Re: [mediacare] Kongkow Bareng Gus Dur Kembali Mengudara di Yogyakarta
Sudahlah! Marilah kita menatap ke dalam sanubari. Urusan beda tafsir atas ayat-ayat bagusnya tidak di bawa terlalu jauh ke ruang publik. Indonesia negeri plural, dan bukan seluruhnya beragama Muslim. Kendati penganut Muslim mayoritas di Pulau Jawa dan Sumatera, tetapi mohon dicermati, belum tentu demikian dominan adanya jika kita menoleh ke pulau Kalimantan, pulau Sulawesi, dan pulau Irian. Oleh sebab itu sudah menjadi 'kebersamaan' kita untuk tidak selalu memusatkan perhatian kepada perbedaan. Itulah hikmah dari pesan para pendiri Republik bahwa Indonesia ini adalah 'Bhinneka Tunggal Ika. Dan manfaat dari itu ialah bahwa kalangan Batak atau Papua ingin belajar dari sondaranya orang Jawa. Atau kalangan non-Muslimpun ingin mengetahui hal-hal yang luhur, mulia dan baik dari sodaranya, ummat Muslim. Sekurang-kurangnya dengan pengetahuan itu akan lebih mudah untuk menyapa, bergaul dan membangun network. Jangan terlalu berlebihan menuding kata Bhinneka Tunggal Ika, yang muasalnya agak mirip dengan slogan dengan kata-kata yang sama di dalam agama Hindu Bali. Pesan dari kata itu tidak sama dengan apa yang ada di dalam agama Hindu Bali, sebab di Pancasila, kata itu bermakna pengakuan atas pluralitas. Jangan dikira tokoh-tokoh puritan Hindu Bali semua setuju penggunaan kata Bhinneka Tunggal Ika itu di Pancasila kita. Alasan mereka? Maknanya lain. Jangen keleru, bahwa Pancasila itu kesalahan pendiri republik ini. Mereka justru paling memahami bahwa sebuah bangsa Indonesia akan berdiri jika pengakuan atas keragaman itu tegas dan jelas. Mereka paham bahwa Pancasila bukan semata-mata ide kosong, tetapi punya konteks politik demografis dan politik geografis! Cobalah lihat ke dalam, sekarang bagaimana kita telah mulai melemah karena keragaman itu mulai kita ragukan. Pejabat publik sekarang lebih suka menggunakan simbol-simbol yang paling mengena di publik, seperti simbol etnik dan agama. Tokoh-tokoh daerah yang sedang berjuang untuk membangun daerahnya, sulit dibedakan apakah dia berjuang untuk dirinya sendiri atau untuk kesejahteraan rakyat. Hampir semua koruptor memberi kesan bahwa dia cinta agama dan cinta leluhurnya. Arus yang semakin menguat dari kalangan mayoritas, mulai mendorong elemen-elemen minoritas menguatkan kohesi di antara mereka. Saya mulai mengantisipasi adanya network di antara suku minoritas untuk siap-siap jika situasi terburuk akan berulang kembali. Kaum minoritas belajar dari peristiwa tahun 1998. Jangan remehkan adanya trend kelancangan negeri-negeri sekitar kita untuk menjajagi kemampuan kita mempertahankan diri. Itu sistematis. Bukan tidak mungkin ada konspirasi terhadap NKRI kita. Jadi, kalo yang namanya perselisihan diekspos terus, dan kemudian dialihkan bahwa ada pihak non-Muslim yang ngompori, maka kita kembali ke zaman kompor-mengompori. Padahal, sekarang ini, bagaikan singa di cerita TV Afrika, yang menanti zebra atau sapi yang lengah, selalu sangat lihai-pandai dan sabar menunggu. Untuk yang ini marilah kita belajar dari apa yang terjadi Afghan, Irak dan mungkin juga Irak. Toh pada mulanya perselisihan internal, kemudian antara negara yang bertetangga kan? --- Komunitas Utan Kayu [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=newsid=23 Jakarta 8 Oktober 2007 Siaran Pers : Kongkow Bareng Gus Dur Kembali Mengudara di Yogyakarta Talkshow televisi dengan nara sumber KH Abdurrahman Wahid, yang bertajuk Kongkow Bareng Gus Dur akhirnya mengudara kembali di Yogyakarta. Manajemen Yogya TV, mulai 5 Oktober 2007, melanjutkan kembali penayangan acara itu, setelah mendengar masukan dari penonton dan berbagai kelompok masyarakat di Yogya. Kami menyampaikan terimakasih dan apresiasi, kepada Yogya TV yang telah membuka pintu dialog dengan mendengar aspirasi warga Yogya. Penghargaan yang tinggi juga kami tujukan kepada berbagai organisasi masyarakat, organisasi jurnalis, organisasi keagamaan, juga tokoh tokoh masyarakat yang dengan tulus memberi masukan, dan menyelesaikan perbedaan pendapat secara damai. Pengalaman ini, kami harap akan semakin mematangkan kami, para pengelola media, dalam memberikan layanan yang terbaik untuk masyarakat. Kongkow Bareng Gus Dur adalah acara rutin yang diadakan KBR68H setiap Sabtu pagi pukul 10.00 WIB, dan disiarkan langsung oleh lebih dari 70 radio anggota jaringan di seluruh Indonesia. Program itu juga diputar untuk stasiun televisi, dan tersedia 15 episode yang siap tayang. Versi televisi ini diproduksi KBR68H bersama School for Broadcast Media (SBM), dan disebarluaskan dengan dukungan Ragam dan Yayasan Tifa. Saat ini, sebanyak 13 televisi lokal menyiarkan acara tersebut. Santoso Direktur Utama KBR68H - Need a vacation? Get great deals to amazing places on Yahoo! Travel. Be a better Globetrotter. Get better travel answers
Re: [mediacare] Hak paten di Malaysia vs Indonesia
Sudah saatnya kita berhenti menertawakan diri kita. Saatnya kita menangisi kesalahan kita, dan setelah itu baiknya dapatlah berbuat lebih baik. Ribut-ribut soal 'cetek' seperti perselisihan antar agama, soal teroris, perebutan kursi presiden yang membuat perutku mual karena sekadar kompetisi melanjutkan hak berkuasa, rasa-rasanya tidak di budayakan di Malaysia. Mungkin perterorisan dientaskan dari Malaysia dan, dengan gempita kita sambut gempita, seolah-olah dalam pikiran kita: Malaysia tidak berani nohok Amrek dan takut dituding beternak teroris? Aku berani, sanggup dan bisa! Amerika emoh dengan kita. Di satu sisi tangan kita tengadah minta ini, minta itu. Tetapi tempo-tempo nyaris semua tokoh kita bisa berteriak anti-Amrek. Jangan harap ada ajakan USA ke angkasa. Bagaimana dengan Cina? Tak mungkinlah. Mereka tidak akan lupa peristiwa Jakarta tahun 1998 yang sangat memilukan. Dan, tak ada satu ungkapan kata minta maaf dari mulut anak bangsa. Tahun lalu tatkala berada di KL saya sudah baca maraknya berita bahwa putra Malaysia akan mengorbit di ruang angkasa tanggal 10 Oktober 2007, atau minggu mendatang. Cantik urusannya. Mereka beli cash sejumlah besar pesawat Sukhoi. Karena itu pantas dapat komisi. Petingginya sibuk bagi-bagi komisi? Tidak!. Mereka minta hadiah yang nilainya tidak tertandingi: Nih, bawain anak gua ke angkasa. Cantik permainan mereka (meskipun air mata mengalir setitik..), karena komisi Sukhoi yang mereka inginkan adalah menitipkan putra terbaik mereka menoreh sejarah: Naik ke angkasa. Dan, memang menjadi polemik tampaknya di antara anggota kelab angkasa. Rusia sepertinya dituding 'curang'. Rusia menangkis, dan bilang sah-sah saja anak Malaysia itu ikutan naik ke angkasa, sebab anak bangsa Malaysia itu memang bukan astronot, tetapi ilmuwan. Sakit hati lagi, sebutir air mata mengalir lagi: Rusia, negara kampiun teknologi memuji Malaysia punya anak yang pandai teknologi. Aku, huk..huk... cuma unggul bekoar menghancurkan Inggeris dan Amrek, bakar bendera semua negara yang ada di dunia, dan setelah itu unggul di bidang bikin anak, kawin-kemawin dan korupsi. Catatan kaki: Prosa ini sebetulnya tidak saya tulis dengan titik air mata. Dan aku memang he...he...he... Pasalnya, saya tak ingin ada anak bangsa yang bilang aku cengeng..ngeng..ngeng. --- mediacare [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya baru dengar kabar dari seorang teman di Kuala Lumpur, Malaysia. Di sana para pembuat tempe, tahu, dan juga batik kebanyakan pendatang dari Indonesia, tepatnya dari Pekalongan. Walau berskala UKM (Usaha Kecil Menengah), namun produk mereka ramai dibeli orang Malay, termasuk komunitas Indonesia yang mukim di sana. Di Malaysia, tiap produk yang dikemas wajib dipatenkan. Dan untuk mendapatkan hak paten tersebut, amatlah mudah dengan birokrasi yang tak berbelit-belit. Semua online. Misal Anda mau mematenkan Tempe Merk Java, lalu dicek di database ternyata belum ada yang mengklaim, Anda bisa langsung dapat hak paten atas merk tersebut. Tentu saja database tsb tidak bisa me-link data dari Indonesia yang birokrasinya serba tertutup dan amburadul. Mungkin juga data paten belum di-on-line-kan. Begitu juga kalau Anda punya lagu-lagu, karya cipta seni, film, lukisan, buku dan lain sebagainya, wajib dipatenkan. Pendeknya, Malaysia sudah menerapkan birokrasi yang modern, sedangkan Indonesia masih model barbar karena mau KKN terus. Bagaimana dengan Indonesia? Jauh panggang dari api. Kesimpulan: Birokrasi paten mematen harus segera dibenahi. Wajib online, sehingga masyarakat dapat mengaksesnya tanpa harus mondar-mandir ke kantor Dirjen Paten! Kalau tidak, negeri ini akan terus terpuruk mediacare http://www.mediacare.biz Catch up on fall's hot new shows on Yahoo! TV. Watch previews, get listings, and more! http://tv.yahoo.com/collections/3658
Re: [mediacare] Untuk Pak Manneke : Kakek Buyut Yap Thiam Hien Adalah Mafia Opium Cina Dari Guangdong !!!
Sebetulnya, bagi sejumlah orang di pedalaman Aceh dan sebagian Sumatera Utara, sampai dengan sekarang ganja masih digunakan sebagai penyedap makanan. Sekitar tahun 60an, untuk engkong-engkong keturunan Cina dianggap lumrah mengisap candu. Nah, sekarang iklan rokok Malboro masih boleh dipajang di jalan-jalan. Kira-kira di tahun 2040 mendatang kisah iklan Malboro tahun 2007 adalah kenangan masa silam yang dihujat... --- Supriyadi [EMAIL PROTECTED] wrote: - Original Message - From: Supriyadi To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Friday, October 05, 2007 1:28 PM Subject: Re: [mediacare] Re: Kakek Buyut Yap Thiam Hien Adalah Mafia Opium Cina Dari Guangdong !!! Pak Manneke, Pada zaman itu peredaran opium atau candu tidaklah dilarang sebegitu rupa seperti zaman sekarang, melainkan resmi diatur peredaran dan perdagangannya untuk pemasukan kocek pemerintah jajahan Belanda. Jadi sebutan mafia opium Cina terlalu berlebihan dan menyeramkan seolah-olah opium saat itu sebagai barang terlarang seperti marijuana atau cocain sekarang ini. Biasanya penguasa Belanda menunjuk seorang kapitein, kebanyakan dari etnis Cina, untuk mengatur peredaran dan perdagangan candu. Kakek saya, orang Jawa, pernah menjadi mantri candu di Jogja dulu. Bahkan di Jogja dan kota kota lain, dulu ada tempat lokalisasi penghisap candu, sehingga para penghisap candu terlokalisasi di suatu tempat. Tidak liar, sehingga mudah mengontrolnya. Jadi petugas pengedar dan penjual candu resmi saat itu bukanlah mafioso. BRGDS, Supriyadi - Original Message - From: Manneke Budiman To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Friday, October 05, 2007 11:33 AM Subject: [mediacare] Re: Kakek Buyut Yap Thiam Hien Adalah Mafia Opium Cina Dari Guangdong !!! So what gitu lho? Kakek buyut kita semua kalo ditelusuri riwayat hidupnya pastilah juga bukan malaikat semua. Ny. Mus kok kali ini nggak seperti biasanya ya? Biasanyabiar datanya mencengangkan, tapi masih relevan dan proporsional. Kali ini agak emosional dan terkesan punya dendam pribadi pada moyangnya Yap Hong Gie. manneke -Original Message- Date: Thu Oct 04 18:18:48 PDT 2007 From: Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Kakek Buyut Yap Thiam Hien Adalah Mafia Opium Cina Dari Guangdong !!! To: mediacare@yahoogroups.com Kakek Buyut Yap Thiam Hien Adalah Mafia Opium Cina Dari Guangdong !!! Yap Thiam Hien, yang biasa dipanggil John oleh teman-teman akrabnya, adalah anak sulung dari tiga bersaudara dari Yap Sin Eng dan Hwan Tjing Nio. Kakek buyutnya adalah seorang Luitenant yang bermigrasi dari provinsi Guangdong di Tiongkok ke Bangka, namun kemudian pindah ke Aceh. Ketika monopoli opium di Hindia Belanda dihapuskan, kehidupan keluarga Yap dan banyak tokoh masyarakat Tionghoa saat itu merosot. Ditambah lagi oleh kekeliruan investasi di Aceh berupa kebun kelapa yang ternyata tidak memberikan hasil yang menguntungkan. Pada tahun 1920 kedudukan keluarga Yap digantikan oleh keluarga Han, yang datang dari Jawa Timur. http://id.wikipedia.org/wiki/Yap_Thiam_Hien Yap Hong-Gie [EMAIL PROTECTED] wrote: Serangan saya terhadap Nyonya Mus (MM), merupakan reaksi terhadap fitnah rendahan terhadap orang tua saya yang notabene tidak ada hubungannya dengan konteks diskusi, itu menandakan bahwa kita memasuki gelanggang free-fight, dimana hanya satu aturan yang berlaku: no rules! Tapi coba suruh buktikan; bawa data pendukung atau menunjukan referensi kredibel mengenai salah satu pernyataannya, pasti MM lari-lari seperti petasan injek. Keluarga Yap turun temurun punya keahlian untuk konspirasi dengan kekuatan politik yang berkuasa dalam pemerintahan. Sebagai pelindung keluarga Suharto, Yap menempatkan diri sebagai opposisi. Sulit bagi keturunan Cina di Indonesia bisa bertahan, terkenal bahkan jadi simbol masyarakat sebagai musuh pak Harto melalui bidang hukum. Tuduhan dan kesalahan kecil2an dari Cendana difokuskan jadi besar untuk menutup kesalahan dan kejahatan Cendana yang besar2an. Tidak tanggung2 dia diberi dan mendapatkan berbagai award. Mungkin, kalo saja kita cuma memandang satu frame tentang figure Yap Thiam Hien dalam satu scope saja, maka analysis saya bisa dianggap subjective, tapi kalo kita telaah scope-nya secara turun temurun, ternyata keluarga Yap ini menyimpan memory keluarganya turun temurun sebagai kebanggaan feodalisme Cina dalam berbagai masa. Dengan berbagai tehnik memutar balik kata agar pembaca bisa membaca dan menilai positive kepada nenek moyangnya, media umumnya menulis dengan hati2 agar tidak dituntut memfitnah. Namun kalo anda jeli membaca di web wikipedia diatas, jelas, kakek-neneknya termasuk mafia
Re: [mediacare] Re: Malaysia Minta Bukti 'Rasa Sayange' Lagu Milik Indonesia
Tetapi yang paling dahsyat adalah bahwa Malaysia telah siapkan pertahanan yang handal jika ada ancaman dari Indonesia. Dan ironinya, karena terus-menerus ditingkatkan, tidak tertutup sewaktu-waktu diuji-cobakan melakukan offensif ke RI. Saya duga mereka sadar pernah dijajah. Cuma Inggeris Raya, negara penjajah di Kalimantan tidak match dengan Belanda. Nah, apa salahnya menebak bahwa yang dijajah Inggeris lebih tinggi dari yang dijajah Belanda. Di Kalimantan, sangat mungkin jumlah tank Malaysia lebih banyak dari tank RI punya (yang ditaruh di sana). Jangan-jangan dia orang punya pangkalan kapal tempur di sana. Nah, bagaimana jika pertikaian antara kelompok seperti antara Mandura, FPI dan orang Dayak meletus? Dan kemudian karena orang-orang Dayak merasa terpojok lalu minta tolong ke Serawak. Bisa-bisa Indonesia dibikin kalap, ... namun kemudian dari Kalimantan terpaksa mundur ke pulau Jawa.. --- Deddy Mansyur [EMAIL PROTECTED] wrote: Maling yang paling hebat, maling-maling yang ada di pemerintahan NKRI. Bikin KTP = KKN Bikin SIM = KKN Bikin Paspor = KKN TKI/TKW mudik = KKN Di stop polisi = KKN Masukin anak sekolah = KKN Naik pangkat TNI/Polri = KKN Dapatin Ph.D. faking Ph.D. = KKN Dimana-mana KKN, maling maling Mental maling bangsaku Malaysia? Belajar dari NKRI salam, sensei deddy mansyur university of houston www.uh.edu/shotokan nb: kalau saya jadi maling di university of houston, sawah ladang habis ditutup - kagak bisa makan nasi lagi - Original Message - From: Paulus Tanuri To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Thursday, October 04, 2007 6:17 AM Subject: Re: [mediacare] Re: Malaysia Minta Bukti 'Rasa Sayange' Lagu Milik Indonesia Kalau dia maling dan kita ikut maling, apa bedanya kita dengan mereka ? Balas saja dengan kebaikan. Hal itu akan lebih baik, efeknya akan seperti meletakkan bara di atas kepala mereka. Tunjukkan apa Indonesia itu punya jiwa yang besar. Saya kira dengan begitu maka kita akan lebih terhormat dibanding hanya memikirkan balas dendam. Regards, Paulus T. On 10/4/07, Unik Ihsan [EMAIL PROTECTED] wrote: Jangan asal mau dituntut melakukan hal hal yang NGGAK PENTIng. Pembuktian ini harus dalam PERJANJIAN. Jika memang terbukti bahwa lagu itu milik Indonesia, maka malaysia dilarang untuk tidak mengakui hak hak milik INdonesia lagi. Jika terjadi lagi, harus ada konsekuensi khusus, bisa kita menta pulau dia satu satu balik. Camkan ke Malaysia, bahwa memang Indonesia saat ini sedang sakit. Sebagai tetangga, boro boro dia bisa jadi dokter, tapi malah jadi maling satu satu punya INdonesia. Kelak jika kita sudah sembuh, kita harus bangkit or, kita bisa 'malingi balik . Mhhh...cepe deee... Pinpoint customers who are looking for what you sell. http://searchmarketing.yahoo.com/
Re: [mediacare] Sungguh-sungguh terjadi: FPI ngeri menghadapi orang Dayak
Di masa lalu rakyat tidak mau punya masalah dengan Pemuda Rakyat. Kala itu, sebelum 30 September 1965 saya sering saksikan bagaimana tokoh-tokoh pemuda rakyat dapat bertindak seenaknya. Jika melintas di pasar-pasar di kampung kami, semua yang punya warung setengah merunduk. Betul, mereka tidak 'malak' tetapi salah-salah warung tidak boleh dibuka lagi. Mereka dapat mendikte aparat, saat itu. Mereka sih tidak merusak, tetapi dapat berteriak di depan warung, dan memaki-maki, mengatakan pemilik warung adalah kapitalis-anjing imperialis. Saya agak bergidik jika melihat aksi aksi kekerasan yang semakin tinggi dimainkan oleh para aktifis FPI. Sebab, ketika zaman berubah di masa lalu (ketika pecah apa yang dikenal sebagai G30S PKI), saya juga saksikan bagaimana ratusan aktifis PKI digiring bagaikan, ditendangi di jalan-jalan. Mereka digelinding bagaikan anjing kotor, diludahi dan diteriakin: Bunuh...bunuh. Bahkan, saya masih ingat, dengan perasaan bergidik bagaimana seorang gadis (kata orang-orang yang ikut merubung), adalah aktifis Gerwani. Dia cantik, tampak dengan pakaiannya yang mewah (mewah lho, aneh kan?), dipaksa duduk di lantai. Sebagai lelaki, saya punya pikiran jelek, akan diapakan oleh pria-pria berkuasa gadis cantik ini? Tindak 'suka-suka' biarpun itu demi rakyat dan Tuhan, sebaiknya tidak kita biasakan. Risiko menurunnya populasi kita di tahun 1965-1968, baik karena orang-orang tertentu kehilangan kesempatan untuk berhubungan badan, maupun memang karena saling menghabisi, hendaknya tidak kita ulang-ulang dalam membentuk suatu untaian sejarah bangsa kita. Indonesia akan memasuki tahun 2008, seratus tahun setelah 1908, saat di masa lalu ketika gelora-gelora kebangsaan Indonesia bergema. Indonesia, kala itu disepakati bukanlah kebangsaan Jawa, kebangsaan Islam, Kristen atau Hindu. Di tahun 1928, juga disepakati pula sumpah pemuda: satu nusa, satu bangsa, satu bahasa. Saya duga Indonesia di tahun 2028 Indonesia bisa saja akan memiliki 4 ayat sumpah pemuda. Sangat tergantung kepada orang yang memaknainya apakah hal ini akan merupakan yang terbaik. Di kala itu akan ada satu sumpah lagi: satu agama. Namun yang berbeda adalah setiap wilayah punya sumpah-sumpah yang berbeda. Contohnya, di Bali, kata agama akan diisi dengan agama Hindu Bali... Nah, kalau masih kita bangga sebagai suatu kesatuan, maka marilah kita jauhkan pola tindak menegakkan kebenaran meniru cara Mossolini, yang memaksakan kebaikan termasuk dengan cara-cara keras. Nanti kita dikatain dunia adalah negeri dengan komponen rakyatnya sebagian berpola pikir fasis. Bukan tidak ada contoh yang tengah diamati dunia, antara lain aksi anarkis yang kerap dimainkan oleh komponen mahasiswa, seperti misalnya pertikaian antara mahasiswa Universitas Kristen Indonesia dan mahasiswa UPI, demikian pula dengan kekerasan yang lazim diterapkan mahasiswa di Ujung Pandang, di Medan dan lain-lain. Nah, semoga tidak memancing kemarahan FPI kepada saya, yang kebetulan bukan beragama Islam, saya agak khawatir apakah FPI juga mempunyai pola tindak yang sama? --- Martin Widjaja [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Radit, kalau nggak salah beberapa hari lalu saya lihat di SCTV tayangan masa FPI Jati Petamburan dihadang dan digembosi di jalan Gunung Sahari oleh polisi dr Polres Jakut. AKBP Wayan bilang, patroli, sweeping adalah tugas polis , jadi masa FPI itu kami bubarkan , beliau ini tegas dan berani , percaya diri. Kayaknya potensial sbg generasi muda yg bisa diharapkan menegakkan dan menjaga ketertiban umum. Si Komandan FPI sambil marah2 bilang ada afa sama Folres Jakut ini, karena Folda, dan Folres2 lain semua selalu bisa bekerja sama kok tidak yg satu ini ? Ini juga sungguh2 terjadi lho, cuma kayaknya di Kompas nggak masuk karena lagi penuh dgn berita2 ttg partai tertentu Salam , martin - jkt - Original Message From: radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED]; mediacare mediacare@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, October 3, 2007 6:43:26 AM Subject: [mediacare] Sungguh-sungguh terjadi: FPI ngeri menghadapi orang Dayak !-- #ygrp-mkp{ border:1px solid #d8d8d8;font-family:Arial;margin:14px 0px;padding:0px 14px;} #ygrp-mkp hr{ border:1px solid #d8d8d8;} #ygrp-mkp #hd{ color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:bold;line-height:122%;margin:10px 0px;} #ygrp-mkp #ads{ margin-bottom:10px;} #ygrp-mkp .ad{ padding:0 0;} #ygrp-mkp .ad a{ color:#ff;text-decoration:none;} -- Di Pulau Jawa, semua orang takut dengan ulah FPI. Saat FPI menjalankan aksinya, tak ada yang berani melawan. Beda dengan warga Dayak di Kalimantan. Mereka berhasil menggencet ulah FPI. Berita dari Tribun Kaltim, www.tribunkaltim.co.id FPI dan Warga Dayak Berdamai SAMARINDA, TRIBUN- Front Pembela Islam (FPI) akhirnya berdamai dengan warga Dayak, pasca- perselisihan saat sweeping FPI Sabtu
Re: [mediacare] Re: 'Orang Kaye Disuap, Tuh!'
Iya ialah. Bukan WCnya yang penting pak. Juga bukan penjaganya. Itu lho, penulis menohok kata K Y, yang merupakan singkatan dari Komisi Yudisial... --- aan_mm [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam, Esainya bagus. Dari dialog awal si penjaga WC, saya yakin dia benar- benar penjaga WC yang orang Jakarte (Betawi). Tapi dialog penjaga WC menjelang akhir tulisan, kok seperti bukan penjaga WC ya, profesional sekali kata-katanya. He he he. Teruslah berkarya. Tabik, Muhammad Subhan --- In mediacare@yahoogroups.com, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2007092801103814 Jum'at, 28 September 2007 BURAS 'Orang Kaye Disuap, Tuh!' H.Bambang Eka Wijaya: DI Stasiun Gambir, Edo masuk WC umum. Keluar dari WC ia berikan selembar lima ribuan ke penjaga kotak duit bayaran WC. Tak ada kembalian! ujar penjaga kotak. Kasih uang pas aja, buang air kecil dua ribu! Tau supaya pas, silakan buang air besar, tarifnya tiga ribu! Aku buru-buru! entak Edo. Ditukar uang dari kotak, dong! Kunci kotaknya dibawa bos! jawab penjaga. Bosnya pergi ke mana? kejar Edo. Salat, ke Istiqlal! jelas penjaga. Dari zuhur, biasanya bakda asar baru kembali! Kok jauh dan lama sekali? timpal Edo. Gini aja, kukasih sisa recehanku seribu, ya? Nanti kalau dia hitung uangnya ganjil, aye disalahin! jawab penjaga. Uang yang seribu jangan masukin kotak, kau kantongi aja! bujuk Edo. Mau nyuap gue? tukas penjaga menatap Edo. Orang puase disuap, ntar batal! Nggak useh, ye...! Jangan kate sebab miskin gini gue tergode! Kemarin orang kaye lagi puase disuap siang bolong ditangkep, tuh! Kembali ke bahasa Indonesia yang baik seperti tadi! Aku tak ngerti omongan gado-gado Jakarte! pinta Edo. Orang kaye mana yang ditangkap? Di Kebayoran! Ramai dibicarakan orang! jawab penjaga. Itulah, orang kaye, banyak duit, gaji besar, masih mau disuap! Itu terjadi bulan puasa, ketika setan-setan diborgol! Yang mereka bicarakan orang kaye bukan orang kaya seperti dalam dialek Betawi, tapi orang KY singkatan Komisi Yudisial! tegas Edo. Kata pengacaranya, dia tertangkap justru saat ditugaskan untuk melakukan jebakan atas kasus penyuapan yang harus diungkap! Soalnya, jabatan orang itu koordinator bidang pengawasan, keluhuran martabat dan perilaku hakim! Jabatan mulia dan terhormat! Kalau aku dapat jabatan semulia itu, gajinya puluhan juta sebulan, kagak mikir macem-macem deh! sambut penjaga WC. Bisa kerja jaga WC saja sudah syukur! Sedang orang itu, masak tak sadar dapat kedudukan mulia godaannya juga besar! Itu akibat lupa bersyukur, tanpa bantuan setan pun dia terjerumus dalam siksa yang pedih! Itu baru siksa dunia, belum di sono-nya lagi nanti! Tapi itu bukan semata salahnya orang itu! tegas Edo. Kesalahan pertama terletak pada panitia seleksi anggota Komisi Yudisial, tanpa kecuali tim seleksi yang berada di eksekutif atau legslatif! Kalau pilihannya benar, hal itu tak perlu terjadi! Kayaknya memang susah memilih orang untuk jabatan mulia begitu! timpal penjaga. Ibarat memilih buah dari pohon yang baik pun, dalam perjalanan karena hawa panas atau jalan yang rusak, bisa saja buahnya lantas jadi busuk! Dahulu tokoh-tokoh pilihan dari pohon yang baik di KPU, juga begitu! Justru tokoh-tokoh pilihan itu yang harus menciptakan iklim dan jalan yang baik dalam perjalanan bangsa! tegas Edo. Dengan kata lain, mereka itu harus seperti ragi yang membuat tape jadi manis! Karena raginya selalu salah, kita pun jadi bangsa tape malang yang kecut! Seleksi tokoh buat kedudukan mulia begitu paling tepat diuji dengan menjaga kotak duit WC umum! sambut penjaga. Kalau sabar hingga isi kotak tetap utuh dan bersyukur atas keberkahan usahanya, baru dia layak dan patut! Sebab, kalau benar perilakunya seperti itu, untuk jadi penjaga kotak WC saja tak layak, apalagi patut! *** Shape Yahoo! in your own image. Join our Network Research Panel today! http://surveylink.yahoo.com/gmrs/yahoo_panel_invite.asp?a=7
Re: [mediacare] CIA dan Gerakan Separatis
Gerakan separatis tidak selalu dibangkitkan oleh pihak asing saja. Kita sendiripun bisa berpotensi mendorong keinginan bagian-bagian wilayah RI untuk merdeka. Menurut pihak yang ingin merdeka mereka selalu diperlakukan tidak adil. Contoh soal, aspirasi merdeka di Aceh selalu oleh mereka dikatakan karena perlakuan yang tidak adil selama sekian tahun. Demikian pula dengan di Papua. Mereka menyoal tingginya hasil alam yang dikeruk di Papua, namun kesejahteraan masyarakat Papua jauh di bawah rata-rata. Bahkan pendatang di sana menikmati kemerdekaan, dan menurut mereka bukan merupakan suatu bentuk keadilan. Jadi, ketika kita melihat adanya kecenderungan untuk memisahkan diri dari wilayah-wilayah NKRI, maka kitapun perlu bertanya ke dalam diri kita, apakah kita, melakukan praktik apartheid terhadap elemen bangsa kita lainnya? Pengertian apartheid di Afrika Selatan, harus dilihat bertahun-tahun dipandang sesuatu yang wajar saja: bahwa kaum putih boleh naik bis dan kaum hitam naik truk terbuka, dan segala bentuk diskriminasi lainnya. Belakangan barulah orang Afsel merasa 'ngah' telah menjalankan praktik apartheid. Jadi kita perlu melakukan penelitian mendalam, untuk mengetahui apa saja yang menjadi motif pihak-pihak yang ingin lepas dari NKRI itu. Dengan memperoleh masukan yang ilmiah, maka kita tidak semata-mata melakukan pendekatan politik saja untuk meredam kecenderungan pemisahan wilayah, atau hanya mencari kesalahan Amerika yang memang di mana-mana selalu ada dan bikin semua menoleh siapa Amerika, lagak kebiasaan orang kaya dunia. --- Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=308359kat_id=16 Rabu, 26 September 2007 CIA dan Gerakan Separatis Oleh : Zaenal Ma'arif Mantan Wakil Ketua DPR Sebagai satu-satunya negara super power setelah runtuhnya Uni Soviet, Amerika Serikat (AS) merasa menjadi polisi dunia dan bisa berlaku sewenang-wenang terhadap negara lain yang dipandang menjadi musuh potensialnya. Maka pemerintah AS menilai negara lain yang tidak sejalan dengan policy-nya untuk menguasai dunia dianggap sebagai 'poros kejahatan'. Maka Irak menjadi korban kedua setelah Afghanistan. Rakyat Irak dan Afghanistan sampai sekarang sangat menderita akibat keangkaramurkaan rezim Presiden George W Bush yang dikenal berideologi evangelish fanatik. Namun rakyat Irak dan Afghanistan ternyata tidak mudah untuk ditaklukkan AS, berbeda dengan rakyat Panama dan Grenada yang mudah menyerah setelah AS melakukan invasi militer ke negara di Amerika Tengah itu (1983). Terbukti mereka tidak berani melakukan perlawanan total dan menyerah kepada AS menyusul kejatuhan pemerintahannya. Barangkali para pembuat policy strategis di Washington berpikir AS akan dengan mudah menaklukkan kedua negara Muslim tersebut sebagaimana Panama dan Grenada. Namun ternyata perhitungan tersebut meleset dan sampai sekarang lebih dari 4.000 tentara AS mati sia-sia di Irak dan Afghanistan serta jumlahnya setiap hari terus bertambah. Bahkan Presiden Bush terus berusaha agar tidak kehilangan muka untuk keluar dari kedua negara tersebut sebagaimana di Vietnam dulu. Pemerintah AS tidak hanya berusaha melakukan intervensi di negara yang dianggap musuhnya, bahkan negara yang dinilai sebagai sahabatnya juga akan dilemahkan dan dipecah-belah. Indonesia salah satu korbannya. Meski pemerintah Indonesia berusaha menjalin hubungan sebaik mungkin dengan AS sejak zaman orde lama, orde barum hingga reformasi sekarang, kenyataannya AS belum puas selama Indonesia masih menjadi negara kesatuan. NKRI berusaha akan dihancurkan secara diam-diam melalui silent operation dengan membantu gerakan separatis seperti Aceh, Papua, dan Maluku. Bahkan di awal reformasi ada juga wacana untuk mendirikan negara Riau merdeka. Tampaknya AS belum puas meski sukses menekan pemerintahan Presiden BJ Habibie untuk mengadakan referendum di Timor Timur dan berakhir dengan berdirinya negara Timor Leste. Setelah berhasil menguasai pemerintahan Aceh dengan seorang gubernur dan delapan bupati/wali kota, kaum separatis telah membentuk Partai GAM yang bertujuan mengadakan referendum bagi kemerdekaan Aceh. Sebelumnya SIRA selalu aktif menyerukan tuntutan referendum Aceh. Sementara di Papua, kaum separatis baru saja mengadakan Konferensi Besar Masyarakat Adat Papua awal bulan lalu, di mana bendera Bintang Kejora juga sempat dikibarkan dan mereka menginginkan referendum meski pemerintah telah memberikan otonomi khusus (otsus). Sedangkan di Maluku kaum separatis RMS/FKM sempat mengibarkan bendera RMS dihadapan Presiden SBY saat menghadiri peringatan Harganas di Ambon. Ketiga peristiwa penting tersebut tidak mungkin terjadi tanpa adanya intervensi tangan-tangan asing terutama AS dan Australia. Sebab, mereka khawatir jika NKRI tetap tegak, sebagai negara Muslim terbesar di dunia maka Indonesia lambat atau cepat akan menjadi negara yang potensial menjadi musuh AS sebagaimana Iran,
Re: [mediacare] Fwd: FiXiMix, Daftar Koleksi Perpus (I)
Bagus bangat program anda ini. Salah satu 'keterbelakangan' generasi sekarang bangsa kita ialah rendahnya pasar dan peminat bacaan fiksi. Kita perlu merenungkan bagaimana gelora dan dinamika pengarang-pengarang fiksi di masa awal kemerdekaan bangsa kita. Mereka juga ikut memerdekakan kita dari banyak keterbelakangan. Sekarang? Mengapa generasi bangsa ini lebih banyak mengarang buku-buku suci ...? (Buku suci boleh dikarang iya?) Di Australia, anak-anak saya diajari begitu banyak kisah-kisah fiksi di sekolah SD mereka. Bacaan wajib mereka adalah fiksi. Bahkan, mereka diarahkan untuk dapat menulis sesuatu yang fiksi saja. Dan memang bisa. Beberapa bulan setelah kembali ke RI dan anak-anak saya memasuki sekolah RI di Jakarta, masih tersisa kebolehan-kebolehan itu: menulis fiksi yang bagus. Eeh sekarang, kemampuan kreatif itu sudah sirna dilindas kehebatan Kurikulum Unggulan Depdiknas! Belum lagi cerita sinetron TV kita mendorong anak-anak agar cuma melihat Tuhan saja, dan tidak perlu menyaksikan apa-apa lagi yang ada di dunia ini (Diam-diam sih dia nyetel siaran MTV dari akses tv-kabel) Jadi, bravo! Good Bless You. cheers, LM --- Henny 69 [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear All, Ini saya fwd Daftar Koleksi Perpustakaan FiXiMix bagian I. Maaf kalau e-mail ini cross-posting. Terima kasih. FiXiMix, stasiun fiksi [EMAIL PROTECTED] wrote: Date: Fri, 28 Sep 2007 08:40:42 -0700 (PDT) From: FiXiMix, stasiun fiksi [EMAIL PROTECTED] Subject: Daftar Koleksi Perpus FiXiMix (I) To: mafia fiksi [EMAIL PROTECTED], milis FXM [EMAIL PROTECTED], Koleksi Perpus FiXiMix (I) Dear Pecinta Fiksi, Sejak 17 September kemarin, stasiun fiksi FiXiMix (Perpustakaan Toko untuk Buku dan Lainnya) resmi menempati lokasi barunya yang lebih fresh dan didominasi warna jingga, yaitu di: Jl. Desa Putra No. 74, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12640. Tel. 021-713 90 682 (di antara Universitas Pancasila dan IISIP). Dekat dengan berbagai kampus (UI, UP, IISIP, ISTN, Universitas Gunadarma, Binus), juga berbagai sekolah, dan dekat pula kota para intelektual muda modis: Depok Kini :-) Di bawah ini adalah daftar koleksi Perpustakaan FiXiMix sampai saat ini. Karena cukup panjang daftarnya, kami mengirimkan dalam 2 bagian. Dan ini adalah bagian pertama (I). Bagi yang ingin meminjam kami persilakan untuk mendaftar menjadi anggota Perpustakaan dengan mengisi Formulir Pendaftaran di FiXiMix. Kami terbuka bagi Anda yang mau mendonasikan buku-buku fiksi ke Perpustakaan FiXiMix untuk dimanfaatkan sebagaimana mestinya, dalam rangka memberdayakan komunitas lokal dan siapa pun, dari mana pun, yang berkunjung ke FiXiMix. Terima kasih. Salam FiXi ! Selamat melanjutkan puasa ... Koleksi Perpustakaan FiXiMix Menurut Abjad Judul Buku No Kode Buku Judul Buku Penulis Kategori Penerbit Tahun 1 N.1 Alexander Radja Macedonia Harold Lamb Novel (N) PT. Pembangunan 1959 Lam Ale 2 N.1 The Alienist Caleb Carr N Bantan Books 1995 Carr Al 3 N.1 The Autocraft of The Breakfast Table Oliver Wendell Holmes N A Signet Classic 1961 Holm Au 4 N.1 Angin Musim H. Mahbub Djunaidi N Inti Idayu Press 1985 Dju Ang 5 Cer.1 Anjing Bulan Taufik Ikram Jamil Cer Logung Pustaka 2005 Jam Anj 6 R .N.1 Almost Adam Petru Popescu N Avon Books 1997 Pop Alm
Re: [mediacare] YAHUDI lagi....
Bahkan salah satu perintah Yesus adalah agar murid-muridNya pergi memberi-tahu good news sampai ke ujung bumi. Tetapi jangan bingung. Ummat Kristen engga terkekeh-kekeh ketika engga ketemu itu yang namanya ujung bumi. Wong bumi bulat kayak bola... --- Manneke Budiman [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya setuju banget dengan Henny. Sebuah jalan pikiran yang masak. Daripada hujat-hujatan, leibh baik pakai energi buat menciptakan perdamaian. Di Al-Qur'an juga ada lho kewajiban menciptakan kedamaian. Jadi isinya tak cuma soal perseturuan dengan Yahudi doang. Di Kitab Perjanjian Lama juga ada kisah Tuhan menyuruh orang Israel membunuhi bangsa-bangsa lain yang menghuni Kanaan. Masa kini orang Kristen cukup gila untuk mengikuti perintah dalam kisah itu dengan membunuhi keturunan bangsa-bangsa itu, dengan alasan disuruh Tuhan? Kan enggak gitu. manneke -Original Message- Date: Fri Sep 28 11:08:33 PDT 2007 From: Henny [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] YAHUDI lagi To: mediacare@yahoogroups.com Lalu apa karena Yahudi kita perlu mengggugat Al Quran? Nggak lah ya Pointnya bila si David Yazbeck berayah Yahudi dan ibu Arab lalu mengapa kita yg nggak ada kaitannya tak bisa netral? Kayaknya bukan soal agama deh.Coba saja sudah sama satu agama dengan si ARAB tapi TKW kita masih diperkosa dan disiksa. Sahabat dan adikku yg umroh selalu diingatkan untuk tidak bepergian sendiri, sudah banyak kasus bukan saja wanita tulen, wanita 1/2 tulen juga diperkosa..lha dikota suci, menunaikan ibadah...gimana? Lalu bagaimana kalau Yahudi dan Arab itu bersatu? Yah...kiamat...kita tak akan eksis lagi...Nggak kebayang deh HH - Original Message - From: Sunny To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Friday, September 28, 2007 10:39 AM Subject: Re: [mediacare] YAHUDI lagi Tidak boleh bersahabat dengan Yahudi dan Nasrani itu sudah diatur oleh Allah. Kalau Anda tidak percaya, silahkan buka Al Quran dan lihat pada ayat 5:51. Mengapa tidak boleh bersahabat? Tentunya disebabkan kebencian. Jadi Allah itu rasis? Hehehehe. - Original Message - From: Willy Samosir To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Friday, September 28, 2007 11:54 AM Subject: Re: [mediacare] YAHUDI lagi kebodohan aj si pak, soalnya benci yahudi itu kan krn rasis aj sebenernya..lebih lagi, yahudi itu kan suku yang berasal dari keturunan anak ke-4-nya nabi yakub alias israel..mgkn kebencian pada yahudi jg dsebabkan krn adanya neo-nazi..eh tp klo dblg yahudi jenius musik saya krg setuju jg, krn Johann Sebastian Bach, Beethoven, bahkan Kurt Cobain, Pance F. Pondaag dan Benyamin Su'eb itu ga ada yahudi2nya.. - Original Message From: roi8890 [EMAIL PROTECTED] To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Friday, 28 September, 2007 10:03:04 AM Subject: Re: [mediacare] YAHUDI lagi bukannya Yahudi itu 'dikutuk' punya otak yang encer ya? coba deh riset pelaku bisnis top di dunia, gw pikir sih mayoritas orang yahudi juga. Coba juga riset penerima nobel... --- Henny [EMAIL PROTECTED] n.com wrote: Saat ini saya sedang menyusun dan mempelajari musical dari beberapa Broadway Musical al seperti: - West Side Story - Man of La Mancha - The Sound of Music - The Full Monty - Annie - Fiddler on The Roof Ternyata karya-karya musical besar majority dibuat oleh tokoh-tokoh keturunan Yahudi dan kelahiran New York tahun 1895-1930. Kebanyakan adalah kelahiran 1918 dan salah satu yang tidak asing tentunya Leonard Berstein. Pasti deh banyak yang tahu karyanya sebutkan saja Somewhere, Tonight, Maria. Bukan hanya karya mereka menerima Oscar, Grammy, Emmy, Tony bahkan Pulitzer. Sutradara West Side Story Mr. Jerome Robbins ternyata belajar menari dari Yeichi Nimura. Wah keturunan Jepang gimana ini koq bisa ..dan gimana ya mau bersaing ternyata banyak sekali yang beberapa langkah mendahului kita ya. Yang istimewa adalah David Yazbeck kelahiran tahun1960 dalam The Full Monty. Beliau berasal dari ayah keturunan Yahudi dan ibu keturunan Arab. Musisi ulung ini diusia 26 tahun sdh memenangkan Emmy selain menulis juga menjadi producer terhadap group band dan musisi besar lainnya seperti Queen, Tito Puentes. Ini belum termasuk beberapa Yahudi lainnya seperti Irving Berlin kelahiran tahun 1888 yg berimigrasi ke US tahun 1893. Siapa nggak kenal lagu White Christmas, Always, Blue Skies, God Bless America, Anything You Can do (I can do better), Change Partner, Cheek to cheek. Let your self Go , How deep
Re: [mediacare] Re: KOMPAS Promosikan Israel
Ini bukan soal keyakinan agama. Ini soal sejarah Israil. Sejarah mereka ini sudah mengakar dalam peradaban ummat manusia: unik dan kerap kontroversial. Bagi banyak orang, kejahudian menjadi semacam duri dalam daging, baik dalam makna yang susungguhnya, maupun dalam arti kiasan. Kaidah-kaidah kaum yang satu ini unik. Kadang-kadang engga masuk di akal kaum lain. Salah satunya tentang aturan keturunan. Dalam adat Israel, seseorang yang sah sebagai orang Israel adalah hanya seseorang yang lahir dari rahim perempuan Israil. Dan, kontroversial yang lain, tokoh panutan Israil setelah Musa adalah seorang perempuan: Esther. Dia ini adalah gundik dari seorang raja bukan Israil. Nah, keturunan dari tokoh ini di mana saja dan ke mana saja? Kaidah ini menjadi issue kompleks, karena timbul problematika, bagaimana dengan seorang anak yang lahir dari rahim perempuan Yahudi, dengan ayah bukan Yahudi? Kaum Yahudi, melalui penulis-penulis novel wanita selalu menyoal kaidah yang satu ini. Bahkan, mungkin menjadi suatu problema pribadi seorang dari sejumlah orang dalam sejarah yang pernah membantai kaum ini: Hitler. Lebih dahsyat lagi, Raja Salomo yang juga berkuasa di zaman sebelum Kristus konon menikah dengan lebih dari 600 wanita. Sudah pasti sebagian dari wanita-wanita terhormat itu berasal dari berbagai negara dan wilayah dan maaf, cantik-cantik lagi. Pertanyaannya: sekian ribu tahun kemudian (2007) keturunan dari raja yang satu ini ke mana saja, dan di mana saja? Dan, menurut salah satu artikel di Yahoo, orang Afghanistan adalah bani dari raja Saul. Raja Saul digantikan oleh raja Daud, raja Israil yang berkuasa ribuan tahun sebelum Kristus. Maka itu, nyaris selalu membingungkan jika urusan ummat yang satu ini diperdengarkan dengan cara yang sepertinya 'clear'. Dan, bagi mayoritas orang Amerika (yang mayoritas Kristen putih), andaikata dibuat survey, kaum Yahudi bukanlah kaum yang 'diterima' dalam konteks sosial. Lebih enak, kata mereka, mengundang makan siang seorang Negro daripada seorang Yahudi. Pengganti Mr Greenspan untuk memimpin mesin uang Amerika, orang yang paling pelit memberi pujian, memuji penggantinya, kalo tidak salah Mr.Ben Bernake. Tokoh ini beberapa saat setelah diangkat pernah disoal oleh orang Amerika: keturunan siapa dan beragama apa? Lalu dia cuma komentar ringkas dan melengos-pergi berlalu setelah berucap: Kata bokap gua, engga elok menyoal agama orang di depan umum Jadi, bani yang satu ini sepanjang sejarah perdaban akan lebih banyak dihujat dari pada dipuji, salah satunya karena perilaku kaum yang satu ini kerap membuatmu jealous. --- Henny [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas, Kalau orang buta dan tuli bisa protes, sang nyonya Mus pasti tahu itu lulusan Akademi Pembisik Gusdur. Salam, HH - Original Message - From: mediacare To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Tuesday, September 25, 2007 11:07 PM Subject: Re: [mediacare] Re: KOMPAS Promosikan Israel Bu Mus, tolong hindari penggunaan istilah buta dan tuli. Anda bisa dituding menghina kaum tuna netra dan tuna rungu. Ingat lho di milis ini ada beberapa aktivis dari Mitra Netra. Dan tidak semua tuna netra/tuna rungu kurang peka terhadap keadaan sekelilingnya. Mungkin Anda bisa pakai istilah yang lebih santun, semisal: Anda benar-benar tidak memahami situasi dan kondisi saat ini - Original Message - From: Hafsah Salim To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Wednesday, September 26, 2007 11:00 AM Subject: [mediacare] Re: KOMPAS Promosikan Israel Unik Ihsan [EMAIL PROTECTED] wrote: saya juga tidak menyukai negara kawasan arab lainnya, tapi kalau ditempatkan dalam skala 1-10, israel tetap no 1. No 1 the most bastard nation is the world! Kalo saja anda tidak buta dan tuli, tentu anda akan tahu bahwa musuh dunia nomor 1 sekarang ini adalah jihad Islam. Diseluruh dunia telah meningkatkan kewaspadaannya terhadap pendatang2 dari negara2 yang Islam atau yang mayoritas Islam. Bahkan Pakistant sendiri yang negara Islam mengawasi orang2 Indonesia yang berkunjung kenegaranya. Semuanyua menyangkut terorist jihad Islam. Terorist Jihad Islam selain menteror mereka yang bukan Islam juga menteror sesama Islam sehingga wajar kalo di-mana2 mereka diwaspadai. Semua negara Islam dianggap sebagai the most bastard terorist in the world. Dan ini merupakan kenyataan yang jelas tak mungkin dibantah siapapun juga. Indonesia juga bergabung dalam kubu War on Terror dalam memerangi terrorist jihad Islam. Ny. Muslim binti Muskitawati. No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.488 / Virus Database: 269.13.30/1030 - Release Date: 25/09/2007 8:02
Re: [mediacare] PKS VS PDIP
Publik kini mengalami pendewasaan, bukan semata-mata oleh publik itu sendiri, tetapi juga oleh sepak-terjang partai-partai politik. Publik tidak lagi melihat tokoh-tokoh parpol sebagai sebarisan orang-orang yang suci-duit apalagi suci-dosa. Mereka sama dengan manusia normal lainnya... Juga, ada kecenderungan menarik dengan semakin seringnya pengambilan keputusan parpol mempertimbangkan hasil survei. Ini gejala baik. Nah, ada baiknya parpol-parpol melakukan survey (bersama oleh semua parpol) untuk mengetahui apakah ejek-mengejek di antara mereka dapat menambah pengaruh(baca perolehan suara) parpol. Jika memang survei membuktikan manfaat dari pengejekan, maka teruskan saja pola ejek-mengejek itu. Toh akan menghasilkan lebih banyak suara! --- kusnadi ateng [EMAIL PROTECTED] wrote: Sedih sekali rasanya melihat sepak terjang pelaku politik di republik ini. Mentalitas yang ada di otaknya semata saling menjatuhkan satu sama lain, saling jegal, mecari kesalahan satu sama lain. Mengapa tidak memaparkan program-program yang real bagi rakyat untuk membangun indonesai mendatang yang lebih arif dan sejahtera. Dimanakah rasa malu dalam hati sanubari anda sebagai pelaku politik. Apasih enaknya anda berkuasa, sementara disisi lain anda menindas orang lain. Rakyat perlahan sudah mulai dewasa dalam berpolitik, mereka akan mencari tahu pilihan apa yang terbaik untuknya di lima tahun mendatang. Bagi yang terlanjur belum menjelekan saingannya, semoga memahami bahwa strategi lama saling menjatuhkan, menghina saingan sudah tidak relevan lagi. Sebaiknya niatan tadi diurungkan saja. Seperti yang terjadi antara PKS VS PDIP Alfi [EMAIL PROTECTED] wrote: Selasa, 11/9/07, saya menghadiri ceramah Taufik Kiemas, suami mantan Presiden Megawati, dalam acara seminar yang diadakan RSIS ( Rajaratman School of International Studies) tempat saya kuliah. Seminar merupakan bagian dari mata kuliah yang wajib saya ikuti. Taufik Kiemas datang atas undangan Indonesian Center RSIS yang dipimpin oleh Prof. Dr. Leonard Sebastian (Indonesianis Singapura). Tampak hadir menyertai Taufik para petinggi PDIP, di antaranya Pramono Anung, Sutradara Ginting, Puan Maharani dan beberapa yang tidak saya kenal. Dalam kesempatan itu Taufik memaparkan dua hal pokok. Pertama, soal perkembangan PDIP dan persiapan menghadapi Pemilu 2009. Kedua soal terorisme dan sektarianisme di Indonesia . Pada poin pertama Taufik, dengan bahasa Indonesia yang diterjemahkan oleh seorang translator, memaparkan tentang cita-cita PDIP untuk membangun Indonesia sebagai rumah besar nasionalisme yang bertujuan mempertahankan Pancasila, NKRI dan mewujudkan pluralisme. Mustahil nasionalisme tanpa pluralisme, tukas Taufik. Untuk mewujudkan rumah besar itu, PDIP harus bekerjasama dengan pihak eksternal. Dalam hal ini ia menyebut Golkar untuk dalam negeri dan Amerika Serikat yang dianggap memiliki kemampuan campur tangan terhadap negara lain. Saya tidak butuh orang-orang golkar. Yang saya butuhkan adalah Partai Golkar yang berhaluan pluralis, ujar Taufk. Sikap itu juga disampaikan saat Taufik dan kawan-kawan berkunjung ke Amerika Serikat (AS). Menurut Taufik, saat di AS ia menegaskan kembali tentang sikap PDIP sebagai partai oposisi di Indonesia dan sebagai partai nasionalisme yang menjunjung tinggi pluralisme. Saat membahas bagian kedua dari ceramahnya tentang pluralisme dan terorisme di Indonesia , ia menyebutkan bahwa nasionalisme/ pluralisme di Indonesia sedang menghadapi apa yang ia sebut sektarianisme. Sektarianisme inilah yang menjadi kelompok teroris. Persoalannya, menurut Taufik, bila kelompok teroris membentuk kelompok tersendiri akan lebih mudah untuk menumpasnya, tapi kini kelompok teroris itu telah masuk ke dalam partai politik sehingga lebih sulit dideteksi. Dan tanpa tedeng aling ia menyebut PKS. Lebih lanjut ia menjelaskan, karena itulah mengapa kelompok nasionalis yang memperjuangan pluralisme di Indonesia bersatu melawan PKS dalam Pilkada di DKI Jakarta . Karena hanya dengan bersatu padu itulah mereka dapat mengalahkan PKS di sejumlah daerah. Tampaknya melihat kaum pluralis bersatu mereka takut juga, tandas Taufik. Ia juga sempat menyitir pidato Pak Hidayat Nur Wahid, yang saya tidak tahu dimana, bahwa Pak Dayat berbicara tentang nasionalisme dan pluralisme, seolah-olah ia lebih nasionalis dari orang nasionalis sendiri. Terus terang, mendengar paparan Taufik itu dada saya langsung bergemuruh. Tadinya tidak ada niat saya untuk bertanya. Saya datang hanya untuk menggugurkan kewajiban kuliah saja. Dan kita juga sama-sama tahulah kualitas Taufik, jadi saya pikir tak ada sesuatu yang bisa diambil. Di samping, kedatangan saya juga untuk menjaga hubungan baik saya dengan Andi Widjajanto (anak Theo Syafei yang sedang mengambil Phd. Di Singapura) teman sekelas saya di satu mata kuliah. Saya juga
Re: [mediacare] Bubarkan Komunitas Utan Kayu
Tetapi yang paling baik adalah, kepada negara manapun kita boleh percaya (namun juga waspada itu orang berbalik arah tak suka kita), atau curiga (tetapi hendaknya belajar jangan-jangan ada yang berguna dari ketidak-sukaan/curiga dia terhadap kita). Dengan begitu kita bangkit dan meninggalkan pola kita, yang suka lihat dunia secara hitam-putih. Lihat misalnya berita mengenai polisi Arab Saudi yang menyiksa sampai mati atau memerkosa TKI kita. Kini tak ada beritanya lagi, dalam arti kita tak ingin itu diusut. Padahal bagaimana perasaan keluarga korban? Kita mestinya telaah hal-hal itu secara proporsional, dan minta oknum pelaku bertanggung-jawab, dan bukan pemerintah Saudi Arabia yang perlu bertanggung-jawab, misalnya. Jadi, marilah kita maju secara bertahap. Kita semakin mampu berpikir kritis, tetapi terpelajar. Dengan begitu kita orang bukan jadi bangsa yang dijadikan eksperimen oleh orang-orang sono seenaknya... --- zam zam [EMAIL PROTECTED] wrote: dulu amerika menyusupkan misi imperialis dan kebenciannya terhadap Islam melalui orde baru. tapi sekarang, orde baru tumbang oleh gerakan reformasi. lalu amrik menggunakan kalangan 'intelektual', seniman, dan media tertentu untuk ambil alih peran orba. itulah di antaranya TUK. jangan sok paling benerlah, kalian itu musuh dalam selimut bagi bangsa ini! - Original Message From: The Watcher [EMAIL PROTECTED] To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Tuesday, September 25, 2007 11:41:12 AM Subject: Re: [mediacare] Bubarkan Komunitas Utan Kayu Salam untuk Baramuli, Ide saya berasalkan dari pro-kontra-nya mereka. Baik KUK, FPI dan HD memiliki pendukung dan penentang. Kesemuanya pun kontroversial, KUK membawa isu liberal, agama komunisme, FPI membawa isu agama moralitas sedangkan HD membawa isu ekslusifisme. Walaupun KUK berbeda dengan FPI HD dalam hal gerakannya. Namun efeknya bisa jadi sama. Jika FPI HD cenderung membawa gerakan fisik, KUK membawa gerakan fikiran. Ingatlah paham-paham fikiran leninisme, sosialisme komunisme yang awalnya hanya wacana dalam bentuk fikiran yang kemudian berkembang menjadi fisik. On 9/25/07, Wielsma Baramuli [EMAIL PROTECTED] com wrote: Asal malontok jo! Alias ASBUN aja! Dari mana anda (sang pengamat sosial) dapat ide bahwa KUK sama dengan FPI, apalagi gank HD? Apapula itu GDP yang main neyelonong menuntut KUK dibubarkan? Mau menghidupkan dan melestarikan otoritarianisme ya? Nuntut sih nuntut, tapi ya, mbok dipikir yang masuk akal gitu lho! Hare gene. masih mau main hantam? Bung Mod, masalahnya bukan siapa itu Mudzakir dan Elisia Purba, tapi mengapa mereka sempat-sempat punya pikiran iseng seperti ini. Capek deh.! Salam, Wedekabe The Watcher pengamat.sosial@ gmail.com wrote: Salam, Dengan perkembangan teknologi saat ini, khususnya teknologi informasi memberikan kebebasan bagi semua orang untuk mengeluarkan pendapat. Komunitas/kumpulan orang/organisasi yang dianggap mengancam eksistansi maupun kenyamanan orang atau sekelompok orang lain pun lebih mudah diprotes. Sebut saja tindakan-tindakan anggota Harley Davidson yang cenderung dikenal arogan di jalan raya, tindakan anggota FPI yang seringkali melibas tempat-tempat hiburan malam yang dianggap menggangu bisnis dan terakhir kali tindakan Komunitas Utan Kayu yang dianggap membawa paham liberal dalam karya-nya dan berteman baik dengan komunis yang membuat para seniman dan sebagian besar masyarakat Indonesia yang anti-komunis menjadi meradang. Tampaknya komunitas/kumpulan orang/organisasi seperti FPI, Gank Harley Davidson dan Komunitas Utan Kayu memang tidak dapat disentuh oleh aparat, kemungkinan besar karena memang sengaja dipelihara oleh negara dan bukti-nya tidak cukup untuk menutup organisasi tersebut On 9/22/07, radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED] com wrote: Siapa itu Mudzakir dan Elisia Purba? Garda Pembebasan gardapembebasan@ lycos.com wrote: Bubarkan Komunitas Utan Kayu! (1) Seniman Garda Depan Pembebasan (GDP) dengan ini mendesak kepada Pemerintah untuk membubarkan Komunitas Utan Kayu (KUK). (2) Kami mengimbau pihak kepolisian supaya menutup areal di jalan Utan Kayu 68H itu agar tidak digunakan bagi kegiatan kesenian yang mengancam martabat bangsa. Telah diketahui luas, bahwa KUK adalah tempat penyebaran ide-ide liberalisme yang mengutamakan humanisme universil dengan mendatangkan seniman-seniman asing secara besar-besaran. KUK juga menjadi tempat berkumpulnya kelompok Islam Liberal dan bekas-bekas tapol G30S/PKI yang ateis dan Marxis. (3) Kami menuntut agar dominasi KUK dalam bidang sastra harus diakhiri. (4) Kami menunut agar Goenawan Muhammad diusut. (5) Kami menuntut agar Harian Kompas memecat Hasif Amini sebagai redaktur budaya dan diganti oleh Saut Situmorang yang jelas-jelas berprinsip sastra untuk rakyat tertindas.. (6) Kami menuntut agar Koran Tempo memecat Nirwan Dewanto
Re: [mediacare] Bubarkan Komunitas Utan Kayu
Tidak kita sadari proses demokratisasi yang sudah kita miliki juga membawa biaya (cost)nya sendiri. Memang tidak ada di dunia ini yang tanpa cost. Cost dari demokrasi adalah semua orang boleh berpikir, dan boleh 'ngajak' orang-orang untuk ikut berpikiran sama. Jika tidak suka, semua orang juga berhak menutup kuping dan memejamkan mata. Berbeda dengan masa yang dulu yang tanpa kebebasan, maka sekarang ada kebebasan. Kebebasan berpendapat memang tidak selalu membawa kebaikan, namun sangat buruk adanya jika kebebasan itu sama sekali tidak ada, dirampas oleh orang-orang kuat, petinggi-petinggi dan bahkan oleh negara. Kebebasan itu inheren dengan demokrasi. Semua orang berhak bersuara, berpikir, namun yang penting tidak menyita hak hidup dan hak aman orang lain: misalnya merusak muka orang, merusak barang yang dimiliki orang lain atau barang milik negara, atau berbuat seolah-olah 'lebih' berkuasa dari semua orang lain. Namun yang sebetulnya sangat jelas ialah bahwa dalam demokrasi ada aturan pakai. Pertama ialah mematuhi hukum yang berlaku. Demokrasi wajib dilakukan dengan koridor hukum yang berlaku. Contohnya, demo dengan merubuhkan pintu gerbang sebetulnya tidak boleh. Pelakunya dapat dipenjarakan... Berbeda dengan di masa lalu, sekarang kita tidak dapat begitu saja menggiring ketua RT melakukan ini dan itu. Ketua RT tidak lagi dapat sekadar dibakar emosinya, dan kemudian bersama-sama dengan kita dengan beringas mendatangi si Kelompok Utan Kayu. Itu hanya dapat dilakukan di masa lalu. Sekarang sih perlahan-lahan sudah tidak boleh lagi. Jika misalnya ada petinggi yang ikut melindunginya, tak obahnya seperti pengejaran pelaku korupsi sekarang ini, bisa saja di tahun depan atau tahun kemudiannya lagi si pejabat digelinding ke pengadilan, karena dituduh ikut merusak suatu kegiatan kelompok, sebuah kelompok Utan Kayu... --- The Watcher [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam, Dengan perkembangan teknologi saat ini, khususnya teknologi informasi memberikan kebebasan bagi semua orang untuk mengeluarkan pendapat. Komunitas/kumpulan orang/organisasi yang dianggap mengancam eksistansi maupun kenyamanan orang atau sekelompok orang lain pun lebih mudah diprotes. Sebut saja tindakan-tindakan anggota Harley Davidson yang cenderung dikenal arogan di jalan raya, tindakan anggota FPI yang seringkali melibas tempat-tempat hiburan malam yang dianggap menggangu bisnis dan terakhir kali tindakan Komunitas Utan Kayu yang dianggap membawa paham liberal dalam karya-nya dan berteman baik dengan komunis yang membuat para seniman dan sebagian besar masyarakat Indonesia yang anti-komunis menjadi meradang. Tampaknya komunitas/kumpulan orang/organisasi seperti FPI, Gank Harley Davidson dan Komunitas Utan Kayu memang tidak dapat disentuh oleh aparat, kemungkinan besar karena memang sengaja dipelihara oleh negara dan bukti-nya tidak cukup untuk menutup organisasi tersebut On 9/22/07, radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED] wrote: Siapa itu Mudzakir dan Elisia Purba? *Garda Pembebasan [EMAIL PROTECTED]* wrote: Bubarkan Komunitas Utan Kayu! (1) Seniman Garda Depan Pembebasan (GDP) dengan ini mendesak kepada Pemerintah untuk membubarkan Komunitas Utan Kayu (KUK). (2) Kami mengimbau pihak kepolisian supaya menutup areal di jalan Utan Kayu 68H itu agar tidak digunakan bagi kegiatan kesenian yang mengancam martabat bangsa. Telah diketahui luas, bahwa KUK adalah tempat penyebaran ide-ide liberalisme yang mengutamakan humanisme universil dengan mendatangkan seniman-seniman asing secara besar-besaran. KUK juga menjadi tempat berkumpulnya kelompok Islam Liberal dan bekas-bekas tapol G30S/PKI yang ateis dan Marxis. (3) Kami menuntut agar dominasi KUK dalam bidang sastra harus diakhiri. (4) Kami menunut agar Goenawan Muhammad diusut. (5) Kami menuntut agar Harian Kompas memecat Hasif Amini sebagai redaktur budaya dan diganti oleh Saut Situmorang yang jelas-jelas berprinsip sastra untuk rakyat tertindas.. (6) Kami menuntut agar Koran Tempo memecat Nirwan Dewanto sebagai redaktur budaya dan diganti oleh sastrawan yang ditunjuk oleh Saut Situmorang serta DEWAN penandatangan Manifesto Ode Kampung. (7) Kami menuntut agar jurnal Kalam dilarang terbit. Bersama ini pila kami menyerukan apabila Polisi gagal bertindak, para seniman boemipoetera yang progresif mengambil alih areal Jalan Utan Kayu6H, termasuk stasiun radio dan teater, dan membuang jauh-jauh buku-buku liberalisme dan marxisme-leninismE dari perpustakaannnya. . SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA!!! GARDA DEPAN PEMBEBASAN Mudzakir H.S. Ketua Elisia Purba Sekretaris I e-mail: [EMAIL PROTECTED] blog: http://mediacare.blogspot.com Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect. Join Yahoo!'s user panel and lay it on us.
Re: [mediacare] Masjid LDII Dirusak,..
Kalau sudah saling merusak, maka logika agama sebagai pencerah kehidupan duniawi (wordly) yang kelam dan gelap telah kita kerdilkan menurut sisi buram ke-indonesia-an. Karena itu ada banyak orang-0rang kampus ikut dan aktif terlibat. Situasi massa ngamuk mungkin salah satu potret dari keterbelakangan. Kita perlu menelaah dengan seksama, apakah massa ngamuk masih kerap terjadi, atau seluruh komponen bangsa sepakat: Nggak guna tuh... amat riskan, amok. Amok ada dalam khazanah bahasa Inggeris, --- Iman D. Nugroho [EMAIL PROTECTED] wrote: ..Masjid milik Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Jember dirusak massa, Rabu (19/9) malam usai Shalat Tarawih. Pengerusakan bangunan yang sedang dalam proses pembangunan itu terjadi karena massa menolak rencana menjadikan masjid sebagai masjid berbendera LDII... *foto bisa dilihat di http://idnugroho.blogspot.com salam IMAN D. NUGROHO East Java, Indonesia [EMAIL PROTECTED] +62-81-6544-3718 http://idnugroho.blogspot.com - Catch up on fall's hot new shows on Yahoo! TV. Watch previews, get listings, and more! Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out. http://answers.yahoo.com/dir/?link=listsid=396545433
Re: [mediacare] Re: Tolak Busway Koridor Lebak Bulus Kota..
Kita lupa bahwa sistem biskota kita merupakan sumber kerepotan. Ibarat ladang yang maha luas, dicangkuli bebas oleh petani-petani bebas: tragedy of common goods... --- Indrayana MB. [EMAIL PROTECTED] wrote: Yup... Gw juga dukung... Sayang banget gitu loh... Nebangin pohon2x yang ada... yang gw sendiri liat waktu baru di tanemnya di awal tahun 80-an... Tapi selain protes, apa kita nggak bisa kasih alternatif... Misalnya Jalur Busway-nya diganti jadi Ciputat - Harmoni, lewat Jl. RS. Fatmawati misalnya Salam, Indrayana MB. On 9/19/07, uletbulu_cupu [EMAIL PROTECTED] wrote: Iyaa.. Gw setuju banget sama Ferry dan msyarakat PI yang menolak mentah-mentah rencana pembangunan jalur busway yang KATANYA mengurangi kemacetan... Gimana sih? dimana-mana tuh pembangunannya dah direncanain 10 tahn sebelum penerapan, ini malah baru beberapa tahun kemudian. Susah sih kalo dah UUD (Ujung-Ujungnya Duit) apapun for the Money, padahal uang ga mereka bawa sampe mati tp kenapa hal yang satu itu membunuh hati nurai seseorang.. Belom lagi pembabatan jalur hijau!! Maaannn.. JAKARTA itu kota dengan tingkat polusi tertinggi setelah Cina dan masuk dalam peringkat ke 3 di dunia.. Pohon yang cuma sepetak mau dibetak juga? gila ya.. Pemerintah dah ga ada otaknya! kalo dah di sogok sama kertas warna biru dengan gambar I Gusti Ngurah Rai aja dah pada klepek2... Gimana di kasih yang lain Gw Dunkung Masyarakat Pondok Indah!! Chayo Guysss!!! --- In mediacare@yahoogroups.com mediacare%40yahoogroups.com, ferry irawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Memang susah kalo Gubernur warisanOrde baru.., rejim Sutiyoso... Tidak ada perubahan sama sekali.. kebijakan tanpa konsep dan target yg tidak jelas.. di tambah tidak adanya kesadaran perbaikan lingkungan serta kemampuan pemeliharaan lingkungan tetap saja terjadi.. lihat saja rencana pemda dalam menggerus jalur hijau yg menjadi trademark kenyamanan wilayah pondok Indah.., ditengah isue global waming ditambah dengan pelayanan Busway yang buruk, masih saja program Sutiyoso ini dipertahankan. seakan tidakpunya wawasan, kebijakan merusak yang dipilihnya... Ayo dukung warga Pondok Indah yang mempertahankan kehijauan lingkungannya.. - Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, news, photos more. Check out the hottest 2008 models today at Yahoo! Autos. http://autos.yahoo.com/new_cars.html
Re: [mediacare] Israel Datang DPR Meradang
Konsekuensi dan Implikasi Sebuah Bangsa yang ingin besar kita hanya (just only) boleh sujud menatap Tuhan Yang Maha Esa, yang dapat mewujudkan apa yang kita mimpikan. Sujud berarti kita membawa perdamaian pada diri kita, kepada Dunia, dan jawaban Tuhan adalah pasti: Lakukan dengan caramu kita sendiri. Cara kita apa? Ucapkan Salam Damai untuk semua, dan ajak mereka duduk di sebelah kita. And then, whisper softly dan berkata begini: So what do you want that I can do for you, buddy? Jangan lupa, bendera-bendera mereka yang bertikai sudah berkibar ribuan tahun sebelum merah-putih kita yang indah berkibar tahun 1945. Dan hendaklah kita tetap berkibar bukan karena semangat bertikai, ribuan tahun ke depan. Saya pernah akrab dengan rekan-rekan mahasiswa/dosen dari Iran, Irak,Israel, Oman... Apa yang saya tahu dari mereka? Dunia ini akan tetap eksis dan mereka akan tetap berselisih, saling meremehkan. Anda tahu? Seorang Iran akan selalu risau jika seorang Irak ada di singgasana kekuasaan. Begitu sebaliknya. Jadi kita perlu belajar sejarah, dan menempatkan perintah Tuhan dalam hati kita... --- Paulus Tanuri [EMAIL PROTECTED] wrote: Dengan kalahnya kader PKS dalam pertarungan politik memperebutkan kursi gubernur di wilayah DKI, bukankah seharusnya PKS sadar kalau aksi-aksi mereka yang selalu turun ke jalan membela palestina, (bukan turun membela rakyat Indonesia) justru menjadi bumerang bagi mereka ? Kayanya memang mereka masih belum juga sadar dan mengerti apa yang diinginkan rakyat-rakyat kecil. Berteriak-teriak Indonesia negara bermartabat, negara besar, israel zionis, tidak bermoral, dll , dll, tapi yang duduk di kursi dewan tidak henti-hentinya berbuat amoral dan lebih zionis dari yang zionis dalam menghisap darah rakyat negara sendiri. Kalaupun benar israel adalah zionis, saya masih lebih hormat kepada mereka karena mereka tidak menjual negara sendiri, dan tidak mengkhianati rakyatnya sendiri. Regards, Paulus T. Don't let your dream ride pass you by. Make it a reality with Yahoo! Autos. http://autos.yahoo.com/index.html
Re: [mediacare] [SELISIK] Berakhlak atau Beragama
Maaf, semoga menjadi pencerahan. Kemarin, di hari pertama puasa, tatkala mengendara mobil di jalan raya Pasar Minggu, saya melihat dua orang berboncengan dengan topi putih khas Muslim. Keduanya, mungkin menuju tempat buka puasa di satu tempat, dan terpaksa ikut berlambat-lambat pada suasana jalanan yang macet. Namanya macet, maka setiap obyek yang menarik hati akan menjadi perhatian kita. Biasa, untuk menghilangkan stress. Gadis-gadis, bilamana ada menumpang di mikrolet, akan kita cari-lihat, sekadar melihat apakah teman sekantor atau siapa, atau lebih penting lagi: sekadar cuci-matalah. Nah, kembali kepada motor yang dkendarai oleh dua orang pria berpakaian putih-putih dan bertopi putih itu. Setelah saya amati, Itu lho, nomornya polisinya tidak ada! Semakin naiknya gejala menggunakan atribut keagamaan dalam kepemerintahan kita, bukan tidak mungkin membuat polisi ragu-ragu menangkap si pengendara sepeda motor itu. Saya coba mencermati, benar kok: Tidak ada!. Iya, ampun, mestinya jika sudah niat memberi citra sebagai penganut agama yang saleh, mbok iya sebelum bertolak agar dengan perlahan memeriksa semua kelengkapan motor. Bukanlah kepatutan mememenuhi kelengkapan kendaraan adalah bagian kesalehan? Mosok nomor polisi saja lupa dipasang?. Saya yakin bahwa hal demikian tidak dianjurkan oleh siapa-siapa yang mengutamakan kebaikan. Terlebih lagi mengingat bangsa kita ini adalah bangsa yang plural, maka seringkali timbul tanda-tanya apakah hal ini bagian dari kampanye tokoh-tokoh individual agama, atau karena kecerobohan saja. Jangan lupa, aksi melawan hukum dengan dalih agama pernah marak di Amerika, yakni mazhab tertentu yang menilai agama Kristen hanya untuk kulit-putih. Ironisnya pelanggaran-pelanggaran yang mereka lakukan seperti pembakaran rumah-rumah orang kulit hitam cenderung didiamkan saja oleh polisi. Kejadian yang marak tiga atau empat dekade lalu itu terjadi, seolah-olah mereka berhak melawan hukum, bahkan menghakimi orang-orang Negro. Jadi, bagi saya, sikap agar dapat berakhlak mulia lebih penting. Mungkin juga lebih penting dari sekadar pencitraan diri telah atau memenuhi anjuran agama. Mungkin hal-hal demikian ini perlu terus-menerus kita pikirkan, sebab gejala pencitraan kepatuhan kepada agama secara publik bukan lagi semata-mata dilakukan oleh ummat Muslim saja. Ummat Kristen di Papua kini semakin terdorong untuk menjalan syariat agama Kristen, khususnya dalam aktifitas pemerintahan. Jika di kantor-kantor di Jakarta pengajian sudah biasa, maka di kantor-kantor Irian Jaya dan Sulawesi Utara, kebaktian Kristiani sudah dilakukan setengah hari penuh pada hari tertentu (katanya Rabu?). Bedanya, dari sudut aksara, ayat suci Al-quran tidak semudah Alkitab untuk dibaca. Acara yang sebelumnya jarang terjadi ialah ketika Gubernur SULUT datang ke Jakarta belum lama ini. Salah satu bagian dari agenda perjalanan resmi beliau adalah Kebaktian Kristen Resmi Kegubernuran. Acara ini diikuti oleh ummat Kristiani asal Sulut di Jakarta. Saya terusik, karena menurut Weber dan Harold Laski hal-hal begini tidak perlu ada. Belum lagi sekarang ini acara-acara agama Kristen di Papua semakin intensif dan mengarah lebih konrit. Jangan abaikan bahwa mereka kini meminta agar Papua mengikuti apa yang dilakukan di Aceh, agar sama-sama menerapkan syariat agama. Padahal yang saya tahu, negara berbasis agama tidak lagi dikenal di negara-negara yang rakyatnya menganut agama Kristen, kecuali di Vatikan. Bahkan, konon rapat-rapat Majelis Rakyat Papua diawali dengan ritual agama Kristen, sama dengan yang dilakukan di Aceh, dengan ritual agama Islam, untuk semua aktifitas Rapat DRA (juga kerap disebut sebagai Dewan Rakyat Aceh). Tentu ada rasionalitas untuk menyetujui hal-hal demikian ini. Tetapi yang saya tahu dari prinsip-prinsip Weberian, hal-hal demikian ini tidak perlu ada. Jadi, kembali kepada topik di atas, apakah lebih penting negara mendorong rakyat untuk lebih berakhlak baik atau lebih beragama dengan baik, sepertinya akan merupakan issue yang akan menentukan masa depan kita, khususnya jika menyadari apakah Sabang-Merauke itu masih eksis secara defakto, bukan dejure, di masa datang... I am just cautiously thinking, what will be my beloved Indonesia in the future. Should I visit Aceh, Papua and Banten as I use to do in Jakarta right now? LM --- Anwar Holid [EMAIL PROTECTED] wrote: Republika, Minggu, 9 September 2007 [SELISIK] Berakhlak atau Beragama --- ---Anwar Holid Boleh jadi Jalaluddin Rakhmat dan Arvan Pradiansyah belum pernah tampil berhadap-hadapan, tapi lewat buku masing-masing mereka ternyata bisa berbagi topik serupa. Secara kebetulan buku tersebut terbit berdekatan menjelang bulan Ramadhan. Dua penulis ini jelas berbeda karakter. Yang pertama dikenal luas sebagai cendekiawan Muslim cum pakar komunikasi; yang kedua dikenal sebagai pembicara publik dan fasilitator pengembangan SDM. Persamaannya mereka berdua pandai
Re: [mediacare] Indonebia ternyata anggota BIN
Proses demokrasi memungkinkan pemerintah totaliter sulit untuk eksis. Jadi figur atau kelompok-kelompok yang ingin menerapkan totalitarianisme akan segera diganti melalui pemilu atau pilkada. Sehingga, tidak ada lagi orang yang siap untuk membiayai aksi-aksi intel-intelan. Dan siapa yang akan menyuruh serta manfaat apa yang diperolehnya? Lagi pula dengan tingginya transparansi sekarang ini yang dimungkinkan oleh pers bebas dan akses ke internet, aksi-aksi macam aksi intel di masa lalu, tidak akan berpengaruh banyak, dan karenanya akan mengerdil dengan sendirinya. Oleh sebab itu, yang kini mengemuka adalah bagaimana membangkitkan diskursus-diskursus kritis agar bangsa ini tidak dilahap oleh berbagai kepentingan global yang semakin tidak jelas bentuk, tetapi pengaruhnya nyata di lingkungan kita berada. Perspektif trans-nasional sekarang ini adalah ada dan tidak terabaikan. Nah bagaimana kita mengenali dan kemudian mengritisi, atau kalo baik bagi kita, mencari manfaat dengtan memahami konsep-konsep itu. Ada yang bilang globalisasi dan localize perlu disatukan menjadi glocal. Ada yang bilang globalisasi tidak hanya dari Barat, tetapi juga dari Timur-Tengah, dari Utara, dan dari mana-mana. Ada yang bilang sebuah skenario negara-negara Australasia dengan kendali di Australia juga tengah diupayakan... Ah macam-macamlah.. --- Wielsma Baramuli [EMAIL PROTECTED] wrote: He...he..he... Lucu abis! Memang BIN ada di mana-mana, termasuk di ARAB! Salam, Wedekabe Kartono Mohamad [EMAIL PROTECTED] wrote: FYI. Orang yang sering mengirim posting ke milis atas nama Indonebia ternyata anggota BIN. Ketahuan dari ID-Cardnya. Nama di KTP-nya ditulis: Hamzah BIN Abdul Kadir BIN Abdul Wahid Osman. Tapi hati-hati, nama ini juga bisa palsu. KM MOD: Berarti semua orang Arab dan Arab-Arab palsu berhidung pesek, mereka semua anggota BIN juga dong??? Soalnya di KTP-nya tercantum BIN...:)) - Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out. Got a little couch potato? Check out fun summer activities for kids. http://search.yahoo.com/search?fr=oni_on_mailp=summer+activities+for+kidscs=bz
Re: [mediacare] Konflik Partai Damai Sejahtera
Ketidak-mampuan memilah konflik kepentingan sendiri (dapur-mengepul) dengan kepentingan seluruh rakyat Indonesia (kemanfaatan untuk semua unsur bangsa tanpa kecuali) merupakan penyakit aktifis-aktifis PDS masa kini. Hal demikian tidak terjadi di zaman pak Maramis, di zaman pak Leimena atau pak Frans Seda. Orang-orang yang kini baku-hantam di PDS memang barangkali sih, cuma mau rebutan suara-suara lalu kursi-kursi. Lihatlah, pernahkah kita dengar mereka bicara soal nasib bangsa atau krisis nasional semenjak PDS itu ada? Paling-paling hanya membawa issue pengrusakan gereja, tetapi itupun cuma disuarakan di lingkungan sendiri. Bahkan sejumlah aktifisnya sibuk bangun koalisasi ke sana kemari seperti menjual diri saja. Untuk apa dia koalisi? Bukanlah sudah cukup dia-dia itu sebagai to be good loosers, dan membiarkan dirinya hanya melakukan yang terbaik, dan rela dicerca siapapun hanya oleh karena memikul salib saja? Jangan heran, jika beberapa saat lagi di antara petikai akan ada yang mengancam akan pindah agama. Lucu kan? --- Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.suarapembaruan.com/News/2007/09/07/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Konflik Partai Damai Sejahtera Menkumham Digugat [JAKARTA] Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Andi Mattalatta menerima pendaftaran Partai Damai Sejahtera (PDS) pimpinan Ruyandi Hutasoit, digugat pimpinan PDS versi Rachmat Manullang ke Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta. Gugatan tersebut didaftarkan Rachmat, Kamis (6/9), dan diterima wakil panitera, Didik Hari Wasito. Kuasa hukum Rach-mat Manullang, Sebastian P Sudiono dan Usman Silitonga di Jakarta, menjelaskan keputusan Menkumham itu semakin memecah-belah PDS. Kami pertanyakan apa landasan hukum dari keputusan tersebut. Keputusan tersebut aneh dan janggal dan tidak sesuai UU 31/2002 tentang Parpol, tuturnya. Pasal 13 Ayat (5) UU Parpol, kata Sebastian, jelas menegaskan bah- wa Depkumham mene- rima pendaftaran parpol sesuai hasil munas atas pergantian kepengurusan. Padahal, hasil Munaslub PDS di Bali menetapkan kepemimpinan Rachmat Manullang. Hasil itu telah kami daftarkan pada 23 April 2007. Anehnya, jawaban belum kami terima sampai munculnya keputusan yang menetapkan Ruyandi. Ini kan menimbulkan pertanyaan,'' paparnya. Sedangkan, Pasal 29 menyebutkan bahwa munas merupakan lembaga tertinggi yang diselenggarakan lima tahun sekali. Selain itu, berdasarkan anggaran dasar dan rumah tangga, keputusan munas atau munaslub bersifat mengikat. Rekonsiliasi Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PDS DKI Jakarta, Constant M Ponggawa yang dihubungi secara terpisah mengatakan langkah hukum Rachmat Manullang itu justru akan menyulitkan proses rekonsiliasi PDS. Padahal, kata dia, konflik yang terjadi saat ini adalah masalah internal, sehingga mestinya diselesaikan secara internal pula. Constant Ponggawa yang sedang berada di Amerika Serikat (AS) mengatakan pemerintah yang diwakili Menkumham, hanya menjalankan tugas secara administratif berdasarkan data otentik hukum yang ada. Karena itu, kurang tepat kalau sampai diseret ke PTUN. Alangkah baiknya kalau ditempuh jalan rekonsiliasi antara Pak Rachmat dan Ruyandi. Keduanya adalah aset PDS yang sangat potensial untuk menyatukan semua elemen partai yang misinya menjadi garam dan terang dunia. Saya yakin bisa diselesaikan secara internal dan saya percaya dari hati yang paling dalam kedua tokoh itu punya kerinduan bersama untuk menyelesaikan masalah ini, katanya. [M-15] Last modified: 7/9/0 Choose the right car based on your needs. Check out Yahoo! Autos new Car Finder tool. http://autos.yahoo.com/carfinder/
Re: [mediacare] Let's ganyang Malaysia yang truly katrok itu
Mestinya saya setuju dengan apa yang dikemukakan kawan di bawah ini. Cuma saya yakin sepenuhnya bahwa dia ini belum pernah ke Malaysia. Tidak menyaksikan sendiri bagaimana putra-putri bangsa kita berjoeang mengais sesoeap nasi dengan bekerja sebagai koeli-koeli dan setia memakan apa saja yang lebih baik tang ada di Malaja sana, yang angkanya nyaris mendekati juta orang. Putra-putri bangsa kita itu yang menjadi pentjutji kakoes, pe er te, dan mungkin pe es ka. --- takha waludi [EMAIL PROTECTED] wrote: kalo dulu pas masih kuliah konotasi malaysia itu emang sudah jelek..meski mungkin gak sampai negatif seperti anggapan mereka tentang indon. contohnya kalo ada teman yang berambut panjang pasti yang lain ngoloknya 'gondrong malaysia..atau kalo dengar lagu yang mendayu2 layaknya suci dalam debu ato gerimis mengundang pasti lansung kepikiran..duhh..malaysia banget.. jadi sebenarnya apa pun yang berbau malaysia itu, sadar atau tidak, terlanjur kita citrakan sebagai suatu hal yang sudah ketinggalan jaman, kampungan, dan gak kreatif so...lets ganyang malaysia..yang trully katrok itu... Luggage? GPS? Comic books? Check out fitting gifts for grads at Yahoo! Search http://search.yahoo.com/search?fr=oni_on_mailp=graduation+giftscs=bz
Re: [mediacare] Re: Gara Gara Syariat Islam, IAIN Makin Diminati
Juga harus dilihat bahwa dari pola hidup dan beribadah, ummat non-Muslim kebanyakan menempatkan 'materi dan kesantaian' sebagai elemen penting dalam beragama. Setiap kebaktian minggu ummat Kristani, penyerahan kolekte (uang, termasuk dollar seratusan yang dilipat agar tidak kelihatan teman yang duduk di sebelah, dan dimasukkan ke kantung persembahan) adalah semacam 'kewajiban'. Pesan terselubung dari ritual ini (kata para analisis sosiologi): Carilah uang sebanyak-banyaknya untuk sebagian diserahkan ke gereja setiap minggu. Nah, tidak semua patuh untuk memberikan kolekte perpuluhan. Sebagian besar malah investasi bangun rumah. Nanti kalau pak Pendeta atau pastor lewat di depan rumah, dan mampir, dan mengingatkan ayat-ayat perpuluhan, barulah cengengesan dan mohon didoakan. Kedua, setiap tempat ibadah ummat Kristiani selalu dirubah agar semakin dinikmati oleh penganutnya. Perabotan kursi-kursi, AC dan marmer halus disumbangkan oleh jemaat yang kaya. Barang mahal itu membuat jemaat melirik dan mengamat-amati perabotan seperti kursi pak pendeta. Lirikan dan fokus 'meningkat' terutama kalau khotbah panjang-panjang dan membuat be-te. Nah, biasanya ummat Kristiani beribadah selalu didampingi istri atau suami. Bisik-bisiklah: Nanti sehabis kebaktian kita lihat di mana ada dijual marmer atau kursi macam itu... Ketiga, dalam kaitannya dengan alokasi anggaran rumah-tangga, jika ummat Muslim dikenal 'siap' untuk menjalankan ibadah haji, kalau perlu setiap tahun, maka para pendeta Kristiani juga menganjurkan ummatnya untuk mengunjungi Vatikan atau Jerusalem. Tetapi, penganjurnya (penatua atau pendeta) meminta mereka diongkosi (alias ditanggung gratis oleh jemaat) ke sana. Nah, akibatnya kalau ada ummat Kristiani Indonesia yang pernah ke Vatikan ataupun ke Jerusalem, maka sepulang dari sana, kepada pendeta atau pastor selalu dikatakan: Maaf, kita sekeluarga mampir ke Jerusalem atau ke Vatikan, pas lagi pulang seminar dari Eropah . Jadi, iyaa bagaimana iya? --- Roslina Podico [EMAIL PROTECTED] wrote: Maksudnya kali kalau dirataken. Karena kalau dilihat satu demi satu mah, satu Haji Suharto dapat mengalahkan jumlah kekayaan seluruh penduduk Jakarta, belum lagi Haji -haji yg duduk di DPR, tentu mereka semua kaya-kaya. Memang benar, kekayaan jangan dibangga-banggakan, apalagi kekayaan hasil korupsi. Kita harus mendidik bangsa Indonesia, berpikir kritis dan intelektual jangan jadi pencontek atau pengagum satu bangsa tertentu, sampai mencatut segala tetek bengek yg bersifat budaya. Kalau mau beriman, jadilah orang beriman yg mandiri, tapi bukan menjadi pencatut budaya yg diagamakan. idakhouw wrote: Sudah dicek: Pondok Indah, Simprug, Menteng, Kebayoran Baru, dll itu? Saya tahu banyak orang dari kalangan Muslim di Jakarta yang jauh, jauh lebih mapan dari saya. Jadi, data itu dicomot dari mana? kalaupun benar, apa gunanya sih membangga2kan kekayaan? I. --- In mediacare@yahoogroups.com mailto:mediacare%40yahoogroups.com, RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] wrote: Di Jakarta, 99,99% hunian kelas menengah keatas dihuni non muuslim, mau diterapkan juga? atau sekedar di kampung kampung? Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! FareChase. http://farechase.yahoo.com/
Re: [mediacare] Re: TVRI, riwayatmu kini
Tatkala satu TV swasta di tahun 90an mengudara di Jakarta. Nyaris semua orang bilang he...he... (ngenyek). Pasalnya? Kartun melulu, dan masih krrik..kriik, atau tiba-tiba gelap. Kala itu, bagaikan gaya seorang jawara pe-de: TVRI sinis, bangga dan cengengesan.. Sekarang? Jarang banget kutonton. Cuma kalo lagi nyari-nyari cennel, eeh lihat logo TVRI. Sekadar menghargai pelopor.. dan kemudian nonton: terlihat penyiar-penyiar lama yang masih menyisakan kehebatan dan kecantikan masa lalu... Sepuluh tahun lagi? Akan ada nyanyian plesetan:... (nada diambil dari lagu Bengawan Solo): ... di abad lalu, siaranmu tak ad duanya --- takha waludi [EMAIL PROTECTED] wrote: nostalgi yang indah Mas Bud... sekedar nambahin untuk hari minggu ada film minggu siang Little House on the Praire nya Michael Landon. belakangan kemudian diganti dengan Rumah Masa Depan dan Kisah Serumpun Bambu. 2 serial terakhir meski mengusung pesan pembangunan ala orba tapi tetap aja menyedot penonton, jalan2 sepi pada saat film ini tayang. yang seru kalo ditengah cerita listrik nya mati (kebetulan di tempatku masih ngandalin PLTD..) jadi lah PLN sebagai pihak yang paling banyak dihujat oleh pemirsa ada juga serial remaja nya dulu ACI (aku cinta indonesia) dengan tokoh utama amir, cici, dan ito.. dengan tokoh yang sedikit jahatnya si Hendra. ide ceritanya bagus, lain waktu tentang persaingan jadi ketua osis kemudian episode lain bercerita ttg adu keterampilan siswa, dan lain-lain. Amat berbeda dgn model sinetron sekarang yang ceritanya melulu ttg pacaran (makanya bintang2 nya gak satu pun lulus UMPTN..), tokoh utama miskin katanya, yang kerja ibunya cuma tukang cuci, tapi ke sekolah pake sepatu snikers model terbaru dan naik motor pula. yang paling seru serial asing nya famous five..Lima Sekawan yang ketenarannya mungkin sekelas Harry Potter sekarang. sampai acara mengaji habis magrib pun jadi terasa menyiksa karena itu artinya satu episode terlewatkan...He he he.. kemudian film animasi Indonesia pertama (mungkin..) si Huma dengan sobat nya si Wendi..meski durasinya gak sampe 1/2 jam per episode. tapi ini satu hal yang amat aku ingat (dengan bangga) kalo animator indonesia (memang) bukan baru sekarang adanya. akhh..ternyata TVRI telah banyak memberi kita hal2 yang berarti. meski dengan format tonotonan yang Indonesia banget, terlepas dari kentalnya pesan2 penguasa jaman itu. paling gak dengan menyaksikan TVRI jaman itu, saya jadi punya kesempatan belajar untuk selalu bangga menjadi anak Indonesia. selamat ulang tahun TVRI, juga Dirgahayu kemerdekaan Indonesia...Merdeka!! takha.. - Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out. Luggage? GPS? Comic books? Check out fitting gifts for grads at Yahoo! Search http://search.yahoo.com/search?fr=oni_on_mailp=graduation+giftscs=bz
Re: [mediacare] Letjen M. Yasin, Calon Mendagri
Pendapat beliau yang paling saya suka mengenai NKRI ialah bahwa kita semua harus lapang dada menerima NKRI, bukan sekadar pasang 'tampang galak' dan siap angkat senjata! (teriakan) Angkat senjata kita juga sudah sumbang kok. Dengar ketika seruan angkat senjata menghadapi kasus Ambalat? Cuma sebentar di koran-koran, ada gelora nasionalisme. Tak lama semua sibuk lagi dengan urusan-urusan nyari makan ala kita (sikut sana, tepu sini, korup sana-korup sini...) Belum lagi gerakan-gerakan (yang awalnya sih menegakkan ajaran agama) namun kemudian eeh..eh buntut-buntutnya (ingin) menggugurkan NKRI. --- Komunitas Lentera [EMAIL PROTECTED] wrote: WAWANCARA Rabu, 22 Agustus 2007, 12:12:14 WIB Letjen M. Yasin, Calon Mendagri http://www.myrmnews.com/indexframe.php?url=situsberita/index.php?pilih=wawancara Jakarta, myRMnews. Nama Mohammad Yasin semakin kuat di bursa kandidat menteri dalam negeri (mendagri) menggantikan Moh. Ma?ruf yang absent karena stroke. Jenderal bintang tiga ini masih menolak berkomentar karena merasa tidak etis soal jabatan itu. Berikut adalah wawancara khusus Rakyat Merdeka dengan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Sesjen Wantannas) ini: Belakangan nama Anda menguat di polling bursa calon Mendagri. Tanggapan Anda? Kalau soal itu, saya enggan menjawab. Tapi ya, itu hak mereka dan saya tidak mungkin melarang atau menolak. Yang jelas saya berterima kasih atas segala perhatian teman-teman, khususnya para senior yang telah mengadakan pertemuan-pertemuan dukungan, bahkan do'a bersama. Juga kepada mereka yang berkomentar, baik pro ataupun kontra, tetapi saya mohon boleh mengingatkan, keputusan penetapan Mendagri, sepenuhnya hak prerogatif presiden yang tak bisa dan tak boleh diganggu gugat. Saya hanya berharap agar semua orang tetap tahu, saya adalah seorang prajurit aktif yang terikat sumpah, antara lain wajib taat kepada atasan dengan tidak membantah perintah atau putusan. Sebagai salah satu calon Mendagri, bagaimana sebenarnya Anda melihat kondisi bangsa saat ini? Dulu, rasa senasib sepenanggungan karena dijajah Belanda, membangkitkan keberanian para pendahulu kita untuk bersatu. Lahirlah Sumpah Pemuda. Itu awalnya. Musuh atau ancaman saat itu jelas, penjajah. Dan musuh bersama itu yang sebenarnya membuat mereka bersatu. Sekarang berbeda. Sepertinya, kita tidak paham, negara ini sedang mengalami bahaya. Bahaya, maksud Anda? Minimal ada tiga, disintegrasi, federalisasi, dan ketidakpuasan. Itu bukan wacana atau katanya. Bisa dijelaskan ketiga bahaya itu? Dari Sabang sampai Merauke, ada Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Riau Merdeka, Organisasi Papua Merdeka (OPM), Republik Maluku Selatan (RMS), dan mungkin ada embrio-embrio serupa yang belum muncul ke permukaan. Jika tidak dilakukan sesuatu, saya khawatir 20-30 tahun ke depan, apakah NKRI masih ada. Bahaya ini perlu kita sadari supaya kita lakukan langkah bersama untuk mengeliminasi bahaya itu. Lalu bahaya kedua? Bapak Amien Rais pernah mengangkat wacana federalisasi. Saat itu tidak pada setuju. Tetapi sekarang otonomi daerah banyak yang menyalahtafsirkan, malah bukan provinsi lagi, tetapi di kabupaten, kota, muncul istilah raja-raja kecil. Bukan soal ketatanegaraan saja. Tapi seluruh aspek kehidupan, sekarang misalnya yang menolak federalisasi perguruan tinggi. Mereka khawatir Perguruan Tinggi Negeri (PTN) hanya orang-orang kaya yang bisa sekolah di situ. Cukup beralasan. Liberalisasi dalam bidang ekonomi yang mengarah pada keadaan yang kurang berpihak pada ekonomi kerakyatan. Terakhir, ketidakpuasan. Di berita setiap hari, apakah yang berkaitan dengan ideologi, politik, apalagi ekonomi. Menurut saya, kuncinya hanya satu, kita harus berani bersatu. Pemahamannya bagaimana? Formula yang pernah dipakai founding fathers, ada empat, yang disebut konsensus dasar. Pertama, Bhinneka Tunggal Ika, kita harus sadar kita memang bermacam-macam tapi satu tujuan. Kita memiliki 17.000 pulau lebih, beragam bahasa, dan berbeda-beda agama. Keanekaragaman menjadi kekuatan atau kekayaan, bukan menjadi kerawanan. Itu yang membuat lahirnya Sumpah Pemuda, Jong Java, Sumatera, Celebes , Timur, banyak lagi. Waktu itu mereka punya keberanian bersatu. Dan terus bergerak sampai 17 Agustus 1945, lahirnya konsensus yang kedua, NKRI. Ketiga, setelah 17 Agustus 1945, keesokkan harinya secara sah lahir UUD 1945, tentunya dengan empat kali amandemen karena tuntutan zaman, seperti ingin memberantas korupsi sehingga dibuatlah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan lembaga lain Mahkamah Konstitusi (MK). Saya kira ini kebutuhan. Kemudian otonomi daerah, tetapi maksudnya untuk memangkas rantai birokrasi agar pembangunan dipermudah. Bukan untuk menjadi berkuasa di daerah. Tujuannya justru untuk mempercepat pembangunan. Jangan terus kita ke negara federal kiblatnya, bukan NKRI.
Re: [mediacare] Netral Agama
Di kawasan Timor Leste, tatkala masih dalam lingkungan RI, membangun rumah ibadah agama mana saja bebas-merdeka. Di Papua, dan di Sulawesi Utara, sekarang ini juga (masih bebas-merdeka) demikian. --- RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] wrote: Netral Agama Oleh Anick H.T. 15/08/2007 Sejauh ini, justru Perber itu digunakan oleh massa pro-kekerasan untuk bukan saja menuntut perijinan pembangunan gereja, namun juga menuntut hengkangnya warga Nasrani dari kampung mereka. Sudah sejak 1997, jemaat Gereja Pantekosta Imanuel Sukapura beribadah di suatu lokasi yang tak bisa disebut layak. Karena statusnya hanya lahan pinjaman, mereka membangun semacam bedeng untuk beribadah. Jadilah bedeng itu sebagai gereja, tanpa aral sedikitpun. Setiap tahun, mereka juga ikut berpartisipasi dalam peringatan Idul Fitri yang dirayakan oleh para tetangganya yang muslim. Begitu juga ketika Natal, para tetangga mereka yang muslim berdatangan sekadar mengucap selamat kepada para jemaat yang merayakannya. Sebelum mendapat pinjaman lahan tersebut, sejak 1989 mereka beribadah dari rumah ke rumah. Kegiatan ini juga beberapa kali mendapat tentangan lain lagi, mengingat Surat Keputusan Bersama (SKB) Dua Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1969 yang berlaku saat itu melarang rumah tinggal sebagai tempat ibadah. Sampai 15 April 2007 lalu, ketika si pemilik lahan hendak memakai tanah tersebut, pihak gereja harus berpindah ke lokasi baru yang sebenarnya juga sudah dipersiapkan selama 10 tahun, bahkan sudah bersertifikat gereja. Sejak 29 April 2007, sampai minggu kemarin, warga sekitar lahan kosong tersebut menolak diadakannya kegiatan ibadah di tempat tersebut dan beberapa kali memblokir jalan masuk gereja. Sejak itu pula, 400 jemaat pemakai gereja tersebut menjalankan ibadahnya dalam situasi mencekam, dan bahkan sempat beribadah di jalanan. Teriakan bakar, usir, hancurkan sudah terlalu sering mengiringi ibadah khidmat mereka. Sejak itu pula aparat kepolisian maupun pemerintah setempat tak kunjung menemukan solusi yang menentramkan dan berorientasi kerukunan. Justru yang terlihat di lapangan adalah pembiaran terhadap anarkisme massa yang mengatasnamakan mayoritas itu. Bahkan dalam beberapa kasus menyangkut agama seperti ini, nampak nyata bahwa mereka berpihak kepada kaum pro-kekerasan yang sejatinya anti- konstitusi. Mungkin karena aparat negara ini juga beragama. Sementara di sisi lain, Peraturan Bersama (Perber) Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2006 dan Nomor 8 Tahun 2006 yang mengatur pendirian rumah ibadah, alih-alih menjadi aturan yang berorientasi pada pemeliharaan kerukunan, justru malah menjadi justifikasi untuk mempersulit, untuk tidak mengatakan memustahilkan, pendirian rumah ibadah kaum minoritas. Sejauh ini, justru Perber itu digunakan oleh massa pro-kekerasan untuk bukan saja menuntut perijinan pembangunan gereja, namun juga menuntut hengkangnya warga Nasrani dari kampung mereka. Gereja Sukapura hanyalah satu kasus betapa aparat dan aturan hukum yang sejatinya ada untuk menjaga harmoni, justru menjadi alat pemecah belah masyarakat. Masih ada beberapa Gereja HKBP di Jatimulya, GKI Jatibening, Gereja Baptis Bojongmenteng, Bekasi, dan beberapa gereja di Tangerang yang dengan modus yang hampir sama mengalami diskriminasi dan penutupan paksa. Rasanya sudah hampir 62 tahun kita merdeka. Rasanya konstitusi kita juga menjamin kemerdekaan setiap warga negara ini untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya. Rasanya Perber Tahun 2006 juga diberlakukan dalam semangat untuk mengakui bahwa hak beragama adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun; bahwa pemerintah berkewajiban melindungi setiap usaha penduduk untuk melaksanakan ajaran agama dan beribadah. Rasanya sebagai bangsa kita sudah sepakat bahwa negara ini bukan negara agama. Rasanya sudah saatnya kita bertanya ulang kepada aparat pemerintah kita: sudahkah mereka netral-agama dalam menjalankan tugas negara? Sudahkah mereka ber-Indonesia? Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story. Play Sims Stories at Yahoo! Games. http://sims.yahoo.com/
Re: [mediacare] Re: Islam, Negara, dan Masa Depan Syariah
Maka dari itu, dampak skema penegakan Syariah harus dicermati betul-betul. Tidak mustahil masyarakat non-Muslim di Indonesia 'sudah menyiapkan diri' tatkala program syariah itu tengah atau akan dijalankan. Sebagai contoh, tatkala ada wacana penyiapan 10 calon presiden yang akan menjadi presiden penerap Syariah, sejumlah rapat unik/khusus konon banyak dilaksanakan di berbagai tempat, termasuk di di Jakarta. Tokoh-tokoh yang melakukan rapat itu itu ialah tokoh-tokoh dari wilayah (pada tingkat Kabupaten sampai tingkat Propinsi) yang penduduknya bukan Muslim. Ibarat rapat tim salesmen, konon rapat ini menjadi terpecah dalam dua penafsiran. Kelompok kanan melihat bahwa adanya upaya menyiapkan basis negara ini menjadi syariah akan menjadi ancaman. Namun, yang lainnya (kiri) justru menilai sebaliknya, bahkan berita ini adalah peluang emas. Pemikiran yang kedua sangat mungkin terilhami permintaan penduduk Monokwari. Penduduk Monokwari yang mayoritas Kristen mengusulkan agar seperti Aceh, yang disebutkan dalam Undang Undang memperoleh status daerah khusus dan dinyatakan berbasis Islami, maka Monokwari juga berharap diberi peluang untuk dinyatakan sebagai berbasis Kristiani. Oleh sebab itu, mestinya kita semua ini perlu semakin menyadari kehebatan Indonesia sebagai sebuah negara baru yang sesuai dengan situasi perkembangan globalisasi teknologi sekarang ini. Zaman ini, di mana kesejahteraan warga sebuah negara tidak lagi ditentukan oleh penegakan norma secara langsung, seperti larangan ini dan larangan itu, tetapi kepiawaian dalam berpikir strategis. Sebagai contoh, Finlandia, sebuah negeri yang tidak terkemuka di Eropah telah menjadi negeri makmur, justru kitapun ikut memakmurkannya. Mereka menjadi surga bukan pakai aturan agama, tetapi pakai Nokia. Hasil bisnis global dari Nokia diinvestasikan untuk memperbaiki fasilitas umum dan kesejahteraan umum. Negara telah merubah Finlandia tempat tinggal nyaman bagaikan di surga. Kemiskinan, yang kerap membuat orang bohong dan marah-marah nyaris tidak ada. Keluhan-keluhan warga dalam doa-doa mereka, konon salinannya diminta oleh negara dari ulama-ulama Finlandia. Untuk apa?. Agar negara yang dirahmati Tuhan punya uang hasil pajak industri (terutama oleh bisnis global Nokia)ikut mencari solusi masalah warganya. Bukan tidak mungkin jika tidak menambahi khazanah pemikiran modern (baca: belajar), maka kita akan menjadi korban pihak lain, justru oleh kekeliruan (baca: ketidak-cermatan) kita sendiri. Setiap ketidak-cermatan memang relatif. Tetapi yang konkrit ialah dampak sama: Korbannya selalu terlambat mengetahui. Dan mengapa terlambat tahu? Karena tidak mau tahu. Orang arogan mengatakan: Tel-Mi. Seperti kata peribahasa (yang menurut saya tidak tepat karena saya suka makan bubur ayam), namun dipahami saya oleh banyak orang (dan membuat saya selalu tanda-tanya*): JANGANLAH BERTINDAK SETELAH NASI SUDAH MENJADI BUBUR. * Saya selalu mencermati peribahasa kita, dan mengajak orang menghindarinya, seperti misalnya: perumpamaan yang mengatakan HUJAN EMAS DI NEGERI ORANG HUJAN BATU DI NEGERI SENDIRI LEBIH BAIK DI NEGERI SENDIRI. Menurut saya dalam era global ini harus diganti menjadi: HUJAN EMAS DI NEGERI ORANG, ambil emasnya dan kemudian beli peralatan, lalu pulang agar dapat mengatasi problema HUJAN BATU DI NEGERI SENDIRI! dan kalau perlu mengubah batu menjadi rumah. Benar engga? --- ati gustiati [EMAIL PROTECTED] wrote: Bila kelompok Syariah bisa memahami bahwa Indonesia adalah negara demokrasi yg tidak bisa memaksa siapapun utk menjalankan agama serta ideology nya, tentunya semua umat akan menghormati serta mendukung sikap hidup SI, Syariah wajib muncul dan berkembang di Indonesia karena itu dibutuhkan oleh penganutnya, tetapi Syariah pun jangan lupa bahwa ada kelompok lain yg bukan Syariah yg juga perlu dihormati dan didukung perkembangan nya, bagaimana Syariah bisa mengatasi semua masalah yg dihadapi Indonesia, bila sikap mereka yg sudah jelas sangat tidak memihak kepada hak2 perogatif manusia? landasan hidup Syariah sudah jelas bertolak belakang dengan system demokrasi, jadi jelas Syariah bukan landasan bernegara yg bisa mendomisili Indonesia, seperti juga umat Kristen, Budha, Hindu atau agama2 lain nya. salam omie RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] wrote: Suatu kalimat yang sangat mencerahkan dari seorang tokoh pemikir Muslim: ... Dalam konteks Indonesia yang pada dasarnya 'netral' terhadap semua agama, pemikiran an-Naim sangat relevan dan kontekstual. Karena itu, tidak ragu lagi, pemikiran an-Naim merupakan kontribusi penting bagi negara-bangsa Indonesia. Bagi kelompok-kelompok di Tanah Air yang sampai hari ini memandang syariah sebagai satu-satunya solusi; dan memperlakukan syariah sebagai 'obat cespleng' untuk menyelesaikan masalah, buku an-Naim ini patut dipertimbangkan dengan pikiran yang tenang dan jernih
Re: [mediacare] Re: Islam, Negara, dan Masa Depan Syariah
Diskusi komprehensif, dan bukan hitam-putih, pro atau kontra, setuju atau tidak setuju mestinya perlu semakin dibiasakan. Tidak hanya untuk menjadikan kita lebih dewasa tetapi juga agar kita mengembangkan pengetahuan sistemik mengenai hal ini. Hal demikian ini sangat diperlukan lebih-lebih ketika penduduk kita sudah semakin cerdas, rakyat semakin banyak mengecap perjalanan dan pendidikan. Juga, difasilitasi oleh kemajuan ilmu dan teknologi terutama di bidang teknologi informasi dan trasportasi, maka manusia kini 'mobil'. Dan, repotnya, entah agar dapat menghidupi dirinya, dan entah agar industri ini dapat terus hidup dan bertumbuh, maka inheren dengannya sekularisme diteguhkannya. Hampir tidak ada industri Jepang yang menyertakan syariah ala Jepang(padahal mesti adas khan?) atau sebetulnya ajaran-ajaran Kristiani di dalam kandungan barang buatan Barat. --- RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] wrote: Suatu kalimat yang sangat mencerahkan dari seorang tokoh pemikir Muslim: ... Dalam konteks Indonesia yang pada dasarnya 'netral' terhadap semua agama, pemikiran an-Naim sangat relevan dan kontekstual. Karena itu, tidak ragu lagi, pemikiran an-Naim merupakan kontribusi penting bagi negara-bangsa Indonesia. Bagi kelompok-kelompok di Tanah Air yang sampai hari ini memandang syariah sebagai satu-satunya solusi; dan memperlakukan syariah sebagai 'obat cespleng' untuk menyelesaikan masalah, buku an-Naim ini patut dipertimbangkan dengan pikiran yang tenang dan jernih Biasanya, Isfun Isfun itu langsung jerit jerit, kalau yang menolak syariah syariahan itu kaum Non Muslim. padahal sebagian besar anak bangsa, yang berfikiran jernih, menolaknya.. Semoga menjadi pelajaran. Salam Danardono --- In mediacare@yahoogroups.com, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=301348kat_id=19 Kamis, 26 Juli 2007 Islam, Negara, dan Masa Depan Syariah Oleh : Azyumardi Azra Subjek tentang Islam dan negara --khususnya negara 'sekuler'-- tidak ragu lagi merupakan salah satu tema diskusi dan perdebatan yang hangat tidak hanya di antara para pemikir dan cendekiawan Muslim, tetapi juga bahkan di kalangan parpol dan politisi Muslim. Sekadar mengingatkan, pada dasarnya ada dua aliran mengenai subjek ini; mereka yang menolak negara Islam atau integrasi resmi Islam ke dalam negara, dan mereka yang menuntut amalgamasi Islam ke dalam negara dan kekuasaan politik. Bagi kelompok kedua, pola seperti itu memungkinkan penerapan syariah dengan kekuatan negara. Menurut argumen mereka, tanpa kekuatan negara, maka penerapan syariah tidak akan efektif. Bagi mereka, penerapan syariah merupakan alternatif satu-satunya bagi pemecahan berbagai masalah yang dihadapi negara-negara Muslim, termasuk Indonesia. Karena itu, kelompok ini berusaha melakukan berbagai upaya agar negara dapat secara resmi mengadopsi syariah. Di tengah diskusi itu, sangat menarik membaca buku terbaru guru besar Emory University, Atlanta, Abdullahi Ahmed an-Naim, Islam dan Negara Sekular: Menegosiasikan Masa Depan Syariah (Bandung: Mizan, 2007). Penerbitan edisi bahasa Indonesia simultan dengan edisi Inggris berbarengan diskusi dengan pengarangnya yang diselenggarakan Center for the Study of Religion and Culture (CSRC) UIN Jakarta. Tujuan utama buku ini, menurut an-Naim, adalah mempromosikan masa depan syariah sebagai sistem normatif Islam di kalangan umat Muslimin, tetapi bukan melalui penerapan prinsip secara paksa oleh kekuatan negara. Hal ini karena dari sifat dan tujuannya, syariah hanya bisa dijalankan secara sukarela oleh para penganutnya. Sebaliknya, prinsip syariah kehilangan otoritas dan nilai agamanya apabila dipaksakan negara. Karena itu, pemisahan Islam dan negara secara kelembagaan sangat perlu agar syariah bisa berperan positif dan mencerahkan bagi umat Islam. Pendapat ini disebut an-Naim sebagai 'netralitas negara terhadap agama'. Lebih jauh an-Naim berargumen, syariah memiliki masa depan yang cerah dalam kehidupan publik masyarakat Islam, karena dapat berperan dalam menyiapkan anak-anak untuk hidup beragama, bermasyarakat; membina lembaga dan hubungan sosial. Syariah akan terus memainkan peran penting dalam membentuk dan mengembangkan norma dan nilai etika yang direfleksikan dalam perundangan dan kebijakan publik melalui politik demokratis. Tapi penting dicatat, dengan tarikan napas yang sama, an-Naim berpendapat, prinsip dan aturan syariah tidak dapat diberlakukan dan diterapkan secara formal oleh negara sebagai hukum dan kebijakan publik hanya karena alasan bahwa prinsip dan aturan syariah itu merupakan bagian daripada syariah. Apabila pemberlakuan syariah seperti itu diusahakan, hal itu merupakan kehendak politik negara dan bukan hukum Islam. Menurut an-Naim, adanya klaim elite
Re: [mediacare] Majikan Perkosa TKW dengan Seizin Istri
Masyarakat Malaysia memperoleh kesan bahwa bangsa Indonesia itu bangsa babu,kuli atau manusia kelas dua lah. Di mana-mana, kalau anda berkelana di sana, yang namanya tukang kebon, pekerja bangunan di jalan-jalan raya, buruh bersih-bersih di hotel-hotel adalah warga Indonesia. Istilah Indon adalah kata untuk menjadi julukan manusia bermartabat rendah, yang datang dari Indonesia ke Malaysia untuk bekerja. Tetapi menurut mereka bukan mereka saja yang memperlakukan indon-indon itu secara tidak bermartabat. Orang Indonesia, kata mereka memperlakukan dengan cara yang kurang beradab. Perlu bukti? Pergilah ke kawasan Kedubes RI di KL, yang berlokasi di belakang/hotel Marriot itu. Di bagian kiri gedung KBRI ada semacam akses ke belakang gedung. Mungkin tadinya semacam tempat parkir mobil-mobil KBRI. Di sana ada loket urusan perpanjangan paspor/visa. Namun yang ironi, tidak ada ruang tamu bagi mereka. Mereka antri berhari-hari karena yang ngurus cuma 8 orang. Mereka dipanggang terik matahari, atau diguyur hujan menunggu petugas memanggil dirinya. Tidak aneh kalau mereka buka baju dan menruh bajunya di atas kepala, menahan panas, duduk seperti menunggang kuda pada rangkaian kursi panjang. Wanitanya? sami-mawon. Jadi, jika penduduk Malaysia ada yang memperlakukan indon-indon ini agak keterlaluan, itu karena mereka melihat kita juga memiliki semacam kasta. Jadi, jangan heran jika terjadi kasus pemerkosaan, pelecehan dan seperti demikian itu. Oleh sebab itu, pertama, janganlah semata-mata kita mencemooh apa yang dilakukan oleh orang-orang itu terhadap indon-indon itu. Kitapun perlu menilai diri ini, apakah kita sudah berlaku layak? Kedua, perlu ada rumusan masalah yang jelas di meja para pemerintah, apa yang perlu kita lakukan 5 tahun ke depan sehubungan dengan masalah ini. Misalnya, tahun 2010 TKI kita komposisinya menjadi SLTP: 20 % SLTA: 30 % D-III: 35 % S-1/S-2: 15 %. Kemudian 2015: Tidak ada lagi TKI yang tidak terdidik, atau minimal D-III. Pertanyaannya: Sudahkah ada perasaan malu yang mana perasaan petinggi-petinggi kita bahwa putri-putri (angkat) merekalah yang diperlakukan tak senonoh...noh...noh ini. --- Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.sinarharapan.co.id/berita/0707/25/sh09.html Majikan Perkosa TKW dengan Seizin Istri Batam - Seorang majikan di Malaysia bernama Bkr Nzr (26) dengan seizin istrinya, tujuh kali memerkosa SRL, tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia yang berusia 18 tahun. Pertama kali saya diperkosa 27 April 2007 sekitar pukul 09.00 waktu Malaysia dengan sepengetahuan Marl, istri Bkr, kata SRL, TKW asal Pati, Jawa Tengah, di gedung penampungan sementara Dinsos Batam, Selasa (24/7). Ia mengatakan, pertama kali dipaksa melayani berahi majikan lelaki sewaktu Marl menyuruh mengambilkan pampers (popok) untuk bayi perempuannya yang berusia sembilan bulan. Majikannya yang perempuan minta popok diantar ke dalam kamar. Permintaan itu sempat ditolak SRL karena suami Marl saat itu dalam keadaan setengah telanjang, tetapi Marl berkeras menyuruh mengantar pampers ke dalam kamar. Ternyata, sesaat setelah SRL di dalam kamar, majikan perempuannya langsung keluar dan mengunci pintu dari luar. Saya tidak dapat melakukan perlawanan. Bila menolak keinginannya diancam akan dibunuh, katanya. Perlakuan seperti itu berulang di rumah majikan yang beralamat di Jalan Taman Murni, Batu Pahat, Malaysia, namun istri Bkr, kata SRL, tidak pernah membela atau mencegah suaminya. Selain dipaksa melayani keinginan seks, majikan lelaki tak segan-segan memukul saya dengan rotan, katanya. Di hari pertama diperkosa, ia harus melayani sebanyak tiga kali. Pertama pada pukul 09.00, kedua pukul 13.00 dan ketiga kalinya sekitar pukul 16.00. Selebihnya saya tidak tahu persis tanggal dan harinya. Seingat saya sebanyak tujuh kali, katanya. (a Luggage? GPS? Comic books? Check out fitting gifts for grads at Yahoo! Search http://search.yahoo.com/search?fr=oni_on_mailp=graduation+giftscs=bz
Re: [mediacare] Kabar dari Samarinda: Dayak vs Bugis
Pluralisme itu paling penting diterapkan di Kalimantan dan bukan di Pulau Jawa. Pluralisme di Kalimantan tidak sama dengan pluralisme yang dianjurkan oleh Sri Sultan di Jogya, yakni agar mayoritas 'menerima' kehadiran minoritas. Jika minoritas tidak diterima di Pulau Jawa, mereka akan pulang ke wilayah-wilayah asalnya, dan menjadi mayoritasnya sendiri-sendiri. Di zaman dahulu, ketika pulau Jawa adalah pulau yang paling layak untuk tanaman padi, maka kehidupan ada cuma di Pulau Jawa. Namun sekarang ini, kehidupan tidak lagi tergantung dari padi, tetapi dari minyak dan mineral lain di bawah tanah, atau dari laut. Jadi jika minoritas itu tidak diterima di Pulau Jawa, iya mereka tinggal pulang ke habitatnya sendiri-sendiri. Di Kalimantan, yang perlu ialah semua pihak saling menerima pihak lain, sehingga jabatan-jabatan publik tidak dikaitkan dengan prinsip mayoritas-minoritas. Salah satu prinsip dangkal yang dianut oleh mazhab demokrasi-SARA yang sempit, ialah pesan agar ummat/suku lain jangan diberi peluang memimpin. Itu yang dianut oleh BJ Habibie ketika dia mengatakan bahwa Presiden Indonesia itu harus orang ini, harus bersuku itu. Presiden harus seorang Jawa, mungkin make sense bagi sejumlah orang Jawa di pulau Jawa. Tetapi jika muatan pesan itu diteruskan ke Kalimantan, pertanyaannya apakah ada kalangan mayoritas di sana seperti halnya mayoritasnya orang Jawa di pulau Jawanya ini? Penduduk Kalimantan Barat sekitar 35 % adalah WNI keturunan Cina. Masyarakat Dayak lebih banyak namun hanya sedikit terpaut di atas 35 %. Lalu jika prinsip Habibie yang diterapkan di Kalimantan, maka salah-salah sama saja kita tengah mendorong bagian-bagian wilayah itu semakin banyak menjadi wilayah Non-NKRI. Saat ini pimpinan-pimpinan daerah di Kalimantan semakin banyak dipegang oleh kaum Dayak. Ini berbeda dengan era Orde Baru, di mana semua atas alokasi dari pusat. Saat ini pilihan langsung memungkinkan hal di atas. Bagus. Tetapi jika di kemudian hari ada penyelesaian yang bernuansa pusat di mana masyarakat Bugis banyak berpengaruh, yang dikhawatirkan adalah guliran bola liar yang sulit dikendalikan. Belum lagi, sebagian wilayah-wilayah Pulau Kalimantan didaulat menjadi wilayah tiga negara: Malaysia, Brunei dan terluas sampai dengan saat ini masih Indonesia. Oleh sebab itu, para pemuka politik di Jakarta hendaknya tidak pongah mematut diri di cermin karena otoritasnya yang 'wah. Di balik itu, perlu 'membaca' banyak-banyak agar rasionalitas ditopang oleh teori, data dan pemahaman kontekstual. Sehingga tindakan-tindakan tidak sebatas hasrat untuk kuasa yang dangkal. --- Laurens_Gawing [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam, Uniknya hukum adat ya disitu mas, bukan mengharamkan kepastian tetapi lebih mempertimbangkan aspek keadilan dan keseimbangan relasi antar para pihak (bukan hanya kedua belah pihak yang bertikai saja). kalau yang dipakai hukum negara, wah malah gak selesai itu urusan.Apalagi hal yang sangat sensitif seperti SARA ini mas. makasih L.Gawing Peminat Pluralisme Hukum-Pontianak --- charles siahaan [EMAIL PROTECTED] wrote: Halo, Kemarin Selasa ada pertemuan tokoh-tokoh bugis dan dayak di Hotel Senyiur Samarinda. Diundang juga tokoh-tokoh etnis lainnya dan menandatangani deklarasi damai di depan Kapolda Kaltim Irjen Pol Indarto dan para bupati / walikota se Kaltim. Usai pertemuan deklarasi itu diadakan pula pertemuan lanjutan Kapolda dengan tokoh-tokoh dayak dan bugis serta bupati Nunukan dan Malinau. Sayangnya Pak Chandra baru usul sekarang soal mengganti Kerbau / sapi dengan motor honda. Coba kemarin ada ide itu, pasti saya sms ke salah satu perunding bersama kapolda itu. Tapi, kesepakatannya bukan lagi 100 ekor sapi. Tapi hanya 10 saja. Sebab dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Polres Nunukan terhadap saksi-saksi yang perang mulut antara Paridil Murad (Ketua Pusaka) dan Sulaiman (kontraktor/bugis) tidak ada yang mengatakan bahwa ada kalimat yang menyinggung etnis. Tidak ditemukan kata yang mengandung penghinaan etnis. Hanya saja etnis dayak terlanjur membuat ritual adat dengan memasukkan data perkara penghinaan etnis dayak oleh bugis, sehingga membuat putusan wajib membayar denda 100 ekor sapi. Karena data yang salah membuat putusan menjadi salah. Nah, namanya juga hukum adat. Maka, terjadilah dialog yang berakhir pada 10 ekor itu. Oke, thanks Salam dari Samarinda Charles Siahaan == Pinpoint customers who are looking for what you sell. http://searchmarketing.yahoo.com/ Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect. Join Yahoo!'s user panel and lay it on us. http://surveylink.yahoo.com/gmrs/yahoo_panel_invite.asp?a=7
[mediacare] DAFTAR SPBU (PENGUSAHA SUKSES) YANG CURANG
Kita-kita harus saling mengingatkan sebelum semua SPBU dikuasai SHELL, PETRONAS dan lain-lain. Jika SPBU kita berlumuran dosa curang, maka pengusaha-pengusaha SPBU kita curang-curang itu suatu saat akan terpelanting, namun repotnya yang berkuasa kemudian adalah SHELL, BP, PETRONAS. Kita-kita sendiripun, sesama MEDIACARE TAKER juga bisa lhoo. NAH MARI KITA BUATKAN SUATU DAFTAR SPBU YANG DITENGARAI CURANG. BUAT APA? SELAIN KITA MOHON AGAR TUHAN MENDENGAR DOA KITA MENGENAI KECURANGAN UMMATNYA, MAKA KITAPUN MEMBERITAHU TEMAN-TEMAN AGAR TIDAK MEMBACOK PENJAHAT-PENJAHAT, TETAPI MENGAJARI MEREKA BAHWA ITU BERLAWANAN DENGAN KEWAJARAN HIDUP DI DUNIA, DENGAN MENGHINDARINYA. TIDAK PERLU MENDOAKANNYA AGAR MEREKA (SPBU itu) DITERIMA DI NERAKA. Cukup cuma menjauhi SPBU itu doang. JADI, mari kita buatkan semacam daftar SPBU untuk dihindari. TIDAK PERLU ADA KOMISI PEMBERANTASAN SPBU CURANG, sebab itu juga bisa jadi lahan korupsi baru. Belum-belum, ada yang sudah bilang ke saya: Lisman, Ini bisa kita tingkatkan menjadi satu LSM yang berpengaruh lho! Akan dikenal Bang Fauzi atau Kang Adang, dan kita akan dapat proyek SPBU. Weleh...weleh... Terima kasih untuk semua: KASUS 01 SPBU 34-12108, Jalan Suryo No. 1 Blok S Jakarta Selatan Kejadian: pada hari Sabtu 21 Juli 2007. Tertipu Meter: mestinya 40 liter, jadinya 52 liter. Korban: EDWARD,Honda Tendean Jl. Kapt. Tendean No. 8, Mampang, Jak Sel. 021 719 5240 KASUS 02: SIAPA MENYUSUL? [EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] net.id Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out. http://answers.yahoo.com/dir/?link=listsid=396545469
Re: [mediacare] Seluk Beluk Menulis Novel Remaja
Saya usul penulis novel dapat mencoba menovelkan perilaku politik di negara kita. Misalnya dapat membuat novel tentang seorang pejuang yang mendukung calon Gub A, dan kemudian digambarkan bahwa si pejuang itu begitu yakinnya atas komitmen si cagub. Eeh, engga sampai dua tahun, si Gub sudah melanggar sendiri janji-janjinya. Nah, kalau novel itu dapat menggambarkan situasi (meskipun disamarkan) tetapi kelihatan sangat mewakili keadaan hari-hari ini (lagi pada kampanye dengan janji muluk-muluk lho) dan kemudian melukiskan semua intrik-intrik politik, termasuk ada bagian 'miring' misalnya artis yang ikut mendukung cagub tertentu, dan kemudian ada itu-itu nya. Novel begini akan laku pada tahun 2009 nanti lho! --- Klub Penulisan Hardim [EMAIL PROTECTED] wrote: Seluk Beluk Menulis Novel Remaja Klub Penulisan Hardim bekerja sama dengan Universitas Widyatama akan mengadakan Obrolan Penulisan bagi pelajar SMA/sederajat dengan tema Seluk Beluk Menulis Novel Remaja bersama tim penerbit GagasMedia. Kegiatan yang berlangsung di Kampus Univ. Widyatama pada Sabtu 4 Agustus 2007 itu akan menghadirkan narasumber Valiant Budi (penulis novel Joker) dan Windy Arief Tanty (pemimpin redaksi GagasMedia). Bagi yang berminat, dapat mendaftarkan diri ke Santi di Klub Penulisan Hardim, Gedung Alumni Jl. Singaperbangsa No. 1 Bandung (022) 70376876 atau Firly di Gedung Humas Marketing Univ. Widyatama Jl. PHH Mustofa No. 61 Bandung. * Need a vacation? Get great deals to amazing places on Yahoo! Travel. http://travel.yahoo.com/
Re: [mediacare] Mau jadi bangsa beradab? - Re: black campaign Pilkada DKI..
Orang Betawi ialah orang lahir di Jakarta!. Mereka itu akan membela tanah kelahirannya dari batin yang mendalam. Nah! Ada baiknya dibuatkan semacam kategori baru: Betawi kelahiran abad ke-21, abad ke 20, dan abad 19. Jadi bukan karena agama yang dianut atau karena dia keturunan Bang Jampang. Bang Jampang zaman itu kontekstual, karena berhadapan dengan penjajah. Bang atau Mpok Betawi abad ini harus ditandai dengan kehebatan menguasai tekno-bisnis, karena itulah tantangannya! Iya kan? Betawi ini maju pesat karena ibukota RI. Dan, maju bukan karena diusahakan sendiri oleh orang-orang Betawi itu. Kembali ke yang di atas, karena orang-orang tua mereka melahirkan anak-anaknya di Betawi, jadilah anak-anak Betawi. Coba, bisa engga seseorang anak Betawi yang mempunyai orang tua kelahiran Sumenep mengangkat orang-tuanya menjadi anak Betawi? Gila namanya itu: Membantah Tuhan!. Coba yang menjadi ibukota adalah Pulau Biak yang fasilitas kotanya dibangun Amrek tak obahnya sebagai sebuah ibukota negara. Maka orang-orang Betawi yang datang ke Biak akan terlihat orang 'laen' bangat khan? Jadi, janganlah orang Betawi terus menggerutu. Bersyukurlah tanahnya dijadikan ibukota RI. Juga, bukan karena orang-orang Betawi membuatnya begitu, tetapi semua orang dari mana-mana di Nusantara ini setuju bahwa tanah ini layak dijadikan ibukota. Jangan heran bahwa suatu ibukota saja pindah. Atau juga bisa sirna jika RI bubar. Lalu apakah harga tanah di Betawi seperti sekarang jika ibukota pindah? Jadi orang-orang Betawi, (repotnya termasuk anak-anak saya yang kelahiran Jakarta, bawaannya sudah seperti yang saya ributkan ini, ...) jangan menggerutu teru... hus... hus. Cintailah Betawimu ini. Orang-tuamu yang bukan kelahiran Betawi inipun selalu melihat tanah kelahirannya di Batak sana rrruaar biasa lalu bernyanyi Ooo Tano Batak. Gitu lhooo! --- T Chandra [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear all, Kalau bangsa mau lebih beradab gak usah deh jauh-jauh liat ke AS, Eropa, Australia segala. Lihat saja India, jelas orangnya mayoritas Hindu banget, tapi mereka tuh gak peduli presiden, perdana mentri, menteri dan segala pejabat apa Hindu, apa Islam, Kristen, Shik yang penting buat mereka mutu dan pengalaman track records nya. Mr Felix jangan skeptik banget dong, jangan ikutan nggolput. Biasanya tuh kalau perbaikan ya datang pelan-pelan, emangnya kita mau revolusi? Kalo emang senang PKS dan Adang ya coblos aja, ikut proses demokrasi dong sambil nunggu datengnya satria kayak Chavez atau Morales, kan? Salam, Chandra MOD: Apa yang dipaparkan Bung Felix ada benarnya. Diskusi soal Fauzi Bowo lulusan Kolese Kanisius bermula di milis PKS. Menurut pandangan mereka, kalau kita pernah sekolah di institusi non Islam artinya sudah 'cacat' di mata mereka. Dan saya klop dengan pandangan Bung Felix. Kampanye hitam dari pendukung Adang ini amat tak sesuai dengan ucapan Adang sendiri yang seolah-seolah pluralis. Namun sudah kita duga, Adang termasuk golongan saiki kedele, sesuk tempe. felix_milis [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear Ferry, jelas keliru kalau ada yang melakukan black campaign seperti itu. Saya tahu memang beliau lulusan Kanisius, tapi who cares? Saya sendiri kenal dengan banyak orang lulusan dari institusi milik Kristen, tapi malah justru pemahaman Islamnya lebih bagus dari lulusan IAIN. Sebenarnya selebaran semacan itu justru seperti pedang bermata dua. Di satu sisi, kalau audience-nya memang not very much educated, mungkin akan termakan. Tapi kalau yang ter-educated, justru malah muak, dan malah antipati dengan si penyebar selebaran. Anyway, saya tidak lagi mbelain Fauzi Bowo, karena saya yakin nggak perlu saya bela, Fauzi Bowo akan sulit dikalahkan. Dan intuisi saya, Fauzi Bowo tidak akan bisa membawa Jakarta lebih maju, kantong APBD Jakarta bakal banyak tersunat untuk kepentingan partai pendukungnya, itu sudah jadi common practice di dunia politik Indonesia. So, jangan banyak berharap lah dari Pilkada kali ini. --- In mediacare@yahoogroups.com, ferry irawan [EMAIL PROTECTED] wrote: saya meliohat siaran televisi yg menghadirkan berita adanya black campaign utk kubu fauzi bowo.. disitu di tayangkan selebaran yg menceritakan bahwa fauzi bowo senang dgn didikan kristen.. disitu dibeberkan Fauzi bowo adalah alumnus dr koloze kanisius.. dan ada foto Foke duduk bersama dgn prof. magnis suseno.. sumber selebaran itu dalam tayangannya bertuliskan masyarakat betawi asli.. sampai ada alamat websitenya.. ( saya lupa alamat namanya..) ada yg bisa menjelaskan..? krn hal ini sudah sangat tidak sehat.., mengingat sudah membawa sentimen agama di dalamnya.. + nam asuku atau etnis.. memeang betawi bisa menjadi alat sentimen kesukuan dlam pilkada ini, namun bukankah devinisi betawi sendiri adalah orang- orang atau masyarakat yang tinggal di batavia atau jakarta sekrang?.. hingga mau itu org jawa, sumatera, papua
Re: [mediacare] Kolom IBRAHIM ISA -- TEGAKNYA NEGARA HUKUM R.I. ADALAH JAMINAN SURVIVAL
Repotnya, penegakan hukum tidak lepas dari bagaimana hukum yang legitimate, yang mudah dipahami, yang mengadopsi kehendak rakyat dapat dibuat. Jangan lupa, yang membuat hukum itu kan politisi-politisi juga... --- datuksinaro [EMAIL PROTECTED] wrote: Kolom IBRAHIM ISA Rabu, 11 Juli 2007 --- TEGAKNYA NEGARA HUKUM R.I. ADALAH JAMINAN SURVIVAL Pertanyaan berikut ini wajar dan relevan: BAHAYA APA yg MENGANCAM REPUBLIK INDONESIA? APAKAH JAMINAN TERPERCAYA BAGI PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA DAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA? Masalah yang konstan menjadi pemikiran terus menerus dihadapi oleh setiap pemeduli KESATUAN DAN PERSATUAN negeri dan bangsa, kiranya adalah sbb: --- Apakah Bangsa dan Negara Republik Indonesia mampu dengan sukses melewati periode 'SURVIVAL' yang harus dilaluiya? Apakah bisa dengan sukses melewati masa yang menentukan berhasil atau gagalnya usaha meneruskan membangun dan memperkokoh nasion Indonesia, mempertahankannya sebagai suatu negara berdaulat, yang wilayahnya sambung menyambung menjadi satu, dari Sabang sampai Merauke? Lebih gamblang: Apakah bangsa, negeri dan negara ini, tidak akan terpecah-belah, porak poranda? Berkeping-keping seperti, misalnya, Yugoslavia, atau Uni Sovyet? Setiap patriot yang kecintaannya, kepedulian dan keterlibatannya tak diragukan karena ia bersumber pada identitas dan kesadarannya sebagai orang Indonesia, dengan pasti dan lantang menjawab: -- 'YA' . Melalui perjuangan bersama, mempersatukan semua kekuatan besar dan kecil yang harus dipersatukan, KITA PASTI AKAN 'SURVIVE' DAN MAJU TERUS. Jawaban ini bukan jawaban spontan. Juga bukan jawaban yang emosionil. Juga jauh dari pandangan nasionalisme-sempit! Jawaban yang tegas dan tandas tsb adalah jawaban yang wajar, yang diberikan oleh setiap patriot pencinta Republik Indonesia, yang setia pada cita-cita kebebasan, keadilan dan kemakmuran bagi seluruh bangsa, seperti yang terkandung dalam falsafah dasar negara R.I., PANCASILA dan UUD. Ini adalah jawaban dari siapapun yang PUNYA harga diri dan diilhami semangat dan tekad untuk membela keutuhan dan kesatuan serta persatuan Indonesia. * ** Ketika Republik Indonesia diproklamasikan sampai pada saat kedaulatannya diakui mancanegara, negeri ini belum utuh sebagai negara yang wilayahnya sambung menyambung jadi satu, dari Sabang sampai Marauke. Karena, sebagian penting dari wilayah Indonesia, yaitu Irian Barat, ketika itu masih dikuasai Belanda. Menelaah sejarah negara ini, tercatat bahwa ancaman dan bahaya yang dihadapi negara Republik Indonesia yang baru berdiri itu , datangnya terutama dari luar. Satu ketika ia datang dalam bentuk subversi dan campur tangan kekuatan kolonialisme dan imperialisme. Ini kita alami sendiri. Satu bulan sesudah 'penyerahan kedaulatan' oleh Den Haag kepada Republik Indonesia Serikat, kita dikejutkan oleh meletusnya pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) dibawah pimpinan Kapten KNIL Raymond P. Westerling, yang tujuannya adalah merebut kekuasaan negara. Lalu muncul pemberontakan RMS. Dua-duanya, menunjukkan keterlibatan kekuatan kolonial Belanda. Selanjutnya menyusul pemberontakan DI dan TII, yang hendak menegakkan negara Islam. Diikuti kemudian oleh pemberontakan separatis PRRI/Permesta yang disokong oleh CIA/USA. *** Dari pertemuan Medan bulan lalu, antara petinggi-petinggi PDI-P yang diwakili oleh Taufik Kimas dan Golkar yang diwakili oleh Surya Paloh, dimaklumkan adanya kesepakatan dan kesefahaman kedua parpol tsb. Fenomena ini di kalangan banyak orang menimbulkan kesan, bahwa dua parpol tsb mengasumsikan bahwa, dewasa ini, ancaman atau bahaya utama yang dihadapi oleh bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia, adalah s e p a r a t i s m e dan f u n d a m e n t a - l i s m e Islam . Perkembangan selanjutnya perpolitikan tanah air, akan menjelaskan apakah benar, atau keliru, konstatasi PDI-P dan Golkar mengenai ancaman terhadap nasib bangsa dan negara kita. Ataukah pernyataan Medan itu sekadar menunjukkan kehendak untuk memberikan 'wajah baru' pada suatu koalisi yang tidak baru? Mengomentari pertemuan Medan, Ketua Umum Golkar, Jusuf Kala, menyatakan bahwa pertemuan itu sekadar 'silaturahmi saja'. Sedangkan mantan Presiden Abdurrahman Wahid, yang merupakan tokoh Islam berpengaruh, boleh dikatakan, tidak menggubris 'koalisi' kedua parpol tsb. Memang bisa timbul pertanyaan, bila benar-benar hendak 'bercancut taliwondo', hendak mempertahankan Republik yang sekular, mengapa tidak, sejak pada awal, diajak Gus Dur yang merupakan tokoh pemimpin Islam yang justru membela sekularisme dan pluralisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara? Nyatanya, selama ini -- sejak PDI-P
Re: [mediacare] Krisis Air di Australia
Kalau tidak pernah ke Australia, maka tidak paham arti 'krisis air' dalam cara pandang Australia. Mereka suka menghitung-hitung ini dan itu dan luar biasa waspada atas krisis. Maklumlah, kalau ke sana, barulah bisa melihat bahwa mereka merubah lingkungan tandus menjadi tempat hidup yang mereka dan juga dinikmati oleh orang yang mau ke sana. Sehingga, jangankah untuk diminum, berapa banyak air yang dibutuhkan untuk mengelola tanaman padi juga pernah dihitung. Alhasil, untuk setiap kilo beras diperlukan air sebanyak 200 liter. Lantas, apa kesimpulannya? Dari segi penggunaan air, menanam padi adalah rugi. Sehingga mereka pernah bermaksud melarang agro industri beras. Anehnya, saya tidak menyaksikan di mana itu lokasi persawahan beras, padahal menghasilkan sekitar 3 persen dari jumlah beras yang diperdagangkan di seluruh dunia. Lebih aneh lagi, cocok-tanam padi mereka cuma melibatkan sekitar 2.000 petani saja. Bandingkan dengan kita yang melibatkan 20 juta petani, mengonsumsi beras, tetapi mengimpornya sekitar 3 persen dari pasar dunia. Balik mengenai krisis air. Jika kita gunakan standar Australia, maka di DKI Jakarta itu tidak boleh lagi orang mengambil air tanah. Kenapa? Dengan standar konservasi lingkungan, penyedotan air tanah berakibat pengrusakan lingkungan bawah tanah, bahkan mengakibatkan intrusi air laut, dan akhirnya berpotensi memperpendek umur kota Jakarta, karena saat ini penurunan permukaan tanah di Jakarta adalah rata-rata 4 cm pertahun. Dan, 50 tahun ke depan akan menjadi 2 meter di bawah permukaan laut (tahun 2057). Maka dengan cara pandang Australia menyedot air tanah akan merupakan kriminal. Jadi, krisis air di Australia jangan dibandingkan dengan situasi kita, dan mengatakan kita sangat aman. Kita tidak pernah 'mikirin' krisis, dan sehingga cuma bisa tertawa bangga ketika orang Australia mengatakan diri mereka tengah mengalami krisis. Padahal, mestinya kita perlu ikut prihatin, apakah kita juga krisis? --- Kalei Nitisara [EMAIL PROTECTED] wrote: adakah hubungan antara krisis air di Australia dan New Zealand dengan kenaikan harga susu di Indonesia just wondering. salam, dwi ayu On 7/3/07, kawuloalit [EMAIL PROTECTED] wrote: fyi aja... AlhamdulillahKita masih bersyukur bisa mandi 2 sampai 3 kali Nyuci motor semau-maunya...nyuci mobil semau-maunya. Sebelum terlambat... Mari Kita syukuri karunia Tuhan ini dengan sebaik-baiknya dengan cara menggunakannya sebijak-bijaknya. Seandainya saja seperti ini.. Ndak bisa membayangkan seperti apa Jabodetabek Om Gen...mohon maaf tulisannya saya kutip ke milis tanpa minta ijin dulusemata-mata buat pembelajaran bersama siapa tahu bermanfaat salam prihatin, bapakeghozan Krisis Air Friday, June 15, 2007 Assalamu'alaikum wr.wb., Hari ini saya telfon orang tua di Australia karena Bapak saya ulang tahun. Di kota Brisbane sedang krisis air. Selama 5 tahun terakhir ini, hujan hanya sedikit, dan jauh di bawah jatah yang biasa. Waduk di sana habis airnya. Ada waduk dekat rumah orang tua di Brisbane utara, dan sekarang tinggal 15% dari kapasitas totalnya. Pemda Brisbane sudah mengeluarkan banyak Perda baru untuk mengatasi krisis ini. Yang terbaru: orang hanya boleh mandi (shower) selama 4 minit. Dan Pemda membagikan jam pasir gratis sehingga warga bisa mengukur waktunya. Setiap sekian minggu ada petugas Pemda yang datang untuk memeriksa meter air di depan rumah (di sana semua orang pakai PAM). Orang dilarang mencucui mobil kecuali dia menggunakan air bekas. Jadi banyak orang malah tidak pernah mencuci mobil. Dan warga disuruh mandi dengan berdiri di dalam ember besar untuk menangkap air bekasnya. Air itu kemudian dituangkan ke bunga di depan rumah (kalau masih ada yang hidup) karena rumput dan bunga dilarang disiram pakai selang (air PAM). Hanya boleh dengan air bekas. Bagi yang punya kolam renang, tidak boleh diisi dengan air PAM. Harus pesan truk tangki air yang akan antarkan air ke rumah. (Saya tidak diberitahu air itu dari mana: bekas dari industri barangkali). Dan kalau air di kolam renang surut karena menguap, tetap tidak boleh ditambahkan dengan PAM. Harus membuat bak air sendiri yang bisa menangkap air hujan dari atap rumah (walaupun air hujan sedikit), atau biarkan kolam renang setengah kosong. Betapa nikmatnya tinggal di Indonesia ya? Ibu sering suruh saya pulang dan tinggal di Australia lagi. Sekarang saya malah mengajak orang tua pindah ke sini biar bisa mandi!! Hahahaha. Kasihan deh lhu Krisis ini melanda seluruh Australia, tetapi masalahnya berbeda di setiap kota, tergantung persediaan air yang ada. Industri perkebunan di Australia selatan bakalan hancur sejak Perdana Menteri memutuskan untuk menghentikan persediaan air buat perkebunan dan industri lainnya. Katanya biar air yang masih tersisa di sungai bisa disalurkan ke kota
[mediacare] Re: Rano Karno DiSuap?
Apa masuk akal Rano Karno mau terima Rp. 3 miliar, dan mengorbankan Rp. 100 miliar nilai nama baiknya? Jadi, itu mengada-ada saja. --- Wido Q Supraha [EMAIL PROTECTED] wrote: 02/07/2007 06:41 WIB Bahaya Bila PKS Tak Ikuti Proses Pilkada DKI Nurvita Indarini - detikcom Jakarta - Karena banyak dicurangi, PKS mengancam tidak akan mengikuti proses Pilkada DKI Jakarta. Bila ancaman ini direalisasikan, dinilai berbahaya bagi jalannya Pilkada DKI. Kalau PKS tidak ikut proses pilkada, maka pilkada bisa ditunda. Karena itu, persiapan pilkadanya akan sangat panjang, kata Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti dalam perbincangan dengan detikcom, Minggu (1/7/2007). Bila pilkada ditunda, maka berimplikasi kepada masa bakti Gubernur DKI Sutiyoso yang lebih panjang. Yang perlu dipikirkan juga adalah kemungkinan aksi huru-hara, yang lantas menyebabkan stabilitas Jakarta menjadi tidak aman, imbuh Ray. Huru-hara yang dimaksud Ray adalah semakin maraknya demonstrasi yang terjadi di Ibu Kota. Jadi yang terganggu bukan hanya persoalan teknis, tetapi juga pelaksanaannya. Karena itu, KPUD DKI harus memperhatikan secara serius, harus melayani semua dengan baik, dan jangan menyepelekan ancaman-ancaman itu, tukasnya. (nvt/Ari) Source : http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/07/tgl/02/time/064143/idnews/799844/idkanal/10
Re: [mediacare] Meretas Kualitas Perguruan Tinggi
Jika merunut ke belakang, alasan PTN menyelenggarakan program ekstensi ialah agar pengajar tidak berkeliaran di luaran. Di masa lalu dosen PTN, karena pendapatan yang rendah menjadi pengajar di PTS-PTS. Bahkan ada pula yang bekerja jadi sales, jual-beli mobil dan lain-lain. Harap dimaklumi, dosen hanya perlu mengajar 18 jam seminggu. Sisa waktu digunakan (mestinya) untuk baca-baca dan meneliti. Setelah reformasi, PTN boleh menyelenggarakan pendidikan ekstensi. Program ini diminati, sebab kualitas pengajar pasti baik. Namun karena ekstensi merupakan program untuk meningkatkan penerimaan PTN, dan juga untuk memperbaiki penerimaan dosen-dosen maka standar penerimaan mahasiswa memang diturunkan persayaratannya. Sekarang, Dikti melarang program ekstensi. Nanti dosen-dosen akan kembali berkeliaran di PTS, sebab jelas akan kekurangan job. Di PTS dosen-dosen PTN tidak punya hak dalam governancenya. Jadi tidak bisa meminta perbaikan. Di ekstensi, mereka berhak bicara. Mestinya waktu yang lowong sekitar 40 - 18 jam seminggu digunakan oleh Dosen untuk meneliti dan membaca. Tetapi bagaimana bisa membaca dan meneliti jika uang rumah-tangga kembang-kempis? Bagi yang doktor sudah ada sejumlah job, tetapi dosen bukan doktor semua. Pekerjaan dosen tergolong terhormat. Di masa lalu pekerjaan ini dianggap high thinking low living. Mikirin negara tetapi hidup melarat. Alangkah baiknya ditemukan cara terbaik untuk meningkatkan mutu Program Ekstensi. Janganlah Dikti dan pejabat-pejabatnya bertolak dari satu masalah saja. Bahkan, coba dipikirkan bahwa punishment itu juga mengorbankan puluhan ribu lulusan ekstensi, yang akan merasa diri mereka lulusan dari program yang salah. Anak-anak mereka akan malu, sebab orang-tuanya lulusan PTN ekstensi. Lebih jauh, era pelarangan-pelarangan akan rawan korupsi. Jadi, baiknya diperlukan analisis yang komprehensif atas dampak dari peraturan Dikti ini. Evaluasi atas suatu kebijakan adalah hal yang biasa. --- Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: REFLEKSI: Biasanya Perguruan Tinggi disingkatkan PT. PT juga mempunyai arti lain, yaitu Persoran Terbatas. Dalam politik pendidikan negara Indonesia kedua pengertian menjadi satu, tetapi didominasikan oleh fasafah Perseoran Terbatas. Falsafahnya yaitu mengeruk laba sebesar mungkin [dalam bentuk uang atau fulus] yang diperoleh dari pengolahan obyek yaitu murid/mahasiswa. Apakah mahasiswa memperoleh ilmu pengetahuan bermutu yang sewajarnya menjadi hal tidak begitu penting, ini penyakit yang sulit disembuhkan selama kaum lintah darah mendominasi dan memegang kemudi bahtera negara. SUARA MERDEKA Senin, 09 Juli 2007 Meretas Kualitas Perguruan Tinggi Oleh Thoifuri SURAT edaran Dirjen Dikti No 595/D5.1/T/T/2007 tentang Larangn Kelas Jauh atau ekstension merupakan langkah maju dalam sistem pendidikan nasional. Surat tersebut mulai berlaku 27 Februari 2007. Jika dihitung dalam hitungan bulan. sudah berlaku empat bulan. Namun demikian, masih banyak perguruan tinggi (PT) yang tidak mengindahkannya. Karena itu, ada sebagian orang yang berani menuntut secara hukum para oknum yang masih membuka kelas jauh tersebut. Ada argumentasi menarik, mengapa kelas jauh menjadi program alternatif bagi PT nakal? Yaitu, karena asumsi yang dikembangkan adalah biarlah PT bersemi sesuai dengan kehendak rakyat Indonesia. Membatasi PT, berarti membunuh minat bangsa Indonesia yang sudah mulai muncul kesadaran pendidikannya. Mengapa harus dibatasi/dilarang, toh pemerintah pun tidak atau belum mampu menyiapkan PT yang reperesentatif. Di samping itu, toh nanti masyarakat sendiri yang akan menilai kualitas para out put dari PT masing-masing. Sementara itu, PT yang tidak mau membuka kelas jauh beralasan; pertama kelas itu hanya berorientasi sertifikat dan profit uang. Kedua, tidak berpikir kualitas. Ketiga, kuliah dengan tempat seadanya, seperti di rumah dan di SD/MI, SMP/MTs, SMA/Aliyah. Keempat, tidak ada perpustakaan. Kelima, berani meluluskan S1 dalam waktu satu/dua tahun. Keenam, dosen seadanya, tidak memenuhi kualifikasi. Ketujuh, mencetak sarjana pengangguran, kebanggaan karena titel. Kedelapan, mengesampingkan unsur Tridharma Perguruan Tinggi, terutama berupa penelitian, karena banyak mahasiswanya yang enggan mengadakan penelitian. Tatanan Baru Surat Edaran Dirjen Dikti tersebut, kiranya perlu mendapat respons dari kalangan civitas academica, mengingat kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia semakin menurun bila dibandingkan dengan negara tetangga. Fakta dalam data Human Development Index Report (1999) menunjukkan, peringkat kualitas pendidikan Indonesia adalah 105, sedangkan Singapura 22, Brunai Darussalam 25, Malaysia 56, Thailand 67, dan Filipina 77. Sekarang peringkat SDM Indonesia berada dalam urutan 112 dari 127 negara (Pikiran Rakyat, 26 Juli, 2006: 12). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) 20/2003 Pasal 20 Ayat 2 menyatakan, PT berkewajiban
Re: [mediacare] Fw: Siaran Pers KBRI Praha-Peluncuran Buku
Selamat dan bagus iya. Saya kira bukan Saut Sitomurang, tetapi Sitor Situmorang? --- HKSIS [EMAIL PROTECTED] wrote: - Original Message - From: Salim Said To: Sent: Wednesday, 27 June, 2007 20:23 Subject: FW: Siaran Pers KBRI Praha-Peluncuran Buku PRESS RELEASE DUTA BESAR RI DI PRAHA MELUNCURKAN BUKU TERJEMAHAN SASTRA INDONESIA Bertempat di Wisma Duta Praha, pada tanggal 26 Juni 2007 Duta Besar RI di Praha, Prof. Salim Said, secara resmi melakukan peluncuran buku sastra Indonesia yang berjudul Harimau-Harimau. Buku kumpulan cerpen Indonesia tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Ceko oleh mantan Duta Besar Ceko untuk Indonesia, Jaroslav Olsa. Selain novel Mochtar Lubis, buku terjemahan itu juga menyertakan sejumlah cerita pendek yang ditulis oleh penulis-penulis cerita terkemuka Indonesia, seperti Motinggo Boesje, Idrus, Kuntowijoyo, Saut Sitomurang dan Putu Wijaya. Novelis dan teaterawan terkemuka Indonesia, Putu Wijaya, yang dijadwalkan menghadiri acara peluncuran buku tersebut, berhalangan hadir karena kesibukan pentasnya di Jakarta. Tapi sebagai bagian dari perjalanannya ke Eropa akhir Juli nanti, Putu Wijaya merencanakan mampir di Praha untuk mementaskan monolognya yang baru saja dipentaskannya di Jakarta. Peluncuran buku yang dihadiri oleh penerbit, sponsor, panitia pameran buku internasional Praha, kalangan akademisi, asosiasi pengarang Ceko, serta masyarakat pencinta Indonesia itu, adalah bagian dari kegiatan kesenian dan kebudayaan KBRI Praha selama bulan Juni ini. Beberapa hari sebelumnya KBRI Praha telah dua kali mengadakan malam kesenian serta sebuah seminar mengenai Islam dan demokratisasi di Indonesia. Praha, 26 Juni 2007 KBRI Praha Get the free Yahoo! toolbar and rest assured with the added security of spyware protection. http://new.toolbar.yahoo.com/toolbar/features/norton/index.php
Re: [mediacare] Hegemoni Agama
Harold Laski menubuatkan bahwa ikatan dalam konteks nation tidak dibangun atas komitmen ras, agama dan semacam itu (Saya tambahkan: ukuran tinggi badan). Suatu konteks hubungan rasional haruslah menjadi fondasi dan rujukan semua upaya untuk membangun nasion yang kokoh, agar dapat eksis secara berarti di dalam perubahan-perubahan zaman. Itu dikatakannya sekitar awal abad 20 yang lalu. Namun demikian, adanya gaung yang akan memerdakan Monokwari menjadi Kota Injil bukanlah sesuatu timbul begitu saja. Itu adalah respons atas stimulus, yakni semakin meningkatkan perda-perda berprinsip syariat. Saya tidak ingin melukai perasaan mereka yang ingin memerdakan Monokwari sebagai Kota Injil, karena saya memahami logika mereka. Namun, saya prihatin, sebab hal itu tidak lepas dari meluasnya keinginan daerah-daerah mayoritas Muslim untuk menerapkan syariat Islam. Di satu kesempatan, seorang kalangan mayoritas pernah menghardik saya: Hai warga minoritas, tunduklah kepada mayoritas!. Saya kecut. Tetapi saya tidak ingin membalasnya, karena rugi besar jadinya jika ikut pikiran kerdil demikian itu. Itu tidak ilmiah, dan sangat berisiko menghancurkan si yang bilang. Kalau beriman, Tuhan tidak menjanjikan apa-apa bagi orang yang sombong hanya karena punya banyak sodara-sodara. Jadi saya tidak pulang ke kampung saya agar dapat menghardik orang-orang lain dengan cara yang sama, di mana sodara-sodaraku jelas jauh lebih banyak dari sodara siapapun. Jadi, sekalipun hanya Monokwari, berhati-hatilah kita bahwa perasaan orang yang tersisih dapat menguat dan mendalam. Penyisihan yang terus-menerus akan mendorong menguatkan kohesiveness di kalangan minoritas. Dan, sejarah selalu memberi bukti yang berlawanan dengan akal sehat: Minoritas seringkali mengungguli kalangan mayoritas. Ingin bukti? Pergilah ke pasar atau mall, dan lakukan statistik. Dirimu akan temukan orang-orang 'bertubuh sedang' jauh lebih banyak dari orang-orang 'bertubuh pendek'. Lantas, ikutlah rapat kabinet, atau di mana para pentolan bangsa berkumpul. Kau akan merasa tersisih, tatkala pusat-pusat yang menentukan hidup dirimu, ternyata diisi oleh orang-orang minoritas itu yakni sodara-sodara kita yang bertubuh pendek. --- Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.suarapembaruan.com/News/2007/06/16/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Hegemoni Agama Benyamin F Intan Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka (Golden Rule, Matius 7:21). emi melestarikan Manokwari sebagai kota kelahiran Kristen di Papua, pemerintah setempat menggulirkan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kota Injil pada 7 Maret 2007. Sebutan Manokwari sebagai Kota Injil sebetulnya sudah ditetapkan sejak 1999 oleh Bupati Manokwari, Dominggus Mandacani, Majelis Rakyat Papua (MRP) bahkan sudah menyatakan kota di daerah yang terletak di Kepala Burung Papua itu sebagai Kota Injil. Menurut Wakil Ketua Kelompok Kerja Agama MRP Pendeta Wiliem Rumsarwir, Raperda Kota Injil adalah wujud panggilan etika dan moral rakyat yang dioperasionalkan. Injil itu membebaskan, maka nilai-nilai itulah yang dominan dalam rancangan tersebut. Tidak akan ada pelarangan atau fanatisme (Tempo, 14-20 Mei 2007). Munculnya Raperda Kota Injil di Papua adalah buah dari salah nalar, suatu reaksi emosional yang tidak perlu terhadap maraknya perda-perda bernuansa agama yang menyeruak di era reformasi. Kesalahan nalar tampak jelas terbaca pada alasan digulirkannya Raperda Kota Injil, yaitu untuk melestarikan Kota Manokwari sebagai gerbang masuknya Injil di Papua. Kita bisa membayangkan setelah kota Manokwari, mungkin akan muncul kota-kota lain yang dijadikan kota Injil. Bagaimana jadinya jika kota Sibolga sebagai tempat masuknya Injil bagi daerah Tapanuli mengikuti jejak Manokwari, mengingat persentase jumlah pemeluk agama Kristen dan Islam di Sibolga hampir sama? Pada tempat-tempat tertentu komunitas Kristen lebih banyak, namun pada tempat lain komunitas Islamlah yang lebih banyak, ada pula pemeluk agama-agama lain, serta aliran kepercayaan. Lebih parah lagi jika semua agama kemudian membuat langkah yang sama, melestarikan tempat masuknya agama-agama yang ada dengan membuat perda bersuasana agama tertentu. Islam dan Kristen yang masuk belakangan dibandingkan agama-agama lain tentunya menjadi agama yang paling tidak berhak untuk mengklaim daerah tertentu sebagai tempat kelahiran agamanya, karena sebelum Islam dan Kristen, di Indonesia sudah ada agama-agama lain. Apalagi mengingat dalam agama-agama yang ada terdapat keragaman internal. Lantas mengapa agama-agama kemudian mencoba mengklaim diri seragam untuk kemudian mendominasi dan memarginalkan yang lain. Jelas ini akibat salah nalar yang seharusnya tidak boleh terjadi, karena kota kelahiran agama tertentu secara bersamaan juga kota kelahiran agama lain, dan tak boleh ada satu agama pun yang mengklaim memiliki kota
Re: [mediacare] Jiwaku-pun Rela Ku Korbankan Demi Cinta--Apalagi Cuma Agama !!!
Seorang teman saya mahasiswa semasih sekolah di Ozzy, yang bekerja sehari-harinya di negeri asal (home country) sebagai pegawai imigrasi negeri Cina pernah nanya begini: Worship to whom? Lalu dijawabnya sendiri: My girl-friend! --- budiman hakim [EMAIL PROTECTED] wrote: Cinta itu pengorbanan? Hmm saya rasa bukan! Misalnya, seorang perempuan kelibet utang yang luarbiasa besar. Pacarnya berusaha menolong. Dia menguras semua tabungannya, menjual mobil dan rumahnya untuk membantu melunasi hutang itu. Apakah itu pengorbanan? Belum tentu! Bagi si cowok, pacarnya adalah center of his universe, sehingga hal-hal lain tidak ada artinya di matanya. Uang dan harta menjadi semu, pokoknya dia hanya fokus bagaimana membahagiakan orang yang dicintainya. Cowok itu melakukan hal tersebut dengan rela, ga ada keterpaksaan bahkan dengan senang hati. Lalu di mana pengorbanannya? Tidak ada! Itulah hakikat sebuah cinta. Bagi si cowo dia tidak merasa berkorban sama sekali. Karena itulah, saya berpendapat cinta tidak ada hubungannya dengan pengorbanan. BH Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] wrote: Jiwaku-pun Rela Ku Korbankan Demi Cinta--Apalagi Cuma Agama !!! Cinta kasih antara pria wanita atau orang tua dan anaknya, atau antara seorang dengan sahabatnya, telah menghasilkan banyak sekali cerita2 berupa epic kepahlawanan, legend percintaan, maupun autobiografi2 yang sangat mengharukan. Bisa jadi cinta itu tak bisa dilihat bentuknya dan dianggap hanyalah khayalan dari permainan perasaan seseorang seperti halnya agama ataupun kepercayaan, namun akan merupakan dorongan bagi seseorang untuk melakukan perbuatan2 akibat dorongan cinta tsb. Perbuatan yang bisa kita lihat akibat dorongan2 agama adalah teror jihad Islam yang biadab dan keji, demikian halnya dengan cinta yang juga bisa mendorong seseorang berbuat jahat atau malah berbuat kebaikan2 bahkan bisa jadi mengorbankan jiwa untuk cintanya sementara teror jihad mengorbankan jiwa untuk kepercayaannya. Demikianlah, ada kalanya cinta bisa menjadi racun seperti halnya agama yang meracuni seseorang. Kita akan mengutuk akibat cinta maupun akibat agama yang menyebabkan orang lain yang tidak bersalah dijadikan korbannya. Oleh karena itu, janganlah menjadikan cinta atau juga agama ini mengakibatkan jatuhnya korban. Perasaan Cinta maupun angan2 Agama haruslah digunakan untuk hanya membahagiakan, menghilangkan penderitaan, menghilangkan ketakutan, dan menyelamatkan kehidupan bukan malah sebaliknya Secara filosofis, cinta kasih seorang pria terhadap wanita selalu dibuktikan melalui pengorbanan, baik pengorbanan fisik dalam bentuk melindungi keamanan si wanita maupun melindungi secara financial dengan mengorbankan seberapa besar hartapun yang dimilikinya, bahkan tidak jarang sang pria malah mengorbankan jiwanya demi cinta kasihnya kepada seorang wanita. Beginilah biasanya realisasi cinta yang ideal pada umumnya disampaikan oleh nenek moyang kita dari generasi ke generasi. Tapi dalam agama Islam, kita sering mendengar dimana seorang laki2 Islam yang mencintai gadis yang bukan Islam mempersyaratkan wanita yang dicintainya itu mengorbankan kepercayaan atau agama orang tuanya agar di laki2 itu bisa menikahinya !!! Alasannya katanya itulah ajaran Islam yang menjadi kewajiban umatnya. Jelas ini adalah ajaran sesat, wong yang jatuh cinta itu pihak laki2, koq malah si wanita yang disuruh berkorban ??? Tidak beda kalo hal sebaliknya dimana si wanita itu seorang muslimah, dan laki2 yang dicintainya itu adalah seorang yang bukan muslim, maka si wanita itu mempersyaratkan si laki2 untuk masuk Islam kalo tidak maka tidak bisa menikah !!! Secara tradisional, maka pihak laki2 dianggap pihak yang lebih kuat, pihak yang lebih dominan, dan pihak yang menjadi pelindung sementara pihak wanita menjadi pihak yang harus dilindungi. Oleh karena itu, apabila si wanita mempersyaratkan laki2 yang mencintainya untuk pindah agama menjadi Islam, maka si laki2 umumnya mau menurutinya demi melindungi perasaan si wanita terhadap keluarganya karena wanita tidak bisa lepas dari ketergantungan terhadap keluarganya dimana kalo sang suami menceraikan atau melakukan hal2 yang menyakiti si wanita, maka tempat pengaduan maupun tempat berlindung hanyalah keluarganya. Tetapi kalo kita hidup dizaman modern sekarang ini dimana peranan wanita maupun laki2 adalah sejajar dalam menuntut hak2nya, maka tradisi memaksakan agama satu pihak kepada pihak lain yang dicintainya ataupun mencintainya menjadi tidak lazim, tidak ethis, dan bisa dianggap amoral. Janganlah anda menikahi siapapun juga yang memaksakan anda pindah agama karena anda hanya boleh pindah agama tanpa syarat bukan karena disandera oleh cinta anda atau anda disandera oleh cinta untuk mengorbankan harga diri anda dan keluarga anda. Demikianlah, kesadaran dan penghargaan masing2 pihak didunia maju
Re: [mediacare] Re: Indonesia Makin Dijauhi.Karena Salah Urus.
Tatkala masih bermukim di luar negeri, sejujurnya saya harus mengaku bahwa ketika orang bertanya darimana saya berasal, maka lama ke lamaan saya tidak pernah merasa bangga. Mula-mula saya tegar dan bangga sebab saya masih sisa generasi yang selalu bergelora ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya, lagu kebangsaan saya. Namun, tatkala saya membandingkan bagaimana 'mereka' menyanyikan lagu kebangsaan mereka, bukan sekadar khidmat, tetapi mereka, di dalam hati mereka terdorong gelora untuk menyumbangkan yang terbaik bagi negerinya! Dan apakah omong kosong? Tidak! Mereka sedih jika tim olah-raga mereka kalah, dan di tahun kemudian mereka selalu menjadi terbaik, sebab bagi mereka malu berarti perlu berubah! Nah di negeri kita? Nyaris semua ingin mendapat yang terbaik bagi dirinya, tanpa perduli dengan begitu kemudian tidak bisa jadi juara sepak-bola, cuma berlaga dengan Myanmar. Atau seperti anak kecil tatkala berurusan dengan Singapura, cuma bisa demo di Kedubes mereka doang,... dan bahkan tidak bisa apa-apa kalau sudah diiming-iming upah besar, perduli itu tampaknya akan membuat malu. --- ati gustiati [EMAIL PROTECTED] wrote: Konspirasi , inilah kata yg paling tepat utk menggambarkan alasan bagaimana Indonesia menjadi tersungkur dalam kehancuran yg semakin dalam, konspirasi menjadi landasan perencanaan disetiap lembaga pemerintahan, konspirasi tumbuh di mana2, berbaur dalam society dan menjadi kehidupan se hari2, sulit menemukan niat yg jujur dan bersih dari pemerintah, rakyat yg bodoh tentunya mudah dikelabui tetapi reputasi buruk pemerintah sudah tercium dan terlihat di mata dunia, memang ada sebagaian negara yg mengambil keuntungan memancing di air keruh, negara2 luar tau Indonesia yg maha kaya dengan tambang2 alam nya, pemerintah nya yg berhati serakah dan korup, rakyatnya yg mudah disihir, ini tentu saja santapan empuk utk negara2 kapitalis didunia, hanya sayangnya disamping korup pemerintah kita juga tidak begitu jeli dalam mempermainkan ekonomi politik nya. Kemerosotan moral bangsa yg semakin anjlog dan beringas salah satu bukti bahwa pemerintah tidak becus menangani kerawanan keamanan nasional, rakyat saling bunuh, tentara seenaknya main dor, kelaparan dan penyakit bertebaran di mana2, pejabat2 kita seperti hewan hanya sibuk mengurusi isi perut nya sendiri, ini sebuah gambaran horor yg sangat mengerikan, lalu siapa yg sudi mengunjungi negri seperti ini bila Thailand, Malaysia atau Kathmandu lebih menjanjikan surga bagi wisatawan nya? Siapa yg bisa mengangkat kita dari keterpurukan ini? saat ini hidup kita sudah seperti dikepung oleh kuku2 tangan kapitalis, alam kita sudah tidak bisa seramah dulu, hutan kita sudah kosong melompong, minyak, emas, perak, batubara dll sudah nyaris habis digadai, apa yg tersisa ? hanya harapan...dipundak seseorang, seseorang yg memiliki hati nurani yg rela menyingkirkan kebutuhan dirinya sendiri demi pembangunan bangsa dan negaranya, siapapun yg kelak akan menjadi president pada thn pemilu mendatang, tentunya akan mengenban tugas dgn beban yg lebih berat lagi karena negri ini sudah sarat dengan hutang dan kemerosotan mental dan spiritual nya. Very sad...really really sad . salam omie dangi dangi [EMAIL PROTECTED] wrote: iya nich...kasihan juga ya negara kita...tapi kita juga perlu cermat adalah adanya konspirasi international yang juga turut bermain dalam menciptakan image negative terhadap negara kita yang mayoritas muslim, bisa jadi black campaign dari negara tetangga di bidang pariwisata, bisa jadi ketidakberadayaan departemen terkait dalam mengangkat citra dan promosi pariwiasata, bisa jadi ketumpulan kedutaan besar kita dalam mempromosikan wisata kita. Euforia reformasi yang tergesa-gesa dan tidak pada tracknya semakin memperburuk keadaan plus aparat yang korup, dan masih banyak hal lain yang bersifat multidimensi. salam, dangi - Original Message From: sumarsastrowardoyo To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 4, 2007 11:01:14 PM Subject: #sastra-pembebasan# Indonesia Makin Dijauhi.Karena Salah Urus. Payah deh, negeri kita yang tercinta makin dijauhi. Hati siapakah yang tidak sedih? Ingin menangis rasanya. Apa yang sekarang kita musti bilang. Sudah terlanjur nasib negeri kita menjadi malang. TAJUK - Banjarmasin Post Monday, 04 June 2007 01:22 - Indonesia Makin Dijauhi NASIB Indonesia memang tidak mujur. Australia memperlakukan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso yang sedang menjadi tamu resmi, sangat tidak sopan bahkan melecehkan. Tanpa pemberitahuan lebih dahulu, Sutiyono didatangi polisi yang langsung masuk ke kamarnya dengan kunci khusus dan memintanya datang ke pengadilan guna dimintai keterangan terkait kasus kematian lima wartawan Australia di Timor Timur pada 1975 lalu. Sebelum itu, kita juga ribut akibat keputusan pemerintah yang memberi
Re: [mediacare] Presiden Khawatir Isu DKP Ditunggangi Pihak Lain
Ditunggangi, menunggangi, tertunggangi dan tunggang-langgang, ... haree genee harus dipandang wajar dan mungkin-mungkin saja. Dan tidak pula hal ikhwal itu perlu-perlu banget diangkat sebagai jargon politik. Perpolitikan kita sekarang ini sudah penuh kemungkinan, dan bukan lagi seperti dulu di mana banyak hal yang tidak dimungkinkan oleh si pembuat ketidak-mungkinan itu. --- Y Rakhmat [EMAIL PROTECTED] wrote: Benar sekali Pak Andi, Pak Presiden akan terpana tujuh keliling bila soal ini ditunggangi oleh RAKYAT yang ingin hidup lebih layak! Sembiring menghina rakyat saat berkata bahwa rakyat tidak paham dengan hal seperti ini. Inilah mutu dangkal pemimpin PKS, karena rakyat sudah sangat paham dalam banyak masalah, hanya terus dihambat oleh tokoh seperti dia itu dalam mencari kebenaran yang jelas. Golkar, PD dan PKS: Sekali Tiga Uang. Y Rakhmat Selasa, 29 Mei 2007 19:21:00 Presiden Khawatir Isu DKP Ditunggangi Pihak Lain Jakarta-RoL-- Pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Amien Rais dilakukan selain untuk komunikasi politik juga mencegah isu tentang dana non budgeter Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) ditunggangi pihak lain, kata juru bicara Presiden, Andi Malarangeng. Ini mencegah gonjang ganjing politik yang di Indonesia kadang-kadang ada hal-hal yang bisa ditumpangi oleh siapapun, kata Andi di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Selasa, usai mengikuti kunjungan kerja Presiden Yudhoyono di Malaysia. Menurut Andi, pertemuan kedua tokoh politik ini memberikan contoh bahwa meski ada perbedaan politik dan pendapat, kedua pemimpin politik tetap mengutamakan kepentingan yang sifatnya kenegaraan. Mengenai tindak lanjut kasus dana DKP ini, presiden menurut Andi menginginkan hal itu tetap berjalan sesuai prosedur hukum yang dilakukan oleh KPK. Sementara itu Direktur Eksekutif The Habibie Center Watik Pratiknya mengatakan, langkah Presiden dengan Amien Rais untuk berdamai adalah tepat, karena sesuai dengan proporsi masalah yang berkaitan. Sudah terjadi semacam kesadaran bersama bahwa kita jangan main politik terus, katanya. Watik mengatakan, dengan penyelesaikan proses politik di antara keduanya, maka langkah yang harus ditempuh adalah melalui jalur hukum. Kita harus melihat secara proprosional, kalau itu masalah hukum, ya penyelesaiannya secara hukum, katanya. Lebih lanjut, Watik sepakat jika kasus aliran dana non budgeter DKP tidak dipolitisasi. Proses hukum Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring juga menyambut baik cooling down (pendingan suasana) dua tokoh nasional tersebut. Namun, katanya, inti persoalan tetap harus diselesaikan di ranah hukum. Bagaimanapun isu DKP ini adalah isu elit dan bukan persoalan masyarakat. Persoalan rakyat adalah masalah-masalah yang berkait dengan pangan, kata Tifatul. Menurut dia, rakyat tidak paham dengan persoalan-persoalan seputar dana DKP itu. Mereka hanya merasakan bahwa untuk mencari makan sulit dan ekonomi mereka juga susah. Karenanya kita imbau ke dua tokoh ini untuk saling 'cooling down' dan tidak terus memanas-manasi masyarakat dengan persoalan yang tidak dipahami rakyat, katanya. Namun demikian, PKS memandang bahwa persoalan aliran dana DKP tetap harus ada penyelesaiannya yakni melalui ranah hukum dan bukan politik. Terkait dengan hal itu, Tifatul mendesak KPK untuk proaktif menelusuri kasus tersebut dengan mulai memverifikasi kebenaran data yang dimiliki mantan Capres Amien Rais. Sementara itu Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Priyo Budi Santoso menegaskan, Undang-undang Pemilu mendatang harus mengatur pengetatan kontrol atas pengelolaan anggaran kampanye Pilpres, agar tak lagi menimbulkan celah bagi terjadinya debat kusir tentang dugaan aliran dana ilegal, sebagaimana telah memanaskan suhu politik dua pekan terakhir. Kita semua pasti tidak mau hasil Pemilu yang sudah disepakati bersama tiba-tiba dianggap kurang bagus, karena masalah seperti itu, katanya. Priyo Budi Santoso lanjut menyatakan, pihak DPR RI sangat memperhatikan problematik di seputar aliran dan pengelolaan dana kampanye Pemilu yang bakal dibahas secara lebih detil dalam proses pembahasan RUU Politik, enam hingga tujuh bulan ke depan. Tetapi, jangan dianggap kini kita reaktif dalam melihat aliran dana ilegal sebagaimana dihebohkan sekarang dalam konteks pelaksanaan Pemilu Presiden (Pilpres) 2004 lalu, katanya. Bagi para anggota dewan, kata Priyo, yang menjadi perhatian sekarang ialah menata masalah pendanaan kampanye itu. Iya, yang sekarang, ke depan kita tata masalah pendanaan kampanye itu, dan diatur lebih detil dan jelas. Poin-poin yang jelas itu penting ditata lagi. Tetapi ingat, itu bukan karena ada hiruk pikuk Amin Rais - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tegasnya. Bagi Priyo Budi Santoso dan kawan-kawan, sangat mendesak ditata juga, ialah, mengenai institusi siapa yang harus
Re: [mediacare] Penjarakan Amien Rais !!!.
Sangat menarik untuk memahami perkembangan perilaku sistem politik nasional kita. Syukur-syukur ada ilmuwan atau lembaga pengkajian yang membakukan polemik ini dan membuatnya menjadi fokus riset perilaku politik suatu negara yang tengah membentuk pola baru. --- rifky pradana [EMAIL PROTECTED] wrote: Mereka yang menerima dana nonbudgeter Departemen Kelautan dan Perikanan atau DKPdapat digolongkan sebagai perbuatan tindak pidana korupsi dan/atau pelanggaran terhadap Pasal 11 UU Nomor 31 Tahun 1999 atau pasal gratifikasi dan/atau pelanggaran terhadap Undang-Undang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Kebenaran harus diungkap dan penerimanya layak dipenjarakan. Sementara itu Amien Rais telah mengaku menerima dana senilai Rp 200 juta langsung dari Rokhmin Dahuri, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan. Maka layak jika Amien Rais pantas dipenjarakan. *** Komisi Pemberantasan Korupsi akan mengundang Amien Rais dan Salahuddin Wahid untuk dimintai keterangan terkait pernyataan mereka mengenai dana nonbudgeter Departemen Kelautan dan Perikanan atau DKP. KPK akan mempelajari apakah penerimaan dana tersebut tergolong perbuatan tindak pidana korupsi ataukah pelanggaran Undang-Undang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua KPK Taufiequrachman Ruki, Rabu (30/5). Seperti diwartakan, Amien Rais mengaku menerima dana senilai Rp 200 juta langsung dari Rokhmin Dahuri, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan. Sedangkan Salahuddin mengatakan, tim kampanyenya mungkin menerima dana sebesar Rp 200 juta. Ruki menyatakan, Amien dan Salahuddin dimintai keterangan agar tidak terjadi kesimpangsiuran atas pernyataan mereka. KPK memantau terus perkembangan persidangan kasus dana nonbudgeter DKP. Keterangan itu dilakukan di bawah sumpah sehingga dapat menjadi kesaksian dan menjadi alat bukti bagi pemeriksaan lebih lanjut. KPK akan menginventarisasi fakta-fakta persidangan untuk disesuaikan data KPK. Setelah itu, kita akan melihat siapa penerimanya. Kalau penerimanya adalah penyelenggara negara, maka mereka dapat dikenai dengan Pasal 11 UU Nomor 31 Tahun 1999 atau pasal gratifikasi. Tetapi, kalau bukan, itu bukan tugas KPK untuk menanganinya karena KPK hanya melaksanakan UU Pemberantasan Tipikor, ujar Ruki. Rabu kemarin, mantan Presiden Partai Keadilan Hidayat Nur Wahid (sekarang Ketua MPR) dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring menemui pimpinan KPK untuk meminta penjelasan tentang daftar penerima dana DKP yang beredar di masyarakat. Dalam daftar tersebut disebutkan kader Partai Keadilan, Fahri Hamzah, menerima dana tersebut. Disebutkan juga PK menerima dana pada Desember 2003 Partai Keadilan sejumlah Rp 100 juta dan pada Maret 2004 Partai Keadilan menerima Rp 200 juta. Baik Hidayat maupun Tifatul membantah hal tersebut. Mereka juga mempertanyakan validitas data tersebut, karena Partai Keadilan sudah tidak ada sejak April 2003. Secara terpisah, Ketua Yayasan Blora Institute Taufik Rahzen mendesak agar aparat penegak hukum mengungkap dan menghadirkan kebenaran terkait aliran dana DKP ke Blora Center yang mendukung pencalonan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kampanye Pemilu 2004. Kebenaran harus diungkap dan dihadirkan terkait aliran dana DKP. Jangan dijadikan permainan persepsi, katanya. KPK Akan Panggil Amien Rais : Penerima Dana Bisa Dijerat UU Korupsi, Kompas, Kamis, 31 Mei 2007. *** -- http://www.fastmail.fm - Send your email first class Got a little couch potato? Check out fun summer activities for kids. http://search.yahoo.com/search?fr=oni_on_mailp=summer+activities+for+kidscs=bz
Re: [mediacare] Warga Bubarkan Tempat Peribadatan
Praktik teror di Amerika oleh kelompok puritanis (Ku Klux Klan?) kulit putih (yang beragama Kristen)kepada warga kulit hitam (yang juga beragama sama: Kristen) terjadi di masa lalu di Amerika. Masyarakat Amerika, kala itu, tatkala gerombolan penerror membunuh dan membakari rumah-rumah orang kulit hitam dan tempat ibadat mereka, hanya berlagak pilon atau pura-pura tidak tahu-menahu. Artinya, bagi Amerika yang saat itu belum seperti sekarang, kaya dan adi-daya, praktik demikian itu biasa saja. Di Indonesia, terror atas dasar suku dan agama masih saja terjadi. Berbagai pihak sudah mengingatkan bahwa hal itu tidak baek. Tetapi, sepertinya akan terus terjadi. Lantas, apakah Indonesia harus menjadi adidaya seperti Amerika, dan karena itu perlu ja-im (jaga imej) di dunia, barulah kecenderungan diskriminatif di tengah bangsa kita ini hilang? --- Adiati [EMAIL PROTECTED] wrote: Kasihan ya,liat orang2 yg nggak bisa menghargai atau respect dengan agama orang lain ! Ya kasihan..karena mereka nggak melihat apa yg mereka lakukan, gimana rasanya kalau diperlakukan seperti itu...(Udah pasti di jamin pasti nggak terima) mungkin ini salah satu contoh orang2 yang tidak bisa menghargai Keragaman ! Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.indomedia.com/bpost/052007/21/b-bungas/bungas1.htm Warga Bubarkan Tempat Peribadatan BANJARMASIN, BPOST - Puluhan warga Muslim di kawasan Jalan Brigjen H Hasan Basri Kayutangi Ujung, Banjarmasin Utara, Sabtu (19/5) pukul 11.00 Wita mendatangi kantor eks Tanjung Selatan (TS) untuk membubarkan warga Nasrani yang tengah khusuk melakukan peribadatan. Ratusan warga tersebut berusaha masuk ke dalam gedung, namun dihadang oleh sejumlah petugas termasuk aparat kepolisian Polsekta Banjarmasin Utara untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Perundingan pun dilakukan, setelah sebelumnya sempat saling ngotot. Umat Nasrani menyatakan berhak melaksanakan ibadahnya di tempat tersebut. Perwakilan warga Muslim di Kayutangi, Gajali ditemani Ketua RT setempat yang terhimpun dalam pengurus Mesjid di Kayutangi akhirnya menemui tokoh umat Nasrani, Drs Y Idum. Dalam pertemuan tersebut akhirnya disepakati, umat Nasrani tidak lagi menggunakan kantor eks TS untuk kegiatan kebaktian dan peribadatan. Apabila di kemudian hari kembali terulang, Idum menyatakan bersedia dituntut sesuai hukum yang berlaku dan kantor tersebut siap disegel dan ditutup. Gajali mengungkapkan, sudah sejak tahun 2005 lalu tempat tersebut dijadikan sebagai tempat peribadatan umat Nasrani. Warga setempat sudah beberapa kali mengingatkan dan bahkan sudah pernah dilakukan pertemuan, termasuk dengan pihak kepolisian. Tapi mereka tidak pernah mau mendengar, dan masih saja menggunakan tempat tersebut sebagai tempat ibadah mereka, ujarnya. Masih menurut Gajali, masalah ini pernah dibawa ke Wali Kota Banjarmasin, namun tidak pernah ada tanggapan. Kita sudah hilang kesabaran, makanya kita datangi dan minta secara langsung agar tidak lagi dipergunakan, terangnya. Menurutnya, warga memilih melakukan perundingan dan menghindari perbuatan anarki dalam menyelesaikan masalah tersebut. Kita hindarkan perbuatan seperti itu, apalagi di sini kita membela agama Islam, makanya kita pilih jalan damai saja, tutur Gajali. Dikatakannya, kalau di kemudian hari mereka tetap beribadah di bekas kantor TS tersebut, warga akan menurunkan massa lebih besar lagi. dua - Boardwalk for $500? In 2007? Ha! Play Monopoly Here and Now (it's updated for today's economy) at Yahoo! Games. You snooze, you lose. Get messages ASAP with AutoCheck in the all-new Yahoo! Mail Beta. http://advision.webevents.yahoo.com/mailbeta/newmail_html.html
Re: [mediacare] Warga Bubarkan Tempat Peribadatan
--- Lisman Manurung [EMAIL PROTECTED] wrote: Atau kita tunggu digempur dunia karena dikatain brutal terhadap kebebasan beragama? Kita musti belajar bagaimana Afghan dituding berbahaya bagi peradaban ketika mereka membom patung Budha beberapa saat sebelum afghan dijadikan kawasan uji-coba senjata-senjata canggih. Nah, apakah kita belum ngerti bahwa hal-hal demikian ini selalu mudah dijadikan alasan pemerintah adidaya (yang juga dibiayai oleh lobby bisnis industri senjata) untuk mengakali rakyatnya, agar dapat ijin masuk-paksa ke negeri-negeri rentan seperti Afghan dan Irak. Padahal, apa yang terjadi di Irak mestinya membuat kita berhati-hati: Kata koran minyak Irak yang demikian banyaknya itu kini hilang. Kata koran pula minyak itu dibakari kaum pemberontak. Begitu banyak? Mosyook iya sih? Kita orang musti tahu bahwa setiap kekuatan super power akan dipengaruhi dorongan (dorongan seks ngkali?) untuk menguji kegagahannya. Neh, kita orang musti tahu jangan kitalah yang digagahi itu hanya karena alasan cengeng yang kemudian berubah jadi dahsyat. Mungkin khan? You snooze, you lose. Get messages ASAP with AutoCheck in the all-new Yahoo! Mail Beta. http://advision.webevents.yahoo.com/mailbeta/newmail_html.html Shape Yahoo! in your own image. Join our Network Research Panel today! http://surveylink.yahoo.com/gmrs/yahoo_panel_invite.asp?a=7
Re: [mediacare] Demo/tawuran keroyokan sbg KEBERANIAN?
Keberanian menurut hemat saya adalah sikap dan perilaku bertujuan 'tertentu' dan telah berproses terus-menerus sehingga menjadi kebiasaan yang memperhitungkan tindakan. Keberanian bukanlah sikap dan perilaku yang memasukkan diri di bawah pengaruh emosional. Keberanian juga memperhitungkan total risk yakni kemungkinan 'tewas' seketika, serta tidak mengabaikannya, namun memperhitungkannya. Oleh sebab itu perilaku liar dalam suatu demo seperti menghancurkan banyak benda-benda yang tidak menyimpan kesalahan, seperti meja, kursi dan mobil bukanlah wujud keberanian. Tindakan liar demikian ini adalah spesifik dilakukan oleh orang yang dipengaruhi tekanan emosi yang diterimanya sebagai jalan keluar atau 'berhasil' keluar dari pola pikir rasional. Orang dapat mengalami tekanan lingkungan,rasa bersalah yang tidak berkesudahan, perasaan kehilangan yang luar biasa dan membuat diri sepertinya 'tidak berguna, karena pengaruh yang tertanam dari luar diri seseorang, khususnya orang-orang atau tokoh yang diterimanya sebagai panutan atau pembimbing. Artinya, pemimpin memiliki peran yang tidak kecil tatkala seseorang tidak lebih banyak menggunakan akal sehatnya. Oleh sebab itu, semakin lamban pemerintah dan pemimpin-pemimpin bangsa ini membangun kehidupan bangsa yang cerdas, tetap saja akan banyak nyawa dan asset bangsa ini yang hilang, hancur, terbakar dengan sia-sia. --- loekyh [EMAIL PROTECTED] wrote: Apakah budaya 'BERANI' rame2 maen keroyok di kalangan mahasiswa dan lapisan masyarakat secara tak sengaja telah terbentuk oleh sistem pendidikan di Indonesia yg cenderung otoriter (biasa diperhalus dg alasan 'demi disiplin') dan cenderung menyukai keseragaman prilaku dan pola pikir? Apakah sebagian (besar?) pimpinan di Indonesia berpendapat bahwa yg tak mau 'seragam' dg mereka lebih baik rame2 diganyang? Itulah pertanyaan saya melihat tayangan para 'jago2' mahasiswa yang hobi demo atau tawuran rame2 dg cara2 anarkis, juga setelah melihat tayangan para preman2 tak berseragam atau preman2 berbaju seragam (entah seragam pembagian spt dalam kasus seragam 'sekuriti' UISU di Medan, atau seragam FPI, dsb) yang dikenakan ketika rame2 menyerbu 'musuh2'-nya. Sadarkah para petinggi di kampus2 bahwa seragam kampus digunakan untuk demo2 anarkis merupakan pengatas-namaan kampus shg pimpinan kampus harus bertanggung jawab atas segala akibat2-nya? (Mana ada demo rame2 dg seragam kampus di negara2 maju?) Sadarkah para pemimpin agama bahwa simbol2 (apalagi NAMA) agama yg digunakan untuk demo2 anarkis merupakan pengatas-namaan agama shg para pimpinan agama harus ikut bertanggung jawab atas segala akibat2-nya (paling kurang secara moral)? Jika para pimpinan agama atau kampus lepas tanggung jawab, maka banyak stigma dan citra buruk sudah pasti melekat pada kampus atau agama tsb. Sebagai pembanding (dari berita di TV), saya lebih apresiasi thd demo seorang istri (pertama) anggota DPRD Sulsel yg dilakukannya seorang diri untuk meminta hak2-nya sebagai istri pertama. Walaupun MUNGKIN cara demonya salah, permintaannya juga tak layak atau salah (sebaliknya MUNGKIN juga ia benar), tetapi IMO demo inilah yang bisa disebut benar2 demo (murni), tak ngajak2 orang lain, apalagi ngajak pendemo bayaran. Ibu tsb rela dihina, bahkan dipaksa usir oleh pegawai2 rendahan - cleaning service, dsb - di kantor DPRD (atas suruhan bos2-nya) di mana ibu tsb memaksa tinggal: memasak, makan dan tidur. Walaupun demikian ibu tsb tetap tak bergeming. Mungkin ibu tsb siap dan BERANI menderita secara mental, walaupun mungkin juga ibu tsb sudah terbebas/imun atau tak memilik perasaan malu, perasaan terhina, dsb, yang banyak dimiliki orang2 lain! Herannya, tak ada intervensi atau usaha mediasi oleh anggota2 DPRD Sulsel yg lain, walaupun mereka pasti telah melihat keberadaan demo ibu tsb di kantor DPRD yang sudah berlangsung dalam hitungan mingguan. Mungkin pikir mereka Bukan urusanku!. Ataukah mereka terkena budaya pantang (takut?) menegur 'sesama teman/anggota' sendiri? Get the Yahoo! toolbar and be alerted to new email wherever you're surfing. http://new.toolbar.yahoo.com/toolbar/features/mail/index.php
Re: [mediacare] Mencermati Kehadiran Israel di Bali
Dua orang teman saya asal Timur Tengah (Oman dan salah satu negeri kecil lainnya di Afrika yang berbasis Muslim), di suatu kampus Australia bersama dengan saya berdebat dengan penuh tawa-canda, lepas dari asumsi-asumsi yang dipompa media dan pemain-pemainnya. Seorang memuji Indonesia dengan sistem pembangunannya. Yang satunya (yang dari Oman) menolak, sebab (dia) tidak percaya bahwa sebuah nasion dapat dibangun dan diteguhkan eksistensinya berasaskan suatu sistem. Alasannya dia lebih percaya bahwa bukan sistem, tetapi ras yang menentukan arah atau bahkan kekuasaan di dunia ini. Sampai sekarang saya terkesan amat dalam dengan diskusi internasional itu. Saya selalu teringat diskusi yang penuh canda tawa namun bersubstansi penting itu, setiap issue-issue Israel atau issue ras lain masuk ke dalam suatu perbincangan yang bersangkut-paut dengan Indonesia sebagai suatu nasion. --- Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: SUARA MERDEKA Sabtu, 28 April 2007 Mencermati Kehadiran Israel di Bali a.. Oleh Tedi Kholiludin JIKA tidak ada aral melintang, puluhan anggota parlemen dunia akan mengadakan pertemuan internasional (Inter-Parliamentary Union/IPU) di Hotel Bali International Convention Center (BICC) Nusa Dua, Kabupaten Badung, 29 April-2 Mei 2007. Pilihan Bali sebagai tuan rumah pelaksanaan IPU, menurut Sekjen DPR, Faisal Jamal, didasarkan kepada dua pertimbangan, yakni secara politis dan ekonomi. Secara politis, penyelenggaraan IPU akan mampu meningkatkan citra pemerintah Indonesia di dunia internasional, bahwa Indonesia pantas dan siap menjadi tuan rumah event internasional. Adapun menyangkut ekonomi, kegiatan bertaraf internasional senantiasa akan memberi keuntungan dan membantu perekonomian masyarakat Bali. Jumlah delegasi yang akan hadir di Bali mencapai 1.500 peserta, berasal dari 148 negara. Acara itu, direncanakan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 29 April besok. Banyak hal yang diagendakan dalam petemuan tersebut. Di antaranya di tengah-tengah pertemuan pada 1 Mei nanti, 30 anggota parlemen dari ratusan peserta akan ke Lombok untuk menyaksikan dari dekat kondisi penanganan kekerasan terhadap anak-anak. Dengan bahan itulah, para anggota parlemen dunia tersebut akan menjadikannya sebagai isu yang patut masuk dalam perdebatan pembahasan. Implikasi positif yang ditimbulkan sangatlah besar. Hal tersebut akan sangat memengaruhi perhatian dunia internasional, bahwa permasalahan kekerasan terhadap anak di dunia perlu mendapatkan perhatian serius. Namun, belum juga pertemuan digelar, pro-kontra sudah mulai bermunculan. Hal itu bermula ketika wakil parlemen negara Israel juga diundang dalam pertemuan tersebut. Hal itu sontak menimbulkan pro dan kontra. Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin menyatakan, Muhammadiyah secara tegas menolak rencana kedatangan wakil parlemen Israel. Penolakan itu dilakukan karena Indonesia tidak memiliki hubungan diplomasi dengan negara Yahudi tersebut. Walaupun Indonesia hanya sebagai tuan rumah dan bukan pengundang, namun seharusnya pemerintah Indonesia dan DPR menolak rencana kedatangan utusan parlemen negeri zionis itu. Melecehkan Pergaulan Anggota Kaukus Parlemen untuk Palestina, Al Muzammil Yusuf menyerukan hal serupa. Ia menilai, selama ini sikap parlemen Israel telah melecehkan tata pergaulan internasional dan melecehkan keberadaan IPU sebagai wadah terhormat parlemen dunia. Sikap pelecehan tersebut harus dibalas dengan pelecehan yang setimpal (Suara Karya, 19 April 2007). Pernyataan berbeda diungkapkan oleh salah satu ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Agil Siradj. NU, kata Said, tetap menyambut baik kedatangan parlemen Israel. Menurut Said, NU akan mendukung siapa pun yang mempunyai iktikad baik membantu proses perdamaian di Timur Tengah, termasuk rencana kedatangan parlemen Israel di Bali. Panitia penyelenggara hajatan tersebut adalah parlemen dunia. Itu tentu akan membuat kesulitan DPR RI untuk menolak Israel. Kalaupun akan tetap melancarkan penolakan, maka harus ada reasoning yang tepat sebagai argumentasinya. Hal itu yang akan membuat wakil parlemen dari negara-negara lain menerima keberatan Indonesia saat menolak Israel. Jika Israel tetap bersikukuh untuk hadir dalam pertemuan itu, parlemen dunia seharusnya bisa menekan negara itu soal pembebasan ketua dan anggota Parlemen Palestina yang saat ini masih ditahan. Israel harus membebaskan pimpinan Parlemen Palestina yang diculik, yaitu Abdul Aziz Dweik, beserta 28 anggotanya. Israel juga harus melepaskan 11 mantan menteri dan pejabat Palestina yang ditahan lebih dari setahun oleh negara tersebut. Syarat itulah, yang harus dipenuhi oleh Israel. Jika tidak, Indonesia bisa meyakinkan kepada parlemen dunia bahwa Israel tidak memiliki komitmen untuk menciptakan perdamaian dunia. Indonesia, sebagai tuan rumah, tentu memiliki kapasitas untuk menyuarakan hal itu. Bagi bangsa
[mediacare] Re: Pantaskah R.A.Kartini jadi Pahlawan Nsional ?
Seorang peneliti Jepang pernah menyimpulkan bahwa Kartinilah yang pertama sekali mempunyai empathy atas sebuah nasion dan kemudian saat ini dikenal di dunia dengan nama Indonesia. Mengapa? Dia bisa melukiskan derita petani mskin di Jawa Barat, padahal dia bukan warga Jawa Barat. Orang sekarang hanya bisa bergejolak emosinya kalau penasehat spritualnya dihina orang. Bagi Kartini si petani bukan dewa atau titisan dewa. Apa yang diajarkan oleh Kartini dan mengapa orang Barat menghargai dia? Sudah pasti tidak semua orang Barat berbondong-bondong menghargai dia. Orang bule yang tetap under estimate bahwa orang Indonesia adalah kumpulan dari orang-orang yang didominasi oleh fatalisme dan terbatas daya empatinya akan menilai Kartini cuma ngigau. Sampai dengan generasi saat ini, yang tak kurang banyaknya bertitel karena proses nyontek-nyontek atau ijazah palsu, masih akan belum mampu menangkap makna kekuatan intelektualitas Kartini. Dan repotnya, tanpa memiliki intelektualitas sejati, akan sulitlah menghargai Kartini. Dia tidak berjuang dengan senjata. Untunglah TNI selalu menghargai dia dengan membuat Balai Kartini. Jadi Kartini adalah penggagas Indonesia Merdeka. Makanya namanya sealu dijadikan simbol emansipasi, bukan semata-mata emansipasi wanita. --- Danny Lim [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Hoesein, Email ini anda kirim tahun lalu, dan masih tersimpan rapi di arsip saya. Karena sebentar lagi Indonesia merayakan Hari Kartini, maka saya ingin menjawab email pak Hoesein ini, terlambat setahun ngga apa-apa ya pak :-). Ada kesan kolonial Belanda dulu itu mengangkat kasus Kartini hanya untuk memuluskan pergantian kulitnya, ini terbaca di email pak Hoesein di bawah ini (maaf bila saya salah interpretasi). Namun melihat kenyataan bahwa di Belanda, Kartini dijunjung tinggi sampai sekarang terutama di Den Haag, tentu tesis pak Hoesein pantas diragukan. Maaf ya pak, tapi di website saya www.ikenindonesie.nl ada 2 tulisan sebagai bukti nyata, bahwa Kartini di Belanda dijunjung tinggi sebagai pejuang emansipasi di Hindia-Belanda dulu sampai sekarang. Maksud saya, bila pengangkatan kasus Kartini hanya lips service kolonial Belanda, mana mungkin Pemda Den Haag di tahun 2007 ini sampai spesial menyediakan trophy Kartini untuk perorangan/organisasi di Den Haag yang berjuang dalam bidang emnasipasi ala Kartini dulu. FYI. Yang meraih Kartini-Trophy tahun 2007 ini adalah seorang wanita Maroko bernama Rahma El Hamdaoui yang berjuang membela emansipasi di sebuah kampung bernama Schilderswijk di Den Haag. Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat, pak Hoesein. Salam hangat, Danny Lim, Nederland - Original Message - From: HOESEIN RUSHDY To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; mediacare@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, April 25, 2006 1:31 AM Subject: [KincirAngin] Pantaskah R.A.Kartini jadi Pahlawan Nsional ? Belakangan ini muncul diskusi tentang jasa-jasa kartini. Tentu saja ada yang mendukung dan ada yang mempertanyakan. Saya rasa banyak sudah orang yang mengetahui siapa sebenarnya Kartini itu. Bukankah banyak buku yang menginformasikan tokoh wanita ini bahkan pernah ada film Kartini yang diperankan Yeni Rachman dan Bambang Hermanto yang memerankan suaminya R.Adipati Arya. Tapi rupanya tetap saja kurang jelas. Pokok permasalahan adalah dalam hal pantas tidaknya beliau bergelar Pahlawan Wanita yang bergerak dibidang perjuangan emansipasi wanita Indonesia. Mungkin ada beberapa pendekatan yang bisa membantu menerangkannya. Pertama adalah pendekatan waktu. Kartini hidup dalam periode zaman perubahan diawal abad ke 20 yang dikenal sebagai zaman politik etis . Zaman itu adalah dekade keemasan kaum liberal Belanda. Tokoh-tokoh pejuang swasta non Pemerintah menguasai kegiatan bidang sosial dan politik. Para pejuang perlawanan kolonial di Hindia, baru saja menyadari apa yang terjadi dalam perubahan zaman ini. Pemberontakan fisik baru saja berahir dia Aceh (menyerahnya P.Polim pada tahun 1903) dan usaha penyerangan oleh Sultan Daud Syah terhadap Garnisun Belanda di Banda Aceh, yang gagal pada tahun 1907. Mantan Panglima perang Belanda di Aceh, kemudian Panglima KNIL, van Heutz kemudian menjadi Gubernur Jenderal (1904-1909). Figur perlawanan kemudian beralih pada pejuang organisasi sosial dan politik dalam memperjuangkan kondisi seimbang antara penjajah dan yang dijajah. Sifatnya antara lain adalah perjuangannya emansipasi untuk menuntut persamaan hak dimuka hukum. Ini termasuk kaum wanita. Apa yang diusahakan dan dikerjakan Kartini saat itu amatlah dirasakan peranan dan manfaatnya dan amat genuine (asli). Hampir dikatakan belum ada orang sebelumnya yang berjuang dibidang itu. Pendekatan kedua adalah Program pemerintah Belanda sendiri, Bagaikan bertemu teman searah dan setujuan (bagaikan tumbu ketemu tutup kata orang jawa). Tokoh Belanda van Deventer adalah pejuang politik etis (penasihat Pemerintah
Re: [mediacare] SOS ! SOS ! Gereja-Gereja Bandung Diganggu
Ada hal yang kurang diperhatikan oleh otoritas negara Indonesia dan figur-figur sentral bangsa tercinta ini sehubungan dengan gerakan ricuh yang mengancam kebebasan beragama. Sangatlah rendahnya pemahaman pengelola keamanan bahwa skenario-skenario liar dan yang terjadi di negeri lain bisa saja terjadi di Indonesia kita ini. Ujung-ujungnya kita jadi semacam arena persaingan kepentingan global yang tengah gontok-gontokan sekarang ini. Siapa yang membayangkan bahwa sebuah Fiji akhirnya harus dikendalikan oleh Australia? Beberapa tahun yang lalu seorang pastor kulit putih disembelih oleh kalangan relijius lokal di sana (bukan Islam). Tak berapa lama di sana kerap terjadi kerusuhan, namun bukan bermotif agama. Lalu kemudian, setiap kerusuhan menghadirkan militer Australia. Dan akhirnya jadilah setiap ada persoalan di sana pasukan Australia hadir untuk menertibkan. Pembakaran fasilitas keagamaan yang terjadi di Bandung pasti akan dapat diselesaikan. Saya yakin itu bisa diselesaikan. Namun dampak informasi global dari tindakan itu ialah menguatnya sentimen ummat Kristiani di tempat lain dunia bahwa ada trend yang mengancam kebebasan beragama di Indonesia. Padahal, amat sulit mengatakan bahwa pemangku amanat rakyat di negeri ini siap menerapkan pengawasan atas kebebasan beragama, khususnya agama Kristiani. Sangat riskan melakukan itu sebab akan mendorong sentimen yang lebih tinggi lagi di Papua untuk merdeka, dan juga di Sulawesi Utara. Jadi, tanpa disadari kita kembali menurunkan rating imej kita sebagai negara yang aman untuk investasi. Ingat bahwa sebagian besar investor internasional adalah berlatar belakang Kristiani, atau sedikitnya uang mereka juga didukung oleh bursa saham global, yang uangnya adalah uang orang-orang kulit putih di sana. Mereka bukan membela agamanya, tetapi khawatir investasinya dibakar massa, lalu uangnya hangus jadi abu. Oleh sebab itu jangan lagilah urusan demikian ini diperluas. Diselesaikanlah dengan baik. --- Maya Sianturi [EMAIL PROTECTED] wrote: Prihatiin sekali dengan berita di bawah ini ... Saya dengar tadi malam juga asrama STT SETIA yang sedang dibangun dibakar massa. Heran sekali, tempat-tempat yang tidak beres seperti pelacuran, perjudian, diskotik dll dibiarkan bebas melakukan aktifitas mereka. Tetapi sekolah teologi, gereja, tempat mengajar umat menjadi pribadi yang melayani Tuhan dan sesama diteror, dibakar. Dan sampai hari ini tidak satupun mereka yang membakar gereja di bawa ke meja pengadilan. Sangat prihatiin dengan kebodohan dan kebebalan negara bangsa ini yang tidak mau tahu tentang kebebasan beragama yang dianugerahkan Tuhan. Untuk saudaraku seiman - mari kita berdoa terus supaya Tuhan Yesus berbelas kasih atas bangsa ini dan menunjukkan kebenaran serta keadilanNya. Kita terus berdoa supaya saudara seiman kita yang mengalami penganiayaan boleh terus diteguhkan imannya. Dan mari kita terus memperjuangkan kebebasan beragama yang merupakan hak asasi manusia. Untuk saudaraku sebangsa - mari kita upayakan pikiran dan wawasan yang luas yang dapat menampung keragaman. Kalau bangsa ini ingin maju, kita harus belajar bersikap adil dan benar. Karena yang saya takutkan, bukan penindasan terhadap umat Kristen, tetapi cawan murka Tuhan yang siap dituang atas kebebalan bangsa ini. Jangan-jangan sudah mulai dituangkan dengan banyaknya bencana dan kecelakaan yang terjadi belakangan ini. Pembalasan Tuhan jauh lebih mengerikan. Penindasan akan keKristenan hanya membawa akibat positif bagi keKristenan yaitu: Semakin Berkembang. Sejarah kekristenan sudah membuktikan hal ini. Mari kita semua saudara sebangsa setanah air, belajar saling menghargai keberbedaan yang ada. Bhinneka Tunggal Ika. Merdeka! MS On 3/8/07, ~YOGHA [EMAIL PROTECTED] wrote: Forward : Gangguan terhadap gereja-gereja di Bandung dan sekitarnya tak pernah berhenti .Walaupun sudah ada Perber 2 Menteri yang konon katanya akan menghentikan gangguan tersebut ternyata tak mempan apa-apa . Kini menteri agama sendiri terseret isu ketidak beresan dalam masalah urusan pengiriman haji sehingga jangan harap menteri dapat berfungsi dengan baik apalagi melindungi gereja-gereja kecil, yang dganggu orang-orang tak bertangung jawab . Dalam lampiran Anda dapat membaca laporan seorang wartawan yang telah mengunjungi gereja-gereja di Bandung dan sekitanya dan laporan tersebut telah pula dimuat dalam Tabloid Gloria dari Kelompok Jawa Pos, Surabaya edisi terakhir . Saya terpaksa mengirim surat ini pada Anda sekalian karena tadi pagi saya menerima telpon dari Ibu Pendeta Hennoch dari Gereja Sidang Pantekosta di Indonesia (GSPDI) di komplek Permata Cimahi, Desa Tani Mulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung.(Dari jalan tol Cikampek menuju Bandung keluar di Padalarang) Ibu Pdt.Hennoch mengatakan didinding rumah-rumah disekitar mereka kini ada tulisan-tulisan yang berbau SARA seperti
Re: [mediacare] Non-Muslim Jangan Khawatir Syariat Islam
Sebetulnya niat mengenai SI ini pasti suci, murni dan bagus. Tetapi sekarang ini kita sudah hidup dan mengarungi era yang sarat kontak antara bangsa-bangsa. Kita tidak bisa lagi bersifat steril atas pengaruh kiri dan kanan, muka dan belakang. Salah-salah kita menjadi manusia-manusia super kuper yang jadi mainan bangsa-bangsa lain. Bahkan kalau sekadar menuruti nasehat nenek-moyang, mungkin kita akan habis digencet peradaban yang datang silih berganti. Lihatlah contoh misalnya bagaimana pesan perintah sesepuh Batak: Alo hamu si bontar mata na jaluk marabit. Artinya: Lawan si mata putih yang berpakaian terbalik!. Maklumlah, nenek moyang orang Batak memakai pakaian dari atas. Orang bule, yang kala itu adalah Belanda penjajah itu memakai celana pantalon seperti kita sekarang ini, dari bawah. Jadi bentuk tatanan sosial yang diatur berdasarkan prinsip-prinsip agama akan mengalami banyak kesulitan, kecuali bagi sebuah negara yang kecil, atau murni dihuni oleh satu ras, atau seluruh penduduk menganut satu agama, atau memang sejak lama sudah dilandasi satu pola budaya dan yang penting memiliki kekayaan alam. Sudah barang tentu dengan kemiskinan kita sekarang ini dan di masa datang, hampir dipastikan bangsa kita akan lebih banak mengekspor manusia-manusia pekerja (TKI). Padahal agar manusia-maunsia pekerja yang kita hasilkan ini jangan sampai tidak punya kesempatan kerja di luar sana karena kalah bersaing dengan bangsa-bangsa lai. Jangan lupa manusia-manusia Indonesia yang saat ini (sebagian besar) disejajarkan indeks Kualitas manusianya dengan Myanmar dan negara-negara Afrika tidak lebih merosot lagi sampai tak mampu hanya sekadar menyeruakkan kepala di antara kompetisi bangsa-bangsa. --- Y Rakhmat [EMAIL PROTECTED] wrote: SI yang akan diberlakukan di NAD akan dapat menyebar ke seluruh Indonesia. Sesuai dengan ceramah AB Ba'asyir bahwa instansi penjara adalah primitif, kalau ekspansi ini tidak segera dicegah, seluruh bangsa Indonesia akan khawatir sekali karena kita akan mengenal hanya hukuman cambuk, potong tangan, rajam dan pancung! Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=284843kat_id=23 Non-Muslim Jangan Khawatir Syariat Islam Banda Aceh -RoL-- Seorang ulama Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Tgk H Ibrahim Bardan menyatakan, warga non-Muslim tidak perlu khawatir terhadap pemberlakuan undang undang Syariat Islam di daerah itu. Syariat Islam yang diberlakukan secara kaffah (menyeluruh) di Aceh menjunjung tinggi HAM, dan bukan teroris atau radikalisme, katanya dalam di pondok Pesantren Lamcot Bayu, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, Sabtu. Dalam tausyiah saat membuka Musyawarah besar Himpunan ulama dayah (Pesantren) Shalifiah se Provinsi NAD, ia menegaskan, syariat Islam itu sendiri memiliki tujuan untuk membentuk jiwa setiap pribadi Muslim taat kepada perintah Allah SWT. Dikatakannya, dalam menjalankan syariat Islam secara kaffah itu juga tidak lepas dari bagaimana memperkuat sistem pendidikan di Aceh, sehingga lembaga pendidikan umum tersebut dapat berjalan dan bernuansa Islami. Seharusnya Pemerintah instruksikan ke lembaga pendidikan umum di Aceh tentang bagaimana penerapan Syariat Islam kepada anak-anak seperti yang selama ini dilakukan di pondok-pondok Pesantren, katanya. Ibrahim Bardan yang lebih dikenal dengan sebutan Abu Panton itu menyatakan, jika lembaga pendidikan umum daerah berjuluk Serambi Mekah tersebut kekurangan guru agama, maka pondok Pesantren siap membantu staf pengajar bidang agama Islam. Di pihak lain, ia juga menyatakan, para ulama juga siap bekerjasama dengan seluruh elemen masyarakat untuk mengawal syariat Islam kaffah berjalan di provinsi ujung paling barat Indonesia itu. Dia mengajak seluruh organisasi Islam di Aceh untuk bersama-sama saling mengisi dan membantu dalam upaya membangun umat sesuai dengan tuntunan syariat Islam di daerah tersebut. Mari kita bersama-sama mengawal syariat Islam sebagai upaya memberdayakan umat tanpa melihat perbedaan terhadap masalah-masalah kecil yang bersifat sunnah, tambah Tgk H Ibrahim Bardan yang juga Ketua Umum Huda Provinsi NAD.antara/mim - Be a PS3 game guru. Get your game face on with the latest PS3 news and previews at Yahoo! Games. Cheap talk? Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call rates. http://voice.yahoo.com
Re: [mediacare] Larang Valentine Day!
Valenti dei itu cuma mode bung. Dunia ini penuh dengan mode. Itu salah satu dari ribuan sisi globalisasi. Jadi tidak perlu etrlalu risau. Kita lebih baik membangun keluarga kita masing-masing dengan ajaran tata-laku yang baik. Saya tidak melarang anak saya mengirim kartu sana sini. Tetapi saya mengingatkan dia seperti apa yang anda bilang. Tiap hari adalah hari kasih sayang. Kalau pemerintah anda minta menanganinya, maka jangan lupa, bahwa orang-orang di pemerintahan akan menyambut gembira pekerjaan ini. Tetapi jangan pula anda keburu puas. Sebab yang mereka lihat adalah proyek. Dan duit. Mengapa mereka senang dengan proyek begini ini? Pertama jika proyek 'dungu' ini diterima maka perarti mereka hanya perlu membahas kedunguan proyek ini. Akan ada ratusan sesi dengar pendapat di DPR, pake honor. Akan ada kunjungan studi banding ke luar negeri, pake spj. Kedua, macam apa Undang Undang yang akan dibuat? Anda tentu akan bingung, tetapi birokrat tidak bingung selama ada anggarannya. Bahkan, semakin rame dibicarakan, maka semakin tidak dipastikan kapan selesai Undang Undangnya.Lalu akan ada anggaran tiap tahun. Ketiga, jika kemudian tidak ada RUU yang dibuat, maka itu tidak pula akan menyebabkan para birokrat harus dipaksa mundur. Gagal mengatasi banjir saja tidak perlu mundur, apalagi cuma gagal melarang valentin dei! Dan jika dihitung, andaikata usul anda jadi, maka dari sejak diusulkan sampai dengan dinyatakan tidak perlu lagi dibuat UUnya, mungkin anda telah dirugikan Rp 100 miliar untuk rapat, perjalanan-perjalanan, seminar, loka-karya. Belum lagi jika suatu ketika acara valentin ini redup sendiri. Oh iya, katanya ini sih tradisi Kristen. Tetapi sepetinya engga lah iya? --- Edo Bassalwa [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebaiknya Pemerintah segera mengatur untuk tidak mengizinkan perayaan Valentine Days di Indonesia, karena itu cuma sebagai madu tapi beracun yang akan secara berangsur tanpa kita sadari akan merusak moral generasi muda kita. Forget VALENETINE DAYS! Kita harus menyayangi sesama kita bukan tg.14-Feb saja, akan tetapi setiap saat setiap detik, rasa kasih sayang itu harus ada dalam darah kita. Budaya barat yang tidak berkenan dengan moral kita, sebaik nya dilarang saja. Sekian dari: Edo. Sucker-punch spam with award-winning protection. Try the free Yahoo! Mail Beta. http://advision.webevents.yahoo.com/mailbeta/features_spam.html
[mediacare] RUU Pornografi: Inke Maris vs Dr. Gadis
Di sebuah siaran TV internasional, RUU ini mulai memperoleh tempat. Dua tokoh diwawancara, yakni Inke Maris dan Dr Gadis dari UI. Tokoh Inke Maris menghubungkan issue ini dengan perlindungan anak dari tayangan pornografi. Dia setuju dengan UU ini. Bu Gadis berbeda pandangan. Dr. Gadis mengatakan bahwa sudah ada pengaturan untuk tindak kejahatan pronografi. Jadi sudah ada UUnya, cuma tidak secara langsung menyoal pornografi.Masalahnya menurut Dr Gadis adalah lemahnya penegakan hukum. Jadi dia tidak setuju RUU APP. Cerita Lain: UU ini sangat disikapi dengan serius oleh pemerhati internasional. Sementara itu di sisi lain, UU ini sangat didukung oleh aliran agamis yang puritan di Indonesia, baik itu Islam maupun Kristen, tetapi yang pasti bukan Hindu Bali. Lalu peru ditanya, macam mana pula nantinya keinginan orang-orang internasional itu?. Tentu harus ada pemahaman mengenai ini, sebab kita kerap tak nyangka jadinya begitu, padahal kita tidak bermaksud begitu. Itu karena kita kurang mendalami secara ilmiah proses budaya politik dan sejarah kita membuat Undang-Undang. Yang menolak UU ini termasuk saya, berpandangan bahwa penegakan etika tidak semata-mata urusan negara, sebab seks itu sebetulnya juga kawasan etika. Para pihak yang memiliki otoritas, tetapi bukan pemerintah, seperti ulama pastur, public figure dapat bekerja di wilayah ini, dan janganlah negara lagi, menurut saya. Logika saya, negara sudah perlu dirampingkan tugasnya, namun tidak berarti lembaga-lembaga non pemerintah berpangku tangan. Jadi persisnya, urusan demikian itu harus semakin kita tempatkan dalam konteks kultural kita saja. Sebab tidak semua nilai-nilai luhur bangsa kita yang kita miliki sekarang ini hanya menjadi demikian karena hadirnya agama-agama di nusantara. Kitapun punya kearifan-kearifan yang sudah ada sebelum agama-agama kita anut di sini. Jadi, singkat kata, di dalam ke de-pe-eran juga perlu diterima nilai kalah, seperti layaknya sepak bola atau olah-raga. Cuma bedanya, jika pengusulnya ditolak, janganlah pengusulnya merasa kehilangan muka, tetapi yang perlu dilakukannya dalah mencari issu lain yang lebih memperoleh tempat di hati semua warga, seperti misalnya bagaimana agar ada ketentuan hukum untuk menegaskan alokasi dana pendidikan, keringanan pajak bagi perusahaan yang memberikan beasiswa atau sumbangan sosial dan lain-lain. Ah macam-macam yang lebih baiklah. --- Wido Q Supraha [EMAIL PROTECTED] wrote: 24/01/2007 12:57 WIB RUU APP Jadi RUU Pornografi Iqbal Fadil - detikcom
Re: [mediacare] Re: Pemerintahan SBY Gagal Menangani Poso!
Putri saya diberi tugas gurunya di sini (Jakarta) untuk mencari berita yang terpopuler dalam minggu terakhir. Sebagai anak SMP yang baru di Indonesia dan SDnya di Australia dia wajar nanya jika ada topik tertentu. Setiap topik dia tanya, yaitu tentang adam air, km senopati dan kemudian poso. Lalu dia bertanya: Apa itu poso? Saya terangkan: Di sana ada pertikaian antar warga. Dia bertanya: Karena apa? Saya jawab: Karena agama. Lalu dia cuma nyletuk: cret! Maklum, dia bersekolah SD di negeri di mana pengenalan tentang agama dianggap bagian dari pelajaran. Oleh guru di sana mereka diarahkan agar rasional kendati tetap diajarkan agar memahami apa makna agama bagi manusia. Dijelaskan pula bagaimana perkembangan agama dalam sejarah peradaban manusia. Sehingga, tatkala masih di sana dia dapat bercerita ke saya mengenai agama A, agama B, agama C, tanpa menempatkan agama yang kami anut paling hebat atau paling baik. Harap diingat dia juga rajin beibadah menurut agama kami. Cerita lain: Bahkan, tatkala dalam suatu khotbah seorang pastur terus menerus menunjukkan bagaimana surga hanya bagi mereka yang tidak berdosa dan bertaubat, dan begitu rajin mengatakan engkau akan ini, engkau akan itu, maka seorang jemaat (orang Australia) bangkit mengingatan pendeta dan berkata: Engkau juga khan? Iya ialah, kata sang pastor (Indonesia), agak terperangah. Namun itu biasa di sana Cerita Lain: Nah, sekarang seluruh ASEAN sepakat akan menjadi suatu uni ekonomi tahun 2015 atau kurang dari 10 tahun lagi. Di sisi lain sebuah headline berita harian hari ini mengatakan bahwa perang di Palu masih akan berlanjut. Nah, berlanjutnya sangat mungkin keterusan sampai dengan tahun 2015. Bayangkan bilamana itu yang menjadi kenyataan. Poso terus begitu-begitu terus. Maka akan ada 2 skenario di tahun 2015. Pertama Poso akan dihindari warga ASEAN karena riskan. Kedua, Poso dijadikan wilayah turis bagi mereka yang mau mengalami ketegangan untuk merangsang adrenalin, yang ingin rasakan ketegangan suasana perang. ahmad budi [EMAIL PROTECTED] wrote: Orang Islam di Poso itu sebaiknya ditembaki dan dibunuhin saja Mereka itu telah membikin rusuh Poso karena iseng membantu sodara-sodaranya yang dulu dibantai di pesantren Wali Songo. Saya yakin banyak dari mereka berasal dari luar Poso, bahkan pasti udah pernah ikut perang di Mindanao. iseng ngebantu sodara-sodaranya yan memberontak terhadap Manila. Tembakin saja Pak Polisi. Jangan khawatir tentang HAM. Untuk urusan membunuhin Muslim, terutama yang udah dikasih cap teroris, tak akan ada yang namanya teguran dari Amerika, bahkan dari Partai Demokrat sekalipun. Salahnya dulu TNI ngebunuhin orang Timor-Timur, kena deh embargo senjata. Royal saja dalam menembak. Inget, ini bukan Amerika yang polisinya gak boleh punya senjata otomatis (military version). Brimob bisa punya AK-101 Rusai standard militer, senapan mesin ringan RPD dari Cina, SS-1 versi militer, Steyr AUG, M-16 A1. Wuih, bisa melebihi koleksi tentara lho. (Brimob itu sipil atau militer ya?) Untuk standar civilian version, Amerika juga udah ngasih M-4 yang walau hanya bisa nembak satu-satu (semi otomatis) tapi lengkap dengan night vision google, IR quick aim point target, teleskop dll. Bedil yang satu itu TNI aja gak punya (harus beli selundupan karena embargo) Jadi, manfaatkan baik-baik pemberian Amerika khusus untuk Densus 88 Anti Teror yang hebat itu. Tembakin terus Pak Polisi. Jangan takut kehabisan peluru karena sponsor utama selalu siap mendukung Makin banyak korban teroris, dukungan dana dan peralatan makin lancar Jangan takut juga kehabisan sasaran. teroris Mujahidin Kayamanya itu, makin digencet akan makin banyak yang datang membantu. Temen-temen MILF atau mujahdin dari Jawa pasti udah siap-siap datang ke Poso Sip, bakal lebih banyak lagi sasaran tembak. Poso bakal tambah semarak aje nih Hidup Polisi Polisi kita kini tak cuma bisa 'Melindungi dan Melayani' (Serve and Protect) Tapi Polisi udah pinter Search and Destroy Jadi, TNI AD nganggurin aja. Ngapain perlu ada angkatan darat, wong polisi kita bisa berperan ganda sebagai agen sipil sekaligus militer Hidup Polisi Hidup Polisi Hidup Bhayangkara ... On 1/23/07, radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED] wrote: Kok saya tidak menganggap begitu. Pemerintahan SBY saya nilai sudah cukup tegas dalam hal menangani kasus Poso. Polisi (tentu sudah seizin SBY) berani melakukan penggerebegan di area rawan. Nah, kalau sudah digerebeg tapi melawan dengan kekuatan senjata, ya dilawan balik tho? Kalau polisinya ngacir, mereka tambah seneng. Mereka bersenjata saja sudah menyalahi aturan hukum di negeri ini. Justru tindakan tegas pak bu polisi di Poso wajib kita acungi jempol. Kalau mereka melempem, itu para pemenggal kepala orang akan kegirangan, lalu bertindak semakin brutal. Jangan-jangan nanti ada yang mati
Re: [mediacare] vacancy in english newspaper
Anda bukan numpang. Ini berita yang langsung berguna bagi member. Kita kan engga cuma nyroccs saja, tetapi sharing juga. --- Vidya Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear moderator, Numpang posting lowongan ya... Thanks. URGENTLY REQUIRED The Point, a Jakarta-based English daily, is urgently looking for professionals to fill in the following positions: DESK CHIEFS: At least five years experiences with a proven track record in news reporting, writing and editing in English daily/magazine/wire services/news websites Fluent in spoken and written English, familiar with English journalistic terms and jargons Understand financial market terms and jargons Possess good networking and relationship with news sources Understand news room management, can work under tight deadlines University graduate, any discipline Ready for immediate employment SENIOR REPORTERS/REPORTERS: At least three years of experiences as a reporter in English daily/magazine/wire service/news websites Able to communicate and file news reports in English Can work under tight deadlines Possess good networking and ready to further develop relationship with news sources University graduate, any discipline Please submit your application, CV and latest photograph to The Point via e-mail: [EMAIL PROTECTED] or direct to: HRD Dept.-The Point Jl. Mendawai I # 45, Kebayoran Baru, Jakarta 12130. Put the position you apply on top left of the envelope or on e-mail subject. - It's here! Your new message! Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar. Get your own web address. Have a HUGE year through Yahoo! Small Business. http://smallbusiness.yahoo.com/domains/?p=BESTDEAL
Re: [mediacare] Re: Jadikan Jumat sebagai hari libur nasional!=Jangan Konyol..........
Setelah kita libur secara nasional pada hari Jum'at so what gitu lho? Lha kita menengadah mohon diberi rezeki bukan saja ke langit di mana Yang Kuasa Berkuasa, tetapi juga menunggu uluran tangan bantuan orang Jepang, Cina atau Rusia atau India yang liburnya hari Minggu. Keempat bangsa ini betul-betul mengatakan persetan bahwa hari Minggu itu liburannya kafir atau bukan, dan dengan enteng tanpa dosa mereka libur saja hari Minggu. Lantas, gimana kalau mereka mau kasi bantuan (Ke Aceh lagi lho) atau investasi dan kemudian ingin ngebel Menteri atau birokrat kita hari Jum'at. Eeeh nyatanya kita lagi libur, tetapi bisa dihubungi hari Minggu. Apa engga bingung itu-itu orang? Jadi udah lah!. Berhentilah kita mengitari soal-soal yang engga ada hubungannya dengan dunia nyata. Kita tidak mungkin 'cakap' dalam menghadapi putaran roda globalisasi tanpa menerima fakta bahwa tekanan globalisasi itu memaksa kita harus menyatukan barisan, meminimalisasi distorsi oleh praktik apartheid yang tidak kita sadari tengah kita praktikkan. Kita hendaknya memusatkan perhatian (secara rasional) atas ancaman yang akan dihadapi bersama, yaitu menurunnya keeratan sosial (social fabrics) elemen-elemen bangsa. Jika social fabrics itu kendur, maka akan mudahlah merasuk kekuatan global, yang secara keliru kita maksudkan cuma AS/Barat saja. Padahal kekuatan global juga berarti Jepang, Cina, Arab dengan petro-dollarnya, atau India yang tengah mulai membeli bank-bank kita. Jangan pula kita lupa bahwa global authority juga dapat memberi manfaat langsung ke rakyat, menyejahterakan rakyat, kendati di belakang hari mengambil manfaat dari rakyat kita. Hal ini kemudian membuat turunnya ikatan rakyat ke pemerintahnya. --- Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] wrote: Andaikata Jum'at itu dinobatkan sebagai hari libur Nasional, boleh2 saja, tapi harus diingat juga bahwa HARI MINGGU ITU ADALAH HARI LIBUR INTERNASIONAL. Jadi liburan hari Minggu tak bisa dihapuskan karena setiap hubungan telepon internasional antar perusahaan maupun antar negara tidak mungkin dilakukan hari Minggu karena diseluruh dunia kantornya tutup pada hari Minggu. Sebaliknya kalo kantor2 di Indonesia menerima telepon dari luar negeri Hari Jum'at, maka teleponnya mubasir karena tak ada yang menerimanya, akibatnya perdagangan terhambat, bahkan segalanya jadi terhambat. Namun masalah hambatan ini tidaklah masalah karena hanya merugikan Indonesia tidak merugikan mereka yang diluar negeri. Hanya pertimbangan sendiri saja apakah perlu libur dihari Jum'at atau tidak. Kalo mau menyediakan pegawai yang bekerja dihari Jum'at juga bisa, tetapi karena sudah ditentukan sebagai hari libur nasional, maka setiap pegawai yang bekerja dihari Jum'at harus diberi tambahan gaji sebagai kerja lembur dihari libur. Demikianlah, kalo pemerintah memang berniat memperbaiki ekonomi, maka tak mungkin hari Jum'at dijadikan hari libur nasional. Setiap tindakan harus dipertimbangkan untung ruginya terutama bagi rakyat banyak tentunya. Ny. Muslim binti Muskitawati. --- In mediacare@yahoogroups.com, Rudy Prabowo [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya setuju dengan Uthe Regina:) Mengklaim untuk menjadikan Jumat sebagai hari libur nasional !! Manusia mempunyai Hakikat hak, apa itu hak? Hak adl suatu klaim yg dibuat oleh seseorang atau kelompok yg satu terhadap yg lain atau terhadap masyarakat/pemerintah untuk memenuhi dan menghormati hak itu. Seperti contoh oleh sdr. indonebia tsb. Tetapi tidak cukup hanya itu saja syaratnya, yang terpenting adalah klaim yang sah atau klaim yg dapat dibenarkan. Permasalahan klaim diatas adalah bagaikan seorang penodong mengklaim harta milik penumpang dalam bus umum, shg klaim tsb sangat konyol dan tidak bermartabat. Sholat Jumat memerlukan waktu tidak lebih dari 2 jam, dan untuk kepentingan diri pribadi sendiri, dan sudah diberi kelonggaran (minta hati sudah dikasih); tapi sekarang minta jadikan jumat libur penuh, shg menyia-nyiakan waktu kerja (ngerogo rempelo); itulah kata pepatah :Dikasih hati, lalu ngerogo rempelo Lain ceritanya jikalau supir Bus umum mengklaim penumpangnya untuk membayar karcisnya :))) Jadi kalau hendak mengklaim, maka juga harus tahu dirilah, itulah klaim yg bisa dibenarkan dan karenanya harus dipenuhi oleh yg bersangkutan :))) Salam, RP Uthe Regina [EMAIL PROTECTED] wrote: quoted: Ana juga akan usulkan kepada Pemerintah RI agar Jumat dijadikan sebagai hari libur nasional, sehingga tidak mengganggu umat Muslim untuk beribadah. mungkin ini nggak penting... dan saya juga tau nggak akan dibalas oleh indonebia.. tp saya jadi tergelitik dengan kutipan kalimat pada e-mailnya... bos, emangnya kamu beribadah hanya di hari Jumat, yaa? setiap hari nggak? buat saya, bekerja pun ibadah... dan saya bekerja setiap hari... salam,