Re: [iagi-net-l] Pemerintah Menolak Permintaan Pertamina diBlok Cepu
Shofi, BPMIGAS tak punya waktu yang cukup untuk tahu dapur KPS/JOB sampai ke pojok2nya, apalagi yang tak tersirat macam itu. Terus terang, proposal yang diajukan sekian banyaknya sementara personal BPMIGAS sedikit saja. Ada yang seharinya mesti hadir di lima atau enam rapat. Ditinggal rapat sejenak pun, meja sudah penuh dengan surat-surat dan proposal yang harus ditindaklanjuti. Suatu kelalaian dalam pengawasan, misal membiarkan proposal studi yang tak perlu lolos, atau anggaran tetap tinggi, adalah wajar terjadi dalam arus pekerjaan yang begitu deras mengalir. Kami di BPMIGAS juga tahu dari sekian studi yang diusulkan KPS/JOB itu berapa sih yang benar2 perlu dan mendesak untuk dilakukan ? Sebagian TSA yang dilakukan adalah juga untuk menghidupi research center mereka di LN. Untuk itulah, maka kita selalu memodifikasi TSA, menurunkan anggarannya, menyalurkan sebagian ke DN, dll cara pengawasan. Sangat membantu kalau tenaga nasional di KPS (yang jelas tahu dapurnya sendiri), memberitahu BPMIGAS soal-soal yang diragukannya tetapi tetap dipaksakan. Apakah BPMIGAS akan membocorkan identitasnya, tentu saja tidak. Seorang tenaga nasional di sebuah KPS asing pernah memberitahu kami tentang seorang ex-pat yang kelakuannya tak disukai, tak kooperatif, merendahkan tenaga nasional, dll. Nah, berbekal pemberitahuan ini, kami melakukan investigasi dengan cara kami. Lalu, saat si ex-pat ini diajukan kembali untuk diperpanjang (dengan berbagai alasan teknis yang bagus2 dll. dll.), kami memutuskan untuk menghentikan usulan perpanjangannya. Sebuah KPS punya sister company sebuah perusahaan drilling service. Banyak sumur dibornya, berturut-turut kering. Sumur kering tinggal kering, sementara sister company telah dapat project. Di blok lain, pemboran mengalami hambatan serius karena ketidakseriusan sister company yang punya rig ini, sementara biaya rig jalan terus. Macet tinggal macet, uang terus mengalir ke sister company. Blok sudah produksi, cost recovery berlaku. Dicurigai, pemboran bukan concept-driven, tetapi project driven (!). Kalau kecurigaan benar, maka, memberi project kepada sister company dengan uang yang harusnya memperbesar pendapatan Negara (untuk kemakmuran rakyat) adalah kejahatan besar. Secara kasar : merampok kemakmuran rakyat. Tunggu dulu, tak semudah itu menagih cost recovery bila kecurigaan ini benar. Menyertakan sister company dalam tender adalah menyalahi aturan, macet operasi di sumur karena kelangkaan alat yang harusnya ada adalah kelalaian bahkan penipuan atas kontrak. Tetapi, harus diakui bahwa tak mungkin semua tindakan yang merugikan Negara tertangkap, maka tetap jiwa-jiwa nasionalis dibutuhkan untuk memberitahu bahwa ada suatu proyek yang dipaksakan dll. Kalau mau ditimpakan ke Indonesia, timpakan saja ke Indonesia, adalah bukan hanya terjadi di KPS asing, tetapi juga di KPS nasional. salam, awang Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, sekedar sharing. Saya punya pengalaman dengan situasi seperti ini, ini dulu ya. Saat itu saya diminta untuk presentasi TSA di BP Migas untuk beberapa study. Seperti biasa, saya selalu mencari alasan teknis di belakang itu. Saya menemukan ada satu TSA yang sama sekali kurang didukung alasan teknis. Saya mencoba diskusi dengan manajer dan chief geologist. Sang manajer bahkan cenderung menolak memberikan jawaban sementara sang chief memberikan alasan yang dapat dipatahkan dengan mudah. Keduanya akhirnya mengakui (jelas sekali jawabannya karena terdesak) bahwa proyek harus jalan, perlu atau gak perlu karena coy mau makes money. Cuma repotnya saat itu yang harus kasih presentasi ya saya sendiri. Jeleknya lagi TSA itu secara teknikal bisa diterima BP Migas, sesuatu yang tidak saya harapkan. Kalo saya ngasih tahu kunci kelemahannya ... he he ... saya bisa malu sendiri gak bisa ngejawab pertanyaan. Lha harus gimana nih pak? Tapi next time kayaknya saran pak Awang bisa diperhatikan dan dilakukan atas nama bendera merah putih. Salam Shofi kapan ya bisa presentasi di BP Migas lagi? On 8/12/05, Awang Satyana wrote: Di wilayah Jawa Timur onshore, dengan play yang sama, (Kujung/Prupuh/Mudi target), Exxon mengajukan sumur dengan anggaran sekitar 775-825 US$/ft; Pertamina sekitar 300-400 US$/ft, JOB Pertamina-Petrochina Tuban sekitar 375-450 US$/ft; Lundin Blora sekitar 450-550 US$/ft, Lapindo Brantas sekitar 550-650 US$/ft. Masih Exxon yang paling tinggi kan ? Tepatnya, lebih daripada dua kali anggaran usulan Pertamina. Adalah menjadi tugas BPMIGAS untuk memotong anggaran2 itu sampai batas kewajaran. Belum lama ini, saya memotong sekitar 15 juta US$ anggaran tiga sumur di Indonesia Timur yang diajukan terlalu tinggi oleh operatornya. Kelak, anggaran2 itu akan ditagihkan ke Negara sebagai cost recovery. Bagaimana halnya kalau tidak kita turunkan dari awal ? Tentu saja pendapatan Negara akan berkurang. Terus-terang saja, banyak kontraktor yang royal dan hambur
RE: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi?
Tetapi, di NASA Houston, di toko cendera matanya, dijual fosil trilobit dengan harga 3.5 USD atau tektit - deposit kejut hasil benturan meteorit dengan Bumi - dijual dengan harga 2.0 USD. Atau, di Vernal, Utah, di Dinosaur National Monument, di toko cendera matanya dijual gigi dinasurus. Atau, di pelataran Opera House Sydney, dijual batu-batu polesan rapih sebesar piring bundar kecil dengan mineral2 yang mudah dideterminasi berasal dari batuan beku dan metamorf asal Pilbara Craton di West Australia, salah satu dari tiga craton di dunia yang umurnya 3500 juta tahun (dua lagi di Greenland dan South Afrika). Nah, apakah di LN orang memang peduli dengan cagar geologi ? Sebagian ya sebagian tidak. Waktu field trip di Green River Formation di California, ingin sekali mengambil sampel oil shale Green River Formation yang terkenal itu (kita juga punya : Sangkarewang di Ombilin), tetapi dilarang, mengambil foto saja tidak boleh. Rupanya, mengambil foto itu dilarang karena di dekatnya ada pangkalan USAF - United States Air Force. Teman saya, yang baru pulang dari fieldtrip ke Canadian Rockies menghadiahi saya siltstone dengan parallel lamination, itu diambilnya dari pecahan batuan yang terserak di sekitarnya. Mengambil sampel (fresh, dipalu ?) tidak boleh katanya. Waktu jalan2 ke Cina, saya juga mengambil sampel batuan metamorf di dasar Great Wall, itu metamorf hasil orogeny Thay San, di Middle Jurassic. Tentu saja saya tidak mengambil dengan palu, tetapi serakan2 pecahan batuannya, kecil saja, 1/3 genggaman. Saat di Xi-An, di terracota (puluhan prajurit tanah liat), saya juga mengambil sampel tanah merah itu yang khas loess deposits. Itu pun serakan tanah gemburannya. Atau, waktu di Stavenger, Norwegia, saya ambil sampel batuan metamorf filit dan sekis, yang juga penyusun fjord2 di wilayah Scandinavia, juga serakan2 batuannya. Cerita2 di atas hanya untuk menunjukkan : di LN pun fosil, mineral, batuan biasa dijadikan cendera mata. Kalau ikut rombongan field trip memang umumnya mereka tidak menyampel apa-apa, hanya foto. Memang mereka peduli (geologists maksudnya), tetapi masyarakat belum tentu (buktinya dijual juga). Kalau kita mau mengumpulkan sampel untuk koleksi, yah pecahannya saja dengan catatan pecahan itu tak jauh dari induknya (kan kita bisa membedakannya, ini sampel of nowhere, atau sampel pecahan yang jatuh dari outcrop di dekatnya). salam, awang Ukat Sukanta [EMAIL PROTECTED] wrote: Apa saja yang bisa jadi duit, nantinya bisa dicuri, sekalipun dilindungi..caranya banyak. Di luar, kita mengambil batu dari pantai saja (umpamanya boulder, karena structur sedimentnya bagus), kita bisa kena denda...bahkan bisa masuk penjara. Di Padalarang saja, singkapan batu gamping yang sangat bagus, kapan-kapan akan banyak yang hilang. Padahal kalau di luar, kita mukul batu pakai palu saja mesti hati-hati, karena generasi yang akan datang. Salam, US __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Re: [iagi-net-l] Tanya tentang Biogenik gas
Sigit, C2 (etana), C3 (propana) biasa terjadi di gas biogenik. Yang penting adalah : berapa persentase jumlahnya dibandingkan C1 (metana). Normalisasi dulu semua kandungan gas itu, buang gas2 non-hidrokarbonnya (CO2, N2, dll). Normalisasi semua gas HC C1, C2 dst. ke 100 %, baru lalukan persentase masing-masing komponen. Dengan cara ini baru kita lakukan karakterisasi jenis gas berdasarkan komposisi. Bila C1 99 % gas kemungkinan besar gas biogenik, 1 % -nya bisa berupa campuran C2 dan C3, nC4, iC4 biasanya sudah traces. Kalau kandungan C2+ (C2, C3, dst) sudah 5 %, maka itu sudah pasti gas termogenik. Hati-hati, bahwa termogenic gas pun bisa punya C1 99 %, tetapi ini kita sebut dry thermogenic gas. Bagaimana membedakannya dengan biogenic gas yang komposisi C1-nya juga 99 %. Isotop karbon-13 kuncinya. Tanpa data isotop karbon-13, evaluasi gas geochemistry akan mengambang, lemah, dan tak akan tepat evaluasinya. Gas biogenik punya nilai delta 13 C lebih negatif dari - 60 atau -55 per mile, gas termogenic punya nilai tersebut sekitar - 35 s/d -50 per mile, sedangkan dry termogenic gas punya nilai tersebut lebih positif dari -35 per mile (maka hanya isotop karbon 13 yang bisa bedakan biogenic gas dan dry termogenic gas, komposisi C1+ tak akan memberitahunya). Mixing, adalah gejala umum. Gas biogenik dan termogenik bisa saling bercampur, baik di satu reservoir maupun di lain reservoir di dalam satu struktur. Dengan beberapa metode geokimia, sangat mudah menentukan jenis2 gas tersebut, juga buat gas2 yang mixing. Kalau C2 dan C3 cukup signifikan jumlahnya di gas biogenik, itu terjadi karena mixing. Gas geochemistry hanya metode, yang lebih penting adalah bagaimana mengaitkannya dengan habitat gas di suatu wilayah, ini sudah melibatkan geologi dan petroleum system. Paper klasik tentang gas biogenik bisa dibaca di Rice and Claypool (1981) : Generation, accumulation, and resource potential of biogenic gas : AAPG Bull v. 65, p. 5-25. Paper2 yang lain juga ada, lebih spesifik ke karakterisasi geokimia tertentu, tetapi paper Rice and Claypool bagus karena lumayan komprehensif. Saya juga menulis paper yang isinya ada tentang geokimia dan habitat gas biogenik buat Jawa Timur, dipublikasi di Proceedings IPA 2003 : Geochemistry of the East Java BAsin : New Observation on Oil Grouping, Genetic Gas Types, and Trends of Hydrocarbon Habitats Selat Madura dan selatan Sorong Fault adalah dua wilayah terkaya di Indonesia akan gas biogenik. Ini kekayaan masa depan yang belum tergarap dengan baik. Selat Madura sudah mulai aktif dikerjakan. salam, awang Sigit Ari Prabowo [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear all G G, Saya sedang review tentang biogenik dan termogenik gas, dan saya kok masih bertanya-tanya; mungkinkah di dalam biogenik gas, bisa ditemukan unsur C2 dan C3; kalo iya; bagaimanakah hal ini bisa terjadi?, apakah ada paper yang membahas tentang hal ini... Mohon pencerahannya dari bapak-bapak... Terimakasih Salam Sigit - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Re: [iagi-net-l] FW: [GeoUgm90] Tanya soal Jatibarang volcanics
OAF berumur 75-17 Ma (Latest Cretaceous-Early Miocene) ? Betapa lebar kisaran umurnya. Ini bisa mengakomodasi sampai tiga periode volkanisme di Jawa. OAF menurut penemunya (Verbeek and Fennema, 1896, Geologie Beschrijving van Java) hanya Oligo-Miosen. Kebobutak, Gabon, Totogan, Jampang di selatan Jawa adalah contoh-contohnya; ini semua volkanik-klastik Oligo-Miosen. OAF adalah volcanic arc pertama di Jawa yang jelas, dan ini didukung oleh distribusi dominasi sebaran umur volkanik berdasarkan K-Ar dan fission track. Yang lebih tua dari itu, Eosen maksudnya, hanya background volcanism. Saya sukar membayangkan skenario tektonik-volkanik umur 75 Ma masuk di Pegunungan Selatan Jawa kemudian disebut OAF. Kita tak pernah punya volcanic arc berumur lebih tua dari Eosen di selatan Jawa. Kalau ada, ini akan sulit menghubungkannya dengan arcs umur lain seperti kata Pak Bambang. Latest Cretaceous arcs hanya ada di utara Jawa dengan pasangan subduction di Ciletuh-Luk Ulo-Bantimala. Lalu baru membentuk arc lagi pada Oligo-Miosen di selatan Jawa sampai Nusa Tenggara yang terkenal sekarang sebagai Pegunungan Selatan. Pasangan subduction-nya ada di submarine ridges selatan Jawa sekarang atau non-volcanics islands barat Sumatra sekarang. Di mana volcanic arc Eosen ? Kuncinya, kelihatannya ada di Bayah dan Jatibarang. Tetapi riset petro-tektonik di dua daerah itu kurang sehingga kita tak tahu dengan jelas. Sebagian spekulasi menghubungkan volkanik Eosen Bayah dengan volkanik Eosen Jatibarang. Ini harus diklarifikasi dulu. Umur volkanik 75 Ma di Jawa selatan akan memerlukan subduction yang jauh ke offshore selatan Jawa. Bagaimana hubungannya dengan volcanic arc seumur di Laut Jawa yang sekarang diskenariokan hasil subduction di Ciletuh-Luk Ulo. Tak mungkin ada double subduction pada umur itu dengan kedua volcanic arc muncul di utara dan selatan Jawa. Lalu, Latest Cretaceous volcanic arc di Jawa selatan akan tidak bisa diterima oleh konsep migrasi orogen yang menjauhi perisai benua, dan tak akan bisa diterima juga oleh mekanisme kemiringan subduction pada zone Wadati-Benioff. Maka, lebih baik diperiksa ulang umur 75 Ma itu, K-Ar dating bisa meleset. Lagipula, satu sampel berumur itu tak akan mewakili seluruh Jawa selatan tentunya. Posisi paleomagnetik (paleo-latitude) sampel ini menjadi penting untuk klarifikasi, seperti kata Pak Bambang. Pak Satria Bijaksana 2 tahun lalu di PIT HAGI-IAGI 2003 Jakarta menampilkan riset S3-nya tentang paleomagnetik Jawa. Tetapi sebaran sampel hanya banyak untuk selatan Jawa Timur. Kesimpulannya, Jawa Timur pernah menduduki posisi lebih selatan dibandingkan sekarang. Tentu saja, ini sebagian kecil dari grand movement sejak Late Mesozoic untuk seluruh SE Asia bahwa pergerakan kontinen dan busur kepulauan menuju Equator. Adalah suatu keniscayaan bahwa setiap penemuan baru akan segera membangkitkan perdebatan baru. Sejauh analisisnya valid, tak erroneous di laboratorium, itu berharga untuk didiskusikan lebih jauh. salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak-Bapak ysh, Sedikit komentar tentang Volkanisme Kenozoik di Jawa. Boleh kan? Ngkoimani Bijaksana (2004, abstrak) menyebutkan telah menjumpai umur tua (K-Ar) pada batuan Formasi Andesit Tua (OAF) : 17-75 Ma (Kalau tidak salah yg 56 Ma di Watuadeg DIY, 75 Ma di Kulonprogo, DIY). Sejauh hasil analisisnya reliable, perlu penjelasan tuh posisi volkanisme ini thd posisi subduksi Jawa-Bantimala/Meratus (pra-Oligosen?) vs Jawa-NTT (pasca-Oligosen/OAF). Data paleomagnetiknya menunjukkan pembentukan batuan-batuan itu berada jauh di selatan daripada posisinya sekarang. Sdr Laode Ngkoimani baru Senin (29/8/05)kemarin menyelesaikan S3 di Fisika ITB tentang paleomagnetik Formasi Andesit Tua. Mudah-mudahan segera keluar full-papernya ya? Nuhun, semoga ada gunanya bpriadi Adakah yang bisa membantu temen saya ini? Mtur Nuwun. Salam SG -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Kali ini aku mau tanya dikit (agak serius nih) soal geologi Jawa. Risetku sekarang khan soal evolusi Cenozoic magmatism di Jawa dikaitkan dengan pembentukan resources (metallic deposits, geothermal energy, and mudah2an bisa ke hydrocarbon juga-paling tidak dihubungkan dengan pembentukan dan deformasi cekungan oleh proses island-arc magmatism). Nah ada hal yang menarik buatku, yaitu Jatibarang volcanic formation di daerah Cirebon dan sekitarnya. Yang jelas formasi ini umurnya adalah yang paling tua utk Tertiary volcanic di Jawa yaitu Eocene. Informasi ttg formasi ini mungkin adalah kunci utk mencari link antara Mesozoic arc (Meratus-LukUlo) dengan Cenozoic Sunda arc. Problemnya: 1. Sepertinya informasi ttg Jatibarang volcanics hanya diperoleh dari subsurface data, 2. Kalau baca report2 Pertamina ttg K-Ar datingnya, kayanya kok batunya sudah ter-altered semua. 3. Juga utk interest-ku yang lebih ke arah proses magmatismnya, tidak ada data tentang geokimia batuan
Re: [iagi-net-l] FW: [GeoUgm90] Tanya soal Jatibarang volcanics
Karena geologi bertanggung jawab menerangkan ruang-waktu, maka kondisi ruang dalam suatu waktu pada masa lampau menjadi penting. Lebih-lebih lagi, semua yang kita peroleh sekarang ini - pegunungan, lautan, mineral, minyak dan gas bumi -adalah hasil proses historis. Agar dapat memahaminya dengan baik, mau tidak mau kita harus bergelut dengan proses-proses natural history - sejarah alam. Suatu rekonstruksi geologi dibangun atas sejumlah data dasar yang tercatat pada batuan seperti umur relatif, umur absolut, dan posisi paleomagnetik. Sekumpulan hard data ini akan berbicara bila kita menjalankannya dengan konsep-konsep geologi yang telah terbukti benar. Rekontsruksi juga harus harmonis antar berbagai unsurnya dan wajar secara ruang-waktu dan sesuai dengan bagaimana Bumi Pertiwi ini beroperasi. Sebuah data yang menyimpang dan jauh keluar dari jalurnya tak akan segera merusak rekontruksi yang sudah harmonis. Harus dicermati dulu, apakah data ini benar. Juga, harus dicermati dulu apakah ia signifikan secara keruangan. Kalau data benar dan secara keruangan signifikan, maka tak ada alasan untuk menolak sebuah revisi rekontruksi. Oud Andesiet atau old andesite hanyalah istilah relatif yang suka dipakai Verbeek dan Fennema dan diikuti semua geologists Belanda sesudahnya yang bekerja di Jawa (van Bemmelen, Duyfjes, dll.) dan mendapatkan tempat khusus di buku van Bemmelen. Setua apa ia, tak ada data absolut di buku2 sumbernya, tetapi ia lebih tua dari andesit gunungapi2 Kuarter yang menumpahkan piroklastik calk-alkaline, dan lebih muda dari Paleosen. van Bemmelen sering menggolongkannya sebagai Oligo-Miosen. Maka, 75 Ma (Campanian, Late Cretaceous) jelas bukan Old Andesite. Dating K-Ar memang tahun2 belakangan ini banyak diserang. Tetapi, ia hanya diserang sesudah ditemukan metode2 geokronologi canggih-supercanggih. Tak semua K-Ar dating patut diragukan. Saya hanya mengetesnya dengan keharmonisannya dengan rekontruksi tektonik. Sebuah misal. Dating K-Ar yang menyeluruh menyimpulkan bahwa umur volkanisme Jawa pertama yang jelas adalah Oligo-Miosen. Kemudian, ada selang tanpa volkanisme di antara 18-12 Ma. Saya percaya dengan itu karena ini harmonis dengan banyak unsur geologi yang terkait dalam ruang dan waktu yang berhubungan seperti tektonik atau sedimentasi karbonat (secara dominan, karbonat di Jawa selatan tak muncul saat volkanisme Oligo-Miosen terjadi, lalu mereka tiba-tiba menjadi mulai dominan di Miosen Tengah post 18 Ma saat volkanime menurun). Benang merahnya, kita dapat menguji keabsahan suatu data baru di geologi yang menunjukkan anomali dengan dua cara : (1) mengujinya dengan metode analisis yang lebih canggih, (2) menaruh data itu apa adanya di ruang-waktu geologi dan melihat keharmonisannya dengan sejarah alam. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: On 9/1/05, Awang Satyana wrote: OAF berumur 75-17 Ma (Latest Cretaceous-Early Miocene) ? Betapa lebar kisaran umurnya. Ini bisa mengakomodasi sampai tiga periode volkanisme di Jawa. OAF menurut penemunya (Verbeek and Fennema, 1896, Geologie Beschrijving van Java) hanya Oligo-Miosen. Kebobutak, Gabon, Totogan, Jampang di selatan Jawa adalah contoh-contohnya; ini semua volkanik-klastik Oligo-Miosen. cut Mungkin karena metodenya. K-Ar kalau ngga salah sangat-sangat dipengaruhi proses hydrothermal, sehingga proses yag terakhir akan menunjukkan hasilnya. Nah kisaran itu barangkali saja muncul akibat agggregat prses yg sudah dilaluinya. Jadi, akan ada pengaruh akurasi serta presisi dari metode K-AR itu sendiri. Mungkinkah 75 Ma ? Sulitnya disini kita sudah mendefinisikan OAF sebagai satu kesatuan proses, mekanisme dan umur. Apalagi bahwa istilah OAF mengandung kata-kata Old, yang selalu mengundang pertanyaan how old ? ataupun older that what ?. Saya sepakat dengan pendekatan Pak Awang selama ini dengan pendekatan historis, atau kesatuan proses dengan yang lain. Walopun itu hal inilah yg paling sulit dalam 'geological science protocol' dan tentusaja dapat misleading, tetapi geologist selalu saja akan dituntut untuk menjelaskan secara historis. Salam RDP - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha
[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Mohon Pencerahan Mengenai Organic Shale
Organic shales (maksudnya di siklus Delta Mahakam kan ?) diendapkan saat tubuh delta mengalami penenggelaman (flooding events, kita mengenalnya sekarang). Maka, organic shales adalah batas-batas flooding surface, atau maximum flooding surface, atau juga transgressive surface (TS). Pengalaman saya saat mempelajarinya dulu (Total, 1990) menunjukkan bahwa organic shales lebih baik sebagai marker untuk korelasi, dibandingkan sebagai batuan induk. Setelah mempelajari geokimia lapangan2 migas di Delta Mahakam, terbukti bahwa batubara asosiasi delta yang menjadi batuan induk utama migas di wilayah ini, dibandingkan kontribusi dari organic shales. Pertanyaannya lebih mengarah ke karakteristik petrofisika batuan induk, khususnya log resistivitas. Karena shale, tentu GR-nya tinggi, terutama karena kontribusi mineral radioaktif uranium yang tinggi di dalam shale, dan moderate K dan thorium. Dalam hal resistivitas, maka perlu dibedakan antara batuan induk matang dan tidak matang. Batuan induk matang dan sudah selesai menggenerasikan migas (spent source rocks) akan punya GR tinggi dan resistivitas tinggi. Batuan induk matang yang sedang aktif menggenerasikan migas (saat ini ada di HC window) akan punya GR tinggi dan resistivitas tinggi (tetapi resistivitasnya lebih kecil dari spent source rocks). Dan, batuan induk shale yang belum matang (immature) akan punya GR tinggi dan RESISTIVITAS YANG RENDAH. Secara logis, ini mudah diterima karena minyak dan gas yang tergenerasi di batuan induk matang akan bersifat isolator sehingga menghasilkan resistivitas tinggi. Tetapi, shale yang immature di daerah delta fluida di dalamnya hampir semuanya air laut yang kita tahu bersifat elektrolit karena banyak garam terlarut di dalamnya sehingga resistivitasnya rendah. Dan, harus juga dibedakan dengan coal yang punya resistivitas tinggi, yang semata-mata karena terkandung fluida bukan air laut. Coal yang telah menggenerasikan migas akan punya resistivitas yang maksimum. Semoga cukup memberikan keterangan dalam hal logika. salam, awang wanasherpa [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan-rekans dan teman-temans, saya minta penjelasan mengenai genesa organic shale, secara kasat mata terlihat menarik pada log respon dimana harga GR begitu tinggi yang di ikuti oleh dropnya harga Resistivity, dan anggapan saya GR yang tinggi disebabkan oleh sifat shale nya (walaupun harga GR nya lebih tinggi dari clean shale) namun mengapa harga resistivitinya juga drop (lebih rendah dari clean shale) dengan asumsi adanya organic matter seharusnya menambah nilai resistiviy (seperti coal). mohon pencerahannya.siapa tau saya salah wanasherpa Moderators: Budhi Setiawan '91 [EMAIL PROTECTED] Edi Suwandi Utoro '92 [EMAIL PROTECTED] Sandiaji '94 [EMAIL PROTECTED] Wanasherpa '97 [EMAIL PROTECTED] Satya '2000 [EMAIL PROTECTED] SPONSORED LINKS College and university search School education Colleges and universities College and university search engine Colleges and universities in College and university information - YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group Geo_Unpad on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. - __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa
September 2005 mendatang. Mudah-mudahan beberapa referensi di atas bisa memenuhi referensi yang Bapak tanyakan/perlukan. Terima kasih, Salam Hormat saya, Yahdi Zaim - Original Message - From: R.P. Koesoemadinata To: Sent: Tuesday, September 06, 2005 8:08 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa Apakah age-dating ini bisa dikutip dan apakah referensinya yang dapat dipakai untuk digunakan studi? Atau e-mail Anda bisa saya gunakan sebagai referensi? RPK - Original Message - From: Yahdi Zaim To: ; Sent: Tuesday, September 06, 2005 7:58 AM Subject: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa Maaf Rekan2 Yth., Melengkapi informasi tentang hasil dating, Bronto et al. (2004) juga melaporkan hasil pentarikhan batuan volkanik Formasi Jatibarang yang disebut sebagai Cibitung Caldera, berumur 59+/- 1.94 jtl dan batuan lava andesit dari Sungai Ngalang, selatan Subang berumur 58.85+/- 3.24 jtl.yang keduanya menunjukkan Akhir Kapur - Awal Eosen, seusia dengan hasil pentarikhan batuan volkanik Watuadeg yang 56 atau 58 jtl. Wassalam, Yahdi Zaim - Original Message - From: Yahdi Zaim To: ; Sent: Tuesday, September 06, 2005 7:44 AM Subject: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa Rekan2 yth., Dating contoh batuan volkanik dari Watuadeg - Yogyakarta yang dilakukan oleh La Ode Ngkoimani, mahasiswa S3 Dept. Fisika ITB menghasilkan umur 56 jtl dan dari Kulonprogo 75 jtl. Pentarikhan tersebut dilakukan dengan metoda K-Ar di Lab. Australia. Contoh yang sama dari Watuadeg, menurut informasi dari La Ode Ngkoimani kemarin siang ketika berbincang-bincang di ruang saya, juga telah di-dating dengan metoda K-Ar di sebuah Lab. di Amerika, menghasilkan umur 58 jtl. Kelihatannya, angka 56 jtl dari Australia, masih bisa dianggap bersesuaian dengan angka 58 jtl dari Amerika. Jadi, hasil pentarikhan La Ode Ngkoimani yang 56 jtl. mestinya bisa kita katakan absolutely right ketimbang absolutely wrong. Lagipula, menurut Bronto et al. (2004), ada batuan volkanik di selatan Palabuhanratu, Jawa Barat, dalam peta geologi dimasukkan dalam Formasi Citirem yang berumur Mesozoikum. Oleh sebab itu, kelihatannya, angka2 56 dan 58 jtl untuk batuan volkanik dari Watuadeg, 75 jtl. dari Kulonprogo dan batuan volkanik Formasi Citirem yang Mesozoik bukan masalah lagi, karena merupakan hasil penelitian dan kajian ilmiah yang bisa dipertanggung - jawabkan. Yang sangat menarik dari hasil pentarikhan tersebut adalah implikasinya terhadap perkembangan geologi Pulau Jawa. Kini kita memiliki data umur yang cukup tua (Mesozoikum) di Yogyakarta - Kulon Progo - Karangsambung dan Selatan Palabuhanratu, Jawa Barat. Adalah tantangan bagi kita semua untuk melihat dan mengkaji kembali geologi sejarah Pulau Jawa, termasuk perkembangan geodinamika dan proses-proses geologi lainnya. Wassalam, Yahdi Zaim - Original Message - From: Awang Satyana To: ; Sent: Thursday, September 01, 2005 5:32 PM Subject: Re: [iagi-net-l] FW: [GeoUgm90] Tanya soal Jatibarang volcanics OAF berumur 75-17 Ma (Latest Cretaceous-Early Miocene) ? Betapa lebar kisaran umurnya. Ini bisa mengakomodasi sampai tiga periode volkanisme di Jawa. OAF menurut penemunya (Verbeek and Fennema, 1896, Geologie Beschrijving van Java) hanya Oligo-Miosen. Kebobutak, Gabon, Totogan, Jampang di selatan Jawa adalah contoh-contohnya; ini semua volkanik-klastik Oligo-Miosen. OAF adalah volcanic arc pertama di Jawa yang jelas, dan ini didukung oleh distribusi dominasi sebaran umur volkanik berdasarkan K-Ar dan fission track. Yang lebih tua dari itu, Eosen maksudnya, hanya background volcanism. Saya sukar membayangkan skenario tektonik-volkanik umur 75 Ma masuk di Pegunungan Selatan Jawa kemudian disebut OAF. Kita tak pernah punya volcanic arc berumur lebih tua dari Eosen di selatan Jawa. Kalau ada, ini akan sulit menghubungkannya dengan arcs umur lain seperti kata Pak Bambang. Latest Cretaceous arcs hanya ada di utara Jawa dengan pasangan subduction di Ciletuh-Luk Ulo-Bantimala. Lalu baru membentuk arc lagi pada Oligo-Miosen di selatan Jawa sampai Nusa Tenggara yang terkenal sekarang sebagai Pegunungan Selatan. Pasangan subduction-nya ada di submarine ridges selatan Jawa sekarang atau non-volcanics islands barat Sumatra sekarang. Di mana volcanic arc Eosen ? Kuncinya, kelihatannya ada di Bayah dan Jatibarang. Tetapi riset petro-tektonik di dua daerah itu kurang sehingga kita tak tahu dengan jelas. Sebagian spekulasi menghubungkan volkanik Eosen Bayah dengan volkanik Eosen Jatibarang. Ini harus diklarifikasi dulu. Umur volkanik 75 Ma di Jawa selatan akan memerlukan subduction yang jauh ke offshore selatan Jawa. Bagaimana hubungannya dengan volcanic arc seumur di Laut Jawa yang sekarang diskenariokan hasil subduction di Ciletuh-Luk Ulo
Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa
Pak Rovicky, Pak Ade Kadarusman beberapa hari yang lalu, masih dalam kaitan subyek ini juga, sudah posting urutan metode radiometri absolute dating dari yang sederhana - K-Ar (kualitas rendah ?) sampai yang tercanggih - SHRIMP (kualitas tinggi ?). Tetapi, saya lebih percaya ke keharmonisan sejarah geologi walaupun tidak berarti menafikan metode radiometri absolut. Juga tak akan menunggu-nunggu sampai SHRIMP melakukan pengukuran, kalau dengan K-Ar saja bisa. Hasil2-nya kita kontrol dengan keharmonisan geologi dalam ruang-waktu tadi. Spotty dalam hal ini adalah kejadian2 yang dilaporkan masih di satu tempat (satu titik di peta), maka saya cukup tempatkan itu sementara di background. Kalau nanti2 makin banyak dilaporkan kejadian yang sekarang rasanya menyimpang, artinya sudah peak, maka tentu kita perlu memikirkan implikasi geodinamika. Dalam satu periode memang hasil akhirlah yang terekam, tetapi dalam hal time-slice seismik 3 D, kalau kita lakukan time slice per 2 million years katakanlah, tentu kita akan banyak dapatkan evolusi paleogeografi, walaupun di setiap slice adalah hasil akhirnya. Akan halnya dengan VR, tentu saja juga hasil akhir saat kita menancapkan sumur di wilayah itu dan mengukur VR cutting sample-nya. Tetapi, kita bisa merekonstruksi kematangannya dengan analisis burial depth, kan ini juga butuh profil depth vs. VR. Geologi butuh interpretasi dinamik, bukan statik. Maka semua parameter harus bisa direkonstruksi sebab semua proses geologi adalah proses historis. Beberapa studi terakhir dari kawan2 yang menekuni Jawa (stratigrafi, tektonik, volkanisme) akan siap mengguncang pikiran kita. Saya tidak akan pernah menolak satu pun dari itu. Untuk kemudian mengatakannya ini benar itu salah, itu butuh proses lama, tetapi mari kita uji saja. Saya menganggap itu semua suatu peningkatan adrenalin dalam gairah kegeologian... Btw, sayang Stephen Jay Gould telah tiada, guncangan evolusi kurang semarak tanpa dia. Belum ada yang seprolifik dia dalam berpikir dan mengkomunikasikan evolusi. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Adakah metode dating yg lebih baik dari K-Ar utk batuan volcanic ?. K-Ar yg cenderung mengukur proses yg terakhir tentusaja akan sulit menunjukkan atau memiliki hasil pengukuran umur yg lebih tua lagi. Artinya walaupun hasil pengukuran dari sample location yg spotty apakah kita masih juga belum dapat menggunakan setara/setingkat dengan pengukuran2 lain, sehingga anda meletakkannya hanya sebagai background ? Sebenernya banyak sekali hasil-hasil dalam pengamatan geologi ini yg hanya menunjukkan fase terakhir saja dari sebuah proses. Misalnya penampakan sungai berkelok-kelok dalam timeslice seismic-pun adalah hasil preservasi terakhir dari morfologi yang ada. Dengan demikian seringkali kita melihat sungai berkelok2 dan menginterpretasikan sebagai lingkungan coastal plain (misalnya). Namun kalau yg terjadi adalah periode lowstand dari sebuah shelf, maka antara sungai dengai dengan sedimen yg dipotongnya memiliki katidak samaan depositional environment. Hal mirip adalah VR (Vitrinite Reflectance). VR menunjukkan tingkat kematangan (pressure-temperature) yang tertinggi. Dalam hal ini, bukan yg terakhir, sdikit berbeda dengan yg dua metode identifikasi diatas. Namun perlu diketahui bagaimana metode pengukuran yg kita lakukan. Btw, saya juga tidak akan terburu-buru merubah pemahaman saya tentang volkanisme di jawa. Saya masih menggunakan pendekatan historical / harmonical perspective atau keharmonisan sejarah geologi dari daerah tersebut. Walopun tidak menutup kemungkinan adanya perubahan yg kadangkala terasa radikal. Pemahaman geologi juga akan evolutif, kadangkala pelaaan sekali lam, bergeming sdkit walopun ada data-data baru. Namun juga kadang sangat cepet seperti punctuation equilibirium-nya S.J Gould. Salam RDP On 9/7/05, Awang Satyana wrote: 55.8 +/- 0.2 Ma adalah batas terbaru (Gradstein et al., 2004, International Commision on Stratigraphy, Geologic Time Scale, 2004, Cambridge University Press) antara Paleosen dan Eosen. Enam tahun lalu, batas itu adalah 54.8 Ma (Geologic Time Scale, 1999). Angka absolut ini membatasi stage Ypresian di lowermost Eosen dan Thanetian di Upper Paleocene. Dengan menggunakan dua skala waktu itu, maka penemuan beberapa dating baru seperti yang di-posting Pak Zaim, jelas menunjukkan umur volkanik/magmatik Paleosen untuk Jatibarang, Subang Selatan, dan Watuadeg; dan Late Cretaceous : Campanian untuk 75 Ma di Kulon Progo. Apakah kita perlu segera merevisi implikasi geodinamika volcanic arcs di Jawa di periode Late Cretaceous-Paleogene ? Pada hemat saya, tidak segera. Katakanlah semua umur itu benar secara analisis laboratorium. Maka, saya hanya melihat itu hanya sebaran umur yang sparse/spotted - tak lebih dari background volcanism Jawa di umur2 Paleosen-Eosen. Coba kita taruh umur2 tua itu di histogram K-Ar dan fission track absolute dating Jawa
RE: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa
Mas, OAF tak mungkin antara 75-52 Ma, jauh lebih muda dari itu, yaitu antara 30-20 Ma. Angka2 absolut ini tak akan ditemukan di buku2 referensinya (Verbeek dan Fennema, 1896; van Bemmelen, 1949), tetapi saya menera tarikh absolutnya berdasarkan stratigrafi OAF di buku2 itu dari Sumatra Selatan-Jawa Timur. Dominasi OAF adalah Aquitanian (Early Miocene, 23-20.5 Ma). Contoh spesifiknya adalah volkaniklastik Jampang di Jawa Barat selatan. Kejadian volcanic arc di sistem busur kepulauan atau tepi kontinen sangat bergantung kepada plate setting setempat dan mekanisme penunjamannya. Berdasarkan peak umur2 volkanik K-Ar dan fission track, di Sumatra terjadi di late Paleocene-early Eocene, middle-upper Eocene, dan early Miocene. Di Jawa : late Oligocene-early Miocene, dan late Miocene. Di Sulawesi : middle Eocene, early Miocene, dan Mio-Pliocene. Di Kalimantan hanya aktif dari late Oligocene-mid Miocene. Coba dikuantifikasi saja siklus itu, siapa tahu muncul lagi magic seven number (he..he..). salam, awang Maryanto (Maryant) [EMAIL PROTECTED] wrote: . deleted Wah bagus sekali standar deviasi pengukurannya, yang hanya sekitar 3 juta untuk umur 58-59 Ma. OAF Old Andesit Formation sepertinya mengacu umur antara 75-52 Ma. Ini bersesuaian dengan compresi mulai seperempat akhir Cretaceus (83 Ma), hingga seperempat awal Cenocoic (52 Ma). Juga pertanyaan untuk Pak Awang: Kapan, umur-umur berapa saja dalam Ma, batuan volkanik pada volcanic arc terjadi? Sewaktu kompresi atau ekstensi? Apakah ada pada setiap siklus 7 Ma? Berikut ini analisa saya. deleted . __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Re: [Fwd: Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa]
Abah, Ini hanya khayalan saya saja, mekanisme emplacement continental sliver seperti itu bisa dengan cara : 1. rafted sliver yang lepas dari tepi utara Gondwana di selatan Jawa dan masuk ke wilayah Jawa selatan sebelum Tersier (mid Jurassic-Cretaceous). Ini model2 emplacement yang dipakai untuk emplacement Paternoster dan Mangkalihat ke Kalimantan. 2. rafted sliver yang lepas dari Sundaland oleh sesar besar di tepi timur Sundaland - Jawa Tengah, terjadi di Paleogen, sebelum Oligo-Miocene volcanic arc membuat barrier untuk pengalihtempatan itu. Ini model emplacement yang dipakai untuk emplacement Sumba via Sumba fracture dari tepi timur Sundaland. Proses pengujian khayalan ini bisa melalui tahap : (1) buktikan dulu apa benar ada continental sliver di antara Bayat-Nanggulan - dengan gravity, outcrop, dll. (2) ambil sampelnya dan lakukan pengujian isotop Pb-Nd (206-208 Pb/204 Pb dan 143 Nd/144 Nd) untuk asal terrane induknya (Sundaland ?, utara Gondwana ? NW Shelf Australia ?) dan tentukan umurnya dengan beberapa metode. Provenance continental fragments cukup ampuh ditentukan dengan isotop geochemistry Pb-Nd. (3) pikirkan mekanisme pengalihtempatannya. Ini pengujian sequential, kalau no. 1 tak terbukti, tentu tahap2 berikutnya gugur. Masih ada beberapa tempat di Jawa yang terra incognita, kita tak tahu pasti sejarah geotektoniknya. Harloff tahun 1933 memetakan Karang Sambung, 72 tahun kemudian, tahun 2005, saat ini, benarkah bahwa kita 100 % memahaminya ? Di beberapa tempat masih menganga lebar butuh penjelasan sekalipun sudah berapa doktor dihasilkan dari situ. Kalau ada waktu dan semangat, blank spot pemahaman geologi di situ perlu dicerahkan. Itu baru Karang Sambung, kita belum bicara Ciletuh, Meratus, dan Bantimala, atau Garba, dll. salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: deleted... Betul , memang adanya lapisan berumur eosen di Nanggulan sangat aneh ? Pemetaan saya awal thn 1974 didaerah itu say cukup bingun menerangkan sejarah sedimentasinya (apalagi saat itu kan saya masih yunior sekali dan belum terlalu mengenal plate tectonic. Kalau khayalan mengenai adanya silver kontinen itu dteruskan , jadi kira kira bagaimana sejarah tektonik Jawa Selatan? Si Abah - Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.
[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] tanya source Keutapang Fm
1. Kalau mau, Keutapang bisa kita sebut syn-inversion sequence. Itu artinya adalah sekuen sedimen yang diendapkan bersamaan dengan inversi (baca : pengangkatan) cekungan. Dalam hal Sumatra, yang terangkat adalah Pegunungan Barisan. Maka, memang sumber utama sedimen Keutapang adalah Peg. Barisan. Umur Mio-Pliosen adalah major period pengangkatan Barisan, dan itu seumur dengan Keutapang. Otomatis pula, Keutapang akan regresif dibandingkan Baong di bawahnya yang merupakan post-rift sequence. Tamiang Deep adalah foredeep Sumatra Utara saat Barisan naik, maka otomatis semua mollasic deposits (rosional sediments) akan sangat banyak mengisi Tamiang deep yang posisinya frontal di timur Barisan. Yang Besar High memang bisa jadi barier ke timur, tetapi itu bukan barier regional. keutapang masih bisa mencapai offshore timur laut Medan ke daerah NSO dan Krueng Mane. 2. Yang ditulis Pak Rudy Riacudu wajar secara geologi struktur (silakan komentar Kang !). Konfigurasi basement cekungan2 back-arc Sumatra dari utara ke selatan memang dikontrol oleh wrenching selain karena subduction roll back. Yang Anda uraikan tentang stage2 wrenching pada beberapa periode pun wajar secara struktur. Ekstensi dan kompresi di wilayah ini semua terhubung ke Sumatran Fault. Wrenching itu basement-involved, mestinya sampai ke lowermost parts of sediments pun bisa punya pengaruh. Hanya karena Keutapang itu di tempat dangkal, bisa saja ekspresinya hanya splay2 suatu flower structures yang bisa disalahtafsirkan sebagai kompresi pure-shear, padahal ia simple-shear alias terhubung ke sistem wrenching yang lebih besar. salam, awang Hade B Maulin [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam hormat, Saya senang sekaligus bangga tergabung dalam forum milis ini. Banyak masukan ilmu dan pengetahuan geologi baik basic maupun applied yg saya pelajari dr forum ini yg tentu sj tdk bs sy peroleh dari perkuliahan dulu ^_^ Saat ini saya tergabung dalam tim konsultan perminyakan dan sedang project POD di Pertamina Rantau - NAD. Sebagai new comer (saya br lulus Febr. lalu) dalam bidang perminyakan , banyak hal yg tidak saya ketahui dan benar2 saya awam akan hal itu.Tapi saya sering menemukan solusinya dari forum milis ini. Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan kepada akang2/teteh2 berkaitan dengan bidang kajian kerja saya. 1. Dari mana source sedimen batupasir Formasi Keutapang dan bagaimana genesanya serta kaitannya dengan fase regresif dari akhir pengendapan Formasi Baong? Apakah benar sedimen yang terendapkan di Dalaman Tamiang berasal dari Bukit Barisan? Jika benar, berarti arah pengendapannya ke arah timur - timur laut dan dibatasi oleh Tinggian Hyang Besar? 2. Melihat basement configuration map of North Sumatra Basin, daerah Gebang, Pantai Pakam dan Kuala Simpang terletak pada konfigurasi yang berbeda. Apakah secara tektonik, framework struktur yang berkembang juga berbeda? Saya pernah membaca makalah Pak Rudy Ryacudu dkk (IPA - 21, Oct 1992), bahwa area Kuala Simpang dikontrol oleh wrench Fault berarah baratlaut - tenggara dan pada Formasi Keutapang terjadi 3 stage faulting. yaitu stage 1 : Late Mid Mio-Upper Mio ; tahap pengendapan Keutapang Fm yang menindih Baong. Telah terbentuk Flower strct. pada Belumai dan Baong FM. Stage 2 : Plio-Plisto ; terjadi thrusting pada ketiga formasi tersebut yang digenerate oleh Sumatran stress system. stage 3 : Holosen ; Terjadi wrencing oleh Andaman Stress System yang mengakibatkan shale flowage dari Baong shale, menghasilkan diapiric zone. Apakah perubahan stress system tersebut diikuti oleh proses wrenching yang sama di setiap daerah ? Maksud saya, apakah penampakan wrenching (flower str uct, en echelon, dll) akan nampak (seismik) pada seluruh daerah penyebaran Formasi Keutapang tsb ? Mohon pencerahan nya terima kasih sebelumnya : ) salam, hade '99 - Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. Moderators: Budhi Setiawan '91 [EMAIL PROTECTED] Edi Suwandi Utoro '92 [EMAIL PROTECTED] Sandiaji '94 [EMAIL PROTECTED] Wanasherpa '97 [EMAIL PROTECTED] Satya '2000 [EMAIL PROTECTED] SPONSORED LINKS College and university search School education Colleges and universities College and university search engine Colleges and universities in College and university information - YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group Geo_Unpad on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. - __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Re: [iagi-net-l] Penyusunan Kesimpulan diskusi
Saya yakin tak sedikit waktu yang digunakan kawan2 untuk membaca diskusi-diskusi di IAGI net. Juga, tak sedikit waktu yang digunakan kawan2 untuk menuliskan komentar-komentar atau jawaban detail. Harus diingat, bahwa dua hal itu dilakukan di tengah2 kesibukan rutinitas pekerjaan. Maka, bila semuanya berakhir tanpa terdokumentasi, tentu sayang sekali. Kelemahan dalam dokumentasi dan pengarsipan adalah kelemahan kita semua. Mari kita lakukan yang lebih dari itu agar usaha kawan2 tak lenyap begitu saja. Dokumentasikan saja secara pribadi dulu. Kalau ada yang mau meluangkan waktu untuk menuliskan kesimpulan diskusi dan mengirimkannya ke IAGI-net, tentu akan sangat kita hargai. Tak mudah meringkas diskusi yang panjang, pilah-memilah harus dilakukan. Mencatat adalah bagian penting suatu diskusi. Itulah satu-satunya yang tertinggal setelah diskusi usai. Bagaimana halnya kalau suatu diskusi/rapat tanpa catatan diskusi/notulen ? salam, awang Prasiddha Hestu Narendra [EMAIL PROTECTED] wrote: Abah, Mas Picky, dan lainnya menyimpulkan diskusi ternyata gampang2 susah karena banyaknya topik shg jadi kewalahan sendiri he..he akhirnya diambil aja topik2 yg menurut pribadi perlu nah utk kesimpulan diskusi baiknya sukarela saja, kalo diwajibkan ntar nggak ada yg mau tanya he..he.. kalo topiknya cukup hangat paling gampang kita bikin luncheon talk atau evening talk aja, nanti insyaAllah bisa dibantu untuk mengurusnya, gampang tinggal call sekretariat 3D modelling thin reservoir judulnya, siapa yg diusulkan mau bicara? kapan? hayooo. salam, pr - Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.
[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] 2nd order (masih ttg keutapang FM)
Justru karena oblique subduction maka pure shear deformation tak berjalan di Sumatra. Di Intra-Miosen, subduksi miring itu telah mereaktivasi Sesar Sumatra menjadi dextral fault (harus dextral karena sisi aktif bergerak adalah subduksi kerak Hindia yang berada di sisi kiri garis sesar, bukan kerak kontinen Sunda di sisi kanan sesar). Sesar Sumatra ini sekaligus menjadi structural barrier untuk pure shear deformation bekerja di back-arc basins Sumatra. Dan, sesar sebesar Sesar Sumatra itu tentu punya en echelon sectors of deformation berupa splays yang masuk ke semua back-arc basins. Kinematika wrench inilah yang melipat semua batuan di cekungan2 itu. Berbeda dengan di Jawa (coba lihat makalah saya tentang deformasi Jawa Timur oleh pure-shear normal subduction vs. simple-shear karena Rembang-Madura-Kangean-Sakala -RMKS wrench di Proceedings PIT IAGI Bandung 2004), kedua unsur itu muncul dan cukup kompleks untuk membedakan mana hasil pure shear, mana hasil simple shear. Di Jawa Timur, banyak deformasi pure-shear yang kemudian terlipat ulang oleh en-echelon sistem RMKS wrench, dan saya menyebutnya forced folds. Dengan menerapkan analisis kinematika strain ellipsoid, itu bisa dibedakan. Vektor subduction yang berbeda di Sumatra dan Jawa, tentu memberi bekas yang signifikan pada semua arsitektonik kerak Bumi dan lapisan sedimen penutupnya. Di Sumatra, tak akan ditemukan kedalaman Benioff lebih dari 300 km, tetapi di Jawa, Benioff masuk sampai sedalam 600 km di sektor dekat Muria, Jawa Tengah. salam, awang Hade B Maulin [EMAIL PROTECTED] wrote: Terima kasih Pak Awang atas tanggapannya. Namun pada beberapa hal saya masih bingung. Jika pada Keutapang sesar2nya hanya merupakan splay dari flower yang berkembang akibat sistem wrenching, memang jelas kalau itu merupakan satu rangkaian dari wrench fault ( as assemblages) dan itu adalah simple - shear. Tapi adakah kemungkinannya sesar2 Keutapang tsb merupakan orde ke-2 (jika dia pure shear) dari sistem tegasan sumatra pada Intra-Mio? Bagaimana kita membedakan apakah itu simpe-shear atau pure shear jika kita menganalisa struktur suatu daerah? apakah sistem tegasan juga berpengaruh, maksud saya, Sumatra kan subducted secara oblik sedangkan Jawa secara Frontal...nah, apakah itu juga bisa berbeda skenario Pak? (walaupun sama-sama Intra-Mio, misalnya). Di Sumatra simple shear (karena oblik) sedangkan di Jawa pure-shear (karena frontal), mengacu pada pemodelan sistem sesar ulir (wrenching) Pak Situmorang dkk. Hatur Nuhun, Hade '99 - Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. Moderators: Budhi Setiawan '91 [EMAIL PROTECTED] Edi Suwandi Utoro '92 [EMAIL PROTECTED] Sandiaji '94 [EMAIL PROTECTED] Wanasherpa '97 [EMAIL PROTECTED] Satya '2000 [EMAIL PROTECTED] SPONSORED LINKS College and university search School education Colleges and universities College and university search engine Colleges and universities in College and university information - YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group Geo_Unpad on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. - - Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.
[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] stage dalam subduction
Tak ada kerak samudra yang lebih tua dari 200 juta tahun. Itu terjadi karena kerak ini selalu terdaur ulang melalui pembinasaan di zone2 penunjaman dan lahir kembali di punggung tengah samudra (MOR-mid oceanic ridge). Pendauran ulang itu mengikuti siklus sel konveksi di mantel atas. Lepas dari tempat lahirnya di MOR, kerak samudra akan semakin tenggelam karena massa bertambah dan otomatis umurnya pun semakin tua. Ini bisa dilihat dari pola anomali magnetik yang berpasangan di kedua sisi MOR - semakin tua semakin menjauh dari MOR. Sebuah segmen kerak samudra yang tua dan berat, saat bertemu dengan lempeng benua akan membentuk sudut Benioff yang curam terhadap bidang datar. Ini punya akibat akan memendekkan jarak rumpang palung-busur (ATG-arc trench gap) karena peleburan sebagian (partial melting) di kedalaman 200 km akan tercapai di dekat palung. Maka, busur volkanik hasil upwelling magma peleburan akan terbentuk tak jauh dari palung. Tetapi, saat yang berkonvergensi dengan benua adalah lempeng samudra yang relatif muda, tidak seberat lempeng samudra yang tua, maka sudut Benioff yang terbentuk akan landai. Akibatnya, peleburan di kedalaman 200 km akan tercapai jauh dari palung, ke arah benua. Hal ini mengakibatkan busur volkanik yang terbentuk dari upwelling magma hasil peleburan itu akan terbentuk jauh dari palung, membuat jarak ATG melebar. Apa definisi kerak samudra tua dan muda itu ? Sebuah buku, misalnya Bally and Snelson (1986) mencantumkan 50 million years sebagai batas di tengah. Artinya 50 my = muda, dan 50 my = tua. Jawa adalah contoh ideal penerapan konsep ini. Bukan Sumatra. Staging dalam subduction tak ideal dalam suatu oblique subduction seperti Sumatra. Di Jawa, kita ambil tiga volcanic arcs : Oligo-Miosen arcs di selatan Jawa (sekarang Pegunungan Selatan), Late Miocene-Pliocene arcs di tengah Jawa, dan Quaternary arcs di tengah Jawa. Apa yang terjadi pada staging subduction saat menghasilkan arcs tersebut. Jelas ada perubahan sudut penekukan Benioff, ada perubahan umur kerak samudra yang menunjam. Late Cretaceous arcs atau Eocene arcs (kalau ada) ada di utara Jawa, pada Oligo-Miosen arcs berpindah ke selatan. Ini terjadi karena pertumbuhan prisma akresi, juga karena umur samudra yang menunjam di Oligo-Miosen semakin tua dibanding yang menunjam pada Late Cretaceous/Eosen. Tetapi, pada Mio-Plio, arcs bukan semakin ke selatan, malah balik ke arah benua, yaitu di tengah Jawa. Maka yang terjadi adalah bahwa kerak samudra yang menunjam di Mio-Plio adalah generasi kerak samudra baru; bukan satu convection cell dengan yang Late Cretaceous-Oligo-Miosen. Sebuah kerak muda yang membentuk penekukan landai, maka ia membentuk volcanic arcs jauh ke utara dibandingkan saat Oligo-Miosen. Bagaimana halnya dengan Muria-Lasem-Bawean ? ini bukan arcs tersendiri walaupun umur volkanismenya lower Quaternary. Mereka adalah contoh back-arc volcanism di mana magma potasik-ultra potasik masuk menerobos ke atas melalui sesar2 besar2 di kerak kontinen. Harus diingat, di situ ada sesar besar Muria (yang menyambung ke Bawean-Meratus, juga ke selatan ke Kebumen). Di Sumatra, tak jelas maju-mundurnya volcanic arcs sejak Paleogen itu. Volcanic arcs yang sekarang pun lebih banyak muncul ke permukaan karena Sesar Sumatra. Sebuah oblique subduction punya banyak penyimpangan tentu. salam, awang Hade B Maulin [EMAIL PROTECTED] wrote: terima kasih Pak Awang...cukup jelas... tapi..saya jadi ingat waktu pak Awang dateng ke Kampus dan lecturing di Dago 4 beberapa bulan y.l (hari minggu)..waktu itu bapak menjelaskan ttg karakter oceanic plate pada stage terakhir ketika menunjam continent, yang cenderung merunduk dengan sudut makin tumpul untuk kemudian akhirnya patah terlepas dan lebur. Sehingga bagian oceanic muda yang selanjutnya subduct akan bersudut lancip sehingga tectonic setting yang baru akan tersusun lagi dengan posisi yg baru tentunya (forever young). Dengan demikian, kalau boleh saya berasumsi, berarti saat ini Hindia yang menumbuk Sunda telah mengalami fase/stage yang tua ini pak? dan kemudian (entah berapa lama lagi) posisi volcanic arc-nya akan mundur relatif ke arah Barat lagi? Begitu pula yg terjadi di Jawa, pak? - Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. Moderators: Budhi Setiawan '91 [EMAIL PROTECTED] Edi Suwandi Utoro '92 [EMAIL PROTECTED] Sandiaji '94 [EMAIL PROTECTED] Wanasherpa '97 [EMAIL PROTECTED] Satya '2000 [EMAIL PROTECTED] - YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group Geo_Unpad on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. - - Yahoo! for Good Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.
Re: [iagi-net-l] Fenomena 20/80--Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa- Geologic Time Scale
Oki, Dari sekitar 150 blok migas saat ini, ada sekitar 45 blok status produksi (PSC + TAC). Sisanya berstatus : eksplorasi (sekitar 60), dan TAC yang sedang direhabilitasi (35 blok), 10 blok dalam proses pengembalian. Maka kalau mau dihitung yang produksi saja ya 30 % dari total blok migas. Produksi 80 % Indonesia memang dikontribusi tak lebih dari 20 % KPS2 yang ada. Dari sekitar 60 cekungan sedimen di Indonesia, 15 di antaranya cekungan produksi, atau 25 %-nya. Jumalah lapangan tua di Indonesia pun lebih dari 80 % atau kurang dari 20 %-nya lapangan baru. Bisa berarti juga bahwa lebih dari 80 % produksi minyak Indonesia dikontribusi kurang dari 20 % lapangan baru (fenomena 80/20 berlaku). Tetapi juga bisa dibalikkan sebagai : Lebih dari 80 % produksi minyak Indonesia dikontribusi oleh lebih dari 80 % lapangan tua (fenomena 80/20 tak berlaku). Yah.. bergantung kepada sudut memandangnya. Tetapi, bahwa 25/75 atau 20/80 atau sekitarnya memang statistik kejadiannya cukup banyak. Tetapi saya melihatnya sebagai hal relatif, bukan absolut... salam, awang oki musakti [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya belum pernah baca buku yang disebut Yosef tapi secara pribadi sangat percaya pada fenomena 80/20 (atau 20/80 ?) ini. Dalam bahasa saya, fenomena 20/80 bisa didefinisikan sebagai: 1) Banyak akibat dihasilkan oleh sedikit sebab 2) Banyak hasil disebabkan oleh sedikit tindakan 3) Banyak kejadian disebabkan oleh sedikit faktor 4) Diluar yang 20%, hukum yang terjadi adalah 'rate of diminishing return' dan lain-lain Waktu masih jualan perusahaan saya waktu itu sangat sadar bahwa lebih dari 80 persen revenue dihasilkan dari kurang dari 20% klien.Perhatian extra perlu diberikan pada yang 20% ini karena untuk memburu diluar opportunity diluar yang 20% ini sering diperlukan usaha yang hampir sama besarnya dengan hasil jauh lebih kecil. Contoh2 lain fenomena 20/80 : - Lebih dari 80% suara dalam pemilu 2004 didapat oleh kurang dari 20% parpol. Silahkan cek data KPU - Lebih dari 80% produksi migas Indonesia dihasilkan oleh kurang dari 20% KPS atau field.-- Mas Rovicky atau mas Awang, yang biasanya punya catatan lengkap, bisa tolong di cek. - lebih dari 80% wealth dunia (apalagi Indonesia) dikuasai oleh kurang dari 20% populasi. - Di milis inipun saya berani taruhan bahwa lebih 80% posting ditulis oleh kurang dari 20% anggota - DLL Salam Oki Yosef Khairil Amin wrote: awal kutipan The 80/20 principle applies not only to groups of people and their behavior, but to virtually every aspect of life. There are always a small minority of very powerful forces and a great mass of unimportant ones. For instance: - 20 percent of countries, containing far fewer than 20 percent of the world's population, consume 70 percent of its energy, 75 percent of its metals, and 85 percent of its timber. - Far less than 20 percent of the Earth's surface produces 80 percent of its mineral wealth. - Fewer than 20 percent of species cause more than 80 percent of ecological degradation. It's estimated that just one species, out of the 30 million on earth — that's 0.0003 percent — causes 40 percent of the harm. No prize for guessing the species. - A very small percentage of meteorites falling to earth produce more than 80 percent of the damage. - Far fewer than 20 percent of wars produce more than 80 percent of casualties. - The overwhelming majority of baby seals in Alaska die young; 80 percent of the survivors come from 20 percent of the mothers. - Wherever you go, fewer than 20 percent of clouds will produce 80 percent of rain. - Less than 20 percent of all recorded music is played more than 80 percent of the time. If you go to a concert, whether rock or classical, the old familiar pieces — a tiny portion of the total repertoire available — will be churned out time and again. - Fewer than 20 percent of the treasures in most art museums' inventories are on display more than 80 percent of the time. - Of investments made by a successful venture capitalist, 5 percent of them provide 55 percent of cash, 10 percent produce 73 percent, and 15 percent yield a total of 82 percent. - Fewer than 20 percent of inventions have more than 80 percent of impact on our lives. In the twentieth century, nuclear power and the computer probably had greater influence than the hundreds of thousands of other inventions and new technologies. - More than 80 percent of food comes from far less than 20 percent of land. Also, fruit typically accounts for much less than 20 percent of the mass or weight of a tree or vine. And meat is a reduction of vast amounts of digested grain or grass. - Drinks are also an extreme demonstration of the 80/20 principle. What makes Coca-Cola so much more valuable than any other soft drink on the planet? The sacred formula for tiny amounts of concentrate that, mixed with large volumes of water, produces Coke. Or what produces beer and makes
RE: [iagi-net-l] Tanya: Fractured basement reservoir.
Fracture di basement bisa dianalisis dengan detail menggunakan image logs seperti FMI/FMS. Dataset ini bisa dipakai untuk memperoleh informasi semi-kuantitatif - kuantitatif porositas, fracture aperture, fracture density, orientasi fracture. Untuk fracture networks, pola2 impedansi akustik, difraksi, dan koherensi yang diturunkan dari dataset seismik 3D bisa dipakai (tapi perlu fold coverage yang besar, paling tidak di atas 18-fold). Log2 yang semi-kuantitatif tak bisa dipakai untuk menghitunf storage capacity fractures. Kalau ada core, dan diukur porosity dan permeability-nya (dengan menerapkan net-overburden pressure) maka estimasi storage capacity yang berhubungan dengan matrix atau fracture bisa dilakukan. Performance produksi bisa diketahui dengan menera reservoir flow characteristics melalui multi-rate tests, pressure build-up analysis, dan inter-well interference tests. Jenis litologi basement tentu mempengaruhi intensitas fracture. Semakin brittle semakin banyak fracture-nya (granitoid/meta limestones lebih fractired dibandingkan sekis misalnya). Semakin tua pun semakin banyak fracture-nya (karena yang tua tentu lebih banyak ter-ekspos terhadap deformasi dibandingkan yang muda). Contraction joints karena cooling, fractures karena deformasi, atau fractures karena weathering bisa menjadi asal fractured basement reservoir. salam, awang Muhammad Nur Husni [EMAIL PROTECTED] wrote: Yth. Bapak/Ibu, mohon bantuan pencerahan... Di block Palmerah kami memiliki basement high yang kami jadikan prospsect. Sudah ada discovery well dan di-test pada upper level dari granite/granitoid dan flow gas dengan high CO2. Bagaimana methoda untuk meng-estimate/memodelkan efektif porosity dari fractured basement ini.. Apakah 3D seismic dan informasi dari FMI/FMS adalah data utama dari input model?.. Apakah lithologi dari basement-nya sendiri menjadi penting untuk mengakomodasi intensive fracture?... Bagaimana typical dari production performance dari fractured basement ini?.. Terimakasih sebelumnyah.. Muhammad Nur Husni Geologist Tately N.V. 021 5278991 ext 2125 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - Yahoo! for Good Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.
[iagi-net-l] Seminar Geodinamika dan Metamorfisme Indonesia 6-9-2005
Berikut ini laporan hasil seminar yang diadakan PP IAGI baru2 ini. Saya terbeban menginformasikannya karena kebetulan saya mengikutinya dan di milis ini pun sebelumnya seminar tsb. diiklankan. Sebaiknya, ada info tentang pelaksanaannya. Barangkali, ada gunanya. Selasa 6 September 2005, minggu lalu, IAGI mengadakan seminar sehari berjudul, Recent Advances of Indonesian Geodynamics : Implications to Mineral and Hydrocarbon Exploration. Acara ini digelar bersamaan dengan peluncuran edisi khusus MGI (Majalah Geologi Indonesia) dengan tema Tertiary High Pressures Metamorphism and Tectonic Implication in Eastern Indonesia. Seminar berlangsung lancar di Hotel Le Meridien, Jakarta, diikuti oleh sekitar 50 orang anggota IAGI senior-junior dari berbagai instansi pemerintah kegeologian, perguruan tinggi, dan perusahaan. Seminar berlangsung dari pukul 09.00 - 16.00. Seminar dibuka dengan pidato/presentasi kunci Prof. Rubini Soeria-Atmadja berjudul, Deformasi Batuan dan Metamorfosis dilanjutkan dengan presentasi enam makalah undangan sbb. : 1. Tectonic, Deformation, and Metamorphism (Prof. Dr. Sukendar Asikin), 2. Eastern Indonesia Geodynamics : Implications for Petroleum Discoveries and Opportunities (Awang H. Satyana), 3. Paleogene Tectonics of Java Island (Dr. Benyamin Sapiie), 4. Pre-Tertiary High Grade Metamorphic Rocks of Sumatra (Prof. Dr. R.P. Koesoemadinata), 5. Western Papua (Indonesia) : Origin, Metamorphism, Emplacement Mechanism, and Tectonic Consequences (Dr. Haryadi Permana), 6. Central Indonesia Geological Province (Dr. Agus Guntoro). Sesi diskusi berupa tanya-jawab dibuka baik untuk pidato kunci maupun makalah undangan. Penyegaran masalah tektonik dan metamorfisme serta pandangan-pandangan baru tentang geodinamika Indonesia merupakan hal penting yang dihasilkan seminar. Seminar kecil semacam di atas dengan tema khusus dan dihadiri oleh para peminatnya yang serius kelihatannya lebih efektif dalam tahapan menuju kemajuan geosains di Indonesia. salam, awang __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
RE: [iagi-net-l] Seminar Geodinamika - PENGHARGAAN.
Mas, Sekretariat IAGI punya rencana untuk mengarsip bahan-bahan presentasi para pembicara di seminar ini ke dalam CD. Silakan tunggu saja pengumumannya. Soal penulisan gelar. Kalau gelarnya diperoleh dari berbagai perguruan tinggi yang berbeda, sah-sah saja dicantumkan semua, tidak melihat mana gelar yang tertinggi. Misalnya : Dr. Ir. Bagus Santoso, M.Sc. Ir-nya lulusan ITB. M.Sc-nya lulusan University of Adelaide, Dr.-nya dari UI. Tetapi kalau dari satu perguruan tinggi, mestinya hanya dicantumkan yang paling tingginya. Andai Bagus Santoso Dr-nya dari ITB, ya cukup : Dr. Bagus Santoso, M.Sc. Ini masalah kepatutan saja, yang terjadi sih umumnya didaftar semua gelarnya. Penulisan gelar yang berturutan : tanpa tanda koma. Misal : Prof. Dr. Ir. Bagus Santoso, bukan Prof., Dr., Ir., Bagus Santoso. Daftar referensi tak pernah menggunakan gelar, baik di AAPG Bulletin maupun referensi2 lain. Biasanya hanya : inisial first dan middle nama, kemudian nama panjang family name. Contoh : Martodjojo, S., 2003, ... atau Koesoemadinata, R.P., 2005, ... salam, awang Maryanto (Maryant) [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Awang, Apa ada file yang telah di masukkan ke CD dari hasil pertemuan bagus banget ini ? Mau beli kalau ada. Netters IAGI-HAGI, Penghargaan kami sampaikan kepada best scientist Indonesia, terutama yang pengaruhi penulisan kami. Selanjutnya di lakukan dengan menulis awal nama-namanya di singkat dalam istilah yang di pakai dalam penulisan paper. Ada seratusan lebih pakar di situ telah terdaftar. Daftar di bawah, memperlihatkannya. Mereka adalah : http://www.geocities.com/maryanto7/Acknowledgement.pdf Apakah juga nama dan gelar sudah cocok? (yang suka Ir saya tulis Ir., yang suka Drs. Kutulis Drs. Pokoknya manut banget) Mau tanya nih: - Bagaimana penulisan gelar yang resmi? - Apakah hanya di tulis gelar paling tingginya? Misal kalau sudah MSc., maka Ir, atau Drs-nya tak di tulis. Ada kadang saya lihat, gelar di tulis semua. - Kalau di tulis semua, apakah ada koma di atara dua gelar? Misal Dr., Ir. atau Dr. Ir. ? Saya tak tahu, apakah Pak Koesoema sudah ngasih cara nulis ini belum ya, saya cari-cari seminggu belum mendapatkannya. Waktu itu, cara nulis model AAPG. Wah, makin banyak yang tak tahu saja aku. - Kalau daftar reference, model AAPG itu tak ada gelarnya, ya. Betulkan? Terimakasih atas jawabannya. ---deleted __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
[iagi-net-l] Materi Teknis Seminar Geodinamika dan Metamorfisme Indonesia 6-9-2005
dan ditinjau lagi, (3) jangan takut berbeda pendapat. Nah, begitu catatan2 saya. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada sedikit materi teknis yg dapat di post di web IAGI nggak ? any new findings ? thx RDP On 9/16/05, Awang Satyana wrote: Berikut ini laporan hasil seminar yang diadakan PP IAGI baru2 ini. Saya terbeban menginformasikannya karena kebetulan saya mengikutinya dan di milis ini pun sebelumnya seminar tsb. diiklankan. Sebaiknya, ada info tentang pelaksanaannya. Barangkali, ada gunanya. ---deleted __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] mau tanya ttg biostrat....
Rastra, Memang biostratigrafi jarang dibahas di milis, tetapi bukan berarti itu tidak penting. Belum ada saja orang yang menanyakannya sebab diskusi di milis lebih banyak dihidupkan oleh tanya-jawab. 1. Dalam dunia migas, memang fosil terutama dipakai untuk penentuan umur dan lingkungan pengendapan. Beberapa perusahaan suka mengirimkan biostratigrapher-nya ke sumur2 eksplorasi yang jauh dari sumur2 lain di mana pengikatan lapisan2 batuan tak bisa dilakukan. Well-site paleontologist ini bertugas menentukan di lapisan mana posisi TD (total delpth) sumur saat itu. Itu dicek berdasarkan sekumpulan fosil dari serbuk bor yang bisa menunjukkan umur mana. Tanpa itu, pekerjaan bisa jadi buta, di mana posisi saat ini. Dengan berkembangnya sequence stratigraphy, biostratigrapher malah makin menjadi penting sebab lapisan2 yang dikorelasikan sebagai satu genetika itu harus dibuktikan oleh umurnya yang harus sama. Menentukan lingkungan pengendapan pun penting agar tahu kira2 fasies batupasir/karbonat apa yang mungkin bisa berkembang sebagai reservoir. Memang pekerjaan2 biostrat hampir selalu diberikan ke service company saja, dan si perusahaan minyaknya tak punya biostratigrapher. Tetapi, saya kenal beberapa biostratigrapher yang sangat berpengalaman yang sedang ditugaskan untuk melakukan studi stratigrafi di perusahaan2 minyak. Hasil ini tentunya nanti akan berguna untuk penentuan/pengembangan konsep eksplorasi perusahaan2 itu. 2. Rasanya tidak mungkin satu spesies fosil punya nama berbeda2 dari beberapa penulis. Ada terjadi seperti itu tetapi jarang sekali. Ada pun suka diberi keterangan di nama fosilnya dengan cf yang artinya bandingkan Misalnya : Orbulina universa d'Orbigny cf. .. (nah ini mungkin punya dua nama fosil, bandingkan dengan nama lainnya). Untuk fosil bentonik yang khas Indonesia rasanya tak ada publikasi khusus, kalau untuk umur ada, misalnya Klasifikasi Huruf Tersier foram besar dari van der Vlerk dan Umbgrove (1927) atau Adams (1970). Kalau untuk lingkungan bentonik, yang sampai sekarang banyak dipakai oleh service companies di Indonesia adalah klasifikasi dari Hedgpeth (1957) dan Ingle (1980). Silakan input dari rekan netters lain. salam, awang rastra wira dharma [EMAIL PROTECTED] wrote: salam hormat... sebelumnya ijinkan sy memperkenalkan diri,,nama sy rastra geounpad00,sbenarnya sy sudah gabung di milis ini beberapa bln yang lalu tp br skrg berkesempatan tuk nampang disini...sy merasakan bnyak sekali manfaat dari milis ini, begitu banyak ilmu serta masukan yang menjadi tambahan bagi wawasan sy ttg geologi yang berasal dari hasil diskusi dr teman2 maupn akang dan teteh sekalian walaupun sy tidak terlibat langsug dlm diskusi tsb,,sy kira banyak temen2 jg yg mendapat manfaat serupa seperti sy (asal rajin buka milis ini tentunya:).. pd kesempatan ini juga sy coba sedikit bertanya dengan akng atau teteh yang pasti akan jd masukan yg penting bg saya.. 1.slama gabung disini sy belum melihat adanya diskusi yang membahas ttg biostratigrafi (mudah2an bkn krn sy yg terlewat?),,mohon penjelasan bagaimana peranan biostratigrafi dalam usaha pencarian minyak,,apakah hanya sebatas untuk penentuan umur dan lingk.pengendapan atau adakah usaha yang lebih maksimal untuk memanfaatkan studi fosil ini??? 2.sy mengambl bahsan TA ttg biostrat,,untuk penentuan lingk.pengedapan dgn menggunakan fosil benton sy agak kebngungan dengan banyaknya penamaan serta klasifikasi yang berbeda untuk fosil yang sama pdhl kt harus menggunakn salahsatu penamaan saja..bagaimana jika dalam merujuk 1 literatur ada jenis spesies yg tidak ada namun terdapat diliteratur lain yg mempunyai penamaan serta klasifikasi yg berbeda? untuk wilayah indonesia klasifikasi siapa yang terbaru dan lebih cocok dipakai? sekian dulu pertanyaan dari sy,,,ats bantuannya sy ucapkan terimakasih.. salam rastra __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com Moderators: Budhi Setiawan '91 [EMAIL PROTECTED] Edi Suwandi Utoro '92 [EMAIL PROTECTED] Sandiaji '94 [EMAIL PROTECTED] Wanasherpa '97 [EMAIL PROTECTED] Satya '2000 [EMAIL PROTECTED] SPONSORED LINKS College and university search School education Colleges and universities Colleges and universities in College and university information Kantor - YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group Geo_Unpad on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. - __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Re: [iagi-net-l] WAHYU : LARANGAN EKSPOR FOSIL KAYU MENTAH TAK COCOK !
Mang Okim, terima kasih atas penerusan cerita fosil amonit Papua dan Timor dan fosil kayu Banten. Sebagai orang yang mencintai geologi, lebih-lebih lagi geologi Indonesia, saya berpendapat bahwa kumpulan fosil itu mestinya tetap di tempatnya. Boleh diambil sebagian kecil hanya untuk keperluan alat peraga pendidikan. Tetapi kalau diambil sampai berton2 untuk keperluan komersial, apalagi dijual ke LN, apa yang mau kita tinggalkan untuk generasi penerus kita ?Apakah kelak kita akan bercerita kepada mereka, dulu di sini ada hutan fosil kayu, di situ ada singkapan batuan Perem dengan fosil amonit yang berlimpah. Beberapa tahun yang lalu, saat mencoba jalan dari Bogor ke Pantai Carita via Jasinga-Rangkasbitung-Labuan, saya sempat ke luar dari badan jalan masuk ke wilayah Leuwidamar, Lebak dengan menyusuri ke hulu Sungai Ciujung. Mobil diparkir tak jauh dari tempat latihan infanteri sekitar Rangkasbitung. Yang sempat saya saksikan adalah beberapa lahan yang dari jauh pun sudah kelihatan bahwa itu petrified forests (memang ini yang mau saya saksikan dengan memilih jalan Bogor-Carita via Rangkasbitung). Saya percaya bahwa umur pembakaran hutan ini akibat volkanisme Pliosen, atau paling tua Mio-Pliosen, oleh rangkaian gunungapi sekitar proto-Gn. Karang, Pulasari di utara atau Halimun di tenggaranya. Nah, kalau kayu2 yang terbakar volkanisme purba ini dibongkar (kalau dibiarkan lama-lama juga habis), lalu dijual, apa yang mau kita lihat lagi, padang rumput ? Justru, harusnya diawetkan, diolah, dan dikemas jadi lahan geo-wisata, lalu disosialisasikan : Banten Petrified Forest. Bayangkan, kita jalan-jalan di areal hutan 7-5 juta tahun yang lalu. Lengkapi dengan banyak informasi geologi, wah pasti akan lebih menarik, sekaligus memberikan pendidikan buat masyarakat. Ini akan menjadi objek geo-wisata yang langka, di dunia pun langka. Mengapa kita tak sayang akan warisan sejarah alam ini ? Begitu juga dengan fosil amonit di Papua dan Timor. Karena tak ada yang peduli, maka berton2 fosil amonit dan batuannya pindah tempat. Sejarah geologi Paleozoikum Indonesia masih minim, karena batuannya yang tersingkap sangat sedikit. Kalau dari yang sedikit kemudian dirusak juga, bagaimana ini ? Kalau Peter Marks, stratigrapher dan paleontologist yang menulis buku tebal sekali tentang paleontologi Indonesia itu, masih ada, tentu dia akan menangis sejadi-jadinya. Saya berharap molluscs paleontologists atau Paleozoic stratigrapher Indonesia mencermati masalah ini. Konservasi geologi harus segera dilakukan di beberapa tempat. Syukur sudah mulai dilakukan. Minggu lalu tim dosen dari Unpad bertemu saya diskusi soal Ciletuh, dan seperti ditulis Mang Okim benar, mereka sedang terlibat dalam konservasi Gua Pawon Citatah dan Ciletuh. Pendek kata, saya setuju dengan Mang Okim, bahwa ada wilayah2 geologi di Indonesia yang mutlak harus dikonservasi. Masyarakat setempat tak akan pernah menderita dengan konservasi semacam itu, yang menderita adalah orang2 berduit di kota yang punya interest untuk menjadikan lahan konservasi sumber uang dengan meng-ekspornya. Maka, larangan ekspor fosil kayu mentah sungguh tepat ! salam, awang sujatmiko [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Wahyu yang budiman dan Dear Gemstone Lovers IAGI, Terima kasih atas e-mail Anda. Mang Okim mohon izin meneruskan kritik Anda ke forum Gemstone Lovers IAGI agar persoalannya bisa lebih diketahui oleh para Ahli Kebumian. Bagi rekan-rekan IAGI, perlu diketahui bahwa Pak Wahyu adalah Sarjana Ekonomi Manajemen, bekerja di Group TEMPO, dan beberapa kali bertemu dan berdialog dengan mang Okim di Bandung. Karenanya mang Okim cukup kaget atas pendapat Pak Wahyu yang rasanya bertolak belakang dengan apa yang telah didialogkan di Bandung, khususnya tentang Kep.MENPERINDAG No. 385/MPP/Kep/6/2004 yang dengan tegas melarang ekspor bahan mentah batumulia dan khususnya fosil kayu. Kritik langsung dari Pak Wahyu ini adalah yang kedua setelah beberapa bulan yang lalu mang Okim diluruk ( didatangi ) oleh seorang pengusaha terkemuka di Bogor yang marah besar atas ulah mang Okim yang menyebabkan keluarnya Kepmen tersebut. Mang Okim harus akui bahwa Kepmen tersebut keluar setelah perjuangan tak kenal putus asa selama hampir 15 tahun ( walau implementasinya amburadul dan ekspornya tenang-tenang saja ! ). Dear Gemstone Lovers dan Pak Wahyu yang budiman, Mang Okim akan mencoba menyampaikan tanggapan atas kritik Pak Wahyu sbb.: 1. Syukur alhamdulilah bahwa Pak Wahyu kini punya berton-ton fosil Ammonit dari Papua dan Timor Indonesia. Selain Pak Wahyu, ada seorang pengusaha WN.Taiwan yang konon beberapa tahun yang lalu telah berhasil memborong lebih dari 100 ton fosil Ammonit. Untuk menjualnya apalagi setelah ada nilai tambahnya, itu siih syah-syah saja. Tetapi kalau sampai mengekspornya mentah-mentah, tentu sayang kaan. Mang Okim sendiri heran, kok sampai belum ada ahli kita yang tergetar dan tergerak hatinya mendengar ratusan ton Ammonit
Re: [iagi-net-l] Payah nih ...ooopsss.... Bayah Nih
Menilik nama kampung Ciminyak dan database oil seepages se Jawa, saya kok yakin di Rangkas-Bayah atau kita sebut saja Banten Block itu ada rembesan. Apakah aktif atau tidak, itu soal lain. Database menunjukkan akumulasi beberapa titik rembesan minyak di wilayah itu. Pengalaman mapping beberapa kali di wilayah Jawa Barat menggiring saya ke kesimpulan bahwa nama geografi itu bisa berkonotasi geologi. Cipanas selalu berasosiasi dengan mata air panas, dan plotting mata air panas yang berjejer di peta tentu punya arti tersendiri di geologi. Di Kuningan ada Ciuyah, rupanya itu berasosiasi dengan mud diapir skala kecil. Nah, maka Ciminyak pun janganlah disepelekan, itu toponim yang berarti buat orang geologi. Eksplorasi hidrokarbon di Rangkasbitung dan sekitarnya akan berhadapan dengan endapan laut dalam turbidit yang dipersulit dengan deformasi sesar naik yang intens dan volkanisme yang lumayan hebat. Dua penyulit ini tak muncul di Makassar Strait, tetapi muncul di sepanjang Bogor-North Serayu-Kendeng trough yang melintang sepanjang posisi tengah Pulau Jawa. Rangkasbitung masuk ke sistem Bogor trough, bagian utaranya menduduki batas selatan Paparan Jawa Utara - Tangerang High, tetapi lebih banyak ke slope Bogor trough. Hidrokarbon ada di situ, tetapi tidak signifikan secara volumetrik. Coba kita tunggu dulu bagaimana eksplorasi di Blok Citarum (dulu Blok Jatiluhur). Kalau berhasil di situ, maka Rangkasbitung utara akan punya model analog, tetapi Rangkasbitung selatan akan tetap menganga dalam tanda tanya besar. Tak ada yang menyikapi eksplorasi Bogor-North Serayu-Kendeng dengan serius. Terlalu banyak gap data dan konsep geologi untuk dengan benar menilai potensi wilayah ini. Sumur British Gas Cipatulah di Malingping atau beberapa sumur lama Amoco dekat mata air panas Cisolok Bayah bisa dibuka2 lagi, meskipun ada pada setting cekungan yang lain2 (fore-arc dan intra-arc). Beranilah keluar dari back-arc basins, kalau tidak, cekungan produktif di Indonesia akan tetap pada bilangan 15 cekungan dari 60 cekungan (kita patut merayakan kalau Abadi di Arafura nanti berproduksi - ia akan menambah 1 cekungan produktif di Indonesia menjadi 16 setelah sekian puluh tahun bertahan di 15 cekungan). Salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan rekan Pada tahun 1975 atau 76 saya pernah mengerjakan beberapa lintasan stratigrafi didaerah Bayah, Leuwidamar . Seingat saya , saya tidak menemukan rembesan minyak maupun gas didaerah tsb. Si Abah _ Rekan-rekan, Kalau dibandingkan dengan bagian pulau Jawa yang lainnya, region Bayah ini kegiatan eksplorasinya cenderung minimum. Beberapa operator yang pernah kesana, British Gas, pernah ngebor di offshore Ujungkulon Selatan, tapi tidak tahu kelanjutannya. Juga Repsol sekitar akhir dasawarsa 90-an pernah beraktifitas dengan mengebor 2 sumur yang distempel sebagai in-konklusif. Dulu, Pertamina pernah ngebor bagian utara daerah ini di Tangerang (denger-denger play di tinggian) dan di Ciputat (kurang paham play-nya). Padahal, kita bisa melihat dengan mudah didaerah Bojongmanik ada coal Miosen disamping adanya beberapa seepages di Ciminyak (ini rumor atau kenyataan? Saya sendiri belum pernah lihat kesono). Lha kalau begitu mestinya petroleum kitchen-nya mestinya sudah jalan, trus tinggal nyari reservoir, trap dan seal yang bener, ini bisa dari Cisubuh eqv. Ada yang tahuwhy???...apakah strukturnya yang terlalu komplesk? Ataukah karena sudah tertutup oleh volkanik ? Honje = OAF ?? Salam, BSM -- This e-mail, including any attached files, may contain confidential and privileged information for the sole use of the intended recipient. Any review, use, distribution, or disclosure by others is strictly prohibited. If you are not the intended recipient (or authorized to receive information for the intended recipient), please contact the sender by reply e-mail and delete all copies of this message. - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
[iagi-net-l] Kelurusan Seribu - Jampang (was : Payah nih ...ooopsss.... Bayah Nih)
Diskusi soal Rangkasbitung dan Banten Block selalu mengingatkan saya ke problem pojok SW Java ini. Di situ Teluk Pelabuhanratu membuat belokan tajam dari Bayah-Pelabuhanratu-Ciletuh/Jampang membuat teluk menyiku 90 deg. Lalu kita lihat ke utara ke sebaran terumbu Kep. Seribu yang membuat trend lurus utara-selatan, lalu ke selatan lagi ke Teluk Pelabuhanratu. Nah, mereka membentuk garis lurus - kelurusan. Kita sebut saja Kelurusan Seribu - Jampang... Kok bisa membentuk garis lurus begitu ? Menurut sebuah studi, terumbu Kep Seribu jadi di situ karena menghindari sedimentasi delta Citarum di timurnya. Ini tidak menjawab pertanyaan karena sungai besar yang sama, Cisadane, persis menumpahkan sedimennya di terumbu selatan (Pulau Rambut). Lalu, mengapa kompleks terumbu ini membentuk pola lurus U-S rasanya tak bisa dijawab dengan sedimentasi sungai2 di Jawa Barat yang bermuara di utara. Kelurusan U-S pulau2 di Kep Seribu mungkin punya kontrol basement high. Dan ini benar, paling tidak itu ditunjukkan oleh peta Noble et al. (1997 -paper joint Arco-Pertamina) sebab di bawah Kep Seribu adalah batas timur Tinggian basement Seribu Platform. Maka terumbu tak terjadi ke sebelah timur di utara Teluk Jakarta karena di situ sudah dalam. Walaupun terumbu moderen, pola basement high tetap berpengaruh. Basement High di situ sedalam 0.5 sec TWT. Sekarang ke selatan kembali ke Pelabuhanratu dan sekitarnya. Batuan beku tertua pertama ada di Ciletuh, Jampang. Batuan tertua kedua ada di Bayah. Formasi2 sedimen tertua juga ada di kedua wilayah ini. Batupasir Walat di utara Jampang Plato yang Early Oligocene dan fluviatil, sebagian penulis mengekivalenkannya dengan Formasi Bayah di Bayah yang berumur sama dan fluviatil juga. Dua tempat ini, Bayah dan Jampang, mengindikasikan bahwa mereka pernah lurus barat - timur. Hanya, sekarang Jampang tergeser ke selatan. Seperti ada barrier antara Bayah dan Jampang. Sebuah barrier yang selurus dengan trend Kep Seribu. Sebuah barrier yang persis memisahkan sistem volkanik Halimun di Bayah, dan Salak di utara Jampang. Barier Kelurusan Seribu - Jampang. Di situ kelihatannya ada gap basement structure yang besar. Data gravity menunjukkan bahwa konsentrasi milligal yang besar di Jawa Barat ada di Bayah dan Ciletuh/Jampang. Saya hanya berspekulasi ada kelurusan basement dari Pulau Seribu ke Teluk Pelabuhanratu, dan berspekulasi bahwa Bayah dan Jampang dulu membentuk jalur yang sama barat-timur yang lalu tergeser menjadi terpisah seperti sekarang melalui pengaktifan dextral strike-slip yang besar di tepi basement high tadi. Hal yang lebih kurang sama pernah dikemukakan oleh (1) Baumann et al (1973 - IPA, SW Java Geology) bahwa Bayah-Jampang dulunya menyatu berdasarkan kesamaan geologinya, (2) Soejono Martodjojo (disertasi 1984) bahwa Mandala Banten punya geologi sendiri, dan batas Mandala Banten dan Palung Bogor lebih kurang U-S itu. Pak Dardji yang disertasinya Banten Block (1996 ?) juga pernah menarik batas itu. Sekarang, kita wajib cermati kelurusan2 dan hal2 aneh yang terjadi di seluas kepulauan kita, siapa tahu punya pesan geologi tersembunyi yang perlu kita baca dan tafsirkan. Die Natur is Ein Buch, in dem Mann lessen lernen sollte salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Kang Awang, Sekedar info pemetaan sarjana Muda (5x5)km2 di daerah Banten dan sekitarnya tahun 88-89 daribeberapa rekan angkatan 85 sptnya menemukan info seepage tsb. tapi entah mungkin masih unpublished sampai sekarang. Kalo nggak salah salah satunya Ridwansyah atau Sonny S Gerson,dll. Mungkin laporannya bisa dijadikan acuan untuk explorasi pertamina eh BP Migas. yud -Mensaje original- De: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] nombre de Awang Satyana Enviado el: miércoles, 21 de septiembre de 2005 3:30 Para: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Asunto: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Payah nih ...ooopsss Bayah Nih Menilik nama kampung Ciminyak dan database oil seepages se Jawa, saya kok yakin di Rangkas-Bayah atau kita sebut saja Banten Block itu ada rembesan. Apakah aktif atau tidak, itu soal lain. Database menunjukkan akumulasi beberapa titik rembesan minyak di wilayah itu. deleted - Yahoo! for Good Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.
RE: [iagi-net-l] Fwd: Re: [Geo_unpad] stage dalam subduction
, terlihat adanya kecepatan MOR Mid Ocean Ridge, misal South Atlantic yang di interpretasi dari Palmer, 1978, adalah fungsi sinusoidal sekitar 4 cm/a KT boundary 67 Ma, mengecil ke 2 cm/a pada Mid Miosene, 50 Ma, membesar lagi menjadi 4 cm/a pada Oligocene 32 Ma, maximum 6 cm/a pada Mid Miocene 13 Ma, dan mengecil lagi hingga kini masih sekitar 5 cm/a. Darinya saya anggap MOR Indian Oceanpun begitu. (Belum punya data umur- vs jarak untuk ini, ada yang sudah punya grafiknya?). Sementara data-data yang kupunya menunjukkan bahwa jari-jari himesphere Pangea membesar sejak ini PermianTriassik, dengan catatan Thetis di tutup. Anjurkan bahwa bumi, selain rotasi pada sumbunya dan revolusi terhadap matahari, maka bergerak spiral dengan pereode SALAM, bumi kembang kempis dengan siklus itu juga, semakin dekat matahari maka bumi memanas, memuai, lithosfer extension, kontinental divergent, syn rift (termasuk postrift, sagging), muka laut naik, kontinental semakin rendah elevasinya, eustasi bertambah, dst. Kalau bumi menjauh dari matahari, maka bumi semakin dingin, bumi mengkerut, banyak sekali wrench fault pada lapisan kontinnetal yang 0.1 % jari-jari bumi ini. Divergensi order1, 700 Ma, akibatkan meluasnya himespohere Pangea, atas pemuaian bumi. Sayangnya, menjelaskan ini saya harus menunjukkan semua data fisik yang telah dirangkum, ya pelan-pelan, sedikit-sedikit di sampaikan. IPA semakin bagus saja nih dengan IPA Newsletter-nya. Tentu salut ke komite IPA, disini kayaknya ada diantaranya : misal Bu Titi Tabularasa. Dua tulisan di Newsletter Juli 2005 berikan paper oleh Hill: Tectonic and Regional Structure of Seram and the Banda Sea. Juga Robert Hall: Mantle Tomography and Southeast Asian Tectonic. Apa ada paper lain, yang mungkin malah gratis, yang bisa download tentang papper-paper refrensinya atau yang menunjukkan tectonik Indonesia ini? Data-data tomografi itu dimana bisa di dapatkan? Terimakasih ke Mas Awang, juga lainnya atas membacanya. Salam, Maryanto (MYT). -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Tak ada kerak samudra yang lebih tua dari 200 juta tahun. Itu terjadi karena kerak ini selalu terdaur ulang melalui pembinasaan di zone2 penunjaman dan lahir kembali di punggung tengah samudra (MOR-mid oceanic ridge). Pendauran ulang itu mengikuti siklus sel konveksi di mantel atas. Lepas dari tempat lahirnya di MOR, kerak samudra akan semakin tenggelam karena massa bertambah dan otomatis umurnya pun semakin tua. Ini bisa dilihat dari pola anomali magnetik yang berpasangan di kedua sisi MOR - semakin tua semakin menjauh dari MOR. Sebuah segmen kerak samudra yang tua dan berat, saat bertemu dengan lempeng benua akan membentuk sudut Benioff yang curam terhadap bidang datar. Ini punya akibat akan memendekkan jarak rumpang palung-busur (ATG-arc trench gap) karena peleburan sebagian (partial melting) di kedalaman 200 km akan tercapai di dekat palung. Maka, busur volkanik hasil upwelling magma peleburan akan terbentuk tak jauh dari palung. Tetapi, saat yang berkonvergensi dengan benua adalah lempeng samudra yang relatif muda, tidak seberat lempeng samudra yang tua, maka sudut Benioff yang terbentuk akan landai. Akibatnya, peleburan di kedalaman 200 km akan tercapai jauh dari palung, ke arah benua. Hal ini mengakibatkan busur volkanik yang terbentuk dari upwelling magma hasil peleburan itu akan terbentuk jauh dari palung, membuat jarak ATG melebar. Apa definisi kerak samudra tua dan muda itu ? Sebuah buku, misalnya Bally and Snelson (1986) mencantumkan 50 million years sebagai batas di tengah. Artinya 50 my = muda, dan 50 my = tua. Jawa adalah contoh ideal penerapan konsep ini. Bukan Sumatra. Staging dalam subduction tak ideal dalam suatu oblique subduction seperti Sumatra. Di Jawa, kita ambil tiga volcanic arcs : Oligo-Miosen arcs di selatan Jawa (sekarang Pegunungan Selatan), Late Miocene-Pliocene arcs di tengah Jawa, dan Quaternary arcs di tengah Jawa. Apa yang terjadi pada staging subduction saat menghasilkan arcs tersebut. Jelas ada perubahan sudut penekukan Benioff, ada perubahan umur kerak samudra yang menunjam. Late Cretaceous arcs atau Eocene arcs (kalau ada) ada di utara Jawa, pada Oligo-Miosen arcs berpindah ke selatan. Ini terjadi karena pertumbuhan prisma akresi, juga karena umur samudra yang menunjam di Oligo-Miosen semakin tua dibanding yang menunjam pada Late Cretaceous/Eosen. Tetapi, pada Mio-Plio, arcs bukan semakin ke selatan, malah balik ke arah benua, yaitu di tengah Jawa. Maka yang terjadi adalah bahwa kerak samudra yang menunjam di Mio-Plio adalah generasi kerak samudra baru; bukan satu convection cell dengan yang Late Cretaceous-Oligo-Miosen. Sebuah kerak muda yang membentuk penekukan landai, maka ia membentuk volcanic arcs jauh ke utara dibandingkan saat Oligo-Miosen. Bagaimana halnya dengan Muria-Lasem-Bawean ? ini bukan arcs tersendiri walaupun umur volkanismenya lower Quaternary. Mereka adalah contoh back-arc volcanism di mana magma potasik-ultra
Re: [iagi-net-l] RE : [iagi-net-l] Banten Petrified Forest
kami menyebut tuff ini sebagai Cibaliung Tuff. Dating yg pernah dilakukan (K-Ar) menunjukkan angka 4.95Ma. Menariknya kalau kita jalan antara Rangkasbitung - Bogor, tepatnya di sekitar Cipanas, akan banyak dijumpai petrified wood ini (dijual dalam bentuk mentahnya, bahkan ada yg terpajang di pinggir jalan kira2 berdiameter 0.5 m dan panjang 30m. Sewaktu berkunjung ke tambang emas Pongkor di perbatasan Bogor dan Lebak, kita juga bisa amati dacitic tuff yang mirip Cibaliung Tuff, jadi spt-nya fosil-fosil kayu tsb berasal dari (terawetkan oleh) dacitic tuff tsb. Seandainya ini benar, maka penyebaran dacitic tuff tsb memang sangat luas, dari selatan Pandeglang dekat Ujung Kulon sampai di daerah Pongkor yg memiliki rentang jarak lebih 200km. Wah... ini tentunya produk volkanisme besar, apalagi kalau mereka pyroclastic flows yang seumur. Saya membayangkan mungkin ini disemburkan oleh volkanisme berasosiasi dengan kaldera besar. Dimana ya? Salam - Daru - Original Message - From: Awang Satyana To: ; wahyu muryadi ; Sent: Tuesday, September 20, 2005 12:07 PM Subject: Re: [iagi-net-l] WAHYU : LARANGAN EKSPOR FOSIL KAYU MENTAH TAK COCOK ! === cut = Beberapa tahun yang lalu, saat mencoba jalan dari Bogor ke Pantai Carita via Jasinga-Rangkasbitung-Labuan, saya sempat ke luar dari badan jalan masuk ke wilayah Leuwidamar, Lebak dengan menyusuri ke hulu Sungai Ciujung. Mobil diparkir tak jauh dari tempat latihan infanteri sekitar Rangkasbitung. Yang sempat saya saksikan adalah beberapa lahan yang dari jauh pun sudah kelihatan bahwa itu petrified forests (memang ini yang mau saya saksikan dengan memilih jalan Bogor-Carita via Rangkasbitung). Saya percaya bahwa umur pembakaran hutan ini akibat volkanisme Pliosen, atau paling tua Mio-Pliosen, oleh rangkaian gunungapi sekitar proto-Gn. Karang, Pulasari di utara atau Halimun di tenggaranya. Nah, kalau kayu2 yang terbakar volkanisme purba ini dibongkar (kalau dibiarkan lama-lama juga habis), lalu dijual, apa yang mau kita lihat lagi, padang rumput ? Justru, harusnya diawetkan, diolah, dan dikemas jadi lahan geo-wisata, lalu disosialisasikan : Banten Petrified Forest. Bayangkan, kita jalan-jalan di areal hutan 7-5 juta tahun yang lalu. Lengkapi dengan banyak informasi geologi, wah pasti akan lebih menarik, sekaligus memberikan pendidikan buat masyarakat. Ini akan menjadi objek geo-wisata yang langka, di dunia pun langka. Mengapa kita tak sayang akan warisan sejarah alam ini ? == cut == - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - === message truncated === __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - Yahoo! for Good Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.
RE: [iagi-net-l] FW: Mengapa???
Harus diklarifikasi dulu perusahaan migas yang melakukan pelatihan geologi itu apa ? - perusahaan minyak ? - perusahaan di bidang pengembangan SDM ? - perkumpulan profesi seperti IAGI/IPA/AAPG ? Dan, di mana domisili perusahaan itu ? - di DN, di LN ? Daftar brosur pelatihan geologi yang saya kumpulkan menunjukkan bahwa pelatihan2 geologi yang ada di Indonesia lebih banyak menggunakan tenaga pengajar ahli geologi Indonesia. Coba saja amati semua kursus kegeologian yang ditawarkan IAGI bersamaan dengan PIT untuk lima tahun terakhir. Bisa ditemukan bahwa hampir 100 % adalah ahli geologi Indonesia. Juga, brosur2 yang ditawarkan lembaga2 kursus, hampir selalu orang Indonesia. Maka, saya tak setuju dengan sinyalemen bahwa orang Indonesia tak mampu mengajar kursus geologi. Dalam hal penguasaan ilmu geologi, orang Indonesia sejajar dengan rekan-rekannya dari LN. Dalam hal pengembangan konsep dan teknologi kegeologian pun, ahli geologi Indonesia tidak tertinggal. Hanya dalam hal publikasi, menurut pengamatan saya, memang tidak seagresif ahli2 LN. Tetapi, itu bukan suatu hal yang sulit untuk diatasi. Lihat saja publikasi2 di Proceedings IAGI atau IPA, bandingkan, tulisan siapa yang paling banyak ? Tentu tulisan ahli2 Indonesia. Di dunia internasional ? Tulisan2 ahli Indonesia semakin banyak dari tahun ke tahun. Suatu perkembangan yang menggembirakan. Pendek kata, tak ada mengapa yang harus dicari alasannya. Atau, bangun dulu diri sendiri sekuat mungkin sebelum bersaing di dunia global. Dan, ahli2 geologi Indonesia yang berkiprah di perusahaan2 migas di LN adalah bukti bahwa para ahli geologi Indonesia lebih dari sekedar mampu. salam, Awang Eksplorasi BPMIGAS Larasati, Dewi [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya pribadi berpendapat bahwa orang luar negeri lebih aggressive mempromosikan diri mereka. Baik lewat penelitian, membuat buku dll sebagainya. Selain itu background pendidikan mereka juga dari universitas terkenal di Amerika atau Eropa yang sudah terkenal di seluruh dunia. Setelah itu ditambah pengalaman industrial mereka yang telah menjelajah dunia. Jadi orang lebih percaya kepada mereka yang memang berpengalaman luas pengetahuannya. Orang Indonesia yang saya amati mulai mempromosikan dirinya adalah Pak Sigit Sukmono. Jadi kalau mau bersaing dengan orang luar negeri ya harus pandai-pandai mempromosikan diri. Salam DL -Original Message- From: Sekretariat Pengurus Pusat [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, September 29, 2005 2:29 PM To: PP-IAGI; IAGI-NET Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] FW: Mengapa??? Bapak/Ibu Yth. Mohon bantuannya untuk menjawab email yang dibawah ini. Terimakasih -lina- -Original Message- From: PT. Energitama Sigma [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 29 September 2005 12:57 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Mengapa??? Selamat Siang, Saya mau tanya nih..Pak/Ibu. Kenapa saat ini banyak perusahaan - perusahaan MiGas membuat pelatihan Geology. tapi tenaga pengajar nya orang luar negeri. Apakah ini trend? atau tidak ada ahli Geology yang dapat di percaya dan bermutu di Indonesia??? Salam, Dedi - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - -
Re: [iagi-net-l] Kelurusan Seribu - Jampang (was : Payah nih ...ooopsss.... Bayah Nih)
Abah, Pengaruhnya ke Blok Banten akan bergantung kepada apa sifat kelurusan geologi ini (sesar mendatar ? sesar normal ?) dan kapan penyesaran ini terjadi (Miosen ? Pliosen ?). Katakanlah kelurusan ini berupa sesar mendatar yang punya slip normal dengan blok naik di bagian barat dan blok turun di bagian timur. Itu, paling tidak, akan menjelaskan mengapa kompleks terumbu Kep Seribu hanya ada di blok naik - sebab itulah substrate yang paling ideal buat terumbu tumbuh, ke timurnya terlalu dalam. Lalu, sebagian Rangkasbitung terangkat dan menjadi provenance buat Depresi Bogor di timurnya. Maka, sedimen Banten Block lebih tipis karena pengangkatan dan erosi. salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Awang yabng baik hati Kalau begitu apakah akibatnya bagi sejarah sedimentasi di Blok Banten ? Si Abah. - Yahoo! for Good Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.
RE: [iagi-net-l] Fwd: Re: [Geo_unpad] stage dalam subduction
kedua lokasi itu, yang jaraknya sekitar 70 km. Lalu Kalender SALAM, yang tunjukkan series, umur SB order3 (7 Ma), dan tectonic phase), perkiraan jarak gunung dari pelabuhan ratu ke utara: Oligo, 32.4 Ma, late syn-rift, 40 km; Early Mio, 25.4 Ma , sagging, 20 Km; Mid Miocene, 18.4 Ma, compaction, 0 km; Late Miocene, 11.4 Ma, orogenesa1, 50 KM; PlioToHolocene, 4.4 Ma, orogenesa2, 70 Km. Derajad extensi dan orogenesa berkorelasi langsung dengan jarak volkanisme. Begitu ? Subduction berkerak menjauh dari sumbu PermianTriassik: Malay-Bangka-Kalimantan (Katili, 1985). Nah jarak Banka-current trench, sekitar 700 Km. Maka bisa saja, jarak trench ke Pulau Bangka, trech itu adalah berskala berjarak kasar: PermianTriassic, 600 km, Jurasik, 400, km, Cretaceous, 200 km, Cenozoic, 0 km. Sumatra pun juga alami pergerakan trench menjauh dari sumbu Permiantriassik pada order1 700 Ma. Perputaran siklun tektonik timur, dari permiantriasik di P Kalimantan, lalu bergerak ketimur karena himesphere Pangea mengembang), kini menjadi di Laut Banda. Siklun juga memutar Kalimantan, Sumatra, Jawa, anticlokways. Pemutran ini menggerakkan ujung Sumatra di utara juga bergerak ke barat. Ada daerah sebagai pengulangan tempat lahirnya gunung, karean maju mundurnya siklus 70 Ma. Tak begitu? Punya paper asli Milankovitch ? Referensi saya hanya pengikutnya, dan hanya sepintas di bahas. Ada siklus 100 ka, 40 ka, 20 ka. Umumnya orang mengatakan, siklus itu hanya berlaku untuk Kwater, dan sulit untuk umur selanjutnya. Kalau datanya hanya pendek, misal rekord 100 th, maka ya tentu jarak Matahari-Bumi konstan, 1 AU, 150 000 km itu. Nah kalau umur tua bagaimana ? Salah satau pengikut mashabnya, Dr. Djin S. Nio, aktif menggunakan itu. Ketemu beliau, 3 jam presentasi beliau, di lanjutkan satu jam diskusi di terenak kedua T-Bone-nya Tizi (setelah Glosis, dari 14 lokasi yang pernah di coba di Bandung), katakan memang di kampungnya sana, Belanda, aliran-aliran geologi ini sering tak saling bicara, misal dengan ahli struktur Vaning Meiniesz, atau Wortel (geodinamik Eropa). Tentu diskusi nyambung bila dengan profesor-profesor : De Jong (senior petrologist di Eropa), de Boer (senior sedimentologist), Eisma ( salah satu yang memahami climatic changes), atau yang lain. Nah, ini yang amat sangat menarik. Kent C. Codie, Robert E. Sloan, 1998: origin and evolution of earth: sebut bahwa pembagian nama-nama umur geologi adalah berdasar awalnya dari pengkelompokan fosil, lalu, terbaik pengelompokan itu dengan sequence boundary, yakni ukuran butir, dan saya pakai untuk jadikan rumusan yang amat sederhana Kalender itu, dengan probability lebih dari 70-90 %. Eror bisa hanya 20-10 % di banding dengan umur pengukuran yang standar deviasi pengukurannya jauh lebih besar dari itu. Jadikan rumusan itu akan lebih di sukai, karena sederhananya, dan mungkin ya hanya sederhana begitu kelakuan jagad ini. Mantab banget. Di mulai saja pembahasan, 1815, William Smith dengan fossil succession, dan lahirkan kolom geologi pertama. Di ikuti muridnya, Baron George Cuvier, dengan model catastropi. Lalu dOrbigny, France dengan ide Cuvier, develop stage: a group of strata with same assemblage of fossil. 1958, Christian Lochman Balk, and James L. Wilson, Summary of the North American trilobite, assemblage zones were used in North America. Meaningfull in stages sequences. Cambrian is the time diversification of the major trilobite phyla and classes. Awal 1900's, James Hutton, promotes Unitarian geology. Lalu 1983, Geologic Time Scale, juga 1999, dan terakhir 2004. Penamaan umur dari keberadaan dan kepunahan fosil, lalu lebih bagus dengan SB. Pengkuran error ada yang 1-2 Ma. Sayangnya ada error untuk geologic setting yang tak disebutkan disitu, dan bisa saja ini hingga 3-4 Ma. Nah, stage itu, ternyata saya dekati dengan siklus 7 Ma dng error 1.3 Ma. Atau 70 Ma error 8 Ma, atau 700 Ma dengan error 50 Ma. Wow, siklusnya simpel, masih dalam daerah kesalahan pengukuran. Nah Occam Razor: kalau ada rumus yang sama, maka pilihlah yang lebih sederhana. Malah dengan kesederhanaannya, si kalender bisa integrasi ke macam-macam: global tektonik, stratigrafi, muka laut, biologi evolution, sejarah, gerak kutub, kemagnitan, ekonomi, dll, dll. Maka ya amat setuju bila ada kepunahan pada setiap SB 70 Ma, serta stage 7 Ma. Dari monyet tua ke munyet muda, dll, hingga Homosapien tiap 7 Ma. Lalu dari Australopiticus, hingga Homohomsapien tiap 700 Ka, dan isi otak bertambah sekitar 200 CC dari 300 cc itu setiap 700 Ka. Malah ada sejarah dengan siklus 700 a, 70 a. Hem... Jadi mengapa tak meng-uji-saja si kalender itu dengan semua estabished theory untuk mendapatkan banyak kemudahan? Bagaimana Mas Awang ? Kalau mau lihat sari buku bisa di lihat disini: http://www.geocities.com/maryanto7/Codie.C.K.Origin.Evolution.of.earth.1 .doc Wassalam, Maryanto. -Original Message- From: Awang Satyana Mas, Mengetahui umur kerak samudra dapat diturunkan dari pola magnetic stripping yang menjauh
[iagi-net-l] Paleo-Antropologi (was : Re: [iagi-net-l] Kelurusan Seribu - Jampang)
Pak Zaim, Terima kasih atas kabarnya. Semoga tugas Pak Zaim berjalan lancar. Barangkali ada penemuan2 baru tentang paleo-antropologi berdasarkan konferensi evolusi manusia di Stony Brook New York itu dan riset Pak Zaim di Iowa University ? Kalau bahan presentasi/paper Pak Zaim di konferensi itu bisa dibagi, saya sangat berminat. Laporan ekskursi paleo-antropologi Jawa ITB-Goethe Universitat sudah saya terima. Terima kasih sudah melibatkan BPMIGAS dalam riset-riset dasar semacam ini. salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang Yth., Maaf baru merespon, karena saya baru bisa punya akses email di Laboratorium Physical Anthropology, University of Iowa - Iowa City. Saya di Iowa selama seminggu untuk riset paleontologi manusia, dan akan kembali ke Indonesia 9 Oktober mendatang. Sebelumnya saya pada 26 Sept - 1 Okt. yang lalu mengikuti Symposium and Workshop on Human Evolution di University of Stony Brook, Long Island - New York. Saya membawakan makalah tentang Geological Evidence of first appearence of Hominid in Indonesia. Terima kasih komentarnya atas info saya tentang kelurusan Jampang - Pulau Seribu. Salam saya, Zaim - Yahoo! for Good Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.
Re: [iagi-net-l] Borneo lagi (ndeso banget !!)
Kalimantan lagi maksudnya, kita kan punya nama geografi ini, lagi pula wilayah Indonesia yang dimaksud. Kalau seluruh pulau yang dimaksud, bolehlah kita menggunakan nama Borneo. Kalimantan is an Indonesian part of Borneo Island.. Antiklinorium Balikpapan ? Atau, Antiklinorium Samarinda ? Yang terakhir adalah nama resminya, sebuah jalur lipatan ketat berporos SBD-UTL dari Teluk Balikpapan sampai sekitar Sangkulirang di BD Mangkalihat. Saya baru membaca kalau ada strike-slip faulting yang sejajar poros Antiklinorium Samarinda. Selama ini, kita hanya dipaparkan kepada dua strike-slip besar yang membatasi Antiklinorium Samarinda di selatan (Sesar Adang) dan di utaranya (Sesar Mangkalihat). Dua sesar ini pula yang pernah dituduh bertanggung jawab kepada pembentukan antiklinorium. Sekarang kita tahu bahwa itu tak mungkin sebab Antiklinorium Samarinda bukan sebuah pop-up structure yang bisa dibentuk oleh dua strike-slip fault yang punya gaya kopel (sama2 dextral atau sama2 sinistral). Nah, kalau secara regional, susah mencari kinematika strike-slip sejajar Samarinda Anticlinorium itu. Splay faults dari Adang dan Mangkalihat, kalaupun ada tak akan membentuk arah yang sejajar dengan antiklinorium. Apalagi sampai membentuk fenomena pull-apart basin, ini tentu mestinya sudah melibatkan beberapa strike-slip fault yang duplex dan release sifatnya (transtensional duplex fault system). Terhadap rotasi Kalimantan ? Justru reaktivasi Adang dan Mangkalihat dipakai sebagai bidang gelincir saat terputar. Coba kita lihat. Adang tak terhenti di Paternoster, tetapi bisa menerus ke Walanae di Sulawesi Selatan, dan mungkin menyebrang ke Sumba Fracture. Kemudian, Mangkalihat juga tak terhenti di Kalimantan, tetapi menyebrang via celah sempit Tanjung Mangkalihat-Lembah Palu dan masuk ke sistem Palu-Koro. sistem anyam-menganyam sesar mendatar ini akan jadi sarana bagus buat propagasi gaya collision mikro-kontinen2 di timur Sulawesi untuk sampai ke Kalimantan. Pada saat yang sama, mikro-kontinen2 di selatan South China Sea sudah berhenti menubruk NW Kalimantan (macam Luconia), dan ini menghentikan Kalimantan di titik NW-nya, sementara dari timur, gaya collision dipropagasi ke Kalimantan. Resultannya : Kalimantan terputar CCW (counter-clockwise) hampir 50 deg. Katakanlah ada sesar besar strike-slip SBD-UTL di bawah Antiklinorium Samarinda, maka ia harus dextral fault dan membentuk sistem rombik terhadap Adang dan Mangkalihat agar bisa mengakomodasi rotasi Kalimantan yang counter-clockwise. Tetapi, sebelum berandai2 semacam itu, harus dilihat dulu keberadaan strike-slip sejajar Antiklinorium Samarinda itu dan apakah meluas regional sepanjang Balikpapan-Mangkalihat. Gejala2 di seismik seperti negative flower sructure atau pull-apart bisa sebagai gejala lokal akibat release tension saja. salam, awang Bambang Murti [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada fenomena menarik yang terlihat disepanjang antiklinorium Balikpapan. Present day memang sumbu memanjangnya paralel terhadap coast line, hanya dibeberapa tempat kelihatannya ada semacam flower structure negatif yang berkombinasi dengan strike slip faulting. Lha yang menarik, arah memanjang dari strike slip fault ini justru paralel dan berimpit dengan sumbu memanjang antklinorium Balikpapan. Jelas terlihat kalau struktur tersebut terbentuk oleh multi tectonism stages. Ada kemunculan pull apart basin, walupun sangat lokal. Umur Late Miocene - Pliocene. Muncul dugaan, apakah ini salah satu bukti adanya rotasi Borneo. Lha kalau iya, rotasinya njur clockwise atau anticlockwise? Kelurusan strikeslipnya sekitar N20E sampai N30E. Salam, Bambang -- This e-mail, including any attached files, may contain confidential and privileged information for the sole use of the intended recipient. Any review, use, distribution, or disclosure by others is strictly prohibited. If you are not the intended recipient (or authorized to receive information for the intended recipient), please contact the sender by reply e-mail and delete all copies of this message. - Yahoo! for Good Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.
[iagi-net-l] Fwd: RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten (was : Re: [iagi-net-l] Kelurusan Seribu - Jampang )
Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:Date: Wed, 5 Oct 2005 18:53:21 -0700 (PDT) From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten (was : Re: [iagi-net-l] Kelurusan Seribu - Jampang ) To: [EMAIL PROTECTED] Cileles-1 punya banyak HC shows di pasir2 Formasi Badui, ekivalen dengan Upper Cibulakan kira2. Rangkasbitung-1 menembus karbonat porous ekivalen Baturaja juga punya HC shows. Kalau saya, akan gembira dan optimis melihat seeps. Apakah ada perangkap di bawahnya, itu nomor ke sekian. Yang penting, di wilayah ini sudah terbukti terjadi generasi dan migrasi hidrokarbon. Seeps memang bisa mengindikasi kegagalan penyekatan. Tetapi itu tak akan mengurungkan meneruskan eksplorasi. Coba kita lihat kasus lapangan2 tua di Jawa Timur, Sumatra Selatan, Sumatra Tengah, Salawati, Kutei, dan masih banyak lagi. Itu semua ditemukan berkat seeps. Bahkan, beberapa di antaranya ditemukan hanya di kedalaman sekitar 200 meter. Sementara banyak seeps di atasnya, di bawahnya, hanya pada kedalaman 200 meter terjadi penyekatan. Maka, seeps tak harus menggiring ke kebocoran, tetapi benar ke penemuan lapangan minyak. Seeps tentu hanya pertanda awal, untuk sampai ke target titik bor tentu kita harus lakukan analisis cekungan dan petroleum system yang detail. Di mana kitchen, ke mana migrasi, di mana trap, dan bagaimana reservoir serta penyekatnya, lalu kapan semua ini terjadi dalam ruang dan waktu. Maka kesimpulan saya : lihatlah seeps dengan optimis ! Seismiknya memang kurang bagus. Reflektor masih bisa diikuti sampai 2.0 seconds. Lebih dalam dari 2.5 seconds blurred, tetapi itu juga basement. Masalah CO2 memang harus dipikirkan, mungkin yang lebih mengemuka bukan karena thermal breakdown of carbonates, tetapi pemanggangan karena volkanisme dan semua intrusi subsurface-nya di sekitar Mio-Plio-Pleistosen. Tetapi, ini bisa diantisipasi. Kalau kita tahu apa asal/penyebab CO2 tinggi di suatu wilayah, kita tak akan meraba-raba dalam gelap dan kejeblos mengebor target reservoir yang penuh CO2. Kelak di wilayah intra-arc basin semacam ini, volkanologi harus dilibatkan dalam evaluasi. salam, awang Kuntadi Nugrahanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Apakah ada informasi dari hasil sumur Cileles dan Rangkasbitung mas Awang? Mengenai seeps ini saya ingin sekedar mencuatkan beberapa issue berkaitan dengan seeps sbb: - adanya seeps justru dapat memperlemah elemen seal capacity dari batuan tudung yang diharapkan dapat menahan akumulasi hidrokarbon. - lokasi seeps di permukaan tidak serta merta mewakili keterdapatan akumulasi perangkap hidrokarbon atau pun mature kitchen yang persis terdapat vertically di bawah lokasi seeps itu. ini tergantung dari dinamika paleo geologi dan struktur di basin yang bersangkutan. basin analyses yang ditunjang pengukuran geologi permukaan maupun data seismic (tp saya kok gak yakin bisa punya seismik bagus di daerah pegunungan tinggi ini ya?) harus secara hati-hati dilakukan untuk menentukan critical events di dalam suatu rangkaian petroleum system terpadu yg mencakup keterdapatan reservoir, seal, trap, dan migrasi (dari mature kitchen ke trap), serta the last tectonic event yang dapat memicu 2ndary or 3ertiary migration path atau erosi besar dll. mas Awang apakah bisa memberikan gambaran tentang seismic data di daerah ini? saya hanya ingin tahu hingga kedalaman berapa sec. kah suatu lapisan masih dapat diidentifikasi secara jelas, belum lagi banyaknya volcanic intrusions dan sillsugghhh...belum lagi isu CO2 spt kita tahu di banten basins ini banyak sekali terdapat carbonates sejak dari Eocene hingga Late Miocene tapi menarik banget. kuntadi 86 - From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Awang Satyana Sent: Wednesday, October 05, 2005 2:48 PM To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Subject: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten (was : Re: [iagi-net-l] Kelurusan Seribu - Jampang ) Terlampir adalah peta rembesan minyak di Blok Banten dan semua lokasi sumur di blok tersebut. Dari keenam sumur itu, sumur Cileles adalah sumur yang paling prospektif. Perhatikan bahwa lokasinya adalah yang paling dekat dengan kumulasi rembesan tersebut. Maka, perlu diwaspadai wilayah depresi yang diapit antara Tinggian Malingping-Honje, Tinggian Bayah, dan Tinggian Tangerang. Mestinya, itu sebuah depresi yang telah aktif menggenerasikan minyak. Harus dicari penyebaran batupasir Eosen di wilayah ini, bila objektif batugamping ekivalen Baturaja atau volkanik ekivalen Jatibarang tak prospektif di sini. Abah, yang menarik adalah lereng2 tinggian di sekeliling depresi itu, dan kalau ada, mencari reservoir batupasir Eosen (Formasi Bayah). salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Awang Terima kasih , jadi kalau kelurusan itu dihubungkan dengan posisi yang relatif tinggi dibagian barat Teluk Jakarta yang menga- kibatkan tipisnya sedimen di Blok Bogor , apakah ini
Re: [iagi-net-l] Arkeologi
Pak Yatno, Wah, kemana saja Pak selama ini ? Ada dua tahun mungkin ya tak melihat tulisan Pak Yatno di milis ini. Selama ini monitoring saja atau terputus dari milis ? Apapun itu, semoga Pak Yatno tetap sehat dan bersemangat ! Iya Pak, itu buku bagus, kebetulan saya beli sekitar awal tahun ini. Baker juga menulis beberapa buku lain tentang sejarah Perjanjian Lama. Dia memang ahli Perjanjian Lama. Memang kisah-kisah arkeologi untuk agama apa pun selalu akan menguatkan iman penganutnya. Apa yang dibaca di Kitab Suci, ternyata dibuktikan kebenarannya lewat penggalian2 arkeologi. Nah, tentu ini kan akan meningkatkan keimanan penganutnya. Satu per satu kisah2 dalam Kitab Suci ditemukan bukti arkeologisnya, beberapa kisah keajaiban pun mulai dapat diterangkan oleh sains. Karena sudah bisa diterangkan oleh sains, apakah itu bukan keajaiban ? Saya pikir itu tetap keajaiban sebab semua kejadian itu kok bisa terjadi tiba-tiba dan dipakai untuk mengajar (atau 'menghajar') manusia, misalnya penghukuman Sodom dan Gomorah. Tetapi betul Pak Yatno, tak semua harus bisa dijelaskan dengan nalar dan sains, sebab di situlah wilayah iman mulai - percaya saja walaupun tak melihat dan tak ada bukti. Beberapa orang dan lembaga memaksakan kehendak agar Kitab Suci 100 % bisa diterangkan dengan sains. Untuk itu, mereka kalau perlu memalsukan sains, mengingkari metode2 ilmiah yang nalar, dll, nah inilah kelompok pseudo-sains, yang boleh jadi akan semakin banyak pengikutnya tahun-tahun ke depan. Geologi pun banyak diserang dan dijungkirbalikkan. Yah, semoga kita tetap jadi geologist yang baik dan juga ada dalam hitungan orang yang beriman, dan mengamalkan ilmu serta imannya untuk hubungan baik sesama manusia dan mengasihi Maha Pencipta. salam, awang Y S Yuwono [EMAIL PROTECTED] wrote: Apa kabar Pak Awang S dan yang lain-2? Saya beli buku di TB Gramedia judulnya : Mari mengenal...Arkeologi Alkitab penulisnya dua bule D.L.Baker dan J.J. Bimson bukunya dalam bhs Indonesia yang bagus sekali bahasanya, di atas rata-2 penulis orang Indonesia sendiri!!! Bagi rekan-2 milis yang ingin selingan bacaan ilmiah dan juga ada sisi rohaninya, buku ini sangat bagus dibaca, lebih-2 kita yang geoscientist, akan sangat mudah memahami isi buku ini. Kenapa?, karena buku ini isinya sangat scientifik (arkeologi). Pembahasannya dimulai dengan pembagian zaman arkeologis (10.000th SM sampai zaman modern), metode penggalian arkeologis, dan temuan-2 arkeologis di Mesopotamia dan Mesir, yaitu lokasi geografis lahirnya agama-agama Ibrahim (Yahudi, Kristen, dan Islam). Sayangnya pembahasannya berhenti sampai zaman Perjanjian Baru (karena memang judulnya demikian), sehingga kita tidak tahu zaman selanjutnya (misalnya Zaman Nabi Muhammad SAW). Tetapi karena sejak lahirnya Nabi Muhammad budaya baca-tulis sudah maju, maka kita dapat melihatnya dari segi penulisan sejarah. Bagi rekan yang non kristen buku ini bagus juga untuk menambah pengetahuan mengenai kondisi kehidupan sebelum Nabi Muhammad SAW, sehingga kita akan diperkaya pengetahuan kita terutama dalam hal membayangkan kondisi kehidupan dan budaya di Timur Tengah zaman kuno. Dijamin buku ini bukan semacam dakwah untuk mengkristenkan umat lain, karena buku ini betul-2 ilmiah dengan segala kekurangannya, sehingga kadang-2 dikatakan secara jujur tidak mampu membuktikan kebenaran seluruh peristiwa-2 yang ditulis dalam Alkitab. Tentu saja, karena Alkitab adalah buku iman, sedangkan buku ini adalah buku science. Salam, Yatno-ITB - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - Yahoo! for Good Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.
Re: [iagi-net-l] Arkeologi
Ya Oki, Dave Rohl jadi populer sehabis menulis A Test of Time itu, kebetulan saya punya edisi paperback-nya yang tebal dengan cover jam pasir berwarna hitam. Benar kata Pak Yatno, buku2 provokatif pertama sekali akan membuat penulisnya populer. Banyak contohnya kan, misalnya Salman Rushdie dengan Satanic Verses-nya atau yang kini lagi populer dan laris bukunya bak kacang goreng : Dan Brown - Da Vinci Code. Karena buku Da Vinci Code populer, maka dia menerbitkan buku lamanya yang tidak populer (Devil and Angel), tetapi ternyata tak sepopuler Da Vinci Code juga. Isinya, memang berbahaya buat orang yang tak punya pegangan iman yang kuat. Maka, akibat Da Vinci Code itu lahirlah buku2 lain yang menyerangnya atau mendukungnya. Nah, terpulang ke diri masing2. Iman adalah indah selama ia tetap misteri dan sulit diterima akal. Rasio ada batasnya, iman tak berbatas. salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Oki Makasih atas comments and info-nya. Wah kalau bicara buku-2 provokatif seperti itu buaanyak sekali dan kalau dibaca orang yang enggak kritis bisa kacau segalanya. Buku semacam itu ada yang ditulis orang moslem, orang kristen dsb.nya. Biasanya isinya menyerang agama lain dengan argumen menurut selera masing-2, tanpa didukung secara keilmuan. Buku seperti itu tidak akan memberikan pencerahan, kontra produktif,dan mengobarkan kebencian terhadap pemeluk agama lain. Amit-2, kita yang intelek jangan sampai kena provokasi seperti itu. Kita harus mampu membedakan iman (pewahyuan dari Tuhan) dan science (usaha manusia untuk mengetahui segala rahasia alam, termasuk alam ghaib/ rohani/ supranatural). Salam, Yatno Mas Awang dan pak Yatno, Setahun lalu saya ketemu dua buku karangan David M Rohl, judulnya A test of Times' dan 'Genesis'. Isinya benar-benar provokatif. Dalam 'Test of time' David mengusulkan bahwa dengan cara membongkar kronologi Mesir Kuno khususnya satu masa yang dikenal sebagai 'Third Intermediary Period', ia bisa mencocokkan banyak tokoh2 Perjanjian Lama dari mulai (nabi) Yusuf, Musa, Saul, Daud sampai Sulaiman dengan tokoh-tokoh sejarah yang tercantum dalam extra-biblical literature. Yang saya ingat ia berargumentasi bahwa pharaoh yang mengejar Nabi Musa dan Bani Israil adalah Dudimose II, bukannya Ramses II seperti yang banyak diterima orang saat ini. Pharaoh Ramses II (Ramses the Great), justru adalah Paharaoh yang menyerang kerajaan-kerajaan Bani Israil di TransJordan yang terpecah pasca meninggalnya Raja (Nabi) Sulaiman. Buku Genesis lebih 'hebat' lagi. David berargumen bahwa ia bisa 'menarik' sejarah sampai masa (Nabi) Adam dan Hawa di Taman Eden yang olehnya di letakkan di satu daratan tinggi di Iran.Juga ia mencocokkan tokoh dalam legenda Gilgamesh dengan salah satu Nabi yang dipercaya oleh Judaisme, Kristen dan Islam. Omong-omong soal buku provokatif, saya juga pernah baca buku Out of Egypt (pengarangnya lupa, Osman something, mantan Egyptian Director of Antiquity, bukan kredential yang main-main) yang berargumentasi bahwa apabila kita melihat apa yang tersirat bukan hanya tersurat, Perjanjian Lama tidak lain adalah kisah para Pharaoh di Mesir dan bukannya kisah perjalanan Bani Israil. Di buku ini antara lain keluar argumen bahwa Nabi Musa tidak lain adalah pharaoh AkenAten (sering disebut sebagai the heretic pharaoh yang karena membongkar kepercayaan pantheistic mesir kuno dengan penyembahan satu Tuhan yaitu Aten). Yang mungkin lebih 'serem' lagi adalah pengarang juga menyamakan Pharaoh TutankhAmun (terkenal dalam kutukan King Tut) sebagai 'hystorical Jesus' (Nabi Isa). Good read, tapi ujung-ujungnya kembali ke keimanan masing-masing. Salam Ramadhan Oki Awang Satyana wrote: Pak Yatno, Wah, kemana saja Pak selama ini ? Ada dua tahun mungkin ya tak melihat tulisan Pak Yatno di milis ini. Selama ini monitoring saja atau terputus dari milis ? Apapun itu, semoga Pak Yatno tetap sehat dan bersemangat ! Iya Pak, itu buku bagus, kebetulan saya beli sekitar awal tahun ini. Baker juga menulis beberapa buku lain tentang sejarah Perjanjian Lama. Dia memang ahli Perjanjian Lama. Memang kisah-kisah arkeologi untuk agama apa pun selalu akan menguatkan iman penganutnya. Apa yang dibaca di Kitab Suci, ternyata dibuktikan kebenarannya lewat penggalian2 arkeologi. Nah, tentu ini kan akan meningkatkan keimanan penganutnya. Satu per satu kisah2 dalam Kitab Suci ditemukan bukti arkeologisnya, beberapa kisah keajaiban pun mulai dapat diterangkan oleh sains. Karena sudah bisa diterangkan oleh sains, apakah itu bukan keajaiban ? Saya pikir itu tetap keajaiban sebab semua kejadian itu kok bisa terjadi tiba-tiba dan dipakai untuk mengajar (atau 'menghajar') manusia, misalnya penghukuman Sodom dan Gomorah. Tetapi betul Pak Yatno, tak semua harus bisa dijelaskan dengan nalar dan sains, sebab di situlah wilayah iman mulai - percaya saja walaupun tak melihat dan tak ada bukti. Beberapa orang dan lembaga memaksakan kehendak agar Kitab
Re: [iagi-net-l] Gempa Pakistan, India Afghanistan
Kalau kita analisis tectonic setting-nya, gempa Pakistan ini menunjukkan bahwa gempa bisa terjadi sekaligus pada saat yang sama di tepi lempeng aktif dan pasif. Episentrum gempa Pakistan itu persis duduk di suatu belokan Pegunungan Himalaya di utara India yang mengarah BBL-TTenggara membelok tajam atau berhenti, ke selatan, dan kemudian menyambung ke Pegunungan Zagros di Iran. Titik episentrum di Kashmir itu persis di suatu orocline (belokan regional pegunungan) yang terkenal sebagai Punjab orocline. Dalam geotektonik, orocline mencerminkan suatu pivot point atau syntaxis. Dalam gerakannya membentur Eurasia mengangkat Tibet dan membentuk Himalaya, India membentuk dua orocline di barat dan timurnya. Di barat, belokan itu disebut Punjab orocline, di timur disebut Bengal orocline atau suka disebut juga Assam pivot/syntaxis. Punjab Orocline kemudian jadi tempat transform fault besar yang keluar dari sistem mid-oceanic ridge Indian Ocean di sektor Carlsberg di BD India. Sesar2 transform biasa mengoyak-koyak MOR dan sebuah transform besar keluar terlalu jauh dari sistem MOR Carlsberg dan masuk ke wilayah tepi barat lempeng India, disebut sebagai Owen Fracture. Owen Fracture ini seolah2 menggeser Pegunungan Himalaya di utara India dan Pegunungan Zagros di Iran menjadi sistem transform sinistral yang besar. Di titik Kashmir inilah orocline Punjab bertempat yang kemudian disobek oleh retakan besar Owen Fracture. Carlsberg Ridge masih aktif membuka, alias Owen Fracture masih aktif meretakkan sektor kerak Bumi di antara Lempeng India dan Lempeng Arabia. Kemudian, Owen Fracture ini menerus ke barat daya masuk ke Lempeng Somalia di timur Afrika dan bersatu dengan East African Rift system, Lembah retakan terbesar dan paling aktif di kerak Bumi saat ini. Dengan kata lain, setting tepi aktif adalah collision India dengan Tibet Plateau, setting tepi pasif adalah pembukaan MOR di sektor Carlsberg. Bisa dibayangkan, kulminasi gaya pelepasan energi gempa di wilayah ini. Di utara Indonesia, kita punya pasangan Punjab orocline, Assam syntaxis - di wilayah barat Myanmar. Ini juga punya akumulasi gaya gempa akibat collision India ke Eurasia. Hanya, titik pivot ini tak diretakkan transform fault ala Owen Fracture. Lurus di selatannya adalah Ninetyeast Ridge, tetapi ini mungkin bukan transform fault yang semekanisme dengan Owen Fracture. Maka, gempa ikutan yang dirasakan di Sumatra kemarin itu mestinya bukan propagasi gaya dari Kashmir epicentrum, tetapi lebih dibangkitkan gangguan kesetimbangan penyusupan lempeng Hindia secara keseluruhan akibat hentakan di wilayah Pakistan. Propagasi gaya ke tenggara dari Kashmir ke Indonesia harus melalui suatu buffer plate India yang masif yang akan melemahkan energi. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Gempa dengan kekuatan 7.5 SR ini hingga Minggu siang 9 Oct 05 tercatat lebih dari 25 getaran susulan dengan kekuatan diatas 5.0SR Segment Sumatra Utara juga bergetar dua kemarin. 5.6 SR 2005/10/08 04:30:45 Depth: 30.0 NORTHERN SUMATRA, INDONESIA 4.9 SR 2005/10/07 16:25:13 Depth 40.5 SIMEULUE, INDONESIA RDP 2005-10-09 16:30:15 Gempa Pakistan, India Afghanistan Bantuan RI Dikirimkan Selasa Nurvita Indarini - detikNews Jakarta - Pemerintah Indonesia menjanjikan mengirim bantuan kemanusiaan berupa rumah sakit lapangan dan tenaga medis ke Pakistan yang dilanda gempa bumi. Rencananya bantuan itu bisa dikirimkan pada Selasa 11 Oktober mendatang. Dalam waktu 1-2 hari ini kita akan memberikan bantuan kepada Pakistan. Kemungkinan Selasa sudah mulai dilakukan, kata Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada wartawan usai menghadiri Gelar Batik Nusantara 2005 di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Minggu (9/10/2005). Menurut Jusuf Kalla, bantuan dari pemerintah Indonesia tersebut nantinya pelaksanaannya dikoordinir oleh Menko Polhukam dan Panglima TNI. Bantuan tersebut akan dikirim dengan menggunakan pesawat Hercules. Pemerintah Indonesia, kata Jusuf Kalla, melalui Departemen Luar Negeri (Deplu) sudah menyampaikan pernyataan bela sungkawa dan duka cita kepada pemerintah dan rakyat Pakistan yang sedang dilanda kesulitan akibat gempa bumi. Seperti diketahui, gempa berkekuatan 7,6 skala Richter terjadi Sabtu (8/10/2005) pukul 10.50 WIB kemarin. Gempa berpusat di dekat garis yang memisahkan Kashmir wilayah India dari Kashmir wilayah Pakistan atau sekitar 95 km Timur Laut Islamabad. Informasi terkini, gempa itu merenggut sedikitnya 18.000 jiwa, dan 41.000 lainnya luka-luka.(san) -- Education can't stop natural disasters from occurring, but it can help people prepare for the possibilities --- - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net
[iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )
Untuk itu, saya sangat berharap bahwa Lundin Banyumas berhasil dengan Jati-1, sumur yang sedang dibornya di fore-arc basin Banyumas. Nah, ini memang sumur yang risikonya sangat tinggi tetapi BPMIGAS mendukungnya dengan penuh. Sebelum sampai ke titik bor Jati, mungkin ada tiga tahun sendiri dihabiskan untuk membangun pengetahuan geologi yang komprehensif untuk Banyumas fore-arc, termasuk melakukan survai seismik di Karang Sambung dan mencari reservoir klastik Eosen sampai ke Citarum dan Bayah. Kalau kita mencari contoh bagaimana berbagai studi dan survai dilakukan di suatu cekungan termasuk bagaimana drama pencarian partner untuk berbagi risiko (?) atau keberhasilan (?) sampai menggiring ke penajakan sebuah sumur eksplorasi, Blok Banyumas akan menjadi contoh yang baik. Saat ini, sumur Jati-1 tengah mengalami kesulitan menembus barier yang dulu juga menjadi barier sumur2 Pertamina dan menghentikannya : overpressured zone ! Saat diskusi dulu, itu sudah kita peringatkan, semoga Lundin telah cukup mempunyai solusi untuk itu. Di Banyumas, rembesan lumayan subur, masa kita tidak berhasil juga mencari si mutiara hitam ini setelah lebih dari 30 tahun ? Fore-arc dan intra-arc basins adalah salah satu dari sekian tantangan eksplorasi di Indonesia. Itu ada dalam perhatian secara khusus oleh BPMIGAS saat ini mengacu kepada perannya yang tertuang dalam UU Migas 2001. BPMIGAS sedang mengubah organisasinya, dan akan ada satu bagian baru di dalamnya yang menangani masalah evaluasi cekungan/new venture. Bagian ini akan berasosiasi nantinya dengan Ditjen Migas dalam urusan yang sama. Jangan kuatir, mestinya kita telah banyak belajar dari model2 penawaran lahan lima tahun terakhir ini, di mana kekuatan dan kelemahannya, semua akan dievaluasi untuk menuju ke penawaran yang lebih baik. Tidak sulit memanggil service company untuk melakukan gravity atau magnetics regional di lahan-lahan yang akan ditawarkan. Model itu telah dilakukan 3 tahun ke belakang untuk seismik speculative survey. Sekarang yang sedang dibenahi adalah masalah bagaimana pembebanan biaya itu dalam hubungannya dengan kontrak PSC. Tantangan eksplorasi Indonesia masih sangat besar. Dalam tantangan, selalu ada peluang berhasil dan risiko gagal. Tanpa menjawab tantangan itu sudah pasti kita akan gagal ! salam, awang Kuntadi Nugrahanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Setuju dengan Anda, mari kita lihat seeps dengan optimistis. Dan saya setuju sekali kalau usaha eksplorasi di daerah fore arc basins di seluruh Indonesia harus dimulai dengan menawarkan banyak blok di daerah2 tersebut dengan penawaran jangka waktu eksplorasi yg lebih panjang, komitmen dan bagi hasil PSC yang jauh lebih menarik mengingat faktor resiko yang sangat tinggi ini. Oleh karenanya mungkin perlu ada suatu sesi penawaran khusus dari pemerintah RI untuk menawarkan wilayah fore arc basins ini dalam satu term sekaligus dlm waktu bersamaan. Dengan telah adanya beberapa sumur yang di bor dan terdapat indikasi hidrokarbon, tentunya bisa menambah menarik investor untuk mengkaji daerah dimaksud. Perpetaan gaya berat dan gravitasi regional di bbrapa tempat pilihan perlu dilakukan lebih dulu sepertinya Mas Awang? apakah ada perusahaan Airborne gravity / magnetics yang mau invest di sini untuk mengetahui seberapa dalam dan terbentuk dari litologi apa sih kitchen yang ada di sabuk fore arc ini? Apakah memang intrusinya ataupun karbonatnya tersebar merata atau hanya setempat? semua ini insya Allah dapat terjawab dengan perpetaan dimaksud. Regards, kuntadi - From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Awang Satyana Sent: Thursday, October 06, 2005 8:53 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten (was : Re: [iagi-net-l] Kelurusan Seribu - Jampang ) Cileles-1 punya banyak HC shows di pasir2 Formasi Badui, ekivalen dengan Upper Cibulakan kira2. Rangkasbitung-1 menembus karbonat porous ekivalen Baturaja juga punya HC shows. Kalau saya, akan gembira dan optimis melihat seeps. Apakah ada perangkap di bawahnya, itu nomor ke sekian. Yang penting, di wilayah ini sudah terbukti terjadi generasi dan migrasi hidrokarbon. Seeps memang bisa mengindikasi kegagalan penyekatan. Tetapi itu tak akan mengurungkan meneruskan eksplorasi. Coba kita lihat kasus lapangan2 tua di Jawa Timur, Sumatra Selatan, Sumatra Tengah, Salawati, Kutei, dan masih banyak lagi. Itu semua ditemukan berkat seeps. Bahkan, beberapa di antaranya ditemukan hanya di kedalaman sekitar 200 meter. Sementara banyak seeps di atasnya, di bawahnya, hanya pada kedalaman 200 meter terjadi penyekatan. Maka, seeps tak harus menggiring ke kebocoran, tetapi benar ke penemuan lapangan minyak. Seeps tentu hanya pertanda awal, untuk sampai ke target titik bor tentu kita harus lakukan analisis cekungan dan petroleum system yang detail. Di mana kitchen, ke mana migrasi, di mana trap, dan bagaimana reservoir
Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )
Overpressure di Banyumas terjadi oleh sedimentasi cepat saat terjadi peralihan dari intra-arc setting ke fore-arc setting, kira-kira di Intra-Miocene time. Fore-arc setting menyediakan space accomodation yang voluminous yang begitu dekatnya dengan sebuah tinggian ex intra-arc setting. Ke depresi itulah eroded sediments dibuang dalam waktu yang cepat, dan overpressuring pun terjadi. Di Banyumas jelas terlihat pergeseran magmatic arc Oligo-Miosen Old Andesite Gabon Formation ke volcanic arc Mio-Pliosen di wilayah North Serayu ke sebelah utara. salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: kalau yang ini pak ketum iagi sangat faseh. yang jelas sudah ada gas-nya adalah ex-meulaboh block sama nias block, forearc basin di pantai barat aceh, sumut dan sumbar. di bengkulu dilaporkan ada oil show. tapi kalau kita lihat negara jiran, justru ada producing gas field di pandorra field, papua new guinea. terus kalau kita terusin ke utara dari panbat sumatra ada giant gas field di myanmar (yetagun, yadana), mungkin menerus sampai krishna godavari di india (tapi udah different tectonic setting). Nataniel Mangiwa @gmail.com cc: Subject: Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : 12/10/2005 02:46 RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten ) PM Please respond to iagi-net Sekedar pertanyaan, bisa sedikit di sharing pengetahuannya Pak, di mana daerah/field (tentunya di luar Indonesia) yang sudah proven menghasilkan HC di sistem Fore-arc basin ini? dan, ada juga pertanyaan teknis yaitu: kira-kira darimana penyebab overpressure zone yang ada di sumur Jati-1? terimakasih - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.
Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins
Adalah Jawa Shell yang pertama kali berani masuk ke South Java forearc dengan mengebor Alveolina-1 dan Borelis-1 (1971) yang menemukan gamping Miosen yang bagus tapi no HCs (source problem). Eksplorasi di Nias, Sibolga, Bengkulu, offshore Bayah, offshore selatan Jawa pernah dilakukan tetapi sangat minim. Ada penemuan biogenic gas skala kecil di Nias-Sibolga, ada oil show di Bengkulu. Belum menggembirakan. Karena back-arc basin lebih dahulu sukses dan terbukti prolific, orang lebih senang mengerjakan basin tipe ini. Akibatnya, riset tentang fore-arc basin jauh tertinggal. Maka, kita tak tahu pasti apakah sebenarnya tantangan dan risiko di wilayah frontier ini. Ini yang sempat dipikirkan orang. (1) GG yang rendah, cool basin, membahayakan pematangan SR, (2) kualitas source rock rendah, (3) kualitas reservoir rock rendah. No. 1 disebabkan kolom air yang lumayan tebal dan jauh dari mantle convection di bawah kontinen yang sirkulasinya membawa termal ke permukaan. No 1 dan 3 disebabkan volcanic impurities yang lebih banyak dibandingkan di back-arc basin, no. 3 juga karena tak ada sumber granit yang bisa kontribusi quartz sst seperti di back-arc yang punya granitic continental craton. Apakah itu benar ? Bisa ya, bisa tidak. Yang jelas tak seluruhnya benar. Kita tak punya dasar untuk membenarkannya sebab penelitian kita untuk fore-arc sangat minim. Maka, fore-arc tetap peluang, tetapi juga tentu ada risikonya. salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: mungkin rada basic... Apa saja sih perbedaan tantangan/ risiko dari fore arc basin dibandingkan back arc basin...? Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 |-+ | | [EMAIL PROTECTED]| | | onas.com.my | | | | | | 13/10/2005 08:08 | | | AM | | | Please respond to| | | iagi-net | | | | |-+ | | | | To: | | cc: | | Subject: Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )| | kalau yang ini pak ketum iagi sangat faseh. yang jelas sudah ada gas-nya adalah ex-meulaboh block sama nias block, forearc basin di pantai barat aceh, sumut dan sumbar. di bengkulu dilaporkan ada oil show. tapi kalau kita lihat negara jiran, justru ada producing gas field di pandorra field, papua new guinea. terus kalau kita terusin ke utara dari panbat sumatra ada giant gas field di myanmar (yetagun, yadana), mungkin menerus sampai krishna godavari di india (tapi udah different tectonic setting). Nataniel Mangiwa iagi-net@iagi.or.id @gmail.com cc: Subject: Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : 12/10/2005 02:46 RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten ) PM Please respond to iagi-net Sekedar pertanyaan, bisa sedikit di sharing pengetahuannya Pak, di mana daerah/field (tentunya di luar Indonesia) yang sudah proven menghasilkan HC di sistem Fore-arc basin ini? dan, ada juga pertanyaan teknis yaitu: kira-kira darimana penyebab overpressure zone yang ada di sumur Jati-1? terimakasih - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com) -http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - This e-mail (including any attached documents) is intended only for the recipient(s) named above. It may contain confidential or legally privileged information and should not be copied or disclosed to, or otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient, please contact the sender and delete the e-mail from your system. - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )
Betul Pak Nataniel, kasus-kasus overpressuring yang pernah saya amati di beberapa tempat (selatan Sorong Fault di foredeep Salawati, selatan Yapen Fault di foredeep Rombebai, di Bintuni di barat Lengguru belt, di Selat Madura di selatan Madura inverted island, di Banyumas, di inner Kutei, dan Makassar Strait) semuanya berhubungan dengan sedimentasi yang cepat dan sulitnya dewatering dari clay terjadi. salam, awang Nataniel Mangiwa [EMAIL PROTECTED] wrote: (Sedimentasi Cepat) Rapid Sedimentation ini juga yang divonis sebagai penyebab Overpressure di Delta Mahakam. jadi kalau kita mempelajari regional setting suatu daerah dan sempat terjadi rapid sedimentation maka kita sudah bisa mengira-ngira di mana akan ketemu Overpressure. Terimakasih Pak Awang On 10/13/05, Awang Satyana wrote: Overpressure di Banyumas terjadi oleh sedimentasi cepat saat terjadi peralihan dari intra-arc setting ke fore-arc setting, kira-kira di Intra-Miocene time. Fore-arc setting menyediakan space accomodation yang voluminous yang begitu dekatnya dengan sebuah tinggian ex intra-arc setting. Ke depresi itulah eroded sediments dibuang dalam waktu yang cepat, dan overpressuring pun terjadi. Di Banyumas jelas terlihat pergeseran magmatic arc Oligo-Miosen Old Andesite Gabon Formation ke volcanic arc Mio-Pliosen di wilayah North Serayu ke sebelah utara. salam, awang - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.
RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )
Menarik kalau Edo menyebut Bintuni sebagai fore-arc basin. Apakah ini pendapat BP, he..he.. ? Seperti Pak Ukat, saya juga mengklasifikasikannya sebagai Foreland Basin : foredeepnya persis sebelah barat Lengguru Belt, dan platformnya jauh ke barat ke bagian barat Teluk Berau menuju Misool. Salawati pun adalah Foreland, tetapi ia kemudian jadi Transform Margin karena efek Sorong Fault dengan sangat kuat mempengaruhi cekungan ini sejak Pliosen. salam, awang Ukat Sukanta [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau Bintuni Basin, kalau saya menamakannya Foreland Basin. -Original Message- From: Edward, Syafron [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, October 13, 2005 7:23 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten ) Tidak usah jauh-jauh, Di Indonesia juga ada Field ditemukan di Fore-Arc basin yaitu Tangguh Field Papua (Bintuni Basin) Salam Explorasi edo -Original Message- From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, October 12, 2005 1:46 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten ) Sekedar pertanyaan, bisa sedikit di sharing pengetahuannya Pak, di mana daerah/field (tentunya di luar Indonesia) yang sudah proven menghasilkan HC di sistem Fore-arc basin ini? dan, ada juga pertanyaan teknis yaitu: kira-kira darimana penyebab overpressure zone yang ada di sumur Jati-1? terimakasih On 10/12/05, Awang Satyana wrote: Untuk itu, saya sangat berharap bahwa Lundin Banyumas berhasil dengan Jati-1, sumur yang sedang dibornya di fore-arc basin Banyumas. Nah, ini memang sumur yang risikonya sangat tinggi tetapi BPMIGAS mendukungnya dengan penuh. Sebelum sampai ke titik bor Jati, mungkin ada tiga tahun sendiri dihabiskan untuk membangun pengetahuan geologi yang komprehensif untuk Banyumas fore-arc, termasuk melakukan survai seismik di Karang Sambung dan mencari reservoir klastik Eosen sampai ke Citarum dan Bayah. Kalau kita mencari contoh bagaimana berbagai studi dan survai dilakukan di suatu cekungan termasuk bagaimana drama pencarian partner untuk berbagi risiko (?) atau keberhasilan (?) sampai menggiring ke penajakan sebuah sumur eksplorasi, Blok Banyumas akan menjadi contoh yang baik. Saat ini, sumur Jati-1 tengah mengalami kesulitan menembus barier yang dulu juga menjadi barier sumur2 Pertamina dan menghentikannya : overpressured zone ! Saat diskusi dulu, itu sudah kita peringatkan, semoga Lundin telah cukup mempunyai solusi untuk itu. Di Banyumas, rembesan lumayan subur, masa kita tidak berhasil juga mencari si mutiara hitam ini setelah lebih dari 30 tahun ? Fore-arc dan intra-arc basins adalah salah satu dari sekian tantangan eksplorasi di Indonesia. Itu ada dalam perhatian secara khusus oleh BPMIGAS saat ini mengacu kepada perannya yang tertuang dalam UU Migas 2001. BPMIGAS sedang mengubah organisasinya, dan akan ada satu bagian baru di dalamnya yang menangani masalah evaluasi cekungan/new venture. Bagian ini akan berasosiasi nantinya dengan Ditjen Migas dalam urusan yang sama. Jangan kuatir, mestinya kita telah banyak belajar dari model2 penawaran lahan lima tahun terakhir ini, di mana kekuatan dan kelemahannya, semua akan dievaluasi untuk menuju ke penawaran yang lebih baik. Tidak sulit memanggil service company untuk melakukan gravity atau magnetics regional di lahan-lahan yang akan ditawarkan. Model itu telah dilakukan 3 tahun ke belakang untuk seismik speculative survey. Sekarang yang sedang dibenahi adalah masalah bagaimana pembebanan biaya itu dalam hubungannya dengan kontrak PSC. Tantangan eksplorasi Indonesia masih sangat besar. Dalam tantangan, selalu ada peluang berhasil dan risiko gagal. Tanpa menjawab tantangan itu sudah pasti kita akan gagal ! salam, awang Kuntadi Nugrahanto wrote: Setuju dengan Anda, mari kita lihat seeps dengan optimistis. Dan saya setuju sekali kalau usaha eksplorasi di daerah fore arc basins di seluruh Indonesia harus dimulai dengan menawarkan banyak blok di daerah2 tersebut dengan penawaran jangka waktu eksplorasi yg lebih panjang, komitmen dan bagi hasil PSC yang jauh lebih menarik mengingat faktor resiko yang sangat tinggi ini. Oleh karenanya mungkin perlu ada suatu sesi penawaran khusus dari pemerintah RI untuk menawarkan wilayah fore arc basins ini dalam satu term sekaligus dlm waktu bersamaan. Dengan telah adanya beberapa sumur yang di bor dan terdapat indikasi hidrokarbon, tentunya bisa menambah menarik investor untuk mengkaji daerah dimaksud. Perpetaan gaya berat dan gravitasi regional di bbrapa tempat pilihan perlu dilakukan lebih dulu sepertinya Mas Awang? apakah ada perusahaan Airborne gravity / magnetics yang mau invest di sini untuk mengetahui seberapa dalam dan terbentuk dari litologi apa sih kitchen yang ada di sabuk fore arc ini? Apakah memang intrusinya ataupun karbonatnya tersebar merata atau hanya setempat? semua ini
RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )
Edo, Pengklasifikasian fore-arc, intra-arc, back-arc basins harus mengacu kepada arc (volcanic arc). Maka, kita harus mencari dulu di mana volcanic arc-nya. Kalau bukan volcanic arc, hati-hati, kita akan salah menafsirkannya, sebab kalau sekedar tinggian, non-volcanic pun bisa. Di Indonesia, ada 10 basin yang SAAT INI cocok disebut fore-arc basins : 1. Meulaboh, 2. Nias, 3. Mentawai-Bengkulu : di depan Barisan volcanic arc; 4. SW Java, 5. South Central Java, 6. SE Java, 7. South Java, 8. South Bali-Lombok, dan 9. Sawu : di depan Jawa-Nusa Tenggara volcanic arcs, dan 10. South Minahasa : di depan North Sulawesi volcanic arcs. SAAT INI karena basin bisa multi-history alias setting tektonik-nya bisa berganti-ganti sepanjang zaman geologi. Bintuni Basin, kalau mengacu ke Lengguru FTB (fold-thrust belt) tak bisa disebut fore-arc, ini bukan volcanic arc. Kalau asal FTB ini sama dengan Central Range Papua, hanya ia terseret dua couple strike-slip di Kepala Burung (Sorong dan Tarera-Aiduna), maka Bintuni hanya sekedar foredeep sebuah foreland basin yang biasa dibatasi oleh fold thrust belt hasil collision; justru ini sangat khas foreland basin (lihat contoh lain untuk Barito foredeep yang dibatasi Meratus, dan Salawati foredeep yang dibatasi oleh Sorong FTB). Keberadaan Misool-Onin Geanticline justru menguatkan bahwa Bintuni adalah sangat khas foreland basin. Suatu foreland basin akan punya foredeep dan forebulge di sisi yang berlawanan. Nah, Bintuni Deep di Muturi itu adalah foredeep-nya dan Misool-Onin adalah forebulgenya. Misool Onin pun berlaku sebagai forebulge buat Salawati yang punya foredeep di selatan Sorong Fault. Dan, dalam sejarahnya, kalau kita tarik sampai ke Mesozoik, Bintuni hanyalah peri-cratonic graben, alias passive margin basin yang retak di sekitar Triassic Jurassic dari NW Australia margin. Karena collision Melanesian orogeny-lah (yang membentuk Central Ranges of Papua dan Lengguru Belt) ia lalu jadi foreland basin. Maka, saya tak menemukan bukti bahwa Bintuni pernah jadi fore-arc. Tak ada volcanic arc yang cukup kuat yang bisa dijadikan pegangan buat menaruh Bintuni maupun Salawati sebagai fore-arc basins. salam, awang Edward, Syafron [EMAIL PROTECTED] wrote: Ini pendapat saya pribadi pak Awang, hampir disemua report ARCO menyebutkan kalau Bintuni adalah Foreland basin... Mengapa bisa berbeda.?, karena ada dua episode neogene tektonik penting yang involve di daerah Bintuni ini yaitu terbentuknya Lengguru Fold Belt yang meyebabkan terbentuknya Foredeep Bintuni basin ayng didalamnya diendapkan Steenkol dan Klasafet dan yang kedua adalah Banda Arch collision yang menyebabkan terbentuknya Misool Onin Ridge... Disini menariknya, kalau kita mengacu pada Misool Onin Ridge ini, memang intuni basin digolongkan Foreland Basin, tapi kalau melihat tektonik yang sedikit lebih tua dari itu atau mengacu pada lengguru Fold belt, Bintuni basin bisa digolongkan sebagai fore arc basin... Memang tektonik yang complex didaerah ini bisa menyebabkan perbedaan pendapat, apalagi kalau mengacu pada Tektonik yang lebih tua yaitu pada saat Australian Plate collision dengan Island arch dari Pacific plate pada umur Oligocene, maka area didaerah Bintuni semuanya adalah Fore arc basin Salam edo -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, October 13, 2005 8:53 AM To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten ) Menarik kalau Edo menyebut Bintuni sebagai fore-arc basin. Apakah ini pendapat BP, he..he.. ? Seperti Pak Ukat, saya juga mengklasifikasikannya sebagai Foreland Basin : foredeepnya persis sebelah barat Lengguru Belt, dan platformnya jauh ke barat ke bagian barat Teluk Berau menuju Misool. Salawati pun adalah Foreland, tetapi ia kemudian jadi Transform Margin karena efek Sorong Fault dengan sangat kuat mempengaruhi cekungan ini sejak Pliosen. salam, awang Ukat Sukanta wrote: Kalau Bintuni Basin, kalau saya menamakannya Foreland Basin. -Original Message- From: Edward, Syafron [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, October 13, 2005 7:23 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten ) Tidak usah jauh-jauh, Di Indonesia juga ada Field ditemukan di Fore-Arc basin yaitu Tangguh Field Papua (Bintuni Basin) Salam Explorasi edo -Original Message- From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, October 12, 2005 1:46 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten ) Sekedar pertanyaan, bisa sedikit di sharing pengetahuannya Pak, di mana daerah/field (tentunya di luar Indonesia) yang sudah proven menghasilkan HC di sistem Fore-arc basin ini? dan, ada juga pertanyaan teknis yaitu: kira-kira
RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins
Edot, Betul, provenance di dua sisi fore-arc basins bisa tak menguntungkan tipe kualitas sedimen di fore-arc. Di satu sisi punya volcanic arc, di sisi lain ada uplifted melange complex. Kita tak merendahkan volcanic arcs sebagai penyumbang reservoir, sebab di Jawa ada beberapa field punya reservoir volkani-klastik turbidit. Tetapi, masalah sorting yang buruk dan alterasi reservoir yang negatif bisa lebih diderita di fore-arc. Sedimen tak punya jarak yang panjang untuk dicuci, immature, sebab provenance sedimen sering begitu dekat dengan depresi fore-arc basin. Material volkanik dan melange disusun oleh mineral2 yang tak stabil di kondisi TP saat ini, mereka gampang terubah menutup pori (semoga tak senegatif itu). Fore-arc yang dalam juga mungkin kekayaan organik-nya sudah jauh berkurang, dibandingkan kekayaan organik di back-arc basin yang sering berlimpah di epeiric sea (shelf) areanya. Redeposited source ala deepwater Makassar rasanya sulit terbentuk di situ sebab kita punya barrier volcanic arc yang besar, kecuali ada sistem delta di sisi luar volcanic arc yang tumbuh dan menyambung ke sistem fore-arc, ini malah bisa bagus. Fore-arc basins di Myanmar, seperti ditulis Pak Aris, harus dilihat dulu setting-nya, apakah ia benar fore-arc basins ? Apa volcanic arc reference-nya. Setahu saya, Pegunungan Arakan di selatan Chittagong, dan Bilauktaung di utara Mergui, adalah pegunungan lipatan ekor collision Himalaya. Kalau memang volcanic ranges tentu betul fore-arc dan ini menggembirakan. Mendekati sumber sedimennya di Bengal Bay, tentu sedimen2 fore-arcs semakin tebal dari poros Jawa ke Sumatra ke Myanmar. Untuk alasan yang sama pula kenapa di selatan Jawa tak ada outer arc ala Nias-Mentawai sedangkan di Sumatra ada; sedimen asal Bengal sudah terlalu tipis di selatan Jawa. salam, awang Suwandi Utoro, Edi (edsuwan) [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang netters lainnya, Beberapa waktu lalu saya pernah baca well report salah satu sumur yang dibor di Nias Block yaitu Ibusuma-1. hasil pengeboran Ibusuma-1 ini ditemukan juga lapisan batugamping yang sangat tebal (kurang lebih 600-700 feet) berumur Middle Miocene dengan 2 feet gas show di top dari lapisan batugamping ini. Sehingga dengan ketebalan gas seperti itu memang skalanya sangat kecil sekali seperti yang pak Awang ungkapkan. Kembali ke pernyataan pak Awang, No.1 selain yang disebutkan oleh pak Awang, mungkin karena sedimen yang diendapkan di fore-arc basin ini tipis jika dibandingkan dengan di back-arc basin yang mengakibatkan efek dari over burden atau burial history-nya menjadi tidak significant dalam proses pematangan HC. No.2 kalau kita amati memang fore-arc ini dari segi provenance sedimennya kurang menguntungkan selain di-supply oleh sedimen-sedimen asal volcanic arc dari bagian lain dia di-supply juga oleh material-material sedimen dari prisma akresi ke depocenter dari fore-arc basin ini, sehingga susah sekali kita berharap akan mendapatkan provenance yang bagus untuk reservoir-nya. No.3 mungkin karena basinnya kurang dalam sehingga tidak / kurang berkembang sedimen klastika halus yang kaya akan material organik, mungkin seperti itu ya pak ? Mohon pencerahannya. Beberapa gas field di Myanmar yang pak Aris sebutkan mungkin fore-arc basin-nya lebih tebal jika dibandingkan dengan fore-arc basin di Indonesia khususnya di South Jawa fore-arc dan West Sumatra fore-arc, sehingga semua unsur dalam petroleum system di fore-arc basin di Myanmar tersebut bekerja dengan efektif. Terima kasih. Salam, Edot -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, October 13, 2005 8:32 AM To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins Adalah Jawa Shell yang pertama kali berani masuk ke South Java forearc dengan mengebor Alveolina-1 dan Borelis-1 (1971) yang menemukan gamping Miosen yang bagus tapi no HCs (source problem). Eksplorasi di Nias, Sibolga, Bengkulu, offshore Bayah, offshore selatan Jawa pernah dilakukan tetapi sangat minim. Ada penemuan biogenic gas skala kecil di Nias-Sibolga, ada oil show di Bengkulu. Belum menggembirakan. Karena back-arc basin lebih dahulu sukses dan terbukti prolific, orang lebih senang mengerjakan basin tipe ini. Akibatnya, riset tentang fore-arc basin jauh tertinggal. Maka, kita tak tahu pasti apakah sebenarnya tantangan dan risiko di wilayah frontier ini. Ini yang sempat dipikirkan orang. (1) GG yang rendah, cool basin, membahayakan pematangan SR, (2) kualitas source rock rendah, (3) kualitas reservoir rock rendah. No. 1 disebabkan kolom air yang lumayan tebal dan jauh dari mantle convection di bawah kontinen yang sirkulasinya membawa termal ke permukaan. No 1 dan 3 disebabkan volcanic impurities yang lebih banyak dibandingkan di back-arc basin, no. 3 juga karena tak ada sumber granit yang bisa kontribusi quartz sst seperti di back-arc yang punya granitic continental craton. Apakah itu benar ? Bisa ya
RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )
Abah, fore-arc dan foreland basin sama-sama lahir di era plate-tectonic setting akhir 1960-an dan awal 1970-an, tetapi dari penulis yang berbeda2.. Foreland basins di satu hal bisa overlaps dengan back-arc basins. Lalu, ada juga pengembangan pengertian untuk foreland basins yang terjadi di sekitar pertengahan tahun 1990-an. Foreland basins pada awalnya didefinisikan sebagai cekungan2 muka daratan, cekungan2 di depan massa kontinen yang cratonic. Ke dalam klasifikasi ini masuk semua cekungan di Sumatra (NSB, CSB, SSB, West Java, East Java, Barito, Kutei, dll.). Ini mengacu kepada tulisan Soeparjadi et al. (1975) yang membagi cekungan di SE Asia jadi : outer arc, foreland, interior cratonic, open shelf on continental margin. Pertengahan tahun 1990-an, AAPG mengeluarkan sebuah edisi khusus tentang foreland basins. Kalau dibaca di dalamnya, foreland basins yang dimaksud di sini adalah yang mengacu ke model di Canadian Rockies, yaitu suatu depresi yang dibatasi oleh suatu tinggian fold thrust belt (sekaligus provenance sedimen) di sisi luarnya dan ke depresi itulah sumber sedimen ditumpahkan. Maka, setelah Barisan naik, semua bagian barat NSB, CSB, SSB akan punya bagian foreland basins, bukan ? Tetapi, definisi fore-arc dan foreland cukup rigid perbedaannya sehingga tak sulit membedakannya. salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Ukat dan Awang Tolong saya mohon pencerahan (sudah agak lupa) apa term forc arc basin dan foreland basin itu berasal dari theori tektonik yang sama? Si Abah Menarik kalau Edo menyebut Bintuni sebagai fore-arc basin. Apakah ini pendapat BP, he..he.. ? Seperti Pak Ukat, saya juga mengklasifikasikannya sebagai Foreland Basin : foredeepnya persis sebelah barat Lengguru Belt, dan platformnya jauh ke barat ke bagian barat Teluk Berau menuju Misool. Salawati pun adalah Foreland, tetapi ia kemudian jadi Transform Margin karena efek Sorong Fault dengan sangat kuat mempengaruhi cekungan ini sejak Pliosen. salam, awang Ukat Sukanta wrote: Kalau Bintuni Basin, kalau saya menamakannya Foreland Basin. -Original Message- From: Edward, Syafron [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, October 13, 2005 7:23 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten ) Tidak usah jauh-jauh, Di Indonesia juga ada Field ditemukan di Fore-Arc basin yaitu Tangguh Field Papua (Bintuni Basin) Salam Explorasi edo -Original Message- From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, October 12, 2005 1:46 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten ) Sekedar pertanyaan, bisa sedikit di sharing pengetahuannya Pak, di mana daerah/field (tentunya di luar Indonesia) yang sudah proven menghasilkan HC di sistem Fore-arc basin ini? dan, ada juga pertanyaan teknis yaitu: kira-kira darimana penyebab overpressure zone yang ada di sumur Jati-1? terimakasih On 10/12/05, Awang Satyana wrote: Untuk itu, saya sangat berharap bahwa Lundin Banyumas berhasil dengan Jati-1, sumur yang sedang dibornya di fore-arc basin Banyumas. Nah, ini memang sumur yang risikonya sangat tinggi tetapi BPMIGAS mendukungnya dengan penuh. Sebelum sampai ke titik bor Jati, mungkin ada tiga tahun sendiri dihabiskan untuk membangun pengetahuan geologi yang komprehensif untuk Banyumas fore-arc, termasuk melakukan survai seismik di Karang Sambung dan mencari reservoir klastik Eosen sampai ke Citarum dan Bayah. Kalau kita mencari contoh bagaimana berbagai studi dan survai dilakukan di suatu cekungan termasuk bagaimana drama pencarian partner untuk berbagi risiko (?) atau keberhasilan (?) sampai menggiring ke penajakan sebuah sumur eksplorasi, Blok Banyumas akan menjadi contoh yang baik. Saat ini, sumur Jati-1 tengah mengalami kesulitan menembus barier yang dulu juga menjadi barier sumur2 Pertamina dan menghentikannya : overpressured zone ! Saat diskusi dulu, itu sudah kita peringatkan, semoga Lundin telah cukup mempunyai solusi untuk itu. Di Banyumas, rembesan lumayan subur, masa kita tidak berhasil juga mencari si mutiara hitam ini setelah lebih dari 30 tahun ? Fore-arc dan intra-arc basins adalah salah satu dari sekian tantangan eksplorasi di Indonesia. Itu ada dalam perhatian secara khusus oleh BPMIGAS saat ini mengacu kepada perannya yang tertuang dalam UU Migas 2001. BPMIGAS sedang mengubah organisasinya, dan akan ada satu bagian baru di dalamnya yang menangani masalah evaluasi cekungan/new venture. Bagian ini akan berasosiasi nantinya dengan Ditjen Migas dalam urusan yang sama. Jangan kuatir, mestinya kita telah banyak belajar dari model2 penawaran lahan lima tahun terakhir ini, di mana kekuatan dan kelemahannya, semua akan dievaluasi untuk menuju ke penawaran yang lebih baik. Tidak sulit memanggil service company untuk melakukan
[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins
Ini pertanyaan tembak langsung dan gaya manajer he..he.. Dalam beberapa kali kesempatan presentasi dan diskusi di depan group new venture yang berminat di Indonesia, setelah saya berbicara tektonik, stratigrafi, petroleum system dst., dst., pertanyaan dari top manager yang hadir selalu sama : Menurut Anda, di mana areal yang paling prospek di cekungan ini, di wilayah ini ? Tim geosaintis-nya, biasanya menggumam sambil memegang dagu masing : hmmm... Dalam keterbatasan interpretasi dan data, saya berpendapat cekungan2 di barat Sumatra, di selatan Bayah, dan Banyumas bisa jadi pilihan pertama untuk eksplorasi lebih jauh cekungan tipe ini. hmmm... salam, awang Suwandi Utoro, Edi (edsuwan) [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, kalau menurut bapak dimana di Indonesia ini yang fore-arc basinnya masih potensial untuk dieksplorasi lebih jauh ? Terima kasih atas penjelasannya. Salam, Edot - Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.
RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins
Pak Bambang, ..rugi di bandar atuh.. kalau 15 : 85. Kan sudah ada tawaran 65 : 35 untuk oil dan 55 : 45 untuk gas, masa masih kurang juga ? Pak Zam-Zam, seperti tidak tahu saja, geologist itu punya kiat sendiri menghadapi manajer yang agak pintar he..he.. Lagipula, explorer itu harus optimis dong, apalagi sedang berjualan.. Hanya kalau saya selalu berpegang ini : all prospects look good until drilled ! salam, awang Bambang Murti [EMAIL PROTECTED] wrote: Akan lebih menarik lagi, kalau misalnya, split jadi 15:85, bukan 85:15 untuk first commercial discovery saja he he he Hwarakadahhh...pak Awang bisa gulung koming nih ... -Original Message- From: Zamzam Nurzaman [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, October 13, 2005 1:51 PM To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins Pertanyaan mungkin keluar dari manager lain seperti ini: Umumnya yang proven di Indonesia timur, play nya mesti karbonat, apakah di daerah yang anda sebutkan tersebut playnya bakalan sama?, bagaimana dengan prospek turbiditnya?, bukankah di Banyumas turbiditnya malahan banyak tersingkap?, apa akan banyak turbidit lain di area oil windows?, Bukankah di barat Sumatra Barat (bengkulu) pernah ada bor eksplorasi di suatu antiklin dengan play turbidit tapi kok hasilnya nihil? ..Ono opo awaknyooo? He..he ..h sangat menarik going to foreland basin play! Cheers Zammy -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, October 13, 2005 1:32 PM To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins Ini pertanyaan tembak langsung dan gaya manajer he..he.. Dalam beberapa kali kesempatan presentasi dan diskusi di depan group new venture yang berminat di Indonesia, setelah saya berbicara tektonik, stratigrafi, petroleum system dst., dst., pertanyaan dari top manager yang hadir selalu sama : Menurut Anda, di mana areal yang paling prospek di cekungan ini, di wilayah ini ? Tim geosaintis-nya, biasanya menggumam sambil memegang dagu masing : hmmm... Dalam keterbatasan interpretasi dan data, saya berpendapat cekungan2 di barat Sumatra, di selatan Bayah, dan Banyumas bisa jadi pilihan pertama untuk eksplorasi lebih jauh cekungan tipe ini. hmmm... salam, awang Suwandi Utoro, Edi (edsuwan) wrote: Pak Awang, kalau menurut bapak dimana di Indonesia ini yang fore-arc basinnya masih potensial untuk dieksplorasi lebih jauh ? Terima kasih atas penjelasannya. Salam, Edot - Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free. - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - -- This e-mail, including any attached files, may contain confidential and privileged information for the sole use of the intended recipient. Any review, use, distribution, or disclosure by others is strictly prohibited. If you are not the intended recipient (or authorized to receive information for the intended recipient), please contact the sender by reply e-mail and delete all copies of this message. - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id
RE: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS Yang Ke-3 Tahun 2005
Tentu saja ini berkorelasi positif. Semakin banyak eksplorasi = semakin banyak penemuan = semakin banyak kebutuhan tenaga geosaintis. Parameter yang no. 1 dan 2 ada bukti statistiknya. Jadi jangan berharap banyak penemuan kalau eksplorasi minim. Hal lain yang penting, pengalaman tiga tahun menunjukkan bahwa pemenuhan komitmen eksplorasi nyata (maksudnya survai seismik dan pengeboran) yang dilakukan perusahaan2 baru ini sangat buruk (!), bonus-bonus mesti ditagih berkali-kali, dan memundurkan komitmen dilakukan oleh semua perusahaan. Alasan pemunduran komitmen sama : kesulitan data (bisa benar/bisa sekedar alasan, yang jelas data adalah kambing hitam utama) Saya senang perusahaan2 migas nasional serempak berani eksplorasi, tetapi kok tidak diikuti pemenuhan komitmen. Nah, serius gak sih mengambil blok ? salam, awang (salah satu tugasnya : menagih komitmen2..!) Suwandi Utoro, Edi (edsuwan) [EMAIL PROTECTED] wrote: Bagaimana halnya dengan WKK No 3. Bengkulu, daratan dan lepas pantai Bengkulu Endeavour Energy (Bengkulu) Pty Ltd, apakah posisinya di fore-arc pantai barat Sumatra ? Apakah ini fore-arc basin di Bengkulu yang menumpang pada Paleogene rift basin di bawahnya seperti yang pak Koesoema utarakan minggu lalu ? Apabila ini adalah fore-arc basin yang dimaksud, semoga aktivitas eksplorasinya berhasil sehingga menjadikan fore-arc basin juga sebagai proven HC basin di Indonesia. Makin banyak blok eksplorasi migas, makin banyak discovery dan makin banyak kebutuhan akan geoscientist.ada korelasinya ngga yach ke-3 hal tsb ? Terima kasih. Salam, Edot - Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.
RE: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS Yang Ke-3 Tahun 2005
Pak Eddy, Menagih komitmen, menyetujui atau menolak maju/mundurnya komitmen adalah tugas BPMIGAS. Saat terminasi blok, BPMIGAS bekerja sama dengan DITJEN MIGAS. Setiap blok baru punya komitmen 3 tahun pertama yang HARUS dilakukan. Itu adalah komitmen2 yang diajukan investor saat menawar suatu blok. DITJEN MIGAS lah yang memeriksa komitmen itu wajar atau tidak, juga mempertimbangkan bonus2 yang ditawarkan. Lalu ditentukan pemenang. Kontrak yang menandatangani adalah Ka BPMIGAS dan pihak investor. Maka, mulailah pengejaran dan penagihan komitmen2 itu. Sesuai kontrak, komitmen 3 tahun itu bisa dimajumundurkan dalam masa eksplorasi pertama 6 tahun. Dalam 3 tahun pertama tidak boleh alih operator (ini untuk mencegah perusahaan broker menjual ke perusahaan lain) - tetapi peraturan ini saya pikir belum efektif, broker bisa punya banyak cara. Ini penaltinya. Kegagalan memenuhi komitmen 3 tahun pertama akan menyebabkan pengembalian wilayah fase I di akhir tahun ke-3 akan lebih besar dari biasanya (biasanya 25 % luas awal, kalau gagal bisa menjadi 35-40 %) - ini juga belum membuat investor merasa kehilangan. Penalti yang lebih besar. Saat mereka di akhir tahun ke-6 dan komitmen pasti (3 tahun pertama itu) belum terlaksana seluruhnya, maka blok otomatis terminasi dan kembali ke Pemerintah, uang sejumlah komitmen 3 tahun itu harus dibayarkan ke Pemerintah. Bila sebagian sudah terlaksana, dan investor mau mengembalikan total wilayahnya, maka sisa komitmen pasti itu dalam bentuk uang harus dibayarkan ke Pemerintah. Investor bisa masuk ke tahun ke-7 bila sudah melakukan pemboran minimal 1 sumur. Untuk tahun2 ke depan, BPMIGAS akan aktif ikut mengevaluasi penawaran lahan, menilai komitmen2 yang diajukan, dan menyusun kontrak. Ini dilatarbelakangi oleh banyaknya komitmen tidak wajar yang ditawarkan investor dan ternyata itulah pemenangnya, nah lalu BPMIGAS yang sekarang kesulitan mengejar2 dan menagih2 pemenuhan komitmen itu. Mengundang investor dan membuat kontraknya adalah proses tarik-ulur. Pekerjaan2 BPMIGAS pun penuh dengan proses tarik-ulur, ada saat harus keras menolak, ada saat terima langsung, ada saat menaruhnya di grey area dan melakukan modifikasi. Semua pertimbangan ini didasarkan kepada hal teknis, finansial, perolehan Negara, kondusif untuk investasi, tetapi mencegah sebanyak mungkin kebocoran. Dengan sumberdaya yang terbatas sementara puluhan investor dan lebih dari seratus blok yang harus diawasi dan diakomodasi, banyak yang terlewat atau seolah lambat. Tetapi, untuk mencapai visi dan misinya, BPMIGAS akan terus berusaha semakin baik. Paling tidak, apa yang menjadi kewenangan saya, akan saya lakukan semampu dan sebaik yang saya bisa. Saya percaya bahwa cita2 organisasi akan terbenahi sendiri bila semua individu di dalamnya peduli, berkomitmen untuk terus menuju perbaikan, kompak dan sinergis. salam, awang Eddy Subroto [EMAIL PROTECTED] wrote: Awang menulis (diedit): Saya senang perusahaan2 migas nasional serempak berani eksplorasi, tetapi kok tidak diikuti pemenuhan komitmen. Nah, serius gak sih mengambil blok ? salam, awang (salah satu tugasnya : menagih komitmen2..!) Mas Awang, Apakah ada konsekuaensi (baik administrasi maupun legal) jika janji atau komitmen tersebut tidak dijalankan? Apakah mungkin bloknya diambil pemerintah lagi sebelum waktunya, karena perusahaannya gagal memenuhi komitmen tersebut, ataukan harus melalui peringatan pertama, kedua, dst. sampai akhirnya waktu penguasaan blok itu habis? Apakah ini tugas utama BPMIGAS atau MIGAS? Syukur masih ada orang seperti Anda yang menempatkan salah satu tugasnya menagih komitmen. Semoga komitmen eksplorasi ditepati, sehingga eksplorasi semakin marak dan target negara untuk menaikkan kuota terpenuhi. Wasalam, EAS - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.
Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] RE: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS Yang Ke-3 Tahun 2005
Pak Sena, BPMIGAS sekarang sedang dalam proses mengubah organisasinya. Salah satu organ baru yang akan ditambahkan adalah Penawaran Lahan (setingkat divisi ? dinas ? masih dalam rapat2 organisasi). Organ baru ini akan bekerja sama dengan Ditjen Migas dalam proses tender. Harapannya, agar proses tender dan semua yang berhubungan dengannya lebih baik. Bagaimanapun, sebagian besar pekerja BPMIGAS adalah dulunya pemain juga, jadi tahu apakah komitmen itu realistis atau tidak, dan apakah suatu lahan itu menarik atau tidak. Beban pekerjaan jelas akan bertambah. Dengan menangani operasi sekarang pun bisa dibilang cukup kewalahan. Penambahan SDM mestinya ada, suatu organisasi yang dikembangkan mestinya diikuti dengan pengembangan jumlah SDM agar fungsi berjalan optimal. Saya belum tahu nantinya bagaimana, yang jelas BPMIGAS juga nanti akan bekerja sama dengan pihak2 ketiga untuk masalah tender lahan ini, jadi tak selalu mesti berasal dari interen. salam, awang Sena Reksalegora [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Bagaimana antisipasi BPMIGAS dengan bertambahnya kegiatan yang harus diawasi ini, BPMIGAS tentunya akan super sibuk apalagi dengan akan ikut terlibat dalam proses tender bersama sama dengan Ditjen Migas. Ada rencana untuk penambahan SDM kah? -Sena --- Awang Satyana wrote: Dengan sumberdaya yang terbatas sementara puluhan investor dan lebih dari seratus blok yang harus diawasi dan diakomodasi, banyak yang terlewat atau seolah lambat. __ Yahoo! Music Unlimited Access over 1 million songs. Try it free. http://music.yahoo.com/unlimited/ - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.
Re: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS Yang Ke-3 Tahun 2005
Oki, Mekanismenya lagi dirapatkan antara Dep ESDM dan Dep Keu. salam, awang oki musakti [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau memang ada KPS yang nyata-nyata mangkir dari komitmen kontraknya, apakah bisa pemerintah menagihnya lewat kantor piutang negara, badan arbitrasi, perusahaan anjak piutang atau bahkan debt collector yang seren-serem itu ? Kalau berhasil kan lumayan, siapatahu bisa mengurangi beban subsidi BBM. Salam Oki Awang Satyana wrote: 1. Monetisasi penemuan minyak dan gas, alias memproduksi migas hasil penemuan baru, perlu waktu lama, lebih dari lima tahun untuk lapangan2 besar, untuk lapangan2 kecil yang merupakan satelit suatu lapangan bisa di bawah dua tahun. Lalu, kontrak2 baru itu bisa dibilang 80 % memundurkan pelaksanaan komitmennya. Monetisasi yang makan waktu lama dan pemunduran komitmen pekerjaan telah membuat kontrak baru yang ditandatangani tidak sejalan dengan peningkatan produksi minyak Indonesia. Lebih parah lagi, saat kontrak2 baru ditandatangani, realisasi eksplorasi tahun ini jelas tidak akan mencapai 100 %, saya bahkan meragukan lewat 60 % pun tidak ! Ini karena KPS2 besar dan lama membatalkan komitmen eksplorasinya dan menggantinya dengan sumur2 produksi (karena harga minyak bagus) dan alasan2 lain, serta KPS2 kecil dan baru memundurkan komitmennya. Kami tentu selalu mengejar dan menagih komitmen2 itu, tetapi itulah, jelas tak akan 100 %. Seharusnya kita sama-sama menyadari : barang sia pa tidak berinvestasi melalui eksplorasi jangan berharap produksi lima tahun ke depan akan menggembirakan, bahkan akan semakin parah. 2. KPS2 baru serempak menyatakan paket data yang disediakan Migas di bid-document tidak lengkap, menelusurinya ke mana adalah seolah berjalan di rimba belantara yang gelap. Maka, semua KPS baru serempak di program tahun pertamanya mengajukan pembelian data. Data berhamburan di mana-mana, di service companies pun ada. Tetapi Migas membuat peraturan, data harus dibeli di lembaga di bawah Migas (Patra Nusa Data), bila dibeli di luar tidak sah dan mungkin akan terancam non-cost recovery. Nah, di PND tak mudah juga menemukan data itu karena mungkin masih dipegang Pertamina, KPS2 lama, dsb. dsb. Sulit. Pak Prasidha dari PND silakan mengklarifikasi. 3. Profil perusahaan si bidder diteliti Migas, tahun-tahun pertama kecolongan, memang broker yang menang, dan menjualnya ke perusahaan lain. Tahun2 terakhir broker semakin berkurang walaupun tak bisa dihilangkan sebab broker dengan mudah berganti baju dan bisa pinjam perusahaan lain yang mapan. Perusahaan2 lain memang serius tetapi kesulitan finansial. Mereka terlalu berani langsung terjun menjadi KPS, harusnya bertahap mengerjakan lapangan2 tua, brown field, dulu baru eksplorasi dalam kontrak KPS. Yang mengherankan, blok yang sangat tinggi risikonya pun, yang KPS2 besar dan asing tidak berani, diambil juga, nah...sudah dua tahun mereka mandeg, studi pun tidak, apalagi seismik, apalagi bor.. Penandatanganan blok2 baru selalu menggembirakan, tetapi itu kalau diteruskan dengan pemenuhan komitmen yang serius. Dalam masa eksplorasi pertama 3-6 tahun mereka memang boleh memajumundurkan komitmen, nah saat mau masuk tahun ke-7 akan banyak yang berguguran, diterminasi oleh kontraknya sendiri ! Nah, alangkah sayangnya lahan eksplorasi dipegang suatu perusahaan tetapi 6 tahun ditidurkan ! salam, awang - Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free. - Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.
RE: [iagi-net-l] BERITA DUKA
Selamat jalan Pak Ismail, semoga amal ibadah Bapak diterima oleh Yang Mahakuasa, dan keluarga serta sanak saudara yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Almarhum termasuk yang mengembangkan geologi marin di Indonesia, tulisan2nya tentang geologi marin bisa ditemukan di publikasi2 P3G dan IAGI akhir tahun 1970an dan awal 1980an. Semoga karyanya tetap bisa mencerdaskan bangsa... salam, awang Sekretariat Pengurus Pusat [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam sejahtera, Seluruh PP-IAGI dan Staff Sekretariat IAGI turut berdukacita atas meninggalnya Bapak Ismail Usna. Semoga Keluarga yang ditinggal mendapatkan ketabahan atas kejadian ini, serta diberi keteguhan iman dalam menjalani kehidupan tanpa kehadiran Suami/Bapak/Kakek/Saudara di sisi keluarga. Bapak Ismail Usna adalah anggota IAGI nomer 0040. Salam benz -Original Message- From: Yahdi Zaim [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 18 Oktober 2005 11:45 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] BERITA DUKA Assalamualaikum W.W., Teman2 IAGI-Net, Baru saja saya mendapat berita dari Dr. Fachroel Aziz - P3G/GRDC yang mengabarkan bahwa Bapak Ismail Usna, telah meninggal dunia tadi malam sekitar jam 22 WIB, dan pagi ini Almarhum telah dimakamkan di Pemakaman Sirnaraga-Bandung. Pak Ismail Usna adalah alumni Senior Akademi Geologi dan Pertambangan (AGP) dan pernah menjabat sebagai Direktur/Kepala Pusat Pengembangan Geologi Laut (PPGL - Marine Geology). Dihari dan bulan yang penuh berkah ini, semoga amal ibadah almarhum diterima Allah SWT. Amiin. Innalillaahi wainnailaihi raajiuun, Wassalam, Yahdi Zaim Departemen Teknik Geologi FIKTM - ITB, Jl. Ganesa no. 10, BANDUNG Telp (+Fax) ;022.250.21.97 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.
Re: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS Yang Ke-3 Tahun 2005
Pak Noor, Rambu2 di kontrak yang membuat kita sulit menterminasi sebelum waktunya. Nah, sebaiknya pembuat kontrak blok2 baru belajar dari kegagalan pemenuhan komitmen semacam ini, bahkan dari perbonekan ini. Tetapi, kalau antara pembuat kontrak dan pengawas pelaksanaan kontrak tidak satu atap, bagaimana kita bisa belajar atau berkomunikasi dengan baik ? Untuk itulah, BPMIGAS harus terlibat jauh dalam penyusunan kontrak. salam, awang Noor Syarifuddin [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Awang Satyana Yang mengherankan, blok yang sangat tinggi risikonya pun, yang KPS2 besar dan asing tidak berani, diambil juga, nah...sudah dua tahun mereka mandeg, studi pun tidak, apalagi seismik, apalagi bor.. Wah tidak hanya di sepak bola, urusan KPS pun ada boneknya juga yah..kalau udah gini ya mosok musti nunggu sampai masuk tahun ke-7 pak Awang..? - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.
RE: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS Yang Ke-3 Tahun 2005
Peraturan2 harus dibuat sebagai bagian dari bisnis. Peraturan2 dikembangkan dari peraturan2 lama karena terdapatnya kelemahan di peraturan2 lama. Di luar, terlihatnya seperti birokrasi semakin panjang. Di dalam, kami melihat gaya permainan investor macam-macam, dari yang santun sampai yang seperti koboi.Maka, harus ada peraturan, yang diberlakukan adil. Kalau pembiayaan proyek bisa ditekan, kenapa dibiarkan tetap tinggi ? Catatan tiga tahun ini : cost recovery yang ditagihkan investor ke Negara meningkat tajam, dengan gradien lebih besar dari gradien penurunan produksi dan gradien penurunan penemuan eksplorasi. Maka, ini harus dibenahi, nampak di luar sebagai birokrasi. Kontraktor baru mulai sekarang memang harus diikat secara finansial, bid-bond dan bank guarantee sudah diberlakukan di kontrak2 baru. salam, awang Yanto Salim [EMAIL PROTECTED] wrote: Mudah-mudahan usul Pak Kusuma ini tidak menambah ruwetnya birokrasi yang sekarang ini makin panjang dan ber kelok-kelok sehingga efisiensi menjadi tanda Tanya besar. Karena yang Birokrat mengaku membela Uang Negara, yang Investor menjerit atas kelambanan dan biaya biaya yang makin lama makin besar. -Original Message- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, October 18, 2005 8:13 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS Yang Ke-3 Tahun 2005 Mengapa sih untuk menjamin bahwa tagihan2 itu dipenuhi, tidak diharuskan menaruh bid bond saja sebelum penanda-tanganan KKS dilaksanakan? - Original Message - From: Eddy Subroto To: Sent: Tuesday, October 18, 2005 7:18 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS Yang Ke-3 Tahun 2005 Awang menulis (diedit): Saya senang perusahaan2 migas nasional serempak berani eksplorasi, tetapi kok tidak diikuti pemenuhan komitmen. Nah, serius gak sih mengambil blok ? salam, awang (salah satu tugasnya : menagih komitmen2..!) Mas Awang, Apakah ada konsekuaensi (baik administrasi maupun legal) jika janji atau komitmen tersebut tidak dijalankan? Apakah mungkin bloknya diambil pemerintah lagi sebelum waktunya, karena perusahaannya gagal memenuhi komitmen tersebut, ataukan harus melalui peringatan pertama, kedua, dst. sampai akhirnya waktu penguasaan blok itu habis? Apakah ini tugas utama BPMIGAS atau MIGAS? Syukur masih ada orang seperti Anda yang menempatkan salah satu tugasnya menagih komitmen. Semoga komitmen eksplorasi ditepati, sehingga eksplorasi semakin marak dan target negara untuk menaikkan kuota terpenuhi. Wasalam, EAS - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M.
Re: [iagi-net-l] Fwd: Coalbed methan
Penjelasannya akan panjang, untuk cepatnya merujuk saja ke paper di 28th Annual Convention IPA 2001 oleh Scott Stevens dan Kartono Sani, Coalbed Methane Potential of Indonesia : Preliminary Evaluation of a New Natural Gas Source. Itu paper yang komprehensif dan gampang diikuti dan yang penting mudah dicari. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: wah pas ada yg mau tanya nih ttg coalbed methan ada yg bisa bantu aku ? thx RDP -- Forwarded message -- From: Andy Kristianto Date: Oct 18, 2005 11:45 PM Subject: Coalbed methan To: [EMAIL PROTECTED] Yth. Bpk rovicky ditempat. Mohon maaf jika menggangu kesibukan bapak. Perkenalkan, nama saya andy kristianto, mahasiswa dari geofisika UGM. Begini pak, saya ingin menanyakan beberapa hal mengenai coalbed methane. 1. Bagaimana proses pembentukan coalbed methane itu pak? 2. Kemudian, seberapa besar cadangan coalbed methan di indonesia pak? 3. Apakah di indonesia sudah banyak penelitian mengenai coalbed metan pak? 4. Yang terakhir kira-kira prospek kedepannya seperti apa pak? Demikian beberapa hal yang ingin saya tanyakan, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Regards, Andy Kristianto Geofisika UGM [EMAIL PROTECTED] __ Start your day with Yahoo! - Make it your home page! http://www.yahoo.com/r/hs -- Education can't stop natural disasters from occurring, but it can help people prepare for the possibilities --- - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.
Re: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS Yang Ke-3 Tahun 2005
Ferdi, Masalah keamanan dan stabilitas politik, dari pengalaman, jarang punya efek langsung ke iklim investasi. Di berbagai sektor, kita lihat investasi tetap berjalan, walaupun sempat menurun secara drastis saat pergantian pemerintahan Mei 1998 itu, itu lebih karena shock, tetapi cepat pula naik kembali. Dibanding beberapa negara di Afrika, Indonesia jelas secara politik lebih stabil Yang membuat perusahaan multi-nasional tidak masuk adalah : port-folio mereka sendiri secara korporat berubah, otonomi daerah saat ini di beberapa tempat malah membuat panjang birokrasi, dan tidak sepahamnya pemerintah pusat dan daerah dalam mengeluarkan peraturan2. Contoh terbaru. Masyarakat Lengguru di Blok Sareba Lundin mendukung eksplorasi migas di situ. Tetapi, surat baru saja dikeluarkan oleh Menteri Kehutanan bahwa sebagian eksplorasi Blok Sareba total tak bisa dilakukan karena masuk ke kawasan hutan lindung. Nah, struktur paling bagus di Lengguru itu, yang punya rembesan minyak, tak bisa diapa-apakan. Itu keputusan setelah 4 tahun berjuang ! Pertanyaannnya : (1) kalau itu kawasan hutan lindung/taman nasional kenapa diblok dong ? (2) kalau itu kawasan pertambangan kenapa hutannya tiba2 dilindungi ? Contoh klasik lain : Blok Warim sudah ada di situ jauh sebelum Taman Nasional Lorentz ditetapkan PBB sebagai warisan dunia. salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang kalau saya denger - denger Apakah benar bahwa priority Indonesia dalam hal investasi menurun dengan kondisi Indonesia yang seperti ini... Kemarin sempat ngobrol dengan beberapa teman expat...ada kecendrungan ketakutan dari pihak asing untuk berinvestasi di Indonesia karena alasan keamanan terutama setelah bom bali yang ke 2...dan banyaknya berita tentang extrem kanan di mana - mana . Banyak dari mereka melihat bahwa pemerintah sudah tidak dapat mampu mengendalikan keamanan lagi di dalam negeri. Sehingga selain risiko geologi (frontier area ) juga alasan keamanan Karena kalau hanya alasan geologi..Total banyak masuk juga ke daerah yang lebih frontier di seluruh dunia (angola,rusia, norwegia) dsb.. Tolong kalau reply juga ke [EMAIL PROTECTED], karena saya sering tidak bisa terima email dari yahoo di email kantor... Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 |-+ | | Noor | | | Syarifuddin | | | | | adoo.fr | | | | | | 19/10/2005 12:55 | | | AM | | | Please respond to| | | iagi-net | | | | |-+ | | | | To: | | cc: | | Subject: Re: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS Yang Ke-3 Tahun 2005 | | From: Awang Satyana Yang mengherankan, blok yang sangat tinggi risikonya pun, yang KPS2 besar dan asing tidak berani, diambil juga, nah...sudah dua tahun mereka mandeg, studi pun tidak, apalagi seismik, apalagi bor.. Wah tidak hanya di sepak bola, urusan KPS pun ada boneknya juga yah..kalau udah gini ya mosok musti nunggu sampai masuk tahun ke-7 pak Awang..? - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com) -http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - This e-mail (including any attached documents) is intended only for the recipient(s) named above. It may contain confidential or legally privileged information and should not be copied or disclosed to, or otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient, please contact the sender and delete the e-mail from your system. - Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.
Re: [iagi-net-l] Data, PND - NDC
Hati-hati membaca dan menginterpretasikan regulasi. PP 35/2004 Pasal 14, 18 menetapkan bahwa Kontraktor-lah yang berhak menyimpan dan mengelola data yang diperolehnya itu selama jangka waktu kontrak. Kontraktor bisa menunjuk pihak lain untuk pengelolaan itu setelah disetujui Menteri. Kalau kontraktor itu 30 tahun ada di suatu daerah, bisa tidak datanya dimiliki umum kan kerahasiaan data berakhir paling lama setelah 10 tahun sejak diperolehnya ? Ini tidak diatur PP 35/2004. Kerahasiaan data. Pasal 23 mengatur masa kerahasiaan data. Jangan langsung diartikan bahwa setelah masa kerahasiaan data habis maka data itu milik umum, siapa pun boleh mengaksesnya, termasuk individu2. Coba baca Penjelasan atas PP 35/2004. Penjelasan Pasal 23 ayat (2) Masa kerahasiaan Data dihitung sejak status Data Dasar, Data Olahan dan Data Interpretasi ditetapkan oleh Pemerintah (Data log Wiriagar Deep memang sudah 10 tahun yang lalu umurnya, tetapi ada tidak penetapan Pemerintah kapan data ini ditetapkan sebagai data dasar ? - saya kira tidak/belum ada). Kalau Kontraktor habis masa kerjanya, semua data tidak rahasia lagi, dan seluruhnya dikembalikan ke Pemerintah (Pasal 23 ayat 3). Apakah sesudah ini maka data menjadi milik umum ? Saya menafsirkannya tidak. Coba lihat penjelasan ayat ini. Hanya pihak yang berkepentingan dalam Eksplorasi dan Eksploitasi yang bisa mengaksesnya. Kalau data sehabis total relinquishment dilempar ke pasar data, maka itu jadi milik umum, kalau ke Pemerintah ? Ya milik Pemerintah, tetapi dapat diakses. Boleh disebut, kepemilikan data menjadi domain umum, bebas, terbuka, bisa diakses siapa pun, tak diatur oleh PP 35/2004. Saya tahu kok, sebagian besar Kontraktor tidak rela data aktifnya dimiliki Kontraktor lain yang merupakan pesaingnya. Untuk urusan transfer data, penggunaan data aktif dll harus ada confidentiality agreement-nya. Untuk itulah, masalah data memang harus diatur Pemerintah. Catatan lain : PP 35/2004 tidak membatalkan aturan2 lain soal data yang pernah dikeluarkan lewat SK Menteri. Memang hirarkinya, PP lebih tinggi dari SK, tetapi pembatalan itu kalau ada harus disebutkan. Kesimpulan : Abah, harus ada penetepan Menteri dulu kalau mau menyebut data Wiriagar Deep-1 tidak rahasia lagi - itu implikasi Penjelasan PP 35/2004 salam, awang (Data milik umum hanyalah data yang ada di publikasi-publikasi. Itu boleh digunakan siapa saja dan tak perlu minta izin siapa pun. Maka, publikasikanlah banyak-banyak biar pengetahuan menyebar ke mana-mana) [EMAIL PROTECTED] wrote: Vick , jadi sebenarnya aturannya sudah ada. Sebagai contoh log log dari sumur sumur Wiriagar Deep , yang akan mensuplai gas ke Tangguh , sekarang ini sudah bukan rahasia negara lagi ya ! (apa iya pak Awang ?) Dus (cwuiiw) baca dulu deh PP 35 / 2004 . Si Abah. Kalau saya liat sepintas dari diskusi soal data ini ternyata persoalan data ini paling tidak ada dua hal yg mungkin tidak terpisahkan. Yaitu, persoalan kearsipan (archieving) dan persoalan yuridis (legal). Serta format data kalau mau ditambahkan, bagi yg konsen dengan database di kantornya tentunya faham dengan yg ketiga ini. Persoalan data terbuka dan tertutup ini bukan hanya soal birokrasi tetapi soal yuridis (legal). Persoalan data open (vs closed file policy) ini memerlukan undang-undang khusus ttg kearsipan negara. Termasuk diantaranya boleh tidaknya data ini dibawa ke Luar Negeri. Termasuk peraturan membawa sampel ke Luar Negeri. Seperti yg ditulis Pak liamsI sebagai Rahasia Negara. Jadi kalau mau menginginkan openfile policy (data terbuka) harus melalui perUUan. Jalannya tentunya cukup panjang, perlu pemikiran banyak termasuk soal kesiapan dari hankam dll. Usaha yg dilakukan PND dan NDC, sepertinya hanya merupakan usaha pengumpulan, penyimpanan, serta pengembilan (retrieving) secara umum barangkali bisa disebut kearsipan archieving (cmiiw). Tentusaja PND-NDC memerlukan biaya pada waktu pengumpulan, penyimpanan dll yg akhirnya juga memberikan harga pada data-data itu. Ya akhrirnya sulit kalau membuat mereka utk tidak profit oriented. Namun karena data tertutup saat ini menyebabkan beberapa kesulitan dalam pemanfaatannya. Saya yakin maksud pembentukan PND dan NDC ini utk mempermudah walaupun masih juga tidak mudah, let say it just a process. Namun yg menjadi permasalahan kali ini adalah bahwa Closed file Policy lah yg harus diregulasi. Jadi usaha PND dan NDC akan menjadi usaha private dalam penyediaan data, dan seandainya dengan openfile policy maka akan semakin banyak broker-broker data. Dalam closed file policy penyedia data ini akan mendapat hak khusus, sedangkan dalam open file policy setiap orang bisa saja memilikinya. Dari hasil diskusiku dulu dengan temen yg tahu lebih banyak soal data terbetik bahwa sebetulnya ini kembali kepada definisi kita (negara, dan pemerintah, dan masyarakat itu sendiri) terhadap penting/tidaknya suatu informasi (dalam bentuk mentahnya data). Apakah itu
Re: [iagi-net-l] Data, PND - NDC sebuah urun rembug
Data sebesar apa pun bisa dengan mudah berpindah tangan via kemajuan teknologi. Seolah, peraturan-peraturan yang mengatur kerahasiaan dan kepemilikan data tak ada artinya apa-apa. Betul. Tetapi, harus diingat : itu melanggar peraturan2 Pemerintah yang berlaku. Maka, terpulang ke diri masing2 : apakah kita senang menggunakan data yang sebenarnya dilarang oleh aturan2 Pemerintah ? Aturannya ada, memang data di kita masih closed-system, tetapi begitulah yang sekarang berlaku. Nanti2 ?, kan belum tentu selamanya begitu, siapa tahu nanti bisa open-policy. salam, awang Taufik Manan [EMAIL PROTECTED] wrote: Setahu saya mahasiswa kalau KP atau riset skripsi / tesis di suatu perusahaan berhak mendapatkan data yang dibutuhkannya tanpa membayar asal menjaga kerahasiaan data dan penggunaannya disetujui perusahaan tsb. Tapi memang nama seismic line, well and area dirahasiakan / disamarkan. Mungkin ini peraturan pemerintah (Pertamina / BP MIGAS). Juga kalau kita mau presentasi data GG baik di forum ilmiah nasional / internasional harus ada persetujuan perusahaan tsb dan/atau instansi pemerintah (Pertamina / BP MIGAS). Tentang Data di PND dan NDC, dulu di bawah Koordinasi PUSDEP PERTAMINA. PND sudah berusaha mengelolanya secara profesional, namun harus diakui masih banyak kekurangannya dan butuh koreksi dari semua pihak. Juga dukungan data dari sumber-sumber lainnya. IPA dengan salah satu bagiannya, Data Management pernah punya kerja sama dengan MIGAS untuk mengelola Migas Data Management (dimana salah seorang pengurusnya, Bapak Nur Darodjat pernah terlibat dalam aktifitasnya). Saya tidak tahu bagaimana sekarang perkembangannya (mungkin bisa diberikan penjelasan oleh Pak Nur Darodjat). Pada peraturan data management yang ada (yang saya tahu dan mungkin sekarang berubah), jenis data ada yang bersifat terbuka dan tertutup. Yang terbuka sudah diserahkan ke PND dan dapat dipublikasikan, minimal meta datanya sedangkan yang tertutup masih dalam analisis kepentingan perusahaan yang punya area tsb. Tapi setahu saya setiap laporan data, harus diserahkan ke Pertamina (dulu) dan BP MIGAS (sekarang). Mungkin yang perlu diperhatikan adalah kerahasiaan data seperti dalam PP 35 / 2004 pasal 22 dan 23. Apakah sudah dijalankan dengan benar ? Ini kunci permasalahannya karena ada data yang masih disimpan di perusahaannya lebih lama dari peraturan itu. Masalah data sekurity memang merupakan isu yang rentan karena kemajuan teknologi dapat menyebabkan data berpindah dengan cepat melewati batas geografis. Juga teknologi penyimpanan data dalam tape high medium, seperti cartridges / DLT, dapat memuat banyak data sampai lebih dari 40 GB dengan bentuk yang kecil sampai mudah ditaruh di kantung baju / celana. Data dasar juga cukup rentan, bila diproses di luar negri atau dikirimkan ke HQ Perusahaan di luar negri. serta saya percaya banyak data kita yang masih di luar negri ketika dulu diproses sebelum tahun 1980-an (belum ada processing center di Indonesia saat itu). Mungkin sementara ini yang bisa di share ke forum. Salam TAM yang waktu tesis mempergunakan data luar negri yang lengkap dan tidak bayar serta tidak perlu izin pemerintah (kecuali izin dari dosen pembimbing kampus) --- Minarwan wrote: Asyik nih Pak kalau data sudah tidak rahasia lagi. Bagaimana yah cara membeli data ini dengan murah (murah artinya terjangkau kantong mahasiswa)? Daripada beli data Australia kan mendingan beli data dari Natuna Barat sana (misalnya) atau Jawa Baratlaut atau Salawati sana. Min [EMAIL PROTECTED] wrote: Mengenai masa kerahasiaan data : Pasal 23 : (1) Data dasar ,Data Olahan dan Data interpetasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 bersifat rahasia untuk JANGKA WAKTU TERTENTU. (2) Masa kerahasiaan Data sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah : a. Data dasar ditetapkan 4 (empat) tahun. b. Data olahan ditetapkan 6 (enam) tahun c. Data interpetasi, ditetapkan 8 (delapan) tahun. Vick , jadi sebenarnya aturannya sudah ada. Sebagai contoh log log dari sumur sumur Wiriagar Deep , yang akan mensuplai gas ke Tangguh , sekarang ini sudah bukan rahasia negara lagi ya ! (apa iya pak Awang ?) Dus (cwuiiw) baca dulu deh PP 35 / 2004 . Si Abah. __ Yahoo! Music Unlimited Access over 1 million songs. Try it free. http://music.yahoo.com/unlimited/ - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M.
Re: [iagi-net-l] Data, PND - NDC sebuah urun rembug
Pak Rovicky, Secara pribadi (bukan membawa BPMIGAS), saya lebih suka open-file policy. Hanya, tetap harus ada aturan2 yang mengatur pembatasannya dalam arti data itu tidak disalahgunakan pihak2 yang tidak berkepentingan. Saya yakin, sekarang pun secara tidak resmi data sudah terbuka via transparansi teknologi informasi - hanya sembunyi-sembunyi, back-street, black market. Sebuah analogi. Dulu, 15-20 tahun yang lalu, saat saya sering mangkal di perpustakaan P3G, Direktorat Geologi Bandung, sistem perpustakaannya tertutup (closed-file policy). Orang hanya menelusuri katalog2 di empat lemari, mencatat kodenya, dan memberikannya ke salah satu dari empat pustakawan yang ada di situ. Bisa dibilang, 90-100 % laporan/jurnal/buku yang kita perlukan ada. Lalu, 4 tahun yang lalu, saat berkunjung lagi ke sana untuk keperluan pencarian data, perpustakaan P3G telah menganut sistem terbuka (open-file policy) entah sejak kapan. Banyak lemari dan rak di situ berisi laporan2, jurnal2, buku2. Orang bebas saja mengambilnya, membawanya ke meja, dan mempelajarinya. Kalau perlu difotokopi, ada di situ, tinggal membayar sesuai aturan yang berlaku. Tetapi, saya tak menemukan kelebihan yang signifikan dengan membuka sistem ini, malahan banyak laporan penting dan klasik, hasil geoloog-geoloog Belanda dan ahli2 geologi pertama Indonesia rusak dan tak lengkap lagi. Begitu pun jurnal dan buku, tak terawat - entah dimakan usia entah karena sudah terbuka. Kesimpulan saya saat itu : pembukaan sistem menurunkan mutu koleksi. Kelebihan sistem terbuka hanya satu : lebih mudah menelusuri laporan yang dicari, dibandingkan penelusuran via kartu2 katalog. Dan, siapa yang berani menjamin bahwa koleksi2 itu tak akan hilang ? Apalagi, pengamanan koleksi P3G bukan faktor yang diperhatikan kelihatannya. Nah, begitulah, maksud saya, sistem open atau closed-policy punya plus minusnya masing2. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: On 10/20/05, Awang Satyana wrote: Data sebesar apa pun bisa dengan mudah berpindah tangan via kemajuan teknologi. Seolah, peraturan-peraturan yang mengatur kerahasiaan dan kepemilikan data tak ada artinya apa-apa. Betul. Tetapi, harus diingat : itu melanggar peraturan2 Pemerintah yang berlaku. Maka, terpulang ke diri masing2 : apakah kita senang menggunakan data yang sebenarnya dilarang oleh aturan2 Pemerintah ? Aturannya ada, memang data di kita masih closed-system, tetapi begitulah yang sekarang berlaku. Nanti2 ?, kan belum tentu selamanya begitu, siapa tahu nanti bisa open-policy. salam, awang Bagaimana pendapat BPMigas atau pak Awang pribadi tentang open vs closed file policy ? Apakah peraturan saat ini memang memebratkan atau mempersulit pencapaian goal dari target2 BPMigas sendiri, termasuk pemenuhan komitment (krn penangguhan dg alasan data) impact pencapaian jumlah discovery dll. Kalau datanya terbuka tentunya daerah konsesi tidak harus luas2 banget. Kan pendapatan pajak lewat luas area juga akan terpengaruh (wah blm apa2 mikir pajak deh gwe :) surri ). Juga kalau data2 diketahui musuh kan bisa bahya utk dicaplok Sebagai scientist tentunya banyak yg menginginkan openfile policy, tetapi sisi lain tentunya ada yg harus dipertimbangkan. Termasuk misalnya kesiapan kita seandainya terbuka jangan2 persh asing malah lebih kuat yg mengelola data kita. Aku berharap seandainya nantinya terbuka, maka PND dan NDC (MDM) akan menjadi usaha nasional paling lengkap ketimbang yg lain dr LN, kan mereka sudah berjalan (start) lebih dahulu :). RDP - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.
Re: [iagi-net-l] Data, PND - NDC - yg berhak menjual data hanya PND setahu saya
Rekan-rekan, Sebuah klarifikasi. PND hanya mengelola data di open area, yaitu data yang ex relinquishment area. Maka, data yang sudah lewat masa rahasianya, tetapi masih di wilayah PSC/JOB yang aktif, tetap kepunyaan Negara yang dikelola PSC/JOB tersebut dan tidak untuk diperjual belikan. Bisa diperjualbelikan via data trade antar PSC/JOB dengan persetujuan Negara. Data aktif ada dalam pengawasan BPMIGAS dan BPMIGAS tidak memperjualbelikan data. Data non-aktif (relinquished area, open area) ada dalam pengawasan MIGAS (yang menunjuk PND sebagai pengelolanya) dan itu bisa diperjualbelikan dengan aturan2 tertentu. salam, awang Harry Kusna [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Rovicky ysh., Dalam peraturan MDM, data bisa berubah statusnya menjadi open setelah suatu perioda tertentu, bergantung dari jenis data-nya, misalnya untuk: - data dasar seperti data2 hasil survey langsung, akan menjadi open data setelah 4 tahun - data hasil proses (processed data), akan menjadi open data setelah 6 tahun - dan data hasil interpretasi (interpretive data), akan menjadi open sesudah 8 tahun Tetapi walaupun data tsb sudah menjadi open, yang berhak untuk menjual/mendistribusikan data tsb adalah hanya PND, institusi yg ditunjuk oleh pemerintah untuk hal ini. Jadi walaupun KPS yang bersangkutan mempunyainya, KPS tsb tidak berhak untuk menjual/mendistribusikan data tsb ke pihak lain. Demikian yg saya mengerti, dan mohon koreksinya jika saya salah. Terimakasih. Wassalam, Harry Kusna Rovicky Dwi Putrohari wrote: Wah kalau memang begitu berarti kita sudah boleh memiliki data-data sumur tatangga ya ? Apakah kita juga diperbolehkan memperjual belikan data ini juga ? Misalnya saya membeli log/seismic kemudian saya interpretasikan dan saya jual hasil interpretasi saya boleh nggak ? RDP - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free. - Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.
Re: [iagi-net-l] ketebalan satu sequence karbonat
Itu akan sangat bergantung kepada kondisi lokal dan setting paleogeografinya. Di Cekungan Jawa Timur misalnya, karbonat Kujung berkembang di dua paleogeografi : (1) land attached platform - semua karbonat Kujung yang sekarang di offshore East Java Sea (contoh Kodeco West Madura, COPI Ketapang, Anadarko NE Madura), dan (2) offshore isolated platform - semua karbonat yang sekarang ada di onshore Jawa Timur (contoh Exxon-Pertamina Cepu, Petrochina-Pertamina Tuban, Husky BD). Kondisi lokal akan mempengaruhi ada berapa systems tract di bawah MFS. Semakin lengkap systems tract-nya (LST, TST) tentu akan menambah tebal sekuen karbonatnya. Pengalaman melakukan seismic sequence stratigraphy di East Cepu High menunjukkan tebal satu sekuen (yang dibatasi dua SB) rata-rata sekitar 100 - 150 ft, tetapi bisa 200 ft. Saya yakin, ketebalan ini akan lebih tipis di sistem land-attached platform karena di East Cepu High semua karbonat tumbuh sebagai pinnacle. salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Man-Teman Mau nanya. kalau pengalaman rekan - rekan seberapa tebal maksimum karbonat (umumnya ) sebelum tertutup oleh 1 regional MF? Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 This e-mail (including any attached documents) is intended only for the recipient(s) named above. It may contain confidential or legally privileged information and should not be copied or disclosed to, or otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient, please contact the sender and delete the e-mail from your system. - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.
Re: [iagi-net-l] Data, PND - NDC
Abah, Tidak ada aturan masa kerahasiaan data berlaku untuk data aktif KPS. Jangan ditafsirkan bahwa masa habis kerahasiaan data itu mengena ke KPS aktif, itu mengena ke data nonaktif. Yang namanya UU, PP memang suka dibuat tidak hitam-putih, tetapi lebih sering abu-abu. Ada juklak berikutnya yang hitam putih dan soal data MIGAS sudah mengeluarkan beberapa aturan. salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Awang Kalau ini juga kalau penafsiran Anda benar , maka kembali lagi sistim / pemikiran ambivalent Pemerintah seperti yang dulu dulu muncul kembali. Kalau si Abah , menganggap hal ini merupakan suatu kemajuan berdasar- kan trend liberalisasi kehidupan berbangsa dan bernegara, yang tentu- nya berdampak kepada seluruh sektor kehidupan. Memang saya melihat ambivalentnya PP 35/2004 , kalau kita melihat bahwa keputusan keputusan/ ijin dari hal yang bersifat operasional -pun harus melalui persetujuan Menteri. Memang benar KPS yang aktif tidak reladata didaerahnya dilihat orang lain , walaupun data itu sudah lama , katakanlah sudah memenu- hi syarat menjadi public domain. Tetapi justru disinilah kebijakan Pemerintah harus berperan agar dengan lebih terbukanya data akan memacu operator doing their best. Bukankah esensi liberalisme itu persaingan yang akan menghasilkan sesuatu menjadi lebih baik ? Saya sendiri bukan liberalis murni , tapi bukankah ini sudah menjadi pilihan bangsa ? Kapan kita mau tidak malu malu untuk ngaku liberal? Si Abah - Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.
Re: [iagi-net-l] Data, PND - NDC
Pemerintah tentu harus melindungi perolehan dan penggunaan data oleh suatu Kontraktor sebab Pemerintah pun terikat oleh kontraknya dengan Kontraktor. Data betul milik Pemerintah tetapi penggunaannya harus diatur. Data di suatu blok ya memang hanya digunakan oleh Kontraktor pemilik blok. Kalau ia mau membagi datanya untuk kepentingan mengundang investor berbagi risiko, ada aturannya sendiri, yaitu dengan mekanisme access to data room. Kontraktor bersangkutan akan mengusulkan ini ke Pemerintah. Pemerintah setelah mengevaluasinya akan menyetujuinya dengan waktu access terbatas (3-6 bulan, dan bisa diperpanjang, plus confidentiality agreement). Urusan takut atau tidak takut adalah urusan pribadi demi pribadi atau oknum demi oknum. Yang jelas, semua ada aturan mainnya. Coba cermati : data aktif itu tidak selamanya tertutup. Kalau kita mau mengakses data, bahkan sebelum masa kerahasiaannya habis, bisa. Ajukan saja permintaan ke Kontraktor bersangkutan.Kontraktor akan melihat, buat apa nih ? Buat ikut berinvestasi ? Kontraktor nanti akan meneruskannya ke Pemerintah. salam, awang Minarwan [EMAIL PROTECTED] wrote: KPS tidak berkenan ini sebenarnya ruginya dimana yah? Saya bingung memikirkan alasannya. Data yang diakusisi mereka bukannya di-cost recovery oleh pemerintah setelah mereka berproduksi? Kalau takut rahasia mereka diketahui (demi kepentingan bisnis), perusahaan di tempat lain kok mau saja merelakan data yang mereka ambil di-open file-kan dalam waktu 3 tahun? Atau mungkin pemerintah yang takut tidak mendapatkan pemasukan dari data yand dibukakan ini? Minarwan - Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.
Re: [iagi-net-l] Extended Contract, bagaimana kriterianya?
Percayalah, Pemerintah tak ingin kontrak yang diperpanjang itu hanya dipakai Kontraktor untuk menguras habis sisa minyaknya. Tentu harus ada komitmen2 eksplorasi yang jadi pertimbangan perpanjangan kontrak. Tak ada kewajiban Pemerintah untuk otomatis menyetujui perpanjangan suatu kontrak. Untuk itu, maka antara Kontraktor dan Pemerintah akan duduk bersama mendiskusikan terms dan conditions di extended contract. Eksplorasi adalah salah satu komitmen yang harus dilakukan. Lalu banyak perubahan2 lain : memasukkan FTP buat yang tadinya belum ada, mengubah split, dll. yang pada intinya akan lebih menguntungkan perolehan Negara dibandingkan kontrak sebelumnya. Juga, penyertaan Indonesian Participant (IP) sebagai salah satu share holder dalam extended contract. Diskusi2 dan negosiasi2 untuk perpanjangan kontrak bahkan dilakukan sebelum 5 tahun menuju batas kontrak. Sebab diskusi dan negosiasi ini bisa memakan waktu 2-3 tahun, atau lebih untuk kasus2 tertentu. Contoh paling baru : Blok Kangean, kontraknya sudah diperpanjang, dan lihatlah, mereka agresif dengan program eksplorasinya, bahkan kita suka membendungnya sementara agar tak terlalu membebani keekonomian Pagerungan field. Kalau sekarang produksi kita turun terus, itu karena 5-10 tahun (bahkan sebelumnya) yang lalu kita tidak melakukan eksplorasi yang intensif. Tahun ini pun parah, sampai akhir tahun nanti, hanya sekitar 60 % program eksplorasi terealisasi. Setiap program yang tidak terlaksana akan menorehkan nilai merah di raport setiap Kontraktor. No exploration no production ! salam, awang Ariadi Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote: Banyak perdebatan yang menyatakan bahwa turunnya produksi migas kita diakibatkan juga menurunnnya aktivitas eksplorasi migas yang terjadi di negeri ini sebelum-belumnya. Pak Awang mungkin bisa menggambarkan budget 10 tahun terakhir eksplorasi migas di Indonesia sertaperbandingan prosentasenya dalam keseluruhan aktivitas perminyakan. Untuk menjawab aktivitas riil eksplorasi yang stagnan, ada argumen yang menyatakan bahwa dengan data yang terbuka akan meningkatkan gairah eksplorasi. Sebaliknya ada juga yang beranggapan (filosofis) bahwa data adalah mutlak konfidensial untuk melindungi kepentingan iklim investasi. Macam ragam argumen masalah sifat data dan pemanfaatannya tersebut sudah bisa lama menjadi perdebatan banyak pihak. ujungnya adalah, keputusan atas pengelolaan data ada pada pemegang otoritas negeri. Dalam tatanan nyata, eksplorasi tidak hanya terbatas dengan cara ekstensifikasi lahan (new venture), eksplorasi juga dapat dilakukan dengan cara lebih intensif pada area yang telah mature (istilah Ketum IAGI : Siklus I Eksplorasi, Siklus II Eksplorasi, Siklus III Eksplorasi). Sayangnya, area-area migas mature umumnya sudah menjadi WK-WKnya kompeni-kompeni besar, yang sudah puluhan tahun operasi, yang sudah lama menikmati buah produksinya. Beberapa kompeni yang sudah saatnya untuk melakukan relinquisment total, biasanya 3-4 tahun jelang berakhirnya kontrak, negosiasi (melakukan lobby) perpanjangan kontrak area sudah mulai berjalan. Tahun 2004 ada beberapa kontrak perpanjangan area mature yang akan berakhir pada beberapa tahun yang akan datang sudah mulai ditandatangani extended contractnya. Adakah komitmen2 baru yang berniat untuk eksplorasi pada siklus2 berikutnya pada area yang masih sama tersebut?. Rekan-rekan BPMigas sebagai ujung tombak negeri ini, ujung tombak kita (kita kan stake holdernya) bisakah memberikan pencerahan tentang reason dalam hal perpanjangan kontrak area migas pada suatu perusahaan. Selain menagih komitmen, perpanjangan kontrak lahan juga perlu mempertimbangkan kepentingan nasional rasanya lam-salam, ar-. (baru BSP/CPP block saja area produksi yang tidak dilakukan extended contract. tapi akibat-e Pak Harto turun euy...) - Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click. - Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.
Re: [iagi-net-l] UBAH TATA CARA RELINGUISHMENT --Re: [iagi-net-l] Extended Contract, bagaimana kriterianya?
Artinya exploration cost yg sudah dipakai tidak dapat dimasukkan sebagai cost recovery lagi pada field yg sudah berproduksi. Ini sudah kita negosiasikan pada perpanjangan kontrak suatu blok, tetapi tidak ada kesepakatan dari kontraktor (tentu saja). Extended contract tetap punya kewajiban2 relinquishment. Kuncinya ada di program eksplorasi. Kalau kontraktor tak mau eksplorasi lagi maka di-carved out memang lahan2 di luar lapangan, dan waktu extended contract pun terbatas tak sampai usia lapangan habis. Bila mau eksplorasi boleh, tetapi dengan komitmen2 dan kewajiban relinquishment. Perusahaan2 pemain migas yang handal selalu melakukan eksplorasi, bukan sekedar menguras minyak. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Salah satu cara untuk menjawab semua pertanyaan tadi adalah -- UBAH TATA CARA RELINGUISHMENT !. Daerah yg boleh ditahan hanya Daerah Produksi Areally dan Zone of reservoir (stratigraphic/depth wise). Hanya dengan cara pembatasan dimana daerah produksi setelah masa satu kali eksplorasi inilah maka daerah-daerah atau lahan tidur akan menjadi aktif kembali. Perusahaan boleh menahan data daerah yg diproduksikannya (ini masih sesuai aturan). Penahanan 20% lahan original PSC area ketika suatu daerah dinyatakan berproduksi hanya menghasilkan lahan tidur saja. Jadi boleh saja daerah asalnya ribuan kilometer, namun pada fase developement nantinya, hanya daerah field producing saja yg di-retain Cara ini sama sekali tidak memerlukan perubahan UU yg manapun dan DPR tidak usah melakukan rapat2 yg mahal, Kita juga ngga usah repot-repot meminta buka tutup data lagi. Hanya perlu mengubah cara memotong daerah yg berproduksi. Extended contract bolah-boleh saja untuk daerah yg berproduksi saja ! Atau mereka boleh mengajukan extension exploration period untuk daerah yang sama, tetapi sudah separate contract. Artinya exploration cost yg sudah dipakai tidak dapat dimasukkan sebagai cost recovery lagi pada field yg sudah berproduksi. Jadi aturan cost recoverypun tidakk perlu diubah kan ? Perubahan relinguishment scheme yang sederhana ini tidak akan mempengaruhi perhitungan keekonomian perusahaan ketika akan melakukan pengembangan lapangan yg baru. Namun akan menjaga negara utk tidak membayar sesuatu yg belum terjadi atau menjaga utk tidak melakukan long commitment yg lebih berisiko. RDP - Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.
Re: [iagi-net-l] UBAH TATA CARA RELINGUISHMENT --Re: [iagi-net-l] Extended Contract, bagaimana kriterianya?
Pak Rovicky, PSC baru tentu punya skema relinquishment sendiri, tinggal persentase luas yang dikembalikan saja yang mungkin harus dilihat lagi agar tak luas lahan tidurnya. Itu wewenang Migas, tetapi BPMIGAS akan mulai aktif ikut menyusun kontrak. Memang perpanjangan kontrak wewenang Pemerintah, tetapi kita tetap berdiskusi dan bernegosiasi untuk menyusun term and condition-nya. IP tak harus selalu diartikan Indonesian Participant, tetapi juga penyertaan perusahaan2 daerah. Dalam kasus EMP Kangean misalnya, IP-nya adalah bisa diambil untuk BUMD2 setempat. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang Sebaiknya scheme relinguishment tidak hanya utk yg extended contract tetapi juga new PSC contract area (eh ini wewenang Migas ya ... bukan BPMigas, cmiiw). Saya rasa perpanjangan kontrak bukanlah permohonan utk bernegosiasi, tetapi permohonan utk persetujuan. Artnya boleh-boleh saja Migas menolak atau tidak memperpanjang kontrak (psst kang Ariadi, aku ga yakin gara-gara CPP Pak Harto nglengser, itu korelasional tapi bukan kausal). Petronas sudah beberapa kali tidak memperpanjang kontrak KPS-nya. Daerah-daerah ini akhirnya dioperasikan Petronas dan dikerjakan oleh Indonesian GGE :). Kalau saja saya mengira-ira menghitung luas area explorasi awalnya 1000 Km2, maka pada 6 tahun berikutnya (setelah habis exploration period) akan di retain 20% atau seluas 200 Km2. Nah luas daerah produksi bukan 200 Km tetapi luas lapangan, yang hanya kira2 20 Km2 (average saja lah). Ini berarti sebenernya masih banyak lahan tidur atau yg nganggur. selama kurang lebih 20 tahun (masa produksi). Sebenernya kalau extension dari EMP kangaen, apakah masih memerlukan IP juga ? Bukannya mereka Indonesian juga. Saya berharap pemilik sahanya juga org Indonesia sih, walopun sahamnya emang sudah listing di BEJ. rdp Ini sudah kita negosiasikan pada perpanjangan kontrak suatu blok, tetapi tidak ada kesepakatan dari kontraktor (tentu saja). Extended contract tetap punya kewajiban2 relinquishment. Kuncinya ada di program eksplorasi. Kalau kontraktor tak mau eksplorasi lagi maka di-carved out memang lahan2 di luar lapangan, dan waktu extended contract pun terbatas tak sampai usia lapangan habis. Bila mau eksplorasi boleh, tetapi dengan komitmen2 dan kewajiban relinquishment. Perusahaan2 pemain migas yang handal selalu melakukan eksplorasi, bukan sekedar menguras minyak. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari wrote: Salah satu cara untuk menjawab semua pertanyaan tadi adalah -- UBAH TATA CARA RELINGUISHMENT !. Daerah yg boleh ditahan hanya Daerah Produksi Areally dan Zone of reservoir (stratigraphic/depth wise). Hanya dengan cara pembatasan dimana daerah produksi setelah masa satu kali eksplorasi inilah maka daerah-daerah atau lahan tidur akan menjadi aktif kembali. Perusahaan boleh menahan data daerah yg diproduksikannya (ini masih sesuai aturan). Penahanan 20% lahan original PSC area ketika suatu daerah dinyatakan berproduksi hanya menghasilkan lahan tidur saja. Jadi boleh saja daerah asalnya ribuan kilometer, namun pada fase developement nantinya, hanya daerah field producing saja yg di-retain Cara ini sama sekali tidak memerlukan perubahan UU yg manapun dan DPR tidak usah melakukan rapat2 yg mahal, Kita juga ngga usah repot-repot meminta buka tutup data lagi. Hanya perlu mengubah cara memotong daerah yg berproduksi. Extended contract bolah-boleh saja untuk daerah yg berproduksi saja ! Atau mereka boleh mengajukan extension exploration period untuk daerah yang sama, tetapi sudah separate contract. Artinya exploration cost yg sudah dipakai tidak dapat dimasukkan sebagai cost recovery lagi pada field yg sudah berproduksi. Jadi aturan cost recoverypun tidakk perlu diubah kan ? Perubahan relinguishment scheme yang sederhana ini tidak akan mempengaruhi perhitungan keekonomian perusahaan ketika akan melakukan pengembangan lapangan yg baru. Namun akan menjaga negara utk tidak membayar sesuatu yg belum terjadi atau menjaga utk tidak melakukan long commitment yg lebih berisiko. RDP - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
Re: [iagi-net-l] Melange or Olisostrome ??
Ejaan yang benar melange (e pertama sebenarnya dengan apostrof Prancis, sebab itu artinya mixture) dan olistostrome. Baik melange maupun olistostrome adalah percampuran batuan aneka jenis dan aneka asal. Maka, keduanya selalu mempunyai struktur blocks in matrix - blok2 fragmen batuan aneka ukuran (sampai skala bukit fragmennya itu) aneka jenis terkepung oleh matrix halus. Kejadiannya bisa asal longsoran di lereng palung (inner wall of trench) melalui proses lengseran/longsoran/delapsi - sampai status ini ia disebut olistrostrome. Kemudian, bila sudah tertektonisasi, maka ia jadi melange. Matrixnya sudah jadi scally clay - serpih yang mengersik, sheared matrix. Sebagian fragmen dan matrix sudah mengalami metamorfosa dan boudinage (fragmen). Baik olistostrome dan melange bisa ditemukan di wilayah yang sama. Dan keduanya adalah fosil convergent zone antar lempeng. Di Karang Sambung, misalnya, paper2 terbaru menyebut dua jenis endapan/tektonit itu ada. salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Ahli ilmu kebumian masih rancu dalam yang membedakan Melange dan Olisostrome (mohon koreksi jika ejaannya salah. Yang saya dapat di perkuliahan, Melange berasosiasi dgn gejala tektonik sedangkan olisostrome lebih ke proses sedimentasinya, apakah demikian? silakan sharing. salam, Fat - Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.
[iagi-net-l] Izin Publikasi Makalah (was : Re: [iagi-net-l] Data, PND - NDC sebuah urun rembug)
Pak Noor, Benar adanya. Semua surat izin publikasi paper dari DITJEN MIGAS mengeluarkan surat berisi butir2 default itu : Dalam rangka validasi bahan makalah yang akan dipresentasikan dan transfer ilmu pengetahuan, maka .(nama Kontraktor) wajib mengikutsertakan Staf Ditjen Migas pada pertemuan/forum tersebut, lalu disusul dengan ini Kegiatan ini bersifat Non Cost Recovery dan izin tersebut berlaku sampai dengan tanggal.. Nah, saya banyak mendapatkan pertanyaan dari kawan2 tentang itu yang saya tidak bisa jawab sebab itu aturan MIGAS dan bukan BPMIGAS. Saya hanya bisa meneruskan ke kawan2 saya di MIGAS. Soal penggantian nama, itu juga ada di aturan MIGAS dan dicantumkan di surat izin publikasi : Materi presentasi tidak mencantumkan angka-angka cadangan minyak/gas; lokasi/nama sumur, satuan batuan dan lintasan seismik sebenarnya. Semua surat di atas berlaku baik untuk forum dalam negeri maupun luar negeri. Pertanyaan kenapa kok aturannya begitu, MIGAS yang tahu latar belakangnya. salam, awang Noor Syarifuddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Omong2 soal data ini kemarin sempat diskusi dengan beberapa rekan dan ada pertanyaan sbb : - mahasiswa thesis diharuskan menutup atau mengganti semua nama sumur, line seismik maupun nama lapangan yang dipakai thesisnya... kenyataan : ini hanya berlaku untuk mahasiswa Indonesia, beberapa mahasiswa (terutama S2) dariluar yang thesis di Indonesia kelihatannya tidak terkena ketentuan ini, karena di paper mereka seringkali namanya masih seperti aslinya - apa betul sekarang kalau dari KPS ada yang nulis paper dan akan dipresentasikan di LN, maka KPS tsb harus menyertakan orang Migas untuk menyaksikan presentasinya dan memvalidasi data yang dipakai? salam, - Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.
Re: [iagi-net-l] Izin Publikasi Makalah
Saya juga sejak dulu prihatin dengan soal ini, terutama perahasiaan nama sumur bahkan formasi dll. Ini akan membuat proses berpikir ilmiah tersendat, seolah Mr. X saja... Betul Pak Noor, yang akan menyaring ini rahasia atau bukan adalah company-nya sendiri. Misalnya, Unocal, dalam beberapa tahun presentasi deepwater play-nya, mereka hanya menampilkan bahan2 presentasi dan tak pernah meninggalkan bahan tercetak/digital yang bisa di-copy. Coba tilik paper2 AAPG untuk Indonesia, tak ada yang dirahasiakan bukan ? Jadi, soal perahasiaan nama ini benar harus ditinjau lagi. Menurut saya, Negara malah diuntungkan kalau play yang berhasil di suatu daerah dan dipublikasikan secara detail lalu dibaca/dipelajari orang dan diterapkan di daerahnya lalu berhasil. Dunia ilmiah pun akan menyambut keberhasilan itu. Banyak positifnya. Soal non-cost recovery. Itu hanya untuk penyertaan orang MIGAS ke forum, dan tetap cost recovery untuk orang2 company maupun yang disponsorinya. Jadi, Pak Eddy, sponshorship tetap berjalan dan bisa di-cost recovery. BPMIGAS mencarikan sponsor ke company2 dan tentu ini bisa di-cost recovery. Itu masuk ke biaya training di Exploration Administration. Hanya, tak semua company bisa dimintakan menyediakan sponshorship. Tetapi jangan terlalu risau, koordinat sumur, nama line seismik dan angka reserve/test - lah yang memang kritis untuk dipublikasikan (itupun sementara). Di luar itu, biasanya tak dilarang. Makalah yang terlalu banyak nama formasi ABC, XYZ, sumur X kurang greget ! Orang juga pada akhirnya bisa menebak. salam, awang Harry Kusna [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Noor, Saya sependapat dengan Bapak. Mungkin jika di dalam milist ini ada rekan2 yg dari MIGAS dan tidak berkeberatan, mohon kiranya dapat menberikan penjelasan perihal latar belakang aturan2 ini. Kadang2 rasanya sulit juga untuk menerangkan ke Management, mengapa untuk hal2 seperti ini prosesnya jadi sulit dan memerlukan ongkos yg besar (ongkos pesawat, akomodasi, dsb. bagi pejabat yg berwenang). Mungkin dengan latar belakang yg dijelaskan, kita saling bisa mengerti posisi kita masing2, posisi MIGAS dan posisi KPS, yg mungkin saja KPS tsb belum berproduksi Terimakasih. Wassalam, Harry Kusna Noor Syarifuddin wrote: Pak Awang, Terima kasih infonya. Memang bukan teritorial pak Awang, cuman saya itu kok ya melas banget kok sampai ada aturan yang begitu lho dari Migas: - kalau untuk validasi, apanya yang divalidasi..? toh bisa dari proceedingsnya (semua presenter wajib menyerahkan proceeding atau dalam bentuk lainnya setelah presentasi). Saya kebayang saja nanti semua paper dari Indonesia karena tidak boleh menyebutkan hal-hal yang disebutkan itu maka malah tidak ada yang bisa dijadikan referensi. Kebayang khan kalau judul dan isi papernya model thesis adik-adik mahasiswa kita : Analysis stratigrafi formasi ABCD Daerah XYZ. Kalau sudah begini siapa yang mau menjadikan referensi..? Lagian kalau soal kerahasiaan data khan yang lebih berkepentingan itu kumpeninya dibanding Migas. Banyak kumpeni yang nggak mau release data2 yang sensitif karena bisa dipakai referensi kompetitornya. Lha kalau Migas apa interesnya..? - soal transfer ilmu pengetahuan, ini juga cara-cara yang sangat memelas karena kita2 di KPS saja kalau mau ikut konvensi ya umumnya hanya dengan jalan menulis makalah jadi ya selayaknya demikian pula dengan teman2 di Migas, jangan hanya mendompleng hasil karya orang lain doang terus bisa jalan-jalan (ini juga kenyataan lain yang saya perhatikan he he he ). Hal lain yang ditakutkan adalah karena ini non cost-recovery maka akhirnya manajemen memilih untuk tidak mengirim para calon presenter itu. Nah akhirnya jadi bumerang buat kita semua khan salam prihatin, - Original Message - From: Awang Satyana To: ; Sent: Monday, October 24, 2005 7:11 AM Subject: [iagi-net-l] Izin Publikasi Makalah (was : Re: [iagi-net-l] Data, PND - NDC sebuah urun rembug) Pak Noor, Benar adanya. Semua surat izin publikasi paper dari DITJEN MIGAS mengeluarkan surat berisi butir2 default itu : Dalam rangka validasi bahan makalah yang akan dipresentasikan dan transfer ilmu pengetahuan, maka .(nama Kontraktor) wajib mengikutsertakan Staf Ditjen Migas pada pertemuan/forum tersebut, lalu disusul dengan ini Kegiatan ini bersifat Non Cost Recovery dan izin tersebut berlaku sampai dengan tanggal.. Nah, saya banyak mendapatkan pertanyaan dari kawan2 tentang itu yang saya tidak bisa jawab sebab itu aturan MIGAS dan bukan BPMIGAS. Saya hanya bisa meneruskan ke kawan2 saya di MIGAS. Soal penggantian nama, itu juga ada di aturan MIGAS dan dicantumkan di surat izin publikasi : Materi presentasi tidak mencantumkan angka-angka cadangan minyak/gas; lokasi/nama sumur, satuan batuan dan lintasan seismik sebenarnya. Semua surat di atas berlaku baik untuk forum dalam negeri maupun luar negeri. Pertanyaan kenapa kok aturannya begitu, MIGAS yang tahu latar belakangnya. salam
[iagi-net-l] Jalan Raya Pos, Jalan Daendels (Pramoedya Toer, Oktober 2005)
Di usianya yang ke-80 tahun, Pramoedya Ananta Toer - penulis Indonesia terkenal, yang sepanjang hidupnya punya pengalaman getir tidur di penjara2 atau daerah2 pembuangan Indonesia - masih menghasilkan buku. Karena dia menekuni sejarah, yang ditulisnya kali ini tak jauh dari keahliannya itu. Kali ini, bukunya tipis, 147 halaman (Pramoedya juga penulis roman/novel sejarah paling tebal Arus Balik yang tebalnya 700 halaman lebih), berjudul Jalan Raya Pos, Jalan Daendels. Buku ini baru saja terbit, Oktober 2005, oleh Lentera Dipantara, Utan Kayu, Jakarta Timur. Pramoedya menguraikan sejarah kota-kota dan daerah-daerah yang dilalui Jalan Daendels itu yang terbentang 1000 km di sepanjang Pulau Jawa dari ujung barat di Anyer sampai ujung timur di Panarukan. Kalau Pramoedya pernah singgah di kota itu, maka diceritakan pula kisah ketika ia mengembara di wilayah itu - setengah autobiografi. Yang dilihat Pramoedya dalam pembuatan jalan itu (tepatnya pelebaran dan pembatuan jalan yang sudah ada) adalah genocide - pembunuhan massal karena ribuan rakyat tewas akibat kerja paksa perintah tangan besi Herman Willem Daendels, juga korupsi kaum kolonial dan pribumi. Menggunakan referensi cukup berbobot dan wawancara yang cukup akurat membuat buku kecil ini punya makna cukup besar. Paling tidak membuat kita tahu peristiwa2 sejarah kota2 besar di Jawa dan peristiwa2 di balik pembuatan jalan itu yang tak kita dapatkan dari buku2 pelajaran sejarah. Mengapa Pramoedya kuat menulis ? Untuk bertahan dari vandalisasi penjara. Penjara tak membuatnya berhenti sejengkal pun untuk menulis. Menulis adalah tugas nasional, katanya. Maka, 40 buku pun sudah ditulisnya, diterjemahkan ke dalam lebih dari 30 bahasa asing. Sampai kini, ia adalah satu-satunya wakil Indonesia yang namanya berkali-kali masuk dalam daftar Kandidat Pemenang Nobel Sastra. Bahasanya lugas dan tak jarang keras, mungkin dilatarbelakangi nynyirnya penjara. Inilah kata-kata mutiara di bukunya yang terbaru ini, Indonesia adalah negeri budak. Budak di antara bangsa dan budak bagi bangsa-bangsa lain Yang mau mudik Lebaran via pantura Jawa sampai Panarukan sana, mungkin buku ini bisa sedikit membagi pengetahuan sejarahnya he..he.. salam, awang - Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.
Re: [iagi-net-l] Cadangan Minyak
Pak Koesoema, Terima kasih atas koreksinya. Memang kalau mengikuti definisi seperti yang disebutkan AAPG, reserve harus ditulis reserves (reserves are resources that can be economically extracted from the resource base, - McKelvey, 1975 : Concepts of reserves and resources, dalam : Methods of Estimating the Volume of Undiscovered Oil and Gas Resources - J.D.Haun (ed.), AAPG-Studies in Geology, No. 1, p. 11-14). Hanya, Dictionary of Geological Terms (American Geological Institute - Dolphin Reference Book, 1962) masih menyebut reserve sebagai : (1) known ore bodies that may be worked at some future time, atau (2) petroleum or natural gas discovered, developed, and producible, but not yet produced. Membandingkannya, saya memilih reserves. Kalau mengikuti terminologi resmi yang pernah dikeluarkan PERTAMINA, reserves = cadangan, dari struktur yang sudah dibor; dan resources = sumberdaya, dari struktur yang belum dibor. Terima kasih dan salam, awang R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote: Maaf, saya ini gereteta sekali. Kalau baca laporan2 dalam bahasa Inggris yg ditulis geologist orang Indonesia selalu mengatakan cadangan dalam bahasa Inggris sebagai reserve, padahal yang betul adalah reserves (dalam bentuk jamak), tetapi untuk sumberdaya sudah betul resources Juga sering menggunakan istilah propose, pada hal yang dimaksud proposed (proposed well location, bukan propose well location) Maaf saja, tetapi saya sudah sangat gatal. RPK - Original Message - - Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.
Re: [iagi-net-l] Cadangan Minyak, Statistik dan Strategi
Ada dua atau tiga perusahaaan nasional yang berani mengambil daerah frontier yang sulit di Indonesia Timur (yang perusahaan2 besar pun takut). Hanya, memang pemenuhan komitmennya tak berjalan mulus. Dan, ada yang mengambil blok di cekungan matang, tetapi daerah ini sulit. Pemenuhan komitmen perusahaan ini pun tak mulus. Apakah mereka memang berani atau tidak tahu risiko sebenarnya ? Atau, mereka mau menjadi pemilik sementara saja alias nanti dijual lagi ? Tidak tahu, yang jelas pengambilan blok2 risiko tinggi ini tiga tahun lalu cukup mengagetkan. Eksplorasi lahan frontier harus didukung semua pihak, kalau tidak, kita akan berjalan di tempat dalam jumlah cekungan berproduksi. Tahun 1985, saat kita mencantumkan Indonesia punya 60 cekungan (IAGI, 1985), kita punya 14 cekungan berproduksi. Sekarang, angka itu masih sama juga walaupun kadang2 disebutkan 15 cekungan berproduksi (plus Bone karena lapangan2 gas di Sengkang sudah berproduksi dari sejak akhir 1990-an). salam, awang - Original Message - From: Bambang P. Istadi To: Sent: Tuesday, November 01, 2005 4:48 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Cadangan Minyak, Statistik dan Strategi Beberapa kata2 kunci yang dilontarkan Paulus sebenarnya menarik untuk disimak, yaitu soal ke-nekat-an dan agresif. Untuk kasus Indonesia, kita sangat bergantung pada investor asing untuk bereksplorasi untuk menemukan cadangan2 baru, padahal kita tahu jumlah mereka tidak banyak dan semakin berkurang. Lihat saja OGJ200 yang me-ranking perusahaan minyak berbasis di US yang publicly traded, berdasarkan asset, revenue, net income, stockholder equity, CapEx dll perusahaan2 tersebut. Laporan tahunan ini bermula dari OGJ400, lalu menjadi OGJ300 pada tahun 1991. Ditahun 1996 namanya menjadi OGJ200, sesuai dengan jumlah perusahaan. Ditahun 2001 listnya berkurang menjadi 197 perusahaan, sedangkan perusahaan US sebenarnya hanya 154. Apa yang terjadi? Banyak diantara perusahaan minyak tersebut saling merger dan saling akuisisi,... Exxon dengan Mobil, Conoco dengan Phillips, Total dengan Fina dan Elf, Unocal dicaplok, Lasmo hilang. Padahal perusahaan2 sedang dan kecil tersebut sebelumnya betul2 explorer, eg. Unocal dengan program deep water Mahakan-nya, sedangkan mungkin saja setelah diambil ChevronTexaco strateginya beda. Yang jelas perusahaan2 besar sekarang LEBIH BANYAK dan LEBIH SENANG MAIN PORTFOLIO dan kurang tertarik dengan frontier exploration meskipun size of the prize bisa besar sekali. Mereka lebih tertarik dengan metrics dan berbagai indikator statistik demi me-maximize share holder value. Managemen dan komando perusahaan juga lebih banyak dipegang accountants, laywers, MBA, engineers dll., dan mungkin sedikit yang dipegang geologist dengan intuisi sebagai explorationist. Kalau kita hanya bertumpu pada investor perusahaan2 besar ini, konsekuensinya yaa yang sudah dipaparkan Paulus, cadangan yang ditemukan kecil, konsentrasinya pada didaerah mature dengan strategi step out exploration atau exploration tail dari development program. Yang dikejar sudah jelas, naikkan produksi selagi harga minyak tinggi, dan bisa saja karena mereka berpegang pada statistik yang menunjukkan bahwa reserve dunia masih cukup untuk 56 tahun lagi, tapi kapasitas produksi yang kecil. Sehingga program explorasinya kurang agresif. Pertanyaannya adalah: bagaimana menyiasati agar ada yang mau melakukan frontier exploration agar jumlah basin yang sudah berproduksi di Indonesia bertambah?? IAGI sebenarnya punya kiat2 juga, karena kalau hanya bertumpu pada memperbaiki fiscal terms, untuk daerah2 frontier sebenarnya sudah cukup menarik,... Wass.w.w. Bambang Istadi,... Sekalian mau minta maaf lahir dan bathin, Selamat hari Raya Idul Fitri 1426 H. - Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.
Re: Fw: [iagi-net-l] Jalan Raya Pos, Jalan Daendels (Pramoedya Toer, Oktober 2005)
Mas Sugeng, Dokumen pertama yang paling dekat dengan pembangunan jalan Daendels 1808 itu berasal dari dokumen Raffles tahun 1811, menyebutkan bahwa jumlah korban rakyat Indonesia tewas akibat pembangunan jalan itu adalah 12.000 orang. Korban pembangunan Great Wall of China tentu jauh lebih besar sebab panjangnya pun hampir 7 kalinya (6700 km) dan itu membangun dari awal sedangkan jalan pos Jawa hanya melebarkan jalan yang ada menjadi lebar 7 meter dan mengeraskannya dengan batu. Tembok Cina di zone utara Beijing - sektor Badaling- (itu yang paling banyak didatangi wisatawan karena aksesnya gampang) terutama disusun oleh granit dan metamorf. Dua-duanya dibawa dari pegunungan Tian Shan di barat Cina yang berumur Yura. Yang metamorf saya punya sampelnya, memungut dari jatuhan2 di dasar tembok Cina, saat jalan2 ke sana dua tahun lalu bersama seorang geologist Cina. salam, awang sugeng.hartono [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Maaf, email saya ada problem sehingga ditolak IAGI net. Tolong ini saja untuk Pak Awang. Saya akhirnya sempat ke Beijing-Xian-Harbin-Daqing. Rupanya di sana lebih maju dan lebih makmur dari kita. Di Daqing udaranya sangat segar. Oyha, mereka itu kaya dengan granite dll yha. Salam hangat. sugeng - Original Message - From: sugeng.hartono To: Yanto R. Sumantri Sent: Monday, October 31, 2005 2:01 PM Subject: Fw: [iagi-net-l] Jalan Raya Pos, Jalan Daendels (Pramoedya Toer, Oktober 2005) - Original Message - From: sugeng.hartono To: Sent: Monday, October 31, 2005 1:42 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Jalan Raya Pos, Jalan Daendels (Pramoedya Toer, Oktober 2005) AbahYth. Saya sudah baca novel trilogi Pram. Rasanya sangat bagus (saya kasihan sama Arnelis dan Minke yang bernasib malang), cuma mulai buku ketiga kok banyak mengulas politik. Mungkin ceritanya memasuki jaman awal kebangkitan/kemerdekaan bangsa-2 Asia. Tentang kata mutiara terus terang saya merasa kurang nyaman membacanya, tetapi mereka (Belanda) konon punya pepatah: Het zachtste volk de arde. Een volk van kolies en een koelie onder de volken. Maaf, saya sungkan menulis terjemahannya. Abah, saya ada cerita lucu. Waktu ngebor sumur di Salawati, saya ngobrol dengan mess boy asli Ternate yang berwajah tampan. Dia lulusan SMA Sastra. Waktu saya tanya apakah sudah baca ringkasan novel-2 karya sastrawan kita, dia bilang hanya baca catatan dari pak Guru. Lalu saya tanya, apakah sudah dengar nama Pramudya? Dia kebingungan. Lalu dia balik bertanya: Pramudya suami Desi Pak? Lho, gantian saya yang kebingungan. Untung saya pernah buka-2 tabloid Nova di rumah. Konon mbak Desi, pemain sinetron itu akan bercerai dengan suaminya: Pram. Pak Awang, kalau jalan raya Daendels memakan korban ribuan nyawa, kira-2 berapa juta manusia ya yang tewas dalam pembangunan Tembok Raksasa? Pasti sangat banyak. Oyha, kira-2 jenis batuan apa yha di sekitar tembok di utara Beijing itu? Warnanya keputihan, tidak keras dan masif, apakah granit? Salam, sugeng - Original Message - From: To: Sent: Monday, October 31, 2005 12:00 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Jalan Raya Pos, Jalan Daendels (Pramoedya Toer, Oktober 2005) Awang, Dari dulu saya termasuk pengagum Pramudya , tapi tidak serta merta menytujui pandanga pandangan nya , termasuk komunisme yang merupakan dasar pemikirannya. Dia adalah seorang nasionalis tulen yang sangat merasakan penderitaan rakyat miskin , Ceritera dai Blora mungkin jelas memberikan gambaran itu. Jelas saya tidak sependapat dengan kata katanya dibawah ini , apakah Anda setuju ?Menurut saya lugas tidak harus berarti ngaco. Si Abah __ Bahasanya lugas dan tak jarang keras, mungkin dilatarbelakangi nynyirnya penjara. Inilah kata-kata mutiara di bukunya yang terbaru ini, Indonesia adalah negeri budak. Budak di antara bangsa dan budak bagi bangsa-bangsa lain Yang mau mudik Lebaran via pantura Jawa sampai Panarukan sana, mungkin buku ini bisa sedikit membagi pengetahuan sejarahnya he..he.. salam, awang - Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click. - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M.
Re: [iagi-net-l] Sulawesi dulunya adalah tujuh pulau terpisah?
Pak Fajar, Tidak disebutkan di artikel yang dikutip ketujuh pulau asal Sulawesi itu. Katakanlah : 1. South Arm of Sulawesi (Semenanjung Sulawesi Selatan disebut penulisnya), 2. Southeast Arm (Semenanjung Sulawesi Tenggara), 3. East Arm, 4. Northern Arm, 5. Buton-Muna, 6. Kep. Banggai (Peleng), dan 7. Pulau Taliabu. Memang, ketujuh wilayah ini sekarang membentuk Pulau Sulawesi dan sekitarnya. Tetapi, tidak berarti bahwa ketujuh pulau ini berasal dari tujuh proses penggabungan. Benar bahwa Sulawesi dibentuk oleh proses subduksi, benturan, obduksi, dan akresi. Dalam geologi, Sulawesi biasanya dibagi atas beberapa provinsi tektonik (megatectonic province) sesuai dengan pembentukannya. Northern Arm yang terbentuk oleh late Paleogene-Neogene subduction related volcanic arc rocks yang berhubungan dengan subduksi Molluca Sea Plate ke barat atau Sulawesi Sea ke selatan. East dan Southeast Arms tersusun oleh kompleks metamorf dan ofiolit berumur Mesozoik dan lebih muda yang terobduksi pada Neogen. South Arm disusun oleh jalur magmatik dan volkanik Neogen dan yang lebih muda yang terbentuk di atas Mesozoic basement tepi tenggara Sundaland. Kemudian, ada dua provinsi tektonik mikro-benua yang membentur di timur Sulawesi, masing2 kompleks Buton-Tukang Besi di tenggara Southeast Arm dan kompleks Banggai-Sula di timur East Arm. Melalui proses tektoniknya, kelihatannya South Arm adalah bagian tepi tenggara Sundaland yang terpisah dari Kalimantan oleh ekstensi Selat Makassar. Pemisahan terjadi setelah bagian ini merupakan pinggir lempeng aktif (oleh subduksi di Bantimala) Lalu, ada subduksi ke barat dari kerak samudra timur Lengan ini (Teluk Bone sekarang) yang membentuk magmatisme Sulawesi Selatan. Subduksi ini sekaligus menciptakan backarc spreading di Makassar Strait. North Arm adalah murni hasil magmatisme dan volkanisme island arc oleh subduction Molluca Sea Plate ke barat. Volcanic arc Lengan Selatan dan Utara ini membentuk satu jalur yang semula cembung ke arah timur (teori plate tectonics mengharuskan island arc selalu cembung ke arah subduksi karena subduksi terjadi di atas globe). Di timur Lengan Selatan dan Utara ini ada jalur pasangan yang didominasi metamorphic subduction, ofiolit dan melange, yang juga sama2 cembung ke timur, inilah nantinya jadi Lengan Tenggara dan Timur. Maka, terdapat dua jalur volcanic arc dan melange yang sama-sama cembung ke timur. Ini semua terjadi pra-Neogen. Di Neogen, terjadilah benturan mikro-benua2 yang lepas dari tepi utara Kepala Burung atau tepi utara Australia dibawa oleh sistem Sesar Sorong. Buton-Tukang Besi micro-continent membentur pertama kali, kemudian diikuti Banggai-Sula. Benturan ini sangat kuat, sehingga menghentikan ekstensi Selat Makassar dan yang terpenting adalah membalikkan polaritas (arah) jalur Sulawesi island arcs yang mencembung ke timur menjadi mencekung ke timur seperti bentuknya sekarang (K-shaped). Perubahan besar polaritas jalur ini menyebabkan banyak tektonik ekstruksi (escape tectonics) bekerja, persis seperti saat India membentur Eurasia. Maka, terjadilah sesar2 besar yang melintang Pulau Sulawesi seperti Palu-Koro Fault, Matano Fault, Lawanopo Fault, Hamilton Fault, dan ekstensi Teluk Bone akibat rotasi Lengan Tenggara yang bergerak melawan arah jarum jam. Maka, kalau disimpulkan, Sulawesi dibentuk oleh tiga asal tectonic province : (1) South-North Arm, (2) SE-East Arm, dan (4) mikro-kontinen Buton-Tukang Besi dan Banggai-Sula melalui empat proses tektonik. Akan halnya biogeografi wilayah ini (Wallace area), saya pernah publikasikan di Berita IAGI yang lalu. Endemisitas (kekhasan) fauna di wilayah ini tinggi sebab Sulawesi terpisah dari dua sumber fauna yang besar. Teori biogeografi pulau mengharuskannya demikian. Diversitas fauna akan berjalan naik secara logaritmik (bukan linier) bila (1) pulau semakin luas, (2) jarak dari daratan besar semakin dekat. Kita lihat, keduanya tak terjadi di Sulawesi, sehingga endemisitas pulau ini tinggi. Saya pikir varietas katak di Lengan Tenggara dan Sulawesi Selatan tidak serta merta menggambarkan evolusi geologi kedua wilayah ini sebab thesis yang dipakai Wegener tak bisa langsung diterapkan di dua wilayah yang sekarang bertetangga itu. Wegener memakainya untuk fauna di Amerika Selatan, India, dan Antarktika yang dulu sama2 membentuk Gondwanaland dan sekarang saling jauh terpisah oleh lautan, bukan wilayah bertetangga. salam, awang Fajar Lubis [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear IAGI Netters, Terlampir berita dari suratkabar Kompas Sabtu yang lalu... Hal yang menarik dalam berita ini adalah pernyataan : ` penelitian ini membuktikan bahwa Sulawesi dulunya adalah tujuh pulau terpisah. . Ditemukannya hubungan erat antara .Semenanjung Sulawesi Selatan dan Tenggara, merupakan hal yang kontroversial karena dapat mengubah pandangan evolusi geologi dan biogeografi Sulawesi.` Ini mengingatkan kita dengan Alfred Wegener (1915) yang
Re: [iagi-net-l] Sardono tentang Pram
Setuju dengan Batara, perbedaan (pendapat, faham, suku, agama, dll.) adalah anugerah yang harus disyukuri. Perbedaan pendapat menjalankan pikiran. Bila semua sudah sepakat, maka tak ada tantangan-tantangan dan perdebatan-perdebatan lagi yang harus dicari kebenarannya. Dalam dunia ilmu, kesepakatan akan menjadi Senjakala Ilmu Pengetahuan alias The End of Science (mengutip judul buku John Horbin yang baru saja diterjemahkan oleh Teraju). Keseragaman pikiran mematikan, perbedaan pikiranlah yang menghidupkan suasana. Hidup kemerdekaan berpikir ! salam, awang (buku harus dilawan dengan buku, bukan dengan api, maka pembakaran buku adalah penyangkalan dan penghinaan terhadap inteligensia !) Batara Sakti Simanjuntak [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya masih menyimpan tanggapan seniman Sardono W.Kusumo tentang maraknya pembakaran buku di republik ini, ucapannya dikutip dibawah (dalam Detik.com 10 Mei 2001 ): Sedangkan untuk buku-buku karya sastra, menurut Sardono, tidak gampang menilai mana buku yang bermuatan komunis atau tidak. Hal tersebut karena karya sastra mengandung multi-interpretasi dan paradok-paradok yang dalam pemahamannya tergantung dari referensi pikir setiap pembaca. Kita tidak bisa berpikir secara hitam putih untuk sebuah karya sastra. Misalnya, apakah setiap karya Pramoedya (Ananta Toer) bermuatan faham komunis. Nilai-nilai luhur kemanusiaan serta paradoks nilai dan pemikiran banyak terkandung dalam karya-karya Pram, tandas budayawan yang juga koreografer handal tersebut. Karya-karya besar Pram adalah karya yang mengandung muatan humanisme dan paradoks nilai tersebut, bukan karya-karya yang berbau slogan, kata Sardono. Jadi, menurutnya, sangat tidak demokratis kalau menghakimi secara hitam putih untuk sebuah karya seni.(tis) Saya kira, setiap tulisan selalu mempunyai sisi subjectif penulisnya, dan para pembaca bebas menarik makna yang hendak diminatinya. Kalau dunia ini hanya berisi tulisan (yang notabene adalah pengejawantahan pikiran penulisnya) yang serupa, alangkah monoton nya hidup kita. Perbedaan pandangan adalah anugerah yang selayaknya dirayakan. bat - Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.
[iagi-net-l] Pelarangan Buku (was : Re: [iagi-net-l] Sardono tentang Pram)
Yang sedang kita bicarakan adalah di luar konteks pornografi. Yang pornografi memang sebaiknya dilarang walaupun pelarangan pornografi belum sejalan dengan perbaikan moralitas kesusilaan masyarakat. Barangkali, pelarangannya belum serius dan tidak konsisten. Mayoritas masyarakat kita memang masih mudah diombangambingkan ajaran-ajaran tertentu dan gampang terprovokasi. Maka, bahan bacaan yang oleh sebagian pihak dicap berbahaya cepat-cepat saja diberangus (ini sudah terjadi dari dulu di negara mana pun, misalnya pembakaran buku teori evolusi The Origin of Species Darwin 1859). Dalam jangka pendek, tindakan ini kelihatannya efektif. Tetapi dalam jangka panjang, itu meninabobokan masyarakat. Masyarakat tidak diajak belajar menghadapi berbagai pemikiran, tidak tercipta learning society. Apapun yang diproteksi, dalam jangka panjang akan membahayakan. Lebih-lebih dalam arus globalisasi, kita tak bisa terus-menerus membentengi diri bukan ? Lagipula, pelarangan itu relatif. Relatif berdasarkan rezim yang sedang berkuasa. Saya kemukakan beberapa contoh. Zaman ORBA, orang mencari buku Pramudya akan sangat sulit. Begitu ORBA mulai menunjukkan senjakalanya, mulailah buku2 re-print Pram bermunculan. Dan kini, orang tak akan kesulitan sedikit pun menemui belasan buku2 Pram - termasuk trilogi Buru-nya. Mereka berjejer2 di rak2 toko buku terkemuka. Contoh lain. Slametmuljana (alm.) - professor UI dan UGM, ahli sejarah dan filolog (pembaca naskah kuno), yang katanya karier kesarjanaannya dihabiskan untuk meneliti Majapahit - tahun 1968 melalui penerbit Bhatara mengeluarkan sebuah buku Runtuhnya Majapahit dan Masuknya Islam di Jawa. Bukunya menimbulkan kehebohan luar biasa di kalangan sejarawan dan umat Islam. Tahun 1971, bukunya ditarik dan dilarang beredar. Agustus 2005, buku ini kembali muncul dengan format dan ejaan baru, diterbitkan oleh sebuah penerbit di Yogyakarta, diberi kata pengantar bersifat mendukung oleh ahli sejarah UI dan bisa ditemukan di toko buku2 terkemuka. Apakah setelah 34 tahun dilarang, buku ini akan dilarang lagi sebab menimbulkan kehebohan ? Kalau dilarang lagi, maka masyarakat kita tak pernah belajar selama 34 tahun ! Sungguh... Kapan2 saya ceritakan buku Slametmuljana ini. Buku2 kreasionis bertebaran di mana-mana. Para kreasionis di Amerika dan Australia terkenal garang menyerang sendi-sendi ilmu pengetahuan dasar (biologi, geologi, astronomi). Bahkan, mereka berkuasa mengatur kurikulum pendidikan (say no to evolution, say yes to creationism). Masuk ke Indonesia, buku2 ini diterjemahkan oleh suatu yayasan kreasionisme di Indonesia. Sebagai geologist, membacanya membuat saya ingin terbahak dengan nalar2 yang digunakannya. Apakah buku2 ini mesti dilarang ? Oh tidak, biarkan saja, malahan harus ditulis buku untuk menandinginya dan biarkanlah masyarakat belajar dan para geologist pun belajar berargumen. Saat anak kita bertanya, apakah benar dinosaurus pernah hidup sezaman dengan manusia, apakah kera itu berevolusi jadi manusia, benarkah umur Bumi miliaran tahun, kita harus memberikan pengertian yang benar, bukan memarahinya atau melindunginya. salam, awang Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Maaf kalo agak melantur keluar, abisnya penasaran mau nanggapi. Menurut saya sih ada baiknya juga larang melarang ini. Kretatifitas atau karya tulis atau apapun bentuknya bagi sebagian orang adalah bebas dari nilai tapi bagi yang laen mengandung misi (tidak bebas nilai). Menurut saya sih harus lihat kasus per kasus. Saya gak bisa bayangin perasaan bapak kalo anak bapak tiba tiba saja senang baca tulisan atau komik porno. Lihat sekarang di jalan jalan buletin dan koran yang banyak mengumbar kata kata gombal dan pamer piranti birahi? kepada siapa bapak berharap? kita berharap dapat mengawasi anak tapi waktunya terbatas. Negara (berfikir secara positif) harus melindungi rakyaknya dari ancaman mental kayak begini. Orang yang berubah setelah baca novel bermutu hanyalah orang orang yang pinter! dan jumlahnya sangat sedikit. yang terbanyak adalah orang awam yang baca tulisan gak bermutu! Negara harusnya melindungi rakyaknya. Hak cipta tetap dihargai tapi juga harus diawasi. Belum lagi kalo kita lihat tayangan televisi yang dengan entengnya mengumbar kata kata kasar bangsat dan bodoh (maaf) adalah hal yang biasa, belum lagi pameran yang wah wah lainnya! yang jadi korban justru rakyat awam, orang yang berpendidikan cukup mungkin bisa memberikan pengertian kepada anaknya, tapi bagaimana dengan orang yang tak mampu? mereka sibuk cari makan! mereka harus dilindungi. Haruskah mereka dibiarkan dengan hak ciptaannya? inget filem Buruan Ciuman Gue yang diprotes Aa Gym? Niat yang baik untuk mengingatkan anak bangsa dari kejatuhan nilai nilai luhur justru di protes! Ya ... karena masyarakat awam sudah dijejali hak hak cipta seperti yang saya kemukakan diatas. Bapak bisa bilang . ya itu khan tergantung kita semua! tapi bagaimana dengan yang laen pak? yang boro
Re: [iagi-net-l] Sulawesi dulunya adalah tujuh pulau terpisah?..conclusion mark
Pak Fajar, Selama interpretasi menjadi mekanisme menuju kebenaran ilmu pengetahuan, seperti terdapat di geologi dan biologi, maka akan selalu terbuka peluang perbedaan pendapat atau interpretasi baru sekalipun seseorang itu sudah mendapatkan penghargaan. Penghargaan yang diberikan lebih kepada menghargai konsistensi usaha bertahun-tahun melakukan riset, bukan kepada hasil akhirnya. Dulu pun John Dalton mendapatkan penghargaan karena mengupas tuntas masalah atom sebagai a-tomos (tak terbagi, zarah terkecil), padahal kemudian diketahui bahwa atom bukanlah zarah terkecil, masih ada proton, neutron, dan bahkan quark. Semua orang sepakat bahwa kerak Bumi terpecah2 menjadi lempeng yang saling bergerak. Tetapi rekonstruksi suatu benua belum tentu disepakati semua orang. Banggai-Sula dan Buton disepakati semua orang sebagai mikro-kontinen. Tetapi, dari mana asalnya ada berbagai pendapat. Selama ilmu itu bersifat historis, seperti halnya geologi juga biologi, perbedaan pendapat wajar terjadi. Sejarah G30S atau Super Semar 40 tahun lalu pun masih kabur (atau dikaburkan he..), ah apalagi sejarah pembentukan Sulawesi yang 30-5 juta tahun yang lalu. Tetapi, tentu kita tetap menyusun sejarah itu dengan penalaran ilmiah. salam, awang Fajar Lubis [EMAIL PROTECTED] wrote: Terimakasih atas penjelasannya... Mengutip perkataan bapak dalam e-mail berikutnya dan juga sedang jadi topik hangat di millist ini ` Bila semua sudah sepakat, maka tak ada tantangan-tantangan dan perdebatan-perdebatan lagi yang harus dicari kebenarannya. Dalam dunia ilmu, kesepakatan akan menjadi Senjakala Ilmu Pengetahuan alias The End of Science` maka perbedaan konsep ini bisa menjadi bahan perdebatan ilmiah yang menarik sekaligus bisa melahirkan konsep baru.. Hanya mengingat pengemuka konsep ini sudah mendapat penghargaan di lingkup masyarakat sains dan dimuat di media nasional, maka dualisme mengenai konsep pembentukan pulau Sulawesi masih akan terus berkembang sepertinya... Mudah-mudahan tidak membuat masyarakat kita tambah bingung nantinya...:p Selamat Berakhir Pekan, Salam Fajar Pak Awang Satyana sudah menulis: .diedit Maka, kalau disimpulkan, Sulawesi dibentuk oleh tiga asal tectonic province : (1) South-North Arm, (2) SE-East Arm, dan (4) mikro-kontinen Buton-Tukang Besi dan Banggai-Sula melalui empat proses tektonik. .diedit salam, awang Fajar Lubis sudah menulis: ...diedit Hal yang menarik dalam berita ini adalah pernyataan : ` penelitian ini membuktikan bahwa Sulawesi dulunya adalah tujuh pulau terpisah. . Ditemukannya hubungan erat antara .Semenanjung Sulawesi Selatan dan Tenggara, merupakan hal yang kontroversial karena dapat mengubah pandangan evolusi geologi dan biogeografi Sulawesi.` - Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click. - Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.
RE: [iagi-net-l] Pelarangan Pemikiran
dulu, disebutin juga di buku IPS/umum. Trus dia jalan-jalan ke gramedia iseng ngambil bukunya (kita orang tuanya kadang khilaf ya ngontrol apa saja yang dibaca anak kita). Kalau dia nggak punya pengetahuan yang banyak tentang sosok Pak Pram, langsung baca ide-idenya gimana ya jadinya ? Wassalam Hesty -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, November 11, 2005 7:32 AM To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Pelarangan Buku (was : Re: [iagi-net-l] Sardono tentang Pram) Yang sedang kita bicarakan adalah di luar konteks pornografi. Yang pornografi memang sebaiknya dilarang walaupun pelarangan pornografi belum sejalan dengan perbaikan moralitas kesusilaan masyarakat. Barangkali, pelarangannya belum serius dan tidak konsisten. Mayoritas masyarakat kita memang masih mudah diombangambingkan ajaran-ajaran tertentu dan gampang terprovokasi. Maka, bahan bacaan yang oleh sebagian pihak dicap berbahaya cepat-cepat saja diberangus (ini sudah terjadi dari dulu di negara mana pun, misalnya pembakaran buku teori evolusi The Origin of Species Darwin 1859). Dalam jangka pendek, tindakan ini kelihatannya efektif. Tetapi dalam jangka panjang, itu meninabobokan masyarakat. Masyarakat tidak diajak belajar menghadapi berbagai pemikiran, tidak tercipta learning society. Apapun yang diproteksi, dalam jangka panjang akan membahayakan. Lebih-lebih dalam arus globalisasi, kita tak bisa terus-menerus membentengi diri bukan ? Lagipula, pelarangan itu relatif. Relatif berdasarkan rezim yang sedang berkuasa. Saya kemukakan beberapa contoh. Zaman ORBA, orang mencari buku Pramudya akan sangat sulit. Begitu ORBA mulai menunjukkan === message truncated === __ Yahoo! Mail - PC Magazine Editors' Choice 2005 http://mail.yahoo.com - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com) -http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com) -http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com) -http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi
Re: [iagi-net-l] Geologi Kepulauan Sula
Pengetahuan akan keberadaan referensi suatu daerah bisa jadi menyusun setengah keberhasilan suatu pekerjaan atau penelitian. Pengetahuan tersebut tak akan terbangun di diri seseorang tanpa penelusuran yang tekun dan tak kenal lelah akan keberadaan referensi2 itu. Maka, akan lebih berguna mencarinya sendiri daripada menunggu referensi itu berdatangan. Sebab, yang ditunggu belum tentu datang, sementara pencarian bisa membuahkan hasil. Seek and you will find. No pain no gain. salam, awang R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebetulnya Sdr. itu sudah harus bisa cari sendiri mengenai referensi untuk tugas akhir Sdr. Saya hanya mau berikan tips saja. Pertama, carilah Proceedings IPA terakhir, cek daftar isinya apakah ada makalah mengenai daerah Anda. Sebaiknya Anda melihat lebih regional, misalnya makalah mengenai seluruh Indonesia Timur, Banda arc, Maluku atau mengenai Sulawesi, kalau tidak ada lihat Proc IPA sebelumnya, dan seterusnya. Kalau sdr mendapatkan artikel mengenai daerah Sdr atau sekitarnya, catat daftar references, dan kemudian cari berdasarkan references itu apakah ada artikel2 sebelumnya. Juga lihat lembar peta geologi yang dikeluarkan oleh P3G, dan pelajari daftar pustakanya lagi. Pelajari juga buku Hamilton, 1976, Tectonics of the Indonesian Region, yang diterbitkan oleh USGS, pelajari dan catat daftar pustakanya yang relevant dengan pulau Mangole dan sekitarnya, kalau mau lebih lengkap lagi pelajari Buku van Bemmelen, dan daftar pustakanya lagi. Kalau ternyata tidak ada makalah dari referensi itu di perpustakaan Universitas Sdr, baru minta tolong IAGI-net, dan sebutkan pengarang, judul dan publikasinya, mungkin banyak yang bisa membantu dengan mengirimkannya dalam bentuk .pdf dalam CD-ROM Itu saja nasehat saya. PLEASE DO NOT ATTACH FILE LARGER THAN 500 KB R.P.Koesoemadinata Jl. Sangkuriang G-1 Bandung 40135 Telp: 022-250-3995 Fax: 022-250-3995 (Please call before sending) e-mail: [EMAIL PROTECTED] - Original Message - From: Ashadi Cahyadi To: Sent: Sunday, November 13, 2005 1:12 PM Subject: [iagi-net-l] Geologi Kepulauan Sula Assalamu Alaikum Wr Wb Salam Geologi !!! Sebelumnya saya memperkenalkan diri sebagai member baru IAGInet. Nama saya Ashadi Cahyadi mahasiswa semester akhir Jurusan Teknik Geologi FT UNHAS. Sementara ini saya sedang mengerjakan tugas akhir mengenai Pemetaan Geologi di daerah Pulau Mangole Kepulauan Sula Maluku Utara. Untuk itu saya memohon bantuan kepada Bapak-bapak para member sekiranya bisa diberikan bantuan berupa artikel, literatur dan berbagai tulisan yang menyangkut kondisi Geologi di daerah tersebut. Atas segala bantuannya saya ucapkan banyak terima kasih. Wassalam Ashadi Cahyadi ARTECE STUDIO BTN Antara A14 No. 8 Makassar, Sulsel 90245 Hp. 081355420242 -- ___ Play 100s of games for FREE! http://games.mail.com/ - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.
Re: [iagi-net-l] Tectonic: India-Indonesia
Setuju, hanya untuk Sumatra khususnya, tempat di mana amalgamasi banyak basement pre-Cretaceous (micro-plate) melandasi cekungan2 Tersier yang ada sekarang. Saya pikir roll-back terjadi ke seluruh wilayah SW dan SE collision India saat 50 Ma itu, hanya ada yang efektif dan ada yang tidak. Keefektifan roll-back mestinya dikendalikan oleh antara lain orientasi pinggir kontinen dan jalur subduksi serta semua pre-collision structural grain yang ada (termasuk pola amalgamasi basement itu). Penyulit lain mengapa roll-back tak efektif di Sumatra adalah tentu karena keberadaan Sesar Sumatra (yang Paleogen) yang terjadi sebagai bagian akibat collision India ini. Suatu collision akan menyebabkan release tension berupa sesar2 mendatar besar (mega-shear) yang hampir radial ke arah luar menjauhi pusat collision (escape or extrusion tectonics). Sesar dextral Sumatra ini akan punya splay extension fracture yang mengoyakkan pola stitch (pola jahitan akresi basement)amalgamasi basement Sumatra utara sampai selatan. Bagaimanapun, luka lama akan gampang terkoyak kembali manakala ada gaya yang merekahkannya. Penyulit lain adalah bahwa Sumatra tepat berada di lengkungan busur kepulauan maksimum bila kita tarik garis continental arc sejak dari Burma ke Nusa Tenggara. Dalam geometri lempeng, titik asimptot curvature ini akan menderita pemekaran/perakahan paling parah. Dan, Central Sumatra Basin - lah titik maksimum curvature itu. Teori peregangan ini pernah dikemukakan dalam publikasi terbatas oleh Charles Hutchison, cukup menarik. Maka, dengan adanya pre-collision structural grains dan beberapa penyulit, maka wajar bahwa mekanisme roll-back tak efektif di Sumatra, di samping kalau kita juga menganggap bahwa subduction di Sumatra telah oblique sejak 50 Ma itu (ini kemudian akan menyerang ke masalah rotation atau non-rotation Sumatra). salam, awang Ben Sapiie [EMAIL PROTECTED] wrote: Mekanisme roll-back memang akan menyebabkan rifting di belakan bususr tetapi orientasiny akan paralel denganzona subduksinya. Kebanyakan rifting pada Sunda-Land tidak demikian malahan hampir tegak lurus. Jelas mekanisme ini tidak cocok. Proses rifitngnya kebnyakan lebih dikontrol oleh pre-exiting basement structure. Ben Sapiie - Original Message - From: Awang Harun Satyana To: ; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) Cc: Sent: Monday, November 21, 2005 9:31 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Tectonic: India-Indonesia Yang paling mudah memahami efek tabrakan India ke Eurasia pada 50 Ma (angka ini lebih banyak dikutip di publikasi2 daripada 45 Ma) terhadap ekstensi (baca : rifting) Sunda Plate adalah dengan menerapkan efek terhadap perlambatan kecepatan penunjaman Lempeng Hindia di bawah Sumatra dan Jawa dan gerak roll-back yang secara mekanisme geologi lempeng akan menyebabkan rifting di sisi cekungan belakang busur jalur volkanik (back-arc basin). Dengan cara inilah, cekungan2 di Sepanjang Sumatra-Jawa-dan Nusa Tenggara bagian barat memulai evolusinya. Suatu tabrakan di ujung lempeng akan dengan sendirinya memperlambat gerak lempeng di belakangnya. Gerak roll back adalah gerak slab lempeng yang menukik tajam di zone Benioff sehingga seolah subducted slab kembali ke arah samudra, bukan menunjam ke arah benua. Cekungan NSB, CSB, SSB di Sumatra, West Java, East Java, dan utara Bali-Lombok berevolusi dengan cara ini. Kemudian, batas konvergensi yang frontal dan miring akan berpengaruh ke inisiasi rifting di cekungan belakang jalur volkanik. East African Rift System sampai Red Sea adalah contoh terbaik di dunia bagaimana suatu kontinen hasil amalgamasi terkoyak kembali oleh rifting, kerak benua menipis, sampai sea-floor spreading, saat kerak samudra muncul di bawah Red Sea dan memisahkan dua anak benua Arabian Plate dan Sudan-Ethiopian Plate. Alpen adalah ciri khas bagaimana suatu pegunungan lipatan dibentuk oleh kekuatan kompresi dua lempeng besar (Afrika vs. Eurasia), dan merupakan contoh bagaimana dulu saat di depan Himalaya ada kerak samudra dan belum tertutup anak benua India. Di selatan Alpen, di Hellenic Trench - selatan Yunani dan Italia, kerak samudra Mediteranian Sea menyusup di bawah Italia-Yunani dan membentuk gunungapi2 terkenal Etna, Vesuvius, Stromboli, dan Santorini. Saat ini, semua pegunungan Mediterania itu, sejak dari Pyrenia-Alpen-Karpatia dalam keadaan tertekan ke utara, sehingga membentuk struktur2 imbrikasi penuh thrust dan over-thrust yang semuanya verging ke utara (bandingkan dengan Papua Central Ranges fold and thrust belt, yang vergency-nya ke selatan menuju Arafura karena di utara-nya ada oceanic plate yang menabrak/menunjam terhadap Arafura micro-plate). Gulf of Mexico (GOM) kelihatannya sangat mirip dengan South Makassar Strait, cekungan rifted passive margin yang gagal membuka terus oleh sea-floor spreading. Di sebelahnya, ke timur, ada cekungan oseanik hasil sea-floor spreading aktif
Re: [iagi-net-l] pola gunung di jawa tengah dan jatim (was Cereme)
Masalah ini pernah kita diskusikan pada Juli 2004 seperti saya kutip di bawah. Saya mempresentasikan masalah ini kemarin di Surabaya pada joint convention IAGI-HAGI-PERHAPI di bawah judul, Structural Indentation of Central Java : A Wrench Segmentation. Penggeseran ke utara jalur gunung api Dieng Complex dari kelurusan umum gunungapi di Pulau Jawa hanya sebagai salah satu implikasi tersegmentasinya Jawa Tengah oleh dua sesar mendatar besar : (1) left-lateral Muria-Kebumen yang arah Meratus dan (2) right-lateral Pamanukan Cilacap yang arah Sumatra. Kedua sesar besar ini juga telah : menjorokkan garis pantai utara dan selatan Jawa Tengah ke arah daratan dibandingkan Jawa Barat dan Jawa Timur, menenggelamkan North Serayu di utara Jawa Tengah, menenggelamkan Pegunungan Selatan di selatan Jawa Tengah (sehingga menghilang dari peta fisiografis Jawa Madura buatan van Bemmelen), dan mengangkat Bumiayu-Luk Ulo sampai kompleks batuandasar melange Luk Ulo tersingkap. Mengapa gunungapi kompleks Dieng tergeser ke utara ? Penerobosan magma hasil peleburan sebagian di astenosfer-litosfer tak mampu menerobos uplifted basement di selatan Jawa Tengah, lalu mereka memilih menerobos kerak Bumi di slope utara Serayu pada junction uplifted basement dengan sedimen basin North Serayu di sekitar Dieng. Itu hanya tesis saya, yang bisa dibaca di dua publikasi saya tentang segmentasi struktur Jawa Tengah ini (edisi khusus Geologi dan Sumberdaya Mineral Jawa Tengah, IAGI Pengda Yogya-Jateng 2002/2003, dan proceedings PIT IAGI 2005 kemarin). Penjorokan (indentasi) garis pantai selebar Jawa Tengah tentu harus dicurigai ada apa-apanya. Jangan membiarkan sesuatu yang mengganggu pikiran, intriguing, berlalu begitu saja. Ada pesan-pesan Bumi yang layak dibaca sekalipun telah rusak dan terkoyak-koyak. salam, awang Date: Wed, 21 Jul 2004 20:12:27 -0700 (PDT) From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] Add to Address Book Subject: Volcanic Lineament Jawa Tengah Tergeser ke Utara (??) To: iagi-net@iagi.or.id Menurut buku-buku volkanologi, munculnya gunungapi di permukaan bukan secara acak, tetapi dikendalikan oleh sistem rekahan yang ada di kerak Bumi. Magma akan naik melalui rekahan itu dan membentuk gunungapi di permukaan. Maka, analisis pola kelurusan gunungapi merupakan salah satu dukungan bagi pemecahan masalah tektonik di daerah yang bersangkutan. Di Indonesia, Kuenen banyak meneliti masalah ini (misalnya Kuenen, 1935, 1945), dilanjutkan oleh Tjia (1968). Sebuah kesimpulannya misalnya : susunan lurus gunungapi berhubungan erat dengan rekahan-rekahan tektonik atau dislokasi lainnya, sebuah gunungapi yang terletak pada perpotongan dua sistem rekahan akan lebih aktif. Untuk mudah membayangkannya, kita lihat sebaran gunungapi2 di Sumatra, mereka tidak pernah keluar dari jalur Sesar Sumatra/Semangko. Sebuah peta dari Tjia (1968) memperlihatkan strike trend volcanic arc di Jawa adalah N100E - N105E dengan arah kompresi N5-N15E. Tetapi, kalau kita melihat sedikit lebih jeli, kompleks gunungapi di Jawa tengah agak sedikit keluar dari jalur itu (saya tidak memaksudkan Muria dan sekitarnya), tetapi kompleks : Gunung Slamet, Gn. Perahu (Dieng), Sundoro, Sumbing, Ungaran, Merbabu, Merapi. Trend ini mencembung ke arah utara Jawa Tengah, naik dari Slamet ke Perahu, puncaknya di Ungaran, dan turun ke Merbabu dan Merapi. Coba kita bandingkan pelengkungan ini dengan trend rata-rata sebaran gunungapi di Jawa Barat (di luar Ciremai) dan Jawa Timur (dari Lawu ke timur). Apakah ini gejala biasa atau acak dan tak usah ditafsirkan macam-macam ? Kalau saya, berspekulasi bahwa pelengkungan ini terkesan menjauhi sistem batuan dasar yang tersingkap di kompleks Karang Sambung dan sekitarnya. Mereka adalah gunung-gunung jalur Miosen Akhir-Resen, dengan subduction zone sudah di Samudera Hindia sekarang. Apakah penerobosan magma ke atas hasil partial melting terhalang oleh kompleks batuandasar tua di bekas subduction zone Late Cretaceous-Earliest Tertiary, sehingga magma lebih melipir ke utara. Entahlah, yang jelas, setiap saya memandang trend gunungapi di Jawa Tengah ini, saya selalu ingat ini tidak biasa.. Salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau lihat landsat gunung di jateng lebih aneh lagi. Pola gunung di jateng memiliki bentuk 3 baris setengah lingkaran yang diawali dengan G.Slamet yang membentuk pola pegunungan melingkar setengah lingkaran. kemudian di timur utaranya G prahu,G Sundoro dan Gunung Sumbing dan kemudian di timur utaranya lagi ada gunung Gedung Songo, G.Merbabu dan G.Merapi Pola melingkar ini habis bersamaan dengan mulai menonjolnya lagi pulau Jawa di utara jawa tengah Kemudian dilanjutkan pola yang lurus barat timur lagi berupa G Lawu, GLiman, G Wilis dst sampai G Suket di timur dari Jawa Timur. ini ada link landsat untuk Jateng...mungkin ada yang tahu di mana bisa melihat citra landsat daerah yang lain ? http
[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] RE: [iagi-net-l] pola gunung di jawa tengah dan jatim (was Cereme)
Yan, Secara tidak langsung sesar2 naik pada lapisan volkanoklastik (Merawu, Banyak, Kerek beds) di utara Jawa Tengah itu, yang beberapa membentuk lapangan dengan reservoir volkanoklastik seperti Cipluk dan Klantung, adalah berhubungan dengan penyesaran mendatar Jawa Tengah yang saya maksudkan. Mekanismenya, kedua sesar mendatar besar itu mengangkat selatan Jawa Tengah. Akibat kompensasi isostatik, utara Jawa Tengah tenggelam. Dalam gerak penenggelaman itu terjadi gravity tectonics yang membentuk sesar2 naik melalui cara gliding atau lazaim disebut sistem toe-thrusting. Sesar2 naik ini di bagian bawah mengakar pada decollement yang terbentuk pada lapisan volkanoklastik berbutir halus. Semua thrust dalam cara ini miring ke selatan atau semua bagian selatan adalah blok naik (vergency ke utara). Mekanisme yang sama sedang terjadi di Selat Makassar juga Tarakan deep, toe-thrusting yang terbentuk di slope membentuk beberapa lapangan minyak/gas di wilayah ini. Pantai utara Jawa Tengah ada di sistem yang berbeda, yaitu masih bagian northern shelf Laut Jawa dan bukan sisi yang ikut tenggelam, maka sistem toe-thrusting tak menerus ke pantai utara Jawa Tengah. Kedua sesar mendatar tidak dibentuk bersamaan, yang Muria-Kebumen dibentuk terlebih dahulu, sekitar earliest Tertiary, dan berhubungan dengan subduction/collision oblique di pinggir Meratus (sehingga sinistral). Sesar Pamanukan-Cilacap terjadi setelah itu, Paleogen, sebagai asosiasi antithetic (sehingga dextral) terhadap Muria-Kebumen Fault. salam, awang Yan Indryanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Apakah kedua sesar mendatar besar tersebut yang menyebabkan terbentuknya komplek sesar2 naik di jawa tengah (contohnya pada daerah klantung ex. Lapangan belanda). Jika betul, kenapa pada penampang seismik yang pernah saya lihat, komplek sesar2 naik tersebut tidak menerus sampai ke daerah pantai utara Jawa Tengah. Apakah sesar2 mendatar tersebut memang berhenti sampai daerah onshore jawa tengah saja ? Dan apakah kedua sesar mendatar itu terjadi pada fase tektonik yang sama ? Mohon pencerahannya...maklum kemarin ngga ikutan PIT IAGI di Surabaya :-) Salam, Yan'91 - - Yahoo! Personals Single? There's someone we'd like you to meet. Lots of someones, actually. Try Yahoo! Personals
Re: [iagi-net-l] Bandung (was cereme)
Abah, saya punya buku tebal itu (855 halaman), Geologi, tulisan Katili dan Marks (PT Kilat Madju, Bandung, 1963). Hanya, maaf, saya akan tetap menyimpannya sebagai bagian koleksi yang for the sake of old times. Buku tersebut sudah menjadi barang langka, barangkali Pak Katili masih menyimpan beberapa eksemplar yang bisa dibagikan, siapa tahu. Tak ada penjelasan tentang tektonik lempeng di buku itu sebab tektonik lempeng masih belum berujud pada tahun2 itu. Fred Vine dan Drummond Matthews, dua penyumbang teori tektonik sejagat ini, pada tahun buku Katili dan Marks terbit masih berkutat dengan anomali magnetik di punggungan tengah samudra (Vine dan Matthews, Nature, 1963). Pak Katili pun masih sibuk dengan teori granit Lassi-nya di Jambi yang didekati dengan konsep nappe dan dijadikan disertasinya tahun 1960, bukan didekati dengan plate tectonics. Maka, pertanyaan Ferdi yang menunjuk ke plate tectonics dan dicari jawabannya oleh Pak Harry Kusna ke buku Katili dan Marks, tak akan mendapatkan jawaban yang pas sebab Katili dan Marks (1963) tak memberikan apa2 tentang plate tectonics. Tetapi sasakala danau Bandung betul dengan detail dijelaskan di situ. Jawabannya mungkin bisa dicari di kumpulan paper2 Katili yang dibukukannya tahun 1980 (Geotectonics of Indonesia, a modern view). Perpindahan pusat erupsi ke selatan Bandung saya pikir karena terjadi pertumbuhan prisma akresi ke selatan sehingga sisi selatan lebih terekspos ke zone Benioff yang dangkal, yang lebih aktif, dibanding sisi utaranya yang tentu zone Benioff-nya mendalam. Kecuali kalau yang menunjam di selatan Jawa itu adalah kerak samudra yang baru, yang bukan lanjutan dari Kuarter Muda, maka Benioff akan melandai lagi dan ini bisa mengakibatkan jalur volkanik aktif tergeser jauh lebih ke utara daripada yang sekarang. salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan Membaca sdr Harry Kusna menyebut buk Geologi karangan Profesor J.A.Katili saya jadi teringat buku saya yang terpaksa saya lego (karena ada kebutuhan yang mendesak). Siapa yang masih memiliki buku itu , dan merasa sudah tidak memerlu- kannya saya bersedia untuk menampung dengan ganti rugi yang wajar. Ya , buat saya just a memorable thing denga si Dia yang sudah tiada. Si Abah ___ Pak Ferdi, Ini yg saya baca dan kutip point2nya dari buku Geologi-nya Pak Katili ttg dataran tinggi Bandung (hal 214-217). Dataran tinggi Bandung terletak diantara 2 deretan gunung api. Bahagian tengah merupakan gunung api itu sendiri, dan di bagian Selatan kita temukan dataran tinggi Bandung, yg dahulu merupakan sebuah danau besar. Sejarah geologi dataran tinggi Bandung ini mulai dengan jaman Miosin, kira2 20 jt tahun yg lalu. Pd waktu Miosin ini, pesisir Utara dari Jawa purba letaknya jauh di Selatan dari pesisir sekarang dan terletak kira2 disekitar Pengalengan. Daerah sebelah Utara Pengalengan masih merupakan lautan dimana terjadi pembentukan atau pengendapan berbagai macam batuan sedimen. Di daerah Purwakarta kini, endapan2 tsb yg sampai beberapa ribu meter tebalnya masih dpt dilihat. Di sekitar Bandung, endapan2 ini hanya terlihat di beberapa tempat saja krn telah tertutup dng endapan vulkanik yg kemudian terbentuk. Begitulah maka pd jaman ini berlaku evolusioner, perioda yg tenang. Perioda tenang ini disusul oleh perioda revolusioner; dlm perioda ini terjadi gera2 yg memeras dan mengangkat batuan2 yg dibentuk tadi menjadi pegunungan yg mulai muncul di atas permukaan laut. Perioda ini adalah perioda pembentukan pegunungan2. Pesisir Utara Jawa yg tadinya terletak di sebelah Selatan, mulai berpindah ke Utara. Bagian selatan dari daerah Pengalengan diangkat. Selain dari perioda pembentukan pegunungan, bekerja pula kekuatan vulkanik gunung2 api yg sisanya merupakan puncak2 tajam di sekitar Cimahi, misalnya gunung Selatjau. Kira2 pada permulaan jaman Kwarter Tua aktivitas vulkanik berpindah ke Utara, ke tempat gunung Tangkuban Perahu kini terdapat. Pada jaman itu, G. Tangkuban Parahu belum lahir, akan tetapi yg ada adalah induk dari gunung api ini, yakni gunung api Sunda, yg dari rekonstruksi, panjangnya kira2 20km, dan tingginya 2-3000m, dng titik2 parasit spt G. Burangrang, G. Palasari, G. Bukit Tunggul, dsb. Setelah beberapa lamanya bekerja, kemudian gunung api raksasa ini meledak dengan hebatnya, meninggalkan kaldera. Sesudah peledakan gunungapi Sunda, maka terjadilah gerak turun-naik dalam kerak bumi, yg membentuk satu pegunungan panjang yg lurus dari Timur ke Barat Lembang. Bagian Utara turun ke bawah kira2 450 m, dibandingkan bagian Selatan yg tinggal pada tempatnya, yg keseluruhan ini membentuk patahan Lembang. Segera sesudah terjadinya patahan Lembang, G. Tangkuban Perahu mulai bekerja, pada zaman Kwarter Muda. Gunungapi Tangkuban Perahu ini terjadi di sebelah Timur, di dalam kaldera Sunda. Jadi mungkin ini Pak Ferdi, IMHO, bagian
RE: [iagi-net-l] G.Cereme lagi ( was pola gunung di jawa tengah dan jatim)
Abah, Prof. Berg, ahli sejarah yang pernah bekerja di Indonesia pada zaman Belanda, pernah menulis bahwa kata Sunda itu berasal dari Cuddha (bahasa Sanskerta) yang artinya putih. Itu merujuk ke Gunung Sunda di utara Bandung, yang dari kejauhan berwarna putih akibat tutupan abu volkanik atau salju (?). Zone lemah di Bumi yang berasal dari retakan tentu linier dan bukan satu titik sentral. Hanya mengapa hanya ada Gunung Sunda di sistem retakan itu (itu kalau magma pembentuk Gunung Sunda menerobos ke permukaan via retakan), tentu sangat dikendalikan oleh konfigurasi basement di sekitarnya. Sistem retakan/zone lemah bisa terbentuk dengan instant (baik skala waktu manusia maupun skala waktu geologi). Misalnya, buku Katili dan Marks (1963) menyebutkan bahwa dislokasi patahan Lembang, blok turunnya, merosot 450 meter begitu Gunung Sunda erupsi. Dan, kita sama-sama belajar bahwa banyak terjadi dislokasi kerak Bumi di sisi barat Sumatra setelah tsunamigenic-earthquake melanda wilayah ini. salam, awang --- [EMAIL PROTECTED] wrote: Awang, Kalau benar ada Gunung Sunda dengan ketinggian yang aduhai , dan dengan kawah yang hanya satu , berarti zone lemah dikerak bumi hanya ada disatu lokasi. Apakah ada perubahan zone lemah dikerak bumi yang berlangsung dengan instant ? Si Abah. _ Ferdi, Di Indonesia, khususnya di Jawa-Sumatra, pola penyebaran gunungapi erat terkait dengan sistem retakan di kerak Bumi atau konfigurasi basement-nya. Untuk Jawa Barat, kita bisa golongkan tiga pengelompokan. (1) kompleks Krakatau-Karang-Pulasari di barat Banten sampai Selat Sunda. Ini terkait dengan sistem retakan kompleks (lebih dari satu retakan) di sekitar Banten-Lampung, yang merupakan relic (bekas) saat Banten dan Lampung terpisah. (2) deretan gunung yang membentuk kelurusan barat-timur di utara Bandung. Ke dalam deretan ini tergabung Gunung Halimun-Salak-Gede-Pangrango-Tangkuban Perahu-Bukit Tunggul-Ciremai. Ini terkait dengan penerobosan magma pada zone lemah Bogor Trough yang punya kerak intermediate. (3) deretan gunung selatan Bandung, yaitu dari Patuha-Galunggung. Ini terkait dengan penerobosan magma di tepi Jampang Plateau dan zone depresi tengah Jawa. Saya yakin, semua gunungapi ini lebih-kurang berhubungan dengan partial melting 100-200 km di zone subduksi. Hanya, saat magma naik, ia akan keluar di permukaan pada zone2 lemah yang telah ada di kerak Bumi. Zone lemah di kerak Bumi adalah retakan2 sesar besar, dan zone pertemuan antar konfigurasi basement. Tepi2 jalur fisiografis yang dibuat van Bemmelen adalah zone2 lemah, sebab di situlah terjadi pertemuan dua konfigurasi basement. Legenda Bandung tentu masuk akal didekati dari manapun (sejarah, arkeologi, geologi, atau dongeng). Terlalu banyak bukti yang menguatkannya. Banyak publikasi ilmiah dan populer bisa dibaca tentang ini. Pak Koesoemadinata tentu bisa bercerita banyak tentang ini. Danau Bandung pernah ada. Bandung dikepung oleh banyak daerah dengan sebutan Ujung, Bojong, atau Ranca. Itu hanya toponim, tetapi punya arti. Hubungkan saja dulu semua daerah2 itu oleh garis yang membentuk kurva dan begitulah kira2 bentuk danau Bandung dulu. Ujung dan Bojong adalah tanjung (dari danau, daratan yang menjorok masuk ke danau), sedangkan Ranca adalah rawa, sisa2 penenggelaman. Nah, kita bisa bahas panjang lebar bahwa memang pernah ada Gunung Sunda yang tinggi di utara Bandung yang meletus dan kawah2 Burangrang, Bukit Tunggul dan Tangkuban Perahu adalah sisa2-nya. Gunung Ciremai terjadi menerobos tepi antara Bogor Trough dan Paparan Utara. Gunung ini memang relatif paling utara di banding anggota-anggota lain di deretannya. Bisa jadi paling tinggi karena relatif tak aktif. Mengapa tak aktif, salah satunya karena ia punya zone Benioff paling dalam di Jawa Barat, sekitar 250 km. Seperti juga gempa, semakin dalam hiposentrumnya semakin tak aktif, begitulah Ciremai. Sumber magmanya dalam, relatif lebih dalam dari yang lain, maka tak terlalu berulah seperti gunungapi2 di selatan yang Benioff zone-nya bisa 100 km saja. Salam, awang -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, December 05, 2005 3:38 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] G.Cereme lagi ( was pola gunung di jawa tengah dan jatim) Salam Pak Awang seperti biasa, saya ketinggalan lagi tulisan Pak Awang yang datang dari yahoo...Enggak tahu kenapa semua email dengan yahoo tidak bisa nyampai .. Kalau kita kembali ke Jawa Barat...apa yang mengontrol pola gunung api di jawa barat..?kalau secara kasar saya lihat ada 3 pola yaitu di barat bandung, di utara bandung dan selatan bandung. Dan dongeng bahwa Bandung dulu merupakan kawah dari gunung raksasa
[iagi-net-l] Buku Geology of Indonesia (was : Re: [iagi-net-l] Bandung (was cereme))
Punten Abah, teu aya deui soalna, hiji-hijina. Benar Abah, penerbitannya dibiayai oleh Dewan Riset Nasional (DRN) dan dicetak oleh PT Kilat Madju Bandung. Waktu ngobrol2 dengan Pak Prof. Adjat Sudradjat Maret lalu di Bandung, kenapa kita tak bisa membuat buku seperti yang ditulis van Bemmelen (1949) itu, karena katanya dulu van Bemmelen menulisnya sendirian berdasarkan ratusan laporan/paper geologi atau pekerjaannya sendiri di Indonesia. Sekarang, sesudah banyak pakar geologi kita miliki, malah gak jadi-jadi (Sebenarnya Pak Adjat tengah berbicara suatu kontroversi, he2...). Seingat saya dulu (th. 1990an) IAGI pernah punya program pembaruan buku Geology of Indonesia macam yang ditulis van Bemmelen itu, ditulis buku baru yang melibatkan banyak pihak dengan data dan konsep2 baru yang tentu saja jauh lebih banyak. Kalau tak salah, mau dikoordinasi oleh Pak Bona Situmorang. Tetapi kemudian tak terdengar lagi sampai sekarang dan tak lama setelah rencana itu pun Pak Bona mulai sibuk di masalah Timor Gap. Bagus ada Herman Darman dan Hasan Sidi yang berinisiatif mengumpulkan beberapa orang untuk menulis sama2 An Outline of the Geology of Indonesia yang lalu disunting mereka dan diterbitkan IAGI tahun 2000. Herman pernah bercerita, edisi per pulau mau ditulis, tetapi kelihatannya kandas di tengah jalan karena kesulitan mencari kontributor dan mungkin juga pasarnya. Dan, suatu hal yang patut diacungi jempol, Pertamina BPPKA tahun 1996 mengumpulkan, mengkoordinasi ahli2 dari oil companies dan technical advisors dari para senior (a.l. Pak Koesoemadinata dan Pak Sukendar Asikin) untuk menulis sama2 buku Petroleum Geology of Indonesia yang lalu menjadi 15 volume buku2 dengan cover biru itu. Memang belum semua cekungan dibahas. Penulis tunggal geologi Indonesia berakhir di Charles Hutchison (1989) yang menerbitkan buku text Geological Evolution of SE Asia (368 hal). Menulis buku yang semacam van Bemmelen buat adalah pekerjaan raksasa, monumental, tetapi bukan sesuatu yang sama sekali mustahil. salam, awang --- [EMAIL PROTECTED] wrote: Aduuuh , teganya den Awang ! Ngomong ngomong mengenai buku Gelogi - nya Prof Katili , bisanya terbit (kalau tidak salah) diponsori oleh Departemen Riset Nasional (kalau sekarang Men Ristek). Dan sampai saat ini Geology of Indonesia maupun text book Geologi dalam bhs Indonesia belum muncul edisi baru - nya. Bang Djamaluddin apa Anda belum tergerak untuk memprovokasi bapak Menter untuk membantu ? Yangh mau kerja pasti banyak . Mumpung para senior masih ada Prof Katili , Prof Kusumadinata , Prof Ru- bini dsb dari the oldiest, the medium masih ada TO Simanjuntak , Hardi Prasetyo, Emmy Suparka,H Pangabean dari the young Generation ada Awang Satyana, Benny Sapie , Rovicky, Herman Darman, Andang Bachtiar dsb Pokoke kalau ada dana pasti itu dua buku bisa diperbaharui dengan konsep yang up to date. Hayh. Si Abah __ Yahoo! DSL – Something to write home about. Just $16.99/mo. or less. dsl.yahoo.com - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters
Beberapa masukan/komentar tentang penjurian yang biasa dilakukan (kususnya oleh IAGI), semoga bisa menjadi perbaikan untuk masa mendatang. Dari formulir penjurian yang dibagikan kepada chairpersons dan secara random kepada beberapa penonton, bobot nilai seseorang adalah : 40 % presentasi + 60 % isi makalah. Di JCS 2005 kemarin, saya diminta menjadi seorang chairperson yang diwajibkan menilai para presenter di session yang saya koordinasi. Jauh2 hari, saya sudah meminta makalah lengkap paper2 yang ada di session saya. Tujuannya ada dua : (1) saya harus memahami dengan baik isi makalah2 yang saya ketuai sidangnya, (2) dari isi makalah, saya bisa menilai bobotnya (yang menyusun 60 % penilaian). Namun, tak ada satu pun makalah yang diberikan oleh panitia. Nah, bagaimana saya bisa menilainya ? Di Surabaya, saya bisa menilai dengan pasti seorang presenter, caranya berpresentasi, visualisasi yang dilakukannya dll yang menyusun 40 % bobot penilaian. Lalu, bagaimana menilai 60 %-nya lagi ? Saya hanya meraba2. Memang CD dibagikan di seminar kit, kita bisa melihat makalah lengkapnya malam sebelumnya, tetapi, jangan menganggap bahwa kita selalu punya cukup waktu untuk melakukannya di menit2 terakhir; karena itulah saya minta full papers tersebut jauh2 hari. Itu buat seorang chairperson, nah bagaimana penjurian yang dilakukan oleh penonton yang dipilih secara random ? Mereka hanya bisa menilai 40 % bagaimana presentasi, tanpa bisa menilai 60 % isi makalah. Apakah mereka tau mau dipilih sebagai juri, jadi baca dulu makalahnya ? Mustahil. Membaca abstrak di buku program juga tidak akan menggantikan yang 60 % itu. Lalu, kalau mau menjadikan bahasa Inggris lebih banyak digunakan oleh para presenter, mengapa tidak menjadikan bahasa Inggris sebagai nilai plus dalam penjurian ? Kita sebaiknya belajar dari sistem penjurian IPA. Tak ada juri2 random. Sekian puluh juri telah jauh2 hari dipilih oleh panitia penjurian dan didedikasikan untuk beberapa makalah tertentu. Full papers diberikan kepada mereka. Mereka akan punya waktu untuk mempelajari dengan detail isi makalah. Lalu mereka akan ditanya, bisa datang ke IPA tidak sebab presentasi makalah2 yang telah dipelajarinya harus dinilai. Bila tidak, akan digantikan. Nah, dengan cara ini setiap juri tahu menilai dengan pasti bobot isi makalah dan bobot presentasi setiap penulis. Saya pernah menjadi chairpersons di PIT IAGI maupun IPA, dan saya pernah menjadi juri baik di PIT IAGI maupun IPA. Maka, rasanya saya punya dasar buat berkomentar seperti di atas. Saya sangat mengerti bahwa ada hal2 operasional yang membuat sesuatu tak bisa dijalankan dengan ideal. Hanya, khusus penjurian, sebenarnya harus dilakukan dengan serius. Jangan menilai kalau kita tak tahu pasti bagaimana menilainya. Dan, jangan menjadikan best presenters suatu target, itu suatu kegembiraan sampingan saja. Lagipula, sistem penilaian belum tentu ideal. Tulislah makalah sebanyak2nya, tak perlu dibayang-bayangi predikat2 the best.. salam, awang (JCS 2005 paper reviewer, judge, chairperson, presenter) --- [EMAIL PROTECTED] wrote: Agak terlambat memang, dan sebagian orang terutama yg sempat dolan ke Surabaya minggu lalu, tentunya sudah tahu siapa saja yg mendapatkan penghargaan dari Panitia JCS2005 karena telah memberikan presentasi yg dinilai paling baik dan telah diumumkan pada saat acara penutupan, Rabu sore, 30 Nopember 2005. Berikut informasi lengkapnya: * Best Photo Contest: #The 1st Winner: Tenaga yang Tak Berbanding (Irtanto - Pemda Jatim). #The 2nd Winner: Keluarga Tengger (Nakok Aruan - Pemda Jatim). #The 3rd Winner: Nafas Bromo (M. Wahyudin - JOB Pertamina-Petrochina Salawati). * BEST PAPER (ORAL) PRESENTATIONS of STUDENT: #The Student Best Paper (Oral Presentation) of HAGI: Angga Direzza (Department of Geophysics, ITB); Judul Makalah: Determinasi Fluida dan Litologi Menggunakan Parameter Lambda Mu-Rho (LMR). #The Student Best Paper (Oral Presentation) of IAGI: Dessy Widyasti Sapardina (Department of Geology, UGM); Judul Makalah: Evaluasi Tingkat Pencemaran Logam Berat Akibat Usaha Penambangan Emas Rakyat di Daerah Hargorejo dan Sekitarnya, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, DIY. * BEST PAPER (POSTER) PRESENTATION: #Reno Faisal (CNOOC SES Ltd.); Judul Makalah: Seismofacies Study in Early Fill to Source Rock Depositional Environment, Asri Basin. * BEST PAPER (ORAL) PRESENTATIONS: # Best Paper (Oral Presentation) of HAGI: Munji Syarif (CNOOC SES Ltd.); Judul Makalah: Seismofacies Study in Early Fill to Source Rock Depositional Environment, Asri Basin. # Best Paper (Oral Presentation) of IAGI: Dwikorita Karnawati (Department of Geology, UGM); Judul Makalah: The Importance of Slope Stratigraphy and Slope Hydrology on Rain-induced Landslide in Clayey Slope at Foot of Kulon Progo Mountain, Central Java, Indonesia. # Best Paper (Oral Presentation) of PERHAPI: Pramusanto (RD CMC); Judul Makalah: Magnetic Separation
Re: [iagi-net-l] Kelurusan Utara Selatan Jabar (was G.Cereme lagi )
Ferdi, Saya tak melihat unsur utara-selatan di antara gunungapi2 di Jawa adalah sesuatu yang penting secara regional. Satu2nya sistem U-S yang penting di Jabar hanyalah batas timur Banten Blok, dari Teluk Pelabuhanratu ke Teluk Jakarta. Tergeser2nya gunungapi2 yang seolah2 U-S itu hanya efek erupsi central vs linier saja (misalnya antara Gede-Pangrango, Bukit Tunggul-Tangkuban Perahu, dll.), bukan penggeseran struktur. Sistem U-S bukan unsur struktur yang penting di onshore Jawa, kalau di offshore Jawa utara sampai Selat Sunda memang betul itu penting. Dan, Jatiluhur, Cirata, maupun Saguling bukanlah danau2 yang terbentuk ala Toba, Singkarak, Maninjau yang volkano-tektonik atau pull-apart oleh strike-slip. Mereka itu (Jatiluhir-Saguling) hanya danau buatan, bendungan, yang memanfaatkan morfologi lembah sungai. Saya pikir tak ada unsur tektonik di situ, bahaya dong kalau mereka pull-apart strike-slip lakes lalu sengaja dibendung. Maka, distribusi regional tetap ada keteraturan, barat-timur, hanya yang U-S bukan suatu kontrol. Sesar Lembang menerus ke sistem Salak-Halimun pernah kita diskusikan di milis ini. salam, awang --- [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang Apa zone lemah bogor trough ini berhubungan juga dengan sesar lembang yang ditulis oleh Mas Harry Kusna...? kalau iya apakah sesar lembang ini menerus sampai G.Halimun, G salak G.Pangrango , G.Gede dsb...? Dan kalau melihat kemenerusannya setelah G Pangrango /G.Gede ada danau Cirata dan Jatiluhur yang merupakan zona rendah sebelum G.Tangkuban Perahu.. Melihat posisi barisan G.Tangkuban perahu yang sedikit ke utara dibanding barisan G.Gede ...apa sebenarnya ada sesar mendatar yang tegak lurus (arah utara selatan) dengan sesar lembang (barat timur) yang menggeser G.Tangkuban Perahu ke utara dan menjadi bidang pembuka untuk D.Cirata dan D.Jatiluhur... Kelurusan ke utara juga sepertinya yang membatasi antara GHalimun, GSalak dengan G.Gede dan Pangrango sehingga G.Gede dan Pangrango bergeser sedikit ke utara di bandingkan G.Halimun dan G.Salak. Kemudian di bagian selatannya G.Patuha, G Papandayan dsb... Kalau kita tarik garis ke kiri dan ke kanan maka tidak ada kemenerusan yang jelas sepertinya kompleks sendiri di tanah jabar yang agak menonjol ke selatan..(bandingkan dengan banten dan jawa tengah) Apakah ada kelurusan barat timur yang juga mengontrol bagian selatan? dan kemanakah berhentinya kelurusan barat timur di selatan tersebut? di bawah laut Banten..? Ada yang menarik tentang keaktifan G.Api, yaitu keaktifan G.Papandayan G.Galunggung dan G Gede Pangrango. Menurut info Mas Ferry bahwa G.Gede adalah G yang aktif..sama dengan G.Papandayan yang mungkin menunjukkan bahwa sesar mendatar arah utara selatan memang telah membawa jalur kelurusan barat timur di selatan bandung (GPatuha ,Pengalengan,Galunggung) menyatu atau berdekatan dengan kelurusan barat timur dari G.Gede dan G. Pangrango sehingga menjadi satu bidang lemah yang memanjang dari G.Gede dan Pangrango sampai Patuha dan Papandayan, yang menyebabkan G.Apinya jadi aktif. Yang perlu dicek apakah memang kelurusan Utara selatan ini lebih muda dari pada pola barat timur sehingga pergeseran gunung dan keaktifannya dapat terjadi? Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 __ Yahoo! DSL – Something to write home about. Just $16.99/mo. or less. dsl.yahoo.com - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
[iagi-net-l] Bahasa Indonesia vs. Bahasa Inggris ? (was Re: [iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters)
Keinginan memajukan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar ilmiah harus menjadi tujuan. Hanya, karena kita adalah negara berkembang yang dalam banyak hal masih memerlukan negara2 berbahasa Inggris, keinginan memajukan bahasa nasional itu seringkali berbenturan dengan kewajiban kita menguasai bahasa Inggris. Lebih-lebih lagi kita sekarang terpapar ke globalisasi dan bahasa globalisasi nomor 1 saat ini adalah bahasa Inggris. Maka, akan selalu sulit buat IAGI menangani dua hal ini. Saya pribadi pun saat mau menulis makalah untuk IAGI selalu terjadi perang dulu, ingin menulis dalam bahasa Indonesia karena saya orang Indonesia dan mencintai bahasa nasional. Tetapi lalu terpikir juga, kalau saya tulis dalam bahasa Indonesia maka makalah saya akan mendapat sedikit perhatian dari rekan2 seprofesi mancanegara (sebab keinginan mereka belajar bahasa Indonesia minimal, jauh lebih baik minat orang Indonesia belajar bahasa Inggris). Kenapa perlu diperhatikan oleh orang luar ? Sebab paper2 tulisan orang Indonesia tentang Indonesia harusnya menginternasional dan bahkan menjadi acuan. Di Proceedings IAGI banyak makalah bagus, hanya sedikit diacu oleh penulis2 internasional, sebab belum apa2 mereka sudah berpikir, ah, paling ditulis dalam bahasa Indonesia... Ini pernah saya tes dengan menulis makalah yang lebih kurang sama isinya, sama2 ditulis dalam bahasa Inggris, yang satu ada di Proceeding IAGI, yang lain ada di Proceedings IPA. Dan, yang suka diacu oleh beberapa penulis internasional adalah yang di Proceeding IPA. Suatu bukti, bahwa penulis2 internasional tidak melirik Proceeding IAGI karena mereka apriori dan punya hambatan bahasa. Panitia PIT IAGI dari tahun ke tahun pun berbeda2 pandangannya. Ada yang membuat bahasa resmi PIT adalah bahasa Inggris, dan ada yang membuat baik bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia adalah bahasa resmi PIT. Suatu pencerminan bahwa soal dua bahasa ini kita tak bisa punya kata tegas. Seorang ex-pat yang sedang sekolah S3 di UGM sempat berbincang2 dengan saya kemarin di JCS 2005. Dia berkomentar, saya lebih suka melihat presentasi2 di Ballroom daripada di Nirwana atau Pelangi, sebab di Ballroom banyak presentasi dalam bahasa Inggris. Sungguh, persoalan ingin mendaulatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmiah, sementara kita tak bisa bebas dari sapuan globalisasi bahasa Inggris, adalah pelik. Saya pribadi bertekad mempelajari kedua bahasa ini sebaik-baiknya. Belajar bahasa Indonesia karena mencintai bahasa nasional, belajar bahasa Inggris karena tuntutan zaman. Pak Achmad Luthfi, Ketum IAGI 2006-2008, yang kebetulan atasan saya di kantor, pernah punya rencana akan mengundang Pusat Penelitian dan Pengembangan Bahasa Indonesia untuk mengajari kami (Eksplorasi BPMIGAS) berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Nah..! Sebelumnya, kami juga sudah diajari British Council bagaimana berbahasa Inggris dengan baik dan benar. Harus kita akui, walaupun kita orang Indonesia, belum tentu kita dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Apalagi bahasa Inggris... salam, awang --- Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Bab penggunaan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar, saya ingin berbagi sharing dengan kegiatan FOSI (evening talk). Beberapa acara sukses dibawakan dalam bahasa inggris, tapi ada satu acara yang presenternya menolak dengan alasan bahwa dengan menggunakan bahasa ibu kita untuk pemahaman materi yang lebih baik padahal saya sudah meyakinkan bahwa itu mestinya tidak jadi kendala melainkan sebagai tantangan tapi presenter gak mau ... ya sudah the show must go on. On 12/8/05, Iman Arga Koesoemah [EMAIL PROTECTED] wrote: Komentar dari Pak Daru memang menggelitik. Kenapa ? Kelihatannya ada kontradiksi antara unsur memajukan bahasa sendiri dengan keinginan yang go international. Isunya, yaitu selalu harus memilih mana yang ingin kita (baca: IAGI) tempuh. Saya pribadi cenderung untuk memilih full paper dalam bahasa Inggris, tapi boleh saja dipresentasikan dalam bahasa Indonesia. How does it sound ? Any comments ? Thanks. Iman __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
RE: [iagi-net-l] NO SHOW
IPA punya sekretariat yang solid yang juga menangani penerimaan paper. Mereka mencatat siapa2 yang kena no show sanction. Maka author/lembaga yang kena sanksi saat abstraknya diterima Sekretariat IPA, akan dicekal dulu, dan proses seleksi selesai di situ. IAGI punya sekretariat yang solid juga, tetapi tak terlibat di penerimaan paper. Dan, panitia teknis setiap PIT dari tahun ke tahun ganti-ganti juga. Panitia tahun ini menghukum no show kepada beberapa orang/lembaga. Katakanlah hukuman 3 tahun. Nah, apakah hukuman 3 tahun ini akan dipegang oleh Panitia berikutnya, yang ganti2 itu ? Estafet belum tentu berjalan mulus. Kita mungkin semangat berbicara masalah ini sekarang sebab pesta ilmiah baru saja usai, nah, tahun depan, dua tahun lagi ? Tak ada yang bisa dijamin. Apakah Panitia PIT yang kemarin akan menitipkan catatan2 hukuman ke Panitia PIT tahun depan ? Harusnya begitu biar hukuman 2-3 tahun bisa terlaksana. Tetapi, estafet belum tentu mulus. Maka, perlu dipikirkan kantor tetap, Sekretariat IAGI perlu dilibatkan dalam administrasi penerimaan paper, sebab ini satu2nya lembaga yang bisa mengawal hukuman dijalankan seperti diputuskan (ah...seprti terpidana saja... !). salam, awang --- [EMAIL PROTECTED] wrote: Sekedar berbagi pengalaman dari IPA. Masalah No Show ini memang masalah yang selalu pelik, di dalam IPA saja banyak pro dan kontra, tetapi sekarang sudah ada guideline yang lebih solid. Sekedar perbandingan, di IPA kalau ada yang tidak datang tanpa berita dikenakan sanksi 2 tahun berturut2 tidak bisa presentasi di event2 IPA. Selama ini yang saya tahu, No Show di kalangan student dikenakan sanksi dimana si presenter dan mentornya PLUS fakultas asal dari presenter tersebut tidak bisa presentasi 2x berturut2 (Pak Leo, salah satunya anak buah Anda yang melakukan hal itu di IPA tahun ini, hehehe...tunggu surat diskwalifikasinya). Apa sih susahnya angkat telepon beberapa minggu sebelumnya dan mengatakan bahwa tidak bisa hadir? Panitia selalu menyediakan jalan kok, bahkan kadang2 secara finansial. Saya jadi ingat waktu jadi mahasiswanya Pak Kusuma, beliau mengatakan kalau ujian harus hadir kecuali kematian. Setuju banget. Di AAPG, saya kurang tahu tetapi kelihatannya sanksinya lebih berat lagi, tetapi peraturan di IPA diadopsi dari AAPG. Banyak pro dan kontra tetapi coba pikir: rasa booth yang kosong (ini duit urusannya), waktu yang bisa dipakai oleh presenter lain, waktu yang terbuang oleh panitia untuk mengedit paper, sangat disayangkan kalau si presenter menganggap bahwa event ini adalah event main2. Iya, iya, sebagai bangsa Indonesia memang kita ini permissive banget, yang korupsi dihukumnya bentar, uang untuk memperlancar segala administrasi itu halal, tapi paling tidak kita harus mulai disiplin dan berani memberikan sanksi yang berat. Kalau kita ingin dianggap serius, sebaiknya kita juga serius memberikan sanksi. Parvita __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia vs. Bahasa Inggris ? (was Re: [iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters)
Pak Rovicky, Tak ada kesulitan untuk bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar ilmiah. Hukum DM dan tak adanya konjugasi (perubahan kata kerja oleh subyek dan waktu) justru akan menyederhanakan permasalahan. Tak ada gender kata benda, seperti dimiliki bahasa2 Eropa akan memudahkan orang mempelajari bahasa Indonesia. Kita tak perlu menghafal jenis kelamin kata-kata benda. Peristilahan mungkin kurang memadai, tetapi itu bisa dibangun terus dengan berbagai cara (mencari padanan dalam bahasa Indonesia, meng-Indonesia-kan istilah asing, atau sementara menelan bulat2 istilah aslinya). Bahasa daerah memang punya kekayaan tersendiri. Aktivitas orang dalam bahasa Sunda juga ada istilahnya tersendiri sejak bangun tidur sampai tidur lagi (bray beunta ...dug sare !). salam, awang --- Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: On 12/8/05, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Keinginan memajukan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar ilmiah harus menjadi tujuan. Hanya, karena Pak Awang, Apakah Bahasa Indonesia memiliki syarat2 sebagai bahasa pengantar ilmiah yg baik. Misal ttg DM (diterangkan-menerangkan), not time dependent (beda dg Inggris), perbendaharaan kata dsb. Kadang aku pikir bahasa jawa itu memiliki perbendaharaan kata yg buanyak sekali, sangat detil utk setiap aspek. misal menengok dalam bahasa jiwa bisa ada: ungak-ungak = menengok diatas tembok anguk-anguk = menengok kebawah (sumur) ndangak = menengok keatas. inguk-inguk, dll kmudian terlepas, ini bisa saja pithil, pothol, prithil, thethel, prethel, nglethek, nglothok dll masing2 memiliki arti khusus. RDP bukan bhasa-bhasi - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
[iagi-net-l] Di mana Proceedings PIT IAGI ke-1 s.d. ke-34 ? Bahasa Indonesia vs. Bahasa Inggris ?
Pak Noor, Untuk proceedings IAGI go-international, maka langkah pertamanya adalah menggunakan bahasa internasional, yaitu bahasa Inggris. Sebelum seluruh paper dalam proceedings IAGI berbahasa Inggris atau dibahasainggriskan, rasanya sulit untuk go-international. Rasanya Pak Andang dulu pernah punya program penginggrisan proceedings IAGI. Mungkin tidak/kurang berjalan karena berbagai hambatan. Memang ini akan menjadi tugas berat, sementara itu kita pun sulit mengajak penulis2 baru di proceedings PIT IAGI yang baru menulis makalahnya dalam bahasa Inggris. Kalau diwajibkan menulis papernya dalam bahasa Inggris, nanti malahan menjadi sedikit makalah yang masuk (?). Memang yang paling bagus adalah ada team yang menginggriskan makalah2 lama/baru itu, hanya ini bukan pekerjaan mudah dan ringan. Bagaimana jalan terbaik dan cepat agar proceedings IAGI go-international ? Di samping itu, database proceedings ini, apakah Sekretariat IAGI sekarang punya semua koleksi proceedings IAGI dari PIT no. 1 sampai yang kemarin itu(PIT no. 34)? Kalau saya mau melengkapi koleksi Proceedings IPA sejak tahun 1972 (PIT IPA no. 1) sampai yang baru lalu Agustus kemarin(PIT IPA ke-30), saya tinggal telefon Sekretariat IPA dan dalam beberapa hari diantar (sebagian asli sebagian fotokopi - karena yang asli sudah habis persediaan). Kalau ada booth IPA, pasti semua proceedingsnya dipamerkan. Saya tak pernah melihat IAGI memamerkan semua proceedingsnya (PIT IAGI ke-1 s.d. ke-34). Semoga Sekretariat IAGI punya semua koleksi proceedings PIT IAGI, sebab orang yang tertarik akan menghubungi Sekretariat IAGI pertama kali dia tertarik. Database judul2 paper saya dengar sedang dikerjakan beberapa kontributor (Pak Minarwan a.l. ?). Nah, tolong Ben/Ady/Lina, dikonfirmasi keberadaan proceedings2 itu. Mungkin lebih susah lagi adalah melacak keberadaan MGI (Majalah Geologi Indonesia)edisi no.1 sampai yang sekarang. Saya punya beberapa edisi dan makalah2 di situ bisa dibilang bagus2. Nah, kalau saya ingin membuat database judul2, bagaimana mendapatkan seluruh koleksi MGI yang pernah terbit. Sangat sayang kalau kita tahu ada makalah bagus tetapi kurang termanfaatkan... salam, awang --- Noor Syarifuddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Saya setuju sekali, karena di PIT IAGI yang sudah kesekian puluh kali, tapi jarang sekali papernya jadi rujukan (termasuk oleh kita-kita yang lebih senang menyitir makalah dari proceedings IPA he he he ). Padahal isi proceedings IAGI juga hebat-hebat. Hal lain selain bahasa pengantar adalah peredarannya yang sangat terbatas. Proceedings IPA setahu saya sudah menjadi salah satu terbitan yang wajib dibeli oleh banyak institusi riset dan universitas. Mungkin untuk IAGI bisa memulai dulu dengan mengirim exemplar gratis ke banyak perpustakaan universitas dan institusi riset di dalam negeri dan manca negara (terutama yang fokusnya ke asia tenggara model Royal Halloway itu...). Mudah-mudahan dengan promosi ini lama-lama mereka jadi ketagihan dan lama-lama mau bayar. (itung-itung biar stok proceedings di sekretariat tidak numpuk sehabis PIT bubaran...) salam, __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] website yang mungkin berguna untuk bencana alam (G.Api)
Ferdi, Daftar website yang penting dan menarik, terima kasih atas informasinya. Mestinya ada juga website yang sejenis tetapi untuk kegempaan. salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Vicky ini ada beberapa website yang mungkin berguna kalau ada pertanyaan tentang bencana alam tapi tentang G.Api (contoh G.Api Cereme dan daerah Kuningan) 1. http://www.maplandia.com/indonesia/jawa-barat/kuningan/ Berisi foto satelit daerah di Indonesia , lumayan untuk dapat gambaran awal daerah tersebut , gambaran topografi kasar, aliran air, bentuk surface gunung dsb 2. http://goasia.about.com/od/indonesiamapsgeography/index_a.htm Beberapa site map tentang Indonesia ...beberapa cukup detail sehingga lumayan untuk melihat posisi kota - kota di sekitar daerah bahaya. 3. http://www.vsi.esdm.go.id/gunungapiIndonesia/java.htm Data - data G.Api di Indonesia dari VSI Cukup banyak info tentang G.Api di site ini, berikut link-linknya VSI sudah membuat peta bencana dan peta geologi serta peta risiko...tapi sayangnya belum dionlinekan. Ada alamat email kontak tapi tidak bisa dihubungi. Mungkin rekan lain ada yang tahu. 4. http://www.kuningan.go.id/ website yang berhubungan dengan daerah bencana untuk melihat data peta kecamatan dan desa serta jumlah penduduk 5. Saya sedang mencari website untuk peta topographi online , tapi belum ketemu ...mungkin ada yang tahu...? Mungkin rekan lain ada yang bisa menambahkan Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 Rovicky Dwi Putrohari To: HAGI-Net , iagi-net@iagi.or.id m Subject: [iagi-net-l] Fwd: need your info -- FAQ di IAGI-Web 07/12/2005 07:25 PM Please respond to iagi-net Ada yg bisa membantu menjawab pertanyaan dari FAQ IAGI-web dibawah sana ? Mumpung ada kesempatan untuk memperingati bahaya gempa tsunami. Mungkin perlu ada rekan2 ahli gempa yg profesional membuat tulisan menjelang ultah tsunami 2004 yg pertama. Atau mungkin IAGI-HAGI akan membuat press-release khusus untuk peringatan hari sadar bencana, kita perlu membuat sebuah momentum khusus utk tetap menumbuhkan kesadaran serta kewasapadaan bencana alam di Indonesia. any idea ? RDP == This e-mail (including any attached documents) is intended only for the recipient(s) named above. It may contain confidential or legally privileged information and should not be copied or disclosed to, or otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient, please contact the sender and delete the e-mail from your system. - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - Yahoo! Shopping Find Great Deals on Holiday Gifts at Yahoo! Shopping
RE: [iagi-net-l] Klompe Library
KITVL (Koninklijke Indische Taal-, Land-, Volken-Kunde - Lembaga Kerajaan Belanda untuk Ilmu Pengetahuan Bahasa, Ilmu Bumi, dan Etnologi Indonesia) telah mendigitasi banyak peta, gambar dan foto zaman dulu. Bisa di-download gratis. Memelihara perpustakaan dengan segala koleksi klasiknya adalah penting, baik untuk sejarah masa lalu maupun masa depan. Kalau Klompe saja rela abu jenazahnya ditaburkan di Kawah Ratu, Tangkuban Perahu, maka kita tak usah lagi mempertanyakan kecintaannya terhadap geologi Indonesia, dan dataran tinggi Bandung pada umumnya. Maka, perpustakaan Klompe perlu dilestarikan. salam, awang - sedang di selatan Bering Sea Iman Argakoesoemah [EMAIL PROTECTED] wrote: Menurut saya IAGI juga punya kepentingan besar untuk melestarikan geological collection, yaitu semua hasil karya (dan interpretasi) para pendiri geologi di Indonesia dalam bentuk digital. Sebagai contoh, yaitu perguruan tinggi dan organisasi/museum arsitektur di Amerika melestarikan semua drawing tahun 1800an (dan bahkan yang lebih tua lagi) di negara bagiannya masing-masing, dan bisa dilihat untuk publik hanya dalam bentuk digital (lewat internet), mereka sebut sebagai architecture's collection. Just a comment. Thanks. Iman -Original Message- From: arif idrus [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, December 16, 2005 5:59 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Klompe Library Setuju sekal... Jurusan mestinya juga harus punya dan belajar mengatur own library. Tapi list literatur di perpustakaan di Jurusan harus juga connect ke database perpustakaan pusat. Yang saya lihat di universitas2 di Jerman begitu..., sehingga kalau seseorang cari buku, ketahuan berada dimana. Salam, Arif Pangestu, Sonny T wrote: Setuju pak Koesoema. Apakah di milis ini ada petinggi dari dept gl itb atau jurusan geologi itb atau apapun namanya sekarang ? Lalu surat pak Koesoemadinata sdh berjawabkah ? sonny -Original Message- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 16 Desember 2005 12:40 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Klompe Library Di bawah ini ada cuplikan dari surat yang saya layangkan pada Senat Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral ITB: - This message has been certified virus free by Medcoenergi Antivirus - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Re: [iagi-net-l] Kujung karbonat, yang mana sih ?
Masalah kekisruhan stratigrafi karbonat Oligo-Miosen Kujung di Cekungan Jawa Timur, onshore dan offshore, mudah-mudahan akan segera cukup bisa diperjelas dengan pendekatan SIS (strontium isotope stratigraphy). Isotop strontium akan menyediakan umur absolut yang baik untuk karbonat. Kebetulan juga, hampir seluruh PSC/JOB di cekungan ini melakukan dating karbonat Kujung dengan isotop Sr. Saya sedang mengkompilasinya secara regional untuk mengetahui korelasi regional seluruh karbonat Kujung di cekungan ini. Shales dan coals Kujung III (Late Oligocene) adalah source yang baik, ada beberapa minyak di Jawa Timur yang punya bukti biomarker geokimia digenerasi dari Kujung III dan bukan dari Ngimbang (lihat publikasi saya di Proceedings IPA 2003 - Regional Geochemistry of East Java Basin). salam, awang R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau kita bicara soal nomenclature stratigrafi Indonesia mau kacau balau, setiap orang kasih nama semau gue, Sandi Stratigrafi Indonesia dianggap tidak ada, IAGI tidak berdaya, IPA tidak peduli, begitupun BP Migas. Tetapi sekarang mungkin ada secercah harapan karena Ketua IAGI adalah dari BP Migas, mungkin bisa menekan IPA supaya paper yang akan dipresentasikan oleh editor-nya diperhatikan soal tatanamnya. Begitupun editor dari IAGI harus memperhatikan ini. Kalau sekarang sih kita harus setiap ada nama stratigrafi harus studi banding dulu dengan literatur yang ada sebelumnya di setiap basin. Begitulah Wassalam PLEASE DO NOT ATTACH FILE LARGER THAN 500 KB R.P.Koesoemadinata Jl. Sangkuriang G-1 Bandung 40135 Telp: 022-250-3995 Fax: 022-250-3995 (Please call before sending) e-mail: [EMAIL PROTECTED] - Original Message - From: Bambang Murti To: Sent: Tuesday, December 20, 2005 8:35 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Kujung karbonat, yang mana sih ? Lha itu dia masalahnya Vick, campur aduk...mana Group, mana Formasi, mana yang Memberdicampur aduk-kna dengan chronostrat... Kalau mau pakai chronostrat, kita kenal Kujung Time, mau karbonat platform, mau build up, mau shale, mau sandstone, ndak jadi masalah. Lha kalau mau pakai lithostrat, musti lihat-lihat dulu dong locus delict-nya Seringkan, kita juga dibikin rancu oleh terminology Baturaja Limestone yang di Cekungan Sumatra Selatan dan digeret-geret sampai ke Cirebon? Udah beda basin lagi.. Jadi, menjawab pertanyaanmu, hati-hati dengan term Kujung, tidak semuanya carbonate. Bisa saja muncul pendapat, mungkinkah Kujung menjadi source rock ? Nah loe... Bambang -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, December 20, 2005 7:11 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Kujung karbonat, yang mana sih ? Apakah ada padanan-padanan secara umur utk batugamping2 ini ? Misal: Prupuh ekivalen dengan Kujung 1 dst. Apakah semua Kujung 1 sampai 4 adalah Carbonates ? RDP On 12/20/05, Ukat Sukanta wrote: Kalau singkapan Bt.Gamping Prupuh, dekat desa Prupuh, dipinggir jalan-berumur Miocene Awal. Batu gamping ini, di offshore, disebut Kujung-1. Kujung-2 dan Kujung 3 (lebih tua-berumur Oligocene Ahir), sama dengan Formasi Kujung di Jatim. US -- --Writer need 10 steps faster than readeR -- - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - -- This e-mail, including any attached files, may contain confidential and privileged information for the sole use of the intended recipient. Any review, use, distribution, or disclosure by others is strictly prohibited. If you are not the intended recipient (or authorized to receive information for the intended recipient), please contact the sender by reply e-mail and delete all copies of this message. - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2:
Re: [iagi-net-l] Isotop Strontium untuk batu gamping
Ada tiga kemungkinan potensial penyebab akurasi dating umur absolut menggunakan Sr menjadi terganggu : (1) kesalahan akibat random sampling, (2) kesalahan akibat pengukuran, dan (3) kesalahan akibat gejala geologi. Kesalahan random sampling yang berhubungan dengan pengumpulan dan pengolahan sampel mungkin tidak dapat seluruhnya dihilangkan. Tetapi, untuk mengatasi kemungkinan kesalahan ini, telah dikembangkan beberapa prosedur laboratorium untuk meminimilisasinya. Kesalahan pengukuran, berhubungan dengan presisi dan akurasi penentuan rasio isotop pada mass spectrometer, dapat dievaluasi dengan baik di laboratorium, sehingga kesalahan akibat pengukuran bisa dieliminasi. Kesalahan akibat gejala geologi sering berhubungan dengan alterasi diagenetik pada karbonat setelah selesainya proses pengendapan. Termasuk ke dalam kesalahan ini adalah masalah re-working. Untuk mengatasi hal ini, ada beberapa prosedur laboratorium yang terutama didasarkan pada pengujian petrografi detail. Contoh sampling error pada well samples bisa terjadi akibat : caving of samples, kontaminasi lumpur pemboran, kontaminasi LCM - lost circulation material, dan ketidaktepatan penentuan kedalaman. LCM yang menggunakan mika akan menyebabkan pembacaan 87Sr/86Sr ratios 1.0, tinggi, dan ini akan berdampak ke korelasi kurva umur pada kronostratigrafi Sr. Maka, harus hati-hati dalam menyerahkan sampel ke service company, harus diceritakan riwayat pengambilan sampel ini. Kesalahan pengukuran bisa diatasi dengan menerapkan prosedur internal precision dan external precision. Internal precision mengukur presisi dari internal statistics analisis mass spectrometer, diukur pada 95 % confidence limits, dengan uncertainty yang sangat kecil (0.07-0.14). External precision dapat dihitung pada analisis berulang sampel yang sama. Kesalahan akibat gejala geologi dapat sangat diminimalisasi dengan picking sampel yang benar berdasarkan petrografi detail dan dukungan kontrol geologi serta paleontologi semua sampel yang dianalisis. Biostratigraphic zoning akan menjadi kontrol yang penting untuk isotope stratigraphy. Beberapa prosedur yang sudah dikembangkan untuk mengatasi kesalahan ini : replicate whole-rock analyses, specific component studies, dan geological consistency of results. Pengalaman saya mengamati pemakaian teknologi dan melihat hasil analisis strontium dating karbonat Eosen Akhir - Pliosen Awal di Jawa Timur yang banyak dipakai operator2 di wilayah ini sejak tahun 2000, rasanya membuat saya berkesimpulan bahwa Sr dating ampuh untuk dating absolut karbonat. Hasilnya memperkuat tatanan kronostratigrafi cekungan ini. Ada beberapa koreksi yang dihasilkannya atas stratigrafi yang selama ini kita gunakan. salam, awang Iman Argakoesoemah [EMAIL PROTECTED] wrote: Apakah ada yang bisa memberikan pencerahan tentang akurasi penentuan umur absolut dengan cara isotop Strontium untuk batu gamping ? Thanks. Iman -Original Message- From: Yahdi Zaim [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, December 21, 2005 7:50 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] umur absolut di non-marine clastic Pak PTA Yth., Kalau batuan sedimen non marinnya ada sisian batuan produk volkanik primer seperti tufa dan/atau batu apung primer, barangkali bisa digunakan metoda radiometri dengan Potasium-Argon (K/Ar) atau Argon-Argon (Ar/Ar) terhadap mineral biotit,piroksen atau hornblenda yang terkandung dalam tufa dan/atau batu apung primer tersebut. Wassalam, Yahdi Zaim, Departemen Teknik Geologi FIKTM - ITB - Original Message - From: Paulus Tangke Allo To: Sent: Tuesday, December 20, 2005 7:11 PM Subject: [iagi-net-l] umur absolut di non-marine clastic mungkin ada yg tahu, apakah ada metode penentuan umur absolut untuk batuan sedimen non-marine? thanks, pta - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.371 / Virus Database: 267.14.1/207 - Release Date: 12/19/2005
Re: [iagi-net-l] Isotop Strontium untuk batu gamping
Pak Yuwono dan Pak Iman, Kelihatannya, metode dating absolut batuan karbonat menggunakan rasio isotope 87Sr/86Sr akan banyak mengalami kesulitan bila diterapkan kepada meta-limestone atau bahkan marble yang sudah mengubah semua original fabric (bioklas, matriks, semen) limestone. Sebelum kita picking sampel untuk mengukur kadar isotopnya, kita akan melakukan petrografi detail untuk melihat sejauh mana efek diagenesa yang dialami limestone. Picking sampel dilakukan pada fosil, semen, dan whole rock. Hasil pengukurannya dibanding-bandingkan. Dengan cara itu akan diketahui efek equilibrated isotope ratio - efek rasio isotop yang berubah mengikuti efek diagenesis. Nah, kalau semua original fabric batuan sudah terhapuskan, misalnya menjadi marble, saya pikir akan sulit mengukur kadar original rasio isotop Sr. Prinsip pengukuran Sr adalah mengukur kadar Sr pada air laut purba yang digunakan sebagai bahan deposit cangkang, matriks, dan semen limestones. Kalau sudah termetamorfosakan, akan sulit halnya. Salah satu cara mengatasi efek diagenesis, adalah dengan melakukan specific component studies, yaitu mencari cangkang fosil yang berdinding tebal, macam shells, yang biasanya sedikit turut terdiagenesis, sehingga diharapkan strontium original sea water yang terukur di situ. Sr isotope dating bisa dilakukan untuk seluruh masa di skala waktu Fanerozoikum, sejak Kambrium. Kurva dari McArthur et al (2001) - Strontium Isotope Stratigraphy : LOWESS Version 3 : Best Fit to the Marine Sr-Isotope Curve for 0-509 Ma and Accompanying Look-up Table for Deriving Numerical Age, Journal of Geology 109, p. 155-170 - bisa dipakai. Maka, selama limestone itu tak termetamorfosakan, gamping umur Kambrium pun bisa diukur. Bayangkan, sejak Archean-Present, rasio 87Sr/86Sr air laut hanya berubah kecil, dari 0.7000 ke 0.7091, maka dating ini sangat akurat. Kalau limestone termetamorfosakan lebih baik menggunakan dating yang khusus untuk metamorphic rocks seperti SHRIMP, U-PB zirkon, atau K-Ar (Pak Yatno tentu ahlinya). Hanya, itu pun kan untuk umur metamorfismenya, sedangkan umur protolith-nya kan kita harus menemukan zirkon primer yang mungkin akan sulit ditemukan di beberapa fasies metamorfik. salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang yth. Saya tidak ada pengalaman Sr absolute dating untuk batugamping. Kalau untuk K/Ar saya tahu betul karena desertasi saya banyak memanfaatkan teknologi ini, bahkan saya mulai dari sampling lapangan sampai preparasi sample serta interpretasi datanya. Pertanyaan saya, bila batugampingnya telah metamorfosis menjadi marble dan sudah gak ada fossil sama sekali, lalu bagaimana mengevaluasi hasil yang diperoleh dari laboratorium itu? Makasih. Salam, Yatno Ada tiga kemungkinan potensial penyebab akurasi dating umur absolut menggunakan Sr menjadi terganggu : (1) kesalahan akibat random sampling, (2) kesalahan akibat pengukuran, dan (3) kesalahan akibat gejala geologi. Kesalahan random sampling yang berhubungan dengan pengumpulan dan pengolahan sampel mungkin tidak dapat seluruhnya dihilangkan. Tetapi, untuk mengatasi kemungkinan kesalahan ini, telah dikembangkan beberapa prosedur laboratorium untuk meminimilisasinya. Kesalahan pengukuran, berhubungan dengan presisi dan akurasi penentuan rasio isotop pada mass spectrometer, dapat dievaluasi dengan baik di laboratorium, sehingga kesalahan akibat pengukuran bisa dieliminasi. Kesalahan akibat gejala geologi sering berhubungan dengan alterasi diagenetik pada karbonat setelah selesainya proses pengendapan. Termasuk ke dalam kesalahan ini adalah masalah re-working. Untuk mengatasi hal ini, ada beberapa prosedur laboratorium yang terutama didasarkan pada pengujian petrografi detail. Contoh sampling error pada well samples bisa terjadi akibat : caving of samples, kontaminasi lumpur pemboran, kontaminasi LCM - lost circulation material, dan ketidaktepatan penentuan kedalaman. LCM yang menggunakan mika akan menyebabkan pembacaan 87Sr/86Sr ratios 1.0, tinggi, dan ini akan berdampak ke korelasi kurva umur pada kronostratigrafi Sr. Maka, harus hati-hati dalam menyerahkan sampel ke service company, harus diceritakan riwayat pengambilan sampel ini. Kesalahan pengukuran bisa diatasi dengan menerapkan prosedur internal precision dan external precision. Internal precision mengukur presisi dari internal statistics analisis mass spectrometer, diukur pada 95 % confidence limits, dengan uncertainty yang sangat kecil (0.07-0.14). External precision dapat dihitung pada analisis berulang sampel yang sama. Kesalahan akibat gejala geologi dapat sangat diminimalisasi dengan picking sampel yang benar berdasarkan petrografi detail dan dukungan kontrol geologi serta paleontologi semua sampel yang dianalisis. Biostratigraphic zoning akan menjadi kontrol yang penting untuk isotope stratigraphy. Beberapa prosedur yang sudah dikembangkan untuk mengatasi kesalahan ini :
[iagi-net-l] Menelaah Aspek Geo-Biosains Film King Kong
Film King Kong sedang serentak diputar di seluruh dunia. Walaupun plotnya berjalan lambat, cukup asyik menyaksikannya, terutama saat tokoh utama film rekaan Peter Jackson ini, King Kong, berkelahi mati-matian melawan empat dinosaurus. Minggu lalu, koran USA Today menurunkan dua halaman penuh soal latar belakang film ini. Settingnya terjadi si sebuah pulau kecil di sebelah barat Sumatra, Pulau Tengkorak, sebuah pulau yang terbelah sesar2 aktif (hmm..splay Sesar Mentawai ? he..he..). Sebuah pulau yang dulu dihuni manusia dari Sumatra dan membangun benteng tinggi-tinggi untuk melindungi diri dari serangan makhluk2 raksasa yang menghuni pulau ini. Hanya karena gempa aktif, perbentengan runtuh dan komunitas manusia asal Sumatra ini sebagian besar punah dimangsa predator raksasa. Adalah sebuah kru film yang sengaja mendatangi pulau ini untuk membuat film petualangan. Tiba di pulau, mereka dicerai-beraikan oleh sisa penduduk pribumi dan tentu saja para dinosaurus. Karena lebih moderen saja dan ambisi yang tinggi, mereka akhirnya bisa mengatasi semua problem di pulau terpencil itu bahkan menawan sang Kong Kong ke Broadway ! Cukup asyik mengikutinya, sebagai fiksi saja, tak perlu mencari-cari aspek sains-nya. Hanya, boleh saja kita berkomentar soal apa memang bisa King Kong dan Dinosaurus ada di pulau terpencil barat Sumatra ? Kata Charles Darwin, an island is an experiment, binatang-binatang yang pindah dari pulau besar ke pulau kecil lama-lama akan mengalami perubahan struktur tubuh, berevolusi. Ini sudah dibuktikannya dengan Pulau Galapagos di barat Amerika Selatan. Kita bawa konsepnya ke pulau rekaan Tengkorak di barat Sumatra. King Kong adalah hasil evolusi gorila jantan punggung perak. Keberatan (1). Gorila tak pernah hidup sepanjang evolusinya di Pulau Sumatra. Di Pulau Sumatra hanya hidup orangutan dan gibbon (siamang), kera-kera besar. Gorila hanya hidup di Afrika Timur, yang terkenal pernah diteliti secara seksama oleh Dian Fossey. Keberatan (2). Evolusi di pulau terpencil akan terjadi melalui dua perubahan : gigantisme, dan sebaliknya dwarfisme. Gigantisme jarang terjadi, dan paling besar pun yang pernah terjadi adalah 3x ukuran asalnya. King Kong jauh melebihi rasio 3x. Dwarfisme lebih sering terjadi, karena efek keterbatasan makanan di pulau terpencil. Ingat saja Homo floresiansis, yang kemungkinan akibat efek pengerdilan hominid yang pindah dari Jawa ke Flores. Keberatan (3). Dalam biologi evolusi, hewan ukuran besar akan punya jumlah populasi kecil, sedangkan hewan kecil akan punya jumlah populasi besar. Maka, hewan besar akan cenderung lebih cepat punah dibandingkan hewan kecil. Tetapi, di Pulau Tengkorak terjadi yang sebaliknya. Keberatan (4). Coba amati T. rex di situ, di mana ada T. rex dengan tiga cakar ? Hanya di film itu, T rex. sebenarnya hanya punya dua cakar. Keberatan (5). Emang dinosaurus punya periode hidup sama dengan manusia dan gorila ? Tidak, mereka telah punah sejak di K-T boundary di 65 Ma. Ah...kan hanya film, emang ! Selamat nonton film bagus yang sudah susah dibuat ini. salam, awang __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Re: [iagi-net-l] Isotop Strontium untuk batu gamping
Pak Yatno, Tidak bisa dinterpretasikan begitu karena hasilnya pasti kan error. Kecuali, kalau kita bisa temukan fosil/matriks/semen karbonat relic yang tak termetamorfosa, maka dating Sr terhadapnya adalah umur litologi sebenarnya. Pada kasus metamorphosed limestone, sebaiknya tak menggunakan dating Sr; lebih baik K-Ar atau Pb-U. salam, awang Y S Yuwono [EMAIL PROTECTED] wrote: Makasih pencerahannya Pak Awang, satu lagi: Bila kita punya data absolut dating Sr isotop dari pure marble apakah kita boleh interpretasikan sebagai umur metamorfosisnya? Kalo di K/Ar memang begitu karena yang terukur adalah decay dari potassium ke Ar dari material padat yang terakhir terbentuk karena proses metamorfosis, hanya saja bila pada pengamatan petrografi masih ada mineral dari asal batuan, hasil umur yang diperoleh lebih sulit interpretasinya. Salam, Yatno - Original Message - From: Awang Satyana To: ; Sent: Wednesday, December 21, 2005 8:53 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Isotop Strontium untuk batu gamping Pak Yuwono dan Pak Iman, Kelihatannya, metode dating absolut batuan karbonat menggunakan rasio isotope 87Sr/86Sr akan banyak mengalami kesulitan bila diterapkan kepada meta-limestone atau bahkan marble yang sudah mengubah semua original fabric (bioklas, matriks, semen) limestone. Sebelum kita picking sampel untuk mengukur kadar isotopnya, kita akan melakukan petrografi detail untuk melihat sejauh mana efek diagenesa yang dialami limestone. Picking sampel dilakukan pada fosil, semen, dan whole rock. Hasil pengukurannya dibanding-bandingkan. Dengan cara itu akan diketahui efek equilibrated isotope ratio - efek rasio isotop yang berubah mengikuti efek diagenesis. Nah, kalau semua original fabric batuan sudah terhapuskan, misalnya menjadi marble, saya pikir akan sulit mengukur kadar original rasio isotop Sr. Prinsip pengukuran Sr adalah mengukur kadar Sr pada air laut purba yang digunakan sebagai bahan deposit cangkang, matriks, dan semen limestones. Kalau sudah termetamorfosakan, akan sulit halnya. Salah satu cara mengatasi efek diagenesis, adalah dengan melakukan specific component studies, yaitu mencari cangkang fosil yang berdinding tebal, macam shells, yang biasanya sedikit turut terdiagenesis, sehingga diharapkan strontium original sea water yang terukur di situ. Sr isotope dating bisa dilakukan untuk seluruh masa di skala waktu Fanerozoikum, sejak Kambrium. Kurva dari McArthur et al (2001) - Strontium Isotope Stratigraphy : LOWESS Version 3 : Best Fit to the Marine Sr-Isotope Curve for 0-509 Ma and Accompanying Look-up Table for Deriving Numerical Age, Journal of Geology 109, p. 155-170 - bisa dipakai. Maka, selama limestone itu tak termetamorfosakan, gamping umur Kambrium pun bisa diukur. Bayangkan, sejak Archean-Present, rasio 87Sr/86Sr air laut hanya berubah kecil, dari 0.7000 ke 0.7091, maka dating ini sangat akurat. Kalau limestone termetamorfosakan lebih baik menggunakan dating yang khusus untuk metamorphic rocks seperti SHRIMP, U-PB zirkon, atau K-Ar (Pak Yatno tentu ahlinya). Hanya, itu pun kan untuk umur metamorfismenya, sedangkan umur protolith-nya kan kita harus menemukan zirkon primer yang mungkin akan sulit ditemukan di beberapa fasies metamorfik. salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang yth. Saya tidak ada pengalaman Sr absolute dating untuk batugamping. Kalau untuk K/Ar saya tahu betul karena desertasi saya banyak memanfaatkan teknologi ini, bahkan saya mulai dari sampling lapangan sampai preparasi sample serta interpretasi datanya. Pertanyaan saya, bila batugampingnya telah metamorfosis menjadi marble dan sudah gak ada fossil sama sekali, lalu bagaimana mengevaluasi hasil yang diperoleh dari laboratorium itu? Makasih. Salam, Yatno Ada tiga kemungkinan potensial penyebab akurasi dating umur absolut menggunakan Sr menjadi terganggu : (1) kesalahan akibat random sampling, (2) kesalahan akibat pengukuran, dan (3) kesalahan akibat gejala geologi. Kesalahan random sampling yang berhubungan dengan pengumpulan dan pengolahan sampel mungkin tidak dapat seluruhnya dihilangkan. Tetapi, untuk mengatasi kemungkinan kesalahan ini, telah dikembangkan beberapa prosedur laboratorium untuk meminimilisasinya. Kesalahan pengukuran, berhubungan dengan presisi dan akurasi penentuan rasio isotop pada mass spectrometer, dapat dievaluasi dengan baik di laboratorium, sehingga kesalahan akibat pengukuran bisa dieliminasi. Kesalahan akibat gejala geologi sering berhubungan dengan alterasi diagenetik pada karbonat setelah selesainya proses pengendapan. Termasuk ke dalam kesalahan ini adalah masalah re-working. Untuk mengatasi hal ini, ada beberapa prosedur laboratorium yang terutama didasarkan pada pengujian petrografi detail. Contoh sampling error pada well samples bisa terjadi akibat : caving of samples, kontaminasi lumpur pemboran, kontaminasi LCM - lost circulation material, dan ketidaktepatan penentuan kedalaman. LCM yang
Re: [iagi-net-l] KLITV
Pak Koesoema, Memang kalau peta-petanya tak bisa di-download, hanya ada explanatory notes-nya. Tetapi, foto-foto tempo doeloe-nya bisa di-download dengan gratis. Artikel2 di jurnal KITLV (Koninklijke Instituut voor Taal- Land- en Volkenkunde), sebagian bisa di-download, terutama yang umum-umum. Seperti banyak dokumen lainnya, juga masih banyak artefak, masih tersimpan di Belanda, sayang - mungkin untuk menyerahkannya bulat2 ke pemerintah Indonesia saat ini mereka pikir-pikir juga. salam, awang R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote: Sdr. Awang Saya sudah masuk ke website KLITV. Ternyata naskah, peta2 dsb itu tidak bisa didownload, yang bisa didownload hanya title dan informasinya saja, Naskah2, peta2 dsb itu hanya bisa dipinjam disana. Tetapi sangat menakjubkan, karena dalam katalognya tercantum peta2 topografi sekitar Bandung yang dikeluarkan Tentara Hindia Belanda dari tahun 1888 pada sekala 20.000. Ingin sekali saya lihat, tetapi harus pergi ke Amsterdam untuk meminjamnya. PLEASE DO NOT ATTACH FILE LARGER THAN 500 KB R.P.Koesoemadinata Jl. Sangkuriang G-1 Bandung 40135 Telp: 022-250-3995 Fax: 022-250-3995 (Please call before sending) e-mail: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - Yahoo! DSL Something to write home about. Just $16.99/mo. or less
Re: [iagi-net-l] Menelaah Aspek Geo-Biosains Film King Kong
Abah, Siapa tahu dari iseng-iseng pun ada pembelajaran. Dari Bering, saat itu hanya temperatur turun ke 1/2 deg C dan melihat Aleut island arc yang bikin jembatan dari Alaska ke Siberia via Kamchatka. salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Awang Komentar iseng kamu menarik juga ya , mana oleh oleh dari Bering ? Si Abah - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - Yahoo! DSL Something to write home about. Just $16.99/mo. or less
Re: [iagi-net-l] 2006 AAPG Conference
Komentar iseng. REUNITE GONDWANA. Bagaimana membuat Gondwana bersatu lagi ? Bagaimana menarik kembali keping-keping benua ex Gondwana seperti India, Afrika, Amerika Selatan, Australia, dan Antarktika pulang kampung ke asalnya - Gondwanaland ? Sementara, yang tengah terjadi adalah dispersal keping-keping ini ke seluruh jagat globe ? Kelihatannya, sampai 1 gigayears pun mereka tak akan bersatu lagi melihat vektor plate movement keping-keping benua tersebut saat ini. REALIZE POTENTIAL Wah, kalau Gondwana tak pecah tak akan ada provinsi hidrokarbon sekaya seperti Northwest Shelf Australia atau Tangguh complex. Kalau Gondwana tak pecah melalui rifting di tepi utara dan selatannya, tak akan ada rifting basins yang kaya akan prolific sources, reservoirs, dan seals. Pemisahan Gondwana malahan menguntungkan eksplorasi hidrokarbon daripada merugikannya. Kalau Gondwana bersatu terus, hm..kita hanya dapat intra-cratonic basins seluas southern hemisphere yang didominasi continental shields. Ah, hanya iseng. Maksud John Kaldi, kita berkumpul di Perth, bagian dari Gondwana, dan berdiskusi merealisasikan potensi hidrokarbon. Begitu, barangkali... Nah, silakan segera kirimkan abstrak-abstrak paper Anda. Kali ini, harus banyak paper dari Indonesia. salam, awang Yahdi Zaim [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekans IAGI Netters, Saya mendapat kiriman edaran dari Dr. John Kaldi dari Australian School of Petroleum tentang 2006 AAPG Conference di Perth - Australia dengan tema : REUNITE GONDWANA - REALIZE THE POTENTIAL. Untuk keterangan lebih lanjut menurut edaran tersebut, dapat mengunjungi situs www.aapg.org/perth/ atau email ke Organizing Committee : [EMAIL PROTECTED] atau Dr. John Kaldi : [EMAIL PROTECTED] Terima kasih atas perhatiannya, Yahdi Zaim Departemen Teknik Geologi FIKTM - ITB - Yahoo! Shopping Find Great Deals on Holiday Gifts at Yahoo! Shopping
Re: [iagi-net-l] Good Bye!
Ibu Titi, Selamat jalan, semoga dapat menikmati masa pensiun dengan gembira, atau kalau memulai aktivitas baru bisa menyukainya. Kalau pada masa-masa lalu IPA dapat menunjukkan pekerjaan yang sangat profesional, tentu itu berhubungan dengan kontribusi Ibu Titi kepada IPA. Semoga Bu Titi selalu sehat, bergembira dan tetap bersemangat. Selamat datang kepada Ibu Sita, semoga dapat melanjutkan bahkan meningkatkan profesionalisme IPA. salam, Awang H. Satyana Eksplorasi BPMIGAS Harry Kusna [EMAIL PROTECTED] wrote: Ibu Titi ysh., Selamat jalan, selamat menikmati pensiun, dan terimakasih atas semua bantuan ibu selama ini. Ibu Sita, Selamat datang, senang bertemu lagi dng ibu. Dulu kita sama2 di Mobil Oil. Wassalam, Harry Kusna Titi Tabusalla wrote: Dear Distinguished Professionals, I would like to advise you that as per January 1st 2006 I will be retired from IPA, highly appreciate for all your kindness and support during my 7 years and 8 months service with IPA, my apologize for any mistake I have done in the past to all of you, especially with my continuous emails, I promise you that I will not send any more emails to you. It's my great pleasure to introduce you my successor, Ibu Sita Wursitaningari, email address: [EMAIL PROTECTED] , and I sincerely hope that you will continue extending the same support and cooperation as you have given to me in the past. I thank you and wish you and your family health, prosperity and every success in the future. Again huge thanks and all the best, titi tabusalla Email: [EMAIL PROTECTED] or [EMAIL PROTECTED] HP: 0816-881-590 - Yahoo! for Good - Make a difference this year. - Yahoo! for Good - Make a difference this year.
[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] bertanya tentang penipisan kontinental
Penipisan kontinen terjadi melalui mekanisme continental rifting - peretakan benua, dan sistem keraknya disebut attenuated continental crust - kerak benua yang menipis. Karena kebetulan tempat penipisan kontinen ini terjadi di suatu tempat di belakang busur volkanik, maka suka disebut juga back-arc spreading. Cekungan belakang busur (back-arc basin) terjadi melalui mekanisme ini. Mengapa semua ini terjadi ? Saya mengacu ke jawaban2 pertanyaan yang diajukan. 1. Back-arc spreading/continental rifting/marginal basin spreading adalah mekanisme umum yang terjadi dalam suatu sistem subduction. Penyebab spreading ini, paling tidak ada dua : a). Mantle convection cell di asthenosphere yang menunjukkan gerak membuka. Mantle convection cell di bawah zone subduksi menunjam memasuki palung, maka kerak samudra pun ikut menunjam memasuki palung. Tetapi, di sisi benua, terjadi dua mantle convection cell yang dari astenosfer naik ke atas, kemudian di dekat permukaan memisah - satu menuju palung, satu lagi menuju continental craton/shield. Pemisahan dua convection cell ini akan otomatis meretakkan benua kemudian memisahkannya - dengan cara ini kerak kontinen di belakang busur volkanik menipis, kita menyebutnya back-arc spreading. b) Pada kasus-kasus subduction yang diperlambat karena suatu sebab - biasanya ada collsion mikro-benua di tempat lain- maka akan terjadi mekanisme yang disebut roll-back movement, ini semacam gerak runtuh segmen kerak di sekitarnya menuju palung, gerak runtuh ini juga mempengaruhi wilayah di back-arc basin - dengan cara ini pun kerak benua menipis. Lava outpouring - keluarnya lava dari astenosfer hanya terjadi kalau kerak benua itu terus menipis kemudian akhirnya terpisah melalui sea-floor spreading. Atau, back-arc basin spreading terjadi di wilayah oseanik, bukan kontinental, seperti halnya pembentukan Laut Filipina, ia adalah marginal sea-flor rifting akibat subduction di palung Palau-Yap-Mariana. Kalau di penipisan kontinen, tak ada lava outpouring, hanya retas-retas kolom (dike) basaltic yang memang bisa muncul menyisip di sesar-sesar akibat retakan. Memang tak semua wilayah yang mengalami penipisan, inti benua sama-sekali tak terpengaruh, juga wilayah sekitar busur volkanik tidak, hanya back-arc basin area yang menipis. 2. Sebab penipisan sudah diterangkan di atas. 3. Jarak wilayah penipisan kontinen dari subduction akan bergantung kepada sudut penekukan subduction (Wadati-Benioff zone) dan berapa lebar prisma akresi dari proses subduction sebelumnya. Ini juga akan berpengaruh kepada sebaran jalaur volkaniknya. Semakin curam penekukan, semakin dekat ke palung terjadinya busur volkanik dan back-arc spreading, dan sebaliknya, semakin landai penekukan semakin jauh dari palung wilayah busur volkanik dan back-arc spreading-nya. Kondisi rata-rata, jarak back-arc spreading dengan subduction-nya sekitar 500 km. salam, awang Beiruny Syam [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alikum Nama saya Beiruny Syam dari angkatan 2003 .kemarin saya baca tentang tektonik gunung api saya ingin bertanya,khususnya tentang penipisan kerak benua: 1. kenapa pada sisi bagian back arch pada sisi kontinental terjadi penipisan kerak benua, sehingga mengakibatkan magma-magma pada zona bagian astenosfer keluar dan mengakibatkan banjir lava?dan catatan lagi bahwa tidak semua daerah pada landas kontinent yang mengalami penipisan? 2. Penipisan itu dikarenakan sebabhal apa? 3. Kira-kira jaraknya berapa km dari subduction zone dan kita tahu daerah penipisan tersebut. Nuhun atas perhatiaanya dan ditunggu jawabannya. Wass.. Beiruny Syam D1H03065 Geologi Unpad 2003 - Yahoo! Photos Ring in the New Year with Photo Calendars. Add photos, events, holidays, whatever. Moderators: Budhi Setiawan '91 [EMAIL PROTECTED] Edi Suwandi Utoro '92 [EMAIL PROTECTED] Sandiaji '94 [EMAIL PROTECTED] Wanasherpa '97 [EMAIL PROTECTED] Satya '2000 [EMAIL PROTECTED] - YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group Geo_Unpad on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. - - Yahoo! Shopping Find Great Deals on Holiday Gifts at Yahoo! Shopping