Re: [mediacare] Kongkow Bareng Gus Dur Kembali Mengudara di Yogyakarta

2007-10-08 Terurut Topik Lisman Manurung
Sudahlah! Marilah kita menatap ke dalam sanubari.
Urusan beda tafsir atas ayat-ayat bagusnya tidak di
bawa terlalu jauh ke ruang publik. Indonesia negeri
plural, dan bukan seluruhnya beragama Muslim. 

Kendati penganut Muslim mayoritas di Pulau Jawa dan
Sumatera, tetapi mohon dicermati, belum tentu demikian
dominan adanya jika kita menoleh ke pulau Kalimantan,
pulau Sulawesi, dan pulau Irian. Oleh sebab itu sudah
menjadi 'kebersamaan' kita untuk tidak selalu
memusatkan perhatian kepada perbedaan. Itulah hikmah
dari pesan para pendiri Republik bahwa Indonesia ini
adalah 'Bhinneka Tunggal Ika. Dan manfaat dari itu
ialah bahwa kalangan Batak atau Papua ingin belajar
dari sondaranya orang Jawa. Atau kalangan
non-Muslimpun ingin mengetahui hal-hal yang luhur,
mulia dan baik dari sodaranya, ummat Muslim.
Sekurang-kurangnya dengan pengetahuan itu akan lebih
mudah untuk menyapa, bergaul dan membangun network.

Jangan terlalu berlebihan menuding kata Bhinneka
Tunggal Ika, yang muasalnya agak mirip dengan slogan
dengan kata-kata yang sama di dalam agama Hindu Bali.
Pesan dari kata itu tidak sama dengan apa yang ada di
dalam agama Hindu Bali, sebab di Pancasila,  kata itu
bermakna pengakuan atas pluralitas. Jangan dikira
tokoh-tokoh puritan Hindu Bali semua setuju penggunaan
kata Bhinneka Tunggal Ika itu di Pancasila kita.
Alasan mereka? Maknanya lain.


Jangen keleru, bahwa Pancasila itu kesalahan pendiri
republik ini. Mereka justru paling memahami bahwa
sebuah bangsa Indonesia akan berdiri jika pengakuan
atas keragaman itu tegas dan jelas. Mereka paham bahwa
Pancasila bukan semata-mata ide kosong, tetapi punya
konteks politik demografis dan politik geografis!

Cobalah lihat ke dalam, sekarang bagaimana kita telah
mulai melemah karena keragaman itu mulai kita ragukan.
Pejabat publik sekarang lebih suka menggunakan
simbol-simbol yang paling mengena di publik, seperti
simbol etnik dan agama. Tokoh-tokoh daerah yang sedang
berjuang untuk membangun daerahnya, sulit dibedakan
apakah dia berjuang untuk dirinya sendiri atau untuk
kesejahteraan rakyat. Hampir semua koruptor memberi
kesan bahwa dia cinta agama dan cinta leluhurnya. 

Arus yang semakin menguat dari kalangan mayoritas,
mulai mendorong elemen-elemen minoritas menguatkan
kohesi di antara mereka. Saya mulai mengantisipasi
adanya network di antara suku minoritas untuk
siap-siap jika situasi terburuk akan berulang kembali.
Kaum minoritas belajar dari peristiwa tahun 1998. 

Jangan remehkan adanya trend kelancangan negeri-negeri
sekitar kita untuk menjajagi kemampuan kita
mempertahankan diri. Itu sistematis. Bukan tidak
mungkin ada konspirasi terhadap NKRI kita.

Jadi, kalo yang namanya perselisihan diekspos terus,
dan kemudian dialihkan bahwa ada pihak non-Muslim yang
ngompori, maka kita kembali ke zaman
kompor-mengompori.
Padahal, sekarang ini, bagaikan singa di cerita TV
Afrika, yang menanti zebra atau sapi yang lengah,
selalu sangat lihai-pandai dan sabar menunggu. Untuk
yang ini marilah kita belajar dari apa yang terjadi
Afghan, Irak dan mungkin juga Irak. Toh pada mulanya
perselisihan internal, kemudian antara negara yang
bertetangga kan?


--- Komunitas Utan Kayu [EMAIL PROTECTED] wrote:


http://www.utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=newsid=23
 
 Jakarta 8 Oktober 2007
 
 Siaran Pers :
 
 Kongkow Bareng Gus Dur Kembali Mengudara di
 Yogyakarta
 
 
 Talkshow televisi dengan nara sumber KH Abdurrahman
 Wahid, yang bertajuk Kongkow Bareng Gus Dur akhirnya
 mengudara kembali di Yogyakarta. Manajemen Yogya TV,
 mulai 5 Oktober 2007, melanjutkan kembali penayangan
 acara itu, setelah mendengar masukan dari penonton
 dan berbagai kelompok masyarakat di Yogya.
 
 Kami menyampaikan terimakasih dan apresiasi, kepada
 Yogya TV yang telah membuka pintu dialog dengan
 mendengar aspirasi warga Yogya. Penghargaan yang
 tinggi juga kami tujukan kepada berbagai organisasi
 masyarakat, organisasi jurnalis, organisasi
 keagamaan, juga tokoh tokoh masyarakat yang dengan
 tulus memberi masukan, dan menyelesaikan perbedaan
 pendapat secara damai.
 
 Pengalaman ini, kami harap akan semakin mematangkan
 kami, para pengelola media, dalam memberikan layanan
 yang terbaik untuk masyarakat. 
 
 Kongkow Bareng Gus Dur adalah acara rutin yang
 diadakan KBR68H setiap Sabtu pagi pukul 10.00 WIB,
 dan disiarkan langsung oleh lebih dari 70 radio
 anggota jaringan di seluruh Indonesia. 
 
 Program itu juga diputar untuk stasiun televisi, dan
 tersedia 15 episode yang siap tayang. Versi televisi
 ini diproduksi KBR68H bersama School for Broadcast
 Media (SBM), dan disebarluaskan dengan dukungan
 Ragam dan Yayasan Tifa. Saat ini, sebanyak 13
 televisi lokal menyiarkan acara tersebut.
 
 
 Santoso
 Direktur Utama 
 KBR68H
 
 

 -
 Need a vacation? Get great deals to amazing places
 on Yahoo! Travel. 



   

Be a better Globetrotter. Get better travel answers 

Re: [mediacare] Hak paten di Malaysia vs Indonesia

2007-10-06 Terurut Topik Lisman Manurung
Sudah saatnya kita berhenti menertawakan diri kita.
Saatnya kita menangisi kesalahan kita, dan setelah itu
baiknya dapatlah berbuat lebih baik. 


Ribut-ribut soal 'cetek' seperti perselisihan antar
agama, soal teroris, perebutan kursi presiden yang
membuat perutku mual karena sekadar kompetisi
melanjutkan hak berkuasa, rasa-rasanya tidak di
budayakan di Malaysia.

Mungkin perterorisan dientaskan dari Malaysia dan,
dengan gempita kita sambut gempita, seolah-olah dalam
pikiran kita: Malaysia tidak berani nohok Amrek dan
takut dituding beternak teroris? Aku berani, sanggup
dan bisa!
 
Amerika emoh dengan kita. Di satu sisi tangan kita
tengadah minta ini, minta itu. Tetapi tempo-tempo
nyaris semua tokoh kita bisa berteriak anti-Amrek. 

Jangan harap ada ajakan USA ke angkasa. Bagaimana
dengan Cina? Tak mungkinlah. Mereka tidak akan lupa
peristiwa Jakarta tahun 1998 yang sangat memilukan.
Dan, tak ada satu ungkapan kata minta maaf dari mulut
anak bangsa. 

Tahun lalu tatkala berada di KL saya sudah baca
maraknya berita bahwa putra Malaysia akan mengorbit di
ruang angkasa tanggal 10 Oktober 2007, atau minggu
mendatang. Cantik urusannya. Mereka beli cash 
sejumlah besar pesawat Sukhoi. Karena itu pantas dapat
komisi. Petingginya sibuk bagi-bagi komisi? Tidak!.
Mereka minta hadiah yang nilainya tidak tertandingi:
Nih, bawain anak gua ke angkasa. 

Cantik permainan mereka (meskipun air mata mengalir
setitik..), karena komisi Sukhoi yang mereka inginkan
adalah menitipkan putra terbaik mereka menoreh 
sejarah: Naik ke angkasa.


Dan, memang menjadi polemik tampaknya di antara
anggota kelab angkasa. Rusia sepertinya  dituding
'curang'. Rusia menangkis, dan bilang sah-sah saja
anak Malaysia itu ikutan naik ke angkasa, sebab anak
bangsa Malaysia itu memang bukan astronot, tetapi
ilmuwan. Sakit hati lagi, sebutir air mata mengalir
lagi: Rusia, negara kampiun teknologi memuji Malaysia
punya anak yang pandai teknologi.


Aku, huk..huk... cuma unggul bekoar menghancurkan
Inggeris dan Amrek, bakar bendera semua negara yang
ada di dunia, dan setelah itu unggul di bidang
bikin anak, kawin-kemawin dan korupsi.

Catatan kaki: Prosa ini sebetulnya tidak saya tulis
dengan titik air mata. Dan aku memang he...he...he...
Pasalnya, saya tak ingin ada anak bangsa yang bilang
aku cengeng..ngeng..ngeng.  

--- mediacare [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya baru dengar kabar dari seorang teman di Kuala
 Lumpur, Malaysia. Di sana para pembuat tempe, tahu,
 dan juga batik kebanyakan pendatang dari Indonesia,
 tepatnya dari Pekalongan. Walau berskala UKM (Usaha
 Kecil Menengah), namun produk mereka ramai dibeli
 orang Malay, termasuk komunitas Indonesia yang mukim
 di sana.
 
 Di Malaysia, tiap produk yang dikemas wajib
 dipatenkan. Dan untuk mendapatkan hak paten
 tersebut, amatlah mudah dengan birokrasi yang tak
 berbelit-belit. Semua online. Misal Anda mau
 mematenkan Tempe Merk Java, lalu dicek di database
 ternyata belum ada yang mengklaim, Anda bisa
 langsung dapat hak paten atas merk tersebut. Tentu
 saja database tsb tidak bisa me-link data dari
 Indonesia yang birokrasinya serba tertutup dan
 amburadul. Mungkin juga data paten belum
 di-on-line-kan.
 
 Begitu juga kalau Anda punya lagu-lagu, karya cipta
 seni, film, lukisan, buku dan lain sebagainya, wajib
 dipatenkan. Pendeknya, Malaysia sudah menerapkan
 birokrasi yang modern, sedangkan Indonesia masih
 model barbar karena mau KKN terus. 
 
 Bagaimana dengan Indonesia? Jauh panggang dari api.
 
 Kesimpulan: Birokrasi paten mematen harus segera
 dibenahi. Wajib online, sehingga masyarakat dapat
 mengaksesnya tanpa harus mondar-mandir ke kantor
 Dirjen Paten! Kalau tidak, negeri ini akan terus
 terpuruk
 
 
 
 
 
 
 
 
 mediacare
 http://www.mediacare.biz
 



  

Catch up on fall's hot new shows on Yahoo! TV. Watch previews, get listings, 
and more!
http://tv.yahoo.com/collections/3658 


Re: [mediacare] Untuk Pak Manneke : Kakek Buyut Yap Thiam Hien Adalah Mafia Opium Cina Dari Guangdong !!!

2007-10-05 Terurut Topik Lisman Manurung
Sebetulnya, bagi sejumlah orang di pedalaman Aceh dan
sebagian Sumatera Utara, sampai dengan sekarang ganja
masih digunakan sebagai penyedap makanan. Sekitar
tahun 60an, untuk engkong-engkong keturunan Cina
dianggap lumrah mengisap candu.

Nah, sekarang iklan rokok Malboro masih boleh dipajang
di jalan-jalan. Kira-kira di tahun 2040 mendatang
kisah iklan Malboro tahun 2007 adalah  kenangan masa
silam yang dihujat...





--- Supriyadi [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 - Original Message - 
 From: Supriyadi 
 To: mediacare@yahoogroups.com 
 Sent: Friday, October 05, 2007 1:28 PM
 Subject: Re: [mediacare] Re: Kakek Buyut Yap Thiam
 Hien Adalah Mafia Opium Cina Dari Guangdong !!!
 
 
 
 Pak Manneke,
 
 Pada zaman itu peredaran opium atau candu tidaklah
 dilarang sebegitu rupa seperti zaman sekarang,
 melainkan resmi diatur peredaran dan perdagangannya
 untuk pemasukan kocek pemerintah jajahan Belanda. 
 Jadi sebutan mafia opium Cina terlalu berlebihan dan
 menyeramkan seolah-olah opium saat itu sebagai
 barang terlarang seperti marijuana atau cocain
 sekarang ini.
 
 Biasanya penguasa Belanda menunjuk seorang kapitein,
 kebanyakan dari etnis Cina, untuk mengatur peredaran
 dan perdagangan candu. Kakek saya, orang Jawa,
 pernah menjadi mantri candu di Jogja dulu.
 
 Bahkan di Jogja dan kota kota lain, dulu ada tempat
 lokalisasi penghisap candu, sehingga para penghisap
 candu terlokalisasi di suatu tempat. Tidak liar,
 sehingga mudah mengontrolnya.
 
 Jadi petugas pengedar dan penjual candu resmi saat
 itu bukanlah mafioso.
 
 BRGDS,
 
 Supriyadi
 
   - Original Message - 
   From: Manneke Budiman 
   To: mediacare@yahoogroups.com 
   Sent: Friday, October 05, 2007 11:33 AM
   Subject: [mediacare] Re: Kakek Buyut Yap Thiam
 Hien Adalah Mafia Opium Cina Dari Guangdong !!!
 
 
 
   So what gitu lho? Kakek buyut kita semua kalo
 ditelusuri riwayat hidupnya pastilah juga bukan
 malaikat semua. 
 
   Ny. Mus kok kali ini nggak seperti biasanya ya?
 Biasanyabiar datanya mencengangkan, tapi masih
 relevan dan proporsional. Kali ini agak emosional
 dan terkesan punya dendam pribadi pada moyangnya Yap
 Hong Gie. 
 
   manneke
 
   -Original Message-
 
Date: Thu Oct 04 18:18:48 PDT 2007
From: Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED]
Subject: [mediacare] Kakek Buyut Yap Thiam Hien
 Adalah Mafia Opium Cina Dari Guangdong !!!
To: mediacare@yahoogroups.com
   
Kakek Buyut Yap Thiam Hien Adalah Mafia Opium
 Cina Dari Guangdong !!!

Yap Thiam Hien, yang biasa dipanggil John oleh
 teman-teman akrabnya,
adalah anak sulung dari tiga bersaudara dari Yap
 Sin Eng dan Hwan
Tjing Nio. Kakek buyutnya adalah seorang
 Luitenant yang bermigrasi
dari provinsi Guangdong di Tiongkok ke Bangka,
 namun kemudian pindah
ke Aceh. Ketika monopoli opium di Hindia Belanda
 dihapuskan, kehidupan
keluarga Yap dan banyak tokoh masyarakat
 Tionghoa saat itu merosot.
Ditambah lagi oleh kekeliruan investasi di Aceh
 berupa kebun kelapa
yang ternyata tidak memberikan hasil yang
 menguntungkan. Pada tahun
1920 kedudukan keluarga Yap digantikan oleh
 keluarga Han, yang datang
dari Jawa Timur.

http://id.wikipedia.org/wiki/Yap_Thiam_Hien

 Yap Hong-Gie [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Serangan saya terhadap Nyonya Mus (MM),
 merupakan reaksi terhadap
 fitnah rendahan terhadap orang tua saya yang
 notabene tidak ada 
 hubungannya dengan konteks diskusi, itu
 menandakan bahwa kita 
 memasuki gelanggang free-fight, dimana hanya
 satu aturan yang 
 berlaku: no rules! 

 Tapi coba suruh buktikan; bawa data pendukung
 atau menunjukan
 referensi kredibel mengenai salah satu
 pernyataannya, pasti MM
 lari-lari seperti petasan injek.
 




Keluarga Yap turun temurun punya keahlian untuk
 konspirasi dengan
kekuatan politik yang berkuasa dalam
 pemerintahan. Sebagai pelindung
keluarga Suharto, Yap menempatkan diri sebagai
 opposisi. Sulit bagi
keturunan Cina di Indonesia bisa bertahan,
 terkenal bahkan jadi simbol
masyarakat sebagai musuh pak Harto melalui
 bidang hukum. Tuduhan dan
kesalahan kecil2an dari Cendana difokuskan jadi
 besar untuk menutup
kesalahan dan kejahatan Cendana yang besar2an.
 Tidak tanggung2 dia
diberi dan mendapatkan berbagai award.

Mungkin, kalo saja kita cuma memandang satu
 frame tentang figure Yap
Thiam Hien dalam satu scope saja, maka analysis
 saya bisa dianggap
subjective, tapi kalo kita telaah scope-nya
 secara turun temurun,
ternyata keluarga Yap ini menyimpan memory
 keluarganya turun temurun
sebagai kebanggaan feodalisme Cina dalam
 berbagai masa.

Dengan berbagai tehnik memutar balik kata agar
 pembaca bisa membaca
dan menilai positive kepada nenek moyangnya,
 media umumnya menulis
dengan hati2 agar tidak dituntut memfitnah.
 Namun kalo anda jeli
membaca di web wikipedia diatas, jelas,
 kakek-neneknya termasuk mafia

Re: [mediacare] Re: Malaysia Minta Bukti 'Rasa Sayange' Lagu Milik Indonesia

2007-10-04 Terurut Topik Lisman Manurung
Tetapi yang paling dahsyat adalah bahwa Malaysia telah
siapkan pertahanan yang handal jika ada ancaman dari
Indonesia. Dan ironinya, karena terus-menerus
ditingkatkan, tidak tertutup sewaktu-waktu
diuji-cobakan  melakukan offensif ke RI.


Saya duga mereka sadar pernah dijajah. Cuma  Inggeris
Raya, negara penjajah di Kalimantan tidak match dengan
Belanda. Nah, apa salahnya menebak bahwa yang dijajah
Inggeris lebih tinggi dari yang dijajah Belanda.

Di Kalimantan,  sangat mungkin jumlah tank Malaysia 
lebih banyak dari tank RI punya (yang ditaruh di
sana). Jangan-jangan dia orang punya pangkalan kapal
tempur di sana. Nah, bagaimana jika pertikaian antara
kelompok seperti antara Mandura, FPI dan orang Dayak
meletus? Dan kemudian karena orang-orang Dayak merasa
terpojok lalu minta tolong ke Serawak. Bisa-bisa
Indonesia dibikin kalap, ... namun kemudian dari
Kalimantan  terpaksa mundur ke pulau Jawa..


 



--- Deddy Mansyur [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Maling yang paling hebat, maling-maling yang ada di
 pemerintahan NKRI.
 Bikin KTP = KKN
 Bikin SIM = KKN
 Bikin Paspor = KKN
 TKI/TKW mudik = KKN
 Di stop polisi = KKN
 Masukin anak sekolah = KKN
 Naik pangkat TNI/Polri = KKN
 Dapatin Ph.D. faking Ph.D. = KKN
 Dimana-mana KKN, maling maling
 Mental maling bangsaku
 
 Malaysia?
 Belajar dari NKRI
 
 salam,
 sensei deddy mansyur
 university of houston
 www.uh.edu/shotokan
 
 nb:
 kalau saya jadi maling di university of houston,
 sawah ladang habis ditutup - kagak bisa makan nasi
 lagi
   - Original Message - 
   From: Paulus Tanuri 
   To: mediacare@yahoogroups.com 
   Sent: Thursday, October 04, 2007 6:17 AM
   Subject: Re: [mediacare] Re: Malaysia Minta Bukti
 'Rasa Sayange' Lagu Milik Indonesia
 
 
   Kalau dia maling dan kita ikut maling, apa bedanya
 kita dengan mereka ?
   Balas saja dengan kebaikan. Hal itu akan lebih
 baik, efeknya akan seperti meletakkan bara di atas
 kepala mereka.
   Tunjukkan apa Indonesia itu punya jiwa yang besar.
 Saya kira dengan begitu maka kita akan lebih
 terhormat dibanding hanya memikirkan balas dendam. 
 
 
   Regards,
   Paulus T.
 
 
   On 10/4/07, Unik Ihsan [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
 Jangan asal mau dituntut melakukan hal hal yang
 NGGAK PENTIng. Pembuktian ini harus dalam
 PERJANJIAN. Jika memang terbukti bahwa lagu itu
 milik Indonesia, maka malaysia dilarang untuk tidak
 mengakui hak hak milik INdonesia lagi. Jika terjadi
 lagi, harus ada konsekuensi khusus, bisa kita menta
 pulau dia satu satu balik. 
 
 Camkan ke Malaysia, bahwa memang Indonesia saat
 ini sedang sakit. Sebagai tetangga, boro boro dia
 bisa jadi dokter, tapi malah jadi maling satu satu
 punya INdonesia. Kelak jika kita sudah sembuh, kita
 harus bangkit or, kita bisa 'malingi balik . 
 
 Mhhh...cepe deee...
 
 




   

Pinpoint customers who are looking for what you sell. 
http://searchmarketing.yahoo.com/


Re: [mediacare] Sungguh-sungguh terjadi: FPI ngeri menghadapi orang Dayak

2007-10-02 Terurut Topik Lisman Manurung
Di masa lalu rakyat tidak mau punya masalah dengan
Pemuda Rakyat. Kala itu, sebelum 30 September 1965
saya sering saksikan bagaimana tokoh-tokoh pemuda
rakyat dapat bertindak seenaknya. Jika melintas di
pasar-pasar di kampung kami, semua yang punya warung
setengah merunduk. Betul, mereka tidak 'malak' tetapi
salah-salah warung tidak boleh dibuka lagi. Mereka
dapat mendikte aparat, saat itu. Mereka sih tidak
merusak, tetapi dapat berteriak di depan warung, dan
memaki-maki, mengatakan pemilik warung  adalah
kapitalis-anjing imperialis.

Saya agak bergidik jika melihat aksi aksi kekerasan
yang semakin tinggi dimainkan oleh para aktifis FPI.
Sebab, ketika zaman berubah di masa lalu (ketika pecah
apa yang dikenal sebagai G30S PKI), saya juga saksikan
bagaimana ratusan aktifis PKI digiring bagaikan,
ditendangi di jalan-jalan. Mereka digelinding bagaikan
anjing kotor, diludahi dan diteriakin: Bunuh...bunuh. 
Bahkan, saya masih ingat, dengan perasaan bergidik
bagaimana seorang gadis (kata orang-orang yang ikut
merubung), adalah aktifis Gerwani. Dia cantik, tampak
dengan pakaiannya yang mewah (mewah lho, aneh kan?),
dipaksa duduk di lantai. Sebagai lelaki, saya punya
pikiran jelek, akan diapakan oleh pria-pria berkuasa
gadis cantik ini?

Tindak 'suka-suka' biarpun itu demi rakyat dan Tuhan,
sebaiknya tidak kita biasakan. Risiko menurunnya
populasi kita di tahun 1965-1968, baik karena
orang-orang tertentu kehilangan kesempatan untuk
berhubungan badan, maupun memang karena saling
menghabisi, hendaknya tidak kita ulang-ulang dalam
membentuk suatu untaian sejarah bangsa kita. 

Indonesia akan memasuki tahun 2008, seratus tahun
setelah 1908, saat di masa lalu ketika gelora-gelora
kebangsaan Indonesia bergema. Indonesia, kala itu
disepakati bukanlah kebangsaan Jawa, kebangsaan Islam,
Kristen atau Hindu. Di tahun 1928, juga disepakati
pula sumpah pemuda: satu nusa, satu bangsa, satu
bahasa. 

Saya duga Indonesia di tahun 2028 Indonesia bisa saja
akan memiliki 4 ayat sumpah pemuda. Sangat tergantung
kepada orang yang memaknainya apakah hal ini akan
merupakan yang terbaik. Di kala itu akan ada satu
sumpah lagi: satu agama. Namun yang berbeda adalah
setiap wilayah punya sumpah-sumpah yang berbeda.
Contohnya, di Bali, kata agama akan diisi dengan agama
Hindu Bali...

Nah, kalau masih kita bangga sebagai suatu kesatuan,
maka marilah kita jauhkan pola tindak menegakkan
kebenaran meniru cara Mossolini, yang memaksakan 
kebaikan termasuk dengan cara-cara keras.  Nanti kita
dikatain dunia adalah negeri dengan komponen rakyatnya
sebagian berpola pikir fasis. 

Bukan tidak ada contoh yang tengah diamati dunia,
antara lain aksi anarkis yang kerap dimainkan oleh
komponen mahasiswa, seperti misalnya pertikaian antara
mahasiswa Universitas Kristen Indonesia dan mahasiswa 
UPI, demikian pula dengan kekerasan yang lazim
diterapkan mahasiswa di Ujung Pandang, di Medan dan
lain-lain. Nah, semoga tidak memancing kemarahan FPI
kepada saya, yang kebetulan bukan beragama Islam, saya
agak khawatir apakah FPI juga mempunyai pola tindak
yang sama?






--- Martin Widjaja [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mas Radit, kalau nggak salah beberapa hari lalu
 saya lihat di SCTV tayangan masa FPI Jati Petamburan
 dihadang dan digembosi di jalan Gunung Sahari oleh
  polisi dr Polres Jakut.
 AKBP Wayan bilang, patroli, sweeping adalah tugas 
 polis , jadi masa FPI itu kami bubarkan , beliau ini
 tegas dan berani , percaya diri. Kayaknya potensial 
 sbg generasi muda yg bisa diharapkan menegakkan 
 dan menjaga ketertiban umum.
 
 Si Komandan FPI sambil marah2 bilang ada afa sama 
 Folres Jakut ini, karena Folda, dan Folres2 lain
 semua 
 selalu bisa bekerja sama kok tidak yg satu ini ?
 
 Ini juga sungguh2 terjadi lho, cuma kayaknya di
 Kompas 
 nggak masuk karena lagi penuh dgn berita2 ttg partai
 
 tertentu 
 
 Salam , martin - jkt
 
 
 - Original Message 
 From: radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]; mediacare
 mediacare@yahoogroups.com;
 [EMAIL PROTECTED];
 [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, October 3, 2007 6:43:26 AM
 Subject: [mediacare] Sungguh-sungguh terjadi: FPI
 ngeri menghadapi orang Dayak
 
 
 
 
 
 
 
 !--
 
 #ygrp-mkp{
 border:1px solid
 #d8d8d8;font-family:Arial;margin:14px
 0px;padding:0px 14px;}
 #ygrp-mkp hr{
 border:1px solid #d8d8d8;}
 #ygrp-mkp #hd{

color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:bold;line-height:122%;margin:10px
 0px;}
 #ygrp-mkp #ads{
 margin-bottom:10px;}
 #ygrp-mkp .ad{
 padding:0 0;}
 #ygrp-mkp .ad a{
 color:#ff;text-decoration:none;}
 --
 
 
 
 
 Di Pulau Jawa, semua orang takut dengan ulah FPI.
 Saat FPI menjalankan aksinya, tak ada yang berani
 melawan. Beda dengan warga Dayak di Kalimantan.
 Mereka berhasil menggencet ulah FPI.



   Berita dari Tribun Kaltim, www.tribunkaltim.co.id
 
   FPI dan Warga Dayak Berdamai
   
 SAMARINDA, TRIBUN- Front Pembela Islam (FPI)
 akhirnya berdamai dengan
 warga Dayak,  pasca- perselisihan saat sweeping FPI
 Sabtu 

Re: [mediacare] Re: 'Orang Kaye Disuap, Tuh!'

2007-09-29 Terurut Topik Lisman Manurung
Iya ialah. Bukan WCnya yang penting pak. Juga bukan
penjaganya.  Itu lho, penulis menohok kata  K Y, yang
merupakan singkatan dari Komisi Yudisial...


--- aan_mm [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Salam,
 Esainya bagus. Dari dialog awal si penjaga WC, saya
 yakin dia benar-
 benar penjaga WC yang orang Jakarte (Betawi). Tapi
 dialog penjaga WC 
 menjelang akhir tulisan, kok seperti bukan penjaga
 WC ya, profesional 
 sekali kata-katanya. He he he.
 
 Teruslah berkarya.
 
 Tabik,
 Muhammad Subhan
 
 
 --- In mediacare@yahoogroups.com, Sunny
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 

http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2007092801103814
  
Jum'at, 28 September 2007 
   
  
BURAS
   
   
   
   
  
  'Orang Kaye Disuap, Tuh!' 
  
  
 
H.Bambang Eka Wijaya:
  
DI Stasiun Gambir, Edo masuk WC umum. Keluar
 dari WC ia 
 berikan selembar lima ribuan ke penjaga kotak duit
 bayaran WC. Tak 
 ada kembalian! ujar penjaga kotak. Kasih uang pas
 aja, buang air 
 kecil dua ribu! Tau supaya pas, silakan buang air
 besar, tarifnya 
 tiga ribu!
  
Aku buru-buru! entak Edo. Ditukar uang
 dari kotak, dong!
  
Kunci kotaknya dibawa bos! jawab penjaga.
  
Bosnya pergi ke mana? kejar Edo.
  
Salat, ke Istiqlal! jelas penjaga. Dari
 zuhur, biasanya 
 bakda asar baru kembali!
  
Kok jauh dan lama sekali? timpal Edo.
 Gini aja, kukasih 
 sisa recehanku seribu, ya?
  
Nanti kalau dia hitung uangnya ganjil, aye
 disalahin! jawab 
 penjaga.
  
Uang yang seribu jangan masukin kotak, kau
 kantongi aja! 
 bujuk Edo.
  
Mau nyuap gue? tukas penjaga menatap Edo.
 Orang puase 
 disuap, ntar batal! Nggak useh, ye...! Jangan kate
 sebab miskin gini 
 gue tergode! Kemarin orang kaye lagi puase disuap
 siang bolong 
 ditangkep, tuh!
  
Kembali ke bahasa Indonesia yang baik
 seperti tadi! Aku tak 
 ngerti omongan gado-gado Jakarte! pinta Edo. Orang
 kaye mana yang 
 ditangkap?
  
Di Kebayoran! Ramai dibicarakan orang!
 jawab penjaga. 
 Itulah, orang kaye, banyak duit, gaji besar, masih
 mau disuap! Itu 
 terjadi bulan puasa, ketika setan-setan diborgol!
  
Yang mereka bicarakan orang kaye bukan
 orang kaya seperti 
 dalam dialek Betawi, tapi orang KY singkatan Komisi
 Yudisial! tegas 
 Edo. Kata pengacaranya, dia tertangkap justru saat
 ditugaskan untuk 
 melakukan jebakan atas kasus penyuapan yang harus
 diungkap! Soalnya, 
 jabatan orang itu koordinator bidang pengawasan,
 keluhuran martabat 
 dan perilaku hakim! Jabatan mulia dan terhormat!
  
Kalau aku dapat jabatan semulia itu,
 gajinya puluhan juta 
 sebulan, kagak mikir macem-macem deh! sambut
 penjaga WC. Bisa kerja 
 jaga WC saja sudah syukur! Sedang orang itu, masak
 tak sadar dapat 
 kedudukan mulia godaannya juga besar! Itu akibat
 lupa bersyukur, 
 tanpa bantuan setan pun dia terjerumus dalam siksa
 yang pedih! Itu 
 baru siksa dunia, belum di sono-nya lagi nanti!
  
Tapi itu bukan semata salahnya orang itu!
 tegas Edo. 
 Kesalahan pertama terletak pada panitia seleksi
 anggota Komisi 
 Yudisial, tanpa kecuali tim seleksi yang berada di
 eksekutif atau 
 legslatif! Kalau pilihannya benar, hal itu tak perlu
 terjadi!
  
Kayaknya memang susah memilih orang untuk
 jabatan mulia 
 begitu! timpal penjaga. Ibarat memilih buah dari
 pohon yang baik 
 pun, dalam perjalanan karena hawa panas atau jalan
 yang rusak, bisa 
 saja buahnya lantas jadi busuk! Dahulu tokoh-tokoh
 pilihan dari pohon 
 yang baik di KPU, juga begitu!
  
Justru tokoh-tokoh pilihan itu yang harus
 menciptakan iklim 
 dan jalan yang baik dalam perjalanan bangsa! tegas
 Edo. Dengan kata 
 lain, mereka itu harus seperti ragi yang membuat
 tape jadi manis! 
 Karena raginya selalu salah, kita pun jadi bangsa
 tape malang yang 
 kecut!
  
Seleksi tokoh buat kedudukan mulia begitu
 paling tepat diuji 
 dengan menjaga kotak duit WC umum! sambut penjaga.
 Kalau sabar 
 hingga isi kotak tetap utuh dan bersyukur atas
 keberkahan usahanya, 
 baru dia layak dan patut! Sebab, kalau benar
 perilakunya seperti itu, 
 untuk jadi penjaga kotak WC saja tak layak, apalagi
 patut! ***
 
 
 
 



  

Shape Yahoo! in your own image.  Join our Network Research Panel today!   
http://surveylink.yahoo.com/gmrs/yahoo_panel_invite.asp?a=7 




Re: [mediacare] CIA dan Gerakan Separatis

2007-09-29 Terurut Topik Lisman Manurung
Gerakan separatis tidak selalu dibangkitkan oleh pihak
asing saja. Kita sendiripun bisa berpotensi mendorong
keinginan bagian-bagian wilayah RI untuk merdeka.
Menurut pihak yang ingin merdeka mereka selalu
diperlakukan tidak adil. Contoh soal, aspirasi merdeka
di Aceh selalu oleh mereka dikatakan karena perlakuan
yang tidak adil selama sekian tahun. Demikian pula
dengan di Papua. Mereka menyoal tingginya hasil alam
yang dikeruk di Papua, namun kesejahteraan masyarakat
Papua jauh di bawah rata-rata. Bahkan pendatang di
sana menikmati kemerdekaan, dan menurut mereka bukan
merupakan suatu bentuk keadilan.

Jadi, ketika kita melihat adanya kecenderungan untuk
memisahkan diri dari wilayah-wilayah NKRI, maka
kitapun perlu bertanya ke dalam diri kita, apakah
kita, melakukan praktik apartheid terhadap elemen
bangsa kita lainnya? Pengertian apartheid di Afrika
Selatan, harus dilihat bertahun-tahun dipandang
sesuatu yang wajar saja: bahwa kaum putih boleh naik 
bis dan kaum hitam naik truk terbuka, dan segala
bentuk diskriminasi lainnya. Belakangan barulah orang
Afsel merasa 'ngah' telah menjalankan praktik
apartheid. 

Jadi kita perlu melakukan penelitian mendalam, untuk
mengetahui apa saja yang menjadi motif pihak-pihak
yang ingin lepas dari NKRI itu. Dengan memperoleh
masukan yang ilmiah, maka kita tidak semata-mata
melakukan pendekatan politik saja untuk meredam
kecenderungan pemisahan wilayah, atau hanya mencari
kesalahan Amerika yang memang di mana-mana selalu ada
dan bikin semua menoleh siapa Amerika, lagak kebiasaan
orang kaya dunia.


--- Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:


http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=308359kat_id=16
 
 Rabu, 26 September 2007
 
 
 CIA dan Gerakan Separatis 
 Oleh : Zaenal Ma'arif
 Mantan Wakil Ketua DPR
 
 
 Sebagai satu-satunya negara super power setelah
 runtuhnya Uni Soviet, Amerika Serikat (AS) merasa
 menjadi polisi dunia dan bisa berlaku
 sewenang-wenang terhadap negara lain yang dipandang
 menjadi musuh potensialnya. Maka pemerintah AS
 menilai negara lain yang tidak sejalan dengan
 policy-nya untuk menguasai dunia dianggap sebagai
 'poros kejahatan'. Maka Irak menjadi korban kedua
 setelah Afghanistan. Rakyat Irak dan Afghanistan
 sampai sekarang sangat menderita akibat
 keangkaramurkaan rezim Presiden George W Bush yang
 dikenal berideologi evangelish fanatik.
 
 Namun rakyat Irak dan Afghanistan ternyata tidak
 mudah untuk ditaklukkan AS, berbeda dengan rakyat
 Panama dan Grenada yang mudah menyerah setelah AS
 melakukan invasi militer ke negara di Amerika Tengah
 itu (1983). Terbukti mereka tidak berani melakukan
 perlawanan total dan menyerah kepada AS menyusul
 kejatuhan pemerintahannya. Barangkali para pembuat
 policy strategis di Washington berpikir AS akan
 dengan mudah menaklukkan kedua negara Muslim
 tersebut sebagaimana Panama dan Grenada. Namun
 ternyata perhitungan tersebut meleset dan sampai
 sekarang lebih dari 4.000 tentara AS mati sia-sia di
 Irak dan Afghanistan serta jumlahnya setiap hari
 terus bertambah. Bahkan Presiden Bush terus berusaha
 agar tidak kehilangan muka untuk keluar dari kedua
 negara tersebut sebagaimana di Vietnam dulu.
 
 Pemerintah AS tidak hanya berusaha melakukan
 intervensi di negara yang dianggap musuhnya, bahkan
 negara yang dinilai sebagai sahabatnya juga akan
 dilemahkan dan dipecah-belah. Indonesia salah satu
 korbannya. Meski pemerintah Indonesia berusaha
 menjalin hubungan sebaik mungkin dengan AS sejak
 zaman orde lama, orde barum hingga reformasi
 sekarang, kenyataannya AS belum puas selama
 Indonesia masih menjadi negara kesatuan. NKRI
 berusaha akan dihancurkan secara diam-diam melalui
 silent operation dengan membantu gerakan separatis
 seperti Aceh, Papua, dan Maluku. Bahkan di awal
 reformasi ada juga wacana untuk mendirikan negara
 Riau merdeka. Tampaknya AS belum puas meski sukses
 menekan pemerintahan Presiden BJ Habibie untuk
 mengadakan referendum di Timor Timur dan berakhir
 dengan berdirinya negara Timor Leste.
 
 Setelah berhasil menguasai pemerintahan Aceh dengan
 seorang gubernur dan delapan bupati/wali kota, kaum
 separatis telah membentuk Partai GAM yang bertujuan
 mengadakan referendum bagi kemerdekaan Aceh.
 Sebelumnya SIRA selalu aktif menyerukan tuntutan
 referendum Aceh. Sementara di Papua, kaum separatis
 baru saja mengadakan Konferensi Besar Masyarakat
 Adat Papua awal bulan lalu, di mana bendera Bintang
 Kejora juga sempat dikibarkan dan mereka
 menginginkan referendum meski pemerintah telah
 memberikan otonomi khusus (otsus). Sedangkan di
 Maluku kaum separatis RMS/FKM sempat mengibarkan
 bendera RMS dihadapan Presiden SBY saat menghadiri
 peringatan Harganas di Ambon.
 
 Ketiga peristiwa penting tersebut tidak mungkin
 terjadi tanpa adanya intervensi tangan-tangan asing
 terutama AS dan Australia. Sebab, mereka khawatir
 jika NKRI tetap tegak, sebagai negara Muslim
 terbesar di dunia maka Indonesia lambat atau cepat
 akan menjadi negara yang potensial menjadi musuh AS
 sebagaimana Iran, 

Re: [mediacare] Fwd: FiXiMix, Daftar Koleksi Perpus (I)

2007-09-28 Terurut Topik Lisman Manurung
Bagus bangat program anda ini. Salah satu
'keterbelakangan' generasi sekarang bangsa kita ialah
rendahnya pasar dan peminat bacaan fiksi. Kita perlu
merenungkan bagaimana gelora dan dinamika
pengarang-pengarang fiksi di masa awal kemerdekaan
bangsa kita. Mereka juga ikut memerdekakan kita dari
banyak keterbelakangan. Sekarang? Mengapa  generasi
bangsa ini lebih banyak mengarang buku-buku suci ...?
(Buku suci boleh dikarang iya?)  

Di Australia, anak-anak saya diajari begitu banyak
kisah-kisah fiksi di sekolah SD mereka. Bacaan wajib
mereka adalah fiksi. Bahkan, mereka diarahkan untuk
dapat menulis sesuatu yang fiksi saja. Dan memang
bisa. Beberapa bulan setelah kembali ke RI dan
anak-anak saya memasuki sekolah RI di Jakarta, masih
tersisa kebolehan-kebolehan itu: menulis fiksi yang
bagus. Eeh sekarang, kemampuan kreatif itu sudah sirna
dilindas kehebatan Kurikulum Unggulan Depdiknas! 

Belum lagi cerita sinetron TV kita mendorong anak-anak
agar cuma melihat Tuhan saja, dan tidak perlu
menyaksikan apa-apa lagi yang ada di dunia ini
(Diam-diam sih dia nyetel siaran MTV dari akses
tv-kabel)

Jadi, bravo! Good Bless You.

cheers,

LM



--- Henny 69 [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Dear All,
 Ini saya fwd Daftar Koleksi Perpustakaan FiXiMix
 bagian I. Maaf kalau e-mail ini cross-posting.
 Terima kasih.
 
 
 FiXiMix, stasiun fiksi [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Date: Fri, 28 Sep 2007 08:40:42 -0700 (PDT)
 From: FiXiMix, stasiun fiksi [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Daftar Koleksi Perpus FiXiMix (I)
 To: mafia fiksi [EMAIL PROTECTED],
   milis FXM [EMAIL PROTECTED],
 
 
Koleksi Perpus FiXiMix (I)
   Dear Pecinta Fiksi,
  
  Sejak 17 September kemarin, stasiun fiksi FiXiMix
 (Perpustakaan  Toko untuk Buku dan Lainnya) resmi
 menempati lokasi barunya yang lebih fresh dan
 didominasi warna jingga, yaitu di:
  
  Jl. Desa Putra No. 74, Jagakarsa, Jakarta Selatan
 12640. Tel. 021-713 90 682
  
  (di antara Universitas Pancasila dan IISIP). Dekat
 dengan berbagai kampus (UI, UP, IISIP, ISTN,
 Universitas Gunadarma, Binus), juga berbagai
 sekolah, dan dekat pula kota para intelektual muda
 modis: Depok Kini  :-)
  
  Di bawah ini adalah daftar koleksi Perpustakaan
 FiXiMix sampai saat ini. Karena cukup panjang
 daftarnya, kami mengirimkan dalam 2 bagian. Dan ini
 adalah bagian pertama (I). Bagi yang ingin meminjam
 kami persilakan untuk mendaftar  menjadi anggota
 Perpustakaan dengan mengisi Formulir Pendaftaran di
 FiXiMix.
 
 Kami terbuka bagi Anda yang mau mendonasikan
 buku-buku fiksi ke Perpustakaan FiXiMix untuk
 dimanfaatkan sebagaimana mestinya, dalam rangka
 memberdayakan komunitas lokal dan siapa pun, dari
 mana pun, yang berkunjung ke FiXiMix. Terima kasih.
  
  Salam FiXi !
  Selamat melanjutkan puasa ...
  
  
   Koleksi Perpustakaan FiXiMix
   Menurut Abjad Judul Buku
 

  
   No
  Kode Buku
  Judul Buku
  Penulis
  Kategori
  Penerbit
  Tahun
  1
  N.1
  Alexander Radja Macedonia
  Harold Lamb
  Novel (N)
  PT. Pembangunan
  1959
   
  Lam
   
   
   
   
   
   
  Ale
   
   
   
   
   
  2
  N.1
  The Alienist
  Caleb Carr
  N
  Bantan Books
  1995
   
  Carr
   
   
   
   
   
   
  Al
   
   
   
   
   
  3
  N.1
  The Autocraft of The Breakfast Table
  Oliver Wendell Holmes
  N
  A Signet  Classic
  1961
   
  Holm
   
   
   
   
   
   
  Au
   
   
   
   
   
 

   4
  N.1
  Angin Musim
  H. Mahbub Djunaidi
   N
  Inti Idayu Press
  1985
   
  Dju
   
   
   
   
   
   
  Ang
   
   
   
   
   
  5
  Cer.1
  Anjing Bulan 
  Taufik Ikram Jamil
  Cer
  Logung Pustaka
  2005
   
   Jam
   
   
   
   
   
   
  Anj
   
   
   
   
   
  6
  R .N.1
  Almost   Adam
  Petru   Popescu
  N
  Avon   Books
  1997
   
  Pop
   
   
   
   
   
   
  Alm
   
  

Re: [mediacare] YAHUDI lagi....

2007-09-28 Terurut Topik Lisman Manurung
Bahkan salah satu perintah Yesus adalah agar
murid-muridNya pergi memberi-tahu good news sampai ke
ujung bumi. Tetapi jangan bingung. Ummat Kristen engga
terkekeh-kekeh ketika engga ketemu itu yang namanya
ujung bumi. Wong bumi bulat kayak bola...




--- Manneke Budiman [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 
 Saya setuju banget dengan Henny. Sebuah jalan
 pikiran yang masak. Daripada hujat-hujatan, leibh
 baik pakai energi buat menciptakan perdamaian. Di
 Al-Qur'an juga ada lho kewajiban menciptakan
 kedamaian. Jadi isinya tak cuma soal perseturuan
 dengan Yahudi doang. Di Kitab Perjanjian Lama juga
 ada kisah Tuhan menyuruh orang Israel membunuhi
 bangsa-bangsa lain yang menghuni Kanaan. Masa kini
 orang Kristen cukup gila untuk mengikuti perintah
 dalam kisah itu dengan membunuhi keturunan
 bangsa-bangsa itu, dengan alasan disuruh Tuhan?
 Kan enggak gitu.
 
 manneke
 
 
 
 -Original Message-
 
  Date: Fri Sep 28 11:08:33 PDT 2007
  From: Henny [EMAIL PROTECTED]
  Subject: Re: [mediacare] YAHUDI lagi
  To: mediacare@yahoogroups.com
 
  Lalu apa karena Yahudi kita perlu mengggugat Al
 Quran? Nggak lah ya
  
  Pointnya bila si David Yazbeck berayah Yahudi dan
 ibu Arab lalu mengapa kita yg nggak ada kaitannya
 tak bisa netral? Kayaknya bukan soal agama
 deh.Coba saja sudah sama satu agama dengan si
 ARAB tapi TKW kita masih diperkosa dan disiksa. 
 Sahabat dan adikku yg umroh selalu diingatkan untuk
 tidak bepergian sendiri, sudah banyak kasus bukan
 saja wanita tulen, wanita 1/2 tulen juga
 diperkosa..lha dikota suci, menunaikan
 ibadah...gimana?
  
  Lalu bagaimana kalau Yahudi dan Arab itu bersatu?
 Yah...kiamat...kita tak akan eksis lagi...Nggak
 kebayang deh
  
  HH
  
  
  
- Original Message - 
From: Sunny 
To: mediacare@yahoogroups.com 
Sent: Friday, September 28, 2007 10:39 AM
Subject: Re: [mediacare] YAHUDI lagi
  
  
  
Tidak boleh bersahabat dengan Yahudi dan Nasrani
 itu sudah diatur oleh Allah. Kalau Anda tidak
 percaya, silahkan buka Al Quran dan lihat pada ayat
 5:51. Mengapa tidak boleh bersahabat? Tentunya
 disebabkan kebencian. 
  
Jadi Allah itu rasis?  Hehehehe.
  
  - Original Message - 
  From: Willy Samosir 
  To: mediacare@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, September 28, 2007 11:54 AM
  Subject: Re: [mediacare] YAHUDI lagi
  
  
  kebodohan aj si pak, soalnya benci yahudi itu
 kan krn rasis aj sebenernya..lebih lagi, yahudi itu
 kan suku yang berasal dari keturunan anak ke-4-nya
 nabi yakub alias israel..mgkn kebencian pada
 yahudi jg dsebabkan krn adanya neo-nazi..eh tp klo
 dblg yahudi jenius musik saya krg setuju jg, krn
 Johann Sebastian Bach, Beethoven, bahkan Kurt
 Cobain, Pance F. Pondaag dan Benyamin Su'eb itu ga
 ada yahudi2nya..
  
  
  - Original Message 
  From: roi8890 [EMAIL PROTECTED]
  To: mediacare@yahoogroups.com
  Sent: Friday, 28 September, 2007 10:03:04 AM
  Subject: Re: [mediacare] YAHUDI lagi
  
  
  bukannya Yahudi itu 'dikutuk' punya otak yang
 encer
  ya?
  coba deh riset pelaku bisnis top di dunia, gw
 pikir
  sih mayoritas orang yahudi juga.
  Coba juga riset penerima nobel...
  
  --- Henny [EMAIL PROTECTED] n.com wrote:
  
   Saat ini saya sedang menyusun dan
 mempelajari
   musical dari beberapa Broadway Musical al
 seperti:
   - West Side Story
   - Man of La Mancha
   - The Sound of Music
   - The Full Monty
   - Annie
   - Fiddler on The Roof
   
   Ternyata karya-karya musical besar majority
 dibuat
   oleh tokoh-tokoh keturunan Yahudi dan
 kelahiran New
   York tahun 1895-1930. Kebanyakan adalah
 kelahiran
   1918 dan salah satu yang tidak asing
 tentunya
   Leonard Berstein. Pasti deh banyak yang tahu
   karyanya sebutkan saja Somewhere, Tonight,
 Maria. 
   
   Bukan hanya karya mereka menerima Oscar,
 Grammy,
   Emmy, Tony bahkan Pulitzer.
   
   Sutradara West Side Story Mr. Jerome Robbins
   ternyata belajar menari dari Yeichi Nimura.
 Wah
   keturunan Jepang gimana ini koq bisa
 ..dan
   gimana ya mau bersaing ternyata banyak
 sekali yang
   beberapa langkah mendahului kita ya.
   
   Yang istimewa adalah David Yazbeck kelahiran
   tahun1960 dalam The Full Monty. Beliau
 berasal dari
   ayah keturunan Yahudi dan ibu keturunan
 Arab. Musisi
   ulung ini diusia 26 tahun sdh memenangkan
 Emmy
   selain menulis juga menjadi producer
 terhadap group
   band dan musisi besar lainnya seperti Queen,
 Tito
   Puentes. 
   
   Ini belum termasuk beberapa Yahudi lainnya
 seperti
   Irving Berlin kelahiran tahun 1888 yg
 berimigrasi ke
   US tahun 1893. Siapa nggak kenal lagu White
   Christmas, Always, Blue Skies, God Bless
 America,
   Anything You Can do (I can do better),
 Change
   Partner, Cheek to cheek. Let your self Go ,
 How deep
   

Re: [mediacare] Re: KOMPAS Promosikan Israel

2007-09-26 Terurut Topik Lisman Manurung
Ini bukan soal keyakinan agama. Ini soal sejarah
Israil. Sejarah mereka ini sudah mengakar dalam
peradaban ummat manusia: unik dan kerap kontroversial.
Bagi banyak orang, kejahudian menjadi semacam duri
dalam daging, baik dalam makna yang susungguhnya,
maupun dalam arti kiasan.
 

Kaidah-kaidah kaum yang satu ini unik. Kadang-kadang
engga masuk di akal kaum lain. Salah satunya tentang
aturan keturunan. Dalam adat Israel, seseorang yang
sah sebagai orang Israel adalah hanya seseorang yang
lahir dari rahim perempuan Israil. Dan, kontroversial
yang lain, tokoh panutan Israil setelah Musa adalah
seorang perempuan: Esther. Dia ini adalah gundik dari
seorang raja bukan Israil. Nah, keturunan dari tokoh
ini di mana saja dan ke mana saja? 


Kaidah ini menjadi issue kompleks, karena timbul
problematika, bagaimana dengan seorang anak yang lahir
dari rahim perempuan Yahudi, dengan ayah bukan Yahudi?
 Kaum Yahudi, melalui penulis-penulis novel wanita
selalu menyoal kaidah yang satu ini. Bahkan, mungkin
menjadi suatu problema pribadi seorang dari sejumlah
orang dalam sejarah yang pernah membantai kaum ini:
Hitler.

Lebih dahsyat lagi, Raja Salomo yang juga berkuasa di
zaman sebelum Kristus konon menikah dengan lebih dari
600 wanita. Sudah pasti sebagian dari wanita-wanita
terhormat itu berasal dari berbagai negara dan wilayah
dan maaf, cantik-cantik lagi. Pertanyaannya: sekian
ribu tahun kemudian (2007) keturunan dari raja yang
satu ini ke mana saja, dan di mana saja?

Dan, menurut salah satu artikel di Yahoo, orang
Afghanistan adalah bani dari raja Saul. Raja Saul
digantikan oleh raja Daud, raja Israil yang berkuasa
ribuan tahun sebelum Kristus.

Maka itu, nyaris selalu membingungkan jika urusan
ummat yang satu ini diperdengarkan dengan cara yang
sepertinya 'clear'. Dan, bagi mayoritas orang Amerika
(yang mayoritas Kristen putih), andaikata dibuat
survey, kaum Yahudi bukanlah kaum yang 'diterima'
dalam konteks sosial. Lebih enak, kata mereka,
mengundang makan siang seorang Negro daripada seorang
Yahudi. Pengganti Mr Greenspan untuk memimpin mesin
uang Amerika, orang yang paling pelit memberi pujian,
memuji penggantinya, kalo tidak salah Mr.Ben Bernake.
Tokoh ini beberapa saat setelah diangkat pernah disoal
oleh orang Amerika: keturunan siapa dan beragama apa?
Lalu dia cuma komentar ringkas dan melengos-pergi
berlalu setelah berucap: Kata bokap gua, engga elok
menyoal agama orang di depan umum

Jadi, bani yang satu ini sepanjang sejarah perdaban
akan lebih banyak dihujat dari pada dipuji, salah
satunya karena perilaku kaum yang satu ini kerap 
membuatmu jealous.



--- Henny [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mas,
 
 Kalau orang buta dan tuli bisa protes, sang nyonya
 Mus pasti tahu itu lulusan Akademi Pembisik Gusdur.
 
 Salam,
 
 HH
   - Original Message - 
   From: mediacare 
   To: mediacare@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, September 25, 2007 11:07 PM
   Subject: Re: [mediacare] Re: KOMPAS Promosikan
 Israel
 
 
 
   Bu Mus, tolong hindari penggunaan istilah buta
 dan tuli. Anda bisa dituding menghina kaum tuna
 netra dan tuna rungu. Ingat lho di milis ini ada
 beberapa aktivis dari Mitra Netra. Dan tidak semua
 tuna netra/tuna rungu kurang peka terhadap keadaan
 sekelilingnya.
 
   Mungkin Anda bisa pakai istilah yang lebih santun,
 semisal: 
 
   Anda benar-benar tidak memahami situasi dan
 kondisi saat ini
 
 
 
 - Original Message - 
 From: Hafsah Salim 
 To: mediacare@yahoogroups.com 
 Sent: Wednesday, September 26, 2007 11:00 AM
 Subject: [mediacare] Re: KOMPAS Promosikan
 Israel
 
 
  Unik Ihsan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  saya juga tidak menyukai negara kawasan arab
 lainnya, tapi kalau 
  ditempatkan dalam skala 1-10, israel tetap no
 1. No 1 the most 
  bastard nation is the world!
  
 
 Kalo saja anda tidak buta dan tuli, tentu anda
 akan tahu bahwa musuh
 dunia nomor 1 sekarang ini adalah jihad Islam.
 Diseluruh dunia telah
 meningkatkan kewaspadaannya terhadap pendatang2
 dari negara2 yang
 Islam atau yang mayoritas Islam. Bahkan
 Pakistant sendiri yang negara
 Islam mengawasi orang2 Indonesia yang berkunjung
 kenegaranya. 
 Semuanyua menyangkut terorist jihad Islam.
 
 Terorist Jihad Islam selain menteror mereka yang
 bukan Islam juga
 menteror sesama Islam sehingga wajar kalo
 di-mana2 mereka diwaspadai.
 
 Semua negara Islam dianggap sebagai the most
 bastard terorist in the
 world. Dan ini merupakan kenyataan yang jelas
 tak mungkin dibantah
 siapapun juga. Indonesia juga bergabung dalam
 kubu War on Terror
 dalam memerangi terrorist jihad Islam.
 
 Ny. Muslim binti Muskitawati.
 
 
 
 
 


 
 
 No virus found in this incoming message.
 Checked by AVG Free Edition. 
 Version: 7.5.488 / Virus Database:
 269.13.30/1030 - Release Date: 25/09/2007 8:02
 
 




   

Re: [mediacare] PKS VS PDIP

2007-09-25 Terurut Topik Lisman Manurung
Publik kini mengalami pendewasaan, bukan semata-mata
oleh publik itu sendiri, tetapi juga oleh
sepak-terjang partai-partai politik. Publik tidak lagi
melihat tokoh-tokoh parpol sebagai sebarisan
orang-orang yang suci-duit apalagi suci-dosa. Mereka
sama dengan manusia normal lainnya...

Juga, ada kecenderungan menarik dengan semakin
seringnya pengambilan keputusan parpol
mempertimbangkan hasil survei. Ini gejala baik.

Nah, ada baiknya parpol-parpol melakukan survey
(bersama oleh semua parpol) untuk mengetahui apakah
ejek-mengejek di antara mereka dapat menambah
pengaruh(baca perolehan suara) parpol. Jika memang
survei membuktikan manfaat dari pengejekan, maka
teruskan saja pola ejek-mengejek itu. Toh akan
menghasilkan lebih banyak suara!






--- kusnadi ateng [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sedih sekali rasanya melihat sepak terjang pelaku
 politik di republik ini. Mentalitas yang ada di
 otaknya semata saling menjatuhkan satu sama lain,
 saling jegal, mecari kesalahan satu sama lain. 

   Mengapa tidak memaparkan program-program yang real
 bagi rakyat untuk membangun indonesai mendatang yang
 lebih arif dan sejahtera. Dimanakah rasa malu dalam
 hati sanubari anda sebagai pelaku politik.

   Apasih enaknya anda berkuasa, sementara disisi
 lain anda menindas orang lain. Rakyat perlahan sudah
 mulai dewasa dalam berpolitik, mereka akan mencari
 tahu pilihan apa yang terbaik untuknya di lima tahun
 mendatang.

   Bagi yang terlanjur belum menjelekan saingannya,
 semoga memahami bahwa strategi lama saling
 menjatuhkan, menghina saingan sudah tidak relevan
 lagi. Sebaiknya niatan tadi diurungkan saja. Seperti
 yang terjadi antara PKS VS PDIP
   
 
 Alfi [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Selasa, 11/9/07, saya menghadiri ceramah
 Taufik Kiemas, suami mantan
 Presiden Megawati, dalam acara seminar yang diadakan
 RSIS ( Rajaratman
 School
 of International Studies) tempat saya kuliah.
 Seminar merupakan bagian dari 
 mata kuliah yang wajib saya ikuti.
 
 Taufik Kiemas datang atas undangan Indonesian Center
 RSIS yang dipimpin oleh
 Prof. Dr. Leonard Sebastian (Indonesianis
 Singapura). Tampak hadir menyertai
 
 Taufik para petinggi PDIP, di antaranya Pramono
 Anung, Sutradara Ginting, 
 Puan Maharani dan beberapa yang tidak saya kenal.
 
 Dalam kesempatan itu Taufik memaparkan dua hal
 pokok. Pertama, soal
 perkembangan PDIP dan persiapan menghadapi Pemilu
 2009. Kedua soal terorisme dan sektarianisme di
 Indonesia . Pada poin pertama Taufik, dengan bahasa 
 Indonesia yang diterjemahkan oleh seorang
 translator, memaparkan tentang
 cita-cita PDIP untuk membangun Indonesia sebagai
 rumah besar nasionalisme
 yang bertujuan mempertahankan Pancasila, NKRI dan
 mewujudkan pluralisme. 
 Mustahil nasionalisme tanpa pluralisme,  tukas
 Taufik.
 
 Untuk mewujudkan rumah besar itu, PDIP harus
 bekerjasama dengan pihak
 eksternal. Dalam hal ini ia menyebut Golkar untuk
 dalam negeri dan Amerika 
 Serikat yang dianggap memiliki kemampuan campur
 tangan terhadap negara lain.
 
 Saya tidak butuh orang-orang golkar. Yang saya
 butuhkan adalah Partai
 Golkar yang berhaluan pluralis, ujar Taufk.
 
 Sikap itu juga disampaikan saat Taufik dan
 kawan-kawan berkunjung ke Amerika
 Serikat (AS). Menurut Taufik, saat di AS ia
 menegaskan kembali tentang sikap
 
 PDIP sebagai partai oposisi di Indonesia dan sebagai
 partai nasionalisme 
 yang menjunjung tinggi pluralisme.
 
 Saat membahas bagian kedua dari ceramahnya tentang
 pluralisme dan terorisme
 di Indonesia , ia menyebutkan bahwa nasionalisme/
 pluralisme di Indonesia
 sedang menghadapi apa yang ia sebut sektarianisme.
 Sektarianisme inilah yang 
 menjadi kelompok teroris. Persoalannya, menurut
 Taufik, bila kelompok
 teroris membentuk kelompok tersendiri akan lebih
 mudah untuk menumpasnya,
 tapi kini kelompok teroris itu telah masuk ke dalam
 partai politik sehingga 
 lebih sulit dideteksi. Dan tanpa tedeng aling ia
 menyebut PKS.
 
 Lebih lanjut ia menjelaskan, karena itulah mengapa
 kelompok nasionalis yang
 memperjuangan pluralisme di Indonesia bersatu
 melawan PKS dalam Pilkada di 
 DKI Jakarta . Karena hanya dengan bersatu padu
 itulah mereka dapat
 mengalahkan PKS di sejumlah daerah. Tampaknya
 melihat kaum pluralis bersatu
 
 mereka takut juga, tandas Taufik.
 
 Ia juga sempat menyitir pidato Pak Hidayat Nur
 Wahid, yang saya tidak tahu 
 dimana, bahwa Pak Dayat berbicara tentang
 nasionalisme dan pluralisme,
 seolah-olah ia lebih nasionalis dari orang
 nasionalis sendiri.
 
 Terus terang, mendengar paparan Taufik itu dada saya
 langsung bergemuruh. 
 Tadinya tidak ada niat saya untuk bertanya. Saya
 datang hanya untuk
 menggugurkan kewajiban kuliah saja. Dan kita juga
 sama-sama tahulah kualitas
 
 Taufik, jadi saya pikir tak ada sesuatu yang bisa
 diambil. Di samping, 
 kedatangan saya juga untuk menjaga hubungan baik
 saya dengan Andi Widjajanto
 (anak Theo Syafei yang sedang mengambil Phd. Di
 Singapura) teman sekelas
 saya di satu mata kuliah. Saya juga 

Re: [mediacare] Bubarkan Komunitas Utan Kayu

2007-09-25 Terurut Topik Lisman Manurung
Tetapi yang paling baik adalah, kepada negara manapun
kita boleh percaya (namun juga waspada itu orang
berbalik arah tak suka kita), atau curiga (tetapi
hendaknya belajar jangan-jangan ada yang berguna dari
ketidak-sukaan/curiga dia terhadap kita). Dengan
begitu kita bangkit dan meninggalkan pola kita, yang
suka lihat dunia secara hitam-putih. Lihat misalnya
berita mengenai polisi Arab Saudi yang menyiksa sampai
mati atau memerkosa TKI kita. Kini tak ada beritanya
lagi, dalam arti kita tak ingin itu diusut. Padahal
bagaimana perasaan keluarga korban?  Kita mestinya
telaah hal-hal itu secara proporsional, dan minta
oknum pelaku bertanggung-jawab, dan bukan pemerintah
Saudi Arabia yang perlu bertanggung-jawab, misalnya.
 

Jadi, marilah kita maju secara bertahap. Kita semakin
mampu berpikir kritis, tetapi terpelajar. Dengan
begitu kita orang bukan jadi bangsa yang dijadikan
eksperimen oleh orang-orang sono seenaknya...

 


--- zam zam [EMAIL PROTECTED] wrote:

 dulu amerika menyusupkan misi imperialis dan
 kebenciannya terhadap Islam melalui orde baru. tapi
 sekarang, orde baru tumbang oleh gerakan reformasi.
 lalu amrik menggunakan kalangan 'intelektual',
 seniman,  dan media tertentu untuk ambil alih peran
 orba. itulah di antaranya TUK. jangan sok paling
 benerlah, kalian itu musuh dalam selimut bagi bangsa
 ini!
 
 
 - Original Message 
 From: The Watcher [EMAIL PROTECTED]
 To: mediacare@yahoogroups.com
 Sent: Tuesday, September 25, 2007 11:41:12 AM
 Subject: Re: [mediacare] Bubarkan Komunitas Utan
 Kayu
 
 Salam untuk Baramuli,
 
 Ide saya berasalkan dari pro-kontra-nya mereka. Baik
 KUK, FPI dan HD memiliki pendukung dan penentang.
 Kesemuanya pun kontroversial, KUK membawa isu
 liberal, agama  komunisme, FPI membawa isu agama 
 moralitas sedangkan HD membawa isu ekslusifisme. 
 
 Walaupun KUK berbeda dengan FPI  HD dalam hal
 gerakannya. Namun efeknya bisa jadi sama.
 Jika FPI  HD cenderung membawa gerakan fisik, KUK
 membawa gerakan fikiran. Ingatlah paham-paham
 fikiran leninisme, sosialisme  komunisme yang
 awalnya hanya wacana dalam bentuk fikiran yang
 kemudian berkembang menjadi fisik. 
 
 
 On 9/25/07, Wielsma Baramuli [EMAIL PROTECTED] com
 wrote:
 Asal malontok jo! Alias ASBUN aja!
 Dari mana anda (sang pengamat sosial) dapat ide
 bahwa KUK sama dengan FPI, apalagi gank HD? Apapula
 itu GDP yang main neyelonong menuntut KUK
 dibubarkan? Mau menghidupkan dan melestarikan
 otoritarianisme ya? Nuntut sih nuntut, tapi ya, mbok
 dipikir yang masuk akal gitu lho!  
  
 Hare gene. masih mau main hantam?
  
 Bung Mod, masalahnya bukan siapa itu Mudzakir dan
 Elisia Purba, tapi mengapa mereka sempat-sempat
 punya pikiran iseng seperti ini. Capek deh.! 
  
 Salam,
 Wedekabe 
 
 
 The Watcher pengamat.sosial@ gmail.com wrote:
 Salam,
 
 Dengan perkembangan teknologi saat ini, khususnya
 teknologi informasi memberikan kebebasan bagi semua
 orang untuk mengeluarkan pendapat.
 Komunitas/kumpulan orang/organisasi yang dianggap
 mengancam eksistansi maupun kenyamanan orang atau
 sekelompok orang lain pun lebih mudah diprotes.
 Sebut saja tindakan-tindakan anggota Harley Davidson
 yang cenderung dikenal arogan di jalan raya,
 tindakan anggota FPI yang seringkali melibas
 tempat-tempat hiburan malam yang dianggap menggangu
 bisnis dan terakhir kali tindakan Komunitas Utan
 Kayu yang dianggap membawa paham liberal dalam
 karya-nya dan berteman baik dengan komunis yang
 membuat para seniman dan sebagian besar masyarakat
 Indonesia yang anti-komunis menjadi meradang. 
 
 Tampaknya komunitas/kumpulan orang/organisasi
 seperti FPI, Gank Harley Davidson dan Komunitas Utan
 Kayu memang tidak dapat disentuh oleh aparat,
 kemungkinan besar karena memang sengaja dipelihara
 oleh negara dan bukti-nya tidak cukup untuk menutup
 organisasi tersebut 
 
 
 
 
 On 9/22/07, radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED]
 com wrote: 
 Siapa itu Mudzakir dan Elisia Purba?
  
 
 
 Garda Pembebasan gardapembebasan@ lycos.com wrote:
 
 Bubarkan Komunitas Utan Kayu! 
 
 
 (1) Seniman Garda Depan Pembebasan (GDP) dengan ini
 mendesak kepada Pemerintah untuk membubarkan
 Komunitas Utan Kayu (KUK). 
 
 (2) Kami mengimbau pihak kepolisian supaya menutup
 areal di jalan Utan Kayu 68H itu agar tidak
 digunakan bagi kegiatan kesenian yang mengancam
 martabat bangsa. 
 
 Telah diketahui luas, bahwa KUK adalah tempat
 penyebaran ide-ide liberalisme yang mengutamakan
 humanisme universil dengan mendatangkan
 seniman-seniman asing secara besar-besaran. 
 
 KUK juga menjadi tempat berkumpulnya kelompok Islam
 Liberal dan bekas-bekas tapol G30S/PKI yang ateis
 dan Marxis. 
 
 (3) Kami menuntut agar dominasi KUK dalam bidang
 sastra harus diakhiri. 
 
 (4) Kami menunut agar Goenawan Muhammad diusut. 
 
 (5) Kami menuntut agar Harian Kompas memecat Hasif
 Amini sebagai redaktur budaya dan diganti oleh Saut
 Situmorang yang jelas-jelas berprinsip sastra untuk
 rakyat tertindas.. 
 
 (6) Kami menuntut agar Koran Tempo memecat Nirwan
 Dewanto 

Re: [mediacare] Bubarkan Komunitas Utan Kayu

2007-09-24 Terurut Topik Lisman Manurung
Tidak kita sadari proses demokratisasi yang sudah kita
miliki juga membawa biaya (cost)nya sendiri. Memang
tidak ada di dunia ini yang tanpa cost. Cost dari
demokrasi adalah semua orang boleh berpikir, dan boleh
'ngajak' orang-orang untuk ikut berpikiran sama. Jika
tidak suka, semua orang juga berhak menutup kuping dan
memejamkan mata. Berbeda dengan masa yang dulu yang
tanpa kebebasan, maka sekarang ada kebebasan. 

Kebebasan berpendapat memang tidak selalu membawa
kebaikan, namun sangat buruk adanya jika kebebasan itu
sama sekali tidak ada, dirampas oleh orang-orang kuat,
petinggi-petinggi dan bahkan oleh negara. Kebebasan
itu inheren dengan demokrasi. Semua orang berhak
bersuara, berpikir, namun yang penting tidak menyita
hak hidup dan hak aman orang lain: misalnya merusak
muka orang, merusak barang yang dimiliki orang lain
atau barang milik negara, atau  berbuat seolah-olah
'lebih' berkuasa dari semua orang lain. 

Namun yang sebetulnya sangat jelas ialah bahwa dalam
demokrasi ada aturan pakai. Pertama ialah mematuhi
hukum yang berlaku. Demokrasi wajib dilakukan dengan
koridor hukum yang berlaku. Contohnya, demo dengan
merubuhkan pintu gerbang sebetulnya tidak boleh.
Pelakunya dapat dipenjarakan...


Berbeda dengan di masa lalu, sekarang kita tidak dapat
begitu saja menggiring ketua RT melakukan ini dan itu.
Ketua RT tidak lagi dapat sekadar dibakar emosinya,
dan kemudian bersama-sama dengan kita dengan beringas
mendatangi si Kelompok Utan Kayu. Itu hanya dapat
dilakukan di masa lalu. Sekarang sih perlahan-lahan
sudah tidak boleh lagi. Jika misalnya ada petinggi
yang ikut melindunginya, tak obahnya seperti
pengejaran pelaku korupsi sekarang ini, bisa saja di
tahun depan atau tahun kemudiannya lagi si pejabat
digelinding ke pengadilan, karena dituduh ikut merusak
suatu kegiatan kelompok, sebuah kelompok Utan Kayu...
 




 

--- The Watcher [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Salam,
 
 Dengan perkembangan teknologi saat ini, khususnya
 teknologi informasi
 memberikan kebebasan bagi semua orang untuk
 mengeluarkan pendapat.
 Komunitas/kumpulan orang/organisasi yang dianggap
 mengancam eksistansi
 maupun kenyamanan orang atau sekelompok orang lain
 pun lebih mudah diprotes.
 Sebut saja tindakan-tindakan anggota Harley Davidson
 yang cenderung dikenal
 arogan di jalan raya, tindakan anggota FPI yang
 seringkali melibas
 tempat-tempat hiburan malam yang dianggap menggangu
 bisnis dan terakhir kali
 tindakan Komunitas Utan Kayu yang dianggap membawa
 paham liberal dalam
 karya-nya dan berteman baik dengan komunis yang
 membuat para seniman dan
 sebagian besar masyarakat Indonesia yang
 anti-komunis menjadi meradang.
 
 Tampaknya komunitas/kumpulan orang/organisasi
 seperti FPI, Gank Harley
 Davidson dan Komunitas Utan Kayu memang tidak dapat
 disentuh oleh aparat,
 kemungkinan besar karena memang sengaja dipelihara
 oleh negara dan bukti-nya
 tidak cukup untuk menutup organisasi tersebut
 
 
 
 On 9/22/07, radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
 
Siapa itu Mudzakir dan Elisia Purba?
 
 
 
  *Garda Pembebasan [EMAIL PROTECTED]*
 wrote:
 
  Bubarkan Komunitas Utan Kayu!
 
 
  (1) Seniman Garda Depan Pembebasan (GDP) dengan
 ini mendesak kepada
  Pemerintah untuk membubarkan Komunitas Utan Kayu
 (KUK).
 
  (2) Kami mengimbau pihak kepolisian supaya menutup
 areal di jalan Utan
  Kayu 68H itu agar tidak digunakan bagi kegiatan
 kesenian yang mengancam
  martabat bangsa.
 
  Telah diketahui luas, bahwa KUK adalah tempat
 penyebaran ide-ide
  liberalisme yang mengutamakan humanisme universil
 dengan mendatangkan
  seniman-seniman asing secara besar-besaran.
 
  KUK juga menjadi tempat berkumpulnya kelompok
 Islam Liberal dan
  bekas-bekas tapol G30S/PKI yang ateis dan Marxis.
 
  (3) Kami menuntut agar dominasi KUK dalam bidang
 sastra harus diakhiri.
 
  (4) Kami menunut agar Goenawan Muhammad diusut.
 
  (5) Kami menuntut agar Harian Kompas memecat Hasif
 Amini sebagai redaktur
  budaya dan diganti oleh Saut Situmorang yang
 jelas-jelas berprinsip sastra
  untuk rakyat tertindas..
 
  (6) Kami menuntut agar Koran Tempo memecat Nirwan
 Dewanto sebagai redaktur
  budaya dan diganti oleh sastrawan yang ditunjuk
 oleh Saut Situmorang serta
  DEWAN penandatangan Manifesto Ode Kampung.
 
  (7) Kami menuntut agar jurnal Kalam dilarang
 terbit.
 
 
 
  Bersama ini pila kami menyerukan apabila Polisi
 gagal bertindak, para
  seniman boemipoetera yang progresif mengambil alih
 areal Jalan Utan Kayu6H, termasuk stasiun radio dan
 teater, dan membuang jauh-jauh buku-buku
  liberalisme dan marxisme-leninismE dari
 perpustakaannnya.
 
  .
  SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA!!!
 
 
  GARDA DEPAN PEMBEBASAN
 
  Mudzakir H.S.
  Ketua
 
  Elisia Purba
  Sekretaris I
 
 
 
 
  e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com
 
 
 



  

Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect.  Join Yahoo!'s user panel 
and lay it on us. 

Re: [mediacare] Masjid LDII Dirusak,..

2007-09-20 Terurut Topik Lisman Manurung
Kalau sudah saling merusak, maka logika agama sebagai
pencerah kehidupan duniawi (wordly) yang kelam dan
gelap telah kita kerdilkan menurut sisi buram
ke-indonesia-an. Karena itu ada banyak orang-0rang
kampus ikut dan aktif terlibat.


Situasi massa ngamuk mungkin salah satu potret dari
keterbelakangan. Kita perlu menelaah dengan seksama,
apakah massa ngamuk masih kerap terjadi, atau seluruh
komponen bangsa sepakat: Nggak guna tuh...






amat riskan, amok. Amok ada dalam khazanah bahasa
Inggeris, 

 


--- Iman D. Nugroho [EMAIL PROTECTED] wrote:

 ..Masjid milik Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)
 Jember dirusak massa, Rabu (19/9) malam usai Shalat
 Tarawih. Pengerusakan bangunan yang sedang dalam
 proses pembangunan itu terjadi karena massa menolak
 rencana menjadikan masjid sebagai masjid berbendera
 LDII...
 
 *foto bisa dilihat di http://idnugroho.blogspot.com
 
 salam
 
 
 IMAN D. NUGROHO
 East Java, Indonesia
 [EMAIL PROTECTED]
 +62-81-6544-3718
 http://idnugroho.blogspot.com

 -
 Catch up on fall's hot new shows on Yahoo! TV. 
 Watch previews, get listings, and more!



   

Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows. 
Yahoo! Answers - Check it out. 
http://answers.yahoo.com/dir/?link=listsid=396545433


Re: [mediacare] Re: Tolak Busway Koridor Lebak Bulus Kota..

2007-09-19 Terurut Topik Lisman Manurung
Kita lupa bahwa sistem biskota kita merupakan sumber
kerepotan. Ibarat ladang yang maha luas, dicangkuli
bebas oleh petani-petani bebas: tragedy of common
goods...


--- Indrayana MB. [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Yup...
 
 Gw juga dukung...
 Sayang banget gitu loh... Nebangin pohon2x yang
 ada... yang gw sendiri liat
 waktu baru di tanemnya di awal tahun 80-an...
 
 Tapi selain protes, apa kita nggak bisa kasih
 alternatif...
 Misalnya Jalur Busway-nya diganti jadi Ciputat -
 Harmoni, lewat Jl. RS.
 Fatmawati misalnya
 
 
 Salam,
 Indrayana MB.
 
 On 9/19/07, uletbulu_cupu [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
 
Iyaa.. Gw setuju banget sama Ferry dan msyarakat
 PI yang menolak
  mentah-mentah rencana pembangunan jalur busway
 yang KATANYA
  mengurangi kemacetan...
 
  Gimana sih? dimana-mana tuh pembangunannya dah
 direncanain 10 tahn
  sebelum penerapan, ini malah baru beberapa tahun
 kemudian. Susah sih
  kalo dah UUD (Ujung-Ujungnya Duit) apapun for the
 Money, padahal uang
  ga mereka bawa sampe mati tp kenapa hal yang satu
 itu membunuh hati
  nurai seseorang..
 
  Belom lagi pembabatan jalur hijau!! Maaannn..
 JAKARTA itu kota
  dengan tingkat polusi tertinggi setelah Cina dan
 masuk dalam
  peringkat ke 3 di dunia.. Pohon yang cuma sepetak
 mau dibetak juga?
  gila ya.. Pemerintah dah ga ada otaknya! kalo dah
 di sogok sama
  kertas warna biru dengan gambar I Gusti Ngurah Rai
 aja dah pada
  klepek2... Gimana di kasih yang lain
 
  Gw Dunkung Masyarakat Pondok
 Indah!! Chayo
  Guysss!!!
 
  --- In mediacare@yahoogroups.com
 mediacare%40yahoogroups.com, ferry
  irawan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Memang susah kalo Gubernur warisanOrde baru..,
 rejim Sutiyoso...
   Tidak ada perubahan sama sekali..
   kebijakan tanpa konsep dan target yg tidak
 jelas.. di tambah
  tidak adanya kesadaran perbaikan lingkungan serta
 kemampuan
  pemeliharaan lingkungan tetap saja terjadi..
  
   lihat saja rencana pemda dalam menggerus jalur
 hijau yg menjadi
  trademark kenyamanan wilayah pondok Indah..,
 ditengah isue global
  waming ditambah dengan pelayanan Busway yang
 buruk, masih saja
  program Sutiyoso ini dipertahankan. seakan
 tidakpunya wawasan,
  kebijakan merusak yang dipilihnya...
  
   Ayo dukung warga Pondok Indah yang
 mempertahankan kehijauan
  lingkungannya..
  
  
  
  
   -
   Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the
 Internet in your pocket:
  mail, news, photos  more.
  
 
   
 
 



  

Check out the hottest 2008 models today at Yahoo! Autos.
http://autos.yahoo.com/new_cars.html


Re: [mediacare] Israel Datang DPR Meradang

2007-09-18 Terurut Topik Lisman Manurung
Konsekuensi dan Implikasi Sebuah Bangsa yang ingin
besar kita hanya (just only) boleh sujud menatap Tuhan
Yang Maha Esa, yang dapat mewujudkan apa yang kita
mimpikan. Sujud berarti kita membawa perdamaian pada
diri kita, kepada Dunia, dan jawaban  Tuhan adalah
pasti: Lakukan dengan caramu  kita sendiri. Cara kita
apa? Ucapkan Salam Damai untuk semua, dan ajak mereka
duduk di sebelah kita. And then, whisper softly dan
berkata begini: So what do you want that I can do for
you, buddy?

Jangan lupa, bendera-bendera mereka yang bertikai
sudah berkibar ribuan tahun sebelum merah-putih kita
yang indah berkibar tahun 1945. Dan hendaklah  kita
tetap berkibar bukan karena semangat bertikai, ribuan
tahun ke depan. 

Saya pernah akrab dengan rekan-rekan mahasiswa/dosen
dari Iran, Irak,Israel, Oman... Apa yang saya tahu
dari mereka? Dunia ini akan tetap eksis dan mereka
akan tetap berselisih, saling meremehkan. Anda tahu?
Seorang Iran akan selalu risau jika seorang Irak ada
di singgasana kekuasaan. Begitu sebaliknya.

Jadi kita perlu belajar sejarah, dan menempatkan
perintah Tuhan dalam hati kita... 

 
--- Paulus Tanuri [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Dengan kalahnya kader PKS dalam pertarungan politik
 memperebutkan kursi
 gubernur di wilayah DKI, bukankah seharusnya PKS
 sadar kalau aksi-aksi
 mereka yang selalu turun ke jalan membela palestina,
 (bukan turun membela
 rakyat Indonesia) justru menjadi bumerang bagi
 mereka ?
 Kayanya memang mereka masih belum juga sadar dan
 mengerti apa yang
 diinginkan rakyat-rakyat kecil.
 Berteriak-teriak Indonesia negara bermartabat,
 negara besar, israel zionis,
 tidak bermoral, dll , dll, tapi yang duduk di kursi
 dewan tidak
 henti-hentinya berbuat amoral dan lebih zionis dari
 yang zionis dalam
 menghisap darah rakyat negara sendiri.
 Kalaupun benar israel adalah zionis, saya masih
 lebih hormat kepada mereka
 karena mereka tidak menjual negara sendiri, dan
 tidak mengkhianati rakyatnya
 sendiri.
 
 
 Regards,
 Paulus T.
 
 
 
 



  

Don't let your dream ride pass you by. Make it a reality with Yahoo! Autos.
http://autos.yahoo.com/index.html
 




Re: [mediacare] [SELISIK] Berakhlak atau Beragama

2007-09-13 Terurut Topik Lisman Manurung
Maaf, semoga menjadi pencerahan. Kemarin, di hari
pertama puasa, tatkala mengendara mobil di jalan raya
Pasar Minggu, saya melihat dua orang berboncengan
dengan topi putih khas Muslim. Keduanya, mungkin
menuju tempat buka puasa di satu tempat, dan terpaksa
ikut berlambat-lambat pada suasana jalanan yang macet.
Namanya macet, maka setiap obyek yang menarik hati
akan menjadi perhatian kita. Biasa, untuk
menghilangkan stress. Gadis-gadis, bilamana ada
menumpang di mikrolet, akan kita  cari-lihat, sekadar
melihat apakah  teman sekantor atau siapa, atau lebih
penting lagi: sekadar cuci-matalah. Nah, kembali
kepada motor yang dkendarai oleh dua orang pria
berpakaian putih-putih dan bertopi putih itu. Setelah
saya amati, Itu lho, nomornya polisinya tidak ada!

Semakin naiknya gejala menggunakan atribut keagamaan
dalam kepemerintahan kita,  bukan tidak mungkin
membuat polisi ragu-ragu menangkap si pengendara
sepeda motor itu. 

Saya coba mencermati, benar kok: Tidak ada!. Iya,
ampun, mestinya jika sudah niat memberi citra sebagai
penganut agama yang saleh, mbok iya sebelum bertolak
agar dengan perlahan memeriksa semua kelengkapan
motor. Bukanlah kepatutan mememenuhi kelengkapan
kendaraan adalah bagian kesalehan? Mosok nomor polisi
saja lupa dipasang?. 

Saya yakin bahwa hal demikian tidak dianjurkan oleh
siapa-siapa yang mengutamakan kebaikan. Terlebih lagi
mengingat bangsa kita ini adalah bangsa yang plural,
maka seringkali timbul tanda-tanya apakah hal ini
bagian dari kampanye tokoh-tokoh individual agama,
atau karena kecerobohan saja.

Jangan lupa, aksi melawan hukum dengan dalih agama
pernah marak di Amerika, yakni mazhab tertentu yang
menilai agama Kristen hanya untuk kulit-putih.
Ironisnya pelanggaran-pelanggaran yang mereka lakukan
seperti pembakaran rumah-rumah orang kulit hitam
cenderung didiamkan saja oleh polisi. Kejadian yang
marak tiga atau empat dekade lalu itu terjadi,
seolah-olah mereka berhak melawan hukum, bahkan
menghakimi orang-orang Negro.

Jadi, bagi saya, sikap agar dapat berakhlak mulia
lebih penting. Mungkin juga lebih penting dari sekadar
pencitraan diri telah atau memenuhi anjuran agama. 

Mungkin hal-hal demikian ini perlu terus-menerus kita
pikirkan, sebab gejala pencitraan kepatuhan kepada
agama secara publik bukan lagi semata-mata dilakukan
oleh ummat Muslim saja. Ummat Kristen di Papua kini
semakin terdorong untuk menjalan syariat agama
Kristen, khususnya dalam aktifitas pemerintahan. Jika
di kantor-kantor di Jakarta pengajian sudah biasa,
maka di kantor-kantor Irian Jaya dan Sulawesi Utara,
kebaktian Kristiani sudah dilakukan setengah hari
penuh pada hari tertentu (katanya Rabu?). Bedanya,
dari sudut aksara, ayat suci Al-quran tidak semudah
Alkitab untuk dibaca.  

Acara yang sebelumnya jarang terjadi ialah ketika
Gubernur SULUT datang ke Jakarta belum lama ini. Salah
satu bagian dari agenda perjalanan resmi beliau adalah
Kebaktian Kristen Resmi Kegubernuran. Acara ini
diikuti oleh ummat Kristiani asal Sulut di Jakarta.

Saya terusik, karena menurut Weber dan Harold Laski
hal-hal begini tidak perlu ada. Belum lagi sekarang
ini acara-acara agama Kristen di Papua semakin
intensif dan mengarah lebih konrit. Jangan abaikan
bahwa mereka kini meminta agar Papua mengikuti apa
yang dilakukan di Aceh, agar sama-sama menerapkan
syariat agama. Padahal yang saya tahu, negara berbasis
agama tidak lagi dikenal di negara-negara yang
rakyatnya menganut agama Kristen, kecuali di Vatikan.

Bahkan, konon rapat-rapat Majelis Rakyat Papua diawali
dengan ritual agama Kristen, sama dengan yang
dilakukan di Aceh, dengan ritual agama Islam, untuk
semua aktifitas Rapat DRA (juga kerap disebut sebagai
Dewan Rakyat Aceh). 

Tentu ada rasionalitas untuk menyetujui hal-hal
demikian ini. Tetapi yang saya tahu dari
prinsip-prinsip Weberian, hal-hal demikian ini tidak
perlu ada.

Jadi, kembali kepada topik di atas, apakah lebih
penting negara mendorong rakyat untuk lebih berakhlak
baik atau lebih beragama dengan baik, sepertinya akan
merupakan issue yang akan menentukan masa depan kita,
khususnya jika menyadari apakah Sabang-Merauke itu
masih eksis secara defakto, bukan dejure, di masa
datang...
 
I am just cautiously thinking, what will be my beloved
Indonesia in the future. Should I visit Aceh, Papua
and Banten as I use to do in Jakarta right now? 

LM






--- Anwar Holid [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Republika, Minggu, 9 September 2007
 
 [SELISIK]
 
 
 Berakhlak atau Beragama
 ---
 ---Anwar Holid
 
 
 Boleh jadi Jalaluddin Rakhmat dan Arvan Pradiansyah
 belum pernah 
 tampil berhadap-hadapan, tapi lewat buku
 masing-masing mereka 
 ternyata bisa berbagi topik serupa. Secara kebetulan
 buku tersebut 
 terbit berdekatan menjelang bulan Ramadhan. Dua
 penulis ini jelas 
 berbeda karakter. Yang pertama dikenal luas sebagai
 cendekiawan 
 Muslim cum pakar komunikasi; yang kedua dikenal
 sebagai pembicara 
 publik dan fasilitator pengembangan SDM.
 Persamaannya mereka berdua 
 pandai 

Re: [mediacare] Indonebia ternyata anggota BIN

2007-09-10 Terurut Topik Lisman Manurung
Proses demokrasi memungkinkan pemerintah totaliter
sulit untuk eksis. Jadi figur atau  kelompok-kelompok
yang ingin menerapkan totalitarianisme akan segera
diganti melalui pemilu atau pilkada. Sehingga, tidak
ada lagi orang yang siap untuk membiayai aksi-aksi
intel-intelan. Dan siapa yang akan menyuruh serta
manfaat apa yang diperolehnya? Lagi pula dengan
tingginya transparansi sekarang ini yang dimungkinkan
oleh pers bebas dan akses ke internet, aksi-aksi macam
aksi intel di masa lalu, tidak akan berpengaruh
banyak, dan karenanya akan mengerdil dengan
sendirinya.

Oleh sebab itu, yang kini mengemuka adalah bagaimana
membangkitkan diskursus-diskursus kritis agar bangsa
ini tidak dilahap oleh berbagai kepentingan global
yang semakin tidak jelas bentuk, tetapi pengaruhnya
nyata di lingkungan kita berada. Perspektif
trans-nasional sekarang ini adalah ada dan tidak
terabaikan. Nah bagaimana kita mengenali dan kemudian
mengritisi, atau kalo baik bagi kita, mencari manfaat
dengtan memahami konsep-konsep itu. Ada yang bilang
globalisasi dan localize perlu disatukan menjadi
glocal. Ada yang bilang globalisasi tidak hanya dari
Barat, tetapi juga dari Timur-Tengah, dari Utara, dan
dari mana-mana. Ada yang bilang sebuah skenario
negara-negara Australasia dengan kendali di Australia
juga tengah diupayakan... Ah macam-macamlah..
 



   


--- Wielsma Baramuli [EMAIL PROTECTED] wrote:

 He...he..he... Lucu abis! Memang BIN ada di
 mana-mana, termasuk di ARAB!

   Salam,
   Wedekabe 
 
 Kartono Mohamad [EMAIL PROTECTED] wrote:
   FYI. Orang yang sering mengirim posting ke
 milis atas nama Indonebia ternyata anggota BIN. 
 
 Ketahuan dari ID-Cardnya. Nama di KTP-nya ditulis:
 Hamzah BIN
 Abdul Kadir BIN Abdul Wahid Osman. Tapi hati-hati,
 nama ini juga bisa palsu.
 
 KM
 
 MOD:
 
 Berarti semua orang Arab dan Arab-Arab palsu
 berhidung pesek, mereka semua anggota BIN juga
 dong??? Soalnya di KTP-nya tercantum BIN...:))
 
 
 
  
 

 -
 Be a better Globetrotter. Get better travel answers
 from someone who knows.
 Yahoo! Answers - Check it out.



   

Got a little couch potato? 
Check out fun summer activities for kids.
http://search.yahoo.com/search?fr=oni_on_mailp=summer+activities+for+kidscs=bz
 


Re: [mediacare] Konflik Partai Damai Sejahtera

2007-09-08 Terurut Topik Lisman Manurung
Ketidak-mampuan memilah konflik kepentingan sendiri
(dapur-mengepul)  dengan kepentingan seluruh rakyat
Indonesia (kemanfaatan untuk semua unsur bangsa  tanpa
kecuali)  merupakan penyakit aktifis-aktifis PDS  masa
kini. Hal demikian tidak terjadi di zaman pak Maramis,
di zaman pak Leimena atau pak Frans Seda. 

Orang-orang yang kini baku-hantam di PDS memang 
barangkali sih, cuma mau rebutan suara-suara lalu
kursi-kursi. Lihatlah, pernahkah kita dengar mereka
bicara soal nasib bangsa atau krisis nasional semenjak
PDS itu ada? Paling-paling hanya membawa issue
pengrusakan gereja, tetapi itupun cuma disuarakan di
lingkungan sendiri. Bahkan sejumlah aktifisnya sibuk
bangun koalisasi ke sana kemari seperti menjual diri
saja. Untuk apa dia koalisi? Bukanlah sudah cukup
dia-dia itu sebagai to be good loosers, dan membiarkan
dirinya hanya melakukan yang terbaik, dan rela dicerca
siapapun hanya oleh karena memikul salib saja?

Jangan heran, jika beberapa saat lagi di antara
petikai akan ada yang mengancam akan pindah agama.
Lucu kan?









--- Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:


http://www.suarapembaruan.com/News/2007/09/07/index.html
 
 SUARA PEMBARUAN DAILY 


 
 Konflik Partai Damai Sejahtera 
 
 Menkumham Digugat
 [JAKARTA] Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi
 Manusia (Menkumham) Andi Mattalatta menerima
 pendaftaran Partai Damai Sejahtera (PDS) pimpinan
 Ruyandi Hutasoit, digugat pimpinan PDS versi Rachmat
 Manullang ke Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN)
 Jakarta. Gugatan tersebut didaftarkan Rachmat, Kamis
 (6/9), dan diterima wakil panitera, Didik Hari
 Wasito. 
 
 Kuasa hukum Rach-mat Manullang, Sebastian P Sudiono
 dan Usman Silitonga di Jakarta, menjelaskan
 keputusan Menkumham itu semakin memecah-belah PDS. 
 
 Kami pertanyakan apa landasan hukum dari keputusan
 tersebut. Keputusan tersebut aneh dan janggal dan
 tidak sesuai UU 31/2002 tentang Parpol, tuturnya. 
 
 Pasal 13 Ayat (5) UU Parpol, kata Sebastian, jelas
 menegaskan bah- wa Depkumham mene- rima pendaftaran
 parpol sesuai hasil munas atas pergantian
 kepengurusan. Padahal, hasil Munaslub PDS di Bali
 menetapkan kepemimpinan Rachmat Manullang. 
 
 Hasil itu telah kami daftarkan pada 23 April 2007.
 Anehnya, jawaban belum kami terima sampai munculnya
 keputusan yang menetapkan Ruyandi. Ini kan
 menimbulkan pertanyaan,'' paparnya. 
 
 Sedangkan, Pasal 29 menyebutkan bahwa munas
 merupakan lembaga tertinggi yang diselenggarakan
 lima tahun sekali. Selain itu, berdasarkan anggaran
 dasar dan rumah tangga, keputusan munas atau
 munaslub bersifat mengikat. 
 
 
 Rekonsiliasi 
 
 Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW)
 PDS DKI Jakarta, Constant M Ponggawa yang dihubungi
 secara terpisah mengatakan langkah hukum Rachmat
 Manullang itu justru akan menyulitkan proses
 rekonsiliasi PDS. Padahal, kata dia, konflik yang
 terjadi saat ini adalah masalah internal, sehingga
 mestinya diselesaikan secara internal pula. 
 
 Constant Ponggawa yang sedang berada di Amerika
 Serikat (AS) mengatakan pemerintah yang diwakili
 Menkumham, hanya menjalankan tugas secara
 administratif berdasarkan data otentik hukum yang
 ada. Karena itu, kurang tepat kalau sampai diseret
 ke PTUN. 
 
 Alangkah baiknya kalau ditempuh jalan rekonsiliasi
 antara Pak Rachmat dan Ruyandi. Keduanya adalah aset
 PDS yang sangat potensial untuk menyatukan semua
 elemen partai yang misinya menjadi garam dan terang
 dunia. Saya yakin bisa diselesaikan secara internal
 dan saya percaya dari hati yang paling dalam kedua
 tokoh itu punya kerinduan bersama untuk
 menyelesaikan masalah ini, katanya. [M-15] 
 
 
 


 Last modified: 7/9/0



   

Choose the right car based on your needs.  Check out Yahoo! Autos new Car 
Finder tool.
http://autos.yahoo.com/carfinder/


Re: [mediacare] Let's ganyang Malaysia yang truly katrok itu

2007-09-08 Terurut Topik Lisman Manurung
Mestinya saya setuju dengan apa yang dikemukakan kawan
di bawah ini. Cuma saya yakin sepenuhnya bahwa dia ini
belum pernah ke Malaysia. Tidak menyaksikan sendiri
bagaimana putra-putri bangsa kita berjoeang mengais
sesoeap nasi dengan bekerja sebagai koeli-koeli dan
setia memakan apa saja yang lebih baik tang ada di
Malaja sana, yang  angkanya nyaris mendekati juta
orang. Putra-putri bangsa kita itu yang menjadi
pentjutji kakoes, pe er te, dan mungkin pe es ka.
 


--- takha waludi [EMAIL PROTECTED] wrote:

 kalo dulu pas masih kuliah konotasi malaysia itu
 emang sudah jelek..meski mungkin gak sampai negatif
 seperti anggapan mereka tentang indon. contohnya
 kalo ada teman yang berambut panjang pasti yang lain
 ngoloknya 'gondrong malaysia..atau kalo dengar lagu
 yang mendayu2  layaknya  suci dalam debu ato gerimis
 mengundang pasti lansung kepikiran..duhh..malaysia
 banget..   
 jadi sebenarnya apa pun yang berbau malaysia itu,
 sadar atau tidak, terlanjur kita citrakan sebagai
 suatu hal yang sudah ketinggalan jaman, kampungan,
 dan gak kreatif
 
 so...lets ganyang malaysia..yang trully katrok
 itu...
 
 



  

Luggage? GPS? Comic books? 
Check out fitting gifts for grads at Yahoo! Search
http://search.yahoo.com/search?fr=oni_on_mailp=graduation+giftscs=bz


Re: [mediacare] Re: Gara Gara Syariat Islam, IAIN Makin Diminati

2007-08-27 Terurut Topik Lisman Manurung
Juga harus dilihat bahwa dari pola hidup dan
beribadah, ummat non-Muslim kebanyakan menempatkan
'materi dan kesantaian' sebagai elemen penting dalam
beragama. Setiap kebaktian minggu ummat Kristani,
penyerahan kolekte (uang, termasuk dollar seratusan
yang dilipat agar tidak kelihatan teman yang duduk di
sebelah, dan dimasukkan ke kantung persembahan) adalah
semacam 'kewajiban'. Pesan terselubung dari ritual ini
(kata para analisis sosiologi): Carilah uang
sebanyak-banyaknya untuk sebagian diserahkan ke gereja
setiap minggu. Nah, tidak semua patuh untuk memberikan
kolekte perpuluhan. Sebagian besar malah investasi
bangun rumah. Nanti kalau pak Pendeta atau pastor
lewat di depan rumah, dan mampir, dan mengingatkan
ayat-ayat perpuluhan, barulah cengengesan dan
mohon didoakan.


Kedua, setiap tempat ibadah ummat Kristiani selalu
dirubah agar semakin dinikmati oleh penganutnya.
Perabotan kursi-kursi, AC dan marmer halus
disumbangkan oleh jemaat yang kaya. Barang mahal itu
membuat jemaat melirik dan mengamat-amati perabotan
seperti kursi pak pendeta. Lirikan dan fokus
'meningkat' terutama kalau khotbah panjang-panjang dan
membuat be-te. Nah, biasanya ummat Kristiani beribadah
selalu didampingi istri atau suami. Bisik-bisiklah:
Nanti sehabis kebaktian kita lihat di mana ada dijual
marmer atau kursi macam itu... 


Ketiga, dalam kaitannya dengan alokasi anggaran
rumah-tangga, jika ummat Muslim dikenal 'siap' untuk
menjalankan ibadah haji, kalau perlu setiap tahun,
maka para pendeta Kristiani juga menganjurkan ummatnya
untuk mengunjungi Vatikan atau Jerusalem. Tetapi,
penganjurnya (penatua atau pendeta) meminta mereka
diongkosi (alias ditanggung gratis oleh jemaat) ke
sana. Nah, akibatnya kalau ada ummat Kristiani
Indonesia yang pernah ke Vatikan ataupun ke Jerusalem,
maka sepulang dari sana, kepada pendeta atau pastor
selalu dikatakan: Maaf, kita sekeluarga mampir ke
Jerusalem atau ke Vatikan, pas lagi pulang seminar
dari Eropah .

Jadi, iyaa bagaimana iya?
 

--- Roslina Podico [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Maksudnya kali kalau dirataken. Karena kalau dilihat
 satu demi satu mah, 
 satu Haji Suharto dapat mengalahkan jumlah kekayaan
 seluruh penduduk 
 Jakarta, belum lagi Haji -haji yg duduk di DPR,
 tentu mereka semua 
 kaya-kaya.
 
 Memang benar, kekayaan jangan dibangga-banggakan,
 apalagi kekayaan hasil 
 korupsi. Kita harus mendidik bangsa Indonesia,
 berpikir kritis dan 
 intelektual jangan jadi pencontek atau pengagum satu
 bangsa tertentu, 
 sampai mencatut segala tetek bengek yg bersifat
 budaya. Kalau mau 
 beriman, jadilah orang beriman yg mandiri, tapi
 bukan  menjadi pencatut 
 budaya yg diagamakan.
 
 idakhouw wrote:
 
  Sudah dicek: Pondok Indah, Simprug, Menteng,
 Kebayoran Baru, dll itu?
  Saya tahu banyak orang dari kalangan Muslim di
 Jakarta yang jauh, jauh
  lebih mapan dari saya. Jadi, data  itu dicomot
 dari mana? kalaupun
  benar, apa gunanya sih membangga2kan kekayaan?
 
  I.
 
  --- In mediacare@yahoogroups.com
 mailto:mediacare%40yahoogroups.com, 
  RM Danardono HADINOTO
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
   Di Jakarta, 99,99% hunian kelas menengah keatas
 dihuni non muuslim,
   mau diterapkan juga? atau sekedar di kampung
 kampung?
  
 
   
 



   

Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! 
FareChase.
http://farechase.yahoo.com/


Re: [mediacare] Re: TVRI, riwayatmu kini

2007-08-23 Terurut Topik Lisman Manurung
Tatkala satu TV swasta di tahun 90an mengudara di
Jakarta. Nyaris semua orang bilang he...he...
(ngenyek). Pasalnya? Kartun melulu, dan masih
krrik..kriik, atau tiba-tiba gelap.  
Kala itu, bagaikan gaya seorang jawara pe-de: TVRI
sinis, bangga dan cengengesan..


Sekarang? Jarang banget kutonton. Cuma kalo lagi
nyari-nyari cennel, eeh lihat logo TVRI. Sekadar
menghargai pelopor.. dan kemudian nonton: terlihat
penyiar-penyiar lama yang masih menyisakan kehebatan
dan kecantikan masa lalu... 

Sepuluh tahun lagi? Akan ada nyanyian plesetan:...
(nada diambil dari lagu Bengawan Solo): ... di abad
lalu, siaranmu tak ad duanya

 





--- takha waludi [EMAIL PROTECTED] wrote:

 nostalgi yang indah Mas Bud...
 sekedar nambahin untuk hari minggu ada film minggu
 siang Little House on the Praire nya Michael Landon.
 belakangan kemudian diganti dengan Rumah Masa Depan
 dan Kisah Serumpun Bambu. 2 serial terakhir meski
 mengusung pesan pembangunan ala orba tapi tetap aja
 menyedot penonton, jalan2 sepi pada saat film ini
 tayang. yang seru kalo ditengah cerita listrik nya
 mati (kebetulan di tempatku masih ngandalin PLTD..)
 jadi lah PLN sebagai pihak yang paling banyak
 dihujat oleh pemirsa
 
 ada juga serial remaja nya dulu ACI (aku cinta
 indonesia) dengan tokoh utama amir, cici, dan ito..
 dengan tokoh yang sedikit jahatnya si Hendra. ide
 ceritanya bagus, lain waktu tentang persaingan jadi
 ketua osis kemudian episode lain bercerita ttg adu
 keterampilan siswa, dan lain-lain. Amat berbeda dgn
 model sinetron sekarang yang ceritanya melulu ttg
 pacaran (makanya bintang2 nya gak satu pun lulus
 UMPTN..), tokoh utama miskin katanya, yang kerja
 ibunya cuma tukang cuci, tapi ke sekolah pake sepatu
 snikers model terbaru dan naik motor pula. 
 
 yang paling seru serial asing nya famous five..Lima
 Sekawan yang ketenarannya mungkin sekelas Harry
 Potter sekarang. sampai acara mengaji habis magrib
 pun jadi terasa menyiksa karena itu artinya satu
 episode terlewatkan...He he he..
 
 kemudian film animasi Indonesia pertama (mungkin..)
 si Huma dengan sobat nya si Wendi..meski durasinya
 gak sampe 1/2 jam per episode. tapi ini satu hal
 yang amat aku ingat (dengan bangga) kalo animator
 indonesia (memang) bukan baru sekarang adanya. 
 
 akhh..ternyata TVRI telah banyak memberi kita hal2
 yang berarti. meski dengan format tonotonan yang
 Indonesia banget, terlepas dari kentalnya pesan2
 penguasa jaman itu. paling gak dengan menyaksikan
 TVRI jaman itu, saya jadi punya kesempatan belajar
 untuk selalu bangga menjadi anak Indonesia. 
 
 selamat ulang tahun TVRI, juga Dirgahayu kemerdekaan
 Indonesia...Merdeka!!
 
 takha..
 
 
 
  

 -
 Be a better Heartthrob. Get better relationship
 answers from someone who knows.
 Yahoo! Answers - Check it out. 



  

Luggage? GPS? Comic books? 
Check out fitting gifts for grads at Yahoo! Search
http://search.yahoo.com/search?fr=oni_on_mailp=graduation+giftscs=bz


Re: [mediacare] Letjen M. Yasin, Calon Mendagri

2007-08-22 Terurut Topik Lisman Manurung

Pendapat beliau yang paling saya suka mengenai NKRI
ialah bahwa kita semua harus lapang dada menerima
NKRI,  bukan sekadar pasang 'tampang galak' dan siap
angkat senjata! 

(teriakan) Angkat senjata kita juga sudah sumbang kok.
Dengar ketika seruan angkat senjata menghadapi kasus
Ambalat? Cuma sebentar di koran-koran, ada gelora
nasionalisme. Tak lama semua sibuk lagi dengan
urusan-urusan nyari makan ala kita (sikut sana, tepu
sini, korup sana-korup sini...)

Belum lagi gerakan-gerakan (yang awalnya sih
menegakkan ajaran agama) namun kemudian eeh..eh
buntut-buntutnya (ingin) menggugurkan NKRI.









--- Komunitas Lentera [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 WAWANCARA
   Rabu, 22 Agustus 2007, 12:12:14 WIB
   Letjen M. Yasin, Calon Mendagri
   
  

http://www.myrmnews.com/indexframe.php?url=situsberita/index.php?pilih=wawancara

   Jakarta, myRMnews. Nama Mohammad Yasin semakin
 kuat di bursa kandidat menteri dalam negeri
 (mendagri) menggantikan Moh. Ma?ruf yang absent
 karena stroke. Jenderal bintang tiga ini masih
 menolak berkomentar karena merasa tidak etis soal
 jabatan itu. Berikut adalah wawancara khusus Rakyat
 Merdeka dengan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan
 Nasional (Sesjen Wantannas) ini: 

   Belakangan nama Anda menguat di polling bursa
 calon Mendagri. Tanggapan Anda? 
   Kalau soal itu, saya enggan menjawab. Tapi ya, itu
 hak mereka dan saya tidak mungkin melarang atau
 menolak. Yang jelas saya berterima kasih atas segala
 perhatian teman-teman, khususnya para senior yang
 telah mengadakan pertemuan-pertemuan dukungan,
 bahkan do'a bersama. Juga kepada mereka yang
 berkomentar, baik pro ataupun kontra, tetapi saya
 mohon boleh mengingatkan, keputusan penetapan
 Mendagri, sepenuhnya hak prerogatif presiden yang
 tak bisa dan tak boleh diganggu gugat. Saya hanya
 berharap agar semua orang tetap tahu, saya adalah
 seorang prajurit aktif yang terikat sumpah, antara
 lain wajib taat kepada atasan dengan tidak membantah
 perintah atau putusan. 

   Sebagai salah satu calon Mendagri, bagaimana
 sebenarnya Anda melihat kondisi bangsa saat ini? 
   Dulu, rasa senasib sepenanggungan karena dijajah
 Belanda, membangkitkan keberanian para pendahulu
 kita untuk bersatu. Lahirlah Sumpah Pemuda. Itu
 awalnya. Musuh atau ancaman saat itu jelas,
 penjajah. Dan musuh bersama itu yang sebenarnya
 membuat mereka bersatu. Sekarang berbeda.
 Sepertinya, kita tidak paham, negara ini sedang
 mengalami bahaya. 

   Bahaya, maksud Anda? 
   Minimal ada tiga, disintegrasi, federalisasi, dan
 ketidakpuasan. Itu bukan wacana atau katanya. 

   Bisa dijelaskan ketiga bahaya itu? 
   Dari Sabang sampai Merauke, ada Gerakan Aceh
 Merdeka (GAM), Riau Merdeka, Organisasi Papua
 Merdeka (OPM), Republik Maluku Selatan (RMS), dan
 mungkin ada embrio-embrio serupa yang belum muncul
 ke permukaan. Jika tidak dilakukan sesuatu, saya
 khawatir 20-30 tahun ke depan, apakah NKRI masih
 ada. Bahaya ini perlu kita sadari supaya kita
 lakukan langkah bersama untuk mengeliminasi bahaya
 itu. 

   Lalu bahaya kedua? 
   Bapak Amien Rais pernah mengangkat wacana
 federalisasi. Saat itu tidak pada setuju. Tetapi
 sekarang otonomi daerah banyak yang
 menyalahtafsirkan, malah bukan provinsi lagi, tetapi
 di kabupaten, kota, muncul istilah raja-raja kecil.
 Bukan soal ketatanegaraan saja. Tapi seluruh aspek
 kehidupan, sekarang misalnya yang menolak
 federalisasi perguruan tinggi. Mereka khawatir
 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) hanya orang-orang kaya
 yang bisa sekolah di situ. Cukup beralasan.
 Liberalisasi dalam bidang ekonomi yang mengarah pada
 keadaan yang kurang berpihak pada ekonomi
 kerakyatan. Terakhir, ketidakpuasan. Di berita
 setiap hari, apakah yang berkaitan dengan ideologi,
 politik, apalagi ekonomi. Menurut saya, kuncinya
 hanya satu, kita harus berani bersatu. 

   Pemahamannya bagaimana? 
   Formula yang pernah dipakai founding fathers, ada
 empat, yang disebut konsensus dasar. Pertama,
 Bhinneka Tunggal Ika, kita harus sadar kita memang
 bermacam-macam tapi satu tujuan. Kita memiliki
 17.000 pulau lebih, beragam bahasa, dan berbeda-beda
 agama. Keanekaragaman menjadi kekuatan atau
 kekayaan, bukan menjadi kerawanan. Itu yang membuat
 lahirnya Sumpah Pemuda, Jong Java, Sumatera, Celebes
 , Timur, banyak lagi. Waktu itu mereka punya
 keberanian bersatu. Dan terus bergerak sampai 17
 Agustus 1945, lahirnya konsensus yang kedua, NKRI. 

   Ketiga, setelah 17 Agustus 1945, keesokkan harinya
 secara sah lahir UUD 1945, tentunya dengan empat
 kali amandemen karena tuntutan zaman, seperti ingin
 memberantas korupsi sehingga dibuatlah Komisi
 Pemberantasan Korupsi (KPK), dan lembaga lain
 Mahkamah Konstitusi (MK). Saya kira ini kebutuhan.
 Kemudian otonomi daerah, tetapi maksudnya untuk
 memangkas rantai birokrasi agar pembangunan
 dipermudah. Bukan untuk menjadi berkuasa di daerah.
 Tujuannya justru untuk mempercepat pembangunan.
 Jangan terus kita ke negara federal kiblatnya, bukan
 NKRI. 

   

Re: [mediacare] Netral Agama

2007-08-22 Terurut Topik Lisman Manurung
Di kawasan Timor Leste, tatkala masih dalam lingkungan
RI, membangun rumah ibadah agama mana saja
bebas-merdeka. Di Papua, dan di Sulawesi Utara,
sekarang ini juga (masih bebas-merdeka) demikian.




--- RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Netral Agama
 Oleh Anick H.T.
 15/08/2007
 
 
 Sejauh ini, justru Perber itu digunakan oleh massa
 pro-kekerasan 
 untuk bukan saja menuntut perijinan pembangunan
 gereja, namun juga 
 menuntut hengkangnya warga Nasrani dari kampung
 mereka.
 
 Sudah sejak 1997, jemaat Gereja Pantekosta Imanuel
 Sukapura 
 beribadah di suatu lokasi yang tak bisa disebut
 layak. Karena 
 statusnya hanya lahan pinjaman, mereka membangun
 semacam bedeng 
 untuk beribadah. Jadilah bedeng itu sebagai gereja,
 tanpa aral 
 sedikitpun. Setiap tahun, mereka juga ikut
 berpartisipasi dalam 
 peringatan Idul Fitri yang dirayakan oleh para
 tetangganya yang 
 muslim. Begitu juga ketika Natal, para tetangga
 mereka yang muslim 
 berdatangan sekadar mengucap selamat kepada para
 jemaat yang 
 merayakannya.
 
 Sebelum mendapat pinjaman lahan tersebut, sejak 1989
 mereka 
 beribadah dari rumah ke rumah. Kegiatan ini juga
 beberapa kali 
 mendapat tentangan lain lagi, mengingat Surat
 Keputusan Bersama 
 (SKB) Dua Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri
 Nomor 1 Tahun 1969 
 yang berlaku saat itu melarang rumah tinggal sebagai
 tempat ibadah.
 
 Sampai 15 April 2007 lalu, ketika si pemilik lahan
 hendak memakai 
 tanah tersebut, pihak gereja harus berpindah ke
 lokasi baru yang 
 sebenarnya juga sudah dipersiapkan selama 10 tahun,
 bahkan sudah 
 bersertifikat gereja. Sejak 29 April 2007, sampai
 minggu kemarin, 
 warga sekitar lahan kosong tersebut menolak
 diadakannya kegiatan 
 ibadah di tempat tersebut dan beberapa kali
 memblokir jalan masuk 
 gereja. Sejak itu pula, 400 jemaat pemakai gereja
 tersebut 
 menjalankan ibadahnya dalam situasi mencekam, dan
 bahkan sempat 
 beribadah di jalanan. Teriakan bakar, usir,
 hancurkan sudah 
 terlalu sering mengiringi ibadah khidmat mereka. 
 
 Sejak itu pula aparat kepolisian maupun pemerintah
 setempat tak 
 kunjung menemukan solusi yang menentramkan dan
 berorientasi 
 kerukunan. Justru yang terlihat di lapangan adalah
 pembiaran 
 terhadap anarkisme massa yang mengatasnamakan
 mayoritas itu. Bahkan 
 dalam beberapa kasus menyangkut agama seperti ini,
 nampak nyata 
 bahwa mereka berpihak kepada kaum pro-kekerasan yang
 sejatinya anti-
 konstitusi. Mungkin karena aparat negara ini juga
 beragama.
 
 Sementara di sisi lain, Peraturan Bersama (Perber)
 Menteri Agama dan 
 Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2006 dan Nomor 8
 Tahun 2006 yang 
 mengatur pendirian rumah ibadah, alih-alih menjadi
 aturan yang 
 berorientasi pada pemeliharaan kerukunan, justru
 malah menjadi 
 justifikasi untuk mempersulit, untuk tidak
 mengatakan memustahilkan, 
 pendirian rumah ibadah kaum minoritas. 
 
 Sejauh ini, justru Perber itu digunakan oleh massa
 pro-kekerasan 
 untuk bukan saja menuntut perijinan pembangunan
 gereja, namun juga 
 menuntut hengkangnya warga Nasrani dari kampung
 mereka.
 
 Gereja Sukapura hanyalah satu kasus betapa aparat
 dan aturan hukum 
 yang sejatinya ada untuk menjaga harmoni, justru
 menjadi alat 
 pemecah belah masyarakat.
 
 Masih ada beberapa Gereja HKBP di Jatimulya, GKI
 Jatibening, Gereja 
 Baptis Bojongmenteng, Bekasi, dan beberapa gereja di
 Tangerang yang 
 dengan modus yang hampir sama mengalami diskriminasi
 dan penutupan 
 paksa. Rasanya sudah hampir 62 tahun kita merdeka.
 Rasanya 
 konstitusi kita juga menjamin kemerdekaan setiap
 warga negara ini 
 untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya.
 Rasanya Perber 
 Tahun 2006 juga diberlakukan dalam semangat untuk
 mengakui bahwa hak 
 beragama adalah hak asasi manusia yang tidak dapat
 dikurangi dalam 
 keadaan apapun; bahwa pemerintah berkewajiban
 melindungi setiap 
 usaha penduduk untuk melaksanakan ajaran agama dan
 beribadah. 
 Rasanya sebagai bangsa kita sudah sepakat bahwa
 negara ini bukan 
 negara agama.
 
 Rasanya sudah saatnya kita bertanya ulang kepada
 aparat pemerintah 
 kita: sudahkah mereka netral-agama dalam menjalankan
 tugas negara? 
 Sudahkah mereka ber-Indonesia? 
 
 
 
 
 



   

Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story. Play 
Sims Stories at Yahoo! Games.
http://sims.yahoo.com/  


Re: [mediacare] Re: Islam, Negara, dan Masa Depan Syariah

2007-08-03 Terurut Topik Lisman Manurung
Maka dari itu, dampak skema penegakan Syariah harus
dicermati betul-betul. Tidak mustahil masyarakat
non-Muslim di Indonesia 'sudah menyiapkan diri'
tatkala program syariah itu tengah atau akan
dijalankan. Sebagai contoh, tatkala ada wacana
penyiapan 10 calon presiden yang akan menjadi presiden
 penerap Syariah, sejumlah rapat unik/khusus  konon
banyak dilaksanakan di berbagai tempat, termasuk di di
Jakarta. Tokoh-tokoh yang melakukan rapat itu itu
ialah tokoh-tokoh dari wilayah (pada tingkat Kabupaten
sampai tingkat Propinsi) yang penduduknya bukan
Muslim.

Ibarat rapat tim salesmen, konon rapat ini menjadi
terpecah dalam dua penafsiran. Kelompok kanan melihat
bahwa adanya upaya menyiapkan basis negara ini menjadi
syariah akan menjadi ancaman. Namun, yang lainnya
(kiri) justru menilai sebaliknya, bahkan berita ini
adalah  peluang emas. Pemikiran yang kedua sangat
mungkin terilhami permintaan penduduk Monokwari.
Penduduk Monokwari yang mayoritas Kristen mengusulkan
agar  seperti Aceh, yang disebutkan dalam Undang
Undang   memperoleh status daerah khusus dan
dinyatakan berbasis Islami, maka Monokwari juga
berharap diberi peluang untuk dinyatakan sebagai
berbasis Kristiani.


Oleh sebab itu, mestinya kita semua ini perlu semakin 
menyadari kehebatan Indonesia sebagai sebuah negara
baru yang sesuai dengan situasi perkembangan
globalisasi teknologi sekarang ini. Zaman ini, di mana
kesejahteraan warga sebuah negara tidak lagi 
ditentukan oleh penegakan norma secara langsung,
seperti larangan ini dan larangan itu, tetapi
kepiawaian dalam berpikir strategis. Sebagai contoh,
Finlandia, sebuah negeri yang tidak terkemuka di
Eropah telah menjadi negeri makmur, justru kitapun
ikut memakmurkannya. Mereka menjadi surga bukan pakai
aturan agama, tetapi pakai Nokia. Hasil bisnis global
dari Nokia diinvestasikan untuk memperbaiki fasilitas
umum dan kesejahteraan umum. Negara telah merubah
Finlandia tempat tinggal nyaman bagaikan di surga.
Kemiskinan, yang kerap membuat orang bohong dan
marah-marah nyaris tidak ada. Keluhan-keluhan warga
dalam doa-doa mereka, konon salinannya diminta oleh
negara dari ulama-ulama Finlandia. Untuk apa?. Agar
negara yang dirahmati Tuhan punya uang hasil pajak
industri (terutama oleh  bisnis global Nokia)ikut
mencari solusi masalah warganya.
 
Bukan tidak mungkin jika tidak menambahi khazanah
pemikiran modern (baca: belajar), maka kita akan
menjadi korban pihak lain, justru oleh kekeliruan
(baca: ketidak-cermatan)  kita sendiri. Setiap
ketidak-cermatan memang relatif. Tetapi yang konkrit
ialah dampak sama: Korbannya selalu terlambat
mengetahui.  

Dan mengapa terlambat tahu? Karena tidak mau tahu.
Orang arogan mengatakan: Tel-Mi. 

Seperti kata peribahasa (yang menurut saya tidak tepat
karena saya suka makan bubur ayam), namun dipahami
saya oleh banyak orang (dan membuat saya selalu
tanda-tanya*): JANGANLAH BERTINDAK SETELAH NASI SUDAH
MENJADI BUBUR. 

* Saya selalu mencermati peribahasa kita, dan mengajak
orang menghindarinya, seperti misalnya: perumpamaan
yang mengatakan HUJAN EMAS DI NEGERI ORANG
HUJAN BATU DI NEGERI SENDIRI
LEBIH BAIK DI NEGERI SENDIRI.

Menurut saya dalam era global ini harus diganti
menjadi:
 HUJAN EMAS DI NEGERI ORANG, ambil emasnya
 dan kemudian beli peralatan, lalu pulang
 agar dapat mengatasi problema 
 HUJAN BATU DI NEGERI SENDIRI!
 dan kalau perlu mengubah batu menjadi rumah.


Benar engga?






   
--- ati gustiati [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bila kelompok Syariah bisa memahami bahwa Indonesia
 adalah negara demokrasi yg tidak bisa memaksa
 siapapun utk menjalankan agama serta ideology nya,
 tentunya semua umat akan menghormati serta mendukung
 sikap hidup SI, Syariah wajib muncul dan berkembang
 di Indonesia karena itu dibutuhkan oleh penganutnya,
 tetapi Syariah pun jangan lupa bahwa ada kelompok
 lain yg bukan Syariah yg juga perlu dihormati dan
 didukung perkembangan nya, bagaimana Syariah bisa
 mengatasi semua masalah yg dihadapi Indonesia, bila
 sikap mereka yg sudah jelas sangat tidak memihak
 kepada hak2 perogatif manusia? landasan hidup
 Syariah sudah jelas bertolak belakang dengan system
 demokrasi, jadi jelas Syariah bukan landasan
 bernegara yg bisa mendomisili Indonesia, seperti
 juga umat Kristen, Budha, Hindu atau agama2 lain
 nya.

   salam
   omie
 
 RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Suatu kalimat yang sangat mencerahkan dari seorang
 tokoh pemikir 
 Muslim: ... Dalam konteks Indonesia yang pada
 dasarnya 'netral' 
 terhadap semua agama, pemikiran an-Naim sangat
 relevan dan 
 kontekstual. Karena itu, tidak ragu lagi, pemikiran
 an-Naim 
 merupakan kontribusi penting bagi negara-bangsa
 Indonesia. Bagi 
 kelompok-kelompok di Tanah Air yang sampai hari ini
 memandang 
 syariah sebagai satu-satunya solusi; dan
 memperlakukan syariah 
 sebagai 'obat cespleng' untuk menyelesaikan masalah,
 buku an-Naim 
 ini patut dipertimbangkan dengan pikiran yang tenang
 dan jernih
 
 

Re: [mediacare] Re: Islam, Negara, dan Masa Depan Syariah

2007-08-01 Terurut Topik Lisman Manurung
Diskusi komprehensif, dan bukan hitam-putih, pro atau
kontra, setuju atau tidak setuju mestinya perlu
semakin dibiasakan. Tidak hanya untuk menjadikan kita
lebih dewasa tetapi juga agar kita mengembangkan
pengetahuan sistemik mengenai hal ini. 

Hal demikian ini sangat diperlukan lebih-lebih ketika
penduduk kita sudah semakin cerdas, rakyat semakin
banyak mengecap perjalanan dan pendidikan. Juga,
difasilitasi oleh kemajuan ilmu dan teknologi terutama
di bidang teknologi informasi dan trasportasi, maka
manusia kini 'mobil'. Dan, repotnya, entah agar dapat
menghidupi dirinya, dan entah agar industri ini dapat
terus hidup dan bertumbuh, maka inheren dengannya
sekularisme diteguhkannya. Hampir tidak ada industri
Jepang yang menyertakan syariah ala Jepang(padahal
mesti adas khan?) atau sebetulnya ajaran-ajaran
Kristiani di dalam  kandungan barang buatan Barat.





--- RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Suatu kalimat yang sangat mencerahkan dari seorang
 tokoh pemikir 
 Muslim: ... Dalam konteks Indonesia yang pada
 dasarnya 'netral' 
 terhadap semua agama, pemikiran an-Naim sangat
 relevan dan 
 kontekstual. Karena itu, tidak ragu lagi, pemikiran
 an-Naim 
 merupakan kontribusi penting bagi negara-bangsa
 Indonesia. Bagi 
 kelompok-kelompok di Tanah Air yang sampai hari ini
 memandang 
 syariah sebagai satu-satunya solusi; dan
 memperlakukan syariah 
 sebagai 'obat cespleng' untuk menyelesaikan masalah,
 buku an-Naim 
 ini patut dipertimbangkan dengan pikiran yang tenang
 dan jernih
 
 Biasanya, Isfun Isfun itu langsung jerit jerit,
 kalau yang menolak 
 syariah syariahan itu kaum Non Muslim. padahal
 sebagian besar anak 
 bangsa, yang berfikiran jernih, menolaknya..
 
 Semoga menjadi pelajaran.
 
 Salam
 
 Danardono
 
 
 
 
 
 
 --- In mediacare@yahoogroups.com, Sunny
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 

http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=301348kat_id=19
  
  Kamis, 26 Juli 2007
  
  
  
  Islam, Negara, dan Masa Depan Syariah 
  Oleh : Azyumardi Azra 
  
  
   
  Subjek tentang Islam dan negara --khususnya negara
 'sekuler'-- 
 tidak ragu lagi merupakan salah satu tema diskusi
 dan perdebatan 
 yang hangat tidak hanya di antara para pemikir dan
 cendekiawan 
 Muslim, tetapi juga bahkan di kalangan parpol dan
 politisi Muslim. 
  
  Sekadar mengingatkan, pada dasarnya ada dua aliran
 mengenai subjek 
 ini; mereka yang menolak negara Islam atau integrasi
 resmi Islam ke 
 dalam negara, dan mereka yang menuntut amalgamasi
 Islam ke dalam 
 negara dan kekuasaan politik. Bagi kelompok kedua,
 pola seperti itu 
 memungkinkan penerapan syariah dengan kekuatan
 negara. Menurut 
 argumen mereka, tanpa kekuatan negara, maka
 penerapan syariah tidak 
 akan efektif. 
  
  Bagi mereka, penerapan syariah merupakan
 alternatif satu-satunya 
 bagi pemecahan berbagai masalah yang dihadapi
 negara-negara Muslim, 
 termasuk Indonesia. Karena itu, kelompok ini
 berusaha melakukan 
 berbagai upaya agar negara dapat secara resmi
 mengadopsi syariah.
  
  Di tengah diskusi itu, sangat menarik membaca buku
 terbaru guru 
 besar Emory University, Atlanta, Abdullahi Ahmed
 an-Naim, Islam dan 
 Negara Sekular: Menegosiasikan Masa Depan Syariah
 (Bandung: Mizan, 
 2007). Penerbitan edisi bahasa Indonesia simultan
 dengan edisi 
 Inggris berbarengan diskusi dengan pengarangnya yang
 diselenggarakan 
 Center for the Study of Religion and Culture (CSRC)
 UIN Jakarta.
  
  Tujuan utama buku ini, menurut an-Naim, adalah
 mempromosikan masa 
 depan syariah sebagai sistem normatif Islam di
 kalangan umat 
 Muslimin, tetapi bukan melalui penerapan prinsip
 secara paksa oleh 
 kekuatan negara. Hal ini karena dari sifat dan
 tujuannya, syariah 
 hanya bisa dijalankan secara sukarela oleh para
 penganutnya. 
 Sebaliknya, prinsip syariah kehilangan otoritas dan
 nilai agamanya 
 apabila dipaksakan negara. Karena itu, pemisahan
 Islam dan negara 
 secara kelembagaan sangat perlu agar syariah bisa
 berperan positif 
 dan mencerahkan bagi umat Islam. Pendapat ini
 disebut an-Naim 
 sebagai 'netralitas negara terhadap agama'.
  
  Lebih jauh an-Naim berargumen, syariah memiliki
 masa depan yang 
 cerah dalam kehidupan publik masyarakat Islam,
 karena dapat berperan 
 dalam menyiapkan anak-anak untuk hidup beragama,
 bermasyarakat; 
 membina lembaga dan hubungan sosial. Syariah akan
 terus memainkan 
 peran penting dalam membentuk dan mengembangkan
 norma dan nilai 
 etika yang direfleksikan dalam perundangan dan
 kebijakan publik 
 melalui politik demokratis.
  
  Tapi penting dicatat, dengan tarikan napas yang
 sama, an-Naim 
 berpendapat, prinsip dan aturan syariah tidak dapat
 diberlakukan dan 
 diterapkan secara formal oleh negara sebagai hukum
 dan kebijakan 
 publik hanya karena alasan bahwa prinsip dan aturan
 syariah itu 
 merupakan bagian daripada syariah. Apabila
 pemberlakuan syariah 
 seperti itu diusahakan, hal itu merupakan kehendak
 politik negara 
 dan bukan hukum Islam. Menurut an-Naim, adanya klaim
 elite 

Re: [mediacare] Majikan Perkosa TKW dengan Seizin Istri

2007-07-27 Terurut Topik Lisman Manurung
Masyarakat Malaysia memperoleh kesan bahwa bangsa
Indonesia itu bangsa babu,kuli atau manusia kelas dua
lah. Di mana-mana, kalau anda berkelana di sana, yang
namanya tukang kebon, pekerja bangunan di jalan-jalan
raya, buruh bersih-bersih di hotel-hotel adalah warga
Indonesia. Istilah Indon adalah kata untuk menjadi
julukan manusia bermartabat rendah, yang datang dari
Indonesia ke Malaysia untuk bekerja.

Tetapi menurut mereka bukan mereka saja yang
memperlakukan indon-indon itu secara tidak
bermartabat. Orang Indonesia, kata mereka
memperlakukan dengan cara yang kurang beradab. Perlu
bukti? Pergilah ke kawasan Kedubes RI di KL, yang
berlokasi di belakang/hotel Marriot itu. Di bagian
kiri gedung KBRI ada semacam akses ke belakang gedung.
Mungkin tadinya semacam tempat parkir mobil-mobil
KBRI. Di sana ada loket urusan perpanjangan
paspor/visa. Namun yang ironi, tidak ada ruang tamu
bagi mereka. Mereka antri berhari-hari karena yang
ngurus cuma 8 orang. Mereka dipanggang terik matahari,
atau diguyur hujan menunggu petugas memanggil dirinya.
Tidak aneh kalau mereka buka baju dan menruh bajunya
di atas kepala, menahan panas, duduk seperti
menunggang kuda pada rangkaian kursi panjang.
Wanitanya? sami-mawon.

Jadi, jika penduduk Malaysia ada yang memperlakukan
indon-indon ini agak keterlaluan, itu karena mereka
melihat kita juga memiliki semacam kasta.

Jadi, jangan heran jika terjadi kasus pemerkosaan,
pelecehan dan seperti demikian itu.

Oleh sebab itu, pertama, janganlah semata-mata kita
mencemooh apa yang dilakukan oleh orang-orang itu
terhadap indon-indon itu. Kitapun perlu menilai diri
ini, apakah kita sudah berlaku layak?

Kedua, perlu ada rumusan masalah yang jelas di meja
para pemerintah, apa yang perlu kita lakukan 5 tahun
ke depan sehubungan dengan masalah ini. Misalnya,
tahun 2010 TKI kita komposisinya menjadi SLTP: 20 %
SLTA: 30 % D-III: 35 % S-1/S-2: 15 %. 

Kemudian 2015: Tidak ada lagi TKI yang tidak terdidik,
atau minimal D-III.

Pertanyaannya: Sudahkah ada perasaan malu yang mana
perasaan petinggi-petinggi kita bahwa putri-putri
(angkat) merekalah yang  diperlakukan tak
senonoh...noh...noh ini.





--- Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:


http://www.sinarharapan.co.id/berita/0707/25/sh09.html
 
 
 
 Majikan Perkosa TKW dengan Seizin Istri 
 
 
 
 Batam - Seorang majikan di Malaysia bernama Bkr Nzr
 (26) dengan seizin istrinya, tujuh kali memerkosa
 SRL, tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia yang
 berusia 18 tahun. Pertama kali saya diperkosa 27
 April 2007 sekitar pukul 09.00 waktu Malaysia dengan
 sepengetahuan Marl, istri Bkr, kata SRL, TKW asal
 Pati, Jawa Tengah, di gedung penampungan sementara
 Dinsos Batam, Selasa (24/7).
 
 
 Ia mengatakan, pertama kali dipaksa melayani berahi
 majikan lelaki sewaktu Marl menyuruh mengambilkan
 pampers (popok) untuk bayi perempuannya yang
 berusia sembilan bulan.
 
 
 Majikannya yang perempuan minta popok diantar ke
 dalam kamar. Permintaan itu sempat ditolak SRL
 karena suami Marl saat itu dalam keadaan setengah
 telanjang, tetapi Marl berkeras menyuruh mengantar
 pampers ke dalam kamar. 
 
 
 Ternyata, sesaat setelah SRL di dalam kamar, majikan
 perempuannya langsung keluar dan mengunci pintu dari
 luar. Saya tidak dapat melakukan perlawanan. Bila
 menolak keinginannya diancam akan dibunuh, katanya.
 
 
 Perlakuan seperti itu berulang di rumah majikan yang
 beralamat di Jalan Taman Murni, Batu Pahat,
 Malaysia, namun istri Bkr, kata SRL, tidak pernah
 membela atau mencegah suaminya. Selain dipaksa
 melayani keinginan seks, majikan lelaki tak
 segan-segan memukul saya dengan rotan, katanya.
 
 
 Di hari pertama diperkosa, ia harus melayani
 sebanyak tiga kali. Pertama pada pukul 09.00, kedua
 pukul 13.00 dan ketiga kalinya sekitar pukul 16.00.
 Selebihnya saya tidak tahu persis tanggal dan
 harinya. Seingat saya sebanyak tujuh kali, katanya.
 (a
 



  

Luggage? GPS? Comic books? 
Check out fitting gifts for grads at Yahoo! Search
http://search.yahoo.com/search?fr=oni_on_mailp=graduation+giftscs=bz


Re: [mediacare] Kabar dari Samarinda: Dayak vs Bugis

2007-07-26 Terurut Topik Lisman Manurung
Pluralisme itu paling penting diterapkan di Kalimantan
dan bukan di Pulau Jawa. Pluralisme di Kalimantan
tidak sama dengan pluralisme yang dianjurkan oleh Sri
Sultan di Jogya, yakni agar mayoritas 'menerima'
kehadiran minoritas. Jika minoritas tidak diterima di
Pulau Jawa, mereka akan pulang ke wilayah-wilayah
asalnya, dan menjadi mayoritasnya sendiri-sendiri. Di
zaman dahulu, ketika pulau Jawa adalah pulau yang
paling layak untuk tanaman padi, maka kehidupan ada
cuma di Pulau Jawa. Namun sekarang ini, kehidupan
tidak lagi tergantung dari padi, tetapi dari minyak
dan mineral lain di bawah tanah, atau dari laut. Jadi
jika minoritas itu tidak diterima di Pulau Jawa, iya
mereka tinggal pulang ke habitatnya sendiri-sendiri.

Di Kalimantan, yang perlu ialah semua pihak saling
menerima pihak lain, sehingga jabatan-jabatan publik
tidak dikaitkan dengan prinsip mayoritas-minoritas.
Salah satu prinsip dangkal yang dianut oleh mazhab 
demokrasi-SARA yang sempit, ialah pesan agar
ummat/suku lain jangan diberi peluang memimpin. Itu
yang dianut oleh BJ Habibie ketika dia mengatakan
bahwa Presiden Indonesia itu harus orang ini, harus
bersuku itu.

Presiden harus seorang Jawa, mungkin make sense bagi
sejumlah orang Jawa di pulau Jawa. Tetapi jika muatan
pesan itu diteruskan ke Kalimantan, pertanyaannya
apakah ada kalangan mayoritas di sana seperti halnya
mayoritasnya orang Jawa di pulau Jawanya ini? Penduduk
Kalimantan Barat sekitar 35 % adalah WNI keturunan
Cina. Masyarakat Dayak lebih banyak namun hanya
sedikit terpaut di atas 35 %. Lalu jika prinsip
Habibie yang diterapkan di Kalimantan, maka
salah-salah sama saja kita tengah mendorong
bagian-bagian wilayah itu semakin banyak menjadi
wilayah Non-NKRI.

Saat ini pimpinan-pimpinan daerah di Kalimantan
semakin banyak dipegang oleh kaum Dayak. Ini berbeda
dengan era Orde Baru, di mana semua atas alokasi dari
pusat. Saat ini pilihan langsung memungkinkan hal di
atas. Bagus. Tetapi jika di kemudian hari ada
penyelesaian yang bernuansa pusat di mana masyarakat
Bugis banyak berpengaruh, yang dikhawatirkan adalah
guliran bola liar yang sulit dikendalikan. Belum lagi,
sebagian wilayah-wilayah Pulau Kalimantan didaulat
menjadi wilayah tiga negara: Malaysia, Brunei dan
terluas sampai dengan saat ini masih Indonesia.

Oleh sebab itu, para pemuka politik di Jakarta
hendaknya tidak pongah mematut diri di cermin karena 
otoritasnya yang 'wah. Di balik itu, perlu 'membaca'
banyak-banyak agar rasionalitas ditopang oleh teori,
data dan pemahaman kontekstual. Sehingga
tindakan-tindakan tidak sebatas hasrat untuk kuasa
yang dangkal.


--- Laurens_Gawing [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Salam,
 
 Uniknya hukum adat ya disitu mas, bukan mengharamkan
 kepastian tetapi lebih mempertimbangkan aspek
 keadilan
 dan keseimbangan relasi antar para pihak (bukan
 hanya
 kedua belah pihak yang bertikai saja). 
 
 kalau yang dipakai hukum negara, wah malah gak
 selesai
 itu urusan.Apalagi hal yang sangat sensitif seperti
 SARA ini mas. 
 
 makasih
 
 
 L.Gawing
 Peminat Pluralisme Hukum-Pontianak
 
 
 --- charles siahaan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Halo,
  
  Kemarin Selasa ada pertemuan tokoh-tokoh bugis dan
  dayak di Hotel Senyiur Samarinda. Diundang juga
  tokoh-tokoh etnis lainnya dan menandatangani
  deklarasi
  damai di depan Kapolda Kaltim Irjen Pol Indarto
 dan
  para bupati / walikota se Kaltim.
   Usai pertemuan deklarasi itu diadakan pula
  pertemuan
  lanjutan Kapolda dengan tokoh-tokoh dayak dan
 bugis
  serta bupati Nunukan dan Malinau. 
  Sayangnya Pak Chandra baru usul sekarang soal
  mengganti Kerbau / sapi dengan motor honda. Coba
  kemarin ada ide itu, pasti saya sms ke salah satu
  perunding bersama kapolda itu.
   Tapi, kesepakatannya bukan lagi 100 ekor sapi.
 Tapi
  hanya 10 saja. Sebab dalam Berita Acara
 Pemeriksaan
  (BAP) Polres Nunukan terhadap saksi-saksi yang
  perang
  mulut antara Paridil Murad (Ketua Pusaka) dan
  Sulaiman
  (kontraktor/bugis) tidak ada yang mengatakan bahwa
  ada
  kalimat yang menyinggung etnis. Tidak ditemukan
 kata
  yang mengandung penghinaan etnis. Hanya saja etnis
  dayak terlanjur membuat ritual adat dengan
  memasukkan
  data perkara penghinaan etnis dayak oleh bugis,
  sehingga membuat putusan wajib membayar denda 100
  ekor
  sapi. 
   Karena data yang salah membuat putusan menjadi
  salah.
  
  Nah, namanya juga hukum adat. Maka, terjadilah
  dialog
  yang berakhir pada 10 ekor itu.
  
  Oke, thanks
  Salam dari Samarinda
  
  Charles Siahaan
  
  ==
  
 
 
 



 Pinpoint customers who are looking for what you
 sell. 
 http://searchmarketing.yahoo.com/
 



  

Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect.  Join Yahoo!'s user panel 
and lay it on us. http://surveylink.yahoo.com/gmrs/yahoo_panel_invite.asp?a=7 



[mediacare] DAFTAR SPBU (PENGUSAHA SUKSES) YANG CURANG

2007-07-24 Terurut Topik Lisman Manurung

Kita-kita harus saling mengingatkan sebelum semua SPBU
dikuasai SHELL, PETRONAS dan lain-lain. Jika SPBU kita
berlumuran dosa curang, maka pengusaha-pengusaha SPBU
kita curang-curang itu suatu saat akan terpelanting,
namun repotnya yang berkuasa kemudian adalah SHELL,
BP, PETRONAS.

  
Kita-kita sendiripun, sesama MEDIACARE TAKER juga bisa
lhoo.

NAH MARI KITA BUATKAN SUATU DAFTAR SPBU YANG
DITENGARAI CURANG.


BUAT APA?

SELAIN KITA MOHON AGAR TUHAN MENDENGAR DOA KITA
MENGENAI KECURANGAN UMMATNYA, MAKA KITAPUN MEMBERITAHU
TEMAN-TEMAN AGAR TIDAK MEMBACOK PENJAHAT-PENJAHAT,
TETAPI MENGAJARI MEREKA BAHWA ITU BERLAWANAN DENGAN
KEWAJARAN HIDUP DI DUNIA, DENGAN MENGHINDARINYA. TIDAK
PERLU MENDOAKANNYA AGAR MEREKA (SPBU itu) DITERIMA DI
NERAKA. Cukup  cuma menjauhi SPBU itu doang.

JADI, mari kita buatkan semacam daftar SPBU untuk
dihindari.

TIDAK PERLU ADA KOMISI PEMBERANTASAN SPBU CURANG,
sebab itu juga bisa jadi lahan korupsi baru.
Belum-belum, ada yang sudah bilang ke saya: Lisman,
Ini bisa kita tingkatkan menjadi satu LSM yang
berpengaruh lho! Akan dikenal Bang Fauzi atau Kang
Adang, dan kita akan dapat proyek SPBU.

Weleh...weleh...

Terima kasih untuk semua:


KASUS 01

SPBU 34-12108, Jalan Suryo No. 1 Blok S Jakarta
Selatan 
Kejadian: pada hari Sabtu 21 Juli 2007.
Tertipu Meter: mestinya 40 liter, jadinya 52 liter.

Korban: EDWARD,Honda Tendean
 Jl. Kapt. Tendean No. 8, Mampang, Jak Sel.
 021 719 5240



KASUS 02:  SIAPA MENYUSUL?

 [EMAIL PROTECTED]  mailto:[EMAIL PROTECTED] net.id
 



   

Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows. 
Yahoo! Answers - Check it out.
http://answers.yahoo.com/dir/?link=listsid=396545469


Re: [mediacare] Seluk Beluk Menulis Novel Remaja

2007-07-23 Terurut Topik Lisman Manurung

Saya usul penulis novel dapat mencoba menovelkan
perilaku politik di negara kita. Misalnya dapat
membuat novel tentang seorang pejuang yang mendukung
calon Gub A, dan kemudian digambarkan bahwa si pejuang
itu begitu yakinnya atas komitmen si cagub. Eeh, engga
sampai dua tahun, si Gub sudah melanggar sendiri
janji-janjinya. Nah, kalau novel itu dapat
menggambarkan situasi (meskipun disamarkan) tetapi
kelihatan sangat mewakili keadaan hari-hari ini (lagi
pada kampanye dengan janji muluk-muluk lho) dan
kemudian melukiskan semua intrik-intrik politik,
termasuk ada bagian 'miring' misalnya artis yang ikut
mendukung cagub tertentu, dan kemudian ada itu-itu
nya. Novel begini akan laku pada tahun 2009 nanti lho!

 

--- Klub Penulisan Hardim [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Seluk Beluk Menulis Novel Remaja
 
 Klub Penulisan Hardim bekerja sama dengan
 Universitas Widyatama akan 
 mengadakan Obrolan Penulisan bagi pelajar
 SMA/sederajat dengan 
 tema Seluk Beluk Menulis Novel Remaja bersama tim
 penerbit 
 GagasMedia. Kegiatan yang berlangsung di Kampus
 Univ. Widyatama pada 
 Sabtu 4 Agustus 2007 itu akan menghadirkan
 narasumber Valiant Budi 
 (penulis novel Joker) dan Windy Arief Tanty
 (pemimpin redaksi 
 GagasMedia). Bagi yang berminat, dapat mendaftarkan
 diri ke Santi di 
 Klub Penulisan Hardim, Gedung Alumni Jl.
 Singaperbangsa No. 1 Bandung 
 (022) 70376876 atau Firly di Gedung Humas 
 Marketing Univ. Widyatama 
 Jl. PHH Mustofa No. 61 Bandung. *
 
 
 
 
 



   

Need a vacation? Get great deals
to amazing places on Yahoo! Travel.
http://travel.yahoo.com/


Re: [mediacare] Mau jadi bangsa beradab? - Re: black campaign Pilkada DKI..

2007-07-23 Terurut Topik Lisman Manurung

Orang Betawi ialah orang lahir di Jakarta!. Mereka itu
akan membela tanah kelahirannya dari batin yang
mendalam. Nah! Ada baiknya dibuatkan semacam kategori
baru: Betawi kelahiran abad ke-21, abad ke 20,  dan
abad 19. Jadi bukan karena agama yang dianut atau
karena dia keturunan Bang Jampang. Bang Jampang zaman
itu kontekstual, karena berhadapan dengan penjajah.
Bang atau Mpok Betawi abad ini harus ditandai dengan
kehebatan menguasai tekno-bisnis, karena itulah
tantangannya! Iya kan?

Betawi ini maju pesat karena ibukota RI. Dan, maju
bukan karena diusahakan sendiri oleh orang-orang
Betawi itu. Kembali ke yang di atas, karena
orang-orang tua mereka melahirkan anak-anaknya di
Betawi, jadilah anak-anak Betawi. Coba, bisa engga
seseorang anak Betawi yang mempunyai orang tua
kelahiran Sumenep mengangkat orang-tuanya menjadi anak
Betawi? Gila namanya itu: Membantah Tuhan!. 

Coba yang menjadi ibukota adalah Pulau Biak yang
fasilitas kotanya dibangun Amrek tak obahnya sebagai
sebuah ibukota negara. Maka orang-orang Betawi yang
datang ke Biak akan terlihat orang 'laen' bangat khan?

Jadi, janganlah orang Betawi terus menggerutu.
Bersyukurlah tanahnya dijadikan ibukota RI. Juga,
bukan karena orang-orang Betawi membuatnya begitu,
tetapi semua orang dari mana-mana di Nusantara ini
setuju bahwa tanah ini layak dijadikan ibukota.

Jangan heran bahwa suatu ibukota saja pindah. Atau
juga bisa sirna jika RI bubar. Lalu apakah harga tanah
di Betawi seperti sekarang jika ibukota pindah? 

Jadi orang-orang Betawi, (repotnya termasuk anak-anak
saya yang kelahiran Jakarta, bawaannya sudah seperti
yang saya ributkan ini, ...) jangan menggerutu
teru... hus... hus. Cintailah Betawimu ini.
Orang-tuamu yang bukan kelahiran Betawi inipun selalu
melihat tanah kelahirannya di Batak sana rrruaar
biasa lalu bernyanyi Ooo Tano Batak.

Gitu lhooo!  


--- T Chandra [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Dear all, 
 
 Kalau bangsa mau lebih beradab gak usah deh
 jauh-jauh liat ke AS, Eropa, Australia segala. Lihat
 saja India, jelas orangnya mayoritas Hindu banget,
 tapi mereka tuh gak peduli presiden, perdana mentri,
 menteri dan segala pejabat apa Hindu, apa Islam,
 Kristen, Shik yang penting buat mereka mutu dan
 pengalaman track records nya.
   
 Mr Felix jangan skeptik banget dong, jangan ikutan
 nggolput. Biasanya tuh kalau perbaikan ya datang
 pelan-pelan, emangnya kita mau revolusi? Kalo emang
 senang PKS dan Adang ya coblos aja, ikut proses
 demokrasi dong sambil nunggu datengnya satria kayak
 Chavez atau Morales, kan?
 
 Salam,
 
 Chandra
 
 MOD:
 Apa yang dipaparkan Bung Felix ada benarnya. Diskusi
 soal Fauzi Bowo lulusan Kolese Kanisius bermula di
 milis PKS. Menurut pandangan mereka, kalau kita
 pernah sekolah di institusi non Islam artinya sudah
 'cacat' di mata mereka. 
 
 Dan saya klop dengan pandangan Bung Felix. Kampanye
 hitam dari pendukung Adang ini amat tak sesuai
 dengan ucapan Adang sendiri yang seolah-seolah
 pluralis. Namun sudah kita duga, Adang termasuk
 golongan saiki kedele, sesuk tempe.
 
 
 felix_milis [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
 Dear Ferry,
 
 jelas keliru kalau ada yang melakukan black campaign
 seperti itu. Saya
 tahu memang beliau lulusan Kanisius, tapi who cares?
 
 Saya sendiri kenal dengan banyak orang lulusan dari
 institusi milik
 Kristen, tapi malah justru pemahaman Islamnya lebih
 bagus dari lulusan
 IAIN.
 
 Sebenarnya selebaran semacan itu justru seperti
 pedang bermata dua. Di
 satu sisi, kalau audience-nya memang not very much
 educated, mungkin
 akan termakan.
 
 Tapi kalau yang ter-educated, justru malah muak, dan
 malah antipati
 dengan si penyebar selebaran.
 
 Anyway, saya tidak lagi mbelain Fauzi Bowo, karena
 saya yakin nggak
 perlu saya bela, Fauzi Bowo akan sulit dikalahkan.
 Dan intuisi saya,
 Fauzi Bowo tidak akan bisa membawa Jakarta lebih
 maju, kantong APBD
 Jakarta bakal banyak tersunat untuk kepentingan
 partai pendukungnya,
 itu sudah jadi common practice di dunia politik
 Indonesia.
 
 So, jangan banyak berharap lah dari Pilkada kali
 ini.
 
 --- In mediacare@yahoogroups.com, ferry irawan
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  saya meliohat siaran televisi yg menghadirkan
 berita adanya black
 campaign utk kubu fauzi bowo..
  disitu di tayangkan selebaran yg menceritakan
 bahwa fauzi bowo
 senang dgn didikan kristen..
  disitu dibeberkan Fauzi bowo adalah alumnus dr
 koloze kanisius..
 dan ada foto Foke duduk
  bersama dgn prof. magnis suseno..
  sumber selebaran itu dalam tayangannya bertuliskan
 masyarakat
 betawi asli..
  sampai ada alamat websitenya.. ( saya lupa alamat
 namanya..)
  
  ada yg bisa menjelaskan..?
  krn hal ini sudah sangat tidak sehat.., mengingat
 sudah membawa
 sentimen agama di dalamnya.. + nam asuku atau
 etnis..
  memeang betawi bisa menjadi alat sentimen kesukuan
 dlam pilkada
 ini, namun bukankah devinisi betawi sendiri adalah
 orang- orang atau
 masyarakat yang tinggal di batavia atau jakarta
 sekrang?..
  hingga mau itu org jawa, sumatera, papua 

Re: [mediacare] Kolom IBRAHIM ISA -- TEGAKNYA NEGARA HUKUM R.I. ADALAH JAMINAN SURVIVAL

2007-07-11 Terurut Topik Lisman Manurung
Repotnya, penegakan hukum tidak lepas dari bagaimana
hukum yang legitimate, yang mudah dipahami, yang
mengadopsi kehendak rakyat dapat dibuat. Jangan lupa,
yang membuat hukum itu kan politisi-politisi juga...


--- datuksinaro [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kolom IBRAHIM ISA
 Rabu, 11 Juli 2007
 ---
 
 TEGAKNYA NEGARA HUKUM R.I. ADALAH JAMINAN SURVIVAL
 
 
 Pertanyaan berikut ini wajar dan relevan: 
 BAHAYA APA yg MENGANCAM REPUBLIK INDONESIA?
 APAKAH JAMINAN TERPERCAYA BAGI PERSATUAN DAN
 KESATUAN  BANGSA DAN
 NEGARA REPUBLIK INDONESIA?
 
 Masalah yang konstan menjadi pemikiran terus menerus
 dihadapi oleh
 setiap pemeduli KESATUAN DAN PERSATUAN negeri dan
 bangsa, kiranya
 adalah sbb:  --- Apakah Bangsa dan Negara Republik
 Indonesia mampu
 dengan sukses melewati periode 'SURVIVAL' yang harus
 dilaluiya? Apakah
 bisa dengan sukses melewati  masa  yang menentukan
 berhasil atau
 gagalnya usaha meneruskan membangun dan memperkokoh
 nasion Indonesia,
  mempertahankannya sebagai suatu negara berdaulat,
 yang wilayahnya
 sambung menyambung menjadi satu,  dari Sabang sampai
 Merauke?  Lebih
 gamblang: Apakah bangsa, negeri dan negara ini,
 tidak  akan
 terpecah-belah, porak poranda? Berkeping-keping
 seperti, misalnya, 
 Yugoslavia, atau Uni Sovyet?
 
 Setiap patriot yang kecintaannya, kepedulian dan
 keterlibatannya tak
 diragukan karena ia bersumber  pada identitas dan
 kesadarannya sebagai
 orang Indonesia,  dengan pasti dan lantang menjawab:
 --  'YA' .  
 
 Melalui perjuangan bersama, mempersatukan semua
 kekuatan besar dan
 kecil yang harus dipersatukan, KITA PASTI AKAN
 'SURVIVE' DAN MAJU TERUS. 
 
 Jawaban ini bukan jawaban spontan.  Juga bukan
 jawaban yang 
 emosionil. Juga jauh dari  pandangan 
 nasionalisme-sempit!   Jawaban
 yang tegas dan tandas tsb adalah jawaban yang wajar,
  yang diberikan
 oleh  setiap patriot pencinta Republik Indonesia, 
 yang setia pada
 cita-cita kebebasan, keadilan dan kemakmuran bagi
 seluruh bangsa, 
 seperti yang terkandung dalam falsafah dasar negara
 R.I., PANCASILA
 dan UUD. Ini adalah jawaban dari siapapun  yang
 PUNYA harga diri dan
 diilhami semangat dan tekad untuk membela keutuhan
 dan kesatuan serta
 persatuan Indonesia.
 
 *   **
 
 Ketika Republik Indonesia diproklamasikan sampai
 pada saat
 kedaulatannya diakui mancanegara,  negeri ini belum
 utuh sebagai
 negara yang wilayahnya sambung menyambung jadi satu,
 dari Sabang
 sampai Marauke.  Karena, sebagian  penting dari
 wilayah Indonesia, 
 yaitu Irian Barat, ketika itu masih dikuasai
 Belanda.  
 
 Menelaah sejarah negara ini, tercatat bahwa ancaman
 dan bahaya yang
 dihadapi  negara Republik Indonesia yang baru
 berdiri itu , datangnya
 terutama dari luar. Satu ketika ia datang dalam
 bentuk  subversi dan
 campur tangan  kekuatan kolonialisme dan
 imperialisme. Ini kita alami
 sendiri. Satu bulan sesudah 'penyerahan kedaulatan' 
 oleh Den Haag
 kepada Republik Indonesia Serikat, kita dikejutkan
 oleh  meletusnya
 pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil)
 dibawah pimpinan Kapten
 KNIL  Raymond P. Westerling,  yang tujuannya adalah
 merebut kekuasaan
 negara.  Lalu muncul  pemberontakan RMS. Dua-duanya,
  menunjukkan
 keterlibatan kekuatan kolonial Belanda.  Selanjutnya
 menyusul 
 pemberontakan DI dan TII, yang hendak menegakkan
 negara Islam. Diikuti
 kemudian oleh  pemberontakan separatis PRRI/Permesta
 yang disokong
 oleh CIA/USA. 
 
 ***
 
 Dari pertemuan Medan bulan lalu, antara
 petinggi-petinggi PDI-P yang
 diwakili oleh Taufik Kimas dan Golkar yang diwakili
 oleh Surya Paloh,
  dimaklumkan adanya  kesepakatan dan kesefahaman
 kedua parpol tsb. 
 Fenomena ini di kalangan  banyak  orang menimbulkan
 kesan, bahwa  dua
  parpol tsb mengasumsikan bahwa,  dewasa ini, 
 ancaman atau bahaya
 utama yang dihadapi oleh bangsa  dan negara kesatuan
 Republik
 Indonesia, adalah s e p a r a t i s m e  dan  f u n
 d a  m e n t a - 
  l i s m e   Islam . 
 
 Perkembangan selanjutnya perpolitikan tanah air,
 akan menjelaskan
 apakah benar, atau keliru,  konstatasi PDI-P  dan
 Golkar mengenai
 ancaman terhadap nasib bangsa dan negara kita.
 Ataukah pernyataan
 Medan itu sekadar menunjukkan kehendak untuk
 memberikan 'wajah baru' 
 pada suatu koalisi yang tidak baru?  Mengomentari
 pertemuan Medan,
 Ketua Umum Golkar, Jusuf Kala,  menyatakan bahwa
 pertemuan itu sekadar
 'silaturahmi saja'. Sedangkan mantan Presiden
 Abdurrahman Wahid,  yang
 merupakan tokoh Islam berpengaruh, boleh dikatakan,
 tidak menggubris
 'koalisi'  kedua parpol tsb. Memang bisa timbul
 pertanyaan, bila
 benar-benar hendak  'bercancut taliwondo',  hendak
 mempertahankan
 Republik yang sekular, mengapa tidak, sejak pada
 awal,  diajak Gus Dur
 yang merupakan tokoh pemimpin Islam yang justru
 membela sekularisme
 dan pluralisme dalam kehidupan berbangsa dan
 bernegara?
 
 Nyatanya,  selama ini -- sejak PDI-P 

Re: [mediacare] Krisis Air di Australia

2007-07-10 Terurut Topik Lisman Manurung

Kalau tidak pernah ke Australia, maka tidak paham arti
'krisis air' dalam cara pandang Australia. Mereka suka
menghitung-hitung ini dan itu dan luar biasa waspada
atas krisis. Maklumlah, kalau ke sana, barulah bisa
melihat bahwa mereka merubah lingkungan tandus menjadi
tempat hidup yang mereka dan juga dinikmati oleh orang
yang mau ke sana. Sehingga, jangankah untuk diminum, 
berapa banyak air yang dibutuhkan untuk mengelola
tanaman padi juga pernah dihitung. Alhasil, untuk
setiap kilo beras diperlukan air sebanyak 200 liter.
Lantas, apa kesimpulannya? 

Dari segi penggunaan air, menanam padi adalah rugi.
Sehingga mereka pernah bermaksud melarang agro
industri beras. Anehnya, saya tidak menyaksikan di
mana itu lokasi persawahan beras, padahal menghasilkan
 sekitar 3 persen dari jumlah beras yang
diperdagangkan di seluruh dunia. Lebih aneh lagi,
cocok-tanam padi mereka  cuma melibatkan sekitar 2.000
petani saja. Bandingkan dengan kita yang melibatkan 20
juta petani, mengonsumsi beras, tetapi mengimpornya
sekitar 3 persen dari pasar dunia.

Balik mengenai krisis air. Jika kita gunakan standar
Australia, maka di DKI Jakarta itu tidak boleh lagi
orang mengambil air tanah. Kenapa? Dengan standar
konservasi lingkungan, penyedotan air tanah berakibat
pengrusakan lingkungan bawah tanah, bahkan
mengakibatkan intrusi air laut, dan akhirnya 
berpotensi memperpendek umur kota Jakarta, karena saat
ini penurunan permukaan tanah di Jakarta adalah 
rata-rata 4 cm pertahun. Dan, 50 tahun ke depan akan
menjadi 2 meter di bawah permukaan laut (tahun 2057).
Maka dengan cara pandang Australia menyedot air tanah
akan merupakan kriminal.

Jadi, krisis air di Australia jangan dibandingkan
dengan situasi kita, dan mengatakan kita sangat aman.
Kita tidak pernah 'mikirin' krisis, dan sehingga cuma
bisa tertawa bangga ketika orang Australia mengatakan
diri mereka tengah mengalami  krisis. Padahal,
mestinya kita perlu ikut prihatin, apakah kita juga
krisis?


   



--- Kalei Nitisara [EMAIL PROTECTED] wrote:

 adakah hubungan antara krisis air di Australia dan
 New Zealand dengan
 kenaikan harga susu di Indonesia just wondering.
 
 salam,
 dwi ayu
 
 On 7/3/07, kawuloalit [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
 
 fyi aja...
 
  AlhamdulillahKita masih bersyukur bisa mandi 2
 sampai 3 kali
  Nyuci motor semau-maunya...nyuci mobil
 semau-maunya.
 
  Sebelum terlambat...
 
  Mari Kita syukuri karunia Tuhan ini dengan
 sebaik-baiknya dengan cara
  menggunakannya sebijak-bijaknya.
 
  Seandainya saja seperti ini..
 
  Ndak bisa membayangkan seperti apa Jabodetabek
 
  Om Gen...mohon maaf tulisannya saya kutip ke milis
 tanpa minta ijin
  dulusemata-mata buat pembelajaran bersama
 siapa tahu bermanfaat
 
  salam prihatin,
  bapakeghozan
 
 
   Krisis Air Friday, June 15, 2007
 
   Assalamu'alaikum wr.wb.,
 
  Hari ini saya telfon orang tua di Australia karena
 Bapak saya ulang tahun.
  Di kota Brisbane sedang krisis air. Selama 5 tahun
 terakhir ini, hujan hanya
  sedikit, dan jauh di bawah jatah yang biasa. Waduk
 di sana habis airnya. Ada
  waduk dekat rumah orang tua di Brisbane utara, dan
 sekarang tinggal 15% dari
  kapasitas totalnya. Pemda Brisbane sudah
 mengeluarkan banyak Perda baru
  untuk mengatasi krisis ini. Yang terbaru: orang
 hanya boleh mandi (shower)
  selama 4 minit. Dan Pemda membagikan jam pasir
 gratis sehingga warga bisa
  mengukur waktunya. Setiap sekian minggu ada
 petugas Pemda yang datang untuk
  memeriksa meter air di depan rumah (di sana semua
 orang pakai PAM).
 
  Orang dilarang mencucui mobil kecuali dia
 menggunakan air bekas. Jadi
  banyak orang malah tidak pernah mencuci mobil.
 
  Dan warga disuruh mandi dengan berdiri di dalam
 ember besar untuk
  menangkap air bekasnya. Air itu kemudian
 dituangkan ke bunga di depan rumah
  (kalau masih ada yang hidup) karena rumput dan
 bunga dilarang disiram pakai
  selang (air PAM). Hanya boleh dengan air bekas.
 
  Bagi yang punya kolam renang, tidak boleh diisi
 dengan air PAM. Harus
  pesan truk tangki air yang akan antarkan air ke
 rumah. (Saya tidak
  diberitahu air itu dari mana: bekas dari industri
 barangkali). Dan kalau air
  di kolam renang surut karena menguap, tetap tidak
 boleh ditambahkan dengan
  PAM. Harus membuat bak air sendiri yang bisa
 menangkap air hujan dari atap
  rumah (walaupun air hujan sedikit), atau biarkan
 kolam renang setengah
  kosong.
 
  Betapa nikmatnya tinggal di Indonesia ya? Ibu
 sering suruh saya pulang dan
  tinggal di Australia lagi. Sekarang saya malah
 mengajak orang tua pindah ke
  sini… biar bisa mandi!! Hahahaha. Kasihan deh lhu…
 
  Krisis ini melanda seluruh Australia, tetapi
 masalahnya berbeda di setiap
  kota, tergantung persediaan air yang ada. Industri
 perkebunan di Australia
  selatan bakalan hancur sejak Perdana Menteri
 memutuskan untuk menghentikan
  persediaan air buat perkebunan dan industri
 lainnya. Katanya biar air yang
  masih tersisa di sungai bisa disalurkan ke kota
 

[mediacare] Re: Rano Karno DiSuap?

2007-07-08 Terurut Topik Lisman Manurung
Apa masuk akal Rano Karno mau terima Rp. 3 miliar, dan
mengorbankan Rp. 100 miliar nilai nama baiknya?
Jadi, itu mengada-ada saja.


--- Wido Q Supraha [EMAIL PROTECTED] wrote:

  
 
 02/07/2007 06:41 WIB 
 
 Bahaya Bila PKS Tak Ikuti Proses Pilkada DKI
 
 Nurvita Indarini - detikcom

 Jakarta - Karena banyak dicurangi, PKS mengancam
 tidak akan mengikuti proses
 Pilkada DKI Jakarta. Bila ancaman ini
 direalisasikan, dinilai berbahaya bagi
 jalannya Pilkada DKI.

 Kalau PKS tidak ikut proses pilkada, maka pilkada
 bisa ditunda. Karena itu,
 persiapan pilkadanya akan sangat panjang, kata
 Direktur Lingkar Madani
 Indonesia (Lima) Ray Rangkuti dalam perbincangan
 dengan detikcom, Minggu
 (1/7/2007).

 Bila pilkada ditunda, maka berimplikasi kepada masa
 bakti Gubernur DKI
 Sutiyoso yang lebih panjang. Yang perlu dipikirkan
 juga adalah kemungkinan
 aksi huru-hara, yang lantas menyebabkan stabilitas
 Jakarta menjadi tidak
 aman, imbuh Ray.
 
  
 
 Huru-hara yang dimaksud Ray adalah semakin maraknya
 demonstrasi yang terjadi
 di Ibu Kota.

 Jadi yang terganggu bukan hanya persoalan teknis,
 tetapi juga
 pelaksanaannya. Karena itu, KPUD DKI harus
 memperhatikan secara serius,
 harus melayani semua dengan baik, dan jangan
 menyepelekan ancaman-ancaman
 itu, tukasnya. (nvt/Ari)

 Source :

http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/07/tgl/02/time/064143/idnews/799844/idkanal/10


Re: [mediacare] Meretas Kualitas Perguruan Tinggi

2007-07-08 Terurut Topik Lisman Manurung

Jika merunut ke belakang, alasan PTN menyelenggarakan
program ekstensi ialah agar pengajar tidak berkeliaran
di luaran. Di masa lalu dosen PTN, karena pendapatan
yang rendah menjadi pengajar di PTS-PTS. Bahkan ada 
pula yang bekerja jadi sales,  jual-beli mobil dan
lain-lain. Harap dimaklumi, dosen hanya perlu mengajar
18 jam seminggu. Sisa waktu digunakan (mestinya) untuk
baca-baca dan meneliti.


Setelah reformasi, PTN boleh menyelenggarakan
pendidikan ekstensi. Program ini diminati, sebab
kualitas pengajar pasti baik. Namun karena ekstensi
merupakan program untuk meningkatkan penerimaan PTN,
dan juga untuk memperbaiki penerimaan dosen-dosen 
maka standar penerimaan mahasiswa memang diturunkan
persayaratannya.

Sekarang, Dikti melarang program ekstensi. Nanti
dosen-dosen akan kembali berkeliaran di PTS, sebab
jelas akan kekurangan job. Di PTS dosen-dosen PTN
tidak punya hak dalam governancenya. Jadi tidak bisa
meminta perbaikan. Di ekstensi, mereka berhak bicara.

Mestinya waktu yang lowong sekitar 40 - 18 jam
seminggu digunakan oleh Dosen untuk meneliti dan
membaca. Tetapi bagaimana bisa membaca dan meneliti
jika uang rumah-tangga kembang-kempis? Bagi yang
doktor sudah ada sejumlah job, tetapi dosen bukan
doktor semua.

Pekerjaan dosen tergolong terhormat. Di masa lalu
pekerjaan ini dianggap high thinking low living.
Mikirin negara tetapi hidup melarat.

Alangkah baiknya ditemukan cara terbaik untuk
meningkatkan mutu Program Ekstensi. Janganlah Dikti
dan pejabat-pejabatnya bertolak dari satu masalah
saja. Bahkan, coba dipikirkan bahwa punishment itu
juga mengorbankan puluhan ribu lulusan ekstensi, yang
akan merasa diri mereka lulusan dari program yang
salah. Anak-anak mereka akan malu, sebab orang-tuanya
lulusan PTN ekstensi.

Lebih jauh, era pelarangan-pelarangan akan rawan
korupsi. Jadi, baiknya  diperlukan analisis yang
komprehensif atas dampak dari peraturan Dikti ini.
Evaluasi atas suatu kebijakan adalah hal yang biasa. 
  

--- Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:

 REFLEKSI: Biasanya Perguruan Tinggi disingkatkan 
 PT. PT juga mempunyai arti lain,  yaitu Persoran
 Terbatas. Dalam politik pendidikan negara Indonesia 
 kedua pengertian  menjadi satu, tetapi didominasikan
 oleh fasafah  Perseoran Terbatas. Falsafahnya yaitu
 mengeruk laba sebesar mungkin [dalam bentuk uang
 atau fulus] yang diperoleh  dari pengolahan obyek
 yaitu murid/mahasiswa.  Apakah mahasiswa memperoleh
 ilmu pengetahuan bermutu yang sewajarnya menjadi hal
 tidak begitu penting, ini penyakit yang sulit
 disembuhkan selama  kaum lintah darah mendominasi
 dan memegang kemudi bahtera negara. 
 
 SUARA MERDEKA
 Senin, 09 Juli 2007
 
 Meretas Kualitas Perguruan Tinggi
 Oleh Thoifuri 
 SURAT edaran Dirjen Dikti No 595/D5.1/T/T/2007
 tentang Larangn Kelas Jauh atau ekstension merupakan
 langkah maju dalam sistem pendidikan nasional. Surat
 tersebut mulai berlaku 27 Februari 2007.
 
 Jika dihitung dalam hitungan bulan. sudah berlaku
 empat bulan. Namun demikian, masih banyak perguruan
 tinggi (PT) yang tidak mengindahkannya. Karena itu,
 ada sebagian orang yang berani menuntut secara hukum
 para oknum yang masih membuka kelas jauh tersebut.
 
 Ada argumentasi menarik, mengapa kelas jauh menjadi
 program alternatif bagi PT nakal? Yaitu, karena
 asumsi yang dikembangkan adalah biarlah PT bersemi
 sesuai dengan kehendak rakyat Indonesia. Membatasi
 PT, berarti membunuh minat bangsa Indonesia yang
 sudah mulai muncul kesadaran pendidikannya.
 
 Mengapa harus dibatasi/dilarang, toh pemerintah pun
 tidak atau belum mampu menyiapkan PT yang
 reperesentatif. Di samping itu, toh nanti masyarakat
 sendiri yang akan menilai kualitas para out put dari
 PT masing-masing.
 
 Sementara itu, PT yang tidak mau membuka kelas jauh
 beralasan; pertama kelas itu hanya berorientasi
 sertifikat dan profit uang. Kedua, tidak berpikir
 kualitas. Ketiga, kuliah dengan tempat seadanya,
 seperti di rumah dan di SD/MI, SMP/MTs, SMA/Aliyah.
 Keempat, tidak ada perpustakaan. Kelima, berani
 meluluskan S1 dalam waktu satu/dua tahun. Keenam,
 dosen seadanya, tidak memenuhi kualifikasi. Ketujuh,
 mencetak sarjana pengangguran, kebanggaan karena
 titel. Kedelapan, mengesampingkan unsur Tridharma
 Perguruan Tinggi, terutama berupa penelitian, karena
 banyak mahasiswanya yang enggan mengadakan
 penelitian.
 
 Tatanan Baru
 
 Surat Edaran Dirjen Dikti tersebut, kiranya perlu
 mendapat respons dari kalangan civitas academica,
 mengingat kualitas sumber daya manusia (SDM)
 Indonesia semakin menurun bila dibandingkan dengan
 negara tetangga.
 
 Fakta dalam data Human Development Index Report
 (1999) menunjukkan, peringkat kualitas pendidikan
 Indonesia adalah 105, sedangkan Singapura 22, Brunai
 Darussalam 25, Malaysia 56, Thailand 67, dan
 Filipina 77. Sekarang peringkat SDM Indonesia berada
 dalam urutan 112 dari 127 negara (Pikiran Rakyat, 26
 Juli, 2006: 12).
 
 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU
 Sisdiknas) 20/2003 Pasal 20 Ayat 2 menyatakan, PT
 berkewajiban 

Re: [mediacare] Fw: Siaran Pers KBRI Praha-Peluncuran Buku

2007-06-27 Terurut Topik Lisman Manurung

Selamat dan bagus iya.

Saya kira bukan Saut Sitomurang, tetapi Sitor
Situmorang?


--- HKSIS [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 - Original Message - 
 From: Salim Said
 To:
 Sent: Wednesday, 27 June, 2007 20:23
 Subject: FW: Siaran Pers KBRI Praha-Peluncuran Buku
 
 
 PRESS RELEASE
 
 DUTA BESAR RI DI PRAHA MELUNCURKAN BUKU
 
 TERJEMAHAN SASTRA INDONESIA
 
 
 
 Bertempat di Wisma Duta Praha, pada tanggal 26 Juni
 2007 Duta Besar RI di 
 Praha,  Prof. Salim Said, secara resmi melakukan
 peluncuran buku sastra 
 Indonesia yang berjudul “Harimau-Harimau”. Buku
 kumpulan cerpen Indonesia 
 tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Ceko oleh
 mantan Duta Besar Ceko 
 untuk Indonesia, Jaroslav Olsa. Selain novel Mochtar
 Lubis, buku terjemahan 
 itu juga menyertakan sejumlah cerita pendek yang
 ditulis oleh 
 penulis-penulis cerita terkemuka Indonesia, seperti
 Motinggo Boesje, Idrus, 
 Kuntowijoyo, Saut Sitomurang dan Putu Wijaya.
 
 Novelis dan teaterawan terkemuka Indonesia, Putu
 Wijaya, yang dijadwalkan 
 menghadiri acara peluncuran buku tersebut,
 berhalangan hadir karena 
 kesibukan pentasnya di Jakarta. Tapi sebagai bagian
 dari perjalanannya ke 
 Eropa akhir Juli nanti, Putu Wijaya merencanakan
 mampir di Praha untuk 
 mementaskan monolognya yang baru saja dipentaskannya
 di Jakarta.
 
  Peluncuran buku yang dihadiri  oleh  penerbit,
 sponsor, panitia pameran 
 buku internasional Praha, kalangan akademisi,
 asosiasi pengarang Ceko, serta 
 masyarakat pencinta Indonesia itu, adalah bagian
 dari kegiatan kesenian dan 
 kebudayaan KBRI Praha selama bulan Juni ini.
 Beberapa hari sebelumnya KBRI 
 Praha telah dua kali mengadakan malam kesenian serta
 sebuah seminar mengenai 
 Islam dan demokratisasi di Indonesia.
 
 
Praha, 26 Juni 
 2007
 
 
   KBRI 
 Praha
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 



   

Get the free Yahoo! toolbar and rest assured with the added security of spyware 
protection.
http://new.toolbar.yahoo.com/toolbar/features/norton/index.php

Re: [mediacare] Hegemoni Agama

2007-06-17 Terurut Topik Lisman Manurung
Harold Laski menubuatkan bahwa ikatan dalam konteks
nation tidak dibangun atas komitmen ras, agama dan
semacam itu (Saya tambahkan: ukuran tinggi badan).
Suatu konteks hubungan rasional haruslah menjadi
fondasi dan rujukan semua upaya untuk membangun nasion
yang kokoh, agar dapat eksis secara berarti di dalam
perubahan-perubahan zaman. Itu dikatakannya sekitar
awal abad 20 yang lalu.

Namun demikian, adanya gaung yang akan memerdakan
Monokwari menjadi Kota Injil bukanlah sesuatu timbul
begitu saja. Itu adalah respons atas stimulus, yakni
semakin meningkatkan perda-perda berprinsip syariat.
Saya tidak ingin melukai perasaan mereka yang ingin
memerdakan Monokwari sebagai Kota Injil, karena saya
memahami logika mereka. Namun, saya prihatin, sebab
hal itu tidak lepas dari meluasnya keinginan
daerah-daerah mayoritas Muslim untuk menerapkan
syariat Islam.

Di satu kesempatan, seorang kalangan mayoritas pernah
menghardik saya: Hai warga minoritas, tunduklah
kepada mayoritas!. Saya kecut. Tetapi saya tidak
ingin membalasnya, karena rugi besar jadinya jika ikut
pikiran kerdil demikian itu. Itu tidak ilmiah, dan
sangat berisiko menghancurkan  si yang bilang. Kalau
beriman, Tuhan tidak menjanjikan apa-apa bagi orang
yang sombong hanya karena punya banyak sodara-sodara.
Jadi saya tidak pulang ke kampung saya agar  dapat
menghardik orang-orang lain dengan cara yang sama, di
mana sodara-sodaraku jelas jauh lebih banyak dari
sodara siapapun.
 
Jadi, sekalipun hanya Monokwari, berhati-hatilah kita
bahwa perasaan orang yang tersisih dapat menguat dan
mendalam. Penyisihan yang terus-menerus akan mendorong
menguatkan kohesiveness di kalangan minoritas. Dan,
sejarah selalu memberi bukti yang berlawanan dengan
akal sehat: Minoritas seringkali mengungguli kalangan
mayoritas.  Ingin bukti?

Pergilah ke pasar atau mall, dan lakukan statistik.
Dirimu akan temukan orang-orang 'bertubuh sedang' jauh
lebih banyak dari orang-orang 'bertubuh pendek'.
Lantas, ikutlah rapat kabinet, atau di mana para
pentolan bangsa berkumpul. Kau akan  merasa tersisih,
tatkala pusat-pusat yang menentukan hidup dirimu, 
ternyata diisi oleh orang-orang minoritas itu yakni
sodara-sodara kita yang bertubuh pendek.

 


--- Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:


http://www.suarapembaruan.com/News/2007/06/16/index.html
 
 SUARA PEMBARUAN DAILY 
 Hegemoni Agama 
  
 
 Benyamin F Intan 
 
 Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang
 perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada
 mereka (Golden Rule, Matius 7:21). 
 
 
 emi melestarikan Manokwari sebagai kota kelahiran
 Kristen di Papua, pemerintah setempat menggulirkan
 Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kota Injil pada
 7 Maret 2007. Sebutan Manokwari sebagai Kota Injil
 sebetulnya sudah ditetapkan sejak 1999 oleh Bupati
 Manokwari, Dominggus Mandacani, Majelis Rakyat Papua
 (MRP) bahkan sudah menyatakan kota di daerah yang
 terletak di Kepala Burung Papua itu sebagai Kota
 Injil. 
 
 Menurut Wakil Ketua Kelompok Kerja Agama MRP Pendeta
 Wiliem Rumsarwir, Raperda Kota Injil adalah wujud
 panggilan etika dan moral rakyat yang
 dioperasionalkan. Injil itu membebaskan, maka
 nilai-nilai itulah yang dominan dalam rancangan
 tersebut. Tidak akan ada pelarangan atau fanatisme
 (Tempo, 14-20 Mei 2007). 
 
 Munculnya Raperda Kota Injil di Papua adalah buah
 dari salah nalar, suatu reaksi emosional yang
 tidak perlu terhadap maraknya perda-perda bernuansa
 agama yang menyeruak di era reformasi. 
 
 Kesalahan nalar tampak jelas terbaca pada alasan
 digulirkannya Raperda Kota Injil, yaitu untuk
 melestarikan Kota Manokwari sebagai gerbang masuknya
 Injil di Papua. 
 
 Kita bisa membayangkan setelah kota Manokwari,
 mungkin akan muncul kota-kota lain yang dijadikan
 kota Injil. Bagaimana jadinya jika kota Sibolga
 sebagai tempat masuknya Injil bagi daerah Tapanuli
 mengikuti jejak Manokwari, mengingat persentase
 jumlah pemeluk agama Kristen dan Islam di Sibolga
 hampir sama? Pada tempat-tempat tertentu komunitas
 Kristen lebih banyak, namun pada tempat lain
 komunitas Islamlah yang lebih banyak, ada pula
 pemeluk agama-agama lain, serta aliran kepercayaan. 
 
 Lebih parah lagi jika semua agama kemudian membuat
 langkah yang sama, melestarikan tempat masuknya
 agama-agama yang ada dengan membuat perda bersuasana
 agama tertentu. Islam dan Kristen yang masuk
 belakangan dibandingkan agama-agama lain tentunya
 menjadi agama yang paling tidak berhak untuk
 mengklaim daerah tertentu sebagai tempat kelahiran
 agamanya, karena sebelum Islam dan Kristen, di
 Indonesia sudah ada agama-agama lain. 
 
 Apalagi mengingat dalam agama-agama yang ada
 terdapat keragaman internal. Lantas mengapa
 agama-agama kemudian mencoba mengklaim diri seragam
 untuk kemudian mendominasi dan memarginalkan yang
 lain. Jelas ini akibat salah nalar yang seharusnya
 tidak boleh terjadi, karena kota kelahiran agama
 tertentu secara bersamaan juga kota kelahiran agama
 lain, dan tak boleh ada satu agama pun yang
 mengklaim memiliki kota 

Re: [mediacare] Jiwaku-pun Rela Ku Korbankan Demi Cinta--Apalagi Cuma Agama !!!

2007-06-17 Terurut Topik Lisman Manurung

Seorang teman saya mahasiswa semasih sekolah di Ozzy,
yang bekerja sehari-harinya di negeri asal (home
country) sebagai pegawai imigrasi negeri Cina pernah
nanya begini: Worship to whom? Lalu dijawabnya
sendiri: My girl-friend!





--- budiman hakim [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Cinta itu pengorbanan? Hmm saya rasa bukan! 

   Misalnya, seorang perempuan kelibet utang yang
 luarbiasa besar. Pacarnya berusaha menolong. Dia
 menguras semua tabungannya, menjual mobil dan
 rumahnya untuk membantu melunasi hutang itu. Apakah
 itu pengorbanan? Belum tentu! Bagi si cowok,
 pacarnya adalah center of his universe, sehingga
 hal-hal lain tidak ada artinya di matanya. Uang dan
 harta menjadi semu, pokoknya dia hanya fokus
 bagaimana membahagiakan orang yang dicintainya.
 Cowok itu melakukan hal tersebut dengan rela, ga ada
 keterpaksaan bahkan dengan senang hati. 

   Lalu di mana pengorbanannya? Tidak ada! Itulah
 hakikat sebuah cinta. Bagi si cowo dia tidak merasa
 berkorban sama sekali. Karena itulah, saya
 berpendapat cinta tidak ada hubungannya dengan
 pengorbanan. 

   BH
 
 Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Jiwaku-pun Rela Ku Korbankan Demi
 Cinta--Apalagi Cuma Agama !!!
 
 Cinta kasih antara pria wanita atau orang tua dan
 anaknya, atau antara
 seorang dengan sahabatnya, telah menghasilkan banyak
 sekali cerita2
 berupa epic kepahlawanan, legend percintaan, maupun
 autobiografi2 yang
 sangat mengharukan.
 
 Bisa jadi cinta itu tak bisa dilihat bentuknya dan
 dianggap hanyalah
 khayalan dari permainan perasaan seseorang seperti
 halnya agama
 ataupun kepercayaan, namun akan merupakan dorongan
 bagi seseorang
 untuk melakukan perbuatan2 akibat dorongan cinta
 tsb. Perbuatan yang
 bisa kita lihat akibat dorongan2 agama adalah teror
 jihad Islam yang
 biadab dan keji, demikian halnya dengan cinta yang
 juga bisa mendorong
 seseorang berbuat jahat atau malah berbuat kebaikan2
 bahkan bisa jadi
 mengorbankan jiwa untuk cintanya sementara teror
 jihad mengorbankan
 jiwa untuk kepercayaannya.
 
 Demikianlah, ada kalanya cinta bisa menjadi racun
 seperti halnya
 agama yang meracuni seseorang. Kita akan mengutuk
 akibat cinta maupun
 akibat agama yang menyebabkan orang lain yang tidak
 bersalah dijadikan
 korbannya. Oleh karena itu, janganlah menjadikan
 cinta atau juga
 agama ini mengakibatkan jatuhnya korban. Perasaan
 Cinta maupun
 angan2 Agama haruslah digunakan untuk hanya
 membahagiakan,
 menghilangkan penderitaan, menghilangkan ketakutan,
 dan menyelamatkan
 kehidupan bukan malah sebaliknya 
 
 Secara filosofis, cinta kasih seorang pria terhadap
 wanita selalu
 dibuktikan melalui pengorbanan, baik pengorbanan
 fisik dalam bentuk
 melindungi keamanan si wanita maupun melindungi
 secara financial
 dengan mengorbankan seberapa besar hartapun yang
 dimilikinya, bahkan
 tidak jarang sang pria malah mengorbankan jiwanya
 demi cinta kasihnya
 kepada seorang wanita. Beginilah biasanya realisasi
 cinta yang ideal
 pada umumnya disampaikan oleh nenek moyang kita dari
 generasi ke generasi.
 
 Tapi dalam agama Islam, kita sering mendengar dimana
 seorang laki2
 Islam yang mencintai gadis yang bukan Islam
 mempersyaratkan wanita
 yang dicintainya itu mengorbankan kepercayaan atau
 agama orang tuanya
 agar di laki2 itu bisa menikahinya !!! Alasannya
 katanya itulah ajaran
 Islam yang menjadi kewajiban umatnya. Jelas ini
 adalah ajaran sesat,
 wong yang jatuh cinta itu pihak laki2, koq malah si
 wanita yang
 disuruh berkorban ??? Tidak beda kalo hal sebaliknya
 dimana si wanita
 itu seorang muslimah, dan laki2 yang dicintainya itu
 adalah seorang
 yang bukan muslim, maka si wanita itu
 mempersyaratkan si laki2 untuk
 masuk Islam kalo tidak maka tidak bisa menikah !!!
 
 Secara tradisional, maka pihak laki2 dianggap pihak
 yang lebih kuat,
 pihak yang lebih dominan, dan pihak yang menjadi
 pelindung sementara
 pihak wanita menjadi pihak yang harus dilindungi.
 Oleh karena itu,
 apabila si wanita mempersyaratkan laki2 yang
 mencintainya untuk pindah
 agama menjadi Islam, maka si laki2 umumnya mau
 menurutinya demi
 melindungi perasaan si wanita terhadap keluarganya
 karena wanita tidak
 bisa lepas dari ketergantungan terhadap keluarganya
 dimana kalo sang
 suami menceraikan atau melakukan hal2 yang menyakiti
 si wanita, maka
 tempat pengaduan maupun tempat berlindung hanyalah
 keluarganya.
 
 Tetapi kalo kita hidup dizaman modern sekarang ini
 dimana peranan
 wanita maupun laki2 adalah sejajar dalam menuntut
 hak2nya, maka
 tradisi memaksakan agama satu pihak kepada pihak
 lain yang dicintainya
 ataupun mencintainya menjadi tidak lazim, tidak
 ethis, dan bisa
 dianggap amoral. Janganlah anda menikahi siapapun
 juga yang
 memaksakan anda pindah agama karena anda hanya boleh
 pindah agama
 tanpa syarat bukan karena disandera oleh cinta anda
 atau anda
 disandera oleh cinta untuk mengorbankan harga diri
 anda dan keluarga
 anda. Demikianlah, kesadaran dan penghargaan masing2
 pihak didunia
 maju 

Re: [mediacare] Re: Indonesia Makin Dijauhi.Karena Salah Urus.

2007-06-04 Terurut Topik Lisman Manurung

Tatkala masih bermukim di luar negeri, sejujurnya saya
harus mengaku bahwa ketika orang bertanya darimana
saya berasal, maka lama ke lamaan saya tidak pernah
merasa bangga. Mula-mula saya tegar dan bangga sebab
saya masih sisa generasi yang selalu bergelora ketika
menyanyikan lagu Indonesia Raya, lagu kebangsaan saya.
Namun, tatkala saya membandingkan bagaimana 'mereka'
menyanyikan lagu kebangsaan mereka, bukan sekadar
khidmat, tetapi mereka, di dalam hati mereka terdorong
gelora untuk menyumbangkan yang terbaik bagi
negerinya!
Dan apakah omong kosong? Tidak!

Mereka sedih jika tim olah-raga mereka kalah, dan di
tahun kemudian mereka selalu menjadi terbaik, sebab
bagi mereka malu berarti perlu berubah!

Nah di negeri kita?   
Nyaris semua ingin mendapat yang terbaik bagi dirinya,
tanpa perduli dengan begitu kemudian tidak bisa jadi
juara sepak-bola, cuma berlaga dengan Myanmar. Atau
seperti anak kecil tatkala berurusan dengan Singapura,
cuma bisa demo di Kedubes mereka doang,... dan bahkan 
tidak bisa apa-apa  kalau sudah diiming-iming upah
besar, perduli itu tampaknya akan membuat malu.



  



--- ati gustiati [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Konspirasi , inilah kata yg paling tepat utk
 menggambarkan alasan bagaimana Indonesia menjadi
 tersungkur dalam kehancuran yg semakin dalam,
 konspirasi menjadi landasan perencanaan disetiap
 lembaga pemerintahan, konspirasi tumbuh di mana2,
 berbaur dalam society dan menjadi kehidupan se
 hari2, sulit menemukan niat yg jujur dan bersih dari
 pemerintah, rakyat yg bodoh tentunya mudah dikelabui
 tetapi reputasi buruk pemerintah sudah tercium dan
 terlihat di mata dunia, memang ada sebagaian negara
 yg mengambil keuntungan memancing di air keruh,
 negara2 luar tau Indonesia yg maha kaya dengan
 tambang2 alam nya, pemerintah nya yg berhati serakah
 dan korup, rakyatnya yg mudah disihir, ini tentu
 saja santapan empuk utk negara2 kapitalis didunia,
 hanya sayangnya disamping korup pemerintah kita juga
 tidak begitu jeli dalam mempermainkan ekonomi
 politik nya.

   Kemerosotan moral bangsa yg semakin anjlog dan
 beringas salah satu bukti bahwa pemerintah tidak
 becus menangani kerawanan keamanan nasional, rakyat
 saling bunuh, tentara seenaknya main dor, kelaparan
 dan penyakit bertebaran di mana2, pejabat2 kita
 seperti hewan hanya sibuk mengurusi isi perut nya
 sendiri, ini sebuah gambaran horor yg sangat
 mengerikan, lalu siapa yg sudi mengunjungi negri
 seperti ini bila Thailand, Malaysia atau Kathmandu
 lebih menjanjikan surga bagi wisatawan nya? 

   Siapa yg bisa mengangkat kita dari keterpurukan
 ini? saat ini hidup kita sudah seperti dikepung oleh
 kuku2 tangan kapitalis, alam kita sudah tidak bisa
 seramah dulu, hutan kita sudah kosong melompong,
 minyak, emas, perak, batubara dll sudah nyaris habis
 digadai, apa yg tersisa ? hanya harapan...dipundak
 seseorang, seseorang yg memiliki hati nurani yg rela
 menyingkirkan kebutuhan dirinya sendiri demi
 pembangunan bangsa dan negaranya, siapapun yg kelak
 akan menjadi president pada thn pemilu mendatang,
 tentunya akan mengenban tugas dgn beban yg lebih
 berat lagi karena negri ini sudah sarat dengan
 hutang dan kemerosotan mental dan spiritual nya.
   Very sad...really really sad .

   salam
   omie

   
  


   dangi dangi [EMAIL PROTECTED] wrote:
   iya nich...kasihan juga ya negara kita...tapi kita
 juga perlu cermat adalah adanya konspirasi
 international yang juga turut bermain dalam
 menciptakan image negative terhadap negara kita yang
 mayoritas muslim, bisa jadi black campaign dari
 negara tetangga di bidang pariwisata, bisa jadi
 ketidakberadayaan departemen terkait dalam
 mengangkat citra dan promosi pariwiasata, bisa jadi
 ketumpulan kedutaan besar kita dalam mempromosikan
 wisata kita. Euforia reformasi yang tergesa-gesa dan
 tidak pada tracknya semakin memperburuk keadaan plus
 aparat yang korup, dan masih banyak hal lain yang
 bersifat multidimensi.
 
 salam,
 dangi 
 
 
 - Original Message 
 From: sumarsastrowardoyo 
 To: [EMAIL PROTECTED];
 [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, June 4, 2007 11:01:14 PM
 Subject: #sastra-pembebasan# Indonesia Makin
 Dijauhi.Karena Salah Urus.
 
 Payah deh, negeri kita yang tercinta makin dijauhi.
 Hati siapakah 
 yang tidak sedih?
 Ingin menangis rasanya. Apa yang sekarang kita musti
 bilang. Sudah 
 terlanjur nasib negeri kita menjadi malang.
 
 TAJUK - Banjarmasin Post
 
 
 
 Monday, 04 June 2007 01:22
 
 
 -
 
 Indonesia Makin Dijauhi
 
 NASIB Indonesia memang tidak mujur. 
 Australia memperlakukan Gubernur DKI Jakarta
 Sutiyoso yang sedang 
 menjadi tamu resmi, sangat tidak sopan bahkan
 melecehkan. Tanpa 
 pemberitahuan lebih dahulu, Sutiyono didatangi
 polisi yang langsung 
 masuk ke kamarnya dengan kunci khusus dan memintanya
 datang ke 
 pengadilan guna dimintai keterangan terkait kasus
 kematian lima 
 wartawan Australia di Timor Timur pada 1975 lalu.
 Sebelum itu, kita 
 juga ribut akibat keputusan pemerintah yang memberi
 

Re: [mediacare] Presiden Khawatir Isu DKP Ditunggangi Pihak Lain

2007-06-04 Terurut Topik Lisman Manurung
Ditunggangi, menunggangi, tertunggangi dan
tunggang-langgang, ... haree genee harus dipandang
wajar dan mungkin-mungkin saja. Dan tidak pula hal
ikhwal itu perlu-perlu banget diangkat sebagai jargon
politik. Perpolitikan kita sekarang ini sudah penuh
kemungkinan, dan bukan lagi seperti dulu di mana 
banyak hal yang tidak dimungkinkan oleh si pembuat
ketidak-mungkinan itu.
  


--- Y Rakhmat [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Benar sekali Pak Andi, Pak
 Presiden akan terpana tujuh keliling bila soal ini
 ditunggangi oleh RAKYAT yang ingin hidup lebih
 layak! Sembiring menghina rakyat saat berkata bahwa
 rakyat tidak paham dengan hal seperti ini. Inilah
 mutu dangkal pemimpin PKS, karena rakyat sudah
 sangat paham dalam banyak masalah, hanya terus
 dihambat oleh tokoh seperti dia itu dalam mencari
 kebenaran yang jelas. Golkar, PD dan PKS: Sekali
 Tiga Uang.

   Y Rakhmat

   Selasa, 29 Mei 2007  19:21:00
 Presiden Khawatir Isu DKP Ditunggangi Pihak Lain
 
 
   Jakarta-RoL-- Pertemuan Presiden Susilo Bambang
 Yudhoyono dengan Amien Rais dilakukan selain untuk
 komunikasi politik juga mencegah isu tentang dana
 non budgeter Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP)
 ditunggangi pihak lain, kata juru bicara Presiden,
 Andi Malarangeng.
 
 Ini mencegah gonjang ganjing politik yang di
 Indonesia kadang-kadang ada hal-hal yang bisa
 ditumpangi oleh siapapun, kata Andi di Bandara
 Halim Perdanakusuma Jakarta, Selasa, usai mengikuti
 kunjungan kerja Presiden Yudhoyono di Malaysia.
 
 Menurut Andi, pertemuan kedua tokoh politik ini
 memberikan contoh bahwa meski ada perbedaan politik
 dan pendapat, kedua pemimpin politik tetap
 mengutamakan kepentingan yang sifatnya kenegaraan.
 
 Mengenai tindak lanjut kasus dana DKP ini, presiden
 menurut Andi menginginkan hal itu tetap berjalan
 sesuai prosedur hukum yang dilakukan oleh KPK.
 
 Sementara itu Direktur Eksekutif The Habibie Center
 Watik Pratiknya mengatakan, langkah Presiden dengan
 Amien Rais untuk berdamai adalah tepat, karena
 sesuai dengan proporsi masalah yang berkaitan.
 Sudah terjadi semacam kesadaran bersama bahwa kita
 jangan main politik terus, katanya.
 
 Watik mengatakan, dengan penyelesaikan proses
 politik di antara keduanya, maka langkah yang harus
 ditempuh adalah melalui jalur hukum. Kita harus
 melihat secara proprosional, kalau itu masalah
 hukum, ya penyelesaiannya secara hukum, katanya.
 
 Lebih lanjut, Watik sepakat jika kasus aliran dana
 non budgeter DKP tidak dipolitisasi.
 
 Proses hukum
 Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul
 Sembiring juga menyambut baik cooling down
 (pendingan suasana) dua tokoh nasional tersebut.
 Namun, katanya, inti persoalan tetap harus
 diselesaikan di ranah hukum.
 
 Bagaimanapun isu DKP ini adalah isu elit dan bukan
 persoalan masyarakat. Persoalan rakyat adalah
 masalah-masalah yang berkait dengan pangan, kata
 Tifatul.
 
 Menurut dia, rakyat tidak paham dengan
 persoalan-persoalan seputar dana DKP itu. Mereka
 hanya merasakan bahwa untuk mencari makan sulit dan
 ekonomi mereka juga susah. 
 Karenanya kita imbau ke dua tokoh ini untuk saling
 'cooling down' dan tidak terus memanas-manasi
 masyarakat dengan persoalan yang tidak dipahami
 rakyat, katanya.
 
 Namun demikian, PKS memandang bahwa persoalan aliran
 dana DKP tetap harus ada penyelesaiannya yakni
 melalui ranah hukum dan bukan politik. Terkait
 dengan hal itu, Tifatul mendesak KPK untuk proaktif
 menelusuri kasus tersebut dengan mulai memverifikasi
 kebenaran data yang dimiliki mantan Capres Amien
 Rais.
 
 Sementara itu Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Priyo
 Budi Santoso menegaskan, Undang-undang Pemilu
 mendatang harus mengatur pengetatan kontrol atas
 pengelolaan anggaran kampanye Pilpres, agar tak lagi
 menimbulkan celah bagi terjadinya debat kusir
 tentang dugaan aliran dana ilegal, sebagaimana telah
 memanaskan suhu politik dua pekan terakhir.
 
 Kita semua pasti tidak mau hasil Pemilu yang sudah
 disepakati bersama tiba-tiba dianggap kurang bagus,
 karena masalah seperti itu, katanya.
 
 Priyo Budi Santoso lanjut menyatakan, pihak DPR RI
 sangat memperhatikan problematik di seputar aliran
 dan pengelolaan dana kampanye Pemilu yang bakal
 dibahas secara lebih detil dalam proses pembahasan
 RUU Politik, enam hingga tujuh bulan ke depan.
 
 Tetapi, jangan dianggap kini kita reaktif dalam
 melihat aliran dana ilegal sebagaimana dihebohkan
 sekarang dalam konteks pelaksanaan Pemilu Presiden
 (Pilpres) 2004 lalu, katanya.
 
 Bagi para anggota dewan, kata Priyo, yang menjadi
 perhatian sekarang ialah menata masalah pendanaan
 kampanye itu.
 Iya, yang sekarang, ke depan kita tata masalah
 pendanaan kampanye itu, dan diatur lebih detil dan
 jelas. Poin-poin yang jelas itu penting ditata lagi.
 Tetapi ingat, itu bukan karena ada hiruk pikuk Amin
 Rais - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tegasnya.
 
 Bagi Priyo Budi Santoso dan kawan-kawan, sangat
 mendesak ditata juga, ialah, mengenai institusi
 siapa yang harus 

Re: [mediacare] Penjarakan Amien Rais !!!.

2007-05-30 Terurut Topik Lisman Manurung
Sangat menarik untuk memahami perkembangan perilaku
sistem politik nasional kita. Syukur-syukur ada
ilmuwan atau lembaga pengkajian yang membakukan
polemik ini dan membuatnya menjadi fokus riset
perilaku politik suatu negara yang tengah membentuk
pola baru.

 
--- rifky pradana [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mereka yang menerima dana nonbudgeter Departemen
 Kelautan dan Perikanan
 atau DKPdapat digolongkan sebagai perbuatan tindak
 pidana korupsi
 dan/atau pelanggaran terhadap Pasal 11 UU Nomor 31
 Tahun 1999 atau pasal
 gratifikasi dan/atau pelanggaran terhadap
 Undang-Undang Pemilu Presiden
 dan Wakil Presiden.
 
 Kebenaran harus diungkap dan penerimanya layak
 dipenjarakan. Sementara
 itu Amien Rais telah mengaku menerima dana senilai
 Rp 200 juta langsung
 dari Rokhmin Dahuri, mantan Menteri Kelautan dan
 Perikanan. Maka layak
 jika Amien Rais pantas dipenjarakan.
 
 ***
 
 Komisi Pemberantasan Korupsi akan mengundang Amien
 Rais dan Salahuddin
 Wahid untuk dimintai keterangan terkait pernyataan
 mereka mengenai dana
 nonbudgeter Departemen Kelautan dan Perikanan atau
 DKP. KPK akan
 mempelajari apakah penerimaan dana tersebut
 tergolong perbuatan tindak
 pidana korupsi ataukah pelanggaran Undang-Undang
 Pemilu Presiden dan
 Wakil Presiden. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua
 KPK Taufiequrachman
 Ruki, Rabu (30/5). 
 
 Seperti diwartakan, Amien Rais mengaku menerima dana
 senilai Rp 200 juta
 langsung dari Rokhmin Dahuri, mantan Menteri
 Kelautan dan Perikanan.
 Sedangkan Salahuddin mengatakan, tim kampanyenya
 mungkin menerima dana
 sebesar Rp 200 juta. 
 
 Ruki menyatakan, Amien dan Salahuddin dimintai
 keterangan agar tidak
 terjadi kesimpangsiuran atas pernyataan mereka. KPK
 memantau terus
 perkembangan persidangan kasus dana nonbudgeter DKP.
 Keterangan itu
 dilakukan di bawah sumpah sehingga dapat menjadi
 kesaksian dan menjadi
 alat bukti bagi pemeriksaan lebih lanjut. 
 
 KPK akan menginventarisasi fakta-fakta persidangan
 untuk disesuaikan
 data KPK. Setelah itu, kita akan melihat siapa
 penerimanya. Kalau
 penerimanya adalah penyelenggara negara, maka mereka
 dapat dikenai
 dengan Pasal 11 UU Nomor 31 Tahun 1999 atau pasal
 gratifikasi. Tetapi,
 kalau bukan, itu bukan tugas KPK untuk menanganinya
 karena KPK hanya
 melaksanakan UU Pemberantasan Tipikor, ujar Ruki. 
 
 Rabu kemarin, mantan Presiden Partai Keadilan
 Hidayat Nur Wahid
 (sekarang Ketua MPR) dan Presiden Partai Keadilan
 Sejahtera Tifatul
 Sembiring menemui pimpinan KPK untuk meminta
 penjelasan tentang daftar
 penerima dana DKP yang beredar di masyarakat. Dalam
 daftar tersebut
 disebutkan kader Partai Keadilan, Fahri Hamzah,
 menerima dana tersebut.
 Disebutkan juga PK menerima dana pada Desember 2003
 Partai Keadilan
 sejumlah Rp 100 juta dan pada Maret 2004 Partai
 Keadilan menerima Rp 200
 juta. Baik Hidayat maupun Tifatul membantah hal
 tersebut. Mereka juga
 mempertanyakan validitas data tersebut, karena
 Partai Keadilan sudah
 tidak ada sejak April 2003. 
 
 Secara terpisah, Ketua Yayasan Blora Institute
 Taufik Rahzen mendesak
 agar aparat penegak hukum mengungkap dan
 menghadirkan kebenaran terkait
 aliran dana DKP ke Blora Center yang mendukung
 pencalonan Presiden
 Susilo Bambang Yudhoyono dalam kampanye Pemilu 2004.
 
 
 Kebenaran harus diungkap dan dihadirkan terkait
 aliran dana DKP. Jangan
 dijadikan permainan persepsi, katanya. 
 
 KPK Akan Panggil Amien Rais : Penerima Dana Bisa
 Dijerat UU Korupsi,
 Kompas, Kamis, 31 Mei 2007.
 ***
 
 
 
 -- 
 http://www.fastmail.fm - Send your email first class
 
 



   
Got
 a little couch potato? 
Check out fun summer activities for kids.
http://search.yahoo.com/search?fr=oni_on_mailp=summer+activities+for+kidscs=bz
 


Re: [mediacare] Warga Bubarkan Tempat Peribadatan

2007-05-21 Terurut Topik Lisman Manurung

Praktik teror di Amerika oleh kelompok puritanis (Ku
Klux Klan?) kulit putih (yang beragama Kristen)kepada
warga kulit hitam (yang juga beragama sama: Kristen)
terjadi di masa lalu di Amerika. Masyarakat Amerika,
kala itu, tatkala gerombolan penerror membunuh dan
membakari rumah-rumah orang kulit hitam dan tempat
ibadat mereka, hanya berlagak pilon atau pura-pura
tidak tahu-menahu. Artinya, bagi Amerika yang saat itu
belum seperti sekarang, kaya dan adi-daya, praktik
demikian itu biasa saja.

Di Indonesia, terror atas dasar suku dan agama masih
saja terjadi. Berbagai pihak sudah mengingatkan bahwa
hal itu tidak baek. Tetapi, sepertinya akan terus
terjadi. 

Lantas, apakah Indonesia harus menjadi adidaya seperti
Amerika, dan karena itu perlu ja-im (jaga imej) di
dunia, barulah kecenderungan diskriminatif di tengah
bangsa kita ini hilang?

 

   
--- Adiati [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kasihan ya,liat orang2 yg nggak bisa menghargai atau
 respect dengan agama orang lain !
Ya kasihan..karena mereka nggak melihat apa yg
 mereka lakukan, gimana rasanya kalau diperlakukan
 seperti itu...(Udah pasti di jamin pasti nggak
 terima)
   mungkin ini salah satu contoh orang2 yang tidak
 bisa menghargai Keragaman !
 
 Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:
  

http://www.indomedia.com/bpost/052007/21/b-bungas/bungas1.htm

 Warga Bubarkan Tempat Peribadatan

   BANJARMASIN, BPOST - Puluhan warga Muslim di
 kawasan Jalan Brigjen H Hasan Basri Kayutangi Ujung,
 Banjarmasin Utara, Sabtu (19/5) pukul 11.00 Wita
 mendatangi kantor eks Tanjung Selatan (TS) untuk
 membubarkan warga Nasrani yang tengah khusuk
 melakukan peribadatan. 
   Ratusan warga tersebut berusaha masuk ke dalam
 gedung, namun dihadang oleh sejumlah petugas
 termasuk aparat kepolisian Polsekta Banjarmasin
 Utara untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. 
   Perundingan pun dilakukan, setelah sebelumnya
 sempat saling ngotot. Umat Nasrani menyatakan berhak
 melaksanakan ibadahnya di tempat tersebut.
   Perwakilan warga Muslim di Kayutangi, Gajali
 ditemani Ketua RT setempat yang terhimpun dalam
 pengurus Mesjid di Kayutangi akhirnya menemui tokoh
 umat Nasrani, Drs Y Idum.
   Dalam pertemuan tersebut akhirnya disepakati, umat
 Nasrani tidak lagi menggunakan kantor eks TS untuk
 kegiatan kebaktian dan peribadatan. Apabila di
 kemudian hari kembali terulang, Idum menyatakan
 bersedia dituntut sesuai hukum yang berlaku dan
 kantor tersebut siap disegel dan ditutup.
   Gajali mengungkapkan, sudah sejak tahun 2005 lalu
 tempat tersebut dijadikan sebagai tempat peribadatan
 umat Nasrani. Warga setempat sudah beberapa kali
 mengingatkan dan bahkan sudah pernah dilakukan
 pertemuan, termasuk dengan pihak kepolisian.
   Tapi mereka tidak pernah mau mendengar, dan masih
 saja menggunakan tempat tersebut sebagai tempat
 ibadah mereka, ujarnya. 
   Masih menurut Gajali, masalah ini pernah dibawa ke
 Wali Kota Banjarmasin, namun tidak pernah ada
 tanggapan. Kita sudah hilang kesabaran, makanya
 kita datangi dan minta secara langsung agar tidak
 lagi dipergunakan, terangnya.
   Menurutnya, warga memilih melakukan perundingan
 dan menghindari perbuatan anarki dalam menyelesaikan
 masalah tersebut. Kita hindarkan perbuatan seperti
 itu, apalagi di sini kita membela agama Islam,
 makanya kita pilih jalan damai saja, tutur Gajali. 
   Dikatakannya, kalau di kemudian hari mereka tetap
 beribadah di bekas kantor TS tersebut, warga akan
 menurunkan massa lebih besar lagi. dua
 
 
   
 
  
 

 -
 Boardwalk for $500? In 2007? Ha! 
 Play Monopoly Here and Now (it's updated for today's
 economy) at Yahoo! Games.



   
You
 snooze, you lose. Get messages ASAP with AutoCheck
in the all-new Yahoo! Mail Beta.
http://advision.webevents.yahoo.com/mailbeta/newmail_html.html


Re: [mediacare] Warga Bubarkan Tempat Peribadatan

2007-05-21 Terurut Topik Lisman Manurung

--- Lisman Manurung [EMAIL PROTECTED] wrote:


Atau kita tunggu digempur dunia karena dikatain brutal
terhadap kebebasan beragama? Kita musti belajar
bagaimana Afghan dituding berbahaya bagi peradaban
ketika mereka membom patung Budha beberapa saat
sebelum afghan dijadikan kawasan uji-coba
senjata-senjata canggih. Nah, apakah kita belum ngerti
bahwa hal-hal demikian ini selalu mudah dijadikan
alasan pemerintah adidaya (yang juga dibiayai oleh
lobby bisnis industri senjata) untuk mengakali
rakyatnya, agar dapat ijin masuk-paksa ke
negeri-negeri rentan seperti Afghan dan Irak. Padahal,
apa yang terjadi di Irak mestinya membuat kita
berhati-hati: Kata koran minyak Irak yang demikian
banyaknya itu kini hilang. Kata koran pula minyak itu
dibakari kaum pemberontak. Begitu banyak? Mosyook iya
sih?

Kita orang musti tahu bahwa setiap kekuatan super
power akan dipengaruhi dorongan (dorongan seks
ngkali?) untuk menguji kegagahannya. Neh, kita orang
musti tahu jangan kitalah yang digagahi itu hanya
karena alasan cengeng yang kemudian berubah jadi
dahsyat. Mungkin khan?


 
 


You
 snooze, you lose. Get messages ASAP with AutoCheck
 in the all-new Yahoo! Mail Beta.

http://advision.webevents.yahoo.com/mailbeta/newmail_html.html
 



  
Shape
 Yahoo! in your own image.  Join our Network Research Panel today!   
http://surveylink.yahoo.com/gmrs/yahoo_panel_invite.asp?a=7 




Re: [mediacare] Demo/tawuran keroyokan sbg KEBERANIAN?

2007-05-14 Terurut Topik Lisman Manurung

Keberanian menurut hemat saya adalah sikap dan
perilaku bertujuan 'tertentu' dan telah berproses
terus-menerus sehingga menjadi kebiasaan yang
memperhitungkan tindakan. Keberanian bukanlah sikap
dan perilaku yang  memasukkan diri di bawah pengaruh
emosional. Keberanian juga memperhitungkan total risk
yakni kemungkinan 'tewas' seketika, serta tidak
mengabaikannya, namun memperhitungkannya. Oleh sebab
itu perilaku liar dalam suatu demo seperti
menghancurkan banyak benda-benda yang tidak menyimpan
kesalahan, seperti meja, kursi dan mobil bukanlah
wujud keberanian. Tindakan liar demikian ini adalah
spesifik dilakukan oleh orang yang dipengaruhi tekanan
emosi yang diterimanya sebagai  jalan keluar  atau
'berhasil' keluar dari pola pikir rasional. 

Orang dapat mengalami tekanan lingkungan,rasa bersalah
yang tidak berkesudahan, perasaan kehilangan yang luar
biasa dan membuat diri sepertinya 'tidak berguna,
karena pengaruh yang tertanam dari luar diri
seseorang, khususnya orang-orang atau tokoh yang
diterimanya sebagai panutan atau pembimbing. Artinya,
pemimpin memiliki peran yang tidak kecil tatkala
seseorang tidak lebih banyak menggunakan akal
sehatnya.


Oleh sebab itu, semakin lamban pemerintah dan
pemimpin-pemimpin bangsa ini membangun kehidupan
bangsa yang cerdas, tetap saja akan banyak nyawa dan
asset bangsa ini yang hilang, hancur, terbakar dengan
sia-sia.

 
--- loekyh [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Apakah budaya 'BERANI' rame2 maen keroyok di
 kalangan mahasiswa dan 
 lapisan masyarakat secara tak sengaja telah
 terbentuk oleh sistem 
 pendidikan di Indonesia yg cenderung otoriter (biasa
 diperhalus dg 
 alasan 'demi disiplin') dan cenderung menyukai
 keseragaman prilaku 
 dan pola pikir? Apakah sebagian (besar?) pimpinan di
 Indonesia 
 berpendapat bahwa yg tak mau 'seragam' dg mereka
 lebih baik rame2 
 diganyang?
 
 Itulah pertanyaan saya melihat tayangan para 'jago2'
 mahasiswa yang 
 hobi demo atau tawuran rame2 dg cara2 anarkis, juga
 setelah melihat 
 tayangan para preman2 tak berseragam atau preman2
 berbaju seragam 
 (entah seragam pembagian spt dalam kasus seragam
 'sekuriti' UISU di 
 Medan, atau seragam FPI, dsb) yang dikenakan ketika
 rame2 
 menyerbu 'musuh2'-nya. 
 
 Sadarkah para petinggi di kampus2 bahwa seragam
 kampus digunakan 
 untuk demo2 anarkis merupakan pengatas-namaan kampus
 shg pimpinan 
 kampus harus bertanggung jawab atas segala
 akibat2-nya? (Mana ada 
 demo rame2 dg seragam kampus di negara2 maju?)
 Sadarkah para 
 pemimpin agama bahwa simbol2 (apalagi NAMA) agama yg
 digunakan untuk 
 demo2 anarkis merupakan pengatas-namaan agama shg
 para pimpinan 
 agama harus ikut bertanggung jawab atas segala
 akibat2-nya (paling 
 kurang secara moral)? 
 
 Jika para pimpinan agama atau kampus lepas tanggung
 jawab, maka 
 banyak stigma dan citra buruk sudah pasti melekat
 pada kampus atau 
 agama tsb.
 
 Sebagai pembanding (dari berita di TV), saya lebih
 apresiasi thd 
 demo seorang istri (pertama) anggota DPRD Sulsel yg
 dilakukannya 
 seorang diri untuk meminta hak2-nya sebagai istri
 pertama. Walaupun 
 MUNGKIN cara demonya salah, permintaannya juga tak
 layak atau salah 
 (sebaliknya MUNGKIN juga ia benar), tetapi IMO demo
 inilah yang bisa 
 disebut benar2 demo (murni), tak ngajak2 orang lain,
 apalagi ngajak 
 pendemo bayaran.
 
 Ibu tsb rela dihina, bahkan dipaksa usir oleh
 pegawai2 rendahan - 
 cleaning service, dsb - di kantor DPRD (atas suruhan
 bos2-nya) di 
 mana ibu tsb memaksa tinggal: memasak, makan dan
 tidur. Walaupun 
 demikian ibu tsb tetap tak bergeming. Mungkin ibu
 tsb siap dan 
 BERANI menderita secara mental, walaupun mungkin
 juga ibu tsb sudah 
 terbebas/imun atau tak memilik perasaan malu,
 perasaan terhina, dsb, 
 yang banyak dimiliki orang2 lain!
 
 Herannya, tak ada intervensi atau usaha mediasi oleh
 anggota2 DPRD 
 Sulsel yg lain, walaupun mereka pasti telah melihat
 keberadaan demo 
 ibu tsb di kantor DPRD yang sudah berlangsung dalam
 hitungan 
 mingguan. Mungkin pikir mereka Bukan urusanku!.
 Ataukah mereka 
 terkena budaya pantang (takut?) menegur 'sesama
 teman/anggota' 
 sendiri?
 
 



   
Get
 the Yahoo! toolbar and be alerted to new email wherever you're surfing.
http://new.toolbar.yahoo.com/toolbar/features/mail/index.php


Re: [mediacare] Mencermati Kehadiran Israel di Bali

2007-04-29 Terurut Topik Lisman Manurung
Dua orang teman saya asal Timur Tengah (Oman dan salah
satu negeri kecil lainnya di Afrika yang berbasis
Muslim), di suatu kampus Australia bersama dengan saya
berdebat dengan penuh tawa-canda, lepas dari
asumsi-asumsi yang dipompa media dan pemain-pemainnya.
Seorang memuji Indonesia dengan sistem pembangunannya.
Yang satunya (yang dari Oman) menolak, sebab  (dia)
tidak percaya bahwa sebuah nasion dapat dibangun dan
diteguhkan eksistensinya berasaskan suatu sistem.
Alasannya dia lebih percaya bahwa bukan sistem, tetapi
ras yang menentukan arah atau bahkan kekuasaan di
dunia ini.

Sampai sekarang saya terkesan amat dalam dengan
diskusi internasional itu. Saya selalu teringat
diskusi yang penuh canda tawa namun bersubstansi
penting itu, setiap issue-issue  Israel atau issue ras
lain  masuk ke dalam suatu perbincangan yang
bersangkut-paut dengan Indonesia sebagai suatu nasion.
 


  


--- Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:

 SUARA MERDEKA
 Sabtu, 28 April 2007
 
 Mencermati Kehadiran Israel di Bali
   a.. Oleh Tedi Kholiludin 
 JIKA tidak ada aral melintang, puluhan anggota
 parlemen dunia akan mengadakan pertemuan
 internasional (Inter-Parliamentary Union/IPU) di
 Hotel Bali International Convention Center (BICC)
 Nusa Dua, Kabupaten Badung, 29 April-2 Mei 2007.
 
 Pilihan Bali sebagai tuan rumah pelaksanaan IPU,
 menurut Sekjen DPR, Faisal Jamal, didasarkan kepada
 dua pertimbangan, yakni secara politis dan ekonomi.
 Secara politis, penyelenggaraan IPU akan mampu
 meningkatkan citra pemerintah Indonesia di dunia
 internasional, bahwa Indonesia pantas dan siap
 menjadi tuan rumah event internasional. Adapun
 menyangkut ekonomi, kegiatan bertaraf internasional
 senantiasa akan memberi keuntungan dan membantu
 perekonomian masyarakat Bali. 
 
 Jumlah delegasi yang akan hadir di Bali mencapai
 1.500 peserta, berasal dari 148 negara. Acara itu,
 direncanakan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang
 Yudhoyono pada 29 April besok.
 
 Banyak hal yang diagendakan dalam petemuan tersebut.
 Di antaranya di tengah-tengah pertemuan pada 1 Mei
 nanti, 30 anggota parlemen dari ratusan peserta akan
 ke Lombok untuk menyaksikan dari dekat kondisi
 penanganan kekerasan terhadap anak-anak.
 
 Dengan bahan itulah, para anggota parlemen dunia
 tersebut akan menjadikannya sebagai isu yang patut
 masuk dalam perdebatan pembahasan. Implikasi positif
 yang ditimbulkan sangatlah besar. Hal tersebut akan
 sangat memengaruhi perhatian dunia internasional,
 bahwa permasalahan kekerasan terhadap anak di dunia
 perlu mendapatkan perhatian serius. Namun, belum
 juga pertemuan digelar, pro-kontra sudah mulai
 bermunculan. Hal itu bermula ketika wakil parlemen
 negara Israel juga diundang dalam pertemuan
 tersebut. Hal itu sontak menimbulkan pro dan kontra.
 
 Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin
 menyatakan, Muhammadiyah secara tegas menolak
 rencana kedatangan wakil parlemen Israel. Penolakan
 itu dilakukan karena Indonesia tidak memiliki
 hubungan diplomasi dengan negara Yahudi tersebut.
 Walaupun Indonesia hanya sebagai tuan rumah dan
 bukan pengundang, namun seharusnya pemerintah
 Indonesia dan DPR menolak rencana kedatangan utusan
 parlemen negeri zionis itu.
 
 Melecehkan Pergaulan
 
 Anggota Kaukus Parlemen untuk Palestina, Al Muzammil
 Yusuf menyerukan hal serupa. Ia menilai, selama ini
 sikap parlemen Israel telah melecehkan tata
 pergaulan internasional dan melecehkan keberadaan
 IPU sebagai wadah terhormat parlemen dunia. Sikap
 pelecehan tersebut harus dibalas dengan pelecehan
 yang setimpal (Suara Karya, 19 April 2007).
 
 Pernyataan berbeda diungkapkan oleh salah satu ketua
 Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Agil
 Siradj. NU, kata Said, tetap menyambut baik
 kedatangan parlemen Israel. Menurut Said, NU akan
 mendukung siapa pun yang mempunyai iktikad baik
 membantu proses perdamaian di Timur Tengah, termasuk
 rencana kedatangan parlemen Israel di Bali.
 
 Panitia penyelenggara hajatan tersebut adalah
 parlemen dunia. Itu tentu akan membuat kesulitan DPR
 RI untuk menolak Israel. Kalaupun akan tetap
 melancarkan penolakan, maka harus ada reasoning yang
 tepat sebagai argumentasinya. Hal itu yang akan
 membuat wakil parlemen dari negara-negara lain
 menerima keberatan Indonesia saat menolak Israel. 
 
 Jika Israel tetap bersikukuh untuk hadir dalam
 pertemuan itu, parlemen dunia seharusnya bisa
 menekan negara itu soal pembebasan ketua dan anggota
 Parlemen Palestina yang saat ini masih ditahan.
 Israel harus membebaskan pimpinan Parlemen Palestina
 yang diculik, yaitu Abdul Aziz Dweik, beserta 28
 anggotanya. Israel juga harus melepaskan 11 mantan
 menteri dan pejabat Palestina yang ditahan lebih
 dari setahun oleh negara tersebut.
 
 Syarat itulah, yang harus dipenuhi oleh Israel. Jika
 tidak, Indonesia bisa meyakinkan kepada parlemen
 dunia bahwa Israel tidak memiliki komitmen untuk
 menciptakan perdamaian dunia. Indonesia, sebagai
 tuan rumah, tentu memiliki kapasitas untuk
 menyuarakan hal itu. Bagi bangsa 

[mediacare] Re: Pantaskah R.A.Kartini jadi Pahlawan Nsional ?

2007-03-20 Terurut Topik Lisman Manurung
Seorang peneliti Jepang pernah menyimpulkan bahwa
Kartinilah yang pertama sekali mempunyai empathy atas
sebuah nasion dan kemudian saat ini dikenal di dunia
dengan nama Indonesia. Mengapa? Dia bisa melukiskan
derita petani mskin di Jawa Barat, padahal dia bukan
warga Jawa Barat. Orang sekarang hanya bisa bergejolak
emosinya kalau penasehat spritualnya dihina orang.
Bagi Kartini si petani bukan dewa atau titisan dewa.

Apa yang diajarkan oleh Kartini dan mengapa orang
Barat menghargai dia? Sudah pasti tidak semua orang
Barat berbondong-bondong menghargai dia. Orang bule
yang tetap under estimate bahwa orang Indonesia adalah
kumpulan dari orang-orang yang didominasi oleh
fatalisme dan terbatas daya empatinya akan menilai
Kartini cuma ngigau.

Sampai dengan generasi saat ini, yang tak kurang
banyaknya bertitel karena proses nyontek-nyontek  atau
ijazah palsu, masih akan belum mampu menangkap makna
kekuatan intelektualitas Kartini. Dan repotnya, tanpa
memiliki intelektualitas sejati, akan sulitlah 
menghargai Kartini. Dia tidak berjuang dengan senjata.
Untunglah TNI selalu menghargai dia dengan membuat
Balai Kartini.

Jadi Kartini adalah penggagas Indonesia Merdeka.
Makanya namanya sealu dijadikan simbol emansipasi,
bukan semata-mata emansipasi wanita.
--- Danny Lim [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Hoesein,
 
 Email ini anda kirim tahun lalu, dan masih tersimpan
 rapi di arsip saya. Karena sebentar lagi Indonesia
 merayakan Hari Kartini, maka saya ingin menjawab
 email pak Hoesein ini, terlambat setahun ngga
 apa-apa ya pak :-).
 
 Ada kesan kolonial Belanda dulu itu mengangkat kasus
 Kartini hanya untuk memuluskan pergantian
 kulitnya, ini terbaca di email pak Hoesein di bawah
 ini (maaf bila saya salah interpretasi). Namun
 melihat kenyataan bahwa di Belanda, Kartini
 dijunjung tinggi sampai sekarang terutama di Den
 Haag, tentu tesis pak Hoesein pantas diragukan. Maaf
 ya pak, tapi di website saya www.ikenindonesie.nl
 ada 2 tulisan sebagai bukti nyata, bahwa Kartini di
 Belanda dijunjung tinggi sebagai pejuang emansipasi
 di Hindia-Belanda dulu sampai sekarang. Maksud saya,
 bila pengangkatan kasus Kartini hanya lips service
 kolonial Belanda, mana mungkin Pemda Den Haag di
 tahun 2007 ini sampai spesial menyediakan trophy
 Kartini untuk perorangan/organisasi di Den Haag yang
 berjuang dalam bidang emnasipasi ala Kartini dulu.
 FYI. Yang meraih Kartini-Trophy tahun 2007 ini
 adalah seorang wanita Maroko bernama Rahma El
 Hamdaoui yang berjuang membela emansipasi di sebuah
 kampung bernama Schilderswijk di Den Haag.
 
 Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat, pak
 Hoesein.
 
 Salam hangat, Danny Lim, Nederland
 
   - Original Message - 
   From: HOESEIN RUSHDY 
   To: [EMAIL PROTECTED] ;
 [EMAIL PROTECTED] ; mediacare@yahoogroups.com
 ; [EMAIL PROTECTED] 
   Sent: Tuesday, April 25, 2006 1:31 AM
   Subject: [KincirAngin] Pantaskah R.A.Kartini jadi
 Pahlawan Nsional ?
 
 
   Belakangan ini muncul diskusi tentang jasa-jasa
 kartini. Tentu saja ada yang mendukung dan ada yang
 mempertanyakan. Saya rasa banyak sudah orang yang
 mengetahui siapa sebenarnya Kartini itu. Bukankah
 banyak buku yang menginformasikan tokoh wanita ini
 bahkan pernah ada film Kartini yang diperankan Yeni
 Rachman dan Bambang Hermanto yang memerankan
 suaminya R.Adipati Arya. Tapi rupanya tetap saja
 kurang jelas. Pokok permasalahan adalah dalam hal
 pantas tidaknya beliau bergelar Pahlawan Wanita yang
 bergerak dibidang perjuangan emansipasi wanita
 Indonesia. Mungkin ada beberapa pendekatan yang bisa
 membantu menerangkannya. Pertama adalah pendekatan
 waktu. Kartini hidup dalam periode zaman perubahan
 diawal abad ke 20 yang dikenal sebagai zaman politik
 etis . Zaman itu adalah dekade keemasan kaum liberal
 Belanda. Tokoh-tokoh pejuang swasta non Pemerintah
 menguasai kegiatan bidang sosial dan politik. Para
 pejuang perlawanan kolonial di Hindia, baru saja
 menyadari apa yang terjadi dalam perubahan zaman
 ini. Pemberontakan fisik baru saja berahir dia Aceh
 (menyerahnya P.Polim pada tahun 1903) dan usaha
 penyerangan oleh Sultan Daud Syah terhadap Garnisun
 Belanda di Banda Aceh, yang gagal pada tahun 1907.
 Mantan Panglima perang Belanda di Aceh, kemudian
 Panglima KNIL, van Heutz kemudian menjadi Gubernur
 Jenderal (1904-1909). Figur perlawanan kemudian
 beralih pada pejuang organisasi sosial dan politik
 dalam memperjuangkan kondisi seimbang antara
 penjajah dan yang dijajah. Sifatnya  antara lain
 adalah perjuangannya emansipasi  untuk menuntut
 persamaan hak dimuka hukum. Ini termasuk kaum
 wanita. Apa yang diusahakan dan dikerjakan Kartini
 saat itu amatlah dirasakan peranan dan manfaatnya
 dan amat genuine (asli). Hampir dikatakan belum ada
 orang sebelumnya yang berjuang dibidang itu.
 Pendekatan kedua adalah Program pemerintah Belanda
 sendiri, Bagaikan bertemu teman searah dan setujuan
 (bagaikan tumbu ketemu tutup kata orang jawa). Tokoh
 Belanda van Deventer adalah pejuang politik etis
 (penasihat Pemerintah 

Re: [mediacare] SOS ! SOS ! Gereja-Gereja Bandung Diganggu

2007-03-14 Terurut Topik Lisman Manurung

Ada hal yang kurang diperhatikan oleh otoritas negara
Indonesia dan figur-figur sentral bangsa  tercinta ini
sehubungan dengan gerakan ricuh yang mengancam 
kebebasan beragama. Sangatlah rendahnya pemahaman
pengelola keamanan bahwa skenario-skenario liar dan
yang terjadi di negeri lain bisa saja terjadi di
Indonesia kita ini. Ujung-ujungnya kita jadi semacam
arena persaingan kepentingan global yang tengah
gontok-gontokan sekarang ini.

Siapa yang membayangkan bahwa sebuah Fiji akhirnya
harus dikendalikan oleh Australia? Beberapa tahun yang
lalu seorang pastor kulit putih disembelih oleh
kalangan relijius lokal di sana (bukan Islam). Tak
berapa lama di sana kerap terjadi kerusuhan, namun
bukan bermotif agama. Lalu kemudian, setiap kerusuhan
menghadirkan militer Australia. Dan akhirnya jadilah
setiap ada persoalan di sana pasukan Australia hadir
untuk menertibkan.

Pembakaran fasilitas keagamaan yang terjadi di Bandung
pasti akan dapat diselesaikan. Saya yakin itu bisa
diselesaikan. Namun dampak informasi global dari
tindakan itu ialah menguatnya sentimen ummat Kristiani
di tempat lain dunia bahwa ada trend yang mengancam
kebebasan beragama di Indonesia. Padahal, amat sulit
mengatakan bahwa pemangku amanat rakyat di negeri ini
siap menerapkan pengawasan atas kebebasan beragama,
khususnya agama Kristiani. Sangat riskan melakukan itu
sebab akan mendorong sentimen yang lebih tinggi lagi
di Papua untuk merdeka, dan juga di Sulawesi Utara.

Jadi, tanpa disadari kita kembali menurunkan rating
imej kita sebagai negara yang aman untuk investasi.
Ingat bahwa sebagian besar investor internasional
adalah berlatar belakang Kristiani, atau sedikitnya
uang mereka juga didukung oleh bursa saham global,
yang uangnya adalah uang orang-orang kulit putih di
sana. Mereka bukan membela agamanya, tetapi khawatir
investasinya dibakar massa, lalu uangnya hangus jadi
abu.

Oleh sebab itu jangan lagilah urusan demikian ini
diperluas. Diselesaikanlah dengan baik. 
  
 
   










 
--- Maya Sianturi [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Prihatiin sekali dengan berita di bawah ini ...
 
 Saya dengar tadi malam juga asrama STT SETIA yang
 sedang dibangun dibakar
 massa. Heran sekali, tempat-tempat yang tidak beres
 seperti pelacuran,
 perjudian, diskotik dll dibiarkan bebas melakukan
 aktifitas mereka. Tetapi
 sekolah teologi, gereja, tempat mengajar umat
 menjadi pribadi yang melayani
 Tuhan dan sesama diteror, dibakar. Dan sampai hari
 ini tidak satupun mereka
 yang membakar gereja di bawa ke meja pengadilan.
 Sangat prihatiin dengan
 kebodohan dan kebebalan negara  bangsa ini yang
 tidak mau tahu tentang
 kebebasan beragama yang dianugerahkan Tuhan.
 
 Untuk saudaraku seiman - mari kita berdoa terus
 supaya Tuhan Yesus berbelas
 kasih atas bangsa ini dan menunjukkan kebenaran
 serta keadilanNya. Kita
 terus berdoa supaya saudara seiman kita yang
 mengalami penganiayaan boleh
 terus diteguhkan imannya. Dan mari kita terus
 memperjuangkan kebebasan
 beragama yang merupakan hak asasi manusia.
 
 Untuk saudaraku sebangsa - mari kita upayakan
 pikiran dan wawasan yang luas
 yang dapat menampung keragaman. Kalau bangsa ini
 ingin maju, kita harus
 belajar bersikap adil dan benar. Karena yang saya
 takutkan, bukan penindasan
 terhadap umat Kristen, tetapi cawan murka Tuhan yang
 siap dituang atas
 kebebalan bangsa ini. Jangan-jangan sudah mulai
 dituangkan dengan banyaknya
 bencana dan kecelakaan yang terjadi belakangan ini.
 Pembalasan Tuhan jauh
 lebih mengerikan. Penindasan akan keKristenan hanya
 membawa akibat positif
 bagi keKristenan yaitu: Semakin Berkembang. Sejarah
 kekristenan sudah
 membuktikan hal ini.
 
 Mari kita semua saudara sebangsa setanah air,
 belajar saling menghargai
 keberbedaan yang ada. Bhinneka Tunggal Ika.
 
 Merdeka!
 MS
 
 
 
 On 3/8/07, ~YOGHA [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
Forward :
 
  Gangguan terhadap gereja-gereja di Bandung dan
  sekitarnya tak pernah berhenti .Walaupun sudah ada
  Perber 2 Menteri yang konon katanya akan
 menghentikan
  gangguan tersebut ternyata tak mempan apa-apa .
 Kini
  menteri agama sendiri terseret isu ketidak beresan
  dalam masalah urusan pengiriman haji sehingga
 jangan
  harap menteri dapat berfungsi dengan baik apalagi
  melindungi gereja-gereja kecil, yang dganggu
  orang-orang tak bertangung jawab .
  Dalam lampiran Anda dapat membaca laporan seorang
  wartawan yang telah mengunjungi gereja-gereja di
  Bandung dan sekitanya dan laporan tersebut telah
 pula
  dimuat dalam Tabloid Gloria dari Kelompok Jawa
 Pos,
  Surabaya edisi terakhir .
  Saya terpaksa mengirim surat ini pada Anda
 sekalian
  karena tadi pagi saya menerima telpon dari Ibu
 Pendeta
  Hennoch dari Gereja Sidang Pantekosta di Indonesia
  (GSPDI) di komplek Permata Cimahi, Desa Tani
 Mulya,
  Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung.(Dari jalan
 tol
  Cikampek menuju Bandung keluar di Padalarang) Ibu
  Pdt.Hennoch mengatakan didinding rumah-rumah
 disekitar
  mereka kini ada tulisan-tulisan yang berbau SARA
  seperti 

Re: [mediacare] Non-Muslim Jangan Khawatir Syariat Islam

2007-03-05 Terurut Topik Lisman Manurung

Sebetulnya niat mengenai SI ini pasti suci, murni dan
bagus. Tetapi sekarang ini kita sudah hidup dan
mengarungi era yang sarat kontak antara bangsa-bangsa.
Kita tidak bisa lagi bersifat steril atas pengaruh
kiri dan kanan, muka dan belakang. Salah-salah kita
menjadi manusia-manusia super kuper yang jadi mainan
bangsa-bangsa lain. 

Bahkan kalau sekadar menuruti nasehat nenek-moyang,
mungkin kita akan habis digencet peradaban yang datang
silih berganti. Lihatlah contoh misalnya bagaimana
pesan perintah sesepuh Batak: Alo hamu si bontar mata
na jaluk marabit. Artinya: Lawan si mata putih yang
berpakaian terbalik!. Maklumlah, nenek moyang orang
Batak memakai pakaian dari atas. Orang bule, yang kala
itu adalah Belanda penjajah itu  memakai celana
pantalon seperti kita sekarang ini,  dari bawah.

Jadi bentuk tatanan sosial yang diatur berdasarkan
prinsip-prinsip agama akan mengalami banyak kesulitan,
kecuali bagi sebuah negara yang kecil, atau murni
dihuni oleh satu ras, atau seluruh penduduk menganut
satu agama, atau memang sejak lama sudah  dilandasi 
satu pola budaya dan yang penting memiliki kekayaan
alam.

Sudah barang tentu dengan kemiskinan kita sekarang ini
dan di masa datang, hampir dipastikan bangsa kita akan
lebih banak mengekspor manusia-manusia pekerja (TKI).
Padahal agar manusia-maunsia pekerja yang kita
hasilkan ini jangan sampai tidak punya kesempatan
kerja di luar sana karena kalah bersaing dengan
bangsa-bangsa lai. Jangan lupa manusia-manusia
Indonesia yang saat ini (sebagian besar) disejajarkan
indeks Kualitas manusianya dengan Myanmar dan
negara-negara Afrika tidak lebih merosot lagi sampai
tak mampu hanya sekadar menyeruakkan kepala di antara
kompetisi bangsa-bangsa.

 


--- Y Rakhmat [EMAIL PROTECTED] wrote:

 SI yang akan diberlakukan di NAD akan dapat menyebar
 ke seluruh Indonesia. Sesuai dengan ceramah AB
 Ba'asyir bahwa instansi penjara adalah primitif,
 kalau ekspansi ini tidak segera dicegah, seluruh
 bangsa Indonesia akan khawatir sekali karena kita
 akan mengenal hanya hukuman cambuk, potong tangan,
 rajam dan pancung!
   
 
 Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:
  

http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=284843kat_id=23

   Non-Muslim Jangan Khawatir Syariat Islam
 
   Banda Aceh -RoL--  Seorang ulama Provinsi Nanggroe
 Aceh Darussalam (NAD) Tgk H Ibrahim Bardan
 menyatakan, warga non-Muslim tidak perlu khawatir
 terhadap pemberlakuan undang undang Syariat Islam di
 daerah itu.
   Syariat Islam yang diberlakukan secara kaffah
 (menyeluruh) di Aceh menjunjung tinggi HAM, dan
 bukan teroris atau radikalisme, katanya dalam di
 pondok Pesantren Lamcot Bayu, Kecamatan Darul
 Imarah, Kabupaten Aceh Besar, Sabtu. 
   Dalam tausyiah saat membuka Musyawarah besar
 Himpunan ulama dayah (Pesantren) Shalifiah se
 Provinsi NAD, ia menegaskan, syariat Islam itu
 sendiri memiliki tujuan untuk membentuk jiwa setiap
 pribadi Muslim taat kepada perintah Allah SWT. 
   Dikatakannya, dalam menjalankan syariat Islam
 secara kaffah itu juga tidak lepas dari bagaimana
 memperkuat sistem pendidikan di Aceh, sehingga
 lembaga pendidikan umum tersebut dapat berjalan dan
 bernuansa Islami. Seharusnya Pemerintah
 instruksikan ke lembaga pendidikan umum di Aceh
 tentang bagaimana penerapan Syariat Islam kepada
 anak-anak seperti yang selama ini dilakukan di
 pondok-pondok Pesantren, katanya.
   Ibrahim Bardan yang lebih dikenal dengan sebutan
 Abu Panton itu menyatakan, jika lembaga pendidikan
 umum daerah berjuluk Serambi Mekah tersebut
 kekurangan guru agama, maka pondok Pesantren siap
 membantu staf pengajar bidang agama Islam. 
   Di pihak lain, ia juga menyatakan, para ulama juga
 siap bekerjasama dengan seluruh elemen masyarakat
 untuk mengawal syariat Islam kaffah berjalan di
 provinsi ujung paling barat Indonesia itu.  Dia
 mengajak seluruh organisasi Islam di Aceh untuk
 bersama-sama saling mengisi dan membantu dalam upaya
 membangun umat sesuai dengan tuntunan syariat Islam
 di daerah tersebut.
   Mari kita bersama-sama mengawal syariat Islam
 sebagai upaya memberdayakan umat tanpa melihat
 perbedaan terhadap masalah-masalah kecil yang
 bersifat sunnah, tambah Tgk H Ibrahim Bardan yang
 juga Ketua Umum Huda Provinsi NAD.antara/mim
 
 
   
 
  
 
 
  
 -
 Be a PS3 game guru.
 Get your game face on with the latest PS3 news and
 previews at Yahoo! Games.



 

Cheap talk?
Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call rates.
http://voice.yahoo.com


Re: [mediacare] Larang Valentine Day!

2007-02-19 Terurut Topik Lisman Manurung

Valenti dei itu cuma mode bung.

Dunia ini penuh dengan mode. Itu salah satu dari
ribuan sisi globalisasi. Jadi tidak perlu etrlalu
risau.

Kita lebih baik membangun keluarga kita masing-masing
dengan ajaran tata-laku yang baik. Saya tidak melarang
anak saya mengirim kartu sana sini. Tetapi saya
mengingatkan dia seperti apa yang anda bilang. Tiap
hari adalah hari kasih sayang.

Kalau pemerintah anda minta menanganinya, maka jangan
lupa, bahwa orang-orang di pemerintahan akan menyambut
gembira pekerjaan ini. Tetapi jangan pula anda keburu
puas. Sebab yang mereka lihat adalah proyek. Dan
duit.

Mengapa mereka senang  dengan proyek begini ini? 
Pertama jika proyek 'dungu' ini diterima maka perarti
mereka hanya perlu membahas kedunguan proyek ini. Akan
ada ratusan sesi dengar pendapat di DPR, pake honor.
Akan ada kunjungan studi banding ke luar negeri, pake
spj.

Kedua, macam apa Undang Undang yang akan dibuat? Anda
tentu akan bingung, tetapi birokrat tidak bingung
selama ada anggarannya. Bahkan, semakin rame
dibicarakan, maka semakin tidak dipastikan kapan
selesai Undang Undangnya.Lalu akan ada anggaran tiap
tahun.

Ketiga, jika kemudian tidak ada RUU yang dibuat, maka
itu tidak pula akan menyebabkan para birokrat harus
dipaksa mundur. Gagal mengatasi banjir saja tidak
perlu mundur, apalagi cuma gagal melarang valentin
dei!

Dan jika dihitung, andaikata usul anda jadi, maka dari
sejak diusulkan sampai dengan dinyatakan tidak perlu
lagi dibuat UUnya, mungkin anda telah dirugikan Rp 100
miliar untuk rapat, perjalanan-perjalanan, seminar,
loka-karya. Belum lagi jika suatu ketika acara
valentin ini redup sendiri.

Oh iya, katanya ini sih tradisi Kristen. Tetapi
sepetinya engga lah iya?





--- Edo Bassalwa [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sebaiknya Pemerintah segera mengatur untuk tidak
 mengizinkan perayaan Valentine Days di Indonesia,
 karena itu cuma sebagai madu tapi beracun yang akan
 secara berangsur tanpa kita sadari akan merusak
 moral generasi muda kita. 
 
 Forget VALENETINE DAYS! Kita harus menyayangi sesama
 kita bukan tg.14-Feb saja, akan tetapi setiap saat
 setiap detik,  rasa kasih sayang itu harus ada dalam
 darah kita. Budaya barat yang tidak berkenan
 dengan moral kita, sebaik nya dilarang saja.
 
 Sekian dari:
 Edo.
 
 



 

Sucker-punch spam with award-winning protection. 
Try the free Yahoo! Mail Beta.
http://advision.webevents.yahoo.com/mailbeta/features_spam.html


[mediacare] RUU Pornografi: Inke Maris vs Dr. Gadis

2007-01-29 Terurut Topik Lisman Manurung
Di sebuah siaran TV internasional, RUU ini mulai
memperoleh tempat. Dua tokoh diwawancara, yakni Inke
Maris dan Dr Gadis dari UI. Tokoh Inke Maris
menghubungkan issue ini dengan perlindungan anak dari
tayangan pornografi. Dia setuju dengan UU ini. Bu
Gadis berbeda pandangan. Dr. Gadis mengatakan bahwa
sudah ada pengaturan untuk tindak kejahatan
pronografi. Jadi sudah ada UUnya, cuma tidak secara
langsung menyoal pornografi.Masalahnya menurut Dr
Gadis adalah lemahnya penegakan hukum. Jadi dia tidak
setuju RUU APP.

Cerita Lain:  UU ini sangat disikapi dengan serius
oleh pemerhati internasional. Sementara itu di sisi
lain, UU ini sangat didukung oleh aliran agamis yang
puritan di Indonesia, baik itu Islam maupun Kristen,
tetapi yang pasti bukan Hindu Bali. Lalu peru ditanya,
macam mana pula nantinya keinginan orang-orang
internasional itu?. Tentu harus ada pemahaman mengenai
ini, sebab kita kerap tak nyangka jadinya begitu,
padahal kita tidak bermaksud begitu. Itu karena kita
kurang mendalami secara ilmiah proses budaya politik
dan sejarah kita membuat Undang-Undang.


Yang menolak UU ini termasuk saya, berpandangan bahwa
penegakan etika tidak semata-mata urusan negara, sebab
seks itu sebetulnya juga kawasan etika. Para pihak
yang memiliki otoritas, tetapi bukan pemerintah,
seperti ulama pastur, public figure dapat bekerja di
wilayah ini, dan janganlah negara lagi, menurut saya.
Logika saya, negara sudah perlu dirampingkan tugasnya,
namun tidak berarti lembaga-lembaga non pemerintah
berpangku tangan. Jadi persisnya, urusan demikian itu
harus semakin kita tempatkan dalam konteks kultural
kita saja. Sebab tidak semua nilai-nilai luhur bangsa
kita yang kita miliki sekarang ini hanya menjadi
demikian karena hadirnya agama-agama di nusantara.
Kitapun punya kearifan-kearifan yang sudah ada sebelum
agama-agama kita anut di sini.

Jadi, singkat kata, di dalam ke de-pe-eran juga perlu
diterima nilai kalah, seperti layaknya sepak bola atau
olah-raga. Cuma bedanya, jika pengusulnya ditolak,
janganlah pengusulnya merasa kehilangan muka, tetapi
yang perlu dilakukannya dalah mencari issu lain yang
lebih memperoleh tempat di hati semua warga, seperti
misalnya bagaimana agar ada ketentuan hukum untuk
menegaskan alokasi dana pendidikan, keringanan pajak
bagi perusahaan yang memberikan beasiswa atau
sumbangan sosial dan lain-lain. Ah macam-macam yang
lebih baiklah.


--- Wido Q Supraha [EMAIL PROTECTED] wrote:

 24/01/2007 12:57 WIB
 
  
 
 RUU APP Jadi RUU Pornografi
 
 Iqbal Fadil - detikcom


Re: [mediacare] Re: Pemerintahan SBY Gagal Menangani Poso!

2007-01-24 Terurut Topik Lisman Manurung
Putri saya diberi tugas gurunya di sini (Jakarta)
untuk mencari berita yang terpopuler dalam minggu
terakhir. Sebagai anak SMP yang baru di Indonesia dan
SDnya di Australia dia wajar nanya jika ada topik
tertentu. Setiap topik dia tanya, yaitu tentang adam
air, km senopati dan kemudian poso.

Lalu dia bertanya: Apa itu poso?

Saya terangkan: Di sana ada pertikaian antar warga.

Dia bertanya: Karena apa?

Saya jawab: Karena agama.

Lalu dia cuma nyletuk: cret!

Maklum, dia bersekolah SD di negeri di mana pengenalan
tentang agama dianggap bagian dari pelajaran. Oleh
guru di sana mereka diarahkan agar rasional kendati
tetap diajarkan agar memahami apa makna agama bagi
manusia. Dijelaskan pula bagaimana perkembangan agama
dalam sejarah peradaban manusia. Sehingga, tatkala
masih di sana dia dapat bercerita ke saya mengenai
agama A, agama B, agama C, tanpa menempatkan agama
yang kami anut paling hebat atau paling baik.  Harap
diingat dia juga rajin beibadah menurut agama kami.

Cerita lain: Bahkan, tatkala dalam suatu khotbah
seorang pastur terus menerus menunjukkan bagaimana
surga hanya bagi mereka yang tidak berdosa dan
bertaubat, dan begitu rajin mengatakan engkau akan
ini, engkau akan itu, maka seorang jemaat (orang
Australia)  bangkit mengingatan pendeta dan berkata:
Engkau juga khan?

Iya ialah, kata sang pastor (Indonesia), agak
terperangah. Namun itu biasa di sana

  
Cerita Lain:
Nah, sekarang seluruh ASEAN sepakat akan menjadi suatu
uni ekonomi tahun 2015 atau kurang dari 10 tahun lagi.
Di sisi lain sebuah headline berita harian hari ini
mengatakan bahwa perang di Palu masih akan berlanjut.
Nah, berlanjutnya sangat mungkin keterusan sampai
dengan tahun 2015. 

Bayangkan bilamana itu yang menjadi kenyataan. Poso
terus begitu-begitu terus. Maka akan ada 2 skenario di
tahun 2015. Pertama Poso akan dihindari warga ASEAN
karena riskan. Kedua, Poso dijadikan wilayah turis
bagi mereka yang mau mengalami ketegangan untuk
merangsang adrenalin, yang ingin rasakan ketegangan
suasana perang. 

















ahmad budi [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Orang Islam di Poso itu sebaiknya ditembaki dan
 dibunuhin saja
 Mereka itu telah membikin rusuh Poso karena iseng
 membantu sodara-sodaranya
 yang dulu dibantai di pesantren Wali Songo.
 
 Saya yakin banyak dari mereka berasal dari luar
 Poso, bahkan pasti udah
 pernah ikut perang di Mindanao. iseng ngebantu
 sodara-sodaranya yan
 memberontak terhadap Manila.
 
 Tembakin saja Pak Polisi. Jangan khawatir tentang
 HAM.
 Untuk urusan membunuhin Muslim, terutama yang udah
 dikasih cap teroris, tak
 akan ada yang namanya teguran dari Amerika, bahkan
 dari Partai Demokrat
 sekalipun.
 Salahnya dulu TNI ngebunuhin orang Timor-Timur, kena
 deh embargo senjata.
 
 Royal saja dalam menembak.
 Inget, ini bukan Amerika yang polisinya gak boleh
 punya senjata otomatis
 (military version).
 Brimob bisa punya AK-101 Rusai standard militer,
 senapan mesin ringan RPD
 dari Cina, SS-1 versi militer,
 Steyr AUG, M-16 A1.
 Wuih, bisa melebihi koleksi tentara lho.
 (Brimob itu sipil atau militer ya?)
 
 Untuk standar civilian version, Amerika juga udah
 ngasih M-4 yang walau
 hanya bisa nembak satu-satu (semi otomatis) tapi
 lengkap dengan night vision
 google, IR quick aim point target, teleskop dll.
 Bedil yang satu itu TNI aja gak punya (harus beli
 selundupan karena embargo)
 Jadi, manfaatkan baik-baik pemberian Amerika khusus
 untuk Densus 88 Anti
 Teror yang hebat itu.
 
 Tembakin terus Pak Polisi.
 Jangan takut kehabisan peluru karena sponsor utama
 selalu siap mendukung
 Makin banyak korban teroris, dukungan dana dan
 peralatan makin lancar
 Jangan takut juga kehabisan sasaran.
 teroris Mujahidin Kayamanya itu, makin digencet akan
 makin banyak yang
 datang membantu.
 Temen-temen MILF atau mujahdin dari Jawa pasti udah
 siap-siap datang ke Poso
 Sip, bakal lebih banyak lagi sasaran tembak.
 Poso bakal tambah semarak aje nih
 
 Hidup Polisi
 
 Polisi kita kini tak cuma bisa 'Melindungi dan
 Melayani' (Serve and Protect)
 Tapi Polisi udah pinter Search and Destroy
 
 Jadi, TNI AD nganggurin aja.
 Ngapain perlu ada angkatan darat, wong polisi kita
 bisa berperan ganda
 sebagai agen sipil sekaligus militer
 
 Hidup Polisi
 Hidup Polisi
 Hidup Bhayangkara ...
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 On 1/23/07, radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
 
Kok saya tidak menganggap begitu. Pemerintahan
 SBY saya nilai sudah
  cukup tegas dalam hal menangani kasus Poso. Polisi
 (tentu sudah seizin SBY)
  berani melakukan penggerebegan di area rawan. Nah,
 kalau sudah digerebeg
  tapi melawan dengan kekuatan senjata, ya dilawan
 balik tho? Kalau polisinya
  ngacir, mereka tambah seneng. Mereka bersenjata
 saja sudah menyalahi aturan
  hukum di negeri ini.
 
  Justru tindakan tegas pak bu polisi di Poso wajib
 kita acungi jempol.
  Kalau mereka melempem, itu para pemenggal kepala
 orang akan kegirangan, lalu
  bertindak semakin brutal. Jangan-jangan nanti ada
 yang mati 

Re: [mediacare] vacancy in english newspaper

2007-01-18 Terurut Topik Lisman Manurung
Anda bukan numpang. Ini berita yang langsung berguna
bagi member. Kita kan engga cuma nyroccs saja,
tetapi sharing juga.


--- Vidya Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Dear moderator,
   Numpang posting lowongan ya...

   Thanks.


   URGENTLY REQUIRED

   The Point, a Jakarta-based English daily, is
 urgently looking for professionals to fill in the
 following positions:

   DESK CHIEFS:
   • At least five years experiences with a proven
 track record in news reporting, writing and   
 editing in English daily/magazine/wire services/news
 websites
   • Fluent in spoken and written English, familiar
 with English journalistic terms and jargons
   • Understand financial market terms and jargons
   • Possess good networking and relationship with
 news sources
   • Understand news room management, can work under
 tight deadlines
   • University graduate, any discipline
   • Ready for immediate employment

   SENIOR REPORTERS/REPORTERS:
   • At least three years of experiences as a
 reporter in English daily/magazine/wire service/news
 websites
   • Able to communicate and file news reports in
 English
   • Can work under tight deadlines
   • Possess good networking and ready to further
 develop relationship with news sources
   • University graduate, any discipline

   Please submit your application, CV and latest
 photograph to The Point via e-mail:
 [EMAIL PROTECTED]
   or direct to: HRD Dept.-The Point
   Jl. Mendawai I # 45, Kebayoran Baru, Jakarta
 12130.
   Put the position you apply on top left of the
 envelope or 
   on e-mail subject.

 
  
 -
 It's here! Your new message!
 Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar.



 

Get your own web address.  
Have a HUGE year through Yahoo! Small Business.
http://smallbusiness.yahoo.com/domains/?p=BESTDEAL


Re: [mediacare] Re: Jadikan Jumat sebagai hari libur nasional!=Jangan Konyol..........

2006-12-26 Terurut Topik Lisman Manurung
Setelah kita libur secara nasional pada hari Jum'at so
what gitu lho?

Lha kita menengadah mohon diberi rezeki bukan saja ke
langit di mana Yang Kuasa Berkuasa, tetapi juga
menunggu uluran tangan bantuan orang Jepang, Cina atau
Rusia atau India yang liburnya hari Minggu. Keempat
bangsa ini betul-betul mengatakan persetan bahwa hari
Minggu itu liburannya kafir atau bukan, dan dengan
enteng tanpa dosa mereka libur saja hari Minggu. 
 

Lantas, gimana kalau mereka mau kasi bantuan (Ke Aceh
lagi lho) atau investasi dan kemudian ingin ngebel
Menteri atau birokrat kita hari Jum'at. Eeeh nyatanya
kita lagi libur, tetapi bisa dihubungi hari Minggu.
Apa engga bingung itu-itu orang?

Jadi udah lah!. Berhentilah kita mengitari soal-soal
yang engga ada hubungannya dengan dunia nyata. Kita
tidak mungkin 'cakap' dalam menghadapi putaran roda
globalisasi tanpa menerima fakta bahwa tekanan
globalisasi itu memaksa kita harus menyatukan barisan,
meminimalisasi distorsi oleh praktik  apartheid yang
tidak kita sadari tengah kita praktikkan. Kita
hendaknya memusatkan perhatian (secara rasional) atas
ancaman  yang akan dihadapi bersama, yaitu menurunnya
keeratan sosial (social fabrics) elemen-elemen bangsa.
Jika social fabrics itu kendur, maka akan mudahlah
merasuk kekuatan global, yang secara keliru kita
maksudkan cuma AS/Barat saja. Padahal kekuatan global
juga berarti Jepang, Cina, Arab dengan
petro-dollarnya, atau India yang tengah mulai membeli
bank-bank kita. Jangan pula kita lupa bahwa global
authority juga dapat memberi manfaat langsung ke
rakyat, menyejahterakan rakyat, kendati di belakang
hari mengambil manfaat dari rakyat kita. Hal ini
kemudian membuat turunnya ikatan rakyat ke
pemerintahnya.

 

  




--- Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Andaikata Jum'at itu dinobatkan sebagai hari libur
 Nasional, boleh2
 saja, tapi harus diingat juga bahwa HARI MINGGU ITU
 ADALAH HARI LIBUR
 INTERNASIONAL.
 
 Jadi liburan hari Minggu tak bisa dihapuskan karena
 setiap hubungan
 telepon internasional antar perusahaan maupun antar
 negara tidak
 mungkin dilakukan hari Minggu karena diseluruh dunia
 kantornya tutup
 pada hari Minggu.
 
 Sebaliknya kalo kantor2 di Indonesia menerima
 telepon dari luar negeri
 Hari Jum'at, maka teleponnya mubasir karena tak ada
 yang menerimanya,
 akibatnya perdagangan terhambat, bahkan segalanya
 jadi terhambat. 
 Namun masalah hambatan ini tidaklah masalah karena
 hanya merugikan
 Indonesia tidak merugikan mereka yang diluar negeri.
  Hanya
 pertimbangan sendiri saja apakah perlu libur dihari
 Jum'at atau tidak.
  Kalo mau menyediakan pegawai yang bekerja dihari
 Jum'at juga bisa,
 tetapi karena sudah ditentukan sebagai hari libur
 nasional, maka
 setiap pegawai yang bekerja dihari Jum'at harus
 diberi tambahan gaji
 sebagai kerja lembur dihari libur.
 
 Demikianlah, kalo pemerintah memang berniat
 memperbaiki ekonomi, maka
 tak mungkin hari Jum'at dijadikan hari libur
 nasional.  Setiap
 tindakan harus dipertimbangkan untung ruginya
 terutama bagi rakyat
 banyak tentunya.
 
 Ny. Muslim binti Muskitawati.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 --- In mediacare@yahoogroups.com, Rudy Prabowo
 [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
 
  Saya setuju dengan Uthe Regina:)
 
Mengklaim untuk menjadikan Jumat sebagai hari
 libur nasional !!
 
Manusia mempunyai Hakikat hak, apa itu hak? Hak
 adl suatu klaim yg
 dibuat oleh seseorang atau kelompok yg satu terhadap
 yg lain atau
 terhadap masyarakat/pemerintah untuk memenuhi dan
 menghormati hak itu.
 Seperti contoh oleh sdr. indonebia tsb.
 
Tetapi tidak cukup hanya itu saja syaratnya,
 yang terpenting
 adalah klaim yang sah atau klaim yg dapat
 dibenarkan.
Permasalahan klaim diatas adalah bagaikan
 seorang penodong
 mengklaim harta milik penumpang dalam bus umum, shg
 klaim tsb sangat
 konyol dan tidak bermartabat.
 
Sholat Jumat memerlukan waktu tidak lebih dari 2
 jam, dan untuk
 kepentingan diri pribadi sendiri, dan sudah diberi
 kelonggaran (minta
 hati sudah dikasih); tapi sekarang minta jadikan
 jumat libur penuh,
 shg menyia-nyiakan waktu kerja (ngerogo rempelo);
 itulah kata pepatah
 :Dikasih hati, lalu ngerogo rempelo
 
Lain ceritanya jikalau supir Bus umum mengklaim
 penumpangnya untuk
 membayar karcisnya :))) Jadi kalau hendak mengklaim,
 maka juga harus
 tahu dirilah, itulah klaim yg bisa dibenarkan
 dan karenanya harus
 dipenuhi oleh yg bersangkutan :)))
 
Salam,
RP
 
Uthe Regina [EMAIL PROTECTED] wrote:
  quoted:
Ana juga akan usulkan kepada Pemerintah RI agar
 Jumat dijadikan
 sebagai hari libur nasional, sehingga tidak
 mengganggu umat Muslim
 untuk beribadah.
 
mungkin ini nggak penting... dan saya juga tau
 nggak akan dibalas
 oleh indonebia.. tp saya jadi tergelitik dengan
 kutipan kalimat pada
 e-mailnya... bos, emangnya kamu beribadah hanya di
 hari Jumat, yaa?
 setiap hari nggak? buat saya, bekerja pun ibadah...
 dan saya bekerja
 setiap hari... 
 
salam,