Oot: Indonesia Ternyata Cuma Dianggep Segitu Doang... ;-)

2001-09-19 Terurut Topik Yusuf Wibisono

;-)

Saya denger di tivi barusan. Senyum dikit. Ini sedikit
out-of-topic. Megawati dikabarkan di tivi, sampe di US.
Dan disambut oleh asisten mentri luar negeri amerika.

Selebihnya seremonial biasa. Tapi di sini, bisa kita
lihat bersama, di mata amerika, presiden Indonesia
itu dianggep sepenting apa? Ya, kelasnya baru sekelas
mentri aja enggak,... ASISTEN mentri (itupun mungkin
ketinggian?). Jadi tidak dianggep setara. Sorry
about that, faktanya demikian. Yg nyambut ya itu
tadi, boro-boro presiden amerika, atau wakil presiden,
mentri aja enggak... cuma asistennya. ;-)

Yw.



Oot: Kasus Hakim Agung: Hari Kemerdekaan Koruptor (?)

2001-08-22 Terurut Topik Yusuf Wibisono

;-)

Sedikit oot (out of topic), barusan saya dengar di tivi,
hakim agung yg dilaporkan terima suap dibebaskan dg alasan
yg bisa membebaskan seluruh koruptor Indonesia.

Hakim yg membebaskan pada prinsipnya bilang:
- UU anti korupsi ada dua, ie. UU th. 71 yg berlaku s/d
  th. 99; dan UU th. 99 yg berlaku dr '99 dst.
- Nah, si hakim agung tertuduh penerima suap dibebaskan karena:
  - Kejadiannya terjadi sebelum berlakunya UU'99 itu.
Sehingga tdk bisa dituntut berdasarkan UU th'99.
  - Di pihak lain, kalo dituntut berdasarkan UU th. 71,
katanya udah telat; karena UU th 71 tsb. sekarang sdh
tdk berlaku lagi.

Jadi kalopun nyata-nyata ybs. terima suap, tetep merdeka...
Dg alasan yg sama, seluruh koruptor dan KKN-tor yg melakukan
aksinya sebelum UU'99 tsb. berlaku; dan sekarang ini belum
divonis merdeka juga...

Gimana nih?

Yw.



Soal Bunker Cendana, Siapa Dapet Hadiah?

2001-01-17 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Beberapa waktu yll, tutut suharto menjanjikan akan memberi
hadiah buat siapa saja yg berhasil menemukan bunker di
Cendana. Berapa ya hadiahnya, lupa, 200 juta or something,
lah. Lha, sekarang ternyata terbukti ada yg menemukan bunker
tsb. Siapa yg terima hadiah?

...



Re: Oot: ITB, UI, UGM, IPB Jadi BUMN

2000-11-19 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

At 06:44 PM 11/17/00 GMT, you wrote:

>Kira-kira nanti SPP-nya naik ngga, ya???

Yw: Yg saya denger, SPP-nya akan di-deferensiasi,
jadi tiap (kelompok) orang, bayarnya beda-beda.
Ini riilnya gimana, nggak tahu persis (memang belum jadi
kelihatannya planningnya).

>Trus kategori apa yang dipakai untuk menilai kesiapan sebuah universitas
>untuk berbadan hukum ??
>
>salam,
>Antony

Yw: Kalo dilihat alasan formal, cem-macem kriterianya; tapi
pada prinsipnya (setelah diputuskan), yg jadi pokok penentu
(menurut pengamatan saya) adalah 'strong brand image' dr PTN
tsb. (dlm arti luas). Kalopun sekarang ada yg 'brand image'
nya strong tapi belum mendapat kesempatan, itu masalah giliran
saja,... (cuma masalah waktu) tapi kalo yg 'brand imagenya'
belum mantep, kayaknya tidak akan dapet giliran.



Re: [Oot: ITB, UI, UGM, IPB Jadi BUMN]

2000-11-14 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

At 11:44 PM 11/14/00 MST, you wrote:

>Penasaran.
>Apakah boleh melakukan bisnis komersial berarti mereka menjadi lembaga for
>profit? For example, banyak universitas di sini melakukan bisnis
>(harvard misalnya) tapi statusnya tetap non profit organization (kalo
>nggak salah)

Yw: Batasan-batasan macem gitu akan ada di AD/ART.
Sekarang ini belum jelas, gimana AD/ART-nya (at least saya
belum dapet bocorannya ;-). Kalo yg lain udah ada yg tahu
(saya yakin yg punya akses ke UI/ITB/IPB/UGM pasti bisa
dapet gambaran, soalnya setahu saya bikinnya lumayan rame-
rame ;-).



Oot: ITB, UI, UGM, IPB Jadi BUMN

2000-11-14 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Sedikit Out Of Topic, tapi ini mungkin bisa membuka
peluang utk bisnis, utk sekolah, atau utk kerja:

Dari Kompas, Rabu, 15 November 2000
Awal 2001, Empat PTN Akan Berbadan Hukum
* Boleh Melakukan Bisnis Komersial

...

Yogyakarta, Kompas
Ditjen Dikti Depdiknas tengah melakukan persiapan akhir untuk mengubah
4 PTN (ITB, IPB, UI, UGM) jadi institusi pendidikan berbadan hukum.
Implikasinya, kelak PTN bersangkutan dibolehkan melakukan bisnis komersial.

Yw.



Ini gila apa gimana? (Was: Kantor meneg BUMN cabut larangan ...)

2000-08-14 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

At 07:23 PM 8/14/00 +0700, you wrote:

Kantor meneg BUMN cabut  larangan investor asing di multimedia
Laporan Charles M Siahaan

satunet.com -  Kantor Meneg Penanaman Modal/Pembinaan BUMN akhirnya Senin
menyatakan mencabut  larangan investor asing masuk dalam jasa multimedia.

Dengan pencabutan ini larangan investor asing masuk ke jasa layanan
informasi  multi media, termasuk internet, akan dikeluarkan dari daftar
negatif investasi  (DNI) yang dituangkan dalam Keppres No.96/2000.

... dst.

Yw: Buset, ini tata aturan hukumnya gimana, ya?

Masak Keppres (Keputusan PRESIDEN) bisa seenak udel dicabut/
dilangkahi oleh seorang mentri (bawahan Presiden jauh)!
Nyabutnya gimana, tuh? Pake KEPMEN, gitu? Nggak sekalian aja tuh
Kepmen PBUMN menganulir pasal 33 dari UUD 45 atau mengamandemen
Konstitusi Jerman bersatu sekalian?

...

Sekedar mengingatkan: Not so long ago, ketika UU PKB diundangkan
dan bikin geger. UU itu juga ditangguhkan pelaksanaannya oleh
seorang Mayor Jendral (Kapuspen TNI/Abri)! Atau dg kata lain,
UU yg katanya dibikin oleh lembaga tinggi negara (DPR) diacak-acak
oleh seorang prajurit bawahan... yg setingkat mentri pun tidak. ;-)

Kalo gitu caranya, mungkin dalam waktu dekat, Gus Dur sebagai
presiden, posisinya bisa dianulir oleh seorang lurah daerah
Ciganjur yg menyatakan bahwa KTP Gus Dur tidak sah, dan yg sah
adalah Gus Dur warga negara Irak (berdasarkan investigasi yg
dilakukan di tingkat kelurahan tsb. yg dimotori oleh Pak Carik
yg kebetulan berijazah SD. ;-)

Mudah-mudahan saya yg salah persepsi dan salah baca, yg
di atas itu salah semua.



Berita Duka: Anton Hartono, ex Syracuse NY, berpulang

2000-07-04 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un.

Telah meninggal dunia, saudara kita Haji Anton Hartono,
ex. Syracuse, NY (sekitar 97-99). Karyawan Telkom, Divisi
Network. Di RS Dharmais Jkt, karena Leukemia. Tadi malam jam
2wib dini hari. Hari ini jenazahnya akan dibawa ke Bdg
(rumah duka Jl. Pasirluyu Bdg) dan akan dimakamkan di
pemakaman Gumuruh Bandung.

Bagi rekan-rekan yg mengenal Anton, mohon doanya, dan mohon
dimaafkan sekiranya ada kesalahan ybs di masa lalu.

Yw.



Reengineering Di Sektor Hukum

2000-04-10 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Senin, 10/4/2000 16:02 WIB

Termasuk 5 Ketua PN DKI
70% Hakim DKI Digusur ke Daerah

Depkumdang membuat gebrakan. Sekitar 70% hakim di Jakarta, karena
diduga tidak beres akan dimutasikan ke daerah. Termasuk 5 Ketua PN
se-DKI Jaya. Sebaliknya hakim daerah yang bersih akan ditarik ke Jakarta.

... dst. di detik.com



Undangan: Milis Berita-Bisnis Baru

2000-03-21 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Sedikit undangan. Mungkin banyak yg saat ini merasa
gerah karena pingin dapet berita dari web-sites
tapi browsing di di sites yg populer udah pada taraf
bikin sakit gigi (karena lambatnya). Atau pingin
dapat berita-berita bisnis tapi males browsing...

Saya undang gabung ke milis bisnis yg barusan
saya bentuk (walopun barusan, tapi udah rame!).
Kirim saja email kosong ke:

[EMAIL PROTECTED]

Gitu aja, nggak usah repot. (Insya Allah) dg
bergabung dg milis itu, para member nggak usah
capek-capek browsing ke sites berita macem-
macem... and have fun too, karena di situ
bisa jadi asik (kalo anggotanya emang pingin
berasik-asikan ;-)

Salam, Yw.



Tanya: M.Nazif, Purek-II UI

2000-03-17 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Tanya dikit buat yg tahu:

Dikabarkan Pak Muhammad Nazif (Purek II, UI) jadi calon kuat
dirut Telkom. Mungkin ada yg bisa cerita dikit semacam cv-nya
gitu?

Terima kasih sebelumnya,
Yw.



Intermezzo: Strategi IMF & Worldbank Nolong Negara Berkembang

2000-02-24 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Ini dari Republika Online (dan sorry, agak Out Of Topic).
Mungkin seperti inilah cara IMF & Worldbank 'nolong'
negara berkembang (in a sense). ;-)

---

HUMOR: Nasruddin dan Tetangga yang Banyak Anak


Nasruddin tinggal di sebuah kampung yang padat. Penduduk kampung itu
anaknya banyak karena tidak mengenal keluarga berencana (KB), dan rumah
mereka sempit sehingga mereka hidup berdesak-desakan.

Pada suatu hari salah seorang tetangganya datang kepada Nasruddin, dan
berkata, ''Nasruddin, kau ini orang pandai. Saya mau minta tolong. Begini
soalnya. Seperti kau ketahui, rumah kami ini sangat kecil, sedangkan saya
hidup bersama istri, enam anak, bapak saya yang tua, ibunya istri saya.
Tentu saja rumah itu penuh sesak. Dan kami sama sekali tidak pernah
mengenyam kebahagiaan. Hidup kami ruwet setiap hari.''

Nasruddin bertanya, ''Kamu punya kambing?''

''Tidak,'' jawab orang itu.

''Kalau begitu beli seekor kambing,'' jawab Nasruddin, ''dan pelihara
kambing itu di dalam rumahmu.''

''Lho,'' orang itu menjawab, ''Kamar kami sudah sesak, kalau ada seekor
kambing lagi masuk tentu tambah sesak lagi.''

Nasruddin melotot matanya sambil berkata, ''Kamu minta aku menolongmu atau
tidak?''

''Ya, tentu saja.''

''Nah, kalau begitu, beli seekor kambing.''

Seminggu kemudian orang itu datang ke rumah Nasruddin lagi. Nasruddin
langsung bertanya, ''Kamu sudah jadi beli kambing apa belum?''

''Sudah,'' jawab orang itu.

''Kamu jadi bahagia sekarang?''

''Lho, jelas tidak; rumah kami tambah penuh sesak, dan lebih sesak dari
sebelumnya, dan kami semuanya tambah sengsara lagi.''

''Nah, kalau begitu, belilah enam ekor ayam dan pelihara ayam-ayam itu di
dalam rumahmu juga.''

Seminggu kemudian ia bertemu tetangga itu untuk ketiga kalinya, dan
tetangga itu bilang, ''Nasruddin, keadaan rumah tangga kami makin kacau
balau sekarang ini. Ada anak-anak, ada orang tua, ada kambing, ada ayam
pula.''

Nasruddin tetap tersenyum, ''Kalau begitu belilah seekor biri-biri, dan
pelihara biri-birimu itu dalam rumahmu juga.''

Minggu berikutnya orang itu berkata, ''Nasruddin, mengerikan! Rumah kami
benar-benar neraka sekarang, benar-benar tidak bisa kami tahankan lagi,
binatang dan orang kacau balau dalam rumah itu.''

Nasruddin tetap tersenyum, ''Bagus,'' katanya, ''sekarang pulanglah dan
jual biri-biri itu.''

Minggu berikutnya orang itu datang menemui Nasruddin lagi, wajahnya tampak
agak cerah, ''Ah rumah kami agak legaan sedikit, barangkali karena
biri-biri itu sudah tidak ada lagi.''

''Bagus, bagus,'' kata Nasruddin, ''Nah sekarang pulanglah dan jual
ayam-ayam itu.''

Seminggu kemudian orang itu muncul lagi, sinar kebahagiaan mulai tampak di
wajahnya, katanya, ''Ayam-ayam sekarang sudah tidak ada, jadi suasana di
rumah kami lebih mendingan lagi.''

Nasruddin tersenyum, katanya, ''Sekarang juallah kambingmu!'' Minggu
berikutnya orang itu nongol lagi, katanya tegas, ''Rumah kami bagaikan
istana sekarang, Nasruddin, kami semua berbahagia hidup di dalamnya. Kau
telah membantu kami sebaik-baiknya. Terima kasih, Nasruddin.''

;-)



Asumsi APBN Direvisi

2000-02-22 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Mungkin ini ada yg perlu (atau mungkin out of topic, sorry),
disarikan dari Kompas Online: Rabu, 23 Februari 2000

Revisi Asumsi RAPBN Disepakati (DPR & Pemerintah)

1. Patokan harga minyak mentah dari 18 dollar AS per barrel
   menjadi 20 dollar AS per barrel.

2. Target penerimaan sektor perpajakan direvisi dengan menaikkan
   tax ratio (perbandingan penerimaan pajak dengan produk domestik
   bruto/PDB) dari 10,7 persen menjadi 11,1 persen. Dalam RAPBN
   2000 (berlaku April-Desember 2000), pemerintah menetapkan target
   penerimaan perpajakan sebesar Rp 97,78 trilyun.

3. Target privatisasi BUMN direvisi dari Rp 5,9 trilyun sebagaimana
   menjadi Rp 6,5 trilyun.

4. Pendapatan BPPN (no. 3 di atas included?) dinaikkan dari Rp
   16,25 trilyun menjadi Rp 18,9 trilyun.

Dengan revisi tsb: defisit anggaran akan turun dari Rp 45 trilyun
menjadi Rp 44,134 trilyun.

Kenaikan penerimaan negara sebesar Rp 2,4 trilyun dari kenaikan harga
minyak akan dialokasikan untuk meningkatkan subsidi BBM, khususnya
dalam bentuk kupon minyak tanah untuk masyarakat miskin.

Selain itu, kenaikan penerimaan juga dialokasikan untuk mencukupi
belanja rutin negara, meliputi perbaikan pendapatan PNS, perbaikan
tunjangan perbaikan penghasilan (TPP) bagi TNI, perbaikan tunjangan
fungsional guru, dosen, tenaga medis, serta peningkatan kegiatan
operasional Polri. (fey)

;-)



Kapolri, Soal Pesan Sponsor...

2000-02-14 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Kompas, Selasa, 15 Februari 2000

Kapolri Letjen (Pol) Rusdihardjo Soal Kasus 27 Juli
Ada "Pesan Sponsor" dalam Penyidikan

Semarang, Kompas
Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Letjen (Pol) Rusdihardjo mengakui, pada
waktu lalu, Polri kesulitan mengusut kasus penyerbuan Kantor DPP PDI di Jl
Diponegoro tanggal 27 Juli 1996, karena ada "pesan sponsor" dari pihak
tertentu. Bahkan, karena "pesan sponsor" tersebut maka penyidikan kasus
tersebut tidak obyektif.

"Penyidikan yang tidak obyektif itu menyebabkan masyarakat yang tidak
bersalah menjadi korban dan menderita akibat kasus itu yang justru disidik,
dituntut, dan diadili. Ini yang mengusik hati nurani kita semua," tandasnya
kepada wartawan, Senin (14/2) seusai upacara serah terima jabatan Kepala
Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah dari Mayjen (Pol) Nurfaizi kepada
Mayjen (Pol) Kadaryanto.

Meski tidak menyebut secara jelas siapa yang memberi "pesan sponsor", namun
Kapolri mengakui kenyataan tersebut merupakan kendala besar polisi
mengungkap kembali kasus 27 Juli. Rusdihardjo prihatin, karena penyidikan
waktu itu yang seharusnya diarahkan pada satu hasil, tidak berjalan sesuai
hukum yang berlaku.

Suasana waktu lalu itulah yang kini mendorong Kapolri mengungkap kembali
kasus 27 Juli, agar orang yang tidak bersalah tidak menjadi korban. "Secara
bodoh saja, Anda tahu bagaimana orang diserang, digebuki dan dilukai,
mereka itulah yang dituntut," tandasnya.

Kapan kasus ini disidangkan, Kapolri menyatakan tidak bisa secepatnya
diselesaikan, karena beberapa faktor seperti minimnya penyidik di Mabes
Polri. Kasus 27 Juli telah lama terjadi, dan masalah yang dihadapi polisi
banyak. Namun, tanpa menyebut jumlahnya, Kapolri menyatakan telah ada yang
diminta keterangannya.

Mengenai Soerjadi yang waktu itu menjadi Ketua Umum DPP PDI, Kapolri tidak
menjawab secara tegas menyatakan akan diperiksa. "Anda sendiri yang
mengatakan. Tetapi berilah kesempatan kepada kami untuk minta keterangan
dari korban, pelaku, saksi korban dan saksi lain," tandasnya.

Kapolri juga menolak menjawab apakah Jenderal (Pur) Feisal Tanjung juga
akan diperiksa. "Nanti ada urutan yang akan diperiksa. Saya tidak bisa
menyatakan langsung, tetapi kalau memang suatu saat ada petunjuk ke sana
kita akan periksa," tegasnya.

Kapolri menegaskan, jika saat ini polisi melakukan penelitian ulang
terhadap kasus 27 Juli itu, bukan karena didesak, diimbau atau ditekan
pihak tertentu, tetapi semata-mata untuk mencari kebenaran.

"Kita akan melakukan penelitian ulang, dan ditindaklanjuti penyelidikan dan
akhirnya ke penyidikan. Kita tidak boleh lagi seperti dulu, saat ini
supremasi hukum harus kita junjung tinggi," tandasnya. (son)

;-)



Re: Gus Dur di TPI (10% kurang ajar!)

2000-01-23 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

...

Mas Priyo:

>Bung YW:
>Sayang kasih infonya masih kurang detail.

Yw: Lha, kalo detil malah saya yang jadi curiga,
apa itu Gus Dur beneran, atau orang lain
yg nyamar jadi Gus Dur... ;-)

>10% kalau semua levelnya Kolonel/bintang satu ke atas,
>ya...bisa lebih repot lagi...:)

Yw: Tapi kalo boleh optimis (a la Gus Dur), biarpun
repot, lebih repot lagi kalo instead of
10%, yg kurang ajar itu 40% (atau lebih ;-).

...



Gus Dur di TPI 23/1/00 h:20:00WIB

2000-01-23 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

>INFO DARI MILIS BDG :
>
>Temans,
>Sekedar info, menurut rencana, pada tgl:23/1, Sabtu, pukul:20:00WIB, di TPI
>akan disiarkan talk show (Jaya Suprana Show) dengan Gus Dur, Kyai Presiden

...

Yw: Kemarin juga ada acara Gus Dur di RCTI (bareng dg
siaran berita TV, jam 7 s/d jam 8 sore). Lumayan menyegarkan
juga, dan banyak muncul beberapa hal yg bisa digarap
(jadi kontroversial).

Salah satunya, waktu ditanya, apakah benar Gus Dur tidak
bisa mengendalikan TNI? Dijawab (redaksinya lupa-lupa inget):
Saya nggak ada masalah dg pengendalian TNI, saya tahu
kebanyakan TNI, 90%, itu setia pada negara ini. Memang
ada TNI yg kurang ajar, tapi itu cuma 10%!

Saya terus mikir (tumben), kalo jumlah anggota TNI
400 ribu (dan saya pikir nggak terlalu jauh dari itu),
terus yg kurang ajar 10%-nya. Kan berarti yg kurang
ajar itu 40 ribu? Banyak juga, ya?

Buat negara kecil, wuih, 40 ribu itu udah sama dg the
whole armed forces (kalo nggak malah dua atau tiga
kali lipatnya ;-).

...

Ada komentar?



Gaji Pn (sipil / non-sipil / pensiunan)

1999-12-08 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Mengutip Detik.com:

Menurut Menkeu, saat ini jumlah PNS dan pensiunan mencapai
sekitar 6,5 juta orang. Sehingga untuk memberikan kenaikan
TPP sebesar 20% diperlukan tambahan anggaran gaji dan pensiun
selama 9 bulan sebesar Rp 5.344,4 miliar.

Yw: Wah, jadi pingin ngitung, nih:
Kalo 9 bulan segitu, 1 bulan = 594 milyar.
Dan itu setara 20%. Jadi 100%nya = 2.97 trilyun per
bulan, atau gampangnya 3 trilyun.

Inilah gambarannya: gaji pn/pensiunan per bulan
adalah 3 trilyun per bulan utk 6.5 juta orang. Jadi
rata-ratanya Rp. 457 ribu per orang per bulan.
Sedih banget. :-(

Kalopun ditingkatkan 100%, naik jadi rata-rata
Rp. 914 ribu per bulan, masih sedih juga...
dg kurs 5000 per dolar, itu cuma sekitar
USD 180 saja.

Lha, kita tahu, di kota kecil di US, utk sewa apartemen
model studio aja perlu lebih dari $200, tekor dong.
Terus utk makan sehari $10 di sana. Atau x 30 (sebulan)
= $300 sebulan. Tekor juga.

Ini artinya apa? Ini artinya Indonesia cuma bisa hidup
dalam tempurung. Kalo dibuka blak utk globalisasi (dan
harga-harga terus ternormalisasi dg harga global),
ancrrr

(Sebenernya gaji pn akan meningkat lumayan kalo duit
yg 9 trilyun sekian didistribusikan ke mereka instead
of ke Texmako ;-).



Re: [saham] Menteri keuangan payah.

1999-11-01 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

...

SETUJU !!

Yw: Kalo saya sih, kalo boleh menyimpulkan:
mentri keuangan itu tidak payah, tapi masuk
kategori biasa-biasa aja. DAN, menurut saya,
saat ini orang seperti itulah yg kita perlukan.
Jadi masih oke.

Kelemahannya: (minusnya)
1. Dia tidak terkenal (jadi jalur lobinya minim)
2. Dia tidak tricky dan rada-rada kuper (jadi kalo harus
   bikin terobosan yg brilian, sulit diharapkan). Dg
   demikian, perbaikannya pasti gradual. No miracle.
3. Apa lagi, ya? Susah. Soalnya faktor no. 1 itu,
   sih, jadi bikin orang susah utk mengevaluasi.

Kelebihannya:
1. Dia memiliki basis/dasar keilmuan yg lebih dari cukup.
2. Dia independen (tdk linked ke loby kepentingan
   tertentu, bahkan kepada Amien Rais juga tidak).
3. Relatif bersih (karena nggak ada kesempatan ? ;-).
   Atau gampangnya: belum pernah kejeblos atau diisukan
   kejeblos (otherwise, dia akan terkenal).
4. Logisnya dia 'berani'. Kalo orang (keuangan) lain
   (yg terkenal), dapat dibilang, sedikit atau banyak
   pasti ada link dg orang-orang lama (yg kkn). Nah,
   orang yg punya 'borok' ini, otomatis keberaniannya
   terbatas (karena takut boroknya diungkap orang).
   Nah, dia ini kan punya bekal no. 3, jadi tidak
   perlu takut secara berlebihan.
5. Kalo perbaikan terjadi secara agak lambat
   (gradual), ini pun ada hikmahnya. Pertama,
   saat ini perbaikan ekonomi itu hakikinya bukan
   prioritas pertama, tapi prioritas kedua. Dan
   prioritasnya yg pertama adalah perbaikan moral.
   Jadi ya, cukup Kwik saja yg jadi bintang di sektor
   itu. Kebanyakan 'superstar', malah bisa kalang
   kabut, kan? Gerakan gradual itu akan meredam/
   meminimalkan gejolak (sosial-politik, etc).

So, dari itu, saya bisa simpulkan, Menkeu kita
yg baru itu bukan yg terbaik dari yg ada di dunia
ini, tapi ya masuk kategori not bad (lumayan,
fair enough utk negeri yg kalang kabutnya kayak
Indonesia sekarang). Jadi kalo agak sabar dikit,
kita-kita ini bisa mengambil sejumlah hikmah
dari keberadaannya.

Lagi pula, kalo rakyat mengharapkan seorang
'superhero' duduk di kursi Menkeu, di Indonesia
sekarang ini, menurut saya pas lagi nggak ada
yg memenuhi spek. ;-) Atau ada calon alternatif?
(yg saya nggak tahu).

Siapa yang meng-garansi orang ini kehadapan Gus Dur ?

Yw: Lha, ini agak lucu. Dari rumors sih, yg menggaransi
adalah Amien Rais (tapi sekali lagi, ini rumors).
DAN Gus Dur sendiri dalam kesempatan kelakar
informal sempat bilang: dia sama sekali tidak kenal
dg mentri keuangan baru itu. Ha, ha,... emang unik
juga, nih Kabinet garansi. ;-)

Apa sebenarnya Motifasi AR, FB dan BS yang mungkin
saya tidak ketahui ?

Ada yang bisa menjawab ?

Salam,
bRidWaN



Re: Hati hati dengan Gus-Dur

1999-10-28 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

...

>>Yw: Keputusan ngaco tidaknya itu bisa dilihat nanti,
>> bukan sekarang. Sabar dulu, lah. Kontroversial, mungkin
>> saja, tapi kalo dibilang ngaco... sepertinya anda
>> menujum masa depan. ;-)
>
>JA: Untuk tahu sesuatu ngaco tidak perlu menunggu oom.

Yw: Not always. Kalo nggak percaya, silakan lihat di kantor
pulisi. Para korban-korban yg tertipu dg berbagai cara,
semuanya baru tahu setelah beberapa waktu, tidak instan.
Jadi, mereka (yg pada ketipu) perlu waktu utk tahu
bahwa sesuatu ngaco.

Jadi validitas kalimat anda di atas sudah terbukti. ;-)

>> >Kemarin saya masih mengira para penasihat macam Hikam yang jadi menteri
>> >bermodal bapaknya yg santri itu yang mempengaruhi Gus Dur.
>>
>>Yw: Bermodal bapaknya yg santri? Jangan berprasangka, Bung.
>> Gus Dur sudah kenal ybs. long ago. He knows a lot of thing
>> (that you don't know)(about that particular guy).
>
>JA: O Yeah? Of course wong anaknya pimpinan pesantren.
>Jelas kenal mas.

Yw: Ya, itulah yg namanya praduga.

...

>> >Kalau ada pejabat memasukkan perempuan ke kantor sih dari dulu pasti ada.
>> >Tetapi ini BUKAN alasan untuk membubarkannya.
>>
>>Yw: MEMANG BUKAN! Emangnya yg bilang itu alasan pembubaran siapa?
>
>JA: Ah, Gus Dur kan yang bilang tho mas.

Yw: Jadi dia bilang: Deppen dibubarkan karena dan hanya karena
ada pejabat memasukkan perempuan ke kantor, gitu? Kapan bilangnya?
Salah denger kali...

...

>>Yw: Ya, kalo gitu faktanya, ya udah bener dong dibabat aja. ;-)
>> Tanya dikit: apakah bagi anda, itu semua oke-oke aja?
>
>JA: Kalau mau dibabat sih jelas Deparpostel yang sudah diobok-obok
>gay dong ah. Justru itu mesti dibersihkan. Kalau mau model babat
>babatan tidak ada yg slamet mas.

Yw: Tepat. Emang Deparpostel sekarang udah nggak ada.

>> >Kemarin saya sudah tulis kalau pejabat baru itu harus orientasi dulu.
>>
>>Yw: Siapa yg mengharuskan?
>
>JA: Pejabat baru di kantor anda nggak pernah orientasi dulu gitu?
>Pantes nggak pernah untung. Buntung terus.

Yw: Nggak bisa jawab, kan? Nyerah? Siapa yg mengharuskan?
Kan nggak ada. Orientasi itu TIDAK HARUS (bagi pejabat baru).
Umumnya memang orientasi, tapi TIDAK HARUS.

Contohnya yg nggak perlu: sebelum diangkat jadi pejabat, ybs.
sudah well informed ttg banyak hal... begitu diangkat jadi
pejabat, ya nggak perlu orientasi lagi lah yau... w, wuuu,
kukuruyuk ;-)

>> >Minta para bawahan menjelaskan programnya, setiap bawahan presentasi.
>>
>>Yw: Bawahan tahu apa? Siapa yg punya visi?
>> Kalo terus bawahannya status quo-an semua gimana? Ancur, dong.
>>
>> Yang presiden emangnya siapa?
>> Tiap-tiap orang punya cara terbaiknya masing-masing.
>> Kalo anda punya cara itu, okelah, silakan diterapkan nanti
>> kalo anda sempat jadi presiden.
>
>JA: Lho, bawahan jelas tahu banyak.

Yw:  Tentang visinya Gus Dur? I don't think so.
 Siapa Gus Dur aja mereka pasti banyak yg belum kenal.

...

>Yang jelas-jelas status quo semua adalah semua pegawai telkom tuh.

Yw: Asik, asik. Perlu direformasi kalo begitu. ;-)

...

>> >Setelah itu baru si pejabat baru bikin kebijakan baru. Ini adalah
>> >prosedur standar!
>>
>>Yw: Tidak ada yg standar dalam strategic leadership.
>> Kalo leader yg levelnya mandor bangunan, ya pake standar-
>> standaran; tapi kalo top level, everything is unstructured.
>
>JA: Nope, semua dimulai dengan koleksi data. Tidak hanya kelas mandor
>ataupun kelas presiden. Semua harus dilengkapi data, baik data
>mati atau data berjalan.

Yw: Lha, emangnya selama puluhan tahun ini Gus Dur
nggak koleksi Informasi? Wiranto nggak koleksi Informasi?
Mega, Amien Rais, Akbar tanjung nggak koleksi Informasi?
Tiduu kali ya

>> >Kalau benar Gus Dur tidak butuh penasihat, berarti memang Gus Dur
>>orangnya
>> >bodo.
>>
>>Yw: Tapi nyatanya dia butuh. Jadi dia orangnya pinter, gitu maksudnya?
>
>JA: Dia bilang keputusan diambil oleh dia seorang berdasarkan
>pengamatan 30 tahun.

Yw: Lha, itu ente baru bilang harus koleksi data, nyatanya
dibantah sama ente sendiri... ternyata sudah dilakukan.
Pegimana, nih, lenong?

...

>>Yw: Mau langsung diratakan dg tanah juga bisa aja (dan sering terjadi);
>> apa salahnya, wong dia yg mimpin rumah itu... ;-)
>
>JA: Nah ini yang bikin kacau. Kepemimpinan model diktator kok mau
>diteruskan. Yang sering terjadi adalah sistem diktator, lalu apa
>gunanya arus reformasi?

Yw: Represif itu kadang-kadang perlu, Mas.
Setuju nggak? Pasti setuju deh kalo anda berpikiran luas dan luwes.

>> Pemimpin yg besar itu (menurut saya) justru jangan terlalu
>> ngeliat detil (pake anak buah disuruh presentasi satu-satu
>> segala).
>
>JA: Itu adalah pandangan "klasik konon kabarnya".
>Pemimpin yang besar adalah pemimpin yang mampu menseleksi mana
>yang harus dilihat secara detil dan mana yang cukup di-skimming.

Yw: Exactly. That's what I said. Kalo dia anggep dalam nyusun ka

Re: Hati hati dengan Gus-Dur

1999-10-28 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

...

>Terus terang saya sangat kecewa dengan Gus Dur. Gus Dur yang saya bela-bela.
>Gus Dur yang PKB-nya saya coblos kemudian saya maki-maki karena malah
>merangkul PDIP. Sekarang Gus Dur yang satu bulanpun belum beres sudah
>membuat keputusan ngaco.

Yw: Keputusan ngaco tidaknya itu bisa dilihat nanti,
bukan sekarang. Sabar dulu, lah. Kontroversial, mungkin
saja, tapi kalo dibilang ngaco... sepertinya anda
menujum masa depan. ;-)

>Kemarin saya masih mengira para penasihat macam Hikam yang jadi menteri
>bermodal bapaknya yg santri itu yang mempengaruhi Gus Dur.

Yw: Bermodal bapaknya yg santri? Jangan berprasangka, Bung.
Gus Dur sudah kenal ybs. long ago. He knows a lot of thing
(that you don't know)(about that particular guy).

...

>Kalau departemen ngaco sih hampir semua juga ngaco.

Yw: Tapi ada yg 'bernilai strategis', ada yg tidak... ;-)

>Kalau ada pejabat memasukkan perempuan ke kantor sih dari dulu pasti ada.
>Tetapi ini BUKAN alasan untuk membubarkannya.

Yw: MEMANG BUKAN! Emangnya yg bilang itu alasan pembubaran siapa?

>Jelas Deppen lebih berpeluang dengan skandal
>wanita karena juga melingkupi dunia hiburan macam TVRI. Juga Aneka Ria
>Safari dulu itu. Kantor di mana TVRI terletak (dekat senayan) juga sering
>dipakai rendesvouz bagi kalangan penyeleweng yg paling populer setelah
>Ancol. Tetapi ini bukan alasan untuk membubarkannya!

Yw: Ya, kalo gitu faktanya, ya udah bener dong dibabat aja. ;-)
Tanya dikit: apakah bagi anda, itu semua oke-oke aja?

>Kemarin saya sudah tulis kalau pejabat baru itu harus orientasi dulu.

Yw: Siapa yg mengharuskan?

>Minta para bawahan menjelaskan programnya, setiap bawahan presentasi.

Yw: Bawahan tahu apa? Siapa yg punya visi?
Kalo terus bawahannya status quo-an semua gimana? Ancur, dong.

Yang presiden emangnya siapa?
Tiap-tiap orang punya cara terbaiknya masing-masing.
Kalo anda punya cara itu, okelah, silakan diterapkan nanti
kalo anda sempat jadi presiden.

>Setelah itu baru si pejabat baru bikin kebijakan baru. Ini adalah
>prosedur standar!

Yw: Tidak ada yg standar dalam strategic leadership.
Kalo leader yg levelnya mandor bangunan, ya pake standar-
standaran; tapi kalo top level, everything is unstructured.

...

>Kalau benar Gus Dur tidak butuh penasihat, berarti memang Gus Dur orangnya
>bodo.

Yw: Tapi nyatanya dia butuh. Jadi dia orangnya pinter, gitu maksudnya?

>Adalah manusiawi kalau setiap orang tidak mampu menguasai semua hal
>dan tahu semua hal. Adalah bijaksana bagi orang dalam untuk melihat rumahnya
>dari luar. Sebaliknya adalah bijaksana bila orang luar memerlukan masuk dulu
>ke rumah untuk mengetahui tentang seluk beluk rumah itu. Bukan cuma melihat
>dari luar lalu main cap rumahnya bobrok sehingga mesti diratakan dengan
>tanah!

Yw: Mau langsung diratakan dg tanah juga bisa aja (dan sering terjadi);
apa salahnya, wong dia yg mimpin rumah itu... ;-)

Pemimpin yg besar itu (menurut saya) justru jangan terlalu
ngeliat detil (pake anak buah disuruh presentasi satu-satu
segala).

...



Re: Kabinet GD-Mega vs Kabinet Clinton-Gore

1999-10-28 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

From: Nasrul Indroyono <[EMAIL PROTECTED]>:

...

>Anggota kabinet Gusdur-Mega ada 35 orang sedangkan
>anggota kabinetnya Clinton-Gore cuma 14 orang.

... dst. dihapus.

Yw: Saya sudah baca konsep yg anda tulis. Setuju.
Malah saya sempat mengusulkan hal yg sama waktu
jaman Suharto dulu (bahkan diulang lagi waktu
jaman BJH).

Itu adalah kabinet yg efisien.

Cuman sekarang ini, yg disasar bukan efisiensi.
Ada sasaran-sasaran lain (spt. mengandangkan
'macan', mencegah ini itu termasuk disintegrasi, dst)
yg mungkin memang lebih urgen drpd itu. Menurut
saya di jaman chaotic begini, kabinet yg sekarang
masih akseptabel; cuman nanti-nanti, kalo udah
waktunya kerja beneran... ya kita harus lebih
efisien. Jadi kalo boleh diberi judul, ini
adalah kabinet ancang-ancang. ;-)

Catatan: dalam prinsip ancang-ancang, orang yg
mau melompat jauh ke depan itu kan malah bergerak
mundur dulu... (utk membangun momentum, etc. ;-)



Yunus Yosfiah Memarahi Gus Dur

1999-10-28 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Republika: Gus Dur-Yunus Yosfiah Bersitegang


Ribuan Karyawan Deppen-Depsos Demo ke Istana

JAKARTA -- Pembubaran Deppen dan Depsos berbuntut panjang. Kemarin ribuan
karyawan dua departemen itu datang mendemo Istana Negara menuntut
pertanggungjawaban Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) atas keputusannya
membubarkan kedua departemen tersebut.

Gus Dur kemudian bersedia menemui 10 orang yang mewakili pendemo dari
Deppen. Dalam rombongan itu terdapat (mantan) Dirjen Penerangan Umum
(Penum) Soedaryanto dan (mantan) Sekjen Deppen IGK Manila yang sekaligus
memimpin delegasi itu. Beberapa saat kemudian muncullah mantan Menpen Yunus
Yosfiah.

Pembicaraan berjalan lancar pada awalnya. Kemudian perbincangan Presiden
dengan mantan tokoh Deppen memanas saat Yunus menyatakan bahwa dia tidak
mengerti bagaimana sampai Gus Dur mengambil keputusan pembubaran itu. Ia
bahkan menilai Gus Dur kurang arif karena di saat krisis justru menghapus
departemen yang karyawannya berjumlah 50.875. ''BP7 yang dibubarkan
beberapa waktu lalu sampai kini masalah karyawannya belum terselesaikan,''
katanya.

''Kami khawatir staf Bapak yang mengelola ini --mungkin di atas-- tetapi
tidak langsung turun ke bawah mengecek seperti apa sebenarnya kondisinya,
Pak. Maaf ini ...'' kata Yunus dengan intonasi suara yang sedikit keras.

Yunus yang pernah melontarkan gagasan pembubaran Deppen itu mengaku datang
ke Wisma Negara --tempat pertemuan itu-- atas inisiatif sendiri tanpa ada
yang mengundangnya. Apalagi keluarganya berkali-kali mendapat telepon gelap
karena penghapusan Deppen dikira gara-gara kebijakannya sewaktu menjadi
Menpen. Padahal, menurut dia, sampai saat ini tidak pernah ada konsep,
program, atau rencana untuk membubarkan Deppen secara bertahap, seperti
terjadi di Depsos.

Gus Dur kemudian menyatakan simpatinya atas nasib Yunus. Tapi entah kenapa
Gus Dur sempat menyebut Yunus sebagai Menpen. Saat itu pula Yunus memotong
pembicaraan Presiden dengan mengatakan sejak Presiden dilantik dia tak
pernah lagi datang ke Deppen untuk menjaga jangan sampai ada orang lain
mengutak-atik departemen itu. ''Jangan sampai kedatangan kami juga dianggap
menuntut-nuntut jabatan. Maaf, tidak, Pak.''

Jawaban itu agaknya membuat Gus Dur terpancing emosinya. Keputusan itu,
katanya, sesuai prinsipnya sejak dulu yakni pemerintah sebaiknya tidak
terlalu banyak campur tangan urusan masyarakat. Rakyat, menurutnya, sudah
terlalu lama menderita di tangan pemerintah, sehingga ia mencoba
memperbaikinya dari sedikit termasuk penataan, efisiensi, dan penghapusan
Deppen.

''Tidak ada urusannya dengan penasihat. Memangnya saya orang bodo. Saya
bikin kabinet sendiri kok, berlima Bu Mega, Pak Amien, Pak Akbar Tanjung,
dan Pak Wiranto,'' ujar Gus Dur. Ia membantah bahwa penghapusan Deppen itu
merupakan usulan dari penesihat-penasihatnya. ''Penghapusan Deppen pada
prinsipnya agar pemerintah tak terlalu banyak turut campur urusan
masyarakat,'' katanya.

Pekerjaan penerangan, tambahnya, dapat dilakukan masyarakat sendiri.
Kendati pemerintah ikut membantu, tapi bantuan itu tidak harus dalam bentuk
departemen. Karena, departemen terlalu besar hanya untuk urusan demikian.
''Masa urusan menerangkan kepada masyarakat saja harus ada departemen.
Kalau begitu nanti ada departemen macam-macam dong,'' ujar Kepala Negara.

Gus Dur juga mengungkapkan kekecewaannya, karena selama ini Deppen lebih
mirip pasar, tempat dilakukan tawar-menawar. Karena, ada departemen di mana
ada pedagang menunggu di bawah sementara pejabat enak-enakan dengan
'wanita' yang dibawa sang pedagang. ''Apaan ini, departemen kok begini.
Malu saya sebagai warga negara melihat departemen dijadikan begitu. Negara
ini diinjak-injak orang,'' papar Gus Dur.

Ketika Gus Dur akan menyudahi acara, Yunus justru kembali angkat bicara
dengan menyatakan tindakan Presiden amat mengecewakannya, karena Gus Dur
yang semula dianggap pemimpin umat dan kini pemimpin negara yang diharapkan
dapat membantu kesulitan rakyat justru menimbulkan kesulitan baru dengan
langkah mendadaknya. ''Seyogianya pemerintah memiliki sense of crisis,
seperti Depsos,'' kata Yunus.

Mendapat kecaman pedas itu Gus Dur ganti angkat bicara. ''Satu hal, kalau
Bapak katakan kecewa, yang paling kecewa itu rakyat. Yang tahu rakyat itu
saya, bukan Bapak, karena yang menang [pemilu] saya kok. Masyarakat sudah
lama jengkel dengan pemerintah, tahu? Bapak enak, jadi Letjen, jadi
menteri, tidak merasakan yang di bawah kayak apa,'' kata Gus Dur dengan
nada membentak.

Menurut Gus Dur, sudah waktunya efisiensi dilakukan, kendati diakui memakan
korban. Ia berjanji tidak akan menelantarkan nasib karyawan Deppen.
''Tetapi untuk menghidupkan kembali Deppen, maaf saya tidak bisa. Ketuk
hati, dibilang arif atau tidak arif, itu urusan Bapak, bukan urusan saya.
Urusan saya adalah keyakinan yang tumbuh perlahan-lahan selama 30 tahun
saya memperhatikan negara ini,'' tegas Gus Dur.

... dst. dihapus.



Biografi: Pak Yahya Muhaimin, Anybody?

1999-10-26 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Saya yakin, di antara orang US banyak yg kenal dg Pak Yahya Muhaimin
(Pak Okki Senobroto, setidaknya kenal seingat saya). Mbok ya o,
berkenan menceritakan ttg ybs (dari pada nggak ada kerjaan ;-).
Terima kasih.

Yw.



PBB SAHKAN RESOLUSI PEMBENTUKAN UNTAET

1999-10-25 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Dari Antara:
DEWAN KEAMANAN PBB SAHKAN RESOLUSI PEMBENTUKAN UNTAET

New York, 26/10 (AFEC/ANTARA) - Dewan Keamanan PBB secara bulat,
Senin waktu setempat, Selasa WIB, mengesahkan Resolusi No. 1272
mengenai pembentukan Pemerintahan Transisi PBB di Timor Timur
(UNTAET).
Pemerintahan itu berkekuatan 11.000 pasukan militer, polisi dan
pejabat sipil, yang akan mengawal selama dua-tiga tahun proses
kemerdekaan bekas wilayah jajahan Portugal itu.
Wartawan ANTARA dari Markas Besar PBB melaporkan bahwa UNTAET
akan menggantikan pasukan internasional untuk Timtim (Interfet) yang
dipimpin Australia.
Interfet digelar bulan lalu untuk memulihkan keamanan dan
ketertiban Timtim menyusul pengumuman hasil jajak pendapat yang
dimenangi oleh kelompok pro-kemerdekaan.
Operasi PBB yang melibatkan 8.950 pasukan, 200 peninjau militer,
1.640 polisi dan sejumlah besar pejabat sipil yang belum dipastikan
jumlahnya itu akan bertugas di Timtim sampai 31 Januari 2001.
Namun, Sekjen PBB Kofi Annan memperkirakan diperlukan waktu dua
sampai tiga tahun untuk membawa Timtim sebagai negara yang
sepenuhnya merdeka.
Resolusi Dewan Keamanan itu memberi mandat yang luas sebagaimana
halnya Interfet, termasuk di dalamnya untuk menggunakan kekuatan
militer sesuai Bab VII Piagam PBB.
Banyaknya jumlah personel UNTAET karena pemerintahan sementara
PBB di Timtim itu harus menjalankan semua pelayanan publik, termasuk
birokrasi, perangkat hukum, pendidikan, rumah sakit, yang
personelnya selama ini
ditangani pegawai negeri Indonesia.
MPR, pekan lalu telah meratifikasi hasil jajak pendapat 30
Agustus. Ini melicinkan jalan bagi pemindahtanganan kekuasaan atas
Timtim kepada PBB sebagaimana yang disepakati pada Perjanjian 5 Mei
antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Portugal.
Menyusul pengesahan resolusi mengenai UNTAET, Sekjen PBB Kofi
Annan menunjuk Sergio Viera de Mello (51) untuk menjadi Ketua
Pemerintahan Sementara PBB di Timtim. Pejabat PBB yang pernah
bertugas di Kosovo asal Brasil, negara yang berbahasa Portugis, ini
sekarang menjabat Wakil Sekjen PBB untuk Urusan Kemanusiaan.
Sementara penunjukan Komandan Pasukan UNTAET, belum diumumkan.
"Masih didiskusikan," kata Ketua Operasi Pasukan Penjaga Perdamaian
PBB Bernard Miyet.
Indonesia mengharapkan Komandan Pasukan UNTAET berasal dari
Asia, lebih senang lagi kalau berasal dari salah satu negara ASEAN,
semisal Malaysia.
"Kalau Ketua Pemerintahan Transisinya berasal dari negara yang
berbahasa Portugis, maka untuk keadilan dan ketidakberpihakan, sudah
pada tempatnya kalau Komandan Pasukan UNTAET dari negara yang
berbahasa Melayu," kata
seorang diplomat.
Biaya operasi UNTAET ini belum dijelaskan secara khusus, namun
Bernard Miyet memperkirakan lebih dari satu miliar dolar AS hanya
untuk tahun pertama saja.
"Ini adalah operasi PBB paling ambisius dan paling besar memakan
biayanya," tegas Miyet yang asal Perancis.
Menurut Miyet, UNTAET akan lebih banyak memerlukan biaya
ketimbang operasi di Kosovo. PBB di Kosovo hanya bertanggungjawab
untuk membiayai pemerintahan sipil, sementara operasi militernya
ditanggung oleh NATO.
"Padahal di Timtim, PBB harus membiayai kedua komponen itu, ya
pemerintahan sipilnya, ya operasi militernya," kata Miyet.

Komisi Penyelidik
Yang positif dari resolusi tersebut adalah tidak disebutkannya
secara langsung Komisi Penyelidik Internasional yang dibentuk Komisi
Tinggi HAM PBB
Mary Robinson untuk menginvestigasi kekerasan dan pelanggaran HAM di
Timtim.
"Ini berkat dukungan Cina," kata seorang diplomat Indonesia yang
senang dengan tidak masuknya soal Komisi Penyelidik Internasional ke
dalam resolusi tersebut.
Cina adalah satu dari 12 negara, umumnya dari Asia, yang menolak
pembentukan Komisi Penyelidik Internasional dalam Sidang Komisi HAM
PBB di Jenewa bulan lalu.
Pada sidang Dewan Keamanan PBB hari Senin itu terjadi "perang
pernyataan" antara pihak Indonesia dan Portugal. Dubes Portugal di
PBB Antonio Monteiro, yang negaranya mantan penjajah Timtim, masih
saja secara emosional menyerang Indonesia.
"Kami siap membantu Timor Timur menjadi tanah kehidupan bukan
kematian, tanah harapan bukan keputusasaan, dan tanah masa depan
bukan masa lalu,"
katanya.
Monteiro juga menuduh bahwa unsur-unsur militer Indonesia terus
mendukung para milisia.
"Indonesia harus menjamin keamanan dan keselamatan para
pengungsi yang melarikan diri ke Timor Barat dan wilayah lain di
Indonesia. Kami juga meminta agar Timor Barat tidak digunakan oleh
para milisia sebagai basis
untuk membuat ketidakstabilan di Timor Timur," katanya.
Terhadap pernyataan Monterio, Wakil Tetap RI untuk PBB, Dubes
Makmur Widodo, mengatakan bahwa Indonesia telah mengambil
tanggungjawab atas Timtim dua dekade lalu ketika wilayah itu
"ditinggalkan begitu saja oleh penjajah
Portugal".
Widodo mengatakan, Indonesia yang memikul biaya untuk membangun
Timtim dari wilayah terbelakang, termasuk 80 persen buta huruf
seb

Bocoran Kabinet Versi 2, Detik.Com

1999-10-25 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Rupanya, Detik.Com merilis bocoran kabinet versi dua.
Dan sekaligus mengabarkan, bahwa yg resmi akan diumumkan
hari ini (Selasa 26Okt99) antara jam 14-17 sore.

Bocoran Versi 2:

Menko Ekuin : Kwik Kian Gie (Drs. Ekonomi/Manajemen/Keuangan ?)
Menko Kesra : Hamzah Haz (Doktor ?)
Menko Polkam : Jenderal Wiranto (Sarjana hukum ?)
Menlu : Alwi Shihab (Visiting Profesor di Harvard Univ. ?)
Mendagri : Suryadi Sudirja (Mantan Gub. DKI ?)
Menhankam : Letjen Agum Gumelar
(Gub Lemhanas, Pangdam WiraB. Sulawesi, Danjen Kopassus)
Meneg Pertambangan : Al Hilal Hamdi (?)
Menteri Kelautan Maritim : Freddy Numberi
(Laksamana AL bintang dua/tiga, Gub. Ira, Native Irja)
Menteri Keuangan : Bambang Sudibyo (?)
Jaksa Agung : Marzuki Darusman/Baharuddin Loppa
(Ex. Komnas Hamburger; Loppa SH, sementara Darusman bukan?)
Menteri Hukum dan UU : Yusril Ihza Mahendra (Prof Hukum Tata Negara)
Pangab : Laksamana Widodo (Wapang-TNI, mantan KSAL)
Menteri Investasi : Laksamana Sukardi
(BUKAN mantan KSAL dan bukan Laksamana, mantan bosnya Lippo ?)
Memperindag : Dorodjatun Kuntjoro Jakti (Lupa)
Meneg KLH : Erna Witoelar (Lupa)
Menteri Agama : Tolchah Hasan (?)
Menristek : Purnomo Yusgiantoro (?)
Mensos dan Kesehatan : Ascobat Gani (?)
Mendikbus : Yahya Muhaimin
(Atase (Dikbud?) di Wash. DC?, Doktor (?) lulusan MIT ?)
Men Reformasi dan AN : Mustafadidjaja (?)
Menkop : M.Hatta Radjasa (lupa)

Yw.



Kabinet Detik.Com Bocoran...

1999-10-25 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Detik.Com memuat daftar kabinet mendatang yg katanya
bocoran dari DPR dan akan diumumkan besok Selasa. Bener apa
enggaknya, waktu yg akan membuktikan. ;-)

1. Menko Ekkuin : Kwik Kian Gie (Wka MPR, Pimpinan PDIP)
2. Menko Kesra : Hamzah Haz (Pimpinan PPP)
3. Menko Polkam : Wiranto (Pang TNI)
4. Menteri Pertambangan: Susilo BY (Kaster TNI)
5. Menteri Luar Negeri : Alwi Shihab (Pimpinan PKB ?)
6. Mendagri : Surjadi Soedirdja (Mantan Gub. DKI)
7. Menhankam : Juwono Sudarsono (Mendikbud sekarang ?)
8. Menteri Negara Pertambangan dan Energi: Al Hilal (?)
9. Menteri Pertanian : Nur Mahmudi Ismail (Partai Keadilan ?)
10.Menteri Kelautan dan Maritim: Sarwono Kusumaatja (Adiknya Muchtar K)
11.Menteri Perkotaan dan Permukiman Olahraga dan Pemuda: Tjahjo Kumolo (?)
12.Menteri Kesehatan : Sujudi (Mantan Menkes/Rektor UI)
13.Menteri Keuangan : Bambang Sudibyo (Dirut MM UGM)
14.Jaksa Agung : Marzuki Darusman (Golkar)
15.Menteri Kehakiman dan Perundangan: Yusril Ihza Mahendra (PBB)
16.Pangab : Laksamana Widodo AS (WaPang TNI, mantan KSAL)
17.Menpariwisata : Anak Agung Gd Agung (?)
18.Menhutbun : Warsito (?)
19.Men Informasi dan Telekomunikasi: Marwah Daud Ibrahim (Golkar Iramasuka)
20.Menaker : Agum Gumelar (Gub. Lemhanas, mantan Danjen Kopasus)
21.Mewnperindag : Yusuf Kalla (Pengusaha Sulawesi)
22.Menteri LH : AS Hikam (LIPI ?)
23.Menteri Agama : Tolchah Hasan (?)
24.Menristek : Purnomo Yusgiantoro (?)

Jumlah 24. Lumayan, dibanding sekarang yg 35 lebih (?).

Yw.



Koran Singapur Rada Aneh (?)

1999-10-24 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Dari Antara...

Batam, 21/10 (AFEC/ANTARA)- Susunan "kabinet" Gus Dur telah
disebarluaskan di berbagai koran di Singapura, The Straits Times,
Kamis, menempatkan susunan "kabinet" Gus Dur pada halaman sebelas.
Adapun susunan "kabinet" versi The Straits Times tersebut,
Jendral Wiranto akan menempati posisi sebagai wakil Presiden, Letnan
Jendral Bambang Yudhoyono sebagai Menhankam/Pangab dan Yusril Ihza
Mahendra  sebagai  Menteri  Kehakiman.
Selanjutnya, Ginandjar Kartasasmita sebagai Menko Ekuin, Kwik
Kian Gie Menteri Keuangan, Laksamana Sukardi sebagai Gubernur Bank
Indonesia, Juwono Sudarsono sebagai Menteri Luar Negeri, Marzuki
Darusman sebagai Menteri Pendidikan, Dimyati Hartono sebagai Menteri
Dalam Negeri dan Amien Rais tetap sebagai Ketua DPR.
 Gus Dur juga mendapat banyak ucapan selamat dari kalangan
pengusaha di Singapura, antara lain dilakukan melalui Iklan di
harian terbesar Singapura, The Straits Times.
 Sedaangkan koran "Today Lianhe Zaobao" menempatkan iklan ucapan
selamat pada Gus Dur dengan menggunakan tulisan berbahasa Cina
berikut foto Presiden Gus Dur.
end

2110991250




Jamu Godokan Mentri-mentri

1999-10-24 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Pertanyaan dikit: apakah informasi di bawah kredibel?
Yw:

---

Dari Bisnis Indonesia: Kehadiran Menko dipertahankan

JAKARTA (Bisnis): Format kabinet pemerintah Presiden Abdurrahman Wahid (Gus
Dur) tampaknya menempatkan dua Menko -kemungkinan menjadi tiga Menko-dengan
20 kementerian yang susunan finalnya akan dikonsultasikan dengan DPR hari
ini. 
Menurut sumber Bisnis, struktur kabinet yang sudah disepakati adalah
keberadaan Menko Ekuin yang akan dipegang Kwik Kian Gie dan Menko Polkam
akan dijabat Wiranto. 

Satu Menko lagi yang sampai Sabtu malam masih ditunda pembahasannya adalah
bidang Kesra yang masih ditimbang antara Hamzah Haz atau Zarkasih Noor. 

"Menko Polkam dan Menko Ekuin sudah disepakati dalam pertemuan di Wisma
Negara tadi malam [Sabtu malam Pk. 20.00 WIB], sedang Menko Kesra masih
pending," ujar sumber. 

Nama Kwik Kian Gie dan Wiranto merupakan kesepakatan pertemuan itu, semua
sudah setuju," kata sumber itu kemarin. 

Pertemuan di Wisma Negara itu dihadiri Presiden Gus Dur, Wakil Presiden
Megawati Soekarnoputri, Ketua MPR M. Amien Rais, Ketua DPR Akbar Tandjung,
Panglima TNI Wiranto, Matori Abduldjalil, Kwik Kian Gie, Alwi Shihab dan
Yusuf Muhammad [PKB]. 

Menurut sumber itu, format kabinet tersebut seluruhnya akan terdiri dari
22-23 kementerian [tergantung jadi tidaknya Menko Kesra dalam susunan
kabinet] dan hari ini akan dikonsultasikan dengan DPR. 

"Mudah-mudahan dalam satu dua hari konsultasi dengan DPR selesai, sehingga
pada hari Rabu sudah dapat diumumkan," katanya. Pembentukan Dewan Ekonomi
Nasional, Dewan Keamanan Nasional dan Dewan Kemasyarakatan Nasional tetap
dilanjutkan. 

Dia mengemukakan format kabinet tersebut akan mengakomodasi berbagai
kepentingan-seperti kepentingan masyarakat Aceh, Irian, representasi agama
dll.-sekalipun tetap akan mengedepankan profesionalisme dan reaksi pasar. 

Presiden Gus Dur, jelasnya, tetap menggunakan hak prerogatif untuk posisi
menteri hukum dan perundang-undangan yang akan diberikan kepada Yusril Ihza
Mahendra [PBB], sedang menteri pertanian [kemungkinan digabung dengan
kehutanan] dipercayakan kepada Nur Mahmudi Ismail [PK]. 

Nama lain yang sudah disepakati adalah Erna Witoelar untuk posisi menteri
pemukiman dan perkotaan, Alwi Shihab untuk Menlu dan Tolchah Hassan sebagai
menteri agama, katanya. 

Untuk posisi strategis seperti Menkeu dan menteri dalam negeri masih belum
diputuskan. Sejumlah nama masuk bursa Menkeu seperti Laksamana Sukardi,
Bambang Sudibyo, Sri Mulyani [nama terkahir ini sempat disebut sebagai
kandidat Menperindag]. 

Sumber itu juga membenarkan Gus Dur akan pergi ke Cina dan Jepang awal
November dan kemudian ke Manila, untuk mengembangkan apa yang disebut
sebagai 'Poros Asia'. 

Asing masuk 

Sementara itu, analis dari Bahana Securities Martin Panggabean mengatakan
penyusunan kabinet merupakan momentum terpenting bagi pemerintahan Gus Dur
untuk mempertahankan kepercayaan yang telah terbentuk, karena saat ini
investor asing sudah mulai masuk, meski masih ada unsur hedge fund. 

Masuknya Kwik dalam kabinet, kata Martin, penting untuk perimbangan agar
pemerintah Indonesia nantinya tidak sekadar mengikuti saja apa program IMF.
"Kalau itu jadi, maka Kwik masuk dalam kabinet supaya ada perimbangan,"
katanya. 

Bara Hasibuan dari PAN mengemukakan kepercayaan yang sudah mulai tumbuh
dapat kembali hilang jika kabinet baru tidak mencerminkan apa yang
diharapkan masyarakat dan pasar. 

"Jadi krusial bagi pimpinan parpol yang terlibat dalam penyusunan kabinet
dalam menggunakan politics of accomodation," katanya. (ab) 
 
©COPYRIGHT 1998 BISNIS INDONESIA 
PT Jurnalindo Aksara Grafika 



Re: Armada AL Kita

1999-10-24 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

...

>Pagi ini saya sempatkan untuk membuka Jane's Defense Book, yang khusus
>membahas Fighting Ships. Buku yang saya buka adalah seri terbaru 1998/1999.

Yw: Wah, ini saya agak sependapat, bila dibilang kelemahan armada
laut seperti itu. Saya kira, masalahnya kan: kita bukan mau
perang... jadi kalo dilihat kebutuhan, yg pertama kurang adalah:
1. Kuantitas (jml kapal, jml orang yg kompeten, biaya operasi,
   biaya investasi, etc).
2. Kapal utk general purposes (atau yg agak general fungsinya,
   bisa utk damai, bisa utk jaman krisis; al: kapal angkut &
   kapal patroli).

Kalo battleships, ya, mungkin yg jelek-jelek malah bagus,
buat latihan. ;-) Kalo latihan langsung enak... ya, awaknya
malah manja... (dan lagi tekor, karena kita kan tahu, mahal,
dan ujung-ujungnya yg dipake belanja adalah duit rakyat juga ;-).



Re: Kabinet Gus Dur-Mega/kabinet Madani

1999-10-21 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

>KD:

>"Mendaerahkan" orang pusat memang ide bagus untuk
>memberdayakan daerah. Namun tidak semua daerah bisa
>'welcome' terhadap orang pusat.

...

Yw: Ya, tentunya pemindahan harus dioptimasi.
Jangan sampe costly gitu, misalnya yg dari Jkt
pindahnya jauh kale' ke Irja. Mahalnya kan
ada di biaya pindah, 'biaya psikologis', 'biaya
budaya', etc. Kalo diusahakan yg lebih efisien,
kayaknya bisa.

Contoh: Jawa aja di reorganisasi (tambah propinsi),
misal nih, jadi ada propinsi Sunda (ibukota di Bandung),
terus ada propinsi Jawa Barat (yg merangkum Cirebon,
Tegal, dsk yg bahasanya 'perbatasan' Sunda-Jawa), terus,
Surabaya dsk, dan Semarang dsk., dibikin propinsi
sendiri, propinsi kota metro macam Jakarta...
Lha, terus yg pada pindah, ya pindah aja ke propinsi
yg baru-baru itu... ;-) Ini sekedar contoh, but
anyway, tidak ada yg mengharuskan bahwa pulau
Jawa ini sampai hari kiamat cuma dibagi jadi lima
propinsi... ;-)

>Saya setuju ide menggabungkan Bappenas dengan DepKeu,
>namun itupun sebatas fungsi Bappenas sebagai lembaga
>Budget.  Untuk fungsi planning saya kira masih perlu
>dipertahankan, baik makro planning, spatial planning
>maupun integrated sectoral planning. Boleh saja daerah
>'membangun' sesuai dengan visi dan kekuatan
>masing-masing, namun hendaknya masih tetap sejalan
>dengan kerangka acuan pembangunan nasional. Di sinilah
>nanti Bappenas akan berperan banyak.

Yw: Ya, kalo gitu, unsur budgetnya masuk ke Depkeu,
unsur lainnya masuk ke yg lain yg sesuai (atau
digabung-gabung dg yg strategis-strategis macam
BPPT dan Ristek). Jadi semula ada: Bappenas,
BPPT, Ristek dan Depkeu,... sekarang jadi cuma
ada: Depkeu dan Departemen Perencanaan Strategis
(misalnya namanya demikian). Empat jadi dua kan
lumayan... ;-)

>Kalo' gedung Bappenas mo' dijual, nasibnya nanti
>bakalan seperti gedung Imigrasi yang 'dijarah'. Saya
>kira bangunan Bappenas termasuk bangunan bersejarah
>yang harus dijaga kelestariannya...
>
>KD.

Yw: Ya, dijual di sini artinya luas, tidak seperti
duren yg dijual; tapi ya, mungkin bisa dijual
seperti dalam ungkapan: "... artis Krisdayanti
laku untuk dijual ke khalayak pecinta musik
Indonesia..." You know what I mean, lah. Pokoknya,
the people (rakyat) can get more money/benefit
out of it.



Re: Pidato-1 Wapres Mega

1999-10-21 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

...

>Apanya yang aneh? Kata teman saya: kok malah tak ada
>ucapan terimakasih bagi Amien Rais sebagai Ketua MPR
>-- yang terus melobi sana-sini, sampai nggak tidur,
>utk mensukseskan SU MPR.

Yw: Ini nggak tepat benar, Mas. Kan sudah disebutkan
terima kasih bagi seluruh anggota (ya otomatis
ketua merangkap anggota kena juga, dong).

Kalo dibilang Amien Rais kurang 'dihilite', ya itu
benar, dan logis (given that AR is from poros tengah),
dan AR sendiri pun insya Allah maklum. Dia (MS) tidak
ada tanda-tanda offensif, itu udah bagus sekali.

Dan ini malah bagus, menunjukkan bahwa MPR itu majelis,
dimana seluruh anggota sebetulnya sejajar posisinya
dalam pengambilan keputusan-keputusan nasional.

Kalo boleh disimpulkan: situasi masih sehat.

>Mudah2an -- dengan berprasangka baik -- Megawati cuma
>kelupaan aja nyebut nama AR, setelah ngucapin
>terimakasih sama yang lain2-nya.
>Pak AR, kami salut atas perjuangan anda, meski harus
>anda tebus dengan dirusaknya rumah orangtua anda di
>Solo - dan diancamnya keluarga anda di Jogja, oleh
>oknum2 tak bertanggungjawab.
>Wassalam,
>~yo.
>
>Pidato Mega:
>http://detik.com/berita/199910/19991021-2149.htm

Yw: Kalo boleh dibilang,
kepada BJ Habibie saja -dg segala kekurangan dan
kelebihannya-, bangsa Indonesia ini harus berterima
kasih yg sebesar-besarnya. Kepada Amien Rais, ya,
apalagi... ;-)



Re: Menlu (was: Selesai Sudah..........

1999-10-21 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

...

>Oleh sebab itu, melihat qualitas dan capabilitas
>politik/compromise/diplomasi Amien Rais dalam
>menggalang support dalam mencalonkan Gus Dur,
>bagaimana kalo Amien Rais juga merangkap Menlu karena
>mungkin saja Amien Rais bisa menggalang support sesama
>negara ketiga lainnya supaya negara kita nggak jadi
>bulan2-an negara barat.
>
>Any comments? dimonggo
>Salam (the REAL) reformasi:-)
>
>Ali Simplido

Yw: Menurut saya (pendapat pribadi), udah pas AR
di posisi Ketua MPR. Ketua MPR juga bisa tampil
menginternasional dan berperan memperkuat diplomasi
luar negeri.

Soal riilnya, kayaknya Gus Dur udah memproyeksikan
orang kepercayaannya yg lain (kalo 'gak salah
Alwi Shihab) utk jadi Menlu. Dan dia bilang,
urusan yg akan 'diduduki' oleh 'orangnya
Gus Dur' cuma tiga, yaitu menlu, mendikbud,
dan menag. Yg lainnya, dishare ke pihak-pihak
lain yg kompeten (misalnya: ekuin ke PDIP dan
pakar-pakar independen, etc).

;-)



Re: Kabinet Gus Dur-Mega/kabinet Madani

1999-10-21 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Priyo Pujiwasono <[EMAIL PROTECTED]>:

...

>Budi,
>saya setuju kalau yang di "daerah"kan juga tenaga2
>perencana/planning. Otonomi Daerah akan perlu banyak
>orang yang tahu persis masalah planning ini. Sementara
>di daerah saya yakin masih kurang SDM yang menguasai
>planning dengan baik.

Yw: Saya setuju juga, dan UU-nya sekarang juga mendukung,
kan ada UU perimbangan pusat daerah (eh, tapi kalo
'gak salah berlakunya baru 2 th lagi).

>Mungkin banyak staf dari SETJEN Departemen2, juga
>staf-staf Bappenas harus dikirim ke daerah saja, biar
>lebih efektif kerjanya.

Yw: Dan Jakarta biar 'gak nyumpel.

>Bappenas & Depkeu baiknya digabung aja jadi satu, biar
>lebih ramping dan nggak terlalu memperpanjang
>birokrasi. Wong Bappenas kebanyakan juga cuma bagi2
>plafon APBN, dan bukan planning;-)))

Yw: Dan Bappenasnya bubar total, sekalian gedung2nya
dijual aja. ;-) Lumayan, kan dapet duit tambahan
dan juga ngurang-ngurangin property cost (and
mengoptimalkan opportunity cost of that property).

>BTW, soal nama kabinet, kami dari kelompok MADANI
>usul, kalo boleh, namanya: Kabinet Madani aja;-))
>http://www.republika.co.id/9910/22/28472.htm
>Wassalam,
>~yo

Yw: Nha, ini menarik. Soal nama. Usul tandingan.
Nama kabinetnya, jangan Kabinet Madani Bocah.
Mendingan:

1. Kabinet Yen Obah (atau lengkapnya:
   Kabinet Yen Obah Madani Bocah ... ;-)

Usul lain nama kabinet (yg agak serius):

2. Kabinet Wahid-Mega
dari sisi logis, ini logis, karena duet itu
   adalah pemimpinnya; dari sisi makna, ini
sip. Wahid itu kan artinya nomer satu,
sedangkah Mega itu artinya akbar/besar/agung.



Kandidat Resmi Wapres, 4 Orang...

1999-10-20 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

1. Akbar Tanjung (Bos Golkar, Mantan menterinya Habibie)
2. Wiranto (Panglima TNI-nya Suharto/Habibie)
3. Hamzah Haz (mantan mentrinya Habibie)
4. Megawati

Harusnya, kalo ditilik bener, Megawati menang. Satu-satunya
yg nggak ada kaitan dg rezim lama. Dengan demikian reformasi
beneran menang sepenuhnya. ;-)

Apalagi kalo mengingat pesan Gus Dur kemarin: "Mbak Mega
dan pembantu-pembantunya HARUS DIHORMATI..." Poros tengah
kalo benar menghormati Gus Dur, sudah tahu siapa yg harus
dipilih.

Wanna bet?

Yw.



Apakah Penyandang-Cacat Pantas Jadi Presiden?

1999-10-20 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Sekedar opini, semoga berkenan. Ini bukan untuk mengungkit-
ungkit kekurangan orang lain, hanya sekedar berusaha untuk
melihat dengan jernih.

Apakah penyandang cacat pantas menjadi presiden?

Rupanya bangsa Indonesia (melalui MPR-nya, ditrigger oleh poros
tengah) telah menjawabnya dengan penuh kemuliaan. Ini sekaligus sebagai
penghargaan seluruh rakyat Indonesia (mudah-mudahan tidak terlalu
bombastis) kepada segenap penyandang cacat, tidak saja di Indonesia,
tapi insya Allah di seluruh dunia. Bangsa Indonesia melihat
keseluruhan, bukan sekedar melihat kulit. Alhamdulillah.

Dari sisi itu, Indonesia lebih maju dari Amerika atau negara-negara
lain yang mengaku embah kakungnya demokrasi. Kali ini kita memberi
mereka sedikit pelajaran hidup (andai saja mereka mau belajar dan
mengurangi sedikit arogansinya ;-). Soal apakah memang benar
demokrasi itu memiliki embah kakung atau tidak, itu rasanya tidak
perlu diperpanjang di sini.

Siapa di dunia ini, manusia, yang tidak memiliki cacat? Siapa?
Tidak ada. Cacat bagaimana yang dapat diterima? Apakah cacat
rohani, membohongi publik (ketika diperiksa di bawah sumpah oleh
jaksa independen); atau berselingkuh dengan pegawai magang,
saling pagang-pagangan dan bahkan yang lebih dari itu?
(Catatan: Mohon tidak dicari di kamus manapun pagang-pagangan
itu artinya apa, karena poinnya bukan di situ).

Bangsa yang besar, adalah bangsa yang tahu mana yang penting, mana
yang tidak penting. Dunia sekarang melihat, ada bangsa yang tidak
mempermasalahkan kekurangan fisik yang memang kecil saja artinya
bagi posisi presiden (dan ini penghargaan tinggi bagi Megawati,
dan PDI Perjuangan atas sportivitasnya, sebagaimana diungkapkan Gus
Presiden pada speech pertamanya)... Tapi, dunia juga tahu, ada bangsa
yang merasa oke-oke saja menerima presiden yang tukang selingkuh, dan
berani-beraninya menipu rakyat di bawah sumpah... (Sesudah itu
menggurui bangsa lain pula tentang demokrasi).

Siapa lebih luhur dari siapa, insya Allah waktu akan membuktikan.

Salam,
Yusuf Wibisono.



Usul Gus Presiden: Mentri Jangan Banyak-banyak ... ;-)

1999-10-20 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

...

>Menurut prediksi saya, tokoh PDI Kwik Kian Gie dan Sabam Sirait
>akan masuk dalam susunan kabinet.
>
>Salam,
>Nasrullah Idris

Yw: Mumpung Gus Presiden belum mengambil keputusan-keputusan,
numpang saya usul sedikit. Mudah-mudahan sampai ke
Gus Presiden yg baru saja dilantik:

1.  Jumlah mentri di kabinet, jangan mengekor orde baru,
terlalu banyak; dan juga nggak imbang. Contoh kata,
Departemen Sosial, sama depdagri, ukuran dan nilai
strategisnya jauh beda, tapi sama-sama dimentrikan.
Kenapa kok nggak jadi Departemen Kesejahteraan aja
(yg merangkum BKKBN, Depkes, Depsos, dsb. yg related);
dan seterusnya departemen lain. Ya, hitung-hitung
konsolidasi dan penghematan cost. Kita tahu sendiri,
biaya seorang mentri itu 'lumayan'. Dan kerugian yg
lain, anak SD jadi lebih gampang ngapalin kalo
jumlah mentrinya cuma dikit. ;-)

2.  Gaji PNS/TNI/Polri, khususnya yg menengah ke bawah,
ya direformasi tidak ada salahnya (dinaikin barang
100-200% gitu ;-). Jangan mengekor orba. Saya bukan pns
(dan apalagi Tni/Polri), tapi ya, kalo ngeliat mereka
yg ngenes begitu (gajinya), nelangsa juga.

Kalo Gus Presiden bilang: 'Bagaimana pun Habibie adalah
saudara kita juga...' logisnya itu juga bermakna: 'Bagaimanapun
para prajurit kecil yg di jalanan dilempari batu (padahal
sekedar menjalankan tugas dinas), itu juga adalah saudara kita
juga...' (yg perlu bukan sekedar disambangi, tapi ya gajinya
dibikin 'pantas' nggak underpaid kayak sekarang).

Juga ini sekalian nagih janji (yg terlontar via PKB),
dulu PKB bilang, nggak mau sistem 'gaji karaoke'
(gaji kecil, tapi tipnya/sabetannya gede)... yg jelas-
jelas memang sistem nggak bener. Kalo kita tafsirkan
ajaran: "Bayarlah upah mereka (pegawaimu) sebelum
keringatnya mengering" ini tentunya jelas sekali bukan
di bayar secara kurang (underpaid), tapi dibayar secara
cukup.

Udah dulu deh, dua saja cukup nggak usah banyak-banyak.
Ini pun kalo diterima udah sukur banget (karena public
services/layanan masyarakat insya Allah saya bayangkan bisa
jadi lebih baik). Rakyat juga yg senang ujung-ujungnya.

Salam,
Yusuf.



Biografi: Gus Dur

1999-10-20 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Ada yg punya, anybody?

Yw.



Setelah Berjuang 70 Th, Kelompok Islam Menang... ;-)

1999-10-20 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Kemenangan Gus Dur ini adalah simbol kemenangan kelompok
Islam yg telah mulai perjuangannya jauh sebelum kemerdekaan,
atau sekitaran 70 tahunan (kalo nggak percaya, itung sendiri).
Sempat mentok di tangan belanda, mentok di tangan jepang,
mentok di tangan nasionalis, mentok di tangan komunis, mentok
di tangan militer..., akhirnya bisa juga...

Sedikit quiz kecil: simbol kekalahan Islam yg dianggap
telak pertama adalah hilangnya satu kalimat (yg sangat Islami)
di piagam Jakarta (yg merupakan cikal bakal pembukaan UUD'45).
Bagaimana bunyi kalimat yg merupakan simbol kekalahan itu?

Proses kemenangan ini sekaligus merupakan ulangan sejarah...
Babak pertama: Ketua MPR jatuh ke tangan kiri, lalu power
kekuasaan jatuh ke tangan kiri... (komunis) (eh, bener enggak?).
Babak kedua: Ketua MPRS jatuh ke tangan militer (Pak Nas),
lalu power kekuasaan jatuh ke tangan militer... (suharto).
Babak ketiga ini: Ketua MPR jatuh dulu ke tangan poros
tengah (Pak Rais), lalu kepresidenan pun jatuh ke tangan
poros tengah (agak-agak kanan he, he, he..) (Gus Dur!).

...

Siap-siap aja acara upacara ini-itu yg sifatnya 'hormat
bendera', 'berubah bentuk'... (Soalnya, kan, dg kondisi
fisik yg demikian, Gus Dur mungkin kurang berkenan,
berdiri berjam-jam di lapangan yg panas terik).

Yw.

Nb.

Quiz kecil berikutnya: apa-apa saja kebiasaan umum
yg akan berubah bersamaan dg tampilnya Gu' Dur?



Peluk Cium (Re: LPJ Ditolak. Hidup Hati Nurani!!!)

1999-10-19 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

>Wah, berarti kita akan kehilangan presiden yang sarat dengan peluk
>dan cium dong..? Ngomong-omong, sudah berapa ratus ya 'korban'nya?
>
>Salam,
>Budi

Yw: Tapi ngomong-ngomong, aturan peluk cium itu apakah sudah
dibakukan sebagai prosedur resmi dalam protokeler
kepresidenan?

Andaikan peluk-cium itu udah baku di prosedur protokoler,
saya perkirakan, banyak elit politik yg mencalonkan
Ayu Azhari, atau Sarah Azhari, atau Febiola, atau
Desi Ratnasari, atau Dian Nitami, Bella Saphira, dst...
sesuai idola masing-masing utk jadi calon presiden!

Lumayan, kan...



MA Nyuruh Long-Form PwC Buka-bukaan ;-)

1999-10-18 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Baru saja ada info dari net, rupanya fatwa MA
menyarankan Long-Form aidit (pake u dikit, jadi audit)
PwC dibuka.

(Note: MA yg ini tentunya singkatan dari Mahkamah
Agung, dan bukan Marnold Aramuli ;-).

Lha, ini bisa jadi camilan yg menarik buat wartawan
dan pengamat; dan bagi pasar malam bisa ada dampaknya
juga (walopun kecil?) (karena bisa aja, ada satu
orang capres yg kurang disukai rakyat, kena jewer
dikit di situ ;-).

Yw.



Jakarta Udah 'Gak Cocok Jadi Ibukota

1999-10-18 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Rasanya di subjek udah cukup jelas opininya. Kalo dipikir
jernih, andaikan sekarang ini ibukota (dan berlangsungnya SU
MPR) di Balikpapan (misalnya, or somewhere di luar Jawa),
kondisi kerawanan ibukota (yg bukan lagi Jakarta) itu tidak
akan seperti sekarang. Tidak setuju?

Yw.



Orang Keturunan Ketiga

1999-10-18 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Menilik rancangan amandemen UUD'45, (eh, nanti dulu, interupsi:
'menilik' itu mudah-mudahan tepat dipakai di sini, kalo tidak
tepat, ya mungkin bisa dipakai kata 'menyoal' atau 'meninjau'),
ada satu hal yg menarik:

1. Dulunya, disebutkan bahwa presiden adalah "orang Indonesia
   asli" (nggak boleh fotokopinya?);
2. Sekarang diubah menjadi: "orang keturunan ketiga".

Fenomena apakah ini? Dengan prinsip ini, bila si Al-Dangdut
WNA (Warga Negara Arab) yang berubah status jadi WNI, maka dia
belum bisa jadi presiden (dan Wakil, kah? kurang jelas soal
wakil). Demikian pula anaknya Al-Migut, juga belum bisa jadi
presiden karena baru keturunan kedua; tapi cucunya, yaitu
misalnya Al-Asoy, bisa jadi presiden. (Soal apakah boleh
presiden namanya pake Asoy-asoyan, itu tidak di atur di UUD.
Kalo UUD ngatur sampe ke situ-situ, repot juga... ;-).

Demikian pula seterusnya, misalnya Al-Asoy punya anak
namanya Al-Mandi Madu, dia boleh jadi presiden, karena dia
turunan keempat; tapi turunan kelimanya, yaitu misalnya
Al-Dangdut Junior, tidak bisa jadi presiden (karena Bapaknya
Al-Mandi Madu kawinnya sama Sonia Abacha, India Asli! Malah
sempat main filem India segala,... Ha, ha... ;-).

Lha, perkara sejarah, hidup, tidak tahu, apakah diatur di
UUD atau tidak. Kayaknya tidak. Misalnya: ada Katiyem, asli
Kebumen, turun temurun tujuh turunan Kebumen semua, tapi si
Katiyem yg umurnya 60 tahun itu, selama 59 tahun hidupnya di
negeri Jiran kepang terus (misalnya Ustrali) (tapi selalu
sebagai WNI), apakah boleh jadi presiden? Kayaknya tidak
diatur.

Mungkin ada pendapat, anybody?

Yw.



Bravo, Pidato Habibi Bagus Sekali

1999-10-14 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Warning: Mungkin sedikit out of topic. Sorry about that.
 Yg tidak berkenan, silakan delete langsung.
;-)

Semalam, saking indahnya pidato Habib pake i di belakangnya,
saya sampe ketiduran; nggak tuntas. Luar biasa, pidato yang
bagus sekali (eh, wong ketiduran, kok mengambil kesimpulan.
Biarin aja, soalnya yg gini-gini lagi trendy... Buktinya,
kemarin itu orang-orang yg protes UU-PKB banyakan juga
nggak pernah baca tuntas what the hell UU-PPKB is).

Sampe mana tadi...
Oh, ya, soal pidato:

Pidato Habibi itu benar-benar digarap secara piawai...
Cermat, tidak ada salahnya barang sedikit pun; dan sempat
dipuji-puji penuh kegembiraan oleh para pengamat ekonomi,
sosial, politik, dan bahkan oleh pengamat pertandingan
sepakbola, dan bulutangkis.

Demikian pula, saking sukanya dengan pidato itu, para
demonstran, mahasiswa, dan sebagainya menyambut suka cita
dengan pesta kembang api dan bedug bertalu-talu. Ini
harus disyukuri dengan sebaik-baiknya.

Habibie tampil dengan penuh rasa rendah hati.
Semua orang juga tahu, presiden itu manusia, dan tentu
ada kelebihan dan kekurangannya; dan Habibie sebagai
negarawan yg berjiwa besar segede gajah, tampil sangat
rendah hati.

Di Indonesia ini, yg arogan-arogan biasanya terpinggirkan.
Dulu Amien Rais agak arogan, akhirnya pemilu cuma dapet dikit,...
terus introspeksi, jadi lebih rendah hati, bisa jadi ketua MPR.

PDIP dulu agak arogan, mentang-mentang menang pemilu, eh, terus
voting kalah terus. Terus introspeksi, dan akhirnya dagangan
sapinya laku... (ketua DPR terpilih sesuai skenario mereka ;-).

Lha, rupanya Habibie menyadari hal itu. Di pidatonya dia
tidak menyombong barang sedikit pun. Dengan lapang dada,
dia mau mengakui segala kekurangan dan kegagalannya. Demikian
pula, recovery ekonomi, inflasi rendah, rupiah terstabilisasi,
dan sebagainya, yang jelas-jelas merupakan jasanya secara
pribadi, dan rakyat Indonesia yang lain tidak ada yang
ikut berkontribusi aktif... sama sekali tidak diakuinya
sebagai kesuksesannya.

Sebaliknya, untuk kasus Bank Bali, dimana tidak ada seorang
pun anak buahnya yang terlibat, malah secara legawa diakuinya
sebagai kesalahannya, dan munduk-munduk meminta maaf kepada
rakyat. Mengharukan.

Mungkin untuk pidato sekualitas ini, rakyat Indonesia
perlu tampil bahu membahu, kalo perlu membawa bambu runcing
di kedua tangan, dan mengacungkan jempol untuk presidennya.
(Sedikit catatan teknis: karena kedua tangan sudah memegang
bambu runcing, perlu dipikirkan jempol yang mana yang harus
diacungkan).

Dengan pidato yang sebaik itu, mungkin agenda reformasi
berikutnya bisa berjalan dengan mulus. ;-)

;-)



Harus Disyukuri ;-) (Re: Tommy Soeharto ... Bebas)

1999-10-14 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

...

>Biasa bung Jeffrey, mereka lagi bikin sinetron tuh. Kalaupun jaksanya ngotot
>mengajukan kasasi, terus memang ada kasasi ya hasilnya sih tetap sama, bebas
>+ rehabilitasi nama baik. Tidak usah terlalu berharaplah. Tapi mungkin
>sinetron ini bisa masuk nominasi FSI kategori apa yah .(isi sendiri deh)
>
>Salam,
>Dika

Yw: Mungkin ini malah harus disyukuri, I don't know. ;-)
Orang yg banyak bersyukur itu kan akan banyak dapat
benefit... Iya, nggak?

Bersyukur yg pertama, dg diputus-bebasnya ybs, kans
favorit rekan-rekan milis sekalian (ie. BJH, siapa lagi)
utk terpilih kembali jadi presiden makin mengecil...
Mungkin ini baik.

Bersyukur yg kedua, kan kasusnya tuh (setahu saya)
dibawa banding (kasasi). Nah, menuju kasasi itu,
perlu waktu. Pada saatnya nanti, mungkin 'perubahan'
sudah terjadi,... dan kemungkinan besar, kalo beneran
perubahan terjadi, ybs. ya, nggak akan selamet...
dan rakyat lebih puass in.

;-)



Jam 4 sore ini Tomtom Divonis

1999-10-13 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Berdasarkan info dari detik.com, jam 4 sore ini, Tomtom
Suharto akan divonis berkaitan dg tukar bantal-guling
Goro. Tuntutan jaksa 2 tahun, dan jaksanya udah ngancam,
andaikan diputus bebas, dia akan banding.

Ini mungkin bisa jadi 'garapan' yg sip utk pertanggung-
jawaban habibie, dan bisa memberikan sedikit
'tendangan' ke nilai kurs rupiah dan mungkin juga
harga-harga saham di bursa... (tapi bisa juga tidak,
tergantung vonisnya).

Yw.



Penyidikan Distop: Hidup Suharto (?)

1999-10-11 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

:-(

Dari informasi yg saya terima barusan (dan kelihatannya valid),
Pjs Jakgung Ismujoko telah menyampaikan statement resmi,
menyatakan menghentikan penyidikan suharto disebabkan karena
ketiadaan bukti. (Redaksinya gimana, saya lupa, pokoknya,
intinya urusan suharto nggak diterusin lagi). Silakan yg punya
info lebih detil melengkapi. Apa akibatnya hal ini utk dunia
persilatan, silakan dianalisis...

Yw.



Audit Inefisiensi Bulog & Pertamina Kok Dikecilin (?)

1999-10-10 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

DetikCom:
Menkeu Umumkan Audit Pertamina & Bulog:
Pertamina Boros Rp 16,040 Triliun
Reporter: Irna Gustia W

detikcom, Jakarta- Hasil audit Pertamina dan Bulog, Senin (11/10/1999)
diumumkan oleh Menteri Keuangan, Bambang Subianto. Pertamina dilaporkan
mengalami inefisiensi (boros) senilai Rp 16,040 triliun. Sedangkan Bulog
inefisiensinya Rp 6,7 triliun. Hanya saja, untuk Bulog, menggunakan kurs Rp
3.500-Rp 4.000 per dollar AS-nya.

Pengumuman hasil audit Pertamina dan Bulog itu dilakukan Menkeu di kantor
Menko Wasbang/PAN Jl.Senopati, Jakarta Selatan pukul 10.00 wib. Pengumuman
itu dihadiri oleh Dirut Pertamina, Martiono dan Dirut PLN, Adi Satria.
Sedangkan Kabulog Rahardi Ramelan diwakili oleh Deputi Pengadaan, A.Amien.

Menurut Menkeu Bambang Subianto, audit Pertamina dilakukan oleh
PricewaterhouseCoopers (PwC). Dari hasil audit itu diketahui telah terjadi
inefisiensi sebesar 2,005 miliar dollar AS atau dengan kurs Rp 8.000
totalnya sebesar Rp 16,040 trilun.

Angka itu memang masih menimbulkan tanda tanya besar. Soalnya, beberapa
waktu lalu, PwC, sebagaimana dilansir banyak media massa, memperkirakan
inefisiensi Pertamina tersebut mencapai Rp 43 triliun.

Menurut Bambang Subianto, dari Rp 16 triliun tersebut, inefisien terbesar
berasal dari kantor pusat sebesar Rp 13,050 triliun. Lalu BPPKA (Badan
Pembinaan Pengusahaan Kontraktor Asing) Rp 928 miliar, Eksplorasi dan
produksi Rp 296 miliar, Pengolahan Rp 504 miliar, Pembekalan dan pemasaran
dalam megeri Rp 252 miliar dan Perkapalan, kebandaran dan komunikasi Rp 720
miliar.

Dari Rp 16 triliun tadi, menurut PWC sebenarnya bisa dihemat Rp 9,114
triliun sampai Rp 15,744 triliun.

Sedangkan Bulog yang diaudit oleh Arthur Andersen dari Januari - Juli 1999
diperoleh angka infisiensi sebesar 2,0 miliar dollar AS. Dalam rupiahnya
disebutkan Rp 6,7 triliun. Artinya, kurs yang dipakai adalah Rp 3.500-Rp
4.000 per dollar AS. Padahal pada bulan-bulan itu, kurs yang berlaku
berkisar pada Rp 8.000 per dollarnya.

Dari inefisiensi sebesar Rp 6,7 triliun tersebut, rinciannya Rp 1,8 triliun
dari praktek yang tidak diperkenankan, Rp 2,3 triliun karena sistem dan
pengawasan yang lemah dan Rp 2,6 triliun karena persyaratan dagang yang
tidak menguntungkan.

Lantas bagaimana dengan hasil audit PLN? Belum bisa diumumkan. "PLN belum
menyelesaikan laporan terakhirnya,"kata Bambang Subianto.



TNI Adalah Merupakan ...

1999-10-05 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Kemarin saya lihat acara dangdut (dll, di hari TNI),
di situ ada pidato/ceramah Wiranto (the general).
Sedikit komentar ttg. Bahasa Indonesianya: berkali-kali
ybs. menggunakan terminologi 'adalah merupakan...'.
Di akhir acara, ada lagi tulisan: 'Dirgahayu HUT TNI'. ;-)
Pakar bahasa mungkin ingin membahasnya, anybody?

Wah, kalo memahami Bahasa Indoensia saja, yg notabene
sudah jadi mainan sejak jaman dulu kala, masih perlu
dibina oleh Depdikbud (cq. lembaga apa tuh namanya?),
gimana lagi memahami hal-hal yg baru (not to mention:
hal-hal yg misterius, seperti berbagai kasus itu).
Eh, mudah-mudahan malah beres (nantinya, kalo sudah
dipanglimai oleh presiden pilihan rakyat).

Sekedar komentar ringan
(yg insya Allah bersifat membangun),
Yw.

Nb. Pidato/Ceramah yg saya maksud, jelas sekali bukan
spontanitas, karena pake ada subtitle-nya segala.



Kenapa Tidak Duet Mega-GusDur?

1999-10-05 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Bicara masalah capres-cawapres, dg Kans yg ada sekarang, kenapa
orang-orang (di Senayan) itu tidak berinisiatif utk menduetkan
Mega dan GusDur. Bukan, bukan untuk mendendangkan lagu dangdut
menghibur wakil rakyat, tapi untuk posisi Presiden dan Wakil.

Dua tokoh ini tampaknya kompak selalu. Bila NU dan para kiai
ingin GusDur diposisikan sebagai Bapak Bangsa, di kursi wapres
itu pas juga, malah di kursi presiden agak kurang pas, karena
dia harus membawahi langsung kabinet, dsb., dsb., yang membuat
dia tidak bisa independen mengeluarkan statement-statement unik
yang nampak-nampaknya merupakan hobinya juga. ;-)

Bila GusDur inginnya second to nobody seperti dikatakan Amien Rais,
Wapres itu juga secara struktural tidak posisi second-second-an.
Wapres dan Presiden itu kan sama-sama dipilih oleh MPR, dan bertanggung
jawab kepada lembaga itu, dan bukannya Wapres itu bawahan presiden yg
bisa dipecat begitu saja oleh presiden itu. Pola Sukarno-Hatta jaman dulu,
itu juga jelas sekali mencerminkan betapa Hatta itu juga second to nobody.

Dengan kombinasi ini, insya Allah, PDIP senang, poros tengah
senang,... market, investor, spekulan, pihak asing, IMF,
bank dunia, rakyat kecil, TNI,... dan seterusnya, senang semua.
Orang Islam (ortodox) yang mati-matian tidak mau dipimpin wanita
pun, rasanya lebih bisa menerima duet tersebut, karena dalam pola
itu, yang memimpin bukanlah Mega, melainkan duet Mega-GusDur secara
bersama-sama, dwitunggal ala Sukarno-Hatta. Demikian pula, orang yang
ngotot mempertanyakan taraf pendidikan Mega, argumennya menjadi
irelevan.

Kans Habibie (dan apalagi bila berduet dengan Wiranto) akan jauh
mengecil, dan mungkin kubunya menjadi kurang senang. Demikian juga,
mungkin AA Baramuli dan Andi Galib kurang senang, tapi andaikan DPR/MPR
harus mengakomodir aspirasi mereka-mereka itu juga, kapan beresnya... ;-)

Sekedar usul dan opini.

Yw.



(Oknum) PDIP Meludahi Mukanya Sendiri...

1999-10-04 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Detik.com:
Roy:Politik Dagang Sapi Ada di MPR
Reporter: Irna Gustia W

detikcom, Jakarta- Roy BB Janis dari PDI Perjuangan menyatakan bahwa
politik dagang sapi telah dipraktekkan dalam SU MPR. “Di lembaga ini kita
berbicara masalah prinsip. Tapi yang terjadi dalam pemilihan Ketua MPR
kemarin adalah seperti politik dagang sapi,” kritik Roy, Selasa (5/10/1999).

Politik dagang sapi itu terlihat dengan adanya saling minta bagian
antarkelompok. “Mereka saling meminta bagian, bagi-bagi kue,” tandas Roy
yang juga Ketua DPD I PDI P Jakarta ini di Gedung MPR, Jl Gatot Subroto,
Jakarta. “PDI P tidak mau berlaku seperti politik dagang sapi. Dalam artian
menaikkan seseorang, tapi mengorbankan yang lain,” sambung Roy.

... dst.

Yw: Ini maksudnya mau meludahi mukanya sendiri atau gimana, ya?
Kalo emang PDIP nggak dagang sapi, kok bisa-bisanya Kwik Kian
Gie cuma dapet lima suara?



Selamat, Megawati Presiden

1999-10-04 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Dari perkembangan SU, menurut perkiraan saya, kans Megawati
utk jadi presiden semakin besar (kalo pake angka, ya 55%, lah).

Bagi yg pro Mega (antara lain PDIP, Bursa Saham, Investor,
amerika, spekulan rupiah,... dll), saya ucapkan selamat (kalo
ternyata perkiraan meleset, gampang, nanti ucapan selamat bisa
dicabut lagi).

Yw.



Re: Golkar hebat - Re: Amien Rais

1999-10-04 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

...

>Walaupun bersidang 1 tahun sekali, bagi Golkar nantinya,
>Amien Rais sebagai ketua MPR masih situasi yang menguntungkan
>untuk Golkar ketimbang dia jadi ketua DPR nantinya.

Yw: Jangan bilang 'untuk Golkar' dong, 'untuk pemerintah' gitu, lah. ;-)
Dan pemerintahnya (menurut perkiraan saya), bukan Golkar lagi.
Atau memang anda optimis Golkar menguasai eksekutif lagi?


>Ketua MPR tidak punya pengaruh langsung akan kebijakan+UU yang
>akan dibuat pemerintah nantinya.
>igg

Yw: Ya, setuju, rasanya menurut logika saya juga memang demikian.

Tugas MPR yg setahun sekali itu adalah 'njitakin siapa-siapa yg
perlu dijitak' dan 'meluruskan apa-apa yg perlu diluruskan'.
Singkatnya kontrol. Kalopun mengubah kebijakan, paling cuma
mempertajam GBHN dikit-dikit (?) (entah kalo bisa bikin Tap
tambahan, kayaknya suseh).

Tugas bikin UU itu di tangan DPR (in that case, AR dan para
pemimpin MPR yg sekarang, posisinya adalah sebagai anggota
biasa, bukan outsiders juga). Cuma, bila dirunut lebih lanjut,
ketua DPR-pun, perannya tidak begitu besar dalam pembikinan UU.
Soalnya DPR itu kan suatu dewan, bukan suatu struktur organisasi
terpimpin. Justru yg perannya paling besar adalah 'juragan lobi'. ;-)

Jaman dulu, (pra-reformasi, ie. beberapa hari yll, tepatnya),
UU itu umumnya klise (kayak UUD'45 itulah), isinya terlalu
bolong di sana-sini. Terus jabarannya ada pada Keppress, PP,
dan Kepmen... Lha... dalam situasi demikian, tidak mengherankanlah
bila DPR itu malah berfungsi sebagai 'enabler' bagi segala
langkah eksekutif; dan yang bisa malang melintang itu orang-
orang eksekutif. Ini cilaka... dan tetep cilaka siapapun
ketua DPR-nya.

Nah, kembali ke soal Ketua MPR dan DPR, bila demikian halnya,
logika saya mengatakan: Ketua MPR harusnya diduduki oleh
'tukang jitak' dan Ketua DPR diduduki oleh 'tukang bikin aturan'.
Menurut saya, Pak AR lebih bakat jadi tukang jitak dan tukang
sentil drpd tukang ngatur...

Kalo Akbar Tanjung jadi Ketua DPR, terus eksekutif didominir
oleh PDIP dan PKB, bagi rakyat itu malah suatu kombinasi yg
mungkin baik. Karena artinya, Golkar tampil sebagai penyeimbang
atau oposisi thd pemerintah (eksekutif); sehingga pemerintah
tdk bisa semena-mena.

Kerugiannya: responsifitas dan represifitas mungkin jauh berkurang
(padahal kita tahu, in certain situation, represifitas juga
diperlukan).

Bahwa yg sekarang ada sejumlah prospek kelemahan, saya setuju.
Memang demikian halnya. Cuman, saya berpikir positif aja,
menurut pendapat saya, in any case, yg sekarang lebih baik dari
yg lalu. Lebih baik, bukan berarti bener-bener baik... Ya,
namanya juga 'baru belajar'. ;-)



Re: Golkar hebat - Re: Amien Rais

1999-10-04 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

...

>1. Kalo menurut saya (juga banyak rekan yang lainnya), Amien Rais
>   pantasnya jadi ketua DPR dimana dia bisa langsung (kalo diperlukan)
>   jadi opposisi pemerintah yang akan datang akan setiap UU yang akan
>   dibuat pemerintah nantinya. Sekarang jadi ketua MPR, kontribusi dia
>   akan jadi opposisi pemerintah sangat kecil sekali. MPR sidang cuman 4
>   tahun sekali. Sepertinya emang Golkar berniat sepak-terjangnya Amien
>   Rais dikecilkan nanti nya. Ini juga akan menguntungkan GOLKAR atau PDIP
>   yang bakal pegang pemerintahan nantinya.

Yw: Ups, ini versi lama, Pak. Berdasarkan aturan sekarang, MPR
bersidangnya setahun sekali. Dan langsung berhadapan dg
biang keroknya pemerintah (presiden/wakil and the whole cabinet (?)).



Soal Kualitas Wakil Rakyat (Was: Tanggapan "Kearah Mana ?")

1999-10-04 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Suhendri <[EMAIL PROTECTED]>:

...

>Kalau mau sadar dan jujur ke diri sendiri, mutu SDM yang tidak bagus dari
>wakil rakyat, adalah masalah serius, terlepas dari orang pintar yang tidak
>jujur, atau orang bodoh yang jujur.

Yw: Kalo mau bicara secara literal (sesuai makna bahasa),
sebetulnya, apa yg terjadi sekarang ini udah nyetel (pas).

Habis gimana, rakyat Indonesia sendiri (SDM-nya) juga kebanyakan
tidak bagus kualitasnya kok, kalo wakilnya demikian, ya pantas
ajalah. Malah kalo masyarakat kualitasnya kayak sekarang, terus
wakilnya di lembaga legislatif profesor doktor semua, ya,
itu, sebenernya kurang mewakili... Ha, ha..

Contoh kata: kalo golongan etnis tionghoa diwakili di lembaga
legislatif oleh orang dari etnik hispanik turunan portugis
totok, kan kurang pas, atau golongan Islam diwakili orang beragama
shinto, ini namanya kan nggak nyetel, nggak pas.

Sebenernya masalah besarnya adalah: kenapa kok rakyat
Ina kualitasnya kayak sekarang ini? Di sini masalah besarnya dan
perlu penyelesaian sistematis yg mungkin perlu waktu 5-20th, tapi
betul-betul perlu dan harus diubah. Kalo yg di senayan itu sih
cuma wakilnya doang. Dibagus-bagusin di situ, kalo di jalanan
kualitasnya masih kayak sekarang, ya, nggak sip,...

Ini pendapat saya. Mungkin agak nyimpang dikit, atau
memperluas permasalahan.

>Melihat mutu dan kwalitas dari penanggap, agak prihatin juga saya membaca
>tanggapan dari beberapa penanggap di Permias, yang memaklumkan dan
>membenarkan Mutu SDM Wakil Rakyat saat ini.
>
>Soe

Yw: Kalo nanti rakyat Ina udah pada pinter-pinter (katakanlah
rata-rata lulusan SMA), ya wakil rakyat yg kayak sekarang ini
ya nggak pantas lagi... ;-)



Agenda SU MPR, Ada Yg Tahu, Anybody?

1999-09-30 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Mengingat SU MPR sudah di atas hidung (ie. di depan mata),
mungkin ada yg punya catatan agak lengkap ttg agendanya:
kapan, ngapain, mengingat banyak urusan perlu ada misalnya:
pelantikan, milih-milih speakers, pengkomisian, pemfraksian,
dst...

Kalo bisa dishare di sini, makasih sebelumnya.
Yw.



Re: Harrasment oleh Inggris & Australia, RATIH, dan WAMIL

1999-09-27 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

...

Yw: Soal kepongahan, kayaknya udah well said, jadi saya
nggak mengomentari lagi.

>(4) Perlunya penambahan pasukan TNI untuk menghadapi bahaya Selatan.
>
>Setelah pasukan 'super putih' Australia mencoba meng-intrusi kedaulatan
>negara-negara berkulit coklat, sudah seharusnya RI merespon dengan dengan
>baik. Jumlah 250,000 pasukan di negara yg punya cakupan seluas AS ini jelas
>tidak cukup (luas daratan cuma 1.9 juta km2 dibanding 9.5 juta km2 di AS).
>Kemalangan RI yg berpulau-pulau tidak didukung oleh AL dan AU yg tangguh
>untuk meng-kover semua wilayah.

Yw: Kalo dibilang demikian, sih, tentara Asutrali, New Zilen, Inggris,
dan seluruh negara kamenwelt yg pro mereka, digabung seluruhnya,
juga nggak bisa mengkover wilayah seluas itu (silakan dijumlahkan
seluruhnya). Duitnya juga tidak bisa mengkover operasi seluas itu
(kalopun duitnya ada, rakyatnya nggak akan rela duitnya dipake
buat operasi gituan). Kalo membinasakan mungkin bisa,... itu pun
juga mirip bunuh diri (bagi para decision makers yg terlibat).

Tantangan geografi Indonesia itu kan kita tahu bikin pusing tujuh
keliling (dan bener-bener haus logistik)... Jadi ya, ini blessing in
disguise juga in some sense. Boleh coba tinggal di NTT barang
dua-tiga bulan kalo nggak percaya (atau Timika, wherever).

>Australia (baca SMH hari kemarin, hari ini masih bisa dibaca) merencanakan
>untuk menambah anggaran AB dari 1.8% GNP menjadi 2.8% GNP. Padahal GNP
>mereka mencapai $18,500. Coba dibandingkan dengan RI yg punya spending 1.2%
>GNP dengan GNP hanya $550. Dengan fakta ini, jelas kecanggihan teknologi
>harus ditutup oleh jumlah!

Yw: Biaya operasi mereka jauh lebih tinggi dari TNI. Biaya maintenance
peralatan, juga jauh lebih tinggi. Sementara, kemampuan tempur
teritorial, kalah jauh. Dan keberanimatiannya juga kalah jauh.

Ini sudah menjadi rahasia umum. Contoh kecil saja: setelah ngirim
4500 orang ke Timtim, HQ mereka kelimpungan mengkonsolidasi sisa
pasukan. TNI menempatkan 26 ribu lebih di Timtim, kemaren itu,
tapi mereka tenang-tenang aja. Padahal, TNI punya hot spots yg
bener-bener
hot di banyak tempat (contohnya: Aceh, kurang hot apa; terus Jakarta,
terus Ambon/Maluku, terus Irian,... dan secara nasional juga dimana-mana
lebih memerlukan kesiagaan). Coba bayangin kalo Asutrali itu harus
mengirim 26 ribu tentara ke Indonesia,... negaranya apa nggak
kalang kabut... ;-) Dan kalo mereka nggak sanggup ngirim 26 ribu,
terus mikir-mikir utk bisa mengkover Asia Tenggara... apa itu nggak
jadi situasi blekok merindukan bul-bul? Padahal 26 ribu itu, jangankan
dipake mengkover Asia Tenggara, mengkover Jabotabek saja di saat geger,
kurang. Kan kita sama-sama tahu, buat mengamankan SU MPR sekarang ini
yg dikerahkan jumlahnya 65 ribu lebih; dan itu pas-pasan saja.

>Persenjataan seperti assault riffle milik Indonesia terlalu tergantung
>kepada AS (yaitu M16).

Yw: Wah, jangan gitu, ah. Ini akurasinya diragukan. Senjata ringan
itu di Indonesia bisa dibikin sendiri (lisensinya memang dari M16
antara lain). Amunisinya, juga dibikin sendiri. Not the best in the
world, lah kualitasnya, tapi cukupanlah. Memang bikinnya dikit-dikit
(nggak punya duit kali, ya), tapi ya itu malah blessing in disguise
lagi, lah. Lha wong bikinnya relatif dikit aja, rakyat sipil bisa
(sering) ditembakin begitu... kalo bikin banyak, makin gawat dong.

>Tadi malam saya membuka homepage Kalashnikov,
>ternyata senapan AK sebagian besar komponen tidak dipatentkan sampai hari
>ini. Tak kurang dari 15 negara telah mencontek dan memodifikasi senapan AK
>dari berbagai seri. Seperti India mencontek habis seri AKM. AS memproduksi
>dua seri AK di Tucson untuk tujuan ekspor. China membuat 4 seri dengan
>tujuan ekspor. Demikian juga dengan Yugo, Italia, Netherland, Bulgaria, dll.
>Mengapa Indonesia tidak mampu memodifikasi dan membuat sendiri senapan tipe
>AK ini dalam jumlah besar? Mengapa pula mesti tergantung kepada AS dengan
>membeli senapan M16. Mana senapannya 'kualitas ekspor' lagi. Yang kualitas
>untuk pasukan mereka sendiri kelasnya masih di bawah AK-47 atau AK-74,
>AK-105, dlsb? Bahkan AS-pun mengakui keunggulan senapan AK ini.

Yw: Wah unggul itu situasional, Mas. Emang sih, AK itu lebih dahsyat...
Tapi kalo anda infanteryman, tiap bulan long march jalan 40-50 km
naik turun gunung (entah itu latihan atau operasi), anda akan lebih
mengharapkan memanggul sehelai bulu dari pada AK47 di pundak anda.
Kalo anda sedang terbirit-birit diuber orang, anda akan jauh
lebih cepat ngos-ngosan kalo sambil nenteng AK.

Kalo lagi duel, nah ini lain lagi... Tapi situasi duel itu lebih
jarang drpd yg hilir mudik ke sana kemari itu. Anda kan tahu
sendiri, pada dasarnya 90% waktu TNI itu dipake utk hilir mudik.

Lagi pula, fatalitas AK (yg kalibernya lebih gede) lebih tinggi
dari SS (senapan serbu, M16 versi Pindad) standarnya TNI. Lha, ka

SU MPR 4 Hari Lagi, Karantina Sudah Dimulai ;-)

1999-09-27 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Berdasarkan informasi dari detik.com, SU MPR akan
dilangsungkan 4 hari lagi. Para (calon) anggota peserta SU,
sudah 'dikarantina' di sejumlah hotel yg ditunjuk.
Mudah-mudahan kali ini tidak diundur lagi...

Yw.



Mentri-mentri Berhenti Duluan...

1999-09-26 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Sekedar Info Ringan:

Muladi (Selaku Mensesneg) menyatakan sejumlah mentri mundur
(atau akan mundur) duluan (demi kursi di MPR (dan/atau DPR) yg baru).
Yaitu:

1. Marzuki Usman
   Yg pekerjaannya, sebagai mentri investasi akan diambil
   Giri Suseno (Menhub); sementara pekerjaan parsenbud-nya
   ke Zuhal (Menristek).

2. Fahmi Idris
   Selanjutnya urusan tenaga kerja dirangkapkan ke
   Mentri transmigrasi Hendropriyono. Sementara, urusan
   keahlian main musik, tetap di tangan Idris Sardi.
   Yg terakhir ini tentunya tidak ada hubungan apa pun
   dg mentri siapa pun. ;-)

3. Theo Sambuaga
   Urusan perumahan selanjutnya dioper ke Rahmadi BS (Men PU).

4. AM. Saefuddin, yg sempat dijuluki sebagai Pak AM,
   oleh sementara kalangan, karena sentilannya thd Megawati
   yg kontroversial; dan oleh sejumlah kalangan yg sentimen
   sempat dijuluki sebagai perpaduan antara Pelawak Bokir
   dengan HIM Damsyik (Pemeran Datuk Maringgih); undur
   diri dan rencananya urusan pangan akan dihandle oleh
   Soleh Solahuddin (Men. Pertanian).

5. Syarwan Hamid, yg tidak ada hubungan darah dg Aktor Hamid Arief,
   (dan apalagi Benyamin S.), akan melepaskan posisi Mendagri, dan
   dioperkan ke Feisal Tanjung (Menko Polkam).

;-)



Praduga Tidak Bersalah

1999-09-23 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Dalam mengusut para pejabat dan mantan pejabat, aparat senantiasa
mengingatkan suatu prinsip hukum universal yang bagus sekali, yaitu
asas praduga tidak bersalah. Dan rupa-rupanya, aparat ini tidak pandang
bulu, dan telah bersikap sangat konsisten. Tidak hanya kepada pejabat
dan mantan pejabat, terhadap orang-orang di jalanan pun asas praduga
tidak bersalah itu diterapkan. ;-)

Contohnya adalah cuplikan berita dari detik.com ini:
10 Truk PHH Datang dari Arah HI
Aparat Cari Provokator, Pers Diusir
Reporter: Sigit Widodo & Hestiana Dharmastuti

...

Sekitar 100 aparat terus menggiring wartawan, sampai akhirnya wartawan
di depan Bank Danamon. Dengan pengusiran secara paksa itu, wartawan banyak
yang protes karena tak bisa mengetahui apa yang telah terjadi terhadap
aparat dan massa di sekitar Hotel Sahid dan Le Meridian.

Bahkan ketika ada seorang korban yang sedang dibantu massa, wartawan
yang ingin mengetahui kejadian juga dilarang aparat. Kecuali itu aparat
juga minta wartawan tidak lari, kalau ada pengejaran. "Kalau lari nanti
kami tangkap kami anggap provokator," kata aparat.

...



DPR/MPR Bubar ... ;-)

1999-09-23 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Berakhir sudah masa kerja DPR/MPR yg singset
(padat berisi). Barusan, Bung Har (moko)
secara resmi telah membubarkan DPR/MPR
periode ini. DPR/MPR berikut akan dilantik
kapan-kapan bila ada waktu... ;-)

Yw.



Kasus Goro: Revisited ;-)

1999-09-23 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Dari Republika, mengenai kasus Goro; Jaksa penuntut
menyatakan bahwa Tommy Soeharto adalah 'godfather'
alias biang dari segala biang kerok kasus korupsi
tukar guling tsb. Gimana kelanjutannya?

Yw.



Re: RUU PKB disahkan (?)

1999-09-23 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

>Modiar ora.denger-denger RUU-PKB sudah disetujui oleh DPR.
>
>Selamat datang Junta Militer!
>
>Efron

Yw: Saya juga denger demikian langsung dari
(wartawan yg memantau) gedung DPR/MPR.

Junta Militer sih nggak ada bau-baunya; tapi yg
dikuatirkan banyak orang, gerakan massa yg
masif akan kembali turun ke jalan memaksa UU
tsb dicabut kembali. :-( Dan ini kita sudah
sama-sama tahu, gimana gelap gulitanya...



Re: Tak Perlu (Re: Bales yokkk....)

1999-09-22 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

...

emilr:

>ok-lah kalau begitu mari saya simpulkan seperti di bawah ini :
>nampaknya visi kita kurang lebih sama :

Yw: Akur. Yg beda cuma kembangannya doang.
Pertama, tidak perlu dibalas.
Kedua, tidak perlu gusar, dan sebaliknya perlu bersabar.
Ketiga, soal 'perkuncian' kualitasnya harus diperbaiki;
termasuk di dalamnya adalah integritas sistemnya, etc,
sehingga tidak mudah diobok-obok. ;-)

Terima kasih diskusinya. A good discussion.



Re: Tak Perlu (Re: Bales yokkk....)

1999-09-22 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

>> Yw: Lha, ini apa ruginya? Situs Antara itu (dan harian-harian nasional/
>> internasional) isinya cuma berita. Ibarat koran, hari ini hangat,
>> selang nggak lama, akan jadi koran bekas. Jadi si hacker itu cuma
>> berhasil menghack koran bekas, jadi apa hebatnya? For obvious reason,
>> situs-situs yg isinya cuma gituan doang, nggak perlu capek-capek
>> diamankan seketat fort knox, lah yau. Biar nggak boros. Sebagaimana
>> koran bekas pun tidak perlu disimpan di safe deposit box... ;-)
>
>kalau saya sih lebih melihat bahwa idenya bukan 'koran bekas yang diambil
>maling',

Yw: Maksud saya, bukan koran itu diambil, Pak; tapi analoginya:
koran itu diubah-ubah isi beritanya, misalnya jadi super porno...

Apakah si penerbit koran rugi? Kan nggak. Kalopun itu usaha
memfitnah si penerbit koran, ya, nggak mempan juga. Orang kan
pasti tahu, bahwa koran indonesia, misalnya nggak akan bikin
berita super porno kayak gitu. Apalagi kalo yg orang tahu,
bahwa pemfitnahnya adalah simpatisan kelompok xyz, malah itu
menohok kelompok xyz sendiri...

>tapi lebih tepat kalau dianalogikan sebagai semacam 'mengganti
>taplak meja/mengganti seprai tempat tidur' di rumah orang lain.
>coba bayangkan jika anda mengalami seperti ini, pasti gusar kan ?

Yw: Wah itu malah namanya jasa baik. Di tempat saya, taplak meja
saya males banget ngegantiinnya; jadi kalo ada yg mengganti,
secara sukarela, tengkyu banget.

>padahal apa sih sebenarnya buat mereka esensinya mengganti taplak meja
>di rumah orang lain ?

Yw: Ya, karena nggak ada kerjaan yg lebih 'berharga'. Ini jelas sekali.

>tentunya adalah menunjukkan bahwa dia bisa masuk rumah kita seenaknya,

Yw: Apa hebatnya? Kita toh juga bisa masuk rumah kita seenaknya,
bahkan lebih enak dari dia. ;-)

>mengganti2 barang2 kita semaunya, dan pergi lagi, tanpa kita bisa apa2.

Yw: Isi situs-situs yg dihack itu bukan barang, sih; tapi informasi.
Dia ganti, ya diganti aja lagi. Nggak akan susah.

>mungkin memang tidak ada kerugian material, paling tidak, tidak terlalu
>signifikan-lah, tapi apakah ini berarti rumah kita tetap tidak usah dikunci
>kalau pergi kemana2 ?

Yw: Soal dikunci: pertama, ya emang dikunci, tapi kan nggak perlu
serapi fort knox. DAN, kalo anda mengunci tidak serapi fort knox,
somehow maling masih bisa masuk. Itu resiko. Kalo ternyata maling
masuk (sekali-sekali), dan yg kena cuma taplak meja doang (karena
itu rumah kosong, emang langka barang berharga), no big deal...

Kedua, situs-situs itu bukan ibarat meja makan di dalam rumah.
Itu ibarat lampu taman yg menerangi taman/jalan depan rumah.
Jadi ya seringnya nggak disimpen dikunci di dalam rumah
(di balik firewall, misalnya).

...

>saya rasa sih tidak seheboh itu kok, asalkan administrator-nya rajin baca
>berita security terakhir dan melakukan update pada servernya, dan tentunya
>melakukan hal2 yang memang standar dalam security server, saya rasa tidak
>akan banyak makan biaya. dan jelas lebih punya 'harga diri' dibandingkan
>dengan diam saja saat 'seprai tempat tidur' kita diganti2 orang lain
>seenaknya.

Yw: Ya, memang cukup segitu saja. Saya setuju.
Terus kalo sempat kecolongan sekali dua, ya nggak usah gusar,
tenang aja... ;-)

Lagi pula, argumen anda itu kan sama aja dg argumen saya,
cuma kambingnya diganti sama sprei. Gitu aja, kan?

Kambing betina kita diembat oleh dia,... yg seharusnya dia
nggak berhak. Kita mungkin rugi dikit (kambingnya ketularan
penyakit kotor misalnya), tapi sebenarnya khalayak tahu persis,
apakah kita yg direndahkan dg pengembatan kambing oleh dia,
ataukah dia yg lebih merendahkan dirinya sendiri seolah-olah di
dunia ini sudah tidak bisa dapetin manusia lain yg agak cantik dikit,
sehingga kambing betina pun diembat. Ha, ha... Walopun sebenarnya,
ya, kalo mereka kebeletnya sama kambing, kita nggak perlu ikut
campur... ;-)

Prinsipnya kan begini: gimana pun kita mengamankan resources kita,
kalo orang lain dasarnya pingin memfitnah kita. Pasti aja dia bisa
cari jalan utk memfitnah. Semua situs Indonesia ditutup, apakah
mereka akan kehabisan jalan utk memfitnah? Tidak.

Kita tidak perlu gusar, karena pada hakikatnya yg memfitnah itu
lebih hina dari yg difitnah. Itu menurut keyakinan saya.
Setuju tidak?

Oleh karena itu, poin utama saya: kita tidak perlu membalas
(memfitnah mereka). Alasannya ya itu tadi: yg memfitnah pada
hakikatnya tidak lebih baik dari yg difitnah. Kalo kita balas,
apa bedanya kita dg mereka?

Lain-lainnya sih cuma ilustrasi aja dan pelengkap. Bisa tepat,
bisa kurang tepat; tapi poin saya adalah itu. Kita tidak
perlu membalas. Kita perlu bersabar. Mudah-mudahan pada setuju. ;-)

>one more thing : detik.com tidak dicrack (bukan hack), justru detik.com yang
>memberitakan cracking massal di website2 indonesia

Yw: Saya contohkan detik.com, itu utk contoh situs yg updatenya
ser

Tak Perlu (Re: Bales yokkk....)

1999-09-22 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

>Bales Yokk..
>Gue denger beberapa harian nasional juga kena.
>
>Faran
>
>detik.com
>Cracking Massal Sudah Berlangsung
>Situs Web Antara Di-Crack
>Reporter: Yayan Sopyan
>
>detikcom, Jakarta- Serbuan para cracker ke situs-situs web Indonesia
agaknya sudah dimulai. Situs web kantor berita Antara pada Rabu sore
menjadi salah satu korbannya. Sebelumnya, cracking massal menimpa beberapa
situs web Indonesia.

Yw: Lha, ini apa ruginya? Situs Antara itu (dan harian-harian nasional/
internasional) isinya cuma berita. Ibarat koran, hari ini hangat,
selang nggak lama, akan jadi koran bekas. Jadi si hacker itu cuma
berhasil menghack koran bekas, jadi apa hebatnya? For obvious reason,
situs-situs yg isinya cuma gituan doang, nggak perlu capek-capek
diamankan seketat fort knox, lah yau. Biar nggak boros. Sebagaimana
koran bekas pun tidak perlu disimpan di safe deposit box... ;-)

Coba aja bayangin, kalo ada server yg isinya macam detik.com itu,
lalu didesain utk nggak tembus hacker dari segala raja hacker,
lebih tahan hacker dari pada situs FBI,... yang tentunya biaya
pengamanannya juga setara (atau lebih) dari FBI (dalam mengamankan
informasi/datanya),... lha, manajemennya detik.com apa nggak
diketawain anak-anak kecil (dan digoblok-goblokin orang tua)?

Anyway, server-server kritikal, yg misalnya menyimpan data
rekening nasabah bank, etc. di Indonesia hampir-hampir nggak
ada yg terhubung ke (global) internet, bukan? Jadi apa yg mau
dihack? Jadi para hackers itu emang dasarnya udah gagal
total dari awalnya. Lalu cari-cari... Seolah ngincer janda
kembang, gagal,... kambing betinanyalah yg diembat... Ha, ha...

Kata pepatah: Ingin hati memeluk gunung, apa daya, mereka
nggak tahu, gunung itu sebenernya apa, dan ada ato enggak... ;-)



Re: Akbar Tanjung Cuekin Anggota Dewan

1999-09-21 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

>Dalam acara sambutan di depan DPR, Akbar Tanjung tidak menghiraukan
>beberapa anggota dewan yang mengangkat tangan untuk bertanya kepada Habibie.
>Secara sengaja Akbar Tanjung telah menghina anggota dewan yang terhormat,
>yang merupakan wakil-wakil rakyat. Mestinya orang-orang model Akbar Tanjung
>tidak diberi tempat di kepemimpinan mendatang. Sikap-sikapnya di jaman
>keterbukaan ini sungguh memalukan.

Yw: Abdul Gafur atau Akbar Tanjung? ;-)



Bagaimana Kabarnya Mayjen K (?)

1999-09-21 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Dg telah efektifnya serdadu multinasional,
bagaimana kabarnya panglima darurat militer
Mayjen K?

(Catatan: yg ngarang nama Mayjen K itu
Gus Dur, lho. Saya cuma quoting ;-).



Re: [saham] Tentara Australia Mendarat

1999-09-21 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

...

>Kemarin tentara Australia sudah mendarat!!!
>Dari tivi yg saya lihat,  saya punya kesan . . .
>Pintu Hercules C130 terbuka..
>muncullah tentara bule yang gagah-gagah menuruni tangga pesawat dengan
>persenjataan serbu lengkap, plus rompi anti peluru.
>Terus langsung sweeping sekitar pesawat, ke ujung landasan seolah-olah
>berhadapan dengan ladang ranjau yang mematikan.
>Barulah, setelah merasa aman, barang-barangnya diturunkan, tetap dengan
>kewaspadaan penuh.
>
>Sayangnya, kamera tivi kebetulan memperlihatkan ada helicopter Polri
>yg parkir udah lama di situ, dan ada beberapa TNI sedang berdiri-
>berdiri (bercanda).
>
>Kok, jadi kelihatan kontras.

Yw: Iya, nih. Saya juga lihat. Ibarat kata: anda udah siap main tenis,
pemanasan udah optimal, badan mulai hangat. Raket siap, bola siap,
net siap, pakaian juga sudah siap, sepatu siap, segalanya kecuali
satu: nggak ada musuh barang satu orang pun; karena semua orang lain
udah merasa puas main, dan capek.

Sekujur tubuh udah gatel pingin tepak-tepok bola, apa daya...
malah diketawain anak-anak kecil. ;-)



Rumor: Wiranto Akan Diberhentikan

1999-09-14 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Mohon konfirmasi berita berikut (sumber: Afx-Asia):

...

The dealer said the market has been made more nervous amid rumors that
Armed Forces Commander General Wiranto may be replaced.
An institutional dealer at a Singapore-based brokerage said this is only
one of several factors unnerving investor confidence in the run-up to the
November general assembly (MPR) session and the presidential election.
"If Wiranto resigns and is replaced by his deputy Widodo A.S., it will
not surprise us. What I am concerned about is if this (move) is to allow him
to seek the presidential nomination," he said.

...



SU Diundur Karena Takut Geger (?)

1999-09-14 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Ada pernyataan resmi dari TNI (yg disampaikan oleh Wakil panglima),
menyatakan bahwa SU MPR harus diundur, karena dikuatirkan bila
dilaksanakan sesuai jadwal akan menyebabkan kerusuhan.

Pertanyaannya (yg belum terjawab): Apakah kalo diundur-undur begini
terus keadaan jadi aman? (Catatan: jadwal semula SU adalah 29
Agustus dan tahunnya tentu 1999 bukan 2099 ;-).

Yw.



Re: MAMPUS-lah Indonesia (Hancur 100%)

1999-09-09 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

...

>MAMPUS-lah Indonesia (Hancur 100%)
>
>Wah wahwahwah.
>benar-benar kiamat buat Indonesia-lah ini nama-nya.

Ha, ha, ha... Lucu juga, nih posting. ;-)
Garing.

>Hari Kamis, September 9, 1999 ini President
>USA Bill Clinton  berbicara di depan White House
>dan berkata:
>  Clinton men-support Australia 100% !
>  dan Bill Clinton men-support kemerdekaan
>  Timor Timur.

Lho? Ini sih bukan berita baru.
Dari dulunya juga Clinton mensupport Australia
100%. Apakah itu sedang di depan White House,
atau di WC-nya Monica... ;-) Bill Clinton
mensupport kemerdekaan Timtim? Wajar dong.
What else can he do? Kirim berita yg asik dong,
jangan kirim 'kenormalan alam' begini.

Bentar lagi bisa-bisa anda kirim: 'Daun-daun
di Kalimantan warnanya hijau...' (Lha, yang
bilang daun itu warnanya ungu metalik, ya siapa?).

>Wah . siap-siap-lah kita di Indonesia diperkosa lagi.

Kita di Indonesia? Ha, ha, ha...
Ada kata 'lagi'-nya pula.

>Mata uang Rupiah akan hancur seperti dulu.
>Boleh jadi menjadi kurs tukar:
> Rp 20 000  = US$ 1

Asik dong. Ini justru surga. Dan bukan
kiamat sama sekali. Masak sih kiamat kok
berulang-ulang. Kayak yoyo aja. ;-)

>Belum lagi, Bank Dunia pun akan men-stop
>bantuan uang pinjaman ke Indonesia. Titik.

Setuju. Berarti hutang tidak bertambah.
Aman. Ini asik bener, nih.

>Lebih ngeri lagi ... kelihatan-nya Indonesia
>mungkin akan PERANG melawan Australia
>dalam waktu dekat.  Ini semua demi mengaman-kan
>stok URANIUM yang bisa ditambang di tanah Tim-Tim,
>dan kandungan MINYAK yang ada di selat celah Tim-Tim.
>
>-- Patrick

Iya, ini ngeri. Bisa-bisa orang Melbourne,
Sydney, dan lain-lain nangis-nangis. Mau
ngungsi ke kutub selatan, dingin. Mau kencing
di celana, pesing baunya. Susah... ;-)

Hiii... ngeriii (and jijay pula).

Provokasinya, mungkin bisa dipertajam lagi.
Kalo perlu sekolah dulu. Di Banten Selatan tuh,
ada SD desa yang lumayan bagus, rasanya masih
menerima murid baru untuk kelas satunya.
Matrikulasinya kayaknya juga ada, kok.

;-)



Re: Better Red Than Expert...

1999-09-02 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Saut A H S:

...

>Pola ini memang masih terlihat di negara kita. Istilah di atas sebenarnya
>sama dengan KKN. So bagaimana kelanjutannya negara ini, tergantung pada
>sika kita pada era reformasi ini.

Yw: Soal Better Red Than Expert ini sebenernya bukan
soal KKN atau tidak. Bisa aja KKN, tapi bisa juga tidak.
Secara (manajemen) umum, ini merupakan dilema juragan
yg nggak pernah selesai-selesai...

Ilustrasi: Katakanlah, anda juragan pisang goreng yg paling
yahud se-Indonesia, terus butuh pegawai... Pegawai gimanakah
yg anda cari: apakah yg jago bin kapabel dalam goreng menggoreng
pisang dan menjualnya, atau yg loyal?

By definition, yg super loyal itu pasti nggak begitu jago
(otherwise, kalo emang beneran jago, dia nggak punya cukup
alasan utk super loyal). Demikian juga, by definition yg
super jago itu pasti nggak begitu loyal (otherwise, kalo
emang beneran sangat loyal, dia itu nggak super jago).

Many people end up having 'the bunch' (pegawai yg loyalnya
nggak seberapa, jagonya juga nggak seberapa).

Nah, akan halnya Mao (dan suharto? ;-), objektif dia adalah
melanggengkan kekuasaan, jadi dia condongnya ke yg super
loyal... The hell with capability and performance. ;-)

However, kelanggengan itu nyatanya tidak ada. Repot.

Di pihak lain, orang yg condongnya ke yg super jago,
many of them end up dipecundangi oleh anak buahnya itu.

That's life.

;-)



Better Red Than Expert...

1999-09-02 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Orang kuat China masa lalu, Mao Zedong, pernah membuat
blunder luar biasa yg mengakibatkan sekitar 30 juta
orang rakyat Cina kelaparan berat. Semboyannya (yg
jadi titik tolak keblunderan dia) adalah: "...better
red than expert..." (Kalo diterjemahin ke Bahasa
Inggris. Kalo Aslinya gimana, saya nggak tahu).

Jadi dia lebih memilih menempatkan orang yg
seideologi dg dia (red = merah = komunis), dari pada
orang yg kapabel di bidangnya. Ini memang tampaknya
seperti lucu, kalo orang meninjau apa yg sudah
terjadi; tapi kenyataannya, banyak orang (pimpinan)
masih juga menerapkan prinsip 'better red than
expert..' itu dalam menempatkan orang kepercayaannya
di posisi strategis. Contohnya di masa orde baru...
Posisi-posisi strategis seperti: bupati, gubernur,
menteri, direktur BUMN, dlsb. banyak yg prinsip
pendudukannya sesuai prinsip tsb. Tidak selalu, tapi
ada banyak. Untungnya sekarang jaman reformasi...
Eh, ini sudah untung atau belum, bisa dibahas lagi...

Sebagai kontras dg Mao (Zedong) adalah Deng (Xiaoping).
Mao berhasil mengantarkan Cina ke kelaparan berat,
yg menelan 30 juta rakyat, Deng berhasil mengantarkan
Cina ke kemajuan yg luar biasa... Ucapan Deng yg terkenal
(karena sering diulang-ulang, sebagaimana memasyarakatkan
olahraga dan mengolahragakan masyarakat) adalah:
(Diterjemahkan ke Bhs Inggris): "... It doesn't matter
if the cat is black or white,... What matter is how
well it catches mice..." ('Gak jadi masalah apakah
si kucing itu berwarna hitam atau putih, Yg penting
adalah sebaik apa dia menangkap tikus-tikus...)

Kita ini sekarang cenderung kemana?

Apakah masih kental dg unsur 'ideologi', atau mulai
nggak pilih-pilih kucing?

Pemilihan presiden sebentar lagi.

Yw.



Mana Ada yang Bisa Berhentikan Baramuli

1999-09-02 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Di tengah situasi yg seperti sekarang, masih ada juga
yg mengeluarkan statement yg asik punya seperti di bawah. ;-)
Heibat, heibat... ;-)

Yw.



Jumat, 3 September 1999
Baramuli: Mana Ada yang Bisa Berhentikan Baramuli

Jakarta, Kompas
Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA) yang juga anggota Komisi Nasional Hak
Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Arnold Baramuli, menegaskan, dirinya tidak
berniat mengundurkan diri dari Komnas HAM. Dalam peraturan Komnas HAM,
tidak ada kewajiban kepada anggota Komnas HAM untuk hadir setiap hari di
Komnas HAM. Bahkan Baramuli pun sesumbar, "Mana ada yang bisa
memberhentikan Baramuli."Hal itu disampaikan AA Baramuli usai bertemu
dengan anggota penasihat Komnas HAM Miriam Budiarjo, Sekjen Komnas HAM
Clementino dos Reis Amaral dan Wakil Ketua II Komnas HAM Bambang W
Soeharto, Kamis (2/9) sore, di Komnas HAM, Jakarta.

... ;-)



SU Diundur DESEMBER, Saudara-saudara ;-)

1999-08-31 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Setelah kurang sukses berusaha mencuri kursi
(buat parte gurem, etc), KPU menyatakan bahwa
1 Oktober DPR/MPR baru bisa dilantik; dan
oleh karena itu Sidang Umum mau dibikin
bulan DESEMBER...

Nah, sementara bulannya udah jelas disebutkan.
Tahunnya belum disebutkan! Jangan-jangan 2003,
sesuai arahan suharto (menjelang lengser).

Yw.



Penyelidikan Suharto Diumumkan

1999-08-23 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Kabar dari Mentri Muladi, penyelidikan suharto akan
diumumkan hari Kamis pada kesempatan rapat kabinet
(oleh Jaksa Agung kepada seluruh anggota kabinet).
Kemungkinan (a bit later) presiden akan membuat
suatu keputusan perihal itu. Ini bisa jadi awal dari
suatu gonjang-ganjing baru, padahal ganjing Bank
Bali aja belum beres.

Walaupun sebenarnya ganjing itu kadang-kadang kelihatan
lucu, seperti misalnya: ganjing pudel; atau galak
(ganjing herder). ;-)

Yw.



Sulapan Duit Rp 546 Milyar ;-)

1999-08-18 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Info dari BI: duit Rp 546M yg ilang dari Bank Bali,
bisa muncul lagi (dikembaliin) begitu saja dari
kegelapan malam (entah dari mana asalnya). Tukang
sulap Indonesia rupanya masih piawai juga. ;-)

Apakah dg kembalinya uang, urusan jadi clear?

Ibarat kata, ada maling, nggondol jemuran dan baju-
baju anda. Pendeknya semua celana dalem digondol.
Lalu ketahuan. Buru-buru deh si maling kembaliin
semua colongannya. Utuh, seperti sedia kala. Nggak
bertambah satu lubang pun (asumsi: celana dalam yg
dicolong itu satu dua ada yg bolong, ha, ha,...).

Apakah dg telah kembalinya jemuran anda, peristiwa
maling mencuri jemuran itu (secara hukum) sudah
otomatis gugur (nggak jadi perkara lagi)?

Wah, kalo gitu caranya, ngeri amat nih negara Indonesia.
Soalnya orang-orang terus akan sesumbar: mari maling
rame-rame, kalo ketahuan, kembaliin aja: urusan
beres. Kalo nggak ketahuan... kaya... Gawat. :-(

Apakah nggak terpikir (oleh para penegak hukum)
betapa isisnya si pemilik pada saat celana dalam
belum dikembalikan (mungkin kembung atau masuk
angin pula. ;-)

Mudah-mudahan saya salah, dan hukum kali ini
bener-bener berfungsi. Mudah-mudahan hukum
masih ada. ;-)

Yw.



Re: Otonomi : Diskusi Bersama

1999-08-08 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

...

>Teman2 sumber yang saya kirimkan sebelumnya- milik tim Otonomi KM ITB.
>Terimakasih atas berbagai respon (sangat banyak dan diluar dugaan saya)yg
>masuk ke saya melalui japri maupun jalur umum. Bagi yang tidak berminat,
>mohon maaf dan silahkan delete saja.

...

Yw: Ini usul saya (buat PTN yg mau otonom); atau boleh dikatakan
pertanyaan. Apakah tidak mungkin di PTN itu ada sedikit
diferensiasi? Sekarang ini, banyak orang masuknya UMPTN (S1),
atau seleksi PTN itu (S2/S3/Diploma) di saat yg tertentu
setahun cuma sekali (eh, bener enggak?). Ini saya ambil saja
kasus yg S1: yg UMPTN itu kan seterusnya di-SPP-i seragam...
Bagaimana seandainya, ada penerimaan di luar UMPTN.

Misalnya: di samping lewat UMPTN, ada lagi penerimaan susulan,
di semester genap misalnya. Nah, yg diterima di semester itu,
di samping SPP, dikenakan biaya sumbangan pendidikan seperti
yg lazim di PTS (misalnya: Unpar, yg dulu saya tahu). Dg adanya
sumbangan ini, biaya pendidikan di PTN itu memang jadi mahal
bagi kalangan tertentu (yg tidak lolos UMPTN tapi sebenernya mampu,
atau tidak memenuhi syarat utk ikut UMPTN karena misalnya ijazah
SMU-nya sudah berumur 10 th, dsb.), tapi masih lebih murah dari
sekolah ke LN. Rasanya kalangan 'orang kaya' banyak yg mau mbayar
mahal utk masuk ITB. Iya nggak? Wong utk masuk PTS/PTS yg notabene
nggak se 'wah' UI atau ITB, orang banyak yg mau membayar mahal...
Bisa juga yg masuk bukan anak orang kaya, tapi misalnya: putra
daerah (bersponsor tentunya, dan sponsornya adalah pemda-nya.
Harusnya kalo perimbangan keuangan pusat-daerah bener, pemda akan
mampu melakukan hal tsb).

Segini dulu aja deh...



Fw: BJ Habibie Kemalingan

1999-08-03 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Dari Jakarta Post:

...

Cleaner faces jail for stealing Habibie's pens

JAKARTA (JP): A prosecutor asked the Central Jakarta District Court on
Tuesday to sentence a cleaning service man posted at the Presidential
Palace to 14 months in jail for stealing 11 of President B.J. Habibie's pens.

...

Komentar: Wah, kalo presiden aja sampe kemalingan 11 kali gitu,
  apalagi manusia... ;-) Jadi kalo rakyat kemalingan
  baru sekitar 9 atau 10 kali,... masih wajar. ;-)



Pemilu Tuntas, Tas, Tas ;-)

1999-08-02 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Berdasarkan kabar terkini (terkini teh naon, nggak tahu juga)
yg barusan saya terima:

Habibie telah mensahkan hasil pemilu, kurang lebihnya dia bilang
(di istana tentunya, kalo di angkot kan nggak mungkin ;-):

" Saya nyatakan hasil pemilu yg dilaporkan 26 juli sah.
  Tahap berikutnya sekarang dapat dilaksanakan sesuai rencana.
  Sebagai presiden yg tanggung jawab pemilu, saya tidak ingin
  tahap berikutnya tertunda-tunda... dst. "

Demikian diumumkan pada pertemuan dg para pemimpin parpol
(yg dapet kursi tentunya; kalo yg nggak dapet,... ya, apakah
itu parpol? kan masih meragukan).

Yw.



Re: (Tawuran) : STOP PEMAKAIAN SERAGAM SEKOLAH !!

1999-07-28 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

>On Thu, 29 Jul 1999, Yusuf-Wibisono wrote:
>
>|o|Di kota-kota lain juga (yg tdk seaneh Ambon dan Jkt)
>|o|kayaknya juga pelajar jarang banget tawuran.
>|o|Nah, kalo dari (fakta) ini bisa timbul pertanyaan:
>|o|sebetulnya ada apa dg anak-anak Jakarta?
>
>Anak jakarta kan tinggalnya di Ibukota ;-)

Yw: Tinggalnya di ibukota? Kelelerannya di sekitar ibukota
gitu maksudnya? (Soalnya tinggalnya banyakan di Bekasi,
Depok, Tangerang, dan daerah-daerah kumuh lainnya...
He, he, he... jangan ada yg tersinggung. It was a joke ;-).

>Sewaktu saya masih jadi pelajar, adanya satu persamaan (pola) kalau ada
>tawuran:
>+ Sekolahnya itu2 saja yg berantem

Yw: Utk mencegahnya, nama sekolah mungkin bisa diubah sebulan sekali. ;-)

>+ Tempat kejadian biasanya dekat dgn terminal atau tempat pertemuan bis
>lainya.

Yw: Di bis mungkin perlu ada tambahan tulisan: sesama bis, dilarang
saling bertemu! (Pasti semua kalang kabut ;-).

>Solusi (menurut saya):
>+ Pindahkan lokasi sekolah yg sering bermasalah

Yw: Usul: ke Timika atau Merauke!

>+ Tingkatkan 'mutu' dari sekolah yg bermasalah (inisiatip dari intern
>sekolah itu sendiri)

Yw: Peningkatan mutu yg gampang: muridnya jangan yg lulusan SMP, tapi
kalo bisa Sarjana, Master, atau Doktor lulusan Amerika!
(Kalo ada yg nanya: ngapain juga sarjana, master, doktor, lulusan
amerika masuk SMU lagi. Jawabannya ya itu tadi: utk mencegah tawuran!).

>Salam,
>Alex

Yw: Salam. Catatan: kalo saya nulis plesetan ke sana kemari kayak gini,
itu artinya saya serius (sedangkan kalo saya nulis serius, itu
artinya saya nulis asal-asalan ;-).



Re: Indonesia: negara hukum vs negara sayur

1999-07-28 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

>Rekan-rekan permias@ yth.,
>
>Sudah lama saya tergelitik dengan pemikiran seperti judul posting ini, yaitu:
>
>Indonesia: negara hukum vs. negara sayur?
>
>Maksudnya, adalah sama sekali salah kalau banyak pejabat, pakar, dan
>sebagian banyak orang selalu menyebut bahwa Indonesia adalah negara
>'hukum'. Mereka menyebut itu dengan bangganya, dengan gagahnya, dan bahkan,
>dengan arogannya.

Yw: Bukan arogan... Emang udah bawaan dari kecil, kali? ;-)

>Apa buktinya kalau Indonesia adalah negara 'hukum'?

Yw: Menurut saya, sih: Indonesia itu negara hukum. Absolutely.

Tapi hukum rimba! (Ini mengutip komentar Pak Hartoyo Wignyo.).
Beberapa ciri-ciri ;-) hukum rimba.
- Yg kuat menang. (Ini udah pada tahu kali, ya?)
- Si raja rimba can change the rule of the game in the
  middle of the game. Ibarat olah raga, nih misalnya: pertandingan
  basket, tim satu, katakanlah tim B (atau supaya agak panjang tim
  BBD), main lawan tim si raja rimba. Nah,... setelah ketinggalan
  100-0, si raja rimba langsung aja merubah peraturan: yg 100
  buat gue, yg 0 lu ambil, deh...; dan
- Si raja rimba can change the game itself! Tadinya pertandingan
  basket, diubah jadi pertandingan pantomim! Kalo basket kan
  itungannya bola masuk ke jala. Yg paling banyak masukin, menang.
  Jadi si BBD udah dapet 100, dia yg calon menang; tapi begitu
  diubah jadi pertandingan pantomim... Kan nggak itungan masukin
  bola berapa kali. Yg menang ya siapa yg paling lucu gerakannya...
  Dan di dunia ini, siapa sih yg gerakannya lebih lucu dari
  si raja rimba? Lu ta'u deh, yg koruptor malah dilindungi...
  si pelapor korupsi malah diuber-uber sampe ke liang kubur,
  sambil dikatain pula: manusia apa monyet... Kalopun ada yg
  lebih lucu dari itu, ya paling kroninya yg begituan juga. ;-)

   Jadi: kalo dibilang bukan negara hukum, kayaknya kurang tepat. ;-)

>Apakah banyaknya penegak hukum doyan sogokan itu benar di negara 'hukum'?

Yw: Negara hukum rimba, ya oke aja. Apa aja oke, asal kuat. ;-)

Eh, tapi selain negara hukum rimba, Indonesia ini juga negara
hukum karma! Jadi ya, nggak usah kuatir... cepat atau lambat,
yg macem-macem ada balesannya juga. ;-)

>Apakah permainan uang di pengadilan itu benar di negara 'hukum'?

Yw: Jangankan main uang, main gundu pun jadi... ;-)

>Apakah KKN yang tidak pernah ditindak itu benar di negara 'hukum'?

Yw: Lho, siapa bilang tidak pernah ditindak? KKN itu selalu
ditindak, lho? Cuma masalahnya, seringkali yg menindak itu
lebih KKN dari yg ditindak... Jadi looping. ;-)

>Apakah menembak mati mahasiswa demonstrasi dibenarkan di negara 'hukum'?

Yw: Nah, kalo ini nggak bener!

Yg bener itu bukan dibenarkan, tapi dibenar-benarkan. ;-)

>Apakah banyaknya orang yang belum tentu salah di penjara itu benar di
>negara 'hukum'?

Yw: Ya, daripada nggak ada kerjaan (sipir penjaranya) barangkali? ;-)

>Dan masih banyak apakah.. apakah. yang lainnya.

Yw: Jangan banyak-banyak deh... Capek nulisnya. ;-)

>Lalu, kenapa kita begitu ngotot dan bangganya mengatakan bahwa negara kita
>adalah negara 'hukum' kalau ternyata sebagian besar urusan 'hukum' dicemari
>oleh rekayasa, manipulasi, penyelewengan, pelanggaran, dan sebangsanya yang
>buntut-buntutnya adalah 'ketidak adilan'?

Yw: Lah, ini baru kena ke pokok permasalahan! Kalo ada yg bilang
Indonesia negara hukum, itu tidak sangkalable (tidak bisa
disangkal). Pertanyaannya sekarang kita ubah: apakah Indonesia ini
negara adil?

Kalo negara hukum sih bisa aja negara hukum (hukum rimba dan
hukum karma). Tapi apakah negara adil?

Hukum dan keadilan itu, seperti anda mungkin sudah tahu persis,
dua hal yg berbeda banget.

Jadi fokusnya (kalo mau bener): tegakkan keadilan!
Bukan tegakkan hukum.

You know, kalo semua orang koar-koar:
tegakkan hukum, tegakkan hukum,... padahal kita tahu persis
hukum yg berlaku adalah hukum rimba... apa nggak cilaka kita.

>Apakah segala atribut 'negatif' tsb cukup layak untuk disandang oleh negara
>'hukum'? Menurut saya, sama sekali tidak. Karena upaya untuk mencegah dan
>menanggulangi segala hal 'negatif' tsb tidak pernah serius dipikirkan,
>apalagi dilakukan.

Yw: Keadilan maksudnya? Nah, kalo bicara keadilan, di dunia ini nggak
bisa 100%. Penuntasannya (sampe 100%) mungkin nanti setelah hari
kiamat. Tapi ya, setidaknya bisa mendekati ke arah sana, lah...

Kalo soal hukum, ya, percuma juga diomongin, kalo emang
keadilannya nggak kena.

>Saya cenderung untuk merubah saja negara Indonesia dari negara 'hukum'
>menjadi negara 'sayur'.

Yw: Wah, jangan dong. Ini sangat menyinggung perasaan.
Khususnya perasaan tukang sayur. ;-)

>Kenapa? Lihat saja, Indonesia kaya dengan segala
>sayuran yang bisa dimanfaatkan tidak saja untuk pelengkap makanan setiap
>harinya, namun juga bisa dipakai untuk obat-obatan (tradisional maupun
>modern). Kalau kita punya semangat dan motivasi menjadikan neg

Re: (Tawuran) : STOP PEMAKAIAN SERAGAM SEKOLAH !!

1999-07-28 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

...

>seingat saya. masalah seragam ini dah dibahas semenjak saya masih SMP,
>dimana sementara org yg tidak setuju adanya penghapusan seragam. dgn alasan
>mereka takut kalo bakalan ada 'perang fashion'..alias pamer kekayaan dan
>timbul masalah yg lebih banyak dan lbh rumit lagi.
>
>salam,
>mirza

Yw: Seingat saya, penyeragaman ini adalah bagian dari skenario besar
'penggalangan' orde baru. Dulunya kan seragam itu cuma berlaku
di tiap-tiap sekolah (bukan nasional), tapi dinilai (oleh orba),
hal spt itu 'terlalu memberi kebebasan' kepada masyarakat.
Dan ini kurang baik. Ya tahu sendirilah, emang dulu jamannya
begituan, kan. Jangan kate' anak sekola'an, orang-orang jualan
kakilime aje banyak yg diseramin... (biar pade' milih golkar
semue'nye, macem-macem, deh...). Saiki jamane' wis bedho, Mas...
Ojo gelem dipekso-pekso,... ;-)



Re: (Tawuran) : STOP PEMAKAIAN SERAGAM SEKOLAH !!

1999-07-28 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

...

>Dasar pemikiran saya hanyalah bahwa pelajar sekolah
>akan melakukan tawuran bila pada waktu mereka
>berangkat/pulang sekolah bertemu dengan siswa
>lainnya yang memakai baju " PUTIH ABU-ABU".

Yw: Dasar pemikiran saya (yg lagi ngawur): tawuran
pelajar itu terjadi karena adanya pelajar!
Nah, jadi (supaya makin ancur), utk mencegah
tawuran pelajar, di seluruh Indonesia ini tidak
boleh ada pelajar! Ha, ha, ha... pasti langsung
solve (urusan tawuran)(tapi timbul masalah lain
yg jauh lebih besar ;-).

Solusi kedua: kalo benar triggernya itu adalah
seragam putih abu-abu. Dirombak aja. Pelajar-
pelajar ganti seragam dg seragam marinir!
Ini juga akan menyelesaikan masalah tawuran
pelajar (tapi menimbulkan masalah lainnya yg
lebih besar, khususnya di kemiliteran banyak
orang yg jadi 'gerah' ;-).

>Coba bayangkan jika mereka ketemu di bioskop, toko
>buku, toko kue, warung tenda atau mall, jika mereka
>memakai pakaian bebas, pasti mereka tidak akan
>bertawuran. Iya kan ?

Yw: Belum tentu juga. Siapa tahu yg menjadi inceran
(para penawur) adalah 'segerombolan ABG lain yg
yg umurnya kira-kira sebaya, dan menurut mereka
bertingkah'. Bisa aja, kan? Kalo ternyata ini
masalahnya. Ya, biarpun seragamnya diganti koteka
sekalipun, tawuran akan tetap ada. Karena udah
jadi kodratnya kalo anak ABG (yg normal) itu seneng
bergerombol (otherwise disebut ABG stress berat),
dan kodratnya ABG itu cenderung bertingkah
(otherwise, kalo komat-kamit, jalannya gemeteran,
ngomongnya gemeteran, itu namanya kakek nenek
jompo).

Jadi (menurut saya): 'deregulasi' seragam itu
cuma bisa utk mengurangi, tapi tdk bisa utk
mencegah dan apalagi menghapuskan. Memang tdk
ada salahnya dicoba; tapi perlu juga diingat
usaha-usaha lain yg lebih sistematis dan efektif.

>Ide ini muncul setelah saya melihat kurang berhasilnya
>pihak yg berwenang meredam masalah Tawuran ini. Bahkan
>terkesan semakin menjadi-jadi. Hampir setiap hari !

Yw: Ya, itu sih di Jakarta doang barangkali.
Kalo di Ambon enggak, tuh. Di sana, yg tawuran malah
orang-orang tua-muda pokoknya semua... Apakah mungkin
penanganan tawuran ambon: semua orang Ambon disuruh
pake baju abu-abu putih?

Di kota-kota lain juga (yg tdk seaneh Ambon dan Jkt)
kayaknya juga pelajar jarang banget tawuran.
Nah, kalo dari (fakta) ini bisa timbul pertanyaan:
sebetulnya ada apa dg anak-anak Jakarta?

>Jangan tunggu korabn menjadi lebih banyak lagi.
>Jangan tunggu samapi adik/kakak/saudar/tetangga kita
>yang akan menjadi korabn berikutnya.
>
>Salam,
>bRidWaN

Yw: ;-)



Re: General = umum, bukan jendral, contoh : KJRI

1999-07-28 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

...

>pingin nimbrung nih
>
>kita tuh secara gak sadar banyak dicekokin istilah militer,
>(mungkin dulu dipikir supanya dwifungsi memasyarakat ??)
>
>KJRI : Konsulat Jendral Republik Indonesia
>(dilihat secara fakta mungkin bener sih, banyakan jendral kali di
>dalamnya)
>
>tapi harusnya kan Konsulat umum Republik Indonesia
>Kalau bhs inggrisnya : General Consulate.
>General di sini kan artinya umum, bukannya jendral
>
>misalnya lagi, Sekretaris Jendral, bukannya harusnya sekretaris umum ?
>Johnson Chandra

Yw: Lho, bukannya sama aja?
Bukannya jendral itu (pada hakikatnya) artinya sama juga dg umum?

Rasanya: di militer itu ada kecabangan, ada cabang artileri,
infanteri, kavaleri, dlsb. Nah, tapi sandangan kecabangan (khusus)
itu mentok di tingkat kolonel. Pernah dengar kan: ada Kolonel
Infanteri Xyz, Letnan Kolonel (CHB) Xyz, Kolonel Laut abc,
Kolonel (PNB) dsb, dsb. Setelah orang dari kolonel dapet bintang
(satu, dua, dsb), dia menjadi jendral. Karena Jendral itu artinya
umum juga, ybs tidak lagi menyandang kekhususan kecabangan.

Jadi nggak ada istilah Jendral Infanteri, Jendral Artileri, dsb.
Yg ada juga Jendral Angkatan Darat, Jendral Polisi, Jendral Marinir.
Jendral Angkatan Udara dinamai Marsekal, Jendral angkatan laut non
marinir dinamai Laksamana.

Padahal, Marsekal itu berasal dari kata yg tidak sama (artinya) dg
jendral. Kalo jendral itu artinya umum, marsekal itu apa, ya? Berasal
dari kata Marshall (spelling), yg artinya... apa, ya? Kira-kira
kemungkinan salah), kalo ada hubungan (jauh) dg marching (jalan?),
maka marshall itu ya artinya tukang mimpin jalan. Kalo Laksamana,
diterjemahkan dari admiral. Ini beda banget lagi dari jendral/umum
dan marshall/marsekal. Sedangkan arti mula-mula dari laksamana dan
admiral itu sendiri udah beda. Jadi terjemahan maksa. Admiral itu kan
(kayaknya) ada hubungan dg kata 'admire'. Iya nggak? Sedangkan
Laksamana, itu bentukan maksa dari kata majemuk: laksa-mana. Laksa
itu kan artinya banyak. Nah mana itu orang melayu jaman baheula
mungkin tahu artinya. Kalo saya gak tahu. Yg saya tahu, mana itu
kalimat tanya sejenis 'where'. Jadi laksa mana, adalah orang yg
kebanyakan nanya-nanya... Ha, ha, ha... maksa pisan. ;-)

;-)



Re: (Tawuran) : STOP PEMAKAIAN SERAGAM SEKOLAH !!

1999-07-26 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

...

>Bukannya engga mendukung biar tawuran perlajar bisa dikurangin ya,..
>cuman kalo menghimbau pelajar agar tidak usah memakai baju seragam itu
>bukannya menimbulkan masalah yang tambah ribet lagi, yaitu banyak
>siswa-siswi yang malah menggunakan kesempatan itu untuk memamerkan
>barang2 mereka...

Yw: Memamerkan barang2 mereka? Wah, nyerempet-nyerempet, nih. ;-)

Maksudnya nggak pake seragam itu terus diperbolehkan
pake baju lain, atau memang nggak boleh pake seragam dalam
arti terus bisa saingan dg Sophia Latjuba, Sarah Azhari,
Ineke, dll itu, sih? ;-)

Soal penggunaan kata barang, mungkin perlu diperjelas.
Eh, atau nggak perlu ding. Udah cukup jelas, kok. ;-)

>Justru dengan itu gap antara yang mampu dan kurang mampu terlihat lebih
>jelas kan..=)

Yw: Ya, nyamar dong kalo mau nggak keliatan. Atau paling enggak,
pake kacamata item. Jadi nggak begitu keliatan. ;-) Rasanya
orang-orang (kaya) (di Jkt) udah pada sadar utk tampil
lo profile (kecuali kalo nggak pingin selamet di jalanan).
Gap memang akan lebih kelihatan. Setuju. But is it a big deal?

>Bisa-bisa malah yang satu sekolah saling palak2an sendiri lagi =p
>Alasan pelajar memakai baju seragam itu dulu karena agar tidak ada
>perbedaan diantara mereka ...
>
>Salam,
>Inta

Yw: Pake seragam, nggak pake seragam, whateverlah...
Permasalahannya bukan di situ. Lha, yg tua-tua aja tawuran,
yg udah dikasih kepercayaan aja KKN'an mulu' gimana yg mudaan
disuruh tertib rapih-jali... ;-) Biang keroknya dulu diurus,
baru ngurusin 'anak-anak kecil'.



Pemilu Terlalu Cepat

1999-07-26 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

1. Pemilu '99 ini dinilai terlalu cepat berlangsung.
   Kecepatan ini terutama terjadi pada penghitungan
   suaranya. ;-) Karena demikian cepatnya pemilu itu,
   maka Presiden memutuskan untuk sedikit memperlambatnya.
   Caranya adalah dengan mengundur seminggu pengesahan
   hasil pemilu. Jelas sekali pengunduran itu tidak
   perlu dipermasalahkan lagi, dan merupakan sesuatu
   yang wajar. Terlalu cepat itu, kan tidak baik.

2. Adapun yang berpendapat bahwa pemilu ini lambat,
   khususnya pada penghitungan suaranya, mohon pendapatnya
   itu dipikirkan kembali baik-baik. Logikanya: kalo
   memang lambat, buat apa lagi pengesahannya diundur
   tujuh hari. Betul, tidak? Sehingga pendapat yang mengatakan
   pemilu itu penghitungannya lambat, tidak masuk akal, ;-)
   yang benar: pemilu itu penghitungannya terlalu cepat.

3. Kalau boleh usul, semestinya pengunduran itu
   jangan cuma tujuh hari. Itu sangat kurang sekali.
   Mungkin dapat dipertimbangkan pengunduran pengesahan
   itu selama tujuh minggu atau tujuh bulan. Sekalian.
   Diharapkan dengan pengunduran selama tujuh bulan itu,
   semua perangkat, komputer, berkas-berkas, dokumen,
   kotak suara, dan sebagainya, telah subur ditumbuhi
   oleh berbagai jenis jamur. Nah, pada saat itulah
   selain dilakukan pengesahan pemilu, sekaligus dilakukan
   peresmian panen raya jamur. Jadi ini sekaligus
   memberdayakan sektor agri bisnis, khususnya jamur. ;-)

Yw.



Aceh Kalang Kabut :-(

1999-07-26 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Republika:
Kontak Senjata di Aceh, 31 Tewas
Korban Termasuk Tengku Bantaqiah dan Istri



Yw: Saya baca 'kisah' Aceh di atas, menyedihkan bener. Terutama
yg menyedihkan adalah 'cara-cara Jakarta' berkaitan dg hal tsb.
Saya ringkas saja. Selengkapnya bisa ke Republika langsung.

...

Abdul Gani yang juga Ketua Yayasan Pembangunan Masyarakat Desa (Yadesa)
Aceh itu mengatakan insiden tersebut bukan kontak senjata. Ia menuturkan,
keterangan yang diperolehnya dari seorang warga yang lolos dari penembakan
itu menyebutkan bahwa 31 warga sipil yang tewas tersebut dieksekusi aparat
setelah diperintahkan baris berjajar.

...

Tapi, pihak TNI segera menepisnya. Di Jakarta, Kepala Pusat Penerangan
(Kapuspen) Hankam/TNI Mayjen Syamsul Ma'arif membantah bahwa aparat
melakukan penembakan setelah lebih dulu membariskan warga. Menurut Syamsul,
aparat melakukan pengejaran terhadap kelompok bersenjata yang melarikan
diri ke ladang ganja. ''Saya kira tidak benar bila aparat melakukan
penembakan seperti itu. Kami justru berhasil menemukan beberapa pucuk
senjata dari pengejaran itu,'' kata Syamsul tadi malam.

Yw: Ini beneran statement dari Ybs. atau plesetan yg diciptakan wartawan?
Kalo beneran, yah, sedih banget. Kok bisa-bisanya keluar sanggahan
dengan awalan: "Saya kira..." Ini sebetulnya urusan penting penegakan
hukum atau sesuatu yg bisa dikira-kira saja?

Kalo soal penting cuma dikira-kira doang, ya akhirnya jadi debat
kusir aja sekalian... Kalo ini plesetan wartawan, ya, kurang ajar.
Menipu kalayak. Mana yg bener, nih? Ta'uk.

Bantahan sebelumnya juga disampaikan Danrem Syarifuddin, yang menegaskan
tidak benar aparat keamanan telah dengan sengaja menembak warga sipil tidak
bersenjata. ''Informasi yang menyebutkan aparat menembak warga sipil itu
tidak benar. Saya rasa tidak mungkin aparat keamanan berbuat sekeji itu,''
tegasnya.

Yw: Yg tadi pake kira-kira, yg ini pake "Saya rasa..."
Gile masa melaporkan konfirmasi kejadian gitu pake berdasarkan
perasaan, dan bukan berdasarkan fakta dan bukti-bukti...
Sekali lagi: Ini emang ybs. yg ngomong gitu, atau ciptaan wartawan?

Secara rinci, Danrem Syarifuddin mengisahkan bahwa satuan PPRM dikirim ke
Beutong karena laporan intelijen menyebutkan di kawasan itu ada 100 pucuk
senjata api gelap dan ladang ganja. Untuk mencapai kawasan itu, satuan PPRM
harus berjalan kaki sekitar 12 jam, karena lokasinya bergunung.

Yw: Kasihan amat prajurit kecil. Utk sesuatu yg bukan urusannya
(secara pribadi atau pun kelompoknya), direwangi harus jalan 12 jam.
Terus kalo bener boss-bossnya di kota ceplas-ceplos berdasarkan
kira-kira dan perasaan doang,... makin kesian aja. Kalo bener
soal 'saya kira' dan 'saya rasa' itu ciptaan wartawan... Wah,
kebangetan juga wartawannya...

Udah dulu, deh. Capek.



True Story (?): Kisah Cinta Megawati

1999-07-25 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

From: Hendy Gandhi <[EMAIL PROTECTED]>

True Story: Kisah Cinta Megawati

Ini sebuah true story menyangkut calon presiden RI Megawati
Soekarnoputri 27 tahun yang lalu. Peristiwanya berawal dari iklan di
sebuah koran ibukota, pada akhir Juni 1972, yang berbunyi: Telah menikah
Hassan Gamal A.H. dengan Ny. Megawati Sukarnoputri pada tanggal 27 Juni
1972 di kota Sukabumi". Iklan itu serta merta memancing perhatian para
wartawan untuk memburu lebih lanjut. Maka dalam waktu pendek iklan kecil
itu mendadak menjadi berita besar yang sangat menggemparkan masyarakat
Indonesia waktu itu karena setiap hari berkembang selama sekitar dua
minggu. Menarik sekali membaca ulang isi koran-koran lama edisi akhir
Juni sampai Juli 1972. Jika Anda datang ke bagian dokumentasi Kompas
misalnya, Anda bisa mendapatkan file lengkap seri berita mengenai
perkawinan Mega yang menghebohkan itu.

Pendek cerita, pada hari yang disebutkan dalam iklan di atas, Megawati
menikah (kawin lari) di Sukabumi dengan pedagang yang mantan diplomat
Mesir bernama Hassan Gamal Ahmed Hassan. Pernikahan itu membuat berang
seluruh keluarga almarhum Bung Karno, termasuk ibunda tercinta Ny.
Fatmawati dan Guntur Soekarnoputra. Pertama, karena sampai hari itu
suami pertama Megawati, Letnan Udara I Surendra Supijarso yang mengalami
kecelakaan nahas ketika pesawatnya dinyatakan hilang di sekitar Biak
pada 22 Januari 1971, belum pernah secara resmi dinyatakan telah
meninggal dunia. Kedua, seluruh keluarga Bung Karno yang memang kenal
baik dengan Hassan Gamal, tahu betul kelakuan pedagang mantan diplomat
itu yang suka menipu.

Dengan dua alasan itu, seluruh keluarga Bung Karno bersatu padu bersama
pengacara Drs Sumadji, mengajukan gugatan untuk membatalkan pernikahan
itu. Perang argumen pun berlangsung sengit karena Hassan Gamal berusaha
keras mempertahankan keabsahan pernikahan. Di pihak lain, keluarga Bung
Karno juga pantang mundur. Kasus ini menghebohkan Indonesia, bahkan
banyak juga wartawan asing yang meliput. Hari demi hari koran-koran
melansir berita kasus ini, yang sudah tentu menjadi bacaan menarik
masyarakat.

Sampai-sampai ulama besar Prof Dr Hamka ikut bicara mengenai kasus itu.
Segala macam kisah diungkap suratkabar, termasuk asal mula perjumpaan
mereka. Termasuk juga cerita Hassan bahwa pada pagi hari pernikahan itu
Megawati datang ke Sarinah, di mana Hassan sudah menunggu. Dari sana
mereka berdua langsung pergi ke Sukabumi lalu menikah diam-diam di KUA
Sukabumi, dengan kadi H. Muhammad Cholil Fathurrohman.

Pendek cerita lagi, Pengadilan Tinggi Agama Istimewa Jakarta yang
memeriksa perkara gugatan itu, dengan hakim ketua KH M. Mochtar,
akhirnya mem-fasid-kan (membatalkan) pernikahan Hassan (35) dan Megawati
(25) di Sukabumi itu. Sebetulnya masih banyak yang belum terungkap oleh
pers mengenai peristiwa yang menghebohkan itu. Antara lain, apa saja
yang sempat dilakukan asyik-masyuk Hassan-Mega di peraduan setelah
pernikahan di Sukabumi?

Yang juga menarik adalah, sementara seluruh keluarga BK sibuk "perang
komentar" dengan Hassan Gamal lewat pers, si empunya perkara Megawati
memilih diam seribu basa. Tidak sepatah kata pun keluar dari mulutnya
tentang kasus yang menghebohkan itu. Mega memilih diam seribu basa,
persis sebagaimana sikap diamnya sebagai calon presiden RI sekarang ini.

Nah, siapa yang ingin membaca cerita-cerita lebih rinci mengenai true
story nostalgia cinta lama Mega, silakan buka-buka simpanan koran-koran
lama, khususnya edisi Juni-Juli 1972. Kalau tidak punya, Anda bisa coba
datang ke dokumentasi koran, ke Kompas, Suara Pembaruan (dulu Sinar
Harapan), Merdeka, Pikiran Rakyat, Kedaulatan Rakyat, atau Jawa Pos
misalnya. Kalau saya punya waktu, (tapi nggak janji deh), lain waktu
akan saya kutipkan cerita-cerita menarik dari file koran lama yang saya
punya.

;-)



When Habibie Met KPU ;-)

1999-07-25 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Habibie bentar lagi (jam 5 jadwalnya), akan
bertemu KPU Apa yg akan terjadi?

;-)



Kwik Soal Hutang

1999-07-25 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Kompas: Senin, 26 Juli 1999
Consultative Group on Indonesia dan Reformasi

ANALISIS KWIK KIAN GIE


SALAH satu fenomena yang kita rasakan dalam alam reformasi adalah bahwa
hampir segala sesuatu diperdebatkan secara terbuka. Soal apakah isi
perdebatannya berkualitas adalah urusan lain lagi.
Demikian juga dengan Consultative Group on Indonesia (CGI). Pada umumnya
pendapat yang dilontarkan oleh LSM dan beberapa partai politik adalah bahwa
tahun ini, pertemuan CGI-yang direncanakan beberapa hari lagi di
Paris-dibatalkan saja, diundur sampai pemerintah baru terbentuk. Mereka
khawatir uangnya akan dikorup seperti halnya dengan dana untuk Jaring
Pengaman Sosial (JPS).

Tulisan ini membahas utang luar negeri oleh pemerintah dari IGGI/CGI,
perannya untuk pembangunan, bebannya buat rakyat dan generasi mendatang,
serta betapa obsesi utang ternyata membuat nalar menjadi jungkir balik.
Kita perlu kembali pada pikiran-pikiran kuno, ortodoks, kalau itu memang
mencerminkan kebenaran.

Sejak Orde Baru di tahun 1966, masyarakat internasional yang dipimpin oleh
Bank Dunia telah memainkan peran sangat besar dalam pembangunan ekonomi
Indonesia. Tidak ada negara lain kecuali Indonesia yang setiap tahunnya
utang dari banyak negara secara sistematis dan terus menerus melalui badan
khusus seperti IGGI/CGI.

Berbeda dengan banyak ekonom lainnya, sejak sangat lama saya mengamati
utang luar negeri dengan perasaan cemas, paling tidak dengan mixed feeling.
Mengapa? Karena di satu pihak kita tentu berterima kasih atas bantuan
masyarakat internasional dalam anggaran kita, terutama anggaran
pembangunan. Tetapi sejak lama saya sangat risau bahwa apa pun yang
berlebihan pasti menimbulkan masalah, termasuk utang luar negeri yang sudah
mengambil proporsi jauh di atas kewajaran.

Bukan hanya jumlahnya yang memberatkan, tetapi beban pembayaran bunga dan
cicilan pokoknya sudah tidak tertahankan, sehingga terpaksa harus minta
penjadwalan kembali melalui Paris Club. Sangat mungkin hal itu terpaksa
harus diulangi lagi.

Namun nalar, pikiran menjadi sangat kacau. Kebenaran dianggap sebagai
pikiran kuno. Pikiran kacau dibela sebagai modern.


***
GBHN dan pemerintah selalu mengatakan bahwa utang luar negeri haruslah
hanya berperan sebagai pelengkap, tetapi tidak pernah mendefinisikan berapa
persen dari anggaran pembangunan tahunan yang masih dianggap sebagai
pelengkap. Dalam tahun anggaran 1988/ 1989, sebesar 80,86 persen dari
anggaran pembangunan didanai oleh utang dari IGGI/ CGI. Sejak tahun 1965,
andil utang luar negeri dalam anggaran pembangunan rata-rata berkisar di
atas 35 persen. Untuk tahun anggaran yang sedang berjalan, 100 persen dari
anggaran pembangunan sudah harus didanai oleh CGI, bahkan sebagian dari
anggaran rutin, karena tabungan pemerintah negatif. Arti kata "pelengkap"
sudah sangat terdistorsi. Pikiran sudah kacau.
Dalam GBHN dikatakan bahwa anggaran harus berimbang dan dinamis. Tetapi
dalam pelaksanaannya, berimbang diartikan sebagai defisit, asalkan
defisitnya ditutup oleh utang luar negeri dari IGGI/CGI. Ketika ditanya
mengapa anggaran yang terang-terangan defisit disebut berimbang, dijawab
bahwa angka paling bawah dari sebelah kiri dan sebelah kanan APBN sama.
Lho, kalau begitu caranya berpikir, tidak ada perusahaan yang memperoleh
laba atau merugi, karena per definisi angka paling bawah dari negara
perusahaan yang di sebelah kiri dan di sebelah kanan selalu sama.

Mungkin saya kuno dan tidak mengerti ekonomi makro. Wong anggaran
pemerintah kok disamakan dengan neraca perusahaan. Anehnya, setelah
penyusunan anggaran negara dimandori oleh IMF, hal yang sama disebut
"anggaran defisit".

Kata dinamis yang artinya anggaran dipakai sebagai instrumen pengendalian
pasang surutnya ekonomi, dalam kenyataannya anggaran dipacu harus naik
terus dari tahun ke tahun. Jumlah seluruh anggaran meningkat dan selalu
defisit. Lagi-lagi karena ada IGGI/CGI yang selalu siap mengerojok utang.
Dengan demikian APBN tidak pernah difungsikan sebagai instrumen untuk
mendinginkan ekonomi makro kalau ekonomi sedang memanas.


***
HAL-hal tersebut di atas tentu mengakibatkan pembayaran bunga dan cicilan
utang pokok semakin lama semakin merupakan bagian yang besar dalam anggaran
rutin kita. Ini beban berat buat seluruh bangsa, baik sekarang maupun buat
generasi mendatang.
Mengingat bahwa utang harus dibayar dalam valuta asing, neraca pembayaran
sangat terbebani, terutama transaksi berjalannya praktis selalu negatif.

Ketika tidak tertahankan lagi, pemerintah Indonesia terpaksa harus
melanggar prinsip yang lazim dalam ilmu ekonomi, yaitu bahwa utang
mempunyai self liquidating character. Artinya, utang harus dijaga dalam
batas-batas yang wajar, sehingga benar-benar meningkatkan produktivitas,
yang memungkinkan memperoleh nilai tambah untuk membayar utang itu kembali.

Utang yang dipacu sampai keterlaluan berlebihannya membuat perilaku
pemerintah menjadi sangat aneh. Utang tidak dibayar dari nilai tambah yang
dihasilkan oleh produktivitas utang itu sendiri, mel

Orang Baik Nambah Kawan, Nambah Musuh Orang Apa?

1999-07-25 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

...

Orang baik itu biasanya seneng nambah kawan. Makin lama
kawannya makin banyak. Hati senang. Eh, tapi ada orang yg
bukannya niat nambah kawan,... malah rekening-rekeningnya lima
mentri (yg notabene tadinya kawannya ybs) malah dibeberkan
di DPR... Jadi udah frontal banget, niatnya nambah musuh.
Manusia seperti apakah gerangan yg demikian itu...

;-)



Re: Tebak ye...

1999-07-21 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

>:-)
>
>Kucing apa yang baek...?
>Kalo bisa dijawab, ntar Maya kirim pic.
>ok

1. Jawaban politikus: kucing yang mewakili rakyat
2. Jawaban militer: kucing yang terampil, profesional, dan berdisiplin tinggi.
3. Jawaban profesor: kucing yang mampu memperoleh nilai A plus pada mata
   kuliah fisika kuantum dan makro ekonomi tingkat lanjut sekaligus.
4. Jawaban mahasiswa: kucing yang merawat tempat kosnya dg baik, dan
   bisa memasak indomi sendiri.
5. Jawaban dukun: kucing yang belum pernah nyantet kodok, gajah, ayam,
   tikus, suharto, dan ghalib. ;-)
6. Jawaban hackers: kucing yg bisa menelusup masuk pentagon atau nasa.

dst.

Yw.



Amien Rais Capreskan Gus Dur

1999-07-20 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Amien Rais Capreskan Gus Dur 
Reporter Nurul Hidayati 

detikcom, Jakarta. Ketua Umum PAN Amien Rais yang juga Capres partai
berlambang matahari itu mengatakan bahwa dia sepakat adanya presiden
alternatif di luar Megawati dan BJ Habibie, yakni KH Abdurrahman Wahid
alias Gus Dur. 

Pernyataan Amien yang tak terduga itu diungkapkan usai mengikuti seminar
membangun masa depan bangsa melalui pendekatan pengembangan kualitas ibu
dan anak di hotel Mulia Senayan, Selasa (20/7/1999) pukul 13.00 WIB. Konsep
yang ditawarkan untuk memuluskan Gus Dur adalah Poros Tengah, yakni
kelompok yang tidak mengumpul di kubu Megawati dan Habibie. 

Pernyataan itu tentu mengagetkan. Tapi bagi Amien biasa saja. Dan ketika
ditanya, bagaimana Anda sendiri, apakah tidak siap menjadi Presiden
sehingga harus menjagokan Gus Dur? "Saya tahu diri, sebab PAN cuma dapat
7,8 % suara, masa mau jadi presiden," kata Amien. 

Ketika dikonfirmasi bahwa sejumlah Parpol Islam mencalonkannya, Amien
mengaku tak tahu. Sebab, secara resmi ia belum dapat dukungan itu. Ketika
ditanya apakah dirinya tak siap, Amien mengatakan bahwa dirinya siap saja.
"Siap-sih siap tapi tahu diri. Siap dan hasil [pemilu] kan lain," katanya. 

Amien menggambarkan bahwa kalau dalam dunia karate, PAN itu masih sabuk
biru sedang PKB atau partai lain seperti PDI Perjuangan dan Golkar sabuk
hitam. Dan memang perolehan suara PAN (35 kursi) kalah dengan PKB (51 kursi). 

Konsep poros tengah yang dimaksud Amien adalah kumpulan parpol di luar PDI
Perjuangan dan Golkar. Misalnya PKB, PPP, PAN, PK, dan PBB bergabung, kata
Amien suaranya bisa melebihi PDI Perjuangan, yakni 164 : 159). Dan ini bisa
dijadikan modal untuk maju sendiri menggolkan Capres alternatif. Ia
melihat, elit politik non Golkar dan PDI Perjuangan mengarahnya ke Gus Dur. 

Di balik pernyataan itu, Amien buka rahasia bahwa dirinya pada Sabtu
(17/7/1999) pekan lalu memang sudah bertemu dengan Gus Dur di sela acara
Taman Siswa di Yogya. "Supaya jangan retak hanya karena persoalan Capres
yang telah banyak ditafsirkan sebegitu rupa sehingga berkesan kalangan
bawah saling berhadapan antara kubu Mega dan Habibie. Karena itu kita
sepakat untuk mencari presiden alternatif berbangsa untuk menanggulangin
keretakan bangsa." 

Gus Dur, katanya, sudah sepakat untuk menyusun kekuatan reformasi sejati
dan beberapa tokoh parpol juga sepakat adanya capres alternatif. Jangan
sampai mengelompok pada Mega dan Habibie saja. 

"Anak bangsa saat ini tak bisa diarah-arahkan hanya pada dua kubu, jadi
pertemuan antara dia dengan Gus Dur itu penting. Maka nantinya akan
mengundang teman yang lain untuk membicarakan kemungkinan yang lebih baik
untuk negeri ini." 

Dalam pertemuan itu, Gus Dur bilang dirinya tak bisa jadi orang kedua.
Menurut Amien, 'topi' Gus Dur topinya sudah banyak. "Dia guru bangsa, dia
pembaharu, dan dia wali dari kaum nahdliyyin. Kita akan menunggu reaksi
Mega terhadap adanya poros tengah ini," katanya. Yang jelas, Amien
mengatakan bahwa dirinya tidak ada bagi-bagi kekuasaan dengan Gus Dur. 

Hak Cipta © detikcom Digital Life 1999



Danpuspom JANJI berhenti menyidik Ghalib

1999-07-15 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Puspom segera hentikan penyidikan atas Ghalib

JAKARTA (Bisnis): Jaksa Agung nonaktif Andi M. Ghalib kemarin diperiksa
intensif oleh penyidik Puspom TNI selama sekitar 2,5 jam menyangkut kasus
suap, sementara Dan Puspom berjanji segera menghentikan penyidikan kasus
tersebut.
Kuasa hukum Andi M. Ghalib Hotma Sitompul mengatakan dalam proses
pemeriksaan tersebut Dan Puspom Mayjen TNI Djasrie Marin berjanji akan
menghentikan penyidikan kasus tersebut.


... Selengkapnya di Bisnis Indonesia.



Re: Detikcom: Perolehan Kursi DPR (Final)

1999-07-15 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

>From:   Yusuf-Wibisono [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
>Sent:   Wednesday, 14 July, 1999 23:29 PM
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject:Detikcom: Perolehan Kursi DPR (Final)
>
>==disetip==
>
>Note: Yg lain-lainnya gelar tiker ;-)
>(Nggak dapet kursi). Rada 'mengganggu' juga fakta di atas itu: yg
>cuma dicoblos kurang dari 1000 orang bisa dapet satu kursi...
>Efron:
>Salah ketik 'kali, Kang?

Yw: Iya kemungkinan demikian. Atau ada penjelasannya.
Cari-cari dari sumber lain, belum dapet. ;-)



Detikcom: Perolehan Kursi DPR (Final)

1999-07-15 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Perolehan Kursi DPR RI Pemilu 1999

No. Nama PartaiPerolehan Suara Kursi
11. PDI Perjuangan  35,689,073 154
33. Partai Golongan Karya   23,741,758 120
9.  Partai Persatuan Pembangunan11,329,905  59
35. Partai Kebangkitan Bangsa   13,336,982  51
15. Partai Amanat Nasional   7,528,956  35
22. Partai Bulan Bintang 1,940,633  13
24. Partai Keadilan  1,422,330   6
41. Partai Keadilan dan Persatuan1,065,686   6
14. Partai Demokrasi Kasih Bangsa  551   3
25. Partai Nahdlatul Umat  658   3
44. Partai Bhinneka Tunggal Ika354   3
32. Partai Demokrasi Indonesia 655   2
7.  Partai kebangkitan Umat300   1
10. Partai Syarikat Islam Indonesia376   1
26. PNI Front Marhaenis363.397   1
27. Partai IPKI327   1
30. PNI Massa Marhaen  346   1
34. Partai Persatuan   551   1
39. Partai Daulat Rakyat   430   1

Note: Yg lain-lainnya gelar tiker ;-)
  (Nggak dapet kursi). Rada 'mengganggu' juga fakta
  di atas itu: yg cuma dicoblos kurang dari 1000 orang
  bisa dapet satu kursi...

Keterangan:
Sumber: Panitia Pemilihan Indonesia (PPI)
Penghitungan kursi dibuat dengan memperhitungkan dua stembus accoord yang
diakui Komisi Pemilihan Umum (KPU). Diasumsikan kursi hasil stembus accoord
diperuntukan bagi partai yang memiliki sisa suara terbesar.
Stembus Accoord I : PUI, PKU, PPP, PSII 1905, Masyumi, PBB, PK dan PNU
Stembus Accoord II : PDKB, PBI dan PADI

;-)



Republika: Dongeng Pertamina (2)

1999-07-15 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Korupsi Pertamina dari Masa ke Masa (2) Banjir Dolar ke Keluarga Cendana

Istilah keceh lenga pernah melekat pada Pertamina. Istilah dalam bahasa
Jawa yang artinya bergelimang dengan minyak itu populer pada dua dasawarsa
silam, karena minyak Pertamina inilah andalan utama pendapatan pemerintah.

Dalam perkembangannya, Pertamina ternyata juga menjadi 'wilayah' yang keceh
duit. Tempat bergelimang uang. Karena dari Pertamina itu muncul ratusan
proyek yang nilainya sampai ratusan triliun rupiah. Dan siapa lagi yang
paling menikmati keceh duit-nya Pertamina kalau bukan keluarga Soeharto.

Pada 1983 misalnya, muncul Perta Oil Marketing dan Permindo Oil Trading --
dua perusahaan yang memonopoli ekspor-impor minyak. Perta Oil dimiliki
Pertamina sebanyak 35 persen, dan selebihnya yang 65 persen milik Tommy dan
kroninya. Sedangkan Permindo, Bambang Tri dan kroninya menggenggam 70
persen, baru selebihnya Pertamina.

Dua perusahaan yang lebih tepat disebut sebagai 'makelar minyak' itu meraup
30-35 sen dolar AS dari tiap barel minyak yang diperdagangkan. Padahal,
sampai tahun anggaran 1997/1998, kedua perusahaan itu menangani rata-rata
500 ribu barel per hari. Berarti, dalam setahun, Tommy dan Bambang dapat
menikmati komisi lebih dari 50 juta dolar AS.

Majalah Tempo (16 November 1998) menggambarkan keuntungan yang diraih
Permindo lebih rinci. Perusahaan yang dimiliki Grup Bakrie dan Bimantara
(milik Bambang Tri) itu tiap harinya dapat memasukkan keuntungan 200 ribu
dolar AS dari impor BBM saja. Ini belum termasuk jatah ekspor minyak 150
ribu barel per hari, yang mendatangkan keuntungan 150 ribu dolar AS tiap
harinya.

Jika diambil kurs rata-rata Rp 2.500 per dolar AS, berarti dalam sehari
Permindo bisa menyedot Rp 875 juta, seminggu Rp 6,1 miliar, dan sebulan Rp
183 miliar. Sejak 1983 uang sebanyak itu mengalir ke kantong Permindo
sampai perusahaan tersebut dipangkas pemerintah 1 Juli 1998 lalu.

Ironisnya, ibarat makelar tiket kereta api, keberadaan dua perusahaan itu
sebenarnya tidak diperlukan. Sebab, kata mantan Mentamben Subroto,
Pertamina sebenarnya dapat mengekspor minyak secara langsung, tanpa broker.
Artinya, perusahaan itu didirikan hanya untuk menggerogoti keuntungan
Pertamina.

Akibat adanya 'makelar minyak' itu kinerja Pertamina menjadi tidak efisien.
''Secara emosional, Permindo dan Perta itu mengganggu efisiensi manajemen
Pertamina,'' ujar Mentamben Kuntoro Mangkusubroto, suatu hari. Untunglah,
pemerintah pada Juli tahun lalu telah memangkas bisnis milik anak Soeharto
itu.

*** Seorang pengusaha pribumi punya kisah lain tentang bagaimana upaya
Soeharto mengikutkan anak-anaknya untuk 'mengisap' Pertamina. Suatu siang,
pada awal Pelita VI, ia menghadap sang Presiden. Didampingi beberapa
menteri terkait, ia menjelaskan konsep pengembangan migas nasional. ''Saat
saya memberi penjelasan, Pak Harto menyimak dengan mata sekali-sekali
tertutup dan manggut-manggut, seperti merasa bosan,'' ujar pengusaha itu.

Tetapi, begitu sampai pada penjelasan mengenai potensi sumber minyak yang
belum tereksplorasi, katanya, minat Soeharto langsung terbangun.
''Mendengar penjelasan tentang potensi sumber minyak yang besar itu, Pak
Harto langsung terbangun, dan tampak antusias menyambut penemuan itu,''
ujar pengusaha asal Bandung itu.

Dan, komentar Soeharto dapat diduga, ''Itu potensi yang besar dari kekayaan
bumi kita. Lebih baik, untuk mengolahnya, ajaklah pengusaha pribumi yang
sudah berpengalaman, seperti Bambang dan Tommy. Mereka sudah berpengalaman
di perminyakan,'' kenang sang pengusaha, menirukan ucapan Soeharto kala itu.

Sejak awal didirikan tahun 1968, Pertamina memang menjadi sarang
lintah-lintah minyak milik keluarga Cendana dan kroninya. Tak kurang dari
159 perusahaan milik anak, cucu, kerabat dekat, dan kroni mantan Presiden
Soeharto berlomba 'merampok' harta Pertamina.

Perta dan Permindo sekadar dua contoh. Di sektor hilir bisnis migas, masih
ada PT Panutan Selaras (milik Sigit) dan PT Giga Intrax (milik Tommy) --
keduanya memiliki konsesi khusus untuk menjual produk premix di Indonesia.
Selain itu, sejumlah perusahaan terkait keluarga Cendana juga 'main' di
bidang pelumas dan distribusi BBM.

Perusahaan milik keluarga Cendana juga tidak sedikit yang menangani bisnis
hulu yang dikenal berisiko tinggi. Untuk yang ini biasanya dengan
menggandeng (atau digandeng) investor asing. Baik Bambang Tri, Sigit,
Tutut, maupun Tommy, memiliki sejumlah wilayah pertambangan migas, baik
berbentuk Production Sharing Contract (PSC), Technical Asistance Contract
(TAC), maupun lainnya.

Pertamina pernah hampir bangkrut pada pertengahan 1970-an ketika mereka
terjerat utang luar negeri sebesar 10,5 miliar dolar AS. Tapi ternyata
angka tersebut kini belum apa-apa dibanding dana yang dihisap keluarga
Cendana dan kroninya di Pertamina.

Mantan kepala Dinas Divisi Pemasaran Luar Negeri Pertamina, Muhamad Zein,
menaksir nilai dolar AS kasus Ibnu Sutowo dulu hanyalah 10 persen dari
jumlah aset bisnis keluarga Cendana di Pertamina. Apal

Lucu Banget... (Warning: Rada Jorok ;-)

1999-07-14 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Republika: Dalam Budaya Jawa Wanita Jadi Presiden Sulit Diterima

JAKARTA -- Sekretaris Badan Litbang Agama Departemen Agama, Ahmad Syafi'i
MA, berpendapat masalah kepemimpinan perempuan di Indonesia sangat
berkaitan dengan budaya lokal di tanah air. Dalam budaya Jawa misalnya,
kata dia, peran politik perempuan masih sangat lemah, bahkan sangat sulit
diterima jika seorang perempuan menjadi pemimpin suatu wilayah, apalagi
pemimpin nasional.

Menurut Syafi'i, dalam wilayah publik di budaya Jawa, tidak pernah seorang
perempuan menjadi pemimpin. ''Secara realistis, sejak berabad lalu tidak
pernah seorang perempuan memimpin suatu wilayah di Jawa.''

...

Yw: Gile bener. Kalo budaya Jawa bilang gitu, emangnya kenapa?
Negaramu itu negara Indonesia atau negara Jawa?
Lagi pula: dalam budaya Jawa selama berabad-abad presiden
itu tidak pernah ada. Toh nyatanya sekarang ada...

;-)



Dongeng Pertamina

1999-07-14 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Republika: Korupsi Pertamina dari Masa ke Masa (1)

Ada ungkapan menarik yang pernah beredar dan sangat dipercayai masyarakat,
''Jika ingin cepat kaya, bekerjalah di Pertamina.''

Ungkapan yang muncul sejak 1970-an itu bukan saja karena ketika itu sedang
terjadi booming minyak yang mendatangkan devisa berlimpah-limpah. Tetapi,
dan ini yang lebih pas, bekerja di Pertamina, apalagi di posisi penting,
sangat terbuka peluang untuk melakukan kolusi dan korupsi.

Memang sudah bukan rahasia lagi bahwa dari didirikannya 10 Desember 1957
sampai sekarang, Pertamina menjadi sarang korupsi, kolusi dan nepotisme
(KKN). Ia bukan saja menjadi sapi perah keluarga Cendana dan kroninya, tapi
juga sarat 'lubang' yang menyebabkan kebocoran. Keuntungan yang semestinya
melimpah, akhirnya hanya didapati ampas-ampasnya saja. Bahkan tekor.

Saking buruknya BUMN ini sampai-sampai ada yang mengusulkan agar Pertamina
dibubarkan saja. Usul ini, kemarin, diulang lagi oleh Fuad. ''Selain tidak
efisien, Pertamina tidak memiliki kinerja yang bagus. Karena itu,
dibubarkan saja,'' katanya. Selama ini, lanjut Fuad, satu-satunya kebaikan
Pertamina hanyalah menyediakan BBM dengan harga yang sama di seluruh tanah
air. Kebaikan yang lain, tidak ada.

Bubar? Dulu Pertamina memang sempat hampir bubar karena bangkrut.
Gara-garanya, BUMN terkaya itu pada 1970-an terlibat utang yang maha besar:
10,5 miliar dolar AS. Pertamina saat itu tidak sanggup lagi membayar utang
sebesar itu hingga akhirnya pemerintah turun tangan sendiri. sekalipun saat
itu sebetulnya Pertamina sedang mandi uang karena booming minyak.

Saat itu Pertamina dipimpin oleh orang kepercayaan Soeharto, yakni Ibnu
Sutowo. Jenderal purnawirawan itu dipilih sebagai Direktur Utama Pertamina
yang pertama itu sembarangan dalam menentukan proyek. Sampai saat ini tidak
begitu jelas tujuan proyek-proyek raksasa yang dibikin Ibnu.

Pada awal 1970-an itu Ibnu punya gagasan yang ambisius. Gagasan itu
kemudian dituangkan dalam membangun proyek-proyek yang sebetulnya tak
berhubungan dengan Pertamina seperti proyek Krakatau Steel, pembelian kapal
dalam jumlah besar, proyek telekomunikasi, dan pertanian. Akhirnya semuanya
gagal. Amblaslah miliaran dolar yang notabene diperoleh dari utang.

Apakah Ibnu melakukan korupsi dari berbagai proyek itu? Tidak ada bukti
yang menyatakannya. Tapi seperti dikatakan Kartika Thahir (istri mendiang A
Thahir yang berebut harta haram di Singapura) komisi di pertamina adalah
hal yang biasa. Thahir adalah orang kepercayaan Ibnu yang dipercayakan
sebagai Direktur Keuangan Pertamina pada awal 1970-an.

Dan seperti ditulis Tempo edisi 17 Agustus 1991, Ibnu Sutowo kata Kartika
ikut juga kebagian komisi pada proyek yang dilaksanakan Pertamina pada
dekade 1970-an. Komisi itu diperoleh dari perusahaan Jerman dalam proyek
Krakatau Steel. Menurut Kartika, komisi yang masuk ke rekening Ibnu senilai
8 juta dolar AS.

Thahir sendiri hidup bergelimang uang. Dari komisi yang diperoleh, dia bisa
mempunyai tabungan 80 juta dolar AS (suatu jumlah yang sangat besar untuk
kondisi saat itu) di perbankan Singapura. Sayang 45 juta dolar sudah dibawa
kabur istri keduanya --yang tak lain adalah kartika-- tiga hari setelah
Thahir meninggal dunia pada 23 Juli 1976.

Sisanya yang 35 juta dolar berhasil ditarik pemerintah Indonesia pada 1992
setelah melalui peradilan sengit di Singapura. Peradilan yang makan waktu
sekitar 15 tahun --tepatnya sejak 6 Mei 1977-- itu memakan biaya tak
kurangd ari satu juta dolar. Karena saking lamanya peradilan, dana itu pun
sudah bunga berbunga menjadi 76 juta dolar.

Saat kasus Thahir itu banyak dibicarakan dan ditulis di berbagai media,
muncul bisik-bisik: kalau direktur keuangannya saja bisa 80 juta dolar,
berapa yang masuk ke kantong direktur utama?

Hanya saja yang pasti, sejak kasus kebangkrutan Pertamina itu terkuak, Ibnu
dipecat. ''Setelah langkah penertiban di Pertamina, Bapak Presiden
mengambil keputusan untuk mengganti direktur utama Pertamina. Pak Ibnu
Sutowo diganti Pak Piet haryono,'' kata mantan Wapres Sudharmono dalam
memoarnya yang berjudul Pengalaman Masa Pengabdian.

Dugaan ketika itu, Ibnu dipecat karena melakukan mismanajemen di
Pertaminan, serta karena ambisi politiknya. Namun, belakangan, kepada Time,
Ibnu mengaku ia dipecat bukan karena kedua alasan itu. ''Saya dipecat
karena tidak mau diajak 'bermain' oleh Soeharto,'' akunya.

Ketika itu, katanya, Soeharto memerintahkan Ibnu membangun trading company
kedua yang menangani pengiriman minyak mentah Indonesia ke Jepang. ''Saya
ingin kamu ambil 10 sen dolar dari tiap barel minyak yang diperdagangkan di
perusahaan yang baru itu,'' tutur Ibnu menirukan kata-kata Soeharto. Tapi,
ia menolak keinginan Soeharto. ''Saya kira dia sangat terkejut,'' kenang Ibnu.

Ibnu Sutowo yang kini berusia 84 tahun sudah hidup enak. Hotel Hilton
adalah salah satu jerih payahnya. Keluarga Ibnu juga pernah berkiprah di
perbankan dengan mendirikan Bank Pacific. tapi bank itu kemudian bangkrut
karena ulah anaknya sendiri,

  1   2   3   >