[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
Setahu saya, yang "menemukan" bukan Bhatia-nya, tapi rekannya Jack> > > Smith. Sila baca http://en.wikipedia.org/wiki/Hotmail Keduanya disebut co-founder. tapi yg dihighlight BBC tv dan ucapannya dikutip dlm acara sekilas info ''innovator" justru Bhatia-nya. namun tetap di situ disebut co-founder. baru tau dari zaki kalo 'co' satunya bernama jack smith >>Kalau yang dimaksud "idenya Hotmail" itu adalah web mail client, sayarasa (cepat atau lambat) tetap akan tercipta. betul dan sepakat. dan itu bedanya antara seorang innovator/pioneer dg 'the mass'. ada anekdot soal penemu benua amerika Columbus. dalam suatu pesta merayakan penemuannya, seorang undangan menggerutu, "begitu aja kok dikagumi, padahal tak ada yg aneh. aku saja kalo berlayar seperti dia ke arah yg sama lama2 juga akan nyampe ke benua amerika." mendengar hal tsb. Columbus mengambil telor mentah trus tanya ke yg ngomong tadi, "apa kamu bisa membuat telor ini berdiri/duduk." dia diam krn. gak bisa. Columbus tekan telor itu sampai bawahnya pecah dan baru bisa tidak roboh. org tadi pun bergumam lagi, "ya kalo gitu akupun bisa." Di sini poin Columbus,"Kamu baru bisa, setelah aku beri contohnya." New idea is not cheap, and we'd appreciate it. :P Fatihhttp://afsyuhud.blogspot.com On 4/24/06, Monang Setyawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: On 4/21/06, m.c. ptrwn <[EMAIL PROTECTED]> wrote:> > Zaki Akhmad wrote:> > Monang Setyawan wrote:> > > On 4/21/06, Zaki Akhmad <[EMAIL PROTECTED]> wrote:> > > >> > > > > > > > Saya jadi mikir. Apakah kalau Bhatia tidak pergi meninggalkan India,> > > > akankah dia menemukan layanan webmail Hotmail?> > > >> > >> > > Setahu saya, yang "menemukan" bukan Bhatia-nya, tapi rekannya Jack > > > Smith. Sila baca http://en.wikipedia.org/wiki/Hotmail> > >> >> > Terimakasih untuk "penyeimbang" fakta-nya, Mas Monang. Hmm... tapi saya > > masih kepikiran lho. Andaikan Bhatia (atau-pun Jack Smith) tidak pergi> > ke India, akankah ide Hotmail itu akan tercipta?>> Ya jelas tidak dan itu satu point yang pak budi dan saya maksudkan. Gak > usah orang India, misalkan pak Sutarja cs tidak berada di silicon> valley, saya yakin saat ini tidak ada yg namanya Marvell,etc.Kalau yang dimaksud "idenya Hotmail" itu adalah web mail client, saya rasa (cepat atau lambat) tetap akan tercipta. Mengapa? Lihat sajabuktinya, saat ini hampir semua benda mulai dari word/graphicprocessor sampai celengan pun di-web-kan. :)--Demi masa.. --
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
On 4/21/06, m.c. ptrwn <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Zaki Akhmad wrote: > > Monang Setyawan wrote: > > > On 4/21/06, Zaki Akhmad <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > > > > > > > > Saya jadi mikir. Apakah kalau Bhatia tidak pergi meninggalkan India, > > > > akankah dia menemukan layanan webmail Hotmail? > > > > > > > > > > Setahu saya, yang "menemukan" bukan Bhatia-nya, tapi rekannya Jack > > > Smith. Sila baca http://en.wikipedia.org/wiki/Hotmail > > > > > > > Terimakasih untuk "penyeimbang" fakta-nya, Mas Monang. Hmm... tapi saya > > masih kepikiran lho. Andaikan Bhatia (atau-pun Jack Smith) tidak pergi > > ke India, akankah ide Hotmail itu akan tercipta? > > Ya jelas tidak dan itu satu point yang pak budi dan saya maksudkan. Gak > usah orang India, misalkan pak Sutarja cs tidak berada di silicon > valley, saya yakin saat ini tidak ada yg namanya Marvell,etc. Kalau yang dimaksud "idenya Hotmail" itu adalah web mail client, saya rasa (cepat atau lambat) tetap akan tercipta. Mengapa? Lihat saja buktinya, saat ini hampir semua benda mulai dari word/graphic processor sampai celengan pun di-web-kan. :) -- Demi masa..
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
adi wrote: > On Fri, Apr 21, 2006 at 05:26:02PM -, m.c. ptrwn wrote: > > iya ini peninggalan budaya feodalnya PH. Tapi yang curigaan itu > > sebenarnya sedikit,gak banyak. > > curiga maksudnya selain melihat orang lain sebagai tidak bisa dipercaya > (maling, ngibul) juga tidak percaya pada kemampuannya. misalnya keyakinan > keblinger bahwa walaupun dengan standar yang sama, seorang BSc bisa > dianggap lebih qualified (digaji lebih besar) dibanding PhD. tapi > kata 'curiga' itu multidimensi, jadi, saya nyerah kalau itu diartikan > di luar saya ingin mengartikannya. kasus seperti yang di alami Pak Budi > itu sedikit (artinya yang curigaan sedikit, anda betul), tapi itu 100% > dari kasus yang pernah ada. piye :-) Sebenarnya kasus seperti ini justru muncul di negara negara non-Barat. Di Middle East, jangakan Bsc vs Phd,etc , selama kandidatnya punya "pasport" dari US,UK,AU mereka bisa dapatkan salary 30-50% langsung dibanding engineer2 dari India, Bangaladesh,Pakistan,etc. Yang menarik, kasus seperti ini tidak terjadi di AS. > itu yang saya lihat _dulu_ (bbrp thn yang lalu). jaman selalu berkembang. > kalau sekarang sudah menjadi lebih baik, ya sukurlah kalau gitu. saya kurang > tahu yang sekarang. dulu selain harga konsultan asing juga lebih besar > (30 jt vs 1,5 - 3 jt), potongan konsultan kandang juga lebih besar. dan itu > _diatur_ lho. itu kan contoh kecil, lah kalau untuk urusan-urusan yang > lebih besar dan bisa mempengaruhi aspek yang lebih besar lagi gimana tuh. > > pada dasarnya (sorry) prinsip kapitalisme berlaku, yang penting itu 'brand', > bukan kualifikasi atau standard. meskipun ecek-ecek, kalau menggunakan bendera > vendor terkemuka, _otomatis_ dianggap baik. walaupun bagus, tapi modal dengkul > indonesia, langsung dibuang ke tempat sampah. itu yang ada di sini. > Btw, dibahas dari bidang IT saja ya (bukan pertambangan). Saya pikir jaman pelan pelan berubah. Sekarang ini sudah mendingan. Ada beberapa initiatip yang bisa dilakukan untuk melawan hal tersebut : 1. Menggunakan Sertifikasi Internasional ini untuk sisi individu, misalnya redhat dengan Redhat certification, networking dengan cisco certification , sun dengan sun certification. Orang management dengan PMP,etc. saya justru banyak punya temen yg bergaji dollar dan tinggal di Indonesia karena punya sertifikasi expert dari persh seperti cisco dan redhat. 2. orang kita lebih banyak bersaing di level internasional. efeknya ini jangka panjang , seperti kata Pak BSR, kalau banyak pesepakbola Indonesia main di AC Milan, bakal menaikan daya saing lokal juga.. 3. Persh lokal Indonesia yg partnership atau subsidiary R&D dengan persh luar negeri bikin wipro indonesia, infosys indonesia , etc ya ini bhtv lagi :)) he he he Btw, sekarang ini juga saya lihat sebagian persh Indonesia yang meminta consultancy dan IT services dari consulting firm kelas kakap di LN (singapore,etc) seperti HP atau yang lain, pihak HPnya justru mengirim orang Indonesia yang bekerja di HP sebagai project lead, jadi baguslah orang Indonesia lagi yang mengerjakan (bukan bule,india,china,etc). Carlos
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
adi wrote: > > tidak ada yang ribet. yang ada itu tidak mau menyelesaikan. Tapi begitu selesai, akan ada masalah baru yang menanti untuk diselesaikan. Tingkat ke-ribet-annya tentu relatif :-) Tidak ribet untuk Mas Adi, bisa jadi sangat ribet bagi saya. Saya kadang suka mikir, atau dijadikan pembenaran ya? Dunia memang diciptakan dengan segala ketidaksempurnaanya. Kalau Pak Iskandar Alisjahbana pernah mengenalkan istilah fenomena dialektika. Salah satu contohnya, copyright vs copyleft. Ah udah ah, jadi ngelantur gini. Terimakasih Mas Adi. > Salam, > > P.Y. Adi Prasaja Zaki Akhmad
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
On Fri, Apr 21, 2006 at 05:26:02PM -, m.c. ptrwn wrote: > iya ini peninggalan budaya feodalnya PH. Tapi yang curigaan itu > sebenarnya sedikit,gak banyak. curiga maksudnya selain melihat orang lain sebagai tidak bisa dipercaya (maling, ngibul) juga tidak percaya pada kemampuannya. misalnya keyakinan keblinger bahwa walaupun dengan standar yang sama, seorang BSc bisa dianggap lebih qualified (digaji lebih besar) dibanding PhD. tapi kata 'curiga' itu multidimensi, jadi, saya nyerah kalau itu diartikan di luar saya ingin mengartikannya. kasus seperti yang di alami Pak Budi itu sedikit (artinya yang curigaan sedikit, anda betul), tapi itu 100% dari kasus yang pernah ada. piye :-) itu yang saya lihat _dulu_ (bbrp thn yang lalu). jaman selalu berkembang. kalau sekarang sudah menjadi lebih baik, ya sukurlah kalau gitu. saya kurang tahu yang sekarang. dulu selain harga konsultan asing juga lebih besar (30 jt vs 1,5 - 3 jt), potongan konsultan kandang juga lebih besar. dan itu _diatur_ lho. itu kan contoh kecil, lah kalau untuk urusan-urusan yang lebih besar dan bisa mempengaruhi aspek yang lebih besar lagi gimana tuh. pada dasarnya (sorry) prinsip kapitalisme berlaku, yang penting itu 'brand', bukan kualifikasi atau standard. meskipun ecek-ecek, kalau menggunakan bendera vendor terkemuka, _otomatis_ dianggap baik. walaupun bagus, tapi modal dengkul indonesia, langsung dibuang ke tempat sampah. itu yang ada di sini. analogi lain, sebagian detailer obat itu kan orang yang justru ndak ngerti dengan produknya, mereka itu sekedar sekumpulan orang yang dicekokin dgn kursus bbrp minggu/bulan saja. nah sasarannya kan dokter yang, mestinya, jauh lebih ngerti. itu satu sisi. ok lah dokternya lebih ngerti, tapi detailernya bawa senjata piknik gratis ke antartika atau 5 ban mobil, dokternya langsung bertekuk lutut, tidak perduli lagi kalau pilihannya itu menaikkan beban/ongkos kesehatan. itu sisi yang lain :-) kalau ada standardisasi, semua itu tidak berlaku, dampak kapitalisme tidak terlalu terasa. walaupun jadi masalah lagi, misalnya karena e-gov kalau pakai software gratis tidak bisa mendatangkan insentif baik bagi pemerintah maupun vendor secara signifikan, akhirnya semua pada mundur teratur. kalau ada standardisasi, mungkin import appliances yang tidak perlu bisa dikurangi. jatuh-jatuhnya bisnis dianggap macet, tidak ada aktifitas ekonomi dst..dst.. kan gitu ta'iye. > satu contoh, 70% orang indonesia yg mungkin masih bermoral mengatakan > buka paha dan dada di televisi adalah teror moral dari barat, 30% > mengatakan keindahan. kalau masalah ini, kalau masih berharap, mudah-mudahan bisa bertemu di lain kisah saja he..he.. anyway istilah terror moral itu terlalu bombastis :P itu kan krn kaum agamis dan moralis kurang pede saja, terus jadi kalap karena ke-tidak-pede-annya dan takut ndak laku hi..hi.. malah rasa tidak pede ini begitu besar sampai-sampai memaklumi tindakan-tindakan anarkis yang amat sangat mencederai nilai-nilai yang mau diperjuangkan itu sendiri (ironis bukan?) :-) diskusinya jangan lari ke sini ah. > Wah , nyaris no comments , di negara barat saja mungkin gak seribet ini > :-)) tidak ada yang ribet. yang ada itu tidak mau menyelesaikan. Salam, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
--- "m.c. ptrwn" <[EMAIL PROTECTED]> schrieb: > kalau mau diperbaiki balik2nya ke usulan pak > estananto, ada yang > berubah dari PNS menjadi enterpreneur , kan memang > sekarang masanya > cuci piring kesalahan pemth sebelumnya. Om Carlos, kita cuma butuh 1 kotamadya/kabupaten sebagai pilot project. Kalau nunggu bikin proposal ke pusat, sampai prnduduk Indonesia berkembang biak sampai 500 juta jiwa juga nggak bakal ada tindak lanjutnya. Kita harus tunjukkan, bahwa rasionalisasi pegawai dan efektivikasi sistem birokrasi dengan mendelegasikan wewenang dan pengkompetenan pegawai tingkat terendah - dengan IT sebagai tool - adalah masuk akal dan dapat menghemat waktu dan biaya. Sayangnya sekarang ini seolah2 peran IT itu harus canggih dan mahal. Padahal, kalau kita pandang IT sebagai tool yang harus serve kebutuhan kita, dengan konsep yang jelas, kita bisa tentukan sendiri sistemnya. Mestinya sih begitu. Misalnya ngurus SIM. Katanya ada sistem komputerisasi, tapi tidak merubah kebiasaan caloisme atau tembakisme karena tidak merombak mekanisme pelulusan. Komputerisasi SIM hanya menyentuh aspek fisik seperti tes dengan komputer(lupa?), database dan penampakan visual SIM yang lebih keren, padahal selama birokrasi ujian SIM dari pendaftaran hingga pemberian kartu dikurangi hanya hingga 3 orang saja (pendaftaran dan database satu orang, ujian teori satu orang, dan ujian praktek satu orang) dan masing2 terkait dalam sistem terpadu yang terkait dengan integritas pelakunya (gaji minimal harus cukup dan sekali ketahuan terima suap harus dipecat!), maka mestinya sih bisa jalan. ENtah lagi dengan KTP dan pengurusan pajak. Salam, Nano ___ Gesendet von Yahoo! Mail - Jetzt mit 1GB Speicher kostenlos - Hier anmelden: http://mail.yahoo.de
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
> > mungkin karena saya salah nulis, maksudnya, kita ini lagi krisis kepercayaan, > masing-masing sangat sulit untuk saling mempercayai, isinya curigaan melulu. iya ini peninggalan budaya feodalnya PH. Tapi yang curigaan itu sebenarnya sedikit,gak banyak. satu contoh, 70% orang indonesia yg mungkin masih bermoral mengatakan buka paha dan dada di televisi adalah teror moral dari barat, 30% mengatakan keindahan. Jadi gak pernah ketemukan padahal masalahnya sesederhana itu, ya kalau mau mengikuti hawa napsu manusia memang gak bakal ketemu2 padahal aturan dari agama sudah ada. Terus kalau ada peraturanya yg melarang secara jelas dibilang pro-anarki dan dicurigai punya agenda tersembunyi dan menggunakan dalih dari "atas". Wah , nyaris no comments , di negara barat saja mungkin gak seribet ini :-)) Carlos
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
Adjie wrote: > > > > > > ah .. masa realistis, anda kan bicara soal wajah saja. > > > ya, cina dan India memang bisa menjual wajah mereka, contoh simple nya spt > orang marketing lah, kalau yang jualan murah seyum,ramah, dan berwajah kalau mau ngomongin substansi bukanya wajah kemungkinan nantinya jatuh2nya "harus diaudit semuanya" , "ekonomi biaya tinggi" dan "kembalikan freeport padaku" he he lha ya kita sudah tahu itu :-)) itu semua juga peninggalan PH dan anak-anaknya. (Cepu dengan Tomi dan Freeport dengan Kel. Sudharmono. kalau mau diperbaiki balik2nya ke usulan pak estananto, ada yang berubah dari PNS menjadi enterpreneur , kan memang sekarang masanya cuci piring kesalahan pemth sebelumnya. kebetulan saja di saat yang sama pada downturn-nya indonesia muncul kekuatan baru di asia yang bisa jadi contoh (tapi kalo ngomong negara lain kan nanti bisa dibilang tidak nasionalis dan tidak percaya diri) , he he :-)) itu dia sekapur sirih keribetan di indonesia yang gak perlu terjadi sebenarnya :)) Carlos
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
ah .. masa realistis, anda kan bicara soal wajah saja. ya, cina dan India memang bisa menjual wajah mereka, contoh simple nya spt orang marketing lah, kalau yang jualan murah seyum,ramah, dan berwajah menarik, terkadang yang tadinya ngga kepingin beli jadi beli, masalah productnya bermasalah who cares, coba kalau anda ke Bank dengan segudang problem of your account kalau di sambut dengan wajah yang baik, semua bisa diselesaikan dengan baik, bayangkan kalau anda mau deposito di bank bawa 10 milyar misalnya, terus di jutekin apa ngga bete. mungkin itu cuma analogi menurut saya kalau anda punya opini lain silahkan, dan memang membicarakan wajah tidak pernah ada habisnya. memang bukan berarti cina dan india lebih baik dari indonesia, mereka tetap punya masalah setiap dari kita punya masalah, itu yang menarik dari hidup bagaimana kita memecahkan masalah tanpa menimbulkan masalah baru. ( heheheh kayak motto nya pegadaian aja ) pernah ada kata kelar. membicarakan wajah orang itu bisa menghabiskan banyaksekali waktu tanpa perlu mengetahui apa-apa saja yang kita bicarakan secara wah kalau cepet kelar ngga seru donk hahahha mana cepet selesai ;), toh yang kita bicarakan bukan hal yang negatif, kita bicarakan kebaikan negara lain, kalau bisa di terapkan oleh pemerintah dan di dukung rakyat yaaa bagus, kalau pemerintah ngga mau dukung tapi itu baik buat kita personally dan bisa diterapkan di keluarga sendiri why not. detail (baca: bisa ngalor ngidul). terus yang gak mau ngalor ngidul ya jangan lantas dilabel pesimis dan narrow minded dan tidak open mind dong. enak aja :-) fikiran kita adalah sugesti , kalau kita berfikir positive hasilnya positive, kalau kita selalu berfikiran negatif yaa hasilnya negatif, spt yang saya katakan di thread sebelumnya kenapa banyak orang indo yang skeptis dan pesimistis, apa karena kondisi disana membuat orang jadi spt itu ..?? to be frankly saya ngga mau me-labeli orang dengan label tidak open mind, negative, narrow minded, skeptis atau always positive thingking, yaa biarlah mereke melebeli dirinya sendiri ;) rgds Adjie
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
On Fri, Apr 21, 2006 at 05:32:04PM +0200, Adjie wrote: > indonesia membuat orang jadi pesimis, tidak open mind, gampang di > panas-panasin, kalau ngambek pengennya semua di bikin sendiri, and sangat > individualistis, tidak spt orang Cina dan India, maaf ini realistis tapi > look at our self ah .. masa realistis, anda kan bicara soal wajah saja. coba deh point2 di atas itu anda bikin lebih 'operasional', berikut contoh-contoh realnya apa, problem realnya apa gitu. biar enak. kalau main retorika cina, india, open mind, saya pikir kita sudah sepakat. coba anda cari berapa persen mail yang tidak ada kata cina/india di milis ini hi..hi.. enggan mengakui kesuksesan orang/negara lain? he..he.. masa sih, ngapain? masalahnya ... cukup segitu atau tidak :-) ironisnya ngomong begitu kan gak pernah ada kata kelar. membicarakan wajah orang itu bisa menghabiskan banyak sekali waktu tanpa perlu mengetahui apa-apa saja yang kita bicarakan secara detail (baca: bisa ngalor ngidul). terus yang gak mau ngalor ngidul ya jangan lantas dilabel pesimis dan narrow minded dan tidak open mind dong. enak aja :-) itu masalahnya. Salam, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
hmmm agak sependapat dengan carlos, saya ngga pro SBY karena saya ngga terdaftar sebagai pemilih di beberapa pemilu yang lalu :-)) tapi saya meilhat ada SNY berusaha merangkul semuanya walaupun sulit juga untuk bisa netral, karena lagi2 INDONESIA ngga bisa mandiri, masih sangat tergantung atau senang menggantungkan diri dengan orang lain. dan saya melihat banyak yang pesimistis atau memang kondisi di indonesia membuat orang jadi pesimis, tidak open mind, gampang di panas-panasin, kalau ngambek pengennya semua di bikin sendiri, and sangat individualistis, tidak spt orang Cina dan India, maaf ini realistis tapi look at our self, mohon ini di jawab sendiri. Kalau kita masih spt ini terus kapan kita bisa maju, kapan kita bisa mandiri dan tidak tergantung bantuan negara lain. kalau kita selalu narrow minded yaa akhirnya jadi bener2 narrow, well kita ngga bisa memaksa semua orang untuk open mind, tapi yang jelas kita harus mau belajar, kelemahan orang indonesia adalah cepat lupa dan tidak mau belajar dari masalah, dan selalu membuat semua serba simple walaun dengan menghalalkan segara cara, temen saya orang perancis pernah bilang " Di Indonesia everything is possible". merubah culture yang sekian tahun sudah di doktrin oleh pendahalu memang bukannya hal yang mudah di hilangkan, tapi kita mesti optimis, Indonesia bukan milik kita tapi milik anak cucu kita. Kalau bukan kita yang merubahnya siapa lagi ..?? Well open mind is not easy but if we never try is make your live more difficult. Rgds Adjie Pak Adi,Untungnya saat ini SBY kelihatan betul terlihat mengikis perilaku perilaku priyayi seperti ini yang sudah sangat meluas. Kapan bisaberubah ? ini pendapat pribadi saya: cuman regenerasi yang bisamerubahnya jadi memang ujiannya masih sangat panjang, sebagian org2 ygmemimpin negeri ini ya sebagian besar masih punya perilaku yg sama karena ajaran dari PH.Lucu atau tragis ya, ada pemimpin Indonesia 80 tahun yang lalu sudahmemikirkan problem indonesia seperti apa, dan menjadi kenyataan.-mcpps: PH bukan production house lho, he he he :))
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
Zaki Akhmad wrote: > Monang Setyawan wrote: > > On 4/21/06, Zaki Akhmad <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > > > > > Saya jadi mikir. Apakah kalau Bhatia tidak pergi meninggalkan India, > > > akankah dia menemukan layanan webmail Hotmail? > > > > > > > Setahu saya, yang "menemukan" bukan Bhatia-nya, tapi rekannya Jack > > Smith. Sila baca http://en.wikipedia.org/wiki/Hotmail > > > > Terimakasih untuk "penyeimbang" fakta-nya, Mas Monang. Hmm... tapi saya > masih kepikiran lho. Andaikan Bhatia (atau-pun Jack Smith) tidak pergi > ke India, akankah ide Hotmail itu akan tercipta? Ya jelas tidak dan itu satu point yang pak budi dan saya maksudkan. Gak usah orang India, misalkan pak Sutarja cs tidak berada di silicon valley, saya yakin saat ini tidak ada yg namanya Marvell,etc. Seandainya ada 1,000 saja expert Indonesian seperti Mr. Bhatia di tahun 1990an, hampir bisa dipastikan bakal ada persh sukses yang benama seperti Ketoprak Networks atau Lontong Semiconductor, Inc dan mungkin bakal bisa menaikkan daya saing engineer Indonesia secara global. Ada satu org Indonesia di valley yg 10 tahun develop sun kernel dan skrg jadi enterpreneur, itu dia contoh lainnya. > Atau arah diskusi ini balik lagi ke Dunia Datar lawan Kelas Kreatif > ya "wake up callnya" memang ditujukan kepada kelas kreatif di Indonesia. -mcp > > > -- > > Demi masa.. > > Zaki Akhmad
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
adi wrote: > On Fri, Apr 21, 2006 at 08:51:17AM +0700, Harry Sufehmi wrote: > > Beberapa masalah yang ada di berbagai sistim demokrasi saat ini saya > > coret-coret disini: > > http://www.harrysufehmi.com/phpwiki/index.php/DemokrasiSyuro > > Demokrasi Syuro - alternatif solusi > ... > * Rakyat bisa memberikan masukan-masukan kepada pemerintah, beberapa > contoh: > ... > > ini yang kurang di Indonesia, rakyat tidak bisa mendaulat penguasa! setidaknya > tidak ada mekanisme yang secara yuridis sah. jadi sebenarnya tetap saja, > namanya > demokrasi tapi praktiknya feodal. > > jadi, bukan sekedar memberi 'masukan', tapi 'mendaulat' jauh lebih penting, > dan > struktur/aturan mainnya harus segera dibuat (misalnya impeachment). Pak Adi, Feodal ini jelas peninggalan sistem Pakde Harto agar membuat strata masyrakat atau kelas sosial yang berbeda. Kalau pernah baca ajaran bung karno, selain menentang imprealisme dan penjajahan, satu hal yang beliau ingin hapuskan dari bumi indonesia saat itu (1920-1930an) adalah feodalisme (maaf) Jawa dimana budaya praktek feodal antara kaum bangsawan/blue blood/kaum ningrat yang menganggap dirinya 3 level diatas orang biasa. Nah setelah BK pergi, budaya feodal ini yg dikembangkan PH melalui distribusi wealth yang tidak merata, membuat peraturan yg menguntungkan sebagian kaum dan family saja dan keberpihakan hukum pada satu dua kaum saja. Akhirnya ya seprti sekarang, sebagian aspek pemerintahan yang bersifat feodalisme, orang tua yang bersifat feodal dan bahkan di sebagian anak mudanya sekalipun.TIdak heran kalau banyak generasi muda yang apatis dan pesimis. Untungnya saat ini SBY kelihatan betul terlihat mengikis perilaku perilaku priyayi seperti ini yang sudah sangat meluas. Kapan bisa berubah ? ini pendapat pribadi saya: cuman regenerasi yang bisa merubahnya jadi memang ujiannya masih sangat panjang, sebagian org2 yg memimpin negeri ini ya sebagian besar masih punya perilaku yg sama karena ajaran dari PH. Lucu atau tragis ya, ada pemimpin Indonesia 80 tahun yang lalu sudah memikirkan problem indonesia seperti apa, dan menjadi kenyataan. -mcp ps: PH bukan production house lho, he he he :))
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
On Fri, Apr 21, 2006 at 08:51:17AM +0700, Harry Sufehmi wrote: > Beberapa masalah yang ada di berbagai sistim demokrasi saat ini saya > coret-coret disini: > http://www.harrysufehmi.com/phpwiki/index.php/DemokrasiSyuro Demokrasi Syuro - alternatif solusi ... * Rakyat bisa memberikan masukan-masukan kepada pemerintah, beberapa contoh: ... ini yang kurang di Indonesia, rakyat tidak bisa mendaulat penguasa! setidaknya tidak ada mekanisme yang secara yuridis sah. jadi sebenarnya tetap saja, namanya demokrasi tapi praktiknya feodal. jadi, bukan sekedar memberi 'masukan', tapi 'mendaulat' jauh lebih penting, dan struktur/aturan mainnya harus segera dibuat (misalnya impeachment). Salam, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
On Fri, Apr 21, 2006 at 11:42:44AM +0700, Budi Rahardjo wrote: > Saya pernah ngomel (atau lebih tepatnya, ngamuk he he he) soal > hal ini, karena di sebuah pekerjaan ada expat yang dibayar lebih > tinggi dari saya (berlipat) hanya karena dia warga negara asing. > (Standar Bapenas ngaco!) aneh ya .. Budi Rahardjo sebenarnya tidak memonopoli opini di atas sendirian. ribuan orang justru men-share opini yang sama. tapi ya itu, mekanisme feedback macet di negara ini. kayaknya sih memang dibuat macet. dan ini sudah berjalan puluhan tahun ... lihat saja istilah-istilahnya masih pakai istilah-istilah feodal: lurah, bupati, menteri. mestinya kita tidak pakai istilah presiden, tapi raja :-) justru itu yang yang saya maksud, katanya rakyat berdaulat, tapi kedaulatan itu dikebiri oleh sistem yang secara artifisial dibuat seperti itu. ini PR kita. bentuk-bentuk alternatif aturan main maupun sistem pemerintahan itu next step. pertanyaan simple saja: apa ada yang mendengar omelan Budi Rahardjo? Apa iya, Budi Rahardjo bisa mengaspirasikan keberatan-keberatannya. ternyata jawabannya juga simpel, dalam bahasa latin: nuwun sewu, mboten wonten mas. berikut ini dagelan: "Pak, saya berharap omelan di atas itu tidak akan membuahkan hasil, tidak akan menimbulkan perubahan apa pun di tanah air kita tercinta ini. Karena konsekuensinya jelas, anda akan menjadi bukan apa-apa kalau usaha anda mulai berhasil" :-) boleh sebut saya narrow minded, boleh sebut saya berpikiran nasionalisme sempit, tapi kondisi di atas itu artifisial! dibuat dan didikte! mbok digeledah! :-) Salam, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
On Fri, Apr 21, 2006 at 11:42:44AM +0700, Budi Rahardjo wrote: > > sadar atau tidak, statement yang mengambang seperti di atas, justru > > meng-encourage orang untuk tidak percaya pada bangsa sendiri, yang > > ironisnya, justru saat ini kepercayaan diri sudah pada titik nadir. > > tapi yang herannya, justru statement seperti yang dikatakan oleh > carlos datang dari orang-orang yang sangat percaya kepada > kemampuan orang indonesia (dan justru ingin meng-encourage > orang indonesia agar percaya diri). lihat saja email2 carlos. > demikian pula orang lain yang mengatakan yang senada. > ybs. justru heran kalau orang indonesia tidak percaya diri. mungkin karena saya salah nulis, maksudnya, kita ini lagi krisis kepercayaan, masing-masing sangat sulit untuk saling mempercayai, isinya curigaan melulu. Salam, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
Monang Setyawan wrote: > On 4/21/06, Zaki Akhmad <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > > Saya jadi mikir. Apakah kalau Bhatia tidak pergi meninggalkan India, > > akankah dia menemukan layanan webmail Hotmail? > > > > Setahu saya, yang "menemukan" bukan Bhatia-nya, tapi rekannya Jack > Smith. Sila baca http://en.wikipedia.org/wiki/Hotmail > Terimakasih untuk "penyeimbang" fakta-nya, Mas Monang. Hmm... tapi saya masih kepikiran lho. Andaikan Bhatia (atau-pun Jack Smith) tidak pergi ke India, akankah ide Hotmail itu akan tercipta? Atau arah diskusi ini balik lagi ke Dunia Datar lawan Kelas Kreatif ya > -- > Demi masa.. Zaki Akhmad
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
On 4/21/06, Zaki Akhmad <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Sembilan tahun kemudian, Microsoft membeli Hotmail seharga (kurang > lebih) $400 juta. Berarti ketika dibeli Microsoft umurnya Bhatia, baru > 28. > > Saya jadi mikir. Apakah kalau Bhatia tidak pergi meninggalkan India, > akankah dia menemukan layanan webmail Hotmail? > Setahu saya, yang "menemukan" bukan Bhatia-nya, tapi rekannya Jack Smith. Sila baca http://en.wikipedia.org/wiki/Hotmail > > Zaki Akhmad > > -- Demi masa..
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
m.c. ptrwn wrote: > > ini salah satu statemen terbaik di teknologia ! > > salah satu beda mendasar antara orang indonesia dan india ya ini. > Mereka walaupun pintar dan bener2 inovatif tapi tidak pernah mempunyai > attitude "harus di negara gue" , "harus orang kita semua" (nasionalis > semu) , artinya mereka mempunyai sifat lebih kooperatif dan toleran > dengan bangsa/suka/negara lain dalam membangun negaranya. > > bukan seperti sebagian org indonesia yang dikit2 "kita buat sendiri" , > "emang orang indonesia gak bisa ?" padahal sebenarnya kita/mereka/dia > belum ada "pupu-pupu"nya (bahasa halus contekan dari om arie). Berhubung lagi baca (yg gak selesai-selesai juga :) ) , The Nudist on The Late Shift, saya jadi keiinget bagian ini. Di bab entrepreneur, diceritakan sosok Sabeer Bhatia. Kala itu Sabeer Bhatia baru berusia 19 tahun. Uang di kantongnya hanya $250. Bhatia, pergi kuliah di Caltech dengan beasiswa. Sembilan tahun kemudian, Microsoft membeli Hotmail seharga (kurang lebih) $400 juta. Berarti ketika dibeli Microsoft umurnya Bhatia, baru 28. Saya jadi mikir. Apakah kalau Bhatia tidak pergi meninggalkan India, akankah dia menemukan layanan webmail Hotmail? > -mcp Zaki Akhmad
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
On 4/21/06, adi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > On Thu, Apr 20, 2006 at 07:03:21PM -0700, m.c. ptrwn wrote: > > bukan seperti sebagian org indonesia yang dikit2 "kita buat sendiri" , > > "emang orang indonesia gak bisa ?" padahal sebenarnya kita/mereka/dia > > belum ada "pupu-pupu"nya (bahasa halus contekan dari om arie). > > ini kembali soal wajah :-) sepertinya perlu datang ke sini dan lihat > sendiri deh. gini, kenyataannya, sebagian expat itu asal comot. jadi > musti dibedakan antara 'kita buat sendiri' dan 'menjual bangsa sendiri'. Di sini (Indonesia) memang - lagi-lagi - anomali. Penggunaan expat memang sering salah! (Don't get me start on this.) Saya pernah ngomel (atau lebih tepatnya, ngamuk he he he) soal hal ini, karena di sebuah pekerjaan ada expat yang dibayar lebih tinggi dari saya (berlipat) hanya karena dia warga negara asing. (Standar Bapenas ngaco!) Padahal kalau dilihat pendidikannya, sama-sama pendidikan asing (kebetulan sama-sama jebolan Canada). Bahkan dia hanya Bachelor sementara saya sudah S3. Jadi aneh. Gara-gara warga negara saya Indonesia, maka saya digaji lebih murah *di negara sendiri*!!! Opo tumon. Tapi kita ambil contoh Singapura. Maaf, terpaksa ambil contoh negara lain. Mereka punya visi yang kemudian diimplementasikan. Jika dalam implementasinya dibutuhkan orang yang memiliki kemampuan tertentu, maka dia tidak peduli warga negara mana, yang penting *the best*! (Dari situ mereka juga bisa belajar.) Itulah sebabnya mereka masih mencoba menarik orang2 terbaik di regional ini. (Hal yang sama terjadi di Silicon Valley. Tidak merata di seluruh Amerika lho. Hanya di beberapa tempat di Amerika dimana yang menonjol adalah Silicon Valley.) Yang dilakukan oleh Singapura, yaitu dengan mendatangkan yang terbaik bukan berarti mereka minder atau tidak percaya kepada kemampuan sendiri, tapi mereka tahu bahwa untuk Singapura mereka harus mendapatkan yang terbaik. > lebih jelas lagi ya soal pengelolaan hasil bumi. yang ini memang sudah jelas: kita bodoh dalam mengambil keputusan! tidak memiliki visi jangka panjang! (dengan kondisi seperti ini, semakin sedikit/tidak ada orang yang berani mengambil keputusan yang tidak populis. salah-salah ... dianggap korupsi. hik hik hik.) > sadar atau tidak, statement yang mengambang seperti di atas, justru > meng-encourage orang untuk tidak percaya pada bangsa sendiri, yang > ironisnya, justru saat ini kepercayaan diri sudah pada titik nadir. tapi yang herannya, justru statement seperti yang dikatakan oleh carlos datang dari orang-orang yang sangat percaya kepada kemampuan orang indonesia (dan justru ingin meng-encourage orang indonesia agar percaya diri). lihat saja email2 carlos. demikian pula orang lain yang mengatakan yang senada. ybs. justru heran kalau orang indonesia tidak percaya diri. -- budi
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
adi wrote: > On Thu, Apr 20, 2006 at 07:03:21PM -0700, m.c. ptrwn wrote: > > kalau memang tidak bisa dan _memang_ perlu mendatangkan ahli dari luar, ya > so be it. hanya orang picik yang menolak kenyataan tsb. dan masalahnya > _justru_ bukan ini. jangan terlalu underestimate thd bangsa sendiri lah. > apalagi soal ini bisa dikooptasi dan digunakan sebagai bahan yang bisa > melegitimasi orang-orang yang memang berminat menjual bangsa sendiri. > > singkatnya: harus spesifik, dan kembali pada substansi! maksudnya pak budi dan saya , at least dalam konteks IT dan hitech pak adi :)) jadi ini bukan soal pertambangan seperti freeport ,etc..passwd. kalau dalam soal pertambangan, saya setuju 68 persen dengan om adi. Carlos
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
On Thu, Apr 20, 2006 at 07:03:21PM -0700, m.c. ptrwn wrote: > bukan seperti sebagian org indonesia yang dikit2 "kita buat sendiri" , > "emang orang indonesia gak bisa ?" padahal sebenarnya kita/mereka/dia > belum ada "pupu-pupu"nya (bahasa halus contekan dari om arie). ini kembali soal wajah :-) sepertinya perlu datang ke sini dan lihat sendiri deh. gini, kenyataannya, sebagian expat itu asal comot. jadi musti dibedakan antara 'kita buat sendiri' dan 'menjual bangsa sendiri'. lebih jelas lagi ya soal pengelolaan hasil bumi. apa sudah lupa dengan kata-kata 'didikte' yang baru saja dibicarakan. buktinya kan sudah jelas, freeport yang puluhan tahun itu menghasilkan apa saja buat indonesia, buat papua. apa masih mau main-main dengan retorika lagi. non-sense lah yauw. sadar atau tidak, statement yang mengambang seperti di atas, justru meng-encourage orang untuk tidak percaya pada bangsa sendiri, yang ironisnya, justru saat ini kepercayaan diri sudah pada titik nadir. lain kali, mungkin bisa lebih spesifik, misalnya: apa saja yang tidak bisa, apa saja yang bisa .. dst..dst.. kalau memang tidak bisa dan _memang_ perlu mendatangkan ahli dari luar, ya so be it. hanya orang picik yang menolak kenyataan tsb. dan masalahnya _justru_ bukan ini. jangan terlalu underestimate thd bangsa sendiri lah. apalagi soal ini bisa dikooptasi dan digunakan sebagai bahan yang bisa melegitimasi orang-orang yang memang berminat menjual bangsa sendiri. singkatnya: harus spesifik, dan kembali pada substansi! Salam, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
> Jangan kita mencoba berinovasi tampa mau melihat pengalaman > orang lain. Di lingkungan saya (kampus), seringkali ada ide2 > (aturan2) yang menurut saya yang punya ide itu tidak belajar > dari pengalaman orang-orang sebelumnya. > Saya belajar hal ini setelah terjerumus ke alur yang sama (merasa > hebat) kemudian setelah berguru ke yang lebih tua (pensiunan, > tapi orang2 yang wise) baru saya mengerti pentingnya belajar > dari pengalaman orang-orang terdahulu. > > Alasan "kita harus buat sendiri" (atau kalau di industri disebut > "not invented here") sering digunakan ... secara kebablasan. > ha ha ha. there you ago, another "kebablasan statement". ini salah satu statemen terbaik di teknologia ! salah satu beda mendasar antara orang indonesia dan india ya ini. Mereka walaupun pintar dan bener2 inovatif tapi tidak pernah mempunyai attitude "harus di negara gue" , "harus orang kita semua" (nasionalis semu) , artinya mereka mempunyai sifat lebih kooperatif dan toleran dengan bangsa/suka/negara lain dalam membangun negaranya. bukan seperti sebagian org indonesia yang dikit2 "kita buat sendiri" , "emang orang indonesia gak bisa ?" padahal sebenarnya kita/mereka/dia belum ada "pupu-pupu"nya (bahasa halus contekan dari om arie). jadi, syarat untuk maju: kooperatif dan partnership dengan siapapun dan jujur dengan diri sendiri walaupun memang harus tetap mandiri. saya kerasa banget statemen pak boodee sanjeev itu terpakai sekali disini. -mcp
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
On 4/21/2006 at 7:43 AM adi wrote: >On Fri, Apr 21, 2006 at 06:57:08AM +0700, Harry Sufehmi wrote: >> Anyway, sistim demokrasi yang banyak diterapkan pada saat ini (termasuk di >> Amerika) masih sangat banyak loophole-nya, dan bisa di abuse oleh kelompok >> yang punya uang dan/atau kekuatan. Kalau mendengar kata "demi demokrasi", >> saya skeptis dulu. Demokrasi yang seperti apa ? > >pertanyaan ini mempersoalkan 'wajah' lagi. anyway, kalau skeptis dengan >yang namanya demokrasi, lantas apa yang lebih baik? disclaimer dulu; namanya sistem, pasti bisa dikadali. kita cuma bisa membuat sistem yang lebih tahan abuse daripada sistem lainnya, tapi rasanya tidak akan bisa ada sistem yang 100% anti abuse. Saya setuju dengan pak Budi, bahwa kuncinya ada di pemimpin. Tapi, pemimpin jahat pun hasilnya bisa jadi baik, jika rakyat bisa kompak menekan ybs. Jadi, mungkin sistem yang bagus itu adalah sistem yang bisa mendorong agar lebih banyak rakyat yang bisa menjadi aktivis politik. Beberapa masalah yang ada di berbagai sistim demokrasi saat ini saya coret-coret disini: http://www.harrysufehmi.com/phpwiki/index.php/DemokrasiSyuro Alternatif solusinya sudah ada beberapa ide, tapi belum sempat memformulasikan untuk jadi tulisan, he he. >kalau belum ada, >maunya seperti apa dan dinamai apa? :-) Kalau soal nama sih gampang - demokrasi adi terpimpin juga boleh, ha ha ;) yang penting desainnya gimana. Jangan seperti yang sekarang, gembar-gembor saja "paling demokratis", lha kayak kecap semuanya nomor satu; kenyataannya rakyat cuma jadi tunggangan dan sapi perah melulu. Salam, Harry
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
On 4/20/06, adi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > kalau mau membahas soal indonesia, ya jangan melantur ke mana-mana. > memangnya kalau negara X yang punya hobi memancung kepala orang, > terus jadi super power, terus model negara X tsb. jadi baik dan > cocok untuk Indonesia? Saya kurang bisa menangkap idenya kalau > larinya ke situ. Saya kira ide dasar yang dilemparkan bukan mengikuti plek model yang diterapkan negara lain, akan tetapi belajar dari mereka dan mudah-mudahan bisa menerapkan / mengadopsi yang sesuai dengan kultur/kekhasan kita. Jangan kita mencoba berinovasi tampa mau melihat pengalaman orang lain. Di lingkungan saya (kampus), seringkali ada ide2 (aturan2) yang menurut saya yang punya ide itu tidak belajar dari pengalaman orang-orang sebelumnya. Saya belajar hal ini setelah terjerumus ke alur yang sama (merasa hebat) kemudian setelah berguru ke yang lebih tua (pensiunan, tapi orang2 yang wise) baru saya mengerti pentingnya belajar dari pengalaman orang-orang terdahulu. Alasan "kita harus buat sendiri" (atau kalau di industri disebut "not invented here") sering digunakan ... secara kebablasan. ha ha ha. there you ago, another "kebablasan statement". Ke soal demokrasi, saya melihat yang paling demkorasi sebetulnya adalah India! Tapi toh negaranya juga tetap miskin. hik hik hik. Meskipun ada kantong-kantong lokasi yang sejahtera. "Kepercayaan" yang saya anut saat ini (tentu bisa barubah) adalah ... ternyata bergantung kepada orang yang memimpin. "Aliran" apa pun ternyata bergantung kepada integritas sang pemimpin. Jadi untuk sementara, saya melihat "medium" juga bukan sekedar "message" yang dibawanya. :( ah ... sudah ngelanturnya. -- budi
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
On Fri, Apr 21, 2006 at 06:57:08AM +0700, Harry Sufehmi wrote: > Anyway, sistim demokrasi yang banyak diterapkan pada saat ini (termasuk di > Amerika) masih sangat banyak loophole-nya, dan bisa di abuse oleh kelompok > yang punya uang dan/atau kekuatan. Kalau mendengar kata "demi demokrasi", > saya skeptis dulu. Demokrasi yang seperti apa ? pertanyaan ini mempersoalkan 'wajah' lagi. anyway, kalau skeptis dengan yang namanya demokrasi, lantas apa yang lebih baik? kalau belum ada, maunya seperti apa dan dinamai apa? :-) Salam, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
On 4/20/2006 at 7:39 AM The_Eye_in_The_Sky wrote: >Samuel Franklyn wrote: >> Ajaran-ajaran Suharto selalu bikin darah saya mendidih. >> Jarang deh ada orang yang lebih munafik dari Suharto. > >How about Lee Kuan Yew? Goh Chok Tong? Lee Hsion Loong? With their PAP >party? >Suharto masing mending lho, at least Golkar punya saingan PPP dan PDI :D Tapi LKY bisa membuat negaranya menjadi superpower di Asia, walaupun secara fisik ukurannya paling kecil. Lha Indonesia ? Potensi gede, tapi cuma ngenes melulu dari dulu :-) he he Anyway, sistim demokrasi yang banyak diterapkan pada saat ini (termasuk di Amerika) masih sangat banyak loophole-nya, dan bisa di abuse oleh kelompok yang punya uang dan/atau kekuatan. Kalau mendengar kata "demi demokrasi", saya skeptis dulu. Demokrasi yang seperti apa ? PMP - wow, betapa banyak waktu yang lenyap sia-sia dari hidup saya... Salam, Harry
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
On Thu, Apr 20, 2006 at 03:58:24PM -, m.c. ptrwn wrote: > istilah boleh beda , tapi sebenarnya jauh lebih "terpimpin" dan > otoriter orba dibanding orla. he..he.. ok :-) btw 1, uneg-uneg saya sebenarnya lintas waktu, regardless rezim yang berkuasa. btw 2, setahu saya segala sesuatu kalau dilakukan dengan dalih, justru agenda tersembunyi tsb. yang tercapai, bukan dalihnya. > ya jangan dilihat mancung orangnya dong, tiap negara juga ada sisi > buruknya :)) > > peace peace dulu ahh... :)) oh .. itu cuman contoh, tapi point-nya jelas: kalau rumput tetangga lebih hijau so what gitu lho. mengadopsi hal-hal yang positif itu selalu baik. cuman ya itu, PR yang sudah sejak dulu digagas, dikerjain saja kagak, kok malah meributkan hal baru dan menyalahkan yang dulu-dulu (padahal belum dikerjakan!), lagi pula kalau implementasinya hanya berdasar dalih, jadi bermasalah. coba saja, wacana mulai dari negara agama sampai negara serikat sampai sampai negara saru/porno, sampai republik BBM :-) hasilnya cuman kisruh saja, dan kok ya ndilalah, selalu superfisial dan lagi-lagi rakyat yang dikorbankan -> gangguan stabilitas -> hambatan investasi dari luar -> dst..dst.. seperti lingkaran setan. > yang saya gak mengerti dulu kenapa ya BK mau beri tongkat kepresiden ke > pakde ? akibat tidak mau didikte toh masa ndak ngerti? :-) Salam, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
Samuel Franklyn wrote: > Budi Rahardjo wrote: > > On 4/19/06, Samuel Franklyn <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > >> Demokrasi terpimpin itu ajaran kaum munafik. > > > > Kalau Singapura dengan Lee Kuan Yew itu masuk > > demokrasi terpimpin bukan ya? Kayaknya iya ya. > > Rasanya mereka bukan kaum munafik. > > Kok bisa sukses juga ya? > > > > -- budi > > > > Saya tidak mengikuti politik Singapura > tapi rasanya mereka tidak memakai > istilah "demokrasi terpimpin". > Nggak tahu saya apa istilah yang > mereka pakai. kalo singapura dulu dari awalnya kan memang didirikan oleh orang2 chineese yang berjiwa trader , buat mereka gak perlu demokrasi etc karena negaranya juga kecil, yang penting buat mereka adalah economic prosperity untuk SEMUA. everybody making money, everybody happy, tugas negara selesai .. he he he begitu singkatnya :) jadi sistem negara diolah sedemikian rupa sehingga profit trading mereka bisa jalan terus. Btw, untuk kasus di Bintan, sama setuju tuh kalo pemth Spore yang invest dan sedikit mengatur kehidupan di Bintan, moga2 kesejahteraan masyrakat di Bintan naik karena itu. -mcp
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
ikut nimbrung dikit, sistem negara yg baik pada intinya tegaknya rule of law. ini yg membuat rakyat dan investor (lokal/asing) jadi punya tempat untuk curhat. tak peduli itu demokrasi kayak di AS atau otoriter kayak di China atau to some extent singapura. Indonesia udah demokrasi tapi rule of law almost tidak ada. china tidak demokrasi tapi rule of law jalan (koruptor dicincang, dll). cuma, kelemahan cina ini, walaupun rule of law baik sustainable-nya dipertanyakan. rule of law di negara demokrasi lebih terjamin.indonesia demokrasi udah jalan, rule of law belum, thanks to warisan mbah kakung (minjem istilah carlos). jadi, kalo rule of law blm jalan di indo, ya gak perlu demokrasi dihabisin juga. ntar balik ke otoriter, rule of law tambah gak ada harapan. :) On 4/20/06, m.c. ptrwn <[EMAIL PROTECTED]> wrote: adi wrote:> On Thu, Apr 20, 2006 at 09:10:08PM +0700, Samuel Franklyn wrote:> > Jadi ajaran "demokrasi terpimpin" > > dari penjahat Harto itu yang>> lho .. anda keliru, istilah demokrasi terpimpin itu orde lama,> bukan orde baru.istilah boleh beda , tapi sebenarnya jauh lebih "terpimpin" dan otoriter orba dibanding orla.>> oretan berikut ini, tidak berkaitan dengan anda :-)>> kalau mau membahas soal indonesia, ya jangan melantur ke mana-mana.> memangnya kalau negara X yang punya hobi memancung kepala orang, > terus jadi super power, terus model negara X tsb. jadi baik dan> cocok untuk Indonesia? Saya kurang bisa menangkap idenya kalau> larinya ke situ.ya jangan dilihat mancung orangnya dong, tiap negara juga ada sisi buruknya :))peace peace dulu ahh... :))>> negara kita adalah negara kesatuan yang berbentuk republik, ideologi negara> pancasila. semua sudah ada dan baik. undang-undang dasar sudah jelas. > undang-undangnya yang gak jelas, berbagai kepentingan tumplek blek di situ.> apalagi perda-perda yang mulai aneh-aneh (memfasilitasi tindakan anarkis secaraRalat: bukan "mulai", tapi sudah dari dulu dari jamanya pakde harto. Dan Jamanya Pakde segala macam peraturan dan UU sebenarnya dipake buatmenguntungkan keluarga mereka saja.jaman sekarang sudah jauh lebih mendingan, paling tidak ada otonomidaerah dan kalo ngomong beda tidak ditjoelik seperti kata om Samuel. > tak langsung), bibit separatisme mulai muncul ke permukaan. keberpihakan kepada> rakyat kecil mulai ditinggal.bibit separatisme yang mulai sebenarnya juga pakde harto karena adadistribusi wealth yang tidak merata antara jakarta dan daerah , dan juga korupsi yang gila gilaan.Jaman sekarang dibawah Bapak Presiden Paduka SBY sudah jauh lebihmending lho... :)> kebijakan ekonomi didikte, kesejahteraan akar rumput diporakporandakan kalo didikte dari dulu kan .. dari 1967> (lingkaran setan dengan tindakan-tindakan anarkis dan kerusuhan massal).> nampaknya ada benang merahnya di situ. coba buka lembaran 1965.yang saya gak mengerti dulu kenapa ya BK mau beri tongkat kepresiden ke pakde ?(kalau gak salah BK di sidang MPRS berkata "ya daripada negara inihancur terbelah dua, saya siap mengalah" walaupun kelihatanya beliautidak ikhlas.pernah dengar kata 'dalih'? sebenarnya sumber permasalahan di negara ini> berangkat dari 'dalih' itu. dalih pengentasan kemisikinan, dalih kebebasan,> dalih agama, dalih kemanusian (bantuan/utang) dan dalih-dalih yang lain, sampai> yang Di Atas itu dijadikan dalih. iya sebagian emang dalih, tapi kalau ada dalih yang bener ya oke jugasich oom :)-mcp-- Fatihhttp://afsyuhud.blogspot.com
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
adi wrote: > On Thu, Apr 20, 2006 at 09:10:08PM +0700, Samuel Franklyn wrote: > > Jadi ajaran "demokrasi terpimpin" > > dari penjahat Harto itu yang > > lho .. anda keliru, istilah demokrasi terpimpin itu orde lama, > bukan orde baru. istilah boleh beda , tapi sebenarnya jauh lebih "terpimpin" dan otoriter orba dibanding orla. > > oretan berikut ini, tidak berkaitan dengan anda :-) > > kalau mau membahas soal indonesia, ya jangan melantur ke mana-mana. > memangnya kalau negara X yang punya hobi memancung kepala orang, > terus jadi super power, terus model negara X tsb. jadi baik dan > cocok untuk Indonesia? Saya kurang bisa menangkap idenya kalau > larinya ke situ. ya jangan dilihat mancung orangnya dong, tiap negara juga ada sisi buruknya :)) peace peace dulu ahh... :)) > > negara kita adalah negara kesatuan yang berbentuk republik, ideologi negara > pancasila. semua sudah ada dan baik. undang-undang dasar sudah jelas. > undang-undangnya yang gak jelas, berbagai kepentingan tumplek blek di situ. > apalagi perda-perda yang mulai aneh-aneh (memfasilitasi tindakan anarkis > secara Ralat: bukan "mulai", tapi sudah dari dulu dari jamanya pakde harto. Dan Jamanya Pakde segala macam peraturan dan UU sebenarnya dipake buat menguntungkan keluarga mereka saja. jaman sekarang sudah jauh lebih mendingan, paling tidak ada otonomi daerah dan kalo ngomong beda tidak ditjoelik seperti kata om Samuel. > tak langsung), bibit separatisme mulai muncul ke permukaan. keberpihakan > kepada > rakyat kecil mulai ditinggal. bibit separatisme yang mulai sebenarnya juga pakde harto karena ada distribusi wealth yang tidak merata antara jakarta dan daerah , dan juga korupsi yang gila gilaan. Jaman sekarang dibawah Bapak Presiden Paduka SBY sudah jauh lebih mending lho... :) > kebijakan ekonomi didikte, kesejahteraan akar rumput diporakporandakan kalo didikte dari dulu kan .. dari 1967 > (lingkaran setan dengan tindakan-tindakan anarkis dan kerusuhan massal). > nampaknya ada benang merahnya di situ. coba buka lembaran 1965. yang saya gak mengerti dulu kenapa ya BK mau beri tongkat kepresiden ke pakde ? (kalau gak salah BK di sidang MPRS berkata "ya daripada negara ini hancur terbelah dua, saya siap mengalah" walaupun kelihatanya beliau tidak ikhlas. pernah dengar kata 'dalih'? sebenarnya sumber permasalahan di negara ini > berangkat dari 'dalih' itu. dalih pengentasan kemisikinan, dalih kebebasan, > dalih agama, dalih kemanusian (bantuan/utang) dan dalih-dalih yang lain, > sampai > yang Di Atas itu dijadikan dalih. iya sebagian emang dalih, tapi kalau ada dalih yang bener ya oke juga sich oom :) -mcp
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
On Thu, Apr 20, 2006 at 09:10:08PM +0700, Samuel Franklyn wrote: > Jadi ajaran "demokrasi terpimpin" > dari penjahat Harto itu yang lho .. anda keliru, istilah demokrasi terpimpin itu orde lama, bukan orde baru. oretan berikut ini, tidak berkaitan dengan anda :-) kalau mau membahas soal indonesia, ya jangan melantur ke mana-mana. memangnya kalau negara X yang punya hobi memancung kepala orang, terus jadi super power, terus model negara X tsb. jadi baik dan cocok untuk Indonesia? Saya kurang bisa menangkap idenya kalau larinya ke situ. negara kita adalah negara kesatuan yang berbentuk republik, ideologi negara pancasila. semua sudah ada dan baik. undang-undang dasar sudah jelas. undang-undangnya yang gak jelas, berbagai kepentingan tumplek blek di situ. apalagi perda-perda yang mulai aneh-aneh (memfasilitasi tindakan anarkis secara tak langsung), bibit separatisme mulai muncul ke permukaan. keberpihakan kepada rakyat kecil mulai ditinggal. statements dari tokoh dan pakar yang pating pecotot dst..dst.. kebijakan ekonomi didikte, kesejahteraan akar rumput diporakporandakan (lingkaran setan dengan tindakan-tindakan anarkis dan kerusuhan massal). nampaknya ada benang merahnya di situ. coba buka lembaran 1965. lantas demokrasi itu apa? ada demokrasi kebablasan, ada demokrasi acak adul, demokrasi tulen, demokrasi asli, demokrasi orisinil, demokrasi apa lagi? :-) kayaknya anda-anda lebih suka bicara soal bentuk dan wajah dibanding soal substansi. ini tercermin dari kata-kata: 'indonesia yang pesimis', cina, india, grogol valey, slipi valey atau yahoo, yuhu, google, grundel yang lebih techie dan lebih bernafaskan teknologia. dlsb. menurut saya, kalau berkutat membicarakan soal bentuk dan cara tapi melupakan substansi itu ibarat menulis roman yang tidak kenal kata tamat he..he.. pernah dengar kata 'dalih'? sebenarnya sumber permasalahan di negara ini berangkat dari 'dalih' itu. dalih pengentasan kemisikinan, dalih kebebasan, dalih agama, dalih kemanusian (bantuan/utang) dan dalih-dalih yang lain, sampai yang Di Atas itu dijadikan dalih. palsu! Salam, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
Budi Rahardjo wrote: On 4/19/06, Samuel Franklyn <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Demokrasi terpimpin itu ajaran kaum munafik. Kalau Singapura dengan Lee Kuan Yew itu masuk demokrasi terpimpin bukan ya? Kayaknya iya ya. Rasanya mereka bukan kaum munafik. Kok bisa sukses juga ya? -- budi Saya tidak mengikuti politik Singapura tapi rasanya mereka tidak memakai istilah "demokrasi terpimpin". Nggak tahu saya apa istilah yang mereka pakai. Harap di ingat konteks thread posting saya. Saya mengomentari anggota milis yang bilang dia diajari demokrasi terpimpin pada waktu SMP. Nah konteksnya itu. Jadi ajaran "demokrasi terpimpin" dari penjahat Harto itu yang saya anggap ajaran kaum munafik. Alias kaum yang sealiran dengan Harto yang mau jadi diktator tapi atas nama demokrasi,
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
On 4/19/06, Samuel Franklyn <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Demokrasi terpimpin itu ajaran kaum munafik. Kalau Singapura dengan Lee Kuan Yew itu masuk demokrasi terpimpin bukan ya? Kayaknya iya ya. Rasanya mereka bukan kaum munafik. Kok bisa sukses juga ya? -- budi
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
The_Eye_in_The_Sky wrote: Samuel Franklyn wrote: Demokrasi terpimpin itu ajaran kaum munafik. Kalau yang namanya demokrasi itu ya tiap orang bebas bersuara. Suara tiap orang lalu di kelompokkan. Kelompok dengan suara terbanyak harus diikuti kemauannya. Kalau kelompok dengan suara terbanyak bisa di "pimpin" oleh seseorang itu sih bukan demokrasi. Itu namanya munafik. Mau memerintah sebagai diktator tapi pakai topeng kehendak orang banyak. Ajaran-ajaran Suharto selalu bikin darah saya mendidih. Jarang deh ada orang yang lebih munafik dari Suharto. How about Lee Kuan Yew? Goh Chok Tong? Lee Hsion Loong? With their PAP party? Suharto masing mending lho, at least Golkar punya saingan PPP dan PDI :D Wah saya nggak ngerasain akibat tindakan si Lee Kuan Yew, Goh Chok Tong dan Lee Hsion Long soalnya saya kan nggak sekolah SD, SMP dan SMA di Singapura. Saya sekolah SD, SMP dan SMA di Indonesia Bung dan selama itu pula saya muak banget dengerin ajaran si munafik lewat PMP. Benar-benar muak. Oek oek.
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
Samuel Franklyn wrote: Demokrasi terpimpin itu ajaran kaum munafik. Kalau yang namanya demokrasi itu ya tiap orang bebas bersuara. Suara tiap orang lalu di kelompokkan. Kelompok dengan suara terbanyak harus diikuti kemauannya. Kalau kelompok dengan suara terbanyak bisa di "pimpin" oleh seseorang itu sih bukan demokrasi. Itu namanya munafik. Mau memerintah sebagai diktator tapi pakai topeng kehendak orang banyak. Ajaran-ajaran Suharto selalu bikin darah saya mendidih. Jarang deh ada orang yang lebih munafik dari Suharto. How about Lee Kuan Yew? Goh Chok Tong? Lee Hsion Loong? With their PAP party? Suharto masing mending lho, at least Golkar punya saingan PPP dan PDI :D Send instant messages to your online friends http://asia.messenger.yahoo.com
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
> Saya sih kepinginnya diktator yang bikin rakyatnya sejahtera dunia akhirat, > jadi nggak berisik, gak ada suara-suara nggak jelas kayak sekarang.>Untuk yang satu ini saya setubuh, eh, setuju... kita masih butuhdiktator biar gak gampang digunjang-ganjing, tapi diktator yang bisa bikin rakyat sejahtera.. US by all means juga diktator.. tapi kenegara lain.. Intinya adalah, bisa menjadi negara yang kuat dan ngga gampang di atur2 sama pemerintah lain. cuek aja ngga dibilang demokrasi, buktinya Cina dan India ngga demokrasi koq bisa maju. Iraq yang katanya mau di bikin demokratis nyatanya ngga karuan. jadi yang paling baik adalah menjadi bangsa yang mandiri. hmm terus terang ngga gampang karena di dalam INDONESIA banyak sekali Mahzab2 nya dan setiap dari mereka ngotot kalau Mazhab mereka paling bagus dan bener. coba semuanya bisa di gabungkan bukan di paksakan memakai satu aliran, pasti bagus. kayak makan Gado-Gado, kan enak rasanya campur dan sehat. mungkin culture ini yang paling cocok karena indonesia berasal dari banyak culture dan ras yang berbeda. rgds Adjie
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
Affan Basalamah wrote: On 4/19/06, Samuel Franklyn <[EMAIL PROTECTED]> wrote: David Sudjiman wrote: adi wrote: btw, demokrasi yang kebablasan itu seperti apa sih? maksudnya sudah ada demokrasi, terus jadi ngawur, atau gimana? apa pun jawabannya, ya tetap saja ngawur, alias tidak pernah ada demokrasi. Pak Adi, Demokrasi yang kebablasan itu, pake contoh aja ya. - Mbikin komik pake tokoh agama tertentu, katanya kebebasan berbicara. (yang ini bukan di indo) - Mardi Grass, pawai gay, katanya bebas. (yang ini di Oz) - Majalah Playboy, Katanya kebebasan pers. - Kawin sejenis, katanya bebas milih. - dsb. Yah, gitu lah. Sebenarnya ini nyambung dari thread saya yang lain. Kalo system nda jalan beres, semua orang trus boleh ngomong/berkalu seenaknya itu nda bener. Kalo katanya demi demokrasi trus semua orang boleh punya agama apa aja tanpa aturan itu juga nda boleh. Gimana aturan maennya deh diliat dulu. Lha kasusnya di Indo, mentang2 ada demokrasi, makin banyak aja tuh majalah seronok dijalanan. Eh, pada tahu koran Pos Kota kan. itu koran atu 'hiburan' keneh hehehehhe Saya inget waktu SMP diajarin ttg demokrasi terpimpin. Demokrasi terpimpin itu ajaran kaum munafik. Kalau yang namanya demokrasi itu ya tiap orang bebas bersuara. Suara tiap orang lalu di kelompokkan. Kelompok dengan suara terbanyak harus diikuti kemauannya. Kalau kelompok dengan suara terbanyak bisa di "pimpin" oleh seseorang itu sih bukan demokrasi. Itu namanya munafik. Mau memerintah sebagai diktator tapi pakai topeng kehendak orang banyak. Ajaran-ajaran Suharto selalu bikin darah saya mendidih. Jarang deh ada orang yang lebih munafik dari Suharto. Saya sih kepinginnya diktator yang bikin rakyatnya sejahtera dunia akhirat, jadi nggak berisik, gak ada suara-suara nggak jelas kayak sekarang. -affan Yang berhak penuh jadi diktator itu sebenarnya cuma satu saja yaitu Allah Pencipta Alam Semesta ini. Kalau masih mahluk ciptaan Allah sih nggak berhak jadi diktator. Jadi nggak mungkin ada diktator bisa bikin rakyat sejahtera dunia akhirat. Habis yang namanya diktator itu kan mengambil hak Allah dan pasti kena murka Allah. Boro-boro diktator bikin rakyatnya sejahtera dunia akhirat kalau dia mati malah masuk neraka. :-p
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
> > Kalau kelompok dengan suara terbanyak bisa > > di "pimpin" oleh seseorang itu sih bukan > > demokrasi. Itu namanya munafik. Mau memerintah > > sebagai diktator tapi pakai topeng kehendak > > orang banyak. > > > > Ajaran-ajaran Suharto selalu bikin darah saya mendidih. > > Jarang deh ada orang yang lebih munafik dari Suharto. > > > > Saya sih kepinginnya diktator yang bikin rakyatnya sejahtera dunia akhirat, > jadi nggak berisik, gak ada suara-suara nggak jelas kayak sekarang. > Untuk yang satu ini saya setubuh, eh, setuju... kita masih butuh diktator biar gak gampang digunjang-ganjing, tapi diktator yang bisa bikin rakyat sejahtera.. US by all means juga diktator.. tapi ke negara lain.. -- Arie Reynaldi Zanahar reymanx at gmail.com http://www.reynaldi.or.id
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
On 4/19/06, Samuel Franklyn <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > David Sudjiman wrote: > > > > adi wrote: > >> btw, demokrasi yang kebablasan itu seperti apa sih? maksudnya > >> sudah ada demokrasi, terus jadi ngawur, atau gimana? apa pun > >> jawabannya, ya tetap saja ngawur, alias tidak pernah ada demokrasi. > > > > Pak Adi, > > > > Demokrasi yang kebablasan itu, pake contoh aja ya. > > > > - Mbikin komik pake tokoh agama tertentu, katanya kebebasan berbicara. > > (yang ini bukan di indo) > > - Mardi Grass, pawai gay, katanya bebas. (yang ini di Oz) > > - Majalah Playboy, Katanya kebebasan pers. > > - Kawin sejenis, katanya bebas milih. > > - dsb. > > > > Yah, gitu lah. Sebenarnya ini nyambung dari thread saya yang lain. Kalo > > system nda jalan beres, semua orang trus boleh ngomong/berkalu seenaknya > > itu nda bener. Kalo katanya demi demokrasi trus semua orang boleh punya > > agama apa aja tanpa aturan itu juga nda boleh. Gimana aturan maennya deh > > diliat dulu. > > > > Lha kasusnya di Indo, mentang2 ada demokrasi, makin banyak aja tuh > > majalah seronok dijalanan. Eh, pada tahu koran Pos Kota kan. itu koran > > atu 'hiburan' keneh hehehehhe > > > > Saya inget waktu SMP diajarin ttg demokrasi terpimpin. > > > > Demokrasi terpimpin itu ajaran kaum munafik. > Kalau yang namanya demokrasi itu ya tiap > orang bebas bersuara. Suara tiap orang lalu > di kelompokkan. Kelompok dengan suara terbanyak > harus diikuti kemauannya. > > Kalau kelompok dengan suara terbanyak bisa > di "pimpin" oleh seseorang itu sih bukan > demokrasi. Itu namanya munafik. Mau memerintah > sebagai diktator tapi pakai topeng kehendak > orang banyak. > > Ajaran-ajaran Suharto selalu bikin darah saya mendidih. > Jarang deh ada orang yang lebih munafik dari Suharto. > Saya sih kepinginnya diktator yang bikin rakyatnya sejahtera dunia akhirat, jadi nggak berisik, gak ada suara-suara nggak jelas kayak sekarang. -affan
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
David Sudjiman wrote: adi wrote: btw, demokrasi yang kebablasan itu seperti apa sih? maksudnya sudah ada demokrasi, terus jadi ngawur, atau gimana? apa pun jawabannya, ya tetap saja ngawur, alias tidak pernah ada demokrasi. Pak Adi, Demokrasi yang kebablasan itu, pake contoh aja ya. - Mbikin komik pake tokoh agama tertentu, katanya kebebasan berbicara. (yang ini bukan di indo) - Mardi Grass, pawai gay, katanya bebas. (yang ini di Oz) - Majalah Playboy, Katanya kebebasan pers. - Kawin sejenis, katanya bebas milih. - dsb. Yah, gitu lah. Sebenarnya ini nyambung dari thread saya yang lain. Kalo system nda jalan beres, semua orang trus boleh ngomong/berkalu seenaknya itu nda bener. Kalo katanya demi demokrasi trus semua orang boleh punya agama apa aja tanpa aturan itu juga nda boleh. Gimana aturan maennya deh diliat dulu. Lha kasusnya di Indo, mentang2 ada demokrasi, makin banyak aja tuh majalah seronok dijalanan. Eh, pada tahu koran Pos Kota kan. itu koran atu 'hiburan' keneh hehehehhe Saya inget waktu SMP diajarin ttg demokrasi terpimpin. Demokrasi terpimpin itu ajaran kaum munafik. Kalau yang namanya demokrasi itu ya tiap orang bebas bersuara. Suara tiap orang lalu di kelompokkan. Kelompok dengan suara terbanyak harus diikuti kemauannya. Kalau kelompok dengan suara terbanyak bisa di "pimpin" oleh seseorang itu sih bukan demokrasi. Itu namanya munafik. Mau memerintah sebagai diktator tapi pakai topeng kehendak orang banyak. Ajaran-ajaran Suharto selalu bikin darah saya mendidih. Jarang deh ada orang yang lebih munafik dari Suharto.
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
baskara wrote: On 4/19/06, David Sudjiman <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Adi, Demokrasi yang kebablasan itu, pake contoh aja ya. - Mbikin komik pake tokoh agama tertentu, katanya kebebasan berbicara. (yang ini bukan di indo) - Mardi Grass, pawai gay, katanya bebas. (yang ini di Oz) - Majalah Playboy, Katanya kebebasan pers. - Kawin sejenis, katanya bebas milih. - dsb. Define democracy. Sejak kapan definisi demokrasi = bebas? :-) Saya lebih 'sreg' dengan istilah "kebebasan yang kebablasan". Demokrasi <> liberalism. Tepat sekali. Demokrasi itu kan pemerintahan berdasarkan suara mayoritas. Nah supaya pemerintahan berdasarkan suara mayoritas ini bisa jalan maka langkah awalnya adalah tiap orang harus diijinkan bersuara apapun suaranya. Nanti suara ini dikelompokkan lewat macam-macam mekanisme demokrasi macam partai, perwakilan, voting, dll. Pada akhirnya kebijakan pemerintahan ditetapkan berdasarkan kelompok yang memiliki suara terbanyak. Kalau tidak boleh bebas bersuara ya demokrasi nggak bakal jalan. Makanya kalau suatu kelompok mau berkuasa di negara demokrasi kelompok tersebut harus bikin anak yang banyk. He he he.
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
On 4/19/06, David Sudjiman <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Pak Adi, > > Demokrasi yang kebablasan itu, pake contoh aja ya. > > - Mbikin komik pake tokoh agama tertentu, katanya kebebasan berbicara. > (yang ini bukan di indo) > - Mardi Grass, pawai gay, katanya bebas. (yang ini di Oz) > - Majalah Playboy, Katanya kebebasan pers. > - Kawin sejenis, katanya bebas milih. > - dsb. Define democracy. Sejak kapan definisi demokrasi = bebas? :-) Saya lebih 'sreg' dengan istilah "kebebasan yang kebablasan". Demokrasi <> liberalism.
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
adi wrote: btw, demokrasi yang kebablasan itu seperti apa sih? maksudnya sudah ada demokrasi, terus jadi ngawur, atau gimana? apa pun jawabannya, ya tetap saja ngawur, alias tidak pernah ada demokrasi. Pak Adi, Demokrasi yang kebablasan itu, pake contoh aja ya. - Mbikin komik pake tokoh agama tertentu, katanya kebebasan berbicara. (yang ini bukan di indo) - Mardi Grass, pawai gay, katanya bebas. (yang ini di Oz) - Majalah Playboy, Katanya kebebasan pers. - Kawin sejenis, katanya bebas milih. - dsb. Yah, gitu lah. Sebenarnya ini nyambung dari thread saya yang lain. Kalo system nda jalan beres, semua orang trus boleh ngomong/berkalu seenaknya itu nda bener. Kalo katanya demi demokrasi trus semua orang boleh punya agama apa aja tanpa aturan itu juga nda boleh. Gimana aturan maennya deh diliat dulu. Lha kasusnya di Indo, mentang2 ada demokrasi, makin banyak aja tuh majalah seronok dijalanan. Eh, pada tahu koran Pos Kota kan. itu koran atu 'hiburan' keneh hehehehhe Saya inget waktu SMP diajarin ttg demokrasi terpimpin. -- thx David Sudjiman http://www.davidsudjiman.info
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
adi wrote: On Tue, Apr 18, 2006 at 09:46:39PM +0700, Samuel Franklyn wrote: Sekarang memang kita kebablasan dalam demokrasi. Saya punya pendapat yang sangat berbeda dengan anda. Buat saya demokrasi sangat meningkatkan kualitas hidup saya sebagai bangsa Indonesia. btw, demokrasi yang kebablasan itu seperti apa sih? maksudnya sudah ada demokrasi, terus jadi ngawur, atau gimana? apa pun jawabannya, ya tetap saja ngawur, alias tidak pernah ada demokrasi. Nggak tahu tuh saya juga nggak ngerti apa maksudnya kebablasan dalam demokrasi. Yang ngomong kan Budi Rahardjo. Coba deh check lagi posting saya dengan agak teliti. demokrasi dan kebebasan berpendapat itu butuh jaminan keamanan. kalau modelnya main sabet main grebeg dan semua cuek bebek, jangan harap deh. jauuuh Betul. kalau dulu tidak ada demokrasi, sekarang pun tidak. seperti ular, yang dalam bahasa latin disebut: mlungsungi. Sekarang paling tidak kalau ada yang banyak bicara tidak akan langsung menghilang. Kalau di jaman si penjahat Harto kan begitu ada yang banyak bicara bisa tiba-tiba langsung menghilang entah kemana. Jadinya kan orang stress dan bungkam terus. Kalau sekarang kan walaupun banyak bicara dan tidak ada perubahan tapi paling tidak kan rasanya lega. Bwa ha ha. Salam, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
On Tue, Apr 18, 2006 at 09:46:39PM +0700, Samuel Franklyn wrote: > >Sekarang memang kita kebablasan dalam demokrasi. > > Saya punya pendapat yang sangat berbeda dengan anda. > Buat saya demokrasi sangat meningkatkan kualitas hidup > saya sebagai bangsa Indonesia. btw, demokrasi yang kebablasan itu seperti apa sih? maksudnya sudah ada demokrasi, terus jadi ngawur, atau gimana? apa pun jawabannya, ya tetap saja ngawur, alias tidak pernah ada demokrasi. demokrasi dan kebebasan berpendapat itu butuh jaminan keamanan. kalau modelnya main sabet main grebeg dan semua cuek bebek, jangan harap deh. jauuuh kalau dulu tidak ada demokrasi, sekarang pun tidak. seperti ular, yang dalam bahasa latin disebut: mlungsungi. Salam, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
Budi Rahardjo wrote: On 4/17/06, m.c. ptrwn <[EMAIL PROTECTED]> wrote: kalau begitu ini tidak ada bedanya dengan kenyataan dimana pada 1970 Pak Samaun ingin membuat industri semi melalui fairchild tapi ditolak dengan alasan "padat karya" ? Waktu itu ceritanya National Semiconductor sudah punya pabriknya (di Bandung). Jadi sudah ada. Hanya, waktu itu mereka mau meningkatkan dengan memasang robot/mesin. Karena ketakutan digantikan mesin, maka usulan mereka ditolang. Akhirnya perusahaan minggat sekalian ke Malaysia :) Di Indonesia ... kebanyakan demo buruh sih. Kayak sekarang, sulit bagi pabrik mau buka di Indonesia karena sedikit2 demo buruh. Mendingan bikin pabrik di China saja. Buruh mau demo, disikat tentara. hik hik hik. Tragis memang ya? Kata orang ini kapitalis vs sosialis. Tapi apa mau dikata. Memang kalau dipikirkan secara rasional tindakan buruh itu merugikan kaum buruh itu sendiri. Akan tetapi ini adalah reaksi trauma yang alamiah terhadap tekanan para penjahat Orde Baru di masa lalu. Jadi demo buruh harus ditangani tidak lagi dengan pendekatan Orde Baru/China yang main asal sikat saja. Saya yakin sepenuhnya buruh di China juga tidak bisa terus menerus ditindas macam sekarang pasti ada titik ledaknya. Mungkin beda terbesar antara Indonesia dan India ini seperti kata Pak Estananto, kalau pemth India punya long term strategy (dengan mencetak banyak engineers,etc) sementara pemth Indonesia tidak. Percaya atau tidak, jaman Pak Harto malah ada strategi! Ngomong-ngomong apa ya strategi si penjahat Harto? Sekarang memang kita kebablasan dalam demokrasi. Di satu sisi bagus karena kita pernah merasakan demokrasi yang mahal dan ternyata tidak langsung meningkatkan kualitas hidup. Nah, sekarang bagaimana kita belajar dari dua ekstrim dan mensintesa sebuah solusi yang khas Indonesia. -- budi Saya punya pendapat yang sangat berbeda dengan anda. Buat saya demokrasi sangat meningkatkan kualitas hidup saya sebagai bangsa Indonesia. Soalnya tidak stress musti bungkam terus macam di jaman si penjahat Harto. Kualitas hidup kan tidak semata-mata kemakmuran ekonomi. Kesehatan jiwa juga sangat penting :-)
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
On Tue, Apr 18, 2006 at 01:33:25PM +0200, Adjie wrote: > this problem will never end kalau merasa dirinya paling bener. keep it small and simple saja ya ... bukan soal siapa yang paling bener. tapi kalau pertanyaannya ini: 'masa mau mecat saja harus kasih pesangon', dan jawabannya dengan membuat _peraturan_ (undang-undang) yang bisa memecat tanpa pesangon. itu boleh dibilang narrow minded. karena ini pemikiran/masalah serius. kalau ndak percaya mbok digeledah :-) mana ada orang mengerjakan clerical tasks dengan upah mefets dengan UMR hanya untuk buying time? apa perlu kita tanya dia: how fast you can go to san fransisco? lantas disuruh bikin macam ironport? asik juga kali. Salam, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] AW: [teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
- Ursprüngliche Mail Von: Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] Waktu itu ceritanya National Semiconductor sudah punya pabriknya (di Bandung). Jadi sudah ada. Hanya, waktu itu mereka mau meningkatkan dengan memasang robot/mesin. Karena ketakutan digantikan mesin, maka usulan mereka ditolang. Akhirnya perusahaan minggat sekalian ke Malaysia :) Nano: oh itu National Semiconductor pak, bukan Fairchild ya? Sorry, slaah kutip:-( Di Indonesia ... kebanyakan demo buruh sih. Kayak sekarang, sulit bagi pabrik mau buka di Indonesia karena sedikit2 demo buruh. Mendingan bikin pabrik di China saja. Buruh mau demo, disikat tentara. hik hik hik. Tragis memang ya? Kata orang ini kapitalis vs sosialis. Tapi apa mau dikata. Nano: Cina negara komunis tapi tidak manusiawi terhadap buruh. Di pabrik sebuah supplier Wal-Mart di Hong Kong tertulis tulisan besar2: bekerja yang baik hari ini, atau besok anda cari kerja lagi. Gimana investor US + Eropa nggak ngiler. Dan tampaknya Yang Mulia Wapres Kalla sedang "studi banding" ke Cina ya? India tampaknya juga punya hukum buruh yang longgar tapi mereka punya demokrasi. Pemogokan di India jelas lebih mungkin daripada di Cina. Tapi setahu saya belum pernah tuh ada "white collar strike" di India:-) Mereka malah seperti kutu loncat, pindah segera kalau ada perusahaan IT lain menawarkan gaji lebih besar. Jadi fleksibilitas perburuhan di India merugikan buat buruh tapi menguntungkan buat IT engineers karena mereka tak terikat:-) Dari sinilah muncul ungkapan "love your job but not your company". btw saya menemukan buku menarik, sila rujuk ke http://www.amazon.com/gp/product/0976694018/102-6345387-4254553?v=glance&n=283155 Sebetulnya hal yang sama juga kok di Jakarta. Kalau anda mengamati pemandangan di depan kantor sebuah perusahaan telekomunikasi multinasional di Jakarta, katakanlah namanya S, itu banyak headhunter nawarin gaji dua kali lipat di perusahaan saingannya, katakanlah namanya E. "Bedol desa" bukanlah hal yang asing di kalangan ini:-) Jadi menurut saya fenomenanya bukan kapitalis atau sosialis. Ada segmen2 kecil yang harus diamati satu-satu, siapa yang diuntungkan dan siapa yang dibuntungkan. Di Jerman, konon katanya keamanan posisi pekerjaan termasuk yang paling aman di dunia. Tetapi ingat ada celah juga di hukum perburuhan Jerman: karyawan bisa dipecat atau harus minggat kalau *tidak ada pekerjaan lagi*. Nah kalau sekarang CEO bilang kalau kalian minta naik gaji maka tidak ada kerjaan lagi buat kalian karena pabrik dipindah ke Eropa Timur atau India atau Asia, karyawan mau bilang apa? > Mungkin beda terbesar antara Indonesia dan India ini seperti kata Pak > Estananto, kalau pemth India punya long term strategy (dengan mencetak > banyak engineers,etc) sementara pemth Indonesia tidak. Percaya atau tidak, jaman Pak Harto malah ada strategi! Sekarang memang kita kebablasan dalam demokrasi. Di satu sisi bagus karena kita pernah merasakan demokrasi yang mahal dan ternyata tidak langsung meningkatkan kualitas hidup. Nah, sekarang bagaimana kita belajar dari dua ekstrim dan mensintesa sebuah solusi yang khas Indonesia. -- budi Nano: hal paling utama dari keseluruhan negara industri Barat atau Timur adalah: pemerintahan yang efektif dan efisien. Kalau di Indonesia orang musti tunggu 150 hari (sekarang katanya "cuma" 85 hari?) untuk menunggu investasi disetujui, plus bayar biaya2 tak jelas sedangkan di Singapura orang cuma butuh 8 hari dengan biaya resmi, orang waras berpikir cuma orang gila yang mau buka usaha di Indonesia. Belum lagi ada pungutan tidak resmi yang dibikin resmi maupun pajak era otonomi daerah. Sebetulnya ini tantangan IT. Kalau pemerintah mau invest sekian trilyun untuk membangun sistem birokrasi yang baru dan sistem database terdesentralisasi tapi accesible dari pemda manapun di wilayah RI, plus perampingan secara radikal pegawai negeri dan pelatihan bagi pegawai negeri potensial, saya yakin dalam 5 tahun ikllim investasi (baik dari dalam maupun luar negeri) bakal membaik. Jumlah pegawai negeri yang ramping memungkinkan gaji layak. Pensiun dini pegawai negeri? Ya betul, itu investasi juga, arahkan mereka jadi entrepreneur. Memangnya gampang jadi entrepreneur? Indonesia itu sebetulnya bangsa entrepreneur. Kalau saya pulang ke rumah orang tua saya di Jakarta, saya kana lihat abang sate, abang martabak, tukang ojek, yang kesemuanya adalah entrepreneur kecil yang menghitung risiko2 usaha. Kalau saya pulang ke rumah mertua di Kebumen, saya lihat abang becak, petani, yang mereka punya alat produksi dan harus menghitung rugi laba sendiri. Saya lihat sebuah TV di Jerman melaporkan pasca Tsunami dan mengetengahkan seorang ibu yang tegar membuat usaha untuk menghidupi ibu2 di kampungnya. Kita seharusnya disimbolkan oleh ibu di Aceh itu: asalkan pemerintahan yang kuat melindungi secara hukum dan efisien -> kepastian hukum dan iklim usaha. Jadi bukan kapitalis, sosialis, atau demokrasi semata. Salam, Nano
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
whoa .. ini sudah jadi diskusi para dewa. sorry. ndak masuk di sini.sudah ada aturan seperti itu saja masih yang namanya buruh jadi korban. heheh kita cuma orang biasa koq yang masih makan nasi dan sekali lagi bukan dewa, maaf kalau mungkin tidak membumi,tapi kalau Musiknya dewa gue terus terang suka heheheh, apa yang saya ungkapkan di thread sebelumnya adalah berdasarkan pengalaman beberapa rekan di indo, yang sudah ngga well motivated tapi ngga mau resign or do it something, cari kerjaan lain ehhh malah nunggu PHK demi pesangon, akhirnya waste time sekain tahun ngga di PHK makan gaji buta. Mungkin waktu saya kerja di indo, saya orang yang ngga terlalu aware dengan peraturan-peraturan perburuhan di Indo, buat saya as long as saya kerja baik perusahaan senang saya bisa bargain salaries, benefit lain dan kenyataanya bisa, jadi win-win solution dan saya ogah pusing baca peraturan yang ber belit-belit. jadi penasaran. gimana kalau untuk test-case anda-anda resign secarasukarela, dan cari kerjaan di sini? Well spt yang saya bilang "Love your job but never fall in love with your company" jadi kalau masih suka dengan pekerjaan tapi perusahaan udah ngga cocok yaaa resign, dan bukan end story of your life, , karena saya dan anda juga teman2 yang lain di milist ini punya keyakinan kalau rejeki bukan cuman dari perusahaan dan itu sudah ada yang ngatur. tapi kalau kerjaan masih seneng lingkungan kerja masih asik, dapur keluarga masih ngebul kenapa harus quit . no hard feeling please, tapi ini problem _REAL_ di sini, kalau anda-andandak ngerti, ya sudah lah, jangan lagi bicara soal indonesia. wasting a lot of your precious time. Well, saya fikir member milist disini open mind semua koq; jadi kita kan bicara untuk kebaikan semua bukan ngomongin kehebatan si ini dan itu tapi sharing culture, information barangkali yang sedikit ini bisa bermanfaat untuk teman2 yang lain, dan buat saya pribadi bisa berkomunikasi dengan banyak teman merupakan satu bahan inputan yang menarik to develop my self. btw, saya sendiri sudah. mengundurkan diri dengan sukarela. tanpapesangon. just in case pertanyaan itu mau dikembalikan ke saya hi..hi.. jelas saya setuju kalau ada yang mau kreatif dan mandiri. tapi itu bukanalasan cukup untuk melibas yang namanya buruh.boleh percaya boleh tidak. kalau buruh bisa dipecat seenaknya. manufaktur,pabrik akan bejibun dan tumbuh subur lagi di sini. stop korbankan buruh, tapi perbaiki regulasinya. itu jauh lebih penting dan win-win solution. Kalau tidak salah baca di koran, pemerintah sudah menjembatani antara buruh dan pengusaha, karena semuanya saling ketergantungan, kalau ada buruh tanpa pengusaha atau sebaliknya mana bisa jalan industri ini, jadi intinya oke cari jalan yang terbaik biar semua bisa senang dan bukan mau nya menang-menangan sendiri, this problem will never end kalau merasa dirinya paling bener. regulasi juga harus di buat bersama ngga cuma maunya pengusaha, dan kalau sudah ada regulasi yang bagus tapi ngga di terapkan baik dan benar yaa phodo wae. Ini sekali lagi process yang harus di jalani semua, P.Y. Adi Prasaja Salam Adjie
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
On Tue, Apr 18, 2006 at 08:13:19AM +0200, Adjie wrote: > > Cara ini sama dengan keluhanya Pak Eka "masak mau pecat orang harus > > beri pesangon". > > bener, saya cenderung setujua bahwa karyawan spt ini yang ngga punya > kemampuan dan keberanian dalam menghadapi tantangan whoa .. ini sudah jadi diskusi para dewa. sorry. ndak masuk di sini. sudah ada aturan seperti itu saja masih yang namanya buruh jadi korban. jadi penasaran. gimana kalau untuk test-case anda-anda resign secara sukarela, dan cari kerjaan di sini? no hard feeling please, tapi ini problem _REAL_ di sini, kalau anda-anda ndak ngerti, ya sudah lah, jangan lagi bicara soal indonesia. wasting a lot of your precious time. btw, saya sendiri sudah. mengundurkan diri dengan sukarela. tanpa pesangon. just in case pertanyaan itu mau dikembalikan ke saya hi..hi.. jelas saya setuju kalau ada yang mau kreatif dan mandiri. tapi itu bukan alasan cukup untuk melibas yang namanya buruh. boleh percaya boleh tidak. kalau buruh bisa dipecat seenaknya. manufaktur, pabrik akan bejibun dan tumbuh subur lagi di sini. stop korbankan buruh, tapi perbaiki regulasinya. itu jauh lebih penting dan win-win solution. Salam, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
> > Menariknya India pun melakukan hal yang sama (restrukturisasi peraturan > > labour/union) dimana peraturan hiring/layoff dibuat mudah dan peran > > union dikesampingkan. > > > > Menarik bukan, jadi jangka panjangnya (cara spore dan india) adalah > > model pro-market ala kapitalisme. > > > > ( banyak yang "gatel" gak nich denger istilah 'pro market' dan > > kapitalisme) :-)) > > > hhahaha Nama Carlos bisa jadi sasaran tembak pro buruh nich hahahhah,any > way udah lah dari pada sibuk demo bikin macet mendingan kerja, buat > produksi rejeki ngga ketuker koq, kalau kita kerja baik, perusahaan sukses > ujung-2nya juga dapat bonus juga, kalau bonus nya kurang gede yaa bikin > perusahaan sendiri hahahah Saya punya interest mengapa India dan China bisa maju sebagai emerging countries, banyak buku dan orang yang saya wawancarai untuk mengetahui rahasia mereka, termasuk ketemu peraturan yang dibuat mereka seperti diatas ini. Sejujurnya kaget juga bahwa cara seperti Lee Kwan Yew diatas yang memang dipakai untuk membuat/menstimulir pertumbuhan ekonomi secra jangka panjang. Memang ini pandangan yang kurang populer karena cenderung melindungi pihak pengusaha yang mempunyai kapital ( tidak pro wong cilik katanya ... he he he ) , tapi pahit pahitnya harus dikatakan kepada org Indonesia secara terbuka. > > > Kalau soal orang Singapore gak pernah senyum di MRT itu sebenarnya > > sempat muncul artikelnya di koran Strait Times tahun 2000an. > > > > > Saya masih ingat karena punya komplain yang sama seperti Pak Budi kalau > > mereka jarang senyum :) > > > lho Indonesia aja yang emang murah senyum, di negara2 eropa penumpang kereta > cuek abis dan sibuk membaca dari free koran setiap pagi di station metro > atau buku, ini juga sangat efektif, "terus ntar ada yang bilang" yaa cuman > kan metro disana bagus ngga padet kayak jabotabek, jangan salah, kalau > yang pernah ke UK metro disana kalau pagi dan sore juga padetnya minta > ampun, sampai mereka buat tabloid yang kecil supaya ngga merepotkan kalau > membacanya, mrt di singapore jauh lebih bagus kebersihan dan kualitasnya dibanding london metro dan NYC subways. Jangan lupa di spore juga lebih aman, kan banyak tuh anak mudanya yang kena wajib militer dan pake baju tentara lagi geleng2 di mrt sambil dengerin ipod , tentara yang paling stylish :-) -mcp
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
Cara ini sama dengan keluhanya Pak Eka "masak mau pecat orang harusberi pesangon". bener, saya cenderung setujua bahwa karyawan spt ini yang ngga punya kemampuan dan keberanian dalam menghadapi tantangan, klau udha bosen resign aja cari tempat lain jangan nungguin di PHK dan minta pesangon, apa ini culture orang indo yang selalu ngga mau rugi pengennnya untung terus tapi kurang modal dan mental. dalam satu buku managment saya pernah baca "Love your jobs but never fall in love with your company", well terjemahin sendiri dah.. Menariknya India pun melakukan hal yang sama (restrukturisasi peraturanlabour/union) dimana peraturan hiring/layoff dibuat mudah dan peran union dikesampingkan.Menarik bukan, jadi jangka panjangnya (cara spore dan india) adalahmodel pro-market ala kapitalisme.( banyak yang "gatel" gak nich denger istilah 'pro market' dan kapitalisme) :-)) hhahaha Nama Carlos bisa jadi sasaran tembak pro buruh nich hahahhah,any way udah lah dari pada sibuk demo bikin macet mendingan kerja, buat produksi rejeki ngga ketuker koq, kalau kita kerja baik, perusahaan sukses ujung-2nya juga dapat bonus juga, kalau bonus nya kurang gede yaa bikin perusahaan sendiri hahahah Kalau soal orang Singapore gak pernah senyum di MRT itu sebenarnyasempat muncul artikelnya di koran Strait Times tahun 2000an. Saya masih ingat karena punya komplain yang sama seperti Pak Budi kalaumereka jarang senyum :) lho Indonesia aja yang emang murah senyum, di negara2 eropa penumpang kereta cuek abis dan sibuk membaca dari free koran setiap pagi di station metro atau buku, ini juga sangat efektif, "terus ntar ada yang bilang" yaa cuman kan metro disana bagus ngga padet kayak jabotabek, jangan salah, kalau yang pernah ke UK metro disana kalau pagi dan sore juga padetnya minta ampun, sampai mereka buat tabloid yang kecil supaya ngga merepotkan kalau membacanya, -mcp
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
The_Eye_in_The_Sky wrote: > Budi Rahardjo wrote: > > > Di Indonesia ... kebanyakan demo buruh sih. > > Kayak sekarang, sulit bagi pabrik mau buka di Indonesia karena > > sedikit2 demo buruh. Mendingan bikin pabrik di China saja. > > Buruh mau demo, disikat tentara. hik hik hik. > > Tragis memang ya? > > Kata orang ini kapitalis vs sosialis. > > Tapi apa mau dikata. > > Tadi malam lihat di acara TV Singapore, cuman sekilas karena sambil > ngoprek TV rusak. Isinya Lee Kuan Yew diwawancara. > Beliau cerita dulu dulu di Singapore juga ada buruh demo dan mogok. Tapi > diambil langkah keras pemecatan semua, lalu recruitment ulang dengan > menyaring bibit bibit hardliner. Cara ini sama dengan keluhanya Pak Eka "masak mau pecat orang harus beri pesangon". Menariknya India pun melakukan hal yang sama (restrukturisasi peraturan labour/union) dimana peraturan hiring/layoff dibuat mudah dan peran union dikesampingkan. Menarik bukan, jadi jangka panjangnya (cara spore dan india) adalah model pro-market ala kapitalisme. ( banyak yang "gatel" gak nich denger istilah 'pro market' dan kapitalisme) :-)) > Dengan cara itu didapatkan tenaga kerja > yg produktif dan efisien. Tapi ya akibatnya seperti anda bilang di > blog anda, jarang ketemu orang Singapore tersenyum di jam kerja :D Kalau soal orang Singapore gak pernah senyum di MRT itu sebenarnya sempat muncul artikelnya di koran Strait Times tahun 2000an. Saya masih ingat karena punya komplain yang sama seperti Pak Budi kalau mereka jarang senyum :) -mcp
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
Budi Rahardjo wrote: Di Indonesia ... kebanyakan demo buruh sih. Kayak sekarang, sulit bagi pabrik mau buka di Indonesia karena sedikit2 demo buruh. Mendingan bikin pabrik di China saja. Buruh mau demo, disikat tentara. hik hik hik. Tragis memang ya? Kata orang ini kapitalis vs sosialis. Tapi apa mau dikata. Tadi malam lihat di acara TV Singapore, cuman sekilas karena sambil ngoprek TV rusak. Isinya Lee Kuan Yew diwawancara. Beliau cerita dulu dulu di Singapore juga ada buruh demo dan mogok. Tapi diambil langkah keras pemecatan semua, lalu recruitment ulang dengan menyaring bibit bibit hardliner. Dengan cara itu didapatkan tenaga kerja yg produktif dan efisien. Tapi ya akibatnya seperti anda bilang di blog anda, jarang ketemu orang Singapore tersenyum di jam kerja :D Send instant messages to your online friends http://asia.messenger.yahoo.com
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
On 4/17/06, m.c. ptrwn <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > kalau begitu ini tidak ada bedanya dengan kenyataan dimana pada 1970 > Pak Samaun ingin membuat industri semi melalui fairchild tapi ditolak > dengan alasan "padat karya" ? Waktu itu ceritanya National Semiconductor sudah punya pabriknya (di Bandung). Jadi sudah ada. Hanya, waktu itu mereka mau meningkatkan dengan memasang robot/mesin. Karena ketakutan digantikan mesin, maka usulan mereka ditolang. Akhirnya perusahaan minggat sekalian ke Malaysia :) Di Indonesia ... kebanyakan demo buruh sih. Kayak sekarang, sulit bagi pabrik mau buka di Indonesia karena sedikit2 demo buruh. Mendingan bikin pabrik di China saja. Buruh mau demo, disikat tentara. hik hik hik. Tragis memang ya? Kata orang ini kapitalis vs sosialis. Tapi apa mau dikata. > Mungkin beda terbesar antara Indonesia dan India ini seperti kata Pak > Estananto, kalau pemth India punya long term strategy (dengan mencetak > banyak engineers,etc) sementara pemth Indonesia tidak. Percaya atau tidak, jaman Pak Harto malah ada strategi! Sekarang memang kita kebablasan dalam demokrasi. Di satu sisi bagus karena kita pernah merasakan demokrasi yang mahal dan ternyata tidak langsung meningkatkan kualitas hidup. Nah, sekarang bagaimana kita belajar dari dua ekstrim dan mensintesa sebuah solusi yang khas Indonesia. -- budi
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
Budi Rahardjo wrote: > On 4/17/06, m.c. ptrwn <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Dari sisi employmen , justru biasanya persh service yang paling tinggi > > kemampuan hiringnya, mereka bisa hire lebih banyak dibanding persh di > > sektor lain. > > Memangnya perusahaan service bisa hire 50.000 orang? :p > he he he. > Kalau pabrik elektronik/sepatu/tekstil/... bisa! > > Saya pribadi sih senang di software & service, tapi kenyataan > di lapangan berbeda. Yang dibutuhkan oleh orang banyak > (dan Indonesia?) adalah lapangan kerja yang bisa banyak orang. > Nah, untuk tahap seperti itu ... pabrik biasanya yang bisa. > (Pabrik elektronik salah satunya.) > > -- budi kalau begitu ini tidak ada bedanya dengan kenyataan dimana pada 1970 Pak Samaun ingin membuat industri semi melalui fairchild tapi ditolak dengan alasan "padat karya" ? Mungkin beda terbesar antara Indonesia dan India ini seperti kata Pak Estananto, kalau pemth India punya long term strategy (dengan mencetak banyak engineers,etc) sementara pemth Indonesia tidak. -mcp
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
Memangnya perusahaan service bisa hire 50.000 orang? :phe he he. Kalau pabrik elektronik/sepatu/tekstil/... bisa! saya setuju denga pak BSR (BudiSanjeev Raharjo) hehehehe jadi memang tahap awal adalah membuat perusahaan yang banyak menyerap tenaga kerja terlebih dahulu baru bisa meningkat ke tahapan berikutnya, kalau di liat sebelum booming TI di india yang di garap terlebih dahulu di india adalah industri call center, karena ni sangat menyerap tenaga kerja. tapi bukan berarti indonesia harus mengikuti buka bisnis call center juga heheh. tapi pabrik elektronik atau industri komponen atau apa sajalah yang bisa menyerap banyak tenaga kerja yang nantinya bisa membuat industri TI terkena effect domino atau kena imbas dari boomingnya massive industri yang saya sebutkan di atas. setelah industri ini bisa bergerak otomastis mereka butuh untuk mendeliver atau menjual barang, kalau ini bisa digarap dengan IT dan bisa memutuskan banyak mata rantai distribusi maka konsumen yang di untungkan, barang murah dan cepat dalam delivery, dan industri IT dan jasa pengiriman bisa mengambil manfaat dari process ini semua, karena IT buat indonesia, saat ini baru sebagai jalan toll atau pipa saja, belum bisa mengharapkan sebagai sumber, karena kemampuan kita flooading engineer IT, telco etc masih sangat sedikit, dibanding dengan India atau Cina, di tambah lagi pemerintah kurang ada political will dengan bidang ini spt banyak yang rekan2 bilang di thread sebelumnya. kalau industri massive sudah berjalan, orang bisa hidup dengan tenang karena punya pekerjaan dan IT mulai bangkit lagi, pasti tanpa disuruh nantinya orang tua akan menyuruh anaknya menjadi sekolah IT karena melihat peluang kerja yang jelas, tapi ini semua bisa berjalan kalau bisnis yang fundamental yang di miliki bangsa ini bisa jalan. lagi pula kalau memaksa orang menyekolahkan anaknya di bidang IT, telco atau engineer apakah uni di kita punya kelas yang sama dalam bidang-2 ilmu dasar spt india secara menyeluruh baik uni negri atau swasta di indo. ini adalah process yang panjang yang saling ketergantungan tapi bukan berati ngga bisa di mulai. hmmm mimpi bisa punya pabrik tempe yang ada 25.000 karywan dan bisa eksport tempe ke jepang. rgds Adjie
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
On 4/17/06, m.c. ptrwn <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Dari sisi employmen , justru biasanya persh service yang paling tinggi > kemampuan hiringnya, mereka bisa hire lebih banyak dibanding persh di > sektor lain. Memangnya perusahaan service bisa hire 50.000 orang? :p he he he. Kalau pabrik elektronik/sepatu/tekstil/... bisa! Saya pribadi sih senang di software & service, tapi kenyataan di lapangan berbeda. Yang dibutuhkan oleh orang banyak (dan Indonesia?) adalah lapangan kerja yang bisa banyak orang. Nah, untuk tahap seperti itu ... pabrik biasanya yang bisa. (Pabrik elektronik salah satunya.) -- budi
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
Budi Rahardjo wrote: > On 4/17/06, m.c. ptrwn <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > saya sering berpikir , kalaupun ada industri hitek di Indonesia , > > sebaiknya mungkin harus dipelopori dari sektor software services dan > > bukan dari vendor yang making product. > > tadinya saya juga demikian, tapi sekarang lebih terbuka lagi. > kalau kita lihat 3 komponen: employment, devisa, teknologi, > maka dulu kita terlalu melihat kepada teknologi (harus buatan kita, > dsb.) > sekarang urutan kepentingannya adalah > (1) employment > (2) devisa > (3) teknologi > > yang penting ada lapangan pekerjaan *di indonesia* dulu > dan pada saat yang sama menjadi tempat "belajar bekerja" > bagi calon profesional indonesia :) > memang ini alasanya kenapa sektor services (WPRO,INFY) yang jadi pilihan. > untuk hal ini harus bekerja sama dengan perusahaan yang > sudah punya market dan teknologi, yang membutuhkan tempat > untuk investasi/relokasi saja. untuk yang kayak gini, biasanya > adalah perusahan elektronik. > mereka selalu invest. tinggal dimananya. Ada beberapa hal pak. Dari sisi employmen , justru biasanya persh service yang paling tinggi kemampuan hiringnya, mereka bisa hire lebih banyak dibanding persh di sektor lain. Kedua, persh elektronik itu hidupnya sangat tergantung dengan market, kadang kalau barang jualan di satu marketnya kurang bagus, mereka gampang saja menutup atau melakukan cost restructruring/layoffs (baru baru ini Atmel ada layoffs lagi). Nah kalau persh services yang banyak projek biasanya mereka lebih sustainable,kalau ada proyek yg kurang profitable,orang2nya tinggal diover ke proyek lain,etc. Ketiga, persh seperti Wipro,HCL dan Infosys itu punya long term contract dengan vendor seperti cisco,microsoft,ibm,etc , jadi employee didalamnya juga bisa menimba pengalaman dari berbagai persh vendor sekaligus. -mcp
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
On 4/17/06, m.c. ptrwn <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > saya sering berpikir , kalaupun ada industri hitek di Indonesia , > sebaiknya mungkin harus dipelopori dari sektor software services dan > bukan dari vendor yang making product. tadinya saya juga demikian, tapi sekarang lebih terbuka lagi. kalau kita lihat 3 komponen: employment, devisa, teknologi, maka dulu kita terlalu melihat kepada teknologi (harus buatan kita, dsb.) sekarang urutan kepentingannya adalah (1) employment (2) devisa (3) teknologi yang penting ada lapangan pekerjaan *di indonesia* dulu dan pada saat yang sama menjadi tempat "belajar bekerja" bagi calon profesional indonesia :) untuk hal ini harus bekerja sama dengan perusahaan yang sudah punya market dan teknologi, yang membutuhkan tempat untuk investasi/relokasi saja. untuk yang kayak gini, biasanya adalah perusahan elektronik. mereka selalu invest. tinggal dimananya. setelah mengerti dunia bisnis high-tech, barulah kita bergeser ke kepentingan lain seperti teknologi :) -- budi
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
Budi Rahardjo wrote: > On 4/16/06, Estananto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Kalau katanya Bill Gates sudah talk dengan SBY tapi masyarakat > > luas ternyata belum mendengar kelanjutannya, berarti something > > wrong dengan kita. > > (Besok paginya lupa kuliah atau kuliah sambil ngantuk2.) > This is how you fuel a research center! > Dimana-mana juga seperti itu. > Kalau di Jababeka, boro-boro ada mahasiswanya ... he he he. > (Seperti Serpong!) > saya sering berpikir , kalaupun ada industri hitek di Indonesia , sebaiknya mungkin harus dipelopori dari sektor software services dan bukan dari vendor yang making product. India awalnya begitu dan sukses, kualifikasi SDM Indonesia saat ini juga umumnya kurang qualified untuk bekerja di lingkungan R&D vendor,dst. Resume org Indonesia kebanyakan qualified untuk mengerjakan projek yg sifatnya temporer basis (seperti Java, .Net,etc), jadi persh2 seperti Infosys, Wipro dan HCL yang sebaiknya diprioritaskan untuk masuk daripada om Bill Gates dkk. -mcp
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
On 4/16/06, Estananto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Kalau katanya Bill Gates sudah talk dengan SBY tapi masyarakat > luas ternyata belum mendengar kelanjutannya, berarti something > wrong dengan kita. Setahu saya waktu itu ada usulan untuk menempatkan Microsoft Research Center di Jababeka. Waaahhh, siapa yang punya usul itu? Dugaan saya? Property! Yang namanya research center itu harus dekat dengan perguruan tinggi, misalnya di dekat ITB gitu. Baru bisa jalan. Pagi mahasiswa kuliah. Siangnya mahasiswa kesel dengan dosennya, terus kabur ke research center. Ngoprek semalaman. (Besok paginya lupa kuliah atau kuliah sambil ngantuk2.) This is how you fuel a research center! Dimana-mana juga seperti itu. Kalau di Jababeka, boro-boro ada mahasiswanya ... he he he. (Seperti Serpong!) -- budi
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
On 4/16/06, Fatih <[EMAIL PROTECTED]> wrote: ... > thomas friedman dalam salah satu kolomnya di NYT (kira2 3thn lalu waktu dia > berkunjung ke india khusus unt melihat/mengulas soal IT ini) menulis bahwa > pda dasarnya pebisnis raksasa IT india berkembang sendiri tanpa bantuan > pemerintah (maksudnya negara bagian bangalore maupun pusat). pernah mereka > ini meng-"get-out-of-my-way"-kan seorang pejabat yg coba2 ikut campur urusan > bisnis mrk. ... Dulu ketika saya ngelayap ke beberapa perusahaan di SV, saya tanya ke mereka ... apa peranan pemerintah? Jawaban mereka (kasarnya) tidak ada! Tentu saja maksudnya bukan tidak ada, akan tetapi peranan pebisnis lebih utama. Jadi nampaknya hal yang sama juga terjadi di India. Saya lagi mencari-cari kutipan (quote) tentang pemerintahan India dan perbandingannya dengan pemerintahan Amerika. Pernah saya simpan di blog saya, tapi lupa dimana. (Hmm... I need a search engine for *ME*. Wah, ide inovasi? Necesity is the mother of invention. he he he) Kutipannya seperti ini; lihat saja orang yang duduk di pemerintahan India, mereka scientists. Bandingkan dengan orang yang duduk di pemerintahan Amerika, mereka adalah lawyers! ha ha ha Kalau pemerintah Indonesia? Militer, Santri, Drop out? Aduh! Sakit. Sekali pernah sih scientist, yaitu pada jaman Habibie. Terus terang, orang Indonesia bisa bangga pada waktu itu bahwa presiden kita adalah orang pinter! -- budi
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
Fatih wrote: > ikut nimbrung dikit soal IT india, > > (1) benar, nehru pencetak awal IIT yg menghasilkan IIT-ans di seluruh dunia > termasuk mgkn kolega2 dan juragan Carlos di SV. :) koq tahu sich kalau juragan saya orang IIT ? :-)) Testimonial saya, kalau Indonesia punya 1000 saja lulusan yang sekaliber dengan lulusan IIT, mungkin Indonesia sudah sejajar dengan Jepang sekarang. Btw, ini tanggapan yang cukup konservatif lho :) > > (2) dalam konteks investasi asing di IT india, keterlibatan pemerintah > (political will) dlm bisnis IT di india sebenarnya terjadi tidak lama. kira2 > baru setelah pemerintah melihat para pebisnis IT jadi pembicaraan dunia dg > mengglobalnya klien infosys (terbesar) dan wipro (runner up) dll. Di buku "Flight Capital", jangan dilupakan bahwa Pempus India dan Pemda Karnataka banyak sekali merubah peraturan yang tadinya sangat protektif (contohnya banyak di Indonesia) menjadi lebih liberal dan terbuka (a.k.a. kapitalisme). Misalnya dengan menyempitkan peran union, memberi insentif tax untuk persh asing yang buka bisnis di India dsb. Awalnya mendapatkan tantangan dari masyrakat sekitarnya (seperti di milis ini .. he he he ), akan tetapi sekarang terlihat buah hasilnya. > thomas friedman dalam salah satu kolomnya di NYT (kira2 3thn lalu waktu dia > berkunjung ke india khusus unt melihat/mengulas soal IT ini) menulis bahwa > pda dasarnya pebisnis raksasa IT india berkembang sendiri tanpa bantuan > pemerintah (maksudnya negara bagian bangalore maupun pusat). pernah mereka > ini meng-"get-out-of-my-way"-kan seorang pejabat yg coba2 ikut campur urusan > bisnis mrk. sebenarnya mereka milih ke sana (bangalore/karnataka) karena insentif dari pemerintah juga selain memang karena infosys basenya disana. Kalau sekedar "India", kan persh tersebut tidak buka office di Rajasthan, Assam atau West Bengal yang masih dikuasai kaum komunis :-)) Yang menarik, orang2 yang bekerja di Bangalore/Karnataka sebenarnya berasal dari banyak state di India, bukan hanya yang berasal dari Karnataka saja. > dlm konteks india waktu itu, yg sistem birokrasinya masih korup (sedikit di > bawah kita) pengusaha2 IT ini berjalan sendiri. untungnya mrk dah 'punya > orang' di mana2 yg bantu dapatin proyek. betul sekali , buat persh2 India ini emang hebatnya mereka punya koneksi yang super kuat, jauh lebih gampang buat kita untuk bekerja sama dengan inside-channelnya Indians daripada coba coba berkompetisi langsung dengan persh India :-) Alias, saya pikir bagusnya emang persh seperti Infosys dan Wipro itu punya subsidiary di Indonesia, daripada orang (Indonesia) yang harus berjuang mati matian bersaing dengan mereka. Jadi kuncinya imo: Partnership dengan Indian dan The Chineese :) > era pemrintah Congress skrg political will itu baru tampak banget. > > jadi, mana yg perlu didahulukan di indo? political will pemerintah atau > pebisnisnya cari2 proyek dulu di LN? krn. kondisi indo dan india (soal IT) > memang beda, saya setuju political will pemerintah maju dulu dg membuat > kebijakan2 khusus bidang investasi IT. Di Indonesia saya lihat Jatis sudah punya CMM Level 3 tuch, not bad. Kalau saya sebenarnya tidak perduli persh mana yang terangkat, mau persh Indonesia, China , India , Arab atau Turki sekalipun is okay, yang penting potensi SDM anak muda di Indonesia tergali (tidak seperti 15 tahun terakhir). Saya pikir kuncinya sebaiknya begitu, hindarkan isu2 yang sebenarnya merugikan kita secara long term(seperti pengusaha lokal minta proteksi ,etc...passwd..). Jadi undanglah mereka semua (investor asing) untuk berinvestasi di Indonesia. -mcp > > salam, > > > On 4/16/06, Adjie <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > > > > > Pak Budi, > > > masih di IEEE Spectrum edisi yang sama, ternyata hampir semua CEO > > > perusahaan2 itu talk dengan PM India atau Menkominfo India, bukan dengan > > > rektor atau dosen. Artinya ada political will baik dari pusat maupun > > > negara > > > bagian. Bangalore juga maju karena negara bagian Karnataka mengambil > > > inisiaif. Calcutta mulai ikut2an walaupun kemiskinan di mana2, > > > > > > Betul Om, Kebetulan CEO ALA sendiri waktu itu datang ke India dan ketemu > > dangan PM dan menteri telekomunikasi di India dan akhirnya beberapa pusat > > riset yang ada di europe di pindahkan ke India, juga bbrap department di > > soft development boyongan kesana, dan investnya geeuudeee banget, > > > > > > > > > tapi toh jalan kalau ada political will. > > > Kalau katanya Bill Gates sudah talk dengan SBY tapi masyarakat luas > > > ternyata belum mendengar kelanjutannya, berarti something wrong dengan > > > kita. > > > Atau sebaliknya: kalau katanya ada proyek IGOS sudah dicanangkan tetapi > > > gemanya masih terbatas walaupun sudah diusahakan, artinya ada something > > > wrong dengan kita. > > > > > > yaa, selalu managment dan komunikasi top down dan bottom up process ngga > > pernah jalan di Indo, mungkin protocolnya beda, atau ada bottleneck > > dimana-mana, karena pembantu preside
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
ikut nimbrung dikit soal IT india, (1) benar, nehru pencetak awal IIT yg menghasilkan IIT-ans di seluruh dunia termasuk mgkn kolega2 dan juragan Carlos di SV. :) (2) dalam konteks investasi asing di IT india, keterlibatan pemerintah (political will) dlm bisnis IT di india sebenarnya terjadi tidak lama. kira2 baru setelah pemerintah melihat para pebisnis IT jadi pembicaraan dunia dg mengglobalnya klien infosys (terbesar) dan wipro (runner up) dll. thomas friedman dalam salah satu kolomnya di NYT (kira2 3thn lalu waktu dia berkunjung ke india khusus unt melihat/mengulas soal IT ini) menulis bahwa pda dasarnya pebisnis raksasa IT india berkembang sendiri tanpa bantuan pemerintah (maksudnya negara bagian bangalore maupun pusat). pernah mereka ini meng-"get-out-of-my-way"-kan seorang pejabat yg coba2 ikut campur urusan bisnis mrk. dlm konteks india waktu itu, yg sistem birokrasinya masih korup (sedikit di bawah kita) pengusaha2 IT ini berjalan sendiri. untungnya mrk dah 'punya orang' di mana2 yg bantu dapatin proyek. era pemrintah Congress skrg political will itu baru tampak banget. jadi, mana yg perlu didahulukan di indo? political will pemerintah atau pebisnisnya cari2 proyek dulu di LN? krn. kondisi indo dan india (soal IT) memang beda, saya setuju political will pemerintah maju dulu dg membuat kebijakan2 khusus bidang investasi IT. salam, On 4/16/06, Adjie <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Budi,masih di IEEE Spectrum edisi yang sama, ternyata hampir semua CEO perusahaan2 itu talk dengan PM India atau Menkominfo India, bukan dengan rektor atau dosen. Artinya ada political will baik dari pusat maupun negara bagian. Bangalore juga maju karena negara bagian Karnataka mengambil inisiaif. Calcutta mulai ikut2an walaupun kemiskinan di mana2, Betul Om, Kebetulan CEO ALA sendiri waktu itu datang ke India dan ketemu dangan PM dan menteri telekomunikasi di India dan akhirnya beberapa pusat riset yang ada di europe di pindahkan ke India, juga bbrap department di soft development boyongan kesana, dan investnya geeuudeee banget, tapi toh jalan kalau ada political will.Kalau katanya Bill Gates sudah talk dengan SBY tapi masyarakat luas ternyata belum mendengar kelanjutannya, berarti something wrong dengan kita. Atau sebaliknya: kalau katanya ada proyek IGOS sudah dicanangkan tetapi gemanya masih terbatas walaupun sudah diusahakan, artinya ada something wrong dengan kita. yaa, selalu managment dan komunikasi top down dan bottom up process ngga pernah jalan di Indo, mungkin protocolnya beda, atau ada bottleneck dimana-mana, karena pembantu presiden mungking kurang paham benar mau kemana tunggu arahan dari bapak. kalau soal proyek IGOS katanya project ini ngga menguntungkan buat supplier makanya banyak yang mundur, dan kelihatan juga sich pemerintah ragu-ragu mau kemana arahnya IGOS ini masih kurang focus dan greget rgds Adjie-- Fatihhttp://afsyuhud.blogspot.com
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
Pak Budi,masih di IEEE Spectrum edisi yang sama, ternyata hampir semua CEO perusahaan2 itu talk dengan PM India atau Menkominfo India, bukan dengan rektor atau dosen. Artinya ada political will baik dari pusat maupun negara bagian. Bangalore juga maju karena negara bagian Karnataka mengambil inisiaif. Calcutta mulai ikut2an walaupun kemiskinan di mana2, Betul Om, Kebetulan CEO ALA sendiri waktu itu datang ke India dan ketemu dangan PM dan menteri telekomunikasi di India dan akhirnya beberapa pusat riset yang ada di europe di pindahkan ke India, juga bbrap department di soft development boyongan kesana, dan investnya geeuudeee banget, tapi toh jalan kalau ada political will.Kalau katanya Bill Gates sudah talk dengan SBY tapi masyarakat luas ternyata belum mendengar kelanjutannya, berarti something wrong dengan kita. Atau sebaliknya: kalau katanya ada proyek IGOS sudah dicanangkan tetapi gemanya masih terbatas walaupun sudah diusahakan, artinya ada something wrong dengan kita. yaa, selalu managment dan komunikasi top down dan bottom up process ngga pernah jalan di Indo, mungkin protocolnya beda, atau ada bottleneck dimana-mana, karena pembantu presiden mungking kurang paham benar mau kemana tunggu arahan dari bapak. kalau soal proyek IGOS katanya project ini ngga menguntungkan buat supplier makanya banyak yang mundur, dan kelihatan juga sich pemerintah ragu-ragu mau kemana arahnya IGOS ini masih kurang focus dan greget rgds Adjie