Re: LoI
Sekarang ini dari bantuan dana world bank dan pemerintah (10%), pemerintah membentuk program pengentasan kemiskinan perkotaan (P2KP) yang fokusnya di P.Jawa. Tujuan mereka ini adalah membangun kapasitas masyarakat miskin melalui pembentukan institusi lokal atau BKM (badan keswadayaan masyarakat) yang merupakan representasi masyarakat lokal (baik dari KSM yang ada, PKK, LKMD, keagamaan, karangtaruna, dll). P2KP ini juga punya rekan kerja dari LSM , yaitu KMW (konsultan manajemen wilayah) yang berfungsi untuk melakukan audit segala proposal dana yang diajukan kelompok masyarakat untuk berusaha skala kecil maupun menengah. Apakah turunan dari kebijakan penguatan UKM (usaha kecil dan menengah) merupakan P2KP yang diprakarsai WB (90%) dan pemerintah (10%)? Mungkin ya, karena kelanjutan peningkatan kapasitas masyarakat (organizing) adalah peningkatan inisiatif masyarakat untuk berusaha (skala ekonomi lokal). On Thu, 27 Apr 2000, Frarev Sitorus wrote: Salah satu kebijakan reformasi ekonomi INA yang tertuang dalam LoI adalah penguatan UKM. SEjak 1958 hingga sekarang pertumbuhan koperasi(sebagai UKM) di INA sangat buruk akibat faktor yang tidak dapat dikuantitatifkan (misalnya KKN). Kebijakan penguatan ini apakah pemberian akses kepada UKM untuk mendapatkan pinjaman dana dan berusaha, atau peningkatan kapasitas UKM yang ada secara institusinya? Mungkin ada yang tau kemana arah/fokus dari kebijakan reformasi ekonomi tersebut. salam, Frarev
Kehancuran ekonomi
Benarkah kehancuran ekonomi sekarang ini disebabkan oleh para ilmuwan fisika dan matematika? salam,
LoI
Salah satu kebijakan reformasi ekonomi INA yang tertuang dalam LoI adalah penguatan UKM. SEjak 1958 hingga sekarang pertumbuhan koperasi(sebagai UKM) di INA sangat buruk akibat faktor yang tidak dapat dikuantitatifkan (misalnya KKN). Kebijakan penguatan ini apakah pemberian akses kepada UKM untuk mendapatkan pinjaman dana dan berusaha, atau peningkatan kapasitas UKM yang ada secara institusinya? Mungkin ada yang tau kemana arah/fokus dari kebijakan reformasi ekonomi tersebut. salam, Frarev
Konfirmasi
Punten... Saya butuh bantuan teman-teman yang tau no.telp atau no. HP Menteri BUMN sekarang (Laksamana Sukardi). Hatur Nuhun
Re: Christianto Wibisono sang rasist
:))
Kondisi Jakarta(fwd)
-- Forwarded message -- Date: Sat, 25 Sep 1999 09:06:30 +0700 Salam Perjuangan, Kondisi di Jakarta sendiri cukup mencekam, kemarin ada penembakan liar, satu truk tronton tentara melintas cepat sambil menembakkan peluru tajam, 4 orang terkena tembakan termasuk seorang bocah 11 tahun di sekitar RS jakarta. Sementara itu Pam swakarsa memakai jubah FPI membacok masyarakat setempat di sekitar benhil, korban dari masyarakat di larikan ke RS saint Corolus dan RS Jakarta. Korban luka bacok juga di alami mahasiswa Gunadarma dan Taruma Negara Satu kena pada bagian kepala, kondisinya masih kritis, satu lagi kena pada bagian punggung. Ada juga Mahasiswa yang terlindas truk tronton yang sengaja melaju dengan cepat menabrak kerumunan, rusuk dan bahu kirinya hancur, sekarang masih dalam keadaan kritis. Salut pada semangat Mahasiswa yang masih tetap tinggi; Hari ini Mahasiswa mungkin turun lagi. Ok
Kekeresan MILITER
Peristiwa Aceh, Ambon, dan Timtim adalah contoh ketidaksiapan pemerintah dan TNI untuk menyelesaikan persoalan di sana. Korban kekerasan yang diakibatkan oleh "perkelahian" saudara semakin bertambah. Ketidakadilan dan penindasan dirasakan sampai sekarang oleh mereka. Pada tanggal 14-09-1999, pemerintah dengan alatnya TNI BERHASIL menyelesaikan persoalan kestabilan negara di Jakarta. TNI BERHASIL membubarkan aspirasi mahasiswa yang berjuang menuntut pembatalan RUU KKN atau RUU PKB. Mahasiswa dianggap pengacau kestabilan keamanan negara hanya dengan aksi ke gedung DPR/MPR di jakarta. Dengan peralatan yang lengkap dan terbaru, TNI berhasil mengahadang mahasiswa bahkan sampai ke kampus. TNI tidak segan - segan lagi untuk menindak keras bagi "pengacau" kestabilan negara. Pertanyaannya adalah: bagaimana jika RUU PKB jadi disahkan 23-09-1999 nanti? Apakah akan kembalinya rezim militer? jabat erat
Re: Australia ditolak, apakah AS perlu ditolak?
Lebih baik lagi jika kehadiran TNI di Timtim lebih dipertmbangkan jika tidak menghasilkan apa-apa(bahkan yang kecil). jabat erat
TUNDA PENGESAHAN RUU PKB (fwd)
-- Forwarded message -- Date: Tue, 14 Sep 1999 15:23:12 +0700 (JAVT) From: Frarev Sitorus [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: TUNDA PENGESAHAN RUU PKB Kemungkinan pada minggu ini, hari Kamis ini, RUU PKB (Pernyataan Keadaan Bahaya) akan disahkan. Pada dasarnya, RUU PKB ini = RUU KKN. Pemerintahan sekarang ini semakin tidak jelas kebijakan-kebijakannya. RUU PKB ini berkaitan erat dengan kebijakan publik. Ketidakjelasan definisi Keadaan Bahaya masih belum secara transparan dilakukan oleh pengambil kebijakan dan pemerintah. Pemerintah dan pengambil keputusan kebijakan sekarang ini cenderung mensahkan suatu kebijakan tidak berdasarkan aspirasi rakyat. Harapannya : MENUNDA PENGESAHAN RUU PKB. jabat erat
RUU KKN (fwd)
RUU Tentang Keselamatan Dan Keamanan Negara Pengantar: Pemerintah telah mengajukan RUU tentang Keselamatan dan Keamanan Negara kepada DPR, namun rancangan ini mendapat protes keras dari masyarakat. Bahkan reaksi itu menyebutkan agar DPR menolak RUU tersebut, karena dinilai sama saja dengan peraturan lama yang memberi kewenangan kepada militer terlalu besar mengambil tindakan atas nama keselamatan negara. Sementara Presiden bisa menyatakan keadaan bahaya cukup dengan mendengar pertimbangan Dewan Pertahanan Keamanan Nasional dan Dewan Penegakkan Keamanan dan Sistem Hukum. Agar bisa mencermati setiap pasal RUU tersebut, Pembaruan menyajikannya dalam lima bagian mulai hari ini. Menimbang: a. bahwa guna mencapai cita-cita dan tujuan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang dasar 1945, kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus terpelihara serta berjalan dengan aman dan terib; b. bahwa dalam penyelenggaraan pemerintahan negara untuk tetap tegaknya kedaulatan negara, terpeliharanya persatuan dan kesatuan bangsa serta keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dapat timbul berbagai ancaman baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri dengan intensitas yang tinggi, sehingga diperlukan penyelenggaraan keselamatan dan keamanan negara dengan penindakan secara dini, cepat, tepat, terpadu, tuntas dan aman serta profesional; c. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara yang berdasar atas hukum, oleh karena itu penyelenggaraan keselamatan negara sebagai upaya untuk mencegah dan menanggulangi ancaman terhadap keselematan dan keamanan negara yang pada hakikatnya merupakan perlindungan terhadap keselamatan dan keamanan rakyat dan negara serta menjadi tanggungjawab seluruh rakyat Indonesia, harus berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku dan kecenderungan hukum internasional. d. bahwa Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi bertanggungjawab terhadap keselamatan dan keamanan negara baik dalam keadaan biasa maupun dalam keadaan bahaya, oleh karena itu berhak mengambil segala tindakan untuk menyelamatkan dan mengamankan negara; e. bahwa Undang-undang Nomor 23 Prp Tahun 1959 tentang Keadaan bahaya dan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1960 tentang Permintaan dan Pelaksanaan Bantuan Militer yang selama ini menjadi dasar hukum penanggulangan ancaman pertahanan keamanan negara sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan hukum dan ketatanegaraan, sehingga harus dicabut dan diganti; f. bahwa dengan dicabutnya Undang-undang Nomor 11/PNPS/1963 tentang pemberantasan kegiatan Subversi, diperlukan pengaturan untuk mencegah dan mengatasi kegiatan-kegiatan yang bersifat subversif secara dini, cepat, tepat, terpadu, tuntas dan aman serta profesional; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,b,c,d,e dan f perlu dibentuk Undang-undang tentang Keselamatan dan Keamanan Negara; Mengingat: 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 10, Pasal 12, Pasal 20 ayat (1) dan Pasal 30 Undang-undang Dasar 1945; 2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3234), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1988 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3368); Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1. Keselamatan negara adalah keadaan kehidupan negara yang terhindar dari segala bentuk ancaman baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang membahayakan kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa, dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga fungsi pemerintahan, kehidupan perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat dapat berjalan sebagaimana mestinya. 2. Keamanan negara adalah keadaan kehidupan negara yang mampu menjamin tetap tegaknya Negara Kesatuan republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang dasar 1945 terhadap segala ancaman baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri dan tercapainya tujuan nasional. 3. Ancaman adalah usaha yang dilaksanakan secara konsepsional melalui kegiatan atau kejahatan politik, ekonomi, sosial, maupun budaya yang membahayakan kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa, dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4. Penyelenggaraan keselamatan dan keamanan negara adalah bagian dari upaya pertahanan keamanan negara yang merupakan salah satu fungsi pemerintahan negara yang dilakukan melalui kegiatan pencegahan dan penanggulangan terhadap setiap ancaman baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri secara dini, cepat, tepat, terpadu, tuntas, dan aman serta profesional yang ditujukan terpeliharanya kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa, dan terjaminnya keutuhan wilayah Negara Kesatuan
Re: Buku Pelajaran Murah (fwd)
-- Forwarded message -- Date: Fri, 27 Aug 1999 07:11:44 -0500 (CDT) From: Judi Santoso [EMAIL PROTECTED] To: Frarev Sitorus [EMAIL PROTECTED] Wah.. informasi gituan sih masih lebih hebat aku. Aku nyariin bukunya mas yudi di www.bestbookbuys.com dan dia compare dengan 26 toko buku termasuk semua toko buku yang dikasih orang di bawah ini. Terus aku dapat lagi di www.ecampus.com dan lebih murah dari 26 toko buku yang kudapat, aku bisa ngemat jauh lebih banyak. Ternyata masih lebih mantap aku ya Juli Seperti rekan-rekan ketahui, buku pelajaran sekolah sulit didapat melalui amazone.com ataupun toko buku umum lainnya. Biasanya hanya toko buku sekolah yang menjual buku pelajaran. Sayangnya, harganya cukup mahal. Kalau rekan-rekan ingin membeli buku pelajaran lebih murah, silahkan kunjungi web berikut ini: www.varsitybooks.com www.versity.com www.theuzone.com www.bigwords.com www.ecampus.com www.textbooks.com Semoga bermanfaat. Jabat erat, Ahmad Syamil Toledo, OH Personal Home Page: www.geocities.com/Athens/Academy/5261/
Re: MASIH ADAKAH HUKUM DI-INDONESIA ?
Yah...sebenarnya hukum itu adalah adil. Tanpa keadilan bukanlah hukum. :) jabat erat On Sat, 21 Aug 1999, hendy Agus rochyanto wrote: maybe. - Original Message - From: bRidWaN [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, August 21, 1999 7:00 PM Subject: MASIH ADAKAH HUKUM DI-INDONESIA ? Masih ?
Re: Golkar Putih vs Golkar Hitam ?
Bang bRiDwan, yang jelas...mbak MS sekarang di atas "angin" dengan goyangan untuk Pak BJH sekarang ini. Setahu Saya, goyangan ini dari GOlkar juga untuk tim sukses Pak BJH. So, jelas sudah hitam - putih kan..? jabat erat On Fri, 13 Aug 1999, bRidWaN wrote: Teman, Apa iya ada Golkar Putih atau Hitam..? Engga ada ! Yang ada ya Golkar. Mau warna ? Ya yang ada Golkar Kuning:)! Salam, bRidWaN
Re: Golkar Putih vs Golkar Hitam ?
On Fri, 13 Aug 1999, Irwan Ariston Napitupulu wrote: Tidak masalah kalau kuning mau dukung PDIP dan PKB, yg jelas PDIP dan PKB ngga akan dukung kuning mimpin pemerintahan lagi:) Yap benar...kita lihat saja Rapim Golkar yad. Siapa yang menjadi calonnya ato dukungannya. Gus Dur orang hebat, Matori orang hebat, Megawati orang hebat, Kwik Kian Gie orang hebat. Sayang, Amien Rais harus keluar dari daftar orang hebat yg saya miliki karena tampaknya dia lebih senang main2 politik walau hal tersebut sangat membahayakan nasib ratusan juta rakyat Indonesia. Saya akui memang Gus Dur sudah melihat jauh ke depan.Buktinya Mas Amien malah kebingungan nih.. :) jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
No Subject
Saya sekarang sedang tertarik SIstem Informasi. Dalam Sistem Informasi terpadu, bukan saja menggunakan aplikasi ArcVIew dan ArcInfo GIS. Melainkan aplikasi lain, seperti Access Database, SQL, dan Oracle. Saya sudah mencari buku dan informasi mengenai SQL dan ORACLE, tetapi belum dapat juga. Jadi, Saya belum paham benar apa itu SQL dan ORACLE. Saya mau menanyakan kepada teman - teman yang mengetahuinya, apa itu program SQL dengan ORACLE, dimana perbedaan fungsinya dalam database, dan apakah bedanya dengan Ms Access Database? Kalo teman - teman ada yang mengetahuinya, mohon penjelasannya. Trims :) jabat erat FRAREV SITORUS
dari UC99 (fwd)
Ini catatan ringan dari ESRI User Conference 99 di San Diego minggu lalu. Jack Dangermond, president ESRI, masih bisa tersenyum lebar. Perusahaan pribadi yang cuma dimiliki bersama istrinya itu masih mendominasi GIS di seluruh dunia. Jumlah peserta masih meningkat dari tahun lalu (saya tidak punya angka persis, tapi sekitar 9 ribu orang). Seperti biasa, setelah mengikuti konferensi ini selama 5 tahun berturut-turut, selalu a lot of fun; ada saja yang exciting dan worth it untuk dihadiri. Kali ini Arcinfo 8 menjadi primadona. Antara Arcview dan Arcinfo makin mirip seperti bandul. Sepulang dari konferensi serupa di Palm Springs tahun 94, ketika Arcview 2 diperkenalkan, ada kekhawatiran akan meredupnya Arcinfo sebagai GIS hardcore. Memang tidak terlalu salah (walaupun saya pribadi sih masih tetap rely dengan Arcinfo, kecuali untuk presentasi). Misalnya di tempat saya, sejak ada Arcview 2, Arcinfo diajarkan sebagai pelengkap, dan para mahasiswapun lebih terpikat dengan Arcview karena mudah; lalu dalam dua tahun terakhir malah Arcinfo hanya disebut-sebut saja di depan kelas, tidak pernah diajarkan. Sekarang dengan hadirnya Arcinfo 8, kelihatannya bandul akan bergerak ke arah sebaliknya. Arcinfo kini tampil dengan aroma Microsoft yang lebih kencang (b!); database mereka bukan lagi mengandalkan Info, tapi Jet-nya Microsoft, scripting-nya dengan Visual Basic, dsb. Arsitektur-nya berubah total. Di sisi pemakai, dari demo yang mereka tunjukkan, Arcinfo membuat GIS kelihatannya jauh lebih mudah (challenge lagi buat yang mengajar GIS, sebab kalau cuma "kelihatannya" mudah, itu bisa menjebak; orang malah menggampangkan konsepnya-- dan tentunya bisa ditebak akibat selanjutnya). So What? Bagi yang belum sempat terpukau oleh Arcview, ini kesempatan untuk melompat ke Arcinfo baru. Bagi yang sudah memulai dengan Visual Basic, beruntunglah! bagi yang belum, please do! Satu lagi, Internet menjadi computing platform yang makin makin penting (just like in other applications); untuk itu, kenalilah XML (extended-nya HTML). Satu lagi yang jelas: akibat makin mudahnya tool GIS ini (terutama Arcinfo 8), kita akan dibuat makin produktif. salam, aaa ps. kalau ada pertanyaan yang lebih spesifik, dengan senang hati saya akan layani. Untuk IPK, punten CD proceeding jueng nu lainna, kedah dikofi heula, nanti ku saya di-USMail-keun wae, Wan.
Re: Otonomi : scenario with 30% students share
Bung Tarigan, Maksud dari posting -posting kuantitatif ini apa? sorry, mungkin Saya telat mengikuti permias@. jabat erat On Sat, 7 Aug 1999, Arikrisna M Tarigan wrote: Students share in 30%30% 30% 30% recurrent budget Students Tuitition and fees (Rp 000) 60.064.495 18.250.835 22.852.674 35.185.000 Other sources (Rp 000) 140.000.000 42.585.282 53.322.906 82.098.333 Current Government approriation (Rp 000) 38.842.381 22.694.852 22.355.289 28.646.564 to be acquired from other sources (Rp 000) 101.308.107 19.890.430 30.967.617 53.451.769 Bahan : materi rapat senat ITB Viva Liverpool Ari krisna
Re: Otonomi : governement investment in PTNs
Bung Tarigan, keliatannya cukup menarik pembahasan ini. Sebenarnya apa sih maksud anda?? Saya yang "telat"ini kelabakan juga... jabat erat On Sat, 7 Aug 1999, Arikrisna M Tarigan wrote: Governement investment 1998-1999 Institution DIP For-Ex QUE/DUE Investment IPB 10.764.300 76.343.673 7.324.845 94.432.818 ITB 12.832.400 31.918.000 15.285.584 60.035.984 UGM 11.422.9005.941.008 22.533.323 39.897.231 UI11.779.500 20.557.790 32.337.290 Sumber : materi rapat senat ITB Viva Liverpool Ari Krisna
THE JACK BULL
Film ini cukup bagus. Dibintangi oleh John Cusack dan Joh Goodman. *Untuk menuntut keadilan, nyawa adalah taruhannya* *Apakah "orang besar" tidak mempedulikan keadilan bagi "orang kecil"? Film ini pada masa Wyoming menjadi negara bagian dari U.S jabat erat
Fw:THE JACK BULL
"Quo Vadis" Kejaksaan sampai pengadilan di Indonesia? (nyeplak dari Kompas, hari ini) :))) jabat erat Film ini cukup bagus. Dibintangi oleh John Cusack dan Joh Goodman. *Untuk menuntut keadilan, nyawa adalah taruhannya* *Apakah "orang besar" tidak mempedulikan keadilan bagi "orang kecil"? Film ini pada masa Wyoming menjadi negara bagian dari U.S jabat erat
Crime Hot Spot Analysis And Dynamic Pin Map , by: Anak Agung (fwd)
CRIME HOT SPOT ANALYSIS AND DYNAMIC PIN MAP Anak Agung Gde Agung Rutgers University Abstract This paper presents three alternative methods to analyze the spatial and temporal patterns of crime with the goal of dentifying areas with high number of incidents. The first method is to count the number of nearby incidents from each event, the second method is to calculate the mean and standard deviation of time lags between two events, and the third method is to calculate the total distance of nearest events from each incident. With Avenue programming in Arcview and Spatial Analyst, the analysis of hot spots is completed for a sample of data from police offense reports. The main conclusion of this paper is that crime hot spots should be defined not only by the geometry of previous events but also by their temporal characteristics. Introduction A crime hot spot is generally defined as an area containing dense clusters of criminal incidents. Identifications of hotspots helps public safety institutions allocate resources for crime prevention activities. This geographical analysis is usually made based on crime pin maps of reported crime events over a certain period. The main issue in the traditional method of hot spot analysis is the lack of time dimension to be explicitly considered (Illinois Criminal Justice Information Authority, 1993). A hot spot is determined only by the geometry of previous events. This simple approach may be good enough to analyze data over a short time period, but to analyze data over a year or longer period, crime hot spots should be determined not only by the geometrical aspect of the events but also by their time characteristics. One common method used to define crime hot spots is to draw circles from each event and then find the ellipse representing the highest density of crime, i.e., to measure events per square mile. This method usually uses a cut-off figure, for example, only the top 25 percent of circles containing the highest number of incidents are defined as a hot spot. The result is an ellipse with no direct comparison with the surrounding area. Defining a crime hot spot is an intuitive process, however, a definition only based on the number of events is insufficient. This paper discusses three alternative methods to define crime hot spots. The first method considers the number of events, the second method involves a temporal dimension measured by the mean and standard deviation of time lags between two events. The third method considers the relative distance between events. Assuming the three aspects of analysis to be complementary in defining crime hot spots, this paper compares the hot spot maps derived by these three methods. Method 1: Crime Event Counts In the first method, a crime hot spot is defined as the area where the number of nearby incidents is high. The first question in dealing with this definition is how to choose near events from each incident. One extreme is when near is only for the location of each event itself, therefore every event will be a hot spot. The other extreme is when we take all events, with the result that no hot spot area can be defined. The basic idea of counting the number of events or measuring event density in this method is similar to the approach used in the STAC! program (Illinois Criminal Justice Information Authority, 1993), but it is different in the approach to deliniate the hot spots. In the STAC! program, the user define a grid size and then divide the area into this grid. A circle is made on every node and then the program counts the number of incidents in each circle. The circles in the top 25% in terms of incident numbers are then defined as hot circles. These steps are repreated for larger size of grid to get the second set of hot circles. Combination of the two hot circles will give an ellipse or the hot spot with greatest number of incidents. The method used in this paper counts the number of events within a certain distance from each event and then store this count in that event. The test uses 2000 feet to represent the size of three- to five-blocks of an urban area. After the number of surrounding events are counted from each event, the next step is to use spatial interpolation between events in order to make a continuous surface showing the relative level of hot spots in the area. In Avenue, the main part of this method can be written as follows: for each frompt in theVTab fromShape=theVTab.ReturnValue(theShapeField,frompt) totalEvents=0 for each topt in theVTab toShape=theVTab.ReturnValue(theShapeField,topt) theDistance=(FromShape.Distance(toShape)) if (theDistance 2000) then totalEvents=1+totalEvents end end end Method 2: Time Lag Between Events In the second method, I define a hot spot as an area where the frequency of crime incidents is high and/or occur on a relatively regular basis. This can be measured by the mean and standard deviation of
BUKAN isu SARA kah ini
hi... Sebelumnya kalo posting ini tidak membangun, maap yah, tolong di send aja ke recycle bin. :-) Apakah masa penjajahan 350 tahun (baca:Belanda) merupakan masa penindasan dan masa pembodohan sehingga rakyat menderita ( dikenal dengan nama keren: kerja paksa rodi dan pemerasan)? Apakah masa penjajahan bangsa Jepang di INA juga demikian? Bagaimana dengan sejarah tentang Supersemar dan film kebangsaan ( baca : sejarah G30S/PKI) ? Kalo film sejarahnya tentang masa Mojopahit dan Diponegoro, bolehlah diperankan oleh orang lain karena orang aslinya sudah banyak yang alm kan? Tetapi kalo film "sejarah" G30S/PKI itu sebaiknyalah film kisah "Malam Kelabu di Jakarta", bagaimana? Habisnya pemainnya semua bukan orang aslinya, padahal... masih adakan yang masih hidup. Jadi, itu bukan film " sejarah" , melainkan film "Kisah Malam Kelabu di Jakarta" yang disutradara-i oleh "penguasa". Mungkinkah? Bagaimana dengan sejarah tentang penjajahan yang dialami oleh bangsa kita dulu? Warna bendera kita sebenarnya diambil oleh bung Karno-Hatta dari bendera mana? (bendera Belanda yang telah disobek? tentu tidak bukan? ) Saya mungkin tidak pernah merasakannya dan kurang mengetahui sejarah bangsa Kita secara detail, tetapi entah kakek Saya entah tetangga Saya entah pak Harto entah mas Amien entah mbak MS entah teman - teman mungkin lebih tau . Bagaimana...? jabat erat FRAREV SITORUS
Konfirmasi mail
Hi... Saya lagi mau cari informasi e- mail address dosen pengajar yang berkompeten dalam bidang perencanaan, baik perencanaan transportasi maupun perencanaan perkotaan/permukiman/wilayah, dari teman-teman mahasiswa di LN maupun yang bukan mahasiswa lagi di LN. Artinya, Saya mau berdiskusi dengan pengajar di sana seputar perencanaan. Meskipun bukan dosen, seorang penulis buku pun, tentunya yang berhubungan dengan perencanaan publik, Saya mengharapkan juga. Saya juga lagi cari-cari tau mail address orang yang kerja di ESRI ( baik di INA maupun di LN ) atau orang yang "familiar" dengan program Arcview dan Arcinfo. Sebelumnya, Saya minta maaf dan terima kasih atas perhatian teman - teman semua. NB: Juga tolong konfirmasikan perihal pengajar dimana atau ahli di bidang apa. jabat erat FRAREV SITORUS
Re: [bincang] KKN di KPU ?
Walaupun PK katanya tidak memenuhi target suara di Pemilu dan disebut partai yang masih "bayi", Saya memandang tidak demikian halnya. Sikap PK yang konsisten untuk menghapus KKN, hingga riil di KPU, dan mempunyai basis massanya yaitu mahasiswa maka PK merupakan partai yang sukses di pemilu dan memiliki prospek baik yad. Jadi, partai gurem yang terlihat sebagai BADUT di KPU akan dapat terlihat jelas menurut Saya ( misalnya: P.Republik,PARI,dan P.Krisna). salam FRAREV On Wed, 7 Jul 1999, Mohammad Rosadi wrote: Petikan wawancara dengan wakil Partai Keadilan di KPU Mustafa Kamal : Kalau Kalah Harus Lapang Dada WAWANCARA -- SALAH satu anggota KPU yang terang-terangan mencium adanya KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) di lembaga tersebut adalah Mustafa Kamal, wakil Partai Keadilan (PK) di KPU. Alumnus Fakultas Sastra, Jurusan Sejarah UI lulusan 1995 juga mengungkapkan bukti otentik adanya ketidakberesan dana-dana yang ada di KPU. Berikut petikan wawancara Ade Alawi dari Media dengan anggota muda KPU ini, Kamis (1/7) malam lalu. Petikannya: Anda terus terang mengatakan adanya dugaan KKN di KPU. Bisa dijelaskan? Saya kira di KPU itu relatif sudah ada perubahan-perubahan ke arah demokratisasi. Tapi, ada satu hal yang tidak bergeming sama sekali, yaitu masalah KKN. Dari awal di KPU saya sudah angkat pentingnya transparansi. Dan itulah yang diangkat oleh mahasiswa sebagai salah satu tuntutannya dalam reformasi. Apa salahnya anggaran KPU itu dikemukakan agar masyarakat ikut mengontrol , seperti Indonesian Corruption Watch bisa ikut berpartisipasi dalam rangka menjaga uang negara. Ini yang tidak ditanggapi. Saya sendiri heran untuk yang satu ini kurang ditanggapi Sidang Pleno KPU. Lalu sampai pada satu peristiwa di mana ada bantuan dana kampanye dariKPU kepada partai politik. Pada waktu itu saya dibisiki bahwa dananya bisa diambil di kamar 12. Saya ragu-ragu, oleh karena itulah secara prosedural agak aneh, esoknya saya angkat di sidang pleno, ''Ini dana apa?'' Terus dijawab, ''Itu dana yang sah sebagai bantuan dari KPU dalam rangka kampanye.'' Pak Rudini sendiri yang menjamin itu. Oleh karena itu tanpa ragu-ragu saya ambil secara berkala, ada Rp 5 juta atas nama Shirato Syafei, dua lagi atas nama PT Pabelan (Rp 18 juta dan Rp 72 juta). Saya laporkan ke partai. Bendahara Partai Keadilan kaget, kok ceknya atas nama perorangan dan atas nama PT Pabelan. Secara prosedural salah. Tapi, Pak Rudini kemarin mengatakan di mana-mana di luar negeri yang namanya komisi itu biasa. Tapi, kami melihat di keppres, komisi-komisi tersebut harus dikembalikan ke KPU atau kas negara. Bukan dibagi-bagikan ke partai atau anggota KPU. Singkatnya Anda menduga ada yang tidak beres? Secara prosedural itu nggak benar, sehingga kami menduga lebih jauh kemungkinan terjadinya praktek KKN di KPU. Dewan Syariah Partai Keadilan mengatakan bahwa itu haram, karena indikasinya itu suap-menyuap. Salah satu yang harus ditegakkan di KPU itu adalah pemberantasan KKN. Karena kalau di KPU saja. kita tidak bisa membereskan soal KKN, apalagi kalau pemerintahan baru terbentuk. KPU kita anggap wadah formal pertama yang lahir di era reformasi, kan belum ada lembaga formal yang lain. KPU lembaga pertama. Laboratorium demokrasi kita yang pertama itu KPU. Kalau KKN tidak diberantas di KPU berarti masih ada sisa kultur politik Orde Baru yang menurut saya bahkan paling parah dan membudaya, terlembagakan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan kita , justru tak terusik. Apa lagi yang aneh dari dana-dana yang Anda terima itu? Yang aneh ada perbedaan masing-masing orang menerimanya. Ada yang dapat Rp 40 juta, terus ada tambahan lagi katanya. Ada yang belakangan baru tahu bahwa ada dana kampanye, seperti Partai Bhinneka Tungal Ika Pak Nurdin Purnomo. Lalu dia mau ambil dananya sudah tidak ada. Sudah hilang katanya. Ini kan aneh. Untuk dana partai yang begitu besar kok tidak terbuka dan secara prosedural aneh. Saya sekarang mencurigai karena belum ada klarifikasi. Kalau transparan kan masalahnya selesai. Kalau memang benar sesuai prosedur penyelenggaraan keuangan di KPU, nggak usah malu-malu atau takut-takut dijelaskan ke masyarakat. Tapi, saya memaklumi keinginan DPP Partai Keadilan untuk klarifikasi soal dana itu. Sampai sekarang kita prioritas kepada penghitungan suara, karena masyarakat juga menunggu-nunggu. Saya kira soal tranparansi itu tinggal menunggu waktu saja karena toh datanya sudah ada di Sub-Komisi A, Sub-Komisi Anggaran, dan juga Sekretariat Umum KPU. Mereka sudah pegang datanya. Saya kira supaya perhatian masyarakat terpusat kepada penghitungan suara. Jadi, saya kira tidak ada masalah kalau didahulukan penghitungan suara. Tapi, kalau nantinya klarifikasi yang Anda inginkan tidak digubris. Apa implikasinya bagi KPU? Wibawa KPU akan terus merosot. Apa pun yang diproduk KPU menjadi tidak dapat
Konfirmasi mail
Hi... Saya lagi mau cari informasi e- mail address dosen pengajar yang berkompeten dalam bidang perencanaan, baik perencanaan transportasi maupun perencanaan perkotaan/permukiman/wilayah, dari teman-teman mahasiswa di LN maupun yang bukan mahasiswa lagi di LN. Artinya, Saya mau berdiskusi dengan pengajar di sana seputar perencanaan. Meskipun bukan dosen, seorang penulis buku pun, tentunya yang berhubungan dengan perencanaan publik, Saya mengharapkan juga. Sebelumnya, Saya minta maaf dan terima kasih atas perhatian teman - teman semua. NB: Juga tolong konfirmasikan perihal pengajar dimana atau ahli di bidang apa. jabat erat FRAREV SITORUS
Re: Kisah: Pemurtadan itu Ada di Minangkabau (RE: Apa ini betul terja di?)
Yap. Saya tidak setuju dengan kasus peng-Kristenan melalui pemerkosaan atau pemaksaan seperti yang tertulis di Republika/posting di milis ini(benar atau tidaknya cerita). jabat erat On Tue, 6 Jul 1999, Yumartono wrote: Prabu Brawijaya dan rekan-rekan lainnya, Berita ini sudah lama saya nantikan. Saya yakin betul berita ini bakal muncul di permias@. Untuk menjawabnya berikut saya paste-kan berita sebelum REPUBLIKA menerbitkannya agar seimbang. Efron YMT : Komentar saya singkat saja, berita ini bukan penyeimbang, tapi hanya pembelaan belaka ! Salam, Saya baru pulang dari Bukit Tinggi dan Padang hari Sabtu lalu untuk menolong beberapa gereja kami yang kecil di tempat itu, dan yang terjadi adalah dalam sebulan terakhir ini terjadi keresahan ditengah warga Kristiani di SUMBAR,karena fitnahan yang keji terhadap mereka. Kisahnya begini : Ada seorang anak remaja (siswa Madrasah Aliyah Negeri) yang bernama Khairiyah, dan setahun lalu ia menjadi Kristen, kemudian karena takut kepada ortu, ia minta perlindungan kepada orang Kristen dan akhirnya ditempatkan di keluarga Salmon Ongirwalu (seorang ambon yang beristri wanita Minang bernama Neneng), yang memiliki juga dua orang anak. Singkat cerita Khairiyah disekolahkan dan dijadikan bagian dari keluarga Salmon. YMT : Ini yang menjadi pertanyaan saya, bagaimana proses sdri. Khariyah menjadi Kristen ? Kok tidak dibahas prosesnya, padahal inilah yang menjadi masalah utama. Kalau dibaca lagi pemberitaan dari Republika jelas sekali bagaimana proses yang dialami oleh sdri. Khairiyah. Jadi untuk saat ini saya masih mempercayai berita yang dimuat oleh Republika. Wassalam, YMT
Re: Hukum Alam
Bug Hadeer, Benar ...tulisan bung di bawah. salam On Wed, 7 Jul 1999, Hadeer wrote: Sesuai dengan ajaran yang saya yakini : Yaitu tidak ada yang namanya PAKSAAN (dengan segala turunannya) untuk masuk ataupun beribadah dalam keyakinan saya. Jika saya mengajak seseorang kepada KEBENARAN dan orang tersebut tidak mau mengikuti saya, maka saya berlepas tangan. Sudah lepas tanggung jawab saya terhadap orang tersebut. Karena saya sudah yakin berada dalam kebenaran dan pada akhirnya saya sendirilah yang akan merasakan dan MENIKMATI hasil dari kebenaran tersebut, saya TIDAK MEMERLUKAN orang yang saya ajak tersebut untuk bersama-sama menikmati kebenaran, karena dia sudah menolak saya. LAIN HALNYA Jika seseorang yang berada dalam KESESATAN, . dengan segala daya dan upaya orang yang berada dalam kesesatan akan mengajak orang lain mengikuti jejaknya . SAMPAI orang lain ikut tersesat, karena orang yang sesat MEMERLUKAN orang lain agar merasa nyaman dan tenang, jika ada orang lain yang ikut bersama-sama merasakan siksa dan kesesatan. Sebuah logika yang sederhana. Jadi perhatikan saja, siapa yang paling ngotot untuk "MENGAJAK" Salam :-) Hadeer
Pernyataan bung Harto di SCTV
Pak Harto dengan tim penasehat hukumnya sudah menyerahkan gugatannya kepada pengadilan tinggi negeri Jakarta, terhadap majalah TIME. Dari liputan SCTV di kediaman beliau, beliau meminta doa restu dari rakyat Indonesia untuk mengembalikan nama baiknya dan bangsa INA atas berita TIME dan jika gugatannya menang...beliau akan menyerahkan uang gugatannya tersebut kepada pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan. ( Sungguh mulia perbuatannya ) salam
Re: Versi JOMC Menarik
He..he...senyum dong... jabat erat On Fri, 11 Jun 1999, Hadeer wrote: Ini data dari pengumpulan suara yang dilakukan oleh JOMC dan badan independent UNDP. JOMC langsung mengambil data dari tiap PPK (Kecamatan), hasilnya jauh lebih cepat dari pada hasil KPU yang harus menunggu bukti fisik sampai di PPD II, PPD I atau pun PPI. JOMC (badan independent dan diawasi langsung oleh UNDP) adalah salah satu alat pembanding hasil KPU (Parpol + Pemerintah) Kenapa ? Nggak suka lihat hasilnya ... Kan sudah saya bilang .. Golkar bakal memimpin .. Siap - siap lah ... dan berbesar hatilah kalau kalah . nggak usah cari kambing hitam . rakyat sudah cerdik kan :-) :-) Hadeer -- From: Frarev Sitorus [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Versi JOMC Menarik Date: 11 Juni 1999 12:18 eh..eh...bang Caut tadi malem...Saya mimpi ketemu panitia perhitungan suara ( tim Golkar) lho. Mungkin aja bung Hadeer juga termasuk. :- On Fri, 11 Jun 1999, Saut Aritua H Sagala wrote: Ah Bung Informasi anda ini dari mana sih... Masak PKB bisa disalib Golkar begitu cepat, darimana ini sumbernya (maksudnya apa Golkar dapat suara dari langit) Salam Hormat, Saut A H S [EMAIL PROTECTED] Urban Regional Planning Bandung Institute of Technology On Fri, 11 Jun 1999, Hadeer wrote: Hasil JOMC langsung dari PPK (Jumat Dini Hari) 1. PDI P 7.598.161 2. Golkar 4.408.078 3. PPP 2.693.998 4. PKB 2.468.676 5. PAN 1.765.193 PAN, PPP dan Golkar masih akan terus bertambah, karena Sumatra, Kalimanta dan Sulawesi masih dibawah 20% perhitungan rata-rata. Fenomena menarik : - PDI P berharap PAN mau berkoalisi = Karena KKG tahu bahwa ada internal konflik di PDI P sehingga membutuhkan orang luar untuk menengahi konflik tersebut. - Akankah PDI P berkoalisi dengan PKB ? = Siap - siap kaget Gus Dur menggunting dalam lipatan terhadap PDI P - Golkar siap berkoalisi dengan PPP = Dimana PPP sudah siap berkoalisi dengan PAN dan PK semakin menarik tidak perlu omongan-omongan dan janji saat kampanye dibuka kembali saat ini ini politik tidak ada kawan yang kekal...lawan bisa jadi kawan .. :-) :-) Hadeer
Re: Planner around the world
Saya sangat setuju kepada bang Saut atau teman permias ers yang dapat berdiskusi mengenai masalah - masalah perkotaan ini dalam milis khusus. Saya juga mau ikutan juga kalau telah dibuat milis khusus oleh bang Saut atau permias ers yang tertarik. SALAM FRAREV SITORUS On Thu, 10 Jun 1999, Saut Aritua H Sagala wrote: Pemasalahan-permasalahan perkotaan merupakan agenda yang sangat jarang disentuh oleh para ilmuwan. Padahal hal tersebut menjadi realiata keseharian kita terutama yang tinggal di kota-kota besar. Perumahan kumuh, kota-kota kapitalis, sampai pada tata ruang kota yang sangat tidak kondusif bagi sektor informal menarik untuk didiskusikan yang pada akhirnya dari keisengan diskusi dan opini mungkin saja muncul gebrakan pemikiran yang revolusioner dan anthesis.Atau setidaknya kita saling bertukar pemikiran dan study banding kecil-kecilan mengenai teori-teori yang telah kita pahami di kampus masing-masing dan permasalahan perkotaan di Indonesia maupun luar negeri. Mungkin diskusi ini tidak akan menarik banyak permias-ers. Namun setidaknya kita bisa memulainya melalui japri, jika tidak mau lewat jalur umum. Salam Hormat, Saut A H S [EMAIL PROTECTED] Urban Regional Planning Bandung Institute of Technology
USULAN
Bang Saut... Bagaimana jika abang buat milis untuk diskusi masalah perencanaan wilayah dan kota? Saya sangat setujud dan dukung itu. jabat erat
PRO : Mbak NINA di Honolulu
Mbak NINA, Reply mail dari mbak dah sampe belon...? jabat erat
Re: Mengundurkan Diri
Maksudnya mas AR mengundurkan diri dari capres ( mungkin ). Salam FRAREV On Fri, 11 Jun 1999, bRidWaN wrote: Hah? Amien Rais mau mengundurkan diri menjadi Calon Presiden ? Barusan seorang rekan memberitahu saya, bahwa Amien Rais bersedia menjadi 'orang nomor dua' Salam, bRidWaN At 08:27 AM 6/10/99 -0700, Budi Haryanto wrote: Amien Rais khan? Nasrullah Idris wrote: Saya melihat sinyal akan adanya tokoh mengundurkan diri dari pencalonan partai tertentu sebagai presiden. Tetapi saya belum berani mengatakan "orang" dan "kapan"nya. Karena bisa saja ada perubahan sikap dari waktu ke waktu. Maklum, politik itu seperti fluktuasi valuta asing. Kita tunggu saja ! Salam, Nasrullah Idris
PRO: milist planning
hi.. bagi teman2 yang tertarik dalam diskusi perencanaan , pintu terbuka...di milis [EMAIL PROTECTED] ( kalau berhasil eksekusinya...he he) :-) salam
Re: Benarkah???
:-) Terima kasih atas tanggapannya. jabat erat On Wed, 9 Jun 1999, bRidWaN wrote: Saya sih 99 % engga setuju dengan pemikiran ini, soalnya logikanya engga masuk menurut saya. Jangan-jangan gara2 Mega ngomong engga akan menghujat Pak Harto, lantas dibilang pro status-quo ? Yah, ingat saja deh pesen2 orang tua, bagi yang kalah, terimalah dengan ksatria. Bagi yang menang, berikanlah senyuman barang sedikit kepada yang kalah. Salam, bRidWaN -- At 12:31 PM 6/9/99 +0700, Hadeer wrote: excerptfontfamilyparamArial/parambigger Benarkah ? menurut anda sendiri bagaimana ? Anda duluan dech kasih komentarnya Nanti kalau saya yang ngomong duluan dibilang sok tahu dan sok pinter, takut ah dicap seperti itu , Senyum manis :-) Hadeer Ps. Pertanyaan ini udah dari dulu pengen saya tanya, yaitu kenapa salam akhirnya ada yang suka pakai Jabat Erat Karena saya orang nya suka menjaga kebersihan sich.. jadi kalau mau jabat erat atau jabat tangan saya harus 100% yakin orang yang saya jabat tangannya itu bersih . Dari pada jabat mendingan senyum aja kali ya :-) ... :-) -- From: Frarev Sitorus underlinecolorparam,,/param[EMAIL PROTECTED]/color/underline To: underlinecolorparam,,/param[EMAIL PROTECTED] /color/underline Subject: Benarkah??? Date: 09 Juni 1999 11:10 Benarkah PDIP partai pro-statusquo?Mengapa? :-) jabat erat FRAREV SITORUS /bigger/fontfamily/excerpt
Re: [PDI-P tidak selalu = Mega
Katanya...katanya...PDIP kan ngga mau ngamandemen UUD sembilan belas empat lima :-) jabat erat On Wed, 9 Jun 1999, bRidWaN wrote: # Tapi bukan pro status-quo khan...:) # Salam, # bRidWaN At 10:38 PM 6/8/99 EDT, Irwan Ariston Napitupulu wrote: In a message dated 6/8/99 10:36:31 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Mba Yuni, bisa anda jelaskan rakyat yang mana? Hati-hati loh cara-cara lama. Jangan sok mewakili rakyat kalau tidak tahu benar tentang rakyat. Irwan: Mewakili kelompok Megawati phobia atau ABM (asal bukan mega) hehehehe jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: apakah PEMILU adalah hal penting dan genting?...
Bang Saut, menurut Saya penting dibicarakan dan tidak genting. Gimana supaya jangan sepertinya NATO menurut bang Saut? jabat erat On Wed, 9 Jun 1999, Saut Aritua H Sagala wrote: sebenarnya hal-hal yang kita bvicarakan saat ini apakah yang paling "penting" dan paling "genting" ???. Saya jadi berpikir sepertinya kita ini NATO saja KIta mungkin nggak berpikir tentang saudara kita yang sedang kelaparan entah dimana he he he.. Atawa saudara kita yang sedang "perang" di Aceh atau yang meunggu referendum di Timtim.. Demi Indonesia Baru yang lebih demokratis Salam Hormat, Saut A H S [EMAIL PROTECTED] Urban Regional Planning Bandung Institute of Technology On Wed, 9 Jun 1999, Frarev Sitorus wrote: Bagaimana dengan bung Jaya..? bang Blucer? bang Irwan? bung Bridwan..? bang Madhan..?bang Saut dan bang Ari Tarigan bagaimana nih? mbak Yuni...?Bung Nasrullah..? bang Efron..?bung Rosadi...? Katanya rakyat Indonesia banyak buta politik...?katanya "Bagaimana Indonesia akan maju?". :-) On Wed, 9 Jun 1999, Hadeer wrote: # Ehmsaya diminta bicara nich ... # Jadi gini maksud dari pernyataan : "Mega bukanlah manager konflik yang # baik" ...adalah ya memang benar memang Mega bukan lah #manager konflik yang baik . jadi maksudnya adalah seperti yang #tertulis leterlek itu ... nggak ada maksud lainnya lagi .. :-) Iyaa...saya sudah membaca dari posting di permias kan...maksud Saya bukan meminta jawaban " adalah ya memang benar memang Mega bukan lah manager konflik yang baik" dari bung Hadeer...tetapi paradigma dari ucapan pak Eep S. kan...?Bung Hadeerkan pernah mengatakan kepada Saya bahwa anak ITB itu harusnya menjawab sesuatu itu dengan keahlian bukannya asal tembak. # Orang melayu bilang : Sudah gaharu cendana pula, sudah tahu bertanya #pula # :-) Mungkin kalau bung Hadeer memberikan paradigma dari ucapan pak Eep S. kepada Saya...berarti Saya menjadi mengerti alasan mengapa keraguan terhadap kepemimpinan mbak Mega tersebut. :-))) jabat erat # :-) #Hadeer -- From: Frarev Sitorus [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: "Mega bukanlah Manajer konflik yang baik"(?) Date: 09 Juni 1999 10:18 Saya masih belum mengerti dengan arti dari "Mega bukanlah manajer konflik yang baik" dari ucapan bapak Eep S. Mungkin bung Jaya, atau bung Hadeer atau bang Blucer atau bang Irwan, atau bang Ari Tarigan atau bung BriDwan atau bang Madhan atau mbak Yuni ataupun teman milis dapat menjelaskannya... :-) jabat erat FRAREV SITORUS
Re: pertanyaan ttg calon presiden kita
Menurut Saya...presiden setelah SU MPR 1999 nanti adalah Prof. B.J.Habiie. Andaikan beliau jadi presiden...Saya percaya kepada caleg dari partai reformis untuk mempejuangkan suara Saya. Saya akan menerima pak BJH jika dia mengakomodir suara rakyat yang penting dan genting sekarang ini. Jika tidak...beliau akan melawan sebagian besar rakyat INA diluar gedung DPR/MPR. jabat erat On Wed, 9 Jun 1999, Saut Aritua H Sagala wrote: Buat kita semua (yang agak sadar politik) kita mungkin fair tentang siapapun yang akan menang dalam pemilu ini (terlepas dari keterangan terbaru menyebutkan bahwa suara PDI-P menguat menjadi Lebih dari 1 juta). disusul PKB sekitar 700 ribu dan Golkar 500 ribu Ada pertanyaan baru dibenak saya mengenai siapa calon presiden kita, mungkin kita bisa mereka-reka siapa yang bakal menjadi presiden kita melalui hasil sementara pemilu ini. Mungkin Megawati atawa Gusdur atawa Habibie saat ini posisinya sedang menguat karena melihat kondisi sementara ini adalah ketiga partai yang mencalonkan capres tersebut sedang berada di tiga besar. Apakah saat ini kita sudah siap dengan kondisi siapa saja yang menang dalam pemilu ini atau dilanjutkan dengan siapa saja yang memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan presiden di DPR/MPRnanti berhak menjadi presiden Artinya kita harus siap juga dengan siapa saja yang menajdi presiden kita baik dia memiliki latar belakang Orba (mis: Habibie) dan luar Orba (mis: Amin Rais, Gus Dur dan Megawati). Saya ingin bertanya dengan kita semua yang di milis ini apakah kita sendiri konsern dengan siapa Capres kita. Karena seperti kita ketahui rumor yang beredar tidak setuju dengan pencalonan Presiden yang berlatar belakang Orba Demi Indonesia yang baru dan lebih demokratis Salam Hormat, Saut A H S [EMAIL PROTECTED] Urban Regional Planning Bandung Institute of Technology
Re: Mega bukanlah Manajer konflik yang baik(?)
Bagaimana dengan bung Jaya..? bang Blucer? bang Irwan? bung Bridwan..? bang Madhan..?bang Saut dan bang Ari Tarigan bagaimana nih? mbak Yuni...?Bung Nasrullah..? bang Efron..?bung Rosadi...? Katanya rakyat Indonesia banyak buta politik...?katanya "Bagaimana Indonesia akan maju?". :-) On Wed, 9 Jun 1999, Hadeer wrote: # Ehmsaya diminta bicara nich ... # Jadi gini maksud dari pernyataan : "Mega bukanlah manager konflik yang # baik" ...adalah ya memang benar memang Mega bukan lah #manager konflik yang baik . jadi maksudnya adalah seperti yang #tertulis leterlek itu ... nggak ada maksud lainnya lagi .. :-) Iyaa...saya sudah membaca dari posting di permias kan...maksud Saya bukan meminta jawaban " adalah ya memang benar memang Mega bukan lah manager konflik yang baik" dari bung Hadeer...tetapi paradigma dari ucapan pak Eep S. kan...?Bung Hadeerkan pernah mengatakan kepada Saya bahwa anak ITB itu harusnya menjawab sesuatu itu dengan keahlian bukannya asal tembak. # Orang melayu bilang : Sudah gaharu cendana pula, sudah tahu bertanya #pula # :-) Mungkin kalau bung Hadeer memberikan paradigma dari ucapan pak Eep S. kepada Saya...berarti Saya menjadi mengerti alasan mengapa keraguan terhadap kepemimpinan mbak Mega tersebut. :-))) jabat erat # :-) #Hadeer ------ From: Frarev Sitorus [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: "Mega bukanlah Manajer konflik yang baik"(?) Date: 09 Juni 1999 10:18 Saya masih belum mengerti dengan arti dari "Mega bukanlah manajer konflik yang baik" dari ucapan bapak Eep S. Mungkin bung Jaya, atau bung Hadeer atau bang Blucer atau bang Irwan, atau bang Ari Tarigan atau bung BriDwan atau bang Madhan atau mbak Yuni ataupun teman milis dapat menjelaskannya... :-) jabat erat FRAREV SITORUS
Re: Data
Lho...lho...data kami dari Bandung bahwa partai bung Hadeer menempati posisi teratas. :-)) On Wed, 9 Jun 1999, Hadeer wrote: Data SPREAD : (via SMS) 1. PDI P 1890 Ribu 2. GOLKAR 1113 Ribu 3. PKB 646 Ribu 4. PPP 537 Ribu 5. PAN 429 Ribu 175 / 4029 Kecamatan 9 Juni 1999, Pukul 14.21 Data Detik.Com : 13.16 1.PDI Perjuangan 1368106 2.Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 824365 3.Partai Golkar 548837 4.Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 310426 5.Partai Amanat Nasional (PAN) 214805 Mau pilih yang mana :-) Kalau saya pilih data dari GSM Operator soalnya up date he...hehe. :-) :-) Hadeer
Suara Sementara
Sekarang ini diperoleh: PDIP=207.583 PKB=140.705 GOLKAR=63.488 PAN=35.259 PPP=27.807 ( pkl. 14.10 wib)
Re: [Re: Melihat Indonesia di Tangan Mega]
Sangat baik tulisan Surabaya Post yang dapat memberi masukan bagi PDI-P sekarang ini. Perjuangan PDI-P masih panjang untuk yang akan datang. jabat erat FRAREV SITORUS On Mon, 7 Jun 1999, yuni windarti wrote: Saya turut berduka dengan kondisi Indonesia, setelah membaca berita di bawah ini. Ini jelas-jelas bukti yang menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat Indonesia masih buta akan politik, mereka belum bisa membaca apa yang terjadi sebenarnya. Saa menyadari rakyat kita masih banyak yang berpendidikan rendah sehingga belum mampu berpikir panjang kecuali lebih banyak terpengaruh oleh nama besar seseorang. Saya tidak berani menyalahkan rakyat kalau sampai kondisi tidak berubah atatu memburuk dalam 5 tahun ini, tetapi Mega dan pengikutnya lah yang patut diseret kepengadilan (kalau ada pengadilan politik he..he..) karena mereka memberikan harapan yang palsu. Saya kira kegigihan Mega untuk menjadi Presiden tidak berlandaskan keinginginannya untuk kemakmuran banga atau untuk demokrasi, akan tetapi untuk membalas dendam suharto atas perlakuan yang diterima oleh bapaknya Sukarno. Kebetulan Suharto bertindak negatif terhadap bangsa Indonesia maka Mega mendapat angin. Semoga rakyat segera terbuka matanya dan dapat melihat sosok apa yang sebenarnya bersembunyi dibalik kesahajaan (menurut orang PDIP) saha maha besar Mega. Saya tidak pernah bisa membayangkan apa jadinya Mega jika Mega bukan anak Sukarno, mungkinkah dia dengan kemampuannya sekarang ini menjadi pemimpin bangsa??? Mungkin saja bagi negara yang semua rakyatnya buta dan dia sendiri yang melek..hmitu bisa jadi oppss sorry mbak Mega, kritikku keterlaluan, habis anda juga keterlaluan sih. Kalau Mega jadi presiden gue kena cekal nggak ya Salam hangat Yuni On Sat, 5 Jun 1999, A. Syamil wrote: Salam Permias, Saya sampaikan berita dari Surabaya Pos. Selamat menyimak. Jabat erat, Ahmad Syamil Toledo, OH * Melihat Indonesia di Tangan Mega PERCAYA atau tidak, banyak orang mulai bertanya begini: "Bagaimana ya nantinya Indonesia di tangan Mega?" Pertanyaan ini tidak saja muncul dari luar kandang PDI Perjuangan (PDI-P), tapi juga dari para pejuang banteng sendiri. Mengapa? Tentu saja karena Mega adalah kandidat presiden yang paling diperhitungkan saat ini, dibanding Wiranto, Amien Rais, atau Gus Dur sekalipun. Satu lagi --ini yang mengkhawatirkan--, lantaran konflik internal yang dahsyat sekaligus ultrapelik di tubuh banteng bermulut putih itu disinyalir juga bakal berimbas pada keutuhan bangsa ini. Itu sebabnya, nasib Indonesia dan PDI-P sendiri bakal juga ditentukan performance pribadi serta politik Mega. Apa maksudnya? DALAM sebuah percakapan di kafe hotel berbintang, seorang pengurus teras PDI-P sempat berkeluh kesah kepada Surabaya Post. Kata salah satu tokoh penting PDI-P ini, Mega sekarang sudah berubah, tak seperti dulu lagi. Putri Bung Karno ini mengambil jarak dengan banyak orang, bahkan yang dulu mendukungnya mati-matian dengan risiko darah bahkan nyawa. "Saya dulu bebas masuk ke ruangan Mbak Mega. Ya makan bersama, ngomong-ngomong enak. Jadi enak saja kalau mau ketemu Mbak Mega. Tapi sekarang? Ibaratnya, makan semeja saja sudah nggak bisa," ujarnya mengudar keluh. Keluhan serupa juga datang dari seorang kader PDI-P Surabaya, yang dua pekan lalu berangkat ke Jakarta hendak menjumpai pemimpin besarnya. Tapi apa mau dikata, di sekitar Mega ternyata berdiri pagar protokoler nan kukuh-ketat. "Begitu nyampai di kantor, saya dicegat orang DPP. Saya tidak diizinkan bertemu Ibu Mega. Katanya, pesan cukup disampaikan lewat dia...," ujarnya. Walhasil, sang kader musti menelan kecewa. Dia harus balik ke Surabaya tanpa sempat sedetik pun bertemu Mega. "Kok begitu ya? Perasaan, Ibu Mega dulu ndak begitu?" katanya lagi dengan nada tanya. Ada apa memangnya dengan Mega? Sebetulnya ini sudah rahasia umum dan terbeber jelas di media massa: bahwa kandang banteng perjuangan itu tengah gelisah oleh konflik internal. Sudah banyak terdengar bagaimana Mega dikepung beragam kubu yang diciptakan para pengikutnya. Sudah menjadi cerita lama pula bagaimana sang suami, Taufik Kiemas, amat ketat mengawal segenap kebijakan Mega. Begitu pula pertarungan klik Taufik dengan kelompok Haryanto Taslam, Soetardjo Soerjogoeritno, dan kelompok ITB (Laksamana Sukardi dan kawan-kawan). Belum lagi "pertarungan tradisional" unsur PNI dan Parkindo akibat tak tuntasnya fusi. Dan belakangan, seiring keputusan Mega mengibarkan PDI-P sebagai partai terbuka dan kebutuhan partai akan SDM yang siap pakai, datanglah rombongan pensiunan tenta
Re: [Re: Melihat Indonesia di Tangan Mega]
Saya masih belum mengerti dengan arti dari "Mega bukanlah manajer konflik yang baik" dari ucapan bapak Eep S. Mungkin bung Jaya, atau bung Hadeer atau bang Blucer atau bang Irwan, atau bung BriDwan atau bang Madhan atau mbak Yuni ataupun teman milis dapat menjelaskannya... :-) jabat erat FRAREV SITORUS On Mon, 7 Jun 1999, yuni windarti wrote: Saya turut berduka dengan kondisi Indonesia, setelah membaca berita di bawah ini. Ini jelas-jelas bukti yang menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat Indonesia masih buta akan politik, mereka belum bisa membaca apa yang terjadi sebenarnya. Saa menyadari rakyat kita masih banyak yang berpendidikan rendah sehingga belum mampu berpikir panjang kecuali lebih banyak terpengaruh oleh nama besar seseorang. Saya tidak berani menyalahkan rakyat kalau sampai kondisi tidak berubah atatu memburuk dalam 5 tahun ini, tetapi Mega dan pengikutnya lah yang patut diseret kepengadilan (kalau ada pengadilan politik he..he..) karena mereka memberikan harapan yang palsu. Saya kira kegigihan Mega untuk menjadi Presiden tidak berlandaskan keinginginannya untuk kemakmuran banga atau untuk demokrasi, akan tetapi untuk membalas dendam suharto atas perlakuan yang diterima oleh bapaknya Sukarno. Kebetulan Suharto bertindak negatif terhadap bangsa Indonesia maka Mega mendapat angin. Semoga rakyat segera terbuka matanya dan dapat melihat sosok apa yang sebenarnya bersembunyi dibalik kesahajaan (menurut orang PDIP) saha maha besar Mega. Saya tidak pernah bisa membayangkan apa jadinya Mega jika Mega bukan anak Sukarno, mungkinkah dia dengan kemampuannya sekarang ini menjadi pemimpin bangsa??? Mungkin saja bagi negara yang semua rakyatnya buta dan dia sendiri yang melek..hmitu bisa jadi oppss sorry mbak Mega, kritikku keterlaluan, habis anda juga keterlaluan sih. Kalau Mega jadi presiden gue kena cekal nggak ya Salam hangat Yuni On Sat, 5 Jun 1999, A. Syamil wrote: Salam Permias, Saya sampaikan berita dari Surabaya Pos. Selamat menyimak. Jabat erat, Ahmad Syamil Toledo, OH * Melihat Indonesia di Tangan Mega PERCAYA atau tidak, banyak orang mulai bertanya begini: "Bagaimana ya nantinya Indonesia di tangan Mega?" Pertanyaan ini tidak saja muncul dari luar kandang PDI Perjuangan (PDI-P), tapi juga dari para pejuang banteng sendiri. Mengapa? Tentu saja karena Mega adalah kandidat presiden yang paling diperhitungkan saat ini, dibanding Wiranto, Amien Rais, atau Gus Dur sekalipun. Satu lagi --ini yang mengkhawatirkan--, lantaran konflik internal yang dahsyat sekaligus ultrapelik di tubuh banteng bermulut putih itu disinyalir juga bakal berimbas pada keutuhan bangsa ini. Itu sebabnya, nasib Indonesia dan PDI-P sendiri bakal juga ditentukan performance pribadi serta politik Mega. Apa maksudnya? DALAM sebuah percakapan di kafe hotel berbintang, seorang pengurus teras PDI-P sempat berkeluh kesah kepada Surabaya Post. Kata salah satu tokoh penting PDI-P ini, Mega sekarang sudah berubah, tak seperti dulu lagi. Putri Bung Karno ini mengambil jarak dengan banyak orang, bahkan yang dulu mendukungnya mati-matian dengan risiko darah bahkan nyawa. "Saya dulu bebas masuk ke ruangan Mbak Mega. Ya makan bersama, ngomong-ngomong enak. Jadi enak saja kalau mau ketemu Mbak Mega. Tapi sekarang? Ibaratnya, makan semeja saja sudah nggak bisa," ujarnya mengudar keluh. Keluhan serupa juga datang dari seorang kader PDI-P Surabaya, yang dua pekan lalu berangkat ke Jakarta hendak menjumpai pemimpin besarnya. Tapi apa mau dikata, di sekitar Mega ternyata berdiri pagar protokoler nan kukuh-ketat. "Begitu nyampai di kantor, saya dicegat orang DPP. Saya tidak diizinkan bertemu Ibu Mega. Katanya, pesan cukup disampaikan lewat dia...," ujarnya. Walhasil, sang kader musti menelan kecewa. Dia harus balik ke Surabaya tanpa sempat sedetik pun bertemu Mega. "Kok begitu ya? Perasaan, Ibu Mega dulu ndak begitu?" katanya lagi dengan nada tanya. Ada apa memangnya dengan Mega? Sebetulnya ini sudah rahasia umum dan terbeber jelas di media massa: bahwa kandang banteng perjuangan itu tengah gelisah oleh konflik internal. Sudah banyak terdengar bagaimana Mega dikepung beragam kubu yang diciptakan para pengikutnya. Sudah menjadi cerita lama pula bagaimana sang suami, Taufik Kiemas, amat ketat mengawal segenap kebijakan Mega. Begitu pula pertarungan klik Taufik dengan kelompok Haryanto Taslam, Soetardjo Soerjogoeritno, dan kelompok ITB (Laksamana Sukardi dan kawan-kawan). Belum lagi "pertarungan tradisional" unsur PNI dan Parkindo akibat tak tuntasnya fusi. Dan belakangan, se
Re: Intermezzo : Pemenang PEMILU tahun 2004 dan Tahun 2009
Ha ha ha. :- On Wed, 9 Jun 1999, Nasrullah Idris wrote: Siapakah pemenang PEMILU tahun 2004 atau tahun 2009 di Indonesia ? Bisa saja "PARTAI DEMOKRASI GOLKAR PERJUANGAN" (PDG PERJUANGAN) pimpinan Mbak Tutut. Bisa saja kan ? Ha ha ha ha ha Salam, Nasrullah Idris
Mega bukanlah Manajer konflik yang baik(?) (fwd)
Saya masih belum mengerti dengan arti dari "Mega bukanlah manajer konflik yang baik" dari ucapan bapak Eep S. Mungkin bung Jaya, atau bung Hadeer atau bang Blucer atau bang Irwan, atau bang Ari Tarigan atau bung BriDwan atau bang Madhan atau mbak Yuni ataupun teman milis dapat menjelaskannya... :-) jabat erat FRAREV SITORUS On Mon, 7 Jun 1999, yuni windarti wrote: Saya turut berduka dengan kondisi Indonesia, setelah membaca berita di bawah ini. Ini jelas-jelas bukti yang menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat Indonesia masih buta akan politik, mereka belum bisa membaca apa yang terjadi sebenarnya. Saa menyadari rakyat kita masih banyak yang berpendidikan rendah sehingga belum mampu berpikir panjang kecuali lebih banyak terpengaruh oleh nama besar seseorang. Saya tidak berani menyalahkan rakyat kalau sampai kondisi tidak berubah atatu memburuk dalam 5 tahun ini, tetapi Mega dan pengikutnya lah yang patut diseret kepengadilan (kalau ada pengadilan politik he..he..) karena mereka memberikan harapan yang palsu. Saya kira kegigihan Mega untuk menjadi Presiden tidak berlandaskan keinginginannya untuk kemakmuran banga atau untuk demokrasi, akan tetapi untuk membalas dendam suharto atas perlakuan yang diterima oleh bapaknya Sukarno. Kebetulan Suharto bertindak negatif terhadap bangsa Indonesia maka Mega mendapat angin. Semoga rakyat segera terbuka matanya dan dapat melihat sosok apa yang sebenarnya bersembunyi dibalik kesahajaan (menurut orang PDIP) saha maha besar Mega. Saya tidak pernah bisa membayangkan apa jadinya Mega jika Mega bukan anak Sukarno, mungkinkah dia dengan kemampuannya sekarang ini menjadi pemimpin bangsa??? Mungkin saja bagi negara yang semua rakyatnya buta dan dia sendiri yang melek..hmitu bisa jadi oppss sorry mbak Mega, kritikku keterlaluan, habis anda juga keterlaluan sih. Kalau Mega jadi presiden gue kena cekal nggak ya Salam hangat Yuni On Sat, 5 Jun 1999, A. Syamil wrote: Salam Permias, Saya sampaikan berita dari Surabaya Pos. Selamat menyimak. Jabat erat, Ahmad Syamil Toledo, OH * Melihat Indonesia di Tangan Mega PERCAYA atau tidak, banyak orang mulai bertanya begini: "Bagaimana ya nantinya Indonesia di tangan Mega?" Pertanyaan ini tidak saja muncul dari luar kandang PDI Perjuangan (PDI-P), tapi juga dari para pejuang banteng sendiri. Mengapa? Tentu saja karena Mega adalah kandidat presiden yang paling diperhitungkan saat ini, dibanding Wiranto, Amien Rais, atau Gus Dur sekalipun. Satu lagi --ini yang mengkhawatirkan--, lantaran konflik internal yang dahsyat sekaligus ultrapelik di tubuh banteng bermulut putih itu disinyalir juga bakal berimbas pada keutuhan bangsa ini. Itu sebabnya, nasib Indonesia dan PDI-P sendiri bakal juga ditentukan performance pribadi serta politik Mega. Apa maksudnya? DALAM sebuah percakapan di kafe hotel berbintang, seorang pengurus teras PDI-P sempat berkeluh kesah kepada Surabaya Post. Kata salah satu tokoh penting PDI-P ini, Mega sekarang sudah berubah, tak seperti dulu lagi. Putri Bung Karno ini mengambil jarak dengan banyak orang, bahkan yang dulu mendukungnya mati-matian dengan risiko darah bahkan nyawa. "Saya dulu bebas masuk ke ruangan Mbak Mega. Ya makan bersama, ngomong-ngomong enak. Jadi enak saja kalau mau ketemu Mbak Mega. Tapi sekarang? Ibaratnya, makan semeja saja sudah nggak bisa," ujarnya mengudar keluh. Keluhan serupa juga datang dari seorang kader PDI-P Surabaya, yang dua pekan lalu berangkat ke Jakarta hendak menjumpai pemimpin besarnya. Tapi apa mau dikata, di sekitar Mega ternyata berdiri pagar protokoler nan kukuh-ketat. "Begitu nyampai di kantor, saya dicegat orang DPP. Saya tidak diizinkan bertemu Ibu Mega. Katanya, pesan cukup disampaikan lewat dia...," ujarnya. Walhasil, sang kader musti menelan kecewa. Dia harus balik ke Surabaya tanpa sempat sedetik pun bertemu Mega. "Kok begitu ya? Perasaan, Ibu Mega dulu ndak begitu?" katanya lagi dengan nada tanya. Ada apa memangnya dengan Mega? Sebetulnya ini sudah rahasia umum dan terbeber jelas di media massa: bahwa kandang banteng perjuangan itu tengah gelisah oleh konflik internal. Sudah banyak terdengar bagaimana Mega dikepung beragam kubu yang diciptakan para pengikutnya. Sudah menjadi cerita lama pula bagaimana sang suami, Taufik Kiemas, amat ketat mengawal segenap kebijakan Mega. Begitu pula pertarungan klik Taufik dengan kelompok Haryanto Taslam, Soetardjo Soerjogoeritno, dan kelompok ITB (Laksamana Sukardi dan kawan-kawan). Belum lagi "pertarungan tradisional" unsur PNI dan Parkindo akibat tak tuntasnya fusi.
Benarkah???
Benarkah PDIP partai pro-statusquo?Mengapa? :-) jabat erat FRAREV SITORUS
Mega bukanlah manager konflik yang baik (?)
Bagaimana nih bang ARI TARIGAN dan bang SAUT SAGALA...? jabat erat FRAREV SITORUS
Re: Benarkah???
On Wed, 9 Jun 1999, Hadeer wrote: # Benarkah ? menurut anda sendiri bagaimana ? Anda duluan dech kasih # komentarnya Saya kan mau menanyakan paradigma dari bung Hadeer mengenai tanggapan dari pak Eep S. tersebut...? # Nanti kalau saya yang ngomong duluan dibilang sok tahu dan sok pinter, # ... takut ah dicap seperti itu , :-))) # Senyum manis :-) # Hadeer # Ps. #Pertanyaan ini udah dari dulu pengen saya tanya, yaitu kenapa salam # akhirnya ada yang suka pakai Jabat Erat # Karena saya orang nya suka menjaga kebersihan sich.. jadi kalau mau #jabat erat atau jabat tangan saya harus 100% yakin orang yang saya #jabat Terima kasih atas sarannya bung...*Saya lagi cuci tangan * # tangannya itu bersih . # Dari pada jabat mendingan senyum aja kali ya :-) ... :-) jabat erat FRAREV SITORUS -- From: Frarev Sitorus Subject: Benarkah??? Date: 09 Juni 1999 11:10 Benarkah PDIP partai pro-statusquo?Mengapa? :-) jabat erat FRAREV SITORUS
Re: Jangan bersenang dulu
Perjuangan Kita tidak hanya sampai disini buat Negara Kita tercinta. Salam KT On Tue, 8 Jun 1999, bRidWaN wrote: Iya Lae:) Cuma koq saya hampir yakin bahwa PDIP kali ini akan menang... Ini perhitungan jam 07.15.12 WIB : PDIP = 95.687 PKB= 57.492 Golkar = 30.899 PPP= 12.886 PAN= 11.162 Semoga Koalisi akan meraih MAYORITAS suara !! Salam, bRidWaN At 03:36 PM 6/7/99 EDT, Irwan Ariston Napitupulu wrote: Jangan bersenang dulu, hasil perhitungan suara masih jauh dari pemberian gambaran hasil akhir. Saya memang awalnya sempat lega juga mendengar PDIP menang diberbagai tempat, tapi setelah mengikuti laporan resmi yg ternyata totalnya masih sedikit, baru 55,006 dari lebih 100 juta suara yg diharapkan masuk. Sampai jam 1:15 WIB: PDIP 28,827 PKB 10,256 Golkar 9,043 PPP 4,716 PAN 2,164 Total=55,006 Karena masih sedikit karenanya sangat besar kemungkinan terjadi pergeseran2 kedudukan di atas. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Melihat Indonesia di Tangan Mega
PEACE "Mari Kita Perjuangkan Masa Depan INDONESIA" salam FRAREV SITORUS On Sat, 5 Jun 1999, A. Syamil wrote: Salam Permias, Saya sampaikan berita dari Surabaya Pos. Selamat menyimak. Jabat erat, Ahmad Syamil Toledo, OH * Melihat Indonesia di Tangan Mega PERCAYA atau tidak, banyak orang mulai bertanya begini: "Bagaimana ya nantinya Indonesia di tangan Mega?" Pertanyaan ini tidak saja muncul dari luar kandang PDI Perjuangan (PDI-P), tapi juga dari para pejuang banteng sendiri. Mengapa? Tentu saja karena Mega adalah kandidat presiden yang paling diperhitungkan saat ini, dibanding Wiranto, Amien Rais, atau Gus Dur sekalipun. Satu lagi --ini yang mengkhawatirkan--, lantaran konflik internal yang dahsyat sekaligus ultrapelik di tubuh banteng bermulut putih itu disinyalir juga bakal berimbas pada keutuhan bangsa ini. Itu sebabnya, nasib Indonesia dan PDI-P sendiri bakal juga ditentukan performance pribadi serta politik Mega. Apa maksudnya? DALAM sebuah percakapan di kafe hotel berbintang, seorang pengurus teras PDI-P sempat berkeluh kesah kepada Surabaya Post. Kata salah satu tokoh penting PDI-P ini, Mega sekarang sudah berubah, tak seperti dulu lagi. Putri Bung Karno ini mengambil jarak dengan banyak orang, bahkan yang dulu mendukungnya mati-matian dengan risiko darah bahkan nyawa. "Saya dulu bebas masuk ke ruangan Mbak Mega. Ya makan bersama, ngomong-ngomong enak. Jadi enak saja kalau mau ketemu Mbak Mega. Tapi sekarang? Ibaratnya, makan semeja saja sudah nggak bisa," ujarnya mengudar keluh. Keluhan serupa juga datang dari seorang kader PDI-P Surabaya, yang dua pekan lalu berangkat ke Jakarta hendak menjumpai pemimpin besarnya. Tapi apa mau dikata, di sekitar Mega ternyata berdiri pagar protokoler nan kukuh-ketat. "Begitu nyampai di kantor, saya dicegat orang DPP. Saya tidak diizinkan bertemu Ibu Mega. Katanya, pesan cukup disampaikan lewat dia...," ujarnya. Walhasil, sang kader musti menelan kecewa. Dia harus balik ke Surabaya tanpa sempat sedetik pun bertemu Mega. "Kok begitu ya? Perasaan, Ibu Mega dulu ndak begitu?" katanya lagi dengan nada tanya. Ada apa memangnya dengan Mega? Sebetulnya ini sudah rahasia umum dan terbeber jelas di media massa: bahwa kandang banteng perjuangan itu tengah gelisah oleh konflik internal. Sudah banyak terdengar bagaimana Mega dikepung beragam kubu yang diciptakan para pengikutnya. Sudah menjadi cerita lama pula bagaimana sang suami, Taufik Kiemas, amat ketat mengawal segenap kebijakan Mega. Begitu pula pertarungan klik Taufik dengan kelompok Haryanto Taslam, Soetardjo Soerjogoeritno, dan kelompok ITB (Laksamana Sukardi dan kawan-kawan). Belum lagi "pertarungan tradisional" unsur PNI dan Parkindo akibat tak tuntasnya fusi. Dan belakangan, seiring keputusan Mega mengibarkan PDI-P sebagai partai terbuka dan kebutuhan partai akan SDM yang siap pakai, datanglah rombongan pensiunan tentara dan bekas Golkar. Kedatangan para mantan pendukung gigih Orde Baru itu membuat kandang PDI-P kian pengap. Apalagi, kafilah terakhir ini --yang dimotori Mayjen Purn Theo Sjafei, Brigjen Purn Sembiring Meliala, Jakob Tobing, dan Prof Dimyati Hartono-- dinilai sukses mempengaruhi Mega, sampai-sampai geng Taufik sendiri nyap-nyap. Kubu-kubu itu saling berebut pengaruh ke Mega. Dan repotnya, seperti diungkapkan pakar politik dari UI, Eep Syaefulloh Fatah, Mega bukanlah manajer konflik yang baik. Maka, jadilah Mega terpencil kesepian di tengah pusaran konflik para pengikutnya. "Akibatnya ya itu, Mbak Mega jadi menjaga jarak dengan semua pihak. Sekarang ini, yang diajak omong Ibu Mega cuma Kwik Kian Gie, karena dia dinilai paling netral dan jernih. Nggak punya ambisi apa pun, kepingin jadi menteri saja tidak, apalagi cuma caleg," kata kader PDI-P yang tak mau disebut namanya. Ini diperparah oleh gaya masing-masing kubu yang di mana-mana mengklaim paling dekat dengan Mega. "Mereka memagari Ibu Mega sedemikian ketat, sehingga kami-kami ini nggak bisa lagi leluasa bertemu beliau," ujar kader itu lagi. Pertarungan Intern Yang jadi persoalan, menjelang proses pemilu --terutama masa penyusunan caleg-- pertempuran itu menjadi kian sengit dan cenderung susah dikontrol. Masing-masing kubu, melalui kaki tangannya di daerah-daerah, saling melakukan gerilya dalam penentuan caleg. Tak heran kalau kemudian meruyak banyak protes dari daerah. Sebabnya macam-macam, tapi menjurus ke satu arah: distribusi kue kekuasaan yang tak merata dan cenderung meninggalkan kader-kader lama yang
Re: FW : [imaam] Dari Buku Tamu ICMI Web (1)
PEACE Saya bukanlah seorang umat KRISTEN yang taat, tetapi posting itu membuat Saya semakin bodoh jika ayat ALKITAB itu dipakai untuk politik pragtis yang salah. Mengapa Saya mengatakan untuk menjelajah terus pengetahuan Supaya yang menulis dan Saya tidak terus saja membenarkan yang salah, walaupun Saya dan si penulis tau bahwasanya salah. Mungkin jawaban Saya ini kurang berarti, tetapi Saya tidak akan mengulangi sikap Saya yang masih membenarkan prinsip Saya daripada prinsip orang lain. "INDONESIA KITA TERCINTA" :-))) Jabat erat FRAREV SITORUS On Sat, 5 Jun 1999, FNU Brawijaya wrote: Hehehe. lalu saran anda yg berkenaan dengan isu yg dibawa apa sih? Ini kalo ane bole tahu. Mangsude supaya orang terus meng-explore pengetahuan gitu? Mengapa pula anda bisa menarik kesimpulan bahwa si penulis hanya mengetahui kitab-nya secara sepenggal-penggal? Dengan menyatakan seperti itu, anda telah meng-imply bahwa pengetahuan anda lebih baik (sedikit atau banyak) dari si penulis posting tsb. Bila memang begitu, apa pendapat anda? - Al Quran memang memuatnya? - Bible memang memuatnya? - Apakah Al Quran menjelaskan tentang kepemimpinan di ayat-ayat yg lain? - Apakah Bible menjelaskan tentang kepemimpinan di ayat-ayat yg lain? - Apakah dapat ditarik kesimpulan bahwa Al Quran melarang wanita menjadi pemimpin? - Apakah dapat ditarik kesimpulan bahwa Bible melarang wanita menjadi pemimpin? - Ataukah keduanya atau salah satu dari kitab memberikan PRIORITAS kepada pria menjadi pemimpin? - Bila memang demikian, lalu apa suggestion anda? Meninggalkan kedua kitab tsb? - Bila memang demikian, apakah anda suggest agar ilmu pengetahuan overrule kitab? - Ilmu pengetahuan yg mana yg pas untuk mempelajarinya? - Berapa tahun batas minimum mempelajari kitab suci agar dapat dianggap mampu memahaminya, dan dianggap tidak menerapkan budaya instant? - Mengapa pula dapat ditarik kesimpulan bahwa budaya instant adalah produk rejim sebelumnya? Lalu rejim yg mana? ORLA atau ORBA? Atau warisan Jepang atau Belanda? Atau memang ini budaya asli kita? Atau bahkan sebetulnya ini bukan budaya kita? Bukankah cara deduksi anda ini yang justru merupakan buaya, eh, pencerminan budaya instant? Mungkin dengan menjawab pertanyaan ini kita akan paham dengan issue yg dibawa oleh si empunya original posting. Ane sendiri udeh bosen beropini, pengen lihat opini orang aja ah '---- Frarev Sitorus wrote: Dari posting ini, saya tidak tau dari mana asalnya, Saya menjadi ingat akan definisi sikap Proaktif oleh STEPHEN R. COVEY, bahwa sikap yang proaktif yaitu sikap yang dapat menciptakan alternatif solusi dan memilihnya kemudian. Sikap yang reaktif merupakan sikap manusia yang tidak efektif menurut dia. Dimana solusi yang diberikan ditentukan oleh situasi lingkungan di luarnya atau dari luar ke dalam. Jadi, kalau dibilang orang " Kamu orang yang tidak bebas" ( cermin sosial ) maka orang yang reaktif pun menerima pendapat itu sehingga membuat dia tidak melebihi dari sifat binatang, bukan sifat manusia yang dianugerahi oleh SANG PENCIPTA. Kelebihan manusia dari binatang adalah kemampuan manusia untuk memandang atau "melihat" diri dia sendiri, sebelum melihat diri orang lain. Manusia yang proaktif adalah manusia yang mempunyai visi pribadi yang bermula dari dalam ke luar, bukan dari luar ke dalam. Untuk itu, Saya memberi saran kepada yang mengirim posting itu untuk terus menjelajah pengetahuan yang telah disediakan oleh TUHAN. Apakah manusia yang tertindas karena dia sudah ditakdirkan tertindas? Tidak, karena manusia itu sendiri yang memberikan kepada manusia lain untuk menindas dia. Sama halnya, dengan membandingkan kitab suci yang berbeda dan menghubungkannya dengan dunia realita bukanlah dengan waktu yang singkat, bahkan bertahun -tahun. Apalagi memahami kedua kitab hanya dengan sepenggal - sepenggal. Budaya ini adalah bukan kesalahan siapa - siapa , melainkan kesalahan terdahulu yang menaburkan budaya "INSTAN". "Berikanlah yang terbaik untuk NEGARA INDONESIA" :-) Jabat erat FRAREV SITORUS On Thu, 3 Jun 1999, Nasrullah Idris wrote: No 59 Tanggal 15-Apr-99 Nama Paulus Hendriyanto E-mail [EMAIL PROTECTED] Alamat Keuskupan Semarang BIBEL QUR'AN TTG KEPEMIMPINAN WANITA. Sebagai seorang Nasrani yang taat, sejak lama saya mendengar kalangan ummat Islam tidak bisa menerima pemimpin mereka bila berasal dari kaum wanita. Dasar mereka (kalangan Islam) adalah Al-Qur'an, yaitu Surat An-Nisaa ayat 34, yang berbunyi :" Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain(wanita)". Tampaknya hal inilah yang menyebabkan Gus Dur mengatakan belum lama ini seperti
Re: Sekali lagi OPOSISI
Bung Jaya, untuk membangun bangsa Kita yang akan datang bukan saja salah satu partai tetapi di tangan seluruh rakyat yang berbeda- beda. Perjuangan Kita belum selesai. Apakah PDI-P membawa Indonesia yang lebih baik? Jabat erat FRAREV SITORUS On Mon, 7 Jun 1999, FNU Brawijaya wrote: Hasil sementara menunjukkan PDI-P memenangkan jumlah perolehan suara. Skenario koalisi yang selama ini kita bayangkan rupanya tidak perlu terjadi. Bila sampai akhir perhitungan ternyata koalisi tidak perlu dibentukpun saya malah gembira, artinya tidak perlu terdapat potensi gontok-gontokan internal. Bikin pembangunan tersendat-sendat mulu Siapapun pemenangnya, saya rasa tidak perlu bersedih, wong memang mau berdemokrasi ya begini ini. AR menyampaikan bahwa bila PAN menang, maka ia akan melibatkan unsur dari partai lain. Kelihatannya bagus ya cuman saya melihat ada drawback yg cukup serius. Ini dapat jadi potensi bahwa tokoh-tokoh yang dari partai lain akan terbebani rasa terima kasih, sehingga oposisi tidak terbentuk. Mungkin AR perlu memikirkan hal ini lagi. Demikian pula bila PDI-P yang menang, saya kira partai lain tidak perlu dilibatkan dalam kabinet. Sebaliknya partai lain dapat menjadi partai oposisi. Dengan demikian jalannya kekuasaan dapat terkontrol. Saya malah merasa aneh bila sudah menang absolut kok pake koalisi segala. Juga mengapa mesti ambil tokoh dari partai lain. Kan ini dapat diartikan sebagai kekurangan resource partai yang bermutu? Atau dapat pula diartikan sebagai usaha melanggengkan kekuasaan kan? Wah, ane sedih ini jagoan ane kalah...payeh Untuk sementara, selamat untuk PDI-P. Sementara lho -- Salam, Jaya -- I disapprove of what you say, but I will defend to death your right to say it. - Voltaire \\\|/// \\ - - // ( @ @ ) oOOo-(_)-oOOo--- FNU Brawijaya Dept of Civil Engineering Rensselaer Polytechnic Institute mailto:[EMAIL PROTECTED] Oooo oooO ( ) ( ) ) / \ ( (_/ \_)
Re: FW : [imaam] Dari Buku Tamu ICMI Web (1)
Dari posting ini, saya tidak tau dari mana asalnya, Saya menjadi ingat akan definisi sikap Proaktif oleh STEPHEN R. COVEY, bahwa sikap yang proaktif yaitu sikap yang dapat menciptakan alternatif solusi dan memilihnya kemudian. Sikap yang reaktif merupakan sikap manusia yang tidak efektif menurut dia. Dimana solusi yang diberikan ditentukan oleh situasi lingkungan di luarnya atau dari luar ke dalam. Jadi, kalau dibilang orang " Kamu orang yang tidak bebas" ( cermin sosial ) maka orang yang reaktif pun menerima pendapat itu sehingga membuat dia tidak melebihi dari sifat binatang, bukan sifat manusia yang dianugerahi oleh SANG PENCIPTA. Kelebihan manusia dari binatang adalah kemampuan manusia untuk memandang atau "melihat" diri dia sendiri, sebelum melihat diri orang lain. Manusia yang proaktif adalah manusia yang mempunyai visi pribadi yang bermula dari dalam ke luar, bukan dari luar ke dalam. Untuk itu, Saya memberi saran kepada yang mengirim posting itu untuk terus menjelajah pengetahuan yang telah disediakan oleh TUHAN. Apakah manusia yang tertindas karena dia sudah ditakdirkan tertindas? Tidak, karena manusia itu sendiri yang memberikan kepada manusia lain untuk menindas dia. Sama halnya, dengan membandingkan kitab suci yang berbeda dan menghubungkannya dengan dunia realita bukanlah dengan waktu yang singkat, bahkan bertahun -tahun. Apalagi memahami kedua kitab hanya dengan sepenggal - sepenggal. Budaya ini adalah bukan kesalahan siapa - siapa , melainkan kesalahan terdahulu yang menaburkan budaya "INSTAN". "Berikanlah yang terbaik untuk NEGARA INDONESIA" :-) Jabat erat FRAREV SITORUS On Thu, 3 Jun 1999, Nasrullah Idris wrote: No 59 Tanggal 15-Apr-99 Nama Paulus Hendriyanto E-mail [EMAIL PROTECTED] Alamat Keuskupan Semarang BIBEL QUR'AN TTG KEPEMIMPINAN WANITA. Sebagai seorang Nasrani yang taat, sejak lama saya mendengar kalangan ummat Islam tidak bisa menerima pemimpin mereka bila berasal dari kaum wanita. Dasar mereka (kalangan Islam) adalah Al-Qur'an, yaitu Surat An-Nisaa ayat 34, yang berbunyi :" Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain(wanita)". Tampaknya hal inilah yang menyebabkan Gus Dur mengatakan belum lama ini seperti pernah dikutip Asia Week, bahwa sulit bagi Megawati untuk bisa diterima kalangan muslim kalau dia memaksakan diri untuk menjadi Presiden kelak. Seandainya yang naik adalah Guntur, kakak laki-laki mba Mega, saya rasa mereka tak berkeberatan untuk mendukungnya. Bagaimana dengan Iman-Kristiani? Ternyata Kitab BIBEL memerintahkan hal yang senada dengan Qur'an, yaitu menolak wanita bila dijadikan pemimpin dikalangan ummat ummatnya. Dasarnya adalah Kitab Perjanjian Baru yang dicantumkan dalam Kitab BIBEL : I Timothius 2 :12 yang berbunyi : "Tiada Aku mengizinkan seorang perempuan mengajar atau MEMERINTAH atas laki-laki, (tetapi) hendaklah ia berdiam diri". Dengan keterangan Al-Kitab ini menjadi jelaslah bagi kalangan ummat Nasrani, bahwa Tuhan Yesus dan Tuhan Bapak melalui firman-Nya telah melarang ummat-Nya untuk mengangkat wanita sebagai pemimpin untuk memerintah mereka. Ayat ini juga otomatis menjadi pedoman yang jelas bagi ummat Nasrani, bahwa ajaran iman mereka menolak bila wanita dijadikan pemimpin ummat, siapapun dia dan darimana pun datangnya. Oleh sebab itu sangat musykil bagi kami (ummat Nasrani) menerima kalau wanita dijadikan pemimpin Bangsa Indonesia untuk kalangan ummat Nasrani, karena kalau menerima beliau sama saja kami durhaka atau kafir dengan perintah Tuhan. Dan kami sangat menyadari betapa besarnya dosa bila ummat Nasrani mendurhakai perintah-Nya itu. Dengan pandangan keimanan yang diberitakan Al-Kitab untuk ummat Nasrani dan Al-Qur'an untuk kalangan muslim, berarti secara statistik ummat beragama di negeri ini mayoritas menolak bila wanita diangkat sebagai pimpinan mereka (bukankah ada 85 persen muslim plus 10 persen nasrani di Indonesia sekarang ini?). Bila ada ummat Nasrani ataupun ummat Islam yang tetap setuju bila pemimpin mereka diambilkan dari kalangan wanita, berarti mereka tidak memahami betul akan hakikat iman dan isi Kitab sucinya yang seharusnya mereka pedomani. Dalam hal sudah menjadi tugas dan tanggung-jawab kaum Rokhaniawan untuk menyadarkan ummatnya masing-masing, sebab mereka kelak pasti diminta pertangungan jawab oleh Tuhan akan kesungguhan mereka membawa domba-domba mereka ke arah jalan Tuhan Yang Esa. Saran saya untuk DPP PDI Perjuangan sebaiknya anda memperhatikan aspirasi yang berkembang dikalangan bawah ini. Selagi Habibie yang dianggap oleh sebagian kecil elit kekuasaan dan elit massa saja tidak 'legitamed' itu sudah kesulitan menjalankan roda Pemerintahan, apalah lagi kelak bila Bu Megawati dipaksakan naik jadi Presiden, p
Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia
Saya teringat pada saat Saya ketemu dengan Australia Man di kota meDan pada awal 1999 kemarin. Dia memberi pendapat bahwa Negara Indonesia ini mengalami kehancuran hanya dengan agama, sedangkan sebelumnya dia tidak pernah mempunyai alasan seperti itu. MengapaApakah karena bangsa Indonesia ini masih dangkal pengetahuannya??? Apakah karena masa pemerintahan pak Harto selalu melakukan pengekangan terhadap orang beragama???dan masa beliau selalu melakukan penindasan terhadap umat beragama??? Apakah Bangsa Indonesia belum memahami siapa yang disembah??? Saya tidak dapat menjawab pertanyaan mengapa itu, karena Saya berpikir bahwa pada kenyataannya bahwa Saya masih saja menganggap agama Saya adalah benar dibandingkan dengan agama teman Saya yang berbeda. Mengapa Saya memperdebatkan si "agama" tersebut? Bukankah TUHAN, yang Saya dan teman Saya percaya sebagai pribadi yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tanpa memandang dari mana asal Saya dengan teman Saya, jenis kelamin Saya dengan jenis kelamin teman Saya, warna kulit Saya dengan warna kulit teman Saya, atau siapa nama Saya dan nama teman Saya? Apakah TUHAN itu Maha tidak Adil kepada setiap manusia? Apakah TUHAN itu tidak Maha tahu sehingga TUHAN hanya memihak kepada umatnya saja? Akhirnya Saya menjadi malu dan terdiam di depan orang asing itu, terlebih kepada TUHAN dan diri Saya sendiri. Mungkin...Saya dan bung Rosadi maupun bung Efron atau teman2 lainnya dapat memahami arti ini semua. Apakah TUHAN yang menciptakan manusia dengan keillahian-Nya tidak mau memilih manusia lain untuk memimpin manusia lain yang berbeda prinsipnya?:-) Jabat erat FRAREV SITORUS Efron wrote: Bung Rosadi, Bagaimana ya caranya membuktikan seseorang itu Islam tulen atau hanya di KTP? Buat anda memang rada-rada sulit, karena untuk membuktikan apakah seorang itu muslim tulen atau KTP hanya dapat dilakukan dengan mempelajari dan memahami Al-quran dan hadits secara benar. Karena anda seorang nasrani, hal ini tentu sulit untuk dilakukan, tapi tidak untuk rekan muslim yang lain. Makanya saya cukup maklum jika anda memandang semua muslim itu seragam karenanya. Efron wrote: Kalau galahukurnya kegiatan hariannya, Soeharto yang haji itu kurang apa lagi? Semua kewajiban Islam "nyaris" semua dilakukannya. Bisa juga saya bilang beliau melakukannya 100%. Kita tahu juga bahwa rupanya beliau tidak seperti yang kita harapkan. Lalu mesti bagaimana? Kalau sudah beginiyahhanya Tuhan berserta staf-Nya yang tahu. Galahukurnya cuma Al-qur'an dan hadits. Dengan mepelajari dan memahami keduanya secara benar (dengan bimbingan seorang ustadz yang shaleh tentunya), maka insya Allah akan mudah sekali terlihat kualitas seorang muslim.., apakah dia muslim tulen,KTP,atau bahkan munafiq sekalipun. Tentang pak Harto, saya rasa anda berlebihan jika mengatakan beliau telah menjalankan kewajiban Islam 100 %. Yang benar sajalah bung efron, memangnya anda tau apa saja kewajiban Islam yg 100% itu..? Oh ya..., saya cuma ingin tau, apakah dengan mengatakan pak Harto telah menjalankan kewajiban Islam 100% itu berarti anda juga hendak mengatakan kualitas umat islam paling banter hanya akan setara dengan beliau..? karena yang saya tau kan skala 100% itu sudah yang paling tinggi..paling sempurna begitu. Entahlah kalau anda memakai skala 10% dalam perhitungan anda..:-) Soal Allah swt yang paling tau keislaman dan keimanan seseorang, anda memang benar. Tapi jangan lupa, Allah itu maha pengasih dan penyayang, dan telah menurunkan Al-qur'an yang memberikan informasi lengkap yang dibutuhkan manusia agar selamat dunia akherat. Informasi tsb antara lain tentu saja mengenai ciri-ciri muslim tulen(kaffah) yang harus diikuti, dan ciri-ciri muslim KTP dan munafiq yang harus dihindari. Jadi secara tidak langsung kita dapat mengetahui standar penilaian yang dipakai oleh Allah swt melalui Al-qur'an dan contoh tauladan rasulullah saw yang terangkum dalam hadits. Salam, Mohamad Rosadi Virginia __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Fw: .Perspektif PEMILU 07 Juni 1999
PEMILIHAN UMUM 1999 Pemilu sudah dekat, itu sudah jelas, tetapi mengapa masih ada orang yang meragukan soal ke jurdil-annya sehingga masih ada pihak-pihak yang menuntut untuk dibubarkan? Tuntutan demikian memang logis mengingat bahwa Pemilu kali ini diselenggarakan oleh penerus ORBA yang nota bene mempunyai 'vested interest'. Coba bayangkan bahwa pelaksana Pemilu kebanyakan adalah orang-orang dari birokrasi ORBA yang tentu mempunyai keinginan untuk mempertahankan 'status quo' sebab perubahan bagi mereka berarti 'lengser' dan ini tentu mendorong mereka mempertahankan kedudukan dengan segala cara yang masih mungkin. Dari terang di atas memang dapat dimaklumi bahwa harapan akan adanya Pemilu yang jurdil kelihatannya masih di awang-awang. Tetapi, bila kita menyimak lebih lanjut, adakah alternative lain yang lebih baik? Kelihatannya sampai sekarang sekalipun Pemilu masih diragukan kejurdilannya, ini adalah alternative terbaik karena bila tidak kita akan kembali kepada kekacauan dan kita tidak mengetahui apa yang bisa dihasilkan dari kekacauan itu bila tidak ada Pemilu yang sekalipun belum sempurna setidaknya akan memberi nafas baru dalam kehidupan berdemokrasi di Indonesia. 48 Peserta Jumlah peserta yang demikian banyak jelas menambah kepusingan para pemilih karena sekarang tidaklah mudah melakukan pemilihan untuk mencapai tujuan tertentu karena perimbangan suara akan lebih merata sehingga kali ini tidaklah mungkin menghasilkan pemenang mayoritas yang bisa menentukan segala-galanya, tetapi banyaknya partai ada hikmahnya pula yaitu bahwa sekarang dengan tidak adanya suara mayoritas setidak-tidaknya tidak ada golongan yang bisa bertindak sewenang-wenang seperti pada masalalu. Memang tidak mudah untuk memilah-milah mana dari 48 partai itu yang layak dipilih oleh umat Kristen demi mencapai pemerintahan yang adil dan kerukunan rakyat baik dalam hal bernegara, berbangsa, beragama maupun bertanah air mengingat bahwa jumlah suku-suku utama di Indonesia juga kira-kira sebanyak jumlah partai yang tidak mungkin dirukunkan begitu saja. Kita melihat bahwa dalam era ORDE baru yang kemudian diikuti dengan ratusan kerusuhan-kerusuhan perkotaan pada sekitar lima tahun terakhir ini yang telah menimbulkan korban puluhan orang diculik atau dibantai, ribuan orang meninggal dunia, puluhan ribu orang terpaksa mengungsi, ratusan ribu etnis cina hengkang ke luar negeri, dan tak terhitung jumlah rakyat yang akhirnya kehilangan tempat tinggal dan pekerjaan, kita dapat mengamati bahwa setidaknya ada enam potensi konflik yang menjadi bom waktu yang kita warisi, yaitu (1) kesenjangan ekonomi, (2) konflik pribumi pendatang, (3) konflik SARA, (4) antipati pada birokrasi, (5) kebuntuan saluran politik, dan (6) maraknya provokator. Jelas pilihan kita harus ditujukan pada partai-partai yang dapat menetralisir potensi-potensi konflik di atas. Kesenjangan Ekonomi Kesenjangan ekonomi yang diakibatkan oleh kepincangan sosial ekonomi akibat perilaku KKN sudah jelas telah menjadi pemicu utama kerusuhan yang terjadi selama ini, karena itu kita perlu melihat partai mana yang kira-kira dapat memberi nafas segar dimana ekonomi tidak dikuasai oleh salah satu kutub tetapi ada perimbangan. Ekonomi konglomerat yang dinikmati puluhan orang sudah jelas telah membuat jutaan orang melarat karena itu kita perlu mencari partai yang mempunyai program yang lebih seimbang, bukan partai yang terlalu berpihak kepada kerakyatan, soalnya bila rakyat diberi wewenang penuh, bisa terjadi pembantaian kelompok ekonomi atas, dan ini mustahil mengingat bahwa sistem ekonomi global tidak mungkin menghilangkan ekonomi konglomerasi. Adalah bijak bila kita menyelidiki partai mana yang bisa senafas dengan ekonomi Alkitab dimana 'yang kaya tidak berkelebihan dan yang miskin tidak berkekurangan' alias ekonomi 'subsidi silang atau kemitraan yang diisi kejujuran dan keadilan.' Konflik Pribumi Pendatang Konflik antara pribumi-pendatang dimana kelompok penduduk pribumi yang sudah turun temurun mendiami suatu daerah merasa terdesak oleh para pendatang yang berasal dari pulau lain yang umumnya lebih unggul dalam berusaha dan bertahan hidup. Konflik yang terjadi di daerah transmigrasi (inga! Inga! Program Transmigrasi asalnya diprakarsai oleh menteri Kristen) sudah mencuat menjadi perang terbuka seperti yang terjadi di Timor (Barat maupun Timur), Kalimantan Barat, Riau, dan Ambon merupakan pengalaman mengerikan yang dialami sebagai ekses program transmigrasi yang kurang difikirkan dengan matang, dan konflik demikian jelas telah mendatangkan korban ratusan orang meninggal dan puluhan ribu pengungsi. Partai manakah yang kira-kira bisa memberi nafas segar dalam pemecahan masalah yang siap meledak kembali dan disusul daerah-daerah lainnya itu? Konflik SARA Di samping kedua masalah di atas, soal konflik Suku-Agama-Ras dan Antar Golongan makin menjadi-jadi dalam beberapa tahun terakhir. Dari kasus konflik pribumi-pendatang di atas
.Perspektif PEMILU 07 Juni 1999
Perspektif PEMILU 07 Juni 1999 Pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden RI ke 2 , H.M. Soeharto menyerahkan jabatannya sebagai presiden RI kepada wakil presiden waktu itu, bapak B.J. Habibie. Pengunduran diri pak Harto dari jabatannya sebagai presiden RI akibat akumulasi krisis multidimensi, baik krisis ekonomi dan krisis kepercayaan kepada pemerintahan saat itu, yang dialami oleh bangsa Indonesia yang berkepanjangan dan juga akinbat desakan rakyat Indonesia supaya beliau mundur ( salah satunya adalah aksi moral mahasiswa di seluruh Indonesia ) Setelah pengunduran diri pak Harto dari jabatan presiden RI, maka diadakanlah SI MPR 1998 untuk mengesahkan Presiden RI sementara yaitu Prof. B.J. Habibie dan juga menyusun agenda Pemilu secepatnya ( yang ditetapkan pada tanggal 07 Juni 1999). Walaupun pak Harto mundur dari jabatannya sebagai presiden RI, dengan alasan bahwa kemundurannya karena kehendak rakyat, dan diganti oleh pak Habibie, mahasiswa Indonesia tetap menuntut tegaknya keadilan hukum di Indonesia. Tuntutan moral mahasiswa yang terutama dan kehendak rakyat Indonesia adalah untuk menegakkan supremasi hukum dengan pembersihan kasus KKN oleh mantan Presiden RI Soeharto dan kroni-kroninya, membuat MPR/DPR hasil Pemilu 1997 harus melakukan reformasi hukum positif di Indonesia. Walaupun keinginan baik dari MPR/DPR untuk mendengar suara rakyat, kejadian kejadian yang mengganggu stabilitas nasional negara Indonesia pada masa pemerintahan Presiden sementara RI Habibie terus mengunjungi tanah air Indonesia, seperti kerusuhan (isu agama) di Kupang dan Ketapang, kerusuhan (isu agama) di Ambon, peristiwa Timor timur, kerusuhan (isu suku dan ras) di Sambas Kalbar, sampai peristiwa berdarah di Aceh baru baru ini dan pertikaian antara massa pendukung partai politik yang ikut serta dalam Pesta Demokrasi Pemilu 07 Juni 1999. Hasil SI MPR 1998 tahun lalu, menghasilkan keputusan bahwa Pemilu ditetapkan pada tanggal 07 Juni 1999 sebagai salah satu jalan yang terbaik dari yang terburuk dalam pemecahan masalah krisis yang berkepanjangan di Indonesia sejak Agustus 1997. Pemilu yang disahkan oleh SI MPR 1998, sebagai keputusan tertinggi di Negara Indonesia, merupakan perwujudan aspirasi rakyat Indonesia yang menghendaki pembaruan atau reformasi dalam segala aspek dan proses legitimasi pemerintahan yang baru di Indonesia untuk mengantar Negara Indonesia, dengan LUBER dan JURDIL, ke pada tempatnya sebagai negara yang berdaulat rakyat penuh dan siap kembali merangkak untuk melangkah dalam persaingan dunia pada Millenium ketiga nanti. Pada saat itu, rakyat Indonesia ada yang asyik merayakan Pemilu 07 Juni 1999 dengan mengikuti kampanye parpol masing masing di lapangan bola hingga jalan raya dengan segala atribut partainya yang berwarna - warni, ada juga yang menolak Pemilu Juni 1999 hanya sebagai bargaining mereka kepada pemerintah dan 48 partai politik yang ada, serta ada yang juga menolak Pemilu Juni 1999 secara konseptual ( cukup radikal menurut Saya ). Pada wacana ini, Saya mengangkat isu aksi mahasiswa yang menentang Pemilu 07 Juni 1999 . Alasan mereka tidak percaya bahwa Pemilu 07 Juni 1999 sebagai solusi atas krisis multidimensi yang saat ini berlangsung di Indonesia. Menurut pendapat mereka, pemilu itu sudah pasti tidak akan jujur dan adil karena diselenggarakan oleh rezim Habibie, yang kelanjutan dari Orde Baru, yang dihasilkan oleh DPR hasil Pemilu 1997. Pernyataan dari sebagian mahasiswa di Indonesia menimbulkan pendapat pendapat dari kalangan masyarakat lainnya yang bertentangan dengan pernyataan mahasiswa tersebut karena alasannya Tolak Pemilu atau boikot Pemilu. Ada yang berpendapat, Bagaimana bisa ganti presiden tanpa diselenggarakan pemilu?; Aksi mahasiswa tersebut sudah tidak murni lagi dari hati nurani mahasiswa, tetapi sudah memerankan kepentingan orang orang yang tidak menghendaki reformasi. Artinya, bahwa pernyataan mahasiswa ini benar benar menolak pemilu secara konsep Tetapi, ada juga yang menolak pemilu dengan sikap membiarkan pemilu berlangsung dengan tidak mengambil sikap menerima atau menolak secara eksplisit dengan sikap menjadi pemantau Pemilu Juni 1999 Di lain pihak, partai politik yang ikut dalam Pemilu Juni 1999 juga sedang asyik mengadakan kampanye akbarnya ke seluruh Indonesia dan debat caleg di sana sini untuk mengembalikan kepercayaan rakyat selama ini dengan segala macam program partai tersebut jika memenangkan Pemilu 07 Juni 1999 . Pesta Demokrasi, hasil SI MPR 1998 yang lalu ,tersebut menjadikan bangsa Indonesia melupakan sejenak akan kesengsaraan bangsa
Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia]
Bung Atar...( maniak Liverpool yah...) kalau soal himbauan MUI ini adalah wajar - wajar saja. Tetapi Saya tidak dapat mengerti dari maksud bung Atar dengan apa2 saja untuk merealisasikan dengan diskusi topik ini yang dilakukan oleh bung Rosadi, MW, bung Irwan, bung Blucer , dkk ( kecuali Saya yang baru nanggapi sekarang ). Jadi, sementara ini Saya hanya dapat membaca saja karena paradigma bung Irwan, bung MW, bung Efron, dan bung Blucer saja sudah dapat mengakomodasi pendapat2 Saya. Gitu lho :-))) VIVA PSMS Frarev Sitorus Setuju Bung RI, mungkin akan lebih menarik jika bung Sitorus, Blucer, Jaya, Pohan, Rosadi, Hadeer(Mbak?) dan anda bisa diskusi en sharing gitu apa-apa saja yang telah dilakukan dalam merealisasikan pemikirannya agar saya yang bingung ini mungkin menjadi tercerahkan. Viva Liverpool Ari Krisna On Thu, 3 Jun 1999, Rama Indrayana wrote: Sudahlah: Bung Sitorus, Joko, Acong, Obet, Acang, dan bung2 lainnya. "Ayo bersatu membangun Indonesia Baru." Bung Irwan, Blucer, Jaya, Stephanie (bung?), Rosadi, Pohan, dll.. "Ayoo, sekolh(kata si Doel lho) RI -- From: Mardhika Wisesa[ Irwan Ariston Napitupulu wrote: MW: Saya rasa memang sudah sewajarnyasetidaknya MUI hanya menghimbau, bukan memaksakan ataupun memerintahkan. Mungkin juga PGI/KWI , Walubi, dan --deleted-
Re: Do-Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia]
PEACE :-))) jabat erat Frarev Sitorus hah? mbak Frarev ? wah, maafkan saya kalau telah memanggil dengan 'bung'...:) At 08:52 AM 6/4/99 +0800, Rama Indrayana wrote: Mangkenye, nyimak dong mbak Frarev VIVA PS Kampung Utan RI -- From: FRAREV SITORUS Subject: Re: Do-Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia] :-o gitu kan Saya kan mengerti...jadi maluu nih.:-))) Jangan marah dong mbak...Saya kan tidak tau... VIVA PSMS KT -Original Message- From: Rama Indrayana Subject: Re: Do-Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia] Ini Sitorus yg lain (habis Sitorus banyak sih), itu lho yg di TV, yg kuenya keinjek terus nangis..., lantas waktu udah gede jadi pengacara Sitorus SH. Sementara si Joko..., terusin sendiri deh. RI -- From: FRAREV SITORUS[SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Friday, June 04, 1999 4:16 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Do-Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia] Lho...lho...tunggu dulu dong mbak IR dan bung Atar...ada diskusi apaan nih :-))) Mosok Saya tidak ikut diskusi soal topik ini..dianggap tau Salam KT Sudahlah: Bung Sitorus, Joko, Acong, Obet, Acang, dan bung2 lainnya. "Ayo bersatu membangun Indonesia Baru." Bung Irwan, Blucer, Jaya, Stephanie (bung?), Rosadi, Pohan, dll.. "Ayoo, sekolh(kata si Doel lho) RI -- From: Mardhika Wisesa[SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Thursday, June 03, 1999 12:02 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia] Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] wrote: MW: Saya rasa memang sudah sewajarnyasetidaknya MUI hanya menghimbau, bukan memaksakan ataupun memerintahkan. Mungkin juga PGI/KWI , Walubi, dan --deleted-
Re: Do-Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia]
Hik...hikk...masak Saya dipanggil mmbak Sorry dong...habisnya saya telmi membaca nama bung Rama sih sorry yah...:- *sedang konsentrasi (melotot monitor) supaya menyimak* jabat erat KT From: Rama Indrayana Date: Thursday, June 03, 1999 5:56 PM Subject: Re: Do-Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia] Mangkenye, nyimak dong mbak Frarev VIVA PS Kampung Utan RI -- From: FRAREV SITORUS Sent: Friday, June 04, 1999 5:15 AM Subject: Re: Do-Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia] :-o gitu kan Saya kan mengerti...jadi maluu nih.:-))) Jangan marah dong mbak...Saya kan tidak tau... VIVA PSMS KT -Original Message- From: Rama Indrayana Subject: Re: Do-Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia] Ini Sitorus yg lain (habis Sitorus banyak sih), itu lho yg di TV, yg kuenya keinjek terus nangis..., lantas waktu udah gede jadi pengacara Sitorus SH. Sementara si Joko..., terusin sendiri deh. RI -- From: FRAREV SITORUS Subject: Do-Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia] Lho...lho...tunggu dulu dong mbak IR dan bung Atar...ada diskusi apaan nih :-))) Mosok Saya tidak ikut diskusi soal topik ini..dianggap tau Salam KT Sudahlah: Bung Sitorus, Joko, Acong, Obet, Acang, dan bung2 lainnya. "Ayo bersatu membangun Indonesia Baru." Bung Irwan, Blucer, Jaya, Stephanie (bung?), Rosadi, Pohan, dll.. "Ayoo, sekolh(kata si Doel lho) RI -- From: Mardhika Wisesa[SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Thursday, June 03, 1999 12:02 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia] Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] wrote: MW: Saya rasa memang sudah sewajarnyasetidaknya MUI hanya menghimbau, bukan memaksakan ataupun memerintahkan. Mungkin juga PGI/KWI , Walubi, dan --deleted-
Re: PEMILU 1999
Saya setuju dengan posting bung bRidWaN bahwa harapan supaya masa Pemilu juni dan Pasca Pemilu nanti berjalan lancar. :-) Walaupun ada tanda - tanda koalisi antara partai baru dengan partai pro-status quo untuk menhadapi koalisi partai - partai reformis yang ada ( seperti PAN, PDIP, PKB, dan PK), Saya sama sekali tidak khawatir. Walaupun peluang perebutan kursi di MPR/DPR oleh partai pro-status quo sangat besar karena UU No.4 1999 yang masih tetap tidak berubah, Saya juga sama sekali tidak khawatir. Tetapi...Saya khawatir jika presiden yang akan datang dari partai pro-status quo maka akibatnya timbul keresahan dari rakyat pendukung partai reformis sendiri karena kemungkinan kemenangan mereka dalam perebutan kursi MPR/DPR sebelum SU MPR 1999 nanti. Mengapa? Karena belum menunjukkan demokrasi yang menjadi paradigma mereka sendiri ( pendukung partai reformis ) dan malah menunjukkan kelemahan partai mereka sendiri serta menunjukkan ketidakpercayaan akan partai reformis yang ada untuk siap berjuang di kursi MPR/DPR dalam mempersiapkan Indonesia 5 tahun lagi. Saya juga khawatir jika rakyat pendukung partai reformis hanya diam saja dengan ketidakadilan yang dilakukan oleh partai status quo ( jika menang ) atau partai reformis karena merupakan partainya. Jadi , Pemilu bukanlah satu-satunya cara keluar dari krisis yang berkepanjangan di Indonesia, melainkan salah satu faktor. Faktor yang terpenting membawa Indonesia lepas dari krisis ini adalah Wawasan kebangsaan masing-masing diri sendiri. SALAM FRAREV SITORUS On Tue, 1 Juni 1999, bRidWaN wrote: Rekan-Rekan Yth., Kampanye putaran ke-3 sudah hampir selesai, dan sebentar lagi Hari-H Pemilu akan tiba, 7 Juni 1999. Harapan kita tentunya agar Pemilu 1999 ini akan berjalan dengan baik, begitu juga Pasca pemilu. Harapan lainnya adalah semoga Koalisi 3 Partai PAN-PDIP-PKB (ditambah dengan Partai susulan lainnya) akan dapat memenangkan Pemilu kali ini. Kekhawatiran yang ada saat ini adalah akan adanya Koalisi Partai-Partai Baru dengan Partai Lama yang pro status-quo. Dan ini kelihatannya makin agak jelas gambarannya tentang Partai Partai mana yang akan berkoalisi dengan Partai Lama. Sebagai seseorang yang baru pertama kali akan mengikuti Pemilu (setelah selama ini menjadi Golput), saya hanyalah dapat berharap agar roda Reformasi yang telah dicanangkan oleh Para Mahasiswa kita sejak tahun 1998 akan dapat digulirkan dengan benar oleh Partai yang pro-reformasi.. Salam, bRidWaN
Do-Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia]
Lho...lho...tunggu dulu dong mbak IR dan bung Atar...ada diskusi apaan nih :-))) Mosok Saya tidak ikut diskusi soal topik ini..dianggap tau Salam KT Sudahlah: Bung Sitorus, Joko, Acong, Obet, Acang, dan bung2 lainnya. "Ayo bersatu membangun Indonesia Baru." Bung Irwan, Blucer, Jaya, Stephanie (bung?), Rosadi, Pohan, dll.. "Ayoo, sekolh(kata si Doel lho) RI -- From: Mardhika Wisesa[SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Thursday, June 03, 1999 12:02 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia] Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] wrote: MW: Saya rasa memang sudah sewajarnyasetidaknya MUI hanya menghimbau, bukan memaksakan ataupun memerintahkan. Mungkin juga PGI/KWI , Walubi, dan --deleted-
Re: Nanya
Kalau beliau, pak KKG, tidak punya akses internet ( apalagi email addressnya ), tetapi kalo mau menghubungi beliau dengan media fax Saya dapat memberikan kepada bung Atar ( Fax: 021-3809705). :-))) Kalo pak AB dapat saja bung tanyakan kepada ibu Yati langsung atau melalui anaknya ( Piti ). OK Viva PSMS Frarev Sitorus Pro teman2 Permias, tau ngga alamat lengkap dan email(pribadi) Kwik Kian Gie (benar ngga tulisannya) dan Dr. Arief Budiman. Terimakasih Viva Liverpool Ari Krisna
Re: [Kompas] Wardah Beberkan Data Money Politics
On Thu, 27 May 1999, Hadeer wrote: Kalau ujung-ujung nya rakyat kecil yang paling untung dan merasakan manfaatnya. NO PROBLEMO. Lha semua orang di negara ini juga maling koq. Kalau negara dimalingin terus uang lari ke rakyat kecil, mah nggak apa-apa. Persoalan utamanya adalah adanya rasa takut kemenangan diraih oleh PDR dan GOLKAR yang dinilai "pihak lain" adalah cara yang tidak jujur. Memang nya "pihak lain" juga jujur? Semuanya kembali ke pembuktian dan rakyat paling bawah tidak perduli.. yang mereka tahu .. mereka dapat manfaatnya. Hadeer KT: Sejauh ini Saya setuju dengan posting bung Hadeer di atas. Karena Saya sendiripun tidak sempurna. :-))) -- From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [Kompas] Wardah Beberkan Data "Money Politics" Date: 27 Mei 1999 11:42 Masih ada lagi yg mau membenarkan tindakan money politics nya PDR dan Golkar? Menurut saya mereka nekat banget, wong Indonesia lagi disorot banget ama dunia internasional, eh masih nekat ngelakuin yg beginian. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: FW: Pimpinan Partai Kita
On Fri, 28 May 1999, Hadeer wrote: Seperti biasa EDPO dengan jargon "Menurut sumber saya" atau "karena saya tahu" tanpa mau menyebut langsung TETAP tidak bisa dijadikan dasar dalam pembenaran pernyataan he...he.. :-) Kalo bankir BUMN perampok terbesar, ..tetap saja Bankir Swasta perampok kan !! Mau dari Bank Golongan A, apalagi B atau C, tidak bisa begitu saja disalurkan ke sebuah partai. Apakah dari kantong pribadi..yang namanya kantong pribadi juga datangnya dari penggalangan uang dari masyarakat sekali lagi masyarakat yang dirampok. KT: lho..lho...tunggu dullluu... Kalo uang kantong pribadi mau para bankir atau penggalang dana parte apapun...bung Hadeer simpulkan merampok masyarakat...? Jangan begitu dong...itu kan hasil penghargaan buat mereka atas karya2nya kan... Jadi, jika semua orang yang menyumbang dana bagi parpolnya disebut juga dengan merampok masyarakat? he...he...hik...hik... :- Saya pernah koq ikut penggalangan dana PDI - P di Hotel Mulia Senayan beberapa bulan yang lalu. Memang benar yang anda bilang mereka adalah para bankir, para usahawan, para bisnisman yang Mayoritas adalah WNI keturunan. Saya yakin pasti Bankir yang anda sebut juga adalah bankir WNI keturunan. Dan kembali lagi terjadi, mungkin sudah kebiasaannya para WNI keturunan untuk selalu mencari aman dengan mendekatkan diri kepada penguasa (baca calon penguasa)... selama mereka dan keluarga nya amannggak peduli orang lain .. bukan salah mereka seluruhnya Begitulah gaya dari PDI P seperti Preman Pasar yang meminta dukungan dana keamanan untuk menjaga pasar supaya tetap aman...:-) Arifin Panigoro, si tersangka Commercial Paper. begitu jadi tersangka langsung bergabung dengan PDI P.ha...ha... kelihatan sekali nyali nya kecil dan pengecut...mau berlindung di balik PDI P ..hehe. :-) .. Hadeer PS : Jangan suka menghina ke pribadi ya, seperti mencla-mencle, nyontek, sombong, fitnah .. nggak baek. itu semua cuma memperjelas siapa ANDA ok ! KT: lho...lho...tunggu dullu emangnya pribadinya bagaimana tuh..? bung/mbak Bung Hadeer ini terlalu mengandalkan perasaaan dibandingkan rasio...masak langsung sakit hati...sedangkan bung/mbak Hadeer sendiri tidak pernah beri identitas jelas di e-mail addressnya. he...ha...hik... salam -- From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: FW: Pimpinan Partai Kita Date: 28 Mei 1999 12:00 Betapa sempitnya pengetahuan Anda ini. Busyet dah! Justru para bankir BUMN itu penyumbang terbesar "perampokan" dana negara dan masyarakat. Lagipula bankir yang saya maksud (karena saya tahu) adalah dari bank golongan A. Bukan dari itu saja dana PDIP, Bung. Kalau Anda tahu sendiri massa PDIP itu banyak sekali (kalau kampanye) darimana dana-dana itu? Tentu saja dari mereka yang berduit yang bukan dari hasil jarahan. Sebut saja Arifin Panigoro, Laksamana Sukardi, de el el. Kalau orang-orang yang anda maksud tentu akan mendanai Golkar dan sempalannya. Makanya kalau ujian jangan kebanyakan nyontek, Bung! Efron
Re: PEMILU
Menurut pandangan anda yang netral dan lugu di bawah ( hi..hi..) dijelaskan bahwa Pemilu nanti pasti jurdil. Bagaimana sih parameter anda bahwa Pemilu itu dikatakan jurdil? Apakah dengan adanya pemantau Pemilu yang independen seperti Forum Rektor, KIPP deelel)? Apakah karena dengan adanya KPU yang independen? Bagaimanapun...sampai sekarang Saya hingga kini belum dapat memahami jelas apa yang namanya itu Pemilu Jurdil dan luber. Terus Saya juga belum dapat mengambil suatu pendapat bahwa pemilu nanti Jurdil maupun tidak. Saya mengambil yang terpenting bahwa saya sebagai salah satu mahasiswa atau pegawai atau siapapun juga harus konsisten terhadap idealisme untuk menuju Indonesia yang demokrasi. Walaupun parte saya yang menang nantinya...Saya akan tetap sebagai salah satu pengontrol parte itu nantinya agar tetap pada "rel"-nya. Saya ngerti bahwa posting anda ini hanya merupakan lelucon belaka. salam :- KT: Bagaimana pun PEMILU nanti jurdil...walaupun Golkar yang menang ...tetap jurdil. viva Liverpool ari
Re: Forkot ( end )
Pada tgl. 21 Mei 1999 siang di Jakarta, KAMMI bersama elemen mahasiswa Se-Jawa mengadakan aksi peringatan setahun reformasi di Kampus UI Salemba. Hadir dan turut berorasi antara lain Ketua Senat UNDIP, Ketua Senat Unair, Sekjen Presidium Mahasiswa Trisakti, Sekjen BEM UI, Presiden BEM UI, presiden BEM UGM, Presiden KM ITB, Ketua Umum KAMMI, Ketua DPM IPB, Ketua Senat IKIP Jakarta, Ketua Senat IKIP Yogyakarta, Ketua Senat STAN, Ketua Senat Universitas Mercubuana Jakarta ( dikutip dari posting yang terdahulu ). Berikut berita dari DETIK: Dimeriahkan ABRI "Prasasti Salemba" Ditandatangani Reporter Rido Sarwono detikcom, Jakarta-Kekuatan reformasi dipastikan akan bertambah kuat. Hal ini ditunjang dengan rencana penandatanganan "Prasasti Salemba" di kampus UI Salemba, Jakarta Pusat, Jum'at (21/05/1999). Penandatanganan prasasti itu sendiri melibatkan sejumlah tokoh pro-reformasi. Dijadwalkan Amien Rais dan Adnan Buyung Nasution akan turut tanda tangan. Akan tetapi AMien Rais membatalkan kedatangannya ke Salemba karena dia sedang kampanye di Kaarawang, Jawa Barat. "Meski tidak bisa datang, Pak Amien titip salam pada kami. Tapi beliau mendukung usaha ini," kata Azis, Presiden Keluarga Mahasiswa ITB, yang juga jadi panitia acara. `Prasasti itu sendiri dikeluarkan sehubungan dengan peringatan satu tahun reformasi dan lengsernya Soeharto. Tidak kurang 3.000 mahasiswa dari berbagai kampus di Jakarta telah kumpul di halaman kampus UI Salemba. Tema yang digelar dalam "perayaan" itu adalah "Satu Tahun Gerakan Reformasi Satukan Visi Selamatkan Reformasi dan Tolak Anarki". Hadir dalam perayaan itu puluhan mahasiswa dari luar Jakarta. Tampak beberapa mahasiswa mengenakan jaket almamater UGM Yogyakarta dan ITB Bandung. Selain mempersiapkan Prasasti Salemba, mahasiswa juga mengevaluasi jalannya reformasi yang genap berusia setahun. Menurut mahasiswa, reformasi saat ini perlu diluruskan, karena tidak sesuai dengan cita-cita semula. Menurut mahasiswa, meluruskan langkah reformasi dengan dua jalan, yaitu dengan mempertegas kembali visi dan arah reformasi sejati dengan agenda yang jelas. Sehingga masyarakat mampu mengenali siapa sesunguhnya yang memperjuangkan reformasi dan yang mempertahankan status quo. Jalan kedua adalah seluruh elemen pro-reformasi harus bersatu menggalang kekuatan bersama mewujudkan cita-cita reformasi dan menghadang kekuatan yang ingin membalikkan kekuatan status quo yang tiranik. Selain itu, mahasiswa juga mengeluarkan Enam Visi Reformasi. Visi itu dianggap sebagai barometer reformasi yang sukses. Enam visi itu adalah: 1. Reformasi ke arah sistem yang demokratis ditandai dengan diakhirinya dwi fungsi ABRI yag melahirkan kekuatan tiranik. 2. Supremasi hukum dikedepankan di atas segala kepentinagn dan kekuasaan. Simbol supremasi hukum adalah dengan diadilinya secara transparan Soeharto dan kroni. 3. Perubahan UUD 45 ke arah yang sesuai dengan kebutuhan jaman dan ini menjadi legitimidasi konstitusional bagi reformasi. 4. Reformasi yang menghasilkan keadilan dan kesejahteraan merata hanya mungkin terwujud dalam otonomi daerah yang seluas-luasnya sehingga rakyat yang terzalimi bisa terpenuhi kebutuhannya. 5. Reformasi diikuti budaya demokrasi yang rasional dan egaliter. Potensi tirani baru mulai dari senjata, uang, intelektual, mitos, massa, harus ditinggalkan. 6. Pengamanan sebagai konsekuensi reformasi harus diikuti pertanggungjawaban seluruh perangkat Orba dan pendukungnya sehingga secara moral, politik, Orba dan reinkarnasinya harus tanggung jawab. Ribuan mahasiswa itu sendiri merencanakan tidak turun ke jalan. Mereka memperingati setahun reformasi dengan menggelar aksi di dalam kampus saja. Selain melakukan orasi-orasi, juga ada pertunjukan seni yang bersifat kritik. ABRI-pun ikut memeriahkan dengan pentas seni. Tapi ABRI ini bukan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Melainkan sekumpulan anak muda yang bernaung dalam Anak jalanan Belakang Rivoli (bioskop di Jl Kramat Raya, 500 meter dari UI Salemba). ABRI yang satu ini mempertunjukkan nyanyian-nyanyian satiris dan puisi-puisi penuh hujatan pada rejim Soeharto. Penonton yang berdesakan pun menyambutnya dengan antusias. Sedang aparat yang berjaga-jaga, tidak terlalu mencolok. Di kawasan itu beberapa kali massa partai yang tengah kampanye melintas. Namun mereka tidak ikut bergabung ke lautan mahasiswa itu. Hak Cipta © detikcom Digital Life 1999 In Association with Amazon.com == Pada saat yang sama juga, aksi mahasiswa yang lain, mahasiswa yang tergabung dalam Forkot dan Famred, dengan aksi berjalan hingga akhirnya dihadang oleh aparat keamanan ( PHH ). Tuntutan dari
Re: Pimpinan Partai Kita
Bagaimana kalau posting ini dibuat untuk menjatuhkan reputasi PAN sendiri alias provokator kelas amatir. :- KT On Thu, 27 May 1999, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote: Perbandingan ini dipastikan dibuat oleh pendukung PAN. Subject:FW: Pimpinan Partai Kita FYI... -- Sent: Thursday, May 27, 1999 2:09 PM Subject: [TF89] Pimpinan Partai Kita Ada yang iseng nih. Mudah2an belum baca. SIAPA PRESIDEN RI KE-4 YANG ANDA PILIH ( PERBANDINGAN ) AMIEN RAIS - MEGAWATI 1.Pendidikan Formal AMIEN RAIS : * S-1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM * Sarjana Muda Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta * S-2 Ilmu Politik University of Notre Dame USA * S-3 (Doktor) Ilmu Politik University of Chicago dengan desertasi tentang "Gerakan Ikhwanul Muslimin Mesir" * Pernah setahun kuliah di Al-Azhar , Kairo (di Departemen Bahasa) MEGAWATI : * SMA 2. Karya Tulis AMIEN RAIS : * "Cakrawala Islam" (1987), "Politik dan Pemerintahan di Timur Tengah", "Tugas Cendekiawan Muslim", "Keajaiban Kekuasaan" (1994), "Moralitas Politik Muhammadiyah" (1995), "Puasa dan Keunggulan Kehidupan Rohani" (1996) MEGAWATI : * Tidak ada 3. Pekerjaan AMIEN RAIS : * Dosen Universitas Gajah Mada (UGM) jurusan Politik (sekaligus sebagai ketua jurusan Hubungan Internasional FISIP UGM) MEGAWATI : *Ibu rumah tangga 4. Organisasi yang membesarkan AMIEN RAIS : *Muhammadiyah *ICMI MEGAWATI * PDI 5. Penghargaan yang pernah didapat AMIEN RAIS : * "Tokoh Reformasi" dari mahasiswa * "Tokoh Tahun Ini" dari majalah Ummat * "Bapak Reformasi Indonesia" dari seniman Yogyakarta * "UII Award" dari Universitas Islam Indonesia * Bintang Mahaputra RI ( namun ditolak ) MEGAWATI : * Tidak ada 6. Golongan yang mendukung AMIEN RAIS : * Semua lapisan masyarakat * Kaum intelektual * Semua agama * Alim ulama * Mahasiswa MEGAWATI : * Kaum sosialis dan kiri baru * Masyarakat non intelektual * Kaum Nasionalis * Kaum sekuler * Luar negeri (Amerika Serikat /USA) 7. Tokoh yang mendampingi AMIEN RAIS : * Prof Dr. Syafi'i Ma'arif * DR. Faisal Basri * Prof. Dawam Rahardjo * Prof. DR. Ir. Muhammadi * A. M. Fatwa * Junus Yahya * Christianto Wibisono MEGAWATI : * Alex Litay * Yakob Nuwawea * Kwik Gian Gie * Laksamana Sukardi * Aberson Malaiholo 8. Kwalitas Keagamaan AMIEN RAIS : * Tamatan pesantren * Menguasai bahasa Arab dan biasa menjadi khotib dan penceramah di masjid-masjid. * Selama 8 tahun selalu puasa Senin-Kamis * Senantiasa sholat malam (tahajud) * Membaca Al-Qur'an setiap hari (Ia selalu membawa Qur'an kecil didalam tasnya) MEGAWATI : * Masyarakat selama ini tidak mengetahui dan melihat kedekatan dan pemahamannya kepada agamanya (Islam). Pernah berdoa di Pura di Bali beberapa waktu lalu. 9. Faktor yang membesarkan AMIEN RAIS : * Kebesaran Muhammadiyah yang dipimpinnya * Kegigihan dan keistiqomahannya beramar-ma'ruf nahi munkar seperti dalam kasus Busang dan Freeport * Keberaniannya mengusulkan dengan lantang agar Soeharto diganti pada saat tokoh-tokoh yang lain diam * Ide-idenya yang selalu berpengaruh terhadap perpolitikan nasional MEGAWATI : * Nama besar ayahnya Soekarno * Dukungan media massa pro Megawati, seperti : Megapos, Inti Jaya, Sentana, Merdeka, Detak, Suara Pembaruan, Aksi, Reformasi, dll. * Kesewenang-wenangan Rezim Soeharto sehingga mendapatkan empati dari masyarakat * Dukungan dana dari luar negeri, terutama Amerika Serikat 10. Peran dalam menumbangkan Soeharto AMIEN RAIS : * Sejak 1993 sudah menyuarakan isu pergantian pimpinan nasional. * Menyatakan bahwa MPR berlaku zalim jika pada sidang umum MPR 1998 tetap memilih Soeharto. * Pidato-pidato politiknya yang "Anti Soeharto" dinilai banyak kalangan sangat berperan dalam mendorong gerakan mahasiswa untuk menggulingan pemerintahan soeharto. Karenanya, mahasiswa menobatkan dirinya sebagai "TOKOH REFORMASI" MEGAWATI : * Sepanjang bergulirnya reformasi banyak pihak yang menilai Mega diam seribu bahasa, hingga seorang tokoh prodemokrasi, Goenawan Mohamad, menilainya mungkin Megawati sudah ketinggalan kereta. Beberapa pengamat juga mengatakan Mega tidak ikut andil dalam menjatuhkan rezimSoeharto. * Alasan yang dipakai oleh Megawati adalah "Diam bukan berarti takut, tapi diam adalah emas" (tepatkah pepatah tsb.?.) 11. Kepribadian AMIEN RAIS : * Tegas dan berani dalam mempertahankan sikapnya (konsisten), (ia menolak ditawarkan menjadi anggota DPR pada masa ORBA) * Sederhana * Cerdas (Ia adalah pakar politik) * Cepat tanggap dan perhatian terhadap masalah bangsa dan rakyat. MEGAWATI : * Banyak kalangan yang menilai Megawati adalah sosok pemimpin yang egois karena pernyataan-pernyataannya hanya untuk kepentingan kelompoknya saja (contoh: memasukkan suami dan ipar sebagai Caleg). *
Re: Pimpinan Partai Kita
Pendukung parte manapun apalagi PDIP, siapapun, tidak akan merespon hal-hal biasa seperti ini karena hanya lelucon. Bung HadeerMenang atau kalah parte saya atau parte anda...bukanlah untuk Saya atau anda semata... :- KT On Thu, 27 May 1999, Hadeer wrote: Saya lagi nunggu versi nya yang dibuat oleh pendukung PDI P nich.. :-) Ayo tunjukan dirimu ... :-) Kalo nggak ada, tinggal kasih ayam betina aja .. Hadeer -- From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Pimpinan Partai Kita Date: 27 Mei 1999 14:58 Perbandingan ini dipastikan dibuat oleh pendukung PAN.
Re: FORKOT
FRAREV SITORUS wrote: (:-o Menurut bung Jaya sendiri...mungkin ngga provokasi tersebut dilakukan oleh bapak aparat yang berseragam pada saat ini ? Wah...lagi buru-buru nih Jawabannya mungkin tapi kecil sekali. Trus bung Jaya ini nonton demo itu kapan saja? saat awal aksi - aksi mahasiswa di Jakarta , masa SU MPR, atau masa menjelang Pemilu sekarang ini? ( sehingga dapat menyimpulkannya dan mengatakan bahwa mahasiswa Forkot dan Famred itu beringas). Jaya wrote: Lewat mimpiweleh...what are you up to? Posting bung Jaya menggambarkan kepada saya bahwa bung Jaya mengerti aksi itu sebenarnya ( langsung dari TKP dan keterangan langsung dari para tertuduh/tersangka...ehmm). Jadi, saya sebagai orang awam mau minta tau nih...1. apa alasan dan tujuan aksi mereka yang sebenarnya saat ini dan 2. ditujukan kepada siapa aksi( aksi tolak pemilu ) tersebut yang sebenarnya bukan asumsi sendiri yah...tapi kuantitatif dong..) serta 3. Legitimate (sesuai dengan aspirasi orang banyak atau rakyat.kata bungrakyat yang bagaimana(?) ) yang bagaimana maksud bung Jaya...:-))) karena Pemilu ini merupakan ide dari pemerintah dan wakil rakyat yang "lama" kan?artinya mereka sudah menghitung- hitung ini semua kan ( sorry yah...di copy dari posting buat bung Hadeer pertanyaan ini ) ...kutunggu penjelasan dari bung Jaya. Jaya wrote: Entar ane terusin lho emang ditujukan kepada siapa lagi demonya. Ape ane mesti jawab nih pertanyaan? Kok kuantitatif, mau nanya nomor? Wong nanyain ditujukan ke siapa kok minta kuantitatif? Maksudnya ditujukan ke X sejumlah sekian persen, ke Y sekian persen? Ndak mudheng ah dg mangsudnya. Lha pada setuju ndak sama pemilu? Kalo ndak setuju ya udah boikot pemilu. Wah silakan lihat animo masyarakat thd pemilu itu sendiri. Kalau yg mau tanding sudah sama-sama berani lha kok pada sibuk dengan sah tidaknya pemilu. Weleh ente ini gimana jelas kalo pemilu itu ide dari pemerintah... Ini yg kesebelas ane nulis ini nih.mending ane cut paste: "Balik lagi ke forkot. opo sih yg lagi jadi agenda utamanya saat ini? Ane sudah sepuluh kali nulis part yg berikut ini nih Ane juga punya pikiran sama bahwa pemerintah sekarang pengen nagmbil keuntungan dari kemefetan waktu femilu. Tapi kalo partai oposisi berani ya sudah jalan saja. Wong sudah sama-sama berani tarung. Jadi ya ndak ferlu sibuk demo bilang femilu ndak sah dlsb. Ini urusannya kan bukan melawan pemerintah lagi tho? Juga parte-parte yg bersedia ikut pemilu juga berarti dilawan juga. Wis ah oe sekola dulu nih..." Hehe... Daripade ente nanya mulu kayak jaksa, gimana kalo gantian ane nyang nanya. - Ente pade mau nyoblos ndak? - Udah daptar ikut pemilu ndak? - Kemaren sibuk belain salah satu parte, sekarang belain forkot. Apa merasa parte kesayangannya mau kalah atau gimana? KT: 1.Jelas dong...:-))) 2. Sudah dong di kelurahan... 3. Kalah dan menang bukan untuk saya saja, tetapi siapa saja yang ingin negara ini "bangun" kembali...yang penting parte saya bukan didirikan orang "lama" . ...itu aja. :- Masak...bung Jaya nanya - nanya agenda Forkot ( mungkin sekalean konsep mereka...) kepada saya yang awam, saya pikir bung Jaya dapat memberi kritikan atau komentar pada suatu hal yang semestinya dah tau dong agenda mereka sekarang inilho-lho Dari posting bung Jaya dia atas ( sekian persen untuk si X...sekian % untuk si Y...), sepertinya bung Jaya tidak tau atau malu menjelaskan esensi aksi mereka tersebut. :-))) Kutunggu yah penjelasan dari bung Jaya dari nun jauh di sana Salam KT :- Jaya wrote: Wah jelas bisa saja kalo aparat juga memprovokasi para mahasiswa. Kenapa tidak? Tapi kalo untuk situasi saat ini, bila aparat BERSERAGAM yang melakukannya, wah, ya aparatnya yg rada-rada. Saya rada menolak kemungkinan seperti ini. Kalo ada aparat yang tidak berseragam yang melakukan provokasi kepada mahasiswa, nah, ini biasa terjadi dan sangat mungkin untuk dapat terjadi. Tapi kan ada syarat agar provokasi aparat tak berseragam dapat berjalan baik tho? Syaratnya ya mahasiswa demonstran yang beringas. Kalo para demonstran ndak beringas mah biar provokator jumlahe 1000 ya ndak pengaruh. Masalahnya mahasiswa forkot ini ndak perlu diprovoke sudah beringas kok. Eh, ini infonya bukan hanya email dari Bung/Mbak Hadeer doang yaemang yg di Jakarta dan nonton demo cuman dia. Forkot kali ini membawa agenda yang tidak sejalan dengan aspirasi orang banyak. Secara natural simpati masyarakat juga ndak ada. Lain misalnya saat demo nuntut Suharto turun Makanya ane juga ndak sreg kalo ada yg bilang beberapa pihak berusaha membuat forkot berkelakuan kriminal. Eh, seperti biasa, ini pan cuman pandangan ane..pandangan seorang kuli. FRAREV SITORUS wrote: Jaya wrote: Ehm, Bung Irwan, buat yang ini ane setuju banget sama Bung/Mbak Hadeer. Di tiga tempat pertama sudah jelas ada bukti, sementara itu yang d
Re2: FORKOT
Hadeer wrote:Pembahasan nya mulai melebar (Forkot Jumlah Kursi di DPR), saya kembalikan ke asal muasal email saya.Pembahasan FORKOT (saya hanya membahas ini) :Buat saya dan juga banyak orang di Jakarta ini sudah muak dengan tingkah laku FORKOT (yang dimotori oleh Universitas Katholik Atmajaya dan Universitas Kristen Indonesia dan beberapa Universitas nggak jelas lainya, salah nggak nulisnya ?).Buat saya mereka bertingkah dan bertindak jauh dari apa yang saya sebut dengan MAHASISWA. Bertindak radikal, beringas, menakutkan, tidak bersimpati dan preman sekali.Aksi mereka sejak akan diadakannya Sidang Istimewa (November 1998) sampai kemarin hari ketiga kampanye betul - betul membuat kesal. Tidak ada yang bersimpati kepada mereka. Lebih banyak simpati diberikan kepada Forum Salemba yang menggelar orasi di Salemba.Dengan gampang nya keluar dari mulut Forkot bahwa mereka mewakili masyarakat, MASYARAKAT yang MANA Enak aja mewakili gue Nggak ada BEDANYA dengan cara - cara OTORITER tidak lebih baik dari ABRI dan ORBA yang selalu mereka hujat. KT: Masyarakat di sekitar kampusnya bisaa...masyarakat kampusnya bisaa... Bung Hadeer ini cepat geer-an yah...sekumpulan mereka dapat disebut masyarakat juga dong... Biarlah mereka terus berjuang untuk menagih perubahan yang dijanjikan oleh oranglama sekarang ini bersama mahasiswa lainnya di manapun ( baik di Bandung...di Surabaya...di Yogya...atau di mana aja). Kritiklah mahasiswa yang salah melangkah dengan alasan yang benar dan logis ...komentar anda menunjukkan keadaan teman - teman anda juga. :-))) Hadeer wrote : PEMILU adalah SATU-SATUNYA cara yang disahkan oleh HUKUM. Mau hasilnya masih tidak memuaskan ya bagaimana lagi. Ada yang punya usul lebih baik dari PEMILU yang juga berlandaskan HUKUM, mewakili SELURUH RAKYAT ??? KT : Benar...bahwa Pemilu itu legal dan sah. Apa itu saja syaratnya?? mungkin bung Hadeer dapat lihat posting dari bung Jaya ( apa saja i syarat Pemilu itu semestinya). :- Hadeer wrote:Mau GOLKAR yang menang, mau PAN yang menang, mau PDI P yang menang, mau PPP yang menang, POKOKNYA harus lewat PEMILU.Diluar dari PEMILU adalah PERANG SIPIL untuk membentuk pemerintahan yang baru (menurut saya).Kelakuan FORKOT selalu mengarah ke arah BATALNYA PEMILU, dan mengarah ke cara - cara radikal. KT: Hati - hati dengan pendapat bung di atas yang membuat citra teman-teman seperjuangan anda...baik di kampus maupun di partai anda...mengalami degradasi .:- Kalau bung Hadeer atau siapapun juga yang tidak tau esensi aksi mereka sebenarnya...janganlah berkata - berkata seperti di atas . (Siapapun yang menang dan kalah dalam PEMILU ini..bukan untuk Saya saja) Salam KT :- PS:Saya masih ingat betapa Bang Ariston membela si FORKOT ketika akan menggagalkan SI MPR bulan November lalu, untung SI tetap terus berjalan :-)). Kita lihat saja lagi PEMILU berjalan tidak, meskipun FORKOT tetap Bang Ariston bela :-)Waktu DEMO mahasiswa turunkan SoehartoSAYA SETUJU BUANGE :-)
Re: Forkot
Hadeer wrote: Saya mengerti dengan jelas situasi yang ada. Semua yang dilakukan ABRI di Aceh, di Tanjung Priok, di Lampung, dll yang membunuhi rakyat yang tidak bersalah adalah perbuatan BIADAB. Peristiwa penembakan di Semanggi juga adalah BIADAB, ABRI kah pelakunya ??? Irwan wrote: Hmmmlagi2 berbau standar ganda. Ketika peristiwanya menimpa Aceh, Tanjung Priok, Lampung, anda menyebutnya dengan yakin ABRI sebagai pelakunya. Ketika terjadi di Semanggi, anda meragukan apakah ABRI pelakunya. Jaya wrote: Ehm, Bung Irwan, buat yang ini ane setuju banget sama Bung/Mbak Hadeer. Di tiga tempat pertama sudah jelas ada bukti, sementara itu yang di Semanggi masih menjadi tanda tanya. Kalo ane sendiri sampe sekarang malah masih percaya kalo si penembak bukan ABRI secara utuh. Ya namanya organisasi mosok solid melulu. Kalau emang solid seratus persen, ngapain juga petinggi ABRI selalu bilang ABRI solid...ABRI solid Wong nggak ada apa-apa kok tiba- tiba ngomong gitu. Malah menimbulkan tanda tanya tho? Mangkane ada kemungkinan salah satu 'faksi' sengaja ingin mematangkan suasana. Apapun alasannya, sebelum terbukti ya jangan main tuduh. Dan sudah semestinya jangan main men-generalisasi. Mosok polisi ndak tahu apa-apa dimaki anjing Mungkin aja sosk polisi itu baru masuk dinas. Ya ini kan artinya malah memprovokasi polisi tho? Wong polisi ya orang juga. Kalo ane jadi polisi yang dimaki anjing nih... misal ane panasan, ndak perduli dikeluarin dari jajaran polri tak dor si pemaki itu. Makanya, kalo ada yang nuduh bahwa mahasiswa model gini sebetulnya golongan provokator ya benar juga. Yaitu men-provoke polisi untuk bertindak brutal. Lalu kapan bisa bikin demo tanpa memaki petugas keamanan...? Mosok demo-demo macam maki-maki, lempar telur busuk masih mau terus dipertahankan. Mestinya juga kite-kite paling tidak jangan belain kelakuan mahasiswa yang model gini lah. Salam, Jaya Bung Jaya di sini membela Polisi dan bapak aparat sebagai kewajibannya Saya setuju sekali ) menjaga keamanan dan ketertiban bangsa dan negara. Bung Jaya juga membuat asumsi yang netral dan kreatif bahwa mahasiswa Forkot dan Famred tersebut melakukan provokasi dengan adanya maki-makian dari mahasiswa kepada bapak - bapak aparat supaya bapak aparat marah. Kalau begitu...mungkinkah bapak aparat sebagai penjaga keamanan masyarakat ini melakukan tindakan provokasi kepada mahasiswa yang aksi demo tersebut supaya mahasiswa tersebut melakukan hal - hal yang brutal? ( Ya/tidak). Supaya Saya menjadi jelas atas asumsi bung Jaya tersebut. Salam KT :-)))
Re: Forkot
Buat bung Hadeer: Dari posting bung Hadeer sepertinya pada peristiwa demo mahasiswa FORKOT dan Famred tersebut, bung Hadeer berada di sekitar mereka ( nonton di trotoar jalan JAKARTA mungkin...atau hanya menyambung lidah orang lain ... :-D) untuk memperhatikan situasi sebenanya. Kalau begitu...bung Hadeer sudah tau dong apa alasan Forkot dan Famred melakukan aksi tolak pemilu kan? Dan tujuan mereka melakukan aksi demo itu kan ? Kalau ngga tau ...bagaimana bung Hadeer dapat membenarkan pendapat anda dan menganjurkan bang Ariston supaya melihat langsung? Jadi, supaya jelas 1. apa alasan dan tujuan aksi mereka dan 2. ditujukan kepada siapa aksi tersebut yang sebenarnya ( bukan asumsi bung Hadeer ) serta 3. Legitimate yang bagaimana maksud bung Hadeer...:-))) karena Pemilu ini merupakan ide dari pemerintah dan wakil rakyat yang lama kan?artinya mereka sudah menghitung- hitung ini semua kan ...coba jelaskan kepada saya yah :-))) Karena di milis ini pasti ada yang tau jawaban untuk di atas yang sebenarnya ( sumber langsung dari TKP ). So...yang tidak tau, seperti saya ini, menjadi mengerti dari bung Hader ... :- Salam KT Hadeer wrote:Coba dong tolong di list universitas apa aja.Yang pasti bukan datang dari UI dan Trisaksi , because they are too smart for Forkot :-) Ariston wrote:Busyet dah.kali ini menurut saya anda sudah keterlaluan,bung Hadeer. Anda menilai seseorang pintar atau bodohnyahanya dari latar belakang universitas saja. Tobat deh saya.Untuk menjadi pintar, seseorang tidak harus dudukdibangku kuliah. Kepintaran pun tak menjamin orangotomatis menjadi bijak. Semoga anda mau membukawawasan berpikir dan cara memandang anda.Tuhan menganugerahkan manusia dengan kelebihannya masing2selain juga memiliki kekurangan tentunya. Jangan kitacepat bersombong diri atas diri orang lain yg mungkindimata kita terlihat kurang mengingat orang tersebut bisasaja punya kelebihan yg kita tidak ketahui dan miliki.Semoga anda mau menyadari ini.Saya pribadi masih terus belajar untuk tidak terjebak menjadiorang sombong karena saya menyadari sepenuhnyabahwa saya punya manusia biasa yg punya keterbatasan.Mari kita sama2 belajar dan menjaga diri agar tidakterjebak menjadi orang sombong. Hadeer wrote:He...he...he...Bang Ariston sampe tobatMakanya bang Ariston, kalau Forkot dan Famred lagi demo, coba lihat dech kelakukan mereka dari jarak 10 meter (saya sudah pernah melihat dalam jarak kurang dari 5 meter, demo mereka, dan saya juga pernah mahasiswa juga loh). Biar bisa dilihat langsung dengan mata kepala sendiri, mana mahasiswa pintar, mana mahasiswa kurang pintar, mana mahasiswa kurang ajar.dalam menyampaikan aspirasi, ide, usulan, kritik dan lain-lain.Masa iya yang namanya mahasiswa ngomong ANJING ke petugas . masih mending saya kan ngomong goublok :-)Pasti bang Ariston setuju dengan apa yang pernah saya tulis. Ariston wrote: Bung Hadeer, anda melihat situasi hanya dari satu titik sajadan langsung memberikan penilaian.Apakah anda sudah mencari tahu lebih lanjut kenapamahasiswa tersebut sampai mengeluarkan kata cercaan anjingkepada petugas?Bagaimana kalau seandainya mahasiswa itu ternyata pernahpunya masalah pada waktu2 sebelumnya dengan petugas sepertimisalnya pernah ditendangi, dibukung pakai popor senjata.Atau mungkin teman mahasiswa tersebut pernah menderitadisiksa tentara, cacat, hilang tak tentu rimbanya sampai kini,atau mungkin bahkan sampai meninggal karena ditembakpada peristiwa2 yg lalu. Apakah anda sudah mempertimbangkankemungkinan itu.Saya pribadi mungkin bila dihadapkan pada situasi temansaya luka, cacat, atau meninggal karena ulah petugas, mungkinsaya akan punya mata merah juga terhadap petugas.Saya saja yg tidak melihat langsung peristiwa Trisakti dan Semanggi,dapat merasakan kepedihan mahasiswa atas peristiwa itu.Saya merinding dan emosi saya naik ketika mendengarperistiwa itu melalui telpon dengan keluarga danrekan saya di Jakarta yg menceritakan apa yg dia lihat.Saya yg tidak punya kaitan langsung apa2 dengan para korbanbisa memiliki perasaan seperti itu, karenanya saya bisamemaklumi bila ada rekan2 mahasiswa yg terkait langsungdengan para korban memiliki emosi yg lebih dari apa ygsaya rasakan.Semoga bung Hadeer sekarang bisa lebih mengertidan melihat kemungkinan situasi yg ada.Saya tidak sedang melakukan pembelaan terhadapmahasiswa atau pun pihak keamanan. Yang saya permasalahkanadalah terlalu cepatnya bung Hadeer memberikan penilaianhanya dari satu titik peristiwa dengan mengeluarkan kata2yg menurut saya kurang pas. Ditambah lagi bung Hadeermelakukan penggolongan
Re: [Re2: (KAMMI-CLSD) Prasasti Salemba: Peringatan Setahun Reformasi]]
Kekalahan bangsa Indonesia dengan bangsa Asia dan apalagi negara - negara Barat dalam persaingan bebas di dunia adalah karena ada kebiasaan buruk yang paling sulit dirubah. Kebiasaan saya itu adalah mendengar perkataan orang lain atau membaca tulisan orang lain ( yang belum benar - benar saya mengerti tulisan/perkataan orang lain itu) dan langsung melakukan kritikan atau menilai orang itu dengan perasaan dibandingkan dengan daya pikir. :-))) KT Pandir wrote: He...he...he ane kira postingnya nggak nyambung, tapi kalopun nyambung, tetep aje ane bikin pernyataan nyang sama. Kalo ane sih kagak ada pengotak-ngotakan, lha wong, dulu mahasiswa nyang bikin suharto terjungkel. Kalo kite bikin perbedaan dimana mahasiswa boleh preman atau boleh bijak (bukan berarti ane anti Forkot atau pro nyang laen) bisa diartikan juga mahasiswa cuman dagelan, yang berbeda ame kehidupan non-mahasiswa seperti pejabat, pengacara, en laen-laennya. Mahasiswa dimana-mana (tak hanya di Indonesia) jadi kekuatan besar nyang emang kadang enggak diliput dengan kadar nyang sesuai. Ane yakin walau Amin Rais berkoar kalo mahasiswa enggak mau maju pasti Suharto masih bercokol di Istana. Pokoknya sih menurut ane kalo nyang namanya preman ya mesti dikikis abis, mau preman mahasiswa , preman pejabat, preman ABRI, preman artis, preman-preman lainnya. Ane men-generalisir berhubung ane baca posting Bang Sitorus, jadi apa nyang ane posting ya ada kaitan dengan posting Abang, kalo enggak boleh men-generalisir ya mohon di tulis dengan jelas biar saya tidak berpandir-ria untuk men-generalisir. Soal hidup cuman lelucon, la bagi saya yang bukan pelawak, tentu tidak sesuai, lha wong saya cuman seorang pandir. Pandir FRAREV SITORUS wrote: hmm... Posting saya sebelumnya untuk memberi komentar mengenai kubu mahasiswa yang reformis dan kubu preman mahasiswa ( yang dikatakan golongan yang tidak tahu arti dan makna mahasiswa dan kurang reformis ). Kalau menurut saya, esensi dari keduanya mempunyai idealisme yang baik sebagai arti dan peran mahasiswa dengan pola yang berbeda. Yang membuat saya tersenyum endiri( bukan bingung yang sebenarnya), karena ada posting yang menyebutkan bahwa salah satu kubu tersebut tidak mengerti arti dan peran mahasiswa sebenarnya. Sedangkan kubu yang satu lagi dikatakan sebagai kubu yang benar - benar reformis dan mengerti arti dan peran mahasiswa sebenarnya. Buat Bung Pandir, mohon dong ...dijelaskan analogi yang di-generalisir tersebut yang dihubungkan dengan maksud saya di atas. Jadi, bukan berarti analogi posting saya tersebut dapat di-generalisir dengan analogi Bung Pandir tentang pak Harto, pak Habibie, pak Wiranto, dan badut Golkar ditambah lagi dengan tragedi Trisakti . ( Yah mungkin bung Pandir membuat asumsi bahwa bapak - bapak tersebut, Golkar dan tragedi Trisakti merupakan kubu yang berbeda satu dengan yang lainnya dengan tujuan yang berbeda terhadap Indonesia...ada yang reformis dan ada yang tidak reformis) (:-D Melihat posting dari bung Pandir di bawah...saya semakin tersenyum lebar karena merupakan lelucon lagi bagi Saya dan tragedi bagi Bung sendiri mungkin... ( sorry yah). Bung Pandir setuju ngga bahwa hidup ini adalah lelucon semata. Koreksi lagi dong...jika ada kesalahan dalam posting ini. :-))) salam KT Get free e-mail and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1
Re: Forkot
(:-o Menurut bung Jaya sendiri...mungkin ngga provokasi tersebut dilakukan oleh bapak aparat yang berseragam pada saat ini ? Trus bung Jaya ini nonton demo itu kapan saja? saat awal aksi - aksi mahasiswa di Jakarta , masa SU MPR, atau masa menjelang Pemilu sekarang ini? ( sehingga dapat menyimpulkannya dan mengatakan bahwa mahasiswa Forkot dan Famred itu beringas). :- Posting bung Jaya menggambarkan kepada saya bahwa bung Jaya mengerti aksi itu sebenarnya ( langsung dari TKP dan keterangan langsung dari para tertuduh/tersangka...ehmm). Jadi, saya sebagai orang awam mau minta tau nih...1. apa alasan dan tujuan aksi mereka yang sebenarnya saat ini dan 2. ditujukan kepada siapa aksi( aksi tolak pemilu ) tersebut yang sebenarnya bukan asumsi sendiri yah...tapi kuantitatif dong..) serta 3. Legitimate (sesuai dengan aspirasi orang banyak atau rakyat.kata bungrakyat yang bagaimana(?) ) yang bagaimana maksud bung Jaya...:-))) karena Pemilu ini merupakan ide dari pemerintah dan wakil rakyat yang "lama" kan?artinya mereka sudah menghitung- hitung ini semua kan ( sorry yah...di copy dari posting buat bung Hadeer pertanyaan ini ) ...kutunggu penjelasan dari bung Jaya. Salam KT :- Jaya wrote: Wah jelas bisa saja kalo aparat juga memprovokasi para mahasiswa. Kenapa tidak? Tapi kalo untuk situasi saat ini, bila aparat BERSERAGAM yang melakukannya, wah, ya aparatnya yg rada-rada. Saya rada menolak kemungkinan seperti ini. Kalo ada aparat yang tidak berseragam yang melakukan provokasi kepada mahasiswa, nah, ini biasa terjadi dan sangat mungkin untuk dapat terjadi. Tapi kan ada syarat agar provokasi aparat tak berseragam dapat berjalan baik tho? Syaratnya ya mahasiswa demonstran yang beringas. Kalo para demonstran ndak beringas mah biar provokator jumlahe 1000 ya ndak pengaruh. Masalahnya mahasiswa forkot ini ndak perlu diprovoke sudah beringas kok. Eh, ini infonya bukan hanya email dari Bung/Mbak Hadeer doang yaemang yg di Jakarta dan nonton demo cuman dia. Forkot kali ini membawa agenda yang tidak sejalan dengan aspirasi orang banyak. Secara natural simpati masyarakat juga ndak ada. Lain misalnya saat demo nuntut Suharto turun Makanya ane juga ndak sreg kalo ada yg bilang beberapa pihak berusaha membuat forkot berkelakuan kriminal. Eh, seperti biasa, ini pan cuman pandangan ane..pandangan seorang kuli. FRAREV SITORUS wrote: Jaya wrote: Ehm, Bung Irwan, buat yang ini ane setuju banget sama Bung/Mbak Hadeer. Di tiga tempat pertama sudah jelas ada bukti, sementara itu yang di Semanggi masih menjadi tanda tanya. Kalo ane sendiri sampe sekarang malah masih percaya kalo si penembak bukan ABRI secara utuh. Ya namanya organisasi mosok solid melulu. Kalau emang solid seratus persen, ngapain juga petinggi ABRI selalu bilang ABRI solid...ABRI solid Wong nggak ada apa-apa kok tiba- tiba ngomong gitu. Malah menimbulkan tanda tanya tho? Mangkane ada kemungkinan salah satu 'faksi' sengaja ingin mematangkan suasana. Apapun alasannya, sebelum terbukti ya jangan main tuduh. Dan sudah semestinya jangan main men-generalisasi. Mosok polisi ndak tahu apa-apa dimaki anjing Mungkin aja sosk polisi itu baru masuk dinas. Ya ini kan artinya malah memprovokasi polisi tho? Wong polisi ya orang juga. Kalo ane jadi polisi yang dimaki anjing nih... misal ane panasan, ndak perduli dikeluarin dari jajaran polri tak dor si pemaki itu. Makanya, kalo ada yang nuduh bahwa mahasiswa model gini sebetulnya golongan provokator ya benar juga. Yaitu men-provoke polisi untuk bertindak brutal. Lalu kapan bisa bikin demo tanpa memaki petugas keamanan...? Mosok demo-demo macam maki-maki, lempar telur busuk masih mau terus dipertahankan. Mestinya juga kite-kite paling tidak jangan belain kelakuan mahasiswa yang model gini lah. Salam, Jaya Bung Jaya di sini membela Polisi dan bapak aparat sebagai kewajibannya Saya setuju sekali ) menjaga keamanan dan ketertiban bangsa dan negara. Bung Jaya juga membuat asumsi yang netral dan kreatif bahwa mahasiswa Forkot dan Famred tersebut melakukan provokasi dengan adanya maki-makian dari mahasiswa kepada bapak - bapak aparat supaya bapak aparat marah. Kalau begitu...mungkinkah bapak aparat sebagai penjaga keamanan masyarakat ini melakukan tindakan provokasi kepada mahasiswa yang aksi demo tersebut supaya mahasiswa tersebut melakukan hal - hal yang brutal? ( Ya/tidak). Supaya Saya menjadi jelas atas asumsi bung Jaya tersebut. Salam KT :-))) -- Salam, Jaya -- I disapprove of what you say, but I will defend to death your right to say it. - Voltaire \\\|/// \\ - - // ( @ @ ) oOOo-(_)-oOOo--- FNU Brawijaya Dept of Civil Engineering Rensselaer Polytechnic Institute mailto:[EMAIL PROTECTED] Oooo oooO ( ) ( ) ) / \ ( (_/ \_)
Fw: the butterfly story
Posting ini saya dapat dari seorang teman. Kalau emang tidak sesuai...send aja ke recycle bin. Salam KT = The Butterfly A man found the cocoon of a butterfly. One day a small opening appeared. He sat and watched the butterfly for several hours as it struggled to force its body through that little hole. Then it seemed to stop making any progress. It appeared as if it had gotten as far as it could and it could go no further. So the man decided to help the butterfly, he took a pair of scissors and snipped off the remaining bit of the cocoon. The butterfly then emerged easily. But it had a swollen body and small, shriveled wings. The man continued to watch the butterfly because he expected that, at any moment, the wings would enlarge and expand to be able to support the body, which would contract in time. Neither happened. In fact, the butterfly spent the rest of its life crawling around with a swollen body and shriveled wings. It never was able to fly. What the man in his kindness and haste did not understand was that the restricting cocoon and the struggle required for the butterfly to get through the tiny opening were God's way of forcing fluid from the body of the butterfly into its wings so that it would be ready for flight once it achieved its freedom from the cocoon. Sometimes struggles are exactly what we need in our life. If God alowed us to go through our life without any obstacles, it would cripple us. We would not be as strong as what we could have been. We could never fly. I asked for Strength. And God gave me Difficulties to make me strong. I asked for Wisdom. And God gave me Problems to solve. I asked for Prosperity. And God gave me Brain and Brawn to work. I asked for Courage. And God gave me Danger to overcome. I asked for Love. And God gave me Troubled people to help. I asked for Favours. And God gave me Opportunities. I received nothing I wanted. I received everything I needed. Mercy, peace, and love be yours in abundance
Re: Forkot
Buat bung Jaya: Bung katakan di positng sebelumnya menggambarkan kepada saya bahwa bung Jaya tau benar soal aksi mahasiswa Forkot dan Famred itu hingga dapat memberi kesimpulan bagi mereka yang berjuang juga sesuai dengan idealismenya. Lho..lho...malah berbalik nanya kepada bang Ariston,... " apa agenda Forkot sekarang ini"? Trus...jawaban dari bang Ariston diperuntukkan menjawab pertanyaan dari Saya yah:- Buat bung Ariston: Masak bung Jaya di dapur...eh...maksud saya, masak bung Jaya tidak tau agenda aksi Forkot sebenarnyatrus...trus ... langsung menilai negatip mereka. Bagaimana nih... Sorry yah...saya memang kurang intelek banding bung Jaya dan bang Ariston...tetapi kalau kejadian seperti inimohon hati - hati dong mengambil kesimpulan (untuk bung Jaya)mohon dong kalau mengambil kesimpulan itu jangan terlalu sesuai keahlian kale( khusus bung Jaya nih...)sampe mengikut-ikutkan yang namanya rakyat ( rakyat yang bagaimana?Siapa mereka?) :-))) KT Irwan Ariston Napitupulu wrote: Irwan: Bung Jaya, tidak ada alasan yg bisa digunakan oleh ABRI dengan mengatakan bahwa yg menembak itu adalah ABRI yg membelot atau pun ABRI lagi ngga solid. Rakyat tahunya itu adalah ABRI dan ABRI harus bertanggung jawab penuh. Adalah kesalahan ABRI sampai ada anggotanya yg pecah. Masak sih kesalahan ABRI ini mau dijatuhi ke rakyat, yg bener aja dong bung Jaya. Kalau memang begitu, seharusnya rakyat sekarang dipersenjatai aja biar bisa melawan ABRI-2 itu. Ini baru fair namanya, rakyat ngga dijadiin sasaran hidup lagi. Ya memang ABRI/TNI harus bertanggung jawab bila ada anggotanya yg bertindak di luar garis komando pentolan tertingginya. Cuman ya itu, alasan di balik penembakan itu juga masih jadi tanda tanya besar. Apalagi kalo nembaknya random gitu. Gini lho mas, kalo yg ditembak adalah pentolan demonstran, mungkin ada maksud yg jelas terhadap mahasiswa. Tapi kalo secara random gitu, maka ada 2 hal di benak saya: - terjadi perebutan pengaruh di dalam tubuh ABRI. - sedang menjalankan skenario yg jauh lebih besar untuk menjatuhkan seseorang. Jadi sebetulnya korban mahasiswa adalah korban sampingan. Yang diarah bukan mereka. Waktu itu polisi yg sudah nggak populer sampe bilang bahwa mereka menjadi korban. Ini yang menggiring mereka untuk memisahkan diri dari tubuh ABRI tho? Wong sudah bosen dijadikan tameng mulu. Nah, yg dimaksud bung Irwan tanggung jawab penuh itu yg kayak gimana? Ini bukan mau menimpakan kesalahan ke rakyat (tepatnya mahasiswa). Apakah mesti menyantuni, atau meminta maaf secara terbuka? Irwan: Dalam posting terdahulu sudah saya katakan saya menulis tidak dalam membela apa yg dilakukan oleh mahasiswa tapi lebih kepada mencoba melihat kemungkinan situasi yg ada. Pertanyaan saya ke anda bung Jaya, apakah ada rekan dekat atau keluarga anda yg menjadi korban demo2 selama ini khususnya yg dilakukan oleh aparat? Ya pas dengan saya. Wah kebetulan endak, tapi pertanyaannya apa relevan. Kalau korban demo karena kemacetan sih banyak. Sekarang gini, kita mesti lihat agenda demo itu sendiri. Apa sih yg lagi dibawa. Mesti balik lagi dong apa sih aspirasinya. Kalo mewakili aspirasi orang banyak, ya jelas direstui, kalo nggak ya bisa jadi malah dicerca. Tambahan lagi bung Jaya, apa anda pikir demo2 mahasiswa yg akhirnya membuat Soeharto mundur tahun lalu dilakukan dengan manis2? Mereka, mahasiswa, maju terus ngga berhari2. Gagal hari ini, coba lagi besok. Begitu terus sampai tujuan mereka bisa tercapai. Resiko nyawa menjadi taruhan mereka. Coba deh pikir, apa sih yg mereka perjuangkan, apakah mereka hanya memperjuangkan untuk kepentingan mereka sendiri? Kita mah di sini, di negeri jauh bisa enak2an tinggal nulis email, bilang ini itu, sementara mereka bermandi hujan dan berpanas terik untuk memperjuangkan sesuatu yg mungkin hasilnya kelak malah kita yg nikmatin...:( Hehe Dalam masa pergolakan, tindakan2 orang menjadi lebih kasar dari biasanya itu bagi saya sudah lumrah saja. Begitu pula saya bisa menyadari situasi dimana ketika rakyat kelaparan maka mereka menjadi lebih "ganas" dari biasanya. Dalam masa pergolakan itu adalah cukup wajar bila terjadi pergeseran2. Setuju. sekali lagi saya nanya, agenda forkot kali ini apa? Apa merupakan aspirasi orang banyak? Mengenai aparat keamanan sendiri, sepengamatan saya dari tivi2 seperti CNN yg memuat demo2 dari manca negara, sudah biasa tuh aparat keamanannya dilempari benda2 keras bahkan bom molotov, dan mereka ngga pada nembakin dengan peluru betulan. Jadi bung Jaya jangan berharap mereka2 yg demo itu akan menggunakan kata2 manis. Khan jadinya ngga lucu kalau kita dengar, "Mas polisi, 'ta lempar dengan bom molotov mau ya?"heheheheada2 aja ah:) Wah, di kita yg nembak dengan peluru tajam kan yg di Semanggi tho? Kalau di manca negara kita bisa lihat tentara Israel pake peluru tajam juga. Kalo pasukan anti huru-hara mukul pake pentungan, wuah, hampir semua demo yg berakhir dg kekerasan
SISTEM PEMERINTAHAN DAERAH yang akan datang
Di sini Saya mau diskusi dengan teman - teman di miis ini (khususnya bagi bung Mohammad Rosadi ( dari PK ), bung Ariston; bung Blucer,bung Ali Simplido, Bung Alexander L., mbak Ida, dan bung Pohan )yang mungkin lebih mengerti mengenai desentralisasi dengan otonomi ( Otonomi Daerah dan Otonomi Seluas-luasnya ) daripada saya atau hitung - hitung sebagai kampanye parpol masing - masing. Sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah bahwa menurut UUD 1945 memberikan keleluasaan kepada Daerah untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah dan penyelenggaraannya dipandang perlu untuk lebih menekankan pada prinsip - prinsip demokrasi, peran - serta masyarakat, pemerataan dan keadilan, serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah. Masa Pra- Pemilu sekarang ini, masing - masing partai politik mempunyai visi dan misi yang berbeda. Khususnya dalam bidang pemerintahan daerah, ada yang akan menerapkan sistem desentralisasi , ada yang akan menerapkan sistem otonomi daerah, dan ada juga yang akan menerapkan sistem otonomi seluas-luasnya ( kalau ada yang salah mohon dikoreksi). Sebelumnya, Saya akan memberi gambaran sedikit ( mohon teman -teman mengoreksinya). Pada dasarnya sistem desentralisasi dengan sistem otonomi adalah berbeda. Dimana, DESENTRALISASI ( dengan devolusinya, dekosentrasi, delegasi, dan privatisasinya ) merupakan proses 'Top-down', sedangkan OTONOMI merupakan proses 'Bottom-up' atau sesuai kemauan dan kemampuan sendiri. Desentralisasi secara definisi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan Otonomi Daerah ( menurut UU No.22/1999, Bab I pasal 1) adalah kewenangan Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Daerah dibentuk berdasarkan pertimbangan kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial -budaya, sosial - politik, jumlah penduduk, luas daerah, dan pertimbangan lain yang memungkinkan terselenggaranya Otonomi Daerah ( dikutip dari UU No.22/1999). Bagaimana pendapat teman- teman terhadap prospek atau nilai strategis sistem otonomi daerah dan otonomi seluas-luanya untuk Indonesia yang akan datang? Kalau Saya melihat bahwa otonomi seluas-luasnya mempunyai nilai strategis untuk masa yang akan datang daripada otonomi daerah atau desentralisasi yang tercantum pada UU No.22/199 ini karena kewenangan daerah yang dimaksud dalam UU tersebut hanya sebatas pemerintahan saja , selebihnya bukan kewenangan daerah. Artinya UU No.22/1999 harus diganti dan tidak berlaku lagi masa pemerintahan baru nanti . Bagaimana ? Penerapan Otonomi daerah , sesuai yang tercantum dalam UU Np.22/1999, adalah bagian dari sistem desentralisasi. Kalau ada tulisan saya yang kurang jelas mohon dikoreksi. Salam KT Kaum Tertindas
Re2: (KAMMI-CLSD) Prasasti Salemba: Peringatan Setahun Reformasi]
hmm... Posting saya sebelumnya untuk memberi komentar mengenai kubu mahasiswa yang reformis dan kubu preman mahasiswa ( yang dikatakan golongan yang tidak tahu arti dan makna mahasiswa dan kurang reformis ). Kalau menurut saya, esensi dari keduanya mempunyai idealisme yang baik sebagai arti dan peran mahasiswa dengan pola yang berbeda. Yang membuat saya tersenyum endiri( bukan bingung yang sebenarnya), karena ada posting yang menyebutkan bahwa salah satu kubu tersebut tidak mengerti arti dan peran mahasiswa sebenarnya. Sedangkan kubu yang satu lagi dikatakan sebagai kubu yang benar - benar reformis dan mengerti arti dan peran mahasiswa sebenarnya. Buat Bung Pandir, mohon dong ...dijelaskan analogi yang di-generalisir tersebut yang dihubungkan dengan maksud saya di atas. Jadi, bukan berarti analogi posting saya tersebut dapat di-generalisir dengan analogi Bung Pandir tentang pak Harto, pak Habibie, pak Wiranto, dan badut Golkar ditambah lagi dengan tragedi Trisakti . ( Yah mungkin bung Pandir membuat asumsi bahwa bapak - bapak tersebut, Golkar dan tragedi Trisakti merupakan kubu yang berbeda satu dengan yang lainnya dengan tujuan yang berbeda terhadap Indonesia...ada yang reformis dan ada yang tidak reformis) (:-D Melihat posting dari bung Pandir di bawah...saya semakin tersenyum lebar karena merupakan lelucon lagi bagi Saya dan tragedi bagi Bung sendiri mungkin... ( sorry yah). Bung Pandir setuju ngga bahwa hidup ini adalah lelucon semata. Koreksi lagi dong...jika ada kesalahan dalam posting ini. :-))) salam KT From: Pandir Ontohod wrote Secara meluas, bisa diartikan: kalo enggak ada suharto, habibie, wiranto, dan badut politik gol-kar, hidup ini tragedi juga. Dan bisa jadi mahasiswa Trisakti yang gugur itu bukan tragedi(kalo bukan, apa itu dagelan). Oalah biyung, lho yang pasti kalo kayak begini saya ikut bingung. Pandir Sepandir-pandirnya preman lebih pandir lagi pendukung preman FRAREV SITORUS wrote: - Attachment: MIME Type: multipart/alternative - Seandainya semua mahasiswa bijak semua, atau tidak ada kampus yang tidak bijak atau yang preman oriented maka Hidup ini adalah tragedi. Kalau ada tulisan Saya yang salah mohon dikoreksi yah... :-D KT = From: Hadeer Benar - benar para mahasiswa yang pandai dan bijak. Betuk - betul tahu arti dan makna dari kata MAHASISWA (UI, IPB, IKIP ITB, UNDIP, STAN, Trisakti, Mercubuana) Bukan Preman Mahasiswa seperti Forkot dan Famred Hadeer -- From: Mohammad Rosadi Ini dia para mahasiswa reformis sejati... On Fri, 21 May 1999, Humas KAMMI wrote: Assalamu'alaikum Wr. Wb. Siang tadi, KAMMI bersama elemen mahasiswa Se-Jawa mengadakan aksi peringatan setahun reformasi di Kampus UI Salemba. Hadir dan turut berorasi antara lain Ketua Senat UNDIP, Ketua Senat Unair, Sekjen Presidium Mahasiswa Trisakti, Sekjen BEM UI, Presiden BEM UI, presiden BEM UGM, Presiden KM ITB, Ketua Umum KAMMI, Ketua DPM IPB, Ketua Senat IKIP Jakarta, Ketua Senat IKIP Yogyakarta, Ketua Senat STAN, Ketua Senat Universitas Mercubuana Jakarta. delete
Re: (KAMMI-CLSD) Prasasti Salemba: Peringatan Setahun Reformasi (fwd)
Emang pada masa sekarang ini keadaan semakin membingungkan saja. Saya di sini menulis hanya berdasarkan keadaan sebenarnya dan apa adanya. Masing - masing kelompok atau individu mengklaim bahwa dia adalah reformis Reformis yang bagaimana yah...). Wajar dalam hidup ini :-) Sampai orang gilapun ada yang mengaku reformis. Maksud Saya orang yang tidak waras disini. Sorry jika saya menulis ada yang salah dan tolong dikoreksi :-D Kegiatan yang dilakukan mahasiswa di kampus UI Salemba memang kegiatan yang sangat terpuji dengan idelaisme mahasiswa. Tetapi disayangkan jika ada saja elemen mahasiswa dalam kegiatan ini yang "free-rider", semoga hanya sebagian kecil saja. Bagaimana kalau sebagian besar(?). Saya melihat ada satu komponen yang Saya ketahui hanya sebagai "free rider " saja karena keadaan sebenarnya tidak seperti yang dicerminkan dalam enam visi reformasi mereka. Jadi, Saya semakin bingung saja atas suara - suara orang yang saling mengklaim bahwa dirinya reformis sedangkan yang lain dipertanyakan atau tidak jelas. Untunglah Saya bingung ( sambil tertawa ) bukan sebenarnya karena Saya memandang semua ini hanya LELUCON belaka. :-) KT From: Mohammad Rosadi Ini dia para mahasiswa reformis sejati... On Fri, 21 May 1999, Humas KAMMI wrote: Assalamu'alaikum Wr. Wb. Siang tadi, KAMMI bersama elemen mahasiswa Se-Jawa mengadakan aksi peringatan setahun reformasi di Kampus UI Salemba. Hadir dan turut berorasi antara lain Ketua Senat UNDIP, Ketua Senat Unair, Sekjen Presidium Mahasiswa Trisakti, Sekjen BEM UI, Presiden BEM UI, presiden BEM UGM, Presiden KM ITB, Ketua Umum KAMMI, Ketua DPM IPB, Ketua Senat IKIP Jakarta, Ketua Senat IKIP Yogyakarta, Ketua Senat STAN, Ketua Senat Universitas Mercubuana Jakarta. Berikut berita singkatnya dari detik.com. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Humas KAMMI Pusat Dimeriahkan ABRI "Prasasti Salemba" Ditandatangani Reporter Rido Sarwono detikcom, Jakarta-Kekuatan reformasi dipastikan akan bertambah kuat. Hal ini ditunjang dengan rencana penandatanganan "Prasasti Salemba" di kampus UI Salemba, Jakarta Pusat, Jum'at (21/05/1999). Penandatanganan prasasti itu sendiri melibatkan sejumlah tokoh pro-reformasi. Dijadwalkan Amien Rais dan Adnan Buyung Nasution akan turut tanda tangan. Akan tetapi AMien Rais membatalkan kedatangannya ke Salemba karena dia sedang kampanye di Kaarawang, Jawa Barat. "Meski tidak bisa datang, Pak Amien titip salam pada kami. Tapi beliau mendukung usaha ini," kata Azis, Presiden Keluarga Mahasiswa ITB, yang juga jadi panitia acara. Prasasti itu sendiri dikeluarkan sehubungan dengan peringatan satu tahun reformasi dan lengsernya Soeharto. Tidak kurang 3.000 mahasiswa dari berbagai kampus di Jakarta telah kumpul di halaman kampus UI Salemba. Tema yang digelar dalam "perayaan" itu adalah "Satu Tahun Gerakan Reformasi Satukan Visi Selamatkan Reformasi dan Tolak Anarki". Hadir dalam perayaan itu puluhan mahasiswa dari luar Jakarta. Tampak beberapa mahasiswa mengenakan jaket almamater UGM Yogyakarta dan ITB Bandung. Selain mempersiapkan Prasasti Salemba, mahasiswa juga mengevaluasi jalannya reformasi yang genap berusia setahun. Menurut mahasiswa, reformasi saat ini perlu diluruskan, karena tidak sesuai dengan cita-cita semula. Menurut mahasiswa, meluruskan langkah reformasi dengan dua jalan, yaitu dengan mempertegas kembali visi dan arah reformasi sejati dengan agenda yang jelas. Sehingga masyarakat mampu mengenali siapa sesunguhnya yang memperjuangkan reformasi dan yang mempertahankan status quo. Jalan kedua adalah seluruh elemen pro-reformasi harus bersatu menggalang kekuatan bersama mewujudkan cita-cita reformasi dan menghadang kekuatan yang ingin membalikkan kekuatan status quo yang tiranik. Selain itu, mahasiswa juga mengluarkan Enam Visi Reformasi. Visi itu dianggap sebagai barometer reformasi yang sukses. Enam visi itu adalah: 1. Reformasi ke arah sistem yang demokratis ditandai dengan diakhirinya dwi fungsi ABRI yag melahirkan kekuatan tiranik. 2. Supremasi hukum dikedepankan di atas segala kepentinagn dan kekuasaan. Simbol supremasi hukum adalah dengan diadilinya secara transparan Soeharto dan kroni. 3. Perubahan UUD 45 ke arah yang sesuai dengan kebutuhan jaman dan ini menjadi legitimidasi konstitusional bagi reformasi. 4. Reformasi yang menghasilkan keadilan dan kesejahteraan merata hanya mungkin terwujud dalam otonomi daerah yang seluas-luasnya sehingga rakyat yang terzalimi bisa terpenuhi kebutuhannya. 5. Reformasi diikuti budaya demokrasi yang rasional dan egaliter. Potensi tirani baru mulai dari senjata, uang, intelektual, mitos, massa, harus ditinggalkan. 6. Pengamanan sebagai konsekuensi reformasi harus diikuti pertanggungjawaban seluruh perangkat Orba dan
Re: Forkot
Aneh sekali yah mereka :-( From: harsono Salam aku juga bisa bikin komentar pendek...guuoobbookk.. hehehe Hadeer schrieb: Lagi - lagi Forkot dengan markasnya di Kampus Universitas Kristen Atmajaya berdemontrasi dengan otak di taruh didengkul. Benar - benar kumpulan mahasiswa yang nggak ada moralnya dan otaknya. Saya nggak habis pikir. Apa nggak ada cara lain yang lebih akademis, bisa nya cuma lempar petugas, bikin keributan ujung-ujungnya ngomongAparat menembaki kami.bener-bener mahasiswa GOUBLOK... Ada nggak yang disini lulusan dari Kampus itu ? Coba dech tolong dibilangin ke adik-adik kalian itu. Hadeer
test
test... (sorry)
Re: RASIALIS VS KEBANGSAAN
ha ...ha hik...hik... KT On Thu, 13 May 1999, Alexander Lumbantobing wrote: Cer: Masa belek tidak terasa? Belek itu asin rasanya. Rgds, Alex
Tempayan Retak
Bagus juga. Dapet dari seorang kawan. Kalau teman - teman milis tidak tertarik...nggak apa-apa di buang ke recycle bin. :-) KITA SEMUA ADALAH TEMPAYAN RETAK Seorang tukang air di India memiliki dua tempayan besar; masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan, yang dibawanya menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, sedangkan tempayan yang satunya lagi tidak. Jika tempayan yang tidak retak itu selalu dapat membawa air penuh setelah perjalanan panjang dari mata air ke rumah majikannya, tempayan retak itu hanya dapat membawa air setengah penuh. Selama dua tahun, hal ini terjadi setiap hari. Si tukang air hanya dapat membawa satu setengah tempayan air ke rumah majikannya. Tentu saja si tempayan yang tidak retak merasa bangga akan prestasinya, karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna. Namun si tempayan retak yang malang itu merasa malu sekali akan ketidaksempurnaannya dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberikan setengah dari porsi yang seharusnya dapat diberikannya. Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, tempayan retak itu berkata kepada si tukang air, "Saya sungguh malu pada diri saya sendiri, dan saya ingin mohon maaf kepadamu." "Kenapa?" tanya si tukang air. "Kenapa kamu merasa malu?" "Saya hanya mampu, selama dua tahun ini, membawa setengah porsi air dari yang seharusnya dapat saya bawa karena adanya retakan pada sisi saya telah membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan kita. Karena cacadku itu, saya telah membuatmu rugi," kata tempayan itu. Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak, dan dalam belas kasihannya, ia berkata, "Jika kita kembali ke rumah majikan besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan." Benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak memperhatikan dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan, dan itu membuatnya sedikit terhibur. Namun pada akhir perjalanan, ia kembali sedih karena separuh air yang dibawanya telah bocor, dan kembali tempayan retak itu meminta maaf pada si tukang air atas kegagalannya. Si tukang air berkata kepada tempayan itu, "Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu tapi tidak ada bunga di sepanjang jalan di sisi tempayan yang lain yang tidak retak itu? Itu karena aku selalu menyadari akan cacadmu dan aku memanfaatkannya. Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu, dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih-benih itu. Selama dua tahun ini aku telah dapat memetikbunga-bunga indah itu untuk menghias meja majikan kita. Tanpa kamu sebagaimana kamu ada, majikan kita tak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang." Setiap dari kita memiliki cacad dan kekurangan kita sendiri. Kita semua adalah tempayan retak. Namun jika kita mau, Tuhan akan menggunakan kekurangan kita untuk menghias meja-Nya. Di mata Tuhan yang bijaksana, tak ada yang terbuang percuma. Jangan takut akan kekuranganmu. Kenalilah kelemahanmu dan kamu pun dapat menjadi sarana keindahan Tuhan. Ketahuilah, di dalam kelemahan kita, kita menemukan kekuatan kita. --- Pengarang tidak diketahui - === SALAM
Re: REUNI UI MAU LIBAS KULTUR ORBA
Tulisan mbak Ida sebagian baik sekali menurut Saya. Untuk point 1 di bawah , Saya mau menegaskan saja bahwa negara Kita masih dalam proses transisi. Jadi, budaya timur di Indonesia kita ini "bingung", yang maksudnya belum dapat melihat sesuatu itu secara objektif, seperti Saya, yang hanya mengandalkan"perpanjangan lidah orang/negara lain" tidak memahami keadaan sebenarnya. Perubahan kurikulum yang direkomendasikan dalam tulisan di bawah ini memang lain ( mungkin) dengan perubahan kurikulum yang terus-menerus sejalan dengan perubahan mendikbud selama masa orde baru. Saya mau menanyakan apa yang dimaksud dengan melakukan perubahan kurikulum oleh tulisan di bawah yang membedakan dengan masa orde baru dulu)? Karena ide semacam ini , menurut Saya, sudah banyak dilontarkan oleh teman2 mahasiswa lainnya khususnya mahasiswa IKIP . KT From: Notrida Mandica Dear Rekan-rekan Permias and readers, Soal memunculkan new attitudes untuk the new Indonesia sudah dibahas di seminar Madison. Attitudes tersebut sebenarnya tidak baru -- menurut Mas Franki Raden, namun dapat menjadi baru karena kita menemukan esensi pengaplikasian yang baru, menurut Notrida Mandica. Nah attitudes yang baru tersebut antara lain: 1. Berpikir kritis dan bertanggung jawab. Ketika melemparkan pertanyaan, mampu memberi kejelasan persoalan dan mampu bertanggung atas pengaplikasian solusi-solusinya. Misalnya: jangan teriak aja, terus dikasih jalan keluarnya, katanya tidak sesuai dengan budaya timur. Menurut kami dari Madison, bahwa memperkenalkan kembali budaya yang katanya dari 'leluhur' -- yang ditinggalkan oleh para pejabat negara selama kurang lebih dua puluh lima tahun ini--, diperlukan perbaikan sistem pendidikan, khususnya perubahan kurikulum nasional mulai dari dari TK hingga Perguruan tinggi. PERLU DIBERITAKAN BAHWA BERAHLAK ITU LEBIH MULIA DARIPADA PLIN-PLAN. SETUJU! Salam, ida Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: wahai seluruh peserta Pemilu 1999
sederhana dan tajam... KT -Original Message- From: Johnson Chandra [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Thursday, April 29, 1999 4:10 PM Subject: wahai seluruh peserta Pemilu 1999 hallo...semuanya... setelah membaca diskusi yang sudah cenderung saling hujat-menghujat antar pendukung partai, saya jadi heran sendiri. kok yang diributin mega melulu... dan tampaknya ada satu hal penting yang dilupakan selama diskusi. Pemerintahan tidak hanya Presiden saja. Kabinetlah sebenarnya menurut saya yang terpenting. Seorang Presiden tentu tidak tahu semua hal. Dan Menteri-Menterilah yang seharusnya ahli-ahli dalam bidangnya masing- masing. Yang dibutuhkan dari seorang Presiden adalah kemampuan mengorganisir suatu kepentingan bersama Bangsa dan mendengarkan amanat rakyat. Presiden bukanlah seorang dewa atau dewi. Mengapa bung Hadeer tidak pernah membahas para intelektual PDI Perjuangan seperti Laksamana Sukardi, Kwik Kian Gie, Sabam Sirait, dll ?? Kalau hanya membahas kesalahan seseorang, siapa sih yang tidak luput dari itu ? Johnson Chandra
Re: Bukalah matamu wahai BUKAN pendukung Mega
Saya mengerti dengan tulisan bung Erwin, karena beliau tau sebenarnya... Figur pemersatu itu juga capres2 yang ada dong ( dari PAN, PUDI, PK, PBB dll)...kalau bukan figur pemersatu lebih baik jangan mencalonkan capres( boro-boro) di Indonesia kan? Jadi, kritikan bung Hadeer mohon diperjelas. -Original Message-From: Hadeer [EMAIL PROTECTED]To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]Date: Thursday, April 29, 1999 2:50 PMSubject: Re: Bukalah matamu wahai BUKAN pendukung Mega Lho kan anda yang bilang MS adalah FIGUR Pemersatu yang coba diterangkan dong tulisan anda bukan malah balik bertanya dan berkelit :-) Boleh berkelit kalau sudah kasih jawaban .Hadeer-- From: Erwin [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Bukalah matamu wahai BUKAN pendukung Mega Date: 29 April 1999 10:35 Hadeer Wrote : FIGUR PEMERSATU Waktu Ambon dan Sambas pecah MS kemana ??? Waktu Theo Syafei di tuduh menjadi PROVOKATOR Kupangapa tindakan MS Malah mencium pipi Theo, bukannya memberi penjelasan yang bisa menenangkan SEMUA PIHAK ..Mana fungsi dari POSKO - POSKO PDI - P pada Peristiwa Ambon.tidak berbunyi sama sekalikarena ya memang tidak mampu untuk berbunyi dan bertindak . Erwin Wrote : Khusus untuk Ambon dan Sambas, Adakah yang mampu bertindak? Mengapa Anda mengecam Megawati karena dua hal tersebut? Apakah tokoh yang banyak ngomong macam Gus Dur ketika Ambon dan Sambas menjadi tokoh pemersatu? Bukankah seharusnya yang dikecam adalah ABRI dan pemerintah? (ABRI kan konon pemersatu...)
Re: Suara Merdeka: Pemilu Bagi Kaum Pinggiran
Saya mengerti atas tulisan anda yang sederhana ini. KT -Original Message- From: Andrew G Pattiwael [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Friday, April 23, 1999 3:09 AM Subject: Suara Merdeka: Pemilu Bagi Kaum Pinggiran Perubahan apa yang bisa dijanjikan oleh Pemilu yang akan datang kepada mereka-mereka ini? Apakah Akbar Tanjung, Amien Rais, Megawati akan memperbaiki nasib-nasib mereka ini, ataukah mereka-mereka ini hanyalah suatu komoditi suara yang dipertimbangkan pada awal Pemilu demi memenangkan perolehan suara dan setelah pemilu selesai, kembali lagi mereka dicampakkan ke dunia mereka yang berbeda dengan kehidupan para elitis dan politis di Jakarta? Partai-partai yang Memperjuangkan nasib "Wong Cilik" adalah partai yang seharusnya diberi kesempatan untuk memimpin negara ini. Bukan hanya memperjuangkan di awal-awal pemilu demi menarik suara terbanyak, tetapi juga memperjuangkan selama partai ini berkuasa dan membawa perubahan yang berarti dan dapat mengangkat derajat hidup para kawula wong cilik ini. Yang jelas, Golkar sudah gagal, kesempatan telah diberikan sebanyak 7 kali, namun tidak ada perubahan bahkan kemerosotan adalah jawaban selama Golkar berkuasa di Indonesia. Golkar tidak pantas lagi untuk diberikan pilihan suara. Dan untuk memberikan suatu alasan bahwa "Tidak sesuai dengan kebudayaan timur" pun terlihat sebagai kesan ingin melarikan diri dari suatu kenyataan. Berikanlah jawaban yang sejujurnya, mungkin kekurangan pribadi dalam menghadapi dialog-dialog seperti ini ataupun keberatan untuk dijadikan bulan-bulanan media dan pers. Semoga anda dapat memberikan suara anda kepada partai-partai yang memang berhak untuk memenangkan Pemilu ini dan dapat membawa perubahan untuk mengembalikan kejayaan Bangsa dan Negara Indonesia. Andrew Pattiwael Suara Merdeka *** Pemilu bagi Kaum Pinggiran "Hasilnya Sama, Terserah Sajalah..." Pemilu tinggal 45 hari (dihitung dari tanggal 22 April-Red). Berbagai infrastruktur pemilihan, baik tingkat pusat maupun daerah, sibuk berbenah. Parpol bergegas menggalang massa. Organisasi pemantau pun menyiapkan berbagai perangkat demi pemilihan yang jurdil. Namun, hiruk-pikuk itu konon kurang menggema di masyarakat pinggiran. Mereka malah terkesan apatis dan masa bodoh. Wartawan Suara Merdeka Ganug Nugroho Adi dan H Ahmad Syamsul Huda melaporkannya. "SUDAH mendaftar Pemilu? Pertanyaan seperti itu belakangan ini agaknya sering terdengar. Di kantor, pasar, terminal, bus kota, dan di banyak tempat lain. Sebuah sapaan yang pada pemilu-pemilu sebelumnya hampir dipastikan jarang terlontar. Bisa dimaklumi. Sebab, sistem pendaftaran Pemilu kali ini menggunakan stelsel aktif. Para calon pemilih datang ke tempat pendaftaran, menunjukkan tanda identitas-KTP, SIM, akta kelahiran-lalu mereka pun bisa disebut sebagai "warga negara yang baik karena mau menggunakan hak pilih. Tak ada mobilisasi, intimidasi seperti pada "pesta-pesta sebelumnya. Atau, paling tidak, ada upaya mempersempit peluang ke arah sana. Satu hal yang amat mustahil dilakukan pada rezim Orde Baru, diakui atau tidak diakui. Dan karena kebebasan yang selalu didengungkan itu lewat televisi, radio, atau koran para pemilih pun berdatangan ke tempat pendaftaran. Tapi sebagian terkesan ogah-ogahan, sebagian lagi malah memutuskan tidak mendaftar dengan berbagai alasan. "Kalau didatangi petugas, ya saya akan ndaftar. Soalnya kalau harus ke kelurahan kan berarti meninggalkan pekerjaan. Artinya harus ada biaya angkutan, kata Ridwan (19), seorang pengamen bus kota. Mereka yang mendaftar pun memiliki alasan. "Saya harus menggunakan hak pilih. Saya akan mencoblos gambar lain, agar Pemerintah menjadi lebih baik. Mumpung bebas, ujar Bandi (20), loper koran di Jl Pemuda. Toh Santosa (29) punya pandangan lain. Nelayan di Tambaklorok itu memutuskan tidak mendaftar karena menganggap Pemilu kali ini masih akan sama dengan pemilu-pemilu sebelumnya, meskipun jumlah partai banyak. "Saya masih belum punya pilihan. Lagipula hasilnya pasti sama seperti dulu. Terserah sajalah. Jarwo (24), seorang pedagang di Pasar Johar, malah menjawab singkat ketika ditanya tentang pendaftaran. "Malas ! Jawaban Ilham (23) yang menggelar dagangan buku di sebelah kios Jarwo, barangkali bisa sedikit lebih jelas, juga apa adanya. "Paling saya hanya ikut kampanyenya. Pokoknya ikut rame-rame. Soal negara ini mau jadi apa kan terserah bapak-bapak yang di atas. Kalau saya manut saja. Presidennya mau Pak Amien, Bu Mega, atau Gus Dur, terserah. Yang penting rakyat kecil seperti saya ini tidak tambah sengsara, tuturnya. Lantas kenapa mereka terkesan masa bodoh terhadap Pemilu tahun ini? Belum Mengerti Dari pemantauan Suara Merdeka ke "kalangan bawah, ternyata banyak dari kelompok ini yang belum mengerti tentang pemilu. Paling tidak, Jupri (45), pemulung di kawasan LIK Kaligawe, menganggap pemilu sama halnya dengan penyuluhan kesehatan di Kantor Kelurahan.
Re: Bukalah matamu Wahai yang langganan Permias list
Saya yang kurang intelektual ini mengerti dengan kata - kata bung Irwan yang sederhana. Saya memang pernah kirim mail ke mbak MS, tetapi sayang tidak dibalas. Saya harap kritikan itu dapat memposisikan Saya sebagai oposan , mungkin kurang berarti, dalam warga PDI-P agar jalannya partai ini diharapkan berada pada relnya. -Original Message- From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Thursday, April 29, 1999 10:35 PM Subject: Re: Bukalah matamu Wahai yang langganan Permias list In a message dated 4/29/99 7:03:03 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Salam! Saya masih belum mengerti apa yang "ngeri" dari perdebatan soal Mega. Yang pasti dari kubu PDI-P sangat reaktif. Cenderung mencari pembenaran dibandingkan kekuatan argumen. Irwan: Hanya ingin mendapatkan konfirmasi dari anda, apakah kalimat terakhir ditujukan pada posting2 saya akhir2 ini. Saya melihat justru rekan2 lainnya telah mengajukan argumen2 kuat. Mudah2an anda cukup jeli melihatnya. Pohan: Saya sama sekali belum menemukan jawaban analitis ataupun argumen yang berbobot dari kubu PDI-P. Semuanya seperti "fanatik bongkokan". fanatisme membabi-buta yang sangat amat mengibakan. Irwan: Pendapat orang bisa berbeda2, standar orang bisa berbeda, ini wajar menurut saya. Tapi menggunakan standar pribadi untuk mengukur orang lain ini yg saya sayangkan. Semoga hal ini bisa disadari dari awal. Pohan: Ini mental budak yang harus diberangus. Sebagai seorang pengagum nasionalisme Bung Karno, saya menyesalkan munculnya "kecengengan" dan fanatisme yang buta-naif di kubu PDI-P di milis tersayang ini. Irwan: Mungkin apa yg anda khawatirkan memang ada pada beberapa orang, tapi saya merasa akan terlalu ceroboh bila kita mengambil suatu kesimpulan hanya dari beberapa orang saja. Saya tidak ingin menilai tulisan sendiri, karenanya saya ingin komentar anda apakah menurut anda saya termasuk dalam kategori yg anda sebutkan di atas? Pohan: Ketidakdekatan Mega dengan mahasiswa atau intelektual di perkotaan, misalnya, ini khan menarik diangkat ke permukaan. Kenapa orang di sekeliling Mega tak menyadarkan Mega? Irwan: Bagaimana dengan tulisan saya yg membahas tentang apa yg mungkin menjadi prioritas perjuangan PDI-P? Seperti dalam posting saya terdahulu, saya memperkirakan PDI-P sebagai partai lebih melihat bahwa saat ini hal yg perlu diprioritaskan untuk dibela adalah kelompok masyarakat yg kurang beruntung yaitu rakyat kecil yg sayangnya saat ini merupakan kelompok terbesar dalam masyarakat kita. Misi yg sedang diperjuangkan oleh PDI-P ini saya yakini juga akan menggugah kelompok mahasiswa dan para pengusaha yg menyadari bahwa memang seharusnya kita bisa maju sama2. Saya berikan gambaran dari sudut ekonominya saja, bila kehidupan rakyat kecil bisa meningkat atau diperbaiki, maka secara pemikiran ekonomi diharapkan belanja dari orang tersebut meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhannya. Hal ini akan meningkatkan permintaan di pasaran. Peningkatan permintaan dipasaran akan barang2 tentunya ditangkap para pengusaha sebagai peluang untuk menaikkan suplai. Untuk menaikan suplai, maka salah satunya dengan cara peningkatan kapasitas produksi yg buntutnya akan membutuhkan tenaga kerja tambahan. Hal ini akan memberi dampak pada penekanan tingkat pengangguran. Orang yg tadinya nganggur jadi bisa kerja dan dapat penghasilan yg wajar, maka akan lahir permintaan/demand yg baru. Hal ini akan berdampak juga pada keingingan untuk meningkatkan suplai dari produsen. Terus berulang sehingga mencapai suatu kondisi dimana kesejahteraan masyarakat meningkat dan kesejahteraan pengusaha juga meningkat. Bila orang tua kita punya penghasilan yg cukup maka makanan yg disediakan juga bisa yg cukup gizi sehingga akan melahirkan anak2 yg punya potensi bagus. Orang tua tersebut juga mampu menyekolahkan anaknya bahkan sampai bangku kuliah bila diinginkan. Dengan kata lain ini akan baik untuk kehidupan mahasiswa juga. Mahasiswa yg sedang kuliah pun juga punya harapan yg baik bahwa setelah lulus nanti akan tersedia lapangan kerja dengan taraf gaji yg wajar. Nah, bukankah misi PDI-P yg berfokus pada rakyat kecil sebenarnya secara tidak langsung akan memberikan dampak positif pada kehidupan mahasiswa dan juga pengusaha baik desa maupun kota? Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Mudah2an kini anda bisa melihat visi tersebut lebih jauh lagi. Pohan: Saya bisa menyusun sekian potensi kekuatan PDI-P, sebaliknya juga sederet kelemahannya. Tetapi saya masih terpaku pada fungsi netral saya-- sebagai 'swinging voter'-- di milis ini. Siapa yang menang, pasti akan dapat satu suara dari saya. Ayo dong, mana argumen dahsyat kalian? Tunjukkan bahwa kalian orang-orang pilihan dari PDI-P dan pembahas jempolan anti-Mega. Irwan: Waduh, anda ini gimana sih? Anda ini bagian dari bangsa atau penonton bangsa?...:) Mudah2an anda tidak menganggap begitu penting dan mahalnya suara anda sehingga
Re: Bukalah matamu wahai BUKAN pendukung Mega (Toleransi Ummat Islam !)
Peace KT -Original Message- From: Mohammad Rosadi [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Thursday, April 29, 1999 11:17 AM Subject: Re: Bukalah matamu wahai BUKAN pendukung Mega (Toleransi Ummat Islam !) Erwin wrote: diapuss=== Dan jujur saja, konsep negara Islam (walaupun mau digembar-gemborkan menghormati perbedaan), tentu saja mencemaskan orang-orang di luar Islam/minoritas. ===diapu== Menghormati dan bersikap baik thd non-muslim merupakan salah satu perintah Allah swt (ajaran Islam) yang HARUS ditaati oleh setiap muslim yang benar-benar beriman..., jadi TIDAK PERLU lagi digembar- gemborkan. Kecemasan yang anda sebutkan tsb sangat tidak beralasan dan tidak lebih merupakan warisan dari pemerintah ORBA dulu ,yang semestinya sudah harus dihilangkan. Kalo anda mau belajar ttg sejarah panjang ummat Islam (mulai zaman Rasulullah saw dan sahabatnya hingga massa kini), maka Insya Allah anda akan menemukan banyak FAKTA sejarah yg tidak terbantahkan ttg penghormatan dan penghargaan kaum muslimin yg sedemikian besarnya thd hak-hak non-muslim.., suatu penghormatan HAM yg mungkin belum ada bandingnya sampai saat ini. Berikut saya postingkan suatu tulisan menarik di majalah Sabili ttg bukti sejarah toleransi kaum muslimin yg begitu tinggi thd umat non-muslim. Semoga dapat membuka mata dan pikiran kita dalam memahami Islam sebagai rahmatan lil alaminn (rahmat bagi seluruh alam semesta). == SABILI: Non Muslim di Tengah Masyarakat lslam Sejarah kekuasaan Islam, telah membuktikan kedamaian dan ketenteraman hakiki. Mayoritas Islam yang menguasai pentas kekuasaan, justeru memberi kedamaian dalam masyarakat plural dan heterogen. Dalam masyarakat lslami, tidak pernah ada vonis negatif bagi semua unsur masyarakat lain yang memeluk agama non Islam. Hubungan sesama warga negara, sepenuhnya ditegakkan di atas asas toleransi, keadilan, kebajikan dan kasih sayang. lnformasi objektif tentang perlakuan minoritas non muslim oleh masyarakat Islam, dijelaskan oleh Will Durant, seorang orientalis, dalam bukunya History of Civilization. "Di masa pemerintah Bani Umayah, kaum Nasrani, Zoroaster, Yahudi dan Shabi'i menikmati toleransi amat tinggi yang tidak dapat kita jumpai bandingannya di negara-negara Kristen. Mereka benar-benar bebas menyelengarakan aktivitas keagamaan. Kaum Kristen tetap menguasai gereja dan biara, dan tidak diwajibkan lebih daripada mengenakanpakaian dengan warna tertentu, serta membayar pajak setiap pribadi yang jumlahnya disesuaikan kadar penghasilannya. Pajak ini dikenakan atas orang-orang non muslim yang masih muda dan berfisik sehat. Sedangkan kaum pendeta, wanita serta anak anak yang belu akil baligh, hamba sahaya, orang-orang lanjut usia, lemah, buta dan miskin, tidak ada kewajiban pajak. Sebagai gantinya, mereka yang telah menyetorkan pajak itu dibebaskan dari kewajiban militer. Artinya, pemerintah Islam menjamin keamanan mereka, dari serangan musuh. Kelompok non muslim yang tergolong dalam ahlu dzimmah (terikat dengan perjanjian dengan kaum muslimin), juga tidak dikenakan membayar zakat sebesar 2,5 % pertahun, sebagaimana kewajiban kaum muslimin. Kesaksian mereka tidak diterima di depan pengadilan, namun mereka menikmati pemerintahan otonomi yang tunduk pada pemimpin-pemimpin, peradilan dan perundangan mereka sendiri." Dr. Kharbuti, yang banyak merujuk pada buku sejarah tulisan kaum orientalis rnenyebutkan, "Banyak tokoh besar yang lahir dari kalangan non muslim pada masa pemerintahan Abbasiyah. Contohnya, Bakhtaisyu bin Gabriel. Bakhtaisyu'adalah nama keluarga beragama Nasrani dari Syiria, yang menjadi dokter pribadi Khalifah Abu Ja'far A]-Mansur. Khalifah sangat percaya padanya. "Siapa saja yang memerlukan sesuatu hendaknya menyampaikannya kepada Gabriel, sebab aku akan meluluskan apa saja yang diminta dariku." Gaji bulanannya, sebanyak 10.000 dirham. Sejumlah warga non muslim oleh Harun Al Rasyid diberi pensiunan 1000 dinar sebulannya, plus hadiah 20.000 dirham setiap tahun. Para penulis Islam tidak berat sebelah terhadap berbagai kelebihan yang memang dimiliki kaum non muslim. Mereka memberi gelar Hunain bin lshak sebagai Kepala dokter di zamannya. Bakhtaisyu bin Gabriel hidup di bawah kesayangan dan perhatian khalifah AI-Mutawakkil yang hampir menyamai sang Khalifah sendiri dalam pakaian, cara hidup. Ketika dokter khalifah yang bernama Salmawaih dalam kondisi sakit,-Khalifah AI-Mu'tashim mengutus putranya untuk menjenguknya. Dan ketika akhirnya ia meninggal dunia, khalifah memerintahkan agar jenazahnya dibawa ke istana kemudian diselenggarakan upacara peruibadatan kaum Nasrani, dengan lilin dan dupa. Yunanna bin Masawaih melayani beberapa khalifah Bani Abbas sejak Harun A]-Rasyid, sampai Mutawakkil. Selama itu, ia tidak pernah absen makan bersama
Re: Bukalah matamu wahai BUKAN pendukung Mega (Toleransi Ummat Islam !)
Saya semakin tidak mengerti atas tulisan bung Dodo bahwa yang harus ditakutkan adalah pemimpin yang tidak punya konsep . Semua capres yang ada di INA ini kan punya konsep(?) Mengapa kita sering membuat kritikan yang subjektif/destruktif? karena ( menurut saya) masih ada yang menganggap ras/golongan/agama "saya" yang benar dibandingkan dengan yang lain dan ditambah pola"parts par toto". Saya sebagai seorang yang kurang intelektual ini sangat menyayangkannya. Indonesia ini masih dalam masa transisibelum apa-apa dibandingkan dengan negara lain ( cth: Filipina slah satunya), apalagi dengan negara - negara barat. Jadi, tulisan bung Dodo itu masih dalam batas toleransi kok. KT -Original Message- From: Dodo D. [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Thursday, April 29, 1999 11:47 AM Subject: Re: Bukalah matamu wahai BUKAN pendukung Mega (Toleransi Ummat Islam !) Ahaaa.judulnya makin panjang, dan konteks diskusinyapun mangkin ngembang. Issue agamapun menjadi muncul lagi, dan prediksi saya...ini akan berkembang lagi menjadi lebih sengit, seperti biasanya. Mudah2an prediksi saya ini salah, dan mudah2an pula karena saya membuat prediksi ini, akhirnya issue agama nggak mengembang jadi perdebatan sengit. Menurut saya sih, ketakutan2 itu nggak perlu ada seandainya kita bangsa Indonesia yang sangat heterogen, multi cultural dan multi religion ini nggak terlalu sensitif, khususnya masalah agama. Seandainya dari dulu2 kita bisa benar2 menerapkan saling menghormati dan saling menghargai antar agama, Insya Allah kita bisa hidup rukun berdampingan (dalam arti sebenarnya, bukan cuman slogan di Bhineka Tunggal Ika) dalam konsep politik apapun. Contoh yang disertakan Bung Rosadi juga menunjukkan, meskipun dalam negara Islam, tapi karena rasa saling menghargai dan menghormatinya sangat tinggi, akhirnya semua orang bisa hidup tentram tanpa adanya ketakutan ketakutan. Contoh yang berlawanan mungkin bisa dilihat juga di US. Meskipun mayoritas penduduknya adalah Nasrani (walaupun negaranya sendiri tidak berdasar pada konsep Kristen) tetapi penganut agama lain, termasuk Islam juga tidak mempunyai kekhawatiran. Itu karena masyarakatnya tidak terlalu sensitif terhadap masalah2 perbedaan agama. Jadi yah, nggak usah deh ada ketakutan atau kekhawatiran akan konsep politik yang dibawa partai2 yang ada sekarang. Justru menurut saya, kita harus takut kalau dipimpin oleh seorang pemimpin yang NGGAK PUNYA KONSEP. Apapun konsep politik yang akan dianut nantinya, saya rasa pemimpin yang akan datang tidak cukup bodoh dan berpikiran sempit untuk menjadi Slobodan Milosevic di Indonesia. --- Mohammad Rosadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Erwin wrote: diapuss=== Dan jujur saja, konsep negara Islam (walaupun mau digembar-gemborkan menghormati perbedaan), tentu saja mencemaskan orang-orang di luar Islam/minoritas. ===diapu== Menghormati dan bersikap baik thd non-muslim merupakan salah satu perintah Allah swt (ajaran Islam) yang HARUS ditaati oleh setiap muslim yang benar-benar beriman..., jadi TIDAK PERLU lagi digembar- gemborkan. Kecemasan yang anda sebutkan tsb sangat tidak beralasan dan tidak lebih merupakan warisan dari pemerintah ORBA dulu ,yang semestinya sudah harus dihilangkan. Kalo anda mau belajar ttg sejarah panjang ummat Islam (mulai zaman Rasulullah saw dan sahabatnya hingga massa kini), maka Insya Allah anda akan menemukan banyak FAKTA sejarah yg tidak terbantahkan ttg penghormatan dan penghargaan kaum muslimin yg sedemikian besarnya thd hak-hak non-muslim.., suatu penghormatan HAM yg mungkin belum ada bandingnya sampai saat ini. Berikut saya postingkan suatu tulisan menarik di majalah Sabili ttg bukti sejarah toleransi kaum muslimin yg begitu tinggi thd umat non-muslim. Semoga dapat membuka mata dan pikiran kita dalam memahami Islam sebagai rahmatan lil alaminn (rahmat bagi seluruh alam semesta). == SABILI: Non Muslim di Tengah Masyarakat lslam Sejarah kekuasaan Islam, telah membuktikan kedamaian dan ketenteraman hakiki. Mayoritas Islam yang menguasai pentas kekuasaan, justeru memberi kedamaian dalam masyarakat plural dan heterogen. Dalam masyarakat lslami, tidak pernah ada vonis negatif bagi semua unsur masyarakat lain yang memeluk agama non Islam. Hubungan sesama warga negara, sepenuhnya ditegakkan di atas asas toleransi, keadilan, kebajikan dan kasih sayang. lnformasi objektif tentang perlakuan minoritas non muslim oleh masyarakat Islam, dijelaskan oleh Will Durant, seorang orientalis, dalam bukunya History of Civilization. "Di masa pemerintah Bani Umayah, kaum Nasrani, Zoroaster, Yahudi dan Shabi'i menikmati toleransi amat tinggi yang tidak dapat kita jumpai bandingannya di negara-negara Kristen. Mereka benar-benar bebas menyelengarakan
Re: Bukalah matamu para pendukung pendukung ...
(nyannyi aja yah...) sinar matamu tajam namun ragu Tegap tubuhmu takkan tergoyahkan kuat jarimu kala mencengkram Bermacam suku yang berbeda...bersatu dalam cengkrammu Terbanglah Garudaku singkirkan kutu2 di sayapmu Berkibarlah benderaku ..singkirkan benalu di tiangmu hei..jangan ragu dan jangan malu tunjukkan pada dunia bahwa sebenarnya Kita mampu.. -Original Message- From: Donald Saluling [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Thursday, April 29, 1999 4:12 PM Subject: Bukalah matamu para pendukung pendukung ... Salam PERMIAS, Saudara2 sekalian yang sedang sibuk berdebat untuk memilih pemimpin masa depan INdonesia... time for you all to wake up. YOU ARE THE LEADERS. Kita yang muda2 yang harus menentukan dan mendikte laju pemerintahan di akan datang. Kita semua sebaiknyalah yang memikirkan masalah pembentukan dan perencanaan MPR yang lebih pas dan efektif. Apa gunanya memperdebatkan calon pemimpin kita masing ? Yang anda2 lakukan sekarang ini tidak beda jauh dengan para penyabung ayam di kampung2 (walau di kota2 besar pun masih ada.) Yang berantem itu ayam2 nya dan bukan anda sendiri. Kalau anda mendukung seorang pemimpin, libatkan diri anda ke organisasi dan pelajari dan ikut aktif dalam organisasi tsb. Saya yakin anda tidak bakalan hanya menghabiskan waktu di depan komputer dan saling membandingkan kehebatan ayam masing2. Yang muda yang bertarung, yang muda yang memberikan inspirasi. Pikirkan mengenai DPR, MPR dan badan2 penting negara kita. Mau apa presiden dan menteri2 kalau MPR dan DPR kita sangatlah kuat? Suara kita itu datang ke gedung MPR dan bukan langsung ke istana presiden (kecuali dalam keadaan darurat.) Biarkan terjadi kemajemukan didalam DPR kita supaya ada keragaman yang mencerminkan kemajemukan suku2 diseluruh Indonesia. In other words, let's start the decentralization of Indonesia. And it all starts from YOU and not from Megawati, not from Amien Rais, nor Habibie or sekian banyak jendral2 dan pemuka2 agama dan lain lain. Anyways, sekedar nimbrung... Donald Saluling Portland, OR
Re: Lemahnya hukum (was: Re: Mega oh Mega)
:-) Kaum tertindas -Original Message- From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Wednesday, April 28, 1999 3:20 PM Subject: Lemahnya hukum (was: Re: Mega oh Mega) In a message dated 4/28/99 12:45:22 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Negara BOBROK adalah karena Pemimpin yang Korup, Arogan, Sombong DAN karena Rakyat mendiamkan Pemimpin atas semua yang terjadi Irwan: Yang lebih mendasar lagi dari itu adalah lemahnya hukum. Hukum tidak berfungsi secara seharusnya. Itulah yg menyebabkan penguasa bisa merajalela. Sistem kontrol yg lemah dimana sebagian anggota MPR dipilih berdasarkan pengangkatan oleh presiden dan bukan dari pemilu. Karenanya kontrol terhadap pemerintahan jadi lemah. Hadeer: Saya, anda dan semua orang bersalah jangan karena sekarang sudah bisa teriak-teriak, tiba - tiba merasa diri paling benar Irwan: Mudah2an anda sadar apa yg anda katakan di atas:) Hadeer: Ciri - ciri mendiamkan pemimpin (baca : Mendewakan Pemimpin seperti MS) sedang terjadi di PDI - P MS sudah seperti Dewa pengikutnya sudah buta mata, pikiran, dan hati atau memang MS yang dibutakan pengikutnya supaya bisa dimanfaatkan . Irwan: Tidak ada mendewakan Megawati. Megawati dipercayai memimpin PDI-P karena pengikutnya punya keyakinan dialah yg dianggap orang terbaik yg bisa memimpin Indonesia keluar dari masalah ini. Seperti dalam posting terdahulu, saya terkesan dengan sikap Megawati yg ingin mengembalikan fungsi hukum. Hadeer: Kasihan MS saya benar - benar kasihan. Irwan: Simpatisan PDI-P dan pendukung Megawati tidak membutuhkan kasihan dari anda dan juga dari simpatisan partai lainnya. Yang dibutuhkan adalah kerjasama anda semua untuk mengatasi kemelut yg dihadapi Indonesia. Hadeer: Saya akan menghargai PDI - P ...kalau ketua umum atau calon presidennya adalah Kwiek atau Laksamana Sukardi. kenapa mereka takut tampil kedepan ??? . Irwan: karena Kwiek atau pun Laksamana Sukardi bukanlah termasuk tipe pemimpin. Mereka tipe pemikir khususnya masalah ekonomi. Apakah seorang Einstein otomatis cocok menjadi presiden AS?...:) jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu (pemilih PDI-P, no. urut 11)
Re: Bukalah matamu wahai BUKAN pendukung Mega
(buat bung Erwin) Yang banyak ngomong Gus dur atau anda tidak tau Kalau bung tau..bung ngga usah tulis ini dong..Bukankahseharusnya yang dikecam adalah ABRI dan pemerintah? (ABRI kan kononpemersatu...) KT -Original Message-From: Hadeer [EMAIL PROTECTED]To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]Date: Thursday, April 29, 1999 2:50 PMSubject: Re: Bukalah matamu wahai BUKAN pendukung Mega Lho kan anda yang bilang MS adalah FIGUR Pemersatu yang coba diterangkan dong tulisan anda bukan malah balik bertanya dan berkelit :-) Boleh berkelit kalau sudah kasih jawaban .Hadeer-- From: Erwin [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Bukalah matamu wahai BUKAN pendukung Mega Date: 29 April 1999 10:35 Hadeer Wrote : FIGUR PEMERSATU Waktu Ambon dan Sambas pecah MS kemana ??? Waktu Theo Syafei di tuduh menjadi PROVOKATOR Kupangapa tindakan MS Malah mencium pipi Theo, bukannya memberi penjelasan yang bisa menenangkan SEMUA PIHAK ..Mana fungsi dari POSKO - POSKO PDI - P pada Peristiwa Ambon.tidak berbunyi sama sekalikarena ya memang tidak mampu untuk berbunyi dan bertindak . Erwin Wrote : Khusus untuk Ambon dan Sambas, Adakah yang mampu bertindak? Mengapa Anda mengecam Megawati karena dua hal tersebut? Apakah tokoh yang banyak ngomong macam Gus Dur ketika Ambon dan Sambas menjadi tokoh pemersatu? Bukankah seharusnya yang dikecam adalah ABRI dan pemerintah? (ABRI kan konon pemersatu...)
Re: Bukalah matamu Wahai yang langganan Permias list
Saya setuju dengan pendapat bung Jaya dkk yang menkritik mbak MS sebanyak mungkin. Supaya parpol yang ada itu berada tetap pada relnya. Memang sekarang ini masa transisi dari masa super liberal ke demokrasi, wajar kalau Saya masih kurang dewasa. peace KT -Original Message- From: FNU Brawijaya [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Thursday, April 29, 1999 7:20 PM Subject: Re: Bukalah matamu Wahai yang langganan Permias list Sebetulnya balasan yang sangat reaktif dari para pendukung MS dan PDI-P-nya di milis ini merupakan cerminan dari para pendukung di tanah air. Tapi kita tidak dapat mengeluh, memang baru segitu taraf kita. Istilah "pasrah bongkokan", "hidup mati nderek Sukarno", "Suharto Bapak pembangunan, ataupun "Super Genius Suharto" merupakan simbol ketidak-kritisan masyarakat kita (yg terakhir juga demi ABS). Ini sikap yang sangat berbahaya dan tidak sesuai untuk menjamin proses awas mengawasi. Coba tengok lagi bagaimana rakyat RI membutakan diri pada saat Sukarno berkuasa. Bahkan sampai sekarangpun masih ada yg memuja-muji secara tidak proporsional. Mungkin kalau terjadi di abad pertengahan, Sukarno sudah dijadikan salah satu "saint". Sikap kultus individu yg merepotkan ini sebetulnya hendak dikoreksi di jaman ORBA. Cuman dasar masyarakat kita ini bisa ngomong tapi nggak tahu mengimplementasikan, hasilnya adalah pengalihan kultus individu dari Sukarno ke Suharto. Saya sudah pernah cerita (kali ada yg ingat lalu protes kok ngulang cerita mulu) saat masih mahasiswa baru, saya tanyakan hal ini. Saat itu ada penataran P4 dan sedang membicarakan masyarakat kita di jaman ORLA yg mengultuskan Sukarno. Saat saya mempertanyakan lha bapak-bapak penatar ini yg minta kita nggak mengultuskan seseorang kok malah mengkultuskan Suharto. Waktu itu tidak ada jawabanlangsung ..."next question..?". Sebetulnya di milis ini ada juga kelompok yg tidak anti dan tidak dukung MS. Contohnya saya. Saat ini 3 point yg Bung sebutkan sebagai serangan thd MS memang yg paling vital. Tidak ada yg mengkianati Budiman. Dia orang di luar PDI-P. Dia adalah pendiri dan ketua PRD. Apakah PRD mendukung PDI-P? Tidak...sama sekali tidak Mereka kan sebetulnya membonceng ketenaran PDI pimpinan MS. Pendekatan sosialisme PRD tidak pas dengan pendekatan PDI-P, jadi wajar saja bila MS tidak menunjukkan sikap berlebihan thd Budiman. Nah, PAT itu justru salah satu insan manusia yg menganut paham "pasrah bongkokan, mati hidup nderek Sukarno". Ini kan repot kalau sudah pakai kultus individu begini. Jadi proses "mengingatkan, mengawasi" tidak ada. Semua yg keluar dari mulut Sukarno adalah kebenaran mutlak yg harus diturut. Hal ini juga terjadi di jaman Orba. Antara lain yang jelas terlihat mata adalah bagaimana Abdul Gafur mencium tangan Suharto di bandara, juga sebutan SGS dari BJH. Tidak ada itu "Pak Harto yg begitu tidak baik", semua perkataan Suharto adalah kebenaran. Itu adalah suatu titah yang harus dilaksanakan tanpa perlu ditimbang-timbang lagi. Sayangnya ratusan kali kita diingatkan agar jangan mengultuskan, agar kita tetap kritis, hasilnya begini lagi. Nah, yg ditunjukkan oleh pendukung PDI-P di milis inilah yang mencerminkan bagaimana ketidakdewasaan para pencoblos secara umum. Hal ini juga terjadi pada pendukung partai lain, cuma memang secara umum baik di milis ini maupun di tanah air (yg tercermin dari tingkah saat parade), para pendukung PDI-P inilah yg punya sikap fanatisme berlebihan. Sikap defensif tanpa mengungkapkan point-point positif yang potensial dari MS itulah yang justru makin buat susah. Yg beginian yg mengobarkan rekan- rekan lainnya untuk makin mengejar dg pertanyaan lain (jadi ada yg memang anti, dan ada yg niatnya kritis). Wah, sudah panjang...padahal belum selesaistop dulu ah. Salam, Jaya '--- Ramadhan Pohan wrote: Salam! Saya masih belum mengerti apa yang "ngeri" dari perdebatan soal Mega. Yang pasti dari kubu PDI-P sangat reaktif. Cenderung mencari pembenaran dibandingkan kekuatan argumen. Saya sama sekali belum menemukan jawaban analitis ataupun argumen yang berbobot dari kubu PDI-P. Semuanya seperti "fanatik bongkokan". fanatisme membabi-buta yang sangat amat mengibakan. Ini mental budak yang harus diberangus. Sebagai seorang pengagum nasionalisme Bung Karno, saya menyesalkan munculnya "kecengengan" dan fanatisme yang buta-naif di kubu PDI-P di milis tersayang ini. Begitu juga dari kubu anti-Mega, saya pun belum menemukan sama sekali serangan baru. Yang dipersoalkan dari sosok Mega-- dari kubu di milis ini-- cuma soal tidak inteleknya Megawati melulu, soal boncengnama ayahnya melulu atau kenaifan 'budaya timur'nya. Mana yang baru?. Ketidakdekatan Mega dengan mahasiswa atau intelektual di perkotaan, misalnya, ini khan menarik diangkat ke permukaan. Kenapa orang di sekeliling Mega tak menyadarkan Mega? Saya terus menunggu-nunggu. Soal kedekatan Megawati dengan "dunia kasakten", misalnya. Ini juga menarik. Tapi
Re: Pemimpin berbudaya Timur
Terima kasih atas ulasan seorang yang mengandalkan analisa intelektualnya seperti anda Bung Hadeer. Saya yang kurang intelek ini sangat menyayangkan karena ada saja dari antara kita ini dalam mengambil kesimpulan dan kritikan dari fakta yang dibaca hanya SEPENGGAL saja tanpa alur pemikiran yang jelas dari suatu tulisan yang membawanya sebagai seorang oposan kelas pemula. Wajar memang kalau orang mempunyai talenta yang berbeda . Ada orang yang mengkritik sangat primitif karena dia tidak tau bahwa dia tidak mengerti. Dan ada orang yang mengkritik dengan sederhana dan tajam karena dia tau bahwa dia mengerti. Dan ada juga orang yang mengkritik seperti orang lupa ingatan karena dia tidak tau bahwa dia mengerti. Saya menilai bahwa semakin kritisnya para intelektual Indonesia sekarang ini yang menunjukkan perubahan. Salah satunya bung Hadeer. Dari saya kaum tertindas peace -Original Message-From: Hadeer [EMAIL PROTECTED]To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]Date: Tuesday, April 27, 1999 1:58 PMSubject: Re: Pemimpin berbudaya Timur AKHIRNYA seorang mahasiswa ITB yang seharusnya mempunyai pikiran jernih dan mampu melihat diatas (beyond) segala sesuatunya... tapi akhirnya hanya menulis email yang seperti ini buta kali ya ???Mana spirit email mu yang diawal-awal.JANGAN LUPAKAN KAMI, PEMUDA-PEMUDI, SEBAGAI TULANG PUNGGUNG BANGSA YANG CINTA AKAN PROSES PENGKADERAN DARI ENGKAU (PARA PEMIMPIN BANGSA)... ...(saya copykan lagi tuch...). malu dong sama masa lalu :-) Cepet bener berganti haluan ha...ha.Ehmcape'it's to obvious... :-(Hadeer-- From: Frarev Sitorus [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Pemimpin berbudaya Timur Date: 27 April 1999 13:41 Saya setuju menurut pendapat bahwa Mbak MS enggan untuk diajak berdiskusi. Kemudian ditarik kesimpulan bahwa mbak MS tersebut ke-intelektulannya kurang/begolah... :-0 Meskipun memiliki ke-intelektualan yang brilian, seperti doktor dan profes0r, apakah memang sudah teruji pada masa kekusaan pak Harto, mantan presiden RI, dan orde baru yang sangat kuat? Memang, mbak MS sangat pendiam sehingga tampak kurang intelek, tetapi beliau sangat baik untuk mengambil keputusan diantara pengikutnya yang memiliki kemampuan berbagai bidang dengan team work yang baik juga... Yah...bagaimanapun masing - masing memakai strategi manajemen dalam menentukan prioritas sekarang ini berbeda - beda. Masing - masing kita dapat menilainya sendiri kok ( Hak kita kan...)
Re: [Re: Mega oh Mega]
Kalau menginginkan demokrasi...bung Hadeer harus menerima dong...jangan malah diejek, dimaki, dikritik(kelas pemula lagi)...hargai dong pendapat orang lain dan memberi kritik yang konstruktif kepada orang tersebut. Bung Hadeer ini orangnya lucu dan ... :-) On Wed, 28 Apr 1999, Hadeer wrote: Kenapa banyak yang mau GOLPUT ? Saya pikir ini adalah sifat pengecut, sifat tidak mau berpegang kepada sesuatu (baca : Partai) yang diyakini kebenarannya, sikap tidak siap menerima kekalahan, sikap tidak siap dikritik, sikap cuek akan nasib rakyat (karena udah keenakan di Amerika) ... memang nya Indonesia ini hanya sampai 7 Juni 1999 saja.Negara ini Insya Allah masih panjang jalannya Kalau dalam Pemilu ini menghasilkan Pemimpin TIDAK sesuai dengan apa yang saya pilih ... dengan "segala cara" saya akan menjadi "oposisi" . at least saya sudah coba untuk memilih Pemimpin yang saya mau... hasil akhir rakyat banyak yang menentukan .. dan sekali lagi Jalan Masih Panjang :-) Hadeer -- From: Pandir Ontohod [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Re: Mega oh Mega] Date: 27 April 1999 19:11 Then, welcome to the club. GOL-PUT is for you... pandir Andrew G Pattiwael [EMAIL PROTECTED] wrote: Biarpun Bapak saya orang Golkar, anti saya untuk memilih Golkar. Saya lebih melihat kesalahan yang telah diperbuat oleh Golkar selama 32 tahun terakhir ini, bukan oleh Janji-janji MULUK yang keluar dari MULUT Akbar Tanjung itu. Mau percaya ? sorrybagi saya Akbar tanjung masih tetap seperti pembual orde baru yang baru bangun kesiangan menyatakan dirinya adalah reformis. Mau tau solusi saya? saya lebih baik TIDAK MEMILIH dalam pemilu ini. Terima Kasih andrew
Re: [Re: Mega oh Mega]
Analisa mas Andrew sistematis sekali sehingga Saya menjadi bertambah wawasan. On Tue, 27 Apr 1999, Andrew G Pattiwael wrote: sifat pengecut? saya pikir ini adalah satu pendirian, pendirian bahwa semua orang punya pilihan...salah satunya adalah golput atau abstein saya heran, bukankah negara indonesia (mau menjadi) negara demokrasi, berarti semua pendapat seharusnya dihargai, biarpun itu adalah tidak akan memilih. anda punya tuduhan adalah 'nyanyian' orde baru yang sering selalu didengar (sampai bosen): tidak patriotik, pengecut, munafik, komunis.terusin sendiri... sikap cuek? lalu orang-orang diatas yang terus berusaha mempertahankan kekuasaannya dengan berbagai cara (menindas rakyat) anda sebut peduli? karena orang-orang diatas inilah (contoh: Golkar) lebih baik tidak memilih , daripada berdosa di akherat nantinya karena terus mempertahankan kekuasaan yang sudah banyak membanjiri darah di indonesia ini. pengecut? terserah pendirian pribadi...sudah pasti. Kenapa? Golkar yang sudah jelas-jelas bersalah masih tidak bisa bercermin bahwa 'mereka' harus minta maaf kepada rakyat banyak. Masih mau memilih?! yaterserah andanegara ini negara demokrasi. Dan bagi saya tindakan demokrasi yang akan saya ambil sekarang adalah abstein. Andrew On Wed, 28 Apr 1999, Hadeer wrote: Kenapa banyak yang mau GOLPUT ? Saya pikir ini adalah sifat pengecut, sifat tidak mau berpegang kepada sesuatu (baca : Partai) yang diyakini kebenarannya, sikap tidak siap menerima kekalahan, sikap tidak siap dikritik, sikap cuek akan nasib rakyat (karena udah keenakan di Amerika) ... memang nya Indonesia ini hanya sampai 7 Juni 1999 saja.Negara ini Insya Allah masih panjang jalannya Kalau dalam Pemilu ini menghasilkan Pemimpin TIDAK sesuai dengan apa yang saya pilih ... dengan "segala cara" saya akan menjadi "oposisi" . at least saya sudah coba untuk memilih Pemimpin yang saya mau... hasil akhir rakyat banyak yang menentukan .. dan sekali lagi Jalan Masih Panjang :-) Hadeer -- From: Pandir Ontohod [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Re: Mega oh Mega] Date: 27 April 1999 19:11 Then, welcome to the club. GOL-PUT is for you... pandir Andrew G Pattiwael [EMAIL PROTECTED] wrote: Biarpun Bapak saya orang Golkar, anti saya untuk memilih Golkar. Saya lebih melihat kesalahan yang telah diperbuat oleh Golkar selama 32 tahun terakhir ini, bukan oleh Janji-janji MULUK yang keluar dari MULUT Akbar Tanjung itu. Mau percaya ? sorrybagi saya Akbar tanjung masih tetap seperti pembual orde baru yang baru bangun kesiangan menyatakan dirinya adalah reformis. Mau tau solusi saya? saya lebih baik TIDAK MEMILIH dalam pemilu ini. Terima Kasih andrew
Re: Mega oh Mega
:-) kaum tertindas On Wed, 28 Apr 1999, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote: Mengapa negara bobrok? Itu karena sebagian besar kebijakan dan keputusan diambil oleh birokrat atas dasar INTUISI kayak Anda. Saya sarankan sebaiknya membuka konsultasi ramalan nasib saja. Wassalam, Efron -Original Message- From: Hadeer [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Tuesday, 27 April, 1999 15:34 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Re: Mega oh Mega Koq ya saya lebih merasa lega jika GOLKAR yang menang daripada PDI - P yang menang Meskipun GOLKAR tidak dapat (belum) dipercaya...tapi akan jauh lebih hancur lagi negara ini kalau PDI - P yang menang ini berdasarkan intuisi saya setelah melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana moral dan kelakuan orang - orang PDI - P disekitar saya, di lingkungan saya, di TV, di mulut-mulut gang, para pemimpinnya (apalagi Theo Syafei, OJ Tambunan, MS sendiri, dll), nggak ada bedanya dengan para GOLKAR dan pemimpinnya, mulai dari Lurah, Camat, Bupati, terus keatas... Kedua - duanya sama brengseknyakalau mau dibilang sama, sama-sama nggak ada moralnya...!!! Hadeer Kalau anda tidak puas bila GOLKAR cs nanti yg menang, sadarkah apa yg anda lakukan termasuk kategori memperlancar pemenangan GOLKAR cs? Saya pribadi tidak terlalu masalah bila yg nantinya banyak dipilih orang adalah partai2 seperti PDI Perjuangan, PAN, PKB, PPP, PK, dan yg sejenis, asal bukan GOLKAR cs (ABG cs).
Re: Maluku jadi 2 propinsi, Irja jadi 3 prop
:-) On Sat, 24 Apr 1999, FNU Brawijaya wrote: Ya semoga saja dg semangat 15% minyak dan 30% gas untuk daerah bisa meningkatkan laju pembangunan di wil. tsb. Ada hal yg menrik dari pemekaran Irja. Sebetulnya usulan atau pemikiran pemekaran Irja kan sudah luama sekali. Ndak tahu juga kok disebutkan baru direncanakan pada Pelita VI. Sepuluh tahun yg lalupun sudah ada selentingan itu. Hanya saja di kalangan orang Irja perantauanpun ada dua pendapat. Kebetulan saya ketemunya sama yg kontra, dengan alasan wilayah utara timur ndak ada apa-apanya. Nah, sekarang gimana caranya membagi wilayah agar adil? '--- Maluku Akan Jadi Dua Provinsi JAKARTA - Tidak hanya Iran Jaya yang akan dimekarkan jadi tiga provinsi. Pemerintah ternyata juga berencana memecah Maluku menjadi dua provinsi. Hal itu diungkapkan Menko Polkam Feisal Tanjung kepada wartawan selesai Sidang Dewan Penegakan Keamanan dan Sistem Hukum (DPKSH) di Wisma Negara, Jumat kemarin. "Jadi nanti DPRD Tingkat I Maluku itu ada dua, dan Irian Jaya ada tiga,'' jelas Feisal. Menurutnya, alasan dimekarkannya Provinsi Irian Jaya dan Maluku itu karena pertimbangan luas wilayah. "Irian Jaya itu kan besar sekali, tiga setengah kali pulau Jawa." Kapan konsep pengembangan ini diselesaikan? "Ya kita minta sebelum pemilu, sehingga realisasinya setelah pemilu bisa kita laksanakan,'' katanya. Menurutnya, sebetulnya rencana pemekaran itu sudah lama. Jadi tidak ada kaitan dengan kerusuhan yang belakangn ini melanda daerah tersebut. "Kalau kalian ingat, pada era Kabinet Pembangunan VI, pemekaran ini sudah direncanakan. Hanya tertunda-tunda kala itu. Sehingga dalam rapat ini dibahas.'' (A20,eh-29) -- \\\|/// \\ - - // ( @ @ ) oOOo-(_)-oOOo--- FNU Brawijaya Dept of Civil Engineering Rensselaer Polytechnic Institute mailto:[EMAIL PROTECTED] Oooo oooO ( ) ( ) ) / \ ( (_/ \_)
SWING VOTEER
Siapa dia...? :-)