Oot: Indonesia Ternyata Cuma Dianggep Segitu Doang... ;-)
;-) Saya denger di tivi barusan. Senyum dikit. Ini sedikit out-of-topic. Megawati dikabarkan di tivi, sampe di US. Dan disambut oleh asisten mentri luar negeri amerika. Selebihnya seremonial biasa. Tapi di sini, bisa kita lihat bersama, di mata amerika, presiden Indonesia itu dianggep sepenting apa? Ya, kelasnya baru sekelas mentri aja enggak,... ASISTEN mentri (itupun mungkin ketinggian?). Jadi tidak dianggep setara. Sorry about that, faktanya demikian. Yg nyambut ya itu tadi, boro-boro presiden amerika, atau wakil presiden, mentri aja enggak... cuma asistennya. ;-) Yw.
Oot: Kasus Hakim Agung: Hari Kemerdekaan Koruptor (?)
;-) Sedikit oot (out of topic), barusan saya dengar di tivi, hakim agung yg dilaporkan terima suap dibebaskan dg alasan yg bisa membebaskan seluruh koruptor Indonesia. Hakim yg membebaskan pada prinsipnya bilang: - UU anti korupsi ada dua, ie. UU th. 71 yg berlaku s/d th. 99; dan UU th. 99 yg berlaku dr '99 dst. - Nah, si hakim agung tertuduh penerima suap dibebaskan karena: - Kejadiannya terjadi sebelum berlakunya UU'99 itu. Sehingga tdk bisa dituntut berdasarkan UU th'99. - Di pihak lain, kalo dituntut berdasarkan UU th. 71, katanya udah telat; karena UU th 71 tsb. sekarang sdh tdk berlaku lagi. Jadi kalopun nyata-nyata ybs. terima suap, tetep merdeka... Dg alasan yg sama, seluruh koruptor dan KKN-tor yg melakukan aksinya sebelum UU'99 tsb. berlaku; dan sekarang ini belum divonis merdeka juga... Gimana nih? Yw.
Soal Bunker Cendana, Siapa Dapet Hadiah?
;-) Beberapa waktu yll, tutut suharto menjanjikan akan memberi hadiah buat siapa saja yg berhasil menemukan bunker di Cendana. Berapa ya hadiahnya, lupa, 200 juta or something, lah. Lha, sekarang ternyata terbukti ada yg menemukan bunker tsb. Siapa yg terima hadiah? ...
Re: Oot: ITB, UI, UGM, IPB Jadi BUMN
At 06:44 PM 11/17/00 GMT, you wrote: >Kira-kira nanti SPP-nya naik ngga, ya??? Yw: Yg saya denger, SPP-nya akan di-deferensiasi, jadi tiap (kelompok) orang, bayarnya beda-beda. Ini riilnya gimana, nggak tahu persis (memang belum jadi kelihatannya planningnya). >Trus kategori apa yang dipakai untuk menilai kesiapan sebuah universitas >untuk berbadan hukum ?? > >salam, >Antony Yw: Kalo dilihat alasan formal, cem-macem kriterianya; tapi pada prinsipnya (setelah diputuskan), yg jadi pokok penentu (menurut pengamatan saya) adalah 'strong brand image' dr PTN tsb. (dlm arti luas). Kalopun sekarang ada yg 'brand image' nya strong tapi belum mendapat kesempatan, itu masalah giliran saja,... (cuma masalah waktu) tapi kalo yg 'brand imagenya' belum mantep, kayaknya tidak akan dapet giliran.
Re: [Oot: ITB, UI, UGM, IPB Jadi BUMN]
At 11:44 PM 11/14/00 MST, you wrote: >Penasaran. >Apakah boleh melakukan bisnis komersial berarti mereka menjadi lembaga for >profit? For example, banyak universitas di sini melakukan bisnis >(harvard misalnya) tapi statusnya tetap non profit organization (kalo >nggak salah) Yw: Batasan-batasan macem gitu akan ada di AD/ART. Sekarang ini belum jelas, gimana AD/ART-nya (at least saya belum dapet bocorannya ;-). Kalo yg lain udah ada yg tahu (saya yakin yg punya akses ke UI/ITB/IPB/UGM pasti bisa dapet gambaran, soalnya setahu saya bikinnya lumayan rame- rame ;-).
Oot: ITB, UI, UGM, IPB Jadi BUMN
Sedikit Out Of Topic, tapi ini mungkin bisa membuka peluang utk bisnis, utk sekolah, atau utk kerja: Dari Kompas, Rabu, 15 November 2000 Awal 2001, Empat PTN Akan Berbadan Hukum * Boleh Melakukan Bisnis Komersial ... Yogyakarta, Kompas Ditjen Dikti Depdiknas tengah melakukan persiapan akhir untuk mengubah 4 PTN (ITB, IPB, UI, UGM) jadi institusi pendidikan berbadan hukum. Implikasinya, kelak PTN bersangkutan dibolehkan melakukan bisnis komersial. Yw.
Ini gila apa gimana? (Was: Kantor meneg BUMN cabut larangan ...)
At 07:23 PM 8/14/00 +0700, you wrote: Kantor meneg BUMN cabut larangan investor asing di multimedia Laporan Charles M Siahaan satunet.com - Kantor Meneg Penanaman Modal/Pembinaan BUMN akhirnya Senin menyatakan mencabut larangan investor asing masuk dalam jasa multimedia. Dengan pencabutan ini larangan investor asing masuk ke jasa layanan informasi multi media, termasuk internet, akan dikeluarkan dari daftar negatif investasi (DNI) yang dituangkan dalam Keppres No.96/2000. ... dst. Yw: Buset, ini tata aturan hukumnya gimana, ya? Masak Keppres (Keputusan PRESIDEN) bisa seenak udel dicabut/ dilangkahi oleh seorang mentri (bawahan Presiden jauh)! Nyabutnya gimana, tuh? Pake KEPMEN, gitu? Nggak sekalian aja tuh Kepmen PBUMN menganulir pasal 33 dari UUD 45 atau mengamandemen Konstitusi Jerman bersatu sekalian? ... Sekedar mengingatkan: Not so long ago, ketika UU PKB diundangkan dan bikin geger. UU itu juga ditangguhkan pelaksanaannya oleh seorang Mayor Jendral (Kapuspen TNI/Abri)! Atau dg kata lain, UU yg katanya dibikin oleh lembaga tinggi negara (DPR) diacak-acak oleh seorang prajurit bawahan... yg setingkat mentri pun tidak. ;-) Kalo gitu caranya, mungkin dalam waktu dekat, Gus Dur sebagai presiden, posisinya bisa dianulir oleh seorang lurah daerah Ciganjur yg menyatakan bahwa KTP Gus Dur tidak sah, dan yg sah adalah Gus Dur warga negara Irak (berdasarkan investigasi yg dilakukan di tingkat kelurahan tsb. yg dimotori oleh Pak Carik yg kebetulan berijazah SD. ;-) Mudah-mudahan saya yg salah persepsi dan salah baca, yg di atas itu salah semua.
Berita Duka: Anton Hartono, ex Syracuse NY, berpulang
Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un. Telah meninggal dunia, saudara kita Haji Anton Hartono, ex. Syracuse, NY (sekitar 97-99). Karyawan Telkom, Divisi Network. Di RS Dharmais Jkt, karena Leukemia. Tadi malam jam 2wib dini hari. Hari ini jenazahnya akan dibawa ke Bdg (rumah duka Jl. Pasirluyu Bdg) dan akan dimakamkan di pemakaman Gumuruh Bandung. Bagi rekan-rekan yg mengenal Anton, mohon doanya, dan mohon dimaafkan sekiranya ada kesalahan ybs di masa lalu. Yw.
Reengineering Di Sektor Hukum
Senin, 10/4/2000 16:02 WIB Termasuk 5 Ketua PN DKI 70% Hakim DKI Digusur ke Daerah Depkumdang membuat gebrakan. Sekitar 70% hakim di Jakarta, karena diduga tidak beres akan dimutasikan ke daerah. Termasuk 5 Ketua PN se-DKI Jaya. Sebaliknya hakim daerah yang bersih akan ditarik ke Jakarta. ... dst. di detik.com
Undangan: Milis Berita-Bisnis Baru
;-) Sedikit undangan. Mungkin banyak yg saat ini merasa gerah karena pingin dapet berita dari web-sites tapi browsing di di sites yg populer udah pada taraf bikin sakit gigi (karena lambatnya). Atau pingin dapat berita-berita bisnis tapi males browsing... Saya undang gabung ke milis bisnis yg barusan saya bentuk (walopun barusan, tapi udah rame!). Kirim saja email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Gitu aja, nggak usah repot. (Insya Allah) dg bergabung dg milis itu, para member nggak usah capek-capek browsing ke sites berita macem- macem... and have fun too, karena di situ bisa jadi asik (kalo anggotanya emang pingin berasik-asikan ;-) Salam, Yw.
Tanya: M.Nazif, Purek-II UI
;-) Tanya dikit buat yg tahu: Dikabarkan Pak Muhammad Nazif (Purek II, UI) jadi calon kuat dirut Telkom. Mungkin ada yg bisa cerita dikit semacam cv-nya gitu? Terima kasih sebelumnya, Yw.
Intermezzo: Strategi IMF & Worldbank Nolong Negara Berkembang
Ini dari Republika Online (dan sorry, agak Out Of Topic). Mungkin seperti inilah cara IMF & Worldbank 'nolong' negara berkembang (in a sense). ;-) --- HUMOR: Nasruddin dan Tetangga yang Banyak Anak Nasruddin tinggal di sebuah kampung yang padat. Penduduk kampung itu anaknya banyak karena tidak mengenal keluarga berencana (KB), dan rumah mereka sempit sehingga mereka hidup berdesak-desakan. Pada suatu hari salah seorang tetangganya datang kepada Nasruddin, dan berkata, ''Nasruddin, kau ini orang pandai. Saya mau minta tolong. Begini soalnya. Seperti kau ketahui, rumah kami ini sangat kecil, sedangkan saya hidup bersama istri, enam anak, bapak saya yang tua, ibunya istri saya. Tentu saja rumah itu penuh sesak. Dan kami sama sekali tidak pernah mengenyam kebahagiaan. Hidup kami ruwet setiap hari.'' Nasruddin bertanya, ''Kamu punya kambing?'' ''Tidak,'' jawab orang itu. ''Kalau begitu beli seekor kambing,'' jawab Nasruddin, ''dan pelihara kambing itu di dalam rumahmu.'' ''Lho,'' orang itu menjawab, ''Kamar kami sudah sesak, kalau ada seekor kambing lagi masuk tentu tambah sesak lagi.'' Nasruddin melotot matanya sambil berkata, ''Kamu minta aku menolongmu atau tidak?'' ''Ya, tentu saja.'' ''Nah, kalau begitu, beli seekor kambing.'' Seminggu kemudian orang itu datang ke rumah Nasruddin lagi. Nasruddin langsung bertanya, ''Kamu sudah jadi beli kambing apa belum?'' ''Sudah,'' jawab orang itu. ''Kamu jadi bahagia sekarang?'' ''Lho, jelas tidak; rumah kami tambah penuh sesak, dan lebih sesak dari sebelumnya, dan kami semuanya tambah sengsara lagi.'' ''Nah, kalau begitu, belilah enam ekor ayam dan pelihara ayam-ayam itu di dalam rumahmu juga.'' Seminggu kemudian ia bertemu tetangga itu untuk ketiga kalinya, dan tetangga itu bilang, ''Nasruddin, keadaan rumah tangga kami makin kacau balau sekarang ini. Ada anak-anak, ada orang tua, ada kambing, ada ayam pula.'' Nasruddin tetap tersenyum, ''Kalau begitu belilah seekor biri-biri, dan pelihara biri-birimu itu dalam rumahmu juga.'' Minggu berikutnya orang itu berkata, ''Nasruddin, mengerikan! Rumah kami benar-benar neraka sekarang, benar-benar tidak bisa kami tahankan lagi, binatang dan orang kacau balau dalam rumah itu.'' Nasruddin tetap tersenyum, ''Bagus,'' katanya, ''sekarang pulanglah dan jual biri-biri itu.'' Minggu berikutnya orang itu datang menemui Nasruddin lagi, wajahnya tampak agak cerah, ''Ah rumah kami agak legaan sedikit, barangkali karena biri-biri itu sudah tidak ada lagi.'' ''Bagus, bagus,'' kata Nasruddin, ''Nah sekarang pulanglah dan jual ayam-ayam itu.'' Seminggu kemudian orang itu muncul lagi, sinar kebahagiaan mulai tampak di wajahnya, katanya, ''Ayam-ayam sekarang sudah tidak ada, jadi suasana di rumah kami lebih mendingan lagi.'' Nasruddin tersenyum, katanya, ''Sekarang juallah kambingmu!'' Minggu berikutnya orang itu nongol lagi, katanya tegas, ''Rumah kami bagaikan istana sekarang, Nasruddin, kami semua berbahagia hidup di dalamnya. Kau telah membantu kami sebaik-baiknya. Terima kasih, Nasruddin.'' ;-)
Asumsi APBN Direvisi
Mungkin ini ada yg perlu (atau mungkin out of topic, sorry), disarikan dari Kompas Online: Rabu, 23 Februari 2000 Revisi Asumsi RAPBN Disepakati (DPR & Pemerintah) 1. Patokan harga minyak mentah dari 18 dollar AS per barrel menjadi 20 dollar AS per barrel. 2. Target penerimaan sektor perpajakan direvisi dengan menaikkan tax ratio (perbandingan penerimaan pajak dengan produk domestik bruto/PDB) dari 10,7 persen menjadi 11,1 persen. Dalam RAPBN 2000 (berlaku April-Desember 2000), pemerintah menetapkan target penerimaan perpajakan sebesar Rp 97,78 trilyun. 3. Target privatisasi BUMN direvisi dari Rp 5,9 trilyun sebagaimana menjadi Rp 6,5 trilyun. 4. Pendapatan BPPN (no. 3 di atas included?) dinaikkan dari Rp 16,25 trilyun menjadi Rp 18,9 trilyun. Dengan revisi tsb: defisit anggaran akan turun dari Rp 45 trilyun menjadi Rp 44,134 trilyun. Kenaikan penerimaan negara sebesar Rp 2,4 trilyun dari kenaikan harga minyak akan dialokasikan untuk meningkatkan subsidi BBM, khususnya dalam bentuk kupon minyak tanah untuk masyarakat miskin. Selain itu, kenaikan penerimaan juga dialokasikan untuk mencukupi belanja rutin negara, meliputi perbaikan pendapatan PNS, perbaikan tunjangan perbaikan penghasilan (TPP) bagi TNI, perbaikan tunjangan fungsional guru, dosen, tenaga medis, serta peningkatan kegiatan operasional Polri. (fey) ;-)
Kapolri, Soal Pesan Sponsor...
Kompas, Selasa, 15 Februari 2000 Kapolri Letjen (Pol) Rusdihardjo Soal Kasus 27 Juli Ada "Pesan Sponsor" dalam Penyidikan Semarang, Kompas Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Letjen (Pol) Rusdihardjo mengakui, pada waktu lalu, Polri kesulitan mengusut kasus penyerbuan Kantor DPP PDI di Jl Diponegoro tanggal 27 Juli 1996, karena ada "pesan sponsor" dari pihak tertentu. Bahkan, karena "pesan sponsor" tersebut maka penyidikan kasus tersebut tidak obyektif. "Penyidikan yang tidak obyektif itu menyebabkan masyarakat yang tidak bersalah menjadi korban dan menderita akibat kasus itu yang justru disidik, dituntut, dan diadili. Ini yang mengusik hati nurani kita semua," tandasnya kepada wartawan, Senin (14/2) seusai upacara serah terima jabatan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah dari Mayjen (Pol) Nurfaizi kepada Mayjen (Pol) Kadaryanto. Meski tidak menyebut secara jelas siapa yang memberi "pesan sponsor", namun Kapolri mengakui kenyataan tersebut merupakan kendala besar polisi mengungkap kembali kasus 27 Juli. Rusdihardjo prihatin, karena penyidikan waktu itu yang seharusnya diarahkan pada satu hasil, tidak berjalan sesuai hukum yang berlaku. Suasana waktu lalu itulah yang kini mendorong Kapolri mengungkap kembali kasus 27 Juli, agar orang yang tidak bersalah tidak menjadi korban. "Secara bodoh saja, Anda tahu bagaimana orang diserang, digebuki dan dilukai, mereka itulah yang dituntut," tandasnya. Kapan kasus ini disidangkan, Kapolri menyatakan tidak bisa secepatnya diselesaikan, karena beberapa faktor seperti minimnya penyidik di Mabes Polri. Kasus 27 Juli telah lama terjadi, dan masalah yang dihadapi polisi banyak. Namun, tanpa menyebut jumlahnya, Kapolri menyatakan telah ada yang diminta keterangannya. Mengenai Soerjadi yang waktu itu menjadi Ketua Umum DPP PDI, Kapolri tidak menjawab secara tegas menyatakan akan diperiksa. "Anda sendiri yang mengatakan. Tetapi berilah kesempatan kepada kami untuk minta keterangan dari korban, pelaku, saksi korban dan saksi lain," tandasnya. Kapolri juga menolak menjawab apakah Jenderal (Pur) Feisal Tanjung juga akan diperiksa. "Nanti ada urutan yang akan diperiksa. Saya tidak bisa menyatakan langsung, tetapi kalau memang suatu saat ada petunjuk ke sana kita akan periksa," tegasnya. Kapolri menegaskan, jika saat ini polisi melakukan penelitian ulang terhadap kasus 27 Juli itu, bukan karena didesak, diimbau atau ditekan pihak tertentu, tetapi semata-mata untuk mencari kebenaran. "Kita akan melakukan penelitian ulang, dan ditindaklanjuti penyelidikan dan akhirnya ke penyidikan. Kita tidak boleh lagi seperti dulu, saat ini supremasi hukum harus kita junjung tinggi," tandasnya. (son) ;-)
Re: Gus Dur di TPI (10% kurang ajar!)
... Mas Priyo: >Bung YW: >Sayang kasih infonya masih kurang detail. Yw: Lha, kalo detil malah saya yang jadi curiga, apa itu Gus Dur beneran, atau orang lain yg nyamar jadi Gus Dur... ;-) >10% kalau semua levelnya Kolonel/bintang satu ke atas, >ya...bisa lebih repot lagi...:) Yw: Tapi kalo boleh optimis (a la Gus Dur), biarpun repot, lebih repot lagi kalo instead of 10%, yg kurang ajar itu 40% (atau lebih ;-). ...
Gus Dur di TPI 23/1/00 h:20:00WIB
>INFO DARI MILIS BDG : > >Temans, >Sekedar info, menurut rencana, pada tgl:23/1, Sabtu, pukul:20:00WIB, di TPI >akan disiarkan talk show (Jaya Suprana Show) dengan Gus Dur, Kyai Presiden ... Yw: Kemarin juga ada acara Gus Dur di RCTI (bareng dg siaran berita TV, jam 7 s/d jam 8 sore). Lumayan menyegarkan juga, dan banyak muncul beberapa hal yg bisa digarap (jadi kontroversial). Salah satunya, waktu ditanya, apakah benar Gus Dur tidak bisa mengendalikan TNI? Dijawab (redaksinya lupa-lupa inget): Saya nggak ada masalah dg pengendalian TNI, saya tahu kebanyakan TNI, 90%, itu setia pada negara ini. Memang ada TNI yg kurang ajar, tapi itu cuma 10%! Saya terus mikir (tumben), kalo jumlah anggota TNI 400 ribu (dan saya pikir nggak terlalu jauh dari itu), terus yg kurang ajar 10%-nya. Kan berarti yg kurang ajar itu 40 ribu? Banyak juga, ya? Buat negara kecil, wuih, 40 ribu itu udah sama dg the whole armed forces (kalo nggak malah dua atau tiga kali lipatnya ;-). ... Ada komentar?
Gaji Pn (sipil / non-sipil / pensiunan)
Mengutip Detik.com: Menurut Menkeu, saat ini jumlah PNS dan pensiunan mencapai sekitar 6,5 juta orang. Sehingga untuk memberikan kenaikan TPP sebesar 20% diperlukan tambahan anggaran gaji dan pensiun selama 9 bulan sebesar Rp 5.344,4 miliar. Yw: Wah, jadi pingin ngitung, nih: Kalo 9 bulan segitu, 1 bulan = 594 milyar. Dan itu setara 20%. Jadi 100%nya = 2.97 trilyun per bulan, atau gampangnya 3 trilyun. Inilah gambarannya: gaji pn/pensiunan per bulan adalah 3 trilyun per bulan utk 6.5 juta orang. Jadi rata-ratanya Rp. 457 ribu per orang per bulan. Sedih banget. :-( Kalopun ditingkatkan 100%, naik jadi rata-rata Rp. 914 ribu per bulan, masih sedih juga... dg kurs 5000 per dolar, itu cuma sekitar USD 180 saja. Lha, kita tahu, di kota kecil di US, utk sewa apartemen model studio aja perlu lebih dari $200, tekor dong. Terus utk makan sehari $10 di sana. Atau x 30 (sebulan) = $300 sebulan. Tekor juga. Ini artinya apa? Ini artinya Indonesia cuma bisa hidup dalam tempurung. Kalo dibuka blak utk globalisasi (dan harga-harga terus ternormalisasi dg harga global), ancrrr (Sebenernya gaji pn akan meningkat lumayan kalo duit yg 9 trilyun sekian didistribusikan ke mereka instead of ke Texmako ;-).
Re: [saham] Menteri keuangan payah.
... SETUJU !! Yw: Kalo saya sih, kalo boleh menyimpulkan: mentri keuangan itu tidak payah, tapi masuk kategori biasa-biasa aja. DAN, menurut saya, saat ini orang seperti itulah yg kita perlukan. Jadi masih oke. Kelemahannya: (minusnya) 1. Dia tidak terkenal (jadi jalur lobinya minim) 2. Dia tidak tricky dan rada-rada kuper (jadi kalo harus bikin terobosan yg brilian, sulit diharapkan). Dg demikian, perbaikannya pasti gradual. No miracle. 3. Apa lagi, ya? Susah. Soalnya faktor no. 1 itu, sih, jadi bikin orang susah utk mengevaluasi. Kelebihannya: 1. Dia memiliki basis/dasar keilmuan yg lebih dari cukup. 2. Dia independen (tdk linked ke loby kepentingan tertentu, bahkan kepada Amien Rais juga tidak). 3. Relatif bersih (karena nggak ada kesempatan ? ;-). Atau gampangnya: belum pernah kejeblos atau diisukan kejeblos (otherwise, dia akan terkenal). 4. Logisnya dia 'berani'. Kalo orang (keuangan) lain (yg terkenal), dapat dibilang, sedikit atau banyak pasti ada link dg orang-orang lama (yg kkn). Nah, orang yg punya 'borok' ini, otomatis keberaniannya terbatas (karena takut boroknya diungkap orang). Nah, dia ini kan punya bekal no. 3, jadi tidak perlu takut secara berlebihan. 5. Kalo perbaikan terjadi secara agak lambat (gradual), ini pun ada hikmahnya. Pertama, saat ini perbaikan ekonomi itu hakikinya bukan prioritas pertama, tapi prioritas kedua. Dan prioritasnya yg pertama adalah perbaikan moral. Jadi ya, cukup Kwik saja yg jadi bintang di sektor itu. Kebanyakan 'superstar', malah bisa kalang kabut, kan? Gerakan gradual itu akan meredam/ meminimalkan gejolak (sosial-politik, etc). So, dari itu, saya bisa simpulkan, Menkeu kita yg baru itu bukan yg terbaik dari yg ada di dunia ini, tapi ya masuk kategori not bad (lumayan, fair enough utk negeri yg kalang kabutnya kayak Indonesia sekarang). Jadi kalo agak sabar dikit, kita-kita ini bisa mengambil sejumlah hikmah dari keberadaannya. Lagi pula, kalo rakyat mengharapkan seorang 'superhero' duduk di kursi Menkeu, di Indonesia sekarang ini, menurut saya pas lagi nggak ada yg memenuhi spek. ;-) Atau ada calon alternatif? (yg saya nggak tahu). Siapa yang meng-garansi orang ini kehadapan Gus Dur ? Yw: Lha, ini agak lucu. Dari rumors sih, yg menggaransi adalah Amien Rais (tapi sekali lagi, ini rumors). DAN Gus Dur sendiri dalam kesempatan kelakar informal sempat bilang: dia sama sekali tidak kenal dg mentri keuangan baru itu. Ha, ha,... emang unik juga, nih Kabinet garansi. ;-) Apa sebenarnya Motifasi AR, FB dan BS yang mungkin saya tidak ketahui ? Ada yang bisa menjawab ? Salam, bRidWaN
Re: Hati hati dengan Gus-Dur
... >>Yw: Keputusan ngaco tidaknya itu bisa dilihat nanti, >> bukan sekarang. Sabar dulu, lah. Kontroversial, mungkin >> saja, tapi kalo dibilang ngaco... sepertinya anda >> menujum masa depan. ;-) > >JA: Untuk tahu sesuatu ngaco tidak perlu menunggu oom. Yw: Not always. Kalo nggak percaya, silakan lihat di kantor pulisi. Para korban-korban yg tertipu dg berbagai cara, semuanya baru tahu setelah beberapa waktu, tidak instan. Jadi, mereka (yg pada ketipu) perlu waktu utk tahu bahwa sesuatu ngaco. Jadi validitas kalimat anda di atas sudah terbukti. ;-) >> >Kemarin saya masih mengira para penasihat macam Hikam yang jadi menteri >> >bermodal bapaknya yg santri itu yang mempengaruhi Gus Dur. >> >>Yw: Bermodal bapaknya yg santri? Jangan berprasangka, Bung. >> Gus Dur sudah kenal ybs. long ago. He knows a lot of thing >> (that you don't know)(about that particular guy). > >JA: O Yeah? Of course wong anaknya pimpinan pesantren. >Jelas kenal mas. Yw: Ya, itulah yg namanya praduga. ... >> >Kalau ada pejabat memasukkan perempuan ke kantor sih dari dulu pasti ada. >> >Tetapi ini BUKAN alasan untuk membubarkannya. >> >>Yw: MEMANG BUKAN! Emangnya yg bilang itu alasan pembubaran siapa? > >JA: Ah, Gus Dur kan yang bilang tho mas. Yw: Jadi dia bilang: Deppen dibubarkan karena dan hanya karena ada pejabat memasukkan perempuan ke kantor, gitu? Kapan bilangnya? Salah denger kali... ... >>Yw: Ya, kalo gitu faktanya, ya udah bener dong dibabat aja. ;-) >> Tanya dikit: apakah bagi anda, itu semua oke-oke aja? > >JA: Kalau mau dibabat sih jelas Deparpostel yang sudah diobok-obok >gay dong ah. Justru itu mesti dibersihkan. Kalau mau model babat >babatan tidak ada yg slamet mas. Yw: Tepat. Emang Deparpostel sekarang udah nggak ada. >> >Kemarin saya sudah tulis kalau pejabat baru itu harus orientasi dulu. >> >>Yw: Siapa yg mengharuskan? > >JA: Pejabat baru di kantor anda nggak pernah orientasi dulu gitu? >Pantes nggak pernah untung. Buntung terus. Yw: Nggak bisa jawab, kan? Nyerah? Siapa yg mengharuskan? Kan nggak ada. Orientasi itu TIDAK HARUS (bagi pejabat baru). Umumnya memang orientasi, tapi TIDAK HARUS. Contohnya yg nggak perlu: sebelum diangkat jadi pejabat, ybs. sudah well informed ttg banyak hal... begitu diangkat jadi pejabat, ya nggak perlu orientasi lagi lah yau... w, wuuu, kukuruyuk ;-) >> >Minta para bawahan menjelaskan programnya, setiap bawahan presentasi. >> >>Yw: Bawahan tahu apa? Siapa yg punya visi? >> Kalo terus bawahannya status quo-an semua gimana? Ancur, dong. >> >> Yang presiden emangnya siapa? >> Tiap-tiap orang punya cara terbaiknya masing-masing. >> Kalo anda punya cara itu, okelah, silakan diterapkan nanti >> kalo anda sempat jadi presiden. > >JA: Lho, bawahan jelas tahu banyak. Yw: Tentang visinya Gus Dur? I don't think so. Siapa Gus Dur aja mereka pasti banyak yg belum kenal. ... >Yang jelas-jelas status quo semua adalah semua pegawai telkom tuh. Yw: Asik, asik. Perlu direformasi kalo begitu. ;-) ... >> >Setelah itu baru si pejabat baru bikin kebijakan baru. Ini adalah >> >prosedur standar! >> >>Yw: Tidak ada yg standar dalam strategic leadership. >> Kalo leader yg levelnya mandor bangunan, ya pake standar- >> standaran; tapi kalo top level, everything is unstructured. > >JA: Nope, semua dimulai dengan koleksi data. Tidak hanya kelas mandor >ataupun kelas presiden. Semua harus dilengkapi data, baik data >mati atau data berjalan. Yw: Lha, emangnya selama puluhan tahun ini Gus Dur nggak koleksi Informasi? Wiranto nggak koleksi Informasi? Mega, Amien Rais, Akbar tanjung nggak koleksi Informasi? Tiduu kali ya >> >Kalau benar Gus Dur tidak butuh penasihat, berarti memang Gus Dur >>orangnya >> >bodo. >> >>Yw: Tapi nyatanya dia butuh. Jadi dia orangnya pinter, gitu maksudnya? > >JA: Dia bilang keputusan diambil oleh dia seorang berdasarkan >pengamatan 30 tahun. Yw: Lha, itu ente baru bilang harus koleksi data, nyatanya dibantah sama ente sendiri... ternyata sudah dilakukan. Pegimana, nih, lenong? ... >>Yw: Mau langsung diratakan dg tanah juga bisa aja (dan sering terjadi); >> apa salahnya, wong dia yg mimpin rumah itu... ;-) > >JA: Nah ini yang bikin kacau. Kepemimpinan model diktator kok mau >diteruskan. Yang sering terjadi adalah sistem diktator, lalu apa >gunanya arus reformasi? Yw: Represif itu kadang-kadang perlu, Mas. Setuju nggak? Pasti setuju deh kalo anda berpikiran luas dan luwes. >> Pemimpin yg besar itu (menurut saya) justru jangan terlalu >> ngeliat detil (pake anak buah disuruh presentasi satu-satu >> segala). > >JA: Itu adalah pandangan "klasik konon kabarnya". >Pemimpin yang besar adalah pemimpin yang mampu menseleksi mana >yang harus dilihat secara detil dan mana yang cukup di-skimming. Yw: Exactly. That's what I said. Kalo dia anggep dalam nyusun ka
Re: Hati hati dengan Gus-Dur
... >Terus terang saya sangat kecewa dengan Gus Dur. Gus Dur yang saya bela-bela. >Gus Dur yang PKB-nya saya coblos kemudian saya maki-maki karena malah >merangkul PDIP. Sekarang Gus Dur yang satu bulanpun belum beres sudah >membuat keputusan ngaco. Yw: Keputusan ngaco tidaknya itu bisa dilihat nanti, bukan sekarang. Sabar dulu, lah. Kontroversial, mungkin saja, tapi kalo dibilang ngaco... sepertinya anda menujum masa depan. ;-) >Kemarin saya masih mengira para penasihat macam Hikam yang jadi menteri >bermodal bapaknya yg santri itu yang mempengaruhi Gus Dur. Yw: Bermodal bapaknya yg santri? Jangan berprasangka, Bung. Gus Dur sudah kenal ybs. long ago. He knows a lot of thing (that you don't know)(about that particular guy). ... >Kalau departemen ngaco sih hampir semua juga ngaco. Yw: Tapi ada yg 'bernilai strategis', ada yg tidak... ;-) >Kalau ada pejabat memasukkan perempuan ke kantor sih dari dulu pasti ada. >Tetapi ini BUKAN alasan untuk membubarkannya. Yw: MEMANG BUKAN! Emangnya yg bilang itu alasan pembubaran siapa? >Jelas Deppen lebih berpeluang dengan skandal >wanita karena juga melingkupi dunia hiburan macam TVRI. Juga Aneka Ria >Safari dulu itu. Kantor di mana TVRI terletak (dekat senayan) juga sering >dipakai rendesvouz bagi kalangan penyeleweng yg paling populer setelah >Ancol. Tetapi ini bukan alasan untuk membubarkannya! Yw: Ya, kalo gitu faktanya, ya udah bener dong dibabat aja. ;-) Tanya dikit: apakah bagi anda, itu semua oke-oke aja? >Kemarin saya sudah tulis kalau pejabat baru itu harus orientasi dulu. Yw: Siapa yg mengharuskan? >Minta para bawahan menjelaskan programnya, setiap bawahan presentasi. Yw: Bawahan tahu apa? Siapa yg punya visi? Kalo terus bawahannya status quo-an semua gimana? Ancur, dong. Yang presiden emangnya siapa? Tiap-tiap orang punya cara terbaiknya masing-masing. Kalo anda punya cara itu, okelah, silakan diterapkan nanti kalo anda sempat jadi presiden. >Setelah itu baru si pejabat baru bikin kebijakan baru. Ini adalah >prosedur standar! Yw: Tidak ada yg standar dalam strategic leadership. Kalo leader yg levelnya mandor bangunan, ya pake standar- standaran; tapi kalo top level, everything is unstructured. ... >Kalau benar Gus Dur tidak butuh penasihat, berarti memang Gus Dur orangnya >bodo. Yw: Tapi nyatanya dia butuh. Jadi dia orangnya pinter, gitu maksudnya? >Adalah manusiawi kalau setiap orang tidak mampu menguasai semua hal >dan tahu semua hal. Adalah bijaksana bagi orang dalam untuk melihat rumahnya >dari luar. Sebaliknya adalah bijaksana bila orang luar memerlukan masuk dulu >ke rumah untuk mengetahui tentang seluk beluk rumah itu. Bukan cuma melihat >dari luar lalu main cap rumahnya bobrok sehingga mesti diratakan dengan >tanah! Yw: Mau langsung diratakan dg tanah juga bisa aja (dan sering terjadi); apa salahnya, wong dia yg mimpin rumah itu... ;-) Pemimpin yg besar itu (menurut saya) justru jangan terlalu ngeliat detil (pake anak buah disuruh presentasi satu-satu segala). ...
Re: Kabinet GD-Mega vs Kabinet Clinton-Gore
From: Nasrul Indroyono <[EMAIL PROTECTED]>: ... >Anggota kabinet Gusdur-Mega ada 35 orang sedangkan >anggota kabinetnya Clinton-Gore cuma 14 orang. ... dst. dihapus. Yw: Saya sudah baca konsep yg anda tulis. Setuju. Malah saya sempat mengusulkan hal yg sama waktu jaman Suharto dulu (bahkan diulang lagi waktu jaman BJH). Itu adalah kabinet yg efisien. Cuman sekarang ini, yg disasar bukan efisiensi. Ada sasaran-sasaran lain (spt. mengandangkan 'macan', mencegah ini itu termasuk disintegrasi, dst) yg mungkin memang lebih urgen drpd itu. Menurut saya di jaman chaotic begini, kabinet yg sekarang masih akseptabel; cuman nanti-nanti, kalo udah waktunya kerja beneran... ya kita harus lebih efisien. Jadi kalo boleh diberi judul, ini adalah kabinet ancang-ancang. ;-) Catatan: dalam prinsip ancang-ancang, orang yg mau melompat jauh ke depan itu kan malah bergerak mundur dulu... (utk membangun momentum, etc. ;-)
Yunus Yosfiah Memarahi Gus Dur
Republika: Gus Dur-Yunus Yosfiah Bersitegang Ribuan Karyawan Deppen-Depsos Demo ke Istana JAKARTA -- Pembubaran Deppen dan Depsos berbuntut panjang. Kemarin ribuan karyawan dua departemen itu datang mendemo Istana Negara menuntut pertanggungjawaban Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) atas keputusannya membubarkan kedua departemen tersebut. Gus Dur kemudian bersedia menemui 10 orang yang mewakili pendemo dari Deppen. Dalam rombongan itu terdapat (mantan) Dirjen Penerangan Umum (Penum) Soedaryanto dan (mantan) Sekjen Deppen IGK Manila yang sekaligus memimpin delegasi itu. Beberapa saat kemudian muncullah mantan Menpen Yunus Yosfiah. Pembicaraan berjalan lancar pada awalnya. Kemudian perbincangan Presiden dengan mantan tokoh Deppen memanas saat Yunus menyatakan bahwa dia tidak mengerti bagaimana sampai Gus Dur mengambil keputusan pembubaran itu. Ia bahkan menilai Gus Dur kurang arif karena di saat krisis justru menghapus departemen yang karyawannya berjumlah 50.875. ''BP7 yang dibubarkan beberapa waktu lalu sampai kini masalah karyawannya belum terselesaikan,'' katanya. ''Kami khawatir staf Bapak yang mengelola ini --mungkin di atas-- tetapi tidak langsung turun ke bawah mengecek seperti apa sebenarnya kondisinya, Pak. Maaf ini ...'' kata Yunus dengan intonasi suara yang sedikit keras. Yunus yang pernah melontarkan gagasan pembubaran Deppen itu mengaku datang ke Wisma Negara --tempat pertemuan itu-- atas inisiatif sendiri tanpa ada yang mengundangnya. Apalagi keluarganya berkali-kali mendapat telepon gelap karena penghapusan Deppen dikira gara-gara kebijakannya sewaktu menjadi Menpen. Padahal, menurut dia, sampai saat ini tidak pernah ada konsep, program, atau rencana untuk membubarkan Deppen secara bertahap, seperti terjadi di Depsos. Gus Dur kemudian menyatakan simpatinya atas nasib Yunus. Tapi entah kenapa Gus Dur sempat menyebut Yunus sebagai Menpen. Saat itu pula Yunus memotong pembicaraan Presiden dengan mengatakan sejak Presiden dilantik dia tak pernah lagi datang ke Deppen untuk menjaga jangan sampai ada orang lain mengutak-atik departemen itu. ''Jangan sampai kedatangan kami juga dianggap menuntut-nuntut jabatan. Maaf, tidak, Pak.'' Jawaban itu agaknya membuat Gus Dur terpancing emosinya. Keputusan itu, katanya, sesuai prinsipnya sejak dulu yakni pemerintah sebaiknya tidak terlalu banyak campur tangan urusan masyarakat. Rakyat, menurutnya, sudah terlalu lama menderita di tangan pemerintah, sehingga ia mencoba memperbaikinya dari sedikit termasuk penataan, efisiensi, dan penghapusan Deppen. ''Tidak ada urusannya dengan penasihat. Memangnya saya orang bodo. Saya bikin kabinet sendiri kok, berlima Bu Mega, Pak Amien, Pak Akbar Tanjung, dan Pak Wiranto,'' ujar Gus Dur. Ia membantah bahwa penghapusan Deppen itu merupakan usulan dari penesihat-penasihatnya. ''Penghapusan Deppen pada prinsipnya agar pemerintah tak terlalu banyak turut campur urusan masyarakat,'' katanya. Pekerjaan penerangan, tambahnya, dapat dilakukan masyarakat sendiri. Kendati pemerintah ikut membantu, tapi bantuan itu tidak harus dalam bentuk departemen. Karena, departemen terlalu besar hanya untuk urusan demikian. ''Masa urusan menerangkan kepada masyarakat saja harus ada departemen. Kalau begitu nanti ada departemen macam-macam dong,'' ujar Kepala Negara. Gus Dur juga mengungkapkan kekecewaannya, karena selama ini Deppen lebih mirip pasar, tempat dilakukan tawar-menawar. Karena, ada departemen di mana ada pedagang menunggu di bawah sementara pejabat enak-enakan dengan 'wanita' yang dibawa sang pedagang. ''Apaan ini, departemen kok begini. Malu saya sebagai warga negara melihat departemen dijadikan begitu. Negara ini diinjak-injak orang,'' papar Gus Dur. Ketika Gus Dur akan menyudahi acara, Yunus justru kembali angkat bicara dengan menyatakan tindakan Presiden amat mengecewakannya, karena Gus Dur yang semula dianggap pemimpin umat dan kini pemimpin negara yang diharapkan dapat membantu kesulitan rakyat justru menimbulkan kesulitan baru dengan langkah mendadaknya. ''Seyogianya pemerintah memiliki sense of crisis, seperti Depsos,'' kata Yunus. Mendapat kecaman pedas itu Gus Dur ganti angkat bicara. ''Satu hal, kalau Bapak katakan kecewa, yang paling kecewa itu rakyat. Yang tahu rakyat itu saya, bukan Bapak, karena yang menang [pemilu] saya kok. Masyarakat sudah lama jengkel dengan pemerintah, tahu? Bapak enak, jadi Letjen, jadi menteri, tidak merasakan yang di bawah kayak apa,'' kata Gus Dur dengan nada membentak. Menurut Gus Dur, sudah waktunya efisiensi dilakukan, kendati diakui memakan korban. Ia berjanji tidak akan menelantarkan nasib karyawan Deppen. ''Tetapi untuk menghidupkan kembali Deppen, maaf saya tidak bisa. Ketuk hati, dibilang arif atau tidak arif, itu urusan Bapak, bukan urusan saya. Urusan saya adalah keyakinan yang tumbuh perlahan-lahan selama 30 tahun saya memperhatikan negara ini,'' tegas Gus Dur. ... dst. dihapus.
Biografi: Pak Yahya Muhaimin, Anybody?
;-) Saya yakin, di antara orang US banyak yg kenal dg Pak Yahya Muhaimin (Pak Okki Senobroto, setidaknya kenal seingat saya). Mbok ya o, berkenan menceritakan ttg ybs (dari pada nggak ada kerjaan ;-). Terima kasih. Yw.
PBB SAHKAN RESOLUSI PEMBENTUKAN UNTAET
Dari Antara: DEWAN KEAMANAN PBB SAHKAN RESOLUSI PEMBENTUKAN UNTAET New York, 26/10 (AFEC/ANTARA) - Dewan Keamanan PBB secara bulat, Senin waktu setempat, Selasa WIB, mengesahkan Resolusi No. 1272 mengenai pembentukan Pemerintahan Transisi PBB di Timor Timur (UNTAET). Pemerintahan itu berkekuatan 11.000 pasukan militer, polisi dan pejabat sipil, yang akan mengawal selama dua-tiga tahun proses kemerdekaan bekas wilayah jajahan Portugal itu. Wartawan ANTARA dari Markas Besar PBB melaporkan bahwa UNTAET akan menggantikan pasukan internasional untuk Timtim (Interfet) yang dipimpin Australia. Interfet digelar bulan lalu untuk memulihkan keamanan dan ketertiban Timtim menyusul pengumuman hasil jajak pendapat yang dimenangi oleh kelompok pro-kemerdekaan. Operasi PBB yang melibatkan 8.950 pasukan, 200 peninjau militer, 1.640 polisi dan sejumlah besar pejabat sipil yang belum dipastikan jumlahnya itu akan bertugas di Timtim sampai 31 Januari 2001. Namun, Sekjen PBB Kofi Annan memperkirakan diperlukan waktu dua sampai tiga tahun untuk membawa Timtim sebagai negara yang sepenuhnya merdeka. Resolusi Dewan Keamanan itu memberi mandat yang luas sebagaimana halnya Interfet, termasuk di dalamnya untuk menggunakan kekuatan militer sesuai Bab VII Piagam PBB. Banyaknya jumlah personel UNTAET karena pemerintahan sementara PBB di Timtim itu harus menjalankan semua pelayanan publik, termasuk birokrasi, perangkat hukum, pendidikan, rumah sakit, yang personelnya selama ini ditangani pegawai negeri Indonesia. MPR, pekan lalu telah meratifikasi hasil jajak pendapat 30 Agustus. Ini melicinkan jalan bagi pemindahtanganan kekuasaan atas Timtim kepada PBB sebagaimana yang disepakati pada Perjanjian 5 Mei antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Portugal. Menyusul pengesahan resolusi mengenai UNTAET, Sekjen PBB Kofi Annan menunjuk Sergio Viera de Mello (51) untuk menjadi Ketua Pemerintahan Sementara PBB di Timtim. Pejabat PBB yang pernah bertugas di Kosovo asal Brasil, negara yang berbahasa Portugis, ini sekarang menjabat Wakil Sekjen PBB untuk Urusan Kemanusiaan. Sementara penunjukan Komandan Pasukan UNTAET, belum diumumkan. "Masih didiskusikan," kata Ketua Operasi Pasukan Penjaga Perdamaian PBB Bernard Miyet. Indonesia mengharapkan Komandan Pasukan UNTAET berasal dari Asia, lebih senang lagi kalau berasal dari salah satu negara ASEAN, semisal Malaysia. "Kalau Ketua Pemerintahan Transisinya berasal dari negara yang berbahasa Portugis, maka untuk keadilan dan ketidakberpihakan, sudah pada tempatnya kalau Komandan Pasukan UNTAET dari negara yang berbahasa Melayu," kata seorang diplomat. Biaya operasi UNTAET ini belum dijelaskan secara khusus, namun Bernard Miyet memperkirakan lebih dari satu miliar dolar AS hanya untuk tahun pertama saja. "Ini adalah operasi PBB paling ambisius dan paling besar memakan biayanya," tegas Miyet yang asal Perancis. Menurut Miyet, UNTAET akan lebih banyak memerlukan biaya ketimbang operasi di Kosovo. PBB di Kosovo hanya bertanggungjawab untuk membiayai pemerintahan sipil, sementara operasi militernya ditanggung oleh NATO. "Padahal di Timtim, PBB harus membiayai kedua komponen itu, ya pemerintahan sipilnya, ya operasi militernya," kata Miyet. Komisi Penyelidik Yang positif dari resolusi tersebut adalah tidak disebutkannya secara langsung Komisi Penyelidik Internasional yang dibentuk Komisi Tinggi HAM PBB Mary Robinson untuk menginvestigasi kekerasan dan pelanggaran HAM di Timtim. "Ini berkat dukungan Cina," kata seorang diplomat Indonesia yang senang dengan tidak masuknya soal Komisi Penyelidik Internasional ke dalam resolusi tersebut. Cina adalah satu dari 12 negara, umumnya dari Asia, yang menolak pembentukan Komisi Penyelidik Internasional dalam Sidang Komisi HAM PBB di Jenewa bulan lalu. Pada sidang Dewan Keamanan PBB hari Senin itu terjadi "perang pernyataan" antara pihak Indonesia dan Portugal. Dubes Portugal di PBB Antonio Monteiro, yang negaranya mantan penjajah Timtim, masih saja secara emosional menyerang Indonesia. "Kami siap membantu Timor Timur menjadi tanah kehidupan bukan kematian, tanah harapan bukan keputusasaan, dan tanah masa depan bukan masa lalu," katanya. Monteiro juga menuduh bahwa unsur-unsur militer Indonesia terus mendukung para milisia. "Indonesia harus menjamin keamanan dan keselamatan para pengungsi yang melarikan diri ke Timor Barat dan wilayah lain di Indonesia. Kami juga meminta agar Timor Barat tidak digunakan oleh para milisia sebagai basis untuk membuat ketidakstabilan di Timor Timur," katanya. Terhadap pernyataan Monterio, Wakil Tetap RI untuk PBB, Dubes Makmur Widodo, mengatakan bahwa Indonesia telah mengambil tanggungjawab atas Timtim dua dekade lalu ketika wilayah itu "ditinggalkan begitu saja oleh penjajah Portugal". Widodo mengatakan, Indonesia yang memikul biaya untuk membangun Timtim dari wilayah terbelakang, termasuk 80 persen buta huruf seb
Bocoran Kabinet Versi 2, Detik.Com
Rupanya, Detik.Com merilis bocoran kabinet versi dua. Dan sekaligus mengabarkan, bahwa yg resmi akan diumumkan hari ini (Selasa 26Okt99) antara jam 14-17 sore. Bocoran Versi 2: Menko Ekuin : Kwik Kian Gie (Drs. Ekonomi/Manajemen/Keuangan ?) Menko Kesra : Hamzah Haz (Doktor ?) Menko Polkam : Jenderal Wiranto (Sarjana hukum ?) Menlu : Alwi Shihab (Visiting Profesor di Harvard Univ. ?) Mendagri : Suryadi Sudirja (Mantan Gub. DKI ?) Menhankam : Letjen Agum Gumelar (Gub Lemhanas, Pangdam WiraB. Sulawesi, Danjen Kopassus) Meneg Pertambangan : Al Hilal Hamdi (?) Menteri Kelautan Maritim : Freddy Numberi (Laksamana AL bintang dua/tiga, Gub. Ira, Native Irja) Menteri Keuangan : Bambang Sudibyo (?) Jaksa Agung : Marzuki Darusman/Baharuddin Loppa (Ex. Komnas Hamburger; Loppa SH, sementara Darusman bukan?) Menteri Hukum dan UU : Yusril Ihza Mahendra (Prof Hukum Tata Negara) Pangab : Laksamana Widodo (Wapang-TNI, mantan KSAL) Menteri Investasi : Laksamana Sukardi (BUKAN mantan KSAL dan bukan Laksamana, mantan bosnya Lippo ?) Memperindag : Dorodjatun Kuntjoro Jakti (Lupa) Meneg KLH : Erna Witoelar (Lupa) Menteri Agama : Tolchah Hasan (?) Menristek : Purnomo Yusgiantoro (?) Mensos dan Kesehatan : Ascobat Gani (?) Mendikbus : Yahya Muhaimin (Atase (Dikbud?) di Wash. DC?, Doktor (?) lulusan MIT ?) Men Reformasi dan AN : Mustafadidjaja (?) Menkop : M.Hatta Radjasa (lupa) Yw.
Kabinet Detik.Com Bocoran...
Detik.Com memuat daftar kabinet mendatang yg katanya bocoran dari DPR dan akan diumumkan besok Selasa. Bener apa enggaknya, waktu yg akan membuktikan. ;-) 1. Menko Ekkuin : Kwik Kian Gie (Wka MPR, Pimpinan PDIP) 2. Menko Kesra : Hamzah Haz (Pimpinan PPP) 3. Menko Polkam : Wiranto (Pang TNI) 4. Menteri Pertambangan: Susilo BY (Kaster TNI) 5. Menteri Luar Negeri : Alwi Shihab (Pimpinan PKB ?) 6. Mendagri : Surjadi Soedirdja (Mantan Gub. DKI) 7. Menhankam : Juwono Sudarsono (Mendikbud sekarang ?) 8. Menteri Negara Pertambangan dan Energi: Al Hilal (?) 9. Menteri Pertanian : Nur Mahmudi Ismail (Partai Keadilan ?) 10.Menteri Kelautan dan Maritim: Sarwono Kusumaatja (Adiknya Muchtar K) 11.Menteri Perkotaan dan Permukiman Olahraga dan Pemuda: Tjahjo Kumolo (?) 12.Menteri Kesehatan : Sujudi (Mantan Menkes/Rektor UI) 13.Menteri Keuangan : Bambang Sudibyo (Dirut MM UGM) 14.Jaksa Agung : Marzuki Darusman (Golkar) 15.Menteri Kehakiman dan Perundangan: Yusril Ihza Mahendra (PBB) 16.Pangab : Laksamana Widodo AS (WaPang TNI, mantan KSAL) 17.Menpariwisata : Anak Agung Gd Agung (?) 18.Menhutbun : Warsito (?) 19.Men Informasi dan Telekomunikasi: Marwah Daud Ibrahim (Golkar Iramasuka) 20.Menaker : Agum Gumelar (Gub. Lemhanas, mantan Danjen Kopasus) 21.Mewnperindag : Yusuf Kalla (Pengusaha Sulawesi) 22.Menteri LH : AS Hikam (LIPI ?) 23.Menteri Agama : Tolchah Hasan (?) 24.Menristek : Purnomo Yusgiantoro (?) Jumlah 24. Lumayan, dibanding sekarang yg 35 lebih (?). Yw.
Koran Singapur Rada Aneh (?)
Dari Antara... Batam, 21/10 (AFEC/ANTARA)- Susunan "kabinet" Gus Dur telah disebarluaskan di berbagai koran di Singapura, The Straits Times, Kamis, menempatkan susunan "kabinet" Gus Dur pada halaman sebelas. Adapun susunan "kabinet" versi The Straits Times tersebut, Jendral Wiranto akan menempati posisi sebagai wakil Presiden, Letnan Jendral Bambang Yudhoyono sebagai Menhankam/Pangab dan Yusril Ihza Mahendra sebagai Menteri Kehakiman. Selanjutnya, Ginandjar Kartasasmita sebagai Menko Ekuin, Kwik Kian Gie Menteri Keuangan, Laksamana Sukardi sebagai Gubernur Bank Indonesia, Juwono Sudarsono sebagai Menteri Luar Negeri, Marzuki Darusman sebagai Menteri Pendidikan, Dimyati Hartono sebagai Menteri Dalam Negeri dan Amien Rais tetap sebagai Ketua DPR. Gus Dur juga mendapat banyak ucapan selamat dari kalangan pengusaha di Singapura, antara lain dilakukan melalui Iklan di harian terbesar Singapura, The Straits Times. Sedaangkan koran "Today Lianhe Zaobao" menempatkan iklan ucapan selamat pada Gus Dur dengan menggunakan tulisan berbahasa Cina berikut foto Presiden Gus Dur. end 2110991250
Jamu Godokan Mentri-mentri
Pertanyaan dikit: apakah informasi di bawah kredibel? Yw: --- Dari Bisnis Indonesia: Kehadiran Menko dipertahankan JAKARTA (Bisnis): Format kabinet pemerintah Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tampaknya menempatkan dua Menko -kemungkinan menjadi tiga Menko-dengan 20 kementerian yang susunan finalnya akan dikonsultasikan dengan DPR hari ini. Menurut sumber Bisnis, struktur kabinet yang sudah disepakati adalah keberadaan Menko Ekuin yang akan dipegang Kwik Kian Gie dan Menko Polkam akan dijabat Wiranto. Satu Menko lagi yang sampai Sabtu malam masih ditunda pembahasannya adalah bidang Kesra yang masih ditimbang antara Hamzah Haz atau Zarkasih Noor. "Menko Polkam dan Menko Ekuin sudah disepakati dalam pertemuan di Wisma Negara tadi malam [Sabtu malam Pk. 20.00 WIB], sedang Menko Kesra masih pending," ujar sumber. Nama Kwik Kian Gie dan Wiranto merupakan kesepakatan pertemuan itu, semua sudah setuju," kata sumber itu kemarin. Pertemuan di Wisma Negara itu dihadiri Presiden Gus Dur, Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri, Ketua MPR M. Amien Rais, Ketua DPR Akbar Tandjung, Panglima TNI Wiranto, Matori Abduldjalil, Kwik Kian Gie, Alwi Shihab dan Yusuf Muhammad [PKB]. Menurut sumber itu, format kabinet tersebut seluruhnya akan terdiri dari 22-23 kementerian [tergantung jadi tidaknya Menko Kesra dalam susunan kabinet] dan hari ini akan dikonsultasikan dengan DPR. "Mudah-mudahan dalam satu dua hari konsultasi dengan DPR selesai, sehingga pada hari Rabu sudah dapat diumumkan," katanya. Pembentukan Dewan Ekonomi Nasional, Dewan Keamanan Nasional dan Dewan Kemasyarakatan Nasional tetap dilanjutkan. Dia mengemukakan format kabinet tersebut akan mengakomodasi berbagai kepentingan-seperti kepentingan masyarakat Aceh, Irian, representasi agama dll.-sekalipun tetap akan mengedepankan profesionalisme dan reaksi pasar. Presiden Gus Dur, jelasnya, tetap menggunakan hak prerogatif untuk posisi menteri hukum dan perundang-undangan yang akan diberikan kepada Yusril Ihza Mahendra [PBB], sedang menteri pertanian [kemungkinan digabung dengan kehutanan] dipercayakan kepada Nur Mahmudi Ismail [PK]. Nama lain yang sudah disepakati adalah Erna Witoelar untuk posisi menteri pemukiman dan perkotaan, Alwi Shihab untuk Menlu dan Tolchah Hassan sebagai menteri agama, katanya. Untuk posisi strategis seperti Menkeu dan menteri dalam negeri masih belum diputuskan. Sejumlah nama masuk bursa Menkeu seperti Laksamana Sukardi, Bambang Sudibyo, Sri Mulyani [nama terkahir ini sempat disebut sebagai kandidat Menperindag]. Sumber itu juga membenarkan Gus Dur akan pergi ke Cina dan Jepang awal November dan kemudian ke Manila, untuk mengembangkan apa yang disebut sebagai 'Poros Asia'. Asing masuk Sementara itu, analis dari Bahana Securities Martin Panggabean mengatakan penyusunan kabinet merupakan momentum terpenting bagi pemerintahan Gus Dur untuk mempertahankan kepercayaan yang telah terbentuk, karena saat ini investor asing sudah mulai masuk, meski masih ada unsur hedge fund. Masuknya Kwik dalam kabinet, kata Martin, penting untuk perimbangan agar pemerintah Indonesia nantinya tidak sekadar mengikuti saja apa program IMF. "Kalau itu jadi, maka Kwik masuk dalam kabinet supaya ada perimbangan," katanya. Bara Hasibuan dari PAN mengemukakan kepercayaan yang sudah mulai tumbuh dapat kembali hilang jika kabinet baru tidak mencerminkan apa yang diharapkan masyarakat dan pasar. "Jadi krusial bagi pimpinan parpol yang terlibat dalam penyusunan kabinet dalam menggunakan politics of accomodation," katanya. (ab) ©COPYRIGHT 1998 BISNIS INDONESIA PT Jurnalindo Aksara Grafika
Re: Armada AL Kita
... >Pagi ini saya sempatkan untuk membuka Jane's Defense Book, yang khusus >membahas Fighting Ships. Buku yang saya buka adalah seri terbaru 1998/1999. Yw: Wah, ini saya agak sependapat, bila dibilang kelemahan armada laut seperti itu. Saya kira, masalahnya kan: kita bukan mau perang... jadi kalo dilihat kebutuhan, yg pertama kurang adalah: 1. Kuantitas (jml kapal, jml orang yg kompeten, biaya operasi, biaya investasi, etc). 2. Kapal utk general purposes (atau yg agak general fungsinya, bisa utk damai, bisa utk jaman krisis; al: kapal angkut & kapal patroli). Kalo battleships, ya, mungkin yg jelek-jelek malah bagus, buat latihan. ;-) Kalo latihan langsung enak... ya, awaknya malah manja... (dan lagi tekor, karena kita kan tahu, mahal, dan ujung-ujungnya yg dipake belanja adalah duit rakyat juga ;-).
Re: Kabinet Gus Dur-Mega/kabinet Madani
>KD: >"Mendaerahkan" orang pusat memang ide bagus untuk >memberdayakan daerah. Namun tidak semua daerah bisa >'welcome' terhadap orang pusat. ... Yw: Ya, tentunya pemindahan harus dioptimasi. Jangan sampe costly gitu, misalnya yg dari Jkt pindahnya jauh kale' ke Irja. Mahalnya kan ada di biaya pindah, 'biaya psikologis', 'biaya budaya', etc. Kalo diusahakan yg lebih efisien, kayaknya bisa. Contoh: Jawa aja di reorganisasi (tambah propinsi), misal nih, jadi ada propinsi Sunda (ibukota di Bandung), terus ada propinsi Jawa Barat (yg merangkum Cirebon, Tegal, dsk yg bahasanya 'perbatasan' Sunda-Jawa), terus, Surabaya dsk, dan Semarang dsk., dibikin propinsi sendiri, propinsi kota metro macam Jakarta... Lha, terus yg pada pindah, ya pindah aja ke propinsi yg baru-baru itu... ;-) Ini sekedar contoh, but anyway, tidak ada yg mengharuskan bahwa pulau Jawa ini sampai hari kiamat cuma dibagi jadi lima propinsi... ;-) >Saya setuju ide menggabungkan Bappenas dengan DepKeu, >namun itupun sebatas fungsi Bappenas sebagai lembaga >Budget. Untuk fungsi planning saya kira masih perlu >dipertahankan, baik makro planning, spatial planning >maupun integrated sectoral planning. Boleh saja daerah >'membangun' sesuai dengan visi dan kekuatan >masing-masing, namun hendaknya masih tetap sejalan >dengan kerangka acuan pembangunan nasional. Di sinilah >nanti Bappenas akan berperan banyak. Yw: Ya, kalo gitu, unsur budgetnya masuk ke Depkeu, unsur lainnya masuk ke yg lain yg sesuai (atau digabung-gabung dg yg strategis-strategis macam BPPT dan Ristek). Jadi semula ada: Bappenas, BPPT, Ristek dan Depkeu,... sekarang jadi cuma ada: Depkeu dan Departemen Perencanaan Strategis (misalnya namanya demikian). Empat jadi dua kan lumayan... ;-) >Kalo' gedung Bappenas mo' dijual, nasibnya nanti >bakalan seperti gedung Imigrasi yang 'dijarah'. Saya >kira bangunan Bappenas termasuk bangunan bersejarah >yang harus dijaga kelestariannya... > >KD. Yw: Ya, dijual di sini artinya luas, tidak seperti duren yg dijual; tapi ya, mungkin bisa dijual seperti dalam ungkapan: "... artis Krisdayanti laku untuk dijual ke khalayak pecinta musik Indonesia..." You know what I mean, lah. Pokoknya, the people (rakyat) can get more money/benefit out of it.
Re: Pidato-1 Wapres Mega
... >Apanya yang aneh? Kata teman saya: kok malah tak ada >ucapan terimakasih bagi Amien Rais sebagai Ketua MPR >-- yang terus melobi sana-sini, sampai nggak tidur, >utk mensukseskan SU MPR. Yw: Ini nggak tepat benar, Mas. Kan sudah disebutkan terima kasih bagi seluruh anggota (ya otomatis ketua merangkap anggota kena juga, dong). Kalo dibilang Amien Rais kurang 'dihilite', ya itu benar, dan logis (given that AR is from poros tengah), dan AR sendiri pun insya Allah maklum. Dia (MS) tidak ada tanda-tanda offensif, itu udah bagus sekali. Dan ini malah bagus, menunjukkan bahwa MPR itu majelis, dimana seluruh anggota sebetulnya sejajar posisinya dalam pengambilan keputusan-keputusan nasional. Kalo boleh disimpulkan: situasi masih sehat. >Mudah2an -- dengan berprasangka baik -- Megawati cuma >kelupaan aja nyebut nama AR, setelah ngucapin >terimakasih sama yang lain2-nya. >Pak AR, kami salut atas perjuangan anda, meski harus >anda tebus dengan dirusaknya rumah orangtua anda di >Solo - dan diancamnya keluarga anda di Jogja, oleh >oknum2 tak bertanggungjawab. >Wassalam, >~yo. > >Pidato Mega: >http://detik.com/berita/199910/19991021-2149.htm Yw: Kalo boleh dibilang, kepada BJ Habibie saja -dg segala kekurangan dan kelebihannya-, bangsa Indonesia ini harus berterima kasih yg sebesar-besarnya. Kepada Amien Rais, ya, apalagi... ;-)
Re: Menlu (was: Selesai Sudah..........
... >Oleh sebab itu, melihat qualitas dan capabilitas >politik/compromise/diplomasi Amien Rais dalam >menggalang support dalam mencalonkan Gus Dur, >bagaimana kalo Amien Rais juga merangkap Menlu karena >mungkin saja Amien Rais bisa menggalang support sesama >negara ketiga lainnya supaya negara kita nggak jadi >bulan2-an negara barat. > >Any comments? dimonggo >Salam (the REAL) reformasi:-) > >Ali Simplido Yw: Menurut saya (pendapat pribadi), udah pas AR di posisi Ketua MPR. Ketua MPR juga bisa tampil menginternasional dan berperan memperkuat diplomasi luar negeri. Soal riilnya, kayaknya Gus Dur udah memproyeksikan orang kepercayaannya yg lain (kalo 'gak salah Alwi Shihab) utk jadi Menlu. Dan dia bilang, urusan yg akan 'diduduki' oleh 'orangnya Gus Dur' cuma tiga, yaitu menlu, mendikbud, dan menag. Yg lainnya, dishare ke pihak-pihak lain yg kompeten (misalnya: ekuin ke PDIP dan pakar-pakar independen, etc). ;-)
Re: Kabinet Gus Dur-Mega/kabinet Madani
Priyo Pujiwasono <[EMAIL PROTECTED]>: ... >Budi, >saya setuju kalau yang di "daerah"kan juga tenaga2 >perencana/planning. Otonomi Daerah akan perlu banyak >orang yang tahu persis masalah planning ini. Sementara >di daerah saya yakin masih kurang SDM yang menguasai >planning dengan baik. Yw: Saya setuju juga, dan UU-nya sekarang juga mendukung, kan ada UU perimbangan pusat daerah (eh, tapi kalo 'gak salah berlakunya baru 2 th lagi). >Mungkin banyak staf dari SETJEN Departemen2, juga >staf-staf Bappenas harus dikirim ke daerah saja, biar >lebih efektif kerjanya. Yw: Dan Jakarta biar 'gak nyumpel. >Bappenas & Depkeu baiknya digabung aja jadi satu, biar >lebih ramping dan nggak terlalu memperpanjang >birokrasi. Wong Bappenas kebanyakan juga cuma bagi2 >plafon APBN, dan bukan planning;-))) Yw: Dan Bappenasnya bubar total, sekalian gedung2nya dijual aja. ;-) Lumayan, kan dapet duit tambahan dan juga ngurang-ngurangin property cost (and mengoptimalkan opportunity cost of that property). >BTW, soal nama kabinet, kami dari kelompok MADANI >usul, kalo boleh, namanya: Kabinet Madani aja;-)) >http://www.republika.co.id/9910/22/28472.htm >Wassalam, >~yo Yw: Nha, ini menarik. Soal nama. Usul tandingan. Nama kabinetnya, jangan Kabinet Madani Bocah. Mendingan: 1. Kabinet Yen Obah (atau lengkapnya: Kabinet Yen Obah Madani Bocah ... ;-) Usul lain nama kabinet (yg agak serius): 2. Kabinet Wahid-Mega dari sisi logis, ini logis, karena duet itu adalah pemimpinnya; dari sisi makna, ini sip. Wahid itu kan artinya nomer satu, sedangkah Mega itu artinya akbar/besar/agung.
Kandidat Resmi Wapres, 4 Orang...
;-) 1. Akbar Tanjung (Bos Golkar, Mantan menterinya Habibie) 2. Wiranto (Panglima TNI-nya Suharto/Habibie) 3. Hamzah Haz (mantan mentrinya Habibie) 4. Megawati Harusnya, kalo ditilik bener, Megawati menang. Satu-satunya yg nggak ada kaitan dg rezim lama. Dengan demikian reformasi beneran menang sepenuhnya. ;-) Apalagi kalo mengingat pesan Gus Dur kemarin: "Mbak Mega dan pembantu-pembantunya HARUS DIHORMATI..." Poros tengah kalo benar menghormati Gus Dur, sudah tahu siapa yg harus dipilih. Wanna bet? Yw.
Apakah Penyandang-Cacat Pantas Jadi Presiden?
;-) Sekedar opini, semoga berkenan. Ini bukan untuk mengungkit- ungkit kekurangan orang lain, hanya sekedar berusaha untuk melihat dengan jernih. Apakah penyandang cacat pantas menjadi presiden? Rupanya bangsa Indonesia (melalui MPR-nya, ditrigger oleh poros tengah) telah menjawabnya dengan penuh kemuliaan. Ini sekaligus sebagai penghargaan seluruh rakyat Indonesia (mudah-mudahan tidak terlalu bombastis) kepada segenap penyandang cacat, tidak saja di Indonesia, tapi insya Allah di seluruh dunia. Bangsa Indonesia melihat keseluruhan, bukan sekedar melihat kulit. Alhamdulillah. Dari sisi itu, Indonesia lebih maju dari Amerika atau negara-negara lain yang mengaku embah kakungnya demokrasi. Kali ini kita memberi mereka sedikit pelajaran hidup (andai saja mereka mau belajar dan mengurangi sedikit arogansinya ;-). Soal apakah memang benar demokrasi itu memiliki embah kakung atau tidak, itu rasanya tidak perlu diperpanjang di sini. Siapa di dunia ini, manusia, yang tidak memiliki cacat? Siapa? Tidak ada. Cacat bagaimana yang dapat diterima? Apakah cacat rohani, membohongi publik (ketika diperiksa di bawah sumpah oleh jaksa independen); atau berselingkuh dengan pegawai magang, saling pagang-pagangan dan bahkan yang lebih dari itu? (Catatan: Mohon tidak dicari di kamus manapun pagang-pagangan itu artinya apa, karena poinnya bukan di situ). Bangsa yang besar, adalah bangsa yang tahu mana yang penting, mana yang tidak penting. Dunia sekarang melihat, ada bangsa yang tidak mempermasalahkan kekurangan fisik yang memang kecil saja artinya bagi posisi presiden (dan ini penghargaan tinggi bagi Megawati, dan PDI Perjuangan atas sportivitasnya, sebagaimana diungkapkan Gus Presiden pada speech pertamanya)... Tapi, dunia juga tahu, ada bangsa yang merasa oke-oke saja menerima presiden yang tukang selingkuh, dan berani-beraninya menipu rakyat di bawah sumpah... (Sesudah itu menggurui bangsa lain pula tentang demokrasi). Siapa lebih luhur dari siapa, insya Allah waktu akan membuktikan. Salam, Yusuf Wibisono.
Usul Gus Presiden: Mentri Jangan Banyak-banyak ... ;-)
... >Menurut prediksi saya, tokoh PDI Kwik Kian Gie dan Sabam Sirait >akan masuk dalam susunan kabinet. > >Salam, >Nasrullah Idris Yw: Mumpung Gus Presiden belum mengambil keputusan-keputusan, numpang saya usul sedikit. Mudah-mudahan sampai ke Gus Presiden yg baru saja dilantik: 1. Jumlah mentri di kabinet, jangan mengekor orde baru, terlalu banyak; dan juga nggak imbang. Contoh kata, Departemen Sosial, sama depdagri, ukuran dan nilai strategisnya jauh beda, tapi sama-sama dimentrikan. Kenapa kok nggak jadi Departemen Kesejahteraan aja (yg merangkum BKKBN, Depkes, Depsos, dsb. yg related); dan seterusnya departemen lain. Ya, hitung-hitung konsolidasi dan penghematan cost. Kita tahu sendiri, biaya seorang mentri itu 'lumayan'. Dan kerugian yg lain, anak SD jadi lebih gampang ngapalin kalo jumlah mentrinya cuma dikit. ;-) 2. Gaji PNS/TNI/Polri, khususnya yg menengah ke bawah, ya direformasi tidak ada salahnya (dinaikin barang 100-200% gitu ;-). Jangan mengekor orba. Saya bukan pns (dan apalagi Tni/Polri), tapi ya, kalo ngeliat mereka yg ngenes begitu (gajinya), nelangsa juga. Kalo Gus Presiden bilang: 'Bagaimana pun Habibie adalah saudara kita juga...' logisnya itu juga bermakna: 'Bagaimanapun para prajurit kecil yg di jalanan dilempari batu (padahal sekedar menjalankan tugas dinas), itu juga adalah saudara kita juga...' (yg perlu bukan sekedar disambangi, tapi ya gajinya dibikin 'pantas' nggak underpaid kayak sekarang). Juga ini sekalian nagih janji (yg terlontar via PKB), dulu PKB bilang, nggak mau sistem 'gaji karaoke' (gaji kecil, tapi tipnya/sabetannya gede)... yg jelas- jelas memang sistem nggak bener. Kalo kita tafsirkan ajaran: "Bayarlah upah mereka (pegawaimu) sebelum keringatnya mengering" ini tentunya jelas sekali bukan di bayar secara kurang (underpaid), tapi dibayar secara cukup. Udah dulu deh, dua saja cukup nggak usah banyak-banyak. Ini pun kalo diterima udah sukur banget (karena public services/layanan masyarakat insya Allah saya bayangkan bisa jadi lebih baik). Rakyat juga yg senang ujung-ujungnya. Salam, Yusuf.
Biografi: Gus Dur
;-) Ada yg punya, anybody? Yw.
Setelah Berjuang 70 Th, Kelompok Islam Menang... ;-)
;-) Kemenangan Gus Dur ini adalah simbol kemenangan kelompok Islam yg telah mulai perjuangannya jauh sebelum kemerdekaan, atau sekitaran 70 tahunan (kalo nggak percaya, itung sendiri). Sempat mentok di tangan belanda, mentok di tangan jepang, mentok di tangan nasionalis, mentok di tangan komunis, mentok di tangan militer..., akhirnya bisa juga... Sedikit quiz kecil: simbol kekalahan Islam yg dianggap telak pertama adalah hilangnya satu kalimat (yg sangat Islami) di piagam Jakarta (yg merupakan cikal bakal pembukaan UUD'45). Bagaimana bunyi kalimat yg merupakan simbol kekalahan itu? Proses kemenangan ini sekaligus merupakan ulangan sejarah... Babak pertama: Ketua MPR jatuh ke tangan kiri, lalu power kekuasaan jatuh ke tangan kiri... (komunis) (eh, bener enggak?). Babak kedua: Ketua MPRS jatuh ke tangan militer (Pak Nas), lalu power kekuasaan jatuh ke tangan militer... (suharto). Babak ketiga ini: Ketua MPR jatuh dulu ke tangan poros tengah (Pak Rais), lalu kepresidenan pun jatuh ke tangan poros tengah (agak-agak kanan he, he, he..) (Gus Dur!). ... Siap-siap aja acara upacara ini-itu yg sifatnya 'hormat bendera', 'berubah bentuk'... (Soalnya, kan, dg kondisi fisik yg demikian, Gus Dur mungkin kurang berkenan, berdiri berjam-jam di lapangan yg panas terik). Yw. Nb. Quiz kecil berikutnya: apa-apa saja kebiasaan umum yg akan berubah bersamaan dg tampilnya Gu' Dur?
Peluk Cium (Re: LPJ Ditolak. Hidup Hati Nurani!!!)
>Wah, berarti kita akan kehilangan presiden yang sarat dengan peluk >dan cium dong..? Ngomong-omong, sudah berapa ratus ya 'korban'nya? > >Salam, >Budi Yw: Tapi ngomong-ngomong, aturan peluk cium itu apakah sudah dibakukan sebagai prosedur resmi dalam protokeler kepresidenan? Andaikan peluk-cium itu udah baku di prosedur protokoler, saya perkirakan, banyak elit politik yg mencalonkan Ayu Azhari, atau Sarah Azhari, atau Febiola, atau Desi Ratnasari, atau Dian Nitami, Bella Saphira, dst... sesuai idola masing-masing utk jadi calon presiden! Lumayan, kan...
MA Nyuruh Long-Form PwC Buka-bukaan ;-)
;-) Baru saja ada info dari net, rupanya fatwa MA menyarankan Long-Form aidit (pake u dikit, jadi audit) PwC dibuka. (Note: MA yg ini tentunya singkatan dari Mahkamah Agung, dan bukan Marnold Aramuli ;-). Lha, ini bisa jadi camilan yg menarik buat wartawan dan pengamat; dan bagi pasar malam bisa ada dampaknya juga (walopun kecil?) (karena bisa aja, ada satu orang capres yg kurang disukai rakyat, kena jewer dikit di situ ;-). Yw.
Jakarta Udah 'Gak Cocok Jadi Ibukota
;-) Rasanya di subjek udah cukup jelas opininya. Kalo dipikir jernih, andaikan sekarang ini ibukota (dan berlangsungnya SU MPR) di Balikpapan (misalnya, or somewhere di luar Jawa), kondisi kerawanan ibukota (yg bukan lagi Jakarta) itu tidak akan seperti sekarang. Tidak setuju? Yw.
Orang Keturunan Ketiga
;-) Menilik rancangan amandemen UUD'45, (eh, nanti dulu, interupsi: 'menilik' itu mudah-mudahan tepat dipakai di sini, kalo tidak tepat, ya mungkin bisa dipakai kata 'menyoal' atau 'meninjau'), ada satu hal yg menarik: 1. Dulunya, disebutkan bahwa presiden adalah "orang Indonesia asli" (nggak boleh fotokopinya?); 2. Sekarang diubah menjadi: "orang keturunan ketiga". Fenomena apakah ini? Dengan prinsip ini, bila si Al-Dangdut WNA (Warga Negara Arab) yang berubah status jadi WNI, maka dia belum bisa jadi presiden (dan Wakil, kah? kurang jelas soal wakil). Demikian pula anaknya Al-Migut, juga belum bisa jadi presiden karena baru keturunan kedua; tapi cucunya, yaitu misalnya Al-Asoy, bisa jadi presiden. (Soal apakah boleh presiden namanya pake Asoy-asoyan, itu tidak di atur di UUD. Kalo UUD ngatur sampe ke situ-situ, repot juga... ;-). Demikian pula seterusnya, misalnya Al-Asoy punya anak namanya Al-Mandi Madu, dia boleh jadi presiden, karena dia turunan keempat; tapi turunan kelimanya, yaitu misalnya Al-Dangdut Junior, tidak bisa jadi presiden (karena Bapaknya Al-Mandi Madu kawinnya sama Sonia Abacha, India Asli! Malah sempat main filem India segala,... Ha, ha... ;-). Lha, perkara sejarah, hidup, tidak tahu, apakah diatur di UUD atau tidak. Kayaknya tidak. Misalnya: ada Katiyem, asli Kebumen, turun temurun tujuh turunan Kebumen semua, tapi si Katiyem yg umurnya 60 tahun itu, selama 59 tahun hidupnya di negeri Jiran kepang terus (misalnya Ustrali) (tapi selalu sebagai WNI), apakah boleh jadi presiden? Kayaknya tidak diatur. Mungkin ada pendapat, anybody? Yw.
Bravo, Pidato Habibi Bagus Sekali
Warning: Mungkin sedikit out of topic. Sorry about that. Yg tidak berkenan, silakan delete langsung. ;-) Semalam, saking indahnya pidato Habib pake i di belakangnya, saya sampe ketiduran; nggak tuntas. Luar biasa, pidato yang bagus sekali (eh, wong ketiduran, kok mengambil kesimpulan. Biarin aja, soalnya yg gini-gini lagi trendy... Buktinya, kemarin itu orang-orang yg protes UU-PKB banyakan juga nggak pernah baca tuntas what the hell UU-PPKB is). Sampe mana tadi... Oh, ya, soal pidato: Pidato Habibi itu benar-benar digarap secara piawai... Cermat, tidak ada salahnya barang sedikit pun; dan sempat dipuji-puji penuh kegembiraan oleh para pengamat ekonomi, sosial, politik, dan bahkan oleh pengamat pertandingan sepakbola, dan bulutangkis. Demikian pula, saking sukanya dengan pidato itu, para demonstran, mahasiswa, dan sebagainya menyambut suka cita dengan pesta kembang api dan bedug bertalu-talu. Ini harus disyukuri dengan sebaik-baiknya. Habibie tampil dengan penuh rasa rendah hati. Semua orang juga tahu, presiden itu manusia, dan tentu ada kelebihan dan kekurangannya; dan Habibie sebagai negarawan yg berjiwa besar segede gajah, tampil sangat rendah hati. Di Indonesia ini, yg arogan-arogan biasanya terpinggirkan. Dulu Amien Rais agak arogan, akhirnya pemilu cuma dapet dikit,... terus introspeksi, jadi lebih rendah hati, bisa jadi ketua MPR. PDIP dulu agak arogan, mentang-mentang menang pemilu, eh, terus voting kalah terus. Terus introspeksi, dan akhirnya dagangan sapinya laku... (ketua DPR terpilih sesuai skenario mereka ;-). Lha, rupanya Habibie menyadari hal itu. Di pidatonya dia tidak menyombong barang sedikit pun. Dengan lapang dada, dia mau mengakui segala kekurangan dan kegagalannya. Demikian pula, recovery ekonomi, inflasi rendah, rupiah terstabilisasi, dan sebagainya, yang jelas-jelas merupakan jasanya secara pribadi, dan rakyat Indonesia yang lain tidak ada yang ikut berkontribusi aktif... sama sekali tidak diakuinya sebagai kesuksesannya. Sebaliknya, untuk kasus Bank Bali, dimana tidak ada seorang pun anak buahnya yang terlibat, malah secara legawa diakuinya sebagai kesalahannya, dan munduk-munduk meminta maaf kepada rakyat. Mengharukan. Mungkin untuk pidato sekualitas ini, rakyat Indonesia perlu tampil bahu membahu, kalo perlu membawa bambu runcing di kedua tangan, dan mengacungkan jempol untuk presidennya. (Sedikit catatan teknis: karena kedua tangan sudah memegang bambu runcing, perlu dipikirkan jempol yang mana yang harus diacungkan). Dengan pidato yang sebaik itu, mungkin agenda reformasi berikutnya bisa berjalan dengan mulus. ;-) ;-)
Harus Disyukuri ;-) (Re: Tommy Soeharto ... Bebas)
... >Biasa bung Jeffrey, mereka lagi bikin sinetron tuh. Kalaupun jaksanya ngotot >mengajukan kasasi, terus memang ada kasasi ya hasilnya sih tetap sama, bebas >+ rehabilitasi nama baik. Tidak usah terlalu berharaplah. Tapi mungkin >sinetron ini bisa masuk nominasi FSI kategori apa yah .(isi sendiri deh) > >Salam, >Dika Yw: Mungkin ini malah harus disyukuri, I don't know. ;-) Orang yg banyak bersyukur itu kan akan banyak dapat benefit... Iya, nggak? Bersyukur yg pertama, dg diputus-bebasnya ybs, kans favorit rekan-rekan milis sekalian (ie. BJH, siapa lagi) utk terpilih kembali jadi presiden makin mengecil... Mungkin ini baik. Bersyukur yg kedua, kan kasusnya tuh (setahu saya) dibawa banding (kasasi). Nah, menuju kasasi itu, perlu waktu. Pada saatnya nanti, mungkin 'perubahan' sudah terjadi,... dan kemungkinan besar, kalo beneran perubahan terjadi, ybs. ya, nggak akan selamet... dan rakyat lebih puass in. ;-)
Jam 4 sore ini Tomtom Divonis
;-) Berdasarkan info dari detik.com, jam 4 sore ini, Tomtom Suharto akan divonis berkaitan dg tukar bantal-guling Goro. Tuntutan jaksa 2 tahun, dan jaksanya udah ngancam, andaikan diputus bebas, dia akan banding. Ini mungkin bisa jadi 'garapan' yg sip utk pertanggung- jawaban habibie, dan bisa memberikan sedikit 'tendangan' ke nilai kurs rupiah dan mungkin juga harga-harga saham di bursa... (tapi bisa juga tidak, tergantung vonisnya). Yw.
Penyidikan Distop: Hidup Suharto (?)
:-( Dari informasi yg saya terima barusan (dan kelihatannya valid), Pjs Jakgung Ismujoko telah menyampaikan statement resmi, menyatakan menghentikan penyidikan suharto disebabkan karena ketiadaan bukti. (Redaksinya gimana, saya lupa, pokoknya, intinya urusan suharto nggak diterusin lagi). Silakan yg punya info lebih detil melengkapi. Apa akibatnya hal ini utk dunia persilatan, silakan dianalisis... Yw.
Audit Inefisiensi Bulog & Pertamina Kok Dikecilin (?)
DetikCom: Menkeu Umumkan Audit Pertamina & Bulog: Pertamina Boros Rp 16,040 Triliun Reporter: Irna Gustia W detikcom, Jakarta- Hasil audit Pertamina dan Bulog, Senin (11/10/1999) diumumkan oleh Menteri Keuangan, Bambang Subianto. Pertamina dilaporkan mengalami inefisiensi (boros) senilai Rp 16,040 triliun. Sedangkan Bulog inefisiensinya Rp 6,7 triliun. Hanya saja, untuk Bulog, menggunakan kurs Rp 3.500-Rp 4.000 per dollar AS-nya. Pengumuman hasil audit Pertamina dan Bulog itu dilakukan Menkeu di kantor Menko Wasbang/PAN Jl.Senopati, Jakarta Selatan pukul 10.00 wib. Pengumuman itu dihadiri oleh Dirut Pertamina, Martiono dan Dirut PLN, Adi Satria. Sedangkan Kabulog Rahardi Ramelan diwakili oleh Deputi Pengadaan, A.Amien. Menurut Menkeu Bambang Subianto, audit Pertamina dilakukan oleh PricewaterhouseCoopers (PwC). Dari hasil audit itu diketahui telah terjadi inefisiensi sebesar 2,005 miliar dollar AS atau dengan kurs Rp 8.000 totalnya sebesar Rp 16,040 trilun. Angka itu memang masih menimbulkan tanda tanya besar. Soalnya, beberapa waktu lalu, PwC, sebagaimana dilansir banyak media massa, memperkirakan inefisiensi Pertamina tersebut mencapai Rp 43 triliun. Menurut Bambang Subianto, dari Rp 16 triliun tersebut, inefisien terbesar berasal dari kantor pusat sebesar Rp 13,050 triliun. Lalu BPPKA (Badan Pembinaan Pengusahaan Kontraktor Asing) Rp 928 miliar, Eksplorasi dan produksi Rp 296 miliar, Pengolahan Rp 504 miliar, Pembekalan dan pemasaran dalam megeri Rp 252 miliar dan Perkapalan, kebandaran dan komunikasi Rp 720 miliar. Dari Rp 16 triliun tadi, menurut PWC sebenarnya bisa dihemat Rp 9,114 triliun sampai Rp 15,744 triliun. Sedangkan Bulog yang diaudit oleh Arthur Andersen dari Januari - Juli 1999 diperoleh angka infisiensi sebesar 2,0 miliar dollar AS. Dalam rupiahnya disebutkan Rp 6,7 triliun. Artinya, kurs yang dipakai adalah Rp 3.500-Rp 4.000 per dollar AS. Padahal pada bulan-bulan itu, kurs yang berlaku berkisar pada Rp 8.000 per dollarnya. Dari inefisiensi sebesar Rp 6,7 triliun tersebut, rinciannya Rp 1,8 triliun dari praktek yang tidak diperkenankan, Rp 2,3 triliun karena sistem dan pengawasan yang lemah dan Rp 2,6 triliun karena persyaratan dagang yang tidak menguntungkan. Lantas bagaimana dengan hasil audit PLN? Belum bisa diumumkan. "PLN belum menyelesaikan laporan terakhirnya,"kata Bambang Subianto.
TNI Adalah Merupakan ...
;-) Kemarin saya lihat acara dangdut (dll, di hari TNI), di situ ada pidato/ceramah Wiranto (the general). Sedikit komentar ttg. Bahasa Indonesianya: berkali-kali ybs. menggunakan terminologi 'adalah merupakan...'. Di akhir acara, ada lagi tulisan: 'Dirgahayu HUT TNI'. ;-) Pakar bahasa mungkin ingin membahasnya, anybody? Wah, kalo memahami Bahasa Indoensia saja, yg notabene sudah jadi mainan sejak jaman dulu kala, masih perlu dibina oleh Depdikbud (cq. lembaga apa tuh namanya?), gimana lagi memahami hal-hal yg baru (not to mention: hal-hal yg misterius, seperti berbagai kasus itu). Eh, mudah-mudahan malah beres (nantinya, kalo sudah dipanglimai oleh presiden pilihan rakyat). Sekedar komentar ringan (yg insya Allah bersifat membangun), Yw. Nb. Pidato/Ceramah yg saya maksud, jelas sekali bukan spontanitas, karena pake ada subtitle-nya segala.
Kenapa Tidak Duet Mega-GusDur?
;-) Bicara masalah capres-cawapres, dg Kans yg ada sekarang, kenapa orang-orang (di Senayan) itu tidak berinisiatif utk menduetkan Mega dan GusDur. Bukan, bukan untuk mendendangkan lagu dangdut menghibur wakil rakyat, tapi untuk posisi Presiden dan Wakil. Dua tokoh ini tampaknya kompak selalu. Bila NU dan para kiai ingin GusDur diposisikan sebagai Bapak Bangsa, di kursi wapres itu pas juga, malah di kursi presiden agak kurang pas, karena dia harus membawahi langsung kabinet, dsb., dsb., yang membuat dia tidak bisa independen mengeluarkan statement-statement unik yang nampak-nampaknya merupakan hobinya juga. ;-) Bila GusDur inginnya second to nobody seperti dikatakan Amien Rais, Wapres itu juga secara struktural tidak posisi second-second-an. Wapres dan Presiden itu kan sama-sama dipilih oleh MPR, dan bertanggung jawab kepada lembaga itu, dan bukannya Wapres itu bawahan presiden yg bisa dipecat begitu saja oleh presiden itu. Pola Sukarno-Hatta jaman dulu, itu juga jelas sekali mencerminkan betapa Hatta itu juga second to nobody. Dengan kombinasi ini, insya Allah, PDIP senang, poros tengah senang,... market, investor, spekulan, pihak asing, IMF, bank dunia, rakyat kecil, TNI,... dan seterusnya, senang semua. Orang Islam (ortodox) yang mati-matian tidak mau dipimpin wanita pun, rasanya lebih bisa menerima duet tersebut, karena dalam pola itu, yang memimpin bukanlah Mega, melainkan duet Mega-GusDur secara bersama-sama, dwitunggal ala Sukarno-Hatta. Demikian pula, orang yang ngotot mempertanyakan taraf pendidikan Mega, argumennya menjadi irelevan. Kans Habibie (dan apalagi bila berduet dengan Wiranto) akan jauh mengecil, dan mungkin kubunya menjadi kurang senang. Demikian juga, mungkin AA Baramuli dan Andi Galib kurang senang, tapi andaikan DPR/MPR harus mengakomodir aspirasi mereka-mereka itu juga, kapan beresnya... ;-) Sekedar usul dan opini. Yw.
(Oknum) PDIP Meludahi Mukanya Sendiri...
Detik.com: Roy:Politik Dagang Sapi Ada di MPR Reporter: Irna Gustia W detikcom, Jakarta- Roy BB Janis dari PDI Perjuangan menyatakan bahwa politik dagang sapi telah dipraktekkan dalam SU MPR. Di lembaga ini kita berbicara masalah prinsip. Tapi yang terjadi dalam pemilihan Ketua MPR kemarin adalah seperti politik dagang sapi, kritik Roy, Selasa (5/10/1999). Politik dagang sapi itu terlihat dengan adanya saling minta bagian antarkelompok. Mereka saling meminta bagian, bagi-bagi kue, tandas Roy yang juga Ketua DPD I PDI P Jakarta ini di Gedung MPR, Jl Gatot Subroto, Jakarta. PDI P tidak mau berlaku seperti politik dagang sapi. Dalam artian menaikkan seseorang, tapi mengorbankan yang lain, sambung Roy. ... dst. Yw: Ini maksudnya mau meludahi mukanya sendiri atau gimana, ya? Kalo emang PDIP nggak dagang sapi, kok bisa-bisanya Kwik Kian Gie cuma dapet lima suara?
Selamat, Megawati Presiden
;-) Dari perkembangan SU, menurut perkiraan saya, kans Megawati utk jadi presiden semakin besar (kalo pake angka, ya 55%, lah). Bagi yg pro Mega (antara lain PDIP, Bursa Saham, Investor, amerika, spekulan rupiah,... dll), saya ucapkan selamat (kalo ternyata perkiraan meleset, gampang, nanti ucapan selamat bisa dicabut lagi). Yw.
Re: Golkar hebat - Re: Amien Rais
... >Walaupun bersidang 1 tahun sekali, bagi Golkar nantinya, >Amien Rais sebagai ketua MPR masih situasi yang menguntungkan >untuk Golkar ketimbang dia jadi ketua DPR nantinya. Yw: Jangan bilang 'untuk Golkar' dong, 'untuk pemerintah' gitu, lah. ;-) Dan pemerintahnya (menurut perkiraan saya), bukan Golkar lagi. Atau memang anda optimis Golkar menguasai eksekutif lagi? >Ketua MPR tidak punya pengaruh langsung akan kebijakan+UU yang >akan dibuat pemerintah nantinya. >igg Yw: Ya, setuju, rasanya menurut logika saya juga memang demikian. Tugas MPR yg setahun sekali itu adalah 'njitakin siapa-siapa yg perlu dijitak' dan 'meluruskan apa-apa yg perlu diluruskan'. Singkatnya kontrol. Kalopun mengubah kebijakan, paling cuma mempertajam GBHN dikit-dikit (?) (entah kalo bisa bikin Tap tambahan, kayaknya suseh). Tugas bikin UU itu di tangan DPR (in that case, AR dan para pemimpin MPR yg sekarang, posisinya adalah sebagai anggota biasa, bukan outsiders juga). Cuma, bila dirunut lebih lanjut, ketua DPR-pun, perannya tidak begitu besar dalam pembikinan UU. Soalnya DPR itu kan suatu dewan, bukan suatu struktur organisasi terpimpin. Justru yg perannya paling besar adalah 'juragan lobi'. ;-) Jaman dulu, (pra-reformasi, ie. beberapa hari yll, tepatnya), UU itu umumnya klise (kayak UUD'45 itulah), isinya terlalu bolong di sana-sini. Terus jabarannya ada pada Keppress, PP, dan Kepmen... Lha... dalam situasi demikian, tidak mengherankanlah bila DPR itu malah berfungsi sebagai 'enabler' bagi segala langkah eksekutif; dan yang bisa malang melintang itu orang- orang eksekutif. Ini cilaka... dan tetep cilaka siapapun ketua DPR-nya. Nah, kembali ke soal Ketua MPR dan DPR, bila demikian halnya, logika saya mengatakan: Ketua MPR harusnya diduduki oleh 'tukang jitak' dan Ketua DPR diduduki oleh 'tukang bikin aturan'. Menurut saya, Pak AR lebih bakat jadi tukang jitak dan tukang sentil drpd tukang ngatur... Kalo Akbar Tanjung jadi Ketua DPR, terus eksekutif didominir oleh PDIP dan PKB, bagi rakyat itu malah suatu kombinasi yg mungkin baik. Karena artinya, Golkar tampil sebagai penyeimbang atau oposisi thd pemerintah (eksekutif); sehingga pemerintah tdk bisa semena-mena. Kerugiannya: responsifitas dan represifitas mungkin jauh berkurang (padahal kita tahu, in certain situation, represifitas juga diperlukan). Bahwa yg sekarang ada sejumlah prospek kelemahan, saya setuju. Memang demikian halnya. Cuman, saya berpikir positif aja, menurut pendapat saya, in any case, yg sekarang lebih baik dari yg lalu. Lebih baik, bukan berarti bener-bener baik... Ya, namanya juga 'baru belajar'. ;-)
Re: Golkar hebat - Re: Amien Rais
... >1. Kalo menurut saya (juga banyak rekan yang lainnya), Amien Rais > pantasnya jadi ketua DPR dimana dia bisa langsung (kalo diperlukan) > jadi opposisi pemerintah yang akan datang akan setiap UU yang akan > dibuat pemerintah nantinya. Sekarang jadi ketua MPR, kontribusi dia > akan jadi opposisi pemerintah sangat kecil sekali. MPR sidang cuman 4 > tahun sekali. Sepertinya emang Golkar berniat sepak-terjangnya Amien > Rais dikecilkan nanti nya. Ini juga akan menguntungkan GOLKAR atau PDIP > yang bakal pegang pemerintahan nantinya. Yw: Ups, ini versi lama, Pak. Berdasarkan aturan sekarang, MPR bersidangnya setahun sekali. Dan langsung berhadapan dg biang keroknya pemerintah (presiden/wakil and the whole cabinet (?)).
Soal Kualitas Wakil Rakyat (Was: Tanggapan "Kearah Mana ?")
Suhendri <[EMAIL PROTECTED]>: ... >Kalau mau sadar dan jujur ke diri sendiri, mutu SDM yang tidak bagus dari >wakil rakyat, adalah masalah serius, terlepas dari orang pintar yang tidak >jujur, atau orang bodoh yang jujur. Yw: Kalo mau bicara secara literal (sesuai makna bahasa), sebetulnya, apa yg terjadi sekarang ini udah nyetel (pas). Habis gimana, rakyat Indonesia sendiri (SDM-nya) juga kebanyakan tidak bagus kualitasnya kok, kalo wakilnya demikian, ya pantas ajalah. Malah kalo masyarakat kualitasnya kayak sekarang, terus wakilnya di lembaga legislatif profesor doktor semua, ya, itu, sebenernya kurang mewakili... Ha, ha.. Contoh kata: kalo golongan etnis tionghoa diwakili di lembaga legislatif oleh orang dari etnik hispanik turunan portugis totok, kan kurang pas, atau golongan Islam diwakili orang beragama shinto, ini namanya kan nggak nyetel, nggak pas. Sebenernya masalah besarnya adalah: kenapa kok rakyat Ina kualitasnya kayak sekarang ini? Di sini masalah besarnya dan perlu penyelesaian sistematis yg mungkin perlu waktu 5-20th, tapi betul-betul perlu dan harus diubah. Kalo yg di senayan itu sih cuma wakilnya doang. Dibagus-bagusin di situ, kalo di jalanan kualitasnya masih kayak sekarang, ya, nggak sip,... Ini pendapat saya. Mungkin agak nyimpang dikit, atau memperluas permasalahan. >Melihat mutu dan kwalitas dari penanggap, agak prihatin juga saya membaca >tanggapan dari beberapa penanggap di Permias, yang memaklumkan dan >membenarkan Mutu SDM Wakil Rakyat saat ini. > >Soe Yw: Kalo nanti rakyat Ina udah pada pinter-pinter (katakanlah rata-rata lulusan SMA), ya wakil rakyat yg kayak sekarang ini ya nggak pantas lagi... ;-)
Agenda SU MPR, Ada Yg Tahu, Anybody?
;-) Mengingat SU MPR sudah di atas hidung (ie. di depan mata), mungkin ada yg punya catatan agak lengkap ttg agendanya: kapan, ngapain, mengingat banyak urusan perlu ada misalnya: pelantikan, milih-milih speakers, pengkomisian, pemfraksian, dst... Kalo bisa dishare di sini, makasih sebelumnya. Yw.
Re: Harrasment oleh Inggris & Australia, RATIH, dan WAMIL
... Yw: Soal kepongahan, kayaknya udah well said, jadi saya nggak mengomentari lagi. >(4) Perlunya penambahan pasukan TNI untuk menghadapi bahaya Selatan. > >Setelah pasukan 'super putih' Australia mencoba meng-intrusi kedaulatan >negara-negara berkulit coklat, sudah seharusnya RI merespon dengan dengan >baik. Jumlah 250,000 pasukan di negara yg punya cakupan seluas AS ini jelas >tidak cukup (luas daratan cuma 1.9 juta km2 dibanding 9.5 juta km2 di AS). >Kemalangan RI yg berpulau-pulau tidak didukung oleh AL dan AU yg tangguh >untuk meng-kover semua wilayah. Yw: Kalo dibilang demikian, sih, tentara Asutrali, New Zilen, Inggris, dan seluruh negara kamenwelt yg pro mereka, digabung seluruhnya, juga nggak bisa mengkover wilayah seluas itu (silakan dijumlahkan seluruhnya). Duitnya juga tidak bisa mengkover operasi seluas itu (kalopun duitnya ada, rakyatnya nggak akan rela duitnya dipake buat operasi gituan). Kalo membinasakan mungkin bisa,... itu pun juga mirip bunuh diri (bagi para decision makers yg terlibat). Tantangan geografi Indonesia itu kan kita tahu bikin pusing tujuh keliling (dan bener-bener haus logistik)... Jadi ya, ini blessing in disguise juga in some sense. Boleh coba tinggal di NTT barang dua-tiga bulan kalo nggak percaya (atau Timika, wherever). >Australia (baca SMH hari kemarin, hari ini masih bisa dibaca) merencanakan >untuk menambah anggaran AB dari 1.8% GNP menjadi 2.8% GNP. Padahal GNP >mereka mencapai $18,500. Coba dibandingkan dengan RI yg punya spending 1.2% >GNP dengan GNP hanya $550. Dengan fakta ini, jelas kecanggihan teknologi >harus ditutup oleh jumlah! Yw: Biaya operasi mereka jauh lebih tinggi dari TNI. Biaya maintenance peralatan, juga jauh lebih tinggi. Sementara, kemampuan tempur teritorial, kalah jauh. Dan keberanimatiannya juga kalah jauh. Ini sudah menjadi rahasia umum. Contoh kecil saja: setelah ngirim 4500 orang ke Timtim, HQ mereka kelimpungan mengkonsolidasi sisa pasukan. TNI menempatkan 26 ribu lebih di Timtim, kemaren itu, tapi mereka tenang-tenang aja. Padahal, TNI punya hot spots yg bener-bener hot di banyak tempat (contohnya: Aceh, kurang hot apa; terus Jakarta, terus Ambon/Maluku, terus Irian,... dan secara nasional juga dimana-mana lebih memerlukan kesiagaan). Coba bayangin kalo Asutrali itu harus mengirim 26 ribu tentara ke Indonesia,... negaranya apa nggak kalang kabut... ;-) Dan kalo mereka nggak sanggup ngirim 26 ribu, terus mikir-mikir utk bisa mengkover Asia Tenggara... apa itu nggak jadi situasi blekok merindukan bul-bul? Padahal 26 ribu itu, jangankan dipake mengkover Asia Tenggara, mengkover Jabotabek saja di saat geger, kurang. Kan kita sama-sama tahu, buat mengamankan SU MPR sekarang ini yg dikerahkan jumlahnya 65 ribu lebih; dan itu pas-pasan saja. >Persenjataan seperti assault riffle milik Indonesia terlalu tergantung >kepada AS (yaitu M16). Yw: Wah, jangan gitu, ah. Ini akurasinya diragukan. Senjata ringan itu di Indonesia bisa dibikin sendiri (lisensinya memang dari M16 antara lain). Amunisinya, juga dibikin sendiri. Not the best in the world, lah kualitasnya, tapi cukupanlah. Memang bikinnya dikit-dikit (nggak punya duit kali, ya), tapi ya itu malah blessing in disguise lagi, lah. Lha wong bikinnya relatif dikit aja, rakyat sipil bisa (sering) ditembakin begitu... kalo bikin banyak, makin gawat dong. >Tadi malam saya membuka homepage Kalashnikov, >ternyata senapan AK sebagian besar komponen tidak dipatentkan sampai hari >ini. Tak kurang dari 15 negara telah mencontek dan memodifikasi senapan AK >dari berbagai seri. Seperti India mencontek habis seri AKM. AS memproduksi >dua seri AK di Tucson untuk tujuan ekspor. China membuat 4 seri dengan >tujuan ekspor. Demikian juga dengan Yugo, Italia, Netherland, Bulgaria, dll. >Mengapa Indonesia tidak mampu memodifikasi dan membuat sendiri senapan tipe >AK ini dalam jumlah besar? Mengapa pula mesti tergantung kepada AS dengan >membeli senapan M16. Mana senapannya 'kualitas ekspor' lagi. Yang kualitas >untuk pasukan mereka sendiri kelasnya masih di bawah AK-47 atau AK-74, >AK-105, dlsb? Bahkan AS-pun mengakui keunggulan senapan AK ini. Yw: Wah unggul itu situasional, Mas. Emang sih, AK itu lebih dahsyat... Tapi kalo anda infanteryman, tiap bulan long march jalan 40-50 km naik turun gunung (entah itu latihan atau operasi), anda akan lebih mengharapkan memanggul sehelai bulu dari pada AK47 di pundak anda. Kalo anda sedang terbirit-birit diuber orang, anda akan jauh lebih cepat ngos-ngosan kalo sambil nenteng AK. Kalo lagi duel, nah ini lain lagi... Tapi situasi duel itu lebih jarang drpd yg hilir mudik ke sana kemari itu. Anda kan tahu sendiri, pada dasarnya 90% waktu TNI itu dipake utk hilir mudik. Lagi pula, fatalitas AK (yg kalibernya lebih gede) lebih tinggi dari SS (senapan serbu, M16 versi Pindad) standarnya TNI. Lha, ka
SU MPR 4 Hari Lagi, Karantina Sudah Dimulai ;-)
;-) Berdasarkan informasi dari detik.com, SU MPR akan dilangsungkan 4 hari lagi. Para (calon) anggota peserta SU, sudah 'dikarantina' di sejumlah hotel yg ditunjuk. Mudah-mudahan kali ini tidak diundur lagi... Yw.
Mentri-mentri Berhenti Duluan...
Sekedar Info Ringan: Muladi (Selaku Mensesneg) menyatakan sejumlah mentri mundur (atau akan mundur) duluan (demi kursi di MPR (dan/atau DPR) yg baru). Yaitu: 1. Marzuki Usman Yg pekerjaannya, sebagai mentri investasi akan diambil Giri Suseno (Menhub); sementara pekerjaan parsenbud-nya ke Zuhal (Menristek). 2. Fahmi Idris Selanjutnya urusan tenaga kerja dirangkapkan ke Mentri transmigrasi Hendropriyono. Sementara, urusan keahlian main musik, tetap di tangan Idris Sardi. Yg terakhir ini tentunya tidak ada hubungan apa pun dg mentri siapa pun. ;-) 3. Theo Sambuaga Urusan perumahan selanjutnya dioper ke Rahmadi BS (Men PU). 4. AM. Saefuddin, yg sempat dijuluki sebagai Pak AM, oleh sementara kalangan, karena sentilannya thd Megawati yg kontroversial; dan oleh sejumlah kalangan yg sentimen sempat dijuluki sebagai perpaduan antara Pelawak Bokir dengan HIM Damsyik (Pemeran Datuk Maringgih); undur diri dan rencananya urusan pangan akan dihandle oleh Soleh Solahuddin (Men. Pertanian). 5. Syarwan Hamid, yg tidak ada hubungan darah dg Aktor Hamid Arief, (dan apalagi Benyamin S.), akan melepaskan posisi Mendagri, dan dioperkan ke Feisal Tanjung (Menko Polkam). ;-)
Praduga Tidak Bersalah
;-) Dalam mengusut para pejabat dan mantan pejabat, aparat senantiasa mengingatkan suatu prinsip hukum universal yang bagus sekali, yaitu asas praduga tidak bersalah. Dan rupa-rupanya, aparat ini tidak pandang bulu, dan telah bersikap sangat konsisten. Tidak hanya kepada pejabat dan mantan pejabat, terhadap orang-orang di jalanan pun asas praduga tidak bersalah itu diterapkan. ;-) Contohnya adalah cuplikan berita dari detik.com ini: 10 Truk PHH Datang dari Arah HI Aparat Cari Provokator, Pers Diusir Reporter: Sigit Widodo & Hestiana Dharmastuti ... Sekitar 100 aparat terus menggiring wartawan, sampai akhirnya wartawan di depan Bank Danamon. Dengan pengusiran secara paksa itu, wartawan banyak yang protes karena tak bisa mengetahui apa yang telah terjadi terhadap aparat dan massa di sekitar Hotel Sahid dan Le Meridian. Bahkan ketika ada seorang korban yang sedang dibantu massa, wartawan yang ingin mengetahui kejadian juga dilarang aparat. Kecuali itu aparat juga minta wartawan tidak lari, kalau ada pengejaran. "Kalau lari nanti kami tangkap kami anggap provokator," kata aparat. ...
DPR/MPR Bubar ... ;-)
;-) Berakhir sudah masa kerja DPR/MPR yg singset (padat berisi). Barusan, Bung Har (moko) secara resmi telah membubarkan DPR/MPR periode ini. DPR/MPR berikut akan dilantik kapan-kapan bila ada waktu... ;-) Yw.
Kasus Goro: Revisited ;-)
;-) Dari Republika, mengenai kasus Goro; Jaksa penuntut menyatakan bahwa Tommy Soeharto adalah 'godfather' alias biang dari segala biang kerok kasus korupsi tukar guling tsb. Gimana kelanjutannya? Yw.
Re: RUU PKB disahkan (?)
>Modiar ora.denger-denger RUU-PKB sudah disetujui oleh DPR. > >Selamat datang Junta Militer! > >Efron Yw: Saya juga denger demikian langsung dari (wartawan yg memantau) gedung DPR/MPR. Junta Militer sih nggak ada bau-baunya; tapi yg dikuatirkan banyak orang, gerakan massa yg masif akan kembali turun ke jalan memaksa UU tsb dicabut kembali. :-( Dan ini kita sudah sama-sama tahu, gimana gelap gulitanya...
Re: Tak Perlu (Re: Bales yokkk....)
... emilr: >ok-lah kalau begitu mari saya simpulkan seperti di bawah ini : >nampaknya visi kita kurang lebih sama : Yw: Akur. Yg beda cuma kembangannya doang. Pertama, tidak perlu dibalas. Kedua, tidak perlu gusar, dan sebaliknya perlu bersabar. Ketiga, soal 'perkuncian' kualitasnya harus diperbaiki; termasuk di dalamnya adalah integritas sistemnya, etc, sehingga tidak mudah diobok-obok. ;-) Terima kasih diskusinya. A good discussion.
Re: Tak Perlu (Re: Bales yokkk....)
>> Yw: Lha, ini apa ruginya? Situs Antara itu (dan harian-harian nasional/ >> internasional) isinya cuma berita. Ibarat koran, hari ini hangat, >> selang nggak lama, akan jadi koran bekas. Jadi si hacker itu cuma >> berhasil menghack koran bekas, jadi apa hebatnya? For obvious reason, >> situs-situs yg isinya cuma gituan doang, nggak perlu capek-capek >> diamankan seketat fort knox, lah yau. Biar nggak boros. Sebagaimana >> koran bekas pun tidak perlu disimpan di safe deposit box... ;-) > >kalau saya sih lebih melihat bahwa idenya bukan 'koran bekas yang diambil >maling', Yw: Maksud saya, bukan koran itu diambil, Pak; tapi analoginya: koran itu diubah-ubah isi beritanya, misalnya jadi super porno... Apakah si penerbit koran rugi? Kan nggak. Kalopun itu usaha memfitnah si penerbit koran, ya, nggak mempan juga. Orang kan pasti tahu, bahwa koran indonesia, misalnya nggak akan bikin berita super porno kayak gitu. Apalagi kalo yg orang tahu, bahwa pemfitnahnya adalah simpatisan kelompok xyz, malah itu menohok kelompok xyz sendiri... >tapi lebih tepat kalau dianalogikan sebagai semacam 'mengganti >taplak meja/mengganti seprai tempat tidur' di rumah orang lain. >coba bayangkan jika anda mengalami seperti ini, pasti gusar kan ? Yw: Wah itu malah namanya jasa baik. Di tempat saya, taplak meja saya males banget ngegantiinnya; jadi kalo ada yg mengganti, secara sukarela, tengkyu banget. >padahal apa sih sebenarnya buat mereka esensinya mengganti taplak meja >di rumah orang lain ? Yw: Ya, karena nggak ada kerjaan yg lebih 'berharga'. Ini jelas sekali. >tentunya adalah menunjukkan bahwa dia bisa masuk rumah kita seenaknya, Yw: Apa hebatnya? Kita toh juga bisa masuk rumah kita seenaknya, bahkan lebih enak dari dia. ;-) >mengganti2 barang2 kita semaunya, dan pergi lagi, tanpa kita bisa apa2. Yw: Isi situs-situs yg dihack itu bukan barang, sih; tapi informasi. Dia ganti, ya diganti aja lagi. Nggak akan susah. >mungkin memang tidak ada kerugian material, paling tidak, tidak terlalu >signifikan-lah, tapi apakah ini berarti rumah kita tetap tidak usah dikunci >kalau pergi kemana2 ? Yw: Soal dikunci: pertama, ya emang dikunci, tapi kan nggak perlu serapi fort knox. DAN, kalo anda mengunci tidak serapi fort knox, somehow maling masih bisa masuk. Itu resiko. Kalo ternyata maling masuk (sekali-sekali), dan yg kena cuma taplak meja doang (karena itu rumah kosong, emang langka barang berharga), no big deal... Kedua, situs-situs itu bukan ibarat meja makan di dalam rumah. Itu ibarat lampu taman yg menerangi taman/jalan depan rumah. Jadi ya seringnya nggak disimpen dikunci di dalam rumah (di balik firewall, misalnya). ... >saya rasa sih tidak seheboh itu kok, asalkan administrator-nya rajin baca >berita security terakhir dan melakukan update pada servernya, dan tentunya >melakukan hal2 yang memang standar dalam security server, saya rasa tidak >akan banyak makan biaya. dan jelas lebih punya 'harga diri' dibandingkan >dengan diam saja saat 'seprai tempat tidur' kita diganti2 orang lain >seenaknya. Yw: Ya, memang cukup segitu saja. Saya setuju. Terus kalo sempat kecolongan sekali dua, ya nggak usah gusar, tenang aja... ;-) Lagi pula, argumen anda itu kan sama aja dg argumen saya, cuma kambingnya diganti sama sprei. Gitu aja, kan? Kambing betina kita diembat oleh dia,... yg seharusnya dia nggak berhak. Kita mungkin rugi dikit (kambingnya ketularan penyakit kotor misalnya), tapi sebenarnya khalayak tahu persis, apakah kita yg direndahkan dg pengembatan kambing oleh dia, ataukah dia yg lebih merendahkan dirinya sendiri seolah-olah di dunia ini sudah tidak bisa dapetin manusia lain yg agak cantik dikit, sehingga kambing betina pun diembat. Ha, ha... Walopun sebenarnya, ya, kalo mereka kebeletnya sama kambing, kita nggak perlu ikut campur... ;-) Prinsipnya kan begini: gimana pun kita mengamankan resources kita, kalo orang lain dasarnya pingin memfitnah kita. Pasti aja dia bisa cari jalan utk memfitnah. Semua situs Indonesia ditutup, apakah mereka akan kehabisan jalan utk memfitnah? Tidak. Kita tidak perlu gusar, karena pada hakikatnya yg memfitnah itu lebih hina dari yg difitnah. Itu menurut keyakinan saya. Setuju tidak? Oleh karena itu, poin utama saya: kita tidak perlu membalas (memfitnah mereka). Alasannya ya itu tadi: yg memfitnah pada hakikatnya tidak lebih baik dari yg difitnah. Kalo kita balas, apa bedanya kita dg mereka? Lain-lainnya sih cuma ilustrasi aja dan pelengkap. Bisa tepat, bisa kurang tepat; tapi poin saya adalah itu. Kita tidak perlu membalas. Kita perlu bersabar. Mudah-mudahan pada setuju. ;-) >one more thing : detik.com tidak dicrack (bukan hack), justru detik.com yang >memberitakan cracking massal di website2 indonesia Yw: Saya contohkan detik.com, itu utk contoh situs yg updatenya ser
Tak Perlu (Re: Bales yokkk....)
>Bales Yokk.. >Gue denger beberapa harian nasional juga kena. > >Faran > >detik.com >Cracking Massal Sudah Berlangsung >Situs Web Antara Di-Crack >Reporter: Yayan Sopyan > >detikcom, Jakarta- Serbuan para cracker ke situs-situs web Indonesia agaknya sudah dimulai. Situs web kantor berita Antara pada Rabu sore menjadi salah satu korbannya. Sebelumnya, cracking massal menimpa beberapa situs web Indonesia. Yw: Lha, ini apa ruginya? Situs Antara itu (dan harian-harian nasional/ internasional) isinya cuma berita. Ibarat koran, hari ini hangat, selang nggak lama, akan jadi koran bekas. Jadi si hacker itu cuma berhasil menghack koran bekas, jadi apa hebatnya? For obvious reason, situs-situs yg isinya cuma gituan doang, nggak perlu capek-capek diamankan seketat fort knox, lah yau. Biar nggak boros. Sebagaimana koran bekas pun tidak perlu disimpan di safe deposit box... ;-) Coba aja bayangin, kalo ada server yg isinya macam detik.com itu, lalu didesain utk nggak tembus hacker dari segala raja hacker, lebih tahan hacker dari pada situs FBI,... yang tentunya biaya pengamanannya juga setara (atau lebih) dari FBI (dalam mengamankan informasi/datanya),... lha, manajemennya detik.com apa nggak diketawain anak-anak kecil (dan digoblok-goblokin orang tua)? Anyway, server-server kritikal, yg misalnya menyimpan data rekening nasabah bank, etc. di Indonesia hampir-hampir nggak ada yg terhubung ke (global) internet, bukan? Jadi apa yg mau dihack? Jadi para hackers itu emang dasarnya udah gagal total dari awalnya. Lalu cari-cari... Seolah ngincer janda kembang, gagal,... kambing betinanyalah yg diembat... Ha, ha... Kata pepatah: Ingin hati memeluk gunung, apa daya, mereka nggak tahu, gunung itu sebenernya apa, dan ada ato enggak... ;-)
Re: Akbar Tanjung Cuekin Anggota Dewan
>Dalam acara sambutan di depan DPR, Akbar Tanjung tidak menghiraukan >beberapa anggota dewan yang mengangkat tangan untuk bertanya kepada Habibie. >Secara sengaja Akbar Tanjung telah menghina anggota dewan yang terhormat, >yang merupakan wakil-wakil rakyat. Mestinya orang-orang model Akbar Tanjung >tidak diberi tempat di kepemimpinan mendatang. Sikap-sikapnya di jaman >keterbukaan ini sungguh memalukan. Yw: Abdul Gafur atau Akbar Tanjung? ;-)
Bagaimana Kabarnya Mayjen K (?)
;-) Dg telah efektifnya serdadu multinasional, bagaimana kabarnya panglima darurat militer Mayjen K? (Catatan: yg ngarang nama Mayjen K itu Gus Dur, lho. Saya cuma quoting ;-).
Re: [saham] Tentara Australia Mendarat
... >Kemarin tentara Australia sudah mendarat!!! >Dari tivi yg saya lihat, saya punya kesan . . . >Pintu Hercules C130 terbuka.. >muncullah tentara bule yang gagah-gagah menuruni tangga pesawat dengan >persenjataan serbu lengkap, plus rompi anti peluru. >Terus langsung sweeping sekitar pesawat, ke ujung landasan seolah-olah >berhadapan dengan ladang ranjau yang mematikan. >Barulah, setelah merasa aman, barang-barangnya diturunkan, tetap dengan >kewaspadaan penuh. > >Sayangnya, kamera tivi kebetulan memperlihatkan ada helicopter Polri >yg parkir udah lama di situ, dan ada beberapa TNI sedang berdiri- >berdiri (bercanda). > >Kok, jadi kelihatan kontras. Yw: Iya, nih. Saya juga lihat. Ibarat kata: anda udah siap main tenis, pemanasan udah optimal, badan mulai hangat. Raket siap, bola siap, net siap, pakaian juga sudah siap, sepatu siap, segalanya kecuali satu: nggak ada musuh barang satu orang pun; karena semua orang lain udah merasa puas main, dan capek. Sekujur tubuh udah gatel pingin tepak-tepok bola, apa daya... malah diketawain anak-anak kecil. ;-)
Rumor: Wiranto Akan Diberhentikan
;-) Mohon konfirmasi berita berikut (sumber: Afx-Asia): ... The dealer said the market has been made more nervous amid rumors that Armed Forces Commander General Wiranto may be replaced. An institutional dealer at a Singapore-based brokerage said this is only one of several factors unnerving investor confidence in the run-up to the November general assembly (MPR) session and the presidential election. "If Wiranto resigns and is replaced by his deputy Widodo A.S., it will not surprise us. What I am concerned about is if this (move) is to allow him to seek the presidential nomination," he said. ...
SU Diundur Karena Takut Geger (?)
;-) Ada pernyataan resmi dari TNI (yg disampaikan oleh Wakil panglima), menyatakan bahwa SU MPR harus diundur, karena dikuatirkan bila dilaksanakan sesuai jadwal akan menyebabkan kerusuhan. Pertanyaannya (yg belum terjawab): Apakah kalo diundur-undur begini terus keadaan jadi aman? (Catatan: jadwal semula SU adalah 29 Agustus dan tahunnya tentu 1999 bukan 2099 ;-). Yw.
Re: MAMPUS-lah Indonesia (Hancur 100%)
... >MAMPUS-lah Indonesia (Hancur 100%) > >Wah wahwahwah. >benar-benar kiamat buat Indonesia-lah ini nama-nya. Ha, ha, ha... Lucu juga, nih posting. ;-) Garing. >Hari Kamis, September 9, 1999 ini President >USA Bill Clinton berbicara di depan White House >dan berkata: > Clinton men-support Australia 100% ! > dan Bill Clinton men-support kemerdekaan > Timor Timur. Lho? Ini sih bukan berita baru. Dari dulunya juga Clinton mensupport Australia 100%. Apakah itu sedang di depan White House, atau di WC-nya Monica... ;-) Bill Clinton mensupport kemerdekaan Timtim? Wajar dong. What else can he do? Kirim berita yg asik dong, jangan kirim 'kenormalan alam' begini. Bentar lagi bisa-bisa anda kirim: 'Daun-daun di Kalimantan warnanya hijau...' (Lha, yang bilang daun itu warnanya ungu metalik, ya siapa?). >Wah . siap-siap-lah kita di Indonesia diperkosa lagi. Kita di Indonesia? Ha, ha, ha... Ada kata 'lagi'-nya pula. >Mata uang Rupiah akan hancur seperti dulu. >Boleh jadi menjadi kurs tukar: > Rp 20 000 = US$ 1 Asik dong. Ini justru surga. Dan bukan kiamat sama sekali. Masak sih kiamat kok berulang-ulang. Kayak yoyo aja. ;-) >Belum lagi, Bank Dunia pun akan men-stop >bantuan uang pinjaman ke Indonesia. Titik. Setuju. Berarti hutang tidak bertambah. Aman. Ini asik bener, nih. >Lebih ngeri lagi ... kelihatan-nya Indonesia >mungkin akan PERANG melawan Australia >dalam waktu dekat. Ini semua demi mengaman-kan >stok URANIUM yang bisa ditambang di tanah Tim-Tim, >dan kandungan MINYAK yang ada di selat celah Tim-Tim. > >-- Patrick Iya, ini ngeri. Bisa-bisa orang Melbourne, Sydney, dan lain-lain nangis-nangis. Mau ngungsi ke kutub selatan, dingin. Mau kencing di celana, pesing baunya. Susah... ;-) Hiii... ngeriii (and jijay pula). Provokasinya, mungkin bisa dipertajam lagi. Kalo perlu sekolah dulu. Di Banten Selatan tuh, ada SD desa yang lumayan bagus, rasanya masih menerima murid baru untuk kelas satunya. Matrikulasinya kayaknya juga ada, kok. ;-)
Re: Better Red Than Expert...
Saut A H S: ... >Pola ini memang masih terlihat di negara kita. Istilah di atas sebenarnya >sama dengan KKN. So bagaimana kelanjutannya negara ini, tergantung pada >sika kita pada era reformasi ini. Yw: Soal Better Red Than Expert ini sebenernya bukan soal KKN atau tidak. Bisa aja KKN, tapi bisa juga tidak. Secara (manajemen) umum, ini merupakan dilema juragan yg nggak pernah selesai-selesai... Ilustrasi: Katakanlah, anda juragan pisang goreng yg paling yahud se-Indonesia, terus butuh pegawai... Pegawai gimanakah yg anda cari: apakah yg jago bin kapabel dalam goreng menggoreng pisang dan menjualnya, atau yg loyal? By definition, yg super loyal itu pasti nggak begitu jago (otherwise, kalo emang beneran jago, dia nggak punya cukup alasan utk super loyal). Demikian juga, by definition yg super jago itu pasti nggak begitu loyal (otherwise, kalo emang beneran sangat loyal, dia itu nggak super jago). Many people end up having 'the bunch' (pegawai yg loyalnya nggak seberapa, jagonya juga nggak seberapa). Nah, akan halnya Mao (dan suharto? ;-), objektif dia adalah melanggengkan kekuasaan, jadi dia condongnya ke yg super loyal... The hell with capability and performance. ;-) However, kelanggengan itu nyatanya tidak ada. Repot. Di pihak lain, orang yg condongnya ke yg super jago, many of them end up dipecundangi oleh anak buahnya itu. That's life. ;-)
Better Red Than Expert...
;-) Orang kuat China masa lalu, Mao Zedong, pernah membuat blunder luar biasa yg mengakibatkan sekitar 30 juta orang rakyat Cina kelaparan berat. Semboyannya (yg jadi titik tolak keblunderan dia) adalah: "...better red than expert..." (Kalo diterjemahin ke Bahasa Inggris. Kalo Aslinya gimana, saya nggak tahu). Jadi dia lebih memilih menempatkan orang yg seideologi dg dia (red = merah = komunis), dari pada orang yg kapabel di bidangnya. Ini memang tampaknya seperti lucu, kalo orang meninjau apa yg sudah terjadi; tapi kenyataannya, banyak orang (pimpinan) masih juga menerapkan prinsip 'better red than expert..' itu dalam menempatkan orang kepercayaannya di posisi strategis. Contohnya di masa orde baru... Posisi-posisi strategis seperti: bupati, gubernur, menteri, direktur BUMN, dlsb. banyak yg prinsip pendudukannya sesuai prinsip tsb. Tidak selalu, tapi ada banyak. Untungnya sekarang jaman reformasi... Eh, ini sudah untung atau belum, bisa dibahas lagi... Sebagai kontras dg Mao (Zedong) adalah Deng (Xiaoping). Mao berhasil mengantarkan Cina ke kelaparan berat, yg menelan 30 juta rakyat, Deng berhasil mengantarkan Cina ke kemajuan yg luar biasa... Ucapan Deng yg terkenal (karena sering diulang-ulang, sebagaimana memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat) adalah: (Diterjemahkan ke Bhs Inggris): "... It doesn't matter if the cat is black or white,... What matter is how well it catches mice..." ('Gak jadi masalah apakah si kucing itu berwarna hitam atau putih, Yg penting adalah sebaik apa dia menangkap tikus-tikus...) Kita ini sekarang cenderung kemana? Apakah masih kental dg unsur 'ideologi', atau mulai nggak pilih-pilih kucing? Pemilihan presiden sebentar lagi. Yw.
Mana Ada yang Bisa Berhentikan Baramuli
Di tengah situasi yg seperti sekarang, masih ada juga yg mengeluarkan statement yg asik punya seperti di bawah. ;-) Heibat, heibat... ;-) Yw. Jumat, 3 September 1999 Baramuli: Mana Ada yang Bisa Berhentikan Baramuli Jakarta, Kompas Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA) yang juga anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Arnold Baramuli, menegaskan, dirinya tidak berniat mengundurkan diri dari Komnas HAM. Dalam peraturan Komnas HAM, tidak ada kewajiban kepada anggota Komnas HAM untuk hadir setiap hari di Komnas HAM. Bahkan Baramuli pun sesumbar, "Mana ada yang bisa memberhentikan Baramuli."Hal itu disampaikan AA Baramuli usai bertemu dengan anggota penasihat Komnas HAM Miriam Budiarjo, Sekjen Komnas HAM Clementino dos Reis Amaral dan Wakil Ketua II Komnas HAM Bambang W Soeharto, Kamis (2/9) sore, di Komnas HAM, Jakarta. ... ;-)
SU Diundur DESEMBER, Saudara-saudara ;-)
;-) Setelah kurang sukses berusaha mencuri kursi (buat parte gurem, etc), KPU menyatakan bahwa 1 Oktober DPR/MPR baru bisa dilantik; dan oleh karena itu Sidang Umum mau dibikin bulan DESEMBER... Nah, sementara bulannya udah jelas disebutkan. Tahunnya belum disebutkan! Jangan-jangan 2003, sesuai arahan suharto (menjelang lengser). Yw.
Penyelidikan Suharto Diumumkan
;-) Kabar dari Mentri Muladi, penyelidikan suharto akan diumumkan hari Kamis pada kesempatan rapat kabinet (oleh Jaksa Agung kepada seluruh anggota kabinet). Kemungkinan (a bit later) presiden akan membuat suatu keputusan perihal itu. Ini bisa jadi awal dari suatu gonjang-ganjing baru, padahal ganjing Bank Bali aja belum beres. Walaupun sebenarnya ganjing itu kadang-kadang kelihatan lucu, seperti misalnya: ganjing pudel; atau galak (ganjing herder). ;-) Yw.
Sulapan Duit Rp 546 Milyar ;-)
;-) Info dari BI: duit Rp 546M yg ilang dari Bank Bali, bisa muncul lagi (dikembaliin) begitu saja dari kegelapan malam (entah dari mana asalnya). Tukang sulap Indonesia rupanya masih piawai juga. ;-) Apakah dg kembalinya uang, urusan jadi clear? Ibarat kata, ada maling, nggondol jemuran dan baju- baju anda. Pendeknya semua celana dalem digondol. Lalu ketahuan. Buru-buru deh si maling kembaliin semua colongannya. Utuh, seperti sedia kala. Nggak bertambah satu lubang pun (asumsi: celana dalam yg dicolong itu satu dua ada yg bolong, ha, ha,...). Apakah dg telah kembalinya jemuran anda, peristiwa maling mencuri jemuran itu (secara hukum) sudah otomatis gugur (nggak jadi perkara lagi)? Wah, kalo gitu caranya, ngeri amat nih negara Indonesia. Soalnya orang-orang terus akan sesumbar: mari maling rame-rame, kalo ketahuan, kembaliin aja: urusan beres. Kalo nggak ketahuan... kaya... Gawat. :-( Apakah nggak terpikir (oleh para penegak hukum) betapa isisnya si pemilik pada saat celana dalam belum dikembalikan (mungkin kembung atau masuk angin pula. ;-) Mudah-mudahan saya salah, dan hukum kali ini bener-bener berfungsi. Mudah-mudahan hukum masih ada. ;-) Yw.
Re: Otonomi : Diskusi Bersama
... >Teman2 sumber yang saya kirimkan sebelumnya- milik tim Otonomi KM ITB. >Terimakasih atas berbagai respon (sangat banyak dan diluar dugaan saya)yg >masuk ke saya melalui japri maupun jalur umum. Bagi yang tidak berminat, >mohon maaf dan silahkan delete saja. ... Yw: Ini usul saya (buat PTN yg mau otonom); atau boleh dikatakan pertanyaan. Apakah tidak mungkin di PTN itu ada sedikit diferensiasi? Sekarang ini, banyak orang masuknya UMPTN (S1), atau seleksi PTN itu (S2/S3/Diploma) di saat yg tertentu setahun cuma sekali (eh, bener enggak?). Ini saya ambil saja kasus yg S1: yg UMPTN itu kan seterusnya di-SPP-i seragam... Bagaimana seandainya, ada penerimaan di luar UMPTN. Misalnya: di samping lewat UMPTN, ada lagi penerimaan susulan, di semester genap misalnya. Nah, yg diterima di semester itu, di samping SPP, dikenakan biaya sumbangan pendidikan seperti yg lazim di PTS (misalnya: Unpar, yg dulu saya tahu). Dg adanya sumbangan ini, biaya pendidikan di PTN itu memang jadi mahal bagi kalangan tertentu (yg tidak lolos UMPTN tapi sebenernya mampu, atau tidak memenuhi syarat utk ikut UMPTN karena misalnya ijazah SMU-nya sudah berumur 10 th, dsb.), tapi masih lebih murah dari sekolah ke LN. Rasanya kalangan 'orang kaya' banyak yg mau mbayar mahal utk masuk ITB. Iya nggak? Wong utk masuk PTS/PTS yg notabene nggak se 'wah' UI atau ITB, orang banyak yg mau membayar mahal... Bisa juga yg masuk bukan anak orang kaya, tapi misalnya: putra daerah (bersponsor tentunya, dan sponsornya adalah pemda-nya. Harusnya kalo perimbangan keuangan pusat-daerah bener, pemda akan mampu melakukan hal tsb). Segini dulu aja deh...
Fw: BJ Habibie Kemalingan
Dari Jakarta Post: ... Cleaner faces jail for stealing Habibie's pens JAKARTA (JP): A prosecutor asked the Central Jakarta District Court on Tuesday to sentence a cleaning service man posted at the Presidential Palace to 14 months in jail for stealing 11 of President B.J. Habibie's pens. ... Komentar: Wah, kalo presiden aja sampe kemalingan 11 kali gitu, apalagi manusia... ;-) Jadi kalo rakyat kemalingan baru sekitar 9 atau 10 kali,... masih wajar. ;-)
Pemilu Tuntas, Tas, Tas ;-)
;-) Berdasarkan kabar terkini (terkini teh naon, nggak tahu juga) yg barusan saya terima: Habibie telah mensahkan hasil pemilu, kurang lebihnya dia bilang (di istana tentunya, kalo di angkot kan nggak mungkin ;-): " Saya nyatakan hasil pemilu yg dilaporkan 26 juli sah. Tahap berikutnya sekarang dapat dilaksanakan sesuai rencana. Sebagai presiden yg tanggung jawab pemilu, saya tidak ingin tahap berikutnya tertunda-tunda... dst. " Demikian diumumkan pada pertemuan dg para pemimpin parpol (yg dapet kursi tentunya; kalo yg nggak dapet,... ya, apakah itu parpol? kan masih meragukan). Yw.
Re: (Tawuran) : STOP PEMAKAIAN SERAGAM SEKOLAH !!
>On Thu, 29 Jul 1999, Yusuf-Wibisono wrote: > >|o|Di kota-kota lain juga (yg tdk seaneh Ambon dan Jkt) >|o|kayaknya juga pelajar jarang banget tawuran. >|o|Nah, kalo dari (fakta) ini bisa timbul pertanyaan: >|o|sebetulnya ada apa dg anak-anak Jakarta? > >Anak jakarta kan tinggalnya di Ibukota ;-) Yw: Tinggalnya di ibukota? Kelelerannya di sekitar ibukota gitu maksudnya? (Soalnya tinggalnya banyakan di Bekasi, Depok, Tangerang, dan daerah-daerah kumuh lainnya... He, he, he... jangan ada yg tersinggung. It was a joke ;-). >Sewaktu saya masih jadi pelajar, adanya satu persamaan (pola) kalau ada >tawuran: >+ Sekolahnya itu2 saja yg berantem Yw: Utk mencegahnya, nama sekolah mungkin bisa diubah sebulan sekali. ;-) >+ Tempat kejadian biasanya dekat dgn terminal atau tempat pertemuan bis >lainya. Yw: Di bis mungkin perlu ada tambahan tulisan: sesama bis, dilarang saling bertemu! (Pasti semua kalang kabut ;-). >Solusi (menurut saya): >+ Pindahkan lokasi sekolah yg sering bermasalah Yw: Usul: ke Timika atau Merauke! >+ Tingkatkan 'mutu' dari sekolah yg bermasalah (inisiatip dari intern >sekolah itu sendiri) Yw: Peningkatan mutu yg gampang: muridnya jangan yg lulusan SMP, tapi kalo bisa Sarjana, Master, atau Doktor lulusan Amerika! (Kalo ada yg nanya: ngapain juga sarjana, master, doktor, lulusan amerika masuk SMU lagi. Jawabannya ya itu tadi: utk mencegah tawuran!). >Salam, >Alex Yw: Salam. Catatan: kalo saya nulis plesetan ke sana kemari kayak gini, itu artinya saya serius (sedangkan kalo saya nulis serius, itu artinya saya nulis asal-asalan ;-).
Re: Indonesia: negara hukum vs negara sayur
>Rekan-rekan permias@ yth., > >Sudah lama saya tergelitik dengan pemikiran seperti judul posting ini, yaitu: > >Indonesia: negara hukum vs. negara sayur? > >Maksudnya, adalah sama sekali salah kalau banyak pejabat, pakar, dan >sebagian banyak orang selalu menyebut bahwa Indonesia adalah negara >'hukum'. Mereka menyebut itu dengan bangganya, dengan gagahnya, dan bahkan, >dengan arogannya. Yw: Bukan arogan... Emang udah bawaan dari kecil, kali? ;-) >Apa buktinya kalau Indonesia adalah negara 'hukum'? Yw: Menurut saya, sih: Indonesia itu negara hukum. Absolutely. Tapi hukum rimba! (Ini mengutip komentar Pak Hartoyo Wignyo.). Beberapa ciri-ciri ;-) hukum rimba. - Yg kuat menang. (Ini udah pada tahu kali, ya?) - Si raja rimba can change the rule of the game in the middle of the game. Ibarat olah raga, nih misalnya: pertandingan basket, tim satu, katakanlah tim B (atau supaya agak panjang tim BBD), main lawan tim si raja rimba. Nah,... setelah ketinggalan 100-0, si raja rimba langsung aja merubah peraturan: yg 100 buat gue, yg 0 lu ambil, deh...; dan - Si raja rimba can change the game itself! Tadinya pertandingan basket, diubah jadi pertandingan pantomim! Kalo basket kan itungannya bola masuk ke jala. Yg paling banyak masukin, menang. Jadi si BBD udah dapet 100, dia yg calon menang; tapi begitu diubah jadi pertandingan pantomim... Kan nggak itungan masukin bola berapa kali. Yg menang ya siapa yg paling lucu gerakannya... Dan di dunia ini, siapa sih yg gerakannya lebih lucu dari si raja rimba? Lu ta'u deh, yg koruptor malah dilindungi... si pelapor korupsi malah diuber-uber sampe ke liang kubur, sambil dikatain pula: manusia apa monyet... Kalopun ada yg lebih lucu dari itu, ya paling kroninya yg begituan juga. ;-) Jadi: kalo dibilang bukan negara hukum, kayaknya kurang tepat. ;-) >Apakah banyaknya penegak hukum doyan sogokan itu benar di negara 'hukum'? Yw: Negara hukum rimba, ya oke aja. Apa aja oke, asal kuat. ;-) Eh, tapi selain negara hukum rimba, Indonesia ini juga negara hukum karma! Jadi ya, nggak usah kuatir... cepat atau lambat, yg macem-macem ada balesannya juga. ;-) >Apakah permainan uang di pengadilan itu benar di negara 'hukum'? Yw: Jangankan main uang, main gundu pun jadi... ;-) >Apakah KKN yang tidak pernah ditindak itu benar di negara 'hukum'? Yw: Lho, siapa bilang tidak pernah ditindak? KKN itu selalu ditindak, lho? Cuma masalahnya, seringkali yg menindak itu lebih KKN dari yg ditindak... Jadi looping. ;-) >Apakah menembak mati mahasiswa demonstrasi dibenarkan di negara 'hukum'? Yw: Nah, kalo ini nggak bener! Yg bener itu bukan dibenarkan, tapi dibenar-benarkan. ;-) >Apakah banyaknya orang yang belum tentu salah di penjara itu benar di >negara 'hukum'? Yw: Ya, daripada nggak ada kerjaan (sipir penjaranya) barangkali? ;-) >Dan masih banyak apakah.. apakah. yang lainnya. Yw: Jangan banyak-banyak deh... Capek nulisnya. ;-) >Lalu, kenapa kita begitu ngotot dan bangganya mengatakan bahwa negara kita >adalah negara 'hukum' kalau ternyata sebagian besar urusan 'hukum' dicemari >oleh rekayasa, manipulasi, penyelewengan, pelanggaran, dan sebangsanya yang >buntut-buntutnya adalah 'ketidak adilan'? Yw: Lah, ini baru kena ke pokok permasalahan! Kalo ada yg bilang Indonesia negara hukum, itu tidak sangkalable (tidak bisa disangkal). Pertanyaannya sekarang kita ubah: apakah Indonesia ini negara adil? Kalo negara hukum sih bisa aja negara hukum (hukum rimba dan hukum karma). Tapi apakah negara adil? Hukum dan keadilan itu, seperti anda mungkin sudah tahu persis, dua hal yg berbeda banget. Jadi fokusnya (kalo mau bener): tegakkan keadilan! Bukan tegakkan hukum. You know, kalo semua orang koar-koar: tegakkan hukum, tegakkan hukum,... padahal kita tahu persis hukum yg berlaku adalah hukum rimba... apa nggak cilaka kita. >Apakah segala atribut 'negatif' tsb cukup layak untuk disandang oleh negara >'hukum'? Menurut saya, sama sekali tidak. Karena upaya untuk mencegah dan >menanggulangi segala hal 'negatif' tsb tidak pernah serius dipikirkan, >apalagi dilakukan. Yw: Keadilan maksudnya? Nah, kalo bicara keadilan, di dunia ini nggak bisa 100%. Penuntasannya (sampe 100%) mungkin nanti setelah hari kiamat. Tapi ya, setidaknya bisa mendekati ke arah sana, lah... Kalo soal hukum, ya, percuma juga diomongin, kalo emang keadilannya nggak kena. >Saya cenderung untuk merubah saja negara Indonesia dari negara 'hukum' >menjadi negara 'sayur'. Yw: Wah, jangan dong. Ini sangat menyinggung perasaan. Khususnya perasaan tukang sayur. ;-) >Kenapa? Lihat saja, Indonesia kaya dengan segala >sayuran yang bisa dimanfaatkan tidak saja untuk pelengkap makanan setiap >harinya, namun juga bisa dipakai untuk obat-obatan (tradisional maupun >modern). Kalau kita punya semangat dan motivasi menjadikan neg
Re: (Tawuran) : STOP PEMAKAIAN SERAGAM SEKOLAH !!
... >seingat saya. masalah seragam ini dah dibahas semenjak saya masih SMP, >dimana sementara org yg tidak setuju adanya penghapusan seragam. dgn alasan >mereka takut kalo bakalan ada 'perang fashion'..alias pamer kekayaan dan >timbul masalah yg lebih banyak dan lbh rumit lagi. > >salam, >mirza Yw: Seingat saya, penyeragaman ini adalah bagian dari skenario besar 'penggalangan' orde baru. Dulunya kan seragam itu cuma berlaku di tiap-tiap sekolah (bukan nasional), tapi dinilai (oleh orba), hal spt itu 'terlalu memberi kebebasan' kepada masyarakat. Dan ini kurang baik. Ya tahu sendirilah, emang dulu jamannya begituan, kan. Jangan kate' anak sekola'an, orang-orang jualan kakilime aje banyak yg diseramin... (biar pade' milih golkar semue'nye, macem-macem, deh...). Saiki jamane' wis bedho, Mas... Ojo gelem dipekso-pekso,... ;-)
Re: (Tawuran) : STOP PEMAKAIAN SERAGAM SEKOLAH !!
... >Dasar pemikiran saya hanyalah bahwa pelajar sekolah >akan melakukan tawuran bila pada waktu mereka >berangkat/pulang sekolah bertemu dengan siswa >lainnya yang memakai baju " PUTIH ABU-ABU". Yw: Dasar pemikiran saya (yg lagi ngawur): tawuran pelajar itu terjadi karena adanya pelajar! Nah, jadi (supaya makin ancur), utk mencegah tawuran pelajar, di seluruh Indonesia ini tidak boleh ada pelajar! Ha, ha, ha... pasti langsung solve (urusan tawuran)(tapi timbul masalah lain yg jauh lebih besar ;-). Solusi kedua: kalo benar triggernya itu adalah seragam putih abu-abu. Dirombak aja. Pelajar- pelajar ganti seragam dg seragam marinir! Ini juga akan menyelesaikan masalah tawuran pelajar (tapi menimbulkan masalah lainnya yg lebih besar, khususnya di kemiliteran banyak orang yg jadi 'gerah' ;-). >Coba bayangkan jika mereka ketemu di bioskop, toko >buku, toko kue, warung tenda atau mall, jika mereka >memakai pakaian bebas, pasti mereka tidak akan >bertawuran. Iya kan ? Yw: Belum tentu juga. Siapa tahu yg menjadi inceran (para penawur) adalah 'segerombolan ABG lain yg yg umurnya kira-kira sebaya, dan menurut mereka bertingkah'. Bisa aja, kan? Kalo ternyata ini masalahnya. Ya, biarpun seragamnya diganti koteka sekalipun, tawuran akan tetap ada. Karena udah jadi kodratnya kalo anak ABG (yg normal) itu seneng bergerombol (otherwise disebut ABG stress berat), dan kodratnya ABG itu cenderung bertingkah (otherwise, kalo komat-kamit, jalannya gemeteran, ngomongnya gemeteran, itu namanya kakek nenek jompo). Jadi (menurut saya): 'deregulasi' seragam itu cuma bisa utk mengurangi, tapi tdk bisa utk mencegah dan apalagi menghapuskan. Memang tdk ada salahnya dicoba; tapi perlu juga diingat usaha-usaha lain yg lebih sistematis dan efektif. >Ide ini muncul setelah saya melihat kurang berhasilnya >pihak yg berwenang meredam masalah Tawuran ini. Bahkan >terkesan semakin menjadi-jadi. Hampir setiap hari ! Yw: Ya, itu sih di Jakarta doang barangkali. Kalo di Ambon enggak, tuh. Di sana, yg tawuran malah orang-orang tua-muda pokoknya semua... Apakah mungkin penanganan tawuran ambon: semua orang Ambon disuruh pake baju abu-abu putih? Di kota-kota lain juga (yg tdk seaneh Ambon dan Jkt) kayaknya juga pelajar jarang banget tawuran. Nah, kalo dari (fakta) ini bisa timbul pertanyaan: sebetulnya ada apa dg anak-anak Jakarta? >Jangan tunggu korabn menjadi lebih banyak lagi. >Jangan tunggu samapi adik/kakak/saudar/tetangga kita >yang akan menjadi korabn berikutnya. > >Salam, >bRidWaN Yw: ;-)
Re: General = umum, bukan jendral, contoh : KJRI
... >pingin nimbrung nih > >kita tuh secara gak sadar banyak dicekokin istilah militer, >(mungkin dulu dipikir supanya dwifungsi memasyarakat ??) > >KJRI : Konsulat Jendral Republik Indonesia >(dilihat secara fakta mungkin bener sih, banyakan jendral kali di >dalamnya) > >tapi harusnya kan Konsulat umum Republik Indonesia >Kalau bhs inggrisnya : General Consulate. >General di sini kan artinya umum, bukannya jendral > >misalnya lagi, Sekretaris Jendral, bukannya harusnya sekretaris umum ? >Johnson Chandra Yw: Lho, bukannya sama aja? Bukannya jendral itu (pada hakikatnya) artinya sama juga dg umum? Rasanya: di militer itu ada kecabangan, ada cabang artileri, infanteri, kavaleri, dlsb. Nah, tapi sandangan kecabangan (khusus) itu mentok di tingkat kolonel. Pernah dengar kan: ada Kolonel Infanteri Xyz, Letnan Kolonel (CHB) Xyz, Kolonel Laut abc, Kolonel (PNB) dsb, dsb. Setelah orang dari kolonel dapet bintang (satu, dua, dsb), dia menjadi jendral. Karena Jendral itu artinya umum juga, ybs tidak lagi menyandang kekhususan kecabangan. Jadi nggak ada istilah Jendral Infanteri, Jendral Artileri, dsb. Yg ada juga Jendral Angkatan Darat, Jendral Polisi, Jendral Marinir. Jendral Angkatan Udara dinamai Marsekal, Jendral angkatan laut non marinir dinamai Laksamana. Padahal, Marsekal itu berasal dari kata yg tidak sama (artinya) dg jendral. Kalo jendral itu artinya umum, marsekal itu apa, ya? Berasal dari kata Marshall (spelling), yg artinya... apa, ya? Kira-kira kemungkinan salah), kalo ada hubungan (jauh) dg marching (jalan?), maka marshall itu ya artinya tukang mimpin jalan. Kalo Laksamana, diterjemahkan dari admiral. Ini beda banget lagi dari jendral/umum dan marshall/marsekal. Sedangkan arti mula-mula dari laksamana dan admiral itu sendiri udah beda. Jadi terjemahan maksa. Admiral itu kan (kayaknya) ada hubungan dg kata 'admire'. Iya nggak? Sedangkan Laksamana, itu bentukan maksa dari kata majemuk: laksa-mana. Laksa itu kan artinya banyak. Nah mana itu orang melayu jaman baheula mungkin tahu artinya. Kalo saya gak tahu. Yg saya tahu, mana itu kalimat tanya sejenis 'where'. Jadi laksa mana, adalah orang yg kebanyakan nanya-nanya... Ha, ha, ha... maksa pisan. ;-) ;-)
Re: (Tawuran) : STOP PEMAKAIAN SERAGAM SEKOLAH !!
... >Bukannya engga mendukung biar tawuran perlajar bisa dikurangin ya,.. >cuman kalo menghimbau pelajar agar tidak usah memakai baju seragam itu >bukannya menimbulkan masalah yang tambah ribet lagi, yaitu banyak >siswa-siswi yang malah menggunakan kesempatan itu untuk memamerkan >barang2 mereka... Yw: Memamerkan barang2 mereka? Wah, nyerempet-nyerempet, nih. ;-) Maksudnya nggak pake seragam itu terus diperbolehkan pake baju lain, atau memang nggak boleh pake seragam dalam arti terus bisa saingan dg Sophia Latjuba, Sarah Azhari, Ineke, dll itu, sih? ;-) Soal penggunaan kata barang, mungkin perlu diperjelas. Eh, atau nggak perlu ding. Udah cukup jelas, kok. ;-) >Justru dengan itu gap antara yang mampu dan kurang mampu terlihat lebih >jelas kan..=) Yw: Ya, nyamar dong kalo mau nggak keliatan. Atau paling enggak, pake kacamata item. Jadi nggak begitu keliatan. ;-) Rasanya orang-orang (kaya) (di Jkt) udah pada sadar utk tampil lo profile (kecuali kalo nggak pingin selamet di jalanan). Gap memang akan lebih kelihatan. Setuju. But is it a big deal? >Bisa-bisa malah yang satu sekolah saling palak2an sendiri lagi =p >Alasan pelajar memakai baju seragam itu dulu karena agar tidak ada >perbedaan diantara mereka ... > >Salam, >Inta Yw: Pake seragam, nggak pake seragam, whateverlah... Permasalahannya bukan di situ. Lha, yg tua-tua aja tawuran, yg udah dikasih kepercayaan aja KKN'an mulu' gimana yg mudaan disuruh tertib rapih-jali... ;-) Biang keroknya dulu diurus, baru ngurusin 'anak-anak kecil'.
Pemilu Terlalu Cepat
;-) 1. Pemilu '99 ini dinilai terlalu cepat berlangsung. Kecepatan ini terutama terjadi pada penghitungan suaranya. ;-) Karena demikian cepatnya pemilu itu, maka Presiden memutuskan untuk sedikit memperlambatnya. Caranya adalah dengan mengundur seminggu pengesahan hasil pemilu. Jelas sekali pengunduran itu tidak perlu dipermasalahkan lagi, dan merupakan sesuatu yang wajar. Terlalu cepat itu, kan tidak baik. 2. Adapun yang berpendapat bahwa pemilu ini lambat, khususnya pada penghitungan suaranya, mohon pendapatnya itu dipikirkan kembali baik-baik. Logikanya: kalo memang lambat, buat apa lagi pengesahannya diundur tujuh hari. Betul, tidak? Sehingga pendapat yang mengatakan pemilu itu penghitungannya lambat, tidak masuk akal, ;-) yang benar: pemilu itu penghitungannya terlalu cepat. 3. Kalau boleh usul, semestinya pengunduran itu jangan cuma tujuh hari. Itu sangat kurang sekali. Mungkin dapat dipertimbangkan pengunduran pengesahan itu selama tujuh minggu atau tujuh bulan. Sekalian. Diharapkan dengan pengunduran selama tujuh bulan itu, semua perangkat, komputer, berkas-berkas, dokumen, kotak suara, dan sebagainya, telah subur ditumbuhi oleh berbagai jenis jamur. Nah, pada saat itulah selain dilakukan pengesahan pemilu, sekaligus dilakukan peresmian panen raya jamur. Jadi ini sekaligus memberdayakan sektor agri bisnis, khususnya jamur. ;-) Yw.
Aceh Kalang Kabut :-(
Republika: Kontak Senjata di Aceh, 31 Tewas Korban Termasuk Tengku Bantaqiah dan Istri Yw: Saya baca 'kisah' Aceh di atas, menyedihkan bener. Terutama yg menyedihkan adalah 'cara-cara Jakarta' berkaitan dg hal tsb. Saya ringkas saja. Selengkapnya bisa ke Republika langsung. ... Abdul Gani yang juga Ketua Yayasan Pembangunan Masyarakat Desa (Yadesa) Aceh itu mengatakan insiden tersebut bukan kontak senjata. Ia menuturkan, keterangan yang diperolehnya dari seorang warga yang lolos dari penembakan itu menyebutkan bahwa 31 warga sipil yang tewas tersebut dieksekusi aparat setelah diperintahkan baris berjajar. ... Tapi, pihak TNI segera menepisnya. Di Jakarta, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Hankam/TNI Mayjen Syamsul Ma'arif membantah bahwa aparat melakukan penembakan setelah lebih dulu membariskan warga. Menurut Syamsul, aparat melakukan pengejaran terhadap kelompok bersenjata yang melarikan diri ke ladang ganja. ''Saya kira tidak benar bila aparat melakukan penembakan seperti itu. Kami justru berhasil menemukan beberapa pucuk senjata dari pengejaran itu,'' kata Syamsul tadi malam. Yw: Ini beneran statement dari Ybs. atau plesetan yg diciptakan wartawan? Kalo beneran, yah, sedih banget. Kok bisa-bisanya keluar sanggahan dengan awalan: "Saya kira..." Ini sebetulnya urusan penting penegakan hukum atau sesuatu yg bisa dikira-kira saja? Kalo soal penting cuma dikira-kira doang, ya akhirnya jadi debat kusir aja sekalian... Kalo ini plesetan wartawan, ya, kurang ajar. Menipu kalayak. Mana yg bener, nih? Ta'uk. Bantahan sebelumnya juga disampaikan Danrem Syarifuddin, yang menegaskan tidak benar aparat keamanan telah dengan sengaja menembak warga sipil tidak bersenjata. ''Informasi yang menyebutkan aparat menembak warga sipil itu tidak benar. Saya rasa tidak mungkin aparat keamanan berbuat sekeji itu,'' tegasnya. Yw: Yg tadi pake kira-kira, yg ini pake "Saya rasa..." Gile masa melaporkan konfirmasi kejadian gitu pake berdasarkan perasaan, dan bukan berdasarkan fakta dan bukti-bukti... Sekali lagi: Ini emang ybs. yg ngomong gitu, atau ciptaan wartawan? Secara rinci, Danrem Syarifuddin mengisahkan bahwa satuan PPRM dikirim ke Beutong karena laporan intelijen menyebutkan di kawasan itu ada 100 pucuk senjata api gelap dan ladang ganja. Untuk mencapai kawasan itu, satuan PPRM harus berjalan kaki sekitar 12 jam, karena lokasinya bergunung. Yw: Kasihan amat prajurit kecil. Utk sesuatu yg bukan urusannya (secara pribadi atau pun kelompoknya), direwangi harus jalan 12 jam. Terus kalo bener boss-bossnya di kota ceplas-ceplos berdasarkan kira-kira dan perasaan doang,... makin kesian aja. Kalo bener soal 'saya kira' dan 'saya rasa' itu ciptaan wartawan... Wah, kebangetan juga wartawannya... Udah dulu, deh. Capek.
True Story (?): Kisah Cinta Megawati
From: Hendy Gandhi <[EMAIL PROTECTED]> True Story: Kisah Cinta Megawati Ini sebuah true story menyangkut calon presiden RI Megawati Soekarnoputri 27 tahun yang lalu. Peristiwanya berawal dari iklan di sebuah koran ibukota, pada akhir Juni 1972, yang berbunyi: Telah menikah Hassan Gamal A.H. dengan Ny. Megawati Sukarnoputri pada tanggal 27 Juni 1972 di kota Sukabumi". Iklan itu serta merta memancing perhatian para wartawan untuk memburu lebih lanjut. Maka dalam waktu pendek iklan kecil itu mendadak menjadi berita besar yang sangat menggemparkan masyarakat Indonesia waktu itu karena setiap hari berkembang selama sekitar dua minggu. Menarik sekali membaca ulang isi koran-koran lama edisi akhir Juni sampai Juli 1972. Jika Anda datang ke bagian dokumentasi Kompas misalnya, Anda bisa mendapatkan file lengkap seri berita mengenai perkawinan Mega yang menghebohkan itu. Pendek cerita, pada hari yang disebutkan dalam iklan di atas, Megawati menikah (kawin lari) di Sukabumi dengan pedagang yang mantan diplomat Mesir bernama Hassan Gamal Ahmed Hassan. Pernikahan itu membuat berang seluruh keluarga almarhum Bung Karno, termasuk ibunda tercinta Ny. Fatmawati dan Guntur Soekarnoputra. Pertama, karena sampai hari itu suami pertama Megawati, Letnan Udara I Surendra Supijarso yang mengalami kecelakaan nahas ketika pesawatnya dinyatakan hilang di sekitar Biak pada 22 Januari 1971, belum pernah secara resmi dinyatakan telah meninggal dunia. Kedua, seluruh keluarga Bung Karno yang memang kenal baik dengan Hassan Gamal, tahu betul kelakuan pedagang mantan diplomat itu yang suka menipu. Dengan dua alasan itu, seluruh keluarga Bung Karno bersatu padu bersama pengacara Drs Sumadji, mengajukan gugatan untuk membatalkan pernikahan itu. Perang argumen pun berlangsung sengit karena Hassan Gamal berusaha keras mempertahankan keabsahan pernikahan. Di pihak lain, keluarga Bung Karno juga pantang mundur. Kasus ini menghebohkan Indonesia, bahkan banyak juga wartawan asing yang meliput. Hari demi hari koran-koran melansir berita kasus ini, yang sudah tentu menjadi bacaan menarik masyarakat. Sampai-sampai ulama besar Prof Dr Hamka ikut bicara mengenai kasus itu. Segala macam kisah diungkap suratkabar, termasuk asal mula perjumpaan mereka. Termasuk juga cerita Hassan bahwa pada pagi hari pernikahan itu Megawati datang ke Sarinah, di mana Hassan sudah menunggu. Dari sana mereka berdua langsung pergi ke Sukabumi lalu menikah diam-diam di KUA Sukabumi, dengan kadi H. Muhammad Cholil Fathurrohman. Pendek cerita lagi, Pengadilan Tinggi Agama Istimewa Jakarta yang memeriksa perkara gugatan itu, dengan hakim ketua KH M. Mochtar, akhirnya mem-fasid-kan (membatalkan) pernikahan Hassan (35) dan Megawati (25) di Sukabumi itu. Sebetulnya masih banyak yang belum terungkap oleh pers mengenai peristiwa yang menghebohkan itu. Antara lain, apa saja yang sempat dilakukan asyik-masyuk Hassan-Mega di peraduan setelah pernikahan di Sukabumi? Yang juga menarik adalah, sementara seluruh keluarga BK sibuk "perang komentar" dengan Hassan Gamal lewat pers, si empunya perkara Megawati memilih diam seribu basa. Tidak sepatah kata pun keluar dari mulutnya tentang kasus yang menghebohkan itu. Mega memilih diam seribu basa, persis sebagaimana sikap diamnya sebagai calon presiden RI sekarang ini. Nah, siapa yang ingin membaca cerita-cerita lebih rinci mengenai true story nostalgia cinta lama Mega, silakan buka-buka simpanan koran-koran lama, khususnya edisi Juni-Juli 1972. Kalau tidak punya, Anda bisa coba datang ke dokumentasi koran, ke Kompas, Suara Pembaruan (dulu Sinar Harapan), Merdeka, Pikiran Rakyat, Kedaulatan Rakyat, atau Jawa Pos misalnya. Kalau saya punya waktu, (tapi nggak janji deh), lain waktu akan saya kutipkan cerita-cerita menarik dari file koran lama yang saya punya. ;-)
When Habibie Met KPU ;-)
;-) Habibie bentar lagi (jam 5 jadwalnya), akan bertemu KPU Apa yg akan terjadi? ;-)
Kwik Soal Hutang
Kompas: Senin, 26 Juli 1999 Consultative Group on Indonesia dan Reformasi ANALISIS KWIK KIAN GIE SALAH satu fenomena yang kita rasakan dalam alam reformasi adalah bahwa hampir segala sesuatu diperdebatkan secara terbuka. Soal apakah isi perdebatannya berkualitas adalah urusan lain lagi. Demikian juga dengan Consultative Group on Indonesia (CGI). Pada umumnya pendapat yang dilontarkan oleh LSM dan beberapa partai politik adalah bahwa tahun ini, pertemuan CGI-yang direncanakan beberapa hari lagi di Paris-dibatalkan saja, diundur sampai pemerintah baru terbentuk. Mereka khawatir uangnya akan dikorup seperti halnya dengan dana untuk Jaring Pengaman Sosial (JPS). Tulisan ini membahas utang luar negeri oleh pemerintah dari IGGI/CGI, perannya untuk pembangunan, bebannya buat rakyat dan generasi mendatang, serta betapa obsesi utang ternyata membuat nalar menjadi jungkir balik. Kita perlu kembali pada pikiran-pikiran kuno, ortodoks, kalau itu memang mencerminkan kebenaran. Sejak Orde Baru di tahun 1966, masyarakat internasional yang dipimpin oleh Bank Dunia telah memainkan peran sangat besar dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Tidak ada negara lain kecuali Indonesia yang setiap tahunnya utang dari banyak negara secara sistematis dan terus menerus melalui badan khusus seperti IGGI/CGI. Berbeda dengan banyak ekonom lainnya, sejak sangat lama saya mengamati utang luar negeri dengan perasaan cemas, paling tidak dengan mixed feeling. Mengapa? Karena di satu pihak kita tentu berterima kasih atas bantuan masyarakat internasional dalam anggaran kita, terutama anggaran pembangunan. Tetapi sejak lama saya sangat risau bahwa apa pun yang berlebihan pasti menimbulkan masalah, termasuk utang luar negeri yang sudah mengambil proporsi jauh di atas kewajaran. Bukan hanya jumlahnya yang memberatkan, tetapi beban pembayaran bunga dan cicilan pokoknya sudah tidak tertahankan, sehingga terpaksa harus minta penjadwalan kembali melalui Paris Club. Sangat mungkin hal itu terpaksa harus diulangi lagi. Namun nalar, pikiran menjadi sangat kacau. Kebenaran dianggap sebagai pikiran kuno. Pikiran kacau dibela sebagai modern. *** GBHN dan pemerintah selalu mengatakan bahwa utang luar negeri haruslah hanya berperan sebagai pelengkap, tetapi tidak pernah mendefinisikan berapa persen dari anggaran pembangunan tahunan yang masih dianggap sebagai pelengkap. Dalam tahun anggaran 1988/ 1989, sebesar 80,86 persen dari anggaran pembangunan didanai oleh utang dari IGGI/ CGI. Sejak tahun 1965, andil utang luar negeri dalam anggaran pembangunan rata-rata berkisar di atas 35 persen. Untuk tahun anggaran yang sedang berjalan, 100 persen dari anggaran pembangunan sudah harus didanai oleh CGI, bahkan sebagian dari anggaran rutin, karena tabungan pemerintah negatif. Arti kata "pelengkap" sudah sangat terdistorsi. Pikiran sudah kacau. Dalam GBHN dikatakan bahwa anggaran harus berimbang dan dinamis. Tetapi dalam pelaksanaannya, berimbang diartikan sebagai defisit, asalkan defisitnya ditutup oleh utang luar negeri dari IGGI/CGI. Ketika ditanya mengapa anggaran yang terang-terangan defisit disebut berimbang, dijawab bahwa angka paling bawah dari sebelah kiri dan sebelah kanan APBN sama. Lho, kalau begitu caranya berpikir, tidak ada perusahaan yang memperoleh laba atau merugi, karena per definisi angka paling bawah dari negara perusahaan yang di sebelah kiri dan di sebelah kanan selalu sama. Mungkin saya kuno dan tidak mengerti ekonomi makro. Wong anggaran pemerintah kok disamakan dengan neraca perusahaan. Anehnya, setelah penyusunan anggaran negara dimandori oleh IMF, hal yang sama disebut "anggaran defisit". Kata dinamis yang artinya anggaran dipakai sebagai instrumen pengendalian pasang surutnya ekonomi, dalam kenyataannya anggaran dipacu harus naik terus dari tahun ke tahun. Jumlah seluruh anggaran meningkat dan selalu defisit. Lagi-lagi karena ada IGGI/CGI yang selalu siap mengerojok utang. Dengan demikian APBN tidak pernah difungsikan sebagai instrumen untuk mendinginkan ekonomi makro kalau ekonomi sedang memanas. *** HAL-hal tersebut di atas tentu mengakibatkan pembayaran bunga dan cicilan utang pokok semakin lama semakin merupakan bagian yang besar dalam anggaran rutin kita. Ini beban berat buat seluruh bangsa, baik sekarang maupun buat generasi mendatang. Mengingat bahwa utang harus dibayar dalam valuta asing, neraca pembayaran sangat terbebani, terutama transaksi berjalannya praktis selalu negatif. Ketika tidak tertahankan lagi, pemerintah Indonesia terpaksa harus melanggar prinsip yang lazim dalam ilmu ekonomi, yaitu bahwa utang mempunyai self liquidating character. Artinya, utang harus dijaga dalam batas-batas yang wajar, sehingga benar-benar meningkatkan produktivitas, yang memungkinkan memperoleh nilai tambah untuk membayar utang itu kembali. Utang yang dipacu sampai keterlaluan berlebihannya membuat perilaku pemerintah menjadi sangat aneh. Utang tidak dibayar dari nilai tambah yang dihasilkan oleh produktivitas utang itu sendiri, mel
Orang Baik Nambah Kawan, Nambah Musuh Orang Apa?
;-) ... Orang baik itu biasanya seneng nambah kawan. Makin lama kawannya makin banyak. Hati senang. Eh, tapi ada orang yg bukannya niat nambah kawan,... malah rekening-rekeningnya lima mentri (yg notabene tadinya kawannya ybs) malah dibeberkan di DPR... Jadi udah frontal banget, niatnya nambah musuh. Manusia seperti apakah gerangan yg demikian itu... ;-)
Re: Tebak ye...
>:-) > >Kucing apa yang baek...? >Kalo bisa dijawab, ntar Maya kirim pic. >ok 1. Jawaban politikus: kucing yang mewakili rakyat 2. Jawaban militer: kucing yang terampil, profesional, dan berdisiplin tinggi. 3. Jawaban profesor: kucing yang mampu memperoleh nilai A plus pada mata kuliah fisika kuantum dan makro ekonomi tingkat lanjut sekaligus. 4. Jawaban mahasiswa: kucing yang merawat tempat kosnya dg baik, dan bisa memasak indomi sendiri. 5. Jawaban dukun: kucing yang belum pernah nyantet kodok, gajah, ayam, tikus, suharto, dan ghalib. ;-) 6. Jawaban hackers: kucing yg bisa menelusup masuk pentagon atau nasa. dst. Yw.
Amien Rais Capreskan Gus Dur
Amien Rais Capreskan Gus Dur Reporter Nurul Hidayati detikcom, Jakarta. Ketua Umum PAN Amien Rais yang juga Capres partai berlambang matahari itu mengatakan bahwa dia sepakat adanya presiden alternatif di luar Megawati dan BJ Habibie, yakni KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Pernyataan Amien yang tak terduga itu diungkapkan usai mengikuti seminar membangun masa depan bangsa melalui pendekatan pengembangan kualitas ibu dan anak di hotel Mulia Senayan, Selasa (20/7/1999) pukul 13.00 WIB. Konsep yang ditawarkan untuk memuluskan Gus Dur adalah Poros Tengah, yakni kelompok yang tidak mengumpul di kubu Megawati dan Habibie. Pernyataan itu tentu mengagetkan. Tapi bagi Amien biasa saja. Dan ketika ditanya, bagaimana Anda sendiri, apakah tidak siap menjadi Presiden sehingga harus menjagokan Gus Dur? "Saya tahu diri, sebab PAN cuma dapat 7,8 % suara, masa mau jadi presiden," kata Amien. Ketika dikonfirmasi bahwa sejumlah Parpol Islam mencalonkannya, Amien mengaku tak tahu. Sebab, secara resmi ia belum dapat dukungan itu. Ketika ditanya apakah dirinya tak siap, Amien mengatakan bahwa dirinya siap saja. "Siap-sih siap tapi tahu diri. Siap dan hasil [pemilu] kan lain," katanya. Amien menggambarkan bahwa kalau dalam dunia karate, PAN itu masih sabuk biru sedang PKB atau partai lain seperti PDI Perjuangan dan Golkar sabuk hitam. Dan memang perolehan suara PAN (35 kursi) kalah dengan PKB (51 kursi). Konsep poros tengah yang dimaksud Amien adalah kumpulan parpol di luar PDI Perjuangan dan Golkar. Misalnya PKB, PPP, PAN, PK, dan PBB bergabung, kata Amien suaranya bisa melebihi PDI Perjuangan, yakni 164 : 159). Dan ini bisa dijadikan modal untuk maju sendiri menggolkan Capres alternatif. Ia melihat, elit politik non Golkar dan PDI Perjuangan mengarahnya ke Gus Dur. Di balik pernyataan itu, Amien buka rahasia bahwa dirinya pada Sabtu (17/7/1999) pekan lalu memang sudah bertemu dengan Gus Dur di sela acara Taman Siswa di Yogya. "Supaya jangan retak hanya karena persoalan Capres yang telah banyak ditafsirkan sebegitu rupa sehingga berkesan kalangan bawah saling berhadapan antara kubu Mega dan Habibie. Karena itu kita sepakat untuk mencari presiden alternatif berbangsa untuk menanggulangin keretakan bangsa." Gus Dur, katanya, sudah sepakat untuk menyusun kekuatan reformasi sejati dan beberapa tokoh parpol juga sepakat adanya capres alternatif. Jangan sampai mengelompok pada Mega dan Habibie saja. "Anak bangsa saat ini tak bisa diarah-arahkan hanya pada dua kubu, jadi pertemuan antara dia dengan Gus Dur itu penting. Maka nantinya akan mengundang teman yang lain untuk membicarakan kemungkinan yang lebih baik untuk negeri ini." Dalam pertemuan itu, Gus Dur bilang dirinya tak bisa jadi orang kedua. Menurut Amien, 'topi' Gus Dur topinya sudah banyak. "Dia guru bangsa, dia pembaharu, dan dia wali dari kaum nahdliyyin. Kita akan menunggu reaksi Mega terhadap adanya poros tengah ini," katanya. Yang jelas, Amien mengatakan bahwa dirinya tidak ada bagi-bagi kekuasaan dengan Gus Dur. Hak Cipta © detikcom Digital Life 1999
Danpuspom JANJI berhenti menyidik Ghalib
;-) Puspom segera hentikan penyidikan atas Ghalib JAKARTA (Bisnis): Jaksa Agung nonaktif Andi M. Ghalib kemarin diperiksa intensif oleh penyidik Puspom TNI selama sekitar 2,5 jam menyangkut kasus suap, sementara Dan Puspom berjanji segera menghentikan penyidikan kasus tersebut. Kuasa hukum Andi M. Ghalib Hotma Sitompul mengatakan dalam proses pemeriksaan tersebut Dan Puspom Mayjen TNI Djasrie Marin berjanji akan menghentikan penyidikan kasus tersebut. ... Selengkapnya di Bisnis Indonesia.
Re: Detikcom: Perolehan Kursi DPR (Final)
>From: Yusuf-Wibisono [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] >Sent: Wednesday, 14 July, 1999 23:29 PM >To: [EMAIL PROTECTED] >Subject:Detikcom: Perolehan Kursi DPR (Final) > >==disetip== > >Note: Yg lain-lainnya gelar tiker ;-) >(Nggak dapet kursi). Rada 'mengganggu' juga fakta di atas itu: yg >cuma dicoblos kurang dari 1000 orang bisa dapet satu kursi... >Efron: >Salah ketik 'kali, Kang? Yw: Iya kemungkinan demikian. Atau ada penjelasannya. Cari-cari dari sumber lain, belum dapet. ;-)
Detikcom: Perolehan Kursi DPR (Final)
Perolehan Kursi DPR RI Pemilu 1999 No. Nama PartaiPerolehan Suara Kursi 11. PDI Perjuangan 35,689,073 154 33. Partai Golongan Karya 23,741,758 120 9. Partai Persatuan Pembangunan11,329,905 59 35. Partai Kebangkitan Bangsa 13,336,982 51 15. Partai Amanat Nasional 7,528,956 35 22. Partai Bulan Bintang 1,940,633 13 24. Partai Keadilan 1,422,330 6 41. Partai Keadilan dan Persatuan1,065,686 6 14. Partai Demokrasi Kasih Bangsa 551 3 25. Partai Nahdlatul Umat 658 3 44. Partai Bhinneka Tunggal Ika354 3 32. Partai Demokrasi Indonesia 655 2 7. Partai kebangkitan Umat300 1 10. Partai Syarikat Islam Indonesia376 1 26. PNI Front Marhaenis363.397 1 27. Partai IPKI327 1 30. PNI Massa Marhaen 346 1 34. Partai Persatuan 551 1 39. Partai Daulat Rakyat 430 1 Note: Yg lain-lainnya gelar tiker ;-) (Nggak dapet kursi). Rada 'mengganggu' juga fakta di atas itu: yg cuma dicoblos kurang dari 1000 orang bisa dapet satu kursi... Keterangan: Sumber: Panitia Pemilihan Indonesia (PPI) Penghitungan kursi dibuat dengan memperhitungkan dua stembus accoord yang diakui Komisi Pemilihan Umum (KPU). Diasumsikan kursi hasil stembus accoord diperuntukan bagi partai yang memiliki sisa suara terbesar. Stembus Accoord I : PUI, PKU, PPP, PSII 1905, Masyumi, PBB, PK dan PNU Stembus Accoord II : PDKB, PBI dan PADI ;-)
Republika: Dongeng Pertamina (2)
Korupsi Pertamina dari Masa ke Masa (2) Banjir Dolar ke Keluarga Cendana Istilah keceh lenga pernah melekat pada Pertamina. Istilah dalam bahasa Jawa yang artinya bergelimang dengan minyak itu populer pada dua dasawarsa silam, karena minyak Pertamina inilah andalan utama pendapatan pemerintah. Dalam perkembangannya, Pertamina ternyata juga menjadi 'wilayah' yang keceh duit. Tempat bergelimang uang. Karena dari Pertamina itu muncul ratusan proyek yang nilainya sampai ratusan triliun rupiah. Dan siapa lagi yang paling menikmati keceh duit-nya Pertamina kalau bukan keluarga Soeharto. Pada 1983 misalnya, muncul Perta Oil Marketing dan Permindo Oil Trading -- dua perusahaan yang memonopoli ekspor-impor minyak. Perta Oil dimiliki Pertamina sebanyak 35 persen, dan selebihnya yang 65 persen milik Tommy dan kroninya. Sedangkan Permindo, Bambang Tri dan kroninya menggenggam 70 persen, baru selebihnya Pertamina. Dua perusahaan yang lebih tepat disebut sebagai 'makelar minyak' itu meraup 30-35 sen dolar AS dari tiap barel minyak yang diperdagangkan. Padahal, sampai tahun anggaran 1997/1998, kedua perusahaan itu menangani rata-rata 500 ribu barel per hari. Berarti, dalam setahun, Tommy dan Bambang dapat menikmati komisi lebih dari 50 juta dolar AS. Majalah Tempo (16 November 1998) menggambarkan keuntungan yang diraih Permindo lebih rinci. Perusahaan yang dimiliki Grup Bakrie dan Bimantara (milik Bambang Tri) itu tiap harinya dapat memasukkan keuntungan 200 ribu dolar AS dari impor BBM saja. Ini belum termasuk jatah ekspor minyak 150 ribu barel per hari, yang mendatangkan keuntungan 150 ribu dolar AS tiap harinya. Jika diambil kurs rata-rata Rp 2.500 per dolar AS, berarti dalam sehari Permindo bisa menyedot Rp 875 juta, seminggu Rp 6,1 miliar, dan sebulan Rp 183 miliar. Sejak 1983 uang sebanyak itu mengalir ke kantong Permindo sampai perusahaan tersebut dipangkas pemerintah 1 Juli 1998 lalu. Ironisnya, ibarat makelar tiket kereta api, keberadaan dua perusahaan itu sebenarnya tidak diperlukan. Sebab, kata mantan Mentamben Subroto, Pertamina sebenarnya dapat mengekspor minyak secara langsung, tanpa broker. Artinya, perusahaan itu didirikan hanya untuk menggerogoti keuntungan Pertamina. Akibat adanya 'makelar minyak' itu kinerja Pertamina menjadi tidak efisien. ''Secara emosional, Permindo dan Perta itu mengganggu efisiensi manajemen Pertamina,'' ujar Mentamben Kuntoro Mangkusubroto, suatu hari. Untunglah, pemerintah pada Juli tahun lalu telah memangkas bisnis milik anak Soeharto itu. *** Seorang pengusaha pribumi punya kisah lain tentang bagaimana upaya Soeharto mengikutkan anak-anaknya untuk 'mengisap' Pertamina. Suatu siang, pada awal Pelita VI, ia menghadap sang Presiden. Didampingi beberapa menteri terkait, ia menjelaskan konsep pengembangan migas nasional. ''Saat saya memberi penjelasan, Pak Harto menyimak dengan mata sekali-sekali tertutup dan manggut-manggut, seperti merasa bosan,'' ujar pengusaha itu. Tetapi, begitu sampai pada penjelasan mengenai potensi sumber minyak yang belum tereksplorasi, katanya, minat Soeharto langsung terbangun. ''Mendengar penjelasan tentang potensi sumber minyak yang besar itu, Pak Harto langsung terbangun, dan tampak antusias menyambut penemuan itu,'' ujar pengusaha asal Bandung itu. Dan, komentar Soeharto dapat diduga, ''Itu potensi yang besar dari kekayaan bumi kita. Lebih baik, untuk mengolahnya, ajaklah pengusaha pribumi yang sudah berpengalaman, seperti Bambang dan Tommy. Mereka sudah berpengalaman di perminyakan,'' kenang sang pengusaha, menirukan ucapan Soeharto kala itu. Sejak awal didirikan tahun 1968, Pertamina memang menjadi sarang lintah-lintah minyak milik keluarga Cendana dan kroninya. Tak kurang dari 159 perusahaan milik anak, cucu, kerabat dekat, dan kroni mantan Presiden Soeharto berlomba 'merampok' harta Pertamina. Perta dan Permindo sekadar dua contoh. Di sektor hilir bisnis migas, masih ada PT Panutan Selaras (milik Sigit) dan PT Giga Intrax (milik Tommy) -- keduanya memiliki konsesi khusus untuk menjual produk premix di Indonesia. Selain itu, sejumlah perusahaan terkait keluarga Cendana juga 'main' di bidang pelumas dan distribusi BBM. Perusahaan milik keluarga Cendana juga tidak sedikit yang menangani bisnis hulu yang dikenal berisiko tinggi. Untuk yang ini biasanya dengan menggandeng (atau digandeng) investor asing. Baik Bambang Tri, Sigit, Tutut, maupun Tommy, memiliki sejumlah wilayah pertambangan migas, baik berbentuk Production Sharing Contract (PSC), Technical Asistance Contract (TAC), maupun lainnya. Pertamina pernah hampir bangkrut pada pertengahan 1970-an ketika mereka terjerat utang luar negeri sebesar 10,5 miliar dolar AS. Tapi ternyata angka tersebut kini belum apa-apa dibanding dana yang dihisap keluarga Cendana dan kroninya di Pertamina. Mantan kepala Dinas Divisi Pemasaran Luar Negeri Pertamina, Muhamad Zein, menaksir nilai dolar AS kasus Ibnu Sutowo dulu hanyalah 10 persen dari jumlah aset bisnis keluarga Cendana di Pertamina. Apal
Lucu Banget... (Warning: Rada Jorok ;-)
Republika: Dalam Budaya Jawa Wanita Jadi Presiden Sulit Diterima JAKARTA -- Sekretaris Badan Litbang Agama Departemen Agama, Ahmad Syafi'i MA, berpendapat masalah kepemimpinan perempuan di Indonesia sangat berkaitan dengan budaya lokal di tanah air. Dalam budaya Jawa misalnya, kata dia, peran politik perempuan masih sangat lemah, bahkan sangat sulit diterima jika seorang perempuan menjadi pemimpin suatu wilayah, apalagi pemimpin nasional. Menurut Syafi'i, dalam wilayah publik di budaya Jawa, tidak pernah seorang perempuan menjadi pemimpin. ''Secara realistis, sejak berabad lalu tidak pernah seorang perempuan memimpin suatu wilayah di Jawa.'' ... Yw: Gile bener. Kalo budaya Jawa bilang gitu, emangnya kenapa? Negaramu itu negara Indonesia atau negara Jawa? Lagi pula: dalam budaya Jawa selama berabad-abad presiden itu tidak pernah ada. Toh nyatanya sekarang ada... ;-)
Dongeng Pertamina
Republika: Korupsi Pertamina dari Masa ke Masa (1) Ada ungkapan menarik yang pernah beredar dan sangat dipercayai masyarakat, ''Jika ingin cepat kaya, bekerjalah di Pertamina.'' Ungkapan yang muncul sejak 1970-an itu bukan saja karena ketika itu sedang terjadi booming minyak yang mendatangkan devisa berlimpah-limpah. Tetapi, dan ini yang lebih pas, bekerja di Pertamina, apalagi di posisi penting, sangat terbuka peluang untuk melakukan kolusi dan korupsi. Memang sudah bukan rahasia lagi bahwa dari didirikannya 10 Desember 1957 sampai sekarang, Pertamina menjadi sarang korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Ia bukan saja menjadi sapi perah keluarga Cendana dan kroninya, tapi juga sarat 'lubang' yang menyebabkan kebocoran. Keuntungan yang semestinya melimpah, akhirnya hanya didapati ampas-ampasnya saja. Bahkan tekor. Saking buruknya BUMN ini sampai-sampai ada yang mengusulkan agar Pertamina dibubarkan saja. Usul ini, kemarin, diulang lagi oleh Fuad. ''Selain tidak efisien, Pertamina tidak memiliki kinerja yang bagus. Karena itu, dibubarkan saja,'' katanya. Selama ini, lanjut Fuad, satu-satunya kebaikan Pertamina hanyalah menyediakan BBM dengan harga yang sama di seluruh tanah air. Kebaikan yang lain, tidak ada. Bubar? Dulu Pertamina memang sempat hampir bubar karena bangkrut. Gara-garanya, BUMN terkaya itu pada 1970-an terlibat utang yang maha besar: 10,5 miliar dolar AS. Pertamina saat itu tidak sanggup lagi membayar utang sebesar itu hingga akhirnya pemerintah turun tangan sendiri. sekalipun saat itu sebetulnya Pertamina sedang mandi uang karena booming minyak. Saat itu Pertamina dipimpin oleh orang kepercayaan Soeharto, yakni Ibnu Sutowo. Jenderal purnawirawan itu dipilih sebagai Direktur Utama Pertamina yang pertama itu sembarangan dalam menentukan proyek. Sampai saat ini tidak begitu jelas tujuan proyek-proyek raksasa yang dibikin Ibnu. Pada awal 1970-an itu Ibnu punya gagasan yang ambisius. Gagasan itu kemudian dituangkan dalam membangun proyek-proyek yang sebetulnya tak berhubungan dengan Pertamina seperti proyek Krakatau Steel, pembelian kapal dalam jumlah besar, proyek telekomunikasi, dan pertanian. Akhirnya semuanya gagal. Amblaslah miliaran dolar yang notabene diperoleh dari utang. Apakah Ibnu melakukan korupsi dari berbagai proyek itu? Tidak ada bukti yang menyatakannya. Tapi seperti dikatakan Kartika Thahir (istri mendiang A Thahir yang berebut harta haram di Singapura) komisi di pertamina adalah hal yang biasa. Thahir adalah orang kepercayaan Ibnu yang dipercayakan sebagai Direktur Keuangan Pertamina pada awal 1970-an. Dan seperti ditulis Tempo edisi 17 Agustus 1991, Ibnu Sutowo kata Kartika ikut juga kebagian komisi pada proyek yang dilaksanakan Pertamina pada dekade 1970-an. Komisi itu diperoleh dari perusahaan Jerman dalam proyek Krakatau Steel. Menurut Kartika, komisi yang masuk ke rekening Ibnu senilai 8 juta dolar AS. Thahir sendiri hidup bergelimang uang. Dari komisi yang diperoleh, dia bisa mempunyai tabungan 80 juta dolar AS (suatu jumlah yang sangat besar untuk kondisi saat itu) di perbankan Singapura. Sayang 45 juta dolar sudah dibawa kabur istri keduanya --yang tak lain adalah kartika-- tiga hari setelah Thahir meninggal dunia pada 23 Juli 1976. Sisanya yang 35 juta dolar berhasil ditarik pemerintah Indonesia pada 1992 setelah melalui peradilan sengit di Singapura. Peradilan yang makan waktu sekitar 15 tahun --tepatnya sejak 6 Mei 1977-- itu memakan biaya tak kurangd ari satu juta dolar. Karena saking lamanya peradilan, dana itu pun sudah bunga berbunga menjadi 76 juta dolar. Saat kasus Thahir itu banyak dibicarakan dan ditulis di berbagai media, muncul bisik-bisik: kalau direktur keuangannya saja bisa 80 juta dolar, berapa yang masuk ke kantong direktur utama? Hanya saja yang pasti, sejak kasus kebangkrutan Pertamina itu terkuak, Ibnu dipecat. ''Setelah langkah penertiban di Pertamina, Bapak Presiden mengambil keputusan untuk mengganti direktur utama Pertamina. Pak Ibnu Sutowo diganti Pak Piet haryono,'' kata mantan Wapres Sudharmono dalam memoarnya yang berjudul Pengalaman Masa Pengabdian. Dugaan ketika itu, Ibnu dipecat karena melakukan mismanajemen di Pertaminan, serta karena ambisi politiknya. Namun, belakangan, kepada Time, Ibnu mengaku ia dipecat bukan karena kedua alasan itu. ''Saya dipecat karena tidak mau diajak 'bermain' oleh Soeharto,'' akunya. Ketika itu, katanya, Soeharto memerintahkan Ibnu membangun trading company kedua yang menangani pengiriman minyak mentah Indonesia ke Jepang. ''Saya ingin kamu ambil 10 sen dolar dari tiap barel minyak yang diperdagangkan di perusahaan yang baru itu,'' tutur Ibnu menirukan kata-kata Soeharto. Tapi, ia menolak keinginan Soeharto. ''Saya kira dia sangat terkejut,'' kenang Ibnu. Ibnu Sutowo yang kini berusia 84 tahun sudah hidup enak. Hotel Hilton adalah salah satu jerih payahnya. Keluarga Ibnu juga pernah berkiprah di perbankan dengan mendirikan Bank Pacific. tapi bank itu kemudian bangkrut karena ulah anaknya sendiri,