Re: [JUG-Indonesia] Re: Masa Depan Developer Java
Hmm... tapi emang ada benernya sih kalo ada general-mindset bahwa BA programmers di few countries. Gw jadi inget gw pernah ngobrol sama temen gw di sg (dia team-lead slash BA). Dia lagi consider mo make a move ke oz, dan dia kaget pas gw kasih tau kalo di oz gaji programmers lebih gede dari BA. Dia gak bisa grasp tuh konsep, karna di sg tuh general concensus adalah BA tuh 2x programmers (bukan gajinya necessarily, tapi their importance, definitely 2x programmers)... BA kan yang make business!?... BA kan yang deal with clients!? etc. Gw bilang BA kan profesi yang generics banget. Dah hampir clerical malah. Gw gak ngiter2 cari tau gaji semua orang, tapi I dont think ada banyak experienced BA yang gajinya di atas 6 digit. Actually gw jarang denger ada istilah BA yang senior. Padahal programmers sih dah lumrah gajinya *well *above 6 figures. Kecuali mungkin BA di legislated industries (e.g. medical, aeronautics, military), ato di specialised technical fields (e.g. electronics, security, engineering.. yang lagi2 lu direward for technical expertise). Kalo generics BA sih, kayaknya experience lu jarang ditranslate jadi financial reward. Di UK juga sama (In ratio. Tapi angkannya keliatannya lebih kecil on both professions.. tapi apa2 kan murah disana.. terutama booze). Orang kan dibayar buat reponsiblity+experience. Resonsiblity tuh nature, sedangkan experience tuh nurture. BA kan fresh-grad langsung dibayar mahal, karna role mereka dibayar karna responsiblitynya, daripada karna experience. Mulai2 dah langsung 70k. Tapi 5 taon kemudian paling2 masih 95k. Sedangkan programmers, baru mulai digaji dengan keji.. paling 55k. Tapi 4 taon kemudian dah 6 figures. Karna karir programmer di-acquire mostly dari nurture, bukan nature. Dan 1 hal laen lagi, BA rata2 kan permanent position, jarang pegawai kontrak. Sedangkan programmers, kalo dah experienced kan bisa milih jadi pegawai kontrak, jadi incomenya bisa sky-rocket banget even further, biasanya on hourly rate. Gw gak gitu tau di indo, tapi Im sure mirip SG, dimana ada mindset among general population bahwa role BA tuh role programmers. Entah impactnya ke actual salary, tapi most programmers definitely look up ke para BAs, sedangkan disini.. if anything justru BA mungkin ngeliat para programmers kayak demi-gods.. ;) 2010/8/12 Samuel Franklyn sfrank...@gmail.com On 8/12/2010 12:11 PM, benny_rio wrote: 3 hari yg lalu == Kamu sudah paham belum kenapa seorang business analyst gajinya berbedabesar? Karena dia menguasai apa yang namanya business domain. Yang namanyabusiness domain itu biasanya nggak ada kuliahnya. 3 hari berikutnya = Jadi menurut hasil survery Kelly jenis programmer yang Software Engineer itu gajinya lebih besar dari Business Analyst. Well menurut survey dari Kelly Services maka analisa kamu salah.Gimana dong. Oke dah menurut kelly 'salon' (survey), saya salah, Berarti kalo menurut anda (realitas) saya bener dong ? (no offense) Ini bukan soal salah benar. Ini inti isunya menurut saya: Anda bilang bahwa gaji business analyst selalu lebih besar dari programmer. Menurut saya ini tidak selalu benar. Ini hanya sekedar opini saja dan ini bisa benar dan bisa juga salah tergantung perusahaannya. Lalu anda mengeluarkan data untuk mendukung pendapat anda. Terus saya tanya data untuk Indonesia mana? Anda malah nyuruh saya nanya kantor teman. Nah disini kan sudah nggak fair. Anda beropini apa saja itu bebas menurut saya. Tapi begitu anda bilang opini anda adalah fakta yang tidak bisa dibantah maka anda harus menyajikan data yang mendukung hal tersebut. Anda menyajikan data tapi data tersebut data di luar negeri dan belum tentu valid di Indonesia. Nah pas ditanya data di Indonesia anda malah nyuruh saya nanya kantor teman. Lah ini bagaimana? Ini kan nggak bagus dan nggak fair. Sengaja kemaren saya gak keluarin si kelly, soalnya isinya gak valid jauh dengan kondisi di lapangan. Begini. Boleh saja kamu berargumentasi data Kelly nggak valid tapi kamu harus menyajikan data survey lain sebagai pembanding. Kamu nggak boleh menyajikan sekedar cerita, anekdot atau tulisan di blog. Itu nggak fair. Paham kan? Kalau kamu bilang ini pendapat kamu itu lain halnya. Kamu menyatakan sesuatu sebagai pendapat dan sesuatu sebagai fakta adalah dua hal yang berbeda. Jangan di campur aduk. Kamu juga harus fair. Kalau mau bicara fakta ya bicara fakta. Kalau mau berpendapat ya berpendapat. Berpendapat itu bebas kok kita kan hidup di negara merdeka. Btw, ini bukan masalah siapa yg bener atau siapa yg salah, ini masalah kepedulian saja menurut saya. Saya juga peduli masalah gaji di Indonesia. Saya kan juga orang gajian. Saat ini saya bukan pemilik usaha. Yahkondisi pasar/bursaIT memang seperti itu bos, kenyataan dilapangan. Terlepas dari benar/tidak nya. kita yg ngikut pasar, bukan pasar ygngikut kita:) welcome to indonesia ;) @bendanlukito + @Frans Thamura Yup, kalo
Re: [JUG-Indonesia] Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke Google
Re J++, yah emang gw justru bilangnya ms digugat gara2 bikin incompatibliity di *VM* nya (on which J++ runs). Bukan languagenya yg bermasalah, tapi VMnya.. sama kayak dalvik. Tanpa VM, J++ ya kayak popcorn tanpa jagung. 2010/8/18 Samuel Franklyn sfrank...@gmail.com On 8/18/2010 6:44 AM, Hendry Luk wrote: Justru harmony itu yg dibilang gak compatible dengan VM standard java... Gak comply dengan java spec, dan sampe sekarang masih sengketa. Sama kayak pas ms bikin implementasi java di windows dekade silam (J++). Awalnya direstuin, tapi sejak microsoft nambahin feature2 di VMnya yang specific buat windows machines, langsung digugat habis2an karna dianggap nge-fork, dan hari itu J++ mati. Harmony berusaha compliant dan compatible dengan standard VM Java akan tetapi untuk itu mereka butuh TCK dari Sun. Yang jadi isu adalah lisensi TCK dari Sun tidak sesuai dengan lisensi dari Apache. Bisa dibaca disini: http://en.wikipedia.org/wiki/Apache_Harmony#Difficulties_to_obtain_a_TCK_license_from_Sun Jadi Apache Harmony adalah implementasi yang berusaha kompatibel dengan spec Java. Sun menggugat MS bukan soal J++. Pelajari dulu apa itu J++. http://en.wikipedia.org/wiki/J++ Sun menggugat MS mengenai MS Java VM. http://en.wikipedia.org/wiki/Microsoft_Java_Virtual_Machine Dalvik juga. Masalahnya google adalah mereka milih buat ngebikin non-standard VM mereka sendiri yang melenceng dan ngebreak compatibility dengan JVM. Ini jadi gak sejalan dengan visi java write once run anywhere, jadi violates cross-platform policy dari sun/oracle. Banyak yang heran bahwa android bisa get away sejauh ini tanpa dituntut. Itu karena Sun bukan perusahaan yang menggunakan paten sebagai senjata kompetisi atau untuk cari duit. Disitu bedanya Sun dan Oracle. Tindakan Sun untuk menuntut MS bukan untuk membunuh kompetisi atau cari duit melainkan karena MS mensubversi tujuan dari VM. Selaen itu, isi laen gugatannya adalah bahwa google juga nge-fork sebagian proprietary code dari java buat bikin dalvik. Google nge-recruit developer yg dulu ikut ngebikin java dari oracle/sun, buat kerja di project dalvik. Oracle nge-sue karna ini gak legal. Terlepas dari bener gaknya isi gugatannya, the point is, gw gak ngerti napa oracle dibash seluruh dunia buat nge-sue google, semata2 atas alasan bahwa android itu open-source. Padahal google juga sama dengan oracle, ngerauk duit banyak dari android. Open-source gak berarti license to kill the pope. Oracle di bash orang di seluruh dunia karena merubah policy dari Sun atas produk-produk Sun. Dan itu bukan cuma Java tapi semua produk Sun. Coba check apa yang terjadi dengan OpenSolaris, JRuby, JRoller dll. Perubahan policy itu memang hak Oracle sepenuhnya akan tetapi orang-orang luar juga berhak berteriak. Kenapa? Karena produk-produk Sun itu sudah di Open Source dan orang sudah investasi keringat mereka juga di sana. Lain ceritanya kalau semua produk tersebut masih proprietary semua. Cari duit itu nggak dilarang dan Oracle nggak di bash karena cari duit tapi merubah kebijakan tanpa konsultasi dengan komunitas. Kalau komunitas lalu antipati dan muak dengan Oracle maka itu FULL kesalahan Oracle sendiri. Gua sendiri aja sudah muak habis sama Oracle.
Re: [JUG-Indonesia] Re: Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke Google
Dan bukan sekedar syntaxnya doank yg sama. Menurut oracle, google ngefork code Java buat produce Dalvik, yang dibikin dari Apache's Harmony.. yang in turn masih dalan sengketa yg long-running dari jaman Sun, dan statusnya masih gak jelas sampe sekarang. Well at least itu isi dari gugatan oracle. 2010/8/17 Adelwin, Adelwin adelwin.adel...@sc.com +1 Gue juga setuju… Google emang raja nya internet sekarang… G juga ngerti kenapa pake syntax java… Tapi yang musti semua orang liat ituh bukan masalah android ituh java based nya… Tapi syntax nya java… G ngobrol2 sama orang kantor.. semua nya pada salah kaprah.. Mereka kira google di sue karna pake java tanpa ijin buat bikin android… Ini salah… Google di sue karna die menyebarkan API android pake syntax java… Tujuan nya sih bisa di mengerti sih… Java mayan popular… Jadi supaya the would-be developers of android gak perlu belajar barang baru lagi… Dan bisa entice java developer untuk bikin barang2 buat android… Tapi tetep salah… Kalo dari awal di bilang java-based.. gue rasa sih gak ada masalah sih menurut gue… *Adelwin Handoyo** | Senior Consultant - Wholesale Bank* *Standard Chartered Bank* 7, Changi Business Park Cresent, Level 3. Singapore (486028) *T* : (65) 659 61395 |* **E* adelwin.adel...@sc.com -- *From:* jug-indonesia@yahoogroups.com [mailto: jug-indone...@yahoogroups.com] *On Behalf Of *Reza Alaudin *Sent:* Tuesday, August 17, 2010 12:54 PM *To:* jug-indonesia@yahoogroups.com *Subject:* Re: [JUG-Indonesia] Re: Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke Google +1 coba lo liat di developer referencenya... http://developer.android.com/reference dah kelihatan mix n match... java.awt ada java.nio ada even javax.microeditions juga ada... java itu opensource emang... tapi ada aturannya... klo bikin VM sendiri boleh lah... open jDK kompile ndiri diatas linux embedded. OK.. tapi lo pake ndiri aja... klo mo bikin java ndiri... ya jangan asal maen comot dunks... ni Android, jse,jme, dicomot sana sini... benernya google bikin android yg bebas dari package java.*.* itu baru bisa diterima... Lu juga Frans... bikin android, ngompile ndiri... ya gak masalah... asal SDKnya package java.* itu gak lu ikutin... bikin ndiri ... :D makanya si James gak rela... regards, Reza -- *From:* Hendry Luk hendrym...@gmail.com *To:* jug-indonesia@yahoogroups.com *Sent:* Tue, August 17, 2010 10:40:21 AM *Subject:* Re: [JUG-Indonesia] Re: Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke Google Sorry am i missing something? Gw gak ngerti Google blatantly negalnggar pattent java. Biarpun lu open-source, gak berarti lu bisa seenaknya langgar pattent orang. Paten ya paten, mesti lu respect. Open source gak berarti di atas law. Oracle kan juga company.. sama kayak meruvian. Gimana kalo projectnya Meruvian seenaknya dicuri company rival, buat diUANGkan, dibikin open source buat apparent COMMERCIAL purpose. Bikin company rival lu makin kaya raya.. dan lu ngerasa dicuri. Google emang kayak robin hood, ngerampok the riches, ngasih ke the poors. Simpati kita, rakyat jelata, ya ke google, tapi gak berarti what they're doing is right, legal, ato even ethical. 2010/8/15 Frans Thamura fr...@meruvian.org yah itu kan ego james pengen semua dan hanya 1 Java didunia ;0 gue aliran suka banyak Java didunia, tetapi tentu saja, java yang ada beda dengan Java yang dari ORacle ini gue kan pendukung inovasi dan percaya inovasi akan sangat bagus kalau Java tidak di kuasai Oracle ;) makanya buat yang JUG dg kata Sun supported, kena kan sekarang. :) lagian kasus android vs java me ini terjadi di USA saja, dan hanya di USA saja yang mendukung software paten di indnesia lo buat android A, B , C legal bro ;) dan kita lg maju buat ini bisa terjadi intinya kalau Google pusing gak mau bayar 10 billion US$ setahun ke Oracle, kasih gue androidnya, gue terusin dan gue bisa jalanin android gak perlu bayar 1 upil pun ke ORacle ;) huahua, nah itu arti ball-nya James ;) -- Frans Thamura Director Meruvian. The Most Complete Java Services Provider in Indonesia Mobile: +6287885901958 Blog Profile: http://frans.thamura.info We grow because we share the same belief. On Sat, Aug 14, 2010 at 10:38 PM, Yudhi Karunia Surtan brainmaster...@gmail.com wrote: Frans ini pernyataan dari si gosh.. Posted by *James Gosling* http://www.rabblesoft.com/ on August 13, 2010 at 09:14 AM PDT #http://nighthacks.com/roller/jag/entry/the_shit_finally_hits_the#comment-128171606 Oracle is right. Google is wrong. Google SCREWED with Java big time. Google took Java, compiled Java code into Java bytecode, then translated that into Dalvik bytecode to run on the Dalvik virtual machine. Then Google avoided calling its language Java. Thus Google avoided having to license Java IP
Re: [JUG-Indonesia] [ASK] Ejb 3.0 apa Spring ya?
Nimbrung.. Yap session factory itu stateless... gak perlu dicluster. Session yg stateful, tapi kalo pake session-per-request (i.e. gak ada session yg ditahan between requests), gak ada masalah disini. 2nd level cache juga gak masalah. Make sure ajah pake cache providernya yg beneran.. jangan pake yg in-proc obviously. Pake yg production grade, yakni DHT, e.g. memcached. HttpSession.. bisa direplicate (Terracotta), ato diplug ke distributed cache. 2010/8/13 Endy Muhardin endy.muhar...@gmail.com 2010/8/13 Ifnu bima ifnub...@gmail.com ifnubima%40gmail.com yang perlu dicluster: http session dan sessionfactory punya hibernate. Session Factory tidak masalah dicluster. Yang masalah itu 2nd level cachenya karena harus disync ke seluruh cluster member. Selama tidak pakai 2nd level cache, tidak masalah. ApplicationContext nya spring juga gak masalah dicluster. Soalnya mostly code di service layer bersifat stateless. Selama dia stateless, berarti gak ada simpan data di memori, sehingga tidak perlu mikir replikasi. Saya kurang jelas arsitekturnya mau seperti apa dan bagian mana yang mau dicluster. Perkiraan saya, CMIIW : Aplikasinya web, dalam 1 war/webapp isinya sbb : - controller - service method (@Service dan @Transactional) - sessionfactory yang diautowired ke service atau dao Nah, kalo 1 webapp ini mau langsung dicluster, pertimbangannya adalah: 1. upload file 2. static variable 3. session variable #1 bisa disolve menggunakan shared storage #3 bisa disolve dengan fiturnya appserver, in case of tomcat, gunakan database storage untuk menyimpan session http://tomcat.apache.org/tomcat-6.0-doc/config/manager.html scroll ke bawah di bagian JDBC Store #2 nah ini sulit. Sebaiknya simpan di db aja. Kalo ngga ya terpaksa cluster JVM modelnya terracotta. Coba dijelaskan lagi gimana arsitektur aplikasinya, dan yang paling penting, *kenapa* mau clustering? Biar kita2 disini bisa kasi solusi yang lebih terarah -- Endy Muhardin http://endy.artivisi.com Y! : endymuhardin -- life learn contribute --
Re: [JUG-Indonesia] Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke Google
Justru harmony itu yg dibilang gak compatible dengan VM standard java... Gak comply dengan java spec, dan sampe sekarang masih sengketa. Sama kayak pas ms bikin implementasi java di windows dekade silam (J++). Awalnya direstuin, tapi sejak microsoft nambahin feature2 di VMnya yang specific buat windows machines, langsung digugat habis2an karna dianggap nge-fork, dan hari itu J++ mati. Dalvik juga. Masalahnya google adalah mereka milih buat ngebikin non-standard VM mereka sendiri yang melenceng dan ngebreak compatibility dengan JVM. Ini jadi gak sejalan dengan visi java write once run anywhere, jadi violates cross-platform policy dari sun/oracle. Banyak yang heran bahwa android bisa get away sejauh ini tanpa dituntut. Selaen itu, isi laen gugatannya adalah bahwa google juga nge-fork sebagian proprietary code dari java buat bikin dalvik. Google nge-recruit developer yg dulu ikut ngebikin java dari oracle/sun, buat kerja di project dalvik. Oracle nge-sue karna ini gak legal. Terlepas dari bener gaknya isi gugatannya, the point is, gw gak ngerti napa oracle dibash seluruh dunia buat nge-sue google, semata2 atas alasan bahwa android itu open-source. Padahal google juga sama dengan oracle, ngerauk duit banyak dari android. Open-source gak berarti license to kill the pope. 2010/8/18 Frans Thamura fr...@meruvian.org Ngaku juga kan mengacu pada harmony Lgan lisensi java kan di sertifikasi compatible java Loga dilarang bagi yg j compatible Ini bukan paten atau hak cipta, Kompatible juga yg mana se g me juga ga (m) -Original Message- From: Reza Alaudin t_l...@yahoo.com t_lace%40yahoo.com Sender: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com Date: Tue, 17 Aug 2010 08:07:45 To: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com Reply-To: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com Subject: Re: [JUG-Indonesia] Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke Google Memangny kenapa kalo nyebarin android API pake syntax java?? yah... dia kagak ngaku klo bagian dari Java... klo yg lain jelas... stacknya pake jre versi sekian... dsb... ya... bagi penikmat opensource yg gak paham filosofi dari oss... ya cuek aja... tinggal pake... khan opensource... seenak gue dunks... na... padahal oss khan intinya gotong royong... bangun sebuah teknologi bersama... klo forking trus kagak ngikut aturan... wajarlah kalo di-sue... masalahnya google punya banyak fanboy... so kadang blindly fanatic komentar masalah ini... laen kayak jamannya sun nge-sue ms tahn 90an dulu... ms gak banyak fanboy dari kalangan developer... he he he... seru juga nih bakalan big G vs big O regards, Reza - Original Message From: joshua sitopul joshua.sito...@gmail.comjoshua.sitopul%40gmail.com To: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com Sent: Tue, August 17, 2010 7:12:35 PM Subject: Re: [JUG-Indonesia] Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke Google G ngobrol2 sama orang kantor.. semua nya pada salah kaprah.. Mereka kira google di sue karna pake java tanpa ijin buat bikin android… misalny bedanya spring nyebarin spring api pake sintaks java ape? kalo diblg license jme hrs byr terus biar ga byr si google bikin dalvik bt hindarin itu msh msk akal. Buktikan Anda peduli pendidikan Indonesia. Dukung Kurikulum SMK berJava.. kirimkan surat resmi perusahaan dukungan ke moderator JUG. === Kalau mau keluar dari mailing list ini, caranya kirim sebuah email ke jug-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.comjug-indonesia-unsubscribe%40yahoogroups.com. Jangan lupa, website JUG Indonesia adalah http://www.jug.or.id Yahoo! Groups Links Buktikan Anda peduli pendidikan Indonesia. Dukung Kurikulum SMK berJava.. kirimkan surat resmi perusahaan dukungan ke moderator JUG. === Kalau mau keluar dari mailing list ini, caranya kirim sebuah email ke jug-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.comjug-indonesia-unsubscribe%40yahoogroups.com. Jangan lupa, website JUG Indonesia adalah http://www.jug.or.id Yahoo! Groups Links
Re: [JUG-Indonesia] Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke Google
http://news.yahoo.com/s/nf/20100813/bs_nf/74751 Katanya dah sejak jaman sun sampe sekarang, certification java compatibilitnya masih bermasalah. Anyway, lupain harmony.. lu tau sendiri kalo dalvik itu gak compatible dengan JVM. Lu mesti compile ulang bytecode lu buat jalan di dalvik. Itu yg violation. Dan ngerecruit developer dari java buat kerja di dalvik itu juga breach NDA contract. 2010/8/18 Frans Thamura fr...@meruvian.org buat FranzSDK dari OpenJDK, dan FranzSDK lisensinya GPL, ini legal ini masalahn cuman kalau lisensi gak GPL aja sih dibuat masalah. informasi Harmony itu kasus dimana yah? F 2010/8/18 Hendry Luk hendrym...@gmail.com Justru harmony itu yg dibilang gak compatible dengan VM standard java... Gak comply dengan java spec, dan sampe sekarang masih sengketa. Sama kayak pas ms bikin implementasi java di windows dekade silam (J++). Awalnya direstuin, tapi sejak microsoft nambahin feature2 di VMnya yang specific buat windows machines, langsung digugat habis2an karna dianggap nge-fork, dan hari itu J++ mati. Dalvik juga. Masalahnya google adalah mereka milih buat ngebikin non-standard VM mereka sendiri yang melenceng dan ngebreak compatibility dengan JVM. Ini jadi gak sejalan dengan visi java write once run anywhere, jadi violates cross-platform policy dari sun/oracle. Banyak yang heran bahwa android bisa get away sejauh ini tanpa dituntut. Selaen itu, isi laen gugatannya adalah bahwa google juga nge-fork sebagian proprietary code dari java buat bikin dalvik. Google nge-recruit developer yg dulu ikut ngebikin java dari oracle/sun, buat kerja di project dalvik. Oracle nge-sue karna ini gak legal. Terlepas dari bener gaknya isi gugatannya, the point is, gw gak ngerti napa oracle dibash seluruh dunia buat nge-sue google, semata2 atas alasan bahwa android itu open-source. Padahal google juga sama dengan oracle, ngerauk duit banyak dari android. Open-source gak berarti license to kill the pope. 2010/8/18 Frans Thamura fr...@meruvian.org Ngaku juga kan mengacu pada harmony Lgan lisensi java kan di sertifikasi compatible java Loga dilarang bagi yg j compatible Ini bukan paten atau hak cipta, Kompatible juga yg mana se g me juga ga (m) -Original Message- From: Reza Alaudin t_l...@yahoo.com t_lace%40yahoo.com Sender: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com Date: Tue, 17 Aug 2010 08:07:45 To: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com Reply-To: jug-indonesia@yahoogroups.comjug-indonesia%40yahoogroups.com Subject: Re: [JUG-Indonesia] Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke Google Memangny kenapa kalo nyebarin android API pake syntax java?? yah... dia kagak ngaku klo bagian dari Java... klo yg lain jelas... stacknya pake jre versi sekian... dsb... ya... bagi penikmat opensource yg gak paham filosofi dari oss... ya cuek aja... tinggal pake... khan opensource... seenak gue dunks... na... padahal oss khan intinya gotong royong... bangun sebuah teknologi bersama... klo forking trus kagak ngikut aturan... wajarlah kalo di-sue... masalahnya google punya banyak fanboy... so kadang blindly fanatic komentar masalah ini... laen kayak jamannya sun nge-sue ms tahn 90an dulu... ms gak banyak fanboy dari kalangan developer... he he he... seru juga nih bakalan big G vs big O regards, Reza - Original Message From: joshua sitopul joshua.sito...@gmail.comjoshua.sitopul%40gmail.com To: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com Sent: Tue, August 17, 2010 7:12:35 PM Subject: Re: [JUG-Indonesia] Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke Google G ngobrol2 sama orang kantor.. semua nya pada salah kaprah.. Mereka kira google di sue karna pake java tanpa ijin buat bikin android… misalny bedanya spring nyebarin spring api pake sintaks java ape? kalo diblg license jme hrs byr terus biar ga byr si google bikin dalvik bt hindarin itu msh msk akal. Buktikan Anda peduli pendidikan Indonesia. Dukung Kurikulum SMK berJava.. kirimkan surat resmi perusahaan dukungan ke moderator JUG. === Kalau mau keluar dari mailing list ini, caranya kirim sebuah email ke jug-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.comjug-indonesia-unsubscribe%40yahoogroups.com. Jangan lupa, website JUG Indonesia adalah http://www.jug.or.id Yahoo! Groups Links Buktikan Anda peduli pendidikan Indonesia. Dukung Kurikulum SMK berJava.. kirimkan surat resmi perusahaan dukungan ke moderator JUG. === Kalau mau keluar dari mailing list ini, caranya kirim sebuah email ke jug-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.comjug-indonesia-unsubscribe%40yahoogroups.com. Jangan lupa, website JUG Indonesia adalah http://www.jug.or.id Yahoo! Groups Links
Re: [JUG-Indonesia] Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke Google
Bukannya justru kalo pake paten orang dan dilabelin merek dagang laen itu yang disebut violation? Kalo gw reverse-engineer iPod, dan bikin hPod, gw bisa expect steve job besok pagi dobrak kamar gw beserta elite lawyer squad nya. Dan itu juga emang dah terjadi sebelomnya dengan java. J++ gak pake nama java, tetep ajah bisa di obliterate dari muka bumi.. Ms mesti lepas J++, dan mesti bikin lagi language dan platform sendiri from scratch (lahirlah .net). Btw, original copy dari complaint oracle bisa lu baca disini: http://www.scribd.com/doc/35810897/Oracle-Google-Complaint 2010/8/18 Frans Thamura fr...@meruvian.org itu gak bisa compatible bukan berarti melanggar hukum tetapi dilarang pasang logo java compatible itu artinya pake harmony sah, tetapi compatiblitas ditanggung sendiri kalau android, gak butuh logo java, wong emang spesifikasi sendiri dan google gak tulis logo java. 2010/8/18 Hendry Luk hendrym...@gmail.com http://news.yahoo.com/s/nf/20100813/bs_nf/74751 Katanya dah sejak jaman sun sampe sekarang, certification java compatibilitnya masih bermasalah. Anyway, lupain harmony.. lu tau sendiri kalo dalvik itu gak compatible dengan JVM. Lu mesti compile ulang bytecode lu buat jalan di dalvik. Itu yg violation. Dan ngerecruit developer dari java buat kerja di dalvik itu juga breach NDA contract. 2010/8/18 Frans Thamura fr...@meruvian.org buat FranzSDK dari OpenJDK, dan FranzSDK lisensinya GPL, ini legal ini masalahn cuman kalau lisensi gak GPL aja sih dibuat masalah. informasi Harmony itu kasus dimana yah? F 2010/8/18 Hendry Luk hendrym...@gmail.com Justru harmony itu yg dibilang gak compatible dengan VM standard java... Gak comply dengan java spec, dan sampe sekarang masih sengketa. Sama kayak pas ms bikin implementasi java di windows dekade silam (J++). Awalnya direstuin, tapi sejak microsoft nambahin feature2 di VMnya yang specific buat windows machines, langsung digugat habis2an karna dianggap nge-fork, dan hari itu J++ mati. Dalvik juga. Masalahnya google adalah mereka milih buat ngebikin non-standard VM mereka sendiri yang melenceng dan ngebreak compatibility dengan JVM. Ini jadi gak sejalan dengan visi java write once run anywhere, jadi violates cross-platform policy dari sun/oracle. Banyak yang heran bahwa android bisa get away sejauh ini tanpa dituntut. Selaen itu, isi laen gugatannya adalah bahwa google juga nge-fork sebagian proprietary code dari java buat bikin dalvik. Google nge-recruit developer yg dulu ikut ngebikin java dari oracle/sun, buat kerja di project dalvik. Oracle nge-sue karna ini gak legal. Terlepas dari bener gaknya isi gugatannya, the point is, gw gak ngerti napa oracle dibash seluruh dunia buat nge-sue google, semata2 atas alasan bahwa android itu open-source. Padahal google juga sama dengan oracle, ngerauk duit banyak dari android. Open-source gak berarti license to kill the pope. 2010/8/18 Frans Thamura fr...@meruvian.org Ngaku juga kan mengacu pada harmony Lgan lisensi java kan di sertifikasi compatible java Loga dilarang bagi yg j compatible Ini bukan paten atau hak cipta, Kompatible juga yg mana se g me juga ga (m) -Original Message- From: Reza Alaudin t_l...@yahoo.com t_lace%40yahoo.com Sender: jug-indonesia@yahoogroups.comjug-indonesia%40yahoogroups.com Date: Tue, 17 Aug 2010 08:07:45 To: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com Reply-To: jug-indonesia@yahoogroups.comjug-indonesia%40yahoogroups.com Subject: Re: [JUG-Indonesia] Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke Google Memangny kenapa kalo nyebarin android API pake syntax java?? yah... dia kagak ngaku klo bagian dari Java... klo yg lain jelas... stacknya pake jre versi sekian... dsb... ya... bagi penikmat opensource yg gak paham filosofi dari oss... ya cuek aja... tinggal pake... khan opensource... seenak gue dunks... na... padahal oss khan intinya gotong royong... bangun sebuah teknologi bersama... klo forking trus kagak ngikut aturan... wajarlah kalo di-sue... masalahnya google punya banyak fanboy... so kadang blindly fanatic komentar masalah ini... laen kayak jamannya sun nge-sue ms tahn 90an dulu... ms gak banyak fanboy dari kalangan developer... he he he... seru juga nih bakalan big G vs big O regards, Reza - Original Message From: joshua sitopul joshua.sito...@gmail.comjoshua.sitopul%40gmail.com To: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com Sent: Tue, August 17, 2010 7:12:35 PM Subject: Re: [JUG-Indonesia] Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke Google G ngobrol2 sama orang kantor.. semua nya pada salah kaprah.. Mereka kira google di sue karna pake java tanpa ijin buat bikin android… misalny bedanya spring nyebarin spring api pake sintaks java ape? kalo diblg license jme hrs byr terus biar ga byr si google bikin dalvik bt
Re: [JUG-Indonesia] Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke Google
Btw nih relevant passage nya dari gugatan mereka: The Android operating system software “stack” consists of Java applications running on a Java-based object-oriented application framework, and core libraries running on a “Dalvik” virtual machine (VM) that features just-in-time (JIT) compilation. 2010/8/18 Frans Thamura fr...@meruvian.org ini gue lg cari , patennya ada kata Java gak Java itu trademark setahu gue paten ini seperti ini ada gambar bebek 10 ekor, di gunung, dilukis, disebut hak cipta ada gambar bebek 10 ekor di sawah, hak cipta berbeda dengan yg digunung paten gambar bebek 10 ekor, lo buat gambar bebek 10 ekor mau disawah, di gunung musti bayar ke pemilik paten nah disana langgaran Android, buat VM makanya ini pengen tahu VM ini berlaku buat VMware, Xen, Google Apps Engine, Amazon Cloud (tapi Amazon pake Weblogic nih) 2010/8/18 Hendry Luk hendrym...@gmail.com Bukannya justru kalo pake paten orang dan dilabelin merek dagang laen itu yang disebut violation? Kalo gw reverse-engineer iPod, dan bikin hPod, gw bisa expect steve job besok pagi dobrak kamar gw beserta elite lawyer squad nya. Dan itu juga emang dah terjadi sebelomnya dengan java. J++ gak pake nama java, tetep ajah bisa di obliterate dari muka bumi.. Ms mesti lepas J++, dan mesti bikin lagi language dan platform sendiri from scratch (lahirlah .net). Btw, original copy dari complaint oracle bisa lu baca disini: http://www.scribd.com/doc/35810897/Oracle-Google-Complaint 2010/8/18 Frans Thamura fr...@meruvian.org itu gak bisa compatible bukan berarti melanggar hukum tetapi dilarang pasang logo java compatible itu artinya pake harmony sah, tetapi compatiblitas ditanggung sendiri kalau android, gak butuh logo java, wong emang spesifikasi sendiri dan google gak tulis logo java. 2010/8/18 Hendry Luk hendrym...@gmail.com http://news.yahoo.com/s/nf/20100813/bs_nf/74751 Katanya dah sejak jaman sun sampe sekarang, certification java compatibilitnya masih bermasalah. Anyway, lupain harmony.. lu tau sendiri kalo dalvik itu gak compatible dengan JVM. Lu mesti compile ulang bytecode lu buat jalan di dalvik. Itu yg violation. Dan ngerecruit developer dari java buat kerja di dalvik itu juga breach NDA contract. 2010/8/18 Frans Thamura fr...@meruvian.org buat FranzSDK dari OpenJDK, dan FranzSDK lisensinya GPL, ini legal ini masalahn cuman kalau lisensi gak GPL aja sih dibuat masalah. informasi Harmony itu kasus dimana yah? F 2010/8/18 Hendry Luk hendrym...@gmail.com Justru harmony itu yg dibilang gak compatible dengan VM standard java... Gak comply dengan java spec, dan sampe sekarang masih sengketa. Sama kayak pas ms bikin implementasi java di windows dekade silam (J++). Awalnya direstuin, tapi sejak microsoft nambahin feature2 di VMnya yang specific buat windows machines, langsung digugat habis2an karna dianggap nge-fork, dan hari itu J++ mati. Dalvik juga. Masalahnya google adalah mereka milih buat ngebikin non-standard VM mereka sendiri yang melenceng dan ngebreak compatibility dengan JVM. Ini jadi gak sejalan dengan visi java write once run anywhere, jadi violates cross-platform policy dari sun/oracle. Banyak yang heran bahwa android bisa get away sejauh ini tanpa dituntut. Selaen itu, isi laen gugatannya adalah bahwa google juga nge-fork sebagian proprietary code dari java buat bikin dalvik. Google nge-recruit developer yg dulu ikut ngebikin java dari oracle/sun, buat kerja di project dalvik. Oracle nge-sue karna ini gak legal. Terlepas dari bener gaknya isi gugatannya, the point is, gw gak ngerti napa oracle dibash seluruh dunia buat nge-sue google, semata2 atas alasan bahwa android itu open-source. Padahal google juga sama dengan oracle, ngerauk duit banyak dari android. Open-source gak berarti license to kill the pope. 2010/8/18 Frans Thamura fr...@meruvian.org Ngaku juga kan mengacu pada harmony Lgan lisensi java kan di sertifikasi compatible java Loga dilarang bagi yg j compatible Ini bukan paten atau hak cipta, Kompatible juga yg mana se g me juga ga (m) -Original Message- From: Reza Alaudin t_l...@yahoo.com t_lace%40yahoo.com Sender: jug-indonesia@yahoogroups.comjug-indonesia%40yahoogroups.com Date: Tue, 17 Aug 2010 08:07:45 To: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com Reply-To: jug-indonesia@yahoogroups.comjug-indonesia%40yahoogroups.com Subject: Re: [JUG-Indonesia] Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke Google Memangny kenapa kalo nyebarin android API pake syntax java?? yah... dia kagak ngaku klo bagian dari Java... klo yg lain jelas... stacknya pake jre versi sekian... dsb... ya... bagi penikmat opensource yg gak paham filosofi dari oss... ya cuek aja... tinggal pake... khan opensource... seenak gue dunks... na... padahal oss khan intinya gotong royong... bangun sebuah teknologi bersama... klo forking trus kagak ngikut aturan... wajarlah kalo di-sue
Re: [JUG-Indonesia] Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke Google
Wah itu sih dah urusannya court deh.. Mereka sekolah hukum bukan cuma buat ngurusin whales dan polar bears after all. Tapi gw cuma simpatik ajah ngeliat oracle kayak dirampok robin hood.. Gak berdaya ngapa2in padahal baru beli java mahal2, blom setaon dah dicolong. 2010/8/18 Frans Thamura fr...@meruvian.org ini gue lg cari , patennya ada kata Java gak Java itu trademark setahu gue paten ini seperti ini ada gambar bebek 10 ekor, di gunung, dilukis, disebut hak cipta ada gambar bebek 10 ekor di sawah, hak cipta berbeda dengan yg digunung paten gambar bebek 10 ekor, lo buat gambar bebek 10 ekor mau disawah, di gunung musti bayar ke pemilik paten nah disana langgaran Android, buat VM makanya ini pengen tahu VM ini berlaku buat VMware, Xen, Google Apps Engine, Amazon Cloud (tapi Amazon pake Weblogic nih) 2010/8/18 Hendry Luk hendrym...@gmail.com Bukannya justru kalo pake paten orang dan dilabelin merek dagang laen itu yang disebut violation? Kalo gw reverse-engineer iPod, dan bikin hPod, gw bisa expect steve job besok pagi dobrak kamar gw beserta elite lawyer squad nya. Dan itu juga emang dah terjadi sebelomnya dengan java. J++ gak pake nama java, tetep ajah bisa di obliterate dari muka bumi.. Ms mesti lepas J++, dan mesti bikin lagi language dan platform sendiri from scratch (lahirlah .net). Btw, original copy dari complaint oracle bisa lu baca disini: http://www.scribd.com/doc/35810897/Oracle-Google-Complaint 2010/8/18 Frans Thamura fr...@meruvian.org itu gak bisa compatible bukan berarti melanggar hukum tetapi dilarang pasang logo java compatible itu artinya pake harmony sah, tetapi compatiblitas ditanggung sendiri kalau android, gak butuh logo java, wong emang spesifikasi sendiri dan google gak tulis logo java. 2010/8/18 Hendry Luk hendrym...@gmail.com http://news.yahoo.com/s/nf/20100813/bs_nf/74751 Katanya dah sejak jaman sun sampe sekarang, certification java compatibilitnya masih bermasalah. Anyway, lupain harmony.. lu tau sendiri kalo dalvik itu gak compatible dengan JVM. Lu mesti compile ulang bytecode lu buat jalan di dalvik. Itu yg violation. Dan ngerecruit developer dari java buat kerja di dalvik itu juga breach NDA contract. 2010/8/18 Frans Thamura fr...@meruvian.org buat FranzSDK dari OpenJDK, dan FranzSDK lisensinya GPL, ini legal ini masalahn cuman kalau lisensi gak GPL aja sih dibuat masalah. informasi Harmony itu kasus dimana yah? F 2010/8/18 Hendry Luk hendrym...@gmail.com Justru harmony itu yg dibilang gak compatible dengan VM standard java... Gak comply dengan java spec, dan sampe sekarang masih sengketa. Sama kayak pas ms bikin implementasi java di windows dekade silam (J++). Awalnya direstuin, tapi sejak microsoft nambahin feature2 di VMnya yang specific buat windows machines, langsung digugat habis2an karna dianggap nge-fork, dan hari itu J++ mati. Dalvik juga. Masalahnya google adalah mereka milih buat ngebikin non-standard VM mereka sendiri yang melenceng dan ngebreak compatibility dengan JVM. Ini jadi gak sejalan dengan visi java write once run anywhere, jadi violates cross-platform policy dari sun/oracle. Banyak yang heran bahwa android bisa get away sejauh ini tanpa dituntut. Selaen itu, isi laen gugatannya adalah bahwa google juga nge-fork sebagian proprietary code dari java buat bikin dalvik. Google nge-recruit developer yg dulu ikut ngebikin java dari oracle/sun, buat kerja di project dalvik. Oracle nge-sue karna ini gak legal. Terlepas dari bener gaknya isi gugatannya, the point is, gw gak ngerti napa oracle dibash seluruh dunia buat nge-sue google, semata2 atas alasan bahwa android itu open-source. Padahal google juga sama dengan oracle, ngerauk duit banyak dari android. Open-source gak berarti license to kill the pope. 2010/8/18 Frans Thamura fr...@meruvian.org Ngaku juga kan mengacu pada harmony Lgan lisensi java kan di sertifikasi compatible java Loga dilarang bagi yg j compatible Ini bukan paten atau hak cipta, Kompatible juga yg mana se g me juga ga (m) -Original Message- From: Reza Alaudin t_l...@yahoo.com t_lace%40yahoo.com Sender: jug-indonesia@yahoogroups.comjug-indonesia%40yahoogroups.com Date: Tue, 17 Aug 2010 08:07:45 To: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com Reply-To: jug-indonesia@yahoogroups.comjug-indonesia%40yahoogroups.com Subject: Re: [JUG-Indonesia] Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke Google Memangny kenapa kalo nyebarin android API pake syntax java?? yah... dia kagak ngaku klo bagian dari Java... klo yg lain jelas... stacknya pake jre versi sekian... dsb... ya... bagi penikmat opensource yg gak paham filosofi dari oss... ya cuek aja... tinggal pake... khan opensource... seenak gue dunks... na... padahal oss khan intinya gotong royong... bangun sebuah teknologi bersama... klo forking trus kagak ngikut aturan... wajarlah kalo di-sue... masalahnya google punya
Re: [JUG-Indonesia] Re: Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke Google
Dan lagian ini juga bukan first strike langsung di-sue. Google kan dah berulang2 kali dengan sengaja ngelanggar paten java. Didiemin sih lama2 Larry Page bakal one morning nyelonong ke dapur Larry Elisson ngambil susu dari kulkas. 2010/8/17 Hendry Luk hendrym...@gmail.com Sorry am i missing something? Gw gak ngerti Google blatantly negalnggar pattent java. Biarpun lu open-source, gak berarti lu bisa seenaknya langgar pattent orang. Paten ya paten, mesti lu respect. Open source gak berarti di atas law. Oracle kan juga company.. sama kayak meruvian. Gimana kalo projectnya Meruvian seenaknya dicuri company rival, buat diUANGkan, dibikin open source buat apparent COMMERCIAL purpose. Bikin company rival lu makin kaya raya.. dan lu ngerasa dicuri. Google emang kayak robin hood, ngerampok the riches, ngasih ke the poors. Simpati kita, rakyat jelata, ya ke google, tapi gak berarti what they're doing is right, legal, ato even ethical. 2010/8/15 Frans Thamura fr...@meruvian.org yah itu kan ego james pengen semua dan hanya 1 Java didunia ;0 gue aliran suka banyak Java didunia, tetapi tentu saja, java yang ada beda dengan Java yang dari ORacle ini gue kan pendukung inovasi dan percaya inovasi akan sangat bagus kalau Java tidak di kuasai Oracle ;) makanya buat yang JUG dg kata Sun supported, kena kan sekarang. :) lagian kasus android vs java me ini terjadi di USA saja, dan hanya di USA saja yang mendukung software paten di indnesia lo buat android A, B , C legal bro ;) dan kita lg maju buat ini bisa terjadi intinya kalau Google pusing gak mau bayar 10 billion US$ setahun ke Oracle, kasih gue androidnya, gue terusin dan gue bisa jalanin android gak perlu bayar 1 upil pun ke ORacle ;) huahua, nah itu arti ball-nya James ;) -- Frans Thamura Director Meruvian. The Most Complete Java Services Provider in Indonesia Mobile: +6287885901958 Blog Profile: http://frans.thamura.info We grow because we share the same belief. On Sat, Aug 14, 2010 at 10:38 PM, Yudhi Karunia Surtan brainmaster...@gmail.com wrote: Frans ini pernyataan dari si gosh.. Posted by *James Gosling* http://www.rabblesoft.com/ on August 13, 2010 at 09:14 AM PDT #http://nighthacks.com/roller/jag/entry/the_shit_finally_hits_the#comment-128171606 Oracle is right. Google is wrong. Google SCREWED with Java big time. Google took Java, compiled Java code into Java bytecode, then translated that into Dalvik bytecode to run on the Dalvik virtual machine. Then Google avoided calling its language Java. Thus Google avoided having to license Java IP from Sun. Google created a work-around for Java Mobile Edition (which is NOT GPL'd). Google screwed Java and Sun. And now Google is going to pay Oracle for its sins. Sure, Google has lawyers. But Oracle has lawyers too and Oracle is better at suing others than Google has been. Oracle is the second largest software company in the world - second only to Microsoft. It makes lots of money. And it plays to big business. Believe it when it sues Google. Maka yg lu bilang paling ntar paling di ganti jadi java me yah itu kemungkinan paling besar. Maaap... salah2x.. tanya pernyataan dari si gosling di atasnya.. malu jadinya.. pernyataan dari si gosling ga taunya yg ini..(click link # nya) @James grow some balls please. Maap yaaah... miss undestanding tadi gw.. mungkin keasikan baca jadi ga perhatiin. :D On Aug 14, 2010, at 10:19 PM, Yudhi Karunia Surtan wrote: Frans ini pernyataan dari si gosh.. Posted by *James Gosling* http://www.rabblesoft.com/ on August 13, 2010 at 09:14 AM PDT #http://nighthacks.com/roller/jag/entry/the_shit_finally_hits_the#comment-128171606 Oracle is right. Google is wrong. Google SCREWED with Java big time. Google took Java, compiled Java code into Java bytecode, then translated that into Dalvik bytecode to run on the Dalvik virtual machine. Then Google avoided calling its language Java. Thus Google avoided having to license Java IP from Sun. Google created a work-around for Java Mobile Edition (which is NOT GPL'd). Google screwed Java and Sun. And now Google is going to pay Oracle for its sins. Sure, Google has lawyers. But Oracle has lawyers too and Oracle is better at suing others than Google has been. Oracle is the second largest software company in the world - second only to Microsoft. It makes lots of money. And it plays to big business. Believe it when it sues Google. Maka yg lu bilang paling ntar paling di ganti jadi java me yah itu kemungkinan paling besar. On Aug 14, 2010, at 11:03 AM, agoes wrote: jadi teringat proses akusisi sun saja dulu banyak pertentangan di eropa , ternyata kejadian juga tentang system monopoli yang dilakukan oleh oracle. tapi system copypaste yang akan menang selamanya sepertinya hehe... --- In jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com, Frans Thamura fr...@... wrote: Makanya semua pasar java akan lawan oracle
Re: [JUG-Indonesia] (unknown)
Oh what a charmer... Do we all love him that much masih kita keep ajah nih orang dah sebulan gini...? On Sun, Aug 15, 2010 at 6:30 AM, the fongers the_fong...@yahoo.com wrote: http://facbaki.chat.ru Give HerHo rny Night s Boost her ebd eemotions
Re: [JUG-Indonesia] Re: Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke Google
Sorry am i missing something? Gw gak ngerti Google blatantly negalnggar pattent java. Biarpun lu open-source, gak berarti lu bisa seenaknya langgar pattent orang. Paten ya paten, mesti lu respect. Open source gak berarti di atas law. Oracle kan juga company.. sama kayak meruvian. Gimana kalo projectnya Meruvian seenaknya dicuri company rival, buat diUANGkan, dibikin open source buat apparent COMMERCIAL purpose. Bikin company rival lu makin kaya raya.. dan lu ngerasa dicuri. Google emang kayak robin hood, ngerampok the riches, ngasih ke the poors. Simpati kita, rakyat jelata, ya ke google, tapi gak berarti what they're doing is right, legal, ato even ethical. 2010/8/15 Frans Thamura fr...@meruvian.org yah itu kan ego james pengen semua dan hanya 1 Java didunia ;0 gue aliran suka banyak Java didunia, tetapi tentu saja, java yang ada beda dengan Java yang dari ORacle ini gue kan pendukung inovasi dan percaya inovasi akan sangat bagus kalau Java tidak di kuasai Oracle ;) makanya buat yang JUG dg kata Sun supported, kena kan sekarang. :) lagian kasus android vs java me ini terjadi di USA saja, dan hanya di USA saja yang mendukung software paten di indnesia lo buat android A, B , C legal bro ;) dan kita lg maju buat ini bisa terjadi intinya kalau Google pusing gak mau bayar 10 billion US$ setahun ke Oracle, kasih gue androidnya, gue terusin dan gue bisa jalanin android gak perlu bayar 1 upil pun ke ORacle ;) huahua, nah itu arti ball-nya James ;) -- Frans Thamura Director Meruvian. The Most Complete Java Services Provider in Indonesia Mobile: +6287885901958 Blog Profile: http://frans.thamura.info We grow because we share the same belief. On Sat, Aug 14, 2010 at 10:38 PM, Yudhi Karunia Surtan brainmaster...@gmail.com wrote: Frans ini pernyataan dari si gosh.. Posted by *James Gosling* http://www.rabblesoft.com/ on August 13, 2010 at 09:14 AM PDT #http://nighthacks.com/roller/jag/entry/the_shit_finally_hits_the#comment-128171606 Oracle is right. Google is wrong. Google SCREWED with Java big time. Google took Java, compiled Java code into Java bytecode, then translated that into Dalvik bytecode to run on the Dalvik virtual machine. Then Google avoided calling its language Java. Thus Google avoided having to license Java IP from Sun. Google created a work-around for Java Mobile Edition (which is NOT GPL'd). Google screwed Java and Sun. And now Google is going to pay Oracle for its sins. Sure, Google has lawyers. But Oracle has lawyers too and Oracle is better at suing others than Google has been. Oracle is the second largest software company in the world - second only to Microsoft. It makes lots of money. And it plays to big business. Believe it when it sues Google. Maka yg lu bilang paling ntar paling di ganti jadi java me yah itu kemungkinan paling besar. Maaap... salah2x.. tanya pernyataan dari si gosling di atasnya.. malu jadinya.. pernyataan dari si gosling ga taunya yg ini..(click link # nya) @James grow some balls please. Maap yaaah... miss undestanding tadi gw.. mungkin keasikan baca jadi ga perhatiin. :D On Aug 14, 2010, at 10:19 PM, Yudhi Karunia Surtan wrote: Frans ini pernyataan dari si gosh.. Posted by *James Gosling* http://www.rabblesoft.com/ on August 13, 2010 at 09:14 AM PDT #http://nighthacks.com/roller/jag/entry/the_shit_finally_hits_the#comment-128171606 Oracle is right. Google is wrong. Google SCREWED with Java big time. Google took Java, compiled Java code into Java bytecode, then translated that into Dalvik bytecode to run on the Dalvik virtual machine. Then Google avoided calling its language Java. Thus Google avoided having to license Java IP from Sun. Google created a work-around for Java Mobile Edition (which is NOT GPL'd). Google screwed Java and Sun. And now Google is going to pay Oracle for its sins. Sure, Google has lawyers. But Oracle has lawyers too and Oracle is better at suing others than Google has been. Oracle is the second largest software company in the world - second only to Microsoft. It makes lots of money. And it plays to big business. Believe it when it sues Google. Maka yg lu bilang paling ntar paling di ganti jadi java me yah itu kemungkinan paling besar. On Aug 14, 2010, at 11:03 AM, agoes wrote: jadi teringat proses akusisi sun saja dulu banyak pertentangan di eropa , ternyata kejadian juga tentang system monopoli yang dilakukan oleh oracle. tapi system copypaste yang akan menang selamanya sepertinya hehe... --- In jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com, Frans Thamura fr...@... wrote: Makanya semua pasar java akan lawan oracle. Saya malah akan melihat yg runtuh adalah amerika Karena yg diserang mengacu pada paten software yg hanya berlaku di amerika Jadi kita di indo mah aman, juga eropa dan cina Ini bukti lemahnya amerika yg pengen kaya dg monopoli ide Perang ini kalau google menang, adallah
Re: [JUG-Indonesia] Re: OOT: Let's wave goodbye to Google Wave
Oh ya btw bukan cuma buat issue-tracking/document/knowledge-sharing doank... tapi juga dipake buat development, ngegantiin version-control, e.g.: - Testing data: kita cuma punya limited array of voucher-numbers, SIM numbers, etc yang dipake rame2.. Jadi dimanage di wave, tiap voucher yg dipake langsung dicoret dari list. - Endpoint buat tiap versi/branch buat berbagai back-end systems dari different vendors during development, yang digonta-ganti mulu sporadically oleh tiap vendor - App setting buat tiap environment buat deployment Dulu semua ini dimanage di version-control (pull).. Sekarang dah dipindahin ke wave semua, jadi langsung auto-notification (push), e.g. kalo back-end endpoint ada yg berubah, jadi seluruh team bisa update local env mereka accordingly.. Ato kalo ada perubahan app-setting oleh any developer yg mesti dideploy (end of the day) oleh yg in charge. Dulu pas masih pake version-control, gini2an ribet banyak ceremonynya.. apalagi kalo mo dishare ke orang yg gak punya access ke version-control. 2010/8/5 Thomas Wiradikusuma (milis) wiradikusuma.mi...@gmail.com Hi utk semua pengguna wave, Kalo boleh tau gimana sih kalian pakai wave (utk training/Knowlegde sharing/produktivitas/whaever business value)? Maksud gw, kalo gw sih cuma ada 2 skenario: - impress a girl Sementara tangan dia klak klik otak atik wave, tangan gw bisa otak atik dia :D - chatting ga jelas dg temen On 8/5/10, Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com wrote: Hmph... email gw susah masuk2 kemari... Hopefully this time.. anyway.. Link: http://googleblog.blogspot.com/2010/08/update-on-google-wave.html Yea project gw juga kelabakan. Lagi nyari alternative laen.. n mesti mindah2in semua existing contents seluruh team members somewhere else. Ada suggestion product laen buat substitute wave? Tentative workaround saat ini adalah nge-repurpose team knowledge-base kita (Alfresco) ngerangkap jadi collaborative media ngegantiin Wave, sampe ketemu substitute yg lebih proper. Ada suggestion? 2010/8/5 Reza Alaudin t_l...@yahoo.com t_lace%40yahoo.com Serius Thom? ada linksnya gak... gw pake google wave tiap hari buat online training nee... regards, Reza - Original Message From: Thomas Wiradikusuma (milis) wiradikusuma.mi...@gmail.com wiradikusuma.milis%40gmail.com wiradikusuma.milis%40gmail.com To: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.comjug-indonesia% 40yahoogroups.com Sent: Thu, August 5, 2010 11:19:26 AM Subject: [JUG-Indonesia] OOT: Let's wave goodbye to Google Wave Udah tau kan Google Wave akan diskontinyu? Sedih ya. Good concept, good technology, bad user acceptance (dan bad user experience, kalo menggunakan internet gw hehe). Penasaran: Bagaimana pengalaman kalian dengan Wave? Yg gw inget, waktu waving sama temen gw, dia sempet nulis, haha... i am a bit lost.. :D -- salam hangat, Thomas Wiradikusuma Twitter: http://www.twitter.com/wiradikusuma Blog: http://blog.wiradikusuma.com Buktikan Anda peduli pendidikan Indonesia. Dukung Kurikulum SMK berJava.. kirimkan surat resmi perusahaan dukungan ke moderator JUG. === Kalau mau keluar dari mailing list ini, caranya kirim sebuah email ke jug-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.comjug-indonesia-unsubscribe%40yahoogroups.com jug-indonesia-unsubscribe%40yahoogroups.com . Jangan lupa, website JUG Indonesia adalah http://www.jug.or.id Yahoo! Groups Links -- Sent from my mobile device salam hangat, Thomas Wiradikusuma Twitter: http://www.twitter.com/wiradikusuma Blog: http://blog.wiradikusuma.com
Re: [JUG-Indonesia] Re: OOT: Let's wave goodbye to Google Wave
iya emang biasa juga pake google-docs, ditempelin ke wave 2010/8/9 Thomas Wiradikusuma (milis) wiradikusuma.mi...@gmail.com bro, begituan gak coba pakai Google Docs? 2010/8/9 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com Oh ya btw bukan cuma buat issue-tracking/document/knowledge-sharing doank... tapi juga dipake buat development, ngegantiin version-control, e.g.: - Testing data: kita cuma punya limited array of voucher-numbers, SIM numbers, etc yang dipake rame2.. Jadi dimanage di wave, tiap voucher yg dipake langsung dicoret dari list. - Endpoint buat tiap versi/branch buat berbagai back-end systems dari different vendors during development, yang digonta-ganti mulu sporadically oleh tiap vendor - App setting buat tiap environment buat deployment Dulu semua ini dimanage di version-control (pull).. Sekarang dah dipindahin ke wave semua, jadi langsung auto-notification (push), e.g. kalo back-end endpoint ada yg berubah, jadi seluruh team bisa update local env mereka accordingly.. Ato kalo ada perubahan app-setting oleh any developer yg mesti dideploy (end of the day) oleh yg in charge. Dulu pas masih pake version-control, gini2an ribet banyak ceremonynya.. apalagi kalo mo dishare ke orang yg gak punya access ke version-control. 2010/8/5 Thomas Wiradikusuma (milis) wiradikusuma.mi...@gmail.comwiradikusuma.milis%40gmail.com Hi utk semua pengguna wave, Kalo boleh tau gimana sih kalian pakai wave (utk training/Knowlegde sharing/produktivitas/whaever business value)? Maksud gw, kalo gw sih cuma ada 2 skenario: - impress a girl Sementara tangan dia klak klik otak atik wave, tangan gw bisa otak atik dia :D - chatting ga jelas dg temen On 8/5/10, Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com wrote: Hmph... email gw susah masuk2 kemari... Hopefully this time.. anyway.. Link: http://googleblog.blogspot.com/2010/08/update-on-google-wave.html Yea project gw juga kelabakan. Lagi nyari alternative laen.. n mesti mindah2in semua existing contents seluruh team members somewhere else. Ada suggestion product laen buat substitute wave? Tentative workaround saat ini adalah nge-repurpose team knowledge-base kita (Alfresco) ngerangkap jadi collaborative media ngegantiin Wave, sampe ketemu substitute yg lebih proper. Ada suggestion? 2010/8/5 Reza Alaudin t_l...@yahoo.com t_lace%40yahoo.com Serius Thom? ada linksnya gak... gw pake google wave tiap hari buat online training nee... regards, Reza - Original Message From: Thomas Wiradikusuma (milis) wiradikusuma.mi...@gmail.com wiradikusuma.milis%40gmail.com wiradikusuma.milis%40gmail.com To: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.comjug-indonesia% 40yahoogroups.com Sent: Thu, August 5, 2010 11:19:26 AM Subject: [JUG-Indonesia] OOT: Let's wave goodbye to Google Wave Udah tau kan Google Wave akan diskontinyu? Sedih ya. Good concept, good technology, bad user acceptance (dan bad user experience, kalo menggunakan internet gw hehe). Penasaran: Bagaimana pengalaman kalian dengan Wave? Yg gw inget, waktu waving sama temen gw, dia sempet nulis, haha... i am a bit lost.. :D -- salam hangat, Thomas Wiradikusuma Twitter: http://www.twitter.com/wiradikusuma Blog: http://blog.wiradikusuma.com Buktikan Anda peduli pendidikan Indonesia. Dukung Kurikulum SMK berJava.. kirimkan surat resmi perusahaan dukungan ke moderator JUG. === Kalau mau keluar dari mailing list ini, caranya kirim sebuah email ke jug-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.comjug-indonesia-unsubscribe%40yahoogroups.com jug-indonesia-unsubscribe%40yahoogroups.com . Jangan lupa, website JUG Indonesia adalah http://www.jug.or.id Yahoo! Groups Links -- Sent from my mobile device salam hangat, Thomas Wiradikusuma Twitter: http://www.twitter.com/wiradikusuma Blog: http://blog.wiradikusuma.com -- salam hangat, Thomas Wiradikusuma Twitter: http://www.twitter.com/wiradikusuma Blog: http://blog.wiradikusuma.com
Re: [JUG-Indonesia] Re: OOT: Let's wave goodbye to Google Wave
Buat informal communication ajah di team ttg project status, progress, doccos, clarifications, defects, CRs, issues, meeting minutes, etc.. Ada tools yg formal sih di project, kayak HP Quality Center buat keep track reqruirements n defects, dan Alfresco buat wiki dan knowledge-base... Tapi itu project-wide, dishare dengan client dan semua vendors. Dan masalahnya, wiki gitu jarang ada yg bother buat keep up-to-date. Kebanyakan tulisan di wiki dah pada basi semua. Di internal team member, Wave lebih effective buat informal communications, dan jauh lebih up-to-date. Jadi gak perlu terlalu sering stand-up meeting, setiap ada progress n issues dah langsung dingomongin di wave. Buat impress girls, never worked so far. Gw find it easier buat boost charm gw to the roof dengan juggling 3 jeruk pake kaki. 2010/8/5 Thomas Wiradikusuma (milis) wiradikusuma.mi...@gmail.com Hi utk semua pengguna wave, Kalo boleh tau gimana sih kalian pakai wave (utk training/Knowlegde sharing/produktivitas/whaever business value)? Maksud gw, kalo gw sih cuma ada 2 skenario: - impress a girl Sementara tangan dia klak klik otak atik wave, tangan gw bisa otak atik dia :D - chatting ga jelas dg temen On 8/5/10, Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com wrote: Hmph... email gw susah masuk2 kemari... Hopefully this time.. anyway.. Link: http://googleblog.blogspot.com/2010/08/update-on-google-wave.html Yea project gw juga kelabakan. Lagi nyari alternative laen.. n mesti mindah2in semua existing contents seluruh team members somewhere else. Ada suggestion product laen buat substitute wave? Tentative workaround saat ini adalah nge-repurpose team knowledge-base kita (Alfresco) ngerangkap jadi collaborative media ngegantiin Wave, sampe ketemu substitute yg lebih proper. Ada suggestion? 2010/8/5 Reza Alaudin t_l...@yahoo.com t_lace%40yahoo.com Serius Thom? ada linksnya gak... gw pake google wave tiap hari buat online training nee... regards, Reza - Original Message From: Thomas Wiradikusuma (milis) wiradikusuma.mi...@gmail.com wiradikusuma.milis%40gmail.com wiradikusuma.milis%40gmail.com To: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.comjug-indonesia% 40yahoogroups.com Sent: Thu, August 5, 2010 11:19:26 AM Subject: [JUG-Indonesia] OOT: Let's wave goodbye to Google Wave Udah tau kan Google Wave akan diskontinyu? Sedih ya. Good concept, good technology, bad user acceptance (dan bad user experience, kalo menggunakan internet gw hehe). Penasaran: Bagaimana pengalaman kalian dengan Wave? Yg gw inget, waktu waving sama temen gw, dia sempet nulis, haha... i am a bit lost.. :D -- salam hangat, Thomas Wiradikusuma Twitter: http://www.twitter.com/wiradikusuma Blog: http://blog.wiradikusuma.com Buktikan Anda peduli pendidikan Indonesia. Dukung Kurikulum SMK berJava.. kirimkan surat resmi perusahaan dukungan ke moderator JUG. === Kalau mau keluar dari mailing list ini, caranya kirim sebuah email ke jug-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.comjug-indonesia-unsubscribe%40yahoogroups.com jug-indonesia-unsubscribe%40yahoogroups.com . Jangan lupa, website JUG Indonesia adalah http://www.jug.or.id Yahoo! Groups Links -- Sent from my mobile device salam hangat, Thomas Wiradikusuma Twitter: http://www.twitter.com/wiradikusuma Blog: http://blog.wiradikusuma.com
Re: [JUG-Indonesia] Re: OOT: Let's wave goodbye to Google Wave
Gw inget ehterpad, pretty sure dah dari sebelom Wave. Cuma textpad buat nulis bareng2 tho... Btw, kita baru liat2 functionalities laen dari Alfresco (e.g. Alfresco Share MS-Office-plugin nya buat collaborative documents), yang ternyata we found pretty slick, perfect substitute buat Wave (if not better). Walopun mungkin lacking the simplicity of Wave. Gw blom ada waktu buat nyobain... biar orang2 management ajah yg kotak katik dulu. 2010/8/5 marc marc1...@gmail.com nemu hasil googling nih. http://etherpad.org/ regards, nova.s Hendry Luk wrote: Buat informal communication ajah di team ttg project status, progress, doccos, clarifications, defects, CRs, issues, meeting minutes, etc.. Ada tools yg formal sih di project, kayak HP Quality Center buat keep track reqruirements n defects, dan Alfresco buat wiki dan knowledge-base... Tapi itu project-wide, dishare dengan client dan semua vendors. Dan masalahnya, wiki gitu jarang ada yg bother buat keep up-to-date. Kebanyakan tulisan di wiki dah pada basi semua. Di internal team member, Wave lebih effective buat informal communications, dan jauh lebih up-to-date. Jadi gak perlu terlalu sering stand-up meeting, setiap ada progress n issues dah langsung dingomongin di wave. Buat impress girls, never worked so far. Gw find it easier buat boost charm gw to the roof dengan juggling 3 jeruk pake kaki. 2010/8/5 Thomas Wiradikusuma (milis) wiradikusuma.mi...@gmail.com mailto:wiradikusuma.mi...@gmail.com Hi utk semua pengguna wave, Kalo boleh tau gimana sih kalian pakai wave (utk training/Knowlegde sharing/produktivitas/whaever business value)? Maksud gw, kalo gw sih cuma ada 2 skenario: - impress a girl Sementara tangan dia klak klik otak atik wave, tangan gw bisa otak atik dia :D - chatting ga jelas dg temen On 8/5/10, Hendry Luk hendrym...@gmail.com mailto:hendrymail%40gmail.com hendrymail%2540gmail.com wrote: Hmph... email gw susah masuk2 kemari... Hopefully this time.. anyway.. Link: http://googleblog.blogspot.com/2010/08/update-on-google-wave.html http://googleblog.blogspot.com/2010/08/update-on-google-wave.html Yea project gw juga kelabakan. Lagi nyari alternative laen.. n mesti mindah2in semua existing contents seluruh team members somewhere else. Ada suggestion product laen buat substitute wave? Tentative workaround saat ini adalah nge-repurpose team knowledge-base kita (Alfresco) ngerangkap jadi collaborative media ngegantiin Wave, sampe ketemu substitute yg lebih proper. Ada suggestion? 2010/8/5 Reza Alaudin t_l...@yahoo.com mailto:t_lace%40yahoo.comt_lace%2540yahoo.com Serius Thom? ada linksnya gak... gw pake google wave tiap hari buat online training nee... regards, Reza - Original Message From: Thomas Wiradikusuma (milis) wiradikusuma.mi...@gmail.com mailto:wiradikusuma.milis%40gmail.comwiradikusuma.milis%2540gmail.com wiradikusuma.milis%40gmail.com http://40gmail.com To: jug-indonesia@yahoogroups.com mailto:jug-indonesia%40yahoogroups.comjug-indonesia%2540yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com http://40yahoogroups.com Sent: Thu, August 5, 2010 11:19:26 AM Subject: [JUG-Indonesia] OOT: Let's wave goodbye to Google Wave Udah tau kan Google Wave akan diskontinyu? Sedih ya. Good concept, good technology, bad user acceptance (dan bad user experience, kalo menggunakan internet gw hehe). Penasaran: Bagaimana pengalaman kalian dengan Wave? Yg gw inget, waktu waving sama temen gw, dia sempet nulis, haha... i am a bit lost.. :D -- salam hangat, Thomas Wiradikusuma Twitter: http://www.twitter.com/wiradikusuma http://www.twitter.com/wiradikusuma Blog: http://blog.wiradikusuma.com http://blog.wiradikusuma.com Buktikan Anda peduli pendidikan Indonesia. Dukung Kurikulum SMK berJava.. kirimkan surat resmi perusahaan dukungan ke moderator JUG. === Kalau mau keluar dari mailing list ini, caranya kirim sebuah email ke jug-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com mailto:jug-indonesia-unsubscribe%40yahoogroups.comjug-indonesia-unsubscribe%2540yahoogroups.com jug-indonesia-unsubscribe%40yahoogroups.com http://40yahoogroups.com . Jangan lupa, website JUG Indonesia adalah http://www.jug.or.id http://www.jug.or.id Yahoo! Groups Links -- Sent from my mobile device salam hangat
Re: [JUG-Indonesia] OOT: Let's wave goodbye to Google Wave
Hmph... email gw susah masuk2 kemari... Hopefully this time.. anyway.. Link: http://googleblog.blogspot.com/2010/08/update-on-google-wave.html Yea project gw juga kelabakan. Lagi nyari alternative laen.. n mesti mindah2in semua existing contents seluruh team members somewhere else. Ada suggestion product laen buat substitute wave? Tentative workaround saat ini adalah nge-repurpose team knowledge-base kita (Alfresco) ngerangkap jadi collaborative media ngegantiin Wave, sampe ketemu substitute yg lebih proper. Ada suggestion? 2010/8/5 Reza Alaudin t_l...@yahoo.com Serius Thom? ada linksnya gak... gw pake google wave tiap hari buat online training nee... regards, Reza - Original Message From: Thomas Wiradikusuma (milis) wiradikusuma.mi...@gmail.comwiradikusuma.milis%40gmail.com To: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com Sent: Thu, August 5, 2010 11:19:26 AM Subject: [JUG-Indonesia] OOT: Let's wave goodbye to Google Wave Udah tau kan Google Wave akan diskontinyu? Sedih ya. Good concept, good technology, bad user acceptance (dan bad user experience, kalo menggunakan internet gw hehe). Penasaran: Bagaimana pengalaman kalian dengan Wave? Yg gw inget, waktu waving sama temen gw, dia sempet nulis, haha... i am a bit lost.. :D -- salam hangat, Thomas Wiradikusuma Twitter: http://www.twitter.com/wiradikusuma Blog: http://blog.wiradikusuma.com Buktikan Anda peduli pendidikan Indonesia. Dukung Kurikulum SMK berJava.. kirimkan surat resmi perusahaan dukungan ke moderator JUG. === Kalau mau keluar dari mailing list ini, caranya kirim sebuah email ke jug-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.comjug-indonesia-unsubscribe%40yahoogroups.com . Jangan lupa, website JUG Indonesia adalah http://www.jug.or.id Yahoo! Groups Links
Re: [JUG-Indonesia] Ask pemrograman yng keren selain java
Nope nope... I dont think so. Ini yang bikin gw frustrated... terlalu banyak birokrasi di Java... Dah bertahun2 mereka ngomongin closure dan extension method, mo dimasukin ke java7, walopun dah terlambat dibanding bahasa2 laen, tapi nevertheless tetep bikin gw excited, tau2 tetep ajah didrop juga. How frustrating. Ini nih susahnya platform yang didevelop oleh demokratic culture. Terlalu banyak ributnya, tapi gak ada hasilnya. Sejak java 1.5 sampe sekarang, java language sama sekali gak ada improvement ato fitur baru apapun, no matter how small. Bahkan katanya, on their current pace, its very unlikely java bisa achieve Linq sebelom 2013.. karna buat achieve linq masih banyak language abilities yg mesti mereka achieve dulu: - Closure - Extension method - Expression tree - Property - Anonymous class - Type inference - Object initializer collection initializer - True generics - Dynamic (buat Linq ke NoSql database) Java7 dah bertekad buat achieve 2 features pertama, yang akhirnya ternyata last minute malah fall through! Oh cmon, seriously people!? Padahal C# dah support semuanya sejak generasi lalu, lebih dari 2 taon silam! Which is a long time in IT term. Java punya great JVM, great tools libraries, great community, tapi languagenya, argh, bikin geregetan! Yang sering gonta-ganti bahasa, tiap balik ke java selalu depresi banget. The worst part adalah gak ada tanda2 java even berusaha bikin any improvement apa2. Kadang banyak yg gak sadar betapa dahsyatnya keterbelakangan language java, ngeliat keluar jendela ke languages2 laen di luar sana. Dah urgent banget buat java wake up today dan start improving, otherwise dah bakal punah. (Walopun entah berapa juta orang dah teriak2 the same thing selama bertahun2). Scala looks promising, walopun masih second-class citizen, tapi cepet improvenya. Mereka dah support beberapa features di atas: Closure, Extension-Method (traits), Type-Inference, Property (kind of), dan bahkan ada experimental support buat Expression-Tree (pake open-source compiler plugin). In fact malah dah ada yang experiment bikin prototype buat Linq di scala. Tapi is it only me yang mikir languagenya scala kok nyeleneh banget sih. Gw lebih prefer syntaxnya Groovy (masih logat java/c family), sayang mandek, gak berkembang. Dan features2 di scala rada2 akademis daripada practical, misalnya continuation.. massive wtf. Apart from that, it's a nice language, walopun being second-class citizen, sering susah convince project buat pake scala sebagai core-language. Ah well.. 2010/8/3 Deny Prasetyo jas...@gmail.com Ujung2nya JVM juga ya. berarti Java juga :D. Denger2 Java SE 7 bakalan lebih di perbagus untuk support dinamic language. Nah nanti ujung2nya. Banyak bahasa yang bisa jalan di JVM dan bahasa2 populer akan di porting ke JVM. Sudah ada 2 contohnya yaitu Ruby (jadi JRuby) dan Python (Jython). Dan masih di tunggu yang PHP yang lebih baik (mungkin jadi JPHP atau apa :D) karena kmarin ada project yang porting PHP ke JVM kayaknya nggak diteruskan. Tapi kalau yang dicari pengganti Core System yang lebih baik dari java menurutku sih cocok C++ tapi bahasanya kan nggak semudah Java atau yang lain. Atau bisa juga pakai Qt, seperitnya ada PyQT, Qt pakai Python. nah dah dapat Core System yang baik (C++) dan bahasa yang lebih modern (Python). Atau mau cobain bahasa D. Kayaknya dulu aku coba dia seperti Java + C++. Native dan lain-lain. CMIIW Moga2 jawabnya saya nggak ngaco ya :D Salam Deny Prasetyo On 08/02/2010 08:22 PM, Ifnu bima wrote: Minta saran dong,klo bahasa level 3 atw lebih yang transaksional,kinerja,dukungan integrasinya dah terbukti bagus selain java apa yah? Sekarng sy lagi cari pengganti core system dari yng biasanya java. Pake scala. Denger-denger detik mulai pake ini bahasa :D. Tapi akhirnya jalan di jvm juga sih. -- http://ifnubima.org regards
Re: [JUG-Indonesia] Ask pemrograman yng keren selain java
Ah gw salah baca... Gw kira java7 mo support some dynamic features... which is unlikely... Java7 hampir gak ada yg berubah 2010/8/4 Ifnu bima ifnub...@gmail.com Nope nope... I dont think so. I think so, di Java 7 yang diutamakan itu support for dynamic language other than java. Java secara bahasa akan terus begitu, so far gw juga masih nyaman begitu - begitu aja, secara strategic bussiness lebih valuable kalau java tetap seperti ini. Invest ke people to train them sampe produktif juga gak seberapa, toh linq dan hal-hal sugar sintax bisa dikejar produktifitasnya kok. ;). Ini yang bikin gw frustrated... terlalu banyak birokrasi di Java... Dah bertahun2 mereka ngomongin closure dan extension method, mo dimasukin ke java7, walopun dah terlambat dibanding bahasa2 laen, tapi nevertheless tetep bikin gw excited, tau2 tetep ajah didrop juga. How frustrating. Ini nih susahnya platform yang didevelop oleh demokratic culture. Terlalu banyak ributnya, tapi gak ada hasilnya. Sejak java 1.5 sampe sekarang, java language sama sekali gak ada improvement ato fitur baru apapun, no matter how small. Bahkan katanya, on their current pace, its very unlikely java bisa achieve Linq sebelom 2013.. karna buat achieve linq masih banyak language abilities yg mesti mereka achieve dulu: - Closure - Extension method - Expression tree - Property - Anonymous class - Type inference - Object initializer collection initializer - True generics - Dynamic (buat Linq ke NoSql database) Sepertinya bussiness value, mengejar backward compatibility dan menjaga investasi di sisi people knowledge lebih penting dari sekedar fancy language. Java sih akan tetep seperti sekarang sampe bertahun-tahun kemudian, kalau udah besar komunitasnya seperti sekarang, pergerakanya akan lebih lambat. Menyadari ini, sun (alm) sepertinya lebih memfokuskan pada dukungan JVM 7 terhadap: 1. Dynamic language selain java 2. True parrallel processing untuk mendukung multicore 3. Menaikkan kinerja JVM itu sendiri Saya sepenuhnya setuju sih sama keputusan ini. Ngajarin orang bisa sampe produktif pake existing java aja bisa bertahun2, apalagi pake bahasa dengan sintaks yang baru ;) (berdasarkan pengalaman nyata, bukan asumsi). -- http://ifnubima.org regards
Re: [JUG-Indonesia] Teknologi yg mirip ama klikbca kyknya.....
Justru gw pikir token ngetrennya cuma di jkt, karna influence BCA. Di UK, AU, dan NZ (dan im sure most other countries), rata2 pake SMS (Bahkan *none* by default: Daily transfer lu cuma mentok $500, sampe lu register sms auth). Lagian buka reknya kan kebanyakan online, jadi ya naturally diverified nya instant (lewat email/sms), gak jauh beda dengan buka acc ebay ato gmail. Jarang yg pake2 token device di kalangan umum... walopun gw baru cek ternyata gw bisa upgrade ke token device kalo butuh extra peace of mind. Gw kirain bca ajah yg bikin2 trend-setter di jkt. Mungkin related dengan online-transaction yg statistically agak rawan di asia, jadi standardnya emang lebih ketat. 2010/7/16 Adelwin Handoyo adel...@gmail.com Actually... Banking disini sih semua pake token... Cuma di jkt ajah yang aneh kenapa BCA doang yang implement... * Adelwin Handoyo *- adel...@gmail.com - Sent from my Mac -- *From: *Hendry Luk hendrym...@gmail.com *Reply-To: *JUG-Indonesia jug-indonesia@yahoogroups.com *Date: *Fri, 16 Jul 2010 14:05:27 +1000 *To: *JUG-Indonesia jug-indonesia@yahoogroups.com *Subject: *Re: [JUG-Indonesia] Teknologi yg mirip ama klikbca kyknya. Mungkin gw phrased it dengan jelek... Gw gak maksud nge-ditch otp. Maksud gw, sms authentication sebenernya gak as vulnerable as it sounds... Cuma gara2 bca pake otp device jadi ada tendency semua nasabah langsung nganggap semua banking mesti pake otp, alternative laen gak secure. Padahal it probably doesnt matter that much.. sms dah diconsider acceptably secure, dan most banks emang cuma pake itu, gak pake sophisticated device macem2. Otp biasanya cuma nongol di business banking. On Fri, Jul 16, 2010 at 12:13 PM, Adelwin, Adelwin adelwin.adel...@sc.com wrote: Jadi gw sih gak terlalu liat manfaatnya otp device yg dipersenjatai dengan brightest algorithms... Coding cupu dengan random-number + sms ajah dah reasonably unbreakable buat kebanyakan personal banking, yang buat gw seems to be solusi yg lebih logical dari sisi development cost maupun customer's convenience. Well… luckily they don’t think so… Otherwise.. I’d soon be out of job… Hahahhaha Namanya juga di bank… Innovation is waaa down the list… Security is of the utmost importance… Mau dobel2… mau redundant… mau most of the times useless… tetep pasti ada… Buat mereka rule 80-20 ituh gak ngaruh… Die apply 20% of the security that they “could have” placed to serve 80% of their customer… They just don’t work like that… Mereka akan coba push sebisa mungkin… at all cost(I’d know)… supaya bisa sedekat mungkin sama 100%... Bagi lu mungkin aahh gak penting lah ginian… 90% of the time juga pasti secure lah… Lagian sapa mau ambil duit gue… Duit gue mah itungan nya receh buat konglomerat gitu… Tapi konglomerat juga nabung disono… Mereka harus protect duit die… and yours along with it… 10% off chance bahwa itu akan “gak” secure… well they just cant live with that… Don’t be so quick to dismiss things… Ini kerjaan gue inih… Gue cari makan dari sini… Banking… I would know… *Adelwin Handoyo | Senior Consultant - Wholesale Bank **Standard Chartered Bank *7, Changi Business Park Cresent, Level 3. Singapore (486028) *T* : (65) 659 61395 |* **E* adelwin.adel...@sc.com -- *From:* jug-indonesia@yahoogroups.com [ mailto:jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia@yahoogroups.com] *On Behalf Of *Hendry Luk *Sent:* Thursday, July 15, 2010 9:11 PM *To:* jug-indonesia@yahoogroups.com *Subject:* Re: [JUG-Indonesia] Teknologi yg mirip ama klikbca kyknya. - secure-random sih dah bagian standard library di most programming languages.. - dengan predictably random pun, berapa likely sih buat nebak 5 digit correctly dalam 2 kesempatan? Chancenya dwarfs the risk.. mengingat kebanyakan personal saving accounts by-default cuma dikasih transfer limit $3k per hari. - Kalopun lu bisa nebak tuh 5 digit dengan 100% accuracy (e.g. sniff sms packet), u'll find it hampir mustahil buat exploit tuh account tanpa expose identity lu. IP lu kan ditrack, dan lagian lu bakal transfer tuh duit ke rekening siapa? Makanya biasanya kita kan gak butuh masukin sms code lagi kalo ngirim ke rekening yang dah pernah kita kirim sebelomnya kalo cuma $1k or less. Jadi gak ngerepotin tiap mo transaksi mesti masukin token-code lagi kalo toh rekening tujuannya dah kita kenal (Kalo tuh orang malingin lu, gampang ketangkep). Kalo lu jadi maling sih daripada ngebobol bank account, lebih banyak bigger fish yg bisa lu tangkep dengan significantly less effort. Credit-card hampir gak ada security apapun. Semua call-center agents yang lu bacain nomer credit-card lewat telpon, mereka langsung posses all the required info buat ambil duit lu (gak ada one-time password). Hampir semua IT staff yg kerja most online retail shop bisa dengan gampang baca semua credit-card information di sistem mereka. Tapi
Re: [JUG-Indonesia] Teknologi yg mirip ama klikbca kyknya.....
Mungkin gw phrased it dengan jelek... Gw gak maksud nge-ditch otp. Maksud gw, sms authentication sebenernya gak as vulnerable as it sounds... Cuma gara2 bca pake otp device jadi ada tendency semua nasabah langsung nganggap semua banking mesti pake otp, alternative laen gak secure. Padahal it probably doesnt matter that much.. sms dah diconsider acceptably secure, dan most banks emang cuma pake itu, gak pake sophisticated device macem2. Otp biasanya cuma nongol di business banking. On Fri, Jul 16, 2010 at 12:13 PM, Adelwin, Adelwin adelwin.adel...@sc.comwrote: Jadi gw sih gak terlalu liat manfaatnya otp device yg dipersenjatai dengan brightest algorithms... Coding cupu dengan random-number + sms ajah dah reasonably unbreakable buat kebanyakan personal banking, yang buat gw seems to be solusi yg lebih logical dari sisi development cost maupun customer's convenience. Well… luckily they don’t think so… Otherwise.. I’d soon be out of job… Hahahhaha Namanya juga di bank… Innovation is waaa down the list… Security is of the utmost importance… Mau dobel2… mau redundant… mau most of the times useless… tetep pasti ada… Buat mereka rule 80-20 ituh gak ngaruh… Die apply 20% of the security that they “could have” placed to serve 80% of their customer… They just don’t work like that… Mereka akan coba push sebisa mungkin… at all cost(I’d know)… supaya bisa sedekat mungkin sama 100%... Bagi lu mungkin aahh gak penting lah ginian… 90% of the time juga pasti secure lah… Lagian sapa mau ambil duit gue… Duit gue mah itungan nya receh buat konglomerat gitu… Tapi konglomerat juga nabung disono… Mereka harus protect duit die… and yours along with it… 10% off chance bahwa itu akan “gak” secure… well they just cant live with that… Don’t be so quick to dismiss things… Ini kerjaan gue inih… Gue cari makan dari sini… Banking… I would know… *Adelwin Handoyo** | Senior Consultant - Wholesale Bank* *Standard Chartered Bank* 7, Changi Business Park Cresent, Level 3. Singapore (486028) *T* : (65) 659 61395 |* **E* adelwin.adel...@sc.com -- *From:* jug-indonesia@yahoogroups.com [mailto: jug-indone...@yahoogroups.com] *On Behalf Of *Hendry Luk *Sent:* Thursday, July 15, 2010 9:11 PM *To:* jug-indonesia@yahoogroups.com *Subject:* Re: [JUG-Indonesia] Teknologi yg mirip ama klikbca kyknya. - secure-random sih dah bagian standard library di most programming languages.. - dengan predictably random pun, berapa likely sih buat nebak 5 digit correctly dalam 2 kesempatan? Chancenya dwarfs the risk.. mengingat kebanyakan personal saving accounts by-default cuma dikasih transfer limit $3k per hari. - Kalopun lu bisa nebak tuh 5 digit dengan 100% accuracy (e.g. sniff sms packet), u'll find it hampir mustahil buat exploit tuh account tanpa expose identity lu. IP lu kan ditrack, dan lagian lu bakal transfer tuh duit ke rekening siapa? Makanya biasanya kita kan gak butuh masukin sms code lagi kalo ngirim ke rekening yang dah pernah kita kirim sebelomnya kalo cuma $1k or less. Jadi gak ngerepotin tiap mo transaksi mesti masukin token-code lagi kalo toh rekening tujuannya dah kita kenal (Kalo tuh orang malingin lu, gampang ketangkep). Kalo lu jadi maling sih daripada ngebobol bank account, lebih banyak bigger fish yg bisa lu tangkep dengan significantly less effort. Credit-card hampir gak ada security apapun. Semua call-center agents yang lu bacain nomer credit-card lewat telpon, mereka langsung posses all the required info buat ambil duit lu (gak ada one-time password). Hampir semua IT staff yg kerja most online retail shop bisa dengan gampang baca semua credit-card information di sistem mereka. Tapi tetep ajah gak gampang buat spend tuh duit. Semua online merchant gak memungkinan pelanggannya buat beli apapun tanpa somehow expose identitas pembeli (e.g. delivery address). Jadi gw sih gak terlalu liat manfaatnya otp device yg dipersenjatai dengan brightest algorithms... Coding cupu dengan random-number + sms ajah dah reasonably unbreakable buat kebanyakan personal banking, yang buat gw seems to be solusi yg lebih logical dari sisi development cost maupun customer's convenience. Gw gak pernah demen (so called) mobile banking yg mesti nenteng2 otp device kemana2. Keybca gw pernah ngaco, dan rek gw jadi dilock pas gw lagi overseas, dan shockingly, menurut call-centernya, there was *absolutely nothing* anyone could do about it, not even high-ranking officers mereka! Unbelievable. Untungnya itu bukan pot duit utama gw, otherwise situasi gw bakalan dah 100% f'd up, mesti cari jembatan yg kolongnya hanget. Dan anyway, yg rugi dari security breach toh bukan customers ato merchants, melainkan banknya sendiri.. Most banks kan ngasih 100% garansi against fraud. 2010/7/15 Monang Setyawan mon...@gmail.com I don't believe that any thug can write cryptographically secure PRNG. 2010/7/13
Re: [JUG-Indonesia] Teknologi yg mirip ama klikbca kyknya.....
- secure-random sih dah bagian standard library di most programming languages.. - dengan predictably random pun, berapa likely sih buat nebak 5 digit correctly dalam 2 kesempatan? Chancenya dwarfs the risk.. mengingat kebanyakan personal saving accounts by-default cuma dikasih transfer limit $3k per hari. - Kalopun lu bisa nebak tuh 5 digit dengan 100% accuracy (e.g. sniff sms packet), u'll find it hampir mustahil buat exploit tuh account tanpa expose identity lu. IP lu kan ditrack, dan lagian lu bakal transfer tuh duit ke rekening siapa? Makanya biasanya kita kan gak butuh masukin sms code lagi kalo ngirim ke rekening yang dah pernah kita kirim sebelomnya kalo cuma $1k or less. Jadi gak ngerepotin tiap mo transaksi mesti masukin token-code lagi kalo toh rekening tujuannya dah kita kenal (Kalo tuh orang malingin lu, gampang ketangkep). Kalo lu jadi maling sih daripada ngebobol bank account, lebih banyak bigger fish yg bisa lu tangkep dengan significantly less effort. Credit-card hampir gak ada security apapun. Semua call-center agents yang lu bacain nomer credit-card lewat telpon, mereka langsung posses all the required info buat ambil duit lu (gak ada one-time password). Hampir semua IT staff yg kerja most online retail shop bisa dengan gampang baca semua credit-card information di sistem mereka. Tapi tetep ajah gak gampang buat spend tuh duit. Semua online merchant gak memungkinan pelanggannya buat beli apapun tanpa somehow expose identitas pembeli (e.g. delivery address). Jadi gw sih gak terlalu liat manfaatnya otp device yg dipersenjatai dengan brightest algorithms... Coding cupu dengan random-number + sms ajah dah reasonably unbreakable buat kebanyakan personal banking, yang buat gw seems to be solusi yg lebih logical dari sisi development cost maupun customer's convenience. Gw gak pernah demen (so called) mobile banking yg mesti nenteng2 otp device kemana2. Keybca gw pernah ngaco, dan rek gw jadi dilock pas gw lagi overseas, dan shockingly, menurut call-centernya, there was *absolutely nothing* anyone could do about it, not even high-ranking officers mereka! Unbelievable. Untungnya itu bukan pot duit utama gw, otherwise situasi gw bakalan dah 100% f'd up, mesti cari jembatan yg kolongnya hanget. Dan anyway, yg rugi dari security breach toh bukan customers ato merchants, melainkan banknya sendiri.. Most banks kan ngasih 100% garansi against fraud. 2010/7/15 Monang Setyawan mon...@gmail.com I don't believe that any thug can write cryptographically secure PRNG. 2010/7/13 Hendry Luk hendrym...@gmail.com Boleh tau what the problem is? 2010/7/14 Monang Setyawan mon...@gmail.com Bank mana yang salah satu developer internet bankingnya adalah thug yang nulis code buat generate 5 digit random number? Saya pengin kasih tahu teman/kerabat saya supaya tidak menjadi nasabah bank itu :) 2010/7/13 Hendry Luk hendrym...@gmail.com Ada teknologi baru... umumnya diapplikasikan pada perangkat telpon genggam, dipopulerkan 2 dekade silam, dinamai short-message-service, ato SMS ;P In fact, satu2nya bank yg gw pernah liat pake OTP cuma BCA doank. Bank laen semuanya plain humble SMS... secure, gak ngerepotin (btw orang2 para nenteng keybca kemana2 24 jem ya?), dan practical: any thug bisa nulis code buat generate 5 digit random number n kirim ke sms... gak perlu rocket scientists buat bikin algorithm super mutakhir that is otp. 2010/7/13 Endy Muhardin endy.muhar...@gmail.com 2010/7/13 Fredi Tansari rese_amat_...@yahoo.co.ukrese_amat_sih%40yahoo.co.uk hiihihi masih jaman ya pake otp gitu btw gua mau arrange shipment nih utk smart card... ada yang interest gak? Trus kalo gak pakai OTP, apa ada teknologi yang lebih baru? -- Endy Muhardin http://endy.artivisi.com Y! : endymuhardin -- life learn contribute -- -- Don't worry about what anybody else is going to do. The best way to predict the future is to invent it. - Alan Kay -- Don't worry about what anybody else is going to do. The best way to predict the future is to invent it. - Alan Kay
Re: [JUG-Indonesia] Teknologi yg mirip ama klikbca kyknya.....
Ada teknologi baru... umumnya diapplikasikan pada perangkat telpon genggam, dipopulerkan 2 dekade silam, dinamai short-message-service, ato SMS ;P In fact, satu2nya bank yg gw pernah liat pake OTP cuma BCA doank. Bank laen semuanya plain humble SMS... secure, gak ngerepotin (btw orang2 para nenteng keybca kemana2 24 jem ya?), dan practical: any thug bisa nulis code buat generate 5 digit random number n kirim ke sms... gak perlu rocket scientists buat bikin algorithm super mutakhir that is otp. 2010/7/13 Endy Muhardin endy.muhar...@gmail.com 2010/7/13 Fredi Tansari rese_amat_...@yahoo.co.ukrese_amat_sih%40yahoo.co.uk hiihihi masih jaman ya pake otp gitu btw gua mau arrange shipment nih utk smart card... ada yang interest gak? Trus kalo gak pakai OTP, apa ada teknologi yang lebih baru? -- Endy Muhardin http://endy.artivisi.com Y! : endymuhardin -- life learn contribute --
Re: [JUG-Indonesia] Agile dan migrasi system
Ini lagi gak nyambung :P. I dont think ada yg disagree disini kalo increment gak mesti beta. Tapi increment juga gak mesti shippable. Justru makanya dinamain potentially shippable product increment (di scrum). Ada perbedaan tegas antara potentially shippable dan shippable, dan satu2nya orang yg bisa define the difference adalah product owner. Op kan dah bilang, product-ownernya cuma mau lu deploy kalo dah fully migrated, ya itu artinya lu mesti complete migration dulu baru shippable, its that simple.. Gak ada hubungan dengan mesti pake waterfall, ato agile, ato mindset jadul... Mang napa kalo namanya release? Mangnya beta bukan release? Selama masih potentially shippable, ya masih alpha/beta/whatever. Furthermore, potential-shippable-product sendiri bahkan *bukan *satu2nya pendekatan increments di agile. Coba cari tau ttg SWTAG, ini dipake di Electronic Arts.. potentially-shippable increment (yg mereka sebut alpha release, aka A) adalah justru salah satu phase *terakhir *mereka. Di awal2, tiap increment mereka cuma S (sufficient for feedback). Lantas ngapain ada iteration kalo gak dideploy ke prod? Pertanyaan ini nunjukin (IMHO shortsighted) premise bahwa tiap increment mesti == production deployment. Tujuan terpenting dari iteration kan justru buat nuntun customers make up their minds on what they want, sekalian evaluate whether what we're building will work. Kalo ternyata product-ownernya doyan ROI pengen buru2 deploy ke prod, ya itu happy coincident. Even biarpun gak, at least lu reduce the risk karna product lu selalu dalam kondisi potentially-shippable at any point. QA gak ada sangkut paut... Lu tetep regularly drop ke test envs, no question about it... cuma ya gak mesti lu deploy ke prod sekalian, tangan lu gatel ya? :P 2010/6/21 sm96 syaiful.mukh...@gmail.com yang kayak gini ini mindset jadul. incremental deployment bukan berarti beta. biarpun incremental tetap harus lolos QA, dan namanya tetep release, jadilah incremental release. 2010/6/16 Hendry Luk hendrym...@gmail.com I think lu might've misunderstood... Tujuan incremental releases tuh buat gather customer's feedback.. bukan buat dideploy dan dipake di production. Incremental delivery != production deployment. Masak barang beta dicemplungin ke production box. Tentang phasing out legacy system... sering dipecah jadi multiple phases (e.g. per business sector) buat ngurangin risk, or not... Tapi ini gak berkaitan dengan development methodology apa yg lu subscribe. 2010/6/14 bernadus.ed...@gmail.com Dear all, Seperti kita yang ketahui, trend project sekarang lebih agile, deploy per cycle lebih cepat. Yang jadi pertanyaan adalah migrasi system, user tidak ingin perpindahan sepotong2, menambah effort karena harus hidup di dua habitat system. User ingin pindah langsung secara total. Apakah pendekatan agile tidak dapat dilakukan, apakah khusus untuk migrasi system harus waterfall? Apa solusi untuk hal ini? Thx, Edwin Powered by Telkomsel BlackBerry® Buktikan Anda peduli pendidikan Indonesia. Dukung Kurikulum SMK berJava.. kirimkan surat resmi perusahaan dukungan ke moderator JUG. === Kalau mau keluar dari mailing list ini, caranya kirim sebuah email ke jug-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com. Jangan lupa, website JUG Indonesia adalah http://www.jug.or.id Yahoo! Groups Links -- syaiful.mukhlis gtalk:syaiful.mukh...@gmail.com gtalk%3asyaiful.mukh...@gmail.com
Re: [JUG-Indonesia] Fw: Framework upgradation project_Permanent Position_Japan
- mono.. nothing's unusual dengan .net linux - resume without relocation confirmation :) On Wed, Jun 16, 2010 at 12:02 AM, Thomas Wiradikusuma (milis) wiradikusuma.mi...@gmail.com wrote: Not interested to apply, just curious: - migrating to .Net tapi migrating to Linux? - maksudnya soal relocation itu gimana? Jadi kita yg ngurus sendiri otherwise won't be considered? On 6/15/10, Hendra Syailendra hendrasyailen...@yahoo.comhendrasyailendra%40yahoo.com wrote: kali kali ada yang minat ke jepang ;) Best Regards, - Forwarded Message From: Xkinfosgx01 v...@ridik.net veda%40ridik.net To: hendrasyailen...@yahoo.com hendrasyailendra%40yahoo.com Sent: Wed, June 9, 2010 1:25:49 PM Subject: Framework upgradation project_Permanent Position_Japan MonsterIndia.com Dear Hendra, Hi Greetings, We have urgent Openings in Japan for leading MNC bank thorugh System Integrator for Framework Upgradation with Java J2EE and Struts with .NET and VB.Net. Please find below JD Skills : JAVA, STRUTS, J2EE Now client is also trying to redevelop the Framework onto newer technologies like .net etc. The person has to do the Design for the framework and should be proactive in understanding mutiple technologies and their impact on current environment and do feasibility study, and solving other technical hurdles. Do impact analysis etc. Incase the same engineer has both JAVA VB.Net skills excellent, otherwise we can split the main skillset (i.e. JAVA + .NET) within the two engineers,and the other underlying skillsets will be as follows: Solaris / Linux Oracle / MySQL JBoss (4/5) Webservice Socket programming. Knowledge of Visual studio 2008 2010 Also the client is currently changing the platform to enhance functionality and bring down cost. for example: 1. OS: Solaris Linux 2. MW: Jboss 4.0.5--- Latest Version 6.xx 3. DB: Oracle MySQL Note: Wehave Multiple positions opening for this position so kindly refere your friends and Network. If Interested Please send me updated resume with Current Salary Expected Salary Notice Period: Relocation to japan: Please note resume without Salary and Relocation confirmation will not be considered. Thanks and Regards Veda -- salam hangat, Thomas Wiradikusuma Twitter: http://www.twitter.com/wiradikusuma Blog: http://www.jroller.com/wiradikusuma
Re: [JUG-Indonesia] Agile dan migrasi system
Lu bisa ajah deploy ke prod kalo mau, tapi itu bukan maksud dari incremental delivery. Gw bukan agile expert.. tapi ini sih software-project common-sense ajah. Project kita dipecah2 jadi 2 weeks iteration.. kita release tiap 2 minggu ke staging server ato dicemplungin ke uat box... yang maksudnya buat dapet feedback dari customer supaya mereka bisa make up their minds tentang requirement buat 2 weeks berikutnya, dan mereka masih bisa ganti2 pikiran sebelom terlambat. . Soalnya sekali iteration berikutnya dah dikick-off, requirementnya dah di freeze.. lu dah gak bisa ganti apa2 sampe 2 weeks itu selesai. Dalem agile, makin cepet lu dapet feedback makin bagus. Sama sekali gak berarti kita ada production deployment tiap 2 minggu. In fact, kita gak release apa2 sampe 9 bulan. That being said, juga gak berarti lu gak bisa deploy ke production tiap 2 minggu (ato tiap 2 jam). What i was saying adalah incremental production deployment itu bukan defining factor dari agile methodology.. Kalo emang customernya gak mau deploy ke production sampe minimum marketable feature nya kelar, ya gak berarti lu mesti resort ke waterfall... karna emang sama sekali gak berhubungan. :) Di agile juga masih acknowledge keberadaan minimum-marketable-feature.. In this case, customer mau lu migrate semua features di legacy system sebelom lu bisa deploy ke prod... itu sama sekali gak imply lu mesti pake waterfall. Maupun agile, for that matter. Just to contrast, kalo customernya pengen lu market certain subset of core features ke production dulu, sebelom lanjutin lagi next chunk (phase)... ya itu yg dinamain incremental funding (IFM)... Tiap phase itu yang dinamain miminum-marketable-feature. IFM exists baik lu pake waterfall maupun agile. On Wed, Jun 16, 2010 at 6:29 PM, Thomas Wiradikusuma (milis) wiradikusuma.mi...@gmail.com wrote: I think you misunderstood :) Incremental Release benar untuk customer feedback, tapi *memang* di deploy di production. That's why it's called release. It is true that it comes with the risk of barang beta dicemplungin ke production box, but if you want real customer feedback, you have to do it real. Pernah denger Imvu.com? (sering ada iklannya di website pas jaman pilem Avatar) Mereka incremental release ke production sehari bisa 50x! Sometimes people use the word agile to indicate process that is not really agile. Developing something for months (years?) without showing anything productionly usable to users in between is not agile, even tough they collect customer feedback and do testing during the process. (Waterfall method *does* collect customer feedback and perform testing). 2010/6/16 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com I think lu might've misunderstood... Tujuan incremental releases tuh buat gather customer's feedback.. bukan buat dideploy dan dipake di production. Incremental delivery != production deployment. Masak barang beta dicemplungin ke production box. Tentang phasing out legacy system... sering dipecah jadi multiple phases (e.g. per business sector) buat ngurangin risk, or not... Tapi ini gak berkaitan dengan development methodology apa yg lu subscribe. -- salam hangat, Thomas Wiradikusuma Twitter: http://www.twitter.com/wiradikusuma Blog: http://www.jroller.com/wiradikusuma
Re: [JUG-Indonesia] Agile dan migrasi system
I think lu might've misunderstood... Tujuan incremental releases tuh buat gather customer's feedback.. bukan buat dideploy dan dipake di production. Incremental delivery != production deployment. Masak barang beta dicemplungin ke production box. Tentang phasing out legacy system... sering dipecah jadi multiple phases (e.g. per business sector) buat ngurangin risk, or not... Tapi ini gak berkaitan dengan development methodology apa yg lu subscribe. 2010/6/14 bernadus.ed...@gmail.com Dear all, Seperti kita yang ketahui, trend project sekarang lebih agile, deploy per cycle lebih cepat. Yang jadi pertanyaan adalah migrasi system, user tidak ingin perpindahan sepotong2, menambah effort karena harus hidup di dua habitat system. User ingin pindah langsung secara total. Apakah pendekatan agile tidak dapat dilakukan, apakah khusus untuk migrasi system harus waterfall? Apa solusi untuk hal ini? Thx, Edwin Powered by Telkomsel BlackBerry® Buktikan Anda peduli pendidikan Indonesia. Dukung Kurikulum SMK berJava.. kirimkan surat resmi perusahaan dukungan ke moderator JUG. === Kalau mau keluar dari mailing list ini, caranya kirim sebuah email ke jug-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com. Jangan lupa, website JUG Indonesia adalah http://www.jug.or.id Yahoo! Groups Links
Re: [JUG-Indonesia] Ask OOT: Dunia IT menjanjikan?
I think ini kayak ayem n telor... snowball effect.. Orang2 gak tertarik pasang internet karna gak ada terlalu banyak applikasi online yang mereka butuh... Institusi (swasta/negeri) gak mo sediain applikasi online karna gak terlalu banyak orang yang dah pasang internet.. Di negara laen, company bikin online application buat save cost. Banyak company2 kecil yang cuma punya toko online doank... terutama karna lokasi dia jauh di suburb dan gak punya kantor yg bisa didatengin. Mereka bisa save cost karna gak perlu sewa kantor di perkotaan. Applikasi online biasanya adalah the main source of income buat most companies. Consequently, online application adalah one of the very first things yang mesti diurus saat lu setup a business. Di indo... company bikin applikasi online tetep juga mesti punya toko fisik... karna gak semua orang punya internet... Biasanya online system mereka cuma contribute bagian yg sangat kecil dari bisnis mereka. Online app adalah expense, bukan cost-saving, jadi IT system biasanya adalah hal terakhir yang mereka butuhin. Kebanyakan businesses bisa do perfectly well tanpa ngucurin dana IT at all... toh cuma 10% customer mereka yang punya akses ke internet. Dan again, dengan dikitnya company yang bikin applikasi online, kebanyakan orang jadi gak feel compelled buat pasang internet. Gak terlalu banyak hal di internet yang mereka butuhin. Muter deh jadi siklus snowball. Ayem n telor. Ini bedanya nih,.. di negara laen, company bisa afford pegawai fisik justru adalah company gede yang punya dana extra, buat allow customernya interact ke real human, bukan robot. Di indo kan company yang go online justru adalah company gede yang punya kelebihan duit, bukannya company kecil yang kepepet dana. I dunno what can be done buat bikin 99.99% household di indo punya akses internet. Tapi im sure itu bisa bikin IT industry naek pesat. Kalo lu dah bisa assume everyone bisa akses internet, company2 bakal nge-spend dana IT buat actually save money... bukan karna punya duit extra. Kita2 yang kerja di IT industry soon bakal hidup di castle :) 2010/6/4 Frans Thamura fr...@meruvian.org Internet rendah karena pendidikan rendah Pendidikan rendah karena uang pendidikan dikemplang Bagi yg niat akses susah Buat member jug ini juga bukti. Seberapa dari kalian peduli ini. Selain ribut gaji. Bukti anda2 egois kan (m) -- *From: * Hendry Luk hendrym...@gmail.com *Sender: * jug-indonesia@yahoogroups.com *Date: *Fri, 4 Jun 2010 19:47:33 +1000 *To: *jug-indonesia@yahoogroups.com *ReplyTo: * jug-indonesia@yahoogroups.com *Subject: *Re: [JUG-Indonesia] Ask OOT: Dunia IT menjanjikan? Ah gak terlalu pemerintah juga ah... Gw personally think loyonya IT di indo mostly gara2 penyerapan internetnya rendah... Coba liat deh dengan banyaknya such thing called kantor buat ngelayanin konsumen. Kayak kantor pajak, kantor PLN, kantor PAM, kantor telkom, antrian bank... Tagihan rekening pun masih pake kertas... Bandingkan dengan negara laen dimana societynya tergantung dengan internet... yang namanya bayar pajak, bayar listrik/air, bayar tol, medical, local-council (pemda), insurance claim, segala kegiatan sehari2 lu ya practically mesti online. Im not talking about mereka nyediain fasilitas online, im talking about fasilitas-online sebagai *the only way* yang mereka punya.. Gak ada kantor pajak ato kantor air/listrik/telpon, yang lu bisa datengin. Gak ada cara laen buat bayar tol selaen online (bisa telpon tapi repot). Gak ada kantor kalo mo perpanjang surat kendaraan. Semua mesti online. Bahkan kantor polisi (non-urgent complaints). Jarang banget ada orang dateng ke bank, kecuali mo bikin cheque/draft... Bikin bank-account ajah cuma 15 menit doank online, semua data identification lu (passport, driving-license, tax-number) divalidate realtime in the cloud. Ngerjain dan ngumpulin PR sekolah/kuliah mesti online (yang juga otomatis nge-cek plagiarism). Semua household mesti punya internet... Lu gak bisa hidup dalam society tanpa komputer dan internet. Hidup tanpa internet kayak hidup tanpa listrik: bisa hidup tapi sangat sengsara. Siapa yang mo repot2 ke stasiun buat isi-ulang tiket bus.. tinggal pencet ajah lewat iphone.. Otomatis IT profession ya salah satu industry yang paling gede dalam kehidupan ekonomi dunia. Demand IT projects gede banget karna lu bisa assume semua orang fasih internet. Poor or rich, tua muda, semua orang melek internet n lancar berkomputer. Pelayan restoran dah langsung lancar meng-operate computer system dan PDA.. walopun gak punya educated background... Di society yg gak dilanda ketergantungan internet, lu gak bisa langsung assume bahwa public society lu dah fasih internet. Lu bahkan mesti train karyawan lu dulu gimana cara pake ms word. Let alone SAP system. Coba bayangin kalo di indo kantor pajak/air/gas/listrik/gov ditutup... semua orang mesti lewat online... Gak bakal terjadi, karna gak semua orang punya internet
Re: [JUG-Indonesia] Ask OOT: Dunia IT menjanjikan?
Btw.. buat nge-gambarin gimana ketergantungan internet dah bikin orang gak bisa hidup tanpa internet Pas bikin online app buat salah satu department-store chain di US, salah satu syarat supaya application ini boleh di-release under state regulation adalah bahwa app ini mesti comply dengan accessibility guideline.. i.e. app ini mesti bisa digunakan oleh orang yg visually impaired. Ini adalah challenge karna appnya dibikin dengan UI framework yang didevelop in-house (think GWT) frameworknya penuh javascript/ajax, visual cues dan effects, dan gak compatible dengan screen-reader, shortcut key, terutama saat dicombine dengan localization. Kita mesti spend effort yg gede banget buat ngerombak the framework, ngurangin penggunaan javascript dan visual effect, dan nambahin fitur sana sini buat allow accessibility options supaya bisa comply dengan law. It was big undertaking. Orang cacat padahal cuma sepersekian persen dari pengguna online mereka... tapi law ini dibuat karna online system udah jadi kebutuhan primer dalam kehidupan manusia.. sehingga lu bakal bener2 be punishing orang cacat kalo website lu gak bisa mereka pake. Manusia gak bisa hidup normal tanpa akses online. Itu dah jadi kebutuhan hakiki, dah bukan lagi convenience thing.. Its funny kadang kita mikir... Kalo mereka hire dedicated team buat 24 jam ngelayanin orang cacat dan pencetin tombol buat mereka (e.g. melalui live chat)... tetep bakal lebih murah daripada effort yg kita dah spend buat allow accessibility :P 2010/6/6 Hendry Luk hendrym...@gmail.com I think ini kayak ayem n telor... snowball effect.. Orang2 gak tertarik pasang internet karna gak ada terlalu banyak applikasi online yang mereka butuh... Institusi (swasta/negeri) gak mo sediain applikasi online karna gak terlalu banyak orang yang dah pasang internet.. Di negara laen, company bikin online application buat save cost. Banyak company2 kecil yang cuma punya toko online doank... terutama karna lokasi dia jauh di suburb dan gak punya kantor yg bisa didatengin. Mereka bisa save cost karna gak perlu sewa kantor di perkotaan. Applikasi online biasanya adalah the main source of income buat most companies. Consequently, online application adalah one of the very first things yang mesti diurus saat lu setup a business. Di indo... company bikin applikasi online tetep juga mesti punya toko fisik... karna gak semua orang punya internet... Biasanya online system mereka cuma contribute bagian yg sangat kecil dari bisnis mereka. Online app adalah expense, bukan cost-saving, jadi IT system biasanya adalah hal terakhir yang mereka butuhin. Kebanyakan businesses bisa do perfectly well tanpa ngucurin dana IT at all... toh cuma 10% customer mereka yang punya akses ke internet. Dan again, dengan dikitnya company yang bikin applikasi online, kebanyakan orang jadi gak feel compelled buat pasang internet. Gak terlalu banyak hal di internet yang mereka butuhin. Muter deh jadi siklus snowball. Ayem n telor. Ini bedanya nih,.. di negara laen, company bisa afford pegawai fisik justru adalah company gede yang punya dana extra, buat allow customernya interact ke real human, bukan robot. Di indo kan company yang go online justru adalah company gede yang punya kelebihan duit, bukannya company kecil yang kepepet dana. I dunno what can be done buat bikin 99.99% household di indo punya akses internet. Tapi im sure itu bisa bikin IT industry naek pesat. Kalo lu dah bisa assume everyone bisa akses internet, company2 bakal nge-spend dana IT buat actually save money... bukan karna punya duit extra. Kita2 yang kerja di IT industry soon bakal hidup di castle :) 2010/6/4 Frans Thamura fr...@meruvian.org Internet rendah karena pendidikan rendah Pendidikan rendah karena uang pendidikan dikemplang Bagi yg niat akses susah Buat member jug ini juga bukti. Seberapa dari kalian peduli ini. Selain ribut gaji. Bukti anda2 egois kan (m) -- *From: * Hendry Luk hendrym...@gmail.com *Sender: * jug-indonesia@yahoogroups.com *Date: *Fri, 4 Jun 2010 19:47:33 +1000 *To: *jug-indonesia@yahoogroups.com *ReplyTo: * jug-indonesia@yahoogroups.com *Subject: *Re: [JUG-Indonesia] Ask OOT: Dunia IT menjanjikan? Ah gak terlalu pemerintah juga ah... Gw personally think loyonya IT di indo mostly gara2 penyerapan internetnya rendah... Coba liat deh dengan banyaknya such thing called kantor buat ngelayanin konsumen. Kayak kantor pajak, kantor PLN, kantor PAM, kantor telkom, antrian bank... Tagihan rekening pun masih pake kertas... Bandingkan dengan negara laen dimana societynya tergantung dengan internet... yang namanya bayar pajak, bayar listrik/air, bayar tol, medical, local-council (pemda), insurance claim, segala kegiatan sehari2 lu ya practically mesti online. Im not talking about mereka nyediain fasilitas online, im talking about fasilitas-online sebagai *the only way* yang mereka punya.. Gak ada kantor pajak ato kantor air/listrik
[JUG-Indonesia] Integrate Hibernate ke FESI?
Guys.. ada yang punya experience integrate Hibernate dengan FESI (ato any other external DSL)? Bisa share? I mean, hibernate ada 2 bagian: ORM enginenya sendiri, dan entity visualisationnya (i.e., biasanya hibernate mem-visualise entitynya dalam bentuk concrete java classes, walapun internally hibernate punya its own representational model of entities/properties/relations/id etc). Gw cuma mo pake internal ORM functionalitynya ini... sedangkan di front-end, entity-nya gak mo gw project ke any concrete java Class, melainkan ke FESI objects. Awalnya keliatan straight-forward... gw bikin custom EntityPersister, override instantiate(), hydrateObejcts(), etc.. tapi ternyata implementation di dalem Configuration dan HbmBinder di internal hibernate sendiri dah tightly coupled ke java-class dan reflections... specifically dengan implementation assumption bahwa entity == java class. Jadi baru mo ngeload mapping information ajah, codenya dah pake reflection directly dimana2 buat attempt ngeparse entity information dari java Class.. Gw gak sure the best way buat override this behavior supaya properties informasi bisa gw supply sendiri (dengan ngebaca metadata dari FESI models gw). Gw totally boxed into corner :( Ada yg punya experience yg bisa dishare the best approach buat tujuan ini? Cheers
Re: [JUG-Indonesia] Pertanyaan Newbie Tentang Looping For
Contoh laen... just food for thoughts.. Loop di fotran, ada compiler technique called loop automatic parallelization, yaitu jika compiler lu detect bahwa loop block lu safe buat dijalankan secara concurrent, maka compilernya gak akan generate iterative instruction, melainkan bakal execute the loop block secara parallel, sehingga optmised buat multi-core machines. Tapi detection ini requires that code lu ngikutin loop pattern yang waras supaya compiler lu understand your high-level intent. Kalo lu pake pattern yang nyeleneh, compiler lu gak bakal bisa recognize your actual intent, dan hence gak bisa come up with any optimisation strategy. 2010/5/28 Hendry Luk hendrym...@gmail.com Agak susah googlenya, tapi ini contoh yg gw dapet dari quick google: http://blogs.msdn.com/b/brada/archive/2005/04/23/411321.aspx In this case, itu adalah array. Tapi nothing is stopping them buat erase out-of-bound checking as long as lu pake pake framework classes mereka (List, ArrayList, Hashmap, Tables etc), ato even your own derived classes yang gak override default Count() behavior. Optimisation bisa at compile time maupun at runtime. Contoh laen adalah if-else block. Kalo method lu ada if-else dalam sebuah method berdasarkan parameter condition tertentu, compiler lu kadang bakal produce 2 (or more) separate methods, each one buat handle kondisi parameter tertentu (jika kondisi ini bisa diderive at compile/JIT time), jadi if-else block lu bakal completely dihapus. Hence, at runtime, if-else statement lu gak pernah diexecute sama sekali. Ini adalah the fundamental difference between managed code dan unmanaged. Di managed code, what you see isnt necessarily what you get. Intinya adalah, use framework classes the way they're intended to be used, instead of pake clever MacGyver tricks buat outsmart the framework, karna chances are, framework designer lu udah meng-optimise specifically for common usage pattern. Jadi ikutin ajah the recommended usage pattern, gak perlu think too hard buat optimise pake strange way. 2010/5/28 Jecki jecki...@gmail.com 2010/5/27 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com Gak tau kalo di java.. tapi di .net cara 1 lebih efisien. First of all, kalo lu akses array/list pake cara 1, compiler gak bakal produce loop block yang terus2an manggil Count() di tiap iteration, melainkan bakal pake temporary variable, exactly the same kayak kalo lu tulis pake cara 2. Jadi lu gak gain anything dengan nulis pake cara 2. Gw gak ngerti .NET, tapi rasanya ada yang janggal sama statement ini. Bisa kasih reference? Kalau itu adalah array maka masih ada kemungkinan karena sifat array yang immutable dan merupakan language construct yang out of the shelf di-support oleh programming language, dalam arti sangat mungkin mendapat perlakuan khusus. Kalau itu adalah List maka kemungkinannya berkurang karena List itu hanya interface dan implementasinya bisa macem-macem. Berarti si compiler musti tau implementasi List apa yang lagi dipakai, kemudian analisa apakah misalnya list.size() dari implementasi tersebut tidak melakukan perubahan yang menyebabkan pemanggilan list.size() berikutnya berubah nilainya. Kalau compiler dengan seenaknya mengasumsi bahwa list.size() cukup dipanggil sekali dan mengubah logic program dari cara 1 ke cara 2 (seperti yang di-post oleh TS) betapa ngerinya itu karena optimization yang dilakukan malah mengubah logic program. Kalau sampai ini terjadi sih berarti This compiler optimization is root of all evil. Setau saya yang namanya block program: for (initial value:condition:incrementor) { } itu bagian condition akan dipanggil setiap kali perulangan loop terjadi. Bahkan kelebihan sekali. Coba contoh kode berikut: [code] public class App { public static void main(String[] args) { int[] arr = new int[]{1, 2, 3, 4, 5}; for (int i = 0; i getSize(arr); i++) { // do nothing } } public static int getSize(int[] arr) { System.out.println(You've just called getSize(int[])); return arr.length; } } [/code] itu akan print You've just called getSize(int[]) sebanyak 6 kali, atau N+1. Kalau ada compiler yang mencoba optimasi dan nge-print You've just called getSize(int[]) sekali doang then that compiler is totally a crap. Compiler optimization should not change program's logic. Ya ya ini ga signifikan. Cuma dipanggil 6 kali dan mungkin bedanya cuma 2 CPU cycle tiap kali pemanggilan. But if you're processing in bulk this might you more time. Intinya ga cuma masalah performance tapi sebagai developer musti tau yang mana yang optimized. Ya memang kita bukan selevel tukang bikin compiler. Tapi tau cara2 optimasi primitif (primitif di sini maksudnya pake mata aja uda keliatan kalo yang satu lebih cepet dari yang laen) kan ga ada salahnya. Biarlah developer compiler yang mikirin optimasi yang njelimet dan perlu analisa yang lebih dalam. Second of all, lu mesti tau bahwa saat lu akses content dari array ato
Re: [JUG-Indonesia] Pertanyaan Newbie Tentang Looping For
Btw jangan confuse compiler here as java/c# sebagai IL/bytecode compiler. Compiler disini mostly refers to JIT compiler 2010/5/28 Hendry Luk hendrym...@gmail.com Agak susah googlenya, tapi ini contoh yg gw dapet dari quick google: http://blogs.msdn.com/b/brada/archive/2005/04/23/411321.aspx In this case, itu adalah array. Tapi nothing is stopping them buat erase out-of-bound checking as long as lu pake pake framework classes mereka (List, ArrayList, Hashmap, Tables etc), ato even your own derived classes yang gak override default Count() behavior. Optimisation bisa at compile time maupun at runtime. Contoh laen adalah if-else block. Kalo method lu ada if-else dalam sebuah method berdasarkan parameter condition tertentu, compiler lu kadang bakal produce 2 (or more) separate methods, each one buat handle kondisi parameter tertentu (jika kondisi ini bisa diderive at compile/JIT time), jadi if-else block lu bakal completely dihapus. Hence, at runtime, if-else statement lu gak pernah diexecute sama sekali. Ini adalah the fundamental difference between managed code dan unmanaged. Di managed code, what you see isnt necessarily what you get. Intinya adalah, use framework classes the way they're intended to be used, instead of pake clever MacGyver tricks buat outsmart the framework, karna chances are, framework designer lu udah meng-optimise specifically for common usage pattern. Jadi ikutin ajah the recommended usage pattern, gak perlu think too hard buat optimise pake strange way. 2010/5/28 Jecki jecki...@gmail.com 2010/5/27 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com Gak tau kalo di java.. tapi di .net cara 1 lebih efisien. First of all, kalo lu akses array/list pake cara 1, compiler gak bakal produce loop block yang terus2an manggil Count() di tiap iteration, melainkan bakal pake temporary variable, exactly the same kayak kalo lu tulis pake cara 2. Jadi lu gak gain anything dengan nulis pake cara 2. Gw gak ngerti .NET, tapi rasanya ada yang janggal sama statement ini. Bisa kasih reference? Kalau itu adalah array maka masih ada kemungkinan karena sifat array yang immutable dan merupakan language construct yang out of the shelf di-support oleh programming language, dalam arti sangat mungkin mendapat perlakuan khusus. Kalau itu adalah List maka kemungkinannya berkurang karena List itu hanya interface dan implementasinya bisa macem-macem. Berarti si compiler musti tau implementasi List apa yang lagi dipakai, kemudian analisa apakah misalnya list.size() dari implementasi tersebut tidak melakukan perubahan yang menyebabkan pemanggilan list.size() berikutnya berubah nilainya. Kalau compiler dengan seenaknya mengasumsi bahwa list.size() cukup dipanggil sekali dan mengubah logic program dari cara 1 ke cara 2 (seperti yang di-post oleh TS) betapa ngerinya itu karena optimization yang dilakukan malah mengubah logic program. Kalau sampai ini terjadi sih berarti This compiler optimization is root of all evil. Setau saya yang namanya block program: for (initial value:condition:incrementor) { } itu bagian condition akan dipanggil setiap kali perulangan loop terjadi. Bahkan kelebihan sekali. Coba contoh kode berikut: [code] public class App { public static void main(String[] args) { int[] arr = new int[]{1, 2, 3, 4, 5}; for (int i = 0; i getSize(arr); i++) { // do nothing } } public static int getSize(int[] arr) { System.out.println(You've just called getSize(int[])); return arr.length; } } [/code] itu akan print You've just called getSize(int[]) sebanyak 6 kali, atau N+1. Kalau ada compiler yang mencoba optimasi dan nge-print You've just called getSize(int[]) sekali doang then that compiler is totally a crap. Compiler optimization should not change program's logic. Ya ya ini ga signifikan. Cuma dipanggil 6 kali dan mungkin bedanya cuma 2 CPU cycle tiap kali pemanggilan. But if you're processing in bulk this might you more time. Intinya ga cuma masalah performance tapi sebagai developer musti tau yang mana yang optimized. Ya memang kita bukan selevel tukang bikin compiler. Tapi tau cara2 optimasi primitif (primitif di sini maksudnya pake mata aja uda keliatan kalo yang satu lebih cepet dari yang laen) kan ga ada salahnya. Biarlah developer compiler yang mikirin optimasi yang njelimet dan perlu analisa yang lebih dalam. Second of all, lu mesti tau bahwa saat lu akses content dari array ato list, ada routine di runtime buat ngecek apakah lu berusaha ngakses index yang di luar array/list tersebut, in which case lu bakal dapet IndexOutOfBoundException. Kalo lu tulis pake cara 1, compiler lu bakal conclude bahwa code block lu dah safe, sehingga compiler bakal optimise the code dengan erase routine yang anticipates index-out-of-bound situation. Hasilnya, gak cuma lu dapet compiled code yang sama dengan cara 2, tapi juga code lu dioptimised dengan ngebuang routine2 yang gak applicable dengan situasi lu
Re: [JUG-Indonesia] Pertanyaan Newbie Tentang Looping For
Agak susah googlenya, tapi ini contoh yg gw dapet dari quick google: http://blogs.msdn.com/b/brada/archive/2005/04/23/411321.aspx In this case, itu adalah array. Tapi nothing is stopping them buat erase out-of-bound checking as long as lu pake pake framework classes mereka (List, ArrayList, Hashmap, Tables etc), ato even your own derived classes yang gak override default Count() behavior. Optimisation bisa at compile time maupun at runtime. Contoh laen adalah if-else block. Kalo method lu ada if-else dalam sebuah method berdasarkan parameter condition tertentu, compiler lu kadang bakal produce 2 (or more) separate methods, each one buat handle kondisi parameter tertentu (jika kondisi ini bisa diderive at compile/JIT time), jadi if-else block lu bakal completely dihapus. Hence, at runtime, if-else statement lu gak pernah diexecute sama sekali. Ini adalah the fundamental difference between managed code dan unmanaged. Di managed code, what you see isnt necessarily what you get. Intinya adalah, use framework classes the way they're intended to be used, instead of pake clever MacGyver tricks buat outsmart the framework, karna chances are, framework designer lu udah meng-optimise specifically for common usage pattern. Jadi ikutin ajah the recommended usage pattern, gak perlu think too hard buat optimise pake strange way. 2010/5/28 Jecki jecki...@gmail.com 2010/5/27 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com Gak tau kalo di java.. tapi di .net cara 1 lebih efisien. First of all, kalo lu akses array/list pake cara 1, compiler gak bakal produce loop block yang terus2an manggil Count() di tiap iteration, melainkan bakal pake temporary variable, exactly the same kayak kalo lu tulis pake cara 2. Jadi lu gak gain anything dengan nulis pake cara 2. Gw gak ngerti .NET, tapi rasanya ada yang janggal sama statement ini. Bisa kasih reference? Kalau itu adalah array maka masih ada kemungkinan karena sifat array yang immutable dan merupakan language construct yang out of the shelf di-support oleh programming language, dalam arti sangat mungkin mendapat perlakuan khusus. Kalau itu adalah List maka kemungkinannya berkurang karena List itu hanya interface dan implementasinya bisa macem-macem. Berarti si compiler musti tau implementasi List apa yang lagi dipakai, kemudian analisa apakah misalnya list.size() dari implementasi tersebut tidak melakukan perubahan yang menyebabkan pemanggilan list.size() berikutnya berubah nilainya. Kalau compiler dengan seenaknya mengasumsi bahwa list.size() cukup dipanggil sekali dan mengubah logic program dari cara 1 ke cara 2 (seperti yang di-post oleh TS) betapa ngerinya itu karena optimization yang dilakukan malah mengubah logic program. Kalau sampai ini terjadi sih berarti This compiler optimization is root of all evil. Setau saya yang namanya block program: for (initial value:condition:incrementor) { } itu bagian condition akan dipanggil setiap kali perulangan loop terjadi. Bahkan kelebihan sekali. Coba contoh kode berikut: [code] public class App { public static void main(String[] args) { int[] arr = new int[]{1, 2, 3, 4, 5}; for (int i = 0; i getSize(arr); i++) { // do nothing } } public static int getSize(int[] arr) { System.out.println(You've just called getSize(int[])); return arr.length; } } [/code] itu akan print You've just called getSize(int[]) sebanyak 6 kali, atau N+1. Kalau ada compiler yang mencoba optimasi dan nge-print You've just called getSize(int[]) sekali doang then that compiler is totally a crap. Compiler optimization should not change program's logic. Ya ya ini ga signifikan. Cuma dipanggil 6 kali dan mungkin bedanya cuma 2 CPU cycle tiap kali pemanggilan. But if you're processing in bulk this might you more time. Intinya ga cuma masalah performance tapi sebagai developer musti tau yang mana yang optimized. Ya memang kita bukan selevel tukang bikin compiler. Tapi tau cara2 optimasi primitif (primitif di sini maksudnya pake mata aja uda keliatan kalo yang satu lebih cepet dari yang laen) kan ga ada salahnya. Biarlah developer compiler yang mikirin optimasi yang njelimet dan perlu analisa yang lebih dalam. Second of all, lu mesti tau bahwa saat lu akses content dari array ato list, ada routine di runtime buat ngecek apakah lu berusaha ngakses index yang di luar array/list tersebut, in which case lu bakal dapet IndexOutOfBoundException. Kalo lu tulis pake cara 1, compiler lu bakal conclude bahwa code block lu dah safe, sehingga compiler bakal optimise the code dengan erase routine yang anticipates index-out-of-bound situation. Hasilnya, gak cuma lu dapet compiled code yang sama dengan cara 2, tapi juga code lu dioptimised dengan ngebuang routine2 yang gak applicable dengan situasi lu. Ya di java juga ada pengecekan IndexOutOfBoundException. Tapi bisa sertakan reference kalau pengecekan IndexOutOfBoundException akan di-skip kalau pake cara 1? Kalau untuk
Re: [JUG-Indonesia] bikin aplikasi terdistribusi, event-based, dan extendable
I think prof lu ngomongin SOA, terutama Event Driven Messaging architecture. Liat2 JMS dan MOM gih. 2010/5/16 widia ahadi putra aldho...@yahoo.com Permisi para senior.. Butuh idenya nih.. Saya ada tugas kuliah utk bikin design dan prototype suatu aplikasi.. tapi aplikasi ini ada minimal requirementnya, yaitu : 1. Aplikasi ini harus bisa terdistribusi via WAN 2. Aplikasi ini event-based 3. Aplikasi ini harus bisa diextend oleh pihak ketiga dengan effort seminimal mgkn.. Professor saya ngasih contohnya misalnya 1. online game engine 2. online kalender Saya punya waktu sekitar 1 bulan sampe deadlinenya.. Nah pertanyaan saya.. 1. Selain 2 contoh dari prof saya itu kira2 member jug ada yang punya ide bikin applikasi lain ga? Kalo bisa yang implementasinya semudah mgkn tapi memenuhi semua minimal requirementnya.. (soalnya namanya jg student, waktu terbatas.. pelajaran ga cuman ini doank tapi masi bnyk lagi yg lain hehe) 2. Teknologi apa yang kira2 dipake utk memenuhi semua requirementnya? misal : 1. bikin aplikasi terdistribusi = webservices (?) 2. event based = ajax (?) 3. maintanable/ extendable = osgi (?) 3. Ada ga framework yang memudahkan utk memenuhi minimal requirementnya? Mohon bantuan dan bimbingannya.. Terimakasih bnyk sebelumnya =)
Re: [JUG-Indonesia] bikin aplikasi terdistribusi, event-based, dan extendable
To relate to the requirement.. 3 konsep penting di SOA adalah distribution, event-driven, dan extensibility. 1. Aplikasi ini harus bisa terdistribusi via WAN Dalam SOA, tiap message-publisher dan message-handler adalah autonomous-component yang runs di mesin terpisah. Lu gampang scale the system dengan simply nambahin mesin baru yang runs another instance of message-handler tertentu. Beginilah load didistribute across physical machines, tanpa perlu load-balancer. 2. Aplikasi ini event-based Komunikasi antar services dalam SOA tends to be dalam bentuk events (messaging style), rather than commands (RPC style). Hence asynchoronous, rather than synchronous. 3. Aplikasi ini harus bisa diextend oleh pihak ketiga dengan effort seminimal mgkn.. Sebuah SOA app dicompose oleh multiple parties yang gak saling tau satu sama laen (autonomous-components). Consequently, any new party bisa langsung participate ke dalem sebuah SOA ecosystem simply dengan start listening to particular types of events yg dia interested in, dan publish events yang mereka mau other people to know. Yah kayak gimana buat participate ke bulletin board di stasiun ajah. Any passing stranger bisa langsung nimbrung dengan baca message yg ditulis di papan, dan tulis apa yang lu mau orang laen tau. Begitulah gimana contents dan community di papan itu grows (extensible). 2010/5/17 Hendry Luk hendrym...@gmail.com I think prof lu ngomongin SOA, terutama Event Driven Messaging architecture. Liat2 JMS dan MOM gih. 2010/5/16 widia ahadi putra aldho...@yahoo.com Permisi para senior.. Butuh idenya nih.. Saya ada tugas kuliah utk bikin design dan prototype suatu aplikasi.. tapi aplikasi ini ada minimal requirementnya, yaitu : 1. Aplikasi ini harus bisa terdistribusi via WAN 2. Aplikasi ini event-based 3. Aplikasi ini harus bisa diextend oleh pihak ketiga dengan effort seminimal mgkn.. Professor saya ngasih contohnya misalnya 1. online game engine 2. online kalender Saya punya waktu sekitar 1 bulan sampe deadlinenya.. Nah pertanyaan saya.. 1. Selain 2 contoh dari prof saya itu kira2 member jug ada yang punya ide bikin applikasi lain ga? Kalo bisa yang implementasinya semudah mgkn tapi memenuhi semua minimal requirementnya.. (soalnya namanya jg student, waktu terbatas.. pelajaran ga cuman ini doank tapi masi bnyk lagi yg lain hehe) 2. Teknologi apa yang kira2 dipake utk memenuhi semua requirementnya? misal : 1. bikin aplikasi terdistribusi = webservices (?) 2. event based = ajax (?) 3. maintanable/ extendable = osgi (?) 3. Ada ga framework yang memudahkan utk memenuhi minimal requirementnya? Mohon bantuan dan bimbingannya.. Terimakasih bnyk sebelumnya =)
Re: [JUG-Indonesia] Nyari buku spring
Gw selalu beli ke bookdepository.co.uk ato bookdepository.com (US). Free shipping worldwide, dan kalo lu di luar north america most of the times lebih murah daripada amazon. 2010/5/11 Wahyu wahyu_kom...@yahoo.com Dear Jugger, saya ingin belajar framework spring, ada yang menyarankan pake buku yang judul Professional Java Development with the Spring Framework karangan Rod joohson dkk, dimana saya bisa dapatkan buku itu? saya coba beli di amazon tp gak bisa, pas masukin alamat ada message : We're sorry. This item can't be shipped to your selected destination. You may either change the shipping address or delete the item from your order by changing its quantity to 0 and clicking the update button below. sorry sebelum nya saya belum pernah beli barang di amazon, jadi gak ngerti caranya Mohon Bantuannya,,, Terima Kasih, Wahyu
Re: [JUG-Indonesia] Nyari buku spring
+1 buat ke publishers website... lu bisa beli ebooknya dulu, kalo suka baru beli bukunya (ebooknya direfund). Kalo gak suka lu gak bayar mahal. Jadi lebih safe dan gak risky buat beli buku aneh2 .. ehm, at least most of the times... Kadang2 ternyata lebih dodgy terutama kalo beli yg masih MEAP, kayak SOA Pattern tuh, awal2 baru dipublish 3 chapters, ternyata dah 2 taon lebih sampe sekarang gak nongol2 lanjutannya... dan akhirnya gak dipublish lagi. Ya udah deh $30 hangus gitu ajah dan gw gak dapet apa2 :( Btw harga publishers biasa lebih mahal drpd amazon kalo lu gak pinter2 nyari2 diskon (yang senernya disebar2 hampir tiap hari) ;) 2010/5/11 Eko Kurniawan Khannedy echo.khann...@gmail.com Pada 11 Mei 2010 09:37, Wahyu wahyu_kom...@yahoo.com menulis: Dear Jugger, saya ingin belajar framework spring, ada yang menyarankan pake buku yang judul Professional Java Development with the Spring Framework karangan Rod joohson dkk, dimana saya bisa dapatkan buku itu? saya coba beli di amazon tp gak bisa, pas masukin alamat ada message : We're sorry. This item can't be shipped to your selected destination. You may either change the shipping address or delete the item from your order by changing its quantity to 0 and clicking the update button below. sorry sebelum nya saya belum pernah beli barang di amazon, jadi gak ngerti caranya Mohon Bantuannya,,, Terima Kasih, Wahyu langsung aja belinya ke : http://www.manning.com/ atau ke : http://apress.com/ -- Eko Kurniawan Khannedy Mahasiswa Universitas Komputer Indonesia +6285292775999
Re: [JUG-Indonesia] Idea: Rule and Regulation of JUG
+1 Ini sebenernya inevitable consequence kalo sebuah forum dikelola oleh business-man... Bukan oleh mundane java developer, yang ngebikin forum semata2 sebagai venue buat sharing knowledge dan technical passion dalam software development... dan mungkin better career. Kalo yang ngelola adalah enterpreneur sih ya beda... selalu mesti ada landasan business n politics justification nya. Dah gak punya feel ato kepentingan terhadap pure technical passion maupun career... jadi policynya ya juga seem detached dari the rest of developers di sini.. yang mostly gak peduli dengan event, social activity, membangun industry, raise fund, etc... Most of us cuma mo mailing list doank kok. 2010/4/27 Adelwin Handoyo adel...@gmail.com Gue gak setuju kalo pake duit2 segala... Semangat nya awal nya khan community.. Bukan service provider buat corporate... Kalo JAMU mau di charge entry nya.. Ok... Tapi jangan cari post laen untuk pemasukan supaya JAMU bisa tetep gratis.. Kalo kekurangan panitia.. Lempar ke forum... Pasti banyak yang mau kok... Sini.. Gue jadi yang pertama nawarin deh.. Gue mau jadi moderator sementara, selama frans kekurangan tenaga.. Kalo soal head hunting service... Sekali lagi.. Kita inih semangat nya community.. Bukan service provider... Kalo meruvian mau jadi outsource company buat tenaga kerja programmer yah silahkan.. Tapi JUG != Merv Kalo mau moderate semua job posting..yah caranya dengan seleksi anggota baru.. Harus di kasi tau bener2 tujuan nya masuk JUG ituh apa.. Sebagai fellow programmer ato sebagai head hunter.. Kalo head hunter.. Langsung di moderate.. Biar bisa di control... Dan juga ada peraturan.. Kalo fellow programmer.. Bole posting lowongan.. Tapi teratur.. Consult sama lu dulu ato para moderator nya... Pokok nya inti nya Cuma satu kok JUG ituh community... Java Community di Indonesia... Bukan corporate.. Jadi gak perlu segala struktur organisasi yang solid segala.. Bukan service provider.. Jadi gak perlu segala pake marketing, komisi, ato head hunting segala.. Bukan juga outsourcing.. Jelas banget ini.. Yah inti nya bukan satu lagi deh tuh.. Jadi banyak.. Ya gitu lah pokok nya.. * Adelwin Handoyo *- adel...@gmail.com - Sent from my Mac -- *From: *Frans Thamura fr...@meruvian.org *Reply-To: *JUG-Indonesia jug-indonesia@yahoogroups.com *Date: *Mon, 26 Apr 2010 23:25:31 - *To: *JUG-Indonesia jug-indonesia@yahoogroups.com *Subject: *[JUG-Indonesia] Idea: Rule and Regulation of JUG Mengacu pada email saya sebelumnya, dan saya ingin ada masukan, ini mungkin bisa jadi bahan yang menarik, mau dilempar ke milis, buka lapak disini :).. huahua.. 1. Lowongan Setiap posting lowongan akan di charge Rp. 50.000, kalau gak bayar, akan di moderate postingnya, dan saat moderate, posting lowongannya dihapus. ini untuk memaksa yang posting, membuat posting yang serius. Team koordinator JUG, akan mengelola lowongan ini. 2. Team Maintenance Yang membantu mengorganisir, mengelola, kontribusi yang bersifat administratif, seperti mereview tiap member baru, mau berorganisasi, akan diberikan aknowledgement 3. Panitia kegiatan akan mendapat fee dari dana yang didapat, seperti kegiatan kerja sama. 4. Komisi bagi mereka yang mendapatkan deal terhadap kerja sama yang akan dibahas nanti. 5. Head Hunting Services bagi para perusahaan yang mencari programmer, akan dikerjakan secara professional oleh Staff JUG. 6. Team Marketing promosi ke kampus a/n JUG akan dibentuk, dan diharapkan akan mendapat gaji, bagi mereka yang membantu pendanaan akan dianggap investor, dan akan ada sistem bagi hasil buat para investor, jadi anggap saja latihan dagang, dan juga investasi 7. JUG Care Program, kita buat program kepedulian, kepada anak2 terlantar, panti asuhan, atau melakukan program peduli bangsa intinya. Program JUG Care ini mungkin akan bekerja sama dengan pihak lain. Kita menginginkan member baru yang lebih banyak, dari berbagai sector. 8. Team Marketing promosi ke perusahaan-perusahaan untuk mempromosikan Java secara lebih terorganisir, juga melakukan mapping skillset antara trend yang muncul di JUG dengan SDM di pendidikan dan juga skill didalam perusahaan, sehingga diharapkan ekonomi negara bisa naik, India dan Brazil dengan program ini naik diatas 2%-6% ekonominya, dan kemakmuran baru yang lebih baik diharapkan terjadi. 9. Struktur Organisasi akan dibentuk dan diganti secara berkala. gimana dengan ide ini, keren kan? Yang pernah chat sama saya mengenai proposal, beneran lo yah funding :) F Buktikan Anda peduli pendidikan Indonesia. Dukung Kurikulum SMK berJava.. kirimkan surat resmi perusahaan dukungan ke moderator JUG. === Kalau mau keluar dari mailing list ini, caranya kirim sebuah email ke jug-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com. Jangan lupa, website JUG Indonesia adalah http://www.jug.or.id Yahoo! Groups Links
Re: [JUG-Indonesia] Bekerja dengan Date di Java
Btw timeandmoney gak dienhance emang karna its never meant to do a lot.. cuma dimaksudkan sebagai sebagai guideline, rather than sebagai tool. Tiap usernya most probably selalu mesti refine lagi buat fit their app's domains. Mereka cuma sediain starting pointnya ajah daripada selalu nulis from scratch di every project. 2010/4/28 Endy Muhardin endy.muhar...@gmail.com 2010/4/27 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com Its a widely accepted development practice buat nghindarin pake primitive types buat dealing with business concepts. E.g. day, time, duration, money, customerId, orderId, amount, etc. Jangan pake primitives semacem Date/Calendar/int. Untuk lebih tepatnya, jangan pakai java.util.Date dan keluarganya. Pakailah Joda Time Coba liat timeandmoney yang commonly dipake terutama di domain-driven-design. Nah, kalo yang ini saya barusan dengar. Pas dicek ke http://sourceforge.net/projects/timeandmoney/files/ ternyata rilis terakhir tahun 2006. Hmm ... sepertinya ini abandonware. Saran saya, Joda Time. -- Endy Muhardin http://endy.artivisi.com Y! : endymuhardin -- life learn contribute --
Re: [JUG-Indonesia] Idea #2: Model JUG and Cash
Umm... first of all... why does his opinion matter? Dia bahkan bukan member nih milis... On Wed, Apr 28, 2010 at 12:33 AM, Frans Thamura fr...@meruvian.org wrote: dari jug brazil ;) fthamura: can share? fthamura: i make a new regulation to my JUG fthamura: and several dont like ;) fthamura: but i think i want it ;) fthamura: so because i am the godfather, i push it ;0 fthamura: after that :0 fthamura: none can said that is bad ;) brazilianjavaman: ? fthamura: several said, we know u have a true big vision of Java movement ;) brazilianjavaman: what is the new regulation fthamura: we will charge every job posting in jug mailing list ;) fthamura: US$ 5 fthamura: we pay for every speaker in Java meeting :0 fthamura: from those money brazilianjavaman: ok, sounds resonable. brazilianjavaman: this it not bad in any way you look at in brazilianjavaman: look at it. fthamura: yah fthamura: we need big cash to educate student here fthamura: we must leaf frog the teacher and goverment fthamura: touch every student all over country, that is millions dollar ;( fthamura: all vendor also stupid, just sales ;) brazilianjavaman: :-) fthamura: so we cannot do anything, must from our own way :) and member ;) fthamura: so my idea to charge every job vacancy for non active member ;) brazilianjavaman: well, who posts jobs are companies. brazilianjavaman: so, companies can pay to post. brazilianjavaman: the thing that may happen, is a smaler number of post to show up F
Re: [JUG-Indonesia] Lowongan Java Programmer
Tapi recruiters bisa pada gak makan kalo mereka cantumin nama clientnya di iklan 2010/4/22 Frans Thamura fr...@meruvian.org +1, JUG dijaga terus credentialnya, masuk aja harus isi form :) hati hati ;) F 2010/4/22 Dion Azani dion_az...@yahoo.com Justru kalau masih terawang, terkesan hanya sekedar mengumpulkan CV doank. Ini opini pribadi aja. Menurut saya, jikalau memang serius buka lowongan, kenapa tidak menyebutkan nama perusahaan ? Minimal alamat perusahaan meskipun PO BOX. Saya sering menemukan beberapa lowongan IT, namun ujung2-nya ternyata tawaran untuk berinvestasi. Itu hanya satu contoh saja. . Just sharing aja ... --- On *Wed, 4/21/10, Daniel Baktiar dbakt...@gmail.com* wrote: From: Daniel Baktiar dbakt...@gmail.com Subject: Re: [JUG-Indonesia] Lowongan Java Programmer To: jug-indonesia@yahoogroups.com Date: Wednesday, April 21, 2010, 4:55 AM kenapa maksa harus nyebut? itu adalah hak yg pasang iklan lowongan pekerjaan untuk menyebutkan atau tidak menyebutkan. menurut gue sih ada kemungkinan ga etis atau tidak menguntungkan untuk menyebutkan nama client. apalagi kalau proyeknya belum gol misalnya. 2010/4/21 Dion Azani dion_az...@yahoo. comhttp://mc/compose?to=dion_az...@yahoo.com Kenapa tidak menyebutkan nama operator-nya ya ..?? Apakah memang mencantumkan nama perusahaan pada sebuah lowongan pekerjaan adalah hal yang tabu ? --- On *Tue, 4/20/10, Harliano Adelsa azepa...@yahoo. comhttp://mc/compose?to=azepa...@yahoo.com * wrote: From: Harliano Adelsa azepa...@yahoo. comhttp://mc/compose?to=azepa...@yahoo.com Subject: Re: [JUG-Indonesia] Lowongan Java Programmer To: jug-indonesia@ yahoogroups. comhttp://mc/compose?to=jug-indone...@yahoogroups.com Date: Tuesday, April 20, 2010, 10:31 PM Mas budi... Bisa diinfokan nama operator GSM nya mas?? Saya tertarik. Thx --- On *Mon, 4/19/10, budi budi_tri_1999@ yahoo.com* wrote: From: budi budi_tri_1999@ yahoo.com Subject: [JUG-Indonesia] Lowongan Java Programmer To: jug-indonesia@ yahoogroups. com Date: Monday, April 19, 2010, 7:56 AM Hi All, Cuma mau kasih tahu aja kalau ada lowongan di salah satu operator GSM di jakarta yang perlu beberapa java programmer. Fresh graduate tidak masalah namun di syaratkan yang pintar dan rajin. Oh iya ini posisi permanent. Jika tertarik kirim aja cv nya ke gw ntar gw forward ke managernya. regards
Re: [JUG-Indonesia] Code Readability
Kebetulan gw lagi into DSL, dan ini exactly one of the side topics... Good API design adalah customer.!isAdaKreditMacet() Tapi kalo lu bikin DSL, lu mesti sadar bahwa things that apply to good API development practice gak selalu apply ke business communication. Dalam DSL, ini lebih make sense: customer.isTidakAdaKreditMacet() Same thing dengan if-else syntax. Sebagai programmer, lu cenderung ngerasa ini lebih make sense: if (customer.is_favorable and customer.total_spending 500) or (customer.is_not_favorable and customer.total_spending 1000) then apply free_sms_bonus.for(2.months) Tapi buat most non-developers, in this particular scenario (rule configuration buat customer's bonus), kalimat ini jauh lebih masuk akal: apply free_sms_bonus.for(2.months) if (customer.is_favorable and customer.total_spending 500) or (customer.is_not_favorable and customer.total_spending 1000) Jadi, short answer... buat general API, nomer 1 is better. Kalo tujuannya buat DSL, maka nomer 2 is better. 2010/4/20 andika.wibawanto andika.wibawa...@yahoo.com Dear all, Saya ada method seperti ini, Mana yang lebih mudah dibaca ? 1. if (isTidakAdaKreditMacet()) hapusBlacklistNasabah(); 2. if (!isAdaKreditMacet()) hapusBlacklistNasabah(); Thanks, Andika
Re: [JUG-Indonesia] Code Readability
Whoops kebalik 2010/4/20 Hendry Luk hendrym...@gmail.com Jadi, short answer... buat general API, nomer 1 is better. Kalo tujuannya buat DSL, maka nomer 2 is better.
Re: [JUG-Indonesia] Re: Help for choosing Java Technology for Web App
Ada McD, ada gourmet burgersteak restaurant. McD punya system.. yang allow partimers, mostly anak sekolahan, buat bisa bikin the best-selling burger-in-the-world dalam less than 60 detik. Not the best burgers di lidah, tapi gak ada yang argue it's the best burger in the world dalam business sense. Hundreds of millions of customers can't be wrong, by far the largest food empire in known universe. Gourmet burger restaurant, punya chef kelas atas dengan belasan tahun experience, setiap patty nya dibikin dengan love, enthusiasm, dan dedication. Butuh 20 menit buat nge-develop tiap dish, cooked into perfection... Tapi gak lantas make it the best business in town. Orang2 tetep pergi ke McD, yang meskipun burgernya mediocore at best, tapi people know what they're getting. Gak ada customer mcd yg balikin burger ke kitchen gara2 dagingnya kurang juicy. Software development company. ada yang mcd, ada yang gourmet restaurant. Gak semua software developers are the same, much like gak semua tukang masak are the same. Chef yang punya enthusiasm dan appreciation yg tinggi terhadap masakan-nya gak bakal dapet any satisfaction buat kerja di dapur mcd bikin the legendary $3 big-mac. 2010/4/16 Adelwin Handoyo adel...@gmail.com Lho.. Bukan gue kok yang anggap programmer kayak sapi... Dulu frans pernah tulis tuh... Programmer ituh kayak sapi.. Kayak buruh.. Kasi template.. Lalu kerja terus.. Beres.. Gak perlu pinter.. Gak perlu canggih... Ya khan frans ? Mana frans nya... * Adelwin Handoyo *- adel...@gmail.com - Sent from my Mac -- *From: *Thio Khing ie_kh...@yahoo.com *Reply-To: *JUG-Indonesia jug-indonesia@yahoogroups.com *Date: *Thu, 15 Apr 2010 16:04:23 - *To: *JUG-Indonesia jug-indonesia@yahoogroups.com *Subject: *[JUG-Indonesia] Re: Help for choosing Java Technology for Web App Hi Adelwin Baru baca message loe. Kok programmer itu di anggap sapi. Di peras melulu dong. Kalo yg di peras udah habis tinggal di potong. Dan plus sapi jaman skr itu kan banyakan di bio engineering punya. Sapi udah di kebiri. Ini kasar banget man. Loe mending cepat cepat minta maaf tuh. Loe samain programmer dengan sapi. Di Jug sini pasti banyak programmer jago. Menurut gua progammer kayak maestro. Contohnya Picasso (Gua tahunya picasso doang soalnya suka sama lukisan nya). Tiap goresan itu penting banget goresan sama posisinya. Ngak asal kopi paste atau asal coret banyak banyak. have fun thx --- In jug-indonesia@yahoogroups.com, Adelwin, Adelwin adelwin.adel...@... wrote: Hahahahaha Ini nih yang dari dulu selalu gue bilang... What ever works for you... Valid point from endy... kalo emang orang dari atas nya udah milih framework juga gak asal2an.. ya ok... Keep in mind this is an ideal case yah... Hahahhaa Tapi point bagus dari ie khing... Kadang gue juga liat karena business risk yang terlalu tinggi... management got their way... Gak mau ganti... No risk... Akhir nya... project yang success 7 taon yang lalu... di bikin jadi base untuk project baru... Sial lah programmer2 baru nya... Technology tua... yang belom tentu cocok sama implementation yang di harapkan... Gue paling setuju sama kayak google facebook amazon gitu... Emang bener lu mau pake apa ajah silahkan... Suka2 lu... Mereka mentingin quality dari barang... Tapi ini banyak dependency nya... Programmer dodol... di jadiin tech lead... milih framework asal2an... Jebol lah... Programmer jempolan... pake servlet doang... tokcer... Programmer mana yang di ambil google coba... Google emang udah hire orang yang udah jempolan... Google nya percaya sama kemampuan programmer nya... Sayang nya khan enggak begitu di indo... Terutama di meruvian tuh... Yang kata frans programmer ituh sapi... Kasi template.. jalan terus sampe jari berdarah... Adelwin Handoyo Standard Chartered Bank Wholesale Bank - Group Credit Risk Control Tel: (65) 659 61395 FoneNet: +659 61395 Email: adelwin.adel...@... Address: 7, Changi Business Park Crescent, Level 3 Singapore 486028 Website: http://www.standardchartered.com http://www.standardchartered.com/ From: jug-indonesia@yahoogroups.com [mailto:jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia@yahoogroups.com] On Behalf Of Endy Muhardin Sent: Thursday, April 15, 2010 10:39 AM To: jug-indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [JUG-Indonesia] Re: Help for choosing Java Technology for Web App 2010/4/15 ie_khing ie_kh...@... mailto:IE_KHING%40yahoo.comIE_KHING%40yahoo.com Gua seh ngak masalah kalo company pake beberapa framework. Kalo terlalu ngotot pake framework cuma satu seh bisa jadi golden hammer syndrome. Soalnya banyak framwork itu yg udah benar benar outdated ide nya, ngak produktif lagi. Terlau ngotot malah jadi nya membunuh
Re: [JUG-Indonesia] Help for choosing Java Technology for Web App
Not to say ini new thing in any way. Most web 2.0 developers dah selalu write their app kayak gini. Tapi it's the first thing orang bikin MVC application (typical web line-of-business application) dengan cara gini... memperlakukan javascript sebagai full-blown application yang berdiri sendiri, instead of merely product of web-application di server. On Wed, Apr 14, 2010 at 6:23 PM, Hendry Luk hendrym...@gmail.com wrote: Gw blom pernah pake mootools tapi gw tau orang yg pake... Dan it's quite interesting bahwa this particular person punya mindset yang beda dengan mainstream web-developer yg gw selama ini assume. Kalo ada yg sebut bikin web application, most people i know biasanya dah by default langsung start thinking mo pake web-framework apa. Lu otomatis langsung juggle di kepala lu antara Spring MVC, struts, wicket, jsf, etc.. even plain jsp. Tapi dia kagak. Instead, dia punya specific architecture yang dia follow yang bikin paradigm shift buat gw. Dia pake plain HTML! Gak ada server-side web framework, not even web-engine! Gak ada server-side service yang generate dynamic web page apapun. Dia ngeliat web-application layaknya any other client-server application laen (swing/applet/win-form/silverlight). Gw kadang lupa bahwa browser adalah application. Javascript adalah programming language. Applicationnya didistribute ke client melalui browser yang ngedownlod html dan javascript dari static web-server. Dia pake MVC. - Controller: MooTools - View: dia pake EJS (http://embeddedjs.com/). Ini view-engine yang mirip kayak JSP, except dia runs di client-side, bukan web-server... Dan nicer syntax (javascript instead of java). Alternatively, ada JavascriptMvchttp://javascriptmvc.com/ - Model: json - Unit-test, mainly controllernya doank, juga dengan MooTools This is pretty much *all* the front-end applicationnya! HTML file baisa. Gak ada web-engine, let alone MVC web framework. Dan kayak any other smart-client application, di client-app, controller nya bakal communicate ke service-layer lewat web-service ato wcf. Service-layernya ditulis pake java ato .net di server-side. In this case, dia pake OpenRastahttp://serialseb.blogspot.com/2008/10/openrasta-status-update.html, yang diexpose sebagai REST json service. Mayan menarik gimana dia do things. EJS juga view templating-engine yang bagus, dan gampang diextend yang bikin views gampang dimaintain. 2010/4/14 Ahmad 'Ata' Tanwir th3cr...@gmail.com Wiyanto Ngasinur wrote: Emank bener jquery UI ga sebagus apa yg ada di dojo, tapi kalo bicara ttg keseluruhan jQuery komponen/komunitas/simple... uda lain cerita. Sorry sekalian numpang iklan, http://stackoverflow.com/questions/394601/which-javascript-framework-jquery-vs-dojo-vs http://stackoverflow.com/questions/394601/which-javascript-framework-jquery-vs-dojo-vs http://blog.creonfx.com/javascript/dojo-vs-jquery-vs-mootools-vs-prototype-performance-comparison http://blog.creonfx.com/javascript/dojo-vs-jquery-vs-mootools-vs-prototype-performance-comparison http://www.google.com/trends?q=jquery,dojo,mootools,yui,extjs http://www.google.com/trends?q=jquery,dojo,mootools,yui,extjsfrom there you can see who is actually sit in top of javascript frameworks. Kalo saya pribadi lebih suka mootools, lebih modular dan lebih clean, dan katanya lebih cocok bagi yang sudah terbiasa coding javascript vanila. Terasa lebih javascript aja. Subjektif lho... -- Salam Ahmad Tanwir http://www.ata.web.id
Re: [JUG-Indonesia] Help for choosing Java Technology for Web App
Gw blom pernah pake mootools tapi gw tau orang yg pake... Dan it's quite interesting bahwa this particular person punya mindset yang beda dengan mainstream web-developer yg gw selama ini assume. Kalo ada yg sebut bikin web application, most people i know biasanya dah by default langsung start thinking mo pake web-framework apa. Lu otomatis langsung juggle di kepala lu antara Spring MVC, struts, wicket, jsf, etc.. even plain jsp. Tapi dia kagak. Instead, dia punya specific architecture yang dia follow yang bikin paradigm shift buat gw. Dia pake plain HTML! Gak ada server-side web framework, not even web-engine! Gak ada server-side service yang generate dynamic web page apapun. Dia ngeliat web-application layaknya any other client-server application laen (swing/applet/win-form/silverlight). Gw kadang lupa bahwa browser adalah application. Javascript adalah programming language. Applicationnya didistribute ke client melalui browser yang ngedownlod html dan javascript dari static web-server. Dia pake MVC. - Controller: MooTools - View: dia pake EJS (http://embeddedjs.com/). Ini view-engine yang mirip kayak JSP, except dia runs di client-side, bukan web-server... Dan nicer syntax (javascript instead of java). Alternatively, ada JavascriptMvchttp://javascriptmvc.com/ - Model: json - Unit-test, mainly controllernya doank, juga dengan MooTools This is pretty much *all* the front-end applicationnya! HTML file baisa. Gak ada web-engine, let alone MVC web framework. Dan kayak any other smart-client application, di client-app, controller nya bakal communicate ke service-layer lewat web-service ato wcf. Service-layernya ditulis pake java ato .net di server-side. In this case, dia pake OpenRastahttp://serialseb.blogspot.com/2008/10/openrasta-status-update.html, yang diexpose sebagai REST json service. Mayan menarik gimana dia do things. EJS juga view templating-engine yang bagus, dan gampang diextend yang bikin views gampang dimaintain. 2010/4/14 Ahmad 'Ata' Tanwir th3cr...@gmail.com Wiyanto Ngasinur wrote: Emank bener jquery UI ga sebagus apa yg ada di dojo, tapi kalo bicara ttg keseluruhan jQuery komponen/komunitas/simple... uda lain cerita. Sorry sekalian numpang iklan, http://stackoverflow.com/questions/394601/which-javascript-framework-jquery-vs-dojo-vs http://stackoverflow.com/questions/394601/which-javascript-framework-jquery-vs-dojo-vs http://blog.creonfx.com/javascript/dojo-vs-jquery-vs-mootools-vs-prototype-performance-comparison http://blog.creonfx.com/javascript/dojo-vs-jquery-vs-mootools-vs-prototype-performance-comparison http://www.google.com/trends?q=jquery,dojo,mootools,yui,extjs http://www.google.com/trends?q=jquery,dojo,mootools,yui,extjsfrom there you can see who is actually sit in top of javascript frameworks. Kalo saya pribadi lebih suka mootools, lebih modular dan lebih clean, dan katanya lebih cocok bagi yang sudah terbiasa coding javascript vanila. Terasa lebih javascript aja. Subjektif lho... -- Salam Ahmad Tanwir http://www.ata.web.id
Re: [JUG-Indonesia] Membuat Key/Serial Number untuk Program JAVA
Ini gak bisa lah :P 1. gimana set masa berlaku licensenya dan tipe/jumlah licensenya 2. kalo orang decompile jar nya, semua orang bisa langsung generate licensenya sendiri, tanpa perlu tamper with productnya sama sekali. Umumnya license dibikin pake public/private key encryption. Misalnya, di app gw tiap license itu ada informasi berikut: 1. ip dari license-servernya. i.e. license ini cuma bisa dideploy di ip ini, dan another secondary ip buat failover purpose. Secondary license-server cuma aktif strictly hanya kalo primarynya mati, jadi customer gak bakal dapet double the amount of license yg mereka bayar 2. tipe licensenya (corporate, premium, professional, enterprise, etc) 3. jumlah licensenya (server keeps count berapa jumlah concurent users yg acquire license dari pool) 4. masa berlaku licensenya 5. license key License key ini digenerate dengan meng-encrypt empat informasi pertama menggunakan secret (private) key yang cuma dipegang oleh HQ kita. Lima informasi ini terus tinggal ditaro di license-file (in our case, xml) yang didistribute ke clients. Di client side, licensing component kita bakal validate file ini menggunakan public key. Licensing component cuma punya public key, sehingga biarpun didecompile pun orang gak bakal bisa generate new license key, karna buat generate butuh private key, yang cuma dipegang oleh HQ office. Semua projects kita around the globe therefore bakal regularly mesti minta ke HQ office buat generate new license key (assuming customernya mo extend the license). Dengan cara ini, biarpun cliet punya distribution jar, gak bakal bisa bikin license sendiri, kecuali kalo mereka tamper with productnya dan modify codenya ato public keynya, (also known as crack), which is very easy buat di-detect (dengan memverify MD5 checksum dari jar file kita). No one bisa generate license key yang valid dipake di legal version of the product yang belom dicrack, sehingga pirates gak bisa ngejual valid license-key ke law abiding citizens. 2010/4/9 Muhammad Edwin edwin...@gmail.com 2010/4/8 JavaNetbeans netbeans2...@yahoo.com Hallo teman2... Gimana cara kita membuat lisensi serial number pada program Java...??? OK Terima Kasih atas bantuannya. System.out.printl(BRAVO JAVA); klo dulu gw bikin berdasarkan nama komputer (hostname) dari si PC, lalu hostname-nya gw encrypt pake jasypt jadi deh Serial Number, hehehhee -- Regards, edwin.
Re: [JUG-Indonesia] Membuat Key/Serial Number untuk Program JAVA
Dan port number 2010/4/9 Hendry Luk hendrym...@gmail.com Misalnya, di app gw tiap license itu ada informasi berikut: 1. ip dari license-servernya. i.e. license ini cuma bisa dideploy di ip ini
Re: [JUG-Indonesia] Re: Java is loosing popularity?
Objective C paling2 gara2 iphone 2010/4/7 MbahSapto buatn...@yahoo.co.id Sorry belum sempat baca detail nya...tapi kenapa C# and Objective C...naik tajam..why? --- In jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com, Joshua Partogi jpart...@... wrote: Bukan mau bikin spekulasi, tapi ini kenyataan. Berdasarkan Tiobe Index, Java semakin menurun popularitasnya. Mungkin setelah diambil alih Oracle? Yang menarik adalah C berada di posisi no.1 dan C# juga semakin popular sekarang ini. List-nya bisa dilihat disini: http://www.tiobe.com/index.php/content/paperinfo/tpci/index.html Kind regards, Joshua -- http://twitter.com/projexion
Re: [JUG-Indonesia] Re: Java is loosing popularity?
Btw berhubung lu dah mention berkali2 bahwa c# gak exists di enterprise markets, im not sure lu aware, c# dah comon banget kok dipake di mission critical large scale enterprise apps yang deal with millions of transactions per detik, dan mandate ridiculous scalability dan HA. Not saying marketnya nearly as big as java, tapi c# mayan common kok di arena large scale enterprise systems. In term of numbers, gw gak punya resource/case-study buat performance benchmark yg exhaustive, tapi off the top of my head ajah, gw inget udi pernah post nservicebus benchmark di salah satu clientnya, reasonable size, dideploy di 98 mesin http://www.udidahan.com/2008/05/21/nservicebus-performance/. . Dan gw sendiri, dari personal past experience, juga pernah deal dengan SV company yg bikin collaborative engineering manufacturing system buat major companies (NASA, US air-force, US defense, Boeing, Airbus, dymler chrisler, Bell Helicopter etc). Client app nya (buat 3D editting dan graphical rendering) mereka develop pake C. Tapi di servernya, segalanya dari engineering calculations, binary processing transformations, collaboration, storage, sampe ke web interactions presentations, itu semua 100% di atas.net servers kok. While ini bukan contoh enterprise app (gak ada millions of concurrent user; not even close), tapi the number of works yang servernya mesti process is mind-boggling, dan mesti nge-serve real-time semua engineersnya yang dideploy around the globe. I think justru biggest share of cookiesnya C# justru by far jauh lebih gede di enterprise marketnya daripada di shrink-wrap applicationnya. Maybe not true di indo tho, dimana kayaknya C# mainly cuma buat app kecil, dan java pretty much defacto di enterprise. Tapi di north-america n europe sih C# mah dah common banget kok di gigantic enterprise systems. Surely gak segede java, tapi definitely not insignificant kayak yg you might think. 2010/4/7 Frans Thamura fr...@meruvian.org ketinggalan diserver PHP untuk buat non transactional solution masih bagus jadi semua sudah punya segmentnya sendiri-sendiri kalau orang linux lebih bagus kerjanya, gak seperti sekarang, mungkin C# bisa turun tapi C# naik di server, untuk yang gak mau pusing, tetapi tidak enterprise grade solusinya.. F 2010/4/7 Frans Thamura fr...@meruvian.org yah PR Java di desktop banyak banget, malah unrecommended, termasuk juga JavaME :) tapi pake C# di mobile juga mubajir, winmo dah turun terus ratenya jadi segmentnya menurut gue gini 1. Desktop pake C# boleh lah. sebab Linux masih parah, tapi Apple Mac juga gak gitu naik disini... Windows rule 2. Server pake Java jelas 3. Mobile campurang Java non JavaME (BB, Android) dan ObjectiveC (ini kan LLVM ) 4. Interoperabilitas Java nah jadi kita harus punya semua solusi diatas NB: Meruvian aja buka training iphone, huahua :) F
Re: [JUG-Indonesia] Re: Java is loosing popularity?
98 mesin as in server boxes of course :P 2010/4/7 Hendry Luk hendrym...@gmail.com ... reasonable size, dideploy di 98 mesin http://www.udidahan.com/2008/05/21/nservicebus-performance/. .
Re: Bls: [JUG-Indonesia] [OOT] Tanya Range Gaji Untuk Programmer
Sekedar masukan ajah... Masalah sama pendidikan S1 di indo adalah selalu karna 1 hal: gak cukup waktu. Masa belajar di uni terlalu pendek buat bisa nguasain lebih dari sekedar tahu. Gak bakal sempet buat sampe bisa. *Which is actually very wrong!* 4 taon kekurangan waktu, are you crazy? 4 taon itu lebih dari cukup buat nguasain Java dari scratch sampe very advanced! 4 taon is a long long way dalam IT career. Masalahnya... dari waktu 4 taon di kuliah indo itu lebih banyak dihabisin buat unrelated subjects. Gw gak tau karna gak pernah ngerasain universitas indo, tapi yang gw denger dari temen n keluarga, mereka kuliah IT tapi ngabisin waktu belajarin: maths, accounting, bahasa indo, inggris, kewiraan, bahkan kepribadian.. Wtf! Tiap semester masak bisa sampe 7-8 subjects. Ini cuma buat ngabisin waktu di kuliah buat maen2 doank. Okeh universitas suka argue bahwa maths n accounting itu relevant karna IT sering berurusan dengan developing scientific dan accounting softwares. Itu bullshit! Dalam sebuah project team, programmer mana yg diexpect buat ngerti knowledge dalam accounting, medical, astrophysics, ato aeronautical engineering buat bikin software? That's why we have experts di bidang mereka! Universitas luar juga sama sih, banyak subject bullshit di S1 (dibanding vocational school) yg gak ngasih manfaat apa2, yet sering bikin nilai jeblok (karna gak generous ngasih score A). Ini contoh subject2 bullshit di uni yang sering dibenci most students: - Computer ethics. Ini total bulshit yang ngebahas national dan international law di IT, misalnya intelectual property dan kontroversi computer-surveillance antara privacy vs security. Ini terutama isu hanget sejak 9/11 dimana masyarakat lebih bisa menerima computer surveillance dan mengorbankan privacy. How this became relevant dalem computer-engineering degree is beyond me. - Human Computer Interaction. Ini isinya penuh design theory dan human phsycology. Useless junk. Gw gak bakal ngambil software engineering degree kalo pengen jadi graphic artist ato phsycology expert. - Gw lupa nama subjectnya, tapi nghabisin 1 semester buat 6-sigma dan RUP (Raional Unified Processes), pretty much buat nulis bloated 600 pages of project documentation dengan waterfall model ngikutin RUP framework dalam 1 semester. Mision, vision, goal, objectives, expectation, etc etc yang nghabisin BANYAK waktu lu di kuliah maupun rumah, nulisin huge pile of project documentation crap tanpa actually doing the real development. Waste of time banget Yea lu liat sama2 banyak bullshitnya, tapi gak berlebihan. Itu lecture hournya lebih pendek daripada practical subjects laennya. Dan walopun gak relevan ke computer engineering degree, tapi at least masih the kind of things yang lu bakal deal with dalem karir lu. Semua subject lu ada tema IT. Gak kayak maths, kewiraan, kepribadian, accounting... wtf were they thinking!? Maths cuma ada di semester 1 doank: Probability and Logics. Seumur2 gw gak pernah tau apa itu calculus. Sedangkan di uni-local denger2 sampe belajar calculus basic dan advanced, sampe 2 semester. Sometimes gw wondered apa mid-semester mereka bakal bikin bom atom, ato kirim jankrik dalam kaleng pepsi ke bulan? Di negara laen, tiap semester cuma 4 subjects doank, banyak waktu buat cover plethora of stuff. Gak dijejelin sampe 7-8 subjects yang selalu kekurangan waktu buat dosen ngajarin apapun, dan gak pernah bisa ngasih banyak2 project/assignment karna studentnya dah kebanjiran assignments dari 7 orang dosen laennya. Total di US juga 4 taon, tapi most european countries cuma 3 taon, yang udah lebih dari cukup buat learn a lot. Kebanyakan student emang diexpect buat belajar sendiri diluar kuliah, tapi at least mereka gak nghabisin most of their time nghafalin subject aneh2. Ini kan universitas, bukan SMP. Terlalu mature buat diexpect belajarin hafalan aneh2 gitu. Kurangin deh tuh jumlah mata kuliah yg mo diajarin. Lu cuma punya 2 tangan, kalo lu mo nangkep 3 burung ya lepas semua, lu gak dapet apa2. Kasih elective subjects yg student bisa pilih sendiri mana yg mereka mau focus sampe dalem, daripada dijejelin semuanya. Sometimes less is more. 2010/3/22 Frans Thamura fr...@meruvian.org yah S1 cukup tahu aja kok :) gak perlu bisa.. heheh :) 2010/3/22 Deny Prasetyo jas...@gmail.com Ehm. masukan bagus nih. kebetulan aku lagi bertugas sebagai pengajar. Moga-moga nanti mahasiswa di kampusku lulus nggak cuma bisa OOP. kmarin tak tunjukin RoR ama Spring Roo masih pada mlongo. katanya kok enak dan cepet banget ya. Abis ter-mlongo2 gitu tak jelasin MVC dan MVC tak jadiin Soal di UTS alhamdulilah pada bisa (minimal paham konsepnya). Yah tapi kalau di test buat app pastinya belum pada bisa. Minimal ada satu step maju. Kenyataannya (hanya) Teriak-teriak kalau output pendidikan di indo cuma tukang bakso kayanya nggak banyak membantu. Lu ada ide buat bantu pengajar2 kayak aku ini frans ? soalnya aku liat JENI nggak
Re: [JUG-Indonesia] ask - tools convert class - xsd
Gw pake tool yg dah built in dari axis (java2wsdl) 2010/3/17 Roberto Fernandez if07...@students.del.ac.id dear all, Saya mau bertanya, adakah tools untuk membuat file xml schema definition (XSD) dari file class java? Misal: ada class MyClass menjadi MyClass.xsd Thanks Before, regards, Roberto Fernandez
Re: [JUG-Indonesia] java ebook apa yg anda baca sampai tamat
Semua textbook kuliah... cover to cover, at least 20 kali each. Most notably textbook Operating System yg covernya dinosaurs. Hafal luar dalem ;) Joking aside.. ebook hmm, i dont think gw pernah bisa baca lebih dari 3 chapters, let alone sampe tamat. Kalo ada ebook yg bagus, gw mesti upgrade ke versi kertas baru betah lanjutin (btw, mereka bakal refund harga ebook lu). Buku yang dah dibaca sampe tamat biasanya gak pernah buku ttg coding/specific technology (paling2 cuma 1-3 introductory chapternya ajah), karna naturenya yg lebih cocok sebagai technical reference (btw, hari gini siapa sih yg masih pake buku reference sejak google?). Buku yg gw bacain sampe habis (ato setengah habis) biasanya yang gak ttg ngoding, e.g. off the top of my head: - Domain Driven Designnya Eric Evans yang biru dan Applying Domain Driven Designnya Jimmy Nillson - DSLs in Boo (gw masih setengah baca... enjoyable banget so far) - SOA Patterns (ini bagus, tapi masih early-access, baru 5 chapter doank dah sejak bbrp bulan terakhir, weird) - Agile Principle nya Robert C. Martin - PoEAA n Refactoringnya Martin Fowler - Working effectively with legacy code. Sekilas dari judulnya ini keliatan gak berguna buat most of you yg ngerjain greenfield projects, tapi ternyata ini relevan banget buat every developer, gimana menghindari code kita supaya gak lambat laun berubah jadi the ugly monster so called legacy code. Unit-tests, frequent refactoring, etc. - The New Old Thing (Raymond Chen), gak technical.. tapi bacaan ringan yg menghibur Ada juga yg teknology specific, gw inget dulu gw baca J2EE development without EJBnya rod johnson hampir habis, yang pretty much buku pengantarnya Spring framework. Mungkin gak terlalu relevan lagi hari gini, tapi bacaan bagus banget yg ngerubah mindset programmers buat ngecode secara simple dan frictionless. Vocabulary kayak IoC, DI, POJO, hollywood principle, berawal dari buku itu, dan pragmatic in-depth discussion ttg loosely coupled, code-against interfaces, etc in their early days. 2010/3/12 ivan_darmawan ivan_darma...@yahoo.com salam kenal, dah lama saya monitor milis ini... the best dech :) saya mantan tukang delphi dan sekarang nge-c#, tapi bos gue minta aku juga belajar java, doh! bisa kasih rekomendasi buku Java SE, EE, ME, dan popular frameworks, tapi syaratnya buku itu benar-benar telah dibaca sampai tamat. kalo bisa sampai tamat berarti buku itu aplikatif dan tidak membosankan. trims. #ivan_darmawan
Re: [JUG-Indonesia] ETL Tool
Hey syaiful, lu mesti relax dikit mate. Baca lagi semua posting gw, requirement apa yg aneh? Etl apa ajah yg kalian suggest buat simple tasks? Preferably yg non-xml, tapi anything is ok. Ini requirement yg liberal banget if u ask me. Cuma friendly poll ajah, gak mesti participate kalo gak mau. What's with the hostility sir? Many useful inputs here (kettle, jasperjsp, talend), thanks all buat suggestionnya. Gw lagi check em out n bakal just pick one yg paling gampang buat gw (n team) to get up to speed (can't care less about features :P) Syaiful, gw appreciate 5 replies lu, tapi sorry gw gagal nangkep any value yg lu add to the discussion so far. Tacky sarcasm isn't exactly what i was looking for. 2010/3/8 sm96 syaiful.mukh...@gmail.com mintanya macem-macem dan aneh-aneh.. semakin gak ketemu aja nih pilihannya... bikin aja sendiri. 2010/3/5 Henry Suryawirawan henry@gmail.com mungkin bisa juga cobain JasperETL ato Talend walau gue gak pernah cobain buat requirements yg kompleks spt Pak Feris ;-) ada GUI designer nya juga kok 2010/3/4 Feris Thia feris.mi...@phi-integration.com For this, I think Kettle is very lightweight and will have the jobs done perfectly :) Regards, Feris 2010/3/4 Hendry Luk hendrym...@gmail.com Btw gw gak butuh full stack BI solution, cuma buat beberapa regular lightweight tasks. Task2 semacem.: - process semua rows dari outgoing sms di database ke file, ftp them across ke system laen - process semua nomer telpon yang diactivate sepanjang hari ke standard IPND files buat diprocess for law n regulatory purposes - process transaction data regularly buat diupdate ke reporting tables - archive data harian ke database laen di archive box, yang didenormalise dulu dari table2 yg terkait etc -- syaiful.mukhlis gtalk:syaiful.mukh...@gmail.com gtalk%3asyaiful.mukh...@gmail.com
Re: [JUG-Indonesia] Re: Tanya AOP
Ato lebih tepatnya, macros mainly buat men-transform banyak parts of a document/code secara sekaligus dengan ngikutin common pattern/template tertentu. Dengan ini, kita bisa nyisipin common (crosscutting) functionalities ke banyak classes/methods sekaligus (misalnya before/after tiap method) cukup dari satu tempat. So yeh agree, dengan ngeconsolidate common code ke satu tempat, kita jadi less obstrusive dan better abstraction. On Thu, Mar 4, 2010 at 4:50 PM, Adelwin, Adelwin adelwin.adel...@sc.comwrote: And here I thought that macros are mainly for automation? Hahahahah Automator juga buat eliminate repetitive tasks khan? Dan sebenernya AOP ituh awal nya di buat untuk nambahin functionality without being obtrusive, or to minimize impact, or abstraction. *Adelwin Handoyo** | Senior Consultant - Wholesale Bank* *Standard Chartered Bank* Plaza By The Park #06-00, 51 Bras Basah Road. Singapore (189554) *T* : (65) 655 72432 |* **E* adelwin.adel...@sc.com -- *From:* jug-indonesia@yahoogroups.com [mailto: jug-indone...@yahoogroups.com] *On Behalf Of *Hendry Luk *Sent:* Thursday, March 04, 2010 1:19 PM *To:* jug-indonesia@yahoogroups.com *Subject:* Re: [JUG-Indonesia] Re: Tanya AOP Btw lupa mention... specific dynamic feature yg gw mesti highlight adalah macro (e.g di LISP, Boo). Mirip dengan macro di office tools, i think ini analogi real-world yang paling effective buat illustrate the purpose dan potential of AOP features buat eliminate repetitive tasks. 2010/3/4 Hendry Luk hendrym...@gmail.com Btw just to put another thing into perspective... Benernya aop diintroduce buat minimalise repetitive code, terutama karna banyaknya repetition n code noise yg dibutuhin dalam static language. Dynamic languages jarang pusingin aop, karna flexibility dari languagenya udah allow lu buat nulis code yg gak repetitive. Sebagai contoh, singleton pattern, ato observable pattern, ato dispossable, clonnable pattern, exception handler, etc. Di static language, gak ada get around it, even dengan AOP framework. Misalnya buat bikin singleton, lu mesti selalu repeat beberapa hal buat make it happen: - initialise singleton object lazily - bikin semua constructor private - override serialization n deserialization mechanism buat return the same instance, bukan new instance - bikin static getInstance() method - make sure the whole singleton pattern thread safe (e.g. pake double lock pattern) - make sure gak ada static methods di singleton class etc Kita semua dah all these craps ini berulang2. Ini adalah cross-cutting code yang mesti lu repeat di semua module dan susah disingkirin. Gitu juga dengan observable, clonable, exception handling etc yang gak lebih dari code noise (boilerplate code) yang gak ngasih any real value ke class lu. Di dynamic language though, lu bisa tinggal extend the language dengan bikin template buat singleton pattern yang otomatis bisa diapply across the board pas runtime/compile time ke semua class yang kita mau singleton. Lu tinggal nulis 1 kali doank, apply anywhere. Kita tinggal tunjuk declaratively (misalnya dengan annotation), i want this to be singleton, langsung compiler nulisin codenya for you. Gitu juga dengan observable pattern, dispossable pattern, clonnable, exception handling, etc, dimana kita bisa langsung apply across the board ke semua class tanpa nulis sendiri manually di tiap class. Gak perlu repeat yourself everytime. Dynamic language minimalises the need buat nulis repetitive code. Disana teknik aop dah jadi natural part of the language, dan jarang direintroduced under aop flagship. Static language berusaha buat ngambil manfaat dari dynamic language ini, dan karna itulah dibikin konsep aop yang to some extend berhasil bikin lu nulis cross-cutting code tanpa repetition. 2010/3/4 sm96 syaiful.mukh...@gmail.com AOP bukan hanya interceptor lho... 2010/3/3 Nashroulloh naz...@gmail.com hmm.. bau-baunya promosi guice nih Sekedar upaya menyeimbangkan antara konsep dan praktek. Berharap ada yg memberi contoh lain. regards, Nasrul -- Menikmati Hidup Mempersembahkan yang Terbaik -Nashroulloh -- syaiful.mukhlis gtalk:syaiful.mukh...@gmail.com gtalk%3asyaiful.mukh...@gmail.com This email and any attachments are confidential and may also be privileged. If you are not the addressee, do not disclose, copy, circulate or in any other way use or rely on the information contained in this email or any attachments. If received in error, notify the sender immediately and delete this email and any attachments from your system. Emails cannot be guaranteed to be secure or error free as the message and any attachments could be intercepted, corrupted, lost, delayed, incomplete or amended. Standard Chartered PLC and its subsidiaries do not accept liability for damage caused by this email or any attachments and may monitor email traffic
Re: [JUG-Indonesia] ETL Tool
Hmm ok.. kalimat gw misleading. It should read: gw gak familiar sama options yg ada di java, karna itu gw survey kemari buat nyari tau tool yg mainstream di kalangan jugger, instead of nyari2 sendiri di google n end up dengan random tool yg nyeleneh n gak ada yg pake. Dan lightweight as in gw gak perlu tool yg overkill karna cuma buat simple tasks ajah. Mainly karna susah for a team to justify masukin another weapons grade toolset buat ke dalem project cuma buat ngetackle trivial tasks. And thanks anyway buat suggestionnya pake kettle. On Thu, Mar 4, 2010 at 11:07 PM, Feris Thia feris.mi...@phi-integration.com wrote: Lightweight = 2KB, 10MB, 20MB in package size ? Non Java ? Mainstream ? Atau non XML ? Requirementnya keren juga ya. how about creating your own ETL ? Or using Unix batch script ? Or Windows Power Shell ? Comes out of the box with the OS :) Regards, Feris 2010/3/4 Hendry Luk hendrym...@gmail.com Not sure kalo kettle is lightweight enough buat dipake tanpa bring along the whole pentaho stack. Kinda keen buat tau option laen yg ngetop di kalangan Jugger. Gw gak familiar sama stacks di java... n gw gak mo pake random tool yg gw ketemu di google n pake non-mainstream tool yg gak ada orang laen yg pake.
Re: [JUG-Indonesia] Re: Tanya AOP
Btw just to put another thing into perspective... Benernya aop diintroduce buat minimalise repetitive code, terutama karna banyaknya repetition n code noise yg dibutuhin dalam static language. Dynamic languages jarang pusingin aop, karna flexibility dari languagenya udah allow lu buat nulis code yg gak repetitive. Sebagai contoh, singleton pattern, ato observable pattern, ato dispossable, clonnable pattern, exception handler, etc. Di static language, gak ada get around it, even dengan AOP framework. Misalnya buat bikin singleton, lu mesti selalu repeat beberapa hal buat make it happen: - initialise singleton object lazily - bikin semua constructor private - override serialization n deserialization mechanism buat return the same instance, bukan new instance - bikin static getInstance() method - make sure the whole singleton pattern thread safe (e.g. pake double lock pattern) - make sure gak ada static methods di singleton class etc Kita semua dah all these craps ini berulang2. Ini adalah cross-cutting code yang mesti lu repeat di semua module dan susah disingkirin. Gitu juga dengan observable, clonable, exception handling etc yang gak lebih dari code noise (boilerplate code) yang gak ngasih any real value ke class lu. Di dynamic language though, lu bisa tinggal extend the language dengan bikin template buat singleton pattern yang otomatis bisa diapply across the board pas runtime/compile time ke semua class yang kita mau singleton. Lu tinggal nulis 1 kali doank, apply anywhere. Kita tinggal tunjuk declaratively (misalnya dengan annotation), i want this to be singleton, langsung compiler nulisin codenya for you. Gitu juga dengan observable pattern, dispossable pattern, clonnable, exception handling, etc, dimana kita bisa langsung apply across the board ke semua class tanpa nulis sendiri manually di tiap class. Gak perlu repeat yourself everytime. Dynamic language minimalises the need buat nulis repetitive code. Disana teknik aop dah jadi natural part of the language, dan jarang direintroduced under aop flagship. Static language berusaha buat ngambil manfaat dari dynamic language ini, dan karna itulah dibikin konsep aop yang to some extend berhasil bikin lu nulis cross-cutting code tanpa repetition. 2010/3/4 sm96 syaiful.mukh...@gmail.com AOP bukan hanya interceptor lho... 2010/3/3 Nashroulloh naz...@gmail.com hmm.. bau-baunya promosi guice nih Sekedar upaya menyeimbangkan antara konsep dan praktek. Berharap ada yg memberi contoh lain. regards, Nasrul -- Menikmati Hidup Mempersembahkan yang Terbaik -Nashroulloh -- syaiful.mukhlis gtalk:syaiful.mukh...@gmail.com gtalk%3asyaiful.mukh...@gmail.com
Re: [JUG-Indonesia] ETL Tool
I think lu got it all wrong... :P I said gw benci SSIS so much, n at no point would I consider ssis enak dipake, dan to be honest, i dont give a shit about its graphical tool ;) Dan gw sekarang lagi nyari etl tool buat java platform, bukan ms. Xml.., well, kayak di original question, gw *prefer* kalo ada yg non-xml (e.g. python) tapi gak ketemu so far, makanya gw nanya kemari, karna gw assumed non-xml was default preference buat most people. Well, kalo emang cuma xml yg available, tool apa yg kalian prefer so far? From the tone of ur post, gw assume lu suggest kettle. Btw gw gak butuh full stack BI solution, cuma buat beberapa regular lightweight tasks. Task2 semacem.: - process semua rows dari outgoing sms di database ke file, ftp them across ke system laen - process semua nomer telpon yang diactivate sepanjang hari ke standard IPND files buat diprocess for law n regulatory purposes - process transaction data regularly buat diupdate ke reporting tables - archive data harian ke database laen di archive box, yang didenormalise dulu dari table2 yg terkait etc Not sure kalo kettle is lightweight enough buat dipake tanpa bring along the whole pentaho stack. Kinda keen buat tau option laen yg ngetop di kalangan Jugger. Gw gak familiar sama stacks di java... n gw gak mo pake random tool yg gw ketemu di google n pake non-mainstream tool yg gak ada orang laen yg pake. 2010/3/3 sm96 syaiful.mukh...@gmail.com kalo gak mau ada xml, jangan pernah pake kettle atawa pentaho data integration. padahal performa kettle sendiri untuk transformasi yg lumayan kompleks lumayan bagus, even dia pake xml. apalagi kalo maunya pake tools m$ punya, SSIS, graphical toolnya bagus, dan enak banget dipakenya, tapi jangan lupa, dia ini bagus-bagus juga tetep pake xml, dan performanya juga bagus. jangan pake barang ginian juga, karena dia masih pake xml. bagaimana yg lain? ternyata masih pake xml. aku sedang ngelirik spring batch mungkin bisa diadaptasi untuk etl tools. kalo saran saya, jangan pake spring batch juga, seperti kita tahu, spring batch sendiri configure masih pake xml. jadi yah, jangan pake spring batch juga, karena dia pake xml. ... On Tue, Mar 2, 2010 at 7:00 PM, Hendry Luk hendrym...@gmail.com wrote: Well, bukan requirement sih, tapi which one yg provide the most pleasing experience in term of nulis ETL scriptnya. It's quite unbelievable bahwa mereka semua milih pake XML, considering XML is possibly the worst way ever buat ngescript ETL logics (loop, condition, etc), dibanding misalnya pake python script ato java code. Ok, given the limitation of xml, dari sekian banyak etl tools yg available, so far yang mana yg kalian biasa pake, yg ringkas n gampang buat dipake n dimanage? In short, yg mana yg kalian suggest? Well OOT regarding sentimen gw against xml yg mungkin perlu gw clarify... In general gw prefer tool/framework stack yg minim xml-config karna xml is a big mess to work with. Misalnya ant/maven, terlalu banyak noise-per-signal dibanding rake/bake script yg jauh lebih ringkas n manageable. Ato IoC config, ringkas pake binsor ato fluent-interface yg cuma butuh few lines dibanding berlembar2 xml config di spring. JSTL n velocity juga bikin gatel dibanding templating engine laen kayak plain jsp ato brail. Dan finally, ETL, pas di .net gw ada HORRENDOUS experience dengan SSIS! Yang setelah itu hidup gw jauh lebih indah dengan Rhino-ETL yang pake phyton-like script. Dan kalo gw mesti pick 3 areas dimana xml mesti dijadiin crime adalah: rule-engine, build-tool, dan ETL... karna naturenya yang lebih cocok ditulis sebagai script daripada sebagai xml structure. Xml-config cuma ok pas mulai2, terus selalu degrade jadi unmanageable mess kalo dah mulai grow dengan berbagai deep conditional logic dan iterations :( The world would be a much wonderful place without nuclear weapon and xml config. On Mon, Mar 1, 2010 at 1:39 PM, sm96 syaiful.mukh...@gmail.com wrote: kalo requirementnya seperti itu, berarti tidak ada. sementara etl tools ada banyak sekali. On Mon, Mar 1, 2010 at 7:31 AM, Hendry Luk hendrym...@gmail.com wrote: Guys, ada yang bisa suggest ETL tool di java? Preferably yang gak involve XML (I hate XMLs). Gw baru checked out scriptella, tapi pake xml dimana2 like we were in 1990s. ETL apa yg u would suggest? Ta -- syaiful.mukhlis gtalk:syaiful.mukh...@gmail.com gtalk%3asyaiful.mukh...@gmail.com -- syaiful.mukhlis gtalk:syaiful.mukh...@gmail.com gtalk%3asyaiful.mukh...@gmail.com
Re: [JUG-Indonesia] Tanya AOP
Benernya kalo ada kertas n pensil, jauh lebih gampang digambarin. Lu punya multiple concerns: customer, front-office, order management, provisioning, accounting, inventory, billing, etc. Kalo lu gambar tuh masing2 concerns sebagai garis vertical, lu bakal punya belasan garis vertical berjejer paralel. Trus lu ada bbrp garis laen: logging, transaction, security, caching, fetching strategy, error-handling, etc. Garis2 ini gak berjejer vertical disamping garis2 sebelumnya, melainkan horisontal memotong *across* semua garis2 vertical. Semua garis vertical lu kena impactnya. Tanpa AOP, lu mesti implement crosscutting concern ini di masing2 tiap module elu (di customer class, shopping-cart class, billing, inventory, etc,.. semua mesti implement logging, caching, transaction etc yang repetitive). Dengan AOP, lu gak perlu nulis manual. Class lu bakal otomatis dimodify (at runtime ato compile time) disisipin dengan berbagai logging/caching/transaction/security aspects tadi. Ini bisa diachieve dengan beberapa trick: 1. code-generator: lu run tool yang otomatis ngebaca source code lu dan create classes/methods baru ke project lu, ato nyisipin beberapa lines of code ke dalem existing class2 lu, misalnya dengan xdocklet 2. pre-compilation instrumentation: tool lu intercept compilation process di project lu, dan bakal nyisipin class/method/lines baru di source-code lu sebelom dicompile jadi bytecode. Misalnya EMMA 3. post-compilation instrumentation: tool lu bakal ngebaca .class ato .jar lu (yang udah dicompile), dia decompile dan recompile jadi .class/.jar baru yang udah diubah2 dengan disisipin method/class/line baru. EMMA juga bisa gini 4. load-time static weaving: pada saat lu run application lu, framework lu bakal intercept class-loader lu, sehingga tiap kali dia ngeload class2 lu, bakal diubah2 dulu dengan disisipin implementation baru. Gw gak tau contoh di java, tapi di .net misalnya PostSharp dan Typemock Open-AOP 5. dynamic proxy: so far semua teknik diatas flexible enough buat mangle static methods ato ganti2 semau2nya. Some people find it terlalu banyak magic involved tho. Dynamic proxy cuma pake proxy pattern dengan ngebungkus original object instance dengan proxy object yang intercept instance-method invocations. Ini so far the most common form of AOP yang disupport oleh IoC containers. E.g. Spring AOP, AspectJ 2010/3/3 dir dir sikerasa...@gmail.com Ngak ngerti apa yg kamu maksud dengan Yang Sifatnya ngejembreng Bisa diperjelas lagi dengan menggunakan contoh? Terima kasih. Dir. 2010/3/2 Jecki jecki...@gmail.com terjemahan kaku: pertimbangan yang memotong silang. terjemahan bebas: bagian2 dari aplikasi yang sifatnya ngejembreng *halah.. bahasa apaan ngejembreng* di semua/hampir semua module. 2010/3/2 dir dir sikerasa...@gmail.com sikerasakti%40gmail.com Jecki numpang tanya... Cross Cutting Concern itu maksud nya apa yah? Thanks. Dir. 2010/3/1 Jecki jecki...@gmail.com jecki.go%40gmail.com AOP itu untuk tackle cross-cutting concern. Salah satu contoh paling mudah ya logging. Contoh lain: security, declarative transaction demarcation.
Re: [JUG-Indonesia] Re: Tanya AOP
Btw lupa mention... specific dynamic feature yg gw mesti highlight adalah macro (e.g di LISP, Boo). Mirip dengan macro di office tools, i think ini analogi real-world yang paling effective buat illustrate the purpose dan potential of AOP features buat eliminate repetitive tasks. 2010/3/4 Hendry Luk hendrym...@gmail.com Btw just to put another thing into perspective... Benernya aop diintroduce buat minimalise repetitive code, terutama karna banyaknya repetition n code noise yg dibutuhin dalam static language. Dynamic languages jarang pusingin aop, karna flexibility dari languagenya udah allow lu buat nulis code yg gak repetitive. Sebagai contoh, singleton pattern, ato observable pattern, ato dispossable, clonnable pattern, exception handler, etc. Di static language, gak ada get around it, even dengan AOP framework. Misalnya buat bikin singleton, lu mesti selalu repeat beberapa hal buat make it happen: - initialise singleton object lazily - bikin semua constructor private - override serialization n deserialization mechanism buat return the same instance, bukan new instance - bikin static getInstance() method - make sure the whole singleton pattern thread safe (e.g. pake double lock pattern) - make sure gak ada static methods di singleton class etc Kita semua dah all these craps ini berulang2. Ini adalah cross-cutting code yang mesti lu repeat di semua module dan susah disingkirin. Gitu juga dengan observable, clonable, exception handling etc yang gak lebih dari code noise (boilerplate code) yang gak ngasih any real value ke class lu. Di dynamic language though, lu bisa tinggal extend the language dengan bikin template buat singleton pattern yang otomatis bisa diapply across the board pas runtime/compile time ke semua class yang kita mau singleton. Lu tinggal nulis 1 kali doank, apply anywhere. Kita tinggal tunjuk declaratively (misalnya dengan annotation), i want this to be singleton, langsung compiler nulisin codenya for you. Gitu juga dengan observable pattern, dispossable pattern, clonnable, exception handling, etc, dimana kita bisa langsung apply across the board ke semua class tanpa nulis sendiri manually di tiap class. Gak perlu repeat yourself everytime. Dynamic language minimalises the need buat nulis repetitive code. Disana teknik aop dah jadi natural part of the language, dan jarang direintroduced under aop flagship. Static language berusaha buat ngambil manfaat dari dynamic language ini, dan karna itulah dibikin konsep aop yang to some extend berhasil bikin lu nulis cross-cutting code tanpa repetition. 2010/3/4 sm96 syaiful.mukh...@gmail.com AOP bukan hanya interceptor lho... 2010/3/3 Nashroulloh naz...@gmail.com hmm.. bau-baunya promosi guice nih Sekedar upaya menyeimbangkan antara konsep dan praktek. Berharap ada yg memberi contoh lain. regards, Nasrul -- Menikmati Hidup Mempersembahkan yang Terbaik -Nashroulloh -- syaiful.mukhlis gtalk:syaiful.mukh...@gmail.com gtalk%3asyaiful.mukh...@gmail.com
Re: [JUG-Indonesia] ETL Tool
Aah, graphical tool.. Will check that out thanks. Kadang kalo terlalu banyak choice (di google) jadi bingung milih. So just wanted buat nyari tau, de-facto conventionnya most jugger pada prefer pake yg mana berdasarkan past experience. Cheers 2010/3/1 Feris Thia feris.mi...@phi-integration.com Yup. Hanya Kettle jg berbasis XML jadi ga masuk hitungan kali. hehehe Bingung juga kok ada req seperti itu ya? Di PHI kita bisa memecahkan masalah ETL yang sangat sulit dengan cara ETL generate ETL dan kemudian dieksekusi on the fly :) Regards, Feris On 3/1/10, Ifnu bima ifnub...@gmail.com ifnubima%40gmail.com wrote: Guys, ada yang bisa suggest ETL tool di java? Preferably yang gak involve XML (I hate XMLs). Gw baru checked out scriptella, tapi pake xml dimana2 like we were in 1990s. ETL apa yg u would suggest? Kettle, bagian dari pentahoo, ;) http://pentaho.phi-integration.com/kettle -- http://ifnu.artivisi.com +62 856 9211 8687 regards
Re: [JUG-Indonesia] ETL Tool
Well, bukan requirement sih, tapi which one yg provide the most pleasing experience in term of nulis ETL scriptnya. It's quite unbelievable bahwa mereka semua milih pake XML, considering XML is possibly the worst way ever buat ngescript ETL logics (loop, condition, etc), dibanding misalnya pake python script ato java code. Ok, given the limitation of xml, dari sekian banyak etl tools yg available, so far yang mana yg kalian biasa pake, yg ringkas n gampang buat dipake n dimanage? In short, yg mana yg kalian suggest? Well OOT regarding sentimen gw against xml yg mungkin perlu gw clarify... In general gw prefer tool/framework stack yg minim xml-config karna xml is a big mess to work with. Misalnya ant/maven, terlalu banyak noise-per-signal dibanding rake/bake script yg jauh lebih ringkas n manageable. Ato IoC config, ringkas pake binsor ato fluent-interface yg cuma butuh few lines dibanding berlembar2 xml config di spring. JSTL n velocity juga bikin gatel dibanding templating engine laen kayak plain jsp ato brail. Dan finally, ETL, pas di .net gw ada HORRENDOUS experience dengan SSIS! Yang setelah itu hidup gw jauh lebih indah dengan Rhino-ETL yang pake phyton-like script. Dan kalo gw mesti pick 3 areas dimana xml mesti dijadiin crime adalah: rule-engine, build-tool, dan ETL... karna naturenya yang lebih cocok ditulis sebagai script daripada sebagai xml structure. Xml-config cuma ok pas mulai2, terus selalu degrade jadi unmanageable mess kalo dah mulai grow dengan berbagai deep conditional logic dan iterations :( The world would be a much wonderful place without nuclear weapon and xml config. On Mon, Mar 1, 2010 at 1:39 PM, sm96 syaiful.mukh...@gmail.com wrote: kalo requirementnya seperti itu, berarti tidak ada. sementara etl tools ada banyak sekali. On Mon, Mar 1, 2010 at 7:31 AM, Hendry Luk hendrym...@gmail.com wrote: Guys, ada yang bisa suggest ETL tool di java? Preferably yang gak involve XML (I hate XMLs). Gw baru checked out scriptella, tapi pake xml dimana2 like we were in 1990s. ETL apa yg u would suggest? Ta -- syaiful.mukhlis gtalk:syaiful.mukh...@gmail.com gtalk%3asyaiful.mukh...@gmail.com
[JUG-Indonesia] ETL Tool
Guys, ada yang bisa suggest ETL tool di java? Preferably yang gak involve XML (I hate XMLs). Gw baru checked out scriptella, tapi pake xml dimana2 like we were in 1990s. ETL apa yg u would suggest? Ta
Re: [JUG-Indonesia] Re: Lebih efesien mana ? If else atau try catch ?
Checked exception itu idenya luhur, tapi pada prakteknya flawed. 1. Inheritance Base-class/interface itu gak pernah bisa tau subclass apa yang bakal implement dia. Ngasih assumption tentang exception yang bisa/gak bisa dia throw itu mestinya bukan responsibility base-class. Misalnya class EntityRepository base-class, gak make sense buat dia define throw SqlException (database-subclass), ato IOException (file-system subclass), ato RemoteException (WS/REST). Base class tau terlalu banyak. Dan juga yang paling common adalah kalo gw ketemu getter/setter yang gak throw apa2, tapi mesti gw extend dengan smart implementation di dalemnya (misalnya caching/lazy-load/security), dan sekarang lu stuck dengan no exception restriction. Ini juga termasuk saat ngedecorate ordinary classes dengan dynamic proxy yang infrastructure-specific. Lu tiba2 mesti struggle cari cara supaya bisa bubble up infrastructure-related exceptions ini ke atas. Message gw adalah, lu gak bisa antisipasi class yang hari ini gak throw apa2, besok bakal diextend oleh class laen dengan implementasi berbeda. 2. Exception wrapping Ini yang nambahin noise dimana2. Lu mesti anticipate bahwa implementation lu bakal throw some sort of exceptions. Jadi lu define semua method lu supaya throw custom exception. Dan tiap exception di tiap method bakal lu bungkus ke exception ini. Pertama, ini beats the purpose dari checked exception in the first place. Kalo tiap method lu jadi bisa throw exception apa ajah (tapi dibungkus), apa bedanya dengan unchecked exception? Kedua, exception yang dibungkus itu bikin susah buat lu supaya bisa catch specific type of exception. Misalnya, on network-exception then retry seluruh transaction. Tapi kalo sql-exception, lu mo langsung abort. 3. Rethrow Kadang lu pengen punya generic policy buat handle segala jenis exception sebelom di bubble up. Ini yang gw mau: public void someMethod() throws ExceptionA, ExceptionB, ExceptionC, ExceptionD { try { // some operation } catch(Exception e) { // handle something throw e; //bubble up } } Tapi karna checked exception, gw dipaksa buat repeat myself dengan code noise yang ugly banget. public void someMethod() throws ExceptionA, ExceptionB, ExceptionC, ExceptionD { try { // some operation } catch(ExceptionA e) { // handle something throw e; //bubble up } catch(ExceptionB e) { // handle something exactly same way throw e; //bubble up } catch(ExceptionC e) { // handle something exactly same way throw e; //bubble up } catch(ExceptionD e) { // handle something exactly same way throw e; //bubble up } } Code noise yang violate DRY banget... Tiap catch block isinya sama semua. Definisi code noise adalah, code yang disitu gak buat nambahin value apa2, tapi cuma mesti duduk disana stupidly buat bikin compiler seneng. 2009/9/9 Thomas Wiradikusuma wiradikusuma.mi...@gmail.com OOT, tapi gw kasih insight aja IMO. pada awalnya, desainer bahasa Java sengaja membuat Exception itu checked (kecuali RuntimeException) supaya developer aware dg exception dan menghandlenya properly. mereka pikir, repot dikit gpp, yg penting selamet. nah sialnya, in practice banyak yg ogah ngurusin exception, akhirnya dilempar2 terus ke atas atau cuma ditelen. jadinya too much boilerplate. mulai kembali deh ke tren unchecked. contohnya, di Groovy, anaknya java, checked exception java dibungkus jadi unchecked. salam hangat, Thomas Wiradikusuma Twitter: http://www.twitter.com/wiradikusuma Blog: http://www.jroller.com/wiradikusuma On Sep 9, 2009, at 1:12 AM, in_harmonia wrote: Sori agak OOT, tapi terlepas dari good practice atau bukan, bukannya Java punya checked exception yang artinya pengecualian yang diharapkan :D --- In jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com, Daniel Baktiar dbakt...@... wrote: sebaiknya pakai if else, kalau tidak salah exception handling jauh (beberapa puluh atau ratus kali) lebih lambat.dan exception dibuat benar2 untuk hal yang pengecualian, bukan yang diharapkan. kalau dalam hal ini definisi mapping hibernate membolehkan adanya null, berarti nilai null diharapkan dan bukan pengecualian.
Re: [JUG-Indonesia] Code Coverage (Cobertura vs Emma)
Masih ada Jester (http://jester.sourceforge.net/). Ini lebih akurat karna yang diukur buat code coverage doank. Bukan sekedar certain line of code diexecute oleh unit-test ato gak, melainkan apakah certain line of code itu perlu ada disitu buat bikin unit-test pass. Jadi at runtime dia bakal ganti codenya dengan nghapus tiap line of code satu persatu, n each time dicek, kalo gak ada test yang fail, artinya line itu gak dicover oleh test. 2009/8/21 uud ashr uuda...@gmail.com Hi all. Ada yang berpengalaman dengan code coverage?Lebih pilih mana? Cobertura atau Emma? atau yang lain? Thx
Re: [JUG-Indonesia] DTO dan POJO...
DTO dan POJO completely orthogonal. DTO masih diperluin regardless. View-model adalah salah satu bentuk DTO yang paling common. Dependency injection n ORM ngebantu bikin domain layer yang infrastructure agnostic (POJO). Gw baru ajah naro post ttg dependency-injection n POJO. http://hendryluk.wordpress.com/2009/08/17/software-development-fundamentals-part-2-layered-architecture/ 2009/8/18 Arlan milanistic...@yahoo.com hi all.. saya mo nanya nih.. Saya pernah baca kalo kita sudah menggunakan spring dan hibernate, DTO ga diperlukan lagi karena semuanya sudah berbasis POJO.. Pertanyaan saya.. emang gitu ya (dijelasin dong)? beda DTO dan POJO itu apa ya? mohon pencerahannya.. terima kasih all
Re: [JUG-Indonesia] Huge Matrix pake HashMap
You probably don't. Sebaeknya pake DHT e.g. memcached, velocity, Rhino.DHT.. (btw instead of multi-dimensional hashmap_of_hashmap, sebaeknya di-flattenned jadi standard URI lookup e,g. /52342/10323...) 2009/7/2 david_liauw david_li...@yahoo.com Hi, Tolong bantu dong... Bagaimana membuat Huge Matrix (Matrix berukuran besar misalnya Mat[100][100] menggunakan HashMap? Thanks yah ! Regards,
Re: [JUG-Indonesia] OOP vs. Functional Programming
AST dan juga metadata programming itu crucial banget buat DSL. Ini sebenernya alesan napa FP kayak haskel n ruby bangkit kembali dari liang kubur akhir2 ini, dengan mulai populernya notion of DSL. uh.. i mean metaprogramming :P
Re: [JUG-Indonesia] OOP vs. Functional Programming
Mo nambahin doank. FP bukan cuma sekedar closure ato mathematical domain. Keunggulan utama FP di enterprise app adalah code yang kita tulis itu gak selalu dicompile jadi executable instruction. Gak kayak OO, di FP itu code yang kita tulis gak selalu berarti bakal dirun saat runtime. Function di FP bisa dicompile semata2 sebagai AST structure (e.g. lambda expression), yang bisa di-reflect saat runtime. Misalnya, saat kita tulis: getSlaJeopardyTime = new Function(Order order, Schedule schedule) { return order.getSlaDate() - (schedule.getArrival().getDeviation(order.getCurrentShippingItenary())); } getSlaJeopardyTime adalah function instance yang bisa dipass kemana2. Sekilas ini mirip closure di ruby, ato function di javascript, ato delegate di c#. But it is not!. Function ini bukan dipass sebagai executable instruction. Method getSlaDate() ato getDeviation() ato getArrival() etc mungkin bahkan gak bakal pernah diexecute sama sekali! Function ini dicompile sebagai AST representation dari lambda expression doank, yang bisa diparse saat runtime. Jadi kita bisa bikin method yang terima function ini sebagai parameter, lalu ngebaca ASTnya, dan translate jadi SQL statement, ato RPC call, ato render ke javascript, ato XML query, ato send messaging, whatever. (Of course, kita bisa juga execute sebagai function instruction biasa). Misalnya, HQL di nHibernate dah digantiin dengan lambda expression (e.g. Linq). Function kayak tadi di atas bisa kita pass gitu ajah ke nhibernate, bukan buat diexecute melainkan buat ditranslate jadi SQL select statement. Contoh laen, helper method buat HTML tags: %= Html.Hyperlink(prodController = prodController.ShowDetails(14)) .WithText(View product details) % {prodController.ShowDetails(14)} di atas adalah sebuah function. Tapi line ini sama sekali gak bakal diexcute. Function expression ini bakal ditranslate jadi URL: /Product/ShowDetails/?productId=14 sesuai web configuration. Helper ginian kita tulis dengan menggunakan FP, sebagai utility buat provide strong-type di code kita. Equivalentnya di classic OO, susah lari dari magic string kayak: %= Html.Hyperlink(ProductController, ShowDetails, 14) .WithText(View product details) % Sama juga dengan HQL yang berakhir dengan loose-type magic-string. Bandingin strong-type hibernate criteria API dengan lambda expression alternative. Disinilah area dimana FP shines n sexy. AST dan juga metadata programming itu crucial banget buat DSL. Ini sebenernya alesan napa FP kayak haskel n ruby bangkit kembali dari liang kubur akhir2 ini, dengan mulai populernya notion of DSL. Language kayak Boo, Nemerle, F#, scala, ruby, diintroduce specifically buat address ini di strong-type OO platform... Mereka allow code buat ngebaca code itu sendiri kita sebagai AST (bukan sebagai instruction), yang allow *kita* buat define sendiri runtime behavior dari code yang ditulis... Instead of compiler/intepreter yang define runtime behaviornya. FP allows kita buat customize sendiri programming semantic kita yang domain-oriented, dengan much easier tanpa perlu ngerti bytecode processing ato runtime instrumentation. Kemampuan passing2 function (i.e. closure), IMO cuma sebagian kecil of the picture.. bukan bagian FP yang paling hot di enterprise app. 2009/6/29 Dhanisworo Dhanisworo ddha...@gmail.com Hi, Mau coba ikutan diskusi.Mungkin filosofi dari Functional Programing bisa lebih jelas di link ini http://rockfish.cs.unc.edu/COMP144/lect18a.ppt Inti yang saya tangkap ttg Functional Programming adalah seperti disebutkan oleh John Backus dalam pidatonya ketika menerima Turing Award tahun 1977, yaitu : a. Can Programming Be Liberated from the von Neumann Style ? b. Program should be abstract description of algorithms rather than sequences of changes in state of the memory c. Programs written in modern FP languanges are a set of mathematical relationship between objects. No explicit memory management take place • Jadi kira2 filisofi dari FP adalah : 1. Alternative dari gaya von Neumann yg bersifat procedural dan pemrograman terstruktur dan bercirikan manipulasi status object di memory melalui urutan perintah2. 2. Peningkatan level abstract dari pembuatan sebuah program dengan memanipulasi hubungan antar object Secara kasar dapat dikatakan bahwa OOP adalah pendekatan pemrograman berdasarkan eksistensi object, yg berkorelasi dgn status object tsb di memory. FP tidak terlalu memperhatikan aspek eksistensi sebuah object di memory, namun lebih pada apa yg bisa dilakukan terhadap sebuah object untuk menghasikan sesuatu value atau object yg lain. Segala proses alokasi memory, variable assignment dilakukan pada level bawah dari framework FP tsb. Secara teori semua case bisa dilakukan baik secara structural programming maupun functional pogramming. Hal ini hanya masalah pendekatan pembuatan program saja, di samping juga ketersediaan tools nya. best regards,Dyan Dhanisworo 2009/6/17 sjtirtha sjtir...@gmail.com
Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0
Haha, mate, seriously, lo mesti go out more ;) Ini dah jadi topik sehari2 di setiap local pub.. java maupun .net. Ada company yang sampe hari ini masih pilih bayar (ehm, mahal) yet buggy source control kayak AccuRev (buggy dan file lo bisa ilang sendiri), just for the sake of nghindarin OSS tools kayak svn ato git. Banyak company punya misguided fear terhadap security. Beberapa karna kerumitan license. Beberapa karna kepercayaan ke commercial support. Apapun alesannya, no-oss itu adalah subculture yang hidup dalam society kita. In fact, kalo lo sempet ngerasain jaman 90an (ato ngobrol sama temen2 lo yg dari jaman segitu), itu jauh lebih parah. Di jaman itu company yg bersedia pake OSS itu justru exception, daripada norm. Di jaman itu lebih banyak project yang dipaksa J2EE dan ngeliat Spring dengan jijik. No-OSS policy itu emang golongan minoritas, tapi bukan berarti FUD. At least google dikit donk. Nih liat2 kemari: http://www.pluggd.tv/audio/channels/interition_roller_weblogs Ada 2 episode ngomongin penuh soal subculture no-OSS.. apa yang melatarbelakangi, dan apa implicationnya buat kita2. On Wed, Jun 10, 2009 at 1:43 AM, Edward Yakop e...@apache.org wrote: On Tue, Jun 9, 2009 at 16:41, Hendry Lukhendrym...@gmail.comhendrymail%40gmail.com wrote: Mas... policy no-OSS di client itu dah commonsense. Bukan hal baru According to who? Sigh, FUD Straight from the horse mouth: http://www.pcworld.com/businesscenter/article/151568/ballmer_still_searching_for_an_answer_to_google.html Nice quotation from Steve himself: Forty percent of servers run Windows, 60 percent run Linux, he said. How are we doing? Forty is less than 60, so I don't like it. ... We have some work to do. Regards, Edward Yakop
Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0
Gw very well aware dengan distinction antara GPL dan LGPL. Gw juga dah benefit banyak dari OSS.. no doubt. Tapi gw cuma mo highlight beberapa ideologi yang pengen segala2 FULLY OPEN SOURCE. License2 permissive kayak MS-LPL dan MIT itu diganggap gak true open-source spirit karna gak ngebangun OSS community yang sehat. Lo bisa modify source-codenya, punya 100% commercial right, dan gak perlu expose ato submit kembali source code yang lo modify ke community. Lo bahkan bisa branch the project n jual kembali sebagai commercial product. Pandangan naive n idealis gak suka dengan konsep ini. Dan ini dianggap gak OSS spirit (what's why MS tetep dianggap anti-OSS despite berbagai OSS projects mereka). Tapi dari sudut pandang banyak company, ini yang justru mereka cari. Full-open source spirit.. like they can care less. Mereka cuma peduli projectnya mulus, mereka punya hak penuh atas apa yang mereka beli.. Kalo mereka bisa dapet itu, duit gak masalah. 2009/6/9 abangkis abang...@gmail.com I totally disagre .. ini omongan jaman Orba nih, tanda orang yang gak ngerti open source. Yang pertama untuk menggunakan open source harus mengerti dulu mengenai license open source. Okeh yang di takutin itu GPL, tapi opensouce mencakup banyak license, bisa pilih yang lebih linient kayak LGPL, atau CDDL. Terus GPL itu sendiri sekarang udah sampe v3, banyak perubahan. Dan kalau mau tetap benar-benar closed, biasanya license GPL bisa di convert jadi propietary, tapi harus deal langsung dengan pembuat library-nya, dan kalo library itu menggunakan lib lain yang GPL maka harus deal juga dengan pembuatnya, dst sampe ke ujung. Memang jadi lebih ribet, tapi itulah tujuannya GPL untuk membuat Open Source Software tetap free. Gak fair, kalau ada orang yang membuang weekendnya selama 6 bulan untuk membuat sebuah library yang dia pikir bermanfaat buat orang banyak, lalu tiba-tiba ada satu perusahaan yang memberi sedikit aksesoris kemudian menjualnya seharga $10.000 dolar. You can do this, but you need the consent of the maker for GPL. Kalau LGPL gak butuh. Keuntungan open source itu dah jelas. Quality n freedom... yang gak perlu lagi gw bahas. Gw cuma mo point out opposide side, devil advocate, yang jarang banget dihighlight... cost dari OSS. Gw dah sering liat banyak company yang strictly nolak any OSS part dari project yg dikerjain vendor2nya. They make it loud n clear. Terutama dari banking industry. Law suit cuma 1 hal. Future developments n needs yang gak compatible dengan policy OSS licensenya.. itu juga laen hal. Hal yang paling expensive buat mereka juga adalah gak ada pihak yang legally responsible terhadap OSS project. Kalo productnya ada flaw... worst casenya, lo cuma dapet response dari community... yeah, send me the patch, I'll look at it when i feel like to, ato dude.. its free.. for god sake just take it or leave it. Or better, why don't you fix it and contribute something for what you get?. Kalo ada cacat, gak ada yang bisa dijadiin kambing hitam yang mereka bisa legally minta pertanggungjawaban. -- Ini lagi, udah jelas free, masih mau nuntut orang yang ngasih sesuatu secara cuma2 ? Damn what a greedy corporate people *my comment to the individuals that think like this*. Sekarang ngomong dari segi bisnis, rata-rata company, untuk menjamin kelangsungan bisnisnya butuh support atau bahasa si hendry ada orang yang bisa disalahin kalau ada apa-apa. Untuk itu banyak perusahaan yang memberikan support terhadap software2 seperti ini. Contoh paling umum SUN, JBoss, RedHat. So ... statement phail ! Kalau ada library yang tidak ada yang support, pilihannya gampang. Kontak pembuatnya dia mau support atau engga, atau cari library lain yang ada supportnya. Kalau gak ada library yang lebih bagus, ya udah terima aja gak usah di pake itu library, suruh programmernya bikin sendiri dari 0, bakal mau gak kira2 ? Banyaak banget client yang terang2an strict no-OSS policy. Mereka lebih prefer solusi2 official, misalnya dari IBM... yang akhirnya mereka complaint siapa bilang java murah? OS non windows juga larinya ke box Solaris yang anything but cheap. Di .net in particular banyak banget client yang strict no OSS, dan nolak2in project yang mengandung NHibernate, nServiceBus, Windsor, Monorail, n stuffs. Mereka demand product yg official (baca: keluaran redmond)... yang dah lengkap dari ORM, DI container, MVC dalam frameworknya. Kenapa ini lebih common di .net (daripada java)? Kenapa mereka pilih .net in first place? Because mereka lari ke .net justru karna solusi official non-OSS nya lebih gampang n murah (in fact, they're all free). Di pasar non-OSS kayak ginilah, keunggulan java (mix n play OSS products) justru jadi kelemahan. Dan for all its worth, gw juga benci company2 yg ngelarang OSS.. karna hampir semua tooling favorite gw dari OSS.. Tapi alas, itu fact yg we have to live with. -- kata siapa propietary software gak ada
Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0
Hibernate misalnya, dia LGPL... dan kalo lo ngubah source codenya, lo mesti expose ke semua orang dan of course component itu gak bisa lo jual lagi dengan biaya. Mereka mengantisipasi bahwa suatu saat mereka mesti modify source codenya dengan beberapa code sensitif... yang mungkin sebenernya gak akan pernah terjadi. Tapi mereka gak mo take the risk dan jangan argue soal ini. Lo gak mo argue dengan client. Policy adalah policy. Developer mesti pragmatic, jangan fanatik. Tinggalin semua ideology. Kalo lo berusaha meluruskan client lo ke jalan yang benar... lo gak dapet makan. Dan i dont think gw lagi propose disini bahwa ini pandangan benar ato salah. Gw cuma point out a fact (tentang policy company). Inget.. policy adalah part of requirement. Lo deliver ato not deliver. That's it. Support dari organisasi dibalik OSS emang banyak... Tapi again... kayak yg gw bilang.. not free. Sementara vendor2 laennya nawarin client dengan guarantee, dan mereka bahkan bisa dikenain sanksi (fyi, company kayak Sears punya kontrak bahwa vendor mesti bayar sanksi 100% harga product kalo mereka gak puas dengan product lo ato gak fix dalam timely manner. On top of that, masih ada lagi sanksi per hari buat tiap kegagalan memenuhi delivery). Marketting OSS projects gak bisa meyakinkan mereka kalo mereka bisa dapet guarantee yang sama. Kalo hibernate ada bugs yang destructive, mereka gak bertanggung jawab apa2. Mereka bahkan charge clientnya buat fix tuh bug. Client juga punya anggapan bahwa OSS itu low quality... yang TOTALLY MISGUIDED! Let me know the next time lo berhasil ngubah corporate policy kayak gini. Disclaimer: gw gak condone aksi ini btw... ;) 2009/6/9 abangkis abang...@gmail.com I totally disagre .. ini omongan jaman Orba nih, tanda orang yang gak ngerti open source. Yang pertama untuk menggunakan open source harus mengerti dulu mengenai license open source. Okeh yang di takutin itu GPL, tapi opensouce mencakup banyak license, bisa pilih yang lebih linient kayak LGPL, atau CDDL. Terus GPL itu sendiri sekarang udah sampe v3, banyak perubahan. Dan kalau mau tetap benar-benar closed, biasanya license GPL bisa di convert jadi propietary, tapi harus deal langsung dengan pembuat library-nya, dan kalo library itu menggunakan lib lain yang GPL maka harus deal juga dengan pembuatnya, dst sampe ke ujung. Memang jadi lebih ribet, tapi itulah tujuannya GPL untuk membuat Open Source Software tetap free. Gak fair, kalau ada orang yang membuang weekendnya selama 6 bulan untuk membuat sebuah library yang dia pikir bermanfaat buat orang banyak, lalu tiba-tiba ada satu perusahaan yang memberi sedikit aksesoris kemudian menjualnya seharga $10.000 dolar. You can do this, but you need the consent of the maker for GPL. Kalau LGPL gak butuh. Keuntungan open source itu dah jelas. Quality n freedom... yang gak perlu lagi gw bahas. Gw cuma mo point out opposide side, devil advocate, yang jarang banget dihighlight... cost dari OSS. Gw dah sering liat banyak company yang strictly nolak any OSS part dari project yg dikerjain vendor2nya. They make it loud n clear. Terutama dari banking industry. Law suit cuma 1 hal. Future developments n needs yang gak compatible dengan policy OSS licensenya.. itu juga laen hal. Hal yang paling expensive buat mereka juga adalah gak ada pihak yang legally responsible terhadap OSS project. Kalo productnya ada flaw... worst casenya, lo cuma dapet response dari community... yeah, send me the patch, I'll look at it when i feel like to, ato dude.. its free.. for god sake just take it or leave it. Or better, why don't you fix it and contribute something for what you get?. Kalo ada cacat, gak ada yang bisa dijadiin kambing hitam yang mereka bisa legally minta pertanggungjawaban. -- Ini lagi, udah jelas free, masih mau nuntut orang yang ngasih sesuatu secara cuma2 ? Damn what a greedy corporate people *my comment to the individuals that think like this*. Sekarang ngomong dari segi bisnis, rata-rata company, untuk menjamin kelangsungan bisnisnya butuh support atau bahasa si hendry ada orang yang bisa disalahin kalau ada apa-apa. Untuk itu banyak perusahaan yang memberikan support terhadap software2 seperti ini. Contoh paling umum SUN, JBoss, RedHat. So ... statement phail ! Kalau ada library yang tidak ada yang support, pilihannya gampang. Kontak pembuatnya dia mau support atau engga, atau cari library lain yang ada supportnya. Kalau gak ada library yang lebih bagus, ya udah terima aja gak usah di pake itu library, suruh programmernya bikin sendiri dari 0, bakal mau gak kira2 ? Banyaak banget client yang terang2an strict no-OSS policy. Mereka lebih prefer solusi2 official, misalnya dari IBM... yang akhirnya mereka complaint siapa bilang java murah? OS non windows juga larinya ke box Solaris yang anything but cheap. Di .net in particular banyak banget client yang strict no OSS, dan nolak2in project yang mengandung NHibernate
Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0
Kayak yg gw bilang... Dengan no-oss policy mereka, lari ke ms adalah logical choice (e.g. lebih murah). No-oss policy juga common kok di java. Common as in gak aneh, bukan as in mayoritas. Gw sama sekali gak nyangka no-oss itu segitu asingnya di JUGI. Memang no-oss policy itu termasuk golongan minoritas, tapi gw expect at least everyone di profesi ini tau bahwa itu exist. 2009/6/10 abangkis abang...@gmail.com 2009/6/10 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com: Yup, no-OSS policy is totally non-sense n stupid. Kita developers pengen banget educate mereka tentang OSS, tapi mereka supposedly lebih ngerti law n poilitik daripada kita. Clients get what clients want. Mereka penganut monotheism dan cuma mo pengang 1 nomer telpon, they got it. To be fair, ini lebih common di ms world, karna hampir semua major companies itu punya yearly MSDN universal kit, yang intinya client punya akses ke SEMUA products lengkap dengan full technical dan incident support yang mencakup dari IDE, frameworks (ORM, IoC, xUnit, DbC, extensibility, MVC, workflow, WCF, logging, security, build/deployment), tools (code-inspection, performance-test) , OS (dev dan server), database, integration-server, enterprise-security/identity server, document-management, BPM, exchange server, finance system, dan segala bahan laen yg lo butuh buat build your own little planet. Now lo butuh alasan kuat sebelom lo even think about convincing mereka tentang OSS. Sekarang Oracle juga mampu bikin universal subscription kit buat java. Potential ini yang bikin Sun accuisistion itu big news. Arguably bisa extend market java ke monotheist enterprise market. Hanya karna kita nganut polytheist, gak bisa ngharapin seluruh dunia juga mesti politheist. Masih ada orang yg percaya monotheism... foolish indeed, tapi tetep mesti diladenin -- No-no-no. Kalau mereka memilih untuk 'monotheism' itu hak mereka, kita cuma bisa educated. Dan ujung-ujungnya time will tell. Tapi bilang bahwa di client itu commonsense untuk no-OSS policy, itu totaly non-sense. Apalagi gak disebutin bahwa domain-nya adalah company-company yang M$ based. Its totally misleading seakan-akan seluruh dunia begitu, padahal company yang totally M$ based itu berapa persen sih ? Untuk telco dan banking jelas2 mereka gak mungkin fully M$ based. jadi kita bisa totally discard mereka dari jumlah yang totally M$ based. Kalau urusan oracle dan sun, well just have to wait and see. Soalnya banyak orang-orang oracle dan sun sendiri yang gak tahu dunia bakal bagaimana setelah proses merger selesai 1-2 tahun lagi. Well atleast we have their source code right ?
Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0
Mereka == companies/clients 2009/6/10 Hendry Luk hendrym...@gmail.com Hibernate misalnya, dia LGPL... dan kalo lo ngubah source codenya, lo mesti expose ke semua orang dan of course component itu gak bisa lo jual lagi dengan biaya. Mereka mengantisipasi bahwa suatu saat mereka mesti modify source codenya dengan beberapa code sensitif... yang mungkin sebenernya gak akan pernah terjadi. Tapi mereka gak mo take the risk dan jangan argue soal ini. Lo gak mo argue dengan client. Policy adalah policy. Developer mesti pragmatic, jangan fanatik. Tinggalin semua ideology. Kalo lo berusaha meluruskan client lo ke jalan yang benar... lo gak dapet makan. Dan i dont think gw lagi propose disini bahwa ini pandangan benar ato salah. Gw cuma point out a fact (tentang policy company). Inget.. policy adalah part of requirement. Lo deliver ato not deliver. That's it. Support dari organisasi dibalik OSS emang banyak... Tapi again... kayak yg gw bilang.. not free. Sementara vendor2 laennya nawarin client dengan guarantee, dan mereka bahkan bisa dikenain sanksi (fyi, company kayak Sears punya kontrak bahwa vendor mesti bayar sanksi 100% harga product kalo mereka gak puas dengan product lo ato gak fix dalam timely manner. On top of that, masih ada lagi sanksi per hari buat tiap kegagalan memenuhi delivery). Marketting OSS projects gak bisa meyakinkan mereka kalo mereka bisa dapet guarantee yang sama. Kalo hibernate ada bugs yang destructive, mereka gak bertanggung jawab apa2. Mereka bahkan charge clientnya buat fix tuh bug. Client juga punya anggapan bahwa OSS itu low quality... yang TOTALLY MISGUIDED! Let me know the next time lo berhasil ngubah corporate policy kayak gini. Disclaimer: gw gak condone aksi ini btw... ;) 2009/6/9 abangkis abang...@gmail.com I totally disagre .. ini omongan jaman Orba nih, tanda orang yang gak ngerti open source. Yang pertama untuk menggunakan open source harus mengerti dulu mengenai license open source. Okeh yang di takutin itu GPL, tapi opensouce mencakup banyak license, bisa pilih yang lebih linient kayak LGPL, atau CDDL. Terus GPL itu sendiri sekarang udah sampe v3, banyak perubahan. Dan kalau mau tetap benar-benar closed, biasanya license GPL bisa di convert jadi propietary, tapi harus deal langsung dengan pembuat library-nya, dan kalo library itu menggunakan lib lain yang GPL maka harus deal juga dengan pembuatnya, dst sampe ke ujung. Memang jadi lebih ribet, tapi itulah tujuannya GPL untuk membuat Open Source Software tetap free. Gak fair, kalau ada orang yang membuang weekendnya selama 6 bulan untuk membuat sebuah library yang dia pikir bermanfaat buat orang banyak, lalu tiba-tiba ada satu perusahaan yang memberi sedikit aksesoris kemudian menjualnya seharga $10.000 dolar. You can do this, but you need the consent of the maker for GPL. Kalau LGPL gak butuh. Keuntungan open source itu dah jelas. Quality n freedom... yang gak perlu lagi gw bahas. Gw cuma mo point out opposide side, devil advocate, yang jarang banget dihighlight... cost dari OSS. Gw dah sering liat banyak company yang strictly nolak any OSS part dari project yg dikerjain vendor2nya. They make it loud n clear. Terutama dari banking industry. Law suit cuma 1 hal. Future developments n needs yang gak compatible dengan policy OSS licensenya.. itu juga laen hal. Hal yang paling expensive buat mereka juga adalah gak ada pihak yang legally responsible terhadap OSS project. Kalo productnya ada flaw... worst casenya, lo cuma dapet response dari community... yeah, send me the patch, I'll look at it when i feel like to, ato dude.. its free.. for god sake just take it or leave it. Or better, why don't you fix it and contribute something for what you get?. Kalo ada cacat, gak ada yang bisa dijadiin kambing hitam yang mereka bisa legally minta pertanggungjawaban. -- Ini lagi, udah jelas free, masih mau nuntut orang yang ngasih sesuatu secara cuma2 ? Damn what a greedy corporate people *my comment to the individuals that think like this*. Sekarang ngomong dari segi bisnis, rata-rata company, untuk menjamin kelangsungan bisnisnya butuh support atau bahasa si hendry ada orang yang bisa disalahin kalau ada apa-apa. Untuk itu banyak perusahaan yang memberikan support terhadap software2 seperti ini. Contoh paling umum SUN, JBoss, RedHat. So ... statement phail ! Kalau ada library yang tidak ada yang support, pilihannya gampang. Kontak pembuatnya dia mau support atau engga, atau cari library lain yang ada supportnya. Kalau gak ada library yang lebih bagus, ya udah terima aja gak usah di pake itu library, suruh programmernya bikin sendiri dari 0, bakal mau gak kira2 ? Banyaak banget client yang terang2an strict no-OSS policy. Mereka lebih prefer solusi2 official, misalnya dari IBM... yang akhirnya mereka complaint siapa bilang java murah? OS non windows juga larinya ke box Solaris yang anything but cheap. Di .net
Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0
Duh... Gw sering tidur di lantai.. bukan berarti gw mayoritas tidur di lantai melebihi ranjang. Duh! Agree dengan sisanya. Btw observasi menarik. Salah satu sektor yang banyak nerapin no-open-source policy kan government agencies.. Java maupun .net. Dan surprise surprise, microsoft justru nge-lead di pasar government. Misalnya http://computerworld.co.nz/news.nsf/tech/A738E58D7AD67DA7CC257595007473BD No coincident I guess. Disana, cuma 20% dari seluruh server organisasi pemerintah yg mengandung OSS software... Bahkan 8% organisasi pemerintahan punya explicit no-open-source policy. Ms kayaknya punya advantage lebih di pasar gitu2an... Yang menarik, tepat di bawah microsoft adalah. well... oracle. Yang juga notoriously dedengkot anti oss. 2009/6/10 Jecki jecki...@gmail.com 2009/6/10 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com: Kayak yg gw bilang... Dengan no-oss policy mereka, lari ke ms adalah logical choice (e.g. lebih murah). No-oss policy juga common kok di java. Common as in gak aneh, bukan as in mayoritas. Gw sama sekali gak nyangka no-oss itu segitu asingnya di JUGI. Memang no-oss policy itu termasuk golongan minoritas, tapi gw expect at least everyone di profesi ini tau bahwa itu exist. jelas di bidang manapun ekstrim kiri dan kanan selalu ada. tapi pernyataan loe kontradiktif. di email sebelumnya loe bilang: Gw gak tau company indo, tapi kebanyakan company di negara2 yang hukumnya kuat, OSS itu sering strictly dilarang. tapi abis itu loe bilang no-OSS policy adalah minoritas. IMO, to OSS or not to OSS is merely a choice. harusnya pilihannya objective, tapi tidak dipungkiri kadang pilihannya jadi subjective. ada orang yang sangat suka sekali dengan OSS dan berusaha promote ke mana2. ada juga orang yang sangat TIDAK suka OSS dan promote ke mana2. politik juga ikut berperan di sini. jadi banyak faktor yang menentukan company pakai OSS atau tidak.
Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0
Sam, lo justru point out kalo setitik bug di assembly code itu mahal. Karna itu kita pake java. 2009/6/9 Samuel Franklyn sfrank...@gmail.com Joshua Partogi wrote: Ah di akhir-nya juga jelek. Banyak bug fixing. Makanya never ending. Omongan geblek. Dimana-mana banyak bug atau kagak bukan tergantung bahasa yang dipakai tapi kemampuan developer dan metode development yang dipakai. Kalau kayak di NASA di mana 1 bug di kerjakan oleh team sebanyak 20 orang lebih, yang masing-masing orang punya pengalaman diatas 10 tahun, di analisa dampak perbaikannya selama 6 bulan, di dokumentasi perbaikannya dan dampaknya kemana, lalu ditesting 3 bulan perbaikannya dengan seabreg test cases baru diaplikasi ke sistem produksi maka biar bug sekecil apapun susah hidup. Mau pakai bahasa assembly sekalipun bug modar kalau diperlakukan kayak begitu. 2009/6/8 Frans Thamura fr...@meruvian.org frans%40meruvian.orgmailto: fr...@meruvian.org frans%40meruvian.org .net juga sama never ending cepat awal masalah di akhir ;) java itu mau akhir bagus, tapi never ending di awal
Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0
Keuntungan open source itu dah jelas. Quality n freedom... yang gak perlu lagi gw bahas. Gw cuma mo point out opposide side, devil advocate, yang jarang banget dihighlight... cost dari OSS. Gw dah sering liat banyak company yang strictly nolak any OSS part dari project yg dikerjain vendor2nya. They make it loud n clear. Terutama dari banking industry. Law suit cuma 1 hal. Future developments n needs yang gak compatible dengan policy OSS licensenya.. itu juga laen hal. Hal yang paling expensive buat mereka juga adalah gak ada pihak yang legally responsible terhadap OSS project. Kalo productnya ada flaw... worst casenya, lo cuma dapet response dari community... yeah, send me the patch, I'll look at it when i feel like to, ato dude.. its free.. for god sake just take it or leave it. Or better, why don't you fix it and contribute something for what you get?. Kalo ada cacat, gak ada yang bisa dijadiin kambing hitam yang mereka bisa legally minta pertanggungjawaban. Banyaak banget client yang terang2an strict no-OSS policy. Mereka lebih prefer solusi2 official, misalnya dari IBM... yang akhirnya mereka complaint siapa bilang java murah? OS non windows juga larinya ke box Solaris yang anything but cheap. Di .net in particular banyak banget client yang strict no OSS, dan nolak2in project yang mengandung NHibernate, nServiceBus, Windsor, Monorail, n stuffs. Mereka demand product yg official (baca: keluaran redmond)... yang dah lengkap dari ORM, DI container, MVC dalam frameworknya. Kenapa ini lebih common di .net (daripada java)? Kenapa mereka pilih .net in first place? Because mereka lari ke .net justru karna solusi official non-OSS nya lebih gampang n murah (in fact, they're all free). Di pasar non-OSS kayak ginilah, keunggulan java (mix n play OSS products) justru jadi kelemahan. Dan for all its worth, gw juga benci company2 yg ngelarang OSS.. karna hampir semua tooling favorite gw dari OSS.. Tapi alas, itu fact yg we have to live with. 2009/6/9 Edward Yakop e...@apache.org 2009/6/8 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com: Yang gw liat itu kekuatan java justru sekaligus kelemahannya. Open-source di indo selalu disenangi dan digemari... terutama karna orang2 suka gratisan. Padahal justru di kebanyakan negara laen, OSS adalah wabah. 1 yang perlu ditegaskan: OSS itu gak gratis! Err, abis baca semua argument kamu. OSS itu gratis tapi tergantung apa yang kamu pengen kerjain. Kalo kamu mau pakek OSS di commercial, be careful dengan licensenya. Gw gak tau company indo, tapi kebanyakan company di negara2 yang hukumnya kuat, OSS itu sering strictly dilarang. Terlalu banyak masalah hukum di OSS yang bisa menyedot keuangan company gila2an. Terutama GPL license. GPL license literally adalah virus, karna salah satu isi licensenya adalah, kalo ada small part dari solusi kita yang mengadung GPL, maka seluruh bagian dari solusi itu juga menjadi GPL. Intinya, kalo kita pake sedikit jasa dari GPL, maka GPL minta sebagai imbalannya berhak buat menyita seluruh bagian application kita jadi milik GPL community. Ini disebut quodque pro quo (dari latin yang artinya everything in return for something). GPL itu adalah puncak dari ideologi sosialis ato komunis. Yang intinya, segala hasil kerja keras kita harus 100% disumbangkan ke community. Gak ada paten, intelectual property, ato hak ato persenan atas kerja kita. Kita bahkan gak boleh make some money dari hasil project kita. Segala kerja dan usaha kita semata2 hanyalah bentuk kontribusi sosial kita kepada community. Ini menghambat kreativitas. Gak akan ada orang ato company yang bikin research ato project ambisius, karna gak ada imbalannya. Sepenuhnya jadi milik bersama. Kayak ekonomi di comunism in general, menghambat pertumbuhan company yang kreatif dan innovative. Not true. Kernel = GPL, glibc = LGPL, java is on top of libc dan our app is on top of java. Another example, Kernel, nvidia non gpl license layer, nvidia driver. Are you obligated to open source your app? Nope. Jadi, as long as there's a non GPL layer between the GPL library dan your app. You don't have to release your application source code. Ada beberapa company yg gw pernah tau dah bikin agreement dengan sebuah GPL product (dengan duit tentunya), dan dah pake.. happy days.. project mereka akhirnya selesai dan mature.. running beberapa tahun. Tapi belakangan kena sued juga. GPL minta project di company itu diopensource kan. Dan sesama lawyer saling berperang... yang diakibatkan karna agreeement mereka dan license GPL itu agak ambiguous. Ini sering terjadi di dunia software. Dah gak keitung berapa banyak law suit yang diluncurkan oleh OSS community ke company2 gede maupun menengah.. yang kadang2 bisa bikin mereka kehilangan business mereka. Ini company fault kalo nggak get commercial license atau bikin middle layer dan license dengan LGPL/Apache/etcs. Dan kita blom lagi ngomong masalah license
Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0
Mas... policy no-OSS di client itu dah commonsense. Bukan hal baru On Tue, Jun 9, 2009 at 6:25 PM, Edward Yakop e...@apache.org wrote: 2009/6/9 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com: Gw dah sering liat banyak company yang strictly nolak any OSS part dari project yg dikerjain vendor2nya. They make it loud n clear. Terutama dari banking industry. Banking industry yang pakek java banyak yang pakek OSS secara lansung atau tidak langsung. http://www.springsource.com/customers http://customers.redhat.com/category/industry/financial/ http://www.pentaho.com/about/customers/ I can go on. Law suit cuma 1 hal. Future developments n needs yang gak compatible dengan policy OSS licensenya.. itu juga laen hal. Hal yang paling expensive buat mereka juga adalah gak ada pihak yang legally responsible terhadap OSS project. Kalo productnya ada flaw... worst casenya, lo cuma dapet response dari community... yeah, send me the patch, I'll look at it when i feel like to, ato dude.. its free.. for god sake just take it or leave it. Or better, why don't you fix it and contribute something for what you get?. Kalo ada cacat, gak ada yang bisa dijadiin kambing hitam yang mereka bisa legally minta pertanggungjawaban. Again back to this FUD. Just choose OSS project that are backed by reputable team/company or even better get a support contract. redhat, Spring, SUN (for mysql), jetty. If your statement is true, nobody will use linux. Banyaak banget client yang terang2an strict no-OSS policy. Mereka lebih prefer solusi2 official, misalnya dari IBM... yang akhirnya mereka complaint siapa bilang java murah? OS non windows juga larinya ke box Solaris yang anything but cheap. citation needed. Di .net in particular banyak banget client yang strict no OSS, dan nolak2in project yang mengandung NHibernate, nServiceBus, Windsor, Monorail, n stuffs. Mereka demand product yg official (baca: keluaran redmond)... yang dah lengkap dari ORM, DI container, MVC dalam frameworknya. That's because .net OSS movement is not as matured as Java. Kenapa ini lebih common di .net (daripada java)? Kenapa mereka pilih .net in first place? Because mereka lari ke .net justru karna solusi official non-OSS nya lebih gampang n murah (in fact, they're all free). Is it because of legacy code? The team knows microsoft stack very well The company already pays a support contract with microsoft After all, java as a language is not newer than other Mircosoft SDK and migration works cost a lot of money and risks. Di pasar non-OSS kayak ginilah, keunggulan java (mix n play OSS products) justru jadi kelemahan. According to who? Dan for all its worth, gw juga benci company2 yg ngelarang OSS.. karna hampir semua tooling favorite gw dari OSS.. Tapi alas, itu fact yg we have to live with. Benci is a strong word :P Regards, Edward Yakop
Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0
Point gw adalah... bugs sama2 bisa dihindari pake language apapun, tapi some language lebih susah/mahal daripada the others. Definisi susah/mahal... lo baru point out... 20x3 man-months highly experienced developers buat ngurusin 1 bug.. 2009/6/9 Samuel Franklyn sfrank...@gmail.com Hendry Luk wrote: Sam, lo justru point out kalo setitik bug di assembly code itu mahal. Karna itu kita pake java. Bukan itu pointnya. Setahu gua sebagian besar code NASA adalah C/C++/Java. Assembly language cuma sedikit. Pointnya adalah di NASA yang namanya bug itu diperlakukan seperti musuh dendam kesumat tujuh turunan sehingga bug susah hidup. Jadi isunya bugs itu banyak bukan karena bahasanya. 2009/6/9 Samuel Franklyn sfrank...@gmail.com sfranklyn%40gmail.commailto: sfrank...@gmail.com sfranklyn%40gmail.com Joshua Partogi wrote: Ah di akhir-nya juga jelek. Banyak bug fixing. Makanya never ending. Omongan geblek. Dimana-mana banyak bug atau kagak bukan tergantung bahasa yang dipakai tapi kemampuan developer dan metode development yang dipakai. Kalau kayak di NASA di mana 1 bug di kerjakan oleh team sebanyak 20 orang lebih, yang masing-masing orang punya pengalaman diatas 10 tahun, di analisa dampak perbaikannya selama 6 bulan, di dokumentasi perbaikannya dan dampaknya kemana, lalu ditesting 3 bulan perbaikannya dengan seabreg test cases baru diaplikasi ke sistem produksi maka biar bug sekecil apapun susah hidup. Mau pakai bahasa assembly sekalipun bug modar kalau diperlakukan kayak begitu. 2009/6/8 Frans Thamura fr...@meruvian.org frans%40meruvian.org mailto:frans%40meruvian.org frans%2540meruvian.org mailto: fr...@meruvian.org frans%40meruvian.org mailto:frans%40meruvian.org frans%2540meruvian.org .net juga sama never ending cepat awal masalah di akhir ;) java itu mau akhir bagus, tapi never ending di awal
Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0
Yup, no-OSS policy is totally non-sense n stupid. Kita developers pengen banget educate mereka tentang OSS, tapi mereka supposedly lebih ngerti law n poilitik daripada kita. Clients get what clients want. Mereka penganut monotheism dan cuma mo pengang 1 nomer telpon, they got it. To be fair, ini lebih common di ms world, karna hampir semua major companies itu punya yearly MSDN universal kit, yang intinya client punya akses ke SEMUA products lengkap dengan full technical dan incident support yang mencakup dari IDE, frameworks (ORM, IoC, xUnit, DbC, extensibility, MVC, workflow, WCF, logging, security, build/deployment), tools (code-inspection, performance-test) , OS (dev dan server), database, integration-server, enterprise-security/identity server, document-management, BPM, exchange server, finance system, dan segala bahan laen yg lo butuh buat build your own little planet. Now lo butuh alasan kuat sebelom lo even think about convincing mereka tentang OSS. Sekarang Oracle juga mampu bikin universal subscription kit buat java. Potential ini yang bikin Sun accuisistion itu big news. Arguably bisa extend market java ke monotheist enterprise market. Hanya karna kita nganut polytheist, gak bisa ngharapin seluruh dunia juga mesti politheist. Masih ada orang yg percaya monotheism... foolish indeed, tapi tetep mesti diladenin 2009/6/9 abangkis abang...@gmail.com Ah non-sense ini. Semua telco di indonesia ada opensource-nya kok. Itu eropa yang belum kena renaissance kali ? coba cek dulu jangan-jangan mereka masih nganggep CEO microsoft itu bill gates, makanya masih pake satu kitab M$ doang. (devil) On Tue, Jun 9, 2009 at 3:41 PM, Hendry Lukhendrym...@gmail.comhendrymail%40gmail.com wrote: Mas... policy no-OSS di client itu dah commonsense. Bukan hal baru On Tue, Jun 9, 2009 at 6:25 PM, Edward Yakop e...@apache.orgefy%40apache.org wrote: 2009/6/9 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com: Gw dah sering liat banyak company yang strictly nolak any OSS part dari project yg dikerjain vendor2nya. They make it loud n clear. Terutama dari banking industry. Banking industry yang pakek java banyak yang pakek OSS secara lansung atau tidak langsung. http://www.springsource.com/customers http://customers.redhat.com/category/industry/financial/ http://www.pentaho.com/about/customers/ I can go on. Law suit cuma 1 hal. Future developments n needs yang gak compatible dengan policy OSS licensenya.. itu juga laen hal. Hal yang paling expensive buat mereka juga adalah gak ada pihak yang legally responsible terhadap OSS project. Kalo productnya ada flaw... worst casenya, lo cuma dapet response dari community... yeah, send me the patch, I'll look at it when i feel like to, ato dude.. its free.. for god sake just take it or leave it. Or better, why don't you fix it and contribute something for what you get?. Kalo ada cacat, gak ada yang bisa dijadiin kambing hitam yang mereka bisa legally minta pertanggungjawaban. Again back to this FUD. Just choose OSS project that are backed by reputable team/company or even better get a support contract. redhat, Spring, SUN (for mysql), jetty. If your statement is true, nobody will use linux. Banyaak banget client yang terang2an strict no-OSS policy. Mereka lebih prefer solusi2 official, misalnya dari IBM... yang akhirnya mereka complaint siapa bilang java murah? OS non windows juga larinya ke box Solaris yang anything but cheap. citation needed. Di .net in particular banyak banget client yang strict no OSS, dan nolak2in project yang mengandung NHibernate, nServiceBus, Windsor, Monorail, n stuffs. Mereka demand product yg official (baca: keluaran redmond)... yang dah lengkap dari ORM, DI container, MVC dalam frameworknya. That's because .net OSS movement is not as matured as Java. Kenapa ini lebih common di .net (daripada java)? Kenapa mereka pilih .net in first place? Because mereka lari ke .net justru karna solusi official non-OSS nya lebih gampang n murah (in fact, they're all free). Is it because of legacy code? The team knows microsoft stack very well The company already pays a support contract with microsoft After all, java as a language is not newer than other Mircosoft SDK and migration works cost a lot of money and risks. Di pasar non-OSS kayak ginilah, keunggulan java (mix n play OSS products) justru jadi kelemahan. According to who? Dan for all its worth, gw juga benci company2 yg ngelarang OSS.. karna hampir semua tooling favorite gw dari OSS.. Tapi alas, itu fact yg we have to live with. Benci is a strong word :P Regards, Edward Yakop
Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0
Yang gw liat itu kekuatan java justru sekaligus kelemahannya. Open-source di indo selalu disenangi dan digemari... terutama karna orang2 suka gratisan. Padahal justru di kebanyakan negara laen, OSS adalah wabah. 1 yang perlu ditegaskan: OSS itu gak gratis! Gw gak tau company indo, tapi kebanyakan company di negara2 yang hukumnya kuat, OSS itu sering strictly dilarang. Terlalu banyak masalah hukum di OSS yang bisa menyedot keuangan company gila2an. Terutama GPL license. GPL license literally adalah virus, karna salah satu isi licensenya adalah, kalo ada small part dari solusi kita yang mengadung GPL, maka seluruh bagian dari solusi itu juga menjadi GPL. Intinya, kalo kita pake sedikit jasa dari GPL, maka GPL minta sebagai imbalannya berhak buat menyita seluruh bagian application kita jadi milik GPL community. Ini disebut quodque pro quo (dari latin yang artinya everything in return for something). GPL itu adalah puncak dari ideologi sosialis ato komunis. Yang intinya, segala hasil kerja keras kita harus 100% disumbangkan ke community. Gak ada paten, intelectual property, ato hak ato persenan atas kerja kita. Kita bahkan gak boleh make some money dari hasil project kita. Segala kerja dan usaha kita semata2 hanyalah bentuk kontribusi sosial kita kepada community. Ini menghambat kreativitas. Gak akan ada orang ato company yang bikin research ato project ambisius, karna gak ada imbalannya. Sepenuhnya jadi milik bersama. Kayak ekonomi di comunism in general, menghambat pertumbuhan company yang kreatif dan innovative. Ada beberapa company yg gw pernah tau dah bikin agreement dengan sebuah GPL product (dengan duit tentunya), dan dah pake.. happy days.. project mereka akhirnya selesai dan mature.. running beberapa tahun. Tapi belakangan kena sued juga. GPL minta project di company itu diopensource kan. Dan sesama lawyer saling berperang... yang diakibatkan karna agreeement mereka dan license GPL itu agak ambiguous. Ini sering terjadi di dunia software. Dah gak keitung berapa banyak law suit yang diluncurkan oleh OSS community ke company2 gede maupun menengah.. yang kadang2 bisa bikin mereka kehilangan business mereka. Gak worth it banget, padahal mereka lebih dari mampu buat bayar product properietary yang harganya gak seberapa. Kebanyak properietary products harganya cuma berkisar antara ratusan dolar sampe yang paling mahal pun cuma puluhan-ribu dolar. Less than 10 man-days! Dan langsung 100% jadi milik kita yang bebas diapainpun tanpa nuntut imbalan balik. Dapet source-codenya pula, dan disupport oleh orang2 mereka kalo kita butuh ganti buat menyesuaikan dengan apa yg lo butuh. Gak perlu developer lo sendiri spend waktu buat debug2 n berusaha ngubah2 OSS source-code melalui learning yg dalam, dan submit patchnya ke community. Dan kita blom lagi ngomong masalah license community dan support. Support itu di OSS project relatively susah, dan gak ada jaminan bahwa mereka bersedia support. Mereka berhak nolak. Bahkan kadang2, donate duit buat developer implement sebuah fitur yang kita pengen, itu sering dianggap gak etchical di dunia OSS. Dengan bayar duit buat minta OSS implement sebuah fitur, kita dianggap menggunakan kekuatan duit buat menggerakan arah OSS project. Buat sebagian besar company, ini gak cukup terutama kalo project mereka mission critical. Bukan cuma timely support yang mereka butuh, tapi mereka butuh sebuah pihak yang legally responsible kalo terjadi masalah ato software mereka gak deliver sesuai yang diharapkan. Balik ke microsoft. Steve Balmer pernah terang2an bilang bahwa dia anti GPL, dan GPL adalah plague, comment yang langsung dapet hujatan dari OSS community di seluruh dunia. Steve Balmer langsung jadi lucifer, musuh besar dari dunia OSS. War declared. Karna itulah semua project open-source microsoft gak ada yang GPL. Semua OSS project dari microsoft sejauh ini pake license MIT (e.g. JQuery) ato MS-LPL (e.g. Unity, MEF, ASP.Net MVC). Yang artinya kita bisa pake bebas dari ikatan apapun, dan kita punya hak penuh atas code tersebut, yang bisa dipake 100% free dan bisa diganti2 sesuka hati, dan diship sebagai product laen commercially. Dan kita 100% berhak atas duit yang dihasilkan dari product itu. I.e., gak ada imbalan. Microsoft juga notorious dengan historynya yang selalu reinvent the wheel, yang sering mematikan OSS project. Dah ada project OSS di luaran, tapi malah reinvent lagi. Ini mostly karna komitment steve balmer yang gak mo terikat dengan obligation dari OSS license, kecuali license yang liberal kayak MIT.. OSS yang tanpa pamrih. Kalo 1 kali ajah ms terikat dengan OSS license, maka langsung seluruh pengguna microsoft products kena impactnya, dan jadi terjerat OSS obligation. Ini gak sesuai policy microsoft, dan relatively jauh lebih murah buat mereka rewrite lagi 100% dari scratch, dan ship as their own product, tanpa ikatan dari OSS. Java adalah dunia yang berdiri hampir sepenuhnya di atas OSS. Ini bisa jadi keuntungan di negara tertentu, tapi mostly bikin masalah yang
Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0
Maksud gw license compatibility. 2009/6/8 Hendry Luk hendrym...@gmail.com Dan kita blom lagi ngomong masalah license community dan support.
Re: [JUG-Indonesia] Why Java? Is Java still relevant?
The empty restaurant phenomenon 2009/5/30 Joshua Partogi joshua.j...@gmail.com 2009/5/29 Endy Muhardin endy.muhar...@gmail.com Ruby, Python, Perl ? Nanti sulit cari programmer buat maintain Sekedar sharing aja mengenai ini. Sulit bukan sama sekali tidak ada lho. Saya punya sudut pandang yang baru mengenai ini. Semakin banyak programmer justru semakin sulit mem-filter, dan semakin banyak makan waktu. Kalau punya banyak waktu ya gpp. Terus terang saya agak bosan kalau harus terlalu banyak mem-filter. Contoh-nya kemarin saya cari programmer Python dan Ruby, yang apply memang tidak sebanyak kalau lowongan Java, tapi semua yang apply di-atas standard. They're all above my expectations. Ini sudah menghemat waktu. Ternyata saya lihat selama berurusan dengan filtering SDM IT itu begini: * Orang belajar Python or Ruby Rails, because they really love it. They really enjoy coding with the language, not just for the sake of money. Because they get the sense of beauty when coding. Ini sebuah nilai plus bagi employer yang mencari loyalitas di employee-nya. * Java sudah menjadi mainstream. Programmer-nya semakin banyak. Dan seperti Endy bilang, it attracts programmer. Dan oleh karena itu semakin banyak newbie yang belajar Java karena mainstream. They might not really enjoy coding with Java, but it makes money. And they will go where the money is (pengalaman pribadi juga). Contohnya dulu waktu saya mahasiswa, kalau saya cari makan biasanya cari yang parkiran motor paling banyak. It's mainstream, tapi waktu makan saya belum tentu mendapatkan kenikmatan, karena tempat makan itu menjadi mainstream karena pas dengan kantong mahasiswa. Saya ada programmer Python yg kerja sama saya saat ini, and he's a champion. A real natural born hacker. Sangat jarang saya harus ajarin ini itu. Implikasi-nya, save time and money. Inti ceritanya yang ingin saya sampaikan disini, kalau kita bisa dapat 1 dari 5 qualified programmer, ngapain harus nyari 1 dari 1000 yang mediocre? ;) Dan kita gak butuh terlalu banyak programmer kok, toh yang kita hire bukan sebanyak itu. Oh ya mengenai vendor juga, kita gak butuh terlalu banyak vendor. Karena toh yang kita pakai cuman 1 vendor. *This is just my 2 cents* Personal opinion. -- Join Scrum8.com. http://scrum8.com/jpartogi/ http://twitter.com/scrum8/
Re: [JUG-Indonesia] [Ask]Quaere (LINQ-looked-alike for Java)
Quaere lebih mirip hibernate criteria API yang dibubuhin fluent interface. Gak strong type n penuh magic string dimana2. E.g. Iterable contacts = from(customer).in(customers) .where( and(lt(customer.getDateOfBirth, date17YearsAgo), eq(customer.getAddress().getCountry(), Indonesia)) select(customer.getContactDetail()); for (Group group : groups) { } Sama sekali gak strong type. Objective utama yg pengen dicapai dari Linq justru sama sekali gak disentuh: 1. type-safety, compile time check 2. auto-completion 3. refactoring Sebenernya gak terlalu susah buat bikin criteria API yang strong type kayak NHibernate Query Generator dengan ngandalin code-generator. Misalnya kalo di java maybe: Interable contacts = query(customer, Where.Customer.getAddress().getCountry() == Indonesia Where.Customer.getDateOfBirth date17YearsAgo) .select(getContactDetail()); Ini cuma wrapper di atas criteria APInya Hibernate, yang bikin strong-type fluent-interface yang suitable dengan rigid language kayak java dan .net versi awal2 banget sebelom era Linq. API kayak gini lebih mendekati Linq daripada Quaere (at least 3 objectives strong-type tercapai). Dan gw masih gak ngerti napa ini gak pernah diimplement di Hibernate, padahal dah jelas betapa ridiculousnya pain di HQL dan criteria API. NHibernate Query Generator sendiri sekarang dah deprecated dan diabandon sejak LINQ. E.g. (C#) EnumerableContactDetails contacts = from customer in customers where customer.Address.Country == Indonesia customer.DateOfBirth date17YearsAgo select customer.ContactDetail; Jadi sebenernya hype Quaere sebagai java's Linq adalah menyesatkan n overstatement. Objective yang pegen dicapai malah gak kesentuh. Tapi at least benefitnya: 1. fluent syntax yg much better dibanding criteria API 2. persistence ignorance. Kayak Linq, bisa query ke jdbc, orm, array/list, xml, ldap. Code lo completely agnostic terhadap storage infrastructre yg dipake. Ini common banget dipake buat agile practice yg develop tanpa database (cuma pake object list) sampe deket2 mature stage baru DB dan ORM comes into play. Dan of course buat TDD juga. Anyway, internal DSL pake static language emang limited. Language kayak Linq cuma bisa diachieve dengan external DSL. Misalnya pake ANTLR (kayak HQL), ato bikin Java compiler baru. 2009/5/26 OsCaRz junz_mis...@yahoo.com.sg Halo... Ada yang pernah menggunakan Quaere. Mohon reviewnya. Terus kalau mau digunakan buat query MySql gimana ya? Terima kasih...
Re: [JUG-Indonesia] Why Java? Is Java still relevant?
Java juga gak portable antara mobile dengan desktop. Apa J2ME application bisa run di PC tanpa emulator? Menurut gw yang penting bukan portability, tapi interoperability. Mobile app bisa dibikin pake apa ajah, so long as bisa communicate dengan desktop app. Berapa persen sih orang yg pilih Java dengan reason supaya app yang sama bisa jalan di both PC n mobile. Alasan orang pilih java menurut gw sebenernya community. Mindsetnya java itu adalah mindset positive.. strong dan bisa tumbuh di alam sekeras apapun. Java kan ditelantarin banget oleh vendornya (Sun). Jadi API, server, framework, bahkan IDE, mesti usaha bikin sendiri. Mentalitynya, if it's not there, then make it happen,... karna pretty much nothing is there. Ini bikin komunitas java creative and innovative. Bisa berdiri sendiri tanpa disokong vendor, n grow organically. Vendor2 laen dibundle dengan lengkap dari IDE, framework, tools, sampe server, dan bahkan architectural guideline dan development practices! Kebanyakan kualitas framework2nya mediocore at best. Padahal banyak alternative laen out there yg jaauhh lebih bagus (dan opensource), tapi karna dah ada tool yg dibundle n officially supported, motivasinya kurang kuat buat seeking out there buat the best products. Ngapain pake Windsor, NHibernate, ato Monorail kalo di .net framework dah dibundle dengan ASP.net MVC, EF, dan Unity. Ini bikin community effort lebih sepi. Blom lagi kebanyakan client yg reluctant buat allow opensource tool di project, terutama karna di .net framework dah lengkap ada semua (walopun crapy). Bahkan kehidupan opensourcenya sampe perlu distimulus oleh vendornya, misalnya microsoft yang bikin Codeplex sebagai opensource community buat nampung berbagai ide2 dari komunity. Sebaliknya di Java, justru JSR bertujuan ngebawa Java sesuai agenda dari corporate2 kayak IBM, sun, oracle yang memperjuangkan kepentingannya masing2. Di situasi kayak gini, community java mesti kuat banget n innovative supaya bisa hidup. Orang2 nyemplung ke java, langsung mesti terjun ke opensource. IMO, ruby adalah perbandingan yang perfect buat java. Communitynya influential banget. 2009/5/27 Samuel Franklyn sfrank...@gmail.com Joshua Partogi wrote: 2009/5/27 Samuel Franklyn sfrank...@gmail.com sfranklyn%40gmail.commailto: sfrank...@gmail.com sfranklyn%40gmail.com Frans Thamura wrote: Aku kok kurang jelas. Apa maksudnya isu populer di dalam Java? Apa itu? Kalau nggak ada penjelasannya kan bisa apa saja toh? Terus bagaimana kita bisa menilai sesuatu kalau kriteria penilaiannya tidak jelas? dimarahin embah tuh :0 dah rekan-rekan bantu sam, serang Joshua, kalau perlu sampe dia bugil Frans ini bukan isu pribadi Frans. Lu kayak anak kecil aja. Gua cuma nggak jelas apa yang dimaksud isu populer dalam Java? Soalnya kalau cuma dibilang begitu itu bisa berarti apa saja. Isu populer seperti : - WORA - Multi platform: web, desktop, mobile - Scalability - Typesafety - ORM ( menurut Frans ) Ya itu isu populer kenapa orang pilih Java. Ya justru kalau kalian punya alasan lain selain yg gw sebut itu, kemungkinan di bahasa lain juga sudah solved. Makanya gw gak perlu jabarin satu-persatu. Bahasa lain yang punya semua feature diatas itu apa ya? Perl: Nggak bisa buat mobile. Tidak type safe. Python: Nggak bisa buat mobile. Tidak type safe Ruby: Nggak bisa buat mobile. Tidak type safe. PHP: Nggak bisa buat mobile. Tidak type safe. Sepertinya tandingan Java yang punya semua feature diatas cuma C/C++. Tentu saja untuk bisa multiplatform dengan mudah maka C/C++ musti dikombinasi dengan library C/C++ yang multi platform juga. Bahasa baru lain yang mungkin kalau sudah matang bisa mendekati Java adalah bahasa D. Tapi bahasa D saat ini masih belum matang. Tandingan lainnya adalah C# menggunakan Mono. Tapi lagi-lagi Mono tidak bisa jalan di mobile. Yang bisa jalan di mobile cuma C# menggunakan .NET Compact Framework dari Microsoft.
Re: [JUG-Indonesia] Why Java? Is Java still relevant?
Dengan oracle yang sekarang jadi pemain tunggal, client ngerasa nyaman. General Motors kalo beli solution dari oracle, Fritz cuma mesti simpen 1 nomer telpon. Ada problem tinggal telpon Larry: Denger, gw gak peduli apa problem lo, these are all your stuffs. Sekarang juga lo kirim brightest engineers lo kemari, urusin server gw, n gw mo loe get this working sebelom matahari terbit.. Sekarang orang mesti mikir 3 kali dulu sebelom pilih IBM .. maupun opensource.
Re: [JUG-Indonesia] Why Java? Is Java still relevant?
Oracle dah bergerak ke strategi microsoft yang serba ngebundle. Mereka dah punya story yang compelling banget. Client tinggal beli box Sunfire dari Oracle, dah lengkap dengan Solaris, oracle app server, database, JDK, IDE netbeans, BPEL, yang dah siap pake preloaded dengan CRM n Finance applications. Tinggal colok n pake. Ini dah stylenya microsoft yang nyediain segala2nya selalu complete solution, yang tadi gw juga bilang backfire, jadi main reason lesunya opensource community di .net. Di .net segala2nya dah dibundled lengkap, yang hampir semuanya gak jelek2 amat dan gratis (lengkap dengan sourcecodenya). Gak ada motivasi kuat yang tersisa buat programmers develop sendiri dari scratch kayak di java. Manusia kayak programmer itu must be really desperate banget kalo sampe nulis OSS framework ato appserver dari scratch. Oracle juga bisa ngasih segala2nya dari gratis (e.g. MySQL), mirip sql-expressnya microsoft. Target audience mysql kan selama ini non-enterprise, yang kemudian kalo dah gede mereka larinya ke MySQL enterprise. Sekarang oracle dah punya dua-duanya. Selera client lo mo yang manapun, gede kecil, tetep sekarang terjerumus ke oracle. Serba bundled itu compelling banget karna semuanya guaranteed buat jalan perfectly. Jamannya java (pre-oracle), terkenal mix and play, campurin semua puluhan kombinasi framework dan tools dari tiap sudut planet. Biarpun bayar enterprise license, tapi kalo ada masalah gak tau mesti contact ke mana. Blom lagi vendor2nya saling tunjuk satu sama lain. Si A bilang itu salahnya vendor B. Si B bilang A gak adhere ke specification. Si A bilang dia ngikutin specification dari si X dan Y. Si C punya fitur2 unik yang di luar standard. Jadi inget internet-browser war. Dengan oracle yang sekarang jadi pemain tunggal, client ngerasa nyaman. General Motors kalo beli solution dari oracle, Fritz cuma mesti simpen 1 nomer telpon. Ada problem tinggal telpon Larry: Denger, gw gak peduli apa problem lo, these are all your stuffs. Sekarang juga lo kirim brightest engineers lo kemari, urusin server gw, n gw mo loe get this working sebelom matahari terbit.. Sekarang orang mesti mikir 3 kali dulu sebelom pilih IBM. Ini compelling story yg selalu jadi makanan microsoft, sekarang dah disamain oleh oracle. Sun bener2 ceriita yang ironis. Company legendaris yang produce the greatest products, yang konon mampu pahat bumi jadi bentuk cangkir kopi, akhirnya bangkrut n malah dibeli company yg notoriously selalu produce all crappy products. If anything, oracle punya better marketting people daripada sun. Entah apa ini artinya kehidupan OSS di java mulai terkikis dengan gaya paket combo kayak .net. Sekarang oracle dah bisa gerakin direction java kemana dia suka. On Wed, May 27, 2009 at 6:23 PM, Penyihir Kecil penyihirke...@yahoo.comwrote: nah ini nih maksud aq is java still relevant these days ? is java still promises ? makanya kmaren pas tes interview lamaran kerja, agak shock bgt uhmm mungkin perusahaan yg mo ku masukin mikocok minded sampe ada statement yg intinya riwayat java bakal tamat setelah di akusisi oracle. I wonder how strong java compete with microsoft (.net) ? ~ its all about perception, how you choose to view things ~ dwi ardi irawan http://www.dwiardiirawan.blogspot.com --- On *Wed, 5/27/09, Frans Thamura fr...@meruvian.org* wrote: From: Frans Thamura fr...@meruvian.org Subject: Re: [JUG-Indonesia] Why Java? Is Java still relevant? To: jug-indonesia@yahoogroups.com Date: Wednesday, May 27, 2009, 3:09 PM betul gue setuju :) java lang sudah jadi mainstreadm 46% bro, dan ada konsep kaya GWT, ini bisa rubah bahasa Java jadi javascript ini bisa terjadi dimana-mana makanya MS sekarang active berkolaborasi F 2009/5/27 Joshua Partogi joshua.java@ gmail.comhttp://mc/compose?to=joshua.java%40gmail.com : *siap2 digebukin* Hi semuanya. Tanpa bermaksud mematahkan semangat newbie yang sedang belajar Java, ini adalah pertanyaan yang kemarin gw ajukan kepada seorang teman pada saat chatting di internet. It seems these days that the popular issues in Java has been solved in other language too. So is there still any reason why we still use Java, selain karena gaji-nya gede? *dooh* Karena gaji gede dari sudut pandang client dan employer justru bukanlah keuntungan. -- Join Scrum8.com. http://scrum8. com/jpartogi/ http://scrum8.com/jpartogi/ http://twitter.. com/scrum8 http://twitter.com/scrum8 -- -- Frans Thamura Meruvian. Java and Enterprise OSS Mobile: +62 855 7888 699 Blog Profile: http://frans. thamura.info http://frans.thamura.info We provide services to migrate your apps to Java (web), in amazing fast and reliable.
Re: [JUG-Indonesia] Gosip gosip
Gak kebalik tuh? Oracle kan justru company yang paling no-open-source banget, jauuh lebih no-open-source daripada microsoft. Pindah dari microsoft ke oracle brarti malah makin anti oss. So don't hold ur breath 2009/5/20 Muhammad Rifai ifha...@yahoo.com Mantap juga neh, kita tunggu aja kontribusinya di dunia open source.. :D Muhammad Rifa'i Syukri -- *From:* toni honocor...@gmail.com *To:* jug-indonesia@yahoogroups.com *Sent:* Wednesday, May 20, 2009 9:25:31 AM *Subject:* Re: [JUG-Indonesia] Gosip gosip On Wed, 2009-05-20 at 09:17 +0700, Frans Thamura wrote: sudah tahu, siapa new CEO Oracle Indonesia.. Tony Chen, ex Microsoft Indonesia wah ini gempuran seru nih hahaha, yang buat negara ini acak2an dg MS, sekarang di gang Java :) nama nya gosip, makin di gosok makin si Lanjutkan... .
Re: [JUG-Indonesia] OOT: Apakah jar bisa diubah menjadi EXE? Lewat Tools di netbeans?
Salamander. Gak free 2009/5/17 Robbyka Gheo restro...@gmail.com Apakah jar bisa diubah menjadi EXE? Lewat Tools di netbeans?
Re: [JUG-Indonesia] Fw: Info ITJF 2009
uda pada OOT neh, ga ada tag OOT nya, bahkan mod dan ownernya ikutan :( SOL
Re: [JUG-Indonesia] Re: Lowongan Java ME
jadi? milis artivisi apa jug nih? japri please... Regards, Hendry 2009/2/12 Ifnu bima ifnub...@gmail.com: Jadi? mau kirim CV ga nih?
Re: [JUG-Indonesia] [OOT] Survei: Tahapan Belajar Programmer
Blom pernah ketemu NNPP http://en.wikipedia.org/wiki/NNPP? Misalnya programmer yang milih pake waktunya di kantor buat bales milis post dengan link ke NNPP daripada dipake buat nulis code yang berguna. :P 2009/2/4 [ VISIA ] v1s...@gmail.com masak ada programmer jd burden bagi perusahaan c pak ?? tragis banget perasaan saya bukan orang yang pinter juga tp tidak pernah spt itu pak(apa sebutan itu tidak terlalu hiperbola:D).saya dulu akhir2 masa kuliah iseng2 coba kerja.eh ketrima truss juga jalani spt orang kerja laennya selalu belajar apa yang sekarang kita kerjakan. sampai sekarang dah hampir 4 tahun saya bekerja dan bbrp kali pindah tempat juga ga ada yang komplain kerjaan saya . malah ada bbrp tawaran balik dr tempat lama. kesimpulan saya c. kalo kita punya basic programming, bner2 niat kerja and mau selalu belajar. yach smua ga ada masalah. On 2/4/09, Feris Thia fe...@phi-integration.comferis%40phi-integration.com wrote: Hi All, Saya sering tertarik bagaimana sebenarnya proses belajar seorang programmer menuju kematangan sehingga menjadi solusi dan bukan burden bagi perusahaan. Untuk ini saya tertarik membuat survei untuk rekan-rekan sekalian, yaitu mengenai tahapan belajar Anda sebagai programmer/pengguna open source. Survei bisa diikuti di : http://pintar-java.blogspot.com/2009/02/survei-tahapan-belajar-programmer.html -- Thanks Best Regards, Feris Thia Business Intelligence Consultant PT. Putera Handal Indotama Phone : +6221-30119353 Fax : +6221-5513483 Mobile : +628176-474-525 http://www.phi-integration.com http://pentaho.phi-integration.com
Re: [JUG-Indonesia] mengapa interface?
Nyebut nama micxxxoft di venue kayak gini adalah recipe for humiliation :P 2008/12/18 Adelwin Handoyo adel...@gmail.com Yah... Tau lah situ jago... Tapi comment nya jangan yang keliru, salah ,gak ada gitu doang dong.. Jelasin juga dong alasan nya.. Namanya juga diskusi mas... Kalo interface gak di perkenalkan sama Microsoft lalu sama sapa? With citation kalo perlu... Adelwin Handoyo COTS (DS) Consultant, Financial Services Industry NCS Pte. Ltd. (Reg. No. 198101793G) A member of the Singapore Telecom Group 5 Ang Mo Kio St 62, NCS Hub, Singapore (569141) DID : (65) 6556 6785 Fax: (65) 6483 5420 Email ID : ahand...@ncs.com.sg ahandoyo%40ncs.com.sg Website: http://www.ncs.com.sg DISCLAIMER * This e-mail and any attachments thereto are intended for the sole use of the recipient(s) named above and may contain information that is confidential and/or proprietary to the NCS Group. Any use of the information contained herein (including, but not limited to, total or partial reproduction, communication, or dissemination in any form) by persons other than the intended recipient(s) is prohibited. If you have received this e-mail in error, please notify the sender immediately and delete it. NCS Pte. Ltd. - Reg. No. 198101793G -Original Message- From: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com[mailto: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com] On Behalf Of Arif Rachim Sent: Thursday, December 18, 2008 12:21 PM To: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com Subject: Re: [JUG-Indonesia] mengapa interface? Hi All, Mo ikutan diskusi nich. Konsep interface pertama kali diperkenalkan oleh Microsoft saat Microsoft memperkenalkan konsep COM. Tujuannya pada waktu itu adalah untuk memberikan sebuah layer of indirectness dari aplikasi thd implementasi dari sebuah COM object. Tujuan dari konsep COM sendiri adalah untuk memberikan reusability thus modularity pada level binary dan bukan pada level source code. Interface tsb pada gilirannya mendefinisikan behaviour yg akan diterima oleh penggunanya dengan mendefinisikan behaviour signature tanpa perlu mengetahui detil implementasi dari behaviour tsb. Keliru, interface bukan diperkenalkan sama Microsoft. Sepanjang yg saya ketahui konsep itu kemudian diadopsi oleh bahasa2 lain maupun berbagai framework seperti java (Spring) dengan tujuan yg kurang lebih sama yang itu memberikan layer of indirectness pada aplikasi shg meningkatkan modularity dan meningkatkan reusability pada level binary. Keliru, Spring tidak mengadopsi interface, interface adalah bagian dari bahasa seperti bahasa yg support OOP even sebelum java. Inheritance + ploymorhism biasanya digunakan untuk mengambil manfaat dari sebagian behaviour pada parent classes (inheritance) dan mengubah sebagian behaviour tsb (polymorhism) serta menciptakan behaviour baru dgn menggunakan behaviour yg diwariskan. Dari sudut pandang tsb, implementasi beberapa interface oleh sebuah class bukanlah sebuah inheritance apalagi multi-inheritance +polymorphism karena tidak ada behaviour yg diwariskan, hanya signature dari behaviour tsb. Behaviour tsb harus didefiniskan dalam class itu sendiri. Maksdunya yg mau dijelasin itu Encapsulation ya. Java memberikan fitur single inheritance bagi class unutk menghindari kompleksitas yang mungkin muncul akibat property dan behaviour yg diturunkan dan polymorphims yg mungkin terjadi, namun memberikan fitur multiple inheritance bagi interface karena pada dasarnya yg diwariskan hanya signature dari behaviournya dan bukan behaviour itu sendiri. Tidak ada yang namanya multiple inheritance bagi interface ini keliru. Sebab memang tidak ada yg di inherit. Yang lebih tepat adalah multiple implementation dari interface. Java juga memberikan fitur abstract class dan abstract function yg sampai titik tertentu penggunaannya hampir mirip dengan penggunaan interface. Jadi pakai yg mana ? Yg pasti adalah interface hanya mendefinisikan signature dari sebuah behaviour dan tidak dapat mendefinisikan behaviour itu sendiri maupun mendefinisikan property/member dari interface tsb. Sebuah class cukup memiliki 1 abstract function utk dapat disebut abstract class. Di luar itu, class tsb dapat mendefinisikan member, dan mendefinisikan behaviour fungsi2 yg lain termasuk yg menggunakan abstract function tsb. Behaviour tsb dapat menjadi default behaviour dari class yg diturunkan dari abstract class tsb. Ini keliru, interface dan abstract class itu beda. Yang satu adalah untuk Encapsulation, satunya lagi untuk Template. Jadi keduanya tidak ada hubungannya secara langsung. PS : Mau tau gunanya interface ?? Coba aja pelajari apa artinya Encapsulation. Best Regards, Kalau mau keluar dari mailing list ini, caranya kirim sebuah email ke
Re: [JUG-Indonesia] [ask] Codesmith di java
Bagian ejb2/xdocklet nya gak penting. Cuma mo make point bahwa... emang codegen gak selalu painful dibanding handcode... dan emang codegen bisa disempurnain dan gak require manual modification... Tapi bukan itu alesan codegen dijauhin. *Codegen* itu gak bad*. Needing a codegen* itu yang bad... karna indicates codenya painful.. yang mesti dibius pake codegen... tanpa ngobatin source of the pain.. Cuma mindahin pain nya dari tangan ke mesin... Regardless of sesempurna apa codegennya. 2008/12/17 sm96 syaiful.mukh...@gmail.com yah, soal ejb2 dah pada tahu lah... tapi xdoclet tidak identik dengan ejb2 kan... pake xdoclet bukan berarti pasti pake ejb2 kan. dan codegen gak cuma xdoclet aja kan. kalo cuma ngomong xdoclet, dah pada tau kan nasibnya kayak gimana skrg. (kecuali yg belum tau). karena codegen itu penting utk banyak hal, dimana utk solusi2 tertentu ternyata tidak harus coding by hand. 2008/12/15 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com: Ato simply put.. API yg requires codegen baru bisa dipake dengan nyaman biasanya berarti APInya terlalu noisy dan ribet. Mau insert 1 row ajah mesti nulis dulu 3 classes dan 10 methods... dan baca 10 chapter textbook. Framework yg DRY dan gak leaky-abstraction, gak butuh codegen at first place... Dan personally banyak orang yg prefer ini. Tapi kadang2 codegen dibutuhin gara2 limitation dari static language, terlalu limited buat produce fluent interface (e.g. NHQG). Disini codegen cuma buat shut the compiler up. 2008/12/15 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com Maksud gw bukan itu... Bukan code gen bikin repetition... Tapi design EJB2 itu butuh banyak noise n repetition, makanya butuh codegen kayak xdocklet buat ease the pain. Padahal disini xdocklet sebenernya gak lebih dari quick hack buat get around the underlying problem... yaitu design API EJB2 yg ridiculously verbose, unreadable, n repetitive. Disini yg gw maksud manfaat codegen yg illusive. Emang codegen ngebantu banget daripada mesti nulis pake tangan, tapi tetep lebih baik API designnya yg dibenerin supaya gak noisy dan human friendly.. dimana lo gak butuh lagi codegen. Kayak yg dah dibenerin di ejb3. Tapi codegen juga sebenernya banyak dipake buat tujuan bener. Gw gak tau napa banyak comment yg undermining codegen di java. Padahal NHQG (NHibernate Query Generator) itu contoh codegen yg bener2 ngebantu banget di .net. Contohnya, ini query Many-To-Many di nhibernate: User usr = User.FindOne( Where.User.Name == Hendry Where.User.Roles.With().Name == Administrator ); Strong type... far better daripada HQL. Dan (di c# 2) ini cuma possible dengan code-generator buat autogenerate class Where beserta setiap subclassnya buat tiap entity (e,g, Where.User.Roles). nb: di c# 3 ini udah deprecated direplace linq 2008/12/15 sm96 syaiful.mukh...@gmail.comsyaiful.mukhlis%40gmail.com ini juga satu factor kelemahan yg terlalu dibesar-besarkan. padahal sebenarnya bisa-bisa saja DRY diterapkan di code generator manapun. hanya karena, developer pemakai code generator pengen cepetnya aja, sehingga gak terlalu mikirin masalah DRY. jika penggunaan code generator sudah optimal, duplikasi apa lagi yg masih harus dipermasalahkan? berarti masalah duplikasi itu yang harus diresolve di sisi code generatornya. ekstrimnya, apakah kita gak mau mengulang2 ngetik statement macam 'public class .. extends implements ' ini masuk DRY apa bukan? jelas bukan dong? tapi code generator bisa dibikin dengan menerapkan DRY didalamnya. Kalau masih ada yg menganggap code generator 'jatuh' karena 'melanggar' prinsip DRY, apa itu berarti developer2 ini gak mahir pake code generator. 2008/12/11 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com: Masalahnya bukan code generator vs tanpa code generator. Tapi code generator vs code yg DRY dan low noise yg gak butuh generator at first place. Alasan xdocklet di ejb2 kan gara2 banyak butuh duplication n code noise dimana2 :( 2008/12/9 sm96 syaiful.mukh...@gmail.comsyaiful.mukhlis%40gmail.com kesalahan terbesar pada penggunaan code generator adalah, setelah code digenerate, trus dimodifikasi code hasil generate tsb. padahal jika konsisten dalam penerapan cara ini, mesti code generatornya yang disempurnakan, disertai dengan konfigurasi yang disempurnakan juga. bukan berarti code generator adalah sekali generate masalah langsung beres. kalo ada masalah, code generator yg disempurnakan sedemikian rupa, sehingga pada saat generate code yg diperlukan, tidak memakan waktu yg lama. dipikirkan juga, bahwa code yg sudah digenerate juga tidak perlu digenerate ulang. pada menyadari atau tidak, proses compiler, interpreter, codeweaver, bytecode enhancer, bytecode engineering, sebenarnya ini termasuk juga dalam kategori code generator. hanya
Re: [JUG-Indonesia] mengapa interface?
Oya? Gw kira interface juga inheritance?... Di sastra OO classic kan inheritance dipecah 2: class inheritance, interface inheritance. 2008/12/18 Arif Rachim a.ari...@gmail.com Tidak ada yang namanya multiple inheritance bagi interface ini keliru. Sebab memang tidak ada yg di inherit. Yang lebih tepat adalah multiple implementation dari interface.
Re: [JUG-Indonesia] mengapa interface?
Dari awal dah ada ;) 2008/12/15 Nicholas I. S. ni...@yahoo.com Sorry, seharusnya gak include C#. AFAIK C# versi2 awal blom support adanya interface, dan baru ada belakangan. Padahal C# itu keluarnya belakangan di banding Java.
Re: [JUG-Indonesia] mengapa interface?
Hehe gw passive audience :) Kurang lebih hampir selalu dipake... Mostly karna 3 reasons: 1. TDD. Rata2 mocking framework di .net cuma support interfaces. Satu2nya mocking framework yg gw tau support concrete class dan static methods (sekaligus satu2nya yg gak open-source) adalah TypeMock, yg berbayar dan sering dianggap encourage bad practice. 2. Requirement dari many frameworks. Soalnya .net agak ketat dalam inherittable method. By default semua method adalah sealed, kecuali explicitely dinotate sebagai virtual (point of extensibility). Therefore, dynamic proxy (AOP, ORM lazy load, etc) cuma effective kalo codenya pake interface. Otherwise lo bakal mesti notate semua method lo jadi virtual. 3. Generally architecture di .net (yg kurang lebih juga sama di java), adalah onion architecture ( http://jeffreypalermo.com/blog/the-onion-architecture-part-1/). Domain layer di paling core, lalu paling luarnya adalah infrastructure (UI termasuk infrastructure). Satu2nya cara achieve ini (yg juga karna circular dependency restriction) ya cuma dengan interface Tapi API bawaan .net framework emang sering lacking interface, jadi sering susah di-unit-test as it stands. Tapi karna sering diprotes, library2 keluaran redmond recently semuanya based on interface n berpihak ke camp TDD On Tue, Dec 16, 2008 at 1:01 PM, Adelwin Handoyo adel...@gmail.com wrote: Weh henluk… Hahahha Gua baru ngeh lu ternyata join milis sini juga :p Practice nya sampe sekarang khan .net jarang pake interface pattern khan? Yah at least yang gua liat sih yah… Adelwin Handoyo *COTS (DS) Consultant, Financial Services Industry* *NCS Pte. Ltd**.* (Reg. No. 198101793G) A member of the Singapore Telecom Group 5 Ang Mo Kio St 62, NCS Hub, Singapore (569141) DID : (65) 6556 6785 Fax: (65) 6483 5420 Email ID :* **ahand...@ncs.com.sg* Website: http://www.ncs.com.sg * DISCLAIMER ** This e-mail and any attachments thereto are intended for the sole use of the recipient(s) named above and may contain information that is confidential and/or proprietary to the NCS Group. Any use of the information contained herein (including, but not limited to, total or partial reproduction, communication, or dissemination in any form) by persons other than the intended recipient(s) is prohibited. If you have received this e-mail in error, please notify the sender immediately and delete it. NCS Pte. Ltd. - Reg. No. 198101793G -- *From:* jug-indonesia@yahoogroups.com [mailto: jug-indone...@yahoogroups.com] *On Behalf Of *Hendry Luk *Sent:* Tuesday, December 16, 2008 6:38 AM *To:* jug-indonesia@yahoogroups.com *Subject:* Re: [JUG-Indonesia] mengapa interface? Dari awal dah ada ;) 2008/12/15 Nicholas I. S. ni...@yahoo.com Sorry, seharusnya gak include C#. AFAIK C# versi2 awal blom support adanya interface, dan baru ada belakangan. Padahal C# itu keluarnya belakangan di banding Java.
Re: [JUG-Indonesia] mengapa interface?
Sorry supaya gak misleading... Most .net mocking frameworks BISA mock concrete class.. tapi liwat proxy n brarti tetep require DI (yg better off pake interface). TypeMock bisa langsung instrument class bytecode at runtime. On Tue, Dec 16, 2008 at 2:57 PM, Hendry Luk hendrym...@gmail.com wrote: Hehe gw passive audience :) Kurang lebih hampir selalu dipake... Mostly karna 3 reasons: 1. TDD. Rata2 mocking framework di .net cuma support interfaces. Satu2nya mocking framework yg gw tau support concrete class dan static methods (sekaligus satu2nya yg gak open-source) adalah TypeMock, yg berbayar dan sering dianggap encourage bad practice. 2. Requirement dari many frameworks. Soalnya .net agak ketat dalam inherittable method. By default semua method adalah sealed, kecuali explicitely dinotate sebagai virtual (point of extensibility). Therefore, dynamic proxy (AOP, ORM lazy load, etc) cuma effective kalo codenya pake interface. Otherwise lo bakal mesti notate semua method lo jadi virtual. 3. Generally architecture di .net (yg kurang lebih juga sama di java), adalah onion architecture ( http://jeffreypalermo.com/blog/the-onion-architecture-part-1/). Domain layer di paling core, lalu paling luarnya adalah infrastructure (UI termasuk infrastructure). Satu2nya cara achieve ini (yg juga karna circular dependency restriction) ya cuma dengan interface Tapi API bawaan .net framework emang sering lacking interface, jadi sering susah di-unit-test as it stands. Tapi karna sering diprotes, library2 keluaran redmond recently semuanya based on interface n berpihak ke camp TDD On Tue, Dec 16, 2008 at 1:01 PM, Adelwin Handoyo adel...@gmail.comwrote: Weh henluk… Hahahha Gua baru ngeh lu ternyata join milis sini juga :p Practice nya sampe sekarang khan .net jarang pake interface pattern khan? Yah at least yang gua liat sih yah… Adelwin Handoyo *COTS (DS) Consultant, Financial Services Industry* *NCS Pte. Ltd**.* (Reg. No. 198101793G) A member of the Singapore Telecom Group 5 Ang Mo Kio St 62, NCS Hub, Singapore (569141) DID : (65) 6556 6785 Fax: (65) 6483 5420 Email ID :* **ahand...@ncs.com.sg* Website: http://www.ncs.com.sg * DISCLAIMER ** This e-mail and any attachments thereto are intended for the sole use of the recipient(s) named above and may contain information that is confidential and/or proprietary to the NCS Group. Any use of the information contained herein (including, but not limited to, total or partial reproduction, communication, or dissemination in any form) by persons other than the intended recipient(s) is prohibited. If you have received this e-mail in error, please notify the sender immediately and delete it. NCS Pte. Ltd. - Reg. No. 198101793G -- *From:* jug-indonesia@yahoogroups.com [mailto: jug-indone...@yahoogroups.com] *On Behalf Of *Hendry Luk *Sent:* Tuesday, December 16, 2008 6:38 AM *To:* jug-indonesia@yahoogroups.com *Subject:* Re: [JUG-Indonesia] mengapa interface? Dari awal dah ada ;) 2008/12/15 Nicholas I. S. ni...@yahoo.com Sorry, seharusnya gak include C#. AFAIK C# versi2 awal blom support adanya interface, dan baru ada belakangan. Padahal C# itu keluarnya belakangan di banding Java.
Re: [JUG-Indonesia] [ask] Codesmith di java
Maksud gw bukan itu... Bukan code gen bikin repetition... Tapi design EJB2 itu butuh banyak noise n repetition, makanya butuh codegen kayak xdocklet buat ease the pain. Padahal disini xdocklet sebenernya gak lebih dari quick hack buat get around the underlying problem... yaitu design API EJB2 yg ridiculously verbose, unreadable, n repetitive. Disini yg gw maksud manfaat codegen yg illusive. Emang codegen ngebantu banget daripada mesti nulis pake tangan, tapi tetep lebih baik API designnya yg dibenerin supaya gak noisy dan human friendly.. dimana lo gak butuh lagi codegen. Kayak yg dah dibenerin di ejb3. Tapi codegen juga sebenernya banyak dipake buat tujuan bener. Gw gak tau napa banyak comment yg undermining codegen di java. Padahal NHQG (NHibernate Query Generator) itu contoh codegen yg bener2 ngebantu banget di .net. Contohnya, ini query Many-To-Many di nhibernate: User usr = User.FindOne( Where.User.Name == Hendry Where.User.Roles.With().Name == Administrator ); Strong type... far better daripada HQL. Dan (di c# 2) ini cuma possible dengan code-generator buat autogenerate class Where beserta setiap subclassnya buat tiap entity (e,g, Where.User.Roles). nb: di c# 3 ini udah deprecated direplace linq 2008/12/15 sm96 syaiful.mukh...@gmail.com ini juga satu factor kelemahan yg terlalu dibesar-besarkan. padahal sebenarnya bisa-bisa saja DRY diterapkan di code generator manapun. hanya karena, developer pemakai code generator pengen cepetnya aja, sehingga gak terlalu mikirin masalah DRY. jika penggunaan code generator sudah optimal, duplikasi apa lagi yg masih harus dipermasalahkan? berarti masalah duplikasi itu yang harus diresolve di sisi code generatornya. ekstrimnya, apakah kita gak mau mengulang2 ngetik statement macam 'public class .. extends implements ' ini masuk DRY apa bukan? jelas bukan dong? tapi code generator bisa dibikin dengan menerapkan DRY didalamnya. Kalau masih ada yg menganggap code generator 'jatuh' karena 'melanggar' prinsip DRY, apa itu berarti developer2 ini gak mahir pake code generator. 2008/12/11 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com: Masalahnya bukan code generator vs tanpa code generator. Tapi code generator vs code yg DRY dan low noise yg gak butuh generator at first place. Alasan xdocklet di ejb2 kan gara2 banyak butuh duplication n code noise dimana2 :( 2008/12/9 sm96 syaiful.mukh...@gmail.com syaiful.mukhlis%40gmail.com kesalahan terbesar pada penggunaan code generator adalah, setelah code digenerate, trus dimodifikasi code hasil generate tsb. padahal jika konsisten dalam penerapan cara ini, mesti code generatornya yang disempurnakan, disertai dengan konfigurasi yang disempurnakan juga. bukan berarti code generator adalah sekali generate masalah langsung beres. kalo ada masalah, code generator yg disempurnakan sedemikian rupa, sehingga pada saat generate code yg diperlukan, tidak memakan waktu yg lama. dipikirkan juga, bahwa code yg sudah digenerate juga tidak perlu digenerate ulang. pada menyadari atau tidak, proses compiler, interpreter, codeweaver, bytecode enhancer, bytecode engineering, sebenarnya ini termasuk juga dalam kategori code generator. hanya saja untuk kasus ini, code yang dihasilkan, tidak pernah diubah-ubah lagi, dan tinggal dieksekusi. netbeans, sudah bertahun menerapkan cara seperti ini, form design aslinya selalu disimpan dalam file formatnya khusus, untuk kemudian digenerate menjadi code java, dimana didalam source code tsb selalu ada pesan 'Generated Code' ditambah lagi pesan WARNING: Do NOT modify this code. The content of this method is * always regenerated by the Form Editor. 2008/12/8 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com: xdocklet sempet jadi mainstream di EJB2 totally agree, ridiculously painful. 2008/12/5 Ifnu ifnub...@gmail.com ifnubima%40gmail.com Software semacam codesmith ini sepertinya tidak populer di dunia Java, kalaupun ada sepertinya juga tidak laku. Di netbeans ada Visual Web Pack, ga banyak juga yang pake, ;). Ada juga mobility pack, disana ada visual midlet, ga banyak juga yang pake. Cuma Matisse aja yang desain halaman yang banyak dipake, trus di matisse ada databinding dengan beans binding, eh banyak yang ga pake juga ;) Ini adalah nature dari aplikasi java yang kebanyakan aplikasi enterprise, dan sekaligus egoistis programmer java yang alergi dengan full code generation. Banyak yang bilang code generation itu cuma awalnya yang enak, ketika kita mau costumize, banyak juga work around yang harus dicari. Pada akhirnya sama saja, ;). -- syaiful.mukhlis gtalk:syaiful.mukh...@gmail.com syaiful.mukhlis%40gmail.com -- syaiful.mukhlis gtalk:syaiful.mukh...@gmail.com syaiful.mukhlis%40gmail.com