Re: Nasionalis dan Agamis

1999-06-13 Terurut Topik Andrew G. Pattiwael

Jangan lupa juga bung,

Mayoritas tidak boleh melupakan Minoritas
Minoritas tidak boleh melupakan Mayoritas

Esensi dari kalimat diatas adalah saling menghormati dan saling kerjasama
antar kedua belah pihak.

Dan kepada golongan Agamis (MUI, PGI/KWI, Walubi, Hindu)
Jangan menjadi 'Corong Pemerintah' lagi, tetapi jadilah 'Corong Umat'
Pemerintah tidak boleh mencampuri lagi urusan keagamaan.


Andrew Pattiwael


On Sun, 13 Jun 1999, Nasrullah Idris wrote:

  Harus diakui bahwa kelompok Nasionalis dan kelompok Agamis di Indonesia
 merupakan kekuatan real. Mengabaikan yang satu oleh yang lain hanya akan
 menghambat pembangunan/pemerintahan. Dalam menghadapi era globalisasi,
 kondisi ini akan membuat bangsa kita terperosok pada kemisikinan, yang
 gilirannya memancing bangsa asing bersikap leluasa terhadap kita. Meskipun
 bukan dalam bentuk penguasaan teritorial, namun esensi imperalisme sudah
 terbentuk.
  Karakteristik khas dari partai di Indonesia yang berlandaskan
 nasionalis maupun
 berlandaskan agamis masing-masing adalah di dalamnya kenyataan banyak tokoh
 yang
 agamis dan nasionalis.
  Sejarah sudah membuktikannya. Bagaimana pengabaian pihak yang satu oleh
 pihak lain di Indonesia hanya menghasilkan rentetan ketegangan.
  Hendaknya jangan diulangi lagi.


 Salam,

 Nasrullah Idris




GOLKAR harus Meredefiniskan Perjuangan

1999-06-13 Terurut Topik Andrew G. Pattiwael

Bung Ridwan dan Rekan-rekan Permias,

Mungkin saya juga agak tercengang dengan hasil yang diperoleh Golkar,
namun kalau memang Golkar benar-benar memperoleh suara ini secara murni
dan merupakan suara aspiratif dari masyarakat yang masih mendukung Golkar
sebagai suatu kekuatan Politik di Indonesia, Golkar seharusnya dapat
merefisikan seluruh fundamental Partai.

Kepercayaan Masyarakat mungkin masih ada, namun jelas Masyarakat ingin
menyardarkan Golkar, bahwa Golkar PERNAH khilaf dalam perjuangannya
bersama Orde Baru dan Rejim Soeharto.

Yang jelas, Golkar harus mempunyai MUKA yang BARU, Orang Yang Baru, dan
Kerangka Perjuangan Yang Baru. Apakah Suara Pemilu 1999 ini adalah
Kesempatan Kedua bagi Golkar untuk menebus Kesalahan? Sungguh besar hati
Rakyat kalau begitu. Ada Kesempatan kedua Buat Golkar.


Andrew Pattiwael



CNN: Christian Apologize For Crusades 900 Years Ago

1999-06-13 Terurut Topik Andrew G. Pattiwael

"New generations of Muslims, Jews and Christians a deserved a future
 without hatred and fear." - Imad Falouji (Palestinian Telecommunication
 Minister)



Christians apologize for Crusades 900 years on
June 13, 1999

Web posted at: 1:50 PM EDT (1750 GMT)
GAZA (Reuters) -- After hundreds of years, a group of Christians from the
West paid a visit to the Gaza Strip on Sunday to offer apologies to
descendants of Muslim victims of the Crusades.

"We deeply regret the atrocities committed in the name of Christ by our
predecessors," read a message delivered to a Palestinian cabinet minister
by 14 members of the Reconciliation Walk group of evangelical Christians
mainly from Europe and North America.

On a tour of the Middle East, the group begged forgiveness for the
violence of 11th-13th century military expeditions mobilized by Western
Christendom to try to capture holy places under Muslim control.

"We renounce greed, hatred and fear...and condemn all violence done in
the name of Jesus Christ...Forgive us for allowing his name to be
associated with death," they said in their apology.

Palestinian Telecommunications Minister Imad Falouji said in response
that new generations of Muslims, Jews and Christians a deserved a future
without hatred and fear. But Falouji did not say whether Muslims would
accept the apology.

The eight major crusades to the Holy Land that began in 1095 ultimately
failed to hold Christian sites, and by 1291, Acre, the last Crusader
foothold in Muslim-ruled Palestine, was lost.

The Christian group, which said it aims at reconciliation with Jews and
Orthodox Christians as well as Muslims, said it offered love and
brotherhood in contrast to Crusaders it said "were motivated by hatred
and prejudice."

Gaza Mufti Abdel-Karim al-Kahlout, a religious authority of the
overwhelmingly Muslim strip, said that while the Christians were
apologising for acts committed long before they were born, present-day
"Israel is just an extension of the Crusades."

Copyright 1999 Reuters. All rights reserved. This material may not be
published, broadcast, rewritten, or redistributed.



(Bridwan dan Pattiwael) Paradigma Baru Golkar

1999-06-13 Terurut Topik Andrew G. Pattiwael

Golkar Baru dengan Paradigma Baru:
Golkar Baru dengan Tokoh Baru

Ini yang sebenarnya harus disadari oleh Akbar Tanjung dan Habibie,
dimana Pemimpin Lama seharusnya sudah mengantung Sarung Tinjunya dan
hanya duduk sebagai Simpatisan bukan sebagai Organisatoris dan
Fungsionaris lagi. Penetapan Bung Rudy sebagai 'Sales Product' dari
Partai Golkar sendiri, saya nilai sebagai suatu kesalahan fatal dari
program Pemilu Golkar sendiri. Bung Akbar sudah seharusnya menyadari
bahwa untuk menjual suatu produk yang akan masuk daftar pilihan para
potential customer (Pemilih) tidak dapat kembali menjual 'Produk
Usang' yang hanya dipermak dengan Cat atau Dempul Baru. Apalagi selama
30 tahun dibawah Orde Baru, Golkar hanya menjual Produk-produk itu-itu
saja.

Golkar sudah memberikan pernyataan maafnya atas keterlibatan selama
Orde Baru ini, Golkar sudah berjanji akan ikut mendukung program
Reformasi. Namun kalau hanya mengganti Sarung Doank sih sama saja
Bohong kan. Ibarat Kupu-kupu, lahir kembali dari kepongpong tapi tetap
bersayap dan berkulit Warna yang sudah usang dan tidak menyinarkan
keindahan lagi.

Dengan kata lain, Akbar dan Habibie harus segera menurunkan diri dengan
sikap terhormat dari fungsi Kepartaian, langkah ini juga harus diikuti
oleh para 'Bekas' anggota lainnya yang sudah kadaluarsa dan harus diafkir.
Ini tentu akan menjadi suatu hal yang luar biasa bagi Partai Golkar
sendiri. Mengganti darah lama dengan darah baru dan tentu dengan sistim
yang baru. Akan kah ini terjadi? Akan kah Orang-orang lama Golkar
bersedia untuk mengundurkan diri dan menyerahkan Partai kepada Para
Orang-orang Baru ( Golongan Muda ) ?

Kemungkinan besar = Tidak atau Sulit Terjadi.

Kecuali bila dari Keanggotaan akhirnya mempunyai kebranian untuk
mengganti pemimpin Tua dan orang-orang lamanya. Dengan kata lain, harus
ada Pemberontakan dari dalam tubuh partai sendiri, yang bisa disertai
juga dengan kekerasan seperti yang terjadi pada tubuh PDI saat dipimpin
oleh Megawati Soekarnoputri. Tapi ini bukannya mustahilkan? Jikalau
Mayoritas Anggota Partai sendiri yang melihat bahwa Golkar Harus segera
bertindak sebelum terlambat

Mungkin anggota Golkar yang seia-sekata dengan Perjuangan Reformasi dapat
tersadar dengan segala perubahan ini, dan melihat bahwa Golkar tidak
harus berada dibelakang Bung Habibie dan Bung Akbar lagi.

Andrew Pattiwael



On Mon, 14 Jun 1999, bRidWaN wrote:

 Saya setuju dengan pemikiran ini, tetapi dengan catatan bahwa
 'Golkar Baru dengan Paradigma Baru' harus benar benar dijalankan,
 bukan hanya dimulut saja. Contoh yang paling ekstrim adalah
 Golkar harus mengganti Pemimpin dan Tokohnya dengan Orang Baru.
 Ini part yang tersulit saya rasa.

 Tanpa action ini, akan sulit bagi Golkar untuk tampil kembali,
 paling tidak membutuhkan waktu untuk membuktikan bahwa Golkar
 yang ini adalah beda dengan Golkar yang dulu.


 Salam,
 bRidWaN




Golkar, Partai MKGR dan PKP

1999-06-13 Terurut Topik Andrew G. Pattiwael

Nah...saya masih agak sulit mendefiniskan perbedaan dari Partai-partai
pecahan Golkar. Contohnya Partai MKGR pimpinan Ny. Mien Sugandhie atau
Partai Keadilan dan Persatuan yang dipimpin oleh Pensiunan
Jendral-jendral ABRI yang ingin melepaskan diri dari jubah kuning Golkar
mereka. Perpecahan intern yang saya lihat selama ini di Golkar, tidak
lepas dari keinginan para bekas anggota Golkar tersebut untuk, istilahnya
mencuci tangan dari perbuatan Golkar yang diindentikan dengan Alat
Politik Orde Baru itu sendiri. (Pendapat pribadi)
Namun apakah mereka beda atau masih tetap sama saja dengan Golkar sendiri,
kita tidak tahu kan...
Apakah yang selama ini didengung-dengungkan oleh Mien Sugandhi, bahwa
MKGR tidak bisa disamakan dengan Golkar, bahwa MKGR ingin mendukung
Reformasi itu sendiri adalah benar adanya?
Atau pernyataan Bapak Edi Sudrajat dan Hayono Isman yang mengatakan PKP
lebih mewakili aspiratif masyarakat daripada Golkar dapat dipertanggung
jawabkan? Atau hanya dengan mengganti nama baru dari Golkar-ABRI menjadi
Partai Kesatuan dan Persatuan dapat mengambil hati para pendukung Golkar
sendiri ?
Masih tidak jelas..dan butuh kejelasan...
Mungkin ada rekan-rekan yang dapat menjelaskan perbedaan tersebut

Andrew Pattiwael



Hartono: ABG =ABRI-Birokrasi-Golkar

1999-06-13 Terurut Topik Andrew G. Pattiwael

Sumber: http://www.gatra.com/V/30/LPT1-30.html

Kedigdayaan itu ditopang tiga pilar utama yang sohor dengan
sebutan jalur ABG -keluarga besar ABRI, birokrasi, dan Golkar.
Waktu itu, ketiganya bermain habis-habisan. Saat
kampanye Pemilu l997 di Karanganyar, Jawa Tengah, Jenderal Hartono, yang
saat itu menjabat Kepala Staf Angkatan Darat, menyebutkan anggota
ABRI adalah kader Golongan Karya. Ia pun tak segan mengenakan
jaket kuning. Kini kolaborasi tiga pilar itu buyar

Bagaimana Jendral Hartono? ABRI sendiri sekarang pecah dari GOLKAR

Andrew Pattiwael



PKP Dukung Megawati Jadi Presiden

1999-06-13 Terurut Topik Andrew G. Pattiwael

Sumber:
http://www.tempo.co.id/harian/include/index.asp?file=12061999-68h-2


PKP Dukung Megawati Jadi Presiden

Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) akan mendukung Megawati Soekarnoputri
menjadi calon Presiden RI Ke-4. Hal ini diungkapkan Sekjen PKP, Hayono
Isman di Jakarta hari Jumat. Menurut Hayono, PKP menghendaki pemimpin
baru dengan visi baru. PKP melihat dengan perkembangan suara yang diraih
PDI Perjuangan maka besar kemungkinan PDI-P akan meraih suara terbanyak.
Apalagi kalau bisa mendapat lebih dari 40%.

Menurut Haryono, batas 40 persen adalah batas psikologis. Kalau PDI-P
berhasil menembus batas psikologis tersebut, maka jalan untuk Megawati
akan terbuka lebar. Tetapi kalau kurang dari 40%, PKP akan membantu
PDI-P. Partai berlambang Garuda Merah ini berencana akan memberikan suara
pada PDI-P atau mendukung Megawati untuk menjadi presiden.

Sebelumnya PKP mencalonkan Try Sutrisno untuk jabatan Presiden.  Menurut
Haryono, PKP tidak mau memaksakan diri mengejar jabatan itu Apalagi, saat
ini Try Sutrisno tidak berambisi lagi untuk menjadi Presiden.

Henry Sianipar, 68H, Jakarta



Terlalu Dini?

1999-06-08 Terurut Topik Andrew G. Pattiwael

Terlalu dini kah?
Untuk mengucapkan sebuah ucapan selamat dan hari esok yang cerah
sebuah ucapan selamat yang ditujukan kepada yang telah dipercaya
kepada yang memang harus menerimanya

Hanya satu permintaan, permintaan dari semuanya yang memberikan selamat
jangan lagi melupakan kami, jangan lupa melihat kebawah
Pandangan memang harus kedepan dan keatas, menyongsong harapan dan
kehidupan yang lebih baik.
Tapi jangan melupakan sejarah, dan jangan melupakan yang berada dibawah.

Sebab kami, yang dibawah, akan terus menjadi kaki dan penyangga yang kokoh
bagi yang memperjuangkan dan membela kepentingan yang dibawah.
Ibarat badan, Kepala, tangan tidak akan dapat bergerak jikalau kaki tidak
diikut sertakan. Yang harus adalah kerjasama antara anggota badan yang
diatas dengan anggota badan yang dibawah.

Kata perjuangan, telah identik dengan sebuah ungkapan untuk kalangan bawah
bahwa yang berjuang hanyalah untuk yang dibawah.
Bahwa yang dibawah menantikan sebuah hasil dari perjuangan yang selama ini
telah mengorbankan jiwa dan raga.

Hanya kata perjuangan dan mega, sebuah perjuangan yang maha besar, untuk
mengembalikan Rakyat ketempat yang semulanya, yaitu sebagai empunya dari
bangsa dan negara ini.

Selamat kepada yang akan menang, Tiga kali sudah kita berganti Orde, Orde
pendahulu telah membuka suatu jalan, jalan menuju pendewasaan bangsa.
Hanya bangsa yang terus belajar dan tentu belajar dari pelajaran yang
lampau akan terus maju dan berkembang. Ambilah semuanya dari segi
positif, tanpa melupakan yang negatif, namun justru menjadikannya sebagai
suatu sikap yang siap dengan perubahan.

Jangan pernah lagi melupakan mereka yang dibawah


Andrew Pattiwael



Re: Cerita tentang Teman asal Irian Jaya

1999-06-07 Terurut Topik Andrew G. Pattiwael

Pandangan anda dan saya mungkin berbeda, hei...ini kan yang namanya
demokrasi, Bagi saya hubungan saya dengan Freeport seperti hubungan cinta
dan kadang benci, namun jelas saya lebih mencintai Freeport, karena saya
sudah merasakan tinggal dan hidup dari uang Freeport. Saya sekolah ke
Amerika juga ada bantuan dari Freeport. Saya adalah lulusan SMP YPJ
Tembagapura, dan tentu ada kenangan yang tidak terlupakan dengan sesama
anak karyawan PT. Freeport Indonesia (atau Freeport Indonesia Incorporated)
Saya melihat Freeport sedikit banyak sudah berusaha untuk meningkatkan
taraf hidup warga Amungme, dan suku2 Irian Sekitar. Bahkan Freeport ikut
membantu para Transmigran dari Sentral2 Pemukiman yang dibangun di
sekitar Timika dan Mapurujaya selama ini.

Menjawab indikator anda:
 1. Persediaan pangan tercukupi
 (kemarin ini tolol 'kali kitorang sampai tidak punya teknologi
 pengawetan sagu dan tidak punya gudang pangan ?). Jangan sampai ada
 kelaparan lagi.

Karena ini bung, sebenarnya Departemen Pertanian seharusnya masuk dan
mengambil alih pembinaan pertanian bagi masyarakat pegunungan agraris
ini. Mereka bertani disekitar bukit2 yang memang selama ini mereka tanami
ubi2, jagung (kalau tidak salah), berburu babi liar. Bagaimana agar
mereka dapat bertani yang dapat mencukupi kebutuhan mereka, atau mungkin
bahkan dapat juga menunjang kebutuhan umbi2an kota Tembagapura. Nah
kendala yang selama ini mereka hadapi adalah tidak ada informasi
bagaimana bertani yang baik, kendala pupuk, kendala alat pertanian,
kendala hujan yang kadang turun dan kadang jarang (pernah terjadi waktu
tahun lalu, kekeringan yang sedemikian parahnya, rupanya El Nino juga
mempengaruhi daerah Tembagapura sekitar. Dan kalau hujan, yang namanya
banjir besar diatas pegunungan sering terjadi, Banjir besar terjadi tepat
tengah tahun lalu, belum lagi tahun 1991 yang merengut nyawa beberapa
warga Kampung Banti.



 2. Papan dan sandang tercukupi, terutama papan tuh.. ya standar
 kesehatannya pakai yang internasional dong, kalau lantainya tanah
 dibilang cukup ya susah juga.
 Orang sih boleh-boleh saja pakai koteka, tapi kalau mau pakai celana ya
 mbok ada gitu lhojangan sampai sudah mau pakai celana...eh...ngga'
 mampu beli celana, itu kan namanya keterlaluan.

Standard kesehatan, saya rasa Freeport sudah menyediakan Klinik buat
masyarakat sekitar. Imunisasi bagi balita Kampung Banti sekitar. Dan
Hospital di Tembagapura juga melayani masyarakat yang membutuhkan medical
check up, operation, dan kebutuhan kesehatan lainnya.
Sebenarnya koteka itu harus masuk kategori Pakaian Daerah, jangan
dilarang donk, namun juga kita harus memberikan alternatif lainnya kepada
mereka. Persediaan Pakaian mungkin bisa disediakan lewat Obral Murah yang
sering dilakukan oleh PWF (Persatuan Wanita Freeport) yang
diselenggarakan tiap tahun di Sporthall complex. Belum lagi Shopping
Center yang dikelola oleh Pasaraya Sarinah (ALatief). Terkadang selama
ini, pakaian2 dijual oleh karyawan sendiri yang kebetulan juga membuka
dagangan atau toko kecil dirumahnya masing2. Dan harganya tentu tidak
bisa disamakan dengan harga di Jawa atau sekitar...dikarenakan ongkos
transportasi lewat pesawat udara, atau yang biasanya dibawa saat cuti keluar.
Ini masih menjadi kendala, Harga2 yang membumbung tinggi untuk pakaian.
memang masih ada jalan keluar seperti menjual pakaian bekas.

 3. Pendidikan tersedia sampai perguruan tinggi, dan kalau perlu
 anak-anak itu disebar ke 10 PTN terbaik di Indo, jangan
 dikonsentrasikan di salah satu PTN saja, apalagi tinggalnya di asrama
 Irianwah...susah... menurut pengamatan saya orang-orang yang gini
 nih jadinya agak susah dibawa "go international" karena emosi / rasa
 kesukuannya masih terlalu kuatbisa-bisa ujung-ujungnya jadi
 "perkoncoan" lagi.alias lebih mementingkan kepentingan golongan
 atau sukunya

Setuju...ini merupakan ide bagus sekali, semoga orang P dan K bisa denger
nih...yang mengelompokkan mereka dari dahulu siapa sih...bukannya memang
ide orde baru supaya ada wisma anak irian. Wah kalau untuk perasaan
emosional saya rasa kita yang indonesianya juga sama nih kalau di LN.
Malahan ada yang tinggal bareng orang Indo, Masak dan makan hanya makanan
Indonesia, bahasa juga hanya bahasa Indonesia (contoh saya gitu)
Memang agak negatif resultnya

 Sederhana saja, pertama-tama tuh diterapkan untuk suku-suku di
 Tembagapura, sekitar Kuala Kencana dan Timika, terus kalau masih ada
 dana ya "lingkaran geografisnya" diperbesar lagi menurut kemampuan yang
 ada. Lama-lama kan bisa sampai Biak, bisa sampai Ambon lagi
 Cuma kalau duitnya dikutil sama si rakus itu dan Freeport juga
 membiarkan saja ya ndak pernah tercapai apa yang di atas itu.

Nah itu dia bung, setidaknya konsentrasi kita sekarang ditujukan untuk
Suku Amungme, baru setelah itu turun ke Suku2 di Timika, Pantai Ammamapare,
dan setelah itu harus kita coba untuk seluruh Rakyat Irian.

 Ngomong-ngomong, memang agak susah juga kalau minta 1% dari Freeport.
 

(Untuk Bung Madhan) Cerita tentang Teman asal Irian Jaya

1999-06-07 Terurut Topik Andrew G. Pattiwael

Saya kadang memang malas untuk posting di permias, siapa sih pendengar
kita? hanya kalangan pelajar, mahasiswa, graduate students.
Apakah pemerintah di Jakarta mendengar kita? mendengar sih mendengar,
tapi palingan buat siap masukin kita ke black list yang tidak boleh masuk
Indonesia di Cengkareng nanti.
Namun saya mengetahui kalau Bapak Dubes Dordjatun rupanya, mungkin tidak
sering, ikut memantau jalannya pembicaraan di milist ini. Mungkin karena
itu beliau waktu mengunjungi kami di Norwich dalam rangka graduation
Abang-abang Master program, pernah bilang ketidak sukaannya dengan
kontent didalam milist2 yang ada di internet belakangan ini, yang kata
beliau lebih banyak sampahnya daripada isinya. Saya ngga tau ya ini benar
atau salah, mungkin ada kebenarannya juga, dan yang pasti tidak semua
isinya adalah sampah. Kalau hanya kita2 yang disini mikir dan menuangkan
ide, namun ide tersebut hanya mentok di milist iniini sama saja tidak
realistissaya mengusulkan kalau bisa, bung2 yang bekerja sebagai
wartawan seperti Bung Ramadhan Pohan dapatlah sekiranya memasukkan ide2
dari para pemikir Permias seperti Bung Dody dan Bung Jaya ke dalam salah
satu kolom, misalnya kolom Pemikiran gitu di Jawapos. Setidaknya apa yang
kita perbincangkan di milist ini bisa terbaca di Indonesia juga. Jangan
hanya pembicaraan ini berputar-putar disekitar sini saja.

Untuk masalah LSM bung, saya jelas tidak tau semuanyadan kebetulan
yang saya tau hanya sekitar2 itusajatetapi yang jelas banyak
sebenarnya LSM2 yang berjuang untuk kepentingan Rakyat Irian. Banyak pula
organisasi keagamaan terutama yang dimotori oleh misionnaris2. Namun ini
agama ya. Ada juga organisasi yang didirikan oleh PT. Freeport sendiri,
contohnya Yayasan Freeport Cendrawasih. Mungkin anda dapat pula
menghubungi Universitas Cendrawasih untuk menanyakan hal ini.

Atau anak2 Irian yang kebetulan bersekolah di Amerika, dan pemantau
Milist ini dapat membantu kami untuk mencarikan nama LSM2 yang berjuang
untuk kepentingan Rakyat Irian. Saya tahu kok banyak yang suka memantau
dari anak2 Indokids ataupun Freeport. Yang di New Orleans tuh...banyak
kan ...


Andrew Pattiwael

NB: ttg yapto, lah bener tuh yapto orang solo, mas yorrys baru ada darah
iriannya



On Mon, 7 Jun 1999, Dody Ruliawan wrote:

 Wahakhirnya keluar juga usulan yang realistis,
 jempol deh buat bung Pattiwael. Tinggal sekarang bagaimana caranya
 supaya rencana tadi bisa terwujud ?
 Ayo bung Jayanimbrung gih...kita pakai usulan dari bung Pattiwael
 sebagai titik awal.

 Buat bung Pattiwael, belum dijawab tuh masalah LSM yang paling kuat
 memperjuangkan nasib saudara kita yang di Irian. Sorry, kalau WALHI sih
 hanya satu sisi saja walaupun masalah lingkungan itu memang termasuk
 masalah yang besar / penting, tetapi maksud saya LSM yang secara
 keseluruhan memperjuangkan nasib Irian.

 Terus, jangan mutung gitu dong, kok maunya pulang 'aja.
 Selesaikan dulu dah urusan disini...atau kalau udah selesai
 sekolahnyabikin kek perusahaan disini, terus sebagian labanya
 ditransfer ke Indoitu baru siip..
 Ngomong-ngomong mengenai perusahaan, ada ide bagus nih..sayangnya
 "modal awal"-nya belum cukup nih...
 tertarik ?

 NB: bung Pattiwael, Yapto itu wong Solo.
 Salam.




Kriteria Pemilihan Caleg

1999-06-07 Terurut Topik Andrew G. Pattiwael

Program apa yang dia bawa untuk Rakyat, apa intention dia, baik atau buruk
Apakah individual ini dapat dipercaya?

Kalau memang dia yang dirasa cocok, yah pilihlah dia...kalau ngga ya ngga
usah pilih

buat apa mikir2 ras, agama, partai, background dia.

hanya satu yang kita harus pikirkan.Apa yang bisa dia berikan pada
rakyat..

Andrew Pattiwael



Ketakutan Sebagian Besar Muslim atau Hanya Ketakutan Sebagian Kecil

1999-06-05 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Ditulis Khusus untuk Bulletin Board UI (ui.ac.id)


Tidak masuk akal saja, kaum muslimin indonesia ketakutan terhadap kaum
minoritas. Dari kalimat diatas kan sudah jelas, bahwa mayoritas adalah
yang terbesar dan minoritas adalah yang terkecil. Mau buat apa lagi kaum
minoritas untuk mengadakan suatu unjuk kekuatan, dari jumlah nya saja
sudah tidak mungkin, kita berbicara ttg hanya beberapa juta, sedangkan
kaum minoritas yang diwakili dengan jumlah ratusan juta, bisa ketawa
kalau hanya melihat sejumlah rt/rw atau kelurahan unjuk demo atau angkat
senjatamau dagelan atau apaan nih. Kaum muslim sendiri pun sudah
mengetahui dan mengerti, bahwa tidak mungkin kaum minoritas akan
mengambil kekuasaan dan menekan mereka. Ini suatu yang tidak possible
saja untuk dipikirkankalau mungkin sedikit paranoid...itu mungkin
adatapi tetap impossible. Kalau ketakutan yang dipunyai oleh kaum
Segelintir yang mewakili golongan elitis muslim , yang sekarang masih
berada di panggung kekuasaan...ini mungkin...sebab mereka takut kalau
kekuatan mayoritas yang selama ini mereka kira akan terus berada
dibelakang mereka, karena persamaan agama akan melihat kebobrokan mereka.
Mereka dengan segera harus mencari musuh baru, yang dulu adalah PKI,
sekarang mereka mulai mengkambing hitamkan kaum minoritas, yang bermula
dari Keturunan Chinese dan sekarang beralih kepada Kristen Indonesia.
Sebab mereka yakin dengan pengunaan Agama Islam, Hadits, kecemburuan
sosial, sejarah, dan segala benci dan dendam thd Kristen dan Cina, mereka
akan memperoleh simpati dari mayoritas (yang mungkin mereka pikir masih
bisa dibodohi terus menerus) Berpikirlah yang masuk akal, kita sudah
tidak mungkin dibodohi lagi Bapak-bapak yang ada di pemerintahan Jakarta.
Umur bapak-bapak tinggal beberapa menit lagi, dan akan segera kehilangan
kekuasaan yang selama ini dijaga dan diberikan oleh ABRI. ABRI sudah
direformasi, tidak mungkin lagi akan menjadi tentara bayaran anda-anda
semua. Dan anda sadar akan itu. Golkar sudah tidak bisa dipakai sebagai
alat lagi...sebab Golkar akan kalah dalam pemilu ini, dan anda sudah
mencium gelagat itukansekarang memang hanya Islam Sindrom saja yang
dapat anda gunakan untuk mempertahankan kekuasaan anda. Anda takut, dan
memang harus !, tapi yang lebih menjengkelkan lagi, anda menggunakan
jalan yang tidak terpuji untuk mempertahankan kekuasaan itu. Dan bagi
anda seperti tidak apa-apa dengan mengadu domba Islam dan Kristen, atau
Pribumi dan Non-Pribumi, sebab MUSUH anda yang terbesar adalah GABUNGAN
KEKUATAN ISLAM DAN KRISTEN, atau GABUNGAN KEKUATAN PRIBUMI DAN
NON-PRIBUMI untuk melawan Kekuatan yang anda punyai sekarang. Karena itu
adalah tujuan anda untuk memisahkan kekuatan-kekuatan ini dengan segala
cara dan upaya agar tidak pernah bersatu. Benar kan?


Andrew Pattiwael



Re: Konspirasi Barat di Asia : Ingin Meng TIMUR-TENGAH kan INDONESIA

1999-06-05 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Thesis tulisan Kapten TNI Anton Nugroho, master Peace War and Diplomacy
lulusan dari Norwich University yang berjudul " A Threat From the North"
dapat memjelaskan sedikit banyak Tantangan ABRI di masa depan untuk
mempertahankan wilayah kesatuan dari gangguan musuh luar, terutama dari RRC.
Sumber daya alam kita yang kemungkinan dapat membiyayai pembangunan di
masa depan adalah gugusan kepulauan Natuna, yang kaya akan Gas Alam Cair,
yang sekarang saja sudah dinilai 30-40 Billion Dollar oleh Exxon.
Dan kebutuhan akan energi akan sedemikian besarnya, sehingga kemungkinan
dapat membuat China untuk sedikitnya mempertimbangkan untuk melakukan
agresi militernya ke arah selatan. Pembuktian ini tidak saja secara
gampang di analisa, ini didasari oleh Konflik kepulauan Spratly dan
Chinese policy about South China Sea, yang dimana claimnya melingkup
seluruh lautan Cina Selatan (dan Natuna termasuk didalamnya).
Pergerakan dan penempatan pasukan RRC di beberapa pulau di Spratly dan
konflik antara Cina, Filipina, dan Vietnam. Bahkan Cina sudah menempatkan
pos-pos angkatan laut di beberapa pulau tersebut, yang bahkan menurut
beberapa sumber sudah mulai dibangun landasan pacu untuk pesawat udara.
Inilah yang ditakutkan akan menjadi konflik terbuka di kawasan Asia
dimasa mendatang. Mungkinkah karena itu AS memaksakan diri untuk tetap
membuka pangkalan di Asia Tenggara (Singapore)?
Dan jelas kemungkinan ini bisa saja terjadi pada masa generasi kita ini.

Mungkin bagi yang di Jakarta dapat menanyakan langsung subjek ini kepada
Kapten TNI Anton Nugroho
Makopassus, Cijantung


Andrew Pattiwael


On Sun, 6 Jun 1999, Nasrullah Idris wrote:

  Bukan kedaulatan Indonesia saja yang ingin diganggu melalui beragam
 konspirasi Barat, juga beberapa negara besar di Asia lainnya, seperti Cina
 dan India. Demikian kata Bilveer Singh, pengamat politik dari Universitas
 Nasional Singapura. Dengan kata lain, ia ingin mengatakan bahwa ada upaya
 konspirasi untuk meng "Timur-Tengah" kan Indonesia.

 Salam,

 Nasrullah Idris




Re: Cerita tentang Teman asal Irian Jaya

1999-06-05 Terurut Topik Andrew G Pattiwael
i di Tembagapura. Sementara ini saudara dari
 Irian masih lebih banyak mengurusi pekerjaan yang membutuhkan fisik
 yang prima, dalam hal ini saudara kita dari Irian (dan Maluku tentu
 saja) memang lebih potensial daripada saudara kita dari suku lain.
 Kemudian, seperti biasa, di dalam perusahaan itu kan selalu ada posisi
 "manajemen", "supervisor" dan sebagainya yang singkat kata lebih
 mengutamakan "pikir" daripada "otot", dan tentu saja posisi-posisi itu
 dengan segera diisi oleh orang "non Irian". Apakah karena hal ini lalu
 bung Pattiwael menyimpulkan saudara-saudara kita yang "non Irian" itu
 adalah penjajah ?
 Memang sulit untuk memakmurkan saudara yang ada di Irian, sebenarnya
 sama saja dengan wilayah lain di Indonesia. Bung Pattiwael, apa
 komentar anda tentang Aceh, Nusa Tenggara Timur dan Timor Timur ?
 Saya sangat setuju bila dikatakan bahwa usaha pemerintah kita itu
 "keterlaluan sekali kurangnya".
 3 tahun lalu saya makan bersama dengan para kepala suku di Tembagapura
 dan saya sedih sekali karena yang namanya "kepala suku" saja
 kesejahteraannya minim sekali, apalagi yang anggota suku biasa. Kalau
 anda "jalan-jalan" di pagi hari antara Tembagapura dan Kuala Kencana,
 anda masih banyak melihat wanita memakai noken di kepala dan membawa
 panah kan ?
 Saat ini kesejahteraan rakyat di Indonesia memang masih rendah, bung
 Pattiwael, orang-orang seperti anda (yang punya perhatian kepada
 rakyat) itu lah yang diharapkan menjadi pemimpin. Orang-orang yang anda
 katakan "penjajah" itu era kepemimpinannya segera berlalu, oleh karena
 itu saya masih optimis bahwa masa depan Indonesia itu bagus.

 Bung Pattiwael, kita ini bukan generasi "perampok", dan kalaupun
 sekarang ada "perampok" maka semoga para pemimpin kita yang sering
 menyebut dirinya sendiri sebagai "kaum pro reformasi" itu agar segera
 "memberesi" mereka.

 Ngomong-ngomong, bung Pattiwael, "perampokan" itu bukannya lebih banyak
 di Jakarta ? (termasuk yang diundang oleh BPPN ?).

 Yah...sebagai selingan.ada juga kok orang Irian yang tidak suka
 mengurusi tanah leluhurnya dan malah senang jadi "pelindung" di
 Mabes.bukannya Mabes ABRI...tapi Mangga Besardan...anggota MPR
 lagi...??
 Anda tahu khan siapa orangnya ?

 Terus berhubung bung Pattiwael menyebut-nyebut "penduduk asli Irian"
 dirugikanada baiknya juga kita buka forum diskusi "penduduk asli
 Betawi" banyak dirugikan...bahkan..sebagian tanah leluhur mereka
 contohnya kawasan "Pantai Mutiara", Glodok dan Mangga Dua...telah
 diduduki oleh "penjajah".sampai-sampai suku Betawi terdesak
 "mundur" dan bermukim di sekitar.Depok..menarik ??

 Salam dari rekan diskusi,
 Dody



 --- Andrew G Pattiwael [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Cerita anda menunjukan bagaimana manusia indonesia
  yang
  sesungguhnya.masih belum bisa menerima perbedaan
  yang tampak dalam
  wujud fisik dan hanya dapat mengatakan bahwa dia
  bukan seseorang yang
  mempermasalahkan perbedaan. Apa yang dia ucapkan
  sungguh jauh berbeda
  dengan apa yang dia lakukan. Teman anda yang
  ketakutan dengan orang Irian
  ini banyak sekali dijumpai di Tembagapura. Anda
  kesana sekali-kali, lihat
  bagaimana kita, orang indonesia, sang penjajah,
  memperlakukan warga asli
  yang sudah lama tinggal disana, pemilik sah tanah
  papua, dan yang
  terus-terusan dirampok oleh kita.
  Apakah ini memang mental bangsa indonesia? yang
  hanya besar mulut tapi
  kalau diminta untuk memperlihatkanya tidak bisa...
  Seperti yang pernah saya tanyakan pada permias, yang
  akhirnya tidak
  pernah dijawab, dan sepertinya tidak mau dijawab.
  Bagaimana kita selama ini memperlakukan Irian Jaya?
  Kenapa orang
  Indonesia selalu tidak bisa melihat bahwa kita
  adalah penjajah di tanah
  Papua. Kenapa selalu Indonesia yang merasa dirugikan
  apabila kita
  berbicara ttg Freeport Indonesia, tanpa melihat
  bahwa yang dirugikan
  sebenarnya adalah penduduk asli Irian Jaya.
 
  Andrew Pattiwael
 
 
 
  On Sat, 5 Jun 1999, Nasrullah Idris wrote:
 
Ada seorang wanita datang ke rumah saya. Ia
  banyak bercerita tentang
   persamaan/keadilan. Katanya, setiap manusia itu
  mempunyai kedudukan yang
   sama. Sambungnya lagi, kita tidak memperlihatkan
  perbedaan hanya karena ras,
   suku, dan etnik.
Saat ia begitu asyik beretorika, datanglah
  seorang teman saya asal
   Irian Jaya mengetok pintu.  Lalu ia membuka pintu
  karena dekat dari pintu
   masuk, Entah kenapa, ia seperti ketakutan.
  Ekspresi wajahnya jadi lain.
   Pembicaraan pun jadi terhenti.
  
  
   Salam,
  
   Nasrullah Idris
  
 

 _
 Do You Yahoo!?
 Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com




Re: Cerita tentang Teman asal Irian Jaya

1999-06-05 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Menjawab Bung Dody:

On Sat, 5 Jun 1999, Dody Ruliawan wrote:

 Buat Bung Pattiwael :
 Saya sangat tertarik karena anda secara langsung menyimpulkan
 "bagaimana manusia Indonesia yang sesungguhnya" cuma mau komentar,
 bagaimana reaksi wanita itu bila yang datang adalah anak Irian
 asli(katakanlah berumur 6 tahun)? Saya yakin wanita itu tidak akan
 ketakutan. Mudah sekali, jelas wanita itu masih merasakan adanya
 "ancaman" menurut versi dia sendiri. Jadi ini hanya masalah persepsi
 karena dia belum yakin dengan siapa dia berhadapan, dan waktu akan
 membuktikan apakah ancaman itu memang benar-benar ada; jadi saya yakin
 untuk sementara waktu wanita itu "kompromi" dengan cara "menahan diri"
 sambil mencari-cari posisi baru yang "aman".

Tapi apa yang harus ditakutkan oleh wanita itu bung? bukankah hitam
ataupun kriting, orang irian juga adalah manusia? bisa kesinggung donk
orang irian itu bila wanita itu bersikap seperti melihat maling disiang
hari bolong. Saya ngga tau ya gimana seharusnya wanita itu
bersikap...tapi tolong jangan ditunjukan seperit melihat alien from
another planet.

 Bung Pattiwael, senang juga bisa diskuis dan  menceritakan pengalaman
 saya kepada rekan-rekan di Permias.
 Sebenarnya Irian itu terkesan "sangat jauh" bagi rata-rata orang
 Indonesia. Kalau bung Pattiwael menanyakan kepada rekan-rekan di
 Permias, saya sangat yakin bahwa mayoritas dari mereka belum pernah
 pergi ke Irian.

sangat jauh bukan berarti tidak kenal kan.karena itu saya suka
menceritakan pengalaman saya...karena selama ini hanya saya saja yang
dari Irian menceritakan pengalaman saya di Irian...saya tahu banyak dari
teman2 di Indokids, New Orleans, atau di fmi.com yang di tembagapura dan
Kuala Kencana yang memantau atau membaca permias milist ini.

 Karena kondisinya demikian, kita rata-rata orang Indonesia hanya dapat
 berharap bahwa siapapun yang berbisnis di sana tidak "mentang-mentang"
 dan tidak berlaku seperti penjajah.

tapi tidak ignorance bahwa hanya Indonesia saja yang dirugikan, dan tidak
memikirkan penderitaan rakyat Irian sendiri yang jelas2 berhadapan tiap
hari dengan Kekuatan Raksasa mesin-mesin tambang Freeport. Bayangkan
seorang Irian, yang hitam legam, kriting, hanya mengenakan Koteka bediri
disamping sebuah Caterpillar yang rodanya saja segede rumah dan kemampuan
bak dibelakangnya itu bisa memindahkan sebuah gunung.

 Bung Pattiwael, saudara kita dari Irian memang agak berbeda dengan
 saudara setanah air yang berasal dari Jawa. Sampai dengan saat ini
 kualitas sumberdaya manusia asal Irian ini secara rata-rata memang
 masih rendah. Kongkritnya kalau ada rekrutmen pegawai dan saudara kita
 yang dari Irian ini bersaing dengan yang dari Jawa.wah...susah
 juga, dan itu yang terjadi di Tembagapura. Sementara ini saudara dari
 Irian masih lebih banyak mengurusi pekerjaan yang membutuhkan fisik
 yang prima, dalam hal ini saudara kita dari Irian (dan Maluku tentu
 saja) memang lebih potensial daripada saudara kita dari suku lain.
 Kemudian, seperti biasa, di dalam perusahaan itu kan selalu ada posisi
 "manajemen", "supervisor" dan sebagainya yang singkat kata lebih
 mengutamakan "pikir" daripada "otot", dan tentu saja posisi-posisi itu
 dengan segera diisi oleh orang "non Irian". Apakah karena hal ini lalu
 bung Pattiwael menyimpulkan saudara-saudara kita yang "non Irian" itu
 adalah penjajah ?

bukan kah tugas kita yang sudah dapat menikmati hasil dari Irian untuk
Gives Something Back ke mereka, bukankah mereka seharusnya kita didik
untuk lebih berilmu dan akhirnya dapat memegang posisi yang selama ini
kita pegang. Kita harus rela jikalau saat nya tiba, agar jabatan yg
selama ini dipunyai oleh orang2 Indonesia, diberikan kepada mereka.
Apakah anda pernah melihat bahwa hampir semua tukang sampah, tukang sapu
jalanan, tukang betulin ledeng, bahkan pelayang di messhal-messhall
seperti Mawar, Melati dan Flamboyant di Tembagapura adalah orang
Irianini seperti kerjaan kacung bungsedih rasanya kalau melihat
ini... Tapi memang ada beberapa Orang irian yang menduduki jabatan cukup
baik, contoh Kepala Sekolah YPJ Tembagapura. Beberapa Manager di beberapa
bagian, baik freeport maupun perusahaan kontraktor seperti APPDC,
Alatief, Electric, etc...tapi hanya segelintir...
Dan bukannya Freeport memang cuek, tapi memang ada usaha untuk mendidik
mereka. Yang saya lihat adalah kurangnya usaha pemerintah sendiri,
DepDikBud, untuk mendidik orang Irian agar lebih berpendidikan...padahal
sudah beberapa billion dollars didapat dari Royalti PT.FI

 Memang sulit untuk memakmurkan saudara yang ada di Irian, sebenarnya
 sama saja dengan wilayah lain di Indonesia. Bung Pattiwael, apa
 komentar anda tentang Aceh, Nusa Tenggara Timur dan Timor Timur ?
 Saya sangat setuju bila dikatakan bahwa usaha pemerintah kita itu
 "keterlaluan sekali kurangnya".
 3 tahun lalu saya makan bersama dengan para kepala suku di Tembagapura
 dan saya sedih sekali karena yang namanya "kepala suku" saja
 kesejahteraannya minim sekali, 

Re: Ketakutan Sebagian Besar Muslim atau Hanya Ketakutan Sebagian ...

1999-06-05 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Semoga saja Bung Ariston,
tapi saya belum bisa melihat hal itu kecuali dari tanggapan kawan2 yang
beragama Muslim sendiri...
Tapi memang saya percaya, dan banyak teman2 muslim saya yang dari ABRI,
Indokids, Freeport yang memang lebih mengutamakan persahabatan yang
sejati tanpa melihat asal-usul maupun agama
Dan kita sebagai yang Kristen nya harus dapat terus menerus menunjukan
bahwa tidak ada intention dari golongan Kristen Indonesia untuk mengambil
kekuasaan, menekan kalangan mayoritas, karena kita semua melihat bahwa
semua golongan sudah berkorban demi berdirinya negera ini, mempertahankan
negara ini dan menjaga kelangsungan hidup negara ini. Kita tidak akan
mengkhianati rekan2 muslim, karena kakek moyang kita sama2 mendirikan
negara iniJika ini memang dilakukan...saya berarti sudah mengkhianati
perjuangan Moyang Buyut saya, Yakobus Pattiwael, Patih dari Negeri Tiow
dalam pengorbanan bersama Kapitan Besar Pattimura melawan VOC di Saparua
dulu, ataupun mengkhinati perjuangan moyang buyut saya di Perang Puputan
Minawanua I dan II, perang Masyarakat Sulawesi Utaran (Minahasa) melawan
penjajah Belanda. Ataupun mengkhianati keputusan Kakek saya yang menolak
untuk Ikut dengan Belanda thn 1950-an, dan telah dipenjarakan oleh Jepang
pada perang dunia II. Maaf, tidak bermaksud menyombong-nyombongkan...tapi
saya memang bangga bahwa keluarga saya merasa lebih Ke-Indonesiaan
daripada ke-belanda-belandaandan saya ingin anak cucu saya tetap
menjadi Orang Indonesia, instead menjadi negara lain.
Saya ingin Keluarga Pattiwael tetap Indonesia dan tidak harus mengungsi
ke tempat lain...dan tetap tinggal di tanah air yang saya sebut Indonesia
ini.

Saya berani bertaruh begitu juga dengan Bung Ariston, ingat perjuangan Si
Singamangaraja anda begitu terkenal dan berani, karena itu orang Batak
ditakuti oleh para penjajah. :)



Andrew Pattiwael



On Sat, 5 Jun 1999, Irwan Ariston Napitupulu wrote:

 Bung Andrew,
 saya punya keyakinan kalau phobia Kristen ini
 hanya berjangkit pada sebagian kecil rekan2 kita saja.
 Saya percaya mayoritas muslim Indonesia punya
 pemikiran yg luas dan jauh lebih maju dari pada
 pemikiran2 dari kelompok yg tampaknya bisa dikategorikan
 mengidap phobia Kristen.

 Mayoritas rakyat Indonesia tampaknya lebih ingin
 Indonesia maju bersama bergandengan tangan, ketimbang
 harus melakukan pengkotak2an karena adanya perbedaan
 agama. Paling tidak ini yg saya lihat dan simpulkan dari
 apa yg saya saksikan (walau dari media elektronik) pada
 kampanye PDI Perjuangan. Masyarakat tumpah ruah
 bersatu bergembira seolah2 terlupa akan beban hidup
 yg menyelimutinya selama ini. Tua dan muda, kaya dan
 miskin, manager dan buruh bahkan pengangguran,
 muslim dan non-muslim, jawa batak sunda tionghoa ambon
 irian, semua bersatu bergembira. Tidak ada sekat2 yg
 membatasi mereka karena mereka tampaknya memang
 sudah penat dikotak2in dan disekat2in. Terlebih lagi
 tampaknya mereka sadar bahwa pengkotak2an dan
 penyekat2an itu adalah teknik2 orba dalam hal ini Golkar.
 Mereka tidak ingin masuk perangkap yg sama untuk
 kedua kalinya.

 Saya menaruh keoptimisan saya pada rakyat Indonesia
 yg saya perhatikan tampaknya sudah jauh lebih maju
 dalam hal demokrasi dari sebelumnya ketimbang yg
 saya perkirakan semula. Masyarakt Indonesia tampaknya
 tergolong kelompok yg cepat belajar dalam mengejar
 ketinggalan.

 Hidup rakyat. Hidup Indonesia.

 jabat erat,
 Irwan Ariston Napitupulu




Re: Cerita tentang Teman asal Irian Jaya

1999-06-05 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

ini deh Bung Jaya, anda bisa email bapak saya yang kebetulan adalah
penanggung kehidupan saya d/a yang ngebiyayaiin saya.
[EMAIL PROTECTED]
tanyakan pada beliau, bisa ngga saya dipulangkan...
saya terus terang nga nolak, dah bosan tinggal di Amerika (Pengen Ikut Demo)

kalau anda sendiri bagaimana? jangan hanya saya saja yang ditanya...
anda mau pulang? kan lumayan tuh instansi yang ngirim anda bisa hemat
devisa dollar. yah..mungkin untuk dampaknya...paling instansi anda akan
mundur beberapa tahun, mengingat anda drop out dan ilmu yang seharusnya
anda berikan jadi harus dicari ditahun depan.
Kalau saya? Freeport sudah kebanyakan Graduate dari Amerika, Expats kan
masih bisa disewa..walau costnya bisa beberapa kali lipat dari Orang
Indonya sendiri...ngga akan ada kemunduranPaling DepNaKer yang teriak..

kalau hanya saya yang dipulangkan? hmnnnmungkin bisa bangun beberapa
gedung sekolah, ngga usah muluk2 lah...

tapi kalau ratusan juta dollar yang 'disumbangkan' oleh Freeport ke
Pemerintah Indonesia dalam bentuk royalti itu :
1.Tidak bocor ketangan-tangan jail yaitu pemerintah yang korup
2.Tidak dipotong sana sini untuk sumbangan kepada Cendana

Tapi bisa dibangun :
1. Jalan tembus Timika-Wamena-Jayapura
2. Mempercanggih kampus Universitas Cendrawasih
3. Membangun gedung-gedung pendidikan bagi masyarakat Amungme
4. Mendirikan MCK bagi masyarakat umum di kampung Banti, Tsinga
5. Memberikan keuangan kepada generasi muda Amungme untuk melanjutkan
   pendidikan di Jayapura, Biak, Ujung Pandang ataupun di P. Jawa
   ngga usah muluk2,cukup sampai Perguruan Tinggi Negeri
6. Memberikan tambahan modal bagi wiraswastawan Amungme ataupun petani
   umbi-umbian agar setidaknya mereka bisa mencukupi kebutuhan pangan mereka
   sendiri.
7. Memberikan fasilitas perumahan mudah bagi penduduk amungme
8. Membangun prasaran Puskesmas yang memadai bagi masyarakat Amungme
9. Membersihkan limbah yang mengotori sungai Otakwa, atau setidaknya
   memberikan fasilitas air minum dan air mandi bagi penduduk yang tinggal
   disekitar sungai Amungme.
10.Kalau setidaknya beberapa saja yang dipenuhi, mungkin hati rakyat
   amungme masih bisa kita dapati.

Masyarakat Amungme hanya meminta 1% saja dari penghasilan Freeport, dan
itu sampai hari ini belum juga dipenuhi. Padahal sudah didiskusikan
dengan mantan Pangkostrad, Bapak Prabowo yang saat itu bertugas sebagai
Danjen Kopassus. Hanya 1% dan tidak ada jalan temunyaBagaimana Bapak.
James Moffet(Chairman and President Director of Freeport McMoRan)


Andrew Pattiwael

 On Sat, 5 Jun 1999, FNU Brawijaya wrote:

 Bagaimana kalau dimulai dari anda sendiri. Misal anda kan bisa pulang, dan
 biaya yang dapat dihemat oleh pengiriman anda dipindahkan untuk remaja-
 remaja Irian Jaya untuk mendirikan sekolah-sekolah baik SD, SMP, dan SMA.
 Misalnya yasetahun $80,000 x 4 tahun = $320,000 x Rp 10,000
 = Rp 3,200,000,000.00

 Misal membangun gedung SD, SMP, SMA masing-masing 1 unit habis Rp. 1 milyar,
 maka kira-kira biaya operasional masih ada Rp 2.2 milyar. Asumsi Depdikbud
 ikut cawe-cawe dalam menyediakan dana untuk alat praktikum dll. Biaya guru,
 misal satu SD butuh 10 orang, SMP 10 orang, SMA 10 orang guru. Total 30 orang.
 Berhubung di tempat yang agak susah, maka gaji guru ditambah rupa-rupa biar
 betah adalah Rp 1.5 juta per orang (10 kali lipat gaji PNS lulusan S1 Gol IIIA). Maka
 total pengeluaran gaji adalahwah susah ngetung. Gaji digenepin Rp 2 juta,
 maka total pengeluaran untuk guru = Rp 60 juta per bulan, atau Rp 720 juta/tahun.
 Sisa anggaran Rp 2.2 milayr jadinya pas untuk gaji guru 30 orang selama 3 tahun.
 Hmm...banyak juga ya? Ya ini kan cuman etung-etungan kasar banget.hehe

 '--
 Andrew G Pattiwael wrote:



Setahun Gerakan Muda Indonesia

1999-05-21 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Setahun sudah, para pemoeda dan pemoedi Indonesia berhasil menegakkan
kedaulatan rakyat, menjatuhkan rejim otoriter yang telah berkuasa selama
30 tahun dibawah pimpinan Presiden Soeharto. Pemuda/Pemudi Indonesia
memang selalu berada dibarisan terdepan dalam memperjuangkan keadilan
bangsa.

Tahun 1908, tahun 1928, tahun 1945, tahun 1966, Akhir 70-an dan permulaan
80-an, dan Tahun 1998 ini.

Selalu saja darah para remaja, pemuda dan pemudi Indonesia harus
menjadi taruhannya untuk merubah nasib bangsa. Selalu saja ada
martir-martir muda seperti mahasiswa dari trisakti, mahasiswa tahun 66,
para pejuang kemerdekaan, dan para intelektual muda sebelum kemerdekaan
yang merelakan hidupnya dibuang dan diasingkan oleh pemerintah Hindia
Belanda.

Dan saya percaya bahwa generasi 98 sekarang akan terus dikenang dalam
lembaran sejarah bangsa yang akan terus dikenang oleh generasi-generasi
penerus dan adik-adik kita.

Pantang mundur, tegakkan keadilan, bela kaum-kaum yang tidak punya, didik
lah masyarakat ttg Pemilu ini, keraslah bersuara thd kekeliruan yang
selama ini diambil dan dijalankan oleh generasi tua kita, katakan pada
mereka, walau kita, generasi muda masih bersekolah dan masih hijau
umurnya, namun kita juga bisa berbicara dan membela bangsa.

Didik masyarakat kita ttg pemilu, ceritakan kejujuran mengenai Presiden
Soeharto dan partai Golkar, tanpa ada yang dikurangkan ataupun ditambahkan.
Pastikan masyarakat memilih pemerintah yang benar-benar committed untuk
kemajuan bangsa dan kemakmuran rakyat-rakyat kecil.

Pemuda Indonesia, Pemuda Bangsa dan Harapan Negara

Andrew Pattiwael



Re: RASIALIS VS KEBANGSAAN

1999-05-12 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Bung Brawi,

tetap yang namanya panggilan seperti itu masih terasa 'menyindir'  orang lain
atau lebih tepatnya 'hinaan' yang diasosiasikan kepada kepada golongan
keturunan. Tidak semuanya keturunan itu tauke kan? atau tidak semua
pedagang itu keturunan kan...Makanya tolong janganlah membawa-bawa
istilah yang kadang kedengarannya tidak mengenakkan seperti itu.
Anda sendiri saya panggil (walau tidak sengaja)  dengan panggilan 'cung'
sudah tersinggung (saya maklum, karena anda kan graduate student,
sedangkan saya ini apalah, undergrad aja masih separo). Saya rasa
panggilan 'kacung'  dan 'tauke'  sama sama tidak mengenakkan.
Don't take any offense bung, hanya mengingatkan kok.

Andrew Pattiwael


On Wed, 12 May 1999, FNU Brawijaya wrote:

 Si Patrick ini kan yang jualan CD bajakan, muncul dengan berbagai account.
 Ada yang pake nama Bonnyku@, ada CDBaloon@. dlsb. Malah kadang pake
 account yang mengesankan dia berada di negara lain (sempet pake extension
 untuk Austria deh). Padahal dianya berdomisili di Virginia Tech, itu juga kalo
 bener. Tapi beliau ini saya denger sering berkeliaran ke DC dan NYC juga.
 Dari satu sisi memang dia berasal dari keluarga kuaya lah, tapi paling sering
 komplain mau ngeluarin keluarganya dari Indonesia. Email senada kan sering
 diposting sama Patrick. Mungkin sudah punya jadwal kali, tiap 6 bulan kali

 Kalo ada yang mau dipekerjakan sama Patrick yang jualan CD bajakan ya monggo
 saja. Saya kok nggak yakin Patrick mau bayar anda Rp3-20 juta, wong dianya masih
 menghalalkan jualan CD bajakan je Tidak tahu juga kalo beliaunya sudah berubah.
 Silakan check aja dulu.

 Istilah taukeh adalah istilah yang jamak dipake oleh masyarakat kita dan antar
 mereka sendiri juga memakainya. Tidak ada yang istimewa untuk diartikan sebagai
 bawa-bawa ras. Mungkin anda kurang sering bergaul dengan kalangan mereka
 sehingga mengira bahwa istilah 'tauke' diidentikkan dg ras. Banyak dari kita yg
 membuat diri sendiri tidak nyaman, misal dengan memberikan istilah tionghoa.
 Padahal di kalangan WNI keturunanan cina pun lebih banyak yg tidak menyukai
 penyebutan ini.

 Kalo bung blucer ini kan lagi demen dengan jargon anti-diskriminasi. Jadi
 saya ya maklum saja.


 '---
 Blucer Rajagukguk wrote:

  Kalau saya sich jelas memihak yang enggak rasialis :) Selama masih mencintai
  negara ini, suku apapun, ras apapun, tidak berhak untuk dihina. Hanya yang
  arogan saja, merasa suku ataupun kelompok lain lebih rendah dari suku atau
  kelompoknya.
 
  Hendro Susiyanto wrote:
 
   Saya tidak bermaksud memihak ke salah satu dari anda berdua tapi kan tidak
   selayaknya anda membawa-bawa RAS untuk memaki orang lain...yang tauke lah
   yang apa lah.
  
   Masalah Tionghoa adalah masalah kebangsaan. Tidak cukup mereka diberi label
   bahwa mereka adalah bagian dari warga negara indonesia dan beberapa kursi di
   DPR tapi yang lebih penting adalah pengakuan bahwa mereka adalah sama dengan
   saudara-saudaranya yang lain dari jawa, aceh, ambon yang juga turut
   menentukan arah perjalanan bangsa ini.
  
   Wassalam.
  
   On Tue, 11 May 1999 11:59:19 -0400, FNU Brawijaya wrote:
  
Lha KAMU belum jadi tauke lagunya sudah kayak
Donald Trump. Bisa bayar 3-20 juta mestinya kan
bisa bayarin tiket buat keluarga untuk keluar dari
Indonesia. Tauke kayak KAMU ini yang biasanya
jadi sasaran pertama tiap ada kerusuhan.
   
   
Patrick wrote:
   
 Computer Programmer lulusan Luar Negeri
 atau-kah lulusan Dalam Negeri Indonesia 
 tidak masalah.

 Kamu bisu atau-kah tuli ... no problem.
 Yang penting, kamu mahir dalam
 computer programming, dan bersedia
 menerima dan menyelesaikan semua
 tugas-tugas yang kami berikan ke anda.

 Tapi saya juga hanya mau bertemu dengan
 orang yang berwawasan luas.
 Singkat kata, saya benci orang-orang yang
 berhaluan sempit (contoh: orang-orang rasialis).

 Lain dari situ . tawaran saya
 adalah Rp 3 Juta s/d Rp 20 Juta per bulan
 sebagai gaji anda  bekerja di Jakarta, Indonesia.

 Dan sebagai pegawai saya kelak, anda harus
 bersedia kemungkinan sering dikirim ke Indonesia,
 USA, Malaysia, dan juga Pakistan.
 Semua biaya perjalanan akan kami tanggung.

 Sekarang ini, kami sudah punya cabang di
 Pakistan.  Dan baru-baru ini kami baru  buka
 cabang di New York City, NY  USA.
 Dan sekarang-pun kami sedang menjajaki
 opportunities membuka bisnis di
 Kuala Lumpur, Malaysia.

 Secara bersamaan, kami pun ingin
 membuka opportunities memdirikan bisnis
 di Jakarta, Indonesia.

 Thanks.
 -- Patrick   ([EMAIL PROTECTED])
 Blacksburg, Virginia  USA
 

 Luthfi Fauzie wrote:

  Mana Japrinya koq , tidak disebutkan
  nama doang "Patrick" Boo
  Yang dicari lulusan Luar atau made in Lokal
 
  -Original 

Jargonisme

1999-05-12 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Bung Brawi,

Tetapi tetap, bagi kebanyakan orang, khususnya kalangan yang berasal dari
keturunan, panggilan 'tauke'  tetap merupakan panggilan yang tidak mengenakan
Tidak semua tauke itu keturunan bukan, dan tidak semua keturunan adalah
pedagang.

Sama seperti ketika anda saya panggil (secara tidak sengaja) dengan
'Cung' . Anda tersinggung berat bukan ?! Nah sama seperti panggilan
'tauke' ini dapat menyinggung perasaan orang lain. Anda sendiri tidak mau
diperlakukan seperti itu bukan? Saya maklum karena anda kan Graduate
student dan saya ini adalah undergrad yang belum selesai separoh untuk
soal ketika saya panggil anda 'cung'.

Cobalah kita menghindarkan panggilan2 yang dapat menyinggung perasaaan umum.

Andrew Pattiwael



(Voltaire) RASIALIS VS KEBANGSAAN

1999-05-12 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

 -- I disapprove of what you say, but I will
 defend to death your right to say it. - Voltaire

Dipotong dari Signature-nya Bung Brawi

Saya memang berbeda pendapat dengan Bung Brawi, namun saya harus
menghargai Hak dan Kebebasan Bung Brawi untuk mengeluarkan pendapat

Kebebasan Mengeluarkan Pendapat Sesuai dengan Kehidupan Demokrasi yang Hakiki
dan tentunya Dijamin oleh UUD 1945

Andrew Pattiwael



(Face-to-face) RASIALIS VS KEBANGSAAN

1999-05-12 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Saya juga pengen tau ya...gimana kalau berdialog sambil bertatap muka,
saya bertatap muka dengan Bung Brawi, Kang Dodo, dan rekan2 lainnnya.
Apa saya bisa sevokal di milist, saat saling berpandang-pandangan,
melihat bagaimana raut muka masing-masing peserta dan tentunya ada
perasaan 'tidak enak' khas Indonesia, dimana sulit bagi saya untuk
'menentang' seniority.

Menepis apa yang pernah dikatakan oleh seorang 'tamu', saat berkunjung
di NU, bahwa pembicaraan di milist internet kebanyakan tidak berisi,
karena pembicara dikebanyakan milist cenderung hanya menggunakan emosi.
(Mungkin apa yang dikatakan oleh Beliau mempunyai kebenaran?)

Andrew Pattiwael



Ada Saatnya !

1999-05-01 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Ada saatnya semua pihak, yang berbeda partai, berbeda agama, berbeda
golongan, berbeda suku bangsa dan berbeda aliran, dapat berhenti sejenak
melupakan perbedaan-perbedaan diatas dan justru mempererat tali
persahabatan dan genggaman tangan.

Ada saatnya, semua anak bangsa, yang berbeda-beda tersebut, akan diam dan
saling berpelukan saat Bendera Sang Saka Merah Putih melewati depan mereka
mengembalikan ingatan mereka, bahwa Perjuangan Merebut kemerdekaan dari
penjajah, Bangsa Indonesia merebutnya bersama-sama, tidak hanya satu
partai, tidak hanya satu suku bangsa, tidak hanya satu agama, tidak hanya
satu golongan

Ada saatnya, masing-masing anak bangsa akan menangis terharu di kala
mendengar alunan lagu Indonesia Raya. Lagu Kebangsaan yang akan selalu
teringat dan menenangkan hati yang gundah kelana. Lagu yang justru akan
mempersatukan bukan mencerai beraikan.

Ada saatnya, saat bertemu tiap anak bangsa rindu untuk berbicara dalam
bahasa indonesia, bahasa persatuan yang telah menjembatani dan
memperkokoh kebersamaan kita semua yang merasa berbangsa dan bertanah air
Indonesia.

Ada saatnya, dikala kita berdoa kepada Tuhan YME, kita akan mendoakan
keselamatan bangsa dan negara, kita akan mendoakan ketenangan umat-umat
lainnya dalam beribadah dan kita akan mendoakan agar mereka juga
mendoakan keselamatan negara kita bersama.

Dan semoga saatnya adalah saat ini, dimana yang kita butuhkan adalah
persatuan, persaudaraan dan kebersamaan. Bukan percerai-beraian,
permusuhan, dan kebencian.


Andrew Pattiwael



Penculik Aparat Dan Merampas Kemerdekaan Orang Lain (Aparat)?!

1999-04-30 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Kasus...
Tertuduh = Edward Taurus Benyamin Karo-Karo 
Tuduhan = Merampas Kemerdekaan Serma Suratman
Vonis = 5 Bulan Penjara Potong Masa Tahanan (4 Bulan dan 3 Minggu)

Au Contrary...
Tertuduh = Pemerintah, ABRI, TNI-AD, KOPPASSUS, Tim Mawar
Tuduhan = Merampas Kemerdekaan Para Aktivis-Aktivis Demokrasi
Vonis = Mana Bisa ?! 
(Baru Tim-Mawar Saja yang Dihukum)


Mahasiswa UKI "Penculik Aparat "
Diganjar 5 Bulan
Reporter: Rido Sarwono dan Hestiana Darmastuti

detikcom, Jakarta - Edward Taurus Benyamin Karo-Karo, dinyatakan tak 
terbukti menculikan Serma Suratman. Namun untuk tuduhan merampas 
kemerdekaan orang lain, ia diganjar 5 bulan. Vonis itu sambut riuh rendah 
oleh ratusan mahasiswa. 

Adalah Ketua Majelis Hakim, Syamsuddin SH yang memimpin jalanannya 
persidangan di ruang Chandra 2, Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan di 
Jl.Ampera Raya, Jakarta Selatan.  Persidangan itu dibuka, Kamis 
(30/04/1999) pukul 10.15 dan berakhir dengan ketukan palu vonis pada 
pukul 11.35 WIB. 

Persidangan itu juga dihadiri oleh ratusan mahasiswa yang tergabung dalam 
Forum Kota (Forkot). Di pintu ruang sidang Chandra 2, mahasiswa 
menempelkan sebuah poster yang bertuliskan "Tangkap dan Adili Soeharto 
dan Kroninya.  Bebaskan Edward". Selama persidangan berlangsung, PN 
Jakarta Selatan dipenuhi mahasiswa. Suasananya riuh rendah bak pasar 
malam. 

Edward yang mahasiswa Universistas Kristen Indonesia (UKI) itu, oleh 
Jaksa Penuntut Umum, M.Purba SH didakwa telah melakukan penculikan 
terhadap aparat keamanan bernama Serma Suratman dan telah merampas 
kemerdekaan orang lain.  Atas dakwaan itu Purba mengajukan tuntutan 
hukuman penjara selama 3 tahun,. Namun oleh Hakim Syamsuddin, dakwaan 
bahwa Edward telah menculik Serma Suratman, dinyatakan tidak terbukti. 

Hanya saja, dalam amar putusannya, Majelis Hakim PN Jakarta Selatan 
menyatakan, Edward terbukti telah merampas kemerdekaan orang lain, dalam 
hal ini Serma Suratman. Atas tindakan itu, Edward diganjar hukuman 5 
bulan penjara potong tahanan. Edward sendiri sudah menjalani masa 
penahanan selama 4 bulan 3 minggu. "Mau menerima Alhamdullilah, tidak mau 
terima ya terserah,"kata Syamsuddin. 

Atas hukuman tersebut, Edward maupun penasihat hukumnya, Johnson 
Penjahitan dari PBHI, langsung menyatakan banding.  "Saya tidak 
bersalah,"tandas Edward sembari berdiri dari kursi terdakwa. 
"Saya tak mau dipenjara lagi barang sehari pun,"kata Edward yang 
mengenakan jaket almamater warna biru dan ikat kepala biru. Edward sudah 
menjalani penahanan selama 4 bulan 3 minggu. Dengan vonis itu, semestinya 
Edward harus menjalani sisa hukuman selama 1 minggu. 

Dan vonis ini kontan saja disambut dengan ledakan yel-yel dan sorak 
sorai. Suasana pun kian hiruk pikuk oleh gemuruhnya yel-yel dari ratusan 
mahasiswa Forkot yang menjadi penggembira dalam persidangan itu. Di dalam 
ruang sudang Chandra 2 yang ukurannya 3 X 6 meter pun suasananya kian 
panas. "Hidup Edward.Merdeka..Bebaskan EdwardTangkap 
Soeharto.." 

Para mahasiswa itu juga mengibarkan bendera merah putih dan berbagai 
spanduk. Di halaman dan di luar gerbang PN Jakarta Selatan, para 
mahasiswa itu juga menjual Tabloid "Mahasiswa" yang dijual Rp 1.000 per 
eksemplar. Dan kemudian mahasiswa mengarak Edward. 
Dengan menggunakan 3 metromini dan beberapa kendaraan pribadi, ratusan 
mahasiswa itu kemudian meninggalkan PN Jakarta Selatan, bergerak menuju 
Kampus UKI di Cawang, Jakarta Timur. Sebelumnya mereka sempat berorasi 
dengan melontarkan sejumlah tuntutan. 

Edward, harus duduk di kursi terdakwa dengan tuduhan telah "menculik" 
aparat keamanan, dan merampas kemerdekaan Serma Suratman. Penculikan itu, 
sebagaimana tuduhan Jaksa, dilakukan pada 27 November 1998. Di mana pada 
saat itu sedang berlangsung aksi demo mahasiswa Jakarta-Surabaya. 

Aksi demo itu intinya menuntut pembentukan pemerintahan transisi. Aksi 
ini berlangsung di ruas jalan tol Cawang, tepatnya di depan Hotel Holiday 
In Crown di Jl.Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Aksi ini berlangsung 
hingga tengah malam. Di tengah aksi demo pada malam hari itulah, 
penculikan itu, disebutkan Jaksa, telah dilakukan oleh Edward. 

Hak Cipta © detikcom Digital Life 1999



Tiba, Dua Pesawat Hawk 200

1999-04-30 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Melengkapi TNI-AU, untuk menjaga wilayah kedaulatan RI.
Salah satu investasi 'terbaik' untuk masa depan bangsa kita.

Kapan TNI-AL? (Asal jangan beli yang rongsokan seperti yang dari
Jerman Timur dulu)

**
Pembaruan/Eny DA Purwanto

HAWK 200 TIBA - Dua dari 16 pesawat tempur jenis Hawk 200
MK-209 Batch II pesanan Indonesia, Kamis (29/4) siang tiba di
Pangkalan Udara Supadio Pontianak. Pesawat buatan Inggris yang
dikemudikan oleh Andy Peters dan Derek Reeh dari British
Aerospace itu saat di hanggar disambut oleh Wakasau Marsdya TNI I
Gede Sudana, Gubernur Kalbar Aspar Aswin . Kedua pilot
didampingi Komandan Lanud Supadio Kolonel Pnb Dradjad
Rahardjo tampak disambut dengan upacara adat Suku Dayak (kiri);
dan pesawat Hawk 200 saat pertama kali landing di Lanud Supadio
(kanan).

Pontianak, Pembaruan

Setelah sempat beberapa kali memperlihatkan kebolehannya
bermanuver udara, dua dari 16 pesawat tempur baru Hawk 200
pesanan Indonesia sebelum krisis moneter, Kamis (29/4) siang
melakukan pendaratan pertamanya secara mulus di Pangkalan Udara
TNI AU (Lanud) Supadio Pontianak, Kalimantan Barat.

Pesawat tempur segala cuaca berkecepatan maksimum 1,2 Mach
(575 Ktas) buatan pabrik British Aerospace Inggris tersebut saat tiba
di hanggar langsung disambut oleh Wakil Kasau Marsdya TNI I Gede
Sudana, Gubernur Kalimantan Barat H. Aspar Aswin, Panglima
Komando Operasi TNI AU I (Pangkoopsau I) Marsda TNI
Suprihadi, Komandan Lanud Supadio Kolonel Pnd Dradjad Rahardjo
dan sejumlah undangan.

Langsung Dari Inggris

Pilot Andy Peters dan Derek Reeh dari British Aerospace, membawa
kedua pesawat Hawk MK-209 Batch II tersebut langsung dari
Inggris, melalui rute Oman, Kualalumpur, Bangkok, dan sebelum ke
Pontianak sempat mampir ke Skadron Udara 12 Pekanbaru Riau, di
mana sudah terdapat pula 24 pesawat Hawk 100/200. Menurut
Derek Reeh, mereka membawa pesawat Hawk 200 itu selama tujuh
hari perjalanan (termasuk dua hari istirahat), dengan total penerbangan
21 jam.

Setelah kedatangan kedua pesawat itu, setiap bulan berikutnya
direncanakan akan berdatangan lagi dua pesawat, sehingga ke-16
pesawat Hawk 200 diharapkan sudah tiba semuanya di Lanud
Supadio pada akhir November atau awal Desember tahun ini. Dengan
demikian untuk mengamankan kawasan barat Indonesia, TNI
Angkatan Udara memiliki dua skadron pesawat tempur Hawk
100/200 , yakni di Lanud Pekanbaru dan Pontianak. Kedua Lanud ini
di bawah komando Panglima Komando Operasi TNI AU I Marsda
TNI Suprihadi.

''Pembagian berapa jumlah pesawat untuk yang di Skadron Pekanbaru
dan Pontianak tidak terlalu masalah, karena yang penting adalah
operasionalnya. Jumlah operasional kita sesuaikan dengan shelter
yang ada sekarang. Karena shelter yang ada adalah isi delapan, maka
setiap hari kita harapkan ada delapan pesawat siap tempur. Jadi kita
upayakan kesiapan pesawat seoptimal mungkin,'' kata Wakasau
Marsdya I Gede Sudana menjawab pers seusai acara penyambutan
kedatangan pesawat dengan tata-cara adat Dayak dan Melayu.

Sedangkan pilihan Lanud Supadio sebagai home-base pesawat
canggih Hawk 100/200 tersebut, menurut Wakasau, adalah untuk
meng-cover sektor barat Indonesia, termasuk Laut Cina Selatan
khususnya Kepulauan Natuna, yang dinilai sebagai daerah rawan
karena merupakan jalur masuk kemungkinan infiltrasi. ''Lanud Supadio
ini yang dekat. Dari sini ke Natuna tidak sampai setengah jam
mencapainya. Sehingga dengan misi sekian menit di sana dapat balik
lagi dengan aman, tanpa bahan bakar tambahan. Jadi dalam mencakup
Laut Cina Selatan lebih mampu, sementara kalau dari Pekanbaru
terlalu jauh. Jadi bersama-sama dari Pekanbaru dan Pontianak
mudah-mudahan bisa mencakup dari segi matra udara.''

Tempur Taktis

Ditambahkannya, pesawat Hawk 100/200 itu khusus untuk tempur
taktis yang low altitude, dengan sasaran di darat dan di laut. Namun
juga bisa digunakan sebagai air defense meski terbatas. Jadi untuk
pengamanan wilayah barat jenis ini sudah cukup memadai. ''Untuk
skadron Hawk di Supadio ini kita namakan Skadron 1. Skadron 1
yang dari Malang kita akan pindahkan ke mari. Semua personelnya
sekarang sudah disiapkan. Satu skadron itu standarnya 60 hingga 65
orang,'' kata I Gede Sudana lagi.

Sementara itu, Gubernur Kalimantan Barat H. Aspar Aswin
mengatakan, dengan kehadiran pesawat canggih Hawk di daerahnya,
masyarakat diharapkan dapat merasa ikut memiliki, karena ini
merupakan aset negara yang harus dipelihara bersama. ''Jangan sampai
terganggu, jangan sampai ada keinginan orang-orang atau kelompok
tertentu untuk mengganggu kehadiran dari pesawat yang canggih dan
cukup mahal ini.''

Gubernur menambahkan, dilihat dari aspek pertahanan keamanan
negara, kemampuan Lanud Supadio beserta satu skadron Hawk akan
mampu mencakup seluruh perbatasan Kalimantan Barat maupun Laut
Cina Selatan. Sedang dilihat dari aspek daerah, bagaimanapun juga ini
merupakan suatu kebanggaan bagi masyarakat bahwa Kalimantan
Barat dipercaya untuk ditempatkan satu skadron Hawk 

Re: [Re: Mega oh Mega]

1999-04-27 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

sifat pengecut?
saya pikir ini adalah satu pendirian, pendirian bahwa semua orang punya
pilihan...salah satunya adalah golput atau abstein
saya heran, bukankah negara indonesia (mau menjadi) negara demokrasi,
berarti semua pendapat seharusnya dihargai, biarpun itu adalah tidak akan
memilih. anda punya tuduhan adalah 'nyanyian' orde baru yang sering
selalu didengar (sampai bosen):
tidak patriotik, pengecut, munafik, komunis.terusin sendiri...
sikap cuek? lalu orang-orang diatas yang terus berusaha mempertahankan
kekuasaannya dengan berbagai cara (menindas rakyat) anda sebut peduli?
karena orang-orang diatas inilah (contoh: Golkar) lebih baik tidak
memilih , daripada berdosa di akherat nantinya karena terus
mempertahankan kekuasaan yang sudah banyak membanjiri darah di indonesia
ini. pengecut?  terserah pendirian pribadi...sudah pasti.
Kenapa?  Golkar yang sudah jelas-jelas bersalah masih tidak bisa
bercermin bahwa 'mereka' harus minta maaf kepada rakyat
banyak. Masih mau memilih?! yaterserah andanegara ini negara
demokrasi. Dan bagi saya tindakan demokrasi yang akan saya ambil sekarang
adalah abstein.


Andrew


On Wed, 28 Apr 1999, Hadeer wrote:


 Kenapa banyak yang mau GOLPUT ?

 Saya pikir ini adalah sifat pengecut, sifat tidak mau berpegang kepada
 sesuatu (baca : Partai) yang diyakini kebenarannya, sikap tidak siap
 menerima kekalahan, sikap tidak siap dikritik, sikap cuek akan nasib rakyat
 (karena udah keenakan di Amerika) ... memang nya Indonesia ini hanya sampai
 7 Juni 1999 saja.Negara ini Insya Allah masih panjang jalannya 

 Kalau dalam Pemilu ini menghasilkan Pemimpin TIDAK sesuai dengan apa yang
 saya pilih ... dengan "segala cara" saya akan menjadi "oposisi" . at
 least saya sudah coba untuk memilih Pemimpin yang saya mau... hasil akhir
 rakyat banyak yang menentukan .. dan sekali lagi Jalan Masih Panjang
  :-)

 Hadeer

 --
  From: Pandir Ontohod [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Subject: Re: [Re: Mega oh Mega]
  Date: 27 April 1999 19:11
 
  Then, welcome to the club.
  GOL-PUT is for you...
 
 
  pandir
 
 
  Andrew G Pattiwael [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Biarpun Bapak saya orang Golkar, anti saya untuk memilih Golkar.
  Saya lebih melihat kesalahan yang telah diperbuat oleh Golkar selama 32
  tahun terakhir ini, bukan oleh Janji-janji MULUK yang keluar dari MULUT
  Akbar Tanjung itu. Mau percaya ? sorrybagi saya Akbar tanjung masih
  tetap seperti pembual orde baru yang baru bangun kesiangan menyatakan
  dirinya adalah reformis.
  Mau tau solusi saya?  saya lebih baik TIDAK MEMILIH dalam pemilu ini.
 
 
  Terima Kasih
 
  andrew




Re: Maluku jadi 2 propinsi, Irja jadi 3 prop

1999-04-27 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Maluku dipecah menjadi apa nih?
Maluku Utara dan Maluku Selatan ?
Maluku Utara = Halmahera, Ternate, Tidore (mayoritas muslim)
Maluku Selatan = Ambon, Kep. Kei, (mayoritas kristen)

berarti Pemerintahan Habibie memang tidak dapat menyelesaikan
permasalahan yang terjadi dalam kekerasan antar beragama, diambil solusi
untuk memisahkan kedua pemeluk seperti waktu perpecahan India dan
Pakistan, perpecahan Cyprus, Lebanon, Ireland.

Buat Irian Jaya:
Irian Jaya Utara dengan ibukota masih tetap Jayapura
Irian Jaya Barat dengan ibukota di Sorong ?
Irian Jaya Selatan dengan ibukota di Timika ( sudah pasti )
( sebelum ide ini bergulir, memang telah terdengar ide-ide seperti ini
  sekitar 1993-1995)

Dugaan saya, pemisahan atau pemecahan Irian ini untuk mengantisipasi
masalah separatisme oleh para ketua adat di Irian (masyarakat Irian Jaya
pada umumnya)

Dengan pemecahan seperti ini setidaknya  ide-ide kemerdekaan dapat
ditekan sekecil mungkin karena lingkupnya dibatasi tidak secara utuh lagi
Irian dapat merdeka.

sedikit asumsi pribadi

Andrew Pattiwael



Re: Maluku jadi 2 propinsi, Irja jadi 3 prop

1999-04-27 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

setengah kamu setengah saya.heheh...paroan deh semua...
ya kan seharusnya tidak dibelitkan dengan masalah agama...entar semua
dibelitin sama agama, sebentar lagi RT 5 pisah jadi RT 5A dan RT 5B...

untuk daerah sekitar kepala burung, kaya dengan minyak, sedangkan daerah
sekitar timika sudah tau sendiri kan kaya dengan emas dan tembaga...nah
daerah utara itu yang masih ngebingungin...sebab pembentukan pusat daerah
industri mamberamo masih belum terwujud, masih berupa janji-janji dari
pemerintah pusat.

andrew

On Fri, 2 Jul 1999, FNU Brawijaya wrote:

 Andrew G Pattiwael wrote:

  Maluku dipecah menjadi apa nih?
  Maluku Utara dan Maluku Selatan ?
  Maluku Utara = Halmahera, Ternate, Tidore (mayoritas muslim)
  Maluku Selatan = Ambon, Kep. Kei, (mayoritas kristen)
 
  berarti Pemerintahan Habibie memang tidak dapat menyelesaikan
  permasalahan yang terjadi dalam kekerasan antar beragama, diambil solusi
  untuk memisahkan kedua pemeluk seperti waktu perpecahan India dan
  Pakistan, perpecahan Cyprus, Lebanon, Ireland.

 Yaa sudah...gini aja Pulau Ambon dibagi dua jadi Ambon barat yg masuk
 Prop MaTeng (Maluku tenggara), yg timur masuk Malubaut (Maluku barat laut).
 Ternate dibagi jadi dua secara diagonal, yg timur laut masuk Malubaut,
 yg barat daya masuk Prop Mateng. Pokoknya semua pula dibagi, dan jangan
 sampe membaginya pake sistem utara, selatan, barat, dan timur. Tapi sistem
 mojok-mojok. Habis itu yg agak mojok ke arah timur malah dimasukin ke Prop
 Mateng, dan sebaliknya. hehehe...entar kan mawut

 Kebetulan ane lagi ada peta Indonesia di depan muka (jelas muka ane...,
 mosok muka orang lain). Alasannya memang banyak wilayah yg tidak
 terjangkau, jauh dari terurus akibat keterbatasan transportasi. Kalau mau
 dibelitkan ke permasalahan agama ya monggo.

  Buat Irian Jaya:
  Irian Jaya Utara dengan ibukota masih tetap Jayapura
  Irian Jaya Barat dengan ibukota di Sorong ?
  Irian Jaya Selatan dengan ibukota di Timika ( sudah pasti )
  ( sebelum ide ini bergulir, memang telah terdengar ide-ide seperti ini
sekitar 1993-1995)
 
  Dugaan saya, pemisahan atau pemecahan Irian ini untuk mengantisipasi
  masalah separatisme oleh para ketua adat di Irian (masyarakat Irian Jaya
  pada umumnya)
 
  Dengan pemecahan seperti ini setidaknya  ide-ide kemerdekaan dapat
  ditekan sekecil mungkin karena lingkupnya dibatasi tidak secara utuh lagi
  Irian dapat merdeka.

 Bisa juga dihubungkan demikian sih. Cuma saya agak ragu bila dibilang
 takut sama ketua adat (meredam semangat separatism). Lha antar suku aja
 masih ada perang kok. Kalau ane denger udah luama banget.
 Dan yang pertama kali usul sebetulnya orang Irian. Biar dana pembangunan
 lebih besar yg ngalir ke sana. Sayangnya ada juga yg nggak kompakan.
 Waktu pertama kali posting ane sebutin ketemunya orang asal Jayapura.
 Dia agak kontra dengan ide ini. Alasannya nanti nggak adil dan merata.
 Soale wilayah dia nggak/kurang kaya dengan mineral. Jadi urusannya
 balik lagi ke masalah rebutan rejeki juga. Mungkin aja yg pertama kali
 bikin usul dulu itu orang Timika. Biar dana yg ngalir ke sana lebih besar lagi.
 Makanya ane juga bilang, mbagi wilayah yg adil.
 --
\\\|///
  \\  - -  //
   (  @ @  )
 oOOo-(_)-oOOo---
 FNU Brawijaya
 Dept of Civil Engineering
 Rensselaer Polytechnic Institute
 mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Oooo
oooO (   )
   (   )  ) /
\ (  (_/
 \_)




Re: Maluku jadi 2 propinsi, Irja jadi 3 prop

1999-04-27 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

untuk sumber daya manusia, di Freeport kebanyakan pekerjanya adalah
pendatang dari Indonesia barat dan Indonesia Tengah.
Jadi ngga terlalu masalah sih bagi Irja-Sel, dan Irja-Bar dalam soal
tenaga kerja dalam mengolah sumber daya alam mereka.

Sedangkan Biak memang masih strategis, buktinya masih ada pangkalan AL di
sini, namun dalam fungsi sebagai daerah pintu gerbang indonesia timur,
Biak sudah ditutup fungsinya setelah pemerintah memberhentikan
penerbangan lansung dari Guam atau Hawaii yang dulunya transit di Biak.
Karena itu kami-kami yang terbang ke Timika harus singgah dulu di
Jakarta atau Denpasar sebelum menyambung ke Timika.

Wah...memang seharusnya begini donk bung, seriusjadi rindu sama mas
Nasrullah nih

salam,

Andrew

On Sun, 25 Apr 1999, Yusuf-Wibisono wrote:

 setengah kamu setengah saya.heheh...paroan deh semua...
 ya kan seharusnya tidak dibelitkan dengan masalah agama...entar semua
 dibelitin sama agama, sebentar lagi RT 5 pisah jadi RT 5A dan RT 5B...
 
 untuk daerah sekitar kepala burung, kaya dengan minyak, sedangkan daerah
 sekitar timika sudah tau sendiri kan kaya dengan emas dan tembaga...nah
 daerah utara itu yang masih ngebingungin...sebab pembentukan pusat daerah
 industri mamberamo masih belum terwujud, masih berupa janji-janji dari
 pemerintah pusat.
 
 andrew

 Yw: Enggak juga Mas. Yg utara itu punya manusia (dibandingkan
 dg yg lebih 'pedalaman' (dalam sudut pandang irja sekarang)
 yg utara (menurut saya) lebih 'open minded'). Juga punya
 'lokasi strategis'. Apakah Biak masuk utara? Kalo Biak
 masuk utara, ya ini lebih sip lagi: jadi kompetensi yg
 utara adalah orang  lokasi. Ini saja menurut saya cukup.
 Tidak semuanya harus berbasis sd-alam. Dan bahkan yg
 basisnya non-sda, malah lebih 'lincah'. Contohnya:
 singapur (dibanding neg. asteng lainnya) atau bali
 (dibanding prop lain).

 Dan soal nama, mungkin namanya: Irian Jaya (yg ibukotanya
 di Jayapura); Irian Barat (yg lokasinya di sebelah barat);
 dan Irian Timur (sisanya).

 Cuma usul.

 Note: Tumben, nih. Rada serius. :-)




Re: (pendapat) Mesjid Istiqlal dan Gereja Katedral

1999-04-24 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Bung Sitorus,

Komentar anda sangat bagus dan patut kita, sebagai umat kristiani, untuk
menelaah dan menjadikannya bahan koreksi bagi kemajuan kita bersama
sebagai bangsa. Saya sangat terkesima dengan penjelasan anda, sungguh
memang belum pernah saya pikirkan atau memikirkan sampai kesitu.
Memang kalau dipikir-pikir, kemegahan gereja selama ini dan kemewahan
fasilitas yang selama ini diberikan kepada gembala-gembala gereja
(pendeta dan penatua) di beberapa gereja khususnya di Jakarta sebenarnya
(Saya mengambil garis besar gereja-gereja di kota-kota besar)
tidak sesuai dengan ciri-ciri asli Ke-Kristenan yang seharusnya bersifat :
 "Kerendahan Hati", "Kesederhanaan", "menderita", "melawan
hal-hal yang bersifat keduniawian, contoh: kemewahan, melawan hawa nafsu,
dan lain-lain.
Sedangkan para jemaat-jemaat tidak jarang ada yang hidup dibawah garis
kemiskinan. Bahkan banyak gereja-gereja di pedalaman (Irian-Jaya
contohnya) hanya beralaskan tanah, tanpa kursi, bermimbarkan batu, dan
pendetanya juga kadang tidak makan dalam sehari.
Betapa indahnya memang jika umat kristiani dapat kembali lagi ke
jaman-jaman dimana umat kristen masih bersatu dibawah pimpinan para
rasul-rasul, ketaatan iman tidak diukur dari kemegahan gereja-gereja,
keindahan pakaian para pendeta, atau segala keindahan duniawi lainnya.
Ya...semoga saja, Tuhan kan selalu akan mengingatkan kita bahwa kita
telah mulai jauh dari-NYA, bahwa IA tidak akan meninggalkan kita begitu
saja, bahwa pelajaran yang diberikan-NYA selalu ada makna.
Semoga dengan pelajaran ini, kita diingatkan bahwa masih ada
saudara-saudara lainnya yang hidup berkekurangan, tidak pernah korupsi,
tidak pernah ber-KKN, namun tetap setia dalam menjalani perintah Tuhan.

Tuhan beserta kita,


Andrew Pattiwael



On Sat, 24 Apr 1999, Frarev Sitorus wrote:

 Memang, sampai sekarang tim penyidik sudah menyimpulkan bahwa perampokan
 BCA dengan peledakan Istiqlal berkaitan. Saya berharap pihak berwajib
 dapat mengungkapkannya.
 Sejak tahun 1996, puluhan kerusuhan merusak tatanan bangsa di
 seluruh tanah air Indonesia. Faktor pemicu kerusuhan kyang merusak ini
 adalah perasaan tertekan masyarakat selama ini, isu dari provokator,
 situasi politik, dan isu SARA ( dikutip dari pembicaraan pak Herlianto).
 Mulai tingginya rentetan kerusuhan sejak peristiwa Trisakti.
 Sekarang ini peristiwa di Ambon, dan Sambas hingga Timtim. Orang - orang
 yang berani meninggalkan kampung halamannya untuk meningkatkan status
 sosialnya, seperti orang Tionghoa dan Madura, baik dijadikan contoh
 penduduk asli.
 Kejadian ini sebenarnya harus diselesaikan bukan hanya dengan
 penjagaan ketat terhadap rumah ibadah. Penyelesaian ini juga dengan
 melihat latar belakang kondisi di sekitar gereja. Gereja sering lupa akan
 sekitar nya dengan kondisi lingkungan dan sosial. Bangunan gereja yang
 megah di sekitar pemukiman kumuh, membodohi umatnya dengan mengaitkan
 Tuhan dan berkat/rejeki yang datangnyapun tidak dikehendaki rakyat, dan
 membutakan mata terhadap kondisi rakyat tertindas yang menyedihkan. Belum
 lagi  bahwa menganggap bahwa peristiwa 12 Mei merupakan perbuatan saudara
 muslim, digeneralisir, padahal perbuatan itu juga dilakukan oleh saudara
 yang menganut Kristen. Pemboman Istiqlal juga belum dapat diprediksi
 karena kemungkinan ini perbuatan orang yang kebetulan beragama, agama yang
 ada di Indonesia, atau orang yang bermain dalam kekuatan politik atau
 siapa saja.
 Hanya, peristiwa - peristiwa yang sudah terjadi ini harus dikaji
 dan menjadi bahan koreksi saudara Kristen, bahwa selama ini gereja yang
 seharusnya garam dan  terang dunia tidak direalisasikan, khususnya di kota
 - kota besar. Banyak isu - isu yang dapat meng-generalisasikan agama Islam
 sebagai dalang penghancuran gereja yang membodohi umat Kristen sendiri
 karena selama ini umat Kristen membodohi diri dengan sikap eksklusifisme
 terhadap lingkungan sekitarnya ( walaupun masih ada yang merakyat). Sikap
 premordialisme terus menghantui saudara Kristen, dimana dibodohi eleh
 kekayaan dan pangkat orang Kristen yang menjadi guru yang membodohi
 mereka. Pak Theo Syafei yang membodohi Kita sebagai Kristiani dengan kata
 - katanya bahwa perbuatan ini dilakukan oleh saudara muslim, padahal tidak
 semua saudara Muslim malah ada orang Kristen juga yang menjadi provokator
 dan kroconya.
 Biarlah krisis ekonomi, kerusuhan - kerusuhan menjadi bahan
 koreksi bagi saudara Kristen dan saudara Tionghoa yang melupakan tanah air
 tercinta, bukan dengan mencari kambing-hitam dan meninggalkan tanah air
 Indonesia.

 peace



Pejabat Indonesia: Tong Kosong Nyaring Bunyinya

1999-04-24 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Suara Merdeka Online

Lebih Banyak Pejabat yang Eksodus

JAKARTA- Ketua Umum Forum Komunikasi Kesatuan Bangsa (FKKB) Rosita S
Noer memperkirakan lebih banyak pejabat atau mantan pejabat dan
keluarganya yang siap melakukan eksodus ke luar negeri daripada WNI
keturunan Cina.

"Mereka semua ingin cari selamat karena merasa takut dan terancam atas
situasi di dalam negeri yang sering dilanda kerusuhan dan tak menentu,''
kata Rosita dalam dialog dengan wartawan, di Jakarta, Sabtu kemarin.

Dia menanggapi kecenderungan eksodus warga negara keturunan ke luar
negeri.Selain Rosita, hadir Wakil Sekum Krissantono, Ketua Departemen Sosial
Budaya, Agama, dan Pendidikan Mohammad Sobary, serta Ketua Departemen Humas
Anton Indracaya.

Dia mengaku mendapat informasi dari pernyataan pejabat atau mantan
pejabat itumenghadapi pemilu mendatang. Bahkan sudah memjadi pembicaraan keseharian
tentang rencana mereka pergi ke luar negeri menjelang pemilu nanti.

"Dalam keseharian mereka banyak omong tentang rencana pergi ke luar
negeri. Jika kita buktikan lagi, waktu terjadi pelarian modal ke luar
negeri, justru yang terbanyak dilakukan oleh pejabat bukan oleh orang
keturunan. Kalau ada jumlahnya tidak
banyak.''

Salah satu pejabat yang telah "menyelamatkan diri'' ke luar negeri
adalah anggota DPA dan mantan Gubernur Timtim Mario Viegas Carrascalao yang
telah berada di Makao karena merasa dirinya dan keluarganya terancam bila
tetap bermukim di Indonesia. Sedangkan mantan Pangkostrad Prabowo sudah
beberapa bulan ini berada di Yordania.

Rosita mengaku memiliki data mengenai para pejabat atau mantan pejabat
yang telah mempersiapkan diri dan keluarganya untuk ke luar negeri dalam
menghadapi keadaan yang tak menentu di Indonesia. Tetapi dia tidak
bersedia menyebutkan nama-namanya.

"Dalam berbagai pertemuan, saya dengan para pejabat atau keluarganya,
pertanyaan yang sering muncul adalah mau ke mana saat kampanye pemilu
nanti,'' katanya. Ia juga menyebutkan salah satu negeri yang akan
dikunjungi mereka adalah Australia.

Rosita menegaskan, kecenderungan warga negara yang pindah ke luar negeri
akibat kurang tegasnya Pemerintah dan TNI dalam menuntaskan berbagai
peristiwa kerusuhan.

Sedangkan Anton Indracaya menambahkan, WNI keturunan Cina yang ke luar
negeri sedikit. "Meskipun ada rasa takut yang tinggi, mereka bisa
berpikir hidup di luar negeri itu biayanya lebih besar dan mahal. Mereka
banyak yang meninggikan pagar rumahnya dan membeli pesawat radio komunikasi
(CB = citizen band) untuk memantau keadaan, sekaligus membeli ransum lebih
banyak,'' katanya.

Benarkah Mereda?

Pada bagian lain, Rosita mengatakan, pencalonan kembali Presiden BJ
Habibie oleh Partai Golkar bukan masalah yang signifikan jika dikaitkan
dengan upaya meredam aksi kekerasan seperti pengeboman di Masjid Istiqlal.
Apakah betul jika Habibie tidak bersedia dicalonkan ke-rusuhan dan kekerasan
akan reda.

Diakui, cendekiawan Prof Dr Noercholis Madjid pernah mengingatkan agar
Habibie mencabut pernyataan kesediaan dicalonkan kembali. Pertimbangannya
waktu itu, untuk menghindari aksi lawan politik yang menggunakan kerusuhan
yang bisa menggagalkan pemilu.

Dia mengingatkan, ada kelompok-kelompok yang tidak menginginkan pemilu
berjalan karena secara politis kelompok penguasa itu ingin mempertahankan
kekuasaan.

Sambil mengutip pernyataan Cak Nur, dia membenarkan Habibie punya tugas
dan kewajiban untuk mengantarkan pemerintahan transisi ini pada pemilu
mendatang."Tapi apakah kalau BJ Habibie tidak jadi presiden, tidak ada lagi
pengeboman. Itu kan masih belum kita ketahui.''

Pernyataan senada diungkapkan Krissantono. Dia membenarkan insiden itu
cukup kental dengan masalah politis serta persaingan elite politik
menjelang pemilu mendatang.

Menurut dia, dicalonkan atau tidaknya Habibie bukan menjadi masalah yang
signifikan. Pasalnya, insiden itu terjadi secara tak terduga-duga
setelah Presiden Soeharto turun pada pertengahan Mei 1998.

Justru yang penting meluasnya insiden itu karena selama ini kasus-kasus
serupa tak pernah terungkap secara jelas. "Indisen Istiqlal ini jadi
momentum aparat untuk mengungkap secara tuntas serta meredam insiden,''
ujarnya.(ant,di-51c)



Mujahidin Islam Nusantara Movement

1999-04-23 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Diperkirakan sebagai pelaku Pemboman Mesjid Istiqlal, 
oleh Kepolisian Republik Indonesia di Jakarta kemarin.
Yang pasti, keinginan mereka untuk mengkambing hitamkan 
non-muslim tidak dapat diteruskan, sebaliknya dapat terbuka
mata dan pikiran seluruh bangsa terutama kaum muslim
bahwa musuh bisa saja dari bawah selimut atau bahkan 
dari golongan sendiri. Semoga masyarakat di Ujung Pandang
bisa lebih bersikap dewasa dalam bertindak.

Andrew Pattiwael

**
APR 23 1999

 Bombing linked to Islamic group

 JAKARTA -- Preliminary police
 investigations showed that the
 Monday bombing of the Istiqlal
 Mosque here was linked to a group
 calling itself the Mujahidin Islam
 Nunsantara Movement, police said
 yesterday.

 Jakarta district police chief
 Major-General Nugroho Djajusman
 said it had been determined that 13
 people in its custody were from the
 group which was based in Bogor, not
 far from here.

 The 13 were detained in connection
 with the bombing of the Plaza Hayam
 Wuruk shopping complex in Jakarta
 South last Thursday.

 The bomb used in the mosque
 incident was the same as that used
 at the plaza, Maj-Gen Nugroho said,
 adding that police were looking for
 the leader of the group, Usman Amir,
 40. Usman's photograph was
 distributed to the media here in an
 effort to locate him.

 Besides the Hayam Muruk and
 Istiqlal, the extremist group was also
 said to be planning to bomb several
 other targets.

 Maj-Gen Nugroho said police
 identified one of the accused in the
 Istiqlal case from information
 provided by witnesses.

 The explosion ripped apart several
 offices on the ground floor of the
 mosque and injured several people.
 Bernama

 Copyright © 1999 Singapore Press Holdings Ltd. All rights reserved.



PELAKU PEMBOMAN MASJID ISTIQLAL SEORANG MANTAN TARUNA AKABRI

1999-04-23 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Mencuat kembali nama, Letnan Jendral Prabowo Subianto dan Kelompok
Asuhannya yang bernama kelompok "Tidar".

*
PELAKU PEMBOMAN MASJID ISTIQLAL SEORANG MANTAN
TARUNA AKBRI

JAKARTA (SiaR,23/4/99), Aparat menyatakan bahwa Amir alias Edi Ranto,
Ketua Kelompok Angkatan Mujahidin Islam Indonesia (AMIN) adalah tersangka
otak perampokan BCA dikaitkan dengan kasus peledakan Mesjid Istiqlal
(19/4). Sedangkan Gus Dur menduga pembom itu orang bayaran dan oknum
bekas ABRI. Tapi lain lagi dengan temuan SiaR yang menyimpulkan adanya
kemungkinan anak emas Prabowo dari kelompok Tidar.
Hasil investigasi SiaR menunjukkan bahwa pelaku peledakan bom di Masjid
Istiqlal adalah Eddy Prabowo, seorang mantan taruna AKABRI, yang direkrut
Prabowo -mantu mantan Presiden Soehartountuk masuk kelompok Tidar yang
dibentuknya.

Kontroversi siapa pelaku pemboman di Mesjid Istiqlal makin meruncing
setelah POLRI dengan mudahnya melanggar asas praduga tak bersalah, dengan
mengaitkan Amir alias Edi Ranto tersangka pelaku perampokan Bank BCA di
Gang Kancil menjadi tersangka utama satu-satunya pemboman Istiqlal.
Bahkan

Kadispen Polri Brigjen Pol Togar Sianipar, Rabu (21/4) kemarin
menjelaskan, bahwa satu dari 10 saksi, mengaku pernah bertemu dengan 2 di
antara 4 pelaku yang diduga melakukan pemboman di Istiqlal. Saksi ini
ditemukan polisi pada Selasa (20/4) malam.
Dengan demikian, sudah ada 2 saksidi samping para saksi mata yang
diperkirakan bisa membawa polisi melacak jejak pelaku pemboman di
Istiqlal, demikian tuduh Togar Sianipar.

Dari saksi tersebut diperoleh gambaran atau perkiraan wajah pelaku.
Namun hingga kini belum ada pelaku yang ditangkap aparat. Dua saksi yang
memberikan titik terang ini, berasal dari luar Jakarta. Namun, kata
Togar, saksi ini bukan tersangka. Ia berada di Polda Metro Jaya untuk
dimintai keterangan, dan bukan ditangkap. Dari hasil pengembangan kasus
tersebut sudah diketahui sketsa wajah dari 2 pelaku. Namun, hasil
tersebut masih akan diteliti lagi agar dapat dipastikan kebenarannya.
Sedangkan hasil pemeriksaan atas serpihan bom yang ditemukan di lokasi
kejadian, diketahui bom tersebut adalah bom rakitan yang dibuat
orang-orang yang profesional dan benar-benar mengerti tentang bahan
peledak.

Tuduhan bahwa bom rakitan tersebut adalah bom ikan yang banyak dirakit di
Lampung dibantah Kol Syahril Arifin, Wakapolda Lampung (21/4).  Sejumlah
media cetak baik pusat maupun daerah terbitan Rabu (21/4) mensitir
informasi bahwa polisi menduga pemboman perkantoran Masjid Istiqlal itu
memiliki benang merah dengan ledakan di Hayam Wuruk Plaza sebelumnya.
Dalam bantahannya, Syahril Arifin mengatakan jenis bom rakitan sendiri
seperti dari bahan lactosin lalu dicampur mesiu dan diberi detonator,
sebetulnya bisa dibuat siapa saja dan bahannya antara lain ada di apotik,
karena bahan itu biasa digunakan untuk keperluan medis. "Orang apotik
bisa, kita pun semua bisa, tetapi apakah itu, ini yang masih diselidiki,"
katanya.

Bahkan Kapolda Metro Jaya Mayjen (Pol)Noegroho Djajoesman (23/4)
memperkuat dengan mengatakan bahan dasar bom tersebut dari TNT
(Trinitrotuluene) dengan pemicu peledaknya KC103 (kalium chlorat ). Bahan
bahan tersebut hanya dimiliki instansi militer atau perusahaan
pertambangan (yang memiliki ijin khusus) dan tidak beredar di pasaran
bebas. Tentang kemungkinan oknum TNI atau bekas anggota TNI yang diduga
terlibat, Noegroho menyatakan, sebaiknya jangan terlalu dini menuduh
tanpa disertai bukti dan fakta yang kuat.

Namun Sementara itu pengamat politik Prof Dr M Budyatna mendesak aparat
keamanan menindaklanjuti pernyataan Ketua Umum PBNU KH Abdurrahman Wahid
(Gus Dur) tentang adanya indikasi konspirasi teroris bayaran dengan orang
profesional dan terlatih untuk membom sejumlah ruangan di Mesjid
Istiqlal.  Statemen yang dikeluarkan Gus Dur "Pelakunya adalah teroris
bayaran pihak tertentu untuk menggagalkan Pemilu 1999. Mereka adalah
orang-orang yang istilahnya massa mengambang. Mereka bekas ABRI yang saat
ini sudah tidak di dalam struktur lagi," kata Gus Dur di Jakarta, Selasa
(20/4).

Pada hari yang sama, televisi swasta SCTV dalam dua kali siaran beritanya
mewawancarai seorang ahli bom, namun tidak disebutkan nama dan
identitasnya demi keselamatan. Ahli bom itu mengungkapkan bahwa pemboman
dilakukan oleh orang-orang profesional. Bahan bom tidak ada di pasaran,
sedangkan perakitannya kemungkinan besar tidak dilakukan oleh orang sipil.
"Ini beda dengan ledakan bom ikan. Berapa sih kekuatan bom ikan?"
katanya. Menurutnya, kemungkinan selain mendapat tawaran untuk membom
tempat tertentu, kelompok ini juga menawarkan jasanya.

Berangkat dari pernyataan Gus Dur dan ahli bom tersebut, sketsa yang
disebarkan aparat keamanan mirip dengan seorang anak buah Prabowo yang
bernama Eddy Prabowo. Menurut sebuah sumber SiaR, Eddy Prabowo adalah
seorang mantan Taruna AKABRI yang dikeluarkan karena terlibat
penganiayaan berat terhadap seniornya. Setelah keluar ia 

Suara Merdeka: Pemilu Bagi Kaum Pinggiran

1999-04-22 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Perubahan apa yang bisa dijanjikan oleh Pemilu yang akan datang kepada
mereka-mereka ini?

Apakah Akbar Tanjung, Amien Rais, Megawati akan memperbaiki nasib-nasib
mereka ini, ataukah mereka-mereka ini hanyalah suatu komoditi suara yang
dipertimbangkan pada awal Pemilu demi memenangkan perolehan suara dan
setelah pemilu selesai, kembali lagi mereka dicampakkan ke dunia mereka
yang berbeda dengan kehidupan para elitis dan politis di Jakarta?

Partai-partai yang Memperjuangkan nasib "Wong Cilik" adalah partai yang
seharusnya diberi kesempatan untuk memimpin negara ini. Bukan hanya
memperjuangkan di awal-awal pemilu demi menarik suara terbanyak, tetapi
juga memperjuangkan selama partai ini berkuasa dan membawa perubahan yang
berarti dan dapat mengangkat derajat hidup para kawula wong cilik ini.

Yang jelas, Golkar sudah gagal, kesempatan telah diberikan sebanyak 7
kali, namun tidak ada perubahan bahkan kemerosotan adalah jawaban selama
Golkar berkuasa di Indonesia. Golkar tidak pantas lagi untuk diberikan
pilihan suara.

Dan untuk memberikan suatu alasan bahwa "Tidak sesuai dengan kebudayaan
timur" pun terlihat sebagai kesan ingin melarikan diri dari suatu
kenyataan. Berikanlah jawaban yang sejujurnya, mungkin kekurangan pribadi
dalam menghadapi dialog-dialog seperti ini ataupun keberatan untuk
dijadikan bulan-bulanan media dan pers.

Semoga anda dapat memberikan suara anda kepada partai-partai yang memang
berhak untuk memenangkan Pemilu ini dan dapat membawa perubahan untuk
mengembalikan kejayaan Bangsa dan Negara Indonesia.

Andrew Pattiwael

Suara Merdeka
***
Pemilu bagi Kaum Pinggiran
"Hasilnya Sama, Terserah Sajalah..."

Pemilu tinggal 45 hari (dihitung dari tanggal 22 April-Red). Berbagai
infrastruktur pemilihan, baik tingkat pusat maupun daerah, sibuk
berbenah. Parpol bergegas menggalang massa. Organisasi pemantau pun
menyiapkan berbagai perangkat demi pemilihan yang jurdil.  Namun,
hiruk-pikuk itu konon kurang menggema di masyarakat pinggiran.  Mereka
malah terkesan apatis dan masa bodoh. Wartawan Suara Merdeka Ganug
Nugroho Adi dan H Ahmad Syamsul Huda melaporkannya.

"SUDAH mendaftar Pemilu?
Pertanyaan seperti itu belakangan ini
agaknya sering terdengar. Di kantor, pasar, terminal, bus kota, dan di
banyak tempat lain. Sebuah sapaan yang pada pemilu-pemilu sebelumnya
hampir dipastikan jarang terlontar.

Bisa dimaklumi. Sebab, sistem pendaftaran Pemilu kali ini menggunakan
stelsel aktif.  Para calon pemilih datang ke tempat pendaftaran,
menunjukkan tanda identitas-KTP, SIM, akta kelahiran-lalu mereka pun bisa
disebut sebagai "warga negara yang baik karena mau menggunakan hak pilih.
Tak ada mobilisasi, intimidasi seperti pada "pesta-pesta sebelumnya.
Atau, paling tidak, ada upaya mempersempit peluang ke arah sana. Satu hal
yang amat mustahil dilakukan pada rezim Orde Baru, diakui atau tidak
diakui.

Dan karena kebebasan yang selalu didengungkan itu lewat televisi, radio,
atau koran para pemilih pun berdatangan ke tempat pendaftaran. Tapi
sebagian terkesan ogah-ogahan, sebagian lagi malah memutuskan tidak
mendaftar dengan berbagai alasan.
"Kalau didatangi petugas, ya saya akan ndaftar. Soalnya kalau harus ke
kelurahan kan berarti meninggalkan pekerjaan. Artinya harus ada biaya
angkutan, kata Ridwan (19), seorang pengamen bus kota.

Mereka yang mendaftar pun memiliki alasan. "Saya harus menggunakan hak
pilih.  Saya akan mencoblos gambar lain, agar Pemerintah menjadi lebih
baik. Mumpung bebas, ujar Bandi (20), loper koran di Jl Pemuda.
Toh Santosa (29) punya pandangan lain. Nelayan di Tambaklorok itu
memutuskan tidak mendaftar karena menganggap Pemilu kali ini masih akan
sama dengan pemilu-pemilu sebelumnya, meskipun jumlah partai banyak.

"Saya masih belum punya pilihan. Lagipula hasilnya pasti sama seperti
dulu. Terserah sajalah.
Jarwo (24), seorang pedagang di Pasar Johar, malah menjawab singkat
ketika ditanya tentang pendaftaran. "Malas !

Jawaban Ilham (23) yang menggelar dagangan buku di sebelah kios Jarwo,
barangkali bisa sedikit lebih jelas, juga apa adanya. "Paling saya hanya
ikut kampanyenya. Pokoknya ikut rame-rame. Soal negara ini mau jadi apa
kan terserah bapak-bapak yang di atas.

Kalau saya manut saja. Presidennya mau Pak Amien, Bu Mega, atau Gus Dur,
terserah. Yang penting rakyat kecil seperti saya ini tidak tambah
sengsara, tuturnya.

Lantas kenapa mereka terkesan masa bodoh terhadap Pemilu tahun ini?
Belum Mengerti
Dari pemantauan Suara Merdeka ke "kalangan bawah, ternyata banyak dari
kelompok ini yang belum mengerti tentang pemilu. Paling tidak, Jupri
(45), pemulung di kawasan LIK Kaligawe, menganggap pemilu sama halnya
dengan penyuluhan kesehatan di Kantor Kelurahan.

Dia bahkan punya pengalaman menarik dengan "pesta demokrasi ini.
"Orang-orang dikumpulkan, diberi pengarahan, tapi saya tetap tidak
mengerti apa maksudnya.  Sejak dulu begitu-begitu saja. Saya bersama
teman-teman yang lain manut saja.
Dan kalau ada yang beda 

Reuters: Church Attacked After Indonesia Mosque Bomb

1999-04-20 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

 Church Attacked After Indonesia Mosque Bomb
 5.58 a.m. ET (959 GMT) April 20, 1999

 JAKARTA  Vengeful mobs have destroyed a church
 after the bombing of Indonesia's major mosque,
 sparking fears the mostly Muslim country may be
 descending into even bloodier violence in the run-up
 to national elections in June.

 "I strongly condemn the barbaric and brutal act,''
 President B.J. Habibie, referring to the mosque
 attack, told a conference of Muslim scholars.

 He called it an attempt to sabotage the June 7
 elections when Indonesians, who have known little
 but autocratic rule, will experience their first
 democratic poll in more than 40 years.

 He was echoed by Justice Minister Muladi who
 described the bombing as an attempt to drive a
 wedge between religious groups.

 Hours after Monday's bombing of Jakarta's Al-Istiqlal
 mosque, a mob of 1,000 went on the rampage in the
 eastern city of Ujung Pandang, setting fire to a church
 complex.

 "It was a spontaneous act after people watched TV
 about the bombing of Al-Istiqlal mosque in Jakarta,''
 Brigadier Mudji Santoso, Ujung Pandang's police chief
 told reporters in Jakarta.

 He said 11 people had been detained for questioning.

 Police in Ujung Pandang said the situation in the city
 in south Sulawesi, 870 miles east of Jakarta, was
 tense with Muslims stopping vehicles to search for
 Christians.

 "Around 100 people are still blocking the streets and
 checking people's IDs. They are searching for
 Christians. I don't know what they are going to do
 with them,'' one said.

 It was not clear whether troops were trying to
 intervene to prevent attacks on Christians.

 Indonesians must declare their religion on their
 identification cards. Most are Muslims, forming the
 world's largest Islamic community.

 But Christians, who include many of the country's
 ethnic Chinese, make up Indonesia's most
 economically successful minority. The Chinese in
 particular have long been the target of attacks from
 poorer segments of society.

 Ethnic and religious violence has spiraled in the past
 year, driven by the most ferocious economic
 depression and political turmoil in 30 years that has
 thrown millions out of work and into a life of abject
 poverty.

 "I hope this incident is only isolated. But what else
 can you do in Indonesia nowadays but hope and
 pray,'' said Jusuf Wanandi, head of the Center for
 Strategic and International Studies.

 Wanandi criticized the once powerful military for its
 failure to keep order in the huge archipelago, calling
 it demoralized, incapable and without leadership.

 Hundreds have died this year alone in
 Christian-Muslim clashes in Indonesia's eastern spice
 islands, and there have been outbreaks of savage
 communal violence in several other parts of the
 country.

 The military has also been accused of being behind
 recent atrocities by pro-Jakarta militias in the
 disputed territory of East Timor.

 Dozens have died in recent clashes in the former
 Portuguese colony where Indonesia's often brutal
 23-year rule has never been recognized by the United
 Nations.

 The violence there has spiraled since Habibie
 suddenly switched policy and said East Timor could go
 independent if its people choose to.

 The latest religious attacks took their toll on the
 Indonesian stock market, sending the main index at
 one stage down by almost six percent, bringing to an
 abrupt end a recent surge which had taken prices to
 their highest levels in a year.

 By the close, the index was more than four percent
 lower at 485.97 points.

 [EMAIL PROTECTED]
 © 1999, News America Digital Publishing, Inc. d/b/a Fox News Online.
 All rights reserved. Fox News is a registered trademark of 20th Century 
Fox
 Film Corp.

 © Reuters Ltd. All rights reserved



CNN: Mob torches Indonesian church after mosque bombing

1999-04-20 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

 Mob torches Indonesian church after mosque bombing

 April 20, 1999
 Web posted at: 1:21 a.m. EDT (0521
 GMT)

 In this story:

 Troops guard cathedral in Jakarta

 Clashes have killed hundreds

 RELATED STORIES, SITES

 UJUNG PADANG,
 Indonesia (CNN) -- A
 mob set fire to a church
 after a bomb blast hit
 the country's largest mosque, a local journalist
 reported on Tuesday.

 The journalist said dozens of Indonesian police
 fired warning shots to disperse the mob,
 estimated at 1,000 people, and at least two
 people were wounded in this port city on southern
 Sulawesi island, about 1,400 km (870 miles) east
 of Jakarta.

 "The mob attacked and burned down a Christian
 school complex, including a church late on
 Monday," the journalist told Reuters from Ujung
 Pandang.

 Indonesian police and military officials were not
 immediately available for comment.

 On Monday, a bomb exploded in Jakarta's
 Al-Istiqlal mosque, Indonesia's largest. It followed
 mounting religious violence in the predominantly
 Muslim country in recent months.

 The most violent incidents have occurred in the
 eastern Moluccas islands, where around 300
 people have died in fighting between Muslims and
 Christians this year.

 Troops guard cathedral in Jakarta

 In Jakarta, hundreds of troops guarded the
 Al-Istiqlal mosque, Southeast Asia's largest Muslim
 place of worship, after the bomb ripped through its
 basement Monday, injuring three men and
 damaging more than 20 offices.

 President B.J. Habibie,
 who regularly prays at
 the mosque, called for
 calm, warning that the
 bombing could worsen
 the religious violence
 that has rocked the
 world's most populous
 Islamic country for
 months.

 "This action could invite conflict between different
 religions," Habibie said. "People, particularly
 Muslims, must not be provoked by the bombing."

 Fearing a backlash against Indonesia's Christian
 minority, scores of soldiers were also stationed
 around Jakarta's Roman Catholic Cathedral, which
 is near the mosque.

 More than 600 people were praying in the
 mosque's main chamber several floors above
 when the bomb went off, witnesses said. Troops
 stationed nearby ran to the scene as hundreds of
 people fled. Windows were smashed, walls were
 scorched and pillars cracked.

 The white-domed mosque is less than a half-mile
 from the presidential palace and is near a busy
 railroad station and Jakarta's National Monument.
 Thousands visit the mosque daily.

 Clashes have killed hundreds

 No group had claimed responsibility for the attack,
 police said.

 Police said the bomb was planted outside the
 basement office of the Indonesian Ulemas Council.
 The council represents thousands of Islamic
 preachers and is one of the country's most
 important religious bodies.

 Religious and ethnic tensions have boiled over
 during the 11 months since the resignation of
 President Suharto, who ruthlessly used the
 military to control unrest. The violence has been
 fueled by political uncertainty and Indonesia's
 worst economic crisis in 30 years.

 More than 200 people have been killed in the
 worst fighting among Christians and Muslims in
 Maluku province in Indonesia's far east. Dozens of
 churches and mosques have been burned.

 Hundreds more have also been killed in ethnic
 clashes in western Borneo. Bloodshed also
 worsened recently in predominantly Roman
 Catholic East Timor, where groups for or against
 independence from Indonesia have clashed.

 Riots also erupted between Muslims and Christians
 in November in Jakarta, about a mile from the
 mosque. Last week, a small bomb damaged a
 shopping center in Jakarta's Chinatown district,
 not far from the mosque.

 "This is an attempt to ruin religious harmony in
 Indonesia," Jakarta Police Maj. Gen. Nugroho
 Djayusman said of Monday's blast.

 "It is my guess that someone wants to provoke
 violence among Muslims and Christians and
 among various ethnic groups," said Adang
 Syafaad, the mosque's chief manager.

 About 90 percent of Indonesia's 210 million people
 are Muslim, making it the world's most populous
 Islamic nation.

 The official Anatara news agency said three
 witnesses told police two men on motorcycles fled
 the scene immediately after the explosion.

 The explosion happened as Indonesia prepares for
 June parliamentary elections, the first to be held
 since Suharto was forced to quit last year amid
 protests and riots against his 32-year rule.

 Reuters contributed to this report.

 RELATED STORIES:

 Blast rocks Indonesian mosque
 April 19, 1999
 Death toll reaches 54 in Indonesia's riot-torn far east
 April 5, 1999
 More troops arrive to stem Borneo violence
 March 23, 1999
 Borneo riots marked by grisly ritual killings
 March 21, 1999
 Clashes flare in strife-torn northern Indonesia
 March 20, 1999

 © 1999 Cable News Network. All Rights Reserved.



Mesjid Istiqlal dan Gereja Katedral

1999-04-20 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Bayangkan, Mesjid Agung terbesar di Indonesia (Bahkan di Asia Tenggara)
bisa dibom begitu saja, Mesjid yang adalah kebanggaan Bangsa dan wujud
dari persaudaraan antar umat beragama dalam hal ini adalah kembaran
tempat beribadah yang saling berseberangan yaitu Gereja Katedral.
Peristiwa ini adalah suatu penghinaan yang luar biasa bagi para Kristiani
Indonesia.
 Masih ingat tentu pada saat-saat Natal dan Paskah, dimana
Mesjid agung Istiqlal ini selalu menyiapkan tempat untuk para umat
kristiani memarkir kendaraannya, begitu juga pada saat Idul Fitri atau
Idul Adha dimana para umat muslimin juga dapat memarkir kendaraannya di
gereja Katedral.
Dua situs yang saling berdekatan ini, dibangun untuk menjadi sebuah makna
persaudaraan antar umat Islam dan umat Kristen. Dua situs ini bagaikan
dua buah tangan yang saling bersalam-salam dan berangkul-rangkulan yang
merupakan lukisan cita-cita luhur bangsa yang memandang persatuan dan
kesatuan diatas segala-galanya.
Oleh karena itu, saya meminta semua lapisan umat Kristen untuk
Mengutuk Peristiwa yang Keji dan Kejam ini, Minta ketegasan dan kesigapan
aparat untuk melindungi tempat-tempat peribadatan diseluruh Indonesia.
Dan sebagai seorang Rakyat, kita harus mengingatkan Bapak Menpangab
Panglima TNI Jendral Wiranto, untuk dapat bersikap lebih tegas dan
mengambil tindakan yang secepatnya untuk menuntaskan peristiwa laknat ini.
Ini adalah tugas yang harus diemban sebagai aparat keamanan (termasuk
Polri) dan sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, dalam hal ini Rakyat
Indonesia, mempunyai batas-batas dimana kesabaran itu bisa habis
(mengutip pernyataan Gus Dur di Detik) dan akan meminta pertanggung
jawaban mereka selaku yang ditugasi.
Perkuat pengamanan setiap rumah-rumah ibadat, lindungi ketenangan
para rakyat untuk mendekatkan dirinya kepada Tuhan, bukankah ini telah
dicantumkan dalam UUD 1945?
Untuk peristiwa pembalasan di Ujung Pandang, semoga Pemerintah
Daerah, Kodam dan Polda, serta para sesepuh agama dapat menenangkan
situasi disana. Ingat, kita belum tahu siapa pelaku pemboman di Jakarta.
Bahkan mungkin bisa jadi mereka adalah dari umat beragama yang sudah
tidak peduli lagi tempat ibadah nya dibom, demi untuk memancing amarah
dan perseteruan antar umat beragama. Pelaku pemboman ini adalah pelaku
yang ingin bermain di air kotor dan tidak peduli siapa yang akan menjadi
korbannya. Semoga Tuhan mengampuni mereka di Akhiret nanti.
Jangan Terpancing, jangan terpancing. Sudah cukup mesjid dan gereja
yang rusak dan terbakar oleh kejadian akhir-akhir ini. Sudah cukup
persaudaran antar Umat Islam dan Kristen dikoyak-koyakan oleh
setan-setan atau iblis-iblis yang tidak ingin melihat perdamaian.
Jangan sampai kita sendiri yang mengaku ber-Tuhan bertindak gegabah dan
tanpa dipikirkan, oleh karena telah demikian emosinya, sehingga
berkelakuan seperti setan-setan dan iblis-iblis tersebut.


Mesjid Istiqlal dan Gereja Katedral, akan selalu menjadi lambang
persaudaraan antar umat beragama di Indonesia.



Andrew Pattiwael



Frederik Silaban: Arsitek Mesjid Kemerdekaan Istiqlal

1999-04-20 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Rabu, 21 April 1999 
Berita Utama  :

"Masjid Istiqlal Dirancang Arsitek Kristen"

BETAPA sedih seandainya Bung Karno, Presiden pertama RI, masih hidup, 
menyaksikan beberapa ruangan di lantai bawah Masjid Istiqlal yang hancur 
karena terkena bom.  Betapa tidak? Sebab Bung Karno-lah yang memberikan 
nama masjid kebanggaan umat Islam Indonesia itu.  Istiqlal artinya adalah 
merdeka. Tentu ini juga dimaksudkan sebagai lambang kemerdekaan. Rasa 
bangga dan cintanya umat Islam Indonesia terhadap tempat suci ni, 
ditunjukkan dari berbagai penjuru Tanah Air dengan selalu mengunjungi 
masjid yang letaknya tidak jauh dari Istana Negara tersebut.

Masjid, di dalam sejarah Islam, bukan saja digunakan untuk kepentingan 
ibadah seperti salat, itikaf, zikir, dan lain-lain, namun juga 
dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat. Demikian juga untuk Istiqlal.

Di lantai dasar masjid tersebut digunakan puluhan organisasi yang 
mengurusi berbagai kepentingan masyarakat. Di tempat itu ada kantor MUI 
(Masjid Ulama Indonesia), BP-4 (Badan Penyelesaian Perselesihan 
Perkawinan Pusat), HSBI (Himpunan Seni Budaya Islam), DMI (Dewan Masjid 
Indonesia), BKRMI (Badan Koordinasi Remaja Masjid Indonesia), dan 
lain-lain.

Di situ pula, selain digunakan untuk peringatan hari-hari besar Islam 
yang selalu dihadiri Presiden dan Wakil Presiden RI beserta anggota 
kabinetnya dan para duta besar negara sahabat, sering diadakan kegiatan 
yang sifatnya nasional. Sebut saja misalnya Festival Istiqlal tahun 1990 
yang cukup spektakuler dengan menghadirkan berbagai acara yang cukup 
menarik. Seminar-seminar kebudayaan dan keagamaan Islam juga selalu 
digelar di lokasi masjid tersebut.
Keindahan arsitekturnya juga mengundang kekaguman tamu-tamu dari negara 
asing.  Misalnya, Presiden Amerika Serikat Bill Clinton ketika berkunjung 
ke Indonesia juga menyempatkan diri berkunjung dan masuk ke masjid 
tersebut dengan diantar oleh Menteri Agama (waktu itu) Tarmizi Taher. 
Petinju legendaris Mohamad Ali juga pernah salat jumat di tempat suci ini.

Lambang Kemerdekaan

Menengok ke belakang sejarah pembangunan tempat ibadah tersebut, juga 
terdapat kisah yang tidak kalah menariknya. Seperti yang ditulis dalam 
Ensiklopedi Nasional Indonesia (hak cipta 1988 PT Cipta Adi Pustka) 
disebutkan, Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar di Indonesia. 
Bangunan ini terletak di Taman Wijayakusuma, Jakarta Pusat. Istiqlal 
berarti kemerdekaan. 

Nama itu diberikan oleh Presiden pertama Soekarno. Taman Wijayakusuma 
dikenal sebagai lambang Pemerintah Hindia Belanda. Untuk menghapus 
lambang pemerintahan Belanda, didirikanlah masjid di tempat itu sebagai 
lambang kemerdekaan Republik Indonesia.
Rancang bangunan masjid yang berkapasitas 100.000 orang ini 
disayembarakan pada tahun 1954 dan dimenangkan oleh seorang kelahiran 
Tapanuli, Sumatera, yang kebetulan pemeluk Kristen, arsitek Frederik 
Silaban.

Menurut Silaban, seperti diungkap dalam buku itu, seorang arsitek harus 
tidak terikat oleh agama atau kesukuannya dan harus dapat melakukan 
pekerjaan sesuai dengan ilmu yang dimilikinya. Menurutnya, perencanaan 
masjid ini seratus persen asli, tidak meniru masjid mana pun, kecuali 
memenuhi persyaratan-persyaratan sayembara. 
Pembangunannya dimulai dengan pemancangan tiang pertama pada tahun 1961.  
Pada tahun 1977 konstruksi beton bertulang dan bangunan gedung utamanya 
telah selesai. Sejak saat itu, meskipun sarana pelengkap lainnya belum 
selesai dibangun, masjid ini sudah dapat dipakai untuk beribadat.

Masjid raksasa ini dibangun di atas tanah seluas 12 hektare. Bangunannya 
seluas 7 hektare, terdiri atas bangunan induk bertingkat lima, gedung 
pendahuluan, dan selasar penghubung, teras raksasa, emper keliling, dan 
emper tengah, menara, jalan, dan tempat parkir, serta jembatan dan taman 
air mancur. Luas lantainya mencakup 72.000 meter persegi dan luas atapnya 
21.000 meter persegi.

Ukuran tinggi, panjang, dan lebar bangunan-bangunan di masjid itu: gedung 
induk 60 meter, 110,5 meter, dan 110,5 meter, gedung pendahuluan 52 
meter, 33 meter, dan 27 meter, teras raksasa dan emper keliling 11 meter, 
165 meter, dan 125 meter, sedangkan tinggi menaranya 66 meter.
Kubah polihendron di gedung induk memiliki berat sekitar 86 ton dan 
ditopang oleh 12 tiang utama berukuran garis tengah 2, 60 meter dengan 
tinggi 26 meter. Kubahnya bergaris tengah 45 meter dan berbentuk setengah 
bola. Tiap bagian kubahnya terdiri atas segi tiga yang berlainan, 
sehingga setiap segi tiga memerlukan gambaran teknik tersendiri. 
Perhitungan rancangan kubah ini dilakukan di Jerman dengan bantuan 
komputer.

Sementara itu, arsitek Frederik Silaban, (1912-1984) merupakan arsitek 
kelahiran Bonandolok, Tapanuli. Dia menamatkan HIS (sekolah teknik dasar 
pada masa penjajahan Belanda) di Narumonda, Tapanuli, pada tahun 1927, 
dan KWS (sekolah teknik) di Batavia pada tahun 1931.
Dengan bekal ijazah KWS, dia bekerja sebagai juru gambar bangunan pada 
Gemeente (Kota Praja) Batavia. Di sini 

Balipost: Tak Ada Gereja Terbakar di Ujungpandang

1999-04-20 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Tak Ada Gereja Terbakar di Ujungpandang

Jakarta (Bali Post) -

Kapolda Sulawesi Selatan Bigjen Pol. Mudji Santoso mengatakan, tidak ada
gereja yang terbakar akibat aksi massa yang terjadi di Ujungpandang Senin
(19/4) malam. Aksi massa di Ujungpandang Senin sore hanya merusakkan
bangunan SD dan kantor PGI, dan tidak ada gereja terbakar, katanya usai
temu Kapolda seluruh Indonesia di Jakarta, Selasa (20/4) kemarin.

Mudji menjelaskan, pihaknya mengamankan 20 tersangka selain menemukan
sisa bom molotov yang memicu kebakaran tersebut. Aparat Polda Sulsel
Selasa dini hari telah sepenuhnya menguasai keamanan kota Ujungpandang
dan keadaan sekarang telah tenang.

Ketika ditanya sebab aksi massa tersebut, Kapolda mengemukakan, kejadian
itu diduga terkait dengan berita ledakan di Masjid Istiqlal Jakarta
beberapa jam sebelum pembakaran tersebut. Polda Sulsel, lanjut Mudji,
saat ini masih melakukan penjagaan pada 24 lokasi yang kebanyakan rumah
ibadah. Ia juga membantah adanya pemadaman listrik pada Senin malam di
ibu kota Propinsi Sulawesi Selatan itu.

Seperti dilaporkan sebelumnya, Senin malam di Ujungpandang terjadi
pembakaran yang dilakukan sekelompok orang hingga memusnahkan bangunan
dan satu minibus di kawasan Wisma Care, Jalan Perintis Kemerdekaan. (ant)



Indonesia Bertanggung Jawab

1999-04-18 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Jadi ini maksudnya tujuan melatih para milisi-milisi Timor Pro-Integrasi,
dengan dalih melindungi para pro-integrasi yang ditakutkan akan
menjadi korban para pro-kemerdekaan setelah Timor menerima kemerdekaan
penuh dari Indonesia.

Indonesia (khususnya ABRI) sepertinya memang ingin mengadu domba dua
kelompok ini. Dari kelompok yang menjadi minoritas, Pro Integrasi telah
dilatih, dibayayai dan persenjatai untuk menjadi kelompok yang melakukan
teror, kekerasan, dan intimidasi thd kelompok masyarakat lainnya
(terutama kelompok pro-kemerdekaan).

Apakah saya melihat kecongkakan Indonesia yang pada akhirnya juga tidak
bisa mempertahankan Timor-Timur, lebih baik untuk sekalian
membumi-hanguskan dan meluluh lantakan daerah ini.
Tanpa ada tindakan dari pemerintahan Habibie untuk menghentikan tindakan
kekerasan yang memang sengaja diciptakan oleh kita, malah aparat
keamanan dalam hal ini ABRI, justru melindungi para kelompok Pro
Integrasi yang justru baru berbuat onar terhadap niat baik
pro-kemerdekaan.

Dalam hal ini, bukan perlindungan thd minoritas kelompok pro integrasi,
"kesetiaan" terhadap Republik Indonesia. Prioritas dari posting ini
adalah "Apakah ada perlindungan terhadap civil liberties atau hak-hak
untuk hidup damai" sebelum diadakan referendum.

Tindakan Pemerintah dan Aparat Keamanan sudah seperti sejarah yang
diulang terus menerus. Dengan sengaja mengadu domba kelompok yang pro-RI
dengan kelompok yang mengancam "kepentingan" Indonesia sehingga
menimbulkan suatu momok ketakutan yang mendalam bagi para rakyat
Timor-Timur sehingga pada hari referendum nanti, tentunya setelah
ditakut-takuti oleh para pro-integrasi (Kelompok ini lebih cocok disebut
preman-preman Dilli yang pro Indonesia) akan tetap memutuskan bergabung
dengan "Republik Kesatuan Indonesia" (in sarcastic way)
Lihat saja kejadian saat penentuan PEPERA di Irian Jaya dan tentunya
kejadian setelah Invasi Indonesia di Timor-Timur. Selalu kita "mengadu domba"
kelompok yang pro Indonesia ( tentunya telah dipersenjatai lengkap )
dengan kelompok yang anti-Indonesia.

Rekan-rekan, posting ini bukan menyangkut integritas kita terhadap
Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai seorang warga negara, sudah tentunya
saya ingin melihat kesatuan dan keutuhan kita sebagai "Satu Keluarga".
Tapi dalam hal ini, "Cara untuk mempertahankan kesatuan dan persatuan"
yang telah ditempuh oleh Pemerintah dan ABRI adalah cara yang salah dan
tidak dapat diterima oleh pencerminan niat baik kita dan menghormati
"Hak-hak Rakyat Timor-Timur" dan nilai-nilai yang menjunjung kehidupan
berperikemanusiaan dan berperikeadilan.

Jikalau memang Pemerintahan Habibie dan Angkatan Bersenjata/ Polri,
beritikad untuk menyelesaikan masalah Timor-Timur dengan cara damai dan
tetap menjaga harga diri Bangsa Indonesia,
Pemerintah dan Aparat harus melempaskan diri dari  persekutuan dengan
kelompok yang pro integrasi, tidak mendanai ataupun mempersenjatai
kelompok ini yang sekarang telah terbukti malah "justify their fears on the
other people's suffering" ( Tentunya masih ingat dengan Zionisme Bangsa
Yahudi yang menjajah dan menderitai Rakyat Palestina sebagai dalih bahwa
mereka telah menderita dibawah kekejaman Nazi Jerman ? semoga bangsa
indonesia tidak melupakan itu)

Cabut dukungan apapun thd kelompok pro-integrasi, buat kesepakatan
dengan kelompok CNRT untuk tidak membalas dendam dan tentunya pegang
pernyataan Xanana bahwa Pro-Kemerdekaan ingin menyelesaikan masalah ini
dengan damai. Adakan perundingan untuk penurunan senjata, penandatangan
untuk tidak mengangkat senjata tapi melainkan menyelesaikan
permasalahan di meja perundingan.

Semoga kita dapat menyelesaikan permasalahan ini dengan akal sehat, penuh
kedewasaan, dan bertanggung-jawab. Premanisme dan militanisme dengan
dalih apapun tidak dapat diterima oleh nilai-nilai kemanusian. Apapun
alasan untuk melindungi para kelompok integrationis dengan meng-approve
apasaja tindakan mereka, jelas sudah melanggar itikad baik kita sebagai
bangsa yang "Beradab".

Ingat, dalam pernyataan proklamasi kita, kita memproklamirkan Republik
ini atas dasar penderitaan yang telah kita alami selama beratus-ratus
tahun dibawah penjajahan kolonialisme. Jangan sampai kita sendiri yang
membuat Proklamasi dan dasar-dasar yang telah melahirkan dan menjaga
kelestarian negara ini "menjadi basi" dan tidak relevan.




Andrew Pattiwael



- Buntut Apel Pro-integrasi,

12 Orang Tewas

Dili, Pembaruan

Sekitar 10.000 masyarakat prointegrasi melakukan apel besar
di halaman Kantor Gubernur di Dili, Sabtu (7/4), untuk
mengukuhkan kelompok komando prointegrasi, namun setelah
pawai itu mereka membakar dan merusak rumah-rumah para
tokoh pro-kemerdekaan.

Dalam insiden itu, sedikitnya 12 orang tewas, dan rumah-rumah yang
diserang hancur berantakan. Kota Dili, pada Minggu siang masih
mencekam dan bagaikan kota mati.

Apel akbar ini untuk mengukuhkan Komando Prointegrasi Kota Dili
bernama Aitarak, pimpinan Eurico 

Re: Indonesia Bertanggung Jawab

1999-04-18 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Saya rasa ini bukan masalah "Hanya 12" yang meninggal, tetapi ini
masalah siapa yang memulai, siapa yang memanas-manasi dan siapa yang menaruh api
dalam sekam.
Kalau kita bisa jujur sedikit saja, mungkin kita bisa berpikir
sebenarnya siapa yang salah dan siapa yang harus "back off" dari
permasalahan ini.
Kita, pihak Indonesia sudah mengeluarkan sebuah statement, yang
menggaris-bawahi bahwa kita "Committed" to solve the East Timor
Problem, by any means: Pemberian Kemerdekaan Apabila East Timorese
dalam referendum nanti menyatakan "Pisah" dari Republik Indonesia.
By Any Means, saya maksud kita berjanji akan menyelesaikan
permasalahan ini secara damai, walaupun akhirnya kita harus merelakan
untuk melepas Timor/ Kehilangan Muka. Sebenarnya ini bukan suatu
"kemaluan yang harus diterima oleh Bangsa Indonesia" tapi seharusnya
dapat kita tunjukan sebagai kebesaran bangsa kita yang dibilang selalu
ramah-tamah itu.
Dan memang, sebagai pertanggung jawaban kita thd golongan elite
Timor-Timur yang selama ini kita bina untuk menjadi minority who ruled
East Timor, harus kita pikirkan keselamatan dan masa depannya.
Contoh Belanda, setelah dibubarkannya Republik Indonesia Serikat,
mengijinkan warga Indonesia, Indo, yang masih menyatakan kesetiaan
kepada the Netherlands Crown untuk tinggal di Belanda. Ini hanya suatu
bentuk tanggung-jawab sebagai bekas "penjajah".
Karena itu saya setuju dengan jawaban Bapak Presiden, yang
menyatakan bahwa Indonesia tidak ingin lebih lama lagi ingin diberati
masalah Timor-Timur. Either You Except the Full Autonomy Status (Plus) or you can
declare your Independence. Kita sudah menyatakan batas-batas dimana
Indonesia berpijak. There is limitation...and we would not go beyond
there.
Permasalahan bukan hanya dari 12 orang saja yang meninggal, yang
harus kita cari adalah the preventive measure untuk menyelesaikan
problems without any cause such as death. Seharusnya kita dapat mencegah
pertumpah darahan, bukannya malah memancing-mancing agar terjadi tumpah
darah.




Andrew Pattiwael



On Mon, 19 Apr 1999, Hadeer wrote:


 Kalau saya jadi Presiden BJH...

 Saya akan angkut orang - orang Timtim dan orang - orang di Timtim yang
 masih pengen ikut Indonesia.

 Yang nggak kepengen ikut Indonesia silahkan tinggal di Timtim dan
 memerdekaan diri... toch Portugis (baca : biang masalah semua ini) juga
 sudah dari dulu kepengen ambil lagi Timtim...dan rakyat Timtim yang selalu
 mencari masalah dengan Indonesia saya pikir koq ya besar kepala sekali
 selalu minta perhatian dan perlakuan lebih dibanding rakyat indonesia yang
 lain."dikasih hati minta jantung"

 Baru 12 yang meninggal sudah pada ribut   bandingkan dengan Aceh,
 Ambon, Tanjung Priok, Lampung, Banyuwangi...

 Hadeer

 --
  From: Andrew G Pattiwael [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Subject: Indonesia Bertanggung Jawab
  Date: 19 April 1999 3:48
 
  Jadi ini maksudnya tujuan melatih para milisi-milisi Timor Pro-Integrasi,
  dengan dalih melindungi para pro-integrasi yang ditakutkan akan
  menjadi korban para pro-kemerdekaan setelah Timor menerima kemerdekaan
  penuh dari Indonesia.
 
  Indonesia (khususnya ABRI) sepertinya memang ingin mengadu domba dua
  kelompok ini. Dari kelompok yang menjadi minoritas, Pro Integrasi telah
  dilatih, dibayayai dan persenjatai untuk menjadi kelompok yang melakukan
  teror, kekerasan, dan intimidasi thd kelompok masyarakat lainnya
  (terutama kelompok pro-kemerdekaan).
 
  Apakah saya melihat kecongkakan Indonesia yang pada akhirnya juga tidak
  bisa mempertahankan Timor-Timur, lebih baik untuk sekalian
  membumi-hanguskan dan meluluh lantakan daerah ini.
  Tanpa ada tindakan dari pemerintahan Habibie untuk menghentikan tindakan
  kekerasan yang memang sengaja diciptakan oleh kita, malah aparat
  keamanan dalam hal ini ABRI, justru melindungi para kelompok Pro
  Integrasi yang justru baru berbuat onar terhadap niat baik
  pro-kemerdekaan.
 
  Dalam hal ini, bukan perlindungan thd minoritas kelompok pro integrasi,
  "kesetiaan" terhadap Republik Indonesia. Prioritas dari posting ini
  adalah "Apakah ada perlindungan terhadap civil liberties atau hak-hak
  untuk hidup damai" sebelum diadakan referendum.
 
  Tindakan Pemerintah dan Aparat Keamanan sudah seperti sejarah yang
  diulang terus menerus. Dengan sengaja mengadu domba kelompok yang pro-RI
  dengan kelompok yang mengancam "kepentingan" Indonesia sehingga
  menimbulkan suatu momok ketakutan yang mendalam bagi para rakyat
  Timor-Timur sehingga pada hari referendum nanti, tentunya setelah
  ditakut-takuti oleh para pro-integrasi (Kelompok ini lebih cocok disebut
  preman-preman Dilli yang pro Indonesia) akan tetap memutuskan bergabung
  dengan "Republik Kesatuan Indonesia" (in sarcastic way)
  Lihat saja kejadian saat penentuan PEPERA di Irian Jaya dan tentunya

Re: Indonesia Bertanggung Jawab (fwd)

1999-04-18 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Tidak pernah ada kata puas dari referendum, pemilu, voting.
Tetapi setidaknya menunjukan suatu keberadaban, bahwa setiap manusia itu
diberikan hak untuk memilih.
Solusi anda memang terkesan sangat tidak manusiawi, seperti pada masa era
gladiator di Roma, yang dimana manusia sudah seperti binatang, diadu dan
siapa yang menang boleh mengambil nyawa lawannya yang kalah.
Bung, jaman ini sudah bukannya jaman "jungle warrior" lagi, seperti kata
teman saya yang melihat kebringasan di sambas lewat hasil foto di
asianweek, "kampungan sekali sih...". saya ngga tau maksud dia berbicara
kampung itu, walau saat mendengar pertama kali saya juga agak tersinggung
karena saya juga dari kampung. Mungkin kata yang lebih tepat lagi
"primitif sekali"
Perang jaman sekarang saja sudah bukan lagi menggunakan kekuatan fisik,
melainkan kekuatan otak. Lihat Amerika, apa berani dia mengirimkan
pasukannya, paling berani juga dia kirim rudal-rudal patriotnya untuk
menghantam musuh. Mungkin perang abad 21 akan mengambil tempat di
internet, dimana penggunaan fisik diminimalkan sekecil mungkin.
Karena itu juga sekarang sedang banyak digalakan penggunaan robot, untuk
menggantikan peran manusia yang begitu rentan terhadap situasi-situasi
yang berhubungan dengan hal-hal yang kritis.
Apagunanya DPR/MPR, parlemen, konggres dan sebagainya dimana para
wakil-wakil rakyat "berjuang" bukan dengan fisik melainkan dengan pikiran
dan perkataan. Buat apa kita kembali lagi ke jaman-jaman bahela yang
memang membutuhkan kekuatan fisik yang dinamis untuk survive di alam yang
penuh dengan persaingan dan mara bahaya.

Saya setuju kalau pemenangnya adalah yang mempunyai keyakinan dan
kepercayaan yang luar biasa.

Sangat disayangkan bagi kita-kita semua yang melihat bahwa hanya fisik
yang bisa menyelesaikan segala persoalan. Buat apa yang DiAtas memberikan
akal budi (otak) kalau tidak digunakan untuk menghindari segala bentuk
kekerasan yang pada akhirnya juga tidak membawa penyelesaian selain
menciptakan dendam kesumat yang berkepanjangan.

Dari solusi anda yang katanya mengumpulkan 100 orang untuk ditarungkan
disuatu arena, saya memperkirakan akan muncul 1000 orang lagi yang merasa
tidak puas dengan hasil yang dicapai oleh ke-100 orang itu, dan
kemungkinan akan muncul lagi 1,000,000 orang lagi yang juga tidak puas
dengan hasil pendahulunya...begitu seterusnya. Akhirnya yang terjadi
adalah pembunuhan massal yang menurut saya sangat sia-sia.








Andrew Pattiwael

On Mon, 19 Apr 1999, Hadeer wrote:


 Begini aja dech biar gampang ...daripada referendum ... cape' dan
 lamabelum tentu semua pihak puas

 Daripada diadakan gencatan senjata..tapi tetap saja ada senjata selundupan
 entah darimana di keduabelah pihak, dan daripada dipersenjatai malah
 menimbulkan korban "tidak terkendali" di kedua belah pihak...bagaimana
 kalau saya usul :

 Masing - masing pihak mempersiapkan 100 orang terkuat, terlihat, terpandai
 dalam berperang. Kemudian masing - masing pihak akan diberi senjata HANYA
 pedang dan tameng. Dikumpulkan di sebuah lapangan terbuka. Disisi lapangan
 di siapkan Dokter-dokter terlatih untuk merawat luka.

 Peraturan pertempuran : HANYA melukai dan TIDAK BOLEH membunuh 

 Yang menang akan diberikan hak-hak kemerdekaan OR integrasi sepenuhnya
 kepada mereka, dan yang kalah akan dilindungi hak-haknya dan diperlakukan
 adil oleh yang menang.

 Setuju ???

 Terkesan agak jahattapi kalau dilihat lebih jauh sebenarnya ini adalah
 cara yang adil, beradab dan dapat diterima oleh semua pihak.

 Yang menang PASTI adalah yang mempunyai KEYAKINAN yang kuat dihati mereka
 masing-masingakan terlihat siapa yang sebenarnya pengecut. !!!

 Kalau cara ini diterimauntuk pro kemerdekaan  yang ditaruh
 dibarisan paling depan adalah XANANA :-) Kita lihat sajaberani
 nggak dia berperang untuk pro integrasi yang ditaruh paling depan
 ..... (siapa ya ???)


 Hadeer


 --
  From: Andrew G Pattiwael [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Subject: Re: Indonesia Bertanggung Jawab (fwd)
  Date: 19 April 1999 9:31
 




Tawuran Tak Bisa Diatasi Dengan Pembinaan Individual

1999-04-08 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

SUARA PEMBARUAN DAILY


Tawuran Tak Bisa Diatasi Dengan

Pembinaan Individual

Jakarta, Pembaruan

Meluasnya tawuran antarpelajar dan makin seriusnya tindak kekerasan yang
muncul
membuktikan gagalnya program penanggulangan yang dilakukan selama ini.
Penanggulangan tawuran gagal karena pendekatan atau teori yang digunakan,
salah.

Hal itu terungkap dalam "Kajian Penanggulangan Tawuran Siswa Di Daerah
Metropolitan Jakarta" yang dilakukan oleh Kelompok Kerja (Pokja)
Penanggulangan
Tawuran. Laporan diserahkan kepada Mendikbud Juwono Sudarsono di Jakarta,
Rabu (7/4). Acara itu dihadiri pemimpin redaksi media massa.

"Kegagalan cara penanggulangan tersebut disebabkan oleh kecenderungan mencari
akar masalah tawuran pada diri individu siswa yang terlibat. Penanggulangan
seharusnya mempertimbangkan tawuran sebagai gejala perilaku kelompok yang
tidak
memiliki kaitan signifikan dengan perilaku individual anggota kelompok
tersebut," kata
Ketua Pokja Dr M Enoch Markum.

Dijelaskan, program penanggulangan tawuran pelajar telah dilakukan oleh
berbagai
instansi pemerintah yang juga mengikutsertakan pakar dan praktisi. Pada
1995/1996
misalnya, Pemda DKI Jaya melakukan lebih dari 150 kegiatan yang ditujukan
bagi para
siswa, guru dan orangtua siswa. Berbagai pendekatan, baik secara
persuasif maupun
militeristik, sudah pernah dilakukan. Misalnya Penandatanganan Ikrar,
Pembinaan
Pelajar Bermasalah, Pelajar Siaga dan Sekolah Kodim.

Ada anggapan, tawuran dapat diatasi dengan pembinaan siswa secara individual.
Dengan asumsi, bila setiap individu berkarakteristik baik, maka sebagai
anggota
kelompok, mereka akan berperilaku baik.

Padahal, kata Pokja, tawuran adalah bentuk tingkah laku konflik
antarkelompok yang
amat berbeda dinamikanya, dengan tingkat laku konflik antarindividu.
Sehingga usaha
penanggulangan harus mempertimbangkan tawuran sebagai gejala perilaku
kelompok,
yang tidak memiliki signifikan dengan perilaku individual anggota
kelompok tersebut.

Menurut Pokja, perlakuan penanggulangan yang dipusatkan pada individu
yang terlibat
tawuran dan penonjolan ciri negatif siswa merupakan dramatisation of evil
yang justru
akan memperkuat kecenderungan penyimpangan perilaku siswa.

"Program Sekolah Kodim justru dapat meningkatkan reputasi siswa yang terlibat
tawuran di hadapan teman-temannya dan meningkatkan keterlibatan mereka dalam
tawuran," jelas Enoch.

Ditambahkan, tidak efektinya program pencegahan dan penanggulangan tawuran
selama ini adalah karena bersumber pada pendekatan sektoral, individual,
serta
terbatas pada tataran konseptual dan tidak berkesinambungan.

Pokja menyarankan agar dilakukan pendekatan yang komprehensif dari
berbagai sudut
tinjauan keilmuan, sehingga diperoleh pemahaman yang utuh. Usaha
penanggulangan
dapat dirancang lebih terarah dan konsisten dengan dasar pemikiran yang
kuat, serta
secara berkala dapat dilakukan evaluasi program.

Tawuran Basis

Dalam laporannya, Pokja menganalisis permasalahan dari sudut analisa
sosio-psikologis
dan analisa sosio-kriminologis.

Analisa sosio-psikologis menunjukkan, tawuran adalah tingkah laku
antarkelompok,
yang didasari upaya meningkatkan identitas sosial kelompok dan konsep diri
anggotanya. Sehingga muncul pandangan stereotipikal yang merendahkan (ingroup
favouritism) dan prasangka (prejudice) terhadap kelompok lain. Kelompok
di sini
adalah sekolah dan basis.

Basis terbentuk dari beberapa kelompok kecil atau kloter (kelompok siswa
kelas 1, 2
dan 3) yang bertempat tinggal berdekatan dan menggunakan bus yang sama dari
rumah. Di terminal misalnya, kloter-kloter ini bergabung dan membentuk
basis. Dalam
basis, siswa tidak mengakui adanya pemimpin tunggal, tapi memandang siswa
kelas tiga
sebagai pemimpin.

Kegiatan dalam basis sendiri, menurut Pojka, tidak selalu negatif. Basis bisa
mempersatukan siswa di luar tawuran, misalnya dengan melakukan pertandingan
sepakbola, mendaki gunung dan lain-lain. Jadi, basis berpotensi untuk
dikembangkan
ke arah positif.

"Basis hanya berfungsi sebagai kelompok yang 'agresif' apabila berhadapan
dengan
basis sekolah lain yang dianggap sebagai musuh. Di saat tidak kontak
dengan lawan,
basis hanya merupakan kerumunan teman sekolah."

Dari analisa sosio-kriminologis, tawuran adalah tingkah laku kolektif.
Menurut analisa
kolektifa, keterlibatan seseorang dalam tingkah laku kolektif tidak
didasarkan
pertimbangan rasional pelakunya. Dalam kehidupan sehari-hari yang normal,
para
individu anggota kelompok adalah orang-orang yang tunduk hukum.

Namun dalam situasi yang sangat khusus, yaitu berada dalam kolektifa atau
kerumunan,
mereka seakan menghadapi situasi problematis yang harus segera
diantisipasi dengan
suatu tindakan yang nyata. Tindakan nyata yang dipandang paling relevan
dalam situasi
problematis adalah tindakan bersama (kolektifa) yang biasanya merupakan
tingkah laku
kekerasan kolektif.

Untuk itu Pokja mengemukakan sejumlah saran tindak, yang pada dasarnya
didasari
pada dua faktor penyebab gejala tawuran. Yakni faktor utama (basis 

Re: Gay(a) Nusantara dan PRD

1999-04-07 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

wah...wah.makinan parah nih..
mandi bareng boleh...asal situ sama sini ngadep
belakang-belakangan-pantat-pantatankalau ngeliat-ngeliatan kan bisa
risih..kiraiin mau main ukur-ukuran

pantesan di NU kalau mandi, ada petunjuk jangan ngejatuhin sabun atau
shampoo. Kalau jatuh...ditendang keluar kamar mandi, pungutnya diluar
setelah pakai handuk.
ah...udah...makin ngeludruk deh ente dan ane.sebentar bisa disue lagi
buat diskriminatif statement

kelompok ludruk permias@ :
Bung Effron, Bung Rosadi, Pattiwael
siapa lagi yang mau bergabung???

andrew pattiwael





On Tue, 6 Apr 1999, Mohammad Rosadi wrote:

 Bang Efron nulis :
 Lha kok jadinya gini? Romantis banget pakek dikipasin segala. Disuruh
 mandi lagiha...ha...ha...jangan-jangan.:-)

 Waduh..cemburu doi, jadi mo ikutan mandi sama si andy ni..???
 hihihihihihi., nggak nyangka loh ente hobby mandi bareng..:)

 Yo wis...buruan mandinya..tak tinggalin kipasnya diluar..., ente aja
 deh yg ngipasin si andy..., biar cemburunya ilang...(alamak jan!)
 Ternyata ya...:) :) :) :) :) :)












 -Original Message-
 From:   Mohammad Rosadi [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent:   Tuesday, 06 April, 1999 22:32 PM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject:Re: Gay(a) Nusantara dan PRD
 
 ==dibusek===
 andrew pattiwael
 memang lagi panasan :)
 
 Sini tak kipasin.., tapi ente mandi dulu ye(jangan lupa pake
 sabun..biar wangi..:)
 
 Mohamad Rosadi
 (nggak ikut-ikutan panas..:)
 
 
 ==dibusek===





 __
 Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com




Re: Gay(a) Nusantara dan PRD

1999-04-06 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

anda berarti bawa topik lain lagi nih

INTI: Jangan membawa istilah agama orang lainbener ngga nih...

wah saya masih ingat saat anda membawakan beberapa topik mengenai agama saya,
saya tidak merasa kesinggung tuh perasaan

saya hanya ingin mengingatkan saja...mungkin anda lupa kalau anda juga
pernah melakukan yang sama...(membawa istilah kristen)

setahu saya saya tidak menyinggung kan...selain saya bermain fair, karena
saya juga membawa istilah dari agama saya.

oh begitu hukumnya
anda yang menarik garis pembatas nih..garis pembatas..


andrew pattiwael
memang lagi panasan :)


On Tue, 6 Apr 1999, Mohammad Rosadi wrote:

 Hehehehehhehe, sabar dong mas Andrew, wis toh..ojo kesusu..:)

 Masak saya mau memprovokasi andahihihihihihi...yang bener aja lah.
 Ente aja kali yg lagi sensi ni.., mungkin rada "shock" ngadepin
 pergantian musim ya:)

 Gini loh mas, saya menghapus beberapa postingan ente karena saya
 tidak punya hak untuk mengkritik tulisan tsb. Sebagai orang kristen,
 anda tentu berhak untuk menulis tentang agama,ajaran, atau umat kristen
 lainnya. Tapi maaf deh..., kalo bicara tentang agama lain (Islam)
 apalagi menyangkut salah satu ajarannya yang sangat penting (jihad),
 rasanya ente harus mengakui kalo ente tidak tau apa-apa tentang hal tsb.
 Jadi ya makanya saya sebut "ngelewati" daerah perbatasan. Laen halnya
 kalo anda cukup paham ttg masalah jihad ini, nggak jadi masalah..., kalo
 perlu kita diskusikan sama-sama.
 begetooo loh mas.:)

 Jadi jelas ya.., saya nggak bicara masalah perbatasan kampung
 lohapalagi perbatasan kampung di Ambon, emangnye ente fikir ane
 kefale kamfung afe..:)

 Salam provokasi

 Mohamad Rosadi
 Virginia

 PS. Korban Theo Syafei ya..? :)








 From: Andrew G Pattiwael [EMAIL PROTECTED]
 To: Mohammad Rosadi [EMAIL PROTECTED]
 CC: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: Gay(a) Nusantara dan PRD
 Date: Tue, 6 Apr 1999 09:17:26 -0400 (EDT)
 
 daerah perbatasan apa bung ? :)
 kalau posting orang jangan dihapus-hapus donk...lalu disalah-gunakan
 ntuk memprovokasi saya sebentarheheheh
 
 kan saya tulis dibawah : pakai alasan jihad, kitab suci dan Yesusnya,
 saya jelas-jelas memakai juga ungkapan muslim dan kristen, jadi saya
 tidak merasa melewati perbatasan Kampung Mardika dan Kampung Batu.
 Nginjek ditengah-tengah mungkin benar, kaki saya yang satu di kampung
 mardika, kaki satu lagi di kampung batu.
 
 Korban Theo Syafei, posting saya dihapus-hapus dan disalah gunakan.
 
 andrew pattiwael
 
 
 
 
 
 On Tue, 6 Apr 1999, Mohammad Rosadi wrote:
 
  Andrew nulis :
 
  --diapus---
  susah sekali hidup dijaman ini...semua orang merasa dirinya
  benar...sebentar pakailah alasan jihad...--diapus--
 
  Weleh-weleh..,
 
  Sepertinya udah "ngelewati" daerah perbatasan ni.:-)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  andrew pattiwael
  
  On Mon, 5 Apr 1999, Erwin wrote:
  
   Yang menjadi pertanyaan saya: hak apakah itu? Hak-hak (asasi)
 hanya
  melekat
   kepada orang waras. Selama orang itu waras ia berhak
 memperjuangkan
   hak-haknya tanpa mengganggu hak-hak orang lain. Menjadi hombreng
  bukanlah
   hak yang diberikan Tuhan (jika manusia masih mengakui kemaujudan
  Tuhan).
   Manusia diciptakan sebagai pria dan wanita (banci adalah kelainan
  seks
   karena fisik dan hormonal). Secara kodrati juga manusia
 berkembang
  biak
   karena ada perkawinan (pria dan wanita).
  
  
   Ma
  Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
 


 __
 Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com




Re: Debat dan pembaca lain

1999-04-06 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

akan saya coba bung budi

andrew pattiwael



On Tue, 6 Apr 1999, Budi Haryanto wrote:

 Rekan-rekan yth.,

 Seru sekali debat yang terjadi atas beberapa topik yang di angkat oleh
 teman-teman sejak beberapa minggu terakhir ini. Sayang, topik-topik yang
 menarik tsb hanya diperdebatkan dan dibatasi pada beberapa orang saja,
 karena langsung saling tunjuk, saling serang, dan adu argumen di antara
 mereka saja.

 Padahal, kita-kita ini (beberapa ratus orang di milis permias ini)pada
 ikutan baca tulisan-tulisan anda.

 Barangkali akan lebih baik kalau apa yang akan anda tulis dan
 argumentasikan juga ikut mempertimbangkan akan dikonsumsi oleh pembaca
 yang lain. Karena bagaimanapun, kita-kita juga pingin tahu dan pingin
 belajar dari hal-hal yang anda-anda diskusikan. Dengan kata lain,
 jadikanlah tulisan anda tsb sesuatu yang berharga juga bagi pembaca
 lain. Saya yakin bahwa anda-anda cukup bijak, berpengetahuan, dan mampu
 melakukan itu.

 Salam,

 Budi Haryanto
 (Pembaca setia milis permias)




Re: Gay(a) Nusantara dan PRD

1999-04-05 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Tetapi bukankah mereka (kaum yang mengaku Hombreng, atau homo brengsek ini)
juga mempunyai hak untuk tetap diakui sebagai manusia? jadi dengan alasan
melawan kodrati manusia, mereka boleh kita ganggu dan kita diskriminasi?
ya ngga donkapa alasan untuk membenarkan tindakan kita yang
mendiskriminasikan sesama manusia lain.

terserahlah anda kalau ingin mencoba mengembalikan mereka ke jalan yang
benar selama anda tidak MEMAKSA atau sampai mencelakakan keselamatan mereka
tapi SEMUA MANUSIA berhak untuk menjadi apa saja yang mereka mau, selama
kemauan mereka ini tidak merugikan orang lainanda tidak pernah kan
dirugikan sama homo brengsek (ini saja sudah konotasi negatif)..hanya
perasaan anda saja yang tidak suka sama mereka kan...

that is all 


andrew pattiwael


On Mon, 5 Apr 1999, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote:

 Dalam sebuah siaran radio swasta di Jakarta diberitakan kelompok hombreng
 Gaya Nusantara bergabung dengan PRD. Dengan bangga Dede Oetomo, Ketua
 hombreng, mengatakan bahwa hanya PRD yang memperjuangkan hak-hak (asasi)
 mereka.

 Yang menjadi pertanyaan saya: hak apakah itu? Hak-hak (asasi) hanya melekat
 kepada orang waras. Selama orang itu waras ia berhak memperjuangkan
 hak-haknya tanpa mengganggu hak-hak orang lain. Menjadi hombreng bukanlah
 hak yang diberikan Tuhan (jika manusia masih mengakui kemaujudan Tuhan).
 Manusia diciptakan sebagai pria dan wanita (banci adalah kelainan seks
 karena fisik dan hormonal). Secara kodrati juga manusia berkembang biak
 karena ada perkawinan (pria dan wanita).

 Kaum hombreng adalah pria sejati bukan banci. Mereka secara sadar melawan
 kodratnya. Jadi di sini tidak ada hubungannya sama sekali dengan hak asasi.
 Melawan kodrat sudah merupakan pelanggaran HAM. Jadi untuk apa
 memperjuangkan hak-hak para kaum hombreng karena memang tidak waras. Yang
 bisa kita lakukan adalah memperjuangkan untuk memulihkan kesadaran mereka
 agar tidak melawan kodrat.

 Mari kita diskusikan!

 Efron




Re: Gay(a) Nusantara dan PRD

1999-04-05 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

itulahapa alasan nya sehingga bisa membenarkan tindakan seseorang
dengan mengatakan bahwa ia benar diatas segalanyaya tuhanmau
menciptakan satu orang Hitler lagi nih???

I dont give a d*** orang lain homo apa engga...selama orang itu tidak
merugikan ketentraman umum atau ketentraman sayago ahead...

susah sekali hidup dijaman ini...semua orang merasa dirinya
benar...sebentar pakailah alasan jihad...atau melanggar ayat kitab
suci...atau kata yesus ini salah.


andrew pattiwael

On Mon, 5 Apr 1999, Erwin wrote:

 Yang menjadi pertanyaan saya: hak apakah itu? Hak-hak (asasi) hanya melekat
 kepada orang waras. Selama orang itu waras ia berhak memperjuangkan
 hak-haknya tanpa mengganggu hak-hak orang lain. Menjadi hombreng bukanlah
 hak yang diberikan Tuhan (jika manusia masih mengakui kemaujudan Tuhan).
 Manusia diciptakan sebagai pria dan wanita (banci adalah kelainan seks
 karena fisik dan hormonal). Secara kodrati juga manusia berkembang biak
 karena ada perkawinan (pria dan wanita).


 Maaf saja... saya baru mendengar bahwa Hak-hak (asasi) hanya melekat kepada
 orang waras. Dan satu lagi, definisi waras itu apa sih? Apakah dengan
 menjadi gay, berarti orang tersebut tidak waras? Kalau begitu, kalau
 misalnya ketemu gay, apakah bisa diperlakukan seenaknya begitu? Dengan kata
 lain, misalnya kaum gay mau di sembelih pun dan badan sembelihannya di
 pajang bak daging sapi pun, tidak apa-apa, begitu? Kan mereka tidak memiliki
 hak asasi menurut Anda?

 Dan pertanyaan paling mudah, apakah Anda yakin diri Anda waras? Walau belum
 pernah ada orang yang mencap diri saya tidak waras secara serius, saya
 sendiri tidak yakin apakah saya waras atau tidak sebenarnya... :)

 Kaum hombreng adalah pria sejati bukan banci. Mereka secara sadar melawan
 kodratnya. Jadi di sini tidak ada hubungannya sama sekali dengan hak asasi.
 Melawan kodrat sudah merupakan pelanggaran HAM. Jadi untuk apa
 memperjuangkan hak-hak para kaum hombreng karena memang tidak waras. Yang
 bisa kita lakukan adalah memperjuangkan untuk memulihkan kesadaran mereka
 agar tidak melawan kodrat.


 Saya baru mendengar, bahwa melawan kodrat merupakan pelanggaran HAM. Anda
 yakin itu melanggar? Anda ambil statement itu darimana? Lalu, definisi
 melawan kodrat itu apa sih?

 Salam,
 Erwin




Re: Gay(a) Nusantara dan PRD

1999-04-05 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

mungkin.tapi saya melihat nama tuhan yang dipakai disini sepertinya
akan membawa alasan untuk perang sabit atau perang salib lagi...
memang belum pernah didengar "gay society" telah diterima oleh kalangan
agama yang resmi, namun untuk kalangan demokrasi atau kemanusiaan, saya
rasa sudah dan memang sudah seharusnya.

memang relatifsaya rasa semua manusia itu punya hak untuk menjadi
GAY, tidak ada yang larang kan (kecuali kalau memang di agama)
Tapi, apa kita punya alasan atau HAK untuk melarang seseorang untuk
menjadi gay? kalau hanya alasan agama sihgua juga bisa jawab...gua
kaga beragama.so simple?

Sekarang pertanyaan sayamemang ada pusat perkampungan gay...aduh anda
ini ngawur sajaKenapa...mereka tidak punya untuk tinggal disuatu
tempat karena gay ? jujur saja . saya tidak berkeberatan kalau mereka
tinggal disekitar saya...selama mereka mengurus masalah mereka sendiri,
selama mereka tidak membakar rumah saya, merampok ataupun memperkosa anak
saya.buktinya yang normal selama ini kan yang menggangu ketentraman
tinggal di indonesia(different topic)

anda bawa topik rumah bordil sudah lain cung.
sekarangperaturan rumah bordil di HUKUM itu apaapakah harus
lokalisasi...misalnya ada kompleks tersendiri...dan Illegal ngga buka
sembarangan rumah bordil misalnya di Kompleks perumahan Kelapa Gading
Permai misalnya.kalau illegal ya...jelas illegal donk.tapi kan
bisa diselesaikan dalam HUKUM...ngga main dibakar oleh massaatau
disuruh dibakar oleh para pendeta gereja kristen mana atau para ulama
mesjid mana.

andrew pattiwael

On Mon, 5 Apr 1999, FNU Brawijaya wrote:

 Hehe mungkin lebih baik berhati-hati bawa nama Tuhan untuk urusan gay.
 Perasaan saya belum pernah denger keberadaan gay diterima oleh agama-
 agama yg kita kenal deh. Ndak tahu kalo udah ganti.

 Definisi tidak mengganggu ketentraman umum juga sangat relatif. Ambil
 contoh di lingkungan rumah anda menjadi pusat atau perkampungan
 gay. Mereka tidak pernah mengganggu ketentraman anda atau umum.
 Pertanyaannya, apa anda mau tinggal di situ? Hehe...jawabannya yg jujur lho.
 Apa lagi bila anda sudah berkeluarga. Saya kira anda akan berpikir beribu kali
 sebelum menjawab pertanyaan saya.

 Kasus ini dapat diperluas, misalkan di sebelah rumah anda digunakan sebagai
 rumah bordilnya mewah. Tidak ada gangguan sama sekali. Malah lingkungan
 aman sentosa karena satpam jadi lumayan rajin. Kira-kira mau nggak?
 Biarpun gay dan WTS beda, bahkan WTS sering kali lebih karena tekanan
 ekonomi, tapi keberadaannya serasa penyakit menular. Lebih baik jauh-jauh.
 Apalagi bila keluarga sudah masuk ke pertimbangan. Kalau masih bujang
 sih.

 Salam,


 Andrew G Pattiwael wrote:

  itulahapa alasan nya sehingga bisa membenarkan tindakan seseorang
  dengan mengatakan bahwa ia benar diatas segalanyaya tuhanmau
  menciptakan satu orang Hitler lagi nih???
 
  I dont give a d*** orang lain homo apa engga...selama orang itu tidak
  merugikan ketentraman umum atau ketentraman sayago ahead...
 
  susah sekali hidup dijaman ini...semua orang merasa dirinya
  benar...sebentar pakailah alasan jihad...atau melanggar ayat kitab
  suci...atau kata yesus ini salah.
 
  andrew pattiwael
 
  On Mon, 5 Apr 1999, Erwin wrote:
 
   Yang menjadi pertanyaan saya: hak apakah itu? Hak-hak (asasi) hanya melekat
   kepada orang waras. Selama orang itu waras ia berhak memperjuangkan
   hak-haknya tanpa mengganggu hak-hak orang lain. Menjadi hombreng bukanlah
   hak yang diberikan Tuhan (jika manusia masih mengakui kemaujudan Tuhan).
   Manusia diciptakan sebagai pria dan wanita (banci adalah kelainan seks
   karena fisik dan hormonal). Secara kodrati juga manusia berkembang biak
   karena ada perkawinan (pria dan wanita).
  
  
   Maaf saja... saya baru mendengar bahwa Hak-hak (asasi) hanya melekat kepada
   orang waras. Dan satu lagi, definisi waras itu apa sih? Apakah dengan
   menjadi gay, berarti orang tersebut tidak waras? Kalau begitu, kalau
   misalnya ketemu gay, apakah bisa diperlakukan seenaknya begitu? Dengan kata
   lain, misalnya kaum gay mau di sembelih pun dan badan sembelihannya di
   pajang bak daging sapi pun, tidak apa-apa, begitu? Kan mereka tidak memiliki
   hak asasi menurut Anda?
  
   Dan pertanyaan paling mudah, apakah Anda yakin diri Anda waras? Walau belum
   pernah ada orang yang mencap diri saya tidak waras secara serius, saya
   sendiri tidak yakin apakah saya waras atau tidak sebenarnya... :)
  
   Kaum hombreng adalah pria sejati bukan banci. Mereka secara sadar melawan
   kodratnya. Jadi di sini tidak ada hubungannya sama sekali dengan hak asasi.
   Melawan kodrat sudah merupakan pelanggaran HAM. Jadi untuk apa
   memperjuangkan hak-hak para kaum hombreng karena memang tidak waras. Yang
   bisa kita lakukan adalah memperjuangkan untuk memulihkan kesadaran mereka
   agar tidak melawan kodrat.
  
  
   Saya baru mendengar, bahwa melawan kodrat merupakan pelanggaran

Re: Gay(a) Nusantara dan PRD

1999-04-05 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

lho kok sekarang bawa urusan pajak..tadi bawa urusan
agamaaduh...sulit bicara kalau ngga jelas begini

saya bawa HAM karena saya melihat anda seperti GANG HO dan terkesan
diskriminatif dengan para HOMBRENG SE NUSANTARA ini ( ini juga
diskriminatif, dengan memanggil panggilan Hombreng = homo brengsek)

tuh kan...anda bilang secara kemanusiaan Hombreng telah melawan
kodratinya...
menginginkan legalitaslegalitas untuk dapat hidup tentram, tanpa
diganggu oleh para "NORMAL", memang dilarang? apakah ini yang anda
inginkan?

ttg legalitas prostitusi di amrik ini anda bicara dengan orang hukum
lahyang pasti setahu saya...anda bisa menikmati seks dimana
saja...tanpa bayar pun juga bisa kalau mau...hang out aja di
bar-bar...kenalan  sama cewek mabukngga usah bayar fee tuh...gratis
and  no pajak...offcourse...

masalah etikauntuk saat ini...sebelum PAUS di Vatican atau AYATOLLAH
KHOEMENI bilang kaum Gay legal  untuk dibilang NORMALyah mungkin
memang masalah dalam etikaNamun selama SEMUA MANUSIA itu berhak untuk
hidup.berekspresisaya rasa para HOMO BRENGSEK harus tetap diakui
HAK-HAK-nya


andrew pattiwael



On Mon, 5 Apr 1999, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote:

 Sekali lagi ini adalah tak berhubungan dengan HAM. Sebagai manusia para
 hombreng sebenernya hak-haknya sudah dicakup oleh HAM yang universal. Namun
 mereka menginginkan legalitas kaumnya.

 Di AS saja yang terkenal dengan kebebasan tetap melarang secara legal
 praktek prostitusi. Alasannya jelas karena setiap transaksi (dagang) harus
 ada pajaknya. Nah, kalau ada pajak dari transaksi seks apakah ini suatu yang
 etis.

 Saya sendiri nggak ambil pusing dengan aktivitas para gay ini. Namun saya
 akan ambil pusing jika mereka berusaha melegalkan aktivitas dan kelompok
 mereka. Jadi ini bukan soal bener salah tapi masalah etika seperti pajak
 seks di atas.

 Wassalam,
 Efron


 -Original Message-
 From:   Andrew G Pattiwael [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent:   Monday, 05 April, 1999 12:01 PM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject:Re: Gay(a) Nusantara dan PRD

 itulahapa alasan nya sehingga bisa membenarkan tindakan seseorang
 dengan mengatakan bahwa ia benar diatas segalanyaya tuhanmau
 menciptakan satu orang Hitler lagi nih???

 I dont give a d*** orang lain homo apa engga...selama orang itu tidak
 merugikan ketentraman umum atau ketentraman sayago ahead...

 susah sekali hidup dijaman ini...semua orang merasa dirinya
 benar...sebentar pakailah alasan jihad...atau melanggar ayat kitab
 suci...atau kata yesus ini salah.


 andrew pattiwael

 On Mon, 5 Apr 1999, Erwin wrote:

  Yang menjadi pertanyaan saya: hak apakah itu? Hak-hak (asasi) hanya
 melekat
  kepada orang waras. Selama orang itu waras ia berhak memperjuangkan
  hak-haknya tanpa mengganggu hak-hak orang lain. Menjadi hombreng bukanlah
  hak yang diberikan Tuhan (jika manusia masih mengakui kemaujudan Tuhan).
  Manusia diciptakan sebagai pria dan wanita (banci adalah kelainan seks
  karena fisik dan hormonal). Secara kodrati juga manusia berkembang biak
  karena ada perkawinan (pria dan wanita).
 
 
  Maaf saja... saya baru mendengar bahwa Hak-hak (asasi) hanya melekat
 kepada
  orang waras. Dan satu lagi, definisi waras itu apa sih? Apakah dengan
  menjadi gay, berarti orang tersebut tidak waras? Kalau begitu, kalau
  misalnya ketemu gay, apakah bisa diperlakukan seenaknya begitu? Dengan
 kata
  lain, misalnya kaum gay mau di sembelih pun dan badan sembelihannya di
  pajang bak daging sapi pun, tidak apa-apa, begitu? Kan mereka tidak
 memiliki
  hak asasi menurut Anda?
 
  Dan pertanyaan paling mudah, apakah Anda yakin diri Anda waras? Walau
 belum
  pernah ada orang yang mencap diri saya tidak waras secara serius, saya
  sendiri tidak yakin apakah saya waras atau tidak sebenarnya... :)
 
  Kaum hombreng adalah pria sejati bukan banci. Mereka secara sadar melawan
  kodratnya. Jadi di sini tidak ada hubungannya sama sekali dengan hak
 asasi.
  Melawan kodrat sudah merupakan pelanggaran HAM. Jadi untuk apa
  memperjuangkan hak-hak para kaum hombreng karena memang tidak waras. Yang
  bisa kita lakukan adalah memperjuangkan untuk memulihkan kesadaran mereka
  agar tidak melawan kodrat.
 
 
  Saya baru mendengar, bahwa melawan kodrat merupakan pelanggaran HAM. Anda
  yakin itu melanggar? Anda ambil statement itu darimana? Lalu, definisi
  melawan kodrat itu apa sih?
 
  Salam,
  Erwin
 




Re: Gay(a) Nusantara dan PRD

1999-04-05 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Bung Efron,
saya tidak menuduh anda diskriminatif, anda PUNYA HAK untuk merasa bahwa
kaum gay TIDAK PANTES, ini adalah hak anda...tidak ada bisa mengganggu-
gugat, tidak juga para kaum gay nya sendiri.

anda tidak usah pakai bukti bung...saya percaya.

mungkin sekarang topiknya, bagaimana cara berhubungan seks yang baik dan
benar (pakailah condom!)

nah untuk saya khususnya, saya merasa, saya mempunyai hak untuk "hanya
menyukai" lawan jenis saya,
saya "menghormati" kaum yang menyukai sesama jenis atau bahkan
dua-duanya.

andrew pattiwael


On Mon, 5 Apr 1999, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote:

 Betul, pertama saya membawa dari sisi agama. Kemudian etika. Saya sendiri
 sebenernya kesulitan mencari "kepantesan" kaum gay ini dari berbagai sisi.
 Ternyata nggak ada yang memanteskannya.

 Sekali lagi saya nggak diskriminatif terhadap kaum hombreng. Ia mau jadi apa
 kek peduli amat. Hanya saja kalau hombreng ini dilegalkan saya menentang
 keras. Mungkin Anda nggak percaya kalau saya nggak diskriminatif. Bukti:
 saya termasuk pengagum Rock Hudson yang hombreng. Bukti lagi: tetangga saya
 (hanya tembok couple yang membatasi rumah kami) adalah bintang iklan yang
 hombreng. Kami bersahabat dengan baik. Tidak jarang ia minta nasi kalau ia
 lagi males masak.

 Wassalam,
 Efron

 -Original Message-----
 From:   Andrew G Pattiwael [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent:   Monday, 05 April, 1999 12:55 PM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject:Re: Gay(a) Nusantara dan PRD

 lho kok sekarang bawa urusan pajak..tadi bawa urusan
 agamaaduh...sulit bicara kalau ngga jelas begini

 saya bawa HAM karena saya melihat anda seperti GANG HO dan terkesan
 diskriminatif dengan para HOMBRENG SE NUSANTARA ini ( ini juga
 diskriminatif, dengan memanggil panggilan Hombreng = homo brengsek)

 tuh kan...anda bilang secara kemanusiaan Hombreng telah melawan
 kodratinya...
 menginginkan legalitaslegalitas untuk dapat hidup tentram, tanpa
 diganggu oleh para "NORMAL", memang dilarang? apakah ini yang anda
 inginkan?

 ttg legalitas prostitusi di amrik ini anda bicara dengan orang hukum
 lahyang pasti setahu saya...anda bisa menikmati seks dimana
 saja...tanpa bayar pun juga bisa kalau mau...hang out aja di
 bar-bar...kenalan  sama cewek mabukngga usah bayar fee tuh...gratis
 and  no pajak...offcourse...

 masalah etikauntuk saat ini...sebelum PAUS di Vatican atau AYATOLLAH
 KHOEMENI bilang kaum Gay legal  untuk dibilang NORMALyah mungkin
 memang masalah dalam etikaNamun selama SEMUA MANUSIA itu berhak untuk
 hidup.berekspresisaya rasa para HOMO BRENGSEK harus tetap diakui
 HAK-HAK-nya


 andrew pattiwael



 On Mon, 5 Apr 1999, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote:

  Sekali lagi ini adalah tak berhubungan dengan HAM. Sebagai manusia para
  hombreng sebenernya hak-haknya sudah dicakup oleh HAM yang universal.
 Namun
  mereka menginginkan legalitas kaumnya.
 
  Di AS saja yang terkenal dengan kebebasan tetap melarang secara legal
  praktek prostitusi. Alasannya jelas karena setiap transaksi (dagang) harus
  ada pajaknya. Nah, kalau ada pajak dari transaksi seks apakah ini suatu
 yang
  etis.
 
  Saya sendiri nggak ambil pusing dengan aktivitas para gay ini. Namun saya
  akan ambil pusing jika mereka berusaha melegalkan aktivitas dan kelompok
  mereka. Jadi ini bukan soal bener salah tapi masalah etika seperti pajak
  seks di atas.
 
  Wassalam,
  Efron
 
 
  -----Original Message-
  From:   Andrew G Pattiwael [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
  Sent:   Monday, 05 April, 1999 12:01 PM
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Subject:Re: Gay(a) Nusantara dan PRD
 
  itulahapa alasan nya sehingga bisa membenarkan tindakan seseorang
  dengan mengatakan bahwa ia benar diatas segalanyaya tuhanmau
  menciptakan satu orang Hitler lagi nih???
 
  I dont give a d*** orang lain homo apa engga...selama orang itu tidak
  merugikan ketentraman umum atau ketentraman sayago ahead...
 
  susah sekali hidup dijaman ini...semua orang merasa dirinya
  benar...sebentar pakailah alasan jihad...atau melanggar ayat kitab
  suci...atau kata yesus ini salah.
 
 
  andrew pattiwael
 
  On Mon, 5 Apr 1999, Erwin wrote:
 
   Yang menjadi pertanyaan saya: hak apakah itu? Hak-hak (asasi) hanya
  melekat
   kepada orang waras. Selama orang itu waras ia berhak memperjuangkan
   hak-haknya tanpa mengganggu hak-hak orang lain. Menjadi hombreng
 bukanlah
   hak yang diberikan Tuhan (jika manusia masih mengakui kemaujudan
 Tuhan).
   Manusia diciptakan sebagai pria dan wanita (banci adalah kelainan seks
   karena fisik dan hormonal). Secara kodrati juga manusia berkembang biak
   karena ada perkawinan (pria dan wanita).
  
  
   Maaf saja... saya baru mendengar bahwa Hak-hak (asasi) hanya melekat
  kepada
   orang waras. Dan satu lagi, definisi waras itu apa sih? Apakah dengan
   menjadi gay, berarti orang tersebut tidak waras? Kalau begitu, kalau
   misalnya ketemu

Re: Gay(a) Nusantara dan PRD

1999-04-05 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

bung budi,
mungkin Pak Dede bisa kita ajak diskusi di milist ini, sehingga dapat
membuka wawasan berpikir kita lebih jauh, dan tentunya mengenal dunia
para kaum gay lebih dalam sehingga dapat menambah rasa hormat kita
terhadap perbedaan mereka ini.

terima kasih untuk membawakan masukan ini.

andrew pattiwael

On Sun, 4 Apr 1999, Budi Haryanto wrote:

 Yth Mas Efron,

 Sayang, yang anda tahu tentang bagaimana 'ketidak beruntungannya' mereka
 masih sedikit sekali.

 Saya sarankan anda untuk bisa berdiskusi langsung dengan Dede Oetomo
 [EMAIL PROTECTED] untuk mengenal sedikit 'dunia lain' mereka. Beliau
 orang yang terbuka, cukup matang dan berpendidikan baik, dan mudah diajak
 berkomunikasi tanpa gampang tersinggung.

 Saya sendiri baru bisa ngerti 'masalah' mereka setelah beberapa tahun
 terlibat dalam beberapa penelitian HIV/AIDS dan penyakit kelamin di
 Indonesia dan belajar Epidemiology HIV/AIDS di US serta bertemu dengan
 beberapa kelompok Gay, Lesbian, 'banci', dan para penderita HIV/AIDS.

 Saya mohon maaf tidak bisa menerangkan lebih detil hal tsb kepada anda dan
 teman-teman karena saya merasa belum 'capable' untuk itu.

 Selamat mendapatkan 'ilmu' baru.

 Salam,
 Budi Haryanto

 At 10:55 AM 4/5/99 +0700, you wrote:
 Dalam sebuah siaran radio swasta di Jakarta diberitakan kelompok hombreng
 Gaya Nusantara bergabung dengan PRD. Dengan bangga Dede Oetomo, Ketua
 hombreng, mengatakan bahwa hanya PRD yang memperjuangkan hak-hak (asasi)
 mereka.
 
 Yang menjadi pertanyaan saya: hak apakah itu? Hak-hak (asasi) hanya melekat
 kepada orang waras. Selama orang itu waras ia berhak memperjuangkan
 hak-haknya tanpa mengganggu hak-hak orang lain. Menjadi hombreng bukanlah
 hak yang diberikan Tuhan (jika manusia masih mengakui kemaujudan Tuhan).
 Manusia diciptakan sebagai pria dan wanita (banci adalah kelainan seks
 karena fisik dan hormonal). Secara kodrati juga manusia berkembang biak
 karena ada perkawinan (pria dan wanita).
 
 Kaum hombreng adalah pria sejati bukan banci. Mereka secara sadar melawan
 kodratnya. Jadi di sini tidak ada hubungannya sama sekali dengan hak asasi.
 Melawan kodrat sudah merupakan pelanggaran HAM. Jadi untuk apa
 memperjuangkan hak-hak para kaum hombreng karena memang tidak waras. Yang
 bisa kita lakukan adalah memperjuangkan untuk memulihkan kesadaran mereka
 agar tidak melawan kodrat.
 
 Mari kita diskusikan!
 
 Efron
 




Re: Gay(a) Nusantara dan PRD

1999-04-05 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Maaf soal panggilan "cung" saya tidak sadar kalau saya berbicara bukan
kepada sesama undergraduate tercinta dari norwich, tetapi kepada graduate
student yang tentunya sudah berumur jauh diatas saya.
panggilan cung, memang hanya jamak di kalangan kami saja, tanpa berusaha
merendahkan martabat sesama teman, justru malah lebih mempererat tali
persahabatan kami, " yang adalah juga sama-sama kacung disini"
Sama seperti panggilan " jing" , "cing" atau "prit" as for kutu kuprit.
jing=anjing
cing=kucing / biasa juga konotasi betawi untuk teman..tapi konotasi kami
disini adalah kucing

sama seperti yang anda bilang (mau saya panggil bapak/pak?), semua orang
juga punya hak untuk tidak merasa sebagai gay, anda sendiri sudah
menjelaskannya sendiri..

pandangan saya memangnya tidak bolehsaya hanya berpandangan bahwa
semua manusia itu punya hak untuk hidup tentram, tidak diganggu atau di
celakai, juga hak untuk tinggal dimanapun dia suka, tanpa memandang asal
usul, rupa, latar belakang atau bahkan perbedaannya itu, contohnya kaum
gay ini. Kalau anda melarang saya, berarti anda mengekang hak asasi saya
sebagai manusia yang telah diberikan oleh tuhan dan dijamin oleh PBB.

kalimat kenapa saya jelaskan lagi, saya hanya ingin bertanya kepada anda,
kenapa para kaum gay ini tidak boleh tinggal ditempat yang mereka
inginkan. Apakah hanya karena mereka adalah penyuka sesamanya? ini yang
menjadi pertanyaan saya

Jadi permisif itu apaan toh mas? kurang jelas...maklum perbendaharaan
kata kurang...

lah endak gitu to masane ini anak tukang batu yang kerjaannya
gali-gali batu di utan sana...mimpi deh bisa jadi anak konglomerat atau
kawin sama anak konglomeratmodal aja ngga ada

Saya hanya ingin persamaan saja, namanya hak asasi manusia, ya jelas
setiap manusia itu walaupun beda agama, beda rupa, beda tingkat
kepintaranya, beda jenis kelaminya, beda kesukaan kelaminnya maupun
perbedaan kelainan seksnya, harus dihormati.
Saya juga baru belajar untuk menghargai para kaum pencinta adam ini juga
disini, mereka tidak beda dengan kita, mereka juga bisa merasa sakit
kalau disakiti, mereka juga bisa takut kalau ditakuti, dan tentunya
mereka bisa geram kalau direndahkan martabatnya yang dikaruniai oleh
Ilahi itu tentunya. to the point, walau agama saat ini masih belum
merestui hubungan sesama jenis kelamin, tapi mereka juga adalah ciptaanNYA.

saya memang kalau nulis ngga jelas, maklum baru juga undergrad, bukan
penulis walaupun wannabe a good writer, makanya saya sering telmi..
tapi semoga inti yang saya sampaikan dapat dimengerti oleh rekan-rekan semua.

setahu saya, saya belum pernah mendengar di army, hanya di US NAVY, yang
waktu lalu bermasalah sehingga pemerintah federal dituntut entah berapa
juta dollar oleh salah seorang sailor recruit yang merasa dirinya
diperlakukan tidak adil dengan pemecatan dari dinas aktif. Pemerintah
Clinton, untuk saat ini sepertinya sedang merumuskan yg seperti "bill of
rights" para kaum gay yang dinas aktif.
untuk saat ini, memang para kaum gay di military services masih
menyembunyikan keberadaan mereka, takut akan keselamatan mereka oleh para
orang-orang iseng ini, namun saya pernah mendengar kalau USMC pernah
mendapat teguran keras karena mendiskriminasikan kaum gay. Teguran ini
dilakukan oleh pemerintahan bill clinton, sehingga sekarang julukan kaum
yang dibela ini adalah "the clinton boys" or "soap on the rope"**

andrew pattiwael

Equality for All

(sekali lagi, untuk menepis issue saya sepertinya telah dibeli oleh Kaum Gay
Nusantara/PRD, alasan saya membela mereka karena saya melihat
ketidakadilan yang selama ini terus menjadi opini kita yang merasa normal
ini. Saya hanya ingin keadilan bagi semua orang, tanpa memandang orang
itu siapa atau orang itu cacat apa atau berkelainan apa. hanya itu, aduh
bung brawi jangan jadi provokator ah)





On Mon, 5 Apr 1999, FNU Brawijaya wrote:

 Andrew G Pattiwael wrote:

  mungkin.tapi saya melihat nama tuhan yang dipakai disini sepertinya
  akan membawa alasan untuk perang sabit atau perang salib lagi...
  memang belum pernah didengar "gay society" telah diterima oleh kalangan
  agama yang resmi, namun untuk kalangan demokrasi atau kemanusiaan, saya
  rasa sudah dan memang sudah seharusnya.
 
  memang relatifsaya rasa semua manusia itu punya hak untuk menjadi
  GAY, tidak ada yang larang kan (kecuali kalau memang di agama)
  Tapi, apa kita punya alasan atau HAK untuk melarang seseorang untuk
  menjadi gay? kalau hanya alasan agama sihgua juga bisa jawab...gua
  kaga beragama.so simple?

 Weleh...weleh, kok semua manusia dibilang punya hak jadi gay lho. Kalau
 nge-klaim gitu, ya boleh juga ada klaim lain, semua manusia juga berhak untuk
 ndak jadi gay. Lha repot kalau urusan jadi gini. Hehe..,wong agama kok "hanya"
 lho

 Sekarang pertanyaan sayamemang ada pusat perkampungan gay...aduh anda

  ini ngawur saja...

Re: [Re: Gay(a) Nusantara dan PRD]

1999-04-05 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Tolong mas pandir, jangan copy-mengcopy tanggapan orang lain donk, saya
jadi kurang jelas saat membaca email anda,

berandai-andai, sekarang memang masih jaman medieval?

mereka membakar anak tetangga gimana? mas sudah tau ada yang namanya
hukum kan? kalau salah atas dasar hukum, maka orang itu (biar gay
sekalipun,) harus dihukum.
Kalau anak saya jadi gay karena lingkungan? anda sepertinya terus
memojokkan sayaakan saya tanggapi, kalau memang itu sudah menjadi
takdir, saya terima, jelas cinta saya kepada anak saya itu tidak berubah
walau dia adalah gay. Namun jelas, saya akan berusaha mendidik anak saya
sesuai dengan kemampuan saya, mungkin bagi yang beragama mendidik lewat
agama. Jelas untuk saat ini saya masih belum mikirin, lihat gimana nanti.


andrew pattiwael




 Saya ndukung kacung, mungkin karena saya juga kacung :-D

 FNU Brawijaya [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Andrew G Pattiwael wrote:
  mungkin.tapi saya melihat nama tuhan yang dipakai disini sepertinya
  akan membawa alasan untuk perang sabit atau perang salib lagi...
  memang belum pernah didengar "gay society" telah diterima oleh kalangan
  agama yang resmi, namun untuk kalangan demokrasi atau kemanusiaan, saya
  rasa sudah dan memang sudah seharusnya.

 Pandir : Ini nyang bikin puyeng, coba kalu berandai-andai kalo kita hidup di
 jaman Sodom dan Gomorah, apa kita bakal ikut ke pihak Nabi, pihak Sodom  atau
 pihak yang memble(abstain).  Menyalahi kodrat bukan hal yang ringan.
 
  memang relatifsaya rasa semua manusia itu punya hak untuk menjadi
  GAY, tidak ada yang larang kan (kecuali kalau memang di agama)
  Tapi, apa kita punya alasan atau HAK untuk melarang seseorang untuk
  menjadi gay? kalau hanya alasan agama sihgua juga bisa jawab...gua
  kaga beragama.so simple?

 Weleh...weleh, kok semua manusia dibilang punya hak jadi gay lho. Kalau
 nge-klaim gitu, ya boleh juga ada klaim lain, semua manusia juga berhak untuk
 ndak jadi gay. Lha repot kalau urusan jadi gini. Hehe..,wong agama kok "hanya"
 lho



 Sekarang pertanyaan sayamemang ada pusat perkampungan gay...aduh anda
  ini ngawur sajaKenapa...mereka tidak punya untuk tinggal disuatu
  tempat karena gay ? jujur saja . saya tidak berkeberatan kalau mereka
  tinggal disekitar saya...selama mereka mengurus masalah mereka sendiri,
  selama mereka tidak membakar rumah saya, merampok ataupun memperkosa anak
  saya.buktinya yang normal selama ini kan yang menggangu ketentraman
  tinggal di indonesia(different topic)

 Pandir: Lha kalo mereka membakar anak tetangga apa lantas kita diem :-(
 dan kalo anak anda jadi gay karena lingkungan, apa tanggapan anda?
 Perkara pro dan kontra akan jadi meluas jika kita hanya mengacupada
 ketentraman.  Euthanasia, aborsi, suicide, sex bebas bisa jadi legal asal
 menjaga ketentraman? Tambah bingung ajasaya

 Hehedi Indonesia sih belum ada. Coba aja dateng ke Cape Cod atau Key West.
 Itu yg ane lihat sendiri. Yg nggak ane lihat temtunya buhahanyak. Di Ind
 nggak/belum ada
 krn pandangan masy masih taajem sekali. Tapi kalau makin banyak yg
 berpandangan kayak anda (budaya permisif) , maka chance utk itu makin besar.
 Hehe..jadi ya nggak ngawur. Kalimat anda yg diawali di "Kenapa..." endak
 jelas.
 Kalau nyang dimangsudken kenapa mesti ngelompok? Wah ya endak tahu ya.
 Saya orang baru mas. Tanya aja sendiri kenape suka ngelompok.

 Pandir: dimana-mana orang suka ngelompok ya seperti kampung Jawa di Arab,
 kampung arab di Surabaya.  Gay? juga ngelompok tapi berhubung masih bertolak
 belakang dengan agama dan budaya Indonesia, paling mereka cuman ngumpul kayak
 arisan dan saya tau tempatnya untuk kota tertentu di Indonesia :-D

 Pandir,
 Propokator kelas kacung :-D



 
 Get free e-mail and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1




Re: adi sasono

1999-04-01 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

ya sepertinya :

Yang kristen ketakutan kalau si adi sasono yang sekarang ini berada di
pusat kekuasaan bermain-main api didalam sekam. si adi ditakutkan akan
merubah negara ini menjadi negara agama, lalu ngejar-ngejar yang kristen.

Sedang yang Islam masih terus ketakutan dengan si benny yang katanya
masih bermain strategi papan catur untuk menyudutkan umat islam yang
katanya didendami nya sampai mati...

jadi siapa yang sekarang kita takuti? takut kita sama si adi? takut kita
sama si benny? atau kita takut dengan kelaparan.mana yang lebih
mengancam?  kelaparan yang telah membuat kita beringas sehingga
bisa diadu macam spion oleh orang-orang macam adi dan si benny
ini...(kalau memang mereka ini yang menjadi penggerak catur-caturnya)

jadi mau apa? masih terus aja bilang diprovokasimasih terus aja
bilang ini salah si adi...ini salah si benny.ah...mana selesai
permasalahan.buat perubahan donk yang mendasar..

oiii...makan...makanbagi pemerintahan yang baru, bersih, dan
berdemokrasi murni...tugas pertama anda adalah menyediakan PANGAN MURAH
yang dapat dibeli oleh MAYORITAS MASYARAKAT (yang sekarang sudah berada
dibawah ambang kemiskinan), bukan untuk menyediakan uang NEGARA untuk
menyelamatkan bank, kejadian si BAKRIE lalu...
Sediaiin uang dari kas negara (YANG BERASAL DARI RAKYAT) kembali untuk
kemakmuran rakyat jelata...bukan kemakmuran elitis

bosen dengan masalah sama si adi dan si benny

MAKAN-MAKAN



On Thu, 1 Apr 1999, Indi Soemardjan wrote:

 SeeI told you so!


 -

 SEPERTINYA BAPAK YANG SATU INI (AS)PERLU DIPERHATIKAN SECARA KHUSUS.
 STRATEGINYA SEPERTI EYANG HARTO.


 Belakangan ini muncul heboh "Surat
 Syahganda", Sekjen Partai Daulat Rakyat (PDR) dan peneliti CIDES,
 lembaga
 kajian milik ICMI. Surat yang bocor ini menyiratkan agenda politik Adi
 Sasono dan PDR untuk mencalonkan Habibie menjadi presiden mendatang.
 Surat
 ini juga menyiratkan agenda politik PDR dan Adi Sasono sendiri. Berikut
 adalah kutipan dari apa yang dikatakan sebagai "surat syahganda"
 tersebut.
 -

 Kepada Yth,
 Mas Adi Sasono,
 Dirumah.

 Assalamu' alaikum.

 Saya sekeluarga sehat wal'afiat dan semoga Mas Adi sekeluarga demikian
 adanya serta senatiasa mendapatkan hidayahnya.

 Keadaan politik terakhir ini perkembangannya sangat cepat sekali dan
 karena
 kesibukan mas Adi , saya melaporkan hal-hal sebagai berikut sebagai
 tindak
 lanjut pembicaraan kita di Tanah Suci.

 1. Untuk KPU saya sudah menggolkan Umar Husein masuk mewakili PDR . Saya
 pribadi ingin agar Mas Adi memperhatikan Umar Husein sebagai kader.
 Selebihnya peran Pak Syarwan yang selalu membantu juga layak untuk kita
 beri
 pujian soalnya kita kemarin udah 'last minute' lho mas.

 2. Guna Kelancaran pencalonan bapak Habibie untuk Presiden mendatang ,
 saya
 sudah melakukan langkah langkah sebagai berikut,

 a) Saya sudah koordinasi dengan Bang Hariman Siregar untuk
 mengidentifikasi
 kekuatan-kekuatan yang mungkin bisa kita rangkul dan juga kekuatan
 kekuatan
 yang melawan. Hariman juga sudah koordinasi dengan Fanny dan sudah
 memerintahkan Bursah untuk melakukan operasi mendukung Pak Habibie lewat
 GPRI. Bursah akan meloby elite tentara supaya menerima kombinasi
 Sipil-Militer dengan mendorong isssue duet Presiden Habibie-Pak Wiranto
 (tentara ini kalo nggak diakalin emang susah). Sedikit ganjalan hanya
 dari 2
 Colis (Muzaki Colis dan Noorcholis/ge-
 peng) yang tidak bisa kompromi dan anti Habibie. Muzaki Colis ini binaan
 lama dari Tutut-Hartono sedang Noorcholis ini tangannya Arifin Panigoro.
 Hariman juga sudah memerintahkan Kastorius Sinaga untuk menjaga Tim 11
 bersama Bang Buyung serta aktif melakukan pemantauan terhadap Pemantau
 Pemilu. Ini penting mengingat ada gerakan Arifin Panigoro dan kawan
 kawannya
 yang akan menggunakan Pemantau Pemilu untuk menghantam hasil-hasil
 Pemilu
 1999 nanti. Hariman juga nitip pesan supaya Mas Adi menekan Akbar
 Tanjung
 kenapa Golkar mengeluarkan 5 (lima) calon seharusnya kan calon tunggal.

 b) Di PDR sendiri kami cukup solid , hanya ada sedikit ganjelan dari
 Jumhur
 dan Eggy Sujana. Saya mohon agar Mas Adi memanggil mereka dan
 menyampaikan
 agar mereka ada di bawah komando saya. Sedang Radhar Tribaskoro dan Iwan
 Basri mohon bisa difungsikan di Depkop. Kami juga sudah mengontak
 seluruh
 PDR agar 3 bulan menjelang Pemilu mereka mengarahkan anggota-anggota dan
 binaannya untuk di bawah komando PDR dan kita akan segera mobilisasi
 untuk
 mempertahankan Pak Habibie. Pak Burhanudin juga sangat bagus kerjanya
 oleh
 karena itu mohon bantuan pendanaan untuk operasi ini.

 c) Untuk alumni ITB , saya minta mas Cacuk menginstruksikan ke Yusman
 agar
 meredam alumni ITB mantan DM 78 yang saat ini sangat mobile melawan Pak
 Habibie. Mereka itu ada dua kelompok yaitu IA 234 (markasnya di Mampang
 Prapatan) dan dikendalikan oleh Zulkarnaen serta Meilono. Sedang satunya
 adalah kelompok Heri Achmadi dan Rizal Ramli; kedua kelompok ini 

Re: Sikap Sukuis Kita (Re: Betapa mulia niatnya)

1999-04-01 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

sikap sikap seperti ini lah yang terus menjerumuskan kita kedalam
perpecahan.
contoh yang sering kita lihat, penolakan kita thd suku keturunan chinese.
sekarang bukan lagi pribumi menolak non-pri, tetapi pribumi menolak
pribumi (lokal menolak pendatang)
sistim kehidupan kita sepertinya sedang digoyang atau seperti karpet yang
kotor, dimana semua borok-borok yang bersembunyi dibalik kenyamanan
karpet itu mulai menongolkan dirinya dan mulai menunjukan baunya yang
amis itu.

solidaritas, toleritas bukan popularitas dan dominitas



Kekerasan Seks oleh ABRI

1999-03-22 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Kenapa ya, wanita selalu jadi korban, mulai dari para wanita di Aceh,
wanita keturunan Chinese, wanita Timor, wanita Papua dan wanita-wanita
lain yang menjadi korban kekerasan aparat keamanan.
Apakah para rekan-rekan tentara, atau abang-abang perwira tidak bisa
melihat "Pantulan Cermin" seorang wanita adalah pantulan cermin IBUNDANYA
sendiri? Apakah sampai segitu TEGA-nya hanya karena NAFSU BINATANG JALANG
yang merasuki jiwa para penjaga keamanan (yang seharusnya menjaga rasa
aman) sehingga melihat kelemahan, muka-muka ketakutan, dan tubuh-tubuh
yang tidak bisa membela diri, timbulah perasaan ingin MENGGAGAHI dan
MENJALANGI para makhluk-mahkluk lemah yang seharusnya dilindungi ini.
Sebegitu teganya hingga berani MENIDURI ibundanya sendiri

Sudah sebegitu bejatnya MENTAL dan MORAL para kesatria-kesatria ini?
Kasihan Bangsaku

Tolong Baca bahan dibawah ini:

Diambil dari:
http://www.indo-news.com/98/9912/Monday/1210979.shtml


Senin, 22 Maret 1999

 Kekerasan Seks oleh ABRI Diungkap

 Dalam Seminar Hak Asasi di Washington

 Washington, JP.-

 Berbagai pelanggaran HAM (hak asasi manusia) yang
 masih terjadi di Indonesia diungkap oleh Ketua Tim Relawan
 Kalyanamitra Ita F. Nadia ketika berbicara dalam ceramah dan diskusi
 yang
 diselenggarakan INFHRI (International Forum for Human Rights in
 Indonesia), Sabtu siang (Ahad pagi WIB).

 Wartawan Jawa Pos di Washington DC Ramadhan Pohan
 melaporkan, selain Ketua Tim Relawan Kalyanamitra itu, acara
 yang digelar di Corcoran Hall The George Washington University
 ini dihadiri pengamat ekonomi politik Drs Christianto Wibisono. Di
 depan sekitar 40 peserta yang menghadiri ceramah, Ita F. Nadia dan
 Christianto menganalisis perkembangan terakhir politik Indonesia.

 Para peserta yang kebanyakan kalangan mahasiswa
 dan komunitas etnis Cina-Indonesia mendapat gambaran yang lebih
 nyata dan faktual aneka kemelut politik, sosial, dan ekonomi di
 tanah air belakangan ini. Apa lagi Ita Nadia, yang tergabung bersama
 Kelompok Romo Sandyawan ini, mempunyai pengalaman empiris
 sendiri, yakni terjun langsung memberikan bantuan moral, makanan, dan
 obat-obatan kepada para korban di Ambon, Aceh, dan
 daerah-daerah lainnya.

 Ita mengungkap praktik-praktik kekerasan dan
 pelecehan atau kekerasan seksual yang dilakukan para aparat ABRI
 di beberapa wilayah. Pemerkosaan seolah-olah sudah menjadi
 alat penekan dari aparat dan berkesan digunakan secara
 sistematis, kata Ita.

 Ia mengaku pilu atas perlakuan tidak manusiawi
 itu. Pemerkosaan digunakan dalam konflik bersenjata sebagai
 senjata teror, terutama untuk menaklukkan sebuah bangsa atau etnis,
 kata Ita yang banyak mengambil contoh kasus kekerasan seksual yang
 terjadi di Timtim, Aceh, Jakarta, dan Irian Jaya.

 Yang lebih menyedihkan lagi, kata Ita, kaum
 wanita kita harus menghadapi ketidakadilan itu dalam kehidupan
 sehari-hari, bahkan dalam masa damai sekalipun.

 Selama ceramah berlangsung, ada sebuah kotak
 karton yang diedarkan. Para peserta ceramah memasukkan
 lembaran uang dolar ke kotak itu.

 Kotak dana ini disediakan bagi yang ingin
 menyumbang para korban, yang akan disumbangkan melalui Mbak Ita
 Nadia,
 kata panitia, salah seorang mahasiswa Tionghoa.

 Dalam waktu singkat, terkumpul sekitar USD 650
 yang langsung diserahkan kepada Ita. Uang ini akan berarti
 sekali bagi saudara kita di tanah air dan akan kita salurkan kepada
 para
 korban pengungsi dan masyarakat kita yang saat ini tengah
 membutuhkannya di berbagai daerah di Indonesia, kata Ita.

 Sejak tiba di Washington Jumat kemarin, Ita telah
 melakukan pertemuan dengan anggota Kongres Nancy Peloci di Capitol
 Hill. Selain itu, Ita bertemu dengan seorang Deputi Direktur Kemlu AS
 Susan Sutton di kantor Kemlu.

 Apa yang dilakukan Tim Relawan ini dalam
 pertemuannya dengan pejabat pemerintah dan anggota Kongres AS itu?

 Lobi. Kita menginginkan penggunaan kekerasan
 yang masih berlangsung di Indonesia agar diakhiri, kata
 Ita kepada Jawa Pos.

 Menurut pengakuan Ita, seruan Tim Relawan ini
 ditanggapi positif.

 Susan Sutton dikenal sebagai sosok yang sangat
 memberikan perhatian kepada persoalan demokrasi. Pejabat Kemlu AS ini
 berpandangan bahwa HAM merupakan bagian di dalam demokrasi.

 Hingga pemerintahan Habibie sekarang ternyata
 kekerasan dan pelanggaran HAM masih belum bisa dihentikan,
 kata Ita.



Re: kodam (fwd) Tentara Milisia/ Tentara Daerah (fwd)

1999-03-22 Terurut Topik Andrew G Pattiwael
 pribadi
Dan saya berusaha untuk tidak keamerika-amerikaanhanya melihat apa
yang menurut saya ,mungkin , cocok untuk diperbincangkan disini...


Andrew Pattiwael



On Mon, 22 Mar 1999, Dodo D. wrote:

 Terus terang kok saya agak kebingungan memahami esensi dari tulisan
 ini, atau mungkin emang saya yang agak telmi yah??

 Tapi setelah saya basa dua atau tiga kali, saya menangkap kesan bahwa
 bung Andrew ini mencoba membandingkan eksistensi ABRI dengan ABRA
 (Angkatan Bersenjata Rakyat Amerika) dimana selain punya tentara
 nasional (US Army, Navy dan Airforce) juga punya National Guard yang
 dikelola oleh masing2 state. Emang sih kalo bisa seperti itu akan
 sangat ideal, tapi kan susah kalo nggak mau dibilang mustahil, lha
 wong perbedaannya sangat jauh.

 Kok saya agak nggak setuju kalau dikatakan bahwa pendapat secara
 nasional menginginkan "diperkecilnya peran dan organisasi ABRI".
 Diperkecil perannya emang iya, supaya lebih berfokus kepada peran
 hankamnya, dan tidak terpecah2 ke dalam fungsi sospol yang membawa
 kepada distorsi dari hakekat dan fungsi ABRI itu sendiri. Tapi kalau
 diperkecil organisasinyalha terus kita mau punya tentara berapa
 ekor..? Sekarang ini aja jumlah ABRI kita (termasuk polisi) hanya
 sekitar 600 rebu ekor, kalo dibanding dengan jumlah penduduk yang 205
 juta, kan berarti diantara 400 orang cuman terdapat 1 ekor anggota
 ABRI, lha ini kan udah sedikit banget. Bandingkan dengan Amerika
 (ikut2an bung Andrew) yang punya active duty military personnel
 sekitar dua juta dengan jumlah penduduk yang nggak beda jauh dengan
 Indonesia, itupun belum termasuk polisi, sherif, National Guard, Cost
 Guard, reserve dll. Nah dari sini kan kelihatan bahwa ABRI kita
 sebenarnya masih sangat kecil, belum lagi persenjataan yang dipake
 masih persenjataan jaman romawi tuh yang cuman buat hiasan doang.

 jadi yah, nggak usahlah terlalu american centris.
 Apa yang udah ada aja sementara ini di optimalkan fungsi utamanya, dan
 itupun masih susah. Kalau itu udah berhasil, dalam arti ABRI bisa
 kembali menjadi sebuah organisasi militer yang professional di
 bidangnya, baru dipikirkan langkah2 untuk modernisasi baik secara
 materiil maupun organisasi. Begitulah kira2 tanggapan saya...



 ---Andrew G Pattiwael [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Atau seperti Tentara Milisi yang ditempatkan di setiap Propinsi,
 (mungkin
  bisa berbentuk satu divisi yang berjumlah sekitar 2000-3000 prajurit
 dan
  dikepalai oleh seorang Mayor Jendral)
  dapat berbentuk Air National Guard, Army National Guard...bertanggung
  jawab kepada Gubernur dan Pangab.
  Selain itu dapat secara cepat di kerahkan untuk mengamankan setiap
  pelosok propinsi
 
  Konsekwensinya:
  ABRI diperkecil, AD mungkin hanya akan terdiri dari Kostrad dan
 Koppassus
  Kemungkinan bisa terjadi penyalah gunaan kekuasaan oleh Gubernur yang
  ingin memisahkan diri dari negara kesatuan.
  Propinsi mungkin harus membantu subsidi dari pembiyayaan Tentara
 Daerah
  ini.
  Peran ABRI akan lebih kedaerahan, sehingga ditakutkan akan terjadi
  persaingan antar Kepala Kodam yang telah diperbesar kekuasaaanya itu,
  mungkin juga persaingan antar daerah, atau bisa jadi perang sipil yang
  terjadi diantara para kodam.
 
  Tentu kita masih ingat dengan laskar-laskar yang berbentuk kesatuan
  tersendiri...sebelum dibentuknya BKR, TKR dan TNI...mereka bergerak
  sendiri-sendiri dan mempunyai tujuan yang sendiri-sendiri pula...
 
  Mungkin ada baiknya, dengan terjadinya pemekaran kodam-kodam ini,
 selain
  lebih cepat tanggap, kodam-kodam dengan tentunya mengerti daerah
  lingkungannya sendiri. Namun dilihat dari segi Nasionalnya, bukankah
 kita
  semua menginginkan "diperkecilnya" peran dan besarnya ABRI (Terutama
 AD)
 
  Para wakil rakyat dan Pangab tentunya harus merembukkan bagaimana
 peran
  ABRI dimasa mendatang.. Apakah dengan memperkecil peran  ABRI secara
  nasional (terutama peran sospol) dan memperbesar peran ABRI secara
  kedaerahan (jangan disamakan dengan sentimen kedaerahan, namun lebih
  secara regional teritorial) akan lebih menjawab tuntutan rakyat.
 
  Bagaimana pula dengan POLDA? apakah KAPOLDA seharusnya juga melapor
  kepada Gubernur selain kepada Kapolri? Apa peran dan tugas Kapolri?
  Mungkinkah peran kapolri ditiadakan, dikarenakan dengan adanya seorang
  kapolri, maka POLRI ibarat sebuah kesatuan militer yang dikepalai oleh
  seorang jendral berbintang tiga? Apalagi dengan akan diputuskannya
 tali
  hubungan ABRI dengan POLRI. Apakah ada baiknya polisi dipusatkan
 secara
  regional juga?
  banyak pertanyaan yang harus kita semua cari dan jawab...dan mungkin
 juga
  bukanlah  suatu solusi yang tepat
 
 
 
  Andrew Pattiwael
 
 
 
  On Tue, 23 Mar 1999, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote:
 
   Justru semestinya TNI-AD melikuidasi semua KODAM, KOREM, KODIM,
 dan KORAMIL.
   Tidak ada lagi kegiatan pembinaan teritorial yang intinya
 "memajaki" rakyat.
   Biaya  yang digunakan untuk operasi teritoria

Re: kodam (fwd) Tentara Milisia/ Tentara Daerah

1999-03-22 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

samimawon sama sistim sekarang donksekarang kan Kodam Trikora juga
membawahi Irja dan Maluku...seperti Kodam Udayana yang memabawahi Bali,
Nusa tenggara dan Tim-tim.
saya tanya nih bung effron, menurut anda bagaimana peran dan posisi
Angkatan Darat yang effektif?

kalau marinir digedeiin, kita udah sama aja dengan Amerika, dimana
US Marine Corps nya juga dikepalai oleh jendral bintang 4 yang bertitle
Commandant namun masih tetap melapor ke KASAL US Navy.
(hati-hati, entar marinir kita bisa gede kepala lagi...entar penyakitan
sama seperti RPKAD/KOSTRAD nih)
Bahaya lho membesarkan satu kekuatan diatas kekuatan yang lainnya
sebentar muncul lagi pangkostrad, danjen atau pangkonir yang baru

saya kadang suka malu nih..nulis-nulis seperti ini padahal masih
ingusan...eh udah mau debat sama para orang tua yang sudah graduate atau
bahkan mungkin dengan jendral berbintang sepuluh :)

Kita ngomong sampai capek gini, apakah akan didengar atau sedikitnya
dilirik sama Pak Wiranto ngga ya? namun saya tetap yakin Beliau itu juga
sedang  berusaha membenahi ABRI secara keseluruhan...semoga...tanpa
berusaha melindungi tradisi-tradisi yang selama ini telah menjelekkan
citra ABRI.



andrew pattiwael


On Tue, 23 Mar 1999, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote:

 Bung Andi Pattiwael,

 Kalo satu divisi berisi 2000 - 3000 serdadu kayaknya terlalu kecil. Satu
 batalyon saja berisi 800 - 1000 (5 kompi). Satu brigade terdiri atas 3 - 5
 batalyon. Gabungan beberapa brigade bisa membentuk satu divisi.
 Satu divisi ini mencakup beberapa provinsi dengan kekuatan yang
 proporsional. Dikomandani perwira bintang dua. Garis komando tetap di bawah
 Pangab bukan Gubernur.

 KOSTRAD dilikuidasi karena nyatanya pasukan (cadangan) ini beralih fungsi
 sebagai pasukan perusak. PUSCADNAS (kalo di AS namanya National Guards)
 lebih diaktifkan. Yang tetap dipertahankan ialah Kopassus. Hanya saja
 diciutkan dan dikembalikan ke bintang satu. Kalo tetap bintang dua namanya
 bukan spesial lagi. Sekali lagi pasukan ABRI (TNI-AD) ini hanya untuk
 pertahanan negara.

 Marinir dimekarkan dengan menimbang Indonesia adalah negara maritim. Kalo
 perlu dikomandani oleh perwira bintang tiga atau bahkan empat untuk
 mengimbangi AD.

 Untuk menjaga ketertiban, keamanan,dan penegakan hukum adalah tugas Polisi.
 Nah, yang ini bisa saja bertanggungjawab kepada kepala daerah
 (Bupati/Walkot). Pembinaannya juga oleh KDH. Setiap polisi daerah juga
 dilengkapi pasukan pemukul (seperti SWAT di AS), tapi namanya bukan brimob
 (karena saat ini pun nama brimob sudah tak relevan lagi. Brimob mestinya
 dikepalai kolonel bukan brigjen). Mabes POLRI (atau entah bakal dinamai apa)
 bertugas seperti FBI. Pelanggaran hukum yang menyangkut tingkat nasional
 (bisa saja karena menyangkut antardaerah) ditindaki oleh Mabes POLRI. Badan
 ini langsung di bawah Presiden.

 Untuk AL dan AU saya nggak ngributin dulu karena ini menyangkut duit. Mereka
 bukanlah awak yang dipersenjati tapi senjata yang diawaki. Jadi agak beda.

 Wassalam,
 Efron


 -Original Message-
 From:   Andrew G Pattiwael [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent:   Tuesday, 23 March, 1999 7:32 AM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject:kodam (fwd) Tentara Milisia/ Tentara Daerah

 Atau seperti Tentara Milisi yang ditempatkan di setiap Propinsi, (mungkin
 bisa berbentuk satu divisi yang berjumlah sekitar 2000-3000 prajurit dan
 dikepalai oleh seorang Mayor Jendral)
 dapat berbentuk Air National Guard, Army National Guard...bertanggung
 jawab kepada Gubernur dan Pangab.
 Selain itu dapat secara cepat di kerahkan untuk mengamankan setiap
 pelosok propinsi

 Konsekwensinya:
 ABRI diperkecil, AD mungkin hanya akan terdiri dari Kostrad dan Koppassus
 Kemungkinan bisa terjadi penyalah gunaan kekuasaan oleh Gubernur yang
 ingin memisahkan diri dari negara kesatuan.
 Propinsi mungkin harus membantu subsidi dari pembiyayaan Tentara Daerah
 ini.
 Peran ABRI akan lebih kedaerahan, sehingga ditakutkan akan terjadi
 persaingan antar Kepala Kodam yang telah diperbesar kekuasaaanya itu,
 mungkin juga persaingan antar daerah, atau bisa jadi perang sipil yang
 terjadi diantara para kodam.

 Tentu kita masih ingat dengan laskar-laskar yang berbentuk kesatuan
 tersendiri...sebelum dibentuknya BKR, TKR dan TNI...mereka bergerak
 sendiri-sendiri dan mempunyai tujuan yang sendiri-sendiri pula...

 Mungkin ada baiknya, dengan terjadinya pemekaran kodam-kodam ini, selain
 lebih cepat tanggap, kodam-kodam dengan tentunya mengerti daerah
 lingkungannya sendiri. Namun dilihat dari segi Nasionalnya, bukankah kita
 semua menginginkan "diperkecilnya" peran dan besarnya ABRI (Terutama AD)

 Para wakil rakyat dan Pangab tentunya harus merembukkan bagaimana peran
 ABRI dimasa mendatang.. Apakah dengan memperkecil peran  ABRI secara
 nasional (terutama peran sospol) dan memperbesar peran ABRI secara
 kedaerahan (jangan disamakan dengan sentimen kedaerahan, namun lebih
 secara regional teritorial) akan lebih menjawab tuntu

Japanese scholar Yoshihara Kunio was banned from Indonesia

1999-03-21 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Dapat Dibaca di:
http://www.transparansi.or.id/majalah/edisi4/4berita_3.html

*
Dampak Sosial Politik dari Korupsi

  Jika korupsi menyebabkan nilai mata utang turun seperti
saat ini, hal itu bisa
  dipulihkan dalam lima hingga 10 tahun. Tetapi jika
nilai-nilai kemasyarakatan
  yang terpuruk bisa membutuhkan satu generasi untuk
memulihkannya.

  Peringatan ini disampaikan Ketua Masyarakat
Transparansi Indonesia Marie
  Muhammad, tatkala membedah buku Membasmi Korupsi, karya
Robert
  Klitgaard (17 Sept.1998). Menurut Mantan Menteri
Keuangan pada Kabinet
  Pembangunan VI ini, korupsi, selain menimbulkan dampak
ekonomi yang
  besar, juga membuat nilai-nilai masyarakat terpuruk
karena, ""Orang tidak
  dapat lagi membedakan mana yang benar dan tidak benar,
mana yang adil
  dan tidak adil."

  Demoralisasi

  Akibat praktek korupsi yang berkepanjangan, akibatnya
lama kelamaan rakyat
  tidak lagi mempercayai kredibilitas aparat dan lembaga
pemerintahan. Dalam
  pandangan ahli politik Asia dari City University of New
York Sun Yan said,
  sifat korupsi yang tidak demokratis dan merusak
menimbulkan demoralisasi,
  keresahan sosial dan keterasingan politik.

  Hal yang serupa diperingatkan oleh Bank Dunia. Dalam
pertemuan
  tahunannya pada tahun 1997, Bank Dunia menegaskan
korupsi menggerogoti
  pembangunan dengan mengabaikan aturan hukum dan
melemahkan landasan
  kelembagaan tempat pertumbuhan ekonomi bertumpu. Dampak
jelek korupsi
  terutama diderita oleh kaum miskin, yang paling
terpukul dengan menurunnya
  perekonomian, yang paling tergantung dengan
layanan-layanan publik, dan
  yang paling tidak mampu untuk membayar biaya ekstra
yang berkaitan
  dengan suap, pemerasan, dan berbagai penyalahgunaan
keuntungan ekonomi.
  Korupsi juga memukul kaum miskin dengan berbagai cara
yang lain. Persepsi
  tentang meluasnya korupsi di negara-negara sedang
berkembang benar-benar
  mengurangi dukungan masyarakat negara-negara donor yang
akan
  memberikan bantuan pembangunan serta menggoyahkan
kepercayaan pemilik
  modal asing, sehingga mengalihkan modal yang sebenarnya
sangat
  dibutuhkan dan demikian melemahkan pertumbuhan ekonomi.

  Merusak Birokrasi Sipil

  Lebih jauh lagi, korupsi merusak birokrasi sebagai
tulang punggung
  pemerintahan negara. "Korupsi dalam rezim yang lalu
diciptakan untuk
  membantu kerja kekuasaan dengan mensistematiskan
korupsi yang
  melembaga," tandas Eep Saefulloh Fatah, Wakil Kepala
Laboratorium Politik
  FISIP-UI, "Rezim kemudian memiliki cukup kekuatan untuk
melanggengkan
  kekuasaannya. Dengan korupsi birokratis ini, birokrasi
kemudian jadi
  membesar sehingga ia menjadi penting dilihat dari
kacamata publik."

  Birokrasi, baik sipil maupun militer, memang merupakan
kelompok yang
  paling rawan terhadap korupsi. Sebab, di tangan mereka
terdapat kekuasaan
  penyelenggaraan pemerintahan, yang menjadi kebutuhan
semua warga
  negara. Oleh karena itu, Transparency International,
lembaga internasional
  yang bergerak dalam upaya anti korupsi, secara
sederhana mendefinisikan
  korupsi sebagai penyalahgunaan kekuasaan publik untuk
kepentingan pribadi.

  Lebih jauh lagi, TI membagi kegiatan korupsi di sektor
publik ini dalam dua
  jenis, yaitu korupsi administratif dan korupsi politik.
Secara administratif,
  korupsi bisa dilakukan sesuai dengan hukum, yaitu
meminta imbalan atas
  pekerjaan yang seharusnya memang dilakukan, serta
korupsi yang
  bertentangan dengan hukum yaitu meminta imbalan uang
untuk melakukan
  pekerjaan yang sebenarnya dilarang untuk dilakukan.

  Pada kasus Indonesia, jenis korupsi pertama terwujud
antara lain dalam
  bentuk uang pelicin dalam mengurus berbagai
surat-surat, seperti Kartu Tanda
  Penduduk, Surat Izin Mengemudi, Akta Lahir atau Paspor
agar prosesnya
  lebih cepat. Padahal seharusnya, tanpa uang pelicin
surat-surat ini memang
  harus diproses dengan cepat. Sementara jenis korupsi
yang kedua, muncul
  antara lain dalam bentuk uang damai dalam kasus
pelanggaran lalu lintas,
  agar si pelanggar 

How to love a country in a time of crisis

1999-03-21 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Diambil dari:
http://insideindonesia.org/edit54/gm.htm

***
How to love a country in a time of
  crisis

  Indonesia has been brought to its knees by a small club of
crony capitalists, says
  GOENAWAN MOHAMAD. The IMF deal offers hope because it will
weaken their grip
  on the economy of 200 million other Indonesians.

  I was brought up with a belief that 'Indonesia is inside
you'. In other words, things that
  hurt the country also hurt you, at least psychologically.
But this patriotic talk may
  sound bloated and empty to many, especially because often I
forget to ask myself
  which Indonesia I am talking about.

  Trying to figure out how to love the country in this time
of anger and frustration, I
  gradually came to the conclusion that there is not one
single Indonesia. The rupiah
  crash of 1998 is a testimony that what you see are actually
two different countries,
  an Indonesia of dollar debtors and an Indonesia of the
deprived. This is a point I would
  like to suggest, in response to nationalist flag-waving
arguments against the virtue of
  inviting a foreign institution like the IMF to bail out
Indonesia from its current mess.

  Golf club

  The 1998 crisis is a costly lesson of how not treat the
country like a putting green.
  Someone told me that The Economist sees an analogy between
the Asian way of
  managing national economies and the way people meet, play
and do business with
  each other in a golf club. I never play golf, so I am not
sure how apt is the description.
  But Indonesia's large foreign debt indicates that there is
something 'clubby' in the
  manner Indonesia's major economic players circulate
billions in currencies from one
  place to another.

  To be sure, there are conflicting stories about Indonesia's
foreign debt. One estimate
  says that more than half of the foreign borrowing belongs
to the private sector. The
  Wall Street Journal gives a different picture. According to
this newspaper, a closer
  examination of the composition of Indonesia's foreign debt
shows that a much larger
  portion is owed by the government or guaranteed by the
government for state-owned
  enterprises than previously thought.

  Whatever the truth is, it is easy to imagine that there are
no more than 200 people
  (out of 200 million) involved in the deal. They are a
coterie of top government people
  and business leaders. Theirs is the Indonesia that is now
being pressed to grab as
  many dollars as possible to service the debt. Accordingly,
the dollar has been in high
  demand, and its exchange rate has climbed to a menacing
height. The result is our
  current slump, sending millions of people down to the
poverty line and insolvency.

  Distant neighbours

  Given the political format of the country, the other
Indonesia - the Indonesia of the
  deprived - has no way to influence the course of events,
although it is fast becoming a
  vast territory of victims. Apparently, the two Indonesias,
one belonging to 200 people,
  and the other to the 200 millions, are like distant
neighbours who hardly care for each
  other.

  Not a very long time ago, the theory was that the 'Asian
miracle' was due to what
  MIT's economist Lester Thurow described as 'communitarian
capitalism' that was
  different from, and preferable to, US capitalism. He was
speaking of the Japanese
  and Korean models. Today the Asian crisis suggests there is
nothing 'communitarian'
  about the system. The clubby cooperation between private
corporate groups and
  government institutions (with the support of open handed
banks) breeds complacency
  at best - and the public, including shareholders, are kept
in the dark. They are even
  intimidated not to ask questions. Sooner or later the next
stage arrives, which is a
  corrupt system of crony capitalism.

  Indonesia of the dollar debtors is precisely a system of
this kind. It is a country where
  nobody seems to care about accountability. Bankers have
lost their capacity for
  judgment and never call a loan; they even take bribes from
borrowers, with the result
  that companies accumulate a large amount of bad debt. The
Indonesia of the dollar
  debtors is also a country where project costs are marked up
by up to 50% to make it
  possible for corporate executives 

[Ambon] Hendropriyono vs RMS

1999-03-21 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Diambil dari:
http://www.indopubs.com/archives/0971.html

**
From: "Satu Maluku" [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Sat, 20 Mar 1999 13:28:11 PST
Subject: [Ambon] Hendropriyono vs RMS

Menteri Hendropriyono masih bersikukuh bahwa RMS ada dibelakang perang
saudara di Maluku (Harian Merdeka, 14 Maret 1999). Sinyalemen ini
didukung oleh Ketua PBB (Partai Bulan Bintang) dan KISDI Ahmad
Soemargono SE, dan terakhir oleh Jendral Feisal Tanjung dan Gus Dur.
Saya kembali mau membantah sinyalemen ini - bukan karena saya pendukung
RMS - tetapi karena saya pikir para pejabat pemerintahan dan tokoh
masyarakat di Indonesia harus belajar bertanggung jawab dengan ucapannya
dan tidak dengan mudah saja menyalahkan orang lain.

Coba kita simak apa motivasi RMS untuk memecah belah bangsa Maluku?
Dalam perang saudara ini ratusan bahkan mungkin ribuan jiwa telah
melayang, ratusan atau ribuan korban terbaring dirumah sakit, ribuan
rumah, kebun, tempat peribadahan terbakar dan rusak. Ini tentu saja akan
membuat luka yang dalam dihati masyarakat Maluku. Luka ini mungkin akan
mulai terhapus dalam beberapa generasi. Kalau RMS memang mentargetkan
kemerdekaan pada tahun 2000, dan untuk menciptakan kemerdekaan itu
mereka mengorbankan rakyatnya sendiri dengan menciptakan perang saudara,
ini adalah suatu pemerintahan yang bodoh luar biasa. Saya belum tahu
dimana ada pemerintah yang ingin memerintah rakyat yang terpecah belah,
saling curiga dan tidak ada rasa persatuan untuk mendukung perjuangan
separatisme republik barunya. Ini adalah suatu langkah (atau kalau kita
lihat kebalikannya sinyalemen tokoh pemerintah Indonesia) yang tidak ada
landasan logikanya.

Perlu juga diketahui bahwa gerakan RMS di Belandapun sudah tidak militan
lagi (mungkin ini karena masyarakat asal Maluku di Belanda sudah
diperbolehkan pulang liburan ke Indonesia). Aksi bersenjata RMS terakhir
adalah pada tahun 1977. Demonstrasi show of force RMS pada tanggal 6
dan 7 Maret saja hanya dilakukan oleh 750 orang dari 50.000 orang lebih
masyarakat asal Maluku di Negeri Belanda. Bagaimana mungkin gerakan yang
di pusatnya saja tidak begitu solid dukungannya dapat melakukan aksi
kerusuhan luar biasa di Maluku?

Bukankah lebih masuk akal kalau peperangan di Ambon ini dihubungkan
dengan proses rekayasa disintegrasi bangsa Indonesia yang bermulai
dengan kerusuhan di Sidotopo, Situbondo, Tasikmalaya, Rengasdengklok,
Jakarta Mei 1998, Banyuwangi, Pontianak, Ketapang, Kupang, Karawang,
Ujung Pandang, Poso, Luwu, Ambon dan terakhir di Sambas? Atau mungkin
pejabat pemerintah Indonesia mau menyalahkan RMS untuk semua kerusuhan
itu? Kalau itu yang dimaksud Jendral Hendropriyono dan Jendral Feisal
Tanjung, berarti mereka harus mengakui bahwa intellegen ABRI jauh
mutunya dibawah provokator RMS. Bukankah itu merupakan penghinaan
terhadap ABRI? Atau mungkin Menteri Hendropriyono mau mengisolir perang
saudara di Maluku dan tidak menghubungkan kasus ini dengan kerusuhan
lain di Indonesia? Kalau ini yang dimaksud, tentu ini perlu penjelasan
yang lengkap karena ini adalah teori baru terutama mengingat banyaknya
sinyalemen bahwa ada provokator eks-Ketapang yang masuk ke Ambon.

Menteri Hendorpriyono juga membuat pernyataan bahwa para gembong RMS
belajar dari Portugal yang telah lebih dulu sukses mengangkat kasus
Timor Timur ke kalangan internasional. Melalui siaran televisi para
kader RMS juga mendesak Pemerintah Belanda agar peduli terhadap kasus
Ambon. Menyamakan situasi Timor Timur dengan perang saudara di Ambon
adalah sama dengan menyamakan kopi dengan cengkeh. Sejarah kedua daerah
itu berbeda (Portugal tetap mengakui Timor Timur sebagai jajahannya,
sedangkan Belanda melepas Maluku kepada Republik Indonesia Serikat pada
Konferensi Meja Bundar), demografis kedua daerah berbeda (hampir seluruh
penduduk Timor Timur beragama Roma Katolik, sedangkan di Maluku ada tiga
agama besar Islam, Kristen Protestan dan Roma Katolik), konflik di kedua
daerah itu berbeda (di Timor Timur ABRI berperang dengan Fretilin,
sedang di Maluku ini adalah perang saudara antar rakyat), dan mungkin
paling penting untuk diingat bahwa dukungan separatisme di Timor Timur
jauh lebih besar daripada di Maluku (perang gerilya RMS berakhir pada
tahun 1966, sejak itu saya belum pernah mendengar demonstrasi atau unjuk
rasa besar-besaran untuk RMS di Indonesia; sedangkan di Timor Timur
Fretilin masih terus bertempur pada saat ini dan dukungan masyarakat
Timor Timur untuk kemerdekaan negerinya selalu ada banyak termasuk pada
zaman Orde Baru). Menurut saya seruan masyarakat asal Maluku di Belanda
untuk peduli kasus Ambon adalah suatu hal yang baik, agar penderitaan
saudara-saudara sebangsa dan setanah air kita dapat disorot oleh dunia
internasional. Mungkin dengan demikian dunia internasional dapat memberi
pertolongan humaniter dan memberi tekanan kepada pemerintah dan elit
politik Indonesia untuk meredam, atau bahkan menghentikan semua
kerusuhan di 

Re: A Chinese Canadian's Experience at Detroit Airport

1999-03-21 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Nasib-nasib, kalau memang tinggal di negara orang, apalagi negara orang
itu merasa negaranya superior. Kita yang tampang kecil-kecil, gelap,
kuning, kriting, sipit dan nama berbau aneh-aneh tentu akan dipandang
sebelah
mata, apalagi sama tuh bule-bule pirang yang perawakannya tinggi-tinggi.
pernah dengar seorang indonesia yang ditahan selama beberapa hari di
LA airport hanya karena bernama belakang Abdullah? Atau dibilang hanya
akan berhura-hura selama sekolah di amrik di Airport Boston.

Makanya, mari kita benahi rumah tempat kita tinggal (Tanah Air), mari
kita buat senyaman mungkin, agar enak ditempati saat kita pulang kembali,
daripada tinggal di negeri orang, numpang terus perasaannya, eh masih aja
dipandang sebagai warga kelas dua, walau sudah membayar pajak ke IRS dan
sudah dapat Green Card sepuluh tahun lalu.

yah terserah dewek kalau memang mau kawin sama bulek, dapat
kewarganegaraan otomatis...itu juga kalau suami atau istrinya baik, tapi
kalau dapat mertue rasis (redneck ?) payah juga

walau di pasport agama tertulis agama Kristen (Protestan lagi) mana mau
si mata Biru Londo memperhatikannya...karena sudah melihat bayangan
tampang asia begini.dikiraiin hanya ke amerika untuk tinggal di
negeri uncle sam, berat-beratin mereka punya pajak, nambah-nambahin
asian restaurant.

walau sudah lama tinggal di amrik, makan dan beol (sorry) berbau keju dan
susu, namun tetap aja tuh mulut berair ketika melihat atau mencium bau
terasi...bukannya ane mau sok-sok an nasionalis...namun siapa lagi yang
mau nerime ane di negeri londo bule iniwalau negara ane juga rasialis
(kadang lebih ngedongkolin, apalagi kalau diperlakukan sebagai warga
kelas dua di negara yang kita telah akui sebagai negara sendiri, dari
lahir coba!) namun pikiran kedepan, semoga warna-warna rasialis ini dapat
dihilangkan, juga para pemimpin-pemimpin yang rasialis di negara kite...

ente-ente pada nyate ya.ane bukannya mau ngetawaaiin ente-ente yang
merasa AMERIKA adalah segalanya, contoh: pengen minta warga negara, kawin
sama warga negara, minta green card atau udah dapat
ane cuman mau nenangin hati yang lagi galau karena keadaan di tanah air
dan application green card ane yang engga pernah keterima... :)
salam permias@,

andrew pattiwael



On Sat, 20 Mar 1999, Yohanes Sulaiman wrote:

 C h i n a N e w s D i g e s t
 March 20, 1999

 
  "He Was Treating Me Like a Criminal"
 -- A Chinese Canadian's Experience at Detroit Airport ...
 
 Forwarded by Bing WEN, 03/99
 (Zheng Anderson, an Ottawa lawyer, tells story about being manhandled by a
 U.S. immigration agent while waiting for a flight at Detroit International
 Airport.)

 I was exhausted from the 13-hour flight from Beijing and time was running
 out for me to catch my connecting flight at Detroit International Airport.
 The line-ups at the immigration counter were incredibly long. It was March
 7. Northwest 088 was scheduled to depart at noon and it was now after 11
 a.m.
 I kept looking at my watch. I was the 12th person in line but it wasn't
 moving. I was getting more and more worried. There were so many people in
 line. It was taking a long time for them to be processed because they were
 mostly Chinese visitors who didn't understand English.
 I thought I was going to miss my flight back to Ottawa so I turned to the
 authorities for help. A few feet away I spotted a U.S. immigration officer
 who was patrolling the floor. I told him the line was rather slow.
 That is when my nightmare began. It was horrible.
 He said: "So what." I was really surprised that he spoke like that because
 he was a representative of the U.S. government.
 I remained calm. His shoulders came forward and he was right in my face,
 shouting: "What do you want me to do?" I couldn't understand what was
 going on. I couldn't believe it. I asked him if they could open another
 line. He said: "With what?"
 I was turning to this person for help and now he was treating me like a
 criminal.
 He came at me with such speed and power. He grabbed my passport and my
 flight tickets and dragged me out of line.
 He broke my thumb and it was covered in blood. I started screaming. I had
 to yell to get help. He told me I could be arrested if I kept it up. I
 asked him on what grounds. He said for "a crime" and for arguing with him.
 He kept threatening me and said I could be detained for the rest of the
 day. I kept telling him I was a Canadian citizen and had a connecting
 flight to catch but he kept dragging me.
 I'm 5-foot 10 and used to be a professional basketball player in Beijing.
 I don't cry very easily but I was shaking.
 I was so scared.
 He probably never expected someone with a Chinese face to speak back to
 him. He was probably so used to treating people that way because the
 Chinese are known for reacting with modesty and a smile.
 He 

Re: HURA-HURA DI Jakarta Dan Washington

1999-03-20 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Bung Rosadi,
maaf bung, saya tidak bermaksud menuduh anda seperti "mereka-mereka"itu.
syukurlah kalau memang bung berpikiran seperti ini (seperti yang sudah
saya duga)
semoga posting yang saya bawa ini dapat setidaknya menguggah rekan-rekan
yang termasuk dalam kategori "mereka-mereka" ini. (Atau mungkin juga
bapak-bapak di washington sana)

andrew pattiwael



On Wed, 17 Mar 1999, Mohammad Rosadi wrote:

 diapus

 Andrew wrote:

 Bagaimana dengan dampak Krisis thd para-para pejabat yang berada di
 KBRI atau konsulat-konsulat Indonesia di US. Saya sering mendengar
 (saat Krismon) mengenai sering diselenggarakanya
 jamuan-jamuan-pesta-pesta-hidangan-hidangan-atau apalah namanya...
 yang sering diselenggarakan oleh para pejabat KBRI atau Konsulat.
 Saya sering mendengar ini dari teman-teman di Norwich yang sering
 berliburan ke Washington D.C.
 Dari apa yang saya tangkap, terkesan kehidupan di Washington D.C.
 selalu terlihat "Jor-Jor-an" Pesta Ulang Tahun si ini- atau si
 anu.yang ada band-nya segala lagi.
 Walau itu adalah hak si pemilik pestanya sendiri...saya menghormati
 kok.Saya memang mengetahui ada beberapa staff KBRI dan Athan yang
 dipulangkan akibat dari Krismon ini. Dan hal ini tentu amat disesalkan,
 walaupun memang harus dikorbankan.

 Wah...saya kok nggak pernah denger dan liat ya..? Mungkin karena saya
 memang nggak pernah diundang ke acara yg kayak gituan...jadinya ya nggak
 tau. Lah wong saya ini cuma mahasiswa kere dari kalangan rakyat
 jelata.., jadi mana mungkin diundang ke pesta-pesta kayak gituan.
 Mungkin "pesta-pesta" yg dimaksud temen anda itu adalah acara OPEN HOUSE
 di rumah bapak dubes/wkl dubes, saat lebaran kemarin. Kalo memang itu..,
 wah temen-temen anda salah besar tu. Soalnya OPEN HOUSE kemaren itu
 sangat sederhana sekali.., malah makanan yg dihidangkan tidak ada
 apa-apanya jika dibanding dengan makanan yg tersedia di warung padang
 pasar bendungan Hilir, Jakarta Pusat..:-)

 Kemudian kalo dibilang kehidupan di washington DC jor-joran..itu mah
 tergantung. Kalo kehidupan orang-orang AS mungkin saja.., tapi kalo
 untuk orang Indonesianya..saya kira hanya beberapa lah yang begitu.
 Soalnya orang-orang Indonesia yg saya kenal di DC kebanyakan hanyalah
 dari kalangan rakyat biasa (seperti saya ini), jadi ya kehidupannya juga
 ala rakyat juga.., walaupun tinggalnya di amrik.

 Andrew wrote:

 Mungkin Bung Rosadi dapat membetulkan pandangan saya, kalau memang
 salah.

 Nggak ada yg perlu dibetulkan, karena memang apa yg mas andrew
 sampaikan tidak pernah saya dengar.., apalagi saya saksikan.

 Andrew wrote:

 Karena kebetulan Bung kan selalu main-main di D.C.
 Kalau memang iya, bukankah sebaiknya kita membetulkan dulu
 perilaku-perilaku boros yang terjadi disekitar tempat kita, setidaknya
 kan masih di US. Walaupun begitu, keadaan di Tanah Air tidak boleh kita
 tolerir. Kebetulan ini juga ada di pekarangan belakang sendiri. Bukankah
 sebaiknya kita check dulu pekarangan kita sendiri, siapa tahu kesalahan
 yang sama juga terjadi dan tanpa kita sadari telah kita tolerir juga.

 Wah anda jangan salah mas.., saya ini kalo main-main ke DC paling-paling
 hanya untuk kuliah,sholat jum'at,ke rumah temen, menghadiri diskusi,
 buka puasa serta tarawehan di bulan puasa,dan sholat IED. Jadi bukannya
 untuk menghadiri pesta-pesta, mencari-cari informasi atau menyelidiki
 satu-satu siapa-siapa saja orang Indonesia yg bikin pesta hura-hura dan
 jamuan yg berlebihan.

 Tapi saya setuju kok dengan pendapat anda diatas. cuma ya itu..., saya
 memang tidak pernah denger(apalagi liat) pesta-pesta yg kayak begituan.
 Jadi apa yg harus dibetulkan..?

 Andrew wrote:

 Walau negara kita sedang dirundung Krismon, saya melihat perilaku
 kehidupan para Jet-set atau kalangan atas Indonesia terutama di Ibukota
 dan di US ini saja, tidak banyak berubah, atau sepertinya tidak
 terpengaruh.
 Tidak tahu mereka itu tidak peduli atau pura-pura tidak melihat, who
 knows?!
 Mungkin pemandangan di pasar-pasar impres, dimana para rakyat jelata
 dari golongan menegah kebawah harus berebutan beras-beras yang tumpah di
 tanah tidak dapat terlihat karena ditutupi oleh kemegahan gedung-gedung
 bertingkat dan klub-klub tempat hiburan maupun resto-resto yang mahal.
 Mungkin mereka tidak pernah membaca berita-berita dikoran, yang
 menceritakan bagaimana seorang pengangguran ditembak mati, hanya karena
 mencongkel kaca spion yang seharga 50,000 demi sesuap nasi bagi anak dan
 istrinya.

 Perasaan saya juga sama dengan anda mas Andrew..., sangat benci dengan
 kegiatan hura,bermewah-mewahan,dan menghamburkan uang. Dan ini sudah
 merupakan sikap saya sejak dulu, bukan disaat krismon kayak begini saja.
 Alhamdulillah sampai sekarang sikap tsb masih saya pegang teguh.

 Mas Andrew..,saya juga tidak mengerti kenapa masih banyak saja orang
 Indonesia yg seolah tidak peduli dengan kesengsaraan yg menimpa
 masyarakat kita.., sibuk berhura-hura ke sana 

TTG RMS

1999-03-20 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Mungkin dapat dijadikan masukan

***
Moluccan separatism

Richard Chauvel, Nationalists, soldiers and separatists: The Ambonese
Islands from
colonialism to revolt, 1880-1950, Leiden: KITLV Press, 1990. 432pp. Rrp:
AU$45.95.

Reviewed by RON WITTON

Richard Chauvel has written what must be the definitive study of the
colonial history of Ambon. The
book concludes with the event that concluded that period, the ill-fated
and short-lived 1950
separatist movement known as the Republik Maluku Selatan (RMS) or the
Republic of the South
Moluccas. He begins his final chapter by stating: 'The RMS and its
suppression was a tragedy for
Ambonese society. It was the worst possible way in which Ambon could have
become part of
independent Indonesia' (p.393).

A study such as this reminds us how much of Indonesia's regional history
still needs to be
researched, analysed and understood if the totality of the nation's
history is to be approached.

Ambon, the present capital of the province of the Moluccas Islands, or
Maluku to give them their
Indonesian name, is of particular interest to Australia for several
reasons. Australian soldiers fought
valiantly there before being overwhelmed by the Japanese who took Ambon
in January 1942. More
recently, as part of eastern Indonesia, it is a region of Indonesia in
which Australia is playing an
increasing role as aid provider, investor and neighbour. The annual
Darwin-Ambon sailing race
appropriately symbolises the growing links between Australia's 'Top End'
and Indonesia's 'Bagian
Timur'.

So what is Chauvel's story? It is the tale of European contact with, and
transformation of, this
'homeland' of the fabled Spice Islands. Nearly five hundred years ago
these islands attracted Spanish
and Portuguese explorers and traders to the 'Far East'. They made
fabulous profits from selling
cloves and other spices to Europe, where the better-off desperately
needed such commodities to
mask the taste of meat which, prior to refrigeration, was often less than
fresh. Hence we already find
St. Francis Xavier there in 1546. A desperate race followed between Islam
and Christianity for the
souls and wealth of the region. This competition saw the communities of
Maluku split early on
between these two great world religions, a split that has haunted Maluku
society ever since. The
local raja became compromised by their close association with the Dutch
rulers, having turned to
Christianity to safeguard their feudal position. From now on Christian
Ambonese became an
important element of the Dutch civil service and of the Dutch colonial
military throughout the
archipelago.

Against this background Chauvel meticulously examines the rise of the
nationalist movement earlier
this century, particularly among Muslims in the region who had been
effectively excluded from the
benefits of colonial society. The sudden and complete collapse of the
Dutch before the Japanese
onslaught in World War II laid the basis for a complete transformation of
Ambonese society.

By the time the Japanese had been defeated, there were sufficient
nationalists throughout Indonesia,
including Maluku, to rise and oppose the Dutch-sponsored Republic of the
United States of
Indonesia (RUSI), which was created to counter the threat posed by the
nationalist Republic of
Indonesia to a continued Dutch presence.

How southern Maluku, and particular Ambon, was hastened into declaring
its independence from
the Republic of Indonesia when the puppet state of RUSI collapsed, makes
very sad reading indeed.
The many Dutch-educated and 'loyalist' Moluccan soldiers and civil
servants, who had devoted their
lives to running the former Dutch East Indies, could see no future in a
Republic dominated by what
they perceived as a Muslim majority hostile to them and to their former
role as colonial servants.
Their administrative and military skills, and their large numbers, could
only have been effectively put
to use if they had been absorbed into the sprawling and newly independent
Republic. There was no
real future for them in the small society of Maluku, whether independent
or not. Moreover, this poor
backwater had become dependent on the wages they had regularly remitted
to their families and
villages.

With the suppression of the RMS, many thousands of these Christian
Ambonese were repatriated to
Holland where, ever since, they have remained in a barrack-like society
on the fringes of Dutch
society, dreaming of an eventual return to their homeland which they had
hoped one day to 'liberate'.
Encouraged by the Dutch for many years as a weapon against Indonesia,
particularly for the many
years during which Indonesia and Holland fought over the sovereignty of
Irian Jaya, they have now
been completely abandoned by the Dutch as Holland and Indonesia seek to
forge a close
partnership in the modern world. The last time they gained world
attention was in the mid- seventies,
when in desperation they 

Re: Logika Bingung

1999-03-06 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Sebelum saya berangkat spring break selama seminggu ini, saya masih saja
heran di permias@ terus-terusan "Baku Hantam" antar Kristen dan Islamnya,
Apa sih yang kita mau? Mau membuktikan Kristen yang bejat? Mau
membuktikan Islam yang dianiyaya oleh Kristen nya?
You Proved your point Bung, Now What? hanya sampai disitu? Lalu mau
Jihad? sebentar Kristennya ikut-ikutan mau Perang Salib lawan yang
Islamnya, kata yang Kristen, kalau mereka diserang, mereka juga hanya
bertahan diri, sama seperti alasan muslim pertama kali mengajukan Jihad.
Lalu? semuanya jihad-jihatanlantas? Siapa yang benar? Semua berperang
demi nama Tuhan? Apa yang kau mau perangkan Nak? Kejahatan? Siapa yang
Jahat? kau perang demi Tuhan yang sama? aih.bikin Tuhan GR saja kamu
ini...mau Tuhan untuk memilih? siapa yang Dia paling sayangsebentar
ada yang menyanyi"jangan ku dimadu"

Untuk Bung Hadeer, Saya sudah mengalah, demi anda dan saudara-saudara
muslim saya yang saya cintai, saya bersedia untuk meluruskan pemberitaan
oleh harian yang disinyalir berbau Kristen untuk menunjukkan kekompakaan
dan kesetiaan sebagai seorang saudara dari Kristen, tapi anda
terus-terusan menyerang saya...apa yang anda mau sebenarnya Bung?

Sudah saya bilang, bukan Mayoritas Kristen Ambon yang menghabisi dan
membunuhi saudara Muslim, tetapi Oknum-oknum yang mungkin adalah Kristen
atau pun Islam...Saya, sebagai seorang Ambon Kristen, kan sudah
memberikan jaminan pada anda, bahwa saya bersama rekan-rekan permias@
lainnya termasuk Bung Pohan akan membawa hal ini terungkap dan terbuka...

Kalau anda masih tidak mempercayai dan setidaknya menghargai niat tulus
kami untuk membawa kebenaran dengan  terus-terusan mengolok-olok ajaran
kristen, berarti anda juga tidak mempercayai niat tulus saya dan
rekan-rekan permias@ lainnya...

sudahlahbuat apa kita terus-terusan seperti ini, contohnya: saya
terus-terusan mencari kelemahan islam, anda terus-terusan mencari
kelemahan kristen, ngga bakalan selesai permasalahnyaYang kita ingin
tuntaskan disini kan kenetralan media dan solusi permasalahan ambon,
bukan mencari kelemahan dari dasar agama masing-masing

Kalau memang itu yang anda cari, baiklah, saya tidak bisa menanggapi hal
ini secara terus menerus, saya juga jenuh bung, saya cape terus-terusan
membaca berita yang hanya menjurus kearah gontok-gontokan seperti ini...
mending saya mabok sekalian deh sama birdosa-dosa deh...

tell you the truth bung, walau saya kristen, tapi saya tidak merasa
sebagai bagian dari Kristen Barat. Kristen di Indonesia dan kristen di
asia mempunyai karakter dan ciri khas tersendiri. Kristen baratnya pun
juga tidak mau menerima kami sendiri, walau kami juga mempercayai yesus
yang sama, tapi mereka mempercayai yesus yang putih, sedangkan kami
mempercayai yesus yang tidak berkulit putih,tapi mungkin kuning, dan
hitam.

perlu anda ketahui, yesus itu bukan orang eropa, yesus itu orang asia,
dan saya percaya, seharusnya kristen itu untuk orang asia, walau dalam
ajaran kami, tidak mengenal warna kulit, sesuai dengan perintah dan
ajaran dari yesus sendiri, sebarkanlah berita keselamatan ini ke seluruh
dunia.

Mungkin anda belum pernah masuk gereja di amerika sini, dimana saat kami
(yang berwarna) memasuki gereja tersebut, orang2 putihnya, seperti
memandang kami dari planet mars atau apalah, mereka sepertinya tidak
percaya bahwa kami yang kecil ini, keriting, berambut hitam, beraksen
bahasa  inggrisnya adalah penganut ajaran yang selama ini mereka kira
hanya untuk
kulit putih saja. Kadang kalau ketemu penginjil bule, di amerikanya sini,
mereka sampai heran kalau saya mengaku bahwa saya adalah penganut kristen.
So you are christian hah ? ini yang selalu mereka tanyakan...setelah saya
menyahut iya, mereka lantas bilang, I thought Indonesia or Asia are
Moslem, Hindu, Buddha atau apalahmereka sendiri tidak
menyangka...kadang ada juga yang mengejek...padahal saya sekolah di
sekolah kristen lho...Mereka kira yesus itu hanya datang untuk "Save
Their White Asses"

Padahal kan kita sudah tahu, mereka juga tahu kok, yesus itu adalah orang
Yahudi, yang masih termasuk suku semitis yang mempunyai kerabat dengan
orang-orang Arab...Kristen itu berasal dari tanah arab (Israel
dan Yordania)

tapi saya tidak bermaksud untuk menciptakan kebencian thd kulit putih,
walau kadang saya juga benci pada tindak tanduk mereka yang merasa sok
menguasai dunia, hanya karena bangsa mereka mengatakan mereka dulunya
adalah kristen (yang turut menjajah seluruh dunia)

Walau saya kristen, dan kristen, karena para kulit putih ini, jadi
tercoreng menjadi agama para negara penjajah, tapi saya merasa bahwa
kristen seharusnya dibawa kembali pada akar dan tradisi aslinya, yaitu
aliran yang bercirikan, bertradisikan, berkhas, Ke-Asiaan

So, perasaan anda thd orang barat yang merasa sok tahu juga dirasakan
oleh kami, yang adalah kristen juga..tapi kami tidak merasa bahwa kristen
itu seharusnya dimonopoli oleh para kulit putih yang mengaku berwujud
malaikat ini. ah 

Re: Beberapa polisi Ambon membantai jemaah di mesjid

1999-03-04 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Bung,

RMS sudah mati, sudah tidak ada lagi yang namanya RMS, tidak juga di Belanda.
Para keturunan Maluku Selatan yang telah hijrah ke Belanda karena
kegagalan pemberontakan  Maluku Selatan juga sudah memupuskan harapannya
untuk dapat mendirikan negara idam-idamannya, yaitu Republik Maluku Selatan.
Ingat penyanderaan yang terakhir kali di Belanda? yang di kereta itu oleh
para pengangguran Maluku yang akhirnya malah menjelekkan image RMS
sendiri, karena aksi terrorisme mereka yang malah dikutuk habis-habisan
oleh pemerintah Belandanya sendiri, yang notabene adalah pendukung RMS
sebelumnya. Secara politik, RMS hanyalah tinggal segelintir keturunan
Orang Maluku yang adalah anak dan cucu pendiri dan pencetus RMS itu sendiri.
Keturunan Maluku yang lain, yang harus juga hijrah karena perintah
Soekarno th 1950-an dan setelah RMS sekarang hanya ingin hidup damai di
Belanda, mengumpulkan duit di sana dan mungkin pulang kembali kalau waktu
memang memungkinkan

Janganlah percaya dengan cerita bahwa RMS bangkit kembali atau RMS yang
berusaha memprovokasi Maluku, walau mungkin ini bisa terjadi. namun
probabilitynya kecil sekali. RMS sudah mati secara politik dan sudah
bukan harapan para keturunan Maluku dimanapun.

Jangan terlalu percaya dengan gossip dari Kisdi atau apalah...
mereka tau apa soal RMS, tanya Orang Malukunya, yang lebih tahu.


Andrew Pattiwael
Proud Ambonese and Molluken



On Thu, 4 Mar 1999, _ _ wrote:

 MasyaAllah!

 Saya mendengar kabar pembantaian oleh sejumlah oknum POLRI Ambon thd jemaah
 di mesjid Ambon yang sedang bersembahyang subuh. Sekitar 4 muslim wafat
 seketika. Ini aksi petugas macam apa pula? Di Aceh, rakyat dikejar-kejar
 polisi. Di Ambon rakyat dibantai POLRI. Apa maunya mereka itu? Sejumlah
 oknum polisi tersebut sudah ditangkap oleh POM ABRI Ambon. Tegakkan hukum
 di negara kita bagi semua rakyat. Janganlah main hukum rimba jika masih
 suka makan nasi :-)

 Dulu Ambon terkenal dengan semangat kerukunan antar agama (nomor satu di
 Ina). Sekarang berantakan. Diduga ada pengaruh RMS dan orang2 Belanda yang
 anti ORBA thd aksi pembantaian tersebut. Tolong dicek ke sejumlah media di
 Ina (Suara Pembaruan dlsb.). Terimakasih.

 Saya berharap agar rekan-rekan Permias, Permika, Pengajian, dan organisasi2
 mahasiswa dan profesional di mancanegara bisa mengadakan fund raising untuk
 menyumbang para ahli waris dan keluarga para korban di Ambon.

 wassalam,
 =wien

 =-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=
 http://idsmedia.com/bizcenter - Online Business  Shopping Center promoting
 the lowest price packages ever to Bali Island started
 from the U.S. This BEST DEAL ends 5/31/99! Get your package now!!
 =-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=




Re: Lanjutan Catur (fwd)

1999-03-03 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

sebenarnya SEMUA-nya lah yang harus berteriak menyuarakan penderitaan
muslim ambon yang sedang terancam hidupnya. Bukankah hidup kita selalu
bergantung satu sama lainnya? Muslim ambon terancam, serta merta kristen
ambon pun terancam keberadaannyapenderitaan dan kesakitan akibat
kerusuhan ini bukan hanya diderita oleh anda dan para kaum muslim saja,
tetapi oleh kita semua, yang kristennya juga.
jangan pernah memonopoli rasa kebersamaan yang telah dibina selama ini.

BUKTI JELAS, SEMUA MASYARAKAT AMBON, BAIK MUSLIM MAUPUN KRISTEN MENDERITA
tidak ada yang menanggung beban penderitaan yang lebih, tidak ada yang
menanggung beban yang kurang. Jangan mengatasnamakan penderitaan hanya
untuk satu golongan.

Anda sudah dapat rasa prihatin kami yang nasraninya, SEKALI LAGI SAYA
UCAPKAN DISINI, KAMI, YANG KRISTEN PRIHATIN ATAS KEJADIAN YANG TELAH
MENIMPA SAUDARA-SAUDARA MUSLIMIN di AMBON, dan saya secara pribadi,
MENYESALKAN KEJADIAN INI MENIMPA SAUDARA-SAUDARA SEDARAH DAN SEPULAU.

Anda orang ambon, sekarang saya tanya? kalau saya mau SELFISH kaya anda,
saya bisa bilang, HANYA ORANG DARI AMBON ATAU MALUKU YANG BOLEH MERATAPI
DAN MENGUTUK PENDERITAAN KAMI INI.
Berdasarkan nama PATTIWAEL saya dan keberasalan saya dari pulau saparua.
Atas kebiadapan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang menganiyaya
saudara-saudara saya yang Islam maupun Kristen. (Saudara-saudara saya
termasuk juga yang bugis-makassar-buton yang hidup, lahir dan mencintai
Maluku sebagai tempat hidupnya)

Wah ketahuan anda yang salah komunikasi nih...

Saya membaca tulisan anda yang menuduh kami tidak PEDULI dengan keadaan
yang menimpa saudara-saudara di ambon (Penggunaan kata saudara untuk
lebih menjelaskan kerikatan kami atau saya secara pribadi thd para
muslimin yg tinggal maluku)

Saya (kami) tidak BUTA, bung hadeer, Kami lihat, merasakan dan ikut sesak
atas penderitaan para muslimin ambon.

Penjelasan yang harus dibuktikan lagi adalah APAKAH KAMI MEMANG SEPERTI
YANG ANDA TUDUHKAN ITU, BAHWA KAMI TIDAK MELIHAT/BUTA/PURA-PURA
BODOH/TIDAK PERCAYA/ MEMANG BODOH atas kejadian yang menimpa para
muslimin ambon. yang anda tuduhkan adalah yang diatas ini kan
Anda sendiri tidak tahu perasaan kami, eh sudah sembarangan main tuduh...

maaf, simpati bukanlah kata yang tepat lagi untuk melukiskan perasaan
kami yang merasa penderitaan bagi para muslimin di ambon, yang ada adalah
kata IKUT MENDERITA dan MINTA KEADILAN bagi para muslimin di Ambon.

Makanya, jangan menanggung penderitaan sendiri saja, tanggunglah bersama,
bagi rasa penderitaan mu itu kepada kami, sebab kami sudah merasakannya
dari dahulu, hanya saja kalian tidak tahu atau tidak mau tahu.

Tanpa anda minta, pasti kami pun akan merasakannya...hanya anda yang
bebal tidak mau melihat atau percaya bahwa kami juga merasakannya.



andrew pattiwael

NB: Lain kali jangan asal main tuduh, Tanya dulu perasaan kami, baru
setelah lihat kami mencoba berkelit, berpura-pura, bersikap masa bodoh,
baru bilang kalau kami MEMANG BODOH..



On Wed, 3 Mar 1999, Hadeer wrote:


 Sebenarnya sayalah yang HARUS nya lebih keras berteriak disini menyuarakan
 muslim ambon yang sedang terancam jiwanya.

 Bukti dan Fakta yang sangat jelas didepan mata adalah ribuan orang Bugis,
 Makassar, Buton keluar dari pulau Ambon dengan kapal laut. Terlihat jelas
 di berita-berita TV.

 Bukti dan Fakta jelas orang sedang shalat shubuh diserang oleh massa yang
 tidak jelas asalnya.

 Bukti dan Fakta jelas adalah muslim Ambon yang PALING menderita.

 Bukti dan Fakta jelas ada media seperti Kompas dan Suara Pembaruan yang
 BIAS dalam berita nya soal Ambon.

 Saya hanya mengharapkan ada rekan-rekan nasrani di sini yang dapat melihat
 hal tersebut diatas, dan ikut merasa prihatin setidak-tidaknya ikut
 menyuarakan penderitaan mereka.

 Bukan malah merasa sebagai tertuduh pelaku dan sibuk ikut teriak-teriak
 membela diri dengan segala macam penjelasan yang mesti dibuktikan lagi.
 Yang sudah jelas didepan mata masih mau dipungkiri bahwa muslim Ambon
 sedang menderita.

 Saya tidak pernah menyatakan bahwa nasrani ambon pelakunya. Kenapa Bang
 Andrew merasa bahwa saya menuduh nasrani ambon pelakunya ???

 Saya hanya mengharapkan simpati anda semua.
 Saya hanya mengharapkan ketika Bang Andrew membaca Kompas atau Suara
 Pembaruan, kemudian berkata lantang : INI TIDAK BENAR..hanya itu
 saja.

 Hadeer


 --
 From: Hadeer [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Catur
 Date: 03 Maret 1999 9:31

 Bang Andrew...

 Tulisan saya akan terasa sekali memojokkan jika dan hanya jika si pembaca
 "agak bodoh dan atau pura-pura bodoh dalam melihat berita dan fakta"

 Si pembaca akan merasakan kebenaran terhadap apa yang saya tuliskan.

 Nahsemuanya kembali kepada pembacanya :-)

 Hadeer








Re: Lanjutan Catur (fwd)

1999-03-03 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Nah...inikan lebih jelas, kalau anda meminta, saya akan dengan senang
hati untuk membantu anda...tidak usah anda muter-muter sampai nyasar
sendiri..malah ikut nyasarin saya jadinya.

Seperti yang telah saya usulkan (bukan usulan saya sendiri, tetapi adalah
pikiran dari beberapa rekan-rekan permias@ yang Kristen, yang terus
kontak email sama saya), melalui dialog antar permias@, kita bisa cari usulan
yang mungkin dapat menghentikan segala aksi kekerasan yang terjadi selama
ini di Ambon.

Saya akan mencoba menulis artikel kepada harian-harian yang terutama
dapat dikirim lewat email. Mengingat keterbelakangan saya dan
ketidakpahaman saya ttg penulisan artikel yang benar, saya mungkin hanya
akan memakai HASIL DIALOG PERMIAS@ MENGENAI PENYELESAIAN KERUKUNAN DI
AMBON. Saya lebih percaya hasil yang kita dapat secara bersama, daripada
pemikiran pribadi saya sendiri, yang mungkin dapat mengandung unsur BIAS
juga. Saya mengharapkan Bang Pohan untuk dapat LEADING dialog permias ini
dan mungkin masing-masing rekan dapat memasukan pokok-pokok pemikirannya
masing-masing. Sama seperti waktu artikel di NYT itu.

Hasil yang baik, akan didapat dari hasil pemikiran bersama, kerja sama
team, dan tentunya tidak akan meninggikan satu dari yang lainnya.
Team Effort.

Jangan hanya yang satu orang saja yang teriak, teriak semua biar
terdengar. Apalagi kalau semua yang Kristen teriak minta keadilan atas
kejadian yang menimpa saudara-saudara muslimnya, ini kan lebih kompak
namanya.

Untuk harian kompas, kalau sampai mereka menolak anda karena KTP anda
bertuliskan Islam, ini sudah merupakan tindakan DISKRIMINATIF dan pasti
ada jalur hukum yang dapat anda tempuh untuk meminta pertanggung jawaban
harian ini.


andrew pattiwael


NB: Saya kok tidak melihat ya artikel yang dikirimkan Bang Pohan di
NYTimes waktu lalu itu? padahal saya sering ngecheck Nytimes di library.


On Wed, 3 Mar 1999, Hadeer wrote:

 Bang Andrew :

 Terimakasih Bang Andrew atas tulisannya di bawah ini.

 Ini yang saya inginkandan ini pula yang harusnya ditulis oleh KOMPAS
 (ingat kita masih dalam diskusi mengenai media Kompas (RE : Boikot Kompas),
 jangan melebar ke tempat lain).

 Saya ingin tulisan Bang Andrew ini di kirim ke Surat Pembaca Kompas, dan
 nyatakan di Surat Pembaca itu, bagaimana sakitnya hati Bang Andrew atas
 pemberitaan yang bias, pemberitaan yang berat sebelah. Kalau perlu seluruh
 media yang bias juga di forwardkan. Sebab kalau saya yang tulishasilnya
 akan lainbahkan mungkin tidak akan pernah dimuatkarena KTP saya
 Islam

 Terimakasih sekali lagi

 Hadeer

 Nb :
 Bang Andrew marah dengan sayaakan saya terima dengan senang
 hatianggap saja saya jadi tumbal tulisan di bawah 

 --
  From: Andrew G Pattiwael [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Subject: Re: Lanjutan Catur (fwd)
  Date: 03 Maret 1999 12:22
 
  sebenarnya SEMUA-nya lah yang harus berteriak menyuarakan penderitaan
  muslim ambon yang sedang terancam hidupnya. Bukankah hidup kita selalu
  bergantung satu sama lainnya? Muslim ambon terancam, serta merta kristen
  ambon pun terancam keberadaannyapenderitaan dan kesakitan akibat
  kerusuhan ini bukan hanya diderita oleh anda dan para kaum muslim saja,
  tetapi oleh kita semua, yang kristennya juga.
  jangan pernah memonopoli rasa kebersamaan yang telah dibina selama ini.
 
  BUKTI JELAS, SEMUA MASYARAKAT AMBON, BAIK MUSLIM MAUPUN KRISTEN MENDERITA
  tidak ada yang menanggung beban penderitaan yang lebih, tidak ada yang
  menanggung beban yang kurang. Jangan mengatasnamakan penderitaan hanya
  untuk satu golongan.
 
  Anda sudah dapat rasa prihatin kami yang nasraninya, SEKALI LAGI SAYA
  UCAPKAN DISINI, KAMI, YANG KRISTEN PRIHATIN ATAS KEJADIAN YANG TELAH
  MENIMPA SAUDARA-SAUDARA MUSLIMIN di AMBON, dan saya secara pribadi,
  MENYESALKAN KEJADIAN INI MENIMPA SAUDARA-SAUDARA SEDARAH DAN SEPULAU.
 
  Anda orang ambon, sekarang saya tanya? kalau saya mau SELFISH kaya anda,
  saya bisa bilang, HANYA ORANG DARI AMBON ATAU MALUKU YANG BOLEH MERATAPI
  DAN MENGUTUK PENDERITAAN KAMI INI.
  Berdasarkan nama PATTIWAEL saya dan keberasalan saya dari pulau saparua.
  Atas kebiadapan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang menganiyaya
  saudara-saudara saya yang Islam maupun Kristen. (Saudara-saudara saya
  termasuk juga yang bugis-makassar-buton yang hidup, lahir dan mencintai
  Maluku sebagai tempat hidupnya)
 
  Wah ketahuan anda yang salah komunikasi nih...
 
  Saya membaca tulisan anda yang menuduh kami tidak PEDULI dengan keadaan
  yang menimpa saudara-saudara di ambon (Penggunaan kata saudara untuk
  lebih menjelaskan kerikatan kami atau saya secara pribadi thd para
  muslimin yg tinggal maluku)
 
  Saya (kami) tidak BUTA, bung hadeer, Kami lihat, merasakan dan ikut sesak
  atas penderitaan para muslimin ambon.
 
  Penjelasan yang harus dibuktikan lagi adalah APAKAH KAMI MEMANG SEPERTI
  YANG ANDA TUDUHKAN ITU, BAHWA KAMI TIDAK MELIHAT/BUTA/PURA-PURA
  BODOH/TIDAK PERCAYA/ MEMANG BODOH atas

Re: Mana yang cukup mendekati fakta mana yang berusaha mengaburkan?

1999-03-02 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Mau nih  entar saya yang sit-up bung
Brawisatu...dua...tigaayo semua...pinggulnya digoyan
satu..dua..tiga...biar kekarheheheh.kekar apanya???




On Mon, 1 Mar 1999, FNU Brawijaya wrote:

 Sangat mengherankan bila suara pembaruan tidak menurunkan berita ini.
 Harian Kompas menurunkan berita yg tidak masuk akal. Masak aparat menembak
 mati orang-orang yg dari namanyapun ketahuan muslim di sekitar masjid.
 Sungguh jauh dari logika kalau orang-orang ini yg hendak macam-macam.

 Kalau dibilang menyerang polisi jelas alasan yg konyol. Orang yg sedang
 sembayang kok dibilang menyerang. Berarti benar kalau polisi ini yg menyerang
 masjid. Mestinya ABRI menindak tegas para aparat ini, yg bukannya melindungi
 warga malah menembaki. Yang lebih mengherankan pangkat mereka 1 orang
 kapten, 2 letda, 2 serma. Sangat mengherankan bila perwira menengah
 dapat melakukan kekejian ini. Hukuman tembak di lapangan terbuka mungkin
 cukup adil.

 Di masa mendatang pihak ABRI harus bertindak tegas. Bila perlu tembak di tempat
 bagi setiap pelaku kerusuhan, tidak perduli dari pihak manapun. Sangat mengherankan
 bila upaya penyerbuan masjid yg sedang sholat subuh tidak terendus orang
 intelejen. Saat ini sudah bukan masanya menuduh provokator lagi. ini sudah
 chaos yg menuntut tindakan tegas aparat keamanan. Bila ada oknum, maka
 oknum tersebut harus di-dor untuk menunjukkan niat netral aparat sekaligus
 menunjukkan kesungguhan aparat keamanan.

 Saat ini ABRI tidak perlu gojak-gajik salah tingkah (kalau memang iya) dalam
 bertindak. Tindakan keras untuk kerusuhan yg terlalu banyak menyita korban
 seperti ini tidak dapat dikaitkan lagi dengan tindakan melanggar HAM karena
 kerusuhan inilah pelanggaran HAM yg sejati. Tentu saja ABRI tidak dapat
 menggunakan perlunya tindakan tegas sebagai alasan untuk dapat bermain
 dalam kancah politik lagi. Jangan-jangan karena ABRI sudah terlalu lama
 bermain di luar bidang HANKAM sehingga di bidangnya sendiri malahan
 tidak mempunyai kompetensi lagi. Bila kekawatiran saya ini benar adanya,
 waduh kasihan bener kita-kita ini. Ya sudah kita tukaran saja, orang sipil dikasih
 senjata, lalu orang militer dikasih pena, cangkul dll? Yuk mulai latihan sit up

 Monggo,
 Eyang Troy, kuli.


  Jawapos (2 Maret 1999)
  .. Korban yang tewas itu, kabarnya, adalah jamaah yang sedang melakukan
  salat subuh di sebuah masjid.
 
  Detik (2 Maret 1999)
  .. Presiden B. J. Habibie telah mengetahui adanya kasus penembakan
  jamaah sholat Subuh di Ambon Senin (1/3/1999).
 
  NRC-Handelsblad (1 Maret 1999) http://www.nrc.nl/
  .. Negen moslims op Ambon doodgeschoten
  AMBON - Een groep mannen bidt bij de lichamen van negen moslims die
  vanochtend in Ambon werden doodgeschoten door Indonesische soldaten toen
  zij uit een moskee kwamen. Uit Ambon komen ook nieuwe berichten over
  christenen en moslims die elkaars woningen en gebedshuizen in brand steken.
  De regering in Jakarta heeft versterkingen gestuurd.(Foto Reuters)
 
  Suara Merdeka (2 Maret 1999)
  .. Sebuah peristiwa memilukan terjadi kemarin, sekitar pukul 05.00 WIT,
  ketika umat Islam menjalankan salat subuh di Masjid Al Fatah, kawasan Auhura.
 
  Media Indonesia (2 Maret 1999)
  .. BJ Habibie telah menerima laporan menyedihkan tentang penembakan
  yang dilakukan sejumlah oknum Polri terhadap jemaah yang sedang melakukan
  Salat Subuh di sebuah masjid di Auhara, Ambon, Senin pagi.
 
  Waspada (2 Maret 1999)
  .. Umat Islam di Ambon semakin tersiksa. Beberapa orang bersenjata,
  diduga polisi, memberondong jamaah shalat subuh dengan tembakan Senin (1/3)
  sekitar pukul 05:00 WIT.
 
  Kompas (2 Maret 1999)
  .. tertembak mati aparat kepolisian. Ketiga warga itu adalah Armin
  Paeni, Mui Ekhoran, dan Husein Umar. Mereka ditembak di sekitar rumah
  ibadah Dusun Ahuru.
 
  Balipost (1 Maret 1999)
  .. peristiwa penembakan terhadap jamaah shalat subuh di sebuah masjid
  di kawasan Auhura Ambon, Senin (1/3) kemarin yang mengakibatkan empat orang
  tewas.




Galang Kekuatan Donk...

1999-03-02 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Memang sudah dari dulu jelas sekali, dari pembakaran gereja sampai
mesjid, pembunuhan para pendeta di jawa (Mei lalu) sampai pembunuhan para
kyai NU di pulau yang sama.
Mata kita sudah seharusnya terbuka, dan otak mulai berpikir, bahwa ada
satu kesamaan, kita-kita semua ini dianiyaya karena kita adalah orang
beragama. Bukan lagi Orang Islam atau Orang Kristen, tetapi Orang
Beragama.
Perang Jihad atau Perang Salib atau apalah saya ngga tahu namanya..
Jika kebebasan beragama seorang manusia dilanggar, maka sudah
sepantasnyalah manusia itu mempertahankan dirinya bahkan melawan kekuatan
zalim yang ingin menghancurkan hak asasi seseorang untuk beragama.

andrew pattiwael


On Mon, 1 Mar 1999, Mohammad Rosadi wrote:

 Assalamualaikum wr.wb

  Semakin jelas sudah keberpihakan aparat keamanan dalam tragedi berdarah
 di Ambon. Tapi hal ini TIDAK AKAN membuat gentar kaum muslimin. Justru
 dengan semakin jelasnya pembantaian muslim ambon ini, semakin membara
 semangat jihad dihati kaum muslimin untuk menghadapi serangan kaum
 perusuh. Setiap musuh yang menyerang harus dilawan dan dihalau. Setiap 1
 nyawa kaum muslimin yang hilang, HARUS dibayar pula dengan 1 nyawa kaum
 penyerang. Keadilan harus ditegakkan, agar tidak ada pihak manapun yang
 berani lagi berbuat aniaya kepada umat Islam.
 Wassalam
 Mohamad Rosadi
 Virginia, USA

 ==
   Berita Republika
 ==

Bocah 7 dan 1,5 Tahun Luput dari Maut

 Bentrokan berdarah di Ambon kemarin luput merenggut nyawa
 dua bocah --Mansyur (7 tahun) dan Parman (1,5 tahun).
 //Alhamdulillah//, keduanya lolos dari massa perusuh yang
 beringas kesetanan yang menyerang kawasan Kopertis, Kodya
 Ambon.
 Tapi suratan nasib telah menggariskan lain terhadap empat
 jamaah yang tengah shalat Subuh di Masjid Al Huda, Kampung
 Ahuru, Kodya Ambon. Mereka tewas diterjang peluru oknum
 Polisi yang menyerbu masjid tersebut bersama ratusan warga
 entah dari mana.

 Menurut Satgas MUI Ambon, keempat jamaah yang tewas
 adalah Armin Paini, Mui Ekhoran, Husein Umar, dan Usman
 Wakano. Sementara lima orang warga Muslim lainnya dibantai
 di kawasan Kampung Rinjani, kawasan Kopertis, yaitu Udin
 Umtoina (35), Siti (30), Rohima, Hasan, dan Husein. Satu
 korban dari pihak perusuh tidak disebutkan namanya.

 Serangan oleh purusuh kemarin berlangsung di dua tempat --
 Kampung Ahuru dan Kampung Rinjani. Satgas MUI
 melaporkan beberapa oknum aparat polisi diduga ikut andil
 dalam peristiwa berdarah di 'rumah' Allah pada pagi buta
 kemarin. Mereka adalah Kapten (Pol) LS, Letda (Pol) ES,
 Letda (Pol) KS, Letda (Pol) DT, Serma S, dan Serma B.
 Menurut Satgas MUI, aparat sebelumnya menghalau massa
 yang berjaga-jaga dan menyerukan menyimpan senjata tajam
 yang mereka bawa. Tiba-tiba terdengar tembakan ke arah
 Masjid Al-Huda yang langsung mengenai para jamaah, termasuk
 imam masjid yang bernama Husein Toisuta. Husein selamat dari
 tembakan tetapi empat jamaahnya tersungkur bersimbah darah.

 Tak pelak, tragedi tersebut memancing emosi warga di depan
 Masjid Raya Al-Fatah Ambon. Pada saat sembilan jenazah
 memasuki pelataran masjid tersebut untuk dishalatkan, massa
 melakukan aksi unjuk kekuatan. Beberapa orang yang
 mempunyai ilmu kekebalan tubuh dilaporkan menebas-nebaskan
 senjata tajam ke badannya. Tapi luapan emosi warga berhasil
 ditenangkan tokoh umat Islam Maluku, Abdullah Solissa.

 Berita selanjutnya silahkan klik:

 http://www.republika.co.id







 __
 Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com




Re: BOIKOT KOMPAS

1999-03-02 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Jangan memboikot hanya karena Koran Kompas adalah Koran Nasrani, tetapi
boikotlah Kompas kalau memang Kompas terkesan bias, selektif, dan tidak
imbang.


andrew pattiwael

On Mon, 1 Mar 1999, Ramadhan Pohan wrote:

 In a message dated 3/2/99 12:44:25 AM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED]
 writes:

  Kompas (2 Maret 1999)
  .. tertembak mati aparat kepolisian. Ketiga warga itu adalah Armin
  Paeni, Mui Ekhoran, dan Husein Umar. Mereka ditembak di sekitar rumah
  ibadah Dusun Ahuru.

  

 Sejak "zaman kuda gigit jari", Kompas selalu begitu. Waktu perang Bosnia,
 fakta pun terjungkir-balik dibikin mereka. Tapi, dari segi politik, Kompas
 berhak melakukan itu. Siapa lagi yang membela Nasrani jika bukan koran
 Nasrani. Apa mungkin Republika? Saya sendiri tidak menyukai dua koran itu.
 Senantiasa bias dan selektif menurunkan berita.

 Ini saatnya diserukan kepada semua orang Islam agar tidak berlangganan,
 membeli atau membaca Kompas. Boikot saja, itu jika kalian mau. Lebih bagus
 dengar RRI atau baca Suara Merdeka atau KR, PR, dan koran-koran yang
 independen lainnya. Media Indonesia sendiri-- sepanjang yang saya tahu--
 nasionalis dan tidak punya kepentingan kepada salah satu agama.


 Jika pun Kompas diboikot, koran ini tidak akan mati. Kenapa? Tiras Kompas kan
 tidak lebih dari 500 ribu copies. Sedangkan jumlah kaum fanatik Kompas--
 jutaan bung!

 salam,
 ramadhan pohan
 (lebih suka baca Tempo atau Forum)




Re: BOIKOT KOMPAS

1999-03-02 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

wah saya ngga tahu tuh..mbaksama seperti Benny Moerdani, pasti selalu
terbawa-bawa kepada Kristen-nya.
Setiap Benny Salah masa kristen-nya juga salah...atau setiap Kompas dan
Suara Pembaruan salah...pasti Kristen-nya lagi yang kena...
Sepertinya dunia Kristen di Indonesia hanya dikenal dengan Benny
Moerdani, Kompas, Suara Pembaruan, Theo Syafei, CSIS, dll

untuk boikot-memboikot, saya rasa semua orang mempunyai hak jika ingin
memboikot koran tsb. Kompas sendiri kan punya hak untuk menyiarkan berita
bias dan selektif, para pembacanya juga punya hak untuk tidak membeli
atau berlangganan lagi koran Kompasngga ada yang dirugikan kan
Kompas tetap mempunyai hak-nya dan para pembaca tetap memiliki haknya
juga.

andrew pattiwael

On Mon, 1 Mar 1999, Mbak N'teph wrote:

 Hmm.. just wondering.. kenapa agama (apalagi Nasrani) dibawa2 sama Kompas
 yah..?
 Jangan gitu dong ah.. namanya juga orang cari duit.. gak ada hubungannya
 dech kayaknya..  kalo korannya diboikot trus ditutup, yang kerja disono mao
 makan apaan?
 Tapi.. kok ngomongnya gitu sih.. hubungannya kan (rada2) kurang ada..
 And anyway, you're right.. jumlah kaum fanatik Kompas emang jutaan.. :)

 Cheers
 STEPHANIE

 -Original Message-
 From: Ramadhan Pohan [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
 Date: Monday, March 01, 1999 10:56 PM
 Subject: Re: BOIKOT KOMPAS


 In a message dated 3/2/99 12:44:25 AM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED]
 writes:
 
  Kompas (2 Maret 1999)
  .. tertembak mati aparat kepolisian. Ketiga warga itu adalah Armin
  Paeni, Mui Ekhoran, dan Husein Umar. Mereka ditembak di sekitar rumah
  ibadah Dusun Ahuru.
 
  
 
 Sejak "zaman kuda gigit jari", Kompas selalu begitu. Waktu perang Bosnia,
 fakta pun terjungkir-balik dibikin mereka. Tapi, dari segi politik, Kompas
 berhak melakukan itu. Siapa lagi yang membela Nasrani jika bukan koran
 Nasrani. Apa mungkin Republika? Saya sendiri tidak menyukai dua koran itu.
 Senantiasa bias dan selektif menurunkan berita.
 
 Ini saatnya diserukan kepada semua orang Islam agar tidak berlangganan,
 membeli atau membaca Kompas. Boikot saja, itu jika kalian mau. Lebih bagus
 dengar RRI atau baca Suara Merdeka atau KR, PR, dan koran-koran yang
 independen lainnya. Media Indonesia sendiri-- sepanjang yang saya tahu--
 nasionalis dan tidak punya kepentingan kepada salah satu agama.
 
 
 Jika pun Kompas diboikot, koran ini tidak akan mati. Kenapa? Tiras Kompas
 kan
 tidak lebih dari 500 ribu copies. Sedangkan jumlah kaum fanatik Kompas--
 jutaan bung!
 
 salam,
 ramadhan pohan
 (lebih suka baca Tempo atau Forum)
 




Re: BOIKOT KOMPAS

1999-03-02 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Saya juga belum pernah dengar tuhngga tau emang sayanya Kristen yg Telmi
atau memang kita yang Kristen semuanya Telmi atau kita yang
digoblok-goblokin seperti pesan dari mas Hadeer itu...(Kok ngga dikasih
tahu sih)

Walau Kisdi sering menyerang Kaum Kristen, tetapi jarang saya pernah dengar
ada kelompok tukang protest Kristen demo depan kantor Kisdi, minta Kisdi
dibubarkan atau si Sumargono di masukan dalam Bui. Malah ngga pernah tuh
mendengarnya.

Kecuali  berita protest di Ambon yang menyatakan aparat berat sebelah
kepada muslim, Kenapa ya?

andrew



On Tue, 2 Mar 1999, Helson Siagian wrote:

 Saya belum pernah dengar atau baca ada orang Nasrani yang bilang "ayo kita
 boikot Republika". Kenapa ya? Mungkin karena nggak perlu ya...Mungkin sih.


 Helson SIAGIAN
 ---
 http://gwu.edu/~siagian
 ---


 On Tue, 2 Mar 1999, Ramadhan Pohan wrote:

  Salam!
  Saya ingin menjelaskan lagi.
  Bagi orang Islam yang merasa dikibulin oleh laporan Kompas yang selektif, bias
  dan memihak agama yang dibela koran itu-- wajar melakukan aksi boikot.
  Demikian juga jika Republika membuat laporan berita senada-- yang bias dan
  selektif dan merugikan kepentingan atau melukai penganut Nasrani, wajar
  memboikot Republika.
 
  Ini artinya masyarakat pembaca-- entah apa agamanya-- berhak "mengadili"
  koran-koran partisan, sektarian, fundamentalis tersebut. Itu kalau memang Anda
  mau. Bukan kah kita menolak fundamentalisme Islam, fundamentalisme Nasrani dan
  fanatisme yang "over" lainnya?
 
  Apa makna laporan selektif dan bias ala Kompas itu bagi kaum Nasrani? Saya
  mempunyai keyakinan bahwa rekan-rekan Nasrani yang tidak fundamentalis pasti
  tidak "happy" atas laporan bias tersebut. Begitu juga terhadap Republika--
  saya dan sebagian rekan-rekan muslim lain-- juga tidak enjoy, tidak happy jika
  koran tersebut menuding atau melecehkan penganut not-muslim.
 
  Koran partisan, fundamentalis seperti Kompas-- saya pikir, kelak hanya akan
  dibaca oleh kaum fundamentalis nya belaka. Sebab yang merah dibilang hijau,
  yang putih dibilang abu-abu-- dan hanya kaum fundamentalis saja yang mau tepuk
  tangan atas  pembohongan dan keculasan seperti itu. Bagi yang nasionalis dan
  pro kepada kenetralan-- kelak akan memilih selera kebenarannya sendiri: yang
  tidak bias dan tidak selektif.
 
  salam,
  ramadhan pohan
 
  .
 
  In a message dated 3/2/99 4:28:12 AM !!!First Boot!!!,
  [EMAIL PROTECTED] writes:
 
  
   Hmm.. just wondering.. kenapa agama (apalagi Nasrani) dibawa2 sama Kompas
   yah..?
   Jangan gitu dong ah.. namanya juga orang cari duit.. gak ada hubungannya
   dech kayaknya..  kalo korannya diboikot trus ditutup, yang kerja disono mao
   makan apaan?
   Tapi.. kok ngomongnya gitu sih.. hubungannya kan (rada2) kurang ada..
   And anyway, you're right.. jumlah kaum fanatik Kompas emang jutaan.. :)
 
   Cheers
   STEPHANIE
 
   -Original Message-
   From: Ramadhan Pohan [EMAIL PROTECTED]
   To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
   Date: Monday, March 01, 1999 10:56 PM
   Subject: Re: BOIKOT KOMPAS
 
 
   In a message dated 3/2/99 12:44:25 AM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED]
   writes:
   
Kompas (2 Maret 1999)
.. tertembak mati aparat kepolisian. Ketiga warga itu adalah Armin
Paeni, Mui Ekhoran, dan Husein Umar. Mereka ditembak di sekitar rumah
ibadah Dusun Ahuru.
   

   
   Sejak "zaman kuda gigit jari", Kompas selalu begitu. Waktu perang Bosnia,
   fakta pun terjungkir-balik dibikin mereka. Tapi, dari segi politik, Kompas
   berhak melakukan itu. Siapa lagi yang membela Nasrani jika bukan koran
   Nasrani. Apa mungkin Republika? Saya sendiri tidak menyukai dua koran itu.
   Senantiasa bias dan selektif menurunkan berita.
   
   Ini saatnya diserukan kepada semua orang Islam agar tidak berlangganan,
   membeli atau membaca Kompas. Boikot saja, itu jika kalian mau. Lebih bagus
   dengar RRI atau baca Suara Merdeka atau KR, PR, dan koran-koran yang
   independen lainnya. Media Indonesia sendiri-- sepanjang yang saya tahu--
   nasionalis dan tidak punya kepentingan kepada salah satu agama.
   
   
   Jika pun Kompas diboikot, koran ini tidak akan mati. Kenapa? Tiras Kompas
   kan
   tidak lebih dari 500 ribu copies. Sedangkan jumlah kaum fanatik Kompas--
   jutaan bung!
   
   salam,
   ramadhan pohan
   (lebih suka baca Tempo atau Forum)
   
 

 




Re: BOIKOT KOMPAS

1999-03-02 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Coba dijelaskan apa alasan anda untuk mengatakan kami, Nasrani, mencoba
berpura-pura bodoh? Heran saya...kok bisa segampang itu anda menuduh kami
"BODOH" atau "Berpura-Pura Bodoh"

Saya sendiri tidak yakin apa kalian (Muslim) akan bersikap netral seratus
persen, buktinya selama ini, saat Gereja dibakar-bakarin, pendeta kami
dibunuhin, kalian kebanyakan diam saja toh?
Siapa yang MEMBELA kami ? Bahkan media KRISTEN-nya Pun terkadang diam saja,
mengingat hubungan khusus yang dimiliki oleh pemiliknya ke pemerintah.
Kami dibela? JARANG...itupun lihat-lihat...apa ada Media Muslim yang
membela kami hanya berdasarkan kebenaran dan hak kami untuk beragama?

Gus Dur, Amin Rais dan lain-lain baru bicara soal perlindungan kepada
Kristen juga baru sekarang...setelah Media International Teriak-teriak
kalau gereja dibakarin, dan catat...Tidak Satupun Media yang affiliasinya
Kristen berbicara atau berani mengecam pelanggaran ini...

Nah baru pas kejadian di Kupang, dari Kisdi sampai ICMI teriak-teriak
bahwa terjadi pelanggaran thd minoritas beragama disana...SADAR nga kalau
selama ini SUDAH SERING TERJADI PELANGGARAN thd minoritas
beragama...hanya ini terjadi pada Kristennya...SEMUA DIAM KAN???!!

Seiingat saya, saya sudah pernah tuh mengajak agar Kristen dan Islam untuk
kompak dan bekerja sama...tapi sambutan rekan-rekan (khususnya yg muslim)
dingin bahkan tidak ada sama sekali. Seperti ngomong sama angin rasanya.

Rekan Hadeer, anda ternyata bukan putar-putar seperti alasan anda yang
sebelumnya, melainkan ingin memojokkan kamisangat disayangkan...
benar-benar kecewa menemukan rekan permias@ yang seperti ini...
Kemajuan apa yang bisa didapat bangsa kalau terus menerus memojokkan
sesama bangsanya



andrew pattiwael


On Tue, 2 Mar 1999, Hadeer wrote:

 Seperti yang sudah saya bilang :

 Jangan jadi orang bodoh dalam membaca media dan melihat fakta.dan
 lebih parah lagi
 PURA-PURA BODOH

 Biar adil.bagaimana kalo rekan-rekan yang beragama nasrani yang
 mengirim "Surat Peringatan" ke harian Kompas dan Suara Pembaruan
 (seperti yang sudah dilakukan beberapa waktu yang lalu untuk media
 asing.).ini saya usulkan kepada rekan-rekan nasrani dalam rangka
 berprasangka bahwa kalian bukanlah orang bodoh apalagi pura-pura
 bodoh.bagaimana 

 Kan sudah terbukti dengan jelas, Kompas membiaskan berita dan Suara
 Pembaruan tidak memberitakan

 Hal yang sama akan saya lakukan jika kejadian yang sama terbukti terjadi

 di Republika.....

 Smile
 Hadeer


 Andrew G Pattiwael wrote:

  Saya juga belum pernah dengar tuhngga tau emang sayanya Kristen yg
  Telmi
  atau memang kita yang Kristen semuanya Telmi atau kita yang
  digoblok-goblokin seperti pesan dari mas Hadeer itu...(Kok ngga
  dikasih
  tahu sih)
 




Re: BOIKOT KOMPAS

1999-03-02 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Tapi anda juga tidak niat toh?
disinggung juga setelah kami juga yang menyinggungnya...baru anda mengakui..
itu saja tidak niat...

ya sudahlah...ngga bakalan selesai kalau kita terus-terusan begini...
mending kita ngomongin yang lain...mau kerja sama juga susah...
pada ngga niat sih...(Atau curiga move apalagi dari kristen nih?)


Andrew pattiwael

On Tue, 2 Mar 1999, FNU Brawijaya wrote:

 Ya saya kan tidak membela republika toh? Malah kita sudah singgung
 kalau harian ini juga sering tendensius. Makanya saya berusaha keluar
 dari trap agama dan lebih suka bicara berita itu berita bohong atau bukan.
 Sudah ah...



 Andrew G Pattiwael wrote:

  (Republika juga boleh)wah anda ketahuan ngga niat kalau begini...
  anda sendiri juga ngga netral...bagaimana mau mengajak kami semua untuk
  ikut netral kalau sendiri juga ngga netral.
 
  andrew pattiwael
 
  On Tue, 2 Mar 1999, FNU Brawijaya wrote:
 
   Sebetulnya sudah melebihi kuota pribadi. Tambah satu lagi nggak apa-apa ya?
  
Hmm.. just wondering.. kenapa agama (apalagi Nasrani) dibawa2 sama Kompas
yah..?
  
   Mbak Steph baru nyadar kalau Kompas sekaligus membawa nama Nasrani?
   Sudah terkenal bahwa kompas boleh dipanjangkan menjadi Komando Pastur.
   Bila nggak percaya silakan lihat susunan redaksinya. Saya sendiri dulu
   langganannya Kompas karena dalam banyak hal memang objektif, tapi bila
   menyangkut berita agama atau yg lain misal etnik yg berkaitan dg agama,
   jelas berita tsb saya skip. Nah begitu mbak, jadi hubungannya jelas erat
   banget, serasa pacar deh. Kalau mau mengunyah berita yg tendensius sih
   monggo saja (yg sebetulnya boleh dong kita kategorikan berita bohong).
  
   Saya sangat setuju dengan ide boikot harian Kompas ini. Bukan karena didasari
   sentimen agama, yah ada tapi sedikit sekali. Hanya saja sebagai harian beroplah
   terbesar saat ini, objektivitas berita harus makin terpelihara. Terpelihara lebih
   baik lagi dibandingkan dengan harian lain baik yg nasional maupun lokal.
  
   Hasil dari boikot yg saya inginkan bukanlah turunnya oplah, tetapi memberikan
   pesan kepada masyarakat pembaca bahwa harian Kompas dan Suara Pembaruan
   (juga Republika deh) sangat sering menjadi tendensius bila menyampaikan
   berita mengenai SARA. Syukur-syukur mereka menyadari bahwa pelanggan terbesar
   justru bukan umat nasrani, sekaligus sadar berita bohong mereka dapat menjadi
   senjata makan tuan.
  
   Kita sangat beruntung dalam tempo 10 menit dapat melahap berita dari 10 koran.
   Dan kita lihat kita juga sering kesulitan untuk meng-adjust info yg masuk dan 
sering
   terbawa juga. Bagaimana dengan yg tidak seberuntung kita-kita ini (dalam hal 
akses
   info koran saja lho). Sangat banyak yang tidak mempunyai akses spt ini sehingga
   opini yang terbentuk sangat dipengaruhi oleh berita (koran yg paling efektif, 
mungkin TV
   untuk masyarakat perkotaan).
  
   Nah, siapa yg mau membuat draft boikot? Kalau agak-agak takut mengeluarkan opini
   boleh juga kolektif. Nanti disebarin ke milis-milis lain. Bila mau secara fisik 
memboikot
   Kompas sih boleh juga cuma mungkin bukan itu sasaran kita.
  
  
Jangan gitu dong ah.. namanya juga orang cari duit.. gak ada hubungannya
dech kayaknya..  kalo korannya diboikot trus ditutup, yang kerja disono mao
makan apaan?
  
   Cari duit dengan menyesatkan orang bagaimana? Kalau saya kerjaannya nunjukin
   jalan tapi malah suka ngasih tahu jalan yg ke arah yg lain boleh nggak?
   Yg kerja di sono makannya tetep nasi tho mbak. Mau makan roti rasanya tetep
   lapar tuh...
  
  
Tapi.. kok ngomongnya gitu sih.. hubungannya kan (rada2) kurang ada..
And anyway, you're right.. jumlah kaum fanatik Kompas emang jutaan.. :)
  
   Not really. Kalau mereka tidak mengubah kebijakannya, tidak sulit untuk
   mempengaruhi orang untuk pindah koran. Jangan lupa lho, sebagian besar
   pelanggan ya kaum non-nasrani. Saya kira nggak perlu survei kita langsung
   tahu lah... Mungkin kita boleh berdebat bahwa suatu koran boleh menyebarkan
   berita bohong, tetapi suatu kelompok tertentu boleh juga mengambil langkah
   untuk mencegah menyebarnya berita bohong itu

 --
\\\|///
  \\  - -  //
   (  @ @  )
 oOOo-(_)-oOOo---
 FNU Brawijaya
 Dept of Civil Engineering
 Rensselaer Polytechnic Institute
 mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Oooo
oooO (   )
   (   )  ) /
\ (  (_/
 \_)




Re: BOIKOT KOMPAS

1999-03-02 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Yakin anda? apa itu hanya defense anda lagi kan..
Apakah perjuangan Kisdi hanya untuk Muslim saja? Seklusive sekali.

andrew

On Tue, 2 Mar 1999, Mohammad Rosadi wrote:

 Andrew P wrote:

 deleted---
 Walau Kisdi sering menyerang Kaum Kristen, tetapi jarang saya pernah
 dengar ada kelompok tukang protest Kristen demo depan kantor Kisdi,
 minta Kisdi dibubarkan atau si Sumargono di masukan dalam Bui. Malah
 ngga pernah tuh mendengarnya.

 Kisdi tidak pernah menyerang kaum kristen, yang ditentang oleh Kisdi
 adalah tindakan-tindakan OKNUM kristen yang jelas-jelas mendiskriditkan
 umat Islam. tidak lebih dari itu. Jadi apa yang mau diprotes.., lah
 emang salahnya sendiri kenapa nyari gara-gara ..?



 Mohamad Rosadi




 ---deleted


 
 andrew
 
 
 
 On Tue, 2 Mar 1999, Helson Siagian wrote:
 
  Saya belum pernah dengar atau baca ada orang Nasrani yang bilang "ayo
 kita
  boikot Republika". Kenapa ya? Mungkin karena nggak perlu ya...Mungkin
 sih.
 
 
  Helson SIAGIAN
  ---
  http://gwu.edu/~siagian
  ---
 
 
  On Tue, 2 Mar 1999, Ramadhan Pohan wrote:
 
   Salam!
   Saya ingin menjelaskan lagi.
   Bagi orang Islam yang merasa dikibulin oleh laporan Kompas yang
 selektif, bias
   dan memihak agama yang dibela koran itu-- wajar melakukan aksi
 boikot.
   Demikian juga jika Republika membuat laporan berita senada-- yang
 bias dan
   selektif dan merugikan kepentingan atau melukai penganut Nasrani,
 wajar
   memboikot Republika.
  
   Ini artinya masyarakat pembaca-- entah apa agamanya-- berhak
 "mengadili"
   koran-koran partisan, sektarian, fundamentalis tersebut. Itu kalau
 memang Anda
   mau. Bukan kah kita menolak fundamentalisme Islam, fundamentalisme
 Nasrani dan
   fanatisme yang "over" lainnya?
  
   Apa makna laporan selektif dan bias ala Kompas itu bagi kaum
 Nasrani? Saya
   mempunyai keyakinan bahwa rekan-rekan Nasrani yang tidak
 fundamentalis pasti
   tidak "happy" atas laporan bias tersebut. Begitu juga terhadap
 Republika--
   saya dan sebagian rekan-rekan muslim lain-- juga tidak enjoy, tidak
 happy jika
   koran tersebut menuding atau melecehkan penganut not-muslim.
  
   Koran partisan, fundamentalis seperti Kompas-- saya pikir, kelak
 hanya akan
   dibaca oleh kaum fundamentalis nya belaka. Sebab yang merah
 dibilang hijau,
   yang putih dibilang abu-abu-- dan hanya kaum fundamentalis saja
 yang mau tepuk
   tangan atas  pembohongan dan keculasan seperti itu. Bagi yang
 nasionalis dan
   pro kepada kenetralan-- kelak akan memilih selera kebenarannya
 sendiri: yang
   tidak bias dan tidak selektif.
  
   salam,
   ramadhan pohan
  
   .
  
   In a message dated 3/2/99 4:28:12 AM !!!First Boot!!!,
   [EMAIL PROTECTED] writes:
  
   
Hmm.. just wondering.. kenapa agama (apalagi Nasrani) dibawa2 sama
 Kompas
yah..?
Jangan gitu dong ah.. namanya juga orang cari duit.. gak ada
 hubungannya
dech kayaknya..  kalo korannya diboikot trus ditutup, yang kerja
 disono mao
makan apaan?
Tapi.. kok ngomongnya gitu sih.. hubungannya kan (rada2) kurang
 ada..
And anyway, you're right.. jumlah kaum fanatik Kompas emang
 jutaan.. :)
  
Cheers
STEPHANIE
  
-Original Message-
From: Ramadhan Pohan [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Monday, March 01, 1999 10:56 PM
Subject: Re: BOIKOT KOMPAS
  
  
In a message dated 3/2/99 12:44:25 AM !!!First Boot!!!,
 [EMAIL PROTECTED]
writes:

 Kompas (2 Maret 1999)
 .. tertembak mati aparat kepolisian. Ketiga warga itu adalah
 Armin
 Paeni, Mui Ekhoran, dan Husein Umar. Mereka ditembak di sekitar
 rumah
 ibadah Dusun Ahuru.

 

Sejak "zaman kuda gigit jari", Kompas selalu begitu. Waktu perang
 Bosnia,
fakta pun terjungkir-balik dibikin mereka. Tapi, dari segi
 politik, Kompas
berhak melakukan itu. Siapa lagi yang membela Nasrani jika bukan
 koran
Nasrani. Apa mungkin Republika? Saya sendiri tidak menyukai dua
 koran itu.
Senantiasa bias dan selektif menurunkan berita.

Ini saatnya diserukan kepada semua orang Islam agar tidak
 berlangganan,
membeli atau membaca Kompas. Boikot saja, itu jika kalian mau.
 Lebih bagus
dengar RRI atau baca Suara Merdeka atau KR, PR, dan koran-koran
 yang
independen lainnya. Media Indonesia sendiri-- sepanjang yang saya
 tahu--
nasionalis dan tidak punya kepentingan kepada salah satu agama.


Jika pun Kompas diboikot, koran ini tidak akan mati. Kenapa?
 Tiras Kompas
kan
tidak lebih dari 500 ribu copies. Sedangkan jumlah kaum fanatik
 Kompas--
jutaan bung!

salam,
ramadhan pohan
(lebih suka baca Tempo atau Forum)

  
 
  
 


 __
 Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com




Re: BOIKOT KOMPAS

1999-03-02 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

definisi orang pintar bagi saya:
Orang yang mengasihi Tuhannya dan mencintai sesama manusia.

andrew pattiwael

On Tue, 2 Mar 1999, Mohammad Rosadi wrote:

 Kadangkala orang bodoh itu suka menjadi orang pintar yang berpura-pura
 bodoh...:-)

 Salam
 Mohamad Rosadi
 ==

 From [EMAIL PROTECTED] Tue Mar 02 10:11:34 1999
 Received: from [128.230.18.29] by hotmail.com (1.0) with SMTP id
 MHotMail30978497973024203518595875216256156516535; Tue Mar 02 10:11:34
 1999
 Received: from mailer (128.230.18.29) by mailer.syr.edu (LSMTP for
 Windows NT v1.1a) with SMTP id [EMAIL PROTECTED]; Tue, 2 Mar
 1999 12:50:10 -0500
 Received: from LISTSERV.SYR.EDU by LISTSERV.SYR.EDU (LISTSERV-TCP/IP
 release
   1.8c) with spool id 658764 for [EMAIL PROTECTED]; Tue,
 2 Mar
   1999 12:50:06 -0500
 Received: from comp.uark.edu by listserv.syr.edu (LSMTP Lite for
 Windows NT
   v1.1a) with SMTP id [EMAIL PROTECTED]; Tue, 2 Mar
 1999
   12:50:06 -0500
 Received: (from hsiagia@localhost) by comp.uark.edu (8.9.0/8.9.0) id
 LAA21577;
   Tue, 2 Mar 1999 11:50:04 -0600 (CST)
 X-Sender: hsiagia@comp
 MIME-Version: 1.0
 Content-Type: TEXT/PLAIN; charset=US-ASCII
 Message-ID:  Pine.SOL.3.95.990302114934.1875B-10@comp
 Date: Tue, 2 Mar 1999 11:50:04 -0600
 Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
 Sender:   Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
 From: Helson Siagian [EMAIL PROTECTED]
 Subject:  Re: BOIKOT KOMPAS
 To:   [EMAIL PROTECTED]
 In-Reply-To:  [EMAIL PROTECTED]
 
 Sesungguhnya orang yang selalu merasa dirinya pintar adalah orang tidak
 pintar.
 
 
 Helson SIAGIAN
 ---
 http://gwu.edu/~siagian
 ---
 
 
 On Tue, 2 Mar 1999, Hadeer wrote:
 
  Seperti yang sudah saya bilang :
 
  Jangan jadi orang bodoh dalam membaca media dan melihat fakta.dan
  lebih parah lagi
  PURA-PURA BODOH
 
  Biar adil.bagaimana kalo rekan-rekan yang beragama nasrani yang
  mengirim "Surat Peringatan" ke harian Kompas dan Suara Pembaruan
  (seperti yang sudah dilakukan beberapa waktu yang lalu untuk media
  asing.).ini saya usulkan kepada rekan-rekan nasrani dalam rangka
  berprasangka bahwa kalian bukanlah orang bodoh apalagi pura-pura
  bodoh.bagaimana 
 
  Kan sudah terbukti dengan jelas, Kompas membiaskan berita dan Suara
  Pembaruan tidak memberitakan
 
  Hal yang sama akan saya lakukan jika kejadian yang sama terbukti
 terjadi
 
  di Republika.
 
  Smile
  Hadeer
 
 
  Andrew G Pattiwael wrote:
 
   Saya juga belum pernah dengar tuhngga tau emang sayanya Kristen
 yg
   Telmi
   atau memang kita yang Kristen semuanya Telmi atau kita yang
   digoblok-goblokin seperti pesan dari mas Hadeer itu...(Kok ngga
   dikasih
   tahu sih)
  
 


 __
 Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com




Re: BOIKOT KOMPAS

1999-03-02 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

anda baca donk tulisan anda...mungkin anda memang tidak  bermaksud
memojokkan, tapi tulisan anda terasa sekali memojokkan saya (kami)
bukan dimasukin ke dalam hati, apa saya harus diam saja, atau enggeh
nuwun pada setiap tulisan saudara...engga kan...lho kok setiap ada
tulisan dari saudara muslim yang bernada mengecam kami yang nasrani, kami
harus diam dan terima saja ? ini kan ngga adil dan jelas kami harus
memberikan tanggapan ...katanya kehidupan demokrasi...dan jelas kami
tidak bersikap netral pada diri kami sendiri...
Ini kan yang sering terjadi...yang kristen selama ini diam saja kalau di
pojokkan oleh yang muslim, karena kami merasa minoritas dan takut akan
kekuatan mayoritas..saya jamin kalau saya berbicara di depan umum di
indonesia, pasti sudah bernasib seperti saudara-saudara di ambon.
Bisa ngga yang kristen mengecam yang muslim? ngga pernah ...

saya sudah berusaha untuk membaca dengan tenang tulisan anda, tetapi isi
dari tulisan anda sendiri juga tidak membuat perasaan (AKAL SEHAT) saya
tenang...salah saya?

ajakan dapat berupa himbauan yang sopan dan dan sekali lagi..halus...
bukan berupa kecaman, cercaan atau hinaan

kita saja belum mengambil aksi untuk mengingatkan kedua media yang
dianggap tidak imbang, anda sudah ambil konklusi "kalau nasrani itu bodoh
dan pura pura bodoh" Hubungi dulu donk kompas atau republika, baru
setelah mereka terbukti tidak response , kita bisa mengambil konklusi
selanjutnya

kepada anda juga, cerdas dalam menulis sebuah himbauan...jangan langsung
asal main tuduh sembarangan...

anda sendiri bisa ngga menerima fakta yang ada...atau hanya berusaha
bersembunyi di balik sebuah tameng yang bertuliskan mayoritas..

jangan membuat sesuatu yang simple jadi susah atau disusah-susahin...


andrew pattiwael

NB: saya akan mempostingnya buat anda, bila tidak sampai..di permias@


On Wed, 3 Mar 1999, Hadeer wrote:

 He...hetenang bang andrew:-)

 Siapa nuduh siapa disinikoq bang andrew merasa sedang saya pojokkan
 ?jangan terlampau dimasukkan ke hati laa

 Karena kebetulan saat ini Kompas yang sedang jadi topiknya.ya
 tulisan itu memang ditujukan untuk umat Nasrani

 Dan coba baca dengan tenang tulisan sayaitu sebenarnya ajakan untuk
 masing-masing kita berpikir dalam melihat sisi pemberitaan masing-masing
 koran (Kompas dan Republika)

 Kan jauh lebih baik orang Nasrani yang mengingatkan Kompas dan orang
 Muslim yang mengingatkan Republika. Dan bukan sebaliknya, karena
 masalahnya akan jadi panjang.

 Peringatan diberikan kepada masing-masing pemberitaan, setelah terbukti
 dengan jelas bahwa media tersebut BIAS dalam pemberitaannya..simple
 kan

 Sekali lagi cerdas lah dalam melihat BERITA dan FAKTAakui kalau
 memang "kita" yang bersalah (INI YANG SULIT) dengan besar hati (ini
 berlaku untuk kita berdua)...

 Kalau tulisan saya menyakitkan hati andayaa saya minta maafnggak
 ada maksud menyakitkan hati orang lain

 Smile and Peace
 Hadeer...

 Nb:
 Bang Andrew, Tolong di forwardkan ke Permias@jika tidak sampai
 kesana.
 Belakangan hari ini...saya kesulitan posting ke Permias@terimakasih









Re: Catur

1999-03-02 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

lantas anda melihat saya ini termasuk bagian dari yang mana?
1.agak bodoh
2.pura-pura bodoh

sepertinya saya punya pribadi yang diserang sekarang

andrew

On Wed, 3 Mar 1999, Hadeer wrote:

 Bang Andrew...

 Tulisan saya akan terasa sekali memojokkan jika dan hanya jika si pembaca
 "agak bodoh dan atau pura-pura bodoh dalam melihat berita dan fakta"

 Si pembaca akan merasakan kebenaran terhadap apa yang saya tuliskan.

 Nahsemuanya kembali kepada pembacanya :-)

 Hadeer







Re: MIMPI AJA TERUS - Re: Kenetralan Media Massa: (Re: DEMONSTRASI )

1999-03-01 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Bersemangat, rajin dan optimis? wah makasih atas pujiannya, namun
kadangkala pekerjaan sekolah saya jadi terganggu karena saking
bersemangatnya, sampai-sampai ada yang mengatakan saya seperti kurang
kerjaan terus-terusan posting di permias@.

saya memang pemimpi bung...

andrew pattiwael


On Mon, 22 Feb 1999, Adri Amiruddin wrote:

 : From: Andrew G Pattiwael [EMAIL PROTECTED]
 : To: [EMAIL PROTECTED]
 : Subject: Kenetralan Media Massa: (Re: DEMONSTRASI )
 : Date: 27 Februari 1999 0:19
 :
 : Bung Nur,
 :
 : ngga usah bingung bung,
 : jelas yang di Indonesia (Yg Mayoritas Muslim) pasti membela yang muslim
 : sedangkan yang di Belanda (Yg Mayoritas Kristen) akan membela yang
 nasrani
 : Sekarang tergantung dari kitanya sendiri, Darimana kita menerima sumber
 : berita tersebut, kalau dari media yang memang berbau-bau keagamaan, jelas
 : mereka tentu akan membela kaumnya.
 : Kalau bung mencari berita di ummat, jelas bung melihat yang Islam telah
 : didiskriminasi sedangkan kalau bung mencari berita di fica.net, jelas
 : yang Kristen yang merasa didiskriminasi.
 : Sekarang kan seharusnya ada penjelasan dari Aparat, yang seharusnya
 NETRAL
 : dalam menengahi permasalahan keagamaan di Ambon ini, apakah mereka NETRAL
 : atau bisa bersikap NETRAL dalam menyelesaikan permasalahan ini.
 : Sekarang bagi kita, mari kita cari kebenaran dengan mencari berita-berita
 : yang tidak miring sebelah, cari berita yang bersikap netral atau yang
 : selama ini netral. Bolehlah kita membaca berita yang ditulis oleh media
 : Islam maupun Kristen, namun kita harus tau bahwa tidak semua pemberitaan
 : media-media tersebut NETRAL. Iya kan?

 BAGIAN YANG INI SAYA SETUJU BUNG ANDREW. Enggak ada media yang netral,
 karena di dalamnya penuh atau sarat kepentingan. Mana mungkin netral. Yang
 mungkin dipertanyakan apakah kira-kira informasi yang diberikannya lebih
 banyak faktanya, atau lebih banyak opininya, atau lebih berat dan banyak
 tuduhannya? Saya kira ini yang harus diawasi. Kalau masalah kepentingan
 (there is no value free in this life), sama-sama kita maklumi saja sejauh
 tidak mengganggu kepentingan orang lain.

 : Seperti yang kita ketahui kan, Suara pembaruan adalah media yang bermisi
 : Kekristenan, jelas media suara pembaruan ini akan memberitakan
 : pemberitaan yang akan membela Kristen Indonesia, sedangkan Republika yang
 : adalah media bermisikan Keislaman tentu akan berbuat demikian juga.
 :
 : Carilah pemberitaan yang netral atau setidaknya cari berita yang asli
 : dari Ambon, yang tentunya juga bersikap NETRAL.

 YANG INI AGAK KURANG SETUJU. Anda seperti ajak saya bermimpi untuk
 memperoleh media yang netral atau bebas kepentingan (baca situsnya Jurgen
 Habermas dan mazhab Frankfurt yang banyak tersebar di internet), mana
 mungkin. Semua punya kepentingan, paling tidak (ini yang tidak anda
 sebutkan) mereka punya kepentingan bisnis alias cari untung. Judul berita
 harus seksi, mengundang atau menarik perhatian, dan kalau perlu menimbulkan
 polemik dan kontroversi. Dengan cara itu orang berebut beli koran. Coba
 bayangkan kalau berita di koran AS tentang Indonesia dengan judul yang
 tidak menarik, siapa mau beli (disamping juga jadi dagangan politik
 mereka).

 Berita langsung dari Ambon sendiri pun tidak pernah netral. Data atau fakta
 kejadian pada dirinya sendiri (mungkin) netral. tapi ketika dibahasakan dia
 akan telak-telak mewakili kepentingan tertentu. Paling tidak dia mewakili
 kepentingan orang yang membahasakannya. Kalau ada laporan atau tulisan
 langsung dari Ambon (kalau tidak salah saya pernah forwardkan 2 kali),
 jelas dia mewakili kepentingan si pengirim. Yang kita tidak tahu adalah apa
 kepentingan orang tersebut. Apakah dia minta diberi perhatian, atau dia
 minta dilindungi oleh pemerintah pusat? Gimana?

 : Semoga kita yang di permias@ selalu bersikap NETRAL,
 :
 Salam jumpa lagi. Lama saya tidak komentari tulisan anda. Pada hal anda
 salah satu yang bersemangat dan rajin serta optimis dalam milis ini.

 Salam
 [EMAIL PROTECTED]



Re: Did you know that Mahatma Gandhi walked barefoot everywhere?

1999-03-01 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Bandingkan dengan para pemimpin kita, bung indi, apa ada yang mau
" ikut menderita " hidup melarat dengan para rakyat jelata di pinggiran
rel kereta api atau dibawah kolong jembatan ?
mungkin ada baiknya kita-kita semua bisa tour ke tempat2 seperti ini,
lihat bagaimana kehidupan di samping kali ciliwung dll.

semua pemimpin kalau bukan dari golongan elite, pasti punya istilahnya
simpanan dana atau mempunyai gelar dari perguruan tinggi di luar negeri.
(ngga ada salahnya sih lulusan LN)

Bandingkan saja...apa pernah ada?  ya selain mitos yang sering
digembus-gembusi Pak Harto yang katanya anak petani dan yatim tetapi
setelah berkuasa dan menjadi pimpinan, malah lupa akan asal usulnya.

bagaimana Memphis? spring break ke NOLA?

andrew




On Mon, 1 Mar 1999, Indi Soemardjan wrote:

 Did you know that Mahatma Gandhi walked barefoot everywhere?
 So much in fact that it reached the point that his feet became quite
 thick and hard.

 He also led passive demonstrations to provoke change when the
 government was insensitive to the needs and rights of people.
 He often refused to eat. Even when he was not on a hunger strike,
 he did not eat much and became quite thin and frail. Often not noted in
 contemporary
 histories was the fact that due to his diet, he ended up with
 very bad, extremely bad breath.

 Taking all these things together, he became widely known in
 India as the 'Super calloused fragile mystic plagued with
 halitosis."

 --

 Indi Soemardjan
 Be my guest: http://pagina.de/indradi




Re: Kenetralan Media Massa: (Re: DEMONSTRASI )

1999-02-28 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Ini bukan main stupid-stupitan, bukan karena paling banyak tertindas lalu
boleh dengan seenaknya menjelek-jelekan atau memojokkan pihak lain donk.
Ada tata krama dan aturan dalam memberitakan suatu pemberitaan yang
"berimbang dan netral"
Hanya karena yang muslim tertindas di Ambon lalu boleh memberitakan yang
bersifat menghasut kristennya. Ini kan yang ngga benar, seharusnya
yang Muslim bekerja sama dengan yang Kristen untuk memecahkan persoalan,
bukan lantas menulis sebuah artikel yang bisa membangkitkan rasa kebencian
thd satu sama lainnya.
Cerita dongeng atau Keajaiban-keajaiban ttg keagungan sebuah agama juga
sering saya dengar. Bahkan sampai bosen mendengarnya.
Sama seperti di Kristen, ada cerita bahwa alkitab dan salib tidak terbakar,
sebuah gereja yang tidak  disentuh api, atau rantai malaikat yang
mengelilingi sebuah gereja yang akan dibakar waktu mei lalu, etc...
Lantas, apa maksud "dongeng" ini? untuk mengkuatkan iman para pemeluknya?
boleh!, untuk menghasut dan menghujat agama lain? Ini kan harus
dipertanyakan.

andrew pattiwael



On Sun, 28 Feb 1999, Hadeer wrote:

 Patokan saya sich mah jelas :

 Yang paling banyak menjadi korban adalah yang tertindas.
 Kita lihat saja, siapa yang paling banyak jadi korban dan tertindas.
 We are not stupid laaand dont be stupid laa...

 Hadeer

 Andrew G Pattiwael wrote:

  Anda sendiri pasti sudah tahu jawabannya...
 
  :)
 
  On Sat, 27 Feb 1999, Hadeer wrote:
 
   Kalau berita seperti ini masuk dalam kategori mana ?
  
   Smile
   Hadeer
  
   ===
  
   From: "Nunung" [EMAIL PROTECTED]
   To: "sabili" [EMAIL PROTECTED]
   Cc: "Riska" [EMAIL PROTECTED]
   Date: Fri, 26 Feb 1999 20:17:55 +0700
   Subject: [Sabili] Tentara Allah Turun Di Ambon
  
   Assalamu'alaikum Wr.Wb
  
   (Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kpd Rabbmu, lalu
   diperkenankan-=
   Nya bagimu:"Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu
  dgn
   se=
   ribu malaikat yg datang berturut-turut." (QS Al-Anfaal:9)
   =
  
   =
  
   Di tengah peristiwa pembantaian umat muslim di Ambon, ternyata Allah
 
   menuru=
   nkan ribuan jundullah cilik yg menyerang org2 kafir dgn keberanian
  luar
   bia=
   sa.
   =
  
   Berikut ini saya kutipkan dari majalah Sabili :
   Org2 nasrani yg bersenjatakan panah2 api  racun, parang, tombak,
  batu,
   kay=
   u, besi senapan berburu, bom molotov hingga bom ikan, pd malam 20
  Jan 99
   se=
   kitar pk. 24.00 s/d 01.00 malam mendesak umat Islam yg mengungsi di
   mesjid =
   Raya Al-Fatah hingga mundur. Mereka benar2 ingin menghancurkan
  mesjid.
   Di d=
   lm mesjid tsb berkumpul 5000-an pengungsi. Umat Islam panik
  bercampur
   marah=
   . Para pengungsi yg kebanyakan ibu2  anak kecil histeris ketakutan.
 
   Gambar=
   an kehancuran mesjid  pembantaian pengungsi sudah terbayang di
  pelupuk
   mat=
   a. Keadaan sudah semakin gawat. Tetapi, tiba2 penyerang itu berbalik
  
   lari=
   terbirit-birit. Mereka sangat ketakutan. Umat Islam tdk tahu apa yg
   sebena=
   rnya terjadi. Ternyata dari penuturan seorg nasrani yg berhasil
  ditawan
   ad=
   alah : "saya melihat ribuan kanak2 berusia sekitar 10 th, memakai
  baju 
   so=
   ngkok putih berlari kencang ke luar mesjid ke arah kita. Seorg tua
   berjubah=
bersorban putih dgn tongkat di tangannya tampak memimpin pasukan
  itu.
   Ju=
   mlahnya sangat banyak  keberaniannya sangat luar biasa. Itulah yg
   membuat =
   kami takut  berbalik meninggalkan mesjid"
   Usaha org kafir pun utk membakar mesjid gagal krn tiupan angin yg
   berbalik =
   arah. Pd malam Jum'at ketika org2 kafir berusaha membakar mesjid dgn
 
   memanf=
   aatkan tiupan angin  membakar rumah2 muslim dgn ratusan panah api
  (yg
   mala=
   h jatuh ke rumah2 Nasrani tetangganya), para pengungsi di mesjid
  itupun
   ber=
   takbir dari pk. 23.00 s/d pk. 01.00 malam. Di tengah kekalutan,
  tiba2
   org2 =
   yg berada di sekitar mesjid, dikejutkan oleh sebersit cahaya terang
   berwarn=
   a biru yg jatuh dr langit. Bola cahaya itu membelah kepekatan malam,
 
   melunc=
   ur turun tepat di atas mesjid Raya Al-Fatah. Tiba2 saja angin
  berbalik
   arah=
berhembus sangat kencang. Yg semula bertiup ke arah mesjid,
  berbalik
   180=
   derajat menuju Gereja Silo. dan membakar Gereja Silo, yg jaraknya +
  300
   m =
   dari Al-Fatah. Tetapi, petugas pemadam kebakaran ternyata sudah siap
 
   memada=
   mkan gereja. Jadi UMAT ISLAM TDK MEMBAKAR GEREJA.
   kejadian mengenai jundullah cilik itu juga tdk terjadi sekali. Di
   Belakang =
   Kota, suatu perkampungan Arab juga diserang org2 kafir. Waktu itu
  hanya
   ada=
   bbrp pemuda. Krn personilnya yg sangat sedikit dibandingkan lawan,
  lama2
   m=
   ereka pun terdesak. Kejadian aneh pun kembali terulang. Tiba2 para
   penyeran=
   g mundur  lari tunggang langgang. Esok paginya org2 ramai
  membicarakan
   hal=
   tsb. Dari penuturan 

Re: Kenetralan Media Massa: (Re: DEMONSTRASI )

1999-02-28 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Sekarang yang menjadi pertanyaan, Bisa ngga?
saya dan anda bisa saja bilang, Indonesia seharusnya, menjadi negara sekuler,
namun pedapat Gus Dur, Anda, dan penganut sekulerisme lainnya kan tidak bisa
dijadikan tolak ukur pendapat nasional secara keseluruhan.
Sekarang partai-partai yang berkeagamaan kan cukup banyak, belum lagi
partai-partai yang sudah menunjukkan kesukuannya (Parti). Ini kan yang
parah..bagaimana saya dan anda mau bersatu, kalau saya beraliansi dengan
Parkindo misalnya dan anda dengan partai Islam Indonesia, ini baru
misalnya loh.
Sedangkan kata sekulerism di Indonesia saja masih tidak jelas,
apalagi dengan ditambah bumbu-bumbu mayoritas dan minoritas segala.
Point nya, selama hampir 55 tahun bernegara dan berbangsa, kita sendiri
masih tidak tahu penerapan sekuler yang tepat di negara kita.

memang indah, kalau di Indonesia bisa seperti yang anda bilang.

andrew pattiwael



On Sun, 28 Feb 1999, Dodo D. wrote:

 Oooohh
 alangkah indahnya hidup ini kalau kita bisa keluar dari lingkaran
 religious conflict yang tak pernah ada penyelesaiannya.
 Udah deh...lakum dinukum waliyadin aja dah. Tiap2 agama ngurusin
 religious quality dari ummatnya masing2, nggak usah saling mencela dan
 tetek bengeknya.

 Saya kuatir bahwa konflik agama ini akan berlanjut sampe nanti di
 surga atau di neraka. Bayangin aja, nanti juga masing2 agama akan
 mengklaim bahwa surga itu hanya untuk ummatnya yang taat, pemeluk
 agama lain harus di neraka. Nah kalo udah begini, kan jadinya
 gontok2an juga nanti di surga, siapa yang berhak masuk sana?

 Atau mungkinkan oleh Tuhan akan dibuatkan surga yang terpisah? untuk
 kristen sendiri, untuk islam sendiri, untuk agama lain juga punya
 masing2?. Inipun nggak akan menyelesaikan masalah, karena masih ada
 kemungkinan tawuran antar surga, ejek ejekan, lempar lemparan batu,
 tombak, parang dll. Terus kapan selesainya?

 Kalau saya kok setuju tawarannya Gus Dur beberapa waktu lalu. Kita ini
 jadi negara sekuler aja deh. Agama digunakan sebagai landasan moral
 pribadi penganutnya. Jangan mencampur adukkan negara (politik) dan
 agama. Jangan juga seperti Turki yang melarang pemakaian jilbab,
 karena itu sudah termasuk pemasungan hak2 manusia.

 Udah deh...politik ya politik, agama ya agama, diurus di masjid atau
 di gereja atau di pura dll. Jangan di campur aduk kaya nasi rames.
 Kalau campurannya tepat, rasanya enak, tapi kalau nggak tepat, ya
 bikin sakit perut.



 ---Andrew G Pattiwael [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Ini bukan main stupid-stupitan, bukan karena paling banyak tertindas
 lalu
  boleh dengan seenaknya menjelek-jelekan atau memojokkan pihak lain
 donk.
  Ada tata krama dan aturan dalam memberitakan suatu pemberitaan yang
  "berimbang dan netral"
  Hanya karena yang muslim tertindas di Ambon lalu boleh memberitakan
 yang
  bersifat menghasut kristennya. Ini kan yang ngga benar, seharusnya
  yang Muslim bekerja sama dengan yang Kristen untuk memecahkan
 persoalan,
  bukan lantas menulis sebuah artikel yang bisa membangkitkan rasa
 kebencian
  thd satu sama lainnya.
  Cerita dongeng atau Keajaiban-keajaiban ttg keagungan sebuah agama
 juga
  sering saya dengar. Bahkan sampai bosen mendengarnya.
  Sama seperti di Kristen, ada cerita bahwa alkitab dan salib tidak
 terbakar,
  sebuah gereja yang tidak  disentuh api, atau rantai malaikat yang
  mengelilingi sebuah gereja yang akan dibakar waktu mei lalu, etc...
  Lantas, apa maksud "dongeng" ini? untuk mengkuatkan iman para
 pemeluknya?
  boleh!, untuk menghasut dan menghujat agama lain? Ini kan harus
  dipertanyakan.
 
  andrew pattiwael
 
 
 
  On Sun, 28 Feb 1999, Hadeer wrote:
 
   Patokan saya sich mah jelas :
  
   Yang paling banyak menjadi korban adalah yang tertindas.
   Kita lihat saja, siapa yang paling banyak jadi korban dan tertindas.
   We are not stupid laaand dont be stupid laa...
  
   Hadeer
  
   Andrew G Pattiwael wrote:
  
Anda sendiri pasti sudah tahu jawabannya...
   
:)
   
On Sat, 27 Feb 1999, Hadeer wrote:
   
 Kalau berita seperti ini masuk dalam kategori mana ?

 Smile
 Hadeer

 ===

 From: "Nunung" [EMAIL PROTECTED]
 To: "sabili" [EMAIL PROTECTED]
 Cc: "Riska" [EMAIL PROTECTED]
 Date: Fri, 26 Feb 1999 20:17:55 +0700
 Subject: [Sabili] Tentara Allah Turun Di Ambon

 Assalamu'alaikum Wr.Wb

 (Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kpd Rabbmu, lalu
 diperkenankan-=
 Nya bagimu:"Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan
 kepadamu
dgn
 se=
 ribu malaikat yg datang berturut-turut." (QS Al-Anfaal:9)
 =

 =

 Di tengah peristiwa pembantaian umat muslim di Ambon, ternyata
 Allah
   
 menuru=
 nkan ribuan jundullah cilik yg menyerang org2 kafir dgn
 keberanian
luar
 bia=
 sa.
 =

 Berikut ini saya kutipkan dari majalah Sabili :
 Org2

Re: Kenetralan Media Massa: (Re: DEMONSTRASI )

1999-02-28 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Menurut pendapat anda yang logis-nya itu apa?
Mayoritas korban Agama A sedang tertindas, tetapi diberitakan Agama A
menindas agama B ( Agama Islam sedang tertindas, tetapi diberitakan Agama
Islam menindas Kristen ) penafsiran saya benar ngga nih?

Fakta dan analisa anda sendiri berkata apa?

Agama yang menindas dan masih berkelit ini saya tafsir Kristen?

mungkin anda bisa menjelaskannya kepada saya,


andrew pattiwael


On Mon, 1 Mar 1999, Hadeer wrote:

 :-)

 Bukan main stupid - stupid an...tapi saya ngajak menggunakan akal dan
 pikiran dalam melihat fakta dan pemberitaan.

 Saya ngajak untuk kita (terserah agamanya apa saja) untuk berbesar hati
 mengakui dan meminta maaf, kalau memang ada orang dalam agamanya sendiri
 sedang menindas agama orang lain.

 Sederhana kannggak usah pusing-pusing baca aneka macam berita dari
 media.lihat fakta dan analisa sendiri. Kalo memang menindas ya akui
 sajakalau memang tertindas ya akui juga.

 Masalahnya kalau sudah jelas-jelas suatu agama menindas agama
 lain.eee  yang menindas masih sok suci berkelit dengan segala cara
 untuk tidak mengakui.

 Kan nggak mungkin juga ada mayoritas korban agama A sedang
 tertindastetapi di beritakan agama A sedang menindas agama
 Bnggak logis laa :-)

 Peace,
 Hadeer




 Andrew G Pattiwael wrote:

  Ini bukan main stupid-stupitan, bukan karena paling banyak tertindas
  lalu
  boleh dengan seenaknya menjelek-jelekan atau memojokkan pihak lain
  donk.
  Ada tata krama dan aturan dalam memberitakan suatu pemberitaan yang
  "berimbang dan netral"
  Hanya karena yang muslim tertindas di Ambon lalu boleh memberitakan
  yang
  bersifat menghasut kristennya. Ini kan yang ngga benar, seharusnya
  yang Muslim bekerja sama dengan yang Kristen untuk memecahkan
  persoalan,
  bukan lantas menulis sebuah artikel yang bisa membangkitkan rasa
  kebencian
  thd satu sama lainnya.




Re: Kenetralan Media Massa: (Re: DEMONSTRASI )

1999-02-28 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Menurut apa yang saya tangkap:
bukan hanya yang Muslim saja yang menjadi sasaran pembakaran, pembunuhan
dan penindasan. Yang Kristen juga menderita yang sama dengan yang Muslim.

Fakta:
Kampung/negeri Kristen dan Islam saling serang menyerang
Yang Kristen dan Islam sama sama resah tidak bisa merasa aman di Kota Ambon
Fakta bahwa sejak dahulu di Maluku, yang Islam dan yang Kristen telah
hidup berdampingan dan sebelum Kerusuhan di Ambon ini keadaan di Maluku
selalu aman-aman saja antar sesama pemeluk beragama.
Fakta bahwa tidak semua orang Ambon Kristen adalah preman-preman bayaran
seperti yang selama ini dilukiskan oleh beberapa media di Jakarta yang
mempunyai kedekatan dengan beberapa golongan agama.

Bahwa, Kristen dan Islam sama-sama menghadapi suatu Kekuatan Luar yang ingin
menghancurkan persaudaraan yang telah mereka bina selama berabad-abad.
Siapapun golongan, orang, pihak, kesatuan manapun, inilah yang seharusnya
Dilawan.

Mungkin Pihak Luar ini ingin menunjukan bawah bukan hanya Muslim yang dapat
menindas, membakar, membunuh, tetapi yang selama ini karena keminoritasannya
, Kristen, juga dapat berbuat yang sama dan mungkin dapat lebih kejam lagi.
Dan lebih parah lagi, kalau memang keterlibatan preman-preman yang
berlatar belakang Ambon dan beragama Kristen ini adalah pelakunya,
maka pihak luar ini berharap Mayoritas Muslim di seluruh Indonesia akan
mengambil tindakan dan membalas dendam thd minoritas Kristen di tempat lain
dan semoga kejadian di Ambon dapat memicu tindakan anarkis ditempat lain
terutama yang didasari oleh balas dendam Muslim thd Kristen.
nah skenario selanjutna sudah bisa kita tebak.

Siapa pun pelakunya tidak bisa diidentikan dengan sebuah agama maupun
tidak beragama. Yang harus dilihat adalah motif dan tujuan dari pelaku
tersebut.

Apakah selama ini Korupsi selalu diidentikan dengan agama, suku dll?
Yang Kristen, Muslim, Pribumi, Keturunan juga ada yang jadi Koruptor.
Ada yang memperkosa, ada yang diperkosa dll.

Yang jelas, kita yang berada di LN tidak bisa dijadikan sumber berita,
maupun yang berada di Jakarta. Pihak-pihak yang menjadi saksi hidup
dari kerusuhan ini sajalah yang dapat memberikan masukan yang dapat
dipercaya.



Andrew pattiwael

On Mon, 1 Mar 1999, Hadeer wrote:

 Menurut pemikiran saya :

 Penganut agama Islam (baik dia orang Ambon, Sulawesi, dll) sedang menjadi
 sasaran pembakaran, pembunuhan dan penindasan.
 Pelakunya ... yang saya tidak tahu. Meskipun ada juga selain penganut agama
 Islam yang menjadi korban.

 Bukti jelas : Pengungsian besar-besaran orang Sulawesi Selatan keluar dari
 Ambon (Fakta dan diberitakan di seluruh media). Rekan -rekan kerja saya
 yang cuti ke Ambon untuk merayakan Idul Fitri yang berusaha mati-matian
 keluar dari Ambon bersama keluarga, padahal mereka keturunan Ambon juga.

 Apa artinya ??? Jiwa mereka sedang teracam.

 Apakah orang penganut agama Kristen yang melakukannyaapakan orang
 penganut agama Islam yang melakukannyaapakah orang yang tidak beragama
 yang melakukannya.???

 Sebab musabab diskusi ini adalah "Kita harus mendengar versi mana dari
 sebuah media"itu yang sesedikit mungkin kita harus jadikan patokan.
 Karena media tidak menjamin kenetralan dan keperimbangan.

 Mau jelaslangsung cari dari sumber yang utama, pelaku kejadian.

 Hadeer.

 --
  From: Andrew G Pattiwael [EMAIL PROTECTED]
  To: Hadeer [EMAIL PROTECTED]
  Cc: [EMAIL PROTECTED]
  Subject: Re: Kenetralan Media Massa: (Re: DEMONSTRASI )
  Date: 01 Maret 1999 7:59
 
  Menurut pendapat anda yang logis-nya itu apa?
  Mayoritas korban Agama A sedang tertindas, tetapi diberitakan Agama A
  menindas agama B ( Agama Islam sedang tertindas, tetapi diberitakan Agama
  Islam menindas Kristen ) penafsiran saya benar ngga nih?
 
  Fakta dan analisa anda sendiri berkata apa?
 
  Agama yang menindas dan masih berkelit ini saya tafsir Kristen?
 
  mungkin anda bisa menjelaskannya kepada saya,
 
 
  andrew pattiwael
 




Re: Kenetralan Media Massa: (Re: DEMONSTRASI )

1999-02-28 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Berarti anda menarik kembali artikel yang anda postingkan dari
sabili atau apalah namanya millist itu, sesuai dengan seperti yang anda
bilang.

siapa nih yang berpura-pura bodoh dalam kategori anda?

dan yang lebih pasti lagi, kita sebagai yang tahu bahwa yang bodoh terus
dibodohi oleh yang pintar harus merubah hal ini, dengan memberi tahu yang
bodoh bahwa yang pintar itu membodohi yang bodoh.

wah..jadi anda termasuk yang smart nihnanti kalau saya yang dibodohi,
tolong saya dikasih tahu.

andrew pattiwael


On Mon, 1 Mar 1999, Hadeer wrote:


  Yang jelas, kita yang berada di LN tidak bisa dijadikan sumber berita,
  maupun yang berada di Jakarta. Pihak-pihak yang menjadi saksi hidup
  dari kerusuhan ini sajalah yang dapat memberikan masukan yang dapat
  dipercaya.


 Ini adalah intinya

 Pergunakan akal dan pikiran kita dalam membaca sebuah media dan berita.
 Jangan bertindak bodoh atau lebih parah lagi berpura-pura bodoh...be
 smart...

 Yang pasti...yang pintar akan memakan yang bodoh  :-)

 Smile and Peace...
 Hadeer




Re: Ampun... ;-)

1999-02-28 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

wah...anda puter-puter, saya yang "celeng" duluan...
maklum lah masih ada perasaan takut waktu naik mikrolet dulu, diajak
puter-puter, ngaku sang sopirnya detour padahal biar penumpangnya
olahraga diturunin beberapa blok dari tujuan.

andrew pattiwael

On Mon, 1 Mar 1999, Hadeer wrote:

 Stay cool and kalem mbak Rani :-) dan Bang Andy... :-)

 Kadang - kadang saya harus "berputar-putar dulu" untuk sampai ke tujuan
 yang saya maksud :-) He...he.. :-).
 Biar seru

 Keep Smile
 Hadeer.

 --
  From: Rani Elsanti Ambyo [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Subject: Ampun... ;-)
  Date: 01 Maret 1999 9:13
 
  Halo semua..
 
  Waduh, ampun...  Hidup saja dengan tersenyum.
 




Pembelaan Let.Jen Prabowo Subianto

1999-02-19 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Dalam kehidupan berdemokrasi, kita harus juga mendengarkan pendapat atau
keterangan berbagai pihak. Salah satunya adalah keterangan pembelaan diri
Bapak Prabowo, mantan Pangkostrad, Letnan Jendral TNI Angkatan Darat,
Purnawirawan, yang dikirim oleh Beliau dari tempat sementaranya di Amman,
Jordania. Text diambil dari Detik.com


detikcon, Jakarta - Letjen (purn) Prabowo
 Subianto yang saat ini berada di
Amman,
 Yordania, mengeluarkan
keterangan pers.
 Dalam keterangan pers ini Prabowo
 membantah tuduhan yang
dilontarkan oleh
 presiden Habibie. Keterangan
pers ini
 dibacakan di ruang Voyage,
Ballroom Hotel
 Regent Jakarta Jumat sore
(19/2/1999).

  Jumpa pers ini tak pelak lagi mengundang
perhatian wartawan.
  Tak kurang dari seratus wartawan hadir pada
acara ini. Memang
  Prabowo tentu saja tidak hadir sendiri. Ia
diwakili oleh ketua
  KISDI Achmad Soemargono, Direktur IPS Fadli
Zon, Farid
  Prawira Negara dan Yanus Hutapea. Mereka
berempat hadir
  sebagai sahabat Prabowo dan juga sahabat
keluarga Soemitro
  Djojohadikusumo.

  Menurut Yanus Hutapea, saat ini Hasyim S.
Djojohadikusumo,
  adik kandung Prabowo saat ini sedang berada di
Australia.
  Sedangkan ayah Prabowo, Prof. Dr. Sumitro
Djojohadikusumo,
  sejak 12 Mei 1999 sedang berada di Eropa.

  Yanus mengungkapkan bahwa Sumitro dan Hasyim
merasa
  sangat prihatin dan terpukul atas pemberitaan
dan persepsi salah
  terhadap Letjen TNI Prabowo Subianto. Mereka
  mengharapkan Habibie akan mengetahui hal yang
sebenarnya
  dari pernyataan tertulis Prabowo. Kalau perlu
Prabowo
  dipanggil lansung untuk klarifikasi.

  Keterangan Prabowo untuk menjawab tuduhan
Presiden BJ
  Habibie bahwa ia mengepung rumah Habibie,
terdiri dari 4
  halaman. Di situ Prabowi bicara panjang lebar.
Di bawah ini
  penjelasan lengkap dari Prabowo tersebut:

  Saya ingin menyampaikan tanggapan saya atas
berbagai
  pernyataan akhir-akhir ini, terutama yang
menyangkut
  tentang peranan saya dalam pengerahan pasukan
pada
  rangkaian kejadian antara 12 Mei 1998 sampai
dengan 22
  Mei 1998 di Ibukota, sebagai berikut:

  1. Semua pengerahan dan penempatan pasukan yang
  berada di bawah komando saya pada saat yang
dimaksud
  (tanggal 12 Mei 1998 sampai dengan 22 Mei 1998)
telah
  dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang
berlaku,
  dilaksanakan sepenuhuya dibawah kendali Panglima
  Komando Operasi Jaya, yaitu Pangdam Jaya,
Komandan
  Garnisun Ibukota.

  Semua pengerahan pasukan dilaporkan kepada
komando
  atas. Laporan situasi di laporkan terus-menerus
kepada
  komando atas, dan pengendalian pengerahan
pasukan
  dilaksanakan melalui sebuah Posko yang
diselenggarakan
  oleh Komando Operasi Jaya, dimana semua Asisten
Operasi
  dari seluruh Komando Utama Operasi yang berada
di
  jajaran Garnisun Ibukota hadir sendiri atau
mengirim
  wakilnya.

  2. Saya selaku Panglima Kostrad tidak memiliki
wewenang
  komando operasional atas apapun. Terhadap
pasukan
  Kostrad pun saya tidak memiliki wewenang komando
  operasional. Tugas Panglima Kostrad hanya
menyiapkan
  dan menyediakan pasukan secepat mungkin kepada
  komando pengguna dalam hal ini adalah Komando
Operasi
  Jaya, sesuai dengan petunjuk dari pimpinan
ABRI. Hal ini
  sudah menjadi sistem komando dan pengendalian
di jajaran
  ABRI sejak belasan tahun.

  3.Pada rapat yang dipimpin oleh Bapak Panglima
ABRI
  Jenderal TNI Wiranto pada 14 Mei 1998 sekitar
jam 21.30

Pembunuh Wartawan Australia di Tim-Tim ?

1999-02-18 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Korban dari perang atau memang dikorbankan ?

From Indo-News.com
**
Wednesday, February 17, 1999

 Order to burn Australians

 By HAMISH McDONALD, Foreign Editor

 Indonesia's current Information Minister was named
 yesterday as the man most likely to have led soldiers
 who killed five Australian-based newsmen in 1975,
 dressed them in military uniforms for propaganda
 photographs, then burnt their bodies.

 The second inquiry by the former chairman of the
 National Crime Authority, Mr Tom Sherman, into the
 deaths of the television newsmen at Balibo, East Timor,
 has thrown an extraordinary challenge to the Foreign
 Minister, Mr Downer, for his visit to Indonesia next
 week.

 In contrast to his first report in June 1996, Mr Sherman
 has squarely assigned responsibility for the attack on
 Indonesian regular troops.

 And he has found that the then Special Forces captain,
 Yunus Yosfiah, was "most likely" in charge and had the
 dead journalists photographed in military uniforms
 before their bodies were burnt.

 Mr Yunus is now the Information Minister in the
 Indonesian Government, and Mr Downer can be
 expected to meet him next week either in
 Australia-Indonesian ministerial talks in Bali or later in
 Jakarta. Mr Downer will also meet the Indonesian
 President, Dr B.J. Habibie, in Jakarta on February 25
 for talks on the future of Timor.

 Mr Yunus has denied even being in Balibo during the
 attack.

 Mr Sherman's report, tabled in Federal Parliament
 yesterday, does not accuse Mr Yunus of murder, or
 premeditation. He accepts that some Indonesian
 officers higher up the chain of command "knew of the
 possible presence of journalists in Balibo prior to the
 attack" but found no evidence that the attacking troops
 had been told of the journalists.

 Mr Sherman emphasises that the attackers were laying
 down a hail of fire, possibly in pre-dawn half light, with
 some counter-fire from defending troops of the
 pro-independence Fretilin movement, and would be
 inclined to "shoot first and ask questions afterwards" at
 any sign of movement. He adds that any attempts to
 surrender "would have been futile in those
 circumstances".

 But the bombshell in the report, for Mr Downer and his
 hosts next week, is that Mr Sherman concludes "it is
 even clearer from the new information that the attack
 was controlled and directed by Indonesian Special
 Forces and Red Beret commando officers". And "it is
 now clear" that "the attacks on Balibo and Maliana [on
 October 16, 1975] were at the start of a general offensive
 by Indonesian military forces to annex East Timor".

 Tabling the report yesterday, Mr Downer said he had
 sent a copy to the Indonesian Foreign Minister, Mr Ali
 Alatas, asking for any help Jakarta could give to "cast
 more light" on the deaths of the Balibo five - Gary
 Cunningham, Brian Peters, Malcolm Rennie, Greg
 Shackleton and Tony Stewart - and of Australian
 journalist Roger East in Dili.

 But the Opposition foreign affairs spokesman, Mr
 Laurie Brereton, immediately attacked Mr Downer,
 saying Australia "cannot consider the case closed
 without a full account of the events at Balibo from the
 Indonesian side, including the role or otherwise of the
 present Minister for Information and others in the
 military chain of command".



Sedikit Mengenai ABRI

1999-02-16 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Sistim Hirarkis ABRI harus dibenahi, Perintah Komando harus selalu turun
sesui dengan sistimatik yang telah ditetapkan. Jangan pernah lagi ada
pasukan-pasukan luar atau "tidak dikenal". Ini namanya DESERSI.

Andrew


Habibie Ungkapkan Prabowo

Konsentrasikan Pasukan

Jakarta, Pembaruan

Presiden BJ Habibie mengungkapkan bahwa pada waktu memberikan
brifing kepada semua anggota Kabinet Reformasi Pembangunan
sebelum pengumuman nama-nama anggota kabinet, Jenderal TNI
Wiranto tidak ikut dipanggil untuk mengikuti brifing yang dilakukan
sekitar dini hari 22 Mei 1998.

''Saya memberitahu dia sebelum mengumumkan kabinet di Istana
Merdeka,'' kata BJ Habibie, ketika menyampaikan sambutannya di
hadapan peserta Forum Editor Asia-Jerman ke-2 di Istana Negara
Jakarta, Senin (15/2).

Presiden Habibie yang berbicara dalam bahasa Inggris tanpa teks
mengakui pada waktu itu, semua orang bikin spekulasi. ''Saya sadar,
saat itu semua orang berspekulasi apa yang dilakukan presiden. Saya
katakan, saya sudah memutuskan bahwa Anda (Jenderal TNI
Wiranto-Red) tetap di posisi Anda.'' Maksudnya sama seperti
posisinya seperti pada Kabinet Pembangunan VII, yaitu sebagai
Menhankam/ Pangab.

''Terima kasih Bapak Presiden,'' begitu jawaban Jenderal TNI Wiranto
ketika itu dan menambahkan, '' Bapak Presiden, bolehkah saya bicara
sebentar.'' Dia bilang, bahwa pasukan di bawah komando seseorang,
yang saya kira namanya tidak perlu saya sembunyikan lagi, Jenderal
Prabowo, sedang mengkonsentrasikan pasukannya di beberapa
tempat, termasuk sekitar rumah saya.

Karena Presiden adalah Panglima Tertinggi, dia (Jenderal Wiranto)
tanyakan apa yang harus dia lakukan. ''Lalu saya perintahkan, tarik
seluruh pasukan kembali ke barak. Apa benar yang saya lakukan?
Ternyata benar,'' ujar Presiden BJ Habibie.

Letjen TNI Prabowo Subianto waktu itu menjabat sebagai Panglima
Kostrad yang mempunyai pasukan-pasukan dibawah kendalinya.
Pada malam itu seperti diberitakan Pembaruan, tank-tank dan
pasukan penuh truk berseliweran di jalan-jalan utama Jakarta yang
tidak jelas dibawah siapa komandonya.

Keesokan harinya ada berita bahwa Panglima Kostrad diganti
mendadak, mula-mula dari Letjen Prabowo kepada Mayjen TNI
Johnny Lumintang (Asops Kasum ABRI), tetapi 17 jam kemudian
dialihkan kepada Mayjen TNI Djamari Chaniago yang ditarik
mendadak dari posisinya sebagai Pangdam III/Siliwangi.

Letjen Prabowo yang semula Danjen Kopassus sebelum Pangkostrad,
lalu ditugaskan untuk sementara waktu sebagai Komandan Sesko
ABRI di Bandung, dan setelah itu non-aktif karena diperiksa oleh
Dewan Kehormatan Perwira (DKP).

Setelah rekomendasi dari DKP diberikan kepada Pangab, ia dipensiun
pada bulan November 1998. Kini ada sejumlah 11 orang anggota
Kopassus sedang diperiksa oleh Mahmil dalam kaitan kasus
penculikan sejumlah aktivis pro-demokrasi. (M-5)



Salah Pengertian

1999-02-16 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Selasa, 16 Februari 1999
Imlek dan "Cap Gomeh" Boleh di Vihara

Pontianak, Kompas

Wali Kota Pontianak (Kalbar) Buchary Abdurrachman mengakui, telah
terjadi salah pengertian terhadap penyebutan istilah vihara dalam
surat edaran yang dikeluarkan tanggal 12 Februari 1999 soal perayaan
Tahun Baru Imlek dan "Cap Gomeh" tahun 1999. Sebab vihara yang
dimaksud bukan tempat kegiatan umat Konghucu serta sekte Tridharma
Pontianak, tetapi tempat ibadah umat Buddha.

Buchary mengatakan hal itu kepada wartawan di Pontianak, Senin (15/2).
Ia menyatakan, dalam mengeluarkan surat edaran itu pihaknya tak
memiliki niat sedikit pun untuk membatasi acara keagamaan tersebut.
"Lagi pula vihara yang terdapat di Pontianak bukan seperti yang
dimaksud dalam Inpres tersebut. Karena vihara di sini disebut
kelenteng. Jadi tak ada masalah," kilah Buchary.

Untuk itu kepada umat yang merayakan Imlek dan "Cap Gomeh" dibolehkan
dan dijamin untuk melaksanakannya di tempat biasa seperti yang selalu
dilakukan pada waktu-waktu sebelumnya. "Pemda dan aparat keamanan akan
berusaha menjaga keamanan seperti pada hari raya Natal, Tahun Baru dan
Idul Fitri," tegas Buchary Abdurrachman.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pemda Kodya Pontianak dengan merujuk
surat Kadit Sospol Kalbar yang meneruskan kawat Mendagri, melarang
perayaan Imlek dan "Cap Gomeh" di Vihara. Hal itu karena berdasarkan
Inpres Nomor 14/1967, perayaan pesta agama dan adat istiadat Cina tak
boleh dilakukan secara mencolok di depan umum, melainkan dalam
lingkungan keluarga. Inpres tersebut masih berlaku dan tetap relevan
sampai sekarang. (Kompas 14/2)

Larangan itu dikecam semua suku dan agama setempat. Mereka mendesak
agar kebijakan yang diskriminatif itu segera ditinjau kembali. (jan)



Fraksi Pelajar dan Mahasiswa di MPR/DPR?

1999-02-16 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Bagaimana ya?

Golongan Muda ikut andil dalam menentukan jalannya pemerintahan
dan mempertahankan dan memperjuangkan kepentingan rakyat banyak di
DPR, mengawasi jalannya pemerintahan dan menjaga jalur pembangunan
agar tidak melenceng di MPR.

Perlukah kita Menteri Pemuda yang benar-benar dari Golongan Pemudanya?

Atau Menteri Pendidikan yang benar-benar dari bidang pendidikan, bukan dari
bekas pensiunan jendral yang sudah kehabisan jabatan di Mabes ABRI?

Akankah setiap 5 tahun sekali materi kurikulum berubah dengan bergantinya
menteri?

Kampus-kampus, sekolah-sekolah, madrasah-madrasah dapat menjadi tempat
ajang pendidikan dan penyadaran thd politik nasional.

Akankah Gerakan Pemuda ditunggangi atau dikendalikan lagi seperti jaman
Orde Lama dan Orde Baru?

Terakhir, Mahasiswa dan Pelajar telah mengendorkan perjuangannya setelah
jatuhnya Orde Lama, membiarkan Orde Baru mengkebiri hak-hak politik rakyat
banyak. Revolusi oleh Mahasiswa dan pelajar yang akhirnya diakui oleh
Soeharto sebagai hasil jerih payahnya. Generasi '66.

Haruskah kita jatuh lagi seperti masa-masa yang sebelumnya?
Reformasi dimulai oleh Mahasiswa, pelajar, Rakyat dan harus juga diisi oleh
Rakyat, pelajar, Mahasiswa.

Atau mebiarkan badut-badut politik yang dahulu diam saja ketika kalian
berdemonstrasi, ditembakin peluru, dipukul rotan, bermandikan panas terik
dan hujan, atau "TIDUR" saat kalian bermandikan darah di Trisakti ?

Mahasiswa dan Pelajar Untuk Kesadaran Berpolitik Langsung.

Daripada yang TUA-nya berkelakuan Ke-KANAK-KANAKAN, sekalian
yang MUDA berkelakuan Ke-DEWASAAN.


Andrew Pattiwael

On Tue, 16 Feb 1999, Indi Soemardjan wrote:

 Date: Mon, 15 Feb 1999 08:34:27 -0500
 To: [EMAIL PROTECTED]
 From: Ben Abel [EMAIL PROTECTED]
 Subject: IND: Wawancara GM ttg sikon terkini (2/3)

 Agenda gerakan mahasiswa dan partai-partai.
 Wawancara Goenawan Mohamad (2/3)

 Anarki dan Gerakan Sosial

 T: Sesaat sebelum Soeharto jatuh, kita mengharapkan bahwa akan ada
 gerakan yang bisa mengorganisir diri, melakukan perubahan tahap demi
 tahap dan menyeluruh. Namun searah dengan itu juga muncul kegamangan,
 apakah kita mampu? Bagaimana mengorganisir sekian ratus ribu orang tanpa
 pertumpahan darah? Belum lagi kita berhadapan dengan provokasi,
 kekerasan, dan lain sebagainya. Semuanya ini membuat gamang terutama
 dalam menghadapi apa yang akan terjadi selanjutnya. Bagaimana Anda
 melihat semua ini?
 GM: Memang ada ketakutan pada anarki yang meluas. Ketakutan itu
 sesungguhnya lahir karena oposisi di Indonesia tidak terorganisir.
 Kembali saya memberi contoh, bandingkan saja dengan Afrika Selatan. ANC
 itu
 sangat terorganisir. Bahkan mereka punya gerakan clandestine, sayap
 militer, dan pemimpin-pemimpin yang sangat ahli dalam berpolitik. Di
 Indonesia semua hal itu tidak ada. Sehingga tiap kali ada gerakan pasti
 juga akan terjadi chaos dan anarki. Ini saya bandingkan juga dengan Orde
 Lama. Dulu ada pembakaran yang diorganisir oleh Pemuda Rakyat dan PKI
 terhadap Perpustakaan USIS dan Kedutaan Besar Inggris. Begitu selesai
 membakar, mereka langsung pulang. Bahkan tahun 1966, ketika giliran PKI
 yang jadi sasaran, cuma Gedung PKI saja yang dihancurkan. Ini karena
 massa yang melakukan terorganisir dan karena tidak ada ide
 floating-mass.
 Contoh terbaik ketika ide floating-mass sudah diterapkan adalah ketika
 terjadi Peristiwa Malari di tahun 1974. Mahasiswa bergerak, kemudian
 masuk unsur-unsur yang tidak dikenal, akhirnya keadaan tidak bisa
 dikendalikan. Sekali lagi, semua ini terjadi karena tidak ada organisasi
 di
 tingkat massa. Floating mass itu menyebabkan kampung-kampung itu tidak
 mempunyai cabang-cabang organisasi dari sebuah kekuatan politik. Nah,
 jadi
 memang sangat rentan. Apalagi pada bulan Mei itu terjadi suatu hal yang
 menakutkan. Orang mengatakan bahwa peristiwa Mei itu digerakkan dari
 belakang. Itu tidak sepenuhnya bisa dipercaya. Memang ada yang
 digerakkan
 oleh militer atau dalam arti mereka yang mau mendapatkan keuntungan dari
 protection money. Akan tetapi ada yang memang iseng terutama mereka yang
 dari kampung-kampung. Saya kan keliling waktu itu.

 Aksi Pemuda dan Mahasiswa: Pasukan Pendobrak dan Pendudukan

 T: Ya bisa jadi karena memang tidak ada organisasi. Selama 32 tahun kita
 diapungkan sehingga masyarakat tidak terbiasa untuk berorganisasi, tidak
 biasa untuk bicara atau omong dengan orang lain. Sehingga kalau itu
 semua
 meluap terjadilah chaos ...
 GM: Kalau di Philippines kan ada gereja yang cukup punya kaitan dengan
 lapisan yang paling bawah. Di Korea Selatan industrialisasi berlangsung
 cukup luas sehingga buruh terbiasa untuk berorganisasi. Di Indonesia kan
 hanya ada informal sector dan kaum miskin di kampung-kampung. Ini yang
 memang sangat memungkinkan kalau terjadi anarki yang meluas. Di lain
 pihak para pemimpin sebagaimana biasa lebih takut. Bung Karno kan tidak
 berani memproklamasikan kemerdekaan kalau tidak diculik oleh para
 pemuda.
 Nah, kita harus melihat sejarah Indonesia jangan dari 

Re: Sedikit Mengenai ABRI

1999-02-16 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

...

Bung Yusuf

...

Mungkin Pertanyaan tersebut bisa ditanyakan pada Bung Indi Soemardjan
Saya, tidak merasa menulis paragraph dibawah ini.

Sedikit tambahan, yang jelas, seharusnya "beberapa pleton" ," beberapa
batallion ", "beberapa regiment" atau beberapa kesatuan...
Jarang kita mengidentifikasikan pergerakan dengan beberapa truk..
(Biasa yang mengidentifikasikan seperti ini, intel-nya kurang berpengalaman
 :) )


Andrew Pattiwael


On Sat, 13 Feb 1999, Yusuf-Wibisono wrote:

 ...

 Andrew

 ...

 Letjen TNI Prabowo Subianto waktu itu menjabat sebagai Panglima
 Kostrad yang mempunyai pasukan-pasukan dibawah kendalinya.
 Pada malam itu seperti diberitakan Pembaruan, tank-tank dan
 pasukan penuh truk berseliweran di jalan-jalan utama Jakarta yang
  ^^
 tidak jelas dibawah siapa komandonya.


 Yw: Pasukan penuh truk, atau truk penuh pasukan? ;-)




Re: Whatthe heck is our government trying to do?

1999-02-14 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Kan sudah saya bilang, Awas Pak Habibie, Jangan sembarangan
Bilang Orang Racist, eh sekarang terbukti kan

Bayangin aja sekarang, orang-orang Singapur pada ketawaain
kita yang sekarang dicap sama mereka " HIPOKRIT slash MUNAFIK"

Nuduh orang Diskriminatif, sekarang kita sendiri yang nyata-nyatanya
Diskriminasi.

Kalau memang suku Melayu di Singapur didiskriminasi oleh Mayoritas
Penguasa Keturunan Cina di Singapur, apakah Hari Raya Idul Fitri
dilarang disana?

Jawab: ENGGAK!

KITA: IYA!!

Belajar dari  sejarah donkJangan Sejarah terus dijadikan pedoman

Salam Permias@,
Andrew Yang Kecewa dengan Pimpinan Bangsa (Tapi Ngga Perlu Mengimpeach-nya)




On Sun, 14 Feb 1999, Indi Soemardjan wrote:

 Pemerintah SARA

 Minggu, 14 Februari 1999
 Imlek dan Cap Gomeh tak Boleh di Vihara

 http://www.kompas.com/kompas-cetak/9902/14/UTAMA/imle12.htm

 Mengapa Pemerintah masih bersikap diskriminatif terhadap warga keturunan
 Tionghoa meskipun kita sudah memasuki era reformasi?

 Aneh sekali...

 --
 Indi

 Visit my world: http://pagina.de/indradi




This is the hecked

1999-02-14 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Dear Permias@,

Saya dan rekan dari Norwich baru saja membicarakan topik ini, mengenai
pelarangan merayakan Imlek oleh Pemda Kalbar.
Teman saya berpendapat, tidak seharusnya para warga keturunan merayakan
hari Imlek dengan wah-wah. Saya setuju, bukankah begitu juga dengan
para umat Kristen yang diwanti-wanti oleh Habibie agar tidak terlalu
mewah dalam merayakan Natal, yang memang tidak seharusnya dirayakan
dengan  kemewahan. Saya tidak tau dengan umat Muslim.

Yang saya pertanyakan, kok merayakan di Vihara saja tidak boleh?
kita yang merayakan di Gereja, Mesjid, Pura BOLEH!
Kenapa mereka tidak boleh?

Lalu kata teman saya, karena Kong Hu Cu bukanlah agama yang diakui oleh
Pemerintah. Mungkin benar, tetapi bukankah kita mengakui HAK ASASI MANUSIA
yang tidak menilai manusia berdasarkan agamanya.
Saya lihat peraturan pemerintah dan Hak Asasi Manusia ini sekarang
bertentangan. Masih perlukah kita / pemerintah hanya mengakui
5 Agama Besar saja?

Apakah Agama itu hanya 5 saja : ISLAM, KRISTEN (Pros and Kat), HINDU, BUDDHA?
Buktinya Dukun aja masih jadi pegangan...

Kalau perayaan Baronsai, pawai di jalan, saya bisa maklumi kalau itu
dilarang (Yang seharusnya tidak kan). Mungkin sebaiknya kita /Pemerintah
tidak melarang tapi menyarankan agar jangan dirayakan terlalu mencolok D/A
ngga usah pakai barongsai etc...

Pemerintahan Reformasi? katanya Habibie di negara kita sekarang, jaman kita
sekarang, sudah tidak ada lagi diskriminasi...kok saya lihat pernyataan
Habibie ini hanyalah suatu PEMANIS MULUT yang sebenarnya SEPAT SEKALI.

Saya kalau jadi Habibie sekarang malu sekali nih...sudah begitu berapi-apinya
menuduh Singapur diskriminasi, eh sekarang anak buah saya yang terang-terang
diskriminasi thd minoritas. Bawahan kaya gini yang seharusnya ditembak
ditempat. Bukan mahasiswa yang dijadikan sasaran tembak. Maaf, saya hanya
bercanda, jangan bawa image ABRI dengan yang saya ucapkan.

seperti kata pepatah, Gajah yang ada di pelupuk mata tidak kelihatan,
sedangkan Kuman jauh nun di seberang terlihat.

Salam Permias@,

Andrew




On Sun, 14 Feb 1999, Indi Soemardjan wrote:

 Pemerintah SARA

 Minggu, 14 Februari 1999
 Imlek dan Cap Gomeh tak Boleh di Vihara

 http://www.kompas.com/kompas-cetak/9902/14/UTAMA/imle12.htm

 Mengapa Pemerintah masih bersikap diskriminatif terhadap warga keturunan
 Tionghoa meskipun kita sudah memasuki era reformasi?

 Aneh sekali...

 --
 Indi

 Visit my world: http://pagina.de/indradi




Re: This is the hecked

1999-02-14 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Bukan semangat lagi,

Berdasarkan keputusan inpres,
masih relevant ngga untuk jaman sekarang (jaman reformasi)?
Perubahan ini harus dilakukan dari pusat, memang betul.
aturan-aturan, tapi apakah kita yang aparat juga ikut menegakkan?
buktinya korupsi dilarang dan jelas-jelas tercantum dalam UU
tapi malah tetap ada...malah DIHALALKAN (pengunaan kata DIHALALKAN hanya
sarcasm saya saja)

apasih landasan dengan dilarangnya imlek itu sendiri?
apa karena itu kebudayaan orang cina?
atau kata temen saya lagi yang di norwich, karena cina tidak pernah membantu
dalam merebut kemerdekaan ?! (Topik Baru Nih !)

Bersikap adil itu kepada semua, bukan setengah-setengah..
jangan kita bersikap lunak saja kepada para koruptor (YG pribuminya juga
banyak). bersikap keras (atau sesuai peraturan) harus kepada semua.
jangan mentang-mentang anak menteri/jendral dapat kemudahan.

kali ? sampai kapan ? sampai lebaran monyet?
kalau terus diundur-undur, kapan selesainya, masalah terus numpuk,
penyelesaian penembakan trisakti saja belum kelar, eh nyusul penembakan
atmajaya, belum lagi penculikan oleh anggota koppasus, kasus PDI, kasus
TIM-TIM, kasus ninja, kasus KETAPANG-KUPANG-AMBON, kasus pemerkosaan MEI
lalu, kasus SOEHARTO, kasus-kasus lainnya...
nambah terus

Untuk Yahudi, ide  bagus tuh, pengakuan negara israel, atau pembukaan
hubungan diplomasi dengan negara israel. Perjanjian damai kan telah
ditandatangani oleh Palestina dan Israel. Tapi jangan-jangan terbentur
lagi dengan kesepakatan antar negara2 anggota OKI.
Ya susah lagi-susah lagi

Salam Permias@,
Andrew Pattiwael


On Sun, 14 Feb 1999, Brawijaya wrote:

 Wah semangat bangettapi bagus itu...
 Cuma dicheck lagi berita surat kabar itu tuh
 Yang melarang adalah Pemda berdasarkan inpres.
 Bukan berarti pak walikotanya salah, ia cuma mau menegakkan aturan.
 Sebagai aparat ya sudah tugas dia. Yang aneh kalau ada aparat yg
 mendiamkan perayaan Imlek, kalau ada kejadiannya. Aturan ya aturan,
 mesti ditegakkan. Kalau mau, bila dinilai nggak relevan ya Inpres-nya
 yang dicabut dulu, yang tentunya makan waktu. Mungkin setelah agenda
 Pemilu dan Timtim selesai kali 'Kali...

 Buat nambah fuel, kenapa agama Yahudi nggak diakui juga di Ind?
 Toh Quran dan Injil mengakui agama Yahudi..



 Andrew G Pattiwael wrote:

  Dear Permias@,
 
  Saya dan rekan dari Norwich baru saja membicarakan topik ini, mengenai
  pelarangan merayakan Imlek oleh Pemda Kalbar.
  Teman saya berpendapat, tidak seharusnya para warga keturunan merayakan
  hari Imlek dengan wah-wah. Saya setuju, bukankah begitu juga dengan
  para umat Kristen yang diwanti-wanti oleh Habibie agar tidak terlalu
  mewah dalam merayakan Natal, yang memang tidak seharusnya dirayakan
  dengan  kemewahan. Saya tidak tau dengan umat Muslim.
 
  Yang saya pertanyakan, kok merayakan di Vihara saja tidak boleh?
  kita yang merayakan di Gereja, Mesjid, Pura BOLEH!
  Kenapa mereka tidak boleh?
 
  Lalu kata teman saya, karena Kong Hu Cu bukanlah agama yang diakui oleh
  Pemerintah. Mungkin benar, tetapi bukankah kita mengakui HAK ASASI MANUSIA
  yang tidak menilai manusia berdasarkan agamanya.
  Saya lihat peraturan pemerintah dan Hak Asasi Manusia ini sekarang
  bertentangan. Masih perlukah kita / pemerintah hanya mengakui
  5 Agama Besar saja?
 
  Apakah Agama itu hanya 5 saja : ISLAM, KRISTEN (Pros and Kat), HINDU, BUDDHA?
  Buktinya Dukun aja masih jadi pegangan...
 
  Kalau perayaan Baronsai, pawai di jalan, saya bisa maklumi kalau itu
  dilarang (Yang seharusnya tidak kan). Mungkin sebaiknya kita /Pemerintah
  tidak melarang tapi menyarankan agar jangan dirayakan terlalu mencolok D/A
  ngga usah pakai barongsai etc...
 
  Pemerintahan Reformasi? katanya Habibie di negara kita sekarang, jaman kita
  sekarang, sudah tidak ada lagi diskriminasi...kok saya lihat pernyataan
  Habibie ini hanyalah suatu PEMANIS MULUT yang sebenarnya SEPAT SEKALI.
 
  Saya kalau jadi Habibie sekarang malu sekali nih...sudah begitu berapi-apinya
  menuduh Singapur diskriminasi, eh sekarang anak buah saya yang terang-terang
  diskriminasi thd minoritas. Bawahan kaya gini yang seharusnya ditembak
  ditempat. Bukan mahasiswa yang dijadikan sasaran tembak. Maaf, saya hanya
  bercanda, jangan bawa image ABRI dengan yang saya ucapkan.
 
  seperti kata pepatah, Gajah yang ada di pelupuk mata tidak kelihatan,
  sedangkan Kuman jauh nun di seberang terlihat.
 
  Salam Permias@,
 
  Andrew
 
  On Sun, 14 Feb 1999, Indi Soemardjan wrote:
 
   Pemerintah SARA
  
   Minggu, 14 Februari 1999
   Imlek dan Cap Gomeh tak Boleh di Vihara
  
   http://www.kompas.com/kompas-cetak/9902/14/UTAMA/imle12.htm
  
   Mengapa Pemerintah masih bersikap diskriminatif terhadap warga keturunan
   Tionghoa meskipun kita sudah memasuki era reformasi?
  
   Aneh sekali...
  
   --
   Indi
  
   Visit my world: http://pagina.de/indradi
  




Re: This is the hecked

1999-02-14 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Ya disini tumpahin semangat kesitu karena hanya situ yang bisa
nyemangatin sini...heheheheh

situ student kuli bangunan/tukang insiyur, sini calon tukang gebuk :)

hayo mas brawi, kapan naik ke vt, kan deket dari troy...
entar kalau naik ke vt, bilang-bilang

salam,


pattiwael

On Sun, 14 Feb 1999, . Brawijaya wrote:

 Weleh-weleh...semangatnya kok ditumpahkan ke saya.
 Ya...pelanggaran aturan yg lain jangan dijadikan alasan
 untuk melanggar aturan yg lain lagi. Nanti semua main
 langgar-langgaran. Yang namanya pelanggaran pasti akan
 ada. Korupsi dilarang ya bakal tetap ada. Cuma yg jadi
 masalah sampai seberapa besar kebocoran yg masih dapat
 diterima. Yang namanya sistem pasti ya ada bocornya toh?
 Sebagai conto, mosok pemerintah AS nggak ada korupsi?
 Yg bener aje...hehehe...

 Masalah orang keturunan nggak membantu proses kemerdekaan
 mah pendapat pribadi temennya tuh. Orang lain nggak ada yg
 bilang gitu kok. Sebatas kapasitas ana sebagai kuli sih,
 jelas bukan itu alasannya. Alasannya mungkin dapat ditelusuri
 sendiri tuh. Kayaknya ada sejarahnya. Masalah bener tidaknya ya
 dinilai sendiri... Diskusi semacam itu pernah ada di milis
 yg dikomandoi syracuse juga tuh. Coba aja tanya, sekalian ngetest
 kemampuan meretrieve data merekahehe...

 Sampai kapan bisa direalisasi? Ya jangan tanya ke saya mas,
 lha wong student kuli bangunan kok ditanya. Memang agendanya
 orang masih pada padat mau bagaimana lagi Ya memang
 semua penting, tapi tetap ada yg lebih penting dari yg penting
 tho Rak yo ngono tho den...

 Monggo,




 On Feb 14,  4:25pm, Andrew G Pattiwael wrote:
  Subject: Re: This is the hecked
  Bukan semangat lagi,
 
  Berdasarkan keputusan inpres,
  masih relevant ngga untuk jaman sekarang (jaman reformasi)?
  Perubahan ini harus dilakukan dari pusat, memang betul.
  aturan-aturan, tapi apakah kita yang aparat juga ikut menegakkan?
  buktinya korupsi dilarang dan jelas-jelas tercantum dalam UU
  tapi malah tetap ada...malah DIHALALKAN (pengunaan kata DIHALALKAN hanya
  sarcasm saya saja)
 
  apasih landasan dengan dilarangnya imlek itu sendiri?
  apa karena itu kebudayaan orang cina?
  atau kata temen saya lagi yang di norwich, karena cina tidak pernah
 membantu
  dalam merebut kemerdekaan ?! (Topik Baru Nih !)
 
  Bersikap adil itu kepada semua, bukan setengah-setengah..
  jangan kita bersikap lunak saja kepada para koruptor (YG pribuminya juga
  banyak). bersikap keras (atau sesuai peraturan) harus kepada semua.
  jangan mentang-mentang anak menteri/jendral dapat kemudahan.
 
  kali ? sampai kapan ? sampai lebaran monyet?
  kalau terus diundur-undur, kapan selesainya, masalah terus numpuk,
  penyelesaian penembakan trisakti saja belum kelar, eh nyusul penembakan
  atmajaya, belum lagi penculikan oleh anggota koppasus, kasus PDI, kasus
  TIM-TIM, kasus ninja, kasus KETAPANG-KUPANG-AMBON, kasus pemerkosaan MEI
  lalu, kasus SOEHARTO, kasus-kasus lainnya...
  nambah terus
 
  Untuk Yahudi, ide  bagus tuh, pengakuan negara israel, atau pembukaan
  hubungan diplomasi dengan negara israel. Perjanjian damai kan telah
  ditandatangani oleh Palestina dan Israel. Tapi jangan-jangan terbentur
  lagi dengan kesepakatan antar negara2 anggota OKI.
  Ya susah lagi-susah lagi
 
  Salam Permias@,
  Andrew Pattiwael
 
 
  On Sun, 14 Feb 1999, Brawijaya wrote:
 
   Wah semangat bangettapi bagus itu...
   Cuma dicheck lagi berita surat kabar itu tuh
   Yang melarang adalah Pemda berdasarkan inpres.
   Bukan berarti pak walikotanya salah, ia cuma mau menegakkan aturan.
   Sebagai aparat ya sudah tugas dia. Yang aneh kalau ada aparat yg
   mendiamkan perayaan Imlek, kalau ada kejadiannya. Aturan ya aturan,
   mesti ditegakkan. Kalau mau, bila dinilai nggak relevan ya Inpres-nya
   yang dicabut dulu, yang tentunya makan waktu. Mungkin setelah agenda
   Pemilu dan Timtim selesai kali 'Kali...
  
   Buat nambah fuel, kenapa agama Yahudi nggak diakui juga di Ind?
   Toh Quran dan Injil mengakui agama Yahudi..
  
  




Re: Habibie is a TRUE CLOWN! A shameful clown!

1999-02-11 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

"Singaporeans to stay united and not be divided by
outrageous remarks by outsiders who have their own personal agendas."

"Outsiders who have their own personal agendas"
Kok bau-baunya mendekati provokator nih :)

Semoga Pak Habibie bisa lebih menahan diri dalam memberikan pernyataan.
Semangat  sih boleh semangat Pak, Namun jangan gampang Terpacing atau
Menjadi Panas. Pendapat Pribadi sebaiknya tidak dikeluarkan saat berfungsi
atau menjalankan tugas kenegaraan. Nama Baik bangsa dapat menjadi taruhannya.

Persoalan pribadi Bapak dengan Lee Kuan Yew jangan membawa-bawa nama bangsa.

Hati-hati, perilaku kita sendiri (Yang Rasist thd keturunan dalam ABRI)
bisa di-KICK balik oleh orang-orang pulau itu.
Selesaikan dulu persamaan Hak (Kewajiban) bagi para keturunan, baru
kita bisa berkoar-koar kalau Indonesia itu tidak ada diskriminasi.

Dari Pelajar Indonesia Yang Ingin Mengingatkan Pemimpin Bangsanya.

Andrew Pattiwael




On Thu, 11 Feb 1999, Indi Soemardjan wrote:

 Habibie  is just FULL OF IT!

 read: http://www.asia1.com/straitstimes/reg/sea12_0211.html

 He does not know JACK!

 read: http://www.asia1.com/straitstimes/sin/sin3_0211.html

 Is this what we call an intellect? a former member of ICMI that should
 know how to carry out wisdom instead of pre-judgement? was he really a
 "cendekiawan"?

 Lastly, is this what we call a President? A statesman?

 He is a TRUE CLOWN!

 A PLAIN OL' USELESS DEUTSCH ENGINEER WHO IS PLAYING POLITICS!




 with disappointment,

 Indi Soemardjan

 Be my guest: http://pagina.de/indradi




Jawab SUARA DAERAH DIDENGAR

1999-02-10 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

jawab sekalian mbak,

Putra-puteri daerah adalah orang-orang yang menetap
di daerah-daerah tersebut. Pengertian Putra-putri daerah bukan hanya
meliputi penduduk asli daerah tersebut, tetapi juga meliputi para pendatang
yang telah lama menetap didaerah tersebut, telah mengklaim daerah tersebut
sebagai tempat tinggalnya. Contoh penduduk pendatang dari Makassar yang
menetap di Tim-Tim, seharusnya dapat mengklaim Tim-Tim sebagai tempat
tinggal mereka, mereka seharusnya dapat mengklaim bahwa mereka adalah
Putra-puteri Timor-Timur. Kenyataannya lain. Sama seperti pengertian
Pribumi dan Non Pribumi, yang telah dikacaukan dengan istilah
Indonesia Asli (Melayu, Jawa, dll) dengan keturunan Chinese.

Putra Nasional? belum pernah dengar itu...Putra Indonesia...bukankah kita
seharusnya yang disebut putra putri bangsa/nasional, baik itu
dari "pribumi" maupun "non pribumi"

Mengapa harus ada? Sama seperti Pribumi dan Non Pribumi, mengapa harus
ada juga istilah-istilah ini. Harus diakui, istilah istilah ini dapat
memecah belah bangsa.

Terima Kasih atas penjelasannya, penjelasan ini banyak saya terima dari
rekan lain. Seharusnya yang saya cantumkan adalah Putra Sulawesi.
Mungkin lebih klop. Atau Putera Kelahiran Indonesia Timur.

Asal Jujur dan Tidak bermuka dua? Saya rasa ini juga perasaan umum
setiap orang, bukan hanya dari suku makassar saja.

pesan saya bukan dilihat dari "Kegilaan Jabatan" tetapi dari
"partisipasi" PUTRA-PUTERI daerah di tingkat Nasional.

Istilah putra-puteri daerah berkembang setelah adanya perasaan ketidak
adilan oleh para penduduk propinsi-propinsi thd program-program
pemerintah yang dirasa hanya menguntungkan penduduk di pulau jawa dan
Ibukota Jakarta pada umumnya. Atau perbedaan pembangunan yang diterima
oleh Daerah Indonesia Barat dan Daerah Indonesia Timur (Timor-Timur
pengecualiannya).

Setahu saya, pemerintah sendirilah yang mengembangkan istilah-istilah
"Putra-Puteri Daerah" yang dinilai dapat membangkitkan tingkat kemajuan
para penduduk dari daerah diluar Jawa dengan daerah di Jawa.
Lembaga-lembaga pendidikan banyak memakai istilah ini, untuk mengatur
keseimbangan pelajar-pelajar dari seluruh Indonesia. Perusahaan-perusahaan
di daerah pun banyak dianjurkan oleh Departemen Tenaga Kerja, untuk lebih
banyak memakai para putra-puteri daerah untuk bekerja di perusahaan
masing-masing.

Istilah-istilah ini sangat sering saya dengar di Freeport, terutama
dikarenakan minimnya Para Putra-Puteri Irian (Asli Irian, bukan pendatang)
yang menduduki posisi-posisi strategis. Persaingan dengan para pendatang
terutama dengan program Indonesianisasi Freeport juga menjadi kendala
bagi kemajuan para Putera Puteri Irian Jaya.

Karena itulah, Program Pengiriman Pelajar Freeport dipusatkan untuk mendidik
Penduduk Asli Irian Jaya, yang semoga nantinya dapat menduduki jabatan
strategis di PT. Freeport Indonesia Co.

Walau tidak bisa menjawab semua pertanyaan saudara, saya harap informasi
yang saya berikan dapat memberikan masukan terutama dalam pengertian
Putra-puteri Daerah.

Sekali lagi, bukan dari Tingi-tinggian jabatan, tetapi dari partisipasi
dan persamaan Hak dan Kewajiban bagi para putera puteri daerah di tingkat
Nasional.


Andrew




 On Thu, 4 Feb 1999, Notrida Mandica wrote:

 Mau nanya Mas,

 "Putra Daerah" itu siapa? Dan siapa "Putra Nasional"?
 Siapa "Putra Indonesia"? dan mengapa harus ada "Klasifikasi Putra-Putra
 or Putri-Putri"?

 And Maaf,  Pak Habibie itu bukan orang MAKASSAR, beliau adalah
 Orang Indonesia, turunan Jawa-Gorontalo. Kebetulan saja orang tua beliau
 tugas di Sulawesi Selatan tepatnya di Pare-Pare.
 Tapi bukan di Makassar (Ujungpandang).

 Sepengetahuan saya,  orang-orang MAKASSAR itu tidak gampang digembirakan
 oleh ikatan suku.  Whoever is the leader, mereka tidak pandang bulu,
 asal JUJUR dan TIDAK BERMUKA DUA

 Kalau tentang jabatan tinggi,  bagi orang MAKASSAR, BUKAN jabatan
 BIROKRASI, akan tetapi jabatan pendidikan agama atau mental yakni
 SANG GURU!  Sebab mereka percaya,  birokrasi sangat mudah mengkorup
 manusia -- ini adalah pesan LONTARA dari zaman Sultan Alauddin.
 Sebagai bukti,  para SULTAN di Makassar lebih dianggap sebagai SANG GURU
 daripada sebagai RAJA.

 Thank you,

 ida


 
 Akhirnya, pemerintah memikirkan bahwa sudah saatnya=20
 memberikan "KEDEWASAAN" kepada masing-masing propinsi
 untuk dapat mengurus dirinya masing-masing.
 Desentralisasi adalah yang terbaik bagi kita semua
 
 Dan Keinginan untuk tetap bersatu dibawah Republik Kesatuan=20
 adalah tanggung jawab kita semua, tanpa harus "DIPAKSA dan DITEKAN"
 oleh pemerintah pusat.
 
 Mungkin setelah draft ini disetujui oleh Presiden dan Wakil-wakil
 rakyat tingkat pusat, Irian Jaya akhirnya dapat membangun daerahnya
 dengan sumber dana yang lebih dari cukup. Mungkin jalan antara
 Jayapura dan Wamena dan Merauke dapat diwujudkan.
 Pembangunan daerah-daerah pedalaman, terutama di lembah Baliem dapat
 lebih cepat dan membawa kemakmuran bagi warga setempat.
 
 Untuk putra-putra daerah, BERPARTISIPASILAH 

  1   2   >