTED]
- Original Message - 
From: Ashadi Cahyadi 
To: 
Sent: Sunday, November 13, 2005 1:12 PM
Subject: [iagi-net-l] Geologi Kepulauan Sula


 Assalamu Alaikum Wr Wb

 Salam Geologi !!!

 Sebelumnya saya memperkenalkan diri sebagai
 member baru IAGInet. Nama saya Ashadi Cahyadi
 mahasiswa semester akhir Jurusan Teknik Geologi
 FT UNHAS.
 Sementara ini saya sedang mengerjakan tugas akhir
 mengenai Pemetaan Geologi di daerah Pulau Mangole
 Kepulauan Sula Maluku Utara. Untuk itu saya
 memohon bantuan kepada Bapak-bapak para member
 sekiranya bisa diberikan bantuan berupa artikel,
 literatur dan berbagai tulisan yang menyangkut
 kondisi Geologi di daerah tersebut.

 Atas segala bantuannya saya ucapkan banyak terima kasih.

 Wassalam




 Ashadi Cahyadi

 ARTECE STUDIO
 BTN Antara A14 No. 8
 Makassar, Sulsel 90245
 Hp. 081355420242

 -- 
 ___
 Play 100s of games for FREE! http://games.mail.com/


 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
 (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
 Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
 Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
 Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
 Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau 
 [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
 Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
 -

 


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



-
 Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.  

Re: [iagi-net-l] Tectonic: India-Indonesia

2005-11-21 Terurut Topik Awang Satyana
Setuju, hanya untuk Sumatra khususnya, tempat di mana amalgamasi banyak 
basement pre-Cretaceous (micro-plate) melandasi cekungan2 Tersier yang ada 
sekarang. Saya pikir roll-back terjadi ke seluruh wilayah SW dan SE collision 
India saat 50 Ma itu, hanya ada yang efektif dan ada yang tidak. Keefektifan 
roll-back mestinya dikendalikan oleh antara lain orientasi pinggir kontinen dan 
jalur subduksi serta semua pre-collision structural grain yang ada (termasuk 
pola amalgamasi basement itu).
   
  Penyulit lain mengapa roll-back tak efektif di Sumatra adalah tentu karena 
keberadaan Sesar Sumatra (yang Paleogen) yang terjadi sebagai bagian akibat 
collision India ini. Suatu collision akan menyebabkan release tension berupa 
sesar2 mendatar besar (mega-shear) yang hampir radial ke arah luar menjauhi 
pusat collision (escape or extrusion tectonics). Sesar dextral Sumatra ini akan 
punya splay extension fracture yang mengoyakkan pola stitch (pola jahitan 
akresi basement)amalgamasi basement Sumatra utara sampai selatan. Bagaimanapun, 
luka lama akan gampang terkoyak kembali manakala ada gaya yang merekahkannya.
   
  Penyulit lain adalah bahwa Sumatra tepat berada di lengkungan busur 
kepulauan maksimum bila kita tarik garis continental arc sejak dari Burma ke 
Nusa Tenggara. Dalam geometri lempeng, titik asimptot curvature ini akan 
menderita pemekaran/perakahan paling parah. Dan, Central Sumatra Basin - lah 
titik maksimum curvature itu. Teori peregangan ini pernah dikemukakan dalam 
publikasi terbatas oleh Charles Hutchison, cukup menarik.
   
  Maka, dengan adanya pre-collision structural grains dan beberapa penyulit, 
maka wajar bahwa mekanisme roll-back tak efektif di Sumatra, di samping kalau 
kita juga menganggap bahwa subduction di Sumatra telah oblique sejak 50 Ma itu 
(ini kemudian akan menyerang ke masalah rotation atau non-rotation Sumatra).
   
  salam,
  awang

Ben Sapiie [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Mekanisme roll-back memang akan menyebabkan rifting di belakan bususr tetapi 
orientasiny akan paralel denganzona subduksinya. Kebanyakan rifting pada 
Sunda-Land tidak demikian malahan hampir tegak lurus. Jelas mekanisme ini 
tidak cocok. Proses rifitngnya kebnyakan lebih dikontrol oleh pre-exiting 
basement structure.

Ben Sapiie

- Original Message - 
From: Awang Harun Satyana 
To: ; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) 

Cc: 
Sent: Monday, November 21, 2005 9:31 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Tectonic: India-Indonesia


 Yang paling mudah memahami efek tabrakan India ke Eurasia pada 50 Ma 
 (angka ini lebih banyak dikutip di publikasi2 daripada 45 Ma) terhadap 
 ekstensi (baca : rifting) Sunda Plate adalah dengan menerapkan efek 
 terhadap perlambatan kecepatan penunjaman Lempeng Hindia di bawah Sumatra 
 dan Jawa dan gerak roll-back yang secara mekanisme geologi lempeng akan 
 menyebabkan rifting di sisi cekungan belakang busur jalur volkanik 
 (back-arc basin). Dengan cara inilah, cekungan2 di Sepanjang 
 Sumatra-Jawa-dan Nusa Tenggara bagian barat memulai evolusinya. Suatu 
 tabrakan di ujung lempeng akan dengan sendirinya memperlambat gerak 
 lempeng di belakangnya. Gerak roll back adalah gerak slab lempeng yang 
 menukik tajam di zone Benioff sehingga seolah subducted slab kembali ke 
 arah samudra, bukan menunjam ke arah benua. Cekungan NSB, CSB, SSB di 
 Sumatra, West Java, East Java, dan utara Bali-Lombok berevolusi dengan 
 cara ini. Kemudian, batas konvergensi yang frontal dan miring akan 
 berpengaruh ke inisiasi rifting di cekungan belakang jalur volkanik.

 East African Rift System sampai Red Sea adalah contoh terbaik di dunia 
 bagaimana suatu kontinen hasil amalgamasi terkoyak kembali oleh rifting, 
 kerak benua menipis, sampai sea-floor spreading, saat kerak samudra muncul 
 di bawah Red Sea dan memisahkan dua anak benua Arabian Plate dan 
 Sudan-Ethiopian Plate.

 Alpen adalah ciri khas bagaimana suatu pegunungan lipatan dibentuk oleh 
 kekuatan kompresi dua lempeng besar (Afrika vs. Eurasia), dan merupakan 
 contoh bagaimana dulu saat di depan Himalaya ada kerak samudra dan belum 
 tertutup anak benua India. Di selatan Alpen, di Hellenic Trench - selatan 
 Yunani dan Italia, kerak samudra Mediteranian Sea menyusup di bawah 
 Italia-Yunani dan membentuk gunungapi2 terkenal Etna, Vesuvius, Stromboli, 
 dan Santorini. Saat ini, semua pegunungan Mediterania itu, sejak dari 
 Pyrenia-Alpen-Karpatia dalam keadaan tertekan ke utara, sehingga membentuk 
 struktur2 imbrikasi penuh thrust dan over-thrust yang semuanya verging 
 ke utara (bandingkan dengan Papua Central Ranges fold and thrust belt, 
 yang vergency-nya ke selatan menuju Arafura karena di utara-nya ada 
 oceanic plate yang menabrak/menunjam terhadap Arafura micro-plate).

 Gulf of Mexico (GOM) kelihatannya sangat mirip dengan South Makassar 
 Strait, cekungan rifted passive margin yang gagal membuka terus oleh 
 sea-floor spreading. Di sebelahnya, ke timur, ada cekungan oseanik hasil 
 sea-floor spreading aktif 

Re: [iagi-net-l] pola gunung di jawa tengah dan jatim (was Cereme)

2005-12-04 Terurut Topik Awang Satyana
  Masalah ini pernah kita diskusikan pada Juli 2004 seperti saya kutip di 
bawah. Saya mempresentasikan masalah ini kemarin di Surabaya pada joint 
convention IAGI-HAGI-PERHAPI di bawah judul, Structural Indentation of Central 
Java : A Wrench Segmentation.
   
  Penggeseran ke utara jalur gunung api Dieng Complex dari kelurusan umum 
gunungapi di Pulau Jawa hanya sebagai salah satu implikasi tersegmentasinya 
Jawa Tengah oleh dua sesar mendatar besar : (1) left-lateral Muria-Kebumen yang 
arah Meratus dan (2) right-lateral Pamanukan Cilacap yang arah Sumatra. Kedua 
sesar besar ini juga telah : menjorokkan garis pantai utara dan selatan Jawa 
Tengah ke arah daratan dibandingkan Jawa Barat dan Jawa Timur, menenggelamkan 
North Serayu di utara Jawa Tengah, menenggelamkan Pegunungan Selatan di selatan 
Jawa Tengah (sehingga menghilang dari peta fisiografis Jawa Madura buatan van 
Bemmelen), dan mengangkat Bumiayu-Luk Ulo sampai kompleks batuandasar melange 
Luk Ulo tersingkap.
   
  Mengapa gunungapi kompleks Dieng tergeser ke utara ? Penerobosan magma hasil 
peleburan sebagian di astenosfer-litosfer tak mampu menerobos uplifted basement 
di selatan Jawa Tengah, lalu mereka memilih menerobos kerak Bumi di slope utara 
Serayu pada junction uplifted basement dengan sedimen basin North Serayu di 
sekitar Dieng.
   
  Itu hanya tesis saya, yang bisa dibaca di dua publikasi saya tentang 
segmentasi struktur Jawa Tengah ini (edisi khusus Geologi dan Sumberdaya 
Mineral Jawa Tengah, IAGI Pengda Yogya-Jateng 2002/2003, dan proceedings PIT 
IAGI 2005 kemarin).
   
  Penjorokan (indentasi) garis pantai selebar Jawa Tengah tentu harus dicurigai 
ada apa-apanya. Jangan membiarkan sesuatu yang mengganggu pikiran, intriguing, 
berlalu begitu saja. Ada pesan-pesan Bumi yang layak dibaca sekalipun telah 
rusak dan terkoyak-koyak.
   
  salam,
  awang
   
  Date: Wed, 21 Jul 2004 20:12:27 -0700 (PDT) 
  From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]  Add to Address Book 
  Subject: Volcanic Lineament Jawa Tengah Tergeser ke Utara (??) 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
   
  
  Menurut buku-buku volkanologi, munculnya gunungapi di permukaan bukan secara 
acak, tetapi dikendalikan oleh sistem rekahan yang ada di kerak Bumi. Magma 
akan naik melalui rekahan itu dan membentuk gunungapi di permukaan. Maka, 
analisis pola kelurusan gunungapi merupakan salah satu dukungan bagi pemecahan 
masalah tektonik di daerah yang bersangkutan. Di Indonesia, Kuenen  banyak 
meneliti masalah ini (misalnya Kuenen, 1935, 1945), dilanjutkan oleh Tjia 
(1968). Sebuah kesimpulannya misalnya : susunan lurus gunungapi berhubungan 
erat dengan rekahan-rekahan tektonik atau dislokasi lainnya, sebuah gunungapi 
yang terletak pada perpotongan dua sistem rekahan akan lebih aktif. Untuk 
mudah membayangkannya, kita lihat sebaran gunungapi2 di Sumatra, mereka tidak 
pernah keluar dari jalur Sesar Sumatra/Semangko.
   
  Sebuah peta dari Tjia (1968) memperlihatkan strike trend volcanic arc di Jawa 
adalah N100E - N105E dengan arah kompresi N5-N15E. Tetapi, kalau kita melihat 
sedikit lebih jeli, kompleks gunungapi di Jawa tengah agak sedikit keluar dari 
jalur itu (saya tidak memaksudkan Muria dan sekitarnya), tetapi kompleks : 
Gunung Slamet, Gn. Perahu (Dieng), Sundoro, Sumbing, Ungaran, Merbabu, Merapi. 
Trend ini mencembung ke arah utara Jawa Tengah, naik dari Slamet ke Perahu, 
puncaknya di Ungaran, dan turun ke Merbabu dan Merapi. Coba kita bandingkan 
pelengkungan ini dengan trend rata-rata sebaran gunungapi di Jawa Barat (di 
luar Ciremai) dan Jawa Timur (dari Lawu ke timur).
   
  Apakah ini gejala biasa atau acak dan tak usah ditafsirkan macam-macam ? 
Kalau saya, berspekulasi bahwa pelengkungan ini terkesan menjauhi sistem batuan 
dasar yang tersingkap di kompleks Karang Sambung dan sekitarnya. Mereka adalah 
gunung-gunung jalur Miosen Akhir-Resen, dengan subduction zone sudah di 
Samudera Hindia sekarang. Apakah penerobosan magma ke atas hasil partial 
melting terhalang oleh kompleks batuandasar tua di bekas subduction zone Late 
Cretaceous-Earliest Tertiary, sehingga magma lebih melipir ke utara. 
Entahlah, yang jelas, setiap saya memandang trend gunungapi di Jawa Tengah ini, 
saya selalu ingat ini tidak biasa..
   
  Salam,
  awang 


[EMAIL PROTECTED] wrote:  Kalau lihat landsat gunung di jateng lebih aneh lagi.
Pola gunung di jateng memiliki bentuk 3 baris setengah lingkaran
yang diawali dengan G.Slamet yang membentuk pola pegunungan melingkar
setengah lingkaran.
kemudian di timur utaranya G prahu,G Sundoro dan Gunung Sumbing
dan kemudian di timur utaranya lagi ada gunung Gedung Songo, G.Merbabu dan
G.Merapi
Pola melingkar ini habis bersamaan dengan mulai menonjolnya lagi pulau Jawa
di utara jawa tengah

Kemudian dilanjutkan pola yang lurus barat timur lagi berupa G Lawu,
GLiman, G Wilis dst sampai G Suket di timur dari Jawa Timur.


ini ada link landsat untuk Jateng...mungkin ada yang tahu di mana bisa
melihat citra landsat daerah yang lain ?

http

[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] RE: [iagi-net-l] pola gunung di jawa tengah dan jatim (was Cereme)

2005-12-05 Terurut Topik Awang Satyana
Yan,
   
  Secara tidak langsung sesar2 naik pada lapisan volkanoklastik (Merawu, 
Banyak, Kerek beds) di utara Jawa Tengah itu, yang beberapa membentuk lapangan 
dengan reservoir volkanoklastik seperti Cipluk dan Klantung, adalah berhubungan 
dengan penyesaran mendatar Jawa Tengah yang saya maksudkan.
   
  Mekanismenya, kedua sesar mendatar besar itu mengangkat selatan Jawa Tengah. 
Akibat kompensasi isostatik, utara Jawa Tengah tenggelam. Dalam gerak 
penenggelaman itu terjadi gravity tectonics yang membentuk sesar2 naik melalui 
cara gliding atau lazaim disebut sistem toe-thrusting. Sesar2 naik ini di 
bagian bawah mengakar pada decollement yang terbentuk pada lapisan 
volkanoklastik berbutir halus. Semua thrust dalam cara ini miring ke selatan 
atau semua bagian selatan adalah blok naik (vergency ke utara). Mekanisme yang 
sama sedang terjadi di Selat Makassar juga Tarakan deep, toe-thrusting yang 
terbentuk di slope membentuk beberapa lapangan minyak/gas di wilayah ini.
   
  Pantai utara Jawa Tengah ada di sistem yang berbeda, yaitu masih bagian 
northern shelf Laut Jawa dan bukan sisi yang ikut tenggelam, maka sistem 
toe-thrusting tak menerus ke pantai utara Jawa Tengah. 
   
  Kedua sesar mendatar tidak dibentuk bersamaan, yang Muria-Kebumen dibentuk 
terlebih dahulu, sekitar earliest Tertiary, dan berhubungan dengan 
subduction/collision oblique di pinggir Meratus (sehingga sinistral). Sesar 
Pamanukan-Cilacap terjadi setelah itu, Paleogen, sebagai asosiasi antithetic 
(sehingga dextral) terhadap Muria-Kebumen Fault.
   
  salam,
  awang

Yan Indryanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang,
Apakah kedua sesar mendatar besar tersebut yang menyebabkan terbentuknya
komplek sesar2 naik di jawa tengah (contohnya pada daerah klantung ex.
Lapangan belanda). Jika betul, kenapa pada penampang seismik yang pernah
saya lihat, komplek sesar2 naik tersebut tidak menerus sampai ke daerah
pantai utara Jawa Tengah. Apakah sesar2 mendatar tersebut memang
berhenti sampai daerah onshore jawa tengah saja ? Dan apakah kedua sesar
mendatar itu  terjadi pada fase tektonik yang sama ?

Mohon pencerahannya...maklum kemarin ngga ikutan PIT IAGI di Surabaya
:-)

Salam,
Yan'91


-
  

  



-
 Yahoo! Personals
 Single? There's someone we'd like you to meet.
 Lots of someones, actually. Try Yahoo! Personals

Re: [iagi-net-l] Bandung (was cereme)

2005-12-06 Terurut Topik Awang Satyana
Abah, saya punya buku tebal itu (855 halaman), Geologi, tulisan Katili dan 
Marks (PT Kilat Madju, Bandung, 1963). Hanya, maaf, saya akan tetap 
menyimpannya sebagai bagian koleksi yang for the sake of old times. Buku 
tersebut sudah menjadi barang langka, barangkali Pak Katili masih menyimpan 
beberapa eksemplar yang bisa dibagikan, siapa tahu.
   
  Tak ada penjelasan tentang tektonik lempeng di buku itu sebab tektonik 
lempeng masih belum berujud pada tahun2 itu. Fred Vine dan Drummond Matthews, 
dua penyumbang teori tektonik sejagat ini, pada tahun buku Katili dan Marks 
terbit masih berkutat dengan anomali magnetik di punggungan tengah samudra 
(Vine dan Matthews, Nature, 1963). Pak Katili pun masih sibuk dengan teori 
granit Lassi-nya di Jambi yang didekati dengan konsep nappe dan dijadikan 
disertasinya tahun 1960, bukan didekati dengan plate tectonics.
   
  Maka, pertanyaan Ferdi yang menunjuk ke plate tectonics dan dicari jawabannya 
oleh Pak Harry Kusna ke buku Katili dan Marks, tak akan mendapatkan jawaban 
yang pas sebab Katili dan Marks (1963) tak memberikan apa2 tentang plate 
tectonics. Tetapi sasakala danau Bandung betul dengan detail dijelaskan di 
situ. Jawabannya mungkin bisa dicari di kumpulan paper2 Katili yang 
dibukukannya tahun 1980 (Geotectonics of Indonesia, a modern view).
   
  Perpindahan pusat erupsi ke selatan Bandung saya pikir karena terjadi 
pertumbuhan prisma akresi ke selatan sehingga sisi selatan lebih terekspos ke 
zone Benioff yang dangkal, yang lebih aktif, dibanding sisi utaranya yang tentu 
zone Benioff-nya mendalam. Kecuali kalau yang menunjam di selatan Jawa itu 
adalah kerak samudra yang baru, yang bukan lanjutan dari Kuarter Muda, maka 
Benioff akan melandai lagi dan ini bisa mengakibatkan jalur volkanik aktif 
tergeser jauh lebih ke utara daripada yang sekarang.
   
  salam,
  awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
  
Rekan

Membaca sdr Harry Kusna menyebut buk Geologi karangan Profesor
J.A.Katili saya jadi teringat buku saya yang terpaksa saya lego
(karena ada kebutuhan yang mendesak).
Siapa yang masih memiliki buku itu , dan merasa sudah tidak memerlu-
kannya saya bersedia untuk menampung dengan ganti rugi yang wajar.
Ya , buat saya just  a memorable thing denga si Dia yang sudah
tiada.

Si Abah

___

Pak Ferdi,

 Ini yg saya baca dan kutip point2nya dari buku Geologi-nya Pak Katili
 ttg dataran tinggi Bandung (hal 214-217).

 Dataran tinggi Bandung terletak diantara 2 deretan gunung api. Bahagian
 tengah merupakan gunung api itu sendiri, dan di bagian Selatan kita
 temukan dataran tinggi Bandung, yg dahulu merupakan sebuah danau besar.

 Sejarah geologi dataran tinggi Bandung ini mulai dengan jaman Miosin,
 kira2 20 jt tahun yg lalu. Pd waktu Miosin ini, pesisir Utara dari Jawa
 purba letaknya jauh di Selatan dari pesisir sekarang dan terletak kira2
 disekitar Pengalengan. Daerah sebelah Utara Pengalengan masih merupakan
 lautan dimana terjadi pembentukan atau pengendapan berbagai macam batuan
 sedimen. Di daerah Purwakarta kini, endapan2 tsb yg sampai beberapa ribu
 meter tebalnya masih dpt dilihat. Di sekitar Bandung, endapan2 ini
 hanya terlihat di beberapa tempat saja krn telah tertutup dng endapan
 vulkanik yg kemudian terbentuk. Begitulah maka pd jaman ini berlaku
 evolusioner, perioda yg tenang.

 Perioda tenang ini disusul oleh perioda revolusioner; dlm perioda ini
 terjadi gera2 yg memeras dan mengangkat batuan2 yg dibentuk tadi
 menjadi pegunungan yg mulai muncul di atas permukaan laut. Perioda ini
 adalah perioda pembentukan pegunungan2. Pesisir Utara Jawa yg tadinya
 terletak di sebelah Selatan, mulai berpindah ke Utara. Bagian selatan
 dari daerah Pengalengan diangkat. Selain dari perioda pembentukan
 pegunungan, bekerja pula kekuatan vulkanik gunung2 api yg sisanya
 merupakan puncak2 tajam di sekitar Cimahi, misalnya gunung Selatjau.

 Kira2 pada permulaan jaman Kwarter Tua aktivitas vulkanik berpindah ke
 Utara, ke tempat gunung Tangkuban Perahu kini terdapat. Pada jaman itu,
 G. Tangkuban Parahu belum lahir, akan tetapi yg ada adalah induk dari
 gunung api ini, yakni gunung api Sunda, yg dari rekonstruksi, panjangnya
 kira2 20km, dan tingginya 2-3000m, dng titik2 parasit spt G. Burangrang,
 G. Palasari, G. Bukit Tunggul, dsb. Setelah beberapa lamanya bekerja,
 kemudian gunung api raksasa ini meledak dengan hebatnya, meninggalkan
 kaldera.

 Sesudah peledakan gunungapi Sunda, maka terjadilah gerak turun-naik
 dalam kerak bumi, yg membentuk satu pegunungan panjang yg lurus dari
 Timur ke Barat Lembang. Bagian Utara turun ke bawah kira2 450 m,
 dibandingkan bagian Selatan yg tinggal pada tempatnya, yg keseluruhan
 ini membentuk patahan Lembang. Segera sesudah terjadinya patahan
 Lembang, G. Tangkuban Perahu mulai bekerja, pada zaman Kwarter Muda.
 Gunungapi Tangkuban Perahu ini terjadi di sebelah Timur, di dalam
 kaldera Sunda.

 Jadi mungkin ini Pak Ferdi, IMHO, bagian 

RE: [iagi-net-l] G.Cereme lagi ( was pola gunung di jawa tengah dan jatim)

2005-12-06 Terurut Topik Awang Satyana
Abah,

Prof. Berg, ahli sejarah yang pernah bekerja di
Indonesia pada zaman Belanda, pernah menulis bahwa
kata Sunda itu berasal dari Cuddha (bahasa Sanskerta)
yang artinya putih. Itu merujuk ke Gunung Sunda di
utara Bandung, yang dari kejauhan berwarna putih
akibat tutupan abu volkanik atau salju (?).

Zone lemah di Bumi yang berasal dari retakan tentu
linier dan bukan satu titik sentral. Hanya mengapa
hanya ada Gunung Sunda di sistem retakan itu (itu
kalau magma pembentuk Gunung Sunda menerobos ke
permukaan via retakan), tentu sangat dikendalikan oleh
konfigurasi basement di sekitarnya.

Sistem retakan/zone lemah bisa terbentuk dengan
instant (baik skala waktu manusia maupun skala waktu
geologi). Misalnya, buku Katili dan Marks (1963)
menyebutkan bahwa dislokasi patahan Lembang, blok
turunnya, merosot 450 meter begitu Gunung Sunda
erupsi. Dan, kita sama-sama belajar bahwa banyak
terjadi dislokasi kerak Bumi di sisi barat Sumatra
setelah tsunamigenic-earthquake melanda wilayah ini.

salam,
awang

--- [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 
   Awang,
 
   Kalau benar ada Gunung Sunda dengan ketinggian 
 yang aduhai , dan dengan
   kawah yang hanya satu , berarti zone lemah dikerak
 bumi hanya ada disatu
   lokasi.
   Apakah ada perubahan zone lemah dikerak bumi yang
 berlangsung dengan
   instant ?
 
   Si Abah.
 

_
 
   Ferdi,
 
  Di Indonesia, khususnya di Jawa-Sumatra, pola
 penyebaran gunungapi erat
  terkait dengan sistem retakan di kerak Bumi atau
 konfigurasi basement-nya.
  Untuk Jawa Barat, kita bisa golongkan tiga
 pengelompokan.
 
  (1) kompleks Krakatau-Karang-Pulasari di barat
 Banten sampai Selat Sunda.
  Ini terkait dengan sistem retakan kompleks (lebih
 dari satu retakan) di
  sekitar Banten-Lampung, yang merupakan relic
 (bekas) saat Banten dan
  Lampung terpisah.
 
  (2) deretan gunung yang membentuk kelurusan
 barat-timur di utara Bandung.
  Ke dalam deretan ini tergabung Gunung
  Halimun-Salak-Gede-Pangrango-Tangkuban
 Perahu-Bukit Tunggul-Ciremai. Ini
  terkait dengan penerobosan magma pada zone lemah
 Bogor Trough yang punya
  kerak intermediate.
 
  (3) deretan gunung selatan Bandung, yaitu dari
 Patuha-Galunggung. Ini
  terkait dengan penerobosan magma di tepi Jampang
 Plateau dan zone depresi
  tengah Jawa.
 
  Saya yakin, semua gunungapi ini lebih-kurang
 berhubungan dengan partial
  melting 100-200 km di zone subduksi. Hanya, saat
 magma naik, ia akan
  keluar di permukaan pada zone2 lemah yang telah
 ada di kerak Bumi. Zone
  lemah di kerak Bumi adalah retakan2 sesar besar,
 dan zone pertemuan antar
  konfigurasi basement. Tepi2 jalur fisiografis yang
 dibuat van Bemmelen
  adalah zone2 lemah, sebab di situlah terjadi
 pertemuan dua konfigurasi
  basement.
 
  Legenda Bandung tentu masuk akal didekati dari
 manapun (sejarah,
  arkeologi, geologi, atau dongeng). Terlalu banyak
 bukti yang
  menguatkannya. Banyak publikasi ilmiah dan populer
 bisa dibaca tentang
  ini. Pak Koesoemadinata tentu bisa bercerita
 banyak tentang ini. Danau
  Bandung pernah ada. Bandung dikepung oleh banyak
 daerah dengan sebutan
  Ujung, Bojong, atau Ranca. Itu hanya toponim,
 tetapi punya arti. Hubungkan
  saja dulu semua daerah2 itu oleh garis yang
 membentuk kurva dan begitulah
  kira2 bentuk danau Bandung dulu. Ujung dan Bojong
 adalah tanjung (dari
  danau, daratan yang menjorok masuk ke danau),
 sedangkan Ranca adalah rawa,
  sisa2 penenggelaman. Nah, kita bisa bahas panjang
 lebar bahwa memang
  pernah ada Gunung Sunda yang tinggi di utara
 Bandung yang meletus dan
  kawah2 Burangrang, Bukit Tunggul dan Tangkuban
 Perahu adalah sisa2-nya.
 
  Gunung Ciremai terjadi menerobos tepi antara Bogor
 Trough dan Paparan
  Utara. Gunung ini memang relatif paling utara di
 banding anggota-anggota
  lain di deretannya. Bisa jadi paling tinggi karena
 relatif tak aktif.
  Mengapa tak aktif, salah satunya karena ia punya
 zone Benioff paling dalam
  di Jawa Barat, sekitar 250 km. Seperti juga gempa,
 semakin dalam
  hiposentrumnya semakin tak aktif, begitulah
 Ciremai. Sumber magmanya
  dalam, relatif lebih dalam dari yang lain, maka
 tak terlalu berulah
  seperti gunungapi2 di selatan yang Benioff
 zone-nya bisa 100 km saja.
 
  Salam,
  awang
 
  -Original Message-
  From: [EMAIL PROTECTED]
  [mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Sent: Monday, December 05, 2005 3:38 PM
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: [iagi-net-l] G.Cereme lagi ( was pola
 gunung di jawa tengah dan
  jatim)
 
  Salam Pak Awang
 
 
  seperti biasa, saya ketinggalan lagi tulisan Pak
 Awang yang datang dari
  yahoo...Enggak tahu kenapa semua email dengan
 yahoo tidak bisa nyampai ..
 
 
  Kalau kita kembali ke Jawa Barat...apa yang
 mengontrol pola gunung api di
  jawa barat..?kalau secara
 kasar saya lihat ada 3
  pola yaitu di barat bandung, di utara bandung dan
 selatan bandung.
 
 
  Dan dongeng bahwa Bandung dulu merupakan kawah
 dari gunung raksasa 

[iagi-net-l] Buku Geology of Indonesia (was : Re: [iagi-net-l] Bandung (was cereme))

2005-12-06 Terurut Topik Awang Satyana
Punten Abah, teu aya deui soalna, hiji-hijina. 
Benar Abah, penerbitannya dibiayai oleh Dewan Riset
Nasional (DRN) dan dicetak oleh PT Kilat Madju
Bandung.

Waktu ngobrol2 dengan Pak Prof. Adjat Sudradjat Maret
lalu di Bandung, kenapa kita tak bisa membuat buku
seperti yang ditulis van Bemmelen (1949) itu, karena
katanya dulu van Bemmelen menulisnya sendirian
berdasarkan ratusan laporan/paper geologi atau
pekerjaannya sendiri di Indonesia. Sekarang, sesudah
banyak pakar geologi kita miliki, malah gak jadi-jadi
(Sebenarnya Pak Adjat tengah berbicara suatu
kontroversi, he2...).

Seingat saya dulu (th. 1990an) IAGI pernah punya
program pembaruan buku Geology of Indonesia macam yang
ditulis van Bemmelen itu, ditulis buku baru yang
melibatkan banyak pihak dengan data dan konsep2 baru
yang tentu saja jauh lebih banyak. Kalau tak salah,
mau dikoordinasi oleh Pak Bona Situmorang. Tetapi
kemudian tak terdengar lagi sampai sekarang dan tak
lama setelah rencana itu pun Pak Bona mulai sibuk di
masalah Timor Gap.

Bagus ada Herman Darman dan Hasan Sidi yang
berinisiatif mengumpulkan beberapa orang untuk menulis
sama2 An Outline of the Geology of Indonesia yang lalu
disunting mereka dan diterbitkan IAGI tahun 2000.
Herman pernah bercerita, edisi per pulau mau ditulis,
tetapi kelihatannya kandas di tengah jalan karena
kesulitan mencari kontributor dan mungkin juga
pasarnya.

Dan, suatu hal yang patut diacungi jempol, Pertamina
BPPKA tahun 1996 mengumpulkan, mengkoordinasi ahli2
dari oil companies dan technical advisors dari para
senior (a.l. Pak Koesoemadinata dan Pak Sukendar
Asikin) untuk menulis sama2 buku Petroleum Geology of
Indonesia yang lalu menjadi 15 volume buku2 dengan
cover biru itu. Memang belum semua cekungan dibahas.

Penulis tunggal geologi Indonesia berakhir di Charles
Hutchison (1989) yang menerbitkan buku text Geological
Evolution of SE Asia (368 hal). Menulis buku yang
semacam van Bemmelen buat adalah pekerjaan raksasa,
monumental, tetapi bukan sesuatu yang sama sekali
mustahil. 

salam,
awang

--- [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 
   Aduuuh , teganya den Awang !
 
   Ngomong ngomong mengenai buku Gelogi - nya Prof
 Katili , bisanya terbit
   (kalau tidak salah) diponsori oleh Departemen
 Riset Nasional (kalau
   sekarang Men Ristek).
   Dan sampai saat ini Geology of Indonesia maupun
 text book Geologi dalam
   bhs Indonesia belum muncul edisi baru - nya.
 
   Bang Djamaluddin apa Anda belum tergerak untuk
 memprovokasi bapak Menter
   untuk membantu ? Yangh mau kerja pasti banyak .
   Mumpung para senior masih ada Prof Katili , Prof
 Kusumadinata , Prof Ru-
   bini dsb dari the oldiest, the medium masih ada TO
 Simanjuntak , Hardi
   Prasetyo, Emmy Suparka,H Pangabean dari the young
 Generation ada Awang
   Satyana, Benny Sapie , Rovicky, Herman Darman,
 Andang Bachtiar dsb
 
   Pokoke kalau ada dana pasti itu dua  buku bisa
 diperbaharui dengan
   konsep yang up to date.
 
   Hayh.
 
   Si Abah
 
 



__ 
Yahoo! DSL – Something to write home about. 
Just $16.99/mo. or less. 
dsl.yahoo.com 


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters

2005-12-06 Terurut Topik Awang Satyana
Beberapa masukan/komentar tentang penjurian yang biasa
dilakukan (kususnya oleh IAGI), semoga bisa menjadi
perbaikan untuk masa mendatang.

Dari formulir penjurian yang dibagikan kepada
chairpersons dan secara random kepada beberapa
penonton, bobot nilai seseorang adalah : 40 %
presentasi + 60 % isi makalah.

Di JCS 2005 kemarin, saya diminta menjadi seorang
chairperson yang diwajibkan menilai para presenter di
session yang saya koordinasi. Jauh2 hari, saya sudah
meminta makalah lengkap paper2 yang ada di session
saya. Tujuannya ada dua : (1) saya harus memahami
dengan baik isi makalah2 yang saya ketuai sidangnya,
(2) dari isi makalah, saya bisa menilai bobotnya (yang
menyusun 60 % penilaian).

Namun, tak ada satu pun makalah yang diberikan oleh
panitia. Nah, bagaimana saya bisa menilainya ? Di
Surabaya, saya bisa menilai dengan pasti seorang
presenter, caranya berpresentasi, visualisasi yang
dilakukannya dll yang menyusun 40 % bobot penilaian.
Lalu, bagaimana menilai 60 %-nya lagi ? Saya hanya
meraba2. Memang CD dibagikan di seminar kit, kita bisa
melihat makalah lengkapnya malam sebelumnya, tetapi,
jangan menganggap bahwa kita selalu punya cukup waktu
untuk melakukannya di menit2 terakhir; karena itulah
saya minta full papers tersebut jauh2 hari.

Itu buat seorang chairperson, nah bagaimana penjurian
yang dilakukan oleh penonton yang dipilih secara
random ? Mereka hanya bisa menilai 40 % bagaimana
presentasi, tanpa bisa menilai 60 % isi makalah.
Apakah mereka tau mau dipilih sebagai juri, jadi baca
dulu makalahnya ? Mustahil. Membaca abstrak di buku
program juga tidak akan menggantikan yang 60 % itu.

Lalu, kalau mau menjadikan bahasa Inggris lebih banyak
digunakan oleh para presenter, mengapa tidak
menjadikan bahasa Inggris sebagai nilai plus dalam
penjurian ?

Kita sebaiknya belajar dari sistem penjurian IPA. Tak
ada juri2 random. Sekian puluh juri telah jauh2 hari
dipilih oleh panitia penjurian dan didedikasikan untuk
beberapa makalah tertentu. Full papers diberikan
kepada mereka. Mereka akan punya waktu untuk
mempelajari dengan detail isi makalah. Lalu mereka
akan ditanya, bisa datang ke IPA tidak sebab
presentasi makalah2 yang telah dipelajarinya harus
dinilai. Bila tidak, akan digantikan. Nah, dengan cara
ini setiap juri tahu menilai dengan pasti bobot isi
makalah dan bobot presentasi setiap penulis.

Saya pernah menjadi chairpersons di PIT IAGI maupun
IPA, dan saya pernah menjadi juri baik di PIT IAGI
maupun IPA. Maka, rasanya saya punya dasar buat
berkomentar seperti di atas.

Saya sangat mengerti bahwa ada hal2 operasional yang
membuat sesuatu tak bisa dijalankan dengan ideal.
Hanya, khusus penjurian, sebenarnya harus dilakukan
dengan serius. 

Jangan menilai kalau kita tak tahu pasti bagaimana
menilainya. Dan, jangan menjadikan best presenters
suatu target, itu suatu kegembiraan sampingan saja.
Lagipula, sistem penilaian belum tentu ideal. Tulislah
makalah sebanyak2nya, tak perlu dibayang-bayangi
predikat2 the best..

salam,
awang
(JCS 2005 paper reviewer, judge, chairperson,
presenter)

--- [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Agak terlambat memang, dan sebagian orang terutama
 yg sempat dolan ke
 Surabaya minggu lalu, tentunya sudah tahu siapa saja
 yg mendapatkan
 penghargaan dari Panitia JCS2005 karena telah
 memberikan presentasi yg
 dinilai paling baik dan telah diumumkan pada saat
 acara penutupan, Rabu
 sore, 30 Nopember 2005.
 
 Berikut informasi lengkapnya:
 
 * Best Photo Contest:
 #The 1st Winner: Tenaga yang Tak Berbanding (Irtanto
 - Pemda Jatim).
 #The 2nd Winner: Keluarga Tengger (Nakok Aruan -
 Pemda Jatim).
 #The 3rd Winner: Nafas Bromo (M. Wahyudin - JOB
 Pertamina-Petrochina
 Salawati).
 
 * BEST PAPER (ORAL) PRESENTATIONS of STUDENT:
 #The Student Best Paper (Oral Presentation) of HAGI:
  Angga Direzza
 (Department of Geophysics, ITB); Judul Makalah:
 Determinasi Fluida dan
 Litologi Menggunakan Parameter Lambda Mu-Rho (LMR).
 #The Student Best Paper (Oral Presentation) of IAGI:
  Dessy Widyasti
 Sapardina (Department of Geology, UGM);  Judul
 Makalah: Evaluasi Tingkat
 Pencemaran Logam Berat Akibat Usaha Penambangan Emas
 Rakyat di Daerah
 Hargorejo dan Sekitarnya, Kecamatan Kokap, Kabupaten
 Kulonprogo, DIY.
 
 * BEST PAPER (POSTER) PRESENTATION:
 #Reno Faisal (CNOOC SES Ltd.); Judul Makalah:
 Seismofacies Study in Early
 Fill to Source Rock Depositional Environment, Asri
 Basin.
 
 * BEST PAPER (ORAL) PRESENTATIONS:
 # Best Paper (Oral Presentation) of HAGI:  Munji
 Syarif (CNOOC SES Ltd.);
 Judul Makalah: Seismofacies Study in Early Fill to
 Source Rock Depositional
 Environment, Asri Basin.
 # Best Paper (Oral Presentation) of IAGI:  Dwikorita
 Karnawati (Department
 of Geology, UGM); Judul Makalah: The Importance of
 Slope Stratigraphy and
 Slope Hydrology on Rain-induced Landslide in Clayey
 Slope at Foot of Kulon
 Progo Mountain, Central Java, Indonesia.
 # Best Paper (Oral Presentation) of PERHAPI: 
 Pramusanto (RD CMC); Judul
 Makalah: Magnetic Separation 

Re: [iagi-net-l] Kelurusan Utara Selatan Jabar (was G.Cereme lagi )

2005-12-07 Terurut Topik Awang Satyana
Ferdi,

Saya tak melihat unsur utara-selatan di antara
gunungapi2 di Jawa adalah sesuatu yang penting secara
regional. Satu2nya sistem U-S yang penting di Jabar
hanyalah batas timur Banten Blok, dari Teluk
Pelabuhanratu ke Teluk Jakarta.

Tergeser2nya gunungapi2 yang seolah2 U-S itu hanya
efek erupsi central vs linier saja (misalnya antara
Gede-Pangrango, Bukit Tunggul-Tangkuban Perahu, dll.),
bukan penggeseran struktur. Sistem U-S bukan unsur
struktur yang penting di onshore Jawa, kalau di
offshore Jawa utara sampai Selat Sunda memang betul
itu penting.

Dan, Jatiluhur, Cirata, maupun Saguling bukanlah
danau2 yang terbentuk ala Toba, Singkarak, Maninjau
yang volkano-tektonik atau pull-apart oleh
strike-slip. Mereka itu (Jatiluhir-Saguling) hanya
danau buatan, bendungan, yang memanfaatkan morfologi
lembah sungai. Saya pikir tak ada unsur tektonik di
situ, bahaya dong kalau mereka pull-apart strike-slip
lakes lalu sengaja dibendung.

Maka, distribusi regional tetap ada keteraturan,
barat-timur, hanya yang U-S bukan suatu kontrol. Sesar
Lembang menerus ke sistem Salak-Halimun pernah kita
diskusikan di milis ini.

salam,
awang

--- [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Awang
 
 Apa zone lemah bogor trough ini berhubungan juga
 dengan sesar lembang yang
 ditulis oleh Mas Harry Kusna...?
 kalau iya apakah sesar lembang ini menerus sampai
 G.Halimun, G salak
 G.Pangrango , G.Gede dsb...?
 Dan kalau melihat kemenerusannya setelah  G
 Pangrango /G.Gede ada danau
 Cirata dan Jatiluhur yang merupakan zona rendah
 sebelum G.Tangkuban
 Perahu..
 Melihat posisi barisan G.Tangkuban perahu yang
 sedikit ke utara dibanding
 barisan G.Gede ...apa sebenarnya ada sesar mendatar
 yang tegak lurus (arah
 utara selatan)  dengan sesar lembang (barat timur) 
 yang menggeser
 G.Tangkuban Perahu ke utara dan menjadi bidang
 pembuka untuk  D.Cirata dan
 D.Jatiluhur...
 Kelurusan ke utara  juga sepertinya yang membatasi
 antara GHalimun, GSalak
 dengan G.Gede dan Pangrango sehingga G.Gede dan
 Pangrango bergeser sedikit
 ke utara di bandingkan G.Halimun dan G.Salak.
 
 Kemudian di bagian selatannya G.Patuha, G Papandayan
 dsb...
 Kalau kita tarik garis ke kiri dan ke kanan maka
 tidak ada kemenerusan yang
 jelas sepertinya kompleks sendiri di tanah jabar
 yang agak menonjol ke
 selatan..(bandingkan  dengan banten dan jawa tengah)
 Apakah ada kelurusan barat timur yang juga
 mengontrol bagian selatan?
 dan kemanakah berhentinya kelurusan barat timur di
 selatan tersebut? di
 bawah laut Banten..?
 
 Ada yang menarik tentang keaktifan G.Api, yaitu
 keaktifan G.Papandayan
 G.Galunggung dan G Gede Pangrango. Menurut info Mas
 Ferry bahwa G.Gede
 adalah G yang aktif..sama dengan G.Papandayan  yang
 mungkin menunjukkan
 bahwa sesar mendatar arah utara selatan memang telah
 membawa jalur
 kelurusan barat timur di selatan bandung (GPatuha
 ,Pengalengan,Galunggung)
 menyatu atau berdekatan dengan kelurusan barat timur
 dari G.Gede  dan G.
 Pangrango sehingga menjadi satu bidang lemah yang
 memanjang dari G.Gede dan
 Pangrango sampai Patuha dan Papandayan, yang
 menyebabkan G.Apinya jadi
 aktif.
 
 Yang perlu dicek apakah memang kelurusan Utara
 selatan ini lebih muda dari
 pada pola barat timur sehingga pergeseran gunung dan
 keaktifannya dapat
 terjadi?
 
 
 
 Regards
 
 Kartiko-Samodro
 Telp : 3852
 
 
 
 




__ 
Yahoo! DSL – Something to write home about. 
Just $16.99/mo. or less. 
dsl.yahoo.com 


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



[iagi-net-l] Bahasa Indonesia vs. Bahasa Inggris ? (was Re: [iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters)

2005-12-07 Terurut Topik Awang Satyana
Keinginan memajukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar ilmiah harus menjadi tujuan. Hanya, karena
kita adalah negara berkembang yang dalam banyak hal
masih memerlukan negara2 berbahasa Inggris, keinginan
memajukan bahasa nasional itu seringkali berbenturan
dengan kewajiban kita menguasai bahasa Inggris.
Lebih-lebih lagi kita sekarang terpapar ke globalisasi
dan bahasa globalisasi nomor 1 saat ini adalah bahasa
Inggris. 

Maka, akan selalu sulit buat IAGI menangani dua hal
ini. Saya pribadi pun saat mau menulis makalah untuk
IAGI selalu terjadi perang dulu, ingin menulis dalam
bahasa Indonesia karena saya orang Indonesia dan
mencintai bahasa nasional. Tetapi lalu terpikir juga,
kalau saya tulis dalam bahasa Indonesia maka makalah
saya akan mendapat sedikit perhatian dari rekan2
seprofesi mancanegara (sebab keinginan mereka belajar
bahasa Indonesia minimal, jauh lebih baik minat orang
Indonesia belajar bahasa Inggris). Kenapa perlu
diperhatikan oleh orang luar ? Sebab paper2 tulisan
orang Indonesia tentang Indonesia harusnya
menginternasional dan bahkan menjadi acuan.

Di Proceedings IAGI banyak makalah bagus, hanya
sedikit diacu oleh penulis2 internasional, sebab belum
apa2 mereka sudah berpikir, ah, paling ditulis dalam
bahasa Indonesia... Ini pernah saya tes dengan menulis
makalah yang lebih kurang sama isinya, sama2 ditulis
dalam bahasa Inggris, yang satu ada di Proceeding
IAGI, yang lain ada di Proceedings IPA. Dan, yang suka
diacu oleh beberapa penulis internasional adalah yang
di Proceeding IPA. Suatu bukti, bahwa penulis2
internasional tidak melirik Proceeding IAGI karena
mereka apriori dan punya hambatan bahasa.

Panitia PIT IAGI dari tahun ke tahun pun berbeda2
pandangannya. Ada yang membuat bahasa resmi PIT adalah
bahasa Inggris, dan ada yang membuat baik bahasa
Inggris maupun bahasa Indonesia adalah bahasa resmi
PIT. Suatu pencerminan bahwa soal dua bahasa ini kita
tak bisa punya kata tegas.

Seorang ex-pat yang sedang sekolah S3 di UGM sempat
berbincang2 dengan saya kemarin di JCS 2005. Dia
berkomentar, saya lebih suka melihat presentasi2 di
Ballroom daripada di Nirwana atau Pelangi, sebab di
Ballroom banyak presentasi dalam bahasa Inggris. 

Sungguh, persoalan ingin mendaulatkan bahasa Indonesia
sebagai bahasa ilmiah, sementara kita tak bisa bebas
dari sapuan globalisasi bahasa Inggris, adalah pelik.

Saya pribadi bertekad mempelajari kedua bahasa ini
sebaik-baiknya. Belajar bahasa Indonesia karena
mencintai bahasa nasional, belajar bahasa Inggris
karena tuntutan zaman.

Pak Achmad Luthfi, Ketum IAGI 2006-2008, yang
kebetulan atasan saya di kantor, pernah punya rencana
akan mengundang Pusat Penelitian dan Pengembangan
Bahasa Indonesia untuk mengajari kami (Eksplorasi
BPMIGAS) berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Nah..! Sebelumnya, kami juga sudah diajari British
Council bagaimana berbahasa Inggris dengan baik dan
benar.

Harus kita akui, walaupun kita orang Indonesia, belum
tentu kita dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan
benar. Apalagi bahasa Inggris...

salam,
awang 

--- Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bab penggunaan bahasa inggris sebagai bahasa
 pengantar, saya ingin berbagi
 sharing dengan kegiatan FOSI (evening talk).
 Beberapa acara sukses dibawakan
 dalam bahasa inggris, tapi ada satu acara yang
 presenternya menolak dengan
 alasan bahwa dengan menggunakan bahasa ibu kita
 untuk pemahaman materi yang
 lebih baik padahal saya sudah meyakinkan bahwa itu
 mestinya tidak jadi
 kendala melainkan sebagai tantangan  tapi
 presenter gak mau ... ya sudah
  the show must go on.
 
 On 12/8/05, Iman Arga Koesoemah
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 
  Komentar dari Pak Daru memang menggelitik. Kenapa
 ? Kelihatannya ada
  kontradiksi antara unsur memajukan bahasa sendiri
 dengan keinginan yang go
  international. Isunya, yaitu selalu harus memilih
 mana yang ingin kita
  (baca: IAGI) tempuh. Saya pribadi cenderung untuk
 memilih full paper dalam
  bahasa Inggris, tapi boleh saja dipresentasikan
 dalam bahasa Indonesia. How
  does it sound ? Any comments ?
 
  Thanks. Iman


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi 

RE: [iagi-net-l] NO SHOW

2005-12-07 Terurut Topik Awang Satyana
IPA punya sekretariat yang solid yang juga menangani
penerimaan paper. Mereka mencatat siapa2 yang kena no
show sanction. Maka author/lembaga yang kena sanksi
saat abstraknya diterima Sekretariat IPA, akan dicekal
dulu, dan proses seleksi selesai di situ.

IAGI punya sekretariat yang solid juga, tetapi tak
terlibat di penerimaan paper. Dan, panitia teknis
setiap PIT dari tahun ke tahun ganti-ganti juga.
Panitia tahun ini menghukum no show kepada beberapa
orang/lembaga. Katakanlah hukuman 3 tahun. Nah, apakah
hukuman 3 tahun ini akan dipegang oleh Panitia
berikutnya, yang ganti2 itu ? Estafet belum tentu
berjalan mulus. Kita mungkin semangat berbicara
masalah ini sekarang sebab pesta ilmiah baru saja
usai, nah, tahun depan, dua tahun lagi ? Tak ada yang
bisa dijamin.

Apakah Panitia PIT yang kemarin akan menitipkan
catatan2 hukuman ke Panitia PIT tahun depan ? Harusnya
begitu biar hukuman 2-3 tahun bisa terlaksana. Tetapi,
estafet belum tentu mulus.

Maka, perlu dipikirkan kantor tetap, Sekretariat IAGI
perlu dilibatkan dalam administrasi penerimaan paper,
sebab ini satu2nya lembaga yang bisa mengawal hukuman
dijalankan seperti diputuskan (ah...seprti terpidana
saja... !).

salam,
awang

--- [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Sekedar berbagi pengalaman dari IPA.
 
 Masalah No Show ini memang masalah yang selalu
 pelik, di dalam IPA saja
 banyak pro dan kontra, tetapi sekarang sudah ada
 guideline yang lebih
 solid.  Sekedar perbandingan, di IPA kalau ada yang
 tidak datang tanpa
 berita dikenakan sanksi 2 tahun berturut2 tidak bisa
 presentasi di event2
 IPA.  Selama ini yang saya tahu, No Show di kalangan
 student dikenakan
 sanksi dimana si presenter dan mentornya PLUS
 fakultas asal dari presenter
 tersebut tidak bisa presentasi 2x berturut2 (Pak
 Leo, salah satunya anak
 buah Anda yang melakukan hal itu di IPA tahun ini,
 hehehe...tunggu surat
 diskwalifikasinya).  Apa sih susahnya angkat telepon
 beberapa minggu
 sebelumnya dan mengatakan bahwa tidak bisa hadir? 
 Panitia selalu
 menyediakan jalan kok, bahkan kadang2 secara
 finansial.
 
 Saya jadi ingat waktu jadi mahasiswanya Pak Kusuma,
 beliau mengatakan kalau
 ujian harus hadir kecuali kematian.  Setuju banget.
 
 Di AAPG, saya kurang tahu tetapi kelihatannya
 sanksinya lebih berat lagi,
 tetapi peraturan di IPA diadopsi dari AAPG.  Banyak
 pro dan kontra tetapi
 coba pikir: rasa booth yang kosong (ini duit
 urusannya), waktu yang bisa
 dipakai oleh presenter lain, waktu yang terbuang
 oleh panitia untuk
 mengedit paper, sangat disayangkan kalau si
 presenter menganggap bahwa
 event ini adalah event main2.
 
 Iya, iya, sebagai bangsa Indonesia memang kita ini
 permissive banget, yang
 korupsi dihukumnya bentar, uang untuk memperlancar
 segala administrasi itu
 halal, tapi paling tidak kita harus mulai disiplin
 dan berani memberikan
 sanksi yang berat.  Kalau kita ingin dianggap
 serius, sebaiknya kita juga
 serius memberikan sanksi.
 
 Parvita
 
 
 
 
 
 
 
 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia vs. Bahasa Inggris ? (was Re: [iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters)

2005-12-08 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Rovicky,

Tak ada kesulitan untuk bahasa Indonesia menjadi
bahasa pengantar ilmiah. Hukum DM dan tak adanya
konjugasi (perubahan kata kerja oleh subyek dan waktu)
justru akan menyederhanakan permasalahan. Tak ada
gender kata benda, seperti dimiliki bahasa2 Eropa akan
memudahkan orang mempelajari bahasa Indonesia. Kita
tak perlu menghafal jenis kelamin kata-kata benda.

Peristilahan mungkin kurang memadai, tetapi itu bisa
dibangun terus dengan berbagai cara (mencari padanan
dalam bahasa Indonesia, meng-Indonesia-kan istilah
asing, atau sementara menelan bulat2 istilah aslinya).

Bahasa daerah memang punya kekayaan tersendiri.
Aktivitas orang dalam bahasa Sunda juga ada istilahnya
tersendiri sejak bangun tidur sampai tidur lagi (bray
beunta ...dug sare !).

salam,
awang

--- Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:

 On 12/8/05, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
  Keinginan memajukan bahasa Indonesia sebagai
 bahasa
  pengantar ilmiah harus menjadi tujuan. Hanya,
 karena
 
 Pak Awang,
 Apakah Bahasa Indonesia memiliki syarat2 sebagai
 bahasa pengantar
 ilmiah yg baik. Misal ttg DM
 (diterangkan-menerangkan), not time
 dependent (beda dg Inggris), perbendaharaan kata
 dsb.
 Kadang aku pikir bahasa jawa itu memiliki
 perbendaharaan kata yg
 buanyak sekali, sangat detil utk setiap aspek.
 misal menengok dalam bahasa jiwa bisa ada:
 ungak-ungak = menengok diatas tembok
 anguk-anguk = menengok kebawah (sumur)
 ndangak = menengok keatas.
 inguk-inguk, dll
 
 kmudian terlepas, ini bisa saja pithil, pothol,
 prithil, thethel,
 prethel, nglethek, nglothok dll masing2 memiliki
 arti khusus.
 
 
 RDP
 bukan bhasa-bhasi
 

-
 To unsubscribe, send email to:
 iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to:
 iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive 1:
 http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2:
 http://groups.yahoo.com/group/iagi
 Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina

(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
 Komisi SDM/Pendidikan : Edy
 Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
 Komisi Karst : Hanang
 Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
 Komisi Sertifikasi : M.
 Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
 Komisi OTODA : Ridwan
 Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
 [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
 Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
 Komisi Database Geologi : Aria A.
 Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)

-
 
 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



[iagi-net-l] Di mana Proceedings PIT IAGI ke-1 s.d. ke-34 ? Bahasa Indonesia vs. Bahasa Inggris ?

2005-12-08 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Noor,

Untuk proceedings IAGI go-international, maka langkah
pertamanya adalah menggunakan bahasa internasional,
yaitu bahasa Inggris. Sebelum seluruh paper dalam
proceedings IAGI berbahasa Inggris atau
dibahasainggriskan, rasanya sulit untuk
go-international.

Rasanya Pak Andang dulu pernah punya program
penginggrisan proceedings IAGI. Mungkin tidak/kurang
berjalan karena berbagai hambatan. Memang ini akan
menjadi tugas berat, sementara itu kita pun sulit
mengajak penulis2 baru di proceedings PIT IAGI yang
baru menulis makalahnya dalam bahasa Inggris. Kalau
diwajibkan menulis papernya dalam bahasa Inggris,
nanti malahan menjadi sedikit makalah yang masuk (?).

Memang yang paling bagus adalah ada team yang
menginggriskan makalah2 lama/baru itu, hanya ini bukan
pekerjaan mudah dan ringan.

Bagaimana jalan terbaik dan cepat agar proceedings
IAGI go-international ? 

Di samping itu, database proceedings ini, apakah
Sekretariat IAGI sekarang punya semua koleksi
proceedings IAGI dari PIT no. 1 sampai yang kemarin
itu(PIT no. 34)? Kalau saya mau melengkapi koleksi
Proceedings IPA sejak tahun 1972 (PIT IPA no. 1)
sampai yang baru lalu Agustus kemarin(PIT IPA ke-30),
saya tinggal telefon Sekretariat IPA dan dalam
beberapa hari diantar (sebagian asli sebagian fotokopi
- karena yang asli sudah habis persediaan). Kalau ada
booth IPA, pasti semua proceedingsnya dipamerkan. Saya
tak pernah melihat IAGI memamerkan semua
proceedingsnya (PIT IAGI ke-1 s.d. ke-34). Semoga
Sekretariat IAGI punya semua koleksi proceedings PIT
IAGI, sebab orang yang tertarik akan menghubungi
Sekretariat IAGI pertama kali dia tertarik. Database
judul2 paper saya dengar sedang dikerjakan beberapa
kontributor (Pak Minarwan a.l. ?). Nah, tolong
Ben/Ady/Lina, dikonfirmasi keberadaan proceedings2
itu.

Mungkin lebih susah lagi adalah melacak keberadaan MGI
(Majalah Geologi Indonesia)edisi no.1 sampai yang
sekarang. Saya punya beberapa edisi dan makalah2 di
situ bisa dibilang bagus2. Nah, kalau saya ingin
membuat database judul2, bagaimana mendapatkan seluruh
koleksi MGI yang pernah terbit. Sangat sayang kalau
kita tahu ada makalah bagus tetapi kurang
termanfaatkan...

salam,
awang

--- Noor Syarifuddin [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Awang,
 
 Saya setuju sekali, karena di PIT IAGI yang sudah
 kesekian puluh kali, tapi
 jarang sekali papernya jadi rujukan (termasuk oleh
 kita-kita yang lebih
 senang menyitir makalah dari proceedings IPA he  he 
 he ). Padahal isi
 proceedings IAGI juga hebat-hebat.
 
 Hal lain selain bahasa pengantar adalah peredarannya
 yang sangat terbatas.
 Proceedings IPA setahu saya sudah menjadi salah satu
 terbitan yang wajib
 dibeli oleh banyak institusi riset dan universitas.
 Mungkin untuk IAGI bisa
 memulai dulu dengan mengirim exemplar gratis ke
 banyak perpustakaan
 universitas dan institusi riset di dalam negeri dan
 manca negara (terutama
 yang fokusnya ke asia tenggara model Royal Halloway
 itu...).
 
 Mudah-mudahan dengan promosi ini lama-lama mereka
 jadi ketagihan dan
 lama-lama mau bayar.
 (itung-itung biar stok proceedings di sekretariat
 tidak numpuk sehabis PIT
 bubaran...)
 
 
 salam,
 
 
 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] website yang mungkin berguna untuk bencana alam (G.Api)

2005-12-09 Terurut Topik Awang Satyana
Ferdi,
   
  Daftar website yang penting dan menarik, terima kasih atas informasinya. 
Mestinya ada juga website yang sejenis tetapi untuk kegempaan. 
   
  salam,
  awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
  Mas Vicky
ini ada beberapa website yang mungkin berguna kalau ada pertanyaan tentang
bencana alam tapi tentang G.Api (contoh G.Api Cereme dan daerah Kuningan)

1. http://www.maplandia.com/indonesia/jawa-barat/kuningan/
Berisi foto satelit daerah di Indonesia , lumayan untuk dapat gambaran
awal daerah tersebut , gambaran topografi kasar, aliran air, bentuk surface
gunung dsb

2. http://goasia.about.com/od/indonesiamapsgeography/index_a.htm
Beberapa site map tentang Indonesia ...beberapa cukup detail sehingga
lumayan untuk melihat posisi kota - kota di sekitar daerah bahaya.

3. http://www.vsi.esdm.go.id/gunungapiIndonesia/java.htm
Data - data G.Api di Indonesia dari VSI
Cukup banyak info tentang G.Api di site ini, berikut link-linknya
VSI sudah membuat peta bencana dan peta geologi serta peta
risiko...tapi sayangnya belum dionlinekan.
Ada alamat email kontak tapi tidak bisa dihubungi. Mungkin rekan lain
ada yang tahu.

4. http://www.kuningan.go.id/
website yang berhubungan dengan daerah bencana untuk melihat data peta
kecamatan dan desa serta jumlah penduduk

5. Saya sedang mencari website untuk peta topographi online , tapi belum
ketemu ...mungkin ada yang tahu...?

Mungkin rekan lain ada yang bisa menambahkan

Regards

Kartiko-Samodro
Telp : 3852




Rovicky Dwi 
Putrohari To: HAGI-Net , iagi-net@iagi.or.id 
m Subject: [iagi-net-l] Fwd: need your info -- FAQ di IAGI-Web 

07/12/2005 07:25 
PM 
Please respond to 
iagi-net 






Ada yg bisa membantu menjawab pertanyaan dari FAQ IAGI-web dibawah sana ?

Mumpung ada kesempatan untuk memperingati bahaya gempa tsunami.
Mungkin perlu ada rekan2 ahli gempa yg profesional membuat tulisan
menjelang ultah tsunami 2004 yg pertama.
Atau mungkin IAGI-HAGI akan membuat press-release khusus untuk
peringatan  hari sadar bencana, kita perlu membuat sebuah momentum
khusus utk tetap menumbuhkan kesadaran serta kewasapadaan bencana alam
di Indonesia.

any idea ?

RDP
==





This e-mail (including any attached documents) is intended only for the
recipient(s) named above. It may contain confidential or legally
privileged information and should not be copied or disclosed to, or
otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient,
please contact the sender and delete the e-mail from your system.


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-

  



-
Yahoo! Shopping
 Find Great Deals on Holiday Gifts at Yahoo! Shopping 

RE: [iagi-net-l] Klompe Library

2005-12-18 Terurut Topik Awang Satyana
KITVL (Koninklijke Indische Taal-, Land-, Volken-Kunde - Lembaga Kerajaan 
Belanda untuk Ilmu Pengetahuan Bahasa, Ilmu Bumi, dan Etnologi Indonesia) telah 
mendigitasi banyak peta, gambar dan foto zaman dulu. Bisa di-download gratis.
   
  Memelihara perpustakaan dengan segala koleksi klasiknya adalah penting, baik 
untuk sejarah masa lalu maupun masa depan.
   
  Kalau Klompe saja rela abu jenazahnya ditaburkan di Kawah Ratu, Tangkuban 
Perahu, maka kita tak usah lagi mempertanyakan kecintaannya terhadap geologi 
Indonesia, dan dataran tinggi Bandung pada umumnya. Maka, perpustakaan Klompe 
perlu dilestarikan.
   
   
   
  salam,
   
  awang - sedang di selatan Bering Sea
   
  

Iman Argakoesoemah [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
Menurut saya IAGI juga punya kepentingan besar untuk melestarikan geological 
collection, yaitu semua hasil karya (dan interpretasi) para pendiri geologi di 
Indonesia dalam bentuk digital. Sebagai contoh, yaitu perguruan tinggi dan 
organisasi/museum arsitektur di Amerika melestarikan semua drawing tahun 1800an 
(dan bahkan yang lebih tua lagi) di negara bagiannya masing-masing, dan bisa 
dilihat untuk publik hanya dalam bentuk digital (lewat internet), mereka sebut 
sebagai architecture's collection. 

Just a comment.

Thanks. Iman

-Original Message-
From: arif idrus [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, December 16, 2005 5:59 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Klompe Library


Setuju sekal...
Jurusan mestinya juga harus punya dan belajar mengatur own library. Tapi list 
literatur di perpustakaan di Jurusan harus juga connect ke database 
perpustakaan pusat. Yang saya lihat di universitas2 di Jerman begitu..., 
sehingga kalau seseorang cari buku, ketahuan berada dimana.

Salam, Arif

Pangestu, Sonny T wrote:
Setuju pak Koesoema.
Apakah di milis ini ada petinggi dari dept gl itb atau jurusan geologi
itb atau apapun namanya sekarang ?
Lalu surat pak Koesoemadinata sdh berjawabkah ?

sonny

-Original Message-
From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 16 Desember 2005 12:40
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Klompe Library




Di bawah ini ada cuplikan dari surat yang saya layangkan pada Senat
Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral ITB:



-
This message has been certified virus free by Medcoenergi Antivirus

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-

  


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Re: [iagi-net-l] Kujung karbonat, yang mana sih ?

2005-12-20 Terurut Topik Awang Satyana
Masalah kekisruhan stratigrafi karbonat Oligo-Miosen Kujung di Cekungan Jawa 
Timur, onshore dan offshore, mudah-mudahan akan segera cukup bisa diperjelas 
dengan pendekatan SIS (strontium isotope stratigraphy). Isotop strontium akan 
menyediakan umur absolut yang baik untuk karbonat.
   
  Kebetulan juga, hampir seluruh PSC/JOB di cekungan ini melakukan dating 
karbonat Kujung dengan isotop Sr. Saya sedang mengkompilasinya secara regional 
untuk mengetahui korelasi regional seluruh karbonat Kujung di cekungan ini.
   
  Shales dan coals Kujung III (Late Oligocene) adalah source yang baik, ada 
beberapa minyak di Jawa Timur yang punya bukti biomarker geokimia digenerasi 
dari Kujung III dan bukan dari Ngimbang (lihat publikasi saya di Proceedings 
IPA 2003 - Regional Geochemistry of East Java Basin).
   
  salam,
  awang

R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kalau kita bicara soal nomenclature stratigrafi Indonesia mau kacau balau, 
setiap orang kasih nama semau gue, Sandi Stratigrafi Indonesia dianggap 
tidak ada, IAGI tidak berdaya, IPA tidak peduli, begitupun BP Migas.
Tetapi sekarang mungkin ada secercah harapan karena Ketua IAGI adalah dari 
BP Migas, mungkin bisa menekan IPA supaya paper yang akan dipresentasikan 
oleh editor-nya diperhatikan soal tatanamnya. Begitupun editor dari IAGI 
harus memperhatikan ini.
Kalau sekarang sih kita harus setiap ada nama stratigrafi harus studi 
banding dulu dengan literatur yang ada sebelumnya di setiap basin.
Begitulah
Wassalam
PLEASE DO NOT ATTACH FILE LARGER THAN 500 KB
R.P.Koesoemadinata
Jl. Sangkuriang G-1
Bandung 40135
Telp: 022-250-3995
Fax: 022-250-3995 (Please call before sending)
e-mail: [EMAIL PROTECTED]
- Original Message - 
From: Bambang Murti 
To: 
Sent: Tuesday, December 20, 2005 8:35 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Kujung karbonat, yang mana sih ?


 Lha itu dia masalahnya Vick, campur aduk...mana Group, mana Formasi,
 mana yang Memberdicampur aduk-kna dengan chronostrat...
 Kalau mau pakai chronostrat, kita kenal Kujung Time, mau karbonat
 platform, mau build up, mau shale, mau sandstone, ndak jadi masalah.
 Lha kalau mau pakai lithostrat, musti lihat-lihat dulu dong locus
 delict-nya
 Seringkan, kita juga dibikin rancu oleh terminology Baturaja Limestone
 yang di Cekungan Sumatra Selatan dan digeret-geret sampai ke Cirebon?
 Udah beda basin lagi..
 Jadi, menjawab pertanyaanmu, hati-hati dengan term Kujung, tidak
 semuanya carbonate.
 Bisa saja muncul pendapat, mungkinkah Kujung menjadi source rock ? Nah
 loe...
 Bambang

 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, December 20, 2005 7:11 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kujung karbonat, yang mana sih ?

 Apakah ada padanan-padanan secara umur utk batugamping2 ini ?
 Misal: Prupuh ekivalen dengan Kujung 1 dst.

 Apakah semua Kujung 1 sampai 4 adalah Carbonates ?

 RDP
 On 12/20/05, Ukat Sukanta wrote:

 Kalau singkapan Bt.Gamping Prupuh, dekat desa Prupuh, dipinggir
 jalan-berumur Miocene Awal. Batu gamping ini, di offshore, disebut
 Kujung-1. Kujung-2 dan Kujung 3 (lebih tua-berumur Oligocene Ahir),
 sama
 dengan Formasi Kujung di Jatim.

 US



 --
 --Writer need 10 steps faster than readeR --

 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
 (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
 Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
 Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
 Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
 Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
 [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
 Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
 -

 --
 This e-mail, including any attached files, may contain confidential and 
 privileged information for the sole use of the intended recipient. Any 
 review, use, distribution, or disclosure by others is strictly prohibited. 
 If you are not the intended recipient (or authorized to receive 
 information for the intended recipient), please contact the sender by 
 reply e-mail and delete all copies of this message.

 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: 

Re: [iagi-net-l] Isotop Strontium untuk batu gamping

2005-12-20 Terurut Topik Awang Satyana
Ada tiga kemungkinan potensial penyebab akurasi dating umur absolut menggunakan 
Sr menjadi terganggu : (1) kesalahan akibat random sampling, (2) kesalahan 
akibat pengukuran, dan (3) kesalahan akibat gejala geologi. 
   
  Kesalahan random sampling yang berhubungan dengan pengumpulan dan pengolahan 
sampel mungkin tidak dapat seluruhnya dihilangkan. Tetapi, untuk mengatasi 
kemungkinan kesalahan ini, telah dikembangkan beberapa prosedur laboratorium 
untuk meminimilisasinya. 
   
  Kesalahan pengukuran, berhubungan dengan presisi dan akurasi penentuan rasio 
isotop pada mass spectrometer, dapat dievaluasi dengan baik di laboratorium, 
sehingga kesalahan akibat pengukuran bisa dieliminasi.
   
  Kesalahan akibat gejala geologi sering berhubungan dengan alterasi diagenetik 
pada karbonat setelah selesainya proses pengendapan. Termasuk ke dalam 
kesalahan ini adalah masalah re-working. Untuk mengatasi hal ini, ada beberapa 
prosedur laboratorium yang terutama didasarkan pada pengujian petrografi detail.
   
  Contoh sampling error pada well samples bisa terjadi akibat : caving of 
samples, kontaminasi lumpur pemboran, kontaminasi LCM - lost circulation 
material, dan ketidaktepatan penentuan kedalaman. LCM yang menggunakan mika 
akan menyebabkan pembacaan 87Sr/86Sr ratios 1.0, tinggi, dan ini akan 
berdampak ke korelasi kurva umur pada kronostratigrafi Sr. Maka, harus 
hati-hati dalam menyerahkan sampel ke service company, harus diceritakan 
riwayat pengambilan sampel ini.
   
  Kesalahan pengukuran bisa diatasi dengan menerapkan prosedur internal 
precision dan external precision. Internal precision mengukur presisi dari 
internal statistics analisis mass spectrometer, diukur pada 95 % confidence 
limits, dengan uncertainty yang sangat kecil (0.07-0.14). External 
precision dapat dihitung pada analisis berulang sampel yang sama.
   
  Kesalahan akibat gejala geologi dapat sangat diminimalisasi dengan picking 
sampel yang benar berdasarkan petrografi detail dan dukungan kontrol geologi 
serta paleontologi semua sampel yang dianalisis. Biostratigraphic zoning akan 
menjadi kontrol yang penting untuk isotope stratigraphy. Beberapa prosedur yang 
sudah dikembangkan untuk mengatasi kesalahan ini : replicate whole-rock 
analyses, specific component studies, dan geological consistency of results.
   
  Pengalaman saya mengamati pemakaian teknologi dan melihat hasil analisis 
strontium dating karbonat Eosen Akhir - Pliosen Awal di Jawa Timur yang banyak 
dipakai operator2 di wilayah ini sejak tahun 2000, rasanya membuat saya 
berkesimpulan bahwa Sr dating ampuh untuk dating absolut karbonat. Hasilnya 
memperkuat tatanan kronostratigrafi cekungan ini. Ada beberapa koreksi yang 
dihasilkannya atas stratigrafi yang selama ini kita gunakan.
   
  salam,
  awang

Iman Argakoesoemah [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
Apakah ada yang bisa memberikan pencerahan tentang akurasi penentuan umur 
absolut dengan cara isotop Strontium untuk batu gamping ?

Thanks. Iman

-Original Message-
From: Yahdi Zaim [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, December 21, 2005 7:50 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] umur absolut di non-marine clastic


Pak PTA Yth.,
Kalau batuan sedimen non marinnya ada sisian batuan produk volkanik primer
seperti tufa dan/atau batu apung primer, barangkali bisa digunakan metoda
radiometri dengan Potasium-Argon (K/Ar) atau Argon-Argon (Ar/Ar) terhadap
mineral biotit,piroksen atau hornblenda yang terkandung dalam tufa dan/atau
batu apung primer tersebut.

Wassalam,

Yahdi Zaim,
Departemen Teknik Geologi
FIKTM - ITB


- Original Message -
From: Paulus Tangke Allo 

To: 
Sent: Tuesday, December 20, 2005 7:11 PM
Subject: [iagi-net-l] umur absolut di non-marine clastic


mungkin ada yg tahu,

apakah ada metode penentuan umur absolut untuk batuan sedimen non-marine?


thanks,

pta

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-




--
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.371 / Virus Database: 267.14.1/207 - Release Date: 12/19/2005





Re: [iagi-net-l] Isotop Strontium untuk batu gamping

2005-12-21 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Yuwono dan Pak Iman,
   
  Kelihatannya, metode dating absolut batuan karbonat menggunakan rasio isotope 
87Sr/86Sr akan banyak mengalami kesulitan bila diterapkan kepada meta-limestone 
atau bahkan marble yang sudah mengubah semua original fabric (bioklas, matriks, 
semen) limestone. 
   
  Sebelum kita picking sampel untuk mengukur kadar isotopnya, kita akan 
melakukan petrografi detail untuk melihat sejauh mana efek diagenesa yang 
dialami limestone. Picking sampel dilakukan pada fosil, semen, dan whole rock. 
Hasil pengukurannya dibanding-bandingkan. Dengan cara itu akan diketahui efek 
equilibrated isotope ratio - efek rasio isotop yang berubah mengikuti efek 
diagenesis.
   
  Nah, kalau semua original fabric batuan sudah terhapuskan, misalnya menjadi 
marble, saya pikir akan sulit mengukur kadar original rasio isotop Sr. Prinsip 
pengukuran Sr adalah mengukur kadar Sr pada air laut purba yang digunakan 
sebagai bahan deposit cangkang, matriks, dan semen limestones. Kalau sudah 
termetamorfosakan, akan sulit halnya.
   
  Salah satu cara mengatasi efek diagenesis, adalah dengan melakukan specific 
component studies, yaitu mencari cangkang fosil yang berdinding tebal, macam 
shells, yang biasanya sedikit turut terdiagenesis, sehingga diharapkan 
strontium original sea water yang terukur di situ.
   
  Sr isotope dating bisa dilakukan untuk seluruh masa di skala waktu 
Fanerozoikum, sejak Kambrium. Kurva dari McArthur et al (2001) - Strontium 
Isotope Stratigraphy : LOWESS Version 3 : Best Fit to the Marine Sr-Isotope 
Curve for 0-509 Ma and Accompanying Look-up Table for Deriving Numerical Age, 
Journal of Geology 109, p. 155-170 - bisa dipakai. Maka, selama limestone itu 
tak termetamorfosakan, gamping umur Kambrium pun bisa diukur. Bayangkan, sejak 
Archean-Present, rasio 87Sr/86Sr air laut hanya berubah kecil, dari 0.7000 ke 
0.7091, maka dating ini sangat akurat.
   
  Kalau limestone termetamorfosakan lebih baik menggunakan dating yang khusus 
untuk metamorphic rocks seperti SHRIMP, U-PB zirkon, atau K-Ar (Pak Yatno tentu 
ahlinya). Hanya, itu pun kan untuk umur metamorfismenya, sedangkan umur 
protolith-nya kan kita harus menemukan zirkon primer yang mungkin akan sulit 
ditemukan di beberapa fasies metamorfik.
   
  salam,
  awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang yth.
Saya tidak ada pengalaman Sr absolute dating untuk batugamping. Kalau
untuk K/Ar saya tahu betul karena desertasi saya banyak memanfaatkan
teknologi ini, bahkan saya mulai dari sampling lapangan sampai preparasi
sample serta interpretasi datanya. Pertanyaan saya, bila batugampingnya
telah metamorfosis menjadi marble dan sudah gak ada fossil sama sekali,
lalu bagaimana mengevaluasi hasil yang diperoleh dari laboratorium itu?
Makasih.
Salam,
Yatno

 Ada tiga kemungkinan potensial penyebab akurasi dating umur absolut
 menggunakan Sr menjadi terganggu : (1) kesalahan akibat random sampling,
 (2) kesalahan akibat pengukuran, dan (3) kesalahan akibat gejala
 geologi.

 Kesalahan random sampling yang berhubungan dengan pengumpulan dan
 pengolahan sampel mungkin tidak dapat seluruhnya dihilangkan. Tetapi,
 untuk mengatasi kemungkinan kesalahan ini, telah dikembangkan beberapa
 prosedur laboratorium untuk meminimilisasinya.

 Kesalahan pengukuran, berhubungan dengan presisi dan akurasi penentuan
 rasio isotop pada mass spectrometer, dapat dievaluasi dengan baik di
 laboratorium, sehingga kesalahan akibat pengukuran bisa dieliminasi.

 Kesalahan akibat gejala geologi sering berhubungan dengan alterasi
 diagenetik pada karbonat setelah selesainya proses pengendapan.
 Termasuk ke dalam kesalahan ini adalah masalah re-working. Untuk
 mengatasi hal ini, ada beberapa prosedur laboratorium yang terutama
 didasarkan pada pengujian petrografi detail.

 Contoh sampling error pada well samples bisa terjadi akibat : caving
 of samples, kontaminasi lumpur pemboran, kontaminasi LCM - lost
 circulation material, dan ketidaktepatan penentuan kedalaman. LCM yang
 menggunakan mika akan menyebabkan pembacaan 87Sr/86Sr ratios 1.0,
 tinggi, dan ini akan berdampak ke korelasi kurva umur pada
 kronostratigrafi Sr. Maka, harus hati-hati dalam menyerahkan sampel ke
 service company, harus diceritakan riwayat pengambilan sampel ini.

 Kesalahan pengukuran bisa diatasi dengan menerapkan prosedur internal
 precision dan external precision. Internal precision mengukur presisi
 dari internal statistics analisis mass spectrometer, diukur pada 95 %
 confidence limits, dengan uncertainty yang sangat kecil
 (0.07-0.14). External precision dapat dihitung pada analisis
 berulang sampel yang sama.

 Kesalahan akibat gejala geologi dapat sangat diminimalisasi dengan
 picking sampel yang benar berdasarkan petrografi detail dan dukungan
 kontrol geologi serta paleontologi semua sampel yang dianalisis.
 Biostratigraphic zoning akan menjadi kontrol yang penting untuk
 isotope stratigraphy. Beberapa prosedur yang sudah dikembangkan untuk
 mengatasi kesalahan ini : 

[iagi-net-l] Menelaah Aspek Geo-Biosains Film King Kong

2005-12-21 Terurut Topik Awang Satyana
Film King Kong sedang serentak diputar di seluruh dunia. Walaupun plotnya 
berjalan lambat, cukup asyik menyaksikannya, terutama saat tokoh utama film 
rekaan Peter Jackson ini, King Kong, berkelahi mati-matian melawan empat 
dinosaurus. 
   
  Minggu lalu, koran USA Today menurunkan dua halaman penuh soal latar belakang 
film ini. Settingnya terjadi si sebuah pulau kecil di sebelah barat Sumatra, 
Pulau Tengkorak, sebuah pulau yang terbelah sesar2 aktif (hmm..splay Sesar 
Mentawai ? he..he..). Sebuah pulau yang dulu dihuni manusia dari Sumatra dan 
membangun benteng tinggi-tinggi untuk melindungi diri dari serangan makhluk2 
raksasa yang menghuni pulau ini. Hanya karena gempa aktif, perbentengan runtuh 
dan komunitas manusia asal Sumatra ini sebagian besar punah dimangsa predator 
raksasa.
   
  Adalah sebuah kru film yang sengaja mendatangi pulau ini untuk membuat film 
petualangan. Tiba di pulau, mereka dicerai-beraikan oleh sisa penduduk pribumi 
dan tentu saja para dinosaurus. Karena lebih moderen saja dan ambisi yang 
tinggi, mereka akhirnya bisa mengatasi semua problem di pulau terpencil itu 
bahkan menawan sang Kong Kong ke Broadway !
   
  Cukup asyik mengikutinya, sebagai fiksi saja, tak perlu mencari-cari aspek 
sains-nya. Hanya, boleh saja kita berkomentar soal apa memang bisa King Kong 
dan Dinosaurus ada di pulau terpencil barat Sumatra ?
   
  Kata Charles Darwin, an island is an experiment, binatang-binatang yang 
pindah dari pulau besar ke pulau kecil lama-lama akan mengalami perubahan 
struktur tubuh, berevolusi. Ini sudah dibuktikannya dengan Pulau Galapagos di 
barat Amerika Selatan. Kita bawa konsepnya ke pulau rekaan Tengkorak di barat 
Sumatra. King Kong adalah hasil evolusi gorila jantan punggung perak.
   
  Keberatan (1). Gorila tak pernah hidup sepanjang evolusinya di Pulau Sumatra. 
Di Pulau Sumatra hanya hidup orangutan dan gibbon (siamang), kera-kera besar. 
Gorila hanya hidup di Afrika Timur, yang terkenal pernah diteliti secara 
seksama oleh Dian Fossey.
   
  Keberatan (2). Evolusi di pulau terpencil akan terjadi melalui dua perubahan 
: gigantisme, dan sebaliknya dwarfisme. Gigantisme jarang terjadi, dan paling 
besar pun yang pernah terjadi adalah 3x ukuran asalnya. King Kong jauh melebihi 
rasio 3x. Dwarfisme lebih sering terjadi, karena efek keterbatasan makanan di 
pulau terpencil. Ingat saja Homo floresiansis, yang kemungkinan akibat efek 
pengerdilan hominid yang pindah dari Jawa ke Flores.
   
  Keberatan (3). Dalam biologi evolusi, hewan ukuran besar akan punya jumlah 
populasi kecil, sedangkan hewan kecil akan punya jumlah populasi besar. Maka, 
hewan besar akan cenderung lebih cepat punah dibandingkan hewan kecil. Tetapi, 
di Pulau Tengkorak terjadi yang sebaliknya.
   
  Keberatan (4). Coba amati T. rex di situ, di mana ada T. rex dengan tiga 
cakar ? Hanya di film itu, T rex. sebenarnya hanya punya dua cakar.
   
  Keberatan (5). Emang dinosaurus punya periode hidup sama dengan manusia dan 
gorila ? Tidak, mereka telah punah sejak di K-T boundary di 65 Ma.
   
  Ah...kan hanya film, emang ! Selamat nonton film bagus yang sudah susah 
dibuat ini.
   
  salam,
  awang

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Re: [iagi-net-l] Isotop Strontium untuk batu gamping

2005-12-21 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Yatno,
   
  Tidak bisa dinterpretasikan begitu karena hasilnya pasti kan error. Kecuali, 
kalau kita bisa temukan fosil/matriks/semen karbonat relic yang tak 
termetamorfosa, maka dating Sr terhadapnya adalah umur litologi sebenarnya. 
Pada kasus metamorphosed limestone, sebaiknya tak menggunakan dating Sr; lebih 
baik K-Ar atau Pb-U.
   
  salam,
  awang

Y S Yuwono [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Makasih pencerahannya Pak Awang, satu lagi:
Bila kita punya data absolut dating Sr isotop dari pure marble apakah kita 
boleh interpretasikan sebagai umur metamorfosisnya? Kalo di K/Ar memang 
begitu karena yang terukur adalah decay dari potassium ke Ar dari material 
padat yang terakhir terbentuk karena proses metamorfosis, hanya saja bila 
pada pengamatan petrografi masih ada mineral dari asal batuan, hasil umur 
yang diperoleh lebih sulit interpretasinya.
Salam,
Yatno
- Original Message - 
From: Awang Satyana 
To: ; 
Sent: Wednesday, December 21, 2005 8:53 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Isotop Strontium untuk batu gamping


Pak Yuwono dan Pak Iman,

Kelihatannya, metode dating absolut batuan karbonat menggunakan rasio 
isotope 87Sr/86Sr akan banyak mengalami kesulitan bila diterapkan kepada 
meta-limestone atau bahkan marble yang sudah mengubah semua original fabric 
(bioklas, matriks, semen) limestone.

Sebelum kita picking sampel untuk mengukur kadar isotopnya, kita akan 
melakukan petrografi detail untuk melihat sejauh mana efek diagenesa yang 
dialami limestone. Picking sampel dilakukan pada fosil, semen, dan whole 
rock. Hasil pengukurannya dibanding-bandingkan. Dengan cara itu akan 
diketahui efek equilibrated isotope ratio - efek rasio isotop yang berubah 
mengikuti efek diagenesis.

Nah, kalau semua original fabric batuan sudah terhapuskan, misalnya 
menjadi marble, saya pikir akan sulit mengukur kadar original rasio isotop 
Sr. Prinsip pengukuran Sr adalah mengukur kadar Sr pada air laut purba yang 
digunakan sebagai bahan deposit cangkang, matriks, dan semen limestones. 
Kalau sudah termetamorfosakan, akan sulit halnya.

Salah satu cara mengatasi efek diagenesis, adalah dengan melakukan 
specific component studies, yaitu mencari cangkang fosil yang berdinding 
tebal, macam shells, yang biasanya sedikit turut terdiagenesis, sehingga 
diharapkan strontium original sea water yang terukur di situ.

Sr isotope dating bisa dilakukan untuk seluruh masa di skala waktu 
Fanerozoikum, sejak Kambrium. Kurva dari McArthur et al (2001) - Strontium 
Isotope Stratigraphy : LOWESS Version 3 : Best Fit to the Marine Sr-Isotope 
Curve for 0-509 Ma and Accompanying Look-up Table for Deriving Numerical 
Age, Journal of Geology 109, p. 155-170 - bisa dipakai. Maka, selama 
limestone itu tak termetamorfosakan, gamping umur Kambrium pun bisa diukur. 
Bayangkan, sejak Archean-Present, rasio 87Sr/86Sr air laut hanya berubah 
kecil, dari 0.7000 ke 0.7091, maka dating ini sangat akurat.

Kalau limestone termetamorfosakan lebih baik menggunakan dating yang 
khusus untuk metamorphic rocks seperti SHRIMP, U-PB zirkon, atau K-Ar (Pak 
Yatno tentu ahlinya). Hanya, itu pun kan untuk umur metamorfismenya, 
sedangkan umur protolith-nya kan kita harus menemukan zirkon primer yang 
mungkin akan sulit ditemukan di beberapa fasies metamorfik.

salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Awang yth.
Saya tidak ada pengalaman Sr absolute dating untuk batugamping. Kalau
untuk K/Ar saya tahu betul karena desertasi saya banyak memanfaatkan
teknologi ini, bahkan saya mulai dari sampling lapangan sampai preparasi
sample serta interpretasi datanya. Pertanyaan saya, bila batugampingnya
telah metamorfosis menjadi marble dan sudah gak ada fossil sama sekali,
lalu bagaimana mengevaluasi hasil yang diperoleh dari laboratorium itu?
Makasih.
Salam,
Yatno

 Ada tiga kemungkinan potensial penyebab akurasi dating umur absolut
 menggunakan Sr menjadi terganggu : (1) kesalahan akibat random sampling,
 (2) kesalahan akibat pengukuran, dan (3) kesalahan akibat gejala
 geologi.

 Kesalahan random sampling yang berhubungan dengan pengumpulan dan
 pengolahan sampel mungkin tidak dapat seluruhnya dihilangkan. Tetapi,
 untuk mengatasi kemungkinan kesalahan ini, telah dikembangkan beberapa
 prosedur laboratorium untuk meminimilisasinya.

 Kesalahan pengukuran, berhubungan dengan presisi dan akurasi penentuan
 rasio isotop pada mass spectrometer, dapat dievaluasi dengan baik di
 laboratorium, sehingga kesalahan akibat pengukuran bisa dieliminasi.

 Kesalahan akibat gejala geologi sering berhubungan dengan alterasi
 diagenetik pada karbonat setelah selesainya proses pengendapan.
 Termasuk ke dalam kesalahan ini adalah masalah re-working. Untuk
 mengatasi hal ini, ada beberapa prosedur laboratorium yang terutama
 didasarkan pada pengujian petrografi detail.

 Contoh sampling error pada well samples bisa terjadi akibat : caving
 of samples, kontaminasi lumpur pemboran, kontaminasi LCM - lost
 circulation material, dan ketidaktepatan penentuan kedalaman. LCM yang

Re: [iagi-net-l] KLITV

2005-12-27 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Koesoema,
   
  Memang kalau peta-petanya tak bisa di-download, hanya ada explanatory 
notes-nya. Tetapi, foto-foto tempo doeloe-nya bisa di-download dengan gratis. 
Artikel2 di jurnal KITLV (Koninklijke Instituut voor Taal- Land- en 
Volkenkunde), sebagian bisa di-download, terutama yang umum-umum.
   
  Seperti banyak dokumen lainnya, juga masih banyak artefak, masih tersimpan di 
Belanda, sayang - mungkin untuk menyerahkannya bulat2 ke pemerintah Indonesia 
saat ini mereka pikir-pikir juga.
   
  salam,
  awang

R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Sdr. Awang
Saya sudah masuk ke website KLITV. Ternyata naskah, peta2 dsb itu tidak bisa 
didownload, yang bisa didownload hanya title dan informasinya saja,
Naskah2, peta2 dsb itu hanya bisa dipinjam disana.
Tetapi sangat menakjubkan, karena dalam katalognya tercantum peta2 topografi 
sekitar Bandung yang dikeluarkan Tentara Hindia Belanda dari tahun 1888 pada 
sekala 20.000. Ingin sekali saya lihat, tetapi harus pergi ke Amsterdam 
untuk meminjamnya.
PLEASE DO NOT ATTACH FILE LARGER THAN 500 KB
R.P.Koesoemadinata
Jl. Sangkuriang G-1
Bandung 40135
Telp: 022-250-3995
Fax: 022-250-3995 (Please call before sending)
e-mail: [EMAIL PROTECTED] 


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-

  



-
 Yahoo! DSL Something to write home about. Just $16.99/mo. or less

Re: [iagi-net-l] Menelaah Aspek Geo-Biosains Film King Kong

2005-12-27 Terurut Topik Awang Satyana
Abah,
   
  Siapa tahu dari iseng-iseng pun ada pembelajaran. Dari Bering, saat itu hanya 
temperatur turun ke 1/2 deg C dan melihat Aleut island arc  yang bikin jembatan 
dari Alaska ke Siberia via Kamchatka.
   
  salam,
  awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
  

Awang

Komentar iseng kamu menarik juga ya , mana oleh oleh dari Bering ?

Si Abah






-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-

  



-
 Yahoo! DSL Something to write home about. Just $16.99/mo. or less

Re: [iagi-net-l] 2006 AAPG Conference

2005-12-28 Terurut Topik Awang Satyana
Komentar iseng. 
   
  REUNITE GONDWANA. Bagaimana membuat Gondwana bersatu lagi ? Bagaimana menarik 
kembali keping-keping benua ex Gondwana seperti India, Afrika, Amerika Selatan, 
Australia, dan Antarktika pulang kampung ke asalnya - Gondwanaland ? 
Sementara, yang tengah terjadi adalah dispersal keping-keping ini ke seluruh 
jagat globe ? Kelihatannya, sampai 1 gigayears pun mereka tak akan bersatu lagi 
melihat vektor plate movement keping-keping benua tersebut saat ini. 
   
  REALIZE POTENTIAL  Wah, kalau Gondwana tak pecah tak akan ada provinsi 
hidrokarbon sekaya seperti Northwest Shelf Australia atau Tangguh complex. 
Kalau Gondwana tak pecah melalui rifting di tepi utara dan selatannya, tak akan 
ada rifting basins yang kaya akan prolific sources, reservoirs, dan seals. 
Pemisahan Gondwana malahan menguntungkan eksplorasi hidrokarbon daripada 
merugikannya. Kalau Gondwana bersatu terus, hm..kita hanya dapat intra-cratonic 
basins seluas southern hemisphere yang didominasi continental shields.
   
  Ah, hanya iseng. Maksud John Kaldi, kita berkumpul di Perth, bagian dari 
Gondwana, dan berdiskusi merealisasikan potensi hidrokarbon. Begitu, 
barangkali... Nah, silakan segera kirimkan abstrak-abstrak paper Anda. Kali 
ini, harus banyak paper dari Indonesia.
   
  salam,
  awang

Yahdi Zaim [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Rekans IAGI Netters,

Saya mendapat kiriman edaran dari Dr. John Kaldi dari Australian School of 
Petroleum tentang 2006 AAPG Conference di Perth - Australia dengan tema : 
REUNITE GONDWANA - REALIZE THE POTENTIAL. Untuk keterangan lebih lanjut menurut 
edaran tersebut, dapat mengunjungi situs www.aapg.org/perth/ atau email ke 
Organizing Committee : [EMAIL PROTECTED] atau Dr. John Kaldi : [EMAIL PROTECTED]

Terima kasih atas perhatiannya,

Yahdi Zaim
Departemen Teknik Geologi
FIKTM - ITB  



-
Yahoo! Shopping
 Find Great Deals on Holiday Gifts at Yahoo! Shopping 

Re: [iagi-net-l] Good Bye!

2005-12-29 Terurut Topik Awang Satyana
Ibu Titi,
   
  Selamat jalan, semoga dapat menikmati masa pensiun dengan gembira, atau kalau 
memulai aktivitas baru bisa menyukainya. Kalau pada masa-masa lalu IPA dapat 
menunjukkan pekerjaan yang sangat profesional, tentu itu berhubungan dengan 
kontribusi Ibu Titi kepada IPA. Semoga Bu Titi selalu sehat, bergembira dan 
tetap bersemangat.
   
  Selamat datang kepada Ibu Sita, semoga dapat melanjutkan bahkan meningkatkan 
profesionalisme IPA.
   
  salam,
  Awang H. Satyana
  Eksplorasi BPMIGAS

Harry Kusna [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Ibu Titi ysh., 
Selamat jalan, selamat menikmati pensiun, dan terimakasih atas semua bantuan 
ibu selama ini.

Ibu Sita, 
Selamat datang, senang bertemu lagi dng ibu. Dulu kita sama2 di Mobil Oil.

Wassalam, 
Harry Kusna 

Titi Tabusalla wrote:
Dear Distinguished Professionals,

I would like to advise you that as per January 1st 2006 I will be retired from 
IPA, highly appreciate for all your kindness and support during my 7 years and 
8 months service with IPA, my apologize for any mistake I have done in the past 
to all of you, especially with my continuous emails, I promise you that I will 
not send any more emails to you.

It's my great pleasure to introduce you my successor, Ibu Sita Wursitaningari, 
email address: [EMAIL PROTECTED] , and I sincerely hope that you will continue 
extending the same support and cooperation as you have given to me in the past.

I thank you and wish you and your family health, prosperity and every success 
in the future. 

Again huge thanks and all the best,
titi tabusalla
Email: [EMAIL PROTECTED] or [EMAIL PROTECTED]
HP: 0816-881-590




-
Yahoo! for Good - Make a difference this year.   



-
Yahoo! for Good - Make a difference this year. 

[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] bertanya tentang penipisan kontinental

2006-01-01 Terurut Topik Awang Satyana
Penipisan kontinen terjadi melalui mekanisme continental rifting - peretakan 
benua, dan sistem keraknya disebut attenuated continental crust - kerak benua 
yang menipis. Karena kebetulan tempat penipisan kontinen ini terjadi di suatu 
tempat di belakang busur volkanik, maka suka disebut juga back-arc spreading. 
Cekungan belakang busur (back-arc basin) terjadi melalui mekanisme ini. Mengapa 
semua ini terjadi ? Saya mengacu ke jawaban2 pertanyaan yang diajukan.
   
  1. Back-arc spreading/continental rifting/marginal basin spreading adalah 
mekanisme umum yang terjadi dalam suatu sistem subduction. Penyebab spreading 
ini, paling tidak ada dua :
   
  a). Mantle convection cell di asthenosphere yang menunjukkan gerak membuka. 
Mantle convection cell di bawah zone subduksi menunjam memasuki palung, maka 
kerak samudra pun ikut menunjam memasuki palung. Tetapi, di sisi benua, terjadi 
dua mantle convection cell yang dari astenosfer naik ke atas, kemudian di dekat 
permukaan memisah - satu menuju palung, satu lagi menuju continental 
craton/shield. Pemisahan dua convection cell ini akan otomatis meretakkan benua 
kemudian memisahkannya - dengan cara ini kerak kontinen di belakang busur 
volkanik menipis, kita menyebutnya back-arc spreading. 
   
  b) Pada kasus-kasus subduction yang diperlambat karena suatu sebab - biasanya 
ada collsion mikro-benua di tempat lain- maka akan terjadi mekanisme yang 
disebut roll-back movement, ini semacam gerak runtuh segmen kerak di 
sekitarnya menuju palung, gerak runtuh ini juga mempengaruhi wilayah di 
back-arc basin - dengan cara ini pun kerak benua menipis.
   
  Lava outpouring - keluarnya lava dari astenosfer hanya terjadi kalau kerak 
benua itu terus menipis kemudian akhirnya terpisah melalui sea-floor spreading. 
Atau, back-arc basin spreading terjadi di wilayah oseanik, bukan kontinental, 
seperti halnya pembentukan Laut Filipina, ia adalah marginal sea-flor rifting 
akibat subduction di palung Palau-Yap-Mariana. Kalau di penipisan kontinen, tak 
ada lava outpouring, hanya retas-retas kolom (dike) basaltic yang memang bisa 
muncul menyisip di sesar-sesar akibat retakan.
   
  Memang tak semua wilayah yang mengalami penipisan, inti benua sama-sekali tak 
terpengaruh, juga wilayah sekitar busur volkanik tidak, hanya back-arc basin 
area yang menipis.
   
  2. Sebab penipisan sudah diterangkan di atas.
   
  3. Jarak wilayah penipisan kontinen dari subduction akan bergantung kepada 
sudut penekukan subduction (Wadati-Benioff zone) dan berapa lebar prisma akresi 
dari proses subduction sebelumnya. Ini juga akan berpengaruh kepada sebaran 
jalaur volkaniknya. Semakin curam penekukan, semakin dekat ke palung terjadinya 
busur volkanik dan back-arc spreading, dan sebaliknya, semakin landai penekukan 
semakin jauh dari palung wilayah busur volkanik dan back-arc spreading-nya. 
Kondisi rata-rata, jarak back-arc spreading dengan subduction-nya sekitar 500 
km.
   
  salam,
  awang

Beiruny Syam [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Assalamu'alikum
   
  Nama saya Beiruny Syam dari angkatan 2003 .kemarin saya baca tentang 
tektonik gunung api saya ingin bertanya,khususnya tentang penipisan kerak benua:
   
 1. kenapa pada sisi bagian back arch pada sisi kontinental terjadi 
penipisan kerak benua, sehingga mengakibatkan magma-magma pada zona bagian 
astenosfer keluar dan mengakibatkan banjir lava?dan catatan lagi bahwa tidak 
semua daerah pada landas kontinent yang mengalami penipisan?   
 2. Penipisan itu dikarenakan sebabhal apa?
 3. Kira-kira jaraknya berapa km dari subduction zone dan kita tahu daerah 
penipisan tersebut.
   
  Nuhun atas perhatiaanya dan ditunggu jawabannya.  
   
  Wass..
  Beiruny Syam
  D1H03065
  Geologi Unpad 2003
   
 




-
  Yahoo! Photos
Ring in the New Year with Photo Calendars. Add photos, events, holidays, 
whatever. 

Moderators:
Budhi Setiawan '91 [EMAIL PROTECTED]
Edi Suwandi Utoro '92 [EMAIL PROTECTED]
Sandiaji '94 [EMAIL PROTECTED]
Wanasherpa '97 [EMAIL PROTECTED]
Satya '2000 [EMAIL PROTECTED]




-
  YAHOO! GROUPS LINKS 


Visit your group Geo_Unpad on the web.

To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]

Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


-
  

  



-
Yahoo! Shopping
 Find Great Deals on Holiday Gifts at Yahoo! Shopping 

<    6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   >