[Warnet2000] Revolusi Dunia Tanpa Kabel
Revolusi Dunia Tanpa Kabel DUNIA tampaknya telah memasuki revolusi berikutnya ketika perkembangan komputer yang luar biasa diikuti dengan munculnya telepon genggam alias HP. Terjadilah komunikasi tanpa kabel dari satu wilayah ke wilayah lain, gedung ke gedung, dan orang ke orang. Manusia sekarang bisa saling berkoneksi secara personal tanpa batas tempat, waktu, dan untuk segala keperluan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya: dari mencari teman kencan, mendukung demokratisasi, sampai mengoordinasikan serangan terorisme. SESUATU yang mungkin tidak pernah dibayangkan Guglielmo Marconi ketika keberhasilannya mengirim sinyal radio tahun 1890-an mengawali revolusi komunikasi tanpa kabel. Ini mungkin memang suatu kebetulan yang aneh, ketika revolusi serupa berulang 100 tahun kemudian dengan telepon tanpa kabel yang bisa dibawa ke mana-mana. Nomor HP tidak hanya menjadi identitas seseorang, tetapi juga begitu beragam fasilitasnya. Bersinergi dengan komputerisasi, HP membuat dunia ada dalam genggaman tangan bahkan dalam arti yang harfiah. Tidak dapat disangkal, gabungan teknologi komputer dan komunikasi tanpa kabel telah melahirkan perubahan hubungan antarmanusia. Identitas seseorang kini tidak lagi ditentukan oleh KTP atau SIM, tetapi sederet nomor telepon genggam atau alamat e-mail. Cukup menekan nomor HP, maka komunikasi terjalin di mana pun yang menghubungi dan dihubungi berada: di laut, di gunung, bahkan di WC sekalipun. Atau mau berkomunikasi lebih panjang tapi murah? E-mail membuat semua pesan yang dikirim diterima hanya dalam bilangan detik. Dengan kemudahan komunikasi yang ada sekarang-akses internet tanpa kabel-maka pesan Anda juga bisa dibaca di mana saja: di taman, kedai kopi, atau bandar udara (bandara). Itulah revolusi Wi-Fi (wireless fidelity) dengan teknologi wireless local area network yang kini melanda berbagai kota besar dunia. Dalam laporan utamanya, majalah Newsweek (Juni, 2004) menyebut ada 10 kota dunia yang paling banyak memiliki fasilitas komunikasi nirkabel ini, yaitu Seoul, New York, London, San Francisco, Paris, Seattle, Tokyo, Hongkong, Chicago, dan Singapura. Bayangkanlah nyamannya duduk beralas rumput, menikmati kenyamanan Bryant Park, salah satu hotspot atau titik akses internet tanpa kabel di New York, sambil membaca e-mail pacar dengan laptop di pangkuan. Tidak perlu repot memikirkan di mana mesti menancapkan kabel listrik dan telepon. Selain hotspot yang dapat dimanfaatkan tanpa biaya seperti kawasan Kampus Universitas Columbia, Union Square, dan kompleks olahraga Chelsea Piers, hotspot juga menjadi fasilitas ekonomis. Di New York, 112 kedai kopi Starbucks, 60 restoran McDonalds, dan ribuan hotel menyediakan jaringan Wi-Fi yang dapat diakses dengan berlangganan atau membeli voucher. Di Singapura, negara kota yang hanya berjarak 1,5 jam penerbangan dari Jakarta, satu penyedia jasa internet seperti SingTel telah mengembangkan sekitar 300 lokasi hotspot. Belum lagi layanan serupa dari penyedia jasa lainnya. PERTUMBUHAN hotspot di ruang-ruang publik menandai maraknya perkembangan koneksi data nirkabel ini. Membahas urusan pekerjaan dengan kolega di kafe favorit akan semakin lengkap dengan dukungan laptop yang memungkinkan koneksi data melalui internet. Suatu hal yang juga mulai tampak paling tidak di metropolitan Jakarta. Teknologi Wi-Fi bukan hanya telah mengakomodasi kebutuhan tersebut, tetapi secara timbal balik juga memengaruhi gaya hidup. Perangkat teknologi ini telah meningkatkan kebutuhan untuk mengakses data setiap saat sambil melakukan beragam aktivitas lain. Sama halnya dengan kebutuhan untuk selalu dapat dihubungi di mana saja lewat HP. Centrin Online, salah satu penyedia layanan internet di Jakarta, telah membangun titik akses serupa di ruang tunggu Terminal II Bandara Soekarno-Hatta pada pertengahan tahun 2002. "Awalnya tidak setiap hari ada orang yang memanfaatkan wireless internet di bandara itu walaupun masih gratis," kata Manajer Penjualan dan Pemasaran Centrin, Huianto. Centrin memandang perlu memperkenalkan layanan ini kepada masyarakat karena pemanfaatan Wi-Fi diyakini merupakan perkembangan tren yang perlu diantisipasi. Bersamaan dengan itu, kalangan pekerja dengan mobilitas lebih tinggi makin jamak dijumpai di negeri ini. Pemanfaatan Wi-Fi diyakini akan turut mendorong mobilitas menjadi lebih produktif dan efisien. Apalagi orang Indonesia dikenal sebagai konsumen yang paling cepat mengikuti perubahan, termasuk menyerap produk-produk teknologi individual. Pemanfaatan Wi-Fi di Indonesia makin terdorong oleh ketersediaan perangkat (gadget) yang berkemampuan akses Wi-Fi lebih luas dan relatif lebih murah. Selain laptop, Wi-Fi juga dapat diakses dengan personal digital assistant (PDA). Nokia bahkan sudah bersiap meluncurkan seri Communicator terbarunya yang dilengkapi dengan kamera, bluetooth, dan fasilitas Wi-Fi. Padahal hingga dua tahun lalu, perangkat laptop yang berkemampuan Wi-Fi belum banyak beredar di Indonesia. Perangkat tambahan untuk lap
[Warnet2000] "Hotspot" Asyik untuk Teman "Nongkrong"
"Hotspot" Asyik untuk Teman "Nongkrong" HOTSPOT! Kata ini kini meniupkan gairah baru bagi pengguna internet, terutama petualang alam maya yang juga doyan kongko. Sejumlah area publik yang terlingkupi hotspot pun diburu, mulai sekadar untuk merasakannya hingga memang benar-benar untuk kebutuhan pekerjaan. Berlama-lama di kafe dengan hanya menyeruput secangkir hot lemon tea jadi mengenyangkan jika ditemani seperangkat notebook berteknologi wireless fidelity (Wi-Fi). APAKAH tersedianya hotspot sejauh ini berhasil mengakomodasi kebutuhan orang, khususnya para pengguna internet di kota besar seperti Jakarta? Ternyata jawabannya masih tergantung dari kepentingan si pengguna internet. Wi-Fi dengan hotspot-nya memang hanya salah satu pilihan teknologi untuk beraktivitas secara nirkabel. Rabu malam lalu, di salah satu sudut kafe di Plaza Senayan, Jakarta, Amin Tamin (36) tampak serius menatap notebook-nya ditemani seorang rekan kerjanya. Dia sempat mengeluh mengenai set-up awal untuk koneksi yang agak sulit. Malam itu tampaknya pancaran gelombang radio dari penyedia jasa internet (internet service provider/ISP) agak bermasalah. Amin sengaja memilih kafe tersebut karena disitulah hotspot dari provider langganannya. "Yang paling bisa dinikmati dari hotspot di Indonesia mungkin sejauh ini baru kecepatannya. Untuk download data berkapasitas besar, misalnya, bisa cukup cepat. Sayang, jangkauannya masih terbatas, belum ada yang outdoor atau seluas seperti di luar negeri," ujar Amin, konsultan media interaktif. Sejauh ini, di Jakarta, sebagian besar hotspot memang baru dapat diakses di area publik dalam ruang, seperti kafe-kafe di sejumlah mal besar dan hotel-hotel berbintang saja. Hal ini bagi para penggunanya dirasakan belum begitu mendukung aspek mobilitas yang diharapkan. Belum lagi terkadang muncul masalah seperti yang dijumpai Amin dan tidak adanya petugas kafe yang paham. Plaza Senayan memang belum seluruhnya tercakup hotspot, walau di Cilandak Town Square atau Universitas Pelita Harapan (UPH) Anda bisa berinternet ria di mana saja. Hanya saja, jika kafe yang ditandangi menyediakan hotspot dari provider berbeda dengan provider yang dilanggan, maka Anda harus membeli voucher, semacam kartu prabayar telepon seluler. Paketnya bisa seharga Rp 25.000-Rp 100.000 untuk pemakaian beberapa jam. Namun, di Bali ternyata area hotspot sudah jauh berkembang. Mungkin karena banyak turis yang tetap ingin berkabar dengan keluarga dan koleganya. Lizzy, misalnya, adalah pelancong asal Melbourne, Australia, yang ketika ditemui tengah mengakses e-mail-nya di Bali Deli. Ini adalah salah satu pusat boga di kawasan Seminyak-Kuta, Bali. Saat pramusaji menghantar makanan ke mejanya, matanya nyaris tak berpindah dari layar monitor laptop Sony Vaio-nya. Seraya berkata thank you, jemari kanannya terus menggerak-gerakkan mouse ke kiri dan ke kanan. "Komputer ini sudah dilengkapi dengan fasilitas wireless, baik mouse maupun fasilitas koneksinya. Jadi, saya tinggal klik, semuanya tersambung," kata Lizzy. Di monitornya tertera tampilan deretan surat elektronik yang belum dibukanya. "Memang banyak layanan internet di toko-toko, tetapi saya merasa lebih nyaman dengan laptop saya. Apalagi, akses di sini lebih cepat dibandingkan dengan di toko-toko internet walau tidak secepat di negara saya," ujarnya. Dengan membeli voucher prabayar seharga Rp 50.000, Lizzy mengaku dapat menghabiskan waktu santainya di depan laptop hanya untuk membaca dan membalas e-mail. MENJELAJAH internet dengan fasilitas nirkabel sambil menikmati hidangan dan minuman memang bukan hal asing bagi sejumlah pelancong maupun ekspatriat di Bali yang berdiam di kawasan Seminyak, Kuta, Nusa Dua, dan Sanur. Hotspot sederhananya dapat diterjemahkan sebagai suatu area di mana internet dapat diakses dengan perangkat (gadget) yang telah berteknologi Wi-Fi. Dengan demikian, akses internet nirkabel dapat dinikmati. Disebut nirkabel karena koneksi antara penyedia jasa internet dan pemakainya tidak tersambung dengan kabel melainkan melalui gelombang radio. Perangkat seperti notebook atau personal digital assistance (PDA) berteknologi Wi-Fi pun kini sudah banyak di pasaran. Notebook dengan prosesor Centrino yang punya baterai berdaya tahan lama akan mendukung kenikmatan nirkabel ini. Carlo Kawilarang (34), yang bekerja pada perusahaan pelayaran, mengatakan, fasilitas hotspot di sejumlah area cukup membantunya dalam pekerjaan. Dalam satu jam dia selalu menerima banyak e-mail dari kliennya yang harus segera dibalas. Membuka e-mail satu per satu, terlebih yang berkapasitas besar, melalui ponselnya masih terasa terlalu lama. Sebab itulah dia akan mencari tempat- tempat ber-hotspot untuk menyelesaikannya dengan notebook. "Apalagi keberadaan saya paling banyak di luar kantor untuk ketemu banyak klien, sementara e-mail juga harus dibalas. Mesti ke kantor dulu, enggak praktis. Jadi, saya biasanya mengajak ketemu klien di tempat yang ada hotspot- nya," ungkap Carlo menambahkan. Meski de
[Warnet2000] Ribut-ribut di Milis Awari
Ribut-ribut di Milis Awari Milis Awari (asosiasi-warnet) yang sejak awal merupakan sarana komunikasi untuk pengelola warnet dan simpatisan ini mengalami masalah internal. Dikeluhkan oleh anggota milis sejak ketua Awari Rudy Rusdiah mengundurkan diri dari kepengurusan Awari tiga tahun yang lalu, tidak ada serah terima maupun pertanggung-jawaban dari segi organisatoris untuk penyerahan moderator milis, domain war.net.id, keuangan maupun administrasi yang masih disimpan oleh pengurus yang lama ke presidium Awari yang masih aktif. Disinyalir ketua Awari yang lama telah membentuk asosiasi yang baru yang berkaitan dengan usahanya sendiri mengatasnamakan warnet-warnet untuk mengikuti berbagai pertemuan didalam dan diluar negeri. Dikuatirkan bahwa input yang diberikan pada pertemuan-pertemuan tersebut tidak merupakan suara dari para pengelola warnet melainkan suara dari Rudy Rusdiah sendiri yang juga memiliki usaha warnet. Sangat disayangkan apabila kutipan dari ex ketua Awari ini lalu dianggap sebagai perwakilan dari warnet atau pengguna internet yang ada di Indonesia yang tidak lain hanya mencerminkan usahanya sendiri. Selama ini para anggota warnet yang pernah mendaftar kembali ke asosiasi warnet baru yang dibentuk oleh Rudy Rusdiah merasa tidak ada perkembangan yang berarti apalagi jika ditanya apa ada hasil yang memajukan usaha warnetnya. Seringkali pendaftar warnet disuruh mendaftar kembali tanpa alasan yang jelas. Diharapkan oleh anggota milis agar Awari dapat segera membentuk kepengurusan yang baru agar suara dari warnet ini bisa lebih mencerminkan perkembangan internet maupun teknologi komunikasi dan informasi di Indonesia. Kepengurusan Awari yang baru diharapkan dapat ditunjuk untuk mewakili dalam berbagai pertemuan resmi dengan pihak pemerintah maupun dengan organisasi luar negeri. [Warnet2000] http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/messages Yahoo! Groups Sponsor ~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Prabayar Kini Semua Bebas "Roaming"
Prabayar Kini Semua Bebas "Roaming" KEBIJAKAN PT Telkomsel untuk memberi fasilitas bebas jelajah (roaming) sejak 27 Agustus 2004 akan mengubah peta persaingan dan peta industri telekomunikasi seluler di Tanah Air. Kebijakan ini diumumkan dalam satu pesta meriah di pelataran Garuda Wisnu Kencana. Pada pokoknya, mulai saat itu pengguna kartu prabayar Telkomsel, Simpati, gratis biaya sambungan langsung jarak jauh (SLJJ) jika dipanggil saat berada di mana pun, di Indonesia, sepanjang ada jaringannya. Bahkan juga jika dipanggil oleh rekannya yang menggunakan jasa operator lain mana pun. Sebelumnya hanya untuk Kartu Halo ada bebas roaming, namun hanya untuk panggilan dari sesama kartu Telkomsel, tidak dari operator lain. Panggilan kepada pengguna kartu Halo jika sedang berada di luar domisilinya-HLR (home location register)-akan kena biaya SLJJ yang dihitung dari tempat kartunya dikeluarkan ke tempat ia berada saat dipanggil. Kecuali kalau yang memanggil kartu Halo, Simpati, atau Kartu As, baru bebas SLJJ. Kini dengan kebijakan baru soal bebas roaming Simpati, pemegang kartunya tidak harus berpikir dulu apakah panggilan akan diterima atau tidak karena tak ada urusan lagi dengan beban SLJJ. Tak ada urusan lagi dengan nomor operator mana yang memanggil, seperti yang masih juga diperhitungkan oleh pelanggan Halo. Dengan fasilitas ini, Telkomsel menjamin tak ada beban tambahan atau kenaikan tarif komponen lainnya. Selain itu tidak ada pengenaan lagi PPN 10 persen pada setiap pembelian pulsa (voucher) Simpati, seperti terjadi di kartu prabayar operator lain. Dalam industri seluler di Indonesia, fasilitas bebas roaming menjadi isu yang menarik masyarakat pelanggan, bahkan dikatakan sebagai pemicu naiknya jumlah pelanggan. Padahal pada kenyataannya, mereka yang sering bepergian keluar HLR-nya hanya 10 hingga 20 persen dari jumlah pelanggan. Sekitar 80 persen pelanggan tetap berada di sekitar domisilinya (dan itu yang membuat operator fixed wireless optimis akan merebut pelanggan GSM), mereka jarang keluar point of charging (PoC)-nya. Kebijakan fasilitas bebas roaming ini diterapkan pertama kali di Indonesia oleh PT Excelcomindo (XL) khusus untuk pelanggan prabayarnya, ProXL. Semula hanya diberikan secara terbatas waktunya, sekadar untuk menarik pelanggan sebanyak mungkin, dan itu terbukti dengan peningkatan pelanggan yang tinggi. Namun pada hitungan pendapatan, fasilitas itu memotong banyak uang yang seharusnya masuk kocek operator, sebab mereka harus menyubsidi pelanggan yang roaming jika menggunakan jaringan operator lain. Sebenarnya Excelcomindo Pratama berani mengeluarkan kebijakan itu karena mereka memiliki jaringan tulang punggung (back bone) sendiri berupa serat optik dan gelombang mikro. Jaringan serat optik semula hanya ada di Pulau Jawa yang disambung dengan gelombang mikro ke Bali dan Nusa Tenggara. Kini mereka juga sudah menggelar serat optik menyeberang ke Sulawesi dan Kalimantan serta Sumatera, sebagian menggunakan gelombang mikro. Ketika pamor bebas roaming menyurut dan beban meningkat karena jumlah roamers bertambah, XL kemudian mengumumkan penghentian fasilitas ini. Tetapi pada hari yang sama, PT Satelindo mengumumkan pemberian fasilitas bebas roaming kepada pelanggan kartu prabayar Mentarinya sehingga XL membatalkan kebijakannya dan menerapkannya lagi hingga kini. Satelindo melihat ada sisi menguntungkan dengan fasilitas itu jika melihat pengalaman XL dan mereka terbukti berhasil menambah pelanggannya. Tetapi, hitungan menyatakan bahwa mereka kehilangan pendapatan sampai 25 persen dari perkiraan jika fasilitas itu tidak ada. Namun, mereka juga menghitung ada tambahan pendapatan dari call back atau panggilan kembali dari para roamers dan itu tetap kena biaya SLJJ, yang setidaknya mengurangi kehilangan pendapatan tadi. Fasilitas bebas roaming diakui memberi nilai tambah kepada kedua operator tadi yang mendapat tambahan pelanggan secara signifikan. Tidak sedikit pemegang kartu pascabayar (post paid) seperti Matrix atau bahkan Halo dan Simpati selain kartu pascabayar XL, yang kemudian memiliki kartu kedua, ProXL prabayar atau Mentari. Umumnya mereka sering bepergian ke luar daerah dan ketika akan berangkat mereka mengalihkan panggilan ke kartu pertama mereka (Halo, Mentari, atau XL pasca) ke prabayar. Dengan cara ini, saat menerima panggilan di luar HLR, mereka hanya kena biaya panggilan dari kartu pertama mereka itu ke kartu prabayar bebas tadi. Hemat, praktis, dan murah. Hanya saja dalam kenyataannya, pengalihan panggilan itu tidak selalu berjalan mulus karena operator lain tidak begitu saja memberi jalan yang sebenarnya merugikan mereka itu. Apalagi-paling utama-jika nomor yang dialihkan itu masuk ke nomor yang jaringannya kurang, maka yang paling sering terjadi adalah drop call atau gagal panggil sebelum tersambung. Masalah penyediaan jaringan memang menjadi isu menarik, meskipun hanya akan menjadi perhatia
[Warnet2000] Telkom Tidak Bisa Penuhi Batas Waktu
Telkom Tidak Bisa Penuhi Batas Waktu Dalam Proses Ganti Kode Nomor SLJJ JAKARTA-Manajemen PT Telkom Tbk meminta agar batas waktu proses pergantian penomoran SLJJ (Sambungan Langsung Jarak Jauh) dengan kode akses 017, diundur. Penetapan 1 April 2005 sebagai efektif waktu pelaksanaan, dinilai terlalu cepat. Direktur Bisnis dan Jasa PT Telkom Suryatin Setiawan mengatakan, banyak faktor yang membuat Telkom sulit memenuhi batas waktu penggantian kode nomor SLJJ. "Selain harus merubah infrastrukturnya, Telkom pun perlu melakukan sosialisasi dan promosi," jelasnya usai penandatanganan kerjasama TelkomFlexi dengan Bank Danamon, kemarin. Ditambahkannya, saat ini Telkom sedang menunggu jawaban dari BRTI, terkait verifikasi batas waktu penyelesaian dan biaya yang harus dikeluarkan Telkom. Berdasarkan SK Menhub No 4 Tahun 2004, 13 Mei 2004, Pemerintah menetapkan perubahan nomor akses panggilan SLJJ efektif berlaku mulai 1 April 2005. Selain Telkom, perubahan kode akses juga wajib dilakukan oleh operator penyelenggara SLJJ lainnya yaitu PT Indosat dengan kode akses 011. "Waktu penyelesaian yang relatif pendek membutuhkan biaya yang tidak kecil. Sedangkan jika dilakukan bertahap akan meringankan beban perusahaan terutama dalam mencari sumber pendanaan," ungkap Suryatin. Hasil inventarisasi menunjukkan biaya untuk mengubah kode akses SLJJ tersebut ternyata cukup besar mencapai Rp 2-3 triliun. Hal tersebut dijadikan alasan Telkom, untuk mencari dana alternatif untuk pembiayaan penggantian kode akses. Biaya yang dibutuhkan antara lain untuk meningkatkan piranti lunak, piranti keras, pemograman sentral telepon serta sosialisasi ke masyarakat. "Selain itu, kami juga akan melihat kemampuan sentral itu apa bisa mengenali perubahan kode akses itu karena menyangkut memori. Pencatatan nomor yang dipanggil lebih panjang tentu membutuhkan kapasitas memori yang lebih besar," ujarnya. Dampak lain, akan menggangu trafik layanan itu bagi masyarakat dan Telkom. "Apalagi masa sosialisasi yang diberikan hanya 6 bulan. Waktu tersebut masih kurang cukup," tandasnya. Selain itu, Telkom sendiri belum memastikan apakah biaya yang harus dikeluarkan untuk perubahan kode akses tersebut akan dimasukan ke alokasi belanja modal (capital expenditure) atau tidak. Pasalnya penentuan besaran Capex akan ditentukan Oktober 2004 mendatang. "Saat ini Telkom menunggu hasil verifikasi BRTI (Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia-red). Kalau sudah ada keputusan, kami juga bisa menentukan sumber pendanaannya apakah ditanggung perusahaan atau dengan cara lain,"ujar Suryatin. (wda) --- Visit www.warnet2000.net for directory of internet cafes. = Netkuis Instan untuk wilayah Bandung (kode area 022) - SD,SMP,SMA Berhadiah total puluhan juta rupiah... periode I dimulai 1 April 2004 = Yahoo! Groups Sponsor ~--> $9.95 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Memahami Persaingan Industri Seluler
Memahami Persaingan Industri Seluler Joshua Arief Tanja ALASAN utama kenaikan harga saham sektor telekomunikasi di Indonesia selama lima tahun terakhir adalah pertumbuhan yang spektakuler dari industri telekomunikasi seluler. Pertumbuhan dalam arti pelanggan, pendapatan, arus kas, dan keuntungan. Sementara disebut spektakuler karena secara signifikan berada di atas rata-rata pasar. KARENA pertumbuhannya yang spektakuler, rasio harga terhadap laba (price earning ratio/PER) sektor ini memiliki premium di atas valuasi pasar. Bahkan, dalam beberapa kuartal terakhir ini ada kenaikan PER seiring dengan makin tingginya kontribusi bisnis seluler terhadap pendapatan PT Telkom maupun PT Indosat. Namun, akhir-akhir ini, mulai ada investor yang bertanya-tanya apakah industri seluler ini telah mendekati masa jenuhnya. Ada yang mulai skeptis terhadap potensi kenaikan harga saham telekomunikasi. Apalagi bila terlihat semakin sengitnya persaingan dalam industri seluler tersebut akhir-akhir ini. Para pelanggan telepon seluler sekarang tentu menyadari telah terjadi semacam "perang harga" dan layanan di antara operator seluler di Indonesia sepanjang tahun 2004. Sebagai contoh, kuartal pertama tahun ini kita mendapat kejutan dengan diperkenalkannya voucher perdana denominasi Rp 25.000 dengan masa aktif dua bulan. Sekarang, malah Anda dapat membeli voucher perdana Rp 13.000, termasuk bonus pulsa Rp 20.000. Pada paruh pertama tahun ini juga, kita pun melihat keluarnya "Kartu As" dari Telkomsel, "Kartu Bebas" dari ProXL, maupun "IM3 Pulse Shock" dari Mentari Indosat yang pada intinya membuat pemakaian pulsa lebih efisien dengan biaya yang lebih terjangkau serta banyak fasilitas gratisnya. Yang paling membuat gempar pasar adalah "Kartu Bebas" ProXL yang membebaskan biaya percakapan dari pukul 11 malam sampai pukul 5 pagi. Untuk urusan isi ulang pulsa pun prosesnya semakin mudah dan pulsa yang tersedia ada dalam denominasi yang lebih rendah pula. Dahulu, untuk membeli pulsa isi ulang, biasanya kita pergi ke ATM terdekat. Sekarang, selain melalui ATM, sudah ada fasilitas pembelian "lewat udara", maksudnya transfer dari pelanggan lain, meskipun kadang-kadang transfer pulsanya gagal dan sisa pulsa masih tetap terpotong. Dahulu, tidak semua operator memberlakukan free-roaming, sekarang semua sudah memberlakukannya, bahkan bukan cuma antarpelanggan satu operator. Hal ini semua tentu menguntungkan bagi para konsumen. Kami memperkirakan pola persaingan harga dan layanan semacam ini sepertinya akan terus berlanjut. Meski demikian, tetap saja para investor tentu bertanya-tanya, apa benar persaingan harga semacam ini tidak merupakan suatu bagian awal dari selesainya cerita pertumbuhan spektakuler bisnis seluler di Indonesia? Bahwa dalam dua belas bulan sampai dua tahun kedepan, apakah pertumbuhan pendapatan seluler perusahaan yang tadinya di atas 20 persen per tahun akan menjadi normal (10-15 persen per tahun)? Apakah ketatnya persaingan ini mencerminkan "the beginning of the end". Sebab, kalau hal ini terjadi, tentu kita tidak perlu membayar PER yang premium dari pasar untuk sektor ini. Apalagi setelah para investor melihat bahwa pada kuartal kedua tahun ini, terdapat penurunan pendapatan bisnis seluler Indosat kira-kira sebesar empat persen antara kuartal kedua dan kuartal pertama, meskipun jumlah pelanggan naik sekitar 10 persen per kuartal. Padahal, secara siklikal seharusnya kuartal pertama adalah kuartal yang paling lemah dari empat kuartal dalam satu tahun. Hanya Telkomsel yang masih mencatat penambahan pendapatan. Apakah hal ini menunjukkan tanda-tanda awal dari berhentinya pertumbuhan pasar industri seluler? Atau apakah sebenarnya perilaku operator telah menjadi tidak rasional sehingga ada keuntungan yang seharusnya dapat dinikmati tetapi telah terbuang percuma? Seperti halnya siklus bisnis pada industri lain, para investor mempertanyakan apakah industri seluler di Indonesia ini memang tengah memasuki masa-masa menuju kejenuhan yang ditandai dengan persaingan tidak rasional di tengah pasar yang bertumbuh lambat, atau malah mengerut? Hal ini bukannya tidak disadari oleh para pelaku pasar. Mulai ada kalangan analis yang mengubah sinopsis investasi untuk sektor telekomunikasi ini. Mereka menyatakan bahwa motor pertumbuhan keuntungan Telkom (dan Indosat) ke depan ada pada bisnis "fixed wireless" mereka dan bukan lagi pada industri seluler pada umumnya. Beberapa penjelasan Meskipun dengan beberapa catatan, kami masih optimistis bahwa industri ini masih dalam masa-masa spektakuler mereka. Ada benarnya bila disebut alasan penurunan pendapatan seluler ini adalah akibat perubahan pangsa pasar (market share) di antara para operator di tengah pasar yang sebenarnya tumbuh. Dalam hal ini, pada kuartal kedua tahun ini, Telkomsel mengambil sebagian pangsa pasar Indosat (dan Excelcom). Meski demikian, kami pun mendapati angka ARPU semua operator mengal
[Warnet2000] Dani Firmansyah Minta Penyerang Situs KPU Lainnya Dipaparkan
Dani Firmansyah Minta Penyerang Situs KPU Lainnya Dipaparkan Jakarta, Kompas - Sampai sekarang situs internet Komisi Pemilihan Umum atau KPU masih selalu ada yang mencoba menyerang. Tetapi, serangan itu tidak sampai masuk dan merusak penampilan situs internet KPU seperti yang pernah dilakukan terdakwa Dani Firmansyah, 17 April 2004. Demikian disampaikan Ketua Tim Ahli Teknologi Informasi KPU Achiar Oemry, saat dihadirkan sebagai saksi perkara penyerangan situs internet KPU, Selasa (7/9), di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Terdakwa Dani Firmansyah meminta supaya para penyerang situs KPU itu dipaparkan. Namun, permintaan itu tidak ditanggapi majelis hakim yang dipimpin Hamdi. Achiar merupakan saksi ketiga yang diajukan Jaksa Penuntut Umum Ramos Hutapea pada persidangan itu. Menurut Achiar, pembuatan perangkat teknologi informasi KPU yang menelan biaya Rp 152 miliar dapat mengetahui setiap penyerangan terhadap situs internet KPU. Sebelum saksi Achiar dihadirkan, pada persidangan didengar saksi Komisaris Parmin dan Inspektur Dua Sugeng Priyadi dari Satuan Cyber Crime Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya. Parmin adalah polisi yang menangkap Dani di PT Danareksa, pada 22 April 2004. Saat ditangkap, menurut Parmin, Dani secara kooperatif menunjukkan berbagai peralatan komputer yang dipergunakan di perusahaan PT Danareksa. Peralatan itu disita untuk dianalisis di Laboratorium Forensik Komputer Australia Federal Police di Canberra, Australia. Selain dari PT Danareksa, polisi menyita perangkat komputer Warung Internet (Warnet) Warna.com di Yogyakarta yang dibawa ke Australia. Dani sebelumnya pernah menggunakan fasilitas internet pada warnet tersebut untuk menyerang situs internet KPU. "Dari hasil analisis laboratorium forensik komputer di Australia, terbukti ada keterkaitan penyerangan terhadap situs internet KPU dari peralatan komputer milik PT Danareksa dan Warnet Warna.com di Yogyakarta," kata Parmin. Sugeng Priyadi menjelaskan, Dani menggunakan Internet Protocol Proxy Thailand untuk menyerang server tnp.kpu.go.id milik KPU. Hal itu sebagai teknik penyesatan, yang kemudian diketahui menggunakan Internet Protocol milik PT Danareksa. Dalam perkara ini, terdakwa Dani berhasil menyerang dan mengubah nama 24 partai politik di situs internet KPU dalam waktu antara pukul 11.24 lebih 16 detik hingga pukul 11.34 lebih 27 detik.(NAW) --- Visit www.warnet2000.net for directory of internet cafes. = Netkuis Instan untuk wilayah Bandung (kode area 022) - SD,SMP,SMA Berhadiah total puluhan juta rupiah... periode I dimulai 1 April 2004 = Yahoo! Groups Sponsor ~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Pengembangan Infrastruktur Telekomunikasi Harus Dipercepat
Pengembangan Infrastruktur Telekomunikasi Harus Dipercepat Jakarta, Kompas - Percepatan pembangunan infrastruktur harus dijadikan dasar untuk penentuan arah kebijakan persaingan dan liberalisasi sektor telekomunikasi. Sampai saat ini infrastruktur telekomunikasi untuk layanan publik masih sangat minim karena rendahnya kinerja pemerintah dalam pengelolaan sektor telekomunikasi. "Untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, maka terminasi duopoli dan penambahan pemain baru merupakan kebijakan yang seharusnya dilakukan pemerintah secepatnya. Hal ini karena alokasi dana untuk pembangunan infrastruktur telekomunikasi tidak menjadi prioritas pemerintah sehingga mau tidak mau pasar harus dibuka," kata Faisal Basri dalam seminar hasil kajian Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) tentang kebijakan persaingan di bidang telekomunikasi di Jakarta, Jumat (10/9). Sampai saat ini teledensitas dan produktivitas sektor telekomunikasi masih rendah. Pemerintah melalui BUMN-nya hanya mampu membangun sekitar delapan juta sambungan telepon untuk melayani 200 juta penduduk. Jika digabung dengan telepon seluler yang telah mencapai 20 juta pelanggan, maka teledensitas di Indonesia baru 6 persen. "Karena itu, sudah sepatutnya bagi pemerintah untuk meninjau kembali semua kebijakan yang terkait dengan kinerja telekomunikasi. Terutama kebijakan privatisasi, penanaman modal asing, dan kebijakan spesifik persaingan telekomunikasi. Pola program bagi hasil (PBH) dan kerja sama operasi (KSO) juga terbukti mempercepat pembangunan infrastruktur," kata Faisal. Selain itu, kebijakan duopoli dan menaikkan tarif dasar telepon juga tidak bisa meningkatkan teledensitas maupun produktivitas telekomunikasi. Faisal mengatakan, sudah saatnya bagi pemerintah pusat untuk memberdayakan kemampuan daerah dengan membuka pasar lokal. Pembangunan infrastruktur telekomunikasi tidak bisa hanya menunggu dari PT Telkom atau PT Indosat. Apalagi kedua perusahaan itu hanya tertarik untuk membangun infrastruktur di kota-kota besar, seperti Jakarta dan Surabaya. Sementara itu, untuk kota lain, perusahaan tersebut hanya mencari teman bisnis dengan pola PBH. Artinya, hanya dengan memiliki lisensi duopoli, Indosat tidak perlu repot membangun namun tetap dapat royalti. "Ini jelas tidak sesuai dengan tujuan pemberian hak duopoli. PT Indosat pun hanya akan investasi di bisnis seluler dan komunikasi data yang menjanjikan. Sebaiknya pemerintah mengambil sikap untuk buka kesempatan kepada pemain baru yang serius, terutama dari kemampuan investasinya," kata Faisal.(OTW) = Netkuis Instan untuk wilayah Bandung (kode area 022) - SD,SMP,SMA Berhadiah total puluhan juta rupiah... periode I dimulai 1 April 2004 = Yahoo! Groups Sponsor ~--> $9.95 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Gagal, Hak Duopoli Telekomunikasi
Gagal, Hak Duopoli Telekomunikasi Jakarta, Kompas - Tujuan penghapusan monopoli telekomunikasi melalui pemberian hak duopoli kepada PT Indosat dan PT Telkom dinilai tak tercapai atau gagal. Hal itu terbukti dengan tidak adanya percepatan pembangunan infrastruktur telekomunikasi. Bahkan, PT Indosat selaku pemain baru dalam layanan lokal cuma tertarik berinvestasi di Jakarta dan Surabaya. Sementara di kota lainnya, perusahaan tersebut mencari mitra bisnis dengan sistem pola bagi hasil. "Artinya, dengan memiliki lisensi duopoli, PT Indosat tidak usah repot-repot membangun, tapi tetap dapat royalti. Hal ini tentu tidak sesuai dengan tujuan pemberian hak duopoli," kata pendiri Pusat Studi Regulasi Telekomunikasi Indonesia, Asmiati Rasyid, Rabu (15/9) di Jakarta. Menurut dia, sistem pola bagi hasil pernah dilakukan Telkom sejak tahun 1990. Namun sistem itu terbukti tidak efektif. Asmiati juga meminta pemerintah agar tidak terjebak dengan kebijakan yang mengandalkan pada basis interkoneksi. Jika kebijakan itu diterapkan, akan dimanfaatkan pemain baru, di mana pemain baru dapat mengambil keuntungan dari infrastruktur milik pemerintah yang telah tersedia. Akibatnya, percepatan pembangunan infrastruktur tak jalan. Sebagai contoh, PT Indosat selaku penyelenggara layanan sambungan langsung jarak jauh (SLJJ) dan sambungan langsung internasional (SLI) secara langsung menikmati keuntungan bisnis dari hak interkoneksi ke jaringan PT Telkom yang dibangun pemerintah. Sementara itu, sebagai pemegang hak duopoli penyelenggara jaringan lokal yang telah diberikan sejak pertengahan tahun 2002, ternyata kewajiban tersebut belum efektif dijalankan. Untuk itu, Asmiati mengusulkan dibuat suatu kebijakan khusus, di mana setiap pemegang lisensi diwajibkan membayar sejumlah biaya yang besarnya akan ditentukan sesuai persentase pencapaian pembangunan yang ditetapkan. "Karena, jika diharapkan dari program Universal Service Obligation (USO) dengan kontribusi hanya 0,75 persen dari pendapatan operator, percepatan pembangunan infrastruktur telekomunikasi tak akan bisa efektif," kata Asmiati. Dia juga mengusulkan dibuka pasar lokal telekomunikasi sebagai upaya percepatan pembangunan infrastruktur. Hal itu dilakukan melalui pembagian wilayah layanan. Pada setiap provinsi diberikan kesempatan kepada tiga sampai lima penyelenggara dengan pemilihan teknologi yang transparan. Setiap penyelenggara juga diwajibkan membangun jaringan akses sesuai dengan target pencapaian yang ditentukan regulator. Penyelenggara lokal dibolehkan menjadi penyelenggara interlokal antarjaringan lokal dalam satu provinsi. Pengaturan interkoneksi, penentuan tarif di daerah, serta pemilihan teknologi diserahkan sepenuhnya kepada penyelenggara lokal tersebut. "Jadi, dengan persetujuan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia, pemerintah daerah dapat memberikan lisensi baru kepada badan usaha milik daerah (BUMD) atau badan swasta yang serius. Pemerintah daerah juga dapat menyiapkan peraturan yang mendorong percepatan pembangunan infrastruktur telekomunikasi di daerahnya. Bahkan, memotivasi daerah lebih aktif melakukan promosi investasi," ujar Asmiati. (JAN) --- Visit www.warnet2000.net for directory of internet cafes. = Netkuis Instan untuk wilayah Bandung (kode area 022) - SD,SMP,SMA Berhadiah total puluhan juta rupiah... periode I dimulai 1 April 2004 = Yahoo! Groups Sponsor ~--> $9.95 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Komunitas Digital Pedesaan Bagian dari Menyejahterakan Bangsa
Komunitas Digital Pedesaan Bagian dari Menyejahterakan Bangsa Tri Djatmiko ORANG membahas dan membicarakan penetrasi dan penggunaan internet di Indonesia lebih kepada pengguna yang terpelajar, selain bagi layanan masyarakat, seperti e-government dan layanan online. Penggunaan internet di Indonesia yang masih kecil selalu dikaitkan-untuk excuse-dengan penetrasi personal computer (PC) yang masih rendah. Padahal, dengan membuka komunitas- komunitas yang ada dengan pola penggunaan PC secara bersama masih ada peluang untuk meningkatkan penggunaan internet. Komunitas besar yang masih belum tergarap adalah pedesaan miskin yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia. Proses penyebaran pemakaian internet di Indonesia dimulai kalangan perguruan tinggi yang diikuti komunitas perusahaan besar atau multinasional yang sadar akan kebutuhan data dan informasi global untuk menunjang bisnisnya. Kalangan pemerintahan menjadi pengguna berikutnya dengan berbagai program e-government, layanan-layanan online, e-procurement, atau fasilitas data penghitungan pemilu secara online. Belakangan mulai digarap komunitas sekolah menengah sampai dengan sekolah dasar lewat program internet goes to school (IG2S) oleh PT Telkom yang menggarap komunitas tadi menjadi komunitas digital. Ada beberapa program nasional lain yang juga mendukung program internet untuk menyentuh komunitas-komunitas yang umumnya selalu diasosiasikan dengan kaum terpelajar, ningrat baru pada zaman sekarang. Ada suatu komunitas besar di desa-desa yang miskin dan masih rendah pendidikannya yang perlu diglobalkan dengan internet. Bukan untuk gaya-gayaan, tetapi lebih untuk mengangkat harkat hidup warga pedesaan yang masih perlu disejahterakan. Karena tak mampu memasarkan hasil pertanian, petani tidak mendapatkan hasil optimal. Atau dalam proses penanaman benih-benih tanaman, karena kekurangtahuannya, ketika panen petani mendapat hasil yang tidak sesuai dengan permintaan pasar. Demikian pula nelayan yang memerlukan informasi cuaca akurat untuk mendapatkan hasil melaut yang optimal, walaupun mereka mempunyai cara-cara tradisi untuk mengetahui cuaca. Pada era polusi tinggi semacam ini, ramalan cuaca dengan cara tradisi makin kurang akurat. Belum lagi kaum perajin yang memerlukan informasi tentang tuntutan pasar. Di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, pengguna internet kurang dari 6 persen. Dari jumlah tersebut 90 persen lebih adalah pengguna di perkotaan yang memang sudah tersentuh oleh fasilitas telekomunikasi dan lebih teredukasi serta digelontor oleh program- program penginternetan. Singkatnya, ada komunitas besar di Indonesia yang perlu disentuh teknologi internet untuk diglobalkan, khususnya dalam bidang informasi agar kehidupan komunitas ini lebih sejahtera. Internet memberikan informasi apa saja dan layanan apa saja yang dibutuhkan oleh mereka yang miskin informasi, dan bukankah itu salah satu esensi dari layanan internet? Desa digital Pelaksanaan desa digital, salah satu nama yang dipakai di India (BusinessWeek, 28 juni 2004) maupun Banglades untuk membawa internet memerangi kemiskinan di negaranya, bisa dicontoh. Desa digital merupakan bagian dari pengentasan kemiskinan dan penyejahteraan masyarakat pedesaan. Densitas telepon kabel (biasa dipakai untuk dial up internet) yang masih rendah-baru sekitar 4 persen-dan penyebaran layanan telekomunikasi lebih berpihak kepada masyarakat perkotaan dan berduit. Kondisi ini membuat penyebaran internet untuk mewujudkan suatu masyarakat pedesaan yang "digital" akan sulit, yang sebetulnya tak seluruhnya benar. Pada pesta demokrasi yang akan berakhir dengan pemilu presiden putaran kedua, fasilitas telekomunikasi pemilu sudah menjangkau sampai ke kecamatan-kecamatan. Baik yang disiapkan PT Telkom di lebih kurang 2.600 kecamatan maupun oleh PT Pacifik Satelit Nusantara di lebih kurang 1.800 kecamatan. Fasilitas ini minimal sudah teruji pada dua putaran pemilu tahun ini dan tidak boleh disia-siakan setelah pemilu putaran akhir 20 september 2004 nanti. Fasilitas ini dapat dijadikan tulang punggung pembentukan desa digital di Indonesia dan menggelontorkan informasi positif untuk komunitas masyarakat pedesaan. Model bisnis Memasukkan internet ke pedesaan memang tidak harus dalam bentuk dedicated atau tiap pengguna memiliki satu saluran fisik internet dan satu komputer. Bisa dengan mengopi suksesnya kafe internet atau warung Internet dalam meningkatkan populasi pengguna internet, yang lebih tepat disebut kios internet. Di satu atau beberapa desa yang bisa dirapatkan dapat disiapkan kios internet dengan modal awal satu PC, modem dial up, aplikasi yang mendukung, dan printer. Tentu saja satu saluran telekomunikasi baik wireline maupun wireless yang bisa saja memanfaatkan fasilitas pemilu tadi atau fixed wireless yang menjangkau tempat tersebut. Aplikasi yang ditawarkan ke masyarakat pedesaan bisa bermacam-macam, seperti: 1.
[Warnet2000] Duopoli Perlu Diterminasi Secepatnya
Duopoli Perlu Diterminasi Secepatnya Asmiati Rasyid TWO is a bad number, demikian Gerard Pogorel, dari Ecole National Superiour des Telecommunications (ENST), Paris, pada acara lokakarya yang dilaksanakan oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) pada tanggal 20 Agustus 2004. Hasil studi banding Indonesia-Uni Eropa tentang kebijakan persaingan di sektor telekomunikasi mendapati bahwa persaingan akan efektif jika minimum ada tiga pemain. Studi banding tadi menunjukkan bahwa liberalisasi pasar meningkatkan pendapatan sektor telekomunikasi di negara Eropa dan di negara-negara lain yang tergabung dalam OECD. Persentasi pendapatan sektor telekomunikasi dari produk domestik kotor (GDP) rata-rata naik dari 2 persen pada tahun 1999 menjadi 3.35 persen pada tahun 2001. Sebagai gambaran, pada tahun 2001 pendapatan sektor telekomunikasi di Jerman (57 miliar dollar Amerika Serikat), Perancis (29 miliar dollar AS), Australia (13 miliar dollar AS), Inggris (56 miliar dollar AS), Jepang (142 miliar dollar AS), dan Amerika Serikat (345 miliar dollar), dan malahan di Mexico sudah mencapai 15 miliar dollar AS. Di negara-negara maju, industri perangkat telekomunikasi juga memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap pendapatan sektor seperti Denmark, Jerman, Jepang, AS, dan Mexico. Ekspor perdagangan peralatan komunikasi di Mexico mencapai 12 persen dari total ekspor nasionalnya. Studi ini juga menunjukkan bahwa pada saat liberalisasi dilakukan, semua segmen pasar dibuka untuk pemain baru (new entrances). Bukan hanya untuk telepon seluler, penyelenggaraan PSTN pun langsung dibuka tanpa ada pembatasan jumlah pemain. Pertumbuhan pasar begitu cepat terutama penyelenggaraan layanan komunikasi lokal. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pemain baru dalam setiap segmen, baik di layanan lokal, SLJJ, maupun SLI. Misalnya, Jerman ada 184 operator tetap (lokal, SLJJ, SLI), Perancis (69), Australia (89), Inggris (225), AS (2.222), dan 37 operator di Mexico. Berdasarkan data terakhir dari OECD Communications Outlook 2003, pemain baru bisa mencapai pangsa pasar layanan SLJJ (15-40 persen) dan SLI (20-50 persen). Di negara-negara itu fasilitas carrier selection maupun carrier pre-selection telah diterapkan sehingga pelanggan dapat memilih dengan bebas operator SLJJ atau operator SLI yang diinginkannya. Untuk segmen layanan lokal, persentase pembangunan jaringan akses oleh pemain baru relatif kecil, seperti di Perancis hanya 0,5 persen, Italia 0,98 persen, dan di Jerman 3 persen. Ini karena pada umumnya negara-negara Eropa, infrastruktur telekomunikasi telah matang sebelum liberalisasi dilakukan (rata-rata teledensitas lebih dari 50 persen). Tetapi dengan diterapkannya unbundling local loop dan number portability maka pemain baru tetap dapat merebut pangsa pasar lokal 10-15 persen. Ini menunjukkan bahwa di negara-negara maju peningkatan kinerja pasar sangat tergantung pada pengaturan interkoneksi (interconnection-based). Yaitu, bagaimana mengatur dan mengendalikan operator incumbent untuk memberikan kemudahan-kemudahan agar para pemain baru bisa mengakses langsung pelanggan yang tadinya sudah dikuasai secara penuh atau dimonopoli oleh operator incumbent. Selain itu juga menunjukkan bahwa pengertian kewajiban pemberian interkoneksi sudah lebih luas, bukan hanya sebatas ketersambungan jaringan antaroperator. Dari studi ini juga dapat dilihat strategi beberapa negara untuk tetap memproteksi operator incumbent dari penguasaan dan kepemilikan pihak asing. Seperti Telstra di Australia dan France Telecom di Perancis, kepemilikan pemerintah masih dominan, 50 persen lebih. Di Australia asing hanya boleh memiliki saham 35 persen dan dewan direksi mayoritas orang Australia sendiri. Di beberapa negara, foreign direct investment (FDI) untuk operator yang berbasis infrastruktur dibatasi, di Perancis maksimum 20 persen sementara di Jepang 33 persen. Di Tanah Air, privatisasi dan liberalisasi tidak mampu meningkatkan teledensitas dan produktivitas sektor telekomunikasi. Sampai saat ini pemerintah melalui BUMN-nya hanya mampu membangun sekitar 8 juta sambungan telepon untuk melayani lebih 215 juta penduduk. Jika digabung dengan telepon seluler yang telah mencapai 23 juta pelanggan maka teledensitas di negara kita baru sekitar 6 persen. Kepemilikan pemerintah di PT Telkom sekitar 51 persen dan 11 persen di PT Indosat. Penelitian empiris Bank Dunia di 86 negara berkembang selama periode 1986-1999 (World Bank Policy Research Working Paper, Oktober 2002) menemukan bahwa privatisasi dan liberalisasi sektor telekomunikasi mampu meningkatkan teledensitas 8 persen dan 21 persen produktivitas sektor. Demikian juga perkembangan teknologi dan investasi, dapat meningkatkan 5 persen teledensitas dan 9 persen produktivitas per tahunnya. Pendapatan total semua operator di Indonesia pada tahun 2003 sekitar Rp 40 triliun, kurang dari sepertiga pendapatan sektor telekomu
[Warnet2000] Membangun Daya Saing Industri Postel
Membangun Daya Saing Industri Postel SEJAK beberapa tahun lalu Departemen Perhubungan menjalankan tradisi tahunan berupa penilaian pelayanan kepada publik dari unit-unit kerjanya dan dari BUMN dalam lingkungan binaannya. Tidak hanya layanan kepelabuhanan atau bandara yang merupakan unit kerja departemen itu, tetapi juga unit kerja yang langsung melayani masyarakat dalam bentuk badan usaha. Misalnya PT Pelni, PT Kereta Api, PT Pos Indonesia, dan PT Telkom. ADA standar penilaian yang baku yang berlaku untuk semua unit layanan kepada publik tadi, tidak peduli apakah dia perusahaan pelayaran (PT Pelni dan PT ASDP) atau perusahaan angkutan (PT Garuda, PT Merpati, dan PT KA), atau juga PT Telkom dan PT Posindo. Hanya ada sedikit tambahan spesifik sesuai dengan jenis layanannya, tetapi secara umum semua pola penilaian sama. Bagi para penilai, tanpa bekal untuk hal-hal spesifik, ada beberapa ganjalan serius karena ternyata ada unit-unit yang tidak bisa demikian saja disamakan dengan unit yang lain. Misalnya layanan Plasa Telkom tak bisa begitu saja disamakan dengan layanan loket PT Pelni atau stasiun kereta api. Standar baku layanan di antara mereka sangat berbeda, bahkan antara Plasa Telkom sebagai pusat layanan masyarakat dengan kantor pos sebagai ujung tombak PT Pos Indonesia. PT Telkom memiliki kriteria layanan sendiri yang mengacu kepada standar layanan sebagai operator kelas dunia, sementara unit-unit lain masih dengan "standar lokal". Karena yang harus dinilai campur baur antara standar internasional dan standar lokal, para penilai menjadi bingung dan cenderung terpukau pada layanan prima PT Telkom. Nilai yang diberikan kepada berbagai Plasa Telkom sampai mendekati 99, jauh dari unit layanan lainnya yang paling tinggi 85. PT Telkom memang sudah beda dengan ketika masih PN Postel saat masih gabung dengan PT Posindo, bahkan juga sudah beda dengan Perumtel sebelum berubah jadi PT Telkom. Sebelumnya keduanya memang merupakan saudara kembar dempet yang tidak terpisahkan, sejak dibentuk pada dekade- dekade akhir abad ke-19, tahun 1880-an. Pemerintah kolonial Belanda ketika itu membentuk satu dinas layanan kepada publik yang dinamai PTT (Post, Telefon en Telegraaf Dienst) yang kemudian menjadi badan usaha dengan nama tetap PTT. Nama PTT masih tetap disandang hingga masa kemerdekaan, tetapi menjadi Pos, Telepon, dan Telegrap, terutama ketika perposan masih menguasai lalu lintas informasi, sementara telepon dan telegram sebagai pelengkap. Perkembangannya, PTT diubah menjadi perusahaan negara, lalu menjadi Perusahaan Umum (Perum) Pos dan Telekomunikasi dalam satu wadah. Wadah ini kemudian dipisah karena dianggap masing-masing (terutama telekomunikasi) mulai berkembang sehingga perlu penanganan khusus dan sebaiknya tidak digabung. Keduanya semula merupakan perusahaan yang menjalankan fungsi sebagai agen pembangunan sehingga kiprahnya pun mendukung upaya pemerintah untuk memeratakan layanan kepada masyarakat. Namun, telekomunikasi sesuai dengan bidangnya yang didukung teknologi yang berkembang berubah sifat menjadi lembaga bisnis walau pada awalnya masih mendapat beban pemerintah. Pos hingga kini masih menjalankan tugas pemerintah tadi meski bentuknya sudah perseroan terbatas dengan kendali penuh pemerintah. KINI kualitas layanan PT Telkom sudah meninggalkan saudara kandungnya, PT Posindo, PT Telkom mulai mengglobal sementara PT Posindo masih kelas lokal saja karena berbagai keterbatasan yang dibuat oleh pemerintah. Ada hal-hal yang menyebabkan PT Posindo tertinggal, antara lain karena sejak awal mereka diberi beban layanan kepada masyarakat sampai ke pelosok pedesaan yang jauh dari mana-mana. Sementara PT Telkom sejak awal memang tumbuh dari perkotaan sehingga ketika harus mengglobal, institusi ini tidak mendapat banyak kesulitan. Dalam beberapa hal proteksi kepada PT Telkom dilakukan nyaris secara berlebihan, tidak demikian terhadap PT Posindo. PT Telkom hanya diberi satu pesaing dalam pola yang namanya duopoli, PT Indosat, sementara pesaing Posindo yang dibuka kerannya oleh pemerintah tidak terhitung jumlahnya. Pesaing Posindo mulai dari pengantar surat atau perusahaan kurir gurem yang cuma punya 2-3 pegawai, sampai ke kelas Tiki yang menggurita dan perusahaan kelas dunia seperti TNT, UPS, dan DHL. Kewajiban kepada PT Posindo melayani masyarakat pedesaan ini yang tidak mungkin dilirik investor perposan, yang membuat BUMN itu sulit bergerak. Kenyataan bahwa ada kerja sama antarperusahaan jasa pengiriman yang memang meminta bantuan PT Posindo, tetapi umumnya hanya jika mereka harus mengirim titipan ke pelosok. Mereka tidak akan mampu membangun jaringan sampai ke pelosok seperti yang dimiliki PT Posindo karena investasinya besar dan biaya operasinya tinggi. Perjuangan PT Posindo untuk tetap dapat melayani masyarakat sangat tinggi walau sangat banyak kendala yang menghadang. Jika PT Telkom sudah menghapus layanan telegram kar
[Warnet2000] Masalah Telekomunikasi dalam Kabinet
Masalah Telekomunikasi dalam Kabinet DIBANDINGKAN dengan sektor lain, industri telekomunikasi tumbuh dengan cepat, jauh lebih cepat dari sektor andalan sebelumnya, perbankan dan transportasi. Telekomunikasi diyakini merangsang pertumbuhan ekonomi secara signifikan, dan menjadi salah satu faktor keberhasilan pembangunan suatu bangsa. Bahkan hasil studi International Telecommunication Union menemukan bahwa penambahan fasilitas telekomunikasi sebesar 1 persen akan merangsang pertumbuhan ekonomi sampai 3 persen. BUKTI di lapangan sangat mendukung hasil studi International Telecommunication Union (ITU) tersebut, bagaimana satu daerah langsung tumbuh dengan cepat begitu saluran telepon masuk. Hasil industri pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan-yang merupakan industri kawasan pinggiran- langsung terpasarkan dengan sempurna begitu jalur telekomunikasi terhubung antara sentra produksi dengan pasar. Jika sebelumnya pelaku bisnis harus melalui pihak ketiga, yang bisa saja terdiri dari beberapa mata rantai, ketika akan memasarkan hasil industrinya, kini mereka dapat melakukan kontak langsung dengan pembeli. Dengan fasilitas telekomunikasi pula pelaku industri ini dapat mengetahui dengan akurat kondisi pasar, tingkat harga, dan sebagainya sehingga ia dapat merencanakan dengan tepat kapan barangnya harus dikirim atau dijual. Selama ini mereka sangat tergantung pada pihak lain yang menjadi penghubung yang sekaligus juga berperan sebagai penentu harga. Peran telekomunikasi menjadi sangat dominan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat modern. Berbagai kemudahan begitu saja muncul, dan telekomunikasi menjadi faktor utama lalu lintas informasi, sementara informasi menjadi unsur penunjang terbesar dalam upaya manusia menguasai dunia. Tanpa bekal informasi, siapa pun akan gamang menghadapi dunia. Telekomunikasi lalu menjadi bisnis yang sangat menggairahkan pelakunya. Dengan penanganan yang tepat yang didukung regulasi yang memadai, industri telekomunikasi akan mengajak semua lapisan ekonomi masyarakat untuk bergerak. Dewasa ini, dengan pertumbuhan pelanggan telepon seluler yang mencapai 60 persen-70 persen setahun, bukan hanya operatornya yang tumbuh dengan EBITDA (earn before interest, tax, depreciation and amortization) tinggi, tetapi masyarakat kecil bisa ikut main di dalamnya. Tumbuhnya ritel kartu atau kupon isi ulang yang dikerjakan mulai dari diler besar di perkotaan sampai kios kecil di jalan belum beraspal di pedesaan tetapi terjangkau telepon seluler, membuktikan hal ini. Pelaku usaha telekomunikasi, khususnya seluler, menikmati manisnya industri ini sesuai kadar dan modalnya. Namun yang paling nyata, industri ini dapat dimasuki masyarakat yang berasal dari lapisan mana pun, mega investor ataupun investor gurem yang hanya punya modal satu meja gelaran. Masa depan yang sangat cerah memang tampak jelas, apalagi kepadatan telepon (teledensitas) di Indonesia masih sangat rendah. Untuk 215 juta penduduk, hanya ada sekitar 9,5 juta satuan sambungan telepon (SST) atau sekitar 4 persen telepon tetap (yang mayoritas layanannya diberikan oleh PT Telkom), sementara seluler baru sekitar 24 juta, sedikit di atas 11 persen. Jangan bandingkan dengan Singapura yang teledensitasnya lebih dari 58 persen, atau Malaysia yang hampir 40 persen. Dengan Vietnam yang baru dua dekade lepas dari keterkungkungan komunisme saja kita kalah karena mereka sudah mencatat teledensitas telepon tetap yang tinggi, sampai di atas 15 persen. Di banyak negara, masyarakatnya menyadari penuh peran telekomunikasi. Industrinya dilindungi dan dirangsang untuk tumbuh dengan wajar, regulasi yang mendukung diluncurkan agar iklim investasinya tercipta. Di Indonesia, peran sektor telekomunikasi dalam pembangunan lewat APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) cukup besar. Catatan tahun 2002 menyebutkan, dari pos perpajakan saja, dari lima penyelenggara telekomunikasi terbesar, PT Telkom, PT Indosat, PT Telkomsel, PT Satelindo, dan PT Excelcomindo Pratama, pemerintah mendapat setoran sebesar Rp 4,5 triliun dan tahun 2003 mencapai Rp 6,1 triliun. Dari PT Telkom saja, tahun 2002 pemerintah mendapat setoran berupa dividen dan berbagai pajak sebesar Rp 5,3 triliun. Jumlah yang sangat besar jika dibandingkan dengan pendapatan usaha BUMN tadi yang sebesar Rp 24,1 triliun dan setoran sebesar ini merupakan tertinggi di antara ratusan perusahaan milik negara. SELAMA ini masyarakat melihat fungsi telekomunikasi hanya sekadar sebagai sarana kepentingan umum yang disediakan penuh oleh pemerintah. Padahal paradigmanya sudah berubah total, tidak lagi menjadi public utility, melainkan sudah menjadi komoditas industri yang pertumbuhannya sangat cepat dan melibatkan transaksi dan investasi miliaran dollar AS. Ekonomi dan telekomunikasi tumbuh bersama dan saling merangsang. Pengaruh faktor ekonomi yang sudah demikian bermakna penting juga sejalan, koheren, dengan konvergensi
[Warnet2000] Indosat Integrasikan Jaringan
Indosat Integrasikan Jaringan KETIKA tawaran kemudahan dari semua operator seluler, khususnya GSM sudah hampir sama, maka yang bisa dijual adalah cakupan layanan (coverange). Layanan yang semula mampu menarik banyak pelanggan baru, bebas jelajah (roaming), kini bukan lagi layanan eksklusif ProXL dan Mentari, tetapi sudah biasa-biasa saja, karena Simpati pun sudah free. Sebelumnya, ProXL dan kemudian Mentari disukai ketika mereka memulai layanan free roaming, sebab hal itu berarti penghematan besar bagi para roamers, mereka yang suka bepergian. Padahal pada kenyataannya tidak hanya roamers yang memanfaatkannya, melainkan pemakai biasa yang malah tak pernah pergi ke mana-mana. Apalagi survei operator menyebutkan, jumlah roamers hanya sekitar 8 persen sampai 10 persen dari jumlah pelanggan. Seorang rekan mengaku memiliki kartu salah satu operator free roaming Makassar yang ia gunakan di Ibu Kota, khusus untuk menerima panggilan dari orangtuanya yang tinggal di tepi Sungai Jeneberang. Dengan kartu lokal, orangtuanya hanya membayar pulsa lokal jika memanggil nomornya, sementara ia juga tidak kena biaya SLJJ (sambungan langsung jarak jauh. Satu rekan pengusaha berpikiran jeli, ia membekali kantor cabangnya di Palembang dengan satu kartu prabayar free roaming Jakarta, juga sebaliknya kantornya memiliki kartu yang terdaftar di Palembang. Ketika ia akan mengontak kantor cabangnya, ia hanya membayar lokal, demikian pula sebaliknya. Rekan wartawan satu media terkemuka malah punya dua kartu, salah satunya kartu yang ber-free roaming. Ketika ia akan bertugas ke luar kota, ia pindahkan (divert) panggilan ke ponselnya ke nomor free tadi sehingga ia tak kena SLJJ kecuali membayar pulsa lokal antara nomor utamanya dengan nomor yang dibawa pergi. "Maklum kalau sedang roaming tugas ke luar Jawa dan banyak panggilan masuk, mata kita juling melihat tagihan akhir bulan. Daripada roaming dan juling, mending pakai dua kartu," katanya. Kini semua operator GSM-Telkomsel, Indosat, dan XL-sudah semua memberi layanan bebas jelajah kepada pelanggan kartu prabayarnya, khususnya Simpati, Mentari, dan ProXL. Tak ada lagi yang bisa dijadikan daya tarik sehingga orang melihat cakupan sebagai alasan menggunakan layanan sebuah operator. Kalau dibanding-bandingkan, Telkomsel mestinya akan unggul, sebab ia sudah merambah hampir di seluruh kawasan Nusantara. Hingga akhir Agustus lalu mereka sudah mengoperasikan 5.500 BTS, sementara pesaing dekatnya, Indosat, baru akhir tahun akan memiliki 4.000 BTS, awal Agustus baru punya 3.090 BTS. BTS memang seolah segalanya, sebab dengan BTS yang banyak, lebih banyak lagi pelanggan yang bisa digaet, berarti lebih banyak lagi mestinya uang masuk. Bisa dimaklumi pengalaman satu operator yang berpikir ulang untuk membuka satu kawasan terpencil karena dianggap tidak potensial, tetapi begitu layanan seluler dibuka langsung dapat 2.000-an pelanggan. Namun ketika orang mulai menuntut layanan yang tidak hanya memenuhi standar ISO 2000, hanya sekadar iso muni untuk 2.000 pelanggan maka kualitas BTS pun harus dibenahi. Walaupun jumlah BTS yang banyak lalu tidak menjamin kualitas layanan yang bagus, kecuali iso tadi. MENCOBA merebut pelanggan sebanyak mungkin, Indosat sejak awal tahun ini melancarkan program penyempurnaan layanannya dengan mengintegrasikan jaringan (single network). Semula mereka menggunakan dua jaringan yang semula milik Satelindo dan IM3 yang akhirnya merupakan kesia-siaan karena di satu tempat berdekatan dilayani dua jaringan sari satu perusahaan. Menurut Direktur Pemasaran Seluler Indosat, Hasnul Suhaimi, integrasi jaringan ini didukung penuh vendor mereka, yaitu Alcatel, Ericsson, Nokia, dan Siemens. "Kami jadi operator seluler pertama yang menggabungkan jaringannya untuk menghasilkan sinyal kuat di Indonesia," katanya. Program integrasi jaringan ini dimulai dari Batam awal tahun yang sudah selesai Maret 2004 lalu, kemudian Jawa Timur dan Bali sejak awal tahun dan akan selesai Oktober mendatang. Jabotabek, Jateng, Kalbar, dan Kalsel yang kini sedang dikerjakan akan selesai bulan Oktober, dan seluruh Jawa layanan jaringan yang prima akan terjadi pada tahun 2005. Layanan GPRS yang dimulai oleh IM3 tahun 2001 akan sudah dinikmati secara penuh oleh pelanggan Indosat saat ini di Jabotabek, Jabar, Jateng, dan Jatim, serta seluruh Sumatera dan Bali. "Kami tidak mendirikan BTS untuk sekadar hadir, tetapi juga memberi layanan GPRS sehingga pemilik ponsel dengan fitur MMS dapat menikmatinya," ujar seorang petinggi PT Indosat. Indosat tahun 2004 ini menganggarkan belanja modal sampai 540 juta dollar AS yang 80 persen di antaranya digunakan untuk layanan seluler. Tak ada jalan lain, sebab seluler sudah menempati urutan atas, sampai 65 persen dari total pendapatan perusahaan PMA (penanaman modal asing) itu. Menurut Hasnul, pertumbuhan pelanggan Indosat akhir-akhir ini mengkhawatirkan karena terlalu besar. Apa yang m
[Warnet2000] Hebohnya Perjalanan Komputerisasi Suara
Hebohnya Perjalanan Komputerisasi Suara AULA di Lantai 3 Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Senin (20/9) siang, seperti lautan oranye pendukung sepak bola Belanda. Bedanya, rompi oranye yang dipakai oleh hampir semua orang di situ bertuliskan "Pemilu 2004 KPU DKI Jakarta" di bagian punggungnya. Inilah salah satu titik krusial dalam pemilu presiden putaran kedua karena dari situlah data yang akan di-input ke komputer disetorkan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara. SUASANA hiruk-pikuk itu mulai berlangsung sekitar pukul 14.00 ketika Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dari berbagai tempat pemungutan suara (TPS) sudah menyelesaikan penghitungan suara dan mengantar berita acara pemungutan suara ke dua tempat sekaligus: kelurahan untuk penghitungan manual dan kecamatan untuk penghitungan elektronik. Data dari Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) langsung ditayangkan di situs web Komisi Pemilihan Umum (KPU) begitu diterima bagian Teknologi Informasi (TI)-nya. Menurut Ketua PPK Pesanggrahan H Hidayat Agus, data mulai dikirim ke TI KPU pukul 15.12. Bolak-balik ia naik turun ke lantai tiga untuk mengambil berkas yang sudah disetor, lalu membawanya ke ruang komputer di lantai dua. Di ruang itu, empat komputer sudah dinyalakan dan keempat operatornya sudah sibuk meng-input data. Kalau dihitung-hitung, jarak dari penghitungan suara sampai data di-input ke komputer sekitar empat jam. Di TPS 087 dari RW 08 Kelurahan Petukangan Selatan, misalnya, penghitungan suara baru mulai pukul 13.25 setelah sebelumnya istirahat makan siang dan sembahyang. Pukul 13.50 penghitungan suara yang dipimpin Ketua KPPS 087 Patrick Soeprapto selesai. Namun, pemasukan angka-angka ini ke dalam laporan berita acara ternyata butuh waktu. Alhasil, kotak suara baru disegel kembali pukul 14.30 dan Patrick ditemani Ade-anggota KPPS- mengirim hasil pemilu ke kelurahan dan kecamatan. Pukul 15.10 Ade sudah sampai ke kecamatan, tetapi baru pukul 15.30 datanya diterima petugas PPK karena banyaknya antrean. Sekitar sejam kemudian, barulah data TPS 087 masuk komputer. PEMILIHAN umum di TPS 59 Kelurahan Cilandak Barat, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, juga berlangsung lancar dan tertib. Alur penyerahan berkas berita acara hasil pemungutan suara baik ke Panitia Pemungutan Suara (PPS) di kelurahan maupun ke PPK sesuai dengan jadwal. Tepat pukul 13.30 penghitungan suara di TPS 59 selesai dilaksanakan. Kotak suara, berkas surat suara, dan berita acara penghitungan suara untuk penghitungan manual kemudian dikirimkan ke PPS yang lokasinya berdekatan. Secara bersamaan, KPPS di TPS itu juga menyerahkan rangkap berita acara penghitungan suara ke PPK Cilandak untuk diproses bagian TI. Data itu akan bergabung dengan data dari seluruh TPS di Indonesia secara online dalam tabulasi nasional. Mulai pukul 14.00 para petugas KPPS antre memasukkan berkas berita acara penghitungan suara. Sekitar pukul 17.30 PPK Cilandak menyelesaikan 98 persen pemasukan data ke tabulasi nasional. Koordinator TI PPK Cilandak, Chandra, mengatakan, rekapitulasi data hasil pemilu presiden putaran kedua ini lebih mudah. "Kan jumlah calon tinggal dua sehingga entrinya lebih sederhana," paparnya. Berdasarkan pengecekan, jumlah perolehan suara di TPS 059 baik untuk Megawati-Hasyim Muzadi, Susilo Bambang Yudhoyono-M Jusuf Kalla, maupun suara tidak sah (4 suara) tidak berubah, baik di kelurahan maupun yang dimasukkan PPK Cilandak ke tabulasi nasional. Meski demikian, ada juga kawasan perkotaan yang lambat entri datanya. Penghitungan suara di TPS 016 Kelurahan Srengseng, Kecamatan Krembangan, Jakarta Barat, yang selesai pukul 13.15, misalnya, hingga pukul 16.15 hasilnya belum juga dimasukkan ke komputer. Hingga Senin sore para petugas KPPS dari seluruh TPS di wilayah Kecamatan Krembangan masih berdatangan ke kantor kecamatan. Ada enam kelurahan di kecamatan tersebut. Selanjutnya, data-data yang diterima PPK diperiksa Ketua PPK sebelum dikirim ke pusat tabulasi nasional oleh tim TI KPU di kecamatan. Salah satu penanggungjawab TI di Kantor Kecamatan Krembangan mengungkapkan, hingga pukul 16.15 hasil penghitungan suara di TPS 016 masih "mentah". Artinya, belum bisa dikirim ke pusat tabulasi nasional. "Sepuluh menit kira-kira baru bisa masuk lima data karena antre," kata Asep, supervisor tim TI KPU di Krembangan. NAMUN, kelancaran tampaknya hanya terjadi di perkotaan. Karena hasil pemilu diserahkan dulu ke kelurahan, maka di Kecamatan Panongan, Tangerang, tercatat baru dua PPS yang memasukkan berita acara hingga pukul 19.00 Senin. Data itu belum dimasukkan ke komputer oleh petugas karena mereka baru mulai bekerja hari ini, Selasa. Di PPK Panongan terdapat 8 PPS: Serdang Kulon, Mekar Jaya, Mekarbakti, Peusar, Ciakar, Panongan, Rancakelapa, dan Rancaiyuh. Dua PPS yang datanya sudah masuk pukul 15.00 adalah PPS Serdang Kulon dan Mekar Jaya. Menurut Ketua PPK Panongan H Endang Kusmawan, sesuai d
[Warnet2000] Inovasi, Pertaruhan Vendor TI
Inovasi, Pertaruhan Vendor TI Irfan Setiaputra TEKNOLOGI general packet radio service atau GPRS sudah tersedia dan enhanced data rates for GSM evolution (EDGE) segera diadopsi oleh beberapa operator telepon seluler. Ini bakal makin memunculkan berbagai bentuk layanan komunikasi kepada konsumen, termasuk layanan internet lewat telepon seluler dan aplikasi lainnya. Sambutan konsumen terhadap bentuk layanan baru memang bervariasi. Jika SMS mendapat sambutan positif, tanggapan terhadap fitur internet masih belum seperti yang diharapkan, seperti juga dialami SMS pada masa awal perkembangannya. Selalu ada dilema jika suatu perusahaan atau operator seluler ingin menawarkan suatu inovasi baru, apakah inovasi itu dapat diterima pelanggannya. Misalnya apakah timing-nya sudah tepat dan sudah adakah kebutuhan pelanggan terhadap hal tersebut. Sulit dijawab, tetapi biasanya waktu yang pada akhirnya akan menentukan apakah inovasi itu dapat diterima oleh pasar atau tidak. Karenanya perlu ada suatu visi ke depan mengenai kondisi pasar 5-10 tahun mendatang. Pada saat suatu inovasi baru diperkenalkan, yang seharusnya menjadi perhatian utama adalah apakah memang dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan di masa depan. Pada awal tahun 1990-an perusahaan giat berbelanja solusi teknologi informasi (TI) dengan harapan solusi itu bisa meningkatkan kinerja sekaligus menunjukkan keunggulan perusahaan. Kini ketika banyak perusahaan secara intensif memanfaatkan TI, pertanyaan yang muncul adalah bila terdapat inovasi terbaru apakah sudah waktunya kita menggunakannya? Di tengah arus inovasi-inovasi terbaru yang muncul hanya dalam hitungan bulan saja, khususnya di bidang TI, perusahaan memang harus cukup bijak untuk menyikapinya. Pengambilan keputusan haruslah berdasarkan sudah saatnya diganti untuk mengantisipasi tuntutan di masa depan, atau cukup menggunakan infrastruktur yang sudah ada. Untuk menjawabnya ada beberapa faktor yang harus dicermati. Yang pasti melihat seberapa besar dampak yang dirasakan jika menggunakan teknologi terbaru. Indikator yang paling mudah, seberapa besar arus pemasukan baru yang diperoleh jika menggunakan teknologi terkini. Juga apakah ada tuntutan kebutuhan konsumen. Analisa pasar Perdebatan biasanya berkisar pada apakah inovasi itu sebaiknya muncul setelah ada tuntutan dari pasar ataukah muncul sebelum pasar memerlukannya. Dari sisi vendor penyedia teknologi, inovasi sebelum ada permintaan dari pasar adalah kekuatan utama. Vendor harus mampu menganalisa pasar jauh ke depan. Inovasi yang dilakukan vendor akan menggugah pasar bahwa kebutuhannya akan meningkat di saat tertentu. Bagi perusahaan yang memanfaatkan inovasi teknologi, pilihan waktu yang tepat untuk mulai memanfaatkan inovasi baru merupakan suatu keputusan strategis, jangan terlambat sampai para pelanggannya mulai menuntut. Kepuasan terhadap layanan akan terganggu jika perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dan biaya yang dibayar akan menjadi mahal jika perusahaan terlambat mengantisipasi kebutuhan pasar. Konsumen lebih terbuka pemikirannya bahwa perangkat teknologi yang digunakan sekarang dapat ditingkatkan kemampuannya. Misalnya, peranti genggam yang sekarang suatu saat akan lebih bertenaga untuk melakukan layanan video atas permintaan, komunikasi video, on-line game tiga dimensi secara masif, dan sebagainya. Sektor telekomunikasi Indonesia sedang mengalami pertumbuhan positif setiap tahunnya, terlihat dari jumlah pelanggan yang terus meningkat. Ditambah tingkat kesadaran yang tinggi akan kecanggihan sarana telekomunikasi, pelanggan semakin tertarik untuk mengeksploitasinya. Semua itu mengharuskan operator memiliki kinerja yang prima. Untuk memenuhi segala tuntutan yang ada sekarang dan di masa depan, operator harus menyiapkan infrastruktur berperforma tinggi. Peningkatan kapasitas jaringan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan sering kali memaksa operator menginvestasikan lebih banyak perangkat agar pelanggan tidak beralih ke pesaing. Menjadi pertanyaan, sudah tepatkah investasi teknologi yang dipilih dan apakah perangkat yang dibeli dapat beradaptasi untuk 10 tahun mendatang? Kebutuhan akan koneksi jaringan dan layanan telekomunikasi terus meningkat, lalu lintas data internet protocol (IP) bertambah dengan cepat setiap tahun. Layanan data tradisional dan permintaan layanan-layanan baru seperti virtual private network (VPN) memaksa operator terus berkembang dan berinovasi. Pada saat sama mereka dituntut selalu melakukan pengendalian biaya yang dikeluarkan dan meningkatkan pendapatan. Ini bukan hal yang mudah. Masalahnya, banyak jaringan yang ada saat ini pada awalnya dibangun untuk memberikan satu layanan saja atau layanan yang terbatas. Jaringan-jaringan tersebut sangat tidak fleksibel untuk memberikan layanan terintegrasi yang lebih kompleks yang diinginkan pelanggan. Sebaliknya, pengguna jasa layanan telekomunikasi semakin menuntut adanya lebih
[Warnet2000] Dua Perak dari Olimpiade Komputer
Dua Perak dari Olimpiade Komputer Jakarta, Kompas - Para pelajar sekolah menengah atas yang mewakili Indonesia pada Olimpiade Komputer/Informatika Internasional (International Olympiad in Informatics) ke-16 di Athena, Yunani, 12-18 September, berhasil merebut dua medali perak, satu perunggu, dan satu honourable mention (HM/setingkat di bawah perunggu). Medali perak disumbangkan David Santoso Anggakusuma (siswa SMA Tarakanita 2 Jakarta) dan Derianto Kusuma (SMA Kanisius Jakarta), sedangkan medali perunggu dipersembahkan Andrian Kurniady (SMA Sang Timur Jakarta). Satu HM direbut Lie Roberto Eliantono Adiseputra (SMA Kolese Santo Yusuf, Malang, Jawa Timur). Pimpinan rombongan Tim Olimpiade Komputer Indonesia (TOKI) Maria Widiani dalam perjalanan kembali dari Athena ke Tanah Air, Senin (20/9), menjelaskan, Olimpiade diikuti 324 pelajar dari 80 negara. Peserta yang meraih medali emas berasal dari Amerika, Rusia, serta sejumlah negara Eropa Timur. "Soal yang diujikan termasuk sulit, terutama soal praktik yang didasarkan pada logika analitik dan dasar pemograman pascal. Pembahasannya harus didukung penguasaan matematika," ujar Maria. Koordinator Olimpiade Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) Suharlan menambahkan, prestasi yang diraih pelajar Indonesia kali ini lebih baik daripada hasil yang diperoleh pada Olimpiade serupa di Korea Selatan tahun 2002. Dua tahun lalu Indonesia hanya meraih satu perak dan satu perunggu. "Tahun 2003 Indonesia tak sempat mengikuti Olimpiade serupa di Amerika Serikat karena terkendala pengurusan visa," kata Harlan. Indonesia secara rutin mengikuti Olimpiade Komputer/Informatika Internasional sejak tahun 1995. Indonesia tak pernah pulang dengan tangan hampa. Bahkan, pada ajang serupa di Cape Town, Afrika Selatan pada tahun 1996 pelajar Indonesia meraih medali emas atas nama Andy Kurnia (SMA Kanisius Jakarta). Pembina TOKI Suryana Setiawan mengatakan, untuk mempersiapkan Olimpiade sejenis di Polandia pada tahun 2005, telah diseleksi para pelajar dari tingkat kabupaten, provinsi, dan Olimpiade Sains Nasional (OSN) di Riau belum lama ini. Ada 30 siswa terbaik bidang komputer atau informatika pada OSN di Riau yang akan segera diseleksi menjadi 16 orang, yang dijadwalkan pada 26 September-11 Oktober 2004 di Institut Pertanian Bogor (IPB). Selama ini pembinaan ke-30 siswa tersebut dilakukan secara bergilir dari masing-masing TOKI biro. TOKI biro yang telah ada tersebar di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, IPB, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Indonesia (UI) Depok. (NAR) --- Visit www.warnet2000.net for directory of internet cafes. = Netkuis Instan untuk wilayah Bandung (kode area 022) - SD,SMP,SMA Berhadiah total puluhan juta rupiah... periode I dimulai 1 April 2004 = Yahoo! Groups Sponsor ~--> $9.95 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Relokasi Frekuensi dan Kebijakan Regulasi
Relokasi Frekuensi dan Kebijakan Regulasi Abdul Salam Taba PENATAAN ulang frekuensi radio siaran FM yang dilakukan Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi/Ditjen Postel per 1 Agustus 2004 menyebabkan kualitas siaran beberapa stasiun radio menurun. Gangguan frekuensi FM terjadi karena ketidaktegasan Ditjen Postel melaksanakan Keputusan Menteri Nomor 15 Tahun 2003 tentang Rencana Induk Frekuensi Radio Penyelenggara Telekomunikasi Khusus, dan Keputusan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi No 15.A/DIRJEN/2004 tentang Pengalihan Kanal Frekuensi Radio Siaran FM. Ada tumpang tindih penggunaan frequency modulation (FM) karena ada stasiun radio FM yang tetap mengudara meski tidak terdaftar pada lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi tadi. Kontroversi itu menimbulkan pertanyaan, apa sebenarnya yang menyebabkan timbulnya interferensi terhadap frekuensi radio siaran FM. Mengapa banyak stasiun radio yang tetap mengudara meski tidak mengantongi izin Dephub cq Ditjen Postel dan apakah mereka memperoleh izin dari instansi lain? Bila ya, apakah izin tersebut sah dalam arti tidak bertentangan dengan ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku? Pada dasarnya, upaya relokasi frekuensi FM yang dilakukan Ditjen Postel bertujuan lebih meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan pita frekuensi agar tidak boros. Berdasarkan rekomendasi International Telecommunication Union, rentang pita yang digunakan di Indonesia untuk relokasi frekuensi FM secara nasional berada di kisaran 87,5 MHz-108 MHz. Berdasarkan rentang pita itu dan setelah dilakukan pembagian kanal dengan kelipatan 400 kHz, khusus Jakarta diperoleh 201 kanal. Jumlah kanal itu diperuntukkan bagi 42 stasiun radio RRI maupun swasta yang terdaftar pada tabel master plan frekuensi FM yang dibuat Ditjen Postel, yang tidak bertambah karena sejak 2001 pemberian izin stasiun radio baru ditutup. Jika pembagian kanal berdasarkan master plan frekuensi Ditjen Postel tersebut dipatuhi-yang boleh mengudara hanya stasiun radio yang sudah berizin dan mendapat jatah alokasi frekuensi dari Ditjen Postel-dapat dipastikan gangguan frekuensi tak akan terjadi. Namun kenyataannya ada beberapa stasiun radio yang ngotot mengudara tanpa izin Ditjen Postel. Gangguan frekuensi yang dialami beberapa stasiun radio mendorong Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) melakukan tuntutan terhadap pemerintah. Alasannya, lembaga tersebut tidak mampu melindungi dan menertibkan frekuensi FM sesuai dengan ketentuan dan kewenangan yang dimilikinya. Seharusnya dilakukan penertiban dan/atau penyegelan stasiun radio yang tidak mendapat izin dan alokasi frekuensi dari Ditjen Postel. Apalagi secara yuridis-berdasarkan UU No 36/1999 tentang Telekomunikasi-lembaga ini ditugasi mengatur masalah pertelekomunikasian (frekuensi) secara nasional. Eksistensi Ditjen Postel dan peningkatan gangguan frekuensi FM akan menjadi taruhan bila tindakan penertiban dan atau penyegelan tidak dilakukan. Pasalnya, Dinas Perhubungan di berbagai daerah cenderung berlomba mengeluarkan izin (karena merasa berhak) sehingga jumlah stasiun radio yang beroperasi tanpa izin semakin meningkat, yang pada gilirannya memicu peningkatan interferensi. Untuk meredam gangguan frekuensi, tindakan penertiban seyogianya dilakukan tanpa pandang bulu. Artinya, semua stasiun radio yang mengudara tanpa izin-termasuk Radio Suara Metro dan radio lain yang beroperasi berdasarkan izin Dishub-harus ditertibkan dan atau disegel. Manfaat tindakan tegas tersebut selain dapat menepis opini yang menganggap keengganan Ditjen Postel menertibkan Radio Suara Metro karena radio tersebut "milik" Polda Metro Jaya, juga dapat mengatasi gangguan frekuensi FM. Tindakan penertiban-dan penyegelan-terhadap Radio Suara Metro dan radio-radio lain yang beroperasi berdasarkan izin Dishub, kemungkinan besar akan "dilawan" oleh pemiliknya. Alasannya, mereka mengantongi izin yang secara yuridis juga sah karena berdasarkan ketentuan bagian 17 (aa) dari Pasal 2 (3) Peraturan Pemerintah (PP) No 25/2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Pemerintah Provinsi sebagai Daerah Otonom. Pada intinya, ketentuan PP tersebut menyatakan pemerintah (pusat) yang berwenang melakukan pengaturan sistem pertelekomunikasian nasional dan pemberian orbit dan frekuensi radio, kecuali radio dan TV lokal. Ketentuan pengecualian inilah yang menjadi pemicu pemerintah provinsi di berbagai daerah menerbitkan izin alokasi frekuensi dan penyelenggaraan siaran radio. Padahal, berdasarkan ketentuan UU No 36/1999 tentang Telekomunikasi beserta aturan pelaksanaannya, sudah jelas dinyatakan bahwa Ditjen Postel yang berwenang menerbitkan izin alokasi frekuensi. Sedangkan menurut UU No 32/2002 tentang Penyiaran, secara tegas dinyatakan izin penyelenggaraan siaran radio diberikan oleh negara melalui Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Pertanyaannya, manakah di antara le
[Warnet2000] Bebas "Roaming" Pascabayar Sulit Dilawan
Bebas "Roaming" Pascabayar Sulit Dilawan OPERATOR telekomunikasi seluler GSM dan CDMA boleh gentar dengan kebijakan PT Telkomsel terakhir ini, yang melepaskan hambatan psikologis untuk pertumbuhan pelanggan pascabayarnya. Pekan lalu, anak perusahaan PT Telkom dan Singapore Telecom (SingTel) ini membebaskan biaya menerima telepon bagi Kartu Halo dari nomor mana pun saat menjelajah ke luar wilayah (free roaming) di lingkup nasional. Semula fasilitas free roaming nasional ini diberikan umumnya kepada pemakai kartu prabayar, yang dimulai ProXL, Mentari, dan menyusul Simpati, tetapi tidak untuk ProXL pascabayar, Matrix, dan Halo. Alasan termudah, tarif kartu prabayar sudah cukup tinggi sehingga bisa dikurangi, apalagi mereka yang sering keluar kota (roamers) paling banyak 10 persen. Tarif prabayar bisa "dimainkan" operator, sebab menurut ketentuan boleh ditetapkan sendiri oleh operator dengan batasan 140 persen di atas tarif pascabayar. Tarif airtime pascabayar memang sudah dipatok dengan Rp 325/Rp 440 per menit sehingga walau roamers hanya 10 persen, tetap akan memengaruhi pendapatan yang dinilai sudah minim. Kebijakan pemberian fasilitas bebas roaming diakui para operator menurunkan harapan pendapatan 20 persen-30 persen. Namun, di sisi lain pelanggan diharapkan membuka terus ponselnya ketika berada di luar daerah yang akan juga membangkitkan panggilan kembali (call back). Manajemen pembebasan roaming pasti sudah dirancang sedemikian ketat sehingga tidak terlalu memengaruhi ARPU (average revenue per user-pendapatan rata-rata dari tiap pelanggan) yang memang sudah cenderung turun. Namun, efek psikologis juga diperhitungkan, sebab fasilitas ini ternyata mempunyai nilai jual tinggi, kepada mereka yang jarang ke luar domisilinya sekalipun. Bisa jadi, operator lain akan "berdarah-darah" jika harus ikut kebijakan PT Telkomsel untuk bebas jelajah bagi pelanggan kartu pascabayarnya. Tak ada pilihan, kelak mereka akan memberikan fasilitas sama, walau itu akan berdampak luas pada pendapatan mereka, walau tarif pascabayar yang tak pernah naik sejak tahun 2000 itu dianggap sudah sangat rendah. Bagi PT Telkomsel yang punya 1,275 juta pelanggan pasca- bayar dari 13,4 juta pelanggannya, tindakan ini dianggap sangat berani. Namun, jika yang dikhawatirkan adalah pertumbuhan pelanggan kompetitor yang lebih tinggi dibandingkan dengan Telkomsel, alasan pemberian fasilitas ini dapat diterima. PERANG tarif di antara operator seluler GSM dengan pelanggan sudah mencapai 25,5 juta, termasuk Lippo Telecom yang sekitar 90.000, sudah mencapai titik yang membara. Korbannya memang operator baru yang hampir tak mungkin menawarkan kemudahan, sebab biaya modal mereka (capex-capital expenditure) jauh lebih tinggi, karena skala ekonominya masih kecil. Perang tarif tadi, yang bentuknya berupa nilai pulsa yang tinggi dibandingkan dengan harga perdana, diakui beberapa pengamat telah menambah jumlah pelanggan pesaing Telkomsel secara signifikan, Excelcomindo Pratama misalnya, kini bahkan sudah mendapat tambahan pelanggan lebih dari yang mereka harapkan, 1 juta. Demikian pula Indosat, pertambahan pelanggannya di atas perkiraan yang membuat mereka akan merevisi target 9 juta menjadi 10 juta, bahkan 10,5 juta pelanggan pada akhir tahun 2004. Pemberian fasilitas bebas roaming saat ini sangat tepat karena menghadapi musim libur panjang puasa, Lebaran, Natal, dan Tahun Baru. Biasanya, tanpa gebrakan yang berarti pun, pertambahan pelanggan operator seluler saat itu melebihi rata-rata bulanan sebelumnya. Dan, umumnya mereka mencari kartu yang bisa digunakan untuk menerima telepon secara gratis di kampung mereka. Akan tetapi, Excelcomindo waktu itu berani memberikan bebas jelajah sebab sudah memiliki jaringan tulang punggung (backbone) sendiri di Jawa, yaitu serat optik dan gelombang mikro, kini kabel laut. Mentari yang menyusul kemudian pun mengandalkan dukungan transmisi satelit mereka, Palapa C, sementara Telkomsel masih mengandalkan jaringan milik induknya, PT Telkom. Beda dengan XL dan Indosat yang boleh dikata "lewat jaringan secara gratis" di backbone mereka, Telkomsel masih harus menghitung harga sewa jaringan milik PT Telkom itu. Namun, hitungan adanya call back, lalu efek psikologis dan musim yang tepat yang membuat pertambahan jumlah pelanggan, akan meminimalisir kemungkinan kerugian yang diderita. Saat ini ARPU Kartu Halo Telkomsel cukup tinggi, sekitar Rp 270.000-yang mungkin akan turun karena fasilitas bebas roaming-secara rata-rata tetap akan menyumbang angka yang besar pada perusahaan. ARPU kemungkinan turun dengan 2 persen-3 persen, tetapi volumenya, jumlah pelanggannya diharapkan akan naik dengan sedikitnya 50 persen pada triwulan akhir ini. Selain kemungkinan memberi fasilitas bebas jelajah bagi pelanggan pascabayarnya, operator GSM atau CDMA harus memikirkan kiat lain untuk tidak tertinggal oleh Telkomsel. Paling tidak, keunggulan luasnya jari
[Warnet2000] Produk Dalam Negeri Bersaing Menjadi Tuan di Rumah Sendiri
Produk Dalam Negeri Bersaing Menjadi Tuan di Rumah Sendiri MENGGUNAKAN komputer buatan dalam negeri masih dianggap sebagai pilihan terakhir bagi para konsumen Indonesia pada umumnya, dan masih bukan merupakan sebuah kebanggaan tersendiri. Untuk kalangan korporasi, memang sudah ada banyak kemajuan untuk tidak lagi melihat merek dalam dan luar negeri sebagai pertimbangan, walaupun masih saja ada perusahaan atau departemen pemerintahan yang jelas-jelas mencantumkan "harus buatan luar negeri" dalam spesifikasi tendernya, mematikan kesempatan para manufaktur lokal yang masuk dalam kategori OEM (Original Equipment Manufacturing). PADA dasarnya, dalam era globalisasi sekarang ini dalam upaya untuk mencari biaya ekonomi yang lebih rendah, berbagai perusahaan manufaktur komputer skala dunia maupun nasional mengambil berbagai komponennya dari perusahaan pembuat yang sama. Dan pada umumnya, berbagai komponen teknologi informasi ini berasal dari Taiwan, yang juga melakukan pekerjaan OEM untuk merek-merek terkenal dunia, mulai dari IBM, Hewlett Packard, Dell, Apple, hingga Packard Bell. Yang membedakan perusahaan multinasional dengan perusahaan OEM dalam negeri adalah merek, promosi, pemasaran, purnajual, dan berbagai perangkat jualan lainnya. Di satu sisi memang tidak mengherankan kalau berbagai produk OEM komputer dalam negeri akan kalah bersaing, misalnya dalam pemasangan iklan maupun billboard, karena memang tidak memiliki dana pemasaran sebesar perusahaan multinasional. Yang ingin kita catat dan tekankan adalah isi sebuah komputer bermerek dan tidak itu pada umumnya sama. Sama-sama menggunakan motherboard buatan pabrikan Taiwan, sama-sama menggunakan keping memori buatan Taiwan, sama-sama menggunakan hard disk buatan Taiwan (atau China), dan segala macam komponen terkait yang sama. Selain itu, perbedaan lain antara komputer bermerek dan tidak adalah pada komputer bermerek biasanya didukung oleh riset dan pengembangan sendiri, selain menghasilkan inovasi bagi produk mereknya, juga meneliti keinginan konsumen pada umumnya. Bagi perusahaan OEM Indonesia, hal ini sebenarnya bukan sesuatu yang istimewa karena perusahaan seperti Zyrex pernah menghasilkan sebuah komputer laptop disebut Commander (lihat Kompas 7/5/2002), yang secara cemerlang berhasil mencangkokkan rongga SIM Card GSM untuk digunakan berhubungan dengan fasilitas GPRS. Sampai saat ini belum ada komputer sejenis yang mencangkokkan GSM ke dalam mesinnya, dan mungkin hanya Zyrex yang pernah melakukannya. Di era perkembangan pesat teknologi dewasa ini, mungkin kita sudah tidak perlu lagi memiliki komputer laptop dengan fasilitas GSM karena pesatnya perkembangan nirkabel, terutama dengan merek dagang Centrino yang dikeluarkan Intel Corporation, sebagai pembuat prosesor terbesar di dunia. Rancang bangun Di Indonesia, ada sebuah perusahaan manufaktur komputer yang menggunakan merek ExtronPC yang berupaya untuk menjadi produk unggulan, tidak hanya berhadapan dengan komputer-komputer bermerek asal luar negeri, tetapi juga para OEM di dalam negeri seperti Zyrex dan Mugen. Kompas sendiri begitu menggunakan beberapa jenis produk ExtronPC, seperti Oxygen 6524, Oxygen 8636, @Works 750 X2, dan @Works 350, merasakan nuansa tersendiri dan merasakan perbedaan sentuhan yang berbeda dengan komputer asal luar negeri. Yang menarik dari komputer ExtronPC ini adalah semboyannya yang mengakui adanya perbedaan masing-masing pengguna komputer yang tidak bisa hanya dipenuhi oleh satu macam jenis komputer saja. Dan ini tidak hanya terkait dengan spesifikasi, tetapi juga berkaitan dengan aspek rancang bangun desain komputernya sendiri. ExtronPC terbagi atas tiga jenis rancang bangun, disebut @Work yang ditujukan untuk para pengguna perusahaan untuk kepentingan bekerja. Ada juga seri ExtronPC Oxygen yang ingin memenuhi kebutuhan komputasi multimedia, serta seri Razor sebagai komputer workstation yang digunakan untuk menjalankan berbagai aplikasi khusus dan membutuhkan tenaga komputasi yang cepat dan besar. Dari sisi desain, seri @Work benar-benar memenuhi kebutuhan fungsional sebagai komputer untuk bekerja tanpa memerhatikan rincian lainnya. Sedangkan seri Oxygen berupaya untuk menampilkan dimensi multimedia, seperti pada Oxygen 8636, dengan satu sisi yang tembus pandang dan dilengkapi dengan lampu neon berkekuatan rendah menghasilkan warna ungu pada malam hari. Sesuai kebutuhan Karena memang dirancang sesuai dengan kebutuhan masing-masing konsumen, ada berbagai spesifikasi yang ada dalam komputer ExtronPC ini. Untuk Oxygen 6524, ada pilihan antara menggunakan prosesor Intel seri Celeron atau Pentium 4 dengan menggunakan chipset Intel 845GV yang lebih lama, tetapi terkenal daya tahannya. Untuk seri Oxygen 8636, menggunakan prosesor Intel Pentium 4 yang sudah menggunakan teknologi Hyper-Threading yang mengandaikan komputer ExtronPC ini bekerja menggunakan dua prosesor. Dilengkapi dengan chipset
[Warnet2000] Presiden dan Teknologi
Presiden dan Teknologi SELAMAT, kita memiliki presiden dan wakil presiden baru yang akan memimpin bangsa ini sampai tahun 2009. Setelah pemilihan yang melelahkan, serta cercaan terhadap penggunaan teknologi komunikasi informasi yang digelar Tim Teknologi Informasi Komisi Pemilihan Umum, banyak yang berharap pemimpin baru bangsa ini memberikan perhatian yang lebih baik bagi kemajuan teknologi komunikasi informasi ini. Jauh sebelum pemilihan langsung presiden putaran kedua lalu, banyak suara menginginkan adanya Departemen Telematika yang diharapkan akan mengintegrasikan unsur-unsur telekomunikasi, media, dan informatika. Bahkan, nama pun dimunculkan, siapa yang akan menduduki departemen baru yang akan mengurus teknologi informasi tersebut. Kita sendiri masih meragukan apakah Departemen Telematika ini akan menjadi efektif sebagai prasarana memajukan teknologi informasi di negara ini. Terlalu banyak persoalan yang terlilit dalam pengembangan teknologi informasi di Indonesia, dan mungkin sebuah departemen baru ini tidak memiliki waktu yang cukup sampai dengan tahun 2009 untuk memajukan teknologi informasi sebagai enjin pertumbuhan dan pembangunan bangsa ini. Di sisi lain, kita menyambut gagasan Menteri Koordinator Perekonomian Dorodjatun Kuntjoro-Jakti yang mengusulkan agar kartu pemilih dalam Pemilu 2004 bisa dimanfaatkan untuk single identity number (SIN, kartu identitas tunggal). Pemerintah mengeluarkan dana yang cukup besar (Rp 1 triliun) untuk mendata 150 juta penduduk Indonesia yang menggunakan haknya dalam pesta demokrasi yang baru lalu. Gagasan ini merupakan fondasi penting perkembangan dan pertumbuhan teknologi komunikasi informasi di negara ini. Banyak hal yang bisa dilakukan dengan SIN ini, termasuk di antaranya adalah mengendalikan berbagai penipuan yang menggunakan telepon seluler yang menggunakan kartu prabayar. ASPEK lain yang juga penting dalam era digitalisasi sekarang ini adalah bagaimana presiden dan wakil presiden terpilih, termasuk juga para anggota DPR, mendekatkan diri kepada rakyat. Dalam globalisasi sekarang ini sudah tidak musimnya para pemimpin dan wakil rakyat tidak mengenal dan memahami masalah yang dihadapi rakyatnya. Di daratan China yang dikuasai Partai Komunis China yang tidak demokratis saja, kemajuan teknologi komunikasi informasi dimanfaatkan untuk mendengarkan rakyatnya secara maksimal. Salah satunya adalah Zhou Zhongyu (46), anggota Kongres Rakyat Nasional (semacam parlemen), yang membuka sebuah situs web yang menampung berbagai usulan dari rakyat jelata. Pada sidang bulan Maret lalu, Zhou (www.hongyu-online.com) mengajukan 21 mosi dan usulan yang sebagian besar berasal dari situs webnya. Dan situs web Zhou memang dirancang untuk membahas masalah kenegaraan. Kalau di daratan China bisa dilakukan hal seperti itu, mungkin tidak ada salahnya bagi calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono, calon wakil presiden Jusuf Kalla, dan para anggota DPR mulai membuat situs web sendiri. Atau, minimal membuka nomor layanan pesan singkat (SMS), agar rakyat dengan mudah berhubungan dengan para pemimpinnya. Interaksi adalah esensi utama kemajuan teknologi komunikasi informasi. * Visit www.warnet2000.net for directory of internet cafes. = Netkuis Instan untuk wilayah Bandung (kode area 022) - SD,SMP,SMA Berhadiah total puluhan juta rupiah... periode I dimulai 1 April 2004 = Yahoo! Groups Sponsor ~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Pembebasan 2,4 GHz perlu aturan main
'Pembebasan 2,4 GHz perlu aturan main' DENPASAR (Bisnis): Kalangan penyelenggara layanan Internet nirkabel mengingatkan kepada pemerintah agar menyiapkan aturan main yang jelas sebelum membebaskan penggunaan pita frekuensi 2,4 GHz untuk keperluan Internet nirkabel. Sekretaris Jenderal Indonesia Wireless LAN Indonesia (Indo WLI) Barata Wisnubarata mengatakan pihaknya sangat mendukung upaya pemerintah yang merencanakan pembebasan frekuensi 2,4GHz untuk akses Internet publik. "Namun, yang perlu diingat dalam membebaskan pita frekuensi 2,4 GHz untuk keperluan penyelenggaraan Internet publik adalah bahwa pembebasan tersebut juga harus disertai dengan aturan main yang jelas," ujarnya kepada Bisnis belum lama ini. 2,4GHz merupakan pita frekuensi yang disepakati pada forum WSIS (World Summit on the Information Society) agar dibebaskan untuk keperluan Internet publik. Dia mengingatkan kalau frekuensi 2,4 GHz dibebaskan begitu saja tanpa ada aturan main yang fair, penyelenggara yang kuat bisa saja menggunakan bandwidth sepuas-puasnya. Hal itu justru akan mematikan operator kecil. Menurut Barata, kalangan asosiasi penyelenggara layanan Internet Nirkabel (Indo WLI) pada prinsipnya juga mendukung langkah pemerintah untuk menertibkan penyelenggaan layanan Internet nirkabel yang menggunakan frekuensi radio 2,4 GHz. Penertiban penyelenggaraan layanan Internet nirkabel (wireless) perlu dilakukan untuk menciptakan iklim persaingan usaha yang sehat di bidang tersebut, tambah dia. "Meski demikian, langkah penertiban tersebut juga harus dibarengi dengan upaya sosialisasi aturan main di bidang tersebut dari pemerintah secara terus-menerus." Sebab, lanjut dia, banyak juga penyelenggara jasa Internet berbasis nirkabel yang sebetulnya ingin mengurus seluruh perijinan sesuai prosedur, tetapi karena minimnya sosialisasi yang diterima maka sebagian besar pengelola layanan tersebut yang akhirnya tidak mengurus lisensi. Selain minimnya sosialisasi, faktor lain yang banyak dikeluhkan oleh sebagian besar pengelola jasa Internet nirkabel adalah prosedur pengajuan lisensi yang tidak praktis dan masih terpusat ke Jakarta. Barata mengatakan bahwa penertiban merupakan bagian dari upaya pengimplementasian regulasi penyelenggaan layanan Internet nirkabel di Tanah Air. Sayangnya, dia mengakui aturan main yang baku di bidang tersebut hingga kini memang masih perlu disempurnakan. Sementara itu Heru Nugroho, Sekjen Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), mengungkapkan Kementerian Telematika mendatang perlu membebasan frekuensi 2,4GHz dari lisensi. "Penertiban dan pengawasan tetap harus dilakukan terutama pada masalah etika pemanfaatan dan operasionalnya," katanya. Tak penuhi persyaratan Menurut dia, bila pemerintah akan mendata ulang semua penyelenggara jasa internet (PJI) di Indonesia, maka dipastikan sekitar 90% PJI di Indonesia akan tutup karena tak memenuhi persyaratan lisensi. Sekretaris Indonesia WLI wilayah Bali, Arnold Makasau mengatakan layanan Internet nirkabel saat ini memang merupakan solusi paling ideal untuk meningkatkan penetrasi Internet di Bali. "Visi kami adalah menjadikan Bali sebagai wilayah WAN [Wide Area Network]. Sehingga, seluruh area akan bisa ter-cover oleh akses Internet nirkabel." Untuk merealisasikan visi tersebut, dia mengatakan pihaknya saat ini masih terus menyusun pemetaan daerah cakupan Internet di Bali. Sayangnya, lanjut Arnold, hingga kini belum ada kepastian hukum dalam penyelenggaraan layanan Internet berbasis frekuensi 2,4 GHz. "Kalau setiap saat pengelola jasa Internet khawatir layanannya bakal ditutup kan repot. Maka dari itu aturan hukum di bidang tersebut memang mendesak untuk diselesaikan," ujar dia. Menurut Kepala Sub Bagian Penyusunan Peraturan Ditjen Pos dan Telekomunikasi I Ketut Prihadi, penggunaan pita frekuensi 2,4 GHz untuk keperluan wireless LAN yang digunakan untuk keperluan akses Internet Outdoor saat ini diatur dalam Kep. Dirjen Postel No. 241/Dirjen/2000. "Penggunaan pita frekuensi 2,4 GHz merupakan sharing dengan pengguna microwave link," jelas dia saat memberikan sosialisasi regulasi penyelenggaraan Internet nirkabel di Bali. Dia menjelaskan bahwa pengertian penyelenggara wireless LAN untuk akses Internet Outdoor adalah penyelenggara jasa akses internet (ISP) dan tidak termasuk penyelenggara warnet. Penyelenggara Wireless LAN yang menyediakan akses Internet outdoor mempunyai status sekunder, sedangkan penyelenggara yang menggunakan microwave link memiliki status primer. (02/trd) --- Visit www.warnet2000.net for directory of internet cafes. = Netkuis Instan untuk wilayah Bandung (kode area 022) - SD,SMP,SMA Berhadiah total puluhan juta rupiah... periode I dimulai 1 April 2004 = Yahoo! Groups Sponsor ~--> $9.95 domain names from Yahoo!. Register
[Warnet2000] Awari minta anggotanya gunakan open source
Gagal dapat subsidi dari Microsoft Awari minta anggotanya gunakan open source JAKARTA (Bisnis): Awari mendesak seluruh anggotanya menggunakan sistem operasi open source guna menghindari terjadinya pelanggaran hukum hak cipta sekaligus mengembangkan kreativitas penggunanya setelah gagal mendapatkan subsidi khusus sistem operasi dari Microsoft. Judith MS Lubis, Ketua Presidium Asosiasi Warnet Indonesia (Awari), mengatakan langkah itu ditempuh setelah perusahaan software proprietary asing dinilai kurang memberikan dukungan dalam pengadaan peranti lunak murah berlisensi kepada warnet. "Penggunaan open source di warnet merupakan alternatif terbaik terutama untuk mendukung penerapan UU Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI). Awari dan Microsoft Indonesia sudah berunding namun tidak menemui kesepakatan soal subsidi khusus kepada warnet dengan menyediakan sistem operasi murah," ujarnya kepada Bisnis kemarin. Hingga saat ini belum ada skema yang tepat Awari dan perusahaan asal AS tersebut. Perbedaan kebijakan antara Microsoft Indonesia dan AS menjadi sebab kendalanya. Menurut Judith, anggota Awari yang berjumlah sekitar 2.548 warnet dihimbau untuk tidak menggunakan program bajakan dan mengaplikasikan open source pada warnetnya agar tidak terkena tuntutan hukum. "Saat ini sekitar 30% warnet di seluruh Indonesia telah menggunakan sistem operasi terbuka pada komputernya," tuturnya. Berkaitan dengan kekuatiran pengurangan jumlah pengunjung warnet, Judith mengemukakan penggunaan open source tidak akan mempengaruhi jumlah pengunjung. Tak perlu khawatir Penggunaan sistem operasi komputer hanyalah masalah kebiasaan. Bila tiap pengelola warnet dilatih dan dididik untuk menggunakan open source, lanjutnya, kekhawatiran tersebut tidak perlu ada. "Pengelola warnet bisa memberikan pelatihan open source kepada pelanggan sehingga penggunaannya makin meningkat sekaligus bisa mendidik masyarakat menggunakan software legal," katanya. Hal ini, menurut Judith, terlihat pada beberapa warnet di Bandung yang dinilai tidak menemui masalah berarti meski menggunakan Linux pada sistem operasi komputernya bahkan bisa lebih mendekatkan ke pelanggan. Adi Nugroho, praktisi Internet dari Internux, mengatakan kebanyakan warnet tidak berani menggunakan open source karena beberapa hal. "Umumnya ketakutan itu berupa kekhawatiran bila pelanggan kurang mampu menggunakan Linux sehingga dapat mengurangi jumlah pengunjung," ujarnya. Padahal, pengguna akhir hanya memerlukan pengolah kata, Internet browsing, chatting, mail, dan print. Menurut Adi, pengguna akhir tidak perlu sampai ke level penyetingan sistem operasi seperti setting printer, networking, dan lainnya."Karena hal itu menjadi tugas dan wewenang pengelola warnet." Selain itu, tambahnya, pemilik warnet kadang takut akan perintah-perintah console seperti mount, cp, dan lainnya. "Kekuatiran itu tidak beralasan, sebab saat ini Linux tidak lagi menggunakan perintah console, melainkan graphical user interface seperti Microsoft Windows yang mempermudah penggunanya," tuturnya. Adi menambahkan tampilan Linux juga tidak terlalu jauh berbeda dengan Windows, bahkan bisa diubah sesuai keinginan. "Pengguna bisa mengubahnya menjadi Unix menggunakan KDE atau GNOME, sedangkan penggatian tampilan seperti Windows 95 bisa menggunakan qvwm. Selanjutnya dia mengungkapkan pemerintah perlu menegakkan hukum untuk mengatasi pembajakan software. Saat ini, lanjut Adi, mayoritas pengguna komputer di Indonesia menggunakan peranti lunak bajakan. "Warnet perlu memberikan contoh dalam hal penggunaan software legal kepada masyarakat luas," katanya. (02) --- www.warnet2000.net is up and running! = Netkuis Instan untuk wilayah Bandung (kode area 022) - SD,SMP,SMA Berhadiah total puluhan juta rupiah... periode I dimulai 1 April 2004 = Yahoo! Groups Sponsor ~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] APWI Kepri minta keadilan soal airtime
APWI Kepri minta keadilan soal airtime BATAM (Bisnis): Asosiasi pengusaha warung telekomunikasi Indonesia (APWI) di Kepulauan Riau mendesak pemerintah untuk bersikap adil kepada pengusaha kecil dalam pembagian jatah airtime yang seharusnya diterima oleh pengusaha. Raja Mustakim, Ketua Asosiasi Pengusaha Wartel Indonesia (APWI) Kepri, mengatakan pada prinsipnya proses pembayaran jatah airtime sebesar 10% kepada penyelenggara wartel tidak perlu rumit dan berbelit. "Jadi kepada tim yang sudah dibentuk diharapkan bisa bersikap adil dalam menentukan nilai bagi hasil kepada pengelola wartel yang jumlahnya cukup besar di Indonesia," ujarnya kepada Bisnis kemarin. Dia mendesak pemerintah dan regulator bisa memihak kepada pengusaha wartel yang merupakan pengusaha UKM dengan tidak mempersulit proses pembagian airtime yang kian berlarut-larut. Menurut dia, aturan soal bagi hasil ini sudah jelas. "Jadi buat apa dipersulit lagi. Justru ini akan semakin menghilangkan kepercayaan kepada pemilik regulasi." Bagi hasil airtime bagi pengelola wartel sebesar 10% ini mulai mencuat sejak tiga bulan lalu saat APWI mempertanyakan kelanjutan Kepmenhub No.46/2002 pasal 6 ayat c yang disebutkan pengelola wartel berhak mendapatkan bagi hasil airtime sekurang-kurangnya 10% dari total panggilan ke seluler. Tapi kenyataannya dari tiga ketentuan dalam pasal 6 kepmen itu hanya bagi hasil airtime ini saja yang belum dieksekusi baik oleh Telkom maupun operator seluler padahal peraturan ini sudah berjalan selama dua tahun. Operator seluler akhirnya bersedia membayar jatah airtime ini setelah dilakukan pembahasan panjang antara Dirjen Postel, BRTI, ATSI, Telkom, dan APWI. Namun jumlahnya masih dibahas oleh tim kecil yang difasilitasi oleh instansi terkait. "Walau sudah ada tim kecil, kami tetap tidak bisa menjamin bagi hasil ini bisa dibayarkan tepat waktu sebab saya melihat ada ketidakmauan untuk mempercepat proses ini," ujarnya. Raja mengaku tidak punya kepentingan apapun untuk mempercepat proses bagi hasil kecuali hanya menuntut hak yang sudah digariskan melalui peraturan pemerintah. "Jadi, soal peraturan itu akan diamandemen, terserah pemerintah. Yang penting hak pengusaha segera diselesaikan." Isu bagi hasil airtime ini khabarnya akan dibahas lebih lanjut di tingkat Musyawarah Nasional APWI di Yogyakarta yang akan digelar akhir tahun nanti. Selajutnya sikap APWI akan ditentukan pengurus baru yang akan terpilih nanti. APWI Kepri sendiri yang baru terbentuk beberapa bulan lalu terdiri dari lebih dari 1.000 anggota yang tersebar di Batam, Tanjung Pinang, Karimun, dan Natuna. Jumlah itu belum termasuk warung seluler (warsel) yang sudah diperbolehkan menjadi anggota APWI. Angka terakhir menyebutkan warsel milik Indosat Group saja sudah mendekati angka 350 unit warsel yang tersebar di Batam dan Tanjung Pinang. (sus) --- www.warnet2000.net is up and running! = Netkuis Instan untuk wilayah Bandung (kode area 022) - SD,SMP,SMA Berhadiah total puluhan juta rupiah... periode I dimulai 1 April 2004 = Yahoo! Groups Sponsor ~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Postel diusulkan masuk Kominfo
Postel diusulkan masuk Kominfo JAKARTA (Bisnis): Menteri Komunikasi dan Informasi Sofyan A. Djalil akan mengupayakan penggabungan Ditjen Postel ke Kementrian Kominfo untuk membentuk satu sistem telematika nasional yang utuh dan koordinasi yang lebih baik. Menurut dia, upaya untuk menggabungkan Ditjen Postel ke Kementerian Kominfo juga didasarkan pada keinginan yang kuat dari semua stakeholders di bidang telematika termasuk pelaku pasarnya. "Secara teori, agar kantor ini bisa efektif ada tiga hal yang menentukan yakni komunikasi, komputer, dan konten. Jadi, idealnya kalau ketiganya bisa bergabung akan lebih efektif," katanya seusai acara serah terima jabatan dari Syamsul Mu'arif kemarin. Untuk menindaklanjuti kondisi itu, Sofyan mengatakan pihaknya akan segera membicarakan rencana penggabungan Ditjen Postel dan Kominfo itu dalam rapat-rapat kabinet awal dan akan menjadi perhatian serius dalam 100 hari pertama ini. Ketika ditanyakan bagaimana mekanisme usulan penggabungan itu, dia mengatakan "Nanti kita akan lihat. Yang penting bagaimana pemerintah akan bekerja efektif, bekerja keras, dan apabila ada masalah akan diselesaikan bersama-sama." Selain akan mengupayakan penggabungan bidang TI dan telekomunikasi, Menteri juga berjanji akan mengundang investor sebanyak-banyaknya sehingga pada tahap awal akan segera disiapkan infrastruktur pendukung termasuk perundang-undangannya. Namun, Anggota DPR yang juga fungsionaris PAN Dradjad H. Wibowo mempertanyakan apakah rencana Mennegkominfo merupakan keperluan yang subtansial. Menurutnya, secara teknis hal tersebut memerlukan transisi yang cukup lama. "Saya justru melihatnya rencana ini karena soal jatah kewenangan dan bersifat politis. Selama ini, telekomunikasi itu ada di Departemen Perhubungan. Pertimbangan-pertimbangannya perlu diperjelas" kata Dradjad menjawab Bisnis kemarin. Sekjen Asosiasi Penyelenggara Internet Indonesia (APJII) Heru Nugroho mengatakan jika memang TI dan telekomunikasi dapat digabung akan sangat positif bagi industri telematika Indonesia. Menurut dia, kedua bidang ini memang perlu digabungkan selain untuk memudahkan koordinasi juga karena di seluruh dunia antara TI dan telekomunikasi memang sudah terjadi konvergensi. Dia memaparkan saat ini titik beratnya seolah-olah masih pada telekomunikasi padahal TI juga tidak kalah pentingnya bahkan menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan daya saing dan daya tahan industri. "Kalau bicara telekomunikasi itu hanya menyangkut infrastruktur tapi TI justru adalah aplikasinya. Menggenjot infrastruktur memang bagus tapi kalau aplikasinya kurang juga tidak akan optimal," tandasnya. (02/jha/htr) --- www.warnet2000.net is up and running! = Netkuis Instan untuk wilayah Bandung (kode area 022) - SD,SMP,SMA Berhadiah total puluhan juta rupiah... periode I dimulai 1 April 2004 = Yahoo! Groups Sponsor ~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Pembobol Situs KPU Diancam 6 Tahun
Pembobol Situs KPU Diancam 6 Tahun JAKARTA - Masih ingat Dani Firmansyah, 25, hacker pembobol situs Tabulasi Nasional Pemilu milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) 17 April 2004 silam? Untuk kali pertama, Dani Senin lalu (16/08) diadili di PN Jakarta Pusat atas pelanggaran hukum sesuai UU Nomor 26/1999 tentang Telekomunikasi, yang ancaman maksimalnya 6 tahun penjara dan/atau denda Rp 600 juta. Sesuai surat dakwaan, mahasiswa jurusan hubungan internasional sebuah PTS di Jogjakarta itu dijerat dengan dakwaan berlapis. Yakni, melakukan tindak pidana yang melanggar pasal 22 huruf a, b, c, pasal 38 dan pasal 50 UU Telekomunikasi. Pasal 22 UU Telekomunikasi berbunyi, "Setiap orang dilarang melakukan perbuatan tanpa hak, tidak sah atau memanipulasi: ( a) akses ke jaringan telekomunikasi; dan/atau (b) akses ke jasa telekomunikasi; dan/atau (c) akses ke jaringan telekomunikasi khusus." Dani yang pernah berprofesi sebagai konsultan teknologi informasi PT Danareksa bergaji Rp 20 juta/bulan itu ternyata tidak dijerat dengan perundang-undangan tentang pemilu, khususnya melakukan aktivitas yang menggagalkan pelaksanaan pemilihan anggota legislatif. Dalam persidangan, majelis hakim diketuai Hamdi. Jaksa dipimpin Ramos Hutapea. Sedangkan Dani didampingi penasihat hukum dari Pusat Konsultasi dan Bantuan Hukum (PKBH) Universitas Muhammadiyah Jogjakarta, Mukhtar Zuhdy. Kedua orang tuanya, Srihadi Widyastuti dan Kurmaryono, sengaja datang jauh-jauh dari Kebumen untuk menyaksikan sidang pertama buah hatinya tersebut. Sejumlah kerabat, dari paman hingga adik Dani, juga terlihat di kursi pengunjung. Suasana persidangan berlangsung lancar. Majelis hakim memulai sidang pukul 14.00 dan mengakhiri sekitar pukul 14.45. Selama persidangan, Dani yang menjalani penahanan di Rutan Salemba itu terlihat serius menyimak surat dakwaan yang dibacakan bergiliran oleh tim jaksa. Baik sebelum maupun seusai sidang, Dani yang kemarin mengenakan kemeja hijau dan bercelana hitam tersebut tidak memberikan komentar kepada para wartawan. Sesuai surat dakwaan, Dani menyerang sistem pertahanan website KPU itu dari kantornya di PT Danareksa, Jalan Merdeka Selatan. Serangan awal pada 16 April. Serangan perdananya itu masih buntu. Dani ternyata tak mengenal kata gagal. Besoknya, 17 April, dia kembali berusaha membobol situs milik lembaga penyelenggara pemilu tersebut. Serangan dilakukan sejak dini hari pukul 03.12 dan baru tembus pukul 11.24 hingga pukul 11.34 (selama 10 menit). Begitu sukses menembus website KPU, hacker muda itu meng-update table nama partai dan mengacak jumlah perolehan suaranya (dikalikan 10). Nama-nama peserta pemilu langsung diganti. Yang jelas, nama-nama baru parpol yang diduga karya iseng Dani itu menyebabkan negeri ini geger. Menurut jaksa, Dani mengakui serangannya untuk menembus tiga lapis sistem pertahanan website kpu.go.id dari 3 arah berbeda. Itu dilakukan dengan hampir bersamaan. Masing-masing dari kantornya di PT Danareksa, Jakpus; Warnet Warna di Kaliurang, Km 8 Jokjakarta, dan server IRC Dalnet Mesra yang ada di Malaysia. Caranya, dia menggunakan XSS (Cross Site Scripting) dan SQL Injection (menyerang dengan cara memberi perintah melalui program SQL) dari gedung PT Danareksa. "Semua itu melalui teknik spoofing (penyesatan)," ujar jaksa Ramos dalam persidangan. Awalnya, lanjut jaksa, Dani melakukan hacking dari IP 202.158.10.117 di Kantor PT Danareksa. Pada saat bersamaan, dia melakukan chatting ke sesama komunitas (Indolinux, IndofreeBSD, dan IndoOpenBSD) dengan melakukan BNC ke IP 202.162.36.42 dengan nama samaran (nickname) Xnuxer melalui Warnet Warna di Kaliurang, Jokjakarta. Chatting ini mengarah ke server IRC Dalnet Mesra di Malaysia. Setelah memasuki sistem pertahanan website KPU, Dani membuka IP Proxy Anonymous Thailand dengan IP 208.147.1.1, kemudian langsung menembus ke tnp.kpu.go.id 203.130.201.134. Dan, akhirnya sukses. Seusai sidang, pengacara Dani, Mukhtar Zuhdy, merasa optimistis kliennya bakal lolos dari dakwaan. Alasannya, dakwaan berlapis dengan menggunakan UU Telekomunikasi yang digunakan untuk menjerat kliennya dinilai sangat lemah. "Kalau UU Telekomunikasi, unsur-unsur deliknya susah dibuktikan," tegas Mukhtar. (agm) --- www.warnet2000.net is up and running! = Netkuis Instan untuk wilayah Bandung (kode area 022) - SD,SMP,SMA Berhadiah total puluhan juta rupiah... periode I dimulai 1 April 2004 = Yahoo! Groups Sponsor ~--> $9.95 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this grou
[Warnet2000] Memajukan Teknologi?
Memajukan Teknologi? KETIKA Kabinet Indonesia Bersatu diumumkan pekan lalu, semua orang yang sudah lelah mengikuti "pesta politik" di negara ini pun merasa lega. Setidaknya bagian krusial perjalanan demokrasi Indonesia bisa dilewati dan struktur kabinet (terutama bidang ekonomi) dinilai memberikan rasa optimistis. Bahwa tidak ada "Menteri Internet dan Ponsel", seperti yang pernah diungkap di kolom ini (4/10), menunjukkan dua hal. Pertama, memang prioritas Kabinet Indonesia Bersatu memang belum mengarah untuk memberikan tumpuan yang memadai bagi perkembangan teknologi komunikasi informasi. Kedua, "teriakan" komunitas teknologi komunikasi informasi "kurang nyaring" karena memang masih terkotak-kotak berdasarkan kepentingannya sendiri. Sebuah e-mail dilayangkan ke kolom ini menyebutkan tidak setuju dan tidak yakin kalau keberadaan "Menteri Internet dan Ponsel" akan menyelesaikan masalah teknologi komunikasi informasi di negara ini. Kolom ini memang tidak berpretensi menyelesaikan masalah, tetapi berharap ada nuansa perubahan yang diproyeksikan Kabinet Indonesia Bersatu ini. Karena nyatanya keberadaan Menteri Negara (Menneg) Kominfo selama beberapa tahun terakhir ini tetap tidak memiliki visi dan kekuatan eksekutif. Sebab, memang fungsinya diarahkan pada koordinasi, sosialisasi, advokasi, fasilitasi, dan evaluasi. Hanya itu! Akibatnya, ada program pengembangan teknologi komunikasi informasi yang tidak jelas nasibnya dan menjadi salah kaprah seperti OSOL (One School One Lab) yang menghadirkan komputer bekas ke sekolah-sekolah. Kalau saja komputer bekas ini dibagikan secara percuma untuk digunakan ke sekolah-sekolah, persoalannya pasti lain tanpa menjadi proyek keuntungan perorangan atau kelompok. NUANSA perubahan ini yang tidak kita rasakan dalam Kabinet Indonesia Bersatu. Dan, jelas kalau prioritas presiden ke-6 Indonesia masih berkutat pada urusan lain yang lebih besar dan penting atas nama demokrasi. Kita pun hanya bisa menggelengkan kepala ketika Menteri Negara Kominfo menginginkan penggabungan Ditjen Postel agar menjadi sebuah konstruksi utuh untuk mentransformasikan masyarakat tradisional ke masyarakat berwawasan teknologi. Apa tidak terbalik, menyerahkan bagian informasi yang menjadi wewenang Menneg Kominfo sehingga menjadi Ditjen Postelinfo yang memiliki kewenangan eksekusi, merancang kebijakan, mengeluarkan lisensi, pengawasan, dan kerja eksekutif lainnya? Maka, Menteri Negara Komunikasi benar-benar hanya menjadi Country Communication Officer mengoordinasikan informasi dan pemberitaan pemerintah secara obyektif. Pasalnya, dengan memberikan fungsi Ditjen Postel, terlalu banyak persoalan yang harus dihadapi dan tidak akan cukup kewenangan dan otoritas sebuah kementerian yang nondepartemen. Lisensi 3G (generasi ketiga telekomunikasi), misalnya, apa memang harus diberikan kepada incumbent yang memiliki segudang persoalannya sendiri? Kenapa tidak mengundang pemain baru saja sehingga pasar telekomunikasi akan menjadi semakin kompetitif dan sehat bersaing. Buat Menneg Kominfo baru, selamat bertugas. Transformasi masyarakat berwawasan teknologi tidak cukup dengan slogan. Banyak persoalan harus dibenahi untuk menjadikan Kabinet Indonesia Bersatu memiliki visi dan misi memajukan teknologi komunikasi informasi yang tertinggal jauh.* --- www.warnet2000.net is up and running! = Netkuis Instan untuk wilayah Bandung (kode area 022) - SD,SMP,SMA Berhadiah total puluhan juta rupiah... periode I dimulai 1 April 2004 = Yahoo! Groups Sponsor ~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Pentingnya Keamanan Infrastruktur Jaringan Informasi Nasional
Pentingnya Keamanan Infrastruktur Jaringan Informasi Nasional KEAMANAN infrastruktur jaringan informasi nasional merupakan isu yang jarang dibicarakan secara luas mengingat masih belum banyak yang menyadari besarnya potensi gangguan serta ancaman yang kini mengintai kita semua. Keamanan Infrastruktur Jaringan Informasi Nasional (KIJIN) merupakan prasyarat mutlak yang mau tidak mau harus diimplementasikan di Indonesia agar dapat menjamin efektivitas keandalan, ketersediaan, dan integritas jaringan informasi, baik secara nasional maupun global. Informasi kini sudah menjadi sebuah komoditas yang diibaratkan sebagai emas, memiliki nilai tawar sangat tinggi. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap demokratisasi, informasi menjadi sebuah kebutuhan yang tak kalah mutlak sebagaimana makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Ke depan, kebutuhan informasi akan meningkat seiring dengan pendewasaan masyarakat dan kebutuhan ekonomi, maka untuk itu sangatlah penting agar keamanan atas informasi itu harus dapat terjaga agar tak terjadi potensi-potensi gangguan terhadap kualitasnya. Yang akan menjadi pokok persoalan, terutama bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia, adalah bagaimana kita dapat melakukan tindakan, baik secara individual maupun bangsa, untuk meningkatkan kemampuan dan keamanan jaringan informasi yang kita miliki dari potensi-potensi gangguan yang dapat terjadi. Banyak yang berpandangan, untuk menjawab persoalan di atas dapat dilakukan melalui sebuah konvensi internasional yang akan melarang atau membatasi pengembangan berbagai teknologi informasi, baik untuk kepentingan aplikasi sipil maupun militer. Bahkan, kini terdapat beberapa pokok usulan yang diajukan beberapa negara yang pada intinya mengandung beberapa hal yang peka, seperti memberikan hak kepada pemerintah untuk membatasi serta melarang pengiriman informasi ke dalam negeri yang bersumber dari luar batas negaranya, terutama bila substansi dari informasi tersebut memiliki sifat mengganggu stabilitas; baik politik, sosial, budaya dan ekonomi, dan lainnya. Ancaman terhadap KIJIN dapat menimbulkan suatu kerugian yang tidak dapat ternilai terhadap keamanan dan perekonomian sebuah negara. Ancaman-ancaman ini pada dasarnya sering kali bersumber dari adanya niat jahat, bukan karena suatu ancaman yang bersifat militer dari sebuah negara terhadap negara lain. Bagi Pemerintah Indonesia mendatang, yang terpenting adalah mengambil langkah-langkah dan upaya preventif untuk menjamin agar mereka yang terlibat di dalam kegiatan yang dapat mengancam stabilitas negara tersebut dapat disidik secara hukum dan dikenai ancaman pidana yang berat. Secara internasional, terdapat sebuah kesepakatan bersama dari 35 negara yang dituangkan dalam Council of Europe (COE) Cybercrime Convention, menyepakati panduan pokok-pokok pengaturan dan kerja sama penegakan di bidang hukum, baik secara nasional maupun internasional. Negara- negara yang tergabung di dalam COE juga berharap ke depan agar negara-negara lainnya yang tidak tergabung di dalam kesepakatan ini dapat menggunakan model kesepakatan tersebut sebagai acuan dalam menyusun kebijakan dan aturan hukum efektif di bidang tindakpidana cyber (cyber crime) di negaranya masing-masing. Yang harus disadari oleh pemerintah dan masyarakat saat ini, terlepas dari asal ataupun motivasi ancaman, adalah sarana yang dipergunakan dan potensi kerugian yang dapat diderita dari akibat gangguan terhadap KIJIN harus dianggap sama dalam arti sifatnya. Maka, penting bagi kita semua untuk dapat bersama-sama menekan potensi ancaman dan kerugian tersebut dengan mengambil berbagai langkah sistematis, terutama membangkitkan"budaya keamanancyber" atau culture of cyber security, yang merupakan budaya membiasakan pemerintah dan masyarakat untuk turut menjaga keamanan jaringan infrastruktur informasi yang mereka miliki. Langkah pertama di dalam melindungi KIJIN mencakup pengenalan terhadap potensi ancaman-ancaman yang ada (threat profiling) dan potensi- potensi kelemahan infrastruktur (infrastructure weaknesses profiling) agar dapat menekan resiko timbulnya ancaman dan gangguan yang dapat terjadi. Kedua, menekan kerugian yang telah terjadi dan waktu pemulihannya bilamana terjadi sebuah gangguan. Ketiga, mencari dan mengenali penyebab atau sumber dari gangguan tersebut agar kemudian dapat diteliti dan dianalisis secara forensik (e-forensic) oleh para ahli dan penyidik dari kalangan aparat penegak hukum. Keempat, diperlukannya koordinasi, komunikasi (keterbukaan), dan kerja sama secara nasional dan internasional dari para stakeholder, termasuk di dalamnya Badan Perlindungan Jaringan Infrastruktur Kritis Nasional (bilamana ada), kepolisian dan aparat intelijen. Upaya-upaya kerja sama tersebut harus tetap mengacu kepada peraturan yang melindungi keamanan informasi dan aturan-aturan hukum yang terkait dengan bantuan hukum dan perl
[Warnet2000] Telkom Tetap Keberatan Ubah Kode Akses SLJJ
Telkom Tetap Keberatan Ubah Kode Akses SLJJ SURABAYA- Realisasi perubahan kode akses SLJJ tampaknya akan memakan waktu lagi. PT Telkom Tbk mengajukan keberatan kepada Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) untuk menambah waktu perubahaan semua sistem dan perangkat Telkom. Saat ini menurut Direktur Utama PT Telkom Tbk Kristiono, BRTI sedang mengkaji ulang rencana perubahan kode akses 017 untuk PT Telkom, dan 011 untuk PT Indosat. "Kita mengajukan kepada pemerintah supaya ada kebijakan untuk kode akses," ujar Kristiono. Dia mengatakan kalau hanya untuk kompetisi, seharusnya tidak mengubah kode akses sekaligus. "Kompetisi bisa jalan terus, namun kode akses bisa disesuaikan dengan waktu yang lebih panjang. Karena itu terkait dengan kebutuhan investasi yang besar," paparnya. Diberitakan sebelumnya, bahwa dana yang harus disandang Telkom untuk perubahan kode akses ini sebesar Rp 3,5 triliun. "Hal ini jadi tidak layak kalau dilakukan untuk sekedar kompetisi, padahal kompetisi bisa jalan tanpa harus melakukan perubahan kode akses," ungkapnya. Namun Krsitiono mengatakan akan melakukan perubahan secara bertahap, untuk menyesuaikan peralatan. "Secara gradual kita akan merubah sistem lama dengan yang baru," ujarnya. Dia mengatakan masih ada perangkat yang sudah relatif tua, apabila dilakukan perubahan berarti harus mengganti semua. Padahal perangkat itu menurutnya masih bisa digunakan. "Itu kan masih bisa memberikan pelayanan itu kalau diganti akan memakan biaya yang besar. Padahal tidak ada nilai tambah bagi Telkom," tuturnya. Berkenaan dengan ancaman BRTI yang akan mencabut izin SLI 007 apabila tidak memenuhi perubahan kode akses ditanggapi ringan oleh Kristiono. "Itu merupakan pendapat individu dari salah satu anggota BRTI, bukan merupakan keputusan resmi BRTI," ucapnya. Kristiono berharap BRTI dapat memahami dengan sikap kooperatif terhadap kompensasi pemerintah yang hanya Rp 468 miliar. Jumlah itu merupakan kompensasi dari kontrak monopoli SLJJ yang diperpendek dari 2010 menjadi 2004.(erm) --- www.warnet2000.net is up and running! = Netkuis Instan untuk wilayah Bandung (kode area 022) - SD,SMP,SMA Berhadiah total puluhan juta rupiah... periode I dimulai 1 April 2004 = Yahoo! Groups Sponsor ~--> $9.95 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Pembangunan telematika masih terjebak soal organisasi
Pembangunan telematika masih terjebak soal organisasi Selang satu hari setelah pelantikan Kabinet Indonesia Bersatu, Menteri Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Sofyan Djalil melontarkan gagasan menggabungkan Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi (Postel) dari Departemen Perhubungan ke Kementerian Kominfo. Sepintas, upaya ini ibarat angin segar bagi komunitas telematika nasional yang sejak lama mengupayakan agar pembangunan telekomunikasi dan teknologi informasi dikoordinasikan dalam satu atap. Langkah Sofyan Djalil ini juga mengobati kekecewaan atas kegagalan membentuk Departemen Telematika. Sebaik apapun gagasan penggabungan ini, pelaksanaannya seperti memanah rembulan. Ada perbedaan prinsipil disini. Ditjen Postel adalah bagian dari satu Departemen Portofolio. Lingkup tugasnya lebih bersifat teknis operasional di lapangan dan memiliki jaringan hingga ke daerah. Sebaliknya, Kominfo hanyalah Kementerian yang hanya ada di tingkat pusat, tugasnya lebih condong dalam merumuskan kebijakan. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) datang dengan mengusulkan terobosan baru, yakni Dephub membuka Direktorat Jenderal baru yang membidangi Informatika (teknologi informasi). Alasannya praktis, Dephub sebagai departemen portofolio memiliki sumber daya dan jaringan yang memadai. Hanya saja perlu diperjelas fungsi direktorat ini agar tidak tumpang tindih dengan Kominfo. Gagasan Menkominfo maupun terobosan APJII ini memiliki benang merah yang sama, yakni reorganisasi lembaga pemerintahan -baik departemen atau kementerian. Dua-duanya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi, Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dalam rapat kabinet perdananya menginstruksikan kepada menteri-menterinya agar dalam sepekan menyusun program 100 hari. Oleh karena itu, reorganisasi menjadi langkah yang tidak efektif. Sudah lama diketahui bahwa hal-hal non-teknis, seperti perbedaan budaya kerja dan konflik kepentingan menjadi kendala terbesar dalam merger dan akuisisi. Lihat saja, merger bank-bank di Indonesia yang diwarnai tarik-ulur berbagai kepentingan. Tarik-ulur ini akan menghebat bila menyangkut lembaga pemerintah setingkat departemen atau kementerian. Nuansa politiknya lebih kental, berpotensi melebar dan menjauhkan dari akar masalahnya. Reorganisasi ini sebenarnya pernah dicoba pada Kabinet Gotong Royong yang silam. Namun gagal karena kendala non-teknis tadi, bahkan hubungan kedua pihak sempat memanas. Akankah sejarah kembali terulang ? Adapun usulan APJII, betapapun praktisnya juga tidak mudah dan cepat. Mau tidak mau direktorat baru ini akan mengambil porsi tugas dan wewenang yang tadinya ada di tangan Postel atau Kominfo. Potensi terjadinya konflik kepentingan sangat besar, sesuatu hal yang paling tidak diinginkan terjadi dalam pemerintahan yang belum genap seumur jagung ini. Tetapkan koordinasi Berbagai kendala non-teknis dalam reorganisasi ini justru berpotensi menguras energi komunitas telematika. Kalau sudah begini, perjuangan untuk mengembangkan telematika akan mentok di masalah bentuk organisasi belaka. Komunitas telematika sebaiknya jangan terjebak dengan masalah organisasi. Maksudnya terjebak di sini, adalah terlalu lama dan besar upaya yang dikeluarkan untuk menggolkan penggabungan ini. Boleh-boleh saja mengupayakan hal ini dalam satu hingga tiga hari pertama Kabinet Bersatu. Bukankah komunitas telematika sudah mengusulkan penggabungan ini sejak jauh hari, saat kampanye Pilpres, namun ternyata tak membuahkan hasil. Bahkan pada dialog dengan komunitas telematika pada kampanye dahulu, tak satupun capres yang hadir, hanya tim suksesnya saja. Pepatah mengatakan pengalaman adalah guru terbaik. Untuk itu, lebih baik komunitas melangkah maju dengan menginventarisasikan berbagai persoalan nyata telematika (bukan administratif keorganisasian), membuat prioritas dan merumuskan rekomendasi, lalu menyampaikan minimal kepada Kominfo atau Postel. Langkah ini mendesak, karena pada pekan inilah para menteri menyusun program 100 harinya. Upaya penggabungan atau reorganisasi departemen untuk memudahkan koordinasi semakin tidak relevan lagi. Presiden SBY dalam rapat kabinet pertama telah menetapkan tiga garis koordinasi, yakni garis instruksi, garis laporan dan garis koordinasi. Dalam rapat itu, diputuskan Bappenas sebagai instansi yang bertugas menyusun agenda prioritas Kabinet Indonesia Bersatu. Presiden juga menegaskan bahwa para menteri tidak boleh membawa pertentangan dalam kabinet. Bila ada masalah mendasar, harus dibicarakan secara internal. Koordinasi, inilah kata yang hilang dalam perencanaan dan pembangunan telematika nasional selama ini. Kurangnya koordinasi antar instansi pemerintah seperti Kominfo, Postel, Ristek, Depperindag, Depkeh dan HAM, Depkeu, Depdagri dan Diknas yang membuat mereka bergerak sendiri-sendiri, bahkan tak jarang kontradiktif. Seringkali program pemerintah hanya simbolik belaka, tidak memb
[Warnet2000] Infrastruktur seluler bisa dukung implementasi SIN
'Infrastruktur seluler bisa dukung implementasi SIN' JAKARTA (Bisnis): Pengamat menilai operator seluler dengan dukungan infrastrukturnya yang sudah menjangkau daerah-daerah bisa menjadi pendukung implementasi Single Identification Number (SIN) di Indonesia. Ardi Sutedja, Pengamat Telematika, mengatakan saat ini terdapat sekitar 73.000 desa yang belum memiliki akses telekomunikasi dan teknologi informasi. "Walau sudah menjangkau daerah-daerah, pemerintah tetap perlu mendorong operator seluler untuk membangun jaringannya sampai daerah yang memiliki nilai ekonomi rendah untuk mendukung implementasi SIN," katanya kepada Bisnis belum lama ini. SIN merupakan nomor identitas kependudukan tunggal yang mencakup 36 nomor yang terintegrasi dalam satu sistem aplikasi. Saat ini implementasi SIN itu baru diterapkan di Ditjen Pajak melalui Keppres No. 72/2004 mengenai Single Identification Number (SIN) dan telah ditandatangani presiden pada 6 September 2004. Implementasi SIN di Ditjen Pajak itu diharapkan berlaku efektif 2006. Saat ini SIN baru berfungsi untuk memperlancar pengintegrasian data (dari sekitar 24 instansi) di Ditjen Pajak, namun belum mencakup fungsi yang lebih luas. Berkaitan dengan penerapan SIN untuk semua sektor, tidak hanya di Ditjen Pajak, Ardi menilai SIN sebaiknya menggunakan teknologi chip seperti pada kartu ponsel yang dilengkapi jaminan sistem keamanan yang tinggi. Selain itu SIN bisa bekerja dengan dukungan teknologi seluler seperti GSM dan CDMA. Menurut dia, bila SIN telah diimplementasikan di seluruh Indonesia, maka bisa mengintegrasikan berbagai aplikasi seperti e-health, e-government, dan e-manufaktur. Bahkan melalui SIN, Malaysia telah menggunakan aplikasi itu untuk kepentingan e-wallet [sebagai alat pembayaran semacam kartu kredit dengan nilai tertentu] Tekan kejahatan "Nomor identitas tunggal juga dinilai bisa menekan angka kejahatan maya secara cukup signifikan. Sistem keamanan dalam SIN akan menjamin kerahasiaan data pemegang kartu kredit yang melakukan transaksi lewat Internet," ungkapnya. Haslinda Hashim, Praktisi TI dari Malaysia, mengatakan sistem operasi (OS) pada kartu nomor identitas tunggal bisa menggunakan Javacad, Ascos dan Multos. "Kuncinya adalah pada sistem keamanan, karena SIN akan berfungsi secara optimal bila nomor tersebut juga digunakan untuk e-cash dalam proses transaksi secara online," tuturnya. Dalam kartu SIN, tambah dia, terdapat beberapa mikroprosesor dan chip sirkuit yang terintegrasi dan sangat tergantung pada ROM, RAM, EEPROM dan protokol komunikasinya. Haslinda menambahkan setidaknya ada dua sistem yang harus diimplementasikan pada kartu SIN, yaitu keamanan data dan integritas data. "Standar untuk sistem keamanan TI bisa menggunakan ISO7816/1 dan ISO7816/2. Mekanisme aksesnya bisa menggunakan password atau PIN, enkripsi dan kunci data lainnya." Ardi menambahkan Indonesia diperkirakan belum bisa mengimplementasikan SIN sebagai kartu identitas tunggal menggunakan chip bila seluruh instansi pemerintah belum memiliki kepedulian untuk mengintegrasikan fungsinya dalam satu sistem. Sebelumnya, Ichyar Musa, Ketua Dewan Pengurus Ikatan Audit Sistem Informasi Indonesia (IASII) mengatakan SIN sebaiknya disahkan sebagai standar nasional oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) untuk menjaga integritas dan keseragaman data di seluruh instansi pemerintah. "Pengembangan SIN juga perlu membedakan fungsi regulasi, legislasi dan fasilitasi di antara instansi pemerintah agar tidak tumpang tindih," katanya belum lama ini. Mengingat prosesnya yang kompleks, lanjut Ichyar, penetapan SIN tetap memerlukan dukungan fasilitasi dari instansi berwenang seperti Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementrian Koordinator Perekonomian dan Sekretariat Negara. Menurut dia, penetapan SIN oleh BSN secara terpusat ini juga bertujuan memadukan berbagai nomor identitas yang berbeda-beda-seperti nomor kartu tanda penduduk (KTP)-menjadi satu standar record control number. Ichyar menjelaskan SIN terdiri dari primary key yang berfungsi sebagai rujukan tunggal untuk seluruh elemen data yang lain dan foreign key yang digunakan secara khusus di masing-masing instansi. "Saat ini ada sekitar 21 instansi pemerintah sebagai foreign key namun belum ada primary key yang merupakan inti dari konsep SIN." (02) --- www.warnet2000.net is up and running! = Netkuis Instan untuk wilayah Bandung (kode area 022) - SD,SMP,SMA Berhadiah total puluhan juta rupiah... periode I dimulai 1 April 2004 = Yahoo! Groups Sponsor ~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.ne
[Warnet2000] Penyitaan aset ISP di Bali disesalkan
Penyitaan aset ISP di Bali disesalkan JAKARTA (Bisnis): Indonesia Wireless LAN Indonesia (IndoWLI) sesalkan penyitaan sejumlah aset pada dua penyelenggara jasa Internet (ISP) di Bali yang mengakibatkan terganggunya perekonomian setempat. Barata Wisnu Wardhana, Sekjen IndoWLI, mengatakan langkah penertiban terhadap ISP yang dilakukan secara sewenang-wenang akan menghancurkan perkembangan Internet dan teknologi informasi (TI) di Indonesia. "Perekonomian setempat yang baru dibangun kembali pasca bom Bali dikhawatirkan akan terganggu mengingat ada beberapa kantor dan warnet yang mendapatkan jasa dari ISP tersebut," ujarnya kepada Bisnis kemarin. Keputusan penertiban Kepolisian Daerah Bali tanpa koordinasi dengan pihak Balai Monitoring (Balmon) setempat, lanjutnya, akan menjadi preseden buruk yang akan menimbulkan kejadian serupa di waktu mendatang. Barata mengungkapkan beberapa ISP ilegal telah beritikad baik untuk mendaftarkan diri ke Balmon setempat meski belum lengkap secara administrasi. "Tercatat sekitar enam ISP berniat mendaftarkan diri. Namun hal tersebut tidak mendapat perhatian dari pihak yang berwenang." Dia menambahkan penertiban di Bali merupakan rentetan peristiwa serupa yang terjadi di Yogyakarta beberapa waktu yang lalu. Bila penertiban tersebut terus dilanjutkan, tambah Barata, hal tersebut merupakan langkah mundur terhadap perkembangan telematika khususnya industri Internet di Tanah Air. "Padahal, Internet merupakan salah satu modal yang penting bagi pembangunan ekonomi bangsa," tandasnya. Arnold Makasau, Sekretaris IndoWLI Wilayah Bali, mengatakan kedua ISP yaitu Candi Internet Bali dan Cyber 512 telah menyediakan akses Internet pada lebih dari 10 warnet dan beberapa instansi pendidikan. "Meski hanya belasan warnet, namun karena jumlah pengguna warnet di Bali baru sekitar 1% dari total penduduk, maka penertiban kedua ISP tersebut dinilai dapat memperlebar kesenjangan informasi," katanya. Saat ini, menurut dia, terdapat 19 ISP di Bali dimana sekitar 50% diantaranya berstatus ilegal. Namun enam ISP, lanjut Arnold, diketahui telah beritikad baik untuk mengurus perizinannya. Secara terpisah, Santoso Serad, Kepala Bagian Hukum Ditjen Postel, mengatakan penertiban terhadap sejumlah ISP di Bali yang dilakukan oleh Polda bukan merupakan kebijakan Postel pusat. "Saat ini terdapat perdebatan antara kewenangan Polri dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dalam melakukan penertiban terhadap ISP dan warnet," katanya. Pada setiap rapat koordinasi, lanjut dia, kewenangan terhadap penertiban selalu mengedepankan PPNS yang dalam hal ini adalah Balmon. Namun, kata Santoso, koordinasi tersebut dapat berubah Polda menerima laporan dari masyarakat mengenai keberadaan ISP ilegal. (02) --- www.warnet2000.net is up and running! = Netkuis Instan untuk wilayah Bandung (kode area 022) - SD,SMP,SMA Berhadiah total puluhan juta rupiah... periode I dimulai 1 April 2004 = Yahoo! Groups Sponsor ~--> $9.95 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Pembangunan telematika masih terjebak soal organisasi
Pembangunan telematika masih terjebak soal organisasi Oleh : Deriz S. Syarief Selang satu hari setelah pelantikan Kabinet Indonesia Bersatu, Menteri Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Sofyan Djalil melontarkan gagasan menggabungkan Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi (Postel) dari Departemen Perhubungan ke Kementerian Kominfo. Sepintas, upaya ini ibarat angin segar bagi komunitas telematika nasional yang sejak lama mengupayakan agar pembangunan telekomunikasi dan teknologi informasi dikoordinasikan dalam satu atap. Langkah Sofyan Djalil ini juga mengobati kekecewaan atas kegagalan membentuk Departemen Telematika. Sebaik apapun gagasan penggabungan ini, pelaksanaannya seperti memanah rembulan. Ada perbedaan prinsipil disini. Ditjen Postel adalah bagian dari satu Departemen Portofolio. Lingkup tugasnya lebih bersifat teknis operasional di lapangan dan memiliki jaringan hingga ke daerah. Sebaliknya, Kominfo hanyalah Kementerian yang hanya ada di tingkat pusat, tugasnya lebih condong dalam merumuskan kebijakan. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) datang dengan mengusulkan terobosan baru, yakni Dephub membuka Direktorat Jenderal baru yang membidangi Informatika (teknologi informasi). Alasannya praktis, Dephub sebagai departemen portofolio memiliki sumber daya dan jaringan yang memadai. Hanya saja perlu diperjelas fungsi direktorat ini agar tidak tumpang tindih dengan Kominfo. Gagasan Menkominfo maupun terobosan APJII ini memiliki benang merah yang sama, yakni reorganisasi lembaga pemerintahan -baik departemen atau kementerian. Dua-duanya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi, Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dalam rapat kabinet perdananya menginstruksikan kepada menteri-menterinya agar dalam sepekan menyusun program 100 hari. Oleh karena itu, reorganisasi menjadi langkah yang tidak efektif. Sudah lama diketahui bahwa hal-hal non-teknis, seperti perbedaan budaya kerja dan konflik kepentingan menjadi kendala terbesar dalam merger dan akuisisi. Lihat saja, merger bank-bank di Indonesia yang diwarnai tarik-ulur berbagai kepentingan. Tarik-ulur ini akan menghebat bila menyangkut lembaga pemerintah setingkat departemen atau kementerian. Nuansa politiknya lebih kental, berpotensi melebar dan menjauhkan dari akar masalahnya. Reorganisasi ini sebenarnya pernah dicoba pada Kabinet Gotong Royong yang silam. Namun gagal karena kendala non-teknis tadi, bahkan hubungan kedua pihak sempat memanas. Akankah sejarah kembali terulang ? Adapun usulan APJII, betapapun praktisnya juga tidak mudah dan cepat. Mau tidak mau direktorat baru ini akan mengambil porsi tugas dan wewenang yang tadinya ada di tangan Postel atau Kominfo. Potensi terjadinya konflik kepentingan sangat besar, sesuatu hal yang paling tidak diinginkan terjadi dalam pemerintahan yang belum genap seumur jagung ini. Tetapkan koordinasi Berbagai kendala non-teknis dalam reorganisasi ini justru berpotensi menguras energi komunitas telematika. Kalau sudah begini, perjuangan untuk mengembangkan telematika akan mentok di masalah bentuk organisasi belaka. Komunitas telematika sebaiknya jangan terjebak dengan masalah organisasi. Maksudnya terjebak di sini, adalah terlalu lama dan besar upaya yang dikeluarkan untuk menggolkan penggabungan ini. Boleh-boleh saja mengupayakan hal ini dalam satu hingga tiga hari pertama Kabinet Bersatu. Bukankah komunitas telematika sudah mengusulkan penggabungan ini sejak jauh hari, saat kampanye Pilpres, namun ternyata tak membuahkan hasil. Bahkan pada dialog dengan komunitas telematika pada kampanye dahulu, tak satupun capres yang hadir, hanya tim suksesnya saja. Pepatah mengatakan pengalaman adalah guru terbaik. Untuk itu, lebih baik komunitas melangkah maju dengan menginventarisasikan berbagai persoalan nyata telematika (bukan administratif keorganisasian), membuat prioritas dan merumuskan rekomendasi, lalu menyampaikan minimal kepada Kominfo atau Postel. Langkah ini mendesak, karena pada pekan inilah para menteri menyusun program 100 harinya. Upaya penggabungan atau reorganisasi departemen untuk memudahkan koordinasi semakin tidak relevan lagi. Presiden SBY dalam rapat kabinet pertama telah menetapkan tiga garis koordinasi, yakni garis instruksi, garis laporan dan garis koordinasi. Dalam rapat itu, diputuskan Bappenas sebagai instansi yang bertugas menyusun agenda prioritas Kabinet Indonesia B
[Warnet2000] Lowongan kerja bagi yang berminat
Perusahaan kami yang bergerak dibidang solusi Wireless Internet, membuka kesempatan bagi tenaga IT profesional untuk bergabung sebagai karyawan tetap atau paruh waktu. 1. Marketing Support: Pekerjaan: marketing support untuk produk-produk Wireless LAN Syarat: a. Pria/Wanita usia max 25 tahun b. Lulusan S1/D3 Telkom/Informatika atau bidang IT c. Mengerti teknologi wireless LAN d. Berwawasan dan mandiri e. Kemampuan berkomunikasi dengan baik f. Bisa berbahasa Inggris g. Lulus psikotest 2. Assistant Programmer Pekerjaan: Programmer untuk web development Syarat: a. Pria/Wanita usia max 25 tahun b. Lulusan/masih kuliah di Informatika/Komputer c. Mempunyai kemampuan programming berbasis Linux d. Mempunyai kemampuan programming berbasis web e. Mempunyai kemampuan programming dibidang database e. Familiar dengan php, perl, java f. Kemauan untuk bekerja diluar batas waktu g. Dapat bekerjasama dalam team h. Lulus psikotest Kirimkan surat lamaran anda beserta CV lengkap selambat-lambatnya tanggal 13 Nopember 2004, ke email [EMAIL PROTECTED] atau melalui pos ke PT Angin Jaya Solusi, Jl Klampis Jaya 25 H, Surabaya 60117. Ukuran email harap dibatasi, surat lamaran dengan attachment lebih dari 300kB tidak akan diperhatikan dan dihapus secara otomatis. Dengan memberikan keterangan yang benar akan membantu kami untuk menetapkan apakah lowongan pekerjaan tersebut cocok untuk saudara. Remunerasi akan diberikan sesuai kemampuan dan prestasi. Bagi yang memenuhi syarat akan dipanggil untuk mengikuti wawancara dan test. --- www.warnet2000.net is up and running! = Netkuis Instan untuk wilayah Bandung (kode area 022) - SD,SMP,SMA Berhadiah total puluhan juta rupiah... periode I dimulai 1 April 2004 = Yahoo! Groups Sponsor ~--> $9.95 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Lisensi Internet Teleponi (ITKP) dibuka
Lisensi ITKP dibuka JAKARTA (Bisnis): Pemerintah akan membuka kembali pengajuan lisensi baru Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (ITKP) yang termasuk dalam program 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu di bidang telematika. Direktur Bina Telekomunikasi dan Informatika Departemen Perhubungan Susilo Hartono mengatakan pemberian lisensi baru itu dimungkinkan setelah penyesuaian tarif telepon (rebalancing) beberapa waktu lalu. "Selain itu, memang saatnya sudah tepat berkaitan dengan pemerintahan baru, kapasitas jaringan dan pengajuan dari calon penyelenggara sejak berbulan- bulan lalu," katanya kepada Bisnis kemarin. Dia menjelaskan rencana ini sudah dibicarakan antara Ditjen Postel, BRTI (Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia), Institut Teknologi Bandung (ITB)- sebagai anggota tim teknis, termasuk Komisi IV DPR-RI. Pemerintah tidak menetapkan berapa lisensi baru yang akan diberikan karena tergantung kajian tim teknis. Namun ada beberapa pertimbangan dalam memberikan lisensi baru ITKP. Susilo memaparkan pertimbangan itu a.l. kesiapan dan kapasitas jaringan operator telekomunikasi serta kebutuhan di masyarakat. Selain itu, pemerintah juga menempatkan kriteria calon penyelenggara ITKP a.l. kekuatan pendanaan dan rekam jejak (track-record) calon penyelenggara. "Kualitas dan pengaruhnya terhadap industri menjadi prioritas." Menurut dia, rencana yang termasuk dalam program 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu ini tinggal menunggu persetujuan dari Dirjen Postel. Pemerintah juga sudah menyiapkan tim teknis dan legal. Heru Nugroho, Sekjen Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), kepada Bisnis mengatakan penambahan lisensi itu diperlukan agar terjalin transparansi sekaligus menjaga agar industri ini tetap sehat. "Sudah menjadi rahasia umum banyak perusahaan VoIP [Voice over Internet Protocol] ilegal, beroperasi tanpa lisensi." Menurut Heru, jika pemerintah membiarkan penyelenggara VoIP ilegal ini, akan mengganggu kompetisi sehingga industri ini menjadi tidak sehat. Menurut catatan Bisnis, pemerintah telah memberikan lisensi ITKP sekaligus dapat melayani VoIP kepada sejumlah operator. Pada tahap pertama lisensi diberikan kepada Telkom, Indosat, Satelindo (Satelindo lalu merger ke Indosat), Gaharu Sejahtera, dan Atlasat Solusindo. (dss) -- www.warnet2000.net is a directory for internet cafe user. Yahoo! Groups Sponsor ~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Indosat Cegah "Churn" dengan Bonus
Indosat Cegah "Churn" dengan Bonus BERMAIN di industri seluler saat ini sangat mengasyikkan sebab potensi pertumbuhannya yang amat tinggi. Jika dihitung, dari 220 juta penduduk Indonesia dewasa ini baru ada sekitar 28 juta nomor seluler yang beredar, atau sekitar 13 persen, pasarnya masih terbuka lebar. Dari jumlah itu, pelanggan Telkomsel sudah mendekati 15 juta, Indosat 9,3 juta, dan Excelcomindo sekitar 4,5 juta. DI akhir tahun ini bukan tidak mungkin angkanya akan menembus 30 juta, jika dilihat dari hiruk-pikuknya pasar dan derasnya gerojokan operator. Pertumbuhan pelanggan tiap operator sangat tinggi, di atas 60 persen, karena adanya program-program yang memberi kemudahan dan kemurahan kepada calon pelanggan. Apalagi perluasan jangkauan layanan atau cakupan yang dilakukan semua operator membuat daerah-daerah terkucil menjadi terbuka. Ini membuka peluang baru penambahan pelanggan dan lalu lintas percakapan atau SMS. Program sinyal kuat dari Indosat ikut merangsang orang untuk menikmati layanannya, karena kini kemungkinan adanya drop call makin diperkecil. Berbagai program kemudahan pelanggan membuat jumlah penikmat layanan operator seluler pun tumbuh, tidak hanya di GSM, tetapi juga di CDMA. Kartu As dari Telkomsel merupakan primadona karena jumlah pelanggannya naik pesat, mendekati angka setengah juta pelanggan baru setiap bulannya. Excelcomindo Pratama yang sejak awal dikenal sangat hati-hati merebut pasar sehingga pertumbuhannya pun tidak terlalu pesat, kini ikut-ikutan dengan meluncurkan kartu Jempol dan Kartu Bebasnya. Sementara Indosat meluncurkan kartu mudik dan pulsa shock IM3 yang menyerap banyak pelanggan baru yang tiap hari rata-rata sampai 40.000 pelanggan baru. Indosat memang berkembang pesat tahun ini yang bisa saja jumlah pelanggannya akan naik dari 5,96 juta akhir tahun 2003 menjadi mendekati 10 juta pada akhir Desember 2004 ini. Pertumbuhan seluler Indonesia menurut ITU (International Telecommunication Union) dan GS Research paling tinggi di dunia, sampai 74,9 persen pada tahun 2003. Namun, kenyataannya dibanding negara dengan kemampuan finansial warganya relatif sama, penetrasi pelanggan seluler Indonesia masih terhitung rendah. Kita dengan pendapatan per kapita (938 dollar AS setahun) dekat-dekat dengan China (955 dollar) dan Filipina (976 dollar AS), ternyata penetrasi kita lebih rendah. Padahal, pertumbuhan seluler di China hanya 60,1 persen dan Filipina 64,4 persen, sementara Singapura hanya tumbuh 18,2 persen dan Malaysia 33,8 persen. Data dari ITU, JP Morgan, dan GS Research Report yang dikeluarkan belum lama ini menyebutkan, penetrasi seluler kita pada akhir tahun 2003 hanya 9 persen. Artinya, pelanggannya hanya 9 persen dari jumlah penduduk yang 220 juta, sementara China 20 persen (penduduknya 1,3 miliar jiwa), dan Filipina 2 persen. Jangan bandingkan dengan Singapura yang sudah 79,8 persen, Malaysia 42,6 persen, atau Thailand yang 26 persen, bahkan Hongkong yang 104,6 persen. India memang lebih "buruk" dari Indonesia, sebab penetrasi selulernya hanya 2,6 persen, tetapi dengan pertumbuhan yang sangat pesat, sama dengan Indonesia. Jika dihitung akhir tahun 2003 pelanggan seluler Indonesia hanya 18,3 juta dan akhir tahun ini mungkin saja menembus angka 30 juta, maka pertumbuhannya sudah lebih dari 63 persen. Apa betul seluler di Indonesia tumbuh dengan 60 persen lebih? Kalau dihitung dari jumlah kartu yang dijual, jumlah pelanggan seharusnya kini sudah menembus angka 30 juta. Angka itu gagal ditembus karena adanya churn, orang begitu saja berhenti berlangganan yang jumlahnya sangat banyak. Churn utamanya terjadi karena harga perdana kartu prabayar GSM saat ini sangat murah, bahkan hampir sama nilainya dengan nilai pulsa yang dikandungnya. Karena murahnya, orang memperlakukan kartu perdana seolah kartu panggil (calling card), habis pulsa buang, beli lagi kartu baru. Jika bukan untuk maksud tertentu, orang membuang kartu perdananya karena kartu itu merupakan kartu kedua yang nomornya pun tidak sempat melekat pada diri pemiliknya. Bagi operator, kartu-kartu yang hanya digunakan-mungkin-cuma seminggu ini menjadikannya pelanggan semu. Kartunya sudah tidak aktif, tetapi di sistem masih tercatat dan menempati jalur sehingga mengurangi kapasitas operatornya. Umumnya kartu perdana berlaku selama sebulan, kemudian ada masa tenggang sebulan, lalu kalau tidak digunakan juga akan dimatikan pada akhir bulan ketiga. HASNUL Suhaimi, Direktur Niaga Seluler PT Indosat (47) melihat, kecenderungan churn akan tetap tinggi, jika operator seluler tetap jor-joran mengerojok pasar dengan paket-paket perdana murah. Makin banyak penjualan yang dilakukan, volumenya besar, angka churn juga makin tinggi. "Kami seolah menguber bayangan, sebab penjualan dilakukan terus, tetapi tidak terjadi penambahan jumlah pelanggan," tutur pria kelahiran Bukittinggi 23 April 57 ini Menurut Hasnul, pertumbuhan pelanggan seluler di I
[Warnet2000] Pelajar Sibuk dengan Pantun "On-line"
Pelajar Sibuk dengan Pantun "On-line" UPAYA mengenalkan pelajar pada internet memang masih mendapat tantangan dari banyak pihak karena mengkhawatirkan anak sekolah dan remaja akan mengakses berbagai situs porno yang tidak pantas. Namun, demikianlah dilematika internet, yang pada satu sisi teknologi memberi hal yang positif untuk mengakses banyaknya informasi ilmu pengetahuan, di sisi lain internet memberikan sisi negatif karena di sana banyak hal yang tidak pantas dilihat seorang anak yang belum dewasa. PENGENALAN pada internet sambil santai, tetapi berhadiah, dilakukan oleh PT Telkom. Coba saja tengok di situs: www.isekolah.org/pantun_daftar.php3 yang isinya padat dengan hal-hal positif. Lewat situs ini Telkom menggelar kegiatan lomba penulisan puisi, lomba karya tulis, dan terakhir lomba penulisan pantun Ramadhan. Tiga kegiatan ini mendapat respons yang positif dari anak sekolah dan remaja, selain juga dengan lomba karya tulis. Lomba-lomba tadi memberi rangsangan kepada pelajar dan mahasiswa atau remaja untuk berupaya menuangkan ide dan gagasannya dalam bentuk tulisan. Melalui internet, mengikuti kegiatan ini menjadi lebih gampang karena di sana banyak informasi yang bisa diakses, kemudian naskah pun dapat dikirim dengan mudah. Demikian juga pengumumannya dapat diakses dan dibaca dengan gampang pula. Pada liburan Ramadhan 1425 Hijriah kali ini, satu kegiatan lomba penulisan dalam bentuk pantun digelar Telkom di Sumatera. Banyak pelajar diharapkan meramaikan lomba penulisan pantun ini karena penulisan pantun tidaklah sesulit penulisan puisi atau karya tulis. Lomba ini diperkirakan akan diikuti ribuan pelajar dan remaja di Sumatera. Apalagi Sumatera merupakan kawasan yang memiliki akar sejarah Melayu yang sangat dekat dengan pantun. Kepala Divisi Regional I Sumatera I Nyoman G Wiryanata berharap lomba penulisan pantun Ramadhan 1425 H ini dapat menjadi media kreatif bagi pelajar untuk mengisi waktu liburan sekolah. Penulisan pantun on-line berlangsung sejak 5 Oktober sampai 20 November 2004, dan pengumumannya akan dilakukan pada 30 November 2004. Lomba diikuti dua kategori, yakni pelajar SMP/SMA sederajat serta mahasiswa/remaja. Untuk mengikuti lomba ini, peserta harus berstatus pelajar dan mahasiswa aktif untuk tahun ajaran 2004/2005. Peserta yang dibolehkan ikut serta haruslah warga negara Indonesia, berdomisili di wilayah Divisi Regional I Sumatera, peserta bersifat perorangan bukan kelompok, dan pendaftaran hanya dilakukan secara on-line melalui situs resmi di www.isekolah.org/pantun_daftar.php3. Sementara karya pantun dapat dikirim dengan menggunakan akses Telkomnet Instan, Telkom DSL, Telkomnet Astinet, dan Telkomnet Flexi. Naskah pantun yang dikirimkan masing-masing peserta tidak boleh lebih dari tiga pantun, serta tidak mengandung unsur sara dan pornografi. Karya harus ciptaan sendiri (orisinal) dan belum pernah dipublikasikan di media mana pun. Untuk lomba pantun ini, Telkom menyediakan hadiah berupa uang tunai antara Rp 500.000 hingga Rp 300.000 dan masing-masing mendapat seperangkat pesawat telepon SMS, untuk kategori pelajar dan mahasiswa. Salah seorang dewan juri lomba penulisan pantun, Yulhasni, menjelaskan, untuk lomba ini panitia memberikan syarat-syarat antara lain pantun harus bertemakan Ramadhan, bersajak AB-AB, terdiri dari empat baris sebait, satu bait terdiri dari sampiran dan isi. Selain itu, dua baris pertama adalah sampiran dan dua baris berikutnya adalah isi (baris 1-2 sampiran, baris 3-4 isi), sampiran harus menggambarkan isi dan satu baris terdiri dari empat kata. Sementara syarat khusus ialah sampiran harus memiliki makna kedekatan dengan isi. Internet Masuk Sekolah Perhatian yang diberikan Telkom pada proses belajar melalui internet dikembangkan lewat program IG2S (Internet Goes to School-Internet Masuk Sekolah). Untuk program ini, Telkom memberikan edukasi kepada siswa dan guru di samping dukungan supervisi lainnya. Direktur Bisnis dan Jasa Telkom Suryatin Setiawan ketika berkunjung ke SMP Negeri 18 Medan mengatakan bangga melihat ada sebuah SMP di Medan yang telah memiliki laboratorium internet lewat program IG2S yang baik. Program IG2S akan terus dikembangkan untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia yang siap bersaing dengan bangsa lainnnya di dunia. Suryatin melihat dari dekat proses pembelajaran internet di sekolah itu. Komitmen Telkom untuk ikut mencerdaskan kehidupan melalui program IG2S sudah ada sejak lama dan dulu dikenal melalui program Sekolah on- line. Selain IG2S, Telkom juga terlibat dalam program One School One Lab (OSOL), yakni di Batam (Riau Kepulauan) dan Tanah Datar (Sumatera Barat). Program OSOL adalah program kerja sama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Komunikasi dan Informasi, serta pemerintah kabupaten/kota di daerah. Belum lama ini program IG2S dilakukan di 12 kota di Sumatera, mulai dari Banda Aceh, Medan, Pematang Siantar, Padang, Pekan Baru, Batam, Jambi, Pangkal Pin
[Warnet2000] Alcatel Luncurkan "User-Centric Broadband Vision" di Asia Pasifik
Alcatel Luncurkan "User-Centric Broadband Vision" di Asia Pasifik ALCATEL mengumumkan peluncuran visinya terhadap layanan User-Centric Broadband (pita lebar fokus-pengguna) di wilayah Asia Pasifik. Mereka bekerja sama dengan operator-operator telekomunikasi di seluruh Asia untuk menyediakan layanan tersebut kepada para enterprise dan konsumennya. "User-Centric Broadband tidak lagi hanya khayalan, tetapi sudah ada saat ini," kata Executive Vice President dan President Asia Pasifik Alcatel Christian Reinaudo. Alcatel dikatakan menyediakan pengalaman terintegrasi dan rangkaian teknologi lengkap dalam menghadirkan aplikasi User-Centric Broadband bagi para enterprise dan konsumennya. Penerapan infrastruktur dan aplikasi User-Centric Broadband Alcatel saat ini memperlihatkan potensi pasar regional. Reinaudo mengharapkan adanya peningkatan kontribusi pendapatan Alcatel Asia Pasifik yang dihasilkan dari proyek tersebut dalam beberapa tahun ke depan. Penelitian yang dilakukan Alcatel baru-baru ini di 12 pasar regional memastikan pasar sudah siap untuk layanan user-centric dan penggabungan. Sampai dengan 88 persen responden dari survei menunjukkan ketertarikan mereka dalam menerapkan layanan nilai tambah user-centric yang memungkinkan akses yang lebih sederhana dan nyaman untuk informasi dan aplikasi melalui beberapa perangkat. Penelitian Alcatel memperlihatkan bahwa aplikasi user-centric merupakan layanan premium yang dapat menciptakan arus pendapatan baru dan peningkatan ARPU. Aplikasi ini berlandasan pada penggabungan jaringan dan bukan pada tingkat perangkat. Konsumen akan menggunakan identitas tunggal untuk mengakses satu jaringan yang melayani beragam layanan dan aplikasi user- centric melalui perangkat broadband tetap atau bergerak yang memberikan pelayanan terbaik dalam memenuhi kebutuhan mereka. Pengalaman Alcatel sebagai penggabung layanan telekomunikasi end-to- end menempatkannya di posisi yang unik dalam merealisasikan janji User-Centric Broadband untuk melayani operator dan pelanggan telekomunikasi di wilayah Asia Pasifik. Keahlian di bidang komunikasi tetap, bergerak, dan satelit memungkinkan Alcatel untuk membantu para operator dan penyedia layanan menjalankan jaringan broadband yang benar-benar tergabung. Ini menghasilkan rangkaian aplikasi User-Centric Broadband yang tepat untuk pasar mereka di Asia dan lainnya.(*/HW) -- www.warnet2000.net is a directory for internet cafe user. Yahoo! Groups Sponsor ~--> $9.95 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Interkoneksi Telkom-Indosat dibahas pekan ini
Interkoneksi Telkom-Indosat dibahas pekan ini JAKARTA (Bisnis): Negosiasi biaya interkoneksi antara PT Indosat dan PT Telkom Indonesia Tbk dilanjutkan pekan ini dan diharapkan bisa mencapai kesepakatan akhir, kata satu eksekutif. "Kami akan segera membuat sebuah workshop agar persoalan segera selesai. Sempat beberapa kali tertunda karena banyaknya even yang belum bisa ditinggalkan," ujar Direktur Telekomunikasi Tetap dan MIDI Indosat Wahyu Wijayadi di Jakarta pekan lalu. Dia berharap kedua pihak akan mencapai kesepakatan akhir sehingga rencana Indosat membuka akses Saluran Langsung Jarak Jauh (SLJJ) bisa segera terwujud. Namun, dia menolak berapa harga yang akan diajukan oleh Indosat. Masalah negosiasi tarif interkoneksi ini sempat dibekukan sebelum Pemilu Presiden beberapa bulan lalu. Pembicaraan kembali dibuka dan diharapkan bisa mengurai kebuntuan antara dua perusahaan telekomunikasi di Indonesia itu. Sebelumnya Wahyu menegaskan pembukaan fasilitas SLJJ Indosat tidak semata-mata terkait dengan kesiapan teknis perusahaan yang dikelolanya. Menurut dia masalah yang belum terselesaikan dintaranya adalah perubahan kode akses yang ditentukan oleh Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI). Diizinkannya Indosat membuka layanan merupakanya imbas dari kebijakan duopoli layanan telekomunikasi di Indonesia. PT Telkom Tbk-yang selama ini memonopoli bisnis SLJJ, mendapatkan izin untuk menyelenggarakan layanan Sambungan Langsung Internasional (SLI) yang sebelumnya dimonopoli Indosat. Sebaliknya, Indosat juga berhak menyelenggarakan layanan SLJJ yang sebelumnya hanya dilayani oleh Telkom. (htr) --- www.warnet2000.net is up and running! = Netkuis Instan untuk wilayah Bandung (kode area 022) - SD,SMP,SMA Berhadiah total puluhan juta rupiah... periode I dimulai 1 April 2004 = Yahoo! Groups Sponsor ~--> $9.95 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Rp1 triliun buka isolasi telekomunikasi
'Rp1 triliun buka isolasi telekomunikasi' JAKARTA (Bisnis): Praktisi telekomunikasi mengungkapkan guna membuka isolasi komunikasi 40.000 desa di Indonesia diperlukan dana sedikitnya Rp1 triliun yang bisa dinvestasikan dalam lima tahun mendatang. "Ini jauh lebih kecil dari investasi yang dikeluarkan oleh BUMN telekomunikasi maupun perusahaan telekomunikasi swasta dalam periode yang sama yang mencapai Rp10 triliun. Itu pun hanya untuk menjangkau maksimal 75% daerah di tanah air," ujar Dirut PT Pasifik Satelit Nusantara Adi R. Adiwoso di Jakarta pekan lalu. Menurut dia, dana Rp1 triliun tersebut diperlukan untuk membangun infrastruktur telekomunikasi berbasis satelit. "Dengan begitu, keinginan seluruh desa terjangkau akses komunikasi dan 5.000 kecamatan terjangkau akses Internet bisa terwujud." Dia menambahkan telepon satelit digunakan untuk menjangkau 25% daerah di Indonesia yang benar-benar terisolasi "25% dari 230 juta adalah 50 juta penduduk. Dari jumlah itu, penetrasi 1% saja dari masyarakat yang perlu telepon, itu sudah memerlukan 500.000 satuan sambungan telepon." Dia berharap pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono perhatian terhadap masyarakat yang masih terisolasi ini cukup tinggi. Sebab, menurut Adi, kesetaraan sarana telekomunikasi dan internet akan mempercepat dan mempermudah pendidikan serta efisiensi ekonomi. Menurut Adi pembangunan infrastruktur untuk membuka akses telekomunikasi kini semakin murah "Dengan memanfaatkan Internet Protocol, biaya yang diperlukan juga sangat murah." Embrio telekomunikasi murah ini, kata Adi, sebenarnya telah dimulai dengan program Universal Service Obligation (USO). Beberapa waktu lalu, pemerintah telah menetapkan semua pelaksana proyek USO 2004 untuk lima teknologi yang akan digunakan setelah terakhir. Terakhir PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) ditetapkan sebagai pemenang tender untuk teknologi berbasis IP (Internet Protocol). Pemenang tender untuk VSAT dan radio masing-masing PT Citra Sari Makmur (CSM) dan PT Telkom, sedangkan untuk teknologi Portable Fixed Satellite dan seluler telah ditunjuk masing- --- www.warnet2000.net is up and running! = Netkuis Instan untuk wilayah Bandung (kode area 022) - SD,SMP,SMA Berhadiah total puluhan juta rupiah... periode I dimulai 1 April 2004 = Yahoo! Groups Sponsor ~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Indosat undang investor bangun jaringan CDMA
Indosat undang investor bangun jaringan CDMA JAKARTA (Bisnis): PT Indosat Tbk mengundang investor lokal di berbagai kota di Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan dalam pengembangan jaringan CDMA 2000-1x. Menurut Direktur Telekomunikasi Tetap dan MIDI Indosat Wahyu Wijayadi, para investor diperlukan dalam pengembangan penyediaan layanan lokal dengan sistem bagi hasil. Namun dia mengaku dari beberapa penjajakan yang dilakukan terdapat beberapa kesulitan. "Untuk mencari yang benar-benar punya dana cukup sulit. Tetapi kami terbuka terhadap masuknya investor seperti yang telah kami kerjakan dengan dua investor di Yogyakarta beberapa waktu lalu," ujarnya kepada Bisnis di Jakarta pekan lalu. Dua investor dimaksud adalah PT Cipta Amanda dan PT Jogja Telpun Cerdas dalam pengembangan jaringan CDMA 2000-1x di wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kerja sama tersebut terutama dalam penyediaan layanan lokal, Saluran Langsung Jarak Jauh (SLJJ) dan Saluran Langsung Internasional (SLI) menggunakan teknologi fixed wireless. Pada tahap awal, Indosat akan menggelar jaringan dengan kapasitas 200.000 satuan sambungan telepon (SST) dalam kurun waktu tiga tahun. Adapun kewajiban investor adalah membangun sekaligus mendanai jaringan dan infrastruktur telekomunikasi. Wahyu mengatakan saat ini ada beberapa calon investor yang telah menyatakan ketertarikannya dalam proyek kerjasama bagi hasil tersebut. "Saya berharap awal tahun ini beberapa kota sudah bisa dijangkau oleh jaringan CDMA Indosat." Namun dia mengakui, jika sampai tahun depan ternyata tidak banyak investor yang berminat, maka Indosat akan melakukan pengembangan sendiri. Wahyu tidak merinci berapa belanja modal yang disiapkan untuk proyek tersebut. Pola kerjasama yang ditawarkan Indosat berdasarkan asumsi yang dilakukan pada dua perusahaan di Yogyakarta yakni masa bagi hasil direncanakan sekitar 10 tahun dan dapat diperpanjang hingga 2 tahun. Indosat bakal memberikan beberapa komitmen terhadap program ini seperti penyediaan akses infrastruktur Indosat untuk ketersambungan dan Interkoneksi, billing dan CRM. Kantongi izin Seperti diketahui, Indosat telah mengatongi izin penyelenggara jaringan tetap dan jasa telepon dasar dari pemerintah sejak Juli lalu. Perusahaan ini memperoleh lisensi penyelenggaraan layanan SLJJ melalui Kepmen Perhubungan nomor KP.203 tahun 2004. SK yang ditetapkan di Jakarta pada 21 Mei 2004 Dalam Kepmen tersebut antara lain disebutkan bahwa untuk tahun pertama PT Indosat diberikan kewenangan untuk membangun sirkit telepon di tujuh kota, masing-masing di Jakarta dengan total kapasitas sebanyak 1.222, Surabaya (636), Medan (264), Batam (104), Denpasar (100), Palembang (79), dan Semarang (113). Indosat merupakan penyelenggara jasa informasi dan telekomunikasi yang memberikan layanan jasa selular, telekomunikasi tetap, dan MIDI (multimedia, komunikasi data dan internet). Selama semester pertama tahun 2004, bisnis seluler memberikan kontribusi sebesar 66,4% terhadap pendapatan usaha perusahaan. Sementara SLI memberikan kontribusi sebesar 18,6% dan MIDI dan jasa lainnya sebesar 15%. (htr) --- www.warnet2000.net is up and running! = Netkuis Instan untuk wilayah Bandung (kode area 022) - SD,SMP,SMA Berhadiah total puluhan juta rupiah... periode I dimulai 1 April 2004 = Yahoo! Groups Sponsor ~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Pasar peta digital masih terbuka luas
'Pasar peta digital masih terbuka luas' JAKARTA (Bisnis): Pasar produk peta digital di Indonesia masih terbuka luas karena kebutuhan instansi pemerintah maupun perusahaan swasta cukup tinggi serta semakin meluasnya pemanfaatan teknologi informasi (TI). Sementara itu Bakosurtanal menyatakan kesiapannya untuk memenuhi berbagai jenis kebutuhan peta konvensional dan digital baik dari instansi pemerintah maupun perusahaan swasta. Sejumlah instansi pemerintah yang dihubungi Bisnis mengakui meski intensitas penggunaan peta berbeda satu sama lain, setiap instansi memang memerlukan produk itu baik konvensional maupun alam bentuk digital. Sihar Lumbantobing, Direktur Diseminasi Statistik Badan Pusat Statistik (BPS), mengatakan sejak lama BPS menggunakan peta konvensional untu pelaksanaan sensus survei. Namun seiring dengan tersedianya fasilitas TI untuk pengelolaan peta dalam sepuluh tahun terakhir ini, tutur dia, instansi tersebut saat ini juga mulai banyak menggunakan peta digital. Sihar menjelaskan BPS menggunakan peta pada dua tahap kegiatan statistik yakni pengumpulan data dan tahap diseminasi. "Pada tahap pengumpulan data, peta berguna untuk menghindari jangan sampai ada rumah tangga yang terlewat dan tidak ada duplikasi data. Dalam hal ini digunakan peta desa atau kelurahan dan peta blok sensus," ujarnya kemarin. Sedangkan pada tahap diseminasi yang termasuk dalam sistem informasi geografis (GIS), menurut dia, peta digunakan untuk menyajikan data statistik dalam bentuk peta tematik berisi peta wilayah dan datanya disajikan dalam bentuk gambar atau warna yang berbeda. "Bagi BPS, penggunaan peta baik konvensional maupun digital sangat penting sehingga sejak lama kami sudah mengelola peta secara serius. Instansi lain juga semuanya memerlukan peta meski instensitas penggunaannya berbeda-beda," tandasnya. Sihar memaparkan beberapa instansi pemerintah kemungkinan membutuhkan peta yang dibuat oleh Bakosurtanal dengan beberapa layer tapi BPS cukup peta dari satu layer yakni peta berisi batas-batas wilayah pemerintahan dan blok sensus. Adapun anggaran yang dibutuhkan BPS untuk pembuatan dan pengelolaan peta wilayah pemerintahan dan peta blok sensus (590.000 blok sensus) hingga akhir tahun ini mencapai Rp1 miliar. Sementara itu peta digital yang digunakan pada Kementrian Lingkungan Hidup digunakan untuk menganalisis seperti peta rawan kebakaran hutan, dan banjir yang sangat penting untuk mengambil keputusan. (jha) --- www.warnet2000.net is up and running! = Netkuis Instan untuk wilayah Bandung (kode area 022) - SD,SMP,SMA Berhadiah total puluhan juta rupiah... periode I dimulai 1 April 2004 = Yahoo! Groups Sponsor ~--> $9.95 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] ISP perlu jadi prioritas lisensi ITKP
ISP perlu jadi prioritas lisensi ITKP JAKARTA (Bisnis): Pengamat menilai Internet Service Provider (ISP) perlu dijadikan prioritas dalam pengajuan lisensi baru Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (ITKP) untuk menciptakan iklim industri telekomunikasi yang sehat. Sumitro Rustam, Wakil Ketua Masyarakat Telematika (Mastel), mengatakan pemerintah sebaiknya memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada semua pihak untuk menyelenggarakan ITKP atau yang lebih dikenal dengan Voice over Internet Protocol (VoIP). "Dari segi sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur, maka ISP dinilai lebih siap dalam mengajukan lisensi untuk VoIP," ujarnya kepada Bisnis akhir pekan. Saat ini, lanjut dia, terdapat beberapa perusahaan dan ISP yang menyelenggarakan VoIP secara ilegal. Menurut Sumitro, perusahaan dan ISP yang menyelenggarakan VoIP tanpa izin sebaiknya ditertibkan agar tercipta industri telekomunikasi yang sehat. "Penyelenggaraan VoIP tanpa izin akan merugikan negara terutama dari sektor pemasukan pajak. Namun pemerintah perlu menerapkan keringanan pajak dan kebijakan lainnya yang menyangkut penyelenggaraan telekomunikasi untuk mengembangkan telamatika di tanah air," katanya. Barata Wisnu Wardhana, Sekjen Indonesia Wireless LAN Indonesia, mengatakan pihaknya menyambut positif terhadap langkah pemerintah dalam membuka lisensi baru ITKP. "Pemberian lisensi hanya kepada lima perusahaan dan operator dianggap tidak memenuhi rasa keadilan dan menciptakan industri telekomunikasi yang tidak kondusif," ungkapnya. Pemerintah, lanjutnya, perlu memprioritaskan ISP yang memiliki infrastruktur lebih lengkap dibandingkan perusahaan lainnya. Aturan jelas Menurut Barata, pemberian lisensi ITKP perlu diikuti kejelasan aturan interkoneksi. Dengan diberikannya lisensi baru terhadap penyelenggaraan VoIP, maka bisa mengembangkan Internet Protocol (IP) Wireless Phone. "IP Wirelees Phone bisa dihubungkan ke sambungan telepon tetap sehingga bisa menjadi alat komunikasi yang murah dan efisien," tuturnya. Dia menambahkan pemerintah juga perlu memberikan kesempatan kepada ISP yang selama ini menyelenggarakan VoIP secara ilegal untuk mengurus perizinannya. Bila dalam batas waktu tertentu ISP tersebut belum mengurus perizinannya, tambah Barata, maka pemerintah perlu bertindak tegas dengan menertibkan ISP tersebut. Sementara itu Heru Nugroho, Sekjen Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), mengatakan prioritas pemberian lisensi ITKP tidak harus kepada ISP. "Semua perusahaan dinilai memiliki kesempatan yang sama di dalam memperoleh lisensi ITKP meski ISP dianggap lebih siap dalam infrastruktur dan SDM." Dia menambahkan pemberian lisensi perlu ada pentahapan dan diatur sesuai mekanisme di lapangan. Sumitro menambahkan selama ini Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) dianggap merupakan titik lemah dalam pengembangan telematika. BRTI, menurut dia, sebaiknya bersifat independen dimana para anggotanya dipilih oleh DPR sehingga kinerjanya dapat langsung diawasi masyarakat. Sebelumnya, pemerintah akan membuka kembali pengajuan lisensi baru ITKP yang termasuk dalam program 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu di bidang telematika. (02) --- www.warnet2000.net is up and running! = Netkuis Instan untuk wilayah Bandung (kode area 022) - SD,SMP,SMA Berhadiah total puluhan juta rupiah... periode I dimulai 1 April 2004 = Yahoo! Groups Sponsor ~--> $9.95 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Upaya memangkas anggaran pemerintahan dengan infostruktur TI
Upaya memangkas anggaran pemerintahan dengan infostruktur TI Sungguh menarik menyoal rencana pemaparan Menteri Negara Komunikasi dan Informasi (Menneg Kominfo) Sofyan Djalil kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengenai perkembangan teknologi informasi dan pemanfaatanya bagi masyarakat dan negara. Berbagai konsep dan implementasi yang ada nampaknya belum memberikan hasil yang optimal bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Indikator perkembangan TI bisa dilihat dari kondisi industri Internet, warnet, jumlah sambungan ponsel dan telepon tetap, serta akses listrik dan radio. Rudy Rusdiah, Anggota Tim Koordinasi Teknologi Informasi kelopok Kerja (Pokja) Aplikasi, mengatakan beberapa konsep pemanfaatan TI yang telah dihasilkan seperti satu sekolah satu laboratorium komputer (OSOL), Community Access Point (CAP) dan Single Identification Number (SIN) belum memberikan hasil yang optimal terutama untuk meningkatkan efisiensi penyelenggaraan negara. Baru-baru ini Tim Koordinator Telematika Indonesia (TKTI) telah membahas masukan kepada Menneg Kominfo mengenai bahan-bahan yang akan disampaikan kepada presiden. Di dalam TKTI telah dibentuk tim kecil untuk mempersiapkan strategi dan rencana pengembangan TI ke depan dan menghasilkan butir pengembangan Infostruktur TI yang dianggap sebagai pilar penting dalam menangani informasi melalui sistem yang terintegrasi. Infrastruktur dan infostruktur TI menurut kajian awal TKTI dianggap dapat meningkatkan efisiensi pengeluaran negara dengan memanfaatkan jaringan yang ada seperti Sistem TI KPU dan Universal Service Obligation (USO). Namun, menurut JB Kristiadi, Sekretaris Menneg Kominfo, pemanfaatan teknologi informasi dalam lingkungan ketatanegaraan lebih dahulu perlu merubah paradigma lama. Selama ini, menurut dia, birokrasi yang berbelit-belit dalam penyampaian informasi kepada masyarakat cenderung menghabiskan biaya negara. Belum lagi perjalanan dinas presiden dan kabinetnya ke daerah yang tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk itulah, terbersit ide pemanfaatan akses TI baik melalui video conference, email dan Voice over Internet Protocol (VoIP) sebagai sarana bagi pemerintah untuk mendengar aspirasi masyarakat daerah secara langsung. Infostruktur merupakan aplikasi atau pemanfaatan dari infrastruktur teknologi informasi. Beberapa hal yang telah disebutkan di atas seperti OSOL, CAP, SIN, USO, dan VoIP termasuk dalam infostruktur ini. Menurut Ketua Tim TI KPU Basuki Suhardiman, penggunaan teknologi informasi dalam penyelenggaraan negara diperkirakan dapat memangkas anggaran hingga 50%. "Presiden bisa melakukan video conference menggunakan sistem TI KPU yang menggunakan jaringan Telkom melalui jaringan TI KPU yang telah terhubung hingga ke tingkat kecamatan." Selain itu, lanjut Basuki, presiden dan para menteri juga bisa membuka email khusus yang bisa dimanfaatkan masyarakat luas dalam menyampaikan aspirasinya. Email tersebut bisa dikelola bagian Sekretariat Negara yang akan memberikan jawaban secara langsung kepada setiap pertanyaan dari masyarakat. Sementara itu, fasilitas video conference bisa menggunakan program Netmeeting di mana pemerintah bisa meminta PT Telkom Tbk untuk menyediakan bandwidth khusus dengan harga murah bagi fasilitas tersebut. Rudy menambahkan sistem TI KPU perlu diperbaiki lagi untuk menjadi sebuah infrastruktur dalam pengembangan infostruktur serta sebagai media komunikasi pemerintah dengan rakyat. Satu arah Saat ini jaringan TI KPU baru bisa dilaksanakan dalam satu arah yaitu dari masyarakat ke pemerintah. Sementara arus informasi dari pemerintah ke masyarakat belum bisa diadopsi secara langsung. Saat ini, pemerintah diketahui tengah menyusun sistem baru untuk menghemat anggaran melalui Sistem Kabinet. Sistem kabinet merupakan suatu jaringan teknologi informasi yang menghubungkan antar departemen dan instansi pemerintahan. Sebelumnya, pemerintah telah memiliki sistem pertukaran data antar instansi (Inter Governmental Access Share Information System/IGASIS) di sejumlah instansi pemerintah. Namun implementasi tersebut baru dilakukan di Departemen Pertanian, Kementrian Ristek, Kementrian Lingkungan Hidup, serta Kominfo sebagai hub-nya. Efisiensi pengeluaran anggaran negara, menurut Rudy juga bisa diterapkan dengan Pajak Online menggunakan fasilitas Internet. Dengan Pajak Online, lanjut dia, maka birokrasi yang selama ini cenderung menyebabkan ekonomi biaya tinggi bisa dipotong secara transparan. Pemanfaatan TI dalam sistem pemerintahan dinilai akan memberikan dampak yang besar bagi perkembangan telematika di tanah air. Di samping akan mengurangi perjalanan dinas presiden dan pejabat terkait, hal itu juga bisa sebagai ajang pembelajaran kepada masyarakat tentang penting dan bermanfaatnya TI. E-government tidak akan bisa berjalan dengan baik bila masyarakat belum mampu mengakses Ti dengan baik. Partisipasi masyarakat dan
[Warnet2000] Penyelesaian airtime wartel masih terkendala data
Penyelesaian airtime wartel masih terkendala data JAKARTA (Bisnis): Penyelesaian akhir soal jatah airtime 10% kepada pengusaha wartel terkendala oleh ketiadaan inisiatif pihak-pihak yang berkepentingan dalam menyediakan data maupun angka yang diperlukan. "Sampai saat ini belum ada perkembangan selain kesepakatan membentuk tim kecil. Dalam pertemuan ATSI terakhir pekan lalu juga belum perkembangan yang bisa dilaporkan," ungkap Sekretaris Jenderal Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) Rudiantara kepada Bisnis di Jakarta kemarin. Menurut dia, ATSI tidak dalam posisi proaktif dalam penyelesaian ini karena memang tidak memiliki data maupun angka yang harus disodorkan tim kecil. Bahkan, kata dia, asosiasi tersebut juga belum menunjuk siapa aja yang terlibat dalam kerja-kerja tim kecil. Tim kecil tak lain adalah kelompok kerja yang dibentuk dalam menyelesaikan proses pembayaran airtime 10% kepada Wartel yang difasilitasi oleh BRTI dengan melibatkan ATSI, APWI, dan PT Telkom. Tim ini bertugas mencari poin-poin solusi untuk airtime ini termasuk memastikan nilai yang harus diterima wartel dan bagaimana mekanismenya. "Prinsipnya kami akan membayar sesuai dengan angka yang sudah pasti validitasnya. Dan ini menjadi tugas tim kecil," tambah Rudiantara. Namun, anggota BRTI Suryadi Aziz membantah bahwa penyelesaian tersebut terkendala rendahnya inisiatif pihak yang berkepentingan. "Siapa bilang, hari ini Telkom sudah mengirim enam orang nama untuk ti kecil." Menurutnya, secara teknis ATSI memang tidak akan mengambil peran proaktif karena mereka adalah pihak yang hendak membayar. "Hanya saja, memang data-data Telkom banyak yang masih bolong-bolong." Suryadi mencontohkan data airtime selama Desember lengkap namun untuk November yang tidak ada. "Makanya kami menyarankan agar nanti dibayar dahulu berdasarkan data yang valid, selebihnya dinegosiasikan." Dia tidak menampik kemungkinan pembahasan oleh tim kecil molor dari jadwal semula. "Minggu depan kami kembali rapat untuk melanjutkan pembahasan. Saya berharap akan ada kemajuan." Sebelumnya, Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Asosiasi Pengusaha Wartel Indonesia Srijanto Tjokrosudarmo mengatakan tim kecil yang dibentuk untuk mengklarifikasi besaran jatah 10% airtime bagi para pengusaha warung telekomunikasi. Penyelesaian soal itu, tuturnya, diharapkan bisa diselesaikan dalam dua bulan. Dengan selesainya pembahasan, semua pihak memperoleh kepastian atas persoalan yang sempat begitu lama menggantung itu. (htr) --- www.warnet2000.net is up and running! = Netkuis Instan untuk wilayah Bandung (kode area 022) - SD,SMP,SMA Berhadiah total puluhan juta rupiah... periode I dimulai 1 April 2004 = Yahoo! Groups Sponsor ~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] BRTI diminta tegas soal kode akses SLJJ
BRTI diminta tegas soal kode akses SLJJ JAKARTA (Bisnis): Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia diminta bersikap tegas dalam memutuskan pemberlakuan duopoli telekomunikasi di Indonesia, terutama yang berkaitan dengan penerapan perubahan kode akses SLJJ. Pengamat Telematika Heru Sutadi mengatakan bahwa penyelenggaraan duopoli telekomunikasi di Indonesia harus secepat mungkin dilaksanakan secara penuh mengingat tuntutan masyarakat untuk segera membuka kompetisi penuh di bidang telekomunikasi semakin meningkat. "Usaha-usaha penghambatan dengan menunda-nunda perubahan kode akses SLJJ tentunya akan berpengaruh terhadap jadwal pemberlakuan kompetisi penuh dalam industri telekomunikasi telepon tetap," ujar dia kemarin. Seperti diberitakan kemarin, Menristek Kusmayanto Kadiman mengingatkan kepada pemerintah untuk menunda perubahan kode akses SLJJ karena masih perlu dilakukan kajian menyangkut aspek teknis dan dampaknya bagi konsumen. Jika mengacu pada Kepmenhub No 04/2004 tentang pergantian kode akses SLJJ, implementasi kode akses SLJJ sudah harus dilaksanakan per 1 April 2005. Menurut Heru, secara teknis, terutama dengan sistem digital, perubahan kode akses SLJJ sebetulnya tidak sulit untuk dilakukan. Dia juga menilai tidak diperlukan dana berlebih untuk mengubah kode akses SLJJ yang sekarang ini ada karena hal itu hanya menyangkut gateway Telkom dan Indosat. Hanya saja, memang diakui banyak pula sentral-sentral telepon milik PT Telkom yang sudah kadaluarsa sehingga penerapannya akan lebih sulit, ujar dia. "Tetapi, sentral-sentral yang sudah tua itupun sesungguhnya layak diganti, apalagi pemerintah sendiri telah menaikkan tarif telepon hingga 43% sejak 2002." Bertahap Dari Makassar, Dirut PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Kristiono menegaskan BUMN itu mampu mendanai perubahan kode akses SLJJ yang membutuhkan dana sekitar Rp3 triliun asal dilakukan secara bertahap. "Kami telah mengusulkan kepada Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) agar kode akses baru untuk SLJJ tersebut dilaksanakan bertahap selama lima tahun. Jika dilaksanakan dalam waktu satu tahun, antara kompensasi yang diterima dengan investasi untuk perubahan kode akses tidak sesuai," katanya Senin. Alasan lainnya, tambah Kristiono, penciptaan kompetisi di sektor telekomunikasi tidak ada hubungannya dengan perubahan kode akses SLJJ itu sebab kompetisi dapat berjalan kapan saja. Dia berpendapat bahwa yang paling penting untuk penataan telkomunikasi nasional pada saat ini adalah pelaksanaan kompetisi antaroperator. "Kompetisi kan bisa jalan dengan treatment akses yang sama. Jangan karena harus ada perbedaan treatment yang membutuhkan biaya besar padahal sebenarnya tidak mempengaruhi tujuannya yaitu kompetisi," katanya. Soal penerapan yang bertahap juga dikemukakan Heru Sutadi. Menurut dia, perubahan kode akses SLJJ belum dapat dilakukan sekaligus. Jalan tengah yang mungkin dilakukan dengan penggunaan kode akses SLJJ secara bertahap. "Sentral-sentral yang berada di kota-kota besar saya pikir sudah dapat memulai penggunaan kode akses SLJJ tersebut pada 1 April 2005." Sementara yang berada di daerah, dapat secara bertahap mulai menggunaan kode akses SLJJ baru. Namun perlu ada batasan waktu kapan semua sentral siap menggunaan kode akses SLJJ yang baru, lanjut dia. BRTI sendiri menyatakan akan tetap memberlakukan perubahan kode akses SLJJ sesuai jadwal yaitu pada 1 April 2005 meski DPR telah merekomendasikan untuk menunda kebijakan tersebut. Pemerintah dan DPR sebelumnya sudah merekomendasikan untuk menunda perubahan kode akses SLJJ bagi PT Telkom. (k5/trd/fh) --- www.warnet2000.net is up and running! = Netkuis Instan untuk wilayah Bandung (kode area 022) - SD,SMP,SMA Berhadiah total puluhan juta rupiah... periode I dimulai 1 April 2004 = Yahoo! Groups Sponsor ~--> $9.95 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Laba Indosat Naik 143,3 Persen
Laba Indosat Naik 143,3 Persen Jakarta, Kompas - Dua raksasa telekomunikasi di Indonesia, yakni PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) dan PT Indosat Tbk, mencatatkan perbaikan kinerja selama periode sembilan bulan pertama 2004. Telkom mencatat kenaikan laba bersih 13,9 persen menjadi Rp 5,024 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang Rp 4,411 triliun. Adapun laba bersih Indosat melonjak 143,3 persen menjadi Rp 1,378 triliun, dibandingkan tahun sebelumnya yang Rp 566,6 miliar. Demikian penjelasan Dirut Telkom Kristiono dan Wakil Dirut Indosat Ng Eng Ho dalam laporan kinerja per September 2004 kepada Bursa Efek Jakarta (BEJ) di Jakarta, Jumat (29/10). Pendapatan Telkom naik 27,5 persen menjadi Rp 25,019 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang Rp 19,616 triliun. Adapun laba usaha tercatat mengalami kenaikan 18,07 persen menjadi Rp 10,424 triliun pada September 2004 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 8,828 triliun. Menurut Kristiono, pendapatan Telkom paling besar masih berasal dari bisnis seluler, yaitu mencapai Rp 7,689 triliun. Sementara pendapatan dari bisnis telepon tetap Rp 7,654 triliun. Pendapatan lain Telkom adalah berasal dari interkoneksi Rp 4,366 triliun, kerja sama operasi (KSO) Rp 443,407 miliar, data dan internet Rp 3,359 triliun, jaringan Rp 468,479 miliar, pola bagi hasil Rp 788,178 miliar, serta jasa telepon terkait lainnya Rp 249,810 miliar. Sampai September 2004, Telkom mencatat peningkatan total aset menjadi Rp 56,115 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 48,592 triliun. Indosat Menurut Eng Ho, laba bersih Indosat yang mencapai Rp 1,378 triliun, didukung oleh kenaikan pendapatan 29,8 persen menjadi Rp 7,803 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 6,012 triliun. Laba usaha Indosat tercatat tumbuh 38,2 persen, dari Rp 1,935 menjadi Rp 2,674 triliun. Jasa seluler memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan usaha, yaitu mencapai 68,5 persen. Disusul kontribusi dari sambungan langsung internasional (SLI) 16,4 persen serta bisnis multimedia, data komunikasi dan internet (MIDI) sebesar 14,2 persen. Sisanya, 0,9 persen berasal dari pendapatan lain-lain. Pelanggan seluler Indosat sampai September 2004 mencapai 8,977 juta, atau naik 78,5 persen dibandingkan September 2003. Adapun jumlah menit SLI Indosat naik 2,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, meski lalu lintas telekomunikasi ke luarnya (traffic outgoing) mengalami penurunan 15,7 persen sebagai akibat dari meningkatnya kompetisi. Pelanggan jasa sambungan telepon tetap tanpa kabel (fixed wireless access) Indosat dengan merek dagang StarOne sampai September 2004 mencapai sekitar 22.500 di Jakarta dan Surabaya. Indosat sendiri, menurut Eng Ho akan terus fokus pada pengembangan bisnis seluler, sekalipun tetap mempertahankan bisnis telekomunikasi tetap serta menumbuhkan bisnis MIDI. Karena itu, target perolehan pelanggan seluler Indosat untuk tahun 2004 telah diubah, dinaikkan dari sebelumnya yang 8,5-9 juta pelanggan, menjadi 9-9,5 juta pelanggan. Pasar telekomunikasi Indonesia, khususnya pasar seluler, masih memiliki potensi besar untuk pertumbuhan, mengingat tingkat teledensitas (kepadatan telepon per 100 penduduk) penetrasi pasar di Indonesia belum tinggi seperti negara-negara lain di Asia. Dari total sekitar 220 juta penduduk per tahun 2003 Indonesia baru memiliki 18,3 juta lebih pelanggan seluler. Karena itu, dari rencana pengeluaran modal 650-700 juta dollar AS di tahun 2004, 80 persen di antaranya untuk pengembangan bisnis seluler, baik dari segi cakupan, kapasitas, maupun kualitas.(anv) --- www.warnet2000.net is up and running! = Netkuis Instan untuk wilayah Bandung (kode area 022) - SD,SMP,SMA Berhadiah total puluhan juta rupiah... periode I dimulai 1 April 2004 = Yahoo! Groups Sponsor ~--> $9.95 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] TELKOMRisTI Bersaing di APICTA International 2004
Lima Inovasi Unggulan TELKOMRisTI Bersaing di APICTA International 2004 Bandung TELKOMRisTI Lima aplikasi software karya cipta TELKOMRisTI kembali akan bersaing pada kompetisi software bertaraf internasional, Asia Pacific ICT Awards (APICTA) International 2004, yang akan berlangsung 7 11 Desember 2004 di Hongkong. Kelima produk/inovasi unggulan TELKOMRisTI tersebut berhak mewakili Indonesia pada APICTA International 2004 setelah memenangkan kompetisi karya cipta piranti lunak APICTA-Indonesia IV. Bagi TELKOMRisTI, kemenangan ini merupakan sebuah kebanggaan sekaligus tantangan tersendiri. Bangga karena jumlah yang masuk tahun ini ada 5 produk, melebihi produk yang masuk tahun lalu sebanyak 2 produk. Sekaligus merupakan tantangan karena pada kompetisi yang sama tahun lalu, 2 produk inovasi TELKOMRisTI yang berlaga di APICTA International ini belum bisa meraih penghargaan,ungkap Setyo Budi Agung, Senior Manager Risbang Produk & Apikasi - TELKOMRisTI. Lima produk/inovasi unggulan TELKOMRisTI yang maju ke APICTA International 2004 ini adalah Integrated Medical Contact Center untuk kategori Health, Sistem Telekomunikasi bagi Tuna Rungu dan Short Voice Message System untuk kategori Research and Development, Peningkatan Security pada Jaringan WLAN untuk kategori Security dan SITUNG (Sistem Informasi Perhitungan Suara Pemilu) untuk katagori e-Government & Services. Selain dari TELKOMRisTI, dua inovasi dari TELKOM Divre V Jawa Timur dan satu inovasi dari Divisi Fixed Wireless Network TELKOM juga lolos ke APICTA International 2004 ini. Kelima produk software ini, merupakan hasil seleksi yang berupa presentasi/demo piranti lunak dihadapan dewan juri APICTA-Indonesia yang berlangsung pada tanggal 12 Oktober 2004 yang lalu, jelasnya. Kepada para Inovator, Setyo berharap agar mereka bisa mempresentasikan karyanya dengan baik dan menarik, serta lebih kreatif, tidak hanya menyangkut isu-isu teknis, namun juga bisa menjadi "marketer" yang baik bagi inovasi terkait. Hal tersebut, lanjutnya, berdasarkan pengalaman pada kompetisi sejenis tahun lalu, dimana kebanyakan peserta Indonesia lebih terfokus pada pengembangan produk, kurang "memasarkan" produk dan impaknya untuk masyarakat dan bisnis. Semoga dalam APICTA internasional 2004 ini, minimal satu Merit Award untuk salah satu katagori bisa dipersembahkan TELKOMRisTI untuk TELKOM. Tentu saja, dukungan dan doa restu dari seluruh karyawan dan manajemen TELKOM sangat diharapkan, agar TELKOMRisTI bisa berkiprah dan berbicara banyak di tingkat Nasional maupun Internasional,harap Setyo. APICTA APICTA (Asia Pacific ICT Award) Indonesia merupakan kompetisi peranti lunak (software) tahunan yang diselenggarakan ASPILUKI (Asosiasi Peranti Lunak Telematika Indonesia), bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi RI, Kementerian Riset dan Teknologi RI, Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI dan Departemen Pendidikan Nasional. Kegiatan ini diselenggarakan dalam upaya memacu kreatifitas pengembang peranti lunak untuk menghasilkan karya yang berkualitas dan mempunyai daya jual tinggi dengan menggunakan teknologi terkini serta mengukur kemampuan pembuat peranti lunak Indonesia dibanding negara-negara lain. Selain itu juga mempromosikan Indonesia sebagai penghasil peranti lunak yang berkualitas dan memiliki SDM yang potensial di bidang pengembangan software. Pemenang APICTA Indonesia berhak mengikuti kompetisi tingkat Asia Pasific dan berpeluang mendapatkan mitra bisnis dalam dan luar negeri. Kompetisi karya cipta piranti lunak APICTA International telah berlangsung sejak 2001 dan 2002 di Kuala Lumpur - Malaysia, 2003 di kota Bangkok Thailand dan 2004 di Hongkong. Kompetisi ini diikuti oleh 14 negara di kawasan Asia Pasifik yakni Australia, Brunei, Hong Kong, India, Indonesia, Korea, Macau, Malaysia, Myanmar, Philippines, Singapore, Sri Lanka, Thailand dan Vietnam., dengan 45 orang high profile juri yang akan menilai karya dari 300 lebih nominator. Karya dikategorikan ke dalam Business Application Financial, Business Application - Non Financial, E-Commerce, E-government & Services, Industrial Application, Health, Communication Application, Security, Entertainment. Application, Tourism, Education and Training, Research and Development dan Student Projects. Sedangkan kriteria penilaian terdiri dari 5 (lima) kriteria utama, yaitu keunikan dalam konsep dan ide dan keaslian/originalitas atau pengembangan (Uniqueness), Keaslian atau pengembangan (enhanchement) dan teknologi atau metodologi yang digunakan (Innovation), penghargaan yang telah diterima, adanya referensi pelanggan dan permintaan pasar (Quality/Recognition), kesiapan untuk dijual dan target pemasaran (Potential) dan presentasi secara lisan pada saat eksposisi di depan juri (Presentation)[EMAIL PROTECTED] TELKOMRisTI] -- www.warnet2000.net is a directory for internet cafe user. Yahoo! Groups Sponsor -
[Warnet2000] BRTI minta pendapat vendor soal kode akses SLJJ
BRTI minta pendapat vendor soal kode akses SLJJ JAKARTA (Bisnis): Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia akan meminta pendapat akhir dari para vendor telekomunikasi guna memastikan besarnya biaya restrukturisasi sentral telepon yang diperlukan dalam rangka perubahan kode akses sambungan langsung jarak jauh (SLJJ). Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Suryadi Aziz merupakan langkah terakhir dalam menyelesaikan polemik perubahan kode akses yang mendapat tentangan dari Telkom paska diubahnya kebijakan bisnis teleokomunikasi dari manopoli menjadi duapoli. "Kami akan panggil beberapa vendor yang biasa melakukan perubahan sentral telepon. Kami juga hendak memastikan kebenaran kalim Telkom apakah benar memerlukan biaya hingga Rp3 triliun," ungkap dia kepada Bisnis kemarin. Menurut dia, keputusan melibatkan vendor telah diambil dalam rapat BRTI Selasa pekan ini. "Setelah tahu berapa besar biaya yang diperlukan maka kami akan mengadakan tender terbuka untuk menunjuk vendor yang berkompeten. Sebab saya dengar biaya yang diperlukan jauh lebih kecil dari yang diklaim Telkom." Telkom meminta supaya pelaksanaan duopoli SLJJ yang dijadwalkan dimulai April 2005 diundur minimal lima tahun. Alasannya, biaya implementasi perubahan prefix SLJJ dari satu menjadi tiga digit butuh biaya Rp3,4 triliun. Di Bandung, Direktur Telkom Suryatin bahkan menuntut adanya kejelasan siapa yang akan membiayai perubahan itu karena jika dibebankan kepada Telkom tidak mungkin. Sementara Direktur PT Indosat Tbk Wahyu Wijayadi mengatakan kalaupun pemerintah perlu menunda perubahan kode akses SLJJ maka regulasi yang telah dibuat harus dilihat lagi. Menurut dia, konsistensi aturan harus ada sebab pada saat yang sama Telkom telah memulai layanan Sambungan Langsung Internasional (SLI). Pada saat yang sama, tambah Wahyu, Indosat belum bisa berbuat apa-apa karena masalah kode akses dan interkoneksi yang belum juga selesai. Suryadi menambahkan kepastian menyangkut kode akses ini sangat diperlukan karena regulator sudah terlanjur memberlakukan sistem duopoli tahun ini. "Itu membuat Telkom punya hak dalam menyelenggarakan bisnis SLI. Sementara Indosat belum bisa memakai haknya dalam menyelenggarakan SLJJ." Dia juga mengaku mendengar dari salah satu vendor bahwa biaya penggantian sentral untuk perubahan kode akses hanya dibawah Rp25 miliar. "Makanya Telkom juga harus memerinci dana tersebut digunakan untuk apa saja." (htr) --- www.warnet2000.net is up and running! = Netkuis Instan untuk wilayah Bandung (kode area 022) - SD,SMP,SMA Berhadiah total puluhan juta rupiah... periode I dimulai 1 April 2004 = Yahoo! Groups Sponsor ~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Nokia Mulai Bermain Api
Nokia Mulai Bermain Api TAMPAKNYA rasa percaya diri Nokia begitu besar sehingga yakin produk apa pun yang dikeluarkan pasti "dilahap" oleh masyarakat. Maklum, selain desain yang selalu cocok dengan selera masyarakat-kadang-kadang malah masyarakat terpaksa menerimanya karena menyukai-juga karena mudah pengoperasiannya. NOKIA memang pemimpin pasar dengan sekitar 40 persen di dunia, jauh mengalahkan pesaingnya yang berkutat pada angka sekitar 10 persen, dan di Indonesia lebih dari 50 persen pasar. Ponsel asal Finlandia ini menjadi trendsetter semua lapisan masyarakat, dari kalangan bawah atau pemula hingga kalangan atas yang sangat sensitif terhadap perubahan model. Asia Pasifik, dan Indonesia khususnya, sangat memuja penampilan dan status sosial yang diharapkan terdongkrak oleh aksesori yang dapat dipamerkan. Dan, ponsel merupakan salah satu aksesori utama. Orang sering menilai lawan bicaranya, terutama bagi yang pertama kali dijumpai, dari ponsel yang mereka gunakan. Kalau kelas "kacangan", entry level, akan dipandang dengan sebelah mata. (Ini antara lain yang membuat Samsung tidak mau masuk pasar kelas bawah sehingga pemakai Samsung menempati kelas tersendiri). Biar berat kayak apa-sehingga kalau disangkutkan di ikat pinggang akan menyebabkan celana mudah melorot-para eksekutif lebih suka membawa-bawa Nokia Communicator yang laris manis. Karena banyak orang yang ingin membuat citra bahwa dirinya eksekutif, Communicator baru Nokia 9500 dikejar orang sehingga harganya melambung. Jadinya Indonesia mencatat penjualan Nokia Communicator paling tinggi di dunia, hingga lebih dari 40 persen. Harga N9500 di pasar saat ini masih berkisar Rp 10 jutaan, tidak menjadi penghambat mereka yang ingin tampil excecutive looked. Orang di dunia tahu persis, menggunakan ponsel Nokia jauh lebih mudah dibandingkan dengan mengoperasikan misalnya Sony Ericsson, Siemens, atau terlebih Motorola. Siemens dan Sony Ericsson sudah mulai mudah digunakan, user friendly, yang bahkan langkah-langkahnya mirip dengan ponsel Nokia. Sementara Motorola, terkadang untuk mencari huruf yang diinginkan sulitnya bukan main, selalu muncul huruf atau kata-kata ajaib. Akan tetapi, anggapan Nokia sangat mudah digunakan mulai diragukan orang dengan munculnya ponsel yang sangat fashion, Nokia 7280, yang kalau saja bentuknya bulat, orang akan mengira itu cerutu yang berkilau. Nokia 7280 yang diluncurkan pekan keempat November dan baru akan masuk pasar akhir Desember ini, bentuknya sangat unik dan "menyalahi khitah" yang kalau tidak kotak ya bentuk kulit kerang, atau geser. Nokia ini, yang memang diarahkan untuk pamer, kalau saja tak ada pembanding untuk ukurannya, akan dikira kotak gincu pemoles bibir. Ponsel yang memiliki panjang 11,5 sentimeter, lebar 3,2 sentimeter, dan tebal 1,9 sentimeter, serta 64 cc dengan berat cuma 84 gram membuat ukurannya sebanding dengan cerutu. Baterainya tahan dipakai bercakap sampai tiga jam dan masa siaga sampai 240 jam. Memperkuat anggapan sebagai alat hias, dalam keadaan siap pakai (standby) layarnya berubah menjadi cermin mungil. Ponsel yang dapat bekerja pada tiga frekuensi, yaitu 900 MHz, 1800 MHz, dan 1900 MHz ini-karena dianggap mampu mendongkrak status sosial pemakainya-masuk dalam kelas atas yang harganya pun di sekitar Rp 4 juta. Kelas yang tinggi membawa isi perut yang canggih pula walau masih dipertanyakan apakah kaum hawa yang menjadi sasaran ponsel ini akan memanfaatkan kepintaran dan fitur Nokia 7280. Ponsel berkamera VGA tersembunyi ini dapat memotret dalam cahaya remang- remang, dengan kemampuan layar 65.536 warna dan ukuran 104 x 208 piksel. Ponsel ini dapat digunakan untuk transmisi data kecepatan tinggi lewat fitur EGPRS (enhance general packet radio service), selain memiliki kemampuan hubungan lewat bluetooth dan inframerah. Bagi yang suka musik, tersedia nada dering polifonik dan radio FM. Unik dan membutuhkan latihan bagi yang sangat gandrung pada Nokia adalah cara menelepon atau membuat SMS. Tak ada papan huruf atau angka (keyboard) di ponsel ini karena mungilnya, hanya tersedia tombol putar yang bisa digunakan untuk mencari huruf dan angka. Akibatnya, mereka yang kurang tahu urutan huruf akan kesulitan mencari huruf yang diperlukan. Menggemaskan memang, dan Nokia sudah mulai bermain api dengan mencoba membuat pemakainya kesal. Bagaimanapun harus diakui, tanpa mencobanya tak akan merasakan sesuatu yang sangat baru dan aneh dari Nokia. Dalam peluncuran dengan tema fashion ini, dimunculkan juga Nokia 7260 dan Nokia 7270 yang bentuknya mirip Nokia 7610. Hanya saja Nokia 7270 merupakan ponsel lipat yang juga bekerja pada tiga frekuensi sehingga dapat digunakan di semua jaringan GSM seluruh dunia. Nokia 7260 sudah ada di pasar, tetapi Nokia 7270 baru ada akhir Desember ini. Sementara primadona dari kelompok fashion, Nokia 7260, sudah mulai ada di pasar. Bentuknya sangat mirip dengan pendahulunya, N7610, yang harga
[Warnet2000] BPDE Jatim dirikan telecenter
BPDE dirikan telecenter SURABAYA (Bisnis): Badan Pengelola Data Elektronik (BPDE) Jawa Timur tahun depan membangun satu unit telecenter atau fasilitas teknologi informasi yang ditujukan petani dan nelayan, melalui pasokan dana dari United Nation Development Program (UNDP) serta Bappenas. Kepala BPDE Jatim Asianti Oetojo mengatakan pengadaan fasilitas telecenter itu bertujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat petani dan nelayan, terutama di bidang peningkatan usaha serta pemasaran hasil pertanian dan perikan-an melalui akses Internet. Menurut dia, pengadaan telecenter itu merupakan bagian rencana pengembangan tiga unit fasilitas serupa yang didukung dana UNDP, Bappenas dan APBD Pem-prov Jatim. "Dalam tahap awal pada tahun depan akan dibangun satu unit telecenter di pede-saan dengan penyiapan tenaga terlatih yang dididik selama setahun, selanjutnya tenaga itu bertugas memberikan data dan informasi kepada masyarakat petani dan nelayan," ujarnya, ke-marin. Asianti tidak merinci berapa dana yang dibutuhkan bagi pengadaan telecenter, tetapi dia menjelaskan bahwa pihak UNDP dalam memberikan bantuan dana mensyaratkan kepada Pemprov Jatim agar menyiapkan dana pendamping guna membiayai kegiatan di bidang TI itu. (aac) --- www.warnet2000.net is up and running! Manfaatkan layanan TelkomNet @ Premium melalui kartu prabayar I-VAS untuk meningkatkan kecepatan browing anda hingga 10x lipat. Informasi lebih lanjut www.plasa.com atau call 147. Yahoo! Groups Sponsor ~--> $9.95 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Dari Hutan ke Nokia
Dari Hutan ke Nokia SELAMA lebih dari sepuluh tahun, struktur industri Finlandia berubah secara drastis. Akhir 1990-an, perekonomian negeri ini masih mengandalkan hutan secara luas dan kemudian beralih pada sektor penting yang membuat nilai tambah tinggi untuk ekspor, yaitu industri elektronik. "Dulu kami hidup dari hutan, tetapi saat ini kami dapat menambahkan pada Nokia," tulis Jyrki Vesikansa dari Departemen Luar Negeri Finlandia. GLOBALISASI berperan memundurkan berbagai industri yang dulunya penting. Sebagian besar industri ini mengandalkan pasar dalam negeri, lalu beberapa menjadi barang ekspor yang baik. Adalah Nokia dan perusahaan-perusahaan cabangnya saat ini merupakan permata pada mahkota industri Finlandia. Tak dapat disangkal, ini kemudian memancarkan cahaya, khususnya dari China. Artinya, industri telepon seluler dan elektronik bergerak ke negara-negara dengan biaya produksi yang lebih murah. Namun, pengendalian penelitian dan pengembangan Nokia serta satelit-satelitnya tetap berpusat di Finlandia. Menarik investasi asing ke negara itu tidak mudah. Selain musim dingin yang beku dan lama, bahasa Finlandia tidak mudah dimengerti, ditambah pajak yang tinggi. Akan tetapi, semua itu diimbangi oleh reputasi penduduk Finlandia sebagai masyarakat makmur dan, bagi orang asing, negeri ini merupakan tempat yang baik untuk tinggal. Negeri ini bagai surga, penuh dengan cahaya dan keindahan alam. Nokia sebagai suatu keunggulan merupakan hasil dari cara pandang jauh ke depan. Perusahaan aslinya adalah pelopor yang menemukan mesin penggiling bubur kayu pertama di Finlandia tahun 1865. Disusul kemudian oleh mesin penambah bubur kayu dan pembuat kertas. Pada tahun 1920-an muncul pabrik kabel dan karet terkemuka pada perusahaan ini. Tahun 1950-an chief executive officer (CEO) Björn Westerlund meramalkan, masa depan pertumbuhan beberapa sektor ini akan terbatas dan sebagai gantinya dibangun sebuah divisi elektronik di pabrik kabel Helsinki. Sebelumnya, selama 15 tahun Nokia elektronik mengalami masa percobaan dari beragam kesalahan. Akan tetapi, dari semua kesalahan dan percobaan itu, secara bertahap justru terbangun keterampilan substansial dari sekumpulan ahli yang berbakat. Kondisi ini lalu berkembang karena didukung penuh kebijakan pemerintah. Tahun 1970-an Nokia dan pabrik pembuat televisi Salora bergabung untuk mengembangkan telepon genggam (telepon seluler). Dan tahun 1980-an seluruh Salora terintegrasi menjadi Nokia. Pada saat yang sama Nokia memperoleh operasi jaringan telepon dari Perusahaan Telekomunikasi Pemerintah Televa. Namun, tidak semua usaha yang dilakukan Nokia menjadi produsen telepon seluler terkemuka di dunia berjalan sukses. Tahun 1980-an perusahaan ini membeli pabrik televisi Jerman, SEL, tetapi terpaksa meninggalkannya karena tidak berjalan mulus. Pada awal 1990-an Nokia sempat krisis, tetapi CEO yang baru, Jorma Ollila, memutuskan untuk memfokuskan pada telepon seluler dan jaringan telepon. Hasilnya, telepon GSM pertama kali di dunia muncul di Finlandia tahun 1991. Kemudian pasar telepon seluler global mulai berkembang sangat cepat pada pertengahan 1990-an dan Nokia menjadi nomor satu. Pabrik-pabrik dan tempat-tempat penjualan di setiap benua dibuka. Walaupun awalnya menghadapi krisis pengadaan logistik yang sulit tahun 1995, hal itu segera dapat dipecahkan lewat penciptaan sistem operasi yang efisien. Hal ini sangat membantu perusahaan tetap untung ketika meloncati abad ke-21 seiring dengan perkembangan pasar telepon seluler global yang membingungkan serta kompetisi harga internasional yang tumbuh dengan sengit. Pada kebangkitan Nokia, beberapa perusahaan Finlandia lainnya juga berkembang di pasar internasional. Misalnya Perlos yang memproduksi tempat telepon seluler dan subkontraktor Elcoteq. Bersama industri listrik, industri elektronik ini menguasai 28 persen total ekspor Finlandia (47,1 miliar euro). DI samping industri elektronik, industri teknik listrik juga berakar di Finlandia sejak abad ke-19 ketika Gottfried Strömberg membuat generator dan motor listrik pertama. Perusahaan yang ia bangun saat ini secara menyeluruh dan menguntungkan menjadi bagian dari Asea Brown Boveri Group. Perusahaan-perusahaan Finlandia lainnya adalah Instru, Vaisala, dan Neles yang saat ini bagian dari Metso, telah sukses mengotomatisasi bidang industri, medis, dan teknologi metereologi. Teknik listrik juga meliputi produksi mesin pengangkat dan Derek, dengan Kone PLC dan KCI anak perusahaannya adalah perusahaan global dan terkemuka. Kone didirikan tahun 1910 sebagai suatu bagian dari Strömberg. Dalam kepemilikan serta pengelolaan keluarga Herlin, perusahaan ini telah tumbuh menjadi salah satu dari tiga produsen terbesar mesin pengangkat (lift) di dunia. Usaha perkayuan tetap menjadi sektor industri besar lain di Finlandia. Di sinilah kemajuan teknologi memiliki peranan yang semakin bertambah. Saat ini upah yang tinggi dan pela
[Warnet2000] Danai Perluasan Jaringan, Infoasia Emisi Obligasi
Danai Perluasan Jaringan, Infoasia Emisi Obligasi Jakarta, Kompas - Perusahaan penyedia jaringan dan jasa telekomunikasi PT Infoasia Teknologi Global Tbk memerlukan dana untuk membangun jaringan pelayanan lalu lintas data dan suara (points of presence/POP) dari 17 kota menjadi 40 kota di Indonesia. Untuk membiayai pembangunan itu, Infoasia akan menerbitkan obligasi maksimal Rp 125 miliar. "Rencananya, 80 persen dari hasil emisi tersebut akan digunakan untuk pembelian alat telekomunikasi, broadband wireless dan peralatan lainnya untuk memperbanyak points of presence di kota-kota besar di Indonesia," kata Direktur Utama Infoasia Shanta Dewi di Jakarta, Senin (29/11). POP merupakan jaringan yang diperlukan agar Infoasia dapat memberikan layanan kepada pelanggannya seperti layanan lalu lintas data dan suara, voice over internet protocol (VoIP) dan virtual private network. Dengan adanya jaringan POP ini, Infoasia tidak lagi bergantung pada mitra perusahaan telekomunikasi lainnya untuk menyediakan sarana ini. Andrew Haswin, Direktur Kresna Securities yang menjadi penjamin emisi obligasi ini menyatakan, tingkat suku bunga yang ditawarkan berkisar antara 12,75 persen dan 13,75 persen dan tetap. Seri A berjumlah Rp 25 miliar dan berjangka waktu tiga tahun, seri B berjumlah Rp 32 miliar dan berjangka waktu empat tahun dan seri C berjangka waktu lima tahun dengan jumlah Rp 68 miliar. "Kalau detail berapa persen bunga untuk masing-masing seri, baru akan diungkapkan saat pelaksanaan penilaian mendalam (due diligence) mendatang," ujarnya. Dia menambahkan, obligasi ini dijamin 100 persen dengan alat-alat telekomunikasi yang dimiliki. Obligasi ini mendapatkan peringkat A dari lembaga pemeringkat Kasnic. Jika nantinya peringkat obligasi ini turun dari peringkat A, Infoasia harus menyediakan dana cadangan untuk pelunasan (sinking fund) sebesar lima persen dari pokok obligasi tersebut. Kinerja Infoasia Hingga September tahun ini, Infoasia mencatat pendapatan sebesar Rp 234,6 miliar atau meningkat 106 persen dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar Rp 114 miliar. Sedangkan laba bersih meningkat 133 persen dari Rp 12,9 miliar menjadi Rp 30,1 miliar. Hingga akhir 2004, penjualan diperkirakan sebesar Rp 300 miliar dengan laba bersih Rp 40 miliar. Mengenai kewajibannya, hingga September total tercatat sebesar Rp 19,1 miliar. "Utang itu semuanya utang dagang, dan tidak ada utang pada bank. Baru kali ini kami akan mengeluarkan obligasi," ujar Shanta. Infoasia memiliki empat anak perusahaan, yaitu (1) Global Communication Inc dengan kepemilikan saham sebesar 100 persen yang bergerak di bidang usaha penyedia jaringan dan jasa telekomunikasi data dan suara; (2) Distribution in Corporation yang bergerak di bidang usaha distribusi peranti keras komputer untuk negara ASEAN; (3) PT Sejahtera Globalindo sebagai penyedia jasa internet, VoIP, dan VPN; serta PT Global Teknindo Infotama yang bergerak dalam bidang penyedia jasa solusi informasi teknologi untuk perusahaan-perusahaan. -- Warnet2000 menyediakan pasang banner dengan bonus. Banner anda akan kami pasangkan selama satu bulan gratis. Siapkan image banner berikut link anda dan kirim ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Sponsor ~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Teknologi Informasi untuk Pendidikan
Teknologi Informasi untuk Pendidikan Jakarta, Kompas - Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan perlu strategi komprehensif terlebih dahulu. Terdapat langkah- langkah yang harus ditempuh agar tidak terjadi pemborosan dana hanya untuk pemenuhan kebutuhan perangkat keras saja. Demikian jumpa pers, Senin (29/11), terkait dengan penyelenggaraan Konferensi Kebijakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) untuk Pendidikan bagi Pembangunan Ekonomi Berbasis Pengetahuan. Konferensi internasional tersebut akan diadakan Selasa, 30 September, di Jakarta. Acara antara lain dihadiri pakar ICT dari Bank Dunia, Dr Mae Chu Chang, Presiden Korean Education Research and Information Services Dae-Joon Hwang dan, Divisional Manager International Communication and Technology in Schools Division Departement of Education and Skills Inggris Doug Brown. Juga hadir pakar ICT nasional, Onno W Purbo, pakar ICT internasional dari Cisco Learning Institute Amerika, David Alexander, unsur Departemen Pendidikan Nasional, serta Kementerian Komunikasi dan Informasi. Dalam jumpa pers, David Alexander mengungkapkan, agar berhasil mengembangkan ICT di dunia pendidikan, ada tahapan yang harus dilalui. Pertama, harus ada kebijakan sebagai payung yang antara lain mencakup sistem pembiayaan dan arah pengembangan. Kedua, pengembangan isi atau materi, misalnya kurikulum harus berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Dengan demikian, nantinya yang dikembangkan tak sebatas operasional atau latihan penggunaan komputer. Ketiga, persiapan tenaga pengajar, dan terakhir, penyediaan perangkat kerasnya. Namun, Dr Mae Chu Chang, pakar ICT dari Bank Dunia, mengungkapkan, kebanyakan negara lain langsung memulai ke tahap penyediaan perangkat keras yang hanya berakibat pada pemborosan alat saja dan itu harus dibayar mahal seperti kegagalan di sejumlah negara. Ia berharap Indonesia mau belajar dari pengalaman tersebut. Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda Departemen Pendidikan Nasional Fasli Djalal menambahkan, pihaknya berharap dari seminar tersebut akan didapatkan banyak masukan dan praktik- praktik terbaik yang pernah dijalankan sejumlah negara. (INE) -- Warnet2000 menyediakan pasang banner dengan bonus. Banner anda akan kami pasangkan selama satu bulan gratis. Siapkan image banner berikut link anda dan kirim ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Sponsor ~--> $4.98 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/Q7_YsB/neXJAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Telkom lirik usaha telekomunikasi regional
Telkom lirik usaha telekomunikasi regional JAKARTA (Bisnis): PT Telekomunikasi Indonesia Tbk mengkaji kemungkinan mengakuisisi perusahaan telekomunikasi di kawasan Asia Tenggara atau Asia Selatan guna menggenjot pertumbuhan pendapatan di atas 25% per tahun. Dirut Telkom Kristiono mengatakan rencana itu merupakan bagian dari upaya perseroan menjadi salah satu perusahaan telekomunikasi ter-kemuka di regional Asia. "Kalau Telkom menginginkan pertumbuhan diatas 25% per tahun, hal ini tidak bisa dari pendapatan organik [bisnis saat ini] saja tapi harus mengupayakan pendapatan non-organik. Jadi yang harus dibuka adalah pertumbuhan dari pendapatan non-organik ini," katanya. Dia berbicara di sela-sela paparan publik Telkom di Jakarta kemarin. Direktur Keuangan Telkom Rinaldi Firmansyah menambahkan Telkom mulai melirik sejumlah perusahaan di kawasan regional. Namun dia menyatakan belum dapat mengumumkan nama perusahaan dan realisasi akuisisi itu. "Namanya belum ada, masih dijajaki. Realisasinya mungkin dalam beberapa tahun lagilah," jelasnya. Komisaris Telkom Arif Arryman menambahkan, opsi peningkatan pendapatan ini tidak saja melalui akuisisi, bisa juga melalui penggabungan usaha. "Perusahaan akan mengkaji opsi mana yang paling menguntungkan nantinya," jelasnya. Mengenai sumber dana yang akan digunakan untuk merealisasikan rencana akuisisi ini, Kristiono mengatakan dapat diambil dari anggaran belanja modal (capex) Telkom pada 2005 sekitar Rp14 triliun. "Walau belanja modal itu telah dianggarkan untuk program pembangunan akses broadband dan pengembangan anak perusahaan Telkomsel, dana itu masih bisa dipergunakan untuk itu [akuisisi]," jelas dia. Dia menjelaskan anggaran itu sangat flesibel dan bukan merupakan harga mati bagi perseroan. Kaji ulang Pengamat Telekomunikasi Mas Wigrantoro mengatakan ide untuk mengakuisisi operator telekomunikasi di luar negeri itu positif bagi perusahaan. Tapi, lanjutnya, hal itu mesti dikajiulang secara mendalam agar investasi yang ditanamkan dapat memberikan benefit signifikan. Beberapa hal yang perlu dikaji, tutur dia, terutama menyangkut kesiapan manajemen, sumber pendanaan, serta apa motivasi untuk masuk ke bisnis global yang selanjutnya dipublikasikan sekaligus memberikan kesempatan kepada publik untuk menilai. "Secara konsep, rencana Telkom menjadi operator di luar negeri ada positifnya karena saat ini pun operator asing berlomba-lomba masuk ke Indonesia. Tapi, di satu sisi juga harus dilihat potensi pasar di Indonesia yang masih sangat besar," tandasnya. Wigrantoro mengkhawatirkan jangan sampai nantinya Telkom justru lebih banyak berkonsentrasi di pasar internasional dan meninggalkan kualitas layanan yang seharusnya diberikan kepada pelanggan di Indonesia. "Dengan penetrasi pasar di Indonesia saat ini masih layak sekali untuk diberikan perhatian yang sangat besar oleh Telkom. Kalau Telkom dapat memberikan kualitas layanan yang lebih baik dibanding operator negara lain maka BUMN tersebut sebetulnya sudah menjadi pemain kelas dunia tanpa harus menjadi operator di negara lain." (adn/jha) --- www.warnet2000.net is up and running! Manfaatkan layanan TelkomNet @ Premium melalui kartu prabayar I-VAS untuk meningkatkan kecepatan browing anda hingga 10x lipat. Informasi lebih lanjut www.plasa.com atau call 147. Yahoo! Groups Sponsor ~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Pemerintah akan bangun backbone Palapa Ring
Pemerintah akan bangun backbone Palapa Ring JAKARTA (Bisnis): Pemerintah akan membangun Palapa Ring sebagai tulang punggung (backbone) bagi sistem telekomunikasi nasional berupa cincin serat optik yang mengelilingi seluruh kepulauan Nusantara menggunakan dana pemerintah dan swasta. Direktur Bina Telekomunikasi dan Informatika Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi Susilo Hartono mengatakan pembangunan Palapa Ring bertujuan mempercepat akses telekomunikasi secara nasional yang tidak terbatas pada backbone sudah ada saat ini. "Wacana itu telah disampaikan Dirjen Postel kepada Menhubtel dan akan segera disampaikan dalam rapat kabinet," ujarnya kepada Bisnis belum lama ini. Saat ini, lanjutnya, pembangunannya baru dalam tahap penelitian dan sosialisasi ke semua pihak baik pemerintah maupun swasta. Pembangunannya sendiri akan dilaksanakan secepatnya. Nantinya, menurut Susilo, penanggung jawab dan penyelenggara pembangunan serat optik tersebut sebaiknya dalam bentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah naungan Ditjen Postel. Palapa Ring merupakan kelanjutan pengembangan dari Cincin Serat Optik Nasional (CSO-N) yang digagas oleh PT Tiara Titian Telekomunikasi (TT-Tel) sebelumnya. Sebelum Tiara, sebenarnya beberapa perusahaan telekomunikasi seperti Telkom juga telah menggelar jaringan backbone dengan model tersebut termasuk dengan ide Nusantara-21. Aplikasi tersebut merupakan jaringan kabel kasar bawah laut berbentuk cincin terintegrasi berisi frekuensi pita lebar yang membentang dari Sumatra Utara hingga Papua bagian barat dengan perkiraan panjang sekitar 25.000 km. Setiap cincin akan meneruskan akses frekuensi pita lebar dari satu titik ke titik lainnya di setiap kabupaten. Akses tersebut akan mendukung jaringan serat optik pita lebar berkecepatan tinggi dengan kapasitas 300 Gbps hingga 1.000 Gbps di daerah tersebut. Selain Internet, Palapa Ring juga bisa mendukung jaringan telekomunikasi tetap dan seluler, termasuk pendidikan jarak jauh (tele edukasi) dan pengobatan jarak jauh (tele kesehatan) secara murah serta siaran TV ke desa-desa. Susilo melanjutkan jaringan itu tidak akan tumpang tindih dengan jaringan backbone yang sebelumnya sudah ada, baik yang diselenggarakan operator maupun pemerintah daerah. "Palapa Ring justru akan menyatukan backbone-backbone yang telah ada sebelumnya untuk meningkatkan akses informasi serta secara tidak langsung dapat memperkuat ketahanan nasional," tuturnya. Selain itu, tambahnya, Palapa Ring juga akan memperlancar implementasi Universal Service Obligation (USO), pemanfaatan e-government, e-education, e-healthy, dan akses Internet oleh siapa saja. Arnold Ph. Djiwatampu, Presdir PT Tiara Telekomunikasi (TT-Tel), mengatakan pihaknya saat ini tengah mengkaji rencana penggelaran Palapa Ring dengan melakukan survei di 20 hingga 30 lokasi di seluruh Indonesia. "Nantinya rencana bisnis itu ditawarkan ke pengusaha dalam dan luar negeri sebagai konsorsium penyandang dana. Pemda, swasta lokal dan asing bisa menjadi pemegang saham konsorsium Palapa Ring melalui ketentuan pemerintah yang akan diatur lebih lanjut," katanya kepada Bisnis. Menurut dia, pihaknya tengah mengkaji implementasi itu melalui studi kelayakan dengan fasilitas pemerintah. Namun Susilo mengungkapkan, terdapat dua opsi dalam pembiayan pembangunan Palapa Ring, yaitu dibiayai seluruhnya oleh pemerintah atau diserahkan kepada konsorsium tersebut, tergantung kondisi keuangan pemerintah. Tahapan pembangunannya sendiri, lanjut dia, akan ditentukan melalui skala prioritas berdasarkan letak dan kondisi daerah. "Pemerintah akan memprioritaskan daerah yang memiliki akses telekomunikasi minim seperti di kawasan timur Indonesia," tandasnya. (02) --- www.warnet2000.net is up and running! Manfaatkan layanan TelkomNet @ Premium melalui kartu prabayar I-VAS untuk meningkatkan kecepatan browing anda hingga 10x lipat. Informasi lebih lanjut www.plasa.com atau call 147. Yahoo! Groups Sponsor ~--> $4.98 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/Q7_YsB/neXJAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Susah senang desa penerima USO
Susah senang desa penerima USO Malik Mailoa, 61, tidak bisa menutupi rasa gembira begitu diberitahu desanya bakal dipasang telepon umum berbasis satelit. Maklum, selama ini Kepala Desa Ngidiho, Galela, Halmahera Utara tersebut-bersama sekitar 1800 warganya, harus mengeluarkan tenaga dan biaya ekstra untuk menelepon. "Kami harus naik ojek dengan biaya Rp10.000 untuk menelepon ke Wartel terdekat ke Sio Sio [Ibukota kecamatan Galela] yang jaraknya 12 kilometer," kata Malik mengenang. Padahal, setiap bulannya, pengeluaran bapak enam anak ini untuk menelepon rata-rata Rp150.000. Dari sisi daya beli sebenarnya tidak ada masalah bagi warga Desa Ngidiho dalam mendapatkan akses telekomunikasi. Dengan kondisi alamnya yang subur, desa ini menjadi salah satu penghasil utama kopra dan pala. "Paling tidak setiap keluarga memiliki dua hektar kebun," pamer Malik yang memimpin 380 KK tersebut. Menurutnya, panen kopra dilakukan dalam setiap empat bulan sekali dengan rata-rata panen mencapai 5 hingga 6 ton per keluarga. "Kami menjualnya ke Bimoli, mereka mau membeli dengan harga Rp1.700 per kilo." Itu berarti, pendapatan setiap KK sebenarnya cukup tinggi yang juga diindikasikan dengan banyaknya warga yang pergi haji dan memiliki kendaraan bermotor. Sebagai ilustrasi, di desa itu terdapat 25 warga yang telah pergi haji dan 80 buah kendaraan bermotor. Malik juga menyatakan keyakinan bahwa desa yang dipimpinnya bisa menghidupi telepon umum itu kelak dari jasa warga yang memerlukan komunikasi keluar desa atau daerah. Bahkan, sebanyak 47 KK konon telah mendaftar sambungan telepon rumah saat PT Telkom melakukan survei ke desa itu. Ngidiho adalah satu dari enambelas desa di Provinsi Maluku Utara yang mendapatkan fasilitas layanan kewajiban universal (Universal Services Obligation-USO), sebuah program pemerintah dalam membuka akses telekomunikasi bagi daerah terpencil dan tidak dijangkau operator telepon tetap maupun seluler. Untuk proyek telekomunikasi terpencil ini, pemerintah telah menunjuk PT Pasifik Satelit Nusantara sebagai salah satu operator untuk memasang telepon dengan teknologi Portable Fixed Satellite. Proyek pemasangan di Maluku Utara merupakan bagian dari 1.617 desa yang menjadi tanggung jawab operator tersebut tahun ini, atau lebih sedikit dari pemasangan tahun lalu yang mencapai 2.975 desa. Paket USO untuk Portable Fixed Satellite ini didesain khusus PSN untuk menjadi fasilitas telepon umum bagi desa-desa terpencil itu. Maka tak heran, format pemasangan layaknya di warung telekomunikasi lengkap dengan monitor tarif pembicaraan dengan sistem prabayar ke operator. Sebagai modal awal, selain seperangkat telepon, pemerintah memberikan pulsa senilai Rp750.000 kepada setiap desa. Pulsa inilah yang harus dikelola oleh desa agar fasilitas baru tersebut dapat berjalan. Untuk setiap pulsa yang terjual, desa mendapatkan margin 10%, atau Rp75.000 jika pulsa yang dibeli bernominal Rp750.000. Namun, optimisme Malik tidak tampak dalam raut muka Gewin Hamja, teknisi untuk proyek pemasangan di Maluku Utara. Lelaki berusaha 24 tahun dari PT Spektrum Persada-sebuah perusahaan vendor untuk pemasangan USO di provinsi ini, menyimpan kekhawatiran dengan kondisi daerah yang begitu terpencil. Kendala beli pulsa "Desa-desa ini kadang kesulitan untuk kembali membeli pulsa, bukan karena tidak punya uang tetapi karena letaknya yang jauh dari tempat pengisian pulsa," tutur teknisi dari perusahaan yang juga bertanggung jawab terhadap distribusi pulsa PSN khusus untun program USO ini. Menurut Gewin, kendala letak desa yang begitu terpencil menjadi kekhawatiran program ini berlanjut. Kendati tidak bisa menunjukkan angka pasti berapa 'telepon hidup' dan 'telepon mati' setelah pemasangan. Dia menyebutnya sebagai 'hal yang tidak cukup menggembirakan'. "Biasanya kami mengandalkan Kantor Pos untuk pengiriman pulsa, tetapi tak jarang juga memanfaatkan jasa saudara yang kebetulan pergi ke Tobelo atau ke Ternate," tutur Gewin. Dia juga mengeluhkan masih rendahnya pengetahuan masyarakat akan fungsi alat komunikasi ini. "Bahkan saat saya pasang di desa Sanana, Kabupaten Sula, masak kepala desa saja terbalik dalam memegang gagang telepon!" Situasi yang kurang mengenakkan dalam pemasangan yang juga sempat diikuti Bisnis ini adalah ketidaktahuan kepala desa atas adanya proyek ini. Kebanyakan kades malah mengaku tahu saat hari pemasangan. Padahal berdasarkan prosedur, setiap desa ini telah menerima pemberitahuan dari birokrasi tingkat atasnya sebelum pemasangan. Namun, tidak diketahui kenapa saat pemasangan dilakukan hal itu belum terjadi sehingga persiapan yang dilakukan terkesan apa adanya. Seperti yang dialami Daniel Manumpil, Kepala Desa Makete, "Saya tahunya ya baru hari ini. Jadi persiapan tempatnya juga seadanya. Untuk sementara mungkin bisa di tempat saya," kata pria yang memimpin 1.006 warga ini. Ketidaktahunan ini tentu saja menganggu. Sebab, menurut Gewin
[Warnet2000] Tak Terkendali, pembebasan lisensi 2,4GHz
Tak Terkendali AKHIRNYA setelah perdebatan panjang dan melelahkan, pemerintah melepaskan pemberian lisensi untuk penggunaan pita frekuensi 2,4 GHz LAN (Local Area Network) nirkabel yang menjadi tulang punggung infrastruktur akses internet yang digunakan banyak pihak, termasuk warnet. Kita belum paham alasan di balik pembebasan ini. Apakah memang pemerintah sepaham dengan alasan yang disampaikan oleh komunitas pengguna akses nirkabel internet, atau hanya sekadar memenuhi tuntutan tanpa refleksi cerminan persoalan yang sedang dan akan terjadi dalam pertumbuhan akses internet di Indonesia? Bagi kita sendiri masih ada pertanyaan tersisa. Siapa yang akan mengawasi penggunaan berbagai perangkat nirkabel LAN ini kalau misalnya terjadi penggunaan booster untuk meningkatkan daya? Apa yang akan dilakukan dan siapa yang akan mengawasi kalau terjadi interferensi? Pertanyaan ini harus kita ajukan supaya penggunaan dan pertumbuhan akses internet tidak terganggu, serta kita mampu mempertahankan momentum menjadikan nirkabel sebagai agen pertumbuhan ekonomi. BERDASARKAN pengalaman, registrasi dan sertifikasi akan menyebabkan kecurangan, manipulasi, praktik korup dan pemerasan, serta semua aktivitas tercela lainnya yang merugikan negara dan masyarakat pada umumnya. Ditambah dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat dan berubah arah secara dramatis setiap saat, registrasi dan sertifikasi pasti akan menyebabkan terjadinya penyelewengan dan pemerasan berakibat pada dibebankannya ongkos perangkat nirkabel internet pada penggunanya. Masalahnya, yang mengeluarkan registrasi dan sertifikasi belum tentu mengikuti semua persoalan dan kemajuan teknologi. Dan berdasarkan pengalaman juga, ketidaktahuan serta pemahaman para pembuat registrasi dan sertifikasi ini condong dijadikan "senjata pamungkas" untuk menunda, memaksa, meminta, menodong, dan sebagainya. Tidak percaya? Coba perhatikan "lampu merah" impor barang-barang teknologi komunikasi informasi yang sekarang sedang terjadi. Bayangkan, semua produk teknologi yang ada di pasaran sekarang menipis dan sebagian besar di antaranya tertahan di pelabuhan selama hampir dua bulan. Bayangkan kalau registrasi dan sertifikasi produk akses nirkabel internet juga terkena "lampu merah". Yang terjadi adalah beban ekonomi biaya tinggi, dan janganlah kita berharap kalau internet akan menjadi enjin pertumbuhan. Ada yang tidak bisa kita kendalikan di negara ini. * --- www.warnet2000.net is up and running! Manfaatkan layanan TelkomNet @ Premium melalui kartu prabayar I-VAS untuk meningkatkan kecepatan browing anda hingga 10x lipat. Informasi lebih lanjut www.plasa.com atau call 147. Yahoo! Groups Sponsor ~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Telkom gunakan jaringan berbasis data & nirkabel
Telkom gunakan jaringan berbasis data & nirkabel JAKARTA (Bisnis): PT Telkom mulai 2005 akan melakukan transformasi infrastruktur menuju jaringan berbasis data dan nirkabel, atau next generation network mendukung pencapaian target 32 juta basis pelanggan tahun depan. Dirut PT Telkom Kristiono mengatakan transformasi infrastruktur menuju next generation network itu adalah salah satu bagian dari program strategis tahun depan untuk mendukung obsesi perseroan ke depan. "Transformasi infrastruktur menjadi salah satu kunci untuk mewujudkan obsesi tersebut. Telkom saat ini merupakan operator yang memberikan layanan nirkabel baik GSM melalui Telkomsel maupun CDMA," katanya belum lama ini. Selain menjadi integrated operator dan berorientasi pelanggan, tambahnya, ke depan posisi Telkom juga diarahkan untuk menjadi penyedia solusi sampai di kawasan regional yang profitable dan bernilai tinggi. Terkait target 2005, Kristiono menyebutkan Telkom memproyeksikan kapasitas penjualan akan bertambah minimal 400.000 satuan sambungan telepon (SST) untuk telepon tetap, Flexi (minimal 1,5 juta), serta seluler melalui Telkomsel sebanyak 6 juta. Dengan demikian, BUMN itu menargetkan bisa meraih 11 juta pelanggan selama 2005. Sedangkan anak perusahaannya, operator seluler Telkomsel sebanyak 21 juta pelanggan sehingga total basis pelanggan Grup Telkom bisa menembus angka 32 juta pada akhir tahun depan. Sebagai gambaran dia memaparkan sampai akhir tahun ini kapasitas penjualan telepon tetap diproyeksikan mencapai 400.000 SST, Flexi (1,2 juta), serta seluler (6 juta) sehingga total pelanggan Telkom Group mencapai sekitar 25,2 juta. Selain menargetkan pertumbuhan pelanggan untuk telepon tetap dan seluler, selama 2005 Telkom juga akan meningkatkan pangsa pasar layanan komunikasi internasional Telkom International Call (TIC 007) menjadi 50%. "Untuk mengenjot pendapatan ini, perseroan akan memanfaatkan dana belanja modal perusahaan secara konsolidasi sebanyak Rp14 triliun. Sekitar 50% untuk Telkom dan sisanya untuk Telkomsel," kata Kristiono. Menyinggung arah pengembangan jaringan ke depan, dia mengatakan Telkom akan lebih banyak membangung jaringan nirkabel sementara untuk jaringan kabel yang ada akan dioptimalkan untuk layanan broadband. Kristiono memaparkan strategi ini akan diwujudkan dengan memperluas jangkauan layanan broadband berbasis teknologi ADSL (Asymmetric Digital Subcriber Line) dengan merek dagang Speedy yang saat ini baru beroperasi di Jakarta dan Surabaya. "Tahun depan akses broadband ini akan diperluas sehingga menjangkau sedikitnya 20 kota besar di Indonesia dan diproyeksikan akan mencapai 150.000 SSL (satuan sambungan layanan)," ujarnya. Terkait dengan rencana pengembangan jaringan Telkom, BUMN itu juga diketahui akan mengoperasikan jaringan metropolitan area network (MAN) di wilayah Divre II Jakarta mulai awal 2005. Jaringan MAN yang investasinya berasal dari internal perusahaan itu diproyeksikan dapat memenuhi kebutuhan akses Internet berkecepatan tinggi hingga 500.000 satuan sambungan layanan (SSL). Untuk menyediakan layanan akses Internet berkecepatan tinggi itu Telkom akan meng-upgrade sistem primitif yang mencakup sentral dan jaringan kabel dengan proyek multiservice optical access network. Meski demikian untuk pembangunan infrastruktur MAN itu nilai investasinya belum dapat diketahui secara pasti karena hitungannya bukan per-SSL melainkan dibuat semacam kluster. (adn/jha) -- Warnet2000 menyediakan pasang banner dengan bonus. Banner anda akan kami pasangkan selama satu bulan gratis. Siapkan image banner berikut link anda dan kirim ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Sponsor ~--> $4.98 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/Q7_YsB/neXJAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Cisco sediakan aplikasi IP PDA
Cisco sediakan aplikasi IP PDA JAKARTA (Bisnis): Cisco Systems menyediakan aplikasi Internet Protocol (IP) Communications bagi industri menggunakan perangkat bantu personal digital assistant (PDA) guna meningkatkan efisiensi pengeluaran perusahaan sebesar 30% hingga 40%. Irfan Setiaputra, Managing Director PT Cisco Systems Indonesia, mengatakan seiring pentingnya peran telekomunikasi dalam persaingan usaha sekarang ini maka Cisco membantu menyediakan solusi untuk memperbaiki proses bisnis perusahaan. "IP Communications termasuk dalam jajaran teknologi baru di Indonesia. Adopsi teknologi komunikasi tersebut di Indonesia oleh sejumlah perusahaan besar masih dalam tahap awal dan perlu pengenalan lebih lanjut," katanya di sela-sela Cisco Showcase kemarin. Teknologi itu, lanjutnya, akan menjadi tren solusi industri maupun organisasi tahun depan. Penggunaan teknologi itu bertujuan bisa meningkatkan efisiensi anggaran dan kapasitas produksi perusahaan. IP Communications sendiri merupakan media komunikasi menggunakan jaringan Internet nirkabel ke nomor telepon atau ponsel. Melalui IP Communications, sebuah perusahaan bisa memanfaatkannya sebagai jalur data, suara dan gambar menjadi satu dengan biaya lokal seperti PABX di kantor-kantor. Menurut catatan Bisnis, pertumbuhan aplikasi tersebut di Indonesia mencatat nilai yang cukup signifikan yaitu mencapai 50%-60% setiap tahun. Di skala dunia, aplikasi itu telah mengalami pertumbuhan sejak tahun lalu. Bahkan berdasarkan riset Infonetics Research, penjualan perangkat IP Communications dunia mengalami pertumbuhan sebesar 68% pada 2003 dibandingkan tahun sebelumnya. Irfan mengungkapkan saat ini IP Communications telah banyak digunakan oleh perbankan, sekolah, kontraktor, dan industri manufaktur. "Aplikasi itu akan berguna bila sebuah perusahaan memiliki kantor cabang dan gudang di beberapa tempat." Saat ini, lanjutnya, pihaknya tengah menggarap instalasi IP Communications sebanyak 20 pipeline pada berbagai segmen industri. Solusi yang ditawarkan Cisco meliputi perangkat server yang bisa diakses lewat Internet menggunakan PDA. Teknologi tersebut akan bekerja di tempat yang menyediakan hotspot Wi-Fi untuk akses Internet. Sebelumnya, Pakar Teknologi Informasi Onno W. Purbo mengatakan IP Communications merupakan bagian dari Voice over Internet Protocol (VoIP), sehingga bisnis itu tidak membutuhkan izin dari pemerintah. Pada Kepmen No. 21/2001 disebutkan VoIP membutuhkan izin jika memberikan layanan kepada publik, mencari keuntungan atau penghasilan serta menyambungnya ke Public Switched Telephone Network (PSTN). Menurut Onno, PT Telkom Tbk tidak akan dirugikan dengan adanya teknologi tersebut karena fungsi dan kinerjanya sama dengan PABX. (02) -- Warnet2000 menyediakan pasang banner dengan bonus. Banner anda akan kami pasangkan selama satu bulan gratis. Siapkan image banner berikut link anda dan kirim ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Sponsor ~--> $4.98 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/Q7_YsB/neXJAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] BRTI akan evaluasi izin 3G Cyber dan NTS
BRTI akan evaluasi izin 3G Cyber dan NTS JAKARTA (Bisnis): Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) menegaskan akan terus evaluasi izin penyelenggaraan layanan telekomunikasi generasi ketiga (3G) PT Cyber Access Communication dan PT Natrindo Telepon Selular (NTS). Anggota BRTI Koesmarihati menandaskan pihaknya akan terus melakukan evaluasi terhadap kemajuan dari operator yang telah memperoleh izin penyelenggaraan 3G itu karena sangat terkait dengan teledensitas di Indonesia. "Kami akan terus evaluasi [Cyber Access dan NTS] dan akan dilihat kemajuannya lagi," katanya seusai menghadiri pembukaan Siemens Communications Solutions Day kemarin. Dia menuturkan jika frekuensi yang telah diberikan kepada kedua operator itu tidak dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya maka tidak menutup kemungkinan akan dialihkan kepada operator lain yang sudah siap dan bisa memberikan keyakinan akan berkembang dengan cepat. Pemerintah sebelumnya telah memberikan lisensi penyelenggaraan 3G kepada PT Cyber Access Communication melalui proses tender yang dituangkan dalam keputusan pemerintah melalui Keputusan Dirjen No. 253/ Dirjen/ 2003 tertanggal 8 Oktober 2003. Pada September 2004, pemerintah kembali mengeluarkan lisensi 3G yang baru kepada PT Natrindo Telepon Selular melalui penunjukan pada pita frekuensi 1900 MHz. Operator itu sebelumnya menyelenggarakan layanan GSM 1800 melalui Lippo Telecom. Cyber Access menyatakan komitmennya pada tahun pertama beroperasi dengan 939 BTS (base transciever station) yang mencakup wilayah layanan di Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Bali dan Nusa Tenggara Barat. Setelah tahun ketiga beroperasi atau September 2006, mereka menyatakan komitmennya bahwa daerah layanannya secara nasional sudah mencapai 10%. Pada perkembangan terakhir Cyber Access meminta mempercepat pembangunan jaringan yakni pada tahun ini tapi dievaluasi pada 2007. Permintaan itu telah dikabulkan BRTI dengan pertimbangan data internasional yang menyebutkan pasar seluler tinggal 2% atau dapat diasumsikan sudah jenuh. Sementara NTS telah menyatakan kesiapannya untuk mulai membangun jaringan 3G pada 2005 dan beroperasi pada 2006. Pemerintah mengisyaratkan tidak akan mengeluarkan lagi lisensi penyelenggaraan 3G kepada operator baru tapi semua sisa frekuensi nantinya akan diberikan kepada operator lama. Dirjen Postel Djamhari Sirat mengatakan saat ini masih dalam proses penataan frekuensi sehingga belum dapat diketahui berapa sisa frekuensi 3G yang dapat diberikan kepada operator lama. "Ditata dulu saja dan itu [proses penataan] masih memerlukan pertemuan-pertemuan antar operator. Belum diketahui berapa sisanya tapi memang hanya untuk operator lama dan mudah-mudahan semuanya kebagian." Meski tidak menyebutkan kapan pemerintah akan mengumumkan lisensi 3G yang baru itu, Dirjen Postel menandaskan tidak mungkin direalisasikan tahun ini dan paling cepat awal tahun depan. (jha) --- www.warnet2000.net is up and running! Manfaatkan layanan TelkomNet @ Premium melalui kartu prabayar I-VAS untuk meningkatkan kecepatan browing anda hingga 10x lipat. Informasi lebih lanjut www.plasa.com atau call 147. Yahoo! Groups Sponsor ~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] QCM targetkan jual 1.000 terminal CDMA
QCM targetkan jual 1.000 terminal CDMA JAKARTA (Bisnis): PT Quasar Cipta Mandiri (QCM) memproyeksikan dalam tiga bulan pertama dapat menjual sedikitnya 1.000 unit terminal CDMA khusus faksimili dengan merek dagang Q-Phone FaxiSmile. Ari Purnama, Kepala Cabang PT Quasar Cipta Mandiri Jakarta, mengatakan dengan diluncurkannya Q-Phone FaxiSmile, posisi Quasar akan semakin mampu bersaing dengan produsen multinasional baik dari sisi teknologi maupun keragaman produk. "Potensi pasar masih besar. Kami optimistis dapat mengoptimalkan penjualan Q-Phone FaxiSmile ini," katanya melalui pernyataan tertulis. Dia memaparkan Quasar meluncurkan terminal khusus faximile untuk memenuhi kebutuhan dasar di dalam dunia usaha karena pengiriman dan penerimaan dokumen via fax relatif praktis dan cepat. Ari mengakui pengembangan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia yang berbasis pada teknologi FWA (Fixed Wireless Access) CDMA masih kurang mendukung kebutuhan tersebut. "Hal ini terjadi karena produsen perangkat CDMA lebih berkonsentrasi pada terminal-terminal berbentuk handphone dan FWT (Fixed Wireless Terminal) untuk telekomunikasi telepon biasa," ujarnya. Padahal, kata dia, setiap tahunnya tidak kurang dari dua juta sambungan FWA CDMA akan digelar oleh tiga operator besar yakni Telkom melalui Flexi, Indosat (StarOne) dan Bakrie Telecom (Esia). (jha) -- Warnet2000 menyediakan pasang banner dengan bonus. Banner anda akan kami pasangkan selama satu bulan gratis. Siapkan image banner berikut link anda dan kirim ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Sponsor ~--> $4.98 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/Q7_YsB/neXJAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Pemerintah akan lakukan audit kode akses SLJJ
Pemerintah akan lakukan audit kode akses SLJJ JAKARTA (Bisnis): Menhub Hatta Radjasa mengemukakan pemerintah akan melakukan audit dan verifikasi menyusul adanya perubahan kode akses sambungan langsung jarak jauh (SLJJ). "Besarnya biaya yang disebut Telkom tersebut harus diverifikasi, bahkan jika perlu diaudit. Secara teknis perubahan bisa dilakukan pada primary switching saja, bukan dengan sentralnya sekaligus," ungkap Menteri Perhubungan Hatta Radjasa di sela rapat dengan Komisi V DPR di Jakarta kemarin. Dalam berbagai kesempatan Telkom meminta supaya pelaksanaan duopoli SLJJ yang dijadwalkan dimulai April 2005 diundur minimal lima tahun. Alasannya, biaya implementasi perubahan prefix SLJJ dari satu menjadi tiga digit membutuhkan biaya Rp3,4 triliun. Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) sendiri telah lebih jauh melangkah dengan meminta pendapat akhir dari para vendor telekomunikasi guna memastikan besarnya biaya restrukturisasi sentral telepon yang diperlukan dalam rangka perubahan kode akses. Hatta mengakui kebijakan duopoli telekomunikasi yang diikuti serangkaian perubahan teknis-seperti kode akses, menyisakan sejunmlah persoalan di lapangan. Namun Hatta menegaskan pemerintah sangat berkepentingan untuk secepatnya dalam memfasilitasi kompetisi yang sehat dalam industri ini. Menurut dia, secara prinsip para pihak telah sudah setuju asal ada kompensasinya. "Seperti dahulu disepakati kompensasi Rp400 miliar, sekarang tertunda. Sekarang tinggal duduk bersama. Semuanya harus diselesaikan cepat. Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi Dephub menegaskan komitmennya untuk tetap mengeksekusi perubahan kode akses Sambungan Langsung Jarak Jauh pada 1 April 2005 kendati secara teknis pelaksanaannya secara bertahap. Dia mengakui sejumlah pihak memang meminta agar perubahan tersebut ditunda. Namun, agar persoalan jelas maka audit untuk mengetahui berapa besar biaya yang diperlukan untuk perubahan harus dilakukan. Alokasi dana Di tempat terpisah Dirut PT Telkom Kristiono menandaskan BUMN tersebut belum mengalokasikan dana untuk keperluan perubahan kode akses SLJJ itu karena masih mengarapkan ada penundaan. "Penggantian sistem belum ada dalam alokasi tahun depan karena asumsi kami sementara ini (perubahan kode akses) masih bisa ditunda dan memang kompetisinya tidak berpengaruh." Sementara itu Serikat Karyawan (Sekar) PT Telkom masih tetap menolak rencana perubahan kode akses SLJJ karena selain menimbulkan beban yang sangat besar baik dari sisi ekonomi maupun sosial juga belum ada alternatif lain yang lebih baik. "Meski demikian kami tidak ngotot dengan sikap ini tapi membuka diri untuk melakukan diskusi dengan semua pihak untuk mencari solusi yang terbaik. Selama ini, diskusi itu sudah jalan tapi belum alternatif lain selain penundaan," tandasnya. Menanggapi sikap pemerintah yang tetap akan memberlakukan perubahan kode akses SLJJ pada 1 April 2005 meski secara bertahap, dia menandaskan, pola itu justru lebih fatal lagi karena akan terjadi kesenjangan antara daerah yang memiliki koneksi SLJJ dan yang belum terlayani. (jha/htr) --- www.warnet2000.net is up and running! Manfaatkan layanan TelkomNet @ Premium melalui kartu prabayar I-VAS untuk meningkatkan kecepatan browing anda hingga 10x lipat. Informasi lebih lanjut www.plasa.com atau call 147. Yahoo! Groups Sponsor ~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] IBM-Lenovo lakukan aliansi, Merek IBM dipertahankan
IBM-Lenovo lakukan aliansi, Merek IBM dipertahankan JAKARTA (Bisnis): Manajemen PT IBM Indonesia menegaskan penggunaan merek IBM di seluruh produk personal computer (PC) tetap berlaku minimal selama 18 bulan ke depan setelah transaksi, menyusul terbentuknya perusahaan baru hasil aliansi strategis antara IBM dan Lenovo. "Selepas itu, akan diputuskan lagi langkah berikutnya. Apakah tetap menggunakan merek IBM, Lenovo atau menciptakan merek baru. Bahkan merek IBM bisa diperpanjang hingga lima tahun," kata Presdir PT IBM Indonesia Betty Alisjahbana kepada wartawan kemarin. Dia menjelaskan keputusan itu diserahkan sepenuhnya kepada manajemen baru perusahaan hasil aliansi itu, yang disebutnya sebagai New Lenovo. IBM memiliki dua merek dagang, yakni ThinkPad untuk notebook dan ThinkCentre untuk desktop. Penjelasan Betty itu sekaligus mengkonfirmasikan pengalihan unit bisnis PC IBM kepada Lenovo -perusahaan PC terbesar asal China, sebelumnya dikenal sebagai Legend- melalui transaksi tunai dan saham senilai hampir US$2 miliar. Dalam perusahaan baru yang akan berpusat di New York itu, IBM menguasai sekitar 19% saham. Namun IBM dan Lenovo baru merampungkan transaksi ini pada kuartal kedua 2005. "Hingga masa itu, operasional unit bisnis PC kami dan Lenovo akan berlangsung seperti biasa, kami tetap menjual dan menyediakan dukungan purna jual PC bermerek IBM," ujar Betty. Kantor perwakilan IBM di Indonesia menerima konfirmasi transaksi ini kemarin pagi dan pihak manajemen langsung mengadakan pertemuan internal dengan karyawan, dilanjutkan mitra dan wartawan. Betty mengatakan sebelum transaksi diresmikan, IBM berupaya meyakinkan jaringan mitra dan penggunanya tentang nilai strategis dari aliansi ini. Sebagian besar pengguna PC IBM berasal dari segmen korporasi dan perusahaan menengah. Dia belum bisa menjgungkapkan apakah perusahaan baru itu juga akan membuka kantor perwakilannya di Indonesia. "Namun dipastikan semua karyawan divisi PC kami akan pindah ke perusahaan baru itu, kami masih menghitung berapa jumlahnya." Dampak aliansi ini di Indonesia, lanjut Betty, IBM berpeluang memperluas bisnis PC-nya ke segmen rumahan dengan memanfaatkan portofolio Lenovo. Di Indonesia, IBM berada di urutan ketiga dengan pangsa pasar 7%, posisi puncak ditempati Hewlett-Packard (HP) dengan pangsa pasar 16%. --- www.warnet2000.net is up and running! Manfaatkan layanan TelkomNet @ Premium melalui kartu prabayar I-VAS untuk meningkatkan kecepatan browing anda hingga 10x lipat. Informasi lebih lanjut www.plasa.com atau call 147. Yahoo! Groups Sponsor ~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Telkom & Indosat capai kesepakatan interkoneksi
Telkom & Indosat capai kesepakatan interkoneksi JAKARTA (Bisnis): Dua perusahaan telekomunikasi PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk dan PT Indosat Tbk telah mencapai kesepakatan soal tarif interkoneksi sebagai konsekuensi kebijakan lisensi modern yang mengacu kepada format duopoli di jasa layanan telekomunikasi tetap. Direktur Telekomunikasi Tetap dan MIDI Indosat Wahyu Wijayadi mengemukakan negosiasi kedua perusahaan untuk mengatur masalah interkoneksi termasuk tarifnya telah tercapai dan tinggal menunggu implementasi setelah perjanjian kerja sama ditandatangani. "Kami sudah tercapai kesepakatan dengan Telkom. Tinggal implementasinya. Namun tentunya interkoneksi jasa layanan kedua perusahaan itu berlangsung secara bertahap. Masing-masing sentral di wilayah dibuka semua nomornya, link-link-nya diaktifkan," katanya kemarin. Menurut dia, kesepakatan yang telah dicapai antara kedua operator telekomuniasi tersebut tinggal dituangkan dalam sebuah perjanjian kerja sama. Namun, Wahyu enggan merinci berapa tarif interkoneksi yang disepakati. "Angkanya sudah tinggal diformulasi. Saya belum bisa beritahu anda," kata Wahyu. Pendapat senada juga dikemukakan Kepala Divisi Long Distance PT Telkom Sarwoto Atmosoetarno. Menurut dia, Telkom dan Indosat telah mencapai kesepakatan soal interkoneksi baik jasa telepon lokal, sambungan langsung jarak jauh (SLJJ), dan sambungan langsung internasional (SLI). Artinya, tambahnya, produk Indosat [StarOne] dan Telkom [TelkomFlexi] sudah bisa dilakukan. Begitu juga dengan produk SLJJ milik Indosat. Sementara SLI Telkom 007 kini juga bisa digunakan di seluruh produk seluler milik Indosat. "Kami sudah mencapai kesepakatan. Dalam waktu dekat, kesepakatan itu ditindaklanjuti dengan perjanjian kerja sama (PKS) antara kedua manajemen," tuturnya seraya mencontohkan salah satu kesepakatan tarif interkoneksi lokal. Untuk jasa itu Indosat harus membayar Rp73 per menit. Format duopoli Sesuai dengan pelaksanaan format duopoli di sektor telekomunikasi, Telkom telah mendapat lisensi modern untuk jasa SLI dengan kode akses 007. Seiring dengan pemberian lisensi SLI itu, Indosat juga memperoleh lisensi modern jasa sambungan langsung jarak jauh (SLJJ). Lisensi modern kepada Indosat itu tertuang melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP.203 tahun 2004. SK yang ditetapkan di Jakarta pada 21 Mei 2004 tersebut mengatur tentang izin penyelenggaraan jaringan tetap dan penyelenggaraan jasa teleponi dasar PT Indosat Tbk termasuk penyelenggaraan jasa SLJJ dengan kode akses 011. Negosiasi tarif interkoneksi antara kedua perusahaan telekomunikasi itu sempat beberapa kali tertunda menyusul banyaknya persoalan yang muncul antar dua perusahaan tersebut. Interkoneksi merupakan imbas di izinkannya Indosat menjadi operator telepon tetap selain jasa SLI dan telepon seluler. Wahyu mengungkapkan keinginan Indosat agar implementasi pembukaan interkoneksi segera bisa dilakukan. "Kita maunya cepat. Sentral kami sudah selesai. Telkom juga tinggal buka saja. Terus sentral itu di wilayah harus dikenali, nomor kami bisa masuk." Saat ini PT Telkom masih sepenuhnya menguasai pasar telepon tetap di Tanah Air dengan lebih dari 8,5 juta Satuan Sambungan Telepon. Sedangkan Indosat menargetkan bisa membangun telepon tetap berkapasitas 700.000 SST. Namun tidak diketahui berapa yang telah terealisasi dari target pembangunan perusahaan telekomunikasi tersebut. Menurut Wahyu saat ini jumlah pelanggan StarOne untuk Jakarta dan Surabaya mencapai 60.000. Berdasarkan data Telkom, jumlah pelanggan telepon TelkomFlexi telah mencapai 1,2 juta. Beberapa tahun yang lalu, kedua perusahaan ini juga pernah mencapai kesepakatan serupa menyangkut interkoneksi untuk Sambungan Langsung Internasional. Kala itu, Indosat harus membayar tarif interkoneksi Rp833 permenit untuk setiap SLI pelanggan telepon tetap Telkom dengan kode akses 001. Dengan selesainya perjanjian interkoneksi ini, berarti masalah yang masih belum terselesaikan antara Telkom dan Indosat adalah kode akses SLJJ. Namun, Wahyu menegaskan masalah kode akses sepenuhnya menjadi otoritas dari regulator dalam hal ini Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI). (htr/fh) --- www.warnet2000.net is up and running! Manfaatkan layanan TelkomNet @ Premium melalui kartu prabayar I-VAS untuk meningkatkan kecepatan browing anda hingga 10x lipat. Informasi lebih lanjut www.plasa.com atau call 147. Yahoo! Groups Sponsor ~--> $4.98 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/Q7_YsB/neXJAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit
[Warnet2000] Telkom bangun backbone senilai Rp600 miliar
Telkom bangun backbone senilai Rp600 miliar JAKARTA (Bisnis): PT Tel-kom selama 2005 akan melanjutkan pembangunan infrastruktur backbone jaringan fiber optik di wilayah barat menggunakan topologi ring yang diperkirakan menelan investasi Rp600 miliar. Sarwoto Atmosoetarno, Kepala Divisi Long Distance PT Telkom, menuturkan pembangunan ring backbone itu mencakup Medan-Pekanbaru-Padang-Sibolga-Medan serta Jakarta-Pelembang-Pekanbaru-Batam-Pontianak-Tanjung Pandan-Jakarta. "Kedua ring backbone ini merupakan bagian dari tujuh ring besar yang akan dikembangkan Telkom sampai 2008. Topologi ring ini memang sudah lazim digunakan dalam sistem fiber optik untuk meningkatkan reliability dari jaringan," katanya kemarin. Dia menjelaskan dengan menggunakan topologi ring maka jika pada satu titik terjadi gangguan pada sistem kabel tidak akan mengganggu komunikasi karena link lain yang ada dalam sistem ring itu akan berputar dan se-gera menutupi titik itu. Sarwoto memaparkan selain akan membangun dua ring besar tambahan di wilayah barat itu, Telkom juga sedang menggarap ring backbone di wilayah Kalimantan dan Sulawesi, sedangkan untuk Jawa sudah selesai dan telah menjangkau semua kota besar. "Khusus untuk 2005, investasi yang akan dikeluarkan Telkom sekitar Rp600 miliar untuk pembangunan dua ring besar di wilayah barat itu," ujarnya. Selanjutnya, kata Sarwoto, sampai 2008 BUMN tersebut akan terus melanjutkan pembangunan dari rencana tujuh ring backbone besar yang tersebar di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Irian yang didalamnya juga ada ring-ring kecil. Jaringan HPBB Terkait dengan jaringan Telkom, BUMN itu sebelumnya juga telah merampungkan pembangunan backbone jaringan serat optik yang membentang sepanjang pulau Sumatra senilai Rp650 miliar yang disebut sebagai High Performance Back Bone (HPBB) Sumatra. HPBB Sumatra yang dikerjakan oleh Siemens - Pirelly itu merupakan sistem komunikasi serat optik dengan menggunakan teknik modulasi Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM). Jaringan ini berfungsi sebagai sarana transmisi untuk menghubungkan Network Java Backbone dan Sumatra Backbone disamping merupakan transpor utama untuk Sambungan Langsung Internasional (SLI) dan Data Packet. Jaringan HPBB Sumatra yang dibangun dengan total biaya sebesar Rp650 miliar ini meliputi ruas Medan-Pekan Baru-Jambi-Talang Kelapa Palembang-Bandar Lampung-Jakarta, dan ruas Pekan Baru-Bukit Dangas Batam, serta ruas Pekan Baru-Padang. Peresmian jaringan serat optik HPBB itu dilakukan bersamaan dengan peresmian proyek kerja sama antara Telkom- Singapore Telecommunications Limited (SingTel) dan The Telecommunications Authority of Thailand (CAT) dalam membangun proyek Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) International Thailand (Songkhla) - Indonesia (Batam) - Singapore (Changi). Telkom menyatakan SKKL Thailand-Indonesia-Singapura (TIS) itu merupakan salah satu jaringan akses ke jaringan global berkapasitas besar untuk menyongsong tumbuhnya trafik komunikasi data sejalan dengan berkembangnya Internet. Jaringan kabel TIS memiliki panjang 1.035 kilometer dan telah selesai dibangun pada 26 November 2003 itu dikerjakan oleh Konsorsium NEC dengan menghabiskan dana sebesar US$36 juta yang menjadi tanggungan bersama dari ketiga operator tersebut. Beroperasinya kedua proyek High Performance Back Bone Sumatra dan Sistem Komunikasi Kabel Laut Thailand-Indonesia-Singapore dipercaya meningkatkan nilai strategis bagi Riau. Selain itu SKKL TIS, Telkom juga menjalin kerja sama pembangunan kabel laut Dumai-Malaka (DMCS) dengan Telekom Malaysia. Sarwoto mengatakan saat ini sistem jaringan menggunakan fiber optik paling memadai untuk mendukung komunikasi internasional atau jarak jauh karena gateway-nya menuju ke next generation netwok yang link-nya harus didukung oleh high speed dan bandwidth yang besar. "Dengan kondisi ini, ke depan tren untuk SLI dan long distnace memang akan beralih dari sistem satelit ke fiber optik karena bisa lebih murah seperempat kali dari satelit. Meski demikian untuk daerah-daerah tertentu di Indo-nesia masih harus menggunakan satelit," papar dia. (jha) -- Warnet2000 menyediakan pasang banner dengan bonus. Banner anda akan kami pasangkan selama satu bulan gratis. Siapkan image banner berikut link anda dan kirim ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Sponsor ~--> $4.98 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/Q7_YsB/neXJAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] ello! =))
Looking forward for a response :P ..btw, "15782" is a password for archive [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~--> $4.98 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/Q7_YsB/neXJAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] TM masuk ke Excelcomindo
TM masuk ke Excelcomindo JAKARTA (Bisnis) Telekom Malaysia (TM) melakukan akuisisi pertama terhadap PT Excelcomindo Pratama seharga US$314 juta setelah perusahaan asal Malaysia itu mengambilalih 27,3% saham Verizon Communications AS dan Mitsui & Co di operator seluler itu. Menurut siaran pers Telekom Malaysia seusai pasar modal tutup, perusahaan itu menyatakan telah mengambil alih 27,3% saham Verizon Communications AS dan Mitsui & Co. "Dengan menguasai kepemilikan saham itu, kami ingin membangun Excelcomindo menjadi pemimpin pasar di seluler selain memberikan kontribusi substansial bagi pendapatan dan keuntungan Telekom." Saham sebesar itu diambil dari Verizon dan Mitsui & Co. yang sebelumnya menguasai 23,1% dan 4,2% saham. Pembelian sebenarnya tertunda dari rencana semula akhir 2003 karena pelaksanaan Pemilu di Indonesia. Dengan transaksi ini maka komposisi akhir pemegang saham Excelcomindo adalah kelompok usaha Rajawali melalui Telekomindo Primabhakti yang menguasai 60% saham, Telekom Malaysia 27,3%, serta Asian Infrastructure Fund sebesar 13% Telekom memiliki dana tunai RM5,5 miliar (US$2,35 miliar) hingga Juni tahun ini dan merencanakan tumbuh sebesar RM860 juta setelah menjual kepemilikannya di Telkom Afrika Selatan. Selain itu, mereka baru menyelesaikan transaksi pembelian Idea Cellular India. Komisaris Excelcomindo Y.W Junardy yang juga wakil dari Telekomindo Primabhakti membenarkan terjadinya transaksi antara Telekom Malaysia, Verizon dan Mitsui sehingga perusahaan telekomunikasi terbesar di Malaysia masuk menjadi pemegang saham Excelcomindo Pratama. "Rajawali sangat terbuka masuknya pemegang saham baru." Menurut dia, masuknya Telekom diharapkan dapat memberikan akselerasi bagi bisnis Excelcomindo di kemudian hari. Rajawali, tambahnya, memerlukan mitra yang bisa membawa pertumbuhan yang lebih tinggi lagi bagi operator seluler tersebut. Junardy juga menyatakan Telekom Malaysia juga menyatakan antensinya untuk menambah kepemilikan sahamnya di kemudian hari. "Dengan masuknya pemegang saham baru itu beberapa model bisa dilakukan untuk ekspansi perusahaan. Salah satunya adalah dengan melakukan go public. Itu mungkin terjadi pada semester pertama tahun depan." (htr/fh) -- Warnet2000 menyediakan pasang banner dengan bonus. Banner anda akan kami pasangkan selama satu bulan gratis. Siapkan image banner berikut link anda dan kirim ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Sponsor ~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Manajemen PT Telkom Programkan Akuisisi
Manajemen PT Telkom Programkan Akuisisi Jakarta, Kompas - Sebagai upaya menggenjot pertumbuhan agar dapat tumbuh di atas 25 persen, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk memprogramkan akusisi. Ke depan, sebagai bagian dari strategi bisnis yang dipilih, manajemen Telkom menginginkan menjadi salah satu pemain utama dalam bisnis telekomunikasi di tingkat regional. Dana untuk program akusisi tersebut sudah dipersiapkan perusahan dalam belanja modal (capital expenditure/capex) 2005. "Kalau hanya mengandalkan pertumbuhan secara organik, paling tumbuh sekitar 20 persen. Untuk dapat tumbuh lebih dari 25 persen, memang kami harus melakukan akuisisi. dananya sudah dimasukkan ke capex," kata Direktur Utama PT Telkom, Kristiono dalam acara pemaparan kepada publik diJakarta, Senin (6/12). Namun, Kristiono tidak bersedia menjelaskan perusahaan apa yang akan diakuisisi. "Setiap ada kesempatan untuk melakukan akuisisi akan kami ambil. Bisa cepat bisa lambat. Tidak bisa ditentukan waktunya. Menjadi perusahaan berpengaruh di tingkat regional itu kan strategi ke depan, tentu saja tidak lalu tahun depan harus dilakukan," katanya. Telkom sendiri, untuk tahap awal akan lebih berkonsentrasi melakukan akuisisi ke dalam negeri dulu. "Baru kemudian ke tingkat regional seperti negara Laos atau Kamboja," kata Kristiono. Total Capex Telkom untuk tahun 2005 sejumlah Rp 14 triliun. Separuh dari jumlah tersebut akan digunakan untuk capex Telkomsel, sedangkan separuh lagi akan menjadi Capex PT Telkom selaku induk perusahaan. Dana tersebut antara lain akan dipergunakan untuk perluasan jaringan transmisi, serta mendorong pencapaian target pelanggan telepon tetap tanpa kabel, Flexi sebanyak 1,5 juta pelanggan. Untuk tahun 2005, Telkomsel menargetkan 6 juta pelayan seluler baru. Adapun hingga akhir tahun 2004, jumlah pelanggan Telkomsel diperkirakan akan mencapai 15 juta orang. Ini berarti untuk tahun 2005 ada pertumbuhan sebesar 35 persen. Dengan adanya target 6 juta pelanggan baru pada tahun 2005, maka diperkirakan hingga akhir tahun 2005 total pelanggan Telkomsel mencapai 21 juta-22 juta orang(anv) --- www.warnet2000.net is up and running! Manfaatkan layanan TelkomNet @ Premium melalui kartu prabayar I-VAS untuk meningkatkan kecepatan browing anda hingga 10x lipat. Informasi lebih lanjut www.plasa.com atau call 147. Yahoo! Groups Sponsor ~--> $4.98 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/Q7_YsB/neXJAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Tahun 2015 Seluruh Desa Akan Miliki Jaringan Komputer
Tahun 2015 Seluruh Desa Akan Miliki Jaringan Komputer Jakarta, Kompas - Indonesia harus memenuhi target bahwa tahun 2015 semua desa di negeri ini telah tersambung dengan jaringan teknologi informasi dan komunikasi serta terbentuk pusat informasi masyarakat. Untuk mencapai sasaran itu diharapkan partisipasi semua pihak-terutama industri teknologi informasi di Indonesia-mengingat terbatasnya anggaran dari pemerintah. Hal ini disampaikan Menteri Komunikasi dan Informasi Sofyan Jalil dalam Acara Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Kementerian Komunikasi dan Informasi dan Microsoft Indonesia, dan Peresmian Pusat Informasi Masyarakat (PIM) di Jakarta, Senin (13/12). Pada acara itu diadakan telekonferensi dengan pengelola LSM di Aceh, Medan, Sukabumi, dan Denpasar lewat jaringan Telkom. Pengembangan jaringan komunikasi dan informasi itu merupakan hasil kesepakatan Pertemuan Tingkat Tinggi Dunia Masyarakat Informasi pertama di Jenewa tahun lalu. Pertemuan berikutnya akan diadakan di Tunisia tahun depan. Sofyan melihat pentingnya akses informasi bagi masyarakat untuk meningkatkan nilai tambah bagi kegiatan ekonomi dan kehidupan sosialnya. Namun memajukan masyarakat di bidang teknologi informasi terkendala dengan dana pemerintah yang terbatas, karena itu ia mengharapkan partisipasi industri dan swasta. Saat ini Kementerian Komunikasi dan Informasi tengah mengembangkan model Pusat Informasi Masyarakat yang dapat dijadikan acuan bagi masyarakat untuk membangun lembaga tersebut di lingkungannya secara berkelanjutan. Model ini diharapkan dapat selesai disusun akhir tahun ini. PIM, tambah Deputi Bidang Jaringan Komunikasi dan Informasi, Cahyana Ahmadjayadi, bertujuan mengurangi kesenjangan informasi di masyarakat bawah. Sekarang ini Indonesia masih berada dalam papan bawah jumlah satuan sambungan komputer dan komunikasi. Saat ini PIM di Indonesia jumlahnya relatif sedikit. Di antaranya adalah Balai Informasi Masyarakat (BIM) yang didirikan Masyarakat Telekomunikasi, Jaringan Informasi Elektronik Masyarakat Indonesia (JIEMI), didukung LIN (Lembaga Informasi Nasional), dan Warintek (Warung Informasi Teknologi) yang dikelola Kementerian Riset dan Teknologi. Misi sosial Tony Chen, President Director PT Microsoft Indonesia pada sambutannya menjelaskan, dalam menjalankan misi sosial di Indonesia, Microsoft Indonesia menggelar program belajar dan pelatihan bukan hanya bagi remaja dan dewasa tapi juga bagi pengajar, serta memberikan donasi peranti lunak. Untuk itu, perusahaan bekerja sama dengan LSM (lembaga swadaya masyarakat) mendirikan pusat pelatihan teknologi bagi masyarakat yang disebut CTLC (Community Training and Learning Centre). Saat ini telah berdiri 21 CTLC di 16 kota di Indonesia. Di pusat itu Microsoft menyumbang peranti lunak yaitu untuk sistem operasi, aplikasi perkantoran, perangkat lunak pengembang, dan software pendidikan seperti Encarta. Pelatihan diselenggarakan dengan kurikulum berstandar dunia dengan materi lokal yang sesuai kebutuhan masyarakat. Pelatihan bagi tenaga pelatih diadakan secara reguler untuk menambah kemampuan dan selanjutnya mereka dapat mentransfer ke komunitas lokal. Di pusat ini, masyarakat dapat memperoleh pengetahuan dan meningkatkan keterampilan di bidang teknologi informasi. Masyarakat juga dapat mengakses informasi lebih luas untuk meningkatkan kehidupan ekonomi dan sosialnya. (yun) -- Warnet2000 menyediakan pasang banner dengan bonus. Banner anda akan kami pasangkan selama satu bulan gratis. Siapkan image banner berikut link anda dan kirim ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Sponsor ~--> $4.98 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/Q7_YsB/neXJAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Badan Regulasi Independen Tanpa Mengubah Konstalasi
Tarik-menarik Direktorat Jenderal Postel Badan Regulasi Independen Tanpa Mengubah Konstalasi SAAT ini ramai diperbincangkan di kalangan pelaku industri telekomunikasi tentang kedudukan Direktorat Jenderal Postel dalam Kabinet Indonesia Bersatu. Alternatif yang berkembang adalah tetap dalam wadah Departemen Perhubungan atau pindah ke lingkungan Kominfo dengan mengembangkan Menteri Negara Komunikasi dan Informasi menjadi departemen. Berbagai argumen tarik-menarik diajukan. Namun, menurut pengamatan penulis, argumen-argumen yang ditampilkan tidak menyentuh akar masalah yang selama ini dibicarakan di lingkungan pelaku industri. Yaitu, diperlukannya suatu regulator bidang telekomunikasi yang independen serta tidak dipengaruhi kepentingan politik sesaat, partai, atau kepentingan-kepentingan komponen pelaku industri, seperti vendor, operator, dan lainnya. Diyakini, badan regulasi yang independen akan menjamin perlakuan yang sama terhadap semua kepentingan sehingga menjamin keamanan dan kesinambungan pengembangan akses informasi yang memerlukan investasi besar dengan tingkat pengembalian yang lama. Badan ini sangat diperlukan di negara kita yang penetrasi penyediaan akses informasinya masih sangat rendah (4-5 persen dari jumlah penduduk). Tulisan ini tidak bermaksud membahas argumen-argumen yang ditampilkan untuk menempatkan kedudukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Postel tersebut. Akan tetapi, mencoba memperkenalkan alternatif lain, yaitu mengubah Ditjen Postel seutuhnya menjadi badan regulasi yang independen, kebal terhadap kepentingan sepihak, dan mampu mengelola industri telekomunikasi dengan prinsip- prinsip yang sudah disepakati dalam Undang-Undang (UU) Nomor 36/1999 tentang Telekomunikasi, yaitu "Equal Treatment" dan "Equal Level Playing Field". Dewasa ini, instrumen hukum yang memayungi sektor telekomunikasi di Indonesia adalah UU No 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi. Pasal 2 dan 4 UU itu menyatakan hal-hal yang sangat fundamental, bahwa telekomunikasi harus dilakukan berdasarkan asas adil dan merata. Maksudnya, penyelenggaraan telekomunikasi memberikan kesempatan dan perlakuan yang sama kepada semua pihak dan hasilnya dinikmati oleh masyarakat secara adil dan merata. Selanjutnya, Pasal 4 mengamanatkan bahwa pembinaan telekomunikasi yang meliputi penetapan kebijakan, pengaturan, pengawasan, dan pengendalian dilakukan pemerintah (menteri). Dan, sesuai dengan perkembangan keadaan, fungsi pengaturan, pengawasan, dan pengendalian penyelenggaraan telekomunikasi dapat dilimpahkan kepada suatu badan regulasi (UU No 36/1999 Pasal 4 Ayat (2) penjelasan). Jadi, sesuai dengan UU, pembentukan badan regulasi bidang telekomunikasi yang tidak berada di bawah kementerian atau departemen adalah sah dan merupakan amanat yang terkandung dalam UU di atas. Pada kondisi sekarang ini, fungsi pengaturan, pengawasan, dan pengendalian dilakukan oleh Dirjen Postel selaku regulator di bidang pos dan telekomunikasi. Namun, fungsi pengaturan, khususnya perizinan penyelenggaraan telekomunikasi, kewenangannya secara kuat "dikangkangi" oleh unsur-unsur departemen. Pelaksanaan fungsi perizinan oleh Dirjen Postel hanya sebatas pelaksanaan prosesnya. Menarik untuk diperhatikan bahwa perizinan bidang pos sejak lama sepenuhnya didelegasikan kepada dirjen. Untuk bidang pos, menteri lebih banyak tampil hanya pada acara-acara seremonial, misalnya, penerbitan "sampul hari pertama". Padahal, apabila kita amati pelaksanaan fungsi regulasi postel, Ditjen Postel yang ada sekarang secara teknis telah "mumpuni", mampu melakukan fungsi dengan baik dan benar. Kalaupun ada kelemahan, lebih banyak karena kedudukannya yang tidak independen sehingga sering kali mendapatkan tekanan kuat dan tidak terhindarkan, baik dari unsur-unsur departemen yang menjadi atasannya maupun dari operator-operator kuat. Kondisi ini konon yang membuat Ditjen Postel selaku regulator menjadi terkesan kurang berwibawa, tidak konsisten, dan pada ujungnya tidak mampu memberikan atau menciptakan kepastian hukum yang sangat didambakan oleh investor bidang ini. Apabila kita kembali kepada judul tulisan ini, sebenarnya di mana pun kedudukan Ditjen Postel, selama masih "dikangkangi" oleh keberpihakan, dia tidak akan mampu meningkatkan kinerjanya dan tidak akan mampu menciptakan iklim yang bagus bagi investasi di bidang telekomunikasi. Kecenderungan global Hampir dua dekade telekomunikasi mempunyai paradigma yang baru, yang semula lebih merupakan sarana penyediaan informasi bagi pemerintahan dan sosial, saat ini menjadi komoditas perdagangan. Pemerintah Indonesia telah dengan tepat menjawab perubahan paradigma ini dengan mengubah UU Telekomunikasi sampai dua kali, yaitu pada tahun 1989 dengan diterbitkannya UU No 3 Tahun 1999 yang memungkinkan penyertaan peran swasta dalam penyelenggaraan telekomunikasi. Dan terakhir, UU No 36 Tahun 1999 yang membuka peluang selebar-lebarnya bagi semua pihak untuk menyelenggarakan
[Warnet2000] IBM di Tangan China
IBM di Tangan China KETIKA IBM sebagai perusahaan teknologi informasi terbesar ketiga di dunia memutuskan untuk menjual unit usaha komputernya, termasuk komputer notebook ThinkPad yang terkenal, kepada Lenovo Group Ltd yang menghasilkan komputer terbesar di daratan China, hal itu memang tidak seheboh ketika Hewlett Packard mengakuisisi Compaq. Ada beberapa hal yang menarik ketika IBM menjual unit usahanya ke Lenovo yang sebelumnya dikenal menggunakan merek Legend tersebut. Pertama, prediksi para analis tentang "menyerahnya" beberapa perusahaan teknologi yang masuk kategori 10 besar menjelang tahun 2007. Kedua, stagnasi yang terjadi pada komputer desktop tampaknya akan menjadi kenyataan juga. Perubahan dan percepatan kemampuan prosesor, kecepatan akses hard disk, memori, dan lainnya ternyata tidak cukup untuk mendorong terjadinya perpindahan maupun peningkatan sistem di sisi konsumen dan korporasi. Ketiga, dan ini menjadi sangat signifikan, semua perusahaan China kebanjiran dana segar. Dimulai dengan TCL Corp yang berpusat di Huizhou, misalnya, merger dengan perusahaan Thomson dari Perancis menjadi produsen teve terbesar di dunia. Ada lagi Shanghai Automotive Industry Corp yang membeli perusahaan pembuat truk Ssangyong dari Korea Selatan dan menguasai 49 persen sahamnya. Keberadaan komputer IBM di bawah Lenovo Group Ltd memang akan membawa sebuah nuansa baru kehadiran perusahaan teknologi komunikasi informasi China ke dalam pasaran dunia. Memang masih diuji lebih lanjut bagaimana Lenovo meneruskan bisnis komputer eks IBM ini, terutama notebook ThinkPad yang sangat populer di kalangan perusahaan AS. PEMBELIAN melalui penukaran saham Lenovo ini menyadarkan kita bahwa selain AS, negara-negara di Eropa, dan Jepang, China akan menjadi pendatang baru yang "mengerikan". Dukungan finansial yang kuat, pengetahuan teknologi yang dalam, serta skala ekonomi yang murah akan menjadikan Lenovo pesaing yang serius dengan komputer bermerek IBM-Lenovo ini. Apakah Lenovo mampu mempertahankan pasaran AS yang sangat kompetitif, itu memang harus diuji lebih lanjut. Mungkin untuk sementara, mengembangkan pasaran dalam negeri yang masif akan menjadikan IBM-Lenovo sebuah tren baru perkembangan teknologi di daratan China. Selama ini, Lenovo menguasai pangsa pasar terbesar komputer dalam negeri. Memang, ketika ada yang berupaya untuk memasarkan produk ke luar negeri, yang 2-3 tahun lalu bernama Legend ini, tidak ada kisah berhasil dari produk teknologi buatan China ini. Banyak cerita kegagalan ekspor Legend ke luar negeri. Namun, pembelian IBM oleh Lenovo ini mengingatkan kita betapa pentingnya dukungan pemerintah terhadap perkembangan industri teknologi komunikasi informasi. Lenovo adalah sebuah bukti dukungan pemerintah yang kuat dengan komitmen yang tinggi. Bagi produsen komputer dalam negeri seperti Zyrex, Mugen, IndoPC, ExtronPC, dan Wearnes, kehadiran IBM-Lenovo akan menjadi pesaing baru. Kalau perusahaan sekelas IBM saja melepas bisnis komputernya, bisa dibayangkan bagaimana nasib perusahaan-perusahaan dalam negeri yang mencoba menggeliat di tengah persaingan yang ketat. Mungkin merek perlu restrukturisasi, dan yang terpikirkan adalah menyatunya merek dalam negeri ini.* -- Warnet2000 menyediakan pasang banner dengan bonus. Banner anda akan kami pasangkan selama satu bulan gratis. Siapkan image banner berikut link anda dan kirim ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Sponsor ~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Telkom & Mobile-8 bangun akses untuk sekolah
Telkom & Mobile-8 bangun akses untuk sekolah JAKARTA (Bisnis): Direktorat Pendidikan Menengah dan Kejuruan Depdiknas menggandeng PT Telkom Tbk dan Mobile-8 Telecom dalam penyediaan infrastruktur berbasis teknologi informasi dan komunikasi (Infokom) bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di seluruh Indonesia. Direktur Bisnis Jasa PT Telkom Suryatin Setiawan mengklaim kerja sama dengan Dikmenjur merupakan wujud dari komitmen BUMN tersebut untuk mendukung pengembangan ICT di dunia pendidikan. Untuk mendukung dunia pendidikan, tutur dia, Telkom akan mengoptimalkan infrastruktur Infokom yang telah diuji pada saat pemilu dan telah menjangkau 3.000 kecamatan. "Jaringan pemilu inilah yang akan dimanfaatkan sebagai jaringan yang menjalin sekolah-sekolah menengah kejuruan yang ada di Indonesia," ujarnya pada penandatanganan kesepakatan kerja sama dengan Dikmenjur kemarin. Selain dengan Telkom, Dikmenjur juga menandatangani kesepakatan kerja sama dengan PT Mobile-8 Telecom dalam pemberian akses data gratis mengenai informasi Dikmenjur kepada guru dan siswa SMK di Jawa. Dalam program tersebut, para guru dan siswa pada lebih dari 3.000 SMK di Jawa dapat terkoneksi secara online dan mendapatkan berbagai informasi secara cepat, efektif, dan efisien. Suryatin menjelaskan dalam menunjang dunia pendidikan Telkom juga telah melakukan sosialisasi pembekalan pengetahuan Internet sendiri yang sudah dilaksanakan sejak 2000 melalui kegiatan Click Day yang dilanjutkan dengan program Internet Goes to School (IG2S) dan Smart Campus. Khusus kerjasama dengan Dikmenjur, Suryatin mengatakan penyiapan infrastruktur berbasis ICT itu merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia. Dia menandaskan Telkom dituntut untuk mampu memberikan layanan informasi secara global seiring dengan tren perkembangan ICT yang semakin pesat melalui peningkatan dan optimalisasi layanan Infokom. Selain itu, tambahnya, tren teknologi Infokom juga merupakan isu krusial menuju era knowledge based society dimana implementasi TI seperti Internet diharapkan mampu memaksimalkan efek pembelajaran dan proses belajar melalui konektivitas untuk memfasilitasi berbagai ide dan pemikiran. (jha) -- Warnet2000 menyediakan pasang banner dengan bonus. Banner anda akan kami pasangkan selama satu bulan gratis. Siapkan image banner berikut link anda dan kirim ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Sponsor ~--> $4.98 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/Q7_YsB/neXJAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Pasar WiMax kecil hingga 2008
Pasar WiMax kecil hingga 2008 JAKARTA (Bisnis): Pasar bagi teknologi WiMax (worldwide interoperability for microwave access) diperkirakan masih sangat kecil hingga 2008 kendati membuka peluang baru bagi industri semikonduktor, ungkap sebuah laporan. Perusahaan riset IDC (International Data Corporation) menilai teknologi WiMax membuka peluang baru bagi industri silikon dan semikonduktor. Namun saat ini masih terlalu dini bagi para vendor IC (integrated circuit) untuk memberikan komitmennya bagi pengembangan teknologi ini. "Pertanyanaan terbesar berkaitan dengan teknologi WiMax adalah seberapa besar peluang pasar, ada tidaknya penyedia jasa yang menyokong teknologi ini, serta adakah ruang bagi teknologi WiMax di tengah banyaknya teknologi jaringan berbasis kabel maupun nirkabel lainnya," ujar Ken Furer, analis riset semikonduktor pada IDC seperti dikuti 3g.co.uk. Sampai para penyedia jasa utama berkomitmen terhadap pengembangan teknologi WiMax hanya akan tersedia pasar yang sangat kecil bagi teknologi ini hingga 2008, tulis laporan itu. IDC mengakui adanya peluang pasar yang cukup besar bagi teknologi yang sering disebut sebagai standar IEEE 802.16 ini, namun harus melalui persaingan ketat dengan standar lain dalam teknologi nirkabel. Perusahaan riset itu mengingatkan bahwa para pembuat chip beserta OEM-nya memerlukan komitmen dari para penyelenggara jasa Internet maupun operator telekomunikasi untuk menyediakan layanan pita lebar di daerah pedesaan. WiMax dipandang mampu memberikan alternatif yang lebih murah dibandingkan teknologi yang menyokong hotspot WiFi (wireless fidelity) saat ini, namun jumlah permintaannya belum mampu menjadi dasar bagi sebuah investasi baru. 40% Pasar Namun, laporan lain menyatakan WiMax akan mengambil sekitar 40% pasar nirkabel pita lebar pada 2009. Bersamaan dengan itu, WiMax akan menjadi pesaing utama bagi seluler generasi ketiga (3G) yang akan menguasai 60% pasar nirkabel pita lebar pada saat yang sama, tulis Telecom View. Teknologi baru ini juga diperkirakan membuka peluang yang signifikan bagi para penyelenggara jaringan. WiMax yang diberi nomor standar IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) sebagai 802.16 merupakan teknologi broadband wireless access (BWA) yang mampu mengirimkan data hingga 75 Mbps dengan jarak tiga sampai lima mil, tidak harus dalam satu garis lurus (non-line-of-sight). Jangkauan WiMax diperkirakan bisa ditingkatkan hingga mencapai 30 mil dengan asumsi penggunaan antena yang ideal dengan daya pancar yang memadai. Standar ini merupakan modifikasi teknis dari standar 802.16a yang difinalisasi pada Januari 2003 namun dipandang tidak cukup stabil untuk masuk ke pasar. WiMax diharapkan saling melengkapi dengan Wi-Fi dan sama- sama beroperasi pada pita frekuensi bebas lisensi. (swi) -- Warnet2000 menyediakan pasang banner dengan bonus. Banner anda akan kami pasangkan selama satu bulan gratis. Siapkan image banner berikut link anda dan kirim ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Sponsor ~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Pemda jangan atur frekuensi
'Pemda jangan atur frekuensi' JAKARTA (Bisnis): Pengaturan frekuensi oleh pemda dinilai dapat memicu potensi konflik antarpenggunanya serta menurunkan minat investor asing maupun lokal untuk membangun jaringan telekomunikasi di daerah, ujar Ketua ID.TUG. Ardi Sutedja, Ketua Indonesia Telecommunication User Group (ID.TUG), mengatakan frekuensi merupakan salah satu sumber daya yang harus dimiliki negara sehingga pengaturannya merupakan wewenang pemerintah pusat. "Daya pancar frekuensi bisa mencapai daerah lain, sehingga dapat mengakibatkan interferensi antarpengguna bila pengaturannya dilakukan daerah masing-masing. Hal tersebut dinilai dapat memicu konflik yang membuat iklim tidak sehat terhadap perkembangan telematika di Tanah Air," ujarnya. Pengaturan frekuensi, lanjut dia, masih memerlukan peran Ditjen Postel sebagai regulator pusat mengingat Indonesia masih belum memiliki Sistem Frekuensi Manajemen Terpadu sebagaimana negara lain. Ardi mengatakan hal itu sehubungan dengan banyaknya raperda, seperti yang dibuat Pemda DKI Jakarta yang diindikasikan melebihi batas kewenangannya dalam pengaturan frekuensi serta bertentangan dengan UU No. 36/1999 tentang Telekomunikasi. Preseden buruk Raperda yang dibuat Pemda DKI, menurut Ardi, dapat menjadi preseden yang buruk bila akhirnya ditetapkan sebagai perda. "Daerah lain tentunya akan mengikuti langkah DKI dengan dalih otonomi daerah. Frekuensi akan dianggap oleh sebagian pemda sebagai bagian dari pendapatan asli daerah," katanya. Dia menambahkan, mata rantai perizinan frekuensi tersebut dikuatirkan dapat mengurangi investasi yang masuk serta menurunkan penciptaan lapangan kerja, sehingga pada akhirnya dapat menghambat laju perekonomian nasional. Sebelumnya, Mas Wigrantoro, Ketua Masyarakat Telematika (Mastel), mengatakan sejumlah raperda (rancangan peraturan daerah) ditengarai menghambat perkembangan telematika dan laju investasi di bidang teknologi informasi (TI). "Raperda tersebut antara lain yang dibuat DKI Jakarta, Kota Makassar, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumut, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur," ujarnya. Draf Raperda Pemprov DKI Jakarta yang diperoleh Bisnis menyebutkan penyelenggara telekomunikasi di daerah perlu mendapatkan izin dari Dinas Perhubungan. Penyelenggara telekomunikasi yang dimaksud a.l. wartel, warnet, radio amatir, radio siaran lokal, TV siaran Lokal, jaringan lokal nirkabel (WLAN), dan jasa multimedia. Persyaratan dan tata cara untuk mendapatkan izin ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. Selain itu, Gubernur berhak mengarahkan dan menetapkan wilayah atau bentuk penyelenggaraan jaringan telekomunikasi tetap lokal dalam rangka pemenuhan kewajiban pelayanan universal yang pelaksanaannya diawasi Dinas Perhubungan. (02) -- Warnet2000 menyediakan pasang banner dengan bonus. Banner anda akan kami pasangkan selama satu bulan gratis. Siapkan image banner berikut link anda dan kirim ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Sponsor ~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Perda hambat pembebasan 2,4 GHz
'Perda hambat pembebasan 2,4 GHz' JAKARTA (Bisnis): Menteri Perhubungan Hatta Rajasa menilai sejumlah rancangan peraturan daerah (raperda) tentang frekuensi 2,4 GHz dapat menggagalkan langkah departemennya dalam membebaskan lisensi frekuensi tersebut. "Untuk itulah Dephub akan berkoordinasi dengan Depdagri untuk meneliti dan mengkaji sejumlah raperda yang berindikasi melanggar UU No. 36/1999 tentang Telekomunikasi sebagai peraturan di atasnya, serta mengambil langkah yang diperlukan sebelum raperda tersebut ditetapkan sebagai perda," ujarnya kepada Bisnis kemarin. Menurut Menhub, penataan ulang frekuensi yang masuk kategori unlicensed national information infrastructure (UNII) tersebut terancam gagal bila raperda tersebut ditetapkan sebagai perda. Frekuensi 2,4 GHz yang akan segera dibebaskan pemerintah pusat, lanjut dia, jangan sampai berubah menjadi berlisensi pada tingkat pemda agar bisa memajukan industri telekomunikasi di Indonesia. Sebelumnya, sejumlah raperda seperti DKI Jakarta, Kota Makassar, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumut, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur dinilai melanggar UU No. 36/1999 karena mewajibkan izin pemakaian 2,4 GHz kepada pemda setempat. Hal tersebut sehubungan dengan ditetapkannya UU No. 32/2004 sebagai pengganti UU No. 22/1999 tentang otonomi daerah. Pada UU otonomi daerah yang baru, belum ditetapkan peraturan pemerintah yang menjadi petunjuk pelaksanaannya sehingga masih mengacu pada peraturan yang lama PP No.25/2000. Saat ini pemerintah bersama komunitas telematika yang merupakan pengguna frekuensi 2,4 GHz tengah menyusun dan merumuskan kepmen mengenai pembebasan frekuensi yang oleh International Telecommunication Union (ITU) masuk dalam kategori industrial, scientific and medical (ISM). Akhir Desember Menurut Menteri Perhubungan, keputusan mengenai pembebasan frekuensi 2,4GHz dari lisensi akan selesai akhir Desember ini sebagai salah satu prioritas 100 hari pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu. Menurut Menhub, pembebasan frekuensi tersebut juga akan diikuti langkah pengaturan seperti pendaftaran atau registrasi dan pembatasan maksimal daya [power] serta tinggi antena yang di perbolehkan. "Pengaturan tersebut bertujuan untuk mengurangi potensi konflik yang terjadi apabila pembebasan tersebut dilaksanakan," tandasnya. Potensi konflik yang dimaksud adalah interferensi [persinggungan] antarpengguna terutama apabila pemain kuat seperti industri dan operator besar ikut bermain dalam menggunakan frekuensi tersebut. Hal tersebut justru akan mengurangi manfaat pembebasan itu karena pemain kecil seperti tempat pendidikan, warnet, dan kesehatan yang justru menjadi target utama pembebasan tidak dapat menikmatinya. Menurut Santoso Serad, Kabag Hukum Ditjen Postel, pengaturan frekuensi, termasuk registrasi dan retribusi, menurut UU No. 36/1999, merupakan wewenang departemen teknis dalam hal ini Ditjen Postel Dephub. "Dalam UU No. 32/2004 membagi secara tegas kewenangan pemda, pemerintah pusat, dan kewenangan bersama," ujarnya. Di tempat terpisah, Ardi Sutedja, Ketua Indonesia Telecommunication User Group (ID.TUG), mengatakan frekuensi merupakan salah satu sumber daya yang harus dimiliki negara sehingga pengaturannya merupakan wewenang pemerintah pusat. "Daya pancar frekuensi bisa mencapai daerah lain, sehingga dapat mengakibatkan interferensi antarpengguna bila pengaturannya dilakukan daerah masing-masing," ujarnya. Pengaturan frekuensi, lanjut dia, masih memerlukan peran Ditjen Postel sebagai regulator pusat mengingat Indonesia masih belum memiliki Sistem Frekuensi Manajemen Terpadu sebagaimana negara lain. (02) -- Warnet2000 menyediakan pasang banner dengan bonus. Banner anda akan kami pasangkan selama satu bulan gratis. Siapkan image banner berikut link anda dan kirim ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Sponsor ~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Speedy amit-amit ...
> From: Gimson Ahmed <[EMAIL PROTECTED]> > Date: December 22, 2004 8:06:52 AM GMT+07:00 > To: [EMAIL PROTECTED] > Subject: [id-mac] Speedy amit-amit ... > Reply-To: [EMAIL PROTECTED] > > > Berhubung lagi pada sibuk gosip Speedy. Berikut pengalaman saya > pribadi. > > Mulai bulan Agustus 2004, kantor saya mencari koneksi internet yang > memadai karena dialup di Cikini amit-amit. Kalo ada dialup dapet > koneksi 56Kbps sih gak masalah. Tapi konek aja nggak mampu. Terpaksa > cari alternatif. Berhubung internet kabel gak nyampe ke kantor, jadi > cari punya cari dapetnya ADSL. > > Agustus 2004 itu Telkom sedang restrukturisasi produk ADSL. Asalnya > produk entry levelnya 256Kbps quota 500MB seharga Rp 500rb/bulan, dst. > Dengan pricelist baru, produk termurah adalah 384Kbps quota 500MB > dengan harga Rp 300rb/bulan. > > Syukur2 kalo gak lewat kuota, itungannya termasuk murah tuh. Maka > beramai2 sekantor kami mencoba koneksi lewat ADSL yang hampir gak ada > hambatan. Cuma sekali2 aja kalo sore atau siang, kadang2 tulalit > Telkomnetnya. Mungkin sibuk. Tapi tulalitnya cuman bikin sang ADSL > modem harus reconnect. Setelah itu gak ada hambatan. > > Hambatan pertama adalah tagihan bulan pertama. Karena masa pemasangan > dan penagihan untuk bulan pertama cukup dekat, sekitar 15 hari, maka > tagihannya belum terlalu mengagetkan. Traffic ADSL melewati kuota, > sehingga tagihan bulan ke-1 mencapai Rp 900rb (kelebihan 600rb, dengan > tarif Rp 1200/MB). > > Hambatan kedua adalah tagihan bulan kedua (tentunya :). Sekarang masa > pemakaian dan penagihan 100%, gak ada lowongnya tuh ADSL dipake. > Tentunya selama hari kerja. Testing kita adalah download2 dari internet > seperti LaTeX buat Mac (ini jelas kerjaan gue) sebesar 147 MB, dan > koneksi online buat main game ke wizards.com. Alhasil bulan Oktober, > kita dapet tagihan Rp 2jt! berkat traffic ADSL sebesar 2GB. > > Barulah kita sadar tentang setan upstream yang kecatet sama Telkom dan > niat2 download aje gile (padahal belum ada yang kenal bittorrent). Lalu > kami berlomba2 mencari traffic monitoring. Karena MRTG di linux proxy > server-nya gak mampu kami utak-atik supaya dapet consolidated > upstream+downstream. Obok2 internet dapet juga, tapi cuman bisa > menghasilkan daftar 10 alamat dengan traffic terbesar (padahal gak > sampe ngabisin 10% dari total traffic) dan akumulasi traffic dalam > periode tertentu. > > Alhasil kita memutuskan untuk upgrade paket ADSL ke quota 1GB dengan > bitrate tetep (harga Rp 500rb/bulan) untuk cari aman. Dan bulan ketiga > kita lewati dengan suksesnya karena nggak kelewat kuota. Disamping ada > libur lebaran yang sampe seminggu. Cuman yang brengsek adalah > billingnya. Di tagihan kita masih ditagih pake abonemen paket lama > (quota 500MB). Jadi masih komplain ke billing (which is tempatnya jauh > dari customer service). > > Dan sekarang kebijakan internet jadi lebih ketat di kantor. Browsing > dibatasi dengan ukuran akumulasi traffic. Kalo traffic udah > mengkhawatirkan (seperti hari Selasa kemarin traffic udah mencapai > 910MB, sisa quota tinggal 90MB), internet dimatikan. Situs2 iklan semua > dibanned lewat proxy (lewat identifikasi manual, seperti > http://ad.akamai.xxx). Kalo bisa browsingnya pake non-image. > > Kesimpulan gue: > 1. ISP emang sengaja pilih Telkom karena kalo langganan ke ISP lain > (Indonet, CBN) toh masih tetep bayar tagihan ke Telkom. Ini berarti > langganan ke ISP lain tidak menghilangkan masalah dengan Telkom. > > 2. Harga Telkom emang paling murah. Paket dari Indonet dengan bitrate > 384Kbps dan quota 1GB adalah Rp 500rb/bulan (lebih mahal Rp 50rb). > > 3. Gak ada yang jamin traffic statistic dari ISP atau Telkom adalah > yang paling benar. Karena mereka gak bisa kasih statistik yang akurat. > Referensinya adalah dari statistik penggunaan dialup Indonet gue, di > mana kadang2 ada Caller ID yang tidak dikenal (nomor gue gak muncul), > sementara di tagihan Telkom gue juga gak nongol koneksi ke Indonet pada > waktu yang sama. > > 4. Brosur ADSL setan semua. Mereka menuliskan, paket dengan bitrate > sekian, quota sekian. Mereka tulis 500MB setara dengan xxx lagu MP3. > Ini membuat pelanggan mengira bahwa quota itu akan dihitung berdasarkan > downstream doang. Padahal nggak. > > 5. Dialup ternyata bisa terasa murah juga yah. Soalnya meskipun dialup > tuh lambat (meski udah mentok koneksi di 56Kbps), tapi gue gak pernah > protes traffic 15MB dari koneksi 1 jam gue. (ya iyalah, wong ngitungnya > berdasarkan waktu). Sementara dengan ADSL, seharian cuman browsing > (sumpah gak ada download2nya), situs2 iklan (http://ad.*) udah dibanned > dari proxy, bisa habis 100MB. Ya udah itung aja, sehari 100MB (cuman > browsing), sebulan jadi berapa? > > 6. Cari bukti penggunaan koneksi ternyata paling susah. Gue biasa bayar > dan minta printout koneksi di Plasa Telkom. Tapi mereka mentok2nya > cuman punya customer service. Koneksi ADSL munculnya setelah tanggal 20 > (?) meskipun bayar tagihannya harus lebih awal. Kalo customer se
[Warnet2000] Kontribusi SMS hampir Rp8 triliun
Kontribusi SMS hampir Rp8 triliun Pendapatan operator akan capai Rp40 triliun JAKARTA (Bisnis): Pendapatan operator telekomunikasi Indonesia baik penyelenggara telepon saluran tetap maupun seluler diperkirakan tumbuh 20%- 25% pada 2005 hingga mencapai Rp40 triliun. Asosiasi Telepon Seluler Indonesia (ATSI) memperkirakan pendapatan operator seluler di Indonesia pada 2005 naik 20% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan pendapatan ini jauh di bawah pertumbuhan pelanggan yang melampaui 50%. "Kami perkirakan pendapatan operator seluler pada 2005 akan naik 20% mencapai Rp30 triliun. Representasinya masih akan didominasi oleh tiga operator utama berdasarkan pangsa pasar mereka," ungkap Sekretaris Jenderal ATSI Rudiantara kepada Bisnis di Jakarta. Dia mengakui kenaikan pendapatan ini tidak berbanding lurus dengan jumlah pertumbuhan jumlah pelanggan karena ARPU (average revenue per user) yang cenderung turun. "Ini proses natural karena makin kebawahnya pasar yang dituju." Dalam satu kesempatan, Direktur Utama Telkomsel Bajoe Narbito menghitung setiap kenaikan satu juta pelanggan seluler terjadi penurunan ARPU sebesar Rp2000. Hingga semester pertama 2004, ARPU gabungan industri seluler mencapai Rp92.281. Rudi mengatakan pada 2005 dominasi bisnis tetap oleh tiga operator besar- Telkomsel, Indosat, dan Excelcomindo. "Operator lain bisa mengejar asal bisa melewati entry barier dari skala ekonomi tiga operator lama yang telanjur besar. Jadi perlu usaha yang lebih." Jumlah pelanggan seluler Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata di atas 50% per tahun. Akhir tahun ini, jumlah pelanggan seluler diperkirakan mencapai 30 juta nomor, atau bertambah 12 juta pelanggan baru dibandingkan akhir tahun lalu. Menurut Direktur Bisnis Jasa Telkom Suryatin Setiawan, jika digabungkan dengan layanan komunikasi telepon tetap berbasis kabel dan nirkabel, maka pertumbuhan pendapatan operator telekomunikasi bisa mencapai 25% pada 2005. "Dari proyeksi pertumbuhan 25% itu akan memberikan revenue kepada operator di atas Rp40 triliun. Dari pertumbuhan revenue itu, kontribusi SMS juga terus meningkat," katanya. Jika diasumsikan kontribusi SMS sebesar 20% terhadap pendapatan sebagaimana yang terjadi pada tahun sebelumnya, maka layanan pesan pendek ini akan menyumbangkan pendapatan Rp8 triliun. Suryatin memaparkan Grup Telkom pada 2005 diproyeksikan akan mencapai sekitar 32 juta pelanggan terdiri dari 11 juta pelanggan telepon tetap Telkom dan 21 juta pelanggan seluler Telkomsel. (htr/jha) -- Warnet2000 menyediakan pasang banner dengan bonus. Banner anda akan kami pasangkan selama satu bulan gratis. Siapkan image banner berikut link anda dan kirim ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Sponsor ~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Investasi TI BCA capai US$55 juta
Investasi TI BCA capai US$55 juta JAKARTA (Bisnis): PT Bank Central Asia Tbk menginvestasikan dana hingga US$55 juta untuk belanja teknologi infomasi maupun biaya pengelolaan sistem yang telah berjalan hingga sekarang. "Yang murni untuk belanja modal adalah US$25 juta, sementara untuk pengelolaan, software, dan sebagainya sebesar US$30 juta," ungkap Direktur Keuangan BCA Jahja Setiatmadja kepada Bisnis di Jakarta kemarin. Menurut dia, alokasi belanja modal sebagian besar masih digunakan untuk memperluas jaringan delivery channel berupa mesin anjungan tunai mandiri maupun mesin setoran tunai (cash deposit machine). "Tahun depan kami akan menambah 500 mesin ATM baru. Ini untuk memperkuat layanan pembayaran BCA." Pada saat yang sama, kata dia, bank terbesar kedua dari sisi aset tersebut juga bakal menambah CDM hingga 200 mesin di tahun depan. "Jumlah tersebut jauh lebih besar yang kami tempatkan tahun ini hanya 20 mesin." Menurut Jahja, belanja modal tahun depan 25% lebih besar dari tahun ini yang mencapai US$20 juta. Dia mengatakan belanja modal TI tahun ini masih di dominasi untuk perluasan jaringan ATM yang mencapai 300 mesin. Dia menambahkan BCA masih akan menkonsentrasikan bisnisnya sebagai pemimpin dalam layanan pembayaran di samping ekspansi di sektor kredit. Kemampuan memberikan layanan pembayaran yang prima mendatangkan fee based income yang sangat signifikan bagi bank publik tersebut. BCA dikenal sebagai bank yang inovatif dalam mengembangkan fitur pembayaran baik melalui ATM maupun tempat-tempat belanja. Hal ini didukung oleh infrastruktur teknologi informasi yang memadai dengan investasi yang sangat besar. Hingga US$750 juta Pada 2005, sektor perbankan diperkirakan menguasai belanja teknologi informasi (TI) di Indonesia sebesar US$500 juta hingga US$750 juta atau 50% dari total belanja TI nasional yang mencapai US$1 miliar hingga US$1,5 miliar tahun depan. Praktisi TI Perbankan Jos Luhukay mengatakan tuntutan pengadaan TI di sektor perbankan akan meningkat seiring rencana diterapkannya manajemen resiko (risk management) atau standar Basel II oleh Bank Indonesia. Menurut dia, bila dibandingkan tahun ini, maka belanja TI di sektor tersebut akan meningkat sekitar 20% hingga 25%. Sebagian besar belanja tersebut disalurkan untuk pengadaan komputer baru, biaya konsultan atau outsourcing TI dan pengembangan pusat data. Umumnya, pengembangan tersebut dalam rangka membentuk arsitektur TI yang terdiri dari corporate server, branch delivery, non branch delivery dan executive support. (htr) -- Warnet2000 menyediakan pasang banner dengan bonus. Banner anda akan kami pasangkan selama satu bulan gratis. Siapkan image banner berikut link anda dan kirim ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Sponsor ~--> $4.98 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/Q7_YsB/neXJAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] WiMax masuk Indonesia semester II/2005
WiMax masuk Indonesia semester II/2005 JAKARTA (Bisnis): Teknologi WiMax (worldwide interoperability for microwave access) segera memasuki Indonesia pada semester dua tahun depan seiring diproduksinya perangkat teknologi tersebut secara massal untuk keperluan backbone pada jaringan teknologi informasi (TI) perusahaan. Budi Wahyu Jati, Country Manager Intel Indonesia, mengatakan implementasi teknologi itu belum secara resmi masuk ke Indonesia, meski saat ini beberapa perusahaan telah menggunakannya. "Teknologi tersebut sangat berguna untuk operator telekomunikasi, penyelenggara jasa Internet (PJI), dan perusahaan yang memiliki banyak cabang sebagai sarana telekomunikasi dan akses Internet secara nirkabel secara efisien, sehingga penerapannya tidak dapat ditunda lagi," ujarnya kepada Bisnis belum lama ini. Menurut dia, frekuensi yang dipancarkan Wi-Max memiliki radius hingga 50km, atau 17 kali lipat dibandingkan WiFi biasa, sehingga bisa menghemat infrastruktur base transceiver station secara signifikan. Wi-Max merupakan broadband wireless access (BWA) yang memiliki frekuensi dalam kisaran 5,8 Ghz hingga 10 Ghz dan bandwidth sampai 260Mbps. Teknologi tersebut memiliki nomor standar IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) sebagai 802.16d dan 802.16p. Menurut Pengamat Telematika Onno W. Purbo, saat ini WiMax digunakan sebagai backbone dan memiliki kemampuan mobile high speed data pada kecepatan lebih tinggi dari 3G dan berpotensi menjadi pesaing teknologi seluler itu tahun depan. "Yang menjadi masalah adalah pemerintah belum mengatur masalah frekuensinya, meski beberapa perusahaan telah menggunakannya," ujarnya. Dia menambahkan apabila Kepmen pembebasan frekuensi 2,4 GHz atau WiFi telah keluar, maka penggunaan frekeunsi tersebut akan mendominasi di segmen last mile, sementara WiMax dipakai sebagai backbone. Budi melanjutkan, Intel akan menanamkan chip pada perangkat Wi-Max yang akan diproduksi secara massal itu. "Namun kami belum menargetkan penjualannya, mengingat pada tahap awal, perangkat Wi-Max cenderung memiliki harga tinggi." Seperti halnya Indonesia, penggunaan WiMax di negara lain di dunia seperti di Eropa dan AS juga belum diatur secara resmi oleh pemerintah masing- masing sehingga pemakaiannya masih secara sembunyi-sembunyi. Menurut Michael Sunggiardi, Anggota Presidium Asosiasi Warnet Indonesia (Awari), tidak seperti WiFi yang masuk kategori Industry, Scientific, Medical (ISM) band, Wi-Max belum bisa digunakan secara gratis meski Kepmen pembebasan frekuensi 2,4 GHz ditetapkan. "Penggunaan Wi-Max secara massal akan terjadi bila standarnya telah ditetapkan konsorsiumnya secara terbuka sekitar Maret tahun depan," ujarnya. Selain sebagai penunjang infrastruktur, Wi-Max juga bisa untuk aplikasi mobile seperti ponsel, dan notebook. Menanggapai hal tersebut, Budi menuturkan, implementasi Wi-Max untuk pengguna akhir (end-user) seperti pada ponsel dan notebook akan dilakukan pada 2007. Menurut Susilo Hartono, Direktur Bina Telekomunikasi dan Informatika Dephub, pemerintah belum berencana mengatur frekuensi 5,8 GHz ke atas karena masih berkonsentrasi membuat Kepmen pembebasan frekeunsi 2,4 GHz. (02) -- Warnet2000 menyediakan pasang banner dengan bonus. Banner anda akan kami pasangkan selama satu bulan gratis. Siapkan image banner berikut link anda dan kirim ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Sponsor ~--> $4.98 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/Q7_YsB/neXJAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Bisnis handset Rp12 triliun
Bisnis handset Rp12 triliun JAKARTA (Bisnis): Peningkatan jumlah pelanggan seluler dan fixed wireless ternyata juga berimbas pada peningkatan pasar perangkatnya yang diper- kirakan penetrasinya akan meningkat sekitar 30% pada 2005. Robby Darmasetiawan, Ketua Asosiasi Ponsel Seluruh Indonesia (APSI), memproyeksikan total penjualan terminal baru termasuk GSM dan CDMA sepanjang 2005 akan mencapai 7,5 juta sampai delapan juta unit. "Untuk tahun ini angka penjualan handset GSM dan CDMA kemungkinan hanya mencapai enam juta unit karena adanya kekosongan pasokan dalam beberapa bulan terakhir," katanya. Adapun segmentasi pasar ponsel di Indonesia diyakini belum berubah banyak dibanding sebelumnya yakni masih didominasi segmen low end yang mencapai 65%. Yang agak berubah di segmen menengah, jika tahun lalu masih menyerap sekitar 20% dari total pasar ponsel maka tahun ini diproyeksikan meningkat lima basis poin menjadi 25% disusul segmen high end yang baru mencapai 10%. Lee Kang Hyun, Direktur PT Samsung Electronics Indonesia, mengatakan perkembangan pasar handset tahun depan tidak terlepas dari semakin meningkatnya penggunaan layanan komunikasi berbasis CDMA. "Dengan penerimaan yang positif itu pasar terminal telepon bergerak baik GSM maupun CDMA itu akan terus tumbuh rata-rata 30%-35% pertahun di Indonesia," katanya. Dengan asumsi penjualan handset dengan harga rata-rata Rp1,5 juta perunit maka sepanjang 2005 nilai bisnis penjualan terminal GSM dan CDMA di Indonesia dapat mencapai Rp11,25 triliun- Rp12 triliun. (jha) -- Warnet2000 menyediakan pasang banner dengan bonus. Banner anda akan kami pasangkan selama satu bulan gratis. Siapkan image banner berikut link anda dan kirim ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Sponsor ~--> $4.98 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/Q7_YsB/neXJAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Tinggi, Potensi Pasar Seluler di Indonesia Timur
Tinggi, Potensi Pasar Seluler di Indonesia Timur Jakarta, Kompas - Potensi pasar jasa sambungan telepon seluler di wilayah Indonesia bagian timur hingga saat ini masih sangat besar karena pemakaiannya masih sangat rendah. Hal itu terlihat dari rasio pemakaian telepon seluler di Indonesia bagian timur masih sangat rendah, bahkan target 10 persen dari jumlah penduduk di wilayah tersebut-Indonesia bagian timur berpenduduk sekitar 37 juta jiwa berdasarkan angka jumlah penduduk pada tahun 2000-hingga saat ini belum tercapai. Demikian dikemukakan Vice Presiden Sulampapua (Sulawesi, Maluku, dan Papua) PT Indosat Asep Suhendi di sela-sela peluncuran kartu prabayar IM3 di Makassar, Selasa (21/12). Besarnya potensi pasar menjadi salah satu alasan bagi IM3 untuk tetap optimistis mendapatkan pasar di wilayah Indonesia bagian timur, selain janji sinyal yang lebih kuat dan tanpa batas. Asep menambahkan, Indosat pada tahun 2004 memiliki 400.000 jumlah pelanggan di wilayah Sulampapua dan menargetkan pertumbuhan hingga 50 persen pada tahun 2005. Dari pertumbuhan itu, diharapkan sebanyak 40 persen merupakan kontribusi dari penjualan kartu prabayar IM3. Menurut Asep, kehadiran IM3 di Makassar dan Manado untuk memenuhi keinginan pelanggan dan masyarakat akan komunikasi yang hemat sebagai wujud dari komitmen Indosat. Sebelumnya, pada bulan November lalu IM3 telah diluncurkan di Medan, Pekanbaru, Padang, Lampung, Palembang, Balikpapan, Pontianak, dan Banjarmasin. "Sebenarnya selama ini kartu IM3 sudah dapat dipakai di Kota Makassar berkat jaringan terpadu PT Indosat. Namun, saat ini telah diluncurkan nomor Makassar untuk meramaikan pasar kartu seluler di wilayah ini. Produk yang dijual saat ini adalah kartu perdana superhemat dan tarif superhemat," ujar Asep menjelaskan. Saat ini secara nasional Indosat seluler telah memiliki 10 juta pelanggan untuk ketiga produknya, yakni Mentari, Matrix, dan IM3. Khusus untuk menjamin kenyamanan dan kelancaran berkomunikasi para pelanggan di wilayah Makassar, Indosat telah membangun 250 lokasi base transceiver station (BTS). Indosat merupakan salah satu penyelenggara informasi dan telekomunikasi di Indonesia yang memberikan layanan jasa seluler, telekomunikasi tetap, dan MIDI (multimedia, komunikasi data, dan internet). Selama kurun waktu bulan Januari hingga bulan September 2004, bisnis seluler memberikan kontribusi sebesar 68,5 persen terhadap pendapatan usaha perusahaan. Sementara SLI memberikan kontribusi sebesar 16,4 persen dan MIDI serta jasa lainnya sebesar 14,2 persen. Saham Indosat tercatat di Bursa Efek Jakarta, Burse Efek Surabaya, dan New York Stock Exchange. (BOY) -- Warnet2000 menyediakan pasang banner dengan bonus. Banner anda akan kami pasangkan selama satu bulan gratis. Siapkan image banner berikut link anda dan kirim ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Sponsor ~--> $4.98 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/Q7_YsB/neXJAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Telepon Pasti, Kado Istimewa bagi Warga Terisolasi
Telepon Pasti, Kado Istimewa bagi Warga Terisolasi "HALO... bisa bicara deng (dengan) papa Santi. Ini dari Gemeh," kata Yopi Liung Sanda, warga Gemeh dari gagang telepon di kampungnya, Selasa (30/11). Karena orang yang dicari tidak ada, Yopi melanjutkan pembicaraan, "Nyanda apa-apa. Kita kwa cuma mo tes telepon baru yang dorang dari Jakarta ada pasang," tambah Yopi lagi. Ia kemudian menyebut nomor tempat ia menelepon 0816812293371, sebelum menyudahi pembicaraan per telepon. Pembicaraan selama satu menit delapan detik itu menghabiskan biaya Rp 2.640. Tidak hanya Yopi, Altin Binambun dan beberapa warga lainnya juga segera mencoba telepon umum Pasti yang baru dipasang di rumah Sekretaris Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Gemeh, Elmer Laira. Binambun saat itu menghubungi kakaknya yang dipanggil Papa Meri di Manado. Dalam dua menit 47 detik (pada pukul 17.45) saja, sudah tercatat transaksi Rp 12.782. "Ini masih lumayan. Masih termaso murah. Kalo ba telepon di tampa laeng yang pake Pasti, malam hari deng waktu yang amper sama, boleh sampe Rp 40.000-an," kata Binambun. Sanda dan Binambun mengatakan, harga menggunakan telepon yang baru dipasang agak murah dibandingkan dengan telepon berperangkat sama yang sudah lebih dulu hadir di desa itu. "Depe harga selangit. Depe argo, argo kuda. Masak baru bilang halo depe doi so Rp 5.000. Jadi kalo mo bicara, torang mo ba telepon pa sudara atau anak musti kase kaluar doi banya. (Harganya selangit. Argonya, argo kuda. Masak baru mengatakan halo saja harus membayar Rp 5.000. Jadi kalau kami mau bicara lewat telepon kepada saudara (keluarga) atau anak harus mengeluarkan uang banyak)," jelas Binambun. Tidak hanya warga, wartawan yang ikut dengan rombongan pun ikut mencoba menggunakan Pasti yang baru dipasang itu. Maklum tak ada sinyal untuk telepon seluler dari semua operator di daerah itu. Mereka membayar kepada tuan rumah yang juga Sekretaris LPM Desa Gemeh Elmer Laira, yang dipercaya sebagai pengelola sarana telekomunikasi bantuan dari Direktorat Pos dan Telekomunikasi Departemen Perhubungan yang diserahkan melalui PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN). Perangkat Portable Fixed Satellite dengan nama layanan Pasti (Pasang Telepon Sendiri) yaitu telepon pedesaan yang dibangun oleh PT PSN. SANDA dan Binambun hanyalah sebagian kecil warga desa dan Kecamaten Gemeh, Kabupaten Talaud, Provinsi Sulawesi Utara, yang menyambut antusias sarana telekomunikasi berupa telepon. Posisi kepulauan itu berada di ujung utara Kepulauan Indonesia yang berbatasan dengan Filipina. Mereka yang selama ini terisolasi karena hubungan komunitas antara satu desa dan desa lain, apalagi kota, sangat sulit. Selain tidak ada alat transportasi, sarana telekomunikasi juga sangat terbatas. Padahal kalau mau jujur, daerah ini memiliki potensi wisata dengan pantai yang indah, situs purbakala, yakni goa dengan tengkorak Belanda peninggalan Raja-raja Talaud, yaitu Raja Akirang. Bagaimana wisatawan mau ke sana kalau sarananya minim? Transportasi hanya dilayani speedboat dengan perjalanan empat jam di laut lepas dari Lirung (Sangihe). Warga Gemeh yang akan ke Manado harus menyediakan uang minimal Rp 600.000 dengan uang transpor, uang makan, dan uang rokok. Waktu tempuh pun dua hari dua malam. Malah ada yang tiga hari dua malam (tergantung kapal) untuk sekali perjalanan. Kapal perintis sudah diprogram untuk melayani jalur Gemeh, Karatung, hingga Miangas (perbatasan Filipina). Sayangnya, sekarang ini kapal itu tidak pernah datang lagi ke desa-desa itu. Menurut warga, kapal itu lebih berorientasi kepada bisnis sehingga memilih bongkar muatan berhari-hari di Tahuna, Siau, atau kota-kota di Kepulauan Sangihe dan Talaud lainnya. Untuk menghubungi sanak keluarga atau anak yang berada di Sangihe dan Talaud, Manado, atau Jakarta, warga harus ke Beo, desa tetangga yang dapat ditempuh satu jam perjalanan laut. Atau, menuju ke Lirung (perjalanan empat jam melalui laut lepas) "Doi ba telepon jo so sampe Rp 40.000-an dan malah sampe Rp 70.000- an. Blum depe ongkos ka Beo Rp 10.000. Makang di sana, doi rokok. Satu kali bajalang so ambi sara," kata Sanda. Maksudnya, sekali bertelepon dari Beo diperlukan biaya Rp 40.000-Rp 70.000. Itu belum termasuk biaya transportasi, makan, dan rokok. Kalau ditotal, sekali jalan untuk bertelepon saja bisa menghabiskan Rp 100.000. Mantan pelaut itu mengatakan, bertemu dengan wartawan bak gayung bersambut, ia banyak bercerita tentang kehidupan sosial di daerahnya yang serba kekurangan dari fasilitas hidup layak yang dijanjikan pemerintah. "Dulu untuk pelabuhan sudah diukur-ukur, tapi sampai sekarang tak dibangun- bangun. Padahal daerah sebagai penghasil kopra," katanya. Memang, di daerah itu sejak tiga tahun terakhir sudah ada telepon dengan perangkat sama yang merupakan hibah dari pengusaha. Namun, kondisinya sudah rusak. "So satu taong ada perbaiki di Manado. Mar sampe skarang blum datang- datang," jelas Kepala Desa Gem
[Warnet2000] Standar terbuka dorong kompetisi pasar software
Standar terbuka dorong kompetisi pasar software JAKARTA (Bisnis): Kompetisi yang sehat di pasar peranti lunak nasional dapat tercipta dengan menyusun dan menerapkan standar terbuka, tanpa memandang metode pengembangannya terbuka atau tertutup, kata praktisi bisnis teknologi informasi. "Standardisasi di tingkat dasar memungkinkan kompetisi dalam skala besar dan di tingkat yang lebih tinggi," kata Goh Seow Hong, Direktur Kebijakan Peranti Lunak Business Software Alliance (BSA) kepada Bisnis kemarin. Kompetisi di tingkat yang lebih tinggi seperti dimaksud Goh terjadi jika persaingan antar vendor tidak terjebak pada metode pengembangan peranti lunak, melainkan pada kualitas produk akhir. Terdapat dua metode pengembangan peranti lunak yakni terbuka dan tertutup. Pengembangan terbuka disebut juga open source karena baris-baris kode pemrograman bisa diakses masyarakat dengan persyaratan tertentu. Sebaliknya, akses terhadap kode pemrograman dibatasi pada metode pengembangan tertutup. Linux yang dikembangkan komunitas termasuk jenis open source sedangkan Windows dari Microsoft termasuk tertutup, disebut proprietary atau komersial. "Kompetisi dalam skala besar tercipta jika tidak terlalu memandang lagi apakah itu open source atau komersial," ujar Goh. Frans Thamura, praktisi open source dari komunitas Java, mengatakan standardisasi terbuka memungkinkan interoperabilitas antarsistem dan membuat pegguna tidak terikat pada salah satu vendor. "Standar terbuka bagus sekali, dan seharusnya menjadi acuan, bukan dari sisi semata-mata karena open source-nya," ujarnya di tempat terpisah. Untuk menciptakan kompetisi di pasar nasional, BSA menyarankan agar pemerintah mempromosikan dan mendorong usaha standardisasi ini. Namun kenyataannya, upaya ini sulit dilakukan. Sulit didefinisikan BSA sendiri yang terdiri dari 25 perusahaan peranti lunak global, lanjut Goh, sulit bagi mereka untuk duduk bersama guna menyepakati definisi dan merumuskan standar yang bersifat terbuka. Sementara itu Frans menilai standardisasi juga memiliki sisi negatif, yakni jika terindikasi adanya tekanan dari satu perusahaan atau institusi tertentu untuk kepentingannya sendiri. "Bahkan terkada ada entitas yang menjual standard untuk mendapatkan market," tandas aktivis Java User Group Indonesia itu. Menurut dia, di dunia pengembangan bebas seperti open source, peranti lunak yang tidak standar bisa jadi lebih baik secara praktis. Salah satunya adalah model pengembangan Jabber yang menghasilkan standar XMPP. Frans dan Goh sepakat bahwa standardisasi bisa dimulai dengan mewudujkan interoperabilitas antar peranti lunak, apapun model pengembangan dan platform yang digunakan. Standardisasi juga semakin sulit di industri teknologi informasi, khusunya peranti lunak yang dewasa ini semakin matang. Contohnya adalah upaya Microsoft dan Sun Microsystems untuk mengintegrasikan produk masing-masing. Pengadilan AS beberapa waktu lalu memerintahkan Microsoft untuk membuka diri pada platform peranti lunak Sun agar tercipta kompetisi yang sehat antara keduanya. Namun hingga kini belum ada hasil yang signifikan dari upaya tersebut. (dss) -- Warnet2000 menyediakan pasang banner dengan bonus. Banner anda akan kami pasangkan selama satu bulan gratis. Siapkan image banner berikut link anda dan kirim ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Sponsor ~--> $4.98 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/Q7_YsB/neXJAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] PSN selesaikan USO berbasis Internet protocol
PSN selesaikan USO berbasis Internet protocol JAKARTA (Bisnis): PT Pasifik Satelit Nusantara telah menyelesaikan pemasangan saluran telepon berbasis teknologi Internet protocol (IP) pada sembilan desa di Kabupaten Barru Sulawesi Selatan. "Kami telah memasang 288 satuan sambungan telepon (SST). PSN bertindak sebagai kontraktor untuk proyek universal services obligation (USO) yang diselenggarakan oleh pemerintah," ungkap Direktur Janto Warijanto kepada Bisnis di Jakarta pekan lalu. Menurut dia, pembangunan sambungan telepon berbasis IP tersebut bakal menawarkan biaya yang jauh lebih murah dibandingkan. "Kami membangun instalasinya saja yang kami hubungkan dengan jaringan telekomunikasi Telkom. Jadi biaya buat pemakainya pasti jauh lebih murah." Janto menambahkan dengan selesainya pemasangan sambungan telepon berbasis IP tersebut berarti seluruh proyek USO yang dimenangkan oleh operator telekomunikasi tersebut telah selesai. Sejak 2003, PSN telah memenangkan tender untuk plementasikan USO bagi 2.975 desa terpencil dengan teknologi portable fixed satellite. Tahun ini perusahaan ini kembali ditunjuk pemerintah untuk program yang sama untuk 1627 desa. Dalam Pemilu 2004, perusahaan ini membantu menyediakan layanan data untuk perhitungan suara. Seperti diketahui, PSN menyingkirkan dua perusahaan lain yaitu PT Patrakom dan PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Inti) dalam dalam tender USO. Jenis teknologi IP akan digunakan pada daerah sub urban yang sudah lebih membutuhkan akses internet di samping komunikasi berbasis suara. Mengenai bisnis 2005, Janto mengatakan PSN masih akan fokus untuk memberikan layanan maksimal dalam teknologi satelit. "Kami sedang mengusahakan bagaimana agar layanan kami bisa lebih terjangkau oleh masyarakat daerah terpencil." Dia mengakui tidak banyak produk baru yang akan dikembangkan oleh operator telekomunikasi yang dikelonya tahun 2005. "Kami tetap akan pada bisnis inti kami di bisnis telekomunikasi satelit." Sebelumnya Direktur Utama PSN Adi R. Adiwoso mengatakan sedang mempersiapkan belanja modal hingga US$50 juta tahun depan untuk memperluas jaringan telepon satelit maupun layanan telekomunikasi berbasis IP. Menurut dia, besaran belanja modal tersebut meningkat jauh dibandingkan dengan tahun ini yang hanya Rp5 juta. Adi menyebutkan bahwa manajemen mampu menyiapkan dana sebesar itu tanpa melalui utang bank maupun penerbitan obligasi. (htr) -- Warnet2000 menyediakan pasang banner dengan bonus. Banner anda akan kami pasangkan selama satu bulan gratis. Siapkan image banner berikut link anda dan kirim ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Sponsor ~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Kartu Seluler Prabayar Kian Murah, Segmen Pascabayar Tetap Tumbuh
Kartu Seluler Prabayar Kian Murah, Segmen Pascabayar Tetap Tumbuh ERY MARTHANTINI, Surabaya Indosat Bidik Korporat, Excelcomindo Beri Keistimewaan Pemakai telepon seluler pasti lebih memilih produk pra bayar (prepaid) daripada pasca bayar (postpaid). Namun, operator seluler tetap berusaha agar pelanggan pasca bayar terus tumbuh. Sebab, segmen pelanggan pascabayar merupakan segmen pelanggan loyal. Pemakaian tidak terkontrol, mungkin itu yang ditakutkan pelanggan untuk memilih produk seluler pascabayar. Buktinya meski sistem pascabayar ini muncul lebih dahulu namun dilihat dari jumlah pelanggan, pemakai kartu prabayar jauh lebih besar dari pelanggan pascabayar. Apalagi, saat ini operator-operator seluler menawarkan kartu perdana prabayar dengan harga yang sangat murah. Seperti Simpati Telkomsel mempunyai harga perdana Rp 20 ribu-Rp 25 ribu dengan pulsa 25 ribu, sedangkan kartu perdana Mentari Indosat Rp 20 ribu dengan pulsa 25 ribu. Dan kartu perdana Jempol Exelcom Rp 20 ribu untuk pulsa 20 ribu. Harga sebesar ini masih lebih murah dengan biaya abonemen untuk kartu pascabayar yang berkisar Rp 35 ribu. Data dari salah satu operator seluler PT Telkomsel, jumlah pelanggan kartu Halo (produk pascabayar Telkomsel) yang muncul sejak tahun 1995, saat ini hanya sekitar 9 persen atau sekitar 160 ribu orang dari total pelanggan di Jawa Timur. Sementara produk prabayar Telkomsel sebesar 1,55 juta pelanggan. Memang dibanding dengan pemakaian prabayar, average revenue per user (ARPU/penggunaan rata-rata satu pelanggan per bulan) kartu pasca sekitar Rp 275 ribu per bulan. Sedangkan kartu prabayar Rp 80 ribu - Rp 90 ribu per bulan. Vice President Seluler Telkomsel Area Jawa-Bali, R Agus Witjaksono mengatakan potensi pelanggan pascabayar terhadap revenue operator sangat tinggi. "Kalau dihitung, keuntungan yang disumbangkan oleh produk pascabayar yang jumlahnya jauh lebih kecil, tidak jauh berbeda dengan prabayar," tukasnya. Sedangkan kalau dilihat dari pelanggan seluler PT Indosat Tbk, sementara komposisi pelanggan pelanggan prabayar Mentari 70 persen, IM3 25 persen, dan pelanggan pasca bayar Indosat Matrix hanya sebesar 5 persen. Sedangkan total pelanggan di Jatim sekitar 1,42 juta pelanggan. Dikatakan oleh Branch Manager Seluler Indosat Surabaya, Suwignyo, pelanggan pascabayar ini mempunyai ARPU sekitar Rp 200 ribu- Rp 250 ribu per bulan. Sedangkan, ARPU prabayar-nya hampir sama dengan Telkomsel. Suwignyo mengatakan pelanggan pasca bayar ini mempunyai segmen yang khusus. "Kalau untuk Indosat, kita membidik segmen korporat yang memiliki kebutuhan komunikasi yang tinggi," urai Wignyo. Perbandingan yang sangat jauh ini juga disebutkan oleh Marketing Manager East Regional PT Exelcomindo Pratama, Jusuf Kurniawan. Menurutnya, perbandingan yang jauh ini disebabkan aplikasi penggunaan kartu pasca bayar ini tidak praktis. "Untuk calon pelanggan pasca bayar diwajibkan mengisi aplikasi dan identitas pelanggan," terangnya. Di Exelcomindo perbandingan pelanggan pasca dan prabayar lebih signifikan yaitu hanya sekitar 5 persen dari total pelanggan. Sementara jumlah pelanggan di Jatim mencapai 850 ribu. Namun untuk pelanggan yang sedikit ini diberikan pelayanan yang lebih istimewa. Pelanggan ini dibedakan menjadi pelanggan pasca premiun, VIP dan non VIP. "Pelanggan VIP mempunyai ARPU di atas Rp 1 juta," terang Jusuf. Istimewanya setiap pelanggan VIP mempunyai asisten pribadi untuk pelayanan ini. "Pelanggan VIP ini dilayani oleh orang yang sama, jadi bisa mengikuti kebutuhannya," tukas Jusuf. Namun dia optimistis untuk ke depannya kebutuhan telekomunikasi di Indonesia semakin meningkat. Sehingga kartu pascabayar ini mulai diminati lagi. "Di luar negeri tren kartu pascabayar ini mulai berkembang lagi," jelasnya. Dari Diskon Belanja Sampai Layanan Antar Jemput Mobil Mewah Loyalitas, inilah mungkin yang membedakan pelanggan kartu pasca bayar dengan pelanggan kartu pra bayar. Balasannya, operator seluler juga memberikan perlakuan khusus untuk pelanggan ini. Apa saja service yang diberikan operator kepada pelanggan pasca bayar? Ukuran loyalitas pelanggan pasca bayar yang dimiliki operator seluler dapat dilihat dari perbandingan kartu hangus yang terjadi pada kedua produk. Kalau untuk produk Indosat jumlah kartu hangus pra bayar berkisar 6-7 persen setiap tahunnya. Sementara untuk pasca bayar hanya sebesar 1 persen. Rata-rata operator seluler lain juga tidak jauh berbeda. Jumlah kartu hangus pra bayar antara 5-7 persen, sedangkan pasca bayarnya jauh lebih sedikit, 1-2 persen saja. Karena itu tak heran operator seluler memanjakan pelanggan pasca bayar dengan aneka fasilitas. Indosat misalnya, pelanggan dengan ARPU (rata-rata pemakaian pulsa per bulannya) sebesar Rp 500 ribu ke atas mendapatkan kartu VIP. Dengan kartu khusus ini, palanggan Matrix mendapatkan berbagai kemudahan, seperti mendapatkan diskon di pusat grosir seperti Makro dan Giant. Menurut Senior V
[Warnet2000] Dampak Perubahan Kode Akses SLJJ
Dampak Perubahan Kode Akses SLJJ Oleh M. Said Sutomo * Kompetisi duopoli penyelenggara jasa telekomunikasi (PT Telkom dan PT Indosat) saat ini sedang mengalami ketegangan dan tarik ulur terkait dengan rencana kebijakan pemerintah tentang perubahan kode akses telepon sambungan jarak jauh (SLJJ). Menurut rencana, perubahan kode akses telepon SLJJ yang diawali dengan numbering (pemberian nomor) 017 untuk PT Telkom dan 011 untuk PT Indosat itu harus berlaku sejak 1 April 2005. Namun sampai saat ini, PT Telkom masih keberatan melakukan perubahan kode akses telepon itu sesuai rencana. Paling tidak, Telkom mengharapkan perubahan itu dilakukan secara bertahap dan gradual menurut kesiapan teknologi yang ada kalau tidak bisa berharap ditunda, apalagi dibatalkan. Sebab, PT Telkom butuh waktu untuk mengubah seluruh setting sistem teknologi telekomunikasinya yang konon akan menelan biaya Rp 3,5 triliun. Jumlah biaya itu, menurut manajemen PT Telkom, akan berpengaruh pada pembagian dividen para pemegang saham, termasuk pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas. Masalah tersebut muncul ke permukaan baru sebatas pada masalah kesulitan finansial PT Telkom, belum menyentuh pada masalah kerugian sosial dan material konsumen. Karena itu, tulisan ini menyoal rencana perubahan kode akses telepon SLJJ dalam hubungannya dengan kerugian sosial dan material bagi konsumen. Tulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan pemerintah sebelum perubahan kode akses telepon SLJJ menjadi penetapan kebijakan. Peran Serta Masyarakat Pembinaan telekomunikasi telah ditetapkan di dalam UU No 36/1999 tentang Telekomunikasi (UUT) dalam Pasal 4 ayat (1) dan ayat (2). Ayat (1) menegaskan, telekomunikasi dikuasai oleh negara dan pembinaannya dilakukan oleh pemerintah. Sedangkan ayat (2) menetapkan, pembinaan telekomunikasi diarahkan untuk meningkatkan penyelenggaraan telekomunikasi yang meliputi penetapan kebijakan, pengaturan, pengawasan, dan pengendalian. Meski demikian, pasal 4 ayat (3) menegaskan bahwa penetapan kebijakan, pengaturan, pengawasan, dan pengendalian di bidang telekomunikasi, sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan secara menyeluruh dan terpadu dengan memperhatikan pemikiran dan pandangan yang berkembang dalam masyarakat serta perkembangan global. Oleh karena itu, diperlukan lembaga independen sebagai regulatornya yang di dalam UUT disebutkan dengan istilah peran serta masyarakat. Peran serta masyarakat itu diatur di dalam pasal 5 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3). Pertama, ditegaskan bahwa dalam rangka pelaksanaan pembinaan telekomunikasi, pemerintah melibatkan peran serta masyarakat. Kedua, peran serta masyarakat ini mempunyai hak menyampaikan pemikiran dan pandangan yang berkembang dalam masyarakat kepada pemerintah mengenai arah pengembangan pertelekomunikasian dalam rangka penetapan kebijakan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan di bidang telekomunikasi. Ketiga, pelaksanaan peran serta masyarakat semacam ini diselenggarakan oleh lembaga independen. Dalam hal ini, tentunya bukan seperti BRTI (Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia) yang posisi independennya masih diragukan oleh banyak kalangan. UUT sangat jelas telah mengatur tentang siapa yang berhak sebagai eksekutor dan siapa yang diberi hak sebagai regulator. Di masa sebelumnya, kedua fungsi ini menjadi campur aduk dan tumpang tindih dalam penetapan kebijakan pertelekomunikasian. Karena itu, UUT yang lahir di era reformasi telah mengatur pemisahan antara kewenangan eksekutor (pemerintah) dan fungsi regulator (lembaga independen/peran serta masyarakat) dan operator (BUMN, BUMD, swasta, dan koperasi). Namun, dalam kasus regulasi, perubahan kode akses telepon SLJJ BRTI terkesan mencampuradukkan antara fungsi eksekutor dan regulator. BRTI mengancam akan mengeksekusi lisensi hubungan langsung internasional (HLI) 007 PT Telkom jika sampai batas 1 April 2005 tidak mengubah kode akses telepon SLJJ-nya. Tumpang tindih peran dan fungsi BRTI seperti ini bisa dimaklumi karena ketua BRTI adalah Ditjen Pos & Telekomunikasi Departemen Perhubungan RI. Manajemen regulasi macam ini akan mengalahkan sistem yang telah mengaturnya. Manajemen yang merusak sistem telah membuktikan membuat carut-marutnya negara kita selama ini. Seharusnya, sistem yang telah ada itu yang mengendalikan manajemen. Beban Konsumen Tuntutan globalisasi melalui telekomunikasi saat ini tidak lagi dimonopoli oleh masyarakat perkotaan, tapi juga menjadi kebutuhan masyarakat di pedesaan. Hal ini disebabkan adanya perubahan perilaku masyarakat oleh pertumbuhan dan perkembangan teknologi telekomunikasi. Perubahan perilaku ini dimulai sejak jaringan telekomunikasi pertama dibuka di Jakarta 1882. Kemudian, disusul telepon interlokal tahun 1896 yang menghubungkan Jakarta- Semarang-Surabaya. Sejak saat itu, pemikiran masyarakat terpola dengan kode akses telepon SLJJ 021 untuk Jakarta, 024 untuk Semarang, dan 031 untuk
[Warnet2000] Pungutan USO agar 3% dari pendapatan operator
'Pungutan USO agar 3% dari pendapatan operator' JAKARTA (Bisnis): Pemerintah dinilai perlu mengubah formulasi anggaran program universal service obligation (USO) yang ditetapkan dalam rancangan peraturan pemerintah (RPP) menjadi minimal 3% dari pendapatan kotor operator telekomunikasi. Pengamat Telematika dari Universitas Indonesia Heru Sutadi mengatakan formulasi yang ditetapkan dalam RPP sebesar 0,75% dari pendapatan kotor operator itu terlalu kecil dan tidak akan ada manfaatnya terhadap program USO. Oleh karena itu, tutur dia, pemerintah tidak perlu terburu-buru mengeluarkan kebijakan itu sebelum formulasinya diubah sesuai dengan kebutuhan yang ideal untuk mengoptimalkan program tersebut. "Setidaknya jika 3% dari pendapatan kotor operator masih bisa terpenuhi termasuk untuk operasionalnya. Lebih baik lagi jika bisa sampai 5% seperti halnya di Malaysia," katanya kepada Bisnis kemarin. Selain itu, Heru memaparkan target untuk menyediakan akses telekomunikasi pada 43.000 desa tidak akan terpenuhi jika pemerintah tidak mengubah formulasi anggarannya. Dia menuturkan selama ini memang masih ada kesalahan pemahaman mengenai USO dimana banyak pihak yang hanya berpikiran bagaimana menyelesaikan proyek itu agar terpenuhi 43.000 desa tapi tidak mengantisipasi masalah operasionalnya. "Akibatnya bisa dilihat dari fasilitas telepon USO yang sudah dibangun ternyata sekitar 33%-nya sudah tidak terpakai karena tidak ada biaya operasional. Masalah seperti ini bisa diatasi jika formulasi anggarannya tepat," tandas dia. Heru mengatakan pemerintah perlu mengubah formulasi anggaran USO juga terkait dengan pencapaian target WSIS (World Summit on The Information Society) yang pada 2015 setiap desa sudah memiliki minimal satu akses Internet. "Target itu harus dipenuhi dalam sepuluh tahun ke depan. Untuk memenuhi target itu pemerintah perlu melibatkan stakeholder telematika untuk merumuskan formulasi yang tepat." Dia memaparkan sebetulnya bisa pemerintah menggunakan formulasi 0,75% dari pendapatan kotor operator asalkan didukung oleh sumber pendanaan lain seperti dari APBN. Sementara bagi operator, menurut dia, memang agak memberatkan jika formulasinya diubah menjadi minimal 3% tapi sebetulnya dalam jangka panjang cukup bagu untuk membuka pasar baru. Operator keberatan Sekjen Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) Rudiantara menandaskan angka 0,75% itu sudah dibahas sejak lama antara operator dan regulator dengan berpatokan pada hasil studi yang dilakukan oleh salah satu perguruan tinggi. "Bagi operator, berapa pun besaran yang ditetapkan pemerintah pasti akan mempengaruhi struktur biaya operator. Apalagi beban yang ditanggung oleh operator tidak hanya dalam bentuk USO tapi juga variabel lainnya," ujar Rudiantara. Susilo Hartono, Direktur Bina Telekomunikasi dan Informatika Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, mengatakan RPP yang akan mengatur tentang kewajiban operator untuk menyetor 0,75% dari pendapatan kotor itu saat ini sudah berada di Setneg dan tinggal menunggu ditandatangani Presiden menjadi PP. "RPP-nya sudah diserahkan ke Setneg tapi belum bisa dipastikan kapan dikeluarkan PP-nya. Jika dikeluarkan lebih cepat lebih bagus sehingga untuk program USO 2005 sudah bisa menggunakan anggaran dari operator itu," katanya. Dia mengatakan dari sisi nilai sebetulnya formulasi 0,75% dari pendapatan kotor operator itu sudah bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk program USO dibanding dalam dua tahap pertama ini yang hanya mengandalkan dana dari APBN yakni hanya Rp45 miliar pertahun. "Meski demikian, sambil menunggu keluarnya PP kami juga tetap mengajukan program USO ke Depkeu tapi mungkin angkanya tidak sebesar sebelumnya yakni Rp45 miliar," papar Susilo. Ditjen postel, kata dia, juga menjadikan pembahasan aturan pentarifan khusus untuk fastel USO berbasis satelit pada lintasdepartemen (interdep) sebagai agenda prioritas sehingga diharapkan sudah bisa diterapkan pada 2005 setelah Kepmennya dikeluarkan. Nantinya, jelas Susilo, melalui aturan pentarifan khusus akan ada penurunan tarif untuk penggunaan fasilitas telepon USO berbasis satelit sehingga masyarakat dapat menikmati komunikasi dengan harga yang lebih murah dari yang berlaku saat ini. (jha) -- Season's greetings and best wishes for the new year 2005. -- Warnet2000 menyediakan pasang banner dengan bonus. Banner anda akan kami pasangkan selama satu bulan gratis. Siapkan image banner berikut link anda dan kirim ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Sponsor ~--> $4.98 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/Q7_YsB/neXJAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from t
[Warnet2000] Interkoneksi StarOne Terganjal Lagi
Interkoneksi StarOne Terganjal Lagi SURABAYA - Kepastian interkoneksi antaroperator pada produk fixed wireless Indosat, StarOne, pada awal Januari 2005 diperkirakan akan terganjal kembali. Hal ini setelah belum adanya komitmen yang utuh pada tingkat pelaksana di lapangan. "Sebenarnya dalam tahapan BOD (Board Of Direction) sudah ada komitmen tersebut, namun ternyata di lapangan masih terdapat permasalahan yang belum terselesaikan," ujar Dega Suprayogi, VP technical operation PT Indosat East Region ketika ditemui di Surabaya kemarin. Salah satu hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan interkoneksi tersebut adalah belum disepakatinya luasan coverage interkoneksi tersebut. "Kami hanya menginginkan daerah Malang dan sekitarnya, Namun pihak Telkom mendesak untuk secara nasional," jelasnya. Sehingga, meskipun Indosat telah membangun point of interconnection di beberapa tempat di Jawa Timur seperti yang disyaratkan oleh Telkom. Namun kepastian untuk Telkom untuk melaksanakan komitmen tersebut masih belum jelas. "Kami telah membangun interface di Pasuruan, target Januari ini sebenarnya realistis. Bahkan dalam uji coba, sudah terhubung dengan baik meskipun bukan untuk konsumsi komersial," paparnya. Tahun ini dari target 100 ribu pelanggan StarOne baru terealisasi sebesar 36 ribu. "Tidak tercapainya target tersebut karena terkendala interkoneksi. Untuk akhir tahun diharapkan angkanya bisa mencapai 40 ribu pelanggan," imbuhnya. Sementara untuk tahun depan dengan sudah terlaksananya interkoneksi, maka target 106 ribu pelanggan StarOne diharapkan dapat tercapai. "Sehingga total pelanggan pada akhir tahun nanti dapat mencpai angka 150 ribuan pelanggan. Peningkatan ini diharapkan berkontribusi positif terhadap pendapatan Indosat wilayah timur," pungkasnya. (iw/erm) -- Warnet2000 menyediakan pasang banner dengan bonus. Banner anda akan kami pasangkan selama satu bulan gratis. Siapkan image banner berikut link anda dan kirim ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Sponsor ~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IHFolB/TM ~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Telkom Bantah Hambat StarOne
Telkom Bantah Hambat StarOne SURABAYA - Lambatnya interkoneksi antara produk fixed wireless Indosat, Star One, dengan jaringan Telkom, dibantah PT Telkom diakibatkan oleh hambatan dari pihaknya. Belum ada kesepakatan dalam permasalahan hukum (legal) disebutkan masih menjadi ganjalan kedua belah pihak untuk saling membuka akses masing-masing. Terkait Kerjasama Interkoneksi Menurut Representatif Office Divisi Carrier and Interconection Service Centre (CISC) Telkom area Surabaya Nyoto Priyono, Telkom masih menunggu kesepakatan kode akses SLJJ, sebelum mengambil keputusan terkait interkoneksi dengan StarOne. "Sementara permasalahan lain seperti rate termination (tarif interkoneksi) sudah disepakati kedua belah pihak," tambahnya ketika dihubungi kemarin. Kedua belah pihak juga sudah menyelesaikan persiapan segi teknik dan fisik infrastruktur Karena itu, Telkom membantah telah menghambat sisi komersial StarOne di daerah Malang. "Indosat maunya paket interkoneksi jadi satu antara fixed line, seluler, dan sambungan SLJJ," terangnya. Sementara Telkom mengharapkan adanya pembagian yang sama untuk pemakaian interkoneksi yaitu sebesar 40 persen. "Interkoneksi itu wajib dilakukan antara operator seluler, karena tujuannya mengembangan SST sebanyak mungkin," urai Nyoto. Nyoto menyebutkan, interkoneksi StarOne-Telkom sudah mendapatkan uji layak operasi (ULO) dari ditjen postel."Kalau mau Indosat bisa bekerjasama dengan operator lain seperti Telkomsel dan Exelcomindo," ujarnya. "Kenapa tidak dijalankan dengan seluler dulu saja," tambahnya. Nyoto menegaskan bahwa tidak alasan bagi operator untuk menghambat interkoneksi. Karena hal itu sangat penting bagi operator. Selain mendapatkan pemasukan tambahan juga memperluas jaringan. "Pelanggan harus bisa diyakinkan untuk dapat berhubungan dengan pelanggan lain, tak hanya nasional, tapi juga di dunia," pungkasnya.(erm) Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Telkom Bantah Hambat StarOne
Telkom Bantah Hambat StarOne SURABAYA - Lambatnya interkoneksi antara produk fixed wireless Indosat, Star One, dengan jaringan Telkom, dibantah PT Telkom diakibatkan oleh hambatan dari pihaknya. Belum ada kesepakatan dalam permasalahan hukum (legal) disebutkan masih menjadi ganjalan kedua belah pihak untuk saling membuka akses masing-masing. Terkait Kerjasama Interkoneksi Menurut Representatif Office Divisi Carrier and Interconection Service Centre (CISC) Telkom area Surabaya Nyoto Priyono, Telkom masih menunggu kesepakatan kode akses SLJJ, sebelum mengambil keputusan terkait interkoneksi dengan StarOne. "Sementara permasalahan lain seperti rate termination (tarif interkoneksi) sudah disepakati kedua belah pihak," tambahnya ketika dihubungi kemarin. Kedua belah pihak juga sudah menyelesaikan persiapan segi teknik dan fisik infrastruktur. Karena itu, Telkom membantah telah menghambat sisi komersial StarOne di daerah Malang. "Indosat maunya paket interkoneksi jadi satu antara fixed line, seluler, dan sambungan SLJJ," terangnya. Sementara Telkom mengharapkan adanya pembagian yang sama untuk pemakaian interkoneksi yaitu sebesar 40 persen. "Interkoneksi itu wajib dilakukan antara operator seluler, karena tujuannya mengembangan SST sebanyak mungkin," urai Nyoto. Nyoto menyebutkan, interkoneksi StarOne-Telkom sudah mendapatkan uji layak operasi (ULO) dari ditjen postel."Kalau mau Indosat bisa bekerjasama dengan operator lain seperti Telkomsel dan Exelcomindo," ujarnya. "Kenapa tidak dijalankan dengan seluler dulu saja," tambahnya. Nyoto menegaskan bahwa tidak alasan bagi operator untuk menghambat interkoneksi. Karena hal itu sangat penting bagi operator. Selain mendapatkan pemasukan tambahan juga memperluas jaringan. "Pelanggan harus bisa diyakinkan untuk dapat berhubungan dengan pelanggan lain, tak hanya nasional, tapi juga di dunia," pungkasnya.(erm) Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Sistem Layanan Speedy Telkom
Sistem Layanan Speedy Telkom Menanggapi surat di Kompas (21/12) "Waspadai Internet Telkom" yang disampaikan Saudara Sutanto (pelanggan Speedy Telkom) perlu diinformasikan, untuk memberikan penyelesaian terbaik kepada pelanggan dan guna menghindari terjadinya kerugian pihak pelanggan, maka kami masih membutuhkan data lebih lengkap dari pelanggan Speedy atas nama tersebut. Namun, data belum kami peroleh. Kami mohon kesediaan Saudara Sutanto menghubungi unit Public Relations Telkom Divre II Jakarta, di Jalan Gatot Subroto Kav 52, Jakarta, pada hari dan jam kerja (Saudara Djadi Soegiarto). Kepada yang bersangkutan juga dapat menghubungi telepon (021) 70605900 untuk mendapatkan penjelasan dan penyelesaian lebih lanjut. Sebagai informasi, dalam rangka peningkatan pelayanan, saat ini sedang dilakukan program pengecekan (audit) sekaligus perbaikan terhadap sistem layanan Speedy yang kami miliki. Termasuk program penghitungan ulang atas seluruh tagihan pemakaian. Apabila ada kelebihan dalam pembayaran, maka segera akan dikembalikan melalui mekanisme restitusi. Rinto Dwihartomo Manager PR Divre II Jakarta PT Telkom Indonesia Tbk Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Akses ke Lokasi Bencana Hambat Pemulihan Telekomunikasi
Kesulitan Akses ke Lokasi Bencana Hambat Pemulihan Telekomunikasi Medan, Kompas - Upaya pemulihan sarana telekomunikasi secara tuntas di sejumlah kota yang terkena gempa dan tsunami di wilayah Nanggroe Aceh Darussalam dewasa ini terhambat akibat terbatasnya akses ke lokasi bencana. Padahal, untuk mengangkut berbagai peralatan pengganti sarana komunikasi yang rusak tersebut, perlu transportasi dengan akses jalan langsung ke lokasi karena sebagian besar merupakan peralatan berat. Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Kristiono yang ditemui Kompas di Bandara Polonia Medan, Jumat (31/12) lalu menyatakan, meski akses ke lokasi bencana terbatas, pihaknya akan terus mengupayakan pemulihan sarana telekomunikasi di lokasi bencana secepatnya. Diungkapkan, kesulitan akses ke lokasi bencana itu misalnya yang paling terasa adalah ke Meulaboh, di pantai barat Nanggroe Aceh Darussalam. Semua akses jalan darat ke wilayah Aceh Barat tersebut putus total. Begitu pula Bandar udara di sana, juga sempat tutup dan baru Jumat bisa didarati pesawat. Itu sebabnya hingga saat ini komunikasi telepon ke Meulaboh masih belum pulih. Namun demikian, saat ini sejumlah petugas teknis Telkom sudah berhasil menembus Meulaboh sejak hari Kamis. Jika semuanya lancar, paling tidak dalam 4-5 hari mendatang hubungan telepon ke kota di pantai barat NAD itu sudah pulih kembali," ujar Kristiono. 10 Nomor Bisa Dipakai Untuk melancarkan arus informasi dari dan ke Banda Aceh saat ini dihidupkan 10 nomor telepon di lokasi Pendopo Gubernuran NAD (lihat tabel). Demikian dikatakan Mundarwiyarso, Kepala Humas PT Telkom, dalam siaran persnya Jumat. Gempa tektonik dan badai tsunami di Provinsi NAD mengakibatkan kerusakan fasilitas telekomunikasi yang sangat parah. Hingga Jumat, baru beberapa sentral telepon dan ruas transmisi yang bisa diperbaiki PT Telkom. Kondisi fasilitas telekomunikasi (fastel) di Meulaboh masih terputus. Tim PT Telkom terdiri dari dokter, tenaga teknik untuk sentral, transmisi, dan catu daya berangkat ke Meulaboh kemarin dengan membawa obat-obatan, makanan, dan tiga pesawat telepon Pasti dan dua ponsel Byru. Salah satu ponsel Byru akan diserahkan pada aparat setempat untuk di operasikan sebagai posko sementara sampai fastel di Meulaboh beroperasi. (Y09/ZUL) Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Pembebasan frekuensi 2,4GHz sudah berlaku
'Pembebasan frekuensi 2,4GHz sudah berlaku' JAKARTA (Bisnis): Pejabat pemerintah menyatakan pembebasan frekuensi 2,4 Gigahertz dari lisensi sudah berlaku mulai 1 Januari sehingga pengguna frekuensi tersebut tidak perlu membayar biaya hak penggunaan (BHP). Santoso Serad, Kepala Biro Hukum Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi Dephub, mengatakan pemerintah telah memberlakukan pembebasan frekuensi 2,4 GHz dari lisensi meskipun Menteri perhubungan menandatanganinya keputusan mengenai hal tersebut. "Penangguhan penandatangan oleh Menhub tersebut terjadi karena masalah non teknis yaitu adanya bencana alam di Nanggroe Aceh Darussalam sehingga saat ini Menhub masih fokus terhadap pembangunan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi di daerah itu," ujarnya kepada Bisnis. Meski demikian, menurut dia, Menhub sangat mendukung dan menandaskan agar pembebasan frekuensi tersebut tidak mengalami penundaan. Santoso memastikan Menhub akan menandatangani Kepmen tersebut sebelum masa 100 hari pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu berakhir karena secara hukum kepmen tersebut telah berlaku mulai awal tahun ini. Menurut sumber Bisnis, Menhub akan segera menandatangani kepmen pembebasan sebelum 15 Januari tahun ini. Santoso mengingatkan pemberlakuan ketentuan baru mengenai frekuensi 2,4 Ghz terganjal oleh adanya sejumlah perda dan rancangan perda yang juga mengatur hal tersebut dengan ketentuan yang tidak sinkron. Barata Wisnu Wardhana, Sekjen Asosiasi Pengguna Wireless LAN Indonesia (IndoWLI), mengatakan kepmen yang disetujui Menhub sesuai dengan draft yang sebelumnya disusun oleh komunitas bersama pemerintah. "Pembebasan frekuensi 2,4GHz akan disertai pendaftaran, sertifikasi perangkat, dan pembatasan tinggi antena dan power yang berlaku secara nasional," katanya. Heru Sutadi, pengamat telematika dari Universitas Indonesia, mengatakan pengaturan masalah pengawasan harus menyertai pembebasan frekuensi tersebut. "Karena masih terjadi pertentangan antara pemerintah pusat dan daerah dalam hal pengaturan dan pengawasan penggunaan frekuensi. Padahal bila pembebasan tersebut berjalan secara efektif, maka dapat meningkatkan jumlah pengguna Internet hingga 27 juta akhir tahun ini," tuturnya. Dia menambahkan tujuan pembebasan tersebut sebaiknya lebih ditujukan kepada segmen pendidikan dan kesehatan. Untuk itu, lanjut dia, perlu adanya pembatasan power untuk mengurangi penguasaan frekuensi oleh industri besar. (02) Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Indosat mulai gabungkan jaringan di Jatim
Indosat mulai gabungkan jaringan di Jatim SURABAYA (Bisnis): Manajemen PT Indosat Tbk akan menerapkan jaringan tunggal di Provinsi Jatim dan Makassar untuk menghemat beban biaya operasional sekitar 40%. Sonny Teguh Trilaksono, Senior Vice President East Region PT Indosat Tbk, mengatakan manajemennya saat ini tengah berupaya menerapkan strategi meningkatkan efisiensi dengan berbagai proyek percontohan. Proyek percontohan itu a.l. memaksimalkan infrastruktur yang ada dan mengoperasikannya jaringan tunggal (single network) yang tahap awal akan dilakukan di Jatim dan rencananya akan dilanjutkan ke Makassar. Sementara untuk Jakarta dan wilayah Sumatera saat ini diakui masih dalam proses karena butuh waktu untuk penyatuan network dan berbagai perangkat pendukung lainnya. Sonny juga menjelaskan penerapan single network tersebut ditaksir bisa menghemat sampai 40% biaya di samping kinerja menjadi lebih efisien dan lebih maksimal karena lebih mudah dalam perbaikan bilamana ada kerusakan. "Tuntasnya penerapan single network makin memudahkan manajemen kami untuk melakukan penetrasi pasar. Karena masalah teknis yang selama ini menjadi kendala sudah bisa dikurangi sehingga bisa lebih cepat diatasi," katanya kepada wartawan. Dia mencontohkan untuk operasional base transceiver station (BTS), kini IM3, Mentari dan Star One bisa menggunakan satu menara untuk penetrasi pasar di daerah baru. Kalaupun salah satu belum ada, lanjut dia, saat ini bisa lebih mudah tanpa membangun tower baru lagi, melainkan hanya menggunakan tower yang sudah ada atau yang sudah beroperasi sebelumnya. Demikian juga dengan penggunaan backbone dan pengaturan traffic yang ada, menurut Sonny, jika selama ini terkesan lebih terpisah-pisah saat ini menjadi lebih ringkas dan efisien. Dia juga menjelaskan di tengah persaingan bisnis telekomunikasi yang makin ketat ini dibutuhkan strategi dan efisiensi, sehingga produk yang dijual bisa lebih dijangkau masyarakat dan membuat nilai kompetitif dengan pesaing. Ditanya tentang fokus yang dilakukan selama 2005 nanti, Sonny mengatakan akan mengutakan terobosan memperluas coverage sampai di kota kecamatan serta peningkatan pelayanan. "Jadi menurut saya tidak hanya menjual produk saja, langkah kita nanti sekaligus memberikan layanan maksimal kepada pelanggan agar pelanggan benar-benar mendapat perhatian serius," jelasnya. 38 Galeri Untuk layanan, Sonny mengatakan target hingga 2005 bisa membuka setidaknya 38 Galeri Indosat di seluruh kabupaten/kota di Jatim. Alasannya, karena hingga saat ini tercatat baru ada 27 Galeri Indosat di Jatim, yang sekaligus difungsikan sebagai pusat informasi, pusat layanan dan pusat pembayaran. Galeri Indosat tersebar disebutkan masih di Surabaya, disusul Jombang, Sidoarjo, Tuban, Ngawi, Ponorogo, Madiun, Probolinggo, Lumajang, Jember, Situbondo dan Banyuwangi. Hery Moelyanto, Vice President Seluler Jatim PT Indosat Tbk, membenarkan hal tersebut. Bahkan dia mengatakan untuk coverage pihaknya akan terus memperkuat sinyalnya dengan menambah BTS baru di Jatim. Sekitar 300 BTS baru disiapkan akan dibangun untuk memperkuat sinyal di kota kabupaten ataupun kecamatan, sekaligus daerah yang belum terjangkau jaringan Indosat, khususnya di kota kecamatan potensial Jatim. (ard) Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Operasional SKTT tunggu hasil uji coba
Operasional SKTT tunggu hasil uji coba JAKARTA (Bisnis): Pemerintah berjanji baru akan mengoperasikan Sistem Kliring Trafik Telekomunikasi (SKTT) jika berhasil dalam proses uji coba dan terbukti layak beroperasi kendati saat ini jadwal waktu yang ditetapkan semula sudah terlewati. Koesmarihati, Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), mengungkapkan masih ada pro dan kontra mengenai keberadaan SKTT, namun pemerintah tetap akan menjalankan rencananya. Dia mengakui pengoperasian SKTT secara resmi masih membutuhkan proses yang agak panjang dan saat ini sudah lewat dari jadwal yang semula ditetapkan untuk beroperasi selambatnya 1 Januari 2005. "Saat ini sedang disiapkan uji cobanya menggunakan data-data lama. Dari uji coba ini harus bisa dipastikan bahwa SKTT itu kredibel dan hasilnya bisa dipercaya. Selanjutnya, SKTT baru bisa dioperasikan jika benar-benar sudah layak operasi," katanya kepada Bisnis kemarin. Dengan demikian, tutur Koesmarihati, tidak ada target waktu untuk mengoperasikan SKTT tapi lebih tergantung dari hasil uji coba. Sistem kliring tersebut, katanya, harus bisa dipercaya di samping harus lebih baik dan lebih cepat hasilnya dari yang ada sekarang. "Uji cobanya direncanakan bulan ini sehingga dalam tiga bulan ke depan kemungkinan SKTT sudah bisa beroperasi," ujarnya. SKTT merupakan sebuah lembaga kliring yang dibentuk pemerintah untuk melakukan verifikasi terhadap lalu lintas telekomunikasi yang berlangsung melewati lebih dari satu operator. Selama ini kliring trafik telekomunikasi sudah dilakukan sendiri oleh operator telekomunikasi melalui SOKI (Sistem Otomatisasi Kliring dan Interkoneksi). Mengenai keberatan dari sejumlah pihak terhadap keberadaan SKTT, Koesmarihati mengingatkan berbagai masalah tidak usah dibesar-besarkan karena sampai saat ini masih terus dilakukan evaluasi dan monitoring sesuai dengan permintaan operator telekomunikasi. Operator, menurut dia, juga sudah bersedia memberikan data yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan ujicoba SKTT dan BRTI sendiri telah menyampaikan semua spesifikasi data yang dibutuhkan. Tidak terlibat Rudiantara, Sekjen Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI), mengakui operator bersedia memberikan data trafik dan interkoneksi awal 2004 atas permintaan regulator, tetapi operator sama sekali tidak terlibat dalam uji coba SKTT yang akan dilaksanakan bulan ini. "Dalam konteks uji coba, kami belum tahu bagaimana sistemnya karena uji coba itu hanya sepihak oleh pemerintah dan sama sekali tidak melibatkan operator. Kami menyediakan data karena itu permintaan regulator," tandasnya. Rudiantara mengingatkan ketersediaan data tergantung dari besaran data dan kemampuan prosesnya dari masing-masing operator. Dalam proses penyelenggaraan SKTT, katanya, operator hanya berhubungan dengan regulator dan sama sekali belum diberitahu mengenai penyelenggaranya. "Makanya, jadi atau tidak SKTT dioperasikan itu masalah nanti karena harus bisa dibuktikan benar-benar layak secara teknis dan komersial," tandasnya. Menhub Hatta Radjasa beberapa waktu lalu mengatakan SKTT memang diperlukan meski pengoperasiannya masih tergantung pada hasil audit BPK dan konsultasi dengan DPR. Menurut Menhub, dengan adanya SKTT maka jumlah pendapatan akan dapat dikontrol dan akan menutup peluang bagi operator untuk melakukan perjanjian-perjanjian bilateral yang hanya menguntungkan pihak tertentu. "SKTT diperlukan untuk menciptakan kompetisi yang adil dan transparan asalkan lembaga tersebut benar-benar bertindak sebagai nirlaba," ujar Hatta beberapa waktu lalu. Menyangkut audit dari BPK, Koesmarihati menandaskan hal itu bisa dilakukan kapan saja karena saat ini proses pengoperasian SKTT masih terus berjalan. Pemerintah melalui SK Menhub No. PL. 102/14 Phb-2004 tertanggal 18 Februari 2004 telah menetapkan PT Pratama Jaringan Nusantara (PJN) sebagai penyelenggara SKTT. Dengan memegang lisensi pelaksana SKTT, PJN diminta beroperasi efektif pada 1 Januari 2005 dengan masa kontrak selama 10 tahun. Beberapa kewajiban yang menyertai dari keputusan itu adalah PJN berkewajiban membayar BHP (biaya hak penyelenggaraan) jasa telekomunikasi (Jastel). Besarnya BHP jastel, menurut ketentuan yang berlaku saat ini, adalah 1% dari pendapatan kotor. (jha) Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Indosat Lepas Kepemilikan dari Sisindosat
Indosat Lepas Kepemilikan dari Sisindosat Jakarta, Kompas - Perusahaan telekomunikasi PT Indosat Tbk telah menutup transaksi penjualan kepemilikan 96,87 persen saham PT Sisindosat Lintasbuana (Sisindosat). Penutupan transaksi ini ditandai dengan penandatanganan akta jual beli oleh Wakil Direktur Utama Indosat Ng Eng Ho dan Direktur Utama PT Aneka Spring Telekomindo Herry Andriejanssen selaku pembeli di Jakarta, Jumat (7/1). "Setelah melalui proses penawaran yang dimulai sejak pertengahan tahun lalu, Indosat akhirnya menetapkan PT Aneka Spring Telekomindo sebagai pembeli kepemilikan saham Indosat di Sisindosat pada awal Desember 2004," kata Ng Eng Ho. Penandatanganan jual beli transaksi kepemilikan saham tersebut telah dilakukan dengan pihak PT Aneka Spring Telekomindo (Astel) pada tanggal 17 Desember 2004. Penutupan transaksi 7 Januari dengan penerimaan total pembayaran tunai Indosat sebesar Rp 40 miliar. "Penjualan kepemilikan saham Indosat di Sisindosat ini merupakan bagian dari strategi Indosat untuk merestrukturisasi anak perusahaan yang tidak terkait dengan bisnis utama. Melalui proses ini, Indosat dapat semakin fokus di bisnis seluler, serta terus menjaga kesinambungan usaha pengembangan bisnis telekomunikasi tetap dan MIDI," kata Ng Eng Ho. Sisindosat didirikan sebagai anak perusahaan Indosat pada April 1990. Awalnya bergerak sebagai distributor Oracle di Indonesia. Mengantisipasi pesatnya perkembangan teknologi informasi, Sisindosat melakukan transformasi dari distributor Oracle menjadi perusahaan teknologi informasi dengan menawarkan servis dan solusi yang lebih komprehensif dan integral. Bebas sewa jaringan Sementara itu, PT Aplikanusa Lintasarta membebaskan sewa jaringan yang dioperasikan kembali di lokasi bencana tsunami bagi 16 perusahaan yang beroperasi di Banda Aceh. Langkah ini dilakukan sebagai ungkapan kepedulian perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan jasa komunikasi data itu untuk percepatan rehabilitasi fasilitas infrastruktur ekonomi, khususnya dukungan komunikasi data. Pembebasan biaya sewa diberikan sampai Maret 2005. Lintasarta juga telah mengoperasikan kembali jaringan-jaringan bagi perusahaan yang beroperasi di Banda Aceh, seperti Bank Mandiri, Bank Bukopin, dan Indofarma.(*/dis) Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Wartel sumbang 18% pendapatan
Wartel sumbang 18% pendapatan MAKASSAR (Bisnis): Usaha warung telekomunikasi (warterl) di Kawasan Timur Indonesia (KTI) memberikan kontribusi sekitar 18% dari total pendapatan Divisi Regional VII PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Armin Ali, Manager Unit Bisnis Public Phone Divre VII Telkom, mengatakan kontribusi wartel terhadap pendapatan Dirve VII sejauh ini relatif masih stabil, kendati penetrasi telepon seluler di wilayah kerjanya makin meluas. "Beruntung di tengah penetrasi jaringan seluler dan layanan Telkom Flexi makin meluas, pada saat yang sama diikuti dengan pengembangan jaringan telepon kabel ke wilayah pedesaan," ujarnya pekan lalu. Sehingga, menurut dia, meski pendapatan wartel di perkotaan turun masih dapat diimbangi oleh besarnya pedapatan wartel di pedesaan atau kecamatan yang banyak dikembangkan masyarakat ketika Telkom membuka jaringan telekomunikasi di wilayah seperti itu. Dia memperkirakan kontribusi wartel yang mencapai 22.400 sambungan atau 18% dari total pendapatan Divre VII itu masih relatif lebih tinggi dibandingkan dengan seluruh Divre PT Telkom lainnya. Namun demikian, Armin mengakui pendapatan wartel pada daerah perkotaan di KTI juga sudah menurun cukup tajam beberapa tahun terakhir akibat pesatnya pertumbuhan pelanggan seluler yang menyediakan layanan short message services (SMS). Kondisi itu, lanjut dia, makin diperparah ketika Telkom mengembangkan layanan Telkom Flexi dengan tarif percakapan yang relatif murah hingga ke ibukota kabupaten. "Ada layanan Telkom Flexi atau sms yang murah sementara image yang berkembang di masyarakat bahwa biaya percakapan di wartel cukup mahal padahal sebenarnya Telkom telah memberikan discount tarif 30% bagi pengelola wartel," katanya. Sebaliknya, lanjut Armin di wilayah pedesaan usaha wartel masih menjadi sarana telekomunikasi publik yang cukup diminati masyarakat. Pendapatan wartel di wilayah pedesaan, menurutnya relatif tinggi apalagi pelanggannya sebagian besar menggunakan layanan sambungan langsung jarak jauh (SLJJ). Dia menambahkan pendapatan watel di wilayah kerja Divre VII banyak diperoleh dari layanan SLJJ. Hal itu, tuturnya, terkait dengan kondisi geografis wilayah KTI yang terdiri dari pulau kecil dan wilayah daratan yang berbukit-bukit serta struktur ekonomi masyarakat yang banyak bekerja pada sektor perdagangan. (k5) Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Warnet2000] Menyoal biaya perubahan kode akses SLJJ
Menyoal biaya perubahan kode akses SLJJ Perubahan kode akses sambungan langsung jarak jauh (SLJJ), yang direncanakan berlaku per 1 April 2005, tampaknya bakal terus berbuntut panjang. Indikasinya terlihat dari keteguhan pihak-pihak yang pro maupun yang kontra. Telkom sebagai pihak yang tidak setuju dengan perubahan tersebut, menghendaki perubahan kode akses SLJJ ditunda pelaksanaannya. Alasannya, selain penggantian prefix SLJJ membutuhkan waktu yang cukup lama, juga biaya implementasinya sangat besar. Sementara dana kompensasi yang dibayarkan pemerintah jumlahnya kecil. Belum lagi potensi timbulnya banyak kegagalan sambungan-akibat penyesuaian kode akses dari "0" menjadi "01X"-secara ekonomi akan merugikan penyelenggara wartel dan konsumen. Sementara itu, Indosat yang setuju dengan perubahan kode akses SLJJ menganggap perubahan tidak boleh mengalami penundaan dan harus dilakukan sesuai jadual yang telah ditetapkan pemerintah. Karena, penundaan perubahan kode akses SLJJ tidak hanya berdampak pada tertundanya kompetisi yang sehat, tetapi juga mengancam kelangsungan proses restrukturisasi di sektor telekomunikasi. Menjadi pertanyaan, apa benar perubahan kode akses SLJJ membutuhkan waktu lama dan dana yang besar serta merugikan konsumen? Terlepas jawabannya benar atau salah, bagaimana seharusnya pemerintah dan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) menyikapi keinginan Telkom? Tidak lama Pada dasarnya, perubahan kode akses SLJJ tidak membutuhkan waktu lama-apalagi sampai lima tahun- seperti yang sering dinyatakan beberapa petinggi Telkom. Karena implementasi kode akses SLJJ tiga digit (01X), secara teknis tidak berdampak pada (software & hardware) sentral lokal (local exchange). Proses penyesuaian hanya dilakukan di sentral troll, yaitu penambahan atau perubahan routing table. Demikian halnya sosialisasi (promosi) kode akses SLJJ ke wartel dan masyarakat, waktu yang dibutuhkan juga tidak lama. Karena secara praksis, lama tidaknya upaya ini tergantung pada "kecerdasan" manajemen Telkom dalam menerapkan strategi promosi. Lagi pula, dengan berlakunya kompetisi terbatas (duopoli) dalam penyelenggaraan telepon tetap SLJJ, upaya promosi merupakan conditio sine quanon bila Telkom ingin mempertahankan eksistensinya. Dari segi pendanaan, besaran biaya yang dinyatakan Telkom sangat diragukan. Dalam arti, kebutuhan dana yang konon mencapai Rp 3,5 triliun-untuk keperluan sosialisasi, pengadaan piranti lunak dan peranti keras, peningkatan kapasitas memori, serta penggantian sentral-sentral kecil-tidak realistis, kalau tidak mau dikatakan terlalu mengada-ada. Berdasarkan pengakuan Suryadi Azis, salah seorang anggota BRTI, PT. Inti bersedia melakukan perubahan kode akses dengan biaya hanya Rp 22,5 miliar. Hal senada juga disampaikan oleh Asmiati Rasyid, Ketua Pusat Studi Regulasi Telekomunikasi Indonesia, yang menyatakan proses perubahan kode akses SLJJ dari satu digit (0) menjadi tiga (01X)-yakni 017 untuk Telkom dan 011 buat Indosat-tidak sulit dilakukan dan dananyapun tidak sebesar yang diklaim Telkom. Karena secara teknis, yang harus dilakukan hanya meningkatkan konfigurasi switch sentral primer (trunk primer) sebagai pemilihan operator (carrier selection) untuk SLJJ. Dalam konteks demikian, keberatan Telkom menyangkut lama waktu sosialisasi dan besarnya dana yang dibutuhkan dalam proses perubahan kode akses SLJJ, seyogyanya ditanggapi pemerintah dan BRTI dengan meminta Telkom membuktikan kebenaran alasan keberatannya. Bila hasil pembuktian menunjukkan Telkom benar, sudah selayaknya perubahan kode akses ditunda pelaksanaannya. Namun bila hasil pembuktian menunjukkan sebaliknya, Telkom harus diberikan sanksi yang tegas. Karena secara yuridis, perusahaan plat merah ini dapat dianggap sengaja memberikan keterangan palsu dan melakukan kebohongan publik. Ketiadaan sanksi yang tegas, tidak hanya menjadi preseden buruk dalam upaya menciptakan iklim berusaha fair, tetapi juga menghambat terjadinya persaingan usaha sehat. Selain itu, pemberian sanksi tegas akan menciptakan efek jera dan mencegah terulangnya kejadian serupa sama, dengan modus operandi yang berlainan. Sejak awal timbulnya wacana perubahan kode akses SLJJ, yang menjadi persoalan tidak hanya lamanya waktu dan besarnya biaya implemetasi, tetapi juga masalah kompensasi terminasi dini yang harus dibayar pemerintah. Bila dicermati, sejatinya pembayaran kompensasi tersebut merupakan wujud niat baik pemerintah-dalam rangka mengurangi beban Telkom yang harus berbagi pasar dengan operator lain-dan karenanya tidak pantas dijadikan alibi penundaan kode akses SLJJ. Dalam arti, berapa pun besaran kompensasi yang diberikan pemerintah, Telkom seyogyanya menerima dengan lapang dada. Alasannya, selain Telkom gagal memenuhi kebutuhan telepon tetap (fixed line) di Tanah Air, juga sebagian besar penyediaan perangkat maupun pembangunan jaringan yang diminta Telkom diganti rugi (misalnya, sentral-sentral lokal yang berusia tua), pendanaanya masih dibiayai pemerintah
[Warnet2000] Masih Disuspensi, Kopitime Ingin Akuisisi
Masih Disuspensi, Kopitime Ingin Akuisisi Jakarta, Kompas - PT Kopitime Dot Com, yang selama dua tahun terakhir ini sahamnya dihentikan sementara perdagangan (suspensi) oleh Bursa Efek Jakarta, berencana mengakuisisi PT Cipta Intrasarana Intitama. Kopitime berencana ingin mengakuisisi 51 persen saham CII yang akan menjadi penopang bisnis barunya, yaitu infrastruktur, layanan rekayasa (engineering service) pembuatan peralatan khusus (special vehicle manufacture) dan stasiun penerima transmisi (base tranceiver station-BTS), dan jalan tol. Kopitime tengah menantikan investor baru yang akan menginjeksi modal sekaligus mendanai akuisisi ini. Realisasi pengalihan saham belum efektif karena masih menunggu pencabutan suspensi sahamnya. "Realisasi pengalihan saham belum efektif karena menunggu saham Kopi dicabut suspensinya oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ). Kalau suspensinya belum dicabut, sulit untuk melakukan penilaian harga. Kami harap BEJ segera mencabut suspensi saham kami karena kami telah membuat penjelasan dan proyeksi," kata Direktur Utama Kopitime Indrajaya Putra Januar di Jakarta, Senin (10/1). Menanggapi keinginan agar suspensi dicabut, Direktur Utama BEJ Erry Firmansyah mengatakan akan mempelajari dahulu hasil paparan Kopitime. "Untuk pencabutan suspensi ada beberapa tahapan, misalnya apakah denda Rp 150 juta sudah dibayar atau belum, kemudian rencana kerja juga harus lebih rinci lagi. Di sini ada dua masalah yang berbeda, masalah mau melanjutkan usaha dan masalah akuisisi perusahaan," kata Erry. Kopitime telah melakukan perjanjian awal untuk penjualan saham pendiri sebesar 67,99 persen dan telah mendapat persetujuan pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 15 Desember 2004. Sedangkan calon investor yang akan masuk adalah dua investor asing, yaitu Batavia Investment Ltd yang akan membeli 10 persen dan Blackbird Ltd 19 persen. Dua investor lainnya adalah investor lokal, yaitu R Reina sebesar 19 persen dan Hannivan Koelit sebesar 19 persen. Perjanjian awal akuisisi Cipta Intrasarana Intitama (CII) telah dilakukan 23 Desember 2004. Saham CII 95 persen dimiliki PT Intrasarana Tatautama dan tidak terafiliasi dengan Kopitime. Ekuitas CII diperkirakan sebesar Rp 22 miliar. Menurut Indrajaya, nilai pembelian 51 persen saham CII belum diputuskan. Kemungkinan Rp 10-20 miliar. Untuk pembiayaan akuisisi itu, empat investor baru yang akan masuk, menurut Indrajaya, akan memberikan dana pinjaman. Sepanjang tahun 2003 dan 2004 saham Kopitime sama sekali mencatat rugi bersih masing-masing Rp 2,314 juta dan Rp 13,354 juta. Kopitime disuspensi BEJ sejak tahun 2003 karena ketidakjelasan kelangsungan hidup perusahaan dengan harga saham terakhir Rp 5, sedangkan harga penawaran perdana Rp 250 per saham. (joe) Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/