[teknologia] Re: Instal Linux 5 komputer (Re: Bisnis Linux..)
On 11/6/06, Made Wiryana [EMAIL PROTECTED] wrote: Sering kali tidak bisa karena konfigurasi user berbeda-beda. Ada yang file2nya juga disimpan di lokal :( Serius, standarisasi tidak demikian mudah di banyak tempat. Memang tidak mudah tapi bukan berarti tidak bisa :-). Di kampus sini, ketika nyolokin komputer ke koneksi kampus dhcp langsung dapat pilihan OS yg mau digunakan (sistem dan file tambahan yg diinstal akan tergantung user account kita). Untuk lingkungan dengan pemakai berjumlah sangat besar (katakanlah ribuan), memang tetap ada kemungkinan perlu beberapa konfigurasi yang berlainan, namun biasanya tetap dapat dikelompokkan. Setidaknya dalam satu kelompok tersebut terdapat sekian puluh/ratus komputer yang sama dan itu dapat disediakan satu image. Biasanya... yang minta beda justru divisi TI, mentang-mentang lebih tahu komputer dan dapat mengurus keperluannya sendiri (hehehe... ini pengalaman saya di abad lalu). Seperti di tempat Pak IMW, jangan-jangan mahasiswa yang melek komputer malah kurang suka dengan pendekatan sistem operasi disuapi oleh DHCP seperti itu. Barulah di atasnya manajemen mengeluarkan SOP, agar pengguna taat terhadap ketentuan standarisasi. ;-) -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [Tanya] Webstats untuk Multi Websites
On 11/8/06, Toto [EMAIL PROTECTED] wrote: Ndak kok kang,... saya pakai satu profile untuk beberapa situs bisa tuh... ;) Diperjelas: maksud Enda semua statistik ratusan situs itu *di dalam satu tampilan* (satu halaman deh, jika lebih spesifik lagi). -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Bisnis Linux
On 11/4/06, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote: Yes, good luck on this. (Maksud saya sarkasme lho. he he he.) It is easier said than done. Terlihat mudah, tapi nyatanya susah. (Kalau nggak susah, tentunya sekarang semua sudah pakai Linux.) Hehehe... itulah di Indonesia (dan barangkali di negara lain juga): teknologi yang sederhana pun sangat mungkin menjadi tidak sederhana di lapangan. Macam-macam penyebabnya, setidaknya faktor lingkungan yang berbeda (ini bukan teori dan praktikum lagi, Tuan!) dan skalabilitas. -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Instal Linux 5 komputer (Re: Bisnis Linux..)
On 11/2/06, Made Wiryana [EMAIL PROTECTED] wrote: Salah satu artikel bagus dulu ada di SUSE ketika mereka instalasi 3000 PC di kantor terpisah di seluruh Jerman, gimana proses instalasi tanpa ada engineer di tempat, dan termasuk proses management dan update/patch. Sudah dipindah ke Novell, hehehe... http://www.novell.com/news/press/archive/2001/suse_archive/smartclient.html -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Migrasi Linux desktop, masih menjual ? Re: [teknologia] Re: Bisnis Linux. Re: [teknologia] Re: Debian
On 11/3/06, Arie Reynaldi Z [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak.. dari tadi SUSE-SUSE mulu... jualan SUSE ya... xixixixixi.. Tapi sayang, yang bisa gitu cuma SUSE jerman doang.. coba SUSE ada juga disini.. dan di'jual' servicenya.. Kan sudah dipasang penafian (disclaimer) oleh beliau: orang Jerman itu bangga dengan produk dalam negeri dan sekarang Pak IMW sedang di Jerman, ya terbawa anginlah... (Di Total Indonesië Balikpapan dulu juga banyak staf domestik menyukai Peugeot dan konon katanya orang Prancis juga cinta produk dalam negeri.) Namun secara objektif saya juga melihat SuSE lebih menarik dalam menyajikan edisi komersial, setidaknya boks dan dukungan teknis hijau bunglon (atau kadal?) itu lebih sering saya jumpai di gerai-gerai dibanding si topi merah. Tapi.. apa bener 'Migrasi Linux' masih tetap menjual ? Di kantor saya, 3 tahun yang lalu udah di coba.. It worked.. tap.. secara SDM nya kurang kuat, stategi implementasi kurang pas (disadari setelah beberap bulan jalan) dan OpenOffice belum canggih2 amat.. akhirnya 1 tahun lebih pindah lagi ke M$, beli license .. gak masalah.. sing penting user senang.. :D Tapi server teuteup dipaksa pake linux. Tiga tahun lalu, lho... Sekarang kan Linux Desktop disebut lebih indehoi oleh Linus sendiri. OpenOffice juga sudah jauh lebih memadai dibanding zaman tersebut. Teman saya yang sudah menggunakan OO untuk menulis buku hanya mengeluhkan satu hal, yaitu konversi ke MS Word (karena penerbit meminta format tsb.) di bagian tabel. Dengan percaya diri dia berujar, Itu si MS Word saja kurang cerdas membaca format yang dihasilkan OO.. Hehehe... sekali-kali keras kepala! ;-) -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Migrasi Linux desktop, masih menjual ?
On 11/3/06, Rudi [EMAIL PROTECTED] wrote: pada nonton Editorial Media Indonesia gak tadi pagi ?, nih ulasannya http://www.media-indonesia.com/editorial.asp?id=2006110223432405 Oh, sudah baca (sekilas) di edisi cetak tadi pagi. Cinta produk dalam negeri? Pakai Linux dan sewa tenaga ahli perusahaan kami! Bagaimana? hehehe... ;-) -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Microsoft backs Novell Linux..
On 11/3/06, Arie Reynaldi Z [EMAIL PROTECTED] wrote: Harusnya.. akan banyak perubahan positif untuk Linux, seperti interoperability openoffice dan ms-office, ato ms-exchange di port ke suse.. seru tuh.. :) Tenang, tenang, frase di atas perlu diperbaiki agar menghormati kedaulatan kedua belah pihak: * perubahan positif untuk/dari Linux; * OpenOffice dan MS Word bukan urusan Linux, karena OO/MS Word dapat dibuat saling-mengenal di atas MS Windows; * mana yang lebih banyak diperlukan: MS Exchange di lingkungan pemakai Linux atau server mail yang gesit dan efisien di server keluarga Windows? *Yah, yah... saya hanya pemandu sorak! -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Bisnis Linux. Re: [teknologia] Re: Debian (Re: Jerman bisa, kita kapan?)
On 11/2/06, risiyanto budi [EMAIL PROTECTED] wrote: Bagi saya, perush yang bisa support linux ya berkontibusi nyata pada komunitas linux. seperti membuat distro (Ubuntu, BlankON) Membuat opensourse software (playsms, endonesia.com, ) Menyediakan mirror (padinet, cbn ) apa lagi ya bentuk kontribusi yg lain? Bagi yang lain: bekontribusi pada aktivitas mereka yang menggunakan Linux. Perusahaan Genteng yang menggunakan Linux tentu lebih perlu cara mengoptimalkan pemakaian Linux untuk produksi genteng mereka. Tidak harus punya distro Genteng/Linux atau perangkat lunak GentengC++. Tidak perlu peduli juga Linux yang digunakan diambil dari mirror manapun, kalau perlu datang dalam kemasan cakram optik. Mengapa? Kata direktur PT Genteng, Internet mahal, pak! Jalur telepon saja yang sejak kampanye tahun lalu dijanjikan masuk ke sini, sampai sekarang belum datang juga. -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Debian (Re: Jerman bisa, kita kapan?)
On 11/1/06, adi [EMAIL PROTECTED] wrote: justru karena minus support ini jadi timbul komentar-komentar miring: softwarenya sih gratis .. tapi supportnya mahal - jadi ya sama saja. mahalnya biaya support ini kan sudah merupakan konsekuensi logis dari miskinnya support akan linux. contohnya (misalnya) saya kalau dimintai bantuan support secara profesional ya mestinya mahal. karena (bagi saya) jadi terlalu banyak yang dipertaruhkan dan ini banyak karena memang saya tidak dedicated untuk kerjaan itu. kalau berat. mending tak bantuin saja, gratis :-) tapi jangan minta tanggung jawab macem-macem dari saya hi..hi.. Lah, Pak Adi ditanyai tentang cara menggunakan perintah ls, tentu jadi terlihat mahal dan sayang sumber daya. ;-) *sambil memancing salah satu anggota mailing list ini yang beberapa hari lalu mencari rujukan tentang helpdesk, hehehe... bagaimana dengan layanan helpdesk di lingkungan Linux? -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Jerman bisa, kita kapan?
On 11/1/06, Made Wiryana [EMAIL PROTECTED] wrote: Jadi jangankan Windows yang banyak komponen duit ke LN, lha pakai Linux saja masih dihitung berapa yang lari di dalam dan berapa yagn lari di luar. Dasar orang Jerman pelit. Ini seperti agak berkebalikan dengan Belanda: * Keluarga Windows banyak digunakan (promosi edisi bahasa Belanda, MSN laris manis, sampai salah satu penulis buku-buku Windows: Gandasoebrata); * distro Linux yang populer di toko: SuSE dan Mandrake/Mandriva. Slackware muncul hanya pada acara klub Linux. Ah, hanya perangkat lunak, kok! Begitu barangkali. Untuk urusan bunga tulip, baru mereka gusar jika pasarnya dicaplok Jerman. :-) -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Jerman bisa, kita kapan?
On 10/30/06, Trias Adijaya [EMAIL PROTECTED] wrote: Debian emang paling ampuh dan di Indonesia komunitas Debian spertinya lebih solid ini dilihat dari miror-nya yang sampe sekarang paling lengkap meskipun yang menggunakan engga kelihatan berapa banyak. herannya engga ada pernah kedengeran paling engga installfest ato konferensi. Dulu pernah mo coba nawari Debian buat migrasi tapi malah banyak pertanyaan dari User jadi ribet sendiri mending pake yang udah familiar dengan mereka aja deh hehe... engga hanya keras kepala aja, pengguna Debian Indonesia lebih seneng bikin mirror dan kerja sendiri2x.. :-) Mungkin memang Debian kurang cocok untuk acara instalfest yang tujuannya lebih ke arah, dalam sehari (atau kurang) Anda sudah mendapat Linux siap-pakai. Biarlah para pendatang di Debian berkutat dalam waktu yang lebih lama untuk sampai menyukai distro tsb. dan tidak diekspos seperti halnya di sebuah instalfest. Keras kepala juga sesekali ada baiknya, misalnya yang dilawan adalah propaganda dengan artileri kapital bertumpuk. Siapa tahu juga dengan mirror dalam negeri orang-orang Debian ingin sedikit membantu menghemat devisa lebarpita yang sering dibicarakan tersebut. Jika memang hanya bekerja sendiri, mengapa repot-repot menyediakan mirror? Atau yang dimaksud bekerja bersama itu selalu menghasilkan pemakai dalam jumlah banyak? Saya rasa bukan itu deh... Ada yang menyebut Debian hendak mati akibat sejumlah pertikaian internal akhir-akhir ini. Namun salah satu menyebut dengan lebih santai: dengan beranggota 1400-an (atau lebih?) pengembang, wajar saja sedang terjadi *turbulensi*. -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Wordpress MU
On 10/30/06, Kuncoro Wastuwibowo [EMAIL PROTECTED] wrote: Sekali lagi, tolong donk. Barangsiapa punya info tentang webhosting di Indonesia yang bisa diinstali Wordpress MultiUser, mohon informasikan ke saya. Untuk skala kecil aja kok, bukan mau bikin saingannya Wordpress.com. Ada baiknya disebutkan spesifikasi teknis yang diperlukan. Jika sama seperti WP (PHP dan MySql), semua tempat hosting komersial rasanya menyediakan. -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Jerman bisa, kita kapan?
On 10/29/06, boy avianto [EMAIL PROTECTED] wrote: Full steam ahead for Linux in Munich http://www.heise.de/english/newsticker/news/80071 Artikel yang menarik dan menantang =) Bagian ini penting: Nonetheless, Hoegner is skeptical that Munich will be able to serve as a model for other cities considering migrating to Linux. [...] politicians do not know enough about Open Source and are afraid of making a mistake, Hoegner complains. dan sebaliknya: jika para politisi lebih dulu yakin, para teknisi yang agak khawatir. ;-) -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: 2MB unlimited 150 ribu / bulan
On 10/27/06, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebenarnya ada kok mas, Fair Use Policy, jadi kita boleh - boleh saja mengutip sebagian (tapi bukan seluruhnya -- kayak excerpt gitu lah) dari sebuah artikel atau buku, tapi harus memberitahukan siapa sumber yang kita kutip. Nah kalau di Indonesia sih engga tau ada atau tidak hukum yang seperti ini. Kalau tidak ada, ya kapan mau berkembangnya :P Untuk Pedoman Umum seperti EYD -- menurut saya -- yang diperlukan semuanya. Tanggung jika hanya diambil sepotong-potong. Lagipula, bahan asalnya secara utuh kan keputusan pemerintah, jadi seharusnya milik publik. Tentang Fair Use Policy, saya kira sudah digunakan misalnya kita menulis situs Web dan mengutip sebagian dari tulisan yang didapat dari buku atau media massa. Sejauh ini baik-baik saja. :) -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: 2MB unlimited 150 ribu / bulan
On 10/22/06, ъєח [EMAIL PROTECTED] wrote: Soalnya di buku yg saya beli ada kutipan Sanksi Pelanggaran pasal 444 UU No. 7 1987 tentang Hak Cipta. Sudah gitu, masih ditambah dengan peringatan: Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari Penerbit. Prasangka baik: si penerbit main tambahkan saja ketentuan tersebut di bagian depan buku, tidak peduli [sumber] materi di dalamnya. Prasangka cenderung baik: ada bagian tertentu di buku tersebut yang ditulis oleh mereka sendiri (pengarang, penerbit?). Prasangka kurang baik: menakut-nakuti pembaca (hehehe...). -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: 2MB unlimited 150 ribu / bulan
On 10/21/06, ъєח [EMAIL PROTECTED] wrote: Buku EYD yg dimaksud judulnya apa? Saya punya Pedoman Umum Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan terbitan Grasindo. Kertasnya bukan kertas buram :) Betul. Edisi terakhir sudah dilengkapi dengan keterangan, dicermatkan pada Rapat Kerja Ke-30 Panitia Kerja Sama Kebahasaan di Tugu, 16--20 Desember 1990... Saya beli terbitan Yrama Widya, Rp 3.000,00, jadi dapat versi kertas buram. ;-) BTW, kalo disalin ke website apa gak dianggap melanggar HAK CIPTA? Menurut saya tidak, karena di buku Pedoman Umum... tersebut ditulis: Disalin dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, RI. Tidak ada keterangan apapun tentang hak cipta penerbit. Selain itu, dokumen tersebut merupakan keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah, jadi bebas disalin oleh publik. Hal serupa yang menguntungkan dari Senarai Padanan Istilah untuk istilah teknologi informasi yang dikeluarkan sebagai produk Inpres, sehingga materinya tidak terikat hak cipta. Seharusnya KBBI dapat dibuat seperti itu. Kalaupun produk berupa kamus tetap berhak cipta penyusunnya, terdapat versi senarai yang dikeluarkan sebagai produk pemerintah sehingga dapat digunakan oleh publik secara bebas. *hehehe... Diknas sudah puyeng dengan sekolah roboh dan ujian nasional, urusan seperti ini prioritas rendah. -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: 2MB unlimited 150 ribu / bulan
On 10/20/06, Made Wiryana [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya agak patah-hati dg KBBI. Pengalaman dg INPRES 02, banyak yang masih berkeberatan kalau diletakkan secara bebas di Web. Terus terang, saya juga agak pesimis, soalnya upaya untuk menurunkan harga edisi cetak saja belum terlihat. Rp 225-an ribu untuk kamus bahasa yang sedang perlu peminat termasuk mahal. Bahkan jika dibandingkan dengan kamus-kamus manca negara semacam keluarga Oxford atau Collins [1]. (Pak Budi komentar lagi: opo tumon?, hehehe...) Padahal KBBI adalah proyek nasional (?) dengan cap Diknas, seharusnya isi menjadi milik penduduk Indonesia. [1] Perbandingan di Toko Gunung Agung Bandung. -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: 2MB unlimited 150 ribu / bulan
On 10/20/06, Ariya Hidayat [EMAIL PROTECTED] wrote: Yang pertama: harus dibuat sendiri atau mendapatkan izin dari tim KBBI. Yang kedua: belum ada relawan yang bersedia mengetikkan dari edisi cetak. Misalkan dibantu teknologi, katakan OCR, apakah hasilnya tidak akan lebih cepat? Tentu saja masih dibutuhkan satu atau beberapa orang untuk operator dan koreksi. Untuk buku EYD ada rencana seperti itu. Mudah-mudahan ketemu OCR yang cukup andal membaca kertas buram buku EYD. ;-) -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: 2MB unlimited 150 ribu / bulan
On 10/20/06, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote: itulah. Kalau berbayar, ternyata yang di luar negeri lebih murah. (Opo tumon.) Sekarang alasan kita jadi sama, Pak Budi: soalnya tempat hosting saya berbayar dan saya merasa ongkos vs. layanan lebih enak di luar negeri. Alasan lainnya: saya belum sempat membuat perbandingan yang memadai antara dalam dan luar negeri. Ikutan ndompleng bandwidth dong. he he he. Kalau soal gratisan, saya nomor satu. Mata ini langsung ijo. hi hi hi. Inginnya sih gratis atau dibayari (ya, siapa bersedia? hehehe...). Cuma saya masih sering merasa tidak enak misalnya minta tambahan layanan ini dan itu atau jika diminta ikut bantu-bantu oprek server sedangkan kesempatan (dan kemampuan, hehehe...) saya sudah terbatas. Lebih tegas hitung-hitungan bisnis saja: saya sudah bayar, jadi punya hak untuk minta dilayani oleh penyedia tempat hosting. Tapi benar, jika memang ada sponsor sejati, saya ikutan bermata ijo deh... ;-) -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Tata tertib (Re: [teknologia] Re: 2MB...)
On 10/19/06, hendra - [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau gitu, intinya adalah bagaimana agar Indonesia ini bisa lebih memperkaya dari contentnya. Semua hal selain content (infrastruktur, dll) tetap penting, tapi jgn lupakan untuk memperkaya content. Bung Hendra, sebaiknya balasan untuk Teknologia ditulis di bawah pesan yang ditanggapi dan hapus bagian yang tidak penting. Demikian menurut konsensus dan tata tertib di sini. :-) Terima kasih. -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: 2MB unlimited 150 ribu / bulan
On 10/20/06, Made Wiryana [EMAIL PROTECTED] wrote: Cari kamus Bahasa Indonesia juga sulit, atau panduan EYD :-). Yang pertama: harus dibuat sendiri atau mendapatkan izin dari tim KBBI. Yang kedua: belum ada relawan yang bersedia mengetikkan dari edisi cetak. :( -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: 2MB unlimited 150 ribu / bulan
On 10/20/06, muhammad panji [EMAIL PROTECTED] wrote: Kontaknya TIM kbbi dimana ya pak? Menurut halaman pertama KBBI: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Penerbit: Balai Pustaka saya punya mimpi punya versi digital statistik Indonesia, kalau bisa per daerah, sumber utamanya tentunya data dari BPS dan BI. Betul, tentang Indonesia, banyak yang masih diperlukan atau diinginkan. Anggap saja ini tantangan bahwa masih banyak yang dapat ditekuni di negeri kita. Koneksi lambat dan mahal? Ingat bonus: nasi hangat, rendang pedas, sate kambing, dan kopi tubruk... ;-) -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: 2MB unlimited 150 ribu / bulan
On 10/20/06, baskara [EMAIL PROTECTED] wrote: btw. berapa persen penduduk yang sudah BUTUH Internet? Saya kalau lagi pulkam, nyaris tidak butuh komputer. Apalagi baca email. :-) Enakan ngobrol2, nongkrong, jalan2. hihihi. Betul, itu karena *seorang Jepang sedang berlibur ke Indonesia*. Saya juga ogah akses Internet jika sedang pulang kampung di Jember, lah makanan melimpah, minuman meruah... (walaupun tetap bawa notebook barangkali ada yang minta tolong SSH ke server di Bandung). Sebaliknya juga: kisah nyata teman dari Bandung yang menjenguk temannya di Delft. Rencana jalan-jalan menikmati pemandangan di Delft (duh, pemandangan apa di tengah musim hujan dan angin kencang?) urung begitu si tamu duduk di depan komputer. Gileee, kenceng amat! -- ya iya, perbandingan dengan Jalan Ganesha yang sepoi-sepoi bau kotoran burung. Jangan lupa, Bas, 5--10 tahun mendatang, perlu dipersiapkan dari sekarang. Telkom sudah pasang iklan koneksi (betul, baru iklan...) di pedesaan, Speedy sudah sampai kabupaten, ... Setidaknya -- mengutip pendapat Enda yang sedang dimusuhi Google -- harus duluan dapat peringkat di Google. Makin tua, makin di atas. Begitu ujar beliau. -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Rahasia Amerika Borong Nobel Sains
On 10/18/06, Youppie Arliansyah [EMAIL PROTECTED] wrote: Sistem penghargaan di masyarakat kita sepertinya lebih mengharapkan unsur terapan. Masyarakat kita lebih memberikan penghargaan terhadap seseorang ketika pengaruh orang tersebut lebih terasa bagi kelompok masyarakat kita. Contoh yang paling mudah, adalah penghargaan berupa kyai atau jagoan kampung. Dua penghargaan ini bertolak belakang, tapi memang dihargai oleh masyarakat. Sampai batas-batas tertentu, menurut saya hal tersebut positif, dalam arti tidak perlu dianggap sebagai kesalahan yang harus dihapus. Banyak orang di Indonesia berpendapat bahwa kita sudah punya banyak teori, namun sangat sedikit yang dipraktikkan. Dalam hal tersebut, penghargaan yang bersifat aktivitas praktis di Indonesia seperti Kalpataru, lebih membuat orang (terutama di sekitarnya) bersemangat, walaupun barangkali belum menyentuh penyebab utama persoalan itu sendiri. Wajarlah: sebagian berusaha menekuni sisi yang lebih elementer, sisi lainnya aktif bergerak pada penerapan. Kyai di tengah masyarakat tadi, jika dia berada pada jalur yang benar, sangat mungkin lebih efektif dalam memotivasi masyarakat dibanding pemikir sosial atau kyai lain yang baru berbicara di tengah kerumunan penonton (bukan masyarakatnya). Tapi memang masyarakat kita secara umum sepertinya lebih sulit menghargai hal-hal yang bersifat tidak langsung mengena pada diri mereka. Mengapa? Lumrah saja: jika kita basah karena kehujanan, tentu sangat sedikit yang berpikir bahwa angin telah mengumpulkan awan dan setelah melewati jumlah tertentu menjadi hujan. Kita cukup menjawab praktis: saya kehujanan. -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: 2MB unlimited 150 ribu / bulan
On 10/19/06, Made Wiryana [EMAIL PROTECTED] wrote: On 10/17/06, hendra - [EMAIL PROTECTED] wrote: Gimana kalau kita balik. Jadi yg mengucapkan ini adalah orang luar negeri: Lah, yg namanya di depan internet, ya ingin cita rasa internasional dong. Kita kunjungi situs2 luar negeri, contohnya Jawa Pos, Kompas, Republika, dll.. :D Boleh banyak yg ndak suka detik.com (disain lah, ini lah itu lah), tapi buat yg di LN merupakan situs Indonesia yg sering diakses. Bahkan ada situs asing, yg rajin menerjemahkan berita di detik.com ke bahasa Inggris. Nah, sudah dijawab. Teman-teman saya di Groningen, Belanda, dulu, punya acara rutin: setiap malam Minggu menonton wayang orang atau Srimulat (?) dari Indosiar. Saya belum tahu tempat hosting kedua acara tersebut, namun jika di Indonesia, kita ajak saja banyak-banyak perantau di manca negara melihat acara tersebut, sehingga pemakaian lebarpita dari dalam negeri tersedot banyak ke luar dan kita surplus. Saya juga beberapa kali menyarankan penyedia situs Web di dalam negeri menyediakan informasi hal-hal yang di dalam negeri dianggap mudah dicari, tapi menjadi berharga di luar negeri. Ada teman di fakultas hukum di luar negeri perlu materi GBHN, tak ketemu juga dicari yang lengkap di situs Web. Akhirnya terpaksa titip minta dibawakan dari Indonesia, yang di sini beronggokan di lapak penjual buku bekas. Konteks pernyataan saya sebelumnya memang untuk kita yang tinggal di dalam negeri, Indonesia, dan memiliki keterbatasan belum sanggup jalan-jalan ke New York, Rio, dan Tokyo... (... jangan sampai tua sebelum waktunya, dendang Sheila Majid). Dulu katanya ada yg semangat bikin saingan detik.com dari sisi layout dsb, tapi koq ndak kedengaran lagi Belum ketemu investor, barangkali ;-) -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Rahasia Amerika Borong Nobel Sains
On 10/18/06, Edo Caligula [EMAIL PROTECTED] wrote: Artikel yg menarik: http://www.kompas.com/kompas-cetak/0610/18/utama/3040559.htm ..Anggota Komite Nobel Kimia, Anders Liljas, memberi penjelasan bahwa keputusan menganugerahi Kornberg Hadiah Nobel Kimia 2006 merupakan contoh dari apa yang yang ia sebut kelebihan AS dibandingkan dengan negara lainnya di dunia. Sebab, Kornberg bisa melakukan riset ilmiahnya selama satu dasawarsa tanpa didesak menerbitkan penemuannya sesegera mungkin. Di Indonesia juga mungkin seperti itu. Tentu saja dalam kadar yang berbeda: pelakunya harus berpuasa, mengurangi banyak keinginan, dan berani melawan kelaziman. Apakah akan juga menghasilkan nobel? Barangkali... misalnya nobel sastra atau perdamaian. Laboratorium sosial kita masih memungkinkan menghasilkan gagasan cemerlang. -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: 2MB unlimited 150 ribu / bulan
On 10/16/06, risiyanto budi [EMAIL PROTECTED] wrote: Wah betul itu! Kenapa Internet mahal, karena Internet itu dimata kita (saya juga) adalah google, yahoo, wikipedia, msn, cnn, etc. PAdahal detik.com, groups.or.id, jawapos.co.id itu internet juga. Lah, namanya di depan Internet, ya ingin cita rasa internasional dong. Masak orang lain sudah keliling dunia dengan pesawat jet, kami yang belum punya kesempatan itu masih juga disindir hanya gara-gara ingin mencicipi teknologi di Google atau berandai-andai dengan Yahoo! Travel? :p Jawa Pos, Kompas, atau Republika? Baca saja koran di meja ruang tamu kantor, lebih nyaman dan tambah seru jika para komentator berkumpul. -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Bank Mandiri Bermasalah?
On 10/14/06, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote: Tentu saja mereka tidak akan menceritakan masalahnya :D Yang saya ingin tahu justru cerita dari bawah (kalau ada). -- budi Di Google hanya muncul hasil pencarian dari Jakarta Post, Customers of state Bank Mandiri became unwilling members of a cashless society on ... experienced an error that disrupted ATM and bank services nationwide. Selanjutnya, URL Jakarta Post yang benar-benar parah: yang muncul malah artikel lain dan cache Google pun berhasil mereka tipu. Hebat! -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: bisa gak sih 1 parabola untuk 2 siaran berbeda?
On 7/20/06, The_Eye_In_The_Sky [EMAIL PROTECTED] wrote: kalau kedua siaran televisi itu ada di satellite yang sama dan punya polarisasi yang sama ya tinggal kabelnya di-split ke dua receiver berbeda. Jika tidak salah, cara ini yang mulai ramai di pedesaan. Waktu saya mudik beberapa hari lalu, di kampung saya sedang marak dan dikelola secara profesional: ada tagihan berdasarkan kanal yang dipilih, layanan konsumen, sampai dengan pembangunan infrastruktur. Seperti halnya era interkom dulu, sekarang ada pembangunan jalur kabel ke mana-mana. Termasuk yang membuat saya heran: kabel-kabel tersebut dengan bebas dibentangkan di atas jalan umum. Jika musim layang-layang tiba, televisi kabel tersebut sering terganggu: benang-benang yang dilumuri serpihan kaca tersebut memangsa kabel. -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Internet Di Indonesia mau kemana ?
On 6/7/06, Affan Basalamah [EMAIL PROTECTED] wrote: 4. Kontent spt apa yang bisa membuat orang banyak menggunakan internet yang pada akhirnya bisa menurunkan harga internet. Portal gabungan antara Gmail, Friendster, Blogspot dan Kaskus yang ukurannya masif dan scale utk 240 juta orang Indonesia yg dihost di Indonesia sendiri, sehingga konsumsi bw Int'l akan turun dan orang gak perlu akses Internet ke luar. O ya, juga harus ada VoIP yg bisa dipake nelpon gratis ke semua provider GSM/CDMA dari PC atau PDA. Apa benar lebarpita internasional ini begitu signifikan dalam urusan ongkos Internet di Indonesia? Bukan saya tidak percaya, namun -- agak melankolis -- kalau akses Internasional masih juga disumbat-sumbat, alangkah malangnya nasib orang-orang seperti saya yang ke luar negeri tidak punya modal, mau menikmati sedikit dugem akses internasional ikut sulit juga... Hehehe... kami tidak berangkat ke Silicon Valley, Mumbay, atau Shanghai, jadi berilah kami sedikit cita rasa lewat Internet! -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Persamaan Helmholtz pecah di Tangan Dosen ITB
On 5/21/06, Widi Pradnyana [EMAIL PROTECTED] wrote: sebenarnya di indonesia sudah banyak sekali yang bekerja keras, tapi yang menghormati kerja-kerasnya masih lebih banyak di barat, so, they move there Kalau begitu: kita saja yang mulai menghormati kerja keras, asyik kan? Lagipula, dikotomi Barat dan sini sebenarnya sudah mulai mencair akhir-akhir ini. -- amal X-Google-Language: INDONESIAN,ASCII-7-bit Received: by 10.54.63.19 with SMTP id l19mr163846wra; Sun, 21 May 2006 00:33:31 -0700 (PDT) Return-Path: [EMAIL PROTECTED] Received: from nf-out-0910.google.com (nf-out-0910.google.com [64.233.182.190]) by mx.googlegroups.com with ESMTP id v11si596607cwb.2006.05.21.00.33.30; Sun, 21 May 2006 00:33:31 -0700 (PDT) Received-SPF: pass (googlegroups.com: domain of [EMAIL PROTECTED] designates 64.233.182.190 as permitted sender) DomainKey-Status: good (test mode) Received: by nf-out-0910.google.com with SMTP id c31so267966nfb for teknologia@googlegroups.com; Sun, 21 May 2006 00:33:29 -0700 (PDT) DomainKey-Signature: a=rsa-sha1; q=dns; c=nofws; s¾ta; d=gmail.com; h=received:message-id:date:from:to:subject:in-reply-to:mime-version:content-type:content-transfer-encoding:content-disposition:references; b=J1ymkStt97nYY56dS0o0L2dq/RQXV4nu9/pHvOqPthOESiKA5dZA+86K/G39T2rAGfcpDiEuHk+LW/70sNzEARoud9EB10zq7f5Ag1lSre8H9kMRJuxAm5UtbiXhDdk0JZYwXBO12oIH8/nv0KHLQT2OOTXDo2Sn91f6SYokVKsReceived: by 10.49.87.3 with SMTP id p3mr2765843nfl; Sun, 21 May 2006 00:33:29 -0700 (PDT) Received: by 10.49.68.4 with HTTP; Sun, 21 May 2006 00:33:29 -0700 (PDT) Message-ID: [EMAIL PROTECTED] Date: Sun, 21 May 2006 14:33:29 +0700 From: Ikhlasul Amal [EMAIL PROTECTED] To: teknologia@googlegroups.com Subject: Re: [teknologia] Re: Persamaan Helmholtz pecah di Tangan Dosen ITB In-Reply-To: [EMAIL PROTECTED] Mime-Version: 1.0 Content-Type: text/plain Content-Transfer-Encoding: quoted-printable References: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] On 5/21/06, Widi Pradnyana [EMAIL PROTECTED] wrote: sebenarnya di indonesia sudah banyak sekali yang bekerja keras, tapi yang menghormati kerja-kerasnya masih lebih banyak di barat, so, they move there Kalau begitu: kita saja yang mulai menghormati kerja keras, asyik kan? Lagipula, dikotomi Barat dan sini sebenarnya sudah mulai mencair akhir-akhir ini. -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Ada apa dengan format isi email di Gmail?
Email yang datang dari Teknologia sebagian dalam bentuk acak-acakan: pesan dan sebagian isi tajuk (header) ditulis ulang, menjadi dua kali. Jika dilihat asilnya (lewat menu show original) tambah runyam lagi, campur aduk antara format HTML dan teks. Dugaan saya: ada masalah dengan pengodean format HTML untuk email dengan format teks biasa. -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Ada apa dengan format isi email di Gmail?
On 5/22/06, Anthony Fajri [EMAIL PROTECTED] wrote: kalo format rich text pasti ada 'yang disembunyikan dari pembacanya' (di body email, bukan di header email). nah, kalo sekarang, yang 'disembunyikan dari pembacanya' terbaca oleh pembaca. jadi keliatan kalo formatnya kacau. cmiiw. Setahu saya, klien email yang bertanggung jawab memang tetap menyediakan email dalam format teks biasa (biasanya plain ASCII) sekalipun si pengirim menggunakan HTML untuk email. Sebagai contoh: Yahoo! Mail termasuk yang bertanggung jawab, karena terlihat jelas email dari Yahoo! Mail di Mutt terbagi dua, dalam bentuk asli HTML itu dan format teks biasa. Hotmail termasuk yang menyebabkan masalah karena hanya menyediakan HTML sehingga sering gagal dibaca oleh pembaca email yang tidak mendukung HTML atau di arsip mailing list. Betul. Dugaan saya seperti penjelasan Fajri di atas: penanganan Gmail untuk email berformat HTML kurang bagus. -- amal X-Google-Language: INDONESIAN,ASCII-7-bit Received: by 10.54.73.16 with SMTP id v16mr179901wra; Sun, 21 May 2006 19:24:34 -0700 (PDT) Return-Path: [EMAIL PROTECTED] Received: from nf-out-0910.google.com (nf-out-0910.google.com [64.233.182.190]) by mx.googlegroups.com with ESMTP id v11si816272cwb.2006.05.21.19.24.33; Sun, 21 May 2006 19:24:34 -0700 (PDT) Received-SPF: pass (googlegroups.com: domain of [EMAIL PROTECTED] designates 64.233.182.190 as permitted sender) DomainKey-Status: good (test mode) Received: by nf-out-0910.google.com with SMTP id x37so776503nfc for teknologia@googlegroups.com; Sun, 21 May 2006 19:24:32 -0700 (PDT) DomainKey-Signature: a=rsa-sha1; q=dns; c=nofws; s¾ta; d=gmail.com; h=received:message-id:date:from:to:subject:in-reply-to:mime-version:content-type:content-transfer-encoding:content-disposition:references; b=kVZtQqBb2mxjmS+Caz76QWg5TqG8A9ewb3xlu4iE+QXaMHZ4F1lojnYKhpNKjQW3TinOggTV1yp3t7gb4psRl6y8UhQi9xhiOTyTuR4ixs4UrBo9QUnpnWMsOOxWc989zlQMtJESaODRRVfpupG9ZLGkJug/7kihlEWUIWBWdX4Received: by 10.48.225.3 with SMTP id x3mr3336005nfg; Sun, 21 May 2006 19:23:58 -0700 (PDT) Received: by 10.49.68.4 with HTTP; Sun, 21 May 2006 19:24:32 -0700 (PDT) Message-ID: [EMAIL PROTECTED] Date: Mon, 22 May 2006 09:24:32 +0700 From: Ikhlasul Amal [EMAIL PROTECTED] To: teknologia@googlegroups.com Subject: Re: [teknologia] Re: Ada apa dengan format isi email di Gmail? In-Reply-To: [EMAIL PROTECTED] Mime-Version: 1.0 Content-Type: text/plain Content-Transfer-Encoding: quoted-printable References: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] On 5/22/06, Anthony Fajri [EMAIL PROTECTED] wrote: kalo format rich text pasti ada 'yang disembunyikan dari pembacanya' (di body email, bukan di header email). nah, kalo sekarang, yang 'disembunyikan dari pembacanya' terbaca oleh pembaca. jadi keliatan kalo formatnya kacau. cmiiw. Setahu saya, klien email yang bertanggung jawab memang tetap menyediakan email dalam format teks biasa (biasanya plain ASCII) sekalipun si pengirim menggunakan HTML untuk email. Sebagai contoh: Yahoo! Mail termasuk yang bertanggung jawab, karena terlihat jelas email dari Yahoo! Mail di Mutt terbagi dua, dalam bentuk asli HTML itu dan format teks biasa. Hotmail termasuk yang menyebabkan masalah karena hanya menyediakan HTML sehingga sering gagal dibaca oleh pembaca email yang tidak mendukung HTML atau di arsip mailing list. Betul. Dugaan saya seperti penjelasan Fajri di atas: penanganan Gmail untuk email berformat HTML kurang bagus. -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Persamaan Helmholtz pecah di Tangan Dosen ITB
On 5/21/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote: dari hasil analisanya, kalau dijalankan oleh enterpreneur Asia/AS , hasil profit pershnya umumnya dikembalikan lagi ke publik dalam bentuk startups/investments IT lagi, sementara enterpreneur Eropa, cenderung kalau sudah sukses hidup foya2 jadi duitnya gak balik lagi ke publik. Oh ya, maksud Asia disini jelas kan siapa ... he he he :)) Hehehe... negara kita punya dua wajah (bukan sesuatu yang mengherankan juga, dasamuka sudah menjadi bagian dari dunia perwayangan ;) ): - fans kerja keras ingin seperti kebangkitan Asia lainnya; - sedangkan fans hura-hura, justru mengimpikan foya-foya seperti gambaran film Barat itu tuh... * Bukan, ini bukan kesimpulan atau tudingan. Hanya pengamatan sesaat... -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: sekolah di rumah
On 5/20/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote: sama seperti pesantren, kalau pesantrenya mempunyai visi/dimiliki oleh yg bervisi dan berpengalaman/memiliki pengajar yang mempunya expertise dibidang tertentu, nantinya disitu malah bisa muncul lapangan pekerjaan baru. Mereka yg ciptakan lapangan pekerjaan. Bisa sih... Agar tidak disalahpahami juga, pernyataan saya sebelumnya bahwa, belum terdengar yang berkarir di dunia TI semata-mata dalam konteks di sini mailing list Teknologia yang banyak membicarakan teknologi informasi. Sama sekali bukan mengindikasikan bahwa ada persoalan dengan kondisi tersebut. Nanti dikira saya tidak puas atau meremehkan hasil pesantren. Bukan! :) -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Persamaan Helmholtz pecah di Tangan Dosen ITB
On 5/20/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote: yang paling mengena buat saya adalah bagian akhir artikel tersebut , kayaknya obsesi engineer2 hitek indonesia di pusat riset dunia sama ya dimana2. Maksudnya bagian India itu? ;) Asal jangan memindahkan perasaan minderwaardig sebagian dari kita dari Barat ke India/Cina. :) Apa tidak bisa kita cukup yakin bahwa kita perlu bekerja keras untuk memperbaiki negara kita tanpa terlalu membanding-bandingkan dengan negara lain? -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: sekolah di rumah
On 5/19/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote: tergantung yang ngajar. di negara lain banyak lulusan pesantren (gak hanya pesantren islam saja) yang jadi engineer IT , maklum yang bikin pesantrenya juga mantan orang Sun Microsystems :)) -mcp Sayang saya sebutkan di atas untuk kondisi di Indonesia lho... hehehe... :) Betul. Kalau soal tergantung sih, memang banyak faktor, termasuk kondisi lapangan pekerjaan juga (alumni Pondok Pesantren di tempat yang jauh dari perkotaan tentu lebih realistis bekerja di sektor pertanian/peternakan). -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: sekolah di rumah
On 5/19/06, baskara [EMAIL PROTECTED] wrote: Untuk keperluan di Indonesia, homeschooling masih sekedar semacam ekstrakurikuler saja. Yang diakui secara legal adalah pendidikan formal (SD, SMP, dst). Akan tetapi, saya pernah mendengar kalau dulu ada anak bandung yang tidak disekolahkan di sekolah formal saat SD dan SMP (atau hingga SMA?). Apakah ini benar? Tahun 96 masuk Elektro ITB (hanya beberapa bulan, lalu keluar dan sekolah di jepang). Kontak Diknas terdekat untuk ikut ujian persamaan. Pondok pesantren tradisional juga banyak yang tidak peduli sistem pendidikan formal dan menurut saya cukup baik membekali alumninya untuk berjuang hidup. Tentu saja, belum terdengar yang terus berkarir di lingkungan TI. -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Sharing tentang Programming Competition
On 5/16/06, Dicky Arinal [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebenarnya saya pingin tau.. misalkan Alan Turing ikutan kompetisi kayak ginian, apa dia bisa menang? Masalahnya ada pada waktu sih.. sempit sekali. Kalau real world problem kan bisa di solve dengan waktu yang manusiawi CMIIW. Coba lihat perjalanan karir penyanyi atau musisi: - ada yang menjadi sohor lewat festival (dulu Harvey Maleiholo sampai dapat predikat penyanyi festival); - ada yang bakatnya ditemukan oleh produser; - ada yang berkesenian lewat petualangan dari panggung ke panggung (artis Kyai Kanjeng dan seniman pentas jalanan misalnya); - tidak kurang juga yang berkarir dalam sunyi jauh dari hiruk-pikuk industri massal musik seperti para jago gitar; - ... dan lain-lain masih banyak. Jadi tidak menjadi masalah jika Alan Turing gagal dalam kompetisi seperti ini, seperti halnya setiap pemrogram punya jalan masing-masing untuk menikmati dunianya. :) -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: TopCoder Open 2006 - Winners
On 5/7/06, Felix Halim [EMAIL PROTECTED] wrote: Buat yang belum tahu, TopCoder itu bukan usual yadda yadda programming competition. In Fact, All Google Code Jam itu memakai TopCoder punya programming contest engine. Jadi boleh dibilang TopCoder Open 2006 kali ini harusnya lebih bergengsi daripada any Google Code Jam (in terms of the toughness). Tapi entah kenapa Google Code Jam terlihat lebih menarik/populer. Retorika: Apa sih yang dijual Google dan tidak laku? Tinggal bungkus, beri jimat o-dobel seperti kata Kuncoro Wastuwibowo, ajip-ajip deh! Selamat buat Sindu! -- amal
[teknologia] Re: Tanya Kenapa? eh Tanya Siapa?
On 5/5/06, fade2blac [EMAIL PROTECTED] wrote: Ini mungkin sudah lama diperkirakan oleh Google. Coba bayangkan jika search di google hasilnya adalah penuh dengan artikel blog dan karena kemampuan SEO, bisa muncul depanan. Search engine google bisa mati. Justru ini tantangan agar pembuat situs Web selain blog lebih baik lagi dalam hal peduli terhadap semantik HTML. Lebih-lebih di Indonesia, yang masih banyak asal-ukuran-huruf-lebih-besar-dan-badan-tambun terus dijadikan/dianggap judul. Sedang bagi penulis blog alangkah baiknya (Karma: +9?) jika bersedia berpayah-payah menyediakan taut ke rujukan. Jadi tidak sekadar, seingat saya, di trik optimasi Ruby pernah disebutkan..., yang kemungkinan membuat pengunjung kecewa karena tidak ada taut memadai. Kembali tentang keluhan Idban, barangkali lebih baik kembali menggunakan Google Search? :) -- amal
[teknologia] Re: Google vs Yahoo
On 4/19/06, m.c. ptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote: sebenarnya ini cuman momentum sesaat saja. Ups, hati-hati dengan term sesaat... Sudah diperiksa sekian persen kebenarannya? ;-) Google Calendar dan Google Finance sebenarnya tidak ada apa apanya dibanding Yahoo Calendar dan Yahoo Finance dari sisi fundamental dan features. Saya pemakai Yahoo! Calendar serius sebelum punya Palm III dan baru hari ini mencoba Google Calendar: menurut saya Google Calendar lebih kaya fiturnya dan antarmuka yang disediakan lebih mudah dibanding Yahoo! Calendar (memang sih, ini akibat perkembangan teknologi JavaScript lagi). Sedangkan tentang Google Finance: sekalipun saya tidak mengerti blas tentang dunia finansial, asyik juga main-main grafik di sana. Saya bayangkan seperti sedang main-main plot grafik waktu praktikum fisika dasar dulu. Kecuali Yahoo! memang sedang merombak groupware mereka besar-besaran. Saya tunggu renovasi Yahoo! Mail saja sampai hari ini belum kebagian. :( Yang membuat saya masih betah main-main di Yahoo! saat ini adalah Y! 360 dan Flickr. Ternyata memotret mengasyikkan juga. ;) -- amal
[teknologia] Re: Atmel di Bandung?
On 4/16/06, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote: Ceritanya sekarang adalah bagaiman kita bisa mensuply kebutuhan engineer di luar negeri dulu (titip engineers di sana). Ada permintaah 200 electronic engineers (untuk design IC, circuits, etc.) di Intel di Malaysia. (Penang dan Cyberjaya.) Hehehe... ekspor memang menggiurkan dengan resiko justru kekurangan untuk keperluan domestik. Seperti halnya kita menggebu dengan ekspor gas, sekarang pas diperlukan untuk pasokan pupuk dalam negeri, tidak cukup. Di beberapa tempat kondisi yang sama terjadi pada sumber daya alam: ikan yang bagus sudah diraup untuk ekspor, sisa di pasar lokal kualitas kedua. Seingat saya, kondisi seperti ini juga terjadi di Rumania sebelum Nicolae Ceauşescu tumbang. Saya sendiri mendukung liberalisasi dalam hal tenaga kerja berketrampilan (skilled labor). Silakan saja pemain badminton kita bertebaran di negara orang, yang penting perjanjian kontrak dengan PBSI dibuat yang benar dan ditaati. -- amal
[teknologia] Re: Google vs Yahoo
On 4/19/06, Andry [EMAIL PROTECTED] wrote: Khusus Yahoo vs Google, itu lucu juga, Yahoo sudah punya Calendar sejak jaman dahulu kala. Tapi kok rasanya gaung Google Calendar terasa lebih kena ya? Yahoo yang kalah branding? Yahoo! terlalu konservatif untuk Web 2.0 yang lebih liberal. Mengapa di abad XX dulu Calendar Yahoo! (misalnya) tidak heboh juga, padahal sendirian? Hiruk-pikuk Web belum dimulai. Web baru seperti pasar subuh: orang yang datang memang berkepentingan dengan dagangan di sana; sekarang ini Web sudah seperti pasar malam: selain mereka yang terlibat perdagangan, pengunjung yang buang-buang duit (baca: gaya hidup, kata Jay) atau sekadar cari angin segar juga banyak. -- amal
[teknologia] Re: Windows XP Anda Adakah Telah Dikemas kini?
On 4/12/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Cari Ikon My Computer di atas Desktop atau pada butang Start. Dengan Klik butang kanan tetikus My Computer - Properties. Rujuk penyataan Windows XP pada System: yang akan dituruti sama ada Home atau Pro dan kemudian jenis SP. Pakcik, Windows XP berbahasa Indonesia sudah tersedia di gerai-gerai negeri kami. Pengguna macam awak bukan menyebut memuat turun, melainkan mengunduh SP2. Sedangkan tentang kemas kini, lebih akrab di telinga kami disebut pemutakhiran sekalipun banyak pengguna baik di pejabat ataupun di rumah menyebut dengan update. -- amal
[teknologia] Re: Informasi harga domain .id
On 4/8/06, Andriansah [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear all Bisa kasih tau link resmi mengenai harga domain .ID? di register.net.id tidak ada informasi mengenai harganya, kalo dulu waktu di idnic.net.id ada informasi harganya. Apa masih sama? atau sudah berubah? sebenanrnya saya butuh untuk pelengkap dalam proposal. Dari salah satu halaman di register.net.id: Pertanyaan: Berapa biaya perpanjangan domain ? Jawaban: Untuk masalah perpanjangan domain .id sampai saat ini kami belum bisa menentukan karena menunggu terbentuknya Lembaga Independen yang akan segera dibentuk. Dan Lembaga Independen tersebutlah yang nantinya akan mengeluarkan segala peraturannya. Tunggu lembaga independen, hehehe... -- amal
[teknologia] Re: archive artikel notebook hilang di istana?
On 4/6/06, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote: Seingat saya berita ini juga ada di Detikinet.com. Saya gunakan search engine yang ada di sana. Juga tidak ketemu. Wah, ternyata payah mesin pencarinya. Banyak alat bantu pencarian yang berbasis situs tertentu malah mengecewakan hasilnya. Bukan hanya media di Indonesia, mencari entri di Yahoo! Groups pun repot. Akhirnya untuk topik di mailing list sering saya cari dulu di arsip Maildir saya (via Mutt atau grep), diperiksa tanggalnya dan baru buka arsip ybs. di Yahoo! Groups. Padahal Yahoo! lho. Apakah masalah ini disebabkan oleh digunakannya dynamic content di situs yang menyediakan berita? Atau ada ide lain? Kalau untuk situs berita di Indonesia memang ada kemungkinan seperti: 1) belum ada permalink (jadi sulit mendapatkan taut permanen); 2) fasilitas pencarian yang disediakan belum membantu banyak. Apakah lain kali saya harus menyimpan setiap berita yang mungkin saya butuhkan di kemudian hari? (Ada beberapa ide seperti misalnya saya simpan di del.icio.us saya, tapi saya ingin tahu yang dilakukan oleh rekan-rekan sekalian.) Alternatif lain: memanfaatkan My Web Yahoo! yang menyediakan fasilitas penyimpanan salinan halaman Web situs yang disimpan. Resikonya memang pada pemakaian salinan tersebut sebagai rujukan, boleh jadi si pemilik situs keberatan dengan adanya salinan di tempat lain. Paling dapat diantisipasi dengan cara hanya disebutkan dimuat pada media bla-bla pada tanggal sekian diikuti oleh kutipan (blockquote). Konon Adobe juga meluncurkan produk untuk menyimpan sebuah laman Web utuh menjadi PDF, seharusnya lebih mudah dan cemangking (portable). -- amal
[teknologia] Re: Kamus Bahasa Melayu?
On 4/5/06, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote: On 4/3/06, atrinia [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.dbp.gov.my/lamandbp/main.php Kok gak bisa dibuka? -- budi Laporan: kemarin dan hari ini saya buka dari Jalan Tubagus Ismail, Bandung, berhasil. PJI kita sama kan, Pak? -- amal
[teknologia] Re: Kamus Bahasa Melayu?
On 4/3/06, atrinia [EMAIL PROTECTED] wrote: Kapan ya pemerintah kita menyediakan kamus online semacam ini? atr gaul Hareee gini nunggu pemerintah??? /gaul Jika bisa kita kerjakan, sebaiknya dimulai saja. Sayangnya yang sulit menurut saya adalah lisensi entri di KBBI. Padahal kamus tersebut dibiayai atas projek nasional (CMMIW), seharusnya materi di dalamnya tersedia dengan lisensi yang mudah disebarluaskan lagi oleh publik. -- amal
[teknologia] Re: Kamus Bahasa Melayu?
On 4/3/06, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya lagi nyari apa ada kamus Bahasa Melayu (High Malay) yang bisa diakses secara online? Soalnya anak saya nanyain ... apa bahasa melayunya dari karakteristik? Welah ... -- budi Saya ikut terperanjat: ternyata karakteristik (dan karakter juga) tidak ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Ketiga (2002). Jika dilihat di Wikipedia Malaysia lewat Google, ada tiga empat laman yang berisi karakteristik: http://www.google.com/search?q=site%3Ams.wikipedia.org+karakteristik Bagaimana dengan berciri atau bertanda? Menurut KBBI, berciri: bertanda (bersifat dsb) yang khas. -- amal
[teknologia] Re: Sekolah ala ABG India
On 2/21/06, m.c. ptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote: Jadi mas Dicky tertipu dengan pilem India alias boliwud , jadi itu cuman ada filem saja mas DIcky, kalaupun ada yg agak 'seronok' katanya sich hanya ada di Bombay , di banglore saya lihat jarang banget ada perempuan yang pake jeans , malah kalo muslimnya masih strict banget , masih pake CADAR yang kelihatanya matanya saja (seperti di negara arab). Begitulah film, menyodorkan stereotip: - Amerika Serikat (dan barangkali dunia ya?) seperti digambarkan Hollywood, - Amsterdam identik dengan etalase distrik merah, - dan Jakarta, apakah sudah seperti Jakarta Underground dan liputan malam tv swasta? Ditambah dengan sampling statistik, nikmat deh. -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: SBY
On 2/19/06, Radia Latief [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya setuju dan terus mempelajari penggunaan bahasa yang benar, seperti mengubah daripada merubah, citra daripada image (apalagi imej), standardisasi daripada standarisasi, dan sebagainya, selama bahasa Indonesia yang digunakan tidak lebih asing daripada istilah-istilah yang sudah biasa didengar. [dst. dihapus] di luar topik Gatal juga saya ingin merespon, karena beberapa hal yang dipertanyakan itu sebenarnya sudah berulang-ulang muncul dalam persoalan seperti ini. Namun nanti malah dianggap terlalu jauh melenceng dari tema Teknologia lagi. Sampai jumpa di mailing list EYD... (dan sampai hari ini saya belum ketemu dengan mailing list tentang bahasa Indonesia yang sekaligus menerapkan aturan itu dalam email sehari-hari. /di luar topik -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: microsoft's local.live.com vs google's maps.google.com
On 2/18/06, Gempur SR [EMAIL PROTECTED] wrote: Jangan cari Citra Satellit wiliayah Indonesia di web bakosurtanal carilah di web NOAA atau JPL NASA, jauh lebih mudah dan murah Biarlah Bakosurtanal bergerak di daerah yang menjadi kekuasaannya dan kalau kita hendak bermain di sisi teknis cari saja solusi yang lebih membawa manfaat bagi banyak orang. ;) Liberalisasi? Sekalipun saya agak berhati-hati juga dengan neo-liberalisasi. Untuk melakukan Foto Udara di wilayah Indonesia harus se-izin TNI AU, Menteri dll Sementara dengan Citra Satellit hanya perlu 'sedikit' biaya tanpa harus izin bla ...bla... Ini manfaat investor yang berwawasan teknologi. Jika ada perusahaan besar (dan barangkali perlu punya kedekatan personal juga dengan kalangan atas) pasang kuda-kuda, urusan izin bla-bla itu cukup dilakukan oleh satu pihak dan setelah itu hasilnya dapat dinikmati banyak kalangan. Seperti zaman TPI muncul dulu: rasanya saat itu hampir mustahil mendirikan televisi swasta, tapi karena pendiri TPI punya kuasa yang hampir tak-terbantah, ya bisa gol juga. -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] [OOT] EYD? (Re: SBY)
On 2/18/06, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote: Hanya ingin mengingatkan saja... Please ini mah euy... bukan milis cara berbahasa Indonesia yang baik dan benar ala EYD yang berbeda - beda aliran, tapi milis teknologia yang seharusnya memang membahas tentang teknologi. Kalaupun OOT, ya bikin tag OOT dengan topik baru. Oke, terima kasih. Saya juga tidak akan bersikukuh memaksakan pembahasan tentang EYD di sini. Jika dilihat di ulir diskusi sebelumnya, kebetulan Benny menyinggung tentang merubah dan IMW mengomentari. Saya jadi tergelitik melihat rujukan di buku EYD dan KBBI. Kebetulan berikutnya, penjelasan IMW saya anggap berbeda dengan pemahaman saya dari buku tersebut. Saya kira sudah menjadi kebiasaan kita jika ada sesuatu yang tidak cocok dengan rujukan terus kita ingin mempertanyakan atau mengoreksi. Tidak ada tendensi untuk melanjutkan respon IMW berikutnya karena bagi saya sudah menjadi lebih jelas. Soalnya kalau dilihat dari topik awal sudah menyimpang jauh loh. Menurut saya, sudut pandang yang dilihat Benny tentang pemakaian bahasa dalam sebuah situs masih relevan, kecuali jika memang kita hanya membatasi pembicaraan pada urusan dapur teknis. Inovasi Steve Jobs dengan memberi nama komputer Apple dan bukan RadioShack juga ada faktor bahasa, kan? Sila kembali pada topik teknis situs Web tersebut. -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: The World is Flat: Family Name
On 2/17/06, Afandy Abdul Ghoni [EMAIL PROTECTED] wrote: On 2/12/06, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Yap memang gak usah diambil pusing banget-banget. Masih banyak permasalahan di dunia yang harus dipecahkan. Lha wong, pergi ke LN aja masih mimpi. Sekarang mending fokus bagaimana bisa keluar dari ITB hidup-hidup dulu. Setiap orang unik, jadi penamaan itu gak ngaruh-ngaruh banget. Tapi nama bisa jadi kayak MAC address juga kali ya. Ga sepakat kalo nama bisa dijadikan MAC address, soalnya teman kuliah saya ada dua orang dengan nama yang sama, Zainul Arifin. Kalo jadi IP sih saya sepakat. kelakar Sebenarnya yang tidak saya sepakati dari dulu adalah ambisi Zaki untuk keluar dari ITB hidup-hidup. Kalau hanya ingin keluar dari ITB hidup-hidup, cari saja pintu gerbang di Ganesha, terus pilih salah satu angkutan kota. Beres, kan? /kelakar ITB, ada apa denganmu? -- modifikasi dari lagu Peterpan. -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: SBY
On 2/17/06, Made Wiryana [EMAIL PROTECTED] wrote: Dalam diskusi EYD ada 2 aliran yang memakai merubah dan mengubah (mirip dengan penerjemah atau penterjemah). Mungkin yang menulis memiliki alirah merubah bukan mengubah. Di mailing list bahtera seingat saya ini sempat didiskusikan panjang. Saya periksa di KBBI, memang ada bagian rubah (2) - ubah tapi menurut saya, tolong deh, sebaiknya ikuti aturan bahwa kata dasar untuk mengubah, perubahan, dst. adalah ubah. Kesalahan yang terjadi selama ini dengan merubah terlalu fatal untuk ditolerir dan biasanya hanya permakluman untuk kemalasan kembali ke aturan yang benar. *) saya ikut Bahtera namun diskusi ubah dan rubah tidak tersimpan di arsip Mutt saya dan pencarian untuk arsip Yahoogroups susah. Begitu juga penulisan kata Anda tanpa didahului huruf kapital. Saya kurang ingat pada kasus mana kesalahan di atas muncul. Tetapi penulisan Anda bisa menggunakan huruf besar, dan bisa menggunakan huruf kecil. Tergantung pada posisi apa (sebagai panggilan atau tidak). Di buku kesalahan EYD ada bab tentang ini. Betul, tapi kelihatannya susah mencari penggunaan anda yang tidak dipakai untuk memanggil. Menurut Pedoman Umum EYD, bagian Pemakaian Huruf Kapital (item no. 15): Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda. (tidak ada penjelasan tambahan) Menurut KBBI Edisi Ketiga: Anda (pron) sapaan untuk orang yang diajak berbicara... item Anda ditulis menggunakan huruf besar, sedangkan yang ditulis dengan huruf kecil dalam bentuk terikat seperti ayahanda, ibunda. -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: The World is Flat: Family Name
On 2/14/06, Fatih [EMAIL PROTECTED] wrote: hehe soal family name, memang orang luar sulit mengerti napa kok orang indo gak punya. waktu saya 'jalan2' ke sejumlah negara teluk (arab) setiap bagian imigrasi airport selalu ngeluh: indunusi mushkilah, mafi ismul ab (orang indonesia, gak punya nama keluarga ). Apa orang Arab sendiri punya nama keluarga? Setahu saya, mereka menggunakan bin Fulan yang mengacu ke bapaknya, seperti Ali bin Abi Thalib, Umar bin Khattab. Atau sekarang sudah ganti ke bin keluarga seperti Ossama bin Laden? -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Usaha hosting: textdrive
On 2/15/06, Ronny Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada lagi hosting yg nawarin Ruby on Rails, Dreamhost, nah kalo ini William Pramana yg pake setahu saya, tapi kayaknya dia gak di milis ini. Saya juga pelanggan DreamHost. Selain faktor kapasitas (ukuran ruang penyimpanan dan lebar pita koneksi), tersedia akun shell (Debian!), kelengkapan modul (RoR, sqlite misalnya), dan faktor dukungan teknis. *tolong jangan dianggap promosi, kalau ada yang mau sewa layanan di sana saya dijadikan referral saja deh, lumayan dapat poin yang meringankan biaya sewa saya, hehehe... -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: How statistics caught Indonesia's war-criminals
On 2/12/06, Edo Caligula [EMAIL PROTECTED] wrote: Yg menjadi menarik adalah setelah melihat list project mereka http://www.hrdag.org/about/projects.shtml untuk Middle East hanya ada Iran, untuk Asia tidak ada Vietnam, untuk South America tidak ada Chile :) Meskipun tetap menarik juga mereka mampu menggunakan statistik yg credible untuk memprediksi sesuatu yg selalu jadi debat, jumlah korban di daerah konflik. Sebentar lagi sepertinya Papua bakal menjadi portofolia mereka nih... :D Hehehe... statistik memang menarik, dan seperti halnya senter, setelah itu tinggal dilihat akan disorotkan ke mana. Perkuat ujung diplomatik, ah! ;) -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google teknologia grup. To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/teknologia -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: The World is Flat: Family Name
On 2/12/06, Andriansah [EMAIL PROTECTED] wrote: Menurut saya, kedepan, jika saya punya anak , maka harus ada nama keluarga, karena selain untuk mempermudah dalam melacak keturunan, juga akan mempermudah dalam pendaftaran di mana. Mempermudah dari sisi apa? Saya memang pernah melihat sendiri keheranan orang Belanda terhadap nama orang Indonesia yang tidak mengandung nama keluarga, namun justru saya yang balik heran: sekarang kan urusan relasi sudah ditangani oleh basisdata, untuk apa atribut seperti itu harus melekat pada nama? Sebagai sebuah tradisi tentu tidak menjadi masalah jika diteruskan, namun menurut saya tidak perlu semua penduduk di dunia ini menganut sebuah asas dalam tata cara penamaan tersebut. -- amal
[teknologia] Re: [Republika Online] 97 Persen Anak Sudah Pernah Akses Situs Porno
On 1/27/06, jesie basuki [EMAIL PROTECTED] wrote: kenapa harus internet?...lah wong majalah POPULAR,FHM,dan sejenisnya aja dijual di emperan tanpa adanya kontrol Justru pembicaraan pada artikel tersebut sedang fokus pada Internet, bukan pornografi secara umum. Tulisan tersebut *bukan* membandingkan pornografi akibat Internet dengan media lainnya. Ahini kan sama saja menyalahkan keberadaaan warnet (apa perlu setiap warnet menggunakan kamera pengawas?), lagipula besarnya penetrasi internet rumahan di Indonesia masih sangat kecil. [...] lagi2 ini pasti menyudutkan keberadaan warnet... Heh? Tulisan di artikel tersebut tidak menyinggung Warnet satu pun, melainkan peran orang tua terhadap pemakaian Internet oleh anak-anak. Barangkali salah satu faktornya adalah Warnet, namun tidak ada penyudutan apapun. :) -- amal
[teknologia] Re: Orang penting dan open-source
On 1/19/06, Ariya Hidayat [EMAIL PROTECTED] wrote: Yang sudah saya deteksi, Menristek Kusmayanto Kadiman. Kalau tidak secara remote (webmail), beliau menggunakan Ximian Evolution, dengan desktopnya (rasanya) JDS. Perlu dikomporin supaya satu saat migrasi pindah ke Kontact :-) Hehehe... kalau saya sudah jadi orang penting[*], kira-kira apa masih kuat pakai Mutt terus ya? Sudah coba dua-tiga klien grafis, balik lagi ke Mutt-Vim-Procmail... b! :) *) bentuk pengandaian hiperbolis. :p -- amal
[teknologia] Re: Orang penting dan open-source
On 1/25/06, jesie basuki [EMAIL PROTECTED] wrote: Selera itu memang penting, toh selama kesadaran untuk berproprietary ria secara ilegal masih marak, ya.Open Source hanya cerita2 manis para kalong malam (baca:tukang oprek sampe pagi :-D) asal jangan orang penting minum masup angin [spam] Ada ungkapan: katakanlah kebenaran walaupun pahit. Nah, para kalong ini punya sendiri: katakanlah kebenaran walaupun manis. :-) -- amal
[teknologia] Re: Google vs Netscape (was Re: [teknologia] Re: Why I should work for Google)
On 1/15/06, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya yakin dari test matematiknya mas ariya menang 100% dibanding si puntesh. Cuman karena si Puntesh ini bekerja di apple,jadi potensi si puntesh ini tergali, bisa sukses besar dan kelihatannya dia lebih berhasil :-) Ini dapat menjadi dua sisi mata pisau: 1. menjadikan kita beranggapan kurang kompetitif: ah, kan saya/kita sebenarnya sudah selevel dengan perusahaan ternama X, hanya nasib saja yang menjadikan lain; 2. dengan bekerja di perusahaan kecil sekarang, justru lebih bersih dari sisi niat dan lebih semangat untuk memperjuangkan kondisi sekitar. Potensi Putesh memang benar-benar tergali di perusahaan X atau karena perusahaan itu sudah ternama sehingga publik menjadi silau oleh nama besar? ;) -- amal
[teknologia] Re: iPod, Therefore I Am
On 1/14/06, Ronny Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Maklum saya orang UNIX, jadi saya lebih suka barang yang do one thing and do it well, daripada barang yg mencoba jadi jack of all trade, master of none. Kalo saya mau beli music player, pasti pilih iPod drpd beli PDA. Kekurangannya ya gadgets yg mau dibawa2 jadi banyak. Kalau begitu ya beli PDA benar-benar hanya dipasangi fungsi dasar dia. Saya pakai Palm IIIx tua dan isinya memang hanya perangkat lunak dasar bawaan dia. Dipasangi tambahan aplikasi lain, belum pernah puas: barangkali karena saya cari versi gratisan, jadi dapatnya yang kualitas pas-pasan dan tidak dapat dihubungkan dengan jpilot yang saya gunakan. Toh, sudah lumayan enak untuk menyimpan buku alamat, penjadwalan, dan catatan kecil. -- amal
[teknologia] [oot] konsensus (Re: apa yang membuat Yahudi Pintar)
On 1/16/06, Ryo Saeba [EMAIL PROTECTED] wrote: ngomong-ngomong soal konsensus: http://rms46.blogspot.com/2006/01/yahpos-milis.html. oot Hehehehe... itu maksudnya id-gmail ya? Kalau tidak salah beliau pernah gabung ke sana juga kan? /oot -- amal
[teknologia] Teknologi dan perspektif (Re: Why I should work for Google)
On 1/16/06, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Sedangkan untuk anda yang pinter2 ini,mau ngerjain manual work bikin tukang panci ? pada kenyataanya saat ini memang intelektual di negeri ini cuman bisa bikin industri tukang panci saja,tapi bagaimana mendayagunakan anda,orang muda yang penuh semangat dan ber-intelek.Lulus ITB dan UI lagi :) [...] Lihat sajalah di malaysia,encik mahatirnya dari 90an juga kalo melihat kondisi masyrakatnya saat itu,paling cuman bisa bikin panci dan termos :) tapi lihat sekarang,dimana smart people dan industri hiteknya ternyata menghasilkan devisi yang besar. Pertama, panci dalam gambaran di atas hanya simbol, jadi jangan sampai ilustrasi tersebut menutup kemungkinan perspektif lainnya. :) Zaman Orba dulu Nurcholis Madjid pernah berujar, kira-kira begini: perbedaan industri sepatu di Indonesia dan di RRC adalah: mereka membuat sepatu yang terjangkau oleh buruh pabrik sepatu itu. (Saat itu industri sepatu kita ramai dengan Nike, Adidas, dan Eagle yang umumnya untuk kalangan menengah.) Untuk Malaysia di atas: yang terjadi sekarang ini produk dari strategi yang [dianggap] benar 10-an tahun lalu (tahun 1990-an) atau produk dari kesungguhan dan kerja keras? *bukan saya tidak percaya analisis lho, melainkan karena penjelasan kita kan muncul hari-hari ini, bukan 10 tahun lalu. Misalnya saya yakin bahwa olah rasa seni dan budaya kita saat ini adalah komoditi prestisius, sedangkan pertanian yang menyerap banyak orang dapat diandalkan untuk makan, hmm... kelihatannya menarik juga. Perlu teknologi tinggi atau tidak? Nah! Atau, hehehe... diskusi seperti ini selalu bermuara pada dua mazhab besar di atas? * subjek ulir diskusi ini diperbaiki, nanti dikira saya yang melamar ke Google. ;) -- amal
[teknologia] Re: Why I should work for Google
On 1/14/06, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Benar sekali Pak Budi! Tapi saya boleh bilang Pak Budi curang? Pada tahun 1997-1998 Pak Budi kan mainnya sudah kemana-mana. Sementara saya kala itu masih pakai putih abu-abu, lagi ABG-ABG-nya, dan bahkan baru seneng-senengnya punya account email pertama di yahoo. Stanford? Makhluk apa itu? ITB? Wah kayaknya seru deh kalau bisa kuliah disitu. Begitu masuk, bingung gimana keluar dari ITB hidup-hidup. Somebody save me. SOSSOS...SOS Pandanglah 5-10 mendatang, bukan 20 tahun lalu. SMA sudah punya alamat email? Seharusnya Pak BR yang berteriak curang kepadamu... ;) -- amal
[teknologia] Re: Konsensus Milis Teknologia
On 1/12/06, Rahmat M Samik-Ibrahim [EMAIL PROTECTED] wrote: Ha... ha... ha... seperti saya duga, kalau ditantang, besar kemungkinan akan sembunyi. Namun, kalau mendompleng; jadinya ngalor-ngidul tidak keruan ujung-pangkalnya: PTN vs. PTS, Dosen vs Mahasiswa, dst. Milis ini merupakan cerminan keadaan sebenarnya: memang nggak pernah ada niat untuk mencapai konsensus! Kalau demikian, apa bedanya dong dengan telematika? Yang sudah dianggap sukses berdasarkan pengakuan beberapa anggota tentang mailing list ini adalah kemauan untuk mengikuti tata tertib penulisan dan pengiriman email. Sedangkan tentang materi di dalamnya, kelihatannya memang potensial untuk dibelokkan ke topik-topik di luar alur utama Teknologia. Usul saya: * iklan lowongan pekerjaan yang penampakannya seperti iklan baris dan lebih-lebih berdatangan berturut-turut *ditolak* saja. Pengirimnya perlu ditegur. * jika sudah mulai ke luar jalur, memang sebaiknya diingatkan. Konsensus kita sebaiknya: menyediakan pikiran yang lapang untuk diingatkan agar kembali pada tujuan semula mailing list ini. -- amal
[teknologia] Re: mengapa harus steve jobs ?
On 1/11/06, Ronny Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Memang orangnya charismatic sih. Selain luarnya bagus juga dia memang punya isi, bukan nice shell yg hollow. Dan isi yg bagus tidak selalu berarti 'menang angka' atau banyak duit. Mirip halnya seperti anak yg paling pinter di sekolah belum tentu yg paling populer. Ini seperti salah satu komentar yang menanggapi jumlah kaos bergambar Che Guevara lebih banyak dibanding Ossama bin Laden: karena Che lebih ganteng dan ikon rambut panjang dan topi baret sudah mendunia. :) -- amal
[teknologia] Re: bahasa indonesia: bertolak-belakang
On 1/3/06, Ryo Saeba [EMAIL PROTECTED] wrote: saya sendiri bukan penganut EYD yang kaku, terlihat dari penggunaan huruf kecil di awal kalimat. jadi saya sendiri pun terkena gelar bertolak-belakang kalau memang setuju dengan ungkapan dari MDAMT (sayang beliau sendiri tidak pernah ikut lagi dalam diskusi ini). Soal kamu[*] memilih menggunakan huruf kecil di awal kalimat, bukan hanya tidak mengikuti EYD, melainkan terhadap banyak ejaan bahasa lain yang berbasis huruf Latin. Jadi menurut saya justru lebih condong sebagai pemberontakan terhadap kelaziman penulisan huruf Latin. Jadi kemungkinan besar bukan hanya pemakai EYD yang komplain (jika mereka peduli), melainkan penutur bahasa Inggris pun turut keberatan. Apalagi jika blogmu yang didatangi, yang menurut saya kualitas pemakaian bahasa Inggrisnya sangat baik. *) kamu: kata ganti yang akrab dan santai untuk orang kedua. saya mungkin sealiran dengan zaki, dalam memandang wacana ini. adakah yang bisa memberikan padanan kata dalam bahasa indonesia, istilah asing reinventing the wheel? itu yang saya rasakan pertama kali membaca tulisan MDAMT. belum lagi istilah lingua franca, apakah memang sulit sekali mempergunakan padanan dalam bahasa indonesia (jika memang ada)? Saya sendiri tidak selalu dengan mudah mendapatkan padanan yang sesuai, terutama untuk istilah mutakhir. Salah satu rujukan saya selama ini adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia. Menurut saya, masalah yang lebih penting dalam pemakaian bahasa Indonesia saat ini adalah mengurangi kesenjangan pemakaiannya. Banyak ahli membicarakan padanan istilah dan teori tata bahasa yang menurut saya memang sangat tinggi tingkatannya, sedangkan di sisi lain pemakaian hasil-hasil ilmu yang berkait dengan kebahasaan itu di masyarakat masih rendah kualitasnya. Pada saat di satu sisi para ahli harus menyediakan solusi untuk istilah-istilah asing yang menyerbu perbendaharaan kosa kata kita, sebagian masyarakat masih rancu akan pemakaian awalan di- dan kata hubung di. Hasilnya: seringkali diskusi tentang pemakaian bahasa Indonesia seolah-olah merisaukan hadirin karena mereka akan terbelenggu dengan pemakaian istilah aneh-aneh dan sekian puluh aturan yang terkesan rewel. Seperti halnya bahasa lain di dunia ini yang memiliki tata bahasa (pada sisi keilmuan disebut aspek kecendekiaan karena bisa diformulasikan dan mengikuti kaidah), tentunya aturan-aturan dalam bahasa Indonesia tidak dimaksudkan untuk mengekang penuturnya. Inisiatif untuk lebih memasyarakatkan, dalam arti berusaha menggunakan bahasa Indonesia pada ungkapan-ungkapan yang bersifat akrab, ini yang saya rasa masih kurang. Bahkan di beberapa forum di Internet yang membicarakan bahasa Indonesia pun saya amati hadirin di dalamnya terkesan ogah mengikuti aturan kebahasaan. Tentu saja ini bukan keluhan atau ofensif terhadap kondisi masyarakat yang sedang menapaki proses. Saya lebih suka hal ini dianggap semacam kompetisi bebas dan kesadaran bagi penutur untuk memilih yang lebih baik. Toh, cara berbahasa mewakili alur berpikir penuturnya. -- amal
[teknologia] Kiat Gombal buat Pengusaha Kecil
Karena beberapa kali The World is Flat karya Thomas L. Friedman disebut di mailing list ini, begitu disebut kemuraman globalisasi yang diusung Si Tukang Recok El Figson, Rafael Barajas Duran, dari Meksiko dalam buku kartun satirnya, saya jadi ingat Teknologia. Menurut ulasan di Tempo, 8 Januari, hal. 65: Jika Friedman selalu melihat dari sisi yang cerah, El Figson dari sisi muram. * How to Succeed at Globalization http://tinyurl.com/a9q9t (Amazon) http://search.barnesandnoble.com/booksearch/isbnInquiry.asp?isbn=0805073957 (Barnes and Noble) Terjemahan dalam bahasa Indonesia sudah tersedia: * Menghadapi Globalisasi: Kiat Gombal buat Pengusaha Kecil Penerbit: Margin Kiri Penafian (disclaimer): saya sendiri belum membaca kedua buku di atas. :) -- amal
[teknologia] Re: Version control
On 12/29/05, Ariya Hidayat [EMAIL PROTECTED] wrote: Buat rekans yang berkecimpung di dunia pengembangan software, saya ingin tahu aplikasi apa saja yang populer digunakan sebagai version control? Beberapa pilihan: - CVS - Subversion - SourceSafe - RCS - SCCS - Perforce - Sourcegear - FreeVCS Sebelumnya saya dan teman-teman dekat menggunakan CVS (termasuk dibantu oleh artikel yang dibuat oleh Ariya beberapa tahun lalu, terima kasih!). Sekarang hampir semua sudah ganti ke Subversion. Di komputer saya, CVS terpaksa diinstal karena ada beberapa nightly build hasil unduh masih dalam format CVS. Saya sendiri bukan pemrogram serius; kendali versi tetap diperlukan untuk pengelolaan skrip sederhana (misalnya karena ada beberapa versi akibat perbedaan platform), templat blog (supaya lebih mudah ditelusuri jika terjadi revisi), dan sebagian dokumen-dokumen saya. Untuk tempat cadangan (backup) pun enak dan praktis. -- amal
[teknologia] Re: [OOT] Dating an Apple Developer
On 12/23/05, Monang Setyawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Sekedar selingan (maaf buat yang udah baca) : http://www.emilyhambidge.com/blog/emily/66/ (udah lama gak ketawa karena baca blog..) Hmmm, 1. Sudah lama tidak membaca blog yang menyebabkan tertawa, atau 2. Baca blog menyebabkan lama tidak [bisa] tertawa? -- amal
[teknologia] Re: The Internet's most versatile HTML editor
On 12/23/05, Ronny Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Terima kasih buat linknya. Saya sudah coba ternyata masih belum pas juga. Sudah lumayan, tapi tetep belum sreg. Ini cuma menyelesaikan setengah masalah saya, yg tree explorer aja, tapi sayangnya bekerja dengan multiple filesnya masih tetap tidak nyaman. Dengan monitor 15, 2 s.d. 4 file masih bisa 'dipaksakan', namun lebih dari itu... terpaksa deh beberapa ditutup terus kalau perlu dibuka-buka lewat buffer. Tapi kalau disediakan multitab, nanti dikira bukan klon-Vi lagi dong. ;) -- amal
[teknologia] Re: [OOT?] milis kreatif
On 12/20/05, Ben [EMAIL PROTECTED] wrote: On 12/20/05, Ikhlasul Amal [EMAIL PROTECTED] wrote: Sepertinya asyik nih si KISS (baru baca dari mail-archive), a.l. karena si Edwin Pratomo yang selama ini saya baca agitasinya dengan terkantuk-kantuk di perl-id, tampil muka di KISS. BTW, MDAMT justru tetap kreatif kok setelah meninggalkan id-gmail. :p lho, apa hubnya kreatip atau gak dgn milis id-gmail? kayaknya bebas-bebas aja orang datang ke dan pergi dari sebuah milis... Hehehe... benar, memang tidak berhubungan langsung (bukan hanya terhadap id-gmail, malah semua mailing list). Maksud saya secara umum: barangkali saja faktor kecocokan yang seharusnya diperoleh, jadi tidak terpenuhi karena satu dan lain hal. Wehehe... mbulet ya, kata Pak Erte, kayaknya lebih baik dibahas di id-gmail sendiri. -- amal
[teknologia] Re: The Internet's most versatile HTML editor
On 12/21/05, Ronny Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Apa yg membuatnya paling OK menurut Anda? Kalo sekedar lempar2 nama editor aja sih gak menarik. Belum ada yg bisa mengalahkan Vim buat saya. Mau edit apa pun enak, dr HTML, CSS, programming Java, C, C#, PHP, Ruby, Perl, Rails, bahkan email ini pun saya ketik pake Vim. Banyak feature2 yg tidak atau oot Jika ada diskusi tentang editor dan Ronny sudah angkat suara, saya ikut senang: tinggal mengamini bahwa Vim dan gVim tetap yang paling sulit ditinggalkan. /oot -- amal
[teknologia] Re: [OOT?] milis kreatif
On 12/19/05, Andika Triwidada [EMAIL PROTECTED] wrote: On 12/19/05, Idban Secandri [EMAIL PROTECTED] wrote: pak andika ikutan ikutan KISSnya pak adi py ? SOL Belum ikut. Ketemu arsipnya di http://www.mail-archive.com/kiss%40worldless.net/ (thanks to Idban), tapi belum ketemu cara subscribe. Sepertinya asyik nih si KISS (baru baca dari mail-archive), a.l. karena si Edwin Pratomo yang selama ini saya baca agitasinya dengan terkantuk-kantuk di perl-id, tampil muka di KISS. BTW, MDAMT justru tetap kreatif kok setelah meninggalkan id-gmail. :p -- amal
[teknologia] Re: Menilik pemilik/pengelola situs ROYSURYOWATCH.COM
On 12/20/05, roel [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya baru tahu ada posting ini karena diberitahu teman saya. Pernyataan Anda yang menggiring pembaca untuk mempercayai bahwa sayalah pemilik domain roysuryowatch.org itu cuma 66.66% akurat. Domain itu bukan punya saya, dan saya juga tidak ada kontribusi apapun dalam setiap release yang dibuat oleh roysuryowatch.org. Soal hosting di server saya, ya saya pikir daripada 100Mbps up/down link nganggur, saya buat freehosting saja. PS: Ilmu whois dan nslookup Anda lebih tinggi dari pada yang dipamerin Roy Suryo di TV, tapi menurut Fajri masih kelas anak2 :D. Ya sudah. Sekarang begini saja deh: topik seperti ini potensial meluas ke arah yang tidak kondusif karena ada figur yang disikapi dengan pro dan kontra yang dibawa dalam subjek dan materi pertanyaan tersebut. Apalagi si pembawa topik juga menggunakan identitas dan alamat email yang tendensius. Bukannya hal seperti itu tidak boleh di mailing list ini, namun kurang bermanfaat dan sebenarnya topik yang dilempar sebagai wacana dapat diganti dengan sesuatu yang lebih umum, misalnya: bagaimana cara mengetahui identitas pemilik situs Web? atau: apakah cara saya menggunakan whois dan nslookup dapat dipertanggungjawabkan? Begitu usul saya. -- amal
[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?
On 12/19/05, Arie Reynaldi Z [EMAIL PROTECTED] wrote: Nah.. ini yang penting.. share dong temen2 yang di luar.. BTW, kalo dilihat pendidikan jaman baheula (thn 70-80an) dimana sekolah ketat, PR segudang, Hafalan sejubrek, jadi metode lebih baik untuk saat ini ? oot dari matematik ya ? :) Masak iya? Memang sih, zaman saya sekolah dulu PR diberikan tapi rasanya tidak sampai seabreg dan menyebabkan masalah bagi anak didik seperti yang saya dengar saat ini di beberapa sekolah. Atau, karena sekolah dasar saya dulu jauh di kampung? ;) -- amal
[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?
On 12/16/05, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Sayang sekali, saya baru mengerti ternyata Matematika dan Menghitung itu berbeda ketika saya kuliah Kalkulus di tingkat pertama kuliah. Ah, sudah terlambat sekali saya! Kala SMA saya termasuk yang jarang belajar kalau mau ujian Matematika. Tapi kalau ujian Biologi, saya bakal mencari segala macam cara supaya hafalan sebanyak itu bisa masuk di kepala minimal sehari ketika ujian berlangsung. Ah, saya masih susah sekali (atau malas?) untuk menghafal. Justru itu kan asyiknya matematika dan fisika (ini yang saya alami selama di SMA). Tidak perlu terlalu banyak menghapal seperti halnya biologi dan kimia. Kembali ke kuliah Kalkulus. Ketika ujian Kalkulus, saya bingung. Kok ujian Matematika tidak perlu membawa kalkulator? Kok tidak ada angka-angka dalam ujian? Mengapa soal Kalkulus beda sekali dengan soal Matematika waktu saya SMA? Hmm... menurut saya, waktu SMA pun gejala pengurangan angka di pelajaran matematika sudah terasa kok. Buku Matematika terbitan Balai Pustaka yang saya gunakan di SMA dulu sudah mengurangi satu bagian besar: Aritmatika dan diganti dengan pengantar kalkulus. Demikian juga aljabar sudah bermain dengan simbol. Yang benar-benar saya rasakan hilang pada saat kuliah adalah Geometri, karena sudah diganti dengan metode analitik. Ada yang bisa memberikan saya pencerahan tentang dunia Matematika di Indonesia? Apa yang salah? Apa yang benar? Ditinjau dari sisi historis, apakah India bisa memiliki kemampuan Matematika yang lebih baik gara-gara dijajah Inggris? Dan gara-gara Indonesia dijajah Belanda (dan Jepang), kemampuan Matematika-nya rendah? Bagaimana kalau Indonesia dulu tidak dijajah? Atau bagaimana kalau dulu Indonesia menjajah? :D Wah, masak karena faktor penjajahan? Kalau Inggris menjajah lebih baik dibanding Belanda, memang benar, namun apakah dampak yang terlihat langsung dalam bidang matematika? -- amal
[teknologia] Re: Darimana Asal Lingua Franca?
On 12/11/05, adi [EMAIL PROTECTED] wrote: lingua franca adalah bahasa penjajah, atau bahasa yang dipilih oleh penjajah untuk digunakan, atau bahasa yang dipilih oleh yang dijajah, sebagai bahasa penghubung. Kalau Bahasa Indonesia -- sebagai lingua franca di negara kita -- yang diambil dari melayu di Riau, apakah masih membawa unsur penjajah atau yang dijajah? -- amal
[teknologia] Re: Yang bikin Gmail (tetap) Beta..
On 12/5/05, risiyanto budi [EMAIL PROTECTED] wrote: Wah, jadi tidak hanya engineer nya yang handal, marketeer nya juga handal :) *habis mendengarkan ceramah Hermawan K* [OOT/Joke] Kalau habis dengar ustadz gaul, nanti ditambahi kriteria lagi: insinyur dan pemasarnya perlu beriman. :p -- amal
[teknologia] Re: Logika Naif Gara-Gara Cyberspace
On 11/27/05, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Bisakah saya jadi penulis yg mendistribusikan semua tulisan lewat web, namun buku-buku saya yang dicetak dan dijual di toko buku tetap dibeli orang? Bisakah misalnya saya seorang musisi yg mendistribusikan semua lagu .mp3. Tapi kaset/CD saya tetap dibeli orang? Konser saya juga tetap dibeli tiketnya? Untuk musisi, Pak Budi pernah post di milis ini dengan data-data. Kalau programmer saya kurang tahu juga. Kalau memang yakin sudah tidak terlalu mementingkan duit (dengan segala konsekuensinya), ya sudah: tulis semua buku dan publikasikan gratis. Penghasilan masih tetap mungkin masuk: ada penerbit yang tertarik dan hanya mendapat margin dari ongkos menerbitkan (fine print dari penerbit masih lebih enak dibaca dibanding mencetak sendiri lewat LaserJet) dan uang angpau dari menghadiri seminar, jumpa pembaca, atau pelatihan yang menggunakan buku tersebut. Biaya penelitian dan ongkos-ongkos lain penyusunan buku kemungkinan dapat diperoleh dari sponsor. Jika belum sampai seekstrim gambaran di atas: buat saja dua kelompok tulisan. Satu kelompok untuk dipublikasikan komersial (menulis artikel di koran, buku cetak, dll.) dan satu kelompok lagi gratis diakses lewat Web. Dengan demikian prinsip yang dipakai adalah subsidi silang. -- amal
[teknologia] Re: Logika Naif Gara-Gara Cyberspace
On 11/28/05, Ariya Hidayat [EMAIL PROTECTED] wrote: Walau bisa juga 2-2nya, track record di dunia ilmiah kenceng, dan novelnya laku keras. Contoh Tolkien dan Umberto Eco Bagaimana kalau yang bukan dua-duanya ? Sudah nggak ada pengakuan di dunia ilmiah, bukunya juga nggak laku :-P Kalau mengikuti gaya T.A. Edison, ya berusaha lagi ribuan kali, siapa tahu rezekinya memang bukan lewat penjualan buku. :p Gombloh dan Van Gogh tidak menikmati duit penjualan produk mereka. -- amal
[teknologia] Re: google labs, beta
On 11/23/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Ronny Haryanto wrote: On Wed, Nov 23, 2005 at 12:57:52PM +0700, Trias Adijaya wrote: Ngobrolin ttg gmail, sampe sekrang saya engga ngerti kenapa Gmail masih Beta, padahal udah punya banyak programmer terhebat di dunia. Beta bisa diartikan selalu dikembangkan dan diperbaiki. Kemungkinan masa Beta-nya Google bertahun-tahun berdasarkan metode yang mereka pakai. Slashdot edisi pagi ini: Why Does Beta Last So Long? http://slashdot.org/article.pl?sid=05/11/28/195219 Betas also have become a marketing device in a fiercely competitive industry, allowing software and Internet firms to release new products or services sooner and cultivate early buzz. -- amal
[teknologia] Re: Terjemahan outsourcing (was: Re: Infrastruktur TI Indonesia)
On 11/25/05, didik achmadi [EMAIL PROTECTED] wrote: mungkin [IMHO juga] ejaan menyubkontrakkan kurang sesuai oom bas.. karena dasarnya adalah sub kontrak.. jadi lebih tepat ke mensubkontrakkan. Untuk mendelegasikan dalam persepsi kelihatannya juga kurang sesuai. Barangkali Baskara melihat dari kelaziman s di awal kata berubah menjadi ny, seperti sapu -- menyapu. Saya belum tahu persis aturannya, cuma memang agak terbentur untuk kata serapan, misalnya: sinkron -- mensinkronkan atau menyinkronkan? Kalau dicari di Google seperti yang dilakukan oleh Baskara, hehehe... bisa jadi yang salah kaprah lebih banyak dibanding yang taat azas. ;) Tanya dikit nih oom amal, penggunaan tanda - itu sebenarnya bagaimana untuk kata kata tertentu, misal ya, yang sesuai itu men-subkontrak-kan atau mensubkontrakkan ? Tanda hubung hanya dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing. (dikutip dari Pedoman Umum EYD) Contoh: * di-smash * pen-tackle-an Karena sub kontrak bukan kata asing, maka digabung saja, mensubkotrakkan. *waktu sekolah duluw gak pernah mikirin hal2 semacam gini, baru akhir2 ini saja :D* Sama. Setelah baca buku Tata Bahasa Bahasa Indonesia, Pedoman Umum EYD dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah, asyik kok. -- amal
[teknologia] Re: Terjemahan outsourcing (was: Re: Infrastruktur TI Indonesia)
On 11/25/05, Made Wiryana [EMAIL PROTECTED] wrote: Di milis bahtera sekarang pun sering Google digunakan untuk perbandingan. Paling tidak untuk mengetahui manakah yang sering digunakan masyarakat, bukan sebagai patokan mana yang benar dan salah. Benar. Ini manfaat tambahan dari mesin pencari ya? ;) Saya masih sering baca buku ini sebagai patokan kalau bingung dalam menulis bahasa Indonesia. Sayang buku EYD saya di Jerman ini sangat terbatas (waktu liburan cuma sempat bawa koleksi saya 3 buku untuk pedoman dan kesalahan ejaan). Seandainya ada versi elektronis mungkin akan sangat membantu sekali Saya ingin memulai menyediakan Pedoman EYD dan Pembentukan Istilah yang tipis itu, namun belum mulai bergerak juga. Kelihatannya tidak ada persoalan juga dari sisi lisensi (CMIIW). Buku Tata Bahasa yang lebih bagus dan lengkap, namun yang ini tidak boleh disalin begitu saja ke media digital. -- amal
[teknologia] Re: Terjemahan outsourcing (was: Re: Infrastruktur TI Indonesia)
On 11/26/05, adi [EMAIL PROTECTED] wrote: untuk hipotesis-hipotesis. penggunakan kata 'metoda' dan 'hipotesa' itu salah (kalau diartikan jamak). Seperti halnya analisis (bukan analisa), jadi seharusnya mengikuti sumber kata tersebut: hipotesis (bukan hipotesa). -- amal
[teknologia] Re: top posting
On 11/22/05, Jay [EMAIL PROTECTED] wrote: Banyak orang salah mengartikan thread dilihat dari subyek, sama seperti Gmail membuat konsep conversation hanya dilihat dari subyek, subyek diganti --dalam mode reply, bukan new compose email-- jadi thread baru padahal jika diurut secara teknis tetap satu thread. Yup, saya tetap lebih senang gaya penampilan ulir diskusi (thread view) di Mutt dibanding Gmail. Di Gmail pemakai memang mudah melihat bahwa ada respon/email baru untuk sebuah percakapan, namun tetap sulit mendapatkan gambaran sebuah email menjawab email yang mana dalam sebuah percakapan, karena semua ditumpuk secara linier, begitu saja urut dari awal ke akhir. *sambil menunggu janji antarmuka Yahoo! Mail yang konon lebih baik lagi. -- amal
[teknologia] Re: top posting
On 11/23/05, Arie Reynaldi Z [EMAIL PROTECTED] wrote: Inilah perbedaan antara orang awam dengan orang teknis. Mereka akan nambah pusing kalau baca model thread yang ditawarin mutt. Karena lebih sulit dibacanya. Saya lebih seneng pake pine, karena plain and simple :). gmail menurut saya juga seperti ini, sederhana gak harus direpotin sama tree conversationnya. Simple aja, seperti yang dibutuhkan orang awam.. Jadi, selamat datang di dunia orang awam. :) Sebenarnya tidak terlalu awam-awam sekali, pun bukan ahli, misalnya begini: di sebuah ulir diskusi saya sedang menunggu respon peserta diskusi lain yang menimpali pendapat saya, atau terdapat dua kelompok yang membicarakan sebuah topik (sehingga menjadi subtopik) dan saya lebih condong membahas dari subtopik-A. Nah, jika ditumpuk begitu saja (linear), saya perlu memeriksa setiap ada pesan baru di ulir diskusi tersebut (seperti yang saya lakukan di Gmail). Ternyata, email baru yang masuk *bukan* respon terhadap pendapat saya. (kecele?) -- amal
[teknologia] Re: regulasi telp pra bayar
On 11/21/05, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote: Operator sendiri juga bingung, apakah mereka bertanggung jawab terhadap validitas data yang didaftarkan. Ditambah lagi sebagian besar kontribusi penjualan kartu perdana itu berada di tangan distributor, bukan di tangan operator. Kabar-kabar yang lain: sistem untuk keperluan registrasi itu sedang disiapkan, kira-kira Maret/April (?) tahun depan akan dioperasikan. Tentang kesahihan data yang masuk memang sulit diharapkan segera terlaksana, yang penting ada dulu. (Lah, siapa yang akan segera membenahi sistem kependudukan negeri ini?) -- amal
[teknologia] Re: Serius nih!?! (was: Re: [teknologia] Re: traffic dan feed)
On 11/14/05, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote: Ayo kita gabung. Soalnya sudah dua tahun saya mikirin yang kayak gini. Saya sudah buat orat-oretnya (tapi paper-based), dan sudah saya ceritakan ke beberapa orang. (They didn't get it! Maybe it's too simple?) Saya bahkan sudah punya namanya Writers United :) Diilhami oleh B* colors united dan Manchester United? ;-) (i am not a fan of MU, though.) Sepertinya asyik juga. ;) Bisa jadi bekal menghadapi usia senja, saat kemampuan memrogram mulai kendur dan kurang telaten terus di dunia administrasi sistem. Bisa jadi sandaran hidup seperti piara ayam, ya? -- amal
[teknologia] Re: traffic dan feed (was Re: [teknologia] Web 2.0)
On 11/11/05, Ronny Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Ayo kita bikin seperti Google. Mulai dr interface yg simple dan bisa digunakan. Gak usah fancy2. Just the news. Free. Usable. Professional journalism. Kasih rss feed. Fokusin ke kenyamanan dan kepentingan pembaca. Gak usah pake iklan dulu pertamanya gpp. Build the brand slowly. Nti udah gede baru sisipin iklan secara smart (targeted by topic/content) dan unobtrusive. Kalo udah gede, udah bisa buka harga mahalan buat iklan, dan juga bisa maksa pembeli utk ikut aturan kita Heh? Nanti muncul gurauan: apa bedanya dengan blog? atau: ini media massa atau blog? Hehehe... SOL Bagian terakhir mimpi Ronny di atas asyik: siapa yang mau pasang iklan (harga mahal dong) di blog saya? :p Hwarakadah, kata Pailul. -- amal
[teknologia] Re: Masih tentang content management system
On 10/29/05, Jaimy Azle [EMAIL PROTECTED] wrote: masalahnya sqlite tidak memiliki cursor, jadi modus fetching data atas sebuah query ditampung seluruhnya pada buffer client dulu, ini tentunya mengundang bahaya lain juga, terutama bila jumlah data tersimpan sudah cukup besar, selain membuat operasi sistem jadi menjadi lebih lambat, ini juga menimbulkan kemungkinan buffer-overflow, terutama bila usernya salah dalam memanfaatkan query. Sejauh ini, saran untuk SQLite di MT untuk instalasi personal dan memang baru mengganti Berkeley DB. Sedangkan untuk instalasi di tempat yang lebih ramai pengunjung, seharusnya kesibukan hanya terjadi waktu rebuild dan penanganan komentar. Urusan lainnya kan ditangani halaman statik. -- amal
[teknologia] Re: Masih tentang content management system
On 10/28/05, adi [EMAIL PROTECTED] wrote: waduh .. bahasanya kurang gaul, saya ndak ngerti. apa itu lapak :-) Pak Adi, jalan-jalan ke Pasar Tanah Abang dong, supaya tahu lapak. ;) gitu .. diusulin saja supaya developer movable-type belajar lagi soal unix security hi..hi.. (j/k). Jangan kuatir bos, SQLite itu hanya salah satu alternatif, jadi kalau dilihat dari sisi akses itu ya tidak jauh beda dengan Berkeley DB. :) -- amal
[teknologia] Re: Masih tentang content management system
On 10/27/05, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote: [Catatan: saya juga sudah bermain-main dengan MT menggunakan Berkeley DB.] Sedikit ada yang terlewat: kalau mau mencoba RDBMS yang berbasis berkas tunggal, bisa dicoba SQLite. Banyak pemakai MT tingkat lanjut yang menyarankan pemakaian SQLite sebagai alternatif menengah di antara Berkeley DB dan MySql. Ringan, lebih aman (karena tidak perlu koneksi lewat soket), dan cukup ditangani oleh sebuah berkas. -- amal
[teknologia] Re: Masih tentang content management system
On 10/28/05, adi [EMAIL PROTECTED] wrote: ups .. tidak. RDBMS lebih 'aman' :-) misalnya orang menggunakan apache+php+sqlite, itu sama saja dengan menjadikan apache sebagai database server (sqlite embedded). tidak ada process separation, tidak ada autentifikasi, bagaimana bisa lebih aman :-) Sebagian sudah dijawab oleh Pri, saya tambahi dari sisi argumen yang saya peroleh di ProNet, mailing list Movable Type. Karena umumnya aplikasi CMS kelas lapak ini bekerja dengan satu akun ke basisdata (setting biasanya disimpan di berkas *.conf), jadi menurut sudut pandang tersebut, autentikasi sebenarnya tidak terlalu diperlukan apabila hak akses ke sebuah berkas sudah diatur oleh sistem operasi. Dengan demikian karena berkas basisdata tersebut hanya dapat diakses oleh akun A, dengan sendirinya tidak akan diakses oleh pemakai yang lain karena sudah dilindungi oleh sistem operasi. Selain itu, CMS kelas lapak ini umumnya menggunakan satu basisdata untuk semua, sehingga urusan multi-user atau multi-blog sudah ditangani oleh aplikasi. Kalaupun akan dibuat beberapa instan dari si CMS, berarti disediakan beberapa berkas SQLite dengan akses masing-masing (bukan lewat pintu gerbang gede, sebuah port RDBMS). Karena tidak perlu membuka port koneksi (yang memang sebenarnya tidak terlalu diperlukan untuk aplikasi kecil), jadi dianggap lebih aman. Oh ya, saya menjelaskan SQLite dalam konteks penjelasan Pak Budi terhadap Berkeley DB dan konteks yang lebih cocok adalah CMS untuk instalasi lokal. Kalau lebih luas, Apache+PHP+SQLite dan melayani banyak keperluan seperti ditulis Pak Adi di atas, ya beresiko. Pencoleng yang masuk tinggal ambil satu berkas SQLite, sudah deh... wassalam. ;) saja, secara teoritis, source codes yang lebih pendek lebih secure print hello world; -- kode paling aman ya? ;) -- amal
[teknologia] Re: Masih tentang content management system
On 10/28/05, Priyadi Iman Nurcahyo [EMAIL PROTECTED] wrote: On Friday 28 October 2005 01:54, adi wrote: kalau pakai statik html kan mestinya tidak perlu rajin-rajin update :-)) jadi tidak ada ya cms, yang free, yang bisa generate static html. bbrp kali ketemu di google tapi komersial. movabletype? free for non commercial use :) tapi lagi-lagi ini CMS spesifik blog. Atau bagaimana kalau begini: * buat halaman Web dinamik di lokal; * buat mirror statik dari halaman dinamik di lokal tersebut, pakai wget; * hasil wget disinkronkan ke server remote, cukup bagian yang diubah/ditambahi yang diunggah. Kalau menggunakan HTML statik, berarti aspek interaktif seperti komentar/respon pengunjung ditiadakan, ya? -- amal
[teknologia] Re: Istilah pemmrograman
On 10/18/05, Ronny Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote: On Tue, Oct 18, 2005 at 01:51:33PM +0700, Ikhlasul Amal wrote: Control Structures Struktur kendali (?) Kalo struktur pengendalian gimana? Kalo kendali kok kesannya seperti alat kendali, sedangkan control structure mengacu ke struktur yg bisa mengendalikan arah/laju program. Struktur pengendali? Pengendali == alat yang mengendalikan; Pengendalian == hal/tindakan mengendalikan. Teladan: Tuas itu menjadi pengendali gerakan robot. Pengendalian kegiatan mahasiswa sudah lazim di zaman Orba. Nah, yang mana yang lebih sesuai untuk control structure? Compiler Kompilator Kalo ini di-plesetin begini, kayaknya interpreter juga gak ada salahnya dibiarkan interpreter (atau interpretor?) Nah ini repotnya dengan pleset-memleset: processor menjadi pemroses atau (memang) prosesor? Yang pertama diambil bentuk akar katanya, process; yang kedua diserap langsung bentuk jadiannya. Ini persoalan klasik penyerapan istilah. Sekedar Rp. 50. * saya beri kembalian Rp 25 (jangan pakai titik untuk Rp), hehehe... -- amal