Re: LoI

2000-04-28 Terurut Topik Frarev Sitorus

Sekarang ini dari bantuan dana world bank dan pemerintah (10%), pemerintah
membentuk program pengentasan kemiskinan perkotaan (P2KP) yang fokusnya di
P.Jawa. Tujuan mereka ini adalah membangun kapasitas masyarakat miskin
melalui pembentukan institusi lokal atau BKM (badan keswadayaan
masyarakat) yang merupakan representasi masyarakat lokal (baik dari KSM
yang ada, PKK, LKMD, keagamaan, karangtaruna, dll). P2KP ini juga punya
rekan kerja dari LSM , yaitu KMW (konsultan manajemen wilayah) yang
berfungsi untuk melakukan audit segala proposal dana yang diajukan
kelompok masyarakat untuk berusaha skala kecil maupun menengah. Apakah
turunan dari kebijakan penguatan UKM (usaha kecil dan menengah) merupakan
P2KP yang diprakarsai WB (90%) dan pemerintah (10%)? Mungkin ya, karena
kelanjutan peningkatan kapasitas masyarakat (organizing) adalah
peningkatan inisiatif masyarakat untuk berusaha (skala ekonomi lokal).


On Thu, 27 Apr 2000, Frarev Sitorus wrote:

 Salah satu kebijakan reformasi ekonomi INA yang tertuang dalam LoI adalah
 penguatan UKM. SEjak 1958 hingga sekarang pertumbuhan koperasi(sebagai
 UKM) di INA sangat buruk akibat faktor yang tidak dapat dikuantitatifkan
 (misalnya KKN).
 Kebijakan penguatan ini apakah pemberian akses kepada UKM untuk
 mendapatkan pinjaman dana dan berusaha, atau peningkatan kapasitas UKM
 yang ada secara institusinya?
 Mungkin ada yang tau kemana arah/fokus dari kebijakan reformasi ekonomi
 tersebut.

 salam,
 Frarev




Kehancuran ekonomi

2000-04-28 Terurut Topik Frarev Sitorus

Benarkah kehancuran ekonomi sekarang ini disebabkan oleh para ilmuwan
fisika dan matematika?

salam,



LoI

2000-04-27 Terurut Topik Frarev Sitorus

Salah satu kebijakan reformasi ekonomi INA yang tertuang dalam LoI adalah
penguatan UKM. SEjak 1958 hingga sekarang pertumbuhan koperasi(sebagai
UKM) di INA sangat buruk akibat faktor yang tidak dapat dikuantitatifkan
(misalnya KKN).
Kebijakan penguatan ini apakah pemberian akses kepada UKM untuk
mendapatkan pinjaman dana dan berusaha, atau peningkatan kapasitas UKM
yang ada secara institusinya?
Mungkin ada yang tau kemana arah/fokus dari kebijakan reformasi ekonomi
tersebut.

salam,
Frarev



Konfirmasi

1999-11-10 Terurut Topik Frarev Sitorus

Punten...

Saya butuh bantuan teman-teman yang tau no.telp atau no. HP  Menteri BUMN
sekarang (Laksamana Sukardi).

Hatur Nuhun



Re: Christianto Wibisono sang rasist

1999-09-30 Terurut Topik Frarev Sitorus

:))



Kondisi Jakarta(fwd)

1999-09-24 Terurut Topik Frarev Sitorus

-- Forwarded message --
Date: Sat, 25 Sep 1999 09:06:30 +0700

Salam Perjuangan,

Kondisi di Jakarta sendiri cukup mencekam, kemarin ada penembakan liar, satu
truk tronton tentara melintas cepat sambil menembakkan peluru tajam, 4 orang
terkena tembakan termasuk seorang bocah 11 tahun di sekitar RS jakarta.
Sementara itu Pam swakarsa memakai jubah FPI membacok masyarakat setempat di
sekitar benhil, korban dari masyarakat di larikan ke RS saint Corolus dan RS
Jakarta. Korban luka bacok juga di alami mahasiswa Gunadarma dan Taruma
Negara Satu kena pada bagian kepala, kondisinya masih kritis, satu lagi kena
pada bagian punggung. Ada juga Mahasiswa yang terlindas truk tronton yang
sengaja melaju dengan cepat menabrak kerumunan, rusuk dan bahu kirinya
hancur, sekarang masih dalam keadaan kritis.

Salut pada semangat Mahasiswa yang masih tetap tinggi; Hari ini Mahasiswa
mungkin turun lagi.


Ok



Kekeresan MILITER

1999-09-15 Terurut Topik Frarev Sitorus

Peristiwa Aceh, Ambon, dan Timtim adalah contoh ketidaksiapan pemerintah
dan TNI untuk menyelesaikan persoalan di sana. Korban kekerasan yang
diakibatkan oleh "perkelahian" saudara semakin bertambah. Ketidakadilan
dan penindasan dirasakan sampai sekarang oleh mereka.

Pada tanggal 14-09-1999, pemerintah dengan alatnya TNI BERHASIL
menyelesaikan persoalan kestabilan negara di Jakarta. TNI BERHASIL
membubarkan aspirasi mahasiswa yang berjuang menuntut pembatalan RUU KKN
atau RUU PKB. Mahasiswa dianggap pengacau kestabilan keamanan negara hanya
dengan aksi ke gedung DPR/MPR di jakarta. Dengan peralatan yang lengkap
dan terbaru, TNI berhasil mengahadang mahasiswa bahkan sampai ke kampus.
TNI tidak segan - segan lagi untuk menindak keras bagi "pengacau"
kestabilan negara.

Pertanyaannya adalah: bagaimana jika RUU PKB jadi disahkan 23-09-1999
nanti? Apakah akan kembalinya rezim militer?

jabat erat



Re: Australia ditolak, apakah AS perlu ditolak?

1999-09-14 Terurut Topik Frarev Sitorus

Lebih baik lagi jika kehadiran TNI di Timtim lebih dipertmbangkan jika
tidak menghasilkan apa-apa(bahkan yang kecil).

jabat erat



TUNDA PENGESAHAN RUU PKB (fwd)

1999-09-14 Terurut Topik Frarev Sitorus

-- Forwarded message --
Date: Tue, 14 Sep 1999 15:23:12 +0700 (JAVT)
From: Frarev Sitorus [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: TUNDA PENGESAHAN RUU PKB


Kemungkinan pada minggu ini, hari Kamis ini, RUU PKB (Pernyataan Keadaan
Bahaya) akan disahkan. Pada dasarnya, RUU PKB ini = RUU KKN.

Pemerintahan sekarang ini semakin tidak jelas kebijakan-kebijakannya. RUU
PKB ini berkaitan erat dengan kebijakan publik. Ketidakjelasan definisi
Keadaan Bahaya masih belum secara transparan dilakukan oleh pengambil
kebijakan dan pemerintah. Pemerintah dan pengambil keputusan kebijakan
sekarang ini cenderung mensahkan suatu kebijakan tidak  berdasarkan
aspirasi rakyat.

Harapannya : MENUNDA PENGESAHAN RUU PKB.


jabat erat



RUU KKN (fwd)

1999-09-09 Terurut Topik Frarev Sitorus

  RUU Tentang Keselamatan Dan Keamanan Negara

Pengantar:

Pemerintah telah mengajukan RUU tentang Keselamatan dan Keamanan Negara
kepada DPR, namun rancangan ini mendapat protes keras dari masyarakat.
Bahkan reaksi itu menyebutkan agar DPR menolak RUU tersebut, karena
dinilai sama saja dengan peraturan lama yang memberi kewenangan kepada
militer terlalu besar mengambil tindakan atas nama keselamatan negara.
Sementara Presiden bisa menyatakan keadaan bahaya cukup dengan
mendengar pertimbangan Dewan Pertahanan Keamanan Nasional dan Dewan
Penegakkan Keamanan dan Sistem Hukum. Agar bisa mencermati setiap pasal
RUU tersebut, Pembaruan menyajikannya dalam lima bagian mulai hari ini.

Menimbang:

a. bahwa guna mencapai cita-cita dan tujuan nasional yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang dasar 1945, kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara harus terpelihara serta berjalan dengan aman
dan terib;

b. bahwa dalam penyelenggaraan pemerintahan negara untuk tetap tegaknya
kedaulatan negara, terpeliharanya persatuan dan kesatuan bangsa serta
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dapat timbul
berbagai ancaman baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri dengan
intensitas yang tinggi, sehingga diperlukan penyelenggaraan keselamatan
dan keamanan negara dengan penindakan secara dini, cepat, tepat,
terpadu, tuntas dan aman serta profesional;

c. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara yang
berdasar atas hukum, oleh karena itu penyelenggaraan keselamatan negara
sebagai upaya untuk mencegah dan menanggulangi ancaman terhadap
keselematan dan keamanan negara yang pada hakikatnya merupakan
perlindungan terhadap keselamatan dan keamanan rakyat dan negara serta
menjadi tanggungjawab seluruh rakyat Indonesia, harus berdasarkan
ketentuan hukum yang berlaku dan kecenderungan hukum internasional.

d. bahwa Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan negara yang
tertinggi bertanggungjawab terhadap keselamatan dan keamanan negara
baik dalam keadaan biasa maupun dalam keadaan bahaya, oleh karena itu
berhak mengambil segala tindakan untuk menyelamatkan dan mengamankan
negara;

e. bahwa Undang-undang Nomor 23 Prp Tahun 1959 tentang Keadaan bahaya
dan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1960 tentang Permintaan dan
Pelaksanaan Bantuan Militer yang selama ini menjadi dasar hukum
penanggulangan ancaman pertahanan keamanan negara sudah tidak sesuai
lagi dengan perkembangan hukum dan ketatanegaraan, sehingga harus
dicabut dan diganti;

f. bahwa dengan dicabutnya Undang-undang Nomor 11/PNPS/1963 tentang
pemberantasan kegiatan Subversi, diperlukan pengaturan untuk mencegah
dan mengatasi kegiatan-kegiatan yang bersifat subversif secara dini,
cepat, tepat, terpadu, tuntas dan aman serta profesional;

g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a,b,c,d,e dan f perlu dibentuk Undang-undang tentang Keselamatan dan
Keamanan Negara;

Mengingat:

1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 10, Pasal 12, Pasal 20 ayat (1) dan Pasal 30
Undang-undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pertahanan Keamanan negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Tahun
1982 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3234), sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1988 tentang Perubahan atas
Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pertahanan Keamanan negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Tahun
1988 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3368);

Bab I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:

1. Keselamatan negara adalah keadaan kehidupan negara yang terhindar
dari segala bentuk ancaman baik dari dalam negeri maupun dari luar
negeri yang membahayakan kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan
bangsa, dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,
sehingga fungsi pemerintahan, kehidupan perekonomian dan kehidupan
sosial masyarakat dapat berjalan sebagaimana mestinya.

2. Keamanan negara adalah keadaan kehidupan negara yang mampu menjamin
tetap tegaknya Negara Kesatuan republik Indonesia berdasarkan Pancasila
dan Undang-undang dasar 1945 terhadap segala ancaman baik dari dalam
negeri maupun dari luar negeri dan tercapainya tujuan nasional.

3. Ancaman adalah usaha yang dilaksanakan secara konsepsional melalui
kegiatan atau kejahatan politik, ekonomi, sosial, maupun budaya yang
membahayakan kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa, dan
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4. Penyelenggaraan keselamatan dan keamanan negara adalah bagian dari
upaya pertahanan keamanan negara yang merupakan salah satu fungsi
pemerintahan negara yang dilakukan melalui kegiatan pencegahan dan
penanggulangan terhadap setiap ancaman baik dari dalam negeri maupun
dari luar negeri secara dini, cepat, tepat, terpadu, tuntas, dan aman
serta profesional yang ditujukan terpeliharanya kedaulatan negara,
persatuan dan kesatuan bangsa, dan terjaminnya keutuhan wilayah Negara
Kesatuan 

Re: Buku Pelajaran Murah (fwd)

1999-08-27 Terurut Topik Frarev Sitorus

-- Forwarded message --
Date: Fri, 27 Aug 1999 07:11:44 -0500 (CDT)
From: Judi Santoso [EMAIL PROTECTED]
To: Frarev Sitorus [EMAIL PROTECTED]


Wah.. informasi gituan sih masih lebih hebat aku. Aku nyariin bukunya mas
yudi di www.bestbookbuys.com dan dia compare dengan 26 toko buku termasuk
semua toko buku yang dikasih orang di bawah ini. Terus aku dapat lagi di
www.ecampus.com dan lebih murah dari 26 toko buku yang kudapat, aku bisa
ngemat jauh lebih banyak. Ternyata masih lebih mantap aku ya 

Juli




 Seperti rekan-rekan ketahui, buku pelajaran sekolah sulit didapat melalui
 amazone.com ataupun toko buku umum lainnya. Biasanya hanya toko buku
 sekolah yang menjual buku pelajaran. Sayangnya, harganya cukup mahal.

 Kalau rekan-rekan ingin membeli buku pelajaran lebih murah, silahkan
 kunjungi web berikut ini:

 www.varsitybooks.com

 www.versity.com

 www.theuzone.com

 www.bigwords.com

 www.ecampus.com

 www.textbooks.com


 Semoga bermanfaat.

 Jabat erat,


 Ahmad Syamil
 Toledo, OH

 Personal Home Page:

 www.geocities.com/Athens/Academy/5261/




Re: MASIH ADAKAH HUKUM DI-INDONESIA ?

1999-08-22 Terurut Topik Frarev Sitorus

Yah...sebenarnya hukum itu adalah adil. Tanpa keadilan bukanlah hukum.
:)

jabat erat



On Sat, 21 Aug 1999, hendy Agus rochyanto wrote:

 maybe.

 - Original Message -
 From: bRidWaN [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Saturday, August 21, 1999 7:00 PM
 Subject: MASIH ADAKAH HUKUM DI-INDONESIA ?


  Masih ?
 




Re: Golkar Putih vs Golkar Hitam ?

1999-08-13 Terurut Topik Frarev Sitorus

Bang bRiDwan,
yang jelas...mbak MS sekarang di atas "angin" dengan goyangan untuk Pak
BJH sekarang ini.
Setahu Saya, goyangan ini dari GOlkar juga untuk tim sukses Pak BJH.
So, jelas sudah hitam - putih kan..?

jabat erat



On Fri, 13 Aug 1999, bRidWaN wrote:

 Teman,
 Apa iya ada Golkar Putih atau Hitam..?

 Engga ada !
 Yang ada ya Golkar.
 Mau warna ?

 Ya yang ada Golkar Kuning:)!

 Salam,
 bRidWaN




Re: Golkar Putih vs Golkar Hitam ?

1999-08-13 Terurut Topik Frarev Sitorus

On Fri, 13 Aug 1999, Irwan Ariston Napitupulu wrote:

 Tidak masalah kalau kuning mau dukung PDIP dan PKB,
 yg jelas PDIP dan PKB ngga akan dukung kuning mimpin
 pemerintahan lagi:)

Yap benar...kita lihat saja Rapim Golkar yad. Siapa yang menjadi calonnya
ato dukungannya.

 Gus Dur orang hebat, Matori orang hebat, Megawati orang
 hebat, Kwik Kian Gie orang hebat. Sayang, Amien Rais
 harus keluar dari daftar orang hebat yg saya miliki karena
 tampaknya dia lebih senang main2 politik walau hal tersebut
 sangat membahayakan nasib ratusan juta rakyat Indonesia.

Saya akui memang Gus Dur sudah melihat jauh ke depan.Buktinya Mas Amien
malah kebingungan nih..
:)

 jabat erat,
 Irwan Ariston Napitupulu




No Subject

1999-08-12 Terurut Topik Frarev Sitorus

Saya sekarang sedang tertarik SIstem Informasi. Dalam Sistem Informasi
terpadu, bukan saja menggunakan aplikasi ArcVIew dan ArcInfo GIS.
Melainkan aplikasi lain, seperti Access Database, SQL, dan Oracle.

Saya sudah mencari buku dan informasi mengenai SQL dan ORACLE, tetapi
belum dapat juga. Jadi, Saya belum paham benar apa itu SQL dan ORACLE.
Saya mau menanyakan kepada teman - teman yang mengetahuinya, apa itu
program SQL dengan ORACLE, dimana perbedaan fungsinya dalam database, dan
apakah bedanya dengan Ms Access Database?
Kalo teman - teman ada yang mengetahuinya, mohon penjelasannya.
Trims
:)


jabat erat
FRAREV SITORUS



dari UC99 (fwd)

1999-08-06 Terurut Topik Frarev Sitorus

Ini catatan ringan dari ESRI User Conference 99 di San Diego minggu
lalu.

Jack Dangermond, president ESRI, masih bisa tersenyum lebar.  Perusahaan
pribadi yang cuma dimiliki bersama istrinya itu masih mendominasi GIS di
seluruh dunia.  Jumlah peserta masih meningkat dari tahun lalu (saya
tidak punya angka persis, tapi sekitar 9 ribu orang). Seperti biasa,
setelah mengikuti konferensi ini selama 5 tahun berturut-turut, selalu a
lot of fun; ada saja yang exciting dan worth it untuk dihadiri.  Kali
ini Arcinfo 8 menjadi primadona.

Antara Arcview dan Arcinfo makin mirip seperti bandul.  Sepulang dari
konferensi serupa di Palm Springs tahun 94, ketika Arcview 2
diperkenalkan, ada kekhawatiran akan meredupnya Arcinfo sebagai GIS
hardcore.  Memang tidak terlalu salah (walaupun saya pribadi sih masih
tetap rely dengan Arcinfo, kecuali untuk presentasi).  Misalnya di
tempat saya, sejak ada Arcview 2, Arcinfo diajarkan sebagai pelengkap,
dan para mahasiswapun lebih terpikat dengan Arcview karena mudah; lalu
dalam dua tahun terakhir malah Arcinfo hanya disebut-sebut saja di depan
kelas, tidak pernah diajarkan.

Sekarang dengan hadirnya Arcinfo 8, kelihatannya bandul akan bergerak ke
arah sebaliknya. Arcinfo kini tampil dengan aroma Microsoft yang lebih
kencang (b!); database mereka bukan lagi mengandalkan Info, tapi
Jet-nya Microsoft, scripting-nya dengan Visual Basic, dsb.
Arsitektur-nya berubah total.

Di sisi pemakai, dari demo yang mereka tunjukkan, Arcinfo membuat GIS
kelihatannya jauh lebih mudah (challenge lagi buat yang mengajar GIS,
sebab kalau cuma "kelihatannya" mudah, itu bisa menjebak; orang malah
menggampangkan konsepnya-- dan tentunya bisa ditebak akibat
selanjutnya).

So What?
Bagi yang belum sempat terpukau oleh Arcview, ini kesempatan untuk
melompat ke Arcinfo baru. Bagi yang sudah memulai dengan Visual Basic,
beruntunglah! bagi yang belum, please do! Satu lagi, Internet menjadi
computing platform yang makin makin penting (just like in other
applications); untuk itu, kenalilah XML (extended-nya HTML).  Satu lagi
yang jelas: akibat makin mudahnya tool GIS ini (terutama Arcinfo 8),
kita akan dibuat makin produktif.

salam,
aaa

ps.
kalau ada pertanyaan yang lebih spesifik, dengan senang hati saya akan
layani. Untuk IPK, punten CD proceeding jueng nu lainna, kedah dikofi
heula, nanti ku saya di-USMail-keun wae, Wan.



Re: Otonomi : scenario with 30% students share

1999-08-06 Terurut Topik Frarev Sitorus

Bung Tarigan,

Maksud dari posting -posting kuantitatif ini apa? sorry, mungkin Saya
telat mengikuti permias@.

jabat erat



On Sat, 7 Aug 1999, Arikrisna M Tarigan wrote:

  Students share in 30%30%  30% 30%
recurrent budget
  Students Tuitition
and fees (Rp 000)  60.064.495  18.250.835  22.852.674 35.185.000
  Other sources
(Rp 000)  140.000.000  42.585.282  53.322.906 82.098.333
  Current Government
  approriation (Rp 000)  38.842.381  22.694.852  22.355.289 28.646.564
  to be acquired from other
  sources (Rp 000)  101.308.107  19.890.430  30.967.617 53.451.769
 
  Bahan : materi rapat senat ITB
 
  Viva Liverpool
   Ari krisna
 




Re: Otonomi : governement investment in PTNs

1999-08-06 Terurut Topik Frarev Sitorus

Bung Tarigan,

keliatannya cukup menarik pembahasan ini. Sebenarnya apa sih maksud anda??
Saya yang "telat"ini kelabakan juga...

jabat erat



On Sat, 7 Aug 1999, Arikrisna M Tarigan wrote:

 Governement investment 1998-1999

 Institution DIP For-Ex  QUE/DUE Investment
 IPB   10.764.300   76.343.673   7.324.845   94.432.818
 ITB   12.832.400   31.918.000  15.285.584   60.035.984
 UGM   11.422.9005.941.008  22.533.323   39.897.231
 UI11.779.500   20.557.790   32.337.290


 Sumber : materi rapat senat ITB

 Viva Liverpool
 Ari Krisna




THE JACK BULL

1999-07-24 Terurut Topik FRAREV SITORUS

Film ini cukup bagus.
Dibintangi oleh John Cusack dan  Joh Goodman.
*Untuk menuntut keadilan, nyawa adalah taruhannya*
*Apakah "orang besar" tidak mempedulikan keadilan bagi "orang kecil"?
Film ini pada masa Wyoming menjadi negara bagian dari U.S

jabat erat



Fw:THE JACK BULL

1999-07-24 Terurut Topik FRAREV SITORUS

"Quo Vadis" Kejaksaan sampai pengadilan di Indonesia?
(nyeplak dari Kompas, hari ini)
:)))

jabat erat

Film ini cukup bagus.
Dibintangi oleh John Cusack dan  Joh Goodman.
*Untuk menuntut keadilan, nyawa adalah taruhannya*
*Apakah "orang besar" tidak mempedulikan keadilan bagi "orang kecil"?
Film ini pada masa Wyoming menjadi negara bagian dari U.S

jabat erat



Crime Hot Spot Analysis And Dynamic Pin Map , by: Anak Agung (fwd)

1999-07-13 Terurut Topik FRAREV SITORUS





CRIME HOT SPOT ANALYSIS AND DYNAMIC PIN MAP 
Anak Agung Gde Agung Rutgers University
Abstract 
This paper presents three alternative methods to analyze the spatial and 
temporal patterns of crime with the goal of dentifying areas with high number of 
incidents. The first method is to count the number of nearby incidents from each 
event, the second method is to calculate the mean and standard deviation of time 
lags between two events, and the third method is to calculate the total distance 
of nearest events from each incident. With Avenue programming in Arcview and 
Spatial Analyst, the analysis of hot spots is completed for a sample 
of data from police offense reports. The main conclusion of this paper is that 
crime hot spots should be defined not only by the geometry of previous events 
but also by their temporal characteristics. 
Introduction 
A crime hot spot is generally defined as an area containing dense clusters of 
criminal incidents. Identifications of hotspots helps public safety institutions 
allocate resources for crime prevention activities. This geographical analysis 
is usually made based on crime pin maps of reported crime events over a certain 
period. The main issue in the traditional method of hot spot analysis is 
the lack of time dimension to be explicitly considered (Illinois Criminal 
Justice Information Authority, 1993). A hot spot is determined only by the 
geometry of previous events. This simple approach may be good enough to analyze 
data over a short time period, but to analyze data over a year or longer period, 
crime hot spots should be determined not only by the geometrical aspect of the 
events but also by their time characteristics. One common method used to 
define crime hot spots is to draw circles from each event and then find the 
ellipse representing the highest density of crime, i.e., to measure events per 
square mile. This method usually uses a cut-off figure, for example, only the 
top 25 percent of circles containing the highest number of incidents are defined 
as a hot spot. The result is an ellipse with no direct comparison with the 
surrounding area. Defining a crime hot spot is an intuitive process, 
however, a definition only based on the number of events is insufficient. This 
paper discusses three alternative methods to define crime hot spots. The first 
method considers the number of events, the second method involves a temporal 
dimension measured by the mean and standard deviation of time lags between two 
events. The third method considers the relative distance between events. 
Assuming the three aspects of analysis to be complementary in defining crime hot 
spots, this paper compares the hot spot maps derived by these three methods. 

Method 1: Crime Event Counts 
In the first method, a crime hot spot is defined as the area where the number 
of nearby incidents is high. The first question in dealing with this definition 
is how to choose near events from each incident. One extreme is when 
near is only for the location of each event itself, therefore every 
event will be a hot spot. The other extreme is when we take all events, with the 
result that no hot spot area can be defined. 
The basic idea of counting the number of events or measuring event density in 
this method is similar to the approach used in the STAC! program (Illinois 
Criminal Justice Information Authority, 1993), but it is different in the 
approach to deliniate the hot spots. In the STAC! program, the user define a 
grid size and then divide the area into this grid. A circle is made on every 
node and then the program counts the number of incidents in each circle. The 
circles in the top 25% in terms of incident numbers are then defined as hot 
circles. These steps are repreated for larger size of grid to get the second set 
of hot circles. Combination of the two hot circles will give an ellipse or the 
hot spot with greatest number of incidents. The method used in this 
paper counts the number of events within a certain distance from each event and 
then store this count in that event. The test uses 2000 feet to represent the 
size of three- to five-blocks of an urban area. After the number of surrounding 
events are counted from each event, the next step is to use spatial 
interpolation between events in order to make a continuous surface showing the 
relative level of hot spots in the area. In Avenue, the main part of this method 
can be written as follows: for each frompt in 
theVTab fromShape=theVTab.ReturnValue(theShapeField,frompt) 
totalEvents=0 for each topt in theVTab 
toShape=theVTab.ReturnValue(theShapeField,topt) 
theDistance=(FromShape.Distance(toShape)) if (theDistance  2000) 
then totalEvents=1+totalEvents end end end 
Method 2: Time Lag Between Events 
In the second method, I define a hot spot as an area where the frequency of 
crime incidents is high and/or occur on a relatively regular basis. This can be 
measured by the mean and standard deviation of 

BUKAN isu SARA kah ini

1999-07-12 Terurut Topik FRAREV SITORUS

hi...
Sebelumnya kalo posting ini tidak membangun, maap  yah, tolong di send aja
ke recycle bin.
:-)

Apakah masa penjajahan 350 tahun (baca:Belanda) merupakan masa penindasan
dan masa pembodohan sehingga rakyat menderita ( dikenal dengan nama keren:
kerja paksa rodi dan pemerasan)? Apakah masa penjajahan bangsa Jepang di INA
juga demikian?

Bagaimana dengan sejarah tentang Supersemar dan film kebangsaan ( baca :
sejarah G30S/PKI) ?  Kalo film sejarahnya tentang masa Mojopahit dan
Diponegoro, bolehlah diperankan oleh orang lain karena orang aslinya sudah
banyak yang alm kan? Tetapi kalo film "sejarah" G30S/PKI itu sebaiknyalah
film kisah "Malam Kelabu di Jakarta", bagaimana? Habisnya pemainnya semua
bukan orang aslinya, padahal... masih adakan yang masih hidup. Jadi, itu
bukan film " sejarah" , melainkan film "Kisah Malam Kelabu di Jakarta" yang
disutradara-i oleh  "penguasa". Mungkinkah?

Bagaimana dengan sejarah tentang penjajahan yang dialami oleh bangsa kita
dulu? Warna bendera kita sebenarnya  diambil oleh bung Karno-Hatta dari
bendera mana? (bendera Belanda yang telah disobek? tentu tidak bukan? )
Saya mungkin tidak pernah merasakannya dan kurang mengetahui sejarah bangsa
Kita secara detail, tetapi entah kakek Saya entah tetangga Saya entah pak
Harto entah mas Amien entah mbak MS entah teman - teman mungkin lebih tau .
Bagaimana...?

jabat erat
FRAREV SITORUS



Konfirmasi mail

1999-07-11 Terurut Topik Frarev Sitorus

Hi...
Saya lagi mau cari informasi e- mail address dosen pengajar yang
berkompeten dalam bidang perencanaan, baik perencanaan transportasi maupun
perencanaan perkotaan/permukiman/wilayah, dari teman-teman mahasiswa di LN
maupun yang bukan mahasiswa lagi di LN. Artinya, Saya mau berdiskusi
dengan pengajar di sana seputar perencanaan. Meskipun bukan dosen, seorang
penulis buku pun, tentunya yang berhubungan dengan perencanaan publik,
Saya mengharapkan juga.

Saya juga lagi cari-cari tau mail address orang yang kerja di ESRI ( baik
di INA maupun di LN ) atau orang yang "familiar" dengan program Arcview
dan Arcinfo.

Sebelumnya, Saya minta maaf dan terima kasih atas
perhatian teman - teman semua.

NB: Juga tolong konfirmasikan perihal pengajar dimana atau ahli di bidang
apa.

jabat erat
FRAREV SITORUS



Re: [bincang] KKN di KPU ?

1999-07-11 Terurut Topik Frarev Sitorus

Walaupun PK katanya tidak memenuhi target suara di Pemilu dan disebut
partai yang masih "bayi", Saya memandang tidak demikian halnya.  Sikap PK
yang konsisten untuk menghapus KKN, hingga riil di KPU, dan mempunyai
basis massanya yaitu mahasiswa maka PK merupakan partai yang sukses di
pemilu dan memiliki prospek baik yad.

Jadi, partai gurem yang terlihat sebagai BADUT di KPU akan dapat terlihat
jelas menurut Saya (  misalnya: P.Republik,PARI,dan P.Krisna).

salam
FRAREV


On Wed, 7 Jul 1999, Mohammad Rosadi wrote:
  Petikan wawancara dengan wakil Partai Keadilan di KPU
 Mustafa Kamal : Kalau Kalah Harus Lapang Dada
 WAWANCARA
 --
 SALAH satu anggota KPU yang terang-terangan mencium adanya KKN
 (korupsi, kolusi, dan nepotisme) di lembaga tersebut adalah Mustafa
 Kamal, wakil Partai Keadilan (PK) di KPU. Alumnus Fakultas Sastra,
 Jurusan Sejarah UI lulusan 1995 juga mengungkapkan bukti otentik
 adanya ketidakberesan dana-dana yang  ada di KPU. Berikut petikan
 wawancara Ade Alawi dari Media dengan anggota muda KPU ini, Kamis (1/7)
 malam lalu.
 Petikannya:

 Anda terus terang mengatakan adanya dugaan KKN di KPU. Bisa
 dijelaskan?

 Saya kira di KPU itu relatif sudah ada perubahan-perubahan ke arah
 demokratisasi. Tapi, ada satu hal yang tidak bergeming sama sekali,
 yaitu masalah KKN. Dari awal di KPU saya sudah angkat pentingnya
 transparansi. Dan itulah yang diangkat oleh mahasiswa sebagai salah
 satu tuntutannya dalam reformasi.  Apa salahnya anggaran KPU itu
 dikemukakan agar masyarakat ikut mengontrol , seperti Indonesian
 Corruption Watch bisa ikut berpartisipasi dalam rangka menjaga uang
 negara. Ini yang tidak ditanggapi. Saya sendiri heran untuk yang
 satu ini kurang ditanggapi Sidang  Pleno KPU. Lalu sampai pada satu
 peristiwa di mana ada bantuan dana kampanye dariKPU kepada partai
 politik. Pada waktu itu saya dibisiki bahwa dananya bisa diambil di
 kamar 12. Saya ragu-ragu, oleh karena itulah secara prosedural agak
 aneh, esoknya saya angkat di sidang pleno, ''Ini dana apa?'' Terus
 dijawab, ''Itu dana yang sah sebagai bantuan dari KPU dalam rangka
 kampanye.'' Pak Rudini sendiri yang menjamin itu.

 Oleh karena itu tanpa ragu-ragu saya ambil secara berkala, ada Rp 5
 juta atas nama Shirato Syafei, dua lagi atas nama PT Pabelan (Rp 18
 juta dan Rp 72 juta). Saya laporkan ke partai. Bendahara Partai
 Keadilan kaget, kok ceknya atas nama perorangan dan atas nama PT
 Pabelan. Secara prosedural salah. Tapi, Pak Rudini kemarin
 mengatakan di mana-mana di luar negeri yang namanya  komisi itu
 biasa. Tapi, kami melihat di keppres, komisi-komisi tersebut harus
 dikembalikan ke KPU atau kas negara. Bukan dibagi-bagikan ke partai
 atau anggota KPU.

 Singkatnya Anda menduga ada yang tidak beres?

 Secara prosedural itu nggak benar, sehingga kami menduga lebih jauh
 kemungkinan terjadinya praktek KKN di KPU. Dewan Syariah Partai
 Keadilan mengatakan bahwa itu haram, karena indikasinya itu
 suap-menyuap. Salah satu yang harus ditegakkan di KPU itu adalah
 pemberantasan KKN. Karena kalau di KPU saja.  kita tidak bisa
 membereskan soal KKN, apalagi kalau pemerintahan baru terbentuk.
 KPU kita anggap wadah formal pertama yang lahir di era reformasi, kan
 belum ada lembaga formal yang lain. KPU lembaga pertama. Laboratorium
 demokrasi kita yang pertama itu KPU. Kalau KKN tidak diberantas di
 KPU berarti  masih ada sisa kultur politik Orde Baru yang menurut
 saya bahkan paling parah dan membudaya, terlembagakan dalam
 kehidupan sosial kemasyarakatan kita , justru tak terusik.

 Apa lagi yang aneh dari dana-dana yang Anda terima itu?

 Yang aneh ada perbedaan masing-masing orang menerimanya. Ada yang
 dapat Rp 40 juta, terus ada tambahan lagi katanya. Ada yang
 belakangan baru tahu bahwa ada dana kampanye, seperti Partai
 Bhinneka Tungal Ika Pak Nurdin Purnomo. Lalu dia mau ambil dananya
 sudah tidak ada. Sudah hilang katanya. Ini kan  aneh. Untuk dana
 partai yang begitu besar kok tidak terbuka dan secara prosedural
 aneh.

 Saya sekarang mencurigai karena belum ada klarifikasi. Kalau
 transparan kan  masalahnya selesai. Kalau memang benar sesuai
 prosedur penyelenggaraan keuangan di KPU, nggak usah malu-malu atau
 takut-takut dijelaskan ke masyarakat. Tapi, saya memaklumi
 keinginan DPP Partai Keadilan untuk klarifikasi soal dana itu.
 Sampai sekarang kita prioritas kepada penghitungan suara, karena
 masyarakat juga menunggu-nunggu.

 Saya kira soal tranparansi itu tinggal menunggu waktu saja karena toh
 datanya sudah ada di Sub-Komisi A, Sub-Komisi Anggaran, dan juga
 Sekretariat Umum KPU. Mereka sudah pegang datanya. Saya kira supaya
 perhatian masyarakat terpusat kepada penghitungan suara. Jadi, saya
 kira tidak ada masalah kalau didahulukan penghitungan suara.

 Tapi, kalau nantinya klarifikasi yang Anda inginkan tidak digubris.
 Apa implikasinya bagi KPU?

 Wibawa KPU akan terus merosot. Apa pun yang diproduk KPU menjadi
 tidak dapat 

Konfirmasi mail

1999-07-11 Terurut Topik Frarev Sitorus

Hi...
Saya lagi mau cari informasi e- mail address dosen pengajar yang
berkompeten dalam bidang perencanaan, baik perencanaan transportasi maupun
perencanaan perkotaan/permukiman/wilayah, dari teman-teman mahasiswa di LN
maupun yang bukan mahasiswa lagi di LN. Artinya, Saya mau berdiskusi
dengan pengajar di sana seputar perencanaan. Meskipun bukan dosen, seorang
penulis buku pun, tentunya yang berhubungan dengan perencanaan publik,
Saya mengharapkan juga. Sebelumnya, Saya minta maaf dan terima kasih atas
perhatian teman - teman semua.

NB: Juga tolong konfirmasikan perihal pengajar dimana atau ahli di bidang
apa.

jabat erat
FRAREV SITORUS



Re: Kisah: Pemurtadan itu Ada di Minangkabau (RE: Apa ini betul terja di?)

1999-07-07 Terurut Topik Frarev Sitorus

Yap.
Saya tidak setuju dengan kasus peng-Kristenan melalui pemerkosaan atau
pemaksaan seperti yang tertulis di Republika/posting di milis
ini(benar atau tidaknya cerita).

jabat erat


On Tue, 6 Jul 1999, Yumartono wrote:

 Prabu Brawijaya dan rekan-rekan lainnya,
 
 Berita ini sudah lama saya nantikan. Saya yakin betul berita ini bakal
 muncul di permias@. Untuk menjawabnya berikut saya paste-kan berita sebelum
 REPUBLIKA menerbitkannya agar seimbang.
 
 Efron


 YMT : Komentar saya singkat saja,  berita ini bukan penyeimbang, tapi hanya
 pembelaan belaka !

 Salam,
 
 Saya baru pulang dari Bukit Tinggi dan Padang hari Sabtu lalu untuk
 menolong
 beberapa gereja kami yang kecil di tempat itu, dan yang terjadi adalah
 dalam
 sebulan terakhir ini terjadi keresahan ditengah warga Kristiani di
 SUMBAR,karena fitnahan yang keji terhadap mereka.
 Kisahnya begini :
 Ada seorang anak remaja (siswa Madrasah Aliyah Negeri) yang bernama
 Khairiyah, dan setahun lalu ia menjadi Kristen, kemudian karena takut
 kepada
 ortu, ia minta perlindungan kepada orang Kristen dan akhirnya ditempatkan
 di
 keluarga Salmon Ongirwalu (seorang ambon yang beristri wanita Minang
 bernama
 Neneng), yang memiliki juga dua orang anak. Singkat cerita Khairiyah
 disekolahkan dan dijadikan bagian dari keluarga Salmon.


 YMT : Ini yang menjadi pertanyaan saya, bagaimana proses sdri. Khariyah
 menjadi Kristen ?  Kok tidak dibahas prosesnya, padahal inilah yang menjadi
 masalah utama.
 Kalau dibaca lagi pemberitaan dari Republika jelas sekali bagaimana proses
 yang dialami oleh sdri. Khairiyah.

 Jadi untuk saat ini saya masih mempercayai berita yang dimuat oleh
 Republika.

 Wassalam,

 YMT




Re: Hukum Alam

1999-07-07 Terurut Topik Frarev Sitorus

Bug Hadeer,
Benar ...tulisan bung di bawah.

salam



On Wed, 7 Jul 1999, Hadeer wrote:


 Sesuai dengan ajaran yang saya yakini :

 Yaitu tidak ada yang namanya PAKSAAN (dengan segala turunannya) untuk masuk
 ataupun beribadah dalam keyakinan saya.

 Jika saya mengajak seseorang kepada KEBENARAN dan orang tersebut tidak mau
 mengikuti saya, maka saya berlepas tangan. Sudah lepas tanggung jawab saya
 terhadap orang tersebut. Karena saya sudah yakin berada dalam kebenaran dan
 pada akhirnya saya sendirilah yang akan merasakan dan MENIKMATI hasil dari
 kebenaran tersebut, saya TIDAK MEMERLUKAN orang yang saya ajak tersebut
 untuk bersama-sama menikmati kebenaran, karena dia sudah menolak saya.

 LAIN HALNYA 

 Jika seseorang yang berada dalam KESESATAN, . dengan segala daya dan
 upaya orang yang berada dalam kesesatan akan mengajak orang lain mengikuti
 jejaknya . SAMPAI orang lain ikut tersesat, karena orang yang sesat
 MEMERLUKAN orang lain agar merasa nyaman dan tenang, jika ada orang lain
 yang ikut bersama-sama merasakan siksa dan kesesatan.

 Sebuah logika yang sederhana.
 Jadi perhatikan saja, siapa yang paling ngotot untuk "MENGAJAK" 


 Salam :-)
 Hadeer





Pernyataan bung Harto di SCTV

1999-07-04 Terurut Topik FRAREV SITORUS

Pak Harto dengan tim penasehat hukumnya sudah menyerahkan gugatannya kepada
pengadilan tinggi negeri Jakarta, terhadap majalah TIME. Dari liputan SCTV
di kediaman beliau, beliau meminta doa restu dari rakyat Indonesia untuk
mengembalikan nama baiknya dan bangsa INA atas berita TIME dan jika
gugatannya menang...beliau akan menyerahkan uang gugatannya tersebut kepada
pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan. ( Sungguh mulia perbuatannya )

salam



Re: Versi JOMC Menarik

1999-06-11 Terurut Topik Frarev Sitorus

He..he...senyum dong...
jabat erat


On Fri, 11 Jun 1999, Hadeer wrote:


 Ini data dari pengumpulan suara yang dilakukan oleh JOMC dan badan
 independent UNDP.

 JOMC langsung mengambil data dari tiap PPK (Kecamatan), hasilnya jauh lebih
 cepat dari pada hasil KPU yang harus menunggu
 bukti fisik sampai di PPD II, PPD I atau pun PPI.

 JOMC (badan independent dan diawasi langsung oleh UNDP) adalah salah satu
 alat pembanding hasil KPU (Parpol + Pemerintah)

 Kenapa  ? Nggak suka lihat hasilnya ...
 Kan sudah saya bilang .. Golkar bakal memimpin ..
 Siap - siap lah ... dan berbesar hatilah kalau kalah .
 nggak usah cari kambing hitam . rakyat sudah cerdik kan  :-)

 :-)
 Hadeer



 --
  From: Frarev Sitorus [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Subject: Re: Versi JOMC Menarik
  Date: 11 Juni 1999 12:18
 
  eh..eh...bang Caut
  tadi malem...Saya mimpi ketemu panitia perhitungan suara ( tim Golkar)
  lho. Mungkin aja bung Hadeer juga termasuk.
  :-
 
 
 
  On Fri, 11 Jun 1999, Saut Aritua H Sagala wrote:
 
   Ah Bung Informasi anda ini dari mana sih...
   Masak PKB bisa disalib Golkar begitu cepat, darimana ini sumbernya
   (maksudnya apa Golkar dapat suara dari langit)
  
   Salam Hormat,
  
  
   Saut A H S
   [EMAIL PROTECTED]
   Urban  Regional Planning
   Bandung Institute of Technology
  
   On Fri, 11 Jun 1999, Hadeer wrote:
  
   
Hasil JOMC langsung dari PPK (Jumat Dini Hari)
   
1. PDI P   7.598.161
2. Golkar  4.408.078
3. PPP 2.693.998
4. PKB 2.468.676
5. PAN 1.765.193
   
PAN, PPP dan Golkar masih akan terus bertambah, karena Sumatra,
 Kalimanta
dan Sulawesi masih dibawah 20% perhitungan rata-rata.
   
Fenomena menarik :
   
- PDI P berharap PAN mau berkoalisi = Karena KKG tahu bahwa ada
 internal
konflik di PDI P sehingga membutuhkan orang luar untuk menengahi
 konflik
tersebut.
   
- Akankah PDI P berkoalisi dengan PKB ? = Siap - siap kaget Gus Dur
menggunting dalam lipatan terhadap PDI P
   
- Golkar siap berkoalisi dengan PPP  = Dimana PPP sudah siap
 berkoalisi
dengan PAN dan PK
   
semakin menarik  tidak perlu omongan-omongan dan
 janji saat
kampanye dibuka kembali saat ini  ini politik tidak
 ada
kawan yang kekal...lawan bisa jadi kawan  .. :-)
   
   
:-)
Hadeer
   
   
  



Re: Planner around the world

1999-06-11 Terurut Topik Frarev Sitorus

Saya sangat setuju kepada bang Saut atau teman permias ers yang dapat
berdiskusi mengenai masalah - masalah perkotaan ini dalam milis khusus.
Saya juga mau ikutan juga kalau telah dibuat milis khusus oleh bang Saut
atau permias ers yang tertarik.

SALAM
FRAREV SITORUS



On Thu, 10 Jun 1999, Saut Aritua H Sagala wrote:

 Pemasalahan-permasalahan perkotaan merupakan agenda yang sangat jarang
 disentuh oleh para ilmuwan. Padahal hal tersebut menjadi realiata
 keseharian kita terutama yang tinggal di kota-kota besar. Perumahan kumuh,
 kota-kota kapitalis, sampai pada tata ruang kota yang sangat tidak
 kondusif bagi sektor informal menarik untuk didiskusikan yang pada
 akhirnya dari keisengan diskusi dan opini mungkin saja muncul gebrakan
 pemikiran yang revolusioner dan anthesis.Atau setidaknya kita saling
 bertukar pemikiran dan study banding kecil-kecilan mengenai teori-teori
 yang telah kita pahami di kampus masing-masing dan permasalahan perkotaan
 di Indonesia maupun luar negeri.

 Mungkin diskusi ini tidak akan menarik banyak permias-ers. Namun
 setidaknya kita bisa memulainya melalui japri, jika tidak mau lewat jalur
 umum.

 Salam Hormat,


 Saut A H S
 [EMAIL PROTECTED]
 Urban  Regional Planning
 Bandung Institute of Technology




USULAN

1999-06-11 Terurut Topik Frarev Sitorus

Bang Saut...
Bagaimana jika abang buat milis untuk diskusi masalah perencanaan wilayah
dan kota? Saya sangat setujud dan dukung itu.

jabat erat



PRO : Mbak NINA di Honolulu

1999-06-11 Terurut Topik Frarev Sitorus

Mbak NINA,

Reply mail dari mbak dah sampe belon...?
jabat erat



Re: Mengundurkan Diri

1999-06-11 Terurut Topik Frarev Sitorus

Maksudnya mas AR mengundurkan diri dari capres ( mungkin ).

Salam
FRAREV

On Fri, 11 Jun 1999, bRidWaN wrote:

 Hah? Amien Rais mau mengundurkan diri menjadi Calon Presiden ?
 Barusan seorang rekan memberitahu saya, bahwa Amien Rais
 bersedia menjadi 'orang nomor dua'

 Salam,
 bRidWaN


 At 08:27 AM 6/10/99 -0700, Budi Haryanto wrote:
 Amien Rais khan?

 Nasrullah Idris wrote:
 
   Saya melihat sinyal akan adanya tokoh mengundurkan diri dari
 pencalonan
  partai tertentu sebagai presiden. Tetapi saya belum berani mengatakan
  "orang" dan "kapan"nya. Karena bisa saja ada perubahan sikap dari waktu ke
  waktu.  Maklum, politik itu seperti fluktuasi valuta asing.
   Kita tunggu saja !
 
  Salam,
 
  Nasrullah Idris
 
 




PRO: milist planning

1999-06-11 Terurut Topik Frarev Sitorus

hi..
bagi teman2 yang tertarik dalam diskusi perencanaan , pintu terbuka...di
milis [EMAIL PROTECTED] ( kalau berhasil eksekusinya...he he)
:-)

salam



Re: Benarkah???

1999-06-10 Terurut Topik Frarev Sitorus

:-)
Terima kasih atas tanggapannya.
jabat erat

On Wed, 9 Jun 1999, bRidWaN wrote:

 Saya sih 99 % engga setuju dengan pemikiran ini,

 soalnya logikanya engga masuk menurut saya.


 Jangan-jangan gara2 Mega ngomong engga akan

 menghujat Pak Harto, lantas dibilang pro status-quo ?


 Yah, ingat saja deh pesen2 orang tua, bagi yang kalah,

 terimalah dengan ksatria. Bagi yang menang, berikanlah

 senyuman barang sedikit kepada yang kalah.



 Salam,

 bRidWaN


 --

 At 12:31 PM 6/9/99 +0700, Hadeer wrote:

 excerptfontfamilyparamArial/parambigger

 Benarkah ?  menurut anda sendiri bagaimana ?

 Anda duluan dech kasih komentarnya 


 Nanti kalau saya yang ngomong duluan dibilang sok tahu dan sok pinter,

 takut ah dicap seperti itu ,


 Senyum manis :-)


 Hadeer


 Ps.

 Pertanyaan ini udah dari dulu pengen saya tanya, yaitu  kenapa salam
 akhirnya

 ada yang suka pakai  Jabat Erat

 Karena saya orang nya suka menjaga kebersihan sich.. jadi kalau mau jabat
 erat

 atau jabat tangan  saya harus 100% yakin orang yang saya jabat
 tangannya itu bersih .


 Dari pada jabat mendingan senyum aja kali ya :-) ... :-)


 --

  From: Frarev Sitorus
 
underlinecolorparam,,/param[EMAIL PROTECTED]/color/underline

  To:
 underlinecolorparam,,/param[EMAIL PROTECTED]

 /color/underline Subject: Benarkah???

  Date: 09 Juni 1999 11:10

 

  Benarkah PDIP partai pro-statusquo?Mengapa?

  :-)

  jabat erat

  FRAREV SITORUS

 /bigger/fontfamily/excerpt




Re: [PDI-P tidak selalu = Mega

1999-06-10 Terurut Topik Frarev Sitorus

Katanya...katanya...PDIP kan ngga mau ngamandemen UUD sembilan belas empat
lima
:-)
jabat erat

On Wed, 9 Jun 1999, bRidWaN wrote:
# Tapi bukan pro status-quo khan...:)

# Salam,
# bRidWaN


 At 10:38 PM 6/8/99 EDT, Irwan Ariston Napitupulu wrote:
 In a message dated 6/8/99 10:36:31 PM Eastern Daylight Time,
 [EMAIL PROTECTED] writes:
 
  Mba Yuni, bisa anda jelaskan rakyat yang mana?
   Hati-hati loh cara-cara lama.
   Jangan sok mewakili rakyat kalau tidak tahu benar tentang rakyat.
 
 Irwan:
 Mewakili kelompok Megawati phobia atau ABM (asal bukan mega)
 hehehehe
 
 jabat erat,
 Irwan Ariston Napitupulu
 
 




Re: apakah PEMILU adalah hal penting dan genting?...

1999-06-10 Terurut Topik Frarev Sitorus

Bang Saut,
menurut Saya penting dibicarakan dan tidak genting. Gimana supaya jangan
sepertinya NATO menurut bang Saut?
jabat erat

On Wed, 9 Jun 1999, Saut Aritua H Sagala wrote:

 sebenarnya hal-hal yang kita bvicarakan saat ini
 apakah yang paling "penting" dan paling "genting" ???.
 Saya jadi berpikir sepertinya kita ini NATO saja
 KIta mungkin nggak berpikir tentang saudara kita yang sedang kelaparan
 entah dimana he he he..
 Atawa saudara kita yang sedang "perang" di Aceh atau yang meunggu
 referendum di Timtim..

 Demi Indonesia Baru yang lebih demokratis

 Salam Hormat,


 Saut A H S
 [EMAIL PROTECTED]
 Urban  Regional Planning
 Bandung Institute of Technology

 On Wed, 9 Jun 1999, Frarev Sitorus wrote:

  Bagaimana dengan bung Jaya..? bang Blucer? bang Irwan? bung Bridwan..?
  bang Madhan..?bang Saut dan bang Ari Tarigan bagaimana nih? mbak
  Yuni...?Bung Nasrullah..? bang Efron..?bung Rosadi...?
  Katanya rakyat Indonesia banyak buta politik...?katanya "Bagaimana
  Indonesia akan maju?".
  :-)
  On Wed, 9 Jun 1999, Hadeer wrote:
  # Ehmsaya diminta bicara nich ...
  # Jadi gini maksud dari pernyataan : "Mega bukanlah manager konflik yang
  # baik" ...adalah ya memang benar memang Mega bukan lah
  #manager konflik yang baik . jadi maksudnya adalah seperti yang
  #tertulis leterlek itu ... nggak ada maksud lainnya lagi .. :-)
  Iyaa...saya sudah membaca dari posting di permias kan...maksud Saya bukan
  meminta jawaban " adalah ya memang benar memang Mega bukan lah manager
  konflik yang baik" dari bung Hadeer...tetapi paradigma dari ucapan pak Eep
  S. kan...?Bung Hadeerkan pernah mengatakan kepada Saya bahwa anak ITB itu
  harusnya menjawab sesuatu itu dengan keahlian bukannya asal tembak.
 
  # Orang melayu bilang : Sudah gaharu cendana pula, sudah tahu bertanya
  #pula
  # :-)
  Mungkin kalau bung Hadeer memberikan paradigma dari ucapan pak Eep S.
  kepada Saya...berarti Saya menjadi mengerti alasan mengapa keraguan
  terhadap kepemimpinan mbak Mega tersebut.
  :-)))
  jabat erat
 
  # :-)
  #Hadeer
 
   --
From: Frarev Sitorus [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: "Mega bukanlah Manajer konflik yang baik"(?)
Date: 09 Juni 1999 10:18
   
Saya masih belum mengerti dengan arti dari "Mega bukanlah manajer konflik
yang baik" dari ucapan bapak Eep S.
Mungkin bung Jaya, atau bung Hadeer atau bang Blucer atau bang Irwan,
   atau
 bang Ari Tarigan atau bung BriDwan atau bang Madhan atau mbak Yuni
ataupun teman milis dapat
menjelaskannya...
:-)
jabat erat
FRAREV SITORUS
  
 




Re: pertanyaan ttg calon presiden kita

1999-06-09 Terurut Topik Frarev Sitorus

Menurut Saya...presiden setelah SU MPR 1999 nanti adalah Prof. B.J.Habiie.
Andaikan beliau jadi presiden...Saya percaya kepada caleg dari partai
reformis untuk mempejuangkan suara Saya. Saya akan menerima pak BJH jika
dia mengakomodir suara rakyat yang penting dan genting sekarang ini. Jika
tidak...beliau akan melawan sebagian besar rakyat INA diluar gedung
DPR/MPR.
jabat erat

On Wed, 9 Jun 1999, Saut Aritua H Sagala wrote:

 Buat kita semua (yang agak sadar politik) kita mungkin fair tentang
 siapapun yang akan menang dalam pemilu ini (terlepas dari keterangan
 terbaru menyebutkan bahwa suara PDI-P menguat menjadi Lebih dari 1 juta).
 disusul PKB sekitar 700 ribu dan Golkar 500 ribu

 Ada pertanyaan baru dibenak saya mengenai siapa calon presiden kita,
 mungkin kita bisa mereka-reka siapa yang bakal menjadi presiden kita
 melalui hasil sementara pemilu ini. Mungkin Megawati atawa Gusdur atawa
 Habibie saat ini posisinya sedang menguat karena melihat kondisi sementara
 ini adalah ketiga partai yang mencalonkan capres tersebut sedang berada di
 tiga besar.

 Apakah saat ini kita sudah siap dengan kondisi siapa saja yang menang
 dalam pemilu ini atau dilanjutkan dengan siapa saja yang memperoleh suara
 terbanyak dalam pemilihan presiden di DPR/MPRnanti berhak menjadi presiden

 Artinya kita harus siap juga dengan siapa saja yang menajdi presiden kita
 baik dia memiliki latar belakang Orba (mis: Habibie) dan luar Orba (mis:
 Amin Rais, Gus Dur dan Megawati).

 Saya ingin bertanya dengan kita semua yang di milis ini apakah kita
 sendiri konsern dengan siapa Capres kita. Karena seperti kita ketahui
 rumor yang beredar tidak setuju dengan pencalonan Presiden yang berlatar
 belakang Orba

 Demi Indonesia yang baru dan lebih demokratis
 Salam Hormat,


 Saut A H S
 [EMAIL PROTECTED]
 Urban  Regional Planning
 Bandung Institute of Technology




Re: Mega bukanlah Manajer konflik yang baik(?)

1999-06-09 Terurut Topik Frarev Sitorus

Bagaimana dengan bung Jaya..? bang Blucer? bang Irwan? bung Bridwan..?
bang Madhan..?bang Saut dan bang Ari Tarigan bagaimana nih? mbak
Yuni...?Bung Nasrullah..? bang Efron..?bung Rosadi...?
Katanya rakyat Indonesia banyak buta politik...?katanya "Bagaimana
Indonesia akan maju?".
:-)
On Wed, 9 Jun 1999, Hadeer wrote:
# Ehmsaya diminta bicara nich ...
# Jadi gini maksud dari pernyataan : "Mega bukanlah manager konflik yang
# baik" ...adalah ya memang benar memang Mega bukan lah
#manager konflik yang baik . jadi maksudnya adalah seperti yang
#tertulis leterlek itu ... nggak ada maksud lainnya lagi .. :-)
Iyaa...saya sudah membaca dari posting di permias kan...maksud Saya bukan
meminta jawaban " adalah ya memang benar memang Mega bukan lah manager
konflik yang baik" dari bung Hadeer...tetapi paradigma dari ucapan pak Eep
S. kan...?Bung Hadeerkan pernah mengatakan kepada Saya bahwa anak ITB itu
harusnya menjawab sesuatu itu dengan keahlian bukannya asal tembak.

# Orang melayu bilang : Sudah gaharu cendana pula, sudah tahu bertanya
#pula
# :-)
Mungkin kalau bung Hadeer memberikan paradigma dari ucapan pak Eep S.
kepada Saya...berarti Saya menjadi mengerti alasan mengapa keraguan
terhadap kepemimpinan mbak Mega tersebut.
:-)))
jabat erat

# :-)
#Hadeer

 ------
  From: Frarev Sitorus [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Subject: "Mega bukanlah Manajer konflik yang baik"(?)
  Date: 09 Juni 1999 10:18
 
  Saya masih belum mengerti dengan arti dari "Mega bukanlah manajer konflik
  yang baik" dari ucapan bapak Eep S.
  Mungkin bung Jaya, atau bung Hadeer atau bang Blucer atau bang Irwan,
 atau
   bang Ari Tarigan atau bung BriDwan atau bang Madhan atau mbak Yuni
  ataupun teman milis dapat
  menjelaskannya...
  :-)
  jabat erat
  FRAREV SITORUS




Re: Data

1999-06-09 Terurut Topik Frarev Sitorus

Lho...lho...data kami dari Bandung bahwa partai bung Hadeer menempati
posisi teratas.

:-))

On Wed, 9 Jun 1999, Hadeer wrote:


 Data SPREAD : (via SMS)
 1. PDI P 1890 Ribu
 2. GOLKAR 1113 Ribu
 3. PKB 646 Ribu
 4. PPP 537 Ribu
 5. PAN 429 Ribu
 175 / 4029 Kecamatan
 9 Juni 1999, Pukul 14.21


 Data Detik.Com : 13.16
 1.PDI Perjuangan 1368106
 2.Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 824365
 3.Partai Golkar 548837
 4.Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 310426
 5.Partai Amanat Nasional (PAN) 214805


 Mau pilih yang mana   :-)
 Kalau saya pilih data dari GSM Operator soalnya up date he...hehe.
 :-)

 :-)
 Hadeer




Suara Sementara

1999-06-08 Terurut Topik Frarev Sitorus

Sekarang ini diperoleh:
PDIP=207.583
PKB=140.705
GOLKAR=63.488
PAN=35.259
PPP=27.807
( pkl. 14.10 wib)



Re: [Re: Melihat Indonesia di Tangan Mega]

1999-06-08 Terurut Topik Frarev Sitorus

Sangat baik tulisan Surabaya Post yang dapat memberi masukan bagi PDI-P
sekarang ini.
Perjuangan PDI-P masih panjang untuk yang akan datang.

jabat erat
FRAREV SITORUS
On Mon, 7 Jun 1999, yuni windarti wrote:
 Saya turut berduka dengan kondisi Indonesia, setelah membaca berita di bawah
 ini. Ini jelas-jelas bukti yang menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat
 Indonesia masih buta akan politik, mereka belum bisa membaca apa yang terjadi
 sebenarnya. Saa menyadari rakyat kita masih banyak yang berpendidikan rendah
 sehingga belum mampu berpikir panjang kecuali lebih banyak terpengaruh oleh
 nama besar seseorang.

 Saya tidak berani menyalahkan rakyat kalau sampai kondisi tidak berubah atatu
 memburuk dalam 5 tahun ini, tetapi Mega dan pengikutnya lah yang patut diseret
 kepengadilan (kalau ada pengadilan politik he..he..) karena mereka memberikan
 harapan yang palsu.

 Saya kira kegigihan Mega untuk menjadi Presiden tidak berlandaskan
 keinginginannya untuk kemakmuran banga atau untuk demokrasi, akan tetapi untuk
 membalas dendam suharto atas perlakuan yang diterima oleh bapaknya Sukarno.
 Kebetulan Suharto bertindak negatif terhadap bangsa Indonesia maka Mega
 mendapat angin.

 Semoga rakyat segera terbuka matanya dan dapat melihat sosok apa yang
 sebenarnya bersembunyi dibalik kesahajaan (menurut orang PDIP) saha maha besar
 Mega. Saya tidak pernah bisa membayangkan apa jadinya Mega jika Mega bukan
 anak Sukarno, mungkinkah  dia dengan kemampuannya sekarang ini menjadi
 pemimpin bangsa??? Mungkin saja bagi negara yang semua rakyatnya buta dan dia
 sendiri yang melek..hmitu bisa jadi

 oppss sorry mbak Mega, kritikku keterlaluan, habis anda juga
 keterlaluan sih.

 Kalau Mega jadi presiden gue kena cekal nggak ya


 Salam hangat Yuni

 On Sat, 5 Jun 1999, A. Syamil wrote:

 Salam Permias,

 Saya sampaikan berita dari Surabaya Pos.
 Selamat menyimak.

 Jabat erat,

 Ahmad Syamil
 Toledo, OH

 *
 Melihat Indonesia di Tangan Mega
 
 
   PERCAYA atau tidak, banyak orang mulai bertanya begini:
   "Bagaimana ya nantinya Indonesia di tangan Mega?" Pertanyaan ini
   tidak saja muncul dari luar kandang PDI Perjuangan (PDI-P), tapi
   juga dari para pejuang banteng sendiri. Mengapa? Tentu saja
   karena Mega adalah kandidat presiden yang paling diperhitungkan
   saat ini, dibanding Wiranto, Amien Rais, atau Gus Dur sekalipun.
   Satu lagi --ini yang mengkhawatirkan--, lantaran konflik internal
   yang dahsyat sekaligus ultrapelik di tubuh banteng bermulut putih
   itu disinyalir juga bakal berimbas pada keutuhan bangsa ini. Itu
   sebabnya, nasib Indonesia dan PDI-P sendiri bakal juga ditentukan
   performance pribadi serta politik Mega. Apa maksudnya? DALAM
   sebuah percakapan di kafe hotel berbintang, seorang pengurus
   teras PDI-P sempat berkeluh kesah kepada Surabaya Post. Kata
   salah satu tokoh penting PDI-P ini, Mega sekarang sudah berubah,
   tak seperti dulu lagi. Putri Bung Karno ini mengambil jarak
   dengan banyak orang, bahkan yang dulu mendukungnya mati-matian
   dengan risiko darah bahkan nyawa. "Saya dulu bebas masuk ke
   ruangan Mbak Mega. Ya makan bersama, ngomong-ngomong enak. Jadi
   enak saja kalau mau ketemu Mbak Mega. Tapi sekarang? Ibaratnya,
   makan semeja saja sudah nggak bisa," ujarnya mengudar keluh.
   Keluhan serupa juga datang dari seorang kader PDI-P Surabaya,
   yang dua pekan lalu berangkat ke Jakarta hendak menjumpai
   pemimpin besarnya. Tapi apa mau dikata, di sekitar Mega ternyata
   berdiri pagar protokoler nan kukuh-ketat. "Begitu nyampai di
   kantor, saya dicegat orang DPP. Saya tidak diizinkan bertemu Ibu
   Mega. Katanya, pesan cukup disampaikan lewat dia...," ujarnya.
   Walhasil, sang kader musti menelan kecewa. Dia harus balik ke
   Surabaya tanpa sempat sedetik pun bertemu Mega. "Kok begitu ya?
   Perasaan, Ibu Mega dulu ndak begitu?" katanya lagi dengan nada
   tanya. Ada apa memangnya dengan Mega? Sebetulnya ini sudah
   rahasia umum dan terbeber jelas di media massa: bahwa kandang
   banteng perjuangan itu tengah gelisah oleh konflik internal.
   Sudah banyak terdengar bagaimana Mega dikepung beragam kubu yang
   diciptakan para pengikutnya. Sudah menjadi cerita lama pula
   bagaimana sang suami, Taufik Kiemas, amat ketat mengawal segenap
   kebijakan Mega. Begitu pula pertarungan klik Taufik dengan
   kelompok Haryanto Taslam, Soetardjo Soerjogoeritno, dan kelompok
   ITB (Laksamana Sukardi dan kawan-kawan). Belum lagi "pertarungan
   tradisional" unsur PNI dan Parkindo akibat tak tuntasnya fusi.
   Dan belakangan, seiring keputusan Mega mengibarkan PDI-P sebagai
   partai terbuka dan kebutuhan partai akan SDM yang siap pakai,
   datanglah rombongan pensiunan tenta

Re: [Re: Melihat Indonesia di Tangan Mega]

1999-06-08 Terurut Topik Frarev Sitorus

Saya masih belum mengerti dengan arti dari "Mega bukanlah manajer konflik
yang baik" dari ucapan bapak Eep S.
Mungkin bung Jaya, atau bung Hadeer atau bang Blucer atau bang Irwan, atau
bung BriDwan atau bang Madhan atau mbak Yuni ataupun teman milis dapat
menjelaskannya...
:-)
jabat erat
FRAREV SITORUS
On Mon, 7 Jun 1999, yuni windarti wrote:

 Saya turut berduka dengan kondisi Indonesia, setelah membaca berita di bawah
 ini. Ini jelas-jelas bukti yang menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat
 Indonesia masih buta akan politik, mereka belum bisa membaca apa yang terjadi
 sebenarnya. Saa menyadari rakyat kita masih banyak yang berpendidikan rendah
 sehingga belum mampu berpikir panjang kecuali lebih banyak terpengaruh oleh
 nama besar seseorang.

 Saya tidak berani menyalahkan rakyat kalau sampai kondisi tidak berubah atatu
 memburuk dalam 5 tahun ini, tetapi Mega dan pengikutnya lah yang patut diseret
 kepengadilan (kalau ada pengadilan politik he..he..) karena mereka memberikan
 harapan yang palsu.

 Saya kira kegigihan Mega untuk menjadi Presiden tidak berlandaskan
 keinginginannya untuk kemakmuran banga atau untuk demokrasi, akan tetapi untuk
 membalas dendam suharto atas perlakuan yang diterima oleh bapaknya Sukarno.
 Kebetulan Suharto bertindak negatif terhadap bangsa Indonesia maka Mega
 mendapat angin.

 Semoga rakyat segera terbuka matanya dan dapat melihat sosok apa yang
 sebenarnya bersembunyi dibalik kesahajaan (menurut orang PDIP) saha maha besar
 Mega. Saya tidak pernah bisa membayangkan apa jadinya Mega jika Mega bukan
 anak Sukarno, mungkinkah  dia dengan kemampuannya sekarang ini menjadi
 pemimpin bangsa??? Mungkin saja bagi negara yang semua rakyatnya buta dan dia
 sendiri yang melek..hmitu bisa jadi

 oppss sorry mbak Mega, kritikku keterlaluan, habis anda juga
 keterlaluan sih.

 Kalau Mega jadi presiden gue kena cekal nggak ya


 Salam hangat Yuni

 On Sat, 5 Jun 1999, A. Syamil wrote:

  Salam Permias,
 
  Saya sampaikan berita dari Surabaya Pos.
  Selamat menyimak.
 
  Jabat erat,
 
  Ahmad Syamil
  Toledo, OH
 
  *
 
  Melihat Indonesia di Tangan Mega
 
 
   PERCAYA atau tidak, banyak orang mulai bertanya begini:
   "Bagaimana ya nantinya Indonesia di tangan Mega?" Pertanyaan ini
   tidak saja muncul dari luar kandang PDI Perjuangan (PDI-P), tapi
   juga dari para pejuang banteng sendiri. Mengapa? Tentu saja
   karena Mega adalah kandidat presiden yang paling diperhitungkan
   saat ini, dibanding Wiranto, Amien Rais, atau Gus Dur sekalipun.
   Satu lagi --ini yang mengkhawatirkan--, lantaran konflik internal
   yang dahsyat sekaligus ultrapelik di tubuh banteng bermulut putih
   itu disinyalir juga bakal berimbas pada keutuhan bangsa ini. Itu
   sebabnya, nasib Indonesia dan PDI-P sendiri bakal juga ditentukan
   performance pribadi serta politik Mega. Apa maksudnya? DALAM
   sebuah percakapan di kafe hotel berbintang, seorang pengurus
   teras PDI-P sempat berkeluh kesah kepada Surabaya Post. Kata
   salah satu tokoh penting PDI-P ini, Mega sekarang sudah berubah,
   tak seperti dulu lagi. Putri Bung Karno ini mengambil jarak
   dengan banyak orang, bahkan yang dulu mendukungnya mati-matian
   dengan risiko darah bahkan nyawa. "Saya dulu bebas masuk ke
   ruangan Mbak Mega. Ya makan bersama, ngomong-ngomong enak. Jadi
   enak saja kalau mau ketemu Mbak Mega. Tapi sekarang? Ibaratnya,
   makan semeja saja sudah nggak bisa," ujarnya mengudar keluh.
   Keluhan serupa juga datang dari seorang kader PDI-P Surabaya,
   yang dua pekan lalu berangkat ke Jakarta hendak menjumpai
   pemimpin besarnya. Tapi apa mau dikata, di sekitar Mega ternyata
   berdiri pagar protokoler nan kukuh-ketat. "Begitu nyampai di
   kantor, saya dicegat orang DPP. Saya tidak diizinkan bertemu Ibu
   Mega. Katanya, pesan cukup disampaikan lewat dia...," ujarnya.
   Walhasil, sang kader musti menelan kecewa. Dia harus balik ke
   Surabaya tanpa sempat sedetik pun bertemu Mega. "Kok begitu ya?
   Perasaan, Ibu Mega dulu ndak begitu?" katanya lagi dengan nada
   tanya. Ada apa memangnya dengan Mega? Sebetulnya ini sudah
   rahasia umum dan terbeber jelas di media massa: bahwa kandang
   banteng perjuangan itu tengah gelisah oleh konflik internal.
   Sudah banyak terdengar bagaimana Mega dikepung beragam kubu yang
   diciptakan para pengikutnya. Sudah menjadi cerita lama pula
   bagaimana sang suami, Taufik Kiemas, amat ketat mengawal segenap
   kebijakan Mega. Begitu pula pertarungan klik Taufik dengan
   kelompok Haryanto Taslam, Soetardjo Soerjogoeritno, dan kelompok
   ITB (Laksamana Sukardi dan kawan-kawan). Belum lagi "pertarungan
   tradisional" unsur PNI dan Parkindo akibat tak tuntasnya fusi.
   Dan belakangan, se

Re: Intermezzo : Pemenang PEMILU tahun 2004 dan Tahun 2009

1999-06-08 Terurut Topik Frarev Sitorus

Ha ha ha.

:-

On Wed, 9 Jun 1999, Nasrullah Idris wrote:

 Siapakah pemenang PEMILU tahun 2004 atau tahun 2009 di Indonesia ?

 Bisa saja "PARTAI DEMOKRASI GOLKAR PERJUANGAN" (PDG PERJUANGAN) pimpinan
 Mbak Tutut. Bisa saja kan ? Ha ha ha ha ha


 Salam,

 Nasrullah Idris




Mega bukanlah Manajer konflik yang baik(?) (fwd)

1999-06-08 Terurut Topik Frarev Sitorus

Saya masih belum mengerti dengan arti dari "Mega bukanlah manajer konflik
yang baik" dari ucapan bapak Eep S.
Mungkin bung Jaya, atau bung Hadeer atau bang Blucer atau bang Irwan, atau
 bang Ari Tarigan atau bung BriDwan atau bang Madhan atau mbak Yuni
ataupun teman milis dapat
menjelaskannya...
:-)
jabat erat
FRAREV SITORUS

On Mon, 7 Jun 1999, yuni windarti wrote:

 Saya turut berduka dengan kondisi Indonesia, setelah membaca berita di bawah
 ini. Ini jelas-jelas bukti yang menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat
 Indonesia masih buta akan politik, mereka belum bisa membaca apa yang terjadi
 sebenarnya. Saa menyadari rakyat kita masih banyak yang berpendidikan rendah
 sehingga belum mampu berpikir panjang kecuali lebih banyak terpengaruh oleh
 nama besar seseorang.

 Saya tidak berani menyalahkan rakyat kalau sampai kondisi tidak berubah atatu
 memburuk dalam 5 tahun ini, tetapi Mega dan pengikutnya lah yang patut diseret
 kepengadilan (kalau ada pengadilan politik he..he..) karena mereka memberikan
 harapan yang palsu.

 Saya kira kegigihan Mega untuk menjadi Presiden tidak berlandaskan
 keinginginannya untuk kemakmuran banga atau untuk demokrasi, akan tetapi untuk
 membalas dendam suharto atas perlakuan yang diterima oleh bapaknya Sukarno.
 Kebetulan Suharto bertindak negatif terhadap bangsa Indonesia maka Mega
 mendapat angin.

 Semoga rakyat segera terbuka matanya dan dapat melihat sosok apa yang
 sebenarnya bersembunyi dibalik kesahajaan (menurut orang PDIP) saha maha besar
 Mega. Saya tidak pernah bisa membayangkan apa jadinya Mega jika Mega bukan
 anak Sukarno, mungkinkah  dia dengan kemampuannya sekarang ini menjadi
 pemimpin bangsa??? Mungkin saja bagi negara yang semua rakyatnya buta dan dia
 sendiri yang melek..hmitu bisa jadi

 oppss sorry mbak Mega, kritikku keterlaluan, habis anda juga
 keterlaluan sih.

 Kalau Mega jadi presiden gue kena cekal nggak ya


 Salam hangat Yuni

 On Sat, 5 Jun 1999, A. Syamil wrote:

  Salam Permias,
 
  Saya sampaikan berita dari Surabaya Pos.
  Selamat menyimak.
 
  Jabat erat,
 
  Ahmad Syamil
  Toledo, OH
 
  *
 
  Melihat Indonesia di Tangan Mega
 
 
   PERCAYA atau tidak, banyak orang mulai bertanya begini:
   "Bagaimana ya nantinya Indonesia di tangan Mega?" Pertanyaan ini
   tidak saja muncul dari luar kandang PDI Perjuangan (PDI-P), tapi
   juga dari para pejuang banteng sendiri. Mengapa? Tentu saja
   karena Mega adalah kandidat presiden yang paling diperhitungkan
   saat ini, dibanding Wiranto, Amien Rais, atau Gus Dur sekalipun.
   Satu lagi --ini yang mengkhawatirkan--, lantaran konflik internal
   yang dahsyat sekaligus ultrapelik di tubuh banteng bermulut putih
   itu disinyalir juga bakal berimbas pada keutuhan bangsa ini. Itu
   sebabnya, nasib Indonesia dan PDI-P sendiri bakal juga ditentukan
   performance pribadi serta politik Mega. Apa maksudnya? DALAM
   sebuah percakapan di kafe hotel berbintang, seorang pengurus
   teras PDI-P sempat berkeluh kesah kepada Surabaya Post. Kata
   salah satu tokoh penting PDI-P ini, Mega sekarang sudah berubah,
   tak seperti dulu lagi. Putri Bung Karno ini mengambil jarak
   dengan banyak orang, bahkan yang dulu mendukungnya mati-matian
   dengan risiko darah bahkan nyawa. "Saya dulu bebas masuk ke
   ruangan Mbak Mega. Ya makan bersama, ngomong-ngomong enak. Jadi
   enak saja kalau mau ketemu Mbak Mega. Tapi sekarang? Ibaratnya,
   makan semeja saja sudah nggak bisa," ujarnya mengudar keluh.
   Keluhan serupa juga datang dari seorang kader PDI-P Surabaya,
   yang dua pekan lalu berangkat ke Jakarta hendak menjumpai
   pemimpin besarnya. Tapi apa mau dikata, di sekitar Mega ternyata
   berdiri pagar protokoler nan kukuh-ketat. "Begitu nyampai di
   kantor, saya dicegat orang DPP. Saya tidak diizinkan bertemu Ibu
   Mega. Katanya, pesan cukup disampaikan lewat dia...," ujarnya.
   Walhasil, sang kader musti menelan kecewa. Dia harus balik ke
   Surabaya tanpa sempat sedetik pun bertemu Mega. "Kok begitu ya?
   Perasaan, Ibu Mega dulu ndak begitu?" katanya lagi dengan nada
   tanya. Ada apa memangnya dengan Mega? Sebetulnya ini sudah
   rahasia umum dan terbeber jelas di media massa: bahwa kandang
   banteng perjuangan itu tengah gelisah oleh konflik internal.
   Sudah banyak terdengar bagaimana Mega dikepung beragam kubu yang
   diciptakan para pengikutnya. Sudah menjadi cerita lama pula
   bagaimana sang suami, Taufik Kiemas, amat ketat mengawal segenap
   kebijakan Mega. Begitu pula pertarungan klik Taufik dengan
   kelompok Haryanto Taslam, Soetardjo Soerjogoeritno, dan kelompok
   ITB (Laksamana Sukardi dan kawan-kawan). Belum lagi "pertarungan
   tradisional" unsur PNI dan Parkindo akibat tak tuntasnya fusi.
   

Benarkah???

1999-06-08 Terurut Topik Frarev Sitorus

Benarkah PDIP partai pro-statusquo?Mengapa?
:-)
jabat erat
FRAREV SITORUS



Mega bukanlah manager konflik yang baik (?)

1999-06-08 Terurut Topik Frarev Sitorus

Bagaimana nih bang ARI TARIGAN dan bang SAUT SAGALA...?

jabat erat
FRAREV SITORUS



Re: Benarkah???

1999-06-08 Terurut Topik Frarev Sitorus

On Wed, 9 Jun 1999, Hadeer wrote:
# Benarkah ?  menurut anda sendiri bagaimana ?  Anda duluan dech kasih
# komentarnya 
Saya kan mau menanyakan paradigma dari bung Hadeer mengenai tanggapan dari
pak Eep S. tersebut...?

# Nanti kalau saya yang ngomong duluan dibilang sok tahu dan sok pinter,
# ... takut ah dicap seperti itu ,

:-)))

# Senyum manis :-)

# Hadeer

# Ps.
#Pertanyaan ini udah dari dulu pengen saya tanya, yaitu  kenapa salam
# akhirnya ada yang suka pakai  Jabat Erat
# Karena saya orang nya suka menjaga kebersihan sich.. jadi kalau mau
#jabat erat atau jabat tangan  saya harus 100% yakin orang yang saya
#jabat
Terima kasih atas sarannya bung...*Saya lagi cuci tangan *

# tangannya itu bersih .
# Dari pada jabat mendingan senyum aja kali ya :-) ... :-)

jabat erat
FRAREV SITORUS
 --
  From: Frarev Sitorus
  Subject: Benarkah???
  Date: 09 Juni 1999 11:10
 
  Benarkah PDIP partai pro-statusquo?Mengapa?
  :-)
  jabat erat
  FRAREV SITORUS



Re: Jangan bersenang dulu

1999-06-07 Terurut Topik Frarev Sitorus

Perjuangan Kita tidak hanya sampai disini buat Negara Kita tercinta.

Salam
KT

On Tue, 8 Jun 1999, bRidWaN wrote:

 Iya Lae:)
 Cuma koq saya hampir yakin bahwa PDIP kali ini akan menang...

 Ini perhitungan jam 07.15.12 WIB :

 PDIP   = 95.687
 PKB= 57.492
 Golkar = 30.899
 PPP= 12.886
 PAN= 11.162

 Semoga Koalisi akan meraih MAYORITAS suara !!


 Salam,
 bRidWaN

 At 03:36 PM 6/7/99 EDT, Irwan Ariston Napitupulu wrote:
 Jangan bersenang dulu, hasil perhitungan suara masih
 jauh dari pemberian gambaran hasil akhir.
 Saya memang awalnya sempat lega juga mendengar
 PDIP menang diberbagai tempat, tapi setelah mengikuti
 laporan resmi yg ternyata totalnya masih sedikit,  baru 55,006
 dari lebih 100 juta suara yg diharapkan masuk.
 
 Sampai jam 1:15 WIB:
 PDIP 28,827
 PKB 10,256
 Golkar 9,043
 PPP 4,716
 PAN 2,164
 Total=55,006
 
 Karena masih sedikit karenanya sangat besar kemungkinan
 terjadi pergeseran2 kedudukan di atas.
 
 jabat erat,
 Irwan Ariston Napitupulu
 
 




Re: Melihat Indonesia di Tangan Mega

1999-06-07 Terurut Topik Frarev Sitorus

PEACE
"Mari Kita Perjuangkan Masa Depan INDONESIA"
salam
FRAREV SITORUS

On Sat, 5 Jun 1999, A. Syamil wrote:

 Salam Permias,

 Saya sampaikan berita dari Surabaya Pos.
 Selamat menyimak.

 Jabat erat,

 Ahmad Syamil
 Toledo, OH

 *

 Melihat Indonesia di Tangan Mega


  PERCAYA atau tidak, banyak orang mulai bertanya begini:
  "Bagaimana ya nantinya Indonesia di tangan Mega?" Pertanyaan ini
  tidak saja muncul dari luar kandang PDI Perjuangan (PDI-P), tapi
  juga dari para pejuang banteng sendiri. Mengapa? Tentu saja
  karena Mega adalah kandidat presiden yang paling diperhitungkan
  saat ini, dibanding Wiranto, Amien Rais, atau Gus Dur sekalipun.
  Satu lagi --ini yang mengkhawatirkan--, lantaran konflik internal
  yang dahsyat sekaligus ultrapelik di tubuh banteng bermulut putih
  itu disinyalir juga bakal berimbas pada keutuhan bangsa ini. Itu
  sebabnya, nasib Indonesia dan PDI-P sendiri bakal juga ditentukan
  performance pribadi serta politik Mega. Apa maksudnya? DALAM
  sebuah percakapan di kafe hotel berbintang, seorang pengurus
  teras PDI-P sempat berkeluh kesah kepada Surabaya Post. Kata
  salah satu tokoh penting PDI-P ini, Mega sekarang sudah berubah,
  tak seperti dulu lagi. Putri Bung Karno ini mengambil jarak
  dengan banyak orang, bahkan yang dulu mendukungnya mati-matian
  dengan risiko darah bahkan nyawa. "Saya dulu bebas masuk ke
  ruangan Mbak Mega. Ya makan bersama, ngomong-ngomong enak. Jadi
  enak saja kalau mau ketemu Mbak Mega. Tapi sekarang? Ibaratnya,
  makan semeja saja sudah nggak bisa," ujarnya mengudar keluh.
  Keluhan serupa juga datang dari seorang kader PDI-P Surabaya,
  yang dua pekan lalu berangkat ke Jakarta hendak menjumpai
  pemimpin besarnya. Tapi apa mau dikata, di sekitar Mega ternyata
  berdiri pagar protokoler nan kukuh-ketat. "Begitu nyampai di
  kantor, saya dicegat orang DPP. Saya tidak diizinkan bertemu Ibu
  Mega. Katanya, pesan cukup disampaikan lewat dia...," ujarnya.
  Walhasil, sang kader musti menelan kecewa. Dia harus balik ke
  Surabaya tanpa sempat sedetik pun bertemu Mega. "Kok begitu ya?
  Perasaan, Ibu Mega dulu ndak begitu?" katanya lagi dengan nada
  tanya. Ada apa memangnya dengan Mega? Sebetulnya ini sudah
  rahasia umum dan terbeber jelas di media massa: bahwa kandang
  banteng perjuangan itu tengah gelisah oleh konflik internal.
  Sudah banyak terdengar bagaimana Mega dikepung beragam kubu yang
  diciptakan para pengikutnya. Sudah menjadi cerita lama pula
  bagaimana sang suami, Taufik Kiemas, amat ketat mengawal segenap
  kebijakan Mega. Begitu pula pertarungan klik Taufik dengan
  kelompok Haryanto Taslam, Soetardjo Soerjogoeritno, dan kelompok
  ITB (Laksamana Sukardi dan kawan-kawan). Belum lagi "pertarungan
  tradisional" unsur PNI dan Parkindo akibat tak tuntasnya fusi.
  Dan belakangan, seiring keputusan Mega mengibarkan PDI-P sebagai
  partai terbuka dan kebutuhan partai akan SDM yang siap pakai,
  datanglah rombongan pensiunan tentara dan bekas Golkar.
  Kedatangan para mantan pendukung gigih Orde Baru itu membuat
  kandang PDI-P kian pengap. Apalagi, kafilah terakhir ini --yang
  dimotori Mayjen Purn Theo Sjafei, Brigjen Purn Sembiring Meliala,
  Jakob Tobing, dan Prof Dimyati Hartono-- dinilai sukses
  mempengaruhi Mega, sampai-sampai geng Taufik sendiri nyap-nyap.
  Kubu-kubu itu saling berebut pengaruh ke Mega. Dan repotnya,
  seperti diungkapkan pakar politik dari UI, Eep Syaefulloh Fatah,
  Mega bukanlah manajer konflik yang baik. Maka, jadilah Mega
  terpencil kesepian di tengah pusaran konflik para pengikutnya.
  "Akibatnya ya itu, Mbak Mega jadi menjaga jarak dengan semua
  pihak. Sekarang ini, yang diajak omong Ibu Mega cuma Kwik Kian
  Gie, karena dia dinilai paling netral dan jernih. Nggak punya
  ambisi apa pun, kepingin jadi menteri saja tidak, apalagi cuma
  caleg," kata kader PDI-P yang tak mau disebut namanya. Ini
  diperparah oleh gaya masing-masing kubu yang di mana-mana
  mengklaim paling dekat dengan Mega. "Mereka memagari Ibu Mega
  sedemikian ketat, sehingga kami-kami ini nggak bisa lagi leluasa
  bertemu beliau," ujar kader itu lagi. Pertarungan Intern Yang
  jadi persoalan, menjelang proses pemilu --terutama masa
  penyusunan caleg-- pertempuran itu menjadi kian sengit dan
  cenderung susah dikontrol. Masing-masing kubu, melalui kaki
  tangannya di daerah-daerah, saling melakukan gerilya dalam
  penentuan caleg. Tak heran kalau kemudian meruyak banyak protes
  dari daerah. Sebabnya macam-macam, tapi menjurus ke satu arah:
  distribusi kue kekuasaan yang tak merata dan cenderung
  meninggalkan kader-kader lama yang

Re: FW : [imaam] Dari Buku Tamu ICMI Web (1)

1999-06-07 Terurut Topik Frarev Sitorus

PEACE
Saya bukanlah seorang umat KRISTEN yang taat, tetapi posting itu membuat
Saya semakin bodoh  jika ayat ALKITAB itu dipakai untuk politik pragtis
yang salah. Mengapa Saya mengatakan untuk menjelajah terus pengetahuan
Supaya yang menulis dan Saya tidak terus saja  membenarkan yang salah,
walaupun Saya dan si penulis tau bahwasanya salah.
Mungkin jawaban Saya ini kurang berarti, tetapi Saya tidak akan mengulangi
sikap Saya yang  masih membenarkan prinsip Saya daripada  prinsip orang
lain.
"INDONESIA KITA TERCINTA"
:-)))
Jabat erat
FRAREV SITORUS
On Sat, 5 Jun 1999, FNU Brawijaya wrote:

 Hehehe. lalu saran anda yg berkenaan dengan isu yg dibawa apa sih?
 Ini kalo ane bole tahu. Mangsude supaya orang terus meng-explore pengetahuan
 gitu? Mengapa pula anda bisa menarik kesimpulan bahwa si penulis hanya
 mengetahui kitab-nya secara sepenggal-penggal? Dengan menyatakan seperti
 itu, anda telah meng-imply bahwa pengetahuan anda lebih baik (sedikit atau
 banyak) dari si penulis posting tsb. Bila memang begitu, apa pendapat anda?
 - Al Quran memang memuatnya?
 - Bible memang memuatnya?
 - Apakah Al Quran menjelaskan tentang kepemimpinan di ayat-ayat yg lain?
 - Apakah Bible menjelaskan tentang kepemimpinan di ayat-ayat yg lain?
 - Apakah dapat ditarik kesimpulan bahwa Al Quran melarang wanita menjadi pemimpin?
 - Apakah dapat ditarik kesimpulan bahwa Bible melarang wanita menjadi pemimpin?
 - Ataukah keduanya atau salah satu dari kitab memberikan PRIORITAS kepada
   pria menjadi pemimpin?
 - Bila memang demikian, lalu apa suggestion anda? Meninggalkan kedua kitab tsb?
 - Bila memang demikian, apakah anda suggest agar ilmu pengetahuan overrule kitab?
 - Ilmu pengetahuan yg mana yg pas untuk mempelajarinya?
 - Berapa tahun batas minimum mempelajari kitab suci agar dapat dianggap mampu
   memahaminya, dan dianggap tidak menerapkan budaya instant?
 - Mengapa pula dapat ditarik kesimpulan bahwa budaya instant adalah produk
   rejim sebelumnya? Lalu rejim yg mana? ORLA atau ORBA? Atau warisan Jepang atau
   Belanda? Atau memang ini budaya asli kita? Atau bahkan sebetulnya ini bukan budaya
   kita? Bukankah cara deduksi anda ini yang justru merupakan buaya, eh, pencerminan
   budaya instant?

 Mungkin dengan menjawab pertanyaan ini kita akan paham dengan issue yg
 dibawa oleh si empunya original posting. Ane sendiri udeh bosen beropini, pengen 
lihat
 opini orang aja ah


 '----
 Frarev Sitorus wrote:

  Dari posting ini, saya tidak tau dari mana asalnya, Saya menjadi ingat
  akan definisi sikap Proaktif oleh STEPHEN R. COVEY,  bahwa sikap yang
  proaktif yaitu sikap yang dapat menciptakan alternatif solusi dan
  memilihnya kemudian. Sikap yang reaktif merupakan sikap manusia yang tidak
  efektif menurut dia. Dimana solusi yang diberikan ditentukan oleh situasi
  lingkungan di luarnya atau dari luar ke dalam. Jadi, kalau dibilang orang
  " Kamu orang yang tidak bebas" ( cermin sosial ) maka orang yang reaktif
  pun menerima pendapat itu sehingga membuat dia tidak melebihi dari sifat
  binatang, bukan sifat manusia yang dianugerahi oleh SANG PENCIPTA.
  Kelebihan manusia dari binatang adalah kemampuan manusia untuk memandang
  atau "melihat" diri dia sendiri, sebelum melihat diri orang lain. Manusia
  yang proaktif adalah manusia yang mempunyai visi pribadi yang bermula dari
  dalam ke luar, bukan dari luar ke dalam.
  Untuk itu, Saya memberi saran kepada yang mengirim posting itu
  untuk terus menjelajah pengetahuan yang telah disediakan oleh TUHAN.
  Apakah manusia yang tertindas karena dia sudah ditakdirkan tertindas?
  Tidak, karena manusia itu sendiri yang memberikan kepada manusia lain
  untuk menindas dia.
  Sama halnya, dengan membandingkan kitab suci yang berbeda dan
  menghubungkannya dengan dunia realita bukanlah dengan waktu yang singkat,
  bahkan bertahun -tahun. Apalagi memahami kedua kitab hanya dengan
  sepenggal - sepenggal. Budaya ini adalah bukan kesalahan siapa - siapa ,
  melainkan kesalahan terdahulu yang menaburkan budaya "INSTAN".
  "Berikanlah yang terbaik untuk NEGARA INDONESIA"
  :-)
 
  Jabat erat
  FRAREV SITORUS
 
  On Thu, 3 Jun 1999, Nasrullah Idris wrote:
  
   No  59
   Tanggal  15-Apr-99
   Nama  Paulus Hendriyanto
   E-mail  [EMAIL PROTECTED]
   Alamat  Keuskupan Semarang
   
   BIBEL  QUR'AN TTG KEPEMIMPINAN WANITA.
  
   Sebagai seorang Nasrani yang taat, sejak lama saya mendengar kalangan ummat
   Islam tidak bisa menerima pemimpin mereka bila berasal dari kaum wanita.
   Dasar mereka (kalangan Islam) adalah Al-Qur'an, yaitu Surat An-Nisaa ayat
   34,
   yang berbunyi :" Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh
   karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian
   yang lain(wanita)". Tampaknya hal inilah yang menyebabkan Gus Dur mengatakan
   belum lama ini seperti 

Re: Sekali lagi OPOSISI

1999-06-07 Terurut Topik Frarev Sitorus

Bung Jaya, untuk membangun bangsa Kita yang akan datang bukan saja salah
satu partai tetapi di tangan seluruh rakyat yang berbeda- beda.
Perjuangan  Kita belum selesai. Apakah PDI-P membawa Indonesia yang lebih
baik?

Jabat erat
FRAREV SITORUS

On Mon, 7 Jun 1999, FNU Brawijaya wrote:

 Hasil sementara menunjukkan PDI-P memenangkan jumlah perolehan suara.
 Skenario koalisi yang selama ini kita bayangkan rupanya tidak perlu terjadi.
 Bila sampai akhir perhitungan ternyata koalisi tidak perlu dibentukpun saya
 malah gembira, artinya tidak perlu terdapat potensi gontok-gontokan internal.
 Bikin pembangunan tersendat-sendat mulu

 Siapapun pemenangnya, saya rasa tidak perlu bersedih, wong memang mau
 berdemokrasi ya begini ini. AR menyampaikan bahwa bila PAN menang, maka
 ia akan melibatkan unsur dari partai lain. Kelihatannya bagus ya cuman
 saya melihat ada drawback yg cukup serius. Ini dapat jadi potensi bahwa
 tokoh-tokoh yang dari partai lain akan terbebani rasa terima kasih,
 sehingga oposisi tidak terbentuk. Mungkin AR perlu memikirkan hal ini lagi.
 Demikian pula bila PDI-P yang menang, saya kira partai lain tidak perlu
 dilibatkan dalam kabinet. Sebaliknya partai lain dapat menjadi partai oposisi.
 Dengan demikian jalannya kekuasaan dapat terkontrol.

 Saya malah merasa aneh bila sudah menang absolut kok pake koalisi segala.
 Juga mengapa mesti ambil tokoh dari partai lain. Kan ini dapat diartikan
 sebagai kekurangan resource partai yang bermutu? Atau dapat pula diartikan
 sebagai usaha melanggengkan kekuasaan kan?

 Wah, ane sedih ini jagoan ane kalah...payeh
 Untuk sementara, selamat untuk PDI-P. Sementara lho

 --
 Salam,
 Jaya


 -- I disapprove of what you say, but I will
 defend to death your right to say it. - Voltaire

\\\|///
  \\  - -  //
   (  @ @  )
 oOOo-(_)-oOOo---
 FNU Brawijaya
 Dept of Civil Engineering
 Rensselaer Polytechnic Institute
 mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Oooo
oooO (   )
   (   )  ) /
\ (  (_/
 \_)




Re: FW : [imaam] Dari Buku Tamu ICMI Web (1)

1999-06-05 Terurut Topik Frarev Sitorus

Dari posting ini, saya tidak tau dari mana asalnya, Saya menjadi ingat
akan definisi sikap Proaktif oleh STEPHEN R. COVEY,  bahwa sikap yang
proaktif yaitu sikap yang dapat menciptakan alternatif solusi dan
memilihnya kemudian. Sikap yang reaktif merupakan sikap manusia yang tidak
efektif menurut dia. Dimana solusi yang diberikan ditentukan oleh situasi
lingkungan di luarnya atau dari luar ke dalam. Jadi, kalau dibilang orang
" Kamu orang yang tidak bebas" ( cermin sosial ) maka orang yang reaktif
pun menerima pendapat itu sehingga membuat dia tidak melebihi dari sifat
binatang, bukan sifat manusia yang dianugerahi oleh SANG PENCIPTA.
Kelebihan manusia dari binatang adalah kemampuan manusia untuk memandang
atau "melihat" diri dia sendiri, sebelum melihat diri orang lain. Manusia
yang proaktif adalah manusia yang mempunyai visi pribadi yang bermula dari
dalam ke luar, bukan dari luar ke dalam.
Untuk itu, Saya memberi saran kepada yang mengirim posting itu
untuk terus menjelajah pengetahuan yang telah disediakan oleh TUHAN.
Apakah manusia yang tertindas karena dia sudah ditakdirkan tertindas?
Tidak, karena manusia itu sendiri yang memberikan kepada manusia lain
untuk menindas dia.
Sama halnya, dengan membandingkan kitab suci yang berbeda dan
menghubungkannya dengan dunia realita bukanlah dengan waktu yang singkat,
bahkan bertahun -tahun. Apalagi memahami kedua kitab hanya dengan
sepenggal - sepenggal. Budaya ini adalah bukan kesalahan siapa - siapa ,
melainkan kesalahan terdahulu yang menaburkan budaya "INSTAN".
"Berikanlah yang terbaik untuk NEGARA INDONESIA"
:-)

Jabat erat
FRAREV SITORUS

On Thu, 3 Jun 1999, Nasrullah Idris wrote:

 No  59
 Tanggal  15-Apr-99
 Nama  Paulus Hendriyanto
 E-mail  [EMAIL PROTECTED]
 Alamat  Keuskupan Semarang
 
 BIBEL  QUR'AN TTG KEPEMIMPINAN WANITA.

 Sebagai seorang Nasrani yang taat, sejak lama saya mendengar kalangan ummat
 Islam tidak bisa menerima pemimpin mereka bila berasal dari kaum wanita.
 Dasar mereka (kalangan Islam) adalah Al-Qur'an, yaitu Surat An-Nisaa ayat
 34,
 yang berbunyi :" Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh
 karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian
 yang lain(wanita)". Tampaknya hal inilah yang menyebabkan Gus Dur mengatakan
 belum lama ini seperti pernah dikutip Asia Week, bahwa sulit bagi Megawati
 untuk bisa diterima kalangan muslim kalau dia memaksakan diri untuk menjadi
 Presiden kelak. Seandainya yang naik adalah Guntur, kakak laki-laki mba
 Mega,
 saya rasa mereka tak berkeberatan untuk mendukungnya. Bagaimana dengan
 Iman-Kristiani? Ternyata Kitab BIBEL memerintahkan hal yang senada dengan
 Qur'an, yaitu menolak wanita bila dijadikan pemimpin dikalangan ummat
 ummatnya. Dasarnya adalah Kitab Perjanjian Baru yang dicantumkan dalam Kitab
 BIBEL : I Timothius 2 :12 yang berbunyi : "Tiada Aku mengizinkan seorang
 perempuan mengajar atau MEMERINTAH atas laki-laki, (tetapi) hendaklah ia
 berdiam diri". Dengan keterangan Al-Kitab ini menjadi jelaslah bagi kalangan
 ummat Nasrani, bahwa Tuhan Yesus dan Tuhan Bapak melalui firman-Nya telah
 melarang ummat-Nya untuk mengangkat wanita sebagai pemimpin untuk memerintah
 mereka. Ayat ini juga otomatis menjadi pedoman yang jelas bagi ummat
 Nasrani,
 bahwa ajaran iman mereka menolak bila wanita dijadikan pemimpin ummat,
 siapapun dia dan darimana pun datangnya. Oleh sebab itu sangat musykil bagi
 kami (ummat Nasrani) menerima kalau wanita dijadikan pemimpin Bangsa
 Indonesia untuk kalangan ummat Nasrani, karena kalau menerima beliau sama
 saja kami durhaka atau kafir dengan perintah Tuhan. Dan kami sangat
 menyadari
 betapa besarnya dosa bila ummat Nasrani mendurhakai perintah-Nya itu. Dengan
 pandangan keimanan yang diberitakan Al-Kitab untuk ummat Nasrani dan
 Al-Qur'an untuk kalangan muslim, berarti secara statistik ummat beragama di
 negeri ini mayoritas menolak bila wanita diangkat sebagai pimpinan mereka
 (bukankah ada 85 persen muslim plus 10 persen nasrani di Indonesia sekarang
 ini?). Bila ada ummat Nasrani ataupun ummat Islam yang tetap setuju bila
 pemimpin mereka diambilkan dari kalangan wanita, berarti mereka tidak
 memahami betul akan hakikat iman dan isi Kitab sucinya yang seharusnya
 mereka
 pedomani. Dalam hal sudah menjadi tugas dan tanggung-jawab kaum Rokhaniawan
 untuk menyadarkan ummatnya masing-masing, sebab mereka kelak pasti diminta
 pertangungan jawab oleh Tuhan akan kesungguhan mereka membawa domba-domba
 mereka ke arah jalan Tuhan Yang Esa. Saran saya untuk DPP PDI Perjuangan
 sebaiknya anda memperhatikan aspirasi yang berkembang dikalangan bawah ini.
 Selagi Habibie yang dianggap oleh sebagian kecil elit kekuasaan dan elit
 massa saja tidak 'legitamed' itu sudah kesulitan menjalankan roda
 Pemerintahan, apalah lagi kelak bila Bu Megawati dipaksakan naik jadi
 Presiden, p

Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia

1999-06-04 Terurut Topik FRAREV SITORUS

Saya teringat pada saat Saya ketemu dengan Australia Man di kota meDan
pada awal 1999 kemarin. Dia memberi pendapat bahwa Negara Indonesia ini
mengalami kehancuran hanya dengan agama, sedangkan sebelumnya dia tidak
pernah mempunyai alasan seperti itu. MengapaApakah karena bangsa
Indonesia ini masih dangkal pengetahuannya??? Apakah karena masa
pemerintahan pak Harto selalu melakukan pengekangan terhadap orang
beragama???dan masa beliau selalu melakukan penindasan terhadap umat
beragama??? Apakah Bangsa Indonesia belum memahami siapa yang disembah???
Saya tidak dapat menjawab pertanyaan mengapa itu, karena Saya berpikir
bahwa pada kenyataannya bahwa Saya masih saja menganggap agama Saya adalah
benar dibandingkan dengan agama teman Saya yang berbeda. Mengapa Saya
memperdebatkan si "agama" tersebut? Bukankah TUHAN,  yang Saya dan teman
Saya percaya sebagai pribadi yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tanpa
memandang dari mana asal Saya dengan teman Saya, jenis kelamin Saya dengan
jenis kelamin teman Saya, warna kulit Saya dengan warna kulit teman Saya,
atau siapa nama Saya dan nama teman Saya? Apakah TUHAN itu Maha tidak
Adil kepada setiap manusia? Apakah TUHAN itu tidak Maha tahu sehingga TUHAN
hanya memihak kepada umatnya saja?
Akhirnya Saya menjadi malu dan terdiam di depan orang asing itu,
terlebih kepada TUHAN dan diri Saya sendiri. Mungkin...Saya dan bung Rosadi
maupun bung Efron atau teman2 lainnya dapat memahami arti ini semua. Apakah
TUHAN yang menciptakan manusia dengan keillahian-Nya tidak mau memilih
manusia lain untuk memimpin manusia lain yang berbeda prinsipnya?:-)

Jabat erat
FRAREV SITORUS


Efron wrote:

Bung Rosadi,

Bagaimana ya caranya membuktikan seseorang itu Islam tulen atau hanya di
KTP?

Buat anda memang rada-rada sulit, karena untuk membuktikan apakah seorang
itu muslim tulen atau KTP hanya dapat dilakukan dengan mempelajari dan
memahami Al-quran dan hadits secara benar. Karena anda seorang nasrani, hal
ini tentu sulit untuk dilakukan, tapi tidak untuk rekan muslim yang lain.
Makanya saya cukup maklum jika anda memandang semua muslim itu seragam
karenanya.

Efron wrote:

Kalau galahukurnya kegiatan hariannya, Soeharto yang haji itu kurang
apa lagi? Semua kewajiban Islam "nyaris" semua dilakukannya. Bisa juga
saya
bilang beliau melakukannya 100%. Kita tahu juga bahwa rupanya beliau tidak
seperti yang kita harapkan. Lalu mesti bagaimana? Kalau sudah
beginiyahhanya Tuhan berserta staf-Nya yang tahu.

Galahukurnya cuma Al-qur'an dan hadits. Dengan mepelajari dan memahami
keduanya secara benar (dengan bimbingan seorang ustadz yang shaleh
tentunya), maka insya Allah akan mudah sekali terlihat kualitas seorang
muslim.., apakah dia muslim tulen,KTP,atau bahkan munafiq sekalipun.

Tentang pak Harto, saya rasa anda berlebihan jika mengatakan beliau telah
menjalankan kewajiban Islam 100 %. Yang benar sajalah bung efron, memangnya
anda tau apa saja kewajiban Islam yg 100% itu..?
Oh ya..., saya cuma ingin tau, apakah dengan mengatakan pak Harto telah
menjalankan kewajiban Islam 100% itu berarti anda juga hendak mengatakan
kualitas umat islam paling banter hanya akan setara dengan beliau..? karena
yang saya tau kan skala 100% itu sudah yang paling tinggi..paling sempurna
begitu. Entahlah kalau anda memakai skala 10% dalam perhitungan
anda..:-)

Soal Allah swt yang paling tau keislaman dan keimanan seseorang, anda
memang
benar. Tapi jangan lupa, Allah itu maha pengasih dan penyayang, dan telah
menurunkan Al-qur'an yang memberikan informasi lengkap yang dibutuhkan
manusia agar selamat dunia akherat. Informasi tsb antara lain tentu saja
mengenai ciri-ciri muslim tulen(kaffah) yang harus diikuti, dan ciri-ciri
muslim KTP dan munafiq yang harus dihindari.  Jadi secara tidak langsung
kita dapat mengetahui standar penilaian yang dipakai oleh Allah swt melalui
Al-qur'an  dan contoh tauladan rasulullah saw yang terangkum dalam hadits.

Salam,
Mohamad Rosadi
Virginia






__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Fw: .Perspektif PEMILU 07 Juni 1999

1999-06-04 Terurut Topik FRAREV SITORUS







PEMILIHAN UMUM 1999
Pemilu sudah dekat, itu sudah jelas, tetapi mengapa masih ada 
orang yang meragukan soal ke jurdil-annya sehingga masih ada pihak-pihak yang 
menuntut untuk dibubarkan? Tuntutan demikian memang logis mengingat bahwa Pemilu 
kali ini diselenggarakan oleh penerus ORBA yang nota bene mempunyai 'vested 
interest'. Coba bayangkan bahwa pelaksana Pemilu kebanyakan adalah orang-orang 
dari birokrasi ORBA yang tentu mempunyai keinginan untuk mempertahankan 'status 
quo' sebab perubahan bagi mereka berarti 'lengser' dan ini tentu mendorong 
mereka mempertahankan kedudukan dengan segala cara yang masih mungkin.
Dari terang di atas memang dapat dimaklumi bahwa harapan akan 
adanya Pemilu yang jurdil kelihatannya masih di awang-awang. Tetapi, bila kita 
menyimak lebih lanjut, adakah alternative lain yang lebih baik? Kelihatannya 
sampai sekarang sekalipun Pemilu masih diragukan kejurdilannya, ini adalah 
alternative terbaik karena bila tidak kita akan kembali kepada kekacauan dan 
kita tidak mengetahui apa yang bisa dihasilkan dari kekacauan itu bila tidak ada 
Pemilu yang sekalipun belum sempurna setidaknya akan memberi nafas baru dalam 
kehidupan berdemokrasi di Indonesia. 
48 Peserta
Jumlah peserta yang demikian banyak jelas menambah kepusingan 
para pemilih karena sekarang tidaklah mudah melakukan pemilihan untuk mencapai 
tujuan tertentu karena perimbangan suara akan lebih merata sehingga kali ini 
tidaklah mungkin menghasilkan pemenang mayoritas yang bisa menentukan 
segala-galanya, tetapi banyaknya partai ada hikmahnya pula yaitu bahwa sekarang 
dengan tidak adanya suara mayoritas setidak-tidaknya tidak ada golongan yang 
bisa bertindak sewenang-wenang seperti pada masalalu.
Memang tidak mudah untuk memilah-milah mana dari 48 partai itu 
yang layak dipilih oleh umat Kristen demi mencapai pemerintahan yang adil dan 
kerukunan rakyat baik dalam hal bernegara, berbangsa, beragama maupun bertanah 
air mengingat bahwa jumlah suku-suku utama di Indonesia juga kira-kira sebanyak 
jumlah partai yang tidak mungkin dirukunkan begitu saja. Kita melihat bahwa 
dalam era ORDE baru yang kemudian diikuti dengan ratusan kerusuhan-kerusuhan 
perkotaan pada sekitar lima tahun terakhir ini yang telah menimbulkan korban 
puluhan orang diculik atau dibantai, ribuan orang meninggal dunia, puluhan ribu 
orang terpaksa mengungsi, ratusan ribu etnis cina hengkang ke luar negeri, dan 
tak terhitung jumlah rakyat yang akhirnya kehilangan tempat tinggal dan 
pekerjaan, kita dapat mengamati bahwa setidaknya ada enam potensi konflik yang 
menjadi bom waktu yang kita warisi, yaitu (1) kesenjangan ekonomi, (2) konflik 
pribumi pendatang, (3) konflik SARA, (4) antipati pada birokrasi, (5) kebuntuan 
saluran politik, dan (6) maraknya provokator. Jelas pilihan kita harus ditujukan 
pada partai-partai yang dapat menetralisir potensi-potensi konflik di 
atas.
Kesenjangan Ekonomi
Kesenjangan ekonomi yang diakibatkan oleh kepincangan sosial 
ekonomi akibat perilaku KKN sudah jelas telah menjadi pemicu utama kerusuhan 
yang terjadi selama ini, karena itu kita perlu melihat partai mana yang 
kira-kira dapat memberi nafas segar dimana ekonomi tidak dikuasai oleh salah 
satu kutub tetapi ada perimbangan. Ekonomi konglomerat yang dinikmati puluhan 
orang sudah jelas telah membuat jutaan orang melarat karena itu kita perlu 
mencari partai yang mempunyai program yang lebih seimbang, bukan partai yang 
terlalu berpihak kepada kerakyatan, soalnya bila rakyat diberi wewenang penuh, 
bisa terjadi pembantaian kelompok ekonomi atas, dan ini mustahil mengingat bahwa 
sistem ekonomi global tidak mungkin menghilangkan ekonomi konglomerasi. Adalah 
bijak bila kita menyelidiki partai mana yang bisa senafas dengan ekonomi Alkitab 
dimana 'yang kaya tidak berkelebihan dan yang miskin tidak berkekurangan' alias 
ekonomi 'subsidi silang atau kemitraan yang diisi kejujuran dan 
keadilan.'
Konflik Pribumi Pendatang
Konflik antara pribumi-pendatang dimana kelompok penduduk 
pribumi yang sudah turun temurun mendiami suatu daerah merasa terdesak oleh para 
pendatang yang berasal dari pulau lain yang umumnya lebih unggul dalam berusaha 
dan bertahan hidup. Konflik yang terjadi di daerah transmigrasi (inga! Inga! 
Program Transmigrasi asalnya diprakarsai oleh menteri Kristen) sudah mencuat 
menjadi perang terbuka seperti yang terjadi di Timor (Barat maupun Timur), 
Kalimantan Barat, Riau, dan Ambon merupakan pengalaman mengerikan yang dialami 
sebagai ekses program transmigrasi yang kurang difikirkan dengan matang, dan 
konflik demikian jelas telah mendatangkan korban ratusan orang meninggal dan 
puluhan ribu pengungsi. Partai manakah yang kira-kira bisa memberi nafas segar 
dalam pemecahan masalah yang siap meledak kembali dan disusul daerah-daerah 
lainnya itu?
Konflik SARA
Di samping kedua masalah di atas, soal konflik Suku-Agama-Ras 
dan Antar Golongan makin menjadi-jadi dalam beberapa tahun terakhir. Dari kasus 
konflik pribumi-pendatang di atas 

.Perspektif PEMILU 07 Juni 1999

1999-06-04 Terurut Topik FRAREV SITORUS









Perspektif PEMILU 07 Juni 
1999

Pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden 
RI ke  2 , H.M. Soeharto menyerahkan jabatannya sebagai presiden RI 
kepada wakil presiden waktu itu, bapak B.J. Habibie. Pengunduran diri 
pak Harto dari jabatannya sebagai presiden RI akibat akumulasi krisis 
multidimensi, baik krisis ekonomi dan krisis kepercayaan kepada pemerintahan 
saat itu, yang dialami oleh bangsa Indonesia yang berkepanjangan dan juga 
akinbat desakan rakyat Indonesia supaya beliau mundur ( salah satunya adalah 
aksi moral mahasiswa di seluruh Indonesia )

Setelah pengunduran diri pak Harto 
dari jabatan presiden RI, maka diadakanlah SI MPR 1998 untuk mengesahkan 
Presiden RI sementara yaitu Prof. B.J. Habibie dan juga menyusun agenda 
Pemilu secepatnya ( yang ditetapkan pada tanggal 07 Juni 1999).

Walaupun pak Harto mundur dari 
jabatannya sebagai presiden RI, dengan alasan bahwa kemundurannya karena 
kehendak rakyat, dan diganti oleh pak Habibie, mahasiswa Indonesia tetap 
menuntut tegaknya keadilan hukum di Indonesia. Tuntutan moral mahasiswa yang 
terutama dan kehendak rakyat Indonesia adalah untuk menegakkan supremasi 
hukum dengan pembersihan kasus KKN oleh mantan Presiden RI 
Soeharto dan kroni-kroninya, membuat MPR/DPR hasil Pemilu 1997 harus 
melakukan reformasi hukum positif di Indonesia. Walaupun keinginan baik dari 
MPR/DPR untuk mendengar suara rakyat, kejadian  kejadian yang 
mengganggu stabilitas nasional negara Indonesia pada masa pemerintahan 
Presiden sementara RI Habibie terus mengunjungi 
tanah air Indonesia, seperti kerusuhan (isu agama) di Kupang dan Ketapang, 
kerusuhan (isu agama) di Ambon, peristiwa Timor timur, kerusuhan (isu 
suku dan ras) di Sambas Kalbar, sampai peristiwa berdarah di Aceh baru 
 baru ini dan pertikaian antara massa pendukung partai politik yang 
ikut serta dalam Pesta Demokrasi Pemilu 07 Juni 
1999.

Hasil SI MPR 1998 tahun lalu, 
menghasilkan keputusan bahwa Pemilu ditetapkan pada tanggal 07 Juni 1999 
sebagai salah satu jalan yang terbaik dari yang terburuk dalam pemecahan 
masalah krisis yang berkepanjangan di Indonesia sejak Agustus 1997. Pemilu 
yang disahkan oleh SI MPR 1998, sebagai keputusan tertinggi di Negara 
Indonesia, merupakan perwujudan aspirasi rakyat Indonesia yang menghendaki 
pembaruan atau reformasi dalam segala aspek dan proses legitimasi 
pemerintahan yang baru di Indonesia untuk mengantar Negara 
Indonesia, dengan LUBER dan JURDIL, ke pada tempatnya sebagai negara 
yang berdaulat rakyat penuh dan siap kembali merangkak untuk melangkah dalam 
persaingan dunia pada Millenium ketiga nanti. 

Pada saat itu, rakyat Indonesia ada 
yang asyik merayakan Pemilu 07 Juni 1999 dengan mengikuti kampanye 
parpol masing  masing di lapangan bola hingga jalan raya 
dengan segala atribut partainya yang berwarna - warni, ada juga yang menolak 
Pemilu Juni 1999 hanya sebagai bargaining mereka kepada 
pemerintah dan 48 partai politik yang ada, serta ada yang juga menolak 
Pemilu Juni 1999 secara 
konseptual ( cukup 
radikal menurut Saya ).

Pada wacana ini, Saya mengangkat 
isu aksi mahasiswa yang menentang Pemilu 07 Juni 1999 . Alasan mereka 
tidak percaya bahwa Pemilu 07 Juni 1999 sebagai solusi atas krisis 
multidimensi yang saat ini berlangsung di Indonesia. Menurut pendapat 
mereka, pemilu itu sudah pasti tidak akan jujur dan adil karena 
diselenggarakan oleh rezim Habibie, yang kelanjutan dari Orde Baru, yang 
dihasilkan oleh DPR hasil Pemilu 1997. Pernyataan dari sebagian mahasiswa di 
Indonesia menimbulkan pendapat  pendapat dari kalangan masyarakat 
lainnya yang bertentangan dengan pernyataan mahasiswa tersebut karena 
alasannya Tolak Pemilu atau boikot Pemilu. Ada 
yang berpendapat,  Bagaimana bisa ganti presiden tanpa 
diselenggarakan pemilu?;  Aksi mahasiswa tersebut sudah tidak 
murni lagi dari hati nurani mahasiswa, tetapi sudah memerankan kepentingan 
orang  orang yang tidak menghendaki reformasi. Artinya, bahwa 
pernyataan mahasiswa ini benar  benar menolak pemilu secara 
konsep Tetapi, ada juga yang menolak pemilu dengan sikap membiarkan 
pemilu berlangsung dengan tidak mengambil sikap menerima atau menolak secara 
eksplisit dengan sikap menjadi pemantau Pemilu Juni 1999

Di lain pihak, partai politik yang 
ikut dalam Pemilu Juni 1999 juga sedang asyik mengadakan 
kampanye akbarnya ke seluruh Indonesia dan debat caleg di sana 
 sini untuk mengembalikan kepercayaan rakyat selama ini 
dengan segala macam program partai tersebut jika memenangkan Pemilu 07 
Juni 1999 .

Pesta Demokrasi, 
hasil SI MPR 1998 yang lalu ,tersebut menjadikan bangsa Indonesia 
melupakan sejenak akan kesengsaraan bangsa 

Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia]

1999-06-03 Terurut Topik FRAREV SITORUS

Bung Atar...( maniak Liverpool yah...) kalau soal himbauan MUI ini adalah
wajar - wajar saja. Tetapi Saya tidak dapat mengerti dari maksud bung Atar
dengan apa2 saja untuk merealisasikan dengan diskusi topik ini yang
dilakukan oleh bung Rosadi, MW, bung Irwan, bung Blucer , dkk ( kecuali Saya
yang baru nanggapi sekarang ).  Jadi, sementara ini Saya hanya dapat membaca
saja karena paradigma bung Irwan, bung MW, bung Efron, dan bung Blucer saja
sudah dapat mengakomodasi pendapat2 Saya.
Gitu lho
  :-)))

VIVA   PSMS
Frarev Sitorus


Setuju Bung RI, mungkin akan lebih menarik jika bung Sitorus, Blucer,
Jaya, Pohan, Rosadi, Hadeer(Mbak?) dan anda bisa diskusi en sharing gitu
apa-apa saja yang telah dilakukan dalam merealisasikan pemikirannya agar
saya yang bingung ini mungkin menjadi tercerahkan.

Viva Liverpool
Ari Krisna

On Thu, 3 Jun 1999, Rama Indrayana wrote:

 Sudahlah:

 Bung Sitorus, Joko, Acong, Obet, Acang, dan bung2 lainnya.

 "Ayo bersatu membangun Indonesia Baru."

 Bung Irwan, Blucer, Jaya, Stephanie (bung?), Rosadi, Pohan, dll..

 "Ayoo,  sekolh(kata si Doel lho)

 RI

  --
  From: Mardhika Wisesa[
  Irwan Ariston Napitupulu  wrote:
 
  MW: Saya rasa memang sudah sewajarnyasetidaknya MUI hanya
menghimbau,
  bukan memaksakan ataupun memerintahkan. Mungkin juga PGI/KWI , Walubi,
dan
 
 --deleted-




Re: Do-Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia]

1999-06-03 Terurut Topik FRAREV SITORUS

PEACE
:-)))
jabat erat
Frarev Sitorus


hah? mbak Frarev ?
wah, maafkan saya kalau telah memanggil dengan 'bung'...:)

At 08:52 AM 6/4/99 +0800, Rama Indrayana wrote:
Mangkenye, nyimak dong mbak Frarev

VIVA PS Kampung Utan
RI

 --
 From: FRAREV SITORUS
 Subject:  Re: Do-Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia]

 :-o
 gitu kan Saya kan mengerti...jadi maluu nih.:-)))
 Jangan marah dong mbak...Saya kan tidak tau...

 VIVA PSMS
 KT
 -Original Message-
 From: Rama Indrayana
 Subject: Re: Do-Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia]


 Ini Sitorus yg lain (habis Sitorus banyak sih), itu lho yg di TV, yg
 kuenya
 keinjek terus nangis..., lantas waktu udah gede jadi pengacara Sitorus
 SH.
 Sementara si Joko..., terusin sendiri deh.
 
 RI
 
  --
  From: FRAREV SITORUS[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
  Sent: Friday, June 04, 1999 4:16 AM
  To:   [EMAIL PROTECTED]
  Subject:  Do-Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia]
 
  Lho...lho...tunggu dulu dong mbak IR dan bung Atar...ada diskusi
apaan
  nih
  :-)))
  Mosok Saya tidak ikut diskusi soal topik ini..dianggap
tau
 
  Salam
  KT
 
  Sudahlah:
  
  Bung Sitorus, Joko, Acong, Obet, Acang, dan bung2 lainnya.
  
  "Ayo bersatu membangun Indonesia Baru."
  
  Bung Irwan, Blucer, Jaya, Stephanie (bung?), Rosadi, Pohan,
dll..
  
  "Ayoo,  sekolh(kata si Doel lho)
  
  RI
  
   --
   From: Mardhika Wisesa[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
   Sent: Thursday, June 03, 1999 12:02 AM
   To:   [EMAIL PROTECTED]
   Subject:  Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia]
  
   Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   MW: Saya rasa memang sudah sewajarnyasetidaknya MUI hanya
  menghimbau,
   bukan memaksakan ataupun memerintahkan. Mungkin juga PGI/KWI ,
 Walubi,
  dan
  
  --deleted-
 






Re: Do-Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia]

1999-06-03 Terurut Topik FRAREV SITORUS

Hik...hikk...masak Saya dipanggil mmbak
Sorry dong...habisnya saya telmi membaca nama bung Rama sih
sorry yah...:-
*sedang konsentrasi (melotot monitor) supaya menyimak*

jabat erat
KT

From: Rama Indrayana
Date: Thursday, June 03, 1999 5:56 PM
Subject: Re: Do-Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia]


Mangkenye, nyimak dong mbak Frarev

VIVA PS Kampung Utan
RI

 --
 From: FRAREV SITORUS
 Sent: Friday, June 04, 1999 5:15 AM
 Subject:  Re: Do-Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia]

 :-o
 gitu kan Saya kan mengerti...jadi maluu nih.:-)))
 Jangan marah dong mbak...Saya kan tidak tau...

 VIVA PSMS
 KT
 -Original Message-
 From: Rama Indrayana
 Subject: Re: Do-Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia]


 Ini Sitorus yg lain (habis Sitorus banyak sih), itu lho yg di TV, yg
 kuenya
 keinjek terus nangis..., lantas waktu udah gede jadi pengacara Sitorus
 SH.
 Sementara si Joko..., terusin sendiri deh.
 
 RI
 
  --
  From: FRAREV SITORUS
  Subject:  Do-Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia]
 
  Lho...lho...tunggu dulu dong mbak IR dan bung Atar...ada diskusi apaan
  nih
  :-)))
  Mosok Saya tidak ikut diskusi soal topik ini..dianggap tau
 
  Salam
  KT
 
  Sudahlah:
  
  Bung Sitorus, Joko, Acong, Obet, Acang, dan bung2 lainnya.
  
  "Ayo bersatu membangun Indonesia Baru."
  
  Bung Irwan, Blucer, Jaya, Stephanie (bung?), Rosadi, Pohan, dll..
  
  "Ayoo,  sekolh(kata si Doel lho)
  
  RI
  
   --
   From: Mardhika Wisesa[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
   Sent: Thursday, June 03, 1999 12:02 AM
   To:   [EMAIL PROTECTED]
   Subject:  Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia]
  
   Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   MW: Saya rasa memang sudah sewajarnyasetidaknya MUI hanya
  menghimbau,
   bukan memaksakan ataupun memerintahkan. Mungkin juga PGI/KWI ,
 Walubi,
  dan
  
  --deleted-
 




Re: PEMILU 1999

1999-06-02 Terurut Topik Frarev Sitorus

Saya setuju dengan posting bung bRidWaN bahwa harapan supaya masa Pemilu
juni dan Pasca Pemilu nanti berjalan lancar.
 :-)
Walaupun ada tanda - tanda koalisi antara partai baru dengan
partai pro-status quo untuk menhadapi koalisi partai - partai reformis
yang ada ( seperti PAN, PDIP, PKB, dan PK), Saya sama sekali tidak
khawatir. Walaupun peluang perebutan kursi di MPR/DPR oleh partai
pro-status quo sangat besar karena UU No.4 1999 yang masih tetap tidak
berubah, Saya juga sama sekali  tidak  khawatir.
Tetapi...Saya khawatir jika presiden yang akan datang dari partai
pro-status quo maka akibatnya  timbul keresahan dari rakyat pendukung
partai reformis sendiri karena kemungkinan kemenangan mereka dalam
perebutan kursi MPR/DPR sebelum SU MPR 1999 nanti. Mengapa? Karena belum
menunjukkan demokrasi yang menjadi paradigma mereka sendiri ( pendukung
partai reformis ) dan malah menunjukkan kelemahan partai mereka sendiri
serta menunjukkan ketidakpercayaan akan partai reformis yang ada untuk
siap berjuang di kursi MPR/DPR dalam mempersiapkan Indonesia 5 tahun lagi.
Saya juga khawatir jika rakyat pendukung partai reformis hanya diam saja
dengan ketidakadilan yang dilakukan oleh partai status quo ( jika menang )
atau partai reformis karena merupakan partainya.
Jadi , Pemilu bukanlah satu-satunya cara keluar dari krisis yang
berkepanjangan di Indonesia, melainkan salah satu faktor. Faktor yang
terpenting membawa Indonesia lepas dari krisis ini adalah Wawasan
kebangsaan masing-masing diri sendiri.

SALAM
FRAREV SITORUS


On Tue, 1 Juni 1999, bRidWaN wrote:

 Rekan-Rekan Yth.,

 Kampanye putaran ke-3 sudah hampir selesai, dan
 sebentar lagi Hari-H Pemilu akan tiba, 7 Juni 1999.

 Harapan kita tentunya agar Pemilu 1999 ini akan
 berjalan dengan baik, begitu juga Pasca pemilu.

 Harapan lainnya adalah semoga Koalisi 3 Partai
 PAN-PDIP-PKB (ditambah dengan Partai susulan lainnya)
 akan dapat memenangkan Pemilu kali ini.

 Kekhawatiran yang ada saat ini adalah akan adanya
 Koalisi Partai-Partai Baru dengan Partai Lama yang
 pro status-quo. Dan ini kelihatannya makin agak
 jelas gambarannya tentang Partai Partai mana yang
 akan berkoalisi dengan Partai Lama.

 Sebagai seseorang yang baru pertama kali akan
 mengikuti Pemilu (setelah selama ini menjadi Golput),
 saya hanyalah dapat berharap agar roda Reformasi
 yang telah dicanangkan oleh Para Mahasiswa kita sejak
 tahun 1998 akan dapat digulirkan dengan benar oleh
 Partai yang pro-reformasi..


 Salam,
 bRidWaN




Do-Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia]

1999-06-02 Terurut Topik FRAREV SITORUS

Lho...lho...tunggu dulu dong mbak IR dan bung Atar...ada diskusi apaan
nih
:-)))
Mosok Saya tidak ikut diskusi soal topik ini..dianggap tau

Salam
KT

Sudahlah:

Bung Sitorus, Joko, Acong, Obet, Acang, dan bung2 lainnya.

"Ayo bersatu membangun Indonesia Baru."

Bung Irwan, Blucer, Jaya, Stephanie (bung?), Rosadi, Pohan, dll..

"Ayoo,  sekolh(kata si Doel lho)

RI

 --
 From: Mardhika Wisesa[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent: Thursday, June 03, 1999 12:02 AM
 To:   [EMAIL PROTECTED]
 Subject:  Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia]

 Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] wrote:

 MW: Saya rasa memang sudah sewajarnyasetidaknya MUI hanya menghimbau,
 bukan memaksakan ataupun memerintahkan. Mungkin juga PGI/KWI , Walubi,
dan

--deleted-



Re: Nanya

1999-06-02 Terurut Topik FRAREV SITORUS

Kalau beliau, pak KKG,  tidak punya akses internet ( apalagi email
addressnya ), tetapi kalo mau menghubungi beliau dengan media fax Saya dapat
memberikan kepada bung Atar ( Fax: 021-3809705).
:-)))
Kalo pak AB dapat saja bung tanyakan kepada ibu Yati langsung atau melalui
anaknya ( Piti ).
OK

Viva PSMS
Frarev Sitorus


Pro teman2 Permias, tau ngga alamat lengkap dan email(pribadi) Kwik Kian
Gie (benar ngga tulisannya) dan Dr. Arief Budiman.

Terimakasih

Viva Liverpool
Ari Krisna



Re: [Kompas] Wardah Beberkan Data Money Politics

1999-05-28 Terurut Topik Frarev Sitorus

On Thu, 27 May 1999, Hadeer wrote:


 Kalau ujung-ujung nya rakyat kecil yang paling untung dan merasakan
 manfaatnya. NO PROBLEMO.
 Lha semua orang di negara ini juga maling koq. Kalau negara dimalingin
 terus uang lari ke rakyat kecil, mah nggak apa-apa.

 Persoalan utamanya adalah adanya rasa takut kemenangan diraih oleh PDR dan
 GOLKAR yang dinilai "pihak lain" adalah cara
 yang tidak jujur. Memang nya "pihak lain" juga jujur?

 Semuanya kembali ke pembuktian  dan rakyat paling bawah tidak
 perduli.. yang mereka tahu .. mereka dapat
 manfaatnya.

 Hadeer

KT:
Sejauh ini Saya setuju dengan posting bung Hadeer di atas. Karena Saya
sendiripun tidak sempurna.
:-)))

 --
  From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Subject: [Kompas] Wardah Beberkan Data "Money Politics"
  Date: 27 Mei 1999 11:42
 
  Masih ada lagi yg mau membenarkan tindakan money politics
  nya PDR dan Golkar?
 
  Menurut saya mereka nekat banget, wong Indonesia lagi
  disorot banget ama dunia internasional, eh masih nekat
  ngelakuin yg beginian.
 
  jabat erat,
  Irwan Ariston Napitupulu



Re: FW: Pimpinan Partai Kita

1999-05-28 Terurut Topik Frarev Sitorus

On Fri, 28 May 1999, Hadeer wrote:


 Seperti biasa EDPO dengan jargon "Menurut sumber saya" atau "karena saya
 tahu" tanpa mau menyebut langsung TETAP tidak bisa dijadikan dasar dalam
 pembenaran pernyataan he...he.. :-)

 Kalo bankir BUMN perampok terbesar, ..tetap saja Bankir Swasta
 perampok kan !! Mau dari Bank Golongan A, apalagi B atau C, tidak bisa
 begitu saja disalurkan ke sebuah partai. Apakah dari kantong
 pribadi..yang namanya kantong pribadi juga datangnya dari penggalangan
 uang dari masyarakat  sekali lagi masyarakat yang dirampok.

KT:
lho..lho...tunggu dullluu...
Kalo uang kantong pribadi mau para bankir atau penggalang dana parte
apapun...bung Hadeer simpulkan merampok masyarakat...? Jangan begitu
dong...itu kan hasil penghargaan buat mereka atas karya2nya kan...
Jadi, jika semua orang yang menyumbang dana bagi parpolnya disebut juga
dengan merampok masyarakat?
he...he...hik...hik...
:-

 Saya pernah koq ikut penggalangan dana PDI - P di Hotel Mulia Senayan
 beberapa bulan yang lalu. Memang benar yang anda bilang mereka adalah para
 bankir, para usahawan, para bisnisman yang Mayoritas adalah WNI keturunan.
 Saya yakin pasti Bankir yang anda sebut juga adalah bankir WNI keturunan.
 Dan kembali lagi terjadi, mungkin sudah kebiasaannya para WNI keturunan
 untuk selalu mencari aman dengan mendekatkan diri kepada penguasa (baca
 calon penguasa)... selama mereka dan keluarga nya amannggak
 peduli orang lain .. bukan salah mereka seluruhnya
 Begitulah gaya dari PDI P seperti Preman Pasar yang meminta dukungan dana
 keamanan untuk menjaga pasar supaya tetap aman...:-)

 Arifin Panigoro, si tersangka Commercial Paper. begitu jadi
 tersangka langsung bergabung dengan PDI P.ha...ha... kelihatan
 sekali nyali nya kecil dan pengecut...mau berlindung di balik PDI P
 ..hehe. :-) ..

 Hadeer

 PS : Jangan suka menghina ke pribadi ya, seperti mencla-mencle, nyontek,
 sombong, fitnah .. nggak baek. itu semua cuma memperjelas siapa
 ANDA ok !

KT:
lho...lho...tunggu dullu
emangnya pribadinya bagaimana tuh..? bung/mbak
Bung Hadeer ini terlalu mengandalkan perasaaan dibandingkan
rasio...masak langsung sakit hati...sedangkan bung/mbak Hadeer sendiri
tidak pernah beri identitas jelas di e-mail addressnya.
he...ha...hik...
salam


 --
  From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Subject: Re: FW: Pimpinan Partai Kita
  Date: 28 Mei 1999 12:00
 
  Betapa sempitnya pengetahuan Anda ini. Busyet dah! Justru para bankir
 BUMN
  itu penyumbang terbesar "perampokan" dana negara dan masyarakat.
 
  Lagipula bankir yang saya maksud (karena saya tahu) adalah dari bank
  golongan A. Bukan dari itu saja dana PDIP, Bung. Kalau Anda tahu sendiri
  massa PDIP itu banyak sekali (kalau kampanye) darimana dana-dana itu?
 Tentu
  saja dari mereka yang berduit yang bukan dari hasil jarahan. Sebut saja
  Arifin Panigoro, Laksamana Sukardi, de el el. Kalau orang-orang yang anda
  maksud tentu akan mendanai Golkar dan sempalannya.
 
  Makanya kalau ujian jangan kebanyakan nyontek, Bung!
 
  Efron




Re: PEMILU

1999-05-28 Terurut Topik FRAREV SITORUS

Menurut pandangan anda yang netral dan lugu di bawah ( hi..hi..) dijelaskan
bahwa Pemilu nanti pasti jurdil. Bagaimana sih parameter anda bahwa Pemilu
itu dikatakan jurdil? Apakah dengan adanya pemantau Pemilu yang independen
 seperti Forum Rektor, KIPP deelel)? Apakah karena dengan adanya KPU yang
independen?
Bagaimanapun...sampai sekarang Saya hingga kini belum dapat memahami
jelas apa yang namanya itu Pemilu Jurdil dan luber. Terus Saya juga belum
dapat mengambil suatu pendapat bahwa pemilu nanti Jurdil maupun tidak. Saya
mengambil yang terpenting bahwa saya  sebagai  salah satu mahasiswa atau
pegawai atau siapapun juga harus konsisten terhadap idealisme untuk  menuju
Indonesia yang demokrasi. Walaupun parte saya yang menang nantinya...Saya
akan  tetap sebagai salah satu pengontrol parte itu nantinya agar tetap pada
"rel"-nya.

Saya ngerti bahwa posting anda ini hanya merupakan lelucon belaka.
salam
:-
KT:
Bagaimana pun PEMILU nanti jurdil...walaupun Golkar yang menang ...tetap
jurdil.


viva Liverpool
ari



Re: Forkot ( end )

1999-05-27 Terurut Topik FRAREV SITORUS

Pada tgl. 21 Mei 1999 siang di Jakarta, KAMMI bersama elemen mahasiswa
Se-Jawa mengadakan aksi peringatan setahun reformasi di Kampus UI Salemba.
Hadir dan turut
berorasi antara lain Ketua Senat UNDIP, Ketua Senat Unair, Sekjen
Presidium Mahasiswa Trisakti, Sekjen BEM UI, Presiden BEM UI, presiden BEM
UGM, Presiden KM ITB, Ketua Umum  KAMMI, Ketua DPM IPB, Ketua Senat IKIP
Jakarta, Ketua Senat IKIP  Yogyakarta, Ketua Senat STAN, Ketua  Senat
Universitas Mercubuana Jakarta ( dikutip dari posting yang terdahulu ).

Berikut berita dari DETIK:


  Dimeriahkan ABRI
  "Prasasti Salemba" Ditandatangani
Reporter Rido Sarwono

detikcom, Jakarta-Kekuatan reformasi dipastikan akan bertambah
kuat. Hal ini ditunjang dengan rencana penandatanganan "Prasasti
Salemba" di kampus UI Salemba, Jakarta Pusat, Jum'at (21/05/1999).
Penandatanganan prasasti itu sendiri melibatkan sejumlah tokoh
pro-reformasi. Dijadwalkan Amien Rais dan Adnan Buyung Nasution
akan turut tanda tangan. Akan tetapi AMien Rais membatalkan
kedatangannya ke Salemba karena dia sedang kampanye di Kaarawang,
Jawa Barat.
"Meski tidak bisa datang, Pak Amien titip salam pada kami. Tapi
beliau mendukung usaha ini," kata Azis, Presiden Keluarga Mahasiswa
ITB, yang juga jadi panitia acara.
`Prasasti itu sendiri dikeluarkan sehubungan dengan peringatan satu
tahun reformasi dan lengsernya Soeharto. Tidak kurang 3.000
mahasiswa dari berbagai kampus di Jakarta telah kumpul di halaman
kampus UI Salemba. Tema yang digelar dalam "perayaan" itu adalah
"Satu Tahun Gerakan Reformasi Satukan Visi Selamatkan Reformasi dan
 Tolak Anarki".
Hadir dalam perayaan itu puluhan mahasiswa dari luar Jakarta.
Tampak beberapa mahasiswa mengenakan jaket almamater UGM Yogyakarta
dan ITB Bandung.
Selain mempersiapkan Prasasti Salemba, mahasiswa juga mengevaluasi
jalannya reformasi yang genap berusia setahun. Menurut mahasiswa,
reformasi saat ini perlu diluruskan, karena tidak sesuai dengan
cita-cita semula.
Menurut mahasiswa, meluruskan langkah reformasi dengan dua jalan,
yaitu dengan mempertegas kembali visi dan arah reformasi sejati
dengan agenda yang jelas. Sehingga masyarakat mampu mengenali siapa
sesunguhnya yang memperjuangkan reformasi dan yang mempertahankan
status quo.
Jalan kedua adalah seluruh elemen pro-reformasi harus bersatu
menggalang kekuatan bersama mewujudkan cita-cita reformasi dan
menghadang kekuatan yang ingin membalikkan kekuatan status quo yang
tiranik.
Selain itu, mahasiswa juga mengeluarkan Enam Visi Reformasi. Visi
itu dianggap sebagai barometer reformasi yang sukses. Enam visi itu
adalah:
1. Reformasi ke arah sistem yang demokratis ditandai dengan
   diakhirinya dwi fungsi ABRI yag melahirkan kekuatan tiranik.
2. Supremasi hukum dikedepankan di atas segala kepentinagn dan
   kekuasaan. Simbol supremasi hukum adalah dengan diadilinya secara
   transparan Soeharto dan kroni.
3. Perubahan UUD 45 ke arah yang sesuai dengan kebutuhan jaman dan
   ini menjadi legitimidasi konstitusional bagi reformasi.
4. Reformasi yang menghasilkan keadilan dan kesejahteraan merata
   hanya mungkin terwujud dalam otonomi daerah yang seluas-luasnya
   sehingga rakyat yang terzalimi bisa terpenuhi kebutuhannya.
5. Reformasi diikuti budaya demokrasi yang rasional dan egaliter.
   Potensi tirani baru mulai dari senjata, uang, intelektual, mitos,
   massa, harus ditinggalkan.
6. Pengamanan sebagai konsekuensi reformasi harus diikuti
  pertanggungjawaban seluruh perangkat Orba dan pendukungnya sehingga
  secara moral, politik, Orba dan reinkarnasinya harus tanggung
  jawab.
  Ribuan mahasiswa itu sendiri merencanakan tidak turun ke jalan.
  Mereka memperingati setahun reformasi dengan menggelar aksi di
  dalam kampus saja.
  Selain melakukan orasi-orasi, juga ada pertunjukan seni yang
  bersifat kritik. ABRI-pun ikut memeriahkan dengan pentas seni. Tapi
  ABRI ini bukan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Melainkan
  sekumpulan anak muda yang bernaung dalam Anak jalanan Belakang
  Rivoli (bioskop di Jl Kramat Raya, 500 meter dari UI Salemba).

  ABRI yang satu ini mempertunjukkan nyanyian-nyanyian satiris dan
  puisi-puisi penuh hujatan pada rejim Soeharto. Penonton yang
  berdesakan pun menyambutnya dengan antusias.
 Sedang aparat yang berjaga-jaga, tidak terlalu mencolok. Di kawasan
  itu beberapa kali massa partai yang tengah kampanye melintas. Namun
  mereka tidak ikut bergabung ke lautan mahasiswa itu.

   Hak Cipta © detikcom Digital Life 1999

   In Association with Amazon.com
==
Pada saat yang sama juga, aksi mahasiswa yang lain, mahasiswa yang
tergabung dalam  Forkot dan Famred, dengan aksi berjalan hingga akhirnya
dihadang oleh aparat keamanan ( PHH ).  Tuntutan dari 

Re: Pimpinan Partai Kita

1999-05-27 Terurut Topik Frarev Sitorus

Bagaimana kalau posting ini dibuat untuk menjatuhkan reputasi PAN sendiri
alias provokator kelas amatir.
:-
KT

On Thu, 27 May 1999, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote:

 Perbandingan ini dipastikan dibuat oleh pendukung PAN.



 Subject:FW: Pimpinan Partai Kita

 FYI...

  --
  Sent: Thursday, May 27, 1999 2:09 PM
  Subject:  [TF89] Pimpinan Partai Kita
 
  Ada yang iseng nih. Mudah2an belum baca.
 
 
  SIAPA PRESIDEN RI KE-4 YANG ANDA PILIH
 
  ( PERBANDINGAN ) AMIEN RAIS - MEGAWATI
 
  1.Pendidikan Formal
  AMIEN RAIS :
  * S-1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM
  * Sarjana Muda Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
  * S-2 Ilmu Politik University of Notre Dame USA
  * S-3 (Doktor) Ilmu Politik University of Chicago dengan desertasi tentang
  "Gerakan Ikhwanul Muslimin Mesir"
  * Pernah setahun kuliah di Al-Azhar , Kairo (di Departemen Bahasa)
  MEGAWATI :
  * SMA
 
  2. Karya Tulis
  AMIEN RAIS :
  * "Cakrawala Islam" (1987), "Politik dan Pemerintahan di Timur Tengah",
  "Tugas Cendekiawan Muslim", "Keajaiban Kekuasaan" (1994), "Moralitas
  Politik Muhammadiyah" (1995), "Puasa dan Keunggulan Kehidupan Rohani"
  (1996)
 
  MEGAWATI :
  * Tidak ada
 
  3. Pekerjaan
  AMIEN RAIS :
  * Dosen Universitas Gajah Mada (UGM) jurusan Politik (sekaligus sebagai
  ketua jurusan Hubungan Internasional FISIP UGM)
  MEGAWATI :
  *Ibu rumah tangga
 
  4. Organisasi yang membesarkan
  AMIEN RAIS :
  *Muhammadiyah
  *ICMI
  MEGAWATI
  * PDI
 
  5. Penghargaan yang pernah didapat
  AMIEN RAIS :
  * "Tokoh Reformasi" dari mahasiswa
  * "Tokoh Tahun Ini" dari majalah Ummat
  * "Bapak Reformasi Indonesia" dari seniman Yogyakarta
  * "UII Award" dari Universitas Islam Indonesia
  * Bintang Mahaputra RI ( namun ditolak )
  MEGAWATI :
  * Tidak ada
 
  6. Golongan yang mendukung
  AMIEN RAIS :
  * Semua lapisan masyarakat
  * Kaum intelektual
  * Semua agama
  * Alim ulama
  * Mahasiswa
  MEGAWATI :
  * Kaum sosialis dan kiri baru
  * Masyarakat non intelektual
  * Kaum Nasionalis
  * Kaum sekuler
  * Luar negeri (Amerika Serikat /USA)
 
  7. Tokoh yang mendampingi
  AMIEN RAIS :
  * Prof Dr. Syafi'i Ma'arif
  * DR. Faisal Basri
  * Prof. Dawam Rahardjo
  * Prof. DR. Ir. Muhammadi
  * A. M. Fatwa
  * Junus Yahya
  * Christianto Wibisono
 
  MEGAWATI :
  * Alex Litay
  * Yakob Nuwawea
  * Kwik Gian Gie
  * Laksamana Sukardi
  * Aberson Malaiholo
 
  8. Kwalitas Keagamaan
  AMIEN RAIS :
  * Tamatan pesantren
  * Menguasai bahasa Arab dan biasa menjadi khotib dan penceramah di
  masjid-masjid.
  * Selama 8 tahun selalu puasa Senin-Kamis
  * Senantiasa sholat malam (tahajud)
  * Membaca Al-Qur'an setiap hari (Ia selalu membawa Qur'an kecil didalam
  tasnya)
  MEGAWATI :
  * Masyarakat selama ini tidak mengetahui dan melihat kedekatan dan
  pemahamannya kepada agamanya (Islam).  Pernah berdoa di Pura di Bali
  beberapa waktu lalu.
 
  9. Faktor yang membesarkan
  AMIEN RAIS :
  * Kebesaran Muhammadiyah yang dipimpinnya
  * Kegigihan dan keistiqomahannya beramar-ma'ruf nahi munkar seperti dalam
  kasus Busang dan Freeport
  * Keberaniannya mengusulkan dengan lantang agar  Soeharto diganti pada
  saat tokoh-tokoh yang lain diam
  * Ide-idenya yang selalu berpengaruh terhadap perpolitikan nasional
 
  MEGAWATI :
  * Nama besar ayahnya Soekarno
  * Dukungan media massa pro Megawati, seperti : Megapos, Inti Jaya,
  Sentana, Merdeka, Detak, Suara Pembaruan, Aksi, Reformasi, dll.
  * Kesewenang-wenangan Rezim Soeharto sehingga mendapatkan empati dari
  masyarakat
  * Dukungan dana dari luar negeri, terutama Amerika Serikat
 
  10. Peran dalam menumbangkan Soeharto
  AMIEN RAIS :
  * Sejak 1993 sudah menyuarakan isu pergantian pimpinan nasional.
  * Menyatakan bahwa MPR berlaku zalim jika pada sidang umum MPR 1998 tetap
  memilih Soeharto.
  * Pidato-pidato politiknya yang "Anti Soeharto" dinilai banyak kalangan
  sangat berperan dalam mendorong gerakan mahasiswa untuk menggulingan
  pemerintahan soeharto. Karenanya, mahasiswa menobatkan dirinya sebagai
  "TOKOH REFORMASI"
 
  MEGAWATI :
  * Sepanjang bergulirnya reformasi banyak pihak yang menilai Mega diam
  seribu bahasa, hingga seorang tokoh prodemokrasi, Goenawan Mohamad,
  menilainya mungkin Megawati sudah ketinggalan kereta. Beberapa pengamat
  juga mengatakan Mega tidak ikut andil dalam menjatuhkan rezimSoeharto.
  * Alasan yang dipakai oleh Megawati adalah "Diam bukan berarti takut, tapi
  diam adalah emas" (tepatkah pepatah tsb.?.)
 
  11. Kepribadian
  AMIEN RAIS :
  * Tegas dan berani dalam mempertahankan sikapnya (konsisten), (ia menolak
  ditawarkan menjadi anggota DPR pada masa  ORBA)
  * Sederhana
  * Cerdas (Ia adalah pakar politik)
  * Cepat tanggap dan perhatian terhadap masalah bangsa dan rakyat.
  MEGAWATI :
  * Banyak kalangan yang menilai Megawati adalah sosok pemimpin yang egois
  karena pernyataan-pernyataannya hanya untuk  kepentingan kelompoknya saja
  (contoh: memasukkan suami dan ipar sebagai Caleg).
  * 

Re: Pimpinan Partai Kita

1999-05-27 Terurut Topik Frarev Sitorus

Pendukung parte manapun apalagi PDIP, siapapun, tidak akan merespon
hal-hal biasa seperti ini karena hanya lelucon.
Bung HadeerMenang atau kalah parte saya atau parte anda...bukanlah
untuk Saya atau anda semata...
:-
KT
On Thu, 27 May 1999, Hadeer wrote:


 Saya lagi nunggu versi nya yang dibuat oleh pendukung PDI P nich.. :-)
 Ayo tunjukan dirimu ... :-)

 Kalo nggak ada, tinggal kasih ayam betina aja ..

 Hadeer

 --
  From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Subject: Re: Pimpinan Partai Kita
  Date: 27 Mei 1999 14:58
 
  Perbandingan ini dipastikan dibuat oleh pendukung PAN.
 




Re: FORKOT

1999-05-26 Terurut Topik FRAREV SITORUS

FRAREV SITORUS wrote:

   (:-o
 Menurut bung Jaya sendiri...mungkin ngga provokasi tersebut dilakukan
oleh
 bapak aparat yang berseragam pada saat ini ?

Wah...lagi buru-buru nih Jawabannya mungkin tapi kecil sekali.

 Trus bung Jaya ini nonton demo itu kapan saja? saat awal aksi - aksi
 mahasiswa di Jakarta , masa SU MPR, atau masa menjelang Pemilu sekarang
ini?
 ( sehingga dapat menyimpulkannya dan mengatakan bahwa mahasiswa Forkot
dan
 Famred itu beringas).


Jaya wrote:
Lewat mimpiweleh...what are you up to?


 Posting bung Jaya menggambarkan kepada saya bahwa bung Jaya mengerti
 aksi itu sebenarnya ( langsung dari TKP dan keterangan langsung dari para
 tertuduh/tersangka...ehmm). Jadi, saya sebagai orang awam mau minta tau
 nih...1. apa alasan dan tujuan aksi mereka yang sebenarnya saat ini dan
2.
 ditujukan kepada siapa aksi( aksi tolak pemilu ) tersebut yang sebenarnya
  bukan asumsi sendiri yah...tapi kuantitatif dong..) serta 3. Legitimate
 (sesuai dengan aspirasi orang banyak atau rakyat.kata bungrakyat yang
 bagaimana(?)  )  yang bagaimana maksud bung Jaya...:-))) karena Pemilu
ini
 merupakan ide dari pemerintah dan wakil rakyat yang "lama" kan?artinya
 mereka sudah menghitung- hitung ini semua kan ( sorry yah...di copy dari
 posting buat bung Hadeer pertanyaan ini )  ...kutunggu penjelasan dari
bung
 Jaya.


Jaya wrote:
Entar ane terusin lho emang ditujukan kepada siapa lagi demonya. Ape
ane
mesti jawab nih pertanyaan? Kok kuantitatif, mau nanya nomor? Wong nanyain
ditujukan ke siapa kok minta kuantitatif? Maksudnya ditujukan ke X sejumlah
sekian persen, ke Y sekian persen? Ndak mudheng ah dg mangsudnya.
Lha pada setuju ndak sama pemilu? Kalo ndak setuju ya udah boikot pemilu.
Wah silakan lihat animo masyarakat thd pemilu itu sendiri. Kalau yg mau
tanding
sudah sama-sama berani lha kok pada sibuk dengan sah tidaknya pemilu.

Weleh ente ini gimana jelas kalo pemilu itu ide dari pemerintah... Ini
yg kesebelas
ane nulis ini nih.mending ane cut  paste:

"Balik lagi ke forkot.  opo sih yg lagi jadi agenda utamanya saat
ini?
Ane sudah sepuluh kali nulis part yg berikut ini nih Ane juga punya
pikiran sama
bahwa pemerintah sekarang pengen nagmbil keuntungan dari kemefetan waktu
femilu.
Tapi kalo partai oposisi berani ya sudah jalan saja. Wong sudah sama-sama
berani
tarung. Jadi ya ndak ferlu sibuk demo bilang femilu ndak sah dlsb. Ini
urusannya kan
bukan melawan pemerintah lagi tho? Juga parte-parte yg bersedia ikut pemilu
juga
berarti dilawan juga. Wis ah oe sekola dulu nih..."

Hehe... Daripade ente nanya mulu kayak jaksa, gimana kalo gantian ane nyang
nanya.
- Ente pade mau nyoblos ndak?
- Udah daptar ikut pemilu ndak?
- Kemaren sibuk belain salah satu parte, sekarang belain forkot. Apa merasa
parte
  kesayangannya mau kalah atau gimana?



KT:
1.Jelas dong...:-)))
2. Sudah dong di kelurahan...
3. Kalah dan menang bukan untuk saya saja, tetapi siapa saja yang ingin
negara ini "bangun" kembali...yang penting parte saya bukan didirikan orang
"lama" . ...itu aja.
:-
Masak...bung Jaya nanya - nanya agenda Forkot ( mungkin sekalean konsep
mereka...) kepada saya yang awam, saya pikir bung Jaya dapat memberi
kritikan atau komentar pada suatu hal yang semestinya dah tau dong agenda
mereka sekarang inilho-lho

Dari posting bung Jaya dia atas ( sekian persen untuk si X...sekian %
untuk si Y...), sepertinya bung Jaya tidak tau atau malu menjelaskan esensi
aksi mereka tersebut.
:-)))
Kutunggu yah penjelasan dari bung Jaya dari nun jauh di sana

 Salam
 KT
 :-

 Jaya wrote:

 Wah jelas bisa saja kalo aparat juga memprovokasi para mahasiswa.
 Kenapa tidak? Tapi kalo untuk situasi saat ini, bila aparat BERSERAGAM
 yang melakukannya, wah, ya aparatnya yg rada-rada. Saya rada menolak
 kemungkinan seperti ini. Kalo ada aparat yang tidak berseragam yang
 melakukan provokasi kepada mahasiswa, nah, ini biasa terjadi dan sangat
 mungkin untuk dapat terjadi.
 
 Tapi kan ada syarat agar provokasi aparat tak berseragam dapat berjalan
 baik tho?
 Syaratnya ya mahasiswa demonstran yang beringas. Kalo para demonstran
ndak
 beringas mah biar provokator jumlahe 1000 ya ndak pengaruh. Masalahnya
 mahasiswa forkot ini ndak perlu diprovoke sudah beringas kok. Eh, ini
 infonya
 bukan hanya email dari Bung/Mbak Hadeer doang yaemang yg di Jakarta
 dan nonton demo cuman dia.
 
 Forkot kali ini membawa agenda yang tidak sejalan dengan aspirasi orang
 banyak. Secara natural simpati masyarakat juga ndak ada. Lain misalnya
 saat demo nuntut Suharto turun Makanya ane juga ndak sreg kalo ada
 yg bilang beberapa pihak berusaha membuat forkot berkelakuan kriminal.
 Eh, seperti biasa, ini pan cuman pandangan ane..pandangan seorang kuli.
 
 
 
 FRAREV SITORUS wrote:
 
  Jaya wrote:
  Ehm, Bung Irwan, buat yang ini ane setuju banget sama Bung/Mbak
Hadeer.
  Di tiga tempat pertama sudah jelas ada bukti, sementara itu yang d

Re2: FORKOT

1999-05-26 Terurut Topik FRAREV SITORUS







Hadeer wrote:Pembahasan nya mulai 
melebar (Forkot  Jumlah Kursi di DPR), saya kembalikan ke asal muasal 
email saya.Pembahasan FORKOT (saya hanya membahas ini) :Buat saya 
dan juga banyak orang di Jakarta ini sudah muak dengan tingkah laku FORKOT 
(yang dimotori oleh Universitas Katholik Atmajaya dan Universitas Kristen 
Indonesia dan beberapa Universitas nggak jelas lainya, salah nggak nulisnya 
?).Buat saya mereka bertingkah dan bertindak jauh dari apa yang saya 
sebut dengan MAHASISWA. Bertindak radikal, beringas, menakutkan, tidak 
bersimpati dan preman sekali.Aksi mereka sejak akan diadakannya Sidang 
Istimewa (November 1998) sampai kemarin hari ketiga kampanye betul - betul 
membuat kesal. Tidak ada yang bersimpati kepada mereka. Lebih banyak simpati 
diberikan kepada Forum Salemba yang menggelar orasi di Salemba.Dengan 
gampang nya keluar dari mulut Forkot bahwa mereka mewakili masyarakat, 
MASYARAKAT yang MANA Enak aja mewakili gue  Nggak ada BEDANYA 
dengan cara - cara OTORITER  tidak lebih baik dari ABRI dan ORBA yang 
selalu mereka hujat.
KT:
Masyarakat di sekitar 
kampusnya bisaa...masyarakat kampusnya bisaa... Bung Hadeer ini cepat 
geer-an yah...sekumpulan mereka dapat disebut masyarakat juga dong... 
Biarlah mereka terus berjuang untuk menagih perubahan yang dijanjikan oleh 
oranglama sekarang ini bersama mahasiswa lainnya di manapun ( 
baik di Bandung...di Surabaya...di 
Yogya...atau di mana aja). Kritiklah mahasiswa yang salah melangkah dengan 
alasan yang benar dan logis ...komentar anda menunjukkan keadaan teman 
- teman anda juga.
:-)))


Hadeer wrote 
:
PEMILU adalah 
SATU-SATUNYA cara yang disahkan oleh HUKUM. Mau hasilnya masih tidak 
memuaskan ya bagaimana lagi. Ada yang punya usul lebih baik dari PEMILU yang 
juga berlandaskan HUKUM, mewakili SELURUH RAKYAT ???
KT :
Benar...bahwa Pemilu itu legal dan sah. Apa itu saja 
syaratnya?? mungkin bung Hadeer dapat lihat posting dari bung Jaya ( 
apa saja i syarat Pemilu itu semestinya). 
:-
Hadeer wrote:Mau GOLKAR yang 
menang, mau PAN yang menang, mau PDI P yang menang, mau PPP yang menang, 
POKOKNYA harus lewat PEMILU.Diluar dari PEMILU adalah PERANG SIPIL untuk 
membentuk pemerintahan yang baru (menurut saya).Kelakuan FORKOT selalu 
mengarah ke arah BATALNYA PEMILU, dan mengarah ke cara - cara 
radikal.
KT:
Hati - hati dengan pendapat bung di atas 
yang membuat citra teman-teman seperjuangan anda...baik di kampus maupun di 
partai anda...mengalami degradasi .:- Kalau bung Hadeer 
atau siapapun juga yang tidak tau esensi aksi mereka 
sebenarnya...janganlah berkata - berkata seperti di atas .
(Siapapun yang menang dan kalah dalam PEMILU 
ini..bukan untuk Saya saja)
Salam
KT
:-

PS:Saya masih 
ingat betapa Bang Ariston membela si FORKOT ketika akan menggagalkan SI MPR 
bulan November lalu, untung SI tetap terus berjalan  :-)). Kita lihat 
saja lagi  PEMILU berjalan tidak, meskipun FORKOT tetap Bang Ariston 
bela :-)Waktu DEMO mahasiswa turunkan SoehartoSAYA SETUJU 
BUANGE :-)


Re: Forkot

1999-05-25 Terurut Topik FRAREV SITORUS

Hadeer wrote:

  Saya mengerti dengan jelas situasi yang ada.
 
   Semua yang dilakukan ABRI di Aceh, di Tanjung Priok, di Lampung, dll
yang
   membunuhi rakyat yang tidak bersalah adalah perbuatan BIADAB.
 
   Peristiwa penembakan di Semanggi juga adalah BIADAB, ABRI kah
pelakunya ???

 Irwan wrote:
 Hmmmlagi2 berbau standar ganda. Ketika peristiwanya
 menimpa Aceh, Tanjung Priok, Lampung, anda menyebutnya
 dengan yakin ABRI sebagai pelakunya.
 Ketika terjadi di Semanggi, anda meragukan apakah
 ABRI pelakunya.


Jaya wrote:
Ehm, Bung Irwan, buat yang ini ane setuju banget sama Bung/Mbak Hadeer.
Di tiga tempat pertama sudah jelas ada bukti, sementara itu yang di
Semanggi
masih menjadi tanda tanya. Kalo ane sendiri sampe sekarang malah masih
percaya kalo si penembak bukan ABRI secara utuh. Ya namanya organisasi
mosok solid melulu. Kalau emang solid seratus persen, ngapain juga petinggi
ABRI selalu bilang ABRI solid...ABRI solid Wong nggak ada apa-apa kok
tiba-
tiba ngomong gitu. Malah menimbulkan tanda tanya tho? Mangkane ada
kemungkinan salah satu 'faksi' sengaja ingin mematangkan suasana.

Apapun alasannya, sebelum terbukti ya jangan main tuduh. Dan sudah
semestinya
jangan main men-generalisasi. Mosok polisi ndak tahu apa-apa dimaki
anjing Mungkin aja sosk polisi itu baru masuk dinas. Ya ini kan artinya
malah memprovokasi polisi tho? Wong polisi ya orang juga. Kalo ane jadi
polisi
yang dimaki anjing nih... misal ane panasan, ndak perduli dikeluarin dari
jajaran
polri tak dor si pemaki itu. Makanya, kalo ada yang nuduh bahwa mahasiswa
model
gini sebetulnya golongan provokator ya benar juga. Yaitu men-provoke polisi
untuk bertindak brutal. Lalu kapan bisa bikin demo tanpa memaki petugas
keamanan...?
Mosok demo-demo macam maki-maki, lempar telur busuk masih mau terus
dipertahankan. Mestinya juga kite-kite paling tidak jangan belain kelakuan
mahasiswa
yang model gini lah.
Salam,
Jaya


Bung Jaya di sini membela Polisi dan bapak aparat sebagai kewajibannya
 Saya setuju sekali ) menjaga keamanan dan ketertiban bangsa dan negara.
Bung Jaya juga membuat asumsi yang netral dan kreatif bahwa  mahasiswa
Forkot dan Famred tersebut melakukan provokasi dengan adanya maki-makian
dari mahasiswa kepada bapak - bapak aparat supaya bapak aparat marah.
Kalau begitu...mungkinkah bapak aparat sebagai penjaga keamanan masyarakat
ini melakukan tindakan provokasi kepada mahasiswa yang aksi demo tersebut
supaya mahasiswa tersebut melakukan hal - hal yang brutal? ( Ya/tidak).
Supaya Saya menjadi jelas atas asumsi bung Jaya tersebut.

Salam
KT
:-)))



Re: Forkot

1999-05-25 Terurut Topik FRAREV SITORUS





Buat bung 
Hadeer:
Dari 
posting bung Hadeer sepertinya pada peristiwa demo mahasiswa FORKOT dan 
Famred tersebut, bung Hadeer berada di sekitar mereka ( nonton di trotoar 
jalan JAKARTA mungkin...atau hanya menyambung lidah orang lain ... 
:-D) untuk memperhatikan situasi sebenanya. Kalau begitu...bung Hadeer sudah 
tau dong apa alasan Forkot dan Famred melakukan aksi tolak pemilu kan? Dan 
tujuan mereka melakukan aksi demo itu kan ? Kalau ngga tau ...bagaimana bung 
Hadeer dapat membenarkan pendapat anda dan menganjurkan bang Ariston supaya 
melihat langsung?
Jadi, 
supaya jelas 1. apa alasan dan tujuan aksi mereka dan 2. ditujukan 
kepada siapa aksi tersebut yang sebenarnya ( bukan asumsi bung Hadeer 
) serta 3. Legitimate yang bagaimana maksud bung Hadeer...:-))) karena 
Pemilu ini merupakan ide dari pemerintah dan wakil rakyat yang 
lama kan?artinya mereka sudah menghitung- hitung ini semua 
kan ...coba jelaskan kepada saya yah 
:-)))

Karena di milis ini pasti ada 
yang tau jawaban untuk di atas yang sebenarnya ( sumber langsung dari TKP ). 
So...yang tidak tau, seperti saya ini, menjadi mengerti dari bung Hader 
...
:-
Salam
KT


Hadeer wrote:Coba dong tolong di list 
universitas apa aja.Yang pasti bukan datang dari UI dan Trisaksi , 
because they are too smart for Forkot :-)

Ariston 
wrote:Busyet dah.kali ini menurut saya anda sudah 
keterlaluan,bung Hadeer. Anda menilai seseorang pintar atau 
bodohnyahanya dari latar belakang universitas saja. Tobat deh 
saya.Untuk menjadi pintar, seseorang tidak harus dudukdibangku 
kuliah. Kepintaran pun tak menjamin orangotomatis menjadi bijak. 
Semoga anda mau membukawawasan berpikir dan cara memandang 
anda.Tuhan menganugerahkan manusia dengan kelebihannya 
masing2selain juga memiliki kekurangan tentunya. Jangan kitacepat 
bersombong diri atas diri orang lain yg mungkindimata kita terlihat 
kurang mengingat orang tersebut bisasaja punya kelebihan yg kita tidak 
ketahui dan miliki.Semoga anda mau menyadari ini.Saya pribadi 
masih terus belajar untuk tidak terjebak menjadiorang sombong karena 
saya menyadari sepenuhnyabahwa saya punya manusia biasa yg punya 
keterbatasan.Mari kita sama2 belajar dan menjaga diri agar 
tidakterjebak menjadi orang sombong.

Hadeer wrote:He...he...he...Bang Ariston sampe 
tobatMakanya bang Ariston, kalau Forkot dan Famred lagi demo, 
coba lihat dech kelakukan mereka dari jarak 10 meter (saya sudah pernah 
melihat dalam jarak kurang dari 5 meter, demo mereka, dan saya juga pernah 
mahasiswa juga loh). Biar bisa dilihat langsung dengan mata kepala sendiri, 
mana mahasiswa pintar, mana mahasiswa kurang pintar, mana mahasiswa kurang 
ajar.dalam menyampaikan aspirasi, ide, usulan, kritik dan 
lain-lain.Masa iya yang namanya mahasiswa ngomong ANJING ke petugas 
. masih mending saya kan ngomong goublok :-)Pasti bang 
Ariston setuju dengan apa yang pernah saya tulis. Ariston wrote:
Bung Hadeer, anda melihat situasi hanya dari satu titik sajadan 
langsung memberikan penilaian.Apakah anda sudah mencari tahu lebih 
lanjut kenapamahasiswa tersebut sampai mengeluarkan kata cercaan 
anjingkepada petugas?Bagaimana kalau seandainya 
mahasiswa itu ternyata pernahpunya masalah pada waktu2 
sebelumnya dengan petugas sepertimisalnya pernah ditendangi, dibukung 
pakai popor senjata.Atau mungkin teman mahasiswa tersebut pernah 
menderitadisiksa tentara, cacat, hilang tak tentu rimbanya sampai 
kini,atau mungkin bahkan sampai meninggal karena ditembakpada 
peristiwa2 yg lalu. Apakah anda sudah mempertimbangkankemungkinan 
itu.Saya pribadi mungkin bila dihadapkan pada situasi temansaya 
luka, cacat, atau meninggal karena ulah petugas, mungkinsaya akan punya 
mata merah juga terhadap petugas.Saya saja yg tidak melihat 
langsung peristiwa Trisakti dan Semanggi,dapat merasakan kepedihan 
mahasiswa atas peristiwa itu.Saya merinding dan emosi saya naik ketika 
mendengarperistiwa itu melalui telpon dengan keluarga danrekan saya 
di Jakarta yg menceritakan apa yg dia lihat.Saya yg tidak punya kaitan 
langsung apa2 dengan para korbanbisa memiliki perasaan seperti itu, 
karenanya saya bisamemaklumi bila ada rekan2 mahasiswa yg terkait 
langsungdengan para korban memiliki emosi yg lebih dari apa ygsaya 
rasakan.Semoga bung Hadeer sekarang bisa lebih mengertidan melihat 
kemungkinan situasi yg ada.Saya tidak sedang melakukan pembelaan 
terhadapmahasiswa atau pun pihak keamanan. Yang saya 
permasalahkanadalah terlalu cepatnya bung Hadeer memberikan 
penilaianhanya dari satu titik peristiwa dengan mengeluarkan kata2yg 
menurut saya kurang pas. Ditambah lagi bung Hadeermelakukan penggolongan 
 

Re: [Re2: (KAMMI-CLSD) Prasasti Salemba: Peringatan Setahun Reformasi]]

1999-05-25 Terurut Topik FRAREV SITORUS

Kekalahan bangsa Indonesia dengan bangsa Asia dan apalagi negara - negara
Barat dalam persaingan bebas di dunia adalah karena ada kebiasaan buruk yang
paling sulit dirubah. Kebiasaan saya itu adalah mendengar perkataan orang
lain atau membaca tulisan orang lain ( yang belum benar - benar saya
mengerti tulisan/perkataan orang lain itu)  dan langsung melakukan kritikan
atau menilai orang itu dengan perasaan dibandingkan dengan daya pikir.
:-)))
KT

Pandir wrote:

He...he...he ane kira postingnya nggak nyambung, tapi kalopun nyambung,
tetep
aje ane bikin pernyataan nyang sama.
Kalo ane sih kagak ada pengotak-ngotakan, lha wong, dulu mahasiswa nyang
bikin
suharto terjungkel. Kalo kite bikin perbedaan dimana mahasiswa boleh preman
atau boleh bijak (bukan berarti ane anti Forkot atau pro nyang laen) bisa
diartikan juga mahasiswa cuman dagelan, yang berbeda ame kehidupan
non-mahasiswa seperti pejabat, pengacara, en laen-laennya.
Mahasiswa dimana-mana (tak hanya di Indonesia) jadi kekuatan besar nyang
emang
kadang enggak diliput dengan kadar nyang sesuai. Ane yakin walau Amin Rais
berkoar kalo mahasiswa enggak mau maju pasti Suharto masih bercokol di
Istana.
Pokoknya sih menurut ane kalo nyang namanya preman ya mesti dikikis abis,
mau
preman mahasiswa , preman pejabat, preman ABRI, preman artis, preman-preman
lainnya.
Ane men-generalisir berhubung ane baca posting Bang Sitorus, jadi apa nyang
ane posting ya ada kaitan dengan posting Abang, kalo enggak boleh
men-generalisir ya mohon di tulis dengan jelas biar saya tidak berpandir-ria
untuk men-generalisir.
Soal hidup cuman lelucon, la bagi saya yang bukan pelawak, tentu tidak
sesuai,
lha wong saya cuman seorang pandir.

Pandir



FRAREV SITORUS  wrote:
   hmm...
Posting saya sebelumnya untuk memberi komentar mengenai kubu mahasiswa
yang reformis dan  kubu preman mahasiswa ( yang dikatakan golongan yang
tidak
tahu arti dan makna mahasiswa dan kurang reformis ). Kalau menurut saya,
esensi dari  keduanya mempunyai idealisme yang baik sebagai arti dan peran
mahasiswa dengan pola yang berbeda. Yang membuat saya tersenyum
endiri( bukan bingung yang sebenarnya), karena ada posting yang menyebutkan
bahwa salah satu kubu tersebut tidak mengerti arti dan peran mahasiswa
sebenarnya. Sedangkan kubu yang satu lagi dikatakan sebagai kubu yang
benar - benar reformis dan mengerti arti dan peran mahasiswa sebenarnya.
Buat Bung Pandir, mohon dong ...dijelaskan analogi yang di-generalisir
tersebut yang dihubungkan dengan maksud saya di atas.
Jadi, bukan berarti analogi posting saya tersebut dapat di-generalisir
dengan analogi Bung Pandir tentang pak Harto, pak Habibie, pak Wiranto, dan
badut Golkar ditambah lagi dengan tragedi Trisakti . ( Yah mungkin bung
Pandir membuat asumsi bahwa bapak - bapak tersebut, Golkar dan tragedi
Trisakti merupakan kubu yang berbeda satu dengan yang lainnya dengan tujuan
yang berbeda terhadap Indonesia...ada yang reformis dan ada yang tidak
reformis)
(:-D
Melihat posting dari bung Pandir di bawah...saya semakin tersenyum lebar
karena merupakan lelucon lagi bagi Saya dan tragedi bagi Bung sendiri
mungkin... ( sorry yah). Bung Pandir setuju ngga bahwa hidup ini adalah
lelucon semata.
Koreksi lagi dong...jika ada kesalahan dalam posting ini.
:-)))

salam
KT




Get free e-mail and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1



Re: Forkot

1999-05-25 Terurut Topik FRAREV SITORUS

  (:-o
Menurut bung Jaya sendiri...mungkin ngga provokasi tersebut dilakukan oleh
bapak aparat yang berseragam pada saat ini ?
Trus bung Jaya ini nonton demo itu kapan saja? saat awal aksi - aksi
mahasiswa di Jakarta , masa SU MPR, atau masa menjelang Pemilu sekarang ini?
( sehingga dapat menyimpulkannya dan mengatakan bahwa mahasiswa Forkot dan
Famred itu beringas).
:-
Posting bung Jaya menggambarkan kepada saya bahwa bung Jaya mengerti
aksi itu sebenarnya ( langsung dari TKP dan keterangan langsung dari para
tertuduh/tersangka...ehmm). Jadi, saya sebagai orang awam mau minta tau
nih...1. apa alasan dan tujuan aksi mereka yang sebenarnya saat ini dan  2.
ditujukan kepada siapa aksi( aksi tolak pemilu ) tersebut yang sebenarnya
 bukan asumsi sendiri yah...tapi kuantitatif dong..) serta 3. Legitimate
(sesuai dengan aspirasi orang banyak atau rakyat.kata bungrakyat yang
bagaimana(?)  )  yang bagaimana maksud bung Jaya...:-))) karena Pemilu ini
merupakan ide dari pemerintah dan wakil rakyat yang "lama" kan?artinya
mereka sudah menghitung- hitung ini semua kan ( sorry yah...di copy dari
posting buat bung Hadeer pertanyaan ini )  ...kutunggu penjelasan dari bung
Jaya.

Salam
KT
:-


Jaya wrote:

Wah jelas bisa saja kalo aparat juga memprovokasi para mahasiswa.
Kenapa tidak? Tapi kalo untuk situasi saat ini, bila aparat BERSERAGAM
yang melakukannya, wah, ya aparatnya yg rada-rada. Saya rada menolak
kemungkinan seperti ini. Kalo ada aparat yang tidak berseragam yang
melakukan provokasi kepada mahasiswa, nah, ini biasa terjadi dan sangat
mungkin untuk dapat terjadi.

Tapi kan ada syarat agar provokasi aparat tak berseragam dapat berjalan
baik tho?
Syaratnya ya mahasiswa demonstran yang beringas. Kalo para demonstran ndak
beringas mah biar provokator jumlahe 1000 ya ndak pengaruh. Masalahnya
mahasiswa forkot ini ndak perlu diprovoke sudah beringas kok. Eh, ini
infonya
bukan hanya email dari Bung/Mbak Hadeer doang yaemang yg di Jakarta
dan nonton demo cuman dia.

Forkot kali ini membawa agenda yang tidak sejalan dengan aspirasi orang
banyak. Secara natural simpati masyarakat juga ndak ada. Lain misalnya
saat demo nuntut Suharto turun Makanya ane juga ndak sreg kalo ada
yg bilang beberapa pihak berusaha membuat forkot berkelakuan kriminal.
Eh, seperti biasa, ini pan cuman pandangan ane..pandangan seorang kuli.



FRAREV SITORUS wrote:

 Jaya wrote:
 Ehm, Bung Irwan, buat yang ini ane setuju banget sama Bung/Mbak Hadeer.
 Di tiga tempat pertama sudah jelas ada bukti, sementara itu yang di
 Semanggi
 masih menjadi tanda tanya. Kalo ane sendiri sampe sekarang malah masih
 percaya kalo si penembak bukan ABRI secara utuh. Ya namanya organisasi
 mosok solid melulu. Kalau emang solid seratus persen, ngapain juga
petinggi
 ABRI selalu bilang ABRI solid...ABRI solid Wong nggak ada apa-apa
kok
 tiba-
 tiba ngomong gitu. Malah menimbulkan tanda tanya tho? Mangkane ada
 kemungkinan salah satu 'faksi' sengaja ingin mematangkan suasana.
 
 Apapun alasannya, sebelum terbukti ya jangan main tuduh. Dan sudah
 semestinya
 jangan main men-generalisasi. Mosok polisi ndak tahu apa-apa dimaki
 anjing Mungkin aja sosk polisi itu baru masuk dinas. Ya ini kan
artinya
 malah memprovokasi polisi tho? Wong polisi ya orang juga. Kalo ane jadi
 polisi
 yang dimaki anjing nih... misal ane panasan, ndak perduli dikeluarin
dari
 jajaran
 polri tak dor si pemaki itu. Makanya, kalo ada yang nuduh bahwa
mahasiswa
 model
 gini sebetulnya golongan provokator ya benar juga. Yaitu men-provoke
polisi
 untuk bertindak brutal. Lalu kapan bisa bikin demo tanpa memaki petugas
 keamanan...?
 Mosok demo-demo macam maki-maki, lempar telur busuk masih mau terus
 dipertahankan. Mestinya juga kite-kite paling tidak jangan belain
kelakuan
 mahasiswa
 yang model gini lah.
 Salam,
 Jaya

 Bung Jaya di sini membela Polisi dan bapak aparat sebagai kewajibannya
  Saya setuju sekali ) menjaga keamanan dan ketertiban bangsa dan negara.
 Bung Jaya juga membuat asumsi yang netral dan kreatif bahwa  mahasiswa
 Forkot dan Famred tersebut melakukan provokasi dengan adanya maki-makian
 dari mahasiswa kepada bapak - bapak aparat supaya bapak aparat marah.
 Kalau begitu...mungkinkah bapak aparat sebagai penjaga keamanan
masyarakat
 ini melakukan tindakan provokasi kepada mahasiswa yang aksi demo tersebut
 supaya mahasiswa tersebut melakukan hal - hal yang brutal? ( Ya/tidak).
 Supaya Saya menjadi jelas atas asumsi bung Jaya tersebut.

 Salam
 KT
 :-)))

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Fw: the butterfly story

1999-05-25 Terurut Topik FRAREV SITORUS

Posting ini saya dapat dari seorang teman.

Kalau emang tidak sesuai...send aja ke recycle bin.

Salam
KT
=
The Butterfly

A man found the cocoon of a butterfly. One day a small opening
appeared. He sat and watched the butterfly for several hours as it
struggled to force its body through that little hole. Then it seemed
to stop making any progress. It appeared as if it had gotten as far
as it could and it could go no further. So the man decided to help
the butterfly, he took a pair of scissors and snipped off the
remaining bit of the cocoon. The butterfly then emerged easily. But
it had a swollen body and small, shriveled wings.

The man continued to watch the butterfly because he expected that, at
any moment, the wings would enlarge and expand to be able to support
the body, which would contract in time. Neither happened. In fact,
the butterfly spent the rest of its life crawling around with a
swollen body and shriveled wings. It never was able to fly.

What the man in his kindness and haste did not understand was that
the restricting cocoon and the struggle required for the butterfly to
get through the tiny opening were God's way of forcing fluid from the
body of the butterfly into its wings so that it would be ready for
 flight once it achieved its freedom from the cocoon.

Sometimes struggles are exactly what we need in our life. If God
alowed us to go through our life without any obstacles, it would
cripple us. We would not be as strong as what we could have been. We
could never fly.

I asked for Strength.
 And God gave me Difficulties to make me strong.

I asked for Wisdom.
And God gave me Problems to solve.

I asked for Prosperity.
 And God gave me Brain and Brawn to work.

I asked for Courage.
And God gave me Danger to overcome.

I asked for Love.
And God gave me Troubled people to help.

I asked for Favours.
And God gave me Opportunities.

I received nothing I wanted.
I received everything I needed.


Mercy, peace, and love be yours in abundance




Re: Forkot

1999-05-25 Terurut Topik FRAREV SITORUS

Buat bung Jaya:
Bung katakan di positng sebelumnya menggambarkan kepada saya bahwa bung Jaya
tau benar soal aksi mahasiswa Forkot dan Famred itu hingga dapat memberi
kesimpulan bagi mereka yang berjuang juga sesuai dengan idealismenya.
Lho..lho...malah berbalik nanya kepada bang Ariston,... " apa agenda Forkot
sekarang ini"?  Trus...jawaban dari bang Ariston diperuntukkan menjawab
pertanyaan dari Saya yah:-

Buat bung Ariston:
Masak bung Jaya di dapur...eh...maksud saya,  masak bung Jaya tidak tau
agenda aksi Forkot sebenarnyatrus...trus ... langsung menilai negatip
mereka. Bagaimana nih...
Sorry yah...saya memang kurang intelek banding bung Jaya dan bang
Ariston...tetapi kalau kejadian seperti inimohon hati - hati dong
mengambil kesimpulan (untuk bung Jaya)mohon dong kalau mengambil
kesimpulan itu jangan terlalu sesuai keahlian kale( khusus bung Jaya
nih...)sampe mengikut-ikutkan yang namanya rakyat ( rakyat yang
bagaimana?Siapa mereka?)

:-)))
KT



Irwan Ariston Napitupulu wrote:

 Irwan:
 Bung Jaya, tidak ada alasan yg bisa digunakan oleh ABRI dengan mengatakan
 bahwa yg menembak itu adalah ABRI yg membelot atau pun ABRI lagi ngga
 solid. Rakyat tahunya itu adalah ABRI dan ABRI harus bertanggung jawab
penuh.
 Adalah kesalahan ABRI sampai ada anggotanya yg pecah. Masak sih kesalahan
 ABRI ini mau dijatuhi ke rakyat, yg bener aja dong bung Jaya.
 Kalau memang begitu, seharusnya rakyat sekarang dipersenjatai aja biar
bisa
 melawan ABRI-2 itu. Ini baru fair namanya, rakyat ngga dijadiin sasaran
hidup
 lagi.

Ya memang ABRI/TNI harus bertanggung jawab bila ada anggotanya yg
bertindak di luar garis komando pentolan tertingginya. Cuman ya itu, alasan
di balik penembakan itu juga masih jadi tanda tanya besar. Apalagi kalo
nembaknya
random gitu. Gini lho mas, kalo yg ditembak adalah pentolan demonstran,
mungkin ada maksud yg jelas terhadap mahasiswa. Tapi kalo secara random
gitu,
maka ada 2 hal di benak saya:
- terjadi perebutan pengaruh di dalam tubuh ABRI.
- sedang menjalankan skenario yg jauh lebih besar untuk menjatuhkan
seseorang.

Jadi sebetulnya korban mahasiswa adalah korban sampingan. Yang diarah bukan
mereka. Waktu itu polisi yg sudah nggak populer sampe bilang bahwa mereka
menjadi korban. Ini yang menggiring mereka untuk memisahkan diri dari tubuh
ABRI tho? Wong sudah bosen dijadikan tameng mulu.

Nah, yg dimaksud bung Irwan tanggung jawab penuh itu yg kayak gimana?
Ini bukan mau menimpakan kesalahan ke rakyat (tepatnya mahasiswa).
Apakah mesti menyantuni, atau meminta maaf secara terbuka?


 Irwan:
 Dalam posting terdahulu sudah saya katakan saya menulis tidak dalam
membela
 apa yg dilakukan oleh mahasiswa tapi lebih kepada mencoba melihat
kemungkinan
 situasi yg ada. Pertanyaan saya ke anda bung Jaya, apakah ada rekan dekat
 atau keluarga anda yg menjadi korban demo2 selama ini khususnya yg
dilakukan
 oleh aparat?

Ya pas dengan saya. Wah kebetulan endak, tapi pertanyaannya apa relevan.
Kalau korban demo karena kemacetan sih banyak. Sekarang gini, kita mesti
lihat agenda demo itu sendiri. Apa sih yg lagi dibawa. Mesti balik lagi
dong
apa sih aspirasinya. Kalo mewakili aspirasi orang banyak, ya jelas
direstui,
kalo nggak ya bisa jadi malah dicerca.


 Tambahan lagi bung Jaya, apa anda pikir demo2 mahasiswa yg akhirnya
membuat
 Soeharto mundur tahun lalu dilakukan dengan manis2?  Mereka, mahasiswa,
 maju terus ngga berhari2. Gagal hari ini, coba lagi besok. Begitu terus
sampai
 tujuan mereka bisa tercapai. Resiko nyawa menjadi taruhan mereka. Coba
deh
 pikir,
 apa sih yg mereka perjuangkan, apakah mereka hanya memperjuangkan untuk
 kepentingan mereka sendiri? Kita mah di sini, di negeri jauh bisa enak2an
 tinggal
 nulis email, bilang ini itu, sementara mereka bermandi hujan dan berpanas
 terik untuk
 memperjuangkan sesuatu yg mungkin hasilnya kelak malah kita yg
nikmatin...:(

Hehe


 Dalam masa pergolakan, tindakan2 orang menjadi lebih kasar dari biasanya
itu
 bagi saya sudah lumrah saja. Begitu pula saya bisa menyadari situasi
dimana
 ketika rakyat kelaparan maka mereka menjadi lebih "ganas" dari biasanya.
 Dalam masa pergolakan itu adalah cukup wajar bila terjadi pergeseran2.

Setuju. sekali lagi saya nanya, agenda forkot kali ini apa? Apa
merupakan
aspirasi orang banyak?


 Mengenai aparat keamanan sendiri, sepengamatan saya dari tivi2 seperti
CNN
 yg memuat demo2 dari manca negara, sudah biasa tuh aparat keamanannya
 dilempari benda2 keras bahkan bom molotov, dan mereka ngga pada nembakin
 dengan peluru betulan. Jadi bung Jaya jangan berharap  mereka2 yg demo
itu
 akan menggunakan kata2 manis. Khan jadinya ngga lucu kalau kita dengar,
 "Mas polisi, 'ta lempar dengan bom molotov mau ya?"heheheheada2
aja
 ah:)

Wah, di kita yg nembak dengan peluru tajam kan yg di Semanggi tho?
Kalau di manca negara kita bisa lihat tentara Israel pake peluru tajam
juga.
Kalo pasukan anti huru-hara mukul pake pentungan, wuah, hampir semua
demo yg berakhir dg kekerasan 

SISTEM PEMERINTAHAN DAERAH yang akan datang

1999-05-24 Terurut Topik FRAREV SITORUS

Di sini Saya mau diskusi dengan teman - teman di miis ini (khususnya
bagi bung Mohammad Rosadi ( dari PK ), bung Ariston; bung Blucer,bung Ali
Simplido, Bung Alexander L., mbak Ida, dan bung Pohan )yang mungkin lebih
mengerti  mengenai desentralisasi dengan otonomi ( Otonomi Daerah dan
Otonomi Seluas-luasnya ) daripada saya atau hitung - hitung sebagai kampanye
parpol masing - masing.
Sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah bahwa menurut
UUD 1945 memberikan keleluasaan kepada Daerah untuk menyelenggarakan Otonomi
Daerah dan penyelenggaraannya dipandang perlu untuk lebih menekankan pada
prinsip - prinsip demokrasi, peran - serta masyarakat, pemerataan dan
keadilan, serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman
daerah.
Masa Pra- Pemilu sekarang ini, masing - masing partai politik mempunyai visi
dan misi yang berbeda. Khususnya dalam bidang pemerintahan daerah, ada yang
akan menerapkan sistem desentralisasi , ada yang akan menerapkan sistem
otonomi daerah, dan ada juga yang akan menerapkan sistem otonomi
seluas-luasnya ( kalau ada yang salah mohon dikoreksi).
Sebelumnya, Saya akan memberi gambaran sedikit ( mohon teman -teman
mengoreksinya).
Pada dasarnya sistem desentralisasi dengan sistem otonomi adalah berbeda.
Dimana, DESENTRALISASI ( dengan  devolusinya, dekosentrasi, delegasi, dan
privatisasinya )
merupakan proses 'Top-down', sedangkan OTONOMI merupakan proses 'Bottom-up'
atau sesuai kemauan dan kemampuan sendiri.
Desentralisasi secara definisi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh
Pemerintah kepada daerah otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Sedangkan Otonomi Daerah ( menurut UU No.22/1999, Bab I pasal 1)
adalah kewenangan Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Daerah dibentuk berdasarkan
pertimbangan kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial -budaya, sosial -
politik, jumlah penduduk, luas daerah, dan pertimbangan lain yang
memungkinkan terselenggaranya Otonomi Daerah ( dikutip dari UU No.22/1999).
Bagaimana pendapat teman- teman terhadap prospek atau nilai strategis sistem
otonomi daerah dan otonomi seluas-luanya untuk Indonesia yang akan datang?
Kalau Saya melihat bahwa otonomi seluas-luasnya mempunyai nilai strategis
untuk masa yang akan datang daripada otonomi daerah atau desentralisasi yang
tercantum pada UU No.22/199 ini karena kewenangan daerah yang dimaksud dalam
UU tersebut hanya sebatas pemerintahan saja , selebihnya bukan kewenangan
daerah. Artinya UU No.22/1999 harus diganti dan tidak berlaku lagi masa
pemerintahan baru nanti . Bagaimana ? Penerapan Otonomi daerah , sesuai yang
tercantum dalam UU Np.22/1999,
adalah bagian dari sistem desentralisasi.
Kalau ada tulisan saya yang kurang jelas mohon dikoreksi.

Salam
KT
Kaum Tertindas



Re2: (KAMMI-CLSD) Prasasti Salemba: Peringatan Setahun Reformasi]

1999-05-24 Terurut Topik FRAREV SITORUS

   hmm...
Posting saya sebelumnya untuk memberi komentar mengenai kubu mahasiswa
yang reformis dan  kubu preman mahasiswa ( yang dikatakan golongan yang
tidak
tahu arti dan makna mahasiswa dan kurang reformis ). Kalau menurut saya,
esensi dari  keduanya mempunyai idealisme yang baik sebagai arti dan peran
mahasiswa dengan pola yang berbeda. Yang membuat saya tersenyum
endiri( bukan bingung yang sebenarnya), karena ada posting yang menyebutkan
bahwa salah satu kubu tersebut tidak mengerti arti dan peran mahasiswa
sebenarnya. Sedangkan kubu yang satu lagi dikatakan sebagai kubu yang
benar - benar reformis dan mengerti arti dan peran mahasiswa sebenarnya.
Buat Bung Pandir, mohon dong ...dijelaskan analogi yang di-generalisir
tersebut yang dihubungkan dengan maksud saya di atas.
Jadi, bukan berarti analogi posting saya tersebut dapat di-generalisir
dengan analogi Bung Pandir tentang pak Harto, pak Habibie, pak Wiranto, dan
badut Golkar ditambah lagi dengan tragedi Trisakti . ( Yah mungkin bung
Pandir membuat asumsi bahwa bapak - bapak tersebut, Golkar dan tragedi
Trisakti merupakan kubu yang berbeda satu dengan yang lainnya dengan tujuan
yang berbeda terhadap Indonesia...ada yang reformis dan ada yang tidak
reformis)
 (:-D
Melihat posting dari bung Pandir di bawah...saya semakin tersenyum lebar
karena merupakan lelucon lagi bagi Saya dan tragedi bagi Bung sendiri
mungkin... ( sorry yah). Bung Pandir setuju ngga bahwa hidup ini adalah
lelucon semata.
Koreksi lagi dong...jika ada kesalahan dalam posting ini.
:-)))

salam
KT


From: Pandir Ontohod wrote

Secara meluas, bisa diartikan:
kalo enggak ada suharto, habibie, wiranto, dan badut politik gol-kar, hidup
ini tragedi juga.
Dan bisa jadi mahasiswa Trisakti yang gugur itu bukan tragedi(kalo bukan,
apa
itu dagelan).
Oalah biyung, lho yang pasti kalo kayak begini saya ikut bingung.
Pandir
Sepandir-pandirnya preman lebih pandir lagi pendukung preman



FRAREV SITORUS wrote:

 -
   Attachment:
   MIME Type: multipart/alternative
 -

Seandainya semua mahasiswa bijak semua,  atau tidak ada kampus yang
tidak
bijak atau yang preman oriented maka Hidup ini adalah tragedi.
Kalau ada tulisan Saya yang salah mohon dikoreksi yah...
:-D
KT

=
From: Hadeer
Benar - benar para mahasiswa yang pandai dan bijak.
Betuk - betul tahu arti dan makna dari kata MAHASISWA (UI, IPB, IKIP
ITB,
UNDIP, STAN, Trisakti, Mercubuana)
Bukan Preman Mahasiswa  seperti Forkot dan Famred 

Hadeer

--
From: Mohammad Rosadi
Ini dia para mahasiswa reformis sejati...
On Fri, 21 May 1999, Humas KAMMI wrote:

 Assalamu'alaikum Wr. Wb.

 Siang tadi, KAMMI bersama elemen mahasiswa Se-Jawa mengadakan aksi
peringatan setahun reformasi di Kampus UI Salemba. Hadir dan turut
berorasi antara lain Ketua Senat UNDIP, Ketua Senat Unair, Sekjen
Presidium Mahasiswa Trisakti, Sekjen BEM UI, Presiden BEM UI, presiden
BEM
UGM, Presiden KM ITB, Ketua Umum  KAMMI, Ketua DPM IPB, Ketua Senat IKIP
Jakarta, Ketua Senat IKIP  Yogyakarta, Ketua Senat STAN, Ketua  Senat
Universitas Mercubuana Jakarta.

delete



Re: (KAMMI-CLSD) Prasasti Salemba: Peringatan Setahun Reformasi (fwd)

1999-05-23 Terurut Topik FRAREV SITORUS

Emang pada masa sekarang ini keadaan semakin membingungkan saja. Saya di
sini menulis hanya berdasarkan keadaan sebenarnya dan apa adanya.
Masing - masing kelompok atau individu mengklaim bahwa dia adalah reformis
 Reformis yang bagaimana yah...). Wajar dalam hidup ini :-)
Sampai orang gilapun ada yang mengaku reformis. Maksud Saya orang yang tidak
waras disini. Sorry jika saya menulis ada yang salah dan tolong dikoreksi
:-D
Kegiatan yang dilakukan mahasiswa di kampus UI Salemba memang kegiatan
yang sangat terpuji dengan idelaisme mahasiswa. Tetapi disayangkan jika ada
saja elemen mahasiswa dalam kegiatan ini yang "free-rider", semoga hanya
sebagian kecil saja. Bagaimana kalau sebagian besar(?).
Saya melihat ada satu komponen yang Saya ketahui hanya sebagai "free
rider " saja karena keadaan sebenarnya tidak seperti yang dicerminkan dalam
enam visi reformasi mereka. Jadi,  Saya semakin bingung saja atas suara -
suara orang yang saling mengklaim bahwa dirinya reformis sedangkan yang lain
dipertanyakan atau tidak jelas.
Untunglah Saya bingung ( sambil tertawa ) bukan sebenarnya karena Saya
memandang semua ini hanya LELUCON belaka.
:-)
KT



From: Mohammad Rosadi
Ini dia para mahasiswa reformis sejati...
On Fri, 21 May 1999, Humas KAMMI wrote:
 Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Siang tadi, KAMMI bersama elemen mahasiswa Se-Jawa mengadakan aksi
peringatan setahun reformasi di Kampus UI Salemba. Hadir dan turut
berorasi antara lain Ketua Senat UNDIP, Ketua Senat Unair, Sekjen
Presidium Mahasiswa Trisakti, Sekjen BEM UI, Presiden BEM UI, presiden BEM
UGM, Presiden KM ITB, Ketua Umum  KAMMI, Ketua DPM IPB, Ketua Senat IKIP
Jakarta, Ketua Senat IKIP  Yogyakarta, Ketua Senat STAN, Ketua  Senat
Universitas Mercubuana Jakarta.

Berikut berita singkatnya dari detik.com.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Humas KAMMI Pusat



   Dimeriahkan ABRI
   "Prasasti Salemba" Ditandatangani
 Reporter Rido Sarwono

detikcom, Jakarta-Kekuatan reformasi dipastikan akan bertambah
kuat. Hal ini ditunjang dengan rencana penandatanganan "Prasasti
Salemba" di kampus UI Salemba, Jakarta Pusat, Jum'at (21/05/1999).

Penandatanganan prasasti itu sendiri melibatkan sejumlah tokoh
pro-reformasi. Dijadwalkan Amien Rais dan Adnan Buyung Nasution
akan turut tanda tangan. Akan tetapi AMien Rais membatalkan
kedatangannya ke Salemba karena dia sedang kampanye di Kaarawang,
Jawa Barat.

"Meski tidak bisa datang, Pak Amien titip salam pada kami. Tapi
beliau mendukung usaha ini," kata Azis, Presiden Keluarga Mahasiswa
ITB, yang juga jadi panitia acara.

Prasasti itu sendiri dikeluarkan sehubungan dengan peringatan satu
tahun reformasi dan lengsernya Soeharto. Tidak kurang 3.000
mahasiswa dari berbagai kampus di Jakarta telah kumpul di halaman
kampus UI Salemba. Tema yang digelar dalam "perayaan" itu adalah
"Satu Tahun Gerakan Reformasi Satukan Visi Selamatkan Reformasi dan
Tolak Anarki".
Hadir dalam perayaan itu puluhan mahasiswa dari luar Jakarta.
Tampak beberapa mahasiswa mengenakan jaket almamater UGM Yogyakarta
dan ITB Bandung.

Selain mempersiapkan Prasasti Salemba, mahasiswa juga mengevaluasi
jalannya reformasi yang genap berusia setahun. Menurut mahasiswa,
reformasi saat ini perlu diluruskan, karena tidak sesuai dengan
cita-cita semula.

Menurut mahasiswa, meluruskan langkah reformasi dengan dua jalan,
yaitu dengan mempertegas kembali visi dan arah reformasi sejati
dengan agenda yang jelas. Sehingga masyarakat mampu mengenali siapa
sesunguhnya yang memperjuangkan reformasi dan yang mempertahankan
status quo.

Jalan kedua adalah seluruh elemen pro-reformasi harus bersatu
menggalang kekuatan bersama mewujudkan cita-cita reformasi dan
menghadang kekuatan yang ingin membalikkan kekuatan status quo yang
tiranik.

Selain itu, mahasiswa juga mengluarkan Enam Visi Reformasi. Visi
itu dianggap sebagai barometer reformasi yang sukses. Enam visi itu
adalah:
1. Reformasi ke arah sistem yang demokratis ditandai dengan
diakhirinya dwi fungsi ABRI yag melahirkan kekuatan tiranik.
2. Supremasi hukum dikedepankan di atas segala kepentinagn dan
kekuasaan. Simbol supremasi hukum adalah dengan diadilinya secara
transparan Soeharto dan kroni.
3. Perubahan UUD 45 ke arah yang sesuai dengan kebutuhan jaman dan
ini menjadi legitimidasi konstitusional bagi reformasi.
4. Reformasi yang menghasilkan keadilan dan kesejahteraan merata
hanya mungkin terwujud dalam otonomi daerah yang seluas-luasnya
sehingga rakyat yang terzalimi bisa terpenuhi kebutuhannya.
5. Reformasi diikuti budaya demokrasi yang rasional dan egaliter.
Potensi tirani baru mulai dari senjata, uang, intelektual, mitos,
massa, harus ditinggalkan.
6. Pengamanan sebagai konsekuensi reformasi harus diikuti
   pertanggungjawaban seluruh perangkat Orba dan 

Re: Forkot

1999-05-22 Terurut Topik FRAREV SITORUS






Aneh sekali 
yah mereka
:-(
From: harsono 
Salam 
aku juga bisa bikin komentar pendek...guuoobbookk.. 
hehehe  
Hadeer schrieb: 

Lagi - lagi Forkot 
dengan markasnya di Kampus Universitas Kristen Atmajaya berdemontrasi 
dengan otak di taruh didengkul. Benar - benar kumpulan 
mahasiswa yang nggak ada moralnya dan otaknya. 
Saya nggak habis 
pikir. 
Apa nggak ada cara 
lain yang lebih akademis, bisa nya cuma lempar petugas, bikin keributan 
ujung-ujungnya ngomongAparat menembaki kami.bener-bener 
mahasiswa GOUBLOK... 
Ada nggak yang 
disini lulusan dari Kampus itu ? Coba dech tolong dibilangin ke 
adik-adik kalian itu. 
Hadeer 



test

1999-05-13 Terurut Topik Frarev Sitorus

test... (sorry)



Re: RASIALIS VS KEBANGSAAN

1999-05-13 Terurut Topik Frarev Sitorus

ha ...ha
hik...hik...
KT
On Thu, 13 May 1999, Alexander Lumbantobing wrote:

 Cer:

 Masa belek tidak terasa? Belek itu asin rasanya.

 Rgds,

 Alex




Tempayan Retak

1999-05-07 Terurut Topik Frarev Sitorus

Bagus juga. Dapet dari seorang kawan.
Kalau teman - teman milis tidak tertarik...nggak apa-apa di buang ke
recycle bin.
:-)

KITA SEMUA ADALAH TEMPAYAN RETAK

Seorang tukang air di India memiliki dua tempayan besar; masing-masing bergantung pada 
kedua ujung sebuah pikulan, yang dibawanya menyilang pada
bahunya. Satu dari tempayan itu retak, sedangkan tempayan yang satunya lagi
tidak. Jika tempayan yang tidak retak itu selalu dapat membawa air penuh
setelah perjalanan panjang dari mata air ke rumah majikannya, tempayan retak
itu hanya dapat membawa air setengah penuh.

Selama dua tahun, hal ini terjadi setiap hari. Si tukang air hanya dapat membawa satu 
setengah tempayan air ke rumah majikannya.
Tentu saja si tempayan yang tidak retak merasa bangga akan prestasinya,
karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna. Namun si tempayan retak
yang malang itu merasa malu sekali akan ketidaksempurnaannya dan merasa
sedih sebab ia hanya dapat memberikan setengah dari porsi yang seharusnya
dapat diberikannya.

Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, tempayan retak itu
berkata kepada si tukang air, "Saya sungguh malu pada diri saya sendiri,
dan saya ingin mohon maaf kepadamu."
"Kenapa?" tanya si tukang air. "Kenapa kamu merasa malu?"
"Saya hanya mampu, selama dua tahun ini, membawa setengah porsi air dari
yang seharusnya dapat saya bawa karena adanya retakan pada sisi saya telah
membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan kita.
Karena cacadku itu, saya telah membuatmu rugi," kata tempayan itu.

Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak, dan dalam belas
kasihannya, ia berkata, "Jika kita kembali ke rumah majikan besok, aku ingin
kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan."
Benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak memperhatikan dan baru
menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan, dan itu
membuatnya sedikit terhibur. Namun pada akhir perjalanan, ia kembali sedih
karena separuh air yang dibawanya telah bocor, dan kembali tempayan retak
itu meminta maaf pada si tukang air atas kegagalannya.

Si tukang air berkata kepada tempayan itu, "Apakah kamu memperhatikan adanya
bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu tapi tidak ada bunga di sepanjang
jalan di sisi tempayan yang lain yang tidak retak itu? Itu karena aku selalu
menyadari akan cacadmu dan aku memanfaatkannya.
Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu, dan setiap
hari jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih-benih itu.
Selama dua tahun ini aku telah dapat memetikbunga-bunga indah itu untuk
menghias meja majikan kita. Tanpa kamu sebagaimana kamu ada, majikan kita
tak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang."

Setiap dari kita memiliki cacad dan kekurangan kita sendiri. Kita semua
adalah tempayan retak. Namun jika kita mau, Tuhan   akan menggunakan
kekurangan kita untuk menghias meja-Nya. Di mata Tuhan yang bijaksana,
tak ada yang terbuang percuma. Jangan takut akan kekuranganmu. Kenalilah
kelemahanmu dan kamu pun dapat menjadi sarana keindahan Tuhan. Ketahuilah,
di dalam kelemahan kita, kita menemukan kekuatan kita.

--- Pengarang tidak diketahui -
===
SALAM



Re: REUNI UI MAU LIBAS KULTUR ORBA

1999-04-30 Terurut Topik FRAREV SITORUS

Tulisan mbak Ida sebagian baik sekali menurut Saya. Untuk point 1 di bawah ,
Saya mau menegaskan saja bahwa negara Kita masih dalam proses transisi.
Jadi, budaya timur di Indonesia kita ini "bingung", yang maksudnya belum
dapat melihat sesuatu itu secara objektif, seperti Saya, yang hanya
mengandalkan"perpanjangan lidah orang/negara lain" tidak memahami keadaan
sebenarnya.
Perubahan kurikulum yang direkomendasikan dalam tulisan di bawah ini
memang lain ( mungkin) dengan perubahan kurikulum yang terus-menerus sejalan
dengan perubahan mendikbud selama masa orde baru. Saya mau menanyakan apa
yang dimaksud dengan melakukan perubahan kurikulum oleh tulisan di bawah
 yang membedakan dengan masa orde baru dulu)? Karena ide semacam ini ,
menurut Saya, sudah banyak dilontarkan oleh teman2 mahasiswa lainnya
khususnya mahasiswa IKIP .

KT

From: Notrida Mandica

Dear Rekan-rekan Permias and readers,

Soal memunculkan new attitudes untuk the new Indonesia sudah dibahas
di seminar Madison. Attitudes tersebut sebenarnya tidak baru --
menurut Mas Franki Raden, namun dapat menjadi baru karena kita
menemukan esensi pengaplikasian yang baru, menurut Notrida Mandica.
Nah attitudes yang baru tersebut antara lain:

1.  Berpikir kritis dan bertanggung jawab.  Ketika melemparkan
pertanyaan, mampu memberi kejelasan persoalan dan mampu bertanggung
atas pengaplikasian solusi-solusinya. Misalnya: jangan teriak aja,
terus dikasih jalan keluarnya, katanya tidak sesuai dengan budaya
timur.
Menurut kami dari Madison, bahwa memperkenalkan kembali budaya yang
katanya dari 'leluhur' -- yang ditinggalkan oleh para pejabat negara
selama kurang lebih dua puluh lima tahun ini--, diperlukan perbaikan
sistem pendidikan, khususnya perubahan kurikulum nasional mulai dari
dari TK hingga Perguruan tinggi.  PERLU DIBERITAKAN BAHWA BERAHLAK ITU
LEBIH MULIA DARIPADA PLIN-PLAN.


SETUJU!

Salam,

ida

Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: wahai seluruh peserta Pemilu 1999

1999-04-30 Terurut Topik FRAREV SITORUS

sederhana dan tajam...

KT
-Original Message-
From: Johnson Chandra [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Thursday, April 29, 1999 4:10 PM
Subject: wahai seluruh peserta Pemilu 1999


hallo...semuanya...

setelah membaca diskusi yang sudah cenderung saling hujat-menghujat
antar pendukung partai, saya jadi heran sendiri.
kok yang diributin mega melulu...
dan tampaknya ada satu hal penting yang dilupakan selama diskusi.

Pemerintahan tidak hanya Presiden saja.
Kabinetlah sebenarnya menurut saya yang terpenting.
Seorang Presiden tentu tidak tahu semua hal.
Dan Menteri-Menterilah yang seharusnya ahli-ahli dalam bidangnya masing-
masing.
Yang dibutuhkan dari seorang Presiden adalah kemampuan mengorganisir
suatu kepentingan bersama Bangsa dan mendengarkan amanat rakyat.
Presiden bukanlah seorang dewa atau dewi.

Mengapa bung Hadeer tidak pernah membahas para intelektual PDI Perjuangan
seperti Laksamana Sukardi, Kwik Kian Gie, Sabam Sirait, dll ??

Kalau hanya membahas kesalahan seseorang, siapa sih yang tidak luput dari
itu ?

Johnson Chandra



Re: Bukalah matamu wahai BUKAN pendukung Mega

1999-04-30 Terurut Topik FRAREV SITORUS




Saya mengerti dengan tulisan bung Erwin, karena beliau tau 
sebenarnya...
Figur pemersatu itu juga capres2 yang ada dong ( 
dari PAN, PUDI, PK, PBB dll)...kalau bukan figur pemersatu lebih baik jangan 
mencalonkan capres( boro-boro) di Indonesia kan?
Jadi, kritikan bung Hadeer mohon 
diperjelas.


-Original Message-From: 
Hadeer [EMAIL PROTECTED]To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]Date: 
Thursday, April 29, 1999 2:50 PMSubject: Re: Bukalah matamu 
wahai BUKAN pendukung Mega
Lho kan anda yang bilang MS 
adalah FIGUR Pemersatu  yang coba diterangkan dong tulisan anda  
bukan malah balik bertanya dan berkelit :-) Boleh berkelit kalau sudah 
kasih jawaban .Hadeer-- From: Erwin 
[EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] 
Subject: Re: Bukalah matamu wahai BUKAN pendukung Mega Date: 29 
April 1999 10:35 Hadeer Wrote : FIGUR 
PEMERSATU  Waktu Ambon dan Sambas pecah MS kemana ??? 
Waktu Theo Syafei di tuduh menjadi PROVOKATOR 
Kupangapa tindakan MS  Malah mencium pipi Theo, bukannya 
memberi penjelasan yang bisa menenangkan SEMUA PIHAK 
..Mana fungsi dari POSKO - POSKO PDI - P pada Peristiwa 
Ambon.tidak berbunyi sama sekalikarena ya memang 
tidak mampu untuk berbunyi dan bertindak . 
Erwin Wrote : Khusus untuk Ambon dan Sambas, Adakah yang 
mampu bertindak? Mengapa Anda mengecam Megawati karena dua hal 
tersebut? Apakah tokoh yang banyak ngomong macam Gus Dur ketika 
Ambon dan Sambas menjadi tokoh pemersatu? Bukankah seharusnya yang 
dikecam adalah ABRI dan pemerintah? (ABRI kan konon 
pemersatu...)


Re: Suara Merdeka: Pemilu Bagi Kaum Pinggiran

1999-04-30 Terurut Topik FRAREV SITORUS

Saya mengerti atas tulisan anda yang sederhana ini.

KT
-Original Message-
From: Andrew G Pattiwael [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Friday, April 23, 1999 3:09 AM
Subject: Suara Merdeka: Pemilu Bagi Kaum Pinggiran


Perubahan apa yang bisa dijanjikan oleh Pemilu yang akan datang kepada
mereka-mereka ini?

Apakah Akbar Tanjung, Amien Rais, Megawati akan memperbaiki nasib-nasib
mereka ini, ataukah mereka-mereka ini hanyalah suatu komoditi suara yang
dipertimbangkan pada awal Pemilu demi memenangkan perolehan suara dan
setelah pemilu selesai, kembali lagi mereka dicampakkan ke dunia mereka
yang berbeda dengan kehidupan para elitis dan politis di Jakarta?

Partai-partai yang Memperjuangkan nasib "Wong Cilik" adalah partai yang
seharusnya diberi kesempatan untuk memimpin negara ini. Bukan hanya
memperjuangkan di awal-awal pemilu demi menarik suara terbanyak, tetapi
juga memperjuangkan selama partai ini berkuasa dan membawa perubahan yang
berarti dan dapat mengangkat derajat hidup para kawula wong cilik ini.

Yang jelas, Golkar sudah gagal, kesempatan telah diberikan sebanyak 7
kali, namun tidak ada perubahan bahkan kemerosotan adalah jawaban selama
Golkar berkuasa di Indonesia. Golkar tidak pantas lagi untuk diberikan
pilihan suara.

Dan untuk memberikan suatu alasan bahwa "Tidak sesuai dengan kebudayaan
timur" pun terlihat sebagai kesan ingin melarikan diri dari suatu
kenyataan. Berikanlah jawaban yang sejujurnya, mungkin kekurangan pribadi
dalam menghadapi dialog-dialog seperti ini ataupun keberatan untuk
dijadikan bulan-bulanan media dan pers.

Semoga anda dapat memberikan suara anda kepada partai-partai yang memang
berhak untuk memenangkan Pemilu ini dan dapat membawa perubahan untuk
mengembalikan kejayaan Bangsa dan Negara Indonesia.

Andrew Pattiwael

Suara Merdeka
***
Pemilu bagi Kaum Pinggiran
"Hasilnya Sama, Terserah Sajalah..."

Pemilu tinggal 45 hari (dihitung dari tanggal 22 April-Red). Berbagai
infrastruktur pemilihan, baik tingkat pusat maupun daerah, sibuk
berbenah. Parpol bergegas menggalang massa. Organisasi pemantau pun
menyiapkan berbagai perangkat demi pemilihan yang jurdil.  Namun,
hiruk-pikuk itu konon kurang menggema di masyarakat pinggiran.  Mereka
malah terkesan apatis dan masa bodoh. Wartawan Suara Merdeka Ganug
Nugroho Adi dan H Ahmad Syamsul Huda melaporkannya.

"SUDAH mendaftar Pemilu?
Pertanyaan seperti itu belakangan ini
agaknya sering terdengar. Di kantor, pasar, terminal, bus kota, dan di
banyak tempat lain. Sebuah sapaan yang pada pemilu-pemilu sebelumnya
hampir dipastikan jarang terlontar.

Bisa dimaklumi. Sebab, sistem pendaftaran Pemilu kali ini menggunakan
stelsel aktif.  Para calon pemilih datang ke tempat pendaftaran,
menunjukkan tanda identitas-KTP, SIM, akta kelahiran-lalu mereka pun bisa
disebut sebagai "warga negara yang baik karena mau menggunakan hak pilih.
Tak ada mobilisasi, intimidasi seperti pada "pesta-pesta sebelumnya.
Atau, paling tidak, ada upaya mempersempit peluang ke arah sana. Satu hal
yang amat mustahil dilakukan pada rezim Orde Baru, diakui atau tidak
diakui.

Dan karena kebebasan yang selalu didengungkan itu lewat televisi, radio,
atau koran para pemilih pun berdatangan ke tempat pendaftaran. Tapi
sebagian terkesan ogah-ogahan, sebagian lagi malah memutuskan tidak
mendaftar dengan berbagai alasan.
"Kalau didatangi petugas, ya saya akan ndaftar. Soalnya kalau harus ke
kelurahan kan berarti meninggalkan pekerjaan. Artinya harus ada biaya
angkutan, kata Ridwan (19), seorang pengamen bus kota.

Mereka yang mendaftar pun memiliki alasan. "Saya harus menggunakan hak
pilih.  Saya akan mencoblos gambar lain, agar Pemerintah menjadi lebih
baik. Mumpung bebas, ujar Bandi (20), loper koran di Jl Pemuda.
Toh Santosa (29) punya pandangan lain. Nelayan di Tambaklorok itu
memutuskan tidak mendaftar karena menganggap Pemilu kali ini masih akan
sama dengan pemilu-pemilu sebelumnya, meskipun jumlah partai banyak.

"Saya masih belum punya pilihan. Lagipula hasilnya pasti sama seperti
dulu. Terserah sajalah.
Jarwo (24), seorang pedagang di Pasar Johar, malah menjawab singkat
ketika ditanya tentang pendaftaran. "Malas !

Jawaban Ilham (23) yang menggelar dagangan buku di sebelah kios Jarwo,
barangkali bisa sedikit lebih jelas, juga apa adanya. "Paling saya hanya
ikut kampanyenya. Pokoknya ikut rame-rame. Soal negara ini mau jadi apa
kan terserah bapak-bapak yang di atas.

Kalau saya manut saja. Presidennya mau Pak Amien, Bu Mega, atau Gus Dur,
terserah. Yang penting rakyat kecil seperti saya ini tidak tambah
sengsara, tuturnya.

Lantas kenapa mereka terkesan masa bodoh terhadap Pemilu tahun ini?
Belum Mengerti
Dari pemantauan Suara Merdeka ke "kalangan bawah, ternyata banyak dari
kelompok ini yang belum mengerti tentang pemilu. Paling tidak, Jupri
(45), pemulung di kawasan LIK Kaligawe, menganggap pemilu sama halnya
dengan penyuluhan kesehatan di Kantor Kelurahan.


Re: Bukalah matamu Wahai yang langganan Permias list

1999-04-30 Terurut Topik FRAREV SITORUS

Saya yang kurang intelektual ini mengerti dengan kata - kata bung Irwan yang
sederhana.  Saya memang pernah kirim mail ke mbak MS, tetapi sayang tidak
dibalas. Saya harap kritikan itu dapat memposisikan Saya sebagai oposan ,
mungkin kurang berarti, dalam warga PDI-P agar jalannya partai ini
diharapkan berada pada relnya.
-Original Message-
From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Thursday, April 29, 1999 10:35 PM
Subject: Re: Bukalah matamu Wahai yang langganan Permias list


In a message dated 4/29/99 7:03:03 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED]
writes:

 Salam!
  Saya masih belum mengerti apa yang "ngeri" dari perdebatan soal Mega.
Yang
  pasti dari kubu PDI-P sangat  reaktif. Cenderung mencari pembenaran
  dibandingkan kekuatan argumen.

Irwan:
Hanya ingin mendapatkan konfirmasi dari anda, apakah
kalimat terakhir ditujukan pada posting2 saya akhir2 ini.
Saya melihat justru rekan2 lainnya telah mengajukan
argumen2 kuat. Mudah2an anda cukup jeli melihatnya.

Pohan:
  Saya sama sekali belum menemukan jawaban
  analitis ataupun argumen yang berbobot dari kubu PDI-P. Semuanya seperti
  "fanatik bongkokan". fanatisme membabi-buta yang sangat amat mengibakan.

Irwan:
Pendapat orang bisa berbeda2, standar orang bisa berbeda,
ini wajar menurut saya. Tapi menggunakan standar pribadi
untuk mengukur orang lain ini yg saya sayangkan.
Semoga hal ini bisa disadari dari awal.

Pohan:
  Ini
  mental budak yang harus diberangus. Sebagai seorang pengagum
nasionalisme
  Bung Karno, saya menyesalkan munculnya "kecengengan" dan fanatisme yang
  buta-naif di kubu PDI-P di milis tersayang ini.

Irwan:
Mungkin apa yg anda khawatirkan memang ada pada beberapa
orang, tapi saya merasa akan terlalu ceroboh bila kita mengambil
suatu kesimpulan hanya dari beberapa orang saja.
Saya tidak ingin menilai tulisan sendiri, karenanya saya ingin
komentar anda apakah menurut anda saya termasuk dalam
kategori yg anda sebutkan di atas?

Pohan:
 Ketidakdekatan Mega dengan
  mahasiswa atau intelektual di perkotaan, misalnya, ini khan menarik
diangkat
  ke permukaan. Kenapa orang di sekeliling Mega tak menyadarkan Mega?

Irwan:
Bagaimana dengan tulisan saya yg membahas tentang
apa yg mungkin menjadi prioritas perjuangan PDI-P?
Seperti dalam posting saya terdahulu, saya memperkirakan
PDI-P sebagai partai lebih melihat bahwa saat ini hal yg
perlu diprioritaskan untuk dibela adalah kelompok masyarakat
yg kurang beruntung yaitu rakyat kecil yg sayangnya saat
ini merupakan kelompok terbesar dalam masyarakat kita.
Misi yg sedang diperjuangkan oleh PDI-P ini saya yakini
juga akan menggugah kelompok mahasiswa dan para
pengusaha yg menyadari bahwa memang seharusnya
kita bisa maju sama2. Saya berikan gambaran dari sudut
ekonominya saja, bila kehidupan rakyat kecil bisa meningkat
atau diperbaiki, maka secara pemikiran ekonomi diharapkan
belanja dari orang tersebut meningkat seiring dengan
meningkatnya kebutuhannya. Hal ini akan meningkatkan
permintaan di pasaran. Peningkatan permintaan dipasaran
akan barang2 tentunya ditangkap para pengusaha sebagai
peluang untuk menaikkan suplai. Untuk menaikan suplai,
maka salah satunya dengan cara peningkatan kapasitas
produksi yg buntutnya akan membutuhkan tenaga kerja tambahan.
Hal ini akan memberi dampak pada penekanan tingkat pengangguran.
Orang yg tadinya nganggur jadi bisa kerja dan dapat penghasilan
yg wajar, maka akan lahir permintaan/demand yg baru.
Hal ini akan berdampak juga pada keingingan untuk meningkatkan
suplai dari produsen. Terus berulang sehingga mencapai suatu
kondisi dimana kesejahteraan masyarakat meningkat dan
kesejahteraan pengusaha juga meningkat. Bila orang tua
kita punya penghasilan yg cukup maka makanan yg disediakan
juga bisa yg cukup gizi sehingga akan melahirkan anak2 yg
punya potensi bagus. Orang tua tersebut juga mampu
menyekolahkan anaknya bahkan sampai bangku kuliah
bila diinginkan. Dengan kata lain ini akan baik untuk kehidupan
mahasiswa juga. Mahasiswa yg sedang kuliah pun juga punya
harapan yg baik bahwa setelah lulus nanti akan tersedia lapangan
kerja dengan taraf gaji yg wajar. Nah, bukankah misi PDI-P yg
berfokus pada rakyat kecil sebenarnya secara tidak langsung
akan memberikan dampak positif pada kehidupan mahasiswa
dan juga pengusaha baik desa maupun kota?
Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.
Mudah2an kini anda bisa melihat visi tersebut lebih jauh lagi.


Pohan:
  Saya bisa menyusun sekian potensi kekuatan PDI-P, sebaliknya juga
sederet
  kelemahannya. Tetapi saya masih terpaku pada fungsi netral saya--
sebagai
  'swinging voter'-- di milis ini. Siapa yang menang, pasti akan dapat
satu
  suara dari saya. Ayo dong, mana argumen dahsyat kalian?  Tunjukkan bahwa
  kalian orang-orang pilihan dari PDI-P dan pembahas jempolan anti-Mega.

Irwan:
Waduh, anda ini gimana sih? Anda ini bagian dari bangsa
atau penonton bangsa?...:)
Mudah2an anda tidak menganggap begitu penting dan mahalnya
suara anda sehingga 

Re: Bukalah matamu wahai BUKAN pendukung Mega (Toleransi Ummat Islam !)

1999-04-30 Terurut Topik FRAREV SITORUS

Peace
KT
-Original Message-
From: Mohammad Rosadi [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Thursday, April 29, 1999 11:17 AM
Subject: Re: Bukalah matamu wahai BUKAN pendukung Mega (Toleransi Ummat
Islam !)


Erwin wrote:

diapuss===

Dan jujur saja, konsep negara Islam (walaupun mau digembar-gemborkan
menghormati perbedaan), tentu saja mencemaskan orang-orang di luar
Islam/minoritas.

===diapu==

Menghormati dan bersikap baik thd non-muslim merupakan salah satu
perintah Allah swt (ajaran Islam) yang HARUS ditaati oleh setiap
muslim yang benar-benar beriman..., jadi TIDAK PERLU lagi digembar-
gemborkan. Kecemasan yang anda sebutkan tsb sangat tidak beralasan dan
tidak lebih merupakan warisan dari pemerintah ORBA dulu ,yang
semestinya sudah harus dihilangkan.

Kalo anda mau belajar ttg sejarah panjang ummat Islam (mulai zaman
Rasulullah saw dan sahabatnya hingga massa kini), maka Insya Allah
anda akan menemukan banyak FAKTA sejarah yg tidak terbantahkan ttg
penghormatan dan penghargaan kaum muslimin yg sedemikian besarnya thd
hak-hak non-muslim.., suatu penghormatan HAM yg mungkin belum ada
bandingnya sampai saat ini.


Berikut saya postingkan suatu tulisan menarik di majalah Sabili ttg
bukti sejarah toleransi kaum muslimin yg begitu tinggi thd umat
non-muslim. Semoga dapat membuka mata dan pikiran kita dalam memahami
Islam sebagai rahmatan lil alaminn (rahmat bagi seluruh alam semesta).

==

SABILI: Non Muslim di Tengah Masyarakat lslam


Sejarah kekuasaan Islam, telah membuktikan kedamaian dan ketenteraman
hakiki. Mayoritas Islam yang menguasai pentas kekuasaan, justeru
memberi kedamaian dalam masyarakat plural dan heterogen.

Dalam masyarakat lslami, tidak pernah ada vonis negatif bagi semua
unsur masyarakat lain yang memeluk agama non Islam.  Hubungan sesama
warga negara, sepenuhnya ditegakkan di atas asas toleransi, keadilan,
kebajikan dan kasih sayang.

lnformasi objektif tentang perlakuan minoritas non muslim oleh
masyarakat Islam, dijelaskan oleh Will Durant, seorang orientalis,
dalam bukunya History of Civilization.  "Di masa pemerintah Bani
Umayah, kaum Nasrani, Zoroaster, Yahudi dan Shabi'i menikmati
toleransi amat tinggi yang tidak dapat kita jumpai bandingannya di
negara-negara Kristen.  Mereka benar-benar bebas menyelengarakan
aktivitas keagamaan.  Kaum Kristen tetap menguasai gereja dan biara,
dan tidak diwajibkan lebih daripada mengenakanpakaian dengan warna
tertentu, serta membayar pajak setiap pribadi yang jumlahnya
disesuaikan kadar penghasilannya.

Pajak ini dikenakan atas orang-orang non muslim yang masih muda dan
berfisik sehat.  Sedangkan kaum pendeta, wanita serta anak anak yang
belu akil baligh, hamba sahaya, orang-orang lanjut usia, lemah, buta
dan miskin, tidak ada kewajiban pajak.

Sebagai gantinya, mereka yang telah menyetorkan pajak itu dibebaskan
dari kewajiban militer.  Artinya, pemerintah Islam menjamin keamanan
mereka, dari serangan musuh.  Kelompok non muslim yang tergolong dalam
ahlu dzimmah (terikat dengan perjanjian dengan kaum muslimin), juga
tidak dikenakan membayar zakat sebesar 2,5 % pertahun, sebagaimana
kewajiban kaum muslimin.  Kesaksian mereka tidak diterima di depan
pengadilan, namun mereka menikmati pemerintahan otonomi yang tunduk
pada pemimpin-pemimpin, peradilan dan perundangan mereka sendiri."

Dr. Kharbuti, yang banyak merujuk pada buku sejarah tulisan kaum
orientalis rnenyebutkan, "Banyak tokoh besar yang lahir dari kalangan
non muslim pada masa pemerintahan Abbasiyah.  Contohnya, Bakhtaisyu
bin Gabriel.  Bakhtaisyu'adalah nama keluarga beragama Nasrani dari
Syiria, yang menjadi dokter pribadi Khalifah Abu Ja'far A]-Mansur.
Khalifah sangat percaya padanya.  "Siapa saja yang memerlukan sesuatu
hendaknya menyampaikannya kepada Gabriel, sebab aku akan meluluskan
apa saja yang diminta dariku." Gaji bulanannya, sebanyak 10.000
dirham.  Sejumlah warga non muslim oleh Harun Al Rasyid diberi
pensiunan 1000 dinar sebulannya, plus hadiah 20.000 dirham setiap
tahun.

Para penulis Islam tidak berat sebelah terhadap berbagai kelebihan
yang memang dimiliki kaum non muslim.  Mereka memberi gelar Hunain bin
lshak sebagai Kepala dokter di zamannya.  Bakhtaisyu bin Gabriel hidup
di bawah kesayangan dan perhatian khalifah AI-Mutawakkil yang hampir
menyamai sang Khalifah sendiri dalam pakaian, cara hidup.

Ketika dokter khalifah yang bernama Salmawaih dalam kondisi
sakit,-Khalifah AI-Mu'tashim mengutus putranya untuk menjenguknya.
Dan ketika akhirnya ia meninggal dunia, khalifah memerintahkan agar
jenazahnya dibawa ke istana kemudian diselenggarakan upacara
peruibadatan kaum Nasrani, dengan lilin dan dupa.

Yunanna bin Masawaih melayani beberapa khalifah Bani Abbas sejak Harun
A]-Rasyid, sampai Mutawakkil.  Selama itu, ia tidak pernah absen makan
bersama 

Re: Bukalah matamu wahai BUKAN pendukung Mega (Toleransi Ummat Islam !)

1999-04-30 Terurut Topik FRAREV SITORUS

Saya semakin tidak mengerti atas tulisan bung Dodo bahwa yang harus
ditakutkan adalah pemimpin yang tidak punya konsep . Semua capres yang ada
di INA ini kan punya konsep(?) Mengapa kita sering membuat kritikan yang
subjektif/destruktif? karena ( menurut saya) masih ada yang menganggap
ras/golongan/agama "saya" yang benar dibandingkan dengan yang lain dan
ditambah pola"parts par toto". Saya sebagai seorang yang kurang intelektual
ini sangat menyayangkannya.
Indonesia ini masih dalam masa transisibelum apa-apa dibandingkan
dengan negara lain ( cth: Filipina slah satunya), apalagi dengan negara -
negara barat. Jadi, tulisan bung Dodo itu masih dalam batas toleransi kok.

KT
-Original Message-
From: Dodo D. [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Thursday, April 29, 1999 11:47 AM
Subject: Re: Bukalah matamu wahai BUKAN pendukung Mega (Toleransi Ummat
Islam !)


Ahaaa.judulnya makin panjang, dan konteks diskusinyapun mangkin
ngembang. Issue agamapun menjadi muncul lagi, dan prediksi saya...ini
akan berkembang lagi menjadi lebih sengit, seperti biasanya. Mudah2an
prediksi saya ini salah, dan mudah2an pula karena saya membuat prediksi
ini, akhirnya issue agama nggak mengembang jadi perdebatan sengit.

Menurut saya sih, ketakutan2 itu nggak perlu ada seandainya kita bangsa
Indonesia yang sangat heterogen, multi cultural dan multi religion ini
nggak terlalu sensitif, khususnya masalah agama. Seandainya dari dulu2
kita bisa benar2 menerapkan saling menghormati dan saling menghargai
antar agama, Insya Allah kita bisa hidup rukun berdampingan (dalam arti
sebenarnya, bukan cuman slogan di Bhineka Tunggal Ika) dalam konsep
politik apapun.

Contoh yang disertakan Bung Rosadi juga menunjukkan, meskipun dalam
negara Islam, tapi karena rasa saling menghargai dan menghormatinya
sangat tinggi, akhirnya semua orang bisa hidup tentram tanpa adanya
ketakutan ketakutan. Contoh yang berlawanan mungkin bisa dilihat juga
di US. Meskipun mayoritas penduduknya adalah Nasrani (walaupun
negaranya sendiri tidak berdasar pada konsep Kristen) tetapi penganut
agama lain, termasuk Islam juga tidak mempunyai kekhawatiran. Itu
karena masyarakatnya tidak terlalu sensitif terhadap masalah2 perbedaan
agama.

Jadi yah, nggak usah deh ada ketakutan atau kekhawatiran akan konsep
politik yang dibawa partai2 yang ada sekarang. Justru menurut saya,
kita harus takut kalau dipimpin oleh seorang pemimpin yang NGGAK PUNYA
KONSEP.

Apapun konsep politik yang akan dianut nantinya, saya rasa pemimpin
yang akan datang tidak cukup bodoh dan berpikiran sempit untuk menjadi
Slobodan Milosevic di Indonesia.


--- Mohammad Rosadi [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Erwin wrote:


diapuss===

 Dan jujur saja, konsep negara Islam (walaupun mau digembar-gemborkan
 menghormati perbedaan), tentu saja mencemaskan orang-orang di luar
 Islam/minoritas.


===diapu==

 Menghormati dan bersikap baik thd non-muslim merupakan salah satu
 perintah Allah swt (ajaran Islam) yang HARUS ditaati oleh setiap
 muslim yang benar-benar beriman..., jadi TIDAK PERLU lagi digembar-
 gemborkan. Kecemasan yang anda sebutkan tsb sangat tidak beralasan
 dan
 tidak lebih merupakan warisan dari pemerintah ORBA dulu ,yang
 semestinya sudah harus dihilangkan.

 Kalo anda mau belajar ttg sejarah panjang ummat Islam (mulai zaman
 Rasulullah saw dan sahabatnya hingga massa kini), maka Insya Allah
 anda akan menemukan banyak FAKTA sejarah yg tidak terbantahkan ttg
 penghormatan dan penghargaan kaum muslimin yg sedemikian besarnya thd
 hak-hak non-muslim.., suatu penghormatan HAM yg mungkin belum ada
 bandingnya sampai saat ini.


 Berikut saya postingkan suatu tulisan menarik di majalah Sabili ttg
 bukti sejarah toleransi kaum muslimin yg begitu tinggi thd umat
 non-muslim. Semoga dapat membuka mata dan pikiran kita dalam memahami
 Islam sebagai rahmatan lil alaminn (rahmat bagi seluruh alam
 semesta).


==

 SABILI: Non Muslim di Tengah Masyarakat lslam


 Sejarah kekuasaan Islam, telah membuktikan kedamaian dan ketenteraman
 hakiki. Mayoritas Islam yang menguasai pentas kekuasaan, justeru
 memberi kedamaian dalam masyarakat plural dan heterogen.

 Dalam masyarakat lslami, tidak pernah ada vonis negatif bagi semua
 unsur masyarakat lain yang memeluk agama non Islam.  Hubungan sesama
 warga negara, sepenuhnya ditegakkan di atas asas toleransi, keadilan,
 kebajikan dan kasih sayang.

 lnformasi objektif tentang perlakuan minoritas non muslim oleh
 masyarakat Islam, dijelaskan oleh Will Durant, seorang orientalis,
 dalam bukunya History of Civilization.  "Di masa pemerintah Bani
 Umayah, kaum Nasrani, Zoroaster, Yahudi dan Shabi'i menikmati
 toleransi amat tinggi yang tidak dapat kita jumpai bandingannya di
 negara-negara Kristen.  Mereka benar-benar bebas menyelengarakan
 

Re: Bukalah matamu para pendukung pendukung ...

1999-04-30 Terurut Topik FRAREV SITORUS

(nyannyi aja yah...)
sinar matamu tajam namun ragu
Tegap tubuhmu takkan tergoyahkan
kuat jarimu kala mencengkram
Bermacam suku yang berbeda...bersatu dalam cengkrammu

Terbanglah Garudaku singkirkan kutu2 di sayapmu
Berkibarlah benderaku ..singkirkan benalu di tiangmu
hei..jangan ragu dan jangan malu
tunjukkan pada dunia bahwa sebenarnya Kita mampu..

-Original Message-
From: Donald Saluling [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Thursday, April 29, 1999 4:12 PM
Subject: Bukalah matamu para pendukung pendukung ...


Salam PERMIAS,
Saudara2 sekalian yang sedang sibuk berdebat untuk memilih pemimpin masa
depan INdonesia... time for you all to wake up. YOU ARE THE LEADERS. Kita
yang muda2 yang harus menentukan dan mendikte laju pemerintahan  di akan
datang. Kita semua sebaiknyalah yang memikirkan masalah pembentukan dan
perencanaan MPR yang lebih pas dan efektif. Apa gunanya memperdebatkan
calon
pemimpin kita masing ? Yang anda2 lakukan sekarang ini tidak beda jauh
dengan
para penyabung ayam di kampung2 (walau di kota2 besar pun masih ada.) Yang
berantem itu ayam2 nya dan bukan anda sendiri. Kalau anda mendukung seorang
pemimpin, libatkan diri anda ke organisasi dan pelajari dan ikut aktif
dalam
organisasi tsb. Saya yakin anda tidak bakalan hanya menghabiskan waktu di
depan komputer dan saling membandingkan kehebatan ayam masing2. Yang muda
yang bertarung, yang muda yang memberikan inspirasi.
Pikirkan mengenai DPR, MPR dan badan2 penting negara kita. Mau apa presiden
dan menteri2 kalau MPR dan DPR kita sangatlah kuat?  Suara kita itu datang
ke
gedung MPR dan bukan langsung ke istana presiden (kecuali dalam keadaan
darurat.) Biarkan terjadi kemajemukan didalam DPR kita supaya ada keragaman
yang mencerminkan kemajemukan suku2 diseluruh Indonesia. In other words,
let's start the decentralization of Indonesia. And it all starts from YOU
and
not from Megawati, not from Amien Rais,  nor Habibie or sekian banyak
jendral2 dan pemuka2 agama dan lain lain.


Anyways, sekedar nimbrung...

Donald Saluling
Portland, OR



Re: Lemahnya hukum (was: Re: Mega oh Mega)

1999-04-30 Terurut Topik FRAREV SITORUS

:-)

Kaum tertindas
-Original Message-
From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Wednesday, April 28, 1999 3:20 PM
Subject: Lemahnya hukum (was: Re: Mega oh Mega)


In a message dated 4/28/99 12:45:22 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Negara BOBROK adalah karena Pemimpin yang Korup, Arogan, Sombong DAN
karena
  Rakyat mendiamkan Pemimpin atas semua yang terjadi

Irwan:
Yang lebih mendasar lagi dari itu adalah lemahnya hukum.
Hukum tidak berfungsi secara seharusnya. Itulah yg menyebabkan
penguasa bisa merajalela. Sistem kontrol yg lemah dimana
sebagian anggota MPR dipilih berdasarkan pengangkatan oleh
presiden dan bukan dari pemilu. Karenanya kontrol terhadap
pemerintahan jadi lemah.


Hadeer:
  Saya, anda dan semua orang bersalah  jangan karena sekarang sudah
bisa
  teriak-teriak, tiba - tiba merasa diri paling benar 

Irwan:
Mudah2an anda sadar apa yg anda katakan di atas:)

Hadeer:
  Ciri - ciri mendiamkan pemimpin (baca : Mendewakan Pemimpin seperti MS)
  sedang terjadi di PDI - P  MS sudah seperti Dewa  pengikutnya
sudah
  buta mata, pikiran, dan hati  atau memang MS yang dibutakan
pengikutnya
  supaya bisa dimanfaatkan .

Irwan:
Tidak ada mendewakan Megawati. Megawati dipercayai memimpin
PDI-P karena pengikutnya punya keyakinan dialah yg dianggap
orang terbaik yg bisa memimpin Indonesia keluar dari masalah ini.
Seperti dalam posting terdahulu, saya terkesan dengan sikap
Megawati yg ingin mengembalikan fungsi hukum.

Hadeer:
  Kasihan MS  saya benar - benar kasihan.

Irwan:
Simpatisan PDI-P dan pendukung Megawati tidak membutuhkan
kasihan dari anda dan juga dari simpatisan partai lainnya.
Yang dibutuhkan adalah kerjasama anda semua untuk mengatasi
kemelut yg dihadapi Indonesia.

Hadeer:
  Saya akan menghargai PDI - P ...kalau ketua umum atau calon presidennya
  adalah Kwiek atau Laksamana Sukardi. kenapa mereka takut tampil
kedepan
  ??? .

Irwan:
karena Kwiek atau pun Laksamana Sukardi bukanlah termasuk
tipe pemimpin. Mereka tipe pemikir khususnya masalah ekonomi.
Apakah seorang Einstein otomatis cocok menjadi presiden AS?...:)


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu
(pemilih PDI-P, no. urut 11)



Re: Bukalah matamu wahai BUKAN pendukung Mega

1999-04-30 Terurut Topik FRAREV SITORUS




(buat bung Erwin) Yang banyak ngomong Gus dur 
atau anda tidak tau
Kalau bung tau..bung ngga 
usah tulis ini dong..Bukankahseharusnya yang dikecam adalah ABRI dan 
pemerintah? (ABRI kan kononpemersatu...)

KT

-Original Message-From: 
Hadeer [EMAIL PROTECTED]To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]Date: 
Thursday, April 29, 1999 2:50 PMSubject: Re: Bukalah matamu 
wahai BUKAN pendukung Mega
Lho kan anda yang bilang MS 
adalah FIGUR Pemersatu  yang coba diterangkan dong tulisan anda  
bukan malah balik bertanya dan berkelit :-) Boleh berkelit kalau sudah 
kasih jawaban .Hadeer-- From: Erwin 
[EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] 
Subject: Re: Bukalah matamu wahai BUKAN pendukung Mega Date: 29 
April 1999 10:35 Hadeer Wrote : FIGUR 
PEMERSATU  Waktu Ambon dan Sambas pecah MS kemana ??? 
Waktu Theo Syafei di tuduh menjadi PROVOKATOR 
Kupangapa tindakan MS  Malah mencium pipi Theo, bukannya 
memberi penjelasan yang bisa menenangkan SEMUA PIHAK 
..Mana fungsi dari POSKO - POSKO PDI - P pada Peristiwa 
Ambon.tidak berbunyi sama sekalikarena ya memang 
tidak mampu untuk berbunyi dan bertindak . 
Erwin Wrote : Khusus untuk Ambon dan Sambas, Adakah yang 
mampu bertindak? Mengapa Anda mengecam Megawati karena dua hal 
tersebut? Apakah tokoh yang banyak ngomong macam Gus Dur ketika 
Ambon dan Sambas menjadi tokoh pemersatu? Bukankah seharusnya yang 
dikecam adalah ABRI dan pemerintah? (ABRI kan konon 
pemersatu...)


Re: Bukalah matamu Wahai yang langganan Permias list

1999-04-30 Terurut Topik FRAREV SITORUS

Saya setuju dengan pendapat bung Jaya dkk yang menkritik mbak MS sebanyak
mungkin. Supaya parpol yang ada itu berada tetap pada relnya.
Memang sekarang ini masa transisi dari masa super liberal ke demokrasi,
wajar kalau Saya masih kurang dewasa.
peace
KT
-Original Message-
From: FNU Brawijaya [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Thursday, April 29, 1999 7:20 PM
Subject: Re: Bukalah matamu Wahai yang langganan Permias list


Sebetulnya balasan yang sangat reaktif dari para pendukung MS dan PDI-P-nya
di milis ini merupakan cerminan dari para pendukung di tanah air. Tapi kita
tidak
dapat mengeluh, memang baru segitu taraf kita. Istilah "pasrah bongkokan",
"hidup mati nderek Sukarno", "Suharto Bapak pembangunan, ataupun "Super
Genius
Suharto" merupakan simbol ketidak-kritisan masyarakat kita (yg terakhir
juga demi
ABS). Ini sikap yang sangat berbahaya dan tidak sesuai untuk menjamin
proses awas
mengawasi.

Coba tengok lagi bagaimana rakyat RI membutakan diri pada saat Sukarno
berkuasa. Bahkan sampai sekarangpun masih ada yg memuja-muji secara tidak
proporsional. Mungkin kalau terjadi di abad pertengahan, Sukarno sudah
dijadikan
salah satu "saint". Sikap kultus individu yg merepotkan ini sebetulnya
hendak dikoreksi
di jaman ORBA. Cuman dasar masyarakat kita ini bisa ngomong tapi nggak tahu
mengimplementasikan, hasilnya adalah pengalihan kultus individu dari
Sukarno
ke Suharto. Saya sudah pernah cerita (kali ada yg ingat lalu protes kok
ngulang
cerita mulu) saat masih mahasiswa baru, saya tanyakan hal ini. Saat itu ada
penataran
P4 dan sedang membicarakan masyarakat kita di jaman ORLA yg mengultuskan
Sukarno. Saat saya mempertanyakan lha bapak-bapak penatar ini yg minta kita
nggak mengultuskan seseorang kok malah mengkultuskan Suharto. Waktu itu
tidak
ada jawabanlangsung ..."next question..?".

Sebetulnya di milis ini ada juga kelompok yg tidak anti dan tidak dukung
MS.
Contohnya saya. Saat ini 3 point yg Bung sebutkan sebagai serangan thd MS
memang yg paling vital. Tidak ada yg mengkianati Budiman. Dia orang di luar
PDI-P. Dia adalah pendiri dan ketua PRD. Apakah PRD mendukung PDI-P?
Tidak...sama sekali tidak Mereka kan sebetulnya membonceng ketenaran
PDI pimpinan MS. Pendekatan sosialisme PRD tidak pas dengan pendekatan
PDI-P, jadi wajar saja bila MS tidak menunjukkan sikap berlebihan thd
Budiman.

Nah, PAT itu justru salah satu insan manusia yg menganut paham "pasrah
bongkokan, mati hidup nderek Sukarno". Ini kan repot kalau sudah pakai
kultus individu begini. Jadi proses "mengingatkan, mengawasi" tidak ada.
Semua yg keluar dari mulut Sukarno adalah kebenaran mutlak yg harus
diturut. Hal ini juga terjadi di jaman Orba. Antara lain yang jelas
terlihat mata
adalah bagaimana Abdul Gafur mencium tangan Suharto di bandara, juga
sebutan SGS dari BJH. Tidak ada itu "Pak Harto yg begitu tidak baik",
semua perkataan Suharto adalah kebenaran. Itu adalah suatu titah yang
harus dilaksanakan tanpa perlu ditimbang-timbang lagi.

Sayangnya ratusan kali kita diingatkan agar jangan mengultuskan, agar kita
tetap
kritis, hasilnya begini lagi. Nah, yg ditunjukkan oleh pendukung PDI-P di
milis
inilah yang mencerminkan bagaimana ketidakdewasaan para pencoblos
secara umum. Hal ini juga terjadi pada pendukung partai lain, cuma memang
secara umum baik di milis ini maupun di tanah air (yg tercermin dari
tingkah
saat parade), para pendukung PDI-P inilah yg punya sikap fanatisme
berlebihan.

Sikap defensif tanpa mengungkapkan point-point positif yang potensial dari
MS itulah yang justru makin buat susah. Yg beginian yg mengobarkan rekan-
rekan lainnya untuk makin mengejar dg pertanyaan lain (jadi ada yg memang
anti, dan ada yg niatnya kritis).

Wah, sudah panjang...padahal belum selesaistop dulu ah.

Salam,
Jaya


'---
Ramadhan Pohan wrote:

 Salam!
 Saya masih belum mengerti apa yang "ngeri" dari perdebatan soal Mega.
Yang
 pasti dari kubu PDI-P sangat  reaktif. Cenderung mencari pembenaran
 dibandingkan kekuatan argumen. Saya sama sekali belum menemukan jawaban
 analitis ataupun argumen yang berbobot dari kubu PDI-P. Semuanya seperti
 "fanatik bongkokan". fanatisme membabi-buta yang sangat amat mengibakan.
Ini
 mental budak yang harus diberangus. Sebagai seorang pengagum nasionalisme
 Bung Karno, saya menyesalkan munculnya "kecengengan" dan fanatisme yang
 buta-naif di kubu PDI-P di milis tersayang ini.

 Begitu juga dari kubu anti-Mega, saya pun belum menemukan sama sekali
 serangan baru. Yang dipersoalkan dari sosok Mega-- dari kubu di milis
ini--
 cuma  soal tidak inteleknya Megawati  melulu, soal boncengnama ayahnya
melulu
 atau kenaifan 'budaya timur'nya. Mana yang baru?. Ketidakdekatan Mega
dengan
 mahasiswa atau intelektual di perkotaan, misalnya, ini khan menarik
diangkat
 ke permukaan. Kenapa orang di sekeliling Mega tak menyadarkan Mega?

 Saya terus menunggu-nunggu. Soal kedekatan Megawati dengan "dunia
kasakten",
 misalnya. Ini juga menarik. Tapi 

Re: Pemimpin berbudaya Timur

1999-04-27 Terurut Topik FRAREV SITORUS




 Terima kasih atas ulasan seorang yang 
mengandalkan analisa intelektualnya seperti anda Bung Hadeer. Saya yang kurang 
intelek ini sangat menyayangkan karena ada saja dari antara kita ini dalam 
mengambil kesimpulan dan kritikan dari fakta yang dibaca hanya SEPENGGAL saja 
tanpa alur pemikiran yang jelas dari suatu tulisan yang membawanya sebagai 
seorang oposan kelas pemula. 
 Wajar memang kalau orang mempunyai talenta 
yang berbeda . Ada orang yang mengkritik sangat primitif karena dia tidak 
tau bahwa dia tidak mengerti. Dan ada orang yang mengkritik dengan sederhana dan 
tajam karena dia tau bahwa dia mengerti. Dan ada juga orang yang mengkritik 
seperti orang lupa ingatan karena dia tidak tau bahwa dia mengerti.
 Saya 
menilai bahwa semakin kritisnya para intelektual Indonesia sekarang ini yang 
menunjukkan perubahan. Salah satunya bung Hadeer.

Dari saya kaum tertindas
peace
 


-Original Message-From: 
Hadeer [EMAIL PROTECTED]To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]Date: 
Tuesday, April 27, 1999 1:58 PMSubject: Re: Pemimpin 
berbudaya Timur
AKHIRNYA seorang mahasiswa 
ITB yang seharusnya mempunyai pikiran jernih dan mampu melihat 
diatas (beyond) segala sesuatunya... tapi akhirnya hanya menulis 
email yang seperti ini buta kali ya ???Mana spirit email 
mu yang diawal-awal.JANGAN LUPAKAN KAMI, PEMUDA-PEMUDI, SEBAGAI 
TULANG PUNGGUNG BANGSA YANG CINTA AKAN PROSES PENGKADERAN DARI 
ENGKAU (PARA PEMIMPIN BANGSA)... ...(saya copykan lagi 
tuch...). malu dong sama masa lalu  :-) Cepet bener berganti 
haluan ha...ha.Ehmcape'it's to obvious... 
:-(Hadeer-- From: Frarev Sitorus [EMAIL PROTECTED] 
To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Pemimpin berbudaya Timur Date: 
27 April 1999 13:41  
Saya setuju menurut pendapat 
bahwa  Mbak MS enggan untuk diajak berdiskusi. Kemudian 
ditarik kesimpulan bahwa mbak MS tersebut ke-intelektulannya 
kurang/begolah... :-0 
Meskipun memiliki 
ke-intelektualan yang brilian, seperti doktor dan profes0r, apakah 
memang sudah teruji pada masa kekusaan pak Harto, mantan presiden 
RI, dan orde baru yang sangat kuat? Memang, mbak MS sangat pendiam 
sehingga tampak kurang intelek, tetapi beliau sangat baik untuk 
mengambil keputusan diantara pengikutnya yang memiliki kemampuan 
berbagai bidang dengan team work yang baik juga... 
Yah...bagaimanapun masing - 
masing memakai strategi manajemen dalam menentukan prioritas 
sekarang ini berbeda - beda. Masing - masing kita dapat menilainya 
sendiri kok ( Hak kita kan...) 



Re: [Re: Mega oh Mega]

1999-04-27 Terurut Topik Frarev Sitorus

Kalau menginginkan demokrasi...bung Hadeer harus menerima dong...jangan
malah diejek, dimaki, dikritik(kelas pemula lagi)...hargai  dong pendapat
orang lain dan memberi kritik yang konstruktif kepada orang tersebut.
Bung Hadeer ini orangnya lucu dan ...

:-)

On Wed, 28 Apr 1999, Hadeer wrote:


 Kenapa banyak yang mau GOLPUT ?

 Saya pikir ini adalah sifat pengecut, sifat tidak mau berpegang kepada
 sesuatu (baca : Partai) yang diyakini kebenarannya, sikap tidak siap
 menerima kekalahan, sikap tidak siap dikritik, sikap cuek akan nasib rakyat
 (karena udah keenakan di Amerika) ... memang nya Indonesia ini hanya sampai
 7 Juni 1999 saja.Negara ini Insya Allah masih panjang jalannya 

 Kalau dalam Pemilu ini menghasilkan Pemimpin TIDAK sesuai dengan apa yang
 saya pilih ... dengan "segala cara" saya akan menjadi "oposisi" . at
 least saya sudah coba untuk memilih Pemimpin yang saya mau... hasil akhir
 rakyat banyak yang menentukan .. dan sekali lagi Jalan Masih Panjang
  :-)

 Hadeer

 --
  From: Pandir Ontohod [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Subject: Re: [Re: Mega oh Mega]
  Date: 27 April 1999 19:11
 
  Then, welcome to the club.
  GOL-PUT is for you...
 
 
  pandir
 
 
  Andrew G Pattiwael [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Biarpun Bapak saya orang Golkar, anti saya untuk memilih Golkar.
  Saya lebih melihat kesalahan yang telah diperbuat oleh Golkar selama 32
  tahun terakhir ini, bukan oleh Janji-janji MULUK yang keluar dari MULUT
  Akbar Tanjung itu. Mau percaya ? sorrybagi saya Akbar tanjung masih
  tetap seperti pembual orde baru yang baru bangun kesiangan menyatakan
  dirinya adalah reformis.
  Mau tau solusi saya?  saya lebih baik TIDAK MEMILIH dalam pemilu ini.
 
 
  Terima Kasih
 
  andrew




Re: [Re: Mega oh Mega]

1999-04-27 Terurut Topik Frarev Sitorus

Analisa mas Andrew sistematis sekali sehingga Saya menjadi bertambah
wawasan.

On Tue, 27 Apr 1999, Andrew G Pattiwael wrote:

 sifat pengecut?
 saya pikir ini adalah satu pendirian, pendirian bahwa semua orang punya
 pilihan...salah satunya adalah golput atau abstein
 saya heran, bukankah negara indonesia (mau menjadi) negara demokrasi,
 berarti semua pendapat seharusnya dihargai, biarpun itu adalah tidak akan
 memilih. anda punya tuduhan adalah 'nyanyian' orde baru yang sering
 selalu didengar (sampai bosen):
 tidak patriotik, pengecut, munafik, komunis.terusin sendiri...
 sikap cuek? lalu orang-orang diatas yang terus berusaha mempertahankan
 kekuasaannya dengan berbagai cara (menindas rakyat) anda sebut peduli?
 karena orang-orang diatas inilah (contoh: Golkar) lebih baik tidak
 memilih , daripada berdosa di akherat nantinya karena terus
 mempertahankan kekuasaan yang sudah banyak membanjiri darah di indonesia
 ini. pengecut?  terserah pendirian pribadi...sudah pasti.
 Kenapa?  Golkar yang sudah jelas-jelas bersalah masih tidak bisa
 bercermin bahwa 'mereka' harus minta maaf kepada rakyat
 banyak. Masih mau memilih?! yaterserah andanegara ini negara
 demokrasi. Dan bagi saya tindakan demokrasi yang akan saya ambil sekarang
 adalah abstein.


 Andrew


 On Wed, 28 Apr 1999, Hadeer wrote:

 
  Kenapa banyak yang mau GOLPUT ?
 
  Saya pikir ini adalah sifat pengecut, sifat tidak mau berpegang kepada
  sesuatu (baca : Partai) yang diyakini kebenarannya, sikap tidak siap
  menerima kekalahan, sikap tidak siap dikritik, sikap cuek akan nasib rakyat
  (karena udah keenakan di Amerika) ... memang nya Indonesia ini hanya sampai
  7 Juni 1999 saja.Negara ini Insya Allah masih panjang jalannya 
 
  Kalau dalam Pemilu ini menghasilkan Pemimpin TIDAK sesuai dengan apa yang
  saya pilih ... dengan "segala cara" saya akan menjadi "oposisi" . at
  least saya sudah coba untuk memilih Pemimpin yang saya mau... hasil akhir
  rakyat banyak yang menentukan .. dan sekali lagi Jalan Masih Panjang
   :-)
 
  Hadeer
 
  --
   From: Pandir Ontohod [EMAIL PROTECTED]
   To: [EMAIL PROTECTED]
   Subject: Re: [Re: Mega oh Mega]
   Date: 27 April 1999 19:11
  
   Then, welcome to the club.
   GOL-PUT is for you...
  
  
   pandir
  
  
   Andrew G Pattiwael [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Biarpun Bapak saya orang Golkar, anti saya untuk memilih Golkar.
   Saya lebih melihat kesalahan yang telah diperbuat oleh Golkar selama 32
   tahun terakhir ini, bukan oleh Janji-janji MULUK yang keluar dari MULUT
   Akbar Tanjung itu. Mau percaya ? sorrybagi saya Akbar tanjung masih
   tetap seperti pembual orde baru yang baru bangun kesiangan menyatakan
   dirinya adalah reformis.
   Mau tau solusi saya?  saya lebih baik TIDAK MEMILIH dalam pemilu ini.
  
  
   Terima Kasih
  
   andrew
 




Re: Mega oh Mega

1999-04-27 Terurut Topik Frarev Sitorus

:-)
kaum tertindas

On Wed, 28 Apr 1999, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote:

 Mengapa negara bobrok? Itu karena sebagian besar kebijakan dan keputusan
 diambil oleh birokrat atas dasar INTUISI kayak Anda.
 Saya sarankan sebaiknya membuka konsultasi ramalan nasib saja.

 Wassalam,
 Efron

 -Original Message-
 From:   Hadeer [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent:   Tuesday, 27 April, 1999 15:34 PM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject:Re: Mega oh Mega


 Koq ya saya lebih merasa lega jika GOLKAR yang menang daripada PDI - P yang
 menang

 Meskipun GOLKAR tidak dapat (belum) dipercaya...tapi akan jauh lebih hancur
 lagi negara ini kalau PDI - P yang menang  ini berdasarkan intuisi saya
 setelah melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana moral dan kelakuan
 orang - orang PDI - P disekitar saya, di lingkungan saya, di TV, di
 mulut-mulut gang, para pemimpinnya (apalagi Theo Syafei, OJ Tambunan, MS
 sendiri, dll), nggak ada bedanya dengan para GOLKAR dan pemimpinnya, mulai
 dari Lurah, Camat, Bupati, terus keatas...

 Kedua - duanya sama brengseknyakalau mau dibilang sama, sama-sama nggak
 ada moralnya...!!!

 Hadeer

 
  Kalau anda tidak puas bila GOLKAR cs nanti yg menang,
  sadarkah apa yg anda lakukan termasuk kategori memperlancar
  pemenangan GOLKAR cs?
 
  Saya pribadi tidak terlalu masalah bila yg nantinya banyak
  dipilih orang adalah partai2 seperti PDI Perjuangan, PAN, PKB, PPP, PK,
 dan yg
  sejenis, asal bukan GOLKAR cs (ABG cs).




Re: Maluku jadi 2 propinsi, Irja jadi 3 prop

1999-04-27 Terurut Topik Frarev Sitorus

:-)


On Sat, 24 Apr 1999, FNU Brawijaya wrote:

 Ya semoga saja dg semangat 15% minyak dan 30% gas untuk daerah bisa
 meningkatkan laju pembangunan di wil. tsb.

 Ada hal yg menrik dari pemekaran Irja. Sebetulnya usulan atau pemikiran
 pemekaran Irja kan sudah luama sekali. Ndak tahu juga kok disebutkan
 baru direncanakan pada Pelita VI. Sepuluh tahun yg lalupun sudah ada
 selentingan itu. Hanya saja di kalangan orang Irja perantauanpun ada
 dua pendapat. Kebetulan saya ketemunya sama yg kontra, dengan
 alasan wilayah utara timur ndak ada apa-apanya. Nah, sekarang gimana
 caranya membagi wilayah agar adil?




 '---
 Maluku Akan Jadi Dua Provinsi

 JAKARTA - Tidak hanya Iran Jaya yang akan dimekarkan jadi tiga 
provinsi. Pemerintah
 ternyata juga berencana memecah Maluku menjadi dua provinsi. Hal 
itu diungkapkan Menko
 Polkam Feisal Tanjung kepada wartawan selesai Sidang Dewan 
Penegakan Keamanan dan
 Sistem Hukum (DPKSH) di Wisma Negara, Jumat kemarin.

 "Jadi nanti DPRD Tingkat I Maluku itu ada dua, dan Irian Jaya 
ada tiga,'' jelas Feisal.

 Menurutnya, alasan dimekarkannya Provinsi Irian Jaya dan Maluku 
itu karena pertimbangan
 luas wilayah.

 "Irian Jaya itu kan besar sekali, tiga setengah kali pulau Jawa."

 Kapan konsep pengembangan ini diselesaikan?

 "Ya kita minta sebelum pemilu, sehingga realisasinya setelah 
pemilu bisa kita laksanakan,''
 katanya.

 Menurutnya, sebetulnya rencana pemekaran itu sudah lama. Jadi 
tidak ada kaitan dengan
 kerusuhan yang belakangn ini melanda daerah tersebut.

 "Kalau kalian ingat, pada era Kabinet Pembangunan VI, pemekaran 
ini sudah direncanakan.
 Hanya tertunda-tunda kala itu. Sehingga dalam rapat ini 
dibahas.'' (A20,eh-29)

 --
\\\|///
  \\  - -  //
   (  @ @  )
 oOOo-(_)-oOOo---
 FNU Brawijaya
 Dept of Civil Engineering
 Rensselaer Polytechnic Institute
 mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Oooo
oooO (   )
   (   )  ) /
\ (  (_/
 \_)




SWING VOTEER

1999-04-27 Terurut Topik Frarev Sitorus


Siapa dia...?

:-)



  1   2   >