Re: Tanggapan terhadap pernyataan Kelompok Madani.

1999-08-24 Terurut Topik FNU Brawijaya

Hallo Bung Irwan dan rekan Permias@ yg laen,

Saya sendiri tadinya cuma membaca sekilas saja pernyataan Kelompok Madani
tersebut. Kalau tahu gitu saya justru akan menjadi orang yang pertama sign up
mendukung pernyataan kelompok Madani itu.

Dasar dari dukungan tentu saja karena pertarungan politik yang makin tidak sehat
dari elite politik baru yg ada sekarang ini. Setelah muncul gabungan kekuatan yang

tadinya kecil-kecil dan ternyata menjadi besar tersebut, maka sudah pantas kalau
kelompok yg baru emerge ini menyodorkan alternatif pemimpin.

Rasanya sudah berkali-kali kita berdebat masalah status pemenang ini. Ini terjadi
waktu kita bicara masalah mayoritas perolehan suara. PDIP sebagai peraih suara
terbanyak yaitu 34-35% suara jelas merupakan pemenang, tetapi bukan satu-satunya
pemenang. Jadi tentu saja bukan satu-satunya pula partai yg dapat mengklaim bahwa
calon prez dari partai bersangkutan harus menjadi presiden definitif.
Mengapa demikian? Kan jelas mesti dapat dukungan suara mayoritas di dalam
SU MPR nanti. Ini memang merupakan konsekuensi dari sistem pemilu tidak
langsung yg dianut Indonesia. Jadi justru krn anda ingin mengklaim bahwa MS
harus menjadi presiden sbg caprez dari partai dengan perolehan suara terbanyak,
yg juga merupakan ciri dari sistem pemilu langsung (yg memungkinkan suara
terbanyak dari pencoblos langsung menentukan presiden), ya mestinya dukunglah
pihak-pihak yg ingin mengamandemen UUD45.

Anda benar mengenai perlunya penegakan demokrasi. Justru itu kita mesti tahu
demokrasi macam apa yg perlu ditegakkan. Kan ada demokrasi model AS,
demokrasi pancasila model suharto, demokrasi terpimpin model sukarno
Bila kita ingin meniadakan pergolakan-pergolakan politik di masa depan,
ya mumpung situasi masih memungkinkan, lakukanlah perbaikan-perbaikan
yg sifatnya essential, bukan tambal sulam saja. Jadi lakukan identifikasi
kesalahan-
kesalahan yang terjadi di masa lalu. Apa yg menjadi kesalahan di masa lalu
baik di jaman orba dan di jaman orla? Lha rak masalah kekuasaan prez yg
terlalu besar tho? Apa yg menyebabkan kekuasaan prez terlalu besar? Rak
UUD45 tho? Nah, jadinya perlu perbaikan-perbaikan struktural dari sistem
ketatanegaan a.l. UUD45 itu. Hal lain dari identifikasi masalah adalah ketidak-
profesionalan TNI, ya sudah perlu dibuat TNI yg profesional. Bukan sekedar
TNI saja yg tidak profesional tho? Apa? Ya identifikasi sendiri lah

Nah, jadi jangan karena merasa memperoleh suara terbanyak yg cuma 35%
lalu merasa mendapat mandat rakyat dong? Kan ada suara sebanyak 65% yang
lain. Ini yang perlu anda perhatikan juga. Jadi jangan memaksakan kehendak gitu.
Kan yang 65% ini juga rakyat, bukan timbunan pasir tho? Nah, upaya pemaksaan
kehendak ini dapat kita lihat tercermin dari ucapan Aberson yg menginnginkan
pemilu ulang bila MS tidak jadi presiden. Lho...kan sudah tahu konsekuensi sistem
perwakilan kan? Saya sendiri bisa saja setuju dengan ucapan Aberson bila pemilu
ulang yg diinginkan itu sekaligus didasari oleh sistem pemilihan langsung. Jadi
perlu
dirombak total dulu institusinya Nah, bila ini yg memang diinginkan Aberson
tadi,
wah, aku mau deh teken sebagai orang pertama yg mendukung. Pokoke saya sih
mendukung semua upaya-upaya menuju perbaikan sistem di Indonesia deh, dan
ingin bebas dari pemujaan berlebihan kepada individu atau andi-padu. Nah gitu dulu
ah...

Buat Bung Irwan, sesuai dengan harapan Bung Irwan yg tidak ingin memberaki
demokrasi, janganlah Bung Irwan sendiri memberaki demokrasi yg masih compang-
camping tetapi disetujui bersama ini dengan memaksakan kehendak sendiri. Biarkan
saja wakil-wakil rakyat itu yg menentukan ke siapa suara mereka akan diberikan,
mau ke MS, BJH, atau GD atau siapapun yg mau diajukan? Jangan seperti Suharto
yang ingin selalu menjadi calon tunggal dong ah. Padahal dia lewat Golkar mencapai

suara lebih dari 50+1 persen saja masih berjingkrak-jingkrak kebakaran jenggot
waktu ada yg mau mendaftarkan diri sebagai caprez dalam SU-MPR. Lha lalu apa
perbaikan sistem yg anda kehendaki kalau anda ingin muncul caprez tunggal di
dalam SU-MPR, dengan modal suara 35% itu. Kan ini yg bakal menjadi konsekuensi
logis dari pemikiran anda itu.

Buat kelompok Madani via Bung Priyo, ada endak yg perlu diteken secara tertulis?
Hehehe

Salam,
Jaya

'---
Irwan Ariston Napitupulu wrote:

 catatan:
 tulisan di bawah ini sudah lebih dari 2 hari mendem
 di mailbox saya karena mikir2 apa diposting apa ngga ya?
 Moga2 belum basi karena memang ngga pake bahan
 pengawet. Selamat menikmati.

 jabat erat,
 Irwan Ariston Napitupulu

 ---tulisan tanpa bahan pengawet-
 Saya pada dasarnya tidak ada masalah bila Gus Dur jadi
 presiden mengingat dia termasuk dalam daftar orang hebat
 di saya:)
 Dia tuh tipe orang yg rela ngorbanin dirinya sendiri demi
 melindungi umatnya pada khususnya dan rakyat Indonesia
 pada umumnya.

 Yang menjadi masalah sekarang adalah memilih capres
 diluar pemenang pemilu. Bagi saya, memilih capres yg
 

Rubrik bahasa Indonesia (RE: penulisan Dirgahayu)

1999-08-19 Terurut Topik FNU Brawijaya

Heran, apanya yg salah dari dua yg ini:
-- Dirgahayu RI ke-54
-- Dirgahayu Kemerdekaan RI ke-54

Kan sudah bener? Kalau 'dirgahayu hut' itu baru salah
Kalau yg ini sih sudah berkali-kali dibilang salah sama pak anton...(eh, sopo iku).
Tapi kayaknya yg dua yg di atas mah sudah di-approve sama lembaga
bahasa ind. Nggak tahu juga ding...
Keeneg-an mbak Purbo juga ndak perlu-perlu amat. Makan promag aja mbak.
Misal "Dirgahayu Mbak Purbo ke-17" bukannya perlu dibaca sebagai selamat
ultah yg ke-17 buat mbak purbo?

Masak mau dibaca sebagai:
"selamat ultah buat mbak Purbo yg nomor 17 (dari 19 Purbo bersaudara kembar)."
Rak endak...

Kalau 'pulang ke rumah' sih wajar dong. Kan bisa juga pulang ke kantor,
karena tadi baru nglayap dulu misale. Atau pulang ke pasar, soalnya dia
pedagang di pasar itu. Mungkin kalau contohnya 'turun ke bawah' lha itu
baru cucuk. Kali aja

Kalau bakeri hollan juga sudah betul. Bukannya ini berasal dari anjuran
bahasa indonesinia. Tadinya namanya 'Holland Bakery'. Berhubung sudah
telanjur beken dan dikenal dengan nama itu, kalau diganti menjadi
'toko kue dan roti kemanggisan' bakalan nggak laku. Caranya akhirnya
pake kompromi, yg penting mengikuti hukum DM. Jadilah 'bakeri holan'.
Mungkin ada yg protes bahwa 'bakeri' bukan perbendaharaan kata bhs ind.,
tapi ya nggak apa-apa. Nanti bakalan jadi terserap menjadi bhs indonesia.
Wong namanya bahasa rak dinamis ya jadi asalkan masih ngikutin
kaidah-kaidah tata bahasa mah okay-okay saja lah.

Juga 'gran vila'. Kalau sudah menjadi nama, ya nggak apa-apa.
Wong kalau anda buat perumahan lalu dikasih nama "??!!*$HUH"
juga nggak ada yg ngelarang. Iya endak? Kalau 'real estat' sih
emang sudah ada padanan kata bhs indonesianya sih

Kita nggak perlu ngikutin Malaysia yg suka bikin istilah aneh seperti:
keyboard = papan kekunci (key=kunci, dan board=papan.)
mouse = tetikus..
secretary = penaip (dari pe-type).

Hehe...

'--
Saya mereka-reka (tanpa rujukan) "Dirgahayu" berasal dari kata "dirga" yang
artinya "tinggi-luas-terbentang bak angkasa" dan "rahayu" yang bisa berarti
"hidup/anugerah". Jadi terjemahan bebas "dirgahayu" adalah "selamat
berhajatan" atau "selamat ulang tahun" atau "selamat berhidup penuh
kebebasan".

Jadi yang mbuat mbak Nina nyeseg itu barangkali banyak orang yang ngaku
pinter tapi ngawur dalam memasang bentangan spanduk dalam rangka 17-an.
Misal: "Dirgahayu RI ke-54" ini artinya di dunia ini ada 54 biji negara RI.
Padahal 'kan cuma satu. Ada juga yang nulis "Dirgahayu Kemerdekaan RI ke-54
atau Dirgahayu HUT RI ke-54". Ini juga suatu hiperkorek seperti halnya kita
ngomong "blue jeans warna biru" atau "pulang ke rumah". Lha namanya "blue
jeans" itu warnanya ya biru dan namanya "pulang" itu ya "ke rumah".

Di jalanan Jakarta juga banyak dibuktikan bahwa pengusaha besar (yang
ngakunya berpendidikan) sama saja klasnya dengan pedagang kakilima dalam
berbahasa Inggris. Lihat saja para pedagang kakilima di Blok M yang memajang
tulisan bahasa Inggris yang "ngawur". Tengok juga papan-papan reklame
seperti "Bakeri Hollan" (anaknya Bakeri Aburizal), "real estat", atau juga
"gran vila" yang sama sekali tidak ada artinya. Bahasa Inggris bukan, bahasa
Indonesia juga apalagi.

Wassalam,
Efron

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Sulapan Duit Rp 546 Milyar ;-)

1999-08-19 Terurut Topik FNU Brawijaya

Ini sama dengan jaman dulu, yaitu pelajaran budi pekerti.
Cuman beda nama doang...isinya sih sami mawon. Kalau
jaman baheula namanya 'pelajaran budi pekerti', jaman
tahun 80-an menjadi pelajaran P4. Sekarang mau ngusulin
jadi PPABP, apa bedanya? Ini bukannya cuman ganti judul
doang?

Yang penting mah hukumnya jelas dan tegas. Kalau yg ini
bisa ditegakkan, mau dikasih pelajaran budi pekerti atau tidak
ya sama saja. Nanti kan orang mengerti sendiri kalau nyolong
itu nggak baik buat dia karena mesti nginep di hotel prodeo.

Eh, itu si komo dari georgetown muncul lagi mas admin,
apa nggak lebih baik dicabut aja nama komo dari list secara
manual?


-
Kayanya pejabat kita banyak yang sering
bolos waktu pelajaran Agama dulu disekolah.

Makanya sekarang para calon Pejabat lebih baik
di PPABP -kan sebagai pengganti P-4.
Wajibkan saja sebelum dilantik.

Setuju ? Ya terserah kalau enggahehehehe...


Salam,
bRidWaN

(PPABP = Pendidikan Pengamalan Agama dan Budi Pekerti)

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



[warngopol-baduten] Horta dan Unamet....

1999-08-06 Terurut Topik FNU Brawijaya

Salam jumpa dengan ane lagi... sudah lame ndak muncul pasti rekan-
rekan telanjur seneng. Eladalah kok ane muncul lagihehehe apes deh.

Kacamata Horta memang kacamata horta, bukan kacamata milik
semua orang. Kalau bicara sesuatu ya pokoke yg menguntungkan diri
sendiri. Yah...wajar...

Horta saat ini mau menyelidiki harta kekayaan Suharto weh, tinggal
nanya aditjondro rak enak tur kepenak. Wong sama-sama di Australi..
Jadi masalah gengsi juga tetep ada. Yang saya bilang kacamata
Horta ya tujuannya yg mengharapkan harta suharto untuk rakyat yg
mengalami tindak kekerasan Ya secara tidak langsung rak mau
ngomong buwat timtim saja tho? Dasare moto duiten yo susah...

Sekarang orang-orang bule anggota Unamet banyak yg mbujuk-mbujuk
rakyat timtim untuk menolak integrasi. Weh, dasare londo, dasare pihak
ketiga selalu memikirkan keuntungan dirinya sendiri. Australi sekarang
pasti gencar cari cara agar timtim merdeka. Kalau timtim merdeka rak
bisa jadi buffer terhadap so called "bahaya utara" tho? Habis itu entar
dibantu habis-habisan deh Tapi rakyat timtim yg pro kemerdekaan
ya jangan berharap banyak lah dari australi ini. Silakan lihat aja tuh
Papua Nugini apa sih yg sudah berkembang. Dulu Australi juga yg
paling semangat jadi saudara tua... Setelah terbukti ndak banyak
mendatangkan manfaat yo bosen sendiri... dibiarkan merana sendiri.

Balik lagi ke Unamet Lha kalau orang unamet nggak netral mestinya
rak pemerintah secara tegas menolak kehadirannya. Kalau perlu itu
Australi juga dilarang jadi anggota Unamet saja Wong sebagai
negara tetangga langsung gitu ya jelas nggak bisa lepas dari vested
interest. Sekarang gini aja deh, sumbangan Australi waktu pra kemer-
dekaan RI itu apa sih? Waktu SD dulu dikisahkan bahwa Australi ini
sempet membela kepentingan RI antara lain waktu KMB ya? Tapi
nyatane NICA di mana sih dulu disusunnya? Tetep aja ya mbelaiin
walondo tho...wong sama-sama senasib sebagai sekutu...
Nah, sekarang Australi mau nyusup-nyusup lagi... Daripada rakyat
Australi yg cuman seuplik itu macem-macem terus... mbok sekali-kali
dijugugi gito lhu...eh, gitu lho. Biar rada mengkeret dikit, dan ndak
gembelengan gitu... Pura-puranya demokratis nyatane ya orang
aborigin hidupnya sengsara. Cuman dikasih bir doang. Ya pantes
aja ndak maju-maju. Masih mending perlakuan AS thd native american
deh...

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire



AS mau kirim marinir ke timtim

1999-08-02 Terurut Topik FNU Brawijaya

Hehehe ini baru seru, tentara AS mau masuk ke Indonesia...
Saya jadi ingat Sudan, pertama-tama dielu-elukan kedatangannya.
Habis itu baru dilempari batu. Tapi sudah terlambat harga diri
sudah terinjak, lalu urusan dalam negeri sudah dianggap urusan
AS sendiri. Modusnya ya sama, jadi anggota pasukan perdamaian.
Nah, sudah puas saudara-saudara?

Nanti langkah berikutnya adalah pendirian bar-bar untuk melapaskan
penat dan lelah anggota pasukan. Kan kasihan, mereka datang itu tidak
ada untung apa-apa... Wong urusan negara lain kok...jadi ya murni untuk
membantu demi kemanusiaan.

Habis itu perlu dibangun komplek hiburan semacam panti pijat, mulai
dari pijat jasmani sampai pijat gembira. Weh, jadi inget Vietnam, dan Thailand
yg dapet serempetan rejeki. Jadi ingat pula Philipina dengan berbagai bar dan
hiburan lainnya, termasuk monkey-monkey yg dipajang di depan bar atau
tempat usaha itu. Yah lumayan, untuk mendapatkan dollar yg susah, bisa juga
juwalan bir dan gincu plus kringetendak perlu tuh ekspor non migas..

Yak, jual saja semua, kalau sudah tidak ada yg dijual ya jual saja
negorone dewe hehehe... Gratis kok, wong milik bersama...

--
Salam,
Jaya



Kursi untuk rakyat.

1999-08-02 Terurut Topik FNU Brawijaya

Penduduk Ndiwek ada kira-kira 1 juta atau 0.5% penduduk Indonesia.
Sehingga kalau kursi DPR ada 500, paling tidak warga Ndiwek mendapat 2.5 kursi,
dibulatkan menjadi 3 kursi. Selain itu masyarakat pengusaha tambal ban di pinggir
kali ciliwung yang merupakan kaum minoritas pinggiran perlu mendapat wakil yg
layak di DPR. Untuk itu satu kursi perlu diberikan kepada mereka.
Masyarakat Samin juga perlu satu kursi. Masak nggak diwakili.


'---
FKMTI: Etnis Tionghoa
Perlu Duduk Di MPR

JAKARTA (Waspada): Masyarakat Tionghoa yang tergabung dalam Forum Komunikasi 
Masyarakat Tionghoa Indonesia (FKMTI) menegaskan sebagai salah satu etnis minoritas di 
Indonesia, Tionghoa perlu mempunyai wakil untuk duduk dalam utusan golongan di MPR.

Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Tionghoa Indonesia Nurdin Purnomo di Jakarta, Minggu 
(1/8) mengatakan selama lebih dari 30 tahun masyarakat Tionghoa tidak pernah diberi 
kesempatan aktif dalam percaturan politik di Indonesia.

"Setelah ada perubahan besar di Indonesia, sekarang lah kesempatan yang tepat untuk 
bangkit," katanya sebelum acara pertemuan dan ramah tamah forum tersebut.

Menurut anggota KPU wakil dari Partai Bhinneka Tunggal Ika (PBI) itu, utusan golongan 
menurut UU Pemilu diberikan kepada organisasi atau badan kolektif yang tidak terwakili 
di DPR.

Orang Tionghoa di Indonesia, katanya, berjumlah sekitar 10 juta atau lima persen dari 
jumlah seluruh penduduk Indonesia, sehingga kalau jumlah kursi untuk DPR ada 500, 
paling tidak seharusnya etnis Tionghoa mendapat sekitar 25 kursi.

Meski partai yang dipimpinnya memperoleh tiga kursi di DPR RI, sepuluh di DPRD I, dan 
60 di DPRD II, Nurdin mengatakan etnis Tionghoa masih tetap kurang terwakili di DPR.

Karena itu, katanya, satu atau dua kursi untuk utusan golongan di MPR perlu diberikan 
kepada masyarakat Tionghoa.

Menanggapi pernyataan kelompok warga Tionghoa yang tergabung dalam Partisipasi 
Pembauran Indonesia (Parpindo) --di antaranya Jusuf Hamka (ketua umum) dan Junus Jahja 
(anggota DPA)-- yang menyatakan tidak perlu ada kursi khusus untuk etnis Tionghoa di 
MPR, Nurdin menyatakan ketidaksetujuannya.

Ketika bertemu Menpen Mohammad Yunus Yosfiah, Jumat (30/7) lalu, Ketua Umum Parpindo 
HM Jusuf Hamka menyatakan adanya kursi khusus etnis minoritas di MPR merupakan langkah 
mundur yang harus dihindari.

Menurut dia, kursi untuk etnis minoritas Tionghoa atau yang lebih populer dengan 
sebutan nonpri, jelas bertolak belakang dengan jiwa Inpres No 26 tahun 1998 yang 
menyebutkan agar tidak ada lagi istilah "pri" dan "nonpri" hingga meratakan jalan bagi 
penghapusan perbedaan rasial di kalangan sesama komponen bangsa.

"Konsep Pembauran yang dilontarkan Jusuf Hamka dan Junus Jahja selama ini tidak jalan. 
Mereka memang tidak mewakili orang Tionghoa. Latar Belakang konsep mereka pun karena 
diperalat orde Baru," kata Nurdin.

Forum tersebut, kata Nurdin, merupakan wadah bagi orang Tionghoa untuk merapatkan 
barisan dan menyatukan persepsi masyarakat Tionghoa untuk memperjuangakan haknya 
antara lain dalam percaturan politik di Indonesia.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Umum Gerakan Muda Persatuan Islam Tionghoa Indonesia 
(Gema PITI) A Rachman Hakim.

Menurut dia, utusan golongan untuk etnis Tionghoa di MPR mendatang harus ada, karena 
selama ini belum ada yang memperjuangkan hak-hak etnis minoritas Tionghoa di lembaga 
perwakilan rakyat.(ant)



--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
----oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: [AS mau kirim marinir ke timtim]

1999-08-02 Terurut Topik FNU Brawijaya

Weh, kalau ditanya puas endak puas jelas saya nggak puas sama sekali.
Kita tinggal tengok sejarah saja, dimana tentara AS masuk, yang terjadi
adalah kekacauan. Bukan berarti pemerintah AS brengsek atau setengah
hati atau bagaimana ya. Tapi karena AS mau nolong tetapi tidak mau rugi,
termasuk rugi nyawa. Apalagi saat ini. Ini berkaitan dengan masyarakatnya
yang lebih vokal. Saat korban dari pasukan AS berjatuhan tidak perlu
menunggu terlalu lama pasti masyarakat pada ribut tuh... Pasti pada nuntut
untuk menarik pasukan dari wilayah yg lagi kacau. Kejadian gini kan sudah
sering lah.

Masalah perkosa, bunuh, rampok weh dimana-mana kalau tentara lagi
stress ya tidfak boleh lihat dagu lancip dikit. Ya lihat saja Vietnam. Yang
diperkosa berapa tuh? Pemerintah AS ya tidak berusaha nutupin tuh. Mau
dibikin film yg menggambarkan kekejaman kayak gitu ya monggo saja.

Tentang mungkin tidaknya pendirian bar dan warung monyet, weh...lihat
saja Philipina. Siapa yg mau membandingkan ketaatan mereka dalam
memeluk agama Katolik? Weh mereka juga religius mas. Nyatanya
warung monyet juga bertebaran. Ini dulu ya...sebelum tentara AS ditendang
dari Clark dan Subic. Yang nendang jelas orang gereja dan pembela hak
kaum wanita. Berhubung AS malu bilangnya endak perlu pangkalan di pasifik.
Ah emang kite ndak mbaca koran waktu orang philipina ribut masalah
permonyetan. Oya, jangan lupa, kasus perkosaan oleh tentara di philipina
dulu juga tidak bisa dituntut tuh. Giliran dituntut si tentara ditarik pulang...

Paling-paling kalau dari awal sudah diwanti-wanti tidak boleh
mabuk dan bermonyet ria sih dibuatkan kamp khusus. Sayangnya dari
tengok sana tengok sini yang kayak ginian tidak pernah berhasil tho?
Namanya ekses tetap saja banyak muncul


'---
Sangat puas Bung FNU, daripada diperkosa, dibunuh, dan dirampok sama TNI yang
 ngga bakalan bisa di sue balik/ dituntut balik. Mana ada duit TNI, sedangkan
 Amerika, dolarnya melimpah. Yang ada malah diculik atau dibunuh
 oleh TNI seperti yang terjadi dengan saudara-saudara di Aceh.

 Lebih baik dilindungi oleh Amerika, daripada dicurangi oleh TNI
 (Info dari dalam: Mana mungkin sih TNI bisa netral, apalagi yang menyangkut
 harga diri Indonesia)

 Informasi untuk yang tidak tahu, Timor-Timur itu adalah penganut Kristen
 Katolik yang taat (bisa juga disebut sedikit konservatif tapi tidak terlalu
 fundamentalis), mana mungkin Bishop Belo akan membiarkan Timor-timur menjadi
 tanah percabulan ( seperti di Kramat Tunggak atau Gang Dolly )

 Sedangkan saat ABRI masih bercokol di Dili, banyak kan tuh tempat-tempat
 percabulan, nyabo, mabok dan segalanya...padahal katanya Indonesia adalah
 Negara berKetuhanan yang dimayoritaskan oleh KeIslamannya.
 Bagaimana tuh?

 Mardhika Wisesa

 Huayooo...Gimana tuh Jay?
 Yang gue tangkep dari email nya Mardhika

1. Lebih baik berlindung kepada tentara Amerika, dibalik segala segi positif
dan negatifnya dibanding berlindung kepada tentara negri sendiri. ( Emang
bener juga sih..faktanya banyak kalau ABRI itu lebih banyak menyusahkan
rakyat dibanding melindungi )

2. Bung Jaya ngga perlu kuatir ada bar, panti pijat jasmani dan " gembira ",
karena penduduk timor timur itu adalah penganut agama Katolik yang taat, jadi
tidak mungkin tanah timor jadi tanah pencabulan kalau tentara Amerika dateng.

sedangkan...

3. Waktu ABRI di Dili, banyak tempat pencabulan, mabok dsb..PADAHAL katanya
Indonesia adalah Negara berKetuhanan yang dimayoritaskan oleh KeIslamannya.

Nah l..
ini khan balesan Mardhika buat Brawijaya.

Cuma gue pengen ngasih komentar dikit aja nih: Emangnya ABRI itu tentara
Islam ape?
point nomer tiga itu khan kesannya ABRI identik ama Islam. Wong di Aceh aja
banyak orang Islam yang mati kok gara gara perangnya dengan ABRI. ( terlepas
mereka itu GPK atau bukan, tapi fakta kalau banyak orang Islam yang mati
selama ini )

Gue terus terang agak males gitu kalo ngomong soal ginian, lagian temen temen
gue  yang agamanya Katolik, Protestan, Budha, Hindu, Animisme sama yang ngga
ngaku Tuhan itu juga ada. Tapi mereka asik asik aja tuh dan kalo lagi bergaul
kagak mau ngungkit ngungkit soal agama.

Tapi kok kalau gue baca email nya Mardhika kesannya Agama atau orang Islam
yang salah gitu, mentang mentang jadi mayoritas di Indonesia. Kalau mau tau,
Agama Kristen ini khan mayoritas di dunia dan Indonesia itu cuma satu satunya
( sekali lagi: satu satu nya ), ( dua kali juga boleh deh: satu satu nya )
negara yang berpenduduk Muslim terbesar dan mayoritas di dunia.  Ya boleh
donk...? masa ngga boleh orang Islam punya satu tempat dimana mereka jadi
besar dan mayoritas. Kalo orang Islam disalahin mulu, seperti yang gue baca
dari email nya Mardika, terus kita kita yang Islam mau disuruh ke Bulan apa?

Sorry sorry aja yah Mardhika, cuma gue kurang enak aja baca email loe, jadi
mau nya ngebalas dikit. Kalau loe emang Islam hater ya itu terserah loe deh.
Gue kagak mikirin.
Orang ini negara bebas kok...( di Amerika 

Info untuk Bung Singgih

1999-07-24 Terurut Topik FNU Brawijaya

Bung Singgih, ini saya cc-kan teman kuliah saya waktu masih di Indonesia.
Ybs sedang mengambil program PhD juga. Beliau sangat helpful, monggo
dihubungi langsung.

Ini alamat email yg lama, jadi bila mendapat respon lambat silakan hubungi saya
lewat japri untuk mendapatkan alamat terbaru beserta nomor telepon.


'--
Saya kebetulan dapat kesempatan untuk ambil PhD program di Oregon State University
untuk food biotechnology untuk fall 1999 ini. Kalau ada temen-temen yang tahu tentang
Oregon (khususnya Corvallis) tolong saya diinformasikan bagaimana situasi di sono.
Mungkin engga' untuk sambil kerja? Atau kerjaan untuk isteri? Sekolah anak-anak?
Rencananya, kalau mungkin, saya pingin ngajak pula keluarga kesono tahun kedua
nanti. Bagaimana kira-kira peluangnya?

Siapa saja temen-temen Indonesia yang sedang di Oregon (Corvallis) yang bisa
dikontak? Cari tempat tinggal, misalnya. Atau penjemputan waktu kedatangan
nantinya. Tolong kontak ke alamat saya. Pokoknya terima kasih banget lah ..


Singgih
di Jakarta
[EMAIL PROTECTED]

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Rp 43 Trilyun nguap di Pertamina

1999-07-13 Terurut Topik FNU Brawijaya

Welehaku eja deh...
empat puluh tiga trilyun rupiah
patang puluh trilyun ripis
sekawanndoso tigo ewu kaping saknyuto dikaping malih setunggal ewu rupiah...
opat puluh tilu trilyun rupiah...
ampek puluh tigo trilyun...

Coba kalo dibeliin krupuk lalu ditimbun. Kayaknya Jakarta bakal tenggelam
oleh krupuk itu. Atau misal disusun, mungkin Pulau jawa bakal tertutup. Kalau
dijejer, weleh bisa keliling ndonyo berapa kali...?
Berhubung artikelnya panjang, silakan ditengok sendiri

http://www.suaramerdeka.com/harian/9907/13/nas1.htm

JAKARTA-Direktur Utama Pertamina
Martiono Hadianto menyatakan tidak
tahu-menahu soal dugaan korupsi
Rp 43 triliun di perusahaan yang
dipimpinnya. Namun dia menjanjikan
akan memperhatikan dugaan
tersebut secara serius.

Sebelumnya, kalangan DPR RI
mendesak Pemerintah agar semua
direksi diberhentikan, menyusul
keterangan Mentamben Kuntoro
Mangkusubroto yang menyebutkan
terjadi korupsi di tubuh Pertamina
6,1 miliar dolar AS atau setara
dengan Rp 43 triliun.
...dst..

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Aberson Marle Sihaloho...

1999-07-08 Terurut Topik FNU Brawijaya

Lha orang kayak gini kok dijadikan caleg nomor 4.
Kalau mau menghendaki rakyat benar-benar berdaulat dalam memilih presiden,
sudah barang tentu UUD45 juga mesti diganti. Biar saja rakyat memilih langsung
presidennya. Caranya ya sudah barang tentu ngganti dulu UUD yg ngatur.

Sekarang maunya nggak ngganti UUD, tapi mau meniadakan peran MPR. Lha
kalau MPR cuman jadi cap jempol ya sudah dibubarin saja. Ini baru melihat peluang
kalah voting saja sudah sibuk. Nanti kalo voting menang baru kaok-kaok bahwa
bentuk voting adalah yg paling demokratis. Model-model bunglon kayak gini kok
ya masih ada.

Kemarin mereka-mereka sepakat kalo faktor pembagi suara berbeda-beda,
di mana suara di Jawa faktornya lebih besar. Waktu belum tahu bakal panen di Jawa
lalu sibuk nuntut tentang pemerataan wakil rakyat dari luar Jawa. Giliran dengan tata 
cara
ini disusul parte lain lalu sibuk menggunakan isu jumlah absolut 23 juta pemilih
Orang sudah mau masuk liang kubur kok ya nggak malu sama anak kecil yang
kalo eker-ekeran sama persis dengan dia.

Caranya gini mending PKB sama PAN ndak usah ikut-ikut dengan pemerintahan
PDIP sajalah. Biar saja PDIP menangndak apa-apa. Yang penting ndak usah
ikut-ikut dosa dan plin-plan kayak Aberson si lholhak-lholok ini..
Hih...ngisin-ngisini waris saja



'--suara merdeka--

Tolak Voting

Secara terpisah tokoh PDI Perjuangan, Aberson Marle Sihaloho, berpendapat PDI
Perjuangan sebaiknya menolak ajakan pemungutan suara atau voting, jika hal itu 
ditawarkan
dalam sidang umum MPR mendatang.

'Kami akan menolak pemungutan suara, kalau mereka memaksa kami akan walk out,''
katanya kepada wartawan di press room Gedung DPR, kemarin.

Tentang alasan penolakan, calon legislatif (caleg) nomor empat dari DKI Jakarta (caleg 
jadi)
itu menjelaskan, sidang umum MPR mendatang seharusnya tinggal menetapkan kehendak
rakyat mengenai calon presiden. ''Karena rakyatlah yang berdaulat, bukan MPR,'' imbuh 
dia.

Kini rakyat yang berdaulat telah melaksanakan hak melalui pemilu, dan 23,5 juta memilih
Megawati sebagai calon presiden melalui PDI Perjuangan. Dia mengatakan, hasil itu
merupakan suara terbesar dibandingkan dengan perolehan suara partai lain.
(D19,bu,nas-50g)



Apa ini betul terjadi?

1999-07-05 Terurut Topik FNU Brawijaya
 tokoh agama itu, Pemuka agama Islam di Sumbar,
sudah menahan diri. Sekaligus, meminta umat Islam untuk tidak bertindak
sendiri-sendiri. Kasus Wawah diminta untuk jadi pelajaran, bahwa ada yang
hilang dari masyarakat, yaitu keimanan yang kukuh. Bisa jadi ini, karena
ulama kian langka di Ranah Minang. Dulu, meski suara Buya HAMKA hanya
didengar di radio, namun bila Buya bicara, umat Islam Minang mematuhinya.
Kini, sudah berbuih-buih ulama bicara di televisi, di masjid, umat cuek
saja. Lalu siapa yang salah?



Diterbitkan oleh Republika Online
Hak Cipta  PT Abdi Bangsa 1999



--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



GBHN persi PDIP di Asiaweek

1999-07-05 Terurut Topik FNU Brawijaya

Ini ada masukan, saya yakin pasti mental dari Permias@ dan IDS@ Barangkali
ada yang dapat diambil dari jawaban rekan ini.




Sdr FNU yang terhormat,

Saya mau mengomentari tentang pendapat anda terhadap balance budget,
terlepas ini adalah GBHN PDI-P atau bukan :

Realitas kedaan ekonomi Indonesia saat ini dalam keterpurukannya ada dua
sebab besar :

1. Kebanyakan Hutang.
2. Kebanyakan Investasi baik jangka panjang maupun jangka pendek.

Akibat dari dua hal diatas, untuk menghidupkan roda ekonomi memang kita
perlu pinjaman dari IMF, tentu dengan adanya tambahan perolehan dari IMF,
APBN kita tidak bisa disebut sebagai balance budget, yang betul karena sisi
penerimaan bukan dari riil hasil usaha, kita katakan defisit budget. Dalam
seminar yang kebetulan pembicaranya Kwik Kian Gie saya juga pernah
menanyakan hal ini, dia menjawab bahwa untuk beberapa tahun pertama kita mau
tidak mau harus memanfaatkan dana IMF untuk itu kita harus jujur mengatakan
bahwa APBN dinyatakan sebagai defisit budget. Upaya berikut yang dilakukan
mengendalikan defisit budget tiap tahun harus diusahakan jumlah defisit
menurun sampai pada satu sasaran bahwa betul-betul neraca pembayaran kita
seimbang. Upaya yang lebih rinci dalam agar sasaran lebih akurat, dilakukan
dengan melakukan skala prioritas penggunaan anggaran pembangunan kepada
peningkatan ekspor semaksimal mungkin terutama sektor agro bisnis dan agro
industri yang memiliki sedikit kandungan impornya. Untuk itu sebelum
ditetapkan anggaran pembangunan disektor Agro bisnis dan agro industri
diperlukan suatu penelitian yang lebih konkrit agar pemakaian duitnya yang
notabene adalah duit pinjaman tidak dipakai ngawur seperti dana JPS.

Soal pajak, dalam seminar itu ddikatakan pula oleh KKG bahwa diperlukan
restrukturisasi pajak progresif, yang menjadi sasaran adalah PPh (Pajak
Penghasilan perorangan), Batas penghasilan bebas pajak (BPBP) diturunkan
sampai pada tingkat penghasilan yang mampu dinyatakan layak bagi rata-rata
penduduk Indonesia (untuk menyatakan ini diperlukan suatu survey dengan
standarisasi tertentu), saat ini PTKP wajib Pajak per-bulan Rp 170,000,-
kalau punya istri tidak kerja dan dua anak yang belum kerja dihtung
masing-masing tambahan per-orang bebas pajak 50% x Rp 170.000,-( nilai ini
sangat jauh dari realitas hidup layak di Indonesia), dalam bahasa lainnya,
belum lagi bisa menikmati KFM (kebutuhan hidup minimal) sudah harus bayar
pajak,
Sementara bagian yang kena pajak diatur :

kelebihan Rp 1,- s/d Rp 10.Juta/tahun10 %
Diatas Rp 10 Juta s/d Rp 50 Juta 20 %
Diatas Rp 50 juta s/d berapa saja30 %

Komposisi ini sangat tidak wajar, KKG ingin merubah struktur pajak ini
dengan menaikkan BPBP sekaligus merubah komposisi tabel tsb.

Dengan perubahan ini, didukung dengan sistem pemungutan dan administrasi
yang baik serta SDM yang memadai dan juga pemerintahan yang bersih, keadilan
atas paja bisa terwujud sekaligus perolehan penerimaan atas PPH peorangan
meningkat.

Begitu ceritanya mas

Gatot




From: FNU Brawijaya [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
CC: IDS [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
Subject: [siyasah] GBHN persi PDIP di Asiaweek
Date: Fri, 02 Jul 1999 15:47:31 -0400

Dear Sidang Permias@ nyang berbahagia,

Di bawah ini ane cut  paste posting seorang rekan dari milis laen,
nyang berisi GBHN milik PDIP. Diambil dari Asiaweek July 2 1999.
Berhubung ane seleranya selera nusantara, ya ndak ngecheck sendiri
ke majalahe. Ya liat sendiri lah ke majalahe itu, ndak tahu kalo yg persi
online ada atau endak.

*Politics*

Maintain seperation between relegion and state.
BJ: Berhubung ini bahasa pulitik, ane mau komentarin dg sipat paranoid
  ane. Saat inipun sudah ada sistem keparatisme, eh, separation antara
  religion dan state. Dengan menjamurnya parte-parte Islam (dan juga
  munculnya parte kristen dan katulik) nyang temtunya hendak meng-
  hembuskan napas Islam, maka think tank PDIP hendak menjawab
  naiknya pamor agama ke kancah pulitik dengan menambah kadar
  sekulerisme yg sudah dianut rikiplik kita ini. Mungkin untuk
menegesken
  judule parte adalah parte nasionalis mungkin

Decentralize authority and regional development
BJ: Walopun ane rada bingung makna dari judul di atas, ya kira-kira
 mangsude desentralisasi kekuasaan dan pengembangan pembangunan
 daerah yah..? Yaendak ada nyang istimewa. Semua parte tereak nyang
 sama.

Strenghtens checks and balance among government branches
BJ: Sumprit deh, ane ndak mudheng mangsudnya...

Restore rule of law
BJ: Ya kalau restore kan artine 'mengembalikan' ya? Atau udah ganti?
  Dengan demikian think tank PDIP hendak mengembalikan hukum. Artine
  kita sudah pernah punya... Mangsude mau mengembalikan hukum jaman
  Belanda? Wong undang-undang cuman tambal sulam dari hukum kuno
  kok mau di-restore. Mending bikin nyang baru dong...

Maintain

GBHN persi PDIP di Asiaweek

1999-07-02 Terurut Topik FNU Brawijaya
 pangan. Memang bener kalo
  pangan harus dibenerin, tapi kalo penitik-beratan ke sektor agrikultur beserta
  teknologinya ya paling banter kita jadi bawahannya Thailand. Wong Thailand
  aja sudah bergerak ke industry maju kokwe bener-bener Pelita I 
bok
  Terus aja gitubiar ada excuse untuk berkuasa 25 tahun. Kan Pelita I harus
  diikuti oleh Pelita II, III, dlsb... Suharto jilid II dong.

Use market forces to encourage  efficiency
BJ: Lha ini ane setuju

Limit government intervention
BJ: Ya boleh deh...

Eliminate corruption , collution and mepotism
BJ: Lha ini berlaku untuk umum atau untuk rakyat kecil doang? Mbok Taufik Kiemas
 digusur dulu baru ane percaya ndak ada nepotisme.

Abolish monopolies
BJ: Iya deh

Eliminate barriers to both dommestic and international trade
BJ: Ini lebih enak ngomongnya Kalo barrier karena produk indonesia nyang cuman
  sendal jepit pegimana dong? Lha setiap negara juga bikin siapa yg butuh
  sendal jepit made in Indonesia? Ya kayak gula itu tho? Kalo harga gula impor 
lebih
  murah, ngapain petani sibuk nanem dengan margin keuntungan yg minus?
  Ya itulah kalo kepala kita dijual ke IMF dan WTO ndak pada ngrasa.

*Defense  foreign policy*

Raise military professinalism
BJ: Iya deh bolehndak cuman cuap doang kan? Di masa lalu dengan adanya
 dwi pungsi, militer jadi propesional dalam ... doang. Thus, saking 
propesionalnya
 yg jadi korban cuman Golkar thok. Ah, ane jadi ingat dengan kasus Intel
 nyang mau bikin pabrik di Indonesia. Katane saat itu Sudomo
 masih jadi Menaker. Lha proposal Intel itu disambut oleh Sudomo agar
 produksinya menjadi padat karya. Lha wong teknologi tinggi kok pake padat
 karya. Mosok bikin chip pake cangkul? Ya ndak presisi Sekarang Malaysia
 yang menikmati hasil dari adanya pabrik Intel di sono. Lha ini conto-conto
 produk dwi pungsi. Wong orang cuman ngerti gimana carane ngelus-ngelus
 bedil di laut dan ngelus-ngelus mbak siska widowati kok dijadikan menaker...
 Yo bubar urusan negoro cak

Strengthen the navy and air force
BJ: Iya bagus

Reduce the military role in day to day government
BJ: Nah, ini pernyataan nyang lebih berbau pulitik daripada non-pulitik. Mangsudnya
 apa dengan istilah "reduce" di sini. Bila role militer saat ini 90%, yang namanya
 menjadikan role militer 85% juga sudah berarti "reduce" tho? Kenapa ndak
 dibilang eliminate aja? Katanya mau bikin professinalism di bidang militer?
 Jangan-jangan mangsudnya adalah militer lebih profesional dalam menangani
 urusan administrasi kenegaraan, sehingga kuantitas ABRI di jabatan sipil berkurang
 tetapi secara kualitas tetap? Weleh...weleh.ane jadi bingun mangsude opo.

Reject "superpower domintaion"
BJ: Nah, nyang ini jelas cuman untuk penutup nyang manis aja.


Akhir kata, nyang namanya program mudah diperbaiki. Tapi akibate sering berjangka
panjang. Kalo pungsi kontrol masih dibiarkan terbuka kayak pipa bocor gini, mau
bikin program setinggi langit ya percuma saja.

Monggo,
Kuli



'
Sebelum pada bingun, inilah asli ringkasan berita GBHN (?) itu:

Politics

Maintain seperation between relegion and state.
Decentralize authority and regional development
Strenghtens checks and balance among government branches
Restore rule of law
Maintain freedom of the press, of association assembly and opinion

Economics

Have a balance budget without foreign borrowing
Place people at the center of development
Promote industry to support agriculture
Use market forces to encourage  efficiency
Limit government intervention
Eliminate corruption , collution and mepotism
Abolish monopolies
Eliminate barriers to both dommestic and international trade

Defense  foreign policy

Raise military professinalism
Strengthen the navy and air force
Reduce the military role in day to day government
Reject "superpower domintaion"

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
----oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Wartawan

1999-06-27 Terurut Topik FNU Brawijaya

Menanggapi berita di bawah ini, ane kok jadi bingung dan linglung. Terbukti tata
aturan di segala macem bidang termasuk bidang jurnalistik kok belum tertata
dengan baik. Dengan asumsi bahwa berita tentang wartawan yg ikut mendobrak
ruang sidang pleno KPU bersama dengan Adnan Buyung dan Andi Malarengeng
kemaren adalah benar, maka tuntutan wartawan seperti di bawah ini menunjukkan
kepongahan wartawan (yang merasa selalu benar, dengan mengatas-namakan
kebebasan pers).

Dalam kasus di bawah ini Rudini mengalah, tapi ane ndak masalahin rudini vs wartawan
ini. Nyang ane masalahin mengapa kok ikut mendobrak masuk ruang sidang yang
dinyatakan tertutup? Habis itu tidak terima disebut mengganggu jalannya sidang.
Enak sekali? Apakah yang seperti inikah yg kita harapkan dari kebebasan pers?
Kita memang tidak mengharapkan kejadian pelecehan wartawan seperti pemukulan,
penghinaan, dlsb, tetapi bila menengok accident kayak di bawah ini sih H...




'--- dari Tempo.co.id 
  Rudini Didemo Wartawan

  Pernyataan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Rudini yang menganggap
  wartawan telah mengganggu jalannya sidang pleno pada Kamis kemarin
  (24/06), membuat wartawan merasa tersinggung. Seusai shalat Jumat
  (25/06), semua wartawan yang bertugas di KPU mendemo ketua KPU Rudini
  dan menuntut permintaan maaf atas pernyataan itu.

  Sekitar 40 wartawan dari berbagai media mendemo Rudini di ruang 
kerjanya
  di KPU. Mereka menggelar poster-poster yang antaranya berisi; ‘Jangan
  lecehkan profesi Wartawan’, ’Jangan jadikan wartawan kambing hitam
  masalah intern KPU’, ‘Rudini harus meminta maaf pada wartawan’.

  Untuk menjernihkan permasalahan, Rudini kemudian melakukan dialog di
  salah satu ruang rapat di KPU. Dalam dialog itu para wartawan meminta
  Rudini untuk mencabut pernyataannya yang menuding wartawan
  mengacaukan dan menghambat persidangan di KPU dan jika hal itu tidak
  dilakukan mereka mengancam akan memboikot seluruh kegiatan di KPU.

  Menanggapi permintaan itu, Rudini lalu balik bertanya, "Saya diminta 
minta
  maaf, untuk masalah apa?" Pernyataan itu tak pelak membuat sebagian
  wartawan tidak puas. Setelah didesak akhirnya Rudini sedikit 
mengalah dan
  menyatakan pernyataannya kemarin mungkin sekali masih terbawa emosi
  setelah mendamaikan anggota KPU yang berselisih.

  Sebelum meminta maaf, Rudini meminta kepada wartawan yang meliput di
  KPU untuk bersikap sopan. "Saudara-saudara kalau jumpa pers itu 
tolong
  tertib sedikit dong. Jangan sradak-sruduk begitu. Recorder yang 
banyak itu
  jangan sampai kemuka saya," katanya. (elfis)

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Rachmawati jualan nama Bung Karno lagi?

1999-06-15 Terurut Topik FNU Brawijaya
   Secara pribadi pula, kata Rachmawati, 
Habibie juga
 menyampaikan bahwa Bung Karno itu 
adalah idolanya.
 Bahkan pada jaman dulu, saat Habibie 
dilitsus, untuk
 menjawab pertanyaan siapa tokoh 
idolanya, Habibie
 menuliskan nama Bung Karno. Habibie 
kemudian
 menceritakan bagaimana pada 1954, 
dalam pertemuan
 Habibie yang pertama dengan Bung 
Karno, Bung Karno
 berpesan kepada Habibie agar 
mendirikan industri pesawat
 terbang.

 Tentang UBK sendiri, menurut 
Rachmawati, saat ini
 berkampus di Jl.Kimia No.20 Jakarta 
Pusat. Kampus ini
 dulunya adalah gedung Depdikbud, 
tepat bekasnya
 Direktorat Kesenian. Pada tahap 
pertama UBK akan
 membuka 6 fakultas, yakni Teknik, 
Hukum, Ekonomi, Fisip,
 Pertanian dan peternakan. Sedangkan 
Rektor UBK tak lain
 adalah Ir.Sukirno Ramelan. Pembantu 
Rektor I dijabat
 Ir.Sukadi, Pembantu Rektor II Vincent 
T.Radja.

 "Pada tahun ini UBK akan membuka 
pendaftaran untuk
 sekitar 2.000 mahasiswa,"kata 
Rachmawati. UBK sendiri
 menurut Rachmawati mengupayakan agar 
biaya kuliah bisa
 terjangkau dengan kemampuan di jaman 
sekarang ini.
 "Sebab biaya tinggi nampaknya menjadi 
faktor di mana
 generasi muda sulit menikmati 
pendidikan tinggi,"kata
 Rachmawati.

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
      (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Ghalib mundur (Re: survey kecil ttg. Andi Ghalib)

1999-06-14 Terurut Topik FNU Brawijaya

Ghalib sudah mundur kok. Yang menggantikan adalah Feisal Tanjung.
Feisal Tanjung? Iye mpok. Feisal nyang njabat pangab paling lama di
jaman ORBA. Bukan Feisal nyang jualan obat di Jalan Pemuda itu...

Lengkapnye baca aja di http://www.jawapos.com/15jun/de15jn1.htm

'--
Blucer Rajagukguk wrote:

 Sebaiknya mengundurkan diri saja :).
 Itung-itung bantuin nasrullah he...he...he

 HASANAH SJACHRANI wrote:

  Masih sekitar Ghalib, saya ingin mendengar dari sidang pembaca/
  penulis Permias@ ini pendapat apakah Andi Ghalib (atau pejabat
  lainnya yang suatu saat mengalami posisi seperti dia) sebaiknya
  mengundurkan diri sebagai Jaksa Agung atau sebaiknya menyerahkan
  saja wewenang memberhentikan itu kepada Presiden?
 
  Saya minta barangkali Mang Acu (mang Nasrullah Idris) ahli methoda
  penelitian (jangan dirahasiakan dong yah) untuk mendesign bagaimana
  penelitian pendapat semacam ini? Kira-kira menurut Mang Acu berapa
  persen dari sidang pembaca/penulis Permias@ list akan bilang
 
  ...%   sebaiknya mengajukan permohonan mengundurkan diri
 
  ...%   sebiknya menyerahkan wewenang sepenuhnya kepada Presiden
 
 (artinya mau dipecat atawa dipertahankan sebagai JA itu
 terserah Presiden)
 
  Bagaimana mang Acu apa anda bisa membantu?
  Bagaimana pendapat yang lain?
 
  Salam,
 
  Roni (orang yang dulu tinggal di Bandung juga)

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Pro status quo anti reformasi (was: Re: Nasionalis dan Agamis)

1999-06-13 Terurut Topik FNU Brawijaya

Mas...mas.kayak mau deklamasi...hehehe

Irwan Ariston Napitupulu wrote:

 Sekedar melengkapi:
 Mayoritas penduduk Indonesia adalah petani/nelayan.
 Mayoritas penduduk Indonesia berpendidikan rendah.
 Mayoritas penduduk Indonesia miskin secara ekonomi.
 Mayoritas penduduk Indonesia adalah wanita.

 Mereka tampaknya terlupakan selama masa orde baru.
 Mereka kini telah berteriak, bersuara lantang, menyampaikan
 keinginannya yg tercermin dalam pemilu 1999 kali ini.
 Kepolosan mereka adalah kekuatan mereka.

 Akankah kita kini berbuat jahat kembali ke mereka
 seperti yg telah terjadi semasa rejim orde baru?
 Akankah kita kini menyangkali lagi keinginan sederhana
 mereka, keinginan yg datang dari hati yg tulus, jiwa yg
 polos?

 Sering kita berteriak reformasi, sering kita berteriak
 kedaulatan ada di tangan rakyat, sering kita berteriak
 anti status quo.

 Kini saatnya kita perhatikan dan penuhi keinginan mereka.
 Suara keinginan mereka telah disampaikan pada kotak2
 suara. Kita bisa mendengarkan suara mereka dari
 hasil perhitungan suara.

 Jangan lagi kecewakan rakyat, jangan lagi bodohi rakyat,
 jangan lagi memanipulasi suara rakyat. Kedaulatan
 tertinggi ada ditangan rakyat dan mereka telah tunjukkan
 hal tersebut melalui pemilu 1999 yang lalu.

 Menentang suara rakyat dengan dalih apa pun bagi saya
 tindakan tersebut tidak lebih baik bahkan bisa dikategorikan
 sebagai tindakan2 pro status quo, anti reformasi, dan subversi
 karena membahayakan kelangsungan kehidupan bernegara
 akibat mengabaikan suara rakyat.

 Semoga hal ini menjadi bahan perenungan bagi mereka
 yg sebentar lagi akan menuju ke Senayan untuk memilih
 presiden yg baru.

 Waktu nantilah yg akan membuktikan, apakah mereka
 yg berteriak2 anti status quo dan pro reformasi malah
 ternyata terjebak pada pola pikir pro status quo, dan
 anti reformasi yg sebenarnya?
 Kita yg akan menjadi saksi dari peristiwa bersejarah ini.

 jabat erat,
 Irwan Ariston Napitupulu

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Ghalib seorang yang penuh ide

1999-06-13 Terurut Topik FNU Brawijaya

Hehe...sorry...biar orang lain nyang ngomongin dari segi Ghalib-nya. Sudah
cukup banyak yg melihat dari sudut itu. Ane mau melihat dari sudut laen.
Sebelum Ghalib komentar ane juga udah mikirin kok. Jelas ane males dong
ngomongin nyang lagi rame doang. Ane terus terang heran kalo ada orang
berusaha melihat dari sudut laen selalu dikira sedang ato mudah disetir oleh
pernyataan pejabat. Kalo ndak gitu dikira membela, nyang repot lalu dianggap
musuh reformasi atau pro status quo Ini repot ye weleh...budaya ngindonesia...

Kalo ade nyang melihat bahwa ane lagi membela Ghalib ya ane terus terang
rada pegimane gituKalo ade nyang kayak gitu artine ane terlalu memandang
tinggi ybs tho kirain udah gimana gitu kok ternyata masih suka maen
tembak langsung. Suka kesusu...hehehe

Gosip nyang ane denger sih bukan 9 milyar lagi...tapi udah 16 milyar.
Mangkane ane tetep pada pendapat bahwa perlu terdapat oposisi sebagai
institusi pengontrol. Lha nyang ane lihat ada nyang menganggap bahwa
oposisi adalah musuh. Ini rak gimana gitu (Soale berkepentingan dg parte
kesayangane...hehe kayak mau diangkat jadi caleg aja sampe ngotot...).

Kalo mau tahu infonye si Ghalib, rajin-rajin deh cari tahu. Emang ada data
sampe tanggal, perusahaan apa/siapa, dari bank mana, tanggal berapa. Saya rasa
datanye udah nyebar ke penjuru dunia deh. Ane juga yakin kalo pembaca milis
ini juga banyak nyang udah punya. Cuman ane tetep rada takut kalo nyebarin
di sinihehehe...  Hubungin aje temen elu... tahu kan nyang ane mangsud...
Entar kan tahu sendiri kenape nama The Nin King dan Prayogo disebut-sebut.
Wong tertulis gitu (kalo bener).

Kenape sih pake heran? Lha kalo ente heran maka ane gantian heran dengan
sikap ente itu. Artine ente masih tergolong dg sebagian besar rakyat Indonesia
nyang cuman mau menghukum si tersuap doang. Sementara si penyuap dibiarkan
lenggang kangkung. Pantesan bribery ke polisi karena nglanggar lalu lintas nggak
ilang-ilang. Lha wong insan-insan warga terpinternye masih nganggap pekerjaan
menyuap adalah pekerjaan halal. Nyang adil ya dua-duanya dihukum. Di masa
depan nyang namanya ngasih entertain ke orang, baik pejabat atau sekedar keroco,
kalo berlebihan dapat dibilang bribery juga dong. Nah, entar orang-orang ini dapat
diadukan ke polisi untuk di-bui. Lha kalo ditraktir nyang mewah masih seneng ya
repot Mana bisa terjadi aparat nyang bersih dan berwibawa...wong mentale masih
demen kalo ditraktir pengusaha.


'
Blucer Rajagukguk wrote:

 Betul khan. Sekarang anda lebih tertarik soal kerahasiaan bank yang menunjukan
 kepintaran Ghalib dalam memindahkan fokus masalah.
 Didaerah Sulsel bukan banyak lagi yang mendiskusikan soal siri daripada soal
 bagaimana dia memeriksa rekening soeharto di Swiss. Oh yach, banyak juag yang tidak
 tahu kenapa sich Teten Masduki menyebut-nyebut The Nin King dan Prayogo Pangestu
 atas jumlah hartanya yang baru 1 tahun bekerja sudah bertambah 10 milyar lebih.
 Akh sudahlah saya juga cuma sekedar pembaca biasa yang tidak mampu mencerna ide-ide
 Ghalib dibalik tindakannya soal kasus keluarga Cendana.

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Jabatan Ketua PGSI, PSSI, dll berkaitan dg money laundry

1999-06-12 Terurut Topik FNU Brawijaya

Wah BJH ini gimana tho...
Kok ya mau mempertahankan Ghalib, atau Ghalib-nya yang bermuka
tembok tidak mau mundur. Ini peristiwa yang memalukan. Kalo ane
kemaren ngomongin ndak adil kalo si penyuap tidak diadili, bukan
berarti yang disuap ndak perlu diadili.

Memang ya perlu juga untuk melakukan auditbarangkali Ghalib
punya pabrik mobil di Jepang sejak sepuluh tahun yg lalu, dan
parbrik menguntungkan. kali aja Makanya perlu di-audit.

Mengenai nomor rekening, rekan nyang berbaik hati ngasih inpo
bilang bahwa data didapat bukan dari bank ybs (Lippo). Lalu dari mana?
Dibilang data dapat dari hacker yang iseng mencari harta Ghalieb. (Entah
cuman kembang diskusi ato fakta ya ndak tahu juga). Ada beberapa isu di
sini:
- Apakah data ICW memang berasal dari para hacker?
- Bagaimana bentuk hukum data hasil nge-hack ini? Bisa tidak untuk
  dipake sbg barang bukti di pengadilan?
- Bila memang boleh atau sah, maka:
  * Para hacker boleh berbangga dan boleh mengembangkan aktivitasnya,
misal dengan mencari harta Suharto.
  * Mari kita pindah profesi jadi hacker saja, karena kita dapat mengembangkan
kemampuan dari sekedar menarik data nasabah dengan memindahkan harta
   nasabah ke rekening kita...
- Sudah mulai dipikirkan bagaimana bentuk kejahatan untuk menjatuhkan
  seseorang dengan cara mengirim uang ke deposito ...misal Pejabat A, lalu
  diberitakan ke luar bahwa si A punya dana sekian milyar di Bank C.
  Kemungkinan ini ada dan bisa sekali terjadi sebagaimana ada di cerita-cerita
  film-film detektif itu

Okay, sorry op-topik. Jadi gini, sesuai dg singkatan PGSI (Pak Ghalib Sama Istri),
maka persatuan gulat seluruh indonesia memilih Ghalib sebagai ketuanya.
Ini bukan isu nyang mau ane tampilin. Nyang ane mau tampilin adalah
kecenderungan bersatuan-persatuan olahraga inii memilih ketuanya adalah
para mentari dan pejabat tinggi lainnya. Juga konglomerat

Yang jadi masalah adalah adanya simbiose mutualisme. Untuk persatuan olahraga,
dapat diperoleh keuntungan berupa perlindungan, calo untuk mencari dana (menteri
yg jadi calonya), dan untuk gagah-gagahan. Untuk pejabatnya sendiri (sebetulnya
tidak mesti pejabat, ada juga konglomerat), maka jabatan ini dapat untuk mencapai
hal yang sama, yaitu:
- Menjadi calo untuk mencari dana. Di sini tanda tangan jadi barang dagangan.
  Nah, temtu saja ada fee tho? Soale tanda-tangan itu mahal. Apakah fee-nya 10%
  dari dana yg bisa di-raise? Atau malah 90%?
- Untuk gagah-gagahan...ndak apa-apa...sah aja...
- Nah, ini dia. dapat dipake sebagai money laundry bilang aja uang persatuan
  itu...persatuan ini...persatuan inu...dlsb. Padahal uang hasil yang lain.

Untuk itu...di masa depan jabatan-jabatan ketua persatuan ini jangan boleh
dipegang oleh para pejabat tinggi. Terlebih lagi diketuai oleh konglomerat...
Wah bubar itucuci terus...sampe bersih... Mengapa ane perlu ngingetin ttg hal ini?
Lha soale kan banyak sinyalemen untuk menjadi ketua persatuan olahraga apa
aja mesti pake rebutan...

Hukum Jaya I mengatakan bahwa barang yang suka dirubung (dikerubutin) adalah
barang yang mengundang selera. Baik barang beraroma harum (contone duren)
maupun beraroma yg sebaliknya (contone terasi).

Hukum Jaya II mengatakan bahwa barang yg mengundang selera dapat dijadikan
komoditas dan money machinecontone ya duren ato terasi...dan jadi penjualnya...

Hukum Jaya III mengatakan bahwa suatu barang yang sekaligus mempunyai
dua aroma yg berkebalikan, yaitu harum dan bau, mempunyai nilai jual yang
dobel. Contone? Ya ketua persatuan tadi...dapat nama harum sekaligus dapat
duit halal dan duit non-halal Enak tho?



--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Perolehan Suara 15:00 WIB

1999-06-11 Terurut Topik FNU Brawijaya

Perasaan bukan model jatah beli satu kursi = 200 rebu atau 100 rebu.
Caranya dulu adalah memperhitungkan jumlah penduduk dan jumlah
kabupaten, untuk jaga-jaga agar kabupaten tetap punya wakil di DPR.
Endak tahu juga kalo sudah dibagi-bagi hasilnye nyang kayak ente
sebut itu ye...


'---
"Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)" wrote:

 Sampai pukul 15:00
 1.  PDIP 6.231.890
 2.  PKB 3.248.226
 3.  GK 2.587.091
 4.  PPP 1.494.052
 5.  PAN 1.063.616
 6.
 (Sumber: KPU 1999)
 Efron
 Catatan: Total suara ini tidak representatif untuk kursi DPR-RI. Namun bisa
 untuk rujukan. Di Jawa dan Bali satu kursi dibeli dengan 200.000 suara. Di
 luar daerah itu rata-rata satu kursi dibeli dengan 100.000 suara.

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo-------
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Ghalib seorang yang penuh ide

1999-06-11 Terurut Topik FNU Brawijaya
  harus menyelesaikan masalah
 pemberantasan KKN, terutama kasus
  mantan Presiden Soeharto. Kini, beban
 berat tugas Habibie itu
  dibayangi masalah salah satu anak
 buahnya. Maka dari segi etika
  organisasi, anak buah seharusnya bisa
 mengurangi beban itu dengan
  cara mundur demi citra kabinet ini.
 (Tim Kompas)

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Prosedur

1999-06-11 Terurut Topik FNU Brawijaya

Buat yang bertanya-tanya bagaimanakah prosedur sebenarnya...
Soale saya juga tadinya bertanya-tanya...(diambil dari Kompas)

Prosedur yg disebarkan oleh PPD I:

Yang tertulis:
Pencoblos --  KPPS -- PPS -- PPK -- PPD II -- PPD I -- PPI -- KPU
Catatan: - validasi data dilakukan tiap tingkatan.

Yang lewat komputer:
Pencoblos -- KPPS -- PPS -- PPD II -- KPU

Cuma ada kesalahan/kebingungan sistem...dg hadirnya formulir DK-5:
Pencoblos --  KPPS -- PPS -- PPK -- KPU



--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Perhitungan suara PPLN di USA sudah ada?

1999-06-11 Terurut Topik FNU Brawijaya

Ini ada amanat dari temen-temen di Troy sini, untuk menanyakan
status perhitungan suara di US, khususnya PPLN New York. Kemarin
kita sudah terima posting dari PPLN DC dan LA ya tapi dari NY
sendiri kok ndak terdengar.

Bila ada yg bisa mempostingkan perhitungan suara PPLN New York
kami akan berterima kasih sekali. Syukur-syukur bila dapat diberikan
data untuk seluruh wil US.

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Salah Kaprah, Pak (Re: PDI P = GOLKAR :-)

1999-06-10 Terurut Topik FNU Brawijaya

Ini namanya udah mulai udur-uduran. Mau menang sendiri
Money politics ya money politics. Tinggal dipegang orang yg melakukannya.
Pimpinannya perlu menjelaskan itu uang dari mana? Bisa dikejar lagi, bila
milik organisasi berarti sudah ada restu partaikah?

Kalo caranya kayak anda yg di bawah, lama-lama kita boleh
nyolong ayam, toh ayam tetangga pribadi. Bukan ayam negara.
Weleh..welehnama rakyat dicatut lagi.tobat...tobat

Kalo mau gitu cara mainnya, entar ada yg bilang Ghalib terima uang kan
uang pribadi dari Prayogo dan The Ning King, bukan uang rakyat. Kalo
kita minta duit lalu dikasih apa salahnya? Toh bukan uang rakyat?
Mau gini nih narik kesimpulannya?

Ini namanya bukan salah kaprah, tapi salah kabeh


'---
Yusuf-Wibisono wrote:

 Yw: Wah, ini salah kaprah...
 Pengertian money politics itu ada dua jenis:

 1. 'Bagi-bagi' duit milik partai/simpatisan sendiri
Ini kurang etis, but who cares. Wong duit, duit
mereka sendiri, mau buat ngeriting rambut kek,
apa kek... suka-suka aja.

 2. 'Bagi-bagi' duit milik rakyat! (Berupa dana JPS,
fasilitas milik negara, anggaran negara, etc,
baik sumber sendiri maupun sumber hutang).
Nah, ini baru masalah ya etis, ya kriminal.
Misalnya: partai xxx, membagi duit JPS (ie.
milik rakyat),...

 Pelanggaran no. 2 ini jelas banget lebih berat
 dari yg no. 1. Silakan dikomentari, deh...

 ;-)

 At 12:23 PM 6/10/99 +0700, you wrote:
 

 PDI Mega Terlibat Politik Uang di Jakarta Timur
 Reporter Hestiana Dharmastuti

 detikcom, Jakarta-Bukan cuma Golkar dan Partai Daulat Rakyat (PDR) yang
 banyak dilaporkan organisasi pemantau pemilu telah melakukan money
 politics. Bahkan PDI Perjuangan pun dilaporkan melakukan hal yang sama di
 Jakarta Timur.

 Adanya praktek haram itu ditemukan Unfrel (University Network for Fair dan
 Free Election) pimpinan T Mulya Lubis. Temuan itu disampaikan oleh relawan
 Unfrel bernama Dicky Hardianto yang bertugas memantau Pemilu 7 Juni 1999 di
 perumahan AL di TPS 20 Jl Usman Harun RT 01/RW 05 Kecamatan Makassar,
 Jakarta Timur.

 Dicky melaporkan temuannya dalam selembar surat yang kemudian dikirimkan
 lewat faksmili ke kantor pusat Unfrel, Jl Borobudur, Jakarta Pusat.
 Reporter detikcom berhasil mendapatkan faksimili itu bersama wartawan
 Rakyat Merdeka, Suara Bangsa, Sinar Pagi, dan Bali Post.

 Menurut Febi Adamsyah, Koordinator Humas Unfrel, faks itu masuk ke kantor
 pusat Unfrel pukul 15.12 WIB, Rabu (09/06/1999). Faks itu ditujukan pada
 Divisi Pengaduan Unfrel attn Bapak Agung Supriyo/Daris, hal pengaduan money
 politics PDI Perjuangan. Demikian bunyi surat yang ditulis Dicky, relawan
 Unfrel yang berkode 089 ini:

 Ass. Wr. Wb.

 Saya mengadukan pelanggaran Pemilu 7 Juni kemarin. Di TPS 20 Jl Usman Harun
 RT 01 RW 05 Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur, telah
 terjadi praktek money politics yang dilakukan PDI Perjuangan (membagikan
 uang Rp 10 ribu) oleh simpatisan atau pengurus PDI Perjuangan di daerah
 setempat dari purnawirawan AL kepada beberapa tukang ojek untuk mendukung
 PDI Perjuangan pada pemilu kemarin.

 Pelanggaran ini cukup menarik karena ini memberi jawaban mengapa di
 pemukiman ABRI, PDI Perjuangan menang. Bahkan di tempat itu adalah bekas
 kediaman KSAL.

 Terimakasih atas perhatiannya, saya mengharapkan Anda melakukan investigasi
 dan melaporkan ke masyarakat demi tegaknya demokrasi di Indonesia.

 Wassalam,
 Dicky Hardianto (089)

 Febi sendiri mengaku belum melakukan investigasi ulang terhadap laporan
 itu. Akan tetapi kemenangan PDI Perjuangan di kawasan ABRI memang cukup
 unik. Sebab di beberapa perkampungan sejenis, Golkar tetap nomor satu.
 Misalnya di TPS di perumahan Paspampres (Pasukan Pengawal Presiden) di
 Kramat Jati, Jakarta Timur, Golkar tetap unggul.

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: JOMC vs KPU

1999-06-10 Terurut Topik FNU Brawijaya
 kelambatan yang saat ini 
terjadi.  Hendra Dharsono, salah satu anggota kelompok kerja pimpinan KPU Bidang 
Sistem Informasi saat dikonfirmasi mengaku kelambanan itu bukan disebabkan oleh 
jaringan komputer yang tersedia. ''Dokumen yang dari TPS memang masuknya lambat,'' 
ujarnya.  Berkaitan dengan lambannya hasil penghitungan suara, Menhankam/Panglima TNI 
Jenderal Wiranto meminta masyarakat untuk bersabar menunggu hasil perhitungan suara 
tersebut. Ia juga meminta semua pihak untuk tidak membuat ulah yang tidak perlu.  
Lambatnya hasil penghitungan suara Pemilu 1999 ternyata juga mengkhawatirkan sejumlah 
Lembaga Pemantau Asing. Mantan Presiden AS Jimmy Carter, selaku juru bicara dua LSM 
AS: The National Democratic Institute (NDI) dan The Carter Center mengatakan sampai 
kemarin pagi, hasil pengumpulan suara yang diumumkan relatif sangat kecil dibandingkan
 jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya.  ''Jika keterlambatan ini terus 
berlanjut maka akan meningkatkan kebingungan dan tekanan di antara kontestan parpol 
dan masyarakat,'' ujar Carter saat mengemukakan pernyataan sementara hasil pantauan 
NDI dan The Carter Center di Hotel Borobudur Jakarta kemarin.  Lembaga Pemantau 
Komisi Eropa mengakui Pemilu 1999 berlangsung cukup bebas dan transparan. Namun, 
mereka juga prihatin dengan lambatnya penghitungan hasil pemilu. n 
lan/irf/ian/dam/ris/pri







--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Salah Kaprah, Pak (Re: PDI P = GOLKAR :-)

1999-06-10 Terurut Topik FNU Brawijaya

Hehehe iya deh minta maaf. Sebetulnya sejak semalam
mau kirim email masalah penyogok dan yang disogok. Kebetulan
postingnya Bung YW agak pas. Berhubung mata masih susah
dibuka ya hajar bleh aja...

Jadi gini, selama ini yang selalu kita salahkan adalah orang yang
terima sogok, suap, semir dan lain sebagainya. Padahal ini kan
kerjaan dua pihak ya jadi ada yang terima dan yg ngasih.
Mungkin untuk kasus money politics agak susah berhubung
yang terima sogok jumlahnya banyak. Tetapi pada intinya ini
adalah kasus suap dalam skala kecil. Besar-kecilnya skala tidak
penting, yang lebih penting ini adalah keduanya mestinya dapat
digolongkan tindak suap.

Untuk kasus Ghalib, dia adalah pihak penerima (dg asumsi emang
benar disuap), sedangkan Prayogo yang menyuap. Bisa saja paryogo
ngaku diperas, atau apa lah... Yang namanya ngeles kan bisa saja
alasannya. Cuma kalau di sini kan yang menyuap dan yang disuap
hukumannya sama. Mestinya di masa depan, pelaksanaan hukuman
di Indonesia juga mesti demikian. Ini cerita temen nih, barusan di Albany
sini baik penyuap dan penerima suap dihukum 5 tahun penjara untuk
suapan $10,000 (Cuman 80 juta relatif thd 9 milyar). Di Indonesia,
selama ini yang menerima suap saja yang dikejar-kejar. Yang menyuap
dapat dengan mudah berlenggang kangkung. Habis itu kalau diperiksa
ngakunya karena tidak dapat menolak permintaan, kalo makin dipepet
ngakunya diperas, makin dipepet bilangnya diancam Enak amat ngeles-nya.

Cuma kita tidak konsisten ya... Pada saat kita berbicara pejabat yang
terima suap, kita sibuk dengan yg NERIMA DOANG, pada saat kita bicara
money politics, kita sibuk dengan yg NGASIH DOANG. Seperti yang saya
bilang memang yg terakhir ini sulit untuk ngejar yang nerima, apa lagi
cuman Rp10-25 ribu. Tapi untuk kasus pertama kan lain. Rupanya kita
masih jauh dari sikap adil jah sekali.


'-
Irwan Ariston Napitupulu wrote:

 Hahahaha...bung Jaya, ati2 makanya baca tulisan
 bung Yusuf. Wong dia bilang dua2nya termasuk
 money politics, makanya dia tulis money politics itu
 ada dua jenis.
 Trus lagi, dia juga bilang bahwa dua2nya itu salah,
 cuma aja menurut dia pelanggaran nomor dua itu
 lebih berat ketimbang nomor satu.
 Gue sengaja kutip ulang dah tulisannya biar ngga repot
 cari2 posting terdahulu.

 Baca ulang lagi deh. Abis itu, kalau anda sudah lihat
 apa yg saya lihat, jangan lupa minta maaf tuh sama
 bung Yusuf atas kekurangtelitian anda membaca
 komentarnya .:)

 jabat erat,
 Irwan Ariston Napitupulu

 In a message dated 6/10/99 6:41:44 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED]
 writes:

  ni namanya udah mulai udur-uduran. Mau menang sendiri
   Money politics ya money politics. Tinggal dipegang orang yg melakukannya.
   Pimpinannya perlu menjelaskan itu uang dari mana? Bisa dikejar lagi, bila
   milik organisasi berarti sudah ada restu partaikah?
 
   Kalo caranya kayak anda yg di bawah, lama-lama kita boleh
   nyolong ayam, toh ayam tetangga pribadi. Bukan ayam negara.
   Weleh..welehnama rakyat dicatut lagi.tobat...tobat
 
   Kalo mau gitu cara mainnya, entar ada yg bilang Ghalib terima uang kan
   uang pribadi dari Prayogo dan The Ning King, bukan uang rakyat. Kalo
   kita minta duit lalu dikasih apa salahnya? Toh bukan uang rakyat?
   Mau gini nih narik kesimpulannya?
 
   Ini namanya bukan salah kaprah, tapi salah kabeh
 
 
   '---
   Yusuf-Wibisono wrote:
 
Yw: Wah, ini salah kaprah...
Pengertian money politics itu ada dua jenis:
   
1. 'Bagi-bagi' duit milik partai/simpatisan sendiri
   Ini kurang etis, but who cares. Wong duit, duit
   mereka sendiri, mau buat ngeriting rambut kek,
   apa kek... suka-suka aja.
   
2. 'Bagi-bagi' duit milik rakyat! (Berupa dana JPS,
   fasilitas milik negara, anggaran negara, etc,
   baik sumber sendiri maupun sumber hutang).
   Nah, ini baru masalah ya etis, ya kriminal.
   Misalnya: partai xxx, membagi duit JPS (ie.
   milik rakyat),...
   
Pelanggaran no. 2 ini jelas banget lebih berat
dari yg no. 1. Silakan dikomentari, deh...
   
;-)
   

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Jika Mega Jadi Presiden atau Kalau Golkar Kembali Berkuasa... - Rabu, 9 Juni 1999, 19:05 WIB - Kompas Online

1999-06-09 Terurut Topik FNU Brawijaya

Ane kok pas banget nih sama pendapate Arief Budiman.
Pas 100 persen ndak pake diskon, rebate, atau apa lagi dah

http://kompas.com/kompas-cetak/berita-terbaru/1364.html

--
Salam,
Jaya



Title: Jika Mega Jadi Presiden atau Kalau Golkar Kembali Berkuasa... - Rabu, 9 Juni 1999, 19:05 WIB - Kompas Online




  
   


















 -  Kompas Hari Ini -
-
Berita Hari Ini
Berita Sebelumnya
Mencari Berita
-
Tentang Kompas
Kontak redaksi
-
Kompas CyberMedia



























 

 
















Rabu, 9 Juni 1999, 19:05 WIB
   Arief Budiman: Jika Mega Jadi Presiden atau Kalau Golkar Kembali Berkuasa...
Solo, Kompas
 Mengandaikan PDI Perjuangan kelak memegang kekuasaan setelah meraih suara mayoritas, maupun justru Partai Golkar yang ternyata muncul sebagai pemenang -- mengingat penghitungan suara sampai hari ini masih berlangsung, dalam pandangan dan prediksi pengamat politik pembangunan Prof Dr Arief Budiman, keduanya mengandung optimisme serta pesimisme.  Kepada wartawan di Solo, Selasa (8/6) malam, Prof Arief Budiman yang kini mengajar di Melbourne University, Australia memaparkan asumsi-asumsinya terhadap hasil (sementara) Pemilu 1999, serta prospeknya ke depan. Ia menunjukkan kekuatan sekaligus titik-titik lemah pada setiap parpol besar. Termasuk sifat kepemimpinan parpol bersangkutan. Dari perolehan suara sementara Prof Arief memperkirakan, PDI Perjuangan akan mendapatkan suara antara 25-30 persen. "Yang menarik dari sukses PDI Perjuangan ini, isu agama Islam (yang sempat bertiup) terhadap peminat PDI Perjuangan, rupanya tidak berpengaruh. Islam sebagai isu ternyata tidak bisa dimainkan lagi," katanya.  Ia menyatakan optimis, kalau PDI Perjuangan berkuasa, agendanya akan reformis karena Megawati punya penasihat-penasihat yang bagus seperti Kwik Kian Gie, Laksamana Sukardi, Sabam Sirait. Hanya ia melihat masalah atas keberadaan Theo Syafei yang berunsur militer.Kekuasaan besar Arief Budiman yang mantan pengajar di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, juga menyampaikan pandangan kritisnya terhadap kepemimpinan Megawati Soekarnoputri.  Menurut dia, Megawati memiliki kekuasaan yang sangat besar, tapi kapasitasnya sebagai pemimpin dan pengetahuannya terbatas. "Jadi ada gap. Namun di negeri ini orang tidak mau empersoalkan, apakah seseorang itu punya kapasitas memimpin atau tidak dikaitkan dengan kekuasaan dan legitimasinya," ungkapnya. Prof Arief mengatakan, karena daya tangkap dan persepsinya dalam berpolitik terbatas, keputusan-keputusan yang diambil Mega bersifat instinktif daripada hasil suatu analisa yang tajam. Selama ini keputusan-keputusannya lebih banyak dipengaruhi oleh para penasihatnya yang tampaknya terdiri dari fraksi-fraksi pula. Ia mengakui, syarat pertama menjadi presiden RI adalah moral, bukan soal korup. Eksyus (faktor pemaaf) orang terhadap Megawati, katanya, walau Mega tidak pintar tapi moralnya kuat. Namun itu saja tidak cukup, sebab kelak akan banyak keputusan politik yang diambil.Arief juga menilai, sifat kepemimpinan Megawati bersifat mistis -- seperti juga Gus Dur di PKB. Selain itu, Megawati tampak sangat berkuasa di antara pengurus teras PDI Perjuangan. Hubungannya dengan fungsionaris lainnya feodalistis, karena tidak ada perdebatan.Kalau Golkar berkuasa Prof Arief Budiman berpendapat, PAN sebenarnya lebih menjanjikan, karena sebagai partai modern dan programnya jelas. Amien Rais berusaha membuat paradigma partai politik baru dengan melakukan koalisi antara unsur Islam, agama-agama lain dan sekularisme. "PAN adalah partai yang keluar dari kandang-kandang primordial (Islam), dan mencoba merangkul 

Re: Mengapa tidak suka melihat keunggulan (sementara) PDI-P ??

1999-06-09 Terurut Topik FNU Brawijaya

bRidWaN wrote:

 Rekan-Rekan Yth.,

 Inilah cermin dari orang yang semula mengaku Demokratis.
 Bercuap-cuap mengatakan: "Semua orang harus lapang dada menerima
 apapun hasil Pemilu secara ksatria, karena itu adalah kehendak
 rakyat banyak."

Bung BRidwan, siapa yang anda maksud? Sayakah? Perasaan yang memberi
selamat atas kemenangan sementara PDIP dan agar orang menerima hasilnya
cuman saya dan M. Rosadi. Biar jelas tolong diklarifikasi. Sudah beberapa kali
email Bung berkesan sindar-sindir karena tidak puas ada yang mengutik-utik
PDIP dan MS.

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo-------
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Mengapa tidak suka melihat keunggulan (sementara) PDI-P ??

1999-06-09 Terurut Topik FNU Brawijaya

O Gitu...ya bagus deh.

Kalo nurut saya memang PDI-P kemungkinan besar tidak terkejar.
Sementara itu tebakan saya memang PAN tidak akan melebihi perolehan
PDI-P, cuman memang tidak megira kalo demikian terpuruk di peringkat 5.
Dalam perkiraan sebelum pemilu, perolehan suara tidak akan berbeda banyak
dg urutan PDI-P, Golkar, dan PAN, baru PKB dan PPP.

Saat ini baru terkumpul 5% suara. Dengan masuknya suara dari Jatim dan Bali,
justru suara yang tidak akan bertambah banyak adalah PKB. Mengapa? Karena
Jatim adalah basis NU (tentu dg asumsi PKU dan PNU ndak laku). PAN punya kans
tambahan banyak suara bila suara Jateng sudah masuk. Cuma di Jatengpun
PDIP justru sangat kuat. Suara dari Semarang menunjukkan ada TPS dengan
perolehan hampir 95% PDIP.

Bali memang sudah diprediksi sebagai basis PDIP. DKI saya rasa milik PDIP dan
PAN. Sulawesi mungkin PDIP dan Golkar, Maluku PDIP dan Golkar, demikian pula
dg Irja. Di Sumut kayaknya PDIP menang jauh, disusul Golkar dan PAN. Sumbar
saya rasa milik PAN juga banyak PKB, baru PDIP.

Yang mbingungi malah Jabar. Dengan jumlah calon pemilih terbesar (dan kursi
terbanyak), suara dari Jabar sangat menentukan. Yang model Riau, Sumsel,
semua yg ada di Sumbagsel saya ndak bisa ngira-ngira.

Mengenai MS sendiri, secara pribadi saya bersedih bila MS menjadi presiden.
Ini tentu saja taste pribadi. Dan tentu saja MS dapat tiba-tiba menjadi pemimpin
yang baik. Who knows?

Mengenai koalisi, bila suara sudah banyak saya kok tetap lebih memilih tidak
usah ada koalisi. Dengan adanya koalisi berarti akan ada kompromi dalam
pembagian orang-per-orang dalam kabinet atau di pemerintahan daerah.
Kalo saya boleh milih sih biar aja yang kalah menjadi partai oposisi saja.
Salah satu agenda terpenting menuju ke arah demokratisasi adalah keberadaan
partai oposisi, biar terdapat kontrol. Bukannya saya paranoia, tapi kursi
kekuasaan sangat nyaman. Penyelewengan dapat dilakukan oleh siapa saja.
Dengan demikian, sistem atau iklim oposisinya dulu yg terbentuk. Di masa
lalu yg namanya oposisi langsung dianggap musuh. Sudah waktunya keberadaan
oposisi dikembangkan sebagai partner sekaligus sebagai alat kontrol, bukan
sebagai musuh lagi. Nah, untuk belajar beroposisi, mungkin komunikasi kita
di Permias@ dapat dikembangkan.

Terus terang saya melihat rekan-rekan pendukung PDIP demikian gigih membela
MS dan PDIP, dan mulai menyerang yang tidak sependapat. Ini bukan good sign
untuk pembentukan iklim oposisi atau demokratisasi. Moga-moga saja kita sama-
sama belajar. Eh, udah ah, entar dibilang sok arif lagi...hehe


'--
bRidWaN wrote:

 Bung Jaya,
 Jangan salah paham, bukan teman diPermias@ yang
 saya maksudkan, melainkan suara diluaran.

 Apakah menurut anda e-mail saya banyak terkesan
 sindar-sindir ? Wah, saya terkesan
 Tapi terima kasih atas perhatiannya terhadap e-mail
 saya, paling tidak bung Jaya memperhatikannya.:)

 Salam,
 bRidWaN

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Amandemen UUD 1945, perlukah?

1999-06-09 Terurut Topik FNU Brawijaya

Ini mau nanya nih, sorry rada op-topik. Amendemen katanya berarti mengurangi,
menambah, mengilangkan, mengoreksi yg salah atau membuat menjadi lebih
baik. Nah, hasilnya sendiri itu apa sih? Misal UUD45 pasal 7 diganti, nah namanya
mesti ganti menjadi UUD ...apa kekUUD99, ataukah tetap bernama UUD45,
dimana perubahan yang dilakukan ditaruh di tempat terpisah?

'-
"Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)" wrote:

 Banyak keinginan orang untuk mengubah UUD 1945 yang sepertinya sudah uzur.
 Ini bukanlah tanpa alasan dengan menimbang betapa kuatnya posisi Presiden
 Soekarno dan Presiden Soeharto.

 Saya sendiri memang melihat banyak isi batang tubuh yang sama sekali tak
 dijalankan. Ada juga yang dijalankan tapi pelaksanaannya dipelesetkan.
 Begitu lemahkah UUD 1945 itu?

 Kalau saya justru berkonsentrasi dulu untuk menyusun ulang "Pembukaan"-nya.
 Alinea pertama sepertinya sudah kuat karena memang mengutip pernyataan
 Abraham Lincoln yang akhirnya dijadikan landasan pengamalan HAM. Kelemahan
 "Pembukaan" diawali dari alinea kedua yang berbunyi "Dan mengantarkan
 rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaannya". Sampai kata-kata
 terakhir pada alinea terakhir tidak ada pernyataan bahwa bangsa Indonesia
 "MASUK" pintu gerbang kemerdekaan. Dengan demikian sampai saat ini bangsa
 Indonesia masih nongkrong dan menunggu di depan pintu gerbang sampai si
 penguasa mempersilakan masuk.

 Batang tubuhnya silakan dibahas, karena saya sedang tidak memegang UUD 1945.
 Hanya saja kita jangan kelewat semangat sehingga tujuan tak tercapai.
 Mengapa? Yang menjadi sorotan orang adalah posisi presiden. Oleh karena
 kelewat semangat bisa jadi akan banyak rambu untuk seorang presiden,
 sehingga orang tidak berminat lagi menjadi presiden.

 Wassalam,
 Efron

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
      (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Email Caleg DPR dengan Background Sains Matematika Teknologi

1999-06-08 Terurut Topik FNU Brawijaya

Wah, kalau kita mau jujur justru mereka mempunyai produktivitas
sangat tinggi. Ini bila kita bandingkan dengan anggota DPR
sebelumnya.

Kan kita ingat sampai-sampai kita protes kenapa mereka dikasih
kerjaan begitu banyak oleh pemerintah untuk mengevaluasi dan
mengesahkan UU. Dengan waktu yang tersisa demikian mepet kok
mereka dipaksa kerja demikian banyak. Ada apa dg pemerintah..
Oya, ini nyang dimaksud DPR atau MPR nih?
Soale kita sering nganggep sama. Kalo MPR udah menetapkan
TAP-TAP tahun 1998 bulan desember 1998 lalu. Kan ada
TAP tentang perkronian, tentang jabatan presiden cuman 2 kali,
yalihat lagi aja deh.

Eh, ini ane cuman kasih inget, ndak mbelain.


'---
Mirza Raditya wrote:

 memangku jabatan saja baru 2 tahun...
 hasil yg diberikan ke bangsa ngga keliatan...
 tidak ada perubahan sama sekali dr pemerintahan
 sblmnya...
 2 th = 150 jt...
 kok spt 'ngigau' di siang bolong...
 drpd pemerintah mengeluarkan budget utk mereka
 itu...yg dlm kata lain hanya pemborosan uang negara
 utk hal yg ngga berguna...
 jauh akan lbh baik di berikan kepada rakyat indonesia
 yg sgt membutuhkan or memperbaiki taraf kehidupan
 mereka...
 masih banyak rakyat indonesia yg sgt
 membutuhkan..ketibang mereka-mereka ini...

 --- Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kabarnya sih para wakil rakyat tersebut yang minta
  atau mengusulkan
  pesangon tsb ke pemerintah, sehubungan dengan
  jabatan mereka yang cuman 2
  tahun.
 
  Kalau ini benar, meyedihkan sekali perangai
  wakil-wakil kita semua (para
  rakyat jelata ini) di DPR tsb (termasuk juga DPRD I
  dan II). Memanfaatkan
  kedudukan untuk morotin pemerintah guna kepentingan
  pribadi.
 
  Padahal ada temanku, seniorku, dan orang-orang yang
  bereputasi bagus di
  situ. Ah., menyedihkan.
 
  Salam,
  Budi
 
  At 11:02 PM 6/8/99 +0700, you wrote:
  Berbicara mengenai anggota DPR, para anggota yang
  akan lengser sebentar lagi, bisa memperoleh
  uang pesangon sesuai Keppres sebesar Rp. 150 Juta !
  Asyik juga yah, dijaman krismon gini ada bagi2
  duit...:)
  Terpilihnya saja melalui Pemilu yang dianggap engga
  sah...
  
  
  Salam,
  bRidWaN
  
  
 

 _
 Do You Yahoo!?
 Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: (Debat buat siapa ini?) Melihat Indonesia di Tangan Mega

1999-06-08 Terurut Topik FNU Brawijaya

Ah, statistik milis nunjukin sebaliknya. Lebih banyak nyang mbela deh, mangkane
ndak perlu dibela Itung aja nyang terang-terangan ndukung PDIP dan aktip
kampanye, udeh ada 6 Nih Syracuse 1, Cleveland 1, Norwick 1, Jkt 1, Ciputat 1
(soale Ciputat bukan Jkt...hehe...), DC 1. Nyang kritik Bdg 1, Ms Yuni 1, plus ane
bole diitung setengah deh... mosok 2.5 bisa ngroyok 6.

Udah ah..bosen... Mending ente mbahas sejumlah perusahaan swasta kakap nyang
masuk daptar cekal. Kalo perusahaannya Suharto, Inc. mah udah bosen juga. Ude
kenyang. Pegimane? Atau mau tetep ngitung jumlah suara?


'--
Irwan Ariston Napitupulu wrote:

 In a message dated 6/8/99 9:51:25 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED]
 writes:

  Hehehe...ane pan cuman mbela korban nyang kena angkara murka. Pokoke setiap
   ada nyang kena cap 'sok tahu', 'sok pinter', atau keroyokan-keroyokan model
   laennya, entar ane belain deh.

 Irwan:
 Apakah termasuk ngebelain Mega yg kemarin2 itu dikeroyok
 abis2an di milis ini?
 Hmmmmoga2 ngga nerapin standar ganda seperti yg
 sering gue lihat terjadi di milis kita ini...hehehehe

 jabat erat,
 Irwan Ariston Napitupulu

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Sekali lagi OPOSISI

1999-06-07 Terurut Topik FNU Brawijaya

Hasil sementara menunjukkan PDI-P memenangkan jumlah perolehan suara.
Skenario koalisi yang selama ini kita bayangkan rupanya tidak perlu terjadi.
Bila sampai akhir perhitungan ternyata koalisi tidak perlu dibentukpun saya
malah gembira, artinya tidak perlu terdapat potensi gontok-gontokan internal.
Bikin pembangunan tersendat-sendat mulu

Siapapun pemenangnya, saya rasa tidak perlu bersedih, wong memang mau
berdemokrasi ya begini ini. AR menyampaikan bahwa bila PAN menang, maka
ia akan melibatkan unsur dari partai lain. Kelihatannya bagus ya cuman
saya melihat ada drawback yg cukup serius. Ini dapat jadi potensi bahwa
tokoh-tokoh yang dari partai lain akan terbebani rasa terima kasih,
sehingga oposisi tidak terbentuk. Mungkin AR perlu memikirkan hal ini lagi.
Demikian pula bila PDI-P yang menang, saya kira partai lain tidak perlu
dilibatkan dalam kabinet. Sebaliknya partai lain dapat menjadi partai oposisi.
Dengan demikian jalannya kekuasaan dapat terkontrol.

Saya malah merasa aneh bila sudah menang absolut kok pake koalisi segala.
Juga mengapa mesti ambil tokoh dari partai lain. Kan ini dapat diartikan
sebagai kekurangan resource partai yang bermutu? Atau dapat pula diartikan
sebagai usaha melanggengkan kekuasaan kan?

Wah, ane sedih ini jagoan ane kalah...payeh
Untuk sementara, selamat untuk PDI-P. Sementara lho

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: $100 Billion diparkir di luar negeri

1999-06-06 Terurut Topik FNU Brawijaya
umlah uang pengusaha
 Indonesia yang diparkir di Singapura dan kota lainnya di luar negeri. Saya
 enggak ingat jumlah persisnya. Yang jelas dia bilang uang itu lebih dari
 cukup untuk membayar cicilan hutang perusahaan mereka .. kalau mereka mau.

 Sayangnya, banyak pengusaha Indonesia yang senang dengan aji mumpung:

 - Ketika perusahaan untung .. banyak keuntungan yang masuk ke kantong
 pribadi.
 - Ketika perusahaan buntung ... hal yang sebaliknya tidak terjadi.

 Jabat erat,

 Ahmad Syamil
 Toledo, OH

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo-------
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: TOTAL EXPENDITURE ADS - RANK OF POLITICAL PARTY EXPENDITURES

1999-06-05 Terurut Topik FNU Brawijaya

Hehehe ini apaan sih? Mangsudnya untuk pemberitaan di koran?
Atau termasuk pembuatan umbul-umbul, poster-poster, billboard? Kalo memang iya
saya tidak percaya dengan angka-angka di bawah ini. Puluhan juta perak
emang bisa dapet apaan? Apalagi jaman sekarang. Nyang riil ah...
Kalo mau menuju indonesia baru, jangan dimulai dg kebohongan ah

'
bRidWaN wrote:

   Rekan Yth.,
   Saya sampaikan informasi dibawah ini.

   Salam,
   bRidWaN

   

   TOTAL EXPENDITURE ADS
   •Ad. Expenditure : Political Party

   Rp. 3.493.136.000
   RANK OF POLITICAL PARTY EXPENDITURES

   1. Partai Golkar  Rp. 1.610.575.000
   2. Partai RepublikRp. 1.168.420.000
   3. Partai Daulat Rakyat   Rp.   500.971.000
   4. Partai PDI Perjuangan  Rp.   122.525.000
   5. Partai Demokrasi Indonesia Rp.43.725.000
   6. Partai Amanat Nasional Rp.36.930.000
   7. Partai Kebangkitan Bangsa  Rp. 7.830.000
   8. Partai Masyumi Rp. 2.160.000

   
   Sumber : KPU


--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Warna biru PAN ditiru...

1999-06-05 Terurut Topik FNU Brawijaya

Parte KAMI itu nyang mana sih? Ada-ada aja nih cara orang nyari duit,
eh, suara.


'-
PAN Jatim Ancam Boikot Pemilu

Surabaya (Bali Post) -
DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Jawa Timur mengancam
memboikot tak ikut Pemilu 7 Juni mendatang, karena partai bersangkutan
menemukan kertas suara Partai KAMI yang warnanya menyerupai gambar milik
PAN. Kertas suara itu ditemukan di Surabaya, Jombang, Kediri, Gresik,
wilayah Madura sampai Banyuwangi.

''Kami menganggap perubahan warna pada kertas suara itu
merupakan cacat hukum dan bernuansa konspirasi jahat untuk menciderai
pemilu yang jujur dan adil,'' ujar Wakil Ketua DPW PAN Jatim, Sulthon Amien
didampingi Bendahara Masfuk S.H., kepada wartawan di Surabaya, Jumat
(4/6) kemarin.

DPW PAN Jatim menemukan kertas suara partai KAMI tercetak
dengan warna dasar biru, tulisan Arab tertulis warna hitam, gambar
bumi bulat di tengah berwana biru. Padahal sesuai AD/ART partai tersebut
seharusnya warna dasar hitam, tulisan Arab berwarna kuning, gambar
bumi bulat di tengah warna biru. Akibat cacat hukum itu, menurutnya, massa
pemilih bisa salah dalam mencoblos antara PAN dan Partai KAMI. Ini terbukti,
dalam uji coba yang dilakukan DPD PAN Sidoarjo, 15 pemilih usia 60 tahun
ke atas yang akan mencoblos PAN, ternyata seluruhnya keliru mencoblos
partai KAMI nomor 5.

Bukan hanya di Sidoarjo, salah coblos juga terjadi di
Mojokerto. ''Diperkirakan kertas suara ini beredar juga di daerah
lain, seperti Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Malang, Banyuwangi
dan kemungkinan juga daerah lain di seluruh Jatim,'' paparnya.

DPW PAN menilai, kesalahan percetakan kartu suara ini kalau
disebabkan faktor ketidaksengajaan sangat sulit diterima akal sehat.
Secara teknis percetakan, menempatkan warna dasar hitam itu lebih mudah
dibanding warna lain. ''Buktinya di kertas suara itu, partai yang gambarnya
berdasar hitam semuanya baik-baik saja. Demikian pula yang menggunakan
tulisan warna kuning,'' ujarnya.

Ditegaskan, ini merupakan hasil konspirasi jahat untuk
mengagalkan pemilu yang jujur dan adil. Calon pemilih dijebak dalam suatu
rekayasa gambar yang cacat hukum. ''Jebakan itu sangat dimungkinkan
karena massa pemilih PAN sebagian buta huruf dan lanjut usia yang bisa saja
mengalami gangguan penglihatan,'' ungkap Sulthon.

Selain itu, tegas Sulthon, hal ini diduga merupakan konspirasi jahat untuk
menyesatkan massa pemilih PAN, dengan target PAN merosot perolehan
suaranya. ''Jika dugaan ini betul, pelaku konspirasi ini bisa ditebak adalah
kekuatan pro-status quo yang tak menginginkan pemilu berlangsung jujur
dan adil,'' jelasnya.

Untuk itu, DPW PAN memprotes keras terhadap percetakan
kertas suara tersebut dan menuntut PPD Jawa Timur untuk mengganti kertas
suara yang cacat tersebut secara cepat. DPW PAN Jatim juga minta pada
lembaga  pengawas pemilu, seperti Pabnwaslak, KIPP, Unfrel, Forum
Rektor untuk  menyelidiki adanya konspirasi itu. ''Jika dibiarkan dan tak
diambil tindakan hukum dan politis, akan menciderai pemilu 1999. Bhakan bisa
menjadi  preseden buruk bagi pertumbuhan demokrasi. Kasus ini sudah
dilaporkan ke Ketua DPP PAN, Amien Rais, dan Pak Amien setuju untuk
mengusut kasus ini sampai tuntas, beliau menyetujui tindakan DPW PAN Jatim
yang mengancam akan boikot pemilu,'' katanya lebih lanjut. Jika tuntutan
pergantian dengan kertas suara yang sempurna tak dilakukan, DPW PAN Jatim
mempertimbangkan tak ikut Pemilu 7 Juni nanti. ''Bagi kami
jelas, tak akan membiarkan konspirasi jahat yang menciderai pemilu, yang
merusak tatanan jurdil, dan menistakan kehidupan demokrasi,'' ujarnya.

 Dihubungi secara terpisah, Sekretaris PPD Jatim, Hadi Sutanto
 mempertanyakan, surat suara yang diperoleh DPW PAN Jatim.
''Dari mana mereka dapatkan surat suara itu, padahal surat suara sudah
disegel dan tak satu orang pun yang bisa mengetahui dan mengambil sebelum
pencoblosan,'' katanya.

Namun, Hadi menduga surat suara yang ditemukan PAN itu hasil sortiran
yang tak digunakan dalam pencoblosan. ''Mestinya, PAN berterima
kasih gambar yang mirip itu sudah disortir,'' ujarnya. (034)


--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Cerita tentang Teman asal Irian Jaya

1999-06-05 Terurut Topik FNU Brawijaya
 mesti ada penyamaan status pegawai nih Lha kok bisa laen dengan
gaji pegawai di luar Freeport alasannye kenape? Apa kerja di pripot mesti
ngeluarin kringet ratusan kali lebih banyak daripade kerja di jawa misalnya?


 Apa mereka menikmati (Orang Amungme) ? Mereka hanya boleh tinggal di luar
 pagar kawat yang mengelilingi sekitar Tembagapura, Kuala Kencana
 Dan saya? wah pastilah menikmati semua fasilitas ini

Iya itu harus diperjuangkan. Tapi kalo tinggal di luar pagar kawat ya masuk
akal tho jeng. Emang di tempat laen di luar Irja apa ya ndak kayak gitu. Boro-
boro masuk ke pasilitas nyang sangat strategis gitu, nyang kalo kena sabot
bisa rugi bermil-mil, wong ane mau masuk ke kantor PLN malem-malem di
Ndiwek aja dikejar-kejar hansip ama satpam. Padahal tanahnya ya tanah
orang Ndiwek asli, lha kok ane mau ngambil jambu kok malah diacungin
pentung. Gregetan ya ane ame konco-konco ane gantian nyelepetin tuh
hansip dan satpam..ugal-ugalan sih...mereka soale bukan penduduk Ndiwek.


 Janganlah membuat saudara2 kita yang dari Irian seperti warga kelas dua
 (saya tidak bilang sekarang kita memperlakukan mereka seperti ini) tapi
 ini yang saya takutkan. Mereka juga entitled kepada sejumlah hasil
 pembangunan Indonesia, sebab mereka juga sudah menyumbang dari hasil yang
 selama ini diambil dari Irian Jaya. Lihat gedung2 bertingkat yang mewah
 dikawasan Rasuna Said, lihat jalan melingkar di Semanggi, atau Jalan
 penghubung di Jakarta semua.ini juga masih bercap "Hasil Kekayaan
 Alam Irian Jaya"

Kalo disambung-sambungin temtu ada benernya, kalo mau ndak disambungin
juga bisa. Semanggi dibuat udeh lama je... Tapi ya ada benernya lah...


 Saya hanya ingin,kita semua bisa berterima kasih kepada Orang2 Irian,
 mengerti akan penderitaan dan nasib mereka yang selama ini berkorban agar
 tanah mereka diangkut dan membiyayai pembangunan Republik ini

 Saya takutkan Amin Rais, Mega, Gus Dur, Adi Sasono tidak akan
 memperdulikan nasib mereka pas jadi presidendilupakan lagi
 penderitaan rakyat Iriankarena mereka akan selalu terbuang dan dibuang.

Ya berhubung Bung Andrew punya keterikatan dg Irja nyang kuat, memang sudah
sewajarnya ikut memperjuangkan dg gigih nasib warga Irja, nyang dari Ndiwek
juga harus menuntut rasa terima kasih dari pemerintah. Mosok minyak udah
disedot habis Belanda buat mbangun negeri Walanda dan jalan-jalan di Jawa
kok setelah minyake habis jalannya masih batu mulu sejak jaman VOC.


 Rubah pandangan kita ttg Freeport, Hasil dari Freeport sudah selayaknya
 digunakan untuk membangun bumi Irian dan kalau ada hasil yang bisa dibawa
 ke Jakarta, itu adalah semata-mata sumbangan sukarela rakyat Irian demi
 kemajuan bangsa Indonesia. Kita harus dapat berterima Kasihitu saja...

Ini ngomong-ngomong mau niru model administrasi mana tho? Model Ameriki,
Perancis, Inggris, atau mbikin model sendiri?


--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Mantau pemilu...

1999-06-03 Terurut Topik FNU Brawijaya

Kali aja ada nyang mau mantau pemilu dengan cara gaib
atau khusus pulang kampuang untuk mantau... ini ane ambil dari milis lein.
Kali aja bergune

Kemaren ane beli chinese food, dan mbaca FORTUNE COOKIES-nye.
Nih ane tulis pesen-nya di kertas itu, percisnye kayak gini:

"Your lucky numbers are 15, 35, 39, 24
 Be careful with number 11. It is like two needles for your butt.
 Hehehe.."



'
Kini hasil Pemilu dapat Anda pantau seketika, setiap saat dari manapun…
 langsung pada ponsel Anda, melalui SPRED (SMS Program for Retrieving
 Election Data)
 SPRED adalah sistem informasi tanpa kabel canggih sumbangan Pemerintah
 Finlandia dalam rangka mendukung Pemilu yang jujur, adil, demokratis dan
 transparan.
 SPRED adalah hasil kerjasama antara Pemerintah Finlandia sebagai negara
 donor, Komite Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyedia informasi hasil Pemilu,
 Satelindo, Telkomsel, XL sebagai penyedia fasilitas SMS dan jaringan GSM,
 Nokia sebagai penyedia teknologi komunikasi data inTouch sebagai system
 Developer  Integrator.
 SPRED disediakan bagi pemakai ponsel GSM secara cuma-cuma.

 Baca syarat dan kondisi di bawah ini.
 Syarat dan kondisi :
 1. Ponsel memiliki kemampuan mengirim dan menerima SMS.
 2. SIM Card memiliki fasilitas SMS.
 3. Anda harus mengerti cara mengetik, mengirim dan membuka SMS.
 4. Setiap pengiriman permintaan (request) ke SPRED malalui SMS, Anda
dikenakan biaya pengiriman SMS oleh operator (lihat tarif SMS).
Keterangan lebih lanjut hubungi operator Anda.
 5. Penerimaan hasil Pemilu dari SPRED tidak dikenakan biaya (ditanggung
oleh Pemerintah Finlandia).
 6. Akses informasi ke SPRED dibatasi 10 kali per nomor.
 7. Sehubungan dengan layanan SPRED ini, Pemerintah Finlandia, Nokia,
iTouch, Satelindo, Telkomsel maupun XL secara bersama-sama atau
masing-masing tidak bertanggung jawab atas kebenaran informasi yang
disediakan serta dibebaskan dari jenis tuntutan dari pihak manapun.
 8. Layanan SPRED ini hanya tersedia mulai 7 Juni 1999 hingga 14 Juni 1999.

 Keterangan dari operator :
 Keterangan dari masing-masing operator tentang SMS dapat diperoleh dari  :
 1. Satelindo : 222 (dari ponsel)
 2. Telkomsel : 111 (dari ponsel)
 3. XL  : 818 (dari ponsel)

 Tarif SMS :
 Tarif pengiriman SMS dari masing-masing operator.
 1. Satelindo : Rp.200/berita
 2. Telkomsel : Rp.250/berita
 3. XL  : Rp.20.000/bulan tanpa biaya per berita.

 Daftar Propinsi :
 1. D.I. Aceh
 2. Sumatera Utara
 3. Sumatera Barat
 4. Riau
 5. Jambi
 6. Sumatera Selatan
 7. Bengkulu
 8. Lampung
 9. DKI Jakarta
 10. Jawa Barat
 11. Jawa Tengah
 12. D.I. Yogyakarta
 13. Jawa Timur
 14. Kalimantan Barat
 15. Kalimantan Tengah
 16. Kalimantan Timur
 17. Kalimantan Selatan
 18. Bali
 19. NTB
 20. NTT
 21. Timor-Timur
 22. Sulawesi Selatan
 23. Sulaweasi Tengah
 24. Sulawesi Utara
 25. Sulawesi Tenggara
 26. Maluku
 27. Irian Jaya

 Panduan SPRED :
 1. Masuk ke menu pilihan menulis SMS pada ponsel.
 2. Ketik instruksi sbb. Sesuai dengan hasil yang Anda inginkan;

KPU N untuk melihat hasil nasional (DPR) dengan 5partai terbesar (Top 5)

KPU Dx untuk melihat hasil propinsi x (DPRD-1) dengan 5 partai terbesar
   (Top 5) x adalah nomor Propinsi (1-27). Lihat Daftar Propinsi.

KPU Py untuk melihat hasil partai y di tingkat nasional (DPS).
y adalah nomor Partai (1-48). Lihat daftar Partai.

KPU Dx Py untuk melihat hasil partai y di Propinsi x (DPR  DPRD-1).
y adalah nomor Partai (1-48). Lihat Daftar Partai.
x adalah nomor Propinsi (1-27). Lihat Daftar Propinsi.

  3. Kirim ke nomor Gateway SPRED sesuai dengan operator yang Anda gunakan:
 Satelindo 081676
 Telkomsel 7699
 XL  76999

 4. Dalam beberapa saat*, hasil Pemilu yang Anda minta akan tiba dalam bentuk
SMS yang dapat Anda lihat di ponsel. (*: waktu yang dibutuhkan tergantung
kepada kondisi jaringan setempat  sesaat)

 Catatan :
 # Anda dapat menyimpan (save) nomor Gateway serta instruksi SMS untuk dapat
 digunakan lagi tanpa perlu mngetik ulang.
 # SMS yang sudah diterima dapat dihapus agar dapat digunakan untuk menerima
 berita baru.

  Daftar Partai.
 1. PIB
 2. KRISNA
 3. PNI
 4. PADI
 5. KAMI
 6. P. Ummat Islam
 7. PKU
 8. P. Masyumi Baru
 9. PPP
 10. PSII
 11. PDI Perjuangan
 12. P. Abul Yatama
 13. PKM
 14. PDKB
 15. PAN
 16. PRD
 17. PSII-1905
18. PKD
 19. PILAR
 20. PARI
 21. MASYUMI
 22. P. Bulan Bintang
 23. PSP
 24. P. Keadilan
 25. PNU
 26. PNI Front Marhaenis
 27. IPKI
 28. P. Republik
 29. P. Islam Demokrat
 30. PNI Massa Marhaen
 31. MURBA
 32. PDI
 33. GOLKAR
 34. P. Persatuan
 35. PKB
 36. PUDI
 37. PBN
 38. MKGR
 39. PDR
 40. PCD
 41. PKP
 42. SPSI
 43. PNBI
 44. PBI
 45. SUNI
 46. PND
 47. PUMI
 48. PPI

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo-------
FNU Brawijaya
Dep

Re: Percakapan dengan Toer

1999-06-03 Terurut Topik FNU Brawijaya

 Hal yang sama juga terjadi untuk kaum Chinese di Indonesia.
 Orang-orang Chinese sudah lama ditindas dan 'dikerjai' di Indonesia. Di
 jaman VOC, tahun 1640 orang-orang Chinese diculiki untuk dipaksa membuat benteng
 Batavia. Pada tahun 1740, ribuan orang Chinese dibunuh di Batavia
 dan dalangnya adalah VOC. Puluhan tahun kemudian, salah satu minister
 Kristen menyebutkan bahwa waktu itu yang mati belasan ribu orang.
 Pada tahun 1912, SI di Solo ribut melawan orang Chinese. Menurut Toer,
 keributan itu adalah SI dimanfaatkan Belanda untuk menekan Chinese kaena Belanda 
takut
 SI terlalu radikal dan menjadi anti Belanda. Tahun 1916 terjadi lagi
 gerakan anti Chinese dengan alasan yang relatif sama.

Hehedasar PAT itu bagusnya bikin novel doang. Kalo nyang lain dengkulnya
nyang dipake untuk bicara. Taon kuda dimana chinese dipaksa bikin benteng
Batavia karena ndak ada orang laen nyang bisa disuruh. Semua pada nglawan.
Kalo gitu ngapain bikin benteng?

Taon 1740 memang Walanda ndak bisa ngontrol lagi komunitas chinese nyang
mereka bentuk jadi pedagang. Mangkane terjadi pemberontakan cina. Ndak ada
hubungane dengan dikerjai. Nyang dikerjai paling parah jelas orang pribumi nyang
menjadi warga kelas tiga sesudah orang bule dan orang arab dan chinese.
Dasar PAT cuman punya dengkul doang.

PAT bikin komentar dogol lagi dengan menyatakan Belanda memanfaatkan SI.
Syarikat Islam (SI) adalah salah satu bentuk pertama usaha perlawanan thd
Belanda, sekarang PAT bilang Belanda bisa ngontrol SI lagidasar dengkul
komunis. Di buku pertama dari Trilogi-nya si dengkul ini memberi kesan jelek
pada peranan Dokter Sutomo karena dia dokter dan dari keluarga bangsawan.
Sekarang mau njelek-njelekin Syarikat Islam lagi.

Hehe...ane lupa kalo dia komunis, jadi jelas nyang diarah sudah tentu nyang
berlawanan dengan golongan proletar, dan ngarah kaum beragama. Kayaknya
perlu dibentuk death squad. Ini sudah mulai ngarah kayak Salman Rusdi...
Pendukungnye ya pendukung Salman Rusdi.


--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Percakapan dengan Toer

1999-06-03 Terurut Topik FNU Brawijaya
 chinese nyang
 mereka bentuk jadi pedagang. Mangkane terjadi pemberontakan cina. Ndak ada
 hubungane dengan dikerjai. Nyang dikerjai paling parah jelas orang pribumi
 nyang
 menjadi warga kelas tiga sesudah orang bule dan orang arab dan chinese.
 Dasar PAT cuman punya dengkul doang.
 
 PAT bikin komentar dogol lagi dengan menyatakan Belanda memanfaatkan SI.
 Syarikat Islam (SI) adalah salah satu bentuk pertama usaha perlawanan thd
 Belanda, sekarang PAT bilang Belanda bisa ngontrol SI lagidasar dengkul
 komunis. Di buku pertama dari Trilogi-nya si dengkul ini memberi kesan
 jelek
 pada peranan Dokter Sutomo karena dia dokter dan dari keluarga bangsawan.
 Sekarang mau njelek-njelekin Syarikat Islam lagi.
 
 Hehe...ane lupa kalo dia komunis, jadi jelas nyang diarah sudah tentu nyang
 berlawanan dengan golongan proletar, dan ngarah kaum beragama. Kayaknya
 perlu dibentuk death squad. Ini sudah mulai ngarah kayak Salman Rusdi...
 Pendukungnye ya pendukung Salman Rusdi.
 
 
 --
 Salam,
 Jaya

 History often repeats twice, the first time occurs as a tragedy,
 the second time a farce.

   Karl Marx

 The third time is a comedy
 Unknown

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



PDI-P, CIA, MOSSAD

1999-06-02 Terurut Topik FNU Brawijaya
   besarnya penduduk yang beragama Islam. Setelah
  runtuhnya komunis, Islam merupakan musuh
  bersama Amerika, Israel, Inggris dan
  negara-negara Barat lainnya. Tetapi bagaimana
  dengan Jerman? Menurut Panji Masyarakat,
  agen-agen Israel berada di Indonesia selain untuk
  mengusahakan Indonesia membuka hubungan
  diplomatik dengan negara itu, juga untuk
  membendung ekspansi ekonomi Jerman. Habibie
  dekat dengan Jerman sehingga peranan Jerman di
  Indonesia mulai menguat. Apalagi menurut sumber
  lain, keluarga Habibie dipercayai para pengusaha
  Jerman untuk menunjuk di sektor mana sebaiknya
  para pengusaha Jerman itu melakukan investasi.

  Jerman dan Israel adalah musuh bebuyutan
  sehingga keterlibatan bank-bank Jerman di
  Indonesia dianggap perlu untuk dihalang-halangi.
  Menurut Panji Masyarakat, Habibie yang condong
  ke Jerman tentu menjadi musuh berat Israel.
  Mereka tentu tidak menghendaki Habibie yang naik
  kelak. Sebagai rekan bersekutu, CIA tentu akan
  berdiri di posisi yang sama dengan Mossad.
  Demikian Panji Masyarakat yang menggali
  bahan-bahannya dari pejabat intel negara. Tetapi
  banyak pengamat di Jakarta yang meragukan
  pendapat ini. Pengamat Indonesia Daniel Lev tak
  percaya agen asing berperan. Mereka hanya
  memikirkan utang dan pasar di Indonesia,
  katanya.


--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
----oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: BPPN Berhasil Menghaluskan Praktek KKN, Bravo... ;-!

1999-05-31 Terurut Topik FNU Brawijaya

Yusuf-Wibisono wrote:

 3. Yg agak unik, yg di bank-bank, nggak ada yg beneran
kakap. Termasuk yg di bank BRI atau BCA. Logikanya,
tidak mungkin jalur KKN tidak ada yg lewat BRI
atau BCA. (Atau saya yg salah?) Dg kata lain, yg
kakap-kakap sudah diambil alih BPPN semua.
Padahal dg mondok semua (nyampur) di BPPN, penelusuran
KKN jadi lebih rumit dan orang nggak tahu, yg 'merampok'
bank x,y,z itu siapa-siapa aja orangnya... Dst.

Kenapa dari BRI? Walaupun di bawah Kamardi Arif corporate loan
mencapai 30-an persen dan di bawah Joko konon mencapai 50 persen
(sebelumnya sebagai bank rakyat loan model gitu cuman 10-an persen),
tetap saja BRI adalah bank rakyat, yang 'mestinya' kemungkinannya
memang lebih kecil. Saya denger justru BRI merupakan satu-satunya bank
yang mampu membuat profit besar di jaman susah ini (sejak 1997). Mungkin
bank-bank yg lain justru lebih pas untuk ditelisik. Atau ane nggak ngerti
kalo ada kasus khusus ya? Makane mbok di-scan, tentu kalo ada waktu


--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: BPPN Berhasil Menghaluskan Praktek KKN, Bravo... ;-!

1999-05-31 Terurut Topik FNU Brawijaya

Mungkin sih Cuman katanya sih bukan begitu... Ini dihasilkan oleh valas juga deh.
Ya ini paktor keberuntungan atau kepandaian dari bagian nyang ngurusin palas-
palas tadi Pelencengan justru dimulai beberapa tahun sebelum krismon (spt ane
tulis di bawah itu tuh...entu nyang mulai Sampai ORBA jatuhpun mereka masih
dapat positif kok. Nggak tahu setelah sejak pertengahan tahun lalu, yaitu setelah
mereka harus menanggung beban dari bank-bank nyang lain nyang emang disuruh
pemerintah untuk diurusin, dan juga kredit-kredit macet dari kreditor kelas kakap itu.
Ane ndak jelas posisinya saat ini.

Supaya kita adil dalam melihat, kita juga jangan terlalu memandang buruk dengan
Bapindo. Wong misi nyang dibawa oleh bank itu rak sebagai bank pembangunan,
kayak BDN ngurusin dagang, BRI ngurusin rakyat (baca tani, dan kuli kayak ane juga).
Sebagai bank nyang kebagian ngurusin pembangunan jelas emang harus ikut
cawe-cawe tiap ada proyek-proyek nyang bersifat pembangunan. Risikonya jelas
gede, wong namanya pembangunan biasanya bersifat jangka panjang atau menengah.
Ya tahu sendiri lah kalo proyek bersifat public model gini emang gede banget
risikonya. Mangkane kite ndak perlu heran kalo utange jadi melebihi asset. Apalagi
emang sebagai bank dg misi khusus ini lalu jadi bulan-bulanan si...initahu sendiri 
lah...


'---
"Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)" wrote:

 Setahu saya BRI"makmur" dari kredit kepada pengusaha kecil lewat BRI Unit.
 Rupanya ada yang melenceng dengan penyaluran kredit besar-besaran kepada
 pengusaha kakap. Ketika krismon kakap ini mabuk karena diobok-obok oleh
 Joshua.

 Ngomong-ngomong soal BPPN saya pernah nanya kepada mantan Direktur Muda BI
 soal lowongan di BPPN. Kontan beliau njawab,"Apa? Kamu mau bergabung dengan
 para maling?" Langsung kecut dah nyali saya.

 Efron

 -Original Message-
 From:   FNU Brawijaya [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent:   Tuesday, 01 June, 1999 11:52 AM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject:Re: BPPN Berhasil Menghaluskan Praktek KKN, Bravo... ;-!

 Yusuf-Wibisono wrote:

  3. Yg agak unik, yg di bank-bank, nggak ada yg beneran
 kakap. Termasuk yg di bank BRI atau BCA. Logikanya,
 tidak mungkin jalur KKN tidak ada yg lewat BRI
 atau BCA. (Atau saya yg salah?) Dg kata lain, yg
 kakap-kakap sudah diambil alih BPPN semua.
 Padahal dg mondok semua (nyampur) di BPPN, penelusuran
 KKN jadi lebih rumit dan orang nggak tahu, yg 'merampok'
 bank x,y,z itu siapa-siapa aja orangnya... Dst.

 Kenapa dari BRI? Walaupun di bawah Kamardi Arif corporate loan
 mencapai 30-an persen dan di bawah Joko konon mencapai 50 persen
 (sebelumnya sebagai bank rakyat loan model gitu cuman 10-an persen),
 tetap saja BRI adalah bank rakyat, yang 'mestinya' kemungkinannya
 memang lebih kecil. Saya denger justru BRI merupakan satu-satunya bank
 yang mampu membuat profit besar di jaman susah ini (sejak 1997). Mungkin
 bank-bank yg lain justru lebih pas untuk ditelisik. Atau ane nggak ngerti
 kalo ada kasus khusus ya? Makane mbok di-scan, tentu kalo ada waktu

 --
 Salam,
 Jaya

 -- I disapprove of what you say, but I will
 defend to death your right to say it. - Voltaire

\\\|///
  \\  - -  //
   (  @ @  )
 ----oOOo-(_)-oOOo---
 FNU Brawijaya
 Dept of Civil Engineering
 Rensselaer Polytechnic Institute
 mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Oooo
oooO (   )
   (   )  ) /
\ (  (_/
 \_)

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
--------oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Buat YS dan EDP (Re: FW: Pimpinan Partai Kita)

1999-05-29 Terurut Topik FNU Brawijaya
 sudah bahas keberatan saya di e-mail-email sebelumnya.
 Karena itu masalah ini saya tutup juga, karena hal ini lebih cenderung ke
 permainan kata dan logika. Tapi kalau anda masih tersinggung juga, saya
 sekalian saja minta maaf juga mengenai soal ini.

 5. Ente itu bukannya berterima kasih diingatkan agar mau melihat segi yang
 positif
dari tulisan Bung Hadeer malah jadi sok pintar bener. Sok meng-klaim
 tulisannya
pasti bener 100 persen.
 Kalau saya melihat tulisan anda yang sekarang ini, saya banyak melihat segi
 positifnya
 dan juga sejujurnya tulisan pertama anda yang menyebabkan meletusnya perang
 mulut ini juga saya lihat banyak positifnya. Tapi kalau tentang tulisan Hadeer
 itu,
 saya jauh lebih banyak melihat segi prejudicenya, apalagi kalau dilihat secara
 konteks
 keseluruhan yakni menjelek-jelekkan PDI-P. Kalau argumentasinya itu adalah
 bankir
 banyak yang tak jujur dan dia mau bahas secara terpisah tanpa
 menjelek-jelekkan
 pihak yang sebetulnya tak terlalu banyak hubungan (PDI-P), saya akan
 melihatnya
 dengan kacamata yang lain. BTW: kapan saya claim tulisan saya benar 100%?

 Heran ane... Hehe...lama-lama panas juge pan ane...
 Pake nyuruh ane nanya arti kiasan ke orang sekolah lagi...buset

 'Pot calls kettle black' itu adalah istilah yang cukup sering dipakai di US.
 Saya tak merasa hal itu keterlaluan.

 6. Yang melebar kemana-mana ane ato ente? Buka lagi folder 'Sent' ente ah
 Sedikit membela diri: e-mail pertama saya memang kurang sopan buat anda. Itu
 saya mengerti. Tapi dari isinya saya rasa itu berhubungan erat sekali dengan
 e-mail anda dan e-mail Hadeer yang saya kritik itu. Tapi kalau anda merasa
 saya
 yang melebar-lebarkan masalah, saya minta maaf juga soal ini kalau begitu.

 7. Salam baik yg mana? Cya? Opo iku? See you? Bisa aja ane terjemahin 'siah'
 kan?

 Cya itu adalah singkatan untuk 'see you' dan biasanya digunakan untuk
 teman-teman
 baik. Anda sekolah di US tapi kok belum pernah dengar kata itu. Tapi sudahlah,
 saya tak mau lagi mencari ribut dengan anda. Apalagi dengan suasana super
 panas seperti ini.

 Kok maksa ane untuk ngerti kata informal kayak gitu sementara anda nggak
 ngerti apa itu 'ciak'? Sekarang ane gantian minta anda nanya ke teman
 sekolah
 anda. Itu kalo perlu, kan ente pinter banget, wong tulisan aja perfect 10
 kok...
 'Ciak' itu saya tak pernah dengar, secara informal pun.
 Kalau cya itu saya rasa sangat populer.

 
 Nah, mari kita bicara bukti konkrit di sini. Monggo
 Karena tulisan anda mengesankan bahwa anda rekan Bung Irwan (yg udah ngaku
 dulu kerja di BUMN), mungkin anda juga (pernah) bekerja di BUMN. Ane juga
 berasumsi ente bekerja di sektor keuangan. Boleh deh dibagi-bagi infonya,
 berikut
 bukti kongkrit. Tentunya kalo ente punya.

 Saya tak pernah menyatakan bahwa saya rekan Bung Irwan. Saya 'mengikutkan' dia
 di sini karena saya menganggap dia punya banyak pengetahuan tentang ekonomi
 dan mungkin bisa membantu menengahi dengan kemampuannya itu. Saya sejujrunya
 saja belum pernah kerja di BUMN; dan pengalaman saya kebanyakan di bidang
 akademia
 research. Coba kalau anda baca tulisan saya, yang mana yang mengesankan saya
 rekan Bung Irwan dan sama-sama pekerja di BUMN.

 Padahal kalo secara informal kan itu bukan berita baru juga. Pegimane sih
 logikane sampeyan? Memang susah kalo ngomong sama orang pinter, ane
 nyang nggak sampe-sampe.gile bener100% perfect cing

 Saya tak menyatakan anda perlu data yang 100% akurat, tapi justru kalau ada
 argumen tentang sesuatu, tolong ada juga buktinya.

 Tapi sebelum saya lupa tujuan e-mail ini lagi, saya mau menuntaskan saja ini.

 Saya dengan setulus hati meminta maaf kepada M. FNU Brawijaya atas serangan-
 serangan saya secara verbal kepada dia. Banyak serangan yang saya tulis di
 e-mail
 kepada dia sebetulnya tidak cocok dan tidak sesuai kaidah yang berlaku, dari
 segi
 ejekan sampai pernyataan yang menantang. Walau sebagian ada dasarnya, tapi
 itu bukan alasan untuk melanggar etika yang ada di pergaulan sosial kita.
 Karena
 itu, saya sekali lagi meminta maaf dan meminta agar M. FNU Brawijaya sudi
 memaafkan saya dan menganggap pertengkaran antara kita berdua terselesaikan.
 Jika anda tak memaafkan saya, itu adalah hak anda, dan saya tak bisa berbuat
 apapun lagi. Kalau isi e-mail ini ternyata menyinggung anda, saya juga sekali
 lagi meminta maaf atas keteledoran ini.

 Anyway, saya secara pribadi menunggu balasan anda, karena sebelum anda
 menjawab permintaan maaf saya ini, saya tak bisa menyatakan pertengkaran
 ini selesai.

 I am waiting for your reply

 Yohanes Sulaiman

 Man make mistakes as long as they strive.
 God in "Faust" by Goethe

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo-------
FNU Brawijaya
Dep

Problem perbankan di mata seorang kuli (Re: Buat YS dan EDP)

1999-05-29 Terurut Topik FNU Brawijaya
juga nanti seminggu lagi. PK gimana? Tanya aja sama Bung Rosadi...

 Mangkane biarpun pro status quo, ane tetep masukin ke candidate
 parte nyang ane mau coblos. Paling entar ane lempar kancing waktu
 mau nyoblos 4 partai kandidat ane (e.ngomong politik lagi).


--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo-------
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Buat YS dan EDP (Re: FW: Pimpinan Partai Kita)

1999-05-28 Terurut Topik FNU Brawijaya
 dapat proyek-proyek yang banyak
 duitnya, atau main-main dengan stempel Tommy dkk. Gus Dur, yah dia sih saya
 yakin
 bersih 100% dan saya terus terang kagum lagi. Tapi masalahnya bukan bankir
 sih,
 jadi kayaknya enggak bisa saya jadikan contoh di sini.

 Jadi bingung. Ternyata M. Irwan benar juga, anda kalau ngomong enggak pernah
 dipikir.
 Padahal biasanya saya bukan jarang enggak sependapat dengan M. Irwan yang
 cukup

 liberal itu. Coba ya, kalau kritik satu partai itu kritiknya yang bagus dan
 membangun
 yang memang menunjukkan kelemahan partai itu, bukannya gosip enggak karuan
 dan paranoia berlebihan seperti ini.

 Saya rasa saya tak bisa lagi menyatakan 'maaf kalau ada yang menyinggung'
 seperti
 biasa di surat-surat saya karena isi surat ini kayaknya sudah menyinggung
 habis 100%.

 YS

 
  Pendukung PDI P para BANKIR ??.. hm ... pernyataan yang
  menarik...
 
  Bankir yang mana ? Yang kabur, yang ngerampok uang rakyat, yang membuat
  negara ini hancur, yang memindahkan dana nya ke luar negeri, yang korupsi,
  yang menipu, yang menyuap . DAN TERNYATA mendukung pendanaan /
  PDI P 
 
  Nggak mungkin BANKIR BUMN kan . pasti bankir swasta itu ..
 
  Wah gawat nich .. gimana bisa bertambah benar dan baik perekonomian
  negara ini, salah satu partai yang kemungkinan besar menang ternyata isinya
  kumpulan BANKIR yang menghancurkan ekonomi negara ini, dengan dulu
  bersekongkol dengan ORBA.
 
  Betul kata Eep Syaefullah .. ini bukan Partai Reformis  kita
 akan
  masuk ke dalam jaman kegelapan lagi kalo partai ini menang
 
  Hadeer
 
  --
   From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [EMAIL PROTECTED]
   To: [EMAIL PROTECTED]
   Subject: Re: FW: Pimpinan Partai Kita
   Date: 28 Mei 1999 11:32
  
   Ah...ngarang aja. Banyak kok (bahkan banyak sekali) pendukung PDIP yang
 tak
   terlihat ikut kampanye di jalanan. Contohnya para bankir walau saya nggak
   mau nyebut satu persatu. Contoh nyata lagi: Bung Irwan.
  
   Ogah ahbijimu kecil-kecilbisa nyelilit di gigiihhhsereem.
  
   Efron
 

 History often repeats twice, the first time occurs as a tragedy,
 the second time a farce.

   Karl Marx

 The third time is a comedy
 Unknown

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Buat YS dan EDP (Re: FW: Pimpinan Partai Kita)

1999-05-28 Terurut Topik FNU Brawijaya

1. Siapa nyang pertama nulis pake sebutan 'bray', pake ngeles lagi...
Dari pertama memang niatnya sudah nggak bener nih...
2. Kalo memang ingin bukti konkrit kenapa anda juga nggak ngasih tiap
   anda bikin statement? Coba kita dikasih data:
- berapa persen uang yg diboyong ke LN oleh pejabat,
- berapa persen yg dibawa oleh pengusaha kelas kakap. Angka kasar
  jumlah uang yg lenyap oleh pengusaha kakap kan sudah muncul di
  koran tuh Mau apa lagi? Bilang koran nggak akurat lagi? Tapi
  majalah TIME akurat ya? Kenapa kok nggak konsisten? Data Time
  sudah muncul di Tempo beberapa lama sebelumnya. Banyak yg di-
  ulang-ulang. Hanya data angka $9 billion dan $15 billion yang benar-
  benar baru. Yang lain cuma berita basi yang bahkan cuman diterjemahin
  ke bahasa Inggris. Tak lebih dari sekedar bunga rampai doang...
- siapa saja yg berkontribusi atas perpindahan uang
- berapa persen dana bank swasta yg lenyap.
- berapa kasus kredit macet di bank BUMN dan di swasta.
- siapa yg menjadi biang kredit macet, baik di bank BUMN dan di swasta?
3. Kalo BI bisa ngasih pinjaman, mbok kita dikasih tahu gimana caranya.
Siapa yg bisa minjam, berapa minimum  maksimum jumlah pinjaman.
Apakah benar keluarga cendana pinjam uang ke BI? Ane ndak pernah
denger tuh? Tapi kalo emang ada kasus begitu silakan dibuka infonya.
Ndak perlu komentar orang nggak ngerti struktur lah. Sopo sing mbelit
tho, ente atau ane? Mbok langsung saja dikasih tahu gimana gitu...
Saya terbuka kok kalo dikoreksi, apa lagi yg cuman mbaca.
4. Siapa yang pake bahasa 'otak diservis' segala macem.
5. Ente mencoba bermain bahwa seakan-akan ane nuduh tulisan
   anda nggak pernah bener, tulisan Hadeer selalu bener, dan tulisan
   ane ada yg salah. Mbok dilihat lagi apa yg saya tulis.
   Sopo sing muter-muter? Nih, posting asli ane:

'---
Di setiap posting yg 'benar' biasanya dg mudah diketemukan yg salah,
sebaliknya di setiap posting yg anda anggap salah, kita dengan mudah
melihat hal-hal yg benar juga. Saya pribadi selalu melihat point-point kebenaran
dari posting Bung/Mbak Hadeer, dan terus terang selalu melihat ada point yg
salah dari posting anda. (Temtu ini berlaku juga untuk posting-posting ane, jadi
ane ndak bisa nyombong). Makanya saya heran kenapa bertubi-tubi amat acara
cerca-mencercanya. Bahkan ndak berusaha melihat yg benar. Di milis ini selain
kita-kita yg langsung mau berkomentar, banyak juga yg males berkomentar,
namun mampu melihat dan memahami posting kita.
'

5. Ente itu bukannya berterima kasih diingatkan agar mau melihat segi yang positif
   dari tulisan Bung Hadeer malah jadi sok pintar bener. Sok meng-klaim tulisannya
   pasti bener 100 persen. Heran ane... Hehe...lama-lama panas juge pan ane...
Pake nyuruh ane nanya arti kiasan ke orang sekolah lagi...buset
6. Yang melebar kemana-mana ane ato ente? Buka lagi folder 'Sent' ente ah
7. Salam baik yg mana? Cya? Opo iku? See you? Bisa aja ane terjemahin 'siah' kan?
Kok maksa ane untuk ngerti kata informal kayak gitu sementara anda nggak
ngerti apa itu 'ciak'? Sekarang ane gantian minta anda nanya ke teman sekolah
anda. Itu kalo perlu, kan ente pinter banget, wong tulisan aja perfect 10 kok...

Nah, mari kita bicara bukti konkrit di sini. Monggo
Karena tulisan anda mengesankan bahwa anda rekan Bung Irwan (yg udah ngaku
dulu kerja di BUMN), mungkin anda juga (pernah) bekerja di BUMN. Ane juga
berasumsi ente bekerja di sektor keuangan. Boleh deh dibagi-bagi infonya, berikut
bukti kongkrit. Tentunya kalo ente punya.

Bila cerita informal dari rekan-rekan yg kerja di sektor ybs dipaparkan ya jelas 
kasihan
dong. Mereka yg kerja di bank BUMN atau BI terikat sumpah jabatan. Sulit sekali
dikorek. Tapi kalo bicara bank BUMN yg lain atau bank swasta kan nggak terlalu
pelit tuh. Kalo bicara data konkrit ya susah. Kalo ane punya udah ane jual ke
AR deh. Wong yang kasus besar (buku putih) kemarin aja udah ribut banget.
Padahal kalo secara informal kan itu bukan berita baru juga. Pegimane sih
logikane sampeyan? Memang susah kalo ngomong sama orang pinter, ane
nyang nggak sampe-sampe.gile bener100% perfect cing

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

1999-05-27 Terurut Topik FNU Brawijaya

 Coba deh anda pikirin, apa bener tuh caranya nyalurin
 Kredit Usaha Tani (KUT) kepada rakyat kecil dengan
 "ancaman" harus masuk jadi PDR? Kalau ngga mau masuk
 yg ngga dapat kredit. Trus lagi, kalau nanti pas pemilu
 milih/menangin PDR, maka kredit tersebut boleh ngga
 dilunasi. Nah, kalau yg beginian anda bilang ngga apa2,
 ya mau apa lagi. Saya mah hanya bisa ngelus dada saja.
 Wong kita lagi coba sama2 beresin dan bangun kembali
 tanah air kita yg lagi porak poranda, eh yg beginian
 dibilang ngga apa. Tobat deh gue:)

Eh ada acara bagi-bagi duit gitu ya...Ane mau dong.
Emang ngelacaknya pegimane kalo nyoblosnya lain?
Pake watermark kayak ente pernah contohin itu Bung Irwan?
Pokoke ane mau banget deh entar check aja kalo ada
watermarknya, ya udah dibikin invalid aja kartu suaranya. Nyoblos
2 kek, atau dibikin sobek dikit lah. Pada saat pemilu yg lalupun,
(padahal saat ini dikelompokkan semuanya partai pro status quo),
kalo urusan bilang NGGAK SAH sama kartu yg robek dikit, wah,
rame bener... Wong bulus mesti dilawan pake teori bulus...

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo-------
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Kerahasiaan Piramida dalam Tubuh Partai Politik

1999-05-27 Terurut Topik FNU Brawijaya

Iya ini kali yg dlm bahasa orang bali disebut sebagai 'hidden agenda' kali ya
Kalo di mgt personalia disebut tujuan ke dalem. Kali.
Tapi ini umum terjadi di organisasi sih

Nasrullah Idris wrote:

  Banyak orang tidak tahu bahwa di dunia adakalanya dalam tubuh partai
 politik terbentuk kerahasiaan piramida yang berkaitan dengan partai di mana
 ketua umum mempunyai rahasia terhadap DPP, DPP mempunyai rahasia terhadap
 DPW,  DPW mempunyai rahasia terhadap DPC, dan DPC mempunyai rahasia terhadap
 kader.
  Mengapa mereka tidak tahu? Terang saja karena adanya "Kerahasiaan
 Piramida dalam tubuh Partai Politik" diupayakan melalui berbagai trik untuk
 tidak sampai menjadi konsumsi masyarakat luas. Soalnya bisa menjadi minus
 point terhadap upaya penarikan massa.

 Salam,

 Nasrullah Idris

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo-------
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Forkot

1999-05-26 Terurut Topik FNU Brawijaya

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: FORKOT

1999-05-26 Terurut Topik FNU Brawijaya

 Hehe... Daripade ente nanya mulu kayak jaksa, gimana kalo gantian ane nyang
 nanya.
 - Ente pade mau nyoblos ndak?
 - Udah daptar ikut pemilu ndak?
 - Kemaren sibuk belain salah satu parte, sekarang belain forkot. Apa merasa
 parte
   kesayangannya mau kalah atau gimana?

 KT:
 1.Jelas dong...:-)))
 2. Sudah dong di kelurahan...
 3. Kalah dan menang bukan untuk saya saja, tetapi siapa saja yang ingin
 negara ini "bangun" kembali...yang penting parte saya bukan didirikan orang
 "lama" . ...itu aja.
 :-

Lha kalo gitu Bung Frarev ndak sesuai dengan semangat Forkot. Mengapa?
Lha wong ikut berkontribusi pada terlaksananya pemilu.


 Masak...bung Jaya nanya - nanya agenda Forkot ( mungkin sekalean konsep
 mereka...) kepada saya yang awam, saya pikir bung Jaya dapat memberi
 kritikan atau komentar pada suatu hal yang semestinya dah tau dong agenda
 mereka sekarang inilho-lho

Weleh secuil info tentang siapa itu Forkot dan pernyataan sikap Forkot yang
baru-baru ini dirilis udah ane kirim kemarin dg subjek "forkot lagi...forkot lagi".
Untuk yang lebih lengkapnya, bisa di-search di internet dengan keyword 'forkot'.
Juga posting Bung Irwan mengandung cuilan info yg lain lagi.


 Dari posting bung Jaya dia atas ( sekian persen untuk si X...sekian %
 untuk si Y...), sepertinya bung Jaya tidak tau atau malu menjelaskan esensi
 aksi mereka tersebut.

Hehehe. sorry, mungkin krn keterbatasan ane ndak bisa deh ngerti pertanyaan
ente itu. Wong minta penjelasan kepada siapa demo forkot ditujukan kok minta
jawaban kuantitatif. Mangsude kuantitatif itu apa? Kalo artinya belon ganti sih
ya lawan kata dari kualitatif, yg berupa angka-angka. Entah angka nomor buntut
atau gimana...mangkane ane bingung sing dikarepno oleh ente itu apa?
Dan ini ndak ada hubungannya dg tidak tahu atau malu... Ngapain malu, wong
aku pake kathok kok

Nah, kayaknya ente pengen ane njelasin esensi aksi mereka tho? Mbok yg
jelas Lha ini agenda mereka buanyak banget dan ada beberapa yg nurut
ane sangat radikal, yaitu:
- nuntut batalin pemilu
- nuntut ngangkat-ngangkat anggota MPR gratisan ditiadakan
- nuntut pembentukan pemerintahan transisi (bisa presidium atau KRI).
- nuntut adili suharto
- nuntut nyabut UU politik (nyang mana sih?)
- nuntut BJH turun karena dianggap pemerintahan ndak sah (Nah, ini sangat radikal 
tho?).

Itu yang jelas ya Yang ndak jelas juga banyak, contone:
- nuntut pembubaran parte borjuis (hmmm, mengingatkan ane pada jargon PKI nih).
  Kenapa ndak jelas? Coba aja sebutin apa itu parte borjuis  sebutin kriterianya.
  Entar kan pada plegak-pleguk koyok ayam kloloten karet.
- Nuntut pada masyarakat untuk tidak memilih parte yang ndak memperjuangkan
  nasib buruh (Againdeja vue or something...?)
- tolak parpol nyang ndak mihak rakyat (Nah, ini tuntutan ndak cerdas...wong semua
  ngaku mihak rakyat kok).

Apa ini nyang dimangsud? Kalo mau yg kuantitatif ndak ada, dan ane yakin ndak akan
ada nyang bisa ngasih jawaban ke anda, bahkan dari FORKOT-nya sendiri..
Gimana kalo ente gantian nerangin deh?


 :-)))
 Kutunggu yah penjelasan dari bung Jaya dari nun jauh di sana

Iya deh...salam buat para mojang bandung ye.. Coba berdiri di mall pake corong buat
nyampein salamnye. Kalo dikira gelo ya ndak nanggung. Kalo ade nyang bahenol juga
colekin atu deh atas nama ane. Nyang geulis nya'. Kalo kena kaplok ya tanggung
ndiri juge.hehehe.


--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
--------oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Presiden BJ Habibie tentang Pemilihan Presiden Secara Langsung

1999-05-26 Terurut Topik FNU Brawijaya

Ya mungkin kita lihat sisi baiknya aja, yaitu pemilihan presiden secara langsung.
Ini kemajuan ke arah demokrasi yg besar kan... Kalo BJH belepotan kalo ngomong
sih sudah biasa. Wong ngomong sepuluh kali salahnya dua puluh kali
Memang tepatnya kalo bekerja di IPTN. Sudah pas dg bidang keahlian dan
karakteristik fisik. Tangan dan otak yang bekerja, bukan mulut.
Tapi  separah apapun BJH berbelepotan ria, ane setuju dg inti permintaannya.
Memang sudah masanya kok kita langsung milih presiden.

'
Budi Haryanto wrote:

 He he. he...
 Seharusnya Habibie juga mengatakan: ironis kalau 200 juta jiwa hanya
 mengandalkan satu orang presiden ?

 Salam,
 Budi

 Nasrullah Idris wrote:
 
 Presiden BJ Habibie meminta Dewan Pertimbangan Agung untuk
  mempelajari kemungkinan pemilihan Presiden RI secara langsung pada tahun
  2004 untuk kemudian diajukan pada SU-MPR nanti. Soalnya sungguh ironis jika
  200 juta penduduk Indonesia hanya mengandalkan 700 anggota MPR dalam
  pemilihan presiden tersebut.
 
  Salam,
 
  Nasrullah Idris

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: 200 kursi di MPR/DPR

1999-05-25 Terurut Topik FNU Brawijaya

Yusuf-Wibisono wrote:

 Kang Efron:
 Salah satu sumbernya adalah uang hasil privatisasi BUMN. Misal harga pasti
 per lembar saham adalah 200 maka yang ada di kuitansi adalah 190. Ini
 kenyataan yang sukar membuktikannya. Sumber lainnya dari jarahan selama 32
 tahun.

Sumber lain dari menjarah selama 32 tahun kok rada nggak cocok ya. Kalo memang
menjarah, sudah barang tentu langsung masuk kantong pribadi. Kalo masuk ke orga-
nisasi apa ya mungkin? Wong ada laporan keuangan kok. Kalo masuk kantong pribadi
jelas dapat ngilang dengan mudah. Lagipula dalam situasi tenang nyimpen uang ke
organisasi jelas bisa dituduh anak buahnya sebagai mau menilep / mengangkangi uang
sendiri. Lagipula misal Golkar melakukannya, tiap kali periode ganti pengurus biasanya
sih akan berusaha menghabiskan dana di akhir periode jabatannya. Rugi kalo enggak.
Ndak akan mungkin ada dana tertimbun secara kumulatif selama 32 tahun. Wah, sudah
dirayah duluan mas sama yg waktu itu menjabat ... Ane ndak yakin ada tokoh Golkar
yang demikian berdedikasi untuk memikirkan kelangsungan Golkar setelah dianya
purna bakti


 Yw: Darimana pun sumbernya, mungkin gampang...
 Tapi mendistribusikan trilyunan uang dalam waktu beberapa
 hari, tanpa ketahuan... di Indonesia, oh boy, sulit, Pak.

Ini point penting. Mau menyuap kan mesti lihat-lihat dulu orangnya, diselidiki dulu
jangan-jangan waktu mau disuap bilang okay, habis itu dibawa ke koran sambil bawa
barang bukti uang sogokan. Nah, repot tho? Jadi mau nyuap juga nggak gampang
Dengan waktu yang demikian sempit, persoalan benar-benar nggak semudah yg
diteorikan.


 Sumber saya mengatakan khusus untuk SU mendatang anggaran "suap" yang
 disediakan adalah Rp 2 trilyun. Uang muka sebesar Rp 50 juta sudah dibayar
 plus fasilitas kampanye. Jelas 'kan uang sebesar itu hanya "kacang bawang"
 ketimbang APBN. Apalagi dalam bentuk rupiah. Jika dikonversi ke dolar maka
 menjadi sebesar "hanya" USD 250 juta saja. Masuk akal 'kan?
 
 Efron

Ngomong-ngomong sogokannya mau disumpel ke mulut siapa sih? Ke anggota
MPR yg non Golkar? Wah, kalo ane orang Golkar, gantian ane juga bunyi, nggak
adil dong Apalagi sogokannya gede gitu... Yang 200 orang itu gimana? Apakah
dapat kita asumsikan semua pro Golkar? Wah susah Ingat lho, di jaman ORBA
pun yang sering membandel justru orang-orang F-ABRI tuh... Padahal sudah
demikian solidnya ABRI kala itu.


 Yw: Terus votingnya terbuka atau tertutup?
 Kalo tertutup: cing-cai, lah,... USD250 juta lenyap tanpa hasil.
 Kalo terbuka: dapetnya nggak seberapa, di jalanan diancurin
 orang...

Dapetnya ya banyak mas Voting tertutup malah memungkinkan timbulnya
mafia-mafia baru. Berbagai kasak-kusuk akan timbul di dalam tubuh MPR,
hasilnya kayak pasar hewan. Tawar-tawaran atau gede-gedean uang suap.
Mending dilakukan secara terbuka saja. Dibuka blak biar masyarakat dapat
melihat siapa milih siapa... Ini penting agar kredibilitas anggota MPR sebagai
wakil rakyat juga terpelihara. Kalau dibiarkan kayak gitu, gimana masyarakat
merasa terwakili oleh para (tertuduh) penerima suap. Jadinya ya demo lagi...


 Jadi: satu-satunya jalan: mereka harus bisa menciptakan
 cara voting yg tertutup bagi mata rakyat (tapi terbuka
 bagi mata mereka)... Jaman orde baru mungkin bisa, tapi
 sekarang... Sulit.

 Kesimpulan: (Bukan tidak bisa, tapi) sulit (banget).

Konsekuensinya sangat berat. Kalo satu saja ada yg membocorkan ke pihak
luar, dapat menimbulkan geger luar biasa. Apalagi kalo ditambahi berbagai
bumbu menurut selera yang membocorkan (yang mungkin sakit hati). Bisa
tambah gawat


--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
--------oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Forkot

1999-05-25 Terurut Topik FNU Brawijaya

Wah jelas bisa saja kalo aparat juga memprovokasi para mahasiswa.
Kenapa tidak? Tapi kalo untuk situasi saat ini, bila aparat BERSERAGAM
yang melakukannya, wah, ya aparatnya yg rada-rada. Saya rada menolak
kemungkinan seperti ini. Kalo ada aparat yang tidak berseragam yang
melakukan provokasi kepada mahasiswa, nah, ini biasa terjadi dan sangat
mungkin untuk dapat terjadi.

Tapi kan ada syarat agar provokasi aparat tak berseragam dapat berjalan baik tho?
Syaratnya ya mahasiswa demonstran yang beringas. Kalo para demonstran ndak
beringas mah biar provokator jumlahe 1000 ya ndak pengaruh. Masalahnya
mahasiswa forkot ini ndak perlu diprovoke sudah beringas kok. Eh, ini infonya
bukan hanya email dari Bung/Mbak Hadeer doang yaemang yg di Jakarta
dan nonton demo cuman dia.

Forkot kali ini membawa agenda yang tidak sejalan dengan aspirasi orang
banyak. Secara natural simpati masyarakat juga ndak ada. Lain misalnya
saat demo nuntut Suharto turun Makanya ane juga ndak sreg kalo ada
yg bilang beberapa pihak berusaha membuat forkot berkelakuan kriminal.
Eh, seperti biasa, ini pan cuman pandangan ane..pandangan seorang kuli.



FRAREV SITORUS wrote:

 Jaya wrote:
 Ehm, Bung Irwan, buat yang ini ane setuju banget sama Bung/Mbak Hadeer.
 Di tiga tempat pertama sudah jelas ada bukti, sementara itu yang di
 Semanggi
 masih menjadi tanda tanya. Kalo ane sendiri sampe sekarang malah masih
 percaya kalo si penembak bukan ABRI secara utuh. Ya namanya organisasi
 mosok solid melulu. Kalau emang solid seratus persen, ngapain juga petinggi
 ABRI selalu bilang ABRI solid...ABRI solid Wong nggak ada apa-apa kok
 tiba-
 tiba ngomong gitu. Malah menimbulkan tanda tanya tho? Mangkane ada
 kemungkinan salah satu 'faksi' sengaja ingin mematangkan suasana.
 
 Apapun alasannya, sebelum terbukti ya jangan main tuduh. Dan sudah
 semestinya
 jangan main men-generalisasi. Mosok polisi ndak tahu apa-apa dimaki
 anjing Mungkin aja sosk polisi itu baru masuk dinas. Ya ini kan artinya
 malah memprovokasi polisi tho? Wong polisi ya orang juga. Kalo ane jadi
 polisi
 yang dimaki anjing nih... misal ane panasan, ndak perduli dikeluarin dari
 jajaran
 polri tak dor si pemaki itu. Makanya, kalo ada yang nuduh bahwa mahasiswa
 model
 gini sebetulnya golongan provokator ya benar juga. Yaitu men-provoke polisi
 untuk bertindak brutal. Lalu kapan bisa bikin demo tanpa memaki petugas
 keamanan...?
 Mosok demo-demo macam maki-maki, lempar telur busuk masih mau terus
 dipertahankan. Mestinya juga kite-kite paling tidak jangan belain kelakuan
 mahasiswa
 yang model gini lah.
 Salam,
 Jaya

 Bung Jaya di sini membela Polisi dan bapak aparat sebagai kewajibannya
  Saya setuju sekali ) menjaga keamanan dan ketertiban bangsa dan negara.
 Bung Jaya juga membuat asumsi yang netral dan kreatif bahwa  mahasiswa
 Forkot dan Famred tersebut melakukan provokasi dengan adanya maki-makian
 dari mahasiswa kepada bapak - bapak aparat supaya bapak aparat marah.
 Kalau begitu...mungkinkah bapak aparat sebagai penjaga keamanan masyarakat
 ini melakukan tindakan provokasi kepada mahasiswa yang aksi demo tersebut
 supaya mahasiswa tersebut melakukan hal - hal yang brutal? ( Ya/tidak).
 Supaya Saya menjadi jelas atas asumsi bung Jaya tersebut.

 Salam
 KT
 :-)))

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Forkot

1999-05-25 Terurut Topik FNU Brawijaya
 secara
 keras
 saja sekalian. Bagi saya, pemilu kali ini mulai tercium bau seperti mencari
 penglegitimasian pemerintahan Golkar yg ada. Saya berharap saya salah,
 tapi kalau ternyata ini yg terjadi, anda bisa duga apa yg akan terjadi
 berikutnya.

Hehehe...mosok ane lagi mbela pemerintah. Kalo banyak-banyakan posting yg
ngritik pemerintah ya jelas banyakan ane tho? Banyak-banyakan posting yg
kritik ABRI juga jelas banyak ane juauh. Jadi ya jangan bilang ane mbelain pemerintah
atau ABRI dong...hehehe..gimana sih Bung Irwan ini...

Balik lagi ke forkot.  opo sih yg lagi jadi agenda utamanya saat ini?
Ane sudah sepuluh kali nulis part yg berikut ini nih Ane juga punya pikiran sama
bahwa pemerintah sekarang pengen nagmbil keuntungan dari kemefetan waktu femilu.
Tapi kalo partai oposisi berani ya sudah jalan saja. Wong sudah sama-sama berani
tarung. Jadi ya ndak ferlu sibuk demo bilang femilu ndak sah dlsb. Ini urusannya kan
bukan melawan pemerintah lagi tho? Juga parte-parte yg bersedia ikut pemilu juga
berarti dilawan juga. Wis ah oe sekola dulu nih...


--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Forkot

1999-05-25 Terurut Topik FNU Brawijaya
polisi
  yang dimaki anjing nih... misal ane panasan, ndak perduli dikeluarin
 dari
  jajaran
  polri tak dor si pemaki itu. Makanya, kalo ada yang nuduh bahwa
 mahasiswa
  model
  gini sebetulnya golongan provokator ya benar juga. Yaitu men-provoke
 polisi
  untuk bertindak brutal. Lalu kapan bisa bikin demo tanpa memaki petugas
  keamanan...?
  Mosok demo-demo macam maki-maki, lempar telur busuk masih mau terus
  dipertahankan. Mestinya juga kite-kite paling tidak jangan belain
 kelakuan
  mahasiswa
  yang model gini lah.
  Salam,
  Jaya
 
  Bung Jaya di sini membela Polisi dan bapak aparat sebagai kewajibannya
   Saya setuju sekali ) menjaga keamanan dan ketertiban bangsa dan negara.
  Bung Jaya juga membuat asumsi yang netral dan kreatif bahwa  mahasiswa
  Forkot dan Famred tersebut melakukan provokasi dengan adanya maki-makian
  dari mahasiswa kepada bapak - bapak aparat supaya bapak aparat marah.
  Kalau begitu...mungkinkah bapak aparat sebagai penjaga keamanan
 masyarakat
  ini melakukan tindakan provokasi kepada mahasiswa yang aksi demo tersebut
  supaya mahasiswa tersebut melakukan hal - hal yang brutal? ( Ya/tidak).
  Supaya Saya menjadi jelas atas asumsi bung Jaya tersebut.
 
  Salam
  KT
  :-)))
 
 --
 Salam,
 Jaya
 
 
 -- I disapprove of what you say, but I will
 defend to death your right to say it. - Voltaire
 
\\\|///
  \\  - -  //
   (  @ @  )
 oOOo-(_)-oOOo---
 FNU Brawijaya
 Dept of Civil Engineering
 Rensselaer Polytechnic Institute
 mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Oooo
oooO (   )
   (   )  ) /
\ (  (_/
 \_)

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Forkot lagi ...forkot lagi...

1999-05-25 Terurut Topik FNU Brawijaya
say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo-------
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: [DETIKCOM] TNI Bertobat di UI Depok

1999-05-25 Terurut Topik FNU Brawijaya

Rasa-rasany AU nggak punya mayjen, letjen, yaAtau udah ganti
acara Jangan-jangan sekarang ada kopral jendral dan sersan
jendral kayak yang di film Nagabonar...? Hehe...


Irwan Ariston Napitupulu wrote:

 In a message dated 5/25/99 4:46:14 PM Eastern Daylight Time,
 [EMAIL PROTECTED] writes:

  Apakah pak Mayjen Agus Wirahadikusumah ini dari TNI AU? Ada yang tahu?
 

 Saya koq juga jadi tertarik ya ingin tahu lebih jauh
 tentang Agus Wirahadikusumah ini. Apalagi setelah saya
 baca berita di Kompas atas peristiwa yg sama:
 http://www.kompas.com/kompas-cetak/9905/26/UTAMA/tni01.htm

 Melihat fotonya yg tidak memelihara kumis tebal,
 seperti umumnya abri2 lain dan juga polisi2 jalanan/lalu lintas,
 bagi saya adalah satu fenomena tersendiri.
 Bukannya apa2, dulu khan sempat beredar mitos yg
 aneh, semakin tebal kumis yg dimiliki maka akan terlihat
 semakin galak dan ditakutihahahaha.

 Ada yg bisa kasih pencerahan tentang tokoh yg satu ini?

 jabat erat,
 Irwan Ariston Napitupulu

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Forkot

1999-05-25 Terurut Topik FNU Brawijaya
 habis pikir ya bisa2nya
 sampai anda menulis komentar diatas. Kenapa anda sampai
 berpikiran saya takut PDIP kalah? Padahal anda tahu concern
 saya bukan terletak pada PDIP tapi terletak pada nasib
 masyarakat secara keseluruhan yg berfokus pada nasib
 rakyat kecil. Saya justru berharap agar kita jangan terjebak
 oleh kalah menang dalam pemilu, tetapi sebagai partai anti
 golkar yg punya semangat untuk memperbaiki nasib rakyat,
 memperbaiki kondisi Indonesia yg saat ini sedang sakit,
 sudah seharusnya yg dipikirkan bukan melulu menang kalahnya
 partai tapi menang kalahnya rakyat Indonesia melawan
 rejim orde baru yg masih berkuasa itu. Ini kepedulian saya.
 Apakah tulisan2 saya terdahulu kurang jelas menggambarkan
 hal tersebut?

Justru pertanyaan muncul, kalo mau ngikut pemilu, udah
saling tarik urat syaraf terhadap penggemar parte lain kok baru
sekarang ribut-ribut pemilu ndak sah. Giliran dulu-dulu banget dibahas
diem aje kayak marmut lagi ngunyah rumputHehehe (emang
kalo nggak ngunyah bisa tereak gitu). Justru masalah muncul
kalo yang menang Golkar kan Ini ane pernah mosting, tapi ndak
laku. Baru laku setelah diposting oleh Bung Dodo...

Lagian posting ane pan untuk Bung Fravel, dan juga ndak bermaksud
buruk atau memojokkan. Wong ane juga sebel kalo dipojokin...hehe...


 Awal dari saya merespon atas email yg bersubyek forkot ini adalah
 dari tulisan bung Hadeer yg menggoblokan mahasiswa dari universitas
 tertentu. Saya kutipkan saja awal dari posting ini biar anda lihat
 kembali:

 awal kutipan tulisan bung Hadeer
 Lagi - lagi Forkot dengan markasnya di Kampus Universitas Kristen Atmajaya
 berdemontrasi dengan otak di taruh didengkul.
 Benar - benar kumpulan mahasiswa yang nggak ada moralnya dan otaknya.

 Saya nggak habis pikir.

 Apa nggak ada cara lain yang lebih akademis, bisa nya cuma lempar petugas,
 bikin keributan ujung-ujungnya ngomongAparat menembaki
 kami.bener-bener mahasiswa GOUBLOK...

 Ada nggak yang disini lulusan dari Kampus itu ? Coba dech tolong dibilangin
 ke adik-adik kalian itu.
 -akhir kutipan---

 Demikian saja dari saya bung Jaya dengan harapan
 agar kita bisa sama2 melihat apa yg sedang diperjuangkan
 bersama.

 jabat erat,
 Irwan Ariston Napitupulu

Ane setuju banget kalo mahasiswa tetap beroposisipan kemarin ane juga
ngarepin agar mahasiswa tetap berperan sebagai oposisi, siapapun pemenangnya.
Cuman nyang ane pengenin sih yang ndak kayak Forkot itu Rak itu yang ane
tulis waktu mereply Bung Jerman itu...(sopo namane ya..?).


--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Ini salah satu reformis bukan?

1999-05-24 Terurut Topik FNU Brawijaya

Pemilihan Umum dan Pemulihan Ekonomi

(Bagian Terakhir dari 2 Tulisan)

"We hope this trues to be self evidence: that all men are created
 equal; that they are endowed by their creator with certain
 unaliennable right; that among these are life, liberty and persuade
 happiness'' (Thomas Jefferson).

SEKARANG kita baru siuman. Semangat reformasi telah
mengejutkan syaraf reflektif kita. Ternyata, strategi pembangunan
 ^
nasional menempatkan pertumbuhan vertikal, karena itu ditempuh
jalan pintas yang oligarkis yang akhirnya hanya melahirkan liability
nasional. .deleted.

Kantata mengatakan, "Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata''. Ucapan Einstein adalah
keyakinan dan kalau saya persatukan dengan Kantata, perjuangan adalah pelaksanaan dan
pertanggungjawaban dari suatu keyakinan. Selamat berjuang! (Setiawan Djodi, pengusaha
   
 ^
dan budayawan-23d)

lengkapnya di http://www.suaramerdeka.com/harian/9905/24/nas4.htm
'---

Wah, oom djodi bikin PR-nya semangat banget ade ape ya? Kutipannya banyak bener.
Thomas Jefferson, Einstein juga dibawa-bawa. Pake istilah-istilah yg bikin emak ane
bengong macam oligarkis, liability. Adik ane nyang masih SMA ngiranya oom djodi lagi
ngomongin biologi. Habis oligarkis dikira sesodara sama oligophora.


--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo-------
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Mengapa Jaksa Agung?

1999-05-24 Terurut Topik FNU Brawijaya

"Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)" wrote:

 Menyoal ketua dan kepala memang ada bedanya. Dulu (sekali) pertanyaan ini
 pernah saya ungkapkan kepada dosen (profesor) saya sehubungan dengan mengapa
 "ketua jurusan" kalau dibahasainggriskan menjadi "head of department".
 Jawabannya sederhana: kalau ketua itu dipilih (oleh para anggota/lembaga),
 sedang kepala itu diangkat (oleh penyelianya/yang lebih tinggi).

Hus, mosok kepala cuman diangkat. Kadang-kadang bisa ngangguk-ngangguk, kadang
bisa gedhek-gedhek kokhehe

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
--------oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Forkot

1999-05-24 Terurut Topik FNU Brawijaya

Irwan Ariston Napitupulu wrote:

 In a message dated 5/25/99 12:39:10 AM Eastern Daylight Time,
 [EMAIL PROTECTED] writes:

  Saya mengerti dengan jelas situasi yang ada.
 
   Semua yang dilakukan ABRI di Aceh, di Tanjung Priok, di Lampung, dll yang
   membunuhi rakyat yang tidak bersalah adalah perbuatan BIADAB.
 
   Peristiwa penembakan di Semanggi juga adalah BIADAB, ABRI kah pelakunya ???

 Irwan:
 Hmmmlagi2 berbau standar ganda. Ketika peristiwanya
 menimpa Aceh, Tanjung Priok, Lampung, anda menyebutnya
 dengan yakin ABRI sebagai pelakunya.
 Ketika terjadi di Semanggi, anda meragukan apakah
 ABRI pelakunya.

Ehm, Bung Irwan, buat yang ini ane setuju banget sama Bung/Mbak Hadeer.
Di tiga tempat pertama sudah jelas ada bukti, sementara itu yang di Semanggi
masih menjadi tanda tanya. Kalo ane sendiri sampe sekarang malah masih
percaya kalo si penembak bukan ABRI secara utuh. Ya namanya organisasi
mosok solid melulu. Kalau emang solid seratus persen, ngapain juga petinggi
ABRI selalu bilang ABRI solid...ABRI solid Wong nggak ada apa-apa kok tiba-
tiba ngomong gitu. Malah menimbulkan tanda tanya tho? Mangkane ada
kemungkinan salah satu 'faksi' sengaja ingin mematangkan suasana.

Apapun alasannya, sebelum terbukti ya jangan main tuduh. Dan sudah semestinya
jangan main men-generalisasi. Mosok polisi ndak tahu apa-apa dimaki
anjing Mungkin aja sosk polisi itu baru masuk dinas. Ya ini kan artinya
malah memprovokasi polisi tho? Wong polisi ya orang juga. Kalo ane jadi polisi
yang dimaki anjing nih... misal ane panasan, ndak perduli dikeluarin dari jajaran
polri tak dor si pemaki itu. Makanya, kalo ada yang nuduh bahwa mahasiswa model
gini sebetulnya golongan provokator ya benar juga. Yaitu men-provoke polisi
untuk bertindak brutal. Lalu kapan bisa bikin demo tanpa memaki petugas keamanan...?
Mosok demo-demo macam maki-maki, lempar telur busuk masih mau terus
dipertahankan. Mestinya juga kite-kite paling tidak jangan belain kelakuan mahasiswa
yang model gini lah.


'

 Hadeer:
   Bagaimana dengan peristiwa Banyuwangi,  yang nggak ketahuan siapa
   pelakunya.
 

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Agenda mahasiswa pasca pemilu

1999-05-23 Terurut Topik FNU Brawijaya

Hehe ente-ente para mahasiswa setelah selesai pemilu pada mau
ngapain sih Sorry, kite waktu itu udah bisa nyombong ndak nyebut
diri student lagi.. hehehe

Sekarang kan jaman mahasiswa berbulan madu dengan parte-parte
so called repormis itu tuh. Biasane sih kalo sudah menang, parte yg
baru menang itu ya sudah lupa dan sibuk dengan agendanya. Agenda
apa? Ya jelas agenda pembangunan...(ane ndak nyebut agenda ngrayah
harta negara lho). Juga agenda memperpanjang kekuasaan.hehe

Nah, saat ini pan pada sibuk njagoin dan mbelain parte kesayangan masing-
masing, malah sampe keluarin urat segala saking ngototnya kalo parte
kesayangannya dipertanyakan. Nah sudah kodratnya kalo yg lagi jadi
challenger biasanya dibelain. Apalagi kalo sang juara bertahan dirasa
terlalu kuat dibandingkan challenger itu. Ya contone Yayuk Basuki kalo
nglawan juara-juara dunia itu pasti rak dapat keplokan paling keras kalo
bisa main bagus...apalagi kalo menang. Lha kalo udah menang gimana?
Ya para penonton gantian ngasih keplokan kepada challenger baru.

Ane harap sih para mahasiswa juga demikian adanya. Misal kalo PAN
menang, atau PDI-P menang, atau koalisi parte itu menang, ya jangan langsung
pada tidur. Justru tugas para mahasiswa ini yang mesti makin kenceng nuntut
agar janji-janji manis sebelum berbulan madu tetap konsisten dilaksanakan.
Mosok mentang udah dapet yg dimaui lalu dipulangin ke ibu 'atau' bapaknya.
Kejam benar Lho apaan sih yg dimaui? Ya turunnya orba dan dapetin
posisi presiden thohayo pasti pada ngeres deh

Temtunya ya jangan pake demo ke jalan raya lah. Ndak baek buat perekonomian
secara global. Entar kalo masih pake demo kayak sekarang ini, ane yg temtunya
nanti bukan student lagi mau bikin demo juga. Yaitu demo mengurung mahasiswa
di lapangan. Biar pada kepanasan. Lha kalo demo di jalanan kan bikin macet.
Kalo kita punya AC Nippondenso sih okay saja. Lha yang pake AC alami alias
Angin Cendelo kan serasa dipanggang. Belum kite-kite nyang naiknya mobil
mercy berjendela 20 itu. Udah panas, campur parfum panggang, campur ketiak,
belum kalo ada yg ngentut. Belum kalo ada cepot, eh, copet...

Lalu apa bentuk yg pas? Lha ya ini Kalo mahasiswa terus-terusan masuk ke
bidang politik ya gimana ya Yang jelas tugas belajarnya jadi terbengkelai.
Ya kite nengok ke AS rak ndak ada student sibuk ngurusin negoro
Tapi kalo cuman belajar doang, keenakan penguasa baru entar sibuk
rayahan harta negara lagi Apalagi kalo tentara berhasil dirangkul buat kerja
sama merayah harta negara itu. Welehgimana ya...punya bedil dan dikasih
opor ku niki, eh, opportunity berbisnis? Weehhh, balik ke jaman ORBA lagi

Jadi apa dong peran yang pas buat mahasiswa pasca pemilu? Apa cukup sebagai
ratu adil terus? Cuman muncul kalo kondisi sudah puarah banget? Wah, orang
ciamis bilang mah teu resepndak suka ah. Mungkin jalan terbaik ya yang ane
pernah bilang dulu. Suruh pemerintah bikin lapangan atau park khusus buat
demo Mestinya Monas bisa lhocuman terlalu deket sama istana negara, lagian
ABRI-nya sok galak mulu sih, senengnya plintir kumis. Gantian mahasiswa mbantuin
mlintirin kumisnya baru kaok-kaok terkeok-keok...hehehe.

Mungkin memberi masukan untuk pembangunan? Weh...biasanya kalo roda
pembangunan sudah jalan, masukan mahasiswa jadi acara seremonial doang.
Misal ada seminar X, udah deh dapat keplokan panjanghabis itu hasilnya ya
masuk tong Apa salah? Belum temtu juga... Beberapa kasus, masukan mahasiswa
tergolong huebat. Tapi seringnya sih lebih bersifat ideal, ndak applicable. Tapi
ya ndak ada salahnya dicoba terus Makin banyak masukan kan makin banyak
peluang ada yg lolos untuk diterima dan dijalankan.

Weh, kok aku yang pusing. Mbok yang masih merasa lama jadi student mulai mikir:
- bikin masukan biar dapat 'keplokan'
- bikin demo di masa tenang biar dapat 'kaplokan' dari polisi.
- bikin demo di masa ribut kayak sekarang biar polisinya yang dapat 'kaplokan'.
  komendannya. Atau ikutan ngaplok juga boleh. Temtunya pas di atas angin.
  Kalo di bawah angin mah jangan. Entar ente yg benjut...hehehe.malah ngajarin
  jelek

Eh, ini biar nggak dibilang pola pikir mahasiswa cuman satu meter ke depan lho...
Kalo ngerasa satu meter udah panjang ya ndak apa-apa...


--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: LINTAH - PARASIT ALA KBRI

1999-05-22 Terurut Topik FNU Brawijaya
 yang bekerja
 membanting tulang selama
 24 jam tanpa menikmati hari libur sebagai layaknya pegawai2 kantor KBRI
 lainnya dan peraturan
 ketenagakerjaan yang berlaku di negara Swiss.

 Jelas nampak formasi pegawai yang sangat timpang telah direkayasa oleh
 Kepala-TU serta Dubes
 guna melindungi praktek2 korupnya dalam menempatkan jumlah pegawai yang
 sangat banyak di
 wisma duta yang tidak sebanding dengan jumlah pegawai di kantor KBRI.

 3)  Undangan Hari Kebangkitan Nasinalyang akan dilaksanakan pada tanggal
 23 Mei 1999
 dikediaman Dubes/Wisma duta, konon telah mengundang sejumlah masyarakat
 Indonesia di Swiss
 (layaknya seperti 17 Agustus) yang diperkirakan berjumlah kl. 1500
 orang. Melihat angka yang
 relatif kecil jika dibandingkan dengan kedutaan2 lainnya di Eropa
 Barat, tampaknya memang sudah
 direncanakan sedemikian rupa sebagai suatu ajang pertemuan besar2an
 yang dengan sengaja
 melanggar anjuran Deplu RI untuk tidak menagadakn pesta2 besar dalam
 situasi krisis sekarang ini
 yang terjadi di tanah air. Tertatap nilai uang yang akan dikeluarkan
 oleh KBRI, tidak tertutup
 kemungkinan digunakan sebagai ladang untuk mengkorupsi dan memanipulasi
 uang yang dilakukan
 oleh Dubes serta kroni2nya untuk mengambil keuntungan dengan
 menghalalkan berbagai cara untuk
 mencari rezeki yang tidak halal.

 4)  Panitia Pemilu yang diadakan di KBRI Bern, telah membuahkan cerita
 berbau orde baru
 dari rekan2 yang mempunyai jalur khusus dengan KBRI, pemilihan ketua
 Pemilu Swiss dirasakan
 adanya rekayasa oleh KBRI khususnya Duta Besar dengan menunjuk seorang
 boneka yaitu Sdr.
 Anwar yang masih aktif membantru di KBRI Bern serta berstatus suami
 sekretaris Duta Besar. Dalam
 hal ini tampak adanya indikasi untuk memanipulasi jumlah suara pemilu
 dapat terlihat dalam
 pengiriman formulir yang membingungkan masyarakat, tidak jelas, serta
 tidak syah secara hukum
 karena tidak diberi cap pemilu dan tidak dibubuhi tnda tangan serta
 nomor formulir. Mungkin hal
 tersebut digunakan demi kepentingan satu partai/golongan seperti
 kebiasaan-kebiasaan yang telah
 dilakukan selama resim orde-baru.

 Melihat uraian2 tersebut diatas, saya berharap Bapak2 Yth. dapat
 merasakan betapa tidak ada artinya
 para duta2 bangsa yang bercokol di KBRI Bern, yang seharusnya mereka
 memberikan sumbangsih
 terhadap bangsa dan negara sesuai dengan jabatan, fasilitas serta gaji
 yang jumlahnya kl. 100 kali
 lipat dari gaji yang dapatkan ditanah air.

 Sebagai tindak lanjut dari usaha menegakkan kebenaran dan keadilan
 didalam era reformasi seperti
 sekarang ini, kami menghimbau untuk segera diambil suatu sikap dan
 tindakan yang tegas guna
 menyelesaikan masalah2 yang terjadi di KBRI Bern, sebelum kami
 menghimpun masyarakat RI yang
 berada di Swiss untuk melakukan demonstrasi di KBRI Bern.

 Wassalam,

 Urip Merdeka
 Industriestr. 38

 
 Didistribusikan tgl. 18 May 1999 jam 10:40:49 GMT+1
 oleh: Indonesia Daily News Online [EMAIL PROTECTED]
 http://www.Indo-News.com/
 

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: AR PK [Re: Hidup Amien Rais]

1999-05-21 Terurut Topik FNU Brawijaya

Sepotong informasi ini agaknya menjadi sangat penting. Cuma saya lebih
menggarisbawahi bahwa setiap orang berpotensi menjadi Suharto kedua,
atau Sukarno kedua, atau BJH kedua. Tidak perduli siapakah orangnya,
bisa MS, bisa AR, bahkan bisa juga Pak Dindin.

Ane sudah sering bilang perlunya pengawasan...pengawasan...dan pengawasan.
Bahasa lainnya yang lebih baik adalah pembenahan sistem. Mengapa Amerika
sendiri mempunyai sistem pengawasan yang jempolan pasti hasil dari pengalaman.
Kalau kita punya Bu Tin, Amerika punya Bu Lincoln. Itu Lincoln yang Abraham itu
tuh. Bukan Lincoln merk mobil. Dari situ pemerintah AS bikin pembenahan gimana
caranya keluarga presiden nggak menghambur-hamburkan duit, nggak bikin
kolusi. Apakah sudah sempurna? Mosok sih Wong kejadian Ny. Lincoln terulang
lagi dengan kejadian Ny Reagan, walaupun skalanya jauh lebih kecil. Itu yang ane
sempet baca, nah historian kali bisa ngasih gambaran coreng-moreng sejarah
pemerintahan AS. Ya memang kita lebih 'maju' karena bukan first lady-nya doang,
bahkan anak-anaknya presiden lebih gelo lagi

Mangkanya yang merasa ahli hukum mbok mulai ngrancang-ngrancang ide
gimana celah-celah macam ini dapat ditambal. Misale apakah model impeachment
udah mulai dipikirkan bentuk hukumnya yang tegas. Juga itu yg memungkinkan
arti ganda semuanya dibenerin. Kalau ndak sanggup gelar SH atau LLM dikasih
kita-kita aja para kuli ini. Biar kita-kita yang beresin...hehee


'---
yuni windarti wrote:

 Bagaimana kalau Amien jadi presiden dan pimpinan PK jadi wapres, saya kira
 akan menjadi kombinasi pemimpin yang jempolan, karena dari Amien lebih mumpuni
 maka dia yang memimpin. Sedangkan PK sambil jalan belajar bagaimana menjadi
 seorang pemimpin yang bersifat universal, tidak hanya terbatas pada pembinaan
 akhlak.

 Dan apabila Amien salah jalan, maka sang wapres yang tahu seluk beluk aklah,
 akan mengingat, bukankah ini duet yang jauh lebih bagus dibandingkan dengan
 Amien-Mega. Karen setahu saya, sewaktu Suharto masih memimpin dan Mega masih
 menjadi pemimpin resmi PDI, dia sudah menyuruh orang-orangnya untuk mencari
 proyek, apalagi kalau dia jadi presiden maka anak anak partai PDI akan berubah
 lagaknya menjadi anak anak pejabat seperti jamannya Suharto, berlomba lomba
 cari proyek dengan tanda tangan Mega.

 salam
 yuni

 
 Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Alternatip cara kampanye

1999-05-20 Terurut Topik FNU Brawijaya

Sorry, berhubung isinya beda mending dipisahin mostingnya.

Itu kampanye yang model-model rusuh gitu ngapain sih diterusin?
Kalo ane jadi pemimpin partai sih mending minta waktu ke TV
buat kampanye. Waktunya khusus. Nah, di situ boleh deh ngegombal
setinggi langit. Misal bisa juga di-set modelnya wawancara atau
tanya jawab. Yang nanya orang partainya sendiri juga ndak apa-apa.
Jadi pertanyaan dan jawaban juga udah diset. Ya ini kayak ide
Suharto dengan acara apa itu...? Eeee, Dari Desa ke Desa?
Bukan dehoooiya itu tuh... ah embuh ...lupa...oya...Kelompencapir!!!
(tuh pentungnye tiga).

Kalo pake pengerahan masa terus model karnaval gitu apa sih nilai
tambahnya? Yang nonton juga kebanyakan orang yang nggak jelas.
Masyarakat malah udah mulai apriori dengan segala macem pawai.
Itu berita dari Sragen si peserta karnaval malah pada dicuekin.
Makanya ane mempertanyakan keefektifan kampanye model pawai itu.
Apa iya sih mampu menggiring persepsi orang untuk milih partai itu?
Perasaan malah bikin nilai minus di kalangan masyarakat luas.
Buktinya? Lha asal ada email pribadi dari Indonesia selalu
mengeluh soal demo dan pawai partai-partai itu... Ambil asumsi ini
adalah suara menengah berpendidikan deh, atau tepatnya well-informed
oleh keberadaan internet. Lha yang model di Sragen itu gimana?

Ane rasa pikir para partai, dengan cara pawai ini mampu mensosialisasikan
gambar partai doang. Jelas bukan dimaksudkan untuk mensosialisasikan program
partai. Ya sasaran kampanye model gini jelas untuk kalangan bawah, kalangan
yg ndak pernah nonton rame-rame, atau untuk kalangan muda yang masih
seneng bedhigasan ndak karuan itu. Maklum bisa juga buat ngelepas emosi
atau bisa juga jadi ajang temu cewek.

Ane rasa si empunya partai mungkin mau nerima usulan ane yaitu mencoba
menyebarkan flyer ke setiap rumah. Jadi door to door beneran. Tapi ya lihat-
lihatjangan sampe fungsionaris partai rival dikasih flyer by hand. Entar
ente malah di-dor beneran Weleh...wong mau door kok kena dorhehehe...
Yang nyebar flyer juga mesti dibekali inpormasi, misal si A mengklaim punya
hobi nembak. Nah, si penyebar flyer dipilih berjenis kelamin wanita, dan yang
manis. Biar ndak tega nembak. Malah bisa-bisa dijamu abis kan?

Buat yg sulit nerapin cara door-to-door gimana dong ngakalinnya? Ya pake
mail aja. Berape sih biaya perangko buat flyer gitu? Dulu sih perangko modal
gocap udah bisa buat ngirim surat terbuka. Ehm, mangsud ane surat yg ndak
ditutup...ndak dilem. Bukan surat terbuka yg dipampangin di surat kabar. Mosok
biaya pawai ndak bisa nutup biaya perangko sih?

Lalu apa isi flyer? Ya temtunya nama partaibukan promosi menu restoran
atau promosi nyari sublet apartment, hehehe Nah, di situ dipaparin gambar
partai dan nomor partai. Yang besar naruh gambarnya, soale kasihan kan
yang udah nenek-nenek. Juga buat yg masih muda tapi udah rabun, baik
yg rabun ayam maupun rabun bulus(lho bulus lagi). Kalo mau bisa juga
dikasih gambar seorang model lagi bawa tanda gambar partai. Temtunya
modelnya yg menarik dan berpakaian sopan. Kalo cuman pake bikini urusannya
bisa panjang... Rak iyo tho?

Kalo bisa flyer itu juga memuat ringkasan program partai. Nah, kali aja ada
parte nyang mau menggunakan usulan ane ini. Gratis kok, ndak perlu mbayar
royalti ide.


--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Republika: PPP, PAN, PKU Menuju Koalisi

1999-05-20 Terurut Topik FNU Brawijaya
 informal tdk berkembang menjadi formal,
   setidaknya di jalanan massa partai-partai besar tsb.
   cenderung akan lebih sering kompak, sehingga --insya
   Allah-- kampanye bisa lebih mulus-mulus...

   (Eh, ralat: mulusnya bukan kata ulang; soalnya
   artinya beda).

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Pergulatan raksasa-raksasa

1999-05-17 Terurut Topik FNU Brawijaya

Peristiwa Mei masih jauh dari penyelesaian. Pengungkapannya
tentu saja ditunggu-tunggu semua pihak. Berbagai teori muncul
dari keterlibatan ABRI, sekelompok elit ABRI, sekelompok orang
suruhan Suharto, dan beberapa kembangan-kembangan kecil
dari 3 pihak yang menjadi tertuduh tersebut. Kira-kira 2 minggu yg
lalu saya menerima email dari milis gelap (saya tidak pernah
mendaftar dan tidak tahu bagaimana harus sign off), dimunculkan
teori baru.

Teori baru dimaksud adalah keterlibatan pengusaha kelas kakap
yang mencari jalan untuk melarikan modalnya ke luar negeri.
Berbagai peristiwa penjarahan (dan perkosaan) ditimbulkan sebagai
tameng sehingga kesan bahwa keselamatan jiwa yang terancam dapat
melancarkan pelarian uangnya, tanpa merasa risi terhadap pemerintahan
ORBA yang membesarkannya.

Si pengirim posting menolak keterlibatkan Probowo dengan menyatakan
bahwa dia berada di bawah komando Kodam Jaya. Tidak mungkin situasi
yang belum masak tsb dapat diambil alih oleh Kostrad ataupun Koppasus.
Safri Syarifuddin masih memegang komando di wilayah Jakarta. Mengapa
pula dikatakan situasi belum cukup masak? Si empunya cerita menjelaskan
bahwa demo mahasiswa masih berskala cukup kecil, dan militer dianggap
masih mampu menanggulanginya.

Teori yang selama ini muncul menjelaskan bahwa kerusuhan-kerusuhan
ras seperti pembakaran dan perkosaan diciptakan oleh provokator yang
dikerahkan untuk menciptakan keadaan chaos, sehingga militer mempunyai
alasan untuk mendeklarasikan keadaan darurat. Teori mereka entah
mengapa justru beranggapan yg sebaliknya. Kerusuhan-kerusuhan ini
dibilang tidak mungkin didalangi Suharto atau Prabowo karena mereka
sadar bahwa situasi yang memburuk seperti itu tidak akan pernah me-
nguntungkan mereka. Dengan asumsi tidak ada pembokongan oleh para
pengusaha kelas kakap yg makin memperburuk kondisi perekonomian,
mereka dianggap masih mampu memegang kendali kekuasaan.

Situasi berkembang memburuk justru setelah demo demi demo oleh
mahasiswa  diperkuat oleh kerusuhan ras yang tidak jelas siapa dalangnya.
Sayang email dengan alur cerita yg 'meyakinkan' tersebut sudah terhapus.

Dari email yang sudah tentu tambah bikin bingung itu, timbul beberapa
pertanyaan di kepala saya:
- Siapa yg mendalanginya? Prabowo lewat wawancara tertulis di DeTik
  bilang justru dia berusaha membantu Safri Syarifudin menenangkan
  situasi ibukota. Dia sempat melihat seorang berbaju klimis memberi
  komando penjarahan di wilayah Sabang.
- Mengapa Pak Christianto masih belum mau pulang juga? Bila masih
  merasa terancam, lalu terancam oleh siapa? Apakah terancam oleh
  Suharto? Mengapa? Data PDBI apakah mampu membuat Suharto
  ketakutan sehingga sanggup mengancam orang semacam Christianto?
  Sebagai seorang politikus, Christianto belum pernah berkiprah, apalagi
  bila dibandingkan dengan KKG. Sedangkan KKG yang jelas-jelas
  pro MS sejak masih di bawah payung PDI saja tidak perlu merasa takut
  untuk tetap ada di Jakarta.
- Apakah Christianto justru takut dengan para pengusaha kelas kakap?
  Mengapa pula? Apakah karena CW mengetahui dapur mereka terlalu
  banyak?
- Mengapa pula rumah-rumah para pengusaha kelas kakap selalu
  selamat? Apakah karena memang sudah dikecualikan oleh pelaku
  kerusuhan (Tentu di sini dengan asumsi bahwa kerusuhan didalangi
  Suharto). Ataukah justru karena mereka yang paling tahu tentang
  kerusuhan tersebut?
- Pertanyaan yg makin mengusik saya, bila skenario itu saya anggap benar,
  lalu apakah kerusuhan Mei hanya mempunyai single purpose kah?
  Ataukah ini juga bagian dari usaha mendongkel Suharto?

Ya ini dapat dipake sebagai latihan untuk berolah pikir tentang big picture.



--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Tanggapan atas PER

1999-05-17 Terurut Topik FNU Brawijaya
idak  bisa
menangkap peranan sentral infrastruktur PER untuk  mendukung
protes-protes yang selama ini dia sampaikan  di media massa seputar
kebocoran dana, sebagaimana saya memaklumi bagaimana mulai dari staf
World Bank, lembaga-lambaga donor, menteri, dirjen, dan pejabat-pejabat
pemerintah yang saya  temui, ada yang berpandangan ke depan dan
mendukung paradigma baru  demokratisasi lewat internet, tetapi  banyak
juga yang tidak"kesetrum" sama sekali terutama mereka yang ketakutan
bahwa  penyelewengan yang mereka lakukan selama ini akan dapat
tertelanjangi oleh jaringan masyarakat PER.

Mengenai dana ADB, kami sama sekali tidak tahu-manahu. Kami justru
ingin bertanya kepada Wardah, agar bisa memberikan nama kontak person
dari ADB, jangan-jangan memang ada dana ADB untuk PER tapi tidak pernah
sampai, mungkin nyangkut di birokrasi, yang memang perlu dibongkar.
Selama ini pendanaan adalah sepenuhnya swadaya masyarakat, beberapa  ada
sumbangan perangkat komputer ke PER-PER di daerah-daerah dari bank
teknis yang menganggap penyaluran kreditnya cukup sukses. Status
terakhir,  PT Freeport bermaksud menyumbang perangkat komputer untuk
PER-PER  di Irian Jaya.

Ini adalah sebuah perjuangan yang berat buat Indonesia,  apalagi harus
menghadapi era globalisasi dengan pesaingan  yang ketat. Kalau
masyarakat bisnis Indonesia tidak dipersiapkan dengan baik, kemungkinan
besar masyarakat  Indonesia akan hanya menjadi penonton persaingan
bisnis  di tanah air sendiri. Semoga pejuang-pejuang seperti Wardah
memiliki kebesaran hati untuk tidak hanya  memikirkan kepentingan
politik  pribadi, misalnya saja  seperti disebut-sebut oleh Wardah,
Partai Daulat Rakyat, yang barangkali sedang dicorongi oleh Wardah agar
PER diklaim  sebagai komoditi politik PDR semata.

Justiani
Network Advisor CITN (Canada Indonesia Technology Network)
diperbantukan pada
Kantor Kordinasi Nasional Pos Ekonomi Rakyat  Telp: (021) 5299 2703,
5299 2942,
527 9480  Fax : (021) 522 0846  Email: [EMAIL PROTECTED]

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
      (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Lagi,KKN SOEHARTO KEL DI TIME

1999-05-17 Terurut Topik FNU Brawijaya

Weleh...welehhlagi demam suharto, inc. semua
Mosok sehari dapat 6 email yg isinya sama semua, yaitu URL majalah time

Ane ndak komentar tentang isi berita majalah time. Ane mau komentar
mengenai kemungkinan Suharto pake calo buat nyimpen itu dana

Cuman satu yang rada mengherankan buat saya. Kok berani-beraninya
Suharto  keluarga pinjam nama orang untuk nyimpan hartanya. Kalo saya
jelas bakal saya aku sebagai harta ane sendiri Lha wong ndak resmi berarti
ndak ada kwitansi. Kalo pake kuitansi...lha ngapain mesti pake calo
simpen aja atas nama sendiri.

Harta jaman Sukarno, yaitu Harta Karun Revolusi saja mesti pake tanda
tangan 3 orang supaya ndak dibawa kabur. Padahal nyang pegang kan
orang ngindonesia sendiri. Wong Subandrio sorangan saja ndak bisa
mencairkan dana tsb, lha kok ini ada orang bule dicatut namanya malah
tenang-tenang saja. Kalo ane ya misale Suharto pinjam nama ane buat
nyimpen uang Rp 1 juta, maka ane nurut aja dikasih Rp 200,000 buat imbalan.
Misale buat nyimpen Rp 10 juta, ane tetep hayo aja. Misal dikasih imbalan
Rp 1 juta. Tapi kalo ane dicatut namanya buat nyimpen dana $10 juta,
weleh...welehane bakalan bilang iyahabis itu ane bakal kemplang itu
dana. Dengan uang $10 juta ane bisa sewa pengacara paling tofff sak
Manhattan Apalagi kalo dananya $9 milyarwah.ane borong semua itu
pengacara lulusan harvard, yale, dll kalo perlu Hillary Clinton ane hire juga
buat ngrame-ngramein. Eh, harvard nyang ane mangsud bukan lulusan harvard
tempat kursus bahasa inggris di jalan Dago itu nyang punya semboyan we are
not the first but the best  Kalo nyang itu mah ane cukup kasih nasi bungkus
sama krupukhehe.

Ane mikir misal ane yg jadi calo $9 milyar, wah...langkah pertama ane bakalan
beli sambel bertruk-truk sebagai teman krupuk nyang ane beli. Jumlah uang itu
mungkin bisa dipake beli krupuk. Krupuk itu ditaruh di keranjang besar yg ditaruh
di sepeda itu lho...lalu sepeda-sepeda pengangkut krupuk ane suruh baris. Kira-
kira barisan sepeda krupuk itu panjangnya berapa kali keliling bumi. Lumayan
bisa masuk guinnes book of record sebagai taipan krupuk. Ada yg berniat ndiriin
pabrik krupuk ndak? kali aja ane bisa order

Pada intinya sih ane kurang percaya kalo mesti pake calo mesti ada
cara laen yg lebih sip, aman dari kemplangan para calo

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Ramalan Cuaca Pasca Pemilu

1999-05-16 Terurut Topik FNU Brawijaya
k. Jadinya
ngasih kesan ke orang yg rada males mikir sebagai BANTUAN thok. Padahal
kita mesti bayar interest juga. Ini yang orang sering lupa

Jadi gimana dong? pilih yang mana? Pikiren dewewong saya juga
binun kok.. Lho lalu apa tujuan ane kirim posting? Lha kan ane
cuman ngingetin jangan mikir yang indah-indah doang lah
Kesan yang saya tangkap kayak gitu je.. Lha kesan saya peserta milis ini
serasa kayak mahasiswi tahun pertama sampe ketiga Indah-indah
semua yg diinginkan dan dilihatnya... Cowok mesti kaya, ganteng, pinter,
tinggi, atletis, romantis, lalu nanti kerja di bank, duit banyake
dapetnya bajul buntung...udah gitu di-PHK dari bank lagi..apes bener...hehehe.

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo-------
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Sensitivity against racism

1999-05-15 Terurut Topik FNU Brawijaya
atu istilah (tauke)
yang sudah menjadi milik publik, bukan milik suatu kelompok tertentu,
ke dalam milis yg ternyata ada yg belum menerima istilah tsb sebagai
milik publik. Alih-alih anda menerimanya sebagai milik publik (It does
milik publik di Jateng dan Jatim), anda malah mencari justifikasi untuk
membenarkan argumen anda. Repotnya anda sendiri tidak konsisten.
Anda dari mana sih? Jenenge Jowo tapi pernah hidup di tanah Jawa
belum? Kelihatannya anda tidak mudheng sih

Nah, monggo kalau mau menjadikan milis ini sebagai battle field di
mana setiap peserta mengintai peserta lainnya berbuat salah, baik
berupa typo maupun hal-hal lain yang dapat diinterpretasikan sesuai
kehendak kita. Monggo Bung Moko. Nah rekan-rekan, dalam upaya
menjadi poster teladan, mari kita nelpon mak kita sebelum tekan
tombol SENDhehehe

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Formulasikan pendapat anda (Re: RASIALIS VS KEBANGSAAN)

1999-05-14 Terurut Topik FNU Brawijaya
 disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: RASIALIS VS KEBANGSAAN

1999-05-13 Terurut Topik FNU Brawijaya

Wahditinggal tidur kok banyak banget emailnya.
Yak, Helson sudah muncul. Seperti biasa kemunculannya ya seperti ini.
Sudah jadi ciri deh. Menunggu sampai beberapa lama untuk membuat
matang suasana lalu mulai deh gosok sana gosok sini. Ciri khasnya
langsung menohok ke orang langsung. Dan seperti biasa pula zero opinion.

Nah, mau diterusin nih urusan lamanya? Mumpung lagi libur nih.


'
Helson Siagian wrote:

 Kalau yang ini sih...antara kelompok yang TIDAK SOK pinter dengan yang ...
 nggak tau deh...

 Helson SIAGIAN
 ---
 http://gwu.edu/~siagian
 ---

 On Wed, 12 May 1999, Dodo D. wrote:

  ikutan   Ah...  juga
 
  Pada saat2 dinamika diskusi berada pada point seperti ini, saya jadi
  membayangkan, gimana seandainya hal ini terjadi pada diskusi secara
  langsung (face to face). Berantem kali ye..??
 
  Makanya...ya nggak terlalu surprising lah kalau antara pendatang madura
  dengan penduduk asli melayu tawuran di Sambas, lha wong latar
  pendidikanya sebagian besar masih ala kadarnya kok...
 
  --- Helson Siagian [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Ah...
  
  
   Helson SIAGIAN
   ---
   http://gwu.edu/~siagian
   ---
  
  
   On Wed, 12 May 1999, Blucer Rajagukguk wrote:
  
he...he...he.., memang sedikit yang tahan banting kayak eyang troy
   :) Lagian istilah eyang
troy buatan siapa sich, kok bukannya cucu troy, gitu.
   
Andrew G Pattiwael wrote:
   
 ketidak tahuan? mungkin.
 tapi saya melihat perilaku anda, malah menunjukan kesok tahuan
   itu lho...
 Lantas apaan nih memakai-makai nama norwich segalasaya rasa
   nga ada
 hubungannya

 seperti yang sudah saya bilang, sepertinya memang susah diskusi
   antar
 tingkat yang lebih tinggi dan tingkatan yang agak rendah seperti
   saya ini.

 Andrew

 On Wed, 12 May 1999, FNU Brawijaya wrote:

  Saya tidak melihat bahwa tauke bukan istilah positif. Anda tahu
   artinya
  tidak sih? Malah lebih positif daripada engkong. Istilah
   engkong sering
  digunakan untuk meledek. Misal 'engkong lu'. Tidak demikian
   dengan
  istilah tauke. Artinya ya selalu positif.
 
  Saya tidak mau berpanjang lebar dengan urusan  tauke ini. Tapi
   terus terang
  saya prihatin, karena ini sekaligus mengindikasikan ketakutan
   yg berlebihan
  untuk menyinggung perasaan ras lain yg lebih didasari oleh
   ketidaktahuan. Ini
  sekaligus menunjukkan kurangnya interaksi (dan asimilasi)
   sehingga malah
  menimbulkan kebingungan dan kesalahtingkahan yang sebetulnya
   tidak perlu ada.
  Bila anda memahami dan menggunakan istilah ini dalam
   keseharian, terutama dalam
  berinteraksi dg kalangan WNI Keturunan, maka anda tidak akan
   menulis posting ini.
  Bagaimana kalo anda cari tahu dg teman anda di Norwich?
 
  Sudah terlalu buanyak posting saya hari ini, maaf kalo tidak
   direply lebih
  lanjut.
 
 
  '
  Andrew G Pattiwael wrote:
 
   Memang larangan untuk memakai bahasa mandarin sudah dihapus,
   namun
   penggunaanya tetap umum kan, termasuk yang menyinggung itu.
   Kan yang
   dilarang hanya penggunaan untuk digunakan sebagai Bahasa
   pengantar dalam
   dunia pendidikan. Istilah yang anda pakai itu bukan istilah
   yang positif,
   jadi harap dimengerti untuk tidak digunakan. Kalau misalnya
   anda mengunakan
   istilah 'engkong'  mungkin masih bisa diterima, karena memang
   orang tua
   dipanggil dengan sebutan itu, bahkan suku betawi pun kalau
   tidak salah
   juga memakai istilah yang sama.
   Ini bukan me-refer kearah masalah rasial, namun ini adalah
   semacam
   pelurusan kearah yang lebih berpendidikan dan hidup
   bertenggang rasa.
  
   Andrew Pattiwael
  
   On Wed, 12 May 1999, FNU Brawijaya wrote:
  
Okay deh, tidak akan dipake lagi. Sebagai info, Bung
   Patrick kan bukan orang
WNI keturunan cina. Jadi ya ndak ada urusan merefer ke
   masalah ras.
   
Kalo dulu sih dengan teman-teman baik yg chinese maupun yg
   bukan, dibilang tauke
adalah kehormatan. Kehormatan untuk mentraktirhehe...
   Tidak tahu bila sekarang
arti dari 'tauke' sudah bergeser. Lha wong larangan memakai
   bahasa mandarin
sudah dihapus kok kita malah nggak boleh pake
   istilah-istilahnya lho. Kalo gitu Bung
Blucer mulai sekarang nggak boleh panggil mas lagi deh...
   
   
   
'--
Andrew G Pattiwael wrote:
   
 Bung Brawi,

 tetap yang namanya panggilan seperti itu masih terasa
   'menyindir'  orang lain
 atau lebih tepatnya 'hinaan' yang diasosiasikan kepada
   kepada golongan
 keturunan. Tidak semuanya keturunan itu tauke kan? atau
   tidak semua

Re: RASIALIS VS KEBANGSAAN

1999-05-13 Terurut Topik FNU Brawijaya

Ya jelas mesti ngeles dong. Kalo punya argumen apa salahnya.

Lho yang begituan itu digolongkan sebagai ribut tho? Baru tahu.. Pengalaman ane
ada cuman sedikit, tapi kalau merasa paling pengalaman tentu tidak lah...
Jadi ente nggak perlu minder gitu dong. Kalau mau nerusin polemik kita ya monggo dong.
Tapi kalau mau ngikut dg gaya Helson ya kita terima saja. Susah amat Okay kalau
mau diulang lagi ribut beberapa bulan yg lalu juga boleh. Marimaritoh 
ingredient-nya
kan sama yaitu:
- Helson Siagian: pentolan tanpa opini sejak 1918 (saingannya Ny Meneer).
- Vincent Sitinjak: cuman komentar dikit-dikit biasanya, nggak tahu kalo lewat japri.
- Blucer Rajagukguk: kelihatannya bawa azas opini vs opini, tapi kalo Helson muncul
 baru kelihatan kalo belum lepas dari gaya versi Helson tadi...

Nah, Helson mengklaim ada 10 orang, muncul dong ke permukaan Kita pengen tahu
deh

Yak, babak baru kita mulai. Nah, gimana nih Helson, katanya ada yg punya usul dg
"cara"-nya itu?


'--
Blucer Rajagukguk wrote:

 Jaya ini hobinya ngeles, 'tauke' sama 'mas' kok disamain. Merasa pengalaman, tahu 
segala
 macam, tidak rasialis, paling demokrasi, eh...eh...faktanya ribut terus sama netters,
 walaupun tentu ada beberapa fansnya :).
 Ini pepatah lama untuk kita semua, terutama untuk.guehe..he..:
 Semut dipelupuk mata orang lain terlihat, sedangkan belek segede jempol dimata 
sendiri
 tidak terasa.

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo-------
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Pencapaian program...

1999-05-13 Terurut Topik FNU Brawijaya

Wah, keasyikan nggangguin mbak Ida malah terganggu dengan
kemunculan si abang helson yang cemburuan. Padahal kan kita
cuman nggangguin dikit ajahehehe.. Kok ya ributnya sampe
melebar kemana-mana. Ampun deh.. mbak Ida itu serasa
Sarajevo, jadi asal muasal perang dunia.hehehe.
tobat...tobat

Sebetulnya acara muter-muter saya sejak seminggu lepas ini ada apa
sih? Sebetulnya kan kita ingin berbicara tentang bagaimana untuk
menjalankan program. Kalau identifikasi masalahnya sih sudah ada,
dan semua sudah ditampung oleh masing-masing partai. Bagaimana
dengan cita-cita atau arahan dari partai? Ya sudah jelas juga. Buat yg
punya masing-masing booklet dari tiap partai sih enak. Bisa langsung
baca dan mengerti. Saya kira banyak dari kita yang tidak mempunyai
kemewahan untuk memahami program partai. Cuman kira-kira sih
tidak atau belum mendalam bagaimana untuk mencapai cita-cita partai
yang sudah pasti sangat ideal ituya namanya lagi jualan

Nah, kebetulan saya punya pendapat bahwa kesenjangan sosial
perlu diberantas terlebih dahulu. Benar tidaknya itu yang mesti dikaji.
Bukan lalu pada sibuk membicarakan bahwa yang dituju adalah negara
yang ramah tamah, toleransi tinggi, hukum berjalan dengan benar...
Weleh...kalau yg itu sih semua partai juga punya. Cuman carane itu
gimana tho?

Nah, agenda utamanya PAN kan berantas KKN, tuntut Suharto, federalism.
Kalau PBB sami mawon, dan bentuk federalisme diwujudkan dalam
sistem parlementer. Bagaimana dengan PDI-P dan PKB? Nah, yang ini
agak konservatif. Keduanya lebih menekankan bahwa semua kebrengsekan
ORBA adalah akibat penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh
partai (d/h golkar) dan pejabat, yang bermuara di Suharto. Secara umum
programnya di masa lalu sudah bagus. Dengan berbagai pertimbangan,
PDI-P lebih memilih bentuk NKRI (negara kesatuan RI), dan yang saya
tangkap dari PKB juga demikian. Nggak tahu kalau salah nangkep
yang ketangkep ayam tetangga

Bagaimana dengan para calon pencoblos? Nah ini dia Faktor utama
yang menjadi daya tarik suatu partai kan mestinya program. Baru
disusul oleh siapa yang akan jadi sopir truk pemerintahan. Biar jelas:
(1) Program partai
(2) Calon Presiden.

Nah, yang saya lihat, justru sebaliknya. Para calon pencoblos lebih
mendasari keputusan memilih partai idaman pada calon presiden yang
ditawarkan. Bila calon pemilih ini juga memahami apa yang ditawarkan
partai sih bagus. Yang lebih sering terjadi kan bukan begitu. Jadi yang
paling kelihatan kan ungkapan seperti "Saya pilih tokoh X karena dia
memihak pada rakyat, bebas KKN kalo nyerempet dikit nggak apa-apa,
dlsb". Bagaimana caranya si calon presiden (atau partainya) mencapai
tujuan ndak mau tahu lagi Nah, inilah bibit dari kultus individu macam
'mati hidup nderek Sukarno', 'merah kata Sukarno, merah pula kata
marinir, hitam kata sukarno, hitam pula kata marinir'. Dan banyak lagi
jargon semacam yang sudah kita ketahui bersama lah...

Sudah siapkah kita berbicara masalah pencapaian program?
Apakah kita akan berkutat pada pendefinisian tujuan utama yang
sebetulnya sudah selesai itu?

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo-------
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: RASIALIS VS KEBANGSAAN

1999-05-13 Terurut Topik FNU Brawijaya

Bung Moko yang ahli kata-kata aneh macam twisted truth dan sekarang
menunjukkan istilah baru yaitu derogatory, kalaupun anda menterjemahkan
sebagai racist's remark atau water mark juga terserah anda. Seperti saya
bisa menterjemahkan penggunaan istilah anda yang aneh-aneh sebagai
show off atau memang dirasa perlu digunakan (temtu saya nggak akan
melihatnya sbg show off - lah, malah bagus buat saya). Nah, monggo lah
Wong demokrasi lama-lama dituruti kok capek...

Dari pada ikutan mojok-mojokin orang mbok ya urun rembug gitu
soal pembangunan gitu. Mau pake istilah aneh juga boleh lah
Saya mau dipojokin juga ndak apa-apa. Ane tetap ada di sini. Anda nggak
akan dapat manfaat lain kecuali tambahan sliweran posting yang ndak jelas.

Lha wong saya juga udah bilang waktu mereply ke Bung Andrew kalau
nggak akan pakai lagi. Itu kan sudah menunjukkan kalau ane mengalah
walaupun agak masgul kok dibilang salah. Weleh...weleh tobat-tobat.
Gini ini yang bikin orang males bikin posting pada takut salah ucap.
Korban yg sudah dipojokin lalu diam sudah banyak Tapi kalau ane sih
kebal...hehe.


'
Moko Darjatmoko wrote:

 At 4:41 PM 5/13/1999, FNU Brawijaya wrote:

 |Okay mengenai pemakaian tauke dengan mas. Sebetulnya istilah apa saja
 |kalo dipake secara nggak bener juga akan nggak bener. Sebaliknya kalo
 |mau diplesetkan untuk diartikan salah juga akan salah, bagaimanapun
 |kita mau bikin bener.
 |
 |Kayak 'tauke', ini istilah yg digunakan sehari-hari, ...

 Betul sekali, seperti halnya kata apapun, "tauke" atau "cina", atau
 kata apa saja itu memang netral. Baru setelah mendapatkan intonasi
 (dalam bahasa ucap) atau dalam *konteks* tertentu (kalimat,
 situasi, dsb.) maka kata yang sebetulnya "netral" tersebut bisa
 menjadi derogatory (pelecehan), rasis, dsb.

 Kalau kita simak awal mula thread ini ...

     At 11:59 AM 5/11/1999, FNU Brawijaya wrote:

 |Lha KAMU belum jadi tauke lagunya sudah kayak
 |Donald Trump. Bisa bayar 3-20 juta mestinya kan
 |bisa bayarin tiket buat keluarga untuk keluar dari
 |Indonesia. Tauke kayak KAMU ini yang biasanya
 |jadi sasaran pertama tiap ada kerusuhan.

 Siapapun yang sedikit rasional dan mngerti situasi rasial di
 Indonesia mengerti apa maksud kalimat diatas, siapa yang dituju.

 The above phrase DOES send a clear message ... and the word is no
 longer neutral! It is a racist's remark.

 Moko/

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
--------oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: RASIALIS VS KEBANGSAAN

1999-05-12 Terurut Topik FNU Brawijaya

Si Patrick ini kan yang jualan CD bajakan, muncul dengan berbagai account.
Ada yang pake nama Bonnyku@, ada CDBaloon@. dlsb. Malah kadang pake
account yang mengesankan dia berada di negara lain (sempet pake extension
untuk Austria deh). Padahal dianya berdomisili di Virginia Tech, itu juga kalo
bener. Tapi beliau ini saya denger sering berkeliaran ke DC dan NYC juga.
Dari satu sisi memang dia berasal dari keluarga kuaya lah, tapi paling sering
komplain mau ngeluarin keluarganya dari Indonesia. Email senada kan sering
diposting sama Patrick. Mungkin sudah punya jadwal kali, tiap 6 bulan kali

Kalo ada yang mau dipekerjakan sama Patrick yang jualan CD bajakan ya monggo
saja. Saya kok nggak yakin Patrick mau bayar anda Rp3-20 juta, wong dianya masih
menghalalkan jualan CD bajakan je Tidak tahu juga kalo beliaunya sudah berubah.
Silakan check aja dulu.

Istilah taukeh adalah istilah yang jamak dipake oleh masyarakat kita dan antar
mereka sendiri juga memakainya. Tidak ada yang istimewa untuk diartikan sebagai
bawa-bawa ras. Mungkin anda kurang sering bergaul dengan kalangan mereka
sehingga mengira bahwa istilah 'tauke' diidentikkan dg ras. Banyak dari kita yg
membuat diri sendiri tidak nyaman, misal dengan memberikan istilah tionghoa.
Padahal di kalangan WNI keturunanan cina pun lebih banyak yg tidak menyukai
penyebutan ini.

Kalo bung blucer ini kan lagi demen dengan jargon anti-diskriminasi. Jadi
saya ya maklum saja.


'---
Blucer Rajagukguk wrote:

 Kalau saya sich jelas memihak yang enggak rasialis :) Selama masih mencintai
 negara ini, suku apapun, ras apapun, tidak berhak untuk dihina. Hanya yang
 arogan saja, merasa suku ataupun kelompok lain lebih rendah dari suku atau
 kelompoknya.

 Hendro Susiyanto wrote:

  Saya tidak bermaksud memihak ke salah satu dari anda berdua tapi kan tidak
  selayaknya anda membawa-bawa RAS untuk memaki orang lain...yang tauke lah
  yang apa lah.
 
  Masalah Tionghoa adalah masalah kebangsaan. Tidak cukup mereka diberi label
  bahwa mereka adalah bagian dari warga negara indonesia dan beberapa kursi di
  DPR tapi yang lebih penting adalah pengakuan bahwa mereka adalah sama dengan
  saudara-saudaranya yang lain dari jawa, aceh, ambon yang juga turut
  menentukan arah perjalanan bangsa ini.
 
  Wassalam.
 
  On Tue, 11 May 1999 11:59:19 -0400, FNU Brawijaya wrote:
 
   Lha KAMU belum jadi tauke lagunya sudah kayak
   Donald Trump. Bisa bayar 3-20 juta mestinya kan
   bisa bayarin tiket buat keluarga untuk keluar dari
   Indonesia. Tauke kayak KAMU ini yang biasanya
   jadi sasaran pertama tiap ada kerusuhan.
  
  
   Patrick wrote:
  
Computer Programmer lulusan Luar Negeri
atau-kah lulusan Dalam Negeri Indonesia 
tidak masalah.
   
Kamu bisu atau-kah tuli ... no problem.
Yang penting, kamu mahir dalam
computer programming, dan bersedia
menerima dan menyelesaikan semua
tugas-tugas yang kami berikan ke anda.
   
Tapi saya juga hanya mau bertemu dengan
orang yang berwawasan luas.
Singkat kata, saya benci orang-orang yang
berhaluan sempit (contoh: orang-orang rasialis).
   
Lain dari situ . tawaran saya
adalah Rp 3 Juta s/d Rp 20 Juta per bulan
sebagai gaji anda  bekerja di Jakarta, Indonesia.
   
Dan sebagai pegawai saya kelak, anda harus
bersedia kemungkinan sering dikirim ke Indonesia,
USA, Malaysia, dan juga Pakistan.
Semua biaya perjalanan akan kami tanggung.
   
Sekarang ini, kami sudah punya cabang di
Pakistan.  Dan baru-baru ini kami baru  buka
cabang di New York City, NY  USA.
Dan sekarang-pun kami sedang menjajaki
opportunities membuka bisnis di
Kuala Lumpur, Malaysia.
   
Secara bersamaan, kami pun ingin
membuka opportunities memdirikan bisnis
di Jakarta, Indonesia.
   
Thanks.
-- Patrick   ([EMAIL PROTECTED])
Blacksburg, Virginia  USA

   
Luthfi Fauzie wrote:
   
 Mana Japrinya koq , tidak disebutkan
 nama doang "Patrick" Boo
 Yang dicari lulusan Luar atau made in Lokal

 -Original Message-
 From: Patrick [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
 Date: Tuesday, May 11, 1999 9:28 PM
 Subject: LOWONGAN KERJA: Computer Programmer

 Bagi yang masih dan/atau lagi cari kerja,
 silahkan hubungi saya via email jalur-pribadi.
 
 Saya adalah "contact person" anda bila menginginkan
 informasi lebih lanjut mengenai lowongan kerja ini.
 
 Thanks.
 -- Patrick
 
 -
 
 LOWONGAN KERJA:  Computer Programmer
 
 Jumlah yang diperlukan masih
 belum ditentukan.  Namun bila anda
 seorang Teknik Elektro (Electrical
 Engineering), dan/atau Informatika
 Nusantara (Computer Science),
 dan/atau Statistics, saya tertarik
 untuk berko

Re: SISTEM PENDIDiKAN NASIONAL (Re: Sekedar usulan)

1999-05-12 Terurut Topik FNU Brawijaya

Hehehe. harus tahan banting dong wong bener ane kok Daripada
tahan merengut. Kalo omelan saya nggak bener ya tinggal tunjukin. Kalo males ya
diam saja juga boleh Pusing amat menghadapi orang troy satu itu
rak gitu tho?


Blucer Rajagukguk wrote:

 Untuk daeng Ida, saya usulkan dua tindakan untuk menghadapi email bung Jaya,
 yaitu sabar dan smile. Sabar dalam menghadapi omelannya dan smile untuk
 menanggapi gurauannya (yang kadang-kadang cukup lucu juga...he...he..).
 Untuk bung Jaya, saya tidak punya usulan, karena selama ini saya memahami bahwa
 bung lebih tahan banting dari saya dalam berdiskusi dengan teman-teman lainnya
 :)

 FNU Brawijaya wrote:

   Dear Bung Jaya,
  
   Nampaknya anda 'senang' membuat kesimpulan tanpa data. By the way,
   semoga diskusi ini tidak terhambat oleh sinism.
  
   salam,
  
   ida
 
  My dearest mbak Ida,
 
  Nampaknya anda 'sedang' membuat kesimpulan tanpa data. By the way,
  semoga diskusi ini tidak sekedar lancar karena hanya melihat pendapat
  yg senada.
 
  My dearest mbak Ida, pluralisme pendapat di milis ini masih jauh lebih
  kecil dari pluralisme di tanah air. Bandingannya adalah 577 : 210 juta.
  Untuk mencapai kata sepakat sambil menjunjung demokrasi adalah
  sulit. Mbak Ida sudah terjebak satu kali, yaitu saat pertama mbak hendak
  membuat kelompok kecil (karena ngambek dengan komentar saya).
  Pada saat itu, langkah anda persis yg dilakukan oleh Sukarno yang
  kehilangan kesabaran, sehingga menghasilkan "demokrasi terpimpin"
  di tahun 1950-an itu. Hal ini terjadi lagi pada jaman Suharto.
  Langkah pemenangan Golkar (dengan sasaran perolehan suara 90%)
  kan untuk memudahkan pencapaian kata mufakat secara cepat.
  Inilah harga dari demokrasi ini, sayangnya mbak sebagai calon
  politikus ulung yang ingin melakukan reformasi malah melakukan
  hal yg sama dengan yang mau direformasi. Bukankah suatu ironi?
 
  Makanya dengan terpaksa jumlah keahlian embak saya kurangi 1 point.
  Tadinya 1000 macam menjadi 999 buah keahlian. Tapi jangan kawatir,
  999 buah kan jauh lebih banyak dari keahlian saya yg cuman 3 buah saja.
  Mau tahu keahlian saya; (1) kritik nggak mutu, (2) komentar nggak mutu;
  dan (3) bikin mbak Ida merengut. Hehehe..
 
  Eh, sorry lho kalau pedes, soalnya kita semua di milis ini kan sayang dengan
  embak (Iya endak rekan-rekan..hehe).

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo-------
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Ketidakadilan vs Kegelapmataan (2)

1999-05-12 Terurut Topik FNU Brawijaya

Blucer Rajagukguk wrote:

  Bagaimanakah program di AS ini? Nah, di bidang perekonomian, disediakan
  pinjaman $50,000 tanpa bunga. Saya punya kenalan (orang hitam) yang
  memakai fasilitas ini. Di bidang pendidikan, terdapat sekolah, jatah gratisan
  untuk orang hitam. Saya juga punya teman yg memanfaatkan fasilitas ini.
  Belum segala macam beasiswa dari apa itu ya NCAAA (?). Ya anda
  lebih tahu lah. (Ini pake fakta juga lho mbak ida). Dan ini benar-benar
  fasilitas dari sekolah tsb, mereka harus / disyaratkan untuk memberikan
  beberapa kursi kepada orang item.

 BW: ada jatah gratisan buat orang hitem, berarti akan ada jatah gratisan buat orang 
putih, latin ataupun asia. Ada
 gratisan buat pria,mesti ada yang gratis buat wanita. Kalau tidak begini bisa 
dituntut sekolah atau perusahaan tsb.
 Mendingan cek lebih lanjut dech.

Lho kepriben tho, wong yg nglakoni yang cerita. Yang dapat jatah sekolah juga
hampir tiap hari ketemu. Bagaimana kalo anda yang nge-check.

  FNU Brawijaya:
  Nah, apakah segala macam fasilitas untuk minoritas ini bukan diskriminatif?
  Padahal yg bule juga banyak yg miskin. Kita kan lihat banyak fasilitas yang
  berat sebelah macam ini lah. Di bidang kemiliteran, US Army dituntut untuk
  memberi jatah lebih kepada orang Hispanik. Setelah diteliti ternyata jatah
  orang hitam yg kebanyakan, bukan jatah untuk orang putih. Nah, Bung
  Blucer, apakah praktek ini bukan diskriminatif? Ini yang saya maksud dengan
  segala macam tulisan saya kemarin. Apakah orang bule sudah tidak ada yg
  mampu lolos dari test masuk US Army? Apakah yg putih tidak ada yang
  mau masuk ke US Army? Apakah AS tidak meminta segala macam isian
  tentang origin dlsb. Kalo gitu kok bisa tahu persentase yg item, yg hispanik,
  dan yg putih? Nah, silakan dibaca-baca lagi deh referensinya.
 

 BW: Dari course business law yang saya pelajari (Federal statutes disini), soal 
persentase memang bisa digugat, justru
 reasonnya adalah telah terjadi diskriminasi. Hal ini terjadi melalui hitungan jumlah 
hispanik dan hitam di US.Kemudian
 dibandingkan persentase penerimaannya. Jika hitungan yang ada menimbulkan kecurigaan 
(sistem persentase), maka pihak yang
 dirugikan bisa membawa masalah ini ke court. Demikian juga halnya dengan 
perusahaan-perusahaan yang lain. Jadi melalui UU
 anti-diskriminasi, segala tindakan diskriminasi akan dapat dicegah demi kesamaan dan 
keadilan hukum untuk semua pihak.

Finally you got my point tho Bung Blucer. Jadi semuanya berdasarkan persentase.
Makanya saya juga menggugat kenapa WNI keturunan diberi jatah di PTN sampe
15%. Berarti telah terjadi diskriminasi terhadap penduduk lainnya!! (nggak mau
kalah dengan jumlah pentung dari mbak Ida). Nah, selesai sudah main-main saya
dengan istilah DISKRIMINASI untuk menggiring ke konklusi anda tadi. Jadi di AS
inipun tidak ada free competition. Untuk masuk Army, bila dilakukan test secara
murni, perolehan rangking akan berat sebelah, tidak sesuai dengan persentase tadi.
Inilah yang saya bawa sebagai keadilan bagi SELURUH lapisan masyarakat.
Nah, ngono lho..


  BW: Oom Liem, Oom Eka Cipta, Oom Ciputra,Oom Prayogo, Oom Bob Hasan merupakan lima 
besar oom-oom yang dekat dengan
  Cendana. Bukan itu saja, mereka juga dekat dengan pejabat tinggi dan pejabat 
partai termasuk Golkar. Proses saling
  perah-memerah ini berlangsung cukup kontinu, dimana lima oom kaya ini berbagi susu 
dan kue kepada Cendana dan
  pejabat-pejabat. Silahkan cek, mega proyek mana yang tidak terlibat dengan kelima 
oom ini, Cendana serta pejabat tinggi
  lainnya (mudah-mudahan ketemu :)). Sedangkan pengusaha Cina yang lain banyak yang 
bergerak dengan kerja kerasnya, namun
  tetap juga bagi-bagi dengan keamanan setempat, ataupun berpartner dengan pejabat 
daerah untuk mengamankan bisnisnya.
  Jadi sungguh lucu jika hanya menganggap saudara suku Cina yang memiliki porsi 
terbesar harta Indonesia, karena tidak
  ada satupun diantara mereka yang bergerak sendirian tanpa ada orang dibelakangnya. 
Enggak tahu jika diantara pembaca,
  ada yang matanya 'belekan' memandang kasus ini, sehingga tidak mampu melihat fakta 
yang sangat jelas terjadi di negeri
  ini.

Bung Blucer my dear (hehehedear, a doe a female dear. Hmmm kebalik!!!). Malah 
nyanyi
Keempat orang selain Oom Liem ini masih berkiprah di RI ini. Bahkan beberapa
dari mereka menjadi donatur partai reformis. Silakan di-check datanya

Bukan suku cina yang memiliki porsi terbesar harta Indonesia ya? Hehehe
Iya deh, mata saya belekan. Hahaha.. bung blucer...bung blucer my doe, eh,
my dear

  FNU Brawijaya:
  Apakah ada yg terketuk dengan himbauan Suharto? Ada! Banyak! Kita tahu lah
  para pengusaha keturunan yg tahu terima kasih itu. Yang nggak tahu terima
  kasih macam Liem gemblung itu ada nggak? Ada! Buanyak sekaleee!
 

 BW: Apa sich yang bung tahu antara hubungan Suharto dengan Oom Liem (belajar 
menyebut nama orang dengan sopan). Kok
 sepertinya bung melihat bahwa antara Soeharto

Re: Ketidakadilan vs Kegelapmataan (1)

1999-05-12 Terurut Topik FNU Brawijaya

Blucer Rajagukguk wrote:

 Provokator bukan provokator namanya kalau tidak tahu apa yang sedang dialami 
masyarakat. Semua benih perpecahan akan
 selalu ada bagaimanapun situasi sosialnya. Apakah jika kesenjangan sosial terhapus, 
provokator akan lenyap? enggak juga.
 Kebutuhan yang lain akan muncul pada saat masyarakat mencapai tahapan baru. Tapi 
bukan berarti kita mendiamkan
 kesenjangan sosial. Konteks persoalan Madura yang saya bahas adalah rencana aksi 
balasan yang sedang dipikirkan. Menurut
 saya ini tidak tepat, dan hanya menmbah persoalan baru, sementara persoalan lama 
belum terpecahkan.

Lho, lha ini kan pemikiran senada dg ane punya. Kok malah kayak repeater aja jadi 
ya ndak
perlu ngotot... Makanya nggak perlu cari treatment gimana ngilangin provokator, lebih 
perlu
cari cara bikin masyarakat kebal terhadap provokator. Conto ilustrasi, kita nggak 
perlu bunuhi
setiap kuman penyebab malaria, bikin aja obat yg manjur. Makin canggih kumannya, ya 
cari obat
yg makin canggih juga. Salah satu cara yg saya sebutkan ya hilangin lah kesenjangan 
sosial.
Ini kan sama saja dengan membasmi tempat-tempat bersarangnya sumber penyakit malaria
tho Lak iyo cak.


 Ramah-tamah itu penting. Ini merupakan kulit luar yang tampak dari batin kita. Jika 
yang ramah-tamah itu munafik, yach
 urusannyalah dengan Tuhannya.

Temtutemtu kemaren kan ane nanyain relevansi antara ramah-tamah
dengan kemustahilan untuk membantai. Saya bilang tidak ada relevansinya.


 Soal hubungan bung dengan Madura tidak saya masalahkan, tetapi kalau bung merasa 
agak berat sebelah dalam memandang kasus
 ini, itu hanya untuk kepentingan bung sendiri.

Lho ini gimana, sengaja mensalah-tarsirkan tulisan saya atau saya yg salah
nulis redaksionalnya.


 Kalau untuk setiap kerusuhan belum tentu ditungangi provokator, tapi melihat urutan 
waktunya, kesiapan petugas, besaran
 massanya, akan lebih bisa untuk dianalisa apakah provokator berperan atau tidak.
 Bicara akar permasalahan tentu sangat luas, bukan hanya kesenjangan sosial saja, 
tingkat pendidikan masyarakat, kemampuan
 memahami agama sendiri dan mentoleransi agama yang lain, memahami kemajemukan budaya 
dan bukan hanya meninggikan budaya
 sendiri, dlsb. Jadi yang perlu diselesaikan sangat banyak.

Nah, kita perlu lihat mana yang dapat dikerjakan terlebih dahulu, dan disesuaikan
dengan prioritas dari urutan penting-tindaknya problem. Semua juga penting,
tapi kan ada yg lebih penting. Kalo dapat diselesaikan berbarengan ya syukur.

Kita juga perlu melihat lamanya efek dari treatment itu. Misalnya, untuk meningkatkan
pemahaman agama sendiri kan sangat sulit untuk menilainya, dan memerlukan
suatu proses yang lama dan terus menerus. Hasil yang muncul juga sulit untuk
dikuantifikasi. Demikian pula dengan faktor lain yg anda sebutkan itu.

Yang paling mudah dikuantifikasi jelas kesenjangan sosial. Sudah tidak perlu dibahas
bahwa faktor ini tidak dapat berdiri sendiri lah. Irlandia utara dapat kita jadikan 
contoh
bahwa kesenjangan sosial tidak ada dalam konflik mereka. Makanya saya mencoba
ngangkat ini masalah tho? Gimana cara kita menformulasikan HOW - nya itu.


 Soal mahasiswa demontrasi, saya sangat setuju. bahkan diacara screening PNS-pun saya 
jawab setuju asalkan tidak merusak
 milik masyarakat. Jadi istilah provokator itu bukan hanya milik ORBA. Selama digaris 
yang benar, membela hak rakyat,
 tidak usah takut kepada provokator. Tetapi pada saat menghantam, membakar ataupun 
merencanakan membunuh suatu kelompok,
 diperlukan pemikiran yang lebih mendalam.

Nah, makanya mestinya pemerintah kita mesti memberikan kanal kepada semua
pihak untuk menyalurkan aspirasi langsung ke jalan ini. Caranya gimana supaya
tidak diikuti kebrutalan? Apakah perlu dibikin lapangan di depan istana? Di depan
setiap kantor pemerintah? Jadi perlu dilokalisir agar jendela-jendela perkantoran
di sepanjang jalan tidak dilempari. Tapi ya jangan lalu dilokalisir agar dapat mudah
ditumpas kayak Tiananmen itu



'--

 FNU Brawijaya wrote:

  Bung Blucer, peran provokator adalah memanas-manasi.
  Tanpa benih yang dapat ditumbuhkan, maka segala usaha
  untuk menanam kekacauan akan sia-sia. Tujuan kita harusnya
  menyelesaikan benih-benih ini, bukan sekedar membungkam
  para provokator. Makanya saya kemarin bilang anda suka kayak
  pejabat karena lebih senang berbicara yang ada di permukaan
  (hehe...sorry). Kita sebagai student mestinya berusaha
  menggali akar masyarakat, eh, masalah itu. Jadi ini bukan masalah
  ramah-tamah dan sebagainya. Kalau soal ramah tanah orang Jepang
  jauh lebih ramah. Tapi lihat sendiri bagaimana kebengisan tentara
  Jepang pada saat PD-II. Berapa juta yg dibunuh, berapa ratus ribu
  yg diperkosa seperti binatang kemudian dibunuh. Eh, ini benar-benar
  ada fotonya ya...jadi bukannya tanpa fakta (iya kan mbak ida?). Nah, buat
  yang kemarin merinding dengan foto kepala ibu dan anak, silakan

Re: SISTEM PENDIDKAN NASIONAL (Transfer Of Knowledge)

1999-05-11 Terurut Topik FNU Brawijaya

Yusuf-Wibisono wrote:

 FNU Brawijaya [EMAIL PROTECTED]:

 Lebih tepatnya, agak sulit untuk mendapatkan peserta yg mau serius berdiskusi
 dalam kelompok kecil...hehehe

 Yw: Lebih seriusnya, agak tepat untuk mendapatkan peserta yang
 kecil berdiskusi dalam kelompok sulit.


Lebih sulitnya, jadi soal serius untuk mendapatkan peserta yang tepat untuk berdiskusi
dalam kelompok yg punya anggota kecil (pikirane).

Saat waktu belajar tidak dibatasi (boleh lulus setelah 15 tahun), alasan utamanya
adalah subsidi bagi siswa dan daya tampung yg tersedot oleh mahasiswa abadi.
Namun demikian beberapa ahli ada yg berkeberatan dengan batasan waktu 7.5 tahun
lalu kena DO. (sekarang nggak tahu berapa tahun). Alasannya kita kehilangan kesempatan
untuk mendapatkan tenaga siap pakai. Tadinya kan banyak yg magang lalu lupa kalo
mesti lulus. Saat ini dg bobot kuliah dan batasan waktu 7.5 tahun tidak memungkinkan
atau menyulitkan mhs untuk magang. Ini senada dg proses transper op nolej dari YW .

Selain itu tidak boleh dilupakan faktor konsumennya, yaitu:
1. Suka endak sih terima sarjana yg lulus 2 tahun (dg alasan maturity dan kesempatan
menyerap kehidupan kampus baik yg akademik maupun non-akademik)?
2. Mampu nggak konsumen menerima limpahan tenaga kerja hasil crash program
   versi IBA ini (Ida-Blucer-Acu)?

Selain itu, dg kondisi sulit di Indonesia saat ini, apakah perlu mendapatkan tenaga
kerja tambahan dengan maturity yg masih perlu diteliti lebih lanjut ini. Dengan kondisi
saat inipun (dg asumsi mhs mampu menyerap knowledge dg waktu 4 tahun itu) sudah
terjadi oversupply tenaga kerja.

Contoh kasus adalah di Timtim, pembuatan berbagai sekolah tidak dibarengi oleh
pencetakan konsumen. Hasilnya banyak yg nganggur. Kembali ke sawah sudah enggan,
jalan tergampang daripada nggak ada kerjaan ya bikin kerusuhan.

Contoh kasus yg lain adalah crash program di jaman ane. Beberapa jurusan macam
Elektro, TI, Mesin, dan Informatika dipermudah kelulusannya agar mampu memenuhi
kebutuhan pasar untuk sarjana-sarjana bidang tsb. Entah kenapa, ternyata setelah
lulus ya sama saja, pasarnya ya segitu-segitu saja. Alih-alih kerja di bidangnya, 
akhirnya
pada kerja di bank yg kebetulan lagi boom (dan sekarang pada kolaps, hehe). Ada
yg kerja di telkom (eh, ini pas kali). Jadinya crash programnya itu jadi nggak jelas
deh keuntungannya di mana.

Menurut saya sih daripada berusaha mempercepat waktu belajar yg di AS inipun cuman
kecil kemungkinannya (semua main course bukannya ditetapkan di tiap semester yg
menyulitkan percepatan tadi), lebih baik membuat usulan yg lebih mendasar yaitu:
- penyusunan kurikulum yg lebih fleksible agar memungkinkan mhs bikin program
  studi yg rada taylor-made (memungkinkan untu mempercepat juga, tapi bukan itu
  tujuannya).
- Yang memungkinkan mhs memperkaya pengetahuan dg jalan mengambil dual degree
   atau triple, atau quadruple, bahkan apple juga boleh...
   (apel bisa berarti 0 degree, bisa juga bener-bener nyopet apple di pasar untuk
   memperkaya pengetahuan mencopet, eh, memperkaya perut...hehehe).

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: LOWONGAN KERJA: Computer Programmer

1999-05-11 Terurut Topik FNU Brawijaya

Lha KAMU belum jadi tauke lagunya sudah kayak
Donald Trump. Bisa bayar 3-20 juta mestinya kan
bisa bayarin tiket buat keluarga untuk keluar dari
Indonesia. Tauke kayak KAMU ini yang biasanya
jadi sasaran pertama tiap ada kerusuhan.


Patrick wrote:

 Computer Programmer lulusan Luar Negeri
 atau-kah lulusan Dalam Negeri Indonesia 
 tidak masalah.

 Kamu bisu atau-kah tuli ... no problem.
 Yang penting, kamu mahir dalam
 computer programming, dan bersedia
 menerima dan menyelesaikan semua
 tugas-tugas yang kami berikan ke anda.

 Tapi saya juga hanya mau bertemu dengan
 orang yang berwawasan luas.
 Singkat kata, saya benci orang-orang yang
 berhaluan sempit (contoh: orang-orang rasialis).

 Lain dari situ . tawaran saya
 adalah Rp 3 Juta s/d Rp 20 Juta per bulan
 sebagai gaji anda  bekerja di Jakarta, Indonesia.

 Dan sebagai pegawai saya kelak, anda harus
 bersedia kemungkinan sering dikirim ke Indonesia,
 USA, Malaysia, dan juga Pakistan.
 Semua biaya perjalanan akan kami tanggung.

 Sekarang ini, kami sudah punya cabang di
 Pakistan.  Dan baru-baru ini kami baru  buka
 cabang di New York City, NY  USA.
 Dan sekarang-pun kami sedang menjajaki
 opportunities membuka bisnis di
 Kuala Lumpur, Malaysia.

 Secara bersamaan, kami pun ingin
 membuka opportunities memdirikan bisnis
 di Jakarta, Indonesia.

 Thanks.
 -- Patrick   ([EMAIL PROTECTED])
 Blacksburg, Virginia  USA
 

 Luthfi Fauzie wrote:

  Mana Japrinya koq , tidak disebutkan
  nama doang "Patrick" Boo
  Yang dicari lulusan Luar atau made in Lokal
 
  -Original Message-
  From: Patrick [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
  Date: Tuesday, May 11, 1999 9:28 PM
  Subject: LOWONGAN KERJA: Computer Programmer
 
  Bagi yang masih dan/atau lagi cari kerja,
  silahkan hubungi saya via email jalur-pribadi.
  
  Saya adalah "contact person" anda bila menginginkan
  informasi lebih lanjut mengenai lowongan kerja ini.
  
  Thanks.
  -- Patrick
  
  -
  
  LOWONGAN KERJA:  Computer Programmer
  
  Jumlah yang diperlukan masih
  belum ditentukan.  Namun bila anda
  seorang Teknik Elektro (Electrical
  Engineering), dan/atau Informatika
  Nusantara (Computer Science),
  dan/atau Statistics, saya tertarik
  untuk berkomunikasi dengan anda.
  
  Gaji yang akan saya tawarkan
  tergantung dari kemampuan anda
  (antara Rp 3 Juta s/d Rp 20Juta per bulan).
  Atau dalam US Dollar = US$300 s/d US$2000/bulan
  
  Lokasi kerja:
 Jakarta, Indonesia.
 dan kadang anda perlu kami kirim
 ke USA, Malaysia, dan/atau Pakistan.
  
  
  Terima Kasih,
  -- Patrick
  Blacksburg, VA
  Washington, DC
  New York City, NY
  

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Ketidakadilan vs Kegelapmataan (1)

1999-05-11 Terurut Topik FNU Brawijaya
 menimbulkan kerusuhan dlsb bisa saja terjadi, dan kalau ini benar 
maka serangan yang jika memang
 akan dilakukan oleh pihak Madura ke suku Dayak atau Melayu, akan salah sasaran.
 Seperti digugat oleh Gus Dur, bahwa ada tokoh dari pusat yang sedang 
menghambur-hamburkan uangnya untuk mengacaukan
 negeri ini, termasuk kasus sambas, sangat perlu untuk dipertimbangkan. Seperti kartu 
domino, satu kerusuhan diikuti
 oleh kerusuhan lainnya, diikuti dengan masalah lainnya, menggambarkan kondisi yang 
sulit dan hampir tidak
 terkendali. Gambaran umum bangsa menunjukkan bahwa sangat potensial terjadi, bahwa 
suku Madura telah dijadikan
 tumbal oleh pihak-pihak yang tidak punya perikemanusiaan dalam mencapai 
cita-citanya, yang sama halnya dengan yang
 terjadi di Ambon ataupun Cina pada pertengahan Mei.
 Mudah-mudahan para intelektual dan tokoh Madura akan lebih bersikap hati-hati dan 
bijaksana untuk mencoba melakukan
 pemecahan lain yang lebih damai. Demikian juga untuk intelektual dan tokoh Dayak dan 
Melayu di Kalimantan agar
 dapat lebih berpikir jernih dan menenangkan warganya, serta mencari jalan untuk 
meminta maaf/ataupun memberi
 penjelasan kepada warga Madura.
 Semoga damai yang dari Allah menyertai suku Madura, Dayak dan Melayu dalam 
memecahkan masalah ini.
 Demikianlah pikiran saya yang masih keroco ini.
 peace.


--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Ketidakadilan vs Kegelapmataan (2)

1999-05-11 Terurut Topik FNU Brawijaya
 bangsa menunjukkan bahwa sangat potensial terjadi, bahwa 
suku Madura telah dijadikan
 tumbal oleh pihak-pihak yang tidak punya perikemanusiaan dalam mencapai 
cita-citanya, yang sama halnya dengan yang
 terjadi di Ambon ataupun Cina pada pertengahan Mei.
 Mudah-mudahan para intelektual dan tokoh Madura akan lebih bersikap hati-hati dan 
bijaksana untuk mencoba melakukan
 pemecahan lain yang lebih damai. Demikian juga untuk intelektual dan tokoh Dayak dan 
Melayu di Kalimantan agar
 dapat lebih berpikir jernih dan menenangkan warganya, serta mencari jalan untuk 
meminta maaf/ataupun memberi
 penjelasan kepada warga Madura.
 Semoga damai yang dari Allah menyertai suku Madura, Dayak dan Melayu dalam 
memecahkan masalah ini.
 Demikianlah pikiran saya yang masih keroco ini.
 peace.

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: SISTEM PENDIDKAN NASIONAL (Re: Hemat Waktu sampai 50 PersenuntukJadi Insinyur

1999-05-11 Terurut Topik FNU Brawijaya

 Dear Bung Jaya,

 Nampaknya anda 'senang' membuat kesimpulan tanpa data. By the way,
 semoga diskusi ini tidak terhambat oleh sinism.

 salam,

 ida

My dearest mbak Ida,

Nampaknya anda 'sedang' membuat kesimpulan tanpa data. By the way,
semoga diskusi ini tidak sekedar lancar karena hanya melihat pendapat
yg senada.

My dearest mbak Ida, pluralisme pendapat di milis ini masih jauh lebih
kecil dari pluralisme di tanah air. Bandingannya adalah 577 : 210 juta.
Untuk mencapai kata sepakat sambil menjunjung demokrasi adalah
sulit. Mbak Ida sudah terjebak satu kali, yaitu saat pertama mbak hendak
membuat kelompok kecil (karena ngambek dengan komentar saya).
Pada saat itu, langkah anda persis yg dilakukan oleh Sukarno yang
kehilangan kesabaran, sehingga menghasilkan "demokrasi terpimpin"
di tahun 1950-an itu. Hal ini terjadi lagi pada jaman Suharto.
Langkah pemenangan Golkar (dengan sasaran perolehan suara 90%)
kan untuk memudahkan pencapaian kata mufakat secara cepat.
Inilah harga dari demokrasi ini, sayangnya mbak sebagai calon
politikus ulung yang ingin melakukan reformasi malah melakukan
hal yg sama dengan yang mau direformasi. Bukankah suatu ironi?

Makanya dengan terpaksa jumlah keahlian embak saya kurangi 1 point.
Tadinya 1000 macam menjadi 999 buah keahlian. Tapi jangan kawatir,
999 buah kan jauh lebih banyak dari keahlian saya yg cuman 3 buah saja.
Mau tahu keahlian saya; (1) kritik nggak mutu, (2) komentar nggak mutu;
dan (3) bikin mbak Ida merengut. Hehehe..

Eh, sorry lho kalau pedes, soalnya kita semua di milis ini kan sayang dengan
embak (Iya endak rekan-rekan..hehe).

Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo-------
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: AR baiknya penuhi panggilan Ghalib nggak?

1999-05-10 Terurut Topik FNU Brawijaya

Ali Simplido wrote:

 --- FNU Brawijaya [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Setelah sukses dinilai kayak cewek, ane mau ngomong
  tentang AR  Ghalib nih.

 nggak juga sih bung, banyak diantara kita menghargai
 pikiran dan tulisan anda:-)

Masak? Wah, kalo gitu melebihi target saya lah. Syukur...
dan terima kasih.

  hehe... yah ndak papa lah. Gimana nih apa mesti
  nurutin penasihat agar AR tidak
  perlu hadir?

 Karena kita ini bukan orang ahli hukum, yah kita lihat
 saja apa kata pakar2 hukum, contohnya dalam article
 yang sama pakar hukum pidana Loebby Loeqman:
 "...Amien oleh Kejaksaan Agung samata-mata hanya
 dengan tujuan agar bisa membeberkan secara terperinci
 temuan-temuannya. Loebby mengatakan, tidak ada
 keharusan Amien memenuhi panggilan Kejaksaan Agung."

Maksud saya, taktik seperti itu kan banyak diterapkan yah...
Tidak perlu di panggung politik, di film silat saja banyak
ditampilkan adegan seperti itu. Jagoannya diundang ke
suatu tempat yg ditentukan pengundang, dan bila tidak
datang taruhan nama, kalo datang taruhannya nyawa.

Kalau film silat sih, biasanya jagoannya datang lalu menang.
Untuk kasus AR ini kan repot juga. Memang celah hukum
memungkinkan AR untuk tidak datang. Tetapi opini publik
lain lagi ceritanya. Bila AR tidak datang, maka ini juga salah satu
skenario yg menguntungkan, dan sudah diperhitungkan
Ghalib. Opini awam kan segera terbentuk bahwa AR belum
jadi presiden saja sudah mau melecehkan Kejakgung,
sementara Tommy dan Suharto saja berani untuk datang.

Ini yang repot. Kita sudah berangan bahwa instansi hukum
dan instansi pengawasan harus jalan dan ditaati. Bila AR
bermain dengan celah hukum, ya risikonya seperti di
film silat tadi, namanya yg jadi taruhan. Sialnya orang awam
(termasuk saya) tidak mudah untuk menerima bahwa kita
boleh 'ngeles' dari panggilan kejakgung. Wong orang kecil
aja kalo dipanggil kejaksaan langsung datang tergopoh-gopoh
sambil keringatan je Kalau merasa bersalah juga tergopoh-
gopoh untuk kabur. Kalo saya pribadi sih berpendapat AR
mesti datang.

Oya, saya rasa ada satu hal lagi. Penerbit buku putih kan
disamarkan. Para penyusunnya separo bener separo bukan.
Saya rasa ini untuk segi keamanan. AR di sini juga kayaknya
direpotkan bgmn caranya orang di belakang buku putih
tidak diuber-uber. Maklum, AR sbg tokoh bisa dibecking 300
pengacara. Tidak demikian dg nasib si penyusun buku putih.


Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo-------
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: SISTEM PENDIDKAN NASIONAL (Re: Hemat Waktu sampai 50 Persen untukJadi Insinyur

1999-05-10 Terurut Topik FNU Brawijaya
reka  merasakan  kampus
 sebagai
   gudang  teknologi  berisi  kunci emas untuk mengubah atau memperbarui
   berbagai sektor  kehidupan  menjadi  "semakin baik, semakin indah,
 dan
   semakin praktis".  (NasrullahIdris,bidangstudi :
   Reformasi  Sains/Matematika/Teknologi)

 __
 Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



AR baiknya penuhi panggilan Ghalib nggak?

1999-05-09 Terurut Topik FNU Brawijaya

Setelah sukses dinilai kayak cewek, ane mau ngomong tentang AR  Ghalib nih.
hehe... yah ndak papa lah. Gimana nih apa mesti nurutin penasihat agar AR tidak
perlu hadir?

Ada kecurigaan bahwa pemanggilan sebagai SAKSI cuman kedok buat
malu-maluin AR sbg caprez, dan mungkin pula cari celah buat nyari-
nyari alasan agar AR dapat diseret sbg terdakwa penfitnahan.

Isu yg ane bawa:
- Kalolah AR nggak mau menemui Kejakgung, bagaimana ya, wong mau
  menuju Indonesia baru kok malah dianjurkan belajar mengabaikan panggilan
  Kejakgung. Ya jelas ndak baik tho? Ini para penasihate gimana tho
  kok ngajarin melecehkan Kejakgung. Nggak mahi ah.
- Apakah Ghalib berani main api buat cari celah menohok AR sbg tersangka
  pemfitnahan?

'--- http://www.suaramerdeka.com/harian/9905/09/nas3.htm

300 Pengacara Dampingi Amien ke Kejakgung

JAKARTA - Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) AM Fatwa mengatakan, pihaknya telah
menyiapkan 300 pengacara untuk mendampingi Ketua Umum PAN Amien Rais yang juga
penasihat dalam Center for Banking Crisis (CBC). Amien akan datang ke Kejakgung untuk
menjelaskan adanya jaksa yang memeras bankir-bankir busuk agar lepas dari jerat hukum.

Kepada wartawan di Jakarta, kemarin AM Fatwa mengatakan, pemanggilan Kejaksaan Agung
terhadap Amien Rais sebagai suatu tekanan terhadap orang yang sedang mengalami
kesibukan yang luar biasa. "Ini tekanan terhadap calon presiden dari PAN. Jadi harus
diantisipasi,'' katanya. ...

--- lengkapnya di = http://www.suaramerdeka.com/harian/9905/09/nas3.htm


--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo-------
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Konflik internal di PDI-P?

1999-05-09 Terurut Topik FNU Brawijaya

Saya forwardkan salah satu email yg saya terima. Sengaja dalam bentuk
cut  paste untuk jaga-jaga jangan sampe kena tegor membeberkan buah
pikiran orang ke orang yg nggak dikehendaki. Maklum cak

Saya sendiri kok belum baca beritanya di koran ya? Apa saya kuper?


'-
Buntut dari konflik internal yang cukup keras di dalam DPP PDI-P, hingga
tanggal 6 kemarin, daftar caleg DPR-RI yang bisa diserahkan oleh DPP
PDI-P  ke KPU hanya berjumlah 164 orang. Jumlah sebanyak itu, datang
hanya dari 10  propinsi. Artinya, PDI-P hanya akan memiliki wakilnya di
DPR-RI dari 10 propinsi itu. Jika katakanlah di 10 propinsi itu Mega bisa
meraih suara  hingga 25%, maka PDI-P akan mendapatkan 41 wakil di DPR-RI,
yang berarti  hanya sekitar 10% secara nasional.

Hingga kemarin, saya mendengar wakil PDI-P di KPU masih terus melakukan
lobi agar diberi kesempatan untuk menambah daftar calegnya. Upaya itu
katanya ditentang keras oleh partai-partai lain, karena batas waktu
penyerahan  daftar caleg sudah merupakan kesepatakan bersama.

Jika KPU tidak meluluskan keinginan PDI-P untuk menambah daftar
calegnya,  maka PDI-P akan kesulitan dalam memperjuangkan Mega untuk
menduduki kursi  RI-1. Ini artinya, Mega kalah sebelum bertanding.

Ketika saya baca hari di detik.com, Dawam Rahardjo (ketua DPP PAN)
mengatakan bahwa koalisi PAN dan PDI-P sulit diwujudkan (sehari
sebelumnya, kawan saya yang di DPP PAN, yang nada-nadanya  kurang suka
dengan koalisi PAN dan PDI-P, terdengar begitu antusias ketika berdiskusi
dengan saya lewat telephone mengenai kesulitan PDI-P dalam menyerahkan
daftar caleg ke KPU  itu). Mungkin, ini pendapat saya, ada kaitan yang
erat antara komentar Dawam  hari ini dengan kondisi PDI-P. Dengan kondisi
PDI-P yang seperti itu, PAN  tidak mungkin mengharapkan dukungan dari
PDI-P yang hanya akan memiliki 10% suara di DPR-RI. Sehingga jauh-jauh
hari PAN sudah mengumumkan untuk tidak  akan berkoalisi dengan Mega.
Ujung-ujungnya, PAN ingin menarik simpati dari  partai Islam dan
berkoalisi dengan partai-partai Islam, seperti PK, PPP, dan  PBB. Hal ini
karena, faktor Mega adalah faktor pengganjal dukungan partai  Islam
kepada Amien sekarang ini. Jika Amien menegaskan dirinya tidak akan
berkoalisi dengan Mega, maka kemungkinan besar Amien bisa kembali
mendapatkan simpati yang luas dari para aktifis Islam yang ada di
partai-partai Islam (simpati itu sempat menghilang ketika Amien
menyatakan  akan berkoalisi dengan Mega). Apalagi orang-orang KAHMI
(silahkan baca di detik.com) kelihatannya sedang merekayasa opini dengan
memunculkan  kemungkinan duet Amien-Akbar.

Jika gerpol-nya KAHMI membawa hasil, kemungkinan akan ada koalisi yang
menarik antara PAN, partai-2 Islam, dan Golkar (bisa lewat justifikasi
bahwa  Golkar sekarang lebih reformis seperti kata Cak Nur di detik.com,
atau lewat jaringan HMI tadi, dengan catatan koalisinya adalah koalisi
dengan jaminan  individu Amien-Akbar) melawan PKB-PDIP-ABRI (ABRI sudah
mendapat kursi  gratis di DPR-RI sebanyak 8%). PKB akan sulit berkoalisi
dengan PAN (apalagi  mendukung Amien for president) karena faktor
NU-Muhammadiyah. Tentara juga tidak mungkin berkoalisi dengan PAN karena
faktor Soeharto dan faktor  pertentangan soal dwi-fungsi ABRI. Sedang
PDIP bisa ke sana ke mari, bisa ke  PAN, bisa ke PKB-ABRI.

Kelompok central koalisi pasca pemilu mendatang kelihatannya PAN-Partai
Islam vs ABRI-PKB. Golkar bisa bergabung ke ABRI (faktor Habibie) bisa
ke  PAN (faktor HMI). Demikian juga dengan PDIP yang bisa ke PAN bisa ke
PKB.

Pendapat saya memang berbeda dengan harapan orang-orang Habibie, yang
menginginkan Golkar-Partai Islam menjadi kelompok utama koalisi. Menurut
saya, jika Golkar dalam satu koalisi dengan Partai-partai Islam, maka
faktor  perekatnya adalah PAN. Jika Golkar-Partai Islam bisa menjadi satu
kelompok  utama koalisi, maka itu adalah keberhasilan Habibie sebagai
faktor perekat.  Tidak ada faktor perekat secara langsung antara Partai
Islam dengan Golkar.

Kembali ke soal PDIP dan PAN, dengan kondisi PDIP sekarang ini yang hanya
memiliki 164 caleg dari 10 propinsi, maka kalau Amien mau jadi presiden,
nampaknya memang dia harus mempertimbangkan partai-partai islam dan
faktor Golkar, yang diperkirakan masih bisa merebut hingga 20-30% suara.
(Apalagi  Amien selama ini tidak pernah mengharamkan 100% koalisi
PAN-Golkar. PAN bisa berkoalisi dengan Golkar dengan syarat ... demikian
yang selalu dikatakan  Amien).

Jadi, Anda yang ingin melihat Golkar tumbang bersiaplah untuk kecewa

Semakin mendekati pemilu, teka-tekinya semakin runyam :

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Ibu dan anak nih...

1999-05-08 Terurut Topik FNU Brawijaya
,
 Indonesia-Batak, Indonesia-Cina, Indonesia-Sulawesi, Indonesia-Arab ataupun lainnya. 
WNI adalah manusia Indonesia yang punya
 hak dan kewajiban sama, dan semuanya harus diperlakukan sama dibidang hukum. Tidak 
perlu ada pengkutipan 3% Indomesia-Cina
 penguasa ekonomi ataupun Indonesia-Arab yang rata-rata sangat kaya, sebagai alasan 
untuk mendiskriminasi suatu kelompok
 masyarakat dibidang pendidikan atau lainnya. Selain sensus yang sangat diragukan 
keabsahannya, juga hal ini merupakan praktek
 diskriminasi, yang tentunya akan dibarengi oleh kehidupan kelompok yang ekslusif 
(penciptaan pemisahan masyarakat).
 Jika pemerintahan yang baru mampu untuk menciptakan hal ini, maka saya percaya 
dengan bantuan Allah yang Maha Kuasa,
 bangsa kita akan terlepas dari image bangsa barbar menjadi bangsa yang dihormati dan 
disegani karena prestasi dan
 kerukunannya.
 peace.


--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Kritik en saran buat pendidikan

1999-05-08 Terurut Topik FNU Brawijaya
nggak baik (tentunya nurut saya). Propinsi bisa bikin subsidi untuk
  PT tertentu (baru atau lama). Nanti penduduk khusus misal Jateng punya SUOJT
  at Purwodadi. (State University of Jawa Tengah...hehehe). Nanti biar penduduk
  Purwodadi dapat menikmati subsidi pemerintah daerah Jateng itu. Nanti Sumbar
  juga bisa bikin University of Sumbar at Bukittinggi. Misale..
- Lha existing univ gimana? Biar saja ditangani seperti semula. Kalau propinsi
  mau subsidi juga boleh saja. Wong nyumbang kok ndak diterima. Dan jangan
  pula diswastakan. Wong disubsidi saja sudah megap-megap kok. Jadi kita
  bikin kebijakan ini seperti bank itu. Kan ada BPD-BPD dulu itu lho
  Nanti kalo univ yg sudah pada bagus dipake eksperimen kayak rencananya
  Bung Blucer malah tambah ngaco siapa yg tanggung jawab? Jadi yg sudah ada
  biar saja jalan. Hitung-hitung kita bikin 2 jalur perbaikan tho?
- Lalu kebijakan UMPTN gimana? Eh, jangan sembarangan ngutak-ngutik.
  Itu dulunya kan kerja sama antar univ. untuk menghadang orang-orang pinter
  macam Bung Blucer dan Tante Ida supaya jangan tamak ndaftar di berbagai
  universitas. Lha kalau diterima semua, padahal ponakan ane udah telanjur
  ditolak gimana dong. Lha wong swasta juga mahal. Kalau mau modifikasi
  mungkin bisa, tapi kalau mau ganti dg sistem baru, ane curiga cuman untuk
  gengsi pejabat baru, atau dijadikan simbol untuk merontokan ORBA. Weleh...
  wong urusan masa depan orang kok dijadikan simbol lhojangan sampe lah.
  Yang perlu adalah "tindakan", bukan sekedar simbol.
- Ya moral cerita nih. Ini buat tante ida. Supaya ndak lupa, ide-ide fresh sangat
  diencourage deh. Saya sendiri sebagai student merasa salut dg semangat
  adik-adik (hehehe...ngamuk'o kono). Tapi jangan lupa, setelah ide-ide fresh
  anda diidentifikasi lalu dicocokkan dg kebijakan masa lalu dan masalah-
  masalah yg ada. Lha ini yg saya bilang bahwa kita jangan sungkan nimba
  ilmu dari pejabat ORBA. Jangan lalu memperlakukan mereka seperti kurap.
  Transfer pengetahuan kan menghilangkan proses trial  error yg makan
  waktu tho? Contohnya program CBSA. Teorinya sih muluk. Siswa disuruh
  aktif, tapi dasare setelah sekolah mesti ngarit. Waktu
  untuk mempersiapkan diri untuk hari berikutnya jadi nggak ada. Alhasil
  waktu gurunya nanya "Any thought...any comment..?", tetep saja muridnya
  terdiam seribu bahasa (welah malah nyanyi). Mau ngomentarin apa
  paling komentar kemarin ngarit dapet 3 keranjang. Nah, inilah yang para
  ahli seperti mbak Ida mesti pikirkan, gimana ngakalin juklaknya.
- Nah, tadi ane bilang juklak. Memang ide-ide yang sifatnya strategis tapi
  umum perlu juga dipaparkan. Cuman sejauh ane lihat, sebetulnya ide
  strategis yg paling canggihpun sudah dipikirkan oleh pendahulu. Mereka juga
  pake metode transfer pengalaman juga dari negara-negara lain. Nurut
  ane yg lebih perlu adalah ide strategis lapangan kayak juklak itu. Macam
  gimana ngakalin supaya siswa agak aktif, ndak perlu muluk-muluk siswa
  jadi uaktif, di lain pihak gurunya dapet masukin ilmu itu ke kepala siswa.
- Udah panjang euydaag tante... dadah


Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
--------oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Ibu dan anak nih...

1999-05-08 Terurut Topik FNU Brawijaya

Blucer Rajagukguk wrote:

  BW: Mas jaya kalau diskusi suka ngomel kayak perempuan, kadang saya malu 
bacanya...he...he. Memangnya berapa lama bung dilapangan, kemudian dilapangan rumput 
apa dilapangan tanah. Apa bung enggak pernah bergaul sama pribumi yang jauh lebih 
kaya dari Cina. Makanya banyak bergaul bung, Malah saya banyak lihat, kekayaan Cina 
enggak ada apa-apanya dibandingkan para pejabat, Cendana dan kroni-kroninya. Jika ada 
Cina kaya, pasti ada pejabat dibelakangnya, dan pasti pejabat ataupun keamanan 
disekitarnya dapat bagian. Saya enggak tahu lapangan yang mana yang bung tinggali, 
yang pasti kalau cuma melihat Cina saja yang kaya, mata bung perlu diperiksa dokter.

Hehehe sampeyan cuma ngomongin keluarga cendana mulu emang kekayaan keluarga 
cendana merepresentasikan apa sih? Emang betul kok yg ane lihat. Ndak salah kok mata 
ane. Lha yg anda lihat keluarga cendana, keluarga pejabat doang ya repot. Emang jumlah 
berapa ekor sih mereka? Wah sorry aja kalau ente jadi malu dg ane. Samalah dg ane yg 
malu dg ente. Kalo ane di lapangan tanah tuh. Yg jelas lebih lama dari ente lah. 
Ya itu yg repot, sementara ane belepotan tanah dan berhadapan dg orang biasa, 
sementara ente kan hubungannya dg pejabat tambun yg korup Nah, mungkin kita bisa 
bicara pipa bocor mulainya dari mana ..

 Lho ngomong yang bener dibilang kayak pejabat, apa pejabat sering ngomong yang 
bener? Mungkin iya, tetapi yang pasti, bukan yang saya sering baca dikoran. Oh iya, 
saya lupa akan hobi ngomel anda :)

Yg bener nurut siapa sih? Semua relatif je Lho yg di koran justru persis yg 
diomongin anda itu. Lha korannya yg mana sih? Yg model kompas, SP, dsb bukan? 
Jangan-jangan wall street journal Ya saya juga lupa dg gaya pejabat 
anda...hehe Eh, tuh PDI-P malah retak tuh. Gimana sih wong mau memperjuangkan 
nasib rakyat kecil kok malah rebutan jabatan. Ujung-ujungnya nggak ada yg untung.


 salam anti-diskriminasi
 blucer

Salam keadilan untuk SELURUH lapisan masyarakat,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Ibu dan anak nih...

1999-05-07 Terurut Topik FNU Brawijaya

Hmm cukup lama berhibernasi
Sekedar oleh-oleh... buat yang mau belajar memenggal...
Buat acara kurban atau apa ... Cukup batang kayu sebagai alas,
lalu golok, dan silakan cari korbannya. Anak kecil juga boleh.
Nanti hasil penggalannya dapat dipake apa saja Kita kan
kreatif. Misal dijadikan bola sepak seperti yg katanya pernah
disiarin Maria Reza dari CNN (ane sendiri nggak nonton siarannya).

Kebetulan gambar ini belum pernah saya lihat dan baru dapet.
Nah, inilah yg dapat dilakukan oleh orangutan berkedok manusia.
Saya pikir 2 anak kecil. Ternyata 2 orang, ibu dan anak
Anaknya perempuan (Kalau ibunya jelas juga perempuan, ndak
perlu disebut lah). Kelihatannya anak yg belum nyampe 10 tahunan.
Silakan lihat dg seksama deh itu dilakukan di pinggir jalantuh
aspalnya kelihatan, marka jalan juga kelihatan. Blood-nya juga masih
belum kering. Lalu apa fungsi 3 tongkat itu buat apa ya? Buat mukulin
sebelum dipenggal?

Yang jadi pertanyaan saya, ini dokumentasi oleh siapa sih?
Oleh wartawan? Oleh pelakunya sebagai kenang-kenangan?



--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)

 sambas3 (ibu dan anak).jpg


Terasi Bank (Re: [bincang] PEmesanan Pempek Palembang (fwd))

1999-05-07 Terurut Topik FNU Brawijaya
erjakan di BPPN.
T = Lho  itu bukannya yg diagul-agulkan mampu menyelesaikan kebobrokan
 perbankan.
J = Lha ya ndak tahu
T = Lho kok ndak tahu wong ngurusin bank sendiri nggak mampu kok malah
mau ngurusin BPPN gimana tho?
J = Eh, sampeyan jangan ngomong sembarangan. Mereka ada yg lulusan ameriki,
ameriko, ampuniki, ampuniko jadi jangan bikin kecurigaan berlebihan dan
ndak berdasar. Mereka orang yg mumpuni...
T = Lho ndak perlu pake dasar-dasaran. Wong UUD aja mau digusur kok mau
dasar-dasaran. Entar dulu tho... kok bisa itu gimana? Maksudnya mumpuni
di bidang apa? Di bidang pembangkrutan negara?
J = Mas...ane peringatin sekali lagi yamula-mula kan kite ngomongin sambel.
Kok malah nyerempet-nyerempet ndak karuan. Emangnya ente punya
agul-agulan apa sih? Amien Rais aja pake dipanggil Kejakgung, ente cuman
kuli mau sok-sokan. Lagian ane bukan orang bank...ndak urusan. Urusannya
ya sambel dan terasi thok. Wis.
T = Tobat...tobatndak  nanya lagi. Ya sudah kita beli sambel ke toko Turki
yuk..sudah laper je Habis itu kita gali sirtu (pasir dan batu) lagi yuk.
J = Heeh mending gitu. Wong ngomongin makanan kok jadi urusan pol-ek
lagi. Gokil lu ah. Mbok sekali-sekali bikin posting gimana cara bikin
jembatan dari lempung, atau cara nyampur terasi dengan semen. Pokoke
yang rada techno gitu lho...
T = Techno apaan? Emang lagunya Cher... udah diem.


Salam politik warkop,
Jaya

Note: T singkatan tanya, dan J singkatan jawab. Mau diartiken T = tugiyo dan
 J = jay leno juga boleh.


'
Okki Senobroto wrote:

 Salam PERMIAS,

 Udah lama saya nggak lihat usaha makanan Indonesia di posting di Internet.
 Mungkin ini bisa mengingatkan kita bahwa memang tanah air itu nggak bisa
 dilupakan...  (soalnya ada pempek palembang...)

 Salam,
 --
 Okki Senobroto
 [EMAIL PROTECTED]
 http://www.nawala.com

 -- Forwarded message --
 Date: 6 May 99 10:34:51 MDT
 From: MIke mierage [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [bincang] PEmesanan Pempek Palembang

 BAgi temen2 yg akan mengadakan acara atau pengajian.  Temen 2 dapat memesan
 makanan khas Palembang dalam jumlah besar atau kecil.  HArga dijamin
 terjangkau.  Dan di jamin Asli.

 Temen dapat menghubungi kita
 Anita Kurnia atau Miradj
 124 Vroom Street apar #2
 Jersey City, NJ 07306
 Ph: 201 433 7889
 201 433 7892

 Thank you

 
 Get free e-mail and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1

 -
 To subscribe: send a blank email to: [EMAIL PROTECTED]
 To unsubscribe: send a blank email to: [EMAIL PROTECTED]
 This mailing list sponsored by http://www.webIndonesia.com
 -

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo-------
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Test

1999-05-04 Terurut Topik FNU Brawijaya

Hehe Kayak mau pidato aja...pake test satu dua tiga
Emang sepi mas, wong musim ujian...


'---
Frederik Gumarus Dharmawan wrote:

 Test, Please Delete.

 _
 Do You Yahoo!?
 Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Kira-kira berita yg ini nyampe ke NYC nggak?

1999-05-01 Terurut Topik FNU Brawijaya

Berita taruhan yg ginian nggak bakal ditanggapi oleh PBB...


'--
11 Mayat Ditemukan Di Ermera

Dili, Pembaruan

Sebelas mayat, yang sudah tidak utuh lagi, ditemukan Polres Ermera, Timor Timur, di 
pekuburan Desa
Fatubo, Kecamatan Hatulia, Kabupaten Ermera, Jumat (30/4). Penemuan ke 11 jenazah 
tersebut berkat
tertangkapnya empat tersangka yang selama ini masuk dalam daftar pencarian Polres 
Ermera, Kamis
(29/4) malam.

Dari penyidikan terhadap tersangka akhirnya terungkap salah seorang dari mereka 
bersama teman-temannya
menguburkan sebelas mayat. Keempat orang itu, Ronimau, Carlito Gomez, Cesar Araujo dan 
Domingus Lemos.

Kapolres Ermera, Letkol Pol Erry Gultom, kepada wartawan mengatakan, kesebelas mayat 
tersebut diperkirakan dikuburkan massal dua bulan lalu, ketika terjadi aksi penculikan 
oleh kelompok prokemerdekaan di wilayah itu. Para korban itu, diduga berasal dari 
Dili, ditemukan dalam keadaan terikat dan terdapat tanda-tanda penganiyaan dan ditikam.

Dikatakan, pihaknya sudah lama mencurigai adanya pembunuhan dalam aksi penculikan yang 
dilakukan oleh
kelompok prokemerdekaan. Namun, masyarakat menolak bahkan takut memberikan informasi 
adanya anggota
keluarganya yang hilang.

Dijelaskan, tertangkapnya tersangka bermula dari ciri-ciri yang persis dengan yang ada 
dalam daftar pencarian orang (DPO). Setelah tersangka ditangkap aparat berhasil 
memperoleh informasi bahwa kesebelas mayat dikubur tanggal 22 Februari. Jumat kemarin 
kesebelas mayat tersebut dievakuasi ke Puskesmas Gleno untuk diautopsi. Pihak 
kepolisian telah meminta kepada masyarakat Kabupaten Ermera untuk mengenali mayat. 
Jika sampai autopsi selesai tetapi tidak ada juga warga yang mengenal kesebelas 
jenazah itu, pihak aparat akan menguburkannya
kembali.

Apel Kesetiaan

Sementara itu warga prointegrasi di Kabupaten Ambeno Sabtu (1/5) melaksanakan apel 
kesetiaan kepada
Republik Indonesia yang diikuti sekitar 8.000 orang. Gubernur Abilio bersama Muspida 
Tingkat I hadir dalam apel itu.

Sedangkan situasi di kota Dili pada khususnya dan Timtim umumnya tetap normal seperti 
biasa, tidak terganggu dengan adanya penemuan 11 mayat di Ermera. (102)


--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Tips : ETIKA BERKAMPANYE YANG BAIK!

1999-04-30 Terurut Topik FNU Brawijaya

Sangat menarik pendapat dari Bung Vincent. Mungkin dapat pula dijelaskan
mengapa Harian Suara Pembaruan menuliskan ayat-ayat dari Injil pada websitenya.
Setiap kali kita masuk ke sitenya terpaksa membacanya. Nah, mau menyediakan
informasi atau mau menyuruh yang non-kristen untuk mempelajari Injil sebelum
membaca info/berita yang disajikan? Lha debat yg kayak gini bakal terus terjadi
kalao masih sensitif dg agama. iya ndak? Tapi ya ane menikmati posting di
bawah ini sih ndak tahu dg yg laen


'--
Vincent Sitindjak wrote:

 - Original Message -

  Atau bung Vincent punya etika berkampanye yang lain ?  Kemukakan dong
  disini, siapa tahu saya bisa mengambil pelajaran dari etika yang bung
  Vincent sampaikan.
  Gimana ?

 Gini:
 Berkampanye untuk parpol tuh kaya promosi jualan barang, engga perlu ada
 etika, yang perlu tuh ada peraturannya. Etika nantinya akan ditentukan oleh
 pemilih sendiri. Contohnya: dalam masa kampanye 92 Presiden Bush pernah
 bilang gini tentang Clinton dan Gore: "My dog Millie knows more about
 foreign policy than these two bozos." Udah dikatain lebih goblok dari
 anjing, ditambah lagi dikatain badut. Dalam peraturannya engga ada tuh
 larangan menghina (seperti yang dilakukan oleh Bush terhadap Clinton dan
 Gore), tapi etikanya yaa... nanti pemilih sendiri yang menilai. Di AS orang
 Amrik punya julukan untuk penjual toko mobil bekas: the lowest form of human
 being. Mereka kalo jual mobil bekas engga ada sopan-sopannya, kasar, dll,
 tapi ya selama engga melanggar hukum, kita engga bisa buat apa-apa kecuali
 cabut dari toko mobil bekas itu.

 Ini sihh cuman pendapat saya aja mengenai etika berkampanye untuk partai
 politik. Tapi ini engga ada hubungannya sama pertanyaan saya ke Mas Mohammad
 Rosadi. Judulnya aja udah Etika Kampanye "DALAM ISLAM", lha yang engga
 "DALAM ISLAM" khan engga perlu pusingin etika karangan Partai Keadilan ini.
 Apalagi isi etika ini. Contohnya: di butir 6 dibilang: "Dalam kampanye juga
 tidak dibolehkan mengeluarkan kata-kata yang melukai harga diri dan martabat
 seseorang yang tidak dibolehkan Syari'at, ... " Bagi saya yang bukan "DALAM
 ISLAM", saya engga tau apa itu Syari'at, apalagi apa yang dibolehkan dan
 tidak dibolehkan oleh Syari'at. Kecuali emang maksudnya Partai Keadilan
 supaya yang engga "DALAM ISLAM" mempelajari tentang Islam.

 Semua butir-butir di etika ini emang anjuran perilaku yang baik--seperti
 jangan menghina, jangan berbohong. Engga perlu ditambahin ayat-ayat juga
 udah baik koq. Kalo mau kasi saran untuk etika berkampanye yang baik, kenapa
 mesti ditambahin ayat-ayat segala? Koq saya merasa kehidupan berpolitik dan
 kehidupan beragama engga perlu disatukan.

 Saya tidak mempertanyakan kebaikan/keburukan isi butir-butir etika
 berkampanye Partai Keadilan. Yang saya tanya tuh Partai Keadilan (melalui
 Mas Mohammad Rosadi) sedang mengkampanyekan organisasinya sebagai partai
 politik atau mengkampanyekan agama Islam? Yang mana-mana sihh terserah aja.

 Mangkanya saya tanya, maksudnya berkampanye untuk partai politik atau untuk
 agama Islam?

 Ngoten Mas Yumartono.

 Salam,

 Vincent Sitindjak
 Norman, OK

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
      (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: REUNI UI MAU LIBAS KULTUR ORBA

1999-04-29 Terurut Topik FNU Brawijaya

Ada sesuatu yang salah dari pembicaraan tentang kuota mahasiswa dari
WNI Keturunan. Waktu itu saya sangat tidak setuju bila tidak ada kuota.
Bila persaingan digeber 100%. Sangat tidak adil bila 3% penduduk dengan
keunggulan taraf hidup disuruh tanding dengan Sugiyem yang sekolah sambil
angon. Saat ini tidak ada yg menyuarakan hal ini. Nanti ane cari saluran untuk
menyuarakan hal ini. Saat ini kuota dinaikkan menjadi 15% dari semula 5%.
Gile bener 15% sudah pada mikir implikasinya nggak sih...

Untuk yg ini, perlu diperjuangkan secara hukum bagaimana hal ini mesti diatur.
Keputusan perlu disosialisasikan agar terhindar dari tuduhan diskriminasi.
Di AS sini saja kebijakan proporsi juga dilakukan. Sorry buat yg merasa WNI
Keturunan nih...bukannya rasis, tapi keadilan buat seluruh lapisan masyarakat
mesti diperjuangkan. Sekarang jaman reformasi, semua suara mesti dikumandangkan
tanpa perlu takut dicap sebagai tukang SARA dlsb.

Saya tidak tahu siapa yg menghujat anda sebagai pembela Cina. Tapi buat
siapapun yang berniat memperjuangkan persaingan bebas yang akan merugikan
manusia-manusia macam Sugio, perlu diminta memikirkan kembali. Ada baiknya
jangan berkecil hati bila disebut sebagai pembela Cina. Tidak ada yang buruk dan
tidak ada yg menyalahkan sikap anda (memangnya kenapa dg pembela Cina?).
Kalau memang betulpun itu adalah hak anda tho bung. Statusnya sama dengan
yang mengaku sbg pembela rakyat kecil. Tetapi bila ada yang meng-oppose
pendapat anda, ya jangan mengkeret lalu menggerutu terus menerus
Hehehesorrysoalnya sudah baca posting senada dari anda lebih dari
dua kali sih Iya endak?

Salam,
Jaya

'
Alexander Lumbantobing wrote:

 Akhirnya keperluan untuk memperbaiki sistem pendidikan muncul kembali ke
 permukaan.

 Beberapa waktu yang lalu, saya pernah mempertanyakan keberadaan sistem
 pendidikan di Indonesia. Hasilnya saya justru dihujat sebagai pembela Cina.

 Rgds,

 Alex

--
   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Suara Madison (Re: REUNI UI MAU LIBAS KULTUR ORBA)

1999-04-29 Terurut Topik FNU Brawijaya
 saya kira rekan-rekan di
 Madison malah lebih baik

Gile bener tanda pentungnya sampe ada tiga biji. Baru ngira kok banyak bener
pentungnya. Jangan dimasukin secara personal dong. Kok kesannya jadi
depensip sih. hehe...

Mbok ya sabarkata orang wanita yg nggak sabaran bisa-bisa jadi
brewokan lho.

Oya, semua yg di atas kan nurut ane. Ndak sepaham ya monggo kerso.
Wong demokrasi kok. hehe...


 :) Kita memang harus menghidupkan suasana demokratis Bung!  Anda
 sedang menulis ke orang yang tepat!!!

Iye...iye. Ane dapet 3 pentungan lagi. Jadi kliyengan nih...Adouhkejam euy.


 Salam,
 Jaya

 salam balik,

 ida

Aduh...ndak pake smile. Tuh, si Abang Irwan udah ngingetin jangan
main belakanghehehe



"I disapprove of what you say, but I will defend to death your
right to say it." -- (Voltaire)



Salam,
Jaya

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



  1   2   >