Re: [JUG-Indonesia] Re: Masa Depan Developer Java

2010-08-21 Terurut Topik Hendry Luk
Hmm... tapi emang ada benernya sih kalo ada general-mindset bahwa BA 
programmers di few countries.

Gw jadi inget gw pernah ngobrol sama temen gw di sg (dia team-lead slash
BA). Dia lagi consider mo make a move ke oz, dan dia kaget pas gw kasih tau
kalo di oz gaji programmers lebih gede dari BA. Dia gak bisa grasp tuh
konsep, karna di sg tuh general concensus adalah BA tuh 2x programmers
(bukan gajinya necessarily, tapi their importance, definitely 2x
programmers)...
BA kan yang make business!?... BA kan yang deal with clients!? etc.
Gw bilang BA kan profesi yang generics banget. Dah hampir clerical malah.
Gw gak ngiter2 cari tau gaji semua orang, tapi I dont think ada banyak
experienced BA yang gajinya di atas 6 digit. Actually gw jarang denger ada
istilah BA yang senior. Padahal programmers sih dah lumrah gajinya *well *above
6 figures.
Kecuali mungkin BA di legislated industries (e.g. medical, aeronautics,
military), ato di specialised technical fields (e.g. electronics, security,
engineering.. yang lagi2 lu direward for technical expertise).
Kalo generics BA sih, kayaknya experience lu jarang ditranslate jadi
financial reward.
Di UK juga sama (In ratio. Tapi angkannya keliatannya lebih kecil on both
professions.. tapi apa2 kan murah disana.. terutama booze).

Orang kan dibayar buat reponsiblity+experience. Resonsiblity tuh nature,
sedangkan experience tuh nurture.
BA kan fresh-grad langsung dibayar mahal, karna role mereka dibayar karna
responsiblitynya, daripada karna experience. Mulai2 dah langsung 70k. Tapi 5
taon kemudian paling2 masih 95k.
Sedangkan programmers, baru mulai digaji dengan keji.. paling 55k. Tapi 4
taon kemudian dah 6 figures. Karna karir programmer di-acquire mostly dari
nurture, bukan nature.

Dan 1 hal laen lagi, BA rata2 kan permanent position, jarang pegawai
kontrak. Sedangkan programmers, kalo dah experienced kan bisa milih jadi
pegawai kontrak, jadi incomenya bisa sky-rocket banget even further,
biasanya on hourly rate.

Gw gak gitu tau di indo, tapi Im sure mirip SG, dimana ada mindset among
general population bahwa role BA tuh  role programmers. Entah impactnya ke
actual salary, tapi most programmers definitely look up ke para BAs,
sedangkan disini.. if anything justru BA mungkin ngeliat para programmers
kayak demi-gods.. ;)

2010/8/12 Samuel Franklyn sfrank...@gmail.com



 On 8/12/2010 12:11 PM, benny_rio wrote:
  3 hari yg lalu
  ==
  Kamu sudah paham belum kenapa seorang business analyst gajinya
 berbedabesar?
  Karena dia menguasai apa yang namanya business domain. Yang
 namanyabusiness domain
  itu biasanya nggak ada kuliahnya.
  3 hari berikutnya
  =
  Jadi menurut hasil survery Kelly jenis programmer yang Software Engineer
  itu gajinya lebih besar dari Business Analyst.
 
  Well menurut survey dari Kelly Services maka analisa kamu salah.Gimana
  dong.
  Oke dah menurut kelly 'salon' (survey), saya salah,
  Berarti kalo menurut anda (realitas) saya bener dong ? (no offense)

 Ini bukan soal salah benar. Ini inti isunya menurut saya: Anda bilang
 bahwa gaji business analyst selalu lebih besar dari programmer.
 Menurut saya ini tidak selalu benar. Ini hanya sekedar opini saja dan
 ini bisa benar dan bisa juga salah tergantung perusahaannya.
 Lalu anda mengeluarkan data untuk mendukung pendapat anda.
 Terus saya tanya data untuk Indonesia mana? Anda malah nyuruh saya
 nanya kantor teman. Nah disini kan sudah nggak fair.

 Anda beropini apa saja itu bebas menurut saya. Tapi begitu anda bilang
 opini
 anda adalah fakta yang tidak bisa dibantah maka anda harus menyajikan
 data yang
 mendukung hal tersebut. Anda menyajikan data tapi data tersebut
 data di luar negeri dan belum tentu valid di Indonesia. Nah pas ditanya
 data
 di Indonesia anda malah nyuruh saya nanya kantor teman.
 Lah ini bagaimana? Ini kan nggak bagus dan nggak fair.


  Sengaja kemaren saya gak keluarin si kelly, soalnya isinya gak valid jauh
 dengan kondisi di lapangan.

 Begini. Boleh saja kamu berargumentasi data Kelly nggak valid tapi kamu
 harus menyajikan data survey lain sebagai pembanding. Kamu nggak boleh
 menyajikan sekedar cerita, anekdot atau tulisan di blog. Itu nggak fair.
 Paham kan?

 Kalau kamu bilang ini pendapat kamu itu lain halnya.
 Kamu menyatakan sesuatu sebagai pendapat dan sesuatu sebagai fakta
 adalah dua hal yang berbeda. Jangan di campur aduk.
 Kamu juga harus fair. Kalau mau bicara fakta ya bicara fakta.
 Kalau mau berpendapat ya berpendapat. Berpendapat itu bebas kok
 kita kan hidup di negara merdeka.


  Btw, ini bukan masalah siapa yg bener atau siapa yg salah, ini masalah
 kepedulian saja menurut saya.

 Saya juga peduli masalah gaji di Indonesia. Saya kan juga orang gajian.
 Saat ini
 saya bukan pemilik usaha.


  Yahkondisi pasar/bursaIT memang seperti itu bos, kenyataan
 dilapangan.
  Terlepas dari benar/tidak nya. kita yg ngikut pasar, bukan pasar
 ygngikut
  kita:)
  welcome to indonesia ;)
  @bendanlukito + @Frans Thamura
  Yup, kalo 

Re: [JUG-Indonesia] Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke Google

2010-08-18 Terurut Topik Hendry Luk
Re J++, yah emang gw justru bilangnya ms digugat gara2 bikin incompatibliity
di *VM* nya (on which J++ runs).
Bukan languagenya yg bermasalah, tapi VMnya.. sama kayak dalvik. Tanpa VM,
J++ ya kayak popcorn tanpa jagung.

2010/8/18 Samuel Franklyn sfrank...@gmail.com



 On 8/18/2010 6:44 AM, Hendry Luk wrote:

 Justru harmony itu yg dibilang gak compatible dengan VM standard java...
 Gak comply dengan java spec, dan sampe sekarang masih sengketa.
 Sama kayak pas ms bikin implementasi java di windows dekade silam (J++).
 Awalnya direstuin, tapi sejak microsoft nambahin feature2 di VMnya yang
 specific buat windows machines, langsung digugat habis2an karna dianggap
 nge-fork, dan hari itu J++ mati.


 Harmony berusaha compliant dan compatible dengan standard VM Java akan
 tetapi
 untuk itu mereka butuh TCK dari Sun. Yang jadi isu adalah lisensi TCK dari
 Sun tidak
 sesuai dengan lisensi dari Apache. Bisa dibaca disini:


 http://en.wikipedia.org/wiki/Apache_Harmony#Difficulties_to_obtain_a_TCK_license_from_Sun

 Jadi Apache Harmony adalah implementasi yang berusaha kompatibel dengan
 spec Java.

 Sun menggugat MS bukan soal J++. Pelajari dulu apa itu J++.

 http://en.wikipedia.org/wiki/J++

 Sun menggugat MS mengenai MS Java VM.
 http://en.wikipedia.org/wiki/Microsoft_Java_Virtual_Machine




 Dalvik juga. Masalahnya google adalah mereka milih buat ngebikin
 non-standard VM mereka sendiri yang melenceng dan ngebreak compatibility
 dengan JVM. Ini jadi gak sejalan dengan visi java write once run anywhere,
 jadi violates cross-platform policy dari sun/oracle. Banyak yang heran bahwa
 android bisa get away sejauh ini tanpa dituntut.


 Itu karena Sun bukan perusahaan yang menggunakan paten sebagai senjata
 kompetisi atau untuk cari duit.
 Disitu bedanya Sun dan Oracle. Tindakan Sun untuk menuntut MS bukan untuk
 membunuh
 kompetisi atau cari duit melainkan karena MS mensubversi tujuan dari VM.



 Selaen itu, isi laen gugatannya adalah bahwa google juga nge-fork sebagian
 proprietary code dari java buat bikin dalvik. Google nge-recruit developer
 yg dulu ikut ngebikin java dari oracle/sun, buat kerja di project dalvik.
 Oracle nge-sue karna ini gak legal.

 Terlepas dari bener gaknya isi gugatannya, the point is, gw gak ngerti napa
 oracle dibash seluruh dunia buat nge-sue google, semata2 atas alasan bahwa
 android itu open-source. Padahal google juga sama dengan oracle, ngerauk
 duit banyak dari android. Open-source gak berarti license to kill the pope.


 Oracle di bash orang di seluruh dunia karena merubah policy dari Sun atas
 produk-produk Sun.
 Dan itu bukan cuma Java tapi semua produk Sun. Coba check apa yang terjadi
 dengan OpenSolaris,
 JRuby, JRoller dll. Perubahan policy itu memang hak Oracle sepenuhnya akan
 tetapi
 orang-orang luar juga berhak berteriak. Kenapa? Karena produk-produk Sun
 itu sudah
 di Open Source dan orang sudah investasi keringat mereka juga di sana. Lain
 ceritanya
 kalau semua produk tersebut masih proprietary semua.

 Cari duit itu nggak dilarang dan Oracle nggak di bash karena cari duit tapi
 merubah kebijakan
 tanpa konsultasi dengan komunitas. Kalau komunitas lalu antipati dan muak
 dengan Oracle
 maka itu FULL kesalahan Oracle sendiri.

 Gua sendiri aja sudah muak habis sama Oracle.
  



Re: [JUG-Indonesia] Re: Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke Google

2010-08-17 Terurut Topik Hendry Luk
Dan bukan sekedar syntaxnya doank yg sama. Menurut oracle, google ngefork
code Java buat produce Dalvik, yang dibikin dari Apache's Harmony.. yang in
turn masih dalan sengketa yg long-running dari jaman Sun, dan statusnya
masih gak jelas sampe sekarang.
Well at least itu isi dari gugatan oracle.

2010/8/17 Adelwin, Adelwin adelwin.adel...@sc.com



  +1

 Gue juga setuju…

 Google emang raja nya internet sekarang…

 G juga ngerti kenapa pake syntax java…

 Tapi yang musti semua orang liat ituh bukan masalah android ituh java based
 nya…

 Tapi syntax nya java…

 G ngobrol2 sama orang kantor.. semua nya pada salah kaprah..

 Mereka kira google di sue karna pake java tanpa ijin buat bikin android…

 Ini salah…

 Google di sue karna die menyebarkan API android pake syntax java…

 Tujuan nya sih bisa di mengerti sih…

 Java mayan popular…

 Jadi supaya the would-be developers of android gak perlu belajar barang
 baru lagi…

 Dan bisa entice java developer untuk bikin barang2 buat android…

 Tapi tetep salah…

 Kalo dari awal di bilang java-based.. gue rasa sih gak ada masalah sih
 menurut gue…





 *Adelwin Handoyo**  |  Senior Consultant - Wholesale Bank*
 *Standard Chartered Bank*
 7, Changi Business Park Cresent, Level 3. Singapore (486028)

 *T* : (65) 659 61395  |* **E* adelwin.adel...@sc.com




   --

 *From:* jug-indonesia@yahoogroups.com [mailto:
 jug-indone...@yahoogroups.com] *On Behalf Of *Reza Alaudin
 *Sent:* Tuesday, August 17, 2010 12:54 PM

 *To:* jug-indonesia@yahoogroups.com
 *Subject:* Re: [JUG-Indonesia] Re: Pernyataan James Gosling masalah Oracle
 Sue Ke Google





 +1

 coba lo liat di developer referencenya...
 http://developer.android.com/reference

 dah kelihatan mix n match...

 java.awt ada

 java.nio ada

 even

 javax.microeditions juga ada...

 java itu opensource emang... tapi ada aturannya...

 klo bikin VM sendiri boleh lah... open jDK kompile ndiri diatas linux
 embedded.

 OK.. tapi lo pake ndiri aja... klo mo bikin java ndiri... ya jangan asal
 maen comot dunks...

 ni Android, jse,jme, dicomot sana sini...

 benernya google bikin android yg bebas dari package java.*.*

 itu baru bisa diterima...



 Lu juga Frans... bikin android, ngompile ndiri... ya gak masalah...

 asal SDKnya package java.* itu gak lu ikutin... bikin ndiri ...

 :D

 makanya si James gak rela...



 regards,

 Reza


  --

 *From:* Hendry Luk hendrym...@gmail.com
 *To:* jug-indonesia@yahoogroups.com
 *Sent:* Tue, August 17, 2010 10:40:21 AM
 *Subject:* Re: [JUG-Indonesia] Re: Pernyataan James Gosling masalah Oracle
 Sue Ke Google



 Sorry am i missing something?
 Gw gak ngerti Google blatantly negalnggar pattent java. Biarpun lu
 open-source, gak berarti lu bisa seenaknya langgar pattent orang. Paten ya
 paten, mesti lu respect. Open source gak berarti di atas law.

 Oracle kan juga company.. sama kayak meruvian. Gimana kalo projectnya
 Meruvian seenaknya dicuri company rival, buat diUANGkan, dibikin open source
 buat apparent COMMERCIAL purpose. Bikin company rival lu makin kaya raya..
 dan lu ngerasa dicuri.

 Google emang kayak robin hood, ngerampok the riches, ngasih ke the poors.
 Simpati kita, rakyat jelata, ya ke google, tapi gak berarti what they're
 doing is right, legal, ato even ethical.

 2010/8/15 Frans Thamura fr...@meruvian.org



 yah itu kan ego james pengen semua dan hanya 1 Java didunia ;0



 gue aliran suka banyak Java didunia, tetapi tentu saja, java yang ada beda
 dengan Java yang dari ORacle ini



 gue kan pendukung inovasi dan percaya inovasi akan sangat bagus kalau Java
 tidak di kuasai Oracle ;)



 makanya buat yang JUG dg kata Sun supported, kena kan sekarang. :)



 lagian kasus android vs java me ini terjadi di USA saja, dan hanya di USA
 saja yang mendukung software paten



 di indnesia lo buat android A, B , C legal bro ;)



 dan kita lg maju buat ini bisa terjadi



 intinya kalau Google pusing gak mau bayar 10 billion US$ setahun ke Oracle,
 kasih gue androidnya, gue terusin dan gue bisa jalanin android gak perlu
 bayar 1 upil pun ke ORacle ;)



 huahua, nah itu arti ball-nya James ;)





 --
 Frans Thamura
 Director
 Meruvian.
 The Most Complete Java Services Provider in Indonesia


 Mobile: +6287885901958
 Blog  Profile: http://frans.thamura.info

 We grow because we share the same belief.



  On Sat, Aug 14, 2010 at 10:38 PM, Yudhi Karunia Surtan 
 brainmaster...@gmail.com wrote:




  Frans ini pernyataan dari si gosh..

 Posted by *James Gosling* http://www.rabblesoft.com/ on August 13, 2010
 at 09:14 AM PDT 
 #http://nighthacks.com/roller/jag/entry/the_shit_finally_hits_the#comment-128171606

 Oracle is right. Google is wrong. Google SCREWED with Java big time. Google
 took Java, compiled Java code into Java bytecode, then translated that into
 Dalvik bytecode to run on the Dalvik virtual machine. Then Google avoided
 calling its language Java. Thus Google avoided having to license Java IP

Re: [JUG-Indonesia] [ASK] Ejb 3.0 apa Spring ya?

2010-08-17 Terurut Topik Hendry Luk
Nimbrung..
Yap session factory itu stateless... gak perlu dicluster. Session yg
stateful, tapi kalo pake session-per-request (i.e. gak ada session yg
ditahan between requests), gak ada masalah disini.

2nd level cache juga gak masalah. Make sure ajah pake cache providernya yg
beneran.. jangan pake yg in-proc obviously. Pake yg production grade, yakni
DHT, e.g. memcached.

HttpSession.. bisa direplicate (Terracotta), ato diplug ke distributed
cache.

2010/8/13 Endy Muhardin endy.muhar...@gmail.com



 2010/8/13 Ifnu bima ifnub...@gmail.com ifnubima%40gmail.com
 
 
 
  yang perlu dicluster: http session dan sessionfactory punya hibernate.

 Session Factory tidak masalah dicluster.
 Yang masalah itu 2nd level cachenya karena harus disync ke seluruh
 cluster member.
 Selama tidak pakai 2nd level cache, tidak masalah.

 ApplicationContext nya spring juga gak masalah dicluster.
 Soalnya mostly code di service layer bersifat stateless.
 Selama dia stateless, berarti gak ada simpan data di memori, sehingga
 tidak perlu mikir replikasi.

 Saya kurang jelas arsitekturnya mau seperti apa dan bagian mana yang
 mau dicluster.
 Perkiraan saya, CMIIW :
 Aplikasinya web, dalam 1 war/webapp isinya sbb :
 - controller
 - service method (@Service dan @Transactional)
 - sessionfactory yang diautowired ke service atau dao

 Nah, kalo 1 webapp ini mau langsung dicluster, pertimbangannya adalah:
 1. upload file
 2. static variable
 3. session variable

 #1 bisa disolve menggunakan shared storage
 #3 bisa disolve dengan fiturnya appserver, in case of tomcat, gunakan
 database storage untuk menyimpan session
 http://tomcat.apache.org/tomcat-6.0-doc/config/manager.html
 scroll ke bawah di bagian JDBC Store

 #2 nah ini sulit. Sebaiknya simpan di db aja.
 Kalo ngga ya terpaksa cluster JVM modelnya terracotta.

 Coba dijelaskan lagi gimana arsitektur aplikasinya, dan yang paling
 penting, *kenapa* mau clustering?
 Biar kita2 disini bisa kasi solusi yang lebih terarah

 --
 Endy Muhardin
 http://endy.artivisi.com
 Y! : endymuhardin
 -- life learn contribute --
  



Re: [JUG-Indonesia] Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke Google

2010-08-17 Terurut Topik Hendry Luk
Justru harmony itu yg dibilang gak compatible dengan VM standard java... Gak
comply dengan java spec, dan sampe sekarang masih sengketa.
Sama kayak pas ms bikin implementasi java di windows dekade silam (J++).
Awalnya direstuin, tapi sejak microsoft nambahin feature2 di VMnya yang
specific buat windows machines, langsung digugat habis2an karna dianggap
nge-fork, dan hari itu J++ mati.

Dalvik juga. Masalahnya google adalah mereka milih buat ngebikin
non-standard VM mereka sendiri yang melenceng dan ngebreak compatibility
dengan JVM. Ini jadi gak sejalan dengan visi java write once run anywhere,
jadi violates cross-platform policy dari sun/oracle. Banyak yang heran bahwa
android bisa get away sejauh ini tanpa dituntut.

Selaen itu, isi laen gugatannya adalah bahwa google juga nge-fork sebagian
proprietary code dari java buat bikin dalvik. Google nge-recruit developer
yg dulu ikut ngebikin java dari oracle/sun, buat kerja di project dalvik.
Oracle nge-sue karna ini gak legal.

Terlepas dari bener gaknya isi gugatannya, the point is, gw gak ngerti napa
oracle dibash seluruh dunia buat nge-sue google, semata2 atas alasan bahwa
android itu open-source. Padahal google juga sama dengan oracle, ngerauk
duit banyak dari android. Open-source gak berarti license to kill the pope.

2010/8/18 Frans Thamura fr...@meruvian.org



 Ngaku juga kan mengacu pada harmony

 Lgan lisensi java kan di sertifikasi compatible java

 Loga dilarang bagi yg j compatible

 Ini bukan paten atau hak cipta,

 Kompatible juga yg mana se g me juga ga


 (m)

 -Original Message-
 From: Reza Alaudin t_l...@yahoo.com t_lace%40yahoo.com
 Sender: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com
 Date: Tue, 17 Aug 2010 08:07:45
 To: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com
 Reply-To: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com
 Subject: Re: [JUG-Indonesia] Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke
 Google

 Memangny kenapa kalo nyebarin android API pake syntax java??
 yah... dia kagak ngaku klo bagian dari Java...
 klo yg lain jelas... stacknya pake jre versi sekian... dsb...
 ya... bagi penikmat opensource yg gak paham filosofi dari oss...
 ya cuek aja... tinggal pake... khan opensource... seenak gue dunks...
 na... padahal oss khan intinya gotong royong... bangun sebuah teknologi
 bersama...
 klo forking trus kagak ngikut aturan... wajarlah kalo di-sue...

 masalahnya google punya banyak fanboy... so kadang blindly fanatic komentar

 masalah ini...
 laen kayak jamannya sun nge-sue ms tahn 90an dulu... ms gak banyak fanboy
 dari
 kalangan developer...

 he he he... seru juga nih bakalan big G vs big O

 regards,
 Reza

 - Original Message 
 From: joshua sitopul joshua.sito...@gmail.comjoshua.sitopul%40gmail.com

 To: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com 
 jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com
 Sent: Tue, August 17, 2010 7:12:35 PM
 Subject: Re: [JUG-Indonesia] Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke

 Google

  G ngobrol2 sama
  orang kantor.. semua nya pada salah kaprah..
 
  Mereka kira
  google di sue karna pake java tanpa ijin buat bikin android…



 misalny bedanya spring nyebarin spring api pake sintaks java ape?

 kalo diblg license jme hrs byr terus biar ga byr si google bikin
 dalvik bt hindarin itu msh msk akal.


 

 
 Buktikan Anda peduli pendidikan Indonesia.
 Dukung Kurikulum SMK berJava.. kirimkan surat resmi perusahaan dukungan ke
 moderator JUG.

 ===

 Kalau mau keluar dari mailing list ini, caranya kirim sebuah email ke
 jug-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.comjug-indonesia-unsubscribe%40yahoogroups.com.


 Jangan lupa, website JUG Indonesia adalah http://www.jug.or.id

 Yahoo! Groups Links







 

 
 Buktikan Anda peduli pendidikan Indonesia.
 Dukung Kurikulum SMK berJava.. kirimkan surat resmi perusahaan dukungan ke
 moderator JUG.
 ===

 Kalau mau keluar dari mailing list ini, caranya kirim sebuah email ke
 jug-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.comjug-indonesia-unsubscribe%40yahoogroups.com.


 Jangan lupa, website JUG Indonesia adalah http://www.jug.or.id

 Yahoo! Groups Links



  



Re: [JUG-Indonesia] Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke Google

2010-08-17 Terurut Topik Hendry Luk
http://news.yahoo.com/s/nf/20100813/bs_nf/74751
Katanya dah sejak jaman sun sampe sekarang, certification java
compatibilitnya masih bermasalah.

Anyway, lupain harmony.. lu tau sendiri kalo dalvik itu gak compatible
dengan JVM. Lu mesti compile ulang bytecode lu buat jalan di dalvik. Itu yg
violation.
Dan ngerecruit developer dari java buat kerja di dalvik itu juga breach NDA
contract.

2010/8/18 Frans Thamura fr...@meruvian.org



 buat FranzSDK dari OpenJDK, dan FranzSDK lisensinya GPL, ini legal

 ini masalahn cuman kalau lisensi gak GPL aja sih dibuat masalah.

 informasi Harmony itu kasus dimana yah?

 F

 2010/8/18 Hendry Luk hendrym...@gmail.com



 Justru harmony itu yg dibilang gak compatible dengan VM standard java...
 Gak comply dengan java spec, dan sampe sekarang masih sengketa.
 Sama kayak pas ms bikin implementasi java di windows dekade silam (J++).
 Awalnya direstuin, tapi sejak microsoft nambahin feature2 di VMnya yang
 specific buat windows machines, langsung digugat habis2an karna dianggap
 nge-fork, dan hari itu J++ mati.

 Dalvik juga. Masalahnya google adalah mereka milih buat ngebikin
 non-standard VM mereka sendiri yang melenceng dan ngebreak compatibility
 dengan JVM. Ini jadi gak sejalan dengan visi java write once run anywhere,
 jadi violates cross-platform policy dari sun/oracle. Banyak yang heran bahwa
 android bisa get away sejauh ini tanpa dituntut.

 Selaen itu, isi laen gugatannya adalah bahwa google juga nge-fork sebagian
 proprietary code dari java buat bikin dalvik. Google nge-recruit developer
 yg dulu ikut ngebikin java dari oracle/sun, buat kerja di project dalvik.
 Oracle nge-sue karna ini gak legal.

 Terlepas dari bener gaknya isi gugatannya, the point is, gw gak ngerti
 napa oracle dibash seluruh dunia buat nge-sue google, semata2 atas alasan
 bahwa android itu open-source. Padahal google juga sama dengan oracle,
 ngerauk duit banyak dari android. Open-source gak berarti license to kill
 the pope.

 2010/8/18 Frans Thamura fr...@meruvian.org



 Ngaku juga kan mengacu pada harmony

 Lgan lisensi java kan di sertifikasi compatible java

 Loga dilarang bagi yg j compatible

 Ini bukan paten atau hak cipta,

 Kompatible juga yg mana se g me juga ga


 (m)

 -Original Message-
 From: Reza Alaudin t_l...@yahoo.com t_lace%40yahoo.com
 Sender: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com
 Date: Tue, 17 Aug 2010 08:07:45
 To: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com
 Reply-To: jug-indonesia@yahoogroups.comjug-indonesia%40yahoogroups.com
 Subject: Re: [JUG-Indonesia] Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue
 Ke Google

 Memangny kenapa kalo nyebarin android API pake syntax java??
 yah... dia kagak ngaku klo bagian dari Java...
 klo yg lain jelas... stacknya pake jre versi sekian... dsb...
 ya... bagi penikmat opensource yg gak paham filosofi dari oss...
 ya cuek aja... tinggal pake... khan opensource... seenak gue dunks...
 na... padahal oss khan intinya gotong royong... bangun sebuah teknologi
 bersama...
 klo forking trus kagak ngikut aturan... wajarlah kalo di-sue...

 masalahnya google punya banyak fanboy... so kadang blindly fanatic
 komentar
 masalah ini...
 laen kayak jamannya sun nge-sue ms tahn 90an dulu... ms gak banyak fanboy
 dari
 kalangan developer...

 he he he... seru juga nih bakalan big G vs big O

 regards,
 Reza

 - Original Message 
 From: joshua sitopul joshua.sito...@gmail.comjoshua.sitopul%40gmail.com

 To: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com 
 jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com
 Sent: Tue, August 17, 2010 7:12:35 PM
 Subject: Re: [JUG-Indonesia] Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue
 Ke
 Google

  G ngobrol2 sama
  orang kantor.. semua nya pada salah kaprah..
 
  Mereka kira
  google di sue karna pake java tanpa ijin buat bikin android…



 misalny bedanya spring nyebarin spring api pake sintaks java ape?

 kalo diblg license jme hrs byr terus biar ga byr si google bikin
 dalvik bt hindarin itu msh msk akal.


 

 
 Buktikan Anda peduli pendidikan Indonesia.
 Dukung Kurikulum SMK berJava.. kirimkan surat resmi perusahaan dukungan
 ke
 moderator JUG.

 ===

 Kalau mau keluar dari mailing list ini, caranya kirim sebuah email ke
 jug-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.comjug-indonesia-unsubscribe%40yahoogroups.com.


 Jangan lupa, website JUG Indonesia adalah http://www.jug.or.id

 Yahoo! Groups Links







 

 
 Buktikan Anda peduli pendidikan Indonesia.
 Dukung Kurikulum SMK berJava.. kirimkan surat resmi perusahaan dukungan
 ke moderator JUG.
 ===

 Kalau mau keluar dari mailing list ini, caranya kirim sebuah email ke
 jug-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.comjug-indonesia-unsubscribe%40yahoogroups.com.


 Jangan lupa, website JUG Indonesia adalah http://www.jug.or.id

 Yahoo! Groups Links







  



Re: [JUG-Indonesia] Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke Google

2010-08-17 Terurut Topik Hendry Luk
Bukannya justru kalo pake paten orang dan dilabelin merek dagang laen itu
yang disebut violation? Kalo gw reverse-engineer iPod, dan bikin hPod, gw
bisa expect steve job besok pagi dobrak kamar gw beserta elite lawyer squad
nya.
Dan itu juga emang dah terjadi sebelomnya dengan java. J++ gak pake nama
java, tetep ajah bisa di obliterate dari muka bumi.. Ms mesti lepas J++, dan
mesti bikin lagi language dan platform sendiri from scratch (lahirlah .net).

Btw, original copy dari complaint oracle bisa lu baca disini:
http://www.scribd.com/doc/35810897/Oracle-Google-Complaint

2010/8/18 Frans Thamura fr...@meruvian.org



 itu gak bisa compatible bukan berarti melanggar hukum

 tetapi dilarang pasang logo java compatible

 itu artinya pake harmony sah, tetapi compatiblitas ditanggung sendiri

 kalau android, gak butuh logo java, wong emang spesifikasi sendiri

 dan google gak tulis logo java.




 2010/8/18 Hendry Luk hendrym...@gmail.com



 http://news.yahoo.com/s/nf/20100813/bs_nf/74751
 Katanya dah sejak jaman sun sampe sekarang, certification java
 compatibilitnya masih bermasalah.

 Anyway, lupain harmony.. lu tau sendiri kalo dalvik itu gak compatible
 dengan JVM. Lu mesti compile ulang bytecode lu buat jalan di dalvik. Itu yg
 violation.
 Dan ngerecruit developer dari java buat kerja di dalvik itu juga breach
 NDA contract.


 2010/8/18 Frans Thamura fr...@meruvian.org



 buat FranzSDK dari OpenJDK, dan FranzSDK lisensinya GPL, ini legal

 ini masalahn cuman kalau lisensi gak GPL aja sih dibuat masalah.

 informasi Harmony itu kasus dimana yah?

 F

 2010/8/18 Hendry Luk hendrym...@gmail.com



 Justru harmony itu yg dibilang gak compatible dengan VM standard java...
 Gak comply dengan java spec, dan sampe sekarang masih sengketa.
 Sama kayak pas ms bikin implementasi java di windows dekade silam (J++).
 Awalnya direstuin, tapi sejak microsoft nambahin feature2 di VMnya yang
 specific buat windows machines, langsung digugat habis2an karna dianggap
 nge-fork, dan hari itu J++ mati.

 Dalvik juga. Masalahnya google adalah mereka milih buat ngebikin
 non-standard VM mereka sendiri yang melenceng dan ngebreak compatibility
 dengan JVM. Ini jadi gak sejalan dengan visi java write once run 
 anywhere,
 jadi violates cross-platform policy dari sun/oracle. Banyak yang heran 
 bahwa
 android bisa get away sejauh ini tanpa dituntut.

 Selaen itu, isi laen gugatannya adalah bahwa google juga nge-fork
 sebagian proprietary code dari java buat bikin dalvik. Google nge-recruit
 developer yg dulu ikut ngebikin java dari oracle/sun, buat kerja di project
 dalvik. Oracle nge-sue karna ini gak legal.

 Terlepas dari bener gaknya isi gugatannya, the point is, gw gak ngerti
 napa oracle dibash seluruh dunia buat nge-sue google, semata2 atas alasan
 bahwa android itu open-source. Padahal google juga sama dengan oracle,
 ngerauk duit banyak dari android. Open-source gak berarti license to kill
 the pope.

 2010/8/18 Frans Thamura fr...@meruvian.org



 Ngaku juga kan mengacu pada harmony

 Lgan lisensi java kan di sertifikasi compatible java

 Loga dilarang bagi yg j compatible

 Ini bukan paten atau hak cipta,

 Kompatible juga yg mana se g me juga ga


 (m)

 -Original Message-
 From: Reza Alaudin t_l...@yahoo.com t_lace%40yahoo.com
 Sender: jug-indonesia@yahoogroups.comjug-indonesia%40yahoogroups.com
 Date: Tue, 17 Aug 2010 08:07:45
 To: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com
 Reply-To: jug-indonesia@yahoogroups.comjug-indonesia%40yahoogroups.com
 Subject: Re: [JUG-Indonesia] Pernyataan James Gosling masalah Oracle
 Sue Ke Google

 Memangny kenapa kalo nyebarin android API pake syntax java??
 yah... dia kagak ngaku klo bagian dari Java...
 klo yg lain jelas... stacknya pake jre versi sekian... dsb...
 ya... bagi penikmat opensource yg gak paham filosofi dari oss...
 ya cuek aja... tinggal pake... khan opensource... seenak gue dunks...
 na... padahal oss khan intinya gotong royong... bangun sebuah teknologi

 bersama...
 klo forking trus kagak ngikut aturan... wajarlah kalo di-sue...

 masalahnya google punya banyak fanboy... so kadang blindly fanatic
 komentar
 masalah ini...
 laen kayak jamannya sun nge-sue ms tahn 90an dulu... ms gak banyak
 fanboy dari
 kalangan developer...

 he he he... seru juga nih bakalan big G vs big O

 regards,
 Reza

 - Original Message 
 From: joshua sitopul 
 joshua.sito...@gmail.comjoshua.sitopul%40gmail.com

 To: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com
 jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com
 Sent: Tue, August 17, 2010 7:12:35 PM
 Subject: Re: [JUG-Indonesia] Pernyataan James Gosling masalah Oracle
 Sue Ke
 Google

  G ngobrol2 sama
  orang kantor.. semua nya pada salah kaprah..
 
  Mereka kira
  google di sue karna pake java tanpa ijin buat bikin android…



 misalny bedanya spring nyebarin spring api pake sintaks java ape?

 kalo diblg license jme hrs byr terus biar ga byr si google bikin
 dalvik bt

Re: [JUG-Indonesia] Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke Google

2010-08-17 Terurut Topik Hendry Luk
Btw nih relevant passage nya dari gugatan mereka:
The Android operating system software “stack” consists of Java applications
running on a Java-based object-oriented application framework, and core
libraries running on a “Dalvik” virtual machine (VM) that features
just-in-time (JIT) compilation.

2010/8/18 Frans Thamura fr...@meruvian.org



 ini gue lg cari , patennya ada kata Java gak

 Java itu trademark

 setahu gue paten ini seperti ini

 ada gambar bebek 10 ekor, di gunung, dilukis, disebut hak cipta

 ada gambar bebek 10 ekor di sawah, hak cipta berbeda dengan yg digunung

 paten gambar bebek 10 ekor, lo buat gambar bebek 10 ekor mau disawah, di
 gunung musti bayar ke pemilik paten

 nah disana langgaran Android, buat VM

 makanya ini pengen tahu VM ini berlaku buat VMware, Xen, Google Apps
 Engine, Amazon Cloud (tapi Amazon pake Weblogic nih)



 2010/8/18 Hendry Luk hendrym...@gmail.com



 Bukannya justru kalo pake paten orang dan dilabelin merek dagang laen itu
 yang disebut violation? Kalo gw reverse-engineer iPod, dan bikin hPod, gw
 bisa expect steve job besok pagi dobrak kamar gw beserta elite lawyer squad
 nya.
 Dan itu juga emang dah terjadi sebelomnya dengan java. J++ gak pake nama
 java, tetep ajah bisa di obliterate dari muka bumi.. Ms mesti lepas J++, dan
 mesti bikin lagi language dan platform sendiri from scratch (lahirlah .net).

 Btw, original copy dari complaint oracle bisa lu baca disini:
 http://www.scribd.com/doc/35810897/Oracle-Google-Complaint


 2010/8/18 Frans Thamura fr...@meruvian.org



 itu gak bisa compatible bukan berarti melanggar hukum

 tetapi dilarang pasang logo java compatible

 itu artinya pake harmony sah, tetapi compatiblitas ditanggung sendiri

 kalau android, gak butuh logo java, wong emang spesifikasi sendiri

 dan google gak tulis logo java.




 2010/8/18 Hendry Luk hendrym...@gmail.com



 http://news.yahoo.com/s/nf/20100813/bs_nf/74751
 Katanya dah sejak jaman sun sampe sekarang, certification java
 compatibilitnya masih bermasalah.

 Anyway, lupain harmony.. lu tau sendiri kalo dalvik itu gak compatible
 dengan JVM. Lu mesti compile ulang bytecode lu buat jalan di dalvik. Itu yg
 violation.
 Dan ngerecruit developer dari java buat kerja di dalvik itu juga breach
 NDA contract.


 2010/8/18 Frans Thamura fr...@meruvian.org



 buat FranzSDK dari OpenJDK, dan FranzSDK lisensinya GPL, ini legal

 ini masalahn cuman kalau lisensi gak GPL aja sih dibuat masalah.

 informasi Harmony itu kasus dimana yah?

 F

 2010/8/18 Hendry Luk hendrym...@gmail.com



 Justru harmony itu yg dibilang gak compatible dengan VM standard
 java... Gak comply dengan java spec, dan sampe sekarang masih sengketa.
 Sama kayak pas ms bikin implementasi java di windows dekade silam
 (J++). Awalnya direstuin, tapi sejak microsoft nambahin feature2 di VMnya
 yang specific buat windows machines, langsung digugat habis2an karna
 dianggap nge-fork, dan hari itu J++ mati.

 Dalvik juga. Masalahnya google adalah mereka milih buat ngebikin
 non-standard VM mereka sendiri yang melenceng dan ngebreak compatibility
 dengan JVM. Ini jadi gak sejalan dengan visi java write once run 
 anywhere,
 jadi violates cross-platform policy dari sun/oracle. Banyak yang heran 
 bahwa
 android bisa get away sejauh ini tanpa dituntut.

 Selaen itu, isi laen gugatannya adalah bahwa google juga nge-fork
 sebagian proprietary code dari java buat bikin dalvik. Google nge-recruit
 developer yg dulu ikut ngebikin java dari oracle/sun, buat kerja di 
 project
 dalvik. Oracle nge-sue karna ini gak legal.

 Terlepas dari bener gaknya isi gugatannya, the point is, gw gak ngerti
 napa oracle dibash seluruh dunia buat nge-sue google, semata2 atas alasan
 bahwa android itu open-source. Padahal google juga sama dengan oracle,
 ngerauk duit banyak dari android. Open-source gak berarti license to kill
 the pope.

 2010/8/18 Frans Thamura fr...@meruvian.org



 Ngaku juga kan mengacu pada harmony

 Lgan lisensi java kan di sertifikasi compatible java

 Loga dilarang bagi yg j compatible

 Ini bukan paten atau hak cipta,

 Kompatible juga yg mana se g me juga ga


 (m)

 -Original Message-
 From: Reza Alaudin t_l...@yahoo.com t_lace%40yahoo.com
 Sender: jug-indonesia@yahoogroups.comjug-indonesia%40yahoogroups.com
 Date: Tue, 17 Aug 2010 08:07:45
 To: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com

 Reply-To: jug-indonesia@yahoogroups.comjug-indonesia%40yahoogroups.com
 Subject: Re: [JUG-Indonesia] Pernyataan James Gosling masalah Oracle
 Sue Ke Google

 Memangny kenapa kalo nyebarin android API pake syntax java??
 yah... dia kagak ngaku klo bagian dari Java...
 klo yg lain jelas... stacknya pake jre versi sekian... dsb...
 ya... bagi penikmat opensource yg gak paham filosofi dari oss...
 ya cuek aja... tinggal pake... khan opensource... seenak gue dunks...

 na... padahal oss khan intinya gotong royong... bangun sebuah
 teknologi
 bersama...
 klo forking trus kagak ngikut aturan... wajarlah kalo di-sue

Re: [JUG-Indonesia] Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke Google

2010-08-17 Terurut Topik Hendry Luk
Wah itu sih dah urusannya court deh.. Mereka sekolah hukum bukan cuma buat
ngurusin whales dan polar bears after all.

Tapi gw cuma simpatik ajah ngeliat oracle kayak dirampok robin hood.. Gak
berdaya ngapa2in padahal baru beli java mahal2, blom setaon dah dicolong.

2010/8/18 Frans Thamura fr...@meruvian.org



 ini gue lg cari , patennya ada kata Java gak

 Java itu trademark

 setahu gue paten ini seperti ini

 ada gambar bebek 10 ekor, di gunung, dilukis, disebut hak cipta

 ada gambar bebek 10 ekor di sawah, hak cipta berbeda dengan yg digunung

 paten gambar bebek 10 ekor, lo buat gambar bebek 10 ekor mau disawah, di
 gunung musti bayar ke pemilik paten

 nah disana langgaran Android, buat VM

 makanya ini pengen tahu VM ini berlaku buat VMware, Xen, Google Apps
 Engine, Amazon Cloud (tapi Amazon pake Weblogic nih)



 2010/8/18 Hendry Luk hendrym...@gmail.com



 Bukannya justru kalo pake paten orang dan dilabelin merek dagang laen itu
 yang disebut violation? Kalo gw reverse-engineer iPod, dan bikin hPod, gw
 bisa expect steve job besok pagi dobrak kamar gw beserta elite lawyer squad
 nya.
 Dan itu juga emang dah terjadi sebelomnya dengan java. J++ gak pake nama
 java, tetep ajah bisa di obliterate dari muka bumi.. Ms mesti lepas J++, dan
 mesti bikin lagi language dan platform sendiri from scratch (lahirlah .net).

 Btw, original copy dari complaint oracle bisa lu baca disini:
 http://www.scribd.com/doc/35810897/Oracle-Google-Complaint


 2010/8/18 Frans Thamura fr...@meruvian.org



 itu gak bisa compatible bukan berarti melanggar hukum

 tetapi dilarang pasang logo java compatible

 itu artinya pake harmony sah, tetapi compatiblitas ditanggung sendiri

 kalau android, gak butuh logo java, wong emang spesifikasi sendiri

 dan google gak tulis logo java.




 2010/8/18 Hendry Luk hendrym...@gmail.com



 http://news.yahoo.com/s/nf/20100813/bs_nf/74751
 Katanya dah sejak jaman sun sampe sekarang, certification java
 compatibilitnya masih bermasalah.

 Anyway, lupain harmony.. lu tau sendiri kalo dalvik itu gak compatible
 dengan JVM. Lu mesti compile ulang bytecode lu buat jalan di dalvik. Itu yg
 violation.
 Dan ngerecruit developer dari java buat kerja di dalvik itu juga breach
 NDA contract.


 2010/8/18 Frans Thamura fr...@meruvian.org



 buat FranzSDK dari OpenJDK, dan FranzSDK lisensinya GPL, ini legal

 ini masalahn cuman kalau lisensi gak GPL aja sih dibuat masalah.

 informasi Harmony itu kasus dimana yah?

 F

 2010/8/18 Hendry Luk hendrym...@gmail.com



 Justru harmony itu yg dibilang gak compatible dengan VM standard
 java... Gak comply dengan java spec, dan sampe sekarang masih sengketa.
 Sama kayak pas ms bikin implementasi java di windows dekade silam
 (J++). Awalnya direstuin, tapi sejak microsoft nambahin feature2 di VMnya
 yang specific buat windows machines, langsung digugat habis2an karna
 dianggap nge-fork, dan hari itu J++ mati.

 Dalvik juga. Masalahnya google adalah mereka milih buat ngebikin
 non-standard VM mereka sendiri yang melenceng dan ngebreak compatibility
 dengan JVM. Ini jadi gak sejalan dengan visi java write once run 
 anywhere,
 jadi violates cross-platform policy dari sun/oracle. Banyak yang heran 
 bahwa
 android bisa get away sejauh ini tanpa dituntut.

 Selaen itu, isi laen gugatannya adalah bahwa google juga nge-fork
 sebagian proprietary code dari java buat bikin dalvik. Google nge-recruit
 developer yg dulu ikut ngebikin java dari oracle/sun, buat kerja di 
 project
 dalvik. Oracle nge-sue karna ini gak legal.

 Terlepas dari bener gaknya isi gugatannya, the point is, gw gak ngerti
 napa oracle dibash seluruh dunia buat nge-sue google, semata2 atas alasan
 bahwa android itu open-source. Padahal google juga sama dengan oracle,
 ngerauk duit banyak dari android. Open-source gak berarti license to kill
 the pope.

 2010/8/18 Frans Thamura fr...@meruvian.org



 Ngaku juga kan mengacu pada harmony

 Lgan lisensi java kan di sertifikasi compatible java

 Loga dilarang bagi yg j compatible

 Ini bukan paten atau hak cipta,

 Kompatible juga yg mana se g me juga ga


 (m)

 -Original Message-
 From: Reza Alaudin t_l...@yahoo.com t_lace%40yahoo.com
 Sender: jug-indonesia@yahoogroups.comjug-indonesia%40yahoogroups.com
 Date: Tue, 17 Aug 2010 08:07:45
 To: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com

 Reply-To: jug-indonesia@yahoogroups.comjug-indonesia%40yahoogroups.com
 Subject: Re: [JUG-Indonesia] Pernyataan James Gosling masalah Oracle
 Sue Ke Google

 Memangny kenapa kalo nyebarin android API pake syntax java??
 yah... dia kagak ngaku klo bagian dari Java...
 klo yg lain jelas... stacknya pake jre versi sekian... dsb...
 ya... bagi penikmat opensource yg gak paham filosofi dari oss...
 ya cuek aja... tinggal pake... khan opensource... seenak gue dunks...

 na... padahal oss khan intinya gotong royong... bangun sebuah
 teknologi
 bersama...
 klo forking trus kagak ngikut aturan... wajarlah kalo di-sue...

 masalahnya google punya

Re: [JUG-Indonesia] Re: Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke Google

2010-08-16 Terurut Topik Hendry Luk
Dan lagian ini juga bukan first strike langsung di-sue. Google kan dah
berulang2 kali dengan sengaja ngelanggar paten java.
Didiemin sih lama2 Larry Page bakal one morning nyelonong ke dapur Larry
Elisson ngambil susu dari kulkas.

2010/8/17 Hendry Luk hendrym...@gmail.com

 Sorry am i missing something?
 Gw gak ngerti Google blatantly negalnggar pattent java. Biarpun lu
 open-source, gak berarti lu bisa seenaknya langgar pattent orang. Paten ya
 paten, mesti lu respect. Open source gak berarti di atas law.

 Oracle kan juga company.. sama kayak meruvian. Gimana kalo projectnya
 Meruvian seenaknya dicuri company rival, buat diUANGkan, dibikin open source
 buat apparent COMMERCIAL purpose. Bikin company rival lu makin kaya raya..
 dan lu ngerasa dicuri.

 Google emang kayak robin hood, ngerampok the riches, ngasih ke the poors.
 Simpati kita, rakyat jelata, ya ke google, tapi gak berarti what they're
 doing is right, legal, ato even ethical.

 2010/8/15 Frans Thamura fr...@meruvian.org



 yah itu kan ego james pengen semua dan hanya 1 Java didunia ;0

 gue aliran suka banyak Java didunia, tetapi tentu saja, java yang ada beda
 dengan Java yang dari ORacle ini

 gue kan pendukung inovasi dan percaya inovasi akan sangat bagus kalau Java
 tidak di kuasai Oracle ;)

 makanya buat yang JUG dg kata Sun supported, kena kan sekarang. :)

 lagian kasus android vs java me ini terjadi di USA saja, dan hanya di USA
 saja yang mendukung software paten

 di indnesia lo buat android A, B , C legal bro ;)

 dan kita lg maju buat ini bisa terjadi

 intinya kalau Google pusing gak mau bayar 10 billion US$ setahun ke
 Oracle, kasih gue androidnya, gue terusin dan gue bisa jalanin android gak
 perlu bayar 1 upil pun ke ORacle ;)

 huahua, nah itu arti ball-nya James ;)


 --
 Frans Thamura
 Director
 Meruvian.
 The Most Complete Java Services Provider in Indonesia


 Mobile: +6287885901958
 Blog  Profile: http://frans.thamura.info

 We grow because we share the same belief.



 On Sat, Aug 14, 2010 at 10:38 PM, Yudhi Karunia Surtan 
 brainmaster...@gmail.com wrote:



 Frans ini pernyataan dari si gosh..

 Posted by *James Gosling* http://www.rabblesoft.com/ on August 13,
 2010 at 09:14 AM PDT 
 #http://nighthacks.com/roller/jag/entry/the_shit_finally_hits_the#comment-128171606
 Oracle is right. Google is wrong. Google SCREWED with Java big time.
 Google took Java, compiled Java code into Java bytecode, then translated
 that into Dalvik bytecode to run on the Dalvik virtual machine. Then Google
 avoided calling its language Java. Thus Google avoided having to license
 Java IP from Sun. Google created a work-around for Java Mobile Edition
 (which is NOT GPL'd). Google screwed Java and Sun. And now Google is going
 to pay Oracle for its sins. Sure, Google has lawyers. But Oracle has lawyers
 too and Oracle is better at suing others than Google has been. Oracle is the
 second largest software company in the world - second only to Microsoft. It
 makes lots of money. And it plays to big business. Believe it when it sues
 Google.

 Maka yg lu bilang paling ntar paling di ganti jadi java me yah itu
 kemungkinan paling besar.


 Maaap... salah2x.. tanya pernyataan dari si gosling di atasnya..
 malu jadinya..
 pernyataan dari si gosling ga taunya yg ini..(click link # nya)

 @James grow some balls please.

 Maap yaaah... miss undestanding tadi gw.. mungkin keasikan baca jadi ga
 perhatiin. :D

 On Aug 14, 2010, at 10:19 PM, Yudhi Karunia Surtan wrote:

 Frans ini pernyataan dari si gosh..

 Posted by *James Gosling* http://www.rabblesoft.com/ on August 13,
 2010 at 09:14 AM PDT 
 #http://nighthacks.com/roller/jag/entry/the_shit_finally_hits_the#comment-128171606
 Oracle is right. Google is wrong. Google SCREWED with Java big time.
 Google took Java, compiled Java code into Java bytecode, then translated
 that into Dalvik bytecode to run on the Dalvik virtual machine. Then Google
 avoided calling its language Java. Thus Google avoided having to license
 Java IP from Sun. Google created a work-around for Java Mobile Edition
 (which is NOT GPL'd). Google screwed Java and Sun. And now Google is going
 to pay Oracle for its sins. Sure, Google has lawyers. But Oracle has lawyers
 too and Oracle is better at suing others than Google has been. Oracle is the
 second largest software company in the world - second only to Microsoft. It
 makes lots of money. And it plays to big business. Believe it when it sues
 Google.

 Maka yg lu bilang paling ntar paling di ganti jadi java me yah itu
 kemungkinan paling besar.


 On Aug 14, 2010, at 11:03 AM, agoes wrote:



 jadi teringat proses akusisi sun saja dulu banyak pertentangan di eropa ,
 ternyata kejadian juga tentang system monopoli yang dilakukan
 oleh oracle. tapi system copypaste yang akan menang selamanya sepertinya
 hehe...

 --- In jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com,
 Frans Thamura fr...@... wrote:
 
  Makanya semua pasar java akan lawan oracle

Re: [JUG-Indonesia] (unknown)

2010-08-16 Terurut Topik Hendry Luk
Oh what a charmer...

Do we all love him that much masih kita keep ajah nih orang dah sebulan
gini...?

On Sun, Aug 15, 2010 at 6:30 AM, the fongers the_fong...@yahoo.com wrote:



 http://facbaki.chat.ru Give HerHo rny Night s Boost her ebd eemotions

  



Re: [JUG-Indonesia] Re: Pernyataan James Gosling masalah Oracle Sue Ke Google

2010-08-16 Terurut Topik Hendry Luk
Sorry am i missing something?
Gw gak ngerti Google blatantly negalnggar pattent java. Biarpun lu
open-source, gak berarti lu bisa seenaknya langgar pattent orang. Paten ya
paten, mesti lu respect. Open source gak berarti di atas law.

Oracle kan juga company.. sama kayak meruvian. Gimana kalo projectnya
Meruvian seenaknya dicuri company rival, buat diUANGkan, dibikin open source
buat apparent COMMERCIAL purpose. Bikin company rival lu makin kaya raya..
dan lu ngerasa dicuri.

Google emang kayak robin hood, ngerampok the riches, ngasih ke the poors.
Simpati kita, rakyat jelata, ya ke google, tapi gak berarti what they're
doing is right, legal, ato even ethical.

2010/8/15 Frans Thamura fr...@meruvian.org



 yah itu kan ego james pengen semua dan hanya 1 Java didunia ;0

 gue aliran suka banyak Java didunia, tetapi tentu saja, java yang ada beda
 dengan Java yang dari ORacle ini

 gue kan pendukung inovasi dan percaya inovasi akan sangat bagus kalau Java
 tidak di kuasai Oracle ;)

 makanya buat yang JUG dg kata Sun supported, kena kan sekarang. :)

 lagian kasus android vs java me ini terjadi di USA saja, dan hanya di USA
 saja yang mendukung software paten

 di indnesia lo buat android A, B , C legal bro ;)

 dan kita lg maju buat ini bisa terjadi

 intinya kalau Google pusing gak mau bayar 10 billion US$ setahun ke Oracle,
 kasih gue androidnya, gue terusin dan gue bisa jalanin android gak perlu
 bayar 1 upil pun ke ORacle ;)

 huahua, nah itu arti ball-nya James ;)


 --
 Frans Thamura
 Director
 Meruvian.
 The Most Complete Java Services Provider in Indonesia


 Mobile: +6287885901958
 Blog  Profile: http://frans.thamura.info

 We grow because we share the same belief.



 On Sat, Aug 14, 2010 at 10:38 PM, Yudhi Karunia Surtan 
 brainmaster...@gmail.com wrote:



 Frans ini pernyataan dari si gosh..

 Posted by *James Gosling* http://www.rabblesoft.com/ on August 13, 2010
 at 09:14 AM PDT 
 #http://nighthacks.com/roller/jag/entry/the_shit_finally_hits_the#comment-128171606
 Oracle is right. Google is wrong. Google SCREWED with Java big time.
 Google took Java, compiled Java code into Java bytecode, then translated
 that into Dalvik bytecode to run on the Dalvik virtual machine. Then Google
 avoided calling its language Java. Thus Google avoided having to license
 Java IP from Sun. Google created a work-around for Java Mobile Edition
 (which is NOT GPL'd). Google screwed Java and Sun. And now Google is going
 to pay Oracle for its sins. Sure, Google has lawyers. But Oracle has lawyers
 too and Oracle is better at suing others than Google has been. Oracle is the
 second largest software company in the world - second only to Microsoft. It
 makes lots of money. And it plays to big business. Believe it when it sues
 Google.

 Maka yg lu bilang paling ntar paling di ganti jadi java me yah itu
 kemungkinan paling besar.


 Maaap... salah2x.. tanya pernyataan dari si gosling di atasnya..
 malu jadinya..
 pernyataan dari si gosling ga taunya yg ini..(click link # nya)

 @James grow some balls please.

 Maap yaaah... miss undestanding tadi gw.. mungkin keasikan baca jadi ga
 perhatiin. :D

 On Aug 14, 2010, at 10:19 PM, Yudhi Karunia Surtan wrote:

 Frans ini pernyataan dari si gosh..

 Posted by *James Gosling* http://www.rabblesoft.com/ on August 13, 2010
 at 09:14 AM PDT 
 #http://nighthacks.com/roller/jag/entry/the_shit_finally_hits_the#comment-128171606
 Oracle is right. Google is wrong. Google SCREWED with Java big time.
 Google took Java, compiled Java code into Java bytecode, then translated
 that into Dalvik bytecode to run on the Dalvik virtual machine. Then Google
 avoided calling its language Java. Thus Google avoided having to license
 Java IP from Sun. Google created a work-around for Java Mobile Edition
 (which is NOT GPL'd). Google screwed Java and Sun. And now Google is going
 to pay Oracle for its sins. Sure, Google has lawyers. But Oracle has lawyers
 too and Oracle is better at suing others than Google has been. Oracle is the
 second largest software company in the world - second only to Microsoft. It
 makes lots of money. And it plays to big business. Believe it when it sues
 Google.

 Maka yg lu bilang paling ntar paling di ganti jadi java me yah itu
 kemungkinan paling besar.


 On Aug 14, 2010, at 11:03 AM, agoes wrote:



 jadi teringat proses akusisi sun saja dulu banyak pertentangan di eropa ,
 ternyata kejadian juga tentang system monopoli yang dilakukan
 oleh oracle. tapi system copypaste yang akan menang selamanya sepertinya
 hehe...

 --- In jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com,
 Frans Thamura fr...@... wrote:
 
  Makanya semua pasar java akan lawan oracle.
 
  Saya malah akan melihat yg runtuh adalah amerika
 
  Karena yg diserang mengacu pada paten software yg hanya berlaku di
 amerika
 
  Jadi kita di indo mah aman, juga eropa dan cina
 
  Ini bukti lemahnya amerika yg pengen kaya dg monopoli ide
 
  Perang ini kalau google menang, adallah 

Re: [JUG-Indonesia] Re: OOT: Let's wave goodbye to Google Wave

2010-08-08 Terurut Topik Hendry Luk
Oh ya btw bukan cuma buat issue-tracking/document/knowledge-sharing doank...
tapi juga dipake buat development, ngegantiin version-control, e.g.:
- Testing data: kita cuma punya limited array of voucher-numbers, SIM
numbers, etc yang dipake rame2.. Jadi dimanage di wave, tiap voucher yg
dipake langsung dicoret dari list.
- Endpoint buat tiap versi/branch buat berbagai back-end systems dari
different vendors during development, yang digonta-ganti mulu sporadically
oleh tiap vendor
- App setting buat tiap environment buat deployment

Dulu semua ini dimanage di version-control (pull)..
Sekarang dah dipindahin ke wave semua, jadi langsung auto-notification
(push), e.g. kalo back-end endpoint ada yg berubah, jadi seluruh team bisa
update local env mereka accordingly.. Ato kalo ada perubahan app-setting
oleh any developer yg mesti dideploy (end of the day) oleh yg in charge.

Dulu pas masih pake version-control, gini2an ribet banyak ceremonynya..
apalagi kalo mo dishare ke orang yg gak punya access ke version-control.

2010/8/5 Thomas Wiradikusuma (milis) wiradikusuma.mi...@gmail.com



 Hi utk semua pengguna wave,

 Kalo boleh tau gimana sih kalian pakai wave (utk training/Knowlegde
 sharing/produktivitas/whaever business value)? Maksud gw, kalo gw sih
 cuma ada 2 skenario:

 - impress a girl
 Sementara tangan dia klak klik otak atik wave, tangan gw bisa otak atik dia
 :D
 - chatting ga jelas dg temen


 On 8/5/10, Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com
 wrote:
  Hmph... email gw susah masuk2 kemari... Hopefully this time.. anyway..
 
  Link: http://googleblog.blogspot.com/2010/08/update-on-google-wave.html
  Yea project gw juga kelabakan. Lagi nyari alternative laen.. n mesti
  mindah2in semua existing contents seluruh team members somewhere else.
 Ada
  suggestion product laen buat substitute wave?
 
  Tentative workaround saat ini adalah nge-repurpose team knowledge-base
  kita (Alfresco) ngerangkap jadi collaborative media ngegantiin Wave,
 sampe
  ketemu substitute yg lebih proper. Ada suggestion?
 
  2010/8/5 Reza Alaudin t_l...@yahoo.com t_lace%40yahoo.com
 
 
 
  Serius Thom?
  ada linksnya gak...
  gw pake google wave tiap hari buat online training nee...
 
  regards,
  Reza
 
 
  - Original Message 
  From: Thomas Wiradikusuma (milis)
  wiradikusuma.mi...@gmail.com wiradikusuma.milis%40gmail.com
 wiradikusuma.milis%40gmail.com
  
  To: jug-indonesia@yahoogroups.com 
  jug-indonesia%40yahoogroups.comjug-indonesia%
 40yahoogroups.com
  Sent: Thu, August 5, 2010 11:19:26 AM
  Subject: [JUG-Indonesia] OOT: Let's wave goodbye to Google Wave
 
  Udah tau kan Google Wave akan diskontinyu?
 
  Sedih ya. Good concept, good technology, bad user acceptance (dan bad
  user experience, kalo menggunakan internet gw hehe).
 
  Penasaran:
  Bagaimana pengalaman kalian dengan Wave?
 
  Yg gw inget, waktu waving sama temen gw, dia sempet nulis, haha...
  i am a bit lost.. :D
 
  --
  salam hangat,
  Thomas Wiradikusuma
  Twitter: http://www.twitter.com/wiradikusuma
  Blog: http://blog.wiradikusuma.com
 
  
 
 
  
  Buktikan Anda peduli pendidikan Indonesia.
  Dukung Kurikulum SMK berJava.. kirimkan surat resmi perusahaan dukungan
 ke
  moderator JUG.
 
  ===
 
  Kalau mau keluar dari mailing list ini, caranya kirim sebuah email ke
  jug-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.comjug-indonesia-unsubscribe%40yahoogroups.com
 jug-indonesia-unsubscribe%40yahoogroups.com

  .
 
  Jangan lupa, website JUG Indonesia adalah http://www.jug.or.id
 
  Yahoo! Groups Links
 
 
 
 

 --
 Sent from my mobile device


 salam hangat,
 Thomas Wiradikusuma
 Twitter: http://www.twitter.com/wiradikusuma
 Blog: http://blog.wiradikusuma.com
  



Re: [JUG-Indonesia] Re: OOT: Let's wave goodbye to Google Wave

2010-08-08 Terurut Topik Hendry Luk
iya emang biasa juga pake google-docs, ditempelin ke wave

2010/8/9 Thomas Wiradikusuma (milis) wiradikusuma.mi...@gmail.com



 bro, begituan gak coba pakai Google Docs?

 2010/8/9 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com

 
 
  Oh ya btw bukan cuma buat issue-tracking/document/knowledge-sharing
 doank... tapi juga dipake buat development, ngegantiin version-control,
 e.g.:
  - Testing data: kita cuma punya limited array of voucher-numbers, SIM
 numbers, etc yang dipake rame2.. Jadi dimanage di wave, tiap voucher yg
 dipake langsung dicoret dari list.
  - Endpoint buat tiap versi/branch buat berbagai back-end systems dari
 different vendors during development, yang digonta-ganti mulu sporadically
 oleh tiap vendor
  - App setting buat tiap environment buat deployment
 
  Dulu semua ini dimanage di version-control (pull)..
  Sekarang dah dipindahin ke wave semua, jadi langsung auto-notification
 (push), e.g. kalo back-end endpoint ada yg berubah, jadi seluruh team bisa
 update local env mereka accordingly.. Ato kalo ada perubahan app-setting
 oleh any developer yg mesti dideploy (end of the day) oleh yg in charge.
 
  Dulu pas masih pake version-control, gini2an ribet banyak ceremonynya..
 apalagi kalo mo dishare ke orang yg gak punya access ke version-control.
 
  2010/8/5 Thomas Wiradikusuma (milis) 
  wiradikusuma.mi...@gmail.comwiradikusuma.milis%40gmail.com
 
 
 
 
  Hi utk semua pengguna wave,
 
  Kalo boleh tau gimana sih kalian pakai wave (utk training/Knowlegde
  sharing/produktivitas/whaever business value)? Maksud gw, kalo gw sih
  cuma ada 2 skenario:
 
  - impress a girl
  Sementara tangan dia klak klik otak atik wave, tangan gw bisa otak atik
 dia :D
  - chatting ga jelas dg temen
 
  On 8/5/10, Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com
 wrote:
   Hmph... email gw susah masuk2 kemari... Hopefully this time.. anyway..
  
   Link:
 http://googleblog.blogspot.com/2010/08/update-on-google-wave.html
   Yea project gw juga kelabakan. Lagi nyari alternative laen.. n mesti
   mindah2in semua existing contents seluruh team members somewhere else.
 Ada
   suggestion product laen buat substitute wave?
  
   Tentative workaround saat ini adalah nge-repurpose team
 knowledge-base
   kita (Alfresco) ngerangkap jadi collaborative media ngegantiin Wave,
 sampe
   ketemu substitute yg lebih proper. Ada suggestion?
  
   2010/8/5 Reza Alaudin t_l...@yahoo.com t_lace%40yahoo.com
  
  
  
   Serius Thom?
   ada linksnya gak...
   gw pake google wave tiap hari buat online training nee...
  
   regards,
   Reza
  
  
   - Original Message 
   From: Thomas Wiradikusuma (milis)
   wiradikusuma.mi...@gmail.com wiradikusuma.milis%40gmail.com
 wiradikusuma.milis%40gmail.com
   
   To: jug-indonesia@yahoogroups.com 
   jug-indonesia%40yahoogroups.comjug-indonesia%
 40yahoogroups.com
   Sent: Thu, August 5, 2010 11:19:26 AM
   Subject: [JUG-Indonesia] OOT: Let's wave goodbye to Google Wave
  
   Udah tau kan Google Wave akan diskontinyu?
  
   Sedih ya. Good concept, good technology, bad user acceptance (dan bad
   user experience, kalo menggunakan internet gw hehe).
  
   Penasaran:
   Bagaimana pengalaman kalian dengan Wave?
  
   Yg gw inget, waktu waving sama temen gw, dia sempet nulis, haha...
   i am a bit lost.. :D
  
   --
   salam hangat,
   Thomas Wiradikusuma
   Twitter: http://www.twitter.com/wiradikusuma
   Blog: http://blog.wiradikusuma.com
  
   
  
  
   
   Buktikan Anda peduli pendidikan Indonesia.
   Dukung Kurikulum SMK berJava.. kirimkan surat resmi perusahaan
 dukungan ke
   moderator JUG.
  
   ===
  
   Kalau mau keluar dari mailing list ini, caranya kirim sebuah email ke
   jug-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.comjug-indonesia-unsubscribe%40yahoogroups.com
 jug-indonesia-unsubscribe%40yahoogroups.com
   .
  
   Jangan lupa, website JUG Indonesia adalah http://www.jug.or.id
  
   Yahoo! Groups Links
  
  
  
  
 
  --
  Sent from my mobile device
 
  salam hangat,
  Thomas Wiradikusuma
  Twitter: http://www.twitter.com/wiradikusuma
  Blog: http://blog.wiradikusuma.com
 
 
 
 

 --

 salam hangat,
 Thomas Wiradikusuma
 Twitter: http://www.twitter.com/wiradikusuma
 Blog: http://blog.wiradikusuma.com
  



Re: [JUG-Indonesia] Re: OOT: Let's wave goodbye to Google Wave

2010-08-05 Terurut Topik Hendry Luk
Buat informal communication ajah di team ttg project status, progress,
doccos, clarifications, defects, CRs, issues, meeting minutes, etc..
Ada tools yg formal sih di project, kayak HP Quality Center buat keep track
reqruirements n defects, dan Alfresco buat wiki dan knowledge-base... Tapi
itu project-wide, dishare dengan client dan semua vendors. Dan masalahnya,
wiki gitu jarang ada yg bother buat keep up-to-date. Kebanyakan tulisan di
wiki dah pada basi semua.
Di internal team member, Wave lebih effective buat informal communications,
dan jauh lebih up-to-date. Jadi gak perlu terlalu sering stand-up meeting,
setiap ada progress n issues dah langsung dingomongin di wave.

Buat impress girls, never worked so far. Gw find it easier buat boost charm
gw to the roof dengan juggling 3 jeruk pake kaki.

2010/8/5 Thomas Wiradikusuma (milis) wiradikusuma.mi...@gmail.com



 Hi utk semua pengguna wave,

 Kalo boleh tau gimana sih kalian pakai wave (utk training/Knowlegde
 sharing/produktivitas/whaever business value)? Maksud gw, kalo gw sih
 cuma ada 2 skenario:

 - impress a girl
 Sementara tangan dia klak klik otak atik wave, tangan gw bisa otak atik dia
 :D
 - chatting ga jelas dg temen


 On 8/5/10, Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com
 wrote:
  Hmph... email gw susah masuk2 kemari... Hopefully this time.. anyway..
 
  Link: http://googleblog.blogspot.com/2010/08/update-on-google-wave.html
  Yea project gw juga kelabakan. Lagi nyari alternative laen.. n mesti
  mindah2in semua existing contents seluruh team members somewhere else.
 Ada
  suggestion product laen buat substitute wave?
 
  Tentative workaround saat ini adalah nge-repurpose team knowledge-base
  kita (Alfresco) ngerangkap jadi collaborative media ngegantiin Wave,
 sampe
  ketemu substitute yg lebih proper. Ada suggestion?
 
  2010/8/5 Reza Alaudin t_l...@yahoo.com t_lace%40yahoo.com
 
 
 
  Serius Thom?
  ada linksnya gak...
  gw pake google wave tiap hari buat online training nee...
 
  regards,
  Reza
 
 
  - Original Message 
  From: Thomas Wiradikusuma (milis)
  wiradikusuma.mi...@gmail.com wiradikusuma.milis%40gmail.com
 wiradikusuma.milis%40gmail.com
  
  To: jug-indonesia@yahoogroups.com 
  jug-indonesia%40yahoogroups.comjug-indonesia%
 40yahoogroups.com
  Sent: Thu, August 5, 2010 11:19:26 AM
  Subject: [JUG-Indonesia] OOT: Let's wave goodbye to Google Wave
 
  Udah tau kan Google Wave akan diskontinyu?
 
  Sedih ya. Good concept, good technology, bad user acceptance (dan bad
  user experience, kalo menggunakan internet gw hehe).
 
  Penasaran:
  Bagaimana pengalaman kalian dengan Wave?
 
  Yg gw inget, waktu waving sama temen gw, dia sempet nulis, haha...
  i am a bit lost.. :D
 
  --
  salam hangat,
  Thomas Wiradikusuma
  Twitter: http://www.twitter.com/wiradikusuma
  Blog: http://blog.wiradikusuma.com
 
  
 
 
  
  Buktikan Anda peduli pendidikan Indonesia.
  Dukung Kurikulum SMK berJava.. kirimkan surat resmi perusahaan dukungan
 ke
  moderator JUG.
 
  ===
 
  Kalau mau keluar dari mailing list ini, caranya kirim sebuah email ke
  jug-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.comjug-indonesia-unsubscribe%40yahoogroups.com
 jug-indonesia-unsubscribe%40yahoogroups.com

  .
 
  Jangan lupa, website JUG Indonesia adalah http://www.jug.or.id
 
  Yahoo! Groups Links
 
 
 
 

 --
 Sent from my mobile device


 salam hangat,
 Thomas Wiradikusuma
 Twitter: http://www.twitter.com/wiradikusuma
 Blog: http://blog.wiradikusuma.com
  



Re: [JUG-Indonesia] Re: OOT: Let's wave goodbye to Google Wave

2010-08-05 Terurut Topik Hendry Luk
Gw inget ehterpad, pretty sure dah dari sebelom Wave. Cuma textpad buat
nulis bareng2 tho...

Btw, kita baru liat2 functionalities laen dari Alfresco (e.g. Alfresco Share
 MS-Office-plugin nya buat collaborative documents), yang ternyata we found
pretty slick, perfect substitute buat Wave (if not better). Walopun mungkin
lacking the simplicity of Wave.
Gw blom ada waktu buat nyobain... biar orang2 management ajah yg kotak katik
dulu.

2010/8/5 marc marc1...@gmail.com

 nemu hasil googling nih.
 http://etherpad.org/

 regards,
 nova.s

 Hendry Luk wrote:
 
 
  Buat informal communication ajah di team ttg project status, progress,
  doccos, clarifications, defects, CRs, issues, meeting minutes, etc..
  Ada tools yg formal sih di project, kayak HP Quality Center buat keep
  track reqruirements n defects, dan Alfresco buat wiki dan
  knowledge-base... Tapi itu project-wide, dishare dengan client dan
  semua vendors. Dan masalahnya, wiki gitu jarang ada yg bother buat
  keep up-to-date. Kebanyakan tulisan di wiki dah pada basi semua.
  Di internal team member, Wave lebih effective buat informal
  communications, dan jauh lebih up-to-date. Jadi gak perlu terlalu
  sering stand-up meeting, setiap ada progress n issues dah langsung
  dingomongin di wave.
 
  Buat impress girls, never worked so far. Gw find it easier buat boost
  charm gw to the roof dengan juggling 3 jeruk pake kaki.
 
  2010/8/5 Thomas Wiradikusuma (milis) wiradikusuma.mi...@gmail.com
  mailto:wiradikusuma.mi...@gmail.com
 
 
 
  Hi utk semua pengguna wave,
 
  Kalo boleh tau gimana sih kalian pakai wave (utk training/Knowlegde
  sharing/produktivitas/whaever business value)? Maksud gw, kalo gw sih
  cuma ada 2 skenario:
 
  - impress a girl
  Sementara tangan dia klak klik otak atik wave, tangan gw bisa otak
  atik dia :D
  - chatting ga jelas dg temen
 
 
 
  On 8/5/10, Hendry Luk hendrym...@gmail.com
  mailto:hendrymail%40gmail.com hendrymail%2540gmail.com wrote:
   Hmph... email gw susah masuk2 kemari... Hopefully this time..
  anyway..
  
   Link:
  http://googleblog.blogspot.com/2010/08/update-on-google-wave.html
  http://googleblog.blogspot.com/2010/08/update-on-google-wave.html
   Yea project gw juga kelabakan. Lagi nyari alternative laen.. n
 mesti
   mindah2in semua existing contents seluruh team members somewhere
  else. Ada
   suggestion product laen buat substitute wave?
  
   Tentative workaround saat ini adalah nge-repurpose team
  knowledge-base
   kita (Alfresco) ngerangkap jadi collaborative media ngegantiin
  Wave, sampe
   ketemu substitute yg lebih proper. Ada suggestion?
  
   2010/8/5 Reza Alaudin t_l...@yahoo.com 
  mailto:t_lace%40yahoo.comt_lace%2540yahoo.com
 
  
  
  
   Serius Thom?
   ada linksnya gak...
   gw pake google wave tiap hari buat online training nee...
  
   regards,
   Reza
  
  
   - Original Message 
   From: Thomas Wiradikusuma (milis)
   wiradikusuma.mi...@gmail.com
  mailto:wiradikusuma.milis%40gmail.comwiradikusuma.milis%2540gmail.com
 wiradikusuma.milis%40gmail.com
  http://40gmail.com
   
   To: jug-indonesia@yahoogroups.com
  
  mailto:jug-indonesia%40yahoogroups.comjug-indonesia%2540yahoogroups.com
 
  jug-indonesia%40yahoogroups.com http://40yahoogroups.com
   Sent: Thu, August 5, 2010 11:19:26 AM
   Subject: [JUG-Indonesia] OOT: Let's wave goodbye to Google Wave
  
   Udah tau kan Google Wave akan diskontinyu?
  
   Sedih ya. Good concept, good technology, bad user acceptance
  (dan bad
   user experience, kalo menggunakan internet gw hehe).
  
   Penasaran:
   Bagaimana pengalaman kalian dengan Wave?
  
   Yg gw inget, waktu waving sama temen gw, dia sempet nulis,
  haha...
   i am a bit lost.. :D
  
   --
   salam hangat,
   Thomas Wiradikusuma
   Twitter: http://www.twitter.com/wiradikusuma
  http://www.twitter.com/wiradikusuma
   Blog: http://blog.wiradikusuma.com http://blog.wiradikusuma.com
  
   
  
  
   
   Buktikan Anda peduli pendidikan Indonesia.
   Dukung Kurikulum SMK berJava.. kirimkan surat resmi perusahaan
  dukungan ke
   moderator JUG.
  
   ===
  
   Kalau mau keluar dari mailing list ini, caranya kirim sebuah
  email ke
   jug-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com
  
  mailto:jug-indonesia-unsubscribe%40yahoogroups.comjug-indonesia-unsubscribe%2540yahoogroups.com
 jug-indonesia-unsubscribe%40yahoogroups.com
  http://40yahoogroups.com
 
   .
  
   Jangan lupa, website JUG Indonesia adalah http://www.jug.or.id
  http://www.jug.or.id
  
   Yahoo! Groups Links
  
  
  
  
 
  --
  Sent from my mobile device
 
 
  salam hangat

Re: [JUG-Indonesia] OOT: Let's wave goodbye to Google Wave

2010-08-04 Terurut Topik Hendry Luk
Hmph... email gw susah masuk2 kemari... Hopefully this time.. anyway..

Link: http://googleblog.blogspot.com/2010/08/update-on-google-wave.html
Yea project gw juga kelabakan. Lagi nyari alternative laen.. n mesti
mindah2in semua existing contents seluruh team members somewhere else. Ada
suggestion product laen buat substitute wave?

Tentative workaround saat ini adalah nge-repurpose team knowledge-base
kita (Alfresco) ngerangkap jadi collaborative media ngegantiin Wave, sampe
ketemu substitute yg lebih proper. Ada suggestion?

2010/8/5 Reza Alaudin t_l...@yahoo.com



 Serius Thom?
 ada linksnya gak...
 gw pake google wave tiap hari buat online training nee...

 regards,
 Reza


 - Original Message 
 From: Thomas Wiradikusuma (milis) 
 wiradikusuma.mi...@gmail.comwiradikusuma.milis%40gmail.com
 
 To: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com
 Sent: Thu, August 5, 2010 11:19:26 AM
 Subject: [JUG-Indonesia] OOT: Let's wave goodbye to Google Wave

 Udah tau kan Google Wave akan diskontinyu?

 Sedih ya. Good concept, good technology, bad user acceptance (dan bad
 user experience, kalo menggunakan internet gw hehe).

 Penasaran:
 Bagaimana pengalaman kalian dengan Wave?

 Yg gw inget, waktu waving sama temen gw, dia sempet nulis, haha...
 i am a bit lost.. :D

 --
 salam hangat,
 Thomas Wiradikusuma
 Twitter: http://www.twitter.com/wiradikusuma
 Blog: http://blog.wiradikusuma.com

 


 
 Buktikan Anda peduli pendidikan Indonesia.
 Dukung Kurikulum SMK berJava.. kirimkan surat resmi perusahaan dukungan ke
 moderator JUG.

 ===

 Kalau mau keluar dari mailing list ini, caranya kirim sebuah email ke
 jug-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.comjug-indonesia-unsubscribe%40yahoogroups.com
 .

 Jangan lupa, website JUG Indonesia adalah http://www.jug.or.id

 Yahoo! Groups Links

  



Re: [JUG-Indonesia] Ask pemrograman yng keren selain java

2010-08-03 Terurut Topik Hendry Luk
Nope nope... I dont think so.
Ini yang bikin gw frustrated... terlalu banyak birokrasi di Java... Dah
bertahun2 mereka ngomongin closure dan extension method, mo dimasukin ke
java7, walopun dah terlambat dibanding bahasa2 laen, tapi nevertheless tetep
bikin gw excited, tau2 tetep ajah didrop juga. How frustrating. Ini nih
susahnya platform yang didevelop oleh demokratic culture. Terlalu banyak
ributnya, tapi gak ada hasilnya. Sejak java 1.5 sampe sekarang, java
language sama sekali gak ada improvement ato fitur baru apapun, no matter
how small.
Bahkan katanya, on their current pace, its very unlikely java bisa achieve
Linq sebelom 2013.. karna buat achieve linq masih banyak language abilities
yg mesti mereka achieve dulu:
- Closure
- Extension method
- Expression tree
- Property
- Anonymous class
- Type inference
- Object initializer  collection initializer
- True generics
- Dynamic (buat Linq ke NoSql database)

Java7 dah bertekad buat achieve 2 features pertama, yang akhirnya ternyata
last minute malah fall through! Oh cmon, seriously people!?  Padahal C# dah
support semuanya sejak generasi lalu, lebih dari 2 taon silam! Which is a
long time in IT term.

Java punya great JVM, great tools  libraries, great community, tapi
languagenya, argh, bikin geregetan! Yang sering gonta-ganti bahasa, tiap
balik ke java selalu depresi banget. The worst part adalah gak ada tanda2
java even berusaha bikin any improvement apa2. Kadang banyak yg gak sadar
betapa dahsyatnya keterbelakangan language java, ngeliat keluar jendela ke
languages2 laen di luar sana. Dah urgent banget buat java wake up today dan
start improving, otherwise dah bakal punah. (Walopun entah berapa juta orang
dah teriak2 the same thing selama bertahun2).

Scala looks promising, walopun masih second-class citizen, tapi cepet
improvenya. Mereka dah support beberapa features di atas: Closure,
Extension-Method (traits), Type-Inference, Property (kind of), dan bahkan
ada experimental support buat Expression-Tree (pake open-source compiler
plugin). In fact malah dah ada yang experiment bikin prototype buat Linq di
scala.
Tapi is it only me yang mikir languagenya scala kok nyeleneh banget sih. Gw
lebih prefer syntaxnya Groovy (masih logat java/c family), sayang mandek,
gak berkembang. Dan features2 di scala rada2 akademis daripada practical,
misalnya continuation.. massive wtf. Apart from that, it's a nice language,
walopun being second-class citizen, sering susah convince project buat pake
scala sebagai core-language.

Ah well..

2010/8/3 Deny Prasetyo jas...@gmail.com



 Ujung2nya JVM juga ya. berarti Java juga :D.
 Denger2 Java SE 7 bakalan lebih di perbagus untuk support dinamic language.

 Nah nanti ujung2nya. Banyak bahasa yang bisa jalan di JVM dan bahasa2
 populer akan di porting ke JVM.
 Sudah ada 2 contohnya yaitu Ruby (jadi JRuby) dan Python (Jython). Dan
 masih di tunggu yang PHP yang lebih baik (mungkin jadi JPHP atau apa :D)
 karena kmarin ada project yang porting PHP ke JVM kayaknya nggak diteruskan.

 Tapi kalau yang dicari pengganti Core System yang lebih baik dari java
 menurutku sih cocok C++ tapi bahasanya kan nggak semudah Java atau yang
 lain.
 Atau bisa juga pakai Qt, seperitnya ada PyQT, Qt pakai Python. nah dah
 dapat Core System yang baik (C++) dan bahasa yang lebih modern (Python).

 Atau mau cobain bahasa D. Kayaknya dulu aku coba dia seperti Java + C++.
 Native dan lain-lain.

 CMIIW
 Moga2 jawabnya saya nggak ngaco ya :D

 Salam
 Deny Prasetyo

 On 08/02/2010 08:22 PM, Ifnu bima wrote:



  Minta saran dong,klo bahasa level 3 atw lebih yang
 transaksional,kinerja,dukungan integrasinya dah terbukti bagus selain java
 apa yah? Sekarng sy lagi cari pengganti core system dari yng biasanya java.

 Pake scala. Denger-denger detik mulai pake ini bahasa :D. Tapi
 akhirnya jalan di jvm juga sih.

 --
 http://ifnubima.org

 regards


  



Re: [JUG-Indonesia] Ask pemrograman yng keren selain java

2010-08-03 Terurut Topik Hendry Luk
Ah gw salah baca... Gw kira java7 mo support some dynamic features... which
is unlikely... Java7 hampir gak ada yg berubah

2010/8/4 Ifnu bima ifnub...@gmail.com



  Nope nope... I dont think so.

 I think so, di Java 7 yang diutamakan itu support for dynamic language
 other than java. Java secara bahasa akan terus begitu, so far gw juga
 masih nyaman begitu - begitu aja, secara strategic bussiness lebih
 valuable kalau java tetap seperti ini. Invest ke people to train them
 sampe produktif juga gak seberapa, toh linq dan hal-hal sugar sintax
 bisa dikejar produktifitasnya kok. ;).


  Ini yang bikin gw frustrated... terlalu banyak birokrasi di Java... Dah
 bertahun2 mereka ngomongin closure dan extension method, mo dimasukin ke
 java7, walopun dah terlambat dibanding bahasa2 laen, tapi nevertheless tetep
 bikin gw excited, tau2 tetep ajah didrop juga. How frustrating. Ini nih
 susahnya platform yang didevelop oleh demokratic culture. Terlalu banyak
 ributnya, tapi gak ada hasilnya. Sejak java 1.5 sampe sekarang, java
 language sama sekali gak ada improvement ato fitur baru apapun, no matter
 how small.
  Bahkan katanya, on their current pace, its very unlikely java bisa
 achieve Linq sebelom 2013.. karna buat achieve linq masih banyak language
 abilities yg mesti mereka achieve dulu:
  - Closure
  - Extension method
  - Expression tree
  - Property
  - Anonymous class
  - Type inference
  - Object initializer  collection initializer
  - True generics
  - Dynamic (buat Linq ke NoSql database)

 Sepertinya bussiness value, mengejar backward compatibility dan
 menjaga investasi di sisi people knowledge lebih penting dari sekedar
 fancy language. Java sih akan tetep seperti sekarang sampe
 bertahun-tahun kemudian, kalau udah besar komunitasnya seperti
 sekarang, pergerakanya akan lebih lambat.

 Menyadari ini, sun (alm) sepertinya lebih memfokuskan pada dukungan
 JVM 7 terhadap:
 1. Dynamic language selain java
 2. True parrallel processing untuk mendukung multicore
 3. Menaikkan kinerja JVM itu sendiri
 Saya sepenuhnya setuju sih sama keputusan ini. Ngajarin orang bisa
 sampe produktif pake existing java aja bisa bertahun2, apalagi pake
 bahasa dengan sintaks yang baru ;) (berdasarkan pengalaman nyata,
 bukan asumsi).

 --
 http://ifnubima.org

 regards
  



Re: [JUG-Indonesia] Teknologi yg mirip ama klikbca kyknya.....

2010-07-17 Terurut Topik Hendry Luk
Justru gw pikir token ngetrennya cuma di jkt, karna influence BCA.

Di UK, AU, dan NZ (dan im sure most other countries), rata2 pake SMS (Bahkan
*none* by default: Daily transfer lu cuma mentok $500, sampe lu register sms
auth).
Lagian buka reknya kan kebanyakan online, jadi ya naturally diverified nya
instant (lewat email/sms), gak jauh beda dengan buka acc ebay ato gmail.
Jarang yg pake2 token device di kalangan umum... walopun gw baru cek
ternyata gw bisa upgrade ke token device kalo butuh extra peace of mind.

Gw kirain bca ajah yg bikin2 trend-setter di jkt. Mungkin related dengan
online-transaction yg statistically agak rawan di asia, jadi standardnya
emang lebih ketat.

2010/7/16 Adelwin Handoyo adel...@gmail.com



 Actually...
 Banking disini sih semua pake token...
 Cuma di jkt ajah yang aneh kenapa BCA doang yang implement...
 *
 Adelwin Handoyo
 *- adel...@gmail.com -
 Sent from my Mac


 --
 *From: *Hendry Luk hendrym...@gmail.com
 *Reply-To: *JUG-Indonesia jug-indonesia@yahoogroups.com
 *Date: *Fri, 16 Jul 2010 14:05:27 +1000
 *To: *JUG-Indonesia jug-indonesia@yahoogroups.com

 *Subject: *Re: [JUG-Indonesia] Teknologi yg mirip ama klikbca kyknya.



 Mungkin gw phrased it dengan jelek... Gw gak maksud nge-ditch otp.
 Maksud gw, sms authentication sebenernya gak as vulnerable as it sounds...
 Cuma gara2 bca pake otp device jadi ada tendency semua nasabah langsung
 nganggap semua banking mesti pake otp, alternative laen gak secure.
 Padahal it probably doesnt matter that much.. sms dah diconsider acceptably
 secure, dan most banks emang cuma pake itu, gak pake sophisticated device
 macem2. Otp biasanya cuma nongol di business banking.

 On Fri, Jul 16, 2010 at 12:13 PM, Adelwin, Adelwin adelwin.adel...@sc.com
 wrote:






 Jadi gw sih gak terlalu liat manfaatnya otp device yg dipersenjatai dengan
 brightest algorithms... Coding cupu dengan random-number + sms ajah dah
 reasonably unbreakable buat kebanyakan personal banking, yang buat gw seems
 to be solusi yg lebih logical dari sisi development cost maupun customer's
 convenience.


 Well… luckily they don’t think so…
 Otherwise.. I’d soon be out of job…
 Hahahhaha
 Namanya juga di bank…
 Innovation is waaa down the list…
 Security is of the utmost importance…
 Mau dobel2… mau redundant… mau most of the times useless… tetep pasti ada…
 Buat mereka rule 80-20 ituh gak ngaruh…
 Die apply 20% of the security that they “could have” placed to serve 80% of
 their customer…
 They just don’t work like that…
 Mereka akan coba push sebisa mungkin… at all cost(I’d know)… supaya bisa
 sedekat mungkin sama 100%...
 Bagi lu mungkin aahh gak penting lah ginian…
 90% of the time juga pasti secure lah…
 Lagian sapa mau ambil duit gue…
 Duit gue mah itungan nya receh buat konglomerat gitu…
 Tapi konglomerat juga nabung disono…
 Mereka harus protect duit die… and yours along with it…
 10% off chance bahwa itu akan “gak” secure… well they just cant live with
 that…
 Don’t be so quick to dismiss things…
 Ini kerjaan gue inih…
 Gue cari makan dari sini…
 Banking…
 I would know…





 *Adelwin Handoyo  |  Senior Consultant - Wholesale Bank
 **Standard Chartered Bank
 *7, Changi Business Park Cresent, Level 3. Singapore (486028)
 *T* : (65) 659 61395  |* **E* adelwin.adel...@sc.com



 --

 *From:* jug-indonesia@yahoogroups.com [
 mailto:jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia@yahoogroups.com] *On
 Behalf Of *Hendry Luk
 *Sent:* Thursday, July 15, 2010 9:11 PM

 *To:* jug-indonesia@yahoogroups.com
 *Subject:* Re: [JUG-Indonesia] Teknologi yg mirip ama klikbca kyknya.



 - secure-random sih dah bagian standard library di most programming
 languages..

 - dengan predictably random pun, berapa likely sih buat nebak 5 digit
 correctly dalam 2 kesempatan? Chancenya dwarfs the risk.. mengingat
 kebanyakan personal saving accounts by-default cuma dikasih transfer limit
 $3k per hari.

 - Kalopun lu bisa nebak tuh 5 digit dengan 100% accuracy (e.g. sniff sms
 packet), u'll find it hampir mustahil buat exploit tuh account tanpa expose
 identity lu. IP lu kan ditrack, dan lagian lu bakal transfer tuh duit ke
 rekening siapa?

 Makanya biasanya kita kan gak butuh masukin sms code lagi kalo ngirim ke
 rekening yang dah pernah kita kirim sebelomnya kalo cuma $1k or less. Jadi
 gak ngerepotin tiap mo transaksi mesti masukin token-code lagi kalo toh
 rekening tujuannya dah kita kenal (Kalo tuh orang malingin lu, gampang
 ketangkep).

 Kalo lu jadi maling sih daripada ngebobol bank account, lebih banyak bigger
 fish yg bisa lu tangkep dengan significantly less effort. Credit-card hampir
 gak ada security apapun. Semua call-center agents yang lu bacain nomer
 credit-card lewat telpon, mereka langsung posses all the required info buat
 ambil duit lu (gak ada one-time password). Hampir semua IT staff yg kerja
 most online retail shop bisa dengan gampang baca semua credit-card
 information di sistem mereka.
 Tapi

Re: [JUG-Indonesia] Teknologi yg mirip ama klikbca kyknya.....

2010-07-16 Terurut Topik Hendry Luk
Mungkin gw phrased it dengan jelek... Gw gak maksud nge-ditch otp.
Maksud gw, sms authentication sebenernya gak as vulnerable as it sounds...
Cuma gara2 bca pake otp device jadi ada tendency semua nasabah langsung
nganggap semua banking mesti pake otp, alternative laen gak secure.
Padahal it probably doesnt matter that much.. sms dah diconsider acceptably
secure, dan most banks emang cuma pake itu, gak pake sophisticated device
macem2. Otp biasanya cuma nongol di business banking.

On Fri, Jul 16, 2010 at 12:13 PM, Adelwin, Adelwin
adelwin.adel...@sc.comwrote:



  Jadi gw sih gak terlalu liat manfaatnya otp device yg dipersenjatai
 dengan brightest algorithms... Coding cupu dengan random-number + sms ajah
 dah reasonably unbreakable buat kebanyakan personal banking, yang buat gw
 seems to be solusi yg lebih logical dari sisi development cost maupun
 customer's convenience.

  Well… luckily they don’t think so…

 Otherwise.. I’d soon be out of job…

 Hahahhaha

 Namanya juga di bank…

 Innovation is waaa down the list…

 Security is of the utmost importance…

 Mau dobel2… mau redundant… mau most of the times useless… tetep pasti ada…

 Buat mereka rule 80-20 ituh gak ngaruh…

 Die apply 20% of the security that they “could have” placed to serve 80% of
 their customer…

 They just don’t work like that…

 Mereka akan coba push sebisa mungkin… at all cost(I’d know)… supaya bisa
 sedekat mungkin sama 100%...

 Bagi lu mungkin aahh gak penting lah ginian…

 90% of the time juga pasti secure lah…

 Lagian sapa mau ambil duit gue…

 Duit gue mah itungan nya receh buat konglomerat gitu…

 Tapi konglomerat juga nabung disono…

 Mereka harus protect duit die… and yours along with it…

 10% off chance bahwa itu akan “gak” secure… well they just cant live with
 that…

 Don’t be so quick to dismiss things…

 Ini kerjaan gue inih…

 Gue cari makan dari sini…

 Banking…

 I would know…







 *Adelwin Handoyo**  |  Senior Consultant - Wholesale Bank*
 *Standard Chartered Bank*
 7, Changi Business Park Cresent, Level 3. Singapore (486028)

 *T* : (65) 659 61395  |* **E* adelwin.adel...@sc.com




   --

 *From:* jug-indonesia@yahoogroups.com [mailto:
 jug-indone...@yahoogroups.com] *On Behalf Of *Hendry Luk
 *Sent:* Thursday, July 15, 2010 9:11 PM

 *To:* jug-indonesia@yahoogroups.com
 *Subject:* Re: [JUG-Indonesia] Teknologi yg mirip ama klikbca kyknya.





 - secure-random sih dah bagian standard library di most programming
 languages..

 - dengan predictably random pun, berapa likely sih buat nebak 5 digit
 correctly dalam 2 kesempatan? Chancenya dwarfs the risk.. mengingat
 kebanyakan personal saving accounts by-default cuma dikasih transfer limit
 $3k per hari.

 - Kalopun lu bisa nebak tuh 5 digit dengan 100% accuracy (e.g. sniff sms
 packet), u'll find it hampir mustahil buat exploit tuh account tanpa expose
 identity lu. IP lu kan ditrack, dan lagian lu bakal transfer tuh duit ke
 rekening siapa?

 Makanya biasanya kita kan gak butuh masukin sms code lagi kalo ngirim ke
 rekening yang dah pernah kita kirim sebelomnya kalo cuma $1k or less. Jadi
 gak ngerepotin tiap mo transaksi mesti masukin token-code lagi kalo toh
 rekening tujuannya dah kita kenal (Kalo tuh orang malingin lu, gampang
 ketangkep).

 Kalo lu jadi maling sih daripada ngebobol bank account, lebih banyak bigger
 fish yg bisa lu tangkep dengan significantly less effort. Credit-card hampir
 gak ada security apapun. Semua call-center agents yang lu bacain nomer
 credit-card lewat telpon, mereka langsung posses all the required info buat
 ambil duit lu (gak ada one-time password). Hampir semua IT staff yg kerja
 most online retail shop bisa dengan gampang baca semua credit-card
 information di sistem mereka.
 Tapi tetep ajah gak gampang buat spend tuh duit. Semua online merchant gak
 memungkinan pelanggannya buat beli apapun tanpa somehow expose identitas
 pembeli (e.g. delivery address).

 Jadi gw sih gak terlalu liat manfaatnya otp device yg dipersenjatai dengan
 brightest algorithms... Coding cupu dengan random-number + sms ajah dah
 reasonably unbreakable buat kebanyakan personal banking, yang buat gw seems
 to be solusi yg lebih logical dari sisi development cost maupun customer's
 convenience.
 Gw gak pernah demen (so called) mobile banking yg mesti nenteng2 otp
 device kemana2. Keybca gw pernah ngaco, dan rek gw jadi dilock pas gw lagi
 overseas, dan shockingly, menurut call-centernya, there was *absolutely
 nothing* anyone could do about it, not even high-ranking officers mereka!
 Unbelievable. Untungnya itu bukan pot duit utama gw, otherwise situasi gw
 bakalan dah 100% f'd up, mesti cari jembatan yg kolongnya hanget.

 Dan anyway, yg rugi dari security breach toh bukan customers ato merchants,
 melainkan banknya sendiri.. Most banks kan ngasih 100% garansi against
 fraud.

 2010/7/15 Monang Setyawan mon...@gmail.com



 I don't believe that any thug can write cryptographically secure PRNG.



 2010/7/13

Re: [JUG-Indonesia] Teknologi yg mirip ama klikbca kyknya.....

2010-07-15 Terurut Topik Hendry Luk
- secure-random sih dah bagian standard library di most programming
languages..

- dengan predictably random pun, berapa likely sih buat nebak 5 digit
correctly dalam 2 kesempatan? Chancenya dwarfs the risk.. mengingat
kebanyakan personal saving accounts by-default cuma dikasih transfer limit
$3k per hari.

- Kalopun lu bisa nebak tuh 5 digit dengan 100% accuracy (e.g. sniff sms
packet), u'll find it hampir mustahil buat exploit tuh account tanpa expose
identity lu. IP lu kan ditrack, dan lagian lu bakal transfer tuh duit ke
rekening siapa?

Makanya biasanya kita kan gak butuh masukin sms code lagi kalo ngirim ke
rekening yang dah pernah kita kirim sebelomnya kalo cuma $1k or less. Jadi
gak ngerepotin tiap mo transaksi mesti masukin token-code lagi kalo toh
rekening tujuannya dah kita kenal (Kalo tuh orang malingin lu, gampang
ketangkep).

Kalo lu jadi maling sih daripada ngebobol bank account, lebih banyak bigger
fish yg bisa lu tangkep dengan significantly less effort. Credit-card hampir
gak ada security apapun. Semua call-center agents yang lu bacain nomer
credit-card lewat telpon, mereka langsung posses all the required info buat
ambil duit lu (gak ada one-time password). Hampir semua IT staff yg kerja
most online retail shop bisa dengan gampang baca semua credit-card
information di sistem mereka.
Tapi tetep ajah gak gampang buat spend tuh duit. Semua online merchant gak
memungkinan pelanggannya buat beli apapun tanpa somehow expose identitas
pembeli (e.g. delivery address).

Jadi gw sih gak terlalu liat manfaatnya otp device yg dipersenjatai dengan
brightest algorithms... Coding cupu dengan random-number + sms ajah dah
reasonably unbreakable buat kebanyakan personal banking, yang buat gw seems
to be solusi yg lebih logical dari sisi development cost maupun customer's
convenience.
Gw gak pernah demen (so called) mobile banking yg mesti nenteng2 otp
device kemana2. Keybca gw pernah ngaco, dan rek gw jadi dilock pas gw lagi
overseas, dan shockingly, menurut call-centernya, there was *absolutely
nothing* anyone could do about it, not even high-ranking officers mereka!
Unbelievable. Untungnya itu bukan pot duit utama gw, otherwise situasi gw
bakalan dah 100% f'd up, mesti cari jembatan yg kolongnya hanget.

Dan anyway, yg rugi dari security breach toh bukan customers ato merchants,
melainkan banknya sendiri.. Most banks kan ngasih 100% garansi against
fraud.

2010/7/15 Monang Setyawan mon...@gmail.com



 I don't believe that any thug can write cryptographically secure PRNG.


 2010/7/13 Hendry Luk hendrym...@gmail.com



 Boleh tau what the problem is?

 2010/7/14 Monang Setyawan mon...@gmail.com



 Bank mana yang salah satu developer internet bankingnya adalah thug
 yang nulis code buat generate 5 digit random number? Saya pengin kasih
 tahu teman/kerabat saya supaya tidak menjadi nasabah bank itu :)

 2010/7/13 Hendry Luk hendrym...@gmail.com



 Ada teknologi baru... umumnya diapplikasikan pada perangkat telpon
 genggam, dipopulerkan 2 dekade silam, dinamai short-message-service, ato
 SMS ;P

 In fact, satu2nya bank yg gw pernah liat pake OTP cuma BCA doank. Bank
 laen semuanya plain humble SMS... secure, gak ngerepotin (btw orang2 para
 nenteng keybca kemana2 24 jem ya?), dan practical: any thug bisa nulis code
 buat generate 5 digit random number n kirim ke sms... gak perlu rocket
 scientists buat bikin algorithm super mutakhir that is otp.

 2010/7/13 Endy Muhardin endy.muhar...@gmail.com



 2010/7/13 Fredi Tansari 
 rese_amat_...@yahoo.co.ukrese_amat_sih%40yahoo.co.uk
 

 
 
 
  hiihihi masih jaman ya pake otp gitu
  btw gua mau arrange shipment nih utk smart card... ada yang interest
 gak?

 Trus kalo gak pakai OTP, apa ada teknologi yang lebih baru?

 --
 Endy Muhardin
 http://endy.artivisi.com
 Y! : endymuhardin
 -- life learn contribute --





 --
 Don't worry about what anybody else is going to do. The best way to
 predict the future is to invent it. - Alan Kay





 --
 Don't worry about what anybody else is going to do. The best way to
 predict the future is to invent it. - Alan Kay
  



Re: [JUG-Indonesia] Teknologi yg mirip ama klikbca kyknya.....

2010-07-13 Terurut Topik Hendry Luk
Ada teknologi baru... umumnya diapplikasikan pada perangkat telpon genggam,
dipopulerkan 2 dekade silam, dinamai short-message-service, ato SMS ;P

In fact, satu2nya bank yg gw pernah liat pake OTP cuma BCA doank. Bank laen
semuanya plain humble SMS... secure, gak ngerepotin (btw orang2 para nenteng
keybca kemana2 24 jem ya?), dan practical: any thug bisa nulis code buat
generate 5 digit random number n kirim ke sms... gak perlu rocket scientists
buat bikin algorithm super mutakhir that is otp.

2010/7/13 Endy Muhardin endy.muhar...@gmail.com



 2010/7/13 Fredi Tansari 
 rese_amat_...@yahoo.co.ukrese_amat_sih%40yahoo.co.uk
 

 
 
 
  hiihihi masih jaman ya pake otp gitu
  btw gua mau arrange shipment nih utk smart card... ada yang interest gak?

 Trus kalo gak pakai OTP, apa ada teknologi yang lebih baru?

 --
 Endy Muhardin
 http://endy.artivisi.com
 Y! : endymuhardin
 -- life learn contribute --
  



Re: [JUG-Indonesia] Agile dan migrasi system

2010-06-21 Terurut Topik Hendry Luk
Ini lagi gak nyambung :P.
I dont think ada yg disagree disini kalo increment gak mesti beta. Tapi
increment juga gak mesti shippable. Justru makanya dinamain potentially
shippable product increment (di scrum).

Ada perbedaan tegas antara potentially shippable dan shippable, dan
satu2nya orang yg bisa define the difference adalah product owner.
Op kan dah bilang, product-ownernya cuma mau lu deploy kalo dah fully
migrated, ya itu artinya lu mesti complete migration dulu baru shippable,
its that simple.. Gak ada hubungan dengan mesti pake waterfall, ato agile,
ato mindset jadul...

Mang napa kalo namanya release? Mangnya beta bukan release? Selama masih
potentially shippable, ya masih alpha/beta/whatever.

Furthermore, potential-shippable-product sendiri bahkan *bukan *satu2nya
pendekatan increments di agile. Coba cari tau ttg SWTAG, ini dipake di
Electronic Arts.. potentially-shippable increment (yg mereka sebut alpha
release, aka A) adalah justru salah satu phase *terakhir *mereka. Di
awal2, tiap increment mereka cuma S (sufficient for feedback).

Lantas ngapain ada iteration kalo gak dideploy ke prod?
Pertanyaan ini nunjukin (IMHO shortsighted) premise bahwa tiap increment
mesti == production deployment. Tujuan terpenting dari iteration kan justru
buat nuntun customers make up their minds on what they want, sekalian
evaluate whether what we're building will work.
Kalo ternyata product-ownernya doyan ROI  pengen buru2 deploy ke prod, ya
itu happy coincident. Even biarpun gak, at least lu reduce the risk karna
product lu selalu dalam kondisi potentially-shippable at any point.

QA gak ada sangkut paut... Lu tetep regularly drop ke test envs, no question
about it... cuma ya gak mesti lu deploy ke prod sekalian, tangan lu gatel
ya?
:P

2010/6/21 sm96 syaiful.mukh...@gmail.com



 yang kayak gini ini mindset jadul.
 incremental deployment bukan berarti beta. biarpun incremental tetap harus
 lolos QA, dan namanya
 tetep release, jadilah incremental release.

 2010/6/16 Hendry Luk hendrym...@gmail.com



 I think lu might've misunderstood... Tujuan incremental releases tuh buat
 gather customer's feedback.. bukan buat dideploy dan dipake di production.
 Incremental delivery != production deployment.
 Masak barang beta dicemplungin ke production box.

 Tentang phasing out legacy system... sering dipecah jadi multiple phases
 (e.g. per business sector) buat ngurangin risk, or not... Tapi ini gak
 berkaitan dengan development methodology apa yg lu subscribe.

  2010/6/14 bernadus.ed...@gmail.com

 Dear all,


 Seperti kita yang ketahui, trend project sekarang lebih agile, deploy per
 cycle lebih cepat.
 Yang jadi pertanyaan adalah migrasi system, user tidak ingin perpindahan
 sepotong2, menambah effort karena harus hidup di dua habitat system. User
 ingin pindah langsung secara total.
 Apakah pendekatan agile tidak dapat dilakukan, apakah khusus untuk
 migrasi system harus waterfall?
 Apa solusi untuk hal ini?

 Thx,
 Edwin

 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 

 
 Buktikan Anda peduli pendidikan Indonesia.
 Dukung Kurikulum SMK berJava.. kirimkan surat resmi perusahaan dukungan
 ke moderator JUG.
 ===

 Kalau mau keluar dari mailing list ini, caranya kirim sebuah email ke
 jug-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com.

 Jangan lupa, website JUG Indonesia adalah http://www.jug.or.id

 Yahoo! Groups Links







 --
 syaiful.mukhlis
 gtalk:syaiful.mukh...@gmail.com gtalk%3asyaiful.mukh...@gmail.com
  



Re: [JUG-Indonesia] Fw: Framework upgradation project_Permanent Position_Japan

2010-06-16 Terurut Topik Hendry Luk
- mono.. nothing's unusual dengan .net  linux
- resume without relocation confirmation

:)

On Wed, Jun 16, 2010 at 12:02 AM, Thomas Wiradikusuma (milis) 
wiradikusuma.mi...@gmail.com wrote:



 Not interested to apply, just curious:
 - migrating to .Net tapi migrating to Linux?
 - maksudnya soal relocation itu gimana? Jadi kita yg ngurus sendiri
 otherwise won't be considered?


 On 6/15/10, Hendra Syailendra 
 hendrasyailen...@yahoo.comhendrasyailendra%40yahoo.com
 wrote:
  kali kali ada yang minat ke jepang ;)
 
 
  Best Regards,
 
 
 
 
 
  - Forwarded Message 
  From: Xkinfosgx01 v...@ridik.net veda%40ridik.net
  To: hendrasyailen...@yahoo.com hendrasyailendra%40yahoo.com
  Sent: Wed, June 9, 2010 1:25:49 PM
  Subject: Framework upgradation project_Permanent Position_Japan
 
  MonsterIndia.com
 
 
 
 
  Dear Hendra,
 
  Hi
  Greetings, We have urgent Openings in Japan for leading MNC bank thorugh
  System Integrator for Framework Upgradation with Java J2EE and Struts
 with
  .NET and VB.Net. Please find below JD
  Skills : JAVA, STRUTS, J2EE
  Now client is also trying to redevelop the Framework onto newer
 technologies
  like .net etc.
  The person has to do the Design for the framework and should be proactive
 in
  understanding mutiple technologies and their impact on current
 environment
  and do feasibility study, and solving other technical hurdles. Do impact
  analysis etc.
  Incase the same engineer has both JAVA  VB.Net skills excellent,
 otherwise
  we can split the main skillset (i.e. JAVA + .NET) within the two
  engineers,and the other underlying skillsets will be as follows:
  Solaris / Linux
  Oracle / MySQL
  JBoss (4/5)
  Webservice  Socket programming.
  Knowledge of Visual studio 2008  2010
 
  Also the client is currently changing the platform to enhance
 functionality
  and bring down cost.
  for example:
  1. OS: Solaris Linux
  2. MW: Jboss 4.0.5--- Latest Version 6.xx 3. DB: Oracle MySQL
  Note: Wehave Multiple positions opening for this position so kindly
 refere
  your friends and Network.
  If Interested Please send me updated resume with
  Current Salary
  Expected Salary
  Notice Period:
  Relocation to japan:
  Please note resume without Salary and Relocation confirmation will not be
  considered.
 
  Thanks and Regards
  Veda
 
 
 

 --
 salam hangat,
 Thomas Wiradikusuma
 Twitter: http://www.twitter.com/wiradikusuma
 Blog: http://www.jroller.com/wiradikusuma
  



Re: [JUG-Indonesia] Agile dan migrasi system

2010-06-16 Terurut Topik Hendry Luk
Lu bisa ajah deploy ke prod kalo mau, tapi itu bukan maksud dari incremental
delivery.

Gw bukan agile expert.. tapi ini sih software-project common-sense ajah.
Project kita dipecah2 jadi 2 weeks iteration.. kita release tiap 2 minggu ke
staging server ato dicemplungin ke uat box... yang maksudnya buat dapet
feedback dari customer supaya mereka bisa make up their minds tentang
requirement buat 2 weeks berikutnya, dan mereka masih bisa ganti2 pikiran
sebelom terlambat. . Soalnya sekali iteration berikutnya dah dikick-off,
requirementnya dah di freeze.. lu dah gak bisa ganti apa2 sampe 2 weeks itu
selesai. Dalem agile, makin cepet lu dapet feedback makin bagus.
Sama sekali gak berarti kita ada production deployment tiap 2 minggu. In
fact, kita gak release apa2 sampe 9 bulan.

That being said, juga gak berarti lu gak bisa deploy ke production tiap 2
minggu (ato tiap 2 jam). What i was saying adalah incremental production
deployment itu bukan defining factor dari agile methodology.. Kalo emang
customernya gak mau deploy ke production sampe minimum marketable feature
nya kelar, ya gak berarti lu mesti resort ke waterfall... karna emang sama
sekali gak berhubungan.  :)

Di agile juga masih acknowledge keberadaan minimum-marketable-feature.. In
this case, customer mau lu migrate semua features di legacy system sebelom
lu bisa deploy ke prod... itu sama sekali gak imply lu mesti pake waterfall.
Maupun agile, for that matter.

Just to contrast, kalo customernya pengen lu market certain subset of core
features ke production dulu, sebelom lanjutin lagi next chunk (phase)... ya
itu yg dinamain incremental funding (IFM)... Tiap phase itu yang dinamain
miminum-marketable-feature.
IFM exists baik lu pake waterfall maupun agile.

On Wed, Jun 16, 2010 at 6:29 PM, Thomas Wiradikusuma (milis) 
wiradikusuma.mi...@gmail.com wrote:



 I think you misunderstood :) Incremental Release benar untuk customer
 feedback, tapi *memang* di deploy di production. That's why it's
 called release.

 It is true that it comes with the risk of barang beta dicemplungin ke
 production box, but if you want real customer feedback, you have to
 do it real.
 Pernah denger Imvu.com? (sering ada iklannya di website pas jaman
 pilem Avatar) Mereka incremental release ke production sehari bisa
 50x!

 Sometimes people use the word agile to indicate process that is not
 really agile. Developing something for months (years?) without showing
 anything productionly usable to users in between is not agile, even
 tough they collect customer feedback and do testing during the
 process.
 (Waterfall method *does* collect customer feedback and perform testing).

 2010/6/16 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com

  I think lu might've misunderstood... Tujuan incremental releases tuh buat
 gather customer's feedback.. bukan buat dideploy dan dipake di production.
  Incremental delivery != production deployment.
  Masak barang beta dicemplungin ke production box.
 
  Tentang phasing out legacy system... sering dipecah jadi multiple phases
 (e.g. per business sector) buat ngurangin risk, or not... Tapi ini gak
 berkaitan dengan development methodology apa yg lu subscribe.

 --
 salam hangat,
 Thomas Wiradikusuma
 Twitter: http://www.twitter.com/wiradikusuma
 Blog: http://www.jroller.com/wiradikusuma
  



Re: [JUG-Indonesia] Agile dan migrasi system

2010-06-15 Terurut Topik Hendry Luk
I think lu might've misunderstood... Tujuan incremental releases tuh buat
gather customer's feedback.. bukan buat dideploy dan dipake di production.
Incremental delivery != production deployment.
Masak barang beta dicemplungin ke production box.

Tentang phasing out legacy system... sering dipecah jadi multiple phases
(e.g. per business sector) buat ngurangin risk, or not... Tapi ini gak
berkaitan dengan development methodology apa yg lu subscribe.

2010/6/14 bernadus.ed...@gmail.com

 Dear all,

 Seperti kita yang ketahui, trend project sekarang lebih agile, deploy per
 cycle lebih cepat.
 Yang jadi pertanyaan adalah migrasi system, user tidak ingin perpindahan
 sepotong2, menambah effort karena harus hidup di dua habitat system. User
 ingin pindah langsung secara total.
 Apakah pendekatan agile tidak dapat dilakukan, apakah khusus untuk migrasi
 system harus waterfall?
 Apa solusi untuk hal ini?

 Thx,
 Edwin

 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 

 
 Buktikan Anda peduli pendidikan Indonesia.
 Dukung Kurikulum SMK berJava.. kirimkan surat resmi perusahaan dukungan ke
 moderator JUG.
 ===

 Kalau mau keluar dari mailing list ini, caranya kirim sebuah email ke
 jug-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com.

 Jangan lupa, website JUG Indonesia adalah http://www.jug.or.id

 Yahoo! Groups Links






Re: [JUG-Indonesia] Ask OOT: Dunia IT menjanjikan?

2010-06-07 Terurut Topik Hendry Luk
I think ini kayak ayem n telor... snowball effect..

Orang2 gak tertarik pasang internet karna gak ada terlalu banyak applikasi
online yang mereka butuh...
Institusi (swasta/negeri) gak mo sediain applikasi online karna gak terlalu
banyak orang yang dah pasang internet..

Di negara laen, company bikin online application buat save cost. Banyak
company2 kecil yang cuma punya toko online doank... terutama karna lokasi
dia jauh di suburb dan gak punya kantor yg bisa didatengin.
Mereka bisa save cost karna gak perlu sewa kantor di perkotaan.
Applikasi online biasanya adalah the main source of income buat most
companies. Consequently, online application adalah one of the very first
things yang mesti diurus saat lu setup a business.

Di indo... company bikin applikasi online tetep juga mesti punya toko
fisik... karna gak semua orang punya internet... Biasanya online system
mereka cuma contribute bagian yg sangat kecil dari bisnis mereka. Online app
adalah expense, bukan cost-saving, jadi IT system biasanya adalah hal
terakhir yang mereka butuhin. Kebanyakan businesses bisa do perfectly well
tanpa ngucurin dana IT at all... toh cuma 10% customer mereka yang punya
akses ke internet.

Dan again, dengan dikitnya company yang bikin applikasi online, kebanyakan
orang jadi gak feel compelled buat pasang internet. Gak terlalu banyak hal
di internet yang mereka butuhin. Muter deh jadi siklus snowball. Ayem n
telor.

Ini bedanya nih,..  di negara laen, company bisa afford pegawai fisik justru
adalah company gede yang punya dana extra, buat allow customernya interact
ke real human, bukan robot. Di indo kan company yang go online justru adalah
company gede yang punya kelebihan duit, bukannya company kecil yang kepepet
dana.

I dunno what can be done buat bikin 99.99% household di indo punya akses
internet. Tapi im sure itu bisa bikin IT industry naek pesat. Kalo lu dah
bisa assume everyone bisa akses internet, company2 bakal nge-spend dana IT
buat actually save money... bukan karna punya duit extra.

Kita2 yang kerja di IT industry soon bakal hidup di castle :)

2010/6/4 Frans Thamura fr...@meruvian.org



 Internet rendah karena pendidikan rendah

 Pendidikan rendah karena uang pendidikan dikemplang

 Bagi yg niat akses susah

 Buat member jug ini juga bukti. Seberapa dari kalian peduli ini. Selain
 ribut gaji. Bukti anda2 egois kan

 (m)
 --
 *From: * Hendry Luk hendrym...@gmail.com
 *Sender: * jug-indonesia@yahoogroups.com
 *Date: *Fri, 4 Jun 2010 19:47:33 +1000
 *To: *jug-indonesia@yahoogroups.com
 *ReplyTo: * jug-indonesia@yahoogroups.com
 *Subject: *Re: [JUG-Indonesia] Ask OOT: Dunia IT menjanjikan?

 Ah gak terlalu pemerintah juga ah...

 Gw personally think loyonya IT di indo mostly gara2 penyerapan internetnya
 rendah...
 Coba liat deh dengan banyaknya such thing called kantor buat ngelayanin
 konsumen. Kayak kantor pajak, kantor PLN, kantor PAM, kantor telkom, antrian
 bank... Tagihan rekening pun masih pake kertas...

 Bandingkan dengan negara laen dimana societynya tergantung dengan
 internet... yang namanya bayar pajak, bayar listrik/air, bayar tol, medical,
 local-council (pemda), insurance claim, segala kegiatan sehari2 lu ya
 practically mesti online.
 Im not talking about mereka nyediain fasilitas online, im talking about
 fasilitas-online sebagai *the only way* yang mereka punya.. Gak ada
 kantor pajak ato kantor air/listrik/telpon, yang lu bisa datengin. Gak ada
 cara laen buat bayar tol selaen online (bisa telpon tapi repot). Gak ada
 kantor kalo mo perpanjang surat kendaraan. Semua mesti online. Bahkan kantor
 polisi (non-urgent complaints).

 Jarang banget ada orang dateng ke bank, kecuali mo bikin cheque/draft...
 Bikin bank-account ajah cuma 15 menit doank online, semua data
 identification lu (passport, driving-license, tax-number) divalidate
 realtime in the cloud. Ngerjain dan ngumpulin PR sekolah/kuliah mesti online
 (yang juga otomatis nge-cek plagiarism).
 Semua household mesti punya internet... Lu gak bisa hidup dalam society
 tanpa komputer dan internet. Hidup tanpa internet kayak hidup tanpa listrik:
 bisa hidup tapi sangat sengsara. Siapa yang mo repot2 ke stasiun buat
 isi-ulang tiket bus.. tinggal pencet ajah lewat iphone..

 Otomatis IT profession ya salah satu industry yang paling gede dalam
 kehidupan ekonomi dunia. Demand IT projects gede banget karna lu bisa assume
 semua orang fasih internet. Poor or rich, tua muda, semua orang melek
 internet n lancar berkomputer. Pelayan restoran dah langsung lancar
 meng-operate computer system dan PDA.. walopun gak punya educated
 background...

 Di society yg gak dilanda ketergantungan internet, lu gak bisa langsung
 assume bahwa public society lu dah fasih internet. Lu bahkan mesti train
 karyawan lu dulu gimana cara pake ms word. Let alone SAP system.

 Coba bayangin kalo di indo kantor pajak/air/gas/listrik/gov ditutup...
 semua orang mesti lewat online... Gak bakal terjadi, karna gak semua orang
 punya internet

Re: [JUG-Indonesia] Ask OOT: Dunia IT menjanjikan?

2010-06-05 Terurut Topik Hendry Luk
Btw.. buat nge-gambarin gimana ketergantungan internet dah bikin orang gak
bisa hidup tanpa internet

Pas bikin online app buat salah satu department-store chain di US, salah
satu syarat supaya application ini boleh di-release under state regulation
adalah bahwa app ini mesti comply dengan accessibility guideline.. i.e. app
ini mesti bisa digunakan oleh orang yg visually impaired.
Ini adalah challenge karna appnya dibikin dengan UI framework yang didevelop
in-house (think GWT) frameworknya penuh javascript/ajax, visual cues dan
effects, dan gak compatible dengan screen-reader, shortcut key, terutama
saat dicombine dengan localization. Kita mesti spend effort yg gede banget
buat ngerombak the framework, ngurangin penggunaan javascript dan visual
effect, dan nambahin fitur sana sini buat allow accessibility options supaya
bisa comply dengan law. It was big undertaking.

Orang cacat padahal cuma sepersekian persen dari pengguna online mereka...
tapi law ini dibuat karna online system udah jadi kebutuhan primer dalam
kehidupan manusia.. sehingga lu bakal bener2 be punishing orang cacat kalo
website lu gak bisa mereka pake. Manusia gak bisa hidup normal tanpa akses
online. Itu dah jadi kebutuhan hakiki, dah bukan lagi convenience thing..

Its funny kadang kita mikir... Kalo mereka hire dedicated team buat 24 jam
ngelayanin orang cacat dan pencetin tombol buat mereka (e.g. melalui live
chat)... tetep bakal lebih murah daripada effort yg kita dah spend buat
allow accessibility :P

2010/6/6 Hendry Luk hendrym...@gmail.com

 I think ini kayak ayem n telor... snowball effect..

 Orang2 gak tertarik pasang internet karna gak ada terlalu banyak applikasi
 online yang mereka butuh...
 Institusi (swasta/negeri) gak mo sediain applikasi online karna gak terlalu
 banyak orang yang dah pasang internet..

 Di negara laen, company bikin online application buat save cost. Banyak
 company2 kecil yang cuma punya toko online doank... terutama karna lokasi
 dia jauh di suburb dan gak punya kantor yg bisa didatengin.
 Mereka bisa save cost karna gak perlu sewa kantor di perkotaan.
 Applikasi online biasanya adalah the main source of income buat most
 companies. Consequently, online application adalah one of the very first
 things yang mesti diurus saat lu setup a business.

 Di indo... company bikin applikasi online tetep juga mesti punya toko
 fisik... karna gak semua orang punya internet... Biasanya online system
 mereka cuma contribute bagian yg sangat kecil dari bisnis mereka. Online app
 adalah expense, bukan cost-saving, jadi IT system biasanya adalah hal
 terakhir yang mereka butuhin. Kebanyakan businesses bisa do perfectly well
 tanpa ngucurin dana IT at all... toh cuma 10% customer mereka yang punya
 akses ke internet.

 Dan again, dengan dikitnya company yang bikin applikasi online, kebanyakan
 orang jadi gak feel compelled buat pasang internet. Gak terlalu banyak hal
 di internet yang mereka butuhin. Muter deh jadi siklus snowball. Ayem n
 telor.

 Ini bedanya nih,..  di negara laen, company bisa afford pegawai fisik
 justru adalah company gede yang punya dana extra, buat allow customernya
 interact ke real human, bukan robot. Di indo kan company yang go online
 justru adalah company gede yang punya kelebihan duit, bukannya company kecil
 yang kepepet dana.

 I dunno what can be done buat bikin 99.99% household di indo punya akses
 internet. Tapi im sure itu bisa bikin IT industry naek pesat. Kalo lu dah
 bisa assume everyone bisa akses internet, company2 bakal nge-spend dana IT
 buat actually save money... bukan karna punya duit extra.

 Kita2 yang kerja di IT industry soon bakal hidup di castle :)


 2010/6/4 Frans Thamura fr...@meruvian.org



 Internet rendah karena pendidikan rendah

 Pendidikan rendah karena uang pendidikan dikemplang

 Bagi yg niat akses susah

 Buat member jug ini juga bukti. Seberapa dari kalian peduli ini. Selain
 ribut gaji. Bukti anda2 egois kan

 (m)
 --
 *From: * Hendry Luk hendrym...@gmail.com
 *Sender: * jug-indonesia@yahoogroups.com
 *Date: *Fri, 4 Jun 2010 19:47:33 +1000
 *To: *jug-indonesia@yahoogroups.com
 *ReplyTo: * jug-indonesia@yahoogroups.com
 *Subject: *Re: [JUG-Indonesia] Ask OOT: Dunia IT menjanjikan?

 Ah gak terlalu pemerintah juga ah...

 Gw personally think loyonya IT di indo mostly gara2 penyerapan internetnya
 rendah...
 Coba liat deh dengan banyaknya such thing called kantor buat ngelayanin
 konsumen. Kayak kantor pajak, kantor PLN, kantor PAM, kantor telkom, antrian
 bank... Tagihan rekening pun masih pake kertas...

 Bandingkan dengan negara laen dimana societynya tergantung dengan
 internet... yang namanya bayar pajak, bayar listrik/air, bayar tol, medical,
 local-council (pemda), insurance claim, segala kegiatan sehari2 lu ya
 practically mesti online.
 Im not talking about mereka nyediain fasilitas online, im talking about
 fasilitas-online sebagai *the only way* yang mereka punya.. Gak ada
 kantor pajak ato kantor air/listrik

[JUG-Indonesia] Integrate Hibernate ke FESI?

2010-06-01 Terurut Topik Hendry Luk
Guys.. ada yang punya experience integrate Hibernate dengan FESI (ato any
other external DSL)?
Bisa share?

I mean, hibernate ada 2 bagian: ORM enginenya sendiri, dan entity
visualisationnya (i.e., biasanya hibernate mem-visualise entitynya dalam
bentuk concrete java classes, walapun internally hibernate punya its own
representational model of entities/properties/relations/id etc). Gw cuma mo
pake internal ORM functionalitynya ini... sedangkan di front-end, entity-nya
gak mo gw project ke any concrete java Class, melainkan ke FESI objects.

Awalnya keliatan straight-forward... gw bikin custom EntityPersister,
override instantiate(), hydrateObejcts(), etc.. tapi ternyata implementation
di dalem Configuration dan HbmBinder di internal hibernate sendiri dah
tightly coupled ke java-class dan reflections... specifically dengan
implementation assumption bahwa entity == java class.

Jadi baru mo ngeload mapping information ajah, codenya dah pake reflection
directly dimana2 buat attempt ngeparse entity information dari java Class..
Gw gak sure the best way buat override this behavior supaya properties
informasi bisa gw supply sendiri (dengan ngebaca metadata dari FESI models
gw).
Gw totally boxed into corner :(

Ada yg punya experience yg bisa dishare the best approach buat tujuan ini?

Cheers


Re: [JUG-Indonesia] Pertanyaan Newbie Tentang Looping For

2010-05-29 Terurut Topik Hendry Luk
Contoh laen... just food for thoughts.. Loop di fotran, ada compiler
technique called loop automatic parallelization, yaitu jika compiler lu
detect bahwa loop block lu safe buat dijalankan secara concurrent, maka
compilernya gak akan generate iterative instruction, melainkan bakal execute
the loop block secara parallel, sehingga optmised buat multi-core machines.
Tapi detection ini requires that code lu ngikutin loop pattern yang waras
supaya compiler lu understand your high-level intent. Kalo lu pake pattern
yang nyeleneh, compiler lu gak bakal bisa recognize your actual intent, dan
hence gak bisa come up with any optimisation strategy.

2010/5/28 Hendry Luk hendrym...@gmail.com

 Agak susah googlenya, tapi ini contoh yg gw dapet dari quick google:
 http://blogs.msdn.com/b/brada/archive/2005/04/23/411321.aspx

 In this case, itu adalah array. Tapi nothing is stopping them buat erase
 out-of-bound checking as long as lu pake pake framework classes mereka
 (List, ArrayList, Hashmap, Tables etc), ato even your own derived classes
 yang gak override default Count() behavior. Optimisation bisa at compile
 time maupun at runtime.
 Contoh laen adalah if-else block. Kalo method lu ada if-else dalam sebuah
 method berdasarkan parameter condition tertentu, compiler lu kadang bakal
 produce 2 (or more) separate methods, each one buat handle kondisi parameter
 tertentu (jika kondisi ini bisa diderive at compile/JIT time), jadi if-else
 block lu bakal completely dihapus. Hence, at runtime, if-else statement lu
 gak pernah diexecute sama sekali.
 Ini adalah the fundamental difference between managed code dan unmanaged.
 Di managed code, what you see isnt necessarily what you get.

 Intinya adalah, use framework classes the way they're intended to be used,
 instead of pake clever MacGyver tricks buat outsmart the framework, karna
 chances are, framework designer lu udah meng-optimise specifically for
 common usage pattern. Jadi ikutin ajah the recommended usage pattern, gak
 perlu think too hard buat optimise pake strange way.

 2010/5/28 Jecki jecki...@gmail.com



 2010/5/27 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com

 
  Gak tau kalo di java.. tapi di .net cara 1 lebih efisien.
 
  First of all, kalo lu akses array/list pake cara 1, compiler gak bakal
 produce loop block yang terus2an manggil Count() di tiap iteration,
 melainkan bakal pake temporary variable, exactly the same kayak kalo lu
 tulis pake cara 2. Jadi lu gak gain anything dengan nulis pake cara 2.
 

 Gw gak ngerti .NET, tapi rasanya ada yang janggal sama statement ini.
 Bisa kasih reference?

 Kalau itu adalah array maka masih ada kemungkinan karena sifat array
 yang immutable dan merupakan language construct yang out of the shelf
 di-support oleh programming language, dalam arti sangat mungkin
 mendapat perlakuan khusus.

 Kalau itu adalah List maka kemungkinannya berkurang karena List itu
 hanya interface dan implementasinya bisa macem-macem. Berarti si
 compiler musti tau implementasi List apa yang lagi dipakai, kemudian
 analisa apakah misalnya list.size() dari implementasi tersebut tidak
 melakukan perubahan yang menyebabkan pemanggilan list.size()
 berikutnya berubah nilainya. Kalau compiler dengan seenaknya
 mengasumsi bahwa list.size() cukup dipanggil sekali dan mengubah logic
 program dari cara 1 ke cara 2 (seperti yang di-post oleh TS) betapa
 ngerinya itu karena optimization yang dilakukan malah mengubah logic
 program. Kalau sampai ini terjadi sih berarti This compiler
 optimization is root of all evil.

 Setau saya yang namanya block program:

 for (initial value:condition:incrementor) {
 }

 itu bagian condition akan dipanggil setiap kali perulangan loop
 terjadi. Bahkan kelebihan sekali. Coba contoh kode berikut:

 [code]
 public class App {
 public static void main(String[] args) {
 int[] arr = new int[]{1, 2, 3, 4, 5};
 for (int i = 0; i  getSize(arr); i++) {
 // do nothing
 }
 }

 public static int getSize(int[] arr) {
 System.out.println(You've just called getSize(int[]));
 return arr.length;
 }
 }
 [/code]

 itu akan print You've just called getSize(int[]) sebanyak 6 kali,
 atau N+1. Kalau ada compiler yang mencoba optimasi dan nge-print
 You've just called getSize(int[]) sekali doang then that compiler is
 totally a crap. Compiler optimization should not change program's
 logic.

 Ya ya ini ga signifikan. Cuma dipanggil 6 kali dan mungkin bedanya
 cuma 2 CPU cycle tiap kali pemanggilan. But if you're processing in
 bulk this might you more time.

 Intinya ga cuma masalah performance tapi sebagai developer musti tau
 yang mana yang optimized. Ya memang kita bukan selevel tukang bikin
 compiler. Tapi tau cara2 optimasi primitif (primitif di sini maksudnya
 pake mata aja uda keliatan kalo yang satu lebih cepet dari yang laen)
 kan ga ada salahnya. Biarlah developer compiler yang mikirin optimasi
 yang njelimet dan perlu analisa yang lebih dalam.


  Second of all, lu mesti tau bahwa saat lu akses content dari array ato

Re: [JUG-Indonesia] Pertanyaan Newbie Tentang Looping For

2010-05-27 Terurut Topik Hendry Luk
Btw jangan confuse compiler here as java/c# sebagai IL/bytecode compiler.
Compiler disini mostly refers to JIT compiler

2010/5/28 Hendry Luk hendrym...@gmail.com

 Agak susah googlenya, tapi ini contoh yg gw dapet dari quick google:
 http://blogs.msdn.com/b/brada/archive/2005/04/23/411321.aspx

 In this case, itu adalah array. Tapi nothing is stopping them buat erase
 out-of-bound checking as long as lu pake pake framework classes mereka
 (List, ArrayList, Hashmap, Tables etc), ato even your own derived classes
 yang gak override default Count() behavior. Optimisation bisa at compile
 time maupun at runtime.
 Contoh laen adalah if-else block. Kalo method lu ada if-else dalam sebuah
 method berdasarkan parameter condition tertentu, compiler lu kadang bakal
 produce 2 (or more) separate methods, each one buat handle kondisi parameter
 tertentu (jika kondisi ini bisa diderive at compile/JIT time), jadi if-else
 block lu bakal completely dihapus. Hence, at runtime, if-else statement lu
 gak pernah diexecute sama sekali.
 Ini adalah the fundamental difference between managed code dan unmanaged.
 Di managed code, what you see isnt necessarily what you get.

 Intinya adalah, use framework classes the way they're intended to be used,
 instead of pake clever MacGyver tricks buat outsmart the framework, karna
 chances are, framework designer lu udah meng-optimise specifically for
 common usage pattern. Jadi ikutin ajah the recommended usage pattern, gak
 perlu think too hard buat optimise pake strange way.

 2010/5/28 Jecki jecki...@gmail.com



 2010/5/27 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com

 
  Gak tau kalo di java.. tapi di .net cara 1 lebih efisien.
 
  First of all, kalo lu akses array/list pake cara 1, compiler gak bakal
 produce loop block yang terus2an manggil Count() di tiap iteration,
 melainkan bakal pake temporary variable, exactly the same kayak kalo lu
 tulis pake cara 2. Jadi lu gak gain anything dengan nulis pake cara 2.
 

 Gw gak ngerti .NET, tapi rasanya ada yang janggal sama statement ini.
 Bisa kasih reference?

 Kalau itu adalah array maka masih ada kemungkinan karena sifat array
 yang immutable dan merupakan language construct yang out of the shelf
 di-support oleh programming language, dalam arti sangat mungkin
 mendapat perlakuan khusus.

 Kalau itu adalah List maka kemungkinannya berkurang karena List itu
 hanya interface dan implementasinya bisa macem-macem. Berarti si
 compiler musti tau implementasi List apa yang lagi dipakai, kemudian
 analisa apakah misalnya list.size() dari implementasi tersebut tidak
 melakukan perubahan yang menyebabkan pemanggilan list.size()
 berikutnya berubah nilainya. Kalau compiler dengan seenaknya
 mengasumsi bahwa list.size() cukup dipanggil sekali dan mengubah logic
 program dari cara 1 ke cara 2 (seperti yang di-post oleh TS) betapa
 ngerinya itu karena optimization yang dilakukan malah mengubah logic
 program. Kalau sampai ini terjadi sih berarti This compiler
 optimization is root of all evil.

 Setau saya yang namanya block program:

 for (initial value:condition:incrementor) {
 }

 itu bagian condition akan dipanggil setiap kali perulangan loop
 terjadi. Bahkan kelebihan sekali. Coba contoh kode berikut:

 [code]
 public class App {
 public static void main(String[] args) {
 int[] arr = new int[]{1, 2, 3, 4, 5};
 for (int i = 0; i  getSize(arr); i++) {
 // do nothing
 }
 }

 public static int getSize(int[] arr) {
 System.out.println(You've just called getSize(int[]));
 return arr.length;
 }
 }
 [/code]

 itu akan print You've just called getSize(int[]) sebanyak 6 kali,
 atau N+1. Kalau ada compiler yang mencoba optimasi dan nge-print
 You've just called getSize(int[]) sekali doang then that compiler is
 totally a crap. Compiler optimization should not change program's
 logic.

 Ya ya ini ga signifikan. Cuma dipanggil 6 kali dan mungkin bedanya
 cuma 2 CPU cycle tiap kali pemanggilan. But if you're processing in
 bulk this might you more time.

 Intinya ga cuma masalah performance tapi sebagai developer musti tau
 yang mana yang optimized. Ya memang kita bukan selevel tukang bikin
 compiler. Tapi tau cara2 optimasi primitif (primitif di sini maksudnya
 pake mata aja uda keliatan kalo yang satu lebih cepet dari yang laen)
 kan ga ada salahnya. Biarlah developer compiler yang mikirin optimasi
 yang njelimet dan perlu analisa yang lebih dalam.


  Second of all, lu mesti tau bahwa saat lu akses content dari array ato
 list, ada routine di runtime buat ngecek apakah lu berusaha ngakses index
 yang di luar array/list tersebut, in which case lu bakal dapet
 IndexOutOfBoundException.
 
  Kalo lu tulis pake cara 1, compiler lu bakal conclude bahwa code block
 lu dah safe, sehingga compiler bakal optimise the code dengan erase routine
 yang anticipates index-out-of-bound situation. Hasilnya, gak cuma lu dapet
 compiled code yang sama dengan cara 2, tapi juga code lu dioptimised dengan
 ngebuang routine2 yang gak applicable dengan situasi lu

Re: [JUG-Indonesia] Pertanyaan Newbie Tentang Looping For

2010-05-27 Terurut Topik Hendry Luk
Agak susah googlenya, tapi ini contoh yg gw dapet dari quick google:
http://blogs.msdn.com/b/brada/archive/2005/04/23/411321.aspx

In this case, itu adalah array. Tapi nothing is stopping them buat erase
out-of-bound checking as long as lu pake pake framework classes mereka
(List, ArrayList, Hashmap, Tables etc), ato even your own derived classes
yang gak override default Count() behavior. Optimisation bisa at compile
time maupun at runtime.
Contoh laen adalah if-else block. Kalo method lu ada if-else dalam sebuah
method berdasarkan parameter condition tertentu, compiler lu kadang bakal
produce 2 (or more) separate methods, each one buat handle kondisi parameter
tertentu (jika kondisi ini bisa diderive at compile/JIT time), jadi if-else
block lu bakal completely dihapus. Hence, at runtime, if-else statement lu
gak pernah diexecute sama sekali.
Ini adalah the fundamental difference between managed code dan unmanaged. Di
managed code, what you see isnt necessarily what you get.

Intinya adalah, use framework classes the way they're intended to be used,
instead of pake clever MacGyver tricks buat outsmart the framework, karna
chances are, framework designer lu udah meng-optimise specifically for
common usage pattern. Jadi ikutin ajah the recommended usage pattern, gak
perlu think too hard buat optimise pake strange way.

2010/5/28 Jecki jecki...@gmail.com



 2010/5/27 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com

 
  Gak tau kalo di java.. tapi di .net cara 1 lebih efisien.
 
  First of all, kalo lu akses array/list pake cara 1, compiler gak bakal
 produce loop block yang terus2an manggil Count() di tiap iteration,
 melainkan bakal pake temporary variable, exactly the same kayak kalo lu
 tulis pake cara 2. Jadi lu gak gain anything dengan nulis pake cara 2.
 

 Gw gak ngerti .NET, tapi rasanya ada yang janggal sama statement ini.
 Bisa kasih reference?

 Kalau itu adalah array maka masih ada kemungkinan karena sifat array
 yang immutable dan merupakan language construct yang out of the shelf
 di-support oleh programming language, dalam arti sangat mungkin
 mendapat perlakuan khusus.

 Kalau itu adalah List maka kemungkinannya berkurang karena List itu
 hanya interface dan implementasinya bisa macem-macem. Berarti si
 compiler musti tau implementasi List apa yang lagi dipakai, kemudian
 analisa apakah misalnya list.size() dari implementasi tersebut tidak
 melakukan perubahan yang menyebabkan pemanggilan list.size()
 berikutnya berubah nilainya. Kalau compiler dengan seenaknya
 mengasumsi bahwa list.size() cukup dipanggil sekali dan mengubah logic
 program dari cara 1 ke cara 2 (seperti yang di-post oleh TS) betapa
 ngerinya itu karena optimization yang dilakukan malah mengubah logic
 program. Kalau sampai ini terjadi sih berarti This compiler
 optimization is root of all evil.

 Setau saya yang namanya block program:

 for (initial value:condition:incrementor) {
 }

 itu bagian condition akan dipanggil setiap kali perulangan loop
 terjadi. Bahkan kelebihan sekali. Coba contoh kode berikut:

 [code]
 public class App {
 public static void main(String[] args) {
 int[] arr = new int[]{1, 2, 3, 4, 5};
 for (int i = 0; i  getSize(arr); i++) {
 // do nothing
 }
 }

 public static int getSize(int[] arr) {
 System.out.println(You've just called getSize(int[]));
 return arr.length;
 }
 }
 [/code]

 itu akan print You've just called getSize(int[]) sebanyak 6 kali,
 atau N+1. Kalau ada compiler yang mencoba optimasi dan nge-print
 You've just called getSize(int[]) sekali doang then that compiler is
 totally a crap. Compiler optimization should not change program's
 logic.

 Ya ya ini ga signifikan. Cuma dipanggil 6 kali dan mungkin bedanya
 cuma 2 CPU cycle tiap kali pemanggilan. But if you're processing in
 bulk this might you more time.

 Intinya ga cuma masalah performance tapi sebagai developer musti tau
 yang mana yang optimized. Ya memang kita bukan selevel tukang bikin
 compiler. Tapi tau cara2 optimasi primitif (primitif di sini maksudnya
 pake mata aja uda keliatan kalo yang satu lebih cepet dari yang laen)
 kan ga ada salahnya. Biarlah developer compiler yang mikirin optimasi
 yang njelimet dan perlu analisa yang lebih dalam.


  Second of all, lu mesti tau bahwa saat lu akses content dari array ato
 list, ada routine di runtime buat ngecek apakah lu berusaha ngakses index
 yang di luar array/list tersebut, in which case lu bakal dapet
 IndexOutOfBoundException.
 
  Kalo lu tulis pake cara 1, compiler lu bakal conclude bahwa code block lu
 dah safe, sehingga compiler bakal optimise the code dengan erase routine
 yang anticipates index-out-of-bound situation. Hasilnya, gak cuma lu dapet
 compiled code yang sama dengan cara 2, tapi juga code lu dioptimised dengan
 ngebuang routine2 yang gak applicable dengan situasi lu.
 

 Ya di java juga ada pengecekan IndexOutOfBoundException. Tapi bisa
 sertakan reference kalau pengecekan IndexOutOfBoundException akan
 di-skip kalau pake cara 1?

 Kalau untuk

Re: [JUG-Indonesia] bikin aplikasi terdistribusi, event-based, dan extendable

2010-05-16 Terurut Topik Hendry Luk
I think prof lu ngomongin SOA, terutama Event Driven Messaging architecture.
Liat2 JMS dan MOM gih.

2010/5/16 widia ahadi putra aldho...@yahoo.com




 Permisi para senior..


 Butuh idenya nih..


 Saya ada tugas kuliah utk bikin design dan prototype suatu aplikasi..

 tapi aplikasi ini ada minimal requirementnya, yaitu :


 1. Aplikasi ini harus bisa terdistribusi via WAN

 2. Aplikasi ini event-based

 3. Aplikasi ini harus bisa diextend oleh pihak ketiga dengan effort
 seminimal mgkn..


 Professor saya ngasih contohnya misalnya

 1. online game engine

 2. online kalender


 Saya punya waktu sekitar 1 bulan sampe deadlinenya..

 Nah pertanyaan saya..


 1. Selain 2 contoh dari prof saya itu kira2 member jug ada yang punya ide
 bikin applikasi lain ga? Kalo bisa yang implementasinya semudah mgkn tapi
 memenuhi semua minimal requirementnya.. (soalnya namanya jg student, waktu
 terbatas.. pelajaran ga cuman ini doank tapi masi bnyk lagi yg lain hehe)


 2. Teknologi apa yang kira2 dipake utk memenuhi semua requirementnya?

 misal :

 1. bikin aplikasi terdistribusi = webservices (?)

 2. event based = ajax (?)

 3. maintanable/ extendable = osgi (?)


 3. Ada ga framework yang memudahkan utk memenuhi minimal requirementnya?


 Mohon bantuan dan bimbingannya..


 Terimakasih bnyk sebelumnya =)



  



Re: [JUG-Indonesia] bikin aplikasi terdistribusi, event-based, dan extendable

2010-05-16 Terurut Topik Hendry Luk
To relate to the requirement.. 3 konsep penting di SOA adalah distribution,
event-driven, dan extensibility.

1. Aplikasi ini harus bisa terdistribusi via WAN

Dalam SOA, tiap message-publisher dan message-handler adalah
autonomous-component yang runs di mesin terpisah. Lu gampang scale the
system dengan simply nambahin mesin baru yang runs another instance of
message-handler tertentu. Beginilah load didistribute across physical
machines, tanpa perlu load-balancer.

2. Aplikasi ini event-based

Komunikasi antar services dalam SOA tends to be dalam bentuk events
(messaging style), rather than commands (RPC style). Hence asynchoronous,
rather than synchronous.

3. Aplikasi ini harus bisa diextend oleh pihak ketiga dengan effort
seminimal mgkn..
Sebuah SOA app dicompose oleh multiple parties yang gak saling tau satu sama
laen (autonomous-components). Consequently, any new party bisa langsung
participate ke dalem sebuah SOA ecosystem simply dengan start listening to
particular types of events yg dia interested in, dan publish events yang
mereka mau other people to know.
Yah kayak gimana buat participate ke bulletin board di stasiun ajah. Any
passing stranger bisa langsung nimbrung dengan baca message yg ditulis di
papan, dan tulis apa yang lu mau orang laen tau. Begitulah gimana contents
dan community di papan itu grows (extensible).

2010/5/17 Hendry Luk hendrym...@gmail.com

 I think prof lu ngomongin SOA, terutama Event Driven Messaging
 architecture. Liat2 JMS dan MOM gih.

 2010/5/16 widia ahadi putra aldho...@yahoo.com




 Permisi para senior..


 Butuh idenya nih..


 Saya ada tugas kuliah utk bikin design dan prototype suatu aplikasi..

 tapi aplikasi ini ada minimal requirementnya, yaitu :


 1. Aplikasi ini harus bisa terdistribusi via WAN

 2. Aplikasi ini event-based

 3. Aplikasi ini harus bisa diextend oleh pihak ketiga dengan effort
 seminimal mgkn..


 Professor saya ngasih contohnya misalnya

 1. online game engine

 2. online kalender


 Saya punya waktu sekitar 1 bulan sampe deadlinenya..

 Nah pertanyaan saya..


 1. Selain 2 contoh dari prof saya itu kira2 member jug ada yang punya ide
 bikin applikasi lain ga? Kalo bisa yang implementasinya semudah mgkn tapi
 memenuhi semua minimal requirementnya.. (soalnya namanya jg student, waktu
 terbatas.. pelajaran ga cuman ini doank tapi masi bnyk lagi yg lain hehe)


 2. Teknologi apa yang kira2 dipake utk memenuhi semua requirementnya?

 misal :

 1. bikin aplikasi terdistribusi = webservices (?)

 2. event based = ajax (?)

 3. maintanable/ extendable = osgi (?)


 3. Ada ga framework yang memudahkan utk memenuhi minimal requirementnya?


 Mohon bantuan dan bimbingannya..


 Terimakasih bnyk sebelumnya =)



  





Re: [JUG-Indonesia] Nyari buku spring

2010-05-11 Terurut Topik Hendry Luk
Gw selalu beli ke bookdepository.co.uk ato bookdepository.com (US).
Free shipping worldwide, dan kalo lu di luar north america most of the times
lebih murah daripada amazon.

2010/5/11 Wahyu wahyu_kom...@yahoo.com



 Dear Jugger,

 saya ingin belajar framework spring, ada yang menyarankan pake buku yang
 judul Professional Java Development with the Spring Framework karangan Rod
 joohson dkk,

 dimana saya bisa dapatkan buku itu?

 saya coba beli di amazon tp gak bisa, pas masukin alamat ada message :

 We're sorry. This item can't be shipped to your selected destination. You
 may either change the shipping address or delete the item from your order by
 changing its quantity to 0 and clicking the update button below.

 sorry sebelum nya saya belum pernah beli barang di amazon, jadi gak ngerti
 caranya

 Mohon Bantuannya,,,

 Terima Kasih,

 Wahyu

  



Re: [JUG-Indonesia] Nyari buku spring

2010-05-11 Terurut Topik Hendry Luk
+1 buat ke publishers website... lu bisa beli ebooknya dulu, kalo suka baru
beli bukunya (ebooknya direfund). Kalo gak suka lu gak bayar mahal.
Jadi lebih safe dan gak risky buat beli buku aneh2 .. ehm, at least most of
the times... Kadang2 ternyata lebih dodgy terutama kalo beli yg masih MEAP,
kayak SOA Pattern tuh, awal2 baru dipublish 3 chapters, ternyata dah 2
taon lebih sampe sekarang gak nongol2 lanjutannya... dan akhirnya gak
dipublish lagi. Ya udah deh $30 hangus gitu ajah dan gw gak dapet apa2 :(

Btw harga publishers biasa lebih mahal drpd amazon kalo lu gak pinter2
nyari2 diskon (yang senernya disebar2 hampir tiap hari) ;)

2010/5/11 Eko Kurniawan Khannedy echo.khann...@gmail.com





 Pada 11 Mei 2010 09:37, Wahyu wahyu_kom...@yahoo.com menulis:



 Dear Jugger,

 saya ingin belajar framework spring, ada yang menyarankan pake buku yang
 judul Professional Java Development with the Spring Framework karangan Rod
 joohson dkk,

 dimana saya bisa dapatkan buku itu?

 saya coba beli di amazon tp gak bisa, pas masukin alamat ada message :

 We're sorry. This item can't be shipped to your selected destination. You
 may either change the shipping address or delete the item from your order by
 changing its quantity to 0 and clicking the update button below.

 sorry sebelum nya saya belum pernah beli barang di amazon, jadi gak ngerti
 caranya

 Mohon Bantuannya,,,

 Terima Kasih,

 Wahyu


 langsung aja belinya ke :

 http://www.manning.com/

 atau ke :

 http://apress.com/

 --
 Eko Kurniawan Khannedy
 Mahasiswa Universitas Komputer Indonesia
 +6285292775999

  



Re: [JUG-Indonesia] Idea: Rule and Regulation of JUG

2010-04-27 Terurut Topik Hendry Luk
+1

Ini sebenernya inevitable consequence kalo sebuah forum dikelola oleh
business-man... Bukan oleh mundane java developer, yang ngebikin forum
semata2 sebagai venue buat sharing knowledge dan technical passion dalam
software development... dan mungkin better career.

Kalo yang ngelola adalah enterpreneur sih ya beda... selalu mesti ada
landasan business n politics justification nya. Dah gak punya feel ato
kepentingan terhadap pure technical passion maupun career... jadi policynya
ya juga seem detached dari the rest of developers di sini.. yang mostly gak
peduli dengan event, social activity, membangun industry, raise fund,
etc... Most of us cuma mo mailing list doank kok.

2010/4/27 Adelwin Handoyo adel...@gmail.com



 Gue gak setuju kalo pake duit2 segala...
 Semangat nya awal nya khan community..
 Bukan service provider buat corporate...
 Kalo JAMU mau di charge entry nya.. Ok...
 Tapi jangan cari post laen untuk pemasukan supaya JAMU bisa tetep gratis..
 Kalo kekurangan panitia.. Lempar ke forum...
 Pasti banyak yang mau kok...
 Sini.. Gue jadi yang pertama nawarin deh.. Gue mau jadi moderator
 sementara, selama frans kekurangan tenaga..
 Kalo soal head hunting service... Sekali lagi.. Kita inih semangat nya
 community.. Bukan service provider...
 Kalo meruvian mau jadi outsource company buat tenaga kerja programmer yah
 silahkan..
 Tapi JUG != Merv
 Kalo mau moderate semua job posting..yah caranya dengan seleksi anggota
 baru..
 Harus di kasi tau bener2 tujuan nya masuk JUG ituh apa..
 Sebagai fellow programmer ato sebagai head hunter..
 Kalo head hunter.. Langsung di moderate..
 Biar bisa di control...
 Dan juga ada peraturan.. Kalo fellow programmer.. Bole posting lowongan..
 Tapi teratur.. Consult sama lu dulu ato para moderator nya...

 Pokok nya inti nya Cuma satu kok
 JUG ituh community... Java Community di Indonesia...
 Bukan corporate.. Jadi gak perlu segala struktur organisasi yang solid
 segala..
 Bukan service provider.. Jadi gak perlu segala pake marketing, komisi, ato
 head hunting segala..
 Bukan juga outsourcing.. Jelas banget ini..
 Yah inti nya bukan satu lagi deh tuh.. Jadi banyak..
 Ya gitu lah pokok nya..

 *
 Adelwin Handoyo
 *- adel...@gmail.com -
 Sent from my Mac


 --
 *From: *Frans Thamura fr...@meruvian.org
 *Reply-To: *JUG-Indonesia jug-indonesia@yahoogroups.com
 *Date: *Mon, 26 Apr 2010 23:25:31 -
 *To: *JUG-Indonesia jug-indonesia@yahoogroups.com
 *Subject: *[JUG-Indonesia]  Idea: Rule and Regulation of JUG

 Mengacu pada email saya sebelumnya, dan saya ingin ada masukan, ini mungkin
 bisa jadi bahan yang menarik, mau dilempar ke milis, buka lapak disini :)..
 huahua..

 1. Lowongan
 Setiap posting lowongan akan di charge Rp. 50.000, kalau gak bayar, akan di
 moderate postingnya, dan saat moderate, posting lowongannya dihapus. ini
 untuk memaksa yang posting, membuat posting yang serius. Team koordinator
 JUG, akan mengelola lowongan ini.

 2. Team Maintenance
 Yang membantu mengorganisir, mengelola, kontribusi yang bersifat
 administratif, seperti mereview tiap member baru, mau berorganisasi, akan
 diberikan aknowledgement

 3. Panitia kegiatan akan mendapat fee dari dana yang didapat, seperti
 kegiatan kerja sama.

 4. Komisi bagi mereka yang mendapatkan deal terhadap kerja sama yang akan
 dibahas nanti.

 5. Head Hunting Services bagi para perusahaan yang mencari programmer, akan
 dikerjakan secara professional oleh Staff JUG.

 6. Team Marketing promosi ke kampus a/n JUG akan dibentuk, dan diharapkan
 akan mendapat gaji, bagi mereka yang membantu pendanaan akan dianggap
 investor, dan akan ada sistem bagi hasil buat para investor, jadi anggap
 saja latihan dagang, dan juga investasi

 7. JUG Care Program, kita buat program kepedulian, kepada anak2 terlantar,
 panti asuhan, atau melakukan program peduli bangsa intinya. Program JUG Care
 ini mungkin akan bekerja sama dengan pihak lain. Kita menginginkan member
 baru yang lebih banyak, dari berbagai sector.

 8. Team Marketing promosi ke perusahaan-perusahaan untuk mempromosikan Java
 secara lebih terorganisir, juga melakukan mapping skillset antara trend yang
 muncul di JUG dengan SDM di pendidikan dan juga skill didalam perusahaan,
 sehingga diharapkan ekonomi negara bisa naik, India dan Brazil dengan
 program ini naik diatas 2%-6% ekonominya, dan kemakmuran baru yang lebih
 baik diharapkan terjadi.


 9. Struktur Organisasi akan dibentuk dan diganti secara berkala.



 gimana dengan ide ini, keren kan?




 Yang pernah chat sama saya mengenai proposal, beneran lo yah funding :)


 F












 


 
 Buktikan Anda peduli pendidikan Indonesia.
 Dukung Kurikulum SMK berJava.. kirimkan surat resmi perusahaan dukungan ke
 moderator JUG.
 ===

 Kalau mau keluar dari mailing list ini, caranya kirim sebuah email ke
 jug-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com.

 Jangan lupa, website JUG Indonesia adalah http://www.jug.or.id

 Yahoo! Groups Links



   

Re: [JUG-Indonesia] Bekerja dengan Date di Java

2010-04-27 Terurut Topik Hendry Luk
Btw timeandmoney gak dienhance emang karna its never meant to do a lot..
cuma dimaksudkan sebagai sebagai guideline, rather than sebagai tool.
Tiap usernya most probably selalu mesti refine lagi buat fit their app's
domains. Mereka cuma sediain starting pointnya ajah daripada selalu nulis
from scratch di every project.

2010/4/28 Endy Muhardin endy.muhar...@gmail.com



 2010/4/27 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com

 
  Its a widely accepted development practice buat nghindarin pake primitive
 types buat dealing with business concepts. E.g. day, time, duration, money,
 customerId, orderId, amount, etc. Jangan pake primitives semacem
 Date/Calendar/int.
 

 Untuk lebih tepatnya, jangan pakai java.util.Date dan keluarganya.
 Pakailah Joda Time


  Coba liat timeandmoney yang commonly dipake terutama di
 domain-driven-design.
 

 Nah, kalo yang ini saya barusan dengar.
 Pas dicek ke http://sourceforge.net/projects/timeandmoney/files/
 ternyata rilis terakhir tahun 2006.
 Hmm ... sepertinya ini abandonware.

 Saran saya, Joda Time.

 --
 Endy Muhardin
 http://endy.artivisi.com
 Y! : endymuhardin
 -- life learn contribute --
  



Re: [JUG-Indonesia] Idea #2: Model JUG and Cash

2010-04-27 Terurut Topik Hendry Luk
Umm... first of all... why does his opinion matter? Dia bahkan bukan member
nih milis...

On Wed, Apr 28, 2010 at 12:33 AM, Frans Thamura fr...@meruvian.org wrote:



 dari jug brazil ;)

 fthamura: can share?
 fthamura: i make a new regulation to my JUG
 fthamura: and several dont like ;)
 fthamura: but i think i want it ;)
 fthamura: so because i am the godfather, i push it ;0
 fthamura: after that :0
 fthamura: none can said that is bad ;)
 brazilianjavaman: ?
 fthamura: several said, we know u have a true big vision of Java movement
 ;)
 brazilianjavaman: what is the new regulation
 fthamura: we will charge every job posting in jug mailing list ;)
 fthamura: US$ 5
 fthamura: we pay for every speaker in Java meeting :0
 fthamura: from those money

 brazilianjavaman: ok, sounds resonable.
 brazilianjavaman: this it not bad in any way you look at in
 brazilianjavaman: look at it.

 fthamura: yah
 fthamura: we need big cash to educate student here
 fthamura: we must leaf frog the teacher and goverment
 fthamura: touch every student all over country, that is millions dollar ;(
 fthamura: all vendor also stupid, just sales ;)
 brazilianjavaman: :-)
 fthamura: so we cannot do anything, must from our own way :) and member ;)
 fthamura: so my idea to charge every job vacancy for non active member ;)
 brazilianjavaman: well, who posts jobs are companies.
 brazilianjavaman: so, companies can pay to post.

 brazilianjavaman: the thing that may happen, is a smaler number of
 post to show up

 F
  



Re: [JUG-Indonesia] Lowongan Java Programmer

2010-04-22 Terurut Topik Hendry Luk
Tapi recruiters bisa pada gak makan kalo mereka cantumin nama clientnya di
iklan

2010/4/22 Frans Thamura fr...@meruvian.org



 +1, JUG dijaga terus credentialnya, masuk aja harus isi form :)

 hati hati ;)

 F
 2010/4/22 Dion Azani dion_az...@yahoo.com



 Justru kalau masih terawang, terkesan hanya sekedar mengumpulkan CV doank.
 Ini opini pribadi aja. Menurut saya, jikalau memang serius buka lowongan,
 kenapa tidak menyebutkan nama perusahaan ? Minimal alamat perusahaan
 meskipun PO BOX.

 Saya sering menemukan beberapa lowongan IT, namun ujung2-nya ternyata
 tawaran untuk berinvestasi. Itu hanya satu contoh saja. .

 Just sharing aja ...

 --- On *Wed, 4/21/10, Daniel Baktiar dbakt...@gmail.com* wrote:


 From: Daniel Baktiar dbakt...@gmail.com

 Subject: Re: [JUG-Indonesia] Lowongan Java Programmer
 To: jug-indonesia@yahoogroups.com
 Date: Wednesday, April 21, 2010, 4:55 AM




 kenapa maksa harus nyebut?
 itu adalah hak yg pasang iklan lowongan pekerjaan untuk menyebutkan atau
 tidak menyebutkan.
 menurut gue sih ada kemungkinan ga etis atau tidak menguntungkan untuk
 menyebutkan nama client.
 apalagi kalau proyeknya belum gol misalnya.

 2010/4/21 Dion Azani dion_az...@yahoo. 
 comhttp://mc/compose?to=dion_az...@yahoo.com
 



 Kenapa tidak menyebutkan nama operator-nya ya ..??
 Apakah memang mencantumkan nama perusahaan pada sebuah lowongan pekerjaan
 adalah hal yang tabu ?


 --- On *Tue, 4/20/10, Harliano Adelsa azepa...@yahoo. 
 comhttp://mc/compose?to=azepa...@yahoo.com
 * wrote:


 From: Harliano Adelsa azepa...@yahoo. 
 comhttp://mc/compose?to=azepa...@yahoo.com
 
 Subject: Re: [JUG-Indonesia] Lowongan Java Programmer
 To: jug-indonesia@ yahoogroups. 
 comhttp://mc/compose?to=jug-indone...@yahoogroups.com
 Date: Tuesday, April 20, 2010, 10:31 PM



 Mas budi...

 Bisa diinfokan nama operator GSM nya mas??
 Saya tertarik.

 Thx

 --- On *Mon, 4/19/10, budi budi_tri_1999@ yahoo.com* wrote:


 From: budi budi_tri_1999@ yahoo.com
 Subject: [JUG-Indonesia] Lowongan Java Programmer
 To: jug-indonesia@ yahoogroups. com
 Date: Monday, April 19, 2010, 7:56 AM



 Hi All,

 Cuma mau kasih tahu aja kalau ada lowongan di salah satu operator GSM di
 jakarta yang perlu beberapa java programmer. Fresh graduate tidak masalah
 namun di syaratkan yang pintar dan rajin. Oh iya ini posisi permanent.

 Jika tertarik kirim aja cv nya ke gw ntar gw forward ke managernya.

 regards








  



Re: [JUG-Indonesia] Code Readability

2010-04-20 Terurut Topik Hendry Luk
Kebetulan gw lagi into DSL, dan ini exactly one of the side topics...

Good API design adalah
customer.!isAdaKreditMacet()

Tapi kalo lu bikin DSL, lu mesti sadar bahwa things that apply to good API
development practice gak selalu apply ke business communication.
Dalam DSL, ini lebih make sense:
customer.isTidakAdaKreditMacet()

Same thing dengan if-else syntax.
Sebagai programmer, lu cenderung ngerasa ini lebih make sense:
if (customer.is_favorable and customer.total_spending  500) or
(customer.is_not_favorable and customer.total_spending  1000)
then
apply free_sms_bonus.for(2.months)

Tapi buat most non-developers, in this particular scenario (rule
configuration buat customer's bonus), kalimat ini jauh lebih masuk akal:
apply free_sms_bonus.for(2.months) if
(customer.is_favorable and customer.total_spending  500) or
(customer.is_not_favorable and customer.total_spending  1000)

Jadi, short answer... buat general API, nomer 1 is better. Kalo tujuannya
buat DSL, maka nomer 2 is better.

2010/4/20 andika.wibawanto andika.wibawa...@yahoo.com



 Dear all,

 Saya ada method seperti ini, Mana yang lebih mudah dibaca ?

 1. if (isTidakAdaKreditMacet()) hapusBlacklistNasabah();

 2. if (!isAdaKreditMacet()) hapusBlacklistNasabah();

 Thanks,
 Andika

  



Re: [JUG-Indonesia] Code Readability

2010-04-20 Terurut Topik Hendry Luk
Whoops kebalik

2010/4/20 Hendry Luk hendrym...@gmail.com


 Jadi, short answer... buat general API, nomer 1 is better. Kalo tujuannya
 buat DSL, maka nomer 2 is better.




Re: [JUG-Indonesia] Re: Help for choosing Java Technology for Web App

2010-04-15 Terurut Topik Hendry Luk
Ada McD, ada gourmet burgersteak restaurant.

McD punya system.. yang allow partimers, mostly anak sekolahan, buat bisa
bikin the best-selling burger-in-the-world dalam less than 60 detik. Not the
best burgers di lidah, tapi gak ada yang argue it's the best burger in the
world dalam business sense. Hundreds of millions of customers can't be
wrong, by far the largest food empire in known universe.

Gourmet burger restaurant, punya chef kelas atas dengan belasan tahun
experience, setiap patty nya dibikin dengan love, enthusiasm, dan
dedication. Butuh 20 menit buat nge-develop tiap dish, cooked into
perfection... Tapi gak lantas make it the best business in town. Orang2
tetep pergi ke McD, yang meskipun burgernya mediocore at best, tapi people
know what they're getting. Gak ada customer mcd yg balikin burger ke kitchen
gara2 dagingnya kurang juicy.

Software development company. ada yang mcd, ada yang gourmet restaurant.

Gak semua software developers are the same, much like gak semua tukang masak
are the same. Chef yang punya enthusiasm dan appreciation yg tinggi terhadap
masakan-nya gak bakal dapet any satisfaction buat kerja di dapur mcd bikin
the legendary $3 big-mac.

2010/4/16 Adelwin Handoyo adel...@gmail.com



 Lho..
 Bukan gue kok yang anggap programmer kayak sapi...
 Dulu frans pernah tulis tuh...
 Programmer ituh kayak sapi..
 Kayak buruh..
 Kasi template.. Lalu kerja terus..
 Beres.. Gak perlu pinter.. Gak perlu canggih...
 Ya khan frans ?
 Mana frans nya...
 *
 Adelwin Handoyo
 *- adel...@gmail.com -
 Sent from my Mac


 --
 *From: *Thio Khing ie_kh...@yahoo.com
 *Reply-To: *JUG-Indonesia jug-indonesia@yahoogroups.com
 *Date: *Thu, 15 Apr 2010 16:04:23 -
 *To: *JUG-Indonesia jug-indonesia@yahoogroups.com
 *Subject: *[JUG-Indonesia]  Re: Help for choosing Java Technology for Web
 App

 Hi Adelwin

 Baru baca message loe.

 Kok programmer itu di anggap sapi. Di peras melulu dong. Kalo yg di peras
 udah habis tinggal di potong. Dan plus sapi jaman skr itu kan banyakan di
 bio engineering punya. Sapi udah di kebiri.
 Ini kasar banget man. Loe mending cepat cepat minta maaf tuh. Loe samain
 programmer dengan sapi. Di Jug sini pasti banyak programmer jago.

 Menurut gua progammer kayak maestro. Contohnya Picasso (Gua tahunya picasso
 doang soalnya suka sama lukisan nya). Tiap goresan itu penting banget
 goresan sama posisinya. Ngak asal kopi paste atau asal coret banyak banyak.

 have fun

 thx

 --- In jug-indonesia@yahoogroups.com, Adelwin, Adelwin adelwin.adel...@...
 wrote:
 
  Hahahahaha
 
  Ini nih yang dari dulu selalu gue bilang...
 
  What ever works for you...
 
  Valid point from endy... kalo emang orang dari atas nya udah milih
  framework juga gak asal2an.. ya ok...
 
  Keep in mind this is an ideal case yah...
 
  Hahahhaa
 
  Tapi point bagus dari ie khing...
 
  Kadang gue juga liat karena business risk yang terlalu tinggi...
  management got their way...
 
  Gak mau ganti...
 
  No risk...
 
  Akhir nya... project yang success 7 taon yang lalu... di bikin jadi base
  untuk project baru...
 
  Sial lah programmer2 baru nya...
 
  Technology tua... yang belom tentu cocok sama implementation yang di
  harapkan...
 
  Gue paling setuju sama kayak google facebook amazon gitu...
 
  Emang bener lu mau pake apa ajah silahkan...
 
  Suka2 lu...
 
  Mereka mentingin quality dari barang...
 
  Tapi ini banyak dependency nya...
 
  Programmer dodol... di jadiin tech lead... milih framework asal2an...
 
  Jebol lah...
 
  Programmer jempolan... pake servlet doang... tokcer...
 
  Programmer mana yang di ambil google coba...
 
  Google emang udah hire orang yang udah jempolan...
 
  Google nya percaya sama kemampuan programmer nya...
 
  Sayang nya khan enggak begitu di indo...
 
  Terutama di meruvian tuh...
 
  Yang kata frans programmer ituh sapi...
 
  Kasi template.. jalan terus sampe jari berdarah...
 
 
 
 
 
 
 
  Adelwin Handoyo
 
  Standard Chartered Bank
 
  Wholesale Bank - Group Credit Risk Control
 
  Tel: (65) 659 61395
 
  FoneNet: +659 61395
 
  Email: adelwin.adel...@...
 
  Address: 7, Changi Business Park Crescent, Level 3
 
  Singapore 486028
 
  Website:  http://www.standardchartered.com
  http://www.standardchartered.com/
 
 
 
  
 
  From: jug-indonesia@yahoogroups.com
  [mailto:jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia@yahoogroups.com]
 On Behalf Of Endy Muhardin
  Sent: Thursday, April 15, 2010 10:39 AM
  To: jug-indonesia@yahoogroups.com
  Subject: Re: [JUG-Indonesia] Re: Help for choosing Java Technology for
  Web App
 
 
 
 
 
  2010/4/15 ie_khing ie_kh...@... 
  mailto:IE_KHING%40yahoo.comIE_KHING%40yahoo.com
 
  
   Gua seh ngak masalah kalo company pake beberapa framework. Kalo
  terlalu ngotot pake framework cuma satu seh bisa jadi golden hammer
  syndrome. Soalnya banyak framwork itu yg udah benar benar outdated ide
  nya, ngak produktif lagi. Terlau ngotot malah jadi nya membunuh
  

Re: [JUG-Indonesia] Help for choosing Java Technology for Web App

2010-04-14 Terurut Topik Hendry Luk
Not to say ini new thing in any way. Most web 2.0 developers dah selalu
write their app kayak gini. Tapi it's the first thing orang bikin MVC
application (typical web line-of-business application) dengan cara gini...
memperlakukan javascript sebagai full-blown application yang berdiri
sendiri, instead of merely product of web-application di server.

On Wed, Apr 14, 2010 at 6:23 PM, Hendry Luk hendrym...@gmail.com wrote:

 Gw blom pernah pake mootools tapi gw tau orang yg pake... Dan it's quite
 interesting bahwa this particular person punya mindset yang beda dengan
 mainstream web-developer yg gw selama ini assume.

 Kalo ada yg sebut bikin web application, most people i know biasanya dah by
 default langsung start thinking mo pake web-framework apa. Lu otomatis
 langsung juggle di kepala lu antara Spring MVC, struts, wicket, jsf, etc..
 even plain jsp.

 Tapi dia kagak.
 Instead, dia punya specific architecture yang dia follow yang bikin
 paradigm shift buat gw. Dia pake plain HTML! Gak ada server-side web
 framework, not even web-engine! Gak ada server-side service yang generate
 dynamic web page apapun.

 Dia ngeliat web-application layaknya any other client-server application
 laen (swing/applet/win-form/silverlight).
 Gw kadang lupa bahwa browser adalah application. Javascript adalah
 programming language. Applicationnya didistribute ke client melalui browser
 yang ngedownlod html dan javascript dari static web-server.

 Dia pake MVC.
 - Controller: MooTools
 - View: dia pake EJS (http://embeddedjs.com/). Ini view-engine yang mirip
 kayak JSP, except dia runs di client-side, bukan web-server... Dan nicer
 syntax (javascript instead of java). Alternatively, ada 
 JavascriptMvchttp://javascriptmvc.com/
 - Model: json
 - Unit-test, mainly controllernya doank, juga dengan MooTools

 This is pretty much *all* the front-end applicationnya! HTML file baisa.
 Gak ada web-engine, let alone MVC web framework.
 Dan kayak any other smart-client application, di client-app, controller nya
 bakal communicate ke service-layer lewat web-service ato wcf.
 Service-layernya ditulis pake java ato .net di server-side. In this case,
 dia pake 
 OpenRastahttp://serialseb.blogspot.com/2008/10/openrasta-status-update.html,
 yang diexpose sebagai REST json service.

 Mayan menarik gimana dia do things. EJS juga view templating-engine yang
 bagus, dan gampang diextend yang bikin views gampang dimaintain.

 2010/4/14 Ahmad 'Ata' Tanwir th3cr...@gmail.com



 Wiyanto Ngasinur wrote:
  Emank bener jquery UI ga sebagus apa yg ada di dojo, tapi kalo bicara
 ttg
  keseluruhan jQuery komponen/komunitas/simple... uda lain cerita.
  Sorry sekalian numpang iklan,
 
 
 http://stackoverflow.com/questions/394601/which-javascript-framework-jquery-vs-dojo-vs
  
 http://stackoverflow.com/questions/394601/which-javascript-framework-jquery-vs-dojo-vs
 
 
 http://blog.creonfx.com/javascript/dojo-vs-jquery-vs-mootools-vs-prototype-performance-comparison
  
 http://blog.creonfx.com/javascript/dojo-vs-jquery-vs-mootools-vs-prototype-performance-comparison
 
  http://www.google.com/trends?q=jquery,dojo,mootools,yui,extjs
 
  http://www.google.com/trends?q=jquery,dojo,mootools,yui,extjsfrom
 there
  you can see who is actually sit in top of javascript frameworks.

 Kalo saya pribadi lebih suka mootools, lebih modular dan lebih clean,
 dan katanya lebih cocok bagi yang sudah terbiasa coding javascript
 vanila. Terasa lebih javascript aja.

 Subjektif lho...


 --
 Salam

 Ahmad Tanwir
 http://www.ata.web.id
  





Re: [JUG-Indonesia] Help for choosing Java Technology for Web App

2010-04-14 Terurut Topik Hendry Luk
Gw blom pernah pake mootools tapi gw tau orang yg pake... Dan it's quite
interesting bahwa this particular person punya mindset yang beda dengan
mainstream web-developer yg gw selama ini assume.

Kalo ada yg sebut bikin web application, most people i know biasanya dah by
default langsung start thinking mo pake web-framework apa. Lu otomatis
langsung juggle di kepala lu antara Spring MVC, struts, wicket, jsf, etc..
even plain jsp.

Tapi dia kagak.
Instead, dia punya specific architecture yang dia follow yang bikin paradigm
shift buat gw. Dia pake plain HTML! Gak ada server-side web framework, not
even web-engine! Gak ada server-side service yang generate dynamic web page
apapun.

Dia ngeliat web-application layaknya any other client-server application
laen (swing/applet/win-form/silverlight).
Gw kadang lupa bahwa browser adalah application. Javascript adalah
programming language. Applicationnya didistribute ke client melalui browser
yang ngedownlod html dan javascript dari static web-server.

Dia pake MVC.
- Controller: MooTools
- View: dia pake EJS (http://embeddedjs.com/). Ini view-engine yang mirip
kayak JSP, except dia runs di client-side, bukan web-server... Dan nicer
syntax (javascript instead of java). Alternatively, ada
JavascriptMvchttp://javascriptmvc.com/
- Model: json
- Unit-test, mainly controllernya doank, juga dengan MooTools

This is pretty much *all* the front-end applicationnya! HTML file baisa. Gak
ada web-engine, let alone MVC web framework.
Dan kayak any other smart-client application, di client-app, controller nya
bakal communicate ke service-layer lewat web-service ato wcf.
Service-layernya ditulis pake java ato .net di server-side. In this case,
dia pake 
OpenRastahttp://serialseb.blogspot.com/2008/10/openrasta-status-update.html,
yang diexpose sebagai REST json service.

Mayan menarik gimana dia do things. EJS juga view templating-engine yang
bagus, dan gampang diextend yang bikin views gampang dimaintain.

2010/4/14 Ahmad 'Ata' Tanwir th3cr...@gmail.com



 Wiyanto Ngasinur wrote:
  Emank bener jquery UI ga sebagus apa yg ada di dojo, tapi kalo bicara ttg
  keseluruhan jQuery komponen/komunitas/simple... uda lain cerita.
  Sorry sekalian numpang iklan,
 
 
 http://stackoverflow.com/questions/394601/which-javascript-framework-jquery-vs-dojo-vs
  
 http://stackoverflow.com/questions/394601/which-javascript-framework-jquery-vs-dojo-vs
 
 
 http://blog.creonfx.com/javascript/dojo-vs-jquery-vs-mootools-vs-prototype-performance-comparison
  
 http://blog.creonfx.com/javascript/dojo-vs-jquery-vs-mootools-vs-prototype-performance-comparison
 
  http://www.google.com/trends?q=jquery,dojo,mootools,yui,extjs
 
  http://www.google.com/trends?q=jquery,dojo,mootools,yui,extjsfrom
 there
  you can see who is actually sit in top of javascript frameworks.

 Kalo saya pribadi lebih suka mootools, lebih modular dan lebih clean,
 dan katanya lebih cocok bagi yang sudah terbiasa coding javascript
 vanila. Terasa lebih javascript aja.

 Subjektif lho...


 --
 Salam

 Ahmad Tanwir
 http://www.ata.web.id
  



Re: [JUG-Indonesia] Membuat Key/Serial Number untuk Program JAVA

2010-04-09 Terurut Topik Hendry Luk
Ini gak bisa lah :P
1. gimana set masa berlaku licensenya dan tipe/jumlah licensenya
2. kalo orang decompile jar nya, semua orang bisa langsung generate
licensenya sendiri, tanpa perlu tamper with productnya sama sekali.

Umumnya license dibikin pake public/private key encryption.
Misalnya, di app gw tiap license itu ada informasi berikut:
1. ip dari license-servernya. i.e. license ini cuma bisa dideploy di ip ini,
dan another secondary ip buat failover purpose. Secondary license-server
cuma aktif strictly hanya kalo primarynya mati, jadi customer gak bakal
dapet double the amount of license yg mereka bayar
2. tipe licensenya (corporate, premium, professional, enterprise, etc)
3. jumlah licensenya (server keeps count berapa jumlah concurent users yg
acquire license dari pool)
4. masa berlaku licensenya
5. license key

License key ini digenerate dengan meng-encrypt empat informasi pertama
menggunakan secret (private) key yang cuma dipegang oleh HQ kita. Lima
informasi ini terus tinggal ditaro di license-file (in our case, xml) yang
didistribute ke clients. Di client side, licensing component kita bakal
validate file ini menggunakan public key. Licensing component cuma punya
public key, sehingga biarpun didecompile pun orang gak bakal bisa generate
new license key, karna buat generate butuh private key, yang cuma dipegang
oleh HQ office. Semua projects kita around the globe therefore bakal
regularly mesti minta ke HQ office buat generate new license key (assuming
customernya mo extend the license).

Dengan cara ini, biarpun cliet punya distribution jar, gak bakal bisa bikin
license sendiri, kecuali kalo mereka tamper with productnya dan modify
codenya ato public keynya, (also known as crack), which is very easy buat
di-detect (dengan memverify MD5 checksum dari jar file kita). No one bisa
generate license key yang valid dipake di legal version of the product yang
belom dicrack, sehingga pirates gak bisa ngejual valid license-key ke law
abiding citizens.

2010/4/9 Muhammad Edwin edwin...@gmail.com





 2010/4/8 JavaNetbeans netbeans2...@yahoo.com

 Hallo teman2...
 Gimana cara kita membuat lisensi serial number pada program Java...???

 OK Terima Kasih atas bantuannya.

 System.out.printl(BRAVO JAVA);


 klo dulu gw bikin berdasarkan nama komputer (hostname) dari si PC, lalu
 hostname-nya gw encrypt pake jasypt
 jadi deh Serial Number, hehehhee


 --
 Regards,


 edwin.
  



Re: [JUG-Indonesia] Membuat Key/Serial Number untuk Program JAVA

2010-04-08 Terurut Topik Hendry Luk
Dan port number

2010/4/9 Hendry Luk hendrym...@gmail.com


 Misalnya, di app gw tiap license itu ada informasi berikut:
 1. ip dari license-servernya. i.e. license ini cuma bisa dideploy di ip ini



Re: [JUG-Indonesia] Re: Java is loosing popularity?

2010-04-07 Terurut Topik Hendry Luk
Objective C paling2 gara2 iphone

2010/4/7 MbahSapto buatn...@yahoo.co.id




 Sorry belum sempat baca detail nya...tapi kenapa C# and Objective C...naik
 tajam..why?

 --- In jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com,
 Joshua Partogi jpart...@... wrote:
 
  Bukan mau bikin spekulasi, tapi ini kenyataan. Berdasarkan Tiobe Index,
 Java
  semakin menurun popularitasnya. Mungkin setelah diambil alih Oracle? Yang
  menarik adalah C berada di posisi no.1 dan C# juga semakin popular
 sekarang
  ini.
 
  List-nya bisa dilihat disini:
  http://www.tiobe.com/index.php/content/paperinfo/tpci/index.html
 
  Kind regards,
  Joshua
 
  --
  http://twitter.com/projexion
 

  



Re: [JUG-Indonesia] Re: Java is loosing popularity?

2010-04-07 Terurut Topik Hendry Luk
Btw berhubung lu dah mention berkali2 bahwa c# gak exists di enterprise
markets, im not sure lu aware, c# dah comon banget kok dipake di mission
critical large scale enterprise apps yang deal with millions of transactions
per detik, dan mandate ridiculous scalability dan HA. Not saying marketnya
nearly as big as java, tapi c# mayan common kok di arena large scale
enterprise systems.

In term of numbers, gw gak punya resource/case-study buat performance
benchmark yg exhaustive, tapi off the top of my head ajah, gw inget udi
pernah post nservicebus benchmark di salah satu clientnya, reasonable size,
dideploy di 98 mesin
http://www.udidahan.com/2008/05/21/nservicebus-performance/. .

Dan gw sendiri, dari personal past experience, juga pernah deal dengan SV
company yg bikin collaborative engineering  manufacturing system buat major
companies (NASA, US air-force, US defense, Boeing, Airbus, dymler chrisler,
Bell Helicopter etc). Client app nya (buat 3D editting dan graphical
rendering) mereka develop pake C. Tapi di servernya, segalanya dari
engineering calculations, binary processing  transformations,
collaboration, storage, sampe ke web interactions  presentations, itu semua
100% di atas.net servers kok.
While ini bukan contoh enterprise app (gak ada millions of concurrent user;
not even close), tapi the number of works yang servernya mesti process is
mind-boggling, dan mesti nge-serve real-time semua engineersnya yang
dideploy around the globe.

I think justru biggest share of cookiesnya C# justru by far jauh lebih gede
di enterprise marketnya daripada di shrink-wrap applicationnya.
Maybe not true di indo tho, dimana kayaknya C# mainly cuma buat app kecil,
dan java pretty much defacto di enterprise. Tapi di north-america n europe
sih C# mah dah common banget kok di gigantic enterprise systems. Surely gak
segede java, tapi definitely not insignificant kayak yg you might think.

2010/4/7 Frans Thamura fr...@meruvian.org



 ketinggalan diserver PHP untuk buat non transactional solution masih bagus

 jadi semua sudah punya segmentnya sendiri-sendiri

 kalau orang linux lebih bagus kerjanya, gak seperti sekarang, mungkin C#
 bisa turun

 tapi C# naik di server, untuk yang gak mau pusing, tetapi tidak enterprise
 grade solusinya..

 F

 2010/4/7 Frans Thamura fr...@meruvian.org

 yah PR Java di desktop banyak banget, malah unrecommended, termasuk juga
 JavaME :)

 tapi pake C# di mobile juga mubajir, winmo dah turun terus ratenya

 jadi segmentnya menurut gue gini

 1. Desktop pake C# boleh lah. sebab Linux masih parah, tapi Apple Mac juga
 gak gitu naik disini... Windows rule
 2. Server pake Java jelas
 3. Mobile campurang Java non JavaME (BB, Android) dan ObjectiveC (ini kan
 LLVM )
 4. Interoperabilitas Java

 nah jadi kita harus punya semua solusi diatas

 NB: Meruvian aja buka training iphone, huahua :)

 F


  



Re: [JUG-Indonesia] Re: Java is loosing popularity?

2010-04-07 Terurut Topik Hendry Luk
98 mesin as in server boxes of course :P

2010/4/7 Hendry Luk hendrym...@gmail.com

 ... reasonable size, dideploy di 98 mesin
 http://www.udidahan.com/2008/05/21/nservicebus-performance/. .




Re: Bls: [JUG-Indonesia] [OOT] Tanya Range Gaji Untuk Programmer

2010-03-22 Terurut Topik Hendry Luk
Sekedar masukan ajah...
Masalah sama pendidikan S1 di indo adalah selalu karna 1 hal: gak cukup
waktu. Masa belajar di uni terlalu pendek buat bisa nguasain lebih dari
sekedar tahu. Gak bakal sempet buat sampe bisa.
*Which is actually very wrong!* 4 taon kekurangan waktu, are you crazy? 4
taon itu lebih dari cukup buat nguasain Java dari scratch sampe very
advanced! 4 taon is a long long way dalam IT career. Masalahnya... dari
waktu 4 taon di kuliah indo itu lebih banyak dihabisin buat unrelated
subjects.

Gw gak tau karna gak pernah ngerasain universitas indo, tapi yang gw denger
dari temen n keluarga, mereka kuliah IT tapi ngabisin waktu belajarin:
maths, accounting, bahasa indo, inggris, kewiraan, bahkan kepribadian.. Wtf!
Tiap semester masak bisa sampe 7-8 subjects. Ini cuma buat ngabisin waktu di
kuliah buat maen2 doank.

Okeh universitas suka argue bahwa maths n accounting itu relevant karna IT
sering berurusan dengan developing scientific dan accounting softwares. Itu
bullshit! Dalam sebuah project team, programmer mana yg diexpect buat ngerti
knowledge dalam accounting, medical, astrophysics, ato aeronautical
engineering buat bikin software? That's why we have experts di bidang
mereka!

Universitas luar juga sama sih, banyak subject bullshit di S1 (dibanding
vocational school) yg gak ngasih manfaat apa2, yet sering bikin nilai jeblok
(karna gak generous ngasih score A). Ini contoh subject2 bullshit di uni
yang sering dibenci most students:

   - Computer ethics. Ini total bulshit yang ngebahas national dan
   international law di IT, misalnya intelectual property dan kontroversi
   computer-surveillance antara privacy vs security. Ini terutama isu hanget
   sejak 9/11 dimana masyarakat lebih bisa menerima computer surveillance dan
   mengorbankan privacy. How this became relevant dalem computer-engineering
   degree is beyond me.
   - Human Computer Interaction. Ini isinya penuh design theory dan human
   phsycology. Useless junk. Gw gak bakal ngambil software engineering degree
   kalo pengen jadi graphic artist ato phsycology expert.
   - Gw lupa nama subjectnya, tapi nghabisin 1 semester buat 6-sigma dan RUP
   (Raional Unified Processes), pretty much buat nulis bloated 600 pages of
   project documentation dengan waterfall model ngikutin RUP framework dalam 1
   semester. Mision, vision, goal, objectives, expectation, etc etc yang
   nghabisin BANYAK waktu lu di kuliah maupun rumah, nulisin huge pile of
   project documentation crap tanpa actually doing the real development. Waste
   of time banget

Yea lu liat sama2 banyak bullshitnya, tapi gak berlebihan. Itu lecture
hournya lebih pendek daripada practical subjects laennya. Dan walopun gak
relevan ke computer engineering degree, tapi at least masih the kind of
things yang lu bakal deal with dalem karir lu. Semua subject lu ada tema IT.
Gak kayak maths, kewiraan, kepribadian, accounting... wtf were they
thinking!?
Maths cuma ada di semester 1 doank: Probability and Logics. Seumur2 gw gak
pernah tau apa itu calculus. Sedangkan di uni-local denger2 sampe belajar
calculus basic dan advanced, sampe 2 semester. Sometimes gw wondered apa
mid-semester mereka bakal bikin bom atom, ato kirim jankrik dalam kaleng
pepsi ke bulan?

Di negara laen, tiap semester cuma 4 subjects doank, banyak waktu buat cover
plethora of stuff. Gak dijejelin sampe 7-8 subjects yang selalu kekurangan
waktu buat dosen ngajarin apapun, dan gak pernah bisa ngasih banyak2
project/assignment karna studentnya dah kebanjiran assignments dari 7 orang
dosen laennya.
Total di US juga 4 taon, tapi most european countries cuma 3 taon, yang udah
lebih dari cukup buat learn a lot. Kebanyakan student emang diexpect buat
belajar sendiri diluar kuliah, tapi at least mereka gak nghabisin most of
their time nghafalin subject aneh2. Ini kan universitas, bukan SMP. Terlalu
mature buat diexpect belajarin hafalan aneh2 gitu.

Kurangin deh tuh jumlah mata kuliah yg mo diajarin. Lu cuma punya 2 tangan,
kalo lu mo nangkep 3 burung ya lepas semua, lu gak dapet apa2.
Kasih elective subjects yg student bisa pilih sendiri mana yg mereka mau
focus sampe dalem, daripada dijejelin semuanya. Sometimes less is more.

2010/3/22 Frans Thamura fr...@meruvian.org



 yah S1 cukup tahu aja kok :) gak perlu bisa..

 heheh :)


 2010/3/22 Deny Prasetyo jas...@gmail.com



 Ehm. masukan bagus nih. kebetulan aku lagi bertugas sebagai pengajar.

 Moga-moga nanti mahasiswa di kampusku lulus nggak cuma bisa OOP. kmarin
 tak tunjukin RoR ama Spring Roo masih pada mlongo.
 katanya kok enak dan cepet banget ya.
 Abis ter-mlongo2 gitu tak jelasin MVC dan MVC tak jadiin Soal di UTS
 alhamdulilah pada bisa (minimal paham konsepnya). Yah tapi  kalau di test
 buat app pastinya belum pada bisa.

 Minimal ada satu step maju. Kenyataannya (hanya) Teriak-teriak kalau
 output pendidikan di indo cuma tukang bakso kayanya nggak banyak membantu.
 Lu ada ide buat bantu pengajar2 kayak aku ini frans ? soalnya aku liat JENI
 nggak 

Re: [JUG-Indonesia] ask - tools convert class - xsd

2010-03-18 Terurut Topik Hendry Luk
Gw pake tool yg dah built in dari axis (java2wsdl)

2010/3/17 Roberto Fernandez if07...@students.del.ac.id



 dear all,

 Saya mau bertanya, adakah tools untuk membuat file xml schema definition
 (XSD)
 dari file class java? Misal: ada class MyClass menjadi MyClass.xsd

 Thanks Before,

 regards,
 Roberto Fernandez
  



Re: [JUG-Indonesia] java ebook apa yg anda baca sampai tamat

2010-03-15 Terurut Topik Hendry Luk
Semua textbook kuliah... cover to cover, at least 20 kali each. Most notably
textbook Operating System yg covernya dinosaurs. Hafal luar dalem ;)

Joking aside.. ebook hmm, i dont think gw pernah bisa baca lebih dari 3
chapters, let alone sampe tamat. Kalo ada ebook yg bagus, gw mesti upgrade
ke versi kertas baru betah lanjutin (btw, mereka bakal refund harga ebook
lu).

Buku yang dah dibaca sampe tamat biasanya gak pernah buku ttg
coding/specific technology (paling2 cuma 1-3 introductory chapternya ajah),
karna naturenya yg lebih cocok sebagai technical reference (btw, hari gini
siapa sih yg masih pake buku reference sejak google?).

Buku yg gw bacain sampe habis (ato setengah habis) biasanya yang gak ttg
ngoding, e.g. off the top of my head:
- Domain Driven Designnya Eric Evans yang biru dan Applying Domain Driven
Designnya Jimmy Nillson
- DSLs in Boo (gw masih setengah baca... enjoyable banget so far)
- SOA Patterns (ini bagus, tapi masih early-access, baru 5 chapter doank dah
sejak bbrp bulan terakhir, weird)
- Agile Principle nya Robert C. Martin
- PoEAA n Refactoringnya Martin Fowler
- Working effectively with legacy code. Sekilas dari judulnya ini keliatan
gak berguna buat most of you yg ngerjain greenfield projects, tapi ternyata
ini relevan banget buat every developer, gimana menghindari code kita supaya
gak lambat laun berubah jadi the ugly monster so called legacy code.
Unit-tests, frequent refactoring, etc.
- The New Old Thing (Raymond Chen), gak technical.. tapi bacaan ringan yg
menghibur

Ada juga yg teknology specific, gw inget dulu gw baca J2EE development
without EJBnya rod johnson hampir habis, yang pretty much buku pengantarnya
Spring framework. Mungkin gak terlalu relevan lagi hari gini, tapi bacaan
bagus banget yg ngerubah mindset programmers buat ngecode secara simple dan
frictionless. Vocabulary kayak IoC, DI, POJO, hollywood principle, berawal
dari buku itu, dan pragmatic in-depth discussion ttg loosely coupled,
code-against interfaces, etc in their early days.


2010/3/12 ivan_darmawan ivan_darma...@yahoo.com



 salam kenal, dah lama saya monitor milis ini... the best dech :)

 saya mantan tukang delphi dan sekarang nge-c#, tapi bos gue minta aku juga
 belajar java, doh!

 bisa kasih rekomendasi buku Java SE, EE, ME, dan popular frameworks, tapi
 syaratnya buku itu benar-benar telah dibaca sampai tamat. kalo bisa sampai
 tamat berarti buku itu aplikatif dan tidak membosankan. trims.

 #ivan_darmawan

  



Re: [JUG-Indonesia] ETL Tool

2010-03-08 Terurut Topik Hendry Luk
Hey syaiful, lu mesti relax dikit mate. Baca lagi semua posting gw,
requirement apa yg aneh?
Etl apa ajah yg kalian suggest buat simple tasks? Preferably yg non-xml,
tapi anything is ok. Ini requirement yg liberal banget if u ask me. Cuma
friendly poll ajah, gak mesti participate kalo gak mau. What's with the
hostility sir?

Many useful inputs here (kettle, jasperjsp, talend), thanks all buat
suggestionnya. Gw lagi check em out n bakal just pick one yg paling gampang
buat gw (n team) to get up to speed (can't care less about features :P)

Syaiful, gw appreciate 5 replies lu, tapi sorry gw gagal nangkep any value
yg lu add to the discussion so far. Tacky sarcasm isn't exactly what i was
looking for.

2010/3/8 sm96 syaiful.mukh...@gmail.com



 mintanya macem-macem dan aneh-aneh..
 semakin gak ketemu aja nih pilihannya...
 bikin aja sendiri.

 2010/3/5 Henry Suryawirawan henry@gmail.com



 mungkin bisa juga cobain JasperETL ato Talend
 walau gue gak pernah cobain buat requirements yg kompleks spt Pak Feris
 ;-)
 ada GUI designer nya juga kok

 2010/3/4 Feris Thia feris.mi...@phi-integration.com



 For this, I think Kettle is very lightweight and will have the jobs done
 perfectly :)

 Regards,

 Feris

 2010/3/4 Hendry Luk hendrym...@gmail.com

 Btw gw gak butuh full stack BI solution, cuma buat beberapa regular
 lightweight tasks. Task2 semacem.:
 - process semua rows dari outgoing sms di database ke file, ftp them
 across ke system laen
 - process semua nomer telpon yang diactivate sepanjang hari ke standard
 IPND files buat diprocess for law n regulatory purposes
 - process transaction data regularly buat diupdate ke reporting tables
 - archive data harian ke database laen di archive box, yang
 didenormalise dulu dari table2 yg terkait
 etc






 --
 syaiful.mukhlis
 gtalk:syaiful.mukh...@gmail.com gtalk%3asyaiful.mukh...@gmail.com
  



Re: [JUG-Indonesia] Re: Tanya AOP

2010-03-05 Terurut Topik Hendry Luk
Ato lebih tepatnya, macros mainly buat men-transform banyak parts of a
document/code secara sekaligus dengan ngikutin common pattern/template
tertentu.
Dengan ini, kita bisa nyisipin common (crosscutting) functionalities ke
banyak classes/methods sekaligus (misalnya before/after tiap method) cukup
dari satu tempat.

So yeh agree, dengan ngeconsolidate common code ke satu tempat, kita jadi
less obstrusive dan better abstraction.

On Thu, Mar 4, 2010 at 4:50 PM, Adelwin, Adelwin adelwin.adel...@sc.comwrote:



  And here I thought that macros are mainly for automation?

 Hahahahah

 Automator juga buat eliminate repetitive tasks khan?

 Dan sebenernya AOP ituh awal nya di buat untuk nambahin functionality
 without being obtrusive, or to minimize impact, or abstraction.





 *Adelwin Handoyo**  |  Senior Consultant - Wholesale Bank*
 *Standard Chartered Bank*
 Plaza By The Park #06-00, 51 Bras Basah Road. Singapore (189554)
 *T* : (65) 655 72432  |* **E* adelwin.adel...@sc.com




   --

 *From:* jug-indonesia@yahoogroups.com [mailto:
 jug-indone...@yahoogroups.com] *On Behalf Of *Hendry Luk
 *Sent:* Thursday, March 04, 2010 1:19 PM

 *To:* jug-indonesia@yahoogroups.com
 *Subject:* Re: [JUG-Indonesia] Re: Tanya AOP





 Btw lupa mention... specific dynamic feature yg gw mesti highlight adalah
 macro (e.g di LISP, Boo). Mirip dengan macro di office tools, i think ini
 analogi real-world yang paling effective buat illustrate the purpose dan
 potential of AOP features buat eliminate repetitive tasks.

 2010/3/4 Hendry Luk hendrym...@gmail.com

 Btw just to put another thing into perspective...
 Benernya aop diintroduce buat minimalise repetitive code, terutama karna
 banyaknya repetition n code noise yg dibutuhin dalam static language.

 Dynamic languages jarang pusingin aop, karna flexibility dari languagenya
 udah allow lu buat nulis code yg gak repetitive.
 Sebagai contoh, singleton pattern, ato observable pattern, ato dispossable,
 clonnable pattern, exception handler, etc.
 Di static language, gak ada get around it, even dengan AOP framework.
 Misalnya buat bikin singleton, lu mesti selalu repeat beberapa hal buat make
 it happen:
 - initialise singleton object lazily
 - bikin semua constructor private
 - override serialization n deserialization mechanism buat return the same
 instance, bukan new instance
 - bikin static getInstance() method
 - make sure the whole singleton pattern thread safe (e.g. pake double lock
 pattern)
 - make sure gak ada static methods di singleton class
 etc

 Kita semua dah all these craps ini berulang2. Ini adalah cross-cutting code
 yang mesti lu repeat di semua module dan susah disingkirin. Gitu juga dengan
 observable, clonable, exception handling etc yang gak lebih dari code noise
 (boilerplate code) yang gak ngasih any real value ke class lu.
 Di dynamic language though, lu bisa tinggal extend the language dengan
 bikin template buat singleton pattern yang otomatis bisa diapply across
 the board pas runtime/compile time ke semua class yang kita mau singleton.
 Lu tinggal nulis 1 kali doank, apply anywhere. Kita tinggal tunjuk
 declaratively (misalnya dengan annotation), i want this to be singleton,
 langsung compiler nulisin codenya for you.

 Gitu juga dengan observable pattern, dispossable pattern, clonnable,
 exception handling, etc, dimana kita bisa langsung apply across the board ke
 semua class tanpa nulis sendiri manually di tiap class. Gak perlu repeat
 yourself everytime.

 Dynamic language minimalises the need buat nulis repetitive code. Disana
 teknik aop dah jadi natural part of the language, dan jarang direintroduced
 under aop flagship. Static language berusaha buat ngambil manfaat dari
 dynamic language ini, dan karna itulah dibikin konsep aop yang to some
 extend berhasil bikin lu nulis cross-cutting code tanpa repetition.

 2010/3/4 sm96 syaiful.mukh...@gmail.com





 AOP bukan hanya interceptor lho...

 2010/3/3 Nashroulloh naz...@gmail.com



  hmm.. bau-baunya promosi guice nih


 Sekedar upaya menyeimbangkan antara konsep dan praktek.
 Berharap ada yg memberi contoh lain.

 regards,
 Nasrul

 --
 Menikmati Hidup Mempersembahkan yang Terbaik
 -Nashroulloh




 --
 syaiful.mukhlis
 gtalk:syaiful.mukh...@gmail.com gtalk%3asyaiful.mukh...@gmail.com





 This email and any attachments are confidential and may also be privileged.  
 If you are not the addressee, do not disclose, copy, circulate or in any 
 other way use or rely on the information contained in this email or any 
 attachments.  If received in error, notify the sender immediately and delete 
 this email and any attachments from your system.  Emails cannot be guaranteed 
 to be secure or error free as the message and any attachments could be 
 intercepted, corrupted, lost, delayed, incomplete or amended.  Standard 
 Chartered PLC and its subsidiaries do not accept liability for damage caused 
 by this email or any attachments and may monitor email traffic

Re: [JUG-Indonesia] ETL Tool

2010-03-05 Terurut Topik Hendry Luk
Hmm ok.. kalimat gw misleading. It should read: gw gak familiar sama
options yg ada di java, karna itu gw survey kemari buat nyari tau tool yg
mainstream di kalangan jugger, instead of nyari2 sendiri di google n end up
dengan random tool yg nyeleneh n gak ada yg pake.

Dan lightweight as in gw gak perlu tool yg overkill karna cuma buat simple
tasks ajah. Mainly karna susah for a team to justify masukin another weapons
grade toolset buat ke dalem project cuma buat ngetackle trivial tasks.

And thanks anyway buat suggestionnya pake kettle.

On Thu, Mar 4, 2010 at 11:07 PM, Feris Thia feris.mi...@phi-integration.com
 wrote:



 Lightweight = 2KB, 10MB, 20MB in package size ? Non Java ? Mainstream ?
 Atau non XML ?

 Requirementnya keren juga ya. how about creating your own ETL ? Or
 using Unix batch script ? Or Windows Power Shell ? Comes out of the box with
 the OS :)

 Regards,

 Feris

 2010/3/4 Hendry Luk hendrym...@gmail.com

 Not sure kalo kettle is lightweight enough buat dipake tanpa bring along
 the whole pentaho stack. Kinda keen buat tau option laen yg ngetop di
 kalangan Jugger. Gw gak familiar sama stacks di java... n gw gak mo pake
 random tool yg gw ketemu di google n pake non-mainstream tool yg gak ada
 orang laen yg pake.


  



Re: [JUG-Indonesia] Re: Tanya AOP

2010-03-04 Terurut Topik Hendry Luk
Btw just to put another thing into perspective...
Benernya aop diintroduce buat minimalise repetitive code, terutama karna
banyaknya repetition n code noise yg dibutuhin dalam static language.

Dynamic languages jarang pusingin aop, karna flexibility dari languagenya
udah allow lu buat nulis code yg gak repetitive.
Sebagai contoh, singleton pattern, ato observable pattern, ato dispossable,
clonnable pattern, exception handler, etc.
Di static language, gak ada get around it, even dengan AOP framework.
Misalnya buat bikin singleton, lu mesti selalu repeat beberapa hal buat make
it happen:
- initialise singleton object lazily
- bikin semua constructor private
- override serialization n deserialization mechanism buat return the same
instance, bukan new instance
- bikin static getInstance() method
- make sure the whole singleton pattern thread safe (e.g. pake double lock
pattern)
- make sure gak ada static methods di singleton class
etc

Kita semua dah all these craps ini berulang2. Ini adalah cross-cutting code
yang mesti lu repeat di semua module dan susah disingkirin. Gitu juga dengan
observable, clonable, exception handling etc yang gak lebih dari code noise
(boilerplate code) yang gak ngasih any real value ke class lu.
Di dynamic language though, lu bisa tinggal extend the language dengan bikin
template buat singleton pattern yang otomatis bisa diapply across the
board pas runtime/compile time ke semua class yang kita mau singleton. Lu
tinggal nulis 1 kali doank, apply anywhere. Kita tinggal tunjuk
declaratively (misalnya dengan annotation), i want this to be singleton,
langsung compiler nulisin codenya for you.

Gitu juga dengan observable pattern, dispossable pattern, clonnable,
exception handling, etc, dimana kita bisa langsung apply across the board ke
semua class tanpa nulis sendiri manually di tiap class. Gak perlu repeat
yourself everytime.

Dynamic language minimalises the need buat nulis repetitive code. Disana
teknik aop dah jadi natural part of the language, dan jarang direintroduced
under aop flagship. Static language berusaha buat ngambil manfaat dari
dynamic language ini, dan karna itulah dibikin konsep aop yang to some
extend berhasil bikin lu nulis cross-cutting code tanpa repetition.

2010/3/4 sm96 syaiful.mukh...@gmail.com



 AOP bukan hanya interceptor lho...

 2010/3/3 Nashroulloh naz...@gmail.com



  hmm.. bau-baunya promosi guice nih

 Sekedar upaya menyeimbangkan antara konsep dan praktek.
 Berharap ada yg memberi contoh lain.

 regards,
 Nasrul

 --
 Menikmati Hidup Mempersembahkan yang Terbaik
 -Nashroulloh




 --
 syaiful.mukhlis
 gtalk:syaiful.mukh...@gmail.com gtalk%3asyaiful.mukh...@gmail.com
  



Re: [JUG-Indonesia] ETL Tool

2010-03-04 Terurut Topik Hendry Luk
I think lu got it all wrong...  :P
I said gw benci SSIS so much, n at no point would I consider ssis enak
dipake, dan to be honest, i dont give a shit about its graphical tool ;)

Dan gw sekarang lagi nyari etl tool buat java platform, bukan ms.

Xml.., well, kayak di original question, gw *prefer* kalo ada yg non-xml
(e.g. python) tapi gak ketemu so far, makanya gw nanya kemari, karna gw
assumed non-xml was default preference buat most people. Well, kalo emang
cuma xml yg available, tool apa yg kalian prefer so far?
From the tone of ur post, gw assume lu suggest kettle.

Btw gw gak butuh full stack BI solution, cuma buat beberapa regular
lightweight tasks. Task2 semacem.:
- process semua rows dari outgoing sms di database ke file, ftp them across
ke system laen
- process semua nomer telpon yang diactivate sepanjang hari ke standard IPND
files buat diprocess for law n regulatory purposes
- process transaction data regularly buat diupdate ke reporting tables
- archive data harian ke database laen di archive box, yang didenormalise
dulu dari table2 yg terkait
etc

Not sure kalo kettle is lightweight enough buat dipake tanpa bring along the
whole pentaho stack. Kinda keen buat tau option laen yg ngetop di kalangan
Jugger. Gw gak familiar sama stacks di java... n gw gak mo pake random tool
yg gw ketemu di google n pake non-mainstream tool yg gak ada orang laen yg
pake.

2010/3/3 sm96 syaiful.mukh...@gmail.com



 kalo gak mau ada xml, jangan pernah pake kettle atawa pentaho data
 integration.
 padahal performa kettle sendiri untuk transformasi yg lumayan kompleks
 lumayan bagus, even dia pake xml.
 apalagi kalo maunya pake tools m$ punya, SSIS, graphical toolnya bagus, dan
 enak banget dipakenya,
 tapi jangan lupa, dia ini bagus-bagus juga tetep pake xml, dan performanya
 juga bagus.
 jangan pake barang ginian juga, karena dia masih pake xml.
 bagaimana yg lain? ternyata masih pake xml.
 aku sedang ngelirik spring batch mungkin bisa diadaptasi untuk etl tools.
 kalo saran saya, jangan pake spring batch juga, seperti kita tahu, spring
 batch sendiri configure masih pake xml.
 jadi yah, jangan pake spring batch juga, karena dia pake xml.
 
 
 ...



 On Tue, Mar 2, 2010 at 7:00 PM, Hendry Luk hendrym...@gmail.com wrote:



 Well, bukan requirement sih, tapi which one yg provide the most pleasing
 experience in term of nulis ETL scriptnya. It's quite unbelievable bahwa
 mereka semua milih pake XML, considering XML is possibly the worst way ever
 buat ngescript ETL logics (loop, condition, etc), dibanding misalnya pake
 python script ato java code.
 Ok, given the limitation of xml, dari sekian banyak etl tools yg
 available, so far yang mana yg kalian biasa pake, yg ringkas n gampang buat
 dipake n dimanage? In short, yg mana yg kalian suggest?


 Well OOT regarding sentimen gw against xml yg mungkin perlu gw clarify...
 In general gw prefer tool/framework stack yg minim xml-config karna xml is a
 big mess to work with. Misalnya ant/maven, terlalu banyak noise-per-signal
 dibanding rake/bake script yg jauh lebih ringkas n manageable. Ato IoC
 config, ringkas pake binsor ato fluent-interface yg cuma butuh few lines
 dibanding berlembar2 xml config di spring. JSTL n velocity juga bikin gatel
 dibanding templating engine laen kayak plain jsp ato brail. Dan finally,
 ETL, pas di .net gw ada HORRENDOUS experience dengan SSIS! Yang setelah itu
 hidup gw jauh lebih indah dengan Rhino-ETL yang pake phyton-like script.
 Dan kalo gw mesti pick 3 areas dimana xml mesti dijadiin crime adalah:
 rule-engine, build-tool, dan ETL... karna naturenya yang lebih cocok ditulis
 sebagai script daripada sebagai xml structure. Xml-config cuma ok pas
 mulai2, terus selalu degrade jadi unmanageable mess kalo dah mulai grow
 dengan berbagai deep conditional logic dan iterations :(
 The world would be a much wonderful place without nuclear weapon and xml
 config.

 On Mon, Mar 1, 2010 at 1:39 PM, sm96 syaiful.mukh...@gmail.com wrote:



 kalo requirementnya seperti itu,
 berarti tidak ada.
 sementara etl tools ada banyak sekali.

 On Mon, Mar 1, 2010 at 7:31 AM, Hendry Luk hendrym...@gmail.com wrote:



 Guys, ada yang bisa suggest ETL tool di java? Preferably yang gak
 involve XML (I hate XMLs). Gw baru checked out scriptella, tapi pake xml
 dimana2 like we were in 1990s.
 ETL apa yg u would suggest?
 Ta




 --
 syaiful.mukhlis
 gtalk:syaiful.mukh...@gmail.com gtalk%3asyaiful.mukh...@gmail.com





 --
 syaiful.mukhlis
 gtalk:syaiful.mukh...@gmail.com gtalk%3asyaiful.mukh...@gmail.com
  



Re: [JUG-Indonesia] Tanya AOP

2010-03-03 Terurut Topik Hendry Luk
Benernya kalo ada kertas n pensil, jauh lebih gampang digambarin.

Lu punya multiple concerns: customer, front-office, order management,
provisioning, accounting, inventory, billing, etc. Kalo lu gambar tuh
masing2 concerns sebagai garis vertical, lu bakal punya belasan garis
vertical berjejer paralel.
Trus lu ada bbrp garis laen: logging, transaction, security, caching,
fetching strategy, error-handling, etc. Garis2 ini gak berjejer vertical
disamping garis2 sebelumnya, melainkan horisontal memotong *across* semua
garis2 vertical. Semua garis vertical lu kena impactnya.

Tanpa AOP, lu mesti implement crosscutting concern ini di masing2 tiap
module elu (di customer class, shopping-cart class, billing, inventory,
etc,.. semua mesti implement logging, caching, transaction etc yang
repetitive).
Dengan AOP, lu gak perlu nulis manual. Class lu bakal otomatis dimodify (at
runtime ato compile time) disisipin dengan berbagai
logging/caching/transaction/security aspects tadi. Ini bisa diachieve dengan
beberapa trick:
1. code-generator: lu run tool yang otomatis ngebaca source code lu dan
create classes/methods baru ke project lu, ato nyisipin beberapa lines of
code ke dalem existing class2 lu, misalnya dengan xdocklet
2. pre-compilation instrumentation: tool lu intercept compilation process di
project lu, dan bakal nyisipin class/method/lines baru di source-code lu
sebelom dicompile jadi bytecode. Misalnya EMMA
3. post-compilation instrumentation: tool lu bakal ngebaca .class ato .jar
lu (yang udah dicompile), dia decompile dan recompile jadi .class/.jar baru
yang udah diubah2 dengan disisipin method/class/line baru. EMMA juga bisa
gini
4. load-time static weaving: pada saat lu run application lu, framework lu
bakal intercept class-loader lu, sehingga tiap kali dia ngeload class2 lu,
bakal diubah2 dulu dengan disisipin implementation baru. Gw gak tau contoh
di java, tapi di .net misalnya PostSharp dan Typemock Open-AOP
5. dynamic proxy: so far semua teknik diatas flexible enough buat mangle
static methods ato ganti2 semau2nya. Some people find it terlalu banyak
magic involved tho. Dynamic proxy cuma pake proxy pattern dengan ngebungkus
original object instance dengan proxy object yang intercept instance-method
invocations. Ini so far the most common form of AOP yang disupport oleh IoC
containers. E.g. Spring AOP, AspectJ


2010/3/3 dir dir sikerasa...@gmail.com



 Ngak ngerti apa yg kamu maksud dengan  Yang Sifatnya ngejembreng

 Bisa diperjelas lagi dengan menggunakan contoh?

 Terima kasih.

 Dir.

 2010/3/2 Jecki jecki...@gmail.com



 terjemahan kaku: pertimbangan yang memotong silang.

 terjemahan bebas: bagian2 dari aplikasi yang sifatnya ngejembreng
 *halah.. bahasa apaan ngejembreng* di semua/hampir semua module.

 2010/3/2 dir dir sikerasa...@gmail.com sikerasakti%40gmail.com

 
  Jecki numpang tanya... Cross Cutting Concern itu maksud nya apa yah?
 
  Thanks.
 
  Dir.
 
  2010/3/1 Jecki jecki...@gmail.com jecki.go%40gmail.com
 
  AOP itu untuk tackle cross-cutting concern. Salah satu contoh paling
 mudah ya logging. Contoh lain: security, declarative transaction
 demarcation.
 


  



Re: [JUG-Indonesia] Re: Tanya AOP

2010-03-03 Terurut Topik Hendry Luk
Btw lupa mention... specific dynamic feature yg gw mesti highlight adalah
macro (e.g di LISP, Boo). Mirip dengan macro di office tools, i think ini
analogi real-world yang paling effective buat illustrate the purpose dan
potential of AOP features buat eliminate repetitive tasks.

2010/3/4 Hendry Luk hendrym...@gmail.com

 Btw just to put another thing into perspective...
 Benernya aop diintroduce buat minimalise repetitive code, terutama karna
 banyaknya repetition n code noise yg dibutuhin dalam static language.

 Dynamic languages jarang pusingin aop, karna flexibility dari languagenya
 udah allow lu buat nulis code yg gak repetitive.
 Sebagai contoh, singleton pattern, ato observable pattern, ato dispossable,
 clonnable pattern, exception handler, etc.
 Di static language, gak ada get around it, even dengan AOP framework.
 Misalnya buat bikin singleton, lu mesti selalu repeat beberapa hal buat make
 it happen:
 - initialise singleton object lazily
 - bikin semua constructor private
 - override serialization n deserialization mechanism buat return the same
 instance, bukan new instance
 - bikin static getInstance() method
 - make sure the whole singleton pattern thread safe (e.g. pake double lock
 pattern)
 - make sure gak ada static methods di singleton class
 etc

 Kita semua dah all these craps ini berulang2. Ini adalah cross-cutting code
 yang mesti lu repeat di semua module dan susah disingkirin. Gitu juga dengan
 observable, clonable, exception handling etc yang gak lebih dari code noise
 (boilerplate code) yang gak ngasih any real value ke class lu.
 Di dynamic language though, lu bisa tinggal extend the language dengan
 bikin template buat singleton pattern yang otomatis bisa diapply across
 the board pas runtime/compile time ke semua class yang kita mau singleton.
 Lu tinggal nulis 1 kali doank, apply anywhere. Kita tinggal tunjuk
 declaratively (misalnya dengan annotation), i want this to be singleton,
 langsung compiler nulisin codenya for you.

 Gitu juga dengan observable pattern, dispossable pattern, clonnable,
 exception handling, etc, dimana kita bisa langsung apply across the board ke
 semua class tanpa nulis sendiri manually di tiap class. Gak perlu repeat
 yourself everytime.

 Dynamic language minimalises the need buat nulis repetitive code. Disana
 teknik aop dah jadi natural part of the language, dan jarang direintroduced
 under aop flagship. Static language berusaha buat ngambil manfaat dari
 dynamic language ini, dan karna itulah dibikin konsep aop yang to some
 extend berhasil bikin lu nulis cross-cutting code tanpa repetition.

 2010/3/4 sm96 syaiful.mukh...@gmail.com



 AOP bukan hanya interceptor lho...

 2010/3/3 Nashroulloh naz...@gmail.com



  hmm.. bau-baunya promosi guice nih

 Sekedar upaya menyeimbangkan antara konsep dan praktek.
 Berharap ada yg memberi contoh lain.

 regards,
 Nasrul

 --
 Menikmati Hidup Mempersembahkan yang Terbaik
 -Nashroulloh




 --
 syaiful.mukhlis
 gtalk:syaiful.mukh...@gmail.com gtalk%3asyaiful.mukh...@gmail.com
  





Re: [JUG-Indonesia] ETL Tool

2010-03-02 Terurut Topik Hendry Luk
Aah, graphical tool.. Will check that out thanks.
Kadang kalo terlalu banyak choice (di google) jadi bingung milih. So just
wanted buat nyari tau, de-facto conventionnya most jugger pada prefer pake
yg mana berdasarkan past experience.
Cheers

2010/3/1 Feris Thia feris.mi...@phi-integration.com



 Yup. Hanya Kettle jg berbasis XML jadi ga masuk hitungan kali. hehehe

 Bingung juga kok ada req seperti itu ya? Di PHI kita bisa memecahkan
 masalah ETL yang sangat sulit dengan cara ETL generate ETL dan
 kemudian dieksekusi on the fly :)

 Regards,

 Feris


 On 3/1/10, Ifnu bima ifnub...@gmail.com ifnubima%40gmail.com wrote:
  Guys, ada yang bisa suggest ETL tool di java? Preferably yang gak
 involve
  XML (I hate XMLs). Gw baru checked out scriptella, tapi pake xml dimana2
  like we were in 1990s.
  ETL apa yg u would suggest?
 
  Kettle, bagian dari pentahoo, ;)
 
  http://pentaho.phi-integration.com/kettle
 
 
  --
 
 
  http://ifnu.artivisi.com
  +62 856 9211 8687
  regards
 
  



Re: [JUG-Indonesia] ETL Tool

2010-03-02 Terurut Topik Hendry Luk
Well, bukan requirement sih, tapi which one yg provide the most pleasing
experience in term of nulis ETL scriptnya. It's quite unbelievable bahwa
mereka semua milih pake XML, considering XML is possibly the worst way ever
buat ngescript ETL logics (loop, condition, etc), dibanding misalnya pake
python script ato java code.
Ok, given the limitation of xml, dari sekian banyak etl tools yg available,
so far yang mana yg kalian biasa pake, yg ringkas n gampang buat dipake n
dimanage? In short, yg mana yg kalian suggest?


Well OOT regarding sentimen gw against xml yg mungkin perlu gw clarify... In
general gw prefer tool/framework stack yg minim xml-config karna xml is a
big mess to work with. Misalnya ant/maven, terlalu banyak noise-per-signal
dibanding rake/bake script yg jauh lebih ringkas n manageable. Ato IoC
config, ringkas pake binsor ato fluent-interface yg cuma butuh few lines
dibanding berlembar2 xml config di spring. JSTL n velocity juga bikin gatel
dibanding templating engine laen kayak plain jsp ato brail. Dan finally,
ETL, pas di .net gw ada HORRENDOUS experience dengan SSIS! Yang setelah itu
hidup gw jauh lebih indah dengan Rhino-ETL yang pake phyton-like script.
Dan kalo gw mesti pick 3 areas dimana xml mesti dijadiin crime adalah:
rule-engine, build-tool, dan ETL... karna naturenya yang lebih cocok ditulis
sebagai script daripada sebagai xml structure. Xml-config cuma ok pas
mulai2, terus selalu degrade jadi unmanageable mess kalo dah mulai grow
dengan berbagai deep conditional logic dan iterations :(
The world would be a much wonderful place without nuclear weapon and xml
config.

On Mon, Mar 1, 2010 at 1:39 PM, sm96 syaiful.mukh...@gmail.com wrote:



 kalo requirementnya seperti itu,
 berarti tidak ada.
 sementara etl tools ada banyak sekali.

 On Mon, Mar 1, 2010 at 7:31 AM, Hendry Luk hendrym...@gmail.com wrote:



 Guys, ada yang bisa suggest ETL tool di java? Preferably yang gak involve
 XML (I hate XMLs). Gw baru checked out scriptella, tapi pake xml dimana2
 like we were in 1990s.
 ETL apa yg u would suggest?
 Ta




 --
 syaiful.mukhlis
 gtalk:syaiful.mukh...@gmail.com gtalk%3asyaiful.mukh...@gmail.com
  



[JUG-Indonesia] ETL Tool

2010-02-28 Terurut Topik Hendry Luk
Guys, ada yang bisa suggest ETL tool di java? Preferably yang gak involve
XML (I hate XMLs). Gw baru checked out scriptella, tapi pake xml dimana2
like we were in 1990s.
ETL apa yg u would suggest?
Ta


Re: [JUG-Indonesia] Re: Lebih efesien mana ? If else atau try catch ?

2009-09-09 Terurut Topik Hendry Luk
Checked exception itu idenya luhur, tapi pada prakteknya flawed.

1. Inheritance
Base-class/interface itu gak pernah bisa tau subclass apa yang bakal
implement dia. Ngasih assumption tentang exception yang bisa/gak bisa dia
throw itu mestinya bukan responsibility base-class. Misalnya class
EntityRepository base-class, gak make sense buat dia define throw
SqlException (database-subclass), ato IOException (file-system subclass),
ato RemoteException (WS/REST). Base class tau terlalu banyak.
Dan juga yang paling common adalah kalo gw ketemu getter/setter yang gak
throw apa2, tapi mesti gw extend dengan smart implementation di dalemnya
(misalnya caching/lazy-load/security), dan sekarang lu stuck dengan no
exception restriction.
Ini juga termasuk saat ngedecorate ordinary classes dengan dynamic proxy
yang infrastructure-specific. Lu tiba2 mesti struggle cari cara supaya bisa
bubble up infrastructure-related exceptions ini ke atas.
Message gw adalah, lu gak bisa antisipasi class yang hari ini gak throw
apa2, besok bakal diextend oleh class laen dengan implementasi berbeda.

2. Exception wrapping
Ini yang nambahin noise dimana2. Lu mesti anticipate bahwa implementation lu
bakal throw some sort of exceptions. Jadi lu define semua method lu supaya
throw custom exception. Dan tiap exception di tiap method bakal lu bungkus
ke exception ini. Pertama, ini beats the purpose dari checked exception in
the first place. Kalo tiap method lu jadi bisa throw exception apa ajah
(tapi dibungkus), apa bedanya dengan unchecked exception? Kedua, exception
yang dibungkus itu bikin susah buat lu supaya bisa catch specific type of
exception. Misalnya, on network-exception then retry seluruh transaction.
Tapi kalo sql-exception, lu mo langsung abort.

3. Rethrow
Kadang lu pengen punya generic policy buat handle segala jenis exception
sebelom di bubble up. Ini yang gw mau:
public void someMethod() throws ExceptionA, ExceptionB, ExceptionC,
ExceptionD
{
try
{
// some operation
}
catch(Exception e)
{
// handle something
throw e; //bubble up
}
}
Tapi karna checked exception, gw dipaksa buat repeat myself dengan code
noise yang ugly banget.
public void someMethod() throws ExceptionA, ExceptionB, ExceptionC,
ExceptionD
{
try
{
// some operation
}
catch(ExceptionA e)
{
// handle something
throw e; //bubble up
}
catch(ExceptionB e)
{
// handle something exactly same way
throw e; //bubble up
}
catch(ExceptionC e)
{
// handle something exactly same way
throw e; //bubble up
}
catch(ExceptionD e)
{
// handle something exactly same way
throw e; //bubble up
}
}
Code noise yang violate DRY banget... Tiap catch block isinya sama semua.

Definisi code noise adalah, code yang disitu gak buat nambahin value apa2,
tapi cuma mesti duduk disana stupidly buat bikin compiler seneng.


2009/9/9 Thomas Wiradikusuma wiradikusuma.mi...@gmail.com



 OOT, tapi gw kasih insight aja IMO.

 pada awalnya, desainer bahasa Java sengaja membuat Exception itu
 checked (kecuali RuntimeException)
 supaya developer aware dg exception dan menghandlenya properly. mereka
 pikir, repot dikit gpp, yg penting selamet.

 nah sialnya, in practice banyak yg ogah ngurusin exception, akhirnya
 dilempar2 terus ke atas atau cuma ditelen.
 jadinya too much boilerplate. mulai kembali deh ke tren unchecked.

 contohnya, di Groovy, anaknya java, checked exception java dibungkus
 jadi unchecked.


 
 salam hangat,
 Thomas Wiradikusuma
 Twitter: http://www.twitter.com/wiradikusuma
 Blog: http://www.jroller.com/wiradikusuma

 On Sep 9, 2009, at 1:12 AM, in_harmonia wrote:

  Sori agak OOT, tapi terlepas dari good practice atau bukan, bukannya
  Java punya checked exception yang artinya pengecualian yang
  diharapkan :D
 
  --- In jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com,
 Daniel Baktiar dbakt...@...
  wrote:
 
  sebaiknya pakai if else, kalau tidak salah exception handling jauh
  (beberapa
  puluh atau ratus kali) lebih lambat.dan exception dibuat benar2
  untuk hal
  yang pengecualian, bukan yang diharapkan.
 
  kalau dalam hal ini definisi mapping hibernate membolehkan adanya
  null,
  berarti nilai null diharapkan dan bukan pengecualian.

  



Re: [JUG-Indonesia] Code Coverage (Cobertura vs Emma)

2009-09-09 Terurut Topik Hendry Luk
Masih ada Jester (http://jester.sourceforge.net/). Ini lebih akurat karna
yang diukur buat code coverage doank. Bukan sekedar certain line of code
diexecute oleh unit-test ato gak, melainkan apakah certain line of code itu
perlu ada disitu buat bikin unit-test pass.
Jadi at runtime dia bakal ganti codenya dengan nghapus tiap line of code
satu persatu, n each time dicek, kalo gak ada test yang fail, artinya line
itu gak dicover oleh test.

2009/8/21 uud ashr uuda...@gmail.com



 Hi all.

 Ada yang berpengalaman dengan code coverage?Lebih pilih mana? Cobertura
 atau Emma? atau yang lain?

 Thx
  



Re: [JUG-Indonesia] DTO dan POJO...

2009-08-18 Terurut Topik Hendry Luk
DTO dan POJO completely orthogonal. DTO masih diperluin regardless.
View-model adalah salah satu bentuk DTO yang paling common.
Dependency injection n ORM ngebantu bikin domain layer yang infrastructure
agnostic (POJO). Gw baru ajah naro post ttg dependency-injection n POJO.
http://hendryluk.wordpress.com/2009/08/17/software-development-fundamentals-part-2-layered-architecture/

2009/8/18 Arlan milanistic...@yahoo.com



 hi all.. saya mo nanya nih..
 Saya pernah baca kalo kita sudah menggunakan spring dan hibernate, DTO ga
 diperlukan lagi karena semuanya sudah berbasis POJO..
 Pertanyaan saya.. emang gitu ya (dijelasin dong)? beda DTO dan POJO itu apa
 ya?

 mohon pencerahannya.. terima kasih all

  



Re: [JUG-Indonesia] Huge Matrix pake HashMap

2009-07-20 Terurut Topik Hendry Luk
You probably don't.
Sebaeknya pake DHT e.g. memcached, velocity, Rhino.DHT..

(btw instead of multi-dimensional hashmap_of_hashmap, sebaeknya
di-flattenned jadi standard URI lookup e,g. /52342/10323...)

2009/7/2 david_liauw david_li...@yahoo.com



 Hi,

 Tolong bantu dong... Bagaimana membuat Huge Matrix (Matrix berukuran besar
 misalnya Mat[100][100] menggunakan HashMap?

 Thanks yah !



 Regards,

  



Re: [JUG-Indonesia] OOP vs. Functional Programming

2009-06-29 Terurut Topik Hendry Luk
 AST dan juga metadata programming itu crucial banget buat DSL. Ini
 sebenernya alesan napa FP kayak haskel n ruby bangkit kembali dari liang
 kubur akhir2 ini, dengan mulai populernya notion of DSL.


uh.. i mean metaprogramming :P


Re: [JUG-Indonesia] OOP vs. Functional Programming

2009-06-29 Terurut Topik Hendry Luk
Mo nambahin doank. FP bukan cuma sekedar closure ato mathematical domain.
Keunggulan utama FP di enterprise app adalah code yang kita tulis itu gak
selalu dicompile jadi executable instruction. Gak kayak OO, di FP itu code
yang kita tulis gak selalu berarti bakal dirun saat runtime. Function di FP
bisa dicompile semata2 sebagai AST structure (e.g. lambda expression), yang
bisa di-reflect saat runtime.

Misalnya, saat kita tulis:
getSlaJeopardyTime = new Function(Order order, Schedule schedule) {
return order.getSlaDate() -
(schedule.getArrival().getDeviation(order.getCurrentShippingItenary()));
}

getSlaJeopardyTime adalah function instance yang bisa dipass kemana2.
Sekilas ini mirip closure di ruby, ato function di javascript, ato delegate
di c#. But it is not!.
Function ini bukan dipass sebagai executable instruction. Method
getSlaDate() ato getDeviation() ato getArrival() etc mungkin bahkan gak
bakal pernah diexecute sama sekali!
Function ini dicompile sebagai AST representation dari lambda expression
doank, yang bisa diparse saat runtime.
Jadi kita bisa bikin method yang terima function ini sebagai parameter, lalu
ngebaca ASTnya, dan translate jadi SQL statement, ato RPC call, ato render
ke javascript, ato XML query, ato send messaging, whatever. (Of course, kita
bisa juga execute sebagai function instruction biasa).

Misalnya, HQL di nHibernate dah digantiin dengan lambda expression (e.g.
Linq). Function kayak tadi di atas bisa kita pass gitu ajah ke nhibernate,
bukan buat diexecute melainkan buat ditranslate jadi SQL select statement.

Contoh laen, helper method buat HTML tags:
%= Html.Hyperlink(prodController = prodController.ShowDetails(14))
  .WithText(View product details) %

{prodController.ShowDetails(14)} di atas adalah sebuah function. Tapi line
ini sama sekali gak bakal diexcute. Function expression ini bakal
ditranslate jadi URL: /Product/ShowDetails/?productId=14 sesuai web
configuration. Helper ginian kita tulis dengan menggunakan FP, sebagai
utility buat provide strong-type di code kita.
Equivalentnya di classic OO, susah lari dari magic string kayak:
%= Html.Hyperlink(ProductController, ShowDetails, 14)
   .WithText(View product details) %
Sama juga dengan HQL yang berakhir dengan loose-type magic-string. Bandingin
strong-type hibernate criteria API dengan lambda expression alternative.
Disinilah area dimana FP shines n sexy.

AST dan juga metadata programming itu crucial banget buat DSL. Ini
sebenernya alesan napa FP kayak haskel n ruby bangkit kembali dari liang
kubur akhir2 ini, dengan mulai populernya notion of DSL.
Language kayak Boo, Nemerle, F#, scala, ruby, diintroduce specifically buat
address ini di strong-type OO platform... Mereka allow code buat ngebaca
code itu sendiri kita sebagai AST (bukan sebagai instruction), yang allow
*kita* buat define sendiri runtime behavior dari code yang ditulis...
Instead of compiler/intepreter yang define runtime behaviornya.
FP allows kita buat customize sendiri programming semantic kita yang
domain-oriented, dengan much easier tanpa perlu ngerti bytecode processing
ato runtime instrumentation.

Kemampuan passing2 function (i.e. closure), IMO cuma sebagian kecil of the
picture.. bukan bagian FP yang paling hot di enterprise app.


2009/6/29 Dhanisworo Dhanisworo ddha...@gmail.com



 Hi,
 Mau coba ikutan diskusi.Mungkin filosofi dari Functional Programing  bisa
 lebih jelas di link ini
 http://rockfish.cs.unc.edu/COMP144/lect18a.ppt

 Inti yang saya tangkap ttg Functional Programming adalah seperti disebutkan
 oleh
 John Backus dalam pidatonya ketika menerima Turing Award tahun 1977, yaitu
 :
 a. Can Programming Be Liberated from the von Neumann Style ?
 b. Program should be abstract description of algorithms rather than
 sequences of changes in state of the memory
 c. Programs written in modern FP languanges are a set of mathematical
 relationship between objects. No explicit memory management take place
  •

 Jadi kira2 filisofi dari FP adalah :
 1. Alternative dari gaya von Neumann yg bersifat procedural dan pemrograman
 terstruktur dan bercirikan manipulasi status object di memory melalui urutan
 perintah2.
 2. Peningkatan level abstract dari pembuatan sebuah program dengan
 memanipulasi hubungan antar object

 Secara kasar dapat dikatakan bahwa OOP adalah pendekatan pemrograman
 berdasarkan eksistensi object, yg berkorelasi dgn status object tsb di
 memory.

 FP tidak terlalu memperhatikan aspek eksistensi sebuah object di memory,
 namun lebih pada apa yg bisa dilakukan terhadap sebuah object untuk
 menghasikan sesuatu value atau object yg lain. Segala proses alokasi memory,
 variable assignment dilakukan pada level bawah dari framework FP tsb.

 Secara teori semua case bisa dilakukan baik secara structural programming
 maupun functional pogramming. Hal ini hanya masalah pendekatan pembuatan
 program saja, di samping juga ketersediaan tools nya.

 best regards,Dyan Dhanisworo

 2009/6/17 sjtirtha sjtir...@gmail.com


Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-10 Terurut Topik Hendry Luk
Haha, mate, seriously, lo mesti go out more ;) Ini dah jadi topik sehari2 di
setiap local pub.. java maupun .net.
Ada company yang sampe hari ini masih pilih bayar (ehm, mahal) yet buggy
source control kayak AccuRev (buggy dan file lo bisa ilang sendiri), just
for the sake of nghindarin OSS tools kayak svn ato git.
Banyak company punya misguided fear terhadap security. Beberapa karna
kerumitan license. Beberapa karna kepercayaan ke commercial support. Apapun
alesannya, no-oss itu adalah subculture yang hidup dalam society kita.

In fact, kalo lo sempet ngerasain jaman 90an (ato ngobrol sama temen2 lo yg
dari jaman segitu), itu jauh lebih parah. Di jaman itu company yg bersedia
pake OSS itu justru exception, daripada norm. Di jaman itu lebih banyak
project yang dipaksa J2EE dan ngeliat Spring dengan jijik.

No-OSS policy itu emang golongan minoritas, tapi bukan berarti FUD. At least
google dikit donk.
Nih liat2 kemari:
http://www.pluggd.tv/audio/channels/interition_roller_weblogs
Ada 2 episode ngomongin penuh soal subculture no-OSS.. apa yang
melatarbelakangi, dan apa implicationnya buat kita2.

On Wed, Jun 10, 2009 at 1:43 AM, Edward Yakop e...@apache.org wrote:



 On Tue, Jun 9, 2009 at 16:41, Hendry 
 Lukhendrym...@gmail.comhendrymail%40gmail.com
 wrote:
  Mas... policy no-OSS di client itu dah commonsense. Bukan hal baru

 According to who?
 Sigh, FUD

 Straight from the horse mouth:

 http://www.pcworld.com/businesscenter/article/151568/ballmer_still_searching_for_an_answer_to_google.html

 Nice quotation from Steve himself:
 Forty percent of servers run Windows, 60 percent run Linux, he said.
 How are we doing? Forty is less than 60, so I don't like it. ... We
 have some work to do.

 Regards,
 Edward Yakop
  



Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-10 Terurut Topik Hendry Luk
Gw very well aware dengan distinction antara GPL dan LGPL. Gw juga dah
benefit banyak dari OSS.. no doubt.

Tapi gw cuma mo highlight beberapa ideologi yang pengen segala2 FULLY OPEN
SOURCE. License2 permissive kayak MS-LPL dan MIT itu diganggap gak true
open-source spirit karna gak ngebangun OSS community yang sehat.

Lo bisa modify source-codenya, punya 100% commercial right, dan gak perlu
expose ato submit kembali source code yang lo modify ke community. Lo bahkan
bisa branch the project n jual kembali sebagai commercial product.

Pandangan naive n idealis gak suka dengan konsep ini. Dan ini dianggap gak
OSS spirit (what's why MS tetep dianggap anti-OSS despite berbagai OSS
projects mereka). Tapi dari sudut pandang banyak company, ini yang justru
mereka cari. Full-open source spirit.. like they can care less. Mereka cuma
peduli projectnya mulus, mereka punya hak penuh atas apa yang mereka beli..
Kalo mereka bisa dapet itu, duit gak masalah.

2009/6/9 abangkis abang...@gmail.com



 I totally disagre .. ini omongan jaman Orba nih, tanda orang yang gak
 ngerti open source.

 Yang pertama untuk menggunakan open source harus mengerti dulu
 mengenai license open source. Okeh yang di takutin itu GPL, tapi
 opensouce mencakup banyak license, bisa pilih yang lebih linient kayak
 LGPL, atau CDDL. Terus GPL itu sendiri sekarang udah sampe v3, banyak
 perubahan. Dan kalau mau tetap benar-benar closed, biasanya license
 GPL bisa di convert jadi propietary, tapi harus deal langsung dengan
 pembuat library-nya, dan kalo library itu menggunakan lib lain yang
 GPL maka harus deal juga dengan pembuatnya, dst sampe ke ujung. Memang
 jadi lebih ribet, tapi itulah tujuannya GPL untuk membuat Open Source
 Software tetap free.

 Gak fair, kalau ada orang yang membuang weekendnya selama 6 bulan
 untuk membuat sebuah library yang dia pikir bermanfaat buat orang
 banyak, lalu tiba-tiba ada satu perusahaan yang memberi sedikit
 aksesoris kemudian menjualnya seharga $10.000 dolar. You can do this,
 but you need the consent of the maker for GPL. Kalau LGPL gak butuh.


  Keuntungan open source itu dah jelas. Quality n freedom... yang gak perlu
  lagi gw bahas. Gw cuma mo point out opposide side, devil advocate, yang
  jarang banget dihighlight... cost dari OSS.
 
  Gw dah sering liat banyak company yang strictly nolak any OSS part dari
  project yg dikerjain vendor2nya. They make it loud n clear. Terutama dari
  banking industry.
  Law suit cuma 1 hal. Future developments n needs yang gak compatible
 dengan
  policy OSS licensenya.. itu juga laen hal. Hal yang paling expensive buat
  mereka juga adalah gak ada pihak yang legally responsible terhadap OSS
  project. Kalo productnya ada flaw... worst casenya, lo cuma dapet
 response
  dari community... yeah, send me the patch, I'll look at it when i feel
  like to, ato dude.. its free.. for god sake just take it or leave it.
 Or
  better, why don't you fix it and contribute something for what you get?.
  Kalo ada cacat, gak ada yang bisa dijadiin kambing hitam yang mereka bisa
  legally minta pertanggungjawaban.

 -- Ini lagi, udah jelas free, masih mau nuntut orang yang ngasih
 sesuatu secara cuma2 ? Damn what a greedy corporate people *my comment
 to the individuals that think like this*. Sekarang ngomong dari segi
 bisnis, rata-rata company, untuk menjamin kelangsungan bisnisnya butuh
 support atau bahasa si hendry ada orang yang bisa disalahin kalau ada
 apa-apa. Untuk itu banyak perusahaan yang memberikan support terhadap
 software2 seperti ini. Contoh paling umum SUN, JBoss, RedHat. So ...
 statement phail !

 Kalau ada library yang tidak ada yang support, pilihannya gampang.
 Kontak pembuatnya dia mau support atau engga, atau cari library lain
 yang ada supportnya. Kalau gak ada library yang lebih bagus, ya udah
 terima aja gak usah di pake itu library, suruh programmernya bikin
 sendiri dari 0, bakal mau gak kira2 ?

  Banyaak banget client yang terang2an strict no-OSS policy. Mereka lebih
  prefer solusi2 official, misalnya dari IBM... yang akhirnya mereka
 complaint
  siapa bilang java murah? OS non windows juga larinya ke box Solaris yang
  anything but cheap.
 
  Di .net in particular banyak banget client yang strict no OSS, dan
 nolak2in
  project yang mengandung NHibernate, nServiceBus, Windsor, Monorail, n
  stuffs. Mereka demand product yg official (baca: keluaran redmond)...
 yang
  dah lengkap dari ORM, DI container, MVC dalam frameworknya.
 
  Kenapa ini lebih common di .net (daripada java)? Kenapa mereka pilih .net
 in
  first place? Because mereka lari ke .net justru karna solusi official
  non-OSS nya lebih gampang n murah (in fact, they're all free).
 
  Di pasar non-OSS kayak ginilah, keunggulan java (mix n play OSS products)
  justru jadi kelemahan.
 
  Dan for all its worth, gw juga benci company2 yg ngelarang OSS.. karna
  hampir semua tooling favorite gw dari OSS.. Tapi alas, itu fact yg we
 have
  to live with.

 -- kata siapa propietary software gak ada

Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-10 Terurut Topik Hendry Luk
Hibernate misalnya, dia LGPL... dan kalo lo ngubah source codenya, lo mesti
expose ke semua orang dan of course component itu gak bisa lo jual lagi
dengan biaya. Mereka mengantisipasi bahwa suatu saat mereka mesti modify
source codenya dengan beberapa code sensitif... yang mungkin sebenernya gak
akan pernah terjadi. Tapi mereka gak mo take the risk dan jangan argue soal
ini.
Lo gak mo argue dengan client. Policy adalah policy. Developer mesti
pragmatic, jangan fanatik. Tinggalin semua ideology. Kalo lo berusaha
meluruskan client lo ke jalan yang benar... lo gak dapet makan. Dan i dont
think gw lagi propose disini bahwa ini pandangan benar ato salah. Gw cuma
point out a fact (tentang policy company). Inget.. policy adalah part of
requirement. Lo deliver ato not deliver. That's it.

Support dari organisasi dibalik OSS emang banyak... Tapi again... kayak yg
gw bilang.. not free. Sementara vendor2 laennya nawarin client dengan
guarantee, dan mereka bahkan bisa dikenain sanksi (fyi, company kayak Sears
punya kontrak bahwa vendor mesti bayar sanksi 100% harga product kalo mereka
gak puas dengan product lo ato gak fix dalam timely manner. On top of that,
masih ada lagi sanksi per hari buat tiap kegagalan memenuhi delivery).
Marketting OSS projects gak bisa meyakinkan mereka kalo mereka bisa dapet
guarantee yang sama. Kalo hibernate ada bugs yang destructive, mereka gak
bertanggung jawab apa2. Mereka bahkan charge clientnya buat fix tuh bug.

Client juga punya anggapan bahwa OSS itu low quality... yang TOTALLY
MISGUIDED! Let me know the next time lo berhasil ngubah corporate policy
kayak gini. Disclaimer: gw gak condone aksi ini btw... ;)

2009/6/9 abangkis abang...@gmail.com



 I totally disagre .. ini omongan jaman Orba nih, tanda orang yang gak
 ngerti open source.

 Yang pertama untuk menggunakan open source harus mengerti dulu
 mengenai license open source. Okeh yang di takutin itu GPL, tapi
 opensouce mencakup banyak license, bisa pilih yang lebih linient kayak
 LGPL, atau CDDL. Terus GPL itu sendiri sekarang udah sampe v3, banyak
 perubahan. Dan kalau mau tetap benar-benar closed, biasanya license
 GPL bisa di convert jadi propietary, tapi harus deal langsung dengan
 pembuat library-nya, dan kalo library itu menggunakan lib lain yang
 GPL maka harus deal juga dengan pembuatnya, dst sampe ke ujung. Memang
 jadi lebih ribet, tapi itulah tujuannya GPL untuk membuat Open Source
 Software tetap free.

 Gak fair, kalau ada orang yang membuang weekendnya selama 6 bulan
 untuk membuat sebuah library yang dia pikir bermanfaat buat orang
 banyak, lalu tiba-tiba ada satu perusahaan yang memberi sedikit
 aksesoris kemudian menjualnya seharga $10.000 dolar. You can do this,
 but you need the consent of the maker for GPL. Kalau LGPL gak butuh.


  Keuntungan open source itu dah jelas. Quality n freedom... yang gak perlu
  lagi gw bahas. Gw cuma mo point out opposide side, devil advocate, yang
  jarang banget dihighlight... cost dari OSS.
 
  Gw dah sering liat banyak company yang strictly nolak any OSS part dari
  project yg dikerjain vendor2nya. They make it loud n clear. Terutama dari
  banking industry.
  Law suit cuma 1 hal. Future developments n needs yang gak compatible
 dengan
  policy OSS licensenya.. itu juga laen hal. Hal yang paling expensive buat
  mereka juga adalah gak ada pihak yang legally responsible terhadap OSS
  project. Kalo productnya ada flaw... worst casenya, lo cuma dapet
 response
  dari community... yeah, send me the patch, I'll look at it when i feel
  like to, ato dude.. its free.. for god sake just take it or leave it.
 Or
  better, why don't you fix it and contribute something for what you get?.
  Kalo ada cacat, gak ada yang bisa dijadiin kambing hitam yang mereka bisa
  legally minta pertanggungjawaban.

 -- Ini lagi, udah jelas free, masih mau nuntut orang yang ngasih
 sesuatu secara cuma2 ? Damn what a greedy corporate people *my comment
 to the individuals that think like this*. Sekarang ngomong dari segi
 bisnis, rata-rata company, untuk menjamin kelangsungan bisnisnya butuh
 support atau bahasa si hendry ada orang yang bisa disalahin kalau ada
 apa-apa. Untuk itu banyak perusahaan yang memberikan support terhadap
 software2 seperti ini. Contoh paling umum SUN, JBoss, RedHat. So ...
 statement phail !

 Kalau ada library yang tidak ada yang support, pilihannya gampang.
 Kontak pembuatnya dia mau support atau engga, atau cari library lain
 yang ada supportnya. Kalau gak ada library yang lebih bagus, ya udah
 terima aja gak usah di pake itu library, suruh programmernya bikin
 sendiri dari 0, bakal mau gak kira2 ?

  Banyaak banget client yang terang2an strict no-OSS policy. Mereka lebih
  prefer solusi2 official, misalnya dari IBM... yang akhirnya mereka
 complaint
  siapa bilang java murah? OS non windows juga larinya ke box Solaris yang
  anything but cheap.
 
  Di .net in particular banyak banget client yang strict no OSS, dan
 nolak2in
  project yang mengandung NHibernate

Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-10 Terurut Topik Hendry Luk
Kayak yg gw bilang... Dengan no-oss policy mereka, lari ke ms adalah logical
choice (e.g. lebih murah). No-oss policy juga common kok di java. Common
as in gak aneh, bukan as in mayoritas.
Gw sama sekali gak nyangka no-oss itu segitu asingnya di JUGI. Memang no-oss
policy itu termasuk golongan minoritas, tapi gw expect at least everyone di
profesi ini tau bahwa itu exist.

2009/6/10 abangkis abang...@gmail.com



 2009/6/10 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com:

 
 
  Yup, no-OSS policy is totally non-sense n stupid. Kita developers pengen
  banget educate mereka tentang OSS, tapi mereka supposedly lebih ngerti
 law
  n poilitik daripada kita. Clients get what clients want. Mereka penganut
  monotheism dan cuma mo pengang 1 nomer telpon, they got it.
 
  To be fair, ini lebih common di ms world, karna hampir semua major
 companies
  itu punya yearly MSDN universal kit, yang intinya client punya akses ke
  SEMUA products lengkap dengan full technical dan incident support yang
  mencakup dari IDE, frameworks (ORM, IoC, xUnit, DbC, extensibility, MVC,
  workflow, WCF, logging, security, build/deployment), tools
 (code-inspection,
  performance-test) , OS (dev dan server), database, integration-server,
  enterprise-security/identity server, document-management, BPM, exchange
  server, finance system, dan segala bahan laen yg lo butuh buat build your
  own little planet. Now lo butuh alasan kuat sebelom lo even think about
  convincing mereka tentang OSS.
 
  Sekarang Oracle juga mampu bikin universal subscription kit buat java.
  Potential ini yang bikin Sun accuisistion itu big news. Arguably bisa
 extend
  market java ke monotheist enterprise market.
 
  Hanya karna kita nganut polytheist, gak bisa ngharapin seluruh dunia juga
  mesti politheist. Masih ada orang yg percaya monotheism... foolish
 indeed,
  tapi tetep mesti diladenin

 -- No-no-no. Kalau mereka memilih untuk 'monotheism' itu hak mereka,
 kita cuma bisa educated. Dan ujung-ujungnya time will tell. Tapi
 bilang bahwa di client itu commonsense untuk no-OSS policy, itu totaly
 non-sense. Apalagi gak disebutin bahwa domain-nya adalah
 company-company yang M$ based. Its totally misleading seakan-akan
 seluruh dunia begitu, padahal company yang totally M$ based itu berapa
 persen sih ? Untuk telco dan banking jelas2 mereka gak mungkin fully
 M$ based. jadi kita bisa totally discard mereka dari jumlah yang
 totally M$ based.

 Kalau urusan oracle dan sun, well just have to wait and see. Soalnya
 banyak orang-orang oracle dan sun sendiri yang gak tahu dunia bakal
 bagaimana setelah proses merger selesai 1-2 tahun lagi. Well atleast
 we have their source code right ?
  



Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-10 Terurut Topik Hendry Luk
Mereka == companies/clients

2009/6/10 Hendry Luk hendrym...@gmail.com

 Hibernate misalnya, dia LGPL... dan kalo lo ngubah source codenya, lo mesti
 expose ke semua orang dan of course component itu gak bisa lo jual lagi
 dengan biaya. Mereka mengantisipasi bahwa suatu saat mereka mesti modify
 source codenya dengan beberapa code sensitif... yang mungkin sebenernya gak
 akan pernah terjadi. Tapi mereka gak mo take the risk dan jangan argue
 soal ini.
 Lo gak mo argue dengan client. Policy adalah policy. Developer mesti
 pragmatic, jangan fanatik. Tinggalin semua ideology. Kalo lo berusaha
 meluruskan client lo ke jalan yang benar... lo gak dapet makan. Dan i dont
 think gw lagi propose disini bahwa ini pandangan benar ato salah. Gw cuma
 point out a fact (tentang policy company). Inget.. policy adalah part of
 requirement. Lo deliver ato not deliver. That's it.

 Support dari organisasi dibalik OSS emang banyak... Tapi again... kayak yg
 gw bilang.. not free. Sementara vendor2 laennya nawarin client dengan
 guarantee, dan mereka bahkan bisa dikenain sanksi (fyi, company kayak Sears
 punya kontrak bahwa vendor mesti bayar sanksi 100% harga product kalo mereka
 gak puas dengan product lo ato gak fix dalam timely manner. On top of that,
 masih ada lagi sanksi per hari buat tiap kegagalan memenuhi delivery).
 Marketting OSS projects gak bisa meyakinkan mereka kalo mereka bisa dapet
 guarantee yang sama. Kalo hibernate ada bugs yang destructive, mereka gak
 bertanggung jawab apa2. Mereka bahkan charge clientnya buat fix tuh bug.

 Client juga punya anggapan bahwa OSS itu low quality... yang TOTALLY
 MISGUIDED! Let me know the next time lo berhasil ngubah corporate policy
 kayak gini. Disclaimer: gw gak condone aksi ini btw... ;)

 2009/6/9 abangkis abang...@gmail.com



 I totally disagre .. ini omongan jaman Orba nih, tanda orang yang gak
 ngerti open source.

 Yang pertama untuk menggunakan open source harus mengerti dulu
 mengenai license open source. Okeh yang di takutin itu GPL, tapi
 opensouce mencakup banyak license, bisa pilih yang lebih linient kayak
 LGPL, atau CDDL. Terus GPL itu sendiri sekarang udah sampe v3, banyak
 perubahan. Dan kalau mau tetap benar-benar closed, biasanya license
 GPL bisa di convert jadi propietary, tapi harus deal langsung dengan
 pembuat library-nya, dan kalo library itu menggunakan lib lain yang
 GPL maka harus deal juga dengan pembuatnya, dst sampe ke ujung. Memang
 jadi lebih ribet, tapi itulah tujuannya GPL untuk membuat Open Source
 Software tetap free.

 Gak fair, kalau ada orang yang membuang weekendnya selama 6 bulan
 untuk membuat sebuah library yang dia pikir bermanfaat buat orang
 banyak, lalu tiba-tiba ada satu perusahaan yang memberi sedikit
 aksesoris kemudian menjualnya seharga $10.000 dolar. You can do this,
 but you need the consent of the maker for GPL. Kalau LGPL gak butuh.


  Keuntungan open source itu dah jelas. Quality n freedom... yang gak
 perlu
  lagi gw bahas. Gw cuma mo point out opposide side, devil advocate, yang
  jarang banget dihighlight... cost dari OSS.
 
  Gw dah sering liat banyak company yang strictly nolak any OSS part dari
  project yg dikerjain vendor2nya. They make it loud n clear. Terutama
 dari
  banking industry.
  Law suit cuma 1 hal. Future developments n needs yang gak compatible
 dengan
  policy OSS licensenya.. itu juga laen hal. Hal yang paling expensive
 buat
  mereka juga adalah gak ada pihak yang legally responsible terhadap OSS
  project. Kalo productnya ada flaw... worst casenya, lo cuma dapet
 response
  dari community... yeah, send me the patch, I'll look at it when i
 feel
  like to, ato dude.. its free.. for god sake just take it or leave it.
 Or
  better, why don't you fix it and contribute something for what you
 get?.
  Kalo ada cacat, gak ada yang bisa dijadiin kambing hitam yang mereka
 bisa
  legally minta pertanggungjawaban.

 -- Ini lagi, udah jelas free, masih mau nuntut orang yang ngasih
 sesuatu secara cuma2 ? Damn what a greedy corporate people *my comment
 to the individuals that think like this*. Sekarang ngomong dari segi
 bisnis, rata-rata company, untuk menjamin kelangsungan bisnisnya butuh
 support atau bahasa si hendry ada orang yang bisa disalahin kalau ada
 apa-apa. Untuk itu banyak perusahaan yang memberikan support terhadap
 software2 seperti ini. Contoh paling umum SUN, JBoss, RedHat. So ...
 statement phail !

 Kalau ada library yang tidak ada yang support, pilihannya gampang.
 Kontak pembuatnya dia mau support atau engga, atau cari library lain
 yang ada supportnya. Kalau gak ada library yang lebih bagus, ya udah
 terima aja gak usah di pake itu library, suruh programmernya bikin
 sendiri dari 0, bakal mau gak kira2 ?

  Banyaak banget client yang terang2an strict no-OSS policy. Mereka lebih
  prefer solusi2 official, misalnya dari IBM... yang akhirnya mereka
 complaint
  siapa bilang java murah? OS non windows juga larinya ke box Solaris yang
  anything but cheap.
 
  Di .net

Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-10 Terurut Topik Hendry Luk
Duh... Gw sering tidur di lantai.. bukan berarti gw mayoritas tidur di
lantai melebihi ranjang. Duh!

Agree dengan sisanya.

Btw observasi menarik. Salah satu sektor yang banyak nerapin no-open-source
policy kan government agencies.. Java maupun .net. Dan surprise surprise,
microsoft justru nge-lead di pasar government.
Misalnya
http://computerworld.co.nz/news.nsf/tech/A738E58D7AD67DA7CC257595007473BD
No coincident I guess.
Disana, cuma 20% dari seluruh server organisasi pemerintah yg mengandung OSS
software... Bahkan 8% organisasi pemerintahan punya explicit no-open-source
policy.

Ms kayaknya punya advantage lebih di pasar gitu2an... Yang menarik, tepat di
bawah microsoft adalah. well... oracle. Yang juga notoriously dedengkot
anti oss.

2009/6/10 Jecki jecki...@gmail.com



 2009/6/10 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com:
 
  Kayak yg gw bilang... Dengan no-oss policy mereka, lari ke ms adalah
 logical
  choice (e.g. lebih murah). No-oss policy juga common kok di java.
 Common
  as in gak aneh, bukan as in mayoritas.
  Gw sama sekali gak nyangka no-oss itu segitu asingnya di JUGI. Memang
 no-oss
  policy itu termasuk golongan minoritas, tapi gw expect at least everyone
 di
  profesi ini tau bahwa itu exist.
 

 jelas di bidang manapun ekstrim kiri dan kanan selalu ada. tapi
 pernyataan loe kontradiktif. di email sebelumnya loe bilang:
 Gw gak tau company indo, tapi kebanyakan company di negara2 yang
 hukumnya kuat, OSS itu sering strictly dilarang.

 tapi abis itu loe bilang no-OSS policy adalah minoritas.

 IMO, to OSS or not to OSS is merely a choice. harusnya pilihannya
 objective, tapi tidak dipungkiri kadang pilihannya jadi subjective.
 ada orang yang sangat suka sekali dengan OSS dan berusaha promote ke
 mana2. ada juga orang yang sangat TIDAK suka OSS dan promote ke mana2.
 politik juga ikut berperan di sini. jadi banyak faktor yang menentukan
 company pakai OSS atau tidak.
  



Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik Hendry Luk
Sam, lo justru point out kalo setitik bug di assembly code itu mahal. Karna
itu kita pake java.

2009/6/9 Samuel Franklyn sfrank...@gmail.com



 Joshua Partogi wrote:
 
 
  Ah di akhir-nya juga jelek. Banyak bug fixing. Makanya never ending.

 Omongan geblek. Dimana-mana banyak bug atau kagak bukan
 tergantung bahasa yang dipakai tapi kemampuan developer dan
 metode development yang dipakai. Kalau kayak di NASA
 di mana 1 bug di kerjakan oleh team sebanyak 20 orang lebih,
 yang masing-masing orang punya pengalaman diatas 10 tahun,
 di analisa dampak perbaikannya selama 6 bulan,
 di dokumentasi perbaikannya dan dampaknya kemana,
 lalu ditesting 3 bulan perbaikannya dengan
 seabreg test cases baru diaplikasi ke sistem produksi
 maka biar bug sekecil apapun susah hidup.
 Mau pakai bahasa assembly sekalipun bug modar kalau
 diperlakukan kayak begitu.

 
  2009/6/8 Frans Thamura fr...@meruvian.org frans%40meruvian.orgmailto:
 fr...@meruvian.org frans%40meruvian.org
 
  .net juga sama never ending
 
  cepat awal masalah di akhir ;)
 
 
  java itu mau akhir bagus, tapi never ending di awal
 

  



Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik Hendry Luk
Keuntungan open source itu dah jelas. Quality n freedom... yang gak perlu
lagi gw bahas. Gw cuma mo point out opposide side, devil advocate, yang
jarang banget dihighlight... cost dari OSS.

Gw dah sering liat banyak company yang strictly nolak any OSS part dari
project yg dikerjain vendor2nya. They make it loud n clear. Terutama dari
banking industry.
Law suit cuma 1 hal. Future developments n needs yang gak compatible dengan
policy OSS licensenya.. itu juga laen hal. Hal yang paling expensive buat
mereka juga adalah gak ada pihak yang legally responsible terhadap OSS
project. Kalo productnya ada flaw... worst casenya, lo cuma dapet response
dari community... yeah, send me the patch, I'll look at it when i feel
like to, ato dude.. its free.. for god sake just take it or leave it. Or
better, why don't you fix it and contribute something for what you get?.
Kalo ada cacat, gak ada yang bisa dijadiin kambing hitam yang mereka bisa
legally minta pertanggungjawaban.

Banyaak banget client yang terang2an strict no-OSS policy. Mereka lebih
prefer solusi2 official, misalnya dari IBM... yang akhirnya mereka complaint
siapa bilang java murah? OS non windows juga larinya ke box Solaris yang
anything but cheap.

Di .net in particular banyak banget client yang strict no OSS, dan nolak2in
project yang mengandung NHibernate, nServiceBus, Windsor, Monorail, n
stuffs. Mereka demand product yg official (baca: keluaran redmond)... yang
dah lengkap dari ORM, DI container, MVC dalam frameworknya.

Kenapa ini lebih common di .net (daripada java)? Kenapa mereka pilih .net in
first place? Because mereka lari ke .net justru karna solusi official
non-OSS nya lebih gampang n murah (in fact, they're all free).

Di pasar non-OSS kayak ginilah, keunggulan java (mix n play OSS products)
justru jadi kelemahan.

Dan for all its worth, gw juga benci company2 yg ngelarang OSS.. karna
hampir semua tooling favorite gw dari OSS.. Tapi alas, itu fact yg we have
to live with.

2009/6/9 Edward Yakop e...@apache.org



 2009/6/8 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com:

  Yang gw liat itu kekuatan java justru sekaligus kelemahannya.
  Open-source di indo selalu  disenangi dan digemari... terutama karna
 orang2
  suka gratisan. Padahal justru di kebanyakan negara laen, OSS adalah
 wabah. 1
  yang perlu ditegaskan: OSS itu gak gratis!

 Err, abis baca semua argument kamu.
 OSS itu gratis tapi tergantung apa yang kamu pengen kerjain.
 Kalo kamu mau pakek OSS di commercial, be careful dengan licensenya.

  Gw gak tau company indo, tapi kebanyakan company di negara2 yang hukumnya
  kuat, OSS itu sering strictly dilarang. Terlalu banyak masalah hukum di
 OSS
  yang bisa menyedot keuangan company gila2an. Terutama GPL license.
  GPL license literally adalah virus, karna salah satu isi licensenya
 adalah,
  kalo ada small part dari solusi kita yang mengadung GPL, maka seluruh
 bagian
  dari solusi itu juga menjadi GPL. Intinya, kalo kita pake sedikit jasa
 dari
  GPL, maka GPL minta sebagai imbalannya berhak buat menyita seluruh bagian
  application kita jadi milik GPL community. Ini disebut quodque pro quo
  (dari latin yang artinya everything in return for something).
 
  GPL itu adalah puncak dari ideologi sosialis ato komunis. Yang intinya,
  segala hasil kerja keras kita harus 100% disumbangkan ke community. Gak
 ada
  paten, intelectual property, ato hak ato persenan atas kerja kita. Kita
  bahkan gak boleh make some money dari hasil project kita. Segala kerja
 dan
  usaha kita semata2 hanyalah bentuk kontribusi sosial kita kepada
 community.
  Ini menghambat kreativitas. Gak akan ada orang ato company yang bikin
  research ato project ambisius, karna gak ada imbalannya. Sepenuhnya jadi
  milik bersama. Kayak ekonomi di comunism in general, menghambat
 pertumbuhan
  company yang kreatif dan innovative.

 Not true. Kernel = GPL, glibc = LGPL, java is on top of libc dan our
 app is on top of java.
 Another example,
 Kernel, nvidia non gpl license layer, nvidia driver.
 Are you obligated to open source your app? Nope.

 Jadi, as long as there's a non GPL layer between the GPL library dan your
 app.
 You don't have to release your application source code.

  Ada beberapa company yg gw pernah tau dah bikin agreement dengan sebuah
 GPL
  product (dengan duit tentunya), dan dah pake.. happy days.. project
 mereka
  akhirnya selesai dan mature.. running beberapa tahun. Tapi belakangan
 kena
  sued juga. GPL minta project di company itu diopensource kan. Dan sesama
  lawyer saling berperang... yang diakibatkan karna agreeement mereka dan
  license GPL itu agak ambiguous. Ini sering terjadi di dunia software. Dah
  gak keitung berapa banyak law suit yang diluncurkan oleh OSS community ke
  company2 gede maupun menengah.. yang kadang2 bisa bikin mereka kehilangan
  business mereka.

 Ini company fault kalo nggak get commercial license atau bikin
 middle layer dan license dengan LGPL/Apache/etcs.

  Dan kita blom lagi ngomong masalah license

Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik Hendry Luk
Mas... policy no-OSS di client itu dah commonsense. Bukan hal baru

On Tue, Jun 9, 2009 at 6:25 PM, Edward Yakop e...@apache.org wrote:



 2009/6/9 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com:

  Gw dah sering liat banyak company yang strictly nolak any OSS part dari
  project yg dikerjain vendor2nya. They make it loud n clear. Terutama dari
  banking industry.

 Banking industry yang pakek java banyak yang pakek OSS secara lansung
 atau tidak langsung.
 http://www.springsource.com/customers
 http://customers.redhat.com/category/industry/financial/
 http://www.pentaho.com/about/customers/

 I can go on.

  Law suit cuma 1 hal. Future developments n needs yang gak compatible
 dengan
  policy OSS licensenya.. itu juga laen hal. Hal yang paling expensive buat
  mereka juga adalah gak ada pihak yang legally responsible terhadap OSS
  project. Kalo productnya ada flaw... worst casenya, lo cuma dapet
 response
  dari community... yeah, send me the patch, I'll look at it when i feel
  like to, ato dude.. its free.. for god sake just take it or leave it.
 Or
  better, why don't you fix it and contribute something for what you get?.
  Kalo ada cacat, gak ada yang bisa dijadiin kambing hitam yang mereka bisa
  legally minta pertanggungjawaban.

 Again back to this FUD.
 Just choose OSS project that are backed by reputable team/company or
 even better get a support contract.
 redhat, Spring, SUN (for mysql), jetty.

 If your statement is true, nobody will use linux.

  Banyaak banget client yang terang2an strict no-OSS policy. Mereka lebih
  prefer solusi2 official, misalnya dari IBM... yang akhirnya mereka
 complaint
  siapa bilang java murah? OS non windows juga larinya ke box Solaris yang
  anything but cheap.

 citation needed.

  Di .net in particular banyak banget client yang strict no OSS, dan
 nolak2in
  project yang mengandung NHibernate, nServiceBus, Windsor, Monorail, n
  stuffs. Mereka demand product yg official (baca: keluaran redmond)...
 yang
  dah lengkap dari ORM, DI container, MVC dalam frameworknya.

 That's because .net OSS movement is not as matured as Java.

  Kenapa ini lebih common di .net (daripada java)? Kenapa mereka pilih .net
 in
  first place? Because mereka lari ke .net justru karna solusi official
  non-OSS nya lebih gampang n murah (in fact, they're all free).

 Is it because of legacy code?
 The team knows microsoft stack very well
 The company already pays a support contract with microsoft
 After all, java as a language is not newer than other Mircosoft SDK and
 migration works cost a lot of money and risks.

  Di pasar non-OSS kayak ginilah, keunggulan java (mix n play OSS products)
  justru jadi kelemahan.

 According to who?

  Dan for all its worth, gw juga benci company2 yg ngelarang OSS.. karna
  hampir semua tooling favorite gw dari OSS.. Tapi alas, itu fact yg we
 have
  to live with.

 Benci is a strong word :P

 Regards,
 Edward Yakop
  



Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik Hendry Luk
Point gw adalah... bugs sama2 bisa dihindari pake language apapun, tapi some
language lebih susah/mahal daripada the others.
Definisi susah/mahal... lo baru point out... 20x3 man-months highly
experienced developers buat ngurusin 1 bug..

2009/6/9 Samuel Franklyn sfrank...@gmail.com



 Hendry Luk wrote:
 
 
  Sam, lo justru point out kalo setitik bug di assembly code itu mahal.
  Karna itu kita pake java.

 Bukan itu pointnya. Setahu gua sebagian besar code NASA
 adalah C/C++/Java. Assembly language cuma sedikit.
 Pointnya adalah di NASA yang namanya bug itu diperlakukan
 seperti musuh dendam kesumat tujuh turunan sehingga
 bug susah hidup. Jadi isunya bugs itu banyak bukan
 karena bahasanya.

 
  2009/6/9 Samuel Franklyn sfrank...@gmail.com 
  sfranklyn%40gmail.commailto:
 sfrank...@gmail.com sfranklyn%40gmail.com
 
 
 
  Joshua Partogi wrote:
  
  
   Ah di akhir-nya juga jelek. Banyak bug fixing. Makanya never ending.
 
  Omongan geblek. Dimana-mana banyak bug atau kagak bukan
  tergantung bahasa yang dipakai tapi kemampuan developer dan
  metode development yang dipakai. Kalau kayak di NASA
  di mana 1 bug di kerjakan oleh team sebanyak 20 orang lebih,
  yang masing-masing orang punya pengalaman diatas 10 tahun,
  di analisa dampak perbaikannya selama 6 bulan,
  di dokumentasi perbaikannya dan dampaknya kemana,
  lalu ditesting 3 bulan perbaikannya dengan
  seabreg test cases baru diaplikasi ke sistem produksi
  maka biar bug sekecil apapun susah hidup.
  Mau pakai bahasa assembly sekalipun bug modar kalau
  diperlakukan kayak begitu.
 
  
   2009/6/8 Frans Thamura fr...@meruvian.org frans%40meruvian.org
  mailto:frans%40meruvian.org frans%2540meruvian.org mailto:
 fr...@meruvian.org frans%40meruvian.org
  mailto:frans%40meruvian.org frans%2540meruvian.org
 
  
   .net juga sama never ending
  
   cepat awal masalah di akhir ;)
  
  
   java itu mau akhir bagus, tapi never ending di awal
  
 
 

  



Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik Hendry Luk
Yup, no-OSS policy is totally non-sense n stupid. Kita developers pengen
banget educate mereka tentang OSS, tapi mereka supposedly lebih ngerti law
n poilitik daripada kita. Clients get what clients want. Mereka penganut
monotheism dan cuma mo pengang 1 nomer telpon, they got it.

To be fair, ini lebih common di ms world, karna hampir semua major companies
itu punya yearly MSDN universal kit, yang intinya client punya akses ke
SEMUA products lengkap dengan full technical dan incident support yang
mencakup dari IDE, frameworks (ORM, IoC, xUnit, DbC, extensibility, MVC,
workflow, WCF, logging, security, build/deployment), tools (code-inspection,
performance-test) , OS (dev dan server), database, integration-server,
enterprise-security/identity server, document-management, BPM, exchange
server, finance system, dan segala bahan laen yg lo butuh buat build your
own little planet. Now lo butuh alasan kuat sebelom lo even think about
convincing mereka tentang OSS.

Sekarang Oracle juga mampu bikin universal subscription kit buat java.
Potential ini yang bikin Sun accuisistion itu big news. Arguably bisa extend
market java ke monotheist enterprise market.

Hanya karna kita nganut polytheist, gak bisa ngharapin seluruh dunia juga
mesti politheist. Masih ada orang yg percaya monotheism... foolish indeed,
tapi tetep mesti diladenin

2009/6/9 abangkis abang...@gmail.com



 Ah non-sense ini. Semua telco di indonesia ada opensource-nya kok. Itu
 eropa yang belum kena renaissance kali ? coba cek dulu jangan-jangan
 mereka masih nganggep CEO microsoft itu bill gates, makanya masih pake
 satu kitab M$ doang. (devil)


 On Tue, Jun 9, 2009 at 3:41 PM, Hendry 
 Lukhendrym...@gmail.comhendrymail%40gmail.com
 wrote:
 
 
  Mas... policy no-OSS di client itu dah commonsense. Bukan hal baru
 
  On Tue, Jun 9, 2009 at 6:25 PM, Edward Yakop 
  e...@apache.orgefy%40apache.org
 wrote:
 
 
  2009/6/9 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com:
 
   Gw dah sering liat banyak company yang strictly nolak any OSS part
 dari
   project yg dikerjain vendor2nya. They make it loud n clear. Terutama
   dari
   banking industry.
 
  Banking industry yang pakek java banyak yang pakek OSS secara lansung
  atau tidak langsung.
  http://www.springsource.com/customers
  http://customers.redhat.com/category/industry/financial/
  http://www.pentaho.com/about/customers/
 
  I can go on.
 
   Law suit cuma 1 hal. Future developments n needs yang gak compatible
   dengan
   policy OSS licensenya.. itu juga laen hal. Hal yang paling expensive
   buat
   mereka juga adalah gak ada pihak yang legally responsible terhadap OSS
   project. Kalo productnya ada flaw... worst casenya, lo cuma dapet
   response
   dari community... yeah, send me the patch, I'll look at it when i
   feel
   like to, ato dude.. its free.. for god sake just take it or leave
 it.
   Or
   better, why don't you fix it and contribute something for what you
   get?.
   Kalo ada cacat, gak ada yang bisa dijadiin kambing hitam yang mereka
   bisa
   legally minta pertanggungjawaban.
 
  Again back to this FUD.
  Just choose OSS project that are backed by reputable team/company or
  even better get a support contract.
  redhat, Spring, SUN (for mysql), jetty.
 
  If your statement is true, nobody will use linux.
 
   Banyaak banget client yang terang2an strict no-OSS policy. Mereka
 lebih
   prefer solusi2 official, misalnya dari IBM... yang akhirnya mereka
   complaint
   siapa bilang java murah? OS non windows juga larinya ke box Solaris
 yang
   anything but cheap.
 
  citation needed.
 
   Di .net in particular banyak banget client yang strict no OSS, dan
   nolak2in
   project yang mengandung NHibernate, nServiceBus, Windsor, Monorail, n
   stuffs. Mereka demand product yg official (baca: keluaran
 redmond)...
   yang
   dah lengkap dari ORM, DI container, MVC dalam frameworknya.
 
  That's because .net OSS movement is not as matured as Java.
 
   Kenapa ini lebih common di .net (daripada java)? Kenapa mereka pilih
   .net in
   first place? Because mereka lari ke .net justru karna solusi official
   non-OSS nya lebih gampang n murah (in fact, they're all free).
 
  Is it because of legacy code?
  The team knows microsoft stack very well
  The company already pays a support contract with microsoft
  After all, java as a language is not newer than other Mircosoft SDK and
  migration works cost a lot of money and risks.
 
   Di pasar non-OSS kayak ginilah, keunggulan java (mix n play OSS
   products)
   justru jadi kelemahan.
 
  According to who?
 
   Dan for all its worth, gw juga benci company2 yg ngelarang OSS.. karna
   hampir semua tooling favorite gw dari OSS.. Tapi alas, itu fact yg we
   have
   to live with.
 
  Benci is a strong word :P
 
  Regards,
  Edward Yakop
 
 
  



Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-08 Terurut Topik Hendry Luk
Yang gw liat itu kekuatan java justru sekaligus kelemahannya.
Open-source di indo selalu  disenangi dan digemari... terutama karna orang2
suka gratisan. Padahal justru di kebanyakan negara laen, OSS adalah wabah. 1
yang perlu ditegaskan: OSS itu gak gratis!

Gw gak tau company indo, tapi kebanyakan company di negara2 yang hukumnya
kuat, OSS itu sering strictly dilarang. Terlalu banyak masalah hukum di OSS
yang bisa menyedot keuangan company gila2an. Terutama GPL license.
GPL license literally adalah virus, karna salah satu isi licensenya adalah,
kalo ada small part dari solusi kita yang mengadung GPL, maka seluruh bagian
dari solusi itu juga menjadi GPL. Intinya, kalo kita pake sedikit jasa dari
GPL, maka GPL minta sebagai imbalannya berhak buat menyita seluruh bagian
application kita jadi milik GPL community. Ini disebut quodque pro quo
(dari latin yang artinya everything in return for something).

GPL itu adalah puncak dari ideologi sosialis ato komunis. Yang intinya,
segala hasil kerja keras kita harus 100% disumbangkan ke community. Gak ada
paten, intelectual property, ato hak ato persenan atas kerja kita. Kita
bahkan gak boleh make some money dari hasil project kita. Segala kerja dan
usaha kita semata2 hanyalah bentuk kontribusi sosial kita kepada community.
Ini menghambat kreativitas. Gak akan ada orang ato company yang bikin
research ato project ambisius, karna gak ada imbalannya. Sepenuhnya jadi
milik bersama. Kayak ekonomi di comunism in general, menghambat pertumbuhan
company yang kreatif dan innovative.

Ada beberapa company yg gw pernah tau dah bikin agreement dengan sebuah GPL
product (dengan duit tentunya), dan dah pake.. happy days.. project mereka
akhirnya selesai dan mature.. running beberapa tahun. Tapi belakangan kena
sued juga. GPL minta project di company itu diopensource kan. Dan sesama
lawyer saling berperang... yang diakibatkan karna agreeement mereka dan
license GPL itu agak ambiguous. Ini sering terjadi di dunia software. Dah
gak keitung berapa banyak law suit yang diluncurkan oleh OSS community ke
company2 gede maupun menengah.. yang kadang2 bisa bikin mereka kehilangan
business mereka.

Gak worth it banget, padahal mereka lebih dari mampu buat bayar product
properietary yang harganya gak seberapa. Kebanyak properietary products
harganya cuma berkisar antara ratusan dolar sampe yang paling mahal pun cuma
puluhan-ribu dolar. Less than 10 man-days! Dan langsung 100% jadi milik kita
yang bebas diapainpun tanpa nuntut imbalan balik. Dapet source-codenya pula,
dan disupport oleh orang2 mereka kalo kita butuh ganti buat menyesuaikan
dengan apa yg lo butuh. Gak perlu developer lo sendiri spend waktu buat
debug2 n berusaha ngubah2 OSS source-code melalui learning yg dalam, dan
submit patchnya ke community.

Dan kita blom lagi ngomong masalah license community dan support. Support
itu di OSS project relatively susah, dan gak ada jaminan bahwa mereka
bersedia support. Mereka berhak nolak. Bahkan kadang2, donate duit buat
developer implement sebuah fitur yang kita pengen, itu sering dianggap gak
etchical di dunia OSS. Dengan bayar duit buat minta OSS implement sebuah
fitur, kita dianggap menggunakan kekuatan duit buat menggerakan arah OSS
project.
Buat sebagian besar company, ini gak cukup terutama kalo project mereka
mission critical. Bukan cuma timely support yang mereka butuh, tapi mereka
butuh sebuah pihak yang legally responsible kalo terjadi masalah ato
software mereka gak deliver sesuai yang diharapkan.

Balik ke microsoft. Steve Balmer pernah terang2an bilang bahwa dia anti GPL,
dan GPL adalah plague, comment yang langsung dapet hujatan dari OSS
community di seluruh dunia. Steve Balmer langsung jadi lucifer, musuh besar
dari dunia OSS. War declared.

Karna itulah semua project open-source microsoft gak ada yang GPL. Semua OSS
project dari microsoft sejauh ini pake license MIT (e.g. JQuery) ato MS-LPL
(e.g. Unity, MEF, ASP.Net MVC). Yang artinya kita bisa pake bebas dari
ikatan apapun, dan kita punya hak penuh atas code tersebut, yang bisa dipake
100% free dan bisa diganti2 sesuka hati, dan diship sebagai product laen
commercially. Dan kita 100% berhak atas duit yang dihasilkan dari product
itu. I.e., gak ada imbalan.

Microsoft juga notorious dengan historynya yang selalu reinvent the wheel,
yang sering mematikan OSS project. Dah ada project OSS di luaran, tapi malah
reinvent lagi. Ini mostly karna komitment steve balmer yang gak mo terikat
dengan obligation dari OSS license, kecuali license yang liberal kayak MIT..
OSS yang tanpa pamrih. Kalo 1 kali ajah ms terikat dengan OSS license, maka
langsung seluruh pengguna microsoft products kena impactnya, dan jadi
terjerat OSS obligation. Ini gak sesuai policy microsoft, dan relatively
jauh lebih murah buat mereka rewrite lagi 100% dari scratch, dan ship as
their own product, tanpa ikatan dari OSS.

Java adalah dunia yang berdiri hampir sepenuhnya di atas OSS. Ini bisa jadi
keuntungan di negara tertentu, tapi mostly bikin masalah yang 

Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-07 Terurut Topik Hendry Luk
Maksud gw license compatibility.

2009/6/8 Hendry Luk hendrym...@gmail.com


 Dan kita blom lagi ngomong masalah license community dan support.


Re: [JUG-Indonesia] Why Java? Is Java still relevant?

2009-06-01 Terurut Topik Hendry Luk
The empty restaurant phenomenon

2009/5/30 Joshua Partogi joshua.j...@gmail.com



 2009/5/29 Endy Muhardin endy.muhar...@gmail.com

 Ruby, Python, Perl ? Nanti sulit cari programmer buat maintain


 Sekedar sharing aja mengenai ini. Sulit bukan sama sekali tidak ada lho.
 Saya punya sudut pandang yang baru mengenai ini. Semakin banyak programmer
 justru semakin sulit mem-filter, dan semakin banyak makan waktu. Kalau punya
 banyak waktu ya gpp. Terus terang saya agak bosan kalau harus terlalu banyak
 mem-filter. Contoh-nya kemarin saya cari programmer Python dan Ruby, yang
 apply memang tidak sebanyak kalau lowongan Java, tapi semua yang apply
 di-atas standard. They're all above my expectations. Ini sudah menghemat
 waktu.

 Ternyata saya lihat selama berurusan dengan filtering SDM IT itu begini:
 * Orang belajar Python or Ruby  Rails, because they really love it. They
 really enjoy coding with the language, not just for the sake of money.
 Because they get the sense of beauty when coding. Ini sebuah nilai plus bagi
 employer yang mencari loyalitas di employee-nya.
 * Java sudah menjadi mainstream. Programmer-nya semakin banyak. Dan seperti
 Endy bilang, it attracts programmer. Dan oleh karena itu semakin banyak
 newbie yang belajar Java karena mainstream. They might not really enjoy
 coding with Java, but it makes money. And they will go where the money is
 (pengalaman pribadi juga).

 Contohnya dulu waktu saya mahasiswa, kalau saya cari makan biasanya cari
 yang parkiran motor paling banyak. It's mainstream, tapi waktu makan saya
 belum tentu mendapatkan kenikmatan, karena tempat makan itu menjadi
 mainstream karena pas dengan kantong mahasiswa.

 Saya ada programmer Python yg kerja sama saya saat ini, and he's a
 champion. A real natural born hacker. Sangat jarang saya harus ajarin ini
 itu. Implikasi-nya, save time and money.

 Inti ceritanya yang ingin saya sampaikan disini, kalau kita bisa dapat 1
 dari 5 qualified programmer, ngapain harus nyari 1 dari 1000 yang mediocre?
 ;) Dan kita gak butuh terlalu banyak programmer kok, toh yang kita hire
 bukan sebanyak itu. Oh ya mengenai vendor juga, kita gak butuh terlalu
 banyak vendor. Karena toh yang kita pakai cuman 1 vendor.

 *This is just my 2 cents*
 Personal opinion.

 --
 Join Scrum8.com.

 http://scrum8.com/jpartogi/
 http://twitter.com/scrum8/
  



Re: [JUG-Indonesia] [Ask]Quaere (LINQ-looked-alike for Java)

2009-05-27 Terurut Topik Hendry Luk
Quaere lebih mirip hibernate criteria API yang dibubuhin fluent interface.
Gak strong type n penuh magic string dimana2.
E.g.
Iterable contacts = from(customer).in(customers)
.where( and(lt(customer.getDateOfBirth, date17YearsAgo),
eq(customer.getAddress().getCountry(), Indonesia))
select(customer.getContactDetail());

for (Group group : groups) {
}

Sama sekali gak strong type. Objective utama yg pengen dicapai dari Linq
justru sama sekali gak disentuh:
1. type-safety, compile time check
2. auto-completion
3. refactoring

Sebenernya gak terlalu susah buat bikin criteria API yang strong type kayak
NHibernate Query Generator dengan ngandalin code-generator. Misalnya kalo di
java maybe:
Interable contacts = query(customer,
   Where.Customer.getAddress().getCountry() == Indonesia
Where.Customer.getDateOfBirth  date17YearsAgo)
.select(getContactDetail());

Ini cuma wrapper di atas criteria APInya Hibernate, yang bikin strong-type
fluent-interface yang suitable dengan rigid language kayak java dan .net
versi awal2 banget sebelom era Linq. API kayak gini lebih mendekati Linq
daripada Quaere (at least 3 objectives strong-type tercapai). Dan gw masih
gak ngerti napa ini gak pernah diimplement di Hibernate, padahal dah jelas
betapa ridiculousnya pain di HQL dan criteria API.

NHibernate Query Generator sendiri sekarang dah deprecated dan diabandon
sejak LINQ.
E.g. (C#)
EnumerableContactDetails contacts = from customer in customers
   where customer.Address.Country == Indonesia  customer.DateOfBirth 
date17YearsAgo
   select customer.ContactDetail;

Jadi sebenernya hype Quaere sebagai java's Linq adalah menyesatkan n
overstatement. Objective yang pegen dicapai malah gak kesentuh.
Tapi at least benefitnya:
1. fluent syntax yg much better dibanding criteria API
2. persistence ignorance. Kayak Linq, bisa query ke jdbc, orm, array/list,
xml, ldap. Code lo completely agnostic terhadap storage infrastructre yg
dipake. Ini common banget dipake buat agile practice yg develop tanpa
database (cuma pake object list) sampe deket2 mature stage baru DB dan ORM
comes into play. Dan of course buat TDD juga.

Anyway, internal DSL pake static language emang limited. Language kayak Linq
cuma bisa diachieve dengan external DSL. Misalnya pake ANTLR (kayak HQL),
ato bikin Java compiler baru.

2009/5/26 OsCaRz junz_mis...@yahoo.com.sg



 Halo...

 Ada yang pernah menggunakan Quaere. Mohon reviewnya. Terus kalau mau
 digunakan buat query MySql gimana ya? Terima kasih...

  



Re: [JUG-Indonesia] Why Java? Is Java still relevant?

2009-05-27 Terurut Topik Hendry Luk
Java juga gak portable antara mobile dengan desktop. Apa J2ME application
bisa run di PC tanpa emulator? Menurut gw yang penting bukan portability,
tapi interoperability. Mobile app bisa dibikin pake apa ajah, so long as
bisa communicate dengan desktop app. Berapa persen sih orang yg pilih Java
dengan reason supaya app yang sama bisa jalan di both PC n mobile.

Alasan orang pilih java menurut gw sebenernya community. Mindsetnya java itu
adalah mindset positive.. strong dan bisa tumbuh di alam sekeras apapun.
Java kan ditelantarin banget oleh vendornya (Sun). Jadi API, server,
framework, bahkan IDE, mesti usaha bikin sendiri. Mentalitynya, if it's not
there, then make it happen,... karna pretty much nothing is there. Ini bikin
komunitas java creative and innovative. Bisa berdiri sendiri tanpa disokong
vendor, n grow organically.

Vendor2 laen dibundle dengan lengkap dari IDE, framework, tools, sampe
server, dan bahkan architectural guideline dan development practices!
Kebanyakan kualitas framework2nya mediocore at best. Padahal banyak
alternative laen out there yg jaauhh lebih bagus (dan opensource), tapi
karna dah ada tool yg dibundle n officially supported, motivasinya kurang
kuat buat seeking out there buat the best products. Ngapain pake Windsor,
NHibernate, ato Monorail kalo di .net framework dah dibundle dengan ASP.net
MVC, EF, dan Unity. Ini bikin community effort lebih sepi. Blom lagi
kebanyakan client yg reluctant buat allow opensource tool di project,
terutama karna di .net framework dah lengkap ada semua (walopun crapy).
Bahkan kehidupan opensourcenya sampe perlu distimulus oleh vendornya,
misalnya microsoft yang bikin Codeplex sebagai opensource community buat
nampung berbagai ide2 dari komunity.

Sebaliknya di Java, justru JSR bertujuan ngebawa Java sesuai agenda dari
corporate2 kayak IBM, sun, oracle yang memperjuangkan kepentingannya
masing2.

Di situasi kayak gini, community java mesti kuat banget n innovative supaya
bisa hidup. Orang2 nyemplung ke java, langsung mesti terjun ke opensource.

IMO, ruby adalah perbandingan yang perfect buat java. Communitynya
influential banget.

2009/5/27 Samuel Franklyn sfrank...@gmail.com



 Joshua Partogi wrote:
 
 
 
 
  2009/5/27 Samuel Franklyn sfrank...@gmail.com 
  sfranklyn%40gmail.commailto:
 sfrank...@gmail.com sfranklyn%40gmail.com

 
  Frans Thamura wrote:
   Aku kok kurang jelas. Apa maksudnya isu populer di dalam Java?
   Apa itu? Kalau nggak ada penjelasannya kan bisa apa saja toh?
   Terus bagaimana kita bisa menilai sesuatu kalau kriteria
   penilaiannya tidak jelas?
  
  
  
   dimarahin embah tuh :0
  
   dah rekan-rekan bantu sam, serang Joshua, kalau perlu sampe dia bugil
  
 
  Frans ini bukan isu pribadi Frans. Lu kayak anak kecil aja.
  Gua cuma nggak jelas apa yang dimaksud isu populer dalam Java?
  Soalnya kalau cuma dibilang begitu itu bisa berarti apa saja.
 
 
  Isu populer seperti :
  - WORA
  - Multi platform: web, desktop, mobile
  - Scalability
  - Typesafety
  - ORM ( menurut Frans )
 
  Ya itu isu populer kenapa orang pilih Java. Ya justru kalau kalian punya
  alasan lain selain yg gw sebut itu, kemungkinan di bahasa lain juga
  sudah solved. Makanya gw gak perlu jabarin satu-persatu.
 

 Bahasa lain yang punya semua feature diatas itu apa ya?

 Perl: Nggak bisa buat mobile. Tidak type safe.
 Python: Nggak bisa buat mobile. Tidak type safe
 Ruby: Nggak bisa buat mobile. Tidak type safe.
 PHP: Nggak bisa buat mobile. Tidak type safe.

 Sepertinya tandingan Java yang punya semua feature diatas cuma C/C++.
 Tentu saja untuk bisa multiplatform dengan mudah maka C/C++ musti
 dikombinasi dengan library C/C++ yang multi platform juga.

 Bahasa baru lain yang mungkin kalau sudah matang bisa mendekati
 Java adalah bahasa D. Tapi bahasa D saat ini masih belum matang.

 Tandingan lainnya adalah C# menggunakan Mono. Tapi lagi-lagi
 Mono tidak bisa jalan di mobile. Yang bisa jalan di mobile
 cuma C# menggunakan .NET Compact Framework dari Microsoft.

  



Re: [JUG-Indonesia] Why Java? Is Java still relevant?

2009-05-27 Terurut Topik Hendry Luk

 Dengan oracle yang sekarang jadi pemain tunggal, client ngerasa nyaman.
 General Motors kalo beli solution dari oracle, Fritz cuma mesti simpen 1
 nomer telpon. Ada problem tinggal telpon Larry: Denger, gw gak peduli apa
 problem lo, these are all your stuffs. Sekarang juga lo kirim brightest
 engineers lo kemari, urusin server gw, n gw mo loe get this working sebelom
 matahari terbit.. Sekarang orang mesti mikir 3 kali dulu sebelom pilih IBM


.. maupun opensource.


Re: [JUG-Indonesia] Why Java? Is Java still relevant?

2009-05-27 Terurut Topik Hendry Luk
Oracle dah bergerak ke strategi microsoft yang serba ngebundle. Mereka dah
punya story yang compelling banget. Client tinggal beli box Sunfire dari
Oracle, dah lengkap dengan Solaris, oracle app server, database, JDK, IDE
netbeans, BPEL, yang dah siap pake preloaded dengan CRM n Finance
applications.
Tinggal colok n pake.

Ini dah stylenya microsoft yang nyediain segala2nya selalu complete
solution, yang tadi gw juga bilang backfire, jadi main reason lesunya
opensource community di .net. Di .net segala2nya dah dibundled lengkap, yang
hampir semuanya gak jelek2 amat dan gratis (lengkap dengan sourcecodenya).
Gak ada motivasi kuat yang tersisa buat programmers develop sendiri dari
scratch kayak di java. Manusia kayak programmer itu must be really desperate
banget kalo sampe nulis OSS framework ato appserver dari scratch.

Oracle juga bisa ngasih segala2nya dari gratis (e.g. MySQL), mirip
sql-expressnya microsoft. Target audience mysql kan selama ini
non-enterprise, yang kemudian kalo dah gede mereka larinya ke MySQL
enterprise. Sekarang oracle dah punya dua-duanya. Selera client lo mo yang
manapun, gede kecil, tetep sekarang terjerumus ke oracle.

Serba bundled itu compelling banget karna semuanya guaranteed buat jalan
perfectly. Jamannya java (pre-oracle), terkenal mix and play, campurin semua
puluhan kombinasi framework dan tools dari tiap sudut planet. Biarpun bayar
enterprise license, tapi kalo ada masalah gak tau mesti contact ke mana.
Blom lagi vendor2nya saling tunjuk satu sama lain. Si A bilang itu salahnya
vendor B. Si B bilang A gak adhere ke specification. Si A bilang dia
ngikutin specification dari si X dan Y. Si C punya fitur2 unik yang di luar
standard. Jadi inget internet-browser war.

Dengan oracle yang sekarang jadi pemain tunggal, client ngerasa nyaman.
General Motors kalo beli solution dari oracle, Fritz cuma mesti simpen 1
nomer telpon. Ada problem tinggal telpon Larry: Denger, gw gak peduli apa
problem lo, these are all your stuffs. Sekarang juga lo kirim brightest
engineers lo kemari, urusin server gw, n gw mo loe get this working sebelom
matahari terbit.. Sekarang orang mesti mikir 3 kali dulu sebelom pilih IBM.

Ini compelling story yg selalu jadi makanan microsoft, sekarang dah disamain
oleh oracle.

Sun bener2 ceriita yang ironis. Company legendaris yang produce the greatest
products, yang konon mampu pahat bumi jadi bentuk cangkir kopi, akhirnya
bangkrut n malah dibeli company yg notoriously selalu produce all crappy
products.
If anything, oracle punya better marketting people daripada sun.

Entah apa ini artinya kehidupan OSS di java mulai terkikis dengan gaya paket
combo kayak .net. Sekarang oracle dah bisa gerakin direction java kemana dia
suka.

On Wed, May 27, 2009 at 6:23 PM, Penyihir Kecil penyihirke...@yahoo.comwrote:



 nah ini nih maksud aq
 is java still relevant these days ?
 is java still promises ?

 makanya kmaren pas tes interview lamaran kerja, agak shock bgt
 uhmm mungkin perusahaan yg mo ku masukin mikocok minded
 sampe ada statement yg intinya riwayat java bakal tamat setelah di akusisi
 oracle.

 I wonder how strong java compete with microsoft (.net) ?


 ~ its all about perception, how you choose to view things ~
 dwi ardi irawan
 http://www.dwiardiirawan.blogspot.com




 --- On *Wed, 5/27/09, Frans Thamura fr...@meruvian.org* wrote:


 From: Frans Thamura fr...@meruvian.org
 Subject: Re: [JUG-Indonesia] Why Java? Is Java still relevant?
 To: jug-indonesia@yahoogroups.com
 Date: Wednesday, May 27, 2009, 3:09 PM

  betul gue setuju :)

 java lang sudah jadi mainstreadm 46% bro,

 dan ada konsep kaya GWT, ini bisa rubah bahasa Java jadi javascript

 ini bisa terjadi dimana-mana

 makanya MS sekarang active berkolaborasi

 F

 2009/5/27 Joshua Partogi joshua.java@ 
 gmail.comhttp://mc/compose?to=joshua.java%40gmail.com
 :
 
 
  *siap2 digebukin*
 
  Hi semuanya.
  Tanpa bermaksud mematahkan semangat newbie yang sedang belajar Java, ini
  adalah pertanyaan yang kemarin gw ajukan kepada seorang teman pada saat
  chatting di internet. It seems these days that the popular issues in Java
  has been solved in other language too. So is there still any reason why
 we
  still use Java, selain karena gaji-nya gede? *dooh*  Karena gaji gede
 dari
  sudut pandang client dan employer justru bukanlah keuntungan.
 
  --
  Join Scrum8.com.
 
  http://scrum8. com/jpartogi/ http://scrum8.com/jpartogi/
  http://twitter.. com/scrum8 http://twitter.com/scrum8
 
 
 

 --
 --
 Frans Thamura
 Meruvian. Java and Enterprise OSS

 Mobile: +62 855 7888 699
 Blog  Profile: http://frans. thamura.info http://frans.thamura.info

 We provide services to migrate your apps to Java (web), in amazing
 fast and reliable.


  



Re: [JUG-Indonesia] Gosip gosip

2009-05-21 Terurut Topik Hendry Luk
Gak kebalik tuh? Oracle kan justru company yang paling no-open-source
banget, jauuh lebih no-open-source daripada microsoft.
Pindah dari microsoft ke oracle brarti malah makin anti oss. So don't hold
ur breath

2009/5/20 Muhammad Rifai ifha...@yahoo.com



 Mantap juga neh, kita tunggu aja kontribusinya di dunia open source..
 :D

 Muhammad Rifa'i Syukri

 --
 *From:* toni honocor...@gmail.com
 *To:* jug-indonesia@yahoogroups.com
 *Sent:* Wednesday, May 20, 2009 9:25:31 AM
 *Subject:* Re: [JUG-Indonesia] Gosip gosip

  On Wed, 2009-05-20 at 09:17 +0700, Frans Thamura wrote:

 sudah tahu, siapa new CEO Oracle Indonesia..

 Tony Chen, ex Microsoft Indonesia

 wah ini gempuran seru nih


 hahaha, yang buat negara ini acak2an dg MS, sekarang di gang Java :)


 nama nya gosip, makin di gosok makin si
 Lanjutkan... .


  



Re: [JUG-Indonesia] OOT: Apakah jar bisa diubah menjadi EXE? Lewat Tools di netbeans?

2009-05-17 Terurut Topik Hendry Luk
Salamander. Gak free

2009/5/17 Robbyka Gheo restro...@gmail.com



 Apakah jar bisa diubah menjadi EXE? Lewat Tools di netbeans?
  



Re: [JUG-Indonesia] Fw: Info ITJF 2009

2009-03-07 Terurut Topik Hendry
uda pada OOT neh, ga ada tag OOT nya, bahkan mod dan ownernya ikutan :( SOL


Re: [JUG-Indonesia] Re: Lowongan Java ME

2009-02-11 Terurut Topik Hendry
jadi? milis artivisi apa jug nih? japri please...

Regards,
Hendry

2009/2/12 Ifnu bima ifnub...@gmail.com:

 Jadi? mau kirim CV ga nih?


Re: [JUG-Indonesia] [OOT] Survei: Tahapan Belajar Programmer

2009-02-05 Terurut Topik Hendry Luk
Blom pernah ketemu NNPP http://en.wikipedia.org/wiki/NNPP?

Misalnya programmer yang milih pake waktunya di kantor buat bales milis post
dengan link ke NNPP daripada dipake buat nulis code yang berguna. :P

2009/2/4 [ VISIA ] v1s...@gmail.com

   masak ada programmer jd burden bagi perusahaan c pak ??
 tragis banget
 perasaan saya bukan orang yang pinter juga tp tidak pernah spt itu
 pak(apa sebutan itu tidak terlalu hiperbola:D).saya dulu akhir2 masa
 kuliah iseng2 coba kerja.eh ketrima truss juga jalani spt orang kerja
 laennya selalu belajar apa yang sekarang kita kerjakan. sampai
 sekarang dah hampir 4 tahun saya bekerja dan bbrp kali pindah tempat
 juga ga ada yang komplain kerjaan saya . malah ada bbrp tawaran balik
 dr tempat lama.
 kesimpulan saya c. kalo kita punya basic programming, bner2 niat kerja
 and mau selalu belajar. yach smua ga ada masalah.


 On 2/4/09, Feris Thia fe...@phi-integration.comferis%40phi-integration.com
 wrote:
  Hi All,
  Saya sering tertarik bagaimana sebenarnya proses belajar seorang
 programmer
  menuju kematangan sehingga menjadi solusi dan bukan burden bagi
  perusahaan.
 
  Untuk ini saya tertarik membuat survei untuk rekan-rekan sekalian, yaitu
  mengenai tahapan belajar Anda sebagai programmer/pengguna open source.
  Survei bisa diikuti di :
 
 
 http://pintar-java.blogspot.com/2009/02/survei-tahapan-belajar-programmer.html
 
  --
  Thanks  Best Regards,
 
  Feris Thia
  Business Intelligence Consultant
  PT. Putera Handal Indotama
  Phone : +6221-30119353
  Fax : +6221-5513483
  Mobile : +628176-474-525
  http://www.phi-integration.com
  http://pentaho.phi-integration.com
 
  



Re: [JUG-Indonesia] mengapa interface?

2008-12-22 Terurut Topik Hendry Luk
Nyebut nama micxxxoft di venue kayak gini adalah recipe for humiliation :P

2008/12/18 Adelwin Handoyo adel...@gmail.com

   Yah...
 Tau lah situ jago...
 Tapi comment nya jangan yang keliru, salah ,gak ada gitu doang dong..
 Jelasin juga dong alasan nya..
 Namanya juga diskusi mas...
 Kalo interface gak di perkenalkan sama Microsoft lalu sama sapa?
 With citation kalo perlu...


 Adelwin Handoyo
 COTS (DS) Consultant, Financial Services Industry
 NCS Pte. Ltd.
 (Reg. No. 198101793G)
 A member of the Singapore Telecom Group
 5 Ang Mo Kio St 62, NCS Hub, Singapore (569141)
 DID : (65) 6556 6785 Fax: (65) 6483 5420
 Email ID : ahand...@ncs.com.sg ahandoyo%40ncs.com.sg
 Website: http://www.ncs.com.sg
  DISCLAIMER *
 This e-mail and any attachments thereto are intended for the sole use of
 the recipient(s)
 named above and may contain information that is confidential and/or
 proprietary to the NCS
 Group. Any use of the information contained herein (including, but not
 limited to, total
 or partial reproduction, communication, or dissemination in any form) by
 persons other
 than the intended recipient(s) is prohibited. If you have received this
 e-mail in error,
 please notify the sender immediately and delete it.
  NCS Pte. Ltd. - Reg. No. 198101793G 

 -Original Message-
 From: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com[mailto:
 jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com] On Behalf
 Of
 Arif Rachim
 Sent: Thursday, December 18, 2008 12:21 PM
 To: jug-indonesia@yahoogroups.com jug-indonesia%40yahoogroups.com
 Subject: Re: [JUG-Indonesia] mengapa interface?

  Hi All,
  Mo ikutan diskusi nich.
  Konsep interface pertama kali diperkenalkan oleh Microsoft saat Microsoft
  memperkenalkan konsep COM.
  Tujuannya pada waktu itu adalah untuk memberikan sebuah layer of
  indirectness dari aplikasi thd implementasi dari sebuah COM object.
 Tujuan
  dari konsep COM sendiri adalah untuk memberikan reusability thus
 modularity
  pada level binary dan bukan pada level source code. Interface tsb pada
  gilirannya mendefinisikan behaviour yg akan diterima oleh penggunanya
 dengan
  mendefinisikan behaviour signature tanpa perlu mengetahui detil
 implementasi
  dari behaviour tsb.

 Keliru, interface bukan diperkenalkan sama Microsoft.

 
  Sepanjang yg saya ketahui konsep itu kemudian diadopsi oleh bahasa2 lain
  maupun berbagai framework seperti java (Spring) dengan tujuan yg kurang
  lebih sama yang itu memberikan layer of indirectness pada aplikasi shg
  meningkatkan modularity dan meningkatkan reusability pada level binary.

 Keliru, Spring tidak mengadopsi interface, interface adalah bagian
 dari bahasa seperti bahasa yg support OOP even sebelum java.

  Inheritance + ploymorhism biasanya digunakan untuk mengambil manfaat dari
  sebagian behaviour pada parent classes (inheritance) dan mengubah
 sebagian
  behaviour tsb (polymorhism) serta menciptakan behaviour baru dgn
 menggunakan
  behaviour yg diwariskan.
  Dari sudut pandang tsb, implementasi beberapa interface oleh sebuah class
  bukanlah sebuah inheritance apalagi multi-inheritance +polymorphism
 karena
  tidak ada behaviour yg diwariskan, hanya signature dari behaviour tsb.
  Behaviour tsb harus didefiniskan dalam class itu sendiri.

 Maksdunya yg mau dijelasin itu Encapsulation ya.

 
  Java memberikan fitur single inheritance bagi class unutk menghindari
  kompleksitas yang mungkin muncul akibat property dan behaviour yg
 diturunkan
  dan polymorphims yg mungkin terjadi, namun memberikan fitur multiple
  inheritance bagi interface karena pada dasarnya yg diwariskan hanya
  signature dari behaviournya dan bukan behaviour itu sendiri.

 Tidak ada yang namanya multiple inheritance bagi interface ini
 keliru. Sebab memang tidak ada yg di inherit. Yang lebih tepat adalah
 multiple implementation dari interface.

 
  Java juga memberikan fitur abstract class dan abstract function yg sampai
  titik tertentu penggunaannya hampir mirip dengan penggunaan interface.
 Jadi
  pakai yg mana ? Yg pasti adalah interface hanya mendefinisikan signature
  dari sebuah behaviour dan tidak dapat mendefinisikan behaviour itu
 sendiri
  maupun mendefinisikan property/member dari interface tsb. Sebuah class
 cukup
  memiliki 1 abstract function utk dapat disebut abstract class. Di luar
 itu,
  class tsb dapat mendefinisikan member, dan mendefinisikan behaviour
 fungsi2
  yg lain termasuk yg menggunakan abstract function tsb. Behaviour tsb
 dapat
  menjadi default behaviour dari class yg diturunkan dari abstract class
 tsb.

 Ini keliru, interface dan abstract class itu beda. Yang satu adalah
 untuk Encapsulation, satunya lagi untuk Template. Jadi keduanya tidak
 ada hubungannya secara langsung.

 PS : Mau tau gunanya interface ?? Coba aja pelajari apa artinya
 Encapsulation.

 Best Regards,

 

 Kalau mau keluar dari mailing list ini, caranya kirim sebuah email ke
 

Re: [JUG-Indonesia] [ask] Codesmith di java

2008-12-22 Terurut Topik Hendry Luk
Bagian ejb2/xdocklet nya gak penting.
Cuma mo make point bahwa... emang codegen gak selalu painful dibanding
handcode... dan emang codegen bisa disempurnain dan gak require manual
modification...  Tapi bukan itu alesan codegen dijauhin.

*Codegen* itu gak bad*. Needing a codegen* itu yang bad... karna
indicates codenya painful.. yang mesti dibius pake codegen... tanpa ngobatin
source of the pain..
Cuma mindahin pain nya dari tangan ke mesin... Regardless of sesempurna apa
codegennya.

2008/12/17 sm96 syaiful.mukh...@gmail.com

   yah, soal ejb2 dah pada tahu lah...
 tapi xdoclet tidak identik dengan ejb2 kan...
 pake xdoclet bukan berarti pasti pake ejb2 kan.
 dan codegen gak cuma xdoclet aja kan.
 kalo cuma ngomong xdoclet,
 dah pada tau kan nasibnya kayak gimana skrg.
 (kecuali yg belum tau).
 karena codegen itu penting utk banyak hal,
 dimana utk solusi2 tertentu ternyata tidak harus
 coding by hand.

 2008/12/15 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com:

  Ato simply put.. API yg requires codegen baru bisa dipake dengan nyaman
  biasanya berarti APInya terlalu noisy dan ribet. Mau insert 1 row ajah
 mesti
  nulis dulu 3 classes dan 10 methods... dan baca 10 chapter textbook.
 
  Framework yg DRY dan gak leaky-abstraction, gak butuh codegen at first
  place... Dan personally banyak orang yg prefer ini.
 
  Tapi kadang2 codegen dibutuhin gara2 limitation dari static language,
  terlalu limited buat produce fluent interface (e.g. NHQG). Disini codegen
  cuma buat shut the compiler up.
 
  2008/12/15 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com
 
  Maksud gw bukan itu... Bukan code gen bikin repetition...
  Tapi design EJB2 itu butuh banyak noise n repetition, makanya butuh
  codegen kayak xdocklet buat ease the pain.
 
  Padahal disini xdocklet sebenernya gak lebih dari quick hack buat get
  around the underlying problem... yaitu design API EJB2 yg ridiculously
  verbose, unreadable, n repetitive.
 
  Disini yg gw maksud manfaat codegen yg illusive. Emang codegen
 ngebantu
  banget daripada mesti nulis pake tangan, tapi tetep lebih baik API
 designnya
  yg dibenerin supaya gak noisy dan human friendly.. dimana lo gak butuh
 lagi
  codegen. Kayak yg dah dibenerin di ejb3.
 
  Tapi codegen juga sebenernya banyak dipake buat tujuan bener. Gw gak tau
  napa banyak comment yg undermining codegen di java. Padahal NHQG
 (NHibernate
  Query Generator) itu contoh codegen yg bener2 ngebantu banget di .net.
 
  Contohnya, ini query Many-To-Many di nhibernate:
  User usr = User.FindOne(
  Where.User.Name == Hendry 
  Where.User.Roles.With().Name == Administrator
  );
 
  Strong type... far better daripada HQL.
  Dan (di c# 2) ini cuma possible dengan code-generator buat autogenerate
  class Where beserta setiap subclassnya buat tiap entity (e,g,
  Where.User.Roles).
 
  nb: di c# 3 ini udah deprecated direplace linq
 
 
  2008/12/15 sm96 syaiful.mukh...@gmail.comsyaiful.mukhlis%40gmail.com
 
 
  ini juga satu factor kelemahan yg terlalu dibesar-besarkan.
  padahal sebenarnya bisa-bisa saja DRY diterapkan di code generator
  manapun.
  hanya karena, developer pemakai code generator pengen cepetnya aja,
  sehingga gak terlalu mikirin masalah DRY.
  jika penggunaan code generator sudah optimal, duplikasi apa lagi yg
  masih harus dipermasalahkan? berarti masalah duplikasi itu yang harus
  diresolve
  di sisi code generatornya.
  ekstrimnya, apakah kita gak mau mengulang2 ngetik statement
  macam 'public class .. extends  implements '
  ini masuk DRY apa bukan? jelas bukan dong?
  tapi code generator bisa dibikin dengan menerapkan DRY didalamnya.
  Kalau masih ada yg menganggap code generator 'jatuh' karena
  'melanggar' prinsip DRY,
  apa itu berarti developer2 ini gak mahir pake code generator.
 
  2008/12/11 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com:
 
   Masalahnya bukan code generator vs tanpa code generator. Tapi code
   generator
   vs code yg DRY dan low noise yg gak butuh generator at first place.
  
   Alasan xdocklet di ejb2 kan gara2 banyak butuh duplication n code
 noise
   dimana2 :(
  
   2008/12/9 sm96 syaiful.mukh...@gmail.comsyaiful.mukhlis%40gmail.com
 
  
   kesalahan terbesar pada penggunaan code generator adalah,
   setelah code digenerate, trus dimodifikasi code hasil generate tsb.
   padahal jika konsisten dalam penerapan cara ini, mesti code
   generatornya
   yang disempurnakan, disertai dengan konfigurasi yang disempurnakan
   juga.
   bukan berarti code generator adalah sekali generate masalah langsung
   beres.
   kalo ada masalah, code generator yg disempurnakan sedemikian rupa,
   sehingga pada saat generate code yg diperlukan, tidak memakan waktu
 yg
   lama.
   dipikirkan juga, bahwa code yg sudah digenerate juga tidak perlu
   digenerate ulang.
  
   pada menyadari atau tidak, proses compiler, interpreter, codeweaver,
   bytecode enhancer,
   bytecode engineering, sebenarnya ini termasuk juga dalam kategori
 code
   generator.
   hanya

Re: [JUG-Indonesia] mengapa interface?

2008-12-17 Terurut Topik Hendry Luk
Oya? Gw kira interface juga inheritance?... Di sastra OO classic kan
inheritance dipecah 2: class inheritance, interface inheritance.

2008/12/18 Arif Rachim a.ari...@gmail.com


 Tidak ada yang namanya multiple inheritance bagi interface ini
 keliru. Sebab memang tidak ada yg di inherit. Yang lebih tepat adalah
 multiple implementation dari interface.


 



Re: [JUG-Indonesia] mengapa interface?

2008-12-15 Terurut Topik Hendry Luk
Dari awal dah ada ;)

2008/12/15 Nicholas I. S. ni...@yahoo.com

   Sorry, seharusnya gak include C#. AFAIK C# versi2 awal blom support
 adanya interface, dan baru ada belakangan. Padahal C# itu keluarnya
 belakangan di banding Java.





Re: [JUG-Indonesia] mengapa interface?

2008-12-15 Terurut Topik Hendry Luk
Hehe gw passive audience :)

Kurang lebih hampir selalu dipake... Mostly karna 3 reasons:
1. TDD. Rata2 mocking framework di .net cuma support interfaces. Satu2nya
mocking framework yg gw tau support concrete class dan static methods
(sekaligus satu2nya yg gak open-source) adalah TypeMock, yg berbayar dan
sering dianggap encourage bad practice.
2. Requirement dari many frameworks. Soalnya .net agak ketat dalam
inherittable method. By default semua method adalah sealed, kecuali
explicitely dinotate sebagai virtual (point of extensibility). Therefore,
dynamic proxy (AOP, ORM lazy load, etc) cuma effective kalo codenya pake
interface. Otherwise lo bakal mesti notate semua method lo jadi virtual.
3. Generally architecture di .net (yg kurang lebih juga sama di java),
adalah onion architecture (
http://jeffreypalermo.com/blog/the-onion-architecture-part-1/). Domain layer
di paling core, lalu paling luarnya adalah infrastructure (UI termasuk
infrastructure). Satu2nya cara achieve ini (yg juga karna circular
dependency restriction) ya cuma dengan interface

Tapi API bawaan .net framework emang sering lacking interface, jadi sering
susah di-unit-test as it stands. Tapi karna sering diprotes, library2
keluaran redmond recently semuanya based on interface n berpihak ke camp TDD

On Tue, Dec 16, 2008 at 1:01 PM, Adelwin Handoyo adel...@gmail.com wrote:

Weh henluk…

 Hahahha

 Gua baru ngeh lu ternyata join milis sini juga :p

 Practice nya sampe sekarang khan .net jarang pake interface pattern khan?

 Yah at least yang gua liat sih yah…





 Adelwin Handoyo
 *COTS (DS) Consultant, Financial Services Industry*
 *NCS Pte. Ltd**.*
 (Reg. No. 198101793G)
 A member of the Singapore Telecom Group
 5 Ang Mo Kio St 62, NCS Hub, Singapore (569141)
 DID : (65) 6556 6785 Fax: (65) 6483 5420
 Email ID :* **ahand...@ncs.com.sg*
 Website: http://www.ncs.com.sg

 * DISCLAIMER **

 This e-mail and any attachments thereto are intended for the sole use of
 the recipient(s) named above and may contain information that is
 confidential and/or proprietary to the NCS Group. Any use of the information
 contained herein (including, but not limited to, total or partial
 reproduction, communication, or dissemination in any form) by persons other
 than the intended recipient(s) is prohibited. If you have received this
 e-mail in error, please notify the sender immediately and delete it.

  NCS Pte. Ltd. - Reg. No. 198101793G 
   --

 *From:* jug-indonesia@yahoogroups.com [mailto:
 jug-indone...@yahoogroups.com] *On Behalf Of *Hendry Luk
 *Sent:* Tuesday, December 16, 2008 6:38 AM
 *To:* jug-indonesia@yahoogroups.com
 *Subject:* Re: [JUG-Indonesia] mengapa interface?



 Dari awal dah ada ;)

 2008/12/15 Nicholas I. S. ni...@yahoo.com

 Sorry, seharusnya gak include C#. AFAIK C# versi2 awal blom support adanya
 interface, dan baru ada belakangan. Padahal C# itu keluarnya belakangan di
 banding Java.


   



Re: [JUG-Indonesia] mengapa interface?

2008-12-15 Terurut Topik Hendry Luk
Sorry supaya gak misleading... Most .net mocking frameworks BISA mock
concrete class.. tapi liwat proxy n brarti tetep require DI (yg better off
pake interface). TypeMock bisa langsung instrument class bytecode at
runtime.

On Tue, Dec 16, 2008 at 2:57 PM, Hendry Luk hendrym...@gmail.com wrote:

 Hehe gw passive audience :)

 Kurang lebih hampir selalu dipake... Mostly karna 3 reasons:
 1. TDD. Rata2 mocking framework di .net cuma support interfaces. Satu2nya
 mocking framework yg gw tau support concrete class dan static methods
 (sekaligus satu2nya yg gak open-source) adalah TypeMock, yg berbayar dan
 sering dianggap encourage bad practice.
 2. Requirement dari many frameworks. Soalnya .net agak ketat dalam
 inherittable method. By default semua method adalah sealed, kecuali
 explicitely dinotate sebagai virtual (point of extensibility). Therefore,
 dynamic proxy (AOP, ORM lazy load, etc) cuma effective kalo codenya pake
 interface. Otherwise lo bakal mesti notate semua method lo jadi virtual.
 3. Generally architecture di .net (yg kurang lebih juga sama di java),
 adalah onion architecture (
 http://jeffreypalermo.com/blog/the-onion-architecture-part-1/). Domain
 layer di paling core, lalu paling luarnya adalah infrastructure (UI termasuk
 infrastructure). Satu2nya cara achieve ini (yg juga karna circular
 dependency restriction) ya cuma dengan interface

 Tapi API bawaan .net framework emang sering lacking interface, jadi sering
 susah di-unit-test as it stands. Tapi karna sering diprotes, library2
 keluaran redmond recently semuanya based on interface n berpihak ke camp TDD


 On Tue, Dec 16, 2008 at 1:01 PM, Adelwin Handoyo adel...@gmail.comwrote:

Weh henluk…

 Hahahha

 Gua baru ngeh lu ternyata join milis sini juga :p

 Practice nya sampe sekarang khan .net jarang pake interface pattern khan?

 Yah at least yang gua liat sih yah…





 Adelwin Handoyo
 *COTS (DS) Consultant, Financial Services Industry*
 *NCS Pte. Ltd**.*
 (Reg. No. 198101793G)
 A member of the Singapore Telecom Group
 5 Ang Mo Kio St 62, NCS Hub, Singapore (569141)
 DID : (65) 6556 6785 Fax: (65) 6483 5420
 Email ID :* **ahand...@ncs.com.sg*
 Website: http://www.ncs.com.sg

 * DISCLAIMER **

 This e-mail and any attachments thereto are intended for the sole use of
 the recipient(s) named above and may contain information that is
 confidential and/or proprietary to the NCS Group. Any use of the information
 contained herein (including, but not limited to, total or partial
 reproduction, communication, or dissemination in any form) by persons other
 than the intended recipient(s) is prohibited. If you have received this
 e-mail in error, please notify the sender immediately and delete it.

  NCS Pte. Ltd. - Reg. No. 198101793G 
   --

 *From:* jug-indonesia@yahoogroups.com [mailto:
 jug-indone...@yahoogroups.com] *On Behalf Of *Hendry Luk
 *Sent:* Tuesday, December 16, 2008 6:38 AM
 *To:* jug-indonesia@yahoogroups.com
 *Subject:* Re: [JUG-Indonesia] mengapa interface?



 Dari awal dah ada ;)

 2008/12/15 Nicholas I. S. ni...@yahoo.com

 Sorry, seharusnya gak include C#. AFAIK C# versi2 awal blom support adanya
 interface, dan baru ada belakangan. Padahal C# itu keluarnya belakangan di
 banding Java.


   





Re: [JUG-Indonesia] [ask] Codesmith di java

2008-12-15 Terurut Topik Hendry Luk
Maksud gw bukan itu... Bukan code gen bikin repetition...
Tapi design EJB2 itu butuh banyak noise n repetition, makanya butuh codegen
kayak xdocklet buat ease the pain.

Padahal disini xdocklet sebenernya gak lebih dari quick hack buat get around
the underlying problem... yaitu design API EJB2 yg ridiculously verbose,
unreadable, n repetitive.

Disini yg gw maksud manfaat codegen yg illusive. Emang codegen ngebantu
banget daripada mesti nulis pake tangan, tapi tetep lebih baik API designnya
yg dibenerin supaya gak noisy dan human friendly.. dimana lo gak butuh lagi
codegen. Kayak yg dah dibenerin di ejb3.

Tapi codegen juga sebenernya banyak dipake buat tujuan bener. Gw gak tau
napa banyak comment yg undermining codegen di java. Padahal NHQG (NHibernate
Query Generator) itu contoh codegen yg bener2 ngebantu banget di .net.

Contohnya, ini query Many-To-Many di nhibernate:
User usr = User.FindOne(
Where.User.Name == Hendry 
Where.User.Roles.With().Name == Administrator
);

Strong type... far better daripada HQL.
Dan (di c# 2) ini cuma possible dengan code-generator buat autogenerate
class Where beserta setiap subclassnya buat tiap entity (e,g,
Where.User.Roles).

nb: di c# 3 ini udah deprecated direplace linq


2008/12/15 sm96 syaiful.mukh...@gmail.com

   ini juga satu factor kelemahan yg terlalu dibesar-besarkan.
 padahal sebenarnya bisa-bisa saja DRY diterapkan di code generator manapun.
 hanya karena, developer pemakai code generator pengen cepetnya aja,
 sehingga gak terlalu mikirin masalah DRY.
 jika penggunaan code generator sudah optimal, duplikasi apa lagi yg
 masih harus dipermasalahkan? berarti masalah duplikasi itu yang harus
 diresolve
 di sisi code generatornya.
 ekstrimnya, apakah kita gak mau mengulang2 ngetik statement
 macam 'public class .. extends  implements '
 ini masuk DRY apa bukan? jelas bukan dong?
 tapi code generator bisa dibikin dengan menerapkan DRY didalamnya.
 Kalau masih ada yg menganggap code generator 'jatuh' karena
 'melanggar' prinsip DRY,
 apa itu berarti developer2 ini gak mahir pake code generator.

 2008/12/11 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com:

  Masalahnya bukan code generator vs tanpa code generator. Tapi code
 generator
  vs code yg DRY dan low noise yg gak butuh generator at first place.
 
  Alasan xdocklet di ejb2 kan gara2 banyak butuh duplication n code noise
  dimana2 :(
 
  2008/12/9 sm96 syaiful.mukh...@gmail.com syaiful.mukhlis%40gmail.com
 
  kesalahan terbesar pada penggunaan code generator adalah,
  setelah code digenerate, trus dimodifikasi code hasil generate tsb.
  padahal jika konsisten dalam penerapan cara ini, mesti code generatornya
  yang disempurnakan, disertai dengan konfigurasi yang disempurnakan juga.
  bukan berarti code generator adalah sekali generate masalah langsung
  beres.
  kalo ada masalah, code generator yg disempurnakan sedemikian rupa,
  sehingga pada saat generate code yg diperlukan, tidak memakan waktu yg
  lama.
  dipikirkan juga, bahwa code yg sudah digenerate juga tidak perlu
  digenerate ulang.
 
  pada menyadari atau tidak, proses compiler, interpreter, codeweaver,
  bytecode enhancer,
  bytecode engineering, sebenarnya ini termasuk juga dalam kategori code
  generator.
  hanya saja untuk kasus ini, code yang dihasilkan, tidak pernah
 diubah-ubah
  lagi,
  dan tinggal dieksekusi. netbeans, sudah bertahun menerapkan cara seperti
  ini,
  form design aslinya selalu disimpan dalam file formatnya khusus, untuk
  kemudian
  digenerate menjadi code java, dimana didalam source code tsb selalu ada
  pesan
  'Generated Code' ditambah lagi pesan WARNING: Do NOT modify this
  code. The content of this method is
  * always regenerated by the Form Editor.
 
  2008/12/8 Hendry Luk hendrym...@gmail.com hendrymail%40gmail.com:
 
   xdocklet sempet jadi mainstream di EJB2 totally agree,
 ridiculously
   painful.
  
   2008/12/5 Ifnu ifnub...@gmail.com ifnubima%40gmail.com
  
   Software semacam codesmith ini sepertinya tidak populer di dunia
 Java,
   kalaupun ada sepertinya juga tidak laku.
  
   Di netbeans ada Visual Web Pack, ga banyak juga yang pake, ;). Ada
   juga mobility pack, disana ada visual midlet, ga banyak juga yang
   pake. Cuma Matisse aja yang desain halaman yang banyak dipake, trus
 di
   matisse ada databinding dengan beans binding, eh banyak yang ga pake
   juga ;)
  
   Ini adalah nature dari aplikasi java yang kebanyakan aplikasi
   enterprise, dan sekaligus egoistis programmer java yang alergi dengan
   full code generation.
  
   Banyak yang bilang code generation itu cuma awalnya yang enak, ketika
   kita mau costumize, banyak juga work around yang harus dicari. Pada
   akhirnya sama saja, ;).
  
  
 
  --
  syaiful.mukhlis
  gtalk:syaiful.mukh...@gmail.com syaiful.mukhlis%40gmail.com
 
 

 --
 syaiful.mukhlis
 gtalk:syaiful.mukh...@gmail.com syaiful.mukhlis%40gmail.com
  



  1   2   >